Pencarian

Kesatria Cahaya 2

Kesatria Cahaya Karya Paulo Coelho Bagian 2

AKAR kata ungkapkan makna yang sebenarnya: kemampuan tanggung jawab dalam bahasa Latin menguntuk memberikan respons, untuk menanggap balik.

Kesatria yang bertanggung jawab adalah orang yang

telah membuktikan bahwa dia mampu melakukan pengamatan dan belajar. Dia bahkan mampu menjadi "tidak

bertanggung jawab". Kadang-kadang, dia membiarkan

dirinya sendiri terbawa arus situasi, tanpa memberikan

respons atau tanpa menanggap balik.

Tetapi dia selalu memetik pelajarannya; dia mengambil posisi, mendengarkan nasihat, dan cukup rendah hati

untuk menerima pertolongan orang lain.

Kesatria yang bertanggung jawab bukanlah seseorang

yang mengambil beban dunia dan memikulnya di pundaknya sendiri, melainkan seseorang yang telah belajar

menghadapi tantangan-tantangan pada waktu-waktu

tertentu.

001/I//13

82

Kesatria cahaya tidak selalu bisa

memilih medan pertempurannya

sendiri.

KESATRIA cahaya tidak selalu bisa memilih medan pertempurannya sendiri.

Kadang-kadang, tanpa sepengetahuannya, dia sudah

terseret ke tengah pertempuran-pertempuran yang bukan

pilihannya, tetapi sekarang tak ada waktu dan celah untuk melarikan diri; pertempuran-pertempuran itu akan

terus mengikutinya ke mana pun dia lari.

Kemudian, ketika pertikaian tampaknya tak dapat

dihindarkan lagi, sang kesatria berbicara kepada lawannya. Sambil berusaha tidak menunjukkan rasa takut atau

sifat kepengecutan, dia mencoba mencari tahu, mengapa

lawannya itu ingin sekali bertempur, apa yang membuat

lawannya rela meninggalkan kampung halaman demi

mencarinya dan mengajaknya berduel dalam pertempuran ini. Bahkan tanpa menghunus pedangnya, sang

kesatria meyakinkan lawannya bahwa ini bukanlah pertempuran untuknya.

Kesatria cahaya mendengarkan apa yang hendak

dikatakan lawannya. Dia hanya bertempur jika benarbenar perlu.

001/I//13

83

Sang kesatria membiarkan keputusan

itu terungkap dengan sendirinya.

KESATRIA cahaya menjadi gentar ketika tiba saat- nya untuk membuat keputusan penting.

"Ini terlalu berat bagimu," kata seorang temannya.

"Maju terus, jangan takut," kata teman yang lain lagi.

Dan jadilah keraguannya makin meningkat.

Setelah beberapa hari diliputi kecemasan, dia menarik diri dan mencari sudut kemah tempat dia biasa duduk

untuk bermeditasi dan berdoa. Dia melihat dirinya di

masa depan. Dia melihat orang-orang yang akan mendapatkan manfaat atau kerugian karena sikapnya. Dia tidak

ingin mendatangkan penderitaan yang sia-sia, tetapi dia

juga tak ingin meninggalkan jalannya.

Sang kesatria membiarkan keputusan itu terungkap

dengan sendirinya.

Jika harus mengatakan "ya", dia akan mengatakannya dengan gagah berani. Seandainya harus mengatakan

"tidak", dia akan mengatakannya tanpa gentar sedikit

pun.

001/I//13

84

Kesatria cahaya menerima Legenda

Pribadi-nya secara penuh.

KESATRIA cahaya menerima Legenda Pribadi-nya secara penuh.

Sahabat-sahabatnya berkata, "Dia memiliki iman

yang sungguh mengagumkan!"

Untuk sekejap, sang kesatria merasa bangga, lalu

seketika merasa malu akan apa yang telah didengarnya,

karena sebenarnya dia tidak memiliki iman sebesar yang

dilihat orang lain dalam dirinya.

Pada saat-saat seperti itu, malaikatnya membisikkan,

"Engkau hanyalah wahana sang cahaya. Tak ada alasan

bagimu untuk merasa bangga ataupun merasa bersalah.

Yang ada hanyalah alasan untuk merasa bahagia."

Setelah menyadari bahwa dirinya hanyalah wahana,

sang kesatria cahaya merasa lebih tenang dan lebih percaya diri.

001/I//13

85

Para kesatria cahaya tak pernah

menerima hal yang tidak layak

diterima.

"HITLER memang telah kalah di medan perang, tetapi sesungguhnya dia juga telah memenangkan sesuatu," kata Marek Halter, "karena manusia pada

abad kedua puluh menciptakan kamp-kamp konsentrasi

dan menghidupkan kembali penyiksaan, dan mengajarkan bahwa manusia bisa menutup mata terhadap kemalangan orang lain."

Barangkali dia benar: banyak anak telantar, orangorang sipil yang dibantai secara massal, ada orang-orang

tak bersalah yang dijebloskan begitu saja ke penjara, ada

para tua jompo yang merana, ada pemabuk yang ketagihan, ada orang-orang gila yang berkuasa.

Tetapi mungkin dia sama sekali tidak benar, karena

juga ada para kesatria cahaya.

Dan para kesatria cahaya tak pernah menerima hal

yang tidak layak diterima.

001/I//13

86

Kesatria cahaya itu bijaksana; dia

tidak membicarakan kekalahankekalahannya.

KESATRIA cahaya tak pernah melupakan pepatah lama: kambing kecil yang baik tidak akan mengembik.

Ketidakadilan terjadi. Setiap orang mendapati diri

mereka berada dalam situasi yang tidak pantas mereka

tanggung, biasanya saat mereka tak mampu membela

diri. Kekalahan sering kali mendatangi dan mengetuk

pintu sang kesatria.

Pada saat-saat demikian, dia tetap tenang dan hening.

Dia tidak menghambur-hamburkan energinya dengan

banyak bicara, sebab kata-katanya tak ada guna; yang terbaik adalah menggunakan kekuatannya untuk bertahan

dan bersabar, sambil menyadari bahwa Seseorang sedang

mengawasinya, Seseorang yang telah melihat penderitaan yang tak perlu dan tidak akan membiarkannya.

Seseorang itu memberikan apa yang paling dibutuhkan sang kesatria: waktu. Cepat atau lambat, segala

sesuatu akan kembali berada di pihaknya.

Kesatria cahaya itu bijaksana; dia tidak membicarakan kekalahan-kekalahannya.

001/I//13

87

Sebilah pedang mungkin tidak berumur

panjang, tetapi kesatria cahaya harus

bertahan lama.

SEBILAH pedang mungkin tidak berumur panjang, tetapi kesatria cahaya harus bertahan lama.

Itulah sebabnya dia tak pernah membiarkan dirinya

teperdaya oleh kemampuannya sendiri, dan dengan

demikian dia menghindarkan dirinya dari kejutan. Dia

memberikan nilai yang sesuai pada setiap hal.

Sering kali, ketika sang kesatria sedang memikirkan

hal-hal yang sangat penting, si jahat berbisik di telinganya, "Jangan khawatirkan hal itu, itu tidak penting."

Pada kesempatan lain, tatkala dia dihadang oleh halhal yang bersifat dangkal, si jahat berkata kepadanya,

"Engkau harus mencurahkan seluruh energimu untuk

memecahkan masalah ini."

Sang kesatria tidak memedulikan perkataan si jahat

kepadanya; dia adalah tuan atas pedangnya sendiri.

001/I//13

88

Kesatria cahaya selalu siaga.

KESATRIA cahaya selalu siaga. Dia tidak meminta izin siapa pun untuk

menghunus pedangnya; dia selalu menggenggamnya di

tangan. Tidak pula dia membuang-buang waktu untuk

menjelaskan tindakannya; dia menaruh percaya penuh

pada keputusan Tuhan, dan memberikan jawaban dalam

apa yang dia lakukan.

Dia melihat ke kiri dan ke kanan dan menandai sekutu-sekutunya. Dia menoleh ke belakang dan menandai

lawan-lawannya. Dia tak kenal ampun kepada pengkhianat, namun dia tidak membalas dendam; dia sekadar

menghalau musuh-musuhnya dari hidupnya, tak pernah

bertempur melawan mereka lebih lama daripada yang

diperlukan.

Seorang kesatria tidak mencoba menonjolkan diri;

dia tampil apa adanya.

001/I//13

89

Seorang kesatria tidak berteman

dengan orang-orang yang ingin

mencelakainya.

SEORANG kesatria tidak berteman dengan orang- orang yang ingin mencelakainya. Tidak pula dia

tampak ditemani orang-orang yang ingin "menghibur"

dirinya.

Dia menghindari orang-orang yang hanya berada di

sisinya pada saat terjadi kekalahan: teman-teman palsu

ini ingin membuktikan bahwa kelemahan pantas diberi

penghargaan. Mereka selalu menyampaikan berita-berita buruk. Mereka selalu mencoba menghancurkan rasa

percaya diri sang kesatria, semuanya dilakukan di bawah

jubah "solidaritas".

Tatkala melihatnya terluka, mereka pun larut dalam

air mata, tetapi, jauh di dalam lubuk hati, mereka bergembira ria karena sang kesatria kalah dalam pertempurannya. Mereka tak mengerti bahwa ini bagian dari

pertempuran itu sendiri.

Sahabat-sahabat sejati sang kesatria selalu berada di

sampingnya, baik selama masa-masa sulit maupun masamasa menyenangkan.

001/I//13

90

Pada awal perjuangannya, sang

kesatria cahaya menyatakan, "aku

memiliki impian."

PADA awal perjuangannya, sang kesatria cahaya me- nyatakan, "Aku memiliki impian."

Setelah beberapa tahun berjalan, dia menyadari

bahwa tujuannya bisa tercapai; dia tahu usahanya akan

membuahkan hasil.

Pada saat itu, dia merasa sedih. Dia tahu tentang

ketidakbahagiaan orang-orang lain, tentang kesepian dan

rasa frustrasi yang dialami begitu banyak umat manusia,

dan dia merasa tidak pantas memperoleh apa yang akan

diterimanya.

Malaikatnya membisikkan, "Serahkanlah semuanya." Sang kesatria pun berlutut dan menyerahkan semua perolehannya kepada Tuhan.

Tindakan penyerahan diri itu memaksa sang kesatria

untuk berhenti mengajukan pertanyaan-pertanyaan bodoh dan membantunya untuk mengatasi rasa bersalahnya.

001/I//13

91

Kesatria cahaya memiliki pedang di

tangannya.

KESATRIA cahaya memiliki pedang di tangannya. Dia sendiri yang memutuskan, apa yang akan

dia perbuat dan apa yang tidak akan dia lakukan.

Ada masa-masa ketika kehidupan membawanya

ke dalam kemelut; dia terpisah dari hal-hal yang sejak

dulu dicintainya; maka sang kesatria pun merenung.

Dia memeriksa apakah dia telah memenuhi kehendak

Tuhan atau apakah dia semata-mata bertindak menurut

kehendak hatinya saja. Jika perpisahan ini benar-benar

bagian dari jalannya, dia pun menerimanya tanpa berkeluh kesah.

Akan tetapi, jika perpisahan ini disebabkan oleh perbuatan busuk orang lain, maka dia pun tak kenal ampun
Kesatria Cahaya Karya Paulo Coelho di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dalam menyatakan perlawanannya.

Sang kesatria memiliki kekuatan serta hati yang

pengampun. Dia bisa menggunakan keduanya dengan

keahlian setara.

001/I//13

92

Kesatria cahaya tidak pernah jatuh ke

dalam perangkap kata "kebebasan".

KESATRIA cahaya tidak pernah jatuh ke dalam pe- rangkap kata "kebebasan".

Manakala orang-orangnya ditindas, kebebasan menjadi konsep yang sangat jelas. Pada saat-saat demikian,

dengan menggunakan pedang dan perisai, dia bertempur

selama napas dan hidup masih bersamanya. Ketika diperlawankan dengan penindasan, kebebasan menjadi mudah

dimengerti: kebebasan adalah lawan dari perbudakan.

Tetapi kadang-kadang sang kesatria mendengar

orang-orang tua berkata, "Setelah berhenti bekerja, saya

akan bebas." Setahun kemudian, orang-orang yang sama

itu berkeluh kesah, "Hidup menjadi sangat membosankan." Dalam hal ini, kebebasan sulit dipahami: kebebasan berarti ketiadaan makna.

Kesatria cahaya selalu teguh setia. Dia adalah budak

dari impiannya dan dia bebas bertindak.

001/I//13

93

Kesatria cahaya tidak terus-menerus

mengulang-ulang perjuangan yang

sama, khususnya ketika tak ada

kemajuan maupun kemunduran.

KESATRIA cahaya tidak terus-menerus mengulang- ulang perjuangan yang sama, khususnya bila tak

ada kemajuan maupun kemunduran.

Jika sebuah pertempuran tidak mengalami kemajuan,

dia tahu bahwa dia harus duduk bersama musuhnya dan

merundingkan gencatan senjata; mereka berdua samasama telah menjalankan seni berpedang, sekarang mereka perlu saling memahami.

Ini langkah yang mengagumkan, bukan langkah kepengecutan. Ini sebuah keseimbangan antara kekuatan

dan perubahan strategi.

Setelah rencana perdamaian disepakati, para kesatria

kembali ke rumah masing-masing. Mereka tak perlu

membuktikan apa pun pada siapa pun; mereka bertempur

untuk Pertempuran yang Baik dan tetap setia terhadapnya. Masing-masing memberikan sedikit, dan dengan

demikian mereka belajar seni bermufakat.

001/I//13

94

Derita masa lalu menjadi kekuatan

sang kesatria cahaya.

KAWAN-KAWAN sang kesatria cahaya bertanya dari mana dia mendapatkan kekuatannya. Dia menjawab, "Dari musuh tersembunyi."

Kawan-kawannya pun bertanya siapakah musuh itu.

Sang kesatria menjawab, "Seseorang yang tak lagi

dapat kita lukai."

Seseorang itu mungkin saja anak kecil yang dulu pernah mengalahkannya dalam pertikaian sepele, kekasih

yang meninggalkannya ketika dia berusia sebelas tahun,

guru yang mengatakan dia bodoh. Saat merasa lelah, sang

kesatria mengingatkan dirinya bahwa musuh-musuh ini

tetap saja belum melihat keberaniannya.

Dia tidak memikirkan pembalasan dendam lagi,

karena musuh tersembunyi itu bukan lagi bagian dari

kisahnya. Dia hanya berpikir tentang meningkatkan

kemampuannya, sehingga perbuatan-perbuatannya akan

dikenal di seluruh dunia, dan didengar oleh orang-orang

yang telah melukainya di masa lalu.

Derita masa lalu menjadi kekuatan sang kesatria cahaya.

001/I//13

95

Kesatria cahaya selalu memiliki

kesempatan kedua dalam hidup ini.

KESATRIA cahaya selalu memiliki kesempatan ke- dua dalam hidup ini.

Sama seperti orang-orang lainnya?laki-laki dan

perempuan?dia tidak terlahir dengan kemahiran berpedang; dia melakukan banyak kekeliruan sebelum menemukan Legenda Pribadi-nya.

Tak seorang kesatria pun bisa duduk di pendiangan

dan berkata kepada teman-temannya, "Aku selalu melakukan hal yang benar." Setiap orang yang berkata demikian berarti dia berbohong dan belum belajar mengenal

dirinya sendiri. Kesatria cahaya yang sejati pernah melakukan ketidakadilan di masa lalu.

Namun seiring dia menempuh perjalanannya, dia

menyadari bahwa orang-orang yang pernah menjadi

korban kelakuannya yang tidak benar selalu melintasi

jalannya lagi.

Itulah kesempatan baginya untuk memperbaiki kesalahan yang pernah dia lakukan pada mereka, dan tanpa

ragu sedikit pun dia selalu menggunakan kesempatan

itu.

001/I//13

96

Seorang kesatria cerdik seperti ular

dan tulus seperti merpati.

SEORANG kesatria cerdik seperti ular dan tulus se- perti merpati.

Ketika orang-orang berkumpul untuk berbincang, dia

tidak memberikan penilaian atas kelakuan orang lain; dia

tahu bahwa kegelapan memanfaatkan jejaring yang tak

kelihatan untuk menyebarluaskan kejahatannya. Jejaring

ini menangkap setiap serpihan informasi apa pun yang

mengambang di udara, mengubahnya menjadi kabar bohong penuh intrik dan rasa dengki yang melingkupi jiwa

manusia.

Maka, segala sesuatu yang dikatakan tentang seseorang mencapai telinga musuh-musuh orang tersebut,

yang dilebih-lebihkan oleh kegelapan yang sarat dengan

racun dan kebencian.

Karena alasan inilah, ketika sang kesatria membicarakan pandangan saudaranya, dia membayangkan saudaranya ikut hadir di sana saat itu, sedang mendengarkan

apa yang dia katakan.

001/I//13

97

"Kekuatan spiritual dari sang Jalan

memanfaatkan keadilan dan kesabaran

untuk mempersiapkan rohmu."

DALAM Kitab Panduan Kesatria-Kesatria Abad Pertengahan dikatakan bahwa:

"Kekuatan spiritual sang Jalan memanfaatkan keadilan dan kesabaran untuk mempersiapkan rohmu.

"Inilah Jalan sang Kesatria: jalan yang mudah sekaligus sulit, sebab orang dipaksa untuk mengesampingkan

hal-hal sepele dan mempertaruhkan persahabatan. Itulah

sebabnya pada mulanya banyak orang ragu-ragu mengikuti jalan tersebut."

"Inilah ajaran pertama Para Kesatria: kau akan menghapus segala sesuatu yang telah kautulis hingga sekarang

dalam buku kehidupanmu: kegelisahan, ketidakpastian,

kebohongan. Dan di tempat yang telah kauhapus itu, kau

akan menulis kata keberanian. Dengan memulai perjalananmu dengan kata itu dan terus-menerus berimankan

pada Tuhan, engkau akan mencapai tempat mana pun

yang perlu kaucapai."

001/I//13

98

tatkala saat untuk bertempur kian

dekat, kesatria cahaya bersiap-siap

untuk segala kemungkinan yang tidak

menyenangkan.

TATKALA saat untuk bertempur kian dekat, kesat- ria cahaya bersiap-siap untuk segala kemungkinan

yang tidak menyenangkan.

Dia mencermati setiap strategi dan bertanya, "Apa

yang akan kulakukan jika aku harus bertempur sendirian?" Maka dia pun menemukan titik-titik lemahnya.

Pada saat itu, lawannya mendekat; lawannya datang

dengan membawa tas yang penuh berisikan janji, perjanjian, perundingan. Lawannya menyodorkan tawaran-tawaran menggiurkan dan alternatif-alternatif yang

mudah.

Sang kesatria menimbang-nimbang setiap tawaran

yang diajukan itu; dia juga mengupayakan kesepakatan, namun tanpa mengorbankan martabatnya. Jika dia

menghindari pertempuran, itu bukan karena dia telah

tunduk pada rayuan, melainkan karena dia memandang

bahwa itulah strategi terbaik.

Kesatria cahaya tidak menerima hadiah dari musuhnya.

001/I//13

99

Para kesatria cahaya sering bertanya

pada diri sendiri, apa yang sedang

mereka lakukan di sini. Kerap kali

mereka merasa hidup mereka tanpa

makna.

KUTEGASKAN lagi: Engkau bisa mengenali seorang kesatria cahaya

dengan melihat ke dalam matanya. Para kesatria cahaya

berada dalam dunia, mereka menjadi bagian dari dunia,

dan mereka dikirim ke dunia tanpa ransel ataupun sandal. Mereka sering kali berlaku seperti pengecut. Mereka

pun tidak selalu bertindak benar.

Para kesatria cahaya terluka oleh hal-hal yang paling

bodoh, mereka mengkhawatirkan hal-hal sepele, mereka

percaya bahwa diri mereka tak mampu berkembang.

Kadang-kadang, para kesatria cahaya menganggap diri

mereka tidak layak mendapat berkat atau mukjizat.

Para kesatria cahaya sering bertanya pada diri sendiri, apa yang sedang mereka lakukan di sini. Kerap kali

mereka merasa hidup mereka tanpa makna.

Itulah sebabnya mereka disebut kesatria cahaya. Karena mereka pernah gagal. Karena mereka selalu mengajukan pertanyaan demi pertanyaan. Karena mereka

terus mencari-cari makna. Dan, pada akhirnya, mereka

akan menemukannya.

001/I//13

100

Sang kesatria berpikir, "Perubahan

harus dibuat, meskipun aku merasa tak

suka melakukannya."

SANG kesatria cahaya sekarang bangun dari mimpi- nya.

Dia berkata pada dirinya sendiri, "Aku tidak tahu apa

yang harus kuperbuat dengan cahaya ini, cahaya yang

telah membuatku bertumbuh." Akan tetapi, cahaya tersebut tidak menghilang.

Sang kesatria berpikir, "Perubahan harus dibuat,

meskipun aku merasa tak suka melakukannya."

Cahaya itu tetap tinggal, karena "rasa" adalah kata

yang penuh jebakan.

Kemudian mata dan hati sang kesatria mulai terbiasa

dengan cahaya tersebut. Cahaya itu tidak lagi membuatnya kecut dan akhirnya dia menerima Legenda Pribadinya sendiri, meskipun ini berarti dia harus menempuh

risiko.

Sang kesatria sudah tertidur cukup lama. Wajarlah

bilamana dia tersadar dengan sangat perlahan-lahan.

001/I//13

101

Sama seperti sang petarung, kesatria

cahaya sadar akan kekuatannya sendiri

yang dahsyat; dia tak pernah bertarung

dengan siapa pun yang tidak layak

mendapatkan kehormatan bertempur.

PETARUNG yang berpengalaman membiarkan dirinya dihina; dia tahu kekuatan tinjunya dan keandalan pukulannya. Ketika dihadang oleh lawan yang

tak siap tempur, dia menatap jauh ke dalam kedua mata

lawannya itu dan menaklukkannya tanpa harus melakukan pertempuran isik.

Seperti yang dipelajari sang kesatria dari guru spiritualnya, cahaya iman bersinar di kedua matanya dan

dia tak perlu membuktikan apa pun pada siapa pun. Dia

tak peduli dengan serangan lawannya yang mengatakan

bahwa Tuhan hanyalah takhayul, mukjizat hanyalah tipu

muslihat, percaya pada para malaikat adalah melarikan
Kesatria Cahaya Karya Paulo Coelho di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

diri dari kenyataan.

Sama seperti sang petarung, kesatria cahaya sadar

akan kekuatannya sendiri yang dahsyat; dia tak pernah

bertarung dengan siapa pun yang tidak layak mendapatkan kehormatan bertempur.

001/I//13

102

Kesatria cahaya harus selalu ingat

kelima aturan pertempuran yang

ditetapkan oleh chuan tzu tiga ribu

tahun lalu.

KESATRIA cahaya harus selalu ingat kelima aturan pertempuran yang ditetapkan oleh Chuan Tzu tiga

ribu tahun lalu:

iman. Sebelum memasuki medan pertempuran, engkau harus meyakini alasan-alasanmu bertempur.

Sahabat. Pilihlah sekutu-sekutumu dan belajarlah untuk bertempur bersama pasukan, sebab tak seorang pun

pernah menang bila bertempur sendirian.

Waktu. Pertempuran di musim dingin berbeda dari

pertempuran di musim panas; kesatria yang baik, cermat

dalam memilih saat yang tepat untuk memulai pertempuran.

ruang. Cara bertempur di lereng pegunungan berbeda

dari cara bertempur di bentangan tanah datar. Pertimbangkanlah keadaan sekitarmu dan bagaimana cara bergerak yang paling baik dalam kondisi demikian.

Strategi. Kesatria terbaik adalah kesatria yang merencanakan pertempurannya.

001/I//13

103

Sang kesatria jarang mengetahui hasil

pertempuran setelah pertempuran

tersebut usai.

SANG kesatria jarang mengetahui hasil pertempuran setelah pertempuran tersebut usai.

Kegiatan bertempur akan menghasilkan kekuatan

yang sangat besar di sekelilingnya, dan selalu ada peluang

di mana kemenangan dan kekalahan sama-sama mungkin. Waktu akan bercerita tentang siapa yang menang

dan siapa yang kalah, tetapi dia tahu bahwa sejak saat

pertempurannya usai, tak ada yang dapat dia perbuat:

nasib pertempuran itu terletak di tangan Tuhan.

Pada waktu-waktu seperti itu, kesatria cahaya tak

peduli dengan hasilnya. Dia memeriksa hatinya dan bertanya, "Apakah aku telah melakukan Pertempuran yang

Baik?" Jika jawabannya "ya", dia pun bisa beristirahat.

Jika jawabannya "tidak", dia mengambil pedangnya dan

memulai latihannya dari awal lagi.

001/I//13

104

Setiap kesatria cahaya menyimpan

percikan tuhan di dalam dirinya.

SETIAP kesatria cahaya menyimpan percikan Tuhan di dalam dirinya.

Takdirnya adalah bersama para kesatria lain, namun

kadang-kadang dia perlu mempraktikkan seni pedangnya

sendirian; itu sebabnya, ketika terpisah dari pasukannya,

dia bersikap seperti bintang.

Dia menerangi bagian yang telah diberikan Semesta

kepadanya, dan mencoba menunjukkan galaksi dan dunia pada semua orang yang tengadah ke langit.

Keteguhan hati sang kesatria akan segera terbalas.

Lambat laun para kesatria lain mendekat, dan mereka

bergabung bersama untuk membentuk konstelasi, masing-masing dengan perlambang dan misterinya sendiri.

001/I//13

105

Kadang-kadang sang kesatria

merasa seolah-olah dia menjalani dua

kehidupan sekaligus.

KADANG-KADANG sang kesatria merasa seolah- olah dia menjalani dua kehidupan sekaligus.

Dalam salah satunya, dia dituntut untuk melakukan

hal-hal yang tidak ingin dia lakukan, dan memperjuangkan gagasan-gagasan yang tidak diyakininya. Tetapi ada

kehidupan satunya, dan dia menemukannya dalam mimpi-mimpinya, bacaan-bacaannya, dan dalam perjumpaan

dengan orang-orang yang sepemikiran dengannya.

Sang kesatria membiarkan dua kehidupannya saling

mendekat. "Ada jembatan yang menghubungkan apa

yang kulakukan dengan apa yang ingin kulakukan," demikian pikirnya. Perlahan-lahan impiannya mengambil

alih kehidupan hariannya, dan dia pun menyadari bahwa

dia sudah siap untuk hal-hal yang sejak dulu dia inginkan.

Maka yang diperlukan tiada lain sebuah keberanian

kecil, dan dua kehidupannya pun menjadi satu.

001/I//13

106

Kesatria cahaya membutuhkan

waktu untuk dirinya sendiri. Dan dia

memanfaatkan waktu tersebut untuk

beristirahat, berkontemplasi, dan

menjalin hubungan dengan sang Jiwa

Dunia.

TULISKAN sekali lagi apa yang telah kukatakan kepadamu:

Kesatria cahaya membutuhkan waktu untuk dirinya

sendiri. Dan dia memanfaatkan waktu tersebut untuk

beristirahat, berkontemplasi, dan menjalin hubungan

dengan sang Jiwa Dunia. Bahkan di tengah pertempuran

yang berkecamuk, dia selalu berusaha mencari kesempatan untuk bermeditasi.

Sesekali sang kesatria duduk, bersantai dan membiarkan segala sesuatu yang terjadi di sekelilingnya terus berlangsung. Dia memandang dunia sebagai seorang pengamat, dia tidak mencoba menambahkan atau mengurangi

apa pun, dia semata-mata menyerahkan dirinya tanpa

ragu kepada geliat gerak kehidupan.

Sedikit demi sedikit, semua yang semula tampak

rumit mulai menjadi sederhana. Dan sang kesatria pun

gembira.

001/I//13

107

Kesatria cahaya waspada kepada

orang-orang yang merasa tahu jalan.

KESATRIA cahaya waspada kepada orang-orang yang merasa tahu jalan.

Mereka selalu sangat percaya akan kemampuan mereka dalam membuat keputusan, sehingga mereka luput

memperhatikan ironinya, yaitu bahwa takdir telah menuliskan kehidupan bagi masing-masing orang, dan mereka

selalu berkeluh kesah ketika hal yang tak terhindarkan

itu datang dan mengetuk pintu mereka.

Kesatria cahaya mempunyai impian. Mimpi-mimpi

itulah yang menuntunnya untuk berjalan ke depan. Tetapi dia tak pernah membuat kekeliruan dengan berpikir

bahwa jalan yang ditempuhnya itu lapang dan gerbangnya lebar. Dia tahu bahwa Semesta berfungsi dengan cara

yang sama seperti alkemi: solve et coagula [larutkan dan

kentalkan], kata para empu?"Pusatkan dan pencarkan

kekuatanmu sesuai dengan situasi."

Adakalanya orang harus bertindak, dan adakalanya

pula orang harus menerima. Sang kesatria tahu bagaimana membedakan saat-saat tersebut.

001/I//13

108

Setelah belajar cara menggunakan

pedang, kesatria cahaya menyadari

bahwa peralatannya belumlah

lengkap?dia memerlukan baju zirah.

SETELAH belajar cara menggunakan pedang, kesat- ria cahaya menyadari bahwa peralatannya belumlah

lengkap?dia memerlukan baju zirah.

Maka dia memulai pencarian baju zirah ini dan mendengarkan nasihat-nasihat dari pelbagai pedagang.

"Gunakan penutup dada kesendirian," kata salah

satunya.

"Gunakan perisai sinisme," kata yang lainnya.

"Baju zirah terbaik adalah tidak terlibat dalam hal apa

pun," kata orang ketiga.

Namun sang kesatria tak mengindahkan mereka semua. Dengan tenang dia pergi ke tempat kudusnya dan

mengenakan jubah iman yang tak dapat dihancurkan.

Iman menangkis semua pukulan. Iman mengubah

racun menjadi kristal air yang jernih.

001/I//13

109

Seorang kesatria percaya pada orang

lain karena, pertama dan terutama, dia

percaya pada dirinya sendiri.

"AKU selalu percaya semua yang dikatakan orang padaku, dan hasilnya aku selalu dikecewakan,"

demikian kata rekannya.

Penting untuk percaya pada orang lain; kesatria cahaya tidak takut akan kekecewaan, karena dia tahu kekuatan pedangnya dan daya cintanya.

Meskipun demikian, dia memberlakukan batas-batas

tertentu: boleh-boleh saja menerima tanda-tanda dari Tuhan dan mengetahui bahwa para malaikat menggunakan

mulut orang lain untuk menyampaikan saran. Namun jangan sampai kita tidak mampu membuat keputusan dan

selalu mencari-cari jalan untuk membiarkan orang-orang

lain memberitahu kita apa yang harus kita lakukan.

Seorang kesatria percaya pada orang lain karena, pertama dan terutama, dia percaya pada dirinya sendiri.

001/I//13

110

Kesatria cahaya memandang kehidupan

dengan kelemahlembutan dan ketetapan

hati.

KESATRIA cahaya memandang kehidupan dengan kelemahlembutan dan ketetapan hati.

Dia berdiri di hadapan sebuah misteri yang pemecahannya akan dia ketahui suatu hari nanti. Kadang-kadang

dia berkata pada dirinya sendiri, "Hidup ini benar-benar

gila."

Dia benar. Dengan berserah diri pada keajaiban sehari-hari, dia memperhatikan bahwa dia tidak selalu dapat

meramalkan akibat-akibat dari tindakannya. Kadangkadang dia bertindak tanpa mengetahui bahwa dia melakukan tindakan tersebut; dia menyelamatkan seseorang

tanpa mengetahui bahwa dia sedang menyelamatkan

orang itu; dia menderita tanpa mengetahui mengapa dia

bersedih.

Ya, hidup ini gila. Tetapi kebijaksanaan terbesar dari

sang kesatria terletak dalam kearifan memilih kegilaannya secara cermat.

001/I//13

111

Kesatria cahaya mengamati dua pilar

di kiri-kanan pintu yang hendak

dibukanya.

KESATRIA cahaya mengamati dua pilar di kiri-ka- nan pintu yang hendak dibukanya.

Yang satunya disebut Takut dan yang lainnya disebut Hasrat. Sang kesatria menatap pilar Takut, dan di

situ tertulis: "Engkau sedang memasuki dunia yang berbahaya, dunia yang asing, di mana segala hal yang telah

engkau pelajari hingga saat ini akan terbukti tak berguna

sama sekali."

Sang kesatria menatap pilar Hasrat dan di situ tertulis: "Engkau akan meninggalkan dunia yang sangat akrab

dengan dirimu, di mana tersedia segala hal yang pernah

engkau inginkan, dunia yang telah engkau perjuangkan

sekian lama dengan gigih."

Sang kesatria tersenyum karena tak satu hal pun menakutkannya dan tak satu hal pun menahannya. Dengan

rasa percaya diri orang yang tahu persis apa yang dia

inginkan, dia pun membuka pintu.

001/I//13

112

Kesatria cahaya menjalankan latihan

yang penuh daya untuk pertumbuhan

batinnya.

KESATRIA cahaya menjalankan latihan yang penuh daya untuk pertumbuhan batinnya: dia memberikan

perhatian pada hal-hal yang dia lakukan secara otomatis,

seperti bernapas, berkedip-kedip, atau memperhatikan

hal-hal di sekelilingnya.

Ini dilakukannya ketika dia merasa bingung, dan
Kesatria Cahaya Karya Paulo Coelho di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan cara ini dia membebaskan diri dari ketegangan

dan membiarkan intuisinya bekerja lebih bebas, tanpa

gangguan dari rasa takut ataupun hasratnya. Masalahmasalah tertentu yang tampak tak terpecahkan kini dapat

diselesaikan, derita tertentu yang serasa tak pernah dapat

dipulihkan kini lenyap dengan sendirinya.

Dia menggunakan teknik ini manakala dihadapkan

pada situasi sulit.

001/I//13

113

Kesatria cahaya mengetahui kuasa di

balik kata-kata.

KESATRIA cahaya mendengar komentar-komentar seperti, "Ada hal-hal tertentu yang sebaiknya tidak

kukatakan karena orang-orang sangatlah iri hati."

Ketika mendengar komentar tersebut, sang kesatria

pun tertawa. Iri hati tak dapat melukaimu, jika engkau

tidak membiarkannya melukaimu. Iri hati adalah bagian

dari hidup, dan setiap orang harus belajar mengatasinya.

Meskipun demikian, jarang sekali dia membicarakan

rencana-rencananya. Dan kadang-kadang orang menganggap dia berlaku demikian karena dia takut orang lain

akan iri hati.

Tetapi dia tahu bahwa setiap kali dia berbicara tentang mimpi-mimpinya, dia menggunakan sedikit energi

dari mimpinya itu untuk berbagi cerita tentangnya. Dan

dengan berbicara, dia telah mengambil risiko menghabiskan semua energi yang dia butuhkan untuk membuat

impiannya jadi kenyataan.

Kesatria cahaya mengetahui kuasa di balik kata-kata.

001/I//13

114

Kesatria cahaya mengerti nilai

ketekunan dan keberanian.

KESATRIA cahaya mengerti nilai ketekunan dan keberanian.

Sering kali, selama pertempuran berlangsung, dia

menerima serangan tak terduga. Dan dia menyadari bahwa, selama perang berlangsung, musuhnya pasti akan

memenangkan beberapa pertempuran. Ketika ini terjadi,

dia mencucurkan air mata duka dan beristirahat sejenak

untuk memulihkan kekuatannya. Tetapi dengan segera

dia melanjutkan pertempuran untuk meraih mimpimimpinya.

Semakin lama dia menjauh dari pertempuran, semakin besar kemungkinan dia merasa lemah, takut, dan

terintimidasi. Bila seorang penunggang kuda jatuh dari

kudanya, dan tidak segera naik kembali, dia tidak akan

pernah memiliki keberanian untuk melakukannya lagi.

001/I//13

115

Seorang kesatria tahu, kapan sebuah

pertempuran layak diperjuangkan.

SEORANG kesatria tahu, kapan sebuah pertempuran layak diperjuangkan.

Dia mendasarkan keputusannya pada ilham dan keyakinan. Namun, tetap saja dia bertemu dengan orangorang yang memintanya melakukan pertempuran yang

bukan miliknya, di medan tempur yang tidak dia ketahui

atau yang tidak menarik baginya. Mereka ingin melibatkan sang kesatria cahaya dalam pertarungan yang penting bagi mereka, tetapi tidak baginya.

Sering kali mereka adalah orang-orang yang dekat

dengan sang kesatria cahaya, orang-orang yang mencintainya dan mengandalkan kekuatannya, dan berharap dia

akan meredakan kecemasan mereka.

Pada saat-saat seperti itu, dia hanya tersenyum dan

meyakinkan mereka bahwa dia memang mengasihi mereka, namun tetap saja dia tidak menerima tantangan

mereka.

Kesatria cahaya yang sejati selalu memilih medan

pertempurannya sendiri.

001/I//13

116

Kesatria cahaya tahu cara menerima

kekalahan.

KESATRIA cahaya tahu cara menerima kekalahan. Dia tidak memperlakukan kekalahan sebagai

sesuatu yang sepele baginya, dengan mengatakan, misalnya, "Oh, itu tidak masalah," atau "Sejujurnya, aku tidak

begitu menginginkannya." Dia menerima kekalahan sebagai kekalahan dan tidak mencoba membuat kemenangan palsu atasnya.

Luka-luka yang perih, ketidakacuhan teman-teman,

kesepian dalam kehilangan?semua itu meninggalkan

rasa yang pahit. Tetapi saat semua hal itu menimpanya,

dia berkata pada dirinya sendiri, "Aku telah berjuang untuk sesuatu dan aku gagal. Aku kalah dalam pertempuran

pertama."

Kata-kata ini memberinya kekuatan baru. Dia tahu,

tak seorang pun menang terus-menerus, dan dia juga

tahu bagaimana membedakan keberhasilannya dari kegagalannya.

001/I//13

117

Saat seseorang menginginkan sesuatu,

seluruh Semesta bekerja sama untuk

mewujudkannya. Kesatria cahaya tahu

akan hal ini.

SAAT seseorang menginginkan sesuatu, seluruh Se- mesta bekerja sama untuk mewujudkannya. Kesatria

cahaya tahu akan hal ini.

Oleh karena itu, dia sangat berhati-hati dengan pikiran-pikirannya. Tersembunyi di balik serangkaian niat

baik ada perasaan-perasaan yang tak seorang pun berani

mengakuinya bahkan pada dirinya sendiri: pembalasan

dendam, merusak diri sendiri, rasa bersalah, rasa takut

untuk menang, rasa senang yang menjijikkan atas tragedi

yang menimpa orang lain.

Semesta tidak menghakimi; Semesta berusaha membantu mewujudkan apa yang kita inginkan. Itulah sebabnya sang kesatria mempunyai keberanian untuk melihat

ke tempat-tempat gelap di dalam jiwanya, untuk memastikan dia tidak meminta hal-hal yang salah.

Dan dia selalu sangat berhati-hati atas apa pun yang

dia pikirkan.

001/I//13

118

Sang kesatria membuat komitmen dan

berpegang teguh pada janjinya.

YESUS berkata, "Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak."

Sang kesatria membuat komitmen dan berpegang teguh

pada janjinya.

Orang-orang yang membuat janji kosong akan kehilangan harga diri dan merasa malu atas tindakan mereka.

Orang-orang seperti ini ibaratnya menjalani hidup dalam

pelarian; mereka menghabiskan banyak energi untuk

menciptakan berbagai alasan guna mengingkari apa yang

telah mereka ucapkan; ya, mereka menghabiskan lebih

banyak energi ketimbang sang kesatria cahaya yang senantiasa menghargai komitmennya.

Kadang-kadang dia juga mengucapkan komitmen

yang bodoh, yang entah bagaimana bisa mendatangkan

kerugian baginya. Dia tidak mengulang-ulang kekeliruan

ini, namun dia tetap setia pada kata-katanya dan membayar harga atas tindakan gegabahnya.

001/I//13

119

Sang kesatria merayakan

kemenangannya dalam pertempuran.

SANG kesatria merayakan kemenangannya dalam pertempuran.

Kemenangan ini telah dibayar dengan momen-momen penuh kebingungan, malam-malam yang diselimuti

keraguan, hari-hari penantian tanpa akhir. Sejak purbakala, merayakan kemenangan gemilang telah menjadi

bagian dari ritual kehidupan itu sendiri: perayaan adalah

ritual penting dalam siklus perjalanan hidup manusia.

Rekan-rekannya melihat sukacita sang kesatria cahaya dan berpikir, "Mengapa dia melakukan hal itu? Dia

mungkin akan mengalami kekecewaan dalam pertempuran berikutnya. Dia bisa jadi telah mendatangkan murka

musuhnya karena dia merayakan kemenangannya itu."

Tetapi sang kesatria tahu mengapa dia merayakannya. Dia sedang menikmati hadiah terbaik yang telah

diberikan kemenangannya: kepercayaan diri.

Dia merayakan kemenangan hari kemarin dalam

rangka merengkuh lebih banyak kekuatan untuk pertempuran hari esok.

001/I//13

120

Sang kesatria terus mengarahkan

perhatiannya pada pertempuran dan

tetap bertekun, bahkan ketika segala

sesuatu tampak tak ada gunanya.

ENTAH mengapa, pada suatu hari sang kesatria menyadari bahwa dia tidak merasakan lagi gelora

menggebu-gebu untuk bertempur, semangat yang dulu

dirasakannya sangat kuat dalam jiwanya.

Dia tetap melakukan apa yang selalu dilakukannya,

namun setiap gerakan tampak tak berarti. Pada saat seperti itu, dia hanya memiliki satu pilihan: terus memperjuangkan Pertempuran yang Baik. Dia mendaraskan

doa-doanya sekadar karena kewajiban, atau takut, atau

apa pun, namun dia tak pernah meninggalkan jalannya.

Dia tahu bahwa malaikat sang Esa yang mengilhaminya cuma sedang berjalan-jalan di suatu tempat. Sang kesatria terus mengarahkan perhatiannya pada pertempuran

dan tetap bertekun, bahkan ketika segala sesuatu tampak

tak ada gunanya. Malaikat itu akan segera kembali dan

bunyi kepak sayapnya sudah cukup untuk memulihkan

sukacita sang kesatria.

001/I//13

121

Kesatria cahaya berbagi

pengetahuannya tentang jalan itu.

KESATRIA cahaya berbagi pengetahuannya tentang jalan itu.

Setiap orang yang memberikan pertolongan juga akan

menerima pertolongan dan perlu mengajarkan apa yang

telah dia pelajari. Itulah sebabnya sang kesatria duduk

berdiang di dekat api unggun dan mengisahkan kembali

pengalamannya di medan tempur.

Seorang sahabatnya berbisik, "Mengapa engkau

berbicara begitu terbuka tentang strategimu? Tidakkah

engkau tahu bahwa dengan melakukan hal itu, engkau

tengah mengambil risiko membagi-bagikan taklukanmu

dengan yang lain?"

Sang kesatria hanya tersenyum dan tidak berucap

apa-apa. Dia tahu, jika pada akhir perjalanannya dia ternyata menemukan surga yang kosong, maka sia-sialah

perjuangannya.

001/I//13

122

Kesatria cahaya telah belajar bahwa

tuhan memakai kesendirian untuk

mengajar kita bagaimana hidup

bersama orang lain.

KESATRIA cahaya telah belajar bahwa Tuhan me- makai kesendirian untuk mengajar kita bagaimana

hidup bersama orang lain.

Tuhan memakai kemarahan untuk memperlihatkan

pada kita betapa berharganya perdamaian. Tuhan menggunakan kebosanan untuk menegaskan pentingnya petualangan dan spontanitas.

Tuhan memakai keheningan untuk mengajar kita

menggunakan kata-kata secara bertanggung jawab. Dia

menggunakan keletihan sehingga kita memahami arti

penting keterjagaan. Tuhan menggunakan penyakit untuk menekankan berkah kesehatan yang baik.

Tuhan menggunakan api untuk mengajar kita tentang air. Dia memanfaatkan bumi sehingga kita mengerti

arti penting udara. Tuhan menggunakan kematian untuk

memperlihatkan pada kita pentingnya kehidupan.

001/I//13

123

Kesatria cahaya memberi sebelum

dimintai.

KESATRIA cahaya memberi sebelum dimintai. Melihat hal ini, beberapa sahabatnya berkata,

"Jika seseorang menginginkan sesuatu, dia harus memintanya."
Kesatria Cahaya Karya Paulo Coelho di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tetapi sang kesatria tahu bahwa ada banyak orang

yang benar-benar tidak mampu mengajukan permintaan

untuk mendapatkan pertolongan. Bersamanya hiduplah

orang-orang dengan hati begitu rapuh, sehingga kadangkadang cinta dirasakan sebagai hal yang menyakitkan;

mereka haus akan kasih sayang, tapi mereka malu memperlihatkannya.

Sang kesatria mengumpulkan orang-orang ini di sekeliling api unggun, dia menuturkan kisah-kisah, membagi-bagi makanannya, minum-minum bersama mereka.

Pada hari berikutnya, setiap orang merasa lebih baik.

Mereka yang melihat penderitaan orang-orang lain

dengan sikap tak peduli sesungguhnya merupakan orangorang yang paling menderita dari semuanya.

001/I//13

124

Para kesatria yang menghabiskan

seluruh waktu mereka untuk berlatih

justru kehilangan spontanitas dalam

pertempuran.

JIKA senar-senar sebuah gitar selalu tegang, bunyinya akan sumbang.

Para kesatria yang menghabiskan seluruh waktu mereka untuk berlatih justru kehilangan spontanitas dalam

pertempuran. Kuda-kuda yang selalu melompati pagar

akan mengalami patah kaki. Busur yang dilengkungkan

sepanjang hari tidak lagi dapat melontarkan anak panah

dengan kekuatan yang sama besar seperti sebelumnya.

Itulah sebabnya, walaupun sedang tidak beminat,

kesatria cahaya mencoba menikmati hal-hal kecil seharihari dalam hidupnya.

001/I//13

125

Kesatria cahaya melepaskan gagasan

tentang hari dan jam agar bisa

memberikan perhatian yang lebih besar

pada saat ini.

KESATRIA cahaya mendengarkan nasihat Lao Tzu bahwa kita harus melepaskan gagasan tentang hari

dan jam agar bisa memberikan perhatian yang lebih besar

pada saat ini.

Hanya dengan cara ini sang kesatria bisa mengantisipasi masalah-masalah tertentu; dengan memberikan

perhatian khusus pada hal-hal kecil, dia telah berusaha

menghindari bencana-bencana yang lebih besar.

Namun berpikir tentang hal-hal kecil tidaklah sama

dengan berpikir kecil. Kecemasan berlebihan sesungguhnya akan melenyapkan setiap jejak sukacita dari kehidupan.

Sang kesatria tahu bahwa mimpi yang besar terdiri

atas banyak hal yang berbeda-beda, sama seperti cahaya

matahari adalah gabungan dari jutaan sinar.

001/I//13

126

Ketika dipaksa melakukan tugas yang

sama beberapa kali, sang kesatria

mengubah pekerjaannya menjadi doa.

ADA masa-masa ketika jalan sang kesatria menjadi sekadar rutinitas.

Maka dia pun menerapkan ajaran Rabi Nahman dari

Breslov:

"Jika tak dapat melakukan meditasi, engkau harus

mengulang-ulang satu kata yang sederhana, karena ini

baik untuk jiwamu. Jangan katakan apa pun lagi, ulangi

saja kata itu terus-menerus, berkali-kali. Akhirnya kata

itu akan kehilangan segala maknanya dan mendapatkan

makna yang sama sekali baru. Tuhan akan membuka

pintu-pintu dan engkau akan mendapati dirimu menggunakan kata yang sederhana itu untuk mengungkapkan

apa pun yang ingin kaukatakan."

Ketika dipaksa melakukan tugas yang sama beberapa

kali, sang kesatria mengubah pekerjaannya menjadi doa.

001/I//13

127

Kesatria cahaya tidak memiliki

"kepastian", dia hanya memiliki

sebuah jalan untuk diikuti, jalan yang

untuknya dia mencoba menyesuaikan

diri, tergantung pada musimnya.

KESATRIA cahaya tidak memiliki "kepastian", dia hanya memiliki sebuah jalan untuk diikuti, jalan di

mana dia mencoba menyesuaikan diri, tergantung pada

musimnya.

Selama pertempuran di musim panas dia tidak menggunakan perlengkapan dan teknik yang sama seperti

yang dia terapkan dalam pertempuran musim dingin.

Dengan bersikap leksibel, dia tidak lagi mengadili dunia

dengan kategori "benar" dan "salah", namun berdasarkan

pertimbangan "sikap yang paling tepat untuk saat itu".

Dia tahu para sahabatnya juga harus beradaptasi, dan

dia tidak merasa heran ketika mereka mengubah sikap.

Dia memberikan waktu yang cukup pada mereka masing-masing untuk membenarkan tindakannya.

Tetapi dia tak kenal ampun dalam hal pengkhianatan.

001/I//13

128

Kesatria cahaya tidak akan masuk ke

dalam pertempuran tanpa mengetahui

batas-batas kemampuan sekutunya.

SEORANG kesatria duduk mengitari api unggun ber- sama teman-temannya.

Mereka menghabiskan waktu berjam-jam untuk saling mengkritik, tetapi mereka tetap tidur bersama-sama

di satu tenda, melupakan semua penghinaan yang saling

mereka lontarkan. Kadang-kadang, seorang anggota baru

bergabung dengan mereka. Karena tidak memiliki latar

belakang sejarah yang sama dengan yang lainnya, dia hanya memperlihatkan kualitas-kualitas yang baik dalam

dirinya, sehingga beberapa orang menganggapnya hebat.

Tetapi kesatria cahaya tidak pernah membandingkan

dia dengan sahabat-sahabat lamanya dalam pertempuran.

Dia menyambut orang asing itu dengan ramah, namun

tidak akan memercayainya sebelum tahu cacat celanya

juga.

Kesatria cahaya tidak akan masuk ke dalam pertempuran tanpa mengetahui batas-batas kemampuan sekutunya.

001/I//13

129

Sang kesatria mengetahui sebuah

ungkapan lama: "andai penyesalan

bisa membunuh..."

SANG kesatria mengetahui sebuah ungkapan lama: "Andai penyesalan bisa membunuh..."

Dan dia tahu bahwa penyesalan demi penyesalan bisa

membunuh; perlahan-lahan mereka menggerogoti jiwa

orang yang telah melakukan sesuatu yang salah, dan pada

akhirnya mengantar pada tindakan penghancuran diri.

Sang kesatria tidak ingin mati dengan cara demikian.

Ketika dia bertindak jahat atau licik?karena dia adalah

manusia dengan banyak kesalahan?dia tak pernah merasa malu untuk meminta maaf.

Jika memungkinkan, sedapat mungkin dia berusaha

memperbaiki kesalahan yang telah dia perbuat. Jika pihak yang dirugikan itu telah meninggal, dia pun berbuat

baik pada seorang asing dan menawarkan perbuatan itu

bagi jiwa yang telah dia lukai.

Kesatria cahaya tidak mempunyai penyesalan, sebab

penyesalan bisa membunuh. Dia merendahkan dirinya

sendiri dan tidak melakukan lagi kesalahan yang telah

dia perbuat.

001/I//13

130

Kesatria cahaya memikul tanggung

jawab atas segala sesuatu yang dia

lakukan, sekalipun dia harus membayar

mahal atas kekeliruan yang telah

diperbuatnya.

SEMUA kesatria cahaya pernah mendengar ibu mere- ka berkata, "Putraku sedang tidak berpikir jernih ketika melakukan hal itu; jauh di lubuk hatinya, dia orang

yang sangat baik."

Meskipun menghargai ibunya, kesatria cahaya tahu

bahwa kata-kata ibunya ini tidak benar. Dia tidak membuang-buang waktu dengan mempersalahkan diri sendiri

atas tindakan gegabahnya, tidak pula dia menghabiskan

hidupnya dengan memaafkan diri sendiri atas segala

kesalahan yang telah dia perbuat?dengan melakukan

kedua hal itu, dia tidak akan pernah kembali ke jalan

yang benar.

Dia menggunakan pikiran praktis untuk menilai

bukan maksud dari sebuah tindakan, melainkan konsekuensi-konsekuensinya. Dia memikul tanggung jawab

atas segala sesuatu yang dia lakukan, sekalipun dia harus

membayar mahal atas kekeliruan yang telah diperbuatnya.

Seperti peribahasa Arab lama: "Tuhan menilai sebuah

pohon dengan melihat buahnya, bukan dengan memeriksa akarnya."

001/I//13

131

Sang kesatria bertanya pada dirinya

sendiri, "bagaimana hal ini akan

berdampak pada keturunanku sampai

generasi kelima?"

SEBELUM membuat keputusan penting?meng- umumkan perang, pindah ke medan tempur lain bersama rekan-rekannya, memilih ladang untuk menabur

benih?sang kesatria bertanya pada diri sendiri, "Bagaimana hal ini akan berdampak pada keturunanku sampai

generasi kelima?"

Kesatria cahaya tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan seseorang memiliki konsekuensi yang bertahan

lama, dan dia perlu memahami dunia macam apa yang

ditinggalkannya hingga ke generasi kelima.

001/I//13

132

Sang kesatria menghargai

penderitaan orang lain dan tidak

mencoba membandingkannya dengan

penderitaannya sendiri.

"ITU hanyalah gangguan kecil yang tak berarti," de- mikian kata seseorang pada sang kesatria cahaya.

Tetapi dia tak pernah membesar-besarkan kesulitannya dan selalu mencoba untuk tetap tenang.

Dan dia tidak pernah menilai penderitaan orang lain.

Sebuah hal kecil?yang tidak memengaruhinya sedikit pun?bisa menjadi pemicu badai yang menggelegak di

dalam jiwa saudaranya. Sang kesatria menghargai penderitaan orang lain dan tidak mencoba membandingkannya

dengan penderitaannya sendiri.

Cawan penderitaan tidaklah sama takarannya bagi

setiap orang.

001/I//13

133

Kesatria cahaya memancarkan pikiranpikirannya melampaui cakrawala.

"KUALITAS yang paling penting dalam jalan spi- ritual adalah keberanian," kata Gandhi.

Dunia tampak menakutkan dan berbahaya bagi para

pengecut. Mereka mencari-cari rasa nyaman yang palsu,

yaitu hidup tanpa tantangan-tantangan yang berarti dan

mempersenjatai diri dengan banyak alasan, guna membela apa yang mereka pikir mereka miliki. Pada akhirnya

para pengecut membuat penjara bagi diri mereka sendiri.

Kesatria cahaya memancarkan pikiran-pikirannya

melampaui cakrawala. Dia tahu bahwa jika dia tidak

melakukan apa pun bagi dunia ini, maka tak seorang pun

akan melakukannya.

Karena itu, dia menjalankan Pertempuran yang Baik

dan menolong orang-orang lain, walaupun dia sendiri

sering tak mengerti mengapa dia melakukannya.

001/I//13
Kesatria Cahaya Karya Paulo Coelho di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

134

"Simpanlah selalu dalam ingatanmu,

selama sisa hidupmu, hal-hal baik yang

muncul dari kesulitan-kesulitan yang

engkau alami."

KESATRIA cahaya memberikan perhatian menda- lam pada wejangan yang diwahyukan Jiwa Dunia

kepada Chico Xavier:

"Setelah berhasil mengatasi masalah yang sangat berat dalam sebuah hubungan, jangan menghabiskan waktumu dengan mengingat-ingat masa-masa sulit, pusatkan saja perhatianmu pada rasa sukacitamu karena telah

berhasil melalui ujian kehidupan yang lain lagi. Setelah

keluar dari masa perawatan medis yang panjang, jangan

tercenung pada penderitaan yang telah engkau tanggung,

pikirkan saja berkat Tuhan yang telah mengizinkanmu

sembuh.

"Simpanlah selalu dalam ingatanmu, selama sisa

hidupmu, hal-hal baik yang muncul dari kesulitan-kesulitan yang engkau alami. Hal-hal baik itu akan menjadi

bukti atas kemampuanmu dan akan memberimu keyakinan diri saat engkau dihadang oleh rintangan-rintangan lain lagi."

001/I//13

135

Kesatria cahaya memusatkan perhatian

pada keajaiban-keajaiban kecil seharihari.

KESATRIA cahaya memusatkan perhatian pada ke- ajaiban-keajaiban kecil sehari-hari.

Dia mampu melihat apa yang indah, karena dia

membawa serta keindahan di dalam dirinya, sebab dunia ini adalah cermin dan setiap orang melihat pantulan

wajahnya sendiri di dalamnya. Sang kesatria tahu akan

kesalahan dan batasan-batasan dirinya, tetapi dia berusaha sebisanya untuk memelihara rasa humor yang baik

dalam masa-masa sulit.

Bagaimanapun, dunia sedang melakukan yang terbaik untuk menolongnya, meskipun segala sesuatu di

sekelilingnya seolah-olah menentangnya.

001/I//13

136

Sang kesatria memiliki kenangan,

tetapi dia belajar untuk memilah-milah

kenangan yang bermanfaat dari yang

tidak perlu; dia membuang sampahsampah emosionalnya.

ADA hal yang merupakan sampah emosional; diha- silkan di dalam pabrik pikiran. Sampah ini terdiri

atas kepedihan yang telah begitu lama berlalu dan tidak

lagi memiliki manfaat apa pun. Bisa juga berupa sikap

waspada yang sangat penting di masa lalu, namun sekarang tidak lagi berguna.

Sang kesatria juga memiliki kenangan, tetapi dia

belajar untuk memilah-milah kenangan yang bermanfaat

dari yang tidak perlu; dia membuang sampah-sampah

emosionalnya.

Seorang sahabatnya berkata, "Tetapi itu bagian dari

sejarah hidupku. Mengapa aku harus membuang perasaan-perasaan yang justru menandai keberadaanku?"

Sang kesatria hanya tersenyum, tetapi dia tidak mencoba merasakan hal-hal yang sudah lama tidak dia rasakan lagi. Dia telah berubah, dan dia ingin perasaannya

juga ikut berubah bersamanya.

001/I//13

137

"engkau bukanlah seperti apa yang

tampak dalam masa-masa kesedihan.

engkau jauh lebih baik dari itu."

KETIKA sang guru melihat sang kesatria tenggelam dalam kemurungan yang hebat, dia pun berkata,

"Engkau bukanlah seperti apa yang tampak dalam

masa-masa kesedihan. Engkau jauh lebih baik dari itu.

"Banyak orang telah pergi?untuk alasan yang tak

pernah bisa kita pahami?tetapi engkau masih di sini.

Mengapa Tuhan membawa pergi semua orang yang mengagumkan itu dan meninggalkanmu?

"Sekarang ini, jutaan orang sudah menyerah. Mereka

tidak marah, mereka juga tidak menangis, mereka tidak

melakukan apa pun; mereka sekadar menunggu waktu

berlalu. Mereka telah kehilangan kemampuan untuk

memberikan reaksi.

"Namun demikian, engkau bersedih. Itu membuktikan bahwa jiwamu masih hidup."

001/I//13

138

Kadang-kadang, di tengah pertempuran

yang sedang berkecamuk dan tampak

tak berkesudahan, sang kesatria

memiliki sebuah gagasan dan dia

berhasil menang hanya dalam hitungan

detik.

KADANG-KADANG, di tengah pertempuran yang sedang berkecamuk dan tampak tak berkesudahan,

sang kesatria memiliki sebuah gagasan dan dia berhasil

menang hanya dalam hitungan detik.

Kemudian dia berpikir, "Mengapa aku harus berjuang

sekian lama untuk pertempuran yang bisa diselesaikan

hanya dengan mengerahkan setengah kekuatan?"

Sesungguhnya, semua masalah tampak sangat sederhana bila sudah berhasil diselesaikan. Kemenangan besar,

yang tampak sangat sederhana sekarang ini, adalah hasil

dari serangkaian kemenangan kecil yang berlalu tanpa

pernah diperhatikan.

Maka sang kesatria pun mengerti apa yang telah

terjadi, dan dia bisa tidur dengan mudah. Jauh dari menyalahkan diri sendiri karena telah menghabiskan waktu

begitu lama untuk sampai di sini, dia hanya merasa gembira mengetahui bahwa pada akhirnya dia sampai juga.

001/I//13

139

"Jadilah kehendak-Mu." beginilah cara

sang kesatria berdoa.

ADA dua jenis doa. Dalam jenis pertama, orang meminta hal-hal

tertentu supaya terjadi dan berusaha mengatakan pada

Tuhan apa yang harus Dia lakukan. Doa macam ini tidak mengizinkan sang Pencipta untuk bertindak dalam

waktu atau tempat yang Dia inginkan. Tuhan?yang

tahu persis apa yang terbaik untuk kita masing-masing?

akan terus melakukan apa yang Dia pandang sesuai. Dan

orang yang berdoa dengan doa jenis ini mendapat kesan

bahwa doanya tidak dijawab.

Dalam jenis kedua, orang yang berdoa mungkin tidak

mengerti maksud sang Mahakuasa, tetapi dia membiarkan hidupnya berkembang menurut rencana sang Pencipta-nya. Dia meminta untuk terhindar dari penderitaan, dia juga meminta kegembiraan dalam Pertempuran

yang Baik, tetapi dia tak pernah lupa menambahkan di

akhir doanya, "Jadilah kehendak-Mu."

Beginilah cara sang kesatria cahaya berdoa.

001/I//13

140

Sang kesatria tahu bahwa kata-kata

yang paling penting dalam semua

bahasa adalah kata-kata kecil. ya.

cinta. tuhan.

SANG kesatria tahu bahwa kata-kata yang paling penting dalam semua bahasa adalah kata-kata kecil.

Ya. Cinta. Tuhan.

Itu cukup mudah dikatakan dan bisa mengisi ruangruang kosong yang sangat luas.

Namun demikian, ada satu kata?sebuah kata kecil

lain lagi?yang kebanyakan orang mengalami kesulitan

untuk mengatakannya: tidak.

Orang yang tidak pernah mengatakan "tidak", menganggap dirinya sebagai orang yang murah hati, penuh

pengertian, sopan, sebab kata "tidak" biasanya dianggap

sebagai ungkapan yang tidak menyenangkan, mementingkan diri sendiri, tidak spiritual.

Sang kesatria tidak jatuh ke dalam perangkap ini.

Ada masa-masa ketika dalam mengatakan "ya" kepada

orang lain, sesungguhnya dia sedang mengatakan "tidak"

kepada dirinya sendiri.

Itulah sebabnya dia tidak pernah mengatakan "ya"

dengan bibirnya jika, dalam hatinya, dia mengatakan

"tidak".

001/I//13

141

ini semua adalah perintah-perintah

yang takkan bisa dipatuhi kesatria

cahaya mana pun.

Pertama: dalam hidup ini, dan engkau akan berbahagia dalam Tuhan berarti pengorbanan. Menderitalah

kehidupan yang akan datang.

Kedua: Orang-orang yang suka bersenang-senang itu

kekanak-kanakan. Tetaplah tegang dan serius sepanjang

waktu.

Ketiga: Orang lain tahu apa yang terbaik untuk kita,

sebab mereka mempunyai lebih banyak pengalaman.

Keempat: Kewajiban kita adalah membuat orang lain

bahagia. Kita harus menyenangkan mereka, meski itu

berarti kita harus membuat pengorbanan besar.

Kelima: Kita tidak boleh minum dari piala kebahagiaan; kita mungkin begitu menyukainya, padahal kita tidak

selalu memiliki piala itu di tangan kita.

Keenam: Kita harus menerima semua hukuman. Kita

semua bersalah.

Ketujuh: Rasa takut adalah sebuah peringatan. Kita

tidak ingin mengambil risiko apa pun.

Ini semua adalah perintah-perintah yang takkan bisa

dipatuhi kesatria cahaya mana pun.

001/I//13

142

Segerombolan besar orang berdiri di

tengah jalan, memadati jalur ke Surga

para kesatria cahaya masuk ke

dalamnya.

SEGEROMBOLAN besar orang berdiri di tengah jalan, memadati jalur ke Surga.

Seorang dari golongan puritan bertanya, "Apa yang

sedang dilakukan para pendosa ini di sini?"

Dan seorang moralis berteriak mengumpat, "Si pelacur ingin bergabung dalam perjamuan!"

Sang penjaga nilai-nilai masyarakat memaki-maki,

"Bagaimana bisa si penzina diampuni dari dosa-dosanya?"

Si pendosa yang merasa sangat menyesal mengoyakngoyak pakaiannya, "Mengapa menyembuhkan seorang

laki-laki buta jika yang dia pedulikan hanyalah rasa sakitnya sendiri, dan dia bahkan tidak mengucapkan terima kasih sedikit pun?"

Seorang zahid mengomel, "Engkau membiarkan

perempuan itu menuangkan minyak yang sangat mahal

ke rambutmu! Mengapa dia tidak menjualnya saja dan

hasilnya dia belikan makanan?"

Sembari tersenyum, Yesus membiarkan pintu terbuka. Dan para kesatria cahaya masuk ke dalamnya, sementara di belakang mereka terdengar teriakan-teriakan

histeris.

001/I//13

143

Kesatria cahaya bukanlah pengecut.

LAWANNYA adalah orang yang cerdik. Kapan pun bisa, dia memanfaatkan senjatanya

yang paling mudah dan paling ampuh: gosip. Tidak diperlukan banyak usaha untuk menggunakannya, sebab

orang-orang lain akan melakukan pekerjaan itu untuknya. Beberapa patah kata yang salah sasaran bisa menghancurkan bulan-bulan penuh pengabdian, tahun-tahun

yang dihabiskan untuk mencari keselarasan.

Kesatria cahaya sering kali menjadi korban tipu muslihat ini. Dia tidak tahu dari mana datangnya pukulan

yang menimpanya, dan dia juga tidak dapat membuktikan bahwa gosip yang beredar itu palsu. Gosip tidak

memberinya hak untuk membela diri: gosip itu menghukumnya tanpa pengadilan.

Ketika ini terjadi, dia menanggung dengan sabar

segala konsekuensi dan hukuman yang tidak pantas dia

terima, sebab dia tahu betul bahwa kata-kata memiliki

kekuatan. Tetapi dia menanggung penderitaannya dalam

diam dan tidak pernah menggunakan senjata yang sama
Kesatria Cahaya Karya Paulo Coelho di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

untuk menyerang balik musuhnya.

Kesatria cahaya bukanlah pengecut.

001/I//13

144

Kesatria cahaya yang sejati tahu

bahwa setiap kebun mempunyai

misterinya masing-masing, yang hanya

dapat disingkapkan oleh tangan sang

tukang kebun yang sabar.

"ENGKAU bisa saja memberikan ribuan kecerdas- an pada orang pandir, tetapi satu-satunya yang

dia inginkan adalah milikmu," demikian kata pepatah

Arab. Ketika sang kesatria cahaya mulai menanami kebunnya, dia memperhatikan bahwa tetangganya ada di

sana, sedang memata-matainya. Tetangganya suka sekali

memberikan nasihat tentang kapan harus menabur perbuatan, kapan harus memupuk pikiran, dan kapan harus

menyirami penaklukan.

Jika dia mendengarkan apa yang dikatakan tetangganya itu, pada akhirnya dia akan menciptakan sesuatu

yang bukan miliknya sendiri; kebun yang dirawatnya

akan menjadi seperti yang diinginkan tetangganya.

Tetapi kesatria cahaya yang sejati tahu bahwa setiap

kebun mempunyai misterinya masing-masing, yang hanya dapat disingkapkan oleh tangan sang tukang kebun

yang sabar. Itulah sebabnya dia memilih untuk memfokuskan perhatiannya pada matahari, hujan, dan musim.

Dia tahu bahwa orang pandir yang memberikan nasihat tentang kebun orang lain tidak memelihara tanamannya sendiri.

001/I//13

145

tak ada orang yang baik sepenuhnya

atau jahat sepenuhnya; itulah yang

dipikirkan sang kesatria ketika melihat

bahwa sekarang dia memiliki seorang

lawan baru lagi.

UNTUK bertempur, kedua matamu harus tetap ter- buka, dan engkau pun harus memiliki rekan yang

selalu siaga di sampingmu.

Bisa terjadi seseorang yang sedang bertempur bersama

sang kesatria cahaya tiba-tiba malah menjadi musuhnya.

Reaksi pertama sang kesatria adalah benci, tetapi dia

tahu bahwa seorang petempur yang buta bisa tersesat di

tengah pertempuran.

Karena itu dia mencoba melihat hal-hal baik yang

pernah dilakukan mantan sekutunya selama masa-masa

mereka hidup dan berjuang bahu-membahu; dia mencoba

memahami, apa penyebab perubahan sikap yang tiba-tiba

itu, luka-luka apa gerangan yang dipendam orang itu di

dalam jiwanya. Dia mencoba menemukan, apa yang

membuat salah satu dari mereka mencampakkan dialog

mereka.

Tak ada orang yang baik sepenuhnya atau jahat sepenuhnya; itulah yang dipikirkan sang kesatria ketika

melihat bahwa sekarang dia memiliki seorang lawan

baru lagi.

001/I//13

146

Seorang kesatria tahu bahwa tujuan

tidak menghalalkan segala cara.

SEORANG kesatria tahu bahwa tujuan tidak meng- halalkan segala cara.

Sebab tidak ada tujuan, yang ada hanyalah cara.

Hidup ini membawanya dari satu ketidaktahuan ke ketidaktahuan lainnya. Setiap saat dipenuhi dengan misteri

yang mengasyikkan ini: sang kesatria tidak tahu dari

mana dia datang atau ke mana dia pergi.

Tetapi dia tidak berada di sini secara kebetulan. Dan

dia merasa luar biasa gembira oleh pemandangan-pemandangan mengagumkan dan menyenangkan yang belum

pernah dilihatnya. Dia sering merasa takut, tetapi hal itu

biasa terjadi dalam diri seorang kesatria.

Jika dia hanya berpikir tentang tujuan, dia tidak akan

bisa memberikan perhatian kepada tanda-tanda di sepanjang jalan yang dilaluinya. Jika dia memusatkan perhatian hanya pada satu pertanyaan, dia akan kehilangan

jawaban-jawaban yang telah ada di sana bersamanya.

Itulah sebabnya sang kesatria berserah diri.

001/I//13

147

Sang kesatria berhati-hati dalam

menggunakan pedangnya, dan hanya

menerima lawan yang pantas untuknya.

SANG kesatria tahu tentang "efek air terjun". Dia sudah sering melihat seseorang yang menganiaya orang lain yang kurang memiliki keberanian untuk

melawan. Kemudian, karena kepengecutan dan rasa benci dan dendam, orang itu pun melampiaskan kemarahannya pada seorang lain yang lebih lemah daripada dirinya,

dan pada gilirannya orang lain itu pun melampiaskannya

lagi kepada seorang lain lagi, begitu seterusnya, dengan

tingkat kesengsaraan yang semakin tinggi. Tak seorang

pun tahu akibat dari kekejamannya sendiri.

Itulah sebabnya sang kesatria berhati-hati dalam

menggunakan pedangnya, dan hanya menerima lawan

yang pantas untuknya. Pada saat-saat diliputi kegeraman, dia meninju batu karang dan menumbuk tangannya

hingga memar.

Tangan itu akan sembuh pada akhirnya, tetapi anak

kecil yang dipukul karena ayahnya kalah dalam sebuah

pertempuran, akan menanggung bekas-bekas luka itu

selama hidupnya.

001/I//13

148

Kesatria cahaya harus mematuhi

perintah-perintah dari yang esa,

sebab untuk Dia-lah sang kesatria

mempersembahkan perjuangannya.

KETIKA datang perintah untuk meneruskan per- jalanan, sang kesatria memandang semua sahabat

yang telah diperolehnya selama dia menempuh jalannya.

Dia mengajari beberapa dari mereka untuk mendengarkan dentang-denting lonceng dari sebuah kuil yang telah

tenggelam, sementara kepada yang lain dia menuturkan

kisah-kisah sambil berdiang di sekeliling api unggun.

Hatinya sangat sedih, tetapi dia tahu bahwa pedangnya keramat dan dia harus mematuhi perintah-perintah

dari Yang Esa, sebab untuk Dia-lah sang kesatria mempersembahkan perjuangannya.

Kemudian sang kesatria pun mengucapkan terima

kasih kepada rekan-rekan seperjalanannya, mengambil

napas dalam-dalam, dan melanjutkan langkahnya, sambil membawa kenang-kenangan akan sebuah perjalanan

yang tak terlupakan.

001/I//13

149

ePiLOG

Hari sudah gelap saat perempuan itu selesai bicara. Keduanya duduk sambil memandang bulan yang

sedang naik dari peraduannya.

"Banyak hal yang sudah kauceritakan padaku saling

bertentangan," kata laki-laki itu.

Perempuan itu pun bangkit.

"Selamat tinggal," katanya. "Engkau tahu bahwa

lonceng-lonceng di dasar laut itu bukan sekadar dongeng, tetapi engkau hanya bisa mendengarnya ketika

engkau menyadari bahwa embusan angin, lengking suara

burung-burung camar, dan bunyi gemeresik daun-daun

palem adalah bagian dari suara dentang-denting loncenglonceng itu.

Demikian pula kesatria cahaya tahu bahwa segala

sesuatu di sekelilingnya?kemenangannya, kekalahannya, gelora semangat dan keputusasaannya?merupakan

unsur-unsur dari Pertempuran yang Baik, pertempuran

yang dijalaninya. Dan dia akan tahu strategi mana yang

akan digunakannya pada saat dia membutuhkannya. Seorang kesatria tidak mencoba untuk konsisten; dia telah

belajar untuk hidup dengan pelbagai kontradiksi yang

menyertainya."

"Siapakah engkau?" tanya laki-laki itu.

Tetapi perempuan itu sudah bergerak menjauh, berjalan di atas ombak, menuju bulan yang sedang naik ke

puncak langit.

001/I//13

Kitab Suci Kesatria Cahaya adalah ajakan bagi

kita semua untuk mewujudkan impian, menerima

ketidakpastian dalam hidup, dan bangkit untuk

menyongsong takdir pribadi kita yang unik. Ada

sosok sang Kesatria Cahaya di dalam diri setiap

orang, dan dengan caranya yang tak tertandingi, Paulo

Coelho membantu kita untuk menemukannya. Jalan

Kesatria Cahaya tak selalu mudah, tetapi dia

menerima kegagalan-kegagalannya dan berjuang tak

kenal lelah untuk memenuhi Legenda Pribadi-nya.

Tamat


Pendekar Gila 50 Prahara Di Gunung Pendekar Hina Kelana 9 Satria Terkutuk Gento Guyon 17 Setan Sableng
^