Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung Bagian 11
ie Lan Kong. Dia menjadi termenung, "entah ini bagaimana baiknya,
pergi ketelaga Thay ow kah" ataukah langsung menuju
keistana chie Lan Kong"
Setelah berpikir sedang ia mengangkat mata keempat
penjuru, mendadak dia mend engar suara tertawa yang
sangat kalap. hatinya terasa sangat terkejut, dengan tergesa-gesa ia menoleh memandang seora ng tua yang rambutnya
terurai panjang, kakinya telanjang dan pada tangannya,
mencekal sebatang pedang berlari dengan Cepatnya dari atas
bukit kecil itu.
Boen ching tidak mengetahui siapakah orang itu, tampak
orang tua itu begitu lari sampai dihadapan Boen ching segera mengangkat pedangnya dan disabetkan ketubuhnya, Boen
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
ching dengan cepat menyingkir ke samping, dalam hatinya
terasa sangat terkejut, tenaga dalam yang dimiliki orang tua itu tidaklah berada dibawah Seh TU Hoa, entah kerena apa dia telah mengangkat pedangnya dan menyerang kearah nya,
padahal dirinya tidak mengenalnya sama sekali dengan dia.
orang tua itu nampak tusukkan pedangnya tidak mencapai
pada sasarannya, sambil tertawa kalap sekali lagi ia menusuk kearah Boen ching, sedang pada mulutnya teriaknya.
"Kalian semuanya selalu mengatakan kepandaian yang
dimiliki oleh Thian Jan Shu nomor wahid didalam dunia
kangouw, tetapi kalian semua seorangpun tidak mengetahui
bahwa kepandaian yang dimilikinya itu seluruhnya berasal dari aku orang tua yang mewarisinya."
Boen cning menjadi sangat terkejut dengan tergera-gesa
dia menyingkir kesamping, dia tidak mengetahui siapakah
orang itu sebenarnya, kepandaian yang dimiliki Thian Jan Shu selamanya dikatakan orang sebagai ilmu sakti yang tanpa
tandingan, tetapi juga tidak seorangpun yang mengetahui
siapakah sebenarnya suhunya yang mewarisi ilmu silat yang
demikian tingginya itu.
orang tua itu berturut-turut melancarkan beberapa kali
serangan, Boen ching yang nampak orang itu agak kegila-
gilaan, sedangkan jurus-jurus pedang tidak karuan sama
sekali, tetapi jika dipandang olehnya agaknya sangat dikenal sekali.
Mendadak hatinya menjadi tergetar, didalam ilmu "Ngo
Heng Kiam Hoat" dia pernah melihat jurus-jurus ilmu pedang tersebut, apakah dapat dikata dia adalah Jie Supeknya Lie
Hwee Yu She, Lam Kong Hun"
Tubuhnya dengan cepat mUndur ke belakang dan
teriaknya. "Tahan" Apa kau adalah Lam Kong supek?"
orang tua yang gila itu agaknya merasa terkejut, mendadak
menjadi tenang kembali, sedang pada mulutnya kemak kemik.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Lam Kong supek" Siapa yang memanggil Lam Kong
supek?"."
Boen ching yang nampak orang tua gila itu berbuat
demikian, hatinya terasa berdesir, dalam hati pikirnya,
"kiranya tidak salah lagi, orang ini tentunya adalah Lie Hwee Yu she, Lam Kong Hun, tetapi entah karena apa ia menjadi
gila, suhunya dan para supeknya telah berpisah hampir
mendekati dua puluh tahun lamanya, sedang Seh TU Hoa pun
telah menjadi sesat, Lam Kong Hun pun menjadi gila, dalam
hatinya tanpa terasa menjadi merasa sedikit keCewa.
Setelah termenung sejenak kemudian ujarnya.
"Benar engkau bernama Lam Kong Hun" Lam Kong Hun . .
." Lam Kong Hun dengan termangu-mangu berdiri mematung
disana, sedang pada mulutnya tetap berkemak kemik,
ujarnya. "Lam Kong IHun" Lam Kong IHun?"?" sehabis berkata ia tertawa terbahak-bahak dan lanjutnya.
"Aku adalah suhengnya Thian Jan Shu, Seluruh kepandaian yang dimilikinya itu adalah aku yang mewariskan kepadanya,
jika kau ingin belajar ilmu silat yang seperti kepandaian dari Thian Jan Shu, haruslah kau mengangkat aku sebagai suhu
terlebih dahulu."
Boen ching dengan keCewa menundukkan kepalanya
rendah-rendah, untuk sesaat tidak mengucapkan sepatah
katapunjua. Terdengar Lam Kong Hun mendengus, dengan gusar
ujarnya. "Bagaimana", kau ternyata demikian beraninya tidak
mengangkat aku sebagai suhumu", apakah dapat dikata kau
tidak takut kepadaku?""
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sambil berkata tangannya yang mencekal pedang itu
digerak-gerakkan- Boen ching mengangkat kepalanya, sedang
diam-diam dia berpikir.
"Lam Kong IHun adalah supekku sendiri, dia dapat gila
hingga menjadi demikian, itu pasti ada sebabnya, aku tidaklah tidak mengurusi urusan ini, bahkah Ngo Heng Kiam Tin yang
telah menggetarkan seluruh dunia kangouw itu pasti harus
dapat dikerahkan pula". Setelah termenung sejenak kemudian ujarnya.
"Baiklah aku akan meugangkat kau sebagai suhuku"
Lam Kong Hun memandang kearah Boen ching dengan
tajam, bagaikan baginya terasa diluar dugaan, sejenak
kemudian dengan tertawa mengejek ujarnya. "Kiranya tidak mempunyai semangat sedikitpun jua" sepasang alis Boen
ching menjadi berkerut, sedang dalam hati pikirnya.
"Bagaimanakah sebenarnya, tadi dia masih memaksa
dirinya untuk diangkat sebagai anak murid nya. bagaimana
dalam waktu sekejap telah berubah menjadi sedemikian rupa"
Hatinya segera bergerak pikirnya mungkin hal ini bukanlah
hasil pemikirannya, dirinya jika ingin mendapatkan kabar
berita mengenai sebab-sebab hingga Lam Kong IHun menjadi
gila, pastilah harus menuruti segala pemikiran diingininya.
Setelah berpikir demikian, ia dengan suara dingin
mendengus, dan ujarnya.
"Jangan dikata aku telah memiliki ilmu kepandaian silat sedikitpun juga tidak mungkin aku mau mengangkat kau
sebagai suhuku"
Wajah Lam Kong Hun berubah menjadi dinugin, setelah
tertawa dingin sahutnya.
"Sungguhkah?" Engkau mengira kalau tidak mau
mendengar perkataan yang aku ucapkan lalu dapat enak-
enakankah" Tahukah Thian Jan Shu itu seluruhnya adalah aku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
yang mengajarkan, asalkan kau dapat mempelajari
kepandaian sedikit saja telah dapat menjagoi seluruh Bu lim."
Boen Ching setelah berpikir sejenak kemudian sahutnya.
"sekalipun demikian engkau mengapa harus memaksa
untuk mewariskan kepadaku", jika kau memiliki kepandaian
silat yang demikian tingginya mengapa tidak kau pergunakan
sendiri?"?"
Lam Kong Hun yang mendengar perkataan ini menjadi
termenung, sedang mulutnya berkemak kemik entah
mengatakan apa, suaranya sangat kacau sekali, sekalipun
Boen ching telah memusatkan seluruh perhatiannya untuk
mendengarkan apa yang sedang diucapkan oleh Lam Kong
Hun itu. Lam Kong Hun setelah mengucapkan beberapa kata itu,
kemudian menggelengkan kepalanya dan tertawa terbahak-
bahak, pedang panjang yang berada ditangannya itu
disabetkan dua kali ditengah udara kemudian balikkan
tubuhnya dan lari pergi.
Boen ching menjadi tertegun, ia tahu bahwa pasti karena
jawaban yang diberikan olehnya itu tidak sesuai, dengan
tergesa-gesa ia lari mengejar, sedang mulutnya berteriak.
"Kau mempunyai kepandaian silat apa?""
Lam Kong Hun hanya tertawa terbahak-bahak tak
menjawab, dan tetap lari kearah depan.
Boen ching tidak mau melepaskan begitu saja, tubuhnya
segera bergerak mengejar, Ginkang dari Ie Bok Tocu adalah
menjagoi seluruh bulim, sedang tenaga dalam yang dimiliki
Boen ching sekarang ini sangat tinggi sekali bahkan melebihi Ie Bok Tocu sendiri.
Pada saat ini begitu ilmu meringankan tubuhnya
dikerahkan, sedang Lam Kong Hun pun dalam keadaan tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
beres ingatannya, sehingga Boen ching dapat mengejar
disamping orang tua itu.
Terhadap Boen ching yang mengejar hingga disampingnya
itu, Lam Kong hun bagaikan tidak merasakan sama sekali, dia sambil mengobat-abitkan pedangnya sambil lari kearah depan, setelah berputar dijalanan yang sempit itu, tak lama kemudian sampailah dibawah suatu pohon yang sangat besar.
Lam Kong Hun tertawa besar, tubuhnya berkelebat dan
menubruk kearah pohon besar itu, pedang panjangnya
berturut-turut menusuk beberapa kali, membuat tubuh pohon
yang besar itu tertusuk hingga berpuluh-puluh lubang besar.
Boen ching yang nampak pada tubuh pohon besar itu
terdapat berpuluh-puluh lubang tusukan yang besar, pula
beberapa bekas sabetan pedang, dalam hatinya terasa agak
terkejut, pada waktu itu kekuatan tenaga dalam yang dimiliki oleh Seh TU Hoa, sedang jika dilihat sekarang ini didalam hal kegesitan dan kehebatan dalam permainan ilmu pedang Lam
Kong Hun jauh melebihi Seh Tu Hoa, sedang kepandaian Seh
Tu Hoa dapat demikian lihaynya adalah berkat ilmu Thay
Thien Kloe Sih yang sangat aneh gerakannya dan ilmu pukulan Koen Yuen ciang Hoat nya.
Lam Kong Hun tertawa besar, tubuhnya bagaikan terbang
Cepatnya mengitari pohon besar itu sambil melancarkan
serangan, sedang pada mulutnya teriaknya :
"Siapa yang mau belajar dari kau, jika kepandaian yang kau miliki itu sangat tinggi mengapa dapat dirantai oleh orang lain dengan besi yang demikian besarnya?"
Dalam hati Boen ching merasa terkejut, mendadak dari
sebelah kiri dari pohon tersebut terdengar suara tertawa yang sangat aneh sekali, Boen ching tak mengetahui siapakah
orang yang tertawa itu tapi dalam hatinya dia menduga bahwa pastilah orang inilah yang membuat Lam Kong IHun menjadi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
tidak beres ingatannya, dengan cepat ia bersembunyi
dibelakang sebuah pohon besar didekatnya.
Seorang kakektua yang sangat kurus dan berambut
panjang berjalan mendatang, Boen ching nampak pada
punggung kakektua itu membawa seutas rantai yang sangat
besar, dia tahu orang yang disebut Lam Kong Hun tadi.
Lam Kong Hun terhadap orang yang sangat aneh ini
bagaikan tak melihatnya sama sekali, dia masih tetap tertawa ter-bahak2 sedang tubuhnya bagaikan terbang cepatnya
menyerang ketubuh pohon yang besar itu.
Terdengar orang aneh itu tertawa dingin, dengan perlahan
ucapnya. "Bagaimana" engkau masih tak mau menyerah,?" Sekalipun waktu dia bicara sangat perlahan sekali, tapi setiap kata dan setiap kalimat yang di ucapkan itu mengandung tenaga dalam
yang dapat dilihat jauh melebihi orang biasa,
Boen ching pernah melihat Kong Ku waktu ketawa besar
telah membuat gentar batang pohon hingga berbunyi
gemerisik, tapi orang aneh yang berada dihadapannya itu
telah dapat membuat daun dan bunga2 menjadi bergetar tak
henti2nya. Tubuh Lam Kong Hun segera berhenti bergerak. setelah
menghembus napas dengan keras teriaknya.
"Siapa yang mau menyerah padamu, sedang rantai besar
yang ada ditubuhmupun itu tak sanggup untuk
melepaskannya masih ingin menerima aku sebagai muridmu?"
orang aneh itu dengan dingin tertawa panjang, untuk
sejenak ia menutup sepasang matanya, sedang pada
mututnya berkata. "Thian Boen Thay cing Siauw Hu. . ."
pada wajah Lam Kong Hun tampak rasa yang sangat
terkejut dan ngeri, setelah lewat beberapa waktu ia baru
menghembus napas lega dan ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Aku tak takut padamu yang tetap tak takut padamu, lalu kau dapat berbuat bagaimana"
Sehabis berkata ia menggerakkan pedang panjang yang
ada ditangannya itu.
Pada wajah orang aneh itu menampakkan perasaan yang
sangat kecewa sekali sahutnya.
"Selama sepuluh tahun ini aku hanya pernah berjumpa
dengan kau seorang yang memiliki tenaga dalam yang
demikian tingginya, hanya kaulah seorang yang dapat
membantu aku melepaskan diri dari belenggu,jika kau
membantu aku membebaskan diri pastilah terhadapmu
mempunyai kebaikan"
Lam Kong Hun tertawa besar, tubuhnya melayang dan
menyabetkan pedangnya kesebuah pohon besar itu.
orang aneh itu dengan dingin mendengus, terdengar suara
yang sangat perlahan sekali tubuhnya bersama ramai yang
besar, itu telah menubruk ketubuh Lam Kong Hun, Boen ching
yang nampak hal ini dalam hatinya merasa sangat terkejut
sedang Lam Kong Hun diantara suara tertawa besarnya ia
balikkan tubuhnya menusuk ketubuh lawannya.
orang aneh itu setelah berhasil menghindar tusukan
pedang itu, ujarnya dengan nada yang keras.
"Kau ternyata berani melawan aku, jurus- jurus silatmu itu seluruhnya aku telah mengetahuinya dengan jelas, aku
menasehatkan padamu lebih baik kau melepaskan pedangmu
saja " Lam Kong Hun tidak memperdulikan padanya, pedang
panjangnya sekali lagi menusuk kearah orang aneh itu
sekalipun pada tulang iga orang aneh tersebut telah dirantai, tetapi kegesitan dan kecepatan bergeraknya sangat
mengejutkan sekali, tampak dia mendatarkan tubuhnya sambil
melancarkan tusukan dengan jari tangannya, maka pedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
panjang ditangan Lam Kong Hun menjadi miring kesamping,
sedang tangannya meneruskan serangan mencekal jalan
darah dibelakang punggung Lam Kong Hun.
Jalan darah Lam Kong Hun yang kena dicekal membuat
seluruh tubuhnya menjadi menggigil, dia menjadi kendor dan
terjatuh keatas tanah.
orang aneh itu meletakkan tubuh Lam Kong Hun keatas
tanah, dengan dingin ia tertawa serta ujarnya.
"Kau mau tidak membantu aku untuk melepaskan diriku ?"
Begitu jalan darah Lam Kong Hun dibebaskan ia tertawa
besar lagi tak henti-hentinya. orang aneh itu dengan dingin mendengus, ia telah termenung sesaat kemudian ujarnya.
"Sudah hampir satu bulan lamanya engkau masih tetap
demikian, mungkin memangnya telah menjadi gila benar-
benar. Sehabis berkata dia dengan dingin mendengus lagi, Boen
ching yang bersembunyi dibelakang pohon nampak waktu
orang aneh itu mendengus pada sepasang matanya
menampilkan napsu untuk membunuh tanpa terasa membuat
dia menjadi terperanjat, entah, orang aneh itu akan berbuat apa.
Terdengar orang aneh itu berkata padalam Kong Hun-
"Kau janganlah berpura-pura menjadi gila, kau harus
mengetahui, jikalau kau memangnya benar-benar telah
menjadi orang gila aku juga tidak mungkinakan melepaskan
dirimu, terpaksa aku harus membunuh mati kau."
Lam Kong Hun masih tetap tertawa besar tiada henti-
hentinya. orang aneh itu sekali lagi mendengus, Boen ching menjadi
terperanjat, ia tahu bahwa orang aneh itu segera akan
menurunkan tangan jahat terhadap Lam Kong Hun. pada saat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
ini kalau tidak munculkan diripun tidak mungkin bisa terjadi, dengan Cepat dia gerakkan tubuhnya dan berdiri didepan
pohon besar itu.
orang aneh itu nampak munculnya Boen ching ditempat itu
menjadi sangat terkejut, dengan tangan sebelah dia
mencengkeram tubuh Lam Kong Hun, sedang tubuhnya
dengan tergesa-gesa mundur satu kaki lebih kebelakang.
Dalam hati Boen ching menjadi bergerak ia tertawa tawar,
dengan perlahan mencabut keluar pedang Ie Bok Kiamnya,
ketika tangan kanannya digetarkan, Ie Bok Kiam telah lepas
dari cekalan tangan kanannya dengan menggunakan jurus
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang sangat lihay dari ilmu "ie Bok Kiam Hoat" Ie Bok Kiamnya berputar setengah lingkaran ditengah udara membuat pohon
yang besar patah menjadi dua bagian, sedang pedangnya
dengan disertai suara yang sangat pertahan melayang kembali ketangan Boen ching.
jurus ini adalah jurus "Kiam Hwee Thian con" dari ilmu pedang "Ie Bok Kiam Hoat, Kiam Hwe Thian con" ini jika tidak dilepaskan dari tangan merupakan jurus serangan untuk
menolong diri sendiri, sedang apabila pedang itu dilepaskan dari tangan kehebatannya jauh lebih lihay.
orang aneh itu nampak Boen ching memperlihatkan
kepandaian yang sangat aneh dan lihay ini, menjadi berdiri
termangu2 disana.
Boen ching sambil tertawa memasukkan pedangnya
kedalam sarung, kepada orang aneh itu ujarnya:
"coba kau lihat tenaga dalamku ini apakah dapat
menolongmu untuk melepaskan diri dari bahaya ?"
Setelah berkata dengan tanpa terasa dia menyapu Lam
Kong Hun sekejap.
orang aneh itu dengan dingin memandang Boen ching dia
tidak mengetahui Boen ching karena urusan apa datang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
ketempat ini, setelah termenung gejenak kemudian tanyanya.
"Engkau menginginkan apa?" Boen ching tertawa tawar sahutnya. "Aku tidak menginginkan segala sesuatu"
orang aneh itu dengan dingin mendengus dia nampak Boen
ching munculkan diri dihadapannya tentu sangat
menguntungkan tetapi Boen ching mengatakan tidak
menghendaki segala sesuatu, dia tidak berani
memperCayainya, sebaliknya malah menaruh perasaan
Curiganya terhadap Boen ching.
Dia bertindak maju delapan langkah, Boen ching sambil
tersenyum, ujarnya.
"Tunggu kaujangan berjalan mendekat, jika aku berhasil kau Cekal, halakan tindakan terlalu baik "
orang aneh itu dengan dingin mendengus, ujarnya.
Kau kalau memangnya tlah menyetujui menolong aku
keluar dari kesusahan dengan tanpa syarat apapun, tetapi
mengapa demikian takut kepadaku?" Engkau sebenarnya
disebabkan karena apa"-" ?"
Boen ching dengan tindak sewajarnya tertawa setelah
memandang kekanan dan kekiri sejenak kemudian ujarnya.
"Aku hanya merasa sangat heran, aku dengar kepandaian
silat yang dimiliki Thian Jan shu, itu adalah semuanya yang kau ajarkan kalau memang begitu siapakah yang dapat
merantai kau disini?"
orang aneh itu mendengus, dengan nada yang gusar,
ujarnya. "Jika kau menghendaki cepatlah menolong ku lolos dari
kesukaran tak usah banyak bicara lagi!"
Boen ching tertawa tawar sahutnya.
"Kalau memangnya begitu selamat tinggal "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sehabis berkata dia lalu membalikan tubuhnya dan berjalan
pergi. orang aneh itu nampak Boen ching hendak pergi, dengan
keras teriaknya.
Boen ching balikkan tubuhnya sambil tersenyum, dengan
seenaknya tanyanya..
"Masih ada urusan apakah" ?"
orang aneh itu mendengus, setelah termenung sejenak
baru ujarnya.. "Engkau apa pasti ingin menanyakan soal itu kepadaku "-"
?" Boen ching melirik sejenak ke arah Lam Kong Hun, sambil
tertawa ujarnya.
"Aku memangnya ingin membantu kau meloloskan diri,
sudah seharusnya aku tahu siapakah kau sebenarnya, dan
karena urusan apakah hingga terkurung ditempat ini?"
orang itu menjadi termenung, sedang sepasang matanya
memandang tajam kearah Boen ching, sejenak kemudian
ujarnya. "Kau anak murid siapa ?"
Sambil tertawa sahut Boen ching.
"Sekarang ini adalah aku datang untuk menolong kau,
sudah seharusnya kau tak usah banyak bertanya."
orang aneh itu tertawa dingin, ujarnya:
"Baik kau sungguh sangat lihay sekali. tetapi telah aku mengatakan siapakah aku sebenarnya, aku kira kau tak berani datang menolong diriku ?" Boen ching mengerutkan alisnya, sahutnya.
"Perkataanmu sungguh keterlaluan, aku kira walaupun kau telah menyebutkan namamu aku juga belum pernah
mendengarnya." orang aneh itu tertawa dingin, ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Kalau memangnya demikian, memberi-tahukan kepadamu
tak ada halangannya, aku bersama San Kwan Yu "
Boen ching menjadi termangu-mangu, sungguh tak
disangka iblis dari daerah Selatan yang telah lama dilupakan oleh orang-orang Bulim ternyata telah muncul kembali
ditempat ini, sekalipun nama San Kwan Yu tak terlalu terkenal, tetapi waktu itu untuk pertama kalinya berkelana didaerah
Tionggoan sekaligus membinasakan ratusan jago- jago Bulim
telah menggetarkan seluruh dunia kangouw, sedang sejak itu
pula jejaknya menjadi tak jelas, walaupun keturunan dari
jago-jago Bulim yang telah dibinasakan itu selalu mencarinya tetapi tetap tak dapat mencari jejaknya. Dia menjadi
termangu-mangu kemudian sambil tertawa tawar ujarnya.
"Kukira pada saat ini didalam Bulim sudah jarang sekali orang yang masih ingat akan nama Sang Kwan Yu lagi" "
Sang Kwan Yu tertawa dingin, ujarnya.
"Jika didengar dari perkataanmu, aku kira kau juga tak mengenal akan aku Sang KwanYu" Sahut Boen ching dengan tawar.
Sang Kwan Yu berturut-turut membunuh mati ratusan jago-
jago Bulim, mengenai urusan ini sih aku pernah
mendengarnya."
Sang Kwan Yu dengan dingin tertawa panjang, sejenak
kemudian ujarnya.
"Kiranya kau hanya mengetahui tentang urusan itu, tetapi jika orang-orang yang benar2 mengetahui tentang diriku
seharusnyalah mengetahui tentang peristiwa aku membasmi
cing Jen dan chiong Lay dua partai".
Sepasang alis Boen ching menjadi berkerut,pada waktu itu
pengaruh dari partai cing Jen dan chiong Lay tidaklah di
bawah pengaruh dari tujuh partai besar, setiap partai
mempunyai anak murid sampai ribuan jumlahnya, sekali pun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
dia belum pernah mendengar tentang peristiwa ini tetapi
cukup dengan mendengar perkataan yang diucapkan oleh
Sang Kwan Yu sendiri, bahkan waktu berbicara seperti tidak
pernah terjadi hal tersebut, sudah cukup membuat hatinya
terasa berdesir dan ngeri.
Sang Kwan Yu tertawa dingin, tubuhnya berkelebat
bagaikan kilat Cepatnya menubruk kearah Boen ching.
Boen ching menjadi sangat terperanjat, tubuhnya dipaksa
mundur dua kaki lebih, Sang Kwan Yu dengan dingin
mendengus, ia mundur kembali ketempat asal, kepada Boen
ching ujarnya. "Kau beranikah menolong aku ?"".
Boen ching tidak menyangka kalau Sang- Kwan Yu datang
melanjutkan serangan mendadak, jika bukannya dia selalu
waspada, bukankah pada saat ini telah terjatuh di tangan
Sang Kwan Yu ?" berpikir sampai dismi, tanpa terasa
tubuhnya telah penuh dengan keringat dingin-
Setelah lewat beberapa waktu dia baru menyambut dengan
nada yang berat. Sang Kwan Yu tertawa dingin. ujarnya.
"Aku juga tidak perCaya kalau engkau mau menolong aku
dengan tanpa meminta apa- apa, bagaimana kalau aku
menurunkan serangkaian ilmu silat kepadamu sebagai balas
jasa kau menolong aku"-" ".
Tujuan dari Boen ching yang sebenarnya adalah ingin
menolong Lam Kong Hun saja, tetapi pada saat Boen ching
munculkan diri, Sang Kwan Yu telah berhasil menotok jalan
darah dari Lam Kong Hun, sehingga memaksa Boen ching
tidak dapat turun tangan untuk menolong.
Sambil tertawa kemudian ujarnya
"Boleh sih boleh, tetapi kau masih belum mengatakan
siapakah yang merantai dirimu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sang Kwan Yu dengan dingin mendengus, setelah
memperhatikan sejenak seluruh tubuh Boen ching, dia dapat
merasakan bahwa Boen ching agaknya terhadap urusan dia
akan mewariskan serangkaian ilmu silat kepadanya itu tidaklah terlalu memperhatikan, dia mulai mencurigai kalau Boen ching mempunyai lain tujuan- Dengan tawar ujarnya.
"Adalah Thian Jan Shu yang merantai aku".
Dalam hati Boen ching terasa bergetar, kemudian dengan
tertawa ujarnya.
"Itulah sangat aneh sekali, Thian Jan Shu mengapa mau
merantai dirimu, jika menurut adatnya, dia tidaklah mungkin mau membuang demikian banyak waktu hanya untuk
merantai kau"
Sang Kwan Yu memandang tajam kearah Boen ching dan
ujarnya. "Aku mempunyai serangkai ilmu silat untuk ditukarkan
dengan bantuanmu menolong aku lolos dari bahaya, menurut
kau bagaimana "-?"
Boen ching menganggukkan kepalanya.
Mendadak dia sadar bahwa Sang Kwan Yu telah mencurigai
dirinya, dengan tawar ujarnya.
"Baik sih baik saja, tetapi aku harus mengetahui terlebih dahulu ilmu silat apakah yang akan kau wariskan kepadaku ".
Dengan dingin sahut Sang Kwan Yu:
"Setelah kau melepaskan diriku sudah tentu aku akan
memberitahukannya kepadamu " Boen ching setelah
termenung sejenak. baru ujarnya.
"Harus berbuat bagaimana, untuk melepaskan dirimu"-" " .
Ujar Sang Kwan Yu kemudian-
Sehabis berkata dia balikkan tubuhnya dan berjalan, tetapi
ketika dia melirik kesamping, nampak Lam Kong Hun masih
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
terlentang disampingnya, dengan perlahan dia mendengus,
sekarang ini Lam Kong Hun terhadapnya sudah tidak berguna
sama sekali, dia berpikirpun tidak, tangan kanannya diangkat, dan akan memukul binasa Lam Kong Hun.
Boen ching yang nampak hal ini menjadi terkejut, dengan
cemas ujarnya dengan nada yang keras . "Tahan - - "
Sang Kwan YuBegeta menarik kembali hawa pukulannya,
setelah termenung sejenak, kemudian balikkan tubuhnya
memperhatikan Boen ching dengan tajam, tak henti-hentinya
dia tertawa dingin, sedang dalam hatinya berpikir, kiranya dia datang kemari adalah karena Lam Kong Hun ini.
Boen ching nampak sikap Sang Kwan yu yang demikian itu,
dalam hatinya diam-diam merasa terkejut, sambil berpura-
pura bagaikan tak ada urusan sedikitpun ujarnya .
"Bagaimana aku dapat mengikuti kau pergi?""
Sang Kwan Yu setelah ragu-ragu sejenak, pikirnya
"Kiranya dia adalah takut setelah mengikuti aku lalu
ditangkap oleh aku ". Setelah memandang sejenak kearah Lam Kong Hun, kemudian ujarnya .
"Kau legakanlah hatimu, kalaupun aku telah menyetujuinya sudah tentu tidak akan menyesal lagi "
Boen ching nampak kecurigaan dari Sang-Kwan Yu telah
hilang, dia baru merasa berlega hati, sambil tertawa ujarnya.
"Kalau kau memangnya berkata demikian tapi bagaimana
aku dapat mempercayai omongan mu itu?""
sepasang mata Sang Kwan Yu memancarkan sinar yang
berkilat-kilat, kemudian ujarnya. Sambil tersenyum sahut Boen ching:
"Hal ini adalah urusanmu sendiri, kau ingin aku
membantumu, sudah tentu urusan ini kau harus memikirkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
sesuatu cara untuk menyelesaikan hal ini." Sambil berkata tanpa sadar matanya, melirik sejenak kearah Lam Kong Hun.
Lirikannya ini sekalipun secara tak sengaja, tapi sejak tadi Sang Kwan Yu memangnya telah menaruh rasa curiga. tapi
ketika dia memandang sekali lagi terlihat Boen ching bagaikan tak tertarik akan urusan ini dalam hatinya timbul lagi perasaan curiga terhadap Boen ching mungkinkah dia datang kemari
adalah karena urusan Lam Kong Hun.
Pikirannya segera berputar, teringat olehnya ketika saat
Boen ching munculkan dirinya adalah pada saat dia akan
membereskan Lam Kong Hun, didunia ini urusan yang
demikian tepatnya adalah tak mungkin demikian banyaknya.
Berpikir sampai disitu, dia tertawa dingin.
"Aku mempunyai suatu cara yang sangat bagus," sambil berkata dia memandang sekejap kearah Lam Kong Hung dan
terusnya. "orang ini aku berikan kepadamu, kau bolehkah berlega
hati." Dalam hati Boen ching menjadi bergerak. dengan nada
yang Cepat ujarnya.
"Janganlah bergurau, aku meminta dia apa gunanya,
bukankah tadi kau masih ingin membinasakan dia dibawah
tanganmu ?"?" Dengan dingin Sang Kwan Yu.
"Tapi kau telah mencegahnya, bahkan sebanyak dua kali
kau mencegahku untuk membunuhnya..,"
Boen ching tertawa tawar, ujarnya.
"Mungkin karena kau terlalu bercuriga terhadap aku."
Sang Kwan Yu dengan dingin tertawa panjang ujarnya.
"Apa boleh dikata kau datang kemari bukannya karena dia
?"?""
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sambil berkata dia tertawa dingin dia memandang tajam
kearah Boen ching, pada saat ini dia sudah dapat memastikan maksud kedatangan Boen ching ke tempat itu. Boen ching
menjadi tertegun, ujarnya,
"Kau tak usah ber-pura2 lagi, jika kau berpura-pura sekali lagi segera aku akan membunuh mati dia, aku mau melihat
kau bersiap akan berbuat bagaimana." Boen ching diam tak menjawab, sasaat kemudian katanya.
"Untuk mengatakan yang sebenarnya juga tidaklah
mengapa, dia adalah Supekku, aku datang kemari
memangnya bertujuan untuk menolong dia." Sahut Seng
Kwan Yu dengan nada yang dingin-
"Bagus kalau memangnya demikian, supekmu kini telah
berada ditanganku, seharusnyalah kau turun tangan untuk
menolongnya, kalau tidak nyawa dari supekmu ini aku takkan
tanggung lagi."
Boen ching sambil membalikkan tubuhnya, ujarnya.
"supekku itu kutitipkan padamu untuk menjaganya, kini aku berangkat terlebih dahulu." Seusai berkata ia bersiap untuk meninggalkan tempat itu. Sang Kwan Yu dengan nada keras,
bentaknya: "Jangan pergi,jika kau berani bertindak selangkah lagi, aku segera akan membunuh mati supekmu Lam Kong Hun ini
dibawah telapakku."
Pada saat dia mengucapkan kata-kata itu suaranya sangat
keras dan sungguh2, Boen ching terpaksa menghentikan
langkahnya, ketika dia memandang sejenak nampak tangan
kanan Sang Kwan Yu telah diangkat keatas, jika
seumpamanya tangan itu diturunkan dengan mudah telah
dapat membinasakan Lam Kong Hun.
Boen ching yang membalikkan tubuhnya nampak keadaan
yang demikian itu, dalam hatinya sekalipun merasa terkejut,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
tetapi tetap pada wajahnya bersikap tenang, sambil tertawa
ujarnya. "Apa kau ingin menggunakan tindakan demikian untuk
memaksaku ?"" Sang Kwan Yu tertawa dingin, sahutnya.
"Sejak aku dikurung selama puluhan tahun baru ini hari mendapatkan kesempatan yang benar-benar untuk
meloloskan diri, tidak mungkin aku akan melepaskan dirimu
dengan mudah."
Dengan tawar ujar Boen ching lagi.
"Kau menghendaki akupun terjatuh ketanganmu, aku kira
kau tak mungkin dapat melaksanakannya "
Sang Kwan Yu tertawa dingin, sahutnya.
"Pada waktu kau datang tadi kau ber-pura2 sungguh
sangat mirip sekali, hampir saja aku dapat kau kelabui,
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
engkau tidak menginginan terjatuh ketanganku, tetapi engkau pergi dari sini, kau haruslah tahu bahwa saat ini Supekmu Lam Kong Hun telah terjatuh ketanganku."
oooXooo BOEN CHING termenung dan berpikir keras dia tahu
sekarang ini untuk meloloskan diri sangat sukar sekali. Nyawa dari Lam Kong Hun semuanya tergantung ditangannya, dia
tidaklah mungkin untuk meninggalkan hal tersebut dengan
seenaknya, berpikir begitu tanpa terasa ia menghela napas
dengan perlahan-
Sekarang sinar mata dari Sang Kwan Yu terus berputar dan
tertawa dingin tak henti2
-ooo0dw0ooo- BOEN CHING nampak Sang Kwan Yu demikian mendesak
dirinya, dengan perlahan-lahan dia tertawa, ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Tetapi diantara kita berdua harus mempunyai suatu
penyelesaian, bukankah begitu?" Sang Kwan Yu dengan dingin tertawa panjang, ujarnya^
"Hanya engkau harus melepaskan diriku, selain itu tak ada cara-cara lainnya lagi."
Boen ching tertawa tawar, dengan perlahan dia mencabut
pedang panjangnya dan dikebutkan kesebelah kanannya
sambil katanya.
"Tetapi aku kira jika kita selesaikan dengan cara mengadu kepandaian, bukankah itu sangat cocok sekali "."
Pada sinar mata Sang Kwan Yu terlihat menampilkan sinar
yang ragu-ragu, dengan sinar yang tidak percaya dia
memandang kearah Boen ching.
Boen ching dengan seenaknya menyapu sejenak keempat
penjuru dari tempat itu, dengan perlahan dia berjalan
mendekat kearah Sang- Kwan Yu.
Didalam hati sakalipun Sang Kwan Yu telah mengetahui
bahwa Boen ching bukanlah lawannya, tetapi diapun
mengetahui bahwa kepandaian yang dimiliki pemuda ini
tidaklah dapat dihadapi dengan mudah, dengan perlahan dia
meletakkan tubuh Lam Kong Hun diatas tanah dan tertawa
dingin tak henti-hentinya.
Dalam hati Boen ching diam2 membatin, pada tubuh Sang
Kwan Yu terdapat rantai yang sangat besar sekali, sudah pasti gerakannya tidaklah lincah, dirinya sekalipun tidak berhasil menolong dia juga tidak usah dikuatirkan tak dapat
meloloskan diri.
Dia maju mendesak satu langkah lagi, Sang Kwan-Yu
tertawa dingin, tubuhnya diantara suara bergeseknya rantai
besi, secepat kilat menubruk kearah Boen ching, sedang
kedua telapak tangannya menghantam kedada Boen ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
BOEN CHING sambil miringkan tubuhnya melancarkan
serangan, pedangnya menyerang ke jantung Sang Kwan Yu.
Sang Kwan Yu dengan dingin mendengus, ia disebut orang
sebagai iblis sakti dari daerah selatan, sudah tentu ada
sebabnya, tubuhnya berputar dan tahu2 telah berada
dibelakang tubuh Boen ching, dengan sikutnya dia menerjang
punggung Boen ching.
Boen ching yang diserang secara demikian itu hatinya
menjadi berdesir, dia tidak menyangka kalau gerakan tubuh
dari Sang Kwan Yu dapat demikian cepatnya, dengan cepat ia
dengan membelakangi musuh melancarkan serangan
tendangan kilat.
Sang Kwan Yu juga merasa sedikit diluar dugaan, dia tidak
menyangka kalau Boen ching dapat balas melancarkan
serangan dengan demikian cepatnya.
Tubuhnya segera bergerak mundur, sedang lima jari
tangan kanannya bergerak secepat kilat mencekal kaki kanan
Boen ching. Boen ching menjadi sangat terkejut, tetapi pengalaman dan
kesusahan yang dialami beberapa bulan ini telah membuat ia
tidak menjadi kalut waktu menghadapi bahaya, kaki kanannya
ditekuk kebawah menginjak pergelangan tangan Sang Kwan
Yu, salah satu jurus dari ilmu "Thay Thien Kioe Sih" yakni jurus "Shia Then Sang Gwat" telah dilancarkan pada saat tubuhnya berputar ditengah udara dia telah berhasil melempar pergi tubuh sang Kwan Yu, dengan demikian tubuh kedua
orang itu menjadi agak terpisah. Sang Kwan Yu setelah
berhasil berdiri tegak tanpa terasa menjadi tertegun disana.
Tubuh Boen ching pun berhasil mencapai di atas tanah
dengan selamat sedang hatinyapun merasa sangat berat
sekali, kaki kanannya segera terasa sangat sakit, kali ini jika bukannya gerakannya sangat cepat, sehingga pada saat Sang
Kwan Yu belum sempat mengerahkan tenaganya dia telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
berhasil menghidarkan diri, kalau tidak sekitarnya lima jari Sang Kwan Yu dirapatkan kaki kanannya bukankah telah
menjadi hancur berantakan, entah pada saat ini telah menjadi bagaimana.
Sepasang mata Sang Kwan Yu berkilat, keanehan dari
kepandaian silat yang dimiliki pemuda dihadapannya ini belum pernah dia menemuinya, tadi dia mengira bahwa pasti dia
dapat berhasil menangkapnya, tetapi sungguh tak disangka
pada saat yang sangat tepat sekali Boen ching dapat
meloloskan diri, bahkan melemparkan dirinya hingga sejanh
dua kaki lebih, tanpa terasa dia mulai memperhatikan
kepandaian dari Boen ching ini dan lebih berwaspada lagL
Boen ching setelah termenung sejenak pedang panjangnya
menyabet setengah lingkaran ditengah udara, kemudian
berjalan mendekati kearah Sang Kwan Yu, dia telah
mempunyai niat untuk menggunakan ilmu "Hong Loei Chiet Kiam utuk mengalahkan Sang Kwan Yu.
Hati Sang Kwan Yu pun terasa sangat berat. Sekalipun
pedang panjang yang berada ditangan kanan Boen ching
hanya dengan seenaknya menyabet setengah lingkaran
ditengah udara, tetapi sekali pandang saja ia telah
mengetahui kalau Boen ching hendak menggunakan ilmu
pedang yang disertai dengan tenaga dalam yang lihay untuk
bertempur melawan dia.
ilmu pedang sebenarnya juga merupakan suatu ilmu dari
limu silat, dia dengan tangan kosong ingin bertempur
melawan ilmu pedang yang disertai ilmu tenaga dalam yang
lihay sudah tentu tidak mungkin akan dapat mendapatkan
kemenangan, tetapi jika dikatakan akan melarikan diri ?" dia tidak mungkin akan mau melaksanakan niat itu.
Disaat pikirannya masih bergolak. tubuhnya telah
menubruk maju, bagaikan seekor burung rajawali raksasa
menyerang kearah Boen ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Pedang panjang Boen ching segera direndahkan kemudian
dipantulkan keatas jurus pertama dari ilmu "Hong Loei Chiet Kiam" yakni jurus "Hong Tong Loei Tong" atau angin santar petir menyambar telah dilancarkan. Ie Bok Kiamnya dengan
disertai sinar yang berkilauan dan disertai pula suara angin dan petir menyerang ketubuh Sang Kwan Yu dengan
dahsyatnya. Ketika Sang Kwan Yu mendengar suara angin dan petir
yaug dahsyat, hawa dari pedang Ie Bok Kiam itu telah
menyerang ke tubuhnya, dia merasa sangat terkejut sekali,
tubuhnya dengan cepat mundur kebelakang.
jurus pedang yang dikerahkan oleh Boen ching telah
dilancarkan, mana dia mau melepaskan Sang Kwan Yu dengan
demikian, bahwa pedangnya menyebar keseluruh penjuru,
sedang sinar pedang berkilauan sehingga menyilaukan mata,
mennerjang kearah Sang Kwan Yu.
Sang Kwan Yu merasa sangat terkejut bercampur gusar,
sungguh sangat tak disangka olehnya bahwa dirinya ternyata
berhasil didesak oleh seorang pemuda yang tidak dipandang
sebelah matapun olehnya itu, pikirannya segera bergerak
tubuhnya dengan keras berputar sedang rantai besi yang
berat itu melayang ketengah udara dan menyambut
datangnya serangannya pedang yang dilancarkan oleh Boen
ching. Gaya serangan Boen ching segera berubah suara
pedangnya yang bagaikan angin kencang danpetir menyambar
itu segera berubah menjadi angin keras yang keluar dari
lembah, melambung menyapu kearah Sang Kwan Yu.
Tangan kanan Sang Kwan Yu mencekal rantai besi yang
berat, nampak pedang Boen ching sekali lagi menyerang
kearahnya dengan dingin dia mendengus, tangan kanannya
sedikit digetarkan, rantai besi yang berat itu bagaikan ular yang cerdik melibat ketubuh Ie Bok Kiam ditangan kanan Boen ching..
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching tahu bahwa jika dia tidak cepat menarik
serangannya, pedangnya pasti tak dapat melawan rantai besi
yang berat itu, tetapi Sang Kwan Yupun akan terluka dibawah pedangnya.
Jago2 yang berkepandaian tinggi waktu bertanding hanya
terlambat setengah detik, pun mungkin akan mengalami
kekalahan- Begitu dia agak ragu2, rantai besi Sang Kwan Yu
yang berat itu telah makin mendekat. tidak menanti dia
berpikir panjang lagi, Sang Kwan Yu yang nampak pedang
Boen ching tidak mungkin dapat menghindarkan diri dari
libatan raatai besinya itu, tak hentinya dia tertawa dingin.
Dia tidak mengetahui bahwa ilmu pedang Boen ching yang
disertai oleh tenaga dalam yang lihay itu sangat besar sekali perubahannya dan sangat lihay akibatnya, sekalipun Boen
ching belum medapatkan inti sarinya tapi jika digabung kan
dengan tenaga dalam didalam tubuhnya sudahlah cukup untuk
mematahkan rantai besi"-"Miauw Thian Han Lien" itu.
Bahkan dengan ilmu pedang Boen ching ini, hanya dapat
menolong dia untuk mematahkan rantai besi itu, dan sampai
melukai dia. Tapi mendadak sepasang mata Boen ching berkilat,
gerakan pedangnya darisebelah kanan telah beputar
kesebelah kiri dan Ie Bok Kiamnya pun dari tangan kanan
Boen ching berputar ke tangan kirinya, dalam sekejap mata
saja suara angin dan petir menyambar lagi sedang gerakan
pedangnya menusuk keluar dari arah yong tidak pernah
diduga oleh Sang Kwan Yu, dengan menempel pada rantai
besi yang berat itu menusuk ke dada kiri Sang Kwan Yu.
Sang Kwan Yu merasa sangat terrkejut dia hanya
merasakan empat penjurunya diliputi oleh angin yang sangat
tajam membuat dia hampir2 tidak dapat bernapas dia
mengancangkan gigi dengan seluruh tenaga dalam yang
dimilikinya itu mengangkat rantai "Miauw Thian Han Lien-nya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
dan dipukulkan kearah kiri, sedang tubuhnya menghindar
kesebelan kanan.
Pedang Ie Bok Kiam yang berada ditangan Boen ching
segera bertemu dengan rantai "Miauw Thian Han Lim" terlihat percikan bunga api berterbangan, diantara suara dengusan
gusar, pundak kiri Sang Kwan Yu telah berhasil tertusuk oleh serangan pedang Boen ching.
Sang Kwan Yu mundur dua langkah kebelakang, dengan
menahan rasa sakit yang bukan buatan dengan sekuat tenaga
menarik putus rantai besi yang berada ditubuhuya sedang
menderita luka dalam yang parah, dia tak berani bertempur
lebih lama lagi sambil membalikkan tubuhnya ia lari kearah
hutan yang ada didepannya.
Boen ching yang dengan sekuat tenaga melancarkan
serangan, juga merasakan bergolaknya tenaga murni didalam
tubuhnya, sekalipun dia mempunyai niat untuk mengejar Sang
Kwan Yu dan menyerang dia lebih parah lagi, tetapi
keadaannya tak mengijinkan, apalagi Lam Kong Hun masih
tergeletak disamping, tidak mungkin dia pergi meninggalkan
dia seorang, terpaksa dengan melotot dia memandang Sang
Kwan Yu sambil mematahkan rantai besi yang ada ditubuhnya
dan lari pergi.
Setelah Sang Kwan Yu meninggalkan tempat itu Boen ching
baru dapat menghembus napas lega, Sang Kwan Yu juga
merupakan orang dari golongan sesat, dengan lolosnya dia
hari ini, kiranya didalam Bu Lim akan bertambah lagi seorang iblis yang sangat manakutkan".
Boen ching balikkan tubuhnya dan berjalan ke arah Lam
Kong Hun, Lam Kong Hun yang telah ditotok jalan darahnya
oleh Sang Kwan Yu telah digeletakkan diatas tanah, segera
Boen ching datang mendekat dan membantunya untuk
membebaskan diri dari totokan-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Lam Kong Hun dengan perlahan mementangkan sepasang
mata dengan tajam dia melotot ke arah Boen ching di ikuti
dengan tertawa kalap dia bangkit berdiri, Boen ching menjadi sangat terkejut pikirnya.
Kali ini tidak boleh membiarkan Lam Kong Hun pergi lagi,
"dia telah dipaksa oleh Sang Kwan Yu hingga menjadi tidak beres ingatannya, aku harus mencari suatu tempat yang
bagus untuk berusaha memulihkan kembali ingatannya".
Ingatan ini berkelebat didalam benaknya, dengan segera ia
bangkit berdiri, sepasang matanya memandang tajam kearah
Lam Kong Hun, dengan suara yang dalam bentaknya. "Pungut kembali pedangmu "
Lam Kong Hun segera bangkitkan tubuhnya, dengan
termangu-mangu memandang terpesona ke arah Boen ching,
setelah lewat beberapa waktu dengan perlahan menggeserkan
tubuhnya dan memungut kembali pedangnya.
Pedang Ie Bok Kiam ditangan Boen ching sedikit digetarkan
ujarnya: "Hati hatilah kau "
Sehabis berkata tidak menunggu sampai ingatan kedua
berkelebat didalam benak Lam Kong Hun pedangnya telah
melancarkan serangan, jurus dari ilmu "Ngo-Heng Kiam Hoat"
yaitu jurus "Hong Juan Cie Tie" atau air deras menerjang daratan.
Lam Kong Hun terdesak. segera dia mengangkat
pedangnya menyambut, tetapi jurus ini merupakan kedudukan
"swie" dan tepat merupakan lawan dari gerakan pedang yang dimainkan Lam Kong Hun-Lam Kong Hun menjadi sangat terkejut, dengan cepat dia
mundur setindak ke belakang dengan jurus "Chie Hwee Lian Thian" atau membawa api memusnakan langit, balas
menyerang kearah Boen ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching tertawa tawar, dia dengan cepat menarik
pedangnya dan melancarkan jurus "Kiem lien Tang-Tie" atau Kota emas memusnahkan kolam, jurus ini merupakan suatu
jurus untuk mempertahankan diri, tetapi termasuk dalam
kedudukan "Sie Kiem" terlihat Lam Kong
Hun balas menyabet dan menusuk ke arahnya.
Boen ching berturut-turut mundur kebelakang, Lam Kong
Hun bagaikan orang yang kemasukan roh jahat, pedangnya
dibalik, ilmu "Lie Hwee Kiam Hoat" segera dilancarkan bagaikan angin taupan dan ombak yang menggulung di
samudra menyerang ke arah Boen ching.
Boen ching sambil mengangkat pedangnya berturut-turut
dia mundur kebelakang sebanyak sepuluh langkah lebih,
bersamaan dengan bentakan nyaring, Ie Bok Kiam Hoat
segera dilancarkan, kedua belah pihak saling balas
menyerang, bukan saja untuk sementara tidak dapat
ditentukan siapa yang menang dan siapa yang mengalami
kekalahan, bahkan gerakan pedangnya bagaikan saling
melekat satu dengan yang lainnya.
Sinar mata Lam Kong Hun mulai menampilkan rasa sangat
terkejut, dengan cepat dia memusatkan seluruh perhatiannya
pada gerakan pedang dari kedua belah pihak, sedang matanya
dengan tajam memperhatikan jurus pedang yang dilancarkan
oleh Boen ching, tak henti-hentinya sinar matanya berkelebat.
Terhadap gerakan dari ilmu Ie Bok Kiam Hoat, Boen ching
telah lama mengenalnya, pada saat ini sewaktu melancarkan
telah sangat hafal sekali. Pada waktu itu ketika Tan Coe Coen menciptakan ilmu "Ngo Heng Kiam Hoat", untuk mengimbangi atas jerih payah hasil ciptaannya itu, jurus- jurus pedang itu telah diwariskan kepada Ie Bok Tocu serta keempat anak
muridnya. Sekali pun jurus pedangnya satu sama lain
berlawanan, tetapi tetap ssluruhnya merupakan serangkaian
ilmu pedang, sehingga jika antara jurus pedang yang satu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
dengan yang lain bertemu akan menampilkan suatu bentuk
yang saling menempel.
Boen ching dengan nyaring membentak ilmu pedang "Ngo
Heng Kiam Hoat" dari kedudukan "Swie" segera dilancarkan, berturut-turut dia mengerahkan jurus "Hoa Cing Cay Yen- atau
"sungai aman laut tenang, "Ciang Huan Lang Yong" atau Telaga terbalik ombak mengganas dan "Swie Yun Pih Jiet"
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
atau air mega memutari matahari, sehingga memaksa Lam
Kong Hun berturut-turut mundur kebelakang.
Lam Kong Hun dengan ilmu "Lie Hwee Kiam Hoat"nya
berusah keras menahan serangan musuh, tetapi tetap tak
dapat melawan, terpaksa dia berturut-turut mundur ke
belakang, sejenak kemudian punggungnya menempel pada
pohon besar. Serangan Boen ching makin lama makin kencang, juga
bertambah cepat, cahaya pedang beterbangan keempat
penjuru, nampaknya dia ingin membinasakan Lam Kong Hun
dibawah pedangnya
Sepasang mata Lam Kong Hun memancarkan sinar yang
sangat terkejut, pedang panjangn berturut-turut melancarkan serangan menahan datangnya serangan dari Boen ching.
Tetapi setiap jurus yang dilancarkan oleh Boen ching itu
merupakan lawan dari ilmu "Lie Hwee Hoat"nya membuat dia tak berdaya untuk balas menyerang.
Begitu Boen ching mengerahkan ilmu "Ie Bok Kiam
Hoat"nya, bagaikan air bah yang melanda, setitik lubangpun tak terdapat, Lam Kong Hun tak berdaya untuk menghindar,
sedang dia menutupi matanya menanti saat kematian, pedang
Boen ching tahu2 telah mendesir dan menancap dipinggir
telinganya. Lam Kong Hun menjadi sangat terkejut, seluruh tubuhnya
basah oleh kiringat dingin yang mengalir turun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching berdiri tegak tak bergerak sedikitpun juga,
sedang Lam Kong Hun pun berdiri termangu-mangu disana
sejenak kemudian kepada Boen ching tanya nya: "Siapa kau ?"
Sehabis berkata dia mendongakkan kepalanya, memandang
keangkasa, agaknya dia sedang memikirkan sesuatu haL
Boen ching yang nampak Lam Kong Hun demikian agaknya
telah menjadi sadar kembali, diam-diam dia menghembuskan
napas lega, dengan perlahan dia membungkukkan badannya
dan ujarnya. "Keponakan murid Boen ching memberi hormat kepada Jie
Supek, suhuku Ie Bok Tocu menanyakan keselamatan dari
Supek ?" Lam Kong Hun setelah termangu-mangu sejemak dengan
perlahan ujarnya.
"Ie Bok Tocu, kau adalah muridnya sumoay "
Dalam hati Boen ching merasa sangat girang ujarnya:
"Benar, aku adalah muridnya Ie Bok Tocu"
Lam Kong Hun yang telah dibikin sadar oleh permainan
"Ngo Heng Kiam Hoat" dengan perlahan-lahan dia tersenyum tanyanya. "Dimana Sang Kwan Yu ?"
Boen ching yang nampak Lam Kong Hun masih ingat pada
Sang Kwan Yu, mengetahui kalau dia kini telah sadar benar2, lalu ujarnya: "Sang Kwan Yu telah berhasil meloloskan diri"
Lam Kong Hun memperhatikan tajam kearah Boen ching,
kemudian dengan perlahan ia menghela napas, ujarnya:
"Sumoay ternyata berhasil memungut seorang murid yang
demikian bagusnya, tak disangka ini hari malah sebaliknya
muridnya telah menolong aku . . " Ia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Hanya sayang Sang Kwan Yu berhasil meloloskan diri dari belenggu. . Hari-hari yang akan datang didalam Bulim sekali lagi akan terjadi hujan badai. Tetapi kalau dihitung juga masih Untung, karena engkau masih dapat mengalahkan dia."
Boen ching mencabut kembali pedangnya yang menancap
diatas pohon, kemudian pada Lam Kong Hun dia menceritakan
yang baru saja terjadi. Pada waktu Lam Kong Hun
menanyakan riwayatnya, maka berceritalah Boen ching
tentang kejadian yang menimpa dirinya, pun kejadian yang
terjadi didunia kangouw baru- baru ini.
Sebab Lam Kong Hun telah amat lelah, maka dia
beristirahatlah, kepada Boen ching ujarnya:
"kalau memangnya demikian, maka sekarang ini kau
bersiap hendak berbuat bagaimana "."
Boen ching setelah termenung sejenak kepada Lam Kong
Hun ujarnya. "Aku kira sekarang ini harus pergi keistana Chie Lan Kong untuk melihat-lihat"
Lam Kong Hun setelah termenung sejenak. ujarnya:
"Menurut apa yang kuketahui, diantara ketiga saudara Chie Lan, selain Kong ku, sisanya dua orang karena telah menderita luka yang sangat parah telah binasa, dengan kepandaian yang kau miliki sekarang ini, pergi kesana juga tak akan mengalami kerugian yang sangat besar, pertemuan pada tanggal delapan
malam Tiong chiu sangatlah penting sekali, aku akan pergi
dahulu. keTelaga Thay-Ouw untuk menemui suhumu,
mungkin juga Toa supek dan Sam Supekmu akan datang pula,
sehingga pada saat itu dapat dirundingkan "perjanjian pada malam Tiong Chiu."
Boen ching pun mengetahui pada saat ini banyak sekali
orang2 aneh, yang telah lama mengasingkan diri telah muncul kembali sekalipun dirinya telah menelan pil berwarna emas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
dari Naga emas itu, tetapi juga kiranya tidak cukup tenaga
untuk mengalahkan demikian banyak jago- jago yang
berkepandaian tinggi, berpikir sampai disini lalu ujarnya
dengan perlahan-
"Jie Supek, waktu mengatur ilmu barisan Ngo Heng Tin,
dapatkah kedudukan Sie Kiem aku mewakili?"
Sambil tertawa sahut Lam Kong Hun:
"Ngo Heng Kiam Hoat adalah hasil ciptaan kakek gurumu
waktu itu, sedang Ngo Heng Tin itu hasil ciptaan dia orang tua ketika hari tuanya, didalam masih banyak sekali perubahan2, jika seorang diri menggunakan ilmu tersebut masih dapat,
tetapi jika harus mengatur barisan tersebut aku kira malah
sangat kurang sekali, apa lagi keistimewaan dari Ngo Heng Tin ini bukanlah sehari atau setahun saja sudah dapat
menyatupadukan, aku lihat lebih baik engkau seorang diri
pergilah terlebih dahulu ke istana Chie Lan, carilah sumoaymu dan Bwee Siauw TOuwcu. tetapi janganlah sekali- kali terburu-napsu" Boen ching terpaksa menganggukkan kepala tanda
menyetujuinya. "Kau haruslah berhati-hati, janganlah sampai melukai diri sendiri, kalau hal ini terjadi bukankah tidak enak kepada
suhumu, pun terhadap ayah dan ibumu."
Boen ching menundukan kepalanya tidak menjawab, Lam
Kong Hun sambil tersenyum, ujarnya:
"Aku pergi dahulu "
Sehabis berkata dia bangkit berdiri dan meninggalkan
tempat itu. Boen ching memandang bayangan punggung Lam Kong
Hun hingga lenyap dari pandangan, dia tidak mengetahui
bagaimana kah perasaannya waktu ini.
Gunung Hua San puncak Sin Tok Hong, nampak kabur
dengan perlahan naik keatas, Boen ching setelah memandang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
sejenak kearah puncak gunung itu tubuhnya berkelebat lari
kearah sana. Baru saja dia berjalan setengah jalanan, mendadak didepan
matanya nampak bayangan berkelebat, dia nampak sesosok
tubuh yang dikenal berkelebat dari arah kiri, dia menjadi
termangu-mangu, dengan cepat dia menghentikan gerakan
tubuhnya dan menengok kesamping.
Empat penjuru dari tempat itu tak nampak sesosok
bayanganpun dalam hatinya berkelebat perasaan ragu-ragu
siapakah orang itu " dia terus berpikir, matanya tidak mungkin melamur tetapi tetap tidak dapat mengingat siapakah
sebenarnya bayangan yang dikenal itu.
Dia setelah termangu-mangu sejenak mulai bergerak
menuju keatas puncak gunung itu.
Mendadak ketika mendongakkan kepalanya dia menjadi
berdiri mematung disana bayangan yang sangat dikenal itu
ternyata telah muncul dihadapanmya, dengan termangu-
mangu diapun berdiri mematung di sana kiranya orang yang
berada dihadapannya itu adalah Sek Giok Siang.
Boen ching tidak menyangka kalau Sek Giok Siang dapat
muncul ditempat tersebut pada saat itu, dia menjadi
termangu-mangu entah dia munculkan diri pada saat itu
ditempat tersebut mempunyai tujuan apa.
sek Giok siang memandang terpesona kearah Boen ching,
baru tanyanya. "Engkau akan pergi keistana Chie Lan?""
Boen ching dengan perlahan menganggukkan kepalanya,
sahutnya. "Nona Sek mempunyai urusan apa?"
Sek Giok Siang tidak menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh Boen ching itu ia hanya mengangkat kepalanya
memandang terpesona ketempat kejauhan beberapa saat
kemudian baru ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Istana chie Lan sangat bahaya sekali, lebih baik kau
jangan pergi ketempat itu "
Boen ching tersenyum, dia merasa heran mengapa Sek
Giok Siang dapat mengatakan demikian, sambil tertawa
sahutnya. "Terima kasih atas perhatian nona Sek "
"Aku tahu kau pasti akan pergi kesana, tapi kau haruslah banyak berhati-hati."
Boen ching menjadi tertegun dalam hati dia merasa sangat
heran, ini hari Sek Giok Siang mengapa dapat demikian
memperhatikan dirinya, dengan terpesona dia memandang
kearah Sek Giok Siang.
Tiba2 dia nampak sinar matanya dari Sek Giok Siang
menampilkan suatu sinar sesat yang belum pernah dia
menemuinya, hatinya terasa terdesir, gadis yang demikian
Cantiknya itu dimana dalam hatinya dia pernah
mengaguminya. bahkan terhadapnya pernah menolong
nyawanya, ini hari mengapa dirinya mendadak dapat demikian
takutnya terhadap dia" dirinya sendiripun tak dapat
mengetahui mengapa. Sambil tersenyum ujar sek Giok Siang.
"Engkau pergilah, aku akan menantinya dibawah gunung."
Boen ching berdiri tertegun tak berbicara, tubuh Sek Giok
Siang bagaikan seekor burung walet dengan sangat ringan
melayang turun kebawah kaki gunung, Boen ching tertegun
entah saat ini dalam hatinya dia sedang memikirkan apa.
Dia sendiripun merasa sangat heran dirinya mengapa dapat
mempunyai pemikiran semaCam itu, Sek Giok Siang belum
pernah melakukan sesuatu hal apapun jua.
Boen ching setelah tertegun beberapa waktu, mulailah dia
mendaki puncak gunung itu lagi, baru saja dia berjalan
setengah jalanan terdengar suara yang sangat ringan, sebuah bayangan manusia telah berdiri didepannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Ketika dia memandang seoraag yang baru saja datang itu
kiranya adalah murid dari Kong Ku, Yuen cong Hong, setelah
munculkan diri, kepada Boen ching sambil tertawa ujarnya.
"Istana chie Lan selamanya tiada orang berani datang, ini hari ternyata kau berani untuk mendaki kesini." Dengan tawar sahut Boen ching.
"Istana cie Lan bukanlah merupakan suatu tempat yang
terlarang, mengapa tak berani mendatanginya" "
Seberarnya dia ingin dengan diam2 menaiki istana chie Lan
untuk melihat apakah Bwee Glok serta Shie Siauw In berada
ditempat itu, tapijika dilihat keadaan sekarang ini, terpaksa harus menerjang dengan menggunakan kekerasan.
Yuen cong Hong menolongak keatas sambil tertawa ter-
bahak2 dia dengan dingin ujarnya. "Istana chie Lan meskipun bukanlah merupakan suatu tempat yang istimewa,
sekurang2nya juga tanyalah Thian Jan Shu seorang pada
waktu itu yang dapat pergi tapi justru dia seorang saja."
Sepasang alis Boen ching dikerutkan, Yuen cong Hong
terang2an mengatakan bahwa selain dia mempunyai
kepandaian silat seperti Thian Jan Shu, kalau tidak janganlah harap dapat pulang kembali lagi setelah memasuki istana chie Lan-Dia memandang keempat penjuru, sejenak kemudian
baru ujarnya. "Ini hari aku telah datang, tujuannya yang utama ialah ingin melihat keanehan apa yang terdapat didalam istana chie Lan"
Yuen cong Hong mengatakan bahwa selain Thian Jan Shu
tiada orang lain yang berhasil keluar dari istana tersebut, kemungkinan juga Bwee Giok Shie Siauw In dengan diam2
telah naik keistana chie Lan dan kini terkurung disana.
Terdengar Yuen cong Hong sambi tertawa dingin ujarnya..
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Sekalipun suhumu datang kemari sendiri, juga belum tentu dapat memasuki istana chie Lan Kong dengan kepandaian
yang kau miliki sekarang ini, kau ingin memasuki istana,
kukira belum tentu berhasil memasukinya."
Boen ching mundur selangkah kebelakang sedang tangan
kirinya memegang gagang pedangnya sambil tertawa ujarnya:
"Kalau memangnya demikian, terpaksa aku harus
menerjang dengan menggunakan kekerasan, benarkah?"
Agak lama Yuen cong Hong memandang tajam kearah
Boen ching, dia tahu kepandaian silat yang dimiliki Boen ching sekarang ini sangat tinggi sekali, dia tak berani dengan
seorang diri turun tangan mencegah, sambil tertawa dingin
ujarnya. "Kalau begitu silahkan"
Boen ching dengan dingin mendengus, tubuhnya segera
bergerak menubruk keatas puncak gunung didalam hatinya
pikirnya. "Aku ingin belajar kenal dengan istana chie Lan Kong ini yang didalam bu lim dipandang sebagai suatu tempat yang
terlarang itu bagaimana maCamnya."
Dia terus lari menuju keatas punCak gunung tersebut,
mendadak dia jadi tertegun, diatas puncak gunung itu
ternyata tak nampak apa yang di kabar kabarkan didalam
bulim sebagai istana chie Lan-
Ketika ia memusatkan seluruh perhatiannya untuk
memandang, terlihat sebuah istana yang tinggi besar dan
sangat megah sekali berdiri disebelah sebuah bukit gunung,
sedang sebuah rantai baja yang mengeluarkan sinar
berkilauan menghubungkan dua buah bukit dihadapannya itu.
Boen ching segera memperCepat langkahnya dan
menerjang kearah puncak gunung itu, sedang sepasang
matanya dengan tajam memperhatikan istana chie Lan Kong
yang ada pada punCak satunya itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Angin gunung bertiup santar membuat ujung bajunya
berkibar, tapi rantai baja yang ratusan kaki panjangnya itu dan menghubungkan dua buah puncak tapi tak bergerak
sedikitpun juga rantai baja yang berwarna keperak-perakan itu dibawah sorotan sinar matahari memantulkan Cahaya yang
menyilaukan mata.
Boen ching, dengan tenang berdiri diatas puncak gunung
itu dengan jarak yang demikian panjangnya itu apabila baru
berjalan sampai ditengah jalan pihak musuh dengan tiba-tiba memutuskan rantai baja tersebut sekalipun orang yang
memiliki ilmu silat yang bagaimana tingginyapun juga sukar
untuk mempertahankan kehidupannya
Tetapi jika tidak melalui rantai baja yang menghubungkan
dua puncak itu, sudah tentu tidak mempunyai cara lainnya lagi untuk menyeberang ketempat itu. .
Setelah termenung agak lama, terpaksa dia harus
menempuh bahaya melewati rantai itu, dirinya ternyata telah sampai disini, ingin memasuki istana chie Lan Kong tetapi
tidak berani melewati rantai baja itu, hal ini bukankah tidak masuk diakal.
Dengan diam-diam dia menjalankan pernapasannya satu
kali, sambil menarik napas panjang-panjang tubuhnya
melonoat dan berdiri di atas rantai baja itu.
Rantai baja itu entah siapa yang memasangnya, ternyata
sangat kuat sekali, ketika dia berdiri diatas rantai tersebut, bergerak sedikitpun tidak, diam-diam pikirnya sekalipun
ginkangnya lebih baikpun jika Kong Ku memerintahkan orang
untuk memutuskan rantai besi dirinya juga tidak dapat
menyembunyikan diri, lebih baik dengan perlahan berjalan
kesana. Tetapi sekalipun dia telah berjalan sampai di ujung
seberang tetap tak terdapat dapat gerak gerik sedikitpun jua.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Seorang anak keCil berpakaian warna hitam berjalan
mendekat, sambil bungkukkan diri memberi hormat ujarnya.
"orang yang baru datang kalau memandangnya,
mempunyai nyali yang demikian besarnya sehingga berani
melewati jembatan Thian Hong. silahkan memasuki kedalam
istana". Boen ching nampak anak lelaki kecil yang memakai baju
berwarna hitam itu sangat tampan sekali, bahkan berbicara
dengan dirinya sangat sopan sekali, sambil tertawa ujarnya:
"Majikanmu Kong Ku apakah berada didalam istana "-" "- "
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Benar, tetapi harus dapat menerobos lima buah istana
baru dapat menemul dia".Jawab anak lelaki kecil berbaju hitam itu.
Boen ching tertawa tawar, tangan kirinya memegang
gagang pedangnya, dengan langkah yang lebar dia berjalan
menuju dalam istana chie Lan, istana chie Lan yang dianggap oleh orang-orang Bu lim sebagai tempat yang terlarang kini
telah muncul dihadapan matanya. Waktu itu Thian Jan Shu
sambil menjepit pedangnya naik keatas puncak gunung Sin
To-Hong itu, bukansaja berhasil menerobos masuk istana chie Lan Kong, bahkan berhasil pula melukai Tiga bersaudara
hingga luka parah, hal ini membuat nama chie Lan Kong
didalam Bu lim menjadi ternoda. Ini hari dirinya juga akan
menerjang kedalam Istana chie Lan Kong, moga-2 saja juga
dia mengobrak abrik stana chie Lan Kong.
Berpikir sampai disini dengan langkah yang lebar dia
meneruskan langkahnya memasuki istana chie Lan Kong
tersebut. Disamping pintu masuk istana chie Lan Kong itu berkelebat
keluar dua orang anak lelaki yang berbaju hitam, satu dikiri dan satu dikanan kedua bilah pedang itu bersama-sama
menusuk ke tubuh Boen ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching menjadi terkejut, dia dipaksa mundur selangkah
kebelakang. Kedua anak lelaki berbaju hitam itu miringkan tubuhnya
sambii mengganti langkah, sepasang pedang itu tetap
menjepit menyerang kearah Boen ching. Boen ching menjadi
mengerutkan alisnya, pikirnya.
"Jika aku sekali lagi didesak mundur oleh kedua anak lelaki ini, bukankah itu sangat lucu sekali", IHanya dua orang anak lelaki yang menjaga istana saja tidak dapat menerobos, bagai mana masih memikirkan hendak menerjang ke dalam istana
chie Lan Kong."
Dengan gusar dia mendengus, tangan kirinya diluruskan
keluar, membuat serangan pedang yang dilancarkan oleh anak
lelaki kecil yang berdiri disebelah kiri didorong kepintu luar, sedang pada saat itu serangan pedang dari arah kanan telah
menerjang datang, tubuhnya segera miring kearah kiri,
sedang kaki kanannya secepat kilat melancarkan tendangan-
jurus yang baru-2 ini dilakukan dengan sangat cepat sekali, tidak menunggu anak lelaki itu merubah jurus, pedang yang
berada ditangan anak lelaki itu telah tertendang lepas oleh kaki kanannya.
Tidak menanti tubuhnya berdiri tegak. diantara berputarnya
tubuh, pedang panjang yang berada ditangan lelaki kecil
disebelah kiri itupun telah pula disapu terbang.
Ke dua anak lelaki itu nampak pedangnya telah terlepas,
bersama-sama segera mundur ke belakang, dan bersembunyi
dibalik pintu istana. Boen ching juga mengejar lebih jauh lagi, dia mendongak memandang pintu istana tersebut, pintu istana itu panjangnya kurang lebih dua kaki, seluruhnya berwarna
hijau tua, dikanan kiri pintu tersebut terdapat sebuah gelang yang sangat besar dan memanwarkan sinar yang sangat
terang sekali, sedang ditengah pintu itu terdapat gambar dari sebuah mulut iblis.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching setelah menenangkan diri sejenak. tubuhnya
bergerak lagi, sepasang telapak tangannya menepuk keatas
pintu istana itu, terdengar suara yang memekikkan telinga,
dua buah pintu istana itu membuka kesamping.
Didalam iatana yang gelap gulita itu terdengar suara
pantulan yang sangat keras sekali, Boen ching dengan
perlahan maju masuk kedalam istana tersebut.
Baru dia berjalan masuk sepuluh kaki, terdengar suaru
yang keras dibelakang tubuhnya, ternyata pintu istana itu
telah menutup kembali.
Boen ching tertawa dingin, dia tahu hal ini tentu adalah
orang-orang istana chie Lan Kong itu yang sedang main gila.
Dia pernah melatih ilmu untuk melihat diwaktu malam,
sehingga tak mengurusi segala urusan kecil. setelah dia
memandang kekiri dan ke kanan sejenak. mulailah berjalan
lagi menuju kedalam.
Dihadapannya terdapat sebuah lorong yang sangat lebar,
diujung lorong itupun terdapat sebuah pintu batu yang
tertutup rapat, sedang diatas pintu itu memancarkan sinar
yang berkelap kelip. dibawah sinar tersebut terdapat beberapa buah tulisan.
"Ingin menemui Pemilik istana, harus menerjang istana
dewa sakti ini terlebih dahulu."
Boen ching tertawa tawar, ujarnya.
"Mengapa harus demikian misteriusnya, sehingga suasana menjadi demikian mengerikan"
Sehabis berkata kedua telapak tangannya dipukulkan
keluar, membuat sinar yang berkelip- kelip diatas pintu itu menjadi berterbangan keempat penjuru.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Pintu batu tersebut dengan perlahan terbuka, Boen ching
setelah mengerutkan alisnya sambil mengangkat kepala,
dengan langkah lebar masuk kedalam ruangan itu.
Baru saja dia memasuki pintu gua itu, mendadak diarah
kirinya terdengar suara yang sangat nyaring, Segulung angin kencang yang sangat hebat telah menyerang dirinya dari arah sebelah kiri.
Boen ching sejak terjun dalam dunia kangow telah
menemui jago-jago berkepandaian tinggi entah berapa
jumlahnya, tetapi kini diserang oleh angin yang demikian
hebatnya itu membuat dia menjadi terkejut, dia menduga
orang yang datang pastilah seorang jago berkepandaian tinggi dari Bulim.
Dia balikan tubuhnya melancarkan serangan dengan
menggunakan delapan bagian tenaga dalamnya dia balas
menyerang kearah musuh.
Angin pukulan dari dua belah pihak segera bertemu, Boen
ching terasa sangat terkejut, ternyata itu bukanlah seorang manusia, dia telah dapat melihat bahwa yang baru saja
menyerang dirinya adalah sebuah tangan yang dibuat dari
emas dan panjangnya beberapa kaki.
Ketika sinar matanya berputar nampak dia dalam ruangan
itu empat penjurunya penuh dengan tangan-tangan raksasa
yang panjangnya beberapa kaki bahkan mencapai dua tiga
kaki panjangnya, serangan balas yang dilancarkannya itu
segera membuat bergetar seluruh alat rahasia yang ada
didalam ruangan itu menjadi bergetar, sedang tangan-tangan
raksasa itu menjadi menyerang dirinya dengan sangat kaCau
sekali. Boen ching menjadi sangat terkejut, dia yang melihat
keadaan itu segera sadar, bahwa Jika dia ingin melawan
dengan kekerasan, tidak mungkin dia dapat beradu dengan
masing-masing alat rahasia itu, apalagi melawan dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
tangannya yang terdiri dari darah dan daging, sudah tentu dia bukanlah tandingannya.
Terlihat angin kencang menyerang tubuhnya dari empat
penjuru, semua menggetarkan ruangan tersebut dan berbunyi
tak henti-hentinya.
Didalam keadaan yang sangat kaget dan ribut itu, dengan
cepat ia mengerahkan ilmu ginkangnya "Hui Sie Yu She" untuk menghindar.
Tubuhnya berkelebat dan melayang di tengah udara,
sedang beberapa tangan raksasa itu telah melancarkan
serangan lagi dan menimbulkan angin yang sangat kencang
sekali membuat tubuhnya terdampar pada ujung ruangan itu.
Dalam sekejap mata saja angin kencang itu menjadi sirep
kembali, tetapi pada saat itu pula berpuluh-puluh panah
beracun menyambar keujung ruangan tersebut, sedang
beberapa tangan raksasa itupun mulai melancarkan serangan
lagi, keadaan didalam ruangan dari batu itu sangat tegang
sekali bahkan lebih tegang dari suasana tadi.
Boen ching dengan cepat mencabut keluar pedang Ie Bok
Kiamnya dan dicekal ditangan, tubuhnya segera bergerak dan
melancarkan jurus dari ilmu pedang "Hong Loei chiet Kiam"
yakni jurus "Hong Loei cu lie" atau angin petir bekerja sama.
Dalam sekejap mata didalam ruangan batu itu penuh
dengan sambaran pedang yang mengeluarkan angin bagaikan
sambaran petir dan melandanya angin taupan, dengan segera
panah-panah beracun itu tersapu jatuh oleh sinar pedang,
dimana Ie Bok Kiam menyabet, dengan cepat pula tiga buah
tangan raksasa lainnya.
Boen ching sendiri juga selamanya tidak menduga kalau
ilmu "Hong Loei chiet Kiam" itu ternyata mempunyai kehebatan yang demikian besarnya, tidak salah lagi kalau
dapat dikatakan mempunyai daya untuk menundukkan naga
dan harimau. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Semangatnya segera berkobar-kobar di antara suara sultan
nyaring, ilmu" Hong Loei chiet- Kiam" segera dikerahkan, Ie Bok Kiamnya dari tangan kanan berputarpindah ketangan kiri.
Pada saat itu pula tangan-tangan raksasa yang terdapat
didalam ruangan itu runtuh seluruhnya keatas tanah.
Boen ching sambil turun keatas tanah menyimpan kembali
pedangnya, setelah menghela napas lega, matanya dengan
perlahan menyapu sekejap keseluruh penjuru ruangan
tersebut. Tangan-tangan raksasa itu diantara sepuluh buah,
delapan sembilan buah telah berhasil dibabat putus oleh
pedangnya, sehingga waktu itu ruangan tersebut tak ada
sebuah bendapun yang masih utuh.
Dia berjalan maju kedepan, sambil mengerahkan tenaga
dalamnya memukul keatas sebuah pintu batu yang lain-
Kali ini dia tidak berani lagi masuk kedalam ruangan
tersebut seCara gegabah, barulah dengan perlahan-lahan
berjalan menuju kedepan pintu batu itu.
Setelah masuk kedalam ruangan itu sejauh dua langkah,
dia memandang keempat penjuru, tampak seluruh dinding
batu tersebut tidak nampak lagi benda-benda yang lain,
malahan terdapat banyak sekali lumut melekat diatas dinding.
Boen ching mengerutkan alisnya, sedang berpikir hendak
berjalan maju kedepan lagi. Mendadak terdengar suara
hempasan pintu yang sangat keras sekali, kiranya pintu batu dibelakang tubuhnya telah menutup kembali. Mendadak Boen
ching teringat mengapa pada seluruh dinding dalam ruangan
tersebut penuh dengan lumut- lumut yang masih segar. Tetapi pada saat ini telah terlambat, pada ujung dinding dalam
ruangan itu terbuka sebuah lubang yang tidak begitu besar,
segulung air yang sangat keras sekali menerjang masuk
kedalam ruangan batu itu.
Boen ching merasa sangat terkejut, dia tidak pernah
menyangka kalau Kong Ku ternyata telah mengatur siasat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
untuk membenamkan dengan air didalam istana chie Lan
Kong ini sekalipun ilmu menyelam yang dimilikinya itu
bagaimana baiknyapun, tetapi juga tidak mungkin kalau dia
tidak dapat binasa didalam air.
Sambil balikkan tubuhnya dia melancarkan sebuah
serangan hebat kearah pintu batu itu, tetapi hanya terdengar suara yang sangat perlahan sekali dan kemudian tidak nampak gerakan apa-apa lagi.
Air yang mengalir masuk itu sangat deras sekali dan sangat
cepat, dalam sekejap mata saja telah mencapai setinggi lutut.
dalam hati Boen ching merasa agak terperanjat, berturut-turut dia melancarkan dua kali serangan hebat kearah pintu batu
tersebut, tetapi tetap tak nampak perubahan apapun juga.
Tak sampai beberapa waktu, air yang mengalir masuk itu
telah mencapai setinggi paha, pada saat ini Boen ching
sebaliknya malah sedikit menjadi lebih tenang, hatinya tiba-tiba bergerak. pikirnya.
"Pada waktu itu Thian Jan Shu pernah menaiki istana chie Lan Kong ini, sudah tentu dia pasti juga melewati tempat ini, dan pada waktu itu Thian Jan Shu pun harus melewati
ruangan air ini terlebih dahulu baru dapat menemui tiga
bersaudara chie Lan, dia dapat meloloskan dari ruangan ini, akupun harus dapat mencari suatu Cara untuk keluar dari
ruangan ini."
Dia mendongakkan kepalanya memandang empat penjuru
dari dinding ruangan itu, sedang pada saat ini air telah
mencapai setinggi lubangnya.
Boen ching segera menarik napas panjang2, tubuhnya
meloncat ketengah udara, sedang Ie Bok Kiamnya dia Cabut
keluar dari sarungnya, sinar pedang beterbangan
memancarkan Cahaya yang menyilaukan mata, lumut- lumut
yang terdapat pada dinding ruangan itu segera rontok
beterbangan jatuh kebawah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Ketika Boen ching sekali lagi turun kebawah air, dalamnya
air dalam ruangan itu telah mencapai setinggi dada. Lumut-
lumut yang rontok dari dinding ruangan mengotori seluruh
permukaan air, sedang empat penjuru dari dinding itu pun
telah berubah menjadi keadaan yang semula.
Boen ching segera memusatkan seluruh perhatiannya
memandang pada dinding- dinding itu, tetapi tetap dia tak
dapat menemukan sesuatu yang mencurigakan.
Air yang mengalir masuk makin lama makin meninggi,
setelah menarik napas panjang2, sekali lagi dengan
memusatkan seluruh perhatiannya ia memeriksa dinding batu
itu kalau mungkin terdapat hal-2 yang mencurigakan, sinar
matanya tiba2 berhenti disalah satu sudut. Dimana terdapat
sebuah garis yang menyerupai sebuah retakan dan pada
dinding tersebut terbentuk suatu gambar yang sangat-sangat
rapat sekali. Mana dia mengetehui kalau retakan itu adalah pada waktu
itu Thian Jan Shu dengan mengerahkan ilmu Khiekangnya
yang lihay yakni ilmu "ciet Keng Khie baru dapat
menggetarkan dinding ruangan itu sehingga bobol, walaupun
Kong Ku telah berusaha untuk membangunnya dengan
menutupi tempat bekas retakan itu dengan batu yang besar
tetapi setelah Boen ching berhasil memapas hilang lumut-
lumut yang merekat pada dinding itu terlihat kembali bekas
retakan tersebut.
Air telah makin meninggi hingga mencapai leher Boen
ching, sambil mengerahkan seluruh tenaga dalamnya,
tubuhnya meloncat dari dalam air, sepasang tangannya
melancarkan serangan kearah dinding batu tersebut, tetapi
hanya terdengar suara yang nyaring, dinding batu itu tetap
tak mengalami kerusakan sedikitpun.
Haruslah diketahui bahwa ilmu Khiekang "chiet Kong Kang Khie" yang dimiliki Thian Jan Shu selamanya sejak dahulu tak ada yang dapat melawannya, dan Thian Jan Shu dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
mengandalkan ilmu inilah menjadi kan dirinya manusia tanpa
tandingan, dia yang dengan ilmu Khiekang "Thlet Keng Kang Khie"nya berhasil membobolkan dinding itu. Keng Ku yang telah banyak membuang waktu untuk memperbaikinya,
walaupun perbaikannya itu tak sempurna juga bukanlah hanya
satu dua kali serangan yang dilancarkan Boen ching itu dapat membobolkannya.
Boen ching tak menunggu tubuhnya jatuh kembali kedalam
air, sepasang kakinya melancarkan tendangan kilat, tetapi
dinding batu itu sedikitpun tak mengalami perubahan.
Tubuhnya sekali lagi jatuh ke dalam air, pada saat ini air
yang terdapat dalam ruangan itu telah mencapai setinggi
mulutnya. hampir2 saja mencapai pada hidungnya, baru saja
Boen ching mengerahkan tenaganya bersiap-siap sekali lagi
meloncatkan diri ketengah udara, dari lubang air itu
menerobos masuk seekor ular raksasa kedalam ruangan itu.
Boen ching yang nampak munculnya ular raksasa itu,
dalam hatinya merasa sangat terkejut, dia tak mengijinkan
ular tersebut masuk lebih jauh kedalam ruangan itu, tangan
kanannya digerakkan, Ie Bok Kiamnya telah lepas dari
tangannya dan meluncur ketubuh ular raksasa tersebut.
Ular raksasa itu mengikuti mengalirnya air menerobos
masuk terus kedalam ruangan itu, Boen ching yang
melemparkan pedangnya kearah tubuh ular raksasa tersebut,
nampak ular itu mendongakkan kepalanya, melihat Ie bok
Kiam telah melayang dekat pada tubuhnya badannya dengan
cepat merendah. Ie Bok Kiam tersebut meluncur terus dan
menatap pada dinding ruangan-
Boen ching yang nampak serangannya tidak mencapai pada
sasaran, tubuhnya secepat kilat meloncat keatas, sepasang
kakinya melancarkan tendangan kilat mengarah sepasang
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mata ular raksasa itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Tampak ular raksasa telah menyelam kedalam air lagi,
terhadap serangan tendangan yang dilancarkan Boen ching ini sedikitpun tak menggubrisnya.
Boen ching nampak seluruh tubuh dari ular raksasa itu kini
telah masuk kedalam ruangan itu dengan cepat ia mencabut
pedangnya, sedang tubuhnya menubruk ke dinding ruangan
yang lain, sepasang telapak tangannya melancarkan serangan
hebat kearah dinding ruangan-
Ular raksasa itu begitu menyelam kedalam air dengan
perlahan-lahan menyusup terus, tiba2 tubuhnya meloncat
keatas membuat air memancar dengan hebatnya kearah Boen
ching. Pada saat ini Boen ching baru saja habis-melancarkan
serangan kearah dinding ruangan, tampak air itu dengan
hebatnya memancar kearahnya, dalam hatinya merasa agak
terkejut, entah Keng Ku memperoleh binatang aneh ini berasal dari mana, ular raksasa yang demikian besarnya jarang sekali nampak.
Ie Bok Kiamnya yang dicekal ditangannya itu adalah barang
pemberian dari suhunya Ie Bok Tocu, dia tidak ingin dengan
demikian lalu dibuang, sebenarnya dia dapat menggunakan
pedang Ie Bok Kiam itu untuk menusuk ke arah mulut ular
tersebut sehingga membuat ular itu menderita luka yang
parah, tetapi dia ternyata tidak berbuat demikian-Tubuhnya
dari dinding ruangan sebelah meloncat kearah dinding yang
lain- Tubuh dari ular raksasa itu sekalipun sangat besar, tetapi
gerakannya ternyata sangat lincah dan gesit sekali, begitu
serangannya tidak mencapai pada sasaran, ekornya yang
sangat besar itu melingkar menyapu kearah Boen ching.
Ketika itu, air telah makin meninggi hingga tiga empat kaki dari atas ruagan itu. . Boen ching tak dapat berbuat apa-apa lagi, terpaksa dia terjun kembali kedalam air, dia sadar bahwa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
begitu tubuhnya terjun kembali kedalam air maka ratusan kali lipat lebih bahaya jika tubuhnya masih berada ditengah udara.
dengan ular yang demikian besarnya itu, jika sampai terkena oleh ekornya saja, kiranya untuk selamanya tidak mungkin
akan lolos kembali dari ruangan itu.
Tubuh Boen ching begitu masuk ke dalam air segera
tenggelam kedasar ruangan itu.
Tubuh dari ular raksasa itu mulai bergerak tak hentinya,
membuat tekanan didalam air itu menjadi makin bertambah,
Ie Bok Kiam ditangan kanan Boen ching segera diangkatkan
keekor ular raksasa itu.
Didalam ruangan batu yang demikian sempitnya itu, apabila
ular raksasa itu bergerak makin hebat lagi saja, tak usah dia harus menangkap dirinya, hanya cukup tekanan yang besar
dari air itu saja sudah dapat membinasakan dirinya ditempat itu.
Ular raksasa itu sambil mementangkan mulutnya
menyambut datangnya Boen ching, nampak Boen ching
mengangkat pedangnya hendak menyabet ekornya, dia segera
menyabetkan ekornya balik menyerang kearah Boen ching.
Tubuh Boen ching segera menyelam lagi ke dasar ruangan,
dia mengetahui kalau sekarang ini air didalam ruangan itu
pasti telah menjadi penuh sehingga tak memberi kesempatan
baginya untuk berganti hawa segar, didalam dua tiga jam ini apabila dia tidak berhasil meloloskan dirinya, kiranya tidakakan lagi mendapat kesempatan untuk lolos.
Dia termenung berpikir keras, mendadak hatinya menjadi
bergerak, tubuhnya segera menyusup kearah dinding ruangan
yang terdapat Celah itu.
Ular raksasa itu didalam air yang paling gesit untuk
menyerang adalah ekornya, begitu Boen ching menyusup,
ekornya yang besar itu mengikutinya dan menyapu kearah
Boen ching. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching segera memusatkan perhatiannya memandang
tempat yang disapu oleh ekor ular itu, tubuhnya yang
menempel pada dinding ruangan mendadak menghindar
kesamping, ekor dari ular raksasa itu tak dapat dicegah lagi telah mengenai dinding ruangan itu, terdengar suara yang
keras dan menimbulkan gelombang-gelombang air yang
deras. Boen ching hanya merasa bahwa gelombang2 yang
menyerang ketubuhnya itu mengandung tenaga yang luar
biasa membuatnya hampir-hampir sesak sekali
pernapasannya. Gelombang-gelombang yang ditimbulkan oleh
ular raksasa itu bergolak terus didalam ruangan itu membuat tekanan air menjadi makin meninggi, hal itu terjadi karena
ruangan itu tak terdapat lubang lain, sehingga gelombang
yang terkena pada dinding segera memantul kembali
kedinding yang sebelah.
Belum saja dia berhasil memusatkan perhatiannya ular
raksasa itu sekali lagi menyapukan ekornya ke tubuhnya.
Boen ching dengan cepat mengapitkan sepasang kakinya
sedang tubuhnya meluncur keatas menghindari sambaran
ekor ular raksasa itu.
tanpa melihat lagi dia telah mengetahui kalau serangan dari ekor ular raksasa itu tidak mengenai sasarannya kalau tidak geombang yang ditimbulkan mana dapat demikian hebatnya.
Tubuhnya sekali lagi menubruk kearah dinding ruangan
yang terdapat celahnya itu, dia tak dapat menahan sabar lagi, Ie Bok Kiamnya bergerak dengan hebatnya didalam air dan
melontarkan ilmu pedang yang sangat kuno dan baru saja
berhasil dipelajarinya itu "Hong Loei chiet Kiam"
Begitu pedangnya digerakkan diikuti dengan suara petir
dan angin yang menyambar menerjang kearah dinding itu.
Pada saat itu ular raksasa itupun telah membalikkan
tubuhnya menerjang kearah Boen ching tetapi nampak Boen
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
ching telah mengerahkan ilmu "Hong Loei chiet Kiam"nya ular itu menjadi terkejut kepalanya ditekuk dan menerjang pula
kearah dinding ruangan itu.
Dua buah kekuatan yang sangat dahsyat bersama2
menerjang kearah dinding ruangan itu, terdengar suara yang
memekikkan telinga, dinding batu itu telah terdapat sebuah
lubang yang sangat besar, segulung air yang sangat deras
sekali mengalir keluar. Ketika itu Boen ching bagaikan berada dialam impian, dia merasa sangat terkejut berCampur girang, sungguh tak pernah disangka olehnya bahwa kali ini ternyata dia berhasil menerjang hancur dinding itu, dia tidak
mengetahui bahwa dia beberapa kali menerjang dan
menggempur dinding itu membuatnya sedikit menjadi
bergetar, ketika dengan seluruh kekuatannya menggempur
sekali lagi, dinding itu sudah hampir tergempur roboh dan kali ini dengan kekuatan gabungan dari ular raksasa tersebut
tidaklah heran kalau dinding itu segera roboh.
Air deras yang mengalir keluar dari ruangan itu segera
lenyap tanpa bekas, ular raksasa itupun ikut tersapu keluar, sedang dalam ruangan itu air telah tak mengalir keluar lagi, tinggal Boen ching seorang yang berdiri termangu- mangu
disana. Oooo0dw0oooo0 BOEN CHING setelah berdiri termangu- mangu ditempat itu
segera memandang sekeliling dari ruangan tersebut, dirinya
ternyata telah berada ditengah sebuah lorong yang panjang,
sedang lorong tersebut bentuknya sangat aneh sekali,
keempat penjurunya bukannya terdiri dari batu-batu
melainkan dibuat dari balok2 kayu yang sangar besar.
Sepasang matanya memperhatikan lorong itu dengan
tajam, entah didalam lorong itu akan terjadi peristiwa apa lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
baru saja dia lolos dari ruangan batu itu, jika bukannya secara kebetulan berhasil membuat dinding dari ruangan itu menjadi hancur, kiranya dirinya sukar sekali lolos dari kematian.
Jika dilihat dari kepandaian silat yang dimiliki sekarang ini tanpa diragukan lagi dia dapat menduduki sebagai jago nomor satu didalam Bu-lim, tetapi jika akan dibandingkan dengan
Thian Jan Shu waktu itu, kiranya masih terpaut sangat jauh
sekali dan jika bukannya tempo hari Thian Jan Shu telah
membuat ruangan itu berlubang, sampai kinipun kiranya sukar baginya untuk keluar dari ruangan itu.
Lorong itu jika dibandingkan dengan ruangan batu itu jauh
lebih aneh lagi, dia tidak berani mengatakan kalau akan terjadi peristiwa lagi, tetapi dia tidaklah mungkin terus2an berdiam ditempat itu dan harus melewati lorong itu.
Setelah menenangkan pikirannya sejenak, ternyata masih
tetap tak dapat melihat tempat keanehan dari lorong tersebut.
Diam-diam dalam hati pikirnya, berdiri termangu2 lebih
lama disinipun tidak ada gunanya, tubuhnya dengan perlahan
mulai bergerak berjalan menuju kedalam lorong tersebut.
Dia berjalan terus hingga ditengah lorong tersebut, masih
tetap tak nampak benda-benda yang sangat aneh.
Tetapi pada saat itu pula, dikanan dan dikiri dari tubuhnya mendadak melompat jatuh dua buah balok kayu yang sangat
besar, diikuti dengan angin kencang yang sangat hebat,
secepat kilat meluncur kearah Boen ching.
Boen ching merasa sangat terkejut, pada ketika itu juga
mendadak ia sadar mengapa didua belah lorong itu terdapat
balok-balok kayu sebagai dinding.
Tetapi sekarang ini dia telah berjalan sampai pada tengah
lorong, kiranya sukar sekali untuk meloloskan diri, dia pikir bahwa jika ia ingin menghindar kiranya tidaklah demikian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
mudahnya, masih berpuluh-puluh balok kayu yang masih
menanti dirinya.
Kayu- kayu besar yang menyerang dirinya itu tidak
memberikan banyak waktu baginya untuk berpikir lagi, Ie Bok Kiamnya secepat kilat di sentil keluar, jurus pertama dari ilmu
"Hong Loei chiet Kiam, "Hong Hou Loei cing" atau pekikan angin mengejutkan petir segera dilancarkan, Ie Bok Kiam
ditangannya itu dari sebelah kanan bergerak kesebelah kiri
dan dari sebelah kiri berputar lagi kesebelah kanan, demikian terus hingga berpuluh-puluh kali banyaknya, suara sambaran
angin dan petir memenuhi lorong tersebut.
Dua batang balok kayu yang besar itu disaat yang sangat
kritis itu menerjang lagi, tetapi ilmu "Hong Loei chiet Kiam"
yang merupakan ilmu pedang yang disertai hawa tenaga
dalam yang dahsyat, begitu sinar pedang berkelebat telah
memaksa dua batang kayu itu terpukul jatuh.
Tidak menanti dia sekali lagi berganti jurus dari samping
tubuhnya dua batang kayu telah melayang menerjang
kearahnya. Boen ching merasa sangat terkejut, dia mengira kalau
dengan sekuat tenaga berhasil menahan serangan dua batang
kayu yang semula itu tak mungkinakan mendapatkan
serangan lagi, tapi sungguh tak terkira ternyata dari
sampingnya masih terdapat balok kayu yang melayang
menerjang kearahnya.
Hatinya terasa sedikit menjadi gugup, terpaksa sekali lagi ia melancarkan serangan-Pada saat tubuhnya miring kesamping telah dapat melihat
bahwa dibelakang dari balok kayu yang menerjang dirinya itu terdapat dua buah rantai besi besar, hal ini dapat
membuktikan kalau semua itu digerakkan oleh alat-alat
rahasia yang tersembunyi, hatinya menjadi sedikit bergerak, pedangnya dilancarkan dari samping menerjang dua buah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
kayu yang besar itu, diikuti dengan tanpa ragu2 lagi Ie Bok Kiamnya segera lepas dari tangannya, Ie Bok Kiam tersebut
membuat setengah lingkaran terlebih dahulu ditengah udara
kemudian mematahkan dua buah rantai besi yang terdapat
dibelakang kayu tersebut.
Baru saja Ie Bok Kiamnya kembali ketangannya, dua
batang kayu dari belakang tubuhnya telah melayang
menerjang kearahnya.
DIA tak dapat berbuat apa-apa, terpaksa tangan kanannya
diangkat untuk menempel pada tubuh kayu dibelakangnya itu,
tak menanti kayu tersebut menerjang tubuhnya, kaki
kanannya mengikuti datangnya kayu besar itu melancarkan
tendangan, terlihat kayu besar itu berputar tak henti2nya
terdengar suara yang nyaring dua batang kayu besar saling
bertubrukan satu sama lainmya dan bersama-sama jatuh
keatas tanah. Pada saat ini lweekang yang dimiliki oleh Boen ching dapat
dihitung sebagai jago yang lihay didalam Bulim, apalagi dia berhasil melatih memandang didalam kegelapan, sedang jurus
yang baru saja digunakan itu ternyata adalah jurus "Kiam coan Thian Hwee" dari ilmu pedang Ie Bok Kiam Hoatnya.
Pada waktu dia menghindari dua buah kayu yang
menerjang kearahnya itu, Ie Bok Kiamnya telah meluncur
kearah dinding sebelah kirinya, terdengar dua kali suara yang sangat perlahan dua buah rantai besi yang terdapat
dibelakang kayu itupun telah terputus oleh sambaran
pedangnya itu. Dari dinding sebelah kiri menjadi tidak bergerak lagi, tetapi dari dinding sebelah kanan masih terdapat sebuah kayu besar yang secepat kilat menerjang kearahnya, dengan disertai oleh suatu angin yang sangat dahsyat sekali menerjang
ketubuhnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching nampak alat rahasia pada dinding yang ada
disebelah kirinya itu ternyata dapat dirusak sesuai dengan
keinginannya, dalam hatinya merasa sangat girang, tubuhnya
berkelebat secepat kilat menempel pada dinding sebelah
kanan, tangannya segera mencabut kembali pedang Ie Bok
Kiamnya yang tertancap pada dinding tersebut.
Dengan sinar mata yang sangat tajam dia memandang
kayu besar yang dapat menyerang orang dengan bersilang
didalam lorong itu, sedang dalam hatinya diam2 merasa
sedikit terkejut, pikirnya.
"Jika tadi aku berada ditengah lorong itu dan mendadak dari kanan kiri bersamaan waktunya dua buah kayu raksasa
menyerang, bukankah aku akan mengalami kematian yang
sangat mengerikan ditempat itu untung aja Ie Bok Kiam ini
telah menolong jiwaku."
Jika dia bukannya telah melatih ilmu memandang dalam
keadaan gelap. kiranya tidak sampai lorong ini, sekalipun
rintangan pertama pun tidak akan berhasil menerobosnya,
berpikir sampai disini, tanpa terasa dia agak merasa sedikit ngeri.
Disebelah kanan dari lorong tersebut, kayu2 raksaaa telah
dapat dipatahkan seluruhnya dan berserakan tak keruan di
dalam lorong tersebut, Boen ching yang memandang kayu2
yang berserakan tak karuan itu dalam hatinya membatin,
entah dibawah sana dua buah rintangan yang lain itu terdiri dari apa saja.
Setelah mengatur pernapasan sejenak. sekali lagi dia
gerakan tubuhnya berjalan menuju kelorong yang lain-
Keluar dari lorong itu, pada ujungnya terlihat sebuah
ruangan batu yang tertutup rapat sekali.
Boen ching berdiri tertegun sejenak didepan pintu batu itu.
Mendadak pintu batu tersebut dengan sendirinya dengan
perlahan2 membuka, hawa panas dari dalam pintu batu itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
memaksa Boen ching untuk mundur setindak kebelakang
terlihat sinar merah memancar keempat penjuru didalam
ruangan itu, ternyata terdapat sebuah liang api yang besar
sekali, sedang dalam liang tersebut api ber-kobar2 dengan
hebatnya. Dalam hatinya sedikit merasa terperanjat, pada ujung liang
api itupun terdapat sebuah pintu batu, tetapi masih tertutup dengan rapatnya kini, ketika itu pintu batu tersebut saking panasnya hawa telah berubah warnanya menjadi merah
padam. Boen ching sekalipun berdiri didepan pintu batu itu, tetapi diapun dapat merasakan panasnya hawa yang sukar untuk
ditahan, terpaksa sekali lagi dia mundur kebelakang
selangkah. Tetapi begitu dia mundur dirinya ke belakang, dari
belakang tubuhnya segera berkelebat keluar belasan pemuda
berbaju merah yang memegang pedang ditangan, tangan
kanannya mencekal pedang sedang pada tangan kirinya
tampak memegang obor.
Boen ching mengerutkan alisnya, dia tahu bahwa orang2 ini
telah bersiap untuk memaksa dia terjun kedalam liang api
yang berkobar kobar itu, tangannya segera dibalikkan
mencabut pedangnya dan berdiri tegak ditempat itu.
Belasan pemuda yang mencekal pedang itu setelah dengan
tenang berdiri ditempat itu sejenak. segera mulailah
melancarkan serangan menerjang kearah Boen ching, luas
dari lorong tersebut tidaklah begitu lebar, hanya empat lima enam orang menerjang seCara bersama-sama, tetapi belasan
orang itu agaknya telah mendapatkan latihan yang lama,
terlihat dihadapannya terdapat enam orang pemuda yang
mengangkat pedangnya mendesak maju, sedang yang lainnya
berdiri diatas dinding, dan berkelebat ke kaman dan kekiri, dengan pedangnya menerjang kearah Boen ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Tampak hal ini Boen ching menjadi mengerutkan alisnya,
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mana dia mau dengan begitu saja terpaksa oleh beberapa
orang pemudaitu masuk kedalam liang api itu, pedang
panjangnya segera melancarkan serangan bertubi-tubi
mematahkan setiap serangan yang dilancarkan oleh belasan
orang itu. Tetapi yang paling dikuatirkan olehnya bukanlah pedang
panjang yang berada ditangannya itu, karena kepandaian
yang dimiliki oleh belasan orang itu tidaklah begitu tinggi, tetapi pada tangan kiri dari orang-orang itu mencekal sebuah obor dan diletakkan dibelakang punggungnya, entah apa
kegunaannya dari obor tersebut.
Dalam sekejap mata saja sepuluh jurus telah berlalu,
mendadak tubuh dari belasan pemuda itu melayang
berkelebat, sedang belasan pedang panjangnya meluncur
seluruhnya kearah Boen ching, ternyata dalam waktu yang
singkat itu telah berganti tempat kedudukan-
Boen ching menjadi sangat terkejut, begitu pedang panjang
dari orang-orang itu bergerak dia baru dapat melihat bahwa
belasan pedang panjang itu bersamaan waktunya telah
meluncur keseluruh tubuhnya, dia terperanjat atas kerja sama yang demikian eratnya diantara belasan orang pemuda itu.
Tidak menanti dia untuk berpikir panjang lagi, pedangnya
segera dengan datar menyorong kedepan, sedang
tubuhnyapun meloncat ketengah udara, memukul jatuh lima
bilah pedang yang menyerang didepan tubuhnya itu.
Baru saja Boen ching menggerakkan pedangnya, belasan
pemuda berbaju merah itu telah menggerakan tangan kirinya,
belasan gulungan api telah meluncur ketubuhnya.
Boen ching menjadi sangat terkejut, dengan tergesa-gesa
ia mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya yang paling lihay,
"Hui Sie Yu-She "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Tubuhnya segera melayang ketengah udara tetapi gerakan
tubuhnya ternyata masih tetap terlambat setindak. ilmu "Hui Se Yu She" sekalipun merupakan ilmu meringankan tubuh
yang sangat aneh, tetapi bagaimanapun juga masih tetap
terdapat kekurangan, tubuhnya yang berada ditengah udara
itu dengan meminjam angin kencang yang menyambar segera
melayangkan tubuhnya lagijauh keatas, tetapi dengan
demikian tak dapat mengerahkan tenaga lagi, begitu sedikit
mengerahkan tenaga maka tubuhnya akan terjatuh kembali
keatas tanah. Tubuhnya yang melayang ketengah udara itu sekalipun
telah berhasil menghindarkan diri dari serangan pedang 2 itu, tetapi belasan gumpalan minyak bakar dan api itu tak dapat
lagi dihindarkan seluruhnya, terdengar suara minyak yang
mengenai jubah panjang yang dipakainya, sekalipun hanya
terkena separuh saja, tetapi dengan segera api berkobar
keseluruh tubuh.
Dia tak berani berpikir panjang lagi, dengan cepat dia
jatuhkan dirinya keatas tanah dan berguling tak hentinya
untuk memadamkan api yang sedang berkobar.
Belasan pemuda berbaju merah itu bersama-sama segera
menubruk ketubuh Boen ching, hati Boen ching pada saat ini
telah dibikin menjadi sangat gusar, sekali Ie Bok Kiamnya
segera dilancarkan keluar, terdengar suara jeritan ngeri,
seorang pemuda berbaju merah telah terpancang diatas
dinding oleh tusukan pedang itu.
Tangan dan kakinya segera dikerahkan melancarkan
seluruh jurus dari ilmu "Thay Thien Koei sih." dengan segera pula belasan pemuda yang menubruk kearah itu telah herhasil melemparkan keluar dua orang diantaranya terjatuh di dalam
liang api itu terdengar suara yang sangat mengerikan dari
mulut pemuda itu, membuat pemuda yang berbaju merah
lainnya saking terkejutnya lantas saja telah mundur ke
belakang. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching segera bangkit berdiri, api yang telah berkobar
pada tubuhnya pada saat ini telah berhasil memadamkan,
dengan termangu-mangu dia berdiri disana, dan memandang
pemuda berbaju merah yang telah binasa dibawah pedang Ie
Bok Kiamny
ie Lan Kong. Dia menjadi termenung, "entah ini bagaimana baiknya,
pergi ketelaga Thay ow kah" ataukah langsung menuju
keistana chie Lan Kong"
Setelah berpikir sedang ia mengangkat mata keempat
penjuru, mendadak dia mend engar suara tertawa yang
sangat kalap. hatinya terasa sangat terkejut, dengan tergesa-gesa ia menoleh memandang seora ng tua yang rambutnya
terurai panjang, kakinya telanjang dan pada tangannya,
mencekal sebatang pedang berlari dengan Cepatnya dari atas
bukit kecil itu.
Boen ching tidak mengetahui siapakah orang itu, tampak
orang tua itu begitu lari sampai dihadapan Boen ching segera mengangkat pedangnya dan disabetkan ketubuhnya, Boen
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
ching dengan cepat menyingkir ke samping, dalam hatinya
terasa sangat terkejut, tenaga dalam yang dimiliki orang tua itu tidaklah berada dibawah Seh TU Hoa, entah kerena apa dia telah mengangkat pedangnya dan menyerang kearah nya,
padahal dirinya tidak mengenalnya sama sekali dengan dia.
orang tua itu nampak tusukkan pedangnya tidak mencapai
pada sasarannya, sambil tertawa kalap sekali lagi ia menusuk kearah Boen ching, sedang pada mulutnya teriaknya.
"Kalian semuanya selalu mengatakan kepandaian yang
dimiliki oleh Thian Jan Shu nomor wahid didalam dunia
kangouw, tetapi kalian semua seorangpun tidak mengetahui
bahwa kepandaian yang dimilikinya itu seluruhnya berasal dari aku orang tua yang mewarisinya."
Boen cning menjadi sangat terkejut dengan tergera-gesa
dia menyingkir kesamping, dia tidak mengetahui siapakah
orang itu sebenarnya, kepandaian yang dimiliki Thian Jan Shu selamanya dikatakan orang sebagai ilmu sakti yang tanpa
tandingan, tetapi juga tidak seorangpun yang mengetahui
siapakah sebenarnya suhunya yang mewarisi ilmu silat yang
demikian tingginya itu.
orang tua itu berturut-turut melancarkan beberapa kali
serangan, Boen ching yang nampak orang itu agak kegila-
gilaan, sedangkan jurus-jurus pedang tidak karuan sama
sekali, tetapi jika dipandang olehnya agaknya sangat dikenal sekali.
Mendadak hatinya menjadi tergetar, didalam ilmu "Ngo
Heng Kiam Hoat" dia pernah melihat jurus-jurus ilmu pedang tersebut, apakah dapat dikata dia adalah Jie Supeknya Lie
Hwee Yu She, Lam Kong Hun"
Tubuhnya dengan cepat mUndur ke belakang dan
teriaknya. "Tahan" Apa kau adalah Lam Kong supek?"
orang tua yang gila itu agaknya merasa terkejut, mendadak
menjadi tenang kembali, sedang pada mulutnya kemak kemik.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Lam Kong supek" Siapa yang memanggil Lam Kong
supek?"."
Boen ching yang nampak orang tua gila itu berbuat
demikian, hatinya terasa berdesir, dalam hati pikirnya,
"kiranya tidak salah lagi, orang ini tentunya adalah Lie Hwee Yu she, Lam Kong Hun, tetapi entah karena apa ia menjadi
gila, suhunya dan para supeknya telah berpisah hampir
mendekati dua puluh tahun lamanya, sedang Seh TU Hoa pun
telah menjadi sesat, Lam Kong Hun pun menjadi gila, dalam
hatinya tanpa terasa menjadi merasa sedikit keCewa.
Setelah termenung sejenak kemudian ujarnya.
"Benar engkau bernama Lam Kong Hun" Lam Kong Hun . .
." Lam Kong Hun dengan termangu-mangu berdiri mematung
disana, sedang pada mulutnya tetap berkemak kemik,
ujarnya. "Lam Kong IHun" Lam Kong IHun?"?" sehabis berkata ia tertawa terbahak-bahak dan lanjutnya.
"Aku adalah suhengnya Thian Jan Shu, Seluruh kepandaian yang dimilikinya itu adalah aku yang mewariskan kepadanya,
jika kau ingin belajar ilmu silat yang seperti kepandaian dari Thian Jan Shu, haruslah kau mengangkat aku sebagai suhu
terlebih dahulu."
Boen ching dengan keCewa menundukkan kepalanya
rendah-rendah, untuk sesaat tidak mengucapkan sepatah
katapunjua. Terdengar Lam Kong Hun mendengus, dengan gusar
ujarnya. "Bagaimana", kau ternyata demikian beraninya tidak
mengangkat aku sebagai suhumu", apakah dapat dikata kau
tidak takut kepadaku?""
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sambil berkata tangannya yang mencekal pedang itu
digerak-gerakkan- Boen ching mengangkat kepalanya, sedang
diam-diam dia berpikir.
"Lam Kong IHun adalah supekku sendiri, dia dapat gila
hingga menjadi demikian, itu pasti ada sebabnya, aku tidaklah tidak mengurusi urusan ini, bahkah Ngo Heng Kiam Tin yang
telah menggetarkan seluruh dunia kangouw itu pasti harus
dapat dikerahkan pula". Setelah termenung sejenak kemudian ujarnya.
"Baiklah aku akan meugangkat kau sebagai suhuku"
Lam Kong Hun memandang kearah Boen ching dengan
tajam, bagaikan baginya terasa diluar dugaan, sejenak
kemudian dengan tertawa mengejek ujarnya. "Kiranya tidak mempunyai semangat sedikitpun jua" sepasang alis Boen
ching menjadi berkerut, sedang dalam hati pikirnya.
"Bagaimanakah sebenarnya, tadi dia masih memaksa
dirinya untuk diangkat sebagai anak murid nya. bagaimana
dalam waktu sekejap telah berubah menjadi sedemikian rupa"
Hatinya segera bergerak pikirnya mungkin hal ini bukanlah
hasil pemikirannya, dirinya jika ingin mendapatkan kabar
berita mengenai sebab-sebab hingga Lam Kong IHun menjadi
gila, pastilah harus menuruti segala pemikiran diingininya.
Setelah berpikir demikian, ia dengan suara dingin
mendengus, dan ujarnya.
"Jangan dikata aku telah memiliki ilmu kepandaian silat sedikitpun juga tidak mungkin aku mau mengangkat kau
sebagai suhuku"
Wajah Lam Kong Hun berubah menjadi dinugin, setelah
tertawa dingin sahutnya.
"Sungguhkah?" Engkau mengira kalau tidak mau
mendengar perkataan yang aku ucapkan lalu dapat enak-
enakankah" Tahukah Thian Jan Shu itu seluruhnya adalah aku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
yang mengajarkan, asalkan kau dapat mempelajari
kepandaian sedikit saja telah dapat menjagoi seluruh Bu lim."
Boen Ching setelah berpikir sejenak kemudian sahutnya.
"sekalipun demikian engkau mengapa harus memaksa
untuk mewariskan kepadaku", jika kau memiliki kepandaian
silat yang demikian tingginya mengapa tidak kau pergunakan
sendiri?"?"
Lam Kong Hun yang mendengar perkataan ini menjadi
termenung, sedang mulutnya berkemak kemik entah
mengatakan apa, suaranya sangat kacau sekali, sekalipun
Boen ching telah memusatkan seluruh perhatiannya untuk
mendengarkan apa yang sedang diucapkan oleh Lam Kong
Hun itu. Lam Kong Hun setelah mengucapkan beberapa kata itu,
kemudian menggelengkan kepalanya dan tertawa terbahak-
bahak, pedang panjang yang berada ditangannya itu
disabetkan dua kali ditengah udara kemudian balikkan
tubuhnya dan lari pergi.
Boen ching menjadi tertegun, ia tahu bahwa pasti karena
jawaban yang diberikan olehnya itu tidak sesuai, dengan
tergesa-gesa ia lari mengejar, sedang mulutnya berteriak.
"Kau mempunyai kepandaian silat apa?""
Lam Kong Hun hanya tertawa terbahak-bahak tak
menjawab, dan tetap lari kearah depan.
Boen ching tidak mau melepaskan begitu saja, tubuhnya
segera bergerak mengejar, Ginkang dari Ie Bok Tocu adalah
menjagoi seluruh bulim, sedang tenaga dalam yang dimiliki
Boen ching sekarang ini sangat tinggi sekali bahkan melebihi Ie Bok Tocu sendiri.
Pada saat ini begitu ilmu meringankan tubuhnya
dikerahkan, sedang Lam Kong Hun pun dalam keadaan tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
beres ingatannya, sehingga Boen ching dapat mengejar
disamping orang tua itu.
Terhadap Boen ching yang mengejar hingga disampingnya
itu, Lam Kong hun bagaikan tidak merasakan sama sekali, dia sambil mengobat-abitkan pedangnya sambil lari kearah depan, setelah berputar dijalanan yang sempit itu, tak lama kemudian sampailah dibawah suatu pohon yang sangat besar.
Lam Kong Hun tertawa besar, tubuhnya berkelebat dan
menubruk kearah pohon besar itu, pedang panjangnya
berturut-turut menusuk beberapa kali, membuat tubuh pohon
yang besar itu tertusuk hingga berpuluh-puluh lubang besar.
Boen ching yang nampak pada tubuh pohon besar itu
terdapat berpuluh-puluh lubang tusukan yang besar, pula
beberapa bekas sabetan pedang, dalam hatinya terasa agak
terkejut, pada waktu itu kekuatan tenaga dalam yang dimiliki oleh Seh TU Hoa, sedang jika dilihat sekarang ini didalam hal kegesitan dan kehebatan dalam permainan ilmu pedang Lam
Kong Hun jauh melebihi Seh Tu Hoa, sedang kepandaian Seh
Tu Hoa dapat demikian lihaynya adalah berkat ilmu Thay
Thien Kloe Sih yang sangat aneh gerakannya dan ilmu pukulan Koen Yuen ciang Hoat nya.
Lam Kong Hun tertawa besar, tubuhnya bagaikan terbang
Cepatnya mengitari pohon besar itu sambil melancarkan
serangan, sedang pada mulutnya teriaknya :
"Siapa yang mau belajar dari kau, jika kepandaian yang kau miliki itu sangat tinggi mengapa dapat dirantai oleh orang lain dengan besi yang demikian besarnya?"
Dalam hati Boen ching merasa terkejut, mendadak dari
sebelah kiri dari pohon tersebut terdengar suara tertawa yang sangat aneh sekali, Boen ching tak mengetahui siapakah
orang yang tertawa itu tapi dalam hatinya dia menduga bahwa pastilah orang inilah yang membuat Lam Kong IHun menjadi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
tidak beres ingatannya, dengan cepat ia bersembunyi
dibelakang sebuah pohon besar didekatnya.
Seorang kakektua yang sangat kurus dan berambut
panjang berjalan mendatang, Boen ching nampak pada
punggung kakektua itu membawa seutas rantai yang sangat
besar, dia tahu orang yang disebut Lam Kong Hun tadi.
Lam Kong Hun terhadap orang yang sangat aneh ini
bagaikan tak melihatnya sama sekali, dia masih tetap tertawa ter-bahak2 sedang tubuhnya bagaikan terbang cepatnya
menyerang ketubuh pohon yang besar itu.
Terdengar orang aneh itu tertawa dingin, dengan perlahan
ucapnya. "Bagaimana" engkau masih tak mau menyerah,?" Sekalipun waktu dia bicara sangat perlahan sekali, tapi setiap kata dan setiap kalimat yang di ucapkan itu mengandung tenaga dalam
yang dapat dilihat jauh melebihi orang biasa,
Boen ching pernah melihat Kong Ku waktu ketawa besar
telah membuat gentar batang pohon hingga berbunyi
gemerisik, tapi orang aneh yang berada dihadapannya itu
telah dapat membuat daun dan bunga2 menjadi bergetar tak
henti2nya. Tubuh Lam Kong Hun segera berhenti bergerak. setelah
menghembus napas dengan keras teriaknya.
"Siapa yang mau menyerah padamu, sedang rantai besar
yang ada ditubuhmupun itu tak sanggup untuk
melepaskannya masih ingin menerima aku sebagai muridmu?"
orang aneh itu dengan dingin tertawa panjang, untuk
sejenak ia menutup sepasang matanya, sedang pada
mututnya berkata. "Thian Boen Thay cing Siauw Hu. . ."
pada wajah Lam Kong Hun tampak rasa yang sangat
terkejut dan ngeri, setelah lewat beberapa waktu ia baru
menghembus napas lega dan ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Aku tak takut padamu yang tetap tak takut padamu, lalu kau dapat berbuat bagaimana"
Sehabis berkata ia menggerakkan pedang panjang yang
ada ditangannya itu.
Pada wajah orang aneh itu menampakkan perasaan yang
sangat kecewa sekali sahutnya.
"Selama sepuluh tahun ini aku hanya pernah berjumpa
dengan kau seorang yang memiliki tenaga dalam yang
demikian tingginya, hanya kaulah seorang yang dapat
membantu aku melepaskan diri dari belenggu,jika kau
membantu aku membebaskan diri pastilah terhadapmu
mempunyai kebaikan"
Lam Kong Hun tertawa besar, tubuhnya melayang dan
menyabetkan pedangnya kesebuah pohon besar itu.
orang aneh itu dengan dingin mendengus, terdengar suara
yang sangat perlahan sekali tubuhnya bersama ramai yang
besar, itu telah menubruk ketubuh Lam Kong Hun, Boen ching
yang nampak hal ini dalam hatinya merasa sangat terkejut
sedang Lam Kong Hun diantara suara tertawa besarnya ia
balikkan tubuhnya menusuk ketubuh lawannya.
orang aneh itu setelah berhasil menghindar tusukan
pedang itu, ujarnya dengan nada yang keras.
"Kau ternyata berani melawan aku, jurus- jurus silatmu itu seluruhnya aku telah mengetahuinya dengan jelas, aku
menasehatkan padamu lebih baik kau melepaskan pedangmu
saja " Lam Kong Hun tidak memperdulikan padanya, pedang
panjangnya sekali lagi menusuk kearah orang aneh itu
sekalipun pada tulang iga orang aneh tersebut telah dirantai, tetapi kegesitan dan kecepatan bergeraknya sangat
mengejutkan sekali, tampak dia mendatarkan tubuhnya sambil
melancarkan tusukan dengan jari tangannya, maka pedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
panjang ditangan Lam Kong Hun menjadi miring kesamping,
sedang tangannya meneruskan serangan mencekal jalan
darah dibelakang punggung Lam Kong Hun.
Jalan darah Lam Kong Hun yang kena dicekal membuat
seluruh tubuhnya menjadi menggigil, dia menjadi kendor dan
terjatuh keatas tanah.
orang aneh itu meletakkan tubuh Lam Kong Hun keatas
tanah, dengan dingin ia tertawa serta ujarnya.
"Kau mau tidak membantu aku untuk melepaskan diriku ?"
Begitu jalan darah Lam Kong Hun dibebaskan ia tertawa
besar lagi tak henti-hentinya. orang aneh itu dengan dingin mendengus, ia telah termenung sesaat kemudian ujarnya.
"Sudah hampir satu bulan lamanya engkau masih tetap
demikian, mungkin memangnya telah menjadi gila benar-
benar. Sehabis berkata dia dengan dingin mendengus lagi, Boen
ching yang bersembunyi dibelakang pohon nampak waktu
orang aneh itu mendengus pada sepasang matanya
menampilkan napsu untuk membunuh tanpa terasa membuat
dia menjadi terperanjat, entah, orang aneh itu akan berbuat apa.
Terdengar orang aneh itu berkata padalam Kong Hun-
"Kau janganlah berpura-pura menjadi gila, kau harus
mengetahui, jikalau kau memangnya benar-benar telah
menjadi orang gila aku juga tidak mungkinakan melepaskan
dirimu, terpaksa aku harus membunuh mati kau."
Lam Kong Hun masih tetap tertawa besar tiada henti-
hentinya. orang aneh itu sekali lagi mendengus, Boen ching menjadi
terperanjat, ia tahu bahwa orang aneh itu segera akan
menurunkan tangan jahat terhadap Lam Kong Hun. pada saat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
ini kalau tidak munculkan diripun tidak mungkin bisa terjadi, dengan Cepat dia gerakkan tubuhnya dan berdiri didepan
pohon besar itu.
orang aneh itu nampak munculnya Boen ching ditempat itu
menjadi sangat terkejut, dengan tangan sebelah dia
mencengkeram tubuh Lam Kong Hun, sedang tubuhnya
dengan tergesa-gesa mundur satu kaki lebih kebelakang.
Dalam hati Boen ching menjadi bergerak ia tertawa tawar,
dengan perlahan mencabut keluar pedang Ie Bok Kiamnya,
ketika tangan kanannya digetarkan, Ie Bok Kiam telah lepas
dari cekalan tangan kanannya dengan menggunakan jurus
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang sangat lihay dari ilmu "ie Bok Kiam Hoat" Ie Bok Kiamnya berputar setengah lingkaran ditengah udara membuat pohon
yang besar patah menjadi dua bagian, sedang pedangnya
dengan disertai suara yang sangat pertahan melayang kembali ketangan Boen ching.
jurus ini adalah jurus "Kiam Hwee Thian con" dari ilmu pedang "Ie Bok Kiam Hoat, Kiam Hwe Thian con" ini jika tidak dilepaskan dari tangan merupakan jurus serangan untuk
menolong diri sendiri, sedang apabila pedang itu dilepaskan dari tangan kehebatannya jauh lebih lihay.
orang aneh itu nampak Boen ching memperlihatkan
kepandaian yang sangat aneh dan lihay ini, menjadi berdiri
termangu2 disana.
Boen ching sambil tertawa memasukkan pedangnya
kedalam sarung, kepada orang aneh itu ujarnya:
"coba kau lihat tenaga dalamku ini apakah dapat
menolongmu untuk melepaskan diri dari bahaya ?"
Setelah berkata dengan tanpa terasa dia menyapu Lam
Kong Hun sekejap.
orang aneh itu dengan dingin memandang Boen ching dia
tidak mengetahui Boen ching karena urusan apa datang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
ketempat ini, setelah termenung gejenak kemudian tanyanya.
"Engkau menginginkan apa?" Boen ching tertawa tawar sahutnya. "Aku tidak menginginkan segala sesuatu"
orang aneh itu dengan dingin mendengus dia nampak Boen
ching munculkan diri dihadapannya tentu sangat
menguntungkan tetapi Boen ching mengatakan tidak
menghendaki segala sesuatu, dia tidak berani
memperCayainya, sebaliknya malah menaruh perasaan
Curiganya terhadap Boen ching.
Dia bertindak maju delapan langkah, Boen ching sambil
tersenyum, ujarnya.
"Tunggu kaujangan berjalan mendekat, jika aku berhasil kau Cekal, halakan tindakan terlalu baik "
orang aneh itu dengan dingin mendengus, ujarnya.
Kau kalau memangnya tlah menyetujui menolong aku
keluar dari kesusahan dengan tanpa syarat apapun, tetapi
mengapa demikian takut kepadaku?" Engkau sebenarnya
disebabkan karena apa"-" ?"
Boen ching dengan tindak sewajarnya tertawa setelah
memandang kekanan dan kekiri sejenak kemudian ujarnya.
"Aku hanya merasa sangat heran, aku dengar kepandaian
silat yang dimiliki Thian Jan shu, itu adalah semuanya yang kau ajarkan kalau memang begitu siapakah yang dapat
merantai kau disini?"
orang aneh itu mendengus, dengan nada yang gusar,
ujarnya. "Jika kau menghendaki cepatlah menolong ku lolos dari
kesukaran tak usah banyak bicara lagi!"
Boen ching tertawa tawar sahutnya.
"Kalau memangnya begitu selamat tinggal "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sehabis berkata dia lalu membalikan tubuhnya dan berjalan
pergi. orang aneh itu nampak Boen ching hendak pergi, dengan
keras teriaknya.
Boen ching balikkan tubuhnya sambil tersenyum, dengan
seenaknya tanyanya..
"Masih ada urusan apakah" ?"
orang aneh itu mendengus, setelah termenung sejenak
baru ujarnya.. "Engkau apa pasti ingin menanyakan soal itu kepadaku "-"
?" Boen ching melirik sejenak ke arah Lam Kong Hun, sambil
tertawa ujarnya.
"Aku memangnya ingin membantu kau meloloskan diri,
sudah seharusnya aku tahu siapakah kau sebenarnya, dan
karena urusan apakah hingga terkurung ditempat ini?"
orang itu menjadi termenung, sedang sepasang matanya
memandang tajam kearah Boen ching, sejenak kemudian
ujarnya. "Kau anak murid siapa ?"
Sambil tertawa sahut Boen ching.
"Sekarang ini adalah aku datang untuk menolong kau,
sudah seharusnya kau tak usah banyak bertanya."
orang aneh itu tertawa dingin, ujarnya:
"Baik kau sungguh sangat lihay sekali. tetapi telah aku mengatakan siapakah aku sebenarnya, aku kira kau tak berani datang menolong diriku ?" Boen ching mengerutkan alisnya, sahutnya.
"Perkataanmu sungguh keterlaluan, aku kira walaupun kau telah menyebutkan namamu aku juga belum pernah
mendengarnya." orang aneh itu tertawa dingin, ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Kalau memangnya demikian, memberi-tahukan kepadamu
tak ada halangannya, aku bersama San Kwan Yu "
Boen ching menjadi termangu-mangu, sungguh tak
disangka iblis dari daerah Selatan yang telah lama dilupakan oleh orang-orang Bulim ternyata telah muncul kembali
ditempat ini, sekalipun nama San Kwan Yu tak terlalu terkenal, tetapi waktu itu untuk pertama kalinya berkelana didaerah
Tionggoan sekaligus membinasakan ratusan jago- jago Bulim
telah menggetarkan seluruh dunia kangouw, sedang sejak itu
pula jejaknya menjadi tak jelas, walaupun keturunan dari
jago-jago Bulim yang telah dibinasakan itu selalu mencarinya tetapi tetap tak dapat mencari jejaknya. Dia menjadi
termangu-mangu kemudian sambil tertawa tawar ujarnya.
"Kukira pada saat ini didalam Bulim sudah jarang sekali orang yang masih ingat akan nama Sang Kwan Yu lagi" "
Sang Kwan Yu tertawa dingin, ujarnya.
"Jika didengar dari perkataanmu, aku kira kau juga tak mengenal akan aku Sang KwanYu" Sahut Boen ching dengan tawar.
Sang Kwan Yu berturut-turut membunuh mati ratusan jago-
jago Bulim, mengenai urusan ini sih aku pernah
mendengarnya."
Sang Kwan Yu dengan dingin tertawa panjang, sejenak
kemudian ujarnya.
"Kiranya kau hanya mengetahui tentang urusan itu, tetapi jika orang-orang yang benar2 mengetahui tentang diriku
seharusnyalah mengetahui tentang peristiwa aku membasmi
cing Jen dan chiong Lay dua partai".
Sepasang alis Boen ching menjadi berkerut,pada waktu itu
pengaruh dari partai cing Jen dan chiong Lay tidaklah di
bawah pengaruh dari tujuh partai besar, setiap partai
mempunyai anak murid sampai ribuan jumlahnya, sekali pun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
dia belum pernah mendengar tentang peristiwa ini tetapi
cukup dengan mendengar perkataan yang diucapkan oleh
Sang Kwan Yu sendiri, bahkan waktu berbicara seperti tidak
pernah terjadi hal tersebut, sudah cukup membuat hatinya
terasa berdesir dan ngeri.
Sang Kwan Yu tertawa dingin, tubuhnya berkelebat
bagaikan kilat Cepatnya menubruk kearah Boen ching.
Boen ching menjadi sangat terperanjat, tubuhnya dipaksa
mundur dua kaki lebih, Sang Kwan Yu dengan dingin
mendengus, ia mundur kembali ketempat asal, kepada Boen
ching ujarnya. "Kau beranikah menolong aku ?"".
Boen ching tidak menyangka kalau Sang- Kwan Yu datang
melanjutkan serangan mendadak, jika bukannya dia selalu
waspada, bukankah pada saat ini telah terjatuh di tangan
Sang Kwan Yu ?" berpikir sampai dismi, tanpa terasa
tubuhnya telah penuh dengan keringat dingin-
Setelah lewat beberapa waktu dia baru menyambut dengan
nada yang berat. Sang Kwan Yu tertawa dingin. ujarnya.
"Aku juga tidak perCaya kalau engkau mau menolong aku
dengan tanpa meminta apa- apa, bagaimana kalau aku
menurunkan serangkaian ilmu silat kepadamu sebagai balas
jasa kau menolong aku"-" ".
Tujuan dari Boen ching yang sebenarnya adalah ingin
menolong Lam Kong Hun saja, tetapi pada saat Boen ching
munculkan diri, Sang Kwan Yu telah berhasil menotok jalan
darah dari Lam Kong Hun, sehingga memaksa Boen ching
tidak dapat turun tangan untuk menolong.
Sambil tertawa kemudian ujarnya
"Boleh sih boleh, tetapi kau masih belum mengatakan
siapakah yang merantai dirimu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sang Kwan Yu dengan dingin mendengus, setelah
memperhatikan sejenak seluruh tubuh Boen ching, dia dapat
merasakan bahwa Boen ching agaknya terhadap urusan dia
akan mewariskan serangkaian ilmu silat kepadanya itu tidaklah terlalu memperhatikan, dia mulai mencurigai kalau Boen ching mempunyai lain tujuan- Dengan tawar ujarnya.
"Adalah Thian Jan Shu yang merantai aku".
Dalam hati Boen ching terasa bergetar, kemudian dengan
tertawa ujarnya.
"Itulah sangat aneh sekali, Thian Jan Shu mengapa mau
merantai dirimu, jika menurut adatnya, dia tidaklah mungkin mau membuang demikian banyak waktu hanya untuk
merantai kau"
Sang Kwan Yu memandang tajam kearah Boen ching dan
ujarnya. "Aku mempunyai serangkai ilmu silat untuk ditukarkan
dengan bantuanmu menolong aku lolos dari bahaya, menurut
kau bagaimana "-?"
Boen ching menganggukkan kepalanya.
Mendadak dia sadar bahwa Sang Kwan Yu telah mencurigai
dirinya, dengan tawar ujarnya.
"Baik sih baik saja, tetapi aku harus mengetahui terlebih dahulu ilmu silat apakah yang akan kau wariskan kepadaku ".
Dengan dingin sahut Sang Kwan Yu:
"Setelah kau melepaskan diriku sudah tentu aku akan
memberitahukannya kepadamu " Boen ching setelah
termenung sejenak. baru ujarnya.
"Harus berbuat bagaimana, untuk melepaskan dirimu"-" " .
Ujar Sang Kwan Yu kemudian-
Sehabis berkata dia balikkan tubuhnya dan berjalan, tetapi
ketika dia melirik kesamping, nampak Lam Kong Hun masih
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
terlentang disampingnya, dengan perlahan dia mendengus,
sekarang ini Lam Kong Hun terhadapnya sudah tidak berguna
sama sekali, dia berpikirpun tidak, tangan kanannya diangkat, dan akan memukul binasa Lam Kong Hun.
Boen ching yang nampak hal ini menjadi terkejut, dengan
cemas ujarnya dengan nada yang keras . "Tahan - - "
Sang Kwan YuBegeta menarik kembali hawa pukulannya,
setelah termenung sejenak, kemudian balikkan tubuhnya
memperhatikan Boen ching dengan tajam, tak henti-hentinya
dia tertawa dingin, sedang dalam hatinya berpikir, kiranya dia datang kemari adalah karena Lam Kong Hun ini.
Boen ching nampak sikap Sang Kwan yu yang demikian itu,
dalam hatinya diam-diam merasa terkejut, sambil berpura-
pura bagaikan tak ada urusan sedikitpun ujarnya .
"Bagaimana aku dapat mengikuti kau pergi?""
Sang Kwan Yu setelah ragu-ragu sejenak, pikirnya
"Kiranya dia adalah takut setelah mengikuti aku lalu
ditangkap oleh aku ". Setelah memandang sejenak kearah Lam Kong Hun, kemudian ujarnya .
"Kau legakanlah hatimu, kalaupun aku telah menyetujuinya sudah tentu tidak akan menyesal lagi "
Boen ching nampak kecurigaan dari Sang-Kwan Yu telah
hilang, dia baru merasa berlega hati, sambil tertawa ujarnya.
"Kalau kau memangnya berkata demikian tapi bagaimana
aku dapat mempercayai omongan mu itu?""
sepasang mata Sang Kwan Yu memancarkan sinar yang
berkilat-kilat, kemudian ujarnya. Sambil tersenyum sahut Boen ching:
"Hal ini adalah urusanmu sendiri, kau ingin aku
membantumu, sudah tentu urusan ini kau harus memikirkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
sesuatu cara untuk menyelesaikan hal ini." Sambil berkata tanpa sadar matanya, melirik sejenak kearah Lam Kong Hun.
Lirikannya ini sekalipun secara tak sengaja, tapi sejak tadi Sang Kwan Yu memangnya telah menaruh rasa curiga. tapi
ketika dia memandang sekali lagi terlihat Boen ching bagaikan tak tertarik akan urusan ini dalam hatinya timbul lagi perasaan curiga terhadap Boen ching mungkinkah dia datang kemari
adalah karena urusan Lam Kong Hun.
Pikirannya segera berputar, teringat olehnya ketika saat
Boen ching munculkan dirinya adalah pada saat dia akan
membereskan Lam Kong Hun, didunia ini urusan yang
demikian tepatnya adalah tak mungkin demikian banyaknya.
Berpikir sampai disitu, dia tertawa dingin.
"Aku mempunyai suatu cara yang sangat bagus," sambil berkata dia memandang sekejap kearah Lam Kong Hung dan
terusnya. "orang ini aku berikan kepadamu, kau bolehkah berlega
hati." Dalam hati Boen ching menjadi bergerak. dengan nada
yang Cepat ujarnya.
"Janganlah bergurau, aku meminta dia apa gunanya,
bukankah tadi kau masih ingin membinasakan dia dibawah
tanganmu ?"?" Dengan dingin Sang Kwan Yu.
"Tapi kau telah mencegahnya, bahkan sebanyak dua kali
kau mencegahku untuk membunuhnya..,"
Boen ching tertawa tawar, ujarnya.
"Mungkin karena kau terlalu bercuriga terhadap aku."
Sang Kwan Yu dengan dingin tertawa panjang ujarnya.
"Apa boleh dikata kau datang kemari bukannya karena dia
?"?""
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sambil berkata dia tertawa dingin dia memandang tajam
kearah Boen ching, pada saat ini dia sudah dapat memastikan maksud kedatangan Boen ching ke tempat itu. Boen ching
menjadi tertegun, ujarnya,
"Kau tak usah ber-pura2 lagi, jika kau berpura-pura sekali lagi segera aku akan membunuh mati dia, aku mau melihat
kau bersiap akan berbuat bagaimana." Boen ching diam tak menjawab, sasaat kemudian katanya.
"Untuk mengatakan yang sebenarnya juga tidaklah
mengapa, dia adalah Supekku, aku datang kemari
memangnya bertujuan untuk menolong dia." Sahut Seng
Kwan Yu dengan nada yang dingin-
"Bagus kalau memangnya demikian, supekmu kini telah
berada ditanganku, seharusnyalah kau turun tangan untuk
menolongnya, kalau tidak nyawa dari supekmu ini aku takkan
tanggung lagi."
Boen ching sambil membalikkan tubuhnya, ujarnya.
"supekku itu kutitipkan padamu untuk menjaganya, kini aku berangkat terlebih dahulu." Seusai berkata ia bersiap untuk meninggalkan tempat itu. Sang Kwan Yu dengan nada keras,
bentaknya: "Jangan pergi,jika kau berani bertindak selangkah lagi, aku segera akan membunuh mati supekmu Lam Kong Hun ini
dibawah telapakku."
Pada saat dia mengucapkan kata-kata itu suaranya sangat
keras dan sungguh2, Boen ching terpaksa menghentikan
langkahnya, ketika dia memandang sejenak nampak tangan
kanan Sang Kwan Yu telah diangkat keatas, jika
seumpamanya tangan itu diturunkan dengan mudah telah
dapat membinasakan Lam Kong Hun.
Boen ching yang membalikkan tubuhnya nampak keadaan
yang demikian itu, dalam hatinya sekalipun merasa terkejut,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
tetapi tetap pada wajahnya bersikap tenang, sambil tertawa
ujarnya. "Apa kau ingin menggunakan tindakan demikian untuk
memaksaku ?"" Sang Kwan Yu tertawa dingin, sahutnya.
"Sejak aku dikurung selama puluhan tahun baru ini hari mendapatkan kesempatan yang benar-benar untuk
meloloskan diri, tidak mungkin aku akan melepaskan dirimu
dengan mudah."
Dengan tawar ujar Boen ching lagi.
"Kau menghendaki akupun terjatuh ketanganmu, aku kira
kau tak mungkin dapat melaksanakannya "
Sang Kwan Yu tertawa dingin, sahutnya.
"Pada waktu kau datang tadi kau ber-pura2 sungguh
sangat mirip sekali, hampir saja aku dapat kau kelabui,
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
engkau tidak menginginan terjatuh ketanganku, tetapi engkau pergi dari sini, kau haruslah tahu bahwa saat ini Supekmu Lam Kong Hun telah terjatuh ketanganku."
oooXooo BOEN CHING termenung dan berpikir keras dia tahu
sekarang ini untuk meloloskan diri sangat sukar sekali. Nyawa dari Lam Kong Hun semuanya tergantung ditangannya, dia
tidaklah mungkin untuk meninggalkan hal tersebut dengan
seenaknya, berpikir begitu tanpa terasa ia menghela napas
dengan perlahan-
Sekarang sinar mata dari Sang Kwan Yu terus berputar dan
tertawa dingin tak henti2
-ooo0dw0ooo- BOEN CHING nampak Sang Kwan Yu demikian mendesak
dirinya, dengan perlahan-lahan dia tertawa, ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Tetapi diantara kita berdua harus mempunyai suatu
penyelesaian, bukankah begitu?" Sang Kwan Yu dengan dingin tertawa panjang, ujarnya^
"Hanya engkau harus melepaskan diriku, selain itu tak ada cara-cara lainnya lagi."
Boen ching tertawa tawar, dengan perlahan dia mencabut
pedang panjangnya dan dikebutkan kesebelah kanannya
sambil katanya.
"Tetapi aku kira jika kita selesaikan dengan cara mengadu kepandaian, bukankah itu sangat cocok sekali "."
Pada sinar mata Sang Kwan Yu terlihat menampilkan sinar
yang ragu-ragu, dengan sinar yang tidak percaya dia
memandang kearah Boen ching.
Boen ching dengan seenaknya menyapu sejenak keempat
penjuru dari tempat itu, dengan perlahan dia berjalan
mendekat kearah Sang- Kwan Yu.
Didalam hati sakalipun Sang Kwan Yu telah mengetahui
bahwa Boen ching bukanlah lawannya, tetapi diapun
mengetahui bahwa kepandaian yang dimiliki pemuda ini
tidaklah dapat dihadapi dengan mudah, dengan perlahan dia
meletakkan tubuh Lam Kong Hun diatas tanah dan tertawa
dingin tak henti-hentinya.
Dalam hati Boen ching diam2 membatin, pada tubuh Sang
Kwan Yu terdapat rantai yang sangat besar sekali, sudah pasti gerakannya tidaklah lincah, dirinya sekalipun tidak berhasil menolong dia juga tidak usah dikuatirkan tak dapat
meloloskan diri.
Dia maju mendesak satu langkah lagi, Sang Kwan-Yu
tertawa dingin, tubuhnya diantara suara bergeseknya rantai
besi, secepat kilat menubruk kearah Boen ching, sedang
kedua telapak tangannya menghantam kedada Boen ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
BOEN CHING sambil miringkan tubuhnya melancarkan
serangan, pedangnya menyerang ke jantung Sang Kwan Yu.
Sang Kwan Yu dengan dingin mendengus, ia disebut orang
sebagai iblis sakti dari daerah selatan, sudah tentu ada
sebabnya, tubuhnya berputar dan tahu2 telah berada
dibelakang tubuh Boen ching, dengan sikutnya dia menerjang
punggung Boen ching.
Boen ching yang diserang secara demikian itu hatinya
menjadi berdesir, dia tidak menyangka kalau gerakan tubuh
dari Sang Kwan Yu dapat demikian cepatnya, dengan cepat ia
dengan membelakangi musuh melancarkan serangan
tendangan kilat.
Sang Kwan Yu juga merasa sedikit diluar dugaan, dia tidak
menyangka kalau Boen ching dapat balas melancarkan
serangan dengan demikian cepatnya.
Tubuhnya segera bergerak mundur, sedang lima jari
tangan kanannya bergerak secepat kilat mencekal kaki kanan
Boen ching. Boen ching menjadi sangat terkejut, tetapi pengalaman dan
kesusahan yang dialami beberapa bulan ini telah membuat ia
tidak menjadi kalut waktu menghadapi bahaya, kaki kanannya
ditekuk kebawah menginjak pergelangan tangan Sang Kwan
Yu, salah satu jurus dari ilmu "Thay Thien Kioe Sih" yakni jurus "Shia Then Sang Gwat" telah dilancarkan pada saat tubuhnya berputar ditengah udara dia telah berhasil melempar pergi tubuh sang Kwan Yu, dengan demikian tubuh kedua
orang itu menjadi agak terpisah. Sang Kwan Yu setelah
berhasil berdiri tegak tanpa terasa menjadi tertegun disana.
Tubuh Boen ching pun berhasil mencapai di atas tanah
dengan selamat sedang hatinyapun merasa sangat berat
sekali, kaki kanannya segera terasa sangat sakit, kali ini jika bukannya gerakannya sangat cepat, sehingga pada saat Sang
Kwan Yu belum sempat mengerahkan tenaganya dia telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
berhasil menghidarkan diri, kalau tidak sekitarnya lima jari Sang Kwan Yu dirapatkan kaki kanannya bukankah telah
menjadi hancur berantakan, entah pada saat ini telah menjadi bagaimana.
Sepasang mata Sang Kwan Yu berkilat, keanehan dari
kepandaian silat yang dimiliki pemuda dihadapannya ini belum pernah dia menemuinya, tadi dia mengira bahwa pasti dia
dapat berhasil menangkapnya, tetapi sungguh tak disangka
pada saat yang sangat tepat sekali Boen ching dapat
meloloskan diri, bahkan melemparkan dirinya hingga sejanh
dua kaki lebih, tanpa terasa dia mulai memperhatikan
kepandaian dari Boen ching ini dan lebih berwaspada lagL
Boen ching setelah termenung sejenak pedang panjangnya
menyabet setengah lingkaran ditengah udara, kemudian
berjalan mendekati kearah Sang Kwan Yu, dia telah
mempunyai niat untuk menggunakan ilmu "Hong Loei Chiet Kiam utuk mengalahkan Sang Kwan Yu.
Hati Sang Kwan Yu pun terasa sangat berat. Sekalipun
pedang panjang yang berada ditangan kanan Boen ching
hanya dengan seenaknya menyabet setengah lingkaran
ditengah udara, tetapi sekali pandang saja ia telah
mengetahui kalau Boen ching hendak menggunakan ilmu
pedang yang disertai dengan tenaga dalam yang lihay untuk
bertempur melawan dia.
ilmu pedang sebenarnya juga merupakan suatu ilmu dari
limu silat, dia dengan tangan kosong ingin bertempur
melawan ilmu pedang yang disertai ilmu tenaga dalam yang
lihay sudah tentu tidak mungkin akan dapat mendapatkan
kemenangan, tetapi jika dikatakan akan melarikan diri ?" dia tidak mungkin akan mau melaksanakan niat itu.
Disaat pikirannya masih bergolak. tubuhnya telah
menubruk maju, bagaikan seekor burung rajawali raksasa
menyerang kearah Boen ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Pedang panjang Boen ching segera direndahkan kemudian
dipantulkan keatas jurus pertama dari ilmu "Hong Loei Chiet Kiam" yakni jurus "Hong Tong Loei Tong" atau angin santar petir menyambar telah dilancarkan. Ie Bok Kiamnya dengan
disertai sinar yang berkilauan dan disertai pula suara angin dan petir menyerang ketubuh Sang Kwan Yu dengan
dahsyatnya. Ketika Sang Kwan Yu mendengar suara angin dan petir
yaug dahsyat, hawa dari pedang Ie Bok Kiam itu telah
menyerang ke tubuhnya, dia merasa sangat terkejut sekali,
tubuhnya dengan cepat mundur kebelakang.
jurus pedang yang dikerahkan oleh Boen ching telah
dilancarkan, mana dia mau melepaskan Sang Kwan Yu dengan
demikian, bahwa pedangnya menyebar keseluruh penjuru,
sedang sinar pedang berkilauan sehingga menyilaukan mata,
mennerjang kearah Sang Kwan Yu.
Sang Kwan Yu merasa sangat terkejut bercampur gusar,
sungguh sangat tak disangka olehnya bahwa dirinya ternyata
berhasil didesak oleh seorang pemuda yang tidak dipandang
sebelah matapun olehnya itu, pikirannya segera bergerak
tubuhnya dengan keras berputar sedang rantai besi yang
berat itu melayang ketengah udara dan menyambut
datangnya serangannya pedang yang dilancarkan oleh Boen
ching. Gaya serangan Boen ching segera berubah suara
pedangnya yang bagaikan angin kencang danpetir menyambar
itu segera berubah menjadi angin keras yang keluar dari
lembah, melambung menyapu kearah Sang Kwan Yu.
Tangan kanan Sang Kwan Yu mencekal rantai besi yang
berat, nampak pedang Boen ching sekali lagi menyerang
kearahnya dengan dingin dia mendengus, tangan kanannya
sedikit digetarkan, rantai besi yang berat itu bagaikan ular yang cerdik melibat ketubuh Ie Bok Kiam ditangan kanan Boen ching..
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching tahu bahwa jika dia tidak cepat menarik
serangannya, pedangnya pasti tak dapat melawan rantai besi
yang berat itu, tetapi Sang Kwan Yupun akan terluka dibawah pedangnya.
Jago2 yang berkepandaian tinggi waktu bertanding hanya
terlambat setengah detik, pun mungkin akan mengalami
kekalahan- Begitu dia agak ragu2, rantai besi Sang Kwan Yu
yang berat itu telah makin mendekat. tidak menanti dia
berpikir panjang lagi, Sang Kwan Yu yang nampak pedang
Boen ching tidak mungkin dapat menghindarkan diri dari
libatan raatai besinya itu, tak hentinya dia tertawa dingin.
Dia tidak mengetahui bahwa ilmu pedang Boen ching yang
disertai oleh tenaga dalam yang lihay itu sangat besar sekali perubahannya dan sangat lihay akibatnya, sekalipun Boen
ching belum medapatkan inti sarinya tapi jika digabung kan
dengan tenaga dalam didalam tubuhnya sudahlah cukup untuk
mematahkan rantai besi"-"Miauw Thian Han Lien" itu.
Bahkan dengan ilmu pedang Boen ching ini, hanya dapat
menolong dia untuk mematahkan rantai besi itu, dan sampai
melukai dia. Tapi mendadak sepasang mata Boen ching berkilat,
gerakan pedangnya darisebelah kanan telah beputar
kesebelah kiri dan Ie Bok Kiamnya pun dari tangan kanan
Boen ching berputar ke tangan kirinya, dalam sekejap mata
saja suara angin dan petir menyambar lagi sedang gerakan
pedangnya menusuk keluar dari arah yong tidak pernah
diduga oleh Sang Kwan Yu, dengan menempel pada rantai
besi yang berat itu menusuk ke dada kiri Sang Kwan Yu.
Sang Kwan Yu merasa sangat terrkejut dia hanya
merasakan empat penjurunya diliputi oleh angin yang sangat
tajam membuat dia hampir2 tidak dapat bernapas dia
mengancangkan gigi dengan seluruh tenaga dalam yang
dimilikinya itu mengangkat rantai "Miauw Thian Han Lien-nya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
dan dipukulkan kearah kiri, sedang tubuhnya menghindar
kesebelan kanan.
Pedang Ie Bok Kiam yang berada ditangan Boen ching
segera bertemu dengan rantai "Miauw Thian Han Lim" terlihat percikan bunga api berterbangan, diantara suara dengusan
gusar, pundak kiri Sang Kwan Yu telah berhasil tertusuk oleh serangan pedang Boen ching.
Sang Kwan Yu mundur dua langkah kebelakang, dengan
menahan rasa sakit yang bukan buatan dengan sekuat tenaga
menarik putus rantai besi yang berada ditubuhuya sedang
menderita luka dalam yang parah, dia tak berani bertempur
lebih lama lagi sambil membalikkan tubuhnya ia lari kearah
hutan yang ada didepannya.
Boen ching yang dengan sekuat tenaga melancarkan
serangan, juga merasakan bergolaknya tenaga murni didalam
tubuhnya, sekalipun dia mempunyai niat untuk mengejar Sang
Kwan Yu dan menyerang dia lebih parah lagi, tetapi
keadaannya tak mengijinkan, apalagi Lam Kong Hun masih
tergeletak disamping, tidak mungkin dia pergi meninggalkan
dia seorang, terpaksa dengan melotot dia memandang Sang
Kwan Yu sambil mematahkan rantai besi yang ada ditubuhnya
dan lari pergi.
Setelah Sang Kwan Yu meninggalkan tempat itu Boen ching
baru dapat menghembus napas lega, Sang Kwan Yu juga
merupakan orang dari golongan sesat, dengan lolosnya dia
hari ini, kiranya didalam Bu Lim akan bertambah lagi seorang iblis yang sangat manakutkan".
Boen ching balikkan tubuhnya dan berjalan ke arah Lam
Kong Hun, Lam Kong Hun yang telah ditotok jalan darahnya
oleh Sang Kwan Yu telah digeletakkan diatas tanah, segera
Boen ching datang mendekat dan membantunya untuk
membebaskan diri dari totokan-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Lam Kong Hun dengan perlahan mementangkan sepasang
mata dengan tajam dia melotot ke arah Boen ching di ikuti
dengan tertawa kalap dia bangkit berdiri, Boen ching menjadi sangat terkejut pikirnya.
Kali ini tidak boleh membiarkan Lam Kong Hun pergi lagi,
"dia telah dipaksa oleh Sang Kwan Yu hingga menjadi tidak beres ingatannya, aku harus mencari suatu tempat yang
bagus untuk berusaha memulihkan kembali ingatannya".
Ingatan ini berkelebat didalam benaknya, dengan segera ia
bangkit berdiri, sepasang matanya memandang tajam kearah
Lam Kong Hun, dengan suara yang dalam bentaknya. "Pungut kembali pedangmu "
Lam Kong Hun segera bangkitkan tubuhnya, dengan
termangu-mangu memandang terpesona ke arah Boen ching,
setelah lewat beberapa waktu dengan perlahan menggeserkan
tubuhnya dan memungut kembali pedangnya.
Pedang Ie Bok Kiam ditangan Boen ching sedikit digetarkan
ujarnya: "Hati hatilah kau "
Sehabis berkata tidak menunggu sampai ingatan kedua
berkelebat didalam benak Lam Kong Hun pedangnya telah
melancarkan serangan, jurus dari ilmu "Ngo-Heng Kiam Hoat"
yaitu jurus "Hong Juan Cie Tie" atau air deras menerjang daratan.
Lam Kong Hun terdesak. segera dia mengangkat
pedangnya menyambut, tetapi jurus ini merupakan kedudukan
"swie" dan tepat merupakan lawan dari gerakan pedang yang dimainkan Lam Kong Hun-Lam Kong Hun menjadi sangat terkejut, dengan cepat dia
mundur setindak ke belakang dengan jurus "Chie Hwee Lian Thian" atau membawa api memusnakan langit, balas
menyerang kearah Boen ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching tertawa tawar, dia dengan cepat menarik
pedangnya dan melancarkan jurus "Kiem lien Tang-Tie" atau Kota emas memusnahkan kolam, jurus ini merupakan suatu
jurus untuk mempertahankan diri, tetapi termasuk dalam
kedudukan "Sie Kiem" terlihat Lam Kong
Hun balas menyabet dan menusuk ke arahnya.
Boen ching berturut-turut mundur kebelakang, Lam Kong
Hun bagaikan orang yang kemasukan roh jahat, pedangnya
dibalik, ilmu "Lie Hwee Kiam Hoat" segera dilancarkan bagaikan angin taupan dan ombak yang menggulung di
samudra menyerang ke arah Boen ching.
Boen ching sambil mengangkat pedangnya berturut-turut
dia mundur kebelakang sebanyak sepuluh langkah lebih,
bersamaan dengan bentakan nyaring, Ie Bok Kiam Hoat
segera dilancarkan, kedua belah pihak saling balas
menyerang, bukan saja untuk sementara tidak dapat
ditentukan siapa yang menang dan siapa yang mengalami
kekalahan, bahkan gerakan pedangnya bagaikan saling
melekat satu dengan yang lainnya.
Sinar mata Lam Kong Hun mulai menampilkan rasa sangat
terkejut, dengan cepat dia memusatkan seluruh perhatiannya
pada gerakan pedang dari kedua belah pihak, sedang matanya
dengan tajam memperhatikan jurus pedang yang dilancarkan
oleh Boen ching, tak henti-hentinya sinar matanya berkelebat.
Terhadap gerakan dari ilmu Ie Bok Kiam Hoat, Boen ching
telah lama mengenalnya, pada saat ini sewaktu melancarkan
telah sangat hafal sekali. Pada waktu itu ketika Tan Coe Coen menciptakan ilmu "Ngo Heng Kiam Hoat", untuk mengimbangi atas jerih payah hasil ciptaannya itu, jurus- jurus pedang itu telah diwariskan kepada Ie Bok Tocu serta keempat anak
muridnya. Sekali pun jurus pedangnya satu sama lain
berlawanan, tetapi tetap ssluruhnya merupakan serangkaian
ilmu pedang, sehingga jika antara jurus pedang yang satu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
dengan yang lain bertemu akan menampilkan suatu bentuk
yang saling menempel.
Boen ching dengan nyaring membentak ilmu pedang "Ngo
Heng Kiam Hoat" dari kedudukan "Swie" segera dilancarkan, berturut-turut dia mengerahkan jurus "Hoa Cing Cay Yen- atau
"sungai aman laut tenang, "Ciang Huan Lang Yong" atau Telaga terbalik ombak mengganas dan "Swie Yun Pih Jiet"
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
atau air mega memutari matahari, sehingga memaksa Lam
Kong Hun berturut-turut mundur kebelakang.
Lam Kong Hun dengan ilmu "Lie Hwee Kiam Hoat"nya
berusah keras menahan serangan musuh, tetapi tetap tak
dapat melawan, terpaksa dia berturut-turut mundur ke
belakang, sejenak kemudian punggungnya menempel pada
pohon besar. Serangan Boen ching makin lama makin kencang, juga
bertambah cepat, cahaya pedang beterbangan keempat
penjuru, nampaknya dia ingin membinasakan Lam Kong Hun
dibawah pedangnya
Sepasang mata Lam Kong Hun memancarkan sinar yang
sangat terkejut, pedang panjangn berturut-turut melancarkan serangan menahan datangnya serangan dari Boen ching.
Tetapi setiap jurus yang dilancarkan oleh Boen ching itu
merupakan lawan dari ilmu "Lie Hwee Hoat"nya membuat dia tak berdaya untuk balas menyerang.
Begitu Boen ching mengerahkan ilmu "Ie Bok Kiam
Hoat"nya, bagaikan air bah yang melanda, setitik lubangpun tak terdapat, Lam Kong Hun tak berdaya untuk menghindar,
sedang dia menutupi matanya menanti saat kematian, pedang
Boen ching tahu2 telah mendesir dan menancap dipinggir
telinganya. Lam Kong Hun menjadi sangat terkejut, seluruh tubuhnya
basah oleh kiringat dingin yang mengalir turun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching berdiri tegak tak bergerak sedikitpun juga,
sedang Lam Kong Hun pun berdiri termangu-mangu disana
sejenak kemudian kepada Boen ching tanya nya: "Siapa kau ?"
Sehabis berkata dia mendongakkan kepalanya, memandang
keangkasa, agaknya dia sedang memikirkan sesuatu haL
Boen ching yang nampak Lam Kong Hun demikian agaknya
telah menjadi sadar kembali, diam-diam dia menghembuskan
napas lega, dengan perlahan dia membungkukkan badannya
dan ujarnya. "Keponakan murid Boen ching memberi hormat kepada Jie
Supek, suhuku Ie Bok Tocu menanyakan keselamatan dari
Supek ?" Lam Kong Hun setelah termangu-mangu sejemak dengan
perlahan ujarnya.
"Ie Bok Tocu, kau adalah muridnya sumoay "
Dalam hati Boen ching merasa sangat girang ujarnya:
"Benar, aku adalah muridnya Ie Bok Tocu"
Lam Kong Hun yang telah dibikin sadar oleh permainan
"Ngo Heng Kiam Hoat" dengan perlahan-lahan dia tersenyum tanyanya. "Dimana Sang Kwan Yu ?"
Boen ching yang nampak Lam Kong Hun masih ingat pada
Sang Kwan Yu, mengetahui kalau dia kini telah sadar benar2, lalu ujarnya: "Sang Kwan Yu telah berhasil meloloskan diri"
Lam Kong Hun memperhatikan tajam kearah Boen ching,
kemudian dengan perlahan ia menghela napas, ujarnya:
"Sumoay ternyata berhasil memungut seorang murid yang
demikian bagusnya, tak disangka ini hari malah sebaliknya
muridnya telah menolong aku . . " Ia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Hanya sayang Sang Kwan Yu berhasil meloloskan diri dari belenggu. . Hari-hari yang akan datang didalam Bulim sekali lagi akan terjadi hujan badai. Tetapi kalau dihitung juga masih Untung, karena engkau masih dapat mengalahkan dia."
Boen ching mencabut kembali pedangnya yang menancap
diatas pohon, kemudian pada Lam Kong Hun dia menceritakan
yang baru saja terjadi. Pada waktu Lam Kong Hun
menanyakan riwayatnya, maka berceritalah Boen ching
tentang kejadian yang menimpa dirinya, pun kejadian yang
terjadi didunia kangouw baru- baru ini.
Sebab Lam Kong Hun telah amat lelah, maka dia
beristirahatlah, kepada Boen ching ujarnya:
"kalau memangnya demikian, maka sekarang ini kau
bersiap hendak berbuat bagaimana "."
Boen ching setelah termenung sejenak kepada Lam Kong
Hun ujarnya. "Aku kira sekarang ini harus pergi keistana Chie Lan Kong untuk melihat-lihat"
Lam Kong Hun setelah termenung sejenak. ujarnya:
"Menurut apa yang kuketahui, diantara ketiga saudara Chie Lan, selain Kong ku, sisanya dua orang karena telah menderita luka yang sangat parah telah binasa, dengan kepandaian yang kau miliki sekarang ini, pergi kesana juga tak akan mengalami kerugian yang sangat besar, pertemuan pada tanggal delapan
malam Tiong chiu sangatlah penting sekali, aku akan pergi
dahulu. keTelaga Thay-Ouw untuk menemui suhumu,
mungkin juga Toa supek dan Sam Supekmu akan datang pula,
sehingga pada saat itu dapat dirundingkan "perjanjian pada malam Tiong Chiu."
Boen ching pun mengetahui pada saat ini banyak sekali
orang2 aneh, yang telah lama mengasingkan diri telah muncul kembali sekalipun dirinya telah menelan pil berwarna emas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
dari Naga emas itu, tetapi juga kiranya tidak cukup tenaga
untuk mengalahkan demikian banyak jago- jago yang
berkepandaian tinggi, berpikir sampai disini lalu ujarnya
dengan perlahan-
"Jie Supek, waktu mengatur ilmu barisan Ngo Heng Tin,
dapatkah kedudukan Sie Kiem aku mewakili?"
Sambil tertawa sahut Lam Kong Hun:
"Ngo Heng Kiam Hoat adalah hasil ciptaan kakek gurumu
waktu itu, sedang Ngo Heng Tin itu hasil ciptaan dia orang tua ketika hari tuanya, didalam masih banyak sekali perubahan2, jika seorang diri menggunakan ilmu tersebut masih dapat,
tetapi jika harus mengatur barisan tersebut aku kira malah
sangat kurang sekali, apa lagi keistimewaan dari Ngo Heng Tin ini bukanlah sehari atau setahun saja sudah dapat
menyatupadukan, aku lihat lebih baik engkau seorang diri
pergilah terlebih dahulu ke istana Chie Lan, carilah sumoaymu dan Bwee Siauw TOuwcu. tetapi janganlah sekali- kali terburu-napsu" Boen ching terpaksa menganggukkan kepala tanda
menyetujuinya. "Kau haruslah berhati-hati, janganlah sampai melukai diri sendiri, kalau hal ini terjadi bukankah tidak enak kepada
suhumu, pun terhadap ayah dan ibumu."
Boen ching menundukan kepalanya tidak menjawab, Lam
Kong Hun sambil tersenyum, ujarnya:
"Aku pergi dahulu "
Sehabis berkata dia bangkit berdiri dan meninggalkan
tempat itu. Boen ching memandang bayangan punggung Lam Kong
Hun hingga lenyap dari pandangan, dia tidak mengetahui
bagaimana kah perasaannya waktu ini.
Gunung Hua San puncak Sin Tok Hong, nampak kabur
dengan perlahan naik keatas, Boen ching setelah memandang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
sejenak kearah puncak gunung itu tubuhnya berkelebat lari
kearah sana. Baru saja dia berjalan setengah jalanan, mendadak didepan
matanya nampak bayangan berkelebat, dia nampak sesosok
tubuh yang dikenal berkelebat dari arah kiri, dia menjadi
termangu-mangu, dengan cepat dia menghentikan gerakan
tubuhnya dan menengok kesamping.
Empat penjuru dari tempat itu tak nampak sesosok
bayanganpun dalam hatinya berkelebat perasaan ragu-ragu
siapakah orang itu " dia terus berpikir, matanya tidak mungkin melamur tetapi tetap tidak dapat mengingat siapakah
sebenarnya bayangan yang dikenal itu.
Dia setelah termangu-mangu sejenak mulai bergerak
menuju keatas puncak gunung itu.
Mendadak ketika mendongakkan kepalanya dia menjadi
berdiri mematung disana bayangan yang sangat dikenal itu
ternyata telah muncul dihadapanmya, dengan termangu-
mangu diapun berdiri mematung di sana kiranya orang yang
berada dihadapannya itu adalah Sek Giok Siang.
Boen ching tidak menyangka kalau Sek Giok Siang dapat
muncul ditempat tersebut pada saat itu, dia menjadi
termangu-mangu entah dia munculkan diri pada saat itu
ditempat tersebut mempunyai tujuan apa.
sek Giok siang memandang terpesona kearah Boen ching,
baru tanyanya. "Engkau akan pergi keistana Chie Lan?""
Boen ching dengan perlahan menganggukkan kepalanya,
sahutnya. "Nona Sek mempunyai urusan apa?"
Sek Giok Siang tidak menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh Boen ching itu ia hanya mengangkat kepalanya
memandang terpesona ketempat kejauhan beberapa saat
kemudian baru ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Istana chie Lan sangat bahaya sekali, lebih baik kau
jangan pergi ketempat itu "
Boen ching tersenyum, dia merasa heran mengapa Sek
Giok Siang dapat mengatakan demikian, sambil tertawa
sahutnya. "Terima kasih atas perhatian nona Sek "
"Aku tahu kau pasti akan pergi kesana, tapi kau haruslah banyak berhati-hati."
Boen ching menjadi tertegun dalam hati dia merasa sangat
heran, ini hari Sek Giok Siang mengapa dapat demikian
memperhatikan dirinya, dengan terpesona dia memandang
kearah Sek Giok Siang.
Tiba2 dia nampak sinar matanya dari Sek Giok Siang
menampilkan suatu sinar sesat yang belum pernah dia
menemuinya, hatinya terasa terdesir, gadis yang demikian
Cantiknya itu dimana dalam hatinya dia pernah
mengaguminya. bahkan terhadapnya pernah menolong
nyawanya, ini hari mengapa dirinya mendadak dapat demikian
takutnya terhadap dia" dirinya sendiripun tak dapat
mengetahui mengapa. Sambil tersenyum ujar sek Giok Siang.
"Engkau pergilah, aku akan menantinya dibawah gunung."
Boen ching berdiri tertegun tak berbicara, tubuh Sek Giok
Siang bagaikan seekor burung walet dengan sangat ringan
melayang turun kebawah kaki gunung, Boen ching tertegun
entah saat ini dalam hatinya dia sedang memikirkan apa.
Dia sendiripun merasa sangat heran dirinya mengapa dapat
mempunyai pemikiran semaCam itu, Sek Giok Siang belum
pernah melakukan sesuatu hal apapun jua.
Boen ching setelah tertegun beberapa waktu, mulailah dia
mendaki puncak gunung itu lagi, baru saja dia berjalan
setengah jalanan terdengar suara yang sangat ringan, sebuah bayangan manusia telah berdiri didepannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Ketika dia memandang seoraag yang baru saja datang itu
kiranya adalah murid dari Kong Ku, Yuen cong Hong, setelah
munculkan diri, kepada Boen ching sambil tertawa ujarnya.
"Istana chie Lan selamanya tiada orang berani datang, ini hari ternyata kau berani untuk mendaki kesini." Dengan tawar sahut Boen ching.
"Istana cie Lan bukanlah merupakan suatu tempat yang
terlarang, mengapa tak berani mendatanginya" "
Seberarnya dia ingin dengan diam2 menaiki istana chie Lan
untuk melihat apakah Bwee Glok serta Shie Siauw In berada
ditempat itu, tapijika dilihat keadaan sekarang ini, terpaksa harus menerjang dengan menggunakan kekerasan.
Yuen cong Hong menolongak keatas sambil tertawa ter-
bahak2 dia dengan dingin ujarnya. "Istana chie Lan meskipun bukanlah merupakan suatu tempat yang istimewa,
sekurang2nya juga tanyalah Thian Jan Shu seorang pada
waktu itu yang dapat pergi tapi justru dia seorang saja."
Sepasang alis Boen ching dikerutkan, Yuen cong Hong
terang2an mengatakan bahwa selain dia mempunyai
kepandaian silat seperti Thian Jan Shu, kalau tidak janganlah harap dapat pulang kembali lagi setelah memasuki istana chie Lan-Dia memandang keempat penjuru, sejenak kemudian
baru ujarnya. "Ini hari aku telah datang, tujuannya yang utama ialah ingin melihat keanehan apa yang terdapat didalam istana chie Lan"
Yuen cong Hong mengatakan bahwa selain Thian Jan Shu
tiada orang lain yang berhasil keluar dari istana tersebut, kemungkinan juga Bwee Giok Shie Siauw In dengan diam2
telah naik keistana chie Lan dan kini terkurung disana.
Terdengar Yuen cong Hong sambi tertawa dingin ujarnya..
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Sekalipun suhumu datang kemari sendiri, juga belum tentu dapat memasuki istana chie Lan Kong dengan kepandaian
yang kau miliki sekarang ini, kau ingin memasuki istana,
kukira belum tentu berhasil memasukinya."
Boen ching mundur selangkah kebelakang sedang tangan
kirinya memegang gagang pedangnya sambil tertawa ujarnya:
"Kalau memangnya demikian, terpaksa aku harus
menerjang dengan menggunakan kekerasan, benarkah?"
Agak lama Yuen cong Hong memandang tajam kearah
Boen ching, dia tahu kepandaian silat yang dimiliki Boen ching sekarang ini sangat tinggi sekali, dia tak berani dengan
seorang diri turun tangan mencegah, sambil tertawa dingin
ujarnya. "Kalau begitu silahkan"
Boen ching dengan dingin mendengus, tubuhnya segera
bergerak menubruk keatas puncak gunung didalam hatinya
pikirnya. "Aku ingin belajar kenal dengan istana chie Lan Kong ini yang didalam bu lim dipandang sebagai suatu tempat yang
terlarang itu bagaimana maCamnya."
Dia terus lari menuju keatas punCak gunung tersebut,
mendadak dia jadi tertegun, diatas puncak gunung itu
ternyata tak nampak apa yang di kabar kabarkan didalam
bulim sebagai istana chie Lan-
Ketika ia memusatkan seluruh perhatiannya untuk
memandang, terlihat sebuah istana yang tinggi besar dan
sangat megah sekali berdiri disebelah sebuah bukit gunung,
sedang sebuah rantai baja yang mengeluarkan sinar
berkilauan menghubungkan dua buah bukit dihadapannya itu.
Boen ching segera memperCepat langkahnya dan
menerjang kearah puncak gunung itu, sedang sepasang
matanya dengan tajam memperhatikan istana chie Lan Kong
yang ada pada punCak satunya itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Angin gunung bertiup santar membuat ujung bajunya
berkibar, tapi rantai baja yang ratusan kaki panjangnya itu dan menghubungkan dua buah puncak tapi tak bergerak
sedikitpun juga rantai baja yang berwarna keperak-perakan itu dibawah sorotan sinar matahari memantulkan Cahaya yang
menyilaukan mata.
Boen ching, dengan tenang berdiri diatas puncak gunung
itu dengan jarak yang demikian panjangnya itu apabila baru
berjalan sampai ditengah jalan pihak musuh dengan tiba-tiba memutuskan rantai baja tersebut sekalipun orang yang
memiliki ilmu silat yang bagaimana tingginyapun juga sukar
untuk mempertahankan kehidupannya
Tetapi jika tidak melalui rantai baja yang menghubungkan
dua puncak itu, sudah tentu tidak mempunyai cara lainnya lagi untuk menyeberang ketempat itu. .
Setelah termenung agak lama, terpaksa dia harus
menempuh bahaya melewati rantai itu, dirinya ternyata telah sampai disini, ingin memasuki istana chie Lan Kong tetapi
tidak berani melewati rantai baja itu, hal ini bukankah tidak masuk diakal.
Dengan diam-diam dia menjalankan pernapasannya satu
kali, sambil menarik napas panjang-panjang tubuhnya
melonoat dan berdiri di atas rantai baja itu.
Rantai baja itu entah siapa yang memasangnya, ternyata
sangat kuat sekali, ketika dia berdiri diatas rantai tersebut, bergerak sedikitpun tidak, diam-diam pikirnya sekalipun
ginkangnya lebih baikpun jika Kong Ku memerintahkan orang
untuk memutuskan rantai besi dirinya juga tidak dapat
menyembunyikan diri, lebih baik dengan perlahan berjalan
kesana. Tetapi sekalipun dia telah berjalan sampai di ujung
seberang tetap tak terdapat dapat gerak gerik sedikitpun jua.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Seorang anak keCil berpakaian warna hitam berjalan
mendekat, sambil bungkukkan diri memberi hormat ujarnya.
"orang yang baru datang kalau memandangnya,
mempunyai nyali yang demikian besarnya sehingga berani
melewati jembatan Thian Hong. silahkan memasuki kedalam
istana". Boen ching nampak anak lelaki kecil yang memakai baju
berwarna hitam itu sangat tampan sekali, bahkan berbicara
dengan dirinya sangat sopan sekali, sambil tertawa ujarnya:
"Majikanmu Kong Ku apakah berada didalam istana "-" "- "
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Benar, tetapi harus dapat menerobos lima buah istana
baru dapat menemul dia".Jawab anak lelaki kecil berbaju hitam itu.
Boen ching tertawa tawar, tangan kirinya memegang
gagang pedangnya, dengan langkah yang lebar dia berjalan
menuju dalam istana chie Lan, istana chie Lan yang dianggap oleh orang-orang Bu lim sebagai tempat yang terlarang kini
telah muncul dihadapan matanya. Waktu itu Thian Jan Shu
sambil menjepit pedangnya naik keatas puncak gunung Sin
To-Hong itu, bukansaja berhasil menerobos masuk istana chie Lan Kong, bahkan berhasil pula melukai Tiga bersaudara
hingga luka parah, hal ini membuat nama chie Lan Kong
didalam Bu lim menjadi ternoda. Ini hari dirinya juga akan
menerjang kedalam Istana chie Lan Kong, moga-2 saja juga
dia mengobrak abrik stana chie Lan Kong.
Berpikir sampai disini dengan langkah yang lebar dia
meneruskan langkahnya memasuki istana chie Lan Kong
tersebut. Disamping pintu masuk istana chie Lan Kong itu berkelebat
keluar dua orang anak lelaki yang berbaju hitam, satu dikiri dan satu dikanan kedua bilah pedang itu bersama-sama
menusuk ke tubuh Boen ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching menjadi terkejut, dia dipaksa mundur selangkah
kebelakang. Kedua anak lelaki berbaju hitam itu miringkan tubuhnya
sambii mengganti langkah, sepasang pedang itu tetap
menjepit menyerang kearah Boen ching. Boen ching menjadi
mengerutkan alisnya, pikirnya.
"Jika aku sekali lagi didesak mundur oleh kedua anak lelaki ini, bukankah itu sangat lucu sekali", IHanya dua orang anak lelaki yang menjaga istana saja tidak dapat menerobos, bagai mana masih memikirkan hendak menerjang ke dalam istana
chie Lan Kong."
Dengan gusar dia mendengus, tangan kirinya diluruskan
keluar, membuat serangan pedang yang dilancarkan oleh anak
lelaki kecil yang berdiri disebelah kiri didorong kepintu luar, sedang pada saat itu serangan pedang dari arah kanan telah
menerjang datang, tubuhnya segera miring kearah kiri,
sedang kaki kanannya secepat kilat melancarkan tendangan-
jurus yang baru-2 ini dilakukan dengan sangat cepat sekali, tidak menunggu anak lelaki itu merubah jurus, pedang yang
berada ditangan anak lelaki itu telah tertendang lepas oleh kaki kanannya.
Tidak menanti tubuhnya berdiri tegak. diantara berputarnya
tubuh, pedang panjang yang berada ditangan lelaki kecil
disebelah kiri itupun telah pula disapu terbang.
Ke dua anak lelaki itu nampak pedangnya telah terlepas,
bersama-sama segera mundur ke belakang, dan bersembunyi
dibalik pintu istana. Boen ching juga mengejar lebih jauh lagi, dia mendongak memandang pintu istana tersebut, pintu istana itu panjangnya kurang lebih dua kaki, seluruhnya berwarna
hijau tua, dikanan kiri pintu tersebut terdapat sebuah gelang yang sangat besar dan memanwarkan sinar yang sangat
terang sekali, sedang ditengah pintu itu terdapat gambar dari sebuah mulut iblis.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching setelah menenangkan diri sejenak. tubuhnya
bergerak lagi, sepasang telapak tangannya menepuk keatas
pintu istana itu, terdengar suara yang memekikkan telinga,
dua buah pintu istana itu membuka kesamping.
Didalam iatana yang gelap gulita itu terdengar suara
pantulan yang sangat keras sekali, Boen ching dengan
perlahan maju masuk kedalam istana tersebut.
Baru dia berjalan masuk sepuluh kaki, terdengar suaru
yang keras dibelakang tubuhnya, ternyata pintu istana itu
telah menutup kembali.
Boen ching tertawa dingin, dia tahu hal ini tentu adalah
orang-orang istana chie Lan Kong itu yang sedang main gila.
Dia pernah melatih ilmu untuk melihat diwaktu malam,
sehingga tak mengurusi segala urusan kecil. setelah dia
memandang kekiri dan ke kanan sejenak. mulailah berjalan
lagi menuju kedalam.
Dihadapannya terdapat sebuah lorong yang sangat lebar,
diujung lorong itupun terdapat sebuah pintu batu yang
tertutup rapat, sedang diatas pintu itu memancarkan sinar
yang berkelap kelip. dibawah sinar tersebut terdapat beberapa buah tulisan.
"Ingin menemui Pemilik istana, harus menerjang istana
dewa sakti ini terlebih dahulu."
Boen ching tertawa tawar, ujarnya.
"Mengapa harus demikian misteriusnya, sehingga suasana menjadi demikian mengerikan"
Sehabis berkata kedua telapak tangannya dipukulkan
keluar, membuat sinar yang berkelip- kelip diatas pintu itu menjadi berterbangan keempat penjuru.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Pintu batu tersebut dengan perlahan terbuka, Boen ching
setelah mengerutkan alisnya sambil mengangkat kepala,
dengan langkah lebar masuk kedalam ruangan itu.
Baru saja dia memasuki pintu gua itu, mendadak diarah
kirinya terdengar suara yang sangat nyaring, Segulung angin kencang yang sangat hebat telah menyerang dirinya dari arah sebelah kiri.
Boen ching sejak terjun dalam dunia kangow telah
menemui jago-jago berkepandaian tinggi entah berapa
jumlahnya, tetapi kini diserang oleh angin yang demikian
hebatnya itu membuat dia menjadi terkejut, dia menduga
orang yang datang pastilah seorang jago berkepandaian tinggi dari Bulim.
Dia balikan tubuhnya melancarkan serangan dengan
menggunakan delapan bagian tenaga dalamnya dia balas
menyerang kearah musuh.
Angin pukulan dari dua belah pihak segera bertemu, Boen
ching terasa sangat terkejut, ternyata itu bukanlah seorang manusia, dia telah dapat melihat bahwa yang baru saja
menyerang dirinya adalah sebuah tangan yang dibuat dari
emas dan panjangnya beberapa kaki.
Ketika sinar matanya berputar nampak dia dalam ruangan
itu empat penjurunya penuh dengan tangan-tangan raksasa
yang panjangnya beberapa kaki bahkan mencapai dua tiga
kaki panjangnya, serangan balas yang dilancarkannya itu
segera membuat bergetar seluruh alat rahasia yang ada
didalam ruangan itu menjadi bergetar, sedang tangan-tangan
raksasa itu menjadi menyerang dirinya dengan sangat kaCau
sekali. Boen ching menjadi sangat terkejut, dia yang melihat
keadaan itu segera sadar, bahwa Jika dia ingin melawan
dengan kekerasan, tidak mungkin dia dapat beradu dengan
masing-masing alat rahasia itu, apalagi melawan dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
tangannya yang terdiri dari darah dan daging, sudah tentu dia bukanlah tandingannya.
Terlihat angin kencang menyerang tubuhnya dari empat
penjuru, semua menggetarkan ruangan tersebut dan berbunyi
tak henti-hentinya.
Didalam keadaan yang sangat kaget dan ribut itu, dengan
cepat ia mengerahkan ilmu ginkangnya "Hui Sie Yu She" untuk menghindar.
Tubuhnya berkelebat dan melayang di tengah udara,
sedang beberapa tangan raksasa itu telah melancarkan
serangan lagi dan menimbulkan angin yang sangat kencang
sekali membuat tubuhnya terdampar pada ujung ruangan itu.
Dalam sekejap mata saja angin kencang itu menjadi sirep
kembali, tetapi pada saat itu pula berpuluh-puluh panah
beracun menyambar keujung ruangan tersebut, sedang
beberapa tangan raksasa itupun mulai melancarkan serangan
lagi, keadaan didalam ruangan dari batu itu sangat tegang
sekali bahkan lebih tegang dari suasana tadi.
Boen ching dengan cepat mencabut keluar pedang Ie Bok
Kiamnya dan dicekal ditangan, tubuhnya segera bergerak dan
melancarkan jurus dari ilmu pedang "Hong Loei chiet Kiam"
yakni jurus "Hong Loei cu lie" atau angin petir bekerja sama.
Dalam sekejap mata didalam ruangan batu itu penuh
dengan sambaran pedang yang mengeluarkan angin bagaikan
sambaran petir dan melandanya angin taupan, dengan segera
panah-panah beracun itu tersapu jatuh oleh sinar pedang,
dimana Ie Bok Kiam menyabet, dengan cepat pula tiga buah
tangan raksasa lainnya.
Boen ching sendiri juga selamanya tidak menduga kalau
ilmu "Hong Loei chiet Kiam" itu ternyata mempunyai kehebatan yang demikian besarnya, tidak salah lagi kalau
dapat dikatakan mempunyai daya untuk menundukkan naga
dan harimau. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Semangatnya segera berkobar-kobar di antara suara sultan
nyaring, ilmu" Hong Loei chiet- Kiam" segera dikerahkan, Ie Bok Kiamnya dari tangan kanan berputarpindah ketangan kiri.
Pada saat itu pula tangan-tangan raksasa yang terdapat
didalam ruangan itu runtuh seluruhnya keatas tanah.
Boen ching sambil turun keatas tanah menyimpan kembali
pedangnya, setelah menghela napas lega, matanya dengan
perlahan menyapu sekejap keseluruh penjuru ruangan
tersebut. Tangan-tangan raksasa itu diantara sepuluh buah,
delapan sembilan buah telah berhasil dibabat putus oleh
pedangnya, sehingga waktu itu ruangan tersebut tak ada
sebuah bendapun yang masih utuh.
Dia berjalan maju kedepan, sambil mengerahkan tenaga
dalamnya memukul keatas sebuah pintu batu yang lain-
Kali ini dia tidak berani lagi masuk kedalam ruangan
tersebut seCara gegabah, barulah dengan perlahan-lahan
berjalan menuju kedepan pintu batu itu.
Setelah masuk kedalam ruangan itu sejauh dua langkah,
dia memandang keempat penjuru, tampak seluruh dinding
batu tersebut tidak nampak lagi benda-benda yang lain,
malahan terdapat banyak sekali lumut melekat diatas dinding.
Boen ching mengerutkan alisnya, sedang berpikir hendak
berjalan maju kedepan lagi. Mendadak terdengar suara
hempasan pintu yang sangat keras sekali, kiranya pintu batu dibelakang tubuhnya telah menutup kembali. Mendadak Boen
ching teringat mengapa pada seluruh dinding dalam ruangan
tersebut penuh dengan lumut- lumut yang masih segar. Tetapi pada saat ini telah terlambat, pada ujung dinding dalam
ruangan itu terbuka sebuah lubang yang tidak begitu besar,
segulung air yang sangat keras sekali menerjang masuk
kedalam ruangan batu itu.
Boen ching merasa sangat terkejut, dia tidak pernah
menyangka kalau Kong Ku ternyata telah mengatur siasat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
untuk membenamkan dengan air didalam istana chie Lan
Kong ini sekalipun ilmu menyelam yang dimilikinya itu
bagaimana baiknyapun, tetapi juga tidak mungkin kalau dia
tidak dapat binasa didalam air.
Sambil balikkan tubuhnya dia melancarkan sebuah
serangan hebat kearah pintu batu itu, tetapi hanya terdengar suara yang sangat perlahan sekali dan kemudian tidak nampak gerakan apa-apa lagi.
Air yang mengalir masuk itu sangat deras sekali dan sangat
cepat, dalam sekejap mata saja telah mencapai setinggi lutut.
dalam hati Boen ching merasa agak terperanjat, berturut-turut dia melancarkan dua kali serangan hebat kearah pintu batu
tersebut, tetapi tetap tak nampak perubahan apapun juga.
Tak sampai beberapa waktu, air yang mengalir masuk itu
telah mencapai setinggi paha, pada saat ini Boen ching
sebaliknya malah sedikit menjadi lebih tenang, hatinya tiba-tiba bergerak. pikirnya.
"Pada waktu itu Thian Jan Shu pernah menaiki istana chie Lan Kong ini, sudah tentu dia pasti juga melewati tempat ini, dan pada waktu itu Thian Jan Shu pun harus melewati
ruangan air ini terlebih dahulu baru dapat menemui tiga
bersaudara chie Lan, dia dapat meloloskan dari ruangan ini, akupun harus dapat mencari suatu Cara untuk keluar dari
ruangan ini."
Dia mendongakkan kepalanya memandang empat penjuru
dari dinding ruangan itu, sedang pada saat ini air telah
mencapai setinggi lubangnya.
Boen ching segera menarik napas panjang2, tubuhnya
meloncat ketengah udara, sedang Ie Bok Kiamnya dia Cabut
keluar dari sarungnya, sinar pedang beterbangan
memancarkan Cahaya yang menyilaukan mata, lumut- lumut
yang terdapat pada dinding ruangan itu segera rontok
beterbangan jatuh kebawah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Ketika Boen ching sekali lagi turun kebawah air, dalamnya
air dalam ruangan itu telah mencapai setinggi dada. Lumut-
lumut yang rontok dari dinding ruangan mengotori seluruh
permukaan air, sedang empat penjuru dari dinding itu pun
telah berubah menjadi keadaan yang semula.
Boen ching segera memusatkan seluruh perhatiannya
memandang pada dinding- dinding itu, tetapi tetap dia tak
dapat menemukan sesuatu yang mencurigakan.
Air yang mengalir masuk makin lama makin meninggi,
setelah menarik napas panjang2, sekali lagi dengan
memusatkan seluruh perhatiannya ia memeriksa dinding batu
itu kalau mungkin terdapat hal-2 yang mencurigakan, sinar
matanya tiba2 berhenti disalah satu sudut. Dimana terdapat
sebuah garis yang menyerupai sebuah retakan dan pada
dinding tersebut terbentuk suatu gambar yang sangat-sangat
rapat sekali. Mana dia mengetehui kalau retakan itu adalah pada waktu
itu Thian Jan Shu dengan mengerahkan ilmu Khiekangnya
yang lihay yakni ilmu "ciet Keng Khie baru dapat
menggetarkan dinding ruangan itu sehingga bobol, walaupun
Kong Ku telah berusaha untuk membangunnya dengan
menutupi tempat bekas retakan itu dengan batu yang besar
tetapi setelah Boen ching berhasil memapas hilang lumut-
lumut yang merekat pada dinding itu terlihat kembali bekas
retakan tersebut.
Air telah makin meninggi hingga mencapai leher Boen
ching, sambil mengerahkan seluruh tenaga dalamnya,
tubuhnya meloncat dari dalam air, sepasang tangannya
melancarkan serangan kearah dinding batu tersebut, tetapi
hanya terdengar suara yang nyaring, dinding batu itu tetap
tak mengalami kerusakan sedikitpun.
Haruslah diketahui bahwa ilmu Khiekang "chiet Kong Kang Khie" yang dimiliki Thian Jan Shu selamanya sejak dahulu tak ada yang dapat melawannya, dan Thian Jan Shu dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
mengandalkan ilmu inilah menjadi kan dirinya manusia tanpa
tandingan, dia yang dengan ilmu Khiekang "Thlet Keng Kang Khie"nya berhasil membobolkan dinding itu. Keng Ku yang telah banyak membuang waktu untuk memperbaikinya,
walaupun perbaikannya itu tak sempurna juga bukanlah hanya
satu dua kali serangan yang dilancarkan Boen ching itu dapat membobolkannya.
Boen ching tak menunggu tubuhnya jatuh kembali kedalam
air, sepasang kakinya melancarkan tendangan kilat, tetapi
dinding batu itu sedikitpun tak mengalami perubahan.
Tubuhnya sekali lagi jatuh ke dalam air, pada saat ini air
yang terdapat dalam ruangan itu telah mencapai setinggi
mulutnya. hampir2 saja mencapai pada hidungnya, baru saja
Boen ching mengerahkan tenaganya bersiap-siap sekali lagi
meloncatkan diri ketengah udara, dari lubang air itu
menerobos masuk seekor ular raksasa kedalam ruangan itu.
Boen ching yang nampak munculnya ular raksasa itu,
dalam hatinya merasa sangat terkejut, dia tak mengijinkan
ular tersebut masuk lebih jauh kedalam ruangan itu, tangan
kanannya digerakkan, Ie Bok Kiamnya telah lepas dari
tangannya dan meluncur ketubuh ular raksasa tersebut.
Ular raksasa itu mengikuti mengalirnya air menerobos
masuk terus kedalam ruangan itu, Boen ching yang
melemparkan pedangnya kearah tubuh ular raksasa tersebut,
nampak ular itu mendongakkan kepalanya, melihat Ie bok
Kiam telah melayang dekat pada tubuhnya badannya dengan
cepat merendah. Ie Bok Kiam tersebut meluncur terus dan
menatap pada dinding ruangan-
Boen ching yang nampak serangannya tidak mencapai pada
sasaran, tubuhnya secepat kilat meloncat keatas, sepasang
kakinya melancarkan tendangan kilat mengarah sepasang
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mata ular raksasa itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Tampak ular raksasa telah menyelam kedalam air lagi,
terhadap serangan tendangan yang dilancarkan Boen ching ini sedikitpun tak menggubrisnya.
Boen ching nampak seluruh tubuh dari ular raksasa itu kini
telah masuk kedalam ruangan itu dengan cepat ia mencabut
pedangnya, sedang tubuhnya menubruk ke dinding ruangan
yang lain, sepasang telapak tangannya melancarkan serangan
hebat kearah dinding ruangan-
Ular raksasa itu begitu menyelam kedalam air dengan
perlahan-lahan menyusup terus, tiba2 tubuhnya meloncat
keatas membuat air memancar dengan hebatnya kearah Boen
ching. Pada saat ini Boen ching baru saja habis-melancarkan
serangan kearah dinding ruangan, tampak air itu dengan
hebatnya memancar kearahnya, dalam hatinya merasa agak
terkejut, entah Keng Ku memperoleh binatang aneh ini berasal dari mana, ular raksasa yang demikian besarnya jarang sekali nampak.
Ie Bok Kiamnya yang dicekal ditangannya itu adalah barang
pemberian dari suhunya Ie Bok Tocu, dia tidak ingin dengan
demikian lalu dibuang, sebenarnya dia dapat menggunakan
pedang Ie Bok Kiam itu untuk menusuk ke arah mulut ular
tersebut sehingga membuat ular itu menderita luka yang
parah, tetapi dia ternyata tidak berbuat demikian-Tubuhnya
dari dinding ruangan sebelah meloncat kearah dinding yang
lain- Tubuh dari ular raksasa itu sekalipun sangat besar, tetapi
gerakannya ternyata sangat lincah dan gesit sekali, begitu
serangannya tidak mencapai pada sasaran, ekornya yang
sangat besar itu melingkar menyapu kearah Boen ching.
Ketika itu, air telah makin meninggi hingga tiga empat kaki dari atas ruagan itu. . Boen ching tak dapat berbuat apa-apa lagi, terpaksa dia terjun kembali kedalam air, dia sadar bahwa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
begitu tubuhnya terjun kembali kedalam air maka ratusan kali lipat lebih bahaya jika tubuhnya masih berada ditengah udara.
dengan ular yang demikian besarnya itu, jika sampai terkena oleh ekornya saja, kiranya untuk selamanya tidak mungkin
akan lolos kembali dari ruangan itu.
Tubuh Boen ching begitu masuk ke dalam air segera
tenggelam kedasar ruangan itu.
Tubuh dari ular raksasa itu mulai bergerak tak hentinya,
membuat tekanan didalam air itu menjadi makin bertambah,
Ie Bok Kiam ditangan kanan Boen ching segera diangkatkan
keekor ular raksasa itu.
Didalam ruangan batu yang demikian sempitnya itu, apabila
ular raksasa itu bergerak makin hebat lagi saja, tak usah dia harus menangkap dirinya, hanya cukup tekanan yang besar
dari air itu saja sudah dapat membinasakan dirinya ditempat itu.
Ular raksasa itu sambil mementangkan mulutnya
menyambut datangnya Boen ching, nampak Boen ching
mengangkat pedangnya hendak menyabet ekornya, dia segera
menyabetkan ekornya balik menyerang kearah Boen ching.
Tubuh Boen ching segera menyelam lagi ke dasar ruangan,
dia mengetahui kalau sekarang ini air didalam ruangan itu
pasti telah menjadi penuh sehingga tak memberi kesempatan
baginya untuk berganti hawa segar, didalam dua tiga jam ini apabila dia tidak berhasil meloloskan dirinya, kiranya tidakakan lagi mendapat kesempatan untuk lolos.
Dia termenung berpikir keras, mendadak hatinya menjadi
bergerak, tubuhnya segera menyusup kearah dinding ruangan
yang terdapat Celah itu.
Ular raksasa itu didalam air yang paling gesit untuk
menyerang adalah ekornya, begitu Boen ching menyusup,
ekornya yang besar itu mengikutinya dan menyapu kearah
Boen ching. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching segera memusatkan perhatiannya memandang
tempat yang disapu oleh ekor ular itu, tubuhnya yang
menempel pada dinding ruangan mendadak menghindar
kesamping, ekor dari ular raksasa itu tak dapat dicegah lagi telah mengenai dinding ruangan itu, terdengar suara yang
keras dan menimbulkan gelombang-gelombang air yang
deras. Boen ching hanya merasa bahwa gelombang2 yang
menyerang ketubuhnya itu mengandung tenaga yang luar
biasa membuatnya hampir-hampir sesak sekali
pernapasannya. Gelombang-gelombang yang ditimbulkan oleh
ular raksasa itu bergolak terus didalam ruangan itu membuat tekanan air menjadi makin meninggi, hal itu terjadi karena
ruangan itu tak terdapat lubang lain, sehingga gelombang
yang terkena pada dinding segera memantul kembali
kedinding yang sebelah.
Belum saja dia berhasil memusatkan perhatiannya ular
raksasa itu sekali lagi menyapukan ekornya ke tubuhnya.
Boen ching dengan cepat mengapitkan sepasang kakinya
sedang tubuhnya meluncur keatas menghindari sambaran
ekor ular raksasa itu.
tanpa melihat lagi dia telah mengetahui kalau serangan dari ekor ular raksasa itu tidak mengenai sasarannya kalau tidak geombang yang ditimbulkan mana dapat demikian hebatnya.
Tubuhnya sekali lagi menubruk kearah dinding ruangan
yang terdapat celahnya itu, dia tak dapat menahan sabar lagi, Ie Bok Kiamnya bergerak dengan hebatnya didalam air dan
melontarkan ilmu pedang yang sangat kuno dan baru saja
berhasil dipelajarinya itu "Hong Loei chiet Kiam"
Begitu pedangnya digerakkan diikuti dengan suara petir
dan angin yang menyambar menerjang kearah dinding itu.
Pada saat itu ular raksasa itupun telah membalikkan
tubuhnya menerjang kearah Boen ching tetapi nampak Boen
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
ching telah mengerahkan ilmu "Hong Loei chiet Kiam"nya ular itu menjadi terkejut kepalanya ditekuk dan menerjang pula
kearah dinding ruangan itu.
Dua buah kekuatan yang sangat dahsyat bersama2
menerjang kearah dinding ruangan itu, terdengar suara yang
memekikkan telinga, dinding batu itu telah terdapat sebuah
lubang yang sangat besar, segulung air yang sangat deras
sekali mengalir keluar. Ketika itu Boen ching bagaikan berada dialam impian, dia merasa sangat terkejut berCampur girang, sungguh tak pernah disangka olehnya bahwa kali ini ternyata dia berhasil menerjang hancur dinding itu, dia tidak
mengetahui bahwa dia beberapa kali menerjang dan
menggempur dinding itu membuatnya sedikit menjadi
bergetar, ketika dengan seluruh kekuatannya menggempur
sekali lagi, dinding itu sudah hampir tergempur roboh dan kali ini dengan kekuatan gabungan dari ular raksasa tersebut
tidaklah heran kalau dinding itu segera roboh.
Air deras yang mengalir keluar dari ruangan itu segera
lenyap tanpa bekas, ular raksasa itupun ikut tersapu keluar, sedang dalam ruangan itu air telah tak mengalir keluar lagi, tinggal Boen ching seorang yang berdiri termangu- mangu
disana. Oooo0dw0oooo0 BOEN CHING setelah berdiri termangu- mangu ditempat itu
segera memandang sekeliling dari ruangan tersebut, dirinya
ternyata telah berada ditengah sebuah lorong yang panjang,
sedang lorong tersebut bentuknya sangat aneh sekali,
keempat penjurunya bukannya terdiri dari batu-batu
melainkan dibuat dari balok2 kayu yang sangar besar.
Sepasang matanya memperhatikan lorong itu dengan
tajam, entah didalam lorong itu akan terjadi peristiwa apa lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
baru saja dia lolos dari ruangan batu itu, jika bukannya secara kebetulan berhasil membuat dinding dari ruangan itu menjadi hancur, kiranya dirinya sukar sekali lolos dari kematian.
Jika dilihat dari kepandaian silat yang dimiliki sekarang ini tanpa diragukan lagi dia dapat menduduki sebagai jago nomor satu didalam Bu-lim, tetapi jika akan dibandingkan dengan
Thian Jan Shu waktu itu, kiranya masih terpaut sangat jauh
sekali dan jika bukannya tempo hari Thian Jan Shu telah
membuat ruangan itu berlubang, sampai kinipun kiranya sukar baginya untuk keluar dari ruangan itu.
Lorong itu jika dibandingkan dengan ruangan batu itu jauh
lebih aneh lagi, dia tidak berani mengatakan kalau akan terjadi peristiwa lagi, tetapi dia tidaklah mungkin terus2an berdiam ditempat itu dan harus melewati lorong itu.
Setelah menenangkan pikirannya sejenak, ternyata masih
tetap tak dapat melihat tempat keanehan dari lorong tersebut.
Diam-diam dalam hati pikirnya, berdiri termangu2 lebih
lama disinipun tidak ada gunanya, tubuhnya dengan perlahan
mulai bergerak berjalan menuju kedalam lorong tersebut.
Dia berjalan terus hingga ditengah lorong tersebut, masih
tetap tak nampak benda-benda yang sangat aneh.
Tetapi pada saat itu pula, dikanan dan dikiri dari tubuhnya mendadak melompat jatuh dua buah balok kayu yang sangat
besar, diikuti dengan angin kencang yang sangat hebat,
secepat kilat meluncur kearah Boen ching.
Boen ching merasa sangat terkejut, pada ketika itu juga
mendadak ia sadar mengapa didua belah lorong itu terdapat
balok-balok kayu sebagai dinding.
Tetapi sekarang ini dia telah berjalan sampai pada tengah
lorong, kiranya sukar sekali untuk meloloskan diri, dia pikir bahwa jika ia ingin menghindar kiranya tidaklah demikian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
mudahnya, masih berpuluh-puluh balok kayu yang masih
menanti dirinya.
Kayu- kayu besar yang menyerang dirinya itu tidak
memberikan banyak waktu baginya untuk berpikir lagi, Ie Bok Kiamnya secepat kilat di sentil keluar, jurus pertama dari ilmu
"Hong Loei chiet Kiam, "Hong Hou Loei cing" atau pekikan angin mengejutkan petir segera dilancarkan, Ie Bok Kiam
ditangannya itu dari sebelah kanan bergerak kesebelah kiri
dan dari sebelah kiri berputar lagi kesebelah kanan, demikian terus hingga berpuluh-puluh kali banyaknya, suara sambaran
angin dan petir memenuhi lorong tersebut.
Dua batang balok kayu yang besar itu disaat yang sangat
kritis itu menerjang lagi, tetapi ilmu "Hong Loei chiet Kiam"
yang merupakan ilmu pedang yang disertai hawa tenaga
dalam yang dahsyat, begitu sinar pedang berkelebat telah
memaksa dua batang kayu itu terpukul jatuh.
Tidak menanti dia sekali lagi berganti jurus dari samping
tubuhnya dua batang kayu telah melayang menerjang
kearahnya. Boen ching merasa sangat terkejut, dia mengira kalau
dengan sekuat tenaga berhasil menahan serangan dua batang
kayu yang semula itu tak mungkinakan mendapatkan
serangan lagi, tapi sungguh tak terkira ternyata dari
sampingnya masih terdapat balok kayu yang melayang
menerjang kearahnya.
Hatinya terasa sedikit menjadi gugup, terpaksa sekali lagi ia melancarkan serangan-Pada saat tubuhnya miring kesamping telah dapat melihat
bahwa dibelakang dari balok kayu yang menerjang dirinya itu terdapat dua buah rantai besi besar, hal ini dapat
membuktikan kalau semua itu digerakkan oleh alat-alat
rahasia yang tersembunyi, hatinya menjadi sedikit bergerak, pedangnya dilancarkan dari samping menerjang dua buah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
kayu yang besar itu, diikuti dengan tanpa ragu2 lagi Ie Bok Kiamnya segera lepas dari tangannya, Ie Bok Kiam tersebut
membuat setengah lingkaran terlebih dahulu ditengah udara
kemudian mematahkan dua buah rantai besi yang terdapat
dibelakang kayu tersebut.
Baru saja Ie Bok Kiamnya kembali ketangannya, dua
batang kayu dari belakang tubuhnya telah melayang
menerjang kearahnya.
DIA tak dapat berbuat apa-apa, terpaksa tangan kanannya
diangkat untuk menempel pada tubuh kayu dibelakangnya itu,
tak menanti kayu tersebut menerjang tubuhnya, kaki
kanannya mengikuti datangnya kayu besar itu melancarkan
tendangan, terlihat kayu besar itu berputar tak henti2nya
terdengar suara yang nyaring dua batang kayu besar saling
bertubrukan satu sama lainmya dan bersama-sama jatuh
keatas tanah. Pada saat ini lweekang yang dimiliki oleh Boen ching dapat
dihitung sebagai jago yang lihay didalam Bulim, apalagi dia berhasil melatih memandang didalam kegelapan, sedang jurus
yang baru saja digunakan itu ternyata adalah jurus "Kiam coan Thian Hwee" dari ilmu pedang Ie Bok Kiam Hoatnya.
Pada waktu dia menghindari dua buah kayu yang
menerjang kearahnya itu, Ie Bok Kiamnya telah meluncur
kearah dinding sebelah kirinya, terdengar dua kali suara yang sangat perlahan dua buah rantai besi yang terdapat
dibelakang kayu itupun telah terputus oleh sambaran
pedangnya itu. Dari dinding sebelah kiri menjadi tidak bergerak lagi, tetapi dari dinding sebelah kanan masih terdapat sebuah kayu besar yang secepat kilat menerjang kearahnya, dengan disertai oleh suatu angin yang sangat dahsyat sekali menerjang
ketubuhnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching nampak alat rahasia pada dinding yang ada
disebelah kirinya itu ternyata dapat dirusak sesuai dengan
keinginannya, dalam hatinya merasa sangat girang, tubuhnya
berkelebat secepat kilat menempel pada dinding sebelah
kanan, tangannya segera mencabut kembali pedang Ie Bok
Kiamnya yang tertancap pada dinding tersebut.
Dengan sinar mata yang sangat tajam dia memandang
kayu besar yang dapat menyerang orang dengan bersilang
didalam lorong itu, sedang dalam hatinya diam2 merasa
sedikit terkejut, pikirnya.
"Jika tadi aku berada ditengah lorong itu dan mendadak dari kanan kiri bersamaan waktunya dua buah kayu raksasa
menyerang, bukankah aku akan mengalami kematian yang
sangat mengerikan ditempat itu untung aja Ie Bok Kiam ini
telah menolong jiwaku."
Jika dia bukannya telah melatih ilmu memandang dalam
keadaan gelap. kiranya tidak sampai lorong ini, sekalipun
rintangan pertama pun tidak akan berhasil menerobosnya,
berpikir sampai disini, tanpa terasa dia agak merasa sedikit ngeri.
Disebelah kanan dari lorong tersebut, kayu2 raksaaa telah
dapat dipatahkan seluruhnya dan berserakan tak keruan di
dalam lorong tersebut, Boen ching yang memandang kayu2
yang berserakan tak karuan itu dalam hatinya membatin,
entah dibawah sana dua buah rintangan yang lain itu terdiri dari apa saja.
Setelah mengatur pernapasan sejenak. sekali lagi dia
gerakan tubuhnya berjalan menuju kelorong yang lain-
Keluar dari lorong itu, pada ujungnya terlihat sebuah
ruangan batu yang tertutup rapat sekali.
Boen ching berdiri tertegun sejenak didepan pintu batu itu.
Mendadak pintu batu tersebut dengan sendirinya dengan
perlahan2 membuka, hawa panas dari dalam pintu batu itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
memaksa Boen ching untuk mundur setindak kebelakang
terlihat sinar merah memancar keempat penjuru didalam
ruangan itu, ternyata terdapat sebuah liang api yang besar
sekali, sedang dalam liang tersebut api ber-kobar2 dengan
hebatnya. Dalam hatinya sedikit merasa terperanjat, pada ujung liang
api itupun terdapat sebuah pintu batu, tetapi masih tertutup dengan rapatnya kini, ketika itu pintu batu tersebut saking panasnya hawa telah berubah warnanya menjadi merah
padam. Boen ching sekalipun berdiri didepan pintu batu itu, tetapi diapun dapat merasakan panasnya hawa yang sukar untuk
ditahan, terpaksa sekali lagi dia mundur kebelakang
selangkah. Tetapi begitu dia mundur dirinya ke belakang, dari
belakang tubuhnya segera berkelebat keluar belasan pemuda
berbaju merah yang memegang pedang ditangan, tangan
kanannya mencekal pedang sedang pada tangan kirinya
tampak memegang obor.
Boen ching mengerutkan alisnya, dia tahu bahwa orang2 ini
telah bersiap untuk memaksa dia terjun kedalam liang api
yang berkobar kobar itu, tangannya segera dibalikkan
mencabut pedangnya dan berdiri tegak ditempat itu.
Belasan pemuda yang mencekal pedang itu setelah dengan
tenang berdiri ditempat itu sejenak. segera mulailah
melancarkan serangan menerjang kearah Boen ching, luas
dari lorong tersebut tidaklah begitu lebar, hanya empat lima enam orang menerjang seCara bersama-sama, tetapi belasan
orang itu agaknya telah mendapatkan latihan yang lama,
terlihat dihadapannya terdapat enam orang pemuda yang
mengangkat pedangnya mendesak maju, sedang yang lainnya
berdiri diatas dinding, dan berkelebat ke kaman dan kekiri, dengan pedangnya menerjang kearah Boen ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Tampak hal ini Boen ching menjadi mengerutkan alisnya,
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mana dia mau dengan begitu saja terpaksa oleh beberapa
orang pemudaitu masuk kedalam liang api itu, pedang
panjangnya segera melancarkan serangan bertubi-tubi
mematahkan setiap serangan yang dilancarkan oleh belasan
orang itu. Tetapi yang paling dikuatirkan olehnya bukanlah pedang
panjang yang berada ditangannya itu, karena kepandaian
yang dimiliki oleh belasan orang itu tidaklah begitu tinggi, tetapi pada tangan kiri dari orang-orang itu mencekal sebuah obor dan diletakkan dibelakang punggungnya, entah apa
kegunaannya dari obor tersebut.
Dalam sekejap mata saja sepuluh jurus telah berlalu,
mendadak tubuh dari belasan pemuda itu melayang
berkelebat, sedang belasan pedang panjangnya meluncur
seluruhnya kearah Boen ching, ternyata dalam waktu yang
singkat itu telah berganti tempat kedudukan-
Boen ching menjadi sangat terkejut, begitu pedang panjang
dari orang-orang itu bergerak dia baru dapat melihat bahwa
belasan pedang panjang itu bersamaan waktunya telah
meluncur keseluruh tubuhnya, dia terperanjat atas kerja sama yang demikian eratnya diantara belasan orang pemuda itu.
Tidak menanti dia untuk berpikir panjang lagi, pedangnya
segera dengan datar menyorong kedepan, sedang
tubuhnyapun meloncat ketengah udara, memukul jatuh lima
bilah pedang yang menyerang didepan tubuhnya itu.
Baru saja Boen ching menggerakkan pedangnya, belasan
pemuda berbaju merah itu telah menggerakan tangan kirinya,
belasan gulungan api telah meluncur ketubuhnya.
Boen ching menjadi sangat terkejut, dengan tergesa-gesa
ia mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya yang paling lihay,
"Hui Sie Yu-She "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Tubuhnya segera melayang ketengah udara tetapi gerakan
tubuhnya ternyata masih tetap terlambat setindak. ilmu "Hui Se Yu She" sekalipun merupakan ilmu meringankan tubuh
yang sangat aneh, tetapi bagaimanapun juga masih tetap
terdapat kekurangan, tubuhnya yang berada ditengah udara
itu dengan meminjam angin kencang yang menyambar segera
melayangkan tubuhnya lagijauh keatas, tetapi dengan
demikian tak dapat mengerahkan tenaga lagi, begitu sedikit
mengerahkan tenaga maka tubuhnya akan terjatuh kembali
keatas tanah. Tubuhnya yang melayang ketengah udara itu sekalipun
telah berhasil menghindarkan diri dari serangan pedang 2 itu, tetapi belasan gumpalan minyak bakar dan api itu tak dapat
lagi dihindarkan seluruhnya, terdengar suara minyak yang
mengenai jubah panjang yang dipakainya, sekalipun hanya
terkena separuh saja, tetapi dengan segera api berkobar
keseluruh tubuh.
Dia tak berani berpikir panjang lagi, dengan cepat dia
jatuhkan dirinya keatas tanah dan berguling tak hentinya
untuk memadamkan api yang sedang berkobar.
Belasan pemuda berbaju merah itu bersama-sama segera
menubruk ketubuh Boen ching, hati Boen ching pada saat ini
telah dibikin menjadi sangat gusar, sekali Ie Bok Kiamnya
segera dilancarkan keluar, terdengar suara jeritan ngeri,
seorang pemuda berbaju merah telah terpancang diatas
dinding oleh tusukan pedang itu.
Tangan dan kakinya segera dikerahkan melancarkan
seluruh jurus dari ilmu "Thay Thien Koei sih." dengan segera pula belasan pemuda yang menubruk kearah itu telah herhasil melemparkan keluar dua orang diantaranya terjatuh di dalam
liang api itu terdengar suara yang sangat mengerikan dari
mulut pemuda itu, membuat pemuda yang berbaju merah
lainnya saking terkejutnya lantas saja telah mundur ke
belakang. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching segera bangkit berdiri, api yang telah berkobar
pada tubuhnya pada saat ini telah berhasil memadamkan,
dengan termangu-mangu dia berdiri disana, dan memandang
pemuda berbaju merah yang telah binasa dibawah pedang Ie
Bok Kiamny