Pendekar Sejagat 1
Pendekar Sejagat Seri Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai Bagian 1
"PendekarSejagat
Seri Kesatria Baju Putih
Karya : Wen Rui Ai
Jian Shi Tian Xia
Sepatah kata dari pengarang
Yi Bai Bu Zhan Cheng (Baju putih yang tidak berdebu)
Baju putih Fang Zhen Mei' selalu menjadi "pikiran yang bersemayan di dalam hatiku, dan aku selalu ingin menuliskan kisahnya. Baju putihnya seperti salju, dan baju putihnya tidak pernah terkena noda darah"
Karena dia tidak pernah menggunakan kekerasan untuk memecahkan semua masalah. Di dalam cerita silat orang-orang persilatan biasanya selalu bertarung, dan darah menjadi ciri khas dalam buku silat manapun. Tapi ini bukan suatu kebaikan karena walaupun hal ini bisa membuat pembaca merasa tegang, tapi cerita dalam buku silat kadang-kadang terlalu dibesar-besarkan. Buku Bai Yi Fang Zhan Mei' berusaha untuk tidak berlaku seperti buku silat biasa, dalam buku Bai Yi Fang Zhen Mei' dijelaskan cara penyelesaian dan membereskan suatu masalah tanpa menggunakan kekerasan dan darah.
Karena itu pada tahun 1973 aku mulai menulis cerita silat panjang yang bernama Long Hu Feng Yun' (Naga Harimau, Angin Awan) tapi sayang, pada akhirnya cerita ini diacak-acak oleh orang lain. Aku sendiri bersifat seperti kerbau, selalu mengingat suatu persoalan ini dan sulit untuk melupakannya.
Mengapa tanpa alasan orang-orang itu telah membuat karanganku di acak-acak dan di hapus" Karena itu pada akhir tahun 1974, aku terpaksa menulis ulang cerita Long Hu Feng Yun', dan mengganti judulnya menjadi 'Jian Shi Tian Xia (Pendekar Sejagat)'.
Pada tahun 1975, aku menulis cerita kedua Bai Yi Fang Zhen Mei' dengan judul 'Chang An Yi Zhan' (Pertarungan di kota Chang An), aku berusaha menulis dengan adil dan benar, membereskan hujan darah yang berbau amis.
Pada tahun 1976, aku menulis Luo Re Da Qi' (Panji Akbar Matahari Terbenan), buku ini menceritakan semua harapanku dan rasa cintaku kepada negara dan bangsaku. Akupun sangat menyukai puisi-puisi Li Bai dan Xin Qi Ji. Akupun sangat menyukai puisi-puisi
Shi Ji. Tahun 1977, aku telah menyelesaikan cerita ke-4 yaitu Shi Jian Shan Zhuang' (Wisma Pedang). Semua orang tahu waktu menulis cerita ini, aku sedang berada dalam dunia nyata yang sulit dan kejam, tapi aku berusaha menceritakan Shi Jian Shan Zhuang seperti cerita-cerita dalam dongeng yang tidak pernah ada.
Setelah menyelesaikan cerita ke empat ini, sepertinya aku dan Fang Zhen Mei sudah tidak berjodoh lagi. Lalu aku menulis cerita "Da Zhong Shi', 'Shen Zhou Qi Xia', dan 'Si Da Ming Pu tidak ada kesempatan untuk aku menceritakan tentang si Baju putih lagi.
Setelah lewat beberapa tahun, baju putih telah dipenuhi debu, baju putih, baju putihku yang kucintai, baju putih yang sering muncul di bukuku, dia sudah menemaniku melewati beberapa kali kesuksesan dan juga kematian.
Akhirnya pada tahun 1981 di Hong Kong, aku menulis lagi cerita Bai Yi Fang Zhen Mei' memasuki cerita ke-5 yang berjudul Xiao Xue Chu Qing' (Putri Es). Tapi sayang, akibat pengalaman 3 tahun yang lalu, keadaanku yang kacau dan sulit. Sebenarnya "Xiao Xue Chu Qing' bisa ditulis lebih bagus, akhirnya Xiao Xue Chu Qing' bisa juga ku selesaikan juga. Proses penulisannya agak singkat dan tidak begitu teliti pada saat menuliskan ceritanya.
Seorang Fang Zhen Mei adalah sosok yang sangat lucu, ilmu silatnya tinggi, tapi dia jarang mengeluarkan kemampuannya, dia seorang yang sangat perasa tapi tidak banjir dengan cinta asmara, dia selalu memperhatikan perempuan tapi dia tidak pernah menunjukan perasaan romantisnya. Berpandangan lurus tapi tidak monoton, membela keadilan secara tidak terang-terangan, jujur tapi bukan orang yang naif, percaya diri tapi tidak sombong.... yang lucunya lagi dia hanya mempunyai beberapa teman yaitu Wo Shi Shui yang selalu ingin menjadi pahlawan, Shen Tai Gong yang selalu ingin membuat orang tahu tentangnya, Xiao Xue (Es Kecil) yang pengertian.... Sifat-sifat dari orang-orang ini adalah sifat dari teman-teman yang ada di sekelilingku.
Walaupun banyak yang tahu, di antara teman-temanku itu ada yang telah melukai bahkan merusak namaku tapi aku tidak pernah mengingat orang yang telah melukai perasaan atau merusak nama baikku. Aku hanya ingat kalau aku pernah berteman dengan mereka. Dan aku selalu menganggap kalau mereka adalah teman baikku.
Bukankah kita harus berlaku demikian"
Di dalam kehidupan ini, kalau tidak mempunyai teman dan mengarang cerita, kita akan merasa kesepian, karena itu Fang Zhen Mei menjadi sosok yang ramah dan hangat. Fang Zhen Mei yang berbaju putih, muncul dan bercahaya di dalam cerita silatku.
---ooo0dw0ooo---
BAB 1 Zue He Tu ( Peta Sungai Darah)
Di kota Chang An, ada markas Biao Xue Hun (Pengiriman barang Darah dan Roh), setelah kentongan pukul 3 dini hari di sebuah gang panjang, di markas Biao Xue Hun yang megah, tiba-tiba muncul sesosok bayangan manusia di atas atap markas Biao itu.
Orang ini berjalan cepat sekali di atas bubungan atap. Langit begitu gelap bumi pun gelap, tidak ada bulan ataupun bintang. Orang ini dengan cepat melewati bangunan loteng markas Biao Xue Hun, kemudian dia melihat ke kiri dan ke kanan lalu dengan cepat meloncat turun dari sana.
Baru saja dia turun dia langsung berlari dengan cepat di halaman markas Biao yang panjang dan berliku-liku, di setiap belokan terdapat sebuah lampu yang masing-masing tidak sama terangnya. Orang itu dengan cepat keluar dari halaman itu, dia berlari begitu cepat, tapi langkahnya sama sekali tidak terdengar sedikitpun, dari sini dapat diketahui bahwa ilmu meringankan tubuhnya sangat
tinggi, boleh dikatakan sudah mencapai tingkat tertinggi.
Begitu keluar dari halaman, segera dia memasuki ruang utama markas Biao Xue Hun.
Ruangan itu sangat gelap, di sana sangat luas tapi sebuah lampu pun tidak ada. Di kedua belah tembok terpasang deretan senjata, seperti barisan pengawal yang berdiri dengan gagah di sana.
Orang ini merasa sedikit terkejut, dia sedang memikirkan sesuatu tiba-tiba terdengar suara senjata yang berbunyi, orang ini melihat ke sekelilingnya, ternyata di bubungan rumah sudah terdapat 4 orang yang sedang meluncur turun ke bawah. Disebut 4 orang sepertinya itu tidak tepat, mungkin kata-kata yang tepat adalah ada 4 buah golok, 4 golok yang tipis, sangat cepat dan beracun, yang dinamakan Yan Ling Dao (Golok Ekor Walet). Yang terlihat hanya golok tidak terlihat adanya sosok orang, mereka menggerakkan golok mereka dari atas mengarah pada kepala orang yang datang tidak diundang itu.
Orang itu menghindar dengan meloncat, tubuhnya masih berada di dalam ruangan, empat buah golok menyerangnya, tidak ada satu pun yang mengenai tubuhnya, kaki orang itu belum menapak tanah, dari ruangan dalam muncul lagi empat orang yang memegang golok, mereka bergerak dengan cepat dan golok tampak berkilauan, mereka menyerang ke arah kakinya.
Orang itu berteriak, "jurus golok Menyapu, benar-benar bagus!"
Suaranya menggetarkan ruangan itu, kakinya secara berturut-turut nenendang 4 golok itu, semua terkena tendangannya langsung melayang jauh, ketika kakinya baru menginjak tanah, keempat orang itu karena melihat teman mereka tidak berhasil meringkus orang itu, dengan cepat mereka masuk ke dalam kegelapan, orang itu hendak bertanya, tapi senjata rahasia kembali sudah menyerangnya.
Waktu itu terdengar sebuah suara yang berwibawa keluar dari kegelapan, "berhenti!" cahaya lilin langsung menerangi ruangan itu, orang yang tidak diundang itu berdiri di tengah ruangan, sepasang
tangannya, jari-jari tangannya menjepit 10 panah, 3 buah biao, dan 7 buah biao berbentuk paku.
Di ruangan itu terdapat meja besar, di sana sudah duduk 3 orang laki-laki, salah satunya adalah seorang tua dengan tubuh yang tinggi besar, matanya terlihat sangat bersemangat, sepertinya dia adalah seorang pesilat tangguh. Orang yang berada di sisi kirinya wajahnya dipenuhi dengan cambang, dia pun berperawakan tinggi besar, kedua kepalan tangannya bila disatukan besarnya seperti sebuah kepala orang, begitu melihatnya akan segera diketahui bahwa dia mempunyai tenaga yang besar dan juga pemberani. Orang yang berada di sisi kanannya berwajah putih dan tidak bercambang, tangannya selalu memegang kipas, tulang jarinya panjang dan terlihat sangat.santai.
Dari sisi ruangan itu muncul sekitar 40-50 orang, orang tua yang berbadan tegap itu tertawa dan berkata, "aku kira siapa yang datang, ternyata adalah Elang Sakti Zhong Yuan, Kakak Shang, kami beri hormat kepada Anda."
Orang itu baru melepaskan rasa tegangnya dan dia berkata, "apakah ini adalah cara kalian menyambut tamu"''
Orang tua itu berdiri dan berjalan mendekati orang itu, dia tertawa dan dengan akrab menepuk pundak orang itu dan bicara, "Kakak Shang, aku minta maaf, kau sendiri tahu bahwa musuh sudah kami undang jam 4 dini hari, dia ingin mengambil Xue He Tu (Peta Sungai Darah), tentu saja kami harus lebih berhati-hati."
Si Wajah Putih pun berdiri dan tertawa, "maaf, Pendekar Shang, meskipun markas Biao kami memiliki halaman yang berliku dan senjata Golok Langit dan Bumi, serta ada senjata rahasia lainnya, semua ini mana bisa mencegah langkahmu?"
Si Elang Sakti Zhong Yuan, Shang Bu Yun adalah seorang rase tua yang sudah berpengalaman di dunia persilatan. Dan dia adalah seorang penjahat tunggal yang terkenal, karena terus menerus dipuji, membuat hatinya serasa melayang karena senang, dia berkata, "tidak, tidak, markas Biao Xue Hun penjagaannya lumayan
ketat, sebenarnya kedatanganku kali ini pun tidak bisa membantu apa-apa, Kakak Shen dan Kakak Luo terlalu memuji."
Orang tua itu adalah ketua markas Biao Xue Hun, dia dijuluki Telapak Sakti Xue Hun, Luo Tian Chi yang berwajah putih yang kelihatannya seperti pelajar adalah wakil ketuanya, dia dijuluki Xiu Li Re Yue (Lengan Baju Matahari Bulan), Shen Qi Shan dan laki-laki tua yang penuh dengan cambang, dia adalah ketua persilatan Ma Zhou Fa, dia dijuluki dengan Zhang Er
Jin Gang (Dua Emas Baja), Zhang Er Jin Gang (diibaratkan orang yang tinggi besar dan kuat).
Luo Tian Chi tertawa dan berkata, "kalau begitu Kakak jangan merasa sungkan, silakan duduk!"
Tiba-tiba dari luar terdengar suara dingin yang berkata, "Luo Tian Chi, mengapa kau pilih kasih?" seseorang telah datang lagi bersamaan dengan perkataannya yang selesai, dia adalah seorang tua yang tinggi, kurus, dan kering.
Luo Tian Chi terpaku, segera dia mengerti apa yang dimaksud orang tua itu, ternyata dia adalah si Mayat Kering, "Kakak Qu, ilmu meringankan tubuhmu sangat tinggi, tiba-tiba saja kau sudah berada di sini, tapi kami masih belum menyadari kedatanganmu."
Si Mayat Kering, Qu Li Ren berkata, "aku ikut dengan Lao Shang ke sini, dia sudah membantuku melewati banyak cobaan, aku belum sempat berterima kasih kepadanya."
Kata-kata ini seperti memuji tapi juga seperti menertawakan Shang Bu Yun, dia merasa tidak enak, dia ingin marah, Xiu Li Ri Yue, Shen Qi Shan memutar matanya, segera dia tertawa dan berkata, "kedua pendekar, duduklah dulu. Pelayan, suguhkan teh kepada kedua pendekar ini!"
Luo Tian Chi pun berkata, "Kakak Shang, Kakak Qu, kali ini apakah Xue He Tu bisa dipertahankan" Kami benar-benar mengandalkan kalian berdua, bila aku hanya mengandalkan tujuh teknik halaman dan golok Langit Bumi, jangankan Wo Shi Shui
(nama orang), Guo Ao Bai pun tidak bisa kami tahan."
Shang Bu Yun mengerutkan dahinya dan bertanya, "apakah Pendekar Wo Shi Shui pun menginginkan Xue He Tu?"
Dengan suara pelan Luo Tian Chi berkata, "benar, kalau tidak aku tidak akan meminta kepada ketua Kakak berdua datang ke sini membantu kami, harus diketahui Xue He Tu milikku, kami mendapatkan Xue He Tu setelah kami membunuh keluarga Zhong Yuan yang menitipkan barang Biao nya kepada kami, markas Biao Xue Hun pun sudah kehilangan 30-40 orang pesilat tangguh, setelah Xue He Tu jatuh ke tangan kami, kami berusaha mendapatkan harta karunnya, dan tentu saja nanti akan kami bagikan rata kepada ketua kalian masing-masing, Chang Xiao Bang (Perkumpulan Panjang Tertawa) sedang menambah sayap kekuasaannya, kalau mereka bisa mendapatkan harta ini, berarti kita hanya memdapat angin."
Wajah Qu Li Ren sangat serius, "kedatangan Guo Ao Bai saja sudah cukup merepotkan dengan ilmu pedang Qi Chong Tian Jian. (Tujuh Macam Jurus Pedang), menurut orang-orang dia tidak terkalahkan, sekarang ditambah lagi dengan Wo Shi Shui, hal ini benar-benar membuatku menjadi sakit kepala, Wo Shi Shui yang selalu menganggap dirinya adalah seorang pendekar, mengapa dia pun ikut-ikutan menginginkan Xue He Tu?"
Xiu Li Re Yue, Shen Qi Shan berkata, "langit tahu siapa yang pantas disebut pendekar, bila sudah mendapatkan Xue He tu, dia pasti akan menolong orang-orang miskin, di dunia ini banyak sekali orang miskin, mana bisa kita menolong mereka semua" Lebih baik berikan saja kepada kami, Chang Xiao Bang, yang akan menjadi perkumpulan silat nomor satu di dunia persilatan."
Telapak Sakti, Luo Tian Chi berkata, "aku takut Wo Shi Shui sudah mengetahui bahwa markas Biao Xue Hun bergabung dengan Chang Xiao Bang, dan dia sengaja datang untuk mengacau, sebenarnya Biao yang dititipkan mereka seperti mengantarkan kambing masuk ke mulut harimau, yang aku takutkan bila kita sering melakukan pekerjaan seperti ini, maka semuanya akan
diketahui oleh orang-orang dunia persilatan."
Si Elang Sakti, Shang Bu Yun berkata, "aku tidak percaya bahwa Wo Shi Shui begitu kuat, kita menasehati supaya dia merampok orang yang kaya saja untuk menolong yang miskin."
Si Mayat Kering, Qu Li Ren dengan wajah serius berkata, "Adik Luo, tadi kau mengatakan mereka sudah tahu bahwa kalian telah bersekongkol dengan Chang Xiao Bang, apakah masih ada orang lain yang menginginkan Xue He Tu?" saat mereka mengobrol terdengar bunyi kentongan menunjukkan pukul 4 subuh.
"Sudah pukul 4, kalian harus bersiap dan hati-hati," kata Luo Tian Chi,, wajahnya terlihat tegang, dia berkata lagi, "malam ini ada seseorang lagi yang akan datang...."
Kata Shang Bu Yun dengan dingin, "siapa lagikah yang datang untuk mengantarkan kematiannya sendiri?"
Jawab Luo Tian Chi, "orang berbakat dari Jiang Nan, Fang Zhen Mei!"
Shang Bu Yun dan Qu Li Ren secara bersama-sama mundur 2 langkah dan berseru, "apa" Fang Zhen Mei?"
Tepat pada saat itu masuklah seseorang dengan cara seperti melayang ke dalam ruangan itu, sekali bergerak seperti bayangan sekejap empat orang dan empat golok yang di pegangnya ternyata sudah patah, juga keempat telinga orang itu ternyata sudah terlepas, ada luka menganga bekas sayapan pedang, darah masih terus mengalir, kelihatanya bila lawan ingin mengambil nyawa keempat orang itu, bisa dilakukan dengan mudah.
Qu Li Ren berkata, "orang yang mengantarkan kematiannya sudah datang!"
Luo Tian Chi berteriak, "siapa kalian" Harap sebutkan nama!" dari luar muncul seseorang mengenakan baju berwarna hijau, pedangnya panjang, sepatah demi sepatah kata dia mulai bicara, "aku datang dari Qing Chong Shan, namaku adalah Guo Ao Bai, Luo Tian Chi, kau sudah membunuh orang dan mengambil benda
berharga, cepat keluarkan Xue He Tu, dan kemudian potong tanganmu sendiri, maka aku akan membiarkanmu hidup!"
Walaupun Luo Tian Chi sangat berpengalaman, tapi dipelototi dengan sorot mata seperti pedang oleh pemuda itu, tidak terasa dia sudah mundur dua langkah, tanpa sadar dia memegang Xue He Tu yang tersimpan di balik bajunya.
Tiba-tiba ada yang membentak, "jangan keluarkan!" Seorang laki-laki yang tinggi dan besar,
Chang Er Jin Gang, Ma Zhao Fu seperti seekor elang bergerak melayang ke arah mereka, dengan pentungan besi seberat 32 kilogram, dia memukul kepala Guo Ao Bai.
Si Mayat Kering, Qu Li Ren segera membentak, "jangan ceroboh!" tapi tidak keburu, tubuh Ma Zhou Fu yang tingginya seperti gunung sudah berada di atas kepala Guo Ao Bai. Bahu Guo Ao Bai bergetar, kilauan pedang seperti riak air yang bergerak, Ma Zhou Fu mengeluarkan suara aneh, kedua telapak tangannya Sudah berlubang oleh tusukan pedang.
Tapi terlihat Guo Ao Bai tetap santai, tangannya pun tidak m'emegang pedang.
Si Mayat Kering, Qu Li Ren berteriak, jurus cakar mayat yang sudah dilatihnya selama 40 tahun, mulai dikeluarkan, jurus itu seperti bayangan cakar, bayangan tangan sepertinya mengarah kepada Guo Ao Bai.
Shang Bu Yun berkata kepada Luo Tian Chi, "ilmu silat bocah itu sangat tinggi, aku akan membantu untuk membunuhnya!"
Luo Tian Chi pun sebenarnya merasa jengkel, ketua pelatih kantor Biao tidak bisa menahan serangan dari seorang pemuda yang usianya pun belum mencapai 20 tahun, dia merasa malu dan juga sedih. Shang Bu Yun segera maju, dengan jurus cakar elangnya dia memasuki arena pertarungan.
Harus diketahu bahwa Mayat Kering dan Elang Sakti adalah dua dari 5 tetua bendera hitam di Chang Xiao Bang, ilmu silat mereka
sangat tinggi, bila mereka bergabung melawan musuh, sepertinya pesilat tangguh mana pun akan sulit untuk bertahan. Tapi setelah mereka berdua bertemu dengan Guo Ao Bai, mereka sama sekali tidak bisa berbuat banyak, begitu bahu Guo Ao Bai bergoyang, segera cahaya pedang tampak berkilauan, mereka berdua berusaha bertahan, tetapi Guo Ao Bai pun tidak gampang menahan serangan dari mereka berdua, karena itu pula maka mereka bertiga terus bertarung terus dengan sengit.
Tiba-tiba di luar ada yang tertawa dan berkata, "baiklah, aku juga akan ikut bergabung dengan kalian!"
Luo Tian Chi sangat terkejut dan dia berteriak, "cepat halangi dia dari pintu!"
Sekitar 30-40 guru Biao sudah berlari ke depan pintu, tapi seseorang yang mengenakan baju berwarna hitam tetap bisa masuk ke dalam ruangan, semua yang menghalangi langkahnya berhasil dipukul hingga roboh. Begitu banyak orang yang menyerangnya tapi dalam waktu singkat sudah banyak yang terluka atau bahkan roboh. Terdengar orang itu berkata lagi, "aku akan membantumu!"
Shang Bu Yun marah, ilmu cakar elangnya bergerak mulai menyerang dari atas ke bawah, tiba-tiba dia melihat sepasang mata yang bersinar dari orang itu. Sebuah pukulannya membuat Shang Bu Yun roboh, mungkin tidak akan bisa bangun dalam waktu 3 jam!
Guo Ao Bai melihat ada orang yang datang membantunya, dia marah dan berkata, "tidak perlu membantuku!"
Tapi si baju hitam sudah memukul Shang Bu Yun hingga jatuh terkapar, dia segera menyerang si baju hitam dengan pedang, dalam suasana yang serba kacau itu, si baju hitam masih bisa menghindar, sambil menahan serangan dia berteriak, "baiklah, aku berniat untuk membantumu tapi kau membalasnya dengan cara seperti ini, kalau saja kau bukan orang baik kau sudah kupukul!"
Dia mengeluarkan tangan untuk memukul, Qu Li Ren yang akan melarikan diri, sudah tidak dapat menghindari serangannya, kemudian terdengar suara BUUK, dia sudah jatuh terlentang.
Guo Ao Bai tampak lebih marah lagi, segera dia menyerang orang itu dengan beberapa jurus pedang, tapi si baju hitam itu sudah berada di dalam ruangan. Luo Tian Chi melihat orang yang datang begitu ganas, dia merasa terkejut dan berkata, "apakah dia adalah Pendekar Wo Shi Shui?"
Dia mendengar jawaban, "benar!" segera sepasang tangannya sudah tertotok dan Xue He Tu yang tersinpan di balik bajunya berhasil diambil oleh orang itu, Luo Tian Chi pun terjatuh.
Guo Ao Bai berteriak, "Wo Shi Shui, jangan pergi!"
Wo Shi Shui dengan jurus menyapu, dia menyapu Shen Qi Shan yang masih terpaku karena terkejut, kemudian dia berbalik ke arah Guo Ao Bai dan berkata, "malam ini aku. tidak mempunya; waktu untuk mengobrol, aku harus mengembalikan Xue He Tu kepada keluarga Zhong Yuan."
Guo Ao Bai marah dan mengejarnya, tapi karena Shen Qi Shan yang disapu oleh orang berbaju hitam sehingga terjatuh ke arahnya, maka tangannya yang memegang kipas dengan cepat menotok Guo Ao Bai. Guo Ao Bai membalikkan tangannya, pedangnya sudah membelah kipas Shen Qi Shan menjadi dua bagian, pada waktu itu juga lutut Shen Qi Shan bertambah 2 lubang dan tampak bekas tusukan pedang. Dia jatuh dengan posisi berlutut.
Guo Ao Bai masih berniat untuk mengejar Wo Shi Shui, ternyata dia sudah menghilang.
Wo Shi Shui sudah meloncat ke atas bubungan atap dan berlari, angin berhembus dengan dingin, angin subuh membuat orang merasa dingin.
Dengan tersenyum Wo Shi Shui mengeluarkan Xue He Tu dari balik bajunya, begitu melihat, dia langsung terkejut karena Xue He Tu yang dirampasnya hanya berupa gulungan kertas putih kosong dan tidak ada gambar petanya, di atas kertas itu tertulis :
Xue He Tu. Xue He Tu.
Akan kukembalikan kepada keluarga Zhong Yuan.
Tuan hanya mendapatkan rasa lelah.
Chen Mei yang berdosa memberitahukan.
Yang bertanda tangan di bawah adalah si Baju Putih Jiang Nan, Fang Chen Mei.
Wo Shi Shui segera menggulung kertas itu dan dia menghela nafas panjang, baju hitamnya tertiup angin tampak berkibar di atas atap. Bulan yang bulat dengan diam melewati kepalanya.
---ooo0dw0ooo---
BAB 2 Wisma Shi Jian Pedang Sakti Xue He
Salah satu dari tiga tempat terkenal di dunia persilatan adalah Wisma Shi Jian( Wisma Menguji Pedang).
Wisma Shi Jian adalah sebuah tempat yang tenang di dunia persilatan, tanah seluas 100 kilometer persegi, terdapat 19 rumah mewah, 37 rumah biasa, masih ada 5 kolam, dan 11 halaman panjang. Di dalam wisma suasananya terasa sangat tenang, banyak pesilat tangguh setahun sekali selalu ingin tinggal di sini selama beberapa hari untuk melepaskan rasa lelah.
Pemilik Wisma Shi Jian sangat senang melayani tamu-tamunya, ketua Wisma Shi Jian bernama Shi Tu ke!2, sekarang dia sudah berusia 67 tahun, pada saat usianya baru 3 tahun ayahnya sudah meninggal dunia, ketika umur 5 tahun ibunya menyusul ayahnya meninggalkannya, pada umur 7 tahun kesebelas orang kakaknya meninggal karena dibunuh oleh musuh, dan hanya tinggal dia sebatang kara yang masih hidup di dunia ini, selama 30 tahun dia membangun Wisma Shi Jian, dengan empat jurus Pedang Xue He ( Pedang Sungai Darah ), dia telah bisa mengalahkan semua pesilat tangguh, akhirnya dia dijuluki pesilat pedang nomor satu di dunia, tapi dia membalas musuhnya dengan kebaikan, membuat musuh yang pernah membunuh kakak-kakaknya, menggantungkan golok
yang biasa mereka gunakan untuk membunuh orang dan berubah menjadi orang baik. Dia selalu tinggal di Wisma Shi Jian untuk membela kebenaran dan membuat dunia persilatan menjadi tenang dan aman.
Sudah 30 tahun Wisma Shi Jian berdiri di dunia persilatan, Feng Dan Fei yang pernah merebut gelar pendekar pedang nomor satu di dunia persilatan pernah datang ke Wisma Shi Jian dan mengajak Shi Tu ke 12 bertarung, dan hanya dalam satu jurus Shi Tu telah mengalahkan Feng Dan Fei, dan dengan penuh rasa kekaguman Feng meninggalkan Wisma Shi Jian.
Kemudian gurunya Feng Dan Fei yang sudah berpengalaman 30 tahun, merupakan pendiri dua pedang Jian Dao karena tidak bisa menerima perlakuan Shi Tu ke 12, dia pun pergi ke Wisma Shi Jian dan mengajak Shi Tu ke 12 bertarung, tapi dia pun hanya bisa menerima satu jurus serangan dari Shi Tu ke 12, memasuki jurus kedua sepasang pedangnya sudah patah menjadi dua, dia menerima kekalahan total dan dengan lesu kembali ke rumahnya.
Semenjak itu Shi Tu ke 12 jarang bertarung lagi, hingga 20 tahun kemudian muncul seorang gila yang dijuluki Iblis Jian, dia bernama Ni Qing Feng. Dia sangat mahir menggunakan jurus-jurus pedang, dan dia selalu membunuh orang yang menggunakan pedang, semua ini dia lakukan hanya untuk mendapatkan gelar pendekar pedang nomor satu di dunia persilatan, dan orang ini tidak terkalahkan, oleh karena itu Shi Tu ke 12 kemudian keluar dari wismanya, menantang Ni Qing Feng, ternyata Ni Qing Feng hanya bisa menerima 2 jurus serangan Shi Tu ke 12, pada jurus ketiga, pedang Ni Qing Feng patah dan dia pun melarikan diri.
Karena itu dalam jangka 10 tahun ini, tidak ada seorang pun yang berani mengajak Shi Tu ke 12 bertarung lagi, dunia persilatan menganggap Shi Tu ke 12 sangat tinggi dan ilmu pedang yang dimilikinya tak ada tandingannya. Tapi Shi Tu ke 12 tidak ingin menerima pujian ini, meskipun dia sangat percaya diri dengan ilmu pedang yang dirnilikinya.
Shi Tu 12 sangat menyayangi pedangnya, pedang yang
membuatnya terkenal adalah pedang dengan panjang kurang dari satu meter, pedangnya disebut dengan Pedang Sakti Xue He.
Yang membuat orang-orang menjadi kaget adalah karena sekarang ini Pedang Xue He tiba-tiba saja lenyap.
Ketika Pedang Sakti Xue He lenyap. Kekuatan dunia persilatan pada waktu ini ada 3 yang menonjol yaitu Chang Xiao Bang, Wisma Shi Jian, dan kantor Biao Feng Yun, menjadi kalut dengan kabar menghilangnya Pedang Sakti di Wisma Shi Jian.
---ooo0dw0ooo---
Jumlah orang yang berada di ruang tamu ada 7 orang.
Orang yang paling tua di sana adalah seorang pak tua yang mengenakan baju berwarna hijau, kedua matanya tampak bersemangat. Dia berdiri dan bercerita dengan tenang, dia bercerita seperti menceritakan hal sepele yang tidak ada sangkut pautnya dengan dia, tapi ketiga orang yang berada di sisinya tampak marah. Yang dia ceritakan bukan masalah kecil melainkan masalah yang membuat dunia persilatan menjadi geger, karena pedang Shi Tu ke 12 tiba-tiba menghilang, pak tua yang sedang bercerita dengan tenang adalah ketua Wisma Shi Jian, Shi Tu ke 12.
Di sisinya tampak seorang laki-laki setengah baya, tubuhnya kelihatan kuat, wajahnya sangat biasa, mulutnya selalu tersenyum, dia adalah ketua ke 2 Wisma Shi Jian, dia dijuluki Yi Dao Duan Hun (Golok Pemutus Jiwa), dia bernama He Bu Le, orang ini berpandangan sangat lurus dan terbuka, dalam bertarung dia belum pernah terkalahkan.
Di sisi Shi Tu ke 12 masih ada seseorang yang umurnya sudah setengah baya, dia tampak hitam kekuningan, dia kurus dan selalu mengenakan baju berwarna hitam. Sepasang tangannya seperti terbuat dari besi, tangannya diletakkan di atas meja, bajunya tampak melengkung seperti yang terbuat dari besi juga. Orang itu adalah ketua ke-3 Wisma Shi Jian, dia mendapat julukan Bai Bu
Shen Quan (Seratus Langkah Kepalan Sakti) Yin Yang Hei. Sewaktu berumur 17 tahun orang ini dengan seorang diri telah menghancurkan 16 sarang perampok, selama 30 tahun ini dia juga tidak terkalahkan.
Di sisi He Bu Le, ada ketua ke-4 Wisma Shi Jian, dia dijuluki Tie Gong Yin Dan (Ketepel Besi Peluru Perak), Lu Ying Feng, dia hampir berumur 50 tahun, tapi tetap terlihat gagah.
Di sisi Yin Yang Hei Shen ada seorang pak tua yang mengenakan baju berwarna hijau, dia kelihatan biasa tapi tetap berwibawa, dia adalah pengurus Wisma Shi Jian, Tuan Ma Er.
Di hadapan Shi Tu ke 12 ada seorang pemuda yang mengenakan baju berwarna putih, dia terlihat sangat santai, matanya memancar penuh harapan, dia seperti sangat memperhatikan dan mendengarkan berita dunia persilatan, pemuda itu tersenyum, dia terlihat sangat luwes, tapi tidak memberikan kesan bahwa dia tidak sopan atau tidak serius.
Yang tampak santai dan alami hanya pemuda itu dan Yi Dao Duan Hun, He Bu Le, yang lainnya setelah mendengar cerita Shi Tu ke 12, langsung merasa marah dan terlihat tegang.
"Begitulah mengapa Pedang Sakti Xue He menghilang, aku selalu menggantungkan pedang itu di kamar tidurku, yang bisa masuk ke dalam kamar itu kecuali kalian, tentu orang yang memiliki ilmu meringankan tubuh yang sangat tinggi. Dia datang mencari masalah dengan Shi Tu ke 12," sambil tertawa dia terus bercerita.
"Benar-benar kurang ajar!" Yin Yang Hei menggebrak meja dan marah, "apakah ada orang yang bisa berlalu lalang di Wisma Shi Jian ini dengan seenaknya?"
"Orang biasa pasti tidak akan bisa melakukannya, tapi tetap bisa saja ada yang nekad melakukannya," kata He Bu Le.
"Siapakah dia?" urat nadi di dahi Yin Yang Hei tampak bertonjolan.
Jawab Shi Tu ke 12, "mungkin Tuan Muda Fang yang..."
"Oh tidak! Wisma Shi Jian memangnya tempat apa" Aku datang pun tidak bisa bergerak dengan bebas. Ketua benar-benar terlalu memujiku," kata pemuda berbaju putih itu.
"Tuan Muda terlalu merendah, sebenarnya Tuan Muda mempunyai kemampuan ini, aku tahu mengenai hal itu," kata Shi Tu ke 12.
"Kecuali Tuan Muda Fang, masih ada Pendekar Wo Shi Shui, dia pun memiliki ilmu silat yang tinggi. Walaupun wisma ini dijaga dengan ketat tapi kalian tetap tidak akan merasa kesulitan masuk ke sini."
"Kalau begitu pelakunya pasti Wo Shi Shui," kata Yin Yang Hei.
Shi Tu ke 12 mengerutkan dahinya, dia tampak berpikir kemudian berkata, "Pendekar Wo Shi Shui sangat ternama, dia tidak akan melakukan perbuatan seperti ini, dan dia adalah keponakan Ketua Chang Xiao Bang, Zheng Bai Shui, walaupun Wo Shi Shui tidak menyukai kelakuan Chang Xiao Bang, tapi dia gentar kepada Zheng Bai Shui, aku takut dia diperalat oleh Ketua Zheng untuk mencuri pedangku, yang harus kalian ketahui, di atas Pedang Sakti itu terdapat ukiran jurus pedang Xue He Si Shi (Empat Jurus Sungai Darah), bila Ketua Zheng bisa menguasai Xue He Si Shi maka jika jurus ini digabung dengan jurus yang dimiliki olehnya yaitu jurus Chang Xiao Qi Ji (Tujuh Pukulan Tertawa Terus), dia akan mencelakai dunia persilatan dan tidak akan terkalahkan."
Tanya Chen Mei, "bila keempat jurus Pedang Sakti Xue He berhasil dikuasai oleh Zheng Bai Shui, bukankah dunia persilatan akan menjadi kacau balau?"
Jawab Shi Tu ke 12, "tidak juga, bila empat jurus Xue He tidak berhasil diketahui oleh Zheng Bai Shui, maka tidak akan tercipta Pedang Sakti Xue He dan juga tidak akan menghasilkan jurus yang bagus. Bila dalam waktu 3 bulan ini kita bisa mengambil kembali Pedang Sakti Xue He, maka Zheng Bai Shui tidak akan mendapatkan apa-apa."
Kata He Bu Le, "Tuan Fang, Chang Xiao Bang adalah
perkumpulan yang paling besar dan mengusasai Zhong Yuan sejak lama. Meskipun kantor Biao Feng Yun adalah kantor Biao yang paling besar, tapi letaknya jauh di Kai Feng, karena itu Wisma Shi Jian menjadi musuh utama yang dapat menghalangi mereka menguasai dunia persilatan. Bila Zheng Bai Shui mendapatkan Pedang Sakti Xue He dan melatih keempat jurus Xue He, mungkin Zheng Bai Shui bisa menguasai dunia persilatan."
Kata Shi Tu ke 12, "Tuan Fang, kecuali kita-kita yang berada di sini, hanya Guo Wei saja yang mengetahuinya, aku tidak ingin menyebar luaskan peristiwa ini, karena orang-orang Chang Xiao Bang sangat banyak, melawan-mereka seperti mencari mati saja!"
Laki-laki yang sejak tadi diam adalah Tie Gong Yin Dan, Lu Ying Feng yang secara tiba-tiba berkata, "Ketua, tadi aku menerima kabar dari Tuan Ma Er yang mengatakan bahwa Ketua Gao Wei karena ada perlu, maka dia tidak bisa datang ke sini, dia menyuruh putranya Guo Ao Bai datang ke sini untuk mewakilinya, beberapa hari lagi dia akan tiba di sini."
Kata Shi Tu ke 12, "itu sangat baik."
"Demi kebaikan dunia persilatan, aku akan berusaha dengan sekuat tenaga," kata Fang Zhen Mei, lalu dia melanjurkan lagi, "kali ini Ketua telah memanggilku, asal aku bisa membantu, aku pasti akan membantu, Ketua hanya tinggal memberikan petunjuk."
Kata Shi Tu ke 12, "Tuan Muda Fang, kau senang menolong orang dunia persilatan, aku sudah lama mendengar hal ini, sekarang aku pun tidak akan berpura-pura dan bersikap sungkan kepadamu, Tuan Muda Fang berteman dengan Pendekar Wo Shi Shui, tolong tanyakan kepadanya mengenai pedang yang hilang, itu saja sudah cukup membantuku, bila pelakunya memang dia, aku kira dia akan mengakuinya. Pendekar Wo Shi Shui selalu berkelana kemana-mana, dalam waktu dekat ini aku telah mencarinya, tapi tidak pernah menemukannya. Karena itu aku meminta bantuanmu, katanya sewaktu dia mengambil Xue He Tu, Pendekar Wo Shi Shui dan Tuan Muda Fang saling rebut, akhirnya Tuan yang mendapatkannya terlebih dahulu, apakah semua berita ini benar?"
Fang Zhen Mei tertawa dan menjawab, "kemarin kami bertemu secara kebetulan, bila aku tahu Wo Shi Shui akan turun tangan mengenai Xue He Tu, aku tidak menghalanginya, sebenarnya kami sudah lama saling mengagumi, tapi kami belum pernah saling bertatap muka, tapi titipan dari Ketua akan kulaksanakan, harap Ketua bisa menjadi tenang."
Kata Yin Yang Hei, "Chang Xiao Bang memang seperti itu, bersikap sok jago, apakah kita akan membiarkannya begitu saja?"
Jawab Shi Tu ke 12, "pastinya tidak akan seperti itu, kita tidak bisa membuktikan siapa pelakunya, kita juga tidak bisa membuktikan bahwa Chang Xiao Bang lah yang melakukan semua ini, kita tidak boleh sembarangan menuduh, aku akan mengajak Ketua Zheng berbicara."
Tuan Ma Er yang duduk di sisinya segera berdiri, bila dia sedang duduk, orang lain tidak akan merasa ada yang tidak sama, tetapi setelah dia berdiri, baru diketahui bahwa dia lebih tinggi dari pada orang lain, paling sedikit tingginya lebih setengah dari orang normal. Shi Tu ke 12 berkata lagi, "aku minta besok kau mengantarkan undangan ini ke Cheng Xiao Bang, kau boleh menyuruh 3 bersaudara Yen pergi ke sana, kau mengawasi secara diam-diam, itu sudah cukup."
Dengan sikap hormat Ketua Ma Er menyahut, kemudian dia membalikkan kepada melihat Fang Zhen Mei. "Tuan Muda Fang, aku pamit dulu."
Fang Zhen Mei dengan terburu-buru berdiri dan berkata, "ilmu tuan sangat hebat, berjalan 1.5 meter sampai 3.5 meter diataspermukaan tanah masih bisa membunuh orang, benar-benar ilmu yang hebat."
Ternyata ilmu silat Tuan Ma memang yang paling lihai adalah melayang 1.5 meter dari permukaan tanah, bila Tuan Ma berjalan dia tidak biasa menapak diatas tanah tapi melayang di atas permukaan tanah berjarak 1.5 an. Begitu dia meninggalkan rapat itu dia bergerak seperti air, meloncat setinggi 1.5 meter dan meluncur
keluar dari ruangan itu. Kemudian turun dan kakinya meloncat lagi, dia seperti sebuah panah yang meluncur, dan sosoknya pun tidak terlihat jelas.
Kata Fang Zhen Mei, "benar-benar ilmu meringankan tubuh yang sangat tinggi."
Shi Tu ke 12 berkata, "Tuan Muda Fang benar-benar orang yang banyak pengetahuan, tapi tidak banyak menggembar-gemborkan keluar, Tuan Fang, aku mengundangmu menginap semalam di sini dan aku ingin mengobrol denganmu, bagaimana?"
Jawab Fang Zhen Mei sambil tertawa, "aku pun bermaksud seperti itu."
---ooo0dw0ooo---
Seorang tua dan seorang muda, berjalan dengan perlahan melewati hutan bambu yang berwarna hijau, dalam kabut yang tipis seperti sebuah lukisan pemandangan yang indah. Shi Tu ke 12 mengenakan baju berwarna hijau sedangkan Fang Zhen Mei mengenakan baju berwarna putih, dengan pelan mereka berjalan bersama. Fang Zhen Mei menghela nafas dan berkata.
"Wisma Shi Jian benar-benar wisma nomor satu, pemandangannya indah, meskipun tidak ada yang menjaga tapi pesilat tangguh yang bisa keluar dari hutan bambu ini bisa dihitung dengan jari."
Kata Shi Tu ke 12, "Tuan Muda Fang terlalu memuji, semua dekorasi yang berada di wisma ini semua ditata oleh Tuan He, hanya dia yang bisa menata tempat seperti ini, membuat tempat ini terlihat begitu alami, tidak akan membahayakan jiwa meskipun penuh dengan perangkap."
Fang Zhen Mei dengan suara kecil berkata, "dia sedang mendengar kita mengobrol, pastinya dia bukan orang wisma ini."
Mereka berdua yang masih mengobrol, tiba-tiba pada saat itu
juga, mereka berdua yang satu bergerak ke kiri dan yang lainnya bergerak ke kakan, menuju hutan bambu, bayangan orang itu pun bergerak, Fang Zhen Mei dan Shi Tu ke 12 berhenti melangkah, karena di hutan bambu itu sudah tidak terlihat bayangan seorang pun.
Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "ilmu meringankan rubuh orang itu sangat cepat."
Shi Tu ke 12 mengerutkan dahi, "anehnya orang itu sepertinya sangat hafal dengan perangkap yang dipasang di sini."
Kata Fang Zhen Mei, "lain kali bila aku melihat orang itu lagi, aku pasti akan langsung mengenalinya."
Shi Tu 12 dengan ekspresi aneh melihat ke arahnya.
Fang Zhen Mei menunjuk ke bawah dan tertawa, dia berkata, "melihat jejak kakinya, aku menjadi percaya dengan semua omonganku."
Shi Tu ke 12 melihat ke bawah ternyata di hutan bambu yang dipenuhi dengan kabut tebal membuat tanah di sana menjadi basah, di tanah itu terlihat sepasang jejak kaki, air masih terus mengalir, tapi jejak kaki itu lambat laun menghilang.
Begitu Fang Zhen Mei kembali ke Wisma Shi Jian, waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam, setelah mengobrol dengan Shi Tu ke 12 dia merasa sangat senang, dan dia merasa sedikit mabuk, Shi Tu ke 12 pun mengantarkan dia ke kamarnya kemudian dia kembali seorang diri ke kamarnya.
Fang Zhen Mei melihat pak tua yang pernah menggegerkan dunia persilatan kembali ke tempatnya, melihat hutan bambu yang penuh dengan embun, hatinya kusut dan tidak bisa tenang. Sekarang dia sudah bersiap untuk tidur.
Dia mulai bernafas dengan teratur, kemudian terdengar suara dengkurannya, tiba-tiba ada bayangan di luar jendela yang bergerak-gerak dengan ringan. Dia membuka jendela dan dengan diam-diam meloncat masuk, sama sekali tidak terdengar suara
langkahnya. Bahkan saat membuka mata untuk melihat pun kau tidak akan percaya bahwa di dunia ini ada orang yang begitu ringan gerakan tubuhnya.
Si baju hitam itu masuk ke dalam kamar dan berjalan dua langkah melihat Fang Zhen Mei yang tertidur dengan pulas.
Saat itu tiba-tiba saja Fang Zhen Mei terbangun, dia pun tidak bisa menjelaskannya, dia seperti seekor binatang, tidak perlu diperintah, nalurinya setiap kali ada bahaya yang mendekatinya dia sudah langsung mengetahuinya, nalurinya sudah beberapa kali menolongnya, sekarang Fang Zhen Mei benar-benar sudah terbangun.
Melihat Fang Zhen Mei tiba-tiba bangun si baju hitam tidak meyangkanya sama sekali, dia benar-benar kaget hingga terpaku, kemudian Fang Zhen Mei melihat mata si baju hitam yang tampak terang dan hangat. Si baju hitam pun melihat sorot mata Fang Zhen Mei yang tenang dan jujur.
Tapi si baju hitam segera menyerangnya, di tengah malam masuk ke kamar seseorang dan keberadaannya diketahui, di baju hitam terpaksa harus melakukan tindakan seperti ini.
Fang Zhen Mei pun terpaksa mengeluarkan ilmunya, tengah malam seperti ini ada seseorang yang masuk ke dalam kamarnya, dia pun terpaksa mengeluarkan keahliannya, saat mengeluarkan serangan mereka sama sekali tidak mengeluarkan suara, si baju hitam menyerangnya dengan cepat, Fang Zhen Mei menyerangnya dengan ringan, tapi pada saat serangan kedua, Fang Chen Mei merasa lawannya menyerang dengan keras, dia tergetar, kemudian dengan cepat dia berkata, "apakah kau adalah Pendekar Wo Shi Shui?"
Si baju hitam merasakan serangan Fang Zhen Mei, dia merasa tenaga lawannya tidak bisa diukur, hatinya pun bergetar, dan dia berteriak, "Baju Putih Fang Zhen Mei!" dengan cepat dia melayang keluar dari jendela dan melarikan diri.
Fang Zhen Mei masih terpaku, dia ingin mengejar orang itu, tapi
pintu kamarnya sudah dibuka dengan paksa, di bawah sinar bulan yang berwarna keperakan terlihat rambut Shi Tu ke 12 berwarna putih dan kumisnya pun berwarna putih, tiba-tiba muncul di depannya dan bertanya, "ada apa?"
Pada saaat mereka berdua bertarung dan tidak mengeluarkan suara itu, Shi Tu ke 12 terbangun dan dengan cepat berlari ke kamar Fang Zhen Mei, pendengarannya sangat tajam dan ilmu meringankan tubuhnya pun sangat tinggi, hingga pada tarap yang tidak terpikirkan oleh siapa pun.
---ooo0dw0ooo---
BAB 3 Chang Xiao Bang
Long Hu Shan berdiri dengan megah di pegunungan Long Hu (Naga dan Harimau).
Salah dari perkumpulan terbesar yaitu Chang Xiao Bang pun berkedudukan di Gunung Long Hu.
Hari itu di Gunung Long Hu tiba-tiba ada empat ekor kuda sehat yang lewat di tempat itu, kuda-kuda itu dengan cepat berlari ke puncak Gunung Long Hu.
Begitu tiba di markas Chang Xiao Bang, kuda-kuda itu langsung berhenti, kuda pertama ditunggangi oleh seorang pak tua yang mengenakan baju berwarna hijau, orang itu kelihatan ramah dan berwibawa, sedangkan ketiga kuda lainnya ditunggangi oleh tiga orang pemuda yang mengenakan baju berwarna perak, mereka tak lain adalah Pengurus Wisma Shi Jian, Tuan Ma Er dan tiga orang putra dari Ketua Pelatih, Yin Jia Ya, yaitu Yin Fei Xiong, Yin Qing Xiong, dan Yin Zhen Xiong. Ayah mereka diibaratkan seperti harimau, tentu saja anak-anaknya pun bukan anak anjing, mereka bertiga adalah pesilat tangguh dan masih muda, mereka pun tinggal di Wisma Shi Jian.
Kuda-kuda itu berhenti di pintu utama perkunpulan Chang Xiao Bang, kata Ma Er kepada mereka, "kalian bertiga, berikan undangan ini kepada orang Chang Xiao Bang, ingat jangan membuat keributan di sini!"
Tiga bersaudara Yin itu dengan bersamaan menjawab, "ya!" dan mereka pun turun dari kuda, berjalan ke depan kantor Chang Xiao Bang.
Para penjaga mencegat mereka, tapi begitu mengetahui apa maksud kedatangan mereka, segera mereka dibawa masuk ke dalam kantor.
Tiga bersaudara Yin itu terpaku, tidak ada seorang pun yang meladeni mereka, setelah menunggu lama baru terlihat ada seseorang dengan malas menghampiri mereka dan bertanya, "kalian ada perlu apa datang kemari" Cepat bicaralah!" dengan malas-malasan dia duduk di sebuah kursi.
Lao Da (paling besar) dari ketiga pemuda itu yaitu Yin Fei Xiong segera menjawab,' "kami datang sebagai perwakilan dari Wisma Shi Jian, ingin bertemu dengan Ketua Zheng."
Orang itu malah tertawa kemudian dia berdiri, dia masih tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "aku kira siapa yang dikirim dari Wisma Shi Jian, ternyata hanya 3 orang bodoh yang datang ke sini, si Tua Shi Tu ke 12 benar-benar bodoh, bila kalian ingin bertemu dengan ketua kami, terimalah dulu 3 jurus dari Ketua Qing Qi (Panji Hijau), Sun Yu Tang, bila kalian bisa menerimanya, baru kalian boleh bertemu dengan ketua kami...."
Ternyata di Chang Xiao Bang, kecuali Ketua Zheng Bai Shui dan putrinya yang bernama Zheng Dan Feng, masih ada wakil ketua, si Kepalan Tangan Besi, Qu Lei dan ketua bagian pedang kilat, Fang Zhong Pin.
Di bawah Fang Zhong Pin masih terbagi lagu menjadi 5 kelompok, kelompok itu antara lain : merah, kuning, biru, putih, dan hitam, di bawah kelompok 5 warna ini masih ada ketua panji, Elang Sakti, Shang Bu Yun dan si Mayat Kering, Qi Li Ren, adalah ketua
panji. Di bawah ketua panji masih ada 5 ketua Shi Xiang, di bawah ketua Shi Xiang (warna dan wangi) barulah para anak buah dari Chang Xiao Bang, ilmu silat mereka pun sangat berbeda jauh. Di bawah ketua Chang Xiao Bang masih terdapat 18 orang pesilat tangguh, ilmu silat mereka sangat lihai, bila semua perkumpulan silat bersatu pun belum tentu bisa menahan serangan dari Chang Xiao Bang.
Yang bernama Sun Yu Tang adalah salah satu dari 5 Xiang Chu, ketua dari panji hijau. Begitu dia mengeluarkan kata-katanya, membuat 3 bersaudara Yin merasa sangat malu.
Lao Da, Yin Fei Xiong yang lebih berpengalaman, dia tertawa dan berkata, "kami mana berani mencoba, Feng Huang Gou milik Tuan Sun (Kait Burung Feng Huang), Anda diibaratkan ke atas bisa mengait matahari dan ke bawah mengait kepala manusia, semua orang sangat kagum kepada Feng Huang Gou milik Anda, aku hanya diperintahkan membawa surat ke Chang Xiao Bang, bila Ketua Zheng memang sibuk, kami harap Tuan Sun mau mewakili untuk menerimanya dan menyampaikannya kepada Ketua Zheng."
Sun Yu Tang sangat senang, dengan sombong dia berkata, "mana suratnya?"
Yin Fei Xiong segera bertanya, "apakah Tuan Sun setuju dengan permintaan kami?"
Sun Yu Tang marah dan berkata, "cerewet amat, cepat berikan kepadaku!" Terpaksa Yin Fei Xiong memberikan surat itu dengan kedua tangannya, Sun Yu Tang menerima surat itu dengan tertawa terbahak-bahak, tanpa membaca surat itu dia langsung merobeknya.
Yin Fei Xiong dengan terpatah-patah berkata, "kau...."
Yin Zhen Xiong orang yang paling muda di antara mereka, menjadi tidak sabar menerima perlakuan Sun Yu Tang, dia berkata, "mengapa kata-kata Tuan Sun tidak bisa dipercaya dan begitu
seenaknya bicara" Bagaimana aku harus mengatakannya kepada ketua kami" Mengapa Tuan Sun menghalangi niat baik ketua kami?"
Sun Yu Tang tertawa terbahak-bahak, tawanya membuat gendang telinga 3 bersaudara Yin itu menjadi sakit, "ketua sudah menurunkan perintah, surat yang datang baik itu dari Wisma Shi Jian maupun dari kantor Biao Feng Yun tidak perlu dibaca, boleh langsung dihancurkan saat itu juga!"
Yin Zhen Xiong dan Yin Qing Xiong menjadi marah mendengar kata-kata itu, mereka siap-siap bertarung, tapi langsung dicegah oleh Yin Fei Xiong, dia melihat surat yang telah dirobek itu, tidak ada yang bisa dikatakannya lagi, tangan yang satu menghalangi langkah adik-adiknya yang ingin maju untuk bertarung, dengan suara kecil dia berkata, "sudahlah, jangan membuat keributan di sini, kami akan pulang dan meminta ampun kepada ketua," kemudian dia berkata lagi, "terima kasih Tuan Sun, kami pamit untuk pulang."
Tiga bersaudara Yin membalikkan badan dan ingin pergi dari sana, tiba-tiba Sun Yu Tang membentak, "diam di tempat!"
Secara bersamaan mereka memalingkan kepala, Yin Fei Xiong bertanya, "apakah masih ada yang ingin disampaikan oleh Tuan Sun?"
Sun Yu Tang tertawa terbahak-bahak lagi, dia berkata, "wakil ketua kami sudah menurunkan perintah, orang yang datang dari Wisma Shi Jian ataupun kantor Biao Feng Yun, harus memotong kakinya sendiri baru boleh meninggalkan tempat ini, dan kalian akan memotongnya sendiri atau perlu bantuanku?"
Tiga' bersaudara Yin sangat terkejut, mereka benar-benar sangat marah, Yin Zhen Xiong sudah tidak tahan lagi, dia berseru, "Sun Yu Tang, apakah kau mengira kami takut kepadamu"!"
Yin Qing Xiong pun sangat marah dan berkata, "bila kau berani, hayo ke sini dan angkat kakiku!"
Yin Feng Xiong segera berkata, "ada yang tidak beres, cepat
keluar dan temui Tuan Ma Er!"
Tiga bersaudara itu langsung bergerak keluar dari kantor Chang Xiao Bang.
Tapi Sun Yu Tang sudah membentak, "kalian yang berada di kiri dan kanan, segera bergerak! Tangkap mereka!"
Tiga bersaudara itu sudah hampir mencapai pintu keluar, tapi dari bubungan atap yang tinggi turunlah 3 bayangan orang dengan membawa senjata.
Mereka bertiga segera menyerang Yin Fei Xiong, Yin Qing Xiong, dan Yin Zhen Xiong. Cahaya golok segera menutupi kepala mereka.
Yin Qing Xiong berteriak, "hati-hati!" dan dia segera mencabut pedangnya, dia maju untuk bertarung dengan anak buah Chang Xiao Bang, Yin Zhen Xiong menggulingkan tubuhnya untuk menghindari golok yang melewati kepalanya, kemudian dia pun mencabut pedangnya dan segera bertarung dengan mereka, begitu golok hampir mengenai kepala Yin Feng Xiong, dia menendang orang yang memegang golok itu, dia segera keluar dari pintu.
Begitu dia akan keluar dari pintu dia menoleh ke belakang, ternyata Yin Zhen Xiong dan Yin Qing Xiong sedang bertarung dengan orang-orang Chang Xiao Bang, setelah dia melihat kedua adiknya sedang bertarung, dia pun mencabut pedang dan goloknya, dia masuk kembali ke dalam dan bertarung dengan empat orang Chang Xiao Bang.
Tiga bersaudara ini adalah putra-putra dari Yin Jia Ya, mereka sangat mahir memainkan pedang dan golok, dalam waktu sekejap mereka berhasil melukai banyak orang-orang Chang Xiao Bang, tapi anak buah Chang Xiao Bang yang datang senakin banyak, mereka berhasil mengurung tiga bersaudara Yin ini.
Yin Qing Xiong berhasil menahan tiga orang musuh, dia melihat ada seorang anak buah Chang Xiao Bang yang melayang ke atas dan berniat menusuk Yin Zhen Xiong yang sedang sibuk bertarung dengan 5 orang. Yin Qing Xiong takut adiknya akan terkena
serangan dari orang itu, dengan cepat dia meloncat dan mencegah niat orang itu, goloknya pun menusuk wajah orang itu.
Begitu Yin Qing Xiong turun kembali, darah orang itu sudah muncrat dan mengalir ke bawah, orang-orang di ruangan itu banyak yang terpana dan berhenti bertarung. Dalam hati Yin Fei Xiong berpikir, "kali ini kita akan celaka."
Terdengar Sun Yu Tang yang berteriak, "kalian tidak mungkin bisa keluar hidup-hidup dari Chang Xiao Bang!"
Dia seperti seekor burung besar terbang ke depan pintu. Yin Fei Xiong yang ingin keluar sudah di halangi oleh Sun Yu Tang.
Yin Qing Xiong membentak juga menyerang Sun Yu Tang dengan gerakan cepat dan tepat. Begitu golok hampir mengenai tubuh Sun Yu Tang,' terlihat tangan Sun Yu Tang yang terjuntai ke bawah, sudah memegang 2 buah kaitan. Dengan cepat dia bergerak mengait pedang milik Yin Qing Xiong.
Hati Yin Qing Xiong bergetar, dia berusaha melepaskan pedangnya dari kaitan itu, Sun Yu Tang membentaknya. Kait itu ditariknya kemudian didorong.
Yin Qing Xiong sudah tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya dan dia terjatuh ke depan.
Yin Zhen Xiong yang melihat saudaranya terjatuh, merasa kaget. Dia ingin menolong kakaknya, tapi 2 orang Chang Xiao Bang menghalangi langkahnya.
Tapi Yin Fei Xiong yang berada di depan. Kedua goloknya diayunkan.
Yin Fei Xiong ingin menolong adiknya, dia tidak mundur tapi terus maju. Dengan sekuat tenaga dia menabrak orang yang berada di depan dan menusuk salah satu dari anak buah Chang Xiao Bang.
Kali ini dia membuat kekacauan lebih besar lagi. Begitu berjalan ke depan dia langsung menyerang Sun Yu Tang. Sun Yu Tang pun tidak sempat membunuh Yin Qing Xiong. Kait Feng Huang dengan
kuat sudah mengait golok milik Yin Fei Xiong.
Yin Qing Xiong yang terjatuh beberapa saat segera membalikkan tubuhnya dan menusuk ke pinggang Sun Yu Tang.
Sun Yu Tang marah dan berkata, "baiklah, aku tidak percaya kalau aku tidak bisa mengalahkan kalian." Terdengar suara senjata yang terpotong, ternyata golok Yin Fei Xiong sudah dijepit hingga putus. Kait di tangan kanan menahan golok Yin Qing Xiong dan kait di tangan kiri sudah menancap ke pundak Yin Fei Xiong.
Sementara bertarung, Yin Zhen Xiong melihat kakaknya terluka. Dengan gerakan cepat dia berlari ke arah mereka dan pedangnya dengan cepat menusuk ke arah leher Sun Yu Tang.
Dengan tenang tangan kiri Sun Yu Tang menyeret Yin Fei Xiong yang pundaknya penuh darah ke depan. Sekarang tubuh Yin Fei Xiong melayang terbang ke arah ujung golok Yin Zhen Xiong.
Yin Zhen Xiong menarik kembali pedangnya tapi dia tidak bisa menahan tubuh Yin Fei Xiong yang terbang ke arahnya. Mereka bertabrakan dan terjatuh ke tanah.
Yin Qing Xiong yang masih berada di sana dipaksa oleh Sun Yu Tang melanjutkan pertarungan. Keadaan ini sungguh sangat berbahaya, kait di tangan kirinya menghindari serangan Yin Qing Xiong, kait yang satu lagi membawa Yin Oing Xiong masuk ke jalan kematian karena kaitnya sudah diarahkan ke tenggorokan Yin Qing Xiong.
Jurus ini membuat Yin Qing Xiong tidak berdaya, ingin mundur pun sudah tidak ada waktu lagi. Dia hanya bisa menutup matanya menunggu kematian yang akan menjemputnya.
Karena serangan Sun Yu Tang sangat cepat, Yin Fei Xiong dan Yin Zhen Xiong yang berada dalam posisi tumpang tindih, tidak sempat bangun untuk menolong saudaranya. Mereka tidak berdaya menolong Yin Qing Xiong, kait itu sudah hampir mengenai Yin Qing Xiong. Tiba-tiba ada sepasang tangan yang kurus dan kering, dengan tenang dan cepat sudah datang. Kelima jarinya menangkap
kait itu. Sun Yu Tang tidak percaya ada orang, sekali dia bergerak sudah bisa menangkap kaitan Feng Huang miliknya. Dia melihat orang itu, ternyata hanya seorang pak tua yang penuh dengan wibawa. Sepasang kakinya berada di tengah-tengah udara, jaraknya 1.5 meter dari permukaan tanah. Mata orang tua itu terus melotot kepadanya.
Sun Yu Tang kaget dan berkata, "serangan 1.5 meter dari permukaan tanah, jarak 3.5 meter membunuh orang, apakah Anda adalah Tuan Ma Er?"
Pak tua itu dengan santai menjawab, "benar, Tuan Sun sudah terkenal selama puluhan tahun tapi ingin membunuh anak muda yang baru tumbuh dewasa, apakah ini tidak keterlaluan?"
Sun Yu Tang tertawa dingin dan berkata, "siapa pun dia, bila masuk ke dalam kantor Chang Xiao Bang harus dibunuh!"
Kata Tuan Ma Er, "benarkah seperti itu" Kedatanganku ke Chang Xiao Bang sudah kulaporkan kepada perkumpulan Anda. Tiga bersaudara Yin ini pun sudah memberitahukan maksud mereka dan mereka sudah dipersilakan masuk, kami tidak secara sembunyi-sembunyi menerobos masuk ke sini."
Wajah Sun Yu Tang memerah. Dia marah dan berkata, "aku tidak mau tahu dengan alasan kalian mau itu diundang masuk atau masuk sendiri, bila dia datang dari Wisma Shi Jian, akan dibunuh oleh Chang Xiao Bang."
Pendekar Sejagat Seri Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kata Tuan Ma Er, "bila Tuan Sun ingin menyalahkan kami, tidak usah bicara dengan alasan yang tidak-tidak."
Sun Yu Tang marah dan berkata, "Ma Er, jangan sok jago di wilayah Chang Xiao Bang! Terimalah jurusku!" Tapi Sun Yu Tang tidak menyerang, yang menyerang adalah dua orang yang membawa golok yang berada di belakang Ma Er.
Punggung Tuan Ma Er seperti mempunyai mata, dia berteriak, "pergilah!" Kemudian tubuhnya direndahkan kemudian dengan
cepat dia sudah melayang di atas kepala 3 orang yang ingin menyerangnya dan dia mendekati tiga bersaudara Yin.
Sun Yu Tang berteriak, "jaga pintu!" Dia pun melayang, kedua kaitnya diarahkan ke tenggorokan Ma Er.
Begitu Tuan Ma Er mendekati 3 bersaudara itu, mereka masih dalam keadaan bengong. Telapak Tuan Ma sudah mendorong mereka, tenaga yang kuat telah mendorong tiga bersaudara marga Yin ke arah pintu. Begitu Tuan Ma Er membalikkan badan, sepasang kait milik Sun Yu Tang sudah mengait dekat ke lehernya.
Tiba-tiba Tuan Ma Er jongkok, Sun Yu Tang hanya melihat bayangan hijau bergerak, kedua kaitnya ternyata tidak mengenai sasaran, tiba-tiba dia teringat pada jurus jarak 1.5 meter dari permuakaan tanah, jarak 3. 5 meter membunuh orang, ini adalah adalah sebuah ilmu silat yang aneh, Sun Yu Tang terkejut dan dia pun mundur dari sana.
Sepasang kaki Ma Er baru saja mendarat di permukaan tanah. Dia sudah meloncat lagi seperti bintang jatuh, kesepuluh jarinya dikeluarkan dan menusuk Sun Yu Tang.
Sun Yu Tang tidak menghindar malah balas menyerang, sepasang kaitnya dibalikkan, dia menyerang tangan Tuan Ma Er.
Sekali Tuan Ma Er mengeluarkan serangan, dengan tepat mencakar kedua kait itu.
Karena kait itu ditarik-tarik tidak bisa lepas, Sun Yu Tang menendang perut Tuan Ma Er.
Tuan Ma Er mengangkat kakinya, tubuhnya tiba-tiba direndahkan kemudian dia meloncat. Kedua kakinya secara bersamaan menendang. Begitu melihat tubuh Tuan Ma Er direndahkan, Sun Yu Tang tahu bahwa keadaan sangat berbahaya, dia segera melepaskan kedua kaitnya. Dia berusaha untuk menghindar.
Setelah bertarung beberapa jurus dengan Sun Yu Tang, sambil memaksa Sun Yu Tang mundur, Tuan Ma Er melihat 3 bersaudara Yin masih bertarung dengan anak buah Chang Xiao. Dia tidak
mengejar Sun Yu Tang, dengan cepat dia sudah meluncur ke arah pintu.
Dia memasuki arena pertarungan, dengan segera banyak anak buah Chang Xiao Bang yang terlempar. Dan dengan cepat Tuan Ma Er berkata, "cepatlah pergi dari sini! Aku yang akan menahan mereka!"
Melihat Tuan Ma Er ikut bertarung, ketiga bersaudara Yin ini menjadi bertambah bersemangat. Mereka sudah hampir mencapai pintu keluar sudah ada suara seseorang yang membentak dari dalam, "siapa yang berani datang ke sini dan membuat keributan?" Segera muncul 15-16 orang mengelilingi 3 bersaudara Yin ini.
Kedua telapak Tuan Ma didorong dan hal ini membuat 3 orang anak buah Chang Xiao Bang terjatuh. Tiba-tiba dia merasa di atas kepala ada benda yang menghampirinya. Kedua telapak tangannya mendorong ke atas.
Terdengar ada orang yang terjatuh dari atas. Dengan dingin Tuan Ma Er bertanya "apakah Anda adalah ketua panji putih Chang Xiao Bang, Zhou Kun?"
Si baju putih juga bertanya, "apakah yang datang adalah pengurus Wisma Shi Jian, Tuan Ma Er?"
Sun Yu Tang berteriak, "Lao Zhou, mereka tidak ada ijin masuk ke sini, tangkap saja si tua itu!"
Segera jurus Jiu Huan Dao Ke dimainkan, dia memainkan jurus golok 9 lingkaran. Setiap lingkaran saling beradu membuat ada angin keras berhembus. Dia berkata, "Ma Er, Ketua Shen sudah lama ingin membunuhmu. Hari ini kau sendiri yang datang mengantarkan nyawamu, itu sangat bagus!"
Ternyata 20 tahun yang lalu, Tuan Ma Er pernah bergabung bersama dengan 3 orang temannya. Mereka menamakan dirinya adalah 4 Naga Sakti. Dengan nama ini mereka sering menolong orang yang lemah dan membasmi orang jahat. Mereka sengaja melawan Chang Xiao Bang untuk membela kebenaran. Kemudian
karena ketua Chang Xiao Bang Zheng Bai Shui menyogok 2 orang di antara mereka dengan uang yang banyak dan membunuh salah satu orang dari mereka, kelakuan mereka ini diketahui oleh Tuan Ma Er. Dia pun menjadi bertarung dengan mereka, tapi karena terluka, dia dipukul oleh mereka hingga terjatuh ke dalam jurang dan terluka parah. Secara kebetulan Shi Tu ke 12 lewat di sana dan menolongnya. Semenjak itu dia tinggal di Wisma Shi Jian dan menjadi pengurus untuk membalas budi kepada Shi Tu ke 12.
Semenjak itu Tuan Ma Er tidak ingin mencari dan membunuh mereka karena dia tidak ingin Wisma Shi Jian bentrok dengan Chang Xiao Bang. Tapi lawannya berdua selalu ingin membunuh Tuan Ma Er. Sekarang temannya yang bernama Shen Si sudah menjadi ketua perkumpulan panji merah, dan mempunyai kekuasaan besar.
Sesudah Tuan Ma Er mendengar, dia berkata, "benar, kepala Ma Er ada di sini! Kalau bisa, ambillah!"
Jiu Huan Dao Ke, Zhou Kun tertawa sinis. Tuan Ma Er berjongkok kemudian dia meloncat seperti bintang jatuh. Dan dia sudah berada di sekeliling Zhou Kun.
Zhou Kun tidak sempat mencabut pedangnya, dia mundur beberapa langkah.
Terlihat Tuan Ma Er jongkok lagi. Seperti anak panah dengan cepat melesat ke arah Zhou Kun, terpaksa Zhou Kun menerima serangan ini.
Tuan Ma Er mengetahui bagaimana keadaan di Chang Xiao Bang, bila urusan tidak dengan cepat dibereskan, sepertinya sudah tidak bisa melarikan diri dari sana. Karena itu dia hanya menggunakan 90% dari seluruh kemampuannya.
Zhou Kun sudah terlempar kurang lebih 3.5 meter dari sana dan hampir saja dia tidak bisa berdiri lagi. Kemudian Ma Er jongkok kembali dan meluncur. Zhou Kun terkejut, dia sudah tidak bisa menghindar lagi. Kedua telapak Ma Er sudah membelah ke arah Zhou Kun.
Pada waktu ini, tiba-tiba ada cahaya kait yang berkilau. Kait Feng Huang dikeluarkan lagi dan mengarah pada Tuan Ma Er. Tapi telapak Tuan Ma Er dibalikkan untuk menghindari kaitan itu. Tuan Ma Er berteriak, "kalian marga Yin, cepat keluar dari sini!"
Yin Zhen Xiong dengan semangat memaksa musuh mundur terus. Mereka hampir sampai di depan pintu, tiba-tiba ada suara dingin yang berkata, "kalian datang begitu mudah, apakah pergi dari sini pun akan seperti itu?" Suara itu sepertinya datang dari dalam ruangan. Hingga kata-kata terakhir diucapkan dia sudah berada di depan mata.
Yin Zhen Xiong mengangkat kepalanya dan bisa melihat dengan jelas. Ada seseorang yang sangat aneh, mengenakan baju berwarna merah, rambutnya berwarna perak. Dia sudah berada di depan pintu. Cahaya matahari dari luar seperti tertutup olehnya. Hanya ada sedikit cahaya yang masuk melalui rambutnya yang berwarna putih. Ruangan itu menjadi gelap.
Yin Zhen Xiong marah dan berseru, "minggir!" Dia menusuk pedangnya ke orang itu. tapi tangannya malah dicengkram oleh musuh. Yin Zhen Xiong benar-benar kaget bukan kepalang. Dia memberontak, tapi telapak orang itu sudah menutupi tubuhnya dari atas. Yin Zhen Xiong memejamkan mata menunggu maut menjemputnya. Tiba-tiba dari atas ada sekelebat bayangan hijau yang melambai dan menekan. Orang aneh itu melepaskan tangannya dan mendorong ke atas, baju hijau itu dibuatnya bergetar dan turun di dekat Yin Zhen Xiong. Orang aneh itu pun mundur beberapa meter, tapi dia tetap berada di depan Yin Zhen Xiong, menghalangi sinar matahari yang masuk.
Yin Zhen Xiong seperti terbangun dari mimpi dan juga seperti berputar sebentar di depan pintu dewa kematian. Rasa kaget membuat keringat dinginnya keluar.
Orang yang memakai baju hijau itu tak lain adalah Tuan Ma Er, wajahnya pucat karena menahan marah. Dengan dingin dia berkata, "dua puluh tahun kita tidak bertemu ,Liu Yang Jin Gang Shou milikmu sudah sangat maju." (Enam Telapak Emas Bersinar
Terang). Si baju merah tiba-tiba tertawa membuat atap rumah bergoyang, kemudian dia berkata, "Kakak Ma, adikmu ini sudah 20 tahun ingin menyaksikan ilmu jarak 1.5 meter dari permukaan tanah, jarak 3.5 meter membunuh orang dan juga tendangan Yuan Yang. Hari ini aku ingin melihatnya."
Zhou Kun dan Sun Yu Tang berlari menghampiri mereka, dengan sikap hormat mereka memanggil, "Ketua Shen!"
Pesan Shen Si kepada mereka, "kalian tangkap ketiga bocah itu, biar aku yang mengurus Tuan Ma Er."
Zhou Kun dan Sun Yu Tang secara berbarengan menjawab, "ya!"
Tuan Ma Er marah dan berkata, "Shen Si, apa yang kau inginkan?" Dia ingin mencegah Sun Yu Tang dan Zhou Kun menangkap 3 bersaudara Yin, tapi Shen Si sudah tertawa mengejek. Dia menyerang Ma Er dan berkata, "Ma Er, lebih baik kau menurut kepadaku dan berbaring di sini!" Tadinya Tuan Ma Er ingin melayang untuk mencegah tindakan Sun Yu Tang dan Zhou Kun tapi baru saja dia akan meloncat, terasa ada tenaga telapak yang besar menyerang ke arahnya. Karena Tuan Ma Er ingin tiga bersaudara Yin terlepas dari bahaya, dia tidak mempedulikan serangan dari belakang. Dia tetap mengumpulkan tenaga dan bersiap meloncat. Shen Si melihat Tuan Ma Er tidak menerima serangan telapaknya, dia berteriak dan menyerang lagi.
Walaupun Tuan Ma Er terbang dengan cepat, tapi Shen Si sudah berada di belakangnya. Tenaganya sangat besar membuat Tuan Ma Er merasa sakit, tapi dia meminjam tenaga ini dan dengan cepat mencegah Zhou Kun.
Sun Yu Tang melihat Tuan Ma Er seperti turun dari langit, karena dia pernah dipukul Ma Er, dia tidak ingin bertarung dengan Tuan Ma Er, dia berlari ke arah pintu.
Tiga bersaudara itu berusaha keluar dari pintu. Mereka sudah hampir mencapai pintu, tapi Sun Yu Tang sudah memainkan kedua
kaitnya, membuat mereka gagal meloloskan diri dari sana.
Zhou Kun yang pernah dipukul oleh Tuan Ma Er, melihat Tuan Ma Er yang tiba-tiba turun dari langit, dia merasa sangat terkejut. Tuan Ma Er berusaha membereskan kedua orang itu dan membantu 3 bersaudara Yin meloloskan diri dari sana. Dia sudah menyerang Zhou Kun.
Walaupun Zhou Kun berlari dengan cepat, tapi dia tidak bisa lolos dari serangan Tuan Ma Er, terpaksa dia menyerang Ma Er dengan goloknya untuk mempertahankan diri.
Shen Si segera datang membantu Zhou Kun. Zhou Kun sangat senang melihat Shen Si datang membantunya. Tuan Ma Er menjadi merasa berat dengan dikeroyok seperti itu. Dia tahu bila dia bertarung dengan Shen Si, dia pasti akan kalah dan 3 bersaudara Yin pun pasti akan mati.
Ma Er sudah mengambil keputusan, dia harus membunuh Zhou Kun. Walaupun Zhou Kun sudah menyerangnya dengan jurus golok 9 lingkaran tapi tetap tidak mengenai Ma Er. Dia tahu Shen Si datang membantu, dengan semangat dia menyerang dengan jurus golok 9x9 sama dengan 81 jurus. Pisau seperti bayangan dan berat seperti gunung menindih Tuan Ma Er.
Ma Er berjongkok, kemudian terbang ke atas. Dengan kecepatan seperti kilat dia menendang.
Shen Si yang berada di belakang Tuan Ma Er. Melihat jurus ini dia berteriak, "itu adalah jurus Yuan Yang Lian Hua Tui, cepat menghindar!"
Zhou Kun melihat tendangan seperti kilat, dengan cepat dia menghindar ke pinggir. Walaupun dia bisa menghindari tendangan pertama, tapi tendangan kedua membuat goloknya terlepas dari tangan.
Shen Si yang berada di belakang Tuan Ma Er tahu bagaimanapun juga Zhou Kun akan tetap kalah. Segera dia menyerang Ma Er dengan telapak tangannya. Yang dia pakai adalah jurus Liu Yang Jin
Gang Shou, bila Tuan Ma tidak mau mati, dia harus melepaskan Zhou Kun dan menahan serangan ini.
Tapi Ma Er tidak peduli dengan serangan ini juga tidak membalikkan badannya. Sepasang telapak tangan hanya menepak ke bagian belakang kaki dan tetap menendang Zhou Kun.
Zhou Kun kaget bukan kepalang, dia berusaha menghindari tendangan Ma Er, tapi Yuan Yang Lian Huan Tui adalah jurus yang sangat dahsyat. Tendangan pertama bisa ditahan, tapi tangan Zhou Kun langsung patah. Tendangan kedua diarahkan ke kepala. Terdengar teriakan Zhou Kun, kepalanya langsung pecah berantakan. Liu Yang Jin Gang Shou milik Shen Si juga sangat kuat, kedua jurus ini pun terlihat beradu. Terlihat Tuan Ma seperti layang-layang yang benangnya terputus, dia melayang beberapa meter. Begitu dia membalikkan tubuh, dia memuntahkan darah. Walaupun Ma Er mempunyai ilmu yang tinggi tapi kalau tidak sepenuh hati menerima serangan Shen Si, dia tetap akan terluka.
Ma Er tahu kalau dia ingin keluar hidup-hidup dari Chang Xiao Bang, dia harus mengalahkan Shen Si, kalau tidak dia akan mati di sini.
Shen Si melihat Ma Er yang terluka, dia merasa sangat senang karena dia dulu tahu kalau mengukur kemampuan ilmu silat dari 4 Naga Sakti, yang paling tinggi adalah Lu Da Tian, kedua adalah Ma Er.
Kemampuan Shen Si berada di bawah Yuan San. Dulu Ma Er bisa melukai Yuan San, berarti ilmu Ma Er lebih tinggi darinya. Dulu dia bisa memaksa Ma Er jatuh ke jurang, itu hanya secara kebetulan. Sekarang Ma Er sudah terluka oleh jurus Liu Yang Jin Gang Shou, dia tidak merasa takut lagi. Segera dia berteriak, "Ma Er, hari ini kita tentukan siapa yang hidup siapa yang mati!" Segera dia menyerang dengan dahsyat.
Ma Er meladeni dia dengan telapak tangan.
Shen Si melihat Ma Er yang sudah terluka tapi masih berani menerima serangan ini, dia merasa sangat senang. Dengan tenaga
penuh dia menyerang Ma Er.
Begitu kedua telapak tangan mereka akan beradu, Ma Er mengganti telapaknya menjadi jari dan menotok nadi Shen Si. Jurus ini perubahannya sangat cepat, Shen Si sama sekali tidak menyangkanya. Tenaga telapak Ma Er sangat dahsyat tapi Shen Si masih bisa menerima semua itu dengan tenang. Serangan ini membuat ruangan Chang Xiao Bang bergetar. Shen Si mengubah telapaknya menjadi cakar, dia mencengkram jari Ma Er.
Cengkraman ini sepertinya akan berhasil, tapi Ma Er mengubah tangannya menjadi seperti golok dan menepis kelima jari Shen Si.
Shen Si segera mengubah jarinya membentuk kepalan tangan dan memukul tangan Ma Er. Dengan cepat Ma Er mengubah menjadi tusukan. Dia menusuk nadi di kepalan tangan.
Jurus yang berubah secara berturut-turut dalam sekejap membuat orang tidak bisa melihat dengan jelas. Begitu tangan Ma Er menusuk, Shen Si sudah menotok tangan kanan Ma Er.
Karena itu tusukan Ma Er tidak berfungsi. Kepalan tangan Shen Si berubah menjadi cakar harimau. Kelima jarinya mencengkram tangan Ma Er. Jika ditarik tangan Ma Er akan putus. Tapi tangan kiri Ma Er bergerak secepat kilat, dia memegang nadi Shen Si dan bisa mencairkan serangan cengkraman harimau Shen Si.
Sekarang posisi mereka, tangan kiri Ma Er memegang tangan kanan Shen Si, tangan kiri Shen Si memegang tangan kanan Ma Er. Mereka berdua saling memandang dengan rasa amarah.
Perubahan ini bisa dilihat oleh orang-orang yang berada di pinggir, semua berubah dalam waktu singkat tapi semua kejadian ini sangat mempertaruhkan nyawa dan jurus yang berbahaya memenuhi seluruh aliran darah dan dengan semangat kedua pesilat tangguh itu tetap bertarung. Perubahan ini tidak bisa dilakukan dengan sembarangan oleh pesilat mana pun.
Ada pertarungan yang terjadi di tempat lain, Yin Qing Xiong dan Yin Zhen Xiong melawan 20 orang lebih dari anak buah Chang Xiao
Bang. Mereka masih bisa bertarung dengan santai tapi Yin Fei Xiong melawan Sun Yu Tang berada dalam keadaan sangat sulit. Sudah beberapa kali dia berada dalam posisi nerbahaya. Begitu ada anak buah Chang Xiao Bang berhasil dibunuh, Yin Zhen Xiong segera bergabung dengan kakaknya melawan Sun Yu Tang. Tapi mereka masih tidak bisa menahan ketangguhan jurus Sun Yu Tang. Yin Qing Xiong melawan 20 orang lebih, dia pun lama kelamaan merasa semakin lelah.
Sun Yu Tang melihat Yin Zhen Xiong datang untuk membantu, dia merasa marah karena puluhan tahun dia berkelana di dunia persilatan belum pernah kalah dari anak-anak ingusan seperti mereka, semua ini membuat dia kehilangan muka di depan orang-orang Chang Xiao Bang. Dia membentak dan terus menyerang dengan gencar kepada Yin Fei Xiong dan Yin Zhen Xiong.
Yin Zhen Xiong dan Yin Fei Xiong mencoba menerima serangan Sun Yu Tang berturut-turut. Yin Fei Xiong maju dengan mengibaskan tangan kiri dan kanan, menyerang Sun Yu Tang.
Tiba-tiba kait Sun Yu Tang mengait pedang dan golok Yin Fei Xiong. Yin Zhen Xiong yang melihat kakaknya berada dalam bahaya, langsung menyerang ke pinggang Sun Yu Tang.
Sun Yu Tang berpikir jika dua bersaudara ini tidak cepat dibereskan, maka Shen Si akan marah, kelak semua hal mengenai dirinya akan dipersulit oleh Shen
Shi. Karena itu dia ingin cepat-cepat memenangkan pertarungan, tangan kirinya pun dilonggarkan. Jurus ini sangat aneh.
Begitu tangan kiri Sun Yu Tang melonggar, golok Yin Zhen Xiong sudah berada di dekat perut Sun Yun Tang, dia menghela nafas panjang, perutnya menjadi keras seperti besi, dia menjepit golok Yin Zhen Xiong dengan perutnya.
Yin Zhen Xiong merasa sangat terkejut dan juga kesal, dia tidak bisa menarik goloknya dari perut Sun Yu Tang, perut Sun Yu Tang hanya sedikit mengeluarkan darah.
Ketika Sun Yu Tang melonggarkan tangan kirinya, karena golok dan pedang yang ditarik Yin Fei Xiong terlalu kencang dan tangan kanan Sun Yu Tang melepaskan pegangan golok dan pedang, hal ini membuat Yin Fei Xiong jatuh terjengkang ke belakang.
Pada saat itu, Sun Yu Tang menendang. Tendangannya ini tepat mengenai tangan yang memegang kait, dan kait itu pun melayang. Dia seperti sebuah panah yang meluncur ke arah Yin Fei Xiong.
Karena Yin Fei Xiong kehilangan keseimbangan, dia terjengkang ke belakang, tapi tangan kirinya masih sempat terkait oleh kaitan Sun Yu Tang, karena tidak sempat untuk menghindar, sebuah kait Sun Yu Tang mengenai kepala Yin Feng Xiong. Yin Feng Xiong berteriak kesakitan, dia terjatuh, segera anak buah Chang Xiao Bang membacok Yin Feng Xiong, hingga akhirnya Yin Feng Xiong mati dengan mengenaskan.
Yin Zhen Xiong melihat kakaknya mati dengan begitu mengenaskan, dia merasa sangat sedih, Sun Yu Tang bisa membunuh kakaknya dengan satu jurus pamungkas saja, saat itu Sun Yu Tang sedang membanggakan dirinya, Yin Zhen Xiong segera memeluknya dari belakang, Sun Yu Tang belum pernah melihat ada orang yang bertarung dengan cara seperti itu, dia benar-benar merasa terkejut. Golok Yin Zhen Xiong ditusukkan ke dalam perut Sun Yu Tang beberapa sentimeter, dengan sekuat tenaga Sun Yu Tang menjepit tusukan golok itu.
Yin Zhen Xiong berteriak, "Kakak Kedua, cepat, bunuh dia! Balaskan dendam kakak kita!"
Yin Qing Xiong yang melihat kepala Yin Fei Xiong tertancap kaitan milik Sun Yu Tang, dia. segera marah, dia membawa pedangnya dan mendekati Sun Yu Tang.
Sun Yu Tang melihat Yin Qing Xiong yang berlari ke arahnya, tapi sepasang tangannya tidak bisa digerakan, dia merasa keadaan ini sangat berbahaya, dia berteriak, "kau cari mati!" tangan kanannya memasukkan kaitan ke perut Yin Zhen Xiong. Walaupun Yin Zhen Xiong berteriak kesakitan, tapi tangannya tidak melepaskan Sun Yu
Tang. Yin -Qing Xiong sambil berlari menghampiri Sun Yu Tang, dia tetap bertarung dengan anak buah Chang Xiao Bang.
Karena tidak bisa bergerak, Sun Yu Tang marah besar, dia berkata, "aku lihat, sampai kapan kau tidak akan melepaskanku?" begitu kaitnya diputar, Yin Zhen Xiong sudah tidak tahan lagi menahan rasa sakit. Tapi walaupun dia kesakitan dia tetap tidak mau melepaskan pelukannya. Terlihat pundak Yin Qing Xiong terbacok. Tapi dia tetap membunuh orang-orang yang menghalangi langkahnya dan segera berlari menghampiri adiknya, Sun Yu Tang sangat kaget, kaitnya menembus perut Yin Zhen Xiong dan keluar dari pinggangya, walaupun Yin Zhen Xiong memuntahkan darah, pelukannya tidak terlepas.
Karena Sun Yu Tang tidak bisa bergerak, dengan tangan kiri dia menahan serangan Yin Qing Xiong, tapi kaitannya sudah terlepas, dan Yin Qing Xiong sudah berada di depannya, dia langsung menusuk ke dada dan tembus ke belakang, pedang itu mengenai Yin Zhen Xiong, adiknya.
Akhirnya Yin Zhen Xiong sudah tidak bisa bertahan lagi dan dia kehabisan tenaga, ditambah dengan tusukannya, dia tidak bergerak lagi.
Sampai mati pun dia tidak melepaskan Sun Yu Tang, begitu dada Sun Yu Tang tertusuk, dia masih ingin membalas, sekali lagi Yin Qing Xiong menusuk perut Sun Yu Tang, akhirnya dia pun mati.
Yin Qing Xiong melihat adiknya mati karena terkena tusukan pedangnya, dia benar-benar merasa sedih hingga tidak bisa bergerak, anak buah Chang Xiao Bang sudah mendatanginya, dan dengan pentungan mereka memukul Yin Qing Xiong.
Yin Qing Xiong tidak menghindari pukulan mereka, dan kepalanya langsung pecah saat itu juga, akhirnya dia pun ambruk.
Tiga bersaudara Yin sudah mati, hal ini cukup mengganggu konsentrasi Shen Si dan Ma Er.
Tadinya mereka berdua masih memelototi satu sama lain, sekarang Ma Er sudah meloncat tinggi dan turun di belakang Shen Si.
Kedua tangan Ma Er sudah mengeluarkan jurus dan mengarah ke punggung Shen Si,
Jurus ini adalah jurus yang aneh dan cepat. Tiba-tiba Shen Si membalikkan badannya sambil melayang, kali ini dia mendarat di depan Ma Er. Secara otomatis serangan Tuan Ma Er tidak mengenai sasaran. Shen Si menendang Ma Er. Mereka terus berguling-guling dari ruangan bagian dalam menggelinding keluar, tiba-tiba Ma Er membalikkan badannya dan membanting Shen Si.
Walaupun Shen Si terbanting, tapi pada saat dia turun, kakinya mendarat terlebih dulu, kemudian dia pun balas menendang.
Ma Er terbanting sejauh beberapa meter, wajahnya membentur tembok dan punggungnya menghadap Shen Si.
Saat itu Tuan Ma Er sudah melihat kematian 3 bersaudara Yin, Ma Er merasa yakin mulai saat ini Wisma Shi Jian dan Chang Xiao Bang akan menjadi musuh besar, dia pun tahu 3 bersaudara Yin sudah mati walau bagaimanapun dia harus bertahan hidup dan melaporkan kejadian semuanya kepada Ketua Shi Tu ke 12.
Dia menempelkan kedua telapak tangannya ke tembok itu, dia merendahkan badannya.
Shen Si sudah membanting Ma Er, dia merasa sangat senang, karena sejak tadi dia selalu kalah cepat,
Liu Yang Jin Gang Shou sudah dikeluarkannya, suara guntur menggetarkan ruangan itu, jurus itu hampir mengenai kedua bahu Ma Er, tiba-tiba saja Ma Er membalikkan badannya- dan wajahnya menghadap Shen Si, mata Ma Er memelototinya.
Hati Shen Si bergetar, sorot mata Ma Er begitu tajam dan berwibawa, Shen Si percaya jurus Liu Yang Jin Gang Shou miliknya bisa memecahkan batu karena itu dia mengarahkannya kepada Ma Er.
Ma Er sama sekali tidak menghindari jurus ini. Liu Yang Jin Gang Shou benar-benar sudah mematahkan tulang bahu Ma Er, artinya tangan kanan Ma Er menjadi cacat, hati Shen Si dipenuhi dengan kegembiraan.
Bersamaan waktu itu juga Ma Er meloncat ke atas, kaki kirinya menendang, kaki kanan menyusul menendang, sangat cepat dan tepat mengenai sasaran.
Shen Si mengetami begitu Ma Er jongkok, dia akan segera meloncat, tapi karena dia ingin dengan cepat memenangkan pertarungan, dia mengira setelah berhasil mematahkan tulang bahu Ma Er, dia bisa memperoleh kemenangan, karena dia telah mematahkan tulang bahu Ma Er dengan telapak tangannya secara otomatis jarak antara mereka pun sangat dekat. Begitu Ma Er membalas Shen Si tidak bisa menghindar lagi. Sepasang telapak tangan yang dikeluarkan, bagian dadanya tidak ada pertahanan sama sekali, akhirnya nyawa Shen Si tidak tertolong lagi.
Tendangan Ma Er mengenai perut Shen Si, sebelum Shen Si terjatuh, tendangan kedua sudah menyusul dan melukai dada kirinya.
Terdengar suara tulang yang berderak hancur. Shen Si terjatuh, secara berturut-turut Ma Er menendang kembali dua kali, sasaran pertama ke tenggorokan, saat itu Shen Si belum ambruk, hanya saja dari mulutnya keluar darah berwarna merah.
Tendangan kedua diarahkan ke kepala Shen Si, tendangan itu membuat Shen Si langsung mati seketika.
Begitu Ma Er mendarat tubuhnya pun limbung, Ma Er tahu bila dia tidak segera membunuh Shen Si, dia tidak akan bisa keluar hidup-hidup dari Chang Xiao Bang, karena itu dia mengorbankan tangan kanannya menjadi cacat. Semua ini dia lakukan untuk mengambil kesempatan, sekarang Shen Si sudah terkapar di tanah dan sudah mati, dia pun langsung ambruk.
Begitu Shen Si mati, anak buah Chang Xiao Bang ribut. Ada seorang anak buah Chang Xiao Bang yang melihat Ma Er juga
terluka berat, mereka segera mengepungnya.
Dua buah pedang menyerang dari depan dan belakang Ma Er, Keringat mengalir dengan deras dari kepala Ma Er tapi dia tetap meloncat dan menendang. Dua orang anak buah Chang Xiao Bang segera tertendang dan mati.
Kemudian Tuan Ma Er jongkok lagi dan meloncat ke luar pintu sambil berteriak, "siapa yang menghalangi langkahku dia akan mati!"
Ma Er baru saja membunuh ketua panji merah, Shen Si.kejadian ini membuat Chang Xiao Bang menjadi geger. Tadinya mereka mengira karena dia sudah terluka parah dia tidak berdaya, tapi ternyata dia masih bisa membunuh anak buah Chang Xiao Bang. Begitu melihat Ma Er turun dari langit, mereka segera menghindar.
Sedikit lagi Ma Er bisa keluar dari Chang Xiao Bang karena saat itu dia sudah berada di depan pintu. Tapi tiba-tiba dari sisi ruangan itu muncul lagi 60-70 orang. Ma Er mengumpulkan tenaga dan bersiap lari dari sana. Dari arah depan, dia melihat ada seorang pemuda yang mengenakan baju berwarna putih yang menghalangi pintu. Begitu pemuda itu muncul, semua orang Chang Xiao Bang memberi hormat kepadanya dan berkata, "kami memberi hormat kepada Ketua Ni Xiang Tian." i,
Ma Er melihat pemuda yangi berbaju putih ini wajahnya tidak biasa, hawa membunuh yang terpancar sangat kuat dan dia terlihat sangat sombong. Usianya tidak lewat dari 25 tahun tapi sikapnya tampak tenang. Dari sana terlihat bahwa dia memiliki pembawaan seorang pesilat tangguh.
Kemudian dengan tidak sopan dia melihat Ma Er dan berkata, "apakah kau adalah pengurus Wisma Shi Jian?"
Dengan dingin Ma Er menjawab, "betul!"
Pemuda itu tertawa dingin dan berkata, "aku adalah ketua panji putih, Ni Xiang Tian, kau harus mengingat nama ini supaya bisa membalas dendam di depan dewa kematian."
Ma Er marah dan berkata, "usia masih begitu muda tapi kau sudah begitu sombong."
Di bagian depan telah diceritakan bahwa di Chang Xiao Bang, ilmu silat yang paling tinggi dimiliki oleh Ketua Zheng Bai Shui, kemudian posisi berikutnya dutempati oleh wakil ketua si Kepalan Besi, Qu Lei dan ketua Tang, si Pedang Cepat, Fang Zhong Pin. Ni Xiang Tian ini adalah ketua panji putih. Dia paling muda, ilmu silatnya pun paling rendah. Dia dijuluki si Pedang Kilat, Selama 17 tahun dia mempelajari ilmu pedang yang sangat aneh. Setelah itu dia membunuh gurunya juga membunuh teman-teman seperguruannya. Karena itu dari perkumpulan pedang kilat dan yang menguasai ilmu pedang kilat hanya tinggal dia saja. Sifatnya yang licik tidak disukai oleh banyak orang. Dia tahu orang-orang dunia persilatan benci dan marah kepadanya, maka itu dia menjadi anggota Chang Xiao Bang. Di bawah perlindungan Chang Xiao Bang, orang dunia persilatan tidak bisa berbuat apa-apa kepadanya.
Ni Xiang Tian tertawa dan berkata, "hei pak tua, pundakmu sudah terluka oleh Liu Yang Jin Gang Shou milik Shen Si, apakah benar?"
Hati Ma Er bergetar dan hati dia berpikir, "orang ini masih begitu muda tapi telah bisa melihat aku terluka." Segera dia menjawab, "betul!" Ni Xiang Tian tertawa dan berkata, "bertarung dengan orang yang terluka, sama sekali tidak ada harganya."
Ma Er marah dan berkata, "kau sangat sombong. Siap-siaplah bertarung denganku!"
Baru selesai berkata, kaki Ma Er mulai menendang seperti kilat.
Terdengar Ni Xiang Tian berteriak, "rebahlah!" Tiba-tiba Ni Xiang Tian mencabut pedangnya.
Pedang itu ditarik dan diulur, sedangkan dia sama sekali tidak bergerak. Pedang itu seperti belum keluar dari sarungnya tapi terdengar Tuan Ma Er berteriak, karena kaki yang menendang Ni Xiang Tian ternyata sudah terpotong rata.
Begitu kakinya terpotong, Ni Xiang Tian membalikkan badan dan masuk ke dalam ruangan. Ni Xiang Tian tertawa dengan dingin dan berkata, "pak tua semacam ini tidak bisa dibereskan" Kalian benar-benar hanya tukang makan! Hayo cepat bunuh dia!"
---ooo0dw0ooo---
Di sebuah lembah yang aneh, tidak ada seorang pun yang tinggal di sana juga tidak ada binatang yang hidup di sana. Di bawah tanah hanya ada lubang. Yang berlalu lalang di sana hanya ada elang yang terbang melayang, ada pohon aneh, dan juga rumput-rumput yang penuh dengan duri.
Tidak terasa waktu sudah lewat dari 1 jam, hari sudah hampir sore. Di lembah itu terlihat banyak mayat yang menumpuk. Ada yang sudah membusuk, ada yang baru mati. DI antara mayat-mayat itu ada yang tua, dan ada juga yang masih muda. Hanya satu persamaan yaitu mereka adalah murid-murid Wisma Shi Jian.
Ternyata selama beberapa bulan ini, orang-orang Wisma Shi Jian sudah banyak yang menghilang. Mereka dibunuh oleh orang-orang Chang Xiao Bang dan dibuang ke lembah itu.
Tumpukan mayat-mayat itu ditambah lagi dengan 3 mayat, terdiri dari seorang pak tua dan tiga anak muda.
Tiba-tiba ada di antara mereka masih ada yang bergerak, dengan susah paya dia berusaha bangun.
Dia adalah salah satu dari 3 bersaudara Yin, dia adalah Yin Qing Xiong. Dia membunuh Sun Yu Tang dengan pedangnya, tapi dia juga melihat Sun Yu Tang membunuh kakaknya, Yin Fei Xiong. Adiknya, Yin Zhen Xiong mati karena dia sudah salah menusuk, karena merasa sedih dia tidak melawan orang-orang Chang Xiao
Bang yang memukulnya dengan pentungan dan dia pun pingsan.
Sekarang dia sudah sadar, wajahnya penuh dengan darah. Dia tahu dia tidak akan bisa bertahan hidup lebih lama lagi. Tapi dia
harus berusaha kembali ke Wisma Shi Jian, untuk memberi tahu kepada ketua wisma, supaya dia berhati-hati dan membalaskan dendam ini.
Dengan bersusah payah Yin Qing Xiong berdiri. Dia tidak tahu apakah dia masih memiliki tenaga untk berjalan pulang ke Wisma Shi Jian. Tapi dia tetap harus berusaha. Dengan mata yang dipenuhi dengan darah, dia menengadah melihat langit. Matahari hampir terbenam, sekarang hari sudah sore.
---ooo0dw0ooo---
Di Wisma Shi Jian.
Shi Tu ke 12 melewati beranda yang panjang dan hutan bambu yang panjang. Di tiba di Qing Yun (nama rumah). Baru saja dia ingin mengetuk pintu, tiba-tiba dari hutan bambu muncul seorang murid Wisma Shi Jian. Dengan penuh rasa hormat dia berkata, "lapor ketua! Tuan Muda Fang sejak pagi tadi sudah bangun. Dia melihat-lihat pohon bambu kemudian dia mengatakan sesuatu kepadaku, agar melapor kepada Ketua dan memberitahu bahwa dia ada perlu lalu pergi keluar dari sini."
"Baiklah!" jawab Shi Tu ke 12 sambil tertawa. Dia berkata pada dirinya sendiri, "aku mengira anak muda pasti akan bangun lebih siang karena itu aku baru datang menengoknya siang begini. Tidak kusangka dia ingin menikmati kabut pagi di Wisma Shi Jian."
Kemudian Shi Tu ke 12 bertanya, "murid penjaga, apakah pengurus Ma dan tiga bersaudara Yin sudah kembali?"
Dari balik semak-semak muncul seseorang dan dengan rasa hormat dia berkata, "lapor Ketua! Sama sekali tidak ada kabar dari mereka."
Shi Tu ke 12 mengerutkan dahi dan tiba-tiba dia mendengar ada yang memanggilnya. Walaupun suara itu datang dari kejauhan dan kecil serta lembut, tapi begitu selesai bicara, orang itu sudah berada di hadapan Shi Tu ke 12, dia datang dengan sikap begitu santai,
seperti orang yang berjalan di pagi hari. Perlu diketahui ilmu meringankan tubuh orang ini begitu tinggi.
Orang itu berusia kurang lebih 50 tahun, sepasang matanya masih tampak bersemangat. Dia adalah ketua keempat Wisma Shi Jian si Ketepel Baja dan Plat Besi, Lu Ying Feng.
Begitu melihat Lu Ying Feng, Shi Tu ke 12 merasa hatinya menjadi hangat dan lembut, seperti melihat sinar matahari yang begitu terang. Dulu sewaktu dia baru mendirikan Wisma Shi Jian, dia adalah teman baiknya. Mereka bersama-sama membunuh musuh dan menjaga wisma ini. Sekarang Wisma Shi Jian bisa berdiri dengan kokoh di dunia persilatan yang berbahaya ini. Orang lain tidak akan tahu semua ini adalah didirikan dengan keringat dan darah yang telah dikorbankan.
Shi Tu ke 12 dengan ramah tertawa, "ada apa, Ying Feng?"
Lu Ying Feng seperti biasa memberi hormat dan berkata, "Ketua Ying Chou Yang (nama tempat), putra ketua Han Ying Bao (nama wisma) Guo Ao Bai ingin bertemu."
"Persilakan dia masuk!"
---ooo0dw0ooo---
BAB 4 Han Ying Bao, Guo Ao Bai
Shi Tu ke 12 sedang berhadapan dengan seorang pendekar muda yang duduk di depannya. Sewaktu dia masih muda, dia pun seperti pemuda ini, ilmu silatnya tinggi juga mempunyai cita-cita tinggi dan sangat sombong tapi juga membenci orang-orang jahat yang berada di dunia persilatan. Begitulah kehidupan di dunia persilatan yang penuh irama dengan darah dan air mata.
Shi Tu ke 12 dengan tersenyum melihat pendekar muda yang berusia kurang lebih 20 tahun ini seperti melihat dirinya pada waktu masih muda dulu. Tinggi, besar, dan gagah. Orang biasa atau
mungkin pesilat tangguh yang melihatnya pasti akan merasa sedikit tidak tenang. Tapi pemuda ini tahu diri, dia tahu bagaimana kedudukannya dan duduk pun dia seperti tahu tempat seharusnya. Dengan tidak dibuat-buat dia duduk di sebuah kursi.
Kedua alis pemuda ini sangat panjang. Yang sangat disayangkan adalah dia tidak setenang Fang Zhen Mei juga tidak seramah dan rendah hati Tidak ada senyum ramah dan tenang yang menghias wajahnya.
Guo Ao Bai merasa sedikit kesal duduk di sana. Dia adalah pemuda yang mempunyai cita-cita dan juga agak sombong. Meskipun begitu sikapnya kepada Ketua Wisma Shi Jian yang begitu ternama, dia tetap terlihat sangat hormat. Sekali ini dia bertemu dengan pesilat tangguh yang belum pernah dia rasakan seumur hidupnya. Dia masih muda dan berilmu silat sangat tinggi. Dia jarang mengagumi orang lain tapi begitu melihat Shi Tu ke 12, dia merasa pak tua yang mengenakan baju putih ini tampak berwibawa dan dengan ramah melihatnya. Ayahnya Ying Zhou Yan ketua Han Ying Bao, Guo Tian Ding juga tidak mempunyai sikap yang begitu tenang dan berwibawa seperti pak tua di hadapannya. Dia merasa sedikit tidak tenang.
Shi Tu ke 12 sambil tertawa bertanya, "Pendekar Muda Guo, apakah ayahmu sehat-sehat saja?"
Guo Ao Bai segera menjawab dengan sopan, "ayahku baik-baik saja, terima kasih atas perhatian Paman. Kali ini ayahku tidak bisa datang karena orang-orang Chang Xiao Bang selalu muncul di daerah Ying Zhou Yan. Ayahku takut akan terjadi sesuatu bila dia meninggalkan Ying Zhou Yan, maka beliau menyuruhku datang kemari. Bila Paman mempunyai hal yang perlu dibereskan dan memerlukan tenagaku, Paman tinggal katakan apa yang harus ku bantu. Untuk hal kecil aku masih bisa membantu Paman."
Kata-kata ini bisa disebut sebagai kata-kata rendah hati. Tapi di ujung ucapannya, dia masih menyiratkan kepercayaan dirinya untuk membantu persoalan yang sudah dianggap sangat sulit oleh Shi Tu ke 12.
Shi Tu ke 12 tertawa dan berkata, "apakah ayahmu memberitahukanmu mengenai hilangnya Pedang Sakti Xue He?" Kemudian dia berkata lagi, "aku merasa sekarang Chang Xiao Bang sedang bergerak mungkin sasaran mereka bukan Wisma kalian saja. mereka ingin menguasai dunia persilatan, membunuh semua pendekar dan membangun kerajaan mereka. Aku merasa Chang Xiao Bang sudah mulai turun tangan dan ikur campur urusan wisma. Kalian harus berhati-hati dan melakukan penjagaan dengan ketat. Ini adalah kata-kata yang harus kau sampaikan kepada Ketua Han Ying Bao, harap Pendekar Muda bisa menyampaikannya."
Dengan dingin Guo Ao Bai berkata, "sebenarnya dalam beberapa hari ini orang-orang Chang Xiao Bang selalu muncul. Aku tahu mereka berniat tidak baik tapi ayah selalu menyuruhku menahan diri. Tentang Pedang Sakti Xue He, aku akan pergi ke Charig Xiao Bang untuk bertanya-tanya...." Shi Tu ke 12 dengari cepat menggelengkan kepala dan berkata, "Pendekar Muda, jangan emosi dulu. Di dalam Chang Xiao Bang banyak pesilat tangguh. Yang dinamakan perkumpulan nomor satu memang bukan sekedar isapan jempol saja, sepertinya kekuatan mereka berada di atas Wisma kalian tapi tidak berada di bawah kantor Biao Feng Yun. Pendekar Muda, jangan bertindak ceroboh, apalagi untuk masalah Chang Xiao Bang. Semua ini hanya tebakanku, jika salah, paham bukankah kita akan menyalahkan oang yang tidak bersalah...."
Dengan dingin Guo Ao Bai berkata, "pastilah mereka yang mencuri pedang itu. Si Mutiara Sakti Jiu Zhou telah membunuh banyak orang, mereka telah membunuh 76 orang murid-murid Shao Lin untuk mendapatkan Panji Sakti. Mereka juga membunuh ratusan rakyat, Ini semua adalah prilaku Chang Xiao Bang. Mengenai pedang Xue He, pasti iru adalah ulah mereka lagi-. Aku harus menangkap ketua mereka."
Shi Tu ke 12 ingin mengatakan sesuatu tapi tiba-tiba ada orang wisma berteriak, "lapor Ketua! Marga Yin, Lao Er, Qing Xiong sudah kembali. Tubuhnya.. .tubuhnya.. .penuh.. .darah....."
Dengan cepat Shi Tu ke 12 berdiri. Terlihat murid-murid wisma
menggotong Yin Qing Xiong masuk. Sekarang hari sudah sore.
---ooo0dw0ooo---
Malam sudah tiba, sore pun sudah berlalu. Shi Tu ke 12 berdiri di hadapan jenasah Yin Qing Xiong. Kedua matanya terpejam dan dia tidak mengatakan sesuatu.
Shi Tu ke 12 teringat kepada Pengurus Tuan Ma Er, juga teringat pada semua masalah yang terjadi di Wisma Shi Jian.
Sekarang Tuan Ma Er sudah meninggal, 3 bersaudara Yin pun sudah mati. Mereka mati karena menjalankan tugas darinya.
Tuan Ma Er sebenarnya tidak boleh mati, bila dia tidak menolong 3 bersaudara Yin, dan 3 bersaudara itu, mereka lebih-lebih tidak boleh mati. Mereka begitu muda, dia seperti masih mendengar perkataan Yin Qing Xiong, walaupun tubuhnya penuh dengan darah, dia mencoba menahan sakitnya dan menceritakan apa yang telah terjadi di sana. Kemudian tiba-tiba dia terdiam dan tidak bergerak, dia menjadi dingin dan mati. Bagaimana dia memberitahukan semua peristiwa ini kepada ayah dari 3 bersaudara ini sekaligus sebagai ketua pelatih ilmu silat Wisma Shi Jian, Yin Jue Ya.
Yin Qing Xiong sudah mati. Hati Shi Tu ke 12 ikut merasa dingin. Dia berdiri dengan pelan. Matahari sudah terbenam, dia mengambil sebuah keputusan. Dia harus meminta keadilan kepada Chang Xiao Bang.
Waktu ini Guo Ao Bai dengan marah berkata, "Paman, biarkan aku yang akan memetik kepala Ni Xiang Tian untuk menyembahyangi Saudara Yin ini." Dia tidak menunggu persetujuan dari Shi Tu ke 12, dia sudah terbang keluar.
"Sabar!" Shi Tu ke 12 melambaikan lengan bajunya, membuat Guo Ao Bai yang sudah berjarak sepuluh langkah lebih, merasa ada suatu tenaga yang menindihnya. Tiba-tiba dengan ringan dia turun ke bawah, hatinya kaget dan berpikir, "tenaga dalam Shi Tu ke 12 benar-benar tidak ada batasnya."
"Kau adalah putra dari Adik Guo, hal-hal yang menyangkut Wisma Shi Jian biar aku yang membereskannya, tidak akan kubiarkan kau mengalami bahaya." Dia tidak marah tapi dengan berwibawa dia berbicara hal itu membuat Guo Ao Bai tidak berani membantah. Shi Tu ke 12 berkata lagi, "murid-murid Wisma Shi Jian, dengarkan perintahku. Kelompok merpati, siapkan 16 orang untuk mencari tahu lembah yang diceritakan oleh Yin Qing Xiong. Semua mayat harus dibawa pulang. Ying Feng, siapkan upacara pemakaman, kau yang uruskan semuanya. Kelompok elang, siapkan 16 orang, perketat pengawasan terhadap gerakan Chang Xiao Bang. Kelompok harimau, mulai sekarang jagalah wisma ini dengan1 seluruh kekuatan. Semua shift ditiadakan, makanan-makanan disiapkan melebihi porsi biasa, kira-kira 2 kali lipat." Ini adalah perintah dari Shi Tu ke 12, tapi dia mengatur semuanya dengan teratur dan tidak terburu-buru. Dua orang membawa jenasah Yin Qing Xiong ke dalam. Semua orang yang berada di wisma harus mengikuti upacara duka cita ini.
Tiba-tiba di ruangan ada seseorang yang memanggil, "anak Qing!"
Shi Tu ke 12 menghela nafas panjang dan berkata, "Jue Ya...." Terlihat seorang laki-laki setengah baya datang menghampiri Shi Tu ke 12. Dia melihat mayat Yin Qing Xiong yang masih penuh dengan darah, dia langsung bengong.
Shi Tu ke 12 berjalan menghampirinya. Dia menepuk pundak Yin Jue Ya dan berkata, "Jue Ya, kau harus tabah."
Yin Jue Ya membalikkan tubuhnya, matanya dipenuhi dengan air mata, urat-urat di wajannya tampak bertonjolan "dan dia berkata, "apakah anak Fei dan anak Chen juga mati?"
Dengan pelan Shi Tu ke 12 mengangguk. Yin Jue Ya dengan marah bertanya, "apakah Pengurus Ma pun mati?"
Shi Tu ke 12 mengangguk lagi, Yin Jue Ya bertanya, "apakah ini adalah perbuatan dari Chang Xiao Bang?"
Shi Tu ke 12 kembali mengangguk dan menjawab, "benar,
tapi...." Tiba-tiba Yin Jue Ya berteriak, "aku akan membalas dendam kepada Zheng Bai Shui, aku harus membunuhnya!!"
Hanya dalam waktu sekejap keadaan Wisma Shi Jian sudah bergejolak. Sekitar 70-80 murid Wisma Shi Jian tampak marah. Shi Tu ke 12 berteriak, "diam semua! Tidak boleh sembarangan bertindak!"
Semua orang terdiam hanya ketua pelatih, Yin Jue Ya masih berteriak seperti orang gila. "Zheng Bai Shui, aku atau kau, kalau salah satu tidak mati, dunia ini akan hancur!"
Shi Tu ke 12 mengerutkan dahi dan berkata, "Adik Keenam, kau harus tenang. Zheng Bai Shui membunuh Adik Kelima, Ma Er, dia bermaksud membuat kita menjadi kehilangan kepercayaan diri dan keadaan kita di sini akan lemah karena perbuatannya, semua itu akan membuat kita hanya mengantarkan kematian kita saja. Adik Keenam, perlakuan kita kepada orang seperti Zheng Bai Shui harus dihadapi dengan tenang dan kepala dingin."
Kata-kata ini membuat orang-orang Wisma Shi Jian terdiam tapi tangan mereka tetap dikepal. Yin Jue Ya masih berteriak seperti orang gila, tiba-tiba seperti kilat dia sudah meloncat pagar dan keluar. Shi Tu ke 12 menarik nafas panjang. Dia menyusul dengan meloncat tinggi. Hanya dalam waktu singkat Yin Jue Ya berhasil ditotoknya, dia langsung lemas dan roboh. Shi Tu ke 12 menggendong dia masuk kembali ke dalam ruangan.
Semua murid Wisma Shi Jian sudah bubar dan melaksanakan tugas mereka masing-masing. Yang tertinggal Hanya Guo Ao Bai, dia masih berada di halaman wisma yang gelap dan dingin, dia berdiri dengan angkuh.
---ooo0dw0ooo---
Ketika Shi Tu ke 12 keluar, Guo Ao Bai sudah menghilang. Kali ini Shi Tu ke 12 keluar bersama bersama dengan Yi Dao Duan Hun
(Golok Pemutus Jiwa), He Bu Le dan Lei Shan Shen Ouan (Seratus Langkah Kepalan Sakti), Yin Yang Hei.
Dalam hidupnya dia sudah mengalami banyak pertarungan. Mereka bertiga selalu berunding dan bersama-sama menghadapi musuh. He Bu Le selalu mempunyai banyak akal dan cara. Yin Yang Hei selalu bersikap keras dan lurus. Dengan bantuan mereka berdua, selalu membuat Shi Tu ke 12 bisa menghadapi musuh yang kuat bagaimanapun.
Begitu tahu bahwa Guo Ao Bai sudah menghilang. Segera He Bu Le bertepuk tangan. Dari atas rumah segera turun seorang murid,Wisma Shi Jian. He Bu Le bertanya, "kemana Tuan Muda Gao pergi?"
"Dia mengatakan bahwa ketua yang menyuruhnya pergi ke Chang Xiao Bang."
Shi Tu ke 12 dengan marah berkata, "pemuda itu akan mendapat celaka!"
Kata Yin Yang Hei, "kalau begitu, sekalian saja kita menyerang Chang Xiao Bang!"
He Bu Le membalikkan tubuhnya dan berkata kepada Yin Yang Hei, "Lao San, kalau kita juga bertindak seperti itu, bukankah tindakan kita ini sama dengan perkumpulan-perkumpulan lain yang ingin merebut kekuasaan?"
Hari sudah malam, cahaya bulan seperti susu menyirami wajah He Bu Le.
Shi Tu ke 12 menghela nafas dan berkata, "Pendekar Muda Guo sudah pergi, terpaksa kita juga harus pergi ke sana!"
Tiba-tiba di bawah sinar bulan tampak seorang yang berbaju putih. Suaranya terdengar begitu hangat dan ramah." Dia berkata, "Ketua, Pendekar He, Kak Yin Yang, Wisma Shi Jian tidak boleh bentrok dengan Chang Xiao Bang secara langsung, ini akan mengganggu stabilitas dunia persilatan, kali ini biarkan aku yang pergi ke sana untuk melihat situasi?"
Shi Tu ke 12 tertawa dan berkata, "ternyata Tuan Muda Fang sudah kembali."
---ooo0dw0ooo---
Malam hari. Markas Chang Xiao Bang yang megah tiba-tiba muncul seorang pemuda yang memakai baju berwarna hijau.
Chang Xiao Bang berdiri di daerah pegunungan. Angin berhembus dengan kencang dan besar, bulan bergantung di tengah-tengah langit dan memancarkan cahaya sangat terang. Langit hitam seperti warna baju. Dia menahan semua cahaya yang masuk tapi bintang-bintang seperti membuat lubang di baju hitam itu, dia tetap bercahaya.
Begitu pemuda berbaju hijau itu muncul di puncak gunung itu, segera ada yang membentak dan menyuruhnya berhenti maju. Empat murid Chang Xiao Bang bersamaan datang dan mengurung Guo Ao Bai. Salah satu dari mereka yang memegang golok bertanya, "siapa kau?"
"Suruh Zheng Bai Shui keluar!"
"Siapa kau dan katakan namamu!"
"Suruh Zheng Bai Shui keluar!"
"Kau siapa" Berani menyuruh ketua kami keluar!"
"Suruh Zheng Bai Shui keluar!"
"Jawab dulu pertanyaan kami atau tidak!"
"Aku bilang suruh Zheng Bai Shui keluar!"
"Kalau kau berani mengatakannya sekali lagi, aku akan membunuhmu!"
"Suruh Zheng Bai Shui keluar!"
Kata-kata itu tidak berubah. Setelah mengatakan seperti itu, Guo Ao Bai dengan dingin terus berjalan. Laki-laki itu mulai marah.
Goloknya sudah membacok ke leher Guo Ao Bai.
Tapi bersamaaan dengan waktu itu juga, goloknya sudah melayang jauh. Tubuhnya sudah terdapat lebih dari 7 lubang tusukan pedang dan dia terjatuh kesamping.
Melihat pun tidak, Guo Ai Bai tetap berjalan lurus. Sisa dua orang murid lain Chang Xiao Bang menyerangnya lagi.
Pundak Guo Ao Bai bergetar.
Dua orang ini tubuhnya langsung melayang jatuh, dada mereka terdapat 7 lubang tusukan pedang.
Satu orang lagi datang membawa golok, begitu melihat teman-temannya bertarung, dia pun mencoba ikut mengeroyok tapi baru saja golok diayunkan dia sudah melihat 3 orang temannya terjatuh, dia belum melihat dengan jelas. Dalam hati dia berpikir, "mungkin pemuda ini bisa memainkan sulap."
Karena itu golok tidak jadi diayunkan.
Dengan dingin Guo Ao Bai melihat dia dan berkata, "lebih baik kau jangan membacokku, suruh ketua kalian keluar!"
Murid itu segera berlari masuk ke dalam markas Chang Xiao Bang. Segera lampu-lampu dipasang. Lampu bersinar dengan terang sehingga dari kaki gunung tampak terang sampai ke puncak gunung. Lima puluh dua orang anak buah Chang Xiao Bang membawa lampion dan mengelilingi Guo Ao Bai.
Bulan dengan cepat bersembunyi di balik awan, angin berhembus dengan kencang, awan pun dengan cepat berlalu dari sana.Guo Ao Bai tetap berdiri dengan tegap dan berkata, "kalian berbaju biru,, berarti kalian diketuai oleh ketua panji biru, Xiu Chao Yuan, suruh dia keluar!''
Tiba-tiba terdengar suara gendang Chang Xiao Bang yang berbunyi. Seorang laki-laki seperti seekor harimau dengan lengkah besar keluar, dia tertawa dan berkata, "kau benar, mereka adalah anak buahku, apakah kau bisa mengatakan namamu, aku akan
melapor kepada ketua mengenai kedatanganmu."
Guo Ao Bai tertawa dan berkata, "apakah kau adalah Xiu Chao Yuan?"
Xiu Chao Yuan tertawa dan berkata, "aku adalah ketua panji biru, Xiu Chao Yuan."
Dengan santai Guo Ao Bai berkata, "aku tahu julukanmu itu."
Kata Guo Ao Bai lagi, "namamu adalah Zhi Ren Kou Mian (Tahu Orang Mulut dan Wajah) atau Fo Kou She Xin (Mulut Budha Berhati Ular), dari luar kau kelihatan seperti orang yang ramah, tetapi dari belakang diam-diam selalu menikam orang, sekalipun itu saudara kandungmu, itu tidak ada pengecualian, kakakmu sendiri mati di tanganmu, istrimu sendiri meminta agar kau membunuhnya, dan kau menuruti permintaannya karena istrimu sudah salah bicara kepada Ketua Zheng Bai Shui, maka kau tega membunuh istrimu sendiri untuk menyenangkan perasaan Ketua Zheng Bai Shui, orang sepertimu harus mati. Karena kau adalah seperti seekor binatang."
Fo Kou She Xin, Xiu Chao Yuan hanya bengong, wajahnya memerah, akhirnya dengan terpaksa dia tertawa dan berkata, "Pendekar Muda, tentu sebelumnya kau sudah mencari tahu identitasku, aku harus mengacungkan jempol untukmu."
Dengan dingin Guo Ao Bai berkata, "tidak perlu menjilat."
Xiu Chao Yuan tertawa terbahak-bahak, "dalam hidupku selama ini, aku selalu menyukai pemuda yang mengetahui mana yang salah dan mana yang benar, baiklah, Adik Kecil, lebih baik kita berteman.'' Dia melangkah ke depan dan dengan sekuat tenaga dia menepuk pundak Guo Ao Bai, terlihat seperti sangat akrab.
Tapi tiba-tiba saja kelima jari Xiu Chao Yuan membentuk kaitan dan mengait tenggorokan Guo Ao Bai.
Tapi pada saat itu juga, Xiu Chao Yuan mengeluarkan teriakan, karena pada saat itu Guo Ao Bai menghilang dari hadapannya, tubuh Guo Ao Bai berubah menjadi cahaya pedang yang memutar dan menutupi Xiu Chao Yuan.
Jurus pedang mengalir seperti air, ini memerlukan tenaga yan sangat besar.
Fo Kou She Xin melihat keadaan ini tidak menguntungkan baginya, dia bersiap-siap ingin meloloskan diri.
Tapi baru saja dia ingin menghindari serangan, pada serangan kedua yang dilontarkan kepadanya dia melihat ada bayangan orang berubah menjadi kilauan pedang yang berribu-ribu datang kepadanya.
Xiu Chao Yuan merasa perutnya menjadi sakit, dia berjongkok menahan sakit, dia melihat Guo Ao Bai sedang memasukkan pedang kedalam sarungnya, sepertinya Guo Ao Bai tidak pernah bergerak dan hanya diam melihat ke arah Xiu Chao Yuan.
Xiu Chao Yuan hanya merasa perutnya sakit dan begitu dia melihatnya, di perutnya ada 7 buah lubang tusukan pedang, dia berteriak kesakitan dan roboh saat itu juga.
Walaupun Xiu Chao Yuan sudah ambruk, tiba-tiba dari dalam markas muncul 30 orang yang memakai baju berwarna hitam, kemudian tampak seorang laki-laki setengah baya yang berteriak, "anak-anak panji biru, hayo serang dia, balaskan dendam ketua kalian!"
Orang itu tak lain adalah ketua panji hitam, Ye Chang Zhou, dijuluki Jiu Zhi Zhui Hun (Sembilan Jari Mengejar Nyawa), begitu dia memberi perintah, segera kelima puluh dua orang dengan tangan kiri memegang lampion dan tangan kanan memegang golok, mereka yang mengenakan baju berwarna biru segera datang dari berbagai penjuru dan mulai menyerang Guo Ao Bai.
Pendekar Sejagat Seri Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Semua orang berteriak, angin berhembus dengan kencang, semua mengacungkan goloknya, mengikuti cahaya api yang berkobar.
Suara teriakan memenuhi tempat itu.
Terlihat Guo Ao Bai sudah dikurung oleh laki-laki yang memegang golok, dia berteriak, "pergi kalian, urusan ini tidak ada
sangkut pautnya dengan kalian!"
Tapi tidak ada seorang pun yang beranjak dari sana, perintah dari Chang Xiao Bang harus selalu dituruti, bila tidak keluarga mereka akan mati.
---ooo0dw0ooo---
Bulan keluar lagi dari persembunyianya, keadaan kembali menjadi terang, semua cahaya lampu tiba-tiba padam, hanya terlihat satu dua tempat yang masih terang, di tempat itu telah terjadi pertarungan, hanya dalam waktu singkat, kelima puluh dua orang yang tadi masih hidup sekarang tampak terbaring tidak bergerak di bawah, tubuh mereka terdapat 7 lubang.
Kelima puluh dua orang itu tiba-tiba berubah menjadi setan yang bergentayangan, Jin Zhi Zhui Hun merasa kepalanya menjadi besar, begitu angin gunung berhembus, dia merasa kedinginan dan gemetar. Dia hanya melihat Guo Ao Bai sedang menundukkan kepalanya melihat pedang yang dipegangnya. Pedangnya seputih giok, di bawah cahaya bulan, dia tampak seperti sedang menyesali sesuatu tapi juga seperti sedang memikirkan sesuatu.
Kemudian Guo Ao Bai mengangkat kepalanya dan dia melihat Ye Chang Zhou, dia bergerak lagi, dia sangat berpengalaman bagaimana menghadapi pemuda itu, dia juga tampak seperti ketakutan.
Terdengar pemuda itu berkata, "Ye Chang Zhou, apakah kau ingat dulu kau pernah membunuh orang dan membakar rumah mereka, lalu merampok barang Biao di Thai Shan?"
Ye Chang Zhou bergetar, dia tidak berani menjawab, terdengar Guo Ao Bai berkata lagi, "hari ini aku tidak akan membunuhmu, bawa anak buahmu dan tinggalkan tempat ini, suruh Zheng Bai Shui keluar!"
Ye Chang Zhou tanpak kebingungan, entah apa yang harus dikatakannya, tiba-tiba di belakangnya ada yang tertawa dingin,
"siapa yang berani berteriak-teriak di sini?"
---ooo0dw0ooo---
BAB 5 Qi Chong Tian Jian Fa (Jurus Tujuh Macam Pedang Langit)
Begitu Ye Chang Zhou membalikkan badannya untuk melihat, seorang pak tua sudah berdiri di belakangnya, dia segera memberi hormat, "aku, Ye Chang Zhou, memberi hormat kepada ketua panji hitam."
Pak tua yang mengenakan baju berwarna hitam itu sangat pendek tubuhnya, tapi dia terlihat berwibawa, dengan sorot dingin Guo Ao Bai berkata, "apakah kau adalah ketua panji hitam, Duo Ming Fei Fu (Kapak Terbang Perengut Nyawa), Xie An Zheng."
Pak tua itu tertawa dan berkata, "anak muda, bila kau takut kepadaku, bunuh diri saja di depanku, itu juga tidak apa-apa."
Pak tua itu adalah ketua panji hitam, ilmu silatnya lebih tinggi dari ketua panji merah, Shen Si, kapaknya dalam jarak 3 meter bisa membunuh orang, kalangan dunia persilatan menjadi pusing dengan perbuatannya.
Dengan dingin Guo Ao Bai melihat Xie An Zheng dan berkata, "malam ini adalah saatnya kau untuk mati!"
Xie An Zheng hanya tertawa dan berkata, "kau sangat sombong."
Kata Guo Ao Bai lagi dengan dingin, "tujuh tahun yang lalu di kota Luo Yang kau memperkosa dan membunuh perempuan-perempuan di sana, dan kau pun membunuh pejab
Bara Naga 12 Dewi Ular Karya Kho Ping Hoo Pendekar Kembar 9
"PendekarSejagat
Seri Kesatria Baju Putih
Karya : Wen Rui Ai
Jian Shi Tian Xia
Sepatah kata dari pengarang
Yi Bai Bu Zhan Cheng (Baju putih yang tidak berdebu)
Baju putih Fang Zhen Mei' selalu menjadi "pikiran yang bersemayan di dalam hatiku, dan aku selalu ingin menuliskan kisahnya. Baju putihnya seperti salju, dan baju putihnya tidak pernah terkena noda darah"
Karena dia tidak pernah menggunakan kekerasan untuk memecahkan semua masalah. Di dalam cerita silat orang-orang persilatan biasanya selalu bertarung, dan darah menjadi ciri khas dalam buku silat manapun. Tapi ini bukan suatu kebaikan karena walaupun hal ini bisa membuat pembaca merasa tegang, tapi cerita dalam buku silat kadang-kadang terlalu dibesar-besarkan. Buku Bai Yi Fang Zhan Mei' berusaha untuk tidak berlaku seperti buku silat biasa, dalam buku Bai Yi Fang Zhen Mei' dijelaskan cara penyelesaian dan membereskan suatu masalah tanpa menggunakan kekerasan dan darah.
Karena itu pada tahun 1973 aku mulai menulis cerita silat panjang yang bernama Long Hu Feng Yun' (Naga Harimau, Angin Awan) tapi sayang, pada akhirnya cerita ini diacak-acak oleh orang lain. Aku sendiri bersifat seperti kerbau, selalu mengingat suatu persoalan ini dan sulit untuk melupakannya.
Mengapa tanpa alasan orang-orang itu telah membuat karanganku di acak-acak dan di hapus" Karena itu pada akhir tahun 1974, aku terpaksa menulis ulang cerita Long Hu Feng Yun', dan mengganti judulnya menjadi 'Jian Shi Tian Xia (Pendekar Sejagat)'.
Pada tahun 1975, aku menulis cerita kedua Bai Yi Fang Zhen Mei' dengan judul 'Chang An Yi Zhan' (Pertarungan di kota Chang An), aku berusaha menulis dengan adil dan benar, membereskan hujan darah yang berbau amis.
Pada tahun 1976, aku menulis Luo Re Da Qi' (Panji Akbar Matahari Terbenan), buku ini menceritakan semua harapanku dan rasa cintaku kepada negara dan bangsaku. Akupun sangat menyukai puisi-puisi Li Bai dan Xin Qi Ji. Akupun sangat menyukai puisi-puisi
Shi Ji. Tahun 1977, aku telah menyelesaikan cerita ke-4 yaitu Shi Jian Shan Zhuang' (Wisma Pedang). Semua orang tahu waktu menulis cerita ini, aku sedang berada dalam dunia nyata yang sulit dan kejam, tapi aku berusaha menceritakan Shi Jian Shan Zhuang seperti cerita-cerita dalam dongeng yang tidak pernah ada.
Setelah menyelesaikan cerita ke empat ini, sepertinya aku dan Fang Zhen Mei sudah tidak berjodoh lagi. Lalu aku menulis cerita "Da Zhong Shi', 'Shen Zhou Qi Xia', dan 'Si Da Ming Pu tidak ada kesempatan untuk aku menceritakan tentang si Baju putih lagi.
Setelah lewat beberapa tahun, baju putih telah dipenuhi debu, baju putih, baju putihku yang kucintai, baju putih yang sering muncul di bukuku, dia sudah menemaniku melewati beberapa kali kesuksesan dan juga kematian.
Akhirnya pada tahun 1981 di Hong Kong, aku menulis lagi cerita Bai Yi Fang Zhen Mei' memasuki cerita ke-5 yang berjudul Xiao Xue Chu Qing' (Putri Es). Tapi sayang, akibat pengalaman 3 tahun yang lalu, keadaanku yang kacau dan sulit. Sebenarnya "Xiao Xue Chu Qing' bisa ditulis lebih bagus, akhirnya Xiao Xue Chu Qing' bisa juga ku selesaikan juga. Proses penulisannya agak singkat dan tidak begitu teliti pada saat menuliskan ceritanya.
Seorang Fang Zhen Mei adalah sosok yang sangat lucu, ilmu silatnya tinggi, tapi dia jarang mengeluarkan kemampuannya, dia seorang yang sangat perasa tapi tidak banjir dengan cinta asmara, dia selalu memperhatikan perempuan tapi dia tidak pernah menunjukan perasaan romantisnya. Berpandangan lurus tapi tidak monoton, membela keadilan secara tidak terang-terangan, jujur tapi bukan orang yang naif, percaya diri tapi tidak sombong.... yang lucunya lagi dia hanya mempunyai beberapa teman yaitu Wo Shi Shui yang selalu ingin menjadi pahlawan, Shen Tai Gong yang selalu ingin membuat orang tahu tentangnya, Xiao Xue (Es Kecil) yang pengertian.... Sifat-sifat dari orang-orang ini adalah sifat dari teman-teman yang ada di sekelilingku.
Walaupun banyak yang tahu, di antara teman-temanku itu ada yang telah melukai bahkan merusak namaku tapi aku tidak pernah mengingat orang yang telah melukai perasaan atau merusak nama baikku. Aku hanya ingat kalau aku pernah berteman dengan mereka. Dan aku selalu menganggap kalau mereka adalah teman baikku.
Bukankah kita harus berlaku demikian"
Di dalam kehidupan ini, kalau tidak mempunyai teman dan mengarang cerita, kita akan merasa kesepian, karena itu Fang Zhen Mei menjadi sosok yang ramah dan hangat. Fang Zhen Mei yang berbaju putih, muncul dan bercahaya di dalam cerita silatku.
---ooo0dw0ooo---
BAB 1 Zue He Tu ( Peta Sungai Darah)
Di kota Chang An, ada markas Biao Xue Hun (Pengiriman barang Darah dan Roh), setelah kentongan pukul 3 dini hari di sebuah gang panjang, di markas Biao Xue Hun yang megah, tiba-tiba muncul sesosok bayangan manusia di atas atap markas Biao itu.
Orang ini berjalan cepat sekali di atas bubungan atap. Langit begitu gelap bumi pun gelap, tidak ada bulan ataupun bintang. Orang ini dengan cepat melewati bangunan loteng markas Biao Xue Hun, kemudian dia melihat ke kiri dan ke kanan lalu dengan cepat meloncat turun dari sana.
Baru saja dia turun dia langsung berlari dengan cepat di halaman markas Biao yang panjang dan berliku-liku, di setiap belokan terdapat sebuah lampu yang masing-masing tidak sama terangnya. Orang itu dengan cepat keluar dari halaman itu, dia berlari begitu cepat, tapi langkahnya sama sekali tidak terdengar sedikitpun, dari sini dapat diketahui bahwa ilmu meringankan tubuhnya sangat
tinggi, boleh dikatakan sudah mencapai tingkat tertinggi.
Begitu keluar dari halaman, segera dia memasuki ruang utama markas Biao Xue Hun.
Ruangan itu sangat gelap, di sana sangat luas tapi sebuah lampu pun tidak ada. Di kedua belah tembok terpasang deretan senjata, seperti barisan pengawal yang berdiri dengan gagah di sana.
Orang ini merasa sedikit terkejut, dia sedang memikirkan sesuatu tiba-tiba terdengar suara senjata yang berbunyi, orang ini melihat ke sekelilingnya, ternyata di bubungan rumah sudah terdapat 4 orang yang sedang meluncur turun ke bawah. Disebut 4 orang sepertinya itu tidak tepat, mungkin kata-kata yang tepat adalah ada 4 buah golok, 4 golok yang tipis, sangat cepat dan beracun, yang dinamakan Yan Ling Dao (Golok Ekor Walet). Yang terlihat hanya golok tidak terlihat adanya sosok orang, mereka menggerakkan golok mereka dari atas mengarah pada kepala orang yang datang tidak diundang itu.
Orang itu menghindar dengan meloncat, tubuhnya masih berada di dalam ruangan, empat buah golok menyerangnya, tidak ada satu pun yang mengenai tubuhnya, kaki orang itu belum menapak tanah, dari ruangan dalam muncul lagi empat orang yang memegang golok, mereka bergerak dengan cepat dan golok tampak berkilauan, mereka menyerang ke arah kakinya.
Orang itu berteriak, "jurus golok Menyapu, benar-benar bagus!"
Suaranya menggetarkan ruangan itu, kakinya secara berturut-turut nenendang 4 golok itu, semua terkena tendangannya langsung melayang jauh, ketika kakinya baru menginjak tanah, keempat orang itu karena melihat teman mereka tidak berhasil meringkus orang itu, dengan cepat mereka masuk ke dalam kegelapan, orang itu hendak bertanya, tapi senjata rahasia kembali sudah menyerangnya.
Waktu itu terdengar sebuah suara yang berwibawa keluar dari kegelapan, "berhenti!" cahaya lilin langsung menerangi ruangan itu, orang yang tidak diundang itu berdiri di tengah ruangan, sepasang
tangannya, jari-jari tangannya menjepit 10 panah, 3 buah biao, dan 7 buah biao berbentuk paku.
Di ruangan itu terdapat meja besar, di sana sudah duduk 3 orang laki-laki, salah satunya adalah seorang tua dengan tubuh yang tinggi besar, matanya terlihat sangat bersemangat, sepertinya dia adalah seorang pesilat tangguh. Orang yang berada di sisi kirinya wajahnya dipenuhi dengan cambang, dia pun berperawakan tinggi besar, kedua kepalan tangannya bila disatukan besarnya seperti sebuah kepala orang, begitu melihatnya akan segera diketahui bahwa dia mempunyai tenaga yang besar dan juga pemberani. Orang yang berada di sisi kanannya berwajah putih dan tidak bercambang, tangannya selalu memegang kipas, tulang jarinya panjang dan terlihat sangat.santai.
Dari sisi ruangan itu muncul sekitar 40-50 orang, orang tua yang berbadan tegap itu tertawa dan berkata, "aku kira siapa yang datang, ternyata adalah Elang Sakti Zhong Yuan, Kakak Shang, kami beri hormat kepada Anda."
Orang itu baru melepaskan rasa tegangnya dan dia berkata, "apakah ini adalah cara kalian menyambut tamu"''
Orang tua itu berdiri dan berjalan mendekati orang itu, dia tertawa dan dengan akrab menepuk pundak orang itu dan bicara, "Kakak Shang, aku minta maaf, kau sendiri tahu bahwa musuh sudah kami undang jam 4 dini hari, dia ingin mengambil Xue He Tu (Peta Sungai Darah), tentu saja kami harus lebih berhati-hati."
Si Wajah Putih pun berdiri dan tertawa, "maaf, Pendekar Shang, meskipun markas Biao kami memiliki halaman yang berliku dan senjata Golok Langit dan Bumi, serta ada senjata rahasia lainnya, semua ini mana bisa mencegah langkahmu?"
Si Elang Sakti Zhong Yuan, Shang Bu Yun adalah seorang rase tua yang sudah berpengalaman di dunia persilatan. Dan dia adalah seorang penjahat tunggal yang terkenal, karena terus menerus dipuji, membuat hatinya serasa melayang karena senang, dia berkata, "tidak, tidak, markas Biao Xue Hun penjagaannya lumayan
ketat, sebenarnya kedatanganku kali ini pun tidak bisa membantu apa-apa, Kakak Shen dan Kakak Luo terlalu memuji."
Orang tua itu adalah ketua markas Biao Xue Hun, dia dijuluki Telapak Sakti Xue Hun, Luo Tian Chi yang berwajah putih yang kelihatannya seperti pelajar adalah wakil ketuanya, dia dijuluki Xiu Li Re Yue (Lengan Baju Matahari Bulan), Shen Qi Shan dan laki-laki tua yang penuh dengan cambang, dia adalah ketua persilatan Ma Zhou Fa, dia dijuluki dengan Zhang Er
Jin Gang (Dua Emas Baja), Zhang Er Jin Gang (diibaratkan orang yang tinggi besar dan kuat).
Luo Tian Chi tertawa dan berkata, "kalau begitu Kakak jangan merasa sungkan, silakan duduk!"
Tiba-tiba dari luar terdengar suara dingin yang berkata, "Luo Tian Chi, mengapa kau pilih kasih?" seseorang telah datang lagi bersamaan dengan perkataannya yang selesai, dia adalah seorang tua yang tinggi, kurus, dan kering.
Luo Tian Chi terpaku, segera dia mengerti apa yang dimaksud orang tua itu, ternyata dia adalah si Mayat Kering, "Kakak Qu, ilmu meringankan tubuhmu sangat tinggi, tiba-tiba saja kau sudah berada di sini, tapi kami masih belum menyadari kedatanganmu."
Si Mayat Kering, Qu Li Ren berkata, "aku ikut dengan Lao Shang ke sini, dia sudah membantuku melewati banyak cobaan, aku belum sempat berterima kasih kepadanya."
Kata-kata ini seperti memuji tapi juga seperti menertawakan Shang Bu Yun, dia merasa tidak enak, dia ingin marah, Xiu Li Ri Yue, Shen Qi Shan memutar matanya, segera dia tertawa dan berkata, "kedua pendekar, duduklah dulu. Pelayan, suguhkan teh kepada kedua pendekar ini!"
Luo Tian Chi pun berkata, "Kakak Shang, Kakak Qu, kali ini apakah Xue He Tu bisa dipertahankan" Kami benar-benar mengandalkan kalian berdua, bila aku hanya mengandalkan tujuh teknik halaman dan golok Langit Bumi, jangankan Wo Shi Shui
(nama orang), Guo Ao Bai pun tidak bisa kami tahan."
Shang Bu Yun mengerutkan dahinya dan bertanya, "apakah Pendekar Wo Shi Shui pun menginginkan Xue He Tu?"
Dengan suara pelan Luo Tian Chi berkata, "benar, kalau tidak aku tidak akan meminta kepada ketua Kakak berdua datang ke sini membantu kami, harus diketahui Xue He Tu milikku, kami mendapatkan Xue He Tu setelah kami membunuh keluarga Zhong Yuan yang menitipkan barang Biao nya kepada kami, markas Biao Xue Hun pun sudah kehilangan 30-40 orang pesilat tangguh, setelah Xue He Tu jatuh ke tangan kami, kami berusaha mendapatkan harta karunnya, dan tentu saja nanti akan kami bagikan rata kepada ketua kalian masing-masing, Chang Xiao Bang (Perkumpulan Panjang Tertawa) sedang menambah sayap kekuasaannya, kalau mereka bisa mendapatkan harta ini, berarti kita hanya memdapat angin."
Wajah Qu Li Ren sangat serius, "kedatangan Guo Ao Bai saja sudah cukup merepotkan dengan ilmu pedang Qi Chong Tian Jian. (Tujuh Macam Jurus Pedang), menurut orang-orang dia tidak terkalahkan, sekarang ditambah lagi dengan Wo Shi Shui, hal ini benar-benar membuatku menjadi sakit kepala, Wo Shi Shui yang selalu menganggap dirinya adalah seorang pendekar, mengapa dia pun ikut-ikutan menginginkan Xue He Tu?"
Xiu Li Re Yue, Shen Qi Shan berkata, "langit tahu siapa yang pantas disebut pendekar, bila sudah mendapatkan Xue He tu, dia pasti akan menolong orang-orang miskin, di dunia ini banyak sekali orang miskin, mana bisa kita menolong mereka semua" Lebih baik berikan saja kepada kami, Chang Xiao Bang, yang akan menjadi perkumpulan silat nomor satu di dunia persilatan."
Telapak Sakti, Luo Tian Chi berkata, "aku takut Wo Shi Shui sudah mengetahui bahwa markas Biao Xue Hun bergabung dengan Chang Xiao Bang, dan dia sengaja datang untuk mengacau, sebenarnya Biao yang dititipkan mereka seperti mengantarkan kambing masuk ke mulut harimau, yang aku takutkan bila kita sering melakukan pekerjaan seperti ini, maka semuanya akan
diketahui oleh orang-orang dunia persilatan."
Si Elang Sakti, Shang Bu Yun berkata, "aku tidak percaya bahwa Wo Shi Shui begitu kuat, kita menasehati supaya dia merampok orang yang kaya saja untuk menolong yang miskin."
Si Mayat Kering, Qu Li Ren dengan wajah serius berkata, "Adik Luo, tadi kau mengatakan mereka sudah tahu bahwa kalian telah bersekongkol dengan Chang Xiao Bang, apakah masih ada orang lain yang menginginkan Xue He Tu?" saat mereka mengobrol terdengar bunyi kentongan menunjukkan pukul 4 subuh.
"Sudah pukul 4, kalian harus bersiap dan hati-hati," kata Luo Tian Chi,, wajahnya terlihat tegang, dia berkata lagi, "malam ini ada seseorang lagi yang akan datang...."
Kata Shang Bu Yun dengan dingin, "siapa lagikah yang datang untuk mengantarkan kematiannya sendiri?"
Jawab Luo Tian Chi, "orang berbakat dari Jiang Nan, Fang Zhen Mei!"
Shang Bu Yun dan Qu Li Ren secara bersama-sama mundur 2 langkah dan berseru, "apa" Fang Zhen Mei?"
Tepat pada saat itu masuklah seseorang dengan cara seperti melayang ke dalam ruangan itu, sekali bergerak seperti bayangan sekejap empat orang dan empat golok yang di pegangnya ternyata sudah patah, juga keempat telinga orang itu ternyata sudah terlepas, ada luka menganga bekas sayapan pedang, darah masih terus mengalir, kelihatanya bila lawan ingin mengambil nyawa keempat orang itu, bisa dilakukan dengan mudah.
Qu Li Ren berkata, "orang yang mengantarkan kematiannya sudah datang!"
Luo Tian Chi berteriak, "siapa kalian" Harap sebutkan nama!" dari luar muncul seseorang mengenakan baju berwarna hijau, pedangnya panjang, sepatah demi sepatah kata dia mulai bicara, "aku datang dari Qing Chong Shan, namaku adalah Guo Ao Bai, Luo Tian Chi, kau sudah membunuh orang dan mengambil benda
berharga, cepat keluarkan Xue He Tu, dan kemudian potong tanganmu sendiri, maka aku akan membiarkanmu hidup!"
Walaupun Luo Tian Chi sangat berpengalaman, tapi dipelototi dengan sorot mata seperti pedang oleh pemuda itu, tidak terasa dia sudah mundur dua langkah, tanpa sadar dia memegang Xue He Tu yang tersimpan di balik bajunya.
Tiba-tiba ada yang membentak, "jangan keluarkan!" Seorang laki-laki yang tinggi dan besar,
Chang Er Jin Gang, Ma Zhao Fu seperti seekor elang bergerak melayang ke arah mereka, dengan pentungan besi seberat 32 kilogram, dia memukul kepala Guo Ao Bai.
Si Mayat Kering, Qu Li Ren segera membentak, "jangan ceroboh!" tapi tidak keburu, tubuh Ma Zhou Fu yang tingginya seperti gunung sudah berada di atas kepala Guo Ao Bai. Bahu Guo Ao Bai bergetar, kilauan pedang seperti riak air yang bergerak, Ma Zhou Fu mengeluarkan suara aneh, kedua telapak tangannya Sudah berlubang oleh tusukan pedang.
Tapi terlihat Guo Ao Bai tetap santai, tangannya pun tidak m'emegang pedang.
Si Mayat Kering, Qu Li Ren berteriak, jurus cakar mayat yang sudah dilatihnya selama 40 tahun, mulai dikeluarkan, jurus itu seperti bayangan cakar, bayangan tangan sepertinya mengarah kepada Guo Ao Bai.
Shang Bu Yun berkata kepada Luo Tian Chi, "ilmu silat bocah itu sangat tinggi, aku akan membantu untuk membunuhnya!"
Luo Tian Chi pun sebenarnya merasa jengkel, ketua pelatih kantor Biao tidak bisa menahan serangan dari seorang pemuda yang usianya pun belum mencapai 20 tahun, dia merasa malu dan juga sedih. Shang Bu Yun segera maju, dengan jurus cakar elangnya dia memasuki arena pertarungan.
Harus diketahu bahwa Mayat Kering dan Elang Sakti adalah dua dari 5 tetua bendera hitam di Chang Xiao Bang, ilmu silat mereka
sangat tinggi, bila mereka bergabung melawan musuh, sepertinya pesilat tangguh mana pun akan sulit untuk bertahan. Tapi setelah mereka berdua bertemu dengan Guo Ao Bai, mereka sama sekali tidak bisa berbuat banyak, begitu bahu Guo Ao Bai bergoyang, segera cahaya pedang tampak berkilauan, mereka berdua berusaha bertahan, tetapi Guo Ao Bai pun tidak gampang menahan serangan dari mereka berdua, karena itu pula maka mereka bertiga terus bertarung terus dengan sengit.
Tiba-tiba di luar ada yang tertawa dan berkata, "baiklah, aku juga akan ikut bergabung dengan kalian!"
Luo Tian Chi sangat terkejut dan dia berteriak, "cepat halangi dia dari pintu!"
Sekitar 30-40 guru Biao sudah berlari ke depan pintu, tapi seseorang yang mengenakan baju berwarna hitam tetap bisa masuk ke dalam ruangan, semua yang menghalangi langkahnya berhasil dipukul hingga roboh. Begitu banyak orang yang menyerangnya tapi dalam waktu singkat sudah banyak yang terluka atau bahkan roboh. Terdengar orang itu berkata lagi, "aku akan membantumu!"
Shang Bu Yun marah, ilmu cakar elangnya bergerak mulai menyerang dari atas ke bawah, tiba-tiba dia melihat sepasang mata yang bersinar dari orang itu. Sebuah pukulannya membuat Shang Bu Yun roboh, mungkin tidak akan bisa bangun dalam waktu 3 jam!
Guo Ao Bai melihat ada orang yang datang membantunya, dia marah dan berkata, "tidak perlu membantuku!"
Tapi si baju hitam sudah memukul Shang Bu Yun hingga jatuh terkapar, dia segera menyerang si baju hitam dengan pedang, dalam suasana yang serba kacau itu, si baju hitam masih bisa menghindar, sambil menahan serangan dia berteriak, "baiklah, aku berniat untuk membantumu tapi kau membalasnya dengan cara seperti ini, kalau saja kau bukan orang baik kau sudah kupukul!"
Dia mengeluarkan tangan untuk memukul, Qu Li Ren yang akan melarikan diri, sudah tidak dapat menghindari serangannya, kemudian terdengar suara BUUK, dia sudah jatuh terlentang.
Guo Ao Bai tampak lebih marah lagi, segera dia menyerang orang itu dengan beberapa jurus pedang, tapi si baju hitam itu sudah berada di dalam ruangan. Luo Tian Chi melihat orang yang datang begitu ganas, dia merasa terkejut dan berkata, "apakah dia adalah Pendekar Wo Shi Shui?"
Dia mendengar jawaban, "benar!" segera sepasang tangannya sudah tertotok dan Xue He Tu yang tersinpan di balik bajunya berhasil diambil oleh orang itu, Luo Tian Chi pun terjatuh.
Guo Ao Bai berteriak, "Wo Shi Shui, jangan pergi!"
Wo Shi Shui dengan jurus menyapu, dia menyapu Shen Qi Shan yang masih terpaku karena terkejut, kemudian dia berbalik ke arah Guo Ao Bai dan berkata, "malam ini aku. tidak mempunya; waktu untuk mengobrol, aku harus mengembalikan Xue He Tu kepada keluarga Zhong Yuan."
Guo Ao Bai marah dan mengejarnya, tapi karena Shen Qi Shan yang disapu oleh orang berbaju hitam sehingga terjatuh ke arahnya, maka tangannya yang memegang kipas dengan cepat menotok Guo Ao Bai. Guo Ao Bai membalikkan tangannya, pedangnya sudah membelah kipas Shen Qi Shan menjadi dua bagian, pada waktu itu juga lutut Shen Qi Shan bertambah 2 lubang dan tampak bekas tusukan pedang. Dia jatuh dengan posisi berlutut.
Guo Ao Bai masih berniat untuk mengejar Wo Shi Shui, ternyata dia sudah menghilang.
Wo Shi Shui sudah meloncat ke atas bubungan atap dan berlari, angin berhembus dengan dingin, angin subuh membuat orang merasa dingin.
Dengan tersenyum Wo Shi Shui mengeluarkan Xue He Tu dari balik bajunya, begitu melihat, dia langsung terkejut karena Xue He Tu yang dirampasnya hanya berupa gulungan kertas putih kosong dan tidak ada gambar petanya, di atas kertas itu tertulis :
Xue He Tu. Xue He Tu.
Akan kukembalikan kepada keluarga Zhong Yuan.
Tuan hanya mendapatkan rasa lelah.
Chen Mei yang berdosa memberitahukan.
Yang bertanda tangan di bawah adalah si Baju Putih Jiang Nan, Fang Chen Mei.
Wo Shi Shui segera menggulung kertas itu dan dia menghela nafas panjang, baju hitamnya tertiup angin tampak berkibar di atas atap. Bulan yang bulat dengan diam melewati kepalanya.
---ooo0dw0ooo---
BAB 2 Wisma Shi Jian Pedang Sakti Xue He
Salah satu dari tiga tempat terkenal di dunia persilatan adalah Wisma Shi Jian( Wisma Menguji Pedang).
Wisma Shi Jian adalah sebuah tempat yang tenang di dunia persilatan, tanah seluas 100 kilometer persegi, terdapat 19 rumah mewah, 37 rumah biasa, masih ada 5 kolam, dan 11 halaman panjang. Di dalam wisma suasananya terasa sangat tenang, banyak pesilat tangguh setahun sekali selalu ingin tinggal di sini selama beberapa hari untuk melepaskan rasa lelah.
Pemilik Wisma Shi Jian sangat senang melayani tamu-tamunya, ketua Wisma Shi Jian bernama Shi Tu ke!2, sekarang dia sudah berusia 67 tahun, pada saat usianya baru 3 tahun ayahnya sudah meninggal dunia, ketika umur 5 tahun ibunya menyusul ayahnya meninggalkannya, pada umur 7 tahun kesebelas orang kakaknya meninggal karena dibunuh oleh musuh, dan hanya tinggal dia sebatang kara yang masih hidup di dunia ini, selama 30 tahun dia membangun Wisma Shi Jian, dengan empat jurus Pedang Xue He ( Pedang Sungai Darah ), dia telah bisa mengalahkan semua pesilat tangguh, akhirnya dia dijuluki pesilat pedang nomor satu di dunia, tapi dia membalas musuhnya dengan kebaikan, membuat musuh yang pernah membunuh kakak-kakaknya, menggantungkan golok
yang biasa mereka gunakan untuk membunuh orang dan berubah menjadi orang baik. Dia selalu tinggal di Wisma Shi Jian untuk membela kebenaran dan membuat dunia persilatan menjadi tenang dan aman.
Sudah 30 tahun Wisma Shi Jian berdiri di dunia persilatan, Feng Dan Fei yang pernah merebut gelar pendekar pedang nomor satu di dunia persilatan pernah datang ke Wisma Shi Jian dan mengajak Shi Tu ke 12 bertarung, dan hanya dalam satu jurus Shi Tu telah mengalahkan Feng Dan Fei, dan dengan penuh rasa kekaguman Feng meninggalkan Wisma Shi Jian.
Kemudian gurunya Feng Dan Fei yang sudah berpengalaman 30 tahun, merupakan pendiri dua pedang Jian Dao karena tidak bisa menerima perlakuan Shi Tu ke 12, dia pun pergi ke Wisma Shi Jian dan mengajak Shi Tu ke 12 bertarung, tapi dia pun hanya bisa menerima satu jurus serangan dari Shi Tu ke 12, memasuki jurus kedua sepasang pedangnya sudah patah menjadi dua, dia menerima kekalahan total dan dengan lesu kembali ke rumahnya.
Semenjak itu Shi Tu ke 12 jarang bertarung lagi, hingga 20 tahun kemudian muncul seorang gila yang dijuluki Iblis Jian, dia bernama Ni Qing Feng. Dia sangat mahir menggunakan jurus-jurus pedang, dan dia selalu membunuh orang yang menggunakan pedang, semua ini dia lakukan hanya untuk mendapatkan gelar pendekar pedang nomor satu di dunia persilatan, dan orang ini tidak terkalahkan, oleh karena itu Shi Tu ke 12 kemudian keluar dari wismanya, menantang Ni Qing Feng, ternyata Ni Qing Feng hanya bisa menerima 2 jurus serangan Shi Tu ke 12, pada jurus ketiga, pedang Ni Qing Feng patah dan dia pun melarikan diri.
Karena itu dalam jangka 10 tahun ini, tidak ada seorang pun yang berani mengajak Shi Tu ke 12 bertarung lagi, dunia persilatan menganggap Shi Tu ke 12 sangat tinggi dan ilmu pedang yang dimilikinya tak ada tandingannya. Tapi Shi Tu ke 12 tidak ingin menerima pujian ini, meskipun dia sangat percaya diri dengan ilmu pedang yang dirnilikinya.
Shi Tu 12 sangat menyayangi pedangnya, pedang yang
membuatnya terkenal adalah pedang dengan panjang kurang dari satu meter, pedangnya disebut dengan Pedang Sakti Xue He.
Yang membuat orang-orang menjadi kaget adalah karena sekarang ini Pedang Xue He tiba-tiba saja lenyap.
Ketika Pedang Sakti Xue He lenyap. Kekuatan dunia persilatan pada waktu ini ada 3 yang menonjol yaitu Chang Xiao Bang, Wisma Shi Jian, dan kantor Biao Feng Yun, menjadi kalut dengan kabar menghilangnya Pedang Sakti di Wisma Shi Jian.
---ooo0dw0ooo---
Jumlah orang yang berada di ruang tamu ada 7 orang.
Orang yang paling tua di sana adalah seorang pak tua yang mengenakan baju berwarna hijau, kedua matanya tampak bersemangat. Dia berdiri dan bercerita dengan tenang, dia bercerita seperti menceritakan hal sepele yang tidak ada sangkut pautnya dengan dia, tapi ketiga orang yang berada di sisinya tampak marah. Yang dia ceritakan bukan masalah kecil melainkan masalah yang membuat dunia persilatan menjadi geger, karena pedang Shi Tu ke 12 tiba-tiba menghilang, pak tua yang sedang bercerita dengan tenang adalah ketua Wisma Shi Jian, Shi Tu ke 12.
Di sisinya tampak seorang laki-laki setengah baya, tubuhnya kelihatan kuat, wajahnya sangat biasa, mulutnya selalu tersenyum, dia adalah ketua ke 2 Wisma Shi Jian, dia dijuluki Yi Dao Duan Hun (Golok Pemutus Jiwa), dia bernama He Bu Le, orang ini berpandangan sangat lurus dan terbuka, dalam bertarung dia belum pernah terkalahkan.
Di sisi Shi Tu ke 12 masih ada seseorang yang umurnya sudah setengah baya, dia tampak hitam kekuningan, dia kurus dan selalu mengenakan baju berwarna hitam. Sepasang tangannya seperti terbuat dari besi, tangannya diletakkan di atas meja, bajunya tampak melengkung seperti yang terbuat dari besi juga. Orang itu adalah ketua ke-3 Wisma Shi Jian, dia mendapat julukan Bai Bu
Shen Quan (Seratus Langkah Kepalan Sakti) Yin Yang Hei. Sewaktu berumur 17 tahun orang ini dengan seorang diri telah menghancurkan 16 sarang perampok, selama 30 tahun ini dia juga tidak terkalahkan.
Di sisi He Bu Le, ada ketua ke-4 Wisma Shi Jian, dia dijuluki Tie Gong Yin Dan (Ketepel Besi Peluru Perak), Lu Ying Feng, dia hampir berumur 50 tahun, tapi tetap terlihat gagah.
Di sisi Yin Yang Hei Shen ada seorang pak tua yang mengenakan baju berwarna hijau, dia kelihatan biasa tapi tetap berwibawa, dia adalah pengurus Wisma Shi Jian, Tuan Ma Er.
Di hadapan Shi Tu ke 12 ada seorang pemuda yang mengenakan baju berwarna putih, dia terlihat sangat santai, matanya memancar penuh harapan, dia seperti sangat memperhatikan dan mendengarkan berita dunia persilatan, pemuda itu tersenyum, dia terlihat sangat luwes, tapi tidak memberikan kesan bahwa dia tidak sopan atau tidak serius.
Yang tampak santai dan alami hanya pemuda itu dan Yi Dao Duan Hun, He Bu Le, yang lainnya setelah mendengar cerita Shi Tu ke 12, langsung merasa marah dan terlihat tegang.
"Begitulah mengapa Pedang Sakti Xue He menghilang, aku selalu menggantungkan pedang itu di kamar tidurku, yang bisa masuk ke dalam kamar itu kecuali kalian, tentu orang yang memiliki ilmu meringankan tubuh yang sangat tinggi. Dia datang mencari masalah dengan Shi Tu ke 12," sambil tertawa dia terus bercerita.
"Benar-benar kurang ajar!" Yin Yang Hei menggebrak meja dan marah, "apakah ada orang yang bisa berlalu lalang di Wisma Shi Jian ini dengan seenaknya?"
"Orang biasa pasti tidak akan bisa melakukannya, tapi tetap bisa saja ada yang nekad melakukannya," kata He Bu Le.
"Siapakah dia?" urat nadi di dahi Yin Yang Hei tampak bertonjolan.
Jawab Shi Tu ke 12, "mungkin Tuan Muda Fang yang..."
"Oh tidak! Wisma Shi Jian memangnya tempat apa" Aku datang pun tidak bisa bergerak dengan bebas. Ketua benar-benar terlalu memujiku," kata pemuda berbaju putih itu.
"Tuan Muda terlalu merendah, sebenarnya Tuan Muda mempunyai kemampuan ini, aku tahu mengenai hal itu," kata Shi Tu ke 12.
"Kecuali Tuan Muda Fang, masih ada Pendekar Wo Shi Shui, dia pun memiliki ilmu silat yang tinggi. Walaupun wisma ini dijaga dengan ketat tapi kalian tetap tidak akan merasa kesulitan masuk ke sini."
"Kalau begitu pelakunya pasti Wo Shi Shui," kata Yin Yang Hei.
Shi Tu ke 12 mengerutkan dahinya, dia tampak berpikir kemudian berkata, "Pendekar Wo Shi Shui sangat ternama, dia tidak akan melakukan perbuatan seperti ini, dan dia adalah keponakan Ketua Chang Xiao Bang, Zheng Bai Shui, walaupun Wo Shi Shui tidak menyukai kelakuan Chang Xiao Bang, tapi dia gentar kepada Zheng Bai Shui, aku takut dia diperalat oleh Ketua Zheng untuk mencuri pedangku, yang harus kalian ketahui, di atas Pedang Sakti itu terdapat ukiran jurus pedang Xue He Si Shi (Empat Jurus Sungai Darah), bila Ketua Zheng bisa menguasai Xue He Si Shi maka jika jurus ini digabung dengan jurus yang dimiliki olehnya yaitu jurus Chang Xiao Qi Ji (Tujuh Pukulan Tertawa Terus), dia akan mencelakai dunia persilatan dan tidak akan terkalahkan."
Tanya Chen Mei, "bila keempat jurus Pedang Sakti Xue He berhasil dikuasai oleh Zheng Bai Shui, bukankah dunia persilatan akan menjadi kacau balau?"
Jawab Shi Tu ke 12, "tidak juga, bila empat jurus Xue He tidak berhasil diketahui oleh Zheng Bai Shui, maka tidak akan tercipta Pedang Sakti Xue He dan juga tidak akan menghasilkan jurus yang bagus. Bila dalam waktu 3 bulan ini kita bisa mengambil kembali Pedang Sakti Xue He, maka Zheng Bai Shui tidak akan mendapatkan apa-apa."
Kata He Bu Le, "Tuan Fang, Chang Xiao Bang adalah
perkumpulan yang paling besar dan mengusasai Zhong Yuan sejak lama. Meskipun kantor Biao Feng Yun adalah kantor Biao yang paling besar, tapi letaknya jauh di Kai Feng, karena itu Wisma Shi Jian menjadi musuh utama yang dapat menghalangi mereka menguasai dunia persilatan. Bila Zheng Bai Shui mendapatkan Pedang Sakti Xue He dan melatih keempat jurus Xue He, mungkin Zheng Bai Shui bisa menguasai dunia persilatan."
Kata Shi Tu ke 12, "Tuan Fang, kecuali kita-kita yang berada di sini, hanya Guo Wei saja yang mengetahuinya, aku tidak ingin menyebar luaskan peristiwa ini, karena orang-orang Chang Xiao Bang sangat banyak, melawan-mereka seperti mencari mati saja!"
Laki-laki yang sejak tadi diam adalah Tie Gong Yin Dan, Lu Ying Feng yang secara tiba-tiba berkata, "Ketua, tadi aku menerima kabar dari Tuan Ma Er yang mengatakan bahwa Ketua Gao Wei karena ada perlu, maka dia tidak bisa datang ke sini, dia menyuruh putranya Guo Ao Bai datang ke sini untuk mewakilinya, beberapa hari lagi dia akan tiba di sini."
Kata Shi Tu ke 12, "itu sangat baik."
"Demi kebaikan dunia persilatan, aku akan berusaha dengan sekuat tenaga," kata Fang Zhen Mei, lalu dia melanjurkan lagi, "kali ini Ketua telah memanggilku, asal aku bisa membantu, aku pasti akan membantu, Ketua hanya tinggal memberikan petunjuk."
Kata Shi Tu ke 12, "Tuan Muda Fang, kau senang menolong orang dunia persilatan, aku sudah lama mendengar hal ini, sekarang aku pun tidak akan berpura-pura dan bersikap sungkan kepadamu, Tuan Muda Fang berteman dengan Pendekar Wo Shi Shui, tolong tanyakan kepadanya mengenai pedang yang hilang, itu saja sudah cukup membantuku, bila pelakunya memang dia, aku kira dia akan mengakuinya. Pendekar Wo Shi Shui selalu berkelana kemana-mana, dalam waktu dekat ini aku telah mencarinya, tapi tidak pernah menemukannya. Karena itu aku meminta bantuanmu, katanya sewaktu dia mengambil Xue He Tu, Pendekar Wo Shi Shui dan Tuan Muda Fang saling rebut, akhirnya Tuan yang mendapatkannya terlebih dahulu, apakah semua berita ini benar?"
Fang Zhen Mei tertawa dan menjawab, "kemarin kami bertemu secara kebetulan, bila aku tahu Wo Shi Shui akan turun tangan mengenai Xue He Tu, aku tidak menghalanginya, sebenarnya kami sudah lama saling mengagumi, tapi kami belum pernah saling bertatap muka, tapi titipan dari Ketua akan kulaksanakan, harap Ketua bisa menjadi tenang."
Kata Yin Yang Hei, "Chang Xiao Bang memang seperti itu, bersikap sok jago, apakah kita akan membiarkannya begitu saja?"
Jawab Shi Tu ke 12, "pastinya tidak akan seperti itu, kita tidak bisa membuktikan siapa pelakunya, kita juga tidak bisa membuktikan bahwa Chang Xiao Bang lah yang melakukan semua ini, kita tidak boleh sembarangan menuduh, aku akan mengajak Ketua Zheng berbicara."
Tuan Ma Er yang duduk di sisinya segera berdiri, bila dia sedang duduk, orang lain tidak akan merasa ada yang tidak sama, tetapi setelah dia berdiri, baru diketahui bahwa dia lebih tinggi dari pada orang lain, paling sedikit tingginya lebih setengah dari orang normal. Shi Tu ke 12 berkata lagi, "aku minta besok kau mengantarkan undangan ini ke Cheng Xiao Bang, kau boleh menyuruh 3 bersaudara Yen pergi ke sana, kau mengawasi secara diam-diam, itu sudah cukup."
Dengan sikap hormat Ketua Ma Er menyahut, kemudian dia membalikkan kepada melihat Fang Zhen Mei. "Tuan Muda Fang, aku pamit dulu."
Fang Zhen Mei dengan terburu-buru berdiri dan berkata, "ilmu tuan sangat hebat, berjalan 1.5 meter sampai 3.5 meter diataspermukaan tanah masih bisa membunuh orang, benar-benar ilmu yang hebat."
Ternyata ilmu silat Tuan Ma memang yang paling lihai adalah melayang 1.5 meter dari permukaan tanah, bila Tuan Ma berjalan dia tidak biasa menapak diatas tanah tapi melayang di atas permukaan tanah berjarak 1.5 an. Begitu dia meninggalkan rapat itu dia bergerak seperti air, meloncat setinggi 1.5 meter dan meluncur
keluar dari ruangan itu. Kemudian turun dan kakinya meloncat lagi, dia seperti sebuah panah yang meluncur, dan sosoknya pun tidak terlihat jelas.
Kata Fang Zhen Mei, "benar-benar ilmu meringankan tubuh yang sangat tinggi."
Shi Tu ke 12 berkata, "Tuan Muda Fang benar-benar orang yang banyak pengetahuan, tapi tidak banyak menggembar-gemborkan keluar, Tuan Fang, aku mengundangmu menginap semalam di sini dan aku ingin mengobrol denganmu, bagaimana?"
Jawab Fang Zhen Mei sambil tertawa, "aku pun bermaksud seperti itu."
---ooo0dw0ooo---
Seorang tua dan seorang muda, berjalan dengan perlahan melewati hutan bambu yang berwarna hijau, dalam kabut yang tipis seperti sebuah lukisan pemandangan yang indah. Shi Tu ke 12 mengenakan baju berwarna hijau sedangkan Fang Zhen Mei mengenakan baju berwarna putih, dengan pelan mereka berjalan bersama. Fang Zhen Mei menghela nafas dan berkata.
"Wisma Shi Jian benar-benar wisma nomor satu, pemandangannya indah, meskipun tidak ada yang menjaga tapi pesilat tangguh yang bisa keluar dari hutan bambu ini bisa dihitung dengan jari."
Kata Shi Tu ke 12, "Tuan Muda Fang terlalu memuji, semua dekorasi yang berada di wisma ini semua ditata oleh Tuan He, hanya dia yang bisa menata tempat seperti ini, membuat tempat ini terlihat begitu alami, tidak akan membahayakan jiwa meskipun penuh dengan perangkap."
Fang Zhen Mei dengan suara kecil berkata, "dia sedang mendengar kita mengobrol, pastinya dia bukan orang wisma ini."
Mereka berdua yang masih mengobrol, tiba-tiba pada saat itu
juga, mereka berdua yang satu bergerak ke kiri dan yang lainnya bergerak ke kakan, menuju hutan bambu, bayangan orang itu pun bergerak, Fang Zhen Mei dan Shi Tu ke 12 berhenti melangkah, karena di hutan bambu itu sudah tidak terlihat bayangan seorang pun.
Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "ilmu meringankan rubuh orang itu sangat cepat."
Shi Tu ke 12 mengerutkan dahi, "anehnya orang itu sepertinya sangat hafal dengan perangkap yang dipasang di sini."
Kata Fang Zhen Mei, "lain kali bila aku melihat orang itu lagi, aku pasti akan langsung mengenalinya."
Shi Tu 12 dengan ekspresi aneh melihat ke arahnya.
Fang Zhen Mei menunjuk ke bawah dan tertawa, dia berkata, "melihat jejak kakinya, aku menjadi percaya dengan semua omonganku."
Shi Tu ke 12 melihat ke bawah ternyata di hutan bambu yang dipenuhi dengan kabut tebal membuat tanah di sana menjadi basah, di tanah itu terlihat sepasang jejak kaki, air masih terus mengalir, tapi jejak kaki itu lambat laun menghilang.
Begitu Fang Zhen Mei kembali ke Wisma Shi Jian, waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam, setelah mengobrol dengan Shi Tu ke 12 dia merasa sangat senang, dan dia merasa sedikit mabuk, Shi Tu ke 12 pun mengantarkan dia ke kamarnya kemudian dia kembali seorang diri ke kamarnya.
Fang Zhen Mei melihat pak tua yang pernah menggegerkan dunia persilatan kembali ke tempatnya, melihat hutan bambu yang penuh dengan embun, hatinya kusut dan tidak bisa tenang. Sekarang dia sudah bersiap untuk tidur.
Dia mulai bernafas dengan teratur, kemudian terdengar suara dengkurannya, tiba-tiba ada bayangan di luar jendela yang bergerak-gerak dengan ringan. Dia membuka jendela dan dengan diam-diam meloncat masuk, sama sekali tidak terdengar suara
langkahnya. Bahkan saat membuka mata untuk melihat pun kau tidak akan percaya bahwa di dunia ini ada orang yang begitu ringan gerakan tubuhnya.
Si baju hitam itu masuk ke dalam kamar dan berjalan dua langkah melihat Fang Zhen Mei yang tertidur dengan pulas.
Saat itu tiba-tiba saja Fang Zhen Mei terbangun, dia pun tidak bisa menjelaskannya, dia seperti seekor binatang, tidak perlu diperintah, nalurinya setiap kali ada bahaya yang mendekatinya dia sudah langsung mengetahuinya, nalurinya sudah beberapa kali menolongnya, sekarang Fang Zhen Mei benar-benar sudah terbangun.
Melihat Fang Zhen Mei tiba-tiba bangun si baju hitam tidak meyangkanya sama sekali, dia benar-benar kaget hingga terpaku, kemudian Fang Zhen Mei melihat mata si baju hitam yang tampak terang dan hangat. Si baju hitam pun melihat sorot mata Fang Zhen Mei yang tenang dan jujur.
Tapi si baju hitam segera menyerangnya, di tengah malam masuk ke kamar seseorang dan keberadaannya diketahui, di baju hitam terpaksa harus melakukan tindakan seperti ini.
Fang Zhen Mei pun terpaksa mengeluarkan ilmunya, tengah malam seperti ini ada seseorang yang masuk ke dalam kamarnya, dia pun terpaksa mengeluarkan keahliannya, saat mengeluarkan serangan mereka sama sekali tidak mengeluarkan suara, si baju hitam menyerangnya dengan cepat, Fang Zhen Mei menyerangnya dengan ringan, tapi pada saat serangan kedua, Fang Chen Mei merasa lawannya menyerang dengan keras, dia tergetar, kemudian dengan cepat dia berkata, "apakah kau adalah Pendekar Wo Shi Shui?"
Si baju hitam merasakan serangan Fang Zhen Mei, dia merasa tenaga lawannya tidak bisa diukur, hatinya pun bergetar, dan dia berteriak, "Baju Putih Fang Zhen Mei!" dengan cepat dia melayang keluar dari jendela dan melarikan diri.
Fang Zhen Mei masih terpaku, dia ingin mengejar orang itu, tapi
pintu kamarnya sudah dibuka dengan paksa, di bawah sinar bulan yang berwarna keperakan terlihat rambut Shi Tu ke 12 berwarna putih dan kumisnya pun berwarna putih, tiba-tiba muncul di depannya dan bertanya, "ada apa?"
Pada saaat mereka berdua bertarung dan tidak mengeluarkan suara itu, Shi Tu ke 12 terbangun dan dengan cepat berlari ke kamar Fang Zhen Mei, pendengarannya sangat tajam dan ilmu meringankan tubuhnya pun sangat tinggi, hingga pada tarap yang tidak terpikirkan oleh siapa pun.
---ooo0dw0ooo---
BAB 3 Chang Xiao Bang
Long Hu Shan berdiri dengan megah di pegunungan Long Hu (Naga dan Harimau).
Salah dari perkumpulan terbesar yaitu Chang Xiao Bang pun berkedudukan di Gunung Long Hu.
Hari itu di Gunung Long Hu tiba-tiba ada empat ekor kuda sehat yang lewat di tempat itu, kuda-kuda itu dengan cepat berlari ke puncak Gunung Long Hu.
Begitu tiba di markas Chang Xiao Bang, kuda-kuda itu langsung berhenti, kuda pertama ditunggangi oleh seorang pak tua yang mengenakan baju berwarna hijau, orang itu kelihatan ramah dan berwibawa, sedangkan ketiga kuda lainnya ditunggangi oleh tiga orang pemuda yang mengenakan baju berwarna perak, mereka tak lain adalah Pengurus Wisma Shi Jian, Tuan Ma Er dan tiga orang putra dari Ketua Pelatih, Yin Jia Ya, yaitu Yin Fei Xiong, Yin Qing Xiong, dan Yin Zhen Xiong. Ayah mereka diibaratkan seperti harimau, tentu saja anak-anaknya pun bukan anak anjing, mereka bertiga adalah pesilat tangguh dan masih muda, mereka pun tinggal di Wisma Shi Jian.
Kuda-kuda itu berhenti di pintu utama perkunpulan Chang Xiao Bang, kata Ma Er kepada mereka, "kalian bertiga, berikan undangan ini kepada orang Chang Xiao Bang, ingat jangan membuat keributan di sini!"
Tiga bersaudara Yin itu dengan bersamaan menjawab, "ya!" dan mereka pun turun dari kuda, berjalan ke depan kantor Chang Xiao Bang.
Para penjaga mencegat mereka, tapi begitu mengetahui apa maksud kedatangan mereka, segera mereka dibawa masuk ke dalam kantor.
Tiga bersaudara Yin itu terpaku, tidak ada seorang pun yang meladeni mereka, setelah menunggu lama baru terlihat ada seseorang dengan malas menghampiri mereka dan bertanya, "kalian ada perlu apa datang kemari" Cepat bicaralah!" dengan malas-malasan dia duduk di sebuah kursi.
Lao Da (paling besar) dari ketiga pemuda itu yaitu Yin Fei Xiong segera menjawab,' "kami datang sebagai perwakilan dari Wisma Shi Jian, ingin bertemu dengan Ketua Zheng."
Orang itu malah tertawa kemudian dia berdiri, dia masih tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "aku kira siapa yang dikirim dari Wisma Shi Jian, ternyata hanya 3 orang bodoh yang datang ke sini, si Tua Shi Tu ke 12 benar-benar bodoh, bila kalian ingin bertemu dengan ketua kami, terimalah dulu 3 jurus dari Ketua Qing Qi (Panji Hijau), Sun Yu Tang, bila kalian bisa menerimanya, baru kalian boleh bertemu dengan ketua kami...."
Ternyata di Chang Xiao Bang, kecuali Ketua Zheng Bai Shui dan putrinya yang bernama Zheng Dan Feng, masih ada wakil ketua, si Kepalan Tangan Besi, Qu Lei dan ketua bagian pedang kilat, Fang Zhong Pin.
Di bawah Fang Zhong Pin masih terbagi lagu menjadi 5 kelompok, kelompok itu antara lain : merah, kuning, biru, putih, dan hitam, di bawah kelompok 5 warna ini masih ada ketua panji, Elang Sakti, Shang Bu Yun dan si Mayat Kering, Qi Li Ren, adalah ketua
panji. Di bawah ketua panji masih ada 5 ketua Shi Xiang, di bawah ketua Shi Xiang (warna dan wangi) barulah para anak buah dari Chang Xiao Bang, ilmu silat mereka pun sangat berbeda jauh. Di bawah ketua Chang Xiao Bang masih terdapat 18 orang pesilat tangguh, ilmu silat mereka sangat lihai, bila semua perkumpulan silat bersatu pun belum tentu bisa menahan serangan dari Chang Xiao Bang.
Yang bernama Sun Yu Tang adalah salah satu dari 5 Xiang Chu, ketua dari panji hijau. Begitu dia mengeluarkan kata-katanya, membuat 3 bersaudara Yin merasa sangat malu.
Lao Da, Yin Fei Xiong yang lebih berpengalaman, dia tertawa dan berkata, "kami mana berani mencoba, Feng Huang Gou milik Tuan Sun (Kait Burung Feng Huang), Anda diibaratkan ke atas bisa mengait matahari dan ke bawah mengait kepala manusia, semua orang sangat kagum kepada Feng Huang Gou milik Anda, aku hanya diperintahkan membawa surat ke Chang Xiao Bang, bila Ketua Zheng memang sibuk, kami harap Tuan Sun mau mewakili untuk menerimanya dan menyampaikannya kepada Ketua Zheng."
Sun Yu Tang sangat senang, dengan sombong dia berkata, "mana suratnya?"
Yin Fei Xiong segera bertanya, "apakah Tuan Sun setuju dengan permintaan kami?"
Sun Yu Tang marah dan berkata, "cerewet amat, cepat berikan kepadaku!" Terpaksa Yin Fei Xiong memberikan surat itu dengan kedua tangannya, Sun Yu Tang menerima surat itu dengan tertawa terbahak-bahak, tanpa membaca surat itu dia langsung merobeknya.
Yin Fei Xiong dengan terpatah-patah berkata, "kau...."
Yin Zhen Xiong orang yang paling muda di antara mereka, menjadi tidak sabar menerima perlakuan Sun Yu Tang, dia berkata, "mengapa kata-kata Tuan Sun tidak bisa dipercaya dan begitu
seenaknya bicara" Bagaimana aku harus mengatakannya kepada ketua kami" Mengapa Tuan Sun menghalangi niat baik ketua kami?"
Sun Yu Tang tertawa terbahak-bahak, tawanya membuat gendang telinga 3 bersaudara Yin itu menjadi sakit, "ketua sudah menurunkan perintah, surat yang datang baik itu dari Wisma Shi Jian maupun dari kantor Biao Feng Yun tidak perlu dibaca, boleh langsung dihancurkan saat itu juga!"
Yin Zhen Xiong dan Yin Qing Xiong menjadi marah mendengar kata-kata itu, mereka siap-siap bertarung, tapi langsung dicegah oleh Yin Fei Xiong, dia melihat surat yang telah dirobek itu, tidak ada yang bisa dikatakannya lagi, tangan yang satu menghalangi langkah adik-adiknya yang ingin maju untuk bertarung, dengan suara kecil dia berkata, "sudahlah, jangan membuat keributan di sini, kami akan pulang dan meminta ampun kepada ketua," kemudian dia berkata lagi, "terima kasih Tuan Sun, kami pamit untuk pulang."
Tiga bersaudara Yin membalikkan badan dan ingin pergi dari sana, tiba-tiba Sun Yu Tang membentak, "diam di tempat!"
Secara bersamaan mereka memalingkan kepala, Yin Fei Xiong bertanya, "apakah masih ada yang ingin disampaikan oleh Tuan Sun?"
Sun Yu Tang tertawa terbahak-bahak lagi, dia berkata, "wakil ketua kami sudah menurunkan perintah, orang yang datang dari Wisma Shi Jian ataupun kantor Biao Feng Yun, harus memotong kakinya sendiri baru boleh meninggalkan tempat ini, dan kalian akan memotongnya sendiri atau perlu bantuanku?"
Tiga' bersaudara Yin sangat terkejut, mereka benar-benar sangat marah, Yin Zhen Xiong sudah tidak tahan lagi, dia berseru, "Sun Yu Tang, apakah kau mengira kami takut kepadamu"!"
Yin Qing Xiong pun sangat marah dan berkata, "bila kau berani, hayo ke sini dan angkat kakiku!"
Yin Feng Xiong segera berkata, "ada yang tidak beres, cepat
keluar dan temui Tuan Ma Er!"
Tiga bersaudara itu langsung bergerak keluar dari kantor Chang Xiao Bang.
Tapi Sun Yu Tang sudah membentak, "kalian yang berada di kiri dan kanan, segera bergerak! Tangkap mereka!"
Tiga bersaudara itu sudah hampir mencapai pintu keluar, tapi dari bubungan atap yang tinggi turunlah 3 bayangan orang dengan membawa senjata.
Mereka bertiga segera menyerang Yin Fei Xiong, Yin Qing Xiong, dan Yin Zhen Xiong. Cahaya golok segera menutupi kepala mereka.
Yin Qing Xiong berteriak, "hati-hati!" dan dia segera mencabut pedangnya, dia maju untuk bertarung dengan anak buah Chang Xiao Bang, Yin Zhen Xiong menggulingkan tubuhnya untuk menghindari golok yang melewati kepalanya, kemudian dia pun mencabut pedangnya dan segera bertarung dengan mereka, begitu golok hampir mengenai kepala Yin Feng Xiong, dia menendang orang yang memegang golok itu, dia segera keluar dari pintu.
Begitu dia akan keluar dari pintu dia menoleh ke belakang, ternyata Yin Zhen Xiong dan Yin Qing Xiong sedang bertarung dengan orang-orang Chang Xiao Bang, setelah dia melihat kedua adiknya sedang bertarung, dia pun mencabut pedang dan goloknya, dia masuk kembali ke dalam dan bertarung dengan empat orang Chang Xiao Bang.
Tiga bersaudara ini adalah putra-putra dari Yin Jia Ya, mereka sangat mahir memainkan pedang dan golok, dalam waktu sekejap mereka berhasil melukai banyak orang-orang Chang Xiao Bang, tapi anak buah Chang Xiao Bang yang datang senakin banyak, mereka berhasil mengurung tiga bersaudara Yin ini.
Yin Qing Xiong berhasil menahan tiga orang musuh, dia melihat ada seorang anak buah Chang Xiao Bang yang melayang ke atas dan berniat menusuk Yin Zhen Xiong yang sedang sibuk bertarung dengan 5 orang. Yin Qing Xiong takut adiknya akan terkena
serangan dari orang itu, dengan cepat dia meloncat dan mencegah niat orang itu, goloknya pun menusuk wajah orang itu.
Begitu Yin Qing Xiong turun kembali, darah orang itu sudah muncrat dan mengalir ke bawah, orang-orang di ruangan itu banyak yang terpana dan berhenti bertarung. Dalam hati Yin Fei Xiong berpikir, "kali ini kita akan celaka."
Terdengar Sun Yu Tang yang berteriak, "kalian tidak mungkin bisa keluar hidup-hidup dari Chang Xiao Bang!"
Dia seperti seekor burung besar terbang ke depan pintu. Yin Fei Xiong yang ingin keluar sudah di halangi oleh Sun Yu Tang.
Yin Qing Xiong membentak juga menyerang Sun Yu Tang dengan gerakan cepat dan tepat. Begitu golok hampir mengenai tubuh Sun Yu Tang,' terlihat tangan Sun Yu Tang yang terjuntai ke bawah, sudah memegang 2 buah kaitan. Dengan cepat dia bergerak mengait pedang milik Yin Qing Xiong.
Hati Yin Qing Xiong bergetar, dia berusaha melepaskan pedangnya dari kaitan itu, Sun Yu Tang membentaknya. Kait itu ditariknya kemudian didorong.
Yin Qing Xiong sudah tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya dan dia terjatuh ke depan.
Yin Zhen Xiong yang melihat saudaranya terjatuh, merasa kaget. Dia ingin menolong kakaknya, tapi 2 orang Chang Xiao Bang menghalangi langkahnya.
Tapi Yin Fei Xiong yang berada di depan. Kedua goloknya diayunkan.
Yin Fei Xiong ingin menolong adiknya, dia tidak mundur tapi terus maju. Dengan sekuat tenaga dia menabrak orang yang berada di depan dan menusuk salah satu dari anak buah Chang Xiao Bang.
Kali ini dia membuat kekacauan lebih besar lagi. Begitu berjalan ke depan dia langsung menyerang Sun Yu Tang. Sun Yu Tang pun tidak sempat membunuh Yin Qing Xiong. Kait Feng Huang dengan
kuat sudah mengait golok milik Yin Fei Xiong.
Yin Qing Xiong yang terjatuh beberapa saat segera membalikkan tubuhnya dan menusuk ke pinggang Sun Yu Tang.
Sun Yu Tang marah dan berkata, "baiklah, aku tidak percaya kalau aku tidak bisa mengalahkan kalian." Terdengar suara senjata yang terpotong, ternyata golok Yin Fei Xiong sudah dijepit hingga putus. Kait di tangan kanan menahan golok Yin Qing Xiong dan kait di tangan kiri sudah menancap ke pundak Yin Fei Xiong.
Sementara bertarung, Yin Zhen Xiong melihat kakaknya terluka. Dengan gerakan cepat dia berlari ke arah mereka dan pedangnya dengan cepat menusuk ke arah leher Sun Yu Tang.
Dengan tenang tangan kiri Sun Yu Tang menyeret Yin Fei Xiong yang pundaknya penuh darah ke depan. Sekarang tubuh Yin Fei Xiong melayang terbang ke arah ujung golok Yin Zhen Xiong.
Yin Zhen Xiong menarik kembali pedangnya tapi dia tidak bisa menahan tubuh Yin Fei Xiong yang terbang ke arahnya. Mereka bertabrakan dan terjatuh ke tanah.
Yin Qing Xiong yang masih berada di sana dipaksa oleh Sun Yu Tang melanjutkan pertarungan. Keadaan ini sungguh sangat berbahaya, kait di tangan kirinya menghindari serangan Yin Qing Xiong, kait yang satu lagi membawa Yin Oing Xiong masuk ke jalan kematian karena kaitnya sudah diarahkan ke tenggorokan Yin Qing Xiong.
Jurus ini membuat Yin Qing Xiong tidak berdaya, ingin mundur pun sudah tidak ada waktu lagi. Dia hanya bisa menutup matanya menunggu kematian yang akan menjemputnya.
Karena serangan Sun Yu Tang sangat cepat, Yin Fei Xiong dan Yin Zhen Xiong yang berada dalam posisi tumpang tindih, tidak sempat bangun untuk menolong saudaranya. Mereka tidak berdaya menolong Yin Qing Xiong, kait itu sudah hampir mengenai Yin Qing Xiong. Tiba-tiba ada sepasang tangan yang kurus dan kering, dengan tenang dan cepat sudah datang. Kelima jarinya menangkap
kait itu. Sun Yu Tang tidak percaya ada orang, sekali dia bergerak sudah bisa menangkap kaitan Feng Huang miliknya. Dia melihat orang itu, ternyata hanya seorang pak tua yang penuh dengan wibawa. Sepasang kakinya berada di tengah-tengah udara, jaraknya 1.5 meter dari permukaan tanah. Mata orang tua itu terus melotot kepadanya.
Sun Yu Tang kaget dan berkata, "serangan 1.5 meter dari permukaan tanah, jarak 3.5 meter membunuh orang, apakah Anda adalah Tuan Ma Er?"
Pak tua itu dengan santai menjawab, "benar, Tuan Sun sudah terkenal selama puluhan tahun tapi ingin membunuh anak muda yang baru tumbuh dewasa, apakah ini tidak keterlaluan?"
Sun Yu Tang tertawa dingin dan berkata, "siapa pun dia, bila masuk ke dalam kantor Chang Xiao Bang harus dibunuh!"
Kata Tuan Ma Er, "benarkah seperti itu" Kedatanganku ke Chang Xiao Bang sudah kulaporkan kepada perkumpulan Anda. Tiga bersaudara Yin ini pun sudah memberitahukan maksud mereka dan mereka sudah dipersilakan masuk, kami tidak secara sembunyi-sembunyi menerobos masuk ke sini."
Wajah Sun Yu Tang memerah. Dia marah dan berkata, "aku tidak mau tahu dengan alasan kalian mau itu diundang masuk atau masuk sendiri, bila dia datang dari Wisma Shi Jian, akan dibunuh oleh Chang Xiao Bang."
Pendekar Sejagat Seri Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kata Tuan Ma Er, "bila Tuan Sun ingin menyalahkan kami, tidak usah bicara dengan alasan yang tidak-tidak."
Sun Yu Tang marah dan berkata, "Ma Er, jangan sok jago di wilayah Chang Xiao Bang! Terimalah jurusku!" Tapi Sun Yu Tang tidak menyerang, yang menyerang adalah dua orang yang membawa golok yang berada di belakang Ma Er.
Punggung Tuan Ma Er seperti mempunyai mata, dia berteriak, "pergilah!" Kemudian tubuhnya direndahkan kemudian dengan
cepat dia sudah melayang di atas kepala 3 orang yang ingin menyerangnya dan dia mendekati tiga bersaudara Yin.
Sun Yu Tang berteriak, "jaga pintu!" Dia pun melayang, kedua kaitnya diarahkan ke tenggorokan Ma Er.
Begitu Tuan Ma Er mendekati 3 bersaudara itu, mereka masih dalam keadaan bengong. Telapak Tuan Ma sudah mendorong mereka, tenaga yang kuat telah mendorong tiga bersaudara marga Yin ke arah pintu. Begitu Tuan Ma Er membalikkan badan, sepasang kait milik Sun Yu Tang sudah mengait dekat ke lehernya.
Tiba-tiba Tuan Ma Er jongkok, Sun Yu Tang hanya melihat bayangan hijau bergerak, kedua kaitnya ternyata tidak mengenai sasaran, tiba-tiba dia teringat pada jurus jarak 1.5 meter dari permuakaan tanah, jarak 3. 5 meter membunuh orang, ini adalah adalah sebuah ilmu silat yang aneh, Sun Yu Tang terkejut dan dia pun mundur dari sana.
Sepasang kaki Ma Er baru saja mendarat di permukaan tanah. Dia sudah meloncat lagi seperti bintang jatuh, kesepuluh jarinya dikeluarkan dan menusuk Sun Yu Tang.
Sun Yu Tang tidak menghindar malah balas menyerang, sepasang kaitnya dibalikkan, dia menyerang tangan Tuan Ma Er.
Sekali Tuan Ma Er mengeluarkan serangan, dengan tepat mencakar kedua kait itu.
Karena kait itu ditarik-tarik tidak bisa lepas, Sun Yu Tang menendang perut Tuan Ma Er.
Tuan Ma Er mengangkat kakinya, tubuhnya tiba-tiba direndahkan kemudian dia meloncat. Kedua kakinya secara bersamaan menendang. Begitu melihat tubuh Tuan Ma Er direndahkan, Sun Yu Tang tahu bahwa keadaan sangat berbahaya, dia segera melepaskan kedua kaitnya. Dia berusaha untuk menghindar.
Setelah bertarung beberapa jurus dengan Sun Yu Tang, sambil memaksa Sun Yu Tang mundur, Tuan Ma Er melihat 3 bersaudara Yin masih bertarung dengan anak buah Chang Xiao. Dia tidak
mengejar Sun Yu Tang, dengan cepat dia sudah meluncur ke arah pintu.
Dia memasuki arena pertarungan, dengan segera banyak anak buah Chang Xiao Bang yang terlempar. Dan dengan cepat Tuan Ma Er berkata, "cepatlah pergi dari sini! Aku yang akan menahan mereka!"
Melihat Tuan Ma Er ikut bertarung, ketiga bersaudara Yin ini menjadi bertambah bersemangat. Mereka sudah hampir mencapai pintu keluar sudah ada suara seseorang yang membentak dari dalam, "siapa yang berani datang ke sini dan membuat keributan?" Segera muncul 15-16 orang mengelilingi 3 bersaudara Yin ini.
Kedua telapak Tuan Ma didorong dan hal ini membuat 3 orang anak buah Chang Xiao Bang terjatuh. Tiba-tiba dia merasa di atas kepala ada benda yang menghampirinya. Kedua telapak tangannya mendorong ke atas.
Terdengar ada orang yang terjatuh dari atas. Dengan dingin Tuan Ma Er bertanya "apakah Anda adalah ketua panji putih Chang Xiao Bang, Zhou Kun?"
Si baju putih juga bertanya, "apakah yang datang adalah pengurus Wisma Shi Jian, Tuan Ma Er?"
Sun Yu Tang berteriak, "Lao Zhou, mereka tidak ada ijin masuk ke sini, tangkap saja si tua itu!"
Segera jurus Jiu Huan Dao Ke dimainkan, dia memainkan jurus golok 9 lingkaran. Setiap lingkaran saling beradu membuat ada angin keras berhembus. Dia berkata, "Ma Er, Ketua Shen sudah lama ingin membunuhmu. Hari ini kau sendiri yang datang mengantarkan nyawamu, itu sangat bagus!"
Ternyata 20 tahun yang lalu, Tuan Ma Er pernah bergabung bersama dengan 3 orang temannya. Mereka menamakan dirinya adalah 4 Naga Sakti. Dengan nama ini mereka sering menolong orang yang lemah dan membasmi orang jahat. Mereka sengaja melawan Chang Xiao Bang untuk membela kebenaran. Kemudian
karena ketua Chang Xiao Bang Zheng Bai Shui menyogok 2 orang di antara mereka dengan uang yang banyak dan membunuh salah satu orang dari mereka, kelakuan mereka ini diketahui oleh Tuan Ma Er. Dia pun menjadi bertarung dengan mereka, tapi karena terluka, dia dipukul oleh mereka hingga terjatuh ke dalam jurang dan terluka parah. Secara kebetulan Shi Tu ke 12 lewat di sana dan menolongnya. Semenjak itu dia tinggal di Wisma Shi Jian dan menjadi pengurus untuk membalas budi kepada Shi Tu ke 12.
Semenjak itu Tuan Ma Er tidak ingin mencari dan membunuh mereka karena dia tidak ingin Wisma Shi Jian bentrok dengan Chang Xiao Bang. Tapi lawannya berdua selalu ingin membunuh Tuan Ma Er. Sekarang temannya yang bernama Shen Si sudah menjadi ketua perkumpulan panji merah, dan mempunyai kekuasaan besar.
Sesudah Tuan Ma Er mendengar, dia berkata, "benar, kepala Ma Er ada di sini! Kalau bisa, ambillah!"
Jiu Huan Dao Ke, Zhou Kun tertawa sinis. Tuan Ma Er berjongkok kemudian dia meloncat seperti bintang jatuh. Dan dia sudah berada di sekeliling Zhou Kun.
Zhou Kun tidak sempat mencabut pedangnya, dia mundur beberapa langkah.
Terlihat Tuan Ma Er jongkok lagi. Seperti anak panah dengan cepat melesat ke arah Zhou Kun, terpaksa Zhou Kun menerima serangan ini.
Tuan Ma Er mengetahui bagaimana keadaan di Chang Xiao Bang, bila urusan tidak dengan cepat dibereskan, sepertinya sudah tidak bisa melarikan diri dari sana. Karena itu dia hanya menggunakan 90% dari seluruh kemampuannya.
Zhou Kun sudah terlempar kurang lebih 3.5 meter dari sana dan hampir saja dia tidak bisa berdiri lagi. Kemudian Ma Er jongkok kembali dan meluncur. Zhou Kun terkejut, dia sudah tidak bisa menghindar lagi. Kedua telapak Ma Er sudah membelah ke arah Zhou Kun.
Pada waktu ini, tiba-tiba ada cahaya kait yang berkilau. Kait Feng Huang dikeluarkan lagi dan mengarah pada Tuan Ma Er. Tapi telapak Tuan Ma Er dibalikkan untuk menghindari kaitan itu. Tuan Ma Er berteriak, "kalian marga Yin, cepat keluar dari sini!"
Yin Zhen Xiong dengan semangat memaksa musuh mundur terus. Mereka hampir sampai di depan pintu, tiba-tiba ada suara dingin yang berkata, "kalian datang begitu mudah, apakah pergi dari sini pun akan seperti itu?" Suara itu sepertinya datang dari dalam ruangan. Hingga kata-kata terakhir diucapkan dia sudah berada di depan mata.
Yin Zhen Xiong mengangkat kepalanya dan bisa melihat dengan jelas. Ada seseorang yang sangat aneh, mengenakan baju berwarna merah, rambutnya berwarna perak. Dia sudah berada di depan pintu. Cahaya matahari dari luar seperti tertutup olehnya. Hanya ada sedikit cahaya yang masuk melalui rambutnya yang berwarna putih. Ruangan itu menjadi gelap.
Yin Zhen Xiong marah dan berseru, "minggir!" Dia menusuk pedangnya ke orang itu. tapi tangannya malah dicengkram oleh musuh. Yin Zhen Xiong benar-benar kaget bukan kepalang. Dia memberontak, tapi telapak orang itu sudah menutupi tubuhnya dari atas. Yin Zhen Xiong memejamkan mata menunggu maut menjemputnya. Tiba-tiba dari atas ada sekelebat bayangan hijau yang melambai dan menekan. Orang aneh itu melepaskan tangannya dan mendorong ke atas, baju hijau itu dibuatnya bergetar dan turun di dekat Yin Zhen Xiong. Orang aneh itu pun mundur beberapa meter, tapi dia tetap berada di depan Yin Zhen Xiong, menghalangi sinar matahari yang masuk.
Yin Zhen Xiong seperti terbangun dari mimpi dan juga seperti berputar sebentar di depan pintu dewa kematian. Rasa kaget membuat keringat dinginnya keluar.
Orang yang memakai baju hijau itu tak lain adalah Tuan Ma Er, wajahnya pucat karena menahan marah. Dengan dingin dia berkata, "dua puluh tahun kita tidak bertemu ,Liu Yang Jin Gang Shou milikmu sudah sangat maju." (Enam Telapak Emas Bersinar
Terang). Si baju merah tiba-tiba tertawa membuat atap rumah bergoyang, kemudian dia berkata, "Kakak Ma, adikmu ini sudah 20 tahun ingin menyaksikan ilmu jarak 1.5 meter dari permukaan tanah, jarak 3.5 meter membunuh orang dan juga tendangan Yuan Yang. Hari ini aku ingin melihatnya."
Zhou Kun dan Sun Yu Tang berlari menghampiri mereka, dengan sikap hormat mereka memanggil, "Ketua Shen!"
Pesan Shen Si kepada mereka, "kalian tangkap ketiga bocah itu, biar aku yang mengurus Tuan Ma Er."
Zhou Kun dan Sun Yu Tang secara berbarengan menjawab, "ya!"
Tuan Ma Er marah dan berkata, "Shen Si, apa yang kau inginkan?" Dia ingin mencegah Sun Yu Tang dan Zhou Kun menangkap 3 bersaudara Yin, tapi Shen Si sudah tertawa mengejek. Dia menyerang Ma Er dan berkata, "Ma Er, lebih baik kau menurut kepadaku dan berbaring di sini!" Tadinya Tuan Ma Er ingin melayang untuk mencegah tindakan Sun Yu Tang dan Zhou Kun tapi baru saja dia akan meloncat, terasa ada tenaga telapak yang besar menyerang ke arahnya. Karena Tuan Ma Er ingin tiga bersaudara Yin terlepas dari bahaya, dia tidak mempedulikan serangan dari belakang. Dia tetap mengumpulkan tenaga dan bersiap meloncat. Shen Si melihat Tuan Ma Er tidak menerima serangan telapaknya, dia berteriak dan menyerang lagi.
Walaupun Tuan Ma Er terbang dengan cepat, tapi Shen Si sudah berada di belakangnya. Tenaganya sangat besar membuat Tuan Ma Er merasa sakit, tapi dia meminjam tenaga ini dan dengan cepat mencegah Zhou Kun.
Sun Yu Tang melihat Tuan Ma Er seperti turun dari langit, karena dia pernah dipukul Ma Er, dia tidak ingin bertarung dengan Tuan Ma Er, dia berlari ke arah pintu.
Tiga bersaudara itu berusaha keluar dari pintu. Mereka sudah hampir mencapai pintu, tapi Sun Yu Tang sudah memainkan kedua
kaitnya, membuat mereka gagal meloloskan diri dari sana.
Zhou Kun yang pernah dipukul oleh Tuan Ma Er, melihat Tuan Ma Er yang tiba-tiba turun dari langit, dia merasa sangat terkejut. Tuan Ma Er berusaha membereskan kedua orang itu dan membantu 3 bersaudara Yin meloloskan diri dari sana. Dia sudah menyerang Zhou Kun.
Walaupun Zhou Kun berlari dengan cepat, tapi dia tidak bisa lolos dari serangan Tuan Ma Er, terpaksa dia menyerang Ma Er dengan goloknya untuk mempertahankan diri.
Shen Si segera datang membantu Zhou Kun. Zhou Kun sangat senang melihat Shen Si datang membantunya. Tuan Ma Er menjadi merasa berat dengan dikeroyok seperti itu. Dia tahu bila dia bertarung dengan Shen Si, dia pasti akan kalah dan 3 bersaudara Yin pun pasti akan mati.
Ma Er sudah mengambil keputusan, dia harus membunuh Zhou Kun. Walaupun Zhou Kun sudah menyerangnya dengan jurus golok 9 lingkaran tapi tetap tidak mengenai Ma Er. Dia tahu Shen Si datang membantu, dengan semangat dia menyerang dengan jurus golok 9x9 sama dengan 81 jurus. Pisau seperti bayangan dan berat seperti gunung menindih Tuan Ma Er.
Ma Er berjongkok, kemudian terbang ke atas. Dengan kecepatan seperti kilat dia menendang.
Shen Si yang berada di belakang Tuan Ma Er. Melihat jurus ini dia berteriak, "itu adalah jurus Yuan Yang Lian Hua Tui, cepat menghindar!"
Zhou Kun melihat tendangan seperti kilat, dengan cepat dia menghindar ke pinggir. Walaupun dia bisa menghindari tendangan pertama, tapi tendangan kedua membuat goloknya terlepas dari tangan.
Shen Si yang berada di belakang Tuan Ma Er tahu bagaimanapun juga Zhou Kun akan tetap kalah. Segera dia menyerang Ma Er dengan telapak tangannya. Yang dia pakai adalah jurus Liu Yang Jin
Gang Shou, bila Tuan Ma tidak mau mati, dia harus melepaskan Zhou Kun dan menahan serangan ini.
Tapi Ma Er tidak peduli dengan serangan ini juga tidak membalikkan badannya. Sepasang telapak tangan hanya menepak ke bagian belakang kaki dan tetap menendang Zhou Kun.
Zhou Kun kaget bukan kepalang, dia berusaha menghindari tendangan Ma Er, tapi Yuan Yang Lian Huan Tui adalah jurus yang sangat dahsyat. Tendangan pertama bisa ditahan, tapi tangan Zhou Kun langsung patah. Tendangan kedua diarahkan ke kepala. Terdengar teriakan Zhou Kun, kepalanya langsung pecah berantakan. Liu Yang Jin Gang Shou milik Shen Si juga sangat kuat, kedua jurus ini pun terlihat beradu. Terlihat Tuan Ma seperti layang-layang yang benangnya terputus, dia melayang beberapa meter. Begitu dia membalikkan tubuh, dia memuntahkan darah. Walaupun Ma Er mempunyai ilmu yang tinggi tapi kalau tidak sepenuh hati menerima serangan Shen Si, dia tetap akan terluka.
Ma Er tahu kalau dia ingin keluar hidup-hidup dari Chang Xiao Bang, dia harus mengalahkan Shen Si, kalau tidak dia akan mati di sini.
Shen Si melihat Ma Er yang terluka, dia merasa sangat senang karena dia dulu tahu kalau mengukur kemampuan ilmu silat dari 4 Naga Sakti, yang paling tinggi adalah Lu Da Tian, kedua adalah Ma Er.
Kemampuan Shen Si berada di bawah Yuan San. Dulu Ma Er bisa melukai Yuan San, berarti ilmu Ma Er lebih tinggi darinya. Dulu dia bisa memaksa Ma Er jatuh ke jurang, itu hanya secara kebetulan. Sekarang Ma Er sudah terluka oleh jurus Liu Yang Jin Gang Shou, dia tidak merasa takut lagi. Segera dia berteriak, "Ma Er, hari ini kita tentukan siapa yang hidup siapa yang mati!" Segera dia menyerang dengan dahsyat.
Ma Er meladeni dia dengan telapak tangan.
Shen Si melihat Ma Er yang sudah terluka tapi masih berani menerima serangan ini, dia merasa sangat senang. Dengan tenaga
penuh dia menyerang Ma Er.
Begitu kedua telapak tangan mereka akan beradu, Ma Er mengganti telapaknya menjadi jari dan menotok nadi Shen Si. Jurus ini perubahannya sangat cepat, Shen Si sama sekali tidak menyangkanya. Tenaga telapak Ma Er sangat dahsyat tapi Shen Si masih bisa menerima semua itu dengan tenang. Serangan ini membuat ruangan Chang Xiao Bang bergetar. Shen Si mengubah telapaknya menjadi cakar, dia mencengkram jari Ma Er.
Cengkraman ini sepertinya akan berhasil, tapi Ma Er mengubah tangannya menjadi seperti golok dan menepis kelima jari Shen Si.
Shen Si segera mengubah jarinya membentuk kepalan tangan dan memukul tangan Ma Er. Dengan cepat Ma Er mengubah menjadi tusukan. Dia menusuk nadi di kepalan tangan.
Jurus yang berubah secara berturut-turut dalam sekejap membuat orang tidak bisa melihat dengan jelas. Begitu tangan Ma Er menusuk, Shen Si sudah menotok tangan kanan Ma Er.
Karena itu tusukan Ma Er tidak berfungsi. Kepalan tangan Shen Si berubah menjadi cakar harimau. Kelima jarinya mencengkram tangan Ma Er. Jika ditarik tangan Ma Er akan putus. Tapi tangan kiri Ma Er bergerak secepat kilat, dia memegang nadi Shen Si dan bisa mencairkan serangan cengkraman harimau Shen Si.
Sekarang posisi mereka, tangan kiri Ma Er memegang tangan kanan Shen Si, tangan kiri Shen Si memegang tangan kanan Ma Er. Mereka berdua saling memandang dengan rasa amarah.
Perubahan ini bisa dilihat oleh orang-orang yang berada di pinggir, semua berubah dalam waktu singkat tapi semua kejadian ini sangat mempertaruhkan nyawa dan jurus yang berbahaya memenuhi seluruh aliran darah dan dengan semangat kedua pesilat tangguh itu tetap bertarung. Perubahan ini tidak bisa dilakukan dengan sembarangan oleh pesilat mana pun.
Ada pertarungan yang terjadi di tempat lain, Yin Qing Xiong dan Yin Zhen Xiong melawan 20 orang lebih dari anak buah Chang Xiao
Bang. Mereka masih bisa bertarung dengan santai tapi Yin Fei Xiong melawan Sun Yu Tang berada dalam keadaan sangat sulit. Sudah beberapa kali dia berada dalam posisi nerbahaya. Begitu ada anak buah Chang Xiao Bang berhasil dibunuh, Yin Zhen Xiong segera bergabung dengan kakaknya melawan Sun Yu Tang. Tapi mereka masih tidak bisa menahan ketangguhan jurus Sun Yu Tang. Yin Qing Xiong melawan 20 orang lebih, dia pun lama kelamaan merasa semakin lelah.
Sun Yu Tang melihat Yin Zhen Xiong datang untuk membantu, dia merasa marah karena puluhan tahun dia berkelana di dunia persilatan belum pernah kalah dari anak-anak ingusan seperti mereka, semua ini membuat dia kehilangan muka di depan orang-orang Chang Xiao Bang. Dia membentak dan terus menyerang dengan gencar kepada Yin Fei Xiong dan Yin Zhen Xiong.
Yin Zhen Xiong dan Yin Fei Xiong mencoba menerima serangan Sun Yu Tang berturut-turut. Yin Fei Xiong maju dengan mengibaskan tangan kiri dan kanan, menyerang Sun Yu Tang.
Tiba-tiba kait Sun Yu Tang mengait pedang dan golok Yin Fei Xiong. Yin Zhen Xiong yang melihat kakaknya berada dalam bahaya, langsung menyerang ke pinggang Sun Yu Tang.
Sun Yu Tang berpikir jika dua bersaudara ini tidak cepat dibereskan, maka Shen Si akan marah, kelak semua hal mengenai dirinya akan dipersulit oleh Shen
Shi. Karena itu dia ingin cepat-cepat memenangkan pertarungan, tangan kirinya pun dilonggarkan. Jurus ini sangat aneh.
Begitu tangan kiri Sun Yu Tang melonggar, golok Yin Zhen Xiong sudah berada di dekat perut Sun Yun Tang, dia menghela nafas panjang, perutnya menjadi keras seperti besi, dia menjepit golok Yin Zhen Xiong dengan perutnya.
Yin Zhen Xiong merasa sangat terkejut dan juga kesal, dia tidak bisa menarik goloknya dari perut Sun Yu Tang, perut Sun Yu Tang hanya sedikit mengeluarkan darah.
Ketika Sun Yu Tang melonggarkan tangan kirinya, karena golok dan pedang yang ditarik Yin Fei Xiong terlalu kencang dan tangan kanan Sun Yu Tang melepaskan pegangan golok dan pedang, hal ini membuat Yin Fei Xiong jatuh terjengkang ke belakang.
Pada saat itu, Sun Yu Tang menendang. Tendangannya ini tepat mengenai tangan yang memegang kait, dan kait itu pun melayang. Dia seperti sebuah panah yang meluncur ke arah Yin Fei Xiong.
Karena Yin Fei Xiong kehilangan keseimbangan, dia terjengkang ke belakang, tapi tangan kirinya masih sempat terkait oleh kaitan Sun Yu Tang, karena tidak sempat untuk menghindar, sebuah kait Sun Yu Tang mengenai kepala Yin Feng Xiong. Yin Feng Xiong berteriak kesakitan, dia terjatuh, segera anak buah Chang Xiao Bang membacok Yin Feng Xiong, hingga akhirnya Yin Feng Xiong mati dengan mengenaskan.
Yin Zhen Xiong melihat kakaknya mati dengan begitu mengenaskan, dia merasa sangat sedih, Sun Yu Tang bisa membunuh kakaknya dengan satu jurus pamungkas saja, saat itu Sun Yu Tang sedang membanggakan dirinya, Yin Zhen Xiong segera memeluknya dari belakang, Sun Yu Tang belum pernah melihat ada orang yang bertarung dengan cara seperti itu, dia benar-benar merasa terkejut. Golok Yin Zhen Xiong ditusukkan ke dalam perut Sun Yu Tang beberapa sentimeter, dengan sekuat tenaga Sun Yu Tang menjepit tusukan golok itu.
Yin Zhen Xiong berteriak, "Kakak Kedua, cepat, bunuh dia! Balaskan dendam kakak kita!"
Yin Qing Xiong yang melihat kepala Yin Fei Xiong tertancap kaitan milik Sun Yu Tang, dia. segera marah, dia membawa pedangnya dan mendekati Sun Yu Tang.
Sun Yu Tang melihat Yin Qing Xiong yang berlari ke arahnya, tapi sepasang tangannya tidak bisa digerakan, dia merasa keadaan ini sangat berbahaya, dia berteriak, "kau cari mati!" tangan kanannya memasukkan kaitan ke perut Yin Zhen Xiong. Walaupun Yin Zhen Xiong berteriak kesakitan, tapi tangannya tidak melepaskan Sun Yu
Tang. Yin -Qing Xiong sambil berlari menghampiri Sun Yu Tang, dia tetap bertarung dengan anak buah Chang Xiao Bang.
Karena tidak bisa bergerak, Sun Yu Tang marah besar, dia berkata, "aku lihat, sampai kapan kau tidak akan melepaskanku?" begitu kaitnya diputar, Yin Zhen Xiong sudah tidak tahan lagi menahan rasa sakit. Tapi walaupun dia kesakitan dia tetap tidak mau melepaskan pelukannya. Terlihat pundak Yin Qing Xiong terbacok. Tapi dia tetap membunuh orang-orang yang menghalangi langkahnya dan segera berlari menghampiri adiknya, Sun Yu Tang sangat kaget, kaitnya menembus perut Yin Zhen Xiong dan keluar dari pinggangya, walaupun Yin Zhen Xiong memuntahkan darah, pelukannya tidak terlepas.
Karena Sun Yu Tang tidak bisa bergerak, dengan tangan kiri dia menahan serangan Yin Qing Xiong, tapi kaitannya sudah terlepas, dan Yin Qing Xiong sudah berada di depannya, dia langsung menusuk ke dada dan tembus ke belakang, pedang itu mengenai Yin Zhen Xiong, adiknya.
Akhirnya Yin Zhen Xiong sudah tidak bisa bertahan lagi dan dia kehabisan tenaga, ditambah dengan tusukannya, dia tidak bergerak lagi.
Sampai mati pun dia tidak melepaskan Sun Yu Tang, begitu dada Sun Yu Tang tertusuk, dia masih ingin membalas, sekali lagi Yin Qing Xiong menusuk perut Sun Yu Tang, akhirnya dia pun mati.
Yin Qing Xiong melihat adiknya mati karena terkena tusukan pedangnya, dia benar-benar merasa sedih hingga tidak bisa bergerak, anak buah Chang Xiao Bang sudah mendatanginya, dan dengan pentungan mereka memukul Yin Qing Xiong.
Yin Qing Xiong tidak menghindari pukulan mereka, dan kepalanya langsung pecah saat itu juga, akhirnya dia pun ambruk.
Tiga bersaudara Yin sudah mati, hal ini cukup mengganggu konsentrasi Shen Si dan Ma Er.
Tadinya mereka berdua masih memelototi satu sama lain, sekarang Ma Er sudah meloncat tinggi dan turun di belakang Shen Si.
Kedua tangan Ma Er sudah mengeluarkan jurus dan mengarah ke punggung Shen Si,
Jurus ini adalah jurus yang aneh dan cepat. Tiba-tiba Shen Si membalikkan badannya sambil melayang, kali ini dia mendarat di depan Ma Er. Secara otomatis serangan Tuan Ma Er tidak mengenai sasaran. Shen Si menendang Ma Er. Mereka terus berguling-guling dari ruangan bagian dalam menggelinding keluar, tiba-tiba Ma Er membalikkan badannya dan membanting Shen Si.
Walaupun Shen Si terbanting, tapi pada saat dia turun, kakinya mendarat terlebih dulu, kemudian dia pun balas menendang.
Ma Er terbanting sejauh beberapa meter, wajahnya membentur tembok dan punggungnya menghadap Shen Si.
Saat itu Tuan Ma Er sudah melihat kematian 3 bersaudara Yin, Ma Er merasa yakin mulai saat ini Wisma Shi Jian dan Chang Xiao Bang akan menjadi musuh besar, dia pun tahu 3 bersaudara Yin sudah mati walau bagaimanapun dia harus bertahan hidup dan melaporkan kejadian semuanya kepada Ketua Shi Tu ke 12.
Dia menempelkan kedua telapak tangannya ke tembok itu, dia merendahkan badannya.
Shen Si sudah membanting Ma Er, dia merasa sangat senang, karena sejak tadi dia selalu kalah cepat,
Liu Yang Jin Gang Shou sudah dikeluarkannya, suara guntur menggetarkan ruangan itu, jurus itu hampir mengenai kedua bahu Ma Er, tiba-tiba saja Ma Er membalikkan badannya- dan wajahnya menghadap Shen Si, mata Ma Er memelototinya.
Hati Shen Si bergetar, sorot mata Ma Er begitu tajam dan berwibawa, Shen Si percaya jurus Liu Yang Jin Gang Shou miliknya bisa memecahkan batu karena itu dia mengarahkannya kepada Ma Er.
Ma Er sama sekali tidak menghindari jurus ini. Liu Yang Jin Gang Shou benar-benar sudah mematahkan tulang bahu Ma Er, artinya tangan kanan Ma Er menjadi cacat, hati Shen Si dipenuhi dengan kegembiraan.
Bersamaan waktu itu juga Ma Er meloncat ke atas, kaki kirinya menendang, kaki kanan menyusul menendang, sangat cepat dan tepat mengenai sasaran.
Shen Si mengetami begitu Ma Er jongkok, dia akan segera meloncat, tapi karena dia ingin dengan cepat memenangkan pertarungan, dia mengira setelah berhasil mematahkan tulang bahu Ma Er, dia bisa memperoleh kemenangan, karena dia telah mematahkan tulang bahu Ma Er dengan telapak tangannya secara otomatis jarak antara mereka pun sangat dekat. Begitu Ma Er membalas Shen Si tidak bisa menghindar lagi. Sepasang telapak tangan yang dikeluarkan, bagian dadanya tidak ada pertahanan sama sekali, akhirnya nyawa Shen Si tidak tertolong lagi.
Tendangan Ma Er mengenai perut Shen Si, sebelum Shen Si terjatuh, tendangan kedua sudah menyusul dan melukai dada kirinya.
Terdengar suara tulang yang berderak hancur. Shen Si terjatuh, secara berturut-turut Ma Er menendang kembali dua kali, sasaran pertama ke tenggorokan, saat itu Shen Si belum ambruk, hanya saja dari mulutnya keluar darah berwarna merah.
Tendangan kedua diarahkan ke kepala Shen Si, tendangan itu membuat Shen Si langsung mati seketika.
Begitu Ma Er mendarat tubuhnya pun limbung, Ma Er tahu bila dia tidak segera membunuh Shen Si, dia tidak akan bisa keluar hidup-hidup dari Chang Xiao Bang, karena itu dia mengorbankan tangan kanannya menjadi cacat. Semua ini dia lakukan untuk mengambil kesempatan, sekarang Shen Si sudah terkapar di tanah dan sudah mati, dia pun langsung ambruk.
Begitu Shen Si mati, anak buah Chang Xiao Bang ribut. Ada seorang anak buah Chang Xiao Bang yang melihat Ma Er juga
terluka berat, mereka segera mengepungnya.
Dua buah pedang menyerang dari depan dan belakang Ma Er, Keringat mengalir dengan deras dari kepala Ma Er tapi dia tetap meloncat dan menendang. Dua orang anak buah Chang Xiao Bang segera tertendang dan mati.
Kemudian Tuan Ma Er jongkok lagi dan meloncat ke luar pintu sambil berteriak, "siapa yang menghalangi langkahku dia akan mati!"
Ma Er baru saja membunuh ketua panji merah, Shen Si.kejadian ini membuat Chang Xiao Bang menjadi geger. Tadinya mereka mengira karena dia sudah terluka parah dia tidak berdaya, tapi ternyata dia masih bisa membunuh anak buah Chang Xiao Bang. Begitu melihat Ma Er turun dari langit, mereka segera menghindar.
Sedikit lagi Ma Er bisa keluar dari Chang Xiao Bang karena saat itu dia sudah berada di depan pintu. Tapi tiba-tiba dari sisi ruangan itu muncul lagi 60-70 orang. Ma Er mengumpulkan tenaga dan bersiap lari dari sana. Dari arah depan, dia melihat ada seorang pemuda yang mengenakan baju berwarna putih yang menghalangi pintu. Begitu pemuda itu muncul, semua orang Chang Xiao Bang memberi hormat kepadanya dan berkata, "kami memberi hormat kepada Ketua Ni Xiang Tian." i,
Ma Er melihat pemuda yangi berbaju putih ini wajahnya tidak biasa, hawa membunuh yang terpancar sangat kuat dan dia terlihat sangat sombong. Usianya tidak lewat dari 25 tahun tapi sikapnya tampak tenang. Dari sana terlihat bahwa dia memiliki pembawaan seorang pesilat tangguh.
Kemudian dengan tidak sopan dia melihat Ma Er dan berkata, "apakah kau adalah pengurus Wisma Shi Jian?"
Dengan dingin Ma Er menjawab, "betul!"
Pemuda itu tertawa dingin dan berkata, "aku adalah ketua panji putih, Ni Xiang Tian, kau harus mengingat nama ini supaya bisa membalas dendam di depan dewa kematian."
Ma Er marah dan berkata, "usia masih begitu muda tapi kau sudah begitu sombong."
Di bagian depan telah diceritakan bahwa di Chang Xiao Bang, ilmu silat yang paling tinggi dimiliki oleh Ketua Zheng Bai Shui, kemudian posisi berikutnya dutempati oleh wakil ketua si Kepalan Besi, Qu Lei dan ketua Tang, si Pedang Cepat, Fang Zhong Pin. Ni Xiang Tian ini adalah ketua panji putih. Dia paling muda, ilmu silatnya pun paling rendah. Dia dijuluki si Pedang Kilat, Selama 17 tahun dia mempelajari ilmu pedang yang sangat aneh. Setelah itu dia membunuh gurunya juga membunuh teman-teman seperguruannya. Karena itu dari perkumpulan pedang kilat dan yang menguasai ilmu pedang kilat hanya tinggal dia saja. Sifatnya yang licik tidak disukai oleh banyak orang. Dia tahu orang-orang dunia persilatan benci dan marah kepadanya, maka itu dia menjadi anggota Chang Xiao Bang. Di bawah perlindungan Chang Xiao Bang, orang dunia persilatan tidak bisa berbuat apa-apa kepadanya.
Ni Xiang Tian tertawa dan berkata, "hei pak tua, pundakmu sudah terluka oleh Liu Yang Jin Gang Shou milik Shen Si, apakah benar?"
Hati Ma Er bergetar dan hati dia berpikir, "orang ini masih begitu muda tapi telah bisa melihat aku terluka." Segera dia menjawab, "betul!" Ni Xiang Tian tertawa dan berkata, "bertarung dengan orang yang terluka, sama sekali tidak ada harganya."
Ma Er marah dan berkata, "kau sangat sombong. Siap-siaplah bertarung denganku!"
Baru selesai berkata, kaki Ma Er mulai menendang seperti kilat.
Terdengar Ni Xiang Tian berteriak, "rebahlah!" Tiba-tiba Ni Xiang Tian mencabut pedangnya.
Pedang itu ditarik dan diulur, sedangkan dia sama sekali tidak bergerak. Pedang itu seperti belum keluar dari sarungnya tapi terdengar Tuan Ma Er berteriak, karena kaki yang menendang Ni Xiang Tian ternyata sudah terpotong rata.
Begitu kakinya terpotong, Ni Xiang Tian membalikkan badan dan masuk ke dalam ruangan. Ni Xiang Tian tertawa dengan dingin dan berkata, "pak tua semacam ini tidak bisa dibereskan" Kalian benar-benar hanya tukang makan! Hayo cepat bunuh dia!"
---ooo0dw0ooo---
Di sebuah lembah yang aneh, tidak ada seorang pun yang tinggal di sana juga tidak ada binatang yang hidup di sana. Di bawah tanah hanya ada lubang. Yang berlalu lalang di sana hanya ada elang yang terbang melayang, ada pohon aneh, dan juga rumput-rumput yang penuh dengan duri.
Tidak terasa waktu sudah lewat dari 1 jam, hari sudah hampir sore. Di lembah itu terlihat banyak mayat yang menumpuk. Ada yang sudah membusuk, ada yang baru mati. DI antara mayat-mayat itu ada yang tua, dan ada juga yang masih muda. Hanya satu persamaan yaitu mereka adalah murid-murid Wisma Shi Jian.
Ternyata selama beberapa bulan ini, orang-orang Wisma Shi Jian sudah banyak yang menghilang. Mereka dibunuh oleh orang-orang Chang Xiao Bang dan dibuang ke lembah itu.
Tumpukan mayat-mayat itu ditambah lagi dengan 3 mayat, terdiri dari seorang pak tua dan tiga anak muda.
Tiba-tiba ada di antara mereka masih ada yang bergerak, dengan susah paya dia berusaha bangun.
Dia adalah salah satu dari 3 bersaudara Yin, dia adalah Yin Qing Xiong. Dia membunuh Sun Yu Tang dengan pedangnya, tapi dia juga melihat Sun Yu Tang membunuh kakaknya, Yin Fei Xiong. Adiknya, Yin Zhen Xiong mati karena dia sudah salah menusuk, karena merasa sedih dia tidak melawan orang-orang Chang Xiao
Bang yang memukulnya dengan pentungan dan dia pun pingsan.
Sekarang dia sudah sadar, wajahnya penuh dengan darah. Dia tahu dia tidak akan bisa bertahan hidup lebih lama lagi. Tapi dia
harus berusaha kembali ke Wisma Shi Jian, untuk memberi tahu kepada ketua wisma, supaya dia berhati-hati dan membalaskan dendam ini.
Dengan bersusah payah Yin Qing Xiong berdiri. Dia tidak tahu apakah dia masih memiliki tenaga untk berjalan pulang ke Wisma Shi Jian. Tapi dia tetap harus berusaha. Dengan mata yang dipenuhi dengan darah, dia menengadah melihat langit. Matahari hampir terbenam, sekarang hari sudah sore.
---ooo0dw0ooo---
Di Wisma Shi Jian.
Shi Tu ke 12 melewati beranda yang panjang dan hutan bambu yang panjang. Di tiba di Qing Yun (nama rumah). Baru saja dia ingin mengetuk pintu, tiba-tiba dari hutan bambu muncul seorang murid Wisma Shi Jian. Dengan penuh rasa hormat dia berkata, "lapor ketua! Tuan Muda Fang sejak pagi tadi sudah bangun. Dia melihat-lihat pohon bambu kemudian dia mengatakan sesuatu kepadaku, agar melapor kepada Ketua dan memberitahu bahwa dia ada perlu lalu pergi keluar dari sini."
"Baiklah!" jawab Shi Tu ke 12 sambil tertawa. Dia berkata pada dirinya sendiri, "aku mengira anak muda pasti akan bangun lebih siang karena itu aku baru datang menengoknya siang begini. Tidak kusangka dia ingin menikmati kabut pagi di Wisma Shi Jian."
Kemudian Shi Tu ke 12 bertanya, "murid penjaga, apakah pengurus Ma dan tiga bersaudara Yin sudah kembali?"
Dari balik semak-semak muncul seseorang dan dengan rasa hormat dia berkata, "lapor Ketua! Sama sekali tidak ada kabar dari mereka."
Shi Tu ke 12 mengerutkan dahi dan tiba-tiba dia mendengar ada yang memanggilnya. Walaupun suara itu datang dari kejauhan dan kecil serta lembut, tapi begitu selesai bicara, orang itu sudah berada di hadapan Shi Tu ke 12, dia datang dengan sikap begitu santai,
seperti orang yang berjalan di pagi hari. Perlu diketahui ilmu meringankan tubuh orang ini begitu tinggi.
Orang itu berusia kurang lebih 50 tahun, sepasang matanya masih tampak bersemangat. Dia adalah ketua keempat Wisma Shi Jian si Ketepel Baja dan Plat Besi, Lu Ying Feng.
Begitu melihat Lu Ying Feng, Shi Tu ke 12 merasa hatinya menjadi hangat dan lembut, seperti melihat sinar matahari yang begitu terang. Dulu sewaktu dia baru mendirikan Wisma Shi Jian, dia adalah teman baiknya. Mereka bersama-sama membunuh musuh dan menjaga wisma ini. Sekarang Wisma Shi Jian bisa berdiri dengan kokoh di dunia persilatan yang berbahaya ini. Orang lain tidak akan tahu semua ini adalah didirikan dengan keringat dan darah yang telah dikorbankan.
Shi Tu ke 12 dengan ramah tertawa, "ada apa, Ying Feng?"
Lu Ying Feng seperti biasa memberi hormat dan berkata, "Ketua Ying Chou Yang (nama tempat), putra ketua Han Ying Bao (nama wisma) Guo Ao Bai ingin bertemu."
"Persilakan dia masuk!"
---ooo0dw0ooo---
BAB 4 Han Ying Bao, Guo Ao Bai
Shi Tu ke 12 sedang berhadapan dengan seorang pendekar muda yang duduk di depannya. Sewaktu dia masih muda, dia pun seperti pemuda ini, ilmu silatnya tinggi juga mempunyai cita-cita tinggi dan sangat sombong tapi juga membenci orang-orang jahat yang berada di dunia persilatan. Begitulah kehidupan di dunia persilatan yang penuh irama dengan darah dan air mata.
Shi Tu ke 12 dengan tersenyum melihat pendekar muda yang berusia kurang lebih 20 tahun ini seperti melihat dirinya pada waktu masih muda dulu. Tinggi, besar, dan gagah. Orang biasa atau
mungkin pesilat tangguh yang melihatnya pasti akan merasa sedikit tidak tenang. Tapi pemuda ini tahu diri, dia tahu bagaimana kedudukannya dan duduk pun dia seperti tahu tempat seharusnya. Dengan tidak dibuat-buat dia duduk di sebuah kursi.
Kedua alis pemuda ini sangat panjang. Yang sangat disayangkan adalah dia tidak setenang Fang Zhen Mei juga tidak seramah dan rendah hati Tidak ada senyum ramah dan tenang yang menghias wajahnya.
Guo Ao Bai merasa sedikit kesal duduk di sana. Dia adalah pemuda yang mempunyai cita-cita dan juga agak sombong. Meskipun begitu sikapnya kepada Ketua Wisma Shi Jian yang begitu ternama, dia tetap terlihat sangat hormat. Sekali ini dia bertemu dengan pesilat tangguh yang belum pernah dia rasakan seumur hidupnya. Dia masih muda dan berilmu silat sangat tinggi. Dia jarang mengagumi orang lain tapi begitu melihat Shi Tu ke 12, dia merasa pak tua yang mengenakan baju putih ini tampak berwibawa dan dengan ramah melihatnya. Ayahnya Ying Zhou Yan ketua Han Ying Bao, Guo Tian Ding juga tidak mempunyai sikap yang begitu tenang dan berwibawa seperti pak tua di hadapannya. Dia merasa sedikit tidak tenang.
Shi Tu ke 12 sambil tertawa bertanya, "Pendekar Muda Guo, apakah ayahmu sehat-sehat saja?"
Guo Ao Bai segera menjawab dengan sopan, "ayahku baik-baik saja, terima kasih atas perhatian Paman. Kali ini ayahku tidak bisa datang karena orang-orang Chang Xiao Bang selalu muncul di daerah Ying Zhou Yan. Ayahku takut akan terjadi sesuatu bila dia meninggalkan Ying Zhou Yan, maka beliau menyuruhku datang kemari. Bila Paman mempunyai hal yang perlu dibereskan dan memerlukan tenagaku, Paman tinggal katakan apa yang harus ku bantu. Untuk hal kecil aku masih bisa membantu Paman."
Kata-kata ini bisa disebut sebagai kata-kata rendah hati. Tapi di ujung ucapannya, dia masih menyiratkan kepercayaan dirinya untuk membantu persoalan yang sudah dianggap sangat sulit oleh Shi Tu ke 12.
Shi Tu ke 12 tertawa dan berkata, "apakah ayahmu memberitahukanmu mengenai hilangnya Pedang Sakti Xue He?" Kemudian dia berkata lagi, "aku merasa sekarang Chang Xiao Bang sedang bergerak mungkin sasaran mereka bukan Wisma kalian saja. mereka ingin menguasai dunia persilatan, membunuh semua pendekar dan membangun kerajaan mereka. Aku merasa Chang Xiao Bang sudah mulai turun tangan dan ikur campur urusan wisma. Kalian harus berhati-hati dan melakukan penjagaan dengan ketat. Ini adalah kata-kata yang harus kau sampaikan kepada Ketua Han Ying Bao, harap Pendekar Muda bisa menyampaikannya."
Dengan dingin Guo Ao Bai berkata, "sebenarnya dalam beberapa hari ini orang-orang Chang Xiao Bang selalu muncul. Aku tahu mereka berniat tidak baik tapi ayah selalu menyuruhku menahan diri. Tentang Pedang Sakti Xue He, aku akan pergi ke Charig Xiao Bang untuk bertanya-tanya...." Shi Tu ke 12 dengari cepat menggelengkan kepala dan berkata, "Pendekar Muda, jangan emosi dulu. Di dalam Chang Xiao Bang banyak pesilat tangguh. Yang dinamakan perkumpulan nomor satu memang bukan sekedar isapan jempol saja, sepertinya kekuatan mereka berada di atas Wisma kalian tapi tidak berada di bawah kantor Biao Feng Yun. Pendekar Muda, jangan bertindak ceroboh, apalagi untuk masalah Chang Xiao Bang. Semua ini hanya tebakanku, jika salah, paham bukankah kita akan menyalahkan oang yang tidak bersalah...."
Dengan dingin Guo Ao Bai berkata, "pastilah mereka yang mencuri pedang itu. Si Mutiara Sakti Jiu Zhou telah membunuh banyak orang, mereka telah membunuh 76 orang murid-murid Shao Lin untuk mendapatkan Panji Sakti. Mereka juga membunuh ratusan rakyat, Ini semua adalah prilaku Chang Xiao Bang. Mengenai pedang Xue He, pasti iru adalah ulah mereka lagi-. Aku harus menangkap ketua mereka."
Shi Tu ke 12 ingin mengatakan sesuatu tapi tiba-tiba ada orang wisma berteriak, "lapor Ketua! Marga Yin, Lao Er, Qing Xiong sudah kembali. Tubuhnya.. .tubuhnya.. .penuh.. .darah....."
Dengan cepat Shi Tu ke 12 berdiri. Terlihat murid-murid wisma
menggotong Yin Qing Xiong masuk. Sekarang hari sudah sore.
---ooo0dw0ooo---
Malam sudah tiba, sore pun sudah berlalu. Shi Tu ke 12 berdiri di hadapan jenasah Yin Qing Xiong. Kedua matanya terpejam dan dia tidak mengatakan sesuatu.
Shi Tu ke 12 teringat kepada Pengurus Tuan Ma Er, juga teringat pada semua masalah yang terjadi di Wisma Shi Jian.
Sekarang Tuan Ma Er sudah meninggal, 3 bersaudara Yin pun sudah mati. Mereka mati karena menjalankan tugas darinya.
Tuan Ma Er sebenarnya tidak boleh mati, bila dia tidak menolong 3 bersaudara Yin, dan 3 bersaudara itu, mereka lebih-lebih tidak boleh mati. Mereka begitu muda, dia seperti masih mendengar perkataan Yin Qing Xiong, walaupun tubuhnya penuh dengan darah, dia mencoba menahan sakitnya dan menceritakan apa yang telah terjadi di sana. Kemudian tiba-tiba dia terdiam dan tidak bergerak, dia menjadi dingin dan mati. Bagaimana dia memberitahukan semua peristiwa ini kepada ayah dari 3 bersaudara ini sekaligus sebagai ketua pelatih ilmu silat Wisma Shi Jian, Yin Jue Ya.
Yin Qing Xiong sudah mati. Hati Shi Tu ke 12 ikut merasa dingin. Dia berdiri dengan pelan. Matahari sudah terbenam, dia mengambil sebuah keputusan. Dia harus meminta keadilan kepada Chang Xiao Bang.
Waktu ini Guo Ao Bai dengan marah berkata, "Paman, biarkan aku yang akan memetik kepala Ni Xiang Tian untuk menyembahyangi Saudara Yin ini." Dia tidak menunggu persetujuan dari Shi Tu ke 12, dia sudah terbang keluar.
"Sabar!" Shi Tu ke 12 melambaikan lengan bajunya, membuat Guo Ao Bai yang sudah berjarak sepuluh langkah lebih, merasa ada suatu tenaga yang menindihnya. Tiba-tiba dengan ringan dia turun ke bawah, hatinya kaget dan berpikir, "tenaga dalam Shi Tu ke 12 benar-benar tidak ada batasnya."
"Kau adalah putra dari Adik Guo, hal-hal yang menyangkut Wisma Shi Jian biar aku yang membereskannya, tidak akan kubiarkan kau mengalami bahaya." Dia tidak marah tapi dengan berwibawa dia berbicara hal itu membuat Guo Ao Bai tidak berani membantah. Shi Tu ke 12 berkata lagi, "murid-murid Wisma Shi Jian, dengarkan perintahku. Kelompok merpati, siapkan 16 orang untuk mencari tahu lembah yang diceritakan oleh Yin Qing Xiong. Semua mayat harus dibawa pulang. Ying Feng, siapkan upacara pemakaman, kau yang uruskan semuanya. Kelompok elang, siapkan 16 orang, perketat pengawasan terhadap gerakan Chang Xiao Bang. Kelompok harimau, mulai sekarang jagalah wisma ini dengan1 seluruh kekuatan. Semua shift ditiadakan, makanan-makanan disiapkan melebihi porsi biasa, kira-kira 2 kali lipat." Ini adalah perintah dari Shi Tu ke 12, tapi dia mengatur semuanya dengan teratur dan tidak terburu-buru. Dua orang membawa jenasah Yin Qing Xiong ke dalam. Semua orang yang berada di wisma harus mengikuti upacara duka cita ini.
Tiba-tiba di ruangan ada seseorang yang memanggil, "anak Qing!"
Shi Tu ke 12 menghela nafas panjang dan berkata, "Jue Ya...." Terlihat seorang laki-laki setengah baya datang menghampiri Shi Tu ke 12. Dia melihat mayat Yin Qing Xiong yang masih penuh dengan darah, dia langsung bengong.
Shi Tu ke 12 berjalan menghampirinya. Dia menepuk pundak Yin Jue Ya dan berkata, "Jue Ya, kau harus tabah."
Yin Jue Ya membalikkan tubuhnya, matanya dipenuhi dengan air mata, urat-urat di wajannya tampak bertonjolan "dan dia berkata, "apakah anak Fei dan anak Chen juga mati?"
Dengan pelan Shi Tu ke 12 mengangguk. Yin Jue Ya dengan marah bertanya, "apakah Pengurus Ma pun mati?"
Shi Tu ke 12 mengangguk lagi, Yin Jue Ya bertanya, "apakah ini adalah perbuatan dari Chang Xiao Bang?"
Shi Tu ke 12 kembali mengangguk dan menjawab, "benar,
tapi...." Tiba-tiba Yin Jue Ya berteriak, "aku akan membalas dendam kepada Zheng Bai Shui, aku harus membunuhnya!!"
Hanya dalam waktu sekejap keadaan Wisma Shi Jian sudah bergejolak. Sekitar 70-80 murid Wisma Shi Jian tampak marah. Shi Tu ke 12 berteriak, "diam semua! Tidak boleh sembarangan bertindak!"
Semua orang terdiam hanya ketua pelatih, Yin Jue Ya masih berteriak seperti orang gila. "Zheng Bai Shui, aku atau kau, kalau salah satu tidak mati, dunia ini akan hancur!"
Shi Tu ke 12 mengerutkan dahi dan berkata, "Adik Keenam, kau harus tenang. Zheng Bai Shui membunuh Adik Kelima, Ma Er, dia bermaksud membuat kita menjadi kehilangan kepercayaan diri dan keadaan kita di sini akan lemah karena perbuatannya, semua itu akan membuat kita hanya mengantarkan kematian kita saja. Adik Keenam, perlakuan kita kepada orang seperti Zheng Bai Shui harus dihadapi dengan tenang dan kepala dingin."
Kata-kata ini membuat orang-orang Wisma Shi Jian terdiam tapi tangan mereka tetap dikepal. Yin Jue Ya masih berteriak seperti orang gila, tiba-tiba seperti kilat dia sudah meloncat pagar dan keluar. Shi Tu ke 12 menarik nafas panjang. Dia menyusul dengan meloncat tinggi. Hanya dalam waktu singkat Yin Jue Ya berhasil ditotoknya, dia langsung lemas dan roboh. Shi Tu ke 12 menggendong dia masuk kembali ke dalam ruangan.
Semua murid Wisma Shi Jian sudah bubar dan melaksanakan tugas mereka masing-masing. Yang tertinggal Hanya Guo Ao Bai, dia masih berada di halaman wisma yang gelap dan dingin, dia berdiri dengan angkuh.
---ooo0dw0ooo---
Ketika Shi Tu ke 12 keluar, Guo Ao Bai sudah menghilang. Kali ini Shi Tu ke 12 keluar bersama bersama dengan Yi Dao Duan Hun
(Golok Pemutus Jiwa), He Bu Le dan Lei Shan Shen Ouan (Seratus Langkah Kepalan Sakti), Yin Yang Hei.
Dalam hidupnya dia sudah mengalami banyak pertarungan. Mereka bertiga selalu berunding dan bersama-sama menghadapi musuh. He Bu Le selalu mempunyai banyak akal dan cara. Yin Yang Hei selalu bersikap keras dan lurus. Dengan bantuan mereka berdua, selalu membuat Shi Tu ke 12 bisa menghadapi musuh yang kuat bagaimanapun.
Begitu tahu bahwa Guo Ao Bai sudah menghilang. Segera He Bu Le bertepuk tangan. Dari atas rumah segera turun seorang murid,Wisma Shi Jian. He Bu Le bertanya, "kemana Tuan Muda Gao pergi?"
"Dia mengatakan bahwa ketua yang menyuruhnya pergi ke Chang Xiao Bang."
Shi Tu ke 12 dengan marah berkata, "pemuda itu akan mendapat celaka!"
Kata Yin Yang Hei, "kalau begitu, sekalian saja kita menyerang Chang Xiao Bang!"
He Bu Le membalikkan tubuhnya dan berkata kepada Yin Yang Hei, "Lao San, kalau kita juga bertindak seperti itu, bukankah tindakan kita ini sama dengan perkumpulan-perkumpulan lain yang ingin merebut kekuasaan?"
Hari sudah malam, cahaya bulan seperti susu menyirami wajah He Bu Le.
Shi Tu ke 12 menghela nafas dan berkata, "Pendekar Muda Guo sudah pergi, terpaksa kita juga harus pergi ke sana!"
Tiba-tiba di bawah sinar bulan tampak seorang yang berbaju putih. Suaranya terdengar begitu hangat dan ramah." Dia berkata, "Ketua, Pendekar He, Kak Yin Yang, Wisma Shi Jian tidak boleh bentrok dengan Chang Xiao Bang secara langsung, ini akan mengganggu stabilitas dunia persilatan, kali ini biarkan aku yang pergi ke sana untuk melihat situasi?"
Shi Tu ke 12 tertawa dan berkata, "ternyata Tuan Muda Fang sudah kembali."
---ooo0dw0ooo---
Malam hari. Markas Chang Xiao Bang yang megah tiba-tiba muncul seorang pemuda yang memakai baju berwarna hijau.
Chang Xiao Bang berdiri di daerah pegunungan. Angin berhembus dengan kencang dan besar, bulan bergantung di tengah-tengah langit dan memancarkan cahaya sangat terang. Langit hitam seperti warna baju. Dia menahan semua cahaya yang masuk tapi bintang-bintang seperti membuat lubang di baju hitam itu, dia tetap bercahaya.
Begitu pemuda berbaju hijau itu muncul di puncak gunung itu, segera ada yang membentak dan menyuruhnya berhenti maju. Empat murid Chang Xiao Bang bersamaan datang dan mengurung Guo Ao Bai. Salah satu dari mereka yang memegang golok bertanya, "siapa kau?"
"Suruh Zheng Bai Shui keluar!"
"Siapa kau dan katakan namamu!"
"Suruh Zheng Bai Shui keluar!"
"Kau siapa" Berani menyuruh ketua kami keluar!"
"Suruh Zheng Bai Shui keluar!"
"Jawab dulu pertanyaan kami atau tidak!"
"Aku bilang suruh Zheng Bai Shui keluar!"
"Kalau kau berani mengatakannya sekali lagi, aku akan membunuhmu!"
"Suruh Zheng Bai Shui keluar!"
Kata-kata itu tidak berubah. Setelah mengatakan seperti itu, Guo Ao Bai dengan dingin terus berjalan. Laki-laki itu mulai marah.
Goloknya sudah membacok ke leher Guo Ao Bai.
Tapi bersamaaan dengan waktu itu juga, goloknya sudah melayang jauh. Tubuhnya sudah terdapat lebih dari 7 lubang tusukan pedang dan dia terjatuh kesamping.
Melihat pun tidak, Guo Ai Bai tetap berjalan lurus. Sisa dua orang murid lain Chang Xiao Bang menyerangnya lagi.
Pundak Guo Ao Bai bergetar.
Dua orang ini tubuhnya langsung melayang jatuh, dada mereka terdapat 7 lubang tusukan pedang.
Satu orang lagi datang membawa golok, begitu melihat teman-temannya bertarung, dia pun mencoba ikut mengeroyok tapi baru saja golok diayunkan dia sudah melihat 3 orang temannya terjatuh, dia belum melihat dengan jelas. Dalam hati dia berpikir, "mungkin pemuda ini bisa memainkan sulap."
Karena itu golok tidak jadi diayunkan.
Dengan dingin Guo Ao Bai melihat dia dan berkata, "lebih baik kau jangan membacokku, suruh ketua kalian keluar!"
Murid itu segera berlari masuk ke dalam markas Chang Xiao Bang. Segera lampu-lampu dipasang. Lampu bersinar dengan terang sehingga dari kaki gunung tampak terang sampai ke puncak gunung. Lima puluh dua orang anak buah Chang Xiao Bang membawa lampion dan mengelilingi Guo Ao Bai.
Bulan dengan cepat bersembunyi di balik awan, angin berhembus dengan kencang, awan pun dengan cepat berlalu dari sana.Guo Ao Bai tetap berdiri dengan tegap dan berkata, "kalian berbaju biru,, berarti kalian diketuai oleh ketua panji biru, Xiu Chao Yuan, suruh dia keluar!''
Tiba-tiba terdengar suara gendang Chang Xiao Bang yang berbunyi. Seorang laki-laki seperti seekor harimau dengan lengkah besar keluar, dia tertawa dan berkata, "kau benar, mereka adalah anak buahku, apakah kau bisa mengatakan namamu, aku akan
melapor kepada ketua mengenai kedatanganmu."
Guo Ao Bai tertawa dan berkata, "apakah kau adalah Xiu Chao Yuan?"
Xiu Chao Yuan tertawa dan berkata, "aku adalah ketua panji biru, Xiu Chao Yuan."
Dengan santai Guo Ao Bai berkata, "aku tahu julukanmu itu."
Kata Guo Ao Bai lagi, "namamu adalah Zhi Ren Kou Mian (Tahu Orang Mulut dan Wajah) atau Fo Kou She Xin (Mulut Budha Berhati Ular), dari luar kau kelihatan seperti orang yang ramah, tetapi dari belakang diam-diam selalu menikam orang, sekalipun itu saudara kandungmu, itu tidak ada pengecualian, kakakmu sendiri mati di tanganmu, istrimu sendiri meminta agar kau membunuhnya, dan kau menuruti permintaannya karena istrimu sudah salah bicara kepada Ketua Zheng Bai Shui, maka kau tega membunuh istrimu sendiri untuk menyenangkan perasaan Ketua Zheng Bai Shui, orang sepertimu harus mati. Karena kau adalah seperti seekor binatang."
Fo Kou She Xin, Xiu Chao Yuan hanya bengong, wajahnya memerah, akhirnya dengan terpaksa dia tertawa dan berkata, "Pendekar Muda, tentu sebelumnya kau sudah mencari tahu identitasku, aku harus mengacungkan jempol untukmu."
Dengan dingin Guo Ao Bai berkata, "tidak perlu menjilat."
Xiu Chao Yuan tertawa terbahak-bahak, "dalam hidupku selama ini, aku selalu menyukai pemuda yang mengetahui mana yang salah dan mana yang benar, baiklah, Adik Kecil, lebih baik kita berteman.'' Dia melangkah ke depan dan dengan sekuat tenaga dia menepuk pundak Guo Ao Bai, terlihat seperti sangat akrab.
Tapi tiba-tiba saja kelima jari Xiu Chao Yuan membentuk kaitan dan mengait tenggorokan Guo Ao Bai.
Tapi pada saat itu juga, Xiu Chao Yuan mengeluarkan teriakan, karena pada saat itu Guo Ao Bai menghilang dari hadapannya, tubuh Guo Ao Bai berubah menjadi cahaya pedang yang memutar dan menutupi Xiu Chao Yuan.
Jurus pedang mengalir seperti air, ini memerlukan tenaga yan sangat besar.
Fo Kou She Xin melihat keadaan ini tidak menguntungkan baginya, dia bersiap-siap ingin meloloskan diri.
Tapi baru saja dia ingin menghindari serangan, pada serangan kedua yang dilontarkan kepadanya dia melihat ada bayangan orang berubah menjadi kilauan pedang yang berribu-ribu datang kepadanya.
Xiu Chao Yuan merasa perutnya menjadi sakit, dia berjongkok menahan sakit, dia melihat Guo Ao Bai sedang memasukkan pedang kedalam sarungnya, sepertinya Guo Ao Bai tidak pernah bergerak dan hanya diam melihat ke arah Xiu Chao Yuan.
Xiu Chao Yuan hanya merasa perutnya sakit dan begitu dia melihatnya, di perutnya ada 7 buah lubang tusukan pedang, dia berteriak kesakitan dan roboh saat itu juga.
Walaupun Xiu Chao Yuan sudah ambruk, tiba-tiba dari dalam markas muncul 30 orang yang memakai baju berwarna hitam, kemudian tampak seorang laki-laki setengah baya yang berteriak, "anak-anak panji biru, hayo serang dia, balaskan dendam ketua kalian!"
Orang itu tak lain adalah ketua panji hitam, Ye Chang Zhou, dijuluki Jiu Zhi Zhui Hun (Sembilan Jari Mengejar Nyawa), begitu dia memberi perintah, segera kelima puluh dua orang dengan tangan kiri memegang lampion dan tangan kanan memegang golok, mereka yang mengenakan baju berwarna biru segera datang dari berbagai penjuru dan mulai menyerang Guo Ao Bai.
Pendekar Sejagat Seri Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Semua orang berteriak, angin berhembus dengan kencang, semua mengacungkan goloknya, mengikuti cahaya api yang berkobar.
Suara teriakan memenuhi tempat itu.
Terlihat Guo Ao Bai sudah dikurung oleh laki-laki yang memegang golok, dia berteriak, "pergi kalian, urusan ini tidak ada
sangkut pautnya dengan kalian!"
Tapi tidak ada seorang pun yang beranjak dari sana, perintah dari Chang Xiao Bang harus selalu dituruti, bila tidak keluarga mereka akan mati.
---ooo0dw0ooo---
Bulan keluar lagi dari persembunyianya, keadaan kembali menjadi terang, semua cahaya lampu tiba-tiba padam, hanya terlihat satu dua tempat yang masih terang, di tempat itu telah terjadi pertarungan, hanya dalam waktu singkat, kelima puluh dua orang yang tadi masih hidup sekarang tampak terbaring tidak bergerak di bawah, tubuh mereka terdapat 7 lubang.
Kelima puluh dua orang itu tiba-tiba berubah menjadi setan yang bergentayangan, Jin Zhi Zhui Hun merasa kepalanya menjadi besar, begitu angin gunung berhembus, dia merasa kedinginan dan gemetar. Dia hanya melihat Guo Ao Bai sedang menundukkan kepalanya melihat pedang yang dipegangnya. Pedangnya seputih giok, di bawah cahaya bulan, dia tampak seperti sedang menyesali sesuatu tapi juga seperti sedang memikirkan sesuatu.
Kemudian Guo Ao Bai mengangkat kepalanya dan dia melihat Ye Chang Zhou, dia bergerak lagi, dia sangat berpengalaman bagaimana menghadapi pemuda itu, dia juga tampak seperti ketakutan.
Terdengar pemuda itu berkata, "Ye Chang Zhou, apakah kau ingat dulu kau pernah membunuh orang dan membakar rumah mereka, lalu merampok barang Biao di Thai Shan?"
Ye Chang Zhou bergetar, dia tidak berani menjawab, terdengar Guo Ao Bai berkata lagi, "hari ini aku tidak akan membunuhmu, bawa anak buahmu dan tinggalkan tempat ini, suruh Zheng Bai Shui keluar!"
Ye Chang Zhou tanpak kebingungan, entah apa yang harus dikatakannya, tiba-tiba di belakangnya ada yang tertawa dingin,
"siapa yang berani berteriak-teriak di sini?"
---ooo0dw0ooo---
BAB 5 Qi Chong Tian Jian Fa (Jurus Tujuh Macam Pedang Langit)
Begitu Ye Chang Zhou membalikkan badannya untuk melihat, seorang pak tua sudah berdiri di belakangnya, dia segera memberi hormat, "aku, Ye Chang Zhou, memberi hormat kepada ketua panji hitam."
Pak tua yang mengenakan baju berwarna hitam itu sangat pendek tubuhnya, tapi dia terlihat berwibawa, dengan sorot dingin Guo Ao Bai berkata, "apakah kau adalah ketua panji hitam, Duo Ming Fei Fu (Kapak Terbang Perengut Nyawa), Xie An Zheng."
Pak tua itu tertawa dan berkata, "anak muda, bila kau takut kepadaku, bunuh diri saja di depanku, itu juga tidak apa-apa."
Pak tua itu adalah ketua panji hitam, ilmu silatnya lebih tinggi dari ketua panji merah, Shen Si, kapaknya dalam jarak 3 meter bisa membunuh orang, kalangan dunia persilatan menjadi pusing dengan perbuatannya.
Dengan dingin Guo Ao Bai melihat Xie An Zheng dan berkata, "malam ini adalah saatnya kau untuk mati!"
Xie An Zheng hanya tertawa dan berkata, "kau sangat sombong."
Kata Guo Ao Bai lagi dengan dingin, "tujuh tahun yang lalu di kota Luo Yang kau memperkosa dan membunuh perempuan-perempuan di sana, dan kau pun membunuh pejab
Bara Naga 12 Dewi Ular Karya Kho Ping Hoo Pendekar Kembar 9