Pencarian

Lambang Naga Panji Naga Sakti 11

Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen Bagian 11


halaman mencari tempat kosong
dan duduk diatas tanah. Suasana dalam halaman sunyi
senyap tak kedengaran sedikit suarapun, seketika secara
diam diam Kwan Tiong Gak memperhatikan suasana
disekeliling tempat itu, ia temukan orang orang itu seolah
olah memiliki kesabaran yang luar biasa, dengan tenang
dan mulut membungkam mereka duduk menanti.
Sebaliknya Pui Ceng Yan memperhatikan keadaan
bangunan tersebut, rumput alang alang tumbuh tinggi
lagi lebat, jelas bangunan rumah ini sudah lama tidak
dihuni atau diinjak manusia.
Kurang lebih sepertanak nasi kemudian, pintu ruangan
yang tinggi besar dan tertutup rapat itu tiba terbentang
lebar. Kwan Tiong Gak segera alihkan sinar matanya
kembali, namun ia tidak berhasil menemukan sesosok
manusiapun yang membuka pintu tersebut.
Belum habis rasa tercengang di nati, serentetan suara
yang dingin dan nyaring berkumandang keluar dari balik
ruangan. 834 "Cuwi sekalian boleh masak ke dalam ruangan, namun
harus masuk satu persatu, tak boleh kacau balau tidak
menurut aturan."
Sepasang sinar mata Kwan Tiong Gak yang tajam
dialihkan kedalam ruangan dan menyapu empat penjuru
dengan seksama, namun agaknya orang orang barusan
bicara ada maksud menghindarkan diri dari segala
pengamatan, tak ditemui dimanakah ortng itu berada.
Tampaklah para jago yang semula duduk didepan
halaman bersama sama bangkit berdiri, berbaris jadi satu
barisan panjang dan lambat berjalan masuk kedalam
ruangan. Tiada seorang pnn yang berebut tempat, semuanya
mengikuti aturan dengan bebas, secara bergilir masuk
kedalam. Melihat kejadian itu tak kuasa lagi Kwan Tiong Gak
berpikir dalam hatinya, "Sebagian besar jago yang hadir
disini merupakan jago-jago lihay dari kalangan Hek to,
mereka sudah terbiasa mengumbar watak sombong,
tinggi hati, jumawa dan susah di atur, untuk memaksa
mereka berjalan dengan cara antri semacam ini benar
beaar bukan suatu pekerjaan yang sangat gampang"."
Sementara hatinya sedang berpikir, ia-pun segera
bangkit berdiri dan menggabungkan diri dengan barisan
tersbut. 835 Setelah melalui pengamatan yang seksama selama
beberapa saat, Kwan Tiong Gak merasa Im Yang Siang
Sah merupakan jago kalangan Shia to yang memiliki
kedudukan paling tinggi diantara jago jago lainnya,
karena sebab itu sengaja ia beserta Poei Ceng Yan
berbaris dibelakang Im Yang Siang Sah sembari
mengamati perubahan selanjutnya.
Setelah masuk kedalam ruangan, tercium bau amis
darah berhembus lewat membuat perut seketika merasa
mual. Agaknya sejak semula Im Yang Siang Sah sekalian
sudah mengerti akan peristiwa tersebut, mereka tetap
melanjutkan langkahnya kedalam dengan lambat dan
sama sekali tidak menunjukkan suatu pertanda aneh,
sebaliknya Kwan Tiong Gak lah yang merasa hatinya
sedikit terkesiap.
Ketika ia angkat kepala keatas, tampak disebuah
ruangan yang lebar dan luas teratur puluhan buah meja
yang diatur dan di jejerkan satu sama lainnya sehingga
membentuk sebuah meja yang panjang.
Perabot yang ada dalam ruangan tersebut kecuali
meja berjajar jejer yang membentuk sebuah meja
panjang, tak kelihatan benda lain, bahkan sebuah
kursipun tidak nampak.
Diatas meja panjang tadi tersusunlah batok kepala
manusia dengan teraturnya, dalam pandangan Kwan
Tiong Gak sekelebatan ia menaksir batok kepala manusia
itu semuanya berjumlah tiga enam butir lebih.
836 Walaupin batok kepala itu sudah di-pancung sangat
lama, namun mimik wajahnya sangat berbeda satu sama
lainnya. Ada yang mati mata melotot gusar alis berkerut,
ada yang mati dengan mata terpejam wajah tenang
adapula yang mati dengan wajah berkerut murung.
Tanda tanda ini bisa menunjukkan betapa tersiksanya
saat mereka menemui ajalnya.
Dibawah setiap betok kepala manusia tadi tertindih
secarik kain putih yang tertuliskan nama sang korban.
Kwan Tiong Gak yang berjalan mengikuti di belakang
Im Yang Siang Sah mengelilingi meja panjang itu, dalam
sekaligus pandangan ia cepat membaca nama nama
korban yang tercantum diatas kain putih.
Ternyata mereka adalah "Sah Cap Lak Yauw Jien" atau
tiga puluh enam orang manusia siluman yang meurakan
pentolan pentolan iblis kalangan Hek to paling kecil.
Ketika Piauw tauw she Kwan Ini meneliti warna darah
yang masih ternoda diatas leher batok kepala tersebut,
Ia menemukan bahwa warna darah tadi sama semua
atau hal ini menunjukkan bahwa waktu kematian mereka
boleh dikata hampir terjadi bersamaan waktunya.
Ini menunjukkan pula bahwa ketiga puluh enam
manusia siluman ini tanpa berhasil melakukan
perlawanan mati secara massal .dalam detik yang hampir
berbareng. 837 Diam diam Kwan Tiong Gak merasa hatinya bergidik
juga melihat keseraman suasana dalam ruangan, pikirnya
"Seseorang usia mengumpulkan ketiga puluh enam
orang manusia siluman disini lalu dalam waktu yang
bersamaan membinasakan mereka secara berbareng, hal
ini membuktikan bahwa orang itu harus melawan pula
serangan gabungan dari ketiga puluh enam orang
manusia siluman ini, kepandaian silat yang ia miliki tentu
terhitung jago nomor wahid dalam Kolong langit saat ini
". ."
Haruslah diketahui ketiga puluh enam orang manusia
siluman kendati bukan termasuk jago lihay dalam dunia
persilatan, namun merekapun bukan manusia lemah
dalam Bu-lim, terutama sekali ketiga puluh enam orang
itu berkumpul jadi satu dengan sebuah barisannya yang
sangat lihay. Dengan barisan tersebut, pada beberapa tahun
berselang mereka pernah mengalahkan tiga orang padri
lihay dari Siaw lim pay karena peristiwa itulah nama
mereka segera menanjak dikalangan Hek to maupun
kalangan Pek to. Kebanyakan orang tidak berani mencari
gara gara dengan ketiga puluh enam orang manusia
siluman tersebut secara gegabah, hal ini membuat
tingkah laku mereka semakin garang dan semakin
sombong. Tidak disangka, ternyata ini hari ketiga puluh enam
orang manusia siluman itu sudah menemui ajalnya
secara berbareng di tangan seseorang.
838 Sementara ia masih termenung, badan nya dengan
mengikuti dibelakang Im Yang Siang Sah telah tiba
disebelah ujung ruangan.
Agaknya orang orang yang masuk kedalam mangan
itu sejak semula sudah ada perjanjian, setelah mengitari
meja panjang tadi mereka bersama sama jalan keujung
ruangan besar itu dan berdiri disana dengan teratur dan
rapi. Kwan Tiong Gak serta Poei Ceng Yan pun
menggabungkan diri dalam barisan tersebut.
Dibelakang mereka berdua masih terdapat banyak
sekali orang. beberapa saat kemudian semua orang
sudah masuk kedalam ruangan dan berbaris membentuk
sebuah kalangan yang teratur dan rapi. tak kedengaran
sedikit suara berisikpun.
Enam tujuh puluh orang jago sana-sama berdiri
tenang disana, tak kelihatan seseorang menunjukkan
Suatu gerak gerik, kecuali suara, ringkikan kuda yang
berkumandang tiada hentinya dari luar halaman ruangan.
Sepertanak nasi lamanya sudah lewat,, namun masih
tidak kedengaran sedikit sunra pun.
"Saudara Poei!" tak tertahan lagi Kwei Tiong Gak
bukan suara bebisik. "Kita tidak bisa berdiam terlalu lama
disini, kita seharusnya segera berangkat"."
"Pergi". pergi kemana?"" tanya Poei Ceng Yan
tertegun. 839 Agaknya pikiran serta kesadarannya telah terpengaruh
oleh suasana kematian yang meliputi seluruh ruangan
itu. "Meninggalkan tempat ini "
"Mungkin beberapa patah kata ini di tetapkan
sehingga tanpa terasa Im Yang Siang Sah sama sama
berpaling memandang sakejap kearah kedua orang itu.
Kwan Tiong Gak tahu kedua orang manusia ini paling
susah dihadapi, ia segera berlagak pilon dan tidak
menggubris mereka berdua.
Im Yang Siang Sah agaknya kenal dengan Kwan Tiong
Gak, namun seolah olah baru sekarang mereka
menjumpainya. Terdengar salah seorang diantaranya tertawa hambar
dan menegur, "Ooooouw". kiranya Kwan Cong Piauw
tauwpun datang!"
Sebetulnya Kwan Tiong Gak ingin menanyakan
kejadian sebenarnya, tetapi setelah teringat akan watak
Im Yang Siang Sah ia merasa jauh lebih baik tak usah
banyak bicara dengan mereka berdua.
Sambil menahan diri Ia segera mengangguk.
"Benar, siauwte pun ikut datang!"
840 Pada saat itulah tiba tiba terdengar suara teguran
dingin berkumandang memenuhi seluruh ruangan, "Lun
Tiong Sie Oh atau empat manusia jahanam dari Lun
Tiong." Dari antara gerombolan manusia segera terdengar
suara sahutan empat orang dengan nada yang serak
gemetar. "Kami empat manusia telah datang memenuhi
perintah."
Kwan Tiong Gak segera mendongak di tengah ruangan
entah sejak kapan telah muncul seorang manusia
berjubah hitam dan duduk menghadap dinding
membelakangi para jago.
Kalau ditinjau dari dandanannya, mirip sekali dengan
pakaian Majikan Lambang Naga Sakti yang tersohor itu.
Terdengar suara tadi kembali membentak. "Keluar!"
Empat orang lelaki kekar berwajah buas lammbatlambat
berjalan keluar dari barisan-Sepasang kaki
mereka berempat tiada hentinya gemetar, langkahnya
kelihatan sangat berat seolah olah susah digerakkan
karena memikul beban seberat ribuan kati.
Siorang berbaju hitam ini sama sekali tidak berpaling,
namun bagaiKan dipunggungnya tumbuh sepasang mata
saja ia segera membentak dingin.
"Cepatan dikit jalannya!"
841 Keempat orang itu sama sama mengia-kan namun
suaranya lirih dan kedengaran gemetar keras. Walaupun
dalam hati ada maksud berjalan lebih cepat namun
sepasang kaki tidak mau turut perintah.
"Sekarang boleh berhenti!" kembali si orang berbaju
hitam itu memerintah.
Empat manusia jahanam dari keresidenan Lun Tiong
berhenti, namun badan mereka gemetar semakin keras,
membuat ujung baju bergoyang tiada hentinya dan
setisp orang dapat melihat hal tersebut dengan amat
jelas. Karena siorang berbaju hitam itu duduk membelakangi
para jago, maka semua orang tak dapat melihat
bagaimanakah perubahan air muka serta raut wajahnya,
tentu saja kecuali suaranya yang dingin dan ketus itu.
Terdengar ia memerintah kembali, "Laporkan sendiri
dosa dosa kalian!"
Lun Tiong Su Oh dengan menuruti deretan Kedudukan
mereka berdiri berjejer dari kiri kekanan.
Terdengar Sung Loo toa berkata, "Kami empat
bersaudara pernah merampas barang milik orang lain,
pernah melanggar pantangan memperkosa, sepasang
tangan penuh dengan darah dosa kami sudah
bertumpuk-tumpuk ". "."
842 "Hm.! yang kutanyakan adalah peristiwa yang terjadi
sewaktu bulan Tiong ciu tahun ini!" tukas si orang
berbaju dingin ketus
Orang yang ada dipaling kiri segera menyambung.
"Hari itu kami telah merampok sebuah kereta berdua,
melukai pemilik kereta, tua muda empat orang ditambah
seorang kusir yang ada dalam kereta tersebut semuanya
mati ditangan kami berempat"."
Siorang berbaju hitam tertawa dingin seketika Loo toa
yang sedang mengaku semua dosanya membungkam
dan berdiri terbelalak. Suara tertawa dingin itu sama
sekali tidak istimewa, kedengaran menusuk telinga,
tetapi berada dalam keadaan seperti ini mendatangkan
suatu perasaan yang aneh membuat hati bergidik.
Loo toa dari empat manusia jahanam "Lun Tiong Sie
On" membungkam dalam seribu bahasa, menanti suara
tertawa dingin tadi sudah lenyap beberapa saat itu baru
berkata kembali lambat lambat.


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Satelah peristiwa tersebut kami baru menemukan
kalau diatas kereta tenebat terr".terr".terdapat
See".selembar Lambang".lambang naga sakti"."
"Hmnm, apakah mata kalian sudah buta semua?"
"Cayhe sekalian patut dihukum mati," seru Lun Tiong
Sie On hampir berbareng.
843 "Bagus, sekarang kalian, harus mati, turun tanganlah
sendiri, dengan demikian kalian masih bisa
mempertahankan jenazah yang utuh."
Diatas air muka Lun Tiong Sie Oh terlintas suata
perasaan putar asa, mereka saling bertukar pandangan
sekejap kemudian sama sama menggaplok ubun ubun
sendiri. Empat sosok jenasah bersama sama roboh
menggeletak diatas tanah.
Sementara Lun Tiong Sie Oh bunuh diri si orang
berbaju hitam itu sama sekali tidak berpaling barang
sekejappun. Kembali ia tertawa dingin.
"Oh Tiong Chie Hauw!" Tujuh orang lelaki setengah
baya menyahut dan berjalan keluar dari barisan.
"Pindahkan dulu jenasah dari Lun Tiong Sie Oh
kebawah meja panjang sebelah sana."
Ketujuh orang itu tanpa membantah lagi bersama
sama memindahkan jenasah Lun tiong Sie Oh ketempat
yang dimaksud kemudian balik kedepan manusia berbaju
hitam itu. "Hmm! Kalian tahu dosa?"
Tujuh harimau dari Oh Tiong sama sama dibikin
ketakutan, sahutnya berbareng, "Kami tahu dosa"
Agaknya ketujuh orang itu sudah dibikin ketakutan
sehingga sukmapun terasa hampir melayang, jawaban
844 tadi diutarakan tidak bersamaan sehingga kedengaran
sungguh lucu. "Bagus, kalau kalian sudah tahu salah hal ini lebih
bagus lagi, sekarang cepat turun tangan membereskan
diri sendiri!"
Saking takutnya ketujuh harimau dari Keresidenan Oh
Tiong ini tidak ada keberanian untuk membantah, dari
dalam saku mereka mengambil keluar sebutir pil beracun
kemudian ditelan kedalam perut.
Beberapa saat kemudian air muka mereka berubah
menghijau dan menemui ajalnya karena keracunan.
Ternyata mereka bertujuh sudah mengadakan
persiapan terlebih dahulu, dalam saku masing masing
telah tersimpan sebutir pil beracun guna melakukan
bunuh diri. Sungguh hebat sekali si orang berbaju hitam
ini, hanya beberapa kata saja ia telah memaksa sebelas
orang bajingan Liok lim menemui ajalnya.
Kwan Tiong Gak yang melihat kejadian itu diam-diam
merasa bergidik pikirnya, "Orang orang itu masih punya
tenaga dan ilmu silatnya sama sekali belum pernah,
kenapa suaranya tidak berani membantah dan mandah
saja melakukan bunuh diri" Sungguh aneh sekali.!"
"Lok Chiet Nio!" kembali terdengar siorang berbaju
hitam itu berseru.
Seorang perempuan dengan suara yang merdu segera
menyambut, "Aku ada disini!"
845 "Kau keluar dari barisan!"
Dari antara barisan jago jago itu segera muncullah
seorang perempuan muda berbaju biru yang kira kira
berusia tiga puluh satu dua tahunan.
"Bagus sekali!" seru Kwan Tiong Gak dalam hatinya
dengan hati tergetar keras
"Kiranya "Kiu Wie Hu" atau si rase berekor sembilan
Lok Chiet Nio pun ada disini, perempuan ini sudah terlalu
banyak melakukan kejahatan, ia paling banyak merayu
jago jago dari perguruan dari kalangan lurus, setelah
melakukan zinah lalu mengeluarkan ilmu hitamnya. Pihak
Siauw lim serta Bu tong pay pernah mengirim jago-jago
lihaynya untuk mengejar dia, namun jejaknya lantas
lenyap tak berbekas. Orang ini benar benar luar biasa,
bukan saja amat cabul bahkan permainan cintanya
disertai ilmu hitam, walaupun usia nya makin menanjak
namun setiap orang yang pernah melakukan perzinahan
dengan dirinya selama hidup tak bisa melupakan dirinya
lagi. Maka tidak sedikit orang suka mengorbankan
jiwanya untuk berbakti kepada-nya.
Tampak Lok Chiet Nio dengan badan gemetar maju
beberapa langkah kedepan. Serunya lirih, "Aku adalah
orang perempuan"."
"Aku tahu!" tukas si orang berbaju hitam itu dengan
nada ketus. "Maka dari itu aku mengijinkan dirimu untuk
bunuh diri dengan menggantungkan diri!"
846 "Apakah aku harus mati?"
"Ehm".!! Dengan kecantikan wajah kau memancing
banyak orang, dosa yang kau lakukan sudah bertumpuktumpuk"."
"Tetapi hal ini dikarenakan mereka punya keinginan
sendiri, mereka tak bisa melupakan diriku dan rela
tunduk kepadaku" tukas Lok Chiet Nio dengan cepat.
"Lain kali aku tak akan melanggar lagi dosa ini.kalau kau
dapat mengampuni selembar jiwaku, mulai saat ini aku
akan masuk kedalam biara cukur rambut sebagai nikouw,
sepasang hidup tak akan berbuat dosa lagi"."
Lok Chiet Nio adalah seorang perempuan cabul yang
sudah memiliki pengalaman banyak dalam hal bercinta,
tingkah laku serta setiap ucapannya mendatangkan
perasaan sayang serta mempersonakan bagi orang yang
mendengar. Namun si orang berbaju hitam itu sama sekali tidak
terpengaruh oleh ucapan itu, kembali ujarnya dengan
suara dingin, "Sejak lambang Naga Sakti muncul dalam
duria persilatan, ia telah menetapkan peraturan yang
harus dituruti oleh semua orang, walaupun kau sudah
banyak melakukan perbuatan keji dan cabul, asalkan hal
tersebut sama sekali tidak menyinggung nama baik
Lambang Naga Sakti, akupun tak akan mengurusi dirimu.
Namun kau berani pandang hina lambang Naga Sakti,
dosamu ini tak bisa diampuni lagi. Mengingat kau adalah
seorang perempuan aku biarkan kau mati dengan badan
utuh, sekarang cepatlah pergi gantung diri untuk
menebus dosa dosa tersebut."
847 Air mata jatuh berlinang membasahi kelopak matanya,
dengan suara keras ujar Lok Chiet Nio kembali,
"Lambang Naga Sakti sudah ada puluhan tahun lamanya
lenyap dari dunia persilatan. Sejak aku dilahirkan dalam
kolong langit belum pernah terdengar berita tentang
Lambang Naga Sakti itu lagi, pepatah Kuno mengatakan
begini: Yang tidak tahu tidak berdosa sekalipun aku telah
menjumpai lambang Naga Sakti tetapi aku tak
mengenalinya "
Mendengar perkataan itu Kwan Tiong Gak segera
berpikir dalam hatinya.
"Walaupun Lok Chiet Nio bukan termasuk seorang
manusia baik, tetapi apa yang di ucapkan memang amat
ceng li!" Namun si orang berbaju hitam itu sudah menegur
dengan suara dingin.
"Kalau begitu, aku sudah salah menuduh dirimu "
"Seandainya kau suka bicara menurut cengli, tidak
seharusnya kau paksa aku uantuk melakukan bunuh
diri." "Kenapa gurumu tidak beritahukan persoalan lambang
Naga Sakti ini kepadamu?" sekalipun kau tidak berdosa
namun peristiwa ini akan merembet keseluruh
perguruanmu!"
848 "Sekalipun begitu, tetapi guruku yang menurunkan
ilmu silat kepadaku sudah lama meninggal."
Siorang berbaju hitam itu segera tertawa dingin.
"Lek Chiet Nio, kau tidak usah membantah lagi.
sekalipun guru yang menurunkan ilmu silat kepadamu
benar benar sudah mati, tetapi diantara perguruanmu
tentu masih ada orang lain. Majikan lambang naga sakti
bukan seorang manusia yang gampang ditipu, tetapi
majikan lambang naga sakti pun bukan seorang manusia
yang tidak pakai aturan, kau tetap tinggal disini, nanti
aku bawa kau pergi keperguruan untuk mencari bukti.
Tetapi kau harus tahu dulu, kalau kau bicara bohong
maka aku akan menggunakan suatu cara yang paling keji
untuk mencabut selembar jiwamu."
Lok Chiet Nio sekatika dibikin tertegun.
"Agaknya belum aku mati, hatimu belum mau terima?"
Ia lepas ikat pinggangnya dari badan lalu diikat diatas
tiang ruangan dan membuat sebuah simpul hidup,
setelah itu sambil mengucurkan air mata ujarnya.
"Apakah terhadap seorang perempuan-pun kau tidak
mau melepaskan".".
"Hm".! melepaskan dirimu bukankah sama arti telah
melanggar pantangan Lambang Naga Sakti dalam
menghukum mati sang pelanggar.?"
849 Perlahan-lahan Lok Chiet Nio menghela napas
panjang. "Dalam dunia persilatan banyak terdapat manusia keji,
namun tak ada yang lebih keji.majikan Lambang Naga
Sakti, tak ada se-orang korbanpun yang dilepaskan
sebelum mereka semua dibinasakan."
Kepalanya segera dimasukkan kedalam simpul hidup
tadi, tangan dilepaskan dan ba ?mpuu bergantung diatas
tiang, beberapa saat kemudian ia telah menemui ajalnya
"Im Yang Siang Sah" suara pencabut nyawa dari
siorang berbaju hitam itu kembali Berkumandang datang.
Im Yang Siang Sah yang tersohor akan kekejiannya
segera mengiakan dan berjalan ke luar dari barisan.
"Kalian berdua tahu dosa?""
"Kami tahu salah."
"Bagus, kalian hendak turun tangan sendiri ataukah
menanti aku yang turun tangan?"
Setelah kematian ada diambang pintu perasaan takut
dan jeri yang semula meliputi kedua orang pentolan iblis
ini malah lenyap tak berbekas, mereka jadi tenang sekali.
Terdengar Im Sah Yang ada disebelah kiri tertawa
kering, ujarnya, "Kami tidak ingin mati, harap kau orarg
tua suka memberikan budi yang istimewa ke pada
kami"."
850 "Lek Chiet Nio seorang wanita pun sama halnya harus
mati. apalapi kalian berdua adalah lelaki sejati.
Sejak dahulu Im Yang Siang Sah berkelana dan
mengembara berbareng, dalam menghadapi serangan
musuhpun mereka sudah punyai hubungan batin yang
erat, ketika Im Sah sedang berbicara tapi diam diam
Yang Sah telah mengumpulkan hawa murninya ke
seluruh badan. Belum habis si orang berbaju hitam itu menyelesaikan
kata katanya, Yang Sah telah turun tangan. Telapak
kanannya diayun kedepan menghajar jalan darah "Ming
Cun Hiat" pada punggung orang berbaju hitam itu.
Bersama waktunya pula Im Sah mengalunkan
tangannya kedepan, segenggam cahaya keperak perakan
segera meluncur kedepan.
Kalau dibicarakan dari kepandaian silat yang dimiliki
Im Yang Siang Sah ditambah pula jarak yang demikian
dekatnya, untuk menghadapi serangan telapak serta
senjata Rahasia yang dilancarkan hampir berbareng
bukanlah merupakan suatu pekerjaan gampang.
Terdengar si orang berbaju hitam itu tertawa dingin,
sembari putar badan pedangnya membabat keluar,
tampaklah serentetan cahaya tajam dengan
menimbulkan desiran tajam meluncur keluar.
Terdengar dua kali suara dengusan berat
berkumandang memecahkan kesunyian, Im Yang Siang
851 Sah hampir bersamaan waktunya tersambar pedang
lawan dan roboh Keatas tanah.
Ujung pedang menembusi dada mereka hingga
tembus kepunggung, tetapi menanti badan mereka
berdua sudah roboh keatas tanah, darah segar baru
mengucur keluar dari dada.
Gsrakan si orang berbaju hitam itu dalam putar, ayun
pedang, boleh dikata dilakukan hampir dalam waktu
bersamaan dan susah diikuti dengan pandangan mata.
Tak seorangpun dapat melihat bagaimanakah raut
wajahnya, juga tak ada yang melihat ilmu pedang apa
yang digunakan semua orang hanya merasa ia ayunkan
tangannya kebelakang diikuti serentetan hawa pedang,
yang tajam telah menyampok rontok jarum-jarum
beracun yang meluncur datang.
Dalam sekejap mata suasana dalam ruangan berubah
kembali jadi sunyi senyap tak kedengaran sedikit
suarapun. Orang orang yang ada dalam ruangan itu tidak sedikit
yang berharap bisa melihat kelihayan dari ilmu silat
majikan Lambang Naga Sakti, namun tak seorangpun
yang dapat memenuhi harapan tersebut.
Kiranya, gerakan si orang berbaju hitam dalam putar
badan melancarkan serangan di lakukan dengan
kecepatan luar biasa sehingga sukar diikuti dengan
pandangan mata.
852 Sekalipun Kwan Tiong Gak sendiri yang sudah
membentangkan sepasang matanya lebar lebarpun tak
berhasil menemukan sesuatu apapun.
Melihat kelihayan si orang berbaju hitam dalam
membinasakan Im Yang Siang Sah hanya dengan sebuah
jurus serangan belaka hati semua jago bertambah


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menghormat dan kagum lagi.
Terdengar si orang berbaju hitam itu berseru kembali
dengan suara dingin,
"Kalian semua datang kemari karena berani
memandang rendah lambang naga sakti. aku tahu
walaupun dalam hati kalian tidak menaruh hormat pada
lambang tersebut, tetapi kalian tahu melanggarnya
bukan suatu perbuatan baik. Mengingat kalian baru
melanggar untuk pertama kalinya kali ini aku suka
membuka satu kesempatan hidup buat kalian meminjam
mulut kamu semua aku ingin agar peristiwa yang terjadi
ini hari bisa tersiar dalam dunia persilatan"."
Ia merendek sejenak, kemudian terusnya, "Sekarang
kalian boleh pergi semua."
Jilid 22 PULUHAN orang jago yang ada dalam ruangan tak
seorangpun yang buka suara, dengan suasana diliputi
kebeningan seorang demi seorang putar badan berjalan
keluar dari ruangan tadi dengan teratur.
853 Kwan Tiong Gak serta Poei Ceng Yan pun mengikuti
dari belakang orang orang itu berjalan menuju keluar.
"Barang siapa yang membawa senjata harap tetap
tinggal diam!" tiba-tiba si orang berbaju hitam itu
membentak keras.
Kwan Tiong Gak tertegun dan segera berhenti.
Ternyata golok emas yang digembol dibadan tidak
dilepaskan dan semua orang dapat melihatnya sangat
jelas, ingin pura-pura berlagak pilonpnn tak mungkin.
Melihat Kwan Tiong Gak berhenti. Poei Ceng Yan pun
segera ikut berhenti.
Walaupun suasana dalam ruangan itu sunyi tak
kedengaran suara, tapi tak ada yang berani berebut
jalan. Sekalipun begitu para jago tadi berlalu dengan
cepatnya. Dalam sekejap mata tak ketinggalan seorang
manusia-pun. Beberapa saat kemudian dalam ruangan tadi tinggal
Kwan Tiong Gak, Poei Ceng Yan serta si orang berbaju
hitam itu. "Cayhe orang she Kwan!" terdengar Kwan Tiong Gak
mendehem perlahan memecahkan kesunyian.
"Hhhmmmn".! Cong Piauw tauw dari perusahaan
ekspedisi Hauw Wie Piauw kiok, si golok emas yang
menggetarkan delapan penjuru."
854 "Tidak berani, tidak berani. Sudah lama orang she
Kwan mendengar nama besar dari lambang nsga sakti.
Beruntung ini hari kita bisa saling berjumpa muka".
"Barang siapa yang berjumpa dengan Lambang Naga
Sakti, selamanya lebih banyak bencana dari pada rejeki,
kenapa Kwan Cong Piauw tauw mempunyai pandangan
yang berbeda dengan orang lain?"
"Menurut pandangan cayhe. mnjikan lambang Naga
Sakti tidak lebih hanya meminjam lambang tersebut
untuk melakukan kebajikan dalam Bu lim. Aku orang she
Kwan merasa diriku selama hidup belum pernah
melakukan pekerjaan yang merugikan orang, walaupun
berhadapan dengan lambang naga sakti sama sekali tak
perlu merasa jeri!"
"Hmm! saudara terlalu percaya pada diri sendiri"."
Mendengar ucapan itu Kwan Tiong Gak tertegun,
sebelum ia sempat berbicara siorang berbaju hitam itu
telah mendahului berkata lebih lanjut.
"Langganan perusahaan Hauw wie Piauw kok kalian
tidak sedikit merupakan pembesar rakus, penjilatan serta
manusia manusia sia rendah yang suka memeras rakyat,
sekalipun kalian tahu mereka adalah manusia rendah
namun kalian -antar juga mereka tiba di tujuan dengan
selamat, bukankah hal ini merupakan suatu perbuatan
jahat" Apalagi kau Pun sudah lama mendengar tentang
persoalan lambang naga saki, rasanya sudah tentu tahu
bukan akan peraturan yang telah ditetapkan oleh sang
majikan lambang naga sakti."
855 Poei Ceng Yan yang sudah disamping dalam pada
wkatu itu mengerti, dalam jawaban ini asalkan Kwan
Tiong Gak salah berbicara sekejap saja maka suatu
pertarungan lengit tak akan terhindar. Buru- buru
serunya, "Tolong tanya peraturan apakah itu?"
"Siapa kau?"
"Cayhe Poei Ceng Yan."
"Ooooouw".! Hu Cong Piauw tauw dari perusahaan
ekspedisi Hauw wie Piauw kiok!"
"Sedikitpun tidak salah."
"Setiap orang Bu-lim rasanya tentu tahu bahwa
majikan lambang naga sakti telah menetapkan barang
siapa yang hendak menghadap diriku dilarang
menggembol senjata tajam atau sejumpil besipun,
sekarang bukan saja kalian menggembol senjata rahasia
bahkan secara terang terangan membawa senjata tajam.
Bukankah hal ini sama artinya kalian sudah melanggar
perturan tersebut?"
"Oooooo".! kiranya peraturan Itu. tentang hal ini sih
kami sudah tahu sejak dahulu."
"Jadi kalian sudah tahu tetapi sengaja hendak
melanggarnya?"
Poei Ceng Yan segera tertawa hambar, "Sebelum
berjumpa dengan saudara, kami tidak tahu kalau orang
856 orang banyak tadi datang kemari hendak bertemu
dengan diri mu, apalagi saat ini saudara mengaku
sebagai majikan lambang naga sakti, namun kami tak
tahu benarkah kau majikan lambang naga sakti atau
bukan, kami hanya bisa meraba dan menduga dari
potongan bajumu"."
"Jadi kalau begitu kalian menganggap aku adalah
orang yang sengaja memalsukan nama Majikan lambang
naga sakti?" tukas siorang berbau hitam itu sambil
tertawa dingin.
"Tentang soal itu sih cayhe tidak berani memastikan,
melihat kehebatanmu dalam membinasakan Im Yang
Siang Sah, jikalau bukan majikan Lambang naga sakti
sendiri memang sudah memiliki kepandaian silat
sedahsyat ini."
Siorang berbaju hitam itu termenung Sejenak.
akhirnya ia mengangguk.
"Baik! siapa tidak tahu dia tak salah, kalian boleh
pergi." "Terima kasih ates kebesaran hati saudara." Kwan
Tiong Gak segera menjura memberi hormat, lalu
menyeka keringat yang membasahi seluruh wajahnya.
Siorang berbaju hitam itu tidak balas memberi hormat
juga tidak bicara lagi, ia hanya berdiri tenang disana
tanpa bicara lagi.
857 Dengan langkah cepat Kwan Tiong Gak serta Poei
Ceng Yan segera meninggalkan ruangan tadi masuk
kedalam hutan, dimana kedua ekor kudanya masih
tertambat ditempat semula.
Kecuali kedua ekor kuda mereka, masih ada lagi
belasan ekor kuda yang tertambat ditempat semula
lengkap dengan pelananya.
Jelas kuda kuda itu adalah binatang peninggalan dari
mereka mereka yang terbunuh mati.
Kwan Tiong Gak segera melepaskan tali les dan
berkata, "Aaaaahh! Nasib kita sungguh baik sekali!
ternyata bisa meninggalkan tempat ini dengan selamat,
menurut apa yang kuketahui ini ia termasuk manusia
paling beruntung daripada yang pernah terjadi selama
ini." "Tapi kita sudah terlalu cepat berlalu"."
"Apa" Kita pergi terlalu cepat?" Seru Kwan Tiong Gak
tertegun, ia tidak mengerti maksud kawannya ini.
"Benar! Ada banyak persoalan yang ingin kutanyakan
kepadanya, tetapi semuanya tidak sempat kuutarakan."
"Apa yang Ingin kau tanyakan kepadaku. Mengapa dia
suka membantu kita meninggalkan lambang naga sakti
tersebut sehingga berulang kali kita terhindar dari
bahaya." 858 "Perkataanmu sangat cengli" Kwan Tiong Gak
mengangguk. "Agaknya si majikan lambang naga sakti
menaruh pengeluaran terhadap kita!"
Poei Ceng Yan yang telah melepaskan tali les kudanya
mendadak mengikat kembali tali les tadi ke tempat
semula, ujarnya, "Toako, kau tunggulah sebentar di sini.
aku mau pergi menjumpai dirinya lagi".
Tidak menanti jawaban ia segera putar berjalan
kedepan. Kwan Tiong Gak coba sambar tangan kanannya untuk
mencegah niat tersebut, namun usahanya gagal. Poei
Ceng Yan dengan cepat telah berlari menuju ruangan
tersebut. "Saudara Poei, aku menanti dirimu di-sini, kau harus
cepat pergi cepat kembali!" terpaksa Ia berteriak.
"Toako", Poei Ceng Yan pun berteriak keras.
"Seandainya sepertanak nasi kemudian aku masih belum
kembali, kaupun tak usah menanti diriku lagi"
Kwan Tiong Gak masih ingin mengucapkan sesuatu,
tetapi pada saat itu Poei Ceng Yan telah masuk kedalam
ruangan. Memandang bayangan punggung Poei Ceng Yan yang
lenyap dibalik ruangan. Kwan Tiong Gak merasa sangat
kuatir, pikir-nya dalam hati.
859 "Seandainya saudara Poei bentrok dengan majiKan
lambang naga sakti, ditinjau dari kepandaian si majikan
naga sakti dalam membinasakan Im Yang Siang Sah,
rasanya Poei jie-te pun tak akan bisa tahan terhadap
sebuah serangannya"."
Ia berusaha untuk menghilangkan ingat-jelek atas
nasib saudaranya, namun peristiwa berdarah yang baru
saja berlangsung masih membekas sangat jelas didepan
mata, untuk sesaat ia susah untuk melupakannya
Kembali. Dengan hati penuh perasaan cemas ia menanti entah
berapa saat lamanya, yang jelas dalam perasaan Kwan
Tiong Gak waktu berlalu dengan lambatnya laksana
rangkakan siput.
Akhirnya Kwan Tiong Gak merentangkan tangannya,
menenangkan hati yang kuatir meloncat turun dari kuda
dan berjalan menuju keruangan tersebut.
Sembari berjalan, tangannya tanpa terasa telah
meraba gagang golok emas serta piauw genta emas
yang ada dalam pinggang, ia tahu kepandaian silatnya
tak mungkin bisa memenangkan ilmu silat yang dimiliki
majikan lambang naga sakti, namun demi persaudaraan
mau tak mau ia harus berjalan untuk menempuh bahaya.
Ketika ia tiba didepan pintu, sinar mata nya pertama
tama terbentur dengan mayat-mayat yang menggeletak
diatas lantai, seketika bulu roma pada bangun diri, rasa
bergidik susah ditahan lagi sehingga ia segera berhenti
bergerak 860 Entah berapa lamanya Ia berdiri kebingungan
mendadadak terdengar suara tertawa dingin
berkumandang datang dari arah belakang.
Suara tersebut munculnya sangat mendadak membuat
Kwan Tiong Gak yang sedang terjerumus dalam lamunan
seketika tcrsadar kembali.
Ia segera berpaling, tampaklah Ke Giok Lang sambil
menggoyangkan kipasnya telah berdiri beberapa tombak
dibelakang. Kwan Tiong Gak segera mendehem kemudian
tegurnya! "Ke Kongcu, kedatanganmu kembali terlambat satu
tindak. Kalau satn jam lebih pagi kau tiba disini maka kau
bisa memjumpai majikan lambang naga sakti".,"
Tiba tiba teringat olehnya kemungkinan besar majikan
Lambang Naga Sakti masih berada dalam ruangan
tersebut, karena itu ia masih berada dalam ruangan
tersebut, karena itu ia segera membungkam.
Tampak Ke Giok Lang lambat lambat berjalan
mendekat, sahutnya, "Mungkin cayhe memang tak ada
jodoh dengan majikan lambang naga sakti!"
"Mungkin saat ini majikan Lambang Naga Sakti masih
ada didalam ruangan ini, jikalau Ke heng ada
kegembiraan tiada halangan kau boleh masuk kedalam
untuk meninjau sendiri atau paling sedikit kau bisa
861 menjumpai mayat serta batok kepala yang menggeletak
disana." Air muka Ke Giok Lang sedikit berubah tak dapat
diduga ia sedang tertawa atau bukan. Sepasang mata
dengan tajam memperhatikan diri Kwan Tiong Gak dari
atas hingga kebawah.
"Kwan Cong Piauw-tauw. kenapa kau hanya berjaga
dldepan pintu saja tak berani masuk?"" tanyanya.
"Cayhe berhasil mengikuti pertemuan tersebut. Dan
telah kujumpai majikan lambang naga sakti."
"Oooouw". Kwan-heng bisa mengundurkan diri dalam
keadaan selamat, hal ini menunjukkan bahwa kaupun
seorang manusia lihay."
"Aku orang she Kwan paling tidak suka mengutarakan
omongan membuat terus terang saja kukatakan cayhe
sama sekali tidak bergebrak melawan majikan lambang
naga sakti. seandainya turun tangan akupun mengakui
diri cayhe bukan tandingannya."
"Ooouw". Kwan heng pandai sekali merendahkan
diri"." jengek Ke Giok Lang sambil tertawa hambar.


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ia merandek sejenak, lalu terusnya lebih jauh, "Jikalau
aku Ke Giok Lang tidak salah ingat, seharusnya Kwan
heng melakukan perjalanan bersama sama Poei Hu Cong
Piauw tauw. Entah dimanakah Poei Hu Cong Piauw Tauw
saat ini berada?"
862 Mendapat pertanyaan ini. seketika Kwan Tiong Gak
yang terkenal banyak pengalaman dibikin gelagapan
setengah mati, ia tak tahu jawaban apa yang harus
diutarakan kepadanya.
Sementara ia merasa serba salah, mendadak
terdengar suara Poei Ceng Yan berkumandang datang
dengan dinginnya.
"Siauw-te ada disini, entah Ke Kongcu ada utusan apa
mencari diriku ".?"
Ke Giok Lang segera angkat muka, tampaklah Poei
Ceng Yan dengan langkah lambat sedang berjalan keluar
dari ruangan tersebut. Tanpa terasa lagi ia segera
mengerutkan dahi.
"Apakah majikan lambang naga sakti masih berada
didalam ruangan itu?"
"Kenapa Ke-heng tidak masuk kedalam dan
memeriksa sendiri?"
"Oooauw".! Suruh aku masuk kedalam memeriksa
sendiri" Hmm! Belum tentu setelah aku berbuat demikian
lantas selembar jiwa aku orang she Ke melayang. Kau
Poei Ceng Yan bisa masuk dan keluar lagi dalam keadaan
hidup, aku orang she Ke pun percaya aku bisa berbuat
demikian pula!"
Sekalipun diluaran ia bicara besar, tetapi tubuhnya
masih tetap berdiri tak berkutik dari tempat semula,
tampak ia ulapkan tangannya.
863 "Lian Hoa, coba kau masuk kedalam terlebih dulu"
serunya. Hoo Lian Hoa yang berwajah cantik jelita serta masih
membawa sifat kekanak kanakan itu tanpa menunjukkan
sedikit perasaan jeripun segera mengiakan dan berjalan
masuk kedalam ruangan.
Melihat kejadian itu air muka Kwan Tiong Gak seketika
berubah hebat. "Ke Giok Lang!" serunya mendongkol " Dia tentunya
adalah seorang nona cilik yang baru berusia tujuh belas
tahunan, Kau sudah merayu dirinya sehingga gadis ini
meninggalkan kedua orang tuanya mengembara,
sekarang kaupun suruh dia pergi menempuh bahaya"
Hm! kalau kau sikeparat cilik benar benar punya nyali
kenapa tidak masuk sendiri?"
"Haa". haaa". haa".sungguh tidak enak ucapanmu
itu! aku orang she Ke sama sekali tidak pernah memaksa
dia harus pergi, Kwan heng, apakah kau tak dapat
melihat bahwa wajahnya masih diliputi oleh senyuman
manis?" Poei Ceng Yan berdiri didepan pintu segera
merentangkan badannya menghadang jalan pergi gadis
itu, sembari melototi wajah Hoo Lian Hoa tajam-tajam
serunya. "Nona, usiamu masih muda"."
864 Hoo Lian Hoa tidak menggubris, tiba-tiba ia loloskan
pedangnya yang tersoreng di-punggung dan menukas.
"Usiaku masih muda atau sudah tua apa sangkut
pautnya dengan dirimu" cepat menyingkir kesamping
beri jalan untukku."
"Nona." seru Poei Ceng Yan kemudian dengan alis
berkerut. "Tengok dulu suasana dalam ruangan itu
kemudian barulah ambil keputusan hendak masuk terus
atau tidak."
Sembari berkata ia lantas menyingkir kesamping.
Hoo Lian Hoa putar badan menengok ke dalam ia
segera menemukan seluruh ruangan penuh dengan
mayat bergelimpangan, diatas meja panjang batok
kepala manusia berjejer jejer sedang bau amis darah
sangat memuakkan.
Walaupun ia sudah mengikuti Ke Giok Lang dalam
menghadapi berbagai pertarungan namun belum pernah
menjumpai pemandangan yaag demikian mengerikan,"
tak terasa ia jadi tertegun dibuatnya
"Lian Hoa, apa yang telah kau temui?" tanya Ke Giok
Lang sambil mendehem.
"Di atas sebuah meja panjang banyak terdapat batok
kepala manusia, di ruang tengah mayat bergelimpangan.
Pemandangan disana amat mengerikan! Sangat
menakutkan!"
865 "Aneh! Apakah kau temui manusia yang masih hidup?"
"Tidak, tidak ada orang yang masih hidup"
Diam Kwan Tiong Gak mengamati wajah perempuan
itu, ia temukan air muka Hoo Lian Hoa saat ini telah
berubah jadi pucat pasi bsgaikan mayat, jelas ia telah di
bikin bergidik oleh suasana dalam ruangan dan tidak
berani melanjutkan langkahnya ke dalam.
Diam-diam Ke Giok Lang mengempos napas,
selangkah demi selangkah ia maju ke depan.
Melihat pemuda itu berjalan mendekati Hoo Lian Hoa
segera berpaling dan tertawa sedih,
"Engkoh Giok, aku sunggu tidak becus, aku tak berani
masuk ke dalam."
Ke Giok Lang menbungkam, ia melangkah ke sisi gadis
itu, kemudian melongok sekejap ke dalam ruangan,
namun seketiak ia pun dibikin tertegun.
Sekalipun pengalaman Ke Giok Lang amat luas, belum
pernah ia jumpai pemandangan seperti ini, begitu banyak
batok kepala yang berjejer dengan rapinya diatas meja
panjang. Perlahan lahan Hoo Lian Hoa berjalan kesisi sang
pemuda dan jatuhkan diri kedalam pelukan orang she Ke
itu. Gugamnya seorang diri, "Sering kali aku berharap
bisa membantu dirimu, namun aku sunggu tak berguna.
866 Setiap kali setelah tiba pada saat yang kritis tentu gagal
membantu dirimu!"
Menemui perbuatan Hoo Lian Hoa yang begitu tak
tahu malu dan menjatuhkan diri kedalam pelukan sang
kekasih walaupun ada didepan umum, tak kuasa lagi
Kwan Tiong Gak menghela napas panjang pikirnya, "Ke
Giok Lang si keparat cilik ini benar benar merupakan
seorang iblis cinta, sungguh kasihan nona cilik yang
cantik jelita ini tak disangka harus begitu kesemsem
dengan dirinya"."
"Soal itu tidak mengapa" terdengar Ke Giok Lang
berseru sambil menepuk pundak Hoo Lian Hoa perlahan
lahan, "Kau berjaga jagalah didepan pintu, aku hendak
masuk ke dalam memeriksa sebentar".
"Engkoh Giok, kau tak boleh masuk" tiba tiba Hoo Lian
Hoa meloncat bangun
"Kenapa" Bagaimanapun kita harus masuk kedalam
untuk memeriksanya."
"Kalau mau masuk biarlah aku masuk dahulu"
"Kau tidak takut?"
"Aku takut! Tetapi aku tidak ingin kau menempuh
bahaya, karena itu lebih baik aku saja yang masuk" seru
gadis itu seraya menggeleng.
Lambat-lambat ia putar badan dan berjalan masuk ke
dalam. 867 Beberapa patah kata ini sungguh menunjukknn betapa
cintanya gadis ini kepada sang hoa hoa kongcu,
membuat orang yang mendengar ikut merasa kasihan.
"Aaakh".! Sibocah perempuan ini sungguh
mengenaskan. Seharusnya Ke Giok Lang mencegah
maksudnya ini" pikir Kwan Tiong Gak didalam hati.
Siapa sangka Ke Giok Lang tetap berdiri tak berkutik,
bahkan sepatah kata yang bernada menghiburpun tidak
kedengaran diutarakan keluar.
Ketika menengok kembali kearah Hoo Lian Hoa,
tampak air mukanya berubah pucat pasi bagaikan mayat,
keringat dingin mengucur keluar sangat deras. Jelas
hatinya pada saat ini penuh diliputi oleh perasaan takut
dan ngeri. Lama kelamaan Kwan Tiong Gak tak bisa menahan
sabar lagi tiba tiba tegurnya dengan suara berat, "Nona
Hoo, kau tak boleh masuk!"
Namun Hoo Lian Hoa tidak menggubris seolah olah
tidak mendengar teguran dari Kwan Tiong Gak. kakinya
melanjutkan perjalanan masuk kedalam ruangan.
"Kwan-heng!" tiba tiba terdengar Ke Giok Lang
tertawa dingin. "Agaknya kau sangat menguatirkan
keselamatan nona Hoo?"
"Sebetulnya aku orang she Kwan ada sedikit menaruh
rasa hormat dan kagun kepada kau Ke Kongcu, tetapi
868 sekarang?" Aku orang she Kwan boleh dihitung sudah
kenal dengan kau Ke Giok Lang."
"Eeei"., Kwan-heng merasa perbuatan siawte y&ng
mana telah melakukan kesalahan?"
"Kau seorang lelaki sejati tidak berani masuk kedalam
ruangan, sebaliknya malah menyuruh seorang nona
mewakili dirimu menempuh bahaya, apakah kau tidak
merasa malu?"
"Siauwte tidak memakra dirinya, adalah dia yang rela
masuk kedalam ruangan dengan sendirinya. Seandainya
dalam ruangan tersebut benar benar ada mara bahaya,
siauwte terpaksa harus memenuhi harapannya."
"Hm! Ke Giok Lang, tidak perduli bagaimanakah
kehebatanmu dalam dunia persilatan, tetapi watak serta
tingkah lakumu terlalu hina, kau adalah seorang manusia
rendah!" Kontan air muka Ke Giok Lang berubah hebat.
"Kwan Tiong Gak, kau berani menghina aku orang she
Ke?" Hati-hati aku bisa memaksa kau taK dapat
tancapkan kaki lagi dalam Bu-lim."
"Haaa". haaa". haaa". Ke Giok Lang." Kwan Tiong
Gak mendongak tertawa terbahak-bahak. "Sekalipun aku
orang she Kwan pernah berbuat salah, tetapi kalau di
bandingkan dengan kau Ke Giok Lang percaya watakku
jauh masih lebih baik, aku tidak dapat membayangkan
869 perbuatan apa yang bisa memaksa aku tak dapat
tancapkan kaki lagi didalam dunia persilatan."
"Aku bisa menculik istri dan putrimu kemudian
membawa mereka berkelana dalam dunia persilatan,
ingin kulihat masih punya mukakah kau berkelana dalam
Bu-lim." Jurus serangan ini betul-betul luar biasa dan sama
sekali tak pernah disangka oleh Kwan Tiong Gak, ia jadi
tertegun. Melihat air muka Kwan Tiong Gak menujukan
perasaan gusar. Ke Giok Lang jadi sangat bangga, ia
tersenyum, "Kau pernah menjumpai bagaimana tingkah laku Hoa
Lian Hoa kepadaku, mungkin percaya bukan Kalau aku
orang she Ke benar benar bisa berbuat demikian?"
"Ke Giok Lang" seru Kwan Tiong Gak dingin.
"Sekalipun majikan lambang naga sakti suka melepaskan
kau pergi, aku orang she Kwan akan tetap menahan
dirimu disini".
"Apakah kau takut ikat kepala menindih kepala dan
menghilangkan kewibawaan dari kau Ceng Piauw tauw?"
Sekalipun imam Kwan Tiong Gak lebih baikpun tak
akan tahan terhadap penghinaan ini, ia bermaksud
mengumbar hawa marah tersebut.
870 Tetapi setelah dilihatnya Hoa Lian Hoa sedang muncul
kembali dengan langkah cepat ia paksa menahan sabar
dan membungkam.
"Apa yang telah kau lihat?" tanya Ke Giok Lang sambil
tersenyum. "Kecuali mayat mayat yang bergelimpangan, tak ada
benda lain lagi".
"Sang majikan Lambang Naga Sakti?" seru Ke Giok
Lang tertegun. "Aku sudah memeriksa seluruh ruangan, tak tampak
seorang manusia hiduppun."
Dengan alis berkerut Ke Giok Lang segera menyapu
sekejap wajah Kwan Tiong Gak serta Poei Ceng Yan.
"Eeaeei,". sebenarnya kalian berdua sedang
mempersiapkan permainan setan apa?".
"Kau sangat memalukan sebagai seorang lelaki sejati,
diri sendiri tak berani masuk, sebaliknya suruh nona Hoo
yang mengadakan pemeriksaan dalam ruangan itu"
Jengek Poei Ceng Yan dingin. " Usianya masih kecil,
tentu saja ia tak bisa menemukan sesuatu apapun."
"Kau jangan ngaco belo"- Bentak Hoo Lian Hoo cepat.
"Apakah untuk membedakan mana yang masih hidup
dan mana yang sudah matipun aku tidak sanggup?"
871 "Nona Hoo, sekali lagi aku hendak menerangkan
kepadamu. Aku kenal dengan ayah mu dan tidak ingin
menyinggung perasaanmu. Namun cepat atau lambat
antara kami perusahaan Hauw Wie Piauw kiok dengan Ke
Giok Lang bakal melangsungkan pertarungan sengit, aku
berharap kau jangan melibatkan diri dalam kancah
pergolakan tersebut."
"Mungkin kau memang sungguh-sungguh bermaksud
baik menasehati aku jangan banyak mencari kerepotan,
namun hati ini tidak mungkin, barang siapa yang berani
mencari gara gara dengan Ke Kongcu, aku tidak akan
berpeluk tangan menonton saja disamping."
"Hmmn, sungguh besar bualan nona." Dengus Kwan


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiong Gak dingin. "Kau anggap kami tak bisa mewakili
ayahmu untuk memberi sedikit pelajaran kepadamu."
Tiba tiba terdengar langkah lebar Ke Giok Lang maju
kedepan sembari berjalan ujarnya.
"Kwan Cong Piauw tauw, Poei Hu Cong Piauw tauw!
apakah kalian bermaksud hendak bergebrak melawan
cayhe pada saat ini?"
"Setiap saat kami menanti petunjuk!"
Ke Giok Lang tertawa hambar.
" Kwan Cong Piauw-tauw, kalau majikan lambang
naga sakti masih berada disini seandainya kita sampai
bergebrak bukankah akan mengejutkan ketegangannya?"
872 Kwan Tiong Gak yang mendengar perkataan itu
hatinya segera bergerak, pikirnya.
"Entah apa maksud Ke Giok Lang yang sebenarnya"
Sstiap kali ia sengaja membentangkan busur hingga
mencapai ketegangan kemudian meminjam berbagai
alasan menyudahi urusan tersebut sampai disitu.
Agaknya ia tidak bermaksud melakukan pertarungan
melawan kami."
Karena menduga si majikan lambang naga lakti pun
kemungkinan masih berada didalam ruangan ia lantas
mengangguk. "Baiklah! Aku orang she Kwan pun ada maksud
kembali dulu ke ibu kota!"
"Dan sekarang sudah berubah niat hendak balik ke
kota Kay Hong" sambung si Hoa hoa Kongcu cepat
"Sedikitpun tidak salah, peta pengangon kambing
berada disaku aku orang she Kwan. seandainya Kau Ke
Giok Lang ada maksud merebutnya silahkan setiap saat
mendatangi kantor cabang perusahaan Hauw Wie Piauw
dikota Kay Hong."
Ke Giok Lang segera tertawa.
"Ucapan yang diutarakan Kwan Tiong Gak selamanya
berat laksana bukit karang setiap patah kata yang telah
kau utarakan semua orang Bu lim kebanyakan pada
percaya." 873 "Terlalu memuji, cayhe berdua mohon diri terlebih
dahulu!" Setelah menyura ia berlalu.
Ke Giok Lang pun dengan cepat ulap-kan tangannya si
Dewa api Ban Cau serta Lam Thian San Sah segera
menyingkir ke kedua belah samping memberi jalan.
"Mari kita berangkat!" seru Kwan-Tiong Gak seraya
berpaling kearah Poei Ceng Yan.
Dengan langkah lebar ia berlalu melalui si Jago jago
Liok lam itu. Poei Ceng Yan membuntuti dari belakang setelah tiba
ditempat kuda mereka ditambat kedua orang itu
melepaskan tali les dari atas pohon, meloncat naik keatas
punggung kuda dan berlalu dari sana.
Dalam sekejap mata mereka telah melakukan
perjalanan sejauh enam, tujuh li. Perlahan lahan Kwan
Tiong Gak baru perlambat lari kudanya.
"Saudara Poei, apakah kau sudah menjumpai majikan
Lambang Naga Sakti"." tanyanya.
"Sudah. Namun aku hanya menjumpai bayangan
punggungnya belaka
"Dunia persilatan digemparkan oleh lambang naga
sakti tersebut sejak dahulu kala, namun belum pernah
ada orang yang mengetahui bagaimana raut muka orang
874 tersebut Pakaian warna hitam, ikat kepala warna hitam
serta mantel hitam merupakan tanda dari dari majikan
lambang Naga Sakti. Tentu saja yang paling penting
adalah serangkaian ilmu silatnya yang sangat luar biasa,
selain itu rasanya tak ada yang tersangkut lebih penting
lagi." "Maksud Toako orang ini bukan dia. Si orang berbaju
hitam bukan majikan lambang Naga sakti yang dahulu "
seru Poei Ceng Yan tertegun.
"Benar atau bukan rasanya bukan suatu soal yang
penting. Yang paling penting adalah apa yang sedang ia
perbuat?" Ia ingin berbuat apa?"."
Ia merandek sejenak, kemudian tanya nya, "Kau
sudah berbicara dengan dirinya?"
"Benar aku bertanya tentang beberapa urusan
kepadanya, namun ia selalu tidak memberi jawaban".
"Apa yang kau tanyakan kepadanya?" semangat Kwan
Tiong Gak segera berkobar.
"Aku bertanya kepadanya, kepada ia membantu kita"
Antara kita tiada hubungan ia tidak saling kenal
mengenal. Apa sebabnya ia berbuat begitu" Aku lantas
bertanya pula apakah peta mustika pengangon Kanbing
dia yang hadiahkan kepada kita?"
"Apakah ia menunjukkan suatu gerak gerik".
875 "Tidak, ia hanya berdiri dengan tenangnya, tak pernah
menjawab pertanyaanku dan sama sekali tidak
menunjukkan suatu gerakan pun"."
"Apakah kalian berdiri saling mematung terus
menerus" "Sedikitpon tidak salah, aku menanti beberapa saat
lamanya. Melihat ia tidak juga menjawab maka terpaksa
aku mohon diri dan mengundurkan diri dari ruangan itu.
"Ehm".!" Kwan Tiong Gak mengangguk, "Kali ini ia
sudah banyak membunuh orang, tujuannya hanya satu
yaitu ingin menegakkan kembali kewibawaan dari
lambang Naga sakti dalam dunia persilatan seperti tempo
dulu, puluhan jiwa yang berhasil meloloskan diri akan
bantu dia untuk menyebarkan berita ini kedunia
kangouw. Hanya yang jelas tindak tanduknya agak
berbeda dengan majikan lambang Naga Sakti tempo
dulu".,"
"Dimana letak perbedaan itu?" seru Poei Ceng Yan
agak tertegun. Kwan Tiong Gak alihkan sinar matanya memandang
sekejap pemandangan disekeliling tempat itu, kemudian
baru ujarnya lirih, "Majikan lambang Naga Sakti tempo
dulu baru turun tangan membunuh orang bila mana ada
orang lain melanggar kewibawaan lambang Naga
Saktinya, tetapi Majikan Lambang Naga Sakti yang
sekarang agaknya ada maksud menanam bibit
perkara"."
876 Toako?" tukas Poei Hu Cong Tiauw tiauw dengan
cepat. "Menurut apa yang siauw te ketahui, majikan naga
sakti tempo dulu-pun populer dalam dunia persilatan
karena ia sering menanam bibit perkara."
"Sekalipun begitu bibit perkara yang mereka tanam
tidak sama." kembali Kwan Tiong Gak tersenyum.
"Siauwte tak berhasil menemukan perbedaan itu."
"Sangat gampang sekali, majikan lambang naga sakti
yang munculkan diri tempo dulu agaknya menanam bibit
perkara hingga seluruh perguruan sang pelanggar
lambang naga sakti itu. Majikan lambang naga sakti
menggunakan tindakan yang paling keji membunuh sang
pelanggar beserta seluruh anggota perguruannya demi
menjaga wibawa lambang naga saktinya. Tetapi majikan
lambang naga sakti yang kita jumpai ini hari hanya
terbatas memberi hukuman pada sang pelanggar belaka
tanpa mengikut sertakan anggota perguruannya. Lagi
pula cara turun tangan bukan di lakukan dalam tempat
yang berbeda tetapi dikumpulkan dalam satu ruangan
bersama-sama jago jago Bu lim lainnya sebagai saksi!"
"Perkataan toako sedikitpun tidak salah, diantara para
jago Bu lim yang berkumpul di situ memang tidak
mungkin semuanya telah melanggar lambang naga sakti
tersebut."
"Oleh sebab itu orang itu kemungkinan besar adalah
ahli waris dari majikan Lambang naga sakti.
kemungkinan juga seseorang yang sama sekali tiada
hubungan dengan dirinya."
877 "Aaaaach! Aku rasa tidak mungkin kalau orang itu
sama sekali tiada hubungan dengan majikan lambang
naga sakti tempo dulu,"
Kembali Kwan Tiong Gak tertawa.
"Aku hanya menduga saja, benar atau salah tentu saja
aku sendiripun tak berani memastikan, namun yang
paling membuat siauw heng tidak paham adalah apa
sebabnya ia menaruh perhatian yang Khusus terhadap
perusahaan expedisi Hauw Wie Piauw kiok kita?".
"Tentang soal ini" Siauwte sendiri pun pernah
memikirkannya dengan teliti, namun belum berhasil juga
menemukan sebab-sebab nya."
Sementara itu mereka berdua telah tiba disebuah
persimpangan jalan, Kwan Tiong Gak segera
membelokan kudanya menuju ke jalan besar yang
menuju kekota Kay Hong.
Melihat hal itu Poei Ceng Yan tertegun. "Toako!"
tegurnya. "Kau benar benar hendak kembali kekota Kay
Hong".?"
"Sedikit pun tidak salah, perubahan peristiwa benar
benar berada diluar dugaanku, sekarsng kita tak ada
waktu lagi untuk mergurusi persoalan pribadi tentang
pembubaran expedisi Hauw Wie Piauw kiok kita"."
Ia merendek sejenak, kemudian tambahnya, "Perjalan
kita menuju ke Utara kali ini sekalipun bakal menjumpai
878 perbagai bahaya serta hadangan, tetapi Nyioo Su Jan
yang menunggu dikota Kay Hong keadaannya semakin
kritis dan berbahaya lagi".
"Perkataan toako sedikitpun tidak salah, tetapi
persoalan dari kantor cabang perusahaan kita di pelbagai
daerah"."
"Sewaktu aku hendak berangkat kemari" tukas Kwan
Tiong Gak, "Semua urusan telah kuserahkan kepada
siauwte yang ada dirumah. asalkan sampai batas
waktunya aku belum juga kembali mereka bisa bekerja
sesuai dengan pesan yang telah kupersiapkan
sebelumnya."
Poei Ceng Yan termenung sejenak, lalu Katanya
kembali. "Toako, kau tetap tinggal dikota Kay Hong, apakah
ada maksud dengan seluruh perhatian dan tenaga
menghadapi diri Ke Giok lang?"
Kwan Tiong Gak menghembuskan napas panjang.
"Menurut dugaan siauw heng, agaknya dunia
persilatan sedang terjadi suatu perubahan besar, oleh
karena itu aku sudah mengambil keputusan hendak
mencari suatu waktu"."
"Mencari suatu waktu?"
879 "Tidak salah, aku hendak mencari suatu waktu dengan
tenang mempelajari isi dari peta mustika pengangon
kambing itu."
"Aaakh".betul!" seru Poei Ceng Yan sambil menepuk
paha sendiri. "Toako tak boleh terlalu bersikeras dangan
peradatan."
"Maka dari itu, kita harus mencari suatu tempat yang
sangat rahasia tinggal disitu beberapa lama"." kata
Kwan Tiong Gak sambil tertawa.
"Sedikitpun tidak salah." Bagaikan telah memahami
akan suatu Poei Ceng Yan menyetujui usul tersebut.
"Tempat itu harus sangat rahasia dan tidak diketahui
siapa pun juga."
Beberapa waktu ini disekitar kota Kay Hong telah
dipenuhi oleh jago jago lihay dunia persilatan, untuk
mencari suatu tempat yang sunyi dan tersembunyi
rasanya bukan suatu pekerjaan yang gampang, tetapi
setelah adanya pembunuhan massal yang dilakukan
majikan lambang naga sakti, situasi akan jauh berubah,
kecuali Ke Giok Lang sekalian beberapa orang. Mungkin
sebagian besar jago jago Bu lim tak berani tinggal lebih
larut lagi disekitar kota Kay Hong."
"Ada suatu urusan siaute tidak mengerti yaitu
mengapa Ke Giok Lang sama sekali tidak memperoleh
pemberitahuan dari majikan lambang naga sakti".?"
"Aku sendiri pun sedang mengherankan persoalan ini"
Kwan Tiong Gik mandehem perlahan. "Walaupun aku
880 tidak berhasil menemukan apa alasannya, namun paling
sedikit aku bisa meyakinkan sesuatu, yaitu majikan
lambang naga sakti ada maksud menghindari dari Ke
Giok Lang."
Kali ini Poei Ceng Yan benar benar di bikin terperanjat
seolah-olah dadanya dihantam keras oleh martil berat,
hampir-hampir saja ia meloncat, turun dari punggung
kudanya. "Maksud toako, apakah majikan lambang naga sakti
ada maksud menghindari terus setiap pertemuan dengan
orang she Ke itu."
"Ehm".! Paling sedikit ia bersikap lain terhadap dirinya
Ke Giok Lang. Agaknya ia menaruh suatu sikap bersabar
dan mengalah."
Lama sekali Poei Ceng Yan termenung berpikir keras
ujarnya kemudian, "Berulang kali lambang naga sakti
muncul didalam kereta kawalan kita, agaknya, antara dia
dengan perusahaan Hauw Wie Piauw kiok kitapun
terdapat bsrbagai alasan yang sangat ruwet dan kacau?"
" Benar, tentu ada suatu sebab sebab tertentu."
"Tapi, apa sebabnya?"
"Aku sedang berpikir keras. Aku percaya setelah
mengalami suatu analisa yang seksama dan diambil
kesimpulannya tidak sulit buat kita untuk menemukan
alasan tersebut"."
881

Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ia merendek sejenak kemudian tambahnya, "Ada satu
persoalan lagi membuat orang merasa keheranan,
agaknya majikan lambang Naga sakti menaruh suatu
simpatik yang istimewa kepadamu, bahkan menaruh
kesabaran yang luar biasa."
"Siauw te sendiripun punya perasaan demikian" kata
Poei Ceng Yan satabil tertawa getir. "Tetapi aku tidak
mengerti apa sebabnya ia bersikap demikian kepadaku."
"Sewaktu tahun baru, kau mendapat hadiah peta
mustika pengangon kambing. Aku rasa benda itu ada
hubungannya dengan majikan lambang naga sakti."
"Eeeeehm". bagaimana bisa begitu".?"
"Kelihatannya ada kemungkinan besar sejak semula
majikan Lambang Naga Sakti sudah ada dikota Kay
Hong, secara diam diam ia melakukan pemeriksaan,
tentu saja tidak sulit untuk mengetahui keadaan
seterusnya. Namun hingga kini ia tidak melakukan suatu
tindakan . ."
Poei Geng Yan mengangguk.
"Tetapi apa sebabnya pula ia amukan pembunuhan
masal yang ia lakukan ini hari."
"Peristiwa itu ada dua persoalan, kalau kita ngotot
katakan kedua urusan itu saling ada hubungan maka ini
bisa di terangkan majikan lambang naga sakti melihat ini
waktu, dikarenakan saat ini banyak jago Bu lim yang
berkumpul dikota Kay Hong"."
882 Ia termenung beberapa saat lamanya kemudian
menyambung lebih lanjut.
"Maka dari itu, dalam waktu yang amat singkat ia bisa
membuat banyak orang telah melanggar pantangan
lambang naga sakti kemudian memerintahkan mereka
berkumpul dalam ruangan itu pada suatu saat tertentu."
"Sedikitpun tidak salah, penilaian toako sangat tepat,
siauw te merasa amat kagum."
Kwan Tiong tertawa, kembali ujarnya, "Kalau ditinjau
keadaan ini hari. agaknya majikan Lambang naga sakti
sama sekali belum terlibat dalam soal peta mustika
pengangon kambing, atau mungkin ia pernah memeriksa
peta itu dan merasa mustika tersebut sama sekali tidak
berguna baginya?"
"Bukankah toako mengatakan bahwa peta mustika
pengangon kambing ini amat berharga sekali?"
"Dalam pandangan kita memang benar henda itu
sangat berharga, tapi berada dalam pandangan majikan
naga sakti belum tentu peta pengangon kambing itu
merupakan benda yang berharga."
"Toako!" tiba tiba Poei Ceng Yan berseru, setelah
menyapu sekejap keadaan empat penjuru. "Siauw te
mempunyai suatu pandangan entah benar atau tidak?"
"Pandangan apa?"
883 "Kita jangan buru-buru kembali ke kota Kay Hong,
tetapi berdiam dulu selama beberapa hari ditengah
perjalanan menuju ke kota Kay Hoag ini guna
menghindari diri dari segala pengintaian orang lain,
dengan demikian kita bisa bikin musuh mereka ada diluar
dugaan. Disamping itu Toakopun bisa dengan hati
tenang mengamati peta pengangon kambing itu lebih
seksama, seandainya peta pengangon kambing itu benar
benar ada bagian yang punya sangkut paut erat dengan
situasi Bu lim kita berusaha kembali mengikuti tanda
tanda yang ada dalam peta tersebut menemukan tempat
yang dimaksud, semisalnya peta ini sama sekali tiada hal
yang penting seperti yang kita pikirkan semula, agaknya
kitapun tak usah buang banyak pikiran dan tenaga untuk
melindungi peta tersebut."
"Ehmm".! Perkataanmu tidak salah."
Setelah mereka berdua saling berunding beberapa
saat, akhirnya mereka ambil keputusan hendak menyewa
sebuah ruangan dirumah petani untuk berdiam beberapa
waktu disana. Poei Ceng Yan karena takut jejak kuda nya ditemukan
orang, malam itu juga ia bekerja keras menghapus
semua jejak kuda yang tertinggal. Bahkan
menyembunyikan pula kedua ekor kuda itu didalam
kamar dan turun tangan sendiri memberi makan pada
mereka. Diwaktu pagi hari mereka tidak keluar rumah, menanti
malam hari tidak dengan membawa senjata dan
884 menggembol senjata rahasia Poei Ceng Yan melakukan
perodaan disekeliling tempat itu.
Ia berusaha keras untuk tidak mengganggu
konsentrasi Kwan Tiong Gak yang telah pusatkan seluruh
perhatian menyelidiki rahasia dari peta pengangon
kambing itu. Kecuali menghantar makanan dan minuman. Poei
Ceng Yan selalu berusaha untuk menghindarkan diri dari
dalam ruangan yang ditempati Kwan Tiong Gak.
Tujuh hari dengan cepatnya telah berlalu, selama
tujuh hari ini bagaikan mabok saja Kwan Tiong Gak
tumpahkan semua perhatiannya diatas peta mustika
pengangon kambing itu.
Poei Ceng Yan sendiri makin repot sekali, Ia harus
menjaga kedua ekor kuda itu harus memberi makan
pada Kwan Tiong Gak disamping berjaga jaga atas
pengintaian musuh.
Dalam tujuh hari ini boleh dihitung termasuk waktu
yang paling mendebarkan hati dan paling meletihkan
selama ia terjun ke dalam dunia persilatan.
Menanti hari kedelapan siang hari telah tiba,
mendadak Kwan Tiong Gak membuka pintu dan
munculkan diri.
Ketika itu Poei Ceng Yan sedang bersiap sedia
menghantar makanan siang ke dalam kamar, melihat
885 secara tiba-tiba Kwan Tiong Gak munculkan diri. ia jadi
keheranan. "Toako, apakah kau telah selesai memeriksa peta
mustika, pengangon kambing?"
sepassng mata Kwan Tiong Gak merah padam,
wajahnya kelihatan lesu keletihan. Ternyata selama tujuh
hari ini ia tak pernah beristirahat dengan baik apalagi
meneliti dan mempelajari peta mustika pengangon
kambing bukan suatu pekerjaan yang gampang bahkan
membutuhkan energi.
Sekalipun begitu wajah Kwan Tiong Gak menunjukkan
perasaan girang, tampak ia tersenyum.
"Sudah selesai kulihat. Entah siapakah yang memiliki
kepandaian demikian lihay, ternyata bisa menyimpan
rahasia demikian besar ditengah kawanan kambing itu."
"apakah toako berhasil memahami rahasia itu?"
"Tidak dapat dikatakan semua rahasia sudah berhasil
kupahami namun aku telah berhasil menemukan suatu
pertanda."
"Peta mustika pengangon kambing ini terdapat ilmu
silat dan harta karun. Sebenarnya apa yang telah
terjadi?" "Benar. Di balik rahasia itu memang menunjukkan ada
serangkaian ilmu silat yang lihay ada pula suatu harta
karun yang tak ternilai harganya. Namun diantara hal
886 tersebut dengan demikian mempengaruhi pula seluruh
persoalan."
"Kunci penting apakah itn?"
"Lukisan ini mengutamakan kawanan kambing, tentu
saja ada hubungannya dengan sekelompok kambing."
"Aahk! Yang kau maksudkan mempengaruhi letak di
mana harta karun tersebut disimpan?"
"Yang paling indah dari soal ini adalah kedua duanya
kena dipengaruhi, baik ilmu silat maupun harta karun itu
saling sangkut menyangkut. Aaaai".! Pencipta dari
lukisan ini benar benar seorang manusia yang luar
biasa." "Siauw te". masih belum dapat memahami
maksudmu, apakah toako dapat menerangkan lebih jelas
lagi?" Kwan Tiong Gak segera mengangguk, katanya sambil
tertawa, "Aku telah membuang waktu beberapa malam
untuk memahami hal yang sebenarnya,tentu saja setelah
sekarang ku utarakan kau tak bisa memahami dengan
cepat"."
Ia merendek sejenak, lalu sambungnya, "Diatas
lukisan mustika ini tertera beratus-ratus ekor kambing,
diluaran kelihatan sangat biasa dan tiada hal yang
mengherankan, namun jikalau kau perhatikan kambing
kambing itu lebih teliti lagi maka keadaannya akan jauh
berbeda. Guratan untuk melukis barisan kambing itu
887 sebenarnya merupakan suatu rangkaian ilmu silat, kalau
berlatih mengikuti lukisan tadi maka kau temukan setelah
jurus keenam dan tiba didepan tubuh sang bocah
pengangon, mendadak jurus ilmu selanjutnya terputus
ditengah jalan."
"Kemudian?" tanya Poei Ceng Yan dangan penuh
perhatian. "Agaknya gerakan ilmu silat itu setelah mengalami
suatu perputaran masih ada lanjutannya, mungkin masih
ada enam jurus lagi."
"Jadi maksudmu, diatas lembaran peta pengangon
kambing ini sebenarnya tersimpan dua belas jurus
belaka." "Bersamaan itu apakah toakopun berhasil menemukan
letak harta karun tersebut?"" Kwan Tiong Gak segera
menghela napas panjang, ujarnya.
"Menurut tanda yang ada dalam lukisan itu, agaknya
ia menerangkan suatu jalan yang menunjukan letak harta
karun tersebut, tetapi tanpa itu sewaktu tiba diatas tubuh
sang bocah pengangon mendadak putus"."
"Kemudian tidak ada lagi?"".
"Agak persoalan dibikin kacau dan membingungkan
setelah tiba dalam peputaran tubuh bocah pengangon
itu, rasanya dibalik ke semuanya ini masih ada suatu
perubahan yang susah di duga."
888 "Jadi kalau begitu, toako masih belum berhasil
menemukan rahasia tersebut".?"
"Aku merasa diriku berhasil memahami sebagian besar
dari rahasia tersebut, hanya pada kunci tadi masih
kurang begitu paham."
"Jadi maksud toako kecuali sejurus ilmu silat yang ada
dalam kunci tadi kedua belas jurus ilmu silat lainnya
berhasil kau pahami?"
"Diatas peta tapi hanya terdapat sebuah kisikan
belaka, dapatkah dilatih untuk menghadapi serangan
musuh, hal ini tergantung bagaimana hasilnya nanti."
"Lalu ilmu silat macam apakah itu?" ". Ataukah ilmu
golok?" "Agaknya ada telapak ada pedang" lalu sahut Kwan
Tiong Gak setelah termenung sebentar. "Namun
seandainya di gunakan dengan golokpun masih bisa
pula"."
Ia menghembuskan napas panjang, lalu sambungnya
lebih jauh, "Inilah rahasia yang berhasil kupahami selama
beberapa hari ini menurut pendapat siauw heng, di
dalam peta tadi agaknya masih tersimpan suatu rahasia
yang amat besar, hanya saja tak bisa ditemui dengan
kepandaian yang siauw heng miliki saat ini."
"Sebuah peta pengangon kambing yang demikian
kecilnya ternyata terkandung rahasia serta liku liku
889 demikian banyak, sungguh membuat orang merasa tidak
menyangka!"
Sambil bergendong tangan Kwan Tiong Gak
memandang ke angkasa, lama sekali ia termenung
berpikir keras. Lalu lambat-lambat ujar nya, "Agaknya
kita sudah tak dapat meloloskan diri lagi dari kancah
pergolakan masalah peta pengangon kambing ini!"
"Aaaai".!Kalau tahu barang kawalan kita ini bakal
mendatangkan kerepotan yang begini banyaknya, sejak
semula sudah kubiarkan orang lain membawa pergi peta
pengangon kambing itu."
Mendengar ucapan dari wakilnya ini, Kwan Tiong Gak
segera tertawa.
"Sekalipun membiarkan orang lain membawa pergi
peta pengangon kambing, belum tentu bisa membuat
kita melepaskan diri dari masalah tersebut"."
Ia mendehem perlahan, setelah mengatur pernapasan
segera serunya, "Ayoh berangkat! sembari melakukan
perjalanan, kita bicara lagi!"
Poei Ceng Yan menurut, dari dalam gubuk ia
menuntun keluar kuda tunggangan mereka, memasang
pelana kemudian sama sama
naik ke atas punggung kuda dan melarikan arah kota
Kay Hong. 890 Selama perjalanan Kwan Tiong Gak mengendalikan tali
les kudanya agar kuda jempolan tersebut tidak berlari
terlalu cepat, dengan berjalan disisi Poei Ceng Yan
ujarnya, "Pada mulanya jago jago lihay dari kalangan
Hek To serta Pek to yang pada berkumpul dikota Kay
Hong hanya disebabkan peta pengangon kambing
belaka, kini ditambah munculnya si pemilik lambang naga
sakti membuat urusan berubah semakin ruwet lagi.
Semoga saja. pembunuhan yang dilancarkan majikan
pemilik lambang naga sakti dapat menundukkan kaum
iblis agar jago jago kalangan Hek to serta Pek to yang
sedang mengincar peta pengangon kambing dapat
membubarkan diri dengan sendirinya"."


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Toako, seandainya sang majikan pemilik lambang
naga sakti pun telah menaruh niat untuk mendapatkan
peta pengangon kambing apa yang harus kita lakukan?".
"Kalau sampai terjadi hal begini, terpaksa kita harus
hadiahkan peta tersebut dengan tangan terbuka".
"Benar!" sambil tertawa getir Poei Ceng Yan
mengangguk. "Semua partai serta perguruan yang ada
dikolong langit tak seorang manusiapun berani mencari
gara gara dengan majikan lambang naga sakti asalkan
peta mustika pengangon kambing benar benar terjatuh
ketangannya. boleh dibaca peta itu akan aman tentram
tak takut direbut orang lain lagi."
"Namun hingga detik ini, ada minat untuk mendapat
peta pengangon kambing itu."
891 "Mungkin sang majikan lambang naga sakti masih
belum tahu kalau ada selembar peta mustika macam
itu?". "Sudahlah urusan ini tak usah kita urus dahulu,
seandainya majikan lambang naga sakti benar benar
inginkan peta pengangon kambing ini tentu saja kita
harus segera turut perintah dan serahkan benda itu
kepadanya. menurut perkiraanku dikolong langit masa ini
masih belum ada manusia yang berani cari gara gara dan
bentrok dengan sang majikan lambang naga sakti, oleh
karena itu kita pun tak perlu membicarakan persoalan ini
lagi" "Toako, sekembalinya kekota Kay Hong Apa yang
hendak kau lakukan?"." tanya Poei Ceng Yan kemudian.
"Semisalnya aku berhasil memahami kunci penting
yang terkandung dalam peta itu, ingin kucari sebuah
tempat yang sunyi dan terlepas dari segala gangguan
untuk melatih ilmu silat yang tercantum disana,
semisalnya kunci rahasia itu tak berhasil kupahami. Kita
akan cari-cara lain yang lebih sempurna lagi.
"Baik. silahkan Toako pikirkan hal ini baik-baik lebih
dahulu". Tidak banyak tanya lagi, ia segera jalankan kudanya
kearah depan. Jilid 23 892 Setibanya mereka berdua didepan kantor cabang
perusahaan Hauw Wie Piauw kiok, tampaklah oleh
mereka mereka papan nama perusahaan yang semula
tergantung didepan pintu kini sudah diturunkan,
sepasang pintu besar tertutup rapat. Keadaan ini
menguatirkan kalau mereka tidak menerima degangan
lagi. Poei Ceng Yan segera meloncat turun dari kudanya,
sebelum ia sempat mengetuk pintu, pintu tadi sudah
terbuka lebih dahulu.
Jelas, orang orang ada didalam kantor sudah
mengadakan persiapan-persiapan yang seksama.
Melihat ketelitian tersebut Kwan Tiong Gak segera
tertawa, pujinya.
"Selama bekerja Su Jan memang paling teliti dan
paling seksama dalam mengatur segala penjagaan"."
Ia segera melangkah masuk kedalam.
Dua orang pengawal kantor yang tegap dan gagah
dengan langkah lebar segera maju menyambut dan
menerima tali les kedua ekor kuda tersebut.
Diikuti Nyioo Su Jan dengan langkah terburu-buru
munculkan diri didepan pintu seraya menjura sapanya.
"Cong Piauw tauw"."
893 "Kita berbicara dalam rumah saja," tukas Kwan Tiong
Gak cepat seraya ulapkan tangannya.
Tidak menanti jawaban lagi ia segera melangkah
masuk lebih dahulu.
Poei Ceng Yan serta Nyioo Su Jan segera mengikuti
dari belakang. Setelah ambil tempat duduk dikursi maka Kwan Tiong
Gak baru buka suara bertanya.
"Su Jan, selama beberapa hari ini apa kah dalam
kantor cabang terjadi suatu peristiwa?"
"Orang she Jan dari istana Jendral pernah datang
kemari dua kali". ,"
"Aaaakh! mau apa ia datang kemari?"
"Pertama, ingin Menanyakan kabar berita tentang
Cong piauw tauw, dan kedua melihat keadaan dari
kantor cabang perusahaan Hauw Wie Piauw kiok kita."
"Jen pek to sudah memperlihatkan kedudukannya,
mungkin para jago Bu lim yang ada dikota Kay hong
sudah tahu semua bahwasanya dia adalah pengawal
pribadi dari Tok Say Thayjien, ia sering datang kekantor
cabang kita, sama arti sedang membuat papan nama
agar semua orang tahu kalau antara kita dengan istana
Jendral mempunyai hubungan yang sangat erat."
894 "Hamba pun pernah berkata demikian kepadanya, aku
nasehati agar dia kurangi sedikit kunjungannya kemari."
"Ehmmm! lalu apa yang ia katakan?"
"Ia segera menyanggupi permintaanku ini, ia beritahu
kepadaku akan berusaha mengurangi kunjungannya
kemari. Sesaat meninggalkan tempat ini ia beritahu pula
kepada hamba, semisalnya dikantor cabang kita terjadi
sesuatu dan membutuhkan bantuannya, ia minta kita
kirim orang untuk beritahu kepadanya"."
"Ehmmm".! Mana Giok Liong serta Hoa Lek?"
"Liem piauw su sedang diundang makan Oleh
seseorang, sedang Giok Liong, Ih Cun serta Toa Hauw
sedang beristirahat dibelakang. Hamba pikir disiang hari
bolong dan terang tanah begini sekalipun orang Bu lim
punya nyali besar untuk melakukan segala tindakan
namun tak akan berani membuat keonaran ditengah
Kota besar apalagi mendatangi perusahaan kita. Oleh
karena itu hamba minta agar mereka beristirahat di pagi
hari dan meronda di malam hari"."
"Bagus sekali, bagus sekali"." Kwan Tiong Gak
mengangguk. Ia mendehem sebentar, lalu terusnya
"Dalam menghadapi segala persoalan kau selalu
bekerja hati-hati. Seandainya aku benar benar telah
meninggalkan kota Kay Hong, seharusnya dalam kantor
cabang perusahaan kita tak bakal terjadi sesuatu
895 peristiwa lagi. Kau mengadakan persiapan demikian ketat
tentunya ada sebab sebab tertentu bukan?"
"Dugaan Cong Piauw-tauw sedikitpun tidak salah, dua
hari berselang hamba menemukan ada orang yang
melakukan pengintaian terhadap perusahaan kita, oleh
karena itu hamba terpaksa harus melakukan penjagaan
untuk menghadapi segala kemungkinan."
"Apakah ada jago Bu lim yang berkunjung kemari?"
"Tidak ada, justru karena persoalan ini hamba merasa
terheran heran."
"Aaaai".! situasi disekitar kota Kay Hong beberapa
waktu ini sangat ruwet dan kacau, kau harus sedikit
berhati hati, bagaimanapun juga"."
Ia termenung sejenak antuk memikirkan suatu, lalu
tambahnya. "Toa Lek diundang makan oleh siapa?"
"Katanva seorang hartawan tersohor dikota Kay Hong,
perusahaan kita pernah mengadakan beberapa kali
hubungan dengan mereka, karena kali ini sedang
mengadakan suatu perayaan maka ia undang Liem Piauw
tauw untuk menghadirinya."
"Perayaan apa?"
"Keadaan yang lebih jelas hamba kurang tahu,
agaknya sedang mengadakan perayaan pernikahan,
896 mungkin Toa Lek heng sebentar lagi sudah kembali,
nanti Cong Piauw tauw bisa bertanya kepadanya lebih
cermat lagi."
"Ehmm".!" Kwan Tiong Gak mengangguk, ia lantas
mengalihkan bahan pembicaraan ke soal lain,
sambungnya, "Kembalinya aku serta Hu Cong Piauw
tauw kekota Kay Hong, mungkin akan memancing
datangnya penguntitan dari pihak lawan, selama
melakukan penjagaan kalian harus lebih berhati hati."
"Hamba telah memperbaiki halaman sekitar bangunan
rumah, telah menurunknn papan nama dan sementara
tidak menerima pengawalan barang lagi. Tetapi diantara
kedua puluh orang pembantu aku hanya menahan
sepuluh orang saja sedang sisanya aku suruh mereka
untuk sementara tinggal dirumah."
"Kenapa?"
"Yang masih tinggal disini sebagian besar masih
bujangan"."
"Su jan, tindakanmu ini sangat bagus sekali" tukas
Kwan Tiong Gak sambil memuji tiada hentinya. "Bagi
kaum bujangan sekali pun terluka atau mati mereka
masih tak usah memikirkan istri serta putra putrinya,"
"Lalu sekarang disini masih tersisa berapa orang" "
sela Poei Ceng Yan dari samping.
"Termasuk koki serta kacung kuda semua berjumlah
lima belas orang. Kacung kuda serta koki masing masing
897 ada tugasnya sendiri sendiri, jadi yang dapat diperintah
hanya sebelas orang saja."
"Asal diatur sedemikian rupa aku pikir jumlah itu
sudah lebih dari cukup"." kata Kwan Tiong Gak
mengangguk. "Yang datang akan membawa maksud
jelek, yang bermaksud mulia tak akan datang. Kita tak
boleh gunakan mereka untuk menghadapi serangan
musuh, asalkan mereka datang segera mengirim tanda
bahaya itu sudah cukup."
Sementara mereka sedang bercakap cakap Liem Toa
Lek telah kembali kedalam kantor cabang.
Baliknya Poei Ceng Yan serta Kwan Tiong Gak
ditengah jalan agaknya merupakan suatu peristiwa yang
berada diluar dugaannya, setelah tertegun sesaat ia baru
maju memberi hormat.
Kwan Tiong Gak segera ulapkan tangannya.
"Toa Lek, tak usah banyak adat, mari duduk dan kami
hendak mengadakan pembicaraan dengan dirimu."
Setelah Liem Toa Lek duduk, seorang pembantu muda
menghidangkan air teh, Liem Toa Lek meneguk
setegukan air teh panas lalu berkata, "Cong Piauw tauw.
kalian sudah pergi kenapa buru-buru balik lagi?"
Kwan Tiong Gak tidak ingin menceritakan kisah secara
bagaimana majikan lambang naga sakti memaksa
puluhan orang yang Bu-lim melakukan bunuh diri, sambil
tersenyum ia berkata, "Ke Giok Lang memainkan cegat
898 cegatan serta hadangan hadangan disepanjang jalan,
aku serta saudara Poei berjumpa muka lagi ditengah
jalan. Setelah menimbang untung ruginya persoalan,
kami rasa tetap berada dikota Kay Hong jauh lebih baik
Karena tidak ingin banyak buang waktu maka kami
putuskan untuk sementara waktu batalkan niat kami
menuju ke Utara."
"Cong Piauw tauw suka kembali kemari Untuk
memegang pucuk pimpinan, hal ini jauh lebih baik lagi ".
" "Eeeei ".! Toa Lek" tukas Kwan Tiong Gak tiba tiba.
"Kau sangat kenal dan hapal dengan daerah sekitar kota
Kay Hong, apakah beberapa hari ini kau menemukan
sesuatu yang tidak beres?""
"Menurut pengamatan hamba, memang ada suatu
peristiwa yang kelihatannya sangat aneh."
"Peristiwa apakah itu?""
"Dua hari berselang di sekitar kota Kay Hong agaknya
berkumpul banyak sekali jago jago Bu lim yang sering
berlalu lalang dijalan raya, tetapi selama beberapa hari
ini entah apa sebabnya para jago Bu tim yang pernah
kelihatan sangat banyak itu secara tiba tiba lenyap tak
berbekas, tidak kelihatan seorang jsgopun yang berlalu
lalang lagi, saking tenangnya menimbulkan perasaan
tercengang di-hati."
"Orang orang yang datang kemari kebanyakan tentu
disebabkan peta pengangon kambing" ujar Nyioo Su Jan
899 memberikan pendapat nya. "Setelah mengetahui Cong
Piauw tauw tak ada disini, mungkin mereka sudah berlalu
untuk mengejar diri Cong Piauw tauw ke Utara."
Kwan Tiong Gak tersenyum. "Sebelum terjadi suatu
badai taupan yang dahsyat, kadang kala memang bisa
muncul suatu suasana tenang, anteng yang
mengherankan"
Ia merandek sejenak kemudian tambahnya, "Toa Lek,
dalam kantor cabang kita apakah ada sebuah ruangan
yang sunyi dan terlepas dari segala gangguan?"
"Dibelakang halaman ada sebuah kamar, seandainya
Cong Piauw tauw membutuhkan Kamar itu aku segera
perintahkan orang untuk membersihkannya."
"Baik!" Kwan Tiong Gak mengangguk. Dalam ruangan
itu boleh dibersihkan, tetapi diluaran tak usah diubah
keadaannya. Aku hendak berdiam disana, lebih baik lagi,
kalau jangan sampai diketahui orang luar."
"Tempat itu, letaknya berdampingan dekan sebatang
pohon besar, ruangan itu sudah lama tidak digunakan
sehingga tembok dindingnya penuh dengan lumut hijau.
Dipandang sepintas lalu seolah olah sebuah ruangan
kosong sekalipun tak usah ditambahi lagi dengan bahan
lamuran rasanya sudah cukup membuat orang lain
merasa tak terduga."
"Kalau begitu bagus sekali, suruh mereka segera
bersihkan ruangan itu. Taruh saja selimut serta benda
900

Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

benda keperluan yang sederhana sedapat mungkin
jangan mengganggu ketenanganku."
"Bagaimana dengan air minum serta makanan Cong
Piauw tauw" Apakah diantar menurut waktu."
"Ini sih tidak perlu, taruh saja makanan dan minuman
itu disuatu tempat tertentu, aku bisa menurut waktuku
sendiri keluar mengambilnya."
Liem Toa Lek termenung sejenak, lalu tanyanya
kembali, "Cong Piauw tauw, apakah kau perlu seorang
yang setiap saat bisa diperintah?"
"Tidak perlu, kalian berlagaklah seperti biasa dan
anggap ruangan itu adalah sebuah ruangan kosong tak
usah mengirim orang menjaga disana lagi."
"Seandainya ada orang datang hendak mengunjungi
Cong Piauw tauw?"." tanya Nyioo Su Jan tiba.
"Lebih baik kalian wakili aku menjumpai mereka,
seandainya terpaksa aku harus menemui orang itu, tiada
halangan kalian boleh berjanji untuk bertemu muka lagi
dua hari kemudian. Lalu tulisan secarik kertas yang
menerangkan maksud kunjungannya dan diletakkan disisi
makananku."
Mendengar sampai disitu Liem Toa Lek segera bangun
berdiri dan mobon diri.
"Hamba telah mengingatnya semua"."
901 Ia segera berlalu keluar ruangan. Memandang Liem
Toa Lek yang melangkah keluar, Nyioo Su Jan menegur.
"Liem-heng apakah kau hendak turun tangan sendiri?"
"Benar, aku hendak memeriksa dulu keadaan disana."
Sementara ia menjawab, badannya sudah melangkah
keluar dari pintu.
Sepeninggalnya orang she Liem itu, Poei Ceng Yan
lantas berbisik lirih.
"Toako, kau minta sebuah kamar rahasia apakah ingin
mempelajari ilmu silat yang tertera didalam peta
pengangon kambing itu"
"Hmm".! aku ingin memecahkan dulu persoalan yang
membingungkan diriku," Kwan Tiong Gak sambil
tersenyum mengangguk.
Kurang lebih seperminum teh kemudian Liem Toa Lek
muncul kembali didalam ruangan, lapornya, "Kamar telah
dibersihkan, apakah Cong Piauw tauw hendak pergi
memeriksa lebih dahulu?"
"Tidak usah. sebentar lagi aku akan pindah kedalam "
"Toa Lek!" Poei Ceng Yan pun segera berseru. "Kau
suruh koki menyediakan meja perjamuan dengan cepat,
kita hendak menjamu Cong Piauw tauw lebih dahulu
sebelum dia masuk kedalam ruangan. perintahkan, pula
kepada seluruh anak buah yang ada dalam Kantor,
902 berusaha keras jangan bocorkan rahasia kembalinya
kami berdua."
"Hamba paham!" Liem Toa Lek segera menjura.
Pekerjaan yang dilakukan sang koki sungguh cepat
sekali, tidak selang beberapa saat arak dan sayur telah
dihidangkan. Beberapa orang itu segera masuk kemeja perjamuan
untuk mulai barsantap, arak baru diteguk tiga cawan tiba
tiba muncul seseorang penjaga pintu masuk kedalam
dengan langkah tergesa gesa.
"Ada orang ingin menjumpai Cong Piauw tauw!"
lapornya setelah menjura.
"Siapa?" tanya Kwan Tiong Gak, ia agak melengak.
Penjaga pintu tadi sejera mengangsurkan sebuah
kartu nama berwarna merah kedepan.
"Disini ada kartu nama, silahkan Cong Piauw tauw
memeriksa sendiri."
Kwan Tiong Gak segera memeriksa kartu nama itu dan
dibacanya tulisan yang tertera diatas kartu,
"Dipersembahkan kepada Kwan Cong Piauw tauw."
Dengan alis berkerut Kwan Tiong Gak merobek sampul
itu dan diambilnya selembar kertas yang bertuliskan,
"Thay Heng Tou Shu menghunjuk hormat."!
903 Melihat saudaranya kerutkan dahi. Poei Ceng Yan
lantas menegur setelah mendehem perlahan.
"Toako, kartu nama siapa?".
"Si kakek bongkok dari Thay Heng San!" seru Poei
Ceng Yan agak tertegun.
"Si Iblis tua ini sudah ada dua puluh tahun lamanya
tidak pernah muncul didalam dunia persilatan, katanya ia
sudah menemui ajalnya banyak tahun berselang, mana
mungkin bisa muncul kembali dikota Kay Hong"."
"Yang paling aneh lagi, ia tidak saling kenal dengan
diriku, aku rasa maksud kedatangannya kali ini bukan
sembarangan."
"Cong Piauw tauw kalau kau tidak ingin menemui
dirinya sekarang masih bisa menyingkir, atau biar siauw
te yang keluar menimpal dirinya" setelah menanyakan
maksud kedatanganya barulah Toako ambil keputusan.?"
Kwan Cong Gak termenung sesaat, tiba tiba tanyanya
kepada sang penjaga pintu.
"Mereka datang betapa orang?"
"Hanya seorang diri,,!"
"Baik! undang dia masuk kedalam, kata kan saja aku
sedang menanti kedatangannya dalam ruangan tengah."
Si penjaga pintu itu mengiakan dan segera berlalu.
904 Kwan Tiong Gak segera alihkan sinar matanya kearah
Nyioo Su Jan serta Liem Toa Lek, perintahnya lebih jauh.
"Untuk sementara kalian menyingkirlah lebih dahulu!"
Sekalian ia lepaskan golok emas yang tersoreng
dipingggang untuk diserahkan ketangan Nyioo Su Jan.
Liem Toa Lek serta Nyiao Su Jan mengiakan dan
segera mengundurkan diri dari ruangan tersebut.
Poei Ceng Yan pun ikut bangan berdiri. ujarnya,
"Siauw-te"."
"Kau duduklah, kita sama menjumpai dirinya." tukas
Kwan Tiong Gak cepat.
Beberapa saat kemudian si penjaga pintu tadi telah
muncul kembali dengan membawa seorang kakek
bongkok berambut putih, berjenggot panjang melewati
dada dan membawa sebuah tongkat warna hitam.
Kwan Tiong Gak segera menyambut kedatangannya
didepan pintu, seraya menjura ujarnya, "Sudah lama
kudengar nama besar Tuo Shu, beruntung ini hari kita
bisa saling berjumpa".
"Hna". haa". ha".terlalu memuji, terlalu memuji"
sahut Thay Heng Tuo Shu seraya silangkan telapak
didepan dada. "Namun besar Kwan Cong Piauw tauw
sudah menggemparkan seluruh kolong langit, jago jago
dari kalangan Hek to maupun Pek to sama-sama
905 menaruh hormat kepadaku, Loohu yang sudah lama
mengasingkan diri tentu tak bisa menandingi dirimu"."
Kwan Tiong Gak tersenyum. "Sayur dan arak baru saja
dihidangkan bilamana Heng thay tidak menampik kami
dua bersaudara mengundang untuk mencicipi secawan
dua cawan arak bagaimana?"
"Kedatangan loohu kemari sudah mengganggu
ketenangan kalian, kalau dikatakan sungguh menyesal
sekali." "Bisa duduk semeja dengan Heng thay hal ini
merupakan keberuntungan, perusahaan Hauw Wie Piauw
Kiok kami, dan merupakan rejeki dari aku orang she
Kwan berdua, silahkan Heng thay ambil tempat duduk!"
Thay Heng Tuo Shu tidak menampik , dengan langkah
lebar ia segera ambil tempat duduk.
Seorang pengawal buru buru maju kedepn
menyediakan cawan serta sumpit.
Thay Heng Tuo Shu sambar poci arak memenuhi
cawan sendiri dan menghabiskan tiga cawan lebih
dahulu, kemudian sambil tersenyum barulah ujarnya.
"Kedatangan loohu kemari adalah sengaja hendak
menyambangi diri Kwan Cong piauw tauw."
"Aku orang she Kwan adalah seorang pelajar yang
belum tamat belajar, tidak berani terima penghormatan
906 sebesar ini, kedatangan Loocianpwee kegubuk kami
tentu ada satu petunjuk bukan?"
Agaknya Thay Heng Tuo Shu sedang lapar, ia
bersantap dahulu beberapa suap kemudian baru berkata,
"Seandainya lohu mengatakan kedatanganku hanya
bermaksud menyambang, tentu Kwan Cong Piauw tauw
tidak mau percaya."
Ia menongak tertawa terbahak bahak, sambungnya
lebih jauh, "Kwan Cong Piauw tauw adalah seorang jago
yang mempunyai nama besar dalam dunia persilatan,
loohu pun tidak ingin bicara berputar lidah,
kedatanganku kali ini memang ingin minta petunjuk akan
satu persoalan."
"Silahkan loocianpwee utarakan, asalkan aku orang
she Kwan dapat lakukan tentu akan kulaksanakan!"
Perlahan-lahan Thay Heng Tuo Shu mengeluarkan
sumpitnya keatas meja, lalu sambil tertawa ujarnya.
"Aku dengar orang bekerja bahwa ada sebuah lukisan
pengangon kambing telah terjatuh ketangan Kwan Cong
Piauw tauw,entah benarkah berita ini".?"
"Ooogw".! Kiranya kedatangan saudara adalah
dikarenakan peta pengangon kambing itu, kalau urusan
ini tak perlu di anehkan lagi."
Kembali Thay Heng Shu tertawa. "Kedatangan loohu
tidak lebih hanya ingin membuktikan apakah berita ini
907 adalah sungguh sungguh ataukah hanya isapan jempol
belaka." "Sedikitpun tidak salah, memang seratus persen
kenyataan, dikolong langit memang hanya ada selembar
peta pengangon kambing dan peta tersebut benar benar
berada ditangan ku orang she Kwan."
"Sungguh jelas jawabmu ini," ujar Thay Heng Tuo Shu
sambil tertawa hambar. "Hanya saja nada ucapan terlalu
ketus, keras dan membawa nada emosi"."
"Ehmn".! Apa yang ingin kau ketahui telah cayhe
jawab dengan jelas dan lantang. Sekarang seharusnya
kaupun utarakan maksud kedatanganmu bukan?"
"Kwan Cong Piauw tauw!" tiba tiba Thay Heng Tuo
Shu berseru dengan wajah berubah hebat. "Kalau
kedatangan aku si bongkok tua adalah bermaksud
merampas peta pengangon kambing itu, agaknya aku
tidak perlu minum dan bersantap makanan dari
perusahaan kalian. Aku si bongkok tua percaya masih
mampu untuk membayar semeja perjamuan dan tak
usah repot repot datang kemari"
Kwan Tiong Gak yang mendengar ucapan itu hatinya
sedikit bergerak, buru buru ia merangkap tangannya
menyura, "Ucapan cayhe terlalu kasar mungkin telah
menyinggung perasaan anda, harap kau suka
memaafkan!"
"Haa". haaa". haaa. , ". Loo te, maaf kalau loohu
berlagak dan memanggil dirimu dengan sebutan sebuah
908 Loo te. usiaku lebih tua banyak tahun dari mu, namun
kau tak akan salahkan diriku bukan!"
"Mana, mana". Locianpwee suka memandang tinggi
diriku, membuat cayhe merasa amat bangga!"
Thay Hang Tuo Siu mendehem ringan perlahan lahan
ujarnya. "Kedatangan Loohu adalah disebabkan peta
pengangon kambing itu lebih baik kita membicarakan
soal peta pengangon kambing saja"
"Silahkan memberi petunjuk!"
"Sudah kau periksa peta pengangon kambing itu?"
"Sudah!" Kwan Tiong Gik menganggut
"sudah kau pahami isinya.?"
"Baru kupahami seperempat, seperlima belaka."
Padahal ia sudah memahami enam, tujuh bagian.
Namun sengaja ia pura pura berlagak bodoh.
"Sudah hebat, sudah lebih dari hebat," puji Thay Heng
Tuo Shu. "Namun kau harus tahu, hanya satu atau dua
bagian saja tidak berhasil dipahami maka tak akan
berhasil mengetahui keseluruhannya.
"Agaknya saudara mengetahui sangat banyak
mengenai peta pengangon kambing itu?"
909 Mendengar ucapan itu si kakek bongkok dari gunung
Thay Heng San ini sagera tersenyum.
"Terus terang saja kuterangkan, peta pengangon
kambing tersebar selama ini berada ditangan loohu.
namun tahun berselang tiba-tiba dicuri orang dan lenyap
tak berbekas, loohu pernah melakukan pengejaran
secara beberapa waktu tetapi peta pengangon kambing
tadi lenyap bagaikan mega diangkasa, dikit pun tidak
kutemui titik terang. Barulah beberapa waktu ini tiba tiba
kudengar peta pengangon kambing muncul kembali
didalam dunia persilatan, sepanjang jalan loohu ikuti
terus dan akhirnya kutemui kalau peta pengangon
kambing telah berada ditengah Loo te"
"Eeer! Kau jangan salah paham" tukas Thay Heng Toa
Shu dengan cepat"." Aku tidak bilang kalau peta
pengangon kambing itu milikku, aku hanya
menyimpannya selama banyak tahun."
"siauw te tidak berhasil memahami apa yang sedang
dimaksudkan Heng thay dalam ucapanmu barusan" seru
Kwan Tiong Gak kebingungan.
"Sangat gampang sekali, kedatanganku kali ini sama
sekali tiada bermaksud untuk minta kembali peta
pengangon kambing itu"
Mendengar ucapan itu Kwan Tiong Gak seketika
dibikin tertegun.


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

910 " Loocianpwee kau jangan bergurau"." serunya cepat
sambil tertawa.
"Loohu sekali lagi ingin terangkan, kedatanganku ini
hari sama sekali tiada maksud untuk mendapatkan
kembali peta pengangon kambing itu, namun aku hanya
berharap bisa mengetahui siapakah yang telah mencuri
benda tersebut dari tanganku. Loohu mengerti dengan
kedudukan Kwan Cong Piauw tauw saat ini tidak
mungkin bisa melakukan perbuatan mencuri yang sangat
rendah itu."
Kwan Tiong Gak termenung beberapa saat lamanya,
setelah hening sesaat ia bertanya kembali, "Apakah Heng
thay sudah menemukan titik titik terang tentang
persoalan ini?"
"Sama sekali tidak ada, maka dari itu Loo hu baru
datang merepotkan diri loo te untuk suka memberi
penjelasan tentang persoalan ini."
"Baik!" kata Kwan Tiong Gak setelah termenung
sejenak. "Cayhe hendak menerangkan kalau peta
pengangon kambing ini aku dapatkan dari seorang
pembesar yang telah mengundurkan diri dari
jabatannya."
"Sepanjang hidup loohu jarang sekali mengadakan
hubungan dengan orang orang dari kalangan
pemerintahan, dalam sarangku digunung Thay Heng San
pun jarang sekali dikunjungi kaum pembesar. Tidak
mungkin kalau peta pengangon kambing itu dicuri oleh
mereka"."
911 Ia merandek sejenak untuk tukar napas, lalu
sambungnya lebih jauh, "Namun loohu sangat berharap
bisa mengetahui keadaan yang sebenarnya. Entah
dapatkah Kwan loo te memberi penjelasan .?"
Selama ini Kwan Tiong Gak yang diam diam
mengamati gerak gerik Thay Peng Tuo Shu, melihat ia
bersikap tenang dan mengetahui pula pada dua puluh
tahun berselang ia merupakan manusia yang paling
susah dihadapi dalam dunia kangouw, segera
menuturkan seluruh kejadian itu dengan jelas.
Selesai mendengarkan kisah tersebut, Thay Heng Tuo
Shu termenung dan berpikir beberapa saat lamanya,
kemudian ia berkata, "Peta pengangon kambing itu tidak
mungkin kalau dicuri oleh Liuw Thay Jien tetapi loohu
sangat berharap bila menemukan sedikit titik terang dari
mulutnya, entah dapatkah loote memberi bantuan?"?"
"Tentang soal ini, cahye tidak berani menyanggupi"
kata Kwan Tiong Gak sambil tertawa."Namun aku bisa
menggoda dengan sekuat tenaga. Aku rasa sampai kini
dalam hati kecil loocianwee tentu sudah mencurigai
seseorang bukan?"
"Tentu saja dalam hati kecil loohu telah mencurigai
seseorang, tetapi aku tidak berhasil mendapatkan bukti
yang kuat"."
Ia mendehem beberapa kali, lalu terusnya "Ketika
loohu sedang berangkat kekota Kay Hong, ditengah jalan
aku dengar berita katanya banyak jago lihay dari
912 kalangan Bu lim telah berkumpul disini, aku berpikir
berkumpulnya mereka mereka itu tentu ada
hubungannya dengan peta pengangon kambing."
"Aaaai . ". .! kamipun tidak menyangka barang yang
kami kawal kali ini harus menjumpai banyak kerepotan
hingga saat ini kami belum berhasil melepaskan diri dari
belenggu."
"Orang kuno berkata, siapa yang menyimpan mustika
ia akan menanggung akibat nya, ucapan ini ternyata
sedikitpun tidak salah."
Mendadak ia bangun dan mohon diri. "Loohu
seharusnya mohon diri lebih dahulu!"
Selesai berkata ia segera melangkah keluar.
"Loocianwee, habiskan dulu santapan ini baru
berangkat." buru buru Kwan Tiong Gak berseru.
Tiba tiba Thay Heng Tuo hu berhenti dan berpaling
ujarnya sambil tertawa, "Arak serta sayur sih tidak perlu
Loohu hanya ingin bertanya akan satu persoalan entah
maukah kau memberi jawaban?"
"Silahkan mengutarakan persoalan tersebut."
"Kwan Cong Piauw taaw, apakah kau hendak mencari
harta karun tersebut sesuai dengan keterangan dalam
peta itu" "
913 Mendengar pertanyaan itu Kwan Tiong Gak lantas
berpikir dalam hatinya.
"Nah" Akhirnya sampai juga kepokok persolan ,".!"
Sekalipun dalam hati berpikir demikian luaran ia
menyahut, "Oooow cayhe Sampai sekarang masih belum
ambil keputussn."
Thay Heng Tuo Sha tertawa. "Loohu berdiam dirumah
penginapan Ban Long, baik baiklah loote berpikir keras
apakah membutuhkan loohu membantu dirimu atau
tidak. Loohu akan menanti tiga hari. Selewatnya tiga hari
loohu akan meninggalkan tempat ini"."
"Baik! apakah cayhe membutuhkan bantuan, dalam
tiga hari ini pasti bisa datang berkunjung kerumah
penginapan Ban Long."
"Loohu hanya akan menunggu tiga hari, sekaliku
dalam tiga hari ini Kwan Loote tidak datang, loohu pun
tak akan menunggu lagi."
"Baik! kita tentukan dengan sepatah kata ucapan ini.
Kalau cayhe menjumpai persoalan yang tidak dipahami,
dalam tiga hari ini aku pasti akan minta petunjukmu
dirumah penginapan Ban Long."
"Kwan Cong Piauw tauw, kau tak usah terlalu
memaksa," ujar Thay Heng Tuo Shu sambil tertawa.
"Waktu selama tiga hari tidak terlalu panjang dan tidak
terlalu pendek, baik baiklah berpikir, Ssmisalnya
914 membutuhkan bantuan Loohu, rasanya pergi mencari
diriku pun bulum terlambat."
Tidak menunggu jawaban dari Kwan Tiong Gak lagi ia
segera putar badan dan berlalu.
Gerak geriknya dipandang sepintas lalu-seperti
langkah biasa, tatapi dalam kenyataan cepatnya luar
biasa, sebentara Kwan Tiong Gak masih termenung Thay
Heng Tuo shu telah berlalu dari ruangan.
Menanti bayangan punggung dari Thay Heng Tuo Shu
telah lenyap dari pandangan Poei Ceng Yan baru
mendehem ringan.
"Tidak memikirkan jarak yang jauh ia datang
berkunjung kemari, aku pikir urusan tidak akan
segampang ini."
"Benar!" Kwaa Tiong Gak mengangguk. "Ia berkata
dalam tiga hari kalau ada urusan, minta aku
menyambangi dirinya, ia ucapkan perkataan tersebut
dengan demikian yakin seolah olah dalam tiga hari ini
aku pasti bisa mengundang kehadirannya."
"Aku pikir bolak balik tujuan kedatangannya kemari
hanya satu, dan tak mungkin bisa meleset lagi!"
Kembali Kwan Tiong Gak mengangguk. "Mungkin
sejak semula ia sudah tahu kalau dalam tiga hari ini pasti
akan terjadi suatu perobahan besar. Maka ia tetapkan
batas waktu selama tiga hari. Aku rasa kedatangannya
915 jauh jauh dari gunung Thay Heng san bukan hanya ingin
nengadu untung belaka."
"Kwan Cong Piauw tauw apakah ada niat pergi
mengunjungi dirinya?"
"Soal ini harus kita lihat dulu bagaimanakah
perusahaan dari kejadian yang akan datang" jawab Kwan
Tiong Gak setelah termenung sebentar. "Seandainya kita
menemui suatu sebab sebab tertentu yang
bagaimanapun juga harus mengunjungi dirinya, tentu
saja kita harus pergi, tetapi sebelumnya kita lebih baik
bekerja sesuai dengan rencana yang telah kita atur
sebelumnya."
Gangguan dari Thay Heng Tuo shu barusan agaknya
semakin memperkuat niat Kwan Tiong Gak untuk
memahami rahasia keseluruhan dari peta penjangon
kambing itu. Selesai bersantap baru-buru ia pindah-kamar rahasia
untuk mulai dengan penyelidikannya.
Poei Ceng Yan, Liem Toa Lek, Nyioo su Jan serta Lie
Giok Liong sekalianpun menyebarkan diri melakukan
pengawasan yang ketat.
Dengan titik pusat ruang rahasia yang digunakan
Kwan Tiong Gak, penjagaan ketat disebar disekeliling
tempat itu. Mereka disamping menguatirkan keselamatan
Cong Piauw tauw nya, bersamaan pula tidak ingin
mengganggu atau mengacaukan ketenangannya
sehingga mengganggu konsentrasi.
916 Sepuluh orang pengawal lengkap dengan busur serta
anak panah menyebarkan diri di belakang kebun diujung
bangunan siap menghadapi sesuatu.
Pemikiran Nyioo Su Jan benar sangat teliti, disamping
melakukan penjagaan, iapun menyediakan gentong
gentong berisi siri disekeliling bangunan yang ditempati
Kwan Tiong Gak ia bersiap-siap bilamana musuh masuk
menggunakan api untuk membakar tempat itu dengan
cepat mereka bisa melakukan pertolongan.
Sehari lewat dengan cepatnya tanpa terjadi suatu
peristiwa apapun.
Pada malam pertama Poei Geng Yan bersikap sangat
tegang, kecuali Lie Giok Liong, Ih Coen serta Thio Toa
Hauw secara berpisah melakukan perondaan ditempat
luaran, Poei Ceng Yan, Liem Toa Lek serta Nyioo Su Jan
pun tiada hentinya berjalan kesana kemari melakukan
pemeriksaan. Namun malam Ini lewat dengan aman, tidak terjadi
suatu peristiwa apapun.
Hari kedua, malam kedua pun lewal terjadi suatu
kejadian. Selama dua hari dua malam ini kecuali bersantap
Kwan Tiong Gak tidak pernah meninggalkan ruangannya
barang selangkahpun. jelas ia sudah pusatkan semua
konsentrasinya keatas peta mustika pengangon kambing
itu. 917 Hingga saat itu, Poei Ceng Yan mulai pertimbangkan
suatu persoalan dalam hatinya, Ia merasa setelah malam
ini lewat maka besok pagi adalah saat terakhir dari janji
yang ditinggalkan Thay Heng Tuo Shu.
Kantor cabang perusahaan Hauw Wie Piauw kiok ini
terletak dipusat kota yang ramai, empat penjuru
merupakan rumah penduduk saling dempet mendempet,
kecuali pintu depan serta pintu belakang sisi kiri serta sisi
Kanannya merupakan rumah penduduk.
Ketika itu hari menunjukkan kentongan ketiga,
suasana tetap sunyi senyap tak kedengaran sedikit
suarapun. Poei Ceng Yan perlahan-lahan menghembuskan napas
panjang, ujarnya lirih, "Setelah lewat malam ini, mungkin
tak akan terjadi suatu peristiwa lagi"."
"Cong Piauw tauw akan berdiam selama tujuh hari
didalam ruangan itu" kata Nyioo Su Jan pula. "Selama
tujuh hari ini setiap saat kemungkinan besar dapat
terjadi suatu peristiwa, sekalipun sudah lewat ini malam,
kita masih harus tetap waspada dan berhati hati."
"Tetapi, sesaat, Thay Heng Tuo Shu hendak
meninggalkan tempat ini, ia memberi batas waktu
selama tiga hari kepada Cong Piauw tauw. Apakah hal ini
sama sekali tiada alasan."
"Kedudukan Thay Heng Tuo Shu dalam kalangan Bu
lim sangat tinggi, dan iapun merupakan seorang manusia
918 tinggi hati. Dia tak akan berbicara sembarantan tanpa
alasan, Namun kalau urusan ini adalah suatu kejadian
yang tak dapat ia kuasai mungkin sekali bisa terjadi
perubahan yang ada diluar dugaan"
"Perubahan yang ada diluar dugaan?"
"Ini menurut pendapat dan analisa sendiri, mungkin si
kakek bongkok dari gunung thay Heng san telah
mendapat suatu kabar berita dan sengaja datang
memberi peringatan kepada Cong Piauw tauw, ia
berharap setelah perubahan yang terjadi dalam tiga hari
lewat, Cong Piauw tauw kita bisa pergi mencari dia untuk
merundingkan sesuatu."
"Kalau tak ada perubahan?"
Sebelum Nyioo Su Jan sempat menjawab mendadak
terdengar suara suitan tajam berkumandang datang
memecahkan kesunyian malam.
Inilah suitan tanda bahaya yang telah tetapkan Nyioo
Su Jan, mendengar suara itu orang she Nyioo segera
meloncat ketengah udara dan melayang kearah mana
berasalnya suara tersebut.
Poei Ceng Yan, Liem Coa
Pendekar Panji Sakti 2 Pendekar Kembar Karya Gan K L Kisah Sepasang Rajawali 11
^