Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung Bagian 19
ata saja telah berpindah
sebanyak puluhan puncak pergunungan, mendadak wajah dari
Bwee Giok berubah dengan hebatnya dan menhentikan
langkah kakinya.
Goei Lam Yu serta Boen Ching pun Pada saat yang
bersamaan menghentikan pertempuran mereka, ketika
mereka mengalihkan pandangannya tampak di hadapan
mereka Pada saat ini telah terdapat sebuah jurang yang
sangat dalam sekali dan tak mungkin untuk dapat melanjutkan perjalanannya kearah depan-Dalam hati Boen Ching merasa sangat terkejut sekali,
sedang Goei Lam Yu tertawa dingin dengan tak henti-
hentinya. Bwee Giok dengan sangat terkejut sekali membalikkan
tubuhnya, Goei Lam Yu tertawa besar dengan sangat nyaring
sekali, segera dia membalikkan tubuhnya sambil melancarkan
serangan, tubuh pedangnya dirapatkan dan tahu-tahu telah
mendekati tubuh Boen ching.
Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, pedang Cing
Hong Kiamnya disambar kedepan, dimana segera terdengar
suara menyambarnya angin taufan serta menggeletarnya
suara gemuruh menyambut datangnya serangan tersebut.
Dimana pedang Cie Hong Kiam menyapu, pedang Cing
Hong Kiam ditangan kanan Boen Ching segera tergetar
melayang, dan jatuh kesamping, Boen Ching dengan
terhuyung-huyung mundur kebelakang, telapak tangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
kanannya terasa tergetar dengan hebatnya sehingga mengalir
darah segar. Goei Lam Yu tertawa dingin, dia membalikkan tubuhnya
mendesak kearah Bwee Giok.
Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, sambil menahan
rasa sakitnya dia memungut kembali pedang panjangnya,
Pada saat suara sultan yang sangat nyaring tersebut
berkumandang ditengah udara, pedang Cing Hong Kiamnya
telah terlepas dari tangannya, sehingga berubah menjadi
segulung, sinar ke hijau-hijauan menerjang kearah dimana
Goei Lam Yu berdiri.
Inilah merupakan jurus yang terlihay dari ilmu Ie Bok Kiam
Hoat, yakni Kiam coan Thian Hwee.
Bwee Giok tampak Goei Lam Yu mendesak terus
kearahnya, dia terus menerus mengundurkan dirinya
kebelakang. Goei Lam Yu makin mendesak lebih dekat lagi, Bwee Giok
dengan cepat mundur dua langkah kembali kearah belakang,
tetapi Pada saat itulah kakinya telah menginjak tempat
kosong, tubuh Goei Lam Yu dengan cepat menubruk kearah
depan, tetapi Pada saat itu pula pedang Cing Hong Kiam dari Boen Ching telah menyambar tiba.
Dia menjadi sangat terperanjat, dengan cepat dia
membalikkan tubuhnya melancarkan serangan, sedang tangan
kirinya menyambar kearah tubuh Bwee Giok.
Tetapi pedang Cing Hong Kiam itu berputar dengan
hebatnya membuat Goei Lam Yu menjadi sangat terkejut
sekali, tangan kirinya dengan cepat ditarik kembali dan
menepuk kearah pedang Cing Hong Kiam itu.
Begitu kaki Bwee Giok menginjak tempat kosong tubuhnya
dengan Cepat jatuh kedalam jurang, sedang tubuh Boen Ching
dengan cepat menubruk kearah depan-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Kedua orang itu bersamaan waktunya merendahkan
tubuhnya, terdengar suara jeritan kaget dari Bwee Giok saja yang makin lama makin menjauh dan akhirnya lenyap dari
pendengaran. Air muka Goei Lam Yu berubah menjadi sangat berduka
sekali, dia berdiri termangu-mangu disana, wajahnya yang
menyeramkan itu telah lenyap. Pada saat ini hanya tinggal
perasaannya yang sangat berduka sekali.
Boen Ching yang bardiri disamping jurang tersebut, saking
tak tertahannya air matanya bercucuran dari kelopak matanya.
Dia hampir- hampir lupa Pada keadaan disekitar tempat
tersebut, bahkan terhadap dirinya sendiripun telah terlupakan, air mata nya bagaikan kacang kedelai menetes keluar,
sehingga mengeluarkan suara yang agak nyaring.
Goei Lam Yu memandang kebawah jurang tersebut,
dengan tak bertenaga sedikitpun memasukkan kembali
pedang Cie Hong Kiamnya kedalam sarungnya, dia
mendongakkan kepalanya memandang kearah angkasa,
terasa oleh nya didalam hatinya Pada saat ini kosong
melompong, sedang impian indahpun telah lenyap tanpa
bekas dari dalam hatinya.
Setelah dia memasukkan pedang nya kedalam sarung,
tanpa terasa dia mengeluarkan senyuman yang tak beres dan
memandang kearah diri Boen ching.
Bwe Giok telah jatuh kedalam jurang dan menemui
kematiannya, untuk sesaat dia tak mempunyai niat untuk
menghadapi diri Boen ching, diapun mentertawakan
kebodohan dirinya, mengapa dia tidak mengambil kesempatan
ini untuk membunuh diri Boen ching?"" tetapi sekalipun dia
berpikir seCara demikian, tetapi hanyalah Pada saat ini dia tidak mempunyai tenaga sedikitpun untuk pergi membunuh
diri Boen ching, terpaksa dia hanya tersenyum seorang diri
dan memandang ke bawah jurang yang sangat dalam itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Goei Lam Yu setelah memandang beberapa saat lamanya,
dengan perlahan-lahan dia berjalan meninggalkan tempat itu.
Boen Ching seorang diri berjongkok dibawah hujan yang
sangat deras itu, entah telah lewat beberapa saatnya, dengan perlahan-lahan dia barulah menjadi sadar kembali, dia
menyesal mengapa kepandaian yang dimilikinya demikian
rendahnya sehingga tak berhasil menolong diri Bwee Giok"
Apabila dia memiliki kepandaian silat yang sangat tinggi
sekali sehingga tanpa bandingannya, bukankah Bwee Giok tak
akan mendapatkan penderitaan yang demikian hebatnya
Dia sendiri tidak mengetahui mengapa setelah dirinya
berhasil memahami tenaga khie kang chiet Kong Kang Khie,
didalam dunia kangouw ini ternyata masih juga terdapat
orang-orang berkepandaian tinggi yang demikian banyaknya,
hampir-hampir ia merasa curiga terhadap kepandaian yang
dimiliki Thian Jan Shu dimana dianggap jago nomor wahid
didalam dunia ini.
"chiet Kong Kang Khie" - - chiet Kong Kang Khie -Dia terus berpikir dengan kerasnya.
Mendadak suatu pikiran berkelebat dengan Cepatnya
didalam benaknya, dia bagaikan sedang terpikirkan sesuatu
perasaan yang sangat aneh sekali Pada waktu dia berhasil di desak mundur oleh pedang pemuda berbaju putih itu.
Air matanya berhenti mengalir, dengan terpesona dia
memandang kearah depan, hujan masih turun dengan
derasnya, dengan sekuat tenaga dia berusaha untuk
menangkap perasaan yang sangat aneh tersebut sebenarnya
berasal dari mana "
Bayangan tubuh dari Thian Jan Shu sekali lagi terbayang
didepan matanya, Boen Ching dengan perlahan-lahan
mendongakkan kepalanya keatas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Didalam sekejap mata saja mendadak dia seperti
mendengar suara tertawa besar dari diri Thian Jan Shu,
sedang bayangan tubuhnya mendadak lenyap dari
pandangannya, tetapi suatu suara yang aneh berkumandang
masuk kedalam telinganya, dimana tujuh buah suara yang
berbeda bergema dengan sangat hebatnya keseluruh
angkasa.. Secara mendadak Boen Ching seperti telah menyadari
tentang sesuatu hal, sinar matanya berkedip-kedip. dengan
perlahan- lahan dia bangkit berdiri, "chiet Kong Kang Khie".
bukankah itu sebagian dari Pada ilmu "chiet Kong Kang Khie--
-?" ooodwooo MAYAT DARI THIAN SAN CHIET KIAM
BOEN CHING dengan perlahan bangkit berdiri, secara
mendadak dia telah berhasil mengetahui kegunaan serta
keistimewaan dari Pada tenaga khiekang "chiet Kong Kang Khie" tersebut, tujuh buah suara yang tinggi rendahnya sangat berbeda-beda itu, dipersatukan dengan ketujuh buah telapak
tangan yang masing-masing dalamnya juga berbeda pula itu,
sepuluh bagian membuktikan kehebatan dari "chiet Kong Kang Khie" itu, tenaga "chiet Kong Kang Khie" ini bukan saja digunakan untuk melindungi tubuhnya, bahkan untuk
menggetarkan pihak musuh sehingga mendapatkan
kemenangan- Mendadak suatu suara tertawa dingin berkumandang dari
belakang tubuhnya, Boen Ching dengan perlahan-lahan
menolehkan kepalanya, tampak orang yang baru saja datang
itu ternyata adalah cong Lam Lok Yang Hong adanya.
Lok Yang Hong dengan sangat tenang sekali berdiri,
dibawah hujan yang turun dengan derasnya itu, dia tetap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
memakai baju berwarna kuning, sambil tertawa dingin dia
memandang kearah diri Boen ching.
Boen Ching menarik napas panjang- panjang, dengan
perlahan-lahan dia memungut kembali pedang Cing Hong
Kiam dari atas tanah, dan memasukkan kedalam sarung untuk
kemudian bertindak maju ke depan, sama sekali tidak
menggubris diri Lok Yang Hong.
Lok Yang Hong dengan cepat melintangkan tubuhnya
dihadapannya untuk menghalangi perjalanan pergi dari diri
Boen ching. Boen Ching menghentikan langkah kakinya, sambil
mendongakkan kepalanya memandang kearah diri Lok Yang
Hong. Lok Yang Hong tertawa tawar, kePada Boen Ching ujarnya.
"Boen-heng, aku mempunyai suatu perkataan yang hendak
ditanyakan kePada dirimu, entah kau mempunyai niat atau
tidak untuk memberikan jawabannya."
Boen Ching tidak mengetahui apakah maksud dari
kedatangan dari Lok Yang Hong ini, dengan sangat tajam
sekalidia memandang kearahnya, sepatah katapun tak
diucapkan keluar.
Lok Yang Hong tahu bahwa Boen Ching telah
menyetujuinya, sambil tertawa ujarnya kemudian-
"Kau dengan diri Goei Lam Yu sebenarnya kawan atau
lawan?""
Sehabis berkata dia tersenyum dengan sangat misterius
sekali Been Ching termenung berpikir, kemudian dengan tawar sahutnya. "Kalau kawan bagaimana?" Kalau lawan bagaimana
?"" Lok Yang Hong tertawa terbahak-bahak. ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Boen-heng, tak perlu untuk disembunyikan lagi, tadi aku telah melihat Goei Lam Yu lewat dan turun gunung, Boen-heng harap berlega hati, urusan ini pastilah aku tak akan
mengungkatnya didepan orang lain-"
Boen Ching tersenyum, dia tahu Lok Yang Hong pastilah
telah salah paham, dia kira dirinya telah mengalami kekalahan yang sangat menyedihkan ditangan Goei Lam Yu, tetapi
tentang hal ini diapun tak ingin berbicara lebih banyak lagi.
Lok Yang Hang tersenyum, ujarnya lagi.
"Goei Lam Yu telah mendapatkan kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh, sedang kau merupakan ahli waris dari Thian Jan
Shu, kalian berdua selamanya bagaikan air dengan api yang
tak mungkin untuk bisa hidup bersama, sedangkan aku
terhadap kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh itu pun
mempunyai niat, apabila kita berdua dapat bekerja sama
untuk mendapatkan Hay Thian Kiam Boh tersebut, kau kira
bagaimana?"
Sehabis berkata dengan sinar mata yang tajam ia
memandang kearah wajah dari Boen Ching menanti
jawabannya. Boen Ching tersenyum, terhadap segalanya dia telah tak
mempunyai niat, dia hanya menginginkan dapat melatih
kepandaian dirinya, dia perCaya bahwa dirinya apabila berhasil memahami tenaga khiekang "ciet Kong Kang Khie" tersebut, sudah tentu dia dapat menggantikan kedudukan Thian Jan
Shu waktu itu. Bwee Giok telah jatuh kedalam jurang, dari suara jeritan
kaget yang terdengar itu saja dia pastilah tak mempunyai
kesempatan untuk lebih lama hidup didalam dunia ini, dia
selamanya belum pernah menyayangi dirinya, sedang Bwee
Giok terhadap dirinya demikian memperhatikan, apa lagi Pada saat digunung Siong san dimana Bwee Giok sambil
mengalirkan air matanya mengatakan kalau selamanya dia tak
akan melupakan dirinya, Pada saat ini dia hanya dapat melatih
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
menjadi seorang jago berkepandaian tinggi yang tanpa
bandingan untuk membalas budi dari Pada Bwee Giok
Apabila dirinya sejak semula telah berhasil melatih inti sari dariPada ilmu khiekang clet Kong Kang Khie itu, Pada saat ini tak mungkin berubah menjadi demikian rupa, sedang Bwee
Giokpun tak mungkin menemui kematiannya ditengah gunung
yang demikian sunyinya ini.
Dia memandang kearah Lok Yang Hong, dengan sangat
tawar sekali dia menggeleng kan kepalanya.
Sekalipun dia mempunyai niat untuk pergi mencari diri Goei
Lam Yu, untuk menanyakan dengan jelas apakah dia telah
membunuh mati cucu dariPada Kioe Thian IeSin, sehingga
dapat mempertanggung jawabkan perjanjiannya, tetapi dia
tak mempunyai niat untuk berjalan bersama-sama diri Lok
Yang Hong ini. Boen Ching segera menggerakkan tubuhnya
berjalan kearah depan.
Lok Yang Hong dengan tak mengucapkan sepatah katapun
membiarkan Boen Ching lewat, tetapi sepasang matanya
dengan sangat tajam sekali memandang kearah Boen ching,
ujarnya. "Kau tidak menginginkan juga tidaklah mengapa, tetapi
perlu aku memberitahukan kePada dirimu, Pada saat ini Goei
Lam Yu sedang melanjutkan perjalanannya menuju ketengah
gurun pasir. "
Tubuh Boen Ching menjadi berhenti sejenak. dalam hati
pikirnya, "Kalau demikian adanya itulah paling bagus, bukankah aku telah mempunyai perjanjian dengan diri tiga pendeta serta
satu iblis itu " sedang suhukupun kemungkinan sekali masih
berada didalam kuil Pie Lu Si, aku harus berkunjung satu kali kesana ."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Lok Yang Hong tampak Boen Ching menghentikan langkah
kakinya, dia tersenyum, ujarnya lagi:
"Apabila kau mempunyai kegembiraan, tidak usah ragu-
ragu lagi berkunjunglah ke gurun pasir ."
Sehabis berkata dia tertawa keras dan meninggalkan
tempat tersebut.
Boen Ching menoleh memandang bayangan punggung dari
Lok Yang Hong, dia mengetahui bahwa Lok Yang Hong pasti
juga akan pergi kesana, kemungkinan sekali disana pun akan
terjadi lagi suatu pertem-puran dari jago-jago dari seluruh dunia kangouw.
Dia menarik napas panjang, dan turun dari puncak gunung
tersebut. Disebelah sungai Huang Ho, pasir kuning meliputi seluruh
permukaan, dari ujung sampai ujung yang terlihat hanyalah
pasir yang sangat panas ditambah lagi dengan bertiupnya
angin yang sangat kencang.
Seekor kuda berwarna putih yang sangat kuat sekali
berjalan mendatangi dengan kencangnya, diatas kuda
tersebut duduklah seorang pemuda berbaju hijau, wajah dari
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pemuda itu penuh dengan debu, sedang rambutnyapun
tertiup angin sehingga menjadi kacau, sepasang tangannya
diletak kan diatas dagunya, agaknya dia sedang memikirkan
suatu hal yang sangat sulit sekali.
Orang itu adalah Boen Ching, dia sedang melakukan
perjalanannya menuju kearah utara, sambil melakukan
perjalanan tersebut, dengan amat rajin sekali melatih
kepandaian silatnya, hampir-hampir membuat dia lupa akan
segala-galanya, setiap harinya kiranya terjerumus kedalam
melatih ilmu silat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Segulung angin serta pasir bertiup dengan kencangnya,
membuat antara rambutnya yang kacau itu penuh diliputi
dengan pasir kuning.
Dari kejauhan mendadak berkumandang datang suara
keleningan yang sangat nyaring sekali, dengan cepat dia
menjadi sadar kembali dari lamunannya, segera dia
mendongak kan kepalanya memandang kearah kejauhan,
tampak sebaris unta berjalan dengan sangat perlahan sekali.
Boen Ching mengeluarkan suara tertahan begitu tampak
barisan unta tersebut, bagai kan secara mendadak dia teringat akan sesuata hal, dia dengan seorang diri tertawa, pikirnya.
"Setelah sampai disitu, aku haruslah mencari keterangan jalan untuk menuju ke kuil Pie Lu Si tersebut."
Secara mendadak tampak seekor burung elang raksasa
muncul dari tengah angkasa, segera tampak barisan unta
tersebut menjadi berpencar, dan melompat kesamping.
Boen Ching merasa sangat heran sekali, tetapi dia tak
dapat berpikir lebih jauh lagi, elang raksasa tersebut begitu munculkan dirinya, segera terdengar suara tertawa kalap yang sangat nyaring sekali berkumandang datang, Boen Ching
menjadi mengerutkan alis nya, tetapi sepatah katapun tak
diucapkan keluar.
Tampak sebuah bayangan manusia berwarna keungu-
unguan berkelebat dari kejauhan dan makin lama makin
mendekat. Pada saat itu dia telah dapat melihat dengan jelas kiranya
bayangan manusia tersebut adalah seorang kakek tua berbaju
ungu, wajahnya sangat merah mengkilap, tubuhnya tinggi
besar, bagaikan bertiupnya angin saja berkelebat dengan
cepatnya mendatang.
Begitu kakek tua berbaju ungu itu memunculkan dirinya,
segera dia membinasakan ke sepuluh unta tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen Ching begitu tampak gerakan tubuh serta gerakan
telapak tangan yang dilakukan oleh kakek tua itu, serta
demikian cepatnya, didalam hatinya merasa sangat terkejut
sekali, serangan telapak tangan itu dia bagaikan pernah
melihatnya disuatu tempat, tetapi untuk sesaat dia tak dapat mengingat nya kembali.
Mendadak terdengar suara suitan yang sangat nyaring
sekali berkumandang datang, seorang kakek yang rambutnya
telah memutih seluruhnya mengejar datang, dalam hate Boen
Ching merasa berdebar dengan kerasnya orang yang baru saja
datang itu ternyata adalah Thian San Sin Eng, Suma Ie
adanya' Dia tidak mengetahui mengapa Suma Ie mendadak dapat
munculkan dirinya ditempat itu, dengan cepat dia mengeprak
kudanya berjalan kearah sana.
Si kakek tua berbaju ungu itu begitu tampak munculnya
Suma Ie ditempat tersebut, dia bagaikan sedikit merasa diluar dugaan, dengan cepat segera membalikkan tubuhnya dan
berdiri tegak, sepasang mata nya dengan sangat tajam sekali memandang ke arah wajah Suma Ie.
Tetapi agaknya Suma Ie juga tak berani berlaku gegabah,
kedua orang itu berdiri saling berhadap-hadapan, sedang
barisan unta itupun telah terpukul hingga terpencar dan morat marit tak karuan.
Boen Ching berjalan dan mendekati kedua orang itu, Suma
Ie setelah memandang tajam beberapa saat lamanya kearah
Boen Ching barulah ujarnya:
"Kiranya adalah kau!"
Kakek tua berbaju unga itupun dengan segera miringkan
kepalanya memandang kearah Boen Ching.
Boen Ching segera turun dari kudanya, kePada Suma Ie
sambil membungkukkan tubuhnya memberi hormat ujarnya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Boen Ching memberi hormat kePada cianpwee''.
Si kakek tua berbaju ungu itu tampak ternyata Boen Ching
telah kenal dengan diri Suma Ie, sinar matanya berkedip-kedip dengan tajamnya, dengan cepat dia membalik kan tubuhnya
melarikan diri.
Suma Ie dengan dingin mendengus, bentak nya.
"Ini hari kau masih ingin melarikan diri!"
Sambil berkata tubuhnya bergerak mengejar kearah
dimana si kakek tua berbaju ungu itu lari, Boen Ching segera menggerakkan tubuhnya menghalangi perjalanan pergi dari
diri si kakek tua berbaju ungu itu.
Si kakek tua berbaju ungu itu sama sekali tidak pernah
menyangka kalau gerakan tubuh dari Boen Ching ternyata
demikian cepatnya, dia menjadi terperanjat, dengan cepat
mundur kebelakang, segera berdiri tegak dengan tajam
memandang kearah Boen Ching.
Suma Ie pun juga tidak pernah menyangka kalau
kepandaian silat yang dimiliki Boen Ching ini ternyata
mendapatkan kemajuan yang demikian pesatnya, tanpa terasa
diapun menjadi termangu-mangu.
Si kakek tua berbaju ungu itu segera menenangkan
pikirannya, terpikir olehnya bahwa dirinya berhenti ditempat itu kemung-kinan sekali malah akan mendapat kan serangan
dari kedua orang itu, apalagi pemuda dihadapannya ini
memiliki kepandaian silat yang sangat tinggi sekali, dirinya sudah tentu bukanlah tandingannya.
Berpikir sampai disini segera tubuhnya bergerak, dari
melayang menubruk kearah diri Boen Ching, sepasang telapak
tangannya ditepukkan kedepan, sehingga berubah menjadi
berpuluh-puluh bayangan telapak bersama-sama menggencet
diri Boen Ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Dalam hati Boen Ching menjadi tergerak, dia segera
teringat, bukankah serangan merupakan tujuh buah telapak
tangan yang tertera Pada tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu" Berpikir sampai disini, dalam hatinya merasa sangat heran sekali.
Pada saat ini Suma Ie yang berdiri di samping berteriak:
"Hati-hati !"
Sambil berteriak tubuhnya melayang ke depan, jari telunjuk
dan jari tengah dari tangan kanannya dengan cepat menotok
kearah punggung dari kakek tua berbaju ungu itu.
Sepasang telapak tangan dari Boen Ching dengan cepat
dilancarkan kedepan, dengan menggunakan gerakan tubuh
"Sie, Liu Eng Hong" dia menyambut serangan yang
dilancarkan oleh kakek tua berbaju ungu ini.
Si kakek tua berbaju ungu yang dari belakang tubuhnya
diserang oleh pihak musuh, dia tak berani melancarkan
serangan kearah Boen Ching lagi, tubuhnya dengan cepat
bergetar sedang telapak tangannya dengan cepat menyerang
diri Suma Ie. Suma Ie dengan gusar mendengus, tangan kanannya dari
serangan totokan berubah menjadi serangan telapak, dengan
tangan sebelah dia menyambut serangan tersebut.
Tubuh Boen Ching dengan cepat mundur ke belakang, dia
tahu Suma Ie sebagai cianpwee dalam Bu-lim, sudah tentu tak ingin kalau dirinya Pada saat ini turun tangan memberikan
bantuannya kePada dirinya, terpaksa dia hanya
mengundurkan dirinya kebelakang.
Tiba-tiba kakek tua berbaja ungu itu melancarkan serangan
dengan hebatnya, gerakan serangannya mendadak berubah
menjadi tujuh buah warna yang berbeda- beda, Boen Ching
menjadi sangat terkejut sekali, sedang Suma Ie dengan berat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
mendengus dan berturut-turut mundur kebelakang beberapa
langkah. Sinar mata dari Boen Ching bergerak dengan tajamnya,
dengan cemas ujarnya kemudian.
"Suma cianpwee, biarlah boanpwee yang menghadapi
dirinya !"
Dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau ilmu tenaga
khiekang "Chiet Kong Kang Khie" ternyata dapat muncul ditubuh kakek tua berbaju ungu ini.
Suma Ie dengan dingin mendengus, biarpun dikarenakan
dia terlalu memandang rendah terhadap musuh, sehingga dia
menyambut serangannya cuma dengan sebelah tangan, tetapi
bagaimana juga di bawah pandangan orang lain dia telah
mengalami kekalahan.
Sebenarnya dia tidak ingin mengijinkan, tetapi begitu
tampak air muka dari BoenChing berubah demikian berat serta seriusnya, bahwa dari sinar matanya tampak niatnya yang
kukuh, tanpa terasa dia mundur dua langkah kebelakang dan
membiarkan Boen Ching maju kedepan menggantikan
kedudukannya. Boen Ching berjalan kehadapan kakek tua berbaju ungu
itu, dengan dingin tanyanya.
"Chiet Kong Kang Khie yang kau latih itu berasal dari mana
?" Dalam hati Suma Ie menjadi tertegun diam-diam pikirnya.
Kiranya adalah Chiet Kong Kang Khie"
Dia menarik napas panjang-panjang, sama sekali dia tak
pernah menduga kalau tenaga khiekang Chiet Kong Kang Khie
dapat di latih olehnya.
Si kakek tua berbaju ungu itu tertawa besar, ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Anak kecil, pandanganmu sungguh sangat tajam sekali,
sehingga dapat melihat kalau yang kugunakan ini adalah Chiet Kong Kang Khie, kalau memangnya demikian adanya, aku
akan membiarkan dirimu pergi dari sini".
Boen Ching tertawa dingin ujarnya
"Chiet Kong Kang Khie ?"" Aku kira kau telah berhasil
mempelajarinya?"" Yang kau dapatkan sekarang ini tak lebih
hanyalah kulitnya saja, bagaimana dapat kau berbi-cara, telah dapat memahami seluruh nya?"
Wajah dari kakek tua berbaju ungu itu berubah dengan
hebatnya, dia tetawa dingin, dengan menggunakan Chiet
Kong Kang Khienya dia menyerang kearah Boen Ching.
Tujuh buah sinar yang berlainan segera muncul memenuhi
angkasa, Boen Ching dengan dingin tertawa panjang, Pada
saat diab mengerutkan aldisnya, sepasanga telapak
tanganbnya dengan mendatar telah didorong kedepan,
segulung sinar keperak-perakan yang sangat tipis melindungi seluruh tubuh dari Boen Ching, sedang ketujuh buah sinar
yang berbeda itu telah berhasil dilenyapkan.
Suma Ie begitu tampak hal ini menjadi sangat terperanjat,
dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau tenaga
khiekang yang dilatih oleh Boen Ching ternyata telah
mencapai kesempurnaan, sehingga membuat ketujuh buah
sinar yang berlainan itu diubah menjadi suata sinar keperak-perakan.
Si kakek tua berbaja ungu yang tampak hal inipun
bertambah terkejut lagi, dia hanya merasakan seluruh tenaga khiekang yang dimiliki didalam tubuhnya telah berhasil
dibekukan, sedang suatu hawa yang sangat dingin sekali
menembus kedalam seluruh tubuhnya, dia tahu ini hari dia
telah menemui lawannya yang sangat tangguh.
Dari mulut Boen Ching tersungging senyuman yang
mengejek, sepasang telapak tangannya ditarik kembali,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
sedang tubuh dari kakek tua berbaju ungu itupun dengan
cepat roboh keatas tanah.
Dalam hati Suma Ie menjadi sangat tegang sekali, dengan
cepat tanyanya.
"Bagaimana, kau telah membunuh dirinya"
Boen Ching berdiam diri, dia hanya menggelengkan
kepalanya. Sums Ie berjalan kedepan, dia tampak seluruh jalan darah
yang berjumlah tiga puluh enam buah itu telah ditotok oleh
Boen Ching, dia menarik napas panjang, sedang dalam
hatinya terasa berdesir.
Kepandaian yang dimiliki oleh Boen Ching tak terkira
ternyata telah mencapai Pada taraf yang tak pernah diduga,
didalam sekejap mata saja dia telah berhasil membuat seluruh jalan darah dari kakek berbaju ungu itu tertotok seluruhnya, kelihatannya Boen Ching telah berhasil mendapatkan rahasia
dari tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu.
Tetapi yang membuat hatinya berdesir bukanlah hal ini, dia
hanya merasakan bahwa sikap Boen Ching sekarang jauh
lebih berbeda, jauh lebih pendiam, ditambah lagi dengan
rambutnya yang awut-awutan tak karuan serta wajahnya yang
penuh dengan pasir, entah Pada saat ini dia telah berubah
menjadi seperti apa.
Sbuma le dengan tdermangu-mangu baerdiri tegak,
sbejenak kemudian barulah membalik kan tubuhnya, sambil
tersenyum ujarnya kePada Boen Ching.
"Boen Siauwhiap kini telah mendapatkan kepandaian dari Thian Jan Shu, aku disini mengucapkan selamat kePada
dirimu." Boen Ching tersenyum, sahutnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Terima kasih, loocianpwee cukup memanggil Boen Ching
saja kePada diriku.'
Suma Ie menjadi mengerutkan alisnya, ujarnya.
"Sebenarnya toa supekmu adalah menantuku, sekalipun
aku tak mempunyai kemampuan apa-apa, tetapi
bagaimanapun juga kau dengan diriku masih mempunyai
sedikit hubungan, kau bagaimana " apakah mempu-nyai
sesuatu urusan yang membingungkan ?"
Boen Ching menundukkan kepalanya berpikir keras,
sejenak kemudian barulah sahutnya.
"Terima kasih atas perhatian dari diri cianpwee suhuku Pada saat ini terjerumus di dalam gunung pasir, sekarang aku hendak pergi kesana untuk menolong diri mereka."
Suma Ie tertawa ujarnya.
"Kiranya adalah urusan mengenai diri Yun Ku, aku lihat kau sedikitpun tak berse-mangat, entah telah ter jadi urusan apa, maka aku barulah mengajukan pertanyaan untuk bertanya
kepadamu, ilmu meringan kan tubuh dari suhumu boleh dikata
menjagoi seluruh dunia kangouw, dia tak dapat mendapatkan
kemenangan itu masih mungkin dapat terjadi, tetapi apabila
kalau hal itu tak mungkin dapat terjadi, kau tak usahlah
demikian kuatirnya."
Boen Ching tampak Suma le demikian memperhatikan
dirinya, terpaksa dia tersenyum dan menganggukkan
kepalanya, Sums Ie tampak Boen Ching menjadi demikian, dia
menduga pastilah urusan bukanlah demikian saja, tetapi dia
tak enak untuk bertanya lebih jauh, terpaksa ujarnya.
"Untung saja ini hari kau berada disini, kalau tidak dia mungkin akan berhasil melarikan dirinya lagi ."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen Ching juga tahu kalau Suma Ie tak akan percaya,
tetapi dia tak ingin berbicara lebih banyak lagi, takut kalau sampai membuat Suma Ie menjadi tak senang hati,
bagaimanapun juga dia juga merupakan seorang cianpwee,
terpaksa sambil tersenyum tanyanya.
"Entah siapakahr orang ini " Chtiet Kong Kang Kqhie nya entah dridapatkan dari mana?"
Sums Ie mendengus, ujarnya.
"Chiet Koig Kang Khie, aku juga tidak tahu."
Sehabis berkata dia mengangkat pundaknya, dan
termenung berpikir keras, sejenak kemudian barulah
sahutnya. "Kau juga dapat dihitung bukan orang luar, kuberitahukan kepadamu pun juga tidak mengapa !"
Sebenarnya Boen Ching terhadap hal ini sedikitpun tidak
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengambil perduli, tetapi Pada saat ini dikarenakan ilmu
tenaga khiekang "Chiet Kong Kang Khie" ternyata dapat muncul Pada tubuh si kakek tua berbaju ungu ini, dia mau tak mau harus mencurahkan perhatiannya kearah sana.
Terdengar Suma Ie berkata lagi
"Pada sepuluh tahun yang lalu Thian Jan Shu meninggalkan ilmu silatnya, semua orang hanya mencurahkan seluruh
perhatian nya kePada ketujuh buah hioloo kuno tersebut,
tetapi telah melupakan suara benda yang tak kalah pentingnya juga."
Sehabis berkata dia mendengus lagi.
Semangat dari Boen Ching secara mendadak menjadi
bangkit kembali, mengungkat peristiwa sepuluh tahun yang
lalu diatas puncak gunung "Hwee Ing" Pada saat itu diapun juga berada di dalam kalangan, terhadap peristiwa inipun
sangat menarik perhatiannya, dia tidak mengetahui Thian Jan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Shu selain telah meninggalkan tujuh buah hioloo kuno
tersebut masih meninggal kan benda berharga apa lagi!
Ujar Suma Ie lagi.
"Benda tersebut adalah tujuh buah telapak tangan yang
menghadap Pada jenazah Thian San Chiet Kiam, perhatian
semua orang hanya terpusatkan Pada ketujuh buah hioloo
kuno tersebut saja, sedangkan benda lain yang tidak kalah
berharganya yaitu mayat dari tujuh orang tersebut telah
berhasil dicuri oleh orang lain."
Dalam hati Boen Ching menjadi sadar kembali, kiranya
Pada saat Thian Jan Shu dengan gusar melancarkan serangan
itu, tanpa dia sadari ilmu "Chiet Kong Kang Khie" nya telah ditinggalkan Pada tubuh dari Thian San Chiet Kiam.
Suma Ie mendengus lagi, ujarnya.
"Pek Hong Siang takut kehilangan muka hingga kini dia tak berani untuk mengucap kan keluar, tetapi mayat dari ketujuh orang itu tetap tak dapat dicari kembali, Pada satu bulan yang lalu, aku barulah mendengar kalau telah dicuri oleh orang !"
Dia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya lagi.
"Dia disebut sebagai Cu Khek Loojien, dengan
menggunakan barisan unta yang sering lewat ditempat ini
untuk melatih ilmu pukulannya."
Boen Ching mengeluarkan suara tertahan, dan
mendongakkan kepalanya memandang ke samping.
Sums Ie dengan perlahan mengerutkan alisnya, tampak
sebuah bayangan manusia dengan sangat cepat sekali
berkelebat mendatang.
0rang yang baru saja datang itu ternyata adalah seorang
pemuda berbaju kuning, dan tak lain adalah Cong Lam Lok
Yang Hong adanya, begitu dia tampak diri Boen Ching segera
tertawa besar ujarnya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Boen-heng !! Sungguh sangat beruntung sekali, ini hari ternyata kita berdua dapat bertemu lagi ditempat ini."
Boen Ching dengan dingin mendengus, sepatah katapun
tak di ucapkan keluar.
Terdengar Suma Ie dengan dingin membentak.
"Siapa kau?""
Lok Yang Hong tertawa terbahak-bahak, sahutnya.
"Kurang sedikit saja aku tak melihatnya, kiranya ditempat ini masih ada kau orang tua, aku tidak mengenal dirimu,
siapakah kamu "''
Suma Ie mana pernah dipandang demikian rendahnya oleh
orang lain, dia tertawa panjang dengan dinginnya, ujarnya.
"Anak kecil, didalam pandanganmu apakah tidak melihat
aku orang tua, hati-hati sedikit dengan mulutmu, aku lihat kau sudah bbosan hidup didadlam dunia ini!
aSelama hidupnyab Lok Yang Hong tak pernah memandang
sebelah matapun kePada orang lain, sampaipun Suma Ie
sendiri juga tak mengenalnya, tampak dia mengedip-
ngedipkan matanya, ujarnya.
"Sungguh sangat galak, makin tua makin jadi agaknya !"
Dia tampak Boen Ching yang berdiri disamping sedikitpun
tak ada hubungannya dengan dirinya, dalam hatinya makin
menjadi mendongkol.
Tubuh Suma Ie dengan cepat berkelebat berturut-turut dia
melancaikan lima kali serangan mengancam tubuh Lok Yang
Hong. Tampak sepasang telapak tangan Lok Yak Hong dengan
cepat dibalik, ditengah suara tertawa besarnya yang sangat
nyaring itu dia menyambut seluruh serangan yang mengan-
cam dirinya itu, tetapi kekuatan dari tenaga pukulan Suma Ie
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
jauh lebih berat dari apa yang diduga sebelumnya, saking tak tahannya dia terdesak mundur tiga langkah ke belakang.
Boen Ching yang berdiri disamping mendadak membuka
mulut, ujarnya:
"Lok Yang Hong ! Dengan perbuatanmu ini hari, apa bila tidak memberikan sedikit hajaran terhadap dirimu, kau tak
akan menjadi sadar kembali."
Wajah dari Lok Yang Hong segera berubah dengan
hebatnya, dia tertawa panjang dengan dingin, ujarnya:
"Aku kira tak demikian mudahnya, coba kau lihat, siapa yang telah datang !?"
Sehabis berkata dia menunjuk kearah samping.
Boen Ching segera menoleh memandang, tampak seorang
lelaki dan seorang gadis dengan sangat cepat sekali berlari mendatang, yang-yang datang itu ternyata adalah pemuda
berbaju putih itu serta Liauw Cing Ce adanya, gerakan tubuh dari kedua orang itu bagaikan kilat cepatnya telah berkelebat masuk kedalam tengah kalangan.
Lok Yang Hong tertawa dingin, ujarnya ;
"Lawanmu telah tiba, dua lawan dua saja kau tentu akan menemui kekalahan, apa lagi Pada saat ini harus tiga lawan
dua ?" Boen Ching menolehkan kepalanya menyapu sekejap
kearah Liauw Cing Ce serta pemuda berbaju putih itu, tampak wajah dari Liauw Cing Ce berubah menjadi pucat pasi, tetapi sepatah katapun tak diucapkan keluar,
bHatinya menjadid tergerak, terpaikir olehnya babhwa
kedua orang itu tentulah dikarenakan kitab rahasia 'Hay Thian Kiam Boh' sehingga bekerja sama dengan Lok Yang Hong.
Lok Yang Hong tertawa, ujarnya lagi kePada diri Boen
Ching. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Bagaimana " Apakah kau juga hendak ikut serta didalam kerja sama kami ini " Apakah hendak menghianati diri kami ?"
Dia berhenti sejenak kemudian, lanjutnya lagi .
"Diantara dua golongan yang berbeda, seorang budiman
pastilah akan memilih satu dari antara dua !"
Suma Ie mengalihkan sinar matanya memandang kearah
ketiga orang itu, dalam hatinya terasa berdesir, Pada waktu dekat ini di dalam Bu lim telah munculkan dirinya jago-jago berkepandaian tinggi dari angkatan muda, dia sendiri
sekarang barulah merasa kan kalau dirinya sebenarnya telah
terlalu tua untuk terjun kembali didalam dunia kangouw.
Boen Ching tertawa tawar, kePada Lok Yang Hong ujarnya:
"Kau memangnya mempunyai cara seperti ini, tetapi kau
tidak mengetahui kalian hendak maju satu persatu apakah
hendak maju bertiga sekaligus ?"
Selesai berkata dia menggunakan sinar matanya yang
sangat tajam itu menyapu ketiga orang tersebut.
Suma Ie mengetahui kalau kepandaian silat yang dimiliki
Boen Ching sangat tinggi sekali, tetapi diapun dapat melihat bahwa ketiga orang itu seluruhnya merupakan jago-jago yang
berkepandaian tinggi dari dalam Bulim, sama sekali tidak
pernah menyangka kalau Boen Ching berani mengucapkan
kata-kata untuk menantang satu melawan tiga.
Segera dengan dingin ujarnya.
Orang berbaju kuning itu biarlah aku yang
menyelesaikannya.
Pemuda berbaju putih tertawa tergelak, ujarnya.
"Boen Ching, kau terlalu menyombongkan dirimu, cukup
aku seorang saja yang menghadapi dirimu sudahlah cukup
untuk memberes kan kau."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sehabis berkata dia membuka jubah luarnya yang
berwarna putih itu sehingga tampak kedua belas pedang
pendeknya yang terselip dipinggang itu.
Boen Ching tertrawa-tawar, dengtan perlahan-lahqan dia
berjalanr kedepan.
Pemuda barbaju putih itu tampak sikap dari Boen Ching
seperti itu, bagaikan sama sekali tidak memandang sebelah
matapun kePada dirinya dalam hatinya tampak terasa menjadi
sangat gusar sekali, tubuhnya dengan cepat mundur
kebelakang, Pada saat tangan kanannya digetarkan, kedua
betas pedang pendek itu telah berubah menjadi suatu sinar
melingkar yang sangat menyilaukan mata dengan sangat
hebatnya menyerang kearah tubuh Boen Ching.
Boen Ching dengan dingin tertawa panjang, pedang Cing
Hong Kiam ditangan kanannya dengan segera dicabut keluar
dari dalam sarungnya, tubuhnya dengan cepat menerjang
ketengah lingkaran sinar yang menyilaukan mata itu Pada saat pedang panjang mencukil kedepan, kedua belas pedang
pendek itu telah berhasil dipukul mental seluruhnya.
Pemuda barbaju putih itu menjadi sangat terkejut sekali,
dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau didalam
sekejap mata saja Boen Ching telah berhasil memukul jatuh
kedua belas pedang pendeknya itu, kesempurnaan tenaga
dalamnya yang dimiliki oleh Boen Ching ditambah lagi dengan kehebatan didalam permainan silat sungguh tak pernah
terpikirkan olehnya.,
Suma Ie yang tampak kepandaian silat yang dimiliki Boen
Ching demikian tingginya, tanpa terasa lagi hatinya menjadi sangai girang sekali, dia tampak tengah menggunakan jurus
pedang itu ternyata Boen Ching telah memasukkan pula inti
sari dari Pada ilmu "Thay Thian Kioe Sih" nya dia sama sekcali tidak berani menyangka kalau dengan usia yang masih
demikian mudanya itu Boen Ching ternyata dapat memiliki
kepandaian yang demikian sempurnanya, sungguh dapat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
dibandingkan dengan seorang leluhur dalam pendirian sebuah
partai besar. Boen Ching dengan sangat tenang sekali berdiri ditengah
kalangan. Pemuda berbaju putih itu dengan agak cemas bercampur
malu memungut kembali kedua belas pedang pendeknya itu.
Dengan gusar dia mendengus, sepasang tangannya
digetarkan, kedua belas pedang pendeknya itu segera
berubah menjadi dua belas buah sinar melingkar yang sangat
menyilaukan mata, sekali lagi menyerang kearah Boen Ching.
Boen Ching tertawa tawar, ujung pedang nya disabetkan
kedepan, berturut turut dia memukul mental lima bilah pedang pendek itu, sisanya tujuh bilah pedang pendek itu dengan
menggunakan ujungnya itu berturut-turut dia memukul hingga
pedang tersebut terpencar keempat penjuru.
Boen Ching sebanyak dua kali ini telah berhasil memukul
pecah kedua belas pedang pendek dari pemuda berbaju putih
itu, jurus-jurus serangan yang digunakan didalam
penyerangan tersebut, ternyata tak seorang pun yang hadir
didalam kalangan itu mengetahui apakah sebenarnya jurus
pedang tersebut dan berasal dari mana.
Lok Yang Hong serta Liauw Cing Ce yang tampak akan hal
itu, dalam hatinya tanpa terasa menjadi sangat terkejut sekali.
Sejak Boen Ching melihat Bwee Giok terjatuh kedalam
jurang, dengan sangat gusar sekali dia melatih dan
menyelidiki ilmu silatnya, dia membuat ilmu "Sie Liu Eng Hong" "Thay Thien Kioe Sih" serta jurus-jurus Pedang lainnya yang digunakan dan dianggapnya lihay, itu dilebur menjadi
satu dan diciptakan menjadi suatu rangkaian jurus yang baru, Pada saat ini dia mencoba menggunakan jurus tersebut dan
ternyata mendapatkan hasil yang diluar dugaan, sudah tentu
dalam hatinya merasa sangat girang sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Tubuh pemuda berbaju putih itu dengan cepat berkelebat
dan memungut kembali kedua belas pedang pendeknya itu,
wajahnya Pada saat ini berubah menjadi putih kehijau-
hijauan, dengan sangat gusar dia memandang kea rah diri
Boen Ching. Dia hampir-hampir tidak mau percaya kalau orang yang
berdiri dihadapannya Pada saat ini adalah Boen Ching adanya, kepandaian yang dimilikinya ternyata demikian lihaynya, jika dibandingkan Pada waktu bertemu muka itu sungguh sangat
berbeda sekali, bahwa keanehan jurus serangannyapun dia
belum pernah melihat nya.
Lok yang Hong juga termangu-mangu berdiri mematung
disana, dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau
kelihayan dari kepandaian yang dimiliki oleh Boen Ching ini ternyata telah mencapai Pada taraf yang demikbian
sempurnanyad, kiranya diantaara ketiga oranbg itu tak ada
orang lain lagi yang dapat berhasil melawan diri Boen Ching. .
Dia termenung berpikir keras, untuk sesaat tak dapat
mengucapkan sepatah katapun juga.
Dengan dingin ujarnya kePada Lok Yang Hong serta Liauw
Cing Ce. "Aku lihat lebih baik kalian bertiga maju berbareng saja."
Sinar mata dari Liauw Cing Ce bergerak dengan tajamnya,
dia memandang sekejap ke arah pemuda berbaju putih itu,
terdengar pemuda berbaju putih itu sambil tertawa telah
berkata: Lok Yang hong, lebih baik kita cepat pergi saja !"
Lok Yang Hong dengan dingin mendengus, diapun ingin
pergi dari tempat itu, tetapi Suma Ie dengan sangat
angkernya berdiri di samping sedang memandang kearahnya
dengan tajam, sudah tentu tidak mungkin dia akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
membiarkan dirinya dengan sangat mudah meninggalkan
tempat tersebut.
Terdengar Suma Ie dengan dingin ujarnya:
"Kalian bertiga lebih baik tinggal disini saja, menanti setelah suhu kalian datang barulah berbicara lagi''.
Perkataan tersebut baru saja selesai diucapkan, terdengar
suara tertawa kalap yang sangat nyaring sekali berkumandang datang, tampak sebuah bayangan manusia dengan sangat
cepat sekali berkelebat mendatang.
Boen Ching dengan sangat dingin sekali memandang
kearah orang itu yang ternyata tak lain dan tak bukan adalah Goei Lam Yu adanya.
Goei Lam Yu begitu melayangkan tubuhnya ketengah
kalangan, dia memandang sekejap kearah Ciee Khek Loojien,
kemudian ujarnya
"Aku dengar orang ini adalah Ciee Khek Loojien, apakah benar ?"
Sambil berkata dia mendongakkan kepalanya menyapu
sekejap kearah lima orang yang berada ditengah kalangan
tersebut. Suma Ie dengan dingin tertawa panjang ujarnya.
"Bertambah lagi dengan seorang pemuda !"
Goei Lam Yu mengerutkan alisnya, sahutnya.
"Kiranya Thian San Sin Eng, Subma Ie juga berdada disini, sunagguh tak kusangbka ternyata demikian banyaknya jago
berkepandaian tinggi yang berkumpul ditempat ini."
Lok Yang Hong begitu tampak munculnya menjadi sangat
girang sekali, dia pernah mendengar bahwa setelah dia
berhasil mendapat kan kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh,
tenaga dalam yang dimilikinya telah mendapatkan kemajuan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
yang sangat pesat sekali, apabila menggunakan dirinya untuk menghadapi diri Boen Ching agaknya juga tak ada persoalan
apa-apa. Terdengar Goei Lam Yu telah melanjutkan ucapannya.
"Barulah ini aku dengar bahwa didalam dunia Pada saat ini ada dua orang yang paham akan ilmu tenaga khiekang 'Chiet
Kong Kang Khie' yang satu adalah Boen Ching sedang yang
lain adalah dia, dia telah memegang rahasia dari Pada mayat Thiat San Ciet Kiam, sedang ketujuh buah telapak tangan
yang terdapat Pada ketujuh buah jenazah itu pun tak ada
perbedaannya dengan ketujuh telapak tangannya yang
terdapat Pada tujuh buah hioloo kuno itu, ini hari dapat
bertemu dia, sungguh sangat girang sekali !"
Sehahis berkata dia berjalan mendekati Chiee Khek Loojien,
dan mengulurkan tangannya bersiap untuk membebaskannya
dari sebuah totokan.
Dengan nada yang sangat berat sekali bentak Boen Ching:
"Berhenti !'.
Goei Lam Yu tertawa dingin, dia meneruskan gerakannya
menjongkok dan membebaskan jalan darah yang tertotok dari
orang tua berbaju ungu tersebut.
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Boen Ching dengan dingin mendengus, lima jari dari tangan
kanannya bagaikan kilat cepatnya telah mencengkeram
kebelakang leher dari Pada Goei Lam Yu.
"Sreeet !" pedang Ciea Hong Kiamnya telah dilepaskan dari dalam sarungnya, dari tangan kanannya beralih ke tangan
kirinya menusuk ke iga Boen Ching.
Sinar pedang berkelebat memenuhi angkasa, terdengar
suara yang sangat nyaring sekali, segera terlihat tubuh dari kedua orang itu terpisah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Wajah dari Goei Lam Yu berubah menjadi pucat pasi,
tampak tangan kanannya telah mencekal diri Chiee Khek
Loojien. Sedang, wajah dari Boen Ching berubah menjadi sangat
serius sekali, lima jari dari tangan kanannya telah rmerebut pedang tCie Hong Kiam dqitangan Goei Larm Yu, lima jari nya dengan sangat kencang sekali mencekal Pada tubuh pedang
Cie Hong Kiam tersebut, wajahnya sedikitpun tak
menampilkan perasaan apa-apa.
Kedua orang itu merupakan jago-jago yang berkepandaian
tinggi dalam kalangan tersebut, satu kali serangan ini, dalam hati masing-masing telah mempunyai perhi-tungan yang
masak, sekalipun Goei Lam Yu telah berhasil merebut Ciee
Khek Loojien tersebut, tetapi pedangnya yang digunakan
untuk melancarkan serangan kearah Boen Ching sebaliknya
telah berhasil direbut, didalam hal yang sesungguhnya dia
telah kalah satu tingkat, dan terkalahkan dari tangan Boen
Ching. SEBENARNYA didalam hatinya dia menganggap bahwa
jurus serangannya kali ini pastilah akan berhasil menolong
orang serta melukai pihak musuh, tetapi ternyata akhirnya
dirinya mengalami kerugian yang demikian besarnya, tanpa
terasa dalam hatinya merasa sangat terkejut sekali.
Goei Lam Yu dengan perlahan-lahan menepuk keatas jalan
darah Ciee Khek Loojien untuk melepaskannya dari totokan.
Boen Ching dengan tenang berdiri tegak beberapa saat
lamanya, dia tertawa tawar, tangannya diayunkan
mengembalikap pedang Cie Hong Kiam tersebut kearah Goei
Lam Yu. Goei Lam Yu dengan cepat menyambut pedang Cie Hong
Kiamnya itu, sekalipun didalam hatinya merasa sangat
beruntung karena Boen Ching mau mengembalikan
pedangnya itu, tetapi dengan perbuatan secara demikian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
dimana Boen Ching melemparkan pedangnya kearah dirinya,
terhadap dirinya sebenarnya merupakan suatu pekerjaan yang
sangat memalukan sekali.
Wajahnya segera berubah dengan hebat nya, dengan
dingin ujarnya kePada diri Boen Ching.
"Perpisahan selama beberapa hari saja, ternyata
kepandaian silat yang kau miliki telah mendapatkan kemajuan yang demikian pesatnya, sungguh sukar sekali untuk
menduganya"
Lok Yang Hong berdiri disamping, hatinya menjadi sangat
girang sekali, apabila BoenChing serta Goei Lam Yu
meneruskan pertempurannya. dirinya bukankah hanya
merapakan nelayan yang tinggal memungut hasilnya sambil
duduk?" Boen Ching menyapu sekejap kearah Lok Yang Hong
sekalian, dengan dingin ujarnya kePada diri Goei Lam Yu.
"Kiranya jurus-juris pedang yang terdaphat didalam kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh tersebut hanyalah demikian saja."
Sebenarnya didalam hati Goei Lam Yu menganggap bahwa
kepandaian yang dimilikinya Pada saat ini telah mencapai taraf kesempurnaan sehingga semua orang yang hadir dalam
kalangan ini tak seorang pun yang dapat melawan dirinya,
tetapi sunggguh tak disangka olehnya kalau kepandaian yang
dimilikinya oleh Boen-Ching ternyata jauh lebih tinggi satu tingkat dari kepandaian yang dimiliki dirinya.
Pada saat ini mau tak mau dia harus menaruh rasa jeri
terhadap diri Boen Ching, dia miringkan tubuhnya memandang
sekejap diri Lok Yang Hong, kemudian ujarnya:
"Apakah kau datang kemari dikarenakan kitab rahasia "Hay Thian Kiam Boh" yang terdapat dalam tubuhku?" .
Lok Yang Hong tertawa terbahak-bahak, ujarnya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Perkataan yang kau ucapkan sedikitpun tidak salah, tetapi Pada saat ini lebih baik kita jangan mengungkat urusan ini
terlebih dahulu, kau bereskan dahulu urusan diantara kau
dengan diri Boen Ching, baru lah kita ber bicara lagi ."
Goei Lam Yu tertawa besar, ujarnya kePada diri Lok Yang
Hong. "Sudah kita bereskan, lalu bagaimana dengan kita ?"
Lok Yang Hong tampak Ciee Khek Loojien itu sedang
melemaskan otot-ototnya dia menarik napas panjang, Goei
Lam Yu telah mendapatkan kitab rahasia "Hay Thian Kiamboh"
dan telah memahaminya, sedang Boen Ching pun telah
memahami ilmu tenaga khie kang "Chiet Kong Kang Khie" dari ke tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu
tersebut, dalam hal ini saja dirinya tiga orang sudah sangat jelas sekali berada dibawah angin.
Dia tertawa dingin, ujarnya lagi.
"Benarkah " kau kira telah beres, tetapi aku kira tak akan beres seperti apa yang kau duga .
Boen Ching dengan sangat dingin sekali memandang
kearah kedua orang itu, dengan sangat tawar sekali ujarnya
kemudian: "Kalian lima orang mengapa tidbak mau bekerja dsama
untuk membaereskan diriku bterlebih dahulu barulah berbicara lagi ?"
Sehabis berkata dengan sinar mata yang sangat mengejek
dan memandang rendah menyapu sekejap kearah kelima
orang itu. Dalam hati kelima orang itu bersama-sama menjadi sangat
terperanjat, Suma Ie pun merasa sangat diluar dugaan.
Perkataan dari diri Goei Lam Yu serta Lok Yang Hong apabila tidak mencapai persesuaian bukannya Pada saat itu membuat
dirinya menjadi nelayan untung yang sadang menanti hasilnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
saja, tetapi ternyata Boen Ching telah mengeluar kan kata-
kata seperti itu.
Dalam hati diam-diam dia menyalahkan diri Boen Ching,
sekalipun kepandaian yang dimilikinya boleh dikata tidak
rendah, tetapi jika dilihat dari pandangannya tak mungkin dia akan berhasil menahan serangan gabungan dari lima orang
sekaligus, sekalipun dia misalnya dapat satu melawan lima
orang, juga tak dapat demikian sombongnya dan tak
memandang sebelah matapun kePada pihak lawannya.
Tetapi dia tidak tahu pikiran Boen Ching Pada saat ini, Boen Ching telah tak dapat menahan perasaan dalam hatinya yarg
sangat ingin sekali bergebrak dengan orang lain, di tambah
lagi dengan golakan yang sangat hebat didalam hatinya,
begitu dia turun tangan, mau tak mau dia menjadi pusat
perhatian orang dari Pada nanti lebih baik sekarang juga
membuka mulut. Goei Lam Yu menoleh memandang ke arah Boen Ching dan
tertawa dingin, ujarnya.
"Perkataanmu sungguh sangat besar sekali, ternyata mau satu melawan lima orang, aku Goei Lam Yu selamanya belum
pernah bertemu dengan seorang sombong yang seperti dirimu
ini .' Boen Ching hanya tertawa dingin tak henti-hentinya,
sepatah katapun tak diucap kan keluar:
Dalam hati Lok Yang hong menjadi sangat girang sekali,
karena inilah merupakan hal yang diharap-harapkan, dia
berdiri disamping dan ujarnya:
"Sifat serta tindak tanduk dari Thian Jan Shu waktu itu telah didapatkan keseluruhannya oleh Boen Ching, Pada saat
ini ke tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu bukan saja telah meninggalkan ilmu tenaga khiekang 'Chiet
Kong Kang Khie' bahkan telah meninggalkan pula sifat
sombong serta ingin menang dari Thian Jan Shu waktu itu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Goei Lam Yu dengan dingin memandang ke arah diri Boen
Ching, dia juga tidak jelas Pada saat ini Boen Ching sedang memikirkan tentang apa, dia mbenjadi ragu-ragdu, Boen
Ching aapakah sungguh-sbungguh demikian bodohnya ?"
Dia menolehkan kepalanya, kePada Ciee Khek Loojien
ujarnya: "Jenazah dari Thian San Ciet Kiam apakah juga berada
ditempat itu ?"
Ciee Khek Loojien menganggukan kepala nya, ujarnya:
"Kongcu apakah hendak ikut aku pergi ke sana "'
Goei Lam Yu tidak percaya kalau Boen Ching sungguh-
sungguh mempunyai niat untuk satu melawan orang, ia
mengangguk kan kepalanya dan siap hendak mengikuti Ciee
Khek Loojien pergi.
Mendadak terdengar Thian San Sin Eng Suma Ie dengan
gusar membentak:
"Tahan ! Dengan demikian saja apakah kau hendak pergi ?"
Goei Lam Yu dengan dingin tertawa panjang, ujarnya
kearah Ciee Khek Loojien.
"Mari kita pergi!"
Suma Ie mempunyai maksud untuk mencegah, terdengar
Boen Ching telah berkata:
"Suma cianpwee bukankah juga hendak mendapatkan
kembali jenazah dariPada Thian San Chiet Kiam" Kita
mengapa tidak melepaskan mereka untuk pergi !"
Suma Ie yang tampak Ciee Khek Loojien telah dirampas
oleh diri Lam Yu Kongcu, di dalam hatinya sudah merasa
sangat tidak senang, kini mendengar Hoen Ching berkata
demikian, dalam hatinya bertambah gusar dengan sangat
gusar sekali ujarnya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Kau pergilah membawa kembali jenazah dari Thian San
Chiet Kiam."
Sambil berkata dia mendengus dengan gusarnya, ujarnya
lagi. "Aku tidak mempunyai kepandaian semacam itu !"
Sehabis berkata dia membalikkan tubuh nya tanpa
mengucapkan kata-kata lagi berjalan pergi.
Terpikir olehnya bahwa kiranya Boen Ching adalah seorang
yang sangat sombong sekali, dirinya mengapa harus
mengawani dirinya, bukankah biar dia seorang diri pergi untuk merasakan penderitaan.
Boen Ching memandang kearah Thian San Sin Eng, Suma
to yang meninggalkan tempat itu pergi, dia tahu dirinya telah melukai hati Suma Ie, tetapi urusan telah merubah menjadi
demikian, diapun tak dapat berbuat apa-apa lagi.
Ketika dia mendrongakkan kepalatnya lagi, tampaqk Goei
Lam Yu trelah berjalan sangat jauh sekali, sedang Lok Yang
Hong, pemuda berbaju putih itu serta Liauw Cing Ce sedang
lari mengejar kearahnya.
Boen Ching termenung berpikir keras beberapa saat
lamanya, kemudian dengan cepat dia naik keatas punggung
kudanya, dan lari mengejar kearah lima orang itu.
Kelima orang itu dengan sangat cepat sekali berlarian
didepan. Sedang Boen Ching dengan seorang diri
menunggang kuda mengejar dari belakangnya, keenam orang
itu dengan sangat cepat sekali melanjutkan perjalanannya
ditengah pasir yang mengu-ning, di dalam sekejap mata saja
telah berjalan sejauh lima puluh li.
Didepan matanya tampak telah muncul suatu bukit. Kelima
orang itu dengan cepat masuk kedalam bukit tersebut dengan
melalui sebuah gua, Boen Ching dengan cepat turun dari
kudanya dan mengikuti lainnya masuk ke dalam gua tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Begitu dia masuk kedalam gua tersebut, tampak kelima
orang itu dengan tak mengucap kan sepatah katapun juga
berdiri didalam gua tersebut, didalam gua itu tak tampak apa-apa, tanpa terasa dia menjadi tertegun,
apakah boleh dikata kelima orang itu ditengah jalan telah
bersepakat untuk bekerja sama untuk menghadapi dirinya"-"
Goei Lam Yu tertawa dingin, dengan perlahan-lahan dia
mencabut keluar pedang Cie Hong Kiamnya, dan ujarnya
kearah Boen Ching.
"Kau sungguh-sungguh seorang diri datang kemari, aku
kira kau terlalu sombong sedikit." Boen Ching dengan langkah yang sangat perlahan sekali berjalan masuk ke dalam gua itu"
sedikitpun dia tidak menampil kan perasaan jerinya, dia hanya tertawa tawar ujarnya kePada Goei Lam Yu.
"Aku masih mempunyai urusan yang sangat banyak sekali
yang hendak diberes kan dengan dirimu ."
Tampak tangan kanan dari pemuda berbaju putih itu
ditarik, jubah panjangnya, yang berwarna putih itu telah
dilepas, sehingga terlihat kedua belas pedang pendeknya.
"Pada saat aku mengejar dirimu itu, kau apakah telah
membunuh mati cucu dari Kioe Thian Ie- Siu " ?"
Dari sepasang mata Goei Lam Yu memancarkan sinar yang
sangat tajam sekali, sambil tertawa besar ujarnya.
"Kau sambutlah terlebih dahulu serangan ku lni ."
Sehabis berkata pedang Cing Hong Kiamnya digerakkan,
Pada saat tubuhnya berkelebat dengan cepatnya itu, sinar
yang berwarna merah memancar keluar dan menyerang tubuh
Boen Ching. Boen Ching dengan dingin tertawa panjang, sinar berwarna
hijau ke merah-merahan segera memancarkan keluar
memenuhi angkasa, tampak berpuluh-puluh sinar pedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
yang menyilaukan mata mengelilingi seluruh kalangan, dua
sinar pedang yang berwarna hijau serta merah dengan cepat
berbentur satu dengan lainnya sehingga terdengar suara yang sangat nyaring sekali, tubuh Boen Ching terlihat mundur ke
belakang tetapi dengan cepat dapat berdiri tegak kembali,
sedang Goei Lam Yu. ternyata berhasil dibuat terpental hingga satu kaki lebih jauhnya oleh serangan Boen Ching ini.
Sisanya empat orang dalam hatinya menjadi tergetar, Boen
Ching ternyata berhasil membuat jurus dari "Thay Thien Kioe Sih" di salurkan kedalam jurus pedangnya, sehingga dengan sangan ringan sekali berhasil membuat tubuh Goei Lam Yu
beserta pedangnya terlempar demikian jauhnya tanpa terasa
lagi hati mereka menjadi berdesir.
Tak menanti berbicara lebih banyak lagi, pemuda berbaju
putih itu dengan diri Goei Lam Yu sekali lagi bekerja sama
melancarkan serangannya, Boen Ching dengan sangat nyaring
bersuit panjang, terlihat segulung sinar keperak-perakan yang sangat menyilaukan mata memenuhi sekeliling tempat
tersebut. Boen Ching dengan menggunakan tangan kosong ternyata
telah menyambut datangnya serangan gabungan tersebut.
Dalam gua itu segera terdengar saara benturan yang
sangat dahsyat sekali, membuat dinding disekitar tempat itu ber goyang tak hentinya.
Pada saat sinar ke perak-perakan tersebut melayang, tubuh
dari ketiga orang itu berpisah kembali, Pada tangan pemuda
berbaju putih itu hanya tinggal mencekal dua batang pedang
pendeknya saja, sedang sisanya sepuluh batang ternyata telah terpaku diatas dinding gua tersebut.
Air muka dari Goei Lam Yu pun berubah menjadi pucat
pasi, kedua orang itu dengan sinar mata yang sangat dingin
bercampur gusar memandang kearah Boen Ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen Ching sendiripun merasakan dalam hatinya merasa
sesak napasnya, untuk pertama kalinya dia mencoba
menggunakan tenaga getaran dengan hawa khiekang "Chiet Kong Kang Khie" untuk menggerakkan kedua belah bilah
pedang pendek, sekalipun hasil getaran tersebut mencapai
hasilnya tetapi sama sekali tak pernah dia duga kalau dirinyapun akan merasakan getaran yang demikian hebatnya.
Dia menarik napas panjang-panjang dengan sinar mata
yang sangat dingin sekali memandang sekejap ke arah kelima
orang itu. Pemuda berbaju putih itu tak enak untuk sekali lagi
melancarkan tubuhnya untuk mencabut pedang-pedang yang
terpaku dengan kencangnya diatas dinding gua tersebut,
dengan sinar mata yang sangat gusar sekali dia memandang
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kearah Boen Ching, sedang dalam hatinya dengan perlahan
sebutnya. "Chiet Kong Kang Khie --! Chiet Kong Kang Khie --- --!"
Seluruh partai dan perguruan yang terdapat didalam dunia
ini semuanya memiliki ilmu tenaga khiekangnya masing-
masing, tetapi yang dapat menggetarkan pihak musuh
sehingga bisa melukai pihak musuh kiranya hanyalah ilmu
tenaga khiekang "Chiet Kong Kang Khie" saja, dipandang dari keadaan sekarang ini, kelihatannya sikap yang congkak dari
Boen Ching terhadap kelima orang itu juga beralasan.
Ciee Khek Loojien memandang sekejap ke arah Boen
Ching, didalam hatinya Pada saat ini telah timbul rasa jerinya dengan keras ujarnya:
"Jenazah dari Thian San Chiet Kiam Pada saat ini berada ditempat kediamanku, sedang jaraknya dari tempat ini kurang lebih tiga puluh li lagi, dan terdapat warna ungu sebagai
tanda, kalian berlima apabila ada orang silahkan untuk pergi sendiri, siapa yang mendapatkannya terlebih dahulu dialah
yang berhak mendapatkan benda tersebut !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Wajah dari Goei Lam Yu berubah dengan hebatnya,
denigan tenang dia berdiri ditempat asal, sepatah katapun tak diucap kan keluar.
Boen Ching menyapu sekejap kearah orang-orang yang
berada dalam gua tersebut, diapun tak mengucapkan sepatah
katapun juga, dia tak tahu dirinya harus berbuat bagaimana, tetapi masih tidak mengetahui dia harus berbuat bagaimana
untuk melakukan pekerjaan tersebut.
xxdwxx MENANG kalah tak dapat ditentukan, Boen Ching dengan
tenang berdiri tanpa mengucapkan sepatah katapun, Pada
saat ini dia berdiri didekat pintu keluar, dia tidak berani bergerak, yang lain pun tak ada yang berani untuk berebut
keluar dari gua tersebut terlebih dahulu.
Tetapi diantara itu, Goei Lam Yu, Lok Yang Hong serta
pemuda berbaju putih siapa pun ingin sekali untuk keluar
setindak terlebih dahulu, pemuda berbaju putih itu tampak
Boen Ching berbuat demikian, didalam hatinya merasa sangat
girang sekali tubuhnya segera melayang menubruk kearah
sepuluh bilah pedang pendeknya yang terteta Pada dinding
gua tersebut. Boen Ching tidak pergi, hal ini malahan memberikan
kesempatan baginya untuk mencabut kembali pedang
pendeknya yang menancap diatas dinding gua tersebut,
apabila Boen Ching tidak memberikan kesempatan baginya
untuk mencabut kemba-li pedang pendeknya dan terus lari
keluar. Tetapi begitu dia melayangkan tubuhnya, pikiran Boen
Ching menjadi bergerak, tubuh nyapun ikut melayang keatas
mendesak ke arah pemuda berbaju putih itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Goei Lam Yu begitu tampak Boen Ching melayangkan
tubuhnya keatas, dengan cepat dia berkelebat keluar dari
dalam gua dan lari kearah utara dengan cepatnya.
Lok Yang Hong tak mau kalah, dengan cepatnya diapun
ikut mengejar dari belakang tubuhnya
Liauw Cing Ce dengan perlahan membentak, pedang
panjangnya dicabut keluar dari dalam sarungnya, dan
menyerang kearah tubuh Boen Ching.
Tubuh Boen Ching ditengah udara berputar setengah
lingkaran, kemudian melayang turun keluar dari dalam gua itu.
Pemuda berbaju putih itu setelah mencabut pedang
pendeknya dari atas dinding, dengan cepat dia melayangkan
tubuhnya keluar dari dalam gua dan mengejar ke arah dimana
Goei Lam Yu serta Lok Yang Hong pergi.
Liauw Cing Ce menjadi tertegun, tampak ternyata Boen
Ching tak mempunyai niat untuk pergi mengejar, diapun
dengan cepat mengikuti dibelakang tubuhnya dan melayang
ke luar dari dalam gua untuk mengejar kawan-kawan lainnya.
Ciee Khek Loojien menarik napas panjang-panjang diapun
menanti Boen Ching keluar dari dalam gua.
Tetapi mendadak tubuh Boen Ching membalik kePada Ciee
Khek Lojien, dia tertawa dingin, ujarnya:
"Kau orang ini dosamu sungguh sangat besar sekali,
ternyata terhadap urusan nyawa dari manusiapun tak
menganggapnya sebagai suatu urusan, dan mengambil keluar
jenazah dari Thian San Chiet Kiam untuk melatih ilmu silat, coba kau bilang patut diampuni tidak ?"
Ciee Khek Loojien tertegun, dia mengira Boen Ching
tentunya juga akan pergi ikut merebut jenazah dari Thian San Chiet Kiam tersebut, kalau memangnya Boen Ching pribadi
tidak menginginkan, diapun tidak mungkin akan membiarkan
Goei Lam Yu sekalian untuk mendapatkannya, apa lagi dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
memerlukannya untuk merebut kembali dan diserahkan
kePada diri Thian San Sin Eng.
Tidak menanti dia berpikir lebih panjang lagi, Boen Ching
telah tertawa tawar, ujarnya:
"Aku tak mempunyai waktu lagi, terpaksa aku hanya dapat memunahkan seluruh kepandaian silatmu saja !"
Sehabis berkata dia tersenyum lagi.
Dalam hati Ciee Khek Lojien menjadi tergetar, selama hidup
dia menggantungkan hidupnya dengan kepandaian silat yang
dia miliki itu, sehingga dia mau menempuh bahaya untuk
mencuri jenazah dari Thian San Chiet Kiam, setelah dengan
tak mudah melatih kepandaian silat tersebut, mana dapat di
punahkan oleh Boen Ching dengan demikian mudahnya.
Dengan sangat dingin sekali ia memandang kearah Boen
Ching, sedang pedang panjangnya dengan perlahan-lahan
dicabut keluar, dalam hatinya dia telah mengambil keputusan untuk mengadakan perlawanan yang terakhir kalinya.
Boen Ching dengan dingin mendengus, pedang Cing Hong
Kiamnya bagaikan kilat cepatnya telah dicabut keluar dari
dalam sarung nya, didalam sekejap mata saja dia telah ber
turut-turut melancarkan tiga kali serangan gencar.
Ciee Khek Loojien dengan cepat menarik napas panjang-
panjang, dan mengangkat pedangnya menyambut serangan
tersebut. Tetapi mana bisa dia berbuat sesuatu terhadap diri Boen
Ching, tenaga dalam yang dimiliki Boen Ching Pada saat ini
telah mencapai Pada taraf kesempurnaan yang sukar dijajaki
oleh orang lain, sedang rahasia tenaga khiekang "Chiet Kong Kang Khie" pun telah dipahami hampir sebagian besar, tiga kali serangannya ini sekalipun dilakukan dengan sangat cepat dan ringan sekali, tetapi setiap serangan tersebut telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
mengandung tenaga dalam yang sangat dahsyat sekali, dan
tak mungkin dapat disambut dengan sangat ringan sekali.
Ciee Khek Loojien sekalipun telah mengganakan seluruh
tenaga yang dimikinya untuk menyambut serangan tersebut,
tetapi Pada serangan yang ketiga, pedang panjangnya telah
dapat dipatahkan menjadi dua bagian oleh pedang Cing Hong
Kiam ditangan Boen Ching.
Dengan ter huyung-huyung dia mundur beberapa langkah
kebelakang. Boen Ching dengan sangat dingin sekali memandang ke
arah Ciee Khek Loojien, dia tak tahu kalau Goei Lam Yu
sampai berhasil memboyong pergi jenazah dari Thian San
Chiet Kiam, diantara keempat orang itu tak mungkin dapat
menghindarkan diri dari perebutan.
Sepasang mata Ciee Khek Loojien dengan terpesona
memandang kearah Boen Ching, dalam hatinya Pada saat ini
penuh diliputi dengan kegusaran yang memuncak, pernuda
dihadapannya ini tak lebih baru berusia dua puluh tahunan,
kini ternyata dengan mence-kal pedang panjang yang tajam
sedang menakuti dirinya, sepasang matanya bergerak tak
henti-hentinya, diam-diam dalam hatinya mengambil
keputusan, apabila Boen Ching sekali lagi bertindak, dia akan menggunakan seluruh tenaga yang dimiliki nya untuk
mengadu jiwa. Boen Ching dengan sangat dingibn sekali memanddang
kearahnya, asedang kakinya bbergerak maju setindak lagi
kearah depan. Ciee Khek Loojien memandang pedang Cing Hong Kiam
ditangan Boen Ching itu, Pada saat ini dalam hatinya benar-
benar merasa jeri, pikirannya menjadi tergerak, dia masih
mempunyai cara untuk mengundurkan dirinya kebelakang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Berbuat secara demikian sekalipun tidak baik untuk
dipandang, tetapi hal itu jauh lebih baik lagi dari Pada harus menjadi seorang yang cacad.
Dengan cemas ujarnya kePada Boen Chirig. "Tahan ! .'
Boen Ching dengan menghentikan langkah kakinya, dengan
tanpa mengucapkan sepatah katapun memandang ke arah
Ciee Khek Loojien.
Ciee Khek Loojien yang melihat sinar mata dari Boen Ching
yang demikian tajamnya itu, tanpa terasa lagi dalam hatinya menjadi berdesir.
Keringat dingin mengucur keluar membasahi dahinya, dia
menarik papas panjang-panjang sehingga rasa mangkel dalam
hatinya agak berkurang sambil mengedip-ngedipkan matanya,
ujarnya lagi kePada Boen Ching.
"Kau lepaskan diriku, aku mempunyai suatu urusan yang
hendak kusampaikan kePada dirimu !"
Dengan dingin ujar Boen Ching.
"Kau mempunyai urusan apa, silahkan bicara saja !"
Ciee Khek Loojien tertawa besar, sahutnya.
"Urusan ini kau pastilah ingin mengetahuinya, setelah
mengetahuipun juga mempunyai kegunaan bagi dirimu, tetapi
kau harus menyanggupi untuk melepaskan diriku !"
Dengan tawar ujar Boen Ching.
"Maksudmu setelah aku mengetahui akan urusan ini
mempunyai kegunaan bagi diriku, tetapi apabila tidak
mengetahuinya juga tidak ada halangannya bukan?"
Sehabis berkata dia tertawa dingin lagi.
Ujar Ciee Khek Loojien lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Apabila kau tidak mengetahui, kemungkinan sekali
mempunyai bahaya terhadap nyawamu."
Boen Ching mana mau kau mempercayai segala perkataan
yang diucapkan oleh Ciee-Khek Loojien itu, sambil tertawa
dibngin dia maju ldagi satu tindaka kedepan.
Dengabn keras teriak Ciee Khek Loojien.
"Apabila kau tak ingin mendengar, kau tak mungkin akan mendapatkan jenazah dari Than San Chiet Kiam !"
Boen Ching segera menghentikan langkah kakinya, dengan
dingin ujarnya lagi.
"Kiranya demikian adanya, kalau begitu apa yang kau
ucapkan tadi sudah tentu perkataan yang membohongi diri
orang lain."
Ciee Khek Loojien tertawa licik, sahutnya.
"Benar ! apabila kau menyanggupi untuk melepaskan
diriku, maka aku akan memberitahukan tempat sesungguhnya
dari ketujuh buah jenazah dari Thian San Chiet Kiam tersebut kePada dirimu .'
Boen Ching mengerutkan alisnya, dia sama sekali tidak
menginginkan untuk melepaskan Ciee Khek Loojien ini, tetapi diapun tak mungkin untuk tidak mengetahui tempat
sesungguhnya dari jenazah Thian San Chiet Kiam tersebut.
Dia menghembuskan uapasnya, sambil tertawa ujarnya:
"Kau bicaralah, setelah kau mengucapkan kata-kata
tersebut aku Pada kemudian hari pastilah akan melepaskan
dirimu !" Ciee Khek Loojien memancarkan sinar mata yang sangat
tajam, ujarnya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Bukan saja kau harus melepaskan diriku, bahkan haruslah tak dapat melukai diriku sedikitpun juga, dan tak boleh
memunahkan ilmnu silatku, apalagi untuk membunuh diriku".
Boen Ching termenung berpikir keras, sejenak kemudian
dengan tawar dia menganggukkan kepalanya, sahutnya:
"Boleh ! Aku menyanggupi seluruhnya".
Ciee Khek Loojien sama sekali tidak pernah menyangka
kalau Boen Ching dapat menyanggupi dengan demikian saja,
dia sebalik nya malah sedikit merasa tidak percaya, dengan
perasaan yang ragu-raga dia memandang kearah Boen Ching,
ujarnya: "Sungguhkah"' Boen Ching segera menyahut:
"Sudah tentu sungguh-sungguh, bagai mana aku dapat
menipu dirimu ?"
Ciee Khek Loojiren tertawa, ujatrnya lagi.
"Jenqazah dari Thianr San Chiet Kiam aku sembunyikan
dibawah pohon besar, pohon tersebut terletak didepan
rumahku, kau pergilah kesana tentunya akan mendapatkan
nya." Boen Ching tertawa ujarnya.
"Demikian sangat bagus sekaii, kau mengantarkan aku
kesana, setelah aku melihat benar-benar terdapat benda-
benda tersebut sudah tentu aku akan melepaskan dirimu !"
Wajah dari Ciee Khek Loojien berubah dengan hebatnya,
ujarnya. "Kau tidak menepati janji !"
Sambil tertawa sahut Boen Ching.
"Bagaimana aku tidak menepati janji?" Pertama kali tadi kau dengan kata-kata yang bohong menipu orang lain, kali ini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
sudah tentu juga tak dapat dipastikan kata-kata yang benar, bagaimana aku dapat mempercayai dirimu ?"?"
Ciee Khek Loojien tahu bahwa apabila dirinya ikut pergi,
Boen Ching mungkin dapat melepaskan dirinya, tetapi Goei
Lam Yu sekalian apakah dapat melepaskan dirinya ?"?"
Wajahnya berubah dengan hebatnya, dia menarik napas
panjang-panjang, baru saja bersiap hendak mengangkat
bicara, tubuh Boen Ching telah mendesak dekat kearah tubuh
nya. Berturut-turut dia melancarkan tujuh kali serangan
mengancam diri Boen Ching, tampak hal ini Boen Ching
tertawa nyaring ujarnya.
"Sungguh sayang kau telah salah menggu-nakannya,
seharusnya demikianlah !"
Perkataannya baru saja masuk kedalam telinganya, terasa
suatu tekanan hawa murni yang sangat dahsyat sekali
menekan keatas tubuhnya, otaknya menjadi terasa sangat
berat sekali, dan dengan segera dia jatuh tak sadarkan diri roboh keatas tanah.
Boen Ching sambil mengempit tubuh Ciee Khek Loojien,
tersebut, saat ini pemuda berbaju putih itu, Goei Lam Yu, Lok Yang Hong serta Liauw Cing Ce berdiri tegak didepan rumah
kayu tersebut. Boen Ching segera meletakkan tubuh Ciee Khek Loojien
keatas tanah, tak seberapa waktu lagi tampak dia dengan
perlahan- lahan sadar dari pingsannya.
Goei Lam Yu tertawa dingin ujarnya.
"Ternyata Boen-heng sangat cerdik sekali, dan tak sampai tertipu oleh dirinya !"
Boen Ching tertawa tawar, dia berjalan menuju kearah
pohon besar tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Ketika itu Ciee Khek Loojien dengan per lahan bangkit dan
duduk diatas tanah.
Tampak Boen Ching berjalan menuju kearah pohon besar
tersebut, dengan cemas ujarnya.
"Jenazah dari Thian San Ciet Kiam aku sembunyikan
didalam pohon besar tersebut!"
Pikiran Goei Lam Yu segera tergerak, tubuhnya segera
berkelebat mengejar kearah Boen Ching, dengan keras
teriaknya.
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Boen heng tahan ! Urusan ini bagaimana dapat didapatkan oleh Boen-heng seorang !"
Sambil berkata telapak tangan kanannya dengan cepat
menepak keafah punggung Boen Ching.
Dengan cepat Boen Ching menggerakkar tubuhnya
berputar dan berdiri dibelakang pohon besar itu.
Pemuda berbaju putih serta Lok Yang Hong pun tak mau
ketinggalan, satu dari kiri dan yang lain dari sebelah kanan dengan cepat melayangkan tubuhnya menggencet diri Boen
Ching ditengah, ketiga orang itu dengan sinar mata yang
sangat gusar sekali memandang ke arah diri Boen Ching.
Liauw Ching Ce dengan tenang berdiri disamping, melihat
hal itu pemuda berbaju putih tersebut, dengan keras
teriaknya. "Sumoay, kau bunuh tua bangkotan itu terlebih dulu, baru kita berbicara lagi.''
Boen Ching tertawa tawar, dia tak mengucapkan sepatah
katapun. Ciee Khek Loojien menjadi sangat cemas sekali, ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Boen Ching adalah bencana yang paling bahaya diantara kalian, mengapa kalian tidak membereskan dirinya terlebih
dulu, baru kemudian menghadapi diriku?"
Liauw Cing Ce merasa sangat tidak puas sekali terhadap
diri Ciee Khek Loojien tersebut, segera dia mencabut keluar pedangnya dan mendesak kearah orang tua berbaju ungu itu.
Ciee Khek Loojien dengan tajam memandang kearah Liauw
Cing Ce, Pada saat pedang panjangnya telah putus menjadib
dua bagian, seddang dalam hatianyapun dia sadabr bahwa
dirinya bukanlah lawan dari anak murid Mie Cong Bun ini,
satu-satunya jalan bagi dirinya hanyalah dengan keras
melawan keras !
Pada saat ini pedang panjang dari Liauw Cing Ce telah siap
untuk dilancarkan ke depan Ciee Khek Loojien dengan
termenung memandang kearah Liauw Cing Ce, dari sinar
matanya tampak memancarkan perasaan yang putus asa,
tetapi dengan cepat pula sinar matanya tersebut beralih
memandang kearah Boen Ching dengan tajamnya.
Dalam hatinya secara tiba-tiba timbul suatu niat jahat,
dengan tawar ujarnya:
"Kalian hendak membunuh diriku, sudah tentu aku tidak
dapat menahannya, tapi Pada saat aku belum binasa masih
mempunyai suatu urusan yang hendak kusampaikan kePada
kalian, Boen Ching ini tak dapat tinggalkan hidup lebih lama lagi apabila dia hidup terus didalam dunia ini lebih lama lagi, kalian janganlah melepaskan dirinya !"
Sehabis berkata dia memejamkan sepasang matanya, tak
mengucapkan sepatah katapun.
Dalam hati Boen Ching terasa menjadi berat, Pada saat
Ciee Khek Loojien belum binasa ternyata dia dapat
melancarkan serangan dengan cara demikian untuk
memancing keempat orang itu membinasakan dirinya, dalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
hatinya secara mendadak terasa suatu perasaan yang tidak
tenteram. Liauw Cing Ce tampak Ciee Khek Loojien berbuat demikian,
sebaliknya dia malah tak dapat turun tangan lagi.
Tubuh Goei Lam Yu dengan cepat berkelebat, Pada saat
pedang panjangnya berkelebat itulah Ciee Khek Loojien telah binasa dibawah pedangnya.
Sinar mata Liauw Cing Ce bergerak, dia sama sekali tidak
pernah menyangka kalau Goei Lam Yu dapat turun tangan
dengan demikian kejamnya, mana besar Lam Yu kongeu
kelihatannya bukanlah nama kosong belaka, sungguh tak malu
dia diangkat sebagai pimpinan kawanan iblis.
Liauw Cing Ce menundukkan kepalanya termenung berpikir
keras, sedang Lok Yang Hong sambil tertawa ujarnya.
"Nona Liauw, kau tak perlu berpikir lebih panjang lagi, masih ada seorang Boen Ching yang belum berhasil kita
bereskan !b"
Liauw Cing Ced mendongakkan kaepalanya, tampabk Boen
Ching dengan sangat tenang sekali berdiri tegak ditengah
kalangan, tetapi ternyata Goei Lam Yu, Lok Yang Hong serta
pemuda berbaju putih itu memandang dirinya demikian
pentingnya. Dia memandang kearah Boen Ching, dalam hatinya merasa
sangat bingung sekali, haruskah dia juga ikut serta ketiga
orang itu untuk bekerja sama mengerubuti diri Boen Ching
seorang " dia merasakan bahwa apabila harus berbuat
demikian sebenarnya adalah kurang pantas.
Ujar pemuda berbaju putih itu kearahnya.
"Sumoay ! kau masih berpikir apa lagi?"
Liauw Cing Ce bertindak maju dua langkah kedepan dan
berdiri disisi belakang tubuh Boen Ching, sedang sepasang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
tangannya sekali mengangkat pedang bersiap melancar kan
serangan. Goei Lam Yu tertawa tawar, ujarnya kePada diri Boen
Ching. "Dalam hatimu aku kira juga telah membuat perhitungan
yang masak, kita berempat bekerja sama, aku kira dengan
sangat cepat sekali akan berhasil membinasa kan dirimu di
tengah kalangan, atau kau memilih tidak melawan lagi?"
Bagaimana?""
Boen Ching sendiri juga mengetahui dengan keadaan
situasi dihadapannya saat ini, apabila dirinya begitu turun tangan, keempat orang itu pastilah akan bersamaan waktunya
turun tangan, menyerang dirinya.
Dirinya masih kemungkinan sekali dapat memukul mundur
mereka apabila keempat orang maju secara bergilir, tetapi
apabila mereka berempat bergabung menjadi satu bersama-
sama melancarkan serangan, selain hanya dengan
menggunakan tenaga getaran untuk mendapatkan
kemenangan. Dia tertawa-tawar, ujarnya.
"Pada saat ini apabila kita hendak berusaha untuk
memutuskan menang kalah diantara kita, aku kira masih
belumlah saatnya."
Goei Lamp Yu mengerutkan alisnya, ujarnya. .
Waktu masih panjang, kau tak usahlah ragu-ragu untuk
mengutarakan pendapat mu."
Boen Ching tersenyum, sahutnya.
"Bagaimana kau rdapat mengetahuti kalau di dalaqm pohon yang bersar ini sungguh-sungguh terdapat jenazah dari Thian San Chiet Siam" Ciee Khek Loojien kalau memangnya telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
berkata bohong satu kali mengapa tak dapat berbuat untuk
kedua kalinya?""
Sinar mata Goei Lam Yu berkedip kedip, sahutnya.
"Tentang urusan ini kau tak perlu untuk menguatirkan lagi, setelah kau binasa sudah tentu kami juga akan mengetahui
dengan sendirinya, perkataan yang diucapkan itu benar atau
palsu.' Boen Ching mengerutkan alisnya, dia tahu bahwa Pada saat
ini Goei Lam Yu telah me nganggap dirinya sebagai musuh
tangguh yang harus dibasmi, bagaimanapun juga dia tak
mungkin dapat mengendorkan kepungan dari keempat orang
itu. Pada saat sepasang matanya memandang keadaan situasi
disekeliling tempat tersebut, pedang Cing Hong Kiamnya telah dicabut ke luar, bersamaan waktunya pula lima belas bilah
pedang dari empat orang itu bersamaan menyerang
ketubuhnya. Ditengah suara tertawa panjangnya yang sangat nyaring itu
tubuh Boen Ching telah berkelebat bersembunyi kebelakang
pohon besar tersebut.
Pada saat tubuhnya berkelebat dengan cepatnya itu,
pedang Cing Hong Kiamnya dengan cepat menggurat keatas
tubuh dari pohon besar itu, tampak pohon besar tersebut
segera rubuh keatas tanah yang dengan sangat cepat sekali
menghalangi gerakan pedang dari
keempat orang itu, sedang ditengah dari pohon besar itu
segera muncul tujuh buah kulit manusia yang telah
dikeringkan. Tubuh Boen Ching dengan capat melayang mundur
kebelakang, sedang keempat orang itupun melayang turun
keatas tanah dan berdiri Pada empat kedudukan yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
berbeda, membuat ketujuh buah kulit manusia yang telah
kering itu terkurung ditengah kalangan.
Sekalipun diri Boen Ching juga dapat melihatnya dengan
sangat jelas sekali, diatas ke tujuh lembar kulit manusia
tersebut, Pada setiap lembarnya terdapat sebuah telapak
tangan yang sangat jelas sekali. Goei Lam Yu tertawa dingin, ujarnya.
"Tua bangkotan ini ternyata tak berani menipu kami untuk kedua kalinya !"
Boen Ching dengan mencekal pedangnya berdiri tegak, dia
memandang sekejap kearah empat orang itu, lama kemudian
barulah tersenyum, sepatah katapun jaga tak diucap kan
keluar, dia tahu bahwa Pada saat ini boleh dikata dia pun baru saja keluar dari lingkungan itu yang sangat berbahaya sekali, asalkan bukan ditengah kepungan keempat orang itu apalagi
kalau tak terdapat benda yang menarik perhatian keempat
orang itu, dia dapat percaya bahwa dirinya tak mungkin dapat dikalahkan dari tangan keempat orang itu.
Goei Lam Yu tertawa dingin, dengan tenang dia berdiri
tegak, tak bergerak sedikit pun juga.
Selama ini dia selalu menganggap bahwa didalam dunia
kangouw Pada saat ini selain Boen Ching seorang, orang-
orang lain tak seorangpun yang membuat dia menjadi kuatir,
sesuai dengan perkataan yang diucapkan oleh Ciee Khek
Loojien, apabila Boen Ching tidak binasa, kiranya diantara ke empat orang itu tak mungkin dapat berbuat apa-apa lagi.
Dia tertawa dingin, ujarnya kePada diri Boen Ching.
"Kalau memangnya mayat dari Thian San Chiet Kiam telah muncul, kau bolehlah meninggalkan tempat ini !"
Lok Yang Hong merasa sangat heran sekali, mengapa
secara mendadak Goei Lam Yu dapat mengatakan hendak
melepaskan diri Boen Ching " Padahal menurut dirinya tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
terdapat sedikit alasanpun yang kuat untuk melepaskan diri
Boen Ching pergi dari tempat ini, kepandaian yang dimiliki
Boen Ching sekarang ini saja telah cukup membuat hatinya
menjadi bergetar, tetapi dia percaya bahwa dengan tenaga
gabungan keempat orang itu kemungkinan sekali masih dapat
mengalahkan diri Boen Ching, tetapi juga belum tentu
mempunyai pegangan yang cukup kuat, tetapi entah mengapa
Goei Lam Yu sekarang malah berbuat secara demikian"
Goei Lam Yu tampak Boen Ching dengan sangat tenang
sekali berdiri tegak ditempat itu, segera dia memutarkan
tubuhnya, kePada Lok Yang Hong sekalian ujarnya:
"Pada waktu yang lalu, ciangbunjin dari tujuh partai setelah melancarkan satu kali pukulan mendapatkan sebuah hioloo,
tetapi akhirnya tak seorangpun yang mendapatkan hasilnya,
ini hari kita harus mengubah dengan cara yang lain, membuat mereka itu dibagi menjadi empat bagian sehingga setiap
orang berhak akan seper empatnya, entah bagaimana
menurut pendapat kalian ?"
Sehabis berkata dia bmengulurkan peddangnya
mengguraat keatas jenazbah dari Thian San Chiet Kiam
tersebut.. Didalam sekejap saja, ketiga orang lainnya segera dapat
mengetahui maksud tujuan dari Goei Lam Yu, sekalipun Boen
Ching sendiri juga tahu kalau Goei Lam Yu sedang mendesak
dirinya masuk kembali kedalam lingkaran kepungannya, tetapi padahal yang sebenarnya dia tidak mengijinkan dirinya masuk kembali kedalam lingkaran kepungan.
Pedang Cing Hong Kiamnya dengan cepat dilancarkan
keluar menyerang tubuh Goei Lam Yu.
Goei Lam Yu tertawa besar, tubuhnya dengan cepat
berkelebat, ketiga orang lainpun dengan cepat melancarkan
serangan dengan menggunakan pedangnya mendesak Boen
Ching masuk kembali ketengah kepungan ke empat orang itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Goei Lam Yu tertawa kalap dengan nyaringnya, ujarnya.
"Boen Ching, kalau memangnya kau telah mengetahui
kalau kami sedang mengatur jebakan, kau mengapa harus
secara sengaja menerjangnya " kau terlalu sombong dan
percaya Pada diri sendiri."
Born Ching telah berada didalam tengah kepungan
keempat orang itu, dalam hatinya pikirannya menjadi
tergerak, dengan cepat sekali dia berusaha untuk mencari
siasat untuk meloloskan dirinya dari kepungan mereka hanya
entah harus menggunakan cara apakah sehingga dapat
meloloskan dirinya.
"Lam Yu Hong ! Aku sangat memuji dirimu, kau disebut
orang sebagai pimpinan kawanan iblis, selamanya aku tak
pernah merasa puas, tetapi kini aku sungguh merasa puas dan takluk benar-benar.
Sepasang mata Boen Ching menyapu ke empat orang itu,
dia segera menemukan bahwa diantara keempat orang itu
pemuda berbaju putih yang disebut sebagai Cap Sah Lang itu
ternyata tak tampak sikapnya yang sangat congkak itu,
bahkan Liauw Cing Ce juga sangat jarang sekali berbicara,
dalam hatinya merasa sangat heran sekali.
Dengan sifat dari kedua orang itu tak mungkin dapat
berbuat demikian, terpikir olehnya bahwa didalamnya pastilah terdapat sebab-sebab yang lain, ujarnya kemudian:
"Tak kusangka partai Mie Cong bBun hanya demikdian saja
!" Aira muka dari pemubda berbaju putih serta Liauw Cing Ce
berubah dengan hebatnya.
Pada saat sekali lagi dia menggetarkan tubuhnya, sepasang
kakinya berubah menja-di setengah berlutut diatas tanah
jebakan tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Goei Lam Yu tertawa terbahak-bahak, dengan tajam dia
memandang kearah Boen Ching, ujarnya.
"Mengapa kau tidak bangkit berdiri dengan kepandaian
yang kau miliki sekarang ini boleh dibilang dapat menjagoi
seluruh Bulim, lalu mengapa harus berbuat demikian ?"
Boen Ching dengan dingin mendengus, sinar mata sekali
lagi menyapu kearah ke empat orang itu. pikirannya menjadi
tergerak, dia masih mempunyai cara yang terakhir untuk
mengalahkan keempat orang itu sekaligus, teringat olehnya
akan ilmu Chie Jie Jen Hong" dari Pada ilmu Hiat MoKang".
Pada saat pikirannya menjadi, bergerak itu, dengan diam-
diam dia mulai mengatur pernapasannya, Pada saat darahnya
mengalir secara terbalik itu mendadak dia merasakan seluruh tubuhnya menjadi sangat kaku dan mengembang menjadi
lebih besar lagi, bagaikan seluruh urat nadi didalam tubuhnya hendak meledak.
Goei Lam Yu sendiri sebenarnya orang yang melatih ilmu
"Hiat Mo Kang" begitu tampak sinar mata dari Boen Ching sedikit aneh, dia menjadi sangat terkejut, dia mengetahui
dengan jelas kalau ilmu Chie JieJen Hong itu dapat membuat
tenaga dalam seseorang bertambah lipat ganda, apabila Boen
Ching hendak mengadu jiwa dengan menggunakan cara
demikian, kiranya untuk mencapai suatu kemenangan masih
merupa kan suatu persoalan yang diragukan.
Lok Yang Hong tampak wajah Goei Lam Yu berubah
dengan hebatnya, tanpa terasa dia menjadi sangat terkejut
sekali, entah sebenarnya telah terjadi suatu peristiwa apakah ternyata dapat membuat air muka dari Goei Lam Yu telah
berubah menjadi demikian hebatnya.
Boen Ching dengan perlahan mengangkat pedang Cing
Hong Kiam nya, sedang kaki kanannya dengan perlahan pula
dicabut keluar dari dalam tanah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Ketiga orang itu masing-masing menantikan Goei Lam Yu
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengadakan penyerangan terlebih dulu barulah mengikuti dari belakang nya melancarkan serangannya, tetapi ternyata
sebaliknya tampak Goei Lamr Yu setapak demti setapak
menguqndurkan diri nyra kebelakang.
Pada saat ini kaki Boen Ching telali berhasil dicabut keluar seluruhnya dari dalam tanah, sedang sepasang matanya
dengan sangat tajam sekali memandang sekejap kearah
keempat orang itu.
Ketiga orang itu tampak Goei Lam Yu mengundurkan
dirinya kebelakang, diam- diam dia membatin bahwa tak
seorang pun diantara mereka yang mempunyai tenaga
demikian besarnya untuk bergebrak satu lawan satu dengan
diri Boen Ching.
Sekonyong-konyong dari kejauhan berkumandang datang
suara genta yang berbunyi bertalu talu.
Air muka Goei Lam Yu berubah menjadi makin pucat
kehijau-hijauan dan jelek sekali, dia menjadi termangu-mangu dan berdiri mematung disana.
Sedang Boen Ching begitu mendengar suara genta tersebut
menyerang dirinya, dengan perlahan dia duduk diatas tanah,
dan mulai mengerahkan tenaga khiekang "Chiet Kong Kang Khie" melawan suara genta tersebut.
Tapi baru saja dia menggunakan ilmu Chie Jie Jen Hong,'
sehingga saat ini suara untuk duduk tenang, dia mulai
merasakan seluruh tubuhnya bagaikan jatuh kedalam suatu
liang api yang sangat panas sekali, saking panasnya sehingga sukar untuk ditahan.
Dari kejauhan secara mendadak berku-mandang datang
pula suara suitan yang sangat nyaring sekali, suara suitan itu sebentar tinggi sebentar rendah lagi, dangan tak putus-putusnya masuk kedalam telinga kelima orang itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Begitu suara suitan itu berbunyi, tekanan didalam tubuh
Boen Ching pun terasa jauh berkurang, dengan cepat dia
duduk bersila diatas tanah dengan perlahan-lahan mulai
mengerahkan tenaga murninya untuk mendesak kembali jalan
darah didalam tubuhnya supaya menjadi lancar kembali.
Suara suitan itu beserta suara bertalunya genta mendadak
tinggi dan mendadak rendah kembali, dengan tak putus-
putusnya bergema mendatang.
Suara genta itu tetap tak berubah sedikitpun, sebaliknya
suara suitan itu makin lama semakin mendekat, didalam
sekejap mata saja telah berada disuatu tempat yang begitu
jauh dari tempat mereka berempat, Pada saat ini jalan darah didalam tubuh Boen Chingpun telah menjadi pulih kembali,
baru saja dia hendak mementangkan matanya, tiba-tiba
terdengar suatu suara berkumandang masuk kedalam
telinganya. "Jangan bergerak !"
Kemudian terasa sebuah telapak tangan menempel
dibelakang punggungnya.
Dalam hati Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, dia
tak tahu orang yang baru datang ini lawan ataukah kawan,
tetapi dia dapat menduga babwa orang yang datang ini
bukannya salah satu dari Goei Lam Yu berempat, tetapi
kesempurnaan didalam tenaga dalamnya sangat hebat sekali,
hal ini bisa dibuktikan dengan dapatnya orang itu berada di belakang tubuhnya tanpa dia mengetahuinya.
Dengan berdebar-debar dia tetap duduk diatas tanah tak
berani bergerak lagi.
ooo0dw0ooo LAMUNAN YANG MENJADI KENYATAAN
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
BOEN Ching yarg baru saja berhasil membereskan dirinya
dari pengaruh ilmu 'Chie Jie Jen Hong' mendadak
punggungnya ditempeli telapak tangan orang lain, dalam
hatinya menjadi sangat terperanjat sekali.
Suatu tenaga murni yang sangat kuat sekali menembus
dari dalam punggung masuk kedalam tubuhnya, dengan cepat
Boen Ching berusaha mengerahkan tenaga dalamnya untuk
menahan. Suara suitan itu dari keadaan yang sangat nyaring serta
kuat itu dengan perlahan lahan berubah menjadi halus dan
nyaring, bagaikan sebuah rambut yang sangat halus melayang
di tengah udara yang sangat luas, Boen Ching dengan sangat
jelas sekali dapat mengetahui bahwa orang yang
mengeluarkan suara suitan nyaring tersebut adalah orang
yang berada dibelakang tubuhnya Pada saat ini.
Dia mempunyai maksud untuk mengerah kan tenaga
dalamnya melawan hawa yang merembes masuk tersebut,
tetapi mendadabk terdengar suadra yang nyaringa sekali
berkumabndang masuk kedalam telinganya, ujarnya
'Jangan mengerahkan tenaga !''
Dalam hati Boen Ching terasa menjadi bergetar, suara itu
sekalipun sangat nyaring sekali tetapi didalamnya
mengandung suatu daya pengaruh yang demikian kerennya,
sehingga membuat dia sukar sekali untuk memberikan
perlawanannya, tanpa sadar lagi dia rela membubarkan
tenaga murni yang telah dipusatkan dan bersiap hendak
dikerahkan tersebut.
Tenaga murni yang sangat kuat itu dengan cepat
merembes keluar dari telapak tangan itu masuk kedalam
seluruh tubuhnya, sedang suara suitan itupun makin lama
makin rendah, dan akhirnya sangat halus sekali sehingga
sukar sekali untuk dapat didengar, suara genta itupun dengan perlahan membuyar dari tengah udara.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Secara mendadak Boen Ching merasakan seluruh tenaga
murni didalam tubuhnya dengan mengikuti petunjuk dari
orang yang berada dibelakang tubuhnya berputar dengan
sangat lancar sekali didalam tubuhnya.
Dia terdesak, tanpa sadar dia membuka mulutnya
mengeluarkan suara suitan nyaring begitu suara suitan
tersebut berkumandang bagaikan jeritan seekor naga sakti
saja dari nada yang rendah berubah menjadi makin meninggi,
dan dengan cepat sekali berubah menjadi tinggi melengking
sehingga menembus awan yang melayang ditengah udara.
Baru saja suara suitan berkumandang, suara dari
bertalunya genta dengan cepat menjadi sirap kembali, sedang keadaan disekitar tempat itupun menjadi sunyi senyap.
Dalam hati Boen Ching menjadi sangat heran sekali,
pikirannya berputar dengan tak henti-hentinya, sedang orang berada dibelakang tubuhnyapun tak membuat pergerakan
apa-apa lagi. Begitu suara suitan itu berhenti, telapak tangan yang
berada dibelakang tubuhnya itupun dengan perlahan menjadi
kendor kembali.
Lama kemudian, dari belakang tubuhnya barulah terdengar
suara tertawa gelak yang nyaring, ujarnya:
"Boen Ching ! Jangan berpura-pbura lagi, kau hdarus
bangkit beardiri."
Pada sabat suara tersebut berkumandang masuk kedalam
telinganya itu, terasa suatu tenaga yang sangat kuat sekali menyerang tubuhnya.
Boen Ching dengan perlahan mementang kan sepasang
matanya, dari bibir tersungging suatu senyuman, tubuhnya
dengan cepat melayang berputar keangkasa, terdengar suara
yang sangat dahsyat sekali, pasir berwarna kuning
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
beterbangan memenuhi seluruh angkasa, sedang angin
tajampun menyambar dengan hebatnya.
Boen Ching sambil tersenyum berdiri denagan tenangnya
Pada saat ini dia telah memahami ilmu tenaga dalam untuk
memin-jam tenaga orang lain untuk menyerang kearah
musuh, tenaga pukulan orang yang berada dihelakang
tubuhnya itu ternyata telah tergetar oleh tenaga pantulan,
sehingga terhuyung terdesak ke belakang, sedang dirinya
sendiri dengan sangat tenang sekali berdiri ditempat semula.
Dari mata yang itu terlihat memancarkan keluar sinar yang
sangat kejut sekali dengan sinar yang tidak percaya dia
memandang ke arah Boen Ching.
Been Ching tampak orang lelaki berusia pertengahan itu
memakai jubah panjang berwarna ke abu-abuan, rambut serta
jenggot nya berwarna hitam mengkilap, wajahnya pucat pasi,
sinar mata yang mengandung rasa terkejut dari lelaki berusia pertengahan yang memakai jubah berwarna ke abu-abuan itu
hanya dalam sekejap saja telah lenyap dari pandangan,
sedang air mukanyapun telah berubah menjadi tenang
kembali. Boen Ching menarik napas panjang-panjang, Pada saat ini
sebaliknya dia malah merasa agak terkejut, entah siapakah
orang yang berdiri dihadapannya sekarang ini, dengan
kesempurnaan tenaga dalam yang dimiliki itu bukanlah dapat
dibandingkan dengan orang biasa, ketika dia menolehkan
kepalanya memandang, tampak Goei Lam Yu sekalian entah
telah pergi kemana.
Lelaki berusia pertengahan yang memakai jubah warna
keabu-abuan itu dengan sangat tajam sekali memandang
kearah Boen Ching, sejenak kemudian dia dengan tertawa-
tawar tanyanya.
"Apakah kau adalah Boen Ching ?"
Sehabis bertanya, dia tersenyum ramah kembali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen Ching mengetahui siapakah sebenarnya lelaki berusia
pertengahan yang memakai jubah warna keabu-abura
ata saja telah berpindah
sebanyak puluhan puncak pergunungan, mendadak wajah dari
Bwee Giok berubah dengan hebatnya dan menhentikan
langkah kakinya.
Goei Lam Yu serta Boen Ching pun Pada saat yang
bersamaan menghentikan pertempuran mereka, ketika
mereka mengalihkan pandangannya tampak di hadapan
mereka Pada saat ini telah terdapat sebuah jurang yang
sangat dalam sekali dan tak mungkin untuk dapat melanjutkan perjalanannya kearah depan-Dalam hati Boen Ching merasa sangat terkejut sekali,
sedang Goei Lam Yu tertawa dingin dengan tak henti-
hentinya. Bwee Giok dengan sangat terkejut sekali membalikkan
tubuhnya, Goei Lam Yu tertawa besar dengan sangat nyaring
sekali, segera dia membalikkan tubuhnya sambil melancarkan
serangan, tubuh pedangnya dirapatkan dan tahu-tahu telah
mendekati tubuh Boen ching.
Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, pedang Cing
Hong Kiamnya disambar kedepan, dimana segera terdengar
suara menyambarnya angin taufan serta menggeletarnya
suara gemuruh menyambut datangnya serangan tersebut.
Dimana pedang Cie Hong Kiam menyapu, pedang Cing
Hong Kiam ditangan kanan Boen Ching segera tergetar
melayang, dan jatuh kesamping, Boen Ching dengan
terhuyung-huyung mundur kebelakang, telapak tangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
kanannya terasa tergetar dengan hebatnya sehingga mengalir
darah segar. Goei Lam Yu tertawa dingin, dia membalikkan tubuhnya
mendesak kearah Bwee Giok.
Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, sambil menahan
rasa sakitnya dia memungut kembali pedang panjangnya,
Pada saat suara sultan yang sangat nyaring tersebut
berkumandang ditengah udara, pedang Cing Hong Kiamnya
telah terlepas dari tangannya, sehingga berubah menjadi
segulung, sinar ke hijau-hijauan menerjang kearah dimana
Goei Lam Yu berdiri.
Inilah merupakan jurus yang terlihay dari ilmu Ie Bok Kiam
Hoat, yakni Kiam coan Thian Hwee.
Bwee Giok tampak Goei Lam Yu mendesak terus
kearahnya, dia terus menerus mengundurkan dirinya
kebelakang. Goei Lam Yu makin mendesak lebih dekat lagi, Bwee Giok
dengan cepat mundur dua langkah kembali kearah belakang,
tetapi Pada saat itulah kakinya telah menginjak tempat
kosong, tubuh Goei Lam Yu dengan cepat menubruk kearah
depan, tetapi Pada saat itu pula pedang Cing Hong Kiam dari Boen Ching telah menyambar tiba.
Dia menjadi sangat terperanjat, dengan cepat dia
membalikkan tubuhnya melancarkan serangan, sedang tangan
kirinya menyambar kearah tubuh Bwee Giok.
Tetapi pedang Cing Hong Kiam itu berputar dengan
hebatnya membuat Goei Lam Yu menjadi sangat terkejut
sekali, tangan kirinya dengan cepat ditarik kembali dan
menepuk kearah pedang Cing Hong Kiam itu.
Begitu kaki Bwee Giok menginjak tempat kosong tubuhnya
dengan Cepat jatuh kedalam jurang, sedang tubuh Boen Ching
dengan cepat menubruk kearah depan-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Kedua orang itu bersamaan waktunya merendahkan
tubuhnya, terdengar suara jeritan kaget dari Bwee Giok saja yang makin lama makin menjauh dan akhirnya lenyap dari
pendengaran. Air muka Goei Lam Yu berubah menjadi sangat berduka
sekali, dia berdiri termangu-mangu disana, wajahnya yang
menyeramkan itu telah lenyap. Pada saat ini hanya tinggal
perasaannya yang sangat berduka sekali.
Boen Ching yang bardiri disamping jurang tersebut, saking
tak tertahannya air matanya bercucuran dari kelopak matanya.
Dia hampir- hampir lupa Pada keadaan disekitar tempat
tersebut, bahkan terhadap dirinya sendiripun telah terlupakan, air mata nya bagaikan kacang kedelai menetes keluar,
sehingga mengeluarkan suara yang agak nyaring.
Goei Lam Yu memandang kebawah jurang tersebut,
dengan tak bertenaga sedikitpun memasukkan kembali
pedang Cie Hong Kiamnya kedalam sarungnya, dia
mendongakkan kepalanya memandang kearah angkasa,
terasa oleh nya didalam hatinya Pada saat ini kosong
melompong, sedang impian indahpun telah lenyap tanpa
bekas dari dalam hatinya.
Setelah dia memasukkan pedang nya kedalam sarung,
tanpa terasa dia mengeluarkan senyuman yang tak beres dan
memandang kearah diri Boen ching.
Bwe Giok telah jatuh kedalam jurang dan menemui
kematiannya, untuk sesaat dia tak mempunyai niat untuk
menghadapi diri Boen ching, diapun mentertawakan
kebodohan dirinya, mengapa dia tidak mengambil kesempatan
ini untuk membunuh diri Boen ching?"" tetapi sekalipun dia
berpikir seCara demikian, tetapi hanyalah Pada saat ini dia tidak mempunyai tenaga sedikitpun untuk pergi membunuh
diri Boen ching, terpaksa dia hanya tersenyum seorang diri
dan memandang ke bawah jurang yang sangat dalam itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Goei Lam Yu setelah memandang beberapa saat lamanya,
dengan perlahan-lahan dia berjalan meninggalkan tempat itu.
Boen Ching seorang diri berjongkok dibawah hujan yang
sangat deras itu, entah telah lewat beberapa saatnya, dengan perlahan-lahan dia barulah menjadi sadar kembali, dia
menyesal mengapa kepandaian yang dimilikinya demikian
rendahnya sehingga tak berhasil menolong diri Bwee Giok"
Apabila dia memiliki kepandaian silat yang sangat tinggi
sekali sehingga tanpa bandingannya, bukankah Bwee Giok tak
akan mendapatkan penderitaan yang demikian hebatnya
Dia sendiri tidak mengetahui mengapa setelah dirinya
berhasil memahami tenaga khie kang chiet Kong Kang Khie,
didalam dunia kangouw ini ternyata masih juga terdapat
orang-orang berkepandaian tinggi yang demikian banyaknya,
hampir-hampir ia merasa curiga terhadap kepandaian yang
dimiliki Thian Jan Shu dimana dianggap jago nomor wahid
didalam dunia ini.
"chiet Kong Kang Khie" - - chiet Kong Kang Khie -Dia terus berpikir dengan kerasnya.
Mendadak suatu pikiran berkelebat dengan Cepatnya
didalam benaknya, dia bagaikan sedang terpikirkan sesuatu
perasaan yang sangat aneh sekali Pada waktu dia berhasil di desak mundur oleh pedang pemuda berbaju putih itu.
Air matanya berhenti mengalir, dengan terpesona dia
memandang kearah depan, hujan masih turun dengan
derasnya, dengan sekuat tenaga dia berusaha untuk
menangkap perasaan yang sangat aneh tersebut sebenarnya
berasal dari mana "
Bayangan tubuh dari Thian Jan Shu sekali lagi terbayang
didepan matanya, Boen Ching dengan perlahan-lahan
mendongakkan kepalanya keatas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Didalam sekejap mata saja mendadak dia seperti
mendengar suara tertawa besar dari diri Thian Jan Shu,
sedang bayangan tubuhnya mendadak lenyap dari
pandangannya, tetapi suatu suara yang aneh berkumandang
masuk kedalam telinganya, dimana tujuh buah suara yang
berbeda bergema dengan sangat hebatnya keseluruh
angkasa.. Secara mendadak Boen Ching seperti telah menyadari
tentang sesuatu hal, sinar matanya berkedip-kedip. dengan
perlahan- lahan dia bangkit berdiri, "chiet Kong Kang Khie".
bukankah itu sebagian dari Pada ilmu "chiet Kong Kang Khie--
-?" ooodwooo MAYAT DARI THIAN SAN CHIET KIAM
BOEN CHING dengan perlahan bangkit berdiri, secara
mendadak dia telah berhasil mengetahui kegunaan serta
keistimewaan dari Pada tenaga khiekang "chiet Kong Kang Khie" tersebut, tujuh buah suara yang tinggi rendahnya sangat berbeda-beda itu, dipersatukan dengan ketujuh buah telapak
tangan yang masing-masing dalamnya juga berbeda pula itu,
sepuluh bagian membuktikan kehebatan dari "chiet Kong Kang Khie" itu, tenaga "chiet Kong Kang Khie" ini bukan saja digunakan untuk melindungi tubuhnya, bahkan untuk
menggetarkan pihak musuh sehingga mendapatkan
kemenangan- Mendadak suatu suara tertawa dingin berkumandang dari
belakang tubuhnya, Boen Ching dengan perlahan-lahan
menolehkan kepalanya, tampak orang yang baru saja datang
itu ternyata adalah cong Lam Lok Yang Hong adanya.
Lok Yang Hong dengan sangat tenang sekali berdiri,
dibawah hujan yang turun dengan derasnya itu, dia tetap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
memakai baju berwarna kuning, sambil tertawa dingin dia
memandang kearah diri Boen ching.
Boen Ching menarik napas panjang- panjang, dengan
perlahan-lahan dia memungut kembali pedang Cing Hong
Kiam dari atas tanah, dan memasukkan kedalam sarung untuk
kemudian bertindak maju ke depan, sama sekali tidak
menggubris diri Lok Yang Hong.
Lok Yang Hong dengan cepat melintangkan tubuhnya
dihadapannya untuk menghalangi perjalanan pergi dari diri
Boen ching. Boen Ching menghentikan langkah kakinya, sambil
mendongakkan kepalanya memandang kearah diri Lok Yang
Hong. Lok Yang Hong tertawa tawar, kePada Boen Ching ujarnya.
"Boen-heng, aku mempunyai suatu perkataan yang hendak
ditanyakan kePada dirimu, entah kau mempunyai niat atau
tidak untuk memberikan jawabannya."
Boen Ching tidak mengetahui apakah maksud dari
kedatangan dari Lok Yang Hong ini, dengan sangat tajam
sekalidia memandang kearahnya, sepatah katapun tak
diucapkan keluar.
Lok Yang Hong tahu bahwa Boen Ching telah
menyetujuinya, sambil tertawa ujarnya kemudian-
"Kau dengan diri Goei Lam Yu sebenarnya kawan atau
lawan?""
Sehabis berkata dia tersenyum dengan sangat misterius
sekali Been Ching termenung berpikir, kemudian dengan tawar sahutnya. "Kalau kawan bagaimana?" Kalau lawan bagaimana
?"" Lok Yang Hong tertawa terbahak-bahak. ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Boen-heng, tak perlu untuk disembunyikan lagi, tadi aku telah melihat Goei Lam Yu lewat dan turun gunung, Boen-heng harap berlega hati, urusan ini pastilah aku tak akan
mengungkatnya didepan orang lain-"
Boen Ching tersenyum, dia tahu Lok Yang Hong pastilah
telah salah paham, dia kira dirinya telah mengalami kekalahan yang sangat menyedihkan ditangan Goei Lam Yu, tetapi
tentang hal ini diapun tak ingin berbicara lebih banyak lagi.
Lok Yang Hang tersenyum, ujarnya lagi.
"Goei Lam Yu telah mendapatkan kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh, sedang kau merupakan ahli waris dari Thian Jan
Shu, kalian berdua selamanya bagaikan air dengan api yang
tak mungkin untuk bisa hidup bersama, sedangkan aku
terhadap kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh itu pun
mempunyai niat, apabila kita berdua dapat bekerja sama
untuk mendapatkan Hay Thian Kiam Boh tersebut, kau kira
bagaimana?"
Sehabis berkata dengan sinar mata yang tajam ia
memandang kearah wajah dari Boen Ching menanti
jawabannya. Boen Ching tersenyum, terhadap segalanya dia telah tak
mempunyai niat, dia hanya menginginkan dapat melatih
kepandaian dirinya, dia perCaya bahwa dirinya apabila berhasil memahami tenaga khiekang "ciet Kong Kang Khie" tersebut, sudah tentu dia dapat menggantikan kedudukan Thian Jan
Shu waktu itu. Bwee Giok telah jatuh kedalam jurang, dari suara jeritan
kaget yang terdengar itu saja dia pastilah tak mempunyai
kesempatan untuk lebih lama hidup didalam dunia ini, dia
selamanya belum pernah menyayangi dirinya, sedang Bwee
Giok terhadap dirinya demikian memperhatikan, apa lagi Pada saat digunung Siong san dimana Bwee Giok sambil
mengalirkan air matanya mengatakan kalau selamanya dia tak
akan melupakan dirinya, Pada saat ini dia hanya dapat melatih
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
menjadi seorang jago berkepandaian tinggi yang tanpa
bandingan untuk membalas budi dari Pada Bwee Giok
Apabila dirinya sejak semula telah berhasil melatih inti sari dariPada ilmu khiekang clet Kong Kang Khie itu, Pada saat ini tak mungkin berubah menjadi demikian rupa, sedang Bwee
Giokpun tak mungkin menemui kematiannya ditengah gunung
yang demikian sunyinya ini.
Dia memandang kearah Lok Yang Hong, dengan sangat
tawar sekali dia menggeleng kan kepalanya.
Sekalipun dia mempunyai niat untuk pergi mencari diri Goei
Lam Yu, untuk menanyakan dengan jelas apakah dia telah
membunuh mati cucu dariPada Kioe Thian IeSin, sehingga
dapat mempertanggung jawabkan perjanjiannya, tetapi dia
tak mempunyai niat untuk berjalan bersama-sama diri Lok
Yang Hong ini. Boen Ching segera menggerakkan tubuhnya
berjalan kearah depan.
Lok Yang Hong dengan tak mengucapkan sepatah katapun
membiarkan Boen Ching lewat, tetapi sepasang matanya
dengan sangat tajam sekali memandang kearah Boen ching,
ujarnya. "Kau tidak menginginkan juga tidaklah mengapa, tetapi
perlu aku memberitahukan kePada dirimu, Pada saat ini Goei
Lam Yu sedang melanjutkan perjalanannya menuju ketengah
gurun pasir. "
Tubuh Boen Ching menjadi berhenti sejenak. dalam hati
pikirnya, "Kalau demikian adanya itulah paling bagus, bukankah aku telah mempunyai perjanjian dengan diri tiga pendeta serta
satu iblis itu " sedang suhukupun kemungkinan sekali masih
berada didalam kuil Pie Lu Si, aku harus berkunjung satu kali kesana ."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Lok Yang Hong tampak Boen Ching menghentikan langkah
kakinya, dia tersenyum, ujarnya lagi:
"Apabila kau mempunyai kegembiraan, tidak usah ragu-
ragu lagi berkunjunglah ke gurun pasir ."
Sehabis berkata dia tertawa keras dan meninggalkan
tempat tersebut.
Boen Ching menoleh memandang bayangan punggung dari
Lok Yang Hong, dia mengetahui bahwa Lok Yang Hong pasti
juga akan pergi kesana, kemungkinan sekali disana pun akan
terjadi lagi suatu pertem-puran dari jago-jago dari seluruh dunia kangouw.
Dia menarik napas panjang, dan turun dari puncak gunung
tersebut. Disebelah sungai Huang Ho, pasir kuning meliputi seluruh
permukaan, dari ujung sampai ujung yang terlihat hanyalah
pasir yang sangat panas ditambah lagi dengan bertiupnya
angin yang sangat kencang.
Seekor kuda berwarna putih yang sangat kuat sekali
berjalan mendatangi dengan kencangnya, diatas kuda
tersebut duduklah seorang pemuda berbaju hijau, wajah dari
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pemuda itu penuh dengan debu, sedang rambutnyapun
tertiup angin sehingga menjadi kacau, sepasang tangannya
diletak kan diatas dagunya, agaknya dia sedang memikirkan
suatu hal yang sangat sulit sekali.
Orang itu adalah Boen Ching, dia sedang melakukan
perjalanannya menuju kearah utara, sambil melakukan
perjalanan tersebut, dengan amat rajin sekali melatih
kepandaian silatnya, hampir-hampir membuat dia lupa akan
segala-galanya, setiap harinya kiranya terjerumus kedalam
melatih ilmu silat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Segulung angin serta pasir bertiup dengan kencangnya,
membuat antara rambutnya yang kacau itu penuh diliputi
dengan pasir kuning.
Dari kejauhan mendadak berkumandang datang suara
keleningan yang sangat nyaring sekali, dengan cepat dia
menjadi sadar kembali dari lamunannya, segera dia
mendongak kan kepalanya memandang kearah kejauhan,
tampak sebaris unta berjalan dengan sangat perlahan sekali.
Boen Ching mengeluarkan suara tertahan begitu tampak
barisan unta tersebut, bagai kan secara mendadak dia teringat akan sesuata hal, dia dengan seorang diri tertawa, pikirnya.
"Setelah sampai disitu, aku haruslah mencari keterangan jalan untuk menuju ke kuil Pie Lu Si tersebut."
Secara mendadak tampak seekor burung elang raksasa
muncul dari tengah angkasa, segera tampak barisan unta
tersebut menjadi berpencar, dan melompat kesamping.
Boen Ching merasa sangat heran sekali, tetapi dia tak
dapat berpikir lebih jauh lagi, elang raksasa tersebut begitu munculkan dirinya, segera terdengar suara tertawa kalap yang sangat nyaring sekali berkumandang datang, Boen Ching
menjadi mengerutkan alis nya, tetapi sepatah katapun tak
diucapkan keluar.
Tampak sebuah bayangan manusia berwarna keungu-
unguan berkelebat dari kejauhan dan makin lama makin
mendekat. Pada saat itu dia telah dapat melihat dengan jelas kiranya
bayangan manusia tersebut adalah seorang kakek tua berbaju
ungu, wajahnya sangat merah mengkilap, tubuhnya tinggi
besar, bagaikan bertiupnya angin saja berkelebat dengan
cepatnya mendatang.
Begitu kakek tua berbaju ungu itu memunculkan dirinya,
segera dia membinasakan ke sepuluh unta tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen Ching begitu tampak gerakan tubuh serta gerakan
telapak tangan yang dilakukan oleh kakek tua itu, serta
demikian cepatnya, didalam hatinya merasa sangat terkejut
sekali, serangan telapak tangan itu dia bagaikan pernah
melihatnya disuatu tempat, tetapi untuk sesaat dia tak dapat mengingat nya kembali.
Mendadak terdengar suara suitan yang sangat nyaring
sekali berkumandang datang, seorang kakek yang rambutnya
telah memutih seluruhnya mengejar datang, dalam hate Boen
Ching merasa berdebar dengan kerasnya orang yang baru saja
datang itu ternyata adalah Thian San Sin Eng, Suma Ie
adanya' Dia tidak mengetahui mengapa Suma Ie mendadak dapat
munculkan dirinya ditempat itu, dengan cepat dia mengeprak
kudanya berjalan kearah sana.
Si kakek tua berbaju ungu itu begitu tampak munculnya
Suma Ie ditempat tersebut, dia bagaikan sedikit merasa diluar dugaan, dengan cepat segera membalikkan tubuhnya dan
berdiri tegak, sepasang mata nya dengan sangat tajam sekali memandang ke arah wajah Suma Ie.
Tetapi agaknya Suma Ie juga tak berani berlaku gegabah,
kedua orang itu berdiri saling berhadap-hadapan, sedang
barisan unta itupun telah terpukul hingga terpencar dan morat marit tak karuan.
Boen Ching berjalan dan mendekati kedua orang itu, Suma
Ie setelah memandang tajam beberapa saat lamanya kearah
Boen Ching barulah ujarnya:
"Kiranya adalah kau!"
Kakek tua berbaju unga itupun dengan segera miringkan
kepalanya memandang kearah Boen Ching.
Boen Ching segera turun dari kudanya, kePada Suma Ie
sambil membungkukkan tubuhnya memberi hormat ujarnya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Boen Ching memberi hormat kePada cianpwee''.
Si kakek tua berbaju ungu itu tampak ternyata Boen Ching
telah kenal dengan diri Suma Ie, sinar matanya berkedip-kedip dengan tajamnya, dengan cepat dia membalik kan tubuhnya
melarikan diri.
Suma Ie dengan dingin mendengus, bentak nya.
"Ini hari kau masih ingin melarikan diri!"
Sambil berkata tubuhnya bergerak mengejar kearah
dimana si kakek tua berbaju ungu itu lari, Boen Ching segera menggerakkan tubuhnya menghalangi perjalanan pergi dari
diri si kakek tua berbaju ungu itu.
Si kakek tua berbaju ungu itu sama sekali tidak pernah
menyangka kalau gerakan tubuh dari Boen Ching ternyata
demikian cepatnya, dia menjadi terperanjat, dengan cepat
mundur kebelakang, segera berdiri tegak dengan tajam
memandang kearah Boen Ching.
Suma Ie pun juga tidak pernah menyangka kalau
kepandaian silat yang dimiliki Boen Ching ini ternyata
mendapatkan kemajuan yang demikian pesatnya, tanpa terasa
diapun menjadi termangu-mangu.
Si kakek tua berbaju ungu itu segera menenangkan
pikirannya, terpikir olehnya bahwa dirinya berhenti ditempat itu kemung-kinan sekali malah akan mendapat kan serangan
dari kedua orang itu, apalagi pemuda dihadapannya ini
memiliki kepandaian silat yang sangat tinggi sekali, dirinya sudah tentu bukanlah tandingannya.
Berpikir sampai disini segera tubuhnya bergerak, dari
melayang menubruk kearah diri Boen Ching, sepasang telapak
tangannya ditepukkan kedepan, sehingga berubah menjadi
berpuluh-puluh bayangan telapak bersama-sama menggencet
diri Boen Ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Dalam hati Boen Ching menjadi tergerak, dia segera
teringat, bukankah serangan merupakan tujuh buah telapak
tangan yang tertera Pada tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu" Berpikir sampai disini, dalam hatinya merasa sangat heran sekali.
Pada saat ini Suma Ie yang berdiri di samping berteriak:
"Hati-hati !"
Sambil berteriak tubuhnya melayang ke depan, jari telunjuk
dan jari tengah dari tangan kanannya dengan cepat menotok
kearah punggung dari kakek tua berbaju ungu itu.
Sepasang telapak tangan dari Boen Ching dengan cepat
dilancarkan kedepan, dengan menggunakan gerakan tubuh
"Sie, Liu Eng Hong" dia menyambut serangan yang
dilancarkan oleh kakek tua berbaju ungu ini.
Si kakek tua berbaju ungu yang dari belakang tubuhnya
diserang oleh pihak musuh, dia tak berani melancarkan
serangan kearah Boen Ching lagi, tubuhnya dengan cepat
bergetar sedang telapak tangannya dengan cepat menyerang
diri Suma Ie. Suma Ie dengan gusar mendengus, tangan kanannya dari
serangan totokan berubah menjadi serangan telapak, dengan
tangan sebelah dia menyambut serangan tersebut.
Tubuh Boen Ching dengan cepat mundur ke belakang, dia
tahu Suma Ie sebagai cianpwee dalam Bu-lim, sudah tentu tak ingin kalau dirinya Pada saat ini turun tangan memberikan
bantuannya kePada dirinya, terpaksa dia hanya
mengundurkan dirinya kebelakang.
Tiba-tiba kakek tua berbaja ungu itu melancarkan serangan
dengan hebatnya, gerakan serangannya mendadak berubah
menjadi tujuh buah warna yang berbeda- beda, Boen Ching
menjadi sangat terkejut sekali, sedang Suma Ie dengan berat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
mendengus dan berturut-turut mundur kebelakang beberapa
langkah. Sinar mata dari Boen Ching bergerak dengan tajamnya,
dengan cemas ujarnya kemudian.
"Suma cianpwee, biarlah boanpwee yang menghadapi
dirinya !"
Dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau ilmu tenaga
khiekang "Chiet Kong Kang Khie" ternyata dapat muncul ditubuh kakek tua berbaju ungu ini.
Suma Ie dengan dingin mendengus, biarpun dikarenakan
dia terlalu memandang rendah terhadap musuh, sehingga dia
menyambut serangannya cuma dengan sebelah tangan, tetapi
bagaimana juga di bawah pandangan orang lain dia telah
mengalami kekalahan.
Sebenarnya dia tidak ingin mengijinkan, tetapi begitu
tampak air muka dari BoenChing berubah demikian berat serta seriusnya, bahwa dari sinar matanya tampak niatnya yang
kukuh, tanpa terasa dia mundur dua langkah kebelakang dan
membiarkan Boen Ching maju kedepan menggantikan
kedudukannya. Boen Ching berjalan kehadapan kakek tua berbaju ungu
itu, dengan dingin tanyanya.
"Chiet Kong Kang Khie yang kau latih itu berasal dari mana
?" Dalam hati Suma Ie menjadi tertegun diam-diam pikirnya.
Kiranya adalah Chiet Kong Kang Khie"
Dia menarik napas panjang-panjang, sama sekali dia tak
pernah menduga kalau tenaga khiekang Chiet Kong Kang Khie
dapat di latih olehnya.
Si kakek tua berbaju ungu itu tertawa besar, ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Anak kecil, pandanganmu sungguh sangat tajam sekali,
sehingga dapat melihat kalau yang kugunakan ini adalah Chiet Kong Kang Khie, kalau memangnya demikian adanya, aku
akan membiarkan dirimu pergi dari sini".
Boen Ching tertawa dingin ujarnya
"Chiet Kong Kang Khie ?"" Aku kira kau telah berhasil
mempelajarinya?"" Yang kau dapatkan sekarang ini tak lebih
hanyalah kulitnya saja, bagaimana dapat kau berbi-cara, telah dapat memahami seluruh nya?"
Wajah dari kakek tua berbaju ungu itu berubah dengan
hebatnya, dia tetawa dingin, dengan menggunakan Chiet
Kong Kang Khienya dia menyerang kearah Boen Ching.
Tujuh buah sinar yang berlainan segera muncul memenuhi
angkasa, Boen Ching dengan dingin tertawa panjang, Pada
saat diab mengerutkan aldisnya, sepasanga telapak
tanganbnya dengan mendatar telah didorong kedepan,
segulung sinar keperak-perakan yang sangat tipis melindungi seluruh tubuh dari Boen Ching, sedang ketujuh buah sinar
yang berbeda itu telah berhasil dilenyapkan.
Suma Ie begitu tampak hal ini menjadi sangat terperanjat,
dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau tenaga
khiekang yang dilatih oleh Boen Ching ternyata telah
mencapai kesempurnaan, sehingga membuat ketujuh buah
sinar yang berlainan itu diubah menjadi suata sinar keperak-perakan.
Si kakek tua berbaja ungu yang tampak hal inipun
bertambah terkejut lagi, dia hanya merasakan seluruh tenaga khiekang yang dimiliki didalam tubuhnya telah berhasil
dibekukan, sedang suatu hawa yang sangat dingin sekali
menembus kedalam seluruh tubuhnya, dia tahu ini hari dia
telah menemui lawannya yang sangat tangguh.
Dari mulut Boen Ching tersungging senyuman yang
mengejek, sepasang telapak tangannya ditarik kembali,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
sedang tubuh dari kakek tua berbaju ungu itupun dengan
cepat roboh keatas tanah.
Dalam hati Suma Ie menjadi sangat tegang sekali, dengan
cepat tanyanya.
"Bagaimana, kau telah membunuh dirinya"
Boen Ching berdiam diri, dia hanya menggelengkan
kepalanya. Sums Ie berjalan kedepan, dia tampak seluruh jalan darah
yang berjumlah tiga puluh enam buah itu telah ditotok oleh
Boen Ching, dia menarik napas panjang, sedang dalam
hatinya terasa berdesir.
Kepandaian yang dimiliki oleh Boen Ching tak terkira
ternyata telah mencapai Pada taraf yang tak pernah diduga,
didalam sekejap mata saja dia telah berhasil membuat seluruh jalan darah dari kakek berbaju ungu itu tertotok seluruhnya, kelihatannya Boen Ching telah berhasil mendapatkan rahasia
dari tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu.
Tetapi yang membuat hatinya berdesir bukanlah hal ini, dia
hanya merasakan bahwa sikap Boen Ching sekarang jauh
lebih berbeda, jauh lebih pendiam, ditambah lagi dengan
rambutnya yang awut-awutan tak karuan serta wajahnya yang
penuh dengan pasir, entah Pada saat ini dia telah berubah
menjadi seperti apa.
Sbuma le dengan tdermangu-mangu baerdiri tegak,
sbejenak kemudian barulah membalik kan tubuhnya, sambil
tersenyum ujarnya kePada Boen Ching.
"Boen Siauwhiap kini telah mendapatkan kepandaian dari Thian Jan Shu, aku disini mengucapkan selamat kePada
dirimu." Boen Ching tersenyum, sahutnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Terima kasih, loocianpwee cukup memanggil Boen Ching
saja kePada diriku.'
Suma Ie menjadi mengerutkan alisnya, ujarnya.
"Sebenarnya toa supekmu adalah menantuku, sekalipun
aku tak mempunyai kemampuan apa-apa, tetapi
bagaimanapun juga kau dengan diriku masih mempunyai
sedikit hubungan, kau bagaimana " apakah mempu-nyai
sesuatu urusan yang membingungkan ?"
Boen Ching menundukkan kepalanya berpikir keras,
sejenak kemudian barulah sahutnya.
"Terima kasih atas perhatian dari diri cianpwee suhuku Pada saat ini terjerumus di dalam gunung pasir, sekarang aku hendak pergi kesana untuk menolong diri mereka."
Suma Ie tertawa ujarnya.
"Kiranya adalah urusan mengenai diri Yun Ku, aku lihat kau sedikitpun tak berse-mangat, entah telah ter jadi urusan apa, maka aku barulah mengajukan pertanyaan untuk bertanya
kepadamu, ilmu meringan kan tubuh dari suhumu boleh dikata
menjagoi seluruh dunia kangouw, dia tak dapat mendapatkan
kemenangan itu masih mungkin dapat terjadi, tetapi apabila
kalau hal itu tak mungkin dapat terjadi, kau tak usahlah
demikian kuatirnya."
Boen Ching tampak Suma le demikian memperhatikan
dirinya, terpaksa dia tersenyum dan menganggukkan
kepalanya, Sums Ie tampak Boen Ching menjadi demikian, dia
menduga pastilah urusan bukanlah demikian saja, tetapi dia
tak enak untuk bertanya lebih jauh, terpaksa ujarnya.
"Untung saja ini hari kau berada disini, kalau tidak dia mungkin akan berhasil melarikan dirinya lagi ."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen Ching juga tahu kalau Suma Ie tak akan percaya,
tetapi dia tak ingin berbicara lebih banyak lagi, takut kalau sampai membuat Suma Ie menjadi tak senang hati,
bagaimanapun juga dia juga merupakan seorang cianpwee,
terpaksa sambil tersenyum tanyanya.
"Entah siapakahr orang ini " Chtiet Kong Kang Kqhie nya entah dridapatkan dari mana?"
Sums Ie mendengus, ujarnya.
"Chiet Koig Kang Khie, aku juga tidak tahu."
Sehabis berkata dia mengangkat pundaknya, dan
termenung berpikir keras, sejenak kemudian barulah
sahutnya. "Kau juga dapat dihitung bukan orang luar, kuberitahukan kepadamu pun juga tidak mengapa !"
Sebenarnya Boen Ching terhadap hal ini sedikitpun tidak
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengambil perduli, tetapi Pada saat ini dikarenakan ilmu
tenaga khiekang "Chiet Kong Kang Khie" ternyata dapat muncul Pada tubuh si kakek tua berbaju ungu ini, dia mau tak mau harus mencurahkan perhatiannya kearah sana.
Terdengar Suma Ie berkata lagi
"Pada sepuluh tahun yang lalu Thian Jan Shu meninggalkan ilmu silatnya, semua orang hanya mencurahkan seluruh
perhatian nya kePada ketujuh buah hioloo kuno tersebut,
tetapi telah melupakan suara benda yang tak kalah pentingnya juga."
Sehabis berkata dia mendengus lagi.
Semangat dari Boen Ching secara mendadak menjadi
bangkit kembali, mengungkat peristiwa sepuluh tahun yang
lalu diatas puncak gunung "Hwee Ing" Pada saat itu diapun juga berada di dalam kalangan, terhadap peristiwa inipun
sangat menarik perhatiannya, dia tidak mengetahui Thian Jan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Shu selain telah meninggalkan tujuh buah hioloo kuno
tersebut masih meninggal kan benda berharga apa lagi!
Ujar Suma Ie lagi.
"Benda tersebut adalah tujuh buah telapak tangan yang
menghadap Pada jenazah Thian San Chiet Kiam, perhatian
semua orang hanya terpusatkan Pada ketujuh buah hioloo
kuno tersebut saja, sedangkan benda lain yang tidak kalah
berharganya yaitu mayat dari tujuh orang tersebut telah
berhasil dicuri oleh orang lain."
Dalam hati Boen Ching menjadi sadar kembali, kiranya
Pada saat Thian Jan Shu dengan gusar melancarkan serangan
itu, tanpa dia sadari ilmu "Chiet Kong Kang Khie" nya telah ditinggalkan Pada tubuh dari Thian San Chiet Kiam.
Suma Ie mendengus lagi, ujarnya.
"Pek Hong Siang takut kehilangan muka hingga kini dia tak berani untuk mengucap kan keluar, tetapi mayat dari ketujuh orang itu tetap tak dapat dicari kembali, Pada satu bulan yang lalu, aku barulah mendengar kalau telah dicuri oleh orang !"
Dia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya lagi.
"Dia disebut sebagai Cu Khek Loojien, dengan
menggunakan barisan unta yang sering lewat ditempat ini
untuk melatih ilmu pukulannya."
Boen Ching mengeluarkan suara tertahan, dan
mendongakkan kepalanya memandang ke samping.
Sums Ie dengan perlahan mengerutkan alisnya, tampak
sebuah bayangan manusia dengan sangat cepat sekali
berkelebat mendatang.
0rang yang baru saja datang itu ternyata adalah seorang
pemuda berbaju kuning, dan tak lain adalah Cong Lam Lok
Yang Hong adanya, begitu dia tampak diri Boen Ching segera
tertawa besar ujarnya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Boen-heng !! Sungguh sangat beruntung sekali, ini hari ternyata kita berdua dapat bertemu lagi ditempat ini."
Boen Ching dengan dingin mendengus, sepatah katapun
tak di ucapkan keluar.
Terdengar Suma Ie dengan dingin membentak.
"Siapa kau?""
Lok Yang Hong tertawa terbahak-bahak, sahutnya.
"Kurang sedikit saja aku tak melihatnya, kiranya ditempat ini masih ada kau orang tua, aku tidak mengenal dirimu,
siapakah kamu "''
Suma Ie mana pernah dipandang demikian rendahnya oleh
orang lain, dia tertawa panjang dengan dinginnya, ujarnya.
"Anak kecil, didalam pandanganmu apakah tidak melihat
aku orang tua, hati-hati sedikit dengan mulutmu, aku lihat kau sudah bbosan hidup didadlam dunia ini!
aSelama hidupnyab Lok Yang Hong tak pernah memandang
sebelah matapun kePada orang lain, sampaipun Suma Ie
sendiri juga tak mengenalnya, tampak dia mengedip-
ngedipkan matanya, ujarnya.
"Sungguh sangat galak, makin tua makin jadi agaknya !"
Dia tampak Boen Ching yang berdiri disamping sedikitpun
tak ada hubungannya dengan dirinya, dalam hatinya makin
menjadi mendongkol.
Tubuh Suma Ie dengan cepat berkelebat berturut-turut dia
melancaikan lima kali serangan mengancam tubuh Lok Yang
Hong. Tampak sepasang telapak tangan Lok Yak Hong dengan
cepat dibalik, ditengah suara tertawa besarnya yang sangat
nyaring itu dia menyambut seluruh serangan yang mengan-
cam dirinya itu, tetapi kekuatan dari tenaga pukulan Suma Ie
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
jauh lebih berat dari apa yang diduga sebelumnya, saking tak tahannya dia terdesak mundur tiga langkah ke belakang.
Boen Ching yang berdiri disamping mendadak membuka
mulut, ujarnya:
"Lok Yang Hong ! Dengan perbuatanmu ini hari, apa bila tidak memberikan sedikit hajaran terhadap dirimu, kau tak
akan menjadi sadar kembali."
Wajah dari Lok Yang Hong segera berubah dengan
hebatnya, dia tertawa panjang dengan dingin, ujarnya:
"Aku kira tak demikian mudahnya, coba kau lihat, siapa yang telah datang !?"
Sehabis berkata dia menunjuk kearah samping.
Boen Ching segera menoleh memandang, tampak seorang
lelaki dan seorang gadis dengan sangat cepat sekali berlari mendatang, yang-yang datang itu ternyata adalah pemuda
berbaju putih itu serta Liauw Cing Ce adanya, gerakan tubuh dari kedua orang itu bagaikan kilat cepatnya telah berkelebat masuk kedalam tengah kalangan.
Lok Yang Hong tertawa dingin, ujarnya ;
"Lawanmu telah tiba, dua lawan dua saja kau tentu akan menemui kekalahan, apa lagi Pada saat ini harus tiga lawan
dua ?" Boen Ching menolehkan kepalanya menyapu sekejap
kearah Liauw Cing Ce serta pemuda berbaju putih itu, tampak wajah dari Liauw Cing Ce berubah menjadi pucat pasi, tetapi sepatah katapun tak diucapkan keluar,
bHatinya menjadid tergerak, terpaikir olehnya babhwa
kedua orang itu tentulah dikarenakan kitab rahasia 'Hay Thian Kiam Boh' sehingga bekerja sama dengan Lok Yang Hong.
Lok Yang Hong tertawa, ujarnya lagi kePada diri Boen
Ching. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Bagaimana " Apakah kau juga hendak ikut serta didalam kerja sama kami ini " Apakah hendak menghianati diri kami ?"
Dia berhenti sejenak kemudian, lanjutnya lagi .
"Diantara dua golongan yang berbeda, seorang budiman
pastilah akan memilih satu dari antara dua !"
Suma Ie mengalihkan sinar matanya memandang kearah
ketiga orang itu, dalam hatinya terasa berdesir, Pada waktu dekat ini di dalam Bu lim telah munculkan dirinya jago-jago berkepandaian tinggi dari angkatan muda, dia sendiri
sekarang barulah merasa kan kalau dirinya sebenarnya telah
terlalu tua untuk terjun kembali didalam dunia kangouw.
Boen Ching tertawa tawar, kePada Lok Yang Hong ujarnya:
"Kau memangnya mempunyai cara seperti ini, tetapi kau
tidak mengetahui kalian hendak maju satu persatu apakah
hendak maju bertiga sekaligus ?"
Selesai berkata dia menggunakan sinar matanya yang
sangat tajam itu menyapu ketiga orang tersebut.
Suma Ie mengetahui kalau kepandaian silat yang dimiliki
Boen Ching sangat tinggi sekali, tetapi diapun dapat melihat bahwa ketiga orang itu seluruhnya merupakan jago-jago yang
berkepandaian tinggi dari dalam Bulim, sama sekali tidak
pernah menyangka kalau Boen Ching berani mengucapkan
kata-kata untuk menantang satu melawan tiga.
Segera dengan dingin ujarnya.
Orang berbaju kuning itu biarlah aku yang
menyelesaikannya.
Pemuda berbaju putih tertawa tergelak, ujarnya.
"Boen Ching, kau terlalu menyombongkan dirimu, cukup
aku seorang saja yang menghadapi dirimu sudahlah cukup
untuk memberes kan kau."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sehabis berkata dia membuka jubah luarnya yang
berwarna putih itu sehingga tampak kedua belas pedang
pendeknya yang terselip dipinggang itu.
Boen Ching tertrawa-tawar, dengtan perlahan-lahqan dia
berjalanr kedepan.
Pemuda barbaju putih itu tampak sikap dari Boen Ching
seperti itu, bagaikan sama sekali tidak memandang sebelah
matapun kePada dirinya dalam hatinya tampak terasa menjadi
sangat gusar sekali, tubuhnya dengan cepat mundur
kebelakang, Pada saat tangan kanannya digetarkan, kedua
betas pedang pendek itu telah berubah menjadi suatu sinar
melingkar yang sangat menyilaukan mata dengan sangat
hebatnya menyerang kearah tubuh Boen Ching.
Boen Ching dengan dingin tertawa panjang, pedang Cing
Hong Kiam ditangan kanannya dengan segera dicabut keluar
dari dalam sarungnya, tubuhnya dengan cepat menerjang
ketengah lingkaran sinar yang menyilaukan mata itu Pada saat pedang panjang mencukil kedepan, kedua belas pedang
pendek itu telah berhasil dipukul mental seluruhnya.
Pemuda barbaju putih itu menjadi sangat terkejut sekali,
dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau didalam
sekejap mata saja Boen Ching telah berhasil memukul jatuh
kedua belas pedang pendeknya itu, kesempurnaan tenaga
dalamnya yang dimiliki oleh Boen Ching ditambah lagi dengan kehebatan didalam permainan silat sungguh tak pernah
terpikirkan olehnya.,
Suma Ie yang tampak kepandaian silat yang dimiliki Boen
Ching demikian tingginya, tanpa terasa lagi hatinya menjadi sangai girang sekali, dia tampak tengah menggunakan jurus
pedang itu ternyata Boen Ching telah memasukkan pula inti
sari dari Pada ilmu "Thay Thian Kioe Sih" nya dia sama sekcali tidak berani menyangka kalau dengan usia yang masih
demikian mudanya itu Boen Ching ternyata dapat memiliki
kepandaian yang demikian sempurnanya, sungguh dapat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
dibandingkan dengan seorang leluhur dalam pendirian sebuah
partai besar. Boen Ching dengan sangat tenang sekali berdiri ditengah
kalangan. Pemuda berbaju putih itu dengan agak cemas bercampur
malu memungut kembali kedua belas pedang pendeknya itu.
Dengan gusar dia mendengus, sepasang tangannya
digetarkan, kedua belas pedang pendeknya itu segera
berubah menjadi dua belas buah sinar melingkar yang sangat
menyilaukan mata, sekali lagi menyerang kearah Boen Ching.
Boen Ching tertawa tawar, ujung pedang nya disabetkan
kedepan, berturut turut dia memukul mental lima bilah pedang pendek itu, sisanya tujuh bilah pedang pendek itu dengan
menggunakan ujungnya itu berturut-turut dia memukul hingga
pedang tersebut terpencar keempat penjuru.
Boen Ching sebanyak dua kali ini telah berhasil memukul
pecah kedua belas pedang pendek dari pemuda berbaju putih
itu, jurus-jurus serangan yang digunakan didalam
penyerangan tersebut, ternyata tak seorang pun yang hadir
didalam kalangan itu mengetahui apakah sebenarnya jurus
pedang tersebut dan berasal dari mana.
Lok Yang Hong serta Liauw Cing Ce yang tampak akan hal
itu, dalam hatinya tanpa terasa menjadi sangat terkejut sekali.
Sejak Boen Ching melihat Bwee Giok terjatuh kedalam
jurang, dengan sangat gusar sekali dia melatih dan
menyelidiki ilmu silatnya, dia membuat ilmu "Sie Liu Eng Hong" "Thay Thien Kioe Sih" serta jurus-jurus Pedang lainnya yang digunakan dan dianggapnya lihay, itu dilebur menjadi
satu dan diciptakan menjadi suatu rangkaian jurus yang baru, Pada saat ini dia mencoba menggunakan jurus tersebut dan
ternyata mendapatkan hasil yang diluar dugaan, sudah tentu
dalam hatinya merasa sangat girang sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Tubuh pemuda berbaju putih itu dengan cepat berkelebat
dan memungut kembali kedua belas pedang pendeknya itu,
wajahnya Pada saat ini berubah menjadi putih kehijau-
hijauan, dengan sangat gusar dia memandang kea rah diri
Boen Ching. Dia hampir-hampir tidak mau percaya kalau orang yang
berdiri dihadapannya Pada saat ini adalah Boen Ching adanya, kepandaian yang dimilikinya ternyata demikian lihaynya, jika dibandingkan Pada waktu bertemu muka itu sungguh sangat
berbeda sekali, bahwa keanehan jurus serangannyapun dia
belum pernah melihat nya.
Lok yang Hong juga termangu-mangu berdiri mematung
disana, dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau
kelihayan dari kepandaian yang dimiliki oleh Boen Ching ini ternyata telah mencapai Pada taraf yang demikbian
sempurnanyad, kiranya diantaara ketiga oranbg itu tak ada
orang lain lagi yang dapat berhasil melawan diri Boen Ching. .
Dia termenung berpikir keras, untuk sesaat tak dapat
mengucapkan sepatah katapun juga.
Dengan dingin ujarnya kePada Lok Yang Hong serta Liauw
Cing Ce. "Aku lihat lebih baik kalian bertiga maju berbareng saja."
Sinar mata dari Liauw Cing Ce bergerak dengan tajamnya,
dia memandang sekejap ke arah pemuda berbaju putih itu,
terdengar pemuda berbaju putih itu sambil tertawa telah
berkata: Lok Yang hong, lebih baik kita cepat pergi saja !"
Lok Yang Hong dengan dingin mendengus, diapun ingin
pergi dari tempat itu, tetapi Suma Ie dengan sangat
angkernya berdiri di samping sedang memandang kearahnya
dengan tajam, sudah tentu tidak mungkin dia akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
membiarkan dirinya dengan sangat mudah meninggalkan
tempat tersebut.
Terdengar Suma Ie dengan dingin ujarnya:
"Kalian bertiga lebih baik tinggal disini saja, menanti setelah suhu kalian datang barulah berbicara lagi''.
Perkataan tersebut baru saja selesai diucapkan, terdengar
suara tertawa kalap yang sangat nyaring sekali berkumandang datang, tampak sebuah bayangan manusia dengan sangat
cepat sekali berkelebat mendatang.
Boen Ching dengan sangat dingin sekali memandang
kearah orang itu yang ternyata tak lain dan tak bukan adalah Goei Lam Yu adanya.
Goei Lam Yu begitu melayangkan tubuhnya ketengah
kalangan, dia memandang sekejap kearah Ciee Khek Loojien,
kemudian ujarnya
"Aku dengar orang ini adalah Ciee Khek Loojien, apakah benar ?"
Sambil berkata dia mendongakkan kepalanya menyapu
sekejap kearah lima orang yang berada ditengah kalangan
tersebut. Suma Ie dengan dingin tertawa panjang ujarnya.
"Bertambah lagi dengan seorang pemuda !"
Goei Lam Yu mengerutkan alisnya, sahutnya.
"Kiranya Thian San Sin Eng, Subma Ie juga berdada disini, sunagguh tak kusangbka ternyata demikian banyaknya jago
berkepandaian tinggi yang berkumpul ditempat ini."
Lok Yang Hong begitu tampak munculnya menjadi sangat
girang sekali, dia pernah mendengar bahwa setelah dia
berhasil mendapat kan kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh,
tenaga dalam yang dimilikinya telah mendapatkan kemajuan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
yang sangat pesat sekali, apabila menggunakan dirinya untuk menghadapi diri Boen Ching agaknya juga tak ada persoalan
apa-apa. Terdengar Goei Lam Yu telah melanjutkan ucapannya.
"Barulah ini aku dengar bahwa didalam dunia Pada saat ini ada dua orang yang paham akan ilmu tenaga khiekang 'Chiet
Kong Kang Khie' yang satu adalah Boen Ching sedang yang
lain adalah dia, dia telah memegang rahasia dari Pada mayat Thiat San Ciet Kiam, sedang ketujuh buah telapak tangan
yang terdapat Pada ketujuh buah jenazah itu pun tak ada
perbedaannya dengan ketujuh telapak tangannya yang
terdapat Pada tujuh buah hioloo kuno itu, ini hari dapat
bertemu dia, sungguh sangat girang sekali !"
Sehahis berkata dia berjalan mendekati Chiee Khek Loojien,
dan mengulurkan tangannya bersiap untuk membebaskannya
dari sebuah totokan.
Dengan nada yang sangat berat sekali bentak Boen Ching:
"Berhenti !'.
Goei Lam Yu tertawa dingin, dia meneruskan gerakannya
menjongkok dan membebaskan jalan darah yang tertotok dari
orang tua berbaju ungu tersebut.
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Boen Ching dengan dingin mendengus, lima jari dari tangan
kanannya bagaikan kilat cepatnya telah mencengkeram
kebelakang leher dari Pada Goei Lam Yu.
"Sreeet !" pedang Ciea Hong Kiamnya telah dilepaskan dari dalam sarungnya, dari tangan kanannya beralih ke tangan
kirinya menusuk ke iga Boen Ching.
Sinar pedang berkelebat memenuhi angkasa, terdengar
suara yang sangat nyaring sekali, segera terlihat tubuh dari kedua orang itu terpisah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Wajah dari Goei Lam Yu berubah menjadi pucat pasi,
tampak tangan kanannya telah mencekal diri Chiee Khek
Loojien. Sedang, wajah dari Boen Ching berubah menjadi sangat
serius sekali, lima jari dari tangan kanannya telah rmerebut pedang tCie Hong Kiam dqitangan Goei Larm Yu, lima jari nya dengan sangat kencang sekali mencekal Pada tubuh pedang
Cie Hong Kiam tersebut, wajahnya sedikitpun tak
menampilkan perasaan apa-apa.
Kedua orang itu merupakan jago-jago yang berkepandaian
tinggi dalam kalangan tersebut, satu kali serangan ini, dalam hati masing-masing telah mempunyai perhi-tungan yang
masak, sekalipun Goei Lam Yu telah berhasil merebut Ciee
Khek Loojien tersebut, tetapi pedangnya yang digunakan
untuk melancarkan serangan kearah Boen Ching sebaliknya
telah berhasil direbut, didalam hal yang sesungguhnya dia
telah kalah satu tingkat, dan terkalahkan dari tangan Boen
Ching. SEBENARNYA didalam hatinya dia menganggap bahwa
jurus serangannya kali ini pastilah akan berhasil menolong
orang serta melukai pihak musuh, tetapi ternyata akhirnya
dirinya mengalami kerugian yang demikian besarnya, tanpa
terasa dalam hatinya merasa sangat terkejut sekali.
Goei Lam Yu dengan perlahan-lahan menepuk keatas jalan
darah Ciee Khek Loojien untuk melepaskannya dari totokan.
Boen Ching dengan tenang berdiri tegak beberapa saat
lamanya, dia tertawa tawar, tangannya diayunkan
mengembalikap pedang Cie Hong Kiam tersebut kearah Goei
Lam Yu. Goei Lam Yu dengan cepat menyambut pedang Cie Hong
Kiamnya itu, sekalipun didalam hatinya merasa sangat
beruntung karena Boen Ching mau mengembalikan
pedangnya itu, tetapi dengan perbuatan secara demikian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
dimana Boen Ching melemparkan pedangnya kearah dirinya,
terhadap dirinya sebenarnya merupakan suatu pekerjaan yang
sangat memalukan sekali.
Wajahnya segera berubah dengan hebat nya, dengan
dingin ujarnya kePada diri Boen Ching.
"Perpisahan selama beberapa hari saja, ternyata
kepandaian silat yang kau miliki telah mendapatkan kemajuan yang demikian pesatnya, sungguh sukar sekali untuk
menduganya"
Lok Yang Hong berdiri disamping, hatinya menjadi sangat
girang sekali, apabila BoenChing serta Goei Lam Yu
meneruskan pertempurannya. dirinya bukankah hanya
merapakan nelayan yang tinggal memungut hasilnya sambil
duduk?" Boen Ching menyapu sekejap kearah Lok Yang Hong
sekalian, dengan dingin ujarnya kePada diri Goei Lam Yu.
"Kiranya jurus-juris pedang yang terdaphat didalam kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh tersebut hanyalah demikian saja."
Sebenarnya didalam hati Goei Lam Yu menganggap bahwa
kepandaian yang dimilikinya Pada saat ini telah mencapai taraf kesempurnaan sehingga semua orang yang hadir dalam
kalangan ini tak seorang pun yang dapat melawan dirinya,
tetapi sunggguh tak disangka olehnya kalau kepandaian yang
dimilikinya oleh Boen-Ching ternyata jauh lebih tinggi satu tingkat dari kepandaian yang dimiliki dirinya.
Pada saat ini mau tak mau dia harus menaruh rasa jeri
terhadap diri Boen Ching, dia miringkan tubuhnya memandang
sekejap diri Lok Yang Hong, kemudian ujarnya:
"Apakah kau datang kemari dikarenakan kitab rahasia "Hay Thian Kiam Boh" yang terdapat dalam tubuhku?" .
Lok Yang Hong tertawa terbahak-bahak, ujarnya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Perkataan yang kau ucapkan sedikitpun tidak salah, tetapi Pada saat ini lebih baik kita jangan mengungkat urusan ini
terlebih dahulu, kau bereskan dahulu urusan diantara kau
dengan diri Boen Ching, baru lah kita ber bicara lagi ."
Goei Lam Yu tertawa besar, ujarnya kePada diri Lok Yang
Hong. "Sudah kita bereskan, lalu bagaimana dengan kita ?"
Lok Yang Hong tampak Ciee Khek Loojien itu sedang
melemaskan otot-ototnya dia menarik napas panjang, Goei
Lam Yu telah mendapatkan kitab rahasia "Hay Thian Kiamboh"
dan telah memahaminya, sedang Boen Ching pun telah
memahami ilmu tenaga khie kang "Chiet Kong Kang Khie" dari ke tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu
tersebut, dalam hal ini saja dirinya tiga orang sudah sangat jelas sekali berada dibawah angin.
Dia tertawa dingin, ujarnya lagi.
"Benarkah " kau kira telah beres, tetapi aku kira tak akan beres seperti apa yang kau duga .
Boen Ching dengan sangat dingin sekali memandang
kearah kedua orang itu, dengan sangat tawar sekali ujarnya
kemudian: "Kalian lima orang mengapa tidbak mau bekerja dsama
untuk membaereskan diriku bterlebih dahulu barulah berbicara lagi ?"
Sehabis berkata dengan sinar mata yang sangat mengejek
dan memandang rendah menyapu sekejap kearah kelima
orang itu. Dalam hati kelima orang itu bersama-sama menjadi sangat
terperanjat, Suma Ie pun merasa sangat diluar dugaan.
Perkataan dari diri Goei Lam Yu serta Lok Yang Hong apabila tidak mencapai persesuaian bukannya Pada saat itu membuat
dirinya menjadi nelayan untung yang sadang menanti hasilnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
saja, tetapi ternyata Boen Ching telah mengeluar kan kata-
kata seperti itu.
Dalam hati diam-diam dia menyalahkan diri Boen Ching,
sekalipun kepandaian yang dimilikinya boleh dikata tidak
rendah, tetapi jika dilihat dari pandangannya tak mungkin dia akan berhasil menahan serangan gabungan dari lima orang
sekaligus, sekalipun dia misalnya dapat satu melawan lima
orang, juga tak dapat demikian sombongnya dan tak
memandang sebelah matapun kePada pihak lawannya.
Tetapi dia tidak tahu pikiran Boen Ching Pada saat ini, Boen Ching telah tak dapat menahan perasaan dalam hatinya yarg
sangat ingin sekali bergebrak dengan orang lain, di tambah
lagi dengan golakan yang sangat hebat didalam hatinya,
begitu dia turun tangan, mau tak mau dia menjadi pusat
perhatian orang dari Pada nanti lebih baik sekarang juga
membuka mulut. Goei Lam Yu menoleh memandang ke arah Boen Ching dan
tertawa dingin, ujarnya.
"Perkataanmu sungguh sangat besar sekali, ternyata mau satu melawan lima orang, aku Goei Lam Yu selamanya belum
pernah bertemu dengan seorang sombong yang seperti dirimu
ini .' Boen Ching hanya tertawa dingin tak henti-hentinya,
sepatah katapun tak diucap kan keluar:
Dalam hati Lok Yang hong menjadi sangat girang sekali,
karena inilah merupakan hal yang diharap-harapkan, dia
berdiri disamping dan ujarnya:
"Sifat serta tindak tanduk dari Thian Jan Shu waktu itu telah didapatkan keseluruhannya oleh Boen Ching, Pada saat
ini ke tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu bukan saja telah meninggalkan ilmu tenaga khiekang 'Chiet
Kong Kang Khie' bahkan telah meninggalkan pula sifat
sombong serta ingin menang dari Thian Jan Shu waktu itu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Goei Lam Yu dengan dingin memandang ke arah diri Boen
Ching, dia juga tidak jelas Pada saat ini Boen Ching sedang memikirkan tentang apa, dia mbenjadi ragu-ragdu, Boen
Ching aapakah sungguh-sbungguh demikian bodohnya ?"
Dia menolehkan kepalanya, kePada Ciee Khek Loojien
ujarnya: "Jenazah dari Thian San Ciet Kiam apakah juga berada
ditempat itu ?"
Ciee Khek Loojien menganggukan kepala nya, ujarnya:
"Kongcu apakah hendak ikut aku pergi ke sana "'
Goei Lam Yu tidak percaya kalau Boen Ching sungguh-
sungguh mempunyai niat untuk satu melawan orang, ia
mengangguk kan kepalanya dan siap hendak mengikuti Ciee
Khek Loojien pergi.
Mendadak terdengar Thian San Sin Eng Suma Ie dengan
gusar membentak:
"Tahan ! Dengan demikian saja apakah kau hendak pergi ?"
Goei Lam Yu dengan dingin tertawa panjang, ujarnya
kearah Ciee Khek Loojien.
"Mari kita pergi!"
Suma Ie mempunyai maksud untuk mencegah, terdengar
Boen Ching telah berkata:
"Suma cianpwee bukankah juga hendak mendapatkan
kembali jenazah dariPada Thian San Chiet Kiam" Kita
mengapa tidak melepaskan mereka untuk pergi !"
Suma Ie yang tampak Ciee Khek Loojien telah dirampas
oleh diri Lam Yu Kongcu, di dalam hatinya sudah merasa
sangat tidak senang, kini mendengar Hoen Ching berkata
demikian, dalam hatinya bertambah gusar dengan sangat
gusar sekali ujarnya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Kau pergilah membawa kembali jenazah dari Thian San
Chiet Kiam."
Sambil berkata dia mendengus dengan gusarnya, ujarnya
lagi. "Aku tidak mempunyai kepandaian semacam itu !"
Sehabis berkata dia membalikkan tubuh nya tanpa
mengucapkan kata-kata lagi berjalan pergi.
Terpikir olehnya bahwa kiranya Boen Ching adalah seorang
yang sangat sombong sekali, dirinya mengapa harus
mengawani dirinya, bukankah biar dia seorang diri pergi untuk merasakan penderitaan.
Boen Ching memandang kearah Thian San Sin Eng, Suma
to yang meninggalkan tempat itu pergi, dia tahu dirinya telah melukai hati Suma Ie, tetapi urusan telah merubah menjadi
demikian, diapun tak dapat berbuat apa-apa lagi.
Ketika dia mendrongakkan kepalatnya lagi, tampaqk Goei
Lam Yu trelah berjalan sangat jauh sekali, sedang Lok Yang
Hong, pemuda berbaju putih itu serta Liauw Cing Ce sedang
lari mengejar kearahnya.
Boen Ching termenung berpikir keras beberapa saat
lamanya, kemudian dengan cepat dia naik keatas punggung
kudanya, dan lari mengejar kearah lima orang itu.
Kelima orang itu dengan sangat cepat sekali berlarian
didepan. Sedang Boen Ching dengan seorang diri
menunggang kuda mengejar dari belakangnya, keenam orang
itu dengan sangat cepat sekali melanjutkan perjalanannya
ditengah pasir yang mengu-ning, di dalam sekejap mata saja
telah berjalan sejauh lima puluh li.
Didepan matanya tampak telah muncul suatu bukit. Kelima
orang itu dengan cepat masuk kedalam bukit tersebut dengan
melalui sebuah gua, Boen Ching dengan cepat turun dari
kudanya dan mengikuti lainnya masuk ke dalam gua tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Begitu dia masuk kedalam gua tersebut, tampak kelima
orang itu dengan tak mengucap kan sepatah katapun juga
berdiri didalam gua tersebut, didalam gua itu tak tampak apa-apa, tanpa terasa dia menjadi tertegun,
apakah boleh dikata kelima orang itu ditengah jalan telah
bersepakat untuk bekerja sama untuk menghadapi dirinya"-"
Goei Lam Yu tertawa dingin, dengan perlahan-lahan dia
mencabut keluar pedang Cie Hong Kiamnya, dan ujarnya
kearah Boen Ching.
"Kau sungguh-sungguh seorang diri datang kemari, aku
kira kau terlalu sombong sedikit." Boen Ching dengan langkah yang sangat perlahan sekali berjalan masuk ke dalam gua itu"
sedikitpun dia tidak menampil kan perasaan jerinya, dia hanya tertawa tawar ujarnya kePada Goei Lam Yu.
"Aku masih mempunyai urusan yang sangat banyak sekali
yang hendak diberes kan dengan dirimu ."
Tampak tangan kanan dari pemuda berbaju putih itu
ditarik, jubah panjangnya, yang berwarna putih itu telah
dilepas, sehingga terlihat kedua belas pedang pendeknya.
"Pada saat aku mengejar dirimu itu, kau apakah telah
membunuh mati cucu dari Kioe Thian Ie- Siu " ?"
Dari sepasang mata Goei Lam Yu memancarkan sinar yang
sangat tajam sekali, sambil tertawa besar ujarnya.
"Kau sambutlah terlebih dahulu serangan ku lni ."
Sehabis berkata pedang Cing Hong Kiamnya digerakkan,
Pada saat tubuhnya berkelebat dengan cepatnya itu, sinar
yang berwarna merah memancar keluar dan menyerang tubuh
Boen Ching. Boen Ching dengan dingin tertawa panjang, sinar berwarna
hijau ke merah-merahan segera memancarkan keluar
memenuhi angkasa, tampak berpuluh-puluh sinar pedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
yang menyilaukan mata mengelilingi seluruh kalangan, dua
sinar pedang yang berwarna hijau serta merah dengan cepat
berbentur satu dengan lainnya sehingga terdengar suara yang sangat nyaring sekali, tubuh Boen Ching terlihat mundur ke
belakang tetapi dengan cepat dapat berdiri tegak kembali,
sedang Goei Lam Yu. ternyata berhasil dibuat terpental hingga satu kaki lebih jauhnya oleh serangan Boen Ching ini.
Sisanya empat orang dalam hatinya menjadi tergetar, Boen
Ching ternyata berhasil membuat jurus dari "Thay Thien Kioe Sih" di salurkan kedalam jurus pedangnya, sehingga dengan sangan ringan sekali berhasil membuat tubuh Goei Lam Yu
beserta pedangnya terlempar demikian jauhnya tanpa terasa
lagi hati mereka menjadi berdesir.
Tak menanti berbicara lebih banyak lagi, pemuda berbaju
putih itu dengan diri Goei Lam Yu sekali lagi bekerja sama
melancarkan serangannya, Boen Ching dengan sangat nyaring
bersuit panjang, terlihat segulung sinar keperak-perakan yang sangat menyilaukan mata memenuhi sekeliling tempat
tersebut. Boen Ching dengan menggunakan tangan kosong ternyata
telah menyambut datangnya serangan gabungan tersebut.
Dalam gua itu segera terdengar saara benturan yang
sangat dahsyat sekali, membuat dinding disekitar tempat itu ber goyang tak hentinya.
Pada saat sinar ke perak-perakan tersebut melayang, tubuh
dari ketiga orang itu berpisah kembali, Pada tangan pemuda
berbaju putih itu hanya tinggal mencekal dua batang pedang
pendeknya saja, sedang sisanya sepuluh batang ternyata telah terpaku diatas dinding gua tersebut.
Air muka dari Goei Lam Yu pun berubah menjadi pucat
pasi, kedua orang itu dengan sinar mata yang sangat dingin
bercampur gusar memandang kearah Boen Ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen Ching sendiripun merasakan dalam hatinya merasa
sesak napasnya, untuk pertama kalinya dia mencoba
menggunakan tenaga getaran dengan hawa khiekang "Chiet Kong Kang Khie" untuk menggerakkan kedua belah bilah
pedang pendek, sekalipun hasil getaran tersebut mencapai
hasilnya tetapi sama sekali tak pernah dia duga kalau dirinyapun akan merasakan getaran yang demikian hebatnya.
Dia menarik napas panjang-panjang dengan sinar mata
yang sangat dingin sekali memandang sekejap ke arah kelima
orang itu. Pemuda berbaju putih itu tak enak untuk sekali lagi
melancarkan tubuhnya untuk mencabut pedang-pedang yang
terpaku dengan kencangnya diatas dinding gua tersebut,
dengan sinar mata yang sangat gusar sekali dia memandang
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kearah Boen Ching, sedang dalam hatinya dengan perlahan
sebutnya. "Chiet Kong Kang Khie --! Chiet Kong Kang Khie --- --!"
Seluruh partai dan perguruan yang terdapat didalam dunia
ini semuanya memiliki ilmu tenaga khiekangnya masing-
masing, tetapi yang dapat menggetarkan pihak musuh
sehingga bisa melukai pihak musuh kiranya hanyalah ilmu
tenaga khiekang "Chiet Kong Kang Khie" saja, dipandang dari keadaan sekarang ini, kelihatannya sikap yang congkak dari
Boen Ching terhadap kelima orang itu juga beralasan.
Ciee Khek Loojien memandang sekejap ke arah Boen
Ching, didalam hatinya Pada saat ini telah timbul rasa jerinya dengan keras ujarnya:
"Jenazah dari Thian San Chiet Kiam Pada saat ini berada ditempat kediamanku, sedang jaraknya dari tempat ini kurang lebih tiga puluh li lagi, dan terdapat warna ungu sebagai
tanda, kalian berlima apabila ada orang silahkan untuk pergi sendiri, siapa yang mendapatkannya terlebih dahulu dialah
yang berhak mendapatkan benda tersebut !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Wajah dari Goei Lam Yu berubah dengan hebatnya,
denigan tenang dia berdiri ditempat asal, sepatah katapun tak diucap kan keluar.
Boen Ching menyapu sekejap kearah orang-orang yang
berada dalam gua tersebut, diapun tak mengucapkan sepatah
katapun juga, dia tak tahu dirinya harus berbuat bagaimana, tetapi masih tidak mengetahui dia harus berbuat bagaimana
untuk melakukan pekerjaan tersebut.
xxdwxx MENANG kalah tak dapat ditentukan, Boen Ching dengan
tenang berdiri tanpa mengucapkan sepatah katapun, Pada
saat ini dia berdiri didekat pintu keluar, dia tidak berani bergerak, yang lain pun tak ada yang berani untuk berebut
keluar dari gua tersebut terlebih dahulu.
Tetapi diantara itu, Goei Lam Yu, Lok Yang Hong serta
pemuda berbaju putih siapa pun ingin sekali untuk keluar
setindak terlebih dahulu, pemuda berbaju putih itu tampak
Boen Ching berbuat demikian, didalam hatinya merasa sangat
girang sekali tubuhnya segera melayang menubruk kearah
sepuluh bilah pedang pendeknya yang terteta Pada dinding
gua tersebut. Boen Ching tidak pergi, hal ini malahan memberikan
kesempatan baginya untuk mencabut kembali pedang
pendeknya yang menancap diatas dinding gua tersebut,
apabila Boen Ching tidak memberikan kesempatan baginya
untuk mencabut kemba-li pedang pendeknya dan terus lari
keluar. Tetapi begitu dia melayangkan tubuhnya, pikiran Boen
Ching menjadi bergerak, tubuh nyapun ikut melayang keatas
mendesak ke arah pemuda berbaju putih itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Goei Lam Yu begitu tampak Boen Ching melayangkan
tubuhnya keatas, dengan cepat dia berkelebat keluar dari
dalam gua dan lari kearah utara dengan cepatnya.
Lok Yang Hong tak mau kalah, dengan cepatnya diapun
ikut mengejar dari belakang tubuhnya
Liauw Cing Ce dengan perlahan membentak, pedang
panjangnya dicabut keluar dari dalam sarungnya, dan
menyerang kearah tubuh Boen Ching.
Tubuh Boen Ching ditengah udara berputar setengah
lingkaran, kemudian melayang turun keluar dari dalam gua itu.
Pemuda berbaju putih itu setelah mencabut pedang
pendeknya dari atas dinding, dengan cepat dia melayangkan
tubuhnya keluar dari dalam gua dan mengejar ke arah dimana
Goei Lam Yu serta Lok Yang Hong pergi.
Liauw Cing Ce menjadi tertegun, tampak ternyata Boen
Ching tak mempunyai niat untuk pergi mengejar, diapun
dengan cepat mengikuti dibelakang tubuhnya dan melayang
ke luar dari dalam gua untuk mengejar kawan-kawan lainnya.
Ciee Khek Loojien menarik napas panjang-panjang diapun
menanti Boen Ching keluar dari dalam gua.
Tetapi mendadak tubuh Boen Ching membalik kePada Ciee
Khek Lojien, dia tertawa dingin, ujarnya:
"Kau orang ini dosamu sungguh sangat besar sekali,
ternyata terhadap urusan nyawa dari manusiapun tak
menganggapnya sebagai suatu urusan, dan mengambil keluar
jenazah dari Thian San Chiet Kiam untuk melatih ilmu silat, coba kau bilang patut diampuni tidak ?"
Ciee Khek Loojien tertegun, dia mengira Boen Ching
tentunya juga akan pergi ikut merebut jenazah dari Thian San Chiet Kiam tersebut, kalau memangnya Boen Ching pribadi
tidak menginginkan, diapun tidak mungkin akan membiarkan
Goei Lam Yu sekalian untuk mendapatkannya, apa lagi dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
memerlukannya untuk merebut kembali dan diserahkan
kePada diri Thian San Sin Eng.
Tidak menanti dia berpikir lebih panjang lagi, Boen Ching
telah tertawa tawar, ujarnya:
"Aku tak mempunyai waktu lagi, terpaksa aku hanya dapat memunahkan seluruh kepandaian silatmu saja !"
Sehabis berkata dia tersenyum lagi.
Dalam hati Ciee Khek Lojien menjadi tergetar, selama hidup
dia menggantungkan hidupnya dengan kepandaian silat yang
dia miliki itu, sehingga dia mau menempuh bahaya untuk
mencuri jenazah dari Thian San Chiet Kiam, setelah dengan
tak mudah melatih kepandaian silat tersebut, mana dapat di
punahkan oleh Boen Ching dengan demikian mudahnya.
Dengan sangat dingin sekali ia memandang kearah Boen
Ching, sedang pedang panjangnya dengan perlahan-lahan
dicabut keluar, dalam hatinya dia telah mengambil keputusan untuk mengadakan perlawanan yang terakhir kalinya.
Boen Ching dengan dingin mendengus, pedang Cing Hong
Kiamnya bagaikan kilat cepatnya telah dicabut keluar dari
dalam sarung nya, didalam sekejap mata saja dia telah ber
turut-turut melancarkan tiga kali serangan gencar.
Ciee Khek Loojien dengan cepat menarik napas panjang-
panjang, dan mengangkat pedangnya menyambut serangan
tersebut. Tetapi mana bisa dia berbuat sesuatu terhadap diri Boen
Ching, tenaga dalam yang dimiliki Boen Ching Pada saat ini
telah mencapai Pada taraf kesempurnaan yang sukar dijajaki
oleh orang lain, sedang rahasia tenaga khiekang "Chiet Kong Kang Khie" pun telah dipahami hampir sebagian besar, tiga kali serangannya ini sekalipun dilakukan dengan sangat cepat dan ringan sekali, tetapi setiap serangan tersebut telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
mengandung tenaga dalam yang sangat dahsyat sekali, dan
tak mungkin dapat disambut dengan sangat ringan sekali.
Ciee Khek Loojien sekalipun telah mengganakan seluruh
tenaga yang dimikinya untuk menyambut serangan tersebut,
tetapi Pada serangan yang ketiga, pedang panjangnya telah
dapat dipatahkan menjadi dua bagian oleh pedang Cing Hong
Kiam ditangan Boen Ching.
Dengan ter huyung-huyung dia mundur beberapa langkah
kebelakang. Boen Ching dengan sangat dingin sekali memandang ke
arah Ciee Khek Loojien, dia tak tahu kalau Goei Lam Yu
sampai berhasil memboyong pergi jenazah dari Thian San
Chiet Kiam, diantara keempat orang itu tak mungkin dapat
menghindarkan diri dari perebutan.
Sepasang mata Ciee Khek Loojien dengan terpesona
memandang kearah Boen Ching, dalam hatinya Pada saat ini
penuh diliputi dengan kegusaran yang memuncak, pernuda
dihadapannya ini tak lebih baru berusia dua puluh tahunan,
kini ternyata dengan mence-kal pedang panjang yang tajam
sedang menakuti dirinya, sepasang matanya bergerak tak
henti-hentinya, diam-diam dalam hatinya mengambil
keputusan, apabila Boen Ching sekali lagi bertindak, dia akan menggunakan seluruh tenaga yang dimiliki nya untuk
mengadu jiwa. Boen Ching dengan sangat dingibn sekali memanddang
kearahnya, asedang kakinya bbergerak maju setindak lagi
kearah depan. Ciee Khek Loojien memandang pedang Cing Hong Kiam
ditangan Boen Ching itu, Pada saat ini dalam hatinya benar-
benar merasa jeri, pikirannya menjadi tergerak, dia masih
mempunyai cara untuk mengundurkan dirinya kebelakang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Berbuat secara demikian sekalipun tidak baik untuk
dipandang, tetapi hal itu jauh lebih baik lagi dari Pada harus menjadi seorang yang cacad.
Dengan cemas ujarnya kePada Boen Chirig. "Tahan ! .'
Boen Ching dengan menghentikan langkah kakinya, dengan
tanpa mengucapkan sepatah katapun memandang ke arah
Ciee Khek Loojien.
Ciee Khek Loojien yang melihat sinar mata dari Boen Ching
yang demikian tajamnya itu, tanpa terasa lagi dalam hatinya menjadi berdesir.
Keringat dingin mengucur keluar membasahi dahinya, dia
menarik papas panjang-panjang sehingga rasa mangkel dalam
hatinya agak berkurang sambil mengedip-ngedipkan matanya,
ujarnya lagi kePada Boen Ching.
"Kau lepaskan diriku, aku mempunyai suatu urusan yang
hendak kusampaikan kePada dirimu !"
Dengan dingin ujar Boen Ching.
"Kau mempunyai urusan apa, silahkan bicara saja !"
Ciee Khek Loojien tertawa besar, sahutnya.
"Urusan ini kau pastilah ingin mengetahuinya, setelah
mengetahuipun juga mempunyai kegunaan bagi dirimu, tetapi
kau harus menyanggupi untuk melepaskan diriku !"
Dengan tawar ujar Boen Ching.
"Maksudmu setelah aku mengetahui akan urusan ini
mempunyai kegunaan bagi diriku, tetapi apabila tidak
mengetahuinya juga tidak ada halangannya bukan?"
Sehabis berkata dia tertawa dingin lagi.
Ujar Ciee Khek Loojien lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Apabila kau tidak mengetahui, kemungkinan sekali
mempunyai bahaya terhadap nyawamu."
Boen Ching mana mau kau mempercayai segala perkataan
yang diucapkan oleh Ciee-Khek Loojien itu, sambil tertawa
dibngin dia maju ldagi satu tindaka kedepan.
Dengabn keras teriak Ciee Khek Loojien.
"Apabila kau tak ingin mendengar, kau tak mungkin akan mendapatkan jenazah dari Than San Chiet Kiam !"
Boen Ching segera menghentikan langkah kakinya, dengan
dingin ujarnya lagi.
"Kiranya demikian adanya, kalau begitu apa yang kau
ucapkan tadi sudah tentu perkataan yang membohongi diri
orang lain."
Ciee Khek Loojien tertawa licik, sahutnya.
"Benar ! apabila kau menyanggupi untuk melepaskan
diriku, maka aku akan memberitahukan tempat sesungguhnya
dari ketujuh buah jenazah dari Thian San Chiet Kiam tersebut kePada dirimu .'
Boen Ching mengerutkan alisnya, dia sama sekali tidak
menginginkan untuk melepaskan Ciee Khek Loojien ini, tetapi diapun tak mungkin untuk tidak mengetahui tempat
sesungguhnya dari jenazah Thian San Chiet Kiam tersebut.
Dia menghembuskan uapasnya, sambil tertawa ujarnya:
"Kau bicaralah, setelah kau mengucapkan kata-kata
tersebut aku Pada kemudian hari pastilah akan melepaskan
dirimu !" Ciee Khek Loojien memancarkan sinar mata yang sangat
tajam, ujarnya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Bukan saja kau harus melepaskan diriku, bahkan haruslah tak dapat melukai diriku sedikitpun juga, dan tak boleh
memunahkan ilmnu silatku, apalagi untuk membunuh diriku".
Boen Ching termenung berpikir keras, sejenak kemudian
dengan tawar dia menganggukkan kepalanya, sahutnya:
"Boleh ! Aku menyanggupi seluruhnya".
Ciee Khek Loojien sama sekali tidak pernah menyangka
kalau Boen Ching dapat menyanggupi dengan demikian saja,
dia sebalik nya malah sedikit merasa tidak percaya, dengan
perasaan yang ragu-raga dia memandang kearah Boen Ching,
ujarnya: "Sungguhkah"' Boen Ching segera menyahut:
"Sudah tentu sungguh-sungguh, bagai mana aku dapat
menipu dirimu ?"
Ciee Khek Loojiren tertawa, ujatrnya lagi.
"Jenqazah dari Thianr San Chiet Kiam aku sembunyikan
dibawah pohon besar, pohon tersebut terletak didepan
rumahku, kau pergilah kesana tentunya akan mendapatkan
nya." Boen Ching tertawa ujarnya.
"Demikian sangat bagus sekaii, kau mengantarkan aku
kesana, setelah aku melihat benar-benar terdapat benda-
benda tersebut sudah tentu aku akan melepaskan dirimu !"
Wajah dari Ciee Khek Loojien berubah dengan hebatnya,
ujarnya. "Kau tidak menepati janji !"
Sambil tertawa sahut Boen Ching.
"Bagaimana aku tidak menepati janji?" Pertama kali tadi kau dengan kata-kata yang bohong menipu orang lain, kali ini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
sudah tentu juga tak dapat dipastikan kata-kata yang benar, bagaimana aku dapat mempercayai dirimu ?"?"
Ciee Khek Loojien tahu bahwa apabila dirinya ikut pergi,
Boen Ching mungkin dapat melepaskan dirinya, tetapi Goei
Lam Yu sekalian apakah dapat melepaskan dirinya ?"?"
Wajahnya berubah dengan hebatnya, dia menarik napas
panjang-panjang, baru saja bersiap hendak mengangkat
bicara, tubuh Boen Ching telah mendesak dekat kearah tubuh
nya. Berturut-turut dia melancarkan tujuh kali serangan
mengancam diri Boen Ching, tampak hal ini Boen Ching
tertawa nyaring ujarnya.
"Sungguh sayang kau telah salah menggu-nakannya,
seharusnya demikianlah !"
Perkataannya baru saja masuk kedalam telinganya, terasa
suatu tekanan hawa murni yang sangat dahsyat sekali
menekan keatas tubuhnya, otaknya menjadi terasa sangat
berat sekali, dan dengan segera dia jatuh tak sadarkan diri roboh keatas tanah.
Boen Ching sambil mengempit tubuh Ciee Khek Loojien,
tersebut, saat ini pemuda berbaju putih itu, Goei Lam Yu, Lok Yang Hong serta Liauw Cing Ce berdiri tegak didepan rumah
kayu tersebut. Boen Ching segera meletakkan tubuh Ciee Khek Loojien
keatas tanah, tak seberapa waktu lagi tampak dia dengan
perlahan- lahan sadar dari pingsannya.
Goei Lam Yu tertawa dingin ujarnya.
"Ternyata Boen-heng sangat cerdik sekali, dan tak sampai tertipu oleh dirinya !"
Boen Ching tertawa tawar, dia berjalan menuju kearah
pohon besar tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Ketika itu Ciee Khek Loojien dengan per lahan bangkit dan
duduk diatas tanah.
Tampak Boen Ching berjalan menuju kearah pohon besar
tersebut, dengan cemas ujarnya.
"Jenazah dari Thian San Ciet Kiam aku sembunyikan
didalam pohon besar tersebut!"
Pikiran Goei Lam Yu segera tergerak, tubuhnya segera
berkelebat mengejar kearah Boen Ching, dengan keras
teriaknya.
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Boen heng tahan ! Urusan ini bagaimana dapat didapatkan oleh Boen-heng seorang !"
Sambil berkata telapak tangan kanannya dengan cepat
menepak keafah punggung Boen Ching.
Dengan cepat Boen Ching menggerakkar tubuhnya
berputar dan berdiri dibelakang pohon besar itu.
Pemuda berbaju putih serta Lok Yang Hong pun tak mau
ketinggalan, satu dari kiri dan yang lain dari sebelah kanan dengan cepat melayangkan tubuhnya menggencet diri Boen
Ching ditengah, ketiga orang itu dengan sinar mata yang
sangat gusar sekali memandang ke arah diri Boen Ching.
Liauw Ching Ce dengan tenang berdiri disamping, melihat
hal itu pemuda berbaju putih tersebut, dengan keras
teriaknya. "Sumoay, kau bunuh tua bangkotan itu terlebih dulu, baru kita berbicara lagi.''
Boen Ching tertawa tawar, dia tak mengucapkan sepatah
katapun. Ciee Khek Loojien menjadi sangat cemas sekali, ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Boen Ching adalah bencana yang paling bahaya diantara kalian, mengapa kalian tidak membereskan dirinya terlebih
dulu, baru kemudian menghadapi diriku?"
Liauw Cing Ce merasa sangat tidak puas sekali terhadap
diri Ciee Khek Loojien tersebut, segera dia mencabut keluar pedangnya dan mendesak kearah orang tua berbaju ungu itu.
Ciee Khek Loojien dengan tajam memandang kearah Liauw
Cing Ce, Pada saat pedang panjangnya telah putus menjadib
dua bagian, seddang dalam hatianyapun dia sadabr bahwa
dirinya bukanlah lawan dari anak murid Mie Cong Bun ini,
satu-satunya jalan bagi dirinya hanyalah dengan keras
melawan keras !
Pada saat ini pedang panjang dari Liauw Cing Ce telah siap
untuk dilancarkan ke depan Ciee Khek Loojien dengan
termenung memandang kearah Liauw Cing Ce, dari sinar
matanya tampak memancarkan perasaan yang putus asa,
tetapi dengan cepat pula sinar matanya tersebut beralih
memandang kearah Boen Ching dengan tajamnya.
Dalam hatinya secara tiba-tiba timbul suatu niat jahat,
dengan tawar ujarnya:
"Kalian hendak membunuh diriku, sudah tentu aku tidak
dapat menahannya, tapi Pada saat aku belum binasa masih
mempunyai suatu urusan yang hendak kusampaikan kePada
kalian, Boen Ching ini tak dapat tinggalkan hidup lebih lama lagi apabila dia hidup terus didalam dunia ini lebih lama lagi, kalian janganlah melepaskan dirinya !"
Sehabis berkata dia memejamkan sepasang matanya, tak
mengucapkan sepatah katapun.
Dalam hati Boen Ching terasa menjadi berat, Pada saat
Ciee Khek Loojien belum binasa ternyata dia dapat
melancarkan serangan dengan cara demikian untuk
memancing keempat orang itu membinasakan dirinya, dalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
hatinya secara mendadak terasa suatu perasaan yang tidak
tenteram. Liauw Cing Ce tampak Ciee Khek Loojien berbuat demikian,
sebaliknya dia malah tak dapat turun tangan lagi.
Tubuh Goei Lam Yu dengan cepat berkelebat, Pada saat
pedang panjangnya berkelebat itulah Ciee Khek Loojien telah binasa dibawah pedangnya.
Sinar mata Liauw Cing Ce bergerak, dia sama sekali tidak
pernah menyangka kalau Goei Lam Yu dapat turun tangan
dengan demikian kejamnya, mana besar Lam Yu kongeu
kelihatannya bukanlah nama kosong belaka, sungguh tak malu
dia diangkat sebagai pimpinan kawanan iblis.
Liauw Cing Ce menundukkan kepalanya termenung berpikir
keras, sedang Lok Yang Hong sambil tertawa ujarnya.
"Nona Liauw, kau tak perlu berpikir lebih panjang lagi, masih ada seorang Boen Ching yang belum berhasil kita
bereskan !b"
Liauw Cing Ced mendongakkan kaepalanya, tampabk Boen
Ching dengan sangat tenang sekali berdiri tegak ditengah
kalangan, tetapi ternyata Goei Lam Yu, Lok Yang Hong serta
pemuda berbaju putih itu memandang dirinya demikian
pentingnya. Dia memandang kearah Boen Ching, dalam hatinya merasa
sangat bingung sekali, haruskah dia juga ikut serta ketiga
orang itu untuk bekerja sama mengerubuti diri Boen Ching
seorang " dia merasakan bahwa apabila harus berbuat
demikian sebenarnya adalah kurang pantas.
Ujar pemuda berbaju putih itu kearahnya.
"Sumoay ! kau masih berpikir apa lagi?"
Liauw Cing Ce bertindak maju dua langkah kedepan dan
berdiri disisi belakang tubuh Boen Ching, sedang sepasang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
tangannya sekali mengangkat pedang bersiap melancar kan
serangan. Goei Lam Yu tertawa tawar, ujarnya kePada diri Boen
Ching. "Dalam hatimu aku kira juga telah membuat perhitungan
yang masak, kita berempat bekerja sama, aku kira dengan
sangat cepat sekali akan berhasil membinasa kan dirimu di
tengah kalangan, atau kau memilih tidak melawan lagi?"
Bagaimana?""
Boen Ching sendiri juga mengetahui dengan keadaan
situasi dihadapannya saat ini, apabila dirinya begitu turun tangan, keempat orang itu pastilah akan bersamaan waktunya
turun tangan, menyerang dirinya.
Dirinya masih kemungkinan sekali dapat memukul mundur
mereka apabila keempat orang maju secara bergilir, tetapi
apabila mereka berempat bergabung menjadi satu bersama-
sama melancarkan serangan, selain hanya dengan
menggunakan tenaga getaran untuk mendapatkan
kemenangan. Dia tertawa-tawar, ujarnya.
"Pada saat ini apabila kita hendak berusaha untuk
memutuskan menang kalah diantara kita, aku kira masih
belumlah saatnya."
Goei Lamp Yu mengerutkan alisnya, ujarnya. .
Waktu masih panjang, kau tak usahlah ragu-ragu untuk
mengutarakan pendapat mu."
Boen Ching tersenyum, sahutnya.
"Bagaimana kau rdapat mengetahuti kalau di dalaqm pohon yang bersar ini sungguh-sungguh terdapat jenazah dari Thian San Chiet Siam" Ciee Khek Loojien kalau memangnya telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
berkata bohong satu kali mengapa tak dapat berbuat untuk
kedua kalinya?""
Sinar mata Goei Lam Yu berkedip kedip, sahutnya.
"Tentang urusan ini kau tak perlu untuk menguatirkan lagi, setelah kau binasa sudah tentu kami juga akan mengetahui
dengan sendirinya, perkataan yang diucapkan itu benar atau
palsu.' Boen Ching mengerutkan alisnya, dia tahu bahwa Pada saat
ini Goei Lam Yu telah me nganggap dirinya sebagai musuh
tangguh yang harus dibasmi, bagaimanapun juga dia tak
mungkin dapat mengendorkan kepungan dari keempat orang
itu. Pada saat sepasang matanya memandang keadaan situasi
disekeliling tempat tersebut, pedang Cing Hong Kiamnya telah dicabut ke luar, bersamaan waktunya pula lima belas bilah
pedang dari empat orang itu bersamaan menyerang
ketubuhnya. Ditengah suara tertawa panjangnya yang sangat nyaring itu
tubuh Boen Ching telah berkelebat bersembunyi kebelakang
pohon besar tersebut.
Pada saat tubuhnya berkelebat dengan cepatnya itu,
pedang Cing Hong Kiamnya dengan cepat menggurat keatas
tubuh dari pohon besar itu, tampak pohon besar tersebut
segera rubuh keatas tanah yang dengan sangat cepat sekali
menghalangi gerakan pedang dari
keempat orang itu, sedang ditengah dari pohon besar itu
segera muncul tujuh buah kulit manusia yang telah
dikeringkan. Tubuh Boen Ching dengan capat melayang mundur
kebelakang, sedang keempat orang itupun melayang turun
keatas tanah dan berdiri Pada empat kedudukan yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
berbeda, membuat ketujuh buah kulit manusia yang telah
kering itu terkurung ditengah kalangan.
Sekalipun diri Boen Ching juga dapat melihatnya dengan
sangat jelas sekali, diatas ke tujuh lembar kulit manusia
tersebut, Pada setiap lembarnya terdapat sebuah telapak
tangan yang sangat jelas sekali. Goei Lam Yu tertawa dingin, ujarnya.
"Tua bangkotan ini ternyata tak berani menipu kami untuk kedua kalinya !"
Boen Ching dengan mencekal pedangnya berdiri tegak, dia
memandang sekejap kearah empat orang itu, lama kemudian
barulah tersenyum, sepatah katapun jaga tak diucap kan
keluar, dia tahu bahwa Pada saat ini boleh dikata dia pun baru saja keluar dari lingkungan itu yang sangat berbahaya sekali, asalkan bukan ditengah kepungan keempat orang itu apalagi
kalau tak terdapat benda yang menarik perhatian keempat
orang itu, dia dapat percaya bahwa dirinya tak mungkin dapat dikalahkan dari tangan keempat orang itu.
Goei Lam Yu tertawa dingin, dengan tenang dia berdiri
tegak, tak bergerak sedikit pun juga.
Selama ini dia selalu menganggap bahwa didalam dunia
kangouw Pada saat ini selain Boen Ching seorang, orang-
orang lain tak seorangpun yang membuat dia menjadi kuatir,
sesuai dengan perkataan yang diucapkan oleh Ciee Khek
Loojien, apabila Boen Ching tidak binasa, kiranya diantara ke empat orang itu tak mungkin dapat berbuat apa-apa lagi.
Dia tertawa dingin, ujarnya kePada diri Boen Ching.
"Kalau memangnya mayat dari Thian San Chiet Kiam telah muncul, kau bolehlah meninggalkan tempat ini !"
Lok Yang Hong merasa sangat heran sekali, mengapa
secara mendadak Goei Lam Yu dapat mengatakan hendak
melepaskan diri Boen Ching " Padahal menurut dirinya tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
terdapat sedikit alasanpun yang kuat untuk melepaskan diri
Boen Ching pergi dari tempat ini, kepandaian yang dimiliki
Boen Ching sekarang ini saja telah cukup membuat hatinya
menjadi bergetar, tetapi dia percaya bahwa dengan tenaga
gabungan keempat orang itu kemungkinan sekali masih dapat
mengalahkan diri Boen Ching, tetapi juga belum tentu
mempunyai pegangan yang cukup kuat, tetapi entah mengapa
Goei Lam Yu sekarang malah berbuat secara demikian"
Goei Lam Yu tampak Boen Ching dengan sangat tenang
sekali berdiri tegak ditempat itu, segera dia memutarkan
tubuhnya, kePada Lok Yang Hong sekalian ujarnya:
"Pada waktu yang lalu, ciangbunjin dari tujuh partai setelah melancarkan satu kali pukulan mendapatkan sebuah hioloo,
tetapi akhirnya tak seorangpun yang mendapatkan hasilnya,
ini hari kita harus mengubah dengan cara yang lain, membuat mereka itu dibagi menjadi empat bagian sehingga setiap
orang berhak akan seper empatnya, entah bagaimana
menurut pendapat kalian ?"
Sehabis berkata dia bmengulurkan peddangnya
mengguraat keatas jenazbah dari Thian San Chiet Kiam
tersebut.. Didalam sekejap saja, ketiga orang lainnya segera dapat
mengetahui maksud tujuan dari Goei Lam Yu, sekalipun Boen
Ching sendiri juga tahu kalau Goei Lam Yu sedang mendesak
dirinya masuk kembali kedalam lingkaran kepungannya, tetapi padahal yang sebenarnya dia tidak mengijinkan dirinya masuk kembali kedalam lingkaran kepungan.
Pedang Cing Hong Kiamnya dengan cepat dilancarkan
keluar menyerang tubuh Goei Lam Yu.
Goei Lam Yu tertawa besar, tubuhnya dengan cepat
berkelebat, ketiga orang lainpun dengan cepat melancarkan
serangan dengan menggunakan pedangnya mendesak Boen
Ching masuk kembali ketengah kepungan ke empat orang itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Goei Lam Yu tertawa kalap dengan nyaringnya, ujarnya.
"Boen Ching, kalau memangnya kau telah mengetahui
kalau kami sedang mengatur jebakan, kau mengapa harus
secara sengaja menerjangnya " kau terlalu sombong dan
percaya Pada diri sendiri."
Born Ching telah berada didalam tengah kepungan
keempat orang itu, dalam hatinya pikirannya menjadi
tergerak, dengan cepat sekali dia berusaha untuk mencari
siasat untuk meloloskan dirinya dari kepungan mereka hanya
entah harus menggunakan cara apakah sehingga dapat
meloloskan dirinya.
"Lam Yu Hong ! Aku sangat memuji dirimu, kau disebut
orang sebagai pimpinan kawanan iblis, selamanya aku tak
pernah merasa puas, tetapi kini aku sungguh merasa puas dan takluk benar-benar.
Sepasang mata Boen Ching menyapu ke empat orang itu,
dia segera menemukan bahwa diantara keempat orang itu
pemuda berbaju putih yang disebut sebagai Cap Sah Lang itu
ternyata tak tampak sikapnya yang sangat congkak itu,
bahkan Liauw Cing Ce juga sangat jarang sekali berbicara,
dalam hatinya merasa sangat heran sekali.
Dengan sifat dari kedua orang itu tak mungkin dapat
berbuat demikian, terpikir olehnya bahwa didalamnya pastilah terdapat sebab-sebab yang lain, ujarnya kemudian:
"Tak kusangka partai Mie Cong bBun hanya demikdian saja
!" Aira muka dari pemubda berbaju putih serta Liauw Cing Ce
berubah dengan hebatnya.
Pada saat sekali lagi dia menggetarkan tubuhnya, sepasang
kakinya berubah menja-di setengah berlutut diatas tanah
jebakan tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Goei Lam Yu tertawa terbahak-bahak, dengan tajam dia
memandang kearah Boen Ching, ujarnya.
"Mengapa kau tidak bangkit berdiri dengan kepandaian
yang kau miliki sekarang ini boleh dibilang dapat menjagoi
seluruh Bulim, lalu mengapa harus berbuat demikian ?"
Boen Ching dengan dingin mendengus, sinar mata sekali
lagi menyapu kearah ke empat orang itu. pikirannya menjadi
tergerak, dia masih mempunyai cara yang terakhir untuk
mengalahkan keempat orang itu sekaligus, teringat olehnya
akan ilmu Chie Jie Jen Hong" dari Pada ilmu Hiat MoKang".
Pada saat pikirannya menjadi, bergerak itu, dengan diam-
diam dia mulai mengatur pernapasannya, Pada saat darahnya
mengalir secara terbalik itu mendadak dia merasakan seluruh tubuhnya menjadi sangat kaku dan mengembang menjadi
lebih besar lagi, bagaikan seluruh urat nadi didalam tubuhnya hendak meledak.
Goei Lam Yu sendiri sebenarnya orang yang melatih ilmu
"Hiat Mo Kang" begitu tampak sinar mata dari Boen Ching sedikit aneh, dia menjadi sangat terkejut, dia mengetahui
dengan jelas kalau ilmu Chie JieJen Hong itu dapat membuat
tenaga dalam seseorang bertambah lipat ganda, apabila Boen
Ching hendak mengadu jiwa dengan menggunakan cara
demikian, kiranya untuk mencapai suatu kemenangan masih
merupa kan suatu persoalan yang diragukan.
Lok Yang Hong tampak wajah Goei Lam Yu berubah
dengan hebatnya, tanpa terasa dia menjadi sangat terkejut
sekali, entah sebenarnya telah terjadi suatu peristiwa apakah ternyata dapat membuat air muka dari Goei Lam Yu telah
berubah menjadi demikian hebatnya.
Boen Ching dengan perlahan mengangkat pedang Cing
Hong Kiam nya, sedang kaki kanannya dengan perlahan pula
dicabut keluar dari dalam tanah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Ketiga orang itu masing-masing menantikan Goei Lam Yu
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengadakan penyerangan terlebih dulu barulah mengikuti dari belakang nya melancarkan serangannya, tetapi ternyata
sebaliknya tampak Goei Lamr Yu setapak demti setapak
menguqndurkan diri nyra kebelakang.
Pada saat ini kaki Boen Ching telali berhasil dicabut keluar seluruhnya dari dalam tanah, sedang sepasang matanya
dengan sangat tajam sekali memandang sekejap kearah
keempat orang itu.
Ketiga orang itu tampak Goei Lam Yu mengundurkan
dirinya kebelakang, diam- diam dia membatin bahwa tak
seorang pun diantara mereka yang mempunyai tenaga
demikian besarnya untuk bergebrak satu lawan satu dengan
diri Boen Ching.
Sekonyong-konyong dari kejauhan berkumandang datang
suara genta yang berbunyi bertalu talu.
Air muka Goei Lam Yu berubah menjadi makin pucat
kehijau-hijauan dan jelek sekali, dia menjadi termangu-mangu dan berdiri mematung disana.
Sedang Boen Ching begitu mendengar suara genta tersebut
menyerang dirinya, dengan perlahan dia duduk diatas tanah,
dan mulai mengerahkan tenaga khiekang "Chiet Kong Kang Khie" melawan suara genta tersebut.
Tapi baru saja dia menggunakan ilmu Chie Jie Jen Hong,'
sehingga saat ini suara untuk duduk tenang, dia mulai
merasakan seluruh tubuhnya bagaikan jatuh kedalam suatu
liang api yang sangat panas sekali, saking panasnya sehingga sukar untuk ditahan.
Dari kejauhan secara mendadak berku-mandang datang
pula suara suitan yang sangat nyaring sekali, suara suitan itu sebentar tinggi sebentar rendah lagi, dangan tak putus-putusnya masuk kedalam telinga kelima orang itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Begitu suara suitan itu berbunyi, tekanan didalam tubuh
Boen Ching pun terasa jauh berkurang, dengan cepat dia
duduk bersila diatas tanah dengan perlahan-lahan mulai
mengerahkan tenaga murninya untuk mendesak kembali jalan
darah didalam tubuhnya supaya menjadi lancar kembali.
Suara suitan itu beserta suara bertalunya genta mendadak
tinggi dan mendadak rendah kembali, dengan tak putus-
putusnya bergema mendatang.
Suara genta itu tetap tak berubah sedikitpun, sebaliknya
suara suitan itu makin lama semakin mendekat, didalam
sekejap mata saja telah berada disuatu tempat yang begitu
jauh dari tempat mereka berempat, Pada saat ini jalan darah didalam tubuh Boen Chingpun telah menjadi pulih kembali,
baru saja dia hendak mementangkan matanya, tiba-tiba
terdengar suatu suara berkumandang masuk kedalam
telinganya. "Jangan bergerak !"
Kemudian terasa sebuah telapak tangan menempel
dibelakang punggungnya.
Dalam hati Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, dia
tak tahu orang yang baru datang ini lawan ataukah kawan,
tetapi dia dapat menduga babwa orang yang datang ini
bukannya salah satu dari Goei Lam Yu berempat, tetapi
kesempurnaan didalam tenaga dalamnya sangat hebat sekali,
hal ini bisa dibuktikan dengan dapatnya orang itu berada di belakang tubuhnya tanpa dia mengetahuinya.
Dengan berdebar-debar dia tetap duduk diatas tanah tak
berani bergerak lagi.
ooo0dw0ooo LAMUNAN YANG MENJADI KENYATAAN
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
BOEN Ching yarg baru saja berhasil membereskan dirinya
dari pengaruh ilmu 'Chie Jie Jen Hong' mendadak
punggungnya ditempeli telapak tangan orang lain, dalam
hatinya menjadi sangat terperanjat sekali.
Suatu tenaga murni yang sangat kuat sekali menembus
dari dalam punggung masuk kedalam tubuhnya, dengan cepat
Boen Ching berusaha mengerahkan tenaga dalamnya untuk
menahan. Suara suitan itu dari keadaan yang sangat nyaring serta
kuat itu dengan perlahan lahan berubah menjadi halus dan
nyaring, bagaikan sebuah rambut yang sangat halus melayang
di tengah udara yang sangat luas, Boen Ching dengan sangat
jelas sekali dapat mengetahui bahwa orang yang
mengeluarkan suara suitan nyaring tersebut adalah orang
yang berada dibelakang tubuhnya Pada saat ini.
Dia mempunyai maksud untuk mengerah kan tenaga
dalamnya melawan hawa yang merembes masuk tersebut,
tetapi mendadabk terdengar suadra yang nyaringa sekali
berkumabndang masuk kedalam telinganya, ujarnya
'Jangan mengerahkan tenaga !''
Dalam hati Boen Ching terasa menjadi bergetar, suara itu
sekalipun sangat nyaring sekali tetapi didalamnya
mengandung suatu daya pengaruh yang demikian kerennya,
sehingga membuat dia sukar sekali untuk memberikan
perlawanannya, tanpa sadar lagi dia rela membubarkan
tenaga murni yang telah dipusatkan dan bersiap hendak
dikerahkan tersebut.
Tenaga murni yang sangat kuat itu dengan cepat
merembes keluar dari telapak tangan itu masuk kedalam
seluruh tubuhnya, sedang suara suitan itupun makin lama
makin rendah, dan akhirnya sangat halus sekali sehingga
sukar sekali untuk dapat didengar, suara genta itupun dengan perlahan membuyar dari tengah udara.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Secara mendadak Boen Ching merasakan seluruh tenaga
murni didalam tubuhnya dengan mengikuti petunjuk dari
orang yang berada dibelakang tubuhnya berputar dengan
sangat lancar sekali didalam tubuhnya.
Dia terdesak, tanpa sadar dia membuka mulutnya
mengeluarkan suara suitan nyaring begitu suara suitan
tersebut berkumandang bagaikan jeritan seekor naga sakti
saja dari nada yang rendah berubah menjadi makin meninggi,
dan dengan cepat sekali berubah menjadi tinggi melengking
sehingga menembus awan yang melayang ditengah udara.
Baru saja suara suitan berkumandang, suara dari
bertalunya genta dengan cepat menjadi sirap kembali, sedang keadaan disekitar tempat itupun menjadi sunyi senyap.
Dalam hati Boen Ching menjadi sangat heran sekali,
pikirannya berputar dengan tak henti-hentinya, sedang orang berada dibelakang tubuhnyapun tak membuat pergerakan
apa-apa lagi. Begitu suara suitan itu berhenti, telapak tangan yang
berada dibelakang tubuhnya itupun dengan perlahan menjadi
kendor kembali.
Lama kemudian, dari belakang tubuhnya barulah terdengar
suara tertawa gelak yang nyaring, ujarnya:
"Boen Ching ! Jangan berpura-pbura lagi, kau hdarus
bangkit beardiri."
Pada sabat suara tersebut berkumandang masuk kedalam
telinganya itu, terasa suatu tenaga yang sangat kuat sekali menyerang tubuhnya.
Boen Ching dengan perlahan mementang kan sepasang
matanya, dari bibir tersungging suatu senyuman, tubuhnya
dengan cepat melayang berputar keangkasa, terdengar suara
yang sangat dahsyat sekali, pasir berwarna kuning
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
beterbangan memenuhi seluruh angkasa, sedang angin
tajampun menyambar dengan hebatnya.
Boen Ching sambil tersenyum berdiri denagan tenangnya
Pada saat ini dia telah memahami ilmu tenaga dalam untuk
memin-jam tenaga orang lain untuk menyerang kearah
musuh, tenaga pukulan orang yang berada dihelakang
tubuhnya itu ternyata telah tergetar oleh tenaga pantulan,
sehingga terhuyung terdesak ke belakang, sedang dirinya
sendiri dengan sangat tenang sekali berdiri ditempat semula.
Dari mata yang itu terlihat memancarkan keluar sinar yang
sangat kejut sekali dengan sinar yang tidak percaya dia
memandang ke arah Boen Ching.
Been Ching tampak orang lelaki berusia pertengahan itu
memakai jubah panjang berwarna ke abu-abuan, rambut serta
jenggot nya berwarna hitam mengkilap, wajahnya pucat pasi,
sinar mata yang mengandung rasa terkejut dari lelaki berusia pertengahan yang memakai jubah berwarna ke abu-abuan itu
hanya dalam sekejap saja telah lenyap dari pandangan,
sedang air mukanyapun telah berubah menjadi tenang
kembali. Boen Ching menarik napas panjang-panjang, Pada saat ini
sebaliknya dia malah merasa agak terkejut, entah siapakah
orang yang berdiri dihadapannya sekarang ini, dengan
kesempurnaan tenaga dalam yang dimiliki itu bukanlah dapat
dibandingkan dengan orang biasa, ketika dia menolehkan
kepalanya memandang, tampak Goei Lam Yu sekalian entah
telah pergi kemana.
Lelaki berusia pertengahan yang memakai jubah warna
keabu-abuan itu dengan sangat tajam sekali memandang
kearah Boen Ching, sejenak kemudian dia dengan tertawa-
tawar tanyanya.
"Apakah kau adalah Boen Ching ?"
Sehabis bertanya, dia tersenyum ramah kembali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen Ching mengetahui siapakah sebenarnya lelaki berusia
pertengahan yang memakai jubah warna keabu-abura