Bentrok Rimba Persilatan 10
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung Bagian 10
rkan serangan dengan gentong araknya itu, ia
telah menduga kalau Seh Tu Hoa dapat menggunakan jurus
ini, tubuhnya segera direndahkan sedang tangannya
melontarkan gentong arak itu kearah udara. Seh Tu Hoa tidak menyangka kalau Toan Bok Cie Jien dapat melemparkan
gentongnya, sekali lagi ia menarik napas panjang2, tahu-tahu tubuhnya telah terlontar bersama-sama dengan gentong arak
itu sejauh tiga kaki lebih, begitu tubuhnya meninggalkan
gentong arak itu kaki kirinya segera mencongkel, maksudnya
hendak menendang gentong arak ke dalam telaga.
Tetapi Toan Bok Cie Jien pun sejak tadi telah menduga
dengan keadaan yang gusar, Seh Tu Hoa dapat berbuat
demikian, waktu dia melontarkan gentong araknya bersamaan
waktu telah melayang maju, tangan kanannya segera
menyambar gentong araknya itu, sedang tangan kirinya
dengan cepat dipukulkan kearah Seh Tu Hoa. Ia yang
diserang lagi oleh Toan Bok Cie Jien itu, pedang ditangan
kanannya segera menekan ketepi gentong arak itu sedang
tubuhnya dengan cepat melayang kesamping. Baru saja tubuh
Toan Bok Cie Jien menginjak tanah, pedang Seh Tu Hoa yang
menempel pada gentong arak itu telah melancarkan serangan
gencar lagi kearah Toan Bok Cie Jien, nampak hal itu Toan
Bok Cie Jien dengan gusar mendengus, gentong araknya
sedikit digerakkan, seketika itu juga mengisap pedang di
tangan Seh Tu Hoa itu.
Seh Tu Hoa nampak Toan Bok Cie Jien ternyata dia dengan
keras ia hendak mengadu tenaga dalamnya dengannya, sudah
tentu ia tidak mau mengalah, tubuhnya segera turun keatas
tanah, dengan demikian kedua orang itu dengan dibatasi oleh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
gentong arak dan pedang telah melakukan pertempuran
dengan mengadu tenaga dalam. Pedang ditangan Seh Tu Hoa
sedikit gemetar sedang arak didalam gentong arak Toan Bok
Cie Jien juga tak henti2nya memperdengarkan suara arak
yang sedang mendidih.
Setelah lewat berapa lama, kedua orang itu masih tetap
tegak kaku tak bergerak, Sekonyong-konyong Toan Bok Cie
Jien dengan dingin mendengus, kedua matanya memancarkan
sinar yang sangat tajam, sedang wajah Seh Tu Hoa segera
berubah, dengan pusatkan pikirannya ia tak bergerak
sedikitpun. Dengan perlahan dari dalam gentong arak itu
mengepul uap yang sangat panas, sedang pada jidat Seh Tu
Hoa penuh dengan air keringat yang telah mengalir keluar.
Nampak hal ini Boen Ching nenjadi terkejut, hal ini dapat
membuktikan kalau Toan Bok Cie Jien telah mengubah tenaga
dalam Seh Tu Hoa yang dilancarkan kearahnya menjadi uap
yang sangat panas sedang Seh Tu Hoa tak dapat berbuat apa-
apa lagi, sekalipun dia mempunyai tenaga "Koen Yuen Ciang"
tetapi karena digunakan bertahan diri keluar batas,
sehingga dapat menjadi sedemikian rupa,jika hal ini diteruskan tidak dapat diragukan lagi Seh Tu Hoa tentuakan mengalami
kekalahan secara total. Uap dari arak itu makin lama makin
tebal sedang pada wajah paras Toan Bok Cie Jien mulai timbul senyuman yang sangat dingin dan mengejek, kaki kanannya
sedikit bergerak memaksa Seh Tu Hoa mundur selangkah
kebelakang. Toan Bok Cie Jien selangkah demi selangkah mendesak Seh
Tu Hoa mundur ketepi jurang, sedang tenaga dalam yang
dilancarkan Seh Tu Hoa telah dipunahkan oleh Toan Bok Cie
Jien sedang meminjam tenaga dalam pada arak didalam
gentongnya padahal tenaga yang dilancarkan oleh Toan Bok
Cie Jien sedikitpun tak mengalami gangguan apapun juga.
Shie Chiau Nio yang berdiri disamping tak berani maju
menolong, dia tahu bahwa lweekang dari kedua orang yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
sedang melakukan pertempuran ditengah kalangan itu jauh
lebih tinggi dari lweekangnya sendiri.Jika ia memaksa untuk maju, mungkin malah Toan Bok Cie Jien dapat menggunakan
tenaga dua orang yang digabungkan untuk menyerang
dirinya. Pada saat ini Toan Bok Cie Jien masih merupakan orang
yang menyerang terus sehingga sekali dia yang menghentikan
pertempuran, kalau tidak siapapun tak mungkinakan berhasil
untuk melarikannya.
Yuen Fu yang nampak hal itu dalam hatinya diam-diam
merasa cemas, jika Seh Tu Hoa benar didesak Toan Bok Cie
Jien hingga jatuh ke dalam Telaga Naga Dingin, dengan
keadaan lelah dan kehabisan tenaga pastilah ia tak dapat
menghindarkan diri dari kematian, kalau demikian halnya,
maka keadaannya akan segera berubah dan
kedudukannyapun dalam keadaan yang berbahaya. Dengan
cemas teriaknya. "Tahan aku ada ucapan hendak kukatakan."
Toan Bok Cie tidak memperdulikan padanya, dia tahu pada
saat ini segera ia dapat memaksa Seh Tu Hoa jatuh kedalam
Telaga Naga Dingin. sedang orang lain yang hadir ditempat itu tak seorangpun yang dipandang sebelah matapun olehnya.
Seh Tu Hoa yang didesak eedemikian rupa, selangkah demi
selangkah ia mundur kebelakang, ditangan kanannya tak
hentinya gemetar.
Dapat dilihat dia hampir saja terdesak masuk kedalam
telaga, sekonyong-konyong uap dari arak itu menjadi lenyap, Sedang Seh Tu Hoa pun mendapatkan tempat untuk
mempertahankan dirinya, dengan keras dia membentak,
disaat pedangnya menggetar dengan keras ia mendesak
mundur Toan Bok Cie Jien sebanyak dua langkah.
Toan bok Cie Jien tak menyangka kalau arak didalam
gentongnya telah habis, tetapi ketika ia menjadi tertegun,
segera ia mengerahkan seluruh tenaganya, dalam hatinya dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
berpikir "kalau Seh Tu Hoa tadi telah menggunakan banyak tenaga dalamnya apakah sekarang masih sanggup untuk
melawan dirinya ?"?"
Tetapi "Koen Yuen Ciang" nya Seh Tu Hoa bukan saja sangat hebat, bahkan dapat bertahan lama, walaupun dia
merasakan sangat ngotot, tetapi tetap bertahan.
Dalam hati Yuen Fu menjadi girang, tetapi diapun juga
dapat melihat bahwa Seh Tu Hoa hampir kehabisan tenaga,
dengan keras ujarnya kepada Toan Bok Cie Jien.
"Toan Bok cianpwae,jika kau tak menghentikan
pertempuran ini lagi,jangan kau salahkan kepadaku kalau kita berdua bersatu padu untuk memaksa kau nyebur ke dalam
telaga." Toan Bok Cie Jien mendongakkan kepalanya tertawa besar,
ia menarik kembali gentong araknya, berkali-kali kedua orang itu memangnya mempunyai niat uutuk menghentikan
pertempuran itu, diantara suara getaran yang nyaring dua
orang itu segera memisahkan diri.
Toan Bok Cie Jien memutarkan kepalanya memandang
kearah Yuen Fu, dengan dingin ujarnya.
"Apa kau juga ingin mendesak aku kedalam telaga ?"
Yuen Fu melirik sekejap pada Seh Tu Hoa, dia tahu
tentunya Seh Tu Hoa akan memberi bantuan kepadanya,
dengan tertawa besar ujarnya:
"Cianpwee mengapa harus berbuat demikian" hioloo itu
hingga kini belum muncul,jika ada musuh tangguh datang
kemari lagi, dan kita sedang mengadu otot sendiri. bukankah terlalu banyak keenakan bagi mereka datang hanya untuk
memungut hasil."
Toan Bok Cie Jien mendengus, ia tak mengucapkan apa-
apa lagi, sedang Seh Tu Hoa pada saat ini sedang bersemedi
nntuk memulihkan tenaganya, dia sebenarnya mengira kalau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
dia tak mungkin kalah ditangan Toan Bok Cie Jien, berani
dengan keras mengadu tenaga dalam dengannya, tetapitak
disangka ternyata Toan Bok Cie Jien menggunakan sisa
araknya untuk mengembalikan setiap pukulannya, sehingga
membuatnya kurang sedikit saja terkubur didasar telaga ini, kalau bukannya ada Yuen Fu, walaupun Toan Bok Cie Jien
melancarkan serangan gencar sekali lagi, kiranya dia juga tak mempunyai tenaga lagi untuk bertahan. Toan Bok Cie Jien
karena tahu Yuen Fu itu, orangnya sangat licik, sekarang
sebaliknya malah dia menguasai keadaan, dengan dingin
tanyanya pada Yuen Fu.
"Jika menurut kau harus berbuat bagaimana ?"
Yuen Fu sambil tertawa sahutnya.
"Suruh Boen Ching menuruni telaga ini untuk mengambil
hioloo kuno itu"
Dalam hati Boen Ching menjadi tergetar, sedang Toan Bok
Cie Jien berpikir demikianpun merupakan cara yang
bagus,Boen Ching adalah murid Ie Bok Tocu dilautan timur,
kepandaiannya didalam air tentunya sangat mahir sekali, apa lagi tempat untuk menyembunyikan hioloo kuno itu, sungguh
merupakan satu hal yang sangat tepat sekali. Boen Ching
nampak seluruh sinar mata ditujukan ketubuhnya ia tak
menantikan hingga orang lain membuka mulut, dengan
tersenyum ujarnya. "Demikianpun baik, tapi siapa yang mau menanggung jika aku meloloskan diri dari jalan lain?"
Toan Bok Cie Jien tahu maksud dari Boen Ching, kepada
Yuen Fu ujarnya dengan nyaring. "Dia yang pergi memang merupakan pendapat yang bagus," setelah agak lama
sahutnya. "Itu sih tak usah, masih ada orang yang datang bersamanya, kita buat barang tanggungan saja beres,
bukankah tak usah mengkhawatirkan lagi " ".."
Sepasang alis Bwe Giok menjadi berdiri, dengan dingin
ujarnya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Yuen Fu, tahukah kau suhuku Lam Hay Coei Hong telah
muncul kembali kedaerah Tionggoan " kau haruslah timbang2
dulu kepandaianmu" Yuen Fu telah mengetahui sejak tadi kalau Bwee Giok adalah murid dari Lam Hay Coei Hong,
sekarang mendengar berita itu lagi meskipun dalam hatinya
agak terkejut tetapi dengan tertawa besar sahutnya.
"Suhumu datang lagi kedaerah Tionggoan, urusan ini
memang sangat menyenangkan hatiku" Boen Ching tertawa
tawar pada Yuen Fu ujarnya: "Julukan si Kera terbang
berwajah riang telah lama aku mendengarnya, aku saat ini
turun ke dasar telaga belum tentu dapat naik kembali, disaat sebelum aku masuk kedasar telaga mohon pengajaran barang
satu dua jurus darimu"
Sepasang mata Yuen Fu memancarkan sinar yang tajam,
dengan tertawa besar ujarnya:
"Engkau pasti ingin aku yang melempar kanmu kedalam
telaga, kalau begitu janganlah kau menyalahkan aku lagi."
Boen Ching tertawa2, kepada Toan Bok Cin Jien dan yang
lain2 ia memandang sekejap sudah tentu tentang urusan ini
Toan Bok Cie Jien tak mau menyinggungnya, Yuen Fu
menghendaki dia turun telaga, sudah tentu Boen Ching
mempunyai hak untuk bertempur dengannya.
Yuen Fu disebut orang sebagai Si kera terbang berwajah
riang, sudah tentu sesuai dengan kepandaian yang dimilikinya, tubuhnya segera bergerak bagaikan terbang menubruk kearah
Boen Ching, didalam hatinya ia menganggap tak lebih hanya
murid Ie Bok Tocu, sedang kepandaian Ie Bok Tocu dalam
urusan murid2 dari Tan Coe Coen adalah yang memiliki
kepandaian yang paling rendah, sudah jelas Boen Ching
takkan kuat menahan sekali pukulannya.
Boen Ching tertawa dingin, kaki kanannya sedikit mundur
kebelakang, dengan sebelah telapaknya memukul mental
pukulan yang dilancarkan oleh Yuen Fu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Dalam hati diam2 Yuen Fu merasa terkejut, kemahiran dan
kehebatan lweekang Boen Ching jauh lebih hebat dari yang
dipikirkan semula.
Sebenarnya dia mengira dia hanya perlu mengangkat
tangan dan kakinya saja dapat dengan mudah melontarkan
tubuh Boen Ching kedalam telaga itu.
Tetapi julukannya sebagai si kera terbang berwajah riang,
bukanlah didapatkan dengan mudah, berturut-turut dia
melancarkan serangkaian serangan sebanyak sepuluh jurus
lebih, tetapi Boen Ching pada saat ini bukanlah musuh yang
dapat dipermainkan dengan seenaknya.
kedua belah pihak sating serang menyerang hingga saat ini
tak dapat diketahui siapa yang menang dan siapa yang kalah.
Hati Toan Bok Chi Jien diam2 merasa sangat terkejut,
kepandaian Boen Ching kalau dibandingkan dengan apa yang
diketahui sangat jauh berbeda sekali.
Yuen Fu yang dihadapan banyak orang secara ngotot dapat
mengalahkan Boen Ching, membuatnya menjadi sedikit gusar,
disaat dia mengerutkan alisnya, seluruh tulang ditubuhnya
mengeluarkan suara keras, sedang tubuhnya menjadi lebih
pendek setengah depa. Melihat hal ini dalam hati Boen Ching menjadi terkejut, Yuen Fu terkenal didalam Bulim, semuanya
tergantung dalam ilmu Hui Yuen Kang-nya, waktu
menggunakan ilmu Hui Kang ini dapat dilakukan secepat kilat, dalam kolong langit kiranya pada saat ini tak ada yang dapat menandinginya. begitu Yuen Fu memendekkan tubuhnya,
bagaikan terbang ia menubruk kearah Boen Ching,
ia menjadi terkejut segera menggunakan ilmu "Sie Liu Eng Hong" memunahkan musuh. Tetapi Yuen Fu yang dalam satu jurus tak berhasil mencapai sasaran, kedua tangannya
mendayung ditengah udara, bagaikan kilat cepatnya memutar
kebelakang tubuh Boen Ching,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
sedang dirinya menotok kejalan darah "Ling Tay To"
dipunggung Boen Ching. Boen Ching dengan membelakangi
tubuh melancarkan tendangan dengan sebelah kakinya
menendang kearah Yuen Fu. Tubuh Yuen Fu bagaikan
bayangan setan berkelebat menubruk kearah Boen Ching
dengan hebatnya.
Kedua kaki Boen Ching itu berturut-turut melancarkan
serangan tendangan, tetapi tetap terdesak oleh Yuen Fu
sehingga berulang ulang mundur kebelakang dan dalam
hatinya diam2 merasa terkejut. Nama si kera terbang
berwajah riang sungguh bukanlah merupakan nama yang
kosong, kecepatan tubuh dalam bertempur jarak dekat
sungguh diluar dugaan orang.
Yuen Fu mendesak Boen Ching hingga berada ditepi telaga
Naga Dingin, sedang pada mulutnya tak henti2-nya
memperdengarkan suara tertawa dingin. Sepasang kaki Boen
Ching tak bergerak lagi, sedang kedua telapaknya berturut-
turut melancarkan serangan, dia tahu jika dia mundur
selangkah lagi, pastilah teejatuh kedalam telaga. Yuen Fu
mengulurkan tangannya mencekal tangan kanan Boen Ching.
Boen Ching menjadi terkejut, segera ia balikkan tangannya
mencekal tangan Yuen Fu. Yuen Fu tak menduga kalau
gerakan Boen Ching ini dilakukan demikian cepatnya, tangan
kanannya segera dikencangkan dan mendahului selangkah
dari Boen Ching, mencekal urat nadi.
Urat nadi tangan kanan Boen Ching dicekal tangan kirinya
segera dipukulkan kedada Yuen Fu.
Yuen Fu tertawa dingin, tangan kanannya didorong,
maksudnya hendak mendorong Boen Ching jatuh kedalam
telaga. Tetapi Boen Ching telah rajin melatih ilmu "Thay Thien Kioe Sih" nya, sedang jurus-jurus dari ilmu Thay Thien Kioe Sih itu kebanyakan digunakan untuk menolong diri dari
serangan musuh, dan menyerang musuh dalam keadaan yang
kritis, Yuen Fu mendorong ia menerka pasti dapat mendorong
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
jatuh Boen Ching kedalam telaga tetapi Boen Ching dalam
keadaan yang bahaya itu tidak menjadi kacau, disaaat
tubuhnya menjatuhkan diri kebelakang, kaki kanannya
disontekkan keluar, sedang tangan kanannya dibalikkan
melemparkan tubuh Yuen Fu ketengah telaga. Yuen Fu tidak
mengira kalau Boen Ching dalam keadaan yang kritis itu masih dapat menolong dirinya sambil menyerang pada musuh, ia
yang disontek dan dilempar ini telah terlempar sejauh puluhan kaki dan jatuh ketengah telaga. Tetapi Boen Ching sendiripun terpeleset jatuh kedalam telaga, tangan kirinya secepat kilat memegang sebuah batu besar sedang tubuhnya menyelonong
ketepi pantai. Tubuh Yuen Fu yang jatuh ketengah telaga
hanya terdengar suara yang sangat perlahan, kemudian
tenang tak ada suara lagi. Orang-orang yang ada ditepi telaga itu menjadi terkejut, kepandaian Yuen Fu juga tidak dapat
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dihitung rendah, dia yang jatuh kedalam telaga seharusnya
muncul kembali di atas air, tetapi kini setelah masuk kedalam air, ternyata tak dapat tanda-tanda apapun juga.
Toan Bok Cie Jien dan Seh Tu Hoa dengan termangu-
mangu memandang ketengah telaga. Hati Boen Ching pun
merasa sedikit berat, dia tak mengetahui, Yuen Fu sebenarnya bagaimana sekarang ini. Hay Gwat Thaysu memberitahukan
kepada nya bahwa hioloo itu telah tenggelam kedasar telaga
sudah tentu takkan muncul kembali. ini membuktikan kalau
telaga Naga Dingin ini tidak seperti telaga yang biasa nya, sudah terang Yuen Fu yang jatuh kedalam telah menemui
bahaya. Setelah lewat entah berapa waktu, dari tengah telaga tetap tak ada gerak gerik atau tanda tanda apapun juga.
Toan Bok Cie Jien tertawa dingin, kepada Boen Ching
ujarnya. "Kemajuan yang kau capai dalam melatih kepandaianmu
sungguh cepat sekali"
Boen Ching dengan tawar sahutnya. "Itu sih tak berarti apa-apa" Toan Bok Cie Jien mendengus, ujarnya lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Dia telah turun kedasar telaga, sekarang seharusnya
adalah giliranmulah yang turun" Dalam hati Bwee Giok
menjadi tergetar, ujarnya.
"Dia yang turun?" mengapa kau sendiri tak turun ?" Toan Bok Cie Jien dengan dingin tertawa besar, sesaat kemudian
kepada Boen Ching ujarnya.
"Engkau menyetujui dengan sendirinya turun ataukah harus aku yang melemparkan kau turun?"
Boen Ching tertawa tawar, dia menyapu kepada Toan Bok
Cie Jien dan Seh Tu Hoa sekejap, dengan perlahan sahutnya.
"Kau yang melemparkan turun aku saja "
Toan Bok Cie Jien dengan dingin mendengus, Bwee Giok
segera mencabut pedang nya dan berkelabat berdiri
disamping Boen Ching. Hati Boen Ching menjadi cemas,
kepandaian Bwee Giok meskipun tinggi, tetapi dua orang
bersatu padu sekalipun juga tidak tentu merupakan lawan dari Toan Bok Cie Jien, Bwee Giok sekalipun mempunyai niat untuk membantu dirinya tetapi kiranya juga hanya mengantarkan
nyawanya dengan sia-sia. Toan Bok Cie Jien tertawa dingin
ujarnya. "Kau dua orang apa mau turun tangan bersama-
sama." Kepada Bwee Giok ujar Boen Ching. "Nona Bwee, aku
seorang diri menghadapi dia sudahlah lebih dari cukup"
Sambil tertawa sahut Bwee Giok, "Boen Toako, mengapa
menampik kehendak orang" apa lagi keadaan yang
sesungguhnya dari Telaga Naga Dingin inipun masih belum
jelas, mengapa harus pergi menempuh bahaya, jika suhumu
berada disinipun tak akan mengijinkan kau berbuat demikian."
Boen Ching mendengar Bwee Giok menegurnya, dia hanya
dapat berdiam diri saja.
Terdengar dengan dingin Toan Bok Cie Jien bertanya.
"Kamu dua orang apa sudah selesai berunding"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Bwee Giok sambil tertawa berkata pada Toan Bok Cie Jien.
"Toan Bok cianpwe, sekalipun melemparkan aku berdua ke dalam telaga lalu apa gunanya" Masih ada orang yang berada
disampingnya. Toan Bok Cie Jien menjadi tertegun dia melemparkan Boen
Ching dan Bwee Giok kedalam telaga Naga Dingin, Seh Tu
Hoa dan Shie Chiau Nio kalau bergabung diri kiranya
dirinyapun akan dilemparkan kedalam telaga itu. Dia segera
menghitung enteng beratnya, sambil mendengus ujarnya:
"Tetapi jika aku tidak melemparkan kau berdua ke dalam telaga, adalah baik atau buruk, aku juga tidak dapat
dipastikan."
Bwee Giok tahu Toan Bok Cie Jien takut dirinya berdua
merepotkan dirinya, dengan tertawa ujarnya:
"Tetapi jika Seh Tu Hoa mendapatkan keuntungan dia
terhadap kami berduapun juga tak akan melepaskan".
Pada mulutnya dia berkata demikian, sebenarnya adalan
memberi tahu pada Toan Bok Cie Jien supaya jangan takut
mereka membantu Seh Tu Hoa juga tidak akan mendapatkan
kebaikan terpaksa hanya membantu pada dia. Toan Bok Cie
Jien mendengus, ia tak berkata apa-apa lagi. SI HE CI HAU
NIO yang berada disamping dengan keras ujarnya.
"Bagaimana ini " Apakah dapat dibilang kita tak jadi
mengambil hioloo kuno itu itukah?"
Bwee Giok yang mendengar perkataan itu sambil
tersenyum ujarnya.
"Bagaimanapun juga tak mungkin kami mengambilnya
untuk diberikan kepadamu, kalau kau mau mengambil
mengapa tak mengerjakannya sendiri " Telaga Naga Dingin
kau sudah berada dihadapan matamu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Dalam hati Shie Chiau Nio merasa sangat gusar, dengan
geram ia menyabut pedang nya, kepada Bwee Giok ujarnya.
"Kita berdua lebih baik coba2 bertempur, siapa yang kalah dia lah yang turun mengambil hioloo itu."
Bwee Giok meskipun merupakan murid dari Lam Hay Coei
Hong, tapi nama si Kelabang Merah bukanlah dia tak
mengetahui nya, kepandaian Shie Chiau Nio tidak saja sangat tinggi, bahkan sangat beracun- Sekali, diapun- mengetehui
kalau dirinya bukanlah tandingannya, mendengar perkataan
ini, Sambil tertawa ujarnya.
"Apakan bertempur ini dilakukan secara seimbang ?"
Perkataan Bwee Giok ini terang-terangan memberitanukan
kepada Shie Chiau Nio yang mengatakan dia dengan yang
besar menyakiti yang muda.
Shie Chiau Nio dengan dingin mendengus, dengan dingin
ujarnya: "Tiga puluh jurus sebagai patokan,jika dalam tiga puluh jurus aku tak dapat mengalahkan dirimu, boleh dibilang akulah yang mengalami kekalahan."
Bwee Giok tertawa, dia menyapu kekanan dan kekiri
sekejap dengan tersenyum ujarnya. "Engkau takkan
menyesaikah" Tiga puluh jurus" tak tahukah kau bahwa aku
adalah murid dari Lam Hay Coei Hong?"
Shie Chiau Nio setelah mengatakan tiga puluh jurus sebagai
patokan, dalam hatinya juga sedikit merasa menyesal, dalam
hati Lam Hay Coei Hong menggunakan pedang dapat
menyalurkan tenaga untuk menyerang pihak musuh, didunia
ini tiada duanya dia mengetahui bahwa dirinya tak mempunyai pegangan yang teguh, tapi Bwee Giok sekali lagi menanyakan, terpaksa dengan mengeraskan kepalanya dengan dingin
sahutnya: "Kau jangan menganggap dirimu tiada
tandingannya, tiga puluh jurus yah tiga puluh jurus, mengapa harus menyesal segala?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen Ching tahu tingginya lweekang yang dimiliki Bwee
Giok, ia masih sanggup untuk menerima sebanyak ratusan
jurus lebih, Shie Chiau Nio kini hanya memutuskan sebanyak
tiga puluh jurus sudah tentu sukar baginya untuk
mendapatkan kemenangan. Shie Chiau Nio dengan gusar
mencabut pedang nya, pedang ditangan Bwee Giok segera
diluruskan dan mulailah memainkan ilmu "Hong Liong Kiam Hoat" atau ilmu pedang pekikan naga yang terkenal itu.
dimana pedang itu berada ditubuh pedang itu membawa
suara yang sangat halus bagaikan pekikan dari naga. Shie
Chian Nio berturut-turut melancarkan serangan. Tapi Bwee
Giok bagaikan tak terjadi apa-apa dengan tenang berdiri
disana hanyapada tubuh pedangnya mengeluarkan suara
sebentar keras sebentar lemah bagaikan suara pekikan naga.
Boen Ching yang menonton disamping menjadi termangu-
mangu, kepandaian yang dimiliki Bwe Giok ternyata demikian
anehnya, terhadap ilmu "Hon Liong Kiam hoat" ini ia hanya pernah mendengar namanya saja, tapi kini dapat melihatnya
sendiri, ternyata Lam Hay Kiam hoat amat berbeda sekali
dengan ilmu pedang yang berasal dari daerah Tionggoan.
Shie Chiau Nio dengan gusar mendengus dengan sekuat
tenaga ia maju menyerang lagi.
Seh Tu Hoa dengan suara yang sangat dalam mendadak
membentak Chiau Nio kembali. Shie Chiau Nio tahu kalau
dirinya nekad terus menyerangnya, pada tiga puluh jurus
paling banyak hanya dapat mendesak Bwee Giok untuk
menggeserkan tubuhnya. Kini Seh Tu Hoa membentak
memanggilnya kembali, lebih baik urusan ini dia yang
memberes kan, maka begitu mendengar perkataannya segera
ia mundur kebelakang. Bwee Giok pun menarik kembali
pedangnya, ia juga tak berkata apa-apa hanya dengan
tertawa memasukkan kembali pedangnya kedalam sarung.
Boen Ching yang nampak hal ini dalam hatinya diam2
memujinya, pikirnya dalam hati.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Jika aku menjadi dia, tak mungkin kalau tak mengejek
beberapa kata terlebih dahulu kepadanya."
Seh Tu Hoa nampak Bwee Giok tidak mengeluarkan
perkataan mengejek diapun merasa sedikit diluar dugaan,
setelah mendengus ujarnya. "Ilmu Hou Liong Kiam hoat" dari Lam Hay sungguh sangat hebat, aku Seh Tu Hoa ingin
mendapatkan barang satu dua jurus darimu bagaimana--?"?"
Toan Bok Cie Jien yang berada disamping dengan dingin
ujarnya. "Kamu semua sedang melakukan apa?"
"Nama Seh Tu Hoa pada waktu itu didalamn dunia
kangouw selalu saja dikatakan sebagai pendekar yang
membela keadilan, cuma juga tak lebih hanya begitu saja."
Seh Tu Hoa nampak Toan Bok Cie Jien baru membuka
mulut telah mengejek kepadanya, dengan dingin ia
mendengus kemudian ujarnya. "Urusan hioloo kuno itu mau tak mau harus dengan cepat diselesaikan,jika me-nunggu
hingga ia medapatkan keuntungannya, kita seharus nya
sangat bodoh sekali."
Toan Bok Cie Jien mendengus, tak mengucapkan sepatah
katapun. Sepasang matanya memandang keempat penjuru,
disekitar Telaga Naga dingin itu tak nampak bayangan
seorangpun juga, tetapi dia yang telah berkelana didunia
kangow juga bukanlah dalam satu hari atau satu tahun saja,
makin dingin dan makin tenang saja suasananya, makin
nampak hawa pembunuhnya disekitar tempat itu. Sekonyong-
konyong dari tempat yang tertinggi disamping telaga Naga
Dingin melayang sesosok bayangan manusia.
Enam orang bersama-sama menjadi terkejut, dihadapan
tokoh-tokoh yang berkepandaiannya tinggi ini, orang itu
ternyata muncul dengan demikian saja, entah siapakah orang
itu." Toan Bok Cie Jien setelah menenangkan pikirannya, dialah
yang pertama kali mengeluarkan suara tertawa dingin. Boen
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Ching mendongakkan kepalanya memandang orang itu,
nampak pada punggungnya menyoren sebilah pedang,
tubuhnya memakai jubah hijau, kepalanya didongakkan
memandang awan yang bergerak diangkasa, sedang jubahnya
tertiup angin, sungguh orang yang sangat jumawa sekali.
Seh Tu Hoa memperhatikan orang itu sekejap, ia telah
dapat menebak siapakah orang itu sebenarnya, dalam hatinya
diam-diam merasa sangat terkejut, tetapi diluarnya segera ia mendongakkan kepalanya sambil tertawa tergelak, Suara dua
orang itu yang satu dingin dan yang satunya lagi seperti orang kalap, dengan keras menggema dilembah tersebut. Orang-orang berbaju hitam itu dengan serentak pula bersiul nyaring, begitu suara siulannya menggema, segera suara tertawa dari
dua orang itu tertekan lenyap, pohon-pohon dan tumbuh2an
disekitar tempat itu mengeluarkan suara bagaikan ranting-
ranting yang patah, sedang burung-burung dengan terkejut
berterbangan diangkasa.
Pada saat suara siulan itu berhenti, orang berbaju hijau itu telah bergerak dan berada dihadapan enam orang itu. Dengan
dingin ujarnya.
"Hm ... sudah tiga puluh tahun" Sahut Toan Bok Cie Jien.
"Selama tiga puluh tahun ini kepandaian Ku heng mengalami kemajuan yang demikian pesatnya membuat aku Toan Bok Cie
Jien sangat mengaguminya".
Dalam hati Boen Ching sangat terkejut, orang yang baru
datang itu tak lain dan tak bukan ternyata adalah salah satu dari Tiga bersaudara Chie Lan Kong sejak tiga puluh tahun
yang lalu telah dianggap oleh orang-orang didunia kangouw
sebagai tempat yang terlarang, setelah Thian Jan Shu naik ke istana Chie Lan Kong, orang-2 dari Chie Lan Kong tidak lagi berkelana didalam dunia kangow tetapi istana Chie Lan Kong
tetap jarang yang berani pergi. Kong Ku dengan dingin
mendengus, ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Tak kusangka masih ada orang yang ingat padaku, tetapi peraturan dari istana Chie Lan kong tetap tak dapat
dihilangkan, aku pertama kali dengan resmi muncul ditempat
ini, perintahkan semuanya harus mundur"
Toan Bok Cie Jien mendengar Kong Ku ternyata
memindahkan peraturan yang tak dapat di bangkang oleh
setiap orang dari istana Chie lan Kongnya, dengan dingin ia tertawa panjang, sahutnya.
"Kong ku heng apa menganggap dibawah kolong langit ini selain Thian Jan Shu telah tiada orang lainkah?"?"
Sahut Kong ku dengan dingin. "Kau jangan menyesal..."
Seh Tu Hoa dengan dingin tertawa panjang, ujarnya.
"Istana Chie Lan Kong pada waktu itu telah diobrak abrik oleh Thian Jan Shu seorang, pada saat ini telah tak ada nama lagi dari istana Chie Lan Kong. mengapa harus
mengungkapnya kembali?"
wajah Kong ku segera berubah, dengan dingin ujarnya.
"Siapakah kau, sungguh besar perkataanmu"
"Han Ing Coen, Seh Tu Hoa" Jawab Seh Tu Hoa dengan dingin. Kong ku tertawa dingin, sahutnya:
"Han Ing Coen, Seh Tu Hoa "." sayang sekali aku belum
pernah mendengarnya."
Sebenarnya Kong ku mengandung maksud hendak
membangun kembali nama istana Chie Lan Kong, Terhadap
nama Seh Tu Hoa mana dia tidak pernah mendengarnya,
tetapi Seh Tu Hoa demikian memandang rendah nama istana
Chie Lan Kong, diapun dengan meminjam kesempatan ini
membuat malu Seh Tu Hoa.
Dengan dingin jawab Seh Tu Hoa. "Kau belum pernah
mendengarnya itu menandakan pengetahuanmu terlalu
rendah" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Pada wajah Kong Ku terlintas suatu senyuman yang sangat
dingin, ujarnya kemudian. "Seh Tu Hoa coba sambutlah satu kali serangan ku ini." Selesai berkata tubuh nya bergerak dengan sebelah tangannya ia menepuk Seh Tu Hoa.
Seh Tu Hoa dengan keras berteriak. "Mengapa tidak
boleh?" Tubuhnya bergeser kekiri dengan telapak tangan kanannya
ia menyerang kearah Kong Ku. Kedua telapak tangan dari
masing-masing saling bertemu, Seh Tu Hoa hanya merasakan
dari telapak tangan Kong Ku merembes masuk suatu hawa
yang sangat dingin, hatinya menjadi kaget setengah mati,
segera ia mengerahkan tenaga "Koen Yuen Ciang" nya hingga dua belas bagian, dan tubuhnya mulai bergeser kesamping.
Dua orang itu saling beradu satu kali, dalam hati Kong Ku
diam-diam juga merasa sangat terkejut, Seh Tu Hoa disebut
jago nomor wahid dari angkatan muda, bukanlah tidak ada
sebabnya, kekuatan tenaga pukulannya cukup untuk
menggempurkan kuda-kudanya.
Dengan dingin ujar Kong Ku. "Kamu enam orang jika tidak lekas meninggalkan tempat ini maka akan kubunuh semuanya
ditempat ini pula."
Dalam hati Boen Ching diam-diam merasa heran bercampur
terkejut, diantara orang itu hanya Seh Tu Hoa dan Toan Bok
Cie Jien yang membuka mulut, Kong Ku ternyata dapat
menutup mata dengan hanya mendengarkan suara
pernapasan dari enam orang itu sudah dapat
mengetahuijumlah orang yang hadir di tempat itu. Sungguh
bukanlah merupakan suatu pekeejaan yang mudah. Toan Bok
Cie Jien nampak pukulan yang dilancarkan Kong Ku itu, dan
mendengar dari suara siulannya, perkataan Kong Ku ini
bukanlah merupakan omongan yang besar,jika diantara tiga
bersaudara Chie Lan Kong datang lagi seseorang sudahlah
cukup untuk menundukkan orang itu. Enam orang itu berdian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
diri dengan termenung, sedang Kong Ku menghadap kearah
air Telaga, dengan jumawa berdiri disana.
Mendadak Kong Ku menoleh kebelakang terhadap Boen
Ching ujarnya. "Kau adalah anak murid dari siapa?"
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Boen Ching menjadi tertegun, kemudian sambil tertawa
ujarnya. "Suhuku adalah Ie Bok Tocu".
Kong Ku dengan dingin mendengus, ujarnya: "Ie Bok Tocu tak mungkin dapat melatih seorang murid yang memiliki ilmu
silat setinggi kau, telah mengangkat siapa lagi sebagai
suhumu" Dalam hati Boen Ching diam2 merasa terperanjat, Kong Ku
ini ternyata hanya begitu saja telah mengetahui tinggi
rendahnya kepandaian yang dimilikinya, dengan tawar
sahutnya . "Aku hanya pernah mengangkat seorang sebagai suhuku,
tak ada lagi orang yang kedua". Kong Ku tertawa dingin, ujarnya. "Kalau demikian, aku hanya dapat menghantarkan kau masuk kedalam telaga ini saja". Hati Boen Ching menjadi tergetar, entah mengapa Kong Ku ini berbuat demikian,
tanyanya. "Mengapa....." .
Kong Ku tertawa dingin, sahutnya. "Memangnya aku akan
menghantarkan kau masuk kedalam telaga tak ada halangan
untuk memberitahukan kepadamu, karena engkau telah
melatih ilmu Hiat Mo Kang" Boen Ching menjadi tertegun, dia tak pernah mengetahui kapan dirinya pernah melatih ilmu
"Hiat Mo Kang" itu pikirannya segera bergerak pikirnya pastilah karena dia pernah menjalankan ilmu untuk
membalikkan jalannya hawa murni didalam tubuhnya,
mungkin Kong Ku lalu mengatakan dia pernah melatih ilmu
"Hiat Mo Kang".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Kong Ku dengan perlahan berjalan mendekati Boen Ching,
Boen Ching segera memusatkan pikirannya menanti
kedatangan musuh, ketinggian dari ilmu yang dimiliki Kong Ku ini jauh melebihi Toan Bok Cie Jien maupun Seh Tu Hoa satu
tingkat, ini hari rupanya sukar baginya untuk lolos dari
kematian. Bwee Giok yang berada disamping nampak hal ini dengan
keras membentak: "Tahan." "
Kong Ku dengan dingin tertawa terkekeh, ujarnya.
"Ternyata ada orang yang datang menghalanginya" Sehabis mengucapkaa itu ia tertawa dingin lagi.
Kepada Bwee Giok ujar Boen Ching. "Nona Bwee tak boleh berbuat demikian, turun ketelaga ini belum tentu mati, apalagi belum tentu aku mau menurutinya, kau mau menemani aku
datang kemari aku sudah sangat berterima kasih, engkau
sebagai Siauw TOuwcu dari perkumpulan Elang Sakti haruslah
dapat menjaga dirimu baik2."
Bwee Giok dengan perlahan menundukkan kepalanya, tak
berkata sepatah katapun. Sambil tersenyum ujar Boen Ching
lagi. "Nona Bwee tahukah kau aku selamanya sangat
menghormati dan memuji kau, semangatmu sikapmu,
semuanya tak dapat dilampui oleh orang lain."
Bwee Giok menundukkan kepalanya, sejenak kemudian
ujarnya. "Aku dapat membalaskan dendam bagimu"
Selesai berkata ia mendongakkan kepalanya memandang
tajam kearah Boen Ching.
Boen Ching yang nampak sepasang matanya, hatinya tak
urung menjadi berdebar, sepasang mata Bwee Giok penuh
dengan air mata, setelah memandang tajam sejenak kearah
Boen Ching, ia balikkan tubuhnya dan lari turun gunung. Boen Ching memandang terpesona pada bayangan Bwee Giok,
hatinya terasa sangat terharu, Bwee Giok demikian teguhnya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
dirinya akan segera jatuh kedalam telaga seperti halnya Yuen Fu.
oooXcoo BAYANGAN dari Bwee Giok mulai lenyap ditengah
pepohonan, tetapi pada mata Boen Ching tetap terbayang
wajahnya, sekonyong- konyong ia merasa lirikan dan
senyuman Bwee Giok sangat mendalam sekali tertera didalam
hati nya, sedang gadis pada cermin itu sekalipun mempunyai
kesempatan hanya dua kali saja untuk bertemu tetapi itu
semuanya lamunan saja di dalam benaknya, seolah-olah
dalam waktu yang sekejap itu dia telah merasakan itu
semuanya hanya terombang-ambing tak menentu jaraknya
dengan dia demikian jauhnya, sedangkan Bwee Giok adalah
yang sesungguhnya.
-ooo0dw0ooo- SEPASANG mata Boen Ching memandang terpesona kearah
dimana bayangan Bwee Giok tadi lenyap, dengan tertawa
dingin ujar Kong Ku. "Orang sudah pergi jauh, masih ada apanya yang baik untuk dilihat, aku akan melihat gadis cilik itu mempunyai daya apa untuk membalaskan dendammu." Boen
Ching pun tertawa dingin, sahutnya.
"Tetapi aku kira ini hari yang akan jatuh ke dalam telaga bukannya aku melainkan kau sendiri, akupun akan melihat
murid-murid dan cucu muridmu itu dengan cara apa untuk
membalaskan dendam bagimu."
Kong Ku mendongakkan kepalanya, tertawa panjang,
sejenak kemudian kepada Seh Tu Hoa dan Toan Bok Cie Jien
ujarnya dengan dingin.
"Kau berdua apakah masih berani tinggal disini " Apakah harus aku yang menghantarkan ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Toan Bok Cie Jien tertawa dingin, ujarnya. "Apakah kami harus dengan demikian saja meninggalkan tempat ini ?"
Kong Ku dengan dingin tertawa tergelak, tubuhnya
bagaikan kilat mendesak mendekati Toan Bok Cie Jien, tangan kanan Toan Bok Cie Jien segera mendorong, dengan
menggunakan gentong arak ditangannya ia mendorong
kearah Kong Ku.
Ia menjadi mendengus melihat hal ini, kedua jarinya
ditegakkan, dengan menggunakan kekuatan dari jarinya itu
dengan keras menerima tenaga dorongan dari gentong arak
Toan Bok Cie Jien itu.
Suatu bunyi yang sangat nyaring terdengar, Toan Bok Cie
Jien segera terdesak mundur sebanyak dua langkah oleh
tenaga jari yang dilancarkan Kong Ku ini, wajahnya berubah
menjadi pucat pasi, sejenak kemudian ujarnya.
"Karena dua jarimu ini, aku Toan Bok Cie Jien terpaksa tak dapat berbuat apa-apa lagi, tetapi lain waktu kalau kita
ketemu lagi, sampai waktu itu pulalah kita harus membuat
perhitungan lagi."
Sesudah berkata tubuhnya berkelebat turun ke bawah
gunung. Kong Ku dengan dingin membalikkan tubuhnya,
wajahnya berhenti tepat dihadapan Seh
Tu-Hoa. Seh Tu Hoa tahu dirinyapun bukanlah tandingannya,
dengan perlahan ia menghela napas, segera ia memberi tanda
kepada Shie Chiau Nio dan Seh Tu Hong, puteranya, tiga
orang ber-sama2 mundur turun kebawah gunung. Kong Ku
terakhir memutar kearah Boen Ching, ujarnya. "Aku masih akan memberikan waktu sejenak bagimu untuk hidup, kau
boleh lihat bagaimana aku akan mengambil hioloo itu."
Seusai berkata ia balikkan tubuhnya dan bertepuk dua kali
kedalam rimba. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sepuluh orang yang berpakaian hijau muncul dari rimba itu
dengan menggotong seutas tali.
Boen Ching nampak tali itu dibuat dari serabut yang sangat
keras, pada ujung tali itu terdapat sebuah bola besi yang
berwarna hitam, belum saja ia berjalan mendekat ia sudah
merasa getaran yang hebat dari pedangnya itu, bagaikan mau
terlepas dari sarungnya. Dalam hati Boen Ching menjadi
sangat terkejut, ia tahu besi itu tentulah adalah sebuah besi semberani, Kiranya Kong-Ku hendak menggunakan bola besi
semberani itu untuk menghisap hioloo kuno yang berada
didasar telaga itu, sehingga dirinya tak usah menempuh jalan yang lebih bahaya lagi. Kong Ku menerima ujung tali yang ada bola besinya itu dari orang-orang itu, dia mendengus,
berpuluh-puluh kaki tali dari serabut itu hanya sedikit
digetarkan telah menjadi kencang bagaikan panah, kemudian
besi semberani itu di lemparkan ketengah telaga.
Boen Ching memperhatikan air dari telaga itu nampak pada
telaga itu timbul gelombang-gelombang kecil, pada wajah
Kong Ku timbul suatu senyuman yang seolah-olah bangga
akan pekerjaan itu. Tak lama kemudian tangan kanan Kong Ku
di sontekkan keatas, besi semberani tersebut segera melayang meninggalkan air. Boen Ching nampak pada sekitar besi
semberani itu penuh dengan bermacam-macam senjata, Kong
Ku menunggu hingga besi semberani itu meninggalkan dari
atas air, ia tak perlu memandang, hanya dengan mendengar
dari suara benda itu meninggalkan air, serta tenaga
ditangannya telah mengetahui bahwa ia tak berhasil
menghisap hioloo itu keluar dari telaga.
tangan kanannya segera dibalik, besi semberani itu sekali
lagi masuk kertalam telaga, kali ini Kong Ku telah
mengarahkan seluruh tenaganya keatas tali itu, tampak tali itu lurus bagaikan toya, dan disabetkan keatas permukaan air
telaga itu. Sekonyong-konyong dari dalam telaga itu muncul
suatu tiang air yang menerjang keluar dari dalam telaga, air
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
telaga mengembang naik dengan cepatnya, sedang pada
wajah Kong Ku nampak perasaan yang sangat terkejut.
Air telaga itu terus mengembang naik hingga setinggi
sepuluh kaki lebih, terdengar suara gemuruh, sebuah kepala
naga yang berwarna putih salju muncul kepermukaan air.
Boen Ching menjadi sangat terkejut, telaga itu ternyata
bernama sebagai telaga Naga Dingin, binatang aneh itu sudah tentu tak dapat diragukan lagi adalah Naga Dingin yang
diceritakan bersembunyi didasar telaga itu, tak disangka ini hari ternyata terpancing keluar oleh besi semberani yang
dilemparkan oleh Kong Ku.
pada tigapuluh tahun yang lalu, sepasang mata Kong Ku
dikorek keluar oleh Thian Jan Shu, tetapi sekarang sekalipun ia tak dapat melihat, tetapi ketajaman dari perasaannya ini lebih dari sepasang mata orang biasa. Dia hanya mengetahui
kalau Naga Dingin dari telaga itu telah terpancing keluar oleh besi semberani yang dilemparkan oleh dia, ini hari kalau mau dengan lancar mendapatkan hioloo kuno itu, kiranya tak
mungkinakan teejadi. Naga dingin itu munculkan kepalanya
kepermukaan tetapi bagaikan ekornya dirantai tak dapat
munculkan lagi tubuhnya, sepasang matanya yang
memancarkan sinar bagaikan dua buah gulungan api yang
memandang kearah tepi telaga. Kong Ku mendengus dengan
dinginnya, dia agaknyapun telah mengetahui kalau naga
dingin itu tak dapat munculkan tubuhnya lagi, tangan
kanannya ditarik dengan keras, untuk menarik kembali besi
semberaninya itu, tetapi tarikannya kali ini tetap tak berhasil, besi semberani itu bagaikan terkait sesuatu benda yang tak
dapat bergerak, sehingga tak dapat di tarik keluar. Naga
dingin itu mendongakkan kepalanya sambil mementangkan
mulutnya, suatu percikan air yang berwarna putih memancar
kearah dua orang itu.
Kong Ku mundur selangkah kebelakang, Boen Ching juga
tak berani menentang datangnya air itu, dia juga mundur
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
kebelakang selangkah. Kong Ku mendengus, kepada Boen
Ching ujarnya. "Naga dingin telah muncul, ini hari akan mengambil hioloo sudah tentu tak mungkin akan dapat dilakukan, sekarang apa
kau mau bergebrak deagan aku " ."
Boen Ching tahu orang2 dari golongan sesat itu tak ada
seorangpun yang mempunyai aturan, dengan tawar sahutnya.
"Aku memang mempunyai niat untuk berbuat demikian."
Mendengar perkataan Boen Ching itu dengan dingin sahut
Kong Ku. "Bagus kiranya juga mempunyai semangat, kalau begitu
cabutlah pedangmu keluar." Boen Ching dengan tertawa
berkata. "Mengapa harus menggunakan pedang, apa boleh dibilang
dengan menggunakan sepasang tanganku itu tak mempunyai
harga untuk bertempur denganmu?"
Kong Ku dengan dingin tertawa terkekeh, ujarnya. "Kalau memang nya demikian aku juga tak akan sungkan-sungkan
lagi" Boen Ching melirik memandamg ketengah telaga, pada saat ini naga dingin telah menyelam lagi kedalam air, sedang airpun mulai menjadi surut kembali sedang tali serat dari Kong Kupun telah dibuang pada permukaan air kembali menjadi
tenang, bagaikan tidak pernah terjadi sesuatupun. Kong Ku
nampak Boen Ching demikian besar nyalinya, malah mengira
mungkin dia mempuyai jurus- jurus ilmu silat yang lihai,
tangan kanannya dengan perlahan dipukulkan keluar dengan
menggunakan jurus "Yu Ling Tang Cau" atau mencakar sisik mega, ditepukkan ketubuh Boen Ching.
Boen Ching mengangkat tangan kanannya, dan mencekal
tangan pada urat nadi tangan Kong Ku.
Kong ku dengan perlahan mendengus, tangan kanannya
dibalik dan balik mencekal tangan kanan Boen Ching, ia
segera mengeraskan tangan kanannya, ternyata dia tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
menghindar atau berkelit sedikitpun juga dan dengan perlahan dia membiarkan tangannya dicekal oleh Kong Ku.
Kong ku dalam satu jurus berhasil mencekal tangan kanan
Boen Ching. dia pun merasa amat terkejut. jurus "Yun Ling Tang Cau" ini sebetulntya sebagian besar adalah merupakan gerakan pancingan, dan digunakan untuk memancing musuh
untuk turun tangan, sedang Boen Ching ternyata mengajukan
diri untuk ditawan, entah dia mempunyai tujuan apa. Dia yang mencekal tangan Boen Ching, dalam hatinya malah balik
merasa curiga, untuk sesaat tak dapat mengambil keputusan
untuk apa pun. Boen Ching tak bergerak sedikitpun juga, ia
menanti Kong Ku untuk turun tangan untuk ke dua kalinya.
Kong Ku dengan perlahan mendengus pikirnya:
"Tak perduli kau akan berbuat apa, pokoknya akan
kulemparkan kau kedalam telaga terlebih dahulu baru berkata lagi". Tangan kanannya digetarkan dan melemparkan tubuh Boen Ching ketengah telaga dingin itu.
Boen Ching sejak tadi telah bersikap menanti gerakannya,
Kong Ko kini ternyata melemparkan tubuhnya, ia segera
mengembalikan tangannya untuk balas mencekal pergelangan
tangan Kong Ku dan mengerahkan jurus "Thian tee Ie weh"
dari ilmu "Thian Thien Kioe Sih".
Pergelangan tangan Kong Ku yang dicekal oleh Boen Ching
segera mengeluarkan suara tertahan, ternyata jurus Boen
Ching ini tidak berhasil menggerakan tubuh Kong Ku
sedikitpun juga dalam hatinya sedikitpun juga, dalam hatinya sedikit merasa sangat terkejut, kemudian melancarkan lagi
jurus "Shie Thian Song Gwat" Tubuhnya berputar diudara, semula Kong Ku oleh jurus "Thian tee Ieweh" dari Boen Ching ini telah membuat kuda-kudanya menjadi tergempur, pada
saat ini dibuat berputar lagi oleh tenaga dalam jurus Boen
Ching ini, mau tak mau membuatnya terjungkir balik, untung
dia segera memutarkan tubuhnya, kalau tidak maka tubuhnya
akan terlempar ke tengah telaga oleh jurus Boen Ching ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
wajah Kong ku segera berubah, dengan dingin ujarnya:
"Tak dapat disalahkan lagi kau berani bicara besar, kiranya kau masih sangat hafal dari ilmu sakti dunia kangouw yakni
ilmu "Thian Thien Kioe Sih." Boen Ching nampak dirinya harus berputar berpuluh2 kali baru dapat membuat Kong ku
terjungkir sekali bahkan tidak terjatuh pada arah yang dituju olehnya, hatinya menjadi sangat terkejut, tetapi ia tidak tahu kalau dalam hati Kong kujauh lebih terkejut jika dibandingkan dengan dirinya, kehebatan dari ilmu Thay Thien Kioe Sih tak ada bandingan nya, kalau saja lweekang yang dimiliki Boen
Ching lebih tinggi dari dirinya, bukankah dirinya akan
terlempar jatuh ke tengah telaga, Boen Ching ini tak dapat
dibiarkan hidup lebih lama lagi. kalau tidak jika bertambah beberapa tahun lagi, dirinya mana dapat menandingi dia lagi.
Kong Ku pertama kali karena memandang rendah pada
pihak musuh sehingga terkena pancingan, setelah berdiri
tegak ditanah tak henti-hentinya ia tertawa dingin sedang
tubuhnya mendekat pada Boen Ching lagi.
Boen Ching dengan tawar berkata.
"Thay Thien Kioe Sih tidaklah hanya sebagian itu saja, engkau mau melemparkan aku ke dalam telaga untuk
bertempur mati-matian dengan naga dingin itu, aku kira
tidaklah demikian mudahnya untuk melakukannya."
Kong Ku tertawa dingin, ujarnya. "Aku harap kau jangan terlalu meninggikan dirimu sendiri, ilmu Thay Thien Kioe Sih mungkin sungguh dapat disebut sebagai ilmu sakti didalam
Bu-lim, tetapi kalau kau yang menggunakan, aku kira masih
sangat terlalu jauh untuk dikatakan. Sewaktu mengucapkan
perkataan itu,"
tubuhnya bagaikan kilat cepatnya mendesak mendekat
ketubuh Boen Ching. Boen Ching sambil mengundurkan diri
melancarkan serangan dengan menggunakan gerakan tubuh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Sie Liu Eng Hong" ia berusaha untuk memunahkan serangan musuh itu.
Kong Ku dengan dingin mendengus,jari tengah dan
telunjuk dari tangan kanannya dengan perlahan disentilkan,
segulung angin yang amattajam mengikuti arah yang ditunjuk
menyerang kearah tubuh Boen Ching.
Dalam hati Boen Ching merasa sangat terkejut, sungguh
tak disangka olehnya kalau Kong Ku ternyata dapat melatih
ilmu sakti semacam ini, dengan demikian gerakan tubuh "Sie Liu Eng Hong" nya jadi kehilangan kehebatannya.
Dengan tergesa-gesa ia menghindar kesamping untuk
menghindari serangan yang menyerang dirinya Itu dengan
hebatnya Itu.
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kong Ku dengan dingin mendengus, pada saat tubuhnya
berkelebat tangannya telah menyambar mencengkram
punggung Boen Ching, sedang tangan kanannya bergerak
menotok jalan darah pada punggung Boen Ching, kemudian
ujarnya. "Kau sendiri dapat membebaskan totokan ini, setelah
sampai pada dasar telaga bebaskanlah sendiri, Ilmu Thay
Thien Kioe Sih terhadapku juga telah tak ada gunanya,
hanyalah tinggal menanti budak kecil itu membalas dendam
bagimu." setelah berkata dengan perlahan tangan kanannya
mendorong, melemparkan tubuh Boen Ching ketengah telaga.
Jalan darah pada punggung Boen Ching tertotok, dia sadar
bahwa satu satunya jalan kehidupan baginya adalah jika ia
dapat membebaskan totokan tepat pada waktunya, kalau
tidak kiranya dirinya juga akan terkubur didasar telaga itu.
untuk membebaskan totokan bukanlah suatu pekerjaan
yang sangat mudah dan tak mungklin dalam waktu yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
singkat dengan menggunakan hawa murninya untuk
membebaskan totokan tersebut.
Begitu Kong Ku melepaskan tangannya, dia mulai dengan
mengerahkan hawa murninya untuk membebaskan totokan
itu. Tubuh Boen ching yang dilemparkan ketengah telaga
ditengah udara berturut-turut ia bersalto beberapa kali, dan kemudian jatuh ditengah telaga naga dingin itu.
Begitu tubuhnya bertemu dengan air telaga, tanpa terasa
seluruh tubuhnya menjadi berkerut, rasa dingin dari air telaga naga dingin ini jauh lebih hebat dair penderitaannya jika
dibandingkan dengan rasa dingin daripada Han Siong Leng
Uh. Seluruh tubuhnya terasa diserangoleh rasa dingin yang
hebat dari air telaga tersebut, tapi pada dadanya terasa
hangat sekali. Dalam hati Boen Ching diam2 merasa heran dan bercampur
terkejut. Cermin "Thian Tuen" yang biasanya ditempatkan pada dadanya itu mengeluarkan suatu hawa yang dingin dan
nyaman, pada saat ini bagaimana dapat berbalik
mengeluarkan hawa yang hangat"
Dia yang dibesarkan dilautan Timur, sudah tentu menyelam
diantara ombak bagi dia tidaklah merupakan suatu urusan
yang berat baginya untuk bertahan napas didalam air dapat
mancapai tiga jam lamanya tapi jika jalan darahnya tak dapat dibebaskan, dengan sendirinya tangan dan kakinya menjadi
tak dapat bergerak. Tubuhnya yang masuk jadi tak dapat
bergerak, tubuhnya yang masuk ke dalam air segera
tenggelam ke dasar telaga.
Boen Ching menutup matanya dan mulai menjalankan
pernapasan, dia tahu pada tubuhnya ada cermin pusaka yang
melindungi tubuhnya dna tak usah lagi takut akan hawa dingin dari air telaga itu, dia hanya dengan memusatkan seluruh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
perhatiannya untuk menjalankan pernapasan guna
membebaskan totokannya.
Setelah menjalankan tiga kali putaran tiga tempat jalan
darah yang tertotok dalam tubuhnya telah dapat dibebaskan
seluruhnya, baru tubuhnya akan digerakan untuk naik keatas
sebuah arus berputar yang sangat santar telah menerjang
ketubuhnya. Dalam hati Boen Ching diam2 merasa sangat terkejut,
ketika ia membuka matanya untuk melihat, ternyata naga
dingin penghuni telaga naga dingin itu sedang datang
mendekati tubuhnya dan menerjang kearahnya dengan cepat
dan ter-gesa2 ia menghindar kesamping.
matanya memperhatikan keadaan sekitarnya, sebenarnya
memangnya telah melatih untuk memandang di tempat yang
gelap, di tempat yang gelap gulita itu dengan samar-samar ia telah dapat melihat dasar telaga yang letaknya tak jauh dari dirinya. Didasar Telaga naga dingin tersebut, terlentang
berpuluh2 sosok tengkorak manusia, ada yang dalam sikap
duduk ada pula yang dalam keadaan telentang, sedang
tengkorak2 itu banyak juga yang telah hancur berantakan,
diatas tubuh tengkorak-tengkorak itu penuh dengan lumpur,
ketika air mengalir melalui tengkorak itu dan menghilangkan Lumpur yang ada diatasnya, barulah dapat dilihat wajah
sesungguhnya dari tengkorak itu. Naga dingin itu ditengah
remang2nya air telaga tampak yang sangat putih sekali-
bagaikan salju, panjangnya kira-kira empat lima kaki,
sepasang matanya berwarna merah darah, didalam air
sekalipun gerakannya sangat lincah, tetapi ekornya terdapat seutas rantai besi yang sangat besar sekali. Boen Ching
setelah menghidari terjangan naga dingin itu, menurut
pengalamannya yang ia dapatkan,jika menemui binatang buas
didalam air sekali kali tidak dapat melarikan dirinya, sebagai manusia kegesitan waktu bergerak tidak mungkin dapat
melawan kelincahan dan gerakan binatang penghuni air. Dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
membalikkan tubuhnya sambil mencabut keluar pedang
panjangnya, matanya dengan tajam memperhatikan naga
dingin itu. Naga dingin itupun memperhatikan Boen Ching
kedua belah pihak menantikan saat yang baik untuk bergerak.
Boen Ching tahu bahwa sebangsa ular atau naga jika dalam
air kekuatan ekor naga dingin itu, meskipun dia mempunyai
cermin pusaka yang melindungi jantungnya tetapi
bagaimanapun juga tak dapat menghindarkan diri dari
serangan hawa dingin dari telaga itu, kakinya dan tangannya mulai menjadi kaku.
Naga dingin itu setelah memperhatikan Boen Ching
sejenak, mulutnya yang besar itu membuka dan menutup,
sekumpulan air yang sangat santar kembali menyerang kearah
Boen Ching dengan hebat.
Boen Ching menjadi sangat terkejut tubuhnya bergerak
menghindar kesamping, tetapi sekumpulan air yang santar itu setelah melewati pergi, terasa lagi suatu hawa yang sangat
dingin sekali menyerang kearah nya, saking dinginnya,
membuat dia hampir2 gemetar.
Naga dingin itu nampak serangannya tidak mengenai
sasaran, tubuhnya maju mendesak kearah Boen Ching lebih
dekat lagi. Pedang panjang ditangan kanan Boen Ching dengan cepat
menusuk keluar tetapi naga dingin itu tetap meneejang
kedepan sekalipun pedang Boen Ching dengan cepat
mengenai tubuh naga dingin itu, tetapi naga dingin itu
sedikitpun tidak menderita luka apapun, sambil
mementangkan mulutnya lebar-lebar, tubuhnya mendesak
lebih dekat lagi ke tubuh Boen Ching, dalam jarak tidak lebih dari tiga kaki saja.
Boen Ching dengan tergesa-gesa menyingkir ke samping.
Naga dingin itu dengan gusar melototkan matanya, tubuhnya
bergerak dengan kerasnya, membuat pada dasar telaga itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
timbul suatu ombak yang keras, pasir dan lumpur bergolak,
segulung demi segulung ombak besar itu menerjang
ketubuhnya dengan keras. Boen Ching yang terpukul oleh
ombak yang sangat besar itu dipaksa mundur terus
kebelakang. Naga dingin itu disamping menggerakkan tubuhnya hingga
menimbulkan ombak yang besar, tubuhnya bagaikan kilat
cepatnya mendesak kearah Boen Ching. Boen Ching berturut-
turut menghindar kesamping, mendadak dia merasakan suatu
arus yang sangat cepat dan santer menerjang dari belakang
tubuhnya. Dia menjadi terkejut, tidak sempat lagi untuk
menoleh kebelakang, tahu-tahu telah dihisap oleh arus keras yang menyerang dirinya itu dan membawanya kedalam suatu
gua yang sangat gelap sekali.
Boen Ching dengan cepat menutup seluruh pernapasannya,
mengikuti arus keras itu tubuhnya mengalir terus, dia dengan seluruh perhatiannya memperhatikan keadaan sekelilingnya,
nampak didalam gua itu empat penjurunya penuh dengan
batu2 aneh yang sangat runcing sekaU.
Dalam hatinya diam-diam dia merasa sangat terkejut,
ditengah teejangan arus telaga yang demikian derasnya itu
ternyata terdapat batu-batu aneh yang demikian runcing nya, jikalau bukan dirinya telah berhasil melatih ilmu memandang didalam kegelapan, kiranya sejak tadi telah mengalami
kematian. Arus deras itu menerjang terus dengan santer nya, tak lama kemudian telah sampai ditengah suatu telaga yang
sangat gelap sekali. Boen Ching yang telah sangat lama
menutup seluruh pernapasannya, pada saat ini merasa arus
air itu mulai menjadi perlahan, dengan cepat tubuhuya
digerakkan, untuk timbul keatas permukaan air dan mengirup
udara segar. Setelah ia menghirup udara panjang2, dengan
perlahan ia membuka kedua matanya kembali tetapi terasa
didalam gua itu sangat terang sekali oleh suatu sinar yang
berkilauan, sinar itu menusuk kedalam matanya, membuat dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
hampir2 tak dapat mementangkan matanya, dalam hatinya
diam2 merasa heran dan terkejut, Boen Ching dengan cermat
memandang kekanan dan kekirinya, nampak disebelah kiri dari goa itu terdapat sebuah batu gunung yang panjangnya
beberapa kali dan muncul dari permukaan atas, sinar yang
menyilaukan mata itu timbul dari atas batu gunung yang besar itu.
Boen Ching yang tidak dapat melihat dengan jelas, dalam
hatinya mendadak timbul rasa ingin tahunya, tak disangka di belakang dimana terdapat arus yang demikian santarnya itu
ternyata terdapat suatu tempat seperti ini, entah barang
apakah yang terlihat memancarkan sinar yang berkilauan itu.
Dia menarik napas panjang2, tubuhnya melompat melayang
keatas dan hinggap diatas batu besar itu.
Sesampai diatas batu itu, nampak disekeliling dari batu itu ternyata ada beberapa kaki luasnya, diatas batu itu terdapat tulang belulang dari seekor naga yang membujur panjang,
sepasang matanya memancarkan sinar merah yang
berkilauan, sedang didalam mulutnya terdapat sebuah benda
bulat yang menyerupai sebutir pil yang berwarna emas. Sinar berkilauan yang tadi terlihat itu kiranya berasal dari pil
berwarna emas tersebut.
Disamping tulang belulang dari naga itu masih terdapat
sebuah mayat dari seorang hweesio yang dalam sikap sedang
bersila, sekalipun hweeesio itu telah wafat lama sekali, tetapi wajahnya masih tetap utuh seperti orang yang masih hidup,
pada wajahnya terlihat senyuman yang sangat ramah sekali.
Boen Ching menarik napas panjang-panjang, dalam hati
pikirnya. "Entah hweesio ini berasal dari angkatan yang keberapa, ternyata dapat wafat ditempat ini."
Dia memandang keadaan sekelilingnya, nampak arus itu
mengalir kesuatu gua yang gelap, sedang tulang dari naga
itupun menerobos masuk lagi kedalam gua yang tingginya
satu setengah kaki.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Untung baginya pedang panjang dan buntalannya terbawa pada tubuhnya, dia sambil menghela napas lega, menurunkan
pedang dan buntalannya keatas tanah, dapat sampai ditempat
ini juga dapat dihitung sangat beruntung sekali, kalau tidak banyak waktu lebih lama sedikit lagi berdiam di dalam telaga naga dingin itu, juga bukannya mati kedinginan juga mungkin mati tertelan oleh Naga dingin itu. Dia bertindak dua langkah kedepan, nampak diatas dinding batu didepan gua itu agaknya terukir beberapa tulisan, dia bertindak ke depan memandang, diatas batu itu ternyata terukirkan kata.
"Thay Tong tahun kedua, Pendeta Thian Tok Wang Huo
wafat ditempat ini, bersama-sama dengan naga emas melawat
kebarat, merantai Naga dingin didasar telaga Naga dingin.
pendatang yang berjodoh dapat menelan pil berwarna
emas yang ditinggalkan oleh naga emas itu, ilmu sakti dari
Tinggoan yang telah lenyap empat abad yang lalu "Hong Loei Chiet Kiam" dapat menundukkan naga, ilmu "Hong Loei Chiet Kiam ini sebenarnya adalah ilmu sakti dari daerah Tionggoan, tetapi karena merasa akibatnya terlalu hebat dan kelihayannya tak ada bandingannya, bukanlah orang persilatan yang dapat
mempelajarinya, hingga tak berani menerima murid, ilmu yang berasal dari Tionggoan sudah tentu harus dikembali kan
kedaerah Tionggoan, kini diwariskan pada orang yang
mendatang, gua ini, karena menurut anggapan orang yang
dapat memasuki gua ini tentu orang yang mempunyai rejeki
besar, dan jangan menggunakannya untuk melakukan
kejahatan. Tulisan itu sampai disitu telah berhenti, Boen Ching setelah nampak hal ini menjadi menghela napas, kira nya pil yang berwarna emas itu adalah pil sakti naga emas itu.
Dia membalikkan tubuhnya dan berjalan ke depan Wang
Huo Thaysu, dapat diduga hwesio sakti dari ribuan tahun yang lalu ini pasti adalah seorang manusia aneh yang sakti, segera ia berlutut dan bersujut memberi hormat, seluruh tubuh dari Wang Huo Thaysu itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Kemudian dengan perlahau-lahan ia bangkit berdiri dan
mengambil pil berwarna emas itu yang diletakkan keatas
tanganya setelah memandangnya sejenak barulah
memasukkan kedalam mulut dan ditelan.
Segera ia duduk bersila untuk mengatur jalan
pernapasannya, begitu pil berwarna emas itu masuk kedalam
mulutnya, segera pula ia merasa sebuah arus yang panas
mengalir masuk kedalam tubuhnya, sedang tulangnya
mengeluarkan serentetan suara yang perlahan, hawa dingin
yang tadi menyerang dirinya kini dengan cepat telah tersapu hilang.
Setelah mengatur pernapasannya hingga hawa murninya
berputar tiga kali keseluruh tubuh nya dia baru menghela
napas lega dan bangkit berdiri terasa tubuhnya menjadi
sangat segar sekali, hawa murninya terus menembus
keseluruh urat nadi dan jalan darahnya.
Pada saat bernapas, tenaga tubuh dan hawa murninya
bergerak dengan sangat perlahan sekali, bagaikan akan
menerobos terus keseluruh tubuhnya.
Dalam hati diam-diam merasa sangat girang, tak disangka
pada saat menghadapi keadaan yang bahaya malah balik
berganti dengan mendapat keuntungan dan menemui kejadian
yang aneh. Boen Ching setelah menelanpil berwarna emas itu dan
nampak empat penjuru dari tempat itu memancarkan sinar
yang sangat menyilaukan mata itu, dalam hatinya mulai timbul rasa curiga, dengan memusatkan seluruh perhatiannya ia
memandang, nampak tulang belulang dari naga emas itu
menjulur masuk kedalam gua itu bahkan memancarkan sinar
yang sangat menyilaukan mata.
Dia teringat akan pesan yang ditinggalkan oleh Wang Huo
Thaysu yang mengatakan bahwa terdapat ilmu sakti dari dunia persilatan yaitu "Hong Loei Chiet Kiam" atau tujuh pedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
angin petir, dalam hati diam-diam pikirnya "Aku kini ternyata telah menelanpil berwarna emas dari naga emas itu, mengapa
tidak sekalian mempelajari ilmu "Hong Loei Chiet Kiam", apa lagi aku kini tidak mempunyai urusan, mau keluar dari gua
inipun tak mungkin dapat keluar."
Berpikir sampai disini, ia memungut pedang panjang nya
kembali samhil mengambil buntalannya ia berjalan masuk ke
dalam gua tersebut.
Baru ia masuk kedalam gua itu, pandangan dihadapannya
menjadi terang, dalam gua itu dari tingginya yang hanya
setengah kaki itu kini telan berubah menjadi beberapa kaki
tingginya empat penjuru dari gua batu itu penuh dengan intan permata, sedang ubinnya terbuat dari batu giok, di tengah
gua itu terdapat sebuah kolam air dan ditengah kolam itu
terdapat seekor naga emas yang memancarkan airnya.
Boen Ching yang nampak hal itu menjadi tertegun,
pemandangan semacam ini sekaiipun di dalam istana
kaisarpun juga tak dapat menemuinya.
Disamping dari kolam itu terdapat tujuh buah patung
manusia yang terbuat dari emas, dengan mencekal sebilah
pedang panjang masing-masing berdiri dengan gayanya yang
berbeda satu dengan yang lainnya, setiap patung dari emas
itu sungguh sangat hidup dan indah pembuatannya, bagaikan
orang sungguh-sungguh.
Boen Ching setelah menurunkan buntalannya ke atas
tanah, dengan perlahan ia berjalan mendekati, dengan sinar
yang terkejut bercampur heran ia memandang ketujuh patung
yang terbuat dari emas itu, dengan hasil pembuatannya yang
demikian indahnya itu,
kiranya pada saat ini tak seorangpun yang dapat
menandingi hasil pembuatannya yang demikian hidupnya itu.
Dengan perlahan dia mencabut keluar pedangnya satu
gerakan demi satu gerakan, satu jurus demi satu jurus ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
mulai mempelajarinya, diam-diam dia merasakan bahwa ilmu
"Hong Loie chiet Kiam" ini bukan saja sangat hebat sekali, bahkan keanehan dan akibat yang timbul dari jurus-jurus itu sukar sekali untuk ditandingi, seluruh jurus itu terdiri jurus-jurus serangan semuanya.
Boen ching setelah mencoba menirukan ilmu "Hong Loei
chiet Kiam" itu satu kali, merasakan bahwa untuk mempelajari ilmu itu ia menemukan kesukaran-kesukaran. mulailah dia
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memandang dengan Cermat satu jurus demi satu jurus,
seluruh patung yang terbuat dari emas itu terlihat bentuk-
bentuk dari otot-otot dan urat-urat nadinya.
Boen ching sambil menirukan Cara dan bentuk dari tiap
jurus, ia mulai menggerak-gerakkan pedangnya, terasa
baginya sangat berat sekali.
Didalam gua itu tumbuh pula berbagai macam buah-
buahan liar, Boen ching pun mulai melatih ilmu "Hong Loei chiet Kiam" itu didalam gua tersebut, setelah merasa lelah ia baru beristirahat didalam gua itu tak nampak matahari, hal ini membuatnya tak mengetahui kalau waktu itu adalah siang
atau malam. Entah telah lewat berapa lama Boen ching masih selalu
memusatkan perhatiannya pada pertemuan yang bakal
diadakan diloteng oei Hok lo pada jam 8 malam Tiong chiu, ia tinggal lebih lama lagi didalam gua itu, begitu ia selesai
melatih ilmu "Hong Loei chiet Kiam" itu segera pula mulai bersiap untuk meninggalkan gua tersebut.
Setelah keluar dari dalam gua, ia berlutut dan memberi
hormat pada mayat Wang Huo Thaysu kemudian
mengencangkan pedang dan buntalannya pada tubuhnya dan
balikkan tubuhnya loncat masuk kedalam air, mengikuti
mengalirnya air ia bergerak maju.
Setelah lewat beberapa saat sampailah dia pada arus yang
deras itu, sekali lagi ia menutup seluruh pernapasannya, tetapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
kali ini arus itu mengalirnya terlalu panjang, belum saja
sampai diluar gua dia telah didesak untuk mulai minum air
telaga itu, baru kemasukan air dua tegukan, tak tahan diri dan jatuh tak sadarkan diri.
lewat beberapa waktu, ketika ia siuman kembali, dirinya
telah terlentang di suatu sungai kecil.
Boen ching mengelengkan kepala, terdengar dari samping
tubuhnya ada orang yang sedang bertanya pada dirinya.
"Siangkong, akhirnya kau sadar kembali."
Boen ching miringkan mukanya memandang kesamping
tubuhnya tampak seorang tukang kayu berusia pertengahan
berdiri disamping tubuhnya, Boen ching merasakan tubuhnya
sangat lelah sekali, kepada tukang pencari kayu itu sambil
tertawa, ujarnya. "Tempat ini tolong tanya apa namanya "
Tukang pencari kayu itu sambil tersenyum balas menyahut.
"Tempat ini adalah dikaki gunung Tlong Thiau, tadi aku sedang pergi mencari kayu nampak siangkong terombang
ambing oleh air dan lewat ditempat ini, untung aku sempat
dengan Cepat menolong dirimu."
Boen ching dengan seenaknya menganggukkan kepalanya,
sedang dalam hatinya diam-diam ia berpikir.
"Bukankah aku sedang berada digunung Hong San" "
Mendadak hatinya menjadi tergetar, dengan Cemas tanyanya:
"Benarkah tempat ini adalah gunung Tlong Thiau ?"
Tukang pencari kayu berusia pertengahan itu dengan
tersenyum menganggukkan kepala.
dalam hati Boen ching merasa sangat terkejut, dia berdiam
didalam gua dimana terdapat kolam nagaemas itu entah telah
berapa lamanya, sedang jarak antara Gunung siong San
sampai disini ratusan li jauhnya, dengan cemas tanyanya pula.
"Tolong tanya apakah malam Tiong chiu telah lewat atau belum?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Tukang pencari kayu berusia pertengahan itu nampak
wajah Boen ching demikian tegangnya, dia menjadi tertegun,
kemudian sambil tersenyum ujarnya .
"Siangkong, kini sedang bulan tujuh tanggal lima belas, jarak sampai malam Tiong chiu masih sangat jauh sekali "
"oh... " setelah mendengar perkataan itu Boen ching baru dapat menjadi agak tenang, walaupun demikian dia berdiam
didalam gua itu juga kurang lebih satu bulan lamanya, setelah termenung sejenak dari dalam sakunya ia mengambil
sepotong perak dan diberikan kepada tukang pencari kayu
berusia pertengahan itu sambil ujarnya.
"Terima kasih sekali kepadamu, ini sedikit pemberian
dariku, harap kau mau menerimanya "
sehabis berkata ia berjalan kearah depan.
Tukang pencari kayu yang berusia pertengahan itu menjadi
tertegun, dengan termangu-mangu ia memandang kearah
Boen ching. dalam hati Boen ching menjadi sedikit merasa bingung,
kejadian yang dialami pada beberapa hari ini semuanya
bagaikan impian saja, dengan perlahan dia berjalan maju
kedepan setelah mencari suatu tempat yang sunyi dan bersih
ia mulai menjalankan pernapasan untuk kemudian
melanjutkan perjalanannya lagi.
Dia teringat akan Kong Ku kemudian teringat pula Bwee
Giok, saat Bwee Giok sebelum meninggalkan dirinya, sinar
matanya juga perkataan yang diucapkannya, hatinya makia
lama makin merasa menjadi berat sekali, dia tidak
menginginkan Bwee Giok naik keatas istana chie Lan Kong,
tentu dia telah menganggap dirinya telah binasa, sekarang
bagaimana baiknya.
Boen ching berpikir terus, entah Bwee Giok kini berada
dimana, ingin sekali dia untuk menemui seseorang untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
ditanyai bagaimana keadaan dunia kangouwpada waktu baru-
baru ini. . Sambil berpikir tak karuan, dia menarik napas panjang-
panjang dan berlari kearah gunung siong San.
Setelah melewati sebuah pa dang rumput, sampailah
disuatu bukit kecil. Mendadak Boen ching mendengar suatu
suara yang sangat aneh sekali menggema dari belakang bukit
itu, dengan Cepat tubuhnya berkelebat melayang keatas
puncak kecil itu, tanpa terasa hatinya menjadi sangat terkejut.
Dibawah bukit kecil itu tampak berpuluh-puluh orang
berbaju hijau sedang mengepung beberapa orang. orang itu
ternyata adalah Kong Sun Seh, Pek HOuw serta Pek Hian Ling
tiga orang. Ditinjau dari dandanan serta pakaian yang dipakai orang-
orang itu, sekali pandang saja telah mengetahui kalau orang-orang itu adalah anak buah dari pihak chie Lan Kong, dalam
hati Boen ching diam-diam merasa sangat terkejut, tak
disangka entah karena urusan apa ternyata orang-orang dari
chie Lan Kong telah bergebrak dengan orang-orang dari pihak Thian San Pay.
Jlka dilihat dari situasi serta keadaannya dapat dilihat Kong sun Seh bertiga telah didesak dibawah angin, sedang Kong
Sun Sekpun telah mulai melancarkan ilmu "Thay Bong cap Pwee san" yang sangat terkenal itu.
Lawan orang-orang berbaju hijau itu nampak tubuh Kong
Sun Seh melayang ketengah udara segera pula berpencar
membentuk suatu barisan pedang.
Kong Sun Sek dengan sekuat tenaga menyerang kebawah,
tetapi seluruh jurus serangannya berhasil dipunahkan oleh
pihak lawan- Begitu jurus serangan dari ilmu "Thay Kong cap pwee san"
itu telah habis digunakan tubuhnya melayang turun lagi keatas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
tanah. Selain dari orang berbaju hijau itu bagaikan angin
puyuh mendesak mendekat, diantara berkelebatnya sinar
pedang yang berkilauan, dari bentuk menyerang yang tak
karuan kedudukannya tadi, kini telah berubah menjadi suatu
jaringan pedang yang sangat tepat sekali, dalam waktu
sekejap mata saja Kong Sun Sek, Pek Hian Ling telah
terjerumus dalam suatu pertempuran yang sangat payah
sekali. Boen ching menjadi mengerutkan slisnya, dalam hatinya
dan sadar bahwa jika hal ini diteruskan demikian, tiga orang itu pasti akan mengalami kekalahan seCara total, terhadap
tiga orang itu dia sedikitpun tidak mempunyai permusuhan
apapun, bahkan sebaliknya terhadap pihak chie Lan Kong dia
mempunyai sedikit ganjalan.
Sebenarnya didalam hatinya memang sudah mempunyai
niat untuk mencari orang untuk menanyakan berita-berita dari dunia kangouw baru2 ini, kini dia tak dapat lagi untuk
bertindak terlambat. sambil bersiul nyaring, ia menarik napas panjang-panjang sedang tubuhnya meloncat ke tengah udara
dandari atas puncak bukit kecil itu melayang turun dan
menubruk kearah belasan orang berbaju hijau itu.
Begitu siulan nyaring Boen ching itu keluar dari mulutnya,
sekelompok orang-orang itu telah mengetahui kalau telah
kedatangan musuh yang tangguh, pada saat miringkan
mukanya untuk memandang, Boen ching dari tempat setinggi
puluhan kaki itu telah melayang turun.
Kong Sun Sek bertiga dalam hatinya menjadi sangat girang,
sedang puluhan orang berbaju hijau itu sebaliknya merasa
sangat terkejut, didalam Bu lim orang yang dapat
melayangkan tubuhnya ditempat datar sejauh puluhan kaki
saja sudah sangat sukar untuk menemuinya, Boen ching kini
dapat meloncat naik keatas sejauh puluhan kaki untuk
kemudian melayang turun kembali keatas tanah, sungguh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
merupakan suatu berita yang dapat mengejutkan orang yang
mendengarnya. Nampak keadaan demikian itu mereka telah mengetahui
kalau Boen ching adalah musuh bukan kawan. kini musuh
tangguh telah tiba, mana sempat untuk mengusir Kong Sun
Sek bertiga. Puluhan orang berbaju hijau itu bersama-sama bergerak
mundur, dengan sendirinya telah membentuk suatu barisan
pedang yang sangat kuat sekali.
Tubuh Boen ching yang baru berada ditengah udara
mencabut keluar pedangnya, pada saat tubuhnya hendak
turun keatas tanah, dengan Cepat ia menarik napas panjang-
panjang, dengan keras ia meloncat kan tubuhnya naik lagi
setinggi dua kaki lebih, kemudian bersalto dan mengubah
kedudukannya dengan kepala diatas dan kakinya berada
dibawah. Ie Bok Kiamnya ditengah udara membuat suatu guratan
panjang, menyapu kearah puluhan orang berbaju hijau itu.
Jurus serangan yang dilakukan Boen ching ini dilancarkan
dengan sangat hebat sekali, dengan mendatar menyapu
kearah puluhan orang berbaju hijau itu, pedang panjang dari orang-orang berbaju hijau itu bersama-sama ditusukkan
keluar membentuk suatu bayangan pedang dan balas
menyapu kearah Boen ching.
Ketika pertama kali Boen ching tiba di tempat itu telah
mengandung niat untuk menekan orang-orang itu dibawah
pedangnya, dia dengan dingin mendengus, tenaga murninya
dikerahkan ketubuh pedang Ie Bok Kiamnya bukannya
menghindar malah sebaliknya menyambut kemuka.
Kong Sun Sek yang nampak dengan tiba-tiba Boen ching
muncul ditempat itu, sebenarnya dalam hatinya merasa
sangat girang. tetapi kini ternyata Boen ching berani dengan keras melawan "Yun cang Tin Hoat" atau ilmu barisan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
kelambu mega dari pihak chie Lan Kong, bukankah dengan
akan menjerumuskan diri kedalam maut?"
Yun cang Tin Hoat dari pihak chie Lan Kong adalah sakti
yang paling diandalkan oleh chie Lan Kong didalam menjagoi
dunia kangouw, begitu barisan itu di gerakkan barisan ini
dapat menyerupai ilmu Pek pay, bahkan jika dibandingkan
dengan ilmu Pat Sian Tian Hoat itu jauh lebih hebat lagi, jika barisan ini dibentuk keCuali bagi mereka yang memiliki ilmu tenaga dalam yang tinggi, kalau tidak sekali terjerumus
didalamnya sukar sekali untuk meloloskan diri dari kematian.
TETAPI dia hanya mengkhawatirkau keselamatan dari Boen
ching dengan sia2 saja, Boen ching setelah menelanpil
berwarna emas dari Naga emas itu, kemajuan yang dicapai
didalam tenaga dalamnya adalah diluar dugaan dirinya dimana tempat yang disabet oleh pedang panjang dari puluhan orang
berbaju hijau itu, diantara suara yang sangat aneh telah patah menjadi dua semuanya.
Boen ching dengan wajah yang seperti tak pernah terjadi
hal apa-apa turun keatas tanah, sedang puluhan orang
berbaju hijau itu dengan termangu2 berdiri mematung disana.
Kong Sun sek pun saking terkejutnya berdiri tertegun
disana, untuk sesaat tak dapat mengucapkan sepatah katapun
juga . Boen ching berjalan mendekati ketiga orang itu, kepada
Pek HOuw dan Pek Hian Ling ia tersenyum, kemudian ujarnya
kepada Kong Sun Sek: "Kong Sun Cianpwe, telah lama tak bertemu apa baik-baik saja ?" Kong sun Sek setelah tertegun sejenak. kemudian sambil tersenyum sahutnya.
"Didalam dunia kangouw telah mengabar kan bahwa kau
telah dilemparkan kedalam telaga naga dingin hingga
menemui ajalnya oleh pimpinan Tiga bersaudara chie Lan
Kong, Kong Ku."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching nampak Kong Sun Sek meskipun tertawa, tetapi
pada wajahnya tertutup oleh kedukaan, diapun memandang
sejenak pada Pek HOuw serta Pek Hian Ling pada waktu
biasanya tak mungkin dapat demikian tenangnya, tetapi
sebaliknya pada wajah dua orang itu pun terlihat sikapnya
yang aCuh tak aCuh, agaknya ada suatu urusan yang sangat
berat yang menimpa diri mereka. Sambil tertawa tawar
ujarnya. "Berita yang disiarkan memang benar, tetapi sekalipun aku dilemparkan oleh Keng Ku ke dalam telaga, tetapi untung
tidak sampai mengalami kematian, ini hari baru saja lolos dari kesukaran, ternyata telah bertemu dengan Cianpwe."
Kong Sun sek setelah menyapu sejenak pada puluhan
orang berbaju hijau itu, kemudian ujarnya.
"Mereka itu semuanya adalah orang-orang dari pihak chie Lan Kong, sedang chie Lan Kong telah mendapatkan hioloo
peninggalan dari Hay Gwat Thaysu, bahkan kini telah
bergabung dengan enam partai besar lainnya."
Dengan nada yang terkejut Boen ching mengeluarkan suara
tertahan, hioloo kuno itu ternyata akhirnya juga didapat oleh Kong Ku, tetapi entah oleh karena sebab mengapa dia dapat
bergabung dengan keenam partai besar lainnya, menurut
pendapatnya hal ini sebetulnya tak penting untuk terjadi. Kong sun Sek sambil tersenyum tawar ujarnya.
"ciangbunjin dari Thian San Pay, Pek Hong Siang dengan membawa senjata pusaka Thian Liong Suo telah pergi
kegunung Khongtong, tetapi ternyata telah menemui ajalnya
ditangan Bu Kie cie".
Hati Boen ching menjadi tergetar, ciangbunjin dari Thian
San Pay ternyata telah mengalami kematian ditangan Bu Kie
cie, kalau begitu tak salah lagi kalau sikap dari Pek HOuw dan Pek Hian Ling demikian anehnya. Tetapi . . .. dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
kepandaian Bu Kie cie apakah dapat menahan kehebatan dan
kelihayan senjata pusaka Thian Liong Suo "-"
Kong Sun Sek tidak menanti Boen ching membuka mulut
untuk bertanya, dengan mendengus ujarnya lagi.
"Senjata Thian Liong Suo yang berada ditangan Pek Hong Siang kiranya-kiranya adalah yang palsu, yang asli sejak
sepuluh tahun yang lalu telah diganti oleh Bu Kie chie, tak dapat disalahkan lagi kalau sepuluh tahun kemudian pihak
Kong-tong-pay demikian rapat hubungannya dengan pihak
Thian San Pay, dia adalah karena takut terbongkar rahasianya, dan sekarang telah mendapatkan tiga buah senjata pusaka
Thian Liong Suo bahkan bersekongkol dengan pihak chie Lan
Kong." dalam hati Boen ching segera sadar, Bu Kie chie ternyata
demikian kejamnya, pada sepuluh tahun yang lalu telah
merencanakan suatu rencana busuk untuk membunuh mati
Thian San chiet Kiam.
"Malahan menukar senjata pusaka "Thian Liong Suo" yang asli dengan yang palsu dan kini membunuh pula Pek Hong
siang. Sedang mereka bercakap-cakap. dari atas gundukan atas
punoak gunung kecil itu melayang turun seorang lelaki
berpakaian berwarna hijau.
Setelah lelaki berbaju hijau itu muncul, bagaikan kilat
cepatnya berkelekat dihadapan empat orang itu, sedang
matanya dengan sinar yang sangat dingin memandang
pedang ditangan berpuluh orang berbaju hijau yang telah
patah semuanya itu. Sejenak kemudian dengan nada yang
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dingin ujarnya kepada Boen ching. "Suatu kepandain yang sangat tinggi "
Boen ching dengan dingin mendengus, sambil balikkan
tubuhnya, sahutnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Suatu gerakan Cakar ayam saja, tak berguna sedikitpun jua, hanya masih belum memandang sebelah matapun pada
ilmu silat dari chie Lan Kong."
Kong Sun Sek yang nampak munculnya orang itu, tanpa
terasa dalam hatinya timbul rasa yang sangat terkejut, kiranya yang baru datang ini adilah anak murid dari Kong Ku yakni
Yuen cong Hong.
Yuen cong Hong adalah anak murid kebanggaan dari Tiga
bersaudara chie Lan, sedang sebelum chie Lan menginjakkan
kakinya didunia kangouw, dia telah mempunyai nama yang
sangat Cemerlang, dan kini sekali lagi munculkan dirinya,
Ketinggian kepandaian yang dimilikinya dapat diterka
bagaimana tingginya. Dengan munculnya dia ini, kiranya
keempat orang itu sukar sekali untuk meloloskan diri.
Terdengar Yuen cong Hong dengan dingin tertawa panjang
kemudian ujarnya.
"Siapakah kau" Istana chie Lan selamanya tak ada seora ngpun yang berani demikian memandang rendahnya, ternyata
engkau berani tidak memandang sebelah matapun juga
sungguh besar sekali omonganmu itu"
Dengan dingin sahut Boen ching. "Aku adalah Boen ching"
Yuan cong Hong menjadi tertegun tegasnya. "Kau adalah
Boen ching.?"
Boen ching dengan dingin tertawa panjang sejenak
kemnudian ujarnya lagi.
"Aku memang benar adalah Boen ching, orang yang telah
dilempar kedalam Telaga naga Dingin oleh seorang yang
berasal dari istana chie Lan Kong Ku."
sepasang alis Yuen cong Hong menjadi berkerut dengan
dingin katanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Sekalipun kau adaloh Boen ching lalu bagaimana" kau
baru saja lolos dari kematian ternyata kini telah
menghantarkan nyawa lagi." Sehabis berkata ia tertawa
dingin. Sepasang mata Boen ching dengan tajam memperhatikan
Yuen cong Hong, tak henti-hentinya ia mengeluarkan tertawa
dinginnya. Dengan nada yang dingin ujar Yuen cong Hong "Engkau
ternyata dapat sekaligus mematahkan lima belah pedang
panjang, tentunya mempunyai selikit andalan, berharga juga
bagiku untuk mempergunakan pedang."
Sambil berkata dengan perlahan lahan ia mencabut keluar
pedang panjangnya. Boen ching masih tetap tertawa dingin
tak mengucapkan sepatah katapun juga . Dalam hati Yuen
cong Hong makin menjadi gusar ujarnya
"Kali ini sejak ketiga orang suhunya menginjakkan kakinya kembali didalam dunia kangouw belum pernah aku
menggunakan pedang selama tiga puluh tahun didalam dunia
kangouw belum pernah orang melihat ilmu pedang yang sakti
dari istana chie Lan dan kini kau bolehlah mencoba
kelihaiannya."
Sehabis berkata, pedang panjangnya sedikit digetarkan,
disaat memancarnya sinar pedang yang berkilauan pedang
tersebut telah ditusukkan ke tubuh Boen ching.
Kong Sun Sek yang nampak Boen ching demikian
memandang ringan pada pihak musuh, dalam hatinya diam-
diam merasa sangat cemas, perpisahannya yang demikian
lama dengannya, entah dia telah menemukan peristiwa aneh
apa lagi, dan mend apatkan jurus2 aneh apa.
Golongan istana chie Lan Kong ku adalah mengandalkan
ilmu Pedang "Mei Huan Kiam Hoat" atau ilmu pedang pencabut sukmanya untuk menggetarkan seluruh dunia
kangouw. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sekali serangan yang dilancarkan Yuen cong Hong ini telah
membuat Boen ching mengetahui tinggi rendah dari
kepandaian yang dimilikinya, dia mundur kebelakang
selangkah, pedang panjang ditangan kanannya dicukilkan
keatas, menangkis tusukan pedang yang dilancarkan oleh
Yuen cong Hong.
Terdengar Yuen cong Hong dengan dingin mendengus,
pedang panjangnya ditekan kebawah ternyata telah
menggunakan arah yang berlawanan menusuk masuk lagi.
Dalam hati Boen ching sedikit merasa terkejut, ilmu pedang
"Mie Huan Kiam Hoat" dari golongan istana chie Lan ternyata benar2 sangar aneh sekali, mau tak mau dia harus menunggu
saat yang baik baru bergebrak, kakinya menginjak dengan
kedudukan Pat Kwa, dengan gerakan tubuh "Sie Liu Eng
hong" menahan serangan musuh.
Pedang panjang Yuen cong Hong dengan datar menyabet
kedalam, tetapi ketinggian tenaga dalam yang dimiliki Boen
ching saat ini bukanlah dia dapat melawannya, Boen ching
hanya karena masih belum dapat meraba jelas keanehan dan
kelihayan dari ilmu pedangnya ia baru mengubah
kedudukannya menjadi pihak bertahan, membuat Yuen cong
Hong yang melancarkan serangannya ber-turut2 tak
mendapatkan hasilnya.
Boen ching sekaligus bertahan hingga berpuluh kali
serangan, sedang dalam hatinya berpikir, dirinya telah
menelan pil berwarna emas dari naga emas itu apakah hanya
dapat bertahan saja ?"" Sejak dia menginjak kakinya didaerah Tlonggoan, belum pernah dia memainkan ilmu pedang "Ie Bok Kiam Hoat"nya dengan sungguh2, kini semangatnya telah
timbul, pedang panjang digetarkan. Ie Bok Kiam segera
menyerang dengan hebatnya dengan menggunakan jurus
"Kiam Hwie Thian coan menerjang kearah Yuen cong Hong.
Ie Bok Kiamnya dengan meminjam tenaga yang digerakkan
dari jari telunjuk dan jari tengahnya berputar setengah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
lingkaran ditengah udara, dengan disertai suatu desiran
pedang yang sangat tajam menusuk kejalan darah ching Boen
Hoat dibawah dada Yuen cong Hong.
Yuen cong Hong selamanya tidak menyangka kalau Boen
ching dapat melancarkan serangannya dari tempat itu, saking terkejutnya berturut2 dia terdesak mundur sebanyak dua
langkah. Boen ching yang nampak dalam satu jurus dia telah
mendapatkan hasil, tubuhnya segera mental kedepan pada
saat tangan kanannya ditekuk dan diluruskan lagi, ilmu
pedang "Ie Bok Kiam Hoat"nya telah dikerahkan seluruhnya.
Tan coe coen dengan mengandalkan ilmu pedang Ngo
Heng Kiam Hoatnya telah menjagoi daerah Sie Pak. dan Shie
Yuh Ku adalah puteri kesayangannya, sedang ilmu "Ie Bok Kiam Hoat" pun telah menghisap hampir separuh bagian dari intisari ilmu "Ngo Heng Kiam Hoat^ Boen ching yang dengan rajin melatih ilmu "ie bok Kiam Hoat" terhadap ilmu "Ngo Heng Kiam Hoat" tidaklah hafal, kini begitu ilmu "Ie Bok Kiam Hoatnya dikerahkan, segera pula telah memaksa Yuen cong
Hong berada dibawah angin-
Golongan istana chie Lan dengan ilmu "Mie Huan Kiam
Hoat"nya telah menjagoi Bulim, tetapi keistimewaan dari ilmu Mie Huang Kiam Hoat ini pada saat menyerang musuh
membuat pihak musuh sukar sekali untuk membedakan
tempat kedudukan tetapi kini begitu pihak musuh bertahan
dengan rapatnya, keistimewaannya dari ilmu pedang itu
menjadi punah sama sekali.
Begitu Boen ching mengerahkan ilmu "Ie Bok Kiam Hoat"
pada saat itu pula ia berhasil menduduki diatas angin, dimana ujung pedangnya menunjuk ternyata semuanya memaksa
Yuen cong Hong untuk tetap berada dibawah angin-
Pada saat ini kesadaran dari Boen ching telah hilang sama
sekali, sejak dia datang kedaerah Tiong goan baru pertama
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
kali ini dengan sungguh-sungguh dia melancarkan ilmu "ie Bok Kiam Hoat" saking gembiranya dia menyerang membuatnya
lupa segala-galanya segera ia bersiul nyaring, ilmu "Huan Ie Bok Kiam Hoat" telah dikerahkan pula seluruh jurus yang digunakan adalah kebalikan dari jurus pedang biasa, keanehan dan kelihayannya jauh melebihi dari ilmu "Mie Huan Kiam Hoat"
Sepuluh jurus belum sampai Yuen cong Hong telah dipaksa
untuk melepas pedang panjangnya dimana pedang di tangan
Boen ching berkelebat membuat pedang yang berada
ditangan Yuen cong Hong terpental terbang.
Boen ching sambil memasukkan pedangnya kembali
kedalam sarung ia memandang wajah Yuen cong Hong yang
pucat pasi itu, dengan dingin ujarnya.
"Tidak perduli golongan istana chie Lan akan bergabung dengan beberapa golongan partai besar, tujuh buah hioloo
kuno peninggalan Thian Jan Shu itu pasti akan kurebut
kembali, kau Cepat merat dari sini dan beritahu pada Kong
Ku". Wajah Yuen cong Hong sangat pucat sekali, setelah
termangu-mangu sejenak sambil memungut kembali pedang
panjangnya, ujarnya pada Boen ching.
"ini hari aku Yuen cong Hong kalah ditanganmu, aku
mengakui bahwa kepandaianku masih sangat Cetek. tetapi
kau ternyata berani memusuhi pihak istana chie Lan, kecuali kau miliki ilmu silat yang tinggi seperti kepandaian Thian Jan Shu itu, kalau tidak kau jangan harap dapat hidup lebih lama lagi."
Sehabis berkata ia memandang tajam pada Boen ching
sejenak, kemudian memberi tanda pada berpuluh orang
berbaju hijau itu, dan putar tubuh meninggalkan tempat itu
dengan cepat. Terdengar Boen ching dengan nada yang dingin ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Pertemuan yang diadakan diloteng oei Hok-Lopada bulan delapan malam Tiong chiu apakah pihak istana chie Lan
mengambil bagian?"
Yuen cong Hong dengan membelakangi Boen ching,
dengan dingin ujarnya.
"Golongan istana chie Lin memiliki sebuah hioloo kuno
sudah tentu harus mengambil bagian pula, tentang soal ini
harap kau legakan hati saja". Sehabis berkata menolehpun tidak dia, lari ke depan.
Boen ching memandang bayangan dari Yuen cong hong
dan berpuluh orang berbaju hijau itu sedang dalam hatinya
dia termenung. Senjata pusaka "Thian Liong Suo ternyata telah jatuh ketanganBu Kie cie bahkan golongan istana chie
Lan pun telah melibatkan diri dalam persoalan ini, pada saat yang diadakannya pertemuan diloteng oei Hok Lopada bulan
delapan malam Tiong chiu entahakan muncul beberapa
banyak lagi tokoh-tokoh Bulim yang telah lama mengasingkan
diri dari keramaian.
Kong Sun Sek nampak Boen ching ternyata dengan
demikian mudahnya telah dapat mengalahkan Yuen cong
Hong, mau tak mau membuatnya sedikit merasa terkejut,
kemajuan yang dicapai oleh Boen ching dalam kepaadaian
ilmu silat, sukar baginya untuk memperCayainya .
Tetapi kejadian ini telah terasa dihadapan matanya
membuat dia mau tak mau harus memperCayainya
Boen ching sambil membalikan tubuhnya tanyanya pada
Kong Sun Sek. "Kong Sun Cianpwee aku mempunyai suatu urusan yang
hendak ditanyakan entah Cianpwe mengetahuinya tidak?"
Sambil tersenyum sahut Kong Sun Sek.
"Selama pisah dengan Boen Siauwhiap dalam beberapa
bulan saja, kini ketinggian dari tenaga dalam yang kau miliki
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
membuat aku orang tua untuk memikirkannyapun tidak berani
kalau sekiranya kau mempunyai urusan hendak ditanyakan,
tanyakanlah padaku, asal aku mengetahuinya tentu akan
memberitahukan padamu". Boen ching setelah termenung
sejenak dengan perlahan-lahan tanyanya:
"Bagaimana dengan keadaan dari Siauw Tou weu
perkumpulan Elang Sakti dari daerah TiangKang ini?"
"ooo --- " sahut Kong Sun sek. kemudian diapun termenung tak mengucapkan sepatah katapun. Dalam hati Boen ching
terasa menjadi agak berat, ia tahu tentunya tidak ada
beritanya entah Bwee Giok ini bagaimana.
Kong Sun Sek setelah termenung sejenak ia memandang
sekejap pada Boen ching kemudian ujarnya.
"Pada masadekat ini orang-orang didalam dunia kangow
semuanya telah mengetahui kalau engkau telah terkubur
kedasar telaga naga dingin, bahkan Bwee Giok dengan kau
hubungannya sangat baik sekali dan setelah kembali ke telaga thay Ouw lalu meminta ayahnya siauw siang Kiam Khek, Bwee
Hong untuk tampil ke depan membalaskan dendam untuk
kematianmu, bahkan suhunya Lam Hay coei Hong pun telah
terjun pula kedaerah Tionggoan, golongan istana chie Lan
telah bersatu padu dengan enam partai besar sudah tentu
perkumpulan Elang sakti tak berani bergerak seCara
gegabah". "oooh---" sahut Boen ching, kemudian tanyanya.
"Bagaimana dengan Nona Bwee ?"
Kong Sun sek dengan terpaksa tersenyum kemudian
sahutnya. "Dia telah lenyap tanpa bekas-"
Dalam hati Boen ching terasa seperti dipukul dengan martil
yang sangat berat, Bwee Glok telah lenyap tanpa bekas" Dan
tentu telah pergi ke istana chie Lan Kong dengan kepandaian yang dimilikinya itu sudah tentu hanya pergi menghantarkan
nyawanya saja dan berbuat demikian tentunya karena ingin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
memancing ayahnya dan suhunya untuk ikut serta naik
keistana chie Lan Kong.
Mendadak pikiran yang serentetan menakutkan berkelebat
didalam benaknya. Terdengar Kong Sun Sek berkata lagi.
"Boen Siauwhiap apa tahu keadaan suhunya sicu.?"
Diam hati Boen ching sekali lagi merasa terkejut, didalam
dunia kangouw dia dikabarkan telah meninggal dunia, sudah
tentunya suhunya Ie Bok Tocu tidak akan menerimanya, entah
sekarang bagaimana keadaanya, dengan tergesa-gesa
tanyanya. "Bagaimana dengan suhuku sekarang?" Sahut Keng Sun sek.
"Suhumu dengan putrinya thian Jan shu pernah sekali naik keistana chie Lan banyak sekali jago-jago yang lihay dan
jebakan maut terpaksa tanpa mendapatkan hasil ia balik
kembali, dan kini berada di telaga thay Ouw"
Boen ching menjadi lega hatinya, selamanya dia
mengetahui bahwa ilmu ginkang dari suhunya Ie Bok Tocu
pada saat ini tidak ada bandingannya, sekalipun tidak dapat memenangkannya, tetapi juga tidak sampai mengalami
kekalahan, Han ching Yu adalah putri dari Thian Jan Shu,
kepandaian yang dimilikinya sudah tentu sangat tinggi sekali, sehingga tidak usah menguatirkan keselamatan mereka
berdua tetapi masih ada seseorang Shie Siauw In, entah
bagaimana nasibnya.
Pada saat ini mau tak mau juga harus memikirkan
keselamatan dari Shie Siauw In-
Sambil menghela napas kata Kong Sun Sek pula. "Sedang
sumoaymu itu pun juga ikut lenyap pula."
Boen ching tak mengucapkan sepatah katapun dan
menundukkan kepalanya rendah2, diapun tidak mengetahui
bagai mana sebaiknya, Bwee Giok telah lenyap tanpa bekas,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Shie Siauw In pun ikut lenyap pula, bagaimana ia dapat tidak menjadi sedih.
Setelah termenung sejenak Boen ching bertanya lagi
kepada Kong Sun Sek.
"Kong Sun Cianpwe sekarang akan pergi kemana?" Kong Sun sek dengan perlahan menghela napas sahutnya.
"Kini aku akan membawa kedua kakak beradik ini pergi ke gunung Thian San"
Boen ching berdiam diri tak mengucapkan sepatah
katapun, Kong Sun Sek menghela napas lagi ujarnya.
"Tetapi aku kira tidak mudah untuk pulang kembali, apa lagi sekalipun setelah tiba digunung Thian san lalu apa
gunanya" Tiba-tiba dalam hati Boen ching segera sadar kembali Kong
Sun sek sudah tentu sedang pergi mengundang Thian San
Hwie Eng atau elang sakti dari gunung Thian San suami isteri turun gunung tetapi kedua orang itu sejak dahulu telah
bersumpah untuk tidak berkecimpung didunia kangouw lagi,
sekalipun telah sampai di gunung Thian San Hwee Eng belum
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tentu akan menyetujui muncul kembali. setelah berpikir
sejenak. kemudian ujarnya:
"Kong Sun cianpwee harap berlega hati, sekalipun golongan chie Lan Kong serta empat iblis sakti telah muncul, mungkin juga Toasupek, Jie supek dan Sam supek ku tidak akan
berdiam diri untuk menonton, sampai pada saat ini aku telah menemui Toa supek serta Sam supek ku, jika Jie Supek ku
muncul pula, maka Ngo Heng Tin bukanlah sudah hampir
menjadi genap?"
Kong Sun Sek menjadi termenung Tan coe coen sejak dulu
memangnya telah mempunyai tujuan hendak mengalahkan
Thian Jan Shu dengan menggunakan Ngo Heng Tin ini,
sekalipun Ngo Heng Tin selamanya belum pernah muncul
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
didalam Bulim, tetapi Thian Jan Shu beserta Tan coe coen dua orang yang satu di Timur dan yang lain diBarat semuanya
adalah orang2 aneh yang bersama-sama mengangkat nama,
sekalipun perkataannya yang diucapkan melebihi dari pada
kenyataanya, tetapi kekuatan dari istana chie Lan Kong tentu tidak akan memandang sebelah matapun juga .
Kong sun sek setelah termenung sejenak. kemudian
ujarnya. "Terima kasih atas bantuan yang diberikan Boen ching
Siauwhiap hari ini, pada hari-hari mendatang apabila ada
kesempatan tentu akan kubalas budimu ini"
Boen ching sambil tertawa ujarnya. "Tak usah sungkan-
sungkan lagi"
Kong Sun Sek dan Pek How kakak beradik setelah berpisah
dengan Boen ching lalu berangkatlah menuju kegunung Thian
San, Boen ching memandang bayangan ketiga orang itu
hingga lenyap dari pandangan, sedang didalam hatinya diam-
diam menghela napas, kini Seh Tu Hoa telah masuk dalam
golongan hitam, kalau tidak kekuatan dari Ngo Heng Kiam Tin bukanlah dapat menakuti golongan istana ch
rkan serangan dengan gentong araknya itu, ia
telah menduga kalau Seh Tu Hoa dapat menggunakan jurus
ini, tubuhnya segera direndahkan sedang tangannya
melontarkan gentong arak itu kearah udara. Seh Tu Hoa tidak menyangka kalau Toan Bok Cie Jien dapat melemparkan
gentongnya, sekali lagi ia menarik napas panjang2, tahu-tahu tubuhnya telah terlontar bersama-sama dengan gentong arak
itu sejauh tiga kaki lebih, begitu tubuhnya meninggalkan
gentong arak itu kaki kirinya segera mencongkel, maksudnya
hendak menendang gentong arak ke dalam telaga.
Tetapi Toan Bok Cie Jien pun sejak tadi telah menduga
dengan keadaan yang gusar, Seh Tu Hoa dapat berbuat
demikian, waktu dia melontarkan gentong araknya bersamaan
waktu telah melayang maju, tangan kanannya segera
menyambar gentong araknya itu, sedang tangan kirinya
dengan cepat dipukulkan kearah Seh Tu Hoa. Ia yang
diserang lagi oleh Toan Bok Cie Jien itu, pedang ditangan
kanannya segera menekan ketepi gentong arak itu sedang
tubuhnya dengan cepat melayang kesamping. Baru saja tubuh
Toan Bok Cie Jien menginjak tanah, pedang Seh Tu Hoa yang
menempel pada gentong arak itu telah melancarkan serangan
gencar lagi kearah Toan Bok Cie Jien, nampak hal itu Toan
Bok Cie Jien dengan gusar mendengus, gentong araknya
sedikit digerakkan, seketika itu juga mengisap pedang di
tangan Seh Tu Hoa itu.
Seh Tu Hoa nampak Toan Bok Cie Jien ternyata dia dengan
keras ia hendak mengadu tenaga dalamnya dengannya, sudah
tentu ia tidak mau mengalah, tubuhnya segera turun keatas
tanah, dengan demikian kedua orang itu dengan dibatasi oleh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
gentong arak dan pedang telah melakukan pertempuran
dengan mengadu tenaga dalam. Pedang ditangan Seh Tu Hoa
sedikit gemetar sedang arak didalam gentong arak Toan Bok
Cie Jien juga tak henti2nya memperdengarkan suara arak
yang sedang mendidih.
Setelah lewat berapa lama, kedua orang itu masih tetap
tegak kaku tak bergerak, Sekonyong-konyong Toan Bok Cie
Jien dengan dingin mendengus, kedua matanya memancarkan
sinar yang sangat tajam, sedang wajah Seh Tu Hoa segera
berubah, dengan pusatkan pikirannya ia tak bergerak
sedikitpun. Dengan perlahan dari dalam gentong arak itu
mengepul uap yang sangat panas, sedang pada jidat Seh Tu
Hoa penuh dengan air keringat yang telah mengalir keluar.
Nampak hal ini Boen Ching nenjadi terkejut, hal ini dapat
membuktikan kalau Toan Bok Cie Jien telah mengubah tenaga
dalam Seh Tu Hoa yang dilancarkan kearahnya menjadi uap
yang sangat panas sedang Seh Tu Hoa tak dapat berbuat apa-
apa lagi, sekalipun dia mempunyai tenaga "Koen Yuen Ciang"
tetapi karena digunakan bertahan diri keluar batas,
sehingga dapat menjadi sedemikian rupa,jika hal ini diteruskan tidak dapat diragukan lagi Seh Tu Hoa tentuakan mengalami
kekalahan secara total. Uap dari arak itu makin lama makin
tebal sedang pada wajah paras Toan Bok Cie Jien mulai timbul senyuman yang sangat dingin dan mengejek, kaki kanannya
sedikit bergerak memaksa Seh Tu Hoa mundur selangkah
kebelakang. Toan Bok Cie Jien selangkah demi selangkah mendesak Seh
Tu Hoa mundur ketepi jurang, sedang tenaga dalam yang
dilancarkan Seh Tu Hoa telah dipunahkan oleh Toan Bok Cie
Jien sedang meminjam tenaga dalam pada arak didalam
gentongnya padahal tenaga yang dilancarkan oleh Toan Bok
Cie Jien sedikitpun tak mengalami gangguan apapun juga.
Shie Chiau Nio yang berdiri disamping tak berani maju
menolong, dia tahu bahwa lweekang dari kedua orang yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
sedang melakukan pertempuran ditengah kalangan itu jauh
lebih tinggi dari lweekangnya sendiri.Jika ia memaksa untuk maju, mungkin malah Toan Bok Cie Jien dapat menggunakan
tenaga dua orang yang digabungkan untuk menyerang
dirinya. Pada saat ini Toan Bok Cie Jien masih merupakan orang
yang menyerang terus sehingga sekali dia yang menghentikan
pertempuran, kalau tidak siapapun tak mungkinakan berhasil
untuk melarikannya.
Yuen Fu yang nampak hal itu dalam hatinya diam-diam
merasa cemas, jika Seh Tu Hoa benar didesak Toan Bok Cie
Jien hingga jatuh ke dalam Telaga Naga Dingin, dengan
keadaan lelah dan kehabisan tenaga pastilah ia tak dapat
menghindarkan diri dari kematian, kalau demikian halnya,
maka keadaannya akan segera berubah dan
kedudukannyapun dalam keadaan yang berbahaya. Dengan
cemas teriaknya. "Tahan aku ada ucapan hendak kukatakan."
Toan Bok Cie tidak memperdulikan padanya, dia tahu pada
saat ini segera ia dapat memaksa Seh Tu Hoa jatuh kedalam
Telaga Naga Dingin. sedang orang lain yang hadir ditempat itu tak seorangpun yang dipandang sebelah matapun olehnya.
Seh Tu Hoa yang didesak eedemikian rupa, selangkah demi
selangkah ia mundur kebelakang, ditangan kanannya tak
hentinya gemetar.
Dapat dilihat dia hampir saja terdesak masuk kedalam
telaga, sekonyong-konyong uap dari arak itu menjadi lenyap, Sedang Seh Tu Hoa pun mendapatkan tempat untuk
mempertahankan dirinya, dengan keras dia membentak,
disaat pedangnya menggetar dengan keras ia mendesak
mundur Toan Bok Cie Jien sebanyak dua langkah.
Toan bok Cie Jien tak menyangka kalau arak didalam
gentongnya telah habis, tetapi ketika ia menjadi tertegun,
segera ia mengerahkan seluruh tenaganya, dalam hatinya dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
berpikir "kalau Seh Tu Hoa tadi telah menggunakan banyak tenaga dalamnya apakah sekarang masih sanggup untuk
melawan dirinya ?"?"
Tetapi "Koen Yuen Ciang" nya Seh Tu Hoa bukan saja sangat hebat, bahkan dapat bertahan lama, walaupun dia
merasakan sangat ngotot, tetapi tetap bertahan.
Dalam hati Yuen Fu menjadi girang, tetapi diapun juga
dapat melihat bahwa Seh Tu Hoa hampir kehabisan tenaga,
dengan keras ujarnya kepada Toan Bok Cie Jien.
"Toan Bok cianpwae,jika kau tak menghentikan
pertempuran ini lagi,jangan kau salahkan kepadaku kalau kita berdua bersatu padu untuk memaksa kau nyebur ke dalam
telaga." Toan Bok Cie Jien mendongakkan kepalanya tertawa besar,
ia menarik kembali gentong araknya, berkali-kali kedua orang itu memangnya mempunyai niat uutuk menghentikan
pertempuran itu, diantara suara getaran yang nyaring dua
orang itu segera memisahkan diri.
Toan Bok Cie Jien memutarkan kepalanya memandang
kearah Yuen Fu, dengan dingin ujarnya.
"Apa kau juga ingin mendesak aku kedalam telaga ?"
Yuen Fu melirik sekejap pada Seh Tu Hoa, dia tahu
tentunya Seh Tu Hoa akan memberi bantuan kepadanya,
dengan tertawa besar ujarnya:
"Cianpwee mengapa harus berbuat demikian" hioloo itu
hingga kini belum muncul,jika ada musuh tangguh datang
kemari lagi, dan kita sedang mengadu otot sendiri. bukankah terlalu banyak keenakan bagi mereka datang hanya untuk
memungut hasil."
Toan Bok Cie Jien mendengus, ia tak mengucapkan apa-
apa lagi, sedang Seh Tu Hoa pada saat ini sedang bersemedi
nntuk memulihkan tenaganya, dia sebenarnya mengira kalau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
dia tak mungkin kalah ditangan Toan Bok Cie Jien, berani
dengan keras mengadu tenaga dalam dengannya, tetapitak
disangka ternyata Toan Bok Cie Jien menggunakan sisa
araknya untuk mengembalikan setiap pukulannya, sehingga
membuatnya kurang sedikit saja terkubur didasar telaga ini, kalau bukannya ada Yuen Fu, walaupun Toan Bok Cie Jien
melancarkan serangan gencar sekali lagi, kiranya dia juga tak mempunyai tenaga lagi untuk bertahan. Toan Bok Cie Jien
karena tahu Yuen Fu itu, orangnya sangat licik, sekarang
sebaliknya malah dia menguasai keadaan, dengan dingin
tanyanya pada Yuen Fu.
"Jika menurut kau harus berbuat bagaimana ?"
Yuen Fu sambil tertawa sahutnya.
"Suruh Boen Ching menuruni telaga ini untuk mengambil
hioloo kuno itu"
Dalam hati Boen Ching menjadi tergetar, sedang Toan Bok
Cie Jien berpikir demikianpun merupakan cara yang
bagus,Boen Ching adalah murid Ie Bok Tocu dilautan timur,
kepandaiannya didalam air tentunya sangat mahir sekali, apa lagi tempat untuk menyembunyikan hioloo kuno itu, sungguh
merupakan satu hal yang sangat tepat sekali. Boen Ching
nampak seluruh sinar mata ditujukan ketubuhnya ia tak
menantikan hingga orang lain membuka mulut, dengan
tersenyum ujarnya. "Demikianpun baik, tapi siapa yang mau menanggung jika aku meloloskan diri dari jalan lain?"
Toan Bok Cie Jien tahu maksud dari Boen Ching, kepada
Yuen Fu ujarnya dengan nyaring. "Dia yang pergi memang merupakan pendapat yang bagus," setelah agak lama
sahutnya. "Itu sih tak usah, masih ada orang yang datang bersamanya, kita buat barang tanggungan saja beres,
bukankah tak usah mengkhawatirkan lagi " ".."
Sepasang alis Bwe Giok menjadi berdiri, dengan dingin
ujarnya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Yuen Fu, tahukah kau suhuku Lam Hay Coei Hong telah
muncul kembali kedaerah Tionggoan " kau haruslah timbang2
dulu kepandaianmu" Yuen Fu telah mengetahui sejak tadi kalau Bwee Giok adalah murid dari Lam Hay Coei Hong,
sekarang mendengar berita itu lagi meskipun dalam hatinya
agak terkejut tetapi dengan tertawa besar sahutnya.
"Suhumu datang lagi kedaerah Tionggoan, urusan ini
memang sangat menyenangkan hatiku" Boen Ching tertawa
tawar pada Yuen Fu ujarnya: "Julukan si Kera terbang
berwajah riang telah lama aku mendengarnya, aku saat ini
turun ke dasar telaga belum tentu dapat naik kembali, disaat sebelum aku masuk kedasar telaga mohon pengajaran barang
satu dua jurus darimu"
Sepasang mata Yuen Fu memancarkan sinar yang tajam,
dengan tertawa besar ujarnya:
"Engkau pasti ingin aku yang melempar kanmu kedalam
telaga, kalau begitu janganlah kau menyalahkan aku lagi."
Boen Ching tertawa2, kepada Toan Bok Cin Jien dan yang
lain2 ia memandang sekejap sudah tentu tentang urusan ini
Toan Bok Cie Jien tak mau menyinggungnya, Yuen Fu
menghendaki dia turun telaga, sudah tentu Boen Ching
mempunyai hak untuk bertempur dengannya.
Yuen Fu disebut orang sebagai Si kera terbang berwajah
riang, sudah tentu sesuai dengan kepandaian yang dimilikinya, tubuhnya segera bergerak bagaikan terbang menubruk kearah
Boen Ching, didalam hatinya ia menganggap tak lebih hanya
murid Ie Bok Tocu, sedang kepandaian Ie Bok Tocu dalam
urusan murid2 dari Tan Coe Coen adalah yang memiliki
kepandaian yang paling rendah, sudah jelas Boen Ching
takkan kuat menahan sekali pukulannya.
Boen Ching tertawa dingin, kaki kanannya sedikit mundur
kebelakang, dengan sebelah telapaknya memukul mental
pukulan yang dilancarkan oleh Yuen Fu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Dalam hati diam2 Yuen Fu merasa terkejut, kemahiran dan
kehebatan lweekang Boen Ching jauh lebih hebat dari yang
dipikirkan semula.
Sebenarnya dia mengira dia hanya perlu mengangkat
tangan dan kakinya saja dapat dengan mudah melontarkan
tubuh Boen Ching kedalam telaga itu.
Tetapi julukannya sebagai si kera terbang berwajah riang,
bukanlah didapatkan dengan mudah, berturut-turut dia
melancarkan serangkaian serangan sebanyak sepuluh jurus
lebih, tetapi Boen Ching pada saat ini bukanlah musuh yang
dapat dipermainkan dengan seenaknya.
kedua belah pihak sating serang menyerang hingga saat ini
tak dapat diketahui siapa yang menang dan siapa yang kalah.
Hati Toan Bok Chi Jien diam2 merasa sangat terkejut,
kepandaian Boen Ching kalau dibandingkan dengan apa yang
diketahui sangat jauh berbeda sekali.
Yuen Fu yang dihadapan banyak orang secara ngotot dapat
mengalahkan Boen Ching, membuatnya menjadi sedikit gusar,
disaat dia mengerutkan alisnya, seluruh tulang ditubuhnya
mengeluarkan suara keras, sedang tubuhnya menjadi lebih
pendek setengah depa. Melihat hal ini dalam hati Boen Ching menjadi terkejut, Yuen Fu terkenal didalam Bulim, semuanya
tergantung dalam ilmu Hui Yuen Kang-nya, waktu
menggunakan ilmu Hui Kang ini dapat dilakukan secepat kilat, dalam kolong langit kiranya pada saat ini tak ada yang dapat menandinginya. begitu Yuen Fu memendekkan tubuhnya,
bagaikan terbang ia menubruk kearah Boen Ching,
ia menjadi terkejut segera menggunakan ilmu "Sie Liu Eng Hong" memunahkan musuh. Tetapi Yuen Fu yang dalam satu jurus tak berhasil mencapai sasaran, kedua tangannya
mendayung ditengah udara, bagaikan kilat cepatnya memutar
kebelakang tubuh Boen Ching,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
sedang dirinya menotok kejalan darah "Ling Tay To"
dipunggung Boen Ching. Boen Ching dengan membelakangi
tubuh melancarkan tendangan dengan sebelah kakinya
menendang kearah Yuen Fu. Tubuh Yuen Fu bagaikan
bayangan setan berkelebat menubruk kearah Boen Ching
dengan hebatnya.
Kedua kaki Boen Ching itu berturut-turut melancarkan
serangan tendangan, tetapi tetap terdesak oleh Yuen Fu
sehingga berulang ulang mundur kebelakang dan dalam
hatinya diam2 merasa terkejut. Nama si kera terbang
berwajah riang sungguh bukanlah merupakan nama yang
kosong, kecepatan tubuh dalam bertempur jarak dekat
sungguh diluar dugaan orang.
Yuen Fu mendesak Boen Ching hingga berada ditepi telaga
Naga Dingin, sedang pada mulutnya tak henti2-nya
memperdengarkan suara tertawa dingin. Sepasang kaki Boen
Ching tak bergerak lagi, sedang kedua telapaknya berturut-
turut melancarkan serangan, dia tahu jika dia mundur
selangkah lagi, pastilah teejatuh kedalam telaga. Yuen Fu
mengulurkan tangannya mencekal tangan kanan Boen Ching.
Boen Ching menjadi terkejut, segera ia balikkan tangannya
mencekal tangan Yuen Fu. Yuen Fu tak menduga kalau
gerakan Boen Ching ini dilakukan demikian cepatnya, tangan
kanannya segera dikencangkan dan mendahului selangkah
dari Boen Ching, mencekal urat nadi.
Urat nadi tangan kanan Boen Ching dicekal tangan kirinya
segera dipukulkan kedada Yuen Fu.
Yuen Fu tertawa dingin, tangan kanannya didorong,
maksudnya hendak mendorong Boen Ching jatuh kedalam
telaga. Tetapi Boen Ching telah rajin melatih ilmu "Thay Thien Kioe Sih" nya, sedang jurus-jurus dari ilmu Thay Thien Kioe Sih itu kebanyakan digunakan untuk menolong diri dari
serangan musuh, dan menyerang musuh dalam keadaan yang
kritis, Yuen Fu mendorong ia menerka pasti dapat mendorong
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
jatuh Boen Ching kedalam telaga tetapi Boen Ching dalam
keadaan yang bahaya itu tidak menjadi kacau, disaaat
tubuhnya menjatuhkan diri kebelakang, kaki kanannya
disontekkan keluar, sedang tangan kanannya dibalikkan
melemparkan tubuh Yuen Fu ketengah telaga. Yuen Fu tidak
mengira kalau Boen Ching dalam keadaan yang kritis itu masih dapat menolong dirinya sambil menyerang pada musuh, ia
yang disontek dan dilempar ini telah terlempar sejauh puluhan kaki dan jatuh ketengah telaga. Tetapi Boen Ching sendiripun terpeleset jatuh kedalam telaga, tangan kirinya secepat kilat memegang sebuah batu besar sedang tubuhnya menyelonong
ketepi pantai. Tubuh Yuen Fu yang jatuh ketengah telaga
hanya terdengar suara yang sangat perlahan, kemudian
tenang tak ada suara lagi. Orang-orang yang ada ditepi telaga itu menjadi terkejut, kepandaian Yuen Fu juga tidak dapat
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dihitung rendah, dia yang jatuh kedalam telaga seharusnya
muncul kembali di atas air, tetapi kini setelah masuk kedalam air, ternyata tak dapat tanda-tanda apapun juga.
Toan Bok Cie Jien dan Seh Tu Hoa dengan termangu-
mangu memandang ketengah telaga. Hati Boen Ching pun
merasa sedikit berat, dia tak mengetahui, Yuen Fu sebenarnya bagaimana sekarang ini. Hay Gwat Thaysu memberitahukan
kepada nya bahwa hioloo itu telah tenggelam kedasar telaga
sudah tentu takkan muncul kembali. ini membuktikan kalau
telaga Naga Dingin ini tidak seperti telaga yang biasa nya, sudah terang Yuen Fu yang jatuh kedalam telah menemui
bahaya. Setelah lewat entah berapa waktu, dari tengah telaga tetap tak ada gerak gerik atau tanda tanda apapun juga.
Toan Bok Cie Jien tertawa dingin, kepada Boen Ching
ujarnya. "Kemajuan yang kau capai dalam melatih kepandaianmu
sungguh cepat sekali"
Boen Ching dengan tawar sahutnya. "Itu sih tak berarti apa-apa" Toan Bok Cie Jien mendengus, ujarnya lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Dia telah turun kedasar telaga, sekarang seharusnya
adalah giliranmulah yang turun" Dalam hati Bwee Giok
menjadi tergetar, ujarnya.
"Dia yang turun?" mengapa kau sendiri tak turun ?" Toan Bok Cie Jien dengan dingin tertawa besar, sesaat kemudian
kepada Boen Ching ujarnya.
"Engkau menyetujui dengan sendirinya turun ataukah harus aku yang melemparkan kau turun?"
Boen Ching tertawa tawar, dia menyapu kepada Toan Bok
Cie Jien dan Seh Tu Hoa sekejap, dengan perlahan sahutnya.
"Kau yang melemparkan turun aku saja "
Toan Bok Cie Jien dengan dingin mendengus, Bwee Giok
segera mencabut pedang nya dan berkelabat berdiri
disamping Boen Ching. Hati Boen Ching menjadi cemas,
kepandaian Bwee Giok meskipun tinggi, tetapi dua orang
bersatu padu sekalipun juga tidak tentu merupakan lawan dari Toan Bok Cie Jien, Bwee Giok sekalipun mempunyai niat untuk membantu dirinya tetapi kiranya juga hanya mengantarkan
nyawanya dengan sia-sia. Toan Bok Cie Jien tertawa dingin
ujarnya. "Kau dua orang apa mau turun tangan bersama-
sama." Kepada Bwee Giok ujar Boen Ching. "Nona Bwee, aku
seorang diri menghadapi dia sudahlah lebih dari cukup"
Sambil tertawa sahut Bwee Giok, "Boen Toako, mengapa
menampik kehendak orang" apa lagi keadaan yang
sesungguhnya dari Telaga Naga Dingin inipun masih belum
jelas, mengapa harus pergi menempuh bahaya, jika suhumu
berada disinipun tak akan mengijinkan kau berbuat demikian."
Boen Ching mendengar Bwee Giok menegurnya, dia hanya
dapat berdiam diri saja.
Terdengar dengan dingin Toan Bok Cie Jien bertanya.
"Kamu dua orang apa sudah selesai berunding"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Bwee Giok sambil tertawa berkata pada Toan Bok Cie Jien.
"Toan Bok cianpwe, sekalipun melemparkan aku berdua ke dalam telaga lalu apa gunanya" Masih ada orang yang berada
disampingnya. Toan Bok Cie Jien menjadi tertegun dia melemparkan Boen
Ching dan Bwee Giok kedalam telaga Naga Dingin, Seh Tu
Hoa dan Shie Chiau Nio kalau bergabung diri kiranya
dirinyapun akan dilemparkan kedalam telaga itu. Dia segera
menghitung enteng beratnya, sambil mendengus ujarnya:
"Tetapi jika aku tidak melemparkan kau berdua ke dalam telaga, adalah baik atau buruk, aku juga tidak dapat
dipastikan."
Bwee Giok tahu Toan Bok Cie Jien takut dirinya berdua
merepotkan dirinya, dengan tertawa ujarnya:
"Tetapi jika Seh Tu Hoa mendapatkan keuntungan dia
terhadap kami berduapun juga tak akan melepaskan".
Pada mulutnya dia berkata demikian, sebenarnya adalan
memberi tahu pada Toan Bok Cie Jien supaya jangan takut
mereka membantu Seh Tu Hoa juga tidak akan mendapatkan
kebaikan terpaksa hanya membantu pada dia. Toan Bok Cie
Jien mendengus, ia tak berkata apa-apa lagi. SI HE CI HAU
NIO yang berada disamping dengan keras ujarnya.
"Bagaimana ini " Apakah dapat dibilang kita tak jadi
mengambil hioloo kuno itu itukah?"
Bwee Giok yang mendengar perkataan itu sambil
tersenyum ujarnya.
"Bagaimanapun juga tak mungkin kami mengambilnya
untuk diberikan kepadamu, kalau kau mau mengambil
mengapa tak mengerjakannya sendiri " Telaga Naga Dingin
kau sudah berada dihadapan matamu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Dalam hati Shie Chiau Nio merasa sangat gusar, dengan
geram ia menyabut pedang nya, kepada Bwee Giok ujarnya.
"Kita berdua lebih baik coba2 bertempur, siapa yang kalah dia lah yang turun mengambil hioloo itu."
Bwee Giok meskipun merupakan murid dari Lam Hay Coei
Hong, tapi nama si Kelabang Merah bukanlah dia tak
mengetahui nya, kepandaian Shie Chiau Nio tidak saja sangat tinggi, bahkan sangat beracun- Sekali, diapun- mengetehui
kalau dirinya bukanlah tandingannya, mendengar perkataan
ini, Sambil tertawa ujarnya.
"Apakan bertempur ini dilakukan secara seimbang ?"
Perkataan Bwee Giok ini terang-terangan memberitanukan
kepada Shie Chiau Nio yang mengatakan dia dengan yang
besar menyakiti yang muda.
Shie Chiau Nio dengan dingin mendengus, dengan dingin
ujarnya: "Tiga puluh jurus sebagai patokan,jika dalam tiga puluh jurus aku tak dapat mengalahkan dirimu, boleh dibilang akulah yang mengalami kekalahan."
Bwee Giok tertawa, dia menyapu kekanan dan kekiri
sekejap dengan tersenyum ujarnya. "Engkau takkan
menyesaikah" Tiga puluh jurus" tak tahukah kau bahwa aku
adalah murid dari Lam Hay Coei Hong?"
Shie Chiau Nio setelah mengatakan tiga puluh jurus sebagai
patokan, dalam hatinya juga sedikit merasa menyesal, dalam
hati Lam Hay Coei Hong menggunakan pedang dapat
menyalurkan tenaga untuk menyerang pihak musuh, didunia
ini tiada duanya dia mengetahui bahwa dirinya tak mempunyai pegangan yang teguh, tapi Bwee Giok sekali lagi menanyakan, terpaksa dengan mengeraskan kepalanya dengan dingin
sahutnya: "Kau jangan menganggap dirimu tiada
tandingannya, tiga puluh jurus yah tiga puluh jurus, mengapa harus menyesal segala?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen Ching tahu tingginya lweekang yang dimiliki Bwee
Giok, ia masih sanggup untuk menerima sebanyak ratusan
jurus lebih, Shie Chiau Nio kini hanya memutuskan sebanyak
tiga puluh jurus sudah tentu sukar baginya untuk
mendapatkan kemenangan. Shie Chiau Nio dengan gusar
mencabut pedang nya, pedang ditangan Bwee Giok segera
diluruskan dan mulailah memainkan ilmu "Hong Liong Kiam Hoat" atau ilmu pedang pekikan naga yang terkenal itu.
dimana pedang itu berada ditubuh pedang itu membawa
suara yang sangat halus bagaikan pekikan dari naga. Shie
Chian Nio berturut-turut melancarkan serangan. Tapi Bwee
Giok bagaikan tak terjadi apa-apa dengan tenang berdiri
disana hanyapada tubuh pedangnya mengeluarkan suara
sebentar keras sebentar lemah bagaikan suara pekikan naga.
Boen Ching yang menonton disamping menjadi termangu-
mangu, kepandaian yang dimiliki Bwe Giok ternyata demikian
anehnya, terhadap ilmu "Hon Liong Kiam hoat" ini ia hanya pernah mendengar namanya saja, tapi kini dapat melihatnya
sendiri, ternyata Lam Hay Kiam hoat amat berbeda sekali
dengan ilmu pedang yang berasal dari daerah Tionggoan.
Shie Chiau Nio dengan gusar mendengus dengan sekuat
tenaga ia maju menyerang lagi.
Seh Tu Hoa dengan suara yang sangat dalam mendadak
membentak Chiau Nio kembali. Shie Chiau Nio tahu kalau
dirinya nekad terus menyerangnya, pada tiga puluh jurus
paling banyak hanya dapat mendesak Bwee Giok untuk
menggeserkan tubuhnya. Kini Seh Tu Hoa membentak
memanggilnya kembali, lebih baik urusan ini dia yang
memberes kan, maka begitu mendengar perkataannya segera
ia mundur kebelakang. Bwee Giok pun menarik kembali
pedangnya, ia juga tak berkata apa-apa hanya dengan
tertawa memasukkan kembali pedangnya kedalam sarung.
Boen Ching yang nampak hal ini dalam hatinya diam2
memujinya, pikirnya dalam hati.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Jika aku menjadi dia, tak mungkin kalau tak mengejek
beberapa kata terlebih dahulu kepadanya."
Seh Tu Hoa nampak Bwee Giok tidak mengeluarkan
perkataan mengejek diapun merasa sedikit diluar dugaan,
setelah mendengus ujarnya. "Ilmu Hou Liong Kiam hoat" dari Lam Hay sungguh sangat hebat, aku Seh Tu Hoa ingin
mendapatkan barang satu dua jurus darimu bagaimana--?"?"
Toan Bok Cie Jien yang berada disamping dengan dingin
ujarnya. "Kamu semua sedang melakukan apa?"
"Nama Seh Tu Hoa pada waktu itu didalamn dunia
kangouw selalu saja dikatakan sebagai pendekar yang
membela keadilan, cuma juga tak lebih hanya begitu saja."
Seh Tu Hoa nampak Toan Bok Cie Jien baru membuka
mulut telah mengejek kepadanya, dengan dingin ia
mendengus kemudian ujarnya. "Urusan hioloo kuno itu mau tak mau harus dengan cepat diselesaikan,jika me-nunggu
hingga ia medapatkan keuntungannya, kita seharus nya
sangat bodoh sekali."
Toan Bok Cie Jien mendengus, tak mengucapkan sepatah
katapun. Sepasang matanya memandang keempat penjuru,
disekitar Telaga Naga dingin itu tak nampak bayangan
seorangpun juga, tetapi dia yang telah berkelana didunia
kangow juga bukanlah dalam satu hari atau satu tahun saja,
makin dingin dan makin tenang saja suasananya, makin
nampak hawa pembunuhnya disekitar tempat itu. Sekonyong-
konyong dari tempat yang tertinggi disamping telaga Naga
Dingin melayang sesosok bayangan manusia.
Enam orang bersama-sama menjadi terkejut, dihadapan
tokoh-tokoh yang berkepandaiannya tinggi ini, orang itu
ternyata muncul dengan demikian saja, entah siapakah orang
itu." Toan Bok Cie Jien setelah menenangkan pikirannya, dialah
yang pertama kali mengeluarkan suara tertawa dingin. Boen
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Ching mendongakkan kepalanya memandang orang itu,
nampak pada punggungnya menyoren sebilah pedang,
tubuhnya memakai jubah hijau, kepalanya didongakkan
memandang awan yang bergerak diangkasa, sedang jubahnya
tertiup angin, sungguh orang yang sangat jumawa sekali.
Seh Tu Hoa memperhatikan orang itu sekejap, ia telah
dapat menebak siapakah orang itu sebenarnya, dalam hatinya
diam-diam merasa sangat terkejut, tetapi diluarnya segera ia mendongakkan kepalanya sambil tertawa tergelak, Suara dua
orang itu yang satu dingin dan yang satunya lagi seperti orang kalap, dengan keras menggema dilembah tersebut. Orang-orang berbaju hitam itu dengan serentak pula bersiul nyaring, begitu suara siulannya menggema, segera suara tertawa dari
dua orang itu tertekan lenyap, pohon-pohon dan tumbuh2an
disekitar tempat itu mengeluarkan suara bagaikan ranting-
ranting yang patah, sedang burung-burung dengan terkejut
berterbangan diangkasa.
Pada saat suara siulan itu berhenti, orang berbaju hijau itu telah bergerak dan berada dihadapan enam orang itu. Dengan
dingin ujarnya.
"Hm ... sudah tiga puluh tahun" Sahut Toan Bok Cie Jien.
"Selama tiga puluh tahun ini kepandaian Ku heng mengalami kemajuan yang demikian pesatnya membuat aku Toan Bok Cie
Jien sangat mengaguminya".
Dalam hati Boen Ching sangat terkejut, orang yang baru
datang itu tak lain dan tak bukan ternyata adalah salah satu dari Tiga bersaudara Chie Lan Kong sejak tiga puluh tahun
yang lalu telah dianggap oleh orang-orang didunia kangouw
sebagai tempat yang terlarang, setelah Thian Jan Shu naik ke istana Chie Lan Kong, orang-2 dari Chie Lan Kong tidak lagi berkelana didalam dunia kangow tetapi istana Chie Lan Kong
tetap jarang yang berani pergi. Kong Ku dengan dingin
mendengus, ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Tak kusangka masih ada orang yang ingat padaku, tetapi peraturan dari istana Chie Lan kong tetap tak dapat
dihilangkan, aku pertama kali dengan resmi muncul ditempat
ini, perintahkan semuanya harus mundur"
Toan Bok Cie Jien mendengar Kong Ku ternyata
memindahkan peraturan yang tak dapat di bangkang oleh
setiap orang dari istana Chie lan Kongnya, dengan dingin ia tertawa panjang, sahutnya.
"Kong ku heng apa menganggap dibawah kolong langit ini selain Thian Jan Shu telah tiada orang lainkah?"?"
Sahut Kong ku dengan dingin. "Kau jangan menyesal..."
Seh Tu Hoa dengan dingin tertawa panjang, ujarnya.
"Istana Chie Lan Kong pada waktu itu telah diobrak abrik oleh Thian Jan Shu seorang, pada saat ini telah tak ada nama lagi dari istana Chie Lan Kong. mengapa harus
mengungkapnya kembali?"
wajah Kong ku segera berubah, dengan dingin ujarnya.
"Siapakah kau, sungguh besar perkataanmu"
"Han Ing Coen, Seh Tu Hoa" Jawab Seh Tu Hoa dengan dingin. Kong ku tertawa dingin, sahutnya:
"Han Ing Coen, Seh Tu Hoa "." sayang sekali aku belum
pernah mendengarnya."
Sebenarnya Kong ku mengandung maksud hendak
membangun kembali nama istana Chie Lan Kong, Terhadap
nama Seh Tu Hoa mana dia tidak pernah mendengarnya,
tetapi Seh Tu Hoa demikian memandang rendah nama istana
Chie Lan Kong, diapun dengan meminjam kesempatan ini
membuat malu Seh Tu Hoa.
Dengan dingin jawab Seh Tu Hoa. "Kau belum pernah
mendengarnya itu menandakan pengetahuanmu terlalu
rendah" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Pada wajah Kong Ku terlintas suatu senyuman yang sangat
dingin, ujarnya kemudian. "Seh Tu Hoa coba sambutlah satu kali serangan ku ini." Selesai berkata tubuh nya bergerak dengan sebelah tangannya ia menepuk Seh Tu Hoa.
Seh Tu Hoa dengan keras berteriak. "Mengapa tidak
boleh?" Tubuhnya bergeser kekiri dengan telapak tangan kanannya
ia menyerang kearah Kong Ku. Kedua telapak tangan dari
masing-masing saling bertemu, Seh Tu Hoa hanya merasakan
dari telapak tangan Kong Ku merembes masuk suatu hawa
yang sangat dingin, hatinya menjadi kaget setengah mati,
segera ia mengerahkan tenaga "Koen Yuen Ciang" nya hingga dua belas bagian, dan tubuhnya mulai bergeser kesamping.
Dua orang itu saling beradu satu kali, dalam hati Kong Ku
diam-diam juga merasa sangat terkejut, Seh Tu Hoa disebut
jago nomor wahid dari angkatan muda, bukanlah tidak ada
sebabnya, kekuatan tenaga pukulannya cukup untuk
menggempurkan kuda-kudanya.
Dengan dingin ujar Kong Ku. "Kamu enam orang jika tidak lekas meninggalkan tempat ini maka akan kubunuh semuanya
ditempat ini pula."
Dalam hati Boen Ching diam-diam merasa heran bercampur
terkejut, diantara orang itu hanya Seh Tu Hoa dan Toan Bok
Cie Jien yang membuka mulut, Kong Ku ternyata dapat
menutup mata dengan hanya mendengarkan suara
pernapasan dari enam orang itu sudah dapat
mengetahuijumlah orang yang hadir di tempat itu. Sungguh
bukanlah merupakan suatu pekeejaan yang mudah. Toan Bok
Cie Jien nampak pukulan yang dilancarkan Kong Ku itu, dan
mendengar dari suara siulannya, perkataan Kong Ku ini
bukanlah merupakan omongan yang besar,jika diantara tiga
bersaudara Chie Lan Kong datang lagi seseorang sudahlah
cukup untuk menundukkan orang itu. Enam orang itu berdian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
diri dengan termenung, sedang Kong Ku menghadap kearah
air Telaga, dengan jumawa berdiri disana.
Mendadak Kong Ku menoleh kebelakang terhadap Boen
Ching ujarnya. "Kau adalah anak murid dari siapa?"
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Boen Ching menjadi tertegun, kemudian sambil tertawa
ujarnya. "Suhuku adalah Ie Bok Tocu".
Kong Ku dengan dingin mendengus, ujarnya: "Ie Bok Tocu tak mungkin dapat melatih seorang murid yang memiliki ilmu
silat setinggi kau, telah mengangkat siapa lagi sebagai
suhumu" Dalam hati Boen Ching diam2 merasa terperanjat, Kong Ku
ini ternyata hanya begitu saja telah mengetahui tinggi
rendahnya kepandaian yang dimilikinya, dengan tawar
sahutnya . "Aku hanya pernah mengangkat seorang sebagai suhuku,
tak ada lagi orang yang kedua". Kong Ku tertawa dingin, ujarnya. "Kalau demikian, aku hanya dapat menghantarkan kau masuk kedalam telaga ini saja". Hati Boen Ching menjadi tergetar, entah mengapa Kong Ku ini berbuat demikian,
tanyanya. "Mengapa....." .
Kong Ku tertawa dingin, sahutnya. "Memangnya aku akan
menghantarkan kau masuk kedalam telaga tak ada halangan
untuk memberitahukan kepadamu, karena engkau telah
melatih ilmu Hiat Mo Kang" Boen Ching menjadi tertegun, dia tak pernah mengetahui kapan dirinya pernah melatih ilmu
"Hiat Mo Kang" itu pikirannya segera bergerak pikirnya pastilah karena dia pernah menjalankan ilmu untuk
membalikkan jalannya hawa murni didalam tubuhnya,
mungkin Kong Ku lalu mengatakan dia pernah melatih ilmu
"Hiat Mo Kang".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Kong Ku dengan perlahan berjalan mendekati Boen Ching,
Boen Ching segera memusatkan pikirannya menanti
kedatangan musuh, ketinggian dari ilmu yang dimiliki Kong Ku ini jauh melebihi Toan Bok Cie Jien maupun Seh Tu Hoa satu
tingkat, ini hari rupanya sukar baginya untuk lolos dari
kematian. Bwee Giok yang berada disamping nampak hal ini dengan
keras membentak: "Tahan." "
Kong Ku dengan dingin tertawa terkekeh, ujarnya.
"Ternyata ada orang yang datang menghalanginya" Sehabis mengucapkaa itu ia tertawa dingin lagi.
Kepada Bwee Giok ujar Boen Ching. "Nona Bwee tak boleh berbuat demikian, turun ketelaga ini belum tentu mati, apalagi belum tentu aku mau menurutinya, kau mau menemani aku
datang kemari aku sudah sangat berterima kasih, engkau
sebagai Siauw TOuwcu dari perkumpulan Elang Sakti haruslah
dapat menjaga dirimu baik2."
Bwee Giok dengan perlahan menundukkan kepalanya, tak
berkata sepatah katapun. Sambil tersenyum ujar Boen Ching
lagi. "Nona Bwee tahukah kau aku selamanya sangat
menghormati dan memuji kau, semangatmu sikapmu,
semuanya tak dapat dilampui oleh orang lain."
Bwee Giok menundukkan kepalanya, sejenak kemudian
ujarnya. "Aku dapat membalaskan dendam bagimu"
Selesai berkata ia mendongakkan kepalanya memandang
tajam kearah Boen Ching.
Boen Ching yang nampak sepasang matanya, hatinya tak
urung menjadi berdebar, sepasang mata Bwee Giok penuh
dengan air mata, setelah memandang tajam sejenak kearah
Boen Ching, ia balikkan tubuhnya dan lari turun gunung. Boen Ching memandang terpesona pada bayangan Bwee Giok,
hatinya terasa sangat terharu, Bwee Giok demikian teguhnya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
dirinya akan segera jatuh kedalam telaga seperti halnya Yuen Fu.
oooXcoo BAYANGAN dari Bwee Giok mulai lenyap ditengah
pepohonan, tetapi pada mata Boen Ching tetap terbayang
wajahnya, sekonyong- konyong ia merasa lirikan dan
senyuman Bwee Giok sangat mendalam sekali tertera didalam
hati nya, sedang gadis pada cermin itu sekalipun mempunyai
kesempatan hanya dua kali saja untuk bertemu tetapi itu
semuanya lamunan saja di dalam benaknya, seolah-olah
dalam waktu yang sekejap itu dia telah merasakan itu
semuanya hanya terombang-ambing tak menentu jaraknya
dengan dia demikian jauhnya, sedangkan Bwee Giok adalah
yang sesungguhnya.
-ooo0dw0ooo- SEPASANG mata Boen Ching memandang terpesona kearah
dimana bayangan Bwee Giok tadi lenyap, dengan tertawa
dingin ujar Kong Ku. "Orang sudah pergi jauh, masih ada apanya yang baik untuk dilihat, aku akan melihat gadis cilik itu mempunyai daya apa untuk membalaskan dendammu." Boen
Ching pun tertawa dingin, sahutnya.
"Tetapi aku kira ini hari yang akan jatuh ke dalam telaga bukannya aku melainkan kau sendiri, akupun akan melihat
murid-murid dan cucu muridmu itu dengan cara apa untuk
membalaskan dendam bagimu."
Kong Ku mendongakkan kepalanya, tertawa panjang,
sejenak kemudian kepada Seh Tu Hoa dan Toan Bok Cie Jien
ujarnya dengan dingin.
"Kau berdua apakah masih berani tinggal disini " Apakah harus aku yang menghantarkan ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Toan Bok Cie Jien tertawa dingin, ujarnya. "Apakah kami harus dengan demikian saja meninggalkan tempat ini ?"
Kong Ku dengan dingin tertawa tergelak, tubuhnya
bagaikan kilat mendesak mendekati Toan Bok Cie Jien, tangan kanan Toan Bok Cie Jien segera mendorong, dengan
menggunakan gentong arak ditangannya ia mendorong
kearah Kong Ku.
Ia menjadi mendengus melihat hal ini, kedua jarinya
ditegakkan, dengan menggunakan kekuatan dari jarinya itu
dengan keras menerima tenaga dorongan dari gentong arak
Toan Bok Cie Jien itu.
Suatu bunyi yang sangat nyaring terdengar, Toan Bok Cie
Jien segera terdesak mundur sebanyak dua langkah oleh
tenaga jari yang dilancarkan Kong Ku ini, wajahnya berubah
menjadi pucat pasi, sejenak kemudian ujarnya.
"Karena dua jarimu ini, aku Toan Bok Cie Jien terpaksa tak dapat berbuat apa-apa lagi, tetapi lain waktu kalau kita
ketemu lagi, sampai waktu itu pulalah kita harus membuat
perhitungan lagi."
Sesudah berkata tubuhnya berkelebat turun ke bawah
gunung. Kong Ku dengan dingin membalikkan tubuhnya,
wajahnya berhenti tepat dihadapan Seh
Tu-Hoa. Seh Tu Hoa tahu dirinyapun bukanlah tandingannya,
dengan perlahan ia menghela napas, segera ia memberi tanda
kepada Shie Chiau Nio dan Seh Tu Hong, puteranya, tiga
orang ber-sama2 mundur turun kebawah gunung. Kong Ku
terakhir memutar kearah Boen Ching, ujarnya. "Aku masih akan memberikan waktu sejenak bagimu untuk hidup, kau
boleh lihat bagaimana aku akan mengambil hioloo itu."
Seusai berkata ia balikkan tubuhnya dan bertepuk dua kali
kedalam rimba. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sepuluh orang yang berpakaian hijau muncul dari rimba itu
dengan menggotong seutas tali.
Boen Ching nampak tali itu dibuat dari serabut yang sangat
keras, pada ujung tali itu terdapat sebuah bola besi yang
berwarna hitam, belum saja ia berjalan mendekat ia sudah
merasa getaran yang hebat dari pedangnya itu, bagaikan mau
terlepas dari sarungnya. Dalam hati Boen Ching menjadi
sangat terkejut, ia tahu besi itu tentulah adalah sebuah besi semberani, Kiranya Kong-Ku hendak menggunakan bola besi
semberani itu untuk menghisap hioloo kuno yang berada
didasar telaga itu, sehingga dirinya tak usah menempuh jalan yang lebih bahaya lagi. Kong Ku menerima ujung tali yang ada bola besinya itu dari orang-orang itu, dia mendengus,
berpuluh-puluh kaki tali dari serabut itu hanya sedikit
digetarkan telah menjadi kencang bagaikan panah, kemudian
besi semberani itu di lemparkan ketengah telaga.
Boen Ching memperhatikan air dari telaga itu nampak pada
telaga itu timbul gelombang-gelombang kecil, pada wajah
Kong Ku timbul suatu senyuman yang seolah-olah bangga
akan pekerjaan itu. Tak lama kemudian tangan kanan Kong Ku
di sontekkan keatas, besi semberani tersebut segera melayang meninggalkan air. Boen Ching nampak pada sekitar besi
semberani itu penuh dengan bermacam-macam senjata, Kong
Ku menunggu hingga besi semberani itu meninggalkan dari
atas air, ia tak perlu memandang, hanya dengan mendengar
dari suara benda itu meninggalkan air, serta tenaga
ditangannya telah mengetahui bahwa ia tak berhasil
menghisap hioloo itu keluar dari telaga.
tangan kanannya segera dibalik, besi semberani itu sekali
lagi masuk kertalam telaga, kali ini Kong Ku telah
mengarahkan seluruh tenaganya keatas tali itu, tampak tali itu lurus bagaikan toya, dan disabetkan keatas permukaan air
telaga itu. Sekonyong-konyong dari dalam telaga itu muncul
suatu tiang air yang menerjang keluar dari dalam telaga, air
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
telaga mengembang naik dengan cepatnya, sedang pada
wajah Kong Ku nampak perasaan yang sangat terkejut.
Air telaga itu terus mengembang naik hingga setinggi
sepuluh kaki lebih, terdengar suara gemuruh, sebuah kepala
naga yang berwarna putih salju muncul kepermukaan air.
Boen Ching menjadi sangat terkejut, telaga itu ternyata
bernama sebagai telaga Naga Dingin, binatang aneh itu sudah tentu tak dapat diragukan lagi adalah Naga Dingin yang
diceritakan bersembunyi didasar telaga itu, tak disangka ini hari ternyata terpancing keluar oleh besi semberani yang
dilemparkan oleh Kong Ku.
pada tigapuluh tahun yang lalu, sepasang mata Kong Ku
dikorek keluar oleh Thian Jan Shu, tetapi sekarang sekalipun ia tak dapat melihat, tetapi ketajaman dari perasaannya ini lebih dari sepasang mata orang biasa. Dia hanya mengetahui
kalau Naga Dingin dari telaga itu telah terpancing keluar oleh besi semberani yang dilemparkan oleh dia, ini hari kalau mau dengan lancar mendapatkan hioloo kuno itu, kiranya tak
mungkinakan teejadi. Naga dingin itu munculkan kepalanya
kepermukaan tetapi bagaikan ekornya dirantai tak dapat
munculkan lagi tubuhnya, sepasang matanya yang
memancarkan sinar bagaikan dua buah gulungan api yang
memandang kearah tepi telaga. Kong Ku mendengus dengan
dinginnya, dia agaknyapun telah mengetahui kalau naga
dingin itu tak dapat munculkan tubuhnya lagi, tangan
kanannya ditarik dengan keras, untuk menarik kembali besi
semberaninya itu, tetapi tarikannya kali ini tetap tak berhasil, besi semberani itu bagaikan terkait sesuatu benda yang tak
dapat bergerak, sehingga tak dapat di tarik keluar. Naga
dingin itu mendongakkan kepalanya sambil mementangkan
mulutnya, suatu percikan air yang berwarna putih memancar
kearah dua orang itu.
Kong Ku mundur selangkah kebelakang, Boen Ching juga
tak berani menentang datangnya air itu, dia juga mundur
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
kebelakang selangkah. Kong Ku mendengus, kepada Boen
Ching ujarnya. "Naga dingin telah muncul, ini hari akan mengambil hioloo sudah tentu tak mungkin akan dapat dilakukan, sekarang apa
kau mau bergebrak deagan aku " ."
Boen Ching tahu orang2 dari golongan sesat itu tak ada
seorangpun yang mempunyai aturan, dengan tawar sahutnya.
"Aku memang mempunyai niat untuk berbuat demikian."
Mendengar perkataan Boen Ching itu dengan dingin sahut
Kong Ku. "Bagus kiranya juga mempunyai semangat, kalau begitu
cabutlah pedangmu keluar." Boen Ching dengan tertawa
berkata. "Mengapa harus menggunakan pedang, apa boleh dibilang
dengan menggunakan sepasang tanganku itu tak mempunyai
harga untuk bertempur denganmu?"
Kong Ku dengan dingin tertawa terkekeh, ujarnya. "Kalau memang nya demikian aku juga tak akan sungkan-sungkan
lagi" Boen Ching melirik memandamg ketengah telaga, pada saat ini naga dingin telah menyelam lagi kedalam air, sedang airpun mulai menjadi surut kembali sedang tali serat dari Kong Kupun telah dibuang pada permukaan air kembali menjadi
tenang, bagaikan tidak pernah terjadi sesuatupun. Kong Ku
nampak Boen Ching demikian besar nyalinya, malah mengira
mungkin dia mempuyai jurus- jurus ilmu silat yang lihai,
tangan kanannya dengan perlahan dipukulkan keluar dengan
menggunakan jurus "Yu Ling Tang Cau" atau mencakar sisik mega, ditepukkan ketubuh Boen Ching.
Boen Ching mengangkat tangan kanannya, dan mencekal
tangan pada urat nadi tangan Kong Ku.
Kong ku dengan perlahan mendengus, tangan kanannya
dibalik dan balik mencekal tangan kanan Boen Ching, ia
segera mengeraskan tangan kanannya, ternyata dia tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
menghindar atau berkelit sedikitpun juga dan dengan perlahan dia membiarkan tangannya dicekal oleh Kong Ku.
Kong ku dalam satu jurus berhasil mencekal tangan kanan
Boen Ching. dia pun merasa amat terkejut. jurus "Yun Ling Tang Cau" ini sebetulntya sebagian besar adalah merupakan gerakan pancingan, dan digunakan untuk memancing musuh
untuk turun tangan, sedang Boen Ching ternyata mengajukan
diri untuk ditawan, entah dia mempunyai tujuan apa. Dia yang mencekal tangan Boen Ching, dalam hatinya malah balik
merasa curiga, untuk sesaat tak dapat mengambil keputusan
untuk apa pun. Boen Ching tak bergerak sedikitpun juga, ia
menanti Kong Ku untuk turun tangan untuk ke dua kalinya.
Kong Ku dengan perlahan mendengus pikirnya:
"Tak perduli kau akan berbuat apa, pokoknya akan
kulemparkan kau kedalam telaga terlebih dahulu baru berkata lagi". Tangan kanannya digetarkan dan melemparkan tubuh Boen Ching ketengah telaga dingin itu.
Boen Ching sejak tadi telah bersikap menanti gerakannya,
Kong Ko kini ternyata melemparkan tubuhnya, ia segera
mengembalikan tangannya untuk balas mencekal pergelangan
tangan Kong Ku dan mengerahkan jurus "Thian tee Ie weh"
dari ilmu "Thian Thien Kioe Sih".
Pergelangan tangan Kong Ku yang dicekal oleh Boen Ching
segera mengeluarkan suara tertahan, ternyata jurus Boen
Ching ini tidak berhasil menggerakan tubuh Kong Ku
sedikitpun juga dalam hatinya sedikitpun juga, dalam hatinya sedikit merasa sangat terkejut, kemudian melancarkan lagi
jurus "Shie Thian Song Gwat" Tubuhnya berputar diudara, semula Kong Ku oleh jurus "Thian tee Ieweh" dari Boen Ching ini telah membuat kuda-kudanya menjadi tergempur, pada
saat ini dibuat berputar lagi oleh tenaga dalam jurus Boen
Ching ini, mau tak mau membuatnya terjungkir balik, untung
dia segera memutarkan tubuhnya, kalau tidak maka tubuhnya
akan terlempar ke tengah telaga oleh jurus Boen Ching ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
wajah Kong ku segera berubah, dengan dingin ujarnya:
"Tak dapat disalahkan lagi kau berani bicara besar, kiranya kau masih sangat hafal dari ilmu sakti dunia kangouw yakni
ilmu "Thian Thien Kioe Sih." Boen Ching nampak dirinya harus berputar berpuluh2 kali baru dapat membuat Kong ku
terjungkir sekali bahkan tidak terjatuh pada arah yang dituju olehnya, hatinya menjadi sangat terkejut, tetapi ia tidak tahu kalau dalam hati Kong kujauh lebih terkejut jika dibandingkan dengan dirinya, kehebatan dari ilmu Thay Thien Kioe Sih tak ada bandingan nya, kalau saja lweekang yang dimiliki Boen
Ching lebih tinggi dari dirinya, bukankah dirinya akan
terlempar jatuh ke tengah telaga, Boen Ching ini tak dapat
dibiarkan hidup lebih lama lagi. kalau tidak jika bertambah beberapa tahun lagi, dirinya mana dapat menandingi dia lagi.
Kong Ku pertama kali karena memandang rendah pada
pihak musuh sehingga terkena pancingan, setelah berdiri
tegak ditanah tak henti-hentinya ia tertawa dingin sedang
tubuhnya mendekat pada Boen Ching lagi.
Boen Ching dengan tawar berkata.
"Thay Thien Kioe Sih tidaklah hanya sebagian itu saja, engkau mau melemparkan aku ke dalam telaga untuk
bertempur mati-matian dengan naga dingin itu, aku kira
tidaklah demikian mudahnya untuk melakukannya."
Kong Ku tertawa dingin, ujarnya. "Aku harap kau jangan terlalu meninggikan dirimu sendiri, ilmu Thay Thien Kioe Sih mungkin sungguh dapat disebut sebagai ilmu sakti didalam
Bu-lim, tetapi kalau kau yang menggunakan, aku kira masih
sangat terlalu jauh untuk dikatakan. Sewaktu mengucapkan
perkataan itu,"
tubuhnya bagaikan kilat cepatnya mendesak mendekat
ketubuh Boen Ching. Boen Ching sambil mengundurkan diri
melancarkan serangan dengan menggunakan gerakan tubuh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Sie Liu Eng Hong" ia berusaha untuk memunahkan serangan musuh itu.
Kong Ku dengan dingin mendengus,jari tengah dan
telunjuk dari tangan kanannya dengan perlahan disentilkan,
segulung angin yang amattajam mengikuti arah yang ditunjuk
menyerang kearah tubuh Boen Ching.
Dalam hati Boen Ching merasa sangat terkejut, sungguh
tak disangka olehnya kalau Kong Ku ternyata dapat melatih
ilmu sakti semacam ini, dengan demikian gerakan tubuh "Sie Liu Eng Hong" nya jadi kehilangan kehebatannya.
Dengan tergesa-gesa ia menghindar kesamping untuk
menghindari serangan yang menyerang dirinya Itu dengan
hebatnya Itu.
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kong Ku dengan dingin mendengus, pada saat tubuhnya
berkelebat tangannya telah menyambar mencengkram
punggung Boen Ching, sedang tangan kanannya bergerak
menotok jalan darah pada punggung Boen Ching, kemudian
ujarnya. "Kau sendiri dapat membebaskan totokan ini, setelah
sampai pada dasar telaga bebaskanlah sendiri, Ilmu Thay
Thien Kioe Sih terhadapku juga telah tak ada gunanya,
hanyalah tinggal menanti budak kecil itu membalas dendam
bagimu." setelah berkata dengan perlahan tangan kanannya
mendorong, melemparkan tubuh Boen Ching ketengah telaga.
Jalan darah pada punggung Boen Ching tertotok, dia sadar
bahwa satu satunya jalan kehidupan baginya adalah jika ia
dapat membebaskan totokan tepat pada waktunya, kalau
tidak kiranya dirinya juga akan terkubur didasar telaga itu.
untuk membebaskan totokan bukanlah suatu pekerjaan
yang sangat mudah dan tak mungklin dalam waktu yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
singkat dengan menggunakan hawa murninya untuk
membebaskan totokan tersebut.
Begitu Kong Ku melepaskan tangannya, dia mulai dengan
mengerahkan hawa murninya untuk membebaskan totokan
itu. Tubuh Boen ching yang dilemparkan ketengah telaga
ditengah udara berturut-turut ia bersalto beberapa kali, dan kemudian jatuh ditengah telaga naga dingin itu.
Begitu tubuhnya bertemu dengan air telaga, tanpa terasa
seluruh tubuhnya menjadi berkerut, rasa dingin dari air telaga naga dingin ini jauh lebih hebat dair penderitaannya jika
dibandingkan dengan rasa dingin daripada Han Siong Leng
Uh. Seluruh tubuhnya terasa diserangoleh rasa dingin yang
hebat dari air telaga tersebut, tapi pada dadanya terasa
hangat sekali. Dalam hati Boen Ching diam2 merasa heran dan bercampur
terkejut. Cermin "Thian Tuen" yang biasanya ditempatkan pada dadanya itu mengeluarkan suatu hawa yang dingin dan
nyaman, pada saat ini bagaimana dapat berbalik
mengeluarkan hawa yang hangat"
Dia yang dibesarkan dilautan Timur, sudah tentu menyelam
diantara ombak bagi dia tidaklah merupakan suatu urusan
yang berat baginya untuk bertahan napas didalam air dapat
mancapai tiga jam lamanya tapi jika jalan darahnya tak dapat dibebaskan, dengan sendirinya tangan dan kakinya menjadi
tak dapat bergerak. Tubuhnya yang masuk jadi tak dapat
bergerak, tubuhnya yang masuk ke dalam air segera
tenggelam ke dasar telaga.
Boen Ching menutup matanya dan mulai menjalankan
pernapasan, dia tahu pada tubuhnya ada cermin pusaka yang
melindungi tubuhnya dna tak usah lagi takut akan hawa dingin dari air telaga itu, dia hanya dengan memusatkan seluruh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
perhatiannya untuk menjalankan pernapasan guna
membebaskan totokannya.
Setelah menjalankan tiga kali putaran tiga tempat jalan
darah yang tertotok dalam tubuhnya telah dapat dibebaskan
seluruhnya, baru tubuhnya akan digerakan untuk naik keatas
sebuah arus berputar yang sangat santar telah menerjang
ketubuhnya. Dalam hati Boen Ching diam2 merasa sangat terkejut,
ketika ia membuka matanya untuk melihat, ternyata naga
dingin penghuni telaga naga dingin itu sedang datang
mendekati tubuhnya dan menerjang kearahnya dengan cepat
dan ter-gesa2 ia menghindar kesamping.
matanya memperhatikan keadaan sekitarnya, sebenarnya
memangnya telah melatih untuk memandang di tempat yang
gelap, di tempat yang gelap gulita itu dengan samar-samar ia telah dapat melihat dasar telaga yang letaknya tak jauh dari dirinya. Didasar Telaga naga dingin tersebut, terlentang
berpuluh2 sosok tengkorak manusia, ada yang dalam sikap
duduk ada pula yang dalam keadaan telentang, sedang
tengkorak2 itu banyak juga yang telah hancur berantakan,
diatas tubuh tengkorak-tengkorak itu penuh dengan lumpur,
ketika air mengalir melalui tengkorak itu dan menghilangkan Lumpur yang ada diatasnya, barulah dapat dilihat wajah
sesungguhnya dari tengkorak itu. Naga dingin itu ditengah
remang2nya air telaga tampak yang sangat putih sekali-
bagaikan salju, panjangnya kira-kira empat lima kaki,
sepasang matanya berwarna merah darah, didalam air
sekalipun gerakannya sangat lincah, tetapi ekornya terdapat seutas rantai besi yang sangat besar sekali. Boen Ching
setelah menghidari terjangan naga dingin itu, menurut
pengalamannya yang ia dapatkan,jika menemui binatang buas
didalam air sekali kali tidak dapat melarikan dirinya, sebagai manusia kegesitan waktu bergerak tidak mungkin dapat
melawan kelincahan dan gerakan binatang penghuni air. Dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
membalikkan tubuhnya sambil mencabut keluar pedang
panjangnya, matanya dengan tajam memperhatikan naga
dingin itu. Naga dingin itupun memperhatikan Boen Ching
kedua belah pihak menantikan saat yang baik untuk bergerak.
Boen Ching tahu bahwa sebangsa ular atau naga jika dalam
air kekuatan ekor naga dingin itu, meskipun dia mempunyai
cermin pusaka yang melindungi jantungnya tetapi
bagaimanapun juga tak dapat menghindarkan diri dari
serangan hawa dingin dari telaga itu, kakinya dan tangannya mulai menjadi kaku.
Naga dingin itu setelah memperhatikan Boen Ching
sejenak, mulutnya yang besar itu membuka dan menutup,
sekumpulan air yang sangat santar kembali menyerang kearah
Boen Ching dengan hebat.
Boen Ching menjadi sangat terkejut tubuhnya bergerak
menghindar kesamping, tetapi sekumpulan air yang santar itu setelah melewati pergi, terasa lagi suatu hawa yang sangat
dingin sekali menyerang kearah nya, saking dinginnya,
membuat dia hampir2 gemetar.
Naga dingin itu nampak serangannya tidak mengenai
sasaran, tubuhnya maju mendesak kearah Boen Ching lebih
dekat lagi. Pedang panjang ditangan kanan Boen Ching dengan cepat
menusuk keluar tetapi naga dingin itu tetap meneejang
kedepan sekalipun pedang Boen Ching dengan cepat
mengenai tubuh naga dingin itu, tetapi naga dingin itu
sedikitpun tidak menderita luka apapun, sambil
mementangkan mulutnya lebar-lebar, tubuhnya mendesak
lebih dekat lagi ke tubuh Boen Ching, dalam jarak tidak lebih dari tiga kaki saja.
Boen Ching dengan tergesa-gesa menyingkir ke samping.
Naga dingin itu dengan gusar melototkan matanya, tubuhnya
bergerak dengan kerasnya, membuat pada dasar telaga itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
timbul suatu ombak yang keras, pasir dan lumpur bergolak,
segulung demi segulung ombak besar itu menerjang
ketubuhnya dengan keras. Boen Ching yang terpukul oleh
ombak yang sangat besar itu dipaksa mundur terus
kebelakang. Naga dingin itu disamping menggerakkan tubuhnya hingga
menimbulkan ombak yang besar, tubuhnya bagaikan kilat
cepatnya mendesak kearah Boen Ching. Boen Ching berturut-
turut menghindar kesamping, mendadak dia merasakan suatu
arus yang sangat cepat dan santer menerjang dari belakang
tubuhnya. Dia menjadi terkejut, tidak sempat lagi untuk
menoleh kebelakang, tahu-tahu telah dihisap oleh arus keras yang menyerang dirinya itu dan membawanya kedalam suatu
gua yang sangat gelap sekali.
Boen Ching dengan cepat menutup seluruh pernapasannya,
mengikuti arus keras itu tubuhnya mengalir terus, dia dengan seluruh perhatiannya memperhatikan keadaan sekelilingnya,
nampak didalam gua itu empat penjurunya penuh dengan
batu2 aneh yang sangat runcing sekaU.
Dalam hatinya diam-diam dia merasa sangat terkejut,
ditengah teejangan arus telaga yang demikian derasnya itu
ternyata terdapat batu-batu aneh yang demikian runcing nya, jikalau bukan dirinya telah berhasil melatih ilmu memandang didalam kegelapan, kiranya sejak tadi telah mengalami
kematian. Arus deras itu menerjang terus dengan santer nya, tak lama kemudian telah sampai ditengah suatu telaga yang
sangat gelap sekali. Boen Ching yang telah sangat lama
menutup seluruh pernapasannya, pada saat ini merasa arus
air itu mulai menjadi perlahan, dengan cepat tubuhuya
digerakkan, untuk timbul keatas permukaan air dan mengirup
udara segar. Setelah ia menghirup udara panjang2, dengan
perlahan ia membuka kedua matanya kembali tetapi terasa
didalam gua itu sangat terang sekali oleh suatu sinar yang
berkilauan, sinar itu menusuk kedalam matanya, membuat dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
hampir2 tak dapat mementangkan matanya, dalam hatinya
diam2 merasa heran dan terkejut, Boen Ching dengan cermat
memandang kekanan dan kekirinya, nampak disebelah kiri dari goa itu terdapat sebuah batu gunung yang panjangnya
beberapa kali dan muncul dari permukaan atas, sinar yang
menyilaukan mata itu timbul dari atas batu gunung yang besar itu.
Boen Ching yang tidak dapat melihat dengan jelas, dalam
hatinya mendadak timbul rasa ingin tahunya, tak disangka di belakang dimana terdapat arus yang demikian santarnya itu
ternyata terdapat suatu tempat seperti ini, entah barang
apakah yang terlihat memancarkan sinar yang berkilauan itu.
Dia menarik napas panjang2, tubuhnya melompat melayang
keatas dan hinggap diatas batu besar itu.
Sesampai diatas batu itu, nampak disekeliling dari batu itu ternyata ada beberapa kaki luasnya, diatas batu itu terdapat tulang belulang dari seekor naga yang membujur panjang,
sepasang matanya memancarkan sinar merah yang
berkilauan, sedang didalam mulutnya terdapat sebuah benda
bulat yang menyerupai sebutir pil yang berwarna emas. Sinar berkilauan yang tadi terlihat itu kiranya berasal dari pil
berwarna emas tersebut.
Disamping tulang belulang dari naga itu masih terdapat
sebuah mayat dari seorang hweesio yang dalam sikap sedang
bersila, sekalipun hweeesio itu telah wafat lama sekali, tetapi wajahnya masih tetap utuh seperti orang yang masih hidup,
pada wajahnya terlihat senyuman yang sangat ramah sekali.
Boen Ching menarik napas panjang-panjang, dalam hati
pikirnya. "Entah hweesio ini berasal dari angkatan yang keberapa, ternyata dapat wafat ditempat ini."
Dia memandang keadaan sekelilingnya, nampak arus itu
mengalir kesuatu gua yang gelap, sedang tulang dari naga
itupun menerobos masuk lagi kedalam gua yang tingginya
satu setengah kaki.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Untung baginya pedang panjang dan buntalannya terbawa pada tubuhnya, dia sambil menghela napas lega, menurunkan
pedang dan buntalannya keatas tanah, dapat sampai ditempat
ini juga dapat dihitung sangat beruntung sekali, kalau tidak banyak waktu lebih lama sedikit lagi berdiam di dalam telaga naga dingin itu, juga bukannya mati kedinginan juga mungkin mati tertelan oleh Naga dingin itu. Dia bertindak dua langkah kedepan, nampak diatas dinding batu didepan gua itu agaknya terukir beberapa tulisan, dia bertindak ke depan memandang, diatas batu itu ternyata terukirkan kata.
"Thay Tong tahun kedua, Pendeta Thian Tok Wang Huo
wafat ditempat ini, bersama-sama dengan naga emas melawat
kebarat, merantai Naga dingin didasar telaga Naga dingin.
pendatang yang berjodoh dapat menelan pil berwarna
emas yang ditinggalkan oleh naga emas itu, ilmu sakti dari
Tinggoan yang telah lenyap empat abad yang lalu "Hong Loei Chiet Kiam" dapat menundukkan naga, ilmu "Hong Loei Chiet Kiam ini sebenarnya adalah ilmu sakti dari daerah Tionggoan, tetapi karena merasa akibatnya terlalu hebat dan kelihayannya tak ada bandingannya, bukanlah orang persilatan yang dapat
mempelajarinya, hingga tak berani menerima murid, ilmu yang berasal dari Tionggoan sudah tentu harus dikembali kan
kedaerah Tionggoan, kini diwariskan pada orang yang
mendatang, gua ini, karena menurut anggapan orang yang
dapat memasuki gua ini tentu orang yang mempunyai rejeki
besar, dan jangan menggunakannya untuk melakukan
kejahatan. Tulisan itu sampai disitu telah berhenti, Boen Ching setelah nampak hal ini menjadi menghela napas, kira nya pil yang berwarna emas itu adalah pil sakti naga emas itu.
Dia membalikkan tubuhnya dan berjalan ke depan Wang
Huo Thaysu, dapat diduga hwesio sakti dari ribuan tahun yang lalu ini pasti adalah seorang manusia aneh yang sakti, segera ia berlutut dan bersujut memberi hormat, seluruh tubuh dari Wang Huo Thaysu itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Kemudian dengan perlahau-lahan ia bangkit berdiri dan
mengambil pil berwarna emas itu yang diletakkan keatas
tanganya setelah memandangnya sejenak barulah
memasukkan kedalam mulut dan ditelan.
Segera ia duduk bersila untuk mengatur jalan
pernapasannya, begitu pil berwarna emas itu masuk kedalam
mulutnya, segera pula ia merasa sebuah arus yang panas
mengalir masuk kedalam tubuhnya, sedang tulangnya
mengeluarkan serentetan suara yang perlahan, hawa dingin
yang tadi menyerang dirinya kini dengan cepat telah tersapu hilang.
Setelah mengatur pernapasannya hingga hawa murninya
berputar tiga kali keseluruh tubuh nya dia baru menghela
napas lega dan bangkit berdiri terasa tubuhnya menjadi
sangat segar sekali, hawa murninya terus menembus
keseluruh urat nadi dan jalan darahnya.
Pada saat bernapas, tenaga tubuh dan hawa murninya
bergerak dengan sangat perlahan sekali, bagaikan akan
menerobos terus keseluruh tubuhnya.
Dalam hati diam-diam merasa sangat girang, tak disangka
pada saat menghadapi keadaan yang bahaya malah balik
berganti dengan mendapat keuntungan dan menemui kejadian
yang aneh. Boen Ching setelah menelanpil berwarna emas itu dan
nampak empat penjuru dari tempat itu memancarkan sinar
yang sangat menyilaukan mata itu, dalam hatinya mulai timbul rasa curiga, dengan memusatkan seluruh perhatiannya ia
memandang, nampak tulang belulang dari naga emas itu
menjulur masuk kedalam gua itu bahkan memancarkan sinar
yang sangat menyilaukan mata.
Dia teringat akan pesan yang ditinggalkan oleh Wang Huo
Thaysu yang mengatakan bahwa terdapat ilmu sakti dari dunia persilatan yaitu "Hong Loei Chiet Kiam" atau tujuh pedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
angin petir, dalam hati diam-diam pikirnya "Aku kini ternyata telah menelanpil berwarna emas dari naga emas itu, mengapa
tidak sekalian mempelajari ilmu "Hong Loei Chiet Kiam", apa lagi aku kini tidak mempunyai urusan, mau keluar dari gua
inipun tak mungkin dapat keluar."
Berpikir sampai disini, ia memungut pedang panjang nya
kembali samhil mengambil buntalannya ia berjalan masuk ke
dalam gua tersebut.
Baru ia masuk kedalam gua itu, pandangan dihadapannya
menjadi terang, dalam gua itu dari tingginya yang hanya
setengah kaki itu kini telan berubah menjadi beberapa kaki
tingginya empat penjuru dari gua batu itu penuh dengan intan permata, sedang ubinnya terbuat dari batu giok, di tengah
gua itu terdapat sebuah kolam air dan ditengah kolam itu
terdapat seekor naga emas yang memancarkan airnya.
Boen Ching yang nampak hal itu menjadi tertegun,
pemandangan semacam ini sekaiipun di dalam istana
kaisarpun juga tak dapat menemuinya.
Disamping dari kolam itu terdapat tujuh buah patung
manusia yang terbuat dari emas, dengan mencekal sebilah
pedang panjang masing-masing berdiri dengan gayanya yang
berbeda satu dengan yang lainnya, setiap patung dari emas
itu sungguh sangat hidup dan indah pembuatannya, bagaikan
orang sungguh-sungguh.
Boen Ching setelah menurunkan buntalannya ke atas
tanah, dengan perlahan ia berjalan mendekati, dengan sinar
yang terkejut bercampur heran ia memandang ketujuh patung
yang terbuat dari emas itu, dengan hasil pembuatannya yang
demikian indahnya itu,
kiranya pada saat ini tak seorangpun yang dapat
menandingi hasil pembuatannya yang demikian hidupnya itu.
Dengan perlahan dia mencabut keluar pedangnya satu
gerakan demi satu gerakan, satu jurus demi satu jurus ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
mulai mempelajarinya, diam-diam dia merasakan bahwa ilmu
"Hong Loie chiet Kiam" ini bukan saja sangat hebat sekali, bahkan keanehan dan akibat yang timbul dari jurus-jurus itu sukar sekali untuk ditandingi, seluruh jurus itu terdiri jurus-jurus serangan semuanya.
Boen ching setelah mencoba menirukan ilmu "Hong Loei
chiet Kiam" itu satu kali, merasakan bahwa untuk mempelajari ilmu itu ia menemukan kesukaran-kesukaran. mulailah dia
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memandang dengan Cermat satu jurus demi satu jurus,
seluruh patung yang terbuat dari emas itu terlihat bentuk-
bentuk dari otot-otot dan urat-urat nadinya.
Boen ching sambil menirukan Cara dan bentuk dari tiap
jurus, ia mulai menggerak-gerakkan pedangnya, terasa
baginya sangat berat sekali.
Didalam gua itu tumbuh pula berbagai macam buah-
buahan liar, Boen ching pun mulai melatih ilmu "Hong Loei chiet Kiam" itu didalam gua tersebut, setelah merasa lelah ia baru beristirahat didalam gua itu tak nampak matahari, hal ini membuatnya tak mengetahui kalau waktu itu adalah siang
atau malam. Entah telah lewat berapa lama Boen ching masih selalu
memusatkan perhatiannya pada pertemuan yang bakal
diadakan diloteng oei Hok lo pada jam 8 malam Tiong chiu, ia tinggal lebih lama lagi didalam gua itu, begitu ia selesai
melatih ilmu "Hong Loei chiet Kiam" itu segera pula mulai bersiap untuk meninggalkan gua tersebut.
Setelah keluar dari dalam gua, ia berlutut dan memberi
hormat pada mayat Wang Huo Thaysu kemudian
mengencangkan pedang dan buntalannya pada tubuhnya dan
balikkan tubuhnya loncat masuk kedalam air, mengikuti
mengalirnya air ia bergerak maju.
Setelah lewat beberapa saat sampailah dia pada arus yang
deras itu, sekali lagi ia menutup seluruh pernapasannya, tetapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
kali ini arus itu mengalirnya terlalu panjang, belum saja
sampai diluar gua dia telah didesak untuk mulai minum air
telaga itu, baru kemasukan air dua tegukan, tak tahan diri dan jatuh tak sadarkan diri.
lewat beberapa waktu, ketika ia siuman kembali, dirinya
telah terlentang di suatu sungai kecil.
Boen ching mengelengkan kepala, terdengar dari samping
tubuhnya ada orang yang sedang bertanya pada dirinya.
"Siangkong, akhirnya kau sadar kembali."
Boen ching miringkan mukanya memandang kesamping
tubuhnya tampak seorang tukang kayu berusia pertengahan
berdiri disamping tubuhnya, Boen ching merasakan tubuhnya
sangat lelah sekali, kepada tukang pencari kayu itu sambil
tertawa, ujarnya. "Tempat ini tolong tanya apa namanya "
Tukang pencari kayu itu sambil tersenyum balas menyahut.
"Tempat ini adalah dikaki gunung Tlong Thiau, tadi aku sedang pergi mencari kayu nampak siangkong terombang
ambing oleh air dan lewat ditempat ini, untung aku sempat
dengan Cepat menolong dirimu."
Boen ching dengan seenaknya menganggukkan kepalanya,
sedang dalam hatinya diam-diam ia berpikir.
"Bukankah aku sedang berada digunung Hong San" "
Mendadak hatinya menjadi tergetar, dengan Cemas tanyanya:
"Benarkah tempat ini adalah gunung Tlong Thiau ?"
Tukang pencari kayu berusia pertengahan itu dengan
tersenyum menganggukkan kepala.
dalam hati Boen ching merasa sangat terkejut, dia berdiam
didalam gua dimana terdapat kolam nagaemas itu entah telah
berapa lamanya, sedang jarak antara Gunung siong San
sampai disini ratusan li jauhnya, dengan cemas tanyanya pula.
"Tolong tanya apakah malam Tiong chiu telah lewat atau belum?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Tukang pencari kayu berusia pertengahan itu nampak
wajah Boen ching demikian tegangnya, dia menjadi tertegun,
kemudian sambil tersenyum ujarnya .
"Siangkong, kini sedang bulan tujuh tanggal lima belas, jarak sampai malam Tiong chiu masih sangat jauh sekali "
"oh... " setelah mendengar perkataan itu Boen ching baru dapat menjadi agak tenang, walaupun demikian dia berdiam
didalam gua itu juga kurang lebih satu bulan lamanya, setelah termenung sejenak dari dalam sakunya ia mengambil
sepotong perak dan diberikan kepada tukang pencari kayu
berusia pertengahan itu sambil ujarnya.
"Terima kasih sekali kepadamu, ini sedikit pemberian
dariku, harap kau mau menerimanya "
sehabis berkata ia berjalan kearah depan.
Tukang pencari kayu yang berusia pertengahan itu menjadi
tertegun, dengan termangu-mangu ia memandang kearah
Boen ching. dalam hati Boen ching menjadi sedikit merasa bingung,
kejadian yang dialami pada beberapa hari ini semuanya
bagaikan impian saja, dengan perlahan dia berjalan maju
kedepan setelah mencari suatu tempat yang sunyi dan bersih
ia mulai menjalankan pernapasan untuk kemudian
melanjutkan perjalanannya lagi.
Dia teringat akan Kong Ku kemudian teringat pula Bwee
Giok, saat Bwee Giok sebelum meninggalkan dirinya, sinar
matanya juga perkataan yang diucapkannya, hatinya makia
lama makin merasa menjadi berat sekali, dia tidak
menginginkan Bwee Giok naik keatas istana chie Lan Kong,
tentu dia telah menganggap dirinya telah binasa, sekarang
bagaimana baiknya.
Boen ching berpikir terus, entah Bwee Giok kini berada
dimana, ingin sekali dia untuk menemui seseorang untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
ditanyai bagaimana keadaan dunia kangouwpada waktu baru-
baru ini. . Sambil berpikir tak karuan, dia menarik napas panjang-
panjang dan berlari kearah gunung siong San.
Setelah melewati sebuah pa dang rumput, sampailah
disuatu bukit kecil. Mendadak Boen ching mendengar suatu
suara yang sangat aneh sekali menggema dari belakang bukit
itu, dengan Cepat tubuhnya berkelebat melayang keatas
puncak kecil itu, tanpa terasa hatinya menjadi sangat terkejut.
Dibawah bukit kecil itu tampak berpuluh-puluh orang
berbaju hijau sedang mengepung beberapa orang. orang itu
ternyata adalah Kong Sun Seh, Pek HOuw serta Pek Hian Ling
tiga orang. Ditinjau dari dandanan serta pakaian yang dipakai orang-
orang itu, sekali pandang saja telah mengetahui kalau orang-orang itu adalah anak buah dari pihak chie Lan Kong, dalam
hati Boen ching diam-diam merasa sangat terkejut, tak
disangka entah karena urusan apa ternyata orang-orang dari
chie Lan Kong telah bergebrak dengan orang-orang dari pihak Thian San Pay.
Jlka dilihat dari situasi serta keadaannya dapat dilihat Kong sun Seh bertiga telah didesak dibawah angin, sedang Kong
Sun Sekpun telah mulai melancarkan ilmu "Thay Bong cap Pwee san" yang sangat terkenal itu.
Lawan orang-orang berbaju hijau itu nampak tubuh Kong
Sun Seh melayang ketengah udara segera pula berpencar
membentuk suatu barisan pedang.
Kong Sun Sek dengan sekuat tenaga menyerang kebawah,
tetapi seluruh jurus serangannya berhasil dipunahkan oleh
pihak lawan- Begitu jurus serangan dari ilmu "Thay Kong cap pwee san"
itu telah habis digunakan tubuhnya melayang turun lagi keatas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
tanah. Selain dari orang berbaju hijau itu bagaikan angin
puyuh mendesak mendekat, diantara berkelebatnya sinar
pedang yang berkilauan, dari bentuk menyerang yang tak
karuan kedudukannya tadi, kini telah berubah menjadi suatu
jaringan pedang yang sangat tepat sekali, dalam waktu
sekejap mata saja Kong Sun Sek, Pek Hian Ling telah
terjerumus dalam suatu pertempuran yang sangat payah
sekali. Boen ching menjadi mengerutkan slisnya, dalam hatinya
dan sadar bahwa jika hal ini diteruskan demikian, tiga orang itu pasti akan mengalami kekalahan seCara total, terhadap
tiga orang itu dia sedikitpun tidak mempunyai permusuhan
apapun, bahkan sebaliknya terhadap pihak chie Lan Kong dia
mempunyai sedikit ganjalan.
Sebenarnya didalam hatinya memang sudah mempunyai
niat untuk mencari orang untuk menanyakan berita-berita dari dunia kangouw baru2 ini, kini dia tak dapat lagi untuk
bertindak terlambat. sambil bersiul nyaring, ia menarik napas panjang-panjang sedang tubuhnya meloncat ke tengah udara
dandari atas puncak bukit kecil itu melayang turun dan
menubruk kearah belasan orang berbaju hijau itu.
Begitu siulan nyaring Boen ching itu keluar dari mulutnya,
sekelompok orang-orang itu telah mengetahui kalau telah
kedatangan musuh yang tangguh, pada saat miringkan
mukanya untuk memandang, Boen ching dari tempat setinggi
puluhan kaki itu telah melayang turun.
Kong Sun Sek bertiga dalam hatinya menjadi sangat girang,
sedang puluhan orang berbaju hijau itu sebaliknya merasa
sangat terkejut, didalam Bu lim orang yang dapat
melayangkan tubuhnya ditempat datar sejauh puluhan kaki
saja sudah sangat sukar untuk menemuinya, Boen ching kini
dapat meloncat naik keatas sejauh puluhan kaki untuk
kemudian melayang turun kembali keatas tanah, sungguh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
merupakan suatu berita yang dapat mengejutkan orang yang
mendengarnya. Nampak keadaan demikian itu mereka telah mengetahui
kalau Boen ching adalah musuh bukan kawan. kini musuh
tangguh telah tiba, mana sempat untuk mengusir Kong Sun
Sek bertiga. Puluhan orang berbaju hijau itu bersama-sama bergerak
mundur, dengan sendirinya telah membentuk suatu barisan
pedang yang sangat kuat sekali.
Tubuh Boen ching yang baru berada ditengah udara
mencabut keluar pedangnya, pada saat tubuhnya hendak
turun keatas tanah, dengan Cepat ia menarik napas panjang-
panjang, dengan keras ia meloncat kan tubuhnya naik lagi
setinggi dua kaki lebih, kemudian bersalto dan mengubah
kedudukannya dengan kepala diatas dan kakinya berada
dibawah. Ie Bok Kiamnya ditengah udara membuat suatu guratan
panjang, menyapu kearah puluhan orang berbaju hijau itu.
Jurus serangan yang dilakukan Boen ching ini dilancarkan
dengan sangat hebat sekali, dengan mendatar menyapu
kearah puluhan orang berbaju hijau itu, pedang panjang dari orang-orang berbaju hijau itu bersama-sama ditusukkan
keluar membentuk suatu bayangan pedang dan balas
menyapu kearah Boen ching.
Ketika pertama kali Boen ching tiba di tempat itu telah
mengandung niat untuk menekan orang-orang itu dibawah
pedangnya, dia dengan dingin mendengus, tenaga murninya
dikerahkan ketubuh pedang Ie Bok Kiamnya bukannya
menghindar malah sebaliknya menyambut kemuka.
Kong Sun Sek yang nampak dengan tiba-tiba Boen ching
muncul ditempat itu, sebenarnya dalam hatinya merasa
sangat girang. tetapi kini ternyata Boen ching berani dengan keras melawan "Yun cang Tin Hoat" atau ilmu barisan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
kelambu mega dari pihak chie Lan Kong, bukankah dengan
akan menjerumuskan diri kedalam maut?"
Yun cang Tin Hoat dari pihak chie Lan Kong adalah sakti
yang paling diandalkan oleh chie Lan Kong didalam menjagoi
dunia kangouw, begitu barisan itu di gerakkan barisan ini
dapat menyerupai ilmu Pek pay, bahkan jika dibandingkan
dengan ilmu Pat Sian Tian Hoat itu jauh lebih hebat lagi, jika barisan ini dibentuk keCuali bagi mereka yang memiliki ilmu tenaga dalam yang tinggi, kalau tidak sekali terjerumus
didalamnya sukar sekali untuk meloloskan diri dari kematian.
TETAPI dia hanya mengkhawatirkau keselamatan dari Boen
ching dengan sia2 saja, Boen ching setelah menelanpil
berwarna emas dari Naga emas itu, kemajuan yang dicapai
didalam tenaga dalamnya adalah diluar dugaan dirinya dimana tempat yang disabet oleh pedang panjang dari puluhan orang
berbaju hijau itu, diantara suara yang sangat aneh telah patah menjadi dua semuanya.
Boen ching dengan wajah yang seperti tak pernah terjadi
hal apa-apa turun keatas tanah, sedang puluhan orang
berbaju hijau itu dengan termangu2 berdiri mematung disana.
Kong Sun sek pun saking terkejutnya berdiri tertegun
disana, untuk sesaat tak dapat mengucapkan sepatah katapun
juga . Boen ching berjalan mendekati ketiga orang itu, kepada
Pek HOuw dan Pek Hian Ling ia tersenyum, kemudian ujarnya
kepada Kong Sun Sek: "Kong Sun Cianpwe, telah lama tak bertemu apa baik-baik saja ?" Kong sun Sek setelah tertegun sejenak. kemudian sambil tersenyum sahutnya.
"Didalam dunia kangouw telah mengabar kan bahwa kau
telah dilemparkan kedalam telaga naga dingin hingga
menemui ajalnya oleh pimpinan Tiga bersaudara chie Lan
Kong, Kong Ku."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching nampak Kong Sun Sek meskipun tertawa, tetapi
pada wajahnya tertutup oleh kedukaan, diapun memandang
sejenak pada Pek HOuw serta Pek Hian Ling pada waktu
biasanya tak mungkin dapat demikian tenangnya, tetapi
sebaliknya pada wajah dua orang itu pun terlihat sikapnya
yang aCuh tak aCuh, agaknya ada suatu urusan yang sangat
berat yang menimpa diri mereka. Sambil tertawa tawar
ujarnya. "Berita yang disiarkan memang benar, tetapi sekalipun aku dilemparkan oleh Keng Ku ke dalam telaga, tetapi untung
tidak sampai mengalami kematian, ini hari baru saja lolos dari kesukaran, ternyata telah bertemu dengan Cianpwe."
Kong Sun sek setelah menyapu sejenak pada puluhan
orang berbaju hijau itu, kemudian ujarnya.
"Mereka itu semuanya adalah orang-orang dari pihak chie Lan Kong, sedang chie Lan Kong telah mendapatkan hioloo
peninggalan dari Hay Gwat Thaysu, bahkan kini telah
bergabung dengan enam partai besar lainnya."
Dengan nada yang terkejut Boen ching mengeluarkan suara
tertahan, hioloo kuno itu ternyata akhirnya juga didapat oleh Kong Ku, tetapi entah oleh karena sebab mengapa dia dapat
bergabung dengan keenam partai besar lainnya, menurut
pendapatnya hal ini sebetulnya tak penting untuk terjadi. Kong sun Sek sambil tersenyum tawar ujarnya.
"ciangbunjin dari Thian San Pay, Pek Hong Siang dengan membawa senjata pusaka Thian Liong Suo telah pergi
kegunung Khongtong, tetapi ternyata telah menemui ajalnya
ditangan Bu Kie cie".
Hati Boen ching menjadi tergetar, ciangbunjin dari Thian
San Pay ternyata telah mengalami kematian ditangan Bu Kie
cie, kalau begitu tak salah lagi kalau sikap dari Pek HOuw dan Pek Hian Ling demikian anehnya. Tetapi . . .. dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
kepandaian Bu Kie cie apakah dapat menahan kehebatan dan
kelihayan senjata pusaka Thian Liong Suo "-"
Kong Sun Sek tidak menanti Boen ching membuka mulut
untuk bertanya, dengan mendengus ujarnya lagi.
"Senjata Thian Liong Suo yang berada ditangan Pek Hong Siang kiranya-kiranya adalah yang palsu, yang asli sejak
sepuluh tahun yang lalu telah diganti oleh Bu Kie chie, tak dapat disalahkan lagi kalau sepuluh tahun kemudian pihak
Kong-tong-pay demikian rapat hubungannya dengan pihak
Thian San Pay, dia adalah karena takut terbongkar rahasianya, dan sekarang telah mendapatkan tiga buah senjata pusaka
Thian Liong Suo bahkan bersekongkol dengan pihak chie Lan
Kong." dalam hati Boen ching segera sadar, Bu Kie chie ternyata
demikian kejamnya, pada sepuluh tahun yang lalu telah
merencanakan suatu rencana busuk untuk membunuh mati
Thian San chiet Kiam.
"Malahan menukar senjata pusaka "Thian Liong Suo" yang asli dengan yang palsu dan kini membunuh pula Pek Hong
siang. Sedang mereka bercakap-cakap. dari atas gundukan atas
punoak gunung kecil itu melayang turun seorang lelaki
berpakaian berwarna hijau.
Setelah lelaki berbaju hijau itu muncul, bagaikan kilat
cepatnya berkelekat dihadapan empat orang itu, sedang
matanya dengan sinar yang sangat dingin memandang
pedang ditangan berpuluh orang berbaju hijau yang telah
patah semuanya itu. Sejenak kemudian dengan nada yang
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dingin ujarnya kepada Boen ching. "Suatu kepandain yang sangat tinggi "
Boen ching dengan dingin mendengus, sambil balikkan
tubuhnya, sahutnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Suatu gerakan Cakar ayam saja, tak berguna sedikitpun jua, hanya masih belum memandang sebelah matapun pada
ilmu silat dari chie Lan Kong."
Kong Sun Sek yang nampak munculnya orang itu, tanpa
terasa dalam hatinya timbul rasa yang sangat terkejut, kiranya yang baru datang ini adilah anak murid dari Kong Ku yakni
Yuen cong Hong.
Yuen cong Hong adalah anak murid kebanggaan dari Tiga
bersaudara chie Lan, sedang sebelum chie Lan menginjakkan
kakinya didunia kangouw, dia telah mempunyai nama yang
sangat Cemerlang, dan kini sekali lagi munculkan dirinya,
Ketinggian kepandaian yang dimilikinya dapat diterka
bagaimana tingginya. Dengan munculnya dia ini, kiranya
keempat orang itu sukar sekali untuk meloloskan diri.
Terdengar Yuen cong Hong dengan dingin tertawa panjang
kemudian ujarnya.
"Siapakah kau" Istana chie Lan selamanya tak ada seora ngpun yang berani demikian memandang rendahnya, ternyata
engkau berani tidak memandang sebelah matapun juga
sungguh besar sekali omonganmu itu"
Dengan dingin sahut Boen ching. "Aku adalah Boen ching"
Yuan cong Hong menjadi tertegun tegasnya. "Kau adalah
Boen ching.?"
Boen ching dengan dingin tertawa panjang sejenak
kemnudian ujarnya lagi.
"Aku memang benar adalah Boen ching, orang yang telah
dilempar kedalam Telaga naga Dingin oleh seorang yang
berasal dari istana chie Lan Kong Ku."
sepasang alis Yuen cong Hong menjadi berkerut dengan
dingin katanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Sekalipun kau adaloh Boen ching lalu bagaimana" kau
baru saja lolos dari kematian ternyata kini telah
menghantarkan nyawa lagi." Sehabis berkata ia tertawa
dingin. Sepasang mata Boen ching dengan tajam memperhatikan
Yuen cong Hong, tak henti-hentinya ia mengeluarkan tertawa
dinginnya. Dengan nada yang dingin ujar Yuen cong Hong "Engkau
ternyata dapat sekaligus mematahkan lima belah pedang
panjang, tentunya mempunyai selikit andalan, berharga juga
bagiku untuk mempergunakan pedang."
Sambil berkata dengan perlahan lahan ia mencabut keluar
pedang panjangnya. Boen ching masih tetap tertawa dingin
tak mengucapkan sepatah katapun juga . Dalam hati Yuen
cong Hong makin menjadi gusar ujarnya
"Kali ini sejak ketiga orang suhunya menginjakkan kakinya kembali didalam dunia kangouw belum pernah aku
menggunakan pedang selama tiga puluh tahun didalam dunia
kangouw belum pernah orang melihat ilmu pedang yang sakti
dari istana chie Lan dan kini kau bolehlah mencoba
kelihaiannya."
Sehabis berkata, pedang panjangnya sedikit digetarkan,
disaat memancarnya sinar pedang yang berkilauan pedang
tersebut telah ditusukkan ke tubuh Boen ching.
Kong Sun Sek yang nampak Boen ching demikian
memandang ringan pada pihak musuh, dalam hatinya diam-
diam merasa sangat cemas, perpisahannya yang demikian
lama dengannya, entah dia telah menemukan peristiwa aneh
apa lagi, dan mend apatkan jurus2 aneh apa.
Golongan istana chie Lan Kong ku adalah mengandalkan
ilmu Pedang "Mei Huan Kiam Hoat" atau ilmu pedang pencabut sukmanya untuk menggetarkan seluruh dunia
kangouw. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sekali serangan yang dilancarkan Yuen cong Hong ini telah
membuat Boen ching mengetahui tinggi rendah dari
kepandaian yang dimilikinya, dia mundur kebelakang
selangkah, pedang panjang ditangan kanannya dicukilkan
keatas, menangkis tusukan pedang yang dilancarkan oleh
Yuen cong Hong.
Terdengar Yuen cong Hong dengan dingin mendengus,
pedang panjangnya ditekan kebawah ternyata telah
menggunakan arah yang berlawanan menusuk masuk lagi.
Dalam hati Boen ching sedikit merasa terkejut, ilmu pedang
"Mie Huan Kiam Hoat" dari golongan istana chie Lan ternyata benar2 sangar aneh sekali, mau tak mau dia harus menunggu
saat yang baik baru bergebrak, kakinya menginjak dengan
kedudukan Pat Kwa, dengan gerakan tubuh "Sie Liu Eng
hong" menahan serangan musuh.
Pedang panjang Yuen cong Hong dengan datar menyabet
kedalam, tetapi ketinggian tenaga dalam yang dimiliki Boen
ching saat ini bukanlah dia dapat melawannya, Boen ching
hanya karena masih belum dapat meraba jelas keanehan dan
kelihayan dari ilmu pedangnya ia baru mengubah
kedudukannya menjadi pihak bertahan, membuat Yuen cong
Hong yang melancarkan serangannya ber-turut2 tak
mendapatkan hasilnya.
Boen ching sekaligus bertahan hingga berpuluh kali
serangan, sedang dalam hatinya berpikir, dirinya telah
menelan pil berwarna emas dari naga emas itu apakah hanya
dapat bertahan saja ?"" Sejak dia menginjak kakinya didaerah Tlonggoan, belum pernah dia memainkan ilmu pedang "Ie Bok Kiam Hoat"nya dengan sungguh2, kini semangatnya telah
timbul, pedang panjang digetarkan. Ie Bok Kiam segera
menyerang dengan hebatnya dengan menggunakan jurus
"Kiam Hwie Thian coan menerjang kearah Yuen cong Hong.
Ie Bok Kiamnya dengan meminjam tenaga yang digerakkan
dari jari telunjuk dan jari tengahnya berputar setengah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
lingkaran ditengah udara, dengan disertai suatu desiran
pedang yang sangat tajam menusuk kejalan darah ching Boen
Hoat dibawah dada Yuen cong Hong.
Yuen cong Hong selamanya tidak menyangka kalau Boen
ching dapat melancarkan serangannya dari tempat itu, saking terkejutnya berturut2 dia terdesak mundur sebanyak dua
langkah. Boen ching yang nampak dalam satu jurus dia telah
mendapatkan hasil, tubuhnya segera mental kedepan pada
saat tangan kanannya ditekuk dan diluruskan lagi, ilmu
pedang "Ie Bok Kiam Hoat"nya telah dikerahkan seluruhnya.
Tan coe coen dengan mengandalkan ilmu pedang Ngo
Heng Kiam Hoatnya telah menjagoi daerah Sie Pak. dan Shie
Yuh Ku adalah puteri kesayangannya, sedang ilmu "Ie Bok Kiam Hoat" pun telah menghisap hampir separuh bagian dari intisari ilmu "Ngo Heng Kiam Hoat^ Boen ching yang dengan rajin melatih ilmu "ie bok Kiam Hoat" terhadap ilmu "Ngo Heng Kiam Hoat" tidaklah hafal, kini begitu ilmu "Ie Bok Kiam Hoatnya dikerahkan, segera pula telah memaksa Yuen cong
Hong berada dibawah angin-
Golongan istana chie Lan dengan ilmu "Mie Huan Kiam
Hoat"nya telah menjagoi Bulim, tetapi keistimewaan dari ilmu Mie Huang Kiam Hoat ini pada saat menyerang musuh
membuat pihak musuh sukar sekali untuk membedakan
tempat kedudukan tetapi kini begitu pihak musuh bertahan
dengan rapatnya, keistimewaannya dari ilmu pedang itu
menjadi punah sama sekali.
Begitu Boen ching mengerahkan ilmu "Ie Bok Kiam Hoat"
pada saat itu pula ia berhasil menduduki diatas angin, dimana ujung pedangnya menunjuk ternyata semuanya memaksa
Yuen cong Hong untuk tetap berada dibawah angin-
Pada saat ini kesadaran dari Boen ching telah hilang sama
sekali, sejak dia datang kedaerah Tiong goan baru pertama
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
kali ini dengan sungguh-sungguh dia melancarkan ilmu "ie Bok Kiam Hoat" saking gembiranya dia menyerang membuatnya
lupa segala-galanya segera ia bersiul nyaring, ilmu "Huan Ie Bok Kiam Hoat" telah dikerahkan pula seluruh jurus yang digunakan adalah kebalikan dari jurus pedang biasa, keanehan dan kelihayannya jauh melebihi dari ilmu "Mie Huan Kiam Hoat"
Sepuluh jurus belum sampai Yuen cong Hong telah dipaksa
untuk melepas pedang panjangnya dimana pedang di tangan
Boen ching berkelebat membuat pedang yang berada
ditangan Yuen cong Hong terpental terbang.
Boen ching sambil memasukkan pedangnya kembali
kedalam sarung ia memandang wajah Yuen cong Hong yang
pucat pasi itu, dengan dingin ujarnya.
"Tidak perduli golongan istana chie Lan akan bergabung dengan beberapa golongan partai besar, tujuh buah hioloo
kuno peninggalan Thian Jan Shu itu pasti akan kurebut
kembali, kau Cepat merat dari sini dan beritahu pada Kong
Ku". Wajah Yuen cong Hong sangat pucat sekali, setelah
termangu-mangu sejenak sambil memungut kembali pedang
panjangnya, ujarnya pada Boen ching.
"ini hari aku Yuen cong Hong kalah ditanganmu, aku
mengakui bahwa kepandaianku masih sangat Cetek. tetapi
kau ternyata berani memusuhi pihak istana chie Lan, kecuali kau miliki ilmu silat yang tinggi seperti kepandaian Thian Jan Shu itu, kalau tidak kau jangan harap dapat hidup lebih lama lagi."
Sehabis berkata ia memandang tajam pada Boen ching
sejenak, kemudian memberi tanda pada berpuluh orang
berbaju hijau itu, dan putar tubuh meninggalkan tempat itu
dengan cepat. Terdengar Boen ching dengan nada yang dingin ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Pertemuan yang diadakan diloteng oei Hok-Lopada bulan delapan malam Tiong chiu apakah pihak istana chie Lan
mengambil bagian?"
Yuen cong Hong dengan membelakangi Boen ching,
dengan dingin ujarnya.
"Golongan istana chie Lin memiliki sebuah hioloo kuno
sudah tentu harus mengambil bagian pula, tentang soal ini
harap kau legakan hati saja". Sehabis berkata menolehpun tidak dia, lari ke depan.
Boen ching memandang bayangan dari Yuen cong hong
dan berpuluh orang berbaju hijau itu sedang dalam hatinya
dia termenung. Senjata pusaka "Thian Liong Suo ternyata telah jatuh ketanganBu Kie cie bahkan golongan istana chie
Lan pun telah melibatkan diri dalam persoalan ini, pada saat yang diadakannya pertemuan diloteng oei Hok Lopada bulan
delapan malam Tiong chiu entahakan muncul beberapa
banyak lagi tokoh-tokoh Bulim yang telah lama mengasingkan
diri dari keramaian.
Kong Sun Sek nampak Boen ching ternyata dengan
demikian mudahnya telah dapat mengalahkan Yuen cong
Hong, mau tak mau membuatnya sedikit merasa terkejut,
kemajuan yang dicapai oleh Boen ching dalam kepaadaian
ilmu silat, sukar baginya untuk memperCayainya .
Tetapi kejadian ini telah terasa dihadapan matanya
membuat dia mau tak mau harus memperCayainya
Boen ching sambil membalikan tubuhnya tanyanya pada
Kong Sun Sek. "Kong Sun Cianpwee aku mempunyai suatu urusan yang
hendak ditanyakan entah Cianpwe mengetahuinya tidak?"
Sambil tersenyum sahut Kong Sun Sek.
"Selama pisah dengan Boen Siauwhiap dalam beberapa
bulan saja, kini ketinggian dari tenaga dalam yang kau miliki
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
membuat aku orang tua untuk memikirkannyapun tidak berani
kalau sekiranya kau mempunyai urusan hendak ditanyakan,
tanyakanlah padaku, asal aku mengetahuinya tentu akan
memberitahukan padamu". Boen ching setelah termenung
sejenak dengan perlahan-lahan tanyanya:
"Bagaimana dengan keadaan dari Siauw Tou weu
perkumpulan Elang Sakti dari daerah TiangKang ini?"
"ooo --- " sahut Kong Sun sek. kemudian diapun termenung tak mengucapkan sepatah katapun. Dalam hati Boen ching
terasa menjadi agak berat, ia tahu tentunya tidak ada
beritanya entah Bwee Giok ini bagaimana.
Kong Sun Sek setelah termenung sejenak ia memandang
sekejap pada Boen ching kemudian ujarnya.
"Pada masadekat ini orang-orang didalam dunia kangow
semuanya telah mengetahui kalau engkau telah terkubur
kedasar telaga naga dingin, bahkan Bwee Giok dengan kau
hubungannya sangat baik sekali dan setelah kembali ke telaga thay Ouw lalu meminta ayahnya siauw siang Kiam Khek, Bwee
Hong untuk tampil ke depan membalaskan dendam untuk
kematianmu, bahkan suhunya Lam Hay coei Hong pun telah
terjun pula kedaerah Tionggoan, golongan istana chie Lan
telah bersatu padu dengan enam partai besar sudah tentu
perkumpulan Elang sakti tak berani bergerak seCara
gegabah". "oooh---" sahut Boen ching, kemudian tanyanya.
"Bagaimana dengan Nona Bwee ?"
Kong Sun sek dengan terpaksa tersenyum kemudian
sahutnya. "Dia telah lenyap tanpa bekas-"
Dalam hati Boen ching terasa seperti dipukul dengan martil
yang sangat berat, Bwee Glok telah lenyap tanpa bekas" Dan
tentu telah pergi ke istana chie Lan Kong dengan kepandaian yang dimilikinya itu sudah tentu hanya pergi menghantarkan
nyawanya saja dan berbuat demikian tentunya karena ingin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
memancing ayahnya dan suhunya untuk ikut serta naik
keistana chie Lan Kong.
Mendadak pikiran yang serentetan menakutkan berkelebat
didalam benaknya. Terdengar Kong Sun Sek berkata lagi.
"Boen Siauwhiap apa tahu keadaan suhunya sicu.?"
Diam hati Boen ching sekali lagi merasa terkejut, didalam
dunia kangouw dia dikabarkan telah meninggal dunia, sudah
tentunya suhunya Ie Bok Tocu tidak akan menerimanya, entah
sekarang bagaimana keadaanya, dengan tergesa-gesa
tanyanya. "Bagaimana dengan suhuku sekarang?" Sahut Keng Sun sek.
"Suhumu dengan putrinya thian Jan shu pernah sekali naik keistana chie Lan banyak sekali jago-jago yang lihay dan
jebakan maut terpaksa tanpa mendapatkan hasil ia balik
kembali, dan kini berada di telaga thay Ouw"
Boen ching menjadi lega hatinya, selamanya dia
mengetahui bahwa ilmu ginkang dari suhunya Ie Bok Tocu
pada saat ini tidak ada bandingannya, sekalipun tidak dapat memenangkannya, tetapi juga tidak sampai mengalami
kekalahan, Han ching Yu adalah putri dari Thian Jan Shu,
kepandaian yang dimilikinya sudah tentu sangat tinggi sekali, sehingga tidak usah menguatirkan keselamatan mereka
berdua tetapi masih ada seseorang Shie Siauw In, entah
bagaimana nasibnya.
Pada saat ini mau tak mau juga harus memikirkan
keselamatan dari Shie Siauw In-
Sambil menghela napas kata Kong Sun Sek pula. "Sedang
sumoaymu itu pun juga ikut lenyap pula."
Boen ching tak mengucapkan sepatah katapun dan
menundukkan kepalanya rendah2, diapun tidak mengetahui
bagai mana sebaiknya, Bwee Giok telah lenyap tanpa bekas,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Shie Siauw In pun ikut lenyap pula, bagaimana ia dapat tidak menjadi sedih.
Setelah termenung sejenak Boen ching bertanya lagi
kepada Kong Sun Sek.
"Kong Sun Cianpwe sekarang akan pergi kemana?" Kong Sun sek dengan perlahan menghela napas sahutnya.
"Kini aku akan membawa kedua kakak beradik ini pergi ke gunung Thian San"
Boen ching berdiam diri tak mengucapkan sepatah
katapun, Kong Sun Sek menghela napas lagi ujarnya.
"Tetapi aku kira tidak mudah untuk pulang kembali, apa lagi sekalipun setelah tiba digunung Thian san lalu apa
gunanya" Tiba-tiba dalam hati Boen ching segera sadar kembali Kong
Sun sek sudah tentu sedang pergi mengundang Thian San
Hwie Eng atau elang sakti dari gunung Thian San suami isteri turun gunung tetapi kedua orang itu sejak dahulu telah
bersumpah untuk tidak berkecimpung didunia kangouw lagi,
sekalipun telah sampai di gunung Thian San Hwee Eng belum
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tentu akan menyetujui muncul kembali. setelah berpikir
sejenak. kemudian ujarnya:
"Kong Sun cianpwee harap berlega hati, sekalipun golongan chie Lan Kong serta empat iblis sakti telah muncul, mungkin juga Toasupek, Jie supek dan Sam supek ku tidak akan
berdiam diri untuk menonton, sampai pada saat ini aku telah menemui Toa supek serta Sam supek ku, jika Jie Supek ku
muncul pula, maka Ngo Heng Tin bukanlah sudah hampir
menjadi genap?"
Kong Sun Sek menjadi termenung Tan coe coen sejak dulu
memangnya telah mempunyai tujuan hendak mengalahkan
Thian Jan Shu dengan menggunakan Ngo Heng Tin ini,
sekalipun Ngo Heng Tin selamanya belum pernah muncul
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
didalam Bulim, tetapi Thian Jan Shu beserta Tan coe coen dua orang yang satu di Timur dan yang lain diBarat semuanya
adalah orang2 aneh yang bersama-sama mengangkat nama,
sekalipun perkataannya yang diucapkan melebihi dari pada
kenyataanya, tetapi kekuatan dari istana chie Lan Kong tentu tidak akan memandang sebelah matapun juga .
Kong sun sek setelah termenung sejenak. kemudian
ujarnya. "Terima kasih atas bantuan yang diberikan Boen ching
Siauwhiap hari ini, pada hari-hari mendatang apabila ada
kesempatan tentu akan kubalas budimu ini"
Boen ching sambil tertawa ujarnya. "Tak usah sungkan-
sungkan lagi"
Kong Sun Sek dan Pek How kakak beradik setelah berpisah
dengan Boen ching lalu berangkatlah menuju kegunung Thian
San, Boen ching memandang bayangan ketiga orang itu
hingga lenyap dari pandangan, sedang didalam hatinya diam-
diam menghela napas, kini Seh Tu Hoa telah masuk dalam
golongan hitam, kalau tidak kekuatan dari Ngo Heng Kiam Tin bukanlah dapat menakuti golongan istana ch