Pencarian

The Last Secret 11

The Last Secret Of The Temple Decrypted Karya Paul Sussman Bagian 11


lantai dan terlempar ke tumpukan peti dengan suara ledakan kayu,
rat-at-at. Kedua detektif itu merunduk, dan kemudian berusaha
kembali berdiri dan akhirnya menembaki dinding batu tepat di
bawah platform elevator. Suara tembakan lebih banyak lagi dan,
tiba-tiba, semendadak dimulainya, tembakan itu pun berhenti.
mereka diam, mata menegang dalam kegelapan.
Ketika generator itu mati sebelumnya, ia hampir segera
menyala kembali. Tetapi kali ini, ia tetap tidak menyala. mereka
dapat mendengar bisikan, sebuah senter menyala, kemudian yang
lain, dan kemudian terdengar derit halus dan tamparan begitu
seseorang mulai memanjat jalur vertikal elevator menuju pelataran
di atas, barangkali berusaha agar generator itu segera hidup kembali. Salah satu lampu senter diarahkan ke atas, menyinari pemanjat; yang lain mulai gelisah mondar-mandir dekat tumpukan peti di
depan mereka, dengan sia-sia mencoba mengangkatnya dalam
kegelapan. Kemungkinan bahwa mereka akan terus-menerus berada di bawah sepertinya tidak akan terjadi pada anak buah harzion. Belum, paling tidak.
"harus bergerak," bisik Ben-Roi dekat telinga Khalifa. Suaranya
sangat pelan hingga nyaris tak terdengar. "harus segera berada di
antara peti." Khalifa menggerakkan tangannya untuk menunjukkan bahwa
ia mengerti. Teriakan dari atas mengindikasikan bahwa pemanjat
sudah berada di balkoni dan sedang bergerak ke ruang generator.
"harus bergerak," desis Ben-Roi lagi. "Tak ada waktu lagi."
Dua puluh detik berlalu, keduanya dengan panik mencoba
mengatur gerak selanjutnya, menyadari bahwa pada saat mereka
muncul dari bawah platform mereka hampir pasti akan terdengar
atau tertangkap oleh sinar lampu senter. Akhirnya, dalam keputusasaan, Khalifa merogoh jaketnya dan menarik keluar klip amunisi
berisi lima butir peluru yang tadi ia simpan, menekankannya pada
~ 550 ~ THE LAST SECRET OF THE TEMPLE
lengan Ben-Roi. Si Israel langsung menerka apa yang sedang ia
pikirkan. "Ke kiri," ia berbisik. "Kita langsung saja. Pegangan tangan."
"Apa?" "Agar tidak saling terpencar, idiot!"
Dari atas terdengar suara mekanis yang begitu keras ketika anak
buah har-zion mulai menarik tuas generator. Pada saat bersamaan,
lampu senter tiba-tiba menyala melintasi rak peti dan mulai mengitari lantai pada kaki elevator. Untuk sesaat lamanya lampu itu
menyinari tubuh Layla, kemudian mundur menuju tempat persembunyian mereka. Kini hanya persoalan beberapa detik sebelum
mereka tertangkap sinar. Sambil meraih tangan Ben-Roi dan menarik
ke belakang tangannya yang bebas, Khalifa melontarkan klip peluru
sekeras yang ia bisa ke arah sisi terjauh gua. Sepertinya peluru itu
akan masih berada di udara karena panjangnya waktu yang tidak
mungkin dan sinar lampu senter melintas di depan ujung sepatu
mereka ketika, dengan suara gemerincing keras, ia turun lagi.
efeknya begitu seketika. Sinar menyapu dan ada tanda jejak
kaki begitu orang-orang Israel itu bergerak menuju sisi kiri elevator,
diikuti oleh amukan letusan senjata api yang memekakkan telinga.
Ketika hal itu mulai berlangsung, Khalifa dan Ben-Roi mulai berlari,
sambil berpegangan tangan, dalam kegelapan, mengikuti apa yang
mereka terka"mudah-mudahan, sebagai garis gang sentral, sambil
mengernyit dengan setiap langkah kalau saja mereka harus terhantam ke tumpukan peti atau kesukaran lain. Kadang mereka
membiarkan aksi, rasa takut, dan adrenalin menggerakkan mereka,
melintasi sekitar separuh panjang gua sebelum melambatkan
larinya, melepaskan pegangan tangan mereka dan berjalan di salah
satu gang sempit di antara rak, melompati kumpulan benda lain
yang membuat gang itu tersumbat. Di belakang mereka rentetan
letusan senjata api semakin berkurang untuk kemudian berhenti
sama sekali. mereka berdiri di tempatnya, mencoba mengatur napas mereka kembali. Kegelapan menyelimuti mereka seperti gesekan belu~ 551 ~
PAUL SUSSMAN dru hitam, gua itu hening kecuali bunyi berulang engkol generator
dan suara obrolan orang-orang Israel itu, pelan pada awalnya,
tetapi kemudian secara perlahan terdengar penting dan mendesak.
Ben-Roi mengencangkan lehernya, mendengarkan.
"Sialan," bisiknya.
"Apa?" "Api." "Apa?" "Tembakan tadi. Bisa membuat peti ini menyala."
Saat mereka membicarakan itu, lubang hidungnya menangkap
bau kayu terbakar. "Tempat ini seperti genting bubuk," kata Ben-Roi. "Akan segera
meledak!" Khalifa tidak perlu mendapatkan penjelasan. Ia telah melihat isi
gua itu dengan matanya sendiri: drum minyak, peti berisi amunisi,
bahan peledak, rak yang terbuat dari kayu kering.
"Sialan!" ia mendesis. "Sialan!"
Ia menyalakan pemantik apinya dan, sambil melindungi api
dengan tangannya untuk menjaga sinarnya, mulai panik melihat ke
sekeliling, mencari sesuatu, apa saja, yang dapat mereka gunakan
untuk menemukan jalan keluar dari gua. Kaki tangan har-zion
mulai menembaki lagi, suara mereka semakin menimbulkan
kepanikan karena letusan semakin kuat dan menyebar. Suara gemuruh engkol generator semakin mendesak.
"Ayo!" kata Ben-Roi. "Kita perlu senjata!"
"Tidak ada satu pun di sini!"
Khalifa semakin mendesak jauh ke dalam tumpukan peti, tidak
lagi peduli dengan bunyi bising yang mereka hasilkan, menggerakkan korek api ke sana-sini. Ia menemukan lukisan, pahatan,
apa yang terlihat seperti bagian tempat lilin yang besar. Tetapi
tidak ada senjata, dan ia mulai putus asa ketika akhirnya, setelah
menggeser kantong yang penuh berisi uang kertas, ia menemukan
wadah metal panjang yang, ketika dibuka, berisi selusin senjata
submesin merek Schmeisser baru. Wadah yang sama yang ada di
~ 552 ~ THE LAST SECRET OF THE TEMPLE
sisinya berisi penuh klip amunisi.
"Alhamdulillah," bisiknya.
Ia mengambil salah satu senjata dan dengan beberapa klip ia
serahkan pada Ben-Roi. Khalifa mengambil satu lagi untuk dirinya
sendiri, dan memeriksanya, mencoba menyesuaikan dengan
mekanisme yang belum dikenalnya, ketika terdengar derak rentetan letusan senjata secara tiba-tiba. mereka segera merunduk, mengira rentetan itu diarahkan pada keduanya, dan baru menyadari
dari teriakan peringatan para kaki-tangan har-zion bahwa itu
adalah kotak amunisi yang segera meledak.
"Tempat ini akan menjadi gunung berapi," desis Ben-Roi.
mereka berdiri dan kemudian berjalan menyusuri kembali gang
itu, korona berwarna oranye pekat mengisi gua jauh di sebelah
kanan mereka. Ketika mereka sampai di mulut gang, terdengar
ledakan"drum minyak, kira Khalifa, atau mungkin beberapa drum
minyak"yang diikuti langsung oleh suara generator karena ia
akhirnya menyala kembali, sinar putih es menyapu seluruh ruang
gua, membuat semuanya terlihat. Kaki-tangan har-zion mengeluarkan teriakan kegembiraan, dan dengan suara gemerincing, elevator itu mulai naik lagi. Ben-Roi mengintip ke arah gang, dan kemudian menarik kepalanya.
"mereka tidak jauh dari sini," ia berbisik. "Satu ada di pelataran
di atas. Aku akan urus dia. hitung sampai tiga ya?"
mereka mengokang senjatanya.
"Satu ... dua...."
Terdengar suara ledakan yang lain, seluruh gua terasa bergetar.
"Tiga!" mereka menyelinap ke gang.
Kebakaran yang terjadi lebih buruk daripada yang diperkirakan
Khalifa. Dalam hitungan menit, kebakaran itu telah melalap seluruh barisan kotak di sebelah kanan mereka, mulut api yang menganga menjilati dan menghanguskan apa yang terlihat, melalap
barisan peti semakin dalam. Lidah api mulai menjilati dinding gua;
percikan reruntuhan yang menyala beterbangan di udara seperti
~ 553 ~ PAUL SUSSMAN kunang-kunang. Di atas kepala, asap abu-abu pekat bergulung
secara perlahan di langit-langit gua.
Semua itu ia perhatikan dalam setengah detik sebelum ia
berjongkok, bertumpu pada lututnya dan mulai menembaki.
Schmeisser mengentak dan meraung dalam genggaman tangannya.
Di sampingnya, Ben-Roi sedang melakukan hal yang sama, memberondong sisi terjauh gua dengan rentetan peluru yang tak hentihentinya.
Serangan itu sepertinya membuat har-zion dan pengikutnya
terkejut. Ben-Roi dapat mengenai sasaran yang sedang berada di
pelataran atas, Khalifa mengenai dua orang lagi yang ada di elevator, yang kedua dari mereka terjatuh ke depan melewati tuas kontrol elevator sehingga membuat mekanismenya ke arah sebaliknya.
Platform tiba-tiba berhenti, kemudian dengan suara menggelegar,
elevator mulai turun lagi, menorah itu berdiam dengan tenang di
tengahnya, cabang emasnya berkilau dalam kobaran api yang
semakin kuat. Peluang mereka hanya sebentar. Setelah bingung beberapa saat,
tiga orang Israel yang masih tersisa"har-zion, Steiner, dan yang
lain"tiarap pada lantai elevator dan meluncurkan rentetan letusan
pistolnya dengan tepat. Khalifa mundur kembali ke gang antara
rak peti; Ben-Roi diam sesaat, kemudian berjalan ke gang yang lain
pada sisi seberang gang pemisah.
"Jangan biarkan mereka memegang kendali!" teriaknya.
Salah seorang Israel sedang mencoba melakukan hal itu, harzion dan Steiner melindunginya ketika ia bergulung di platform
dan menarik tubuh yang terjungkal melewati tuas naik-turun.
Khalifa menangkapnya dan meluncurkan rentetan tembakan
padanya, tetapi terdesak untuk mundur saat itu juga. Ben-Roi lebih
banyak berhasil, memuntahkan peluru ke gua yang langsung mengenai sisi orang Israel, membuatnya melayang di udara sebelum
terbanting lagi pada dasar menorah.
elevator itu kini hampir sepenuhnya berada di lantai gua.
Dalam usaha terakhir yang habis-habisan untuk membuatnya naik
~ 554 ~ THE LAST SECRET OF THE TEMPLE
lagi Steiner mengosongkan Uzinya dengan cara menembaki gang,
meneriakkan sesuatu pada har-zion dan, ketika yang terakhir ini
melindunginya dengan pistol hecker and Kochnya, berjuang di
platform, mayat yang terjungkal dan, otot lehernya menonjol,
merobeknya, meletakkan tangannya pada tuas kontrol untuk
mengembalikan arahnya. elevator itu pun terhenti, jeda sejenak
seakan sedang mengambil napas, kemudian mulai naik lagi.
har-zion meneriakkan pekik kemenangan, hanya sampai suara
itu terhenti di bibirnya ketika pistolnya kehabisan amunisi. Laki-laki
dengan kebebasan normal untuk bergerak pasti hanya akan
memakan waktu beberapa detik untuk menyiapkan klip baru dan
memasukkannya ke dalam tempat peluru. Karena kekencangan
kulitnya yang terbakar, ia tidak dapat memasukkan benda seperti
itu secara cepat. Ia meneriakkan sesuatu, Steiner berteriak balik,
mengindikasikan bahwa ia juga kehabisan amunisi, dan dalam
kebingungan yang sangat singkat itu Ben-Roi melihat peluang
untuknya. Sambil memanggil Khalifa untuk mengikutinya, ia keluar dari
tempat persembunyiannya dan mulai berlari mendekati elevator.
Ia diam sejenak karena terdengar ledakan besar di belakangnya
telah menggoyang seluruh gua sebelum memperoleh kembali
posisinya, jari-jari siap pada pelatuk senjatanya. Tembakan pertamanya meleset secara liar, menghilang ke dalam neraka jauh di
sisi kanan. Begitu juga dengan tembakan berikutnya, yang terpental pada dinding batu di atas elevatornya. Tembakan ketiganya
mencapai sasaran, menghantam leher dan dada Steiner, menghantam mundur dirinya ke salah satu jalur vertikal tempat berjalannya
elevator. Untuk sesaat lamanya ia berdiri di sana, darah keluar dari
mulutnya, keterkejutan menghiasi wajahnya; kemudian, secara
perlahan, ketika platform muncul di bawahnya, tubuhnya terjepit
pada jalur dan tertangkap di bawah roda metal yang berjalan di
atasnya, menggertak mereka. Terdengar jeritan begitu motor lift
mencoba melintasi blokade, rodanya melintasi mayat itu, sebelum
akhirnya, tidak mungkin dapat melintasinya, mesin meledak menjadi hujan api gemerlap dan elevator itu terhenti sama sekali, satu
~ 555 ~ PAUL SUSSMAN setengah meter di atas lantai.
har-zion masih mencoba mendapatkan amunisi baru, menjerit
dalam kesakitan karena keterbatasan gerakannya menyebabkan
daging tubuhnya yang diawetkan robek dan rusak di balik kemejanya. melihat betapa ia tak berdaya, Ben-Roi memperlambat
larinya, kemudian berjalan. Ia mendekatinya, mengangkat
Schmeisser dan menekan ujungnya keras-keras pada kepala harzion, tampak lupa pada nyala api yang kini membakar semua area.
"Ini untuk Galia," bisiknya.
IA meNARIK PeLATUKNYA SAmPAI BATAS yang hampir penuh, kemudian
menghentikannya. Ia telah memimpikan momen ini begitu lama,
setiap hari selama setahun terakhir"untuk menempelkan senjata
pada kepala laki-laki yang telah membunuh kekasihnya, menjagalnya, sama seperti yang dialami Galia. Namun, ketika saatnya tiba,
senjata telah menempel pada titik sasarannya dan ia tidak perlu
melakukan apa pun kecuali menarik pelatuknya, entah bagaimana
ia jadi tak sanggup melakukannya. Tidak dengan cara seperti ini,
tidak secara kejam. Ia menggigit bibirnya, merelakan dirinya untuk
menembak, membalas kebenciannya, tetapi tetap tak terjadi; suara
kecil satu-satunya jauh di dalam dirinya"suara perempuan itu"
mengatakan padanya bahwa hal itu bukan sesuatu yang baik,
bukan sesuatu yang benar, lebih akan membuatnya sakit daripada
menyembuhkannya. har-zion tampak peka, merasakan penolakannya ini.
"Tolonglah aku," ia meratap, menjulurkan kepalanya untuk
menatap Ben-Roi. "Lakukanlah apa pun yang ingin kau lakukan terhadap diriku di luar, tetapi demi Tuhan, selamatkanlah menorah
itu." Ben-Roi menatapnya, tangan gemetar, wajah mengkilap oleh
peluh akibat panas yang meningkat yang ditimbulkan oleh api.
Kemudian dengan rengekan tak berdaya, ia melepaskan senjatanya. har-zion langsung berdiri, sambil merintih kesakitan.
"Kita akan menaikkannya," katanya. "Kita perlu kabel atau tali.
~ 556 ~ THE LAST SECRET OF THE TEMPLE
mana si orang Arab?"
Ben-Roi melihat ke sekeliling. Ia mengira Khalifa ada tepat di
belakangnya, mengikutinya ketika ia menuju elevator tadi. Si mesir
memang mencoba melakukan seperti itu. Namun, ketika ia muncul
dari tempat persembunyiannya, ledakan besar"yang sama yang
hampir membuat Ben-Roi menyerah"telah membuat setengah
lusin peti jatuh berserakan menimpanya, membuatnya tidak
sadarkan diri. Ia kini terbaring di tengah-tengah gang, wajahnya
menghadap lantai, sebuah peti besar menindihi kakinya. Ben-Roi
berlari ke arahnya dan menyingkirkan peti itu, sambil berlutut.
Pada awalnya ia berpikir Khalifa telah mati. Namun, ia berusaha memberikan rangsangan dan, tidak sempat lagi mengkhawatirkan kalau-kalau ada tulang yang patah, ia pun mengangkat si mesir ke bahunya dan bergegas kembali ke elevator, terbatuk karena menghirup asap yang memenuhi ruang. har-zion
telah menemukan tali dan mengikatkannya pada batang menorah.
"Kita akan mengeluarkan Lampu dulu dan kembali lagi untuknya," katanya. "Bantulah aku."
Ben-Roi menggeleng. "Aku akan mengangkatnya ke atas terlebih dahulu."
"Tidak! Kita harus menyelamatkan menorah!"
"Aku akan membawanya dulu," ulang Ben-Roi, sambil mengangkat Khalifa ke platform, ia sendiri kemudian melangkah ke platform dan mengangkat lagi si mesir ke bahunya. Ketika ia melakukannya ujung pistol dipukulkan ke bagian belakang lehernya.
"Itu akan dimuat kembali," kata har-zion. "Sekarang, turunkan
dia." Ada jeda beberapa saat. Drum minyak lain meledak pada sisi
lain gua, jilatan api menjalar ke atas hampir mencapai langit-langit,
menelan dan menguapkan bendera raksasa Nazi, kemudian, sambil mengesampingkan pistol itu, Ben-Roi melangkah ke jalur elevator terdekat. har-zion mengangkat pistolnya dan meletuskannya
ke udara. "Turunkan dia!" teriaknya. "Kau mengerti" Kita harus menyela~ 557 ~
PAUL SUSSMAN matkan Lampu. Turunkan dia dan bantulah aku!"
"Kalau kau membunuhku, kau tak akan bisa mengeluarkannya," kata Ben-Roi, mata melihat pada jalur elevator. "Aku akan
membawanya ke atas dan kembali lagi."
"Tidak!" jerit har-zion, sambil menembakkan tembakan
peringatan berikutnya. "Kita harus menyelamatkannya sekarang!
Sekarang! Kau mengerti?"
Detektif itu mengabaikannya, melangkahi mayat Steiner yang
berlumuran darah, meraih batang logam horizontal yang menuju
ke atas antara rak seperti anak tangga dan ia mulai memanjatnya.
Tubuh Khalifa menggantung dari bahunya seperti boneka raksasa.
Di belakangnya har-zion berteriak, sambil mengacungkan senjatanya.


The Last Secret Of The Temple Decrypted Karya Paul Sussman di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kita harus menyelamatkannya! Tidakkah kau mengerti" Ini
keimananmu! Keimananmu!"
Ben-Roi terus saja naik, seluruh perhatiannya terfokus pada
tugas di tangan, menaiki anak tangga besi satu per satu, berusaha
kuat, bara api beterbangan di sekitarnya, membakar lengan dan
pipinya. Seperempat perjalanan berjalan dengan baik, tetapi di
tengah-tengah ia mengendur kelelahan. Rasa sakit menyerang otot
kaki dan lengannya, langkahnya semakin perlahan karena beban
semakin menguras kekuatannya. Ia mulai berpikir tentang Galia,
keluarganya, Al Pacino"apa saja untuk melepaskan pikirannya
dari rasa sakit yang menyiksa anggota tubuhnya, agar tubuhnya
berpikir bahwa hal ini tidaklah separah adanya. Ia berusaha
menarik dirinya ke atas, tiga perempat perjalanan, tiga meter di
bawah pelataran, tetapi di sana ia terhenti dan tahu bahwa ia tidak
dapat melangkah lebih jauh lagi, bahwa tidak ada lagi gas di dalam
tangki, bahkan tidak cukup untuk membuatnya turun lagi.
"Aku akan menurunkannya," pikirnya, dengan tangan gemetar,
berusaha tetap berpegangan pada jalur, dengan kaki tertekuk. "Aku
terpaksa harus menurunkannya atau aku akan jatuh."
mengapa, dalam situasi putus asa yang sangat seperti itu, ia
tiba-tiba mulai membaca shema, ia tak tahu. Ia bahkan tidak sadar
~ 558 ~ THE LAST SECRET OF THE TEMPLE
bahwa ia sedang melakukannya sampai ia menyelesaikan beberapa baris. Sepertinya hadir begitu saja dari suatu tempat di dalam
dirinya, seperti air dari di mata air yang kering. Sebelum kematian
Galia, Ben-Roi biasa membacanya setiap hari. Ini tahun terakhir
ayat itu tak pernah keluar dari bibirnya. Namun kini ia tengah
mengucapkannya untuk dirinya sendiri lagi, doa agung bagi orangorang Yahudi, bangsanya, proklamasi keimanan mereka kepada
Tuhan. Dengar, o Israel, Tuhan adalah Tuhan kita, Tuhan adalah
satu.... Suaranya semakin keras, gumaman membesar menjadi nyanyian, dan nyanyian menjadi lagu, seperti yang diajarkan oleh Rabbi
Gishman dalam kelas bahasa Ibrani beberapa tahun lalu.
Dan kau harus mencintai Tuhan, Tuhanmu,
Dengan sepenuh hatimu, dengan sepenuh jiwamu, dan
dengan semua kekuatanmu. Dan kata-kata ini yang aku perintahkan kepadamu hari ini
harus tetap berada dalam hatimu.
Dan ketika ia bernyanyi, ia merasakan adanya kekuatan kembali pada anggota tubuhnya, mulanya perlahan, tetapi kemudian
semakin menguat. Tenaga membesar dan menjalar ke seluruh
tubuhnya, sehingga tanpa menyadari bahwa ia tengah melakukannya ia telah bergerak naik kembali, anak tangga besi berikutnya
dan berikutnya dan kemudian tiba-tiba ia sudah berada di
pelataran dan berlari"benar-benar berlari"di lorong pertama
kembali ke dunia terbuka. Ia mencapai celah di dinding,
merangkak, melintasi sepanjang terowongan utama, Khalifa bergejolak di bahunya, gema ledakan di kejauhan menyeruak di
belakangnya, terus-menerus sampai akhirnya ia melintasi pintu
pertambangan dan keluar menemui malam. Kakinya melesak ke
~ 559 ~ PAUL SUSSMAN dalam salju yang putih jernih, langit di atas kepalanya bertebaran
bintang. Ia berdiri di sana menghirup udara"dingin dan bersih setelah
bagian dalam gua yang penuh asap"kemudian membawa Khalifa
melintasi tumpukan batu kecil di bagian tepi tempat terbuka dan
membaringkannya di tanah di sisinya. Ia bergumam sesuatu, tetapi
Ben-Roi tidak memiliki waktu untuk menyimaknya, hanya membersihkan salju yang ada di wajah si mesir untuk memulihkan keadaannya dan, berbalik lalu berlari ke dalam pertambangan lagi.
Saat ia berada di pelataran batu lagi seluruh gua terlihat
dipenuhi api yang membubung dan berkobar-kobar dan beterbangan ke mana pun ia memandang, menjilati rak peti, mencakar
dinding dan langit-langit. Dalam ketidakhadiran Ben-Roi, har-zion
sepertinya terpaksa memanjat ke atas untuk sampai di pelataran
dan meninggalkan ujung tali di sana untuk digunakan saat turun
lagi. Ia kini sedang berdiri di bawah pada platform elevator seperti berada di pulau kecil dalam lautan api, melihat dengan liar pada
gumpalan api yang semakin cepat mendekat. Ben-Roi memanggilnya.
"Aku mencoba menaikkannya sendiri tetapi terlalu berat!"
pekik har-zion segera setelah ia mendengar suara detektif. "Ayo
tarik! Aku akan mendorongnya dari bawah."
Dengan melindungi wajahnya dari panas yang ditimbulkan api,
yang sekarang tinggi tak tertahankan, Ben-Roi meraih tali dan,
sambil mundur beberapa meter, mulai menarik, perlahan,
menorah dari platform, sementara har-zion meraih dasarnya dan
mengangkatnya. Ketika sudah cukup tinggi, ia kini sepenuhnya ada
di bawahnya dan mendukungnya dengan bahunya, mulai naik
melalui jalur elevator, besi demi besi sambil meratap kesakitan
karena di balik jaketnya kulitnya retak, membelah, dan sobek
seperti kertas tisu, dan darah mengalir di lengan dan kakinya, ke
dalam sarung tangan dan sepatunya.
"oh Tuhan," teriaknya, "oh Tuhan, tolong!"
mereka telah menaikkan Lampu sekitar tiga meter dari lantai
~ 560 ~ THE LAST SECRET OF THE TEMPLE
gua sebelum ledakan besar mengirim panas yang menerpa muka
Ben-Roi, membuatnya terjatuh ke belakang. Tali terlepas dari
genggamannya dan menorah jatuh ke platform lagi. Ia berbaring
di tempat ia berada untuk sesaat lamanya, terhuyung-huyung,
kemudian berdiri lagi dan berjalan sempoyongan ke tepi gua.
"oy vey," ia berbisik.
Di bawahnya, har-zion sedang terbaring di bawah batang
Lampu, memandang ke atas melalui cabangnya seakan-akan
melalui jeruji sangkar, tetesan darah mengalir dari sudut mulutnya,
walaupun jelas ia masih hidup karena bibirnya masih bergerak,
tangannya yang tertutup sarung mengencang dan mengendur di
sekitar lengan melengkung terluar dari menorah itu. Api kini menjalar ke platform, dan ketika Ben-Roi melihatnya dengan perasaan
takut, api secara perlahan menggulung ke atas dan melahapnya.
menorah pun roboh dan berputar dalam panas, lengannya meliuk
ke segala arah, emasnya terlihat mengisut seperti kulit yang mengelupas dan memperlihatkan sesuatu yang suram dan hitam di
bawahnya sampai akhirnya seluruhnya lumer mencair, roboh dan
melebur mengenai tubuh har-zion.
Ben-Roi memerhatikan hal itu sampai semuanya berlalu, kemudian tak tahan dengan panasnya, ia berbalik dan kembali memasuki lorong. Ketika ia melakukannya ledakan besar lainnya
menggoyang gua di belakangnya. Ledakan berikutnya terdengar,
secara bertahap menjadi sebuah ledakan dahsyat yang memekakkan telinga, serpihan api tebal menjilati koridor di belakangnya. Ia
berlari kencang, merangkak dalam lubang yang ada di dinding,
melintasi terowongan utama pertambangan dan sampai di luar
bertemu malam lagi. Ia hanya memiliki waktu untuk kembali ke
Khalifa lagi dan menariknya menjauh dari tumpukan batu kecil sebelum terjadi ledakan dahsyat dan, seperti kereta api cepat keluar
dari terowongan, api menyembur dari pintu masuk terowongan
dan membakar semua yang ada di areal terbuka, melahap pohon
pada tepi hutan pinus dan membuatnya terang benderang.
Sepertinya akan berlangsung selamanya, tanah di bawah mereka
bergetar, serpihan api berjatuhan di mana-mana, sebelum akhirnya
~ 561 ~ PAUL SUSSMAN mereda. Api perlahan menarik diri dengan sendirinya sampai tak
lebih dari sekadar kerlap-kerlip meragukan di sekitar pintu gerbang
pertambangan yang hancur berserakan.
Di belakang tumpukan batu, Khalifa, yang telah siuman, menjulurkan tangannya dan meraih lengan Ben-Roi.
"Terima kasih," ia berkata dengan suara parau. "Terima kasih."
Si Israel menggelengkan kepala, lengannya terjuntai lemas pada
kedua sisi tubuhnya seolah ia sedang mengapung di kolam.
"Benda itu adalah petunjuk," ia berbisik. "Benda itu dibuat dari
petunjuk. emas hanya melapisi saja, petunjuk ada di baliknya."
Ia mendesah dan, sambil menyiduk salju, menempelkannya
pada telinganya yang terluka.
"Ciri khas orang Yahudi, eh" Tidak pernah mengabaikan
peluang untuk menghemat uang."
meReKA BeRPIKIR BAhWA hAL TeRBAIK saat ini adalah keluar dari
Jerman secepat mungkin. Ben-Roi membuat beberapa panggilan
telepon melalui telepon genggamnya, tidak dapat memeroleh
penerbangan ke Israel tetapi mendapatkan penerbangan ke
Kairo"pesawat carter dari Salzburg, langsung, berangkat pukul 6
pagi. Ia pun memesan tiket.
"Aku akan mencoba mencari penerbangan koneksi ke BenGurion dari sana," katanya. "Ini lebih baik daripada menunggu di
sini." mereka mengendarai kendaraan dengan berkonvoi ke bandara, turun dari mobil, membersihkan diri dan tidur beberapa jam,
berangkat sesuai jadwal. Begitu mereka di udara, Ben-Roi ambruk
lagi, tidur lelap. Khalifa mencoba melakukan hal yang sama, tetapi
ia terlalu lelah sehingga malah tidak dapat melakukannya. Jadi ia
hanya duduk, menikmati kopi dan memandang keluar jendela,
mengamati sejauh mungkin ke arah timur, semburat warna merah
perlahan merembet di langit, semakin lama semakin kuat dan menyebar sampai seluruh cakrawala terang benderang dalam cahaya.
Sesuatu sedang mengganggu pikirannya. mestinya tidak terjadi.
~ 562 ~ THE LAST SECRET OF THE TEMPLE
Peristiwa tadi malam nyaris membawa keseluruhan kasus Schlegel
mencapai kesimpulan yang pasti dan mungkin bagi sebuah investigasi. Terlepas dari itu, ia tidak dapat menghapus perasaaan yang
mengganggunya, bahkan bukan perasaan, sungguh, lebih sebagai
semacam kerlip samar yang tepat berada di belakang kepalanya"
bahwa masih ada ujung terbuka yang masih harus dikaitkan, sejenis
detail kecil terakhir untuk diisi sebelum gambar itu benar-benar
dinyatakan lengkap. Ia menghabiskan kopinya, melawan dorongan untuk menyelinap ke toilet agar bisa merokok, dan menatap keluar jendela pada
subuh yang semakin meluas. Pikirannya larut ke berbagai hal yang
telah terjadi dalam beberapa minggu terakhir, berganti-ganti ke
dan dari orang, tempat, serta peristiwa yang membingungkan
sebelum akhirnya berakhir di Lembah Para Raja, tempat dimulainya segala urusan ini. Ginger, Amenhotep II, Ali kecil yang berceloteh tentang firaun dan harta karun serta jebakan. Apa nama
yang telah dikemukakannya" Inkyman yang mengerikan. Ia
tersenyum. Inkyman yang mengerikan. Tak ternilai.
"Kopi?" Pramugari sedang membungkuk di depannya dengan tempat
air. Ia pun mengulurkan cangkirnya, lalu menyandarkan punggungnya, dan berpikir kembali.
Inkyman yang mengerikan. hor-ankh-amun. Wazir untuk
firaun Tuthmosis II. makamnya baru saja ditemukan beberapa
bulan lalu, di Saqqara. Lubang kuburnya masih utuh, penuh sesak
oleh kasok dengan perhiasan menakjubkan dari barang-barang
makam, termasuk peti mayat terbuat dari batu. Itu saja sudah menjadikannya sebagai salah satu penemuan paling penting di tahuntahun belakangan ini. Yang unik darinya adalah bahwa di bawah
ruang utama para penggali telah terkandung ruang tambahan yang
disembunyikan secara hati-hati, berisi artefak yang bahkan lebih
luar biasa lagi, serta peti mati yang lebih spektakuler. Yang terakhir
ini berisi makam tubuh pemilik yang sebenarnya. Ruang di atasnya
benar-benar gelap, cara sempurna untuk mengelabui pencuri agar
~ 563 ~ PAUL SUSSMAN berpikiran bahwa mereka telah menemukan hadiah utama padahal hadiah itu ada di bawah kaki mereka. Luar biasa.
Ia meniup kopinya dan melihat ke arah luar jendela"seluruh
langit kini bagaikan hamparan warna merah dan keemasan"pikirannya melanglang kian kemari sebelum akhirnya terpaku pada
pertemuan penting di Kairo Lama, di Sinagog Ben ezra. Siapa
nama laki-laki itu" Shobu ha-or. Shobu" Bukan, Shomu. Shomer.
Itu dia. Shomer ha-or. Laki-laki yang aneh, ganjil. Bagaimana ia
sepertinya telah menantikan kedatangan Khalifa, telah menceritakan padanya semua tentang menorah sinagog.
Seperti semua barang yang direproduksi kembali, seperti itulah
adanya, kecuali bayangannya, dibandingkan dengan yang asli ...
sangat indah. Tujuh cabang, bentuk kapital yang seperti bunga,
kuncupnya seperti kacang kenari, keseluruhannya dibuat dari balik
emas padat tunggal"benda paling indah yang pernah ada.
Ia dapat dengan pasti membuktikannya. memang indah. hasil
karya yang mengagumkan, walaupun ia diletakkan di bawah.
Di Babilon, itulah yang dikatakan oleh warisan pada kita. Di
Babilonia menorah yang sejati akan ditemukan, di dalam rumah
Abner. Di belakangnya, awak kabin mulai menyuguhkan sarapan.
Suara pramugari terdengar di gang saat ia menanyakan pada
penumpang apakah mereka menginginkan masakan matang atau
kontinental. Babilon. Balok emas padat tunggal.
Sesuatu mengusiknya. hor-ankh-amun. Ruang palsu. mengecoh para pencuri.
Benar-benar mengusiknya. Kereta makanan sudah sejajar dengan posisi mereka dan
perempuan itu mulai melayani. Ben-Roi bangun dari tidurnya,
meminta sarapan yang dimasak matang. Khalifa memesan menu
kontinental. "Shomer ha-or."
"Apa?" ~ 564 ~ THE LAST SECRET OF THE TEMPLE
"Namanya Shomer ha-or," ujar Khalifa. "Apakah berarti sesuatu dalam bahasa Ibrani?"
Ben-Roi sedang merobek kemasan foil berisi piring plastik,
mengambil peralatan makan dari kemasan selofannya.
"Penjaga sinar," ia menjawab. "Penjaga, pelindung, seperti itulah. Kenapa?"
Si mesir tidak menjawab, hanya menatap bakinya. Beberapa
waktu lalu ia begitu lapar. Kini, tiba-tiba saja, nafsu makannya
menghilang. K airo meReKA meNDARAT JAm SeBeLAS LeBIh. PAGI YANG hANGAT DAN BeRSIh
dengan langit biru dan sinar matahari kuning mengambang di
tengah-tengahnya, seperti gumpalan lemak.
Ben-Roi ingin segera mendapatkan penerbangan sambungan.
Tidak ada acara apa-apa sampai malam hari itu, sehingga ia setuju
untuk sama-sama menggunakan taksi ke kota dan mengunjungi
Kedutaan Besar Israel untuk membersihkan diri dan berganti pakaian, serta memeriksakan telinganya pada dokter. Khalifa memberikan instruksi dalam bahasa Arab, dan mereka segera meluncur.
mereka tidak berbicara selama perjalanan, hanya duduk sambil
menatap pemandangan di luar jendela begitu kota besar mengepung mereka. Ketika mereka sampai di Nil, mereka berbelok ke
kiri di sepanjang Corniche, melaju di sana beberapa kilometer
sebelum belok ke tengah kota lagi, kembali ke kepadatan kota,
meliuk di antara lalu lintas yang sibuk sebelum akhirnya memutar
di sudut menuju jalan yang luas dan sepi dengan stasiun metro di
satu sisinya dan area berdinding yang penuh dengan pepohonan
dan gereja di sisi seberangnya. mereka berhenti di sana.
Ben-Roi belum pernah ke Kairo sebelum ini, tetapi ia merasa
pasti bahwa ini bukanlah Kedutaan Besar Israel. Dengan kesal ia
~ 565 ~ PAUL SUSSMAN bertanya pada Khalifa apa yang terjadi.
"Aku hanya ingin memeriksa sesuatu," jawab si mesir, sambil
keluar dari mobil. "hanya beberapa menit saja. Aku rasa kau harus
ikut juga." Ben-Roi menggerutu, tetapi Khalifa begitu memaksa dan akhirnya si Israel ini pun keluar juga sembari bersungut-sungut. mereka
membayar taksi, menyeberangi jalan dan, menuruni beberapa
anak tangga yang terbuat dari batu, memasuki interior ruang tertutup, muncul di jalan kecil dan sempit antara dinding tinggi berbata merah dan kuning. Suasananya sangat tenang, sepi, atmosfernya lembab dan pengap.
"Tempat apa sih ini?" tanya Ben-Roi, sembari melihat ke sekeliling.
"Ini namanya masr al-qadima," jawab Khalifa, sambil mengambil rokoknya dan menyulutnya. "Kairo Lama. Bagian kota paling kuno. Beberapa bagiannya kembali ke masa Romawi." Ia
mengisap rokoknya. "Walaupun aku ingat tempat ini sempat berganti nama." Ia menatap Ben-Roi sekilas. "Namanya Babilon.
Babilon di mesir." Si Israel menaikkan alisnya, seolah berkata "Apa itu ada artinya
untukku?" Khalifa tidak menanggapi, hanya mengisap Cleopatranya lalu menggerakkan tangannya dan menuju ke jalan. Kemudian
mereka melewati banyak pintu atau jendela, tetapi tidak melihat
ada orang, juga tidak mendengar suara apa pun, kecuali langkah
kaki mereka dan sayup-sayup sebuah lagu, lembut dan sangat
halus. Jalan berbelok ke kanan, lalu ke kiri, kemudian ke kanan lagi
sebelum sampai pada ruang terbuka, ruang dengan pinggiran
pohon di depan Sinagog Ben ezra.


The Last Secret Of The Temple Decrypted Karya Paul Sussman di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lagi-lagi si Israel ini bertanya ada apa, Khalifa pun tidak menjawab, hanya menjentikkan rokoknya dan mengajak Ben-Roi memasuki bangunan itu. mereka berhenti sejenak di pintu gerbang,
memerhatikan mimbar marmer, galeri kayu, dinding dan langitlangit yang berdekorasi sangat indah, kemudian melangkah sampai
mereka berdiri di depan tempat pemujaan terbuat dari kayu yang
~ 566 ~ THE LAST SECRET OF THE TEMPLE
tinggi di sisi dalam sinagog, diapit oleh menorah braso pada semua
sisinya. "Selamat datang, Yusuf. Aku tahu kau akan kembali."
Seperti kunjungannya dulu, Khalifa begitu yakin bahwa sinagog
ini kosong. Tetapi ternyata ada laki-laki tinggi berambut putih,
sedang duduk, seperti sebelumnya, di balik bayangan di bawah
galeri. Ia mengangkat tangannya tanda memberi salam, menatap
keduanya untuk beberapa saat sebelum berdiri dan menghampiri
mereka. Khalifa memperkenalkan temannya.
"Arieh Ben-Roi," katanya. "Dari Satuan Kepolisian Israel."
Laki-laki itu mengangguk, seolah sudah menantikan jawaban
seperti itu. matanya melirik pada kalung menorah yang tergantung
di leher Ben-Roi. Khalifa gelisah. Setelah sampai di sini, ia sepenuhnya tidak yakin bagaimana menyuarakan apa yang ada dalam
pikirannya. Bahkan tidak sepenuhnya yakin tentang apa sebenarnya yang ada dalam pikirannya. Laki-laki itu tampak mengerti dilema yang dihadapi Khalifa, karenanya ia maju selangkah dan
menyentuhkan tangannya pada bahu Khalifa.
"Benda ini dibawa ke sini sejak dahulu sekali," katanya lembut.
"Tujuh puluh generasi sekarang. mathhias Pendeta Agung memesannya. Ketika ia tahu kota suci akan jatuh ke tangan bangsa
Romawi." Khalifa mengedip padanya.
"Yang...." "Yang lain?" kembali, laki-laki itu sepertinya tahu apa yang
sedang dipikirkannya bahkan sebelum Khalifa sendiri melakukannya. "eleazar si pengrajin emas membuatnya. Untuk mengecoh
musuh kami. Yang asli dikirim ke mesir dengan nenek moyangku,
di sini menunggu sampai waktu yang lebih baik datang. Keluarga
kami menjaganya sejak itu."
Ben-Roi membuka mulutnya, kemudian menutupnya kembali
dan hanya terdiam. Lama mereka tidak berbicara.
"Anda tidak pernah mengatakannya pada siapa pun?" tanya
Khalifa akhirnya. ~ 567 ~ PAUL SUSSMAN Laki-laki tua itu mengangkat bahu. "Waktunya belum tepat."
"Sekarang?" "oh ya. Kini waktu yang tepat. Tanda-tandanya telah terpenuhi."
matanya, yang membuat Khalifa terkejut, terlihat berkaca-kaca
oleh air mata"kebahagiaan, bukan kesedihan. Ia memandang
detektif itu, kemudian, secara perlahan, menoleh ke menorah yang
terdekat, menjulurkan tangannya dan menyentuhkan ujung jarinya
ke salah satu cabangnya. "Tiga tanda untuk membimbing kalian," ia berkata dengan
lembut, suaranya tiba-tiba terasa jauh, seolah menggema melintasi
ruang dan waktu yang luas. "Pertama, yang termuda dari dua belas
akan datang dan di tangannya ada elang; kedua, anak laki-laki
Ismail dan anak laki-laki Ishak akan berdiri bersama sebagai teman
di Rumah Tuhan; ketiga, singa dan penjaga akan bersatu, dan di
lehernya ada lampu. Ketika semua hal ini datang, maka itulah saatnya."
Kemudian hening beberapa lama. Kata-kata dari laki-laki itu
seperti bergaung di ruang dalam sinagog yang tenang, hening dan
dingin. Kemudian ia menoleh kembali, mata birunya berbinar.
"Kedatangan kalian mengisi tanda pertama," katanya, tersenyum pada Khalifa. "Karena anak termuda dari dua belas anak
laki-laki Yakub adalah Joseph, atau Yusuf dalam lidah Arab. Dan
kau membawa elang. Tanda yang kedua adalah"ia membentangkan tangannya untuk merangkul kedua detektif itu"dipenuhi
oleh kalian berdua. Karena melalui Ismail orang-orang muslim
menelusuri nenek moyangnya, dan dari saudaranya, Ishak, orangorang Yahudi menelusuri keturunannya. muslim dan Yahudi
bersisian di dalam Rumah Tuhan. Dan sebagai tanda yang ketiga...."
Ia memiringkan kepalanya, memberi tanda pada ornamen
yang tergantung di leher Ben-Roi.
"Singa?" tanya Khalifa, suaranya terdengar berat dan aneh
baginya. "Gembala?"
~ 568 ~ THE LAST SECRET OF THE TEMPLE
Laki-laki itu tidak mengatakan apa-apa, hanya memandang
Ben-Roi. "Namaku," kata si Israel. "Arieh adalah singa dalam bahasa
Ibrani. Roi adalah penjaga. Dengar, ini semua bicara tentang apa?"
Senyum laki-laki itu semakin melebar dan ia mengeluarkan
tawa geli. "Akan aku tunjukkan pada kalian, sahabat. Tujuh puluh
generasi, dan sekarang, akhirnya, tiba waktunya untuk membuka
tabir ini." Ia menggamit tangan kedua detektif ini dan membawa mereka
ke sudut belakang sinagog. Ia lalu mengeluarkan kunci dan membuka pintu rendah yang ada di panel kayu sepanjang dinding.
"Sinagog kami ini dibangun pada abad kesembilan akhir, di atas
reruntuhan Gereja Coptic tua," jelasnya, seraya mengantar keduanya menuruni tangga ke ruang bawah yang terbuat dari batu,
kosong selain rak kursi kayu lipat dan, di tengah-tengah lantai,
sebuah karpet besar. "Pada gilirannya, ia berdiri di atas reruntuhan
gedung yang bahkan lebih tua, yang kembali ke zaman Romawi.
Ketika para leluhurku pertama kali datang ke sini bangunan ini
adalah rumah bagi pemimpin komunitas Yahudi di Babilon, seorang laki-laki yang sangat bijak dan suci. Namanya Abner."
Ia berjalan di atas karpet dan, menunduk, meraih ujung karpet.
"Tidak satu pun sekarang ini yang tersisa dari rumah aslinya,
kecuali satu bagian kecil"ruang kolong, sangat dalam, pernah
digunakan untuk menyimpan anggur. Ruang itu bertahan tak tersentuh ketika di atasnya abad-abad berjalan perlahan dan bangunan datang dan pergi."
Ia menarik karpet ke samping, memperlihatkan sebuah lembaran batu dengan soket pada bagian tengahnya, lebih besar daripada bendera yang mengelilinginya, lebih halus, lebih tua, sangat
tua. Dengan bantuan kedua detektif, ia menggesernya ke samping,
membuka lubang yang di dalamnya ada anak tangga ke bawah.
Khalifa tidak merasa pasti, tetapi sepertinya dia menangkap sinar
tipis dari bawah. "Ayo," kata laki-laki itu. "Ia sudah menunggu."
~ 569 ~ PAUL SUSSMAN Lelaki tua itu membawa kedua detektif menuruni tangga dan
masuk ke dalam lorong melengkung yang sempit dengan langitlangit dan dinding batu bata berdebu. Sinar itu tak salah lagi,
adalah kilau hangat yang keluar dari sudut pada sisi dalam ruang
bawah tanah. mereka melangkah mendekat, kilauannya semakin
kuat dengan semakin dekatnya langkah mereka, lebih dalam dan
lebih kuat. Lubang hidung mereka menangkap harum samar parfum di udara, hampir tak kentara tetapi di saat bersamaan, secara
aneh begitu meracuni sehingga mereka mulai merasa ringan.
mereka sampai di bagian akhir ruang itu, belok ke sudut dan
berhenti. "oh Tuhan," Ben-Roi tersedak.
Di depan mereka adalah ruang kolong yang memotong batu
kasar, dinding dan langit-langitnya kasar dan tidak rata, interiornya
diliputi sinar yang paling hangat, paling manis dan paling indah
yang pernah diketahui Khalifa. Sambil berdiri di sisi yang agak jauh,
sumber lampu itu, menorah bercabang tujuh, sama persis dengan
yang mereka temukan di pertambangan tetapi pada saat bersamaan juga seluruhnya berbeda. emasnya jelas-jelas lebih kaya
dan memikat, bentuknya jelas-jelas lebih ringan dan anggun, dekorasinya begitu halus dan hidup sehingga di sampingnya, bungabunga, dedaunan, dan buah-buahan jelas akan terlihat tidak lebih
dari imitasi yang mentereng tapi tak berharga.
Kedua detektif itu saling berpandangan, mata bertemu dan
bertatapan untuk beberapa lama sebelum mereka menoleh kembali. mengikuti laki-laki berambut putih, mereka berjalan ke depan
sampai keduanya berdiri tepat di depan kandil, sinarnya menerpa
mereka seperti gelombang emas, mengalir ke dalam mata keduanya, membanjiri ceruk terjauh dari tubuh mereka, dan mengisinya.
"Anda membuat lampu-lampu ini terus menyala?" tanya benRoi, suaranya nyaris tak terdengar.
"Lampu-lampunya tidak pernah disentuh sejak menorah
dibawa kemari," jawab si laki-laki tua itu. "Lampu-lampu ini telah
dinyalakan, dan tetap begitu sejak itu. Sumbunya tidak pernah ter~ 570 ~
THE LAST SECRET OF THE TEMPLE
bakar habis, minyaknya tidak pernah habis."
mereka menggelengkan kepala keheranan dan condong ke
depan beberapa inci lagi, sambil menatap sinarnya. Benda itu tidak
seperti apa pun yang pernah Khalifa lihat, yang terbuat dari semua
warna pelangi dan lebih lagi, warna-warna yang tidak diketahui
Khalifa keberadaannya. Warna yang begitu murni, begitu sempurna, menghipnotis, sehingga setelahnya setiap warna yang lain akan
terlihat membosankan dan monokrom secara kontras. Benda itu
menariknya ke dalam, menerpa dan menggulung di sekitarnya,
menyentuh wajahnya seolah ia sedang melewati selendang tembus
pandang sebelum tiba-tiba terpisah memperlihatkan ruang terbuka
yang sangat luas, ruang yang entah bagaimana"dan ia tidak pernah bisa menjelaskannya dengan tepat"berisi semua orang yang
pernah dikenalnya, setiap tempat yang pernah dikunjungi, setiap
hal yang pernah dia lakukan: seluruh kehidupannya terbentang di
hadapannya, begitu jelas sempurna, benar-benar nyata. Ada ayah
dan ibu, saudaranya Ali, hari wisuda polisinya, hari ketika ia berusia lima tahun ketika ia lari dari rumah dan memanjat ke puncak
Piramid Agung Cheops. Dan tepat di tengah-tengah, paling jelas
dan paling terang dari kejauhan, sambil tertawa dan melambaikan
tangan padanya seolah ia sedang melihat mereka melalui jendela,
zenab dan anak-anaknya. "Aku dapat melihat Galia."
Khalifa menoleh. Dalam ketakutan, ia melihat Ben-Roi telah
menjulurkan tangannya dan sedang memegangnya tepat di tengah
salah satu api. Ia menjulurkan tangannya juga, bermaksud menarik
tangan si Israel itu, tetapi laki-laki berambut putih menahannya.
"Sinar Tuhan tidak dapat membahayakan mereka yang dalam
hatinya benar-benar tulus dan bajik," katanya perlahan. "Biarkan
saja." Ben-Roi tersenyum. Api terlihat meluas dan membesar hingga
menutupi seluruh tangannya, membungkusnya dalam sarung tangan sinar emas yang brilian.
"Aku dapat merasakan rambutnya," ia berbisik, "wajahnya. Ia
~ 571 ~ PAUL SUSSMAN ada di sini. Galia ada di sini."
Ben-Roi mulai tertawa. Jari-jarinya bergerak kian kemari menerobos api seolah sedang membelai kulit orang yang dicintainya,
terus-menerus begitu selama beberapa saat sebelum tiba-tiba
wajahnya mengisut dan mengeluarkan suara sedu sedan yang dalam. Yang lain datang, yang lain lagi, yang lain lagi, masing-masing
lebih kasar daripada yang terakhir, seluruh tubuhnya tampak
menggigil karena tekanan kesedihan. Ia menarik tangannya, membungkuk ke depan, memegang tepinya, tetapi gerakan tubuhnya
semakin kuat dan akhirnya ia jatuh berlutut, tersedu-sedu tak terkendali. Air matanya mengalir deras seperti air dari bendungan
yang ambruk, terus-menerus, mengosongkan dirinya.
"Aku begitu mencintainya," ia terus berkata begitu. "oh Tuhan,
aku sangat mencintainya."
Khalifa mencoba menenangkan, tetapi tampaknya tidak pas
dan, sembari melangkah maju, ia menyentuhkan tangannya pada
bahu Ben-Roi. Ia masih tersedu-sedu, air mata mengalir deras
membasahi pipi si Israel ini, napasnya pendek-pendek, lenguhan
penderitaan. Pada akhirnya, hampir tidak menyadari bahwa ia
melakukannya, Khalifa pun datang mendekat, memeluk pinggangnya dan merangkul laki-laki besar ini.
"Aku begitu mencintainya," kata Ben-Roi. "Aku merindukannya. oh Tuhan, aku merindukannya."
Si mesir tidak berkata apa-apa, hanya memeluknya. Sinar
menorah menyelubungi keduanya bagaikan jubah yang berkilau,
menarik keduanya bersama, dan mengikatnya. Laki-laki tua itu
tersenyum, berbalik dan berjalan keluar lorong.
Ketika akhirnya mereka naik lagi ke ruang tengah sinagog, si
orang tua sudah tidak mereka temukan kembali. mereka memanggil-manggil namanya, tetapi tidak ada jawaban, dan setelah mencari ke sana kemari selama beberapa menit mereka pun keluar.
Saat itu sudah tengah hari ketika mereka tiba di sana tadi.
Tetapi sekarang, tak dapat dijelaskan, hari sudah subuh lagi, seolah
rentang Waktu entah bagaimana menggelincir dan menyentak,
~ 572 ~ THE LAST SECRET OF THE TEMPLE
memecahkan ritme normal siklus harian. mereka menatap ke timur
pada semburat warna merah muda dan hijau, yang menghiasi langit di atas kepala Bukit muqattam yang tidak rata, kemudian berjalan ke depan dan duduk di kursi tembok di bawah batang pohon
laurel India raksasa. Ketika mereka duduk, seorang anak laki-laki
kecil dalam djelabba putih datang membawa baki dengan dua
gelas teh di atasnya. matanya biru dan cerah seperti batu safir.
"Kakek menyuruhku memberikan ini begitu kalian muncul,"
katanya, sembari menyodorkan baki. "Ia menunggu kalian di sinagog bila kalian sudah siap."
mereka mengambil gelas itu dan meneguk isinya. Khalifa
menyalakan rokok dan memandang bintang redup terakhir yang
masih berkelip di langit. Keduanya diam tak berbicara untuk waktu
yang lama. "Apa yang akan kita lakukan dengan ini?" ia akhirnya bertanya.
Di sisinya, Ben-Roi telah membungkuk ke depan dan meneguk
tehnya. "melakukan hal yang baik," gumamnya. "mencoba melakukan
sesuatu yang berbeda."
"hmm?" "hal terakhir yang dikatakan Galia padaku. Sebelum ia tewas.
Lakukan hal yang baik. Cobalah membuat sesuatu yang berbeda.
Itu adalah frase yang kami miliki." Ia menatap Khalifa, kemudian
menunduk lagi. "Aku tak pernah mengatakan ini pada siapa pun."
Si mesir tersenyum dan meneguk tehnya. Sangat manis dan
sangat kental, cairannya murni dan cokelat kemerahan, hampir
seperti warna delima"persis seperti yang dia suka.
"Ini akan menimbulkan masalah," ujar Ben-Roi setelah hening
sejenak, kemudian kembali menyesap minumannya. "Bila orang
tahu bahwa benda itu diketemukan. Biarkan dulu seperti ini adanya. Banyak har-zion lain di mana-mana. Juga al-mulatham."
Khalifa mengisap rokoknya. matahari baru saja menyembul
dari balik bukit, membentuk sabit tipis berwarna merah terang.
"Ini terlalu ... kuat," lanjut Ben-Roi. "Terlalu ... istimewa. Bila
~ 573 ~ PAUL SUSSMAN harus kembali ... aku tak berpikir kita akan siap untuk itu. Segala
sesuatunya memang sudah cukup rumit."
Ia meletakkan gelas di sisi dan melipat lengannya. Sepasang
pemakan lebah terbang dari cabang di atas, mematuk tanah dengan paruhnya yang panjang dan, seperti bulu ayam, berloncatan
kian kemari. Kedua laki-laki ini saling bertukar pandang, kemudian
mengangguk, mengetahui bahwa mereka sedang memikirkan hal
yang sama. "Setuju?" tanya Ben-Roi.
"Setuju," jawab Khalifa, menyelesaikan rokoknya dan menginjak puntungnya dengan ujung alas sepatu.
"Aku akan menelepon milan. mengatakan padanya bahwa
benda itu aman. Ia tidak akan ingin tahu lebih banyak lagi."
"Dia bisa dipercaya?"
"Yehuda?" Ben-Roi tersenyum. "Ya, dia bisa dipercaya. Itulah
sebabnya aku meneleponnya tentang menorah pertama kali. Ia
orang yang baik. Seperti anak perempuannya."
"Anak perempuannya?"
"Aku rasa aku sudah mengatakannya padamu," kata Ben-Roi.
"Aku yakin aku sudah mengatakannya."
"mengatakan apa?"
Si Israel ini mengusap kepalanya.
"Yehuda milan adalah ayah Galia."
meReKA KhAWATIR keputusan mereka akan membuat laki-laki tua itu
marah. Ketika mereka menjumpainya dan mengatakan padanya
tentang rencana itu, ia hanya mengangguk dan tersenyum dengan
senyumannya yang mengandung teka-teki.
"Tugas kami adalah menjaga Lampu, dan ketika waktunya tiba
mengungkapkan asal-usulnya," ia berkata perlahan. "Ini sudah
kami lakukan. Tidak ada lagi yang diharapkan, baik dari kami atau
oleh kami." Terdengar langkah kaki dan si bocah laki-laki berlari menuju
~ 574 ~ THE LAST SECRET OF THE TEMPLE
sinagog, mengambil posisi di sisi si kakek. orang tua itu merentangkan tangannya ke bahu si bocah.
"Apa yang akan kalian lakukan sekarang?" tanya Khalifa.
"Sekarang?" Laki-laki itu mengangkat bahu. "Kami adalah
pengurus tempat ini. Ini adalah rumah kami. Itu tidak akan berubah. Tidak ada yang akan berubah."


The Last Secret Of The Temple Decrypted Karya Paul Sussman di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Lampu itu?" "Lampu akan tetap berada di tempatnya. hingga menjadi kehendak Tuhan untuk memindahkannya. Ketika kuncupnya menyala
maka akan selalu ada sinar di dunia, betapa pun gelap kelihatannya."
Bocah itu menarik jubah sang kakek dan, sambil berjingkat,
berbisik pada telinganya. orang tua itu tertawa geli dan mengecup
keningnya. "Katanya, bila aku mati dan ia yang harus mengurus sinagog
ini, Anda berdua dipersilakan datang dan melihat Lampu kapan
pun Anda mau." Kedua detektif itu tersenyum.
"Semoga Tuhan beserta Anda, sahabatku. Sinar menorah ada
dalam dirimu sekarang. Jangan biarkan ia memudar."
Ia menatap keduanya beberapa saat. Kedua laki-laki itu secara
tiba-tiba mengalami perasaan aneh mengambang tanpa berat
badan. Kemudian dengan anggukan, ia menggamit tangan sang
bocah, berbalik dan berjalan memasuki bayangan di bawah galeri
kayu sinagog. Lalu keduanya menghilang dari pandangan seakan
tak pernah ada. Ketika mereka meninggalkan sinagog, Ben-Roi tiba-tiba mengangkat tangannya ke sisi kepalanya.
"Telingaku sembuh," katanya.
K airo "PANGGILAN TeRAKhIR UNTUK PeNeRBANGAN eGYPTAIR 431 meNUJU
~ 575 ~ PAUL SUSSMAN Aswan melalui Luxor."
Saat itu pukul enam sore dan, akhirnya, Khalifa sedang dalam
perjalanan pulang ke rumah. mestinya ia bisa terbang dengan
penerbangan yang lebih awal, tetapi ketika ia berbicara pada
zenab, istrinya itu bersikeras menyarankan bahwa mumpung
sedang berada di Kairo maka sebaiknya dia menyempatkan diri
menemui beberapa kolega. Jadilah dia sarapan dulu dengan teman
lama mereka Taufik dan Narwal di Groppi"s di midan Talaat harb,
kemudian menghabiskan siang harinya di museum Barang-barang
Antik dengan mentornya Profesor al-habibi yang terhormat"yang
baru saja kembali dari perjalanan mengajar di eropa"sebelum
kembali lagi ke Groppi"s dengan teman masa kanak-kanaknya fat
Abdul Wassami, yang, sesuai namanya, telah menghabiskan enam
kue eclair, tiga basbousa dan selembar katif beroleskan madu ("Aku
akan menyebutnya sehari di sana," ia mengumumkan. "Kita akan
makan malam bersama nanti dan aku tak ingin merusak selera
makanku.") Sekarang, bagaimanapun, Khalifa siap pulang ke rumah.
"Panggilan terakhir untuk Penerbangan egyptair 431."
Di sisi lain dari batas pengamanan ia dapat melihat beberapa
penumpang terakhir masuk melalui pintu kaca dan ke dalam bus
yang akan membawa mereka menuju pesawat. Ia menoleh,
mengamati seluruh aula keberangkatan, mencari Ben-Roi, yang
memesan penerbangan pukul delapan malam di Terminal
Internasional dan telah sepakat bertemu di sini untuk mengucapkan salam perpisahan terakhir. Tempat itu dipenuhi para turis, termasuk sekelompok besar perempuan Inggris yang semuanya, dengan alasan tertentu, tengah mengenakan sombrero. Namun tidak
ada tanda-tanda keberadaan si Israel. Ia menunggu beberapa menit
lagi, kemudian, dengan adanya panggilan untuk pesawatnya lagi,
ia mulai menuju meja pemeriksaan keamanan.
"Khalifa!" Si Israel menerobos kerumunan perempuan Inggris, dengan dua
tas besar di tangannya. Si mesir melangkah maju menyambutnya.
~ 576 ~ THE LAST SECRET OF THE TEMPLE
"Aku pikir kau tak jadi ke sini."
"Aku tak bisa menemukan terminal ini."
Ben-Roi meletakkan tas, menyeka keningnya yang berpeluh
dan, mengeluarkan botol peraknya, memutar tutupnya lalu
meneguk beberapa kali. Ketika ia menurunkan botol itu, ia memerhatikan pandangan tak setuju di mata Khalifa.
"Tenang sajalah," katanya. "Ini cuma minuman ringan. Kau
menyebutnya apa?""
"Karkaday?" "Ya, yang itu. Sangat menyegarkan. mungkin sudah saatnya
bagimu untuk, kau tahu ... sedikit menyimpang dari biasanya."
Walaupun ia tidak terbiasa dengan frase tersebut, Khalifa menangkap inti yang dimaksud si Israel, dan tersenyum. mereka saling
menatap, kemudian mengalihkan pandangan lagi. Tidak satu pun
dari mereka sepenuhnya yakin apa yang mau dikatakan. Khalifa
menatap ke bawah pada beberapa tas plastik, memerhatikan
isinya. "Buku mewarnai?" ia bertanya, terheran.
"Apa" oh, ya. Aku sempat berjalan-jalan keliling kota, menemukannya dalam sebuah obral. Aku bertemu seorang guru, bekerja
di sekolah yang mengajar anak Palestina dan Israel bersama-sama,
dan mereka tidak bisa...." Si Israel tiba-tiba terdiam, malu. "Yaah,
aku pikir ia dapat menggunakan ini," katanya.
Khalifa mengangguk. "Dia cantik, aku rasa, guru itu."
"Ya, memang. Ia memiliki rambut panjang yang...." Lagi-lagi,
Ben-Roi tidak melanjutkan perkataannya, merengut, seolah telah
terjebak mengatakan sesuatu yang tidak ingin dikatakannya.
"Sialan kau, Khalifa."
Tidak ada kedengkian dalam nada suaranya, dan di balik sikap merengut itu ada pijar kebahagiaan. Pengumuman kembali terdengar.
"Panggilan terakhir untuk Penerbangan egyptair 431. mohon
seluruh penumpang yang masih ada untuk segera melapor ke gerbang keberangkatan."
"Itu aku," kata Khalifa.
~ 577 ~ PAUL SUSSMAN mereka diam sejenak, keduanya masih mencari kata-kata yang
tepat, agak gugup, kemudian Ben-Roi mengulurkan tangannya.
"ma"asalaam, sahib. Selamat jalan, sobat."
Khalifa tertawa. "Rasanya kau pernah mengatakan tidak bisa
berbahasa Arab." "Tanyalah seseorang di kedutaan," kata Ben-Roi dengan mengangkat bahunya. "Walaupun kau tak bisa, mengertilah, bersikaplah
sopan atau sejenisnya."
Khalifa mengangguk dan, sambil mengulurkan tangannya juga,
menyalami si Israel. "Shalom, chaver. Selamat jalan, kawan."
Kali ini Ben-Roi yang tertawa geli.
"Aku pikir kau pernah mengatakan kau tak bisa berbahasa
Ibrani." "Lihatlah dalam buku percakapan," sanggah Khalifa. "meskipun kau tak bisa, sopanlah atau sejenisnya."
mereka berjabatan tangan untuk beberapa saat, mata saling
menatap. Kemudian, sembari melepaskan genggaman dan mengulang ucapan perpisahan, keduanya berbalik dan saling menjauh.
Khalifa baru saja melewati batas pengamanan, sebagai penumpang
terakhir yang melakukan itu, ketika mendengar teriakan di
belakangnya. "Tunggu! Tunggu!"
Ia melangkah mundur dari pembatas.
"Akhir-akhir ini aku jadi sering pikun," gerutu Ben-Roi, sembari
merogoh salah satu tasnya dan mengeluarkan paket kecil, yang
kemudian ia berikan pada Khalifa.
"Untuk istri dan anak-anakmu. halva. Permen nasional kami.
Aku mengambilnya di Kedutaan."
Si mesir mengelak, tetapi Ben-Roi menggerakkan tangannya
dan, sambil merogoh sakunya, mengeluarkan bungkusan lain yang
lebih kecil, hanya seukuran kotak korek api, terbuat dari kertas
cokelat. ~ 578 ~ THE LAST SECRET OF THE TEMPLE
"Dan ini untukmu. hanya benda kecil."
Lagi-lagi Khalifa mengelak, si Israel pun mengabaikannya,
mengulurkan tangan dan menyelipkan bungkusan itu ke dalam
saku si mesir. mereka berdiri saling menatap, agak ragu seolah
mereka menahan diri dari melakukan sesuatu yang ingin mereka
lakukan tetapi tidak yakin apakah itu pantas dilakukan. Kemudian,
siap menerima risiko apa pun, mereka melangkah ke depan dan
saling berpelukan, lengan Ben-Roi sepenuhnya merengkuh tubuh si
laki-laki yang lebih kecil.
"Sampai bertemu lagi...."
Khalifa tersenyum, wajahnya menekan dada bidang si Israel.
"Ya, sampai bertemu lagi, Yahudi sombong."
mereka tetap seperti itu untuk beberapa lama, berpelukan,
kemudian melepas dan menuju jalannya masing-masing. Tak satu
pun yang menengok ke belakang.
BeBeRAPA SAAT KemUDIAN, begitu pesawatnya mengudara dan membawanya ke selatan kepada rumah dan keluarganya, satu-satunya
tempat yang ia inginkan, Khalifa merogoh sakunya dan mengeluarkan bungkusan yang diberikan Ben-Roi. Ia memandang benda itu
sembari berpikir tentang kemungkinan isinya. Kemudian, dengan
hati-hati, merobek kertas pembungkusnya dan mendapati plastik
kotak kecil. Di dalamnya, dalam tatakan tisu, tampak sebuah
menorah perak yang dikenakan Ben-Roi di lehernya. Ia meletakkan
benda itu di telapak tangannya, tersenyum, dan menggenggamnya, menyandarkan kepala ke jendela dan menatap ke bawah ke
alur kecil Sungai Nil, pembuluh darah biru miniatur yang dengan
kekuatannya telah membawa kehidupan dan harapan di padang
pasir tandus. Y erusaLem S eBUAh KeRUmUNAN BeSAR , BeRKeKUATAN BeBeRAPA RIBU oRANG ,
~ 579 ~ PAUL SUSSMAN berhimpitan di sepanjang tepi Jalan Sultan Sulaiman, penuh sesak
di anak tangga setengah lingkaran menuju Gerbang Damaskus"
laki-laki dan perempuan, tua muda, Israel dan Palestina, sebagian
memegang lilin kecil yang menyala dan diangkat tinggi, yang lain
memegang spanduk dan plakat, yang lain memegang foto
berbingkai orang-orang tercinta yang tewas dalam kekerasan
antara kedua bangsa. Semuanya sedang melihat ke panggung
sementara di depan gerbang, di mana dua sosok"seorang mengenakan yarmulke putih, yang lain mengenakan keffiyeh"sedang
berdiri bersisian di depan sebuah mikrofon. Sebentar-sebentar terdengar tepukan, tetapi secara keseluruhan kerumunan massa itu
tampak tenang, memerhatikan apa yang sedang dikatakan.
melalui pusat kerumunan itu Yunis Abu Jish perlahan berjalan,
rompi yang dipenuhi bahan peledak ketat menutupi bagian tengah
tubuhnya. Wajahnya abu-abu dan basah oleh peluh. Sesuai instruksi ia menuju sebuah telepon umum di sudut Abu Talib dan Ibn
Khaldun, tempat orang-orangnya al-mulatham telah memberinya
perintah terakhir: mengambil rompi dari gedung kosong yang
telah ditinggalkan penghuninya, menuju Gerbang Damaskus,
mengambil posisi sedekat mungkin dengan panggung, kemudian
menarik kawat detonatornya.
"Allahu Akbar," ia bergumam, melangkah maju perlahan, hatihati sehingga tidak menghentak bom itu. "Allahu Akbar, Allahu
Akbar, Allahu Akbar."
Di depannya kedua laki-laki itu berbicara bergantian, mencondongkan badan ke depan mikrofon dan kemudian mundur lagi.
"... akhir kekerasan ... pengorbanan atas nama perdamaian ...
kebencian atau harapan ... peluang terakhir kita...."
Yunis hanya mendengarkan suara mereka sekilas saja, hanyut
dalam pikiran peliknya sendiri. Ia sampai di anak tangga paling
bawah, menepi melintasi lapangan terbuka di depan gerbang, sampai ke panggung dan mengambil posisi tepat di tengah-tengahnya,
langsung di bawah pembicara.
"Penarikan yang tidak tegas dari Tepi Barat dan Jalur Gaza ...
~ 580 ~ THE LAST SECRET OF THE TEMPLE
pengakuan terhadap hak Israel untuk eksis ... penghapusan hak
untuk Kembali ... kompensasi bagi para pengungsi ... Yerusalem
sebagai Ibu Kota bersama ... rasa hormat dan pengertian."
"Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar."
Sakit, mual ketakutan, ia menyelusupkan tangannya ke dalam
jaketnya, menarik kawat pertama untuk menyentak peledak,
menariknya turun dan meraih kawat kedua.
"... dunia baru ... bersama sebagai teman ... harapan dan bukan
keputusasaan ... cahaya dan bukan kegelapan...."
"Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar."
Ia menarik sedikit. Berhenti. menarik lagi. Diam. Dan ia tetap
diam, memegang detonator, sementara di atas panggung kedua
laki-laki saling berpelukan dan seluruh kerumunan orang mulai
bernyanyi.... TAmAT ~ 581 ~ gLosarium Abba: Ayah (bahasa Ibrani)
Abbas, mahmud: Penerus Yasser Arafat sebagai Presiden otoritas
Palestina. Lahir pada 1935, dikenal juga dengan nama Abu
mazen. Abraham: Patriatis Yahudi, dianggap sebagai ayah bangsa Yahudi.
Abu Simbel: Situs arkeologi di selatan mesir. Lokasi salah satu monumen mesir terbesar, Kuil matahari Ramses II.
Abu za"abal: Penjara mesir di dekat Kairo.
Abydos: Pusat pemujaan Dewa osiris dan area pekuburan beberapa firaun mesir terdahulu. Lokasinya 90 km di sebelah
utara Luxor. Ahlul Kitab: Secara bahasa, "orang ahli Kitab". Terminologi
muslim untuk orang Yahudi dan Kristen, yang kitab sucinya
disebutkan dalam Islam. Aish baladi: Roti seperti Pitta terbuat dari tepung murni.
Akhenaten: Dinasti kedelepanbelas firaun. Berkuasa sejak 1353"
1335 Sm. Ayah Tutankhamun.
Al-Ahram: Secara bahasa, "Piramida". Surat kabar mesir terlaris.
Al-Akhbar: Surat kabar mesir.
Al-quds: Nama Arab untuk Yerusalem.
Alim al-Simsim: Versi mesir untuk acara anak-anak Amerika
Sesame Street. Aliyah: Secara bahasa, "Naik ke atas". emigrasi ke daratan Israel.
Al-Wadi al-Gadid: Penjara mesir di oasis Kharga.
Amarna: Nama modern untuk Akhetaten, kota yang dibangun
~ 582 ~ THE LAST SECRET OF THE TEMPLE
firaun Akhenaten di tepi timur Sungai Nil di tengah-tengah
antara Kairo dan Luxor. Amenhotep I: firaun Dinasti Kedelapanbelas. Berkuasa pada 1525
"1504 Sm. Amenhotep II: firaun Dinasti Kedelapanbelas. Berkuasa pada 1427
"1401 Sm. Amenhotep III: firaun Dinasti Kedelapanbelas. Berkuasa pada
1391"1353 Sm. Amir, Yigal: ekstremis Yahudi. membunuh Perdana menteri Israel
Yitzhak Rabin pada 1995. Ankh: Simbol salib. Lambang kehidupan mesir kuno.
Arafat, Yasser: Tokoh utama dan pemimpin de facto rakyat Palestina sejak akhir 1960-an sampai meninggal dunia November
2004. Presiden otoritas Palestina sejak 1996. Lahir pada 1929,
dikenal juga sebagai Abu Ammar.
Arminius: Pahlawan perang Jerman Kuno. hidup pada 18 Sm"21
m. Terkenal karena mengalahkan prajurit Romawi pada
Pertempuran Teutoberger Wald (9m).
Aula hypostyle: Aula dengan atap yang disokong beberapa pilar
penyangga. Ayat: Kalimat dalam al-quran.
Ayalon, Ami: Pemimpin Shin Bet terdahulu (1996"2000).
Babaghanoush: makanan mesir terbuat dari tahina dan terung
yang ditumbuk. Babi Yar: Sebuah jurang di dekat Kiev, situs pembunuhan massal
Perang Dunia II ketika ratusan ribu orang, terutama Yahudi,
ditembak mati satuan penembak Nazi.
Bahasa occitane: Dialek bahasa Prancis, sekarang secara luas tidak
digunakan lagi, digunakan dalam wilayah Languedoc di selatan
Prancis. Lingua franka dari penyair istana zaman pertengahan.


The Last Secret Of The Temple Decrypted Karya Paul Sussman di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Banana Island: Daerah yang indah di Luxor. Terkenal sebagai
daerah homoseksual. Bar mitzvah: Upacara orang Yahudi menandai masa anak laki-laki
menjadi dewasa. ~ 583 ~ PAUL SUSSMAN Barak, ehud: Perdana menteri Israel terdahulu (1999"2001).
Barghouti, marwan: Aktivis dan politikus terkenal Palestina. Lahir
1958, dipenjara oleh Israel pada 2002.
Basbousa: Kue manis mesir terbuat dari semolina, kacang dan madu.
Batya Gur: Penulis Israel terkenal.
Beir zeit Univesity: Universitas Palestina di Ramallah.
Beni hasan: Nekropolis penting Kerajaan Tengah di tepi timur
Sungai Nil, di tengah-tengah antara al-minya dan mallawi.
Benteng Antonia: benteng yang berbatasan dengan kompleks Kuil
di Yerusalem Kuno. Dibangun oleh herod Agung.
Bezalel: Ahli ukir Yahudi yang dipuja dari masa eksodus, yang
menciptakan Ark of the Covenant dan menorah pertama.
Bintang David: Bintang segi enam, salah satu simbol utama
Judaisme. Dikenal dalam bahasa Ibrani sebagai magen David"
Perisai David. Borscht: Soup akar gula bit.
Buchenwald: Kamp konsentrasi Nazi di Jerman.
Butneya: Area di Kairo yang terkenal akan pencuri dan penjual
obat-obatan. Cabbala/Kabala: Ajaran mistis Yahudi.
Caleche: Pedati yang ditarik kuda.
Kamp David: Tempat peristirahatan Presiden Amerika Serikat di
maryland. Tempat dilangsungkan pembicaraan mengenai perdamaian yang gagal pada Juli 2000 antara Perdana menteri
Israel saat itu, ehud Barak dan Yasser Arafat.
Cardo: Jalan tertutup di wilayah Yahudi di Yerusalem Lama.
Sebelumnya adalah jalan utama Romawi di Yerusalem.
Carter, howard: Arkeolog Inggris, penemu makam Tutankhamun
pada 1922. hidup 1874"1939.
Champollion, Jean francois: Cendekiawan Prancis yang menemukan hieroglif. hidup 1790"1832.
Chicago house: Rumah misi Arkeologis Chicago di Luxor
Chicken kneidlach: Sup ayam dengan kue bola. masakan Yahudi
terkenal. ~ 584 ~ THE LAST SECRET OF THE TEMPLE
Dahlan, muhammad: Politikus Palestina dan aktivis. Lahir 1961.
David: Pahlawan dan raja Yahudi. hidup pada abad 11 sampai 10
Sm. Ayah Sulaiman. Debir (Suci dari yang Suci): Bagian paling sakral di Kuil kuno.
Dar al-Bahri: Situs kuil penyimpanan mayat Ratu hatshepsut
(berkuasa pada 1473-1458 Sm, terletak di tepi barat sungai Nil
di Luxor. Dar al--Barsha: Nekropolis Kerajaan Tengah di sisi timur Sungai
Nil, berseberangan dengan Kota modern mallawi.
Dar Yassin: Perkampungan Palestina terdahulu di pinggiran
Yerusalem. Areal pembunuhan keji oleh para militeris Yahudi
pada 1948. Deutsche orient-Gesellschaft: masyarakat oriental Jerman.
Institusi yang mengabdikan diri untuk mempelajari sejarah dan
arkeologi Timur Dekat. Djellaba: Jubah tradisional yang dikenakan kaum laki-laki dan
perempuan mesir. Djellaba suda: Jubah hitam yang dikenakan kaum perempuan
petani mesir. Djoser: Dinasti Ketiga firaun. Berkuasa pada 2630-2611 Sm.
Piramidnya di Saqqara adalah bangunan batu monumental
pertama di dunia. Dunum: ukuran tanah, setara dengan seperempat akre.
ecole Biblique: Institusi yang didirikan pada 1890 untuk mempelajari Kitab Injil dan arkeologi Tanah Suci.
Idul Adha: hari Raya Kurban, salah satu peringatan paling penting
dalam kalender muslim. Dinasti Kedelapanbelas: Sejarah kuno mesir dibagi menjadi
beberapa Kerajaan (Lama, Pertengahan, Baru) yang pada saatnya terbagi lagi menjadi beberapa dinasti. Dinasti Kedelapanbelas terdiri atas empat belas pemerintahan mencakupi periode
1550-1307 Sm. Dinasti ini adalah yang pertama dari tiga dinasti Kerajaan Baru (1550-1070 Sm).
elijah: Nabi Yahudi. ~ 585 ~ PAUL SUSSMAN Al-kab: Situs arkeologi di tepi timur Sungai Nil, 70 km sebelah
selatan Luxor, memiliki kota spektakuler mencakupi masa
Periode Awal Dinasti (1920-2975 Sm).
erekat, Saeb: Politikus dan akademisi Palestina. Lahir pada 1955.
eretz Israel ha-Shlema: Secara bahasa, "Seluruh Israel yang
Besar?"tanah yang dalam Injil dianugerahkan Tuhan untuk
Ibrahim. erez, Pos Penjagaan militer: Titik persimpangan utama dari Israel
ke Jalur Gaza. even Shetiyah: Secara bahasa "Batu fondasi". Batu yang dibongkar
dari Gunung moria tempat dibangunnya Kuil kuno.
faience: material terbuat dari kwarsa yang dibakar, dengan lapisan luar yang diberi kaca. Digunakan secara luas pada zaman
mesir kuno untuk perhiasan, kapal kecil, dan lain-lain.
farid: Rokok buatan Timur Tengah.
fatah: faksi Palestina yang didirikan Yasser Arafat pada akhir 1950an. Kata ini dalam bahasa Arab berarti "kemenangan" dan
akronim untuk "Gerakan Pembebasan Nasional Palestina".
fellaha (jamak fellaheen): Petani.
frumm: Kata dalam bahasa Yiddi untuk "ketaatan yang keras
dalam beragama". Gaddis, Attaia: fotografer mesir yang terkenal. hidup pada 18871972.
Gaiseric: Raja Vandal (428-477 m), merampok Roma pada 455 m.
Garden Tomb: Situs yang dianggap oleh beberapa pihak tempat
dikuburkannya Kristus. Jabal Dosha: Situs arkeologi di utara Sudan.
Gefilte fish: masakan Yahudi tradisional terbuat dari bola-bola ikan
yang direbus. Goldstar: Bir buatan Israel.
Goldstein, Baruch: ekstremis Yahudi. Ia menembak mati dua puluh
sembilan jemaah muslim yang sedang beribadah di hebron
pada 1994 sebelum ia sendiri ditembak mati. Penduduk Yahudi
sayap kanan menganggapnya sebagai pahlawan.
~ 586 ~ THE LAST SECRET OF THE TEMPLE
Goy (jamak goyim): Istilah bahasa Yiddi untuk non-Yahudi.
Groppi"s: Rantai kedai kopi terkenal di Kairo
Gross-Rosen: Kamp konsentrasi Nazi di Polandia.
Gush Shalom: Secara bahasa, "Blok Perdamaian". Kelompok perdamaian Israel.
ha"aretz: Surat kabar harian Israel.
halakhah: hukum Yahudi, tertulis dan oral.
hallah: Roti oles yang dimakan orang Yahudi di hari Sabat.
hamas: militan Palestina, gerakan nasionalis Islam, didirikan pada
1987. hamas dalam bahasa Arab berarti "kegiatan, semangat"
dan akronim untuk "Gerakan Resistensi Islam. Tokoh utamanya
Syekh Ahmad Yasin, dibunuh orang Israel pada 2004.
hanukkah: festival bangsa Yahudi memperingati kemenangan
Judah maccabee atas Yunani dan pembersihan Kuil.
haram al-Syarif: Secara bahasa, "Tempat perlindungan yang
mulia". Tanah tertutup di Yerusalem Lama yang berisi mesjid
al-Aqsa dan Kubah Batu, situs tersuci ketiga dalam dunia Islam,
terhampar di atas sisa-sisa Kuil Yahudi kuno.
haredi: Yahudi ultra-ortodoks.
hasidic: Cabang dari Judaisme ultra-ortodoks.
hawagaya: Istilah bahasa mesir untuk orang asing.
hazzan: Pemimpin nyanyian di sinagog.
hiasan kepala Nemes: Sejenis hiasan kepala yang dikenakan para
firaun mesir kuno. hizbullah: Secara bahasa, "Partai Tuhan". Kelompok militan Islam
Syi"ah yang berbasis di Libanon.
horemheb: firaun terakhir dari Dinasi Kedelapanbelas. Berkuasa
pada 1319-1307 Sm. horns of hattin: Pertempuran pada 1187 ketika Salahuddin (alAyyubi) menaklukkan tentara salib.
horus: Dewa mesir kuno, anak Isis dan osiris, digambarkan bertubuh manusia dan berkepala elang.
houris (jamak): Perawan yang melayani kebutuhan muslim dalam
kehidupan akhirat. ~ 587 ~ PAUL SUSSMAN humvee: Kendaraan mobil multiguna dengan kecepatan tinggi.
IDf: Angakatan Bersenjata Israel.
Imam: Pemimpin sembahyang berjamaah di mesjid.
Imma (jamak immam): Kerudung kepala atau serban. Dikenakan
kaum lelaki di seluruh mesir.
Insya Allah: Secara bahasa, "bila Allah mengizinkan".
Intifada: Secara bahasa, "melepaskan diri". Pemberontakan terkenal oleh Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Intifada
Pertama berlangsung pada 1987-1993. Yang kedua atau Intifada
Al-Aqsa, meledak pada 2000 dan masih terus berlangsung.
Isaac: Garis patriarkal Yahudi, putra Ibrahim dan saudara tiri
Ismail. Dari Isaac-lah bangsa Yahudi diturunkan.
Ismail: putra tertua Ibrahim dari istri keduanya hajar. Dari
Ismaillah bangsa Arab diturunkan.
Isis: Dewi mesir kuno. Istri osiris dan ibu horus. Pelindung bagi
yang telah wafat. Jihad Islam: Kelompok Islam militan Palestina.
Jacob: Garis patriarkal Yahudi, putra Isaac dan cucu laki-laki Ibrahim.
Jeremiah: Nabi bangsa Yahudi pada abad keenam sebelum masehi. Ia meramalkan kerusakan Kuil Sulaiman oleh bangsa Babilonia. Konon wafat di mesir.
John dari Gischala: Salah satu pemimpin Yahudi yang melawan
Roma pada 66-70 m, dihukum seumur hidup setelah kejatuhan
Yerusalem pada 70 m. Jonah: Nabi bangsa Ibrani.
Joshua: Saudara laki-laki musa, pemimpin Bani Israil setelah kematian musa.
Judah maccabee: Pemimpin militer Yahudi abad kedua sebelum
masehi. Ia merebut kembali Yerusalem dari Yunani.
Ka"bah: Bangunan berbentuk kubus yang berada di halaman
masjidil haram di mekkah. Tempat beribadah paling suci bagi
umat Islam. Kahane, meir: ekstremis Yahudi kelahiran Brooklyn. menyokong
pemindahan secara paksa semua bangsa Arab dari tanah bibli~ 588 ~
THE LAST SECRET OF THE TEMPLE
kal Israel. Lahir pada 1932 dan dibunuh pada 1990.
Karkaday: Infusi kelopak bunga hibiskus (bunga sepatu), terkenal
di seluruh mesir. Katif: parutan gandum yang direndam dalam madu. makanan
penutup yang terkenal di mesir.
Keffiyeh: Penutup kepala yang dikenakan kaum lelaki Arab.
Ken: Ya (bahasa Ibrani). Kerovah: Doa orang Yahudi yang dibacakan atau dinyanyikan.
Ketziot: Penjara Israel yang terkenal kejam di Gurun Pasir Negev.
Khaghoghi derev: makanan Armenia tradisional dari daun buah
anggur. Kiddush: Doa orang Yahudi yang dibacakan pada hari Sabat dan
pada berbagai perayaan. Klog iz mir: Bahasa Yiddi untuk "Sengsaranya aku!"
Kneidl: Kue bola Knesset: Secara bahasa, "Berkumpul". Parlemen Israel.
Kohenim (jamak): Pendeta keturunan dalam Kuil.
Konstantin I: Dikenal sebagai "Sang Agung". Kaisar Romawi
Pertama yang berpindah agama ke Kristen. hidup pada 274337 Sm.
Kor: Situs arkeologis di utara Sudan.
Kufur: Sebutan yang diberikan pada mereka yang tidak mengikuti
Islam, orang-orang yang tidak beriman.
mangonel: mesin perang yang digunakan untuk melempar batu
raksasa. maniak: Bahasa Ibrani untuk makian bagi orang bodoh.
mashrabiya: Ukiran kayu tradisional mesir.
matmidim (jamak): Cendekiawan Yahudi yang mengabdikan diri
pada studi tentang Talmud.
matzah: Roti tanpa ragi yang dimakan orang Yahudi dalam perayaan Paskah.
mauristan: Area dalam Wilayah Kristiani di Kota Lama Yerusalem.
mea Sharim: Pinggir Kota Yerusalem, sisi utara Kota Lama.
mendil: Penutup kepala atau kerudung yang dikenakan kaum
~ 589 ~ PAUL SUSSMAN perempuan Palestina. mengele, Josef: Dokter Nazi di Auschwitz. Nama panggilan,
malaikat Kematian. melarikan diri ke Amerika Selatan setelah
perang. meninggal di Brazil pada 1979.
menorah: Tempat lilin bercabang tujuh, salah satu simbol tertua
Judaisme sekaligus emblem bagi negara Israel.
merenptah: Dinasti Kesembilanbelas firaun, berkuasa pada 12241214 Sm.
meshugina: Bahasa Yiddi untuk "orang gila".
mezuzah: Kotak kecil berisi ayat-ayat yang dipetik dari kitab
Deuteronomy yang melekat pada pintu rumah orang Yahudi
ortodoks. midan Tahrir: Secara bahasa, "Alun-alun Kebebasan". Pusat Kairo
modern. mishnah: Korpus hukum oral Yahudi, dikumpulkan pada abad
kedua masehi. molochia: Tanaman berdaun hijau mirip bayam.
moser: Bahasa Yiddi untuk pengkhianat atau pembelot.
mount moria: Situs Kuil kuno di Yerusalem, tempat Ibrahim diwajibkan mengorbankan putranya Isaac.
mubarak, husni: Presiden mesir sejak 1981.
muazin: Petugas mesjid yang mengundang orang-orang bertakwa
untuk salat lima waktu setiap harinya.
Nebbish: Bahasa Yiddi untuk seseorang yang lemah kemauan atau
malu-malu. NGo: organisasi nonpemerintah.
osiris: Dewa mesir kuno yang menguasai neraka.
ostracon (jamak ostraca): Keramik atau batu kapur tempat dituliskannya teks atau gambar. Setara memo dalam kehidupan modern.
otoritas Palestina (PA): badan pemerintahan semiotonom dengan
otoritas atas Sisi Barat dan Jalur Gaza. Tercipta dari Persetujuan
Perdamaian oslo (1993). Pe"ot (jamak): kain yang diikatkan di pinggang, dikenakan kaum
~ 590 ~ THE LAST SECRET OF THE TEMPLE
Yahudi ultra-ortodoks. Peace Now: Gerakan perdamaian utama Israel. Didirikan pada
1978. Perang Ramadhan: Nama Arab untuk perang Yom Kippur pada
1973. Persetujuan Perdamaian oslo: Persetujuan Perdamaian oslo,
sekumpulan proposal perdamaian antara Israel dan Palestina,
dibicarakan secara rahasia di oslo dan ditandatangani di
Washington pada 1993. Pesah: Perayaan Paskah. festival orang Yahudi untuk memperingati
eksodus dari mesir. Pilum: Tombak yang digunakan serdadu Romawi.
Protocols of zion: Dokumen palsu yang diterbitkan di Rusia pada
1905 yang dianggap sebagai rencana besar Yahudi untuk mendominasi dunia. Walaupun kemudian terbukti palsu, hal ini
telah membakar sikap anti-Semit.


The Last Secret Of The Temple Decrypted Karya Paul Sussman di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pylon: Gerbang raksasa yang berdiri di depan sebuah kuil.
qasr Dush: Situs kuil Romawi kuno, dekat oasis Kharga.
qubbat al-Sakhra: Terminologi Arab untuk Kubah Batu (Dome of
The Rock), tempat peribadatan Islam terpenting di Yerusalem.
quftan: Kaftan. Jubah berlengan panjang.
qurai, Ahmad: Perdana menteri Palestina sejak 2003. Juga dikenal
sebagai Abu Ala. Lahir 1937.
Rafah: Kota Palestina di Jalur Gaza, dekat perbatasan mesir. Pada
2004 di sini terjadi operasi militer Israel yang menewaskan
banyak masyarakat sipil Palestina.
Rais: Pemimpin. Rajub, Jibril: Aktivis dan Politikus Palestina. Lahir 1953.
Ramses II: firaun ketiga dari Dinasti Kesembilanbelas. Berkuasa
1290-1224 Sm. Salah satu firaun terbesar mesir kuno.
Ramses III: firaun Dinasti Keduapuluh, berkuasa 1194-1163 Sm.
Kuil penyimpanan jasadnya di medinet habu adalah salah satu
monumen paling indah di mesir.
Ramses VI: firaun Dinasti Keduapuluh, berkuasa 1151-1143 Sm.
~ 591 ~ PAUL SUSSMAN Ramses IX: firaun Dinasti Keduapuluh, berkuasa 1112-1100 Sm.
Ramesseum: Kuil penyimpanan mayat Ramses II, di sisi barat Sungai Nil, di Luxor.
Rashi: Sarjana dan komentator Yahudi, hidup pada 1040-1105.
Nama sebenarnya Sulaiman bin Ishak (Solomon ben Isaac).
Rakaat: babak dalam salat.
Rodef: Bahasa Ibrani untuk pengkhianat.
Romema: Tepi Kota Yerusalem, di barat laut kota.
Rosicrucians: masyarakat religius esoterik. emblemnya adalah
mawar dan salib. Sabra: Nama julukan untuk orang Israel asli. Sabra adalah tanaman
kaktus dan, seperti kaktus, orang Israel semestinya menjadi
orang yang berduri di luar tetapi lembut di dalam.
Sabra dan Chatila: Kamp pengungsi Palestina di Beirut Barat, tempat terjadinya pembunuhan keji pada 1982. Walaupun kekejaman dilakukan oleh milisi Kristen Libanon, Israel dianggap
terlibat karena militernya menguasai Beirut Barat saat itu.
Saladin: Bentuk penginggrisan dari nama Salahuddin. Pemimpin
militer muslim Agung, hidup pada 1138-1193.
Saqqara: Nekropolis Ibu Kota mesir kuno di memphis. Areal pekuburan di gurun pasir yang luas berukuran hampir tujuh kilometer persegi, termasuk piramida bertangga Djoser, 20 km
selatan Kairo. Schal: Syal kain yang dikenakan kaum laki-laki mesir.
Schlomo Artzi: musisi Israel.
Sephardee: Yahudi yang berasal dari Spanyol.
Seti I: firaun Dinasti Kesembilanbelas, ayah Ramses II, memerintah
pada 1306-1290 Sm. Shaaban Abdul-Rahim: musisi mesir.
Shabbat: Kata dari bahasa Ibrani untuk hari Sabat Yahudi.
Shabti: figur kecil dalam bentuk mumi, biasanya dari kayu, ditempatkan di dalam makam untuk menyelesaikan tugas bagi orang
yang sudah wafat di akhirat.
Shaduf: Kerekan kayu yang digunakan untuk menimba air dari Su~ 592 ~
THE LAST SECRET OF THE TEMPLE
ngai Nil. Shahadat: Bentuk kesaksian muslim pada keimanannya.
Syahid: Kematian secara Islami.
Sharon, Ariel: Pejuang dan politikus Israel yang kontroversial.
Perdana menteri Israel sejak februari 2001. Lahir 1928.
Syabab: Secara bahasa, "pemuda". Kaum muda Palestina.
Shema: Doa utama dalam keyakinan Yahudi, terdiri atas tiga
bagian dalam Injil: Deuteronomy 6: 4-9, Deuteronomy 11: 1321, dan Numbers 15: 37-41.
Shin Bet: Layanan keamanan internal Israel. Setara dengan m15
atau fBI. Pipa Shisha: Pipa air. Diisap di seluruh Timur Tengah.
Shtetl: Kata dalam bahasa Yiddi untuk "kota kecil". Istilah yang
digunakan untuk permukiman di eropa Timur dengan populasi
terbesar orang Yahudi. Shtreimel: Topi bulu yang besar, dikenakan oleh Yahudi ultraortodoks.
Shul: Kata dalam bahasa Yidi untuk sinagog.
Shuma: Tongkat untuk berjalan.
Siga: Permainan papan mesir, juga dikenal sebagai tab-es-siga.
Serupa dengan draft. Simon Bar-Giora: Salah satu pemimpin Yahudi yang melawan
Roma pada 66-70 masehi, dieksekusi setelah kejatuhan
Yerusalem pada 70 m. Solomon: Raja Israel pada abad kesepuluh Sm. Putra David.
Soujuk: makanan Armenia tradisional dengan sosis yang pedas.
Surah/surat: Bagian dalam al-quran. masing-masing surah yang
seluruhnya berjumlah 114 terdiri dari sejumlah ayat.
Table of the Shewbread: Salah satu objek suci di dalam Kuil kuno
di Yerusalem. Ia memegang roti yang disakralkan yang digunakan dalam layanan kuil.
Tallit: Syal sembahyang yang dikenakan orang Yahudi untuk beribadah.
Tallit katan: Kain seperti kemeja dengan tepian pada masing~ 593 ~
PAUL SUSSMAN masing ujungnya, dikenakan kaum Yahudi ultra-ortodoks di
balik pakaian sehari-hari mereka.
Talmid hakhamim (jamak): Secara bahasa, "Ajaran Kearifan", didedikasikan untuk studi tentang hukum Yahudi.
Talmud: Kumpulan pendapat dan perdebatan para cendekiawan
mengenai hukum Yahudi. Tamar hindi: minuman menyegarkan terbuat dari kurma.
Tarboosh: Kopiah Tarha: Kain yang dikenakan di kepala oleh perempuan mesir tradisional.
Taybeh: Bir Palestina Teffilah (jamak teffiliin): Kotak kecil berisi teks kitab Injil. Yahudi
ortodoks mengikatkan ini pada kening dan lengan mereka
selama doa atau sembahyang tertentu.
Tel-el-farain: Secara bahasa, "Gundukan firaun". Situs arkeologi di
utara mesir. Termous: Sejenis kacang Pegunungan Theban: Rentang perbukitan di sisi barat sungai Nil di
Luxor. Tiga Serangkai Theban: Amun, mut dan Khonsu. Tiga dewa mesir
kuno yang kepada mereka Karnak disakralkan.
Thobe: Busana berbordir atau kaftan yang dikenakan kaum
perempuan Palestina. Tish B"Av: Secara bahasa, "Sembilan Av" (Av: bulan kesebelas
dalam penanggalan sipil atau bulan kelima dalam pananggalan
agama"ed), tanggal dalam kalender Yahudi ketika Kuil
Pertama dan Kuil Kedua dihancurkan (masing-masing oleh
orang Babilonia dan Romawi). masa duka yang mendalam
bagi orang Yahudi. Titus: Putra Kaisar Vespasian, Komandan militer Romawi yang
menaklukkan Yerusalem pada 70 masehi. memerintah sebagai
kaisar pada 79-81 masehi.
Torah: Teks utama dalam keyakinan Yahudi, terdiri atas lima buku
pertama dari Kitab Injil. Juga dirujuk sebagai Pentateuch.
~ 594 ~ THE LAST SECRET OF THE TEMPLE
Torly: masakan rebusan tradisional mesir.
Torshi: Campuran sayur-sayuran acar. Terkenal sebagai makanan
kecil dari mesir. Touria: Cangkul yang biasa digunakan untuk menyiangi rumput di
kebun. Tuna al-Jabal: Situs arkeologi di tepi barat Sungai Nil, dekat Kota
mallawi. Tuthmosis II: firaun Dinasti Kedelapan belas. memerintah pada
1492-1479 Sebelum masehi.
Umm ali: Kue yang direndam dalam susu, gula, anggur kering dan
kayu manis. makanan penutup yang terkenal di mesir.
Umm Kultsum: Penyanyi perempuan mesir yang menjadi ikon.
hidup pada 1904-1975. Ummah: Komunitas muslim. Umrah: Perjalanan ibadah ke mekkah. Tidak seperti ibadah haji
yang lebih penting, umroh dapat dilakukan kapan saja sepanjang tahun.
Vandals: bangsa perusak, suku Jerman yang mengalahkan Roma
pada 455 masehi. Vespasian: Kaisar Romawi pada 69-79 masehi.
Via Dolorosa: Secara bahasa, "Jalan Kesedihan". Rute melintasi
Yerusalem lama yang diduga sebagai jalan yang dilalui Kristus
dalam perjalanannya menuju penyaliban.
Wadi Biban al-muluk: Secara bahasa, "Lembah Gerbang Para
Raja". Nama Arab untuk "Lembah Para Raja."
Wafi halfa: Kota di utara Sudan. Situs bagi sisa-sisa arkeologis yang
penting dari masa kefiraunan.
Ward-i-Nil: Secara bahasa, "Bunga Nil". Tanaman air yang umum
di mesir. Dinding Barat: Sisa dinding dari Kuil kuno di Yerusalem, satu-satunya bagian bangunan yang tertinggal setelah Romawi menghancurkannya pada 70 masehi. Juga dikenal sebagai Dinding
Ratapan dan, dalam bahasa Ibrani, Kotel. Situs paling suci di
dunia Yahudi. ~ 595 ~ PAUL SUSSMAN Yad Vashem: memorial dan museum holocaust di Yerusalem.
Yahrzeit: hari ulang tahun kematian para kerabat dan orang yang
tersayang. Yansoon: minuman khas mesir yang terkenal.
Yarmulke: Penutup kepala yang dikenakan orang Yahudi ketika
bersembahyang. Yahudi ortodoks mengenakannya sepanjang
waktu. Yatsrib: Nama awal untuk kota madinah.
Yediot Ahronot: Surat kabar harian Yahudi yang bersirkulasi tertinggi.
Yehudi (jamak Yehudi-een): Yahudi.
Yeshiva: Sekolah religius Yahudi yang didedikasikan untuk mempelajari Talmud.
Yutzim (jamak): Kata bahasa Yiddi untuk bodoh, orang tolol.
Yuya dan Tjuyu: Pasangan terhormat, hidup di abad empat belas
Sebelum masehi. Kakek moyang Tutankhamun.
za"atar: Tanaman aromatik Timur Tengah, dari keluarga tanaman
mint (mentol). Kotak zedakah: Kotak sedekah. Banyak terdapat di rumah-rumah
Yahudi. zemirot (jamak): Secara bahasa, "Lagu". Pujian dan himne yang
dinyanyikan orang Yahudi selama ibadah.
zonah: Perempuan Pelacur (bahasa Ibrani).
~ 596 ~ ucaPan Terima Kasih SAYA meNGhATURKAN RASA TeRImA KASIh YANG meNDALAm KePADA
banyak orang hebat yang telah membantu dalam riset dan penulisan buku ini, meski hanya diberikan penghargaan tak seberapa
bagi dukungan dan bantuan yang telah mereka berikan.
Terima kasih banyak untuk agen saya, Laura Susijn, atas keberadaannya di masa-masa sulit; dan untuk Simon Tayor dari Transworld, yang keterampilannya sebagai editor sesuai dengan tingkat
kesabarannya dalam menunggu manuskrip untuk diedit.
Rudi eliott Lockhart, emma Woolerton dan Tessa Webber telah
memberikan bantuan yang tak ternilai dalam penerjemahan
bahasa Latin pertengahan; James freeman melakukan hal yang
sama untuk bahasa Latin dan Yunani kuno.
Untuk saran pada nuansa Arab Palestina, terima kasih sekali
untuk Ghassan Kharian dan henrietta mcmicking; begitu juga
untuk temanku tercinta muhsin Kamal karena mengoreksi bahasa
Arab-mesirku (yang sangat terbatas). Sementara untuk transliterasi
bahasa Ibrani saya belajar dari Rabbi Warren elf, seorang guru di
tradisi Judaisme terbaik.
Dalam urutan yang tidak secara khusus, tetapi dengan rasa terima kasih yang setara untuk semuanya, kepada Profesor Dieter
Lindenlaub, Rolf herget, Gilad Atzmon, Dr Nick Reeves, Bromley
Roberts, Nigel Topping, Xan Brooks, Andrew Rogerson, John
~ 597 ~ PAUL SUSSMAN Bannon, Charlie Smith, marie-Louise Weighall, Sue, dan Stanley
Sussman. Terakhir, tiga terima kasih yang istimewa. Pertama, untuk staf
dan pejabat pada Kantor Kepolisian David di Yerusalem yang telah
demikian berbaik hati, sangat membantu dan informatif selama
waktu yang saya habiskan di sana untuk meneliti kembali Israel.
Kedua, untuk banyak rekan Palestina yang telah meluangkan
waktu bertemu dan berbincang, dan memberi saya wawasan ke
dalam dunia mereka. Dengan situasi politik dewasa ini maka sangat bisa dimengerti bila ada kekhawatiran jika membiarkan nama
mereka tampil dalam bentuk cetakan. mereka tahu siapa mereka,
dan saya akan selalu berterima kasih.
Yang terakhir dan yang paling penting dari semuanya, untuk
istriku yang cantik, yang tanpa cinta, dukungan dan kekuatannya
buku ini tidak akan pernah selesai.
~ 598 ~ Lembah Nirmala 10 Jaka Sembung 11 Badai Di Laut Arafuru Dia Dia Dia Sempurna 7
^