Pencarian

Bentrok Rimba Persilatan 8

Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung Bagian 8


alam hatinya diam2 merasa sangat girang.
Dari kepandaian dari kedua orang itu sukar untuk
menentukan tinggi rendah kepandaian masing-masing .
Jlka dapat terjadi sesuatu pertempuran hebat antara mati
dan hidup bukanlah diri nya dapat dengan duduk tenang2 saja bagaikan nelayan yang memungut hasilnya itu. Kong Beng
sang dengan muka yang dingin dan sinis berkata.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Dengan perkataan Chang Sun Loei ini aku Kong Beng sang mau juga memberikan sesuatu" jawabnya.
"Engkau bertanya padaku bagaimana caranya aku akan
berbuat pada Boen ching ini?"
Kalau begitu aku akan memberitahu padamu bahwa ini hari
Boen ching berada disini aku akan melarang untuk tidak
mengganggu Boen ching sedikitpun, Chang Sun Heng jika
sudah bersiap akan berbuat apa-apa, aku Kong beng Sang
akan menyambutnya terlebih dahulu."
Sepasang mata Kong Beng Sang dibelalakkan untuk
memandang puncak yang didepan nya dan dengan perlahan
dia berkata. "Gunung oei San ini sungguh merupakan suatu tempat
yang sangat baik. bagaimana kalau kita menentukan siapa
yang menang dipuncak gunung didepan kita ini?"
Chang Sun Loei mendongakan kepalanya dan memandang
puncak gunung itu katanya. "Sungguh cocok dengan
maksudku, tetapi bagaimana dengan Boen ching."
Dengan dingin Kong Beng sang berkata.
"Tak usah Chang Sun heng kuatir tentang dia," sehabis berkata kedua matanya memandang kearah Boen ching.
Padahal dalam hatinya ia juga sedang berpikir dengan cara
bagaimanakah hendak mengatur Boen ching ini, Kedua orang
itu bergebrak sedikit banyak pada mulanya kelihatan adalah
karena urusan Boen ching. Kemudian dengan tiba2 terpikirlah oleh Boen ching.
"Bukankah tidak mungkin aku dapat meloloskan diri
sewaktu engkau berdua sedang bertempur mati-matian diatas
gunung?" Sambil tertawa Boen ching berkata.
"Sungguh dapat beruntung sekali dapat melihat orang-
orang yang ternama bertanding, bukankah itu merupakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
suatu keuntungan besar?" Kemudian ia meneruskan kata-
katanya. "Apakah tak perlu mengangkatku untuk saksi," Selesai berkata itu Boen ching berjalan terlebih dahulu dan membawa dua orang itu kepuncak gunung yang berada diseberang.
Chang Sun Loei tahu bahwa Kong Beng sang selamanya
belum pernah alpa melatih ilmunya.
Tiga tahun yang lalu kepandaian dua orang itu seimbang
sekali dengannya, tiga puluh tahun kemudian ia mengira
bahwa Kong Beng sang terlalu mengincar akan
kedudukkannya sehingga melukai badannya sendiri. Sudah
tentu tak bisa lebih hebat daripadanya.
Sedang Kong Beng sang mengira karena setiap hari Chang
Sun Loei bergelimpangan dengan harta kekayaannya.
sudah tentu dia jarang melatih ilmunya karena ia terlalu
sibuk dengan harta bendanya.
sudah tentu ia tidak ragu-ragu lagi terhadap Chang Sun
Loei. Kedua orang itu memikirkan pikirannya sendiri-sendiri
sedang matanya memandang dengan tajam kepuncak gunung
yang ada dihadapannya.
Chang Sun Loei memandang sekitar tempat itu, kemudian
ia tertawa ter-bahak-2 dan katanya.
"Sungguh suatu tempat yang sangat baik."
Sehabis berkata itu tangan kanannya dan sebuah toyaemas
sepanjang empat depa telah berada ditangannya.
Kong Beng Sang tertawa dingin, tangan kirinya telah
memegang sebuah pedang sedang tangan kanannya
memegang sebuah Pit.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching nampak toyaemas dari Chang Sun Loei itu dan
karena panjangnya tidak lebih dari lima depa, disamping itu dikepala toya terdapat sebutir berlian sebesar batu.
Sinarnya memancar dengan terang ke empat penjuru
sedang tubuh toya itu lebarnya hanya beberapa coen.
Sinar emas itu berkedip dengan terangnya karena sinar
matahari dan sungguh merupakan suatu barang yang sangat
berharga. Sedangkan pedang logam dan Piet perak itu yang dimiliki
Kong Beng Sang sangat kecil bentuknya.
Ukuran panjangnya tak sampai tiga depa, ternyata juga
merupakan suatu barang yang berharga.
Chang Sun Loei nampak pedang logam dan Piet perak milik
Kong Beng Sang telah dihunus keluar dari sarungnya.
Dengan tertawa kecil toyaemas ditangan kanannya
diangkatnya dan langsung melancarkan serangan-2 jurus
pertama dari ilmu "ciat Liong Hoat" atau ilmu toya penakluk naga yaitu satu jurus dari "Kiem chao Llong" atau toya emas menaklukkan naga gede. Toya emas itu ditotokkannya kearah
tubuh Kong Beng Sang.
Kong Bang Sang menangkis serangan toya itu dengan
pedangnya yang berada ditangan kiri, yang didalam dunia
persilatan dinamakan "Seh Huh Kioe Piet," atau dapat dikatakan sembilan pena ganas bagai bintang dari ilmu "Goat Hun cap Sah Seh".
---ooo0w0ooo---
Kedua orang itu dimulai dari tegak berdiam hingga
bergerak cepat tak keruan tujuan-
Dalam sekejap mata saja dipuncak gunung itu penuh
dengan kilatan sinar pedang yang sedang beradu disamping
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
itu juga terdengar bergemerincingnya toya yang beradu
dengan senjata Piet .
Ketiga senjata itu beradu menjadi satu sehingga
menimbulkan suara hebat.
Jurus-jurus yang hebat dan sakti dikeluarkannya,
perubahan-perubahan jurus yang satu kejurus yang lain
dilakukan dengan sangat cepatnya.
Boen ching melihat kecepatan permainan pedang itu
merasa kagum dan heran karena dia tak dapat mengikutinya.
Dia kagum melihat jurus-jurus yang digunakannya kedua
orang itu dan dengan empat matanya ia melihat sampai
beberapa jurus saja. Tetapi bagi Boen ching pertunjukan
tempur itu sudahlah cukup.
Ilmu pedang yang digunakan oleh Kong Beng sang telah
menggetarkan dunia Kangouw. Tetapi kegesitannya masih tak
dapat menandingi kegesitan Ie Bok Kiam Hoat. Sedang toya
emas dari Chang-sun Loei ternyata juga mempunyai
keampuhan yang besar. Keampuhan itu bagaikau dapat
menaklukkan naga dan menghancurkan kepala macan-Satu
jari dan satu Pitnya bagaikan hendak membelah bumi saja rasanya.
Sedang Boen ching yang dari tadi memandang jalannya
pertempuran memusatkan seluruh pikirannya kejurus- jurus
yang dipakai untuk bertempur.
Sebuah bayangan manusia nampak melayang turun dari
tengah udara, sebuah tubuh telah jatuh dan ternyata tubuh
Chang Sun Loei dan Kong Beng Sang segera tergetar dan
terpisah kesamping oleh bayangan yang jatuh dari udara tadi.
Boen ching menjadi tertegun dan memandang ke arah
yang sama, ternyata Ouw Yang Bu Kie dengan tenang telah
memukul kedua orang itu untuk berhenti bertempur. Hatinya
tanpa terasa timbul rasa jeri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Chang Sun Loei nampak yang memukulnya ternyata adalah
Ouw Yang Bu Kie, dengan tertawa segera berkata.
"Ouw Yang heng, apakah selama tiga puluh tahun itu
dalam keadaan baik-baik saja"
Dia tahu bahwa hubungan diantara Ouw Yang Bu Kle jauh
lebih erat jika dibandingkan hubungannya dengan Kong Beng
Sang. Kini nampak munculnya Ouw Yang Bu Kie disana, sudah
tentu membuat ia menjadi girang.
Sekalipun Ouw Yang Bu Kie tidak membantu kedua belah
pihak. tetapi dalam hati Kong Beng Sang sudah tentu terasa
terganggu hingga melemahkan kedudukannya. Ouw Yang Bu
Kie tertawa, dengan tawar dia segera berkata.
"Sungguh tak disangka-sangka kehadiranku di tempat ini dapat bertemu dengan Chang Sun heng dan Kong beng
heng." Kong Beng Sang memandang Ouw Yang Bu Kie dengan
tajam dan kemudian ia berkata: "Ouw Yang heng datang
entah ada urusan apakah yang penting?"
Sepasang mata Ouw Yang Bu Kie menyapu dua orang itu,
kemudian memandang sekejap kepada Boen ching.
Kepada kedua orang itu ia berkata.
"Entah dua orang saudara ini karena urusan apa sehingga berebut dan bergebrak. Mungkinkah ada hubungannya
dengan pemuda ini?"
Didalam empat iblis itu Ouw Yang Bu Kie adalah yang
paling menggunakan pikiran dan mau berkerja dengan
sungguh-sungguh.
Dia baru mau berbicara setelah bertanya dengan jelas atas
persoalan tersebut untuk menghindari perebutan dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
pertarungan yang tidak ada gunanya pada dirinya. Dengan
tertawa Chang Sun Loei berkata.
"Boen ching ini telah lolos dari tanganku, bahkan telah mencuri sebuah barang pusakaku. Kini aku dapat mencarinya
tetapi siapa menduga Kong Beng heng pasti tak mau
melepaskan dirinya"
Kong Beng Sang dengan dingin mendengus, dia juga sudah
tahu situasi pada hari ini. Tetapi dia tak mau mengerti Chang Sun Loei minta bantuan kepada Ouw Yang Bu Kie.
"ooh.. . ." kata Ouw Yang Bu Kie, sedang dalam hatinya diam-diam ia berpikir.
"Kiranya satu bagian juga karena pemuda ini, untung aku tidak ikut serta didalam perbuatan ini"
Ia tertawa terbahak-bahak dan kepada Kong Beng Sang ia
berkata. "Ini hari aku juga kebetulan lewat tempat ini, Kong heng entah ada urusan apa sehingga bentrok dengan Boen ching
ini. Bagaimana kalau aku bertindak sebagai penengah?"
Sungguh tak disangka oleh Keng Beng Sang ini hari Ouw
Yang Bu Kie dapat bertindak sedemikian adilnya.
Pada sinar matanya memancarkan suatu sinar yang curiga
dan dengan perlahan ia menyahut:
"Kalian kiranya juga tidak mungkin kalau tidak tahu bahwa Boen ching ini adalah orang yang dikabarkan sebagai ahli
waris dari tujuh buah Hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu"
"oooohh......... " kata Ouw Yang Bu Kie, dia memandang sekejap kepada Boen ching, kemudian dengan tertawa ia
melanjutkan kata-katanya. "Urusan ini aku juga pernah
mendengarnya akan tetapi tidak mengetahui kalau Boen ching
itu orang ini." Kong Beng sang dengan dingin dia menjawab:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Kabarnya tiga puluh tahun yang lalu kita empat orang
adalah karena takut dan jeri kepada Thian Jan Shu kemudian
baru kami menghindarkan diri, benarkah hal itu betul-betul
terjadi pada kalian?"
Ouw Yang Bu Kie mendongakkan kepala dan memandang
kelangit, sejenak kemudian seraya tertawa ia menyahut.
"Satu bagian mungkin adalah benar, tetapi sebagian lagi aku kira belum tentu benar."
Dalam hati Kong Beng Sang merasa girang karena sungguh
tak disangka-sangka Ouw Yang Bu Kie ternyata menyetujuinya
dan ujarnya. "Perkataan Ouw Yang Bu Kie memang benar, aku juga
bukannya karena jeri terhadap Thian Jan Shu dan kepandaian
Thian Jan Shu meskipun sangat tinggi dan lebih hebat dariku, tetapi aku belum pernah bertanding dengannya, darima na
aku dapat jeri padanya." Sehabis berkata matanya
dikedipkannya ke arah Chang Sun Loei.
Bagaikan mengatakan Chang Sun Loei toh yang karena jeri
terhadap Thian Jan Shu baru mengundurkau diri. Kemudian
lanjutnya. "Saudara, aku adalah karena suatu urusan pripadi baru
mengundurkan diri, Kalau tidak sepuluh tahun yang lalu waktu Thian Jan Shu masih hidup aku sudah dapat keluar dari
gunung" Chang Sun Loei mendengus, agaknya ia tak puas terhadap
sikap dari Ouw Yang Bu Kie itu.
Ouw Yang Bu Kie juga bukanlah orang yang bodoh, sudah
tentu dia juga merasakannya. Dia juga tak mau menyalahi
Chang Sun Loei dan dengan tertawa ia berkata.
"Kong Beng heng memang benar, kiranya kita empat orang semuanya mempunyai urusan pribadi sendiri-sendiri. Kalau
tidak juga tak mungkin tujuh tahun sesudah kematian Thian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
shu kita berempat baru terjun kedunia Kangouw lagi" Sambil berkata ia memutarkan tubuhnya menghadap kedepan Chang
Sun Loei dan berkata pula. "Chang Sun heng kiranya benarkah ucapanku ini ?"
Chang Sun Loei memang sebenarnya ingin menarik Ouw
Yang Bu Kie kepihaknya , kini nampak hal ini dia
menganggukkan kepala nya kepadanya. Meskipun dalam
hatinya ia sedikit tidak puas akan sikap Ouw Yang Bu Kie.
Tetapi pada wajahnya mau tidak mau terpaksa ia harus
menunjukkan wajah yang berseri dan katanya. "Benar"
Ouw Yang Bu Kie bertanya lagi pada Kong Beng Sang.
"Kong Beng heng apakah kau juga karena pemuda ini?"
Kong Beng Sang matanya memandang pada Ouw Yang Bu
Kie dan menyahut:
"Aku sejak dulu sudah bersumpah akan melemparkan dia
ke lautan atau ketengah gurun yang luas."
Ouw Yang Bu Kie memandang sekejap kepada Boen ching
dengan per-lahan2 ia berkata.
"Aku kira dua saudara ini siapapun tidak akan mau
mengalah. Aku sebagai penengah juga yang berhak memberi
hukuman kepada Boen ching." Chang Sun Loei dan Kong Beng Sang hanya tertawa.
Ouw Yang Bu Kie ketika mendengar perkataan kedua orang
itu ternyata memandang dia demikian ringan dan urusan itu
bukanlah demikian sukarnya.
Lagi kedua orang itu hal ini sebenarnya Ouw Yang Bu Kie
ketika itu juga tak perlu turun tangan-
Asal dalam perkataan ia dapat mengatasi seorang bukanlah
ia dapat dengan tanpa syarat membuat salah satu diantara
mereka itu untuk mengundurkan diri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Tetapi dua orang itu mendengar perkataan Ouw yang Bu
Kie ini juga sedikit merasa puas.
Kedua belah pihak merasa lega hatinya karena tidak sampai
Ouw Yang Bu Kie ikut campur tangan dan membantu salah
satu pihak. Chang Sun Loei dengan tertawa berkata. "Demikian pun
baik." Sehabis berkata ia mengangkat toyanya dan kembali
menyerang tubuh Kong Bang Sang dengan gesitnya.
Meskipun dia dengan sambil tertawa akan tetapi dengan
sikap Ouw Yang Bu Kie ini, ia sangat tidak puas.
Semula ia mengira Ouw Yang Bu Kie tentu akan memberi
bantuan kepadanya akan tetapi kiranya dugaannya itu meleset dan ia tidak mendapatkan bantuan apa-apa. Sebaliknya malah
hati Kong Beng Sang agak lega dan dengan dingin ia
mendengus. . Pedang ditangan kiri dan Piet ditangan kanannya saling
membantu melancarkan serangan tiba-tiba itu.
Sehingga terjadilah suatu pertempuran yang amat seru.


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dalam hati Boen ching pun merasa sangat heran mengapa
Ouw yang Bu Kie dapat berbuat demikian dan datang kemari
sudah tentu sudah tak mungkin kalau tak ada tujuan apa-apa.
Bahkan dia berbuat demikian terhadap kedua orang itu
tentu ia tidak mempunyai tujuan baik, sebaliknya malah
menguntungkan dirinya sendiri.
Dia menoleh memandang kearah Ouw Yang Bu Kie.
Tampak dia terhadap Boen ching seolah-olah tidak pernah
melihatnya, matanya hanya ditujukan ketengah kalangan
dimana terdapat debu yang mengepul di antara Chang Sun
Loei dan Kong Beng Sang yang sedang melakukan
pertempuran besar-besaran yang sangat sengit dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
mendebarkan hati itu. Tampak pertempuran diantara Chang
Sun Loei dan Kong Beng Sang makin sengit dan seru.
Tiba-tiba ketika toya emas dari Chang Sun Loei menyabet
tubuh Kong Beng Sang, di tangkis nya dengan Piet peraknya.
Karena kerasnya toya emas dan piet perak itu beradu,
menimbulkan suara yang sangat keras dan cipratan-cipratan
bunga api. Sedang didalam hati kedua orang itu mempunyai satu
tujuan yang sama yaitu untuk melekatkan senjata dari pihak
lawan, jari baja dan tangan itu saling balas membalas
menyerang sebanyak sepuluh jurus, kedua belah pihak saling
berusaha memecahkan perhatian dan jurus-jurus dari pihak
lawannya disamping mengada tenaga dalamnya. Boen ching
dengan termangu-mangu dan heran memandang dua orang
itu. Tampak wajah dua orang itu menjadi serius dan penuh
dengan keringat.
Kata Kong Beng Sang melotot keluar dengan gusarnya,
sedang mata Chang Sun Loei jadi sayu.
Toya emas dan Plet perak itu terus beradu dan bergetar
tiada henti-hentinya sehingga menimbulkan suara
bergemerincing yang keras.
Tiba-tiba Ouw Yang Bu Kie tertawa panjang, tubuhnya
bergerak maju kedepan dan sebuah sinar emas berkelebat.
Tahu-tahu kedua orang yang sedang bertempur itu jatuh
karena jalan darahnya ditotok oleh Ouw Yang Bu Kie.
sedang Boen ching merasa tertegun Ouw Yang Bu Kie telah
mengempit tubuhnya dibawah ketiaknya dan berlari turun dari gunung.
Boen ching yang dikempit oleh Ouw Yang Bu Kie hanya
merasa kempitan itu dengan tepat telah mencekal urat
nadinya sehingga seluruh tubuhnya menjadi kaku.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sedikitpun ia tidak dapat bergerak entah Ouw Yang Bu Kie
telah siap akan berbuat jahat apa terhadap dirinya.
Ouw Yang Bu Kie yang mengepit tubuh Boen ching
dibawah ketiaknya berturut- turut telah melalui tiga buah
puncak gunung dan beberapa jurang yang dalam.
Setelah sampai kepuncak gunung yang ketiga itu ia baru
melepaskan tubuh Boen ching keatas tanah, sedang ia berdiri diatas sebuah batu hijau yang besar disamping sebuah pohon
raksasa yang lebat daunnya.
Boen ching tidak tahu apa maksud tujuan dari Ouw Yang
Bu Kie dengan perbuatan itu, sehingga membuatnya untuk
sesaat tidak tahu bagaimana harus menghadapi hal yang
sedemikian tersebut.
Ouw Yang Bu Kie memandang Boen ching dari ujung
kepala hingga keujung kaki, tiba2 sekali sambar ia telah
mencengkeramnya.
Baru saja Boen ching akan berkelit kesamping sudah ada
gerakan lain dari Ouw Yang Bu Kie yang sangat cepat.
Bajunya telah dicengkeram dan robek oleh serangannya itu
dan ia mencengkeram keluar cermin "Thian Tuen"
disembunyikan didadanya itu
===========================
HAL 27/28 HILANG
===========================
Nampak munculnya Toa bok cie Jien membuatnya sangat
takut dan terkejut.
Toan bok cie Jien berjalan mendekati kedua orang itu dan
ia memandang tajam terhadap Boen ching.
Dengan sinar matanya yang penuh rasa heran dan terkejut
ia berkata. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Sungguh tak disangka sekalipun aku telah menggunakan
ilmu "Ngo Yang Toan Meh" ternyata tetap tak sampai dapat melenyapkan semua kepandaian yang kau miliki."
Ouw Yang Bu Kie begitu Toan Bok cie Jien merasa heran
dan menjadikan Boen ching sebagai penghalang dari rasa
ganjalan terhadapnya.
Ia memandang sekejap kepada Boen ching dan baru
bertanya kepada Toan bok cie Jien:
"Toan bok cie Jien selama kita berpisah tiga puluh tahun lamanya itu apakah baik2 saja?"
Toan bok cie Jien tertawa terbahak-bahak mendengar kata
Ouw Yang Bu Kie dan gentong araknya dimiringkannya dan
dimasukkan nya kedalam mulutnya. Sambil tangan kanannya
menghapus bekas arak dimulutnya ia berkata.
"Tindakan Ouw Yang heng sungguh cukup kejam, kasihan
dua orang tua itu dengan masih tak tahu apa yang terjadi
pada dirinya, telah mati penasaran ditanganmu."
Ouw Yang Bu Kie nampak Toan bok cie Jien dengan
menggetarkan sedikit araknya ternyata dapat berubah
bagaikan suatu panah meluncur kedalam mulutnya, dengan
tanpa perubahan pada wajahnya, kemudian ujarnya.
"Toan bok heng mungkin berdiri terlalu jauh, sehingga tak dapat memandang dengan jelas, aku tadi hanya menotok urat
gagunya saja, hanya perlu dua jam dengan lweekang mereka
berdua bukankah dapat membuka sendiri totokannya" Toan bok cie Jien tertawa besar, sahutnya.
"Jika kau mau menotok jalan darah kematiannya aku rasa mereka berdua meskipun akan mendapatkan goncangan yang
sangat hebat tetapi mungkin Ouw Yang heng sendiripun juga
tidak akan sanggup untuk menerima balasan dari gabungan
mereka berdua."
Dengan dingin jawab Ouw Yang Bu Kie.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Ini mungkin akibat karena aku hanya menotok urat
gagunya saja."
Kedua alis Toan bok cie Jien menjadi berdiri, sambil tertawa terbahak-bahak ia berkata.
"Ouw Yang heng mungkin merasa puas, kini Ouw Yang
heng entah dengan cara apa akan menghadapi orok cilik ini"
Ouw Yang Bu Kie tertawa tawar, ia memandang sekejap
pada Boen ching, kepada Toan bok cie Jien ujarnya.
"Toan bok heng dengan Boen ching ini entah telah menjadi bentrokan karena apa, baiklah kau katakan kepadaku
sehingga aku Ouw Yang Bu Kie juga harus bersiap untuk
berbuat bagaimana.?"
Toan bok cie Jien tertawa besar lagi sahutnya:
"Aku terhadap dia tak mempunyai ganjalan apapun, hanya aku akan mengangkatnya sebagai muridku, tetapi orok kecil
ini telah menolaknya, sehingga akhirnya aku memunahkan
ilmu kepandaiannya, tetapi dia sedikitpun tidak menderita apa-apa"
"Kalau begitu sangatlah mudah untuk menyelesaikannya,
setelah aku selesai bertanya beberapa kata kepadanya, aku
akan menyerahkannya kepada Toan Bok heng. Toan Bok heng
akan berbuat apa saja terhadapnya aku juga tak mau ambil
perduli." Toan Bok cie Jien dengan perlahan menganggukkan kepala, lalu ujarnya.
"Kalau begitu juga baik "
Ouw Yang Bu Me tertawa tergelak, baru ia akan bertanya
kepada Boen ching, tiba-tiba tubuhnya berkelebat, dari
belakang sebuah pohon yang besar ia membawa seseorang,
begitu Boen ching nampak orang itu hatinya menjadi tergetar, bukankah dia telah meninggaikan jauh-jauh diri Bwee Giok"
Sungguh tak disangka ditempat ini ia dapat mencari dirinya.
Ouw Yang Bu Kie disebut orang sebagai setan paras elok,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
kiranya dia tak mungkin akan melepaskan Bwee Giok dengan
mudah. Ouw Yang Bu Kit segera melepaskan Bwee Giok ditengah
kalangan, Bwee Giok yang berada ditengah kalangan itu
menyapu keadaan sekelilingnya sejenak. kepada Boen ching
katanya: "Boen Toako, bagaimana dapat berganti dengan dua orang lagi ?"
Boon ching tertawa pahit, sedang matanya melirik kearah
Ouw Yang Bu Kit yang nampak pada saat ini agaknya tak
mempunyai napsu terhadap Bwee Giok. membuat hatinya
diam-diam merasa lega.
Ouw-Yang Bu Kie melihat Bwee Giok memandang kearah
Boen ching, segera dia mengetahui tentunya dia juga sejalan dengannya, ia tidak mau banyak bertanya lagi, kepada Boen
ching kemudian tanyanya. "cermin ini mengapa dapat berada ditangan mu ?"
Toan Bok cie lien dengan dingin memandang Bwee Giok
sekejap. meskipun tempat persembunyian Bwee Giok dengan
tempat beradanya Ouw Yang Bu Kie agak dekat tapi dengan
demikian, dengan secara tidak langsung dia telah dikurangi
wibawanya oleh tindakan Ouw Yang Bu Kie baru2 ini, sampai
disini semangat yang ber-kobar2 pada dirinya menjadi padam
tiga bagian, dalam tiga puluh tahun ini ternyata Ouw Yang Bu Kie tak pernah melalaikan tugasnya melatih dan
memperdalam kepandaiannya.
Dalam hati Boen ching sedang memikirkan dengan cara apa
ia baru menjawab pertanyaan dari Ouw Yang Bu Kie, tapi
pengalaman dari Ouw Yang Bu Kie jauh lebih tinggi jika
dibandingkan dengan Boen ching, dengan dingin ujarnya.
"Tak usahlah kau mencoba memikirkan hal yang licik, lekas menjawab pertanyaanku itu." Boen ching tertawa tawar
sahutnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"cermin pualam ini telah beberapa kali menolong jiwaku, engkau lebih dahulu harus mengembalikan cermin pualam itu
kepadaku, aku baru mau memberitahukan hal ini kepadamu."
Ouw Yang Bu Kie mendengus, dia mengembalikan cermin
pualam itu kepada Boen ching dia tak kuatir kalau Boen ching dapat berbuat apa-apa terhadap dirinya menanti setelah dia
selesai bicara barulah dibicarakan lagi.
Boen ching setelah menerima kembali cermin pualam itu
lalu katanya: "cermin pualam ini aku mendapatkannya dari dalam
gudang harta pusaka Chang Sun Loei." sepasang mata Ouw Yang Bu Kie memancarkan sinar tajam, dengan gusar ujarnya.
"omong kosong, majikan dari cermin pualam ini adalah
seorang wanita, dengan kepandaian dari Chang Sun Loei
masih belum tentu sanggup mendapatkannya."
sepasang mata Boen ching pun memancarkan sinar tajam,
balasnya. "Aku bicara secara terus terang kau tidak mau percaya, kalau begitu aku akan mengatakan kalau cermin pualam ini
dialah seorang gadis yang memberikan padaku." Ouw Yang Bu kie dengan ragu-ragu tanyanya:
"Engkau mempunyai hubungan apa dengan dia" kini dia
berada dimana?"
Boen ching nampak Ouw Yang Bu kie demikian cemasnya,
dia juga tak mengetahui majikan dari cermin itu seperti yang dikatakan oleh Ouw Yang Bu Kie dan macam bagaimana
terpaksa ujarnya. "Aku tak tahu"
Ouw Yang Bu kie gusar melancarkan satu kali serangan
kearah Boen ching, saking terkejutnya dengan cepat Boen
ching mengangkat tangan kanannya untuk menangkis.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Kreeek.-" Tubuh Boen ching telah tersapu dan terpental sejauh satu kaki lebih, sedang tulang bahu kanannya
karenanya menjadi patah.
Bwee Giok menjadi sangat terkejut dengan terburu-buru ia
lari kedepan memayang tubuh Boen ching teriaknya. "Boen Toako engkau bagaimana?" Sambil berkata air matanya
mengalir merebak keluar.
Saking sakitnya tubuh Boen ching sampai jadi basah kuyup
dengan air keringat yang menetes keluar sebesar kacang
kedelai, dengan meronta ia mencoba bangun berdiri. Bwee
Giok dengan dingin berkata Ouw Yang Bu Kie.
"Engkau terhitung sebagai seorang cianpwe mengapa
demikian tak menghirau kan tingkat kedudukan mu."
Ouw Yang Bu Kie dengan dingin tertawa dingin ujarnya.
"Anak perempuan untung hari ini aku tak punya nafsu,
kalau tidak engkau pun juga tak dapat meloloskan diri dari
tanganku."
Toan bok cie Jien yang berdiri disamping dengan dingin
berkata. "Ouw Yang heng kau tadi berkata kau hanya ingin bertanya beberapa kata dengannya, tapi dengan cara demikian Ouw
Yang heng hendak bertanya dengan pukulan kirinya aku
takkan menyetujuinya."
Ouw Yang Bu Kie memandang sekejap pada Toan Bok cie
Jien, Boen ching katanya. "Engkau jangan mengira dirinya cerdik lalu dapat mempermainkan diriku."
Hati Boen ching jadi tergerak. dia tahu hubungan antara
Ouw Yang Bu Kie dengan gadis dicermin itu sangat mendalam,
diapun mengetahui berbicara terus terang dengan Ouw Yang
Bu Kie tentu ia malah tak mau mempercayainya, dengan
tawar kemudian ujarnya. "Dia mengatakan melarang aku
untuk memberitahukan padamu mengenai jejak nya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Seluruh tubuh Ouw Yang Bu Kie menjadi tergetar, ujarnya
kemudian dengan perlahan: "Apa" apakah dia berkata
demikian waktu dia memberikan cermin ini kepadamu?"
Dengan tawar jawab Boen ching. "Benar, dia memang
berkata begitu."
Pada saat ini semangat Ouw Yang Bu Kiejadi buyar
bagaikan seekor ayam jago yang kalah dalam bertempur,
menundukkan kepalanya lama tak berkata-kata. Toan Bok cie
Jien yang menunggujadi tak sabar lagi, kepada Ouw Yang Bu
Kie tanyanya: "Apakah Ouw Yang heng telah selesai bertanya padanya"
Ouw Yang Bu Kie tak menjawab, kepada Boen ching
tanyanya. "Engkau sebenar nya mempunyai hubungan apa
dengannya?"
Pada waktu dia bicara padanya telah jauh berbeda dan
lebih lunak jika dibandingkan dengan tadi.
Jawab Boen ching dengan tenang:
"Dia melarangku untuk berbicara dan memberitahukan hal ini kepadamu."
Ouw Yang Bu kie lama termenung tak menjawab akhirnya
ujarnya. "Pergilah kau bersama dengan gadis itu.
Boen ching menjadi tertegun, sungguh tak disangka
perkataannya ternyata demikian bergunanya sesaat dia
menjadi terkesima. Toan Bok cie Jien yang berdiri disamping tertawa dingin ujarnya.
"Ouw Yang heng ternyata dapat demikian berhati
lapangnya, sshabis bertanya lalu disuruh pergi, apakah kau
tak mengetahui kalau aku belum menyetujuinya"
Sepasang mata Ouw Yang Bu Kie berkilat, dengan dingin ia
memandang pada Toan Bok cie jien, ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Toan Bok heng jika tak menyetujuinya, tak usah ragu2 lagi untuk meminta beberapa jurus pengajaran padaku"
Boen ching nampak ternyata Ouw Yang Bu Kie berbuat
demikian, hatinya menjadi girang, tanganuya segera menarik
tangan Bwee Giok untuk diajak meninggalkan tempat itu.
Tetapi mendadak disebelah kiri tempat itu terdengar dua
kali suara dengusan gusar, Chang Sun Loei dan Kong Beng
Sang telah berkelebat muncul ditempat itu, dua orang itu
dengan dingin bertanya kepada Ouw Yang Bu Kie. "Ouw Yang heng masih belum melupakan aku dua orang bukan?"
Ouw Yang Bu Kie nampak Chang Sun Loei dan Kong Beng
Sang muncul ditempat itu, hatinya merasa agak terkejut tetapi dia tetap tak menjadi gugup, kipasnya dikembang tutupkan
sedang gambar tengkorak berwarna merah itu pun dapat


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terlihat jelas.
"Sungguh tak disangka aku Ouw Yang Bu Kie ini hari
mendapat kesempatan untuk mendapatkan pelajaran dari tiga
orang". Jawab Chang Sun Loei dengan dingin.
"Ouw yang heng, dengan usiamu yang demikian tinggi,
ternyata masih dapat ditipu seorang anak kecil, bukankah itu sangat kasihan sekali " ?".
Ouw Yang Bu Kie menjadi tertegun, tangannpya
disentakkan sehingga kipasnya berkembang dan kemudian
digoyangkan dua kali. Terdengar Chang Sun Loei melanjutkan
ucapannya. "cermin pualam itu adalah milikku, juga bukannya
didapatkan dari tangan seorang gadis, melainkan aku
menemukamnya di suatu lembah yang sangat tandus"
Ouw Yang Bu Kie menjadi termangu- mangu dalam hatinya
segera timbul rasa curiga, Chang Sun Loei mengatakan Boen
ching telah membawa pergi sebuah barang pusakanya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
teringat pula perkataan Boen ching tadi, segera ia menoleh
dan memandang kearah Boen ching.
Sekonyong-konyong tubuhnya berkelebat, kipasnya ditutup
rapat dan menotok kearah pelipis Boen ching.
Toan Bok cie Jien sejak tadi telah menduga kalau Ouw
Yang Bu Kie dapat berbuat demikian, dia merebut maju
selangkah kedepan, dengan menggunakan gentong araknya
menyambut serangan dari Ouw Yang Bu Kie ini sambil tertawa
besar ujarnya. "Ouw Yang heng mau membunuhnya, kiranya aku tak akan
menyetujui tindakan itu"
Sepasang mata Ouw Yang Bu Kie dengan gusar
memandang pada Boen ching, begitu ia merasa tertipu,
kegusaran dalam hatinya dapatlah diduga bagaimana
hebatnya. Suara dengusan dingin dari Chang Sun Loei dan Kong Beng
Sang yang berdiri di belakang tubuhnyapun terdengar
ditelinga nya, terdengar kata-kata:
"Ouw Yang heng, urusan kita berdua aku kira Ouw Yang
heng mungkin masih belum melupakannya bukan ?"".
Toan Bok cie Jien dengan dingin tertawa panjang, dia
menoleh memandang Chang Sun Loei dan Kong Beng Sang,
kemudian ujarnya.
"Kita berempat orang selamanya bertindak sendiri-sendiri, jika kalian berdua akan bersatu padu kalau memangnya begitu janganlah menyalahkan aku Toan Bok cie Jien akan
membantu pada Ouw Yang heng"
Begitu ucapannya dikeluarkan, Kong Beng Sang dan Chang
Sun Loei jadi merasa terkejut, diantara dua orang itu masing-masing masih belum mempunyai pegangan yang kuat untuk
mengalahkan Ouw Yang Bu Kie, kini jika Toan Bok cie Jien ikut
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
serta, kira nya masing-masing pihak akan mengalami hal yang drastis.
Ouw Yang Bu Kit menjadi tertegun, kemudian diikuti
dengan tertawa tawar, dia tahu jika Chang Sun Loei dan Kong Beng Sang bersatu padu dirinya pastilah bukan tandingannya, begitu dirinya kalah, maka Toan Bok cie Jienpun juga pasti
akan mengalami hal yang sama pula dengan dirinya, maka dia
bagaimanapun juga harus menjaga hal ini dan memihak pada
salah satu pihak. sehingga dapat mencari kemenangan bagi
dirinya sendiri.
Chang Sun Loei tertawa besar, ujarnya.
"Perkataan Toan Bok heng ini sangat menggembirakan
hatiku, diantara kita ber-empat selamanya tak mempunyai
permusuhan dan dendam apapun, semuanya ini adalah
dikarenakan pemuda Boen ching ini, kiranya tak perlu sampai terjadi ribut-ribut di antara kita sendiri"
Ouw Yang Bu Kie juga tertawa, katanya.
"Perkataan Chang Sun heng cocok benar dengan maksud
hatiku, Boen ching ini adalah sebab kekacauan diantara kita berempat, aku kira lebih baik satu kali pukul bunuh saja dia, setelah itu diantara kita berempat juga tak akan ada urusan lagi" Kong Bong Sang dengan dingin berkata.
"Aku tak menyetujui kalau sekali pukul bunuh mati dia, sejak dulu aku telah bersumpah akan melemparkan dia
ketengah lautan atau ke tengah gurun pasir" Chang Sun Loei tertawa tawar, ujarnya pula.
"Jika demikian bukankah terlalu enak bagi dia jika saudara-saudara menyetujui usulku ini, lebih baik kita bunuh dia secara per-lahan2" Toan Bok cie Jien tertawa tergelak, ujarnya.
"Jika menurut aku lebih baik lemparkan saja kedalam
gentong arakku hingga dia mati tenggelam".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching nampak empat orang itu kini sedang
merundingkan cara untuk membunuh dirinya, dalam hatinya
sebaliknya malah merasa menjadi sangat tenang, Bwee Giok
yang memayang tubuh Boen ching, dengan termangu- mangu
memandang padanya, sepatah katapun ia tak dapat
mengucapkannya keluar. Ouw Yang Bu Kie mendengus,
ujarnya: "Boen ching ini sangat banyak sekali akalnya, sekali pukul bunuh dia saja supaya dapat mencegah dia menimbulkan hal-hal yang tidak di inginkan dilain waktu" Chang Sun Loei tertawa dinging sahutnya.
"Ouw Yang heng, setelah berpisah selama tiga puluh tahun lamanya, mengapa nyalimu malah bertambah kecil, kita empat
orang berada disini, apakah dia dapat meloloskan dirinya?"
Toan Bok cie Jien sambil tertawa berkata:
"Kita berempat orang masing-masing kukuh, kukuh akan
pendirian masing-masing, kiranya sukar untuk mentukannya"
Chang Sun Loei menyapu sekejap pada Boen ching,
kemudian ujarnya:
"Sudah tiga puluh tahun, kita berempat belum pernah
berkumpul menjadi satu, ini hari dapat berkumpul menjadi
satu, hal ini telah merupakan suatu peristiwa yang sukar sekali terjadi, bagaimana kalau semuanya harus diputuskan dengan
bertanding untuk melihat kepandaian siapa yang lebih
tinggi?"" . Ouw Yang Bu Kie tertawa besar, tanyanya.
"Saudara-saudara mempunyai keinginan demikian, selain
itu aku kira juga tak akan ada cara lain lagi"
Toan Bok cie Jien mendongakan kepalanya tertawa
tergelak. sejenak kemudian ia berkata.
"Kepandaian kita berempat agaknya seimbang satu sama
lain, jika harus mengerahkan tenaga untuk beradu, aku kira
yang mati malah kita berempat"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Ouw Yang Bu Kie teringat kembali waktu itu Chang Sun
Loei dan Kong Beng Sang beradu kekuatan, tanpa terasa
ujarnya. "Jika menurut pendapat Toan Bok heng akan diselesaikan dengan cara bagaimana?"
Chang Sun Loei yang mengharapkan dapat bertanding
untuk melihat siapa yang lebih tinggi kepandaiannya diantara empat iblis itu akan tetapi kini tampak keadaannya jika empat orang itu saling beradu mati-matian kira nya juga sangat
berbahaya, sehingga ia tak banyak berbicara lagi. Toan Bok
cie Jien dengan tertawa ujarnya: "Aku kira lebih baik kita putuskan dengan berunding saja."
Sehabis berkata matanya menyapu kearah tiga orang
lainnya, tiga orang itu diam tak menjawab tanda telah
menyetujuinya, tanpa terasa Toan Bok cie Jien menjadi
tersenyum. Ooo0dw0ooO Toan Bok cie Jien yang mengusulkan agar dengan
mengambil undian sebagai pengganti bertanding ilmu silat,
sisanya tiga orang tidak seorangpun yang mengajukan
keberatannya, segera Toan Bok cie Jien balikkan tubuhnya
berjalan pergi mengambil bambu, kemudian setelah membuat
empat batang bambu, kepada tiga orang lainnya sambil
tersenyum ujarnya.
"Diantara empat batang bambu ini, ada satu yang
bergambar lingkaran, siapa yang tepat mengambilnya, dialah
yang berhak menghukum Boen ching."
Tangan Kong Beng Sang segera menyambar mengambil
sebuah bambu, ketika dibaliknya tanpa mengucapkan sepatah
katapun segera membalikkan tubuhnya untuk berjalan pergi,
dalam sekejap mata saja telah pergi tanpa bekas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
sepasang alis Chang Sun Loei menjadi berkerut, dia
memandang sisanya tiga batang bambu, dengan perlahan dia
menyongkel sebatang, kemudian dilihatnya, ia memandang
sekejap pada Toan Bok cienjien, tanpa berkata sepatah
katapun juga meninggalkan tempat itu.
Ouw Yang Bu Kie memandang dua batang bambu terakhir
sekejap. kepada Toan Bok cien Jien ujarnya.
"Toan Bok heng, kini hanya tinggal dua batang bambu
yang terakhir, kita berdua masing2 mempunyai separuh
harapan, benar kah begini?"" Sambil tertawa sahut Toan Bok cie Jien. "Memang demikian halnya "
Ouw Yang Bu Kie memandang sekejap pada Boen ching,
kemudian mamandang Toan Bok cie Jien lagi, sambil
tersenyum katanya.
"Toen Bok heng, jika aku mengambil sebatang dan
diatasnya tidak ada gambaran lingkarannya, bukankah Boen
ching ini adalah engkau yang berhak untuk menghukum nya
?"?" sepasang mata Toan Bok cie Jien memancarkan sinar
tajam, sahutnya. "Masih belum dapat dipastikan harus
demikian .. "Sambil tertawa besar ujar Ouw Yang Bu Kie lagi:
"Boen ching dihukum olehmu atau olehku tak ada
persoalan, tidak perduli dia jatuh ketanganmu atau
ketanganku juga sukar baginya untuk meloloskan diri dari
kematian, tetapi jika empat batang bambu yang Toan Bok
heng buat itu semuanya tak ada gambar lingkarannya, kalau
begitu bukankah membuat aku menjadi berabe?""
Dia telah melihat sikap Toan Bok cie Jien sedikit
mencurigakan, ditambah lagi dia sebenarnya takut kalau ditipu olehnya sehingga baru bertanya demikian-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Toan Bok cie Jien tertawa tergelak. tangan kirinya
dikencangkan membuat dua batang bambu yang terakhir itu
menjadi hancur berantakan, ujarnya.
"Kau sungguh mengagumkan sekali Ouw Yang heng, tetapi
mengapa kau dapat mengetahuinya ?""
Ouw Yang Bu Kie tertawa tawar, sahutnya:
"Aku hanya mencoba-coba saja, aku tahu di antara kita
berdua harus mengganti cara untuk melihat siapa yang unggul dan siapa yang kalah diantara kita, tetapi yang masih aku
pahami yaitu Toan Bok heng menghendaki Boen ching ini
untuk apa " ?" Sepasang alis Toan Bok cie Jien berdiri, dengan tawar ujarnya.
"Ouw Yang heng apakah mengetahui Boen ching ini
memiliki ilmu silat yang aneh, bukanlah kepandaian warisan
Tan coe coen."
Ouw Yang Bu Kie memandang pada Boen ching, dia juga
pernah merasakan kelihaian ilmu "Thay Thien Kioe Sih" nya, setelah berpikir sejenak. kemudian ujarnya. "sekalipun kepandaiannya lebih hebat dan lebih aneh juga tak ada
gunanya" Sambil tertawa tawar sahut Toan Bok cie Jien:
"Saudara, aku tidak menyetujui kalau membunuh mati dia."
Boen ching yang berada disamping mendengar dua orang
itu berunding bagaimana caranya untuk menghukum dia,
dalam hatinya malah berbalik menjadi tenang, ia memejamkan
mata tak berkata-kata. Kepandaian Ie Bok Tocu diBulim sudah banyak yang mengetahuinya, sedang dirinya meskipun
mendapatkan pelajaran langsung dari Ie Bok Tocu, tetapi
sayang lweekangnya terlalu rendah, sehingga tak ada
kemampuan untuk beribut dengan iblis-iblis sakti itu.
Bwee Giok yang berada disampingnya juga tak berhasil
mendapatkan cara-cara untuk meloloskan diri, apabila orang
lain, dia juga tak takut, apalagi Toan Bok cie Jien dan Ouw
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Yang Bu Kie, sekalipun suhunya datang sendiri juga tak bisa berbuat apa-apa.
Waktu Toan Bok cie Jien dan Ouw Yang Bu Kie sedang
meributkan persoalan itu, sekonyong-konyong dari tempat
kejauhan berkumandang suara genta yang bertalu- talu.
Boen ching begitu mendengar suara yang genta itu,
semangatnya segera bertambah lipat ganda, orang aneh yang
memukul genta ini, baru tak lama telah membantu dia
menyembuhkan luka dalamnya, dan kini dalam keadaan yang
sangat berbahaya suara genta timbul kembali.
Waktu itu Boen ching pernah mendapatkan pelajaran ilmu
lwekang melalui suara genta itu, kini dia mendengar suara itu segera tahu maksudnya dan segera duduk bersemedi, sedang
Ouw Yang Bu Kie dan Toan Bok cie Jien saling tukar
pandangan dan berdiri disamping, dalam hati mereka berpikir bagaimanapun juga mereka tak akan takut pada Boen ching.
Sedang orang yang membunyikan genta itu akhirnya juga
pasti akan muncul, dan mereka akan mencoba-coba
kepandaian orang aneh itu.
Boen ching waktu itu telah dibantu oleh suara genta
sehingga hawa murninya berputar ke seluruh jalan darah
didalam tubuhnya, tetapi setelah suara genta itu lenyap.
waktu dia mencoba mau berlatih ilmu tersebut, ia merasa
mendapat kesukaran, dan kini ternyata suara genta itu
membantu hawa murninya mengelilingi seluruh tubuhnya.
Setelan membantu berputar satu kati, suara genta itu mulai
sirap kembali. Sekonyong konyong suara genta terdengar lagi, mula-mula
suara gents itu menuntun hawa murninya berputar terbalik,
Boen ching menjadi tertegun, tetapi pikirnya kemudian bahwa orang yang membunyikan genta itu terhadapnya tak
mengandung maksud jahat, maka menuruti suara genta
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
tersebut yang menuntun jalan hawa murninya kedalam
seluruh tubuh. Sedang hawa murninya berputar terbalik, dia merasa
seluruh tubuhnya menjadi panas, dan rasa panasnya sangat
hebat sekali sehingga merasa menderita, bagaikan darahnya
sedang bergolak dengan hebatnya.
Tetapi suatu kejadian yang aneh telah muncul, setelah
hawa murninya berputar terbalik satu kali, ia merasa
lweekangnya bertambah ratusan kali lipat, kekuatan seluruh
tubuhnya bagaikan tak dapat dibendung sama sekali.
Begitu suara genta berhenti, tubuh Boen ching terpental
maju dan melayang menubruk kearah Toan Bok cie Jien dan
Ouw Yang Bu Kie.
Ouw Yang Bu Kie dengan dingin mendengus, sejak tadi dia
telah bermaksud untuk membinasakan Boen ching ditangan
nya, tetapi Toan Bok cie Jien tak menyetujui nya, kini Boen ching dengan sendirinya menubruk kearah nya, tangannya
segera bergerak kearah Boen ching dengan hebatnya.
Toan Bok cie Jien tampak Ouw Yang Bu Kie turun tangan,
dengan tenangnya ia mundur selangkah ke belakang.
Meskipun Boen ching telah paham terhadap ilmu "Thay
Thien Kioe Sih" tapi masih banyak jurus-jurus yang lihay tak dapat digunakan, sekarang dengan bantuan suara genta,
hatinya menjadi tergerak. tangannya melancarkan satu jurus
serangan mencekal tangan Ouw Yang Bu Kie.
Ouw Yang Bu Kie mengetahui dengan jelas lweekang yang
dimiliki Boen ching, serangannya itu walaupun dengan
seenaknya melancarkan pukulannya, tetapi adalah satu jurus
dari ilmunya "chien Hun Pat chiang" yaitu jurus "chiang IHoan Ing In" atau telaga mengalir bagaikan bayangan burung.
Tetapi sambaran Boen ching ini menggunakan jurus yang
aneh dan lihay, sebanding dengan jurus yang paling hebat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
dari ilmunya, tak sampai Ouw Yang Bu Kie selesai memainkan
jurusnya, lima jarinya telah mencekal pergelangan tangan
Ouw Yang Bu Kie.
Ouw Yang Bu Kie menjadi sangat terkejut, tempat yang
dicekal oleh lima jari Boen ching ini ternyata dengan tempat menyebabkan tenaganya untuk membalik menjadi lenyap
tanpa bekas, dan tahu-tahu Boen ching telah melemparkan
tubuhnya ketengah udara, meskipun Ouw Yang Bu Kie telah
menarik napas mengeluarkan hawa murninya, tetapi tenaga
lemparan Boen ching ini ternyata diluar dugaannya semula,
sehingga tubuhnya tetap terlempar sejauh dua kaki lebih.
Toan Bok cie Jien nampak tubuh Ouw Yang Bu Kie


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terlempar begitu jauhnya. ia menjadi tertegun, sedang pada
saat itu tubuh Boan ching telah menubruk kearahnya.
Toan Bok cie Jien tak mengetahui kalau Boen ching telah
mengalami pembalikan jalan darah mengalirnya hawa murni di
seluruh tubuhnya, ia mengira karena Ouw Yang Bu Kie terlalu memandang rendah terhadap musuhnya, sehingga terjungkal
dan terlempar demikian jauhnya.
Sekarang ia nampak tubuh Boen ching terus menubruk
kearahnya, sambil tertawa tergelak. ujarnya.
"orok kecil, terimalah gentong arakku ini"
Perkataannya baru diucapkan, gentong arak seberat ribuan
kati itu telah melayang dan menekan kearah Boen ching.
Boen ching dengan pundak kirinya sedikit mendorong, telah
membuat terpental gentong arak itu, sedang tubuhnya tetap
menerjang kearah tubuh Toan Bok cie Jien.
Dalam hati Toan Bok cie Jien menjadi terkejut, dengan
gusar ia mendengus, tubuhnya berkelit kesamping, tangan
kanannya bagaikan kilat menotok jalan darah di belakang
tubuh Boen ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching yang oleh suara genta itu telah memaksa hawa
murninya terbalik, menyebabkan letak jalan darahnya menjadi berpindah tempat, sehingga walaupun totokan Toan Bok cie
Jien ini tepat mengenai jalan darahnya, tetapi Boen Ching
bagaikan tak terjadi urusan apa-apa, tangannya balik
menggunakan jurus "Tau Thien Ngo Ie" atau mengobrak abrik lima gunung.
Waktu Toan Bok cie Jien masih tertegun, tubuhnya telah
terlempar sejauh lima kaki.
Toan Bok cie Jien, Ouw Yang Bu Kie menjadi terkejut,
siapakah sebenarnya orang yang membunyikan suara genta
itu, ternyata dimiliki lweekang yang demikian tingginya, sudah jelas Boen ching merupakan bahaya yang sangat besar, kalau
ingin menghukum mati padanya, kiranya juga bukan
merupakan pekerjaan yang sulit tapi orang aneh itu tentu
takkan mau menerimanya .
Dua orang itu mempunyai pendirian yang sama ber-sama2
kepada Boen ching teriaknya. "Untuk sementara kuampunu jiwamu"
Sehabis berkata dua orang iblis sakti itu lari menju kearah datangnya suara genta itu.
Boen ching nampak dua orang iblis sakti itu meninggalkan
tempat tersebut, ia menjadi termangu-mangu, sejenak
kemudian ia mulai merasa hawa murni didalam tubuhnya
menjadi terbuyar pada jidatnya segera mengalir keringat
dingin cepat ia duduk bersila untuk menjalankan pernapasan.
Bwee Giok yang nampak lwekang Boen ching menjadi
demikian tingginya, menjadi sangat terkejut, kini nampak lagi pada jidat Boen ching penuh dengan keringat dingin, hatinya menjadi merasa kuatir dengan terburu-buru ia lari datang
mendekat. Boen ching merasa setelah hawa murninya dialirkan
terbalik, pada saat-saat itu hawa lwekangnya memangnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
berlimpah-limpah tetapi setelah normal kembali tubuhnya
segera terasa tak bertenaga sama sekali, hatinya diam-diam
merasa sangat terkejut, berturut-turut ia menjalankan
beberapa kali pernapasan disamping itu dalam hatinya
berpikir: "orang yang membunyikan genta itu tentunya bukan dari
aliran murni, dengan kepandaian yang demikian ini sudah
jelas ia berasal dari golongan hitam tetapi entah siapakah dia sebenarnya.?"
Tak lama kemudian ia baru dapat bangkit berdiri, tampak
Bwee Giok berada disampingnya hatinya mendadak teringat
pada jejak Ouw Yang Bu Kie dan Toan Bok cie Jien pikirnya.
"Dua orang itu tentu akan balik kembali kemari lagi". Dengan ter-buru2 ujarnya kepada Bwee Giok.
"Kita cepat meningalkan tempat ini, sebelum mereka balik kembali"
Bwee Giok sambil berjalan sambil dengan cemasnya
bertanya kepada Boen ching.
"Boen Toako, engkau sekarang merasakan bagaimana?"
Dengan tertawa sahut Boen ching.
"Banyak terima kasih atas perhatianmu kepadaku, aku
sekarang sangat baik sekali".
Sambil berkata ia memandang sekejap pada Bwee Giok.
dalam hatinya ia tak dapat merasakan bagaimana rasanya
pada saat ini, bagaimanapun juga, ia tetap sangat
menyenanginya .
Kedua orang itu berlari-lari selama setengah harian, dalam
hati Boen ching berpikir bahwa kini sudah tentu Toan Bok cie Jien dan Ouw Yang Bu Kie tak akan dapat mencarinya lagi,
sehinga ia berhenti untuk berlari.
Bwee Giok tampak wajah dan semangat Boen ching sangat
baik sekali, hatinya menjadi merasa agak lega.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching memandang pada Bwee Giok sekejap.
kemudian sambil tertawa ujarnya. "Nona Bwee sungguh
terima kasih kepada mu yang selalu memperhatikan diriku".
Bwee Giok juga tertawa sahutnya.
"Kini tak ada urusan lagi, mari kita menuju ke Telaga Thay Ouw untuk menunggu kedatangan suhu dan sumoaymu itu,
bagaimana pendapatmu?"
Boen ching menganggukkan kepalanya, sehingga kedua
orang itu berjalan menuju ke telaga Thay Ouw.
Se-konyong2 waktu mata Boen ching melirik kedepan
tampak Seh TUI Hoa, Shie chiau Nio dan pemuda berpakaian
putih itu berjalan mendatangi kearah mereka.
Boen ching menjadi tertegun, entah karena apa tiga orang
itu kembali mendatangi kegunung oei San ini, dengan
terburu2 ia menarik tangan Bwee Giok untuk diajak
bersembunyi ke dalam hutan-
Bwee Giok yang tangannya ditarik oleh Boen ching, hatinya
menjadi malu dan kaget, dengan keras ia menarik kembali
tangannya, sedang pada saat itu pula Seh Tu Hoa bertiga
telah sampai disisi mereka.
Shie chiau Nio tertawa dingin dan mengejar kearah mereka.
Boen ching yang tangannya disentak oleh Bwee Giok
menjadi ter-mangu2, sedang pada telapak tangannya timbul
perasaan yang sangat aneh, dan pada saat itu pula Shie chiau Nio telah datang mendekat.
Melihat hal itu, Bwee Giok menjadi tertegun dan dalam
hatinya timbul rasa menyesal atas perbuatannya tadi.
Boen ching tahu kini mau melarikan diripun tak ada
gunanya, sebingga ia berdiri tegak menanti kedatangan
musuh. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
shie chiau Nio tertawa dingin, ia melirik sejenak kepada
Bwee Giok, kepada Boen ching ujarnya.
"Perjalanan hari ini sungguh tidak sia2 belaka sehingga kembali berjumpa dengan engkau".
Boen ching tertawa tawar, ia memandang Seh Tu Hoa dan
pemuda berpakaian putih yang mengejar datang, ujarnya.
"Apakah kamu datang kemari karena urusan tujuh buah
hioloo peninggalan Thin Jan Shu itu"
shie chiau Nio tertawa dingin, sahutnya:
"Engkau hanya menjawab betul setengah bagian saja,
seluruh dunia kangouw telah mengetahui bahwa bulan
delapan malam Tiong chiu diatas loteng oei Hok Lo akan
mengadakan penyelesaian tentang urusan tujuh buah hioloo
kuno peninggalan Thian Jan Shu itu, tetapi kini ternyata hanya tinggal enam buah saja, Ciangbunjin dari Siauw lim Pay Hay
Gwat Thaysu telah wafat, sedang yang mengetahui berita
hioloo yang satu ini hanya kau seorang yang mengetahuinya."
Sepasang mata Boen ching berkilat, pikirnya. "Kiranya
adalah karena urusan hioloo kuno yang berada dalam telaga
Naga Dingin itu." Kemudian dengan tawar ujarnya "Meskipun aku mengetahui urusan ini, tetapi tidak akan kuberitahukan
kepadamu, "
Shie chiauw Nio memandang sekejap pada Bwee Giok. lalu
tanyanya. "Siapakah gadis ini?"
Sambil tersenyum jawab Bwee Giok.
"Yang ini mungkin si Kelabang merah, shie chiau Nio" aku adalah Bwee Giok. puteri dari ketua perkumpulan Elang Sakti di daerah sungai Tiang Kang, Siang Siauw Kiam Khek Bwee
Hong" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Shie chiau Nio tertawa dingin, ujarnya. "Engkau mengenali aku itulah yang bagus sekali ." Sambil berkata tangannya menyambar kearah tubuh Boen ching.
Boen ching tahu bahwa tangan shie chiau Nio mengandung
racun, ia tak berani melawannya dengan tangan kosong.
"Sreeet- ..." pedangnya telah dicabut keluar dan ditusukkan kearah tubuh Shie chiau Nio.
Sejak kecil sifat tindak tanduk dari shie chiau Nio sangat
berbeda sekali dengan sifat dari kakaknya Ie Bok Tocu,
semasa masih Tan coe coen masih hidup, ia telah mengetahui
akan hal itu, sehingga selamanya ia tak pernah menurunkan
kepandaiannya kepadanya, sedang kepandaian yang
dimilikinya sekarang inipun sebagian besar adalah hasil
mencuri belajar dan sebagian lagi adalah ajaran dari Seh Tu Hoa maka dia sudah tentu menganggap bahwa dengan "Kiem"
melawan Bok pastilah Boen ching bukan merupakan lawannya.
Dia balikkan tenaganya melancarkan sekali serangan, tepat
dari tengah pedangnya menyambar masuk.
Gerakan Pedang Boen ching segera berubah ia
mengeluarkan ilmu "Huan Ie Bok Kiam Hoat" jurus pertama
"chie BokPay Kiem" atau mengumpulkan kayu mengatur emas, semua gerakan pedangnya bagaikan laksana kayu
raksasa yang tergabung menjadi satu, jurus ini begitu
dilancarkan keluar dengan tepat telah mematahkan serangan
yang dilancarkan oleh Shie chiau Nio.
Dengan gusar Shie chiau Nio mendengus, ia tak percaya
jurus pedang dari Boen ching dapat mematahkanjurus-jurus
yang dilancarkannya berturut-turut, ia melancarkan sepuluh
kali pukulan, yang digunakan adalah ilmu "Lok Yap ciang Hoat" atau ilmu pukulan daun berguguran yang biasanya
paling diandalkan oleh Seh Tu Hoa.
Sepasang tangannya dibalik, bagaikan gugurnya daun
dimusim gugur, serangan pukulannya meskipun tak begitu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
hebat, tetapi dengan Ie Bok Kiam Hoat ternyata mempunyai
perbedaan yang tersendiri.
Boen ching segera memainkan ilmu "Huan Ie Bok Kiam
hoat" dengan "Kiam menimbulkan Bok" jurus pedangnya tak putus-putusnya dilancarkan, meskipun tak dapat
memenangkannya tetapi setiap jurus yang dilancarkan itu
dengan tepat dapat menghindarkan diri dari serangan yang
mengancam tempat kelemahan di tubuhnya, sehingga
sekalipun ia menggunakan ilmu "Lok Yap ciang Hoat" tetapi untuk sementara waktu juga tak dapat berbuat apa-apa
terhadap dirinya.
Seh Tu Hoa dengan tenang memandang kesamping atas
jalannya pertempuran tersebut, mendadak pemuda
berpakaian putih itu berkata.
"Ayah, ibu selalu tak dapat memenangkan nya, cepat kau maju untuk membekuk lawan"
Seh Tu Hoa yang mendengar perkataan itu jadi tertegun,
tetapi ia tetap berjalan mendesak kearah Boen ching.
Bwee Giok segera mencabut keluar pedang panjangnya,
sambil tertawa kepada Seh Tu Hoa ujarnya.
"Boanpwee Bwee Giok ingin mendapatkan pelajaran dari
cianpwee".
Seh Tu Hoa balikkan tangannya melancarkan dua kali
serangan, pedang Bwee Giok sedikit direndahkan kemudian
diangkat kembali, dengan demikian ia telah berhasil
mengembalikan serangan yang dilancarkan oleh Seh Tu Hoa.
Seh Tu Hoa sebenarnya mengira kalau Bwee Giok tentu tak
akan sanggup menyambut satu kali serangannya, tampak ilmu
pedang lawan demikian hebatnya dan anehnya, dia menjadi
tertegun, waktu masa mudanya Seh Tu Hoa telah merantau
ke seluruh penjuru dunia,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
pengalamannya sangat luas sekali. Kini nampak jurus-jurus
pedang yang digunakan Bwee Giok itu sangat dikenalnya,
pada saat ini yang dapat menggunakan pukulan menurut
kehendak hatinya hanyalah terhitung It Yang Khek seorang
yang saat itu mewariskau ilmu "Thay Thien Kioe sih"
kepadanya. Sedang pada ilmu pedang hanyalah Lam hay Thiat Bian
Kwan im saja, kelihatannya Bwee Giok ini kalau bukan murid
dari Thiat bian Kwan im atau Si Kwan im berwajah wajar
tentulah dia adalah cucu muridnya.
Sekonyong-konyong, ketika ia mendongakkan kepalanya
memandang, nampak Shie chiau Nio sedang terlempar sejauh
tujuh delapan kaki lebih oleh jurus, "shian cien Seng Gwat"
atau menjungkir balikkan bintang dan bulan, yang dilancarkan oleh Boen ching, dan nampak pula sipemuda yang berpakaian
putih itu sedang berteriak kaget, Seh Tu Hoa menjadi sangat terkejut.
Jurus Boen ching yang baru saja dilancarkan ini ternyata
adalah gerakan dari ilmu "Thay Thien Kioe Sih" begitu ia memandang segera ia dapat mengenalnya, tetapi kegesitan
dan kecepatan gerakan tubuh Boen ching ini kiranya dirinya
juga tak mungkin dapat memadahinya.
Dia menjadi termangu-mangu, sedang sipemuda yang
berpakaian putih itu berteriak keras:
"Ayah --- kau cepat tolong ibu"
Saking gusarnya wajah Shie chiau Nio berubah menjadi
merah padam dia juga mengenal bahwa jurus yang
dilancarkan oleh Boen ching itu adalah jurus yang lihay dari ilmu "Thay Thien Kioe Sih"
ia hanya tahu bahwa sampai saat ini yang dapat
menggunakan ilmu itu hanyalah Seh Tu Hoa seorang,
bukannya ilmu itu diturunkan kepada putranya sendiri,
malahan diturunkan kepada Boen ching, bagaimana soal ini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
tidak membuat Shie chiau Nio tidak gusar. Dengan dingin
ujarnya kepada sipemuda berpakaian putih. "Anak Hong.
ambil pedangku kemari".
Pemuda berpakaian putih itu bejalan maju ke depan dan
menyerahkan sebilah pedang kepada Shie chiau Nio dengan
dingin Shie chiau Nio mendengus ujarnya. "Ini adalah ilmu Thay Thien Kioe Sih yang diajarkan kepadanya"
Mendengar perkataan Shie chiau Nio itu, Seh Tu Hoa
dengan tergesa-gesa berjalan mendekati Boen ching.
Tampak hal ini Bwee Giok dengan cepat mencegah jalan
perginya dengan tusukan pedang, ujarnya:
"cianpvwee, harap tahan"
Seh Tu Hoa didalam deretan dari murid Tan coe coen
merupakan murid yang paling hebat kepandaiannya, bukan
saja bakatnya yang bagus tetapi rejekinyapun besar sekali,
bukan saja dalam "Thay Thien Kioe Sih" tak ada orang yang dapat melawannya, bahkan dalam ilmunya "Koen Yuen ciang Hoat" pun tak ada tandingannya.
Serangan pukulannya yang disedot dan ditarik dengan
mudah ia telah menggeser pergi pedang Bwee Giok dan
melanjutkan langkahnya mendekati Boen ching. shie chiau Nio dengan gusar mendengus kepada Seh Tu Hoa, ujarnya.
"Perbuatanmu sungguh sangat bagus sekali, ilmu "Thay Thien Kioe Sih" itu bukan nya kau turunkan kepada putramu malah kau wariskan kepada orang lain, apa biar dia setelah
berhasil mempelajarinya lalu digunakan untuk memukul anak
isteri sendiri."
Seh Tu Hoa bagaikan tidak mendengar semua perkataan
itu, dengan termangu-mangu ia memandang Boen ching,
perlahan-lahan ia menghentikan langkahnya, Kepada Boen
ching ujarnya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Kau, jurusmu itu kau dapat belajar dari mana?" Boen ching dengan tertawa tawar tanyanya "Mengenai hal ini kau tak perlu banyak bicara."
Shie ciau Nio yang berdiri disamping setelah mendengar
perkataan yang diajukan seh Tu Hoa itu, dalam hatinya juga
merasa sangat heran pikirnya.
"Kalau dilihat dari pertanyaan yang diajukan itu agaknya Seh Tu Hoa ini tidak sedang berbohong dan ilmu yang
dipelajari oleh Seh Tu Hoa, sebenarnya apa yang telah
terjadi." Seh Tu Hoa nampak Boen ching tidak mau menjawab,


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tangannya dengan seenaknya dipukulkan keluar, secepat kilat mencekal pergelangan tangan Boen ching dan melemparkan
tubuhnya keluar, jurus ini adalah jurus "Thien Tiang To Hay"
dari ilmu "Thay Thien Kioe Sih"
Boen ching yang merasa tubuhnya dilemparkan ketengah
udara, segera menarik napas panjang-panjang, begitu tangan
kanan Seh Tu Hoa mengendur, tubuhnya dikencangkan dan
balik mencekal tangan kananya Seh Tu Hoa jurus "Thian Tee Ie Weh" segera dilancarkan-Seh Tu Hoa mendengus meskipun dia tak sampai terlempar
oleh Boen ching, tetapi Boen ching pun tak berhasil pula
dilemparkan ke tengah udara.
Tubuh Boen ching sedikit merendah, tidak menunggu
sampai tubuhnya mencapai tanah, dia melancarkan lagi jurus
"Shia Thien Song Gwat" tubuhnya melayang berputar setengah lingkaran dan melemparkan lagi tubuh Seh Tu Hoa
ke tengah udara sehingga menyebabkan tubuh Seh Tu Hoa
berjungkir balik sebanyak tiga kali.
Seh Tu Hoa yang terlempar oleh Boen ching dalam hatinya
telah mempunyai perhitungan dan dugaan yang kuat. Boen
ching ini tentunya telah mendapatkannya petunjuk dari orang yang berilmu tinggi, dirinya hanya paham sembilan jurus saja,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
sedang perubahan yang dikuasahi oleh Boen ching sangat
banyak dan luas, entah pada saat ini orang berilmu manakah
yang masih dapat menggunakan ilmu "Thay Thien Kioe sih"
Sudah tentu ia tak mangetahui bahwa ilmu "Thay Thien
Kioe Sih" yang didapat Boen ching ini berasal dari pendekar dalam gua atau Tong Khek, sedang it Yang Shu yang memberi
pelajaran pada Seh Tu Hoa hanyalah murid angkatan kedua
dari Tong chong Kek itu.
Tetapi Boen ching mencapai tanah, dia tahu sudah pasti
Seh Tu Hoa masih dalam keadaan terkejut, jika mau melarikan diri sudah pasti inilah waktunya yang paling tepat. Dengan
terburu-buru ia berkata pada Bwee Giok. "cepat kita pergi dari sini."
Tubuh Seh Tu Hoa segera melayang kepada Boen ching,
ujarnya. "Jangan lari, aku mau tanya kepada mu, jurus-jurusmu ini kau dapatkan dari mana?"
Dia yang terlempar oleh Boen ching ke tengah udara
mengakibatkan ia menjadi sadar benar-benar, biasanya karena setengah menyesal dan setengahnya lagi gemas akan
peristiwa yang terjadi dahulu itu, maka dia lantas pura-2
menjadi gila, tetapi lama kelamaan tak tahunya ia malah
menjadi setengah gila sungguh-2, kini kembali pada It Yang
Shu tanpa terasa ia bertanya kepada Boen ching. Dengan
tawar Boen ching bertanya. "Apakah kau ingin bertemu
dengannya?"
Waktu itu ketika Seh Tu Hoa mendapatkan ilmu "Thay
Thien Kioe Sih" dia telah mengetahui bahwa ilmu yang
didapatkannya itu tidaklah lengkap. apalagi It Yang Shu
bukanlah orang dari Aliran murni, mungkin it Yang Shu
memang sengaja untuk menipu pada nya, sedang kini Boen
ching ternyata dapat menggunakan ilmu "Thay Thien Kioe Sih"
yang lengkap. entah karena apa sehingga ia mendapatkannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Siapa.....?"
Dengan dingin Boen ching menjawab.
"orang itu telah lama binasa, kalau kau ingin bertemu
dengannya bunuh dirilah terlebih dahulu, setelah itu kau dapat bertemu dengannya"
Seh Tu Hoa sedikit menjadi bimbang, Shie chiau Nio
setelah mengetahui kalau bukan Seh Tu Hoa yang
mengajarkan ilmu tersebut kepada Boen ching dengan
menenteng pedangnya ia maju kedepan, kepada Seh Tu Hoa
ujarnya. "Mengapa banyak ribut dengannya, bunuh saja
beres." Dia maju menerjang, Bwee Giok tahu kalau lweekang Seh
Tu Hoa terlalu tinggi, dia tak berani melawannya, sedang Boen ching memiliki rangkaian ilmu yang sangat aneh dan lihay,
mungkin masih dapat manyambutnya, pedangnya disabetkan,
berturut-turut menerima beberapa kali serangan yang
dilancarkan oleh Shie chiau Nio, diikuti dengan membalas
beberapa jurus banyak nya.
Lam Hay coei Hong adalah murid kesayangan dari Thiat
Bian Kwan Im, sudah tentu ia memiliki seluruh kepandaiannya, sedang lweekang Bwee Giok sudah tentu jauh lebih tinggi dari Boen ching sekarang ini, pedangnya diputar sedemikian rupa, ternyata dengan putarannya itu, telah berhasil menerima
seluruh jurus serangan yang dilancarkkn oleh Shie chiau Nio Seh Tu Hoa mendongakkan kepalanya, memandang Boen
ching, lalu katanya. "Jika kau tak mau mengatakan hal yang sesungguhnya akan kubunuh kau" Tetapi se-konyong2
matanya tertumbuk pada sesuatu, wajahnya segera berubah
hebat. Boen ching ketika mendengar Seh Tu Hoa berkata akan
membunuhnya, menjadi sangat terkejut, belum lagi ia berpikir nampak wajab Seh Tu Hoa berubah demikian hebatnya,
segera ia menoleh memandang pada suatu gundukan tanah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
berdiri seorang tua berjubah warna kuning yang jubahnya
berkibar kibar ditiup angin-
Kumis dan jenggotnya panjang terurai sepanjang dadanya
dan tangan kanannya mencekal sebilah pedang, sedang
matanya memancarkan sinar yang sangat agung dan wibawa.
Boen ching tidak mengetahui mengapa Seh Tu Hoa
demikian takutnya kepada orang tua itu, dia menjadi
termangu-mangu.
Wajah Seh Tu Hoa kini telah berubah normal kembali,
dengan perlahan kakek berjubah kuning itu berjalan menuruni gundukan tanah itu, Shie chiau Nio yang nampak kedatangan
kakek berjubah kuning itu juga menunjukan rasa yang sangat
terkejut, dengan perlahan ia bergeser dan berdiri disamping Seh Tu Hoa.
Si kakek berjubah kuning itu menyapu sekejap pada dua
orang itu, kepada Boen ching ujarnya.
"Engkau ikut aku pergi dari sini"
Hati Boen ching segera bergerak ujarnya.
"Apakah Cianpwee adalah Toa supekku cu kek supek?"
Si kekek berjubah kuning itu menganggukkan kepalanya,
hati Boen ching menjadi sangat girang, orang itu ternyata
adalah Wu Tu sincoen cu Kek-eie yun, entah karena urusan
apa hingga dia muncul ditempat ini.
Meskipun kepandian dari cu Kek Ci yun tidak dapat
menandingi kepandaian dari Seh Tu Hoa, bagaimauapun juga
ia adalah murid kepala dari Tan Coe Coen, sehingga
kewibawaannya masih tetap ada, apa lagi dalam hati Seh Tu
Hoa ini ada sesuatu yang tidak beres, sudah tentu hatinya
menjadi merasa agak keder.
Ia menganggukkan kepalannya, kepada Boen Ching dan
balik meninggalkan tempat itu, Boen Ching dengan cepat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
menggape kearah Bwee Giok orang itu bersama-sama
mengikuti Cu Khek ci-yun meninggal kan tempat itu.
Seh Tu Hoa dengan perlahan menunduk kan kepalanya,
sepatah katapun tak diucapkan keluar.
Dalam waktu yang singkat ini Suheng-tee nya telah
berturut-turut muncul kembali, sedang perkataan yang
diucapkan oleh Boen Ching itupun kalau benar memangnya
tak mengakaui, tetapi kalau palsu, It Yang Shu jika belum
meninggal, terhadap dirinya pasti dia tak akan dengan mudah melepaskan dirinya.
Boen ching dan Bwee Giok yang berjalan mengikuti cu
Khek ci yun, setelah melewati suatu bukit, cu Khek ci yun baru berhenti bertindak.
Boen ching dengan cepat maju kedepan dan menjura
memberi hormat kepada Toa supeknya itu sambil ujarnya.
"Keponakan murid Boen ching memberi hormat kepada Toa
Supek." Bwee GiokpUn maju memberi hormat pada cu Khek ci yun,
dia dengan tenang menganggukkan kepalanya, kepada Boen
ching ujarnya. "Telah banyak. tahun aku tak mencampuri urusan dalam
dunia kangouw, ini kali karena urusan Tujuh buah hioloo
peninggalan Thian Jan Shu, sebenarnya akupun tak mau
ncampurinya, tetapi berhubung oleh karena mengetahui ada
urusan yang menyangkut perguruan kita pula, maka aku baru
datang kemari mencari kau, apakah suhumu selama ini baik2
saja"."
Boen ching menganggukkan kepalanya, ujarnya:
"Suhu sangat baik terima kasih atas perhatian dari Toa Supek."
cu Khek ci yun dengan perlahan menghela napas, ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Sifat buruk dari Seh Tu Hoa hingga kini tetap tidak
berubah, aku sebagai murid kepala dari perguruan kita
sungguh merasa bersalah terhadap suhumu"
Boen ching tahu yang sedang dikatakan oleh cu Khek ci
yun dahulu urusan dua puluh tahun yang lalu, dia tak ada
perkataan lain untuk menjawab, terpaksa hanya berdiam diri.
Ujar cu Khek ci yun lagi.
"Pertemuan pada bulan delapan malam Tiong-Chiu, seluruh dunia persilatan telah mengetahuinya, kalau bukannya Seh Tu Hoa tetap tak berubah, kalau kita dapat mengatur barisan Ngo Heng-Kiaw Tin, sudah tentu tujuh buah hioloo kuno
peninggalan Thian Jan Shu itu dengan mudah dapat jatuh
ketangan kita, tetapi kini lima telah pergi satu, sedang empat iblis sakti telah muncul kembali, sedang merekapun mengincar tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu, aku
kira terpaksa kita harus mencari cara yang lain untuk
menghadapinya."
Boen Ching hanya pernah merasakan tingginya lweekang
empat iblis itu, ia tahu jika empat orang itu ikut serta dalam perebutan ini, kiranya tujuh buah hioloo peninggalan Thian
Jan Shu ini akan terjatuh ketangan mereka ber empat.
Kehebatan dari kepandaian Thian Jan Shu pada sepuluh
tahun yang lalu ia pernah melihatnya sendiri, ketika berada dipuncak gunung Hwe Ing, hingga kini pengalaman itu telah
menempel dimana otaknya, meskipun empat orang iblis sakti
itu menyombongkan diri berkata bahwa mereka bukannya
didesak oleh Thian Jan Shu baru menyembunyikan diri, tapi
sekalipun kepandaian empat orang iblis sakti itu sangat tinggi sekalipun juga tak mungkin dapat menandingi kehebatan dan
kelihayan dari kepandaian Thian Jan Shu. Terdengar Cu Khek
Cie Yun berkata lagi.
"Kalau begitu saja kita turun tangan juga tak ada gunanya, diantara yang hebat tentu ada yang lebih hebat lagi mengenai urusan ini kita tak dapat munculkan diri, terpaksa hanya kau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
seoranglah yang harus menghadapi mereka2 itu. Boen Ching
membungkukkan tubuh ujarnya.
"Urusan ini memang sebenarnya urusan keponakan
muridmu sendiri."
cu Khek cie Yun menggelengkan kepalanya:
"Aku juga bukan mengartikan demikian maksudku menurut
apa yang aku ketahui bakatmu sangat baik, suhumu yang
membantu menyembuhkan luka dalammu setelah pulang
harus beristirahat selama lima tahun baru pulih kembali
tenaga dalamnya, engkau ternyata hanya berlatih silat selama lima tahun saja, selama lima tahun dapat menjadi demikian
hebatnya, bukanlah orang biasa yang dapat menandinginya,
aku hanya mengharapkan kau dalam waktu yang sesingkatnya
ini memperdalam tenaga dalammu, kaupun sudah berhasil
mempelajari ilmu pusaka "Thay Thien Kioe Sih" yang hebat itu, mungkin dapat berebut kemenangan dari mereka empat
orang iblis sakti itu meskipun merupakan iblis yang tinggi ilmu silatnya juga tidak mungkin mau menekan yang kecil, kalau
memang demikian halnya kau sudah banyak menarik
keuntungan mungkin dapat mencapai kemenangan."
Boen ching menjadi tertegun dia heran wu Tu Sincoen
ternyata tahu banyak sekali mengenai dirinya sudah pasti ia mencari keterangan yang jelas tentang dirinya, tapi harus
berbuat bagaimana"
cu Khek cie Yun setelah termenung sejenak. ujarnya lagi.
"Meskipun urusan ini sangat sukar, tapi aku kira kau tentu dapat melakukannya." Boen ching merasa sedikit curiga
tanyanya kepada cu Khek cie Yun.
"Aku harus berbuat bagaimana?""
Ujar cu Khek cie Yun,
"Waktu kakek gurumu sebelum meninggal pernah berkata
padaku tentang suatu persoalan, sekalipun suhumu Sendiri
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
juga tidak mengetahui, kakek gurumu meskipun pada waktu
itu dikalahkan oleh Thian Jan Shu tapi sebaliknya Thian Jan Shu telah mendapatkan pelajaran yang tak terhingga dari
kakek gurumu itu, jurus2 silat dari kakek gurumu jauh lebih tinggi dari Thian Jan shu, beliau hanya kalah dalam hal
lweekang saja."
"Ngo Heng Kiam Tin harus menggunakan tenaga lima
orang yang digabungkan menjadi satu, kemudian ditambah
dengan jurus-jurus pedang yang aneh dan lihay dari seluruh
penjuru dunia persilatan untuk mengalahkan Thian Jan Shu
yang lihay itu dengan pedang pada gua dimana kakek gurumu
melatih ilmu silat. telah merasa seluruh kepandaian yang
dimiliki oleh dia orang tua, sayang diantara kita suheng-te telah terjadi keributan, kalau tidak pasti takkan kalah ditangan Thian Jan Shu itu."
Ujar Boen Ching lagi.
"Apakah Toa supek bermaksud menyuruh aku masuk
kedalam gua itu untuk melihat-lihat?"" Cu Khek Cie Yun tersenyum sahutnya.
"Gua itu hanya aku seorang saja yang tahu dimana
letaknya, apalagi didalam gua itu hanya melulu terdapat jurus-jurus silat saja, tapi yang penting adalah "Han-Sion Leng Uh"
atau batu lembab kabut dingin yang terdapat pada gua itu
batu itu dapat menbantu kau dalam memperdalam ilmu
lweekang."
Boen ching juga tak mengetahui apa yang di sebut "Han
Leng Uh" itu ia tertegun, terpaksa tanyanya. "Dimana letaknya
?" Cu Khek Cie Yun mendongakkan kepalanya memandang
keadaan cuaca. kemudian sahutnya:
"Didalam gunung Lu San "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sehabis berkata begitu termenung sejenak kemudian
ujarnya lagi. "Ketika itu kakek gurumu sedang berpesiar digunung Lu
San baru menemukannya, pada waktu itu dia orang tua telah
tinggal dalam gua itu selama satu tahun lamanya, setiap
jengkal barang yang ada didalam gua itu adalah hasil jerih
payah dari dia orang tua.
Boen ching menganggukkan kepala tapi ia tidak
mengetahui mengapa Tan coe coen pada saat itu d itempat
semacam itu pula tak dapat melatih lweekangnya menandingi
Thian Jan shu. cu Khek cie Yun memandang sejenak kearah Bwee Giok, Ia
yang dipandang oleh cu Khek cie Yun segera mengetahui
maksud hati dirinya, tak menanti sampai ia membuka mulut
segera ujarnya.
"Boanpwee masih ada urusan lain dengan ini mohon diri
dari cianpwee."
Boen ching menjadi gelisah, teriaknya.
"Nona Bwee suhuku---"
Bwee Giok tersenyum, sahutnya.
"Suhumu kalau datang ke perkumpulanku, aku tentu dapat menjamunya dengan baik sambil menunggu kedatanganmu"
Sehabis berkata ia memandang sekejap pada Boen ching
kemudian balikkan tubuhnya dan berjalan pergi.
cu Khek ci Yun yang memandang dari samping, ujarnya
kepada Boen ching.
"Gadis itu sangat pintar dan sopan, hari depannya tentu akan bahagia sekali, dia terhadapmu agaknya sangat baik
sekali" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Jawab Boen ching dengan perlahan. "Nona Bwee telah
sekali menolong jiwaku"
Cu Khek Ci Yun menganggukkan kepala nya kemudian
tanyanya. "Apakah dalam dirimu sedang memikirkan
seseorang?" Mendengar pertanyaan itu Boen ching menjadi tertegun, tanyanya. "Entah apa yang Supek maksudkan" Cu Khek Ci yun menghela napas sahutnya.
"Anak. engkau tahu, sebagai anak muda haruslah dapat
mengendalikan perasaan sendiri, urusanmu aku telah
mengetahui seluruhnya, engkau harus berpikir hingga jelas,
janganlah menyebabkan orang lain salah menganggap tentang
dirimu". Boen ching berpikir dengan termangu-mangu, Bwee Giok,


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Shie Siauw in, bayangan dua orang itu terbayang kembali
dalam otaknya bolak balik tak henti2nya, dia merasa bagaikan terhadap dua orang gadis itu mempunyai perasaan kasih,
tetapi juga agaknya tidak. Dalam hatinya mnlai merasa
menjadi bimbang dan ragu. Terdengar Cu Khek Ci Yun berkata
lagi. "Mari kita pergi ke gunung Lu San, setelah sampai disana aku ada perkataan yang akan ku ucapkan kepadamu"
Sehabis berkata ia bergerak lari kedepan, Boen Ching
mengikuti gerakan Cu Khek Cie Yun itu dari belakangnya.
Ketika Boen Ching mendongakkan kepalanya kearah Cu
Khek Ci Yun, tampak sepasang matanya memandang lurus ke
depan bagaikan sedang memikirkan sesuatu urusan yang
rumit Boen ching tak berani mengajak berbicara, ia hanya
mengikutinya dari belakang.
Sebenarnya dia belum merasakan adanya sesuatu didalam
hatinya, begitu cu Khek ci Yun bertanya kepadanya, dia baru merasa hal ini sesungguhnya sangat penting sekali, urusan ini tentu bukanlah demikian mudahnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Hari kedua ketika matahari telah terbenam mereka telah
berada didalam gunung Lu San, dan bermalam semalam di
alam terbuka, untuk kemudian mencari gua kuno itu.
cu Khek ci Yun membawa Boen ching masuk ke dalam
suatu lembah yang sangat sempit dan gelap. setelah berjalan beberapa li kemudian melewati lagi celah yang sangat sempit setelah berjalan agak lama, didepan mereka terbentang
sebuah gua. Begitu masuk kedalam gua, nampak suasana dalam gua itu
sangat terang, sedang dinding sekitar gua itu penuh dengan
ukiran gambar manusia, baik yang baru duduk maupun
berdiri, memegang pedang atau dengan kepalan, ukiran itu
dibuatnya sangat hidup sekali, diam2 Boen ching menjadi
terkejut, atas kehebatan hasil karya Tan coe coen ini.
Setelah maju kedepan beberapa langkah, nampak
didepannya terdapat sebuah kolam, di tengah kolam terdapat
batu yang berwana putih.
Sedang air terjun dengan deras dari atas dan jatuh di
pinggir batu putih itu yang segera berubah menjadi kabut
dingin yang menutupi sekeliling batu putih itu.
Sebelum Boen ching berjalan mendekati tempat itu, telah
merasakan hawa dingin yang merasuk tulang, dia menjadi
agak terkejut. cu Khek cie Yun setelah duduk diatas tanah, ia
memerintahkan Boen ching disampingnya, kemudian ujarnya.
"Kakek gurumu pernah mengalami penderitaan jalan api
menuju neraka, diatas Han Sien Leng Uh ini."
Hati Boen Ching menjadi tertegun, Han Sien Lung Uh ini
ternyata dapat menyebabkan orang mengalami jalan api
menuju neraka, urusan ini belum pernah terpikirkan olehnya.
Cu Chek Cie Yun berkata lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Ini juga bukan merupakan suatu hal yang aneh, jika tak punya kemauan yang keras sudah tentu akan mengalami
penderitaan tersebut, kau sebenarnya tak sesuai untuk
berlatih diatas Han Sien Leng Uh ini tetapi aku ada satu cerita yang hendak kukatakan kepadamu"
Boen ching termenung sejenak. kemudian ujarnya.
"Toa Supek. aku telah berpikir selama dua hari lamanya, apa yang di ucapkan Toa supek waktu berada di gunung oei
San aku masih belum bisa mengetahui bagaimana baiknya."
Cu Khek Cie Yun menganggukkan kepalanya, sambil tertawa
ujarnya. "Kau sangat jujur, tetapi ceritaku ini kau tak boleh
beritahukan kepada suhumu. karena ada hubungannya
dengan dia, engkau dapat menyetujuinya bukan?""
Boen ching menjadi ragu2 sejenak. nampak Cu Khek Cie
Yun wajahnya nampak serius, akhirnya dia menganggukan
kepalanya juga. Cu Khek Cie Yun berkata lagi.
"Dua puluh tahun yang lalu, aku juga masih seorang
pemuda dan mengikuti kakek gurumu berdiam didaerah Sie
Pek, sehingga sering berjalan didaerah gurun"
Ia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya.
"Engkau harus tahu, pada saat itu aku juga berusia lebih dua puluh tahun, dengan usiamu sekarang ini seimbang."
Sambil berkata kedua matanya memandang terpesona
pada butir-butir air yang jatuh dari atas sumbernya, agaknya dia sedang memikirkan masa silam, dan pada saat itu juga
padang rumput gurun, kuda, pedang dan seorang pemuda. cu
Khek ci Yun setelah termenung sejenak kemudian lanjutnya.
"Aku telah bertemu dengan seorang gadis, ia sangat suka kepadaku, aku juga merasa sangat suka kepadanya. Kami
berdua kemana pun selalu bersama, dia adalah putri dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Thian San Sen Eng atau Elang Sakti dari gunung Thian san,
akhirnya kami berdua menikah."
Boen ching menghela napas lega, pikirnya.
"Kiranya cu Khek ci Yun sedang menceritakan kisahnya
semasa masih muda, dia mempunyai istri dan telah menikah,
bukankah itu sangat bahagia?" cu Khek ci Yun memejamkan matanya, kemudian terusnya.
"Nak, engkau jangan kira aku telah selesai bercerita, masih belum, masih terlalu banyak."
Kemudian lanjutnya lagi.
"Kita hidup bersama, dia juga sangat cantik tetapi akhirnya kakek gurumu menikahkan suhumu kepada Seh Ta Hoa, kau
tentunya mengetahui urusan ini bukan- Pada hari itu, aku baru merasakan bahwa aku mengawini dia adalah karena dibanyak
tempat dia menyerupai suhumu dan dalam hatiku yang benar2
aku cintai adalah suhumu."
Hati Boen ching menjadi tergetar, Seh Tu Hoa telah
menikahi suhunya, ia tahu Tong long Hekpun diam-diam
mencintai suhunya, sungguh tak disangka Toa supeknya
inipun diam-diam mencintainya, tetapi urusan itu tak ada
seorangpun yang mengetahuinya. Cu Khek Ci Yun dengan
perlahan melanjutkan ceritanya lagi.
"Sebelum itu aku sendiri juga tak mengetahuinya, engkau tentu dapat mengetahui bukan " Akhirnya aku bagai mana,
terpaksa diapun mengetahuinya juga dan ia meninggalkan aku
seorang." Sehabis berkata dengan lemas ia menundukkan kepalanya.
Boen ching dengan terrmagu-mangu termenung, manusia
memangnya sangat sukar untuk memahami perasaan dirinya
sendiri. Terdengar Cu Khek Cie Yun melanjutkan lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Apakah yang dikatakan dari dulu itu aku sungguh
sedikitpun tidak mengetahuinya. Tak mungkin pada saat itu
aku hanya tak berani untuk mengetahuinya, sehingga
menyebabkan terjadinya peristiwa seperti itu, wajah dan sikap suhumu sangat berwibawa dan agung, aku tak berani untuk
mengetahui perasaanku sendiri."
Sehabis berkata mendadak ia mendongakkan kepalanya
dan berkata kembali.
"Nak. engkau sekarang persis seperti aku dahulu, janganlah karena ia mirip seseorang atau karena telah melepas budi
kepadamu, lalu pura-pura mencintainya, hal ini terhadap kau, terhadap dia, semuanya tidak baik,"
Hati Boen Thing kembali tergetar, bayangan dari Shie
Siauw in dan Bwee Giok krm.bali memenuhi dalam benaknya.
cu Khek cie Yun lantas berkata lagi.
"Aku dapat melihat, engkau terhadap sumoaymu dan Bwee
Giok semuanya tak bersungguh hati, dalam hatimu
sebenarnya ada siapakah?" Boen ching menjadi terkejut
berpikir olehnya Pek Hian Ling, tetapi Pek Hian Ling tak
pernah terpikir dalam benaknya.. cu Khek cie Yun dengan
nada yang sungguh-sungguh berkata:
"nak. jangan kau menipu dirimu sendiri, engkau masih
belum bertemu dengan siapa lagi "-" Urusan ini tak ada
gunanya untuk dirahasiakan coba kau pikirkan sekali lagi.."
Boen ching setelah termenung sejenak, sahutnya.
"Toasupek. agaknya sudah tak ada orang lain lagi" cu Khek cie Yun menghela napas, sahutnya.
"Waktu itu aku seperti engkau, karena aku merasa tak
mungkin aku akan mencintai suhumu, karena dia adalah siauw
sumoay ku, aku menganggapnya sebagai adik kandungku
sendiri, apalagi kehendak kakek gurumu aku juga
mengetahuinya, dimana beliau akan menjodohkan suhumu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
pada Seh Tu Hoa, aku sudah tentu tak mungkin
menyetujuinya."
Boen ching setelah termenung sejenak, masih saja
bayangan dari Shie Siauw in dan Bwee Giok yang terlintas
didalam benaknya, dia terus berpikir, orang yang mungkin
bisa terjadi. Tiba-tiba . . .. sebuah bayangan terlintas dalam benaknya,
sedang bayangan dari Shie Siauw in dan Bwee Giok lenyap
dari ingatannya, dia menjadi termangu-mangu, bayangan itu
ternyata adalah gambar gadis cantik yang ada pada cermin
"Thien Tuen" cu Khek chie Yun nampak wajah Boen ching berubah, lalu tanyanya.
"Sudah teringatkah ?"
Boen ching menutup rapat kedua matanya, dia sungguh tak
berani memikirkannya, ini sungguh tak mungkin akan terjadi, itu semuanya hanya angan-angan belaka, hanya satu
gambaran saja, selamanya belum pernah ia bertemu dengan
orang itu. Boen ching setelah termenung sejenak. perlahan-lahan ia
mengeluarkan cermin Thien TUen dari dalam sakunya dan
diberikan kepada Cu Khek Cie Yun. Cu Khek Cie Yun telah
menerimanya, ia memandang sejenak kemudian ujarnya.
"Nak^ sekarang dihatimu sedang memikirkan apa?" . Boen ching membuka kedua matanya, ujarnya:
"Toa supek, aku selamanya belum pernah bertemu muka
dengan gadis itu, tetapi selain dia aku tak dapat memikirkan yang lain lagi, Sampai sekarang dia tak dapat hilang dari
ingatanku lagi."
Cu Khek Cie Yun tersenyum, tanyanya. "Cermin ini kau
dapatkan dari mana ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching lalu menceritakan bagaimana ia mendapatkan
cermin itu dan dia tertolong oleh cermin itu dan sebagainya sampai selesai. Cu Khek Cie Yun manggut2, lalu ujarnya.
"Ini bukannya tidak mungkin, gadis ini sangat cantik,
apalagi dapat dilihat bahwa gadis ini adalah orang yang
sangat baik, tetapi ... ." Ia berhenti sejenak dan tertawa tergelak-gelak. kemudian lanjutnya.
"Gambar ini dilukis sangat hidup sekali sehingga
menyerupai sungguh-sunguh. Tetapi gadis ini sekalipun belum mati kiranya pada saat sekarang sudah merupakan seorang
nenek-nenek yang sudah sangat tua."
Boen ching menjadi termangu-mangu dan menganggukkan
kepalanya. Urusan ini iapun percaya tetapi dia lebih percaya ada lain gadis yang mirip seperti gadis cantik yang ada
didalam cermin tersebut. cu Khek cie Yun menghela napas,
ujarnya. "Ini bukanlah merupakan cinta yang benar2 cinta yang
murni, akan diketahui pada saat-saat kau menghadapi hal-hal yang kritis, adakalanya orang karena dicintai menjadi
mencintainya . "
Boen ching memandang pada cu Khek cie Yun, yang
dipandang dengan tersenyum ujarnya.
"Aku sekarang ini hanya menghormati dan sayang pada
suhumu seorang, tetapi aku mencintai istriku, istriku pada saat ini karena dia sangat baik terhadapku. Sakarang ini kau sudah dipengaruhi oleh lamunan yang bukan-bukan, hal ini kalau
diteruskan akan membuat dirimu menjadi menderita. Diantara
Siauw In dan Bwee Giok engkau dapat memilih satu diantara
mereka, coba kau pikirkan sekali lagi."
Boen ching berdiam diri sedang kepalanya di tundukkan
rendah-rendah. oooodwoooo Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
BAHAYA DAN REJEKI SUKAR DIRAMAL.
BOEN CHING termenung sejenak, sambil tertawa cu Khek
cie Yun berkata.
"Urusan dalam hatimu ternyata telah kau ketahui, kalau begitu tak mungkin kau akan menderita dalam api menuju
neraka lagi. cobalah kau kalau memangnya tak tahan benar
terhadap hawa dingin,janganlah terlalu dipaksakan.."
Sehabis berkata dia mengembalikan cermin pualam itu
kepada Boen ching, dan menyuruh dia masuk kedalam "Han Sien Leng Uh"
Boen ching meenasukkan kembali cermin pusaka itu
kedalam saku dengan perlahan-2 ia berjalan menuju kedalam
"Han Sien Leng Uh"
Ia makin berjalan mendekati tempat itu, makin merasa
dinginnya hawa sekitar tempat itu, saking tak tahannya
hampir-hampir tubuhnya menggigil, dengan diam-diam ia
mengatur pernapasan dan menjalankan hawa murninya
berputar satu kali keseluruh tubuhnya, setelah itu baru dapat sedikit bertahan terhadap hawa dingin itu.
Begitu makin mendekati pada tepi kolam, ia merasa hawa
dinginnya lebih hebat, tetapi kemudian pikirannya bergerak
lagi, empat iblis sakti telah muncul, apakah dirinya akan dihina dan dipermainkan oleh empat orang iblis sakti itu setiap kali bertemu muka dengan mereka" kepandaian dan tenaga dalam
ciangbunjin dari enampartai besar bukankah dirinya dapat
melawannya, sudah tentu tak mungkin dengan demikian
diselesaikan- Dia menggigit bibir menahan rasa yang sangat dingin itu,
tubuhnya melompat dan berputar setengah lingkaran ditengah
udara kemudian turun diatas batu putih.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Ia menurunkan pedang dan buntalannya dan diletakkan
disampingnya, kemudian bersila mengatur pernapasan-
Baru saja mulai, Boen ching sudah merasakan hawa dingin
yang merasuk tulang disekitar tempat itu, dia hanya berpikir menjalankan pernapasan untuk menjaga kehangatan diri
tubuhnya. Boen ching yang bersila mengatur pernapasan tanpa terasa
telah mengikuti ilmu yang diajarkan suara genta untuk berlatih ilmu tenaga dalamnya.
Begitu dia berlatih, juga telah lewat berapa lamanya, dia
hanya merasakan hawa murni didalam tubuhnya dari atas
mengelilingi kebawah dan naik kembali, sebenarnya waktu ia
berlatih tenaga dalam tadi ia hanya merasa bahwa dalam
tubuhnya ada suatu hawa yang panas tetapi kini dari suatu
benda yang tak berwujut terasa menjadi benda yang benar-
benar berubah menjadi suatu benda yang berwujud.
Kini ia tak merasa hawa yang dingin lagi disekitar tempat
itu, dia menghela napas lega. ketika mendongakkan matanya
memandang kearah gua, tampak suasana didalam gua itu
sangat gelap sekali. ia tahu bahwa waktu itu adalah ditengah malam buta dia mencoba memandang sekitar tempat itu,
tetapi sedikitpun tak dapat melihat apa-apa, ia menutup
kembali matanya dan beristirahat sebentar, kemudian
membuka kembali matanya tetapi tetap tak dapat melihat
apa-apa. Boen ching terpaksa menutup kembali matanya sekali lagi
ia melatih tenaga dalamnya.
Kabut dingin sekitar itu mulai menurun, dia pun mulai
merasakan lagi dinginnya hawa tempat itu, segera ia menutup sepasang matanya, lama kemudian dia telah berada dalam
keadaan lupa akan segala apapun juga.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Ketika untuk kedua kalinya ia membuka matanya nampak
cu Khek ci Yun telah berada di sampingnya, dengan
tersenyum ujarnya.
"Kau telah bersemedi selama tiga hari tiga malam,
makanlah sedikit terlebih dahulu. baru bersemedi lagi,
sungguh tak kusangka kau demikian rajinnya dalam
menjalankan latihan"
Dalam hati Poen ching merasa menyesal sahutnya.
"Aku telah sadar satu hali, akan tetapi ditengah malam buta."
cu Khek ci Yun tersenyum, dan tak mengucapkan sepatah
katapun, ia hanya menyuruh Boen ching bersantap. Boen
ching merasa sangat lapar sekali perutnya, ia lalu bersantap dengan lahapnya, begitu selesai ia mulai lagi menjalankan
latihannya. Ketika tersadar untuk ketiga kalinya, tampak di empat
penjurunya sangat gelap sekali suasana, dia menutup
matanya sejenak. kemudian membuka lagi tetap tak dapat


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melihat apa-apa, dalam hatinya segera timbul suatu pikiran, pikirnya.
"Kalau aku dapat melihat didalam kegelapan juga
merupakan suatu kepandaian yang tunggal, mengapa aku
tidak mau melatihnya?"
Pada saat itu tepat ada suatu sinar bintang yang
memacarkan sinarnya masuk kedalam gua, Boen ching
dengan menggunakan sinar bintang yang memancarkan pada
dinding gua untuk memandang, nampak pada dinding gua itu
agaknya seperti seorang yang memegang pedang.
Ia berusaha keras untuk memandanginya lagi, setelah
memandang sekian lamanya, kedua matanya terasa mulai
menjadi pedas, ia menutup kembali matanya, begitu mata nya
tertutup, sekonyong-konyong merasa bahwa gerakan dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
jurus pedang yang terukir pada dinding itu agaknya dirinya
pernah mengenalnya.
Sambil mengikuti bergeraknya sinar bintang, Boen ching
berturut-turut melihat dan mempelajari lima buah jurus
pedang. Demikianlah berturut-turut selama sepuluh hari, Boen ching
selalu melatih melihat diwaktu malam dimana suasananya
sangat gelap. setelah lewat sepuluh hari ini dia telah dapat memandang dengan jelas, waktu malam bagaikan pagi hari
saja, sedang ilmu pedang yang terukir pada dinding gua itu
ternyata adalah ilmu "Ngo Heng Kiam IHoat" seluruhnya terdiri dari seratus dua puluh jurus, dan tepat meliputi Kiam, Bok, swei, Hwee, Toh setiap dua puluh empat jurus inti sari dari Ie Bok Kiam Hoat tertera di dalamnya.
Demikianlah sekejap mata sebulan telah berlalu, Boen
ching, juga merasa tenaga dalamnya mendapat kemajuan
yang hebat, dalam hati cu Khek ci Yun juga merasa sangat
girang. ia hanya merasa heran, Boen ching mengapa tidak
sampai masuk dalam lamunan yang bukan-bukan kalau dilihat
dari keadaannya, Boen ching tentu akan masuk dalam
lamunan yang bukan-bukan karena dia dapat merasakan
urusan yang tersembunyi didalam hatinya sehingga dapat
menghindarkan dirinya menderita jalan api menuju neraka dan tetap dalam keadaaa segar bugar dan sadar.
Mana cu Khek ci Yun tahu kalau cermin Thian Tuen itu
adalah merupakan barang pusaka jaman dahulu, hawa segar
dan nyaman yang dipantulkan dapat menghindarkan diri
kejahatan dan lamunan yang bukan-bukan
Hari kedua, baru Boen ching berlatih tenaga dalamnya
sekonyong-konyong dia dikagetkan dengan suatu suara yang
sangat perlahan dan ringan-
Dalam keadaan yang gelap gulita itu ia nampak suara
bayangan manusia dari seseorang berdiri membelakangi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
dirinya didalam gua, ketika orang itu menoleh, Boen ching
menjadi sangat terkejut, ternyata orang itu adalah Han Ing
Khek, Seh TU Hoa adanya.
Pada saat itu adalah ditengah malam yang buta, didalam
gua itu sangat gelap sekali, Seh TU Hoa agaknya tak dapat
melihat apapun dikanan kirinya terpaksa dengan tenang ia
berdiri disana.
Di sebelan kirinya timbul pula suara yang sangat ringan.
ketika Boen ching mendongak kan kepalanya memandang,
kiranya adalah cu Khek cie Yun, terdengar ia bertanya.
"Apakah anak ching disana" Kau turun akan berbuat apa?" seh TU Hoa tampak sangat terkejut, ia balikkan tubuhnya dan
berkata. "Aku, Seh Tu Hoa "
Mendengar nama itu, cu Khek ci Yun menjadi sangat
terkejut, tanyanya. "Kau......."
Dia tak menyangka kalau Seh Tu Hoa ternyata dapat
datang ketempat ini, entah dia datang dari tempat mana. seh Tu Hoa dengan dingin berkata. "Tak kau sangka bukan, kalau aku dapat mencarimu hingga sampai disini". Boen ching
mendengar perkataan itu menjadi termangu-mangu, pikirnya:
"Seh Tu Hoa ini sungguh sangat lihay, pada saat itu
sifatnya yang kegila-gilaan agaknya telah lenyap semuanya,
bahkan agaknya memang sengaja menguntit sampai disini" cu Khek ci Yun tidak berkata, terdengar Seh Tu Hoa dengan
berkata. "Dua puluh tahun yang lalu aku terhadap suhu memang
sudah menaruh rasa curiga, kiranya sungguh kau
menyembunyikan kepandaian yang ditingggalkan oleh suhu"
Sahut cu Khek ci Yun.
"Seh Tu Hoa, kau jangan berbicara seenaknya, suhu" kau masih dengan tebal memanggilnya sebagai suhu, gua ini aku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
juga datang untuk kedua kalinya, kau cukup cerdik, kiranya
sejak dulu kau telah menguntit aku kemari, kepandaian di gua ini kita lima orang masing-masing telah belajar sebagian, jika kau seorang diri ingin mendapatkannya. Hm...hal ini tidak
mungkin akan terjadi," Seh Tu Hoa mendengus dengan
dinginnya, ujarnya.
"Aku juga tidak tertarik akan ilmu-ilmu silat yang tertera didalam gua itu, tetapi aku tidak terima karena kau telah
menyembunyikannya" cu Khek ci Yun pun tertawa dingin,
ujarnya. "Seh Tu Hoa, sudah dua puluh tahun lamanya, Kau masih
tetap seperti waktu dulu, dimatamu tak ada seorangpun yang
kau pandang, aku adalah murid kepala dari perguruan kita,
orang yang dapat berhasil didalam perguruan kita ini hanyalah Boen ching seorang, maka kepandaian didalam gua ini adalah
dia yang harus mendapatkannya" seh Tu Hoa termenung
sejenak. ia berjalan keluar dari gua, sambil ujarnya.
"Sekarang tidak leluasa untuk berbicara, besok pagi pada saat matahari pertama kali memancarkan sinarnya masuk
kedalam gua ini, aku akan datang kembali" sehabis berkata tubuhnya berkelebat keluar dari dalam gua dan berjalan pergi.
cu Khek cie Yun memandang mulut gua itu, kemudian dengan
perlahan ia menghela napas.
Boen ching mengambil kembali buntalan dan pedangnya
tubuhnya meloncat dan berputar setengah lingkaran ditengah
udara dengan tepat turun kembali dihadapan cu Khek cie Yun, ujarnya.
"Toa Supek. baik-baik sajakah kau ?"
Dalam hati cu Khek cie Yun sangat terkejut, ia sudah tahu
gerakan yang baru saja digunakan oleh Boen ching itu adalah gerakan dari ilmu "Shen Au Ban Li", begitu mendengar suaranya, ia baru tahu kalau yang datang ternyata adalah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching, begitu tubuhnya turun dihadapannya kemudian
tanyanya. "Anak. sejak kapan kau telah melatih memandang didalam keadaan gelap " "
Boen ching merasa sangat terharu, ia segera menceritakan
kejadian yang dialaminya satu bulan yang lalu itu.
cu Khek cie Yun mendengar cerita ini menjadi termenung
sejenak. lalu sambil tertawa ujarnya .
"Demikianpun baik, sebelum hari menjadi terang, kau harus berusaha sekeras tenaga untuk mengingat semua jurus ilmu
silat yang tertera pada dinding gua ini kalau tak dapat
mengingatnya, sebelum hari menjadi terang semuanya harus
dimusnakan "
Boen ching menjadi tertegun, ia tak berbicara apapun
seluruh benda yang ada didalam gua itu adalah hasil jerih
payah dari Tan coe coen, kalau dengan demikian dimusnahkan
bukankah terlalu sayang " "
"Musnahkan sekalian Han Sien Leng Uh itu, be
^