Pendekar Sejagat 5
Pendekar Sejagat Seri Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai Bagian 5
itu banyak pendekar dan laki-laki sejati mengeluarkan darah. Kebenaran di muka bumi dan langit apakah akan terpancing keluar oleh bau darah ini" Apakah akan ada yang keluar untuk kebenaran di dunia persilatan"
Di Dao Duan Hun, He Bu Le sedang mengatur murid-murid Wisna Shi Jian bertarung, dia bertemu dengan ketua panji hijau, Elang Sakti Zhong Yuan, Shang Bu Yun. Hanya satu kali mengayunkan pisau, Shang Bu Yun sudah terpojok dan ditangkap, tapi He Bu Le tidak membunuhnya. He Bu Le hanya membawa Shang Bu Yun bertemu dengan Shi Tu ke 12.
Rambut perak Shi Tu ke 12 tergerai ditiup angin, di bajunya terlihat ada noda tetesan darah. Dia melihat Shang Bu Yun kemudian terbatuk kecil, sepertinya dadanya terasa sakit dan dia mencoba untuk menahannya. Tapi suara batuk itu sudah mengatakan semuanya.
Sambil terbatuk, Shi Tu ke 12 berkata, "Hati dan pikiran orang Chang Xiao Bang sudah kacau, ada yang pergi, ada juga yang melarikan diri. Jujur saja ilmu silatmu sangat rendah tapi kau tidak pergi dan semua kesulitan ini kau sendiri yang menanggungnya, kau pun dengan sepenuh hati bertarung mempertahankan semua ini, kau memang benar-benar pantas menjadi salah satu dari ketua panji. Dibandingkan dengan orang lain di Chang Xiao Bang kau lebih bertanggung jawab, sangat setia, dan bertahan sampai titik penghabisan. Kau benar-benar laki-laki sejati. Kami dari Wisma Shi Jian tidak pernah mau membunuh seorang laki-laki sejati. Adik He, bebaskanlah dia!"
Segera He Bu Le melepaskan Shang Bu Yun dan sambil tertawa dia berkata, "Pendekar Tua Shang, Chang Xiao Bang membunuh orang seperti membunuh semut dan semua ini sangat jahat tapi Pendekar Tua Shang dosamu lebih sedikit. Katanya sewaktu Chang Xiao Bang menghancurkan markas Biao Fei Yun, ketua markas Biao, Xue Zheng Yin kau yang sengaja melepaskannya. Jika kami melakukan kesalahan terhadap Pendekar Tua Shang, harap bisa
dimaafkan."
Elang Sakti Zhong Yuan memijat tangannya yang baru dilepaskan. Dia melihat langit dan juga melihat bumi, tiba-tiba matanya dipenuhi dengan air mata. Air mata ini mengalir ke jenggotnya yang sudah memutih. Dia menarik nafas dan berkata, "Aku hidup sudah 50 tahun lebih, hari ini aku baru mendengar ada yang memanggilku sebagai pendekar. Aku tidak tahu harus berkata apa lagi, tapi aku sendiri mengerti kalau aku tidak pantas dipanggil seperti itu. Aku hidup sampai saat ini baru benar-benar mengetahui tentang sedikit kebenaran. Pemimpin Chang Xiao Bang yang aku kagumi begitu ada kesulitan, hanya bisa melarikan diri dengan cepat. Mereka meninggalkan anak buah mereka untuk mati. Aku tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, aku hanya bisa berterima kasih atas budi kalian karena tidak membunuhku. Aku berpikir kembali, di usiaku yang sudah begitu tua, apa yang sudah aku lakukan" Terhitung mulai hari ini, aku tidak akan bermusuhan dengan Wisma Shi Jian lagi."
Tiba-tiba dia naik ke sebuah pohon Tao dan berteriak, "Anak buahku, rencana Chang Xiao Bang menyerang Wisma Shi Jian sudah gagal. Pemimpin sudah melarikan diri, semua pasukan yang akan datang untuk membantu pun tercegat di belakang. Orang-orang kita mati dan terluka separuh.. Untuk apa kalian bertarung lagi"segera simpan senjata dan menyerahlah!"
Karena teriakan Shang Bu Yun, anak buah Chang Xiao Bang yang tersisa ratusan berhenti bertarung seketika dan mereka menyerah. Di halaman itu yang tadinya ada 500 orang prajurit, yang tersisa kurang lebih tinggal 200 orang, yang lainnya kebanyakan mati atau terluka. Sebagian besar yang tersisa adalah orang panji hijau, panji biru dan panji merah. Yang menyerang kebanyakan adalah murid panji hijau karena ketua panji hijau mereka adalah Shang Bu Yun.
Di pihak wisma anak buah Chang Xiao Bang membunuh murid Wisma Shi Jian kurang lebih ada 300-400, mereka musnah semua. Mereka adalah orang-orang panji hitam.
Pasukan yang berada di luar wisma yang ingin membantu pun
sudah habis diserang oleh murid-murid wisma kurang lebih ada 400 orang, mereka adalah murid-murid panji putih.
Murid-murid Wisma Shi Jian yang mati atau terluka pun sangat banyak. Bertarung dengan perkumpulan terbesar di dunia persilatan, walaupun bisa menang tapi hampir separuh dari semua anak buah. Chang Xiao Bang sudah gugur. Perkumpulan ini tidak akan bisa bertahan lagi.
Pertarungan masih terus berlangsung dan hampir selesai. Guo Ao Bai sedang bertarung dengan si Setan Pisau, Zhao Liao Fen. Pertarungan ini sangat seru dan sengit.
Zhao Liao Fen berasal dari panji biru, ilmu silatnya berada di atas ketua panji putih, Ni Xiang Tian dan di bawah Tie Jiao Jiao. Bisa dikatakan dia adalah pesilat tangguh di dunia persilatan.
Tapi sayang, yang dia hadapi sekarang adalah Tuan Muda Guo Ao Bai dari Han Ying Bao. Guo Ao Bai mempunyai ilmu Qi Chong Tian Jian Fa.
Guo Ao Bai berhasil membunuh Ni Xiang Tian, dia juga pernah mengalahkan si banci, Tie Jiao Jiao. Ilmu silatnya sudah pasti berada di atas Zhao Liao Fen.
Karena kematian ayahnya, Guo Ao Bai merasa sangat sedih, dia membunuh semua orang Chang Xiao Bang dengan gila-gilaan, Qu Lei dan Fang Zhong Pin sudah tidak bertarung malah melarikan diri. Murid-murid Chang Xiao Bang jumlahnya semakin sedikit karena itu Zhao Liao Fen semakin bertarung, dia semakin ketakutan. Jurus yang dia kuasai adalah 108 jurus Tian Mo Dao Fa (Setan Pisau Langit, fa=cara), tidak bisa dia keluarkan.
Tapi julukan setan Pisau, Zhao Liao Fen bukan hanya nama saja.
Guo Ao Bai sudah menusukkan pedangnya 98 kali, Zhao Liao Fen juga sanggup menerima 98 kali tusukan.
Zhao Liao Fen menyerang 108 kali dengan jurus pisau, Guo Ao Bai pun bisa menyambut dengan baik 108 jurus pisau dengan sama baiknya. Tapi tiba-tiba Guo Ao Bai melemparkan ketujuh
pedangnya! Zhao Liao Fen tidak pernah melihat jurus pedang yang begitu aneh, dia segera menghindar. Enam pedang berhasil dihindarinya, tapi pisau ditangannya terlepas dari tangannya, kemudian Guo Ao Bai mendekat. Dengan satu kali pukulan sudah membuat Zhao Liao Fen roboh. Sekali kali dia memukul, nyawa Zhao Liao Fen kemudian melayang.
Ditempat lain ketua pelatih Wisma Shi Jian, Yin Jue Ya bertarung dengan si Jala Langit, Chen Guan Cai.
Ilmu silat Yin Jue Ya tidak setinggi Tuan Ma Er. Tuan Ma Er dibunuh oleh Ni Xiang Tian di Chang Xiao Bang.
Ilmu silat Chen Guan Cai lebih tinggi dari Ni Xiang Tian, tapi tetap berada di bawah Zhao Liao Fen dan Tie Jiao Jiao.
Yin Jue Ya bertarung dengan Chen Guan Cai, sebenarnya Yin Jue Ya merasa pasti akan kalah, tapi ternyata kemampuan Chen Guan Cai tiba-tiba saja menurun. Pertama karena senjatanya adalah jala. Jala ini sudah dirusak oleh Wo Shi Shui. Karena dia telah terluka oleh Wo Shi Shui membuat kekuatannya belum pulih, apalagi dia belum beristirahat dengan benar, sudah diperintahkan untuk menyerang Wisma Shi Jian karena itu ilmunya menjadi berkurang banyak. Ditambah lagi Qu Lei dan Fang Zhong Pin telah kabur dari sana, murid Chang Xiao Bang sendiri yang masih tertinggal terkurung di sana dan tidak berdaya, karena inilah hatinya menjadi tidak tenang. Dia juga ingin kabur dan mundur dari sana. Semua ini membuat ilmu silatnya berkurang separuh.
Sebaliknya, ketua keenam Wisma Shi Jian, Yin Jue Ya karena dia sangat ingin membunuh, lawan menjadi semakin ketakutan, dan semakin mundur. Dia semakin berani mengejar dan menyerang. Apalagi dia merasa sedih karena kehilangan ketiga putra tersayangnya. Dia marah dan benci, tenaganya berubah menjadi tenaga yang sangat dahsyat. Begitu mulai bertarung dia sudah berada di atas angin dan Jala Langit sudah kehilangan kesempatan untuk menang.
Sisa tenaga Chen Guan Cai sekarang sama dengan ketua panji merah, Shen Si.
Tapi walaupun kekuatannya sama dengan Shen Si itu bukan berarti kekuatannya biasa-biasa saja.
Yin Jue Ya menyerang dengan kencang, Chen Guan Cai menjadi kalang kabut. Yin Jue Ya berteriak, "Kau tidak memakai senjata, kalau aku membunuhmu dengan senjata itu tidak adil, kau sambut pisau ini!"
Yin Jue Ya berhenti. Dia menendang sebilah golok ke arah Chen Guan Cai. Chen Guan Cai menyambut golok itu. Walaupun dia belum pernah berlatih ilmu golok tapi bila harus bertarung dengan tangan kosong, lebih baik memakai senjata itu. Karena ada senjata di tangannya dia menjadi berani, segera dia menyerang Yin Jue Ya.
Dengan ada golok di tangannya, Chen Guan Cai langsung menyerang Yin Jue Ya. Dia ingin cepat membunuh Yin Jue Ya, kemudian kabur dari sana. Tapi Yin Jue Ya juga bukan sembarangan pesilat, pisau dan pedang diayunkan dengan kencang. Chen Guan Cai tidak bisa dengan gampang mengalahkannya.
Pada waktu ini Shang Bu Yun sudah memerintahkan anak buah Chang Xiao Bang untuk menyerah. Jala Langit, Chen Guan Cai terkejut, dia tidak berkonsentrasi penuh. Tangannya bergerak dengan lamban, pisau dan pedang Yin Jue Ya sudah sampai di depannya. Golok pun digetarkan sehingga melayang dari tangannya, Chen Guan Cai terkejut tapi Yin Jue Ya tidak mengejarnya. Dia hanya dengan dingin berkata, "Karena kau tidak berkonsentrasi maka ini tidak termasuk pertarungan. Kita mulai lagi, kau ambil golok itu, kita bertarung lagi!"
Chen Guan Cai marah besar, dia mengambil golok itu kemudian menyerang. Serangan Chen Guan Cai membuat Yin Jue Ya terus mundur kemudian Chen Guan Cai membalikkan badan dia ingin kabur. Yin Jue Ya berteriak. Dengan tangannya memegang pisau dan pedang, dia berlari menghadang Chen Guan Cai.
Siapa yang tahu Chen Guan Cai adalah orang yang sangat licik.
Dia kabur hanya untuk menipu Yin Jue Ya, begitu Yin Jue Ya menabrak, dia segera membalikkan badan. Pisau langsung menancap ke dada Yin Jue Ya.
Kedua mata Yin Jue Ya melotot, dia terus menatap Chen Guan Cai. Chen Guan Cai tertawa dingin dan berkata, "Siapa suruh kau tadi tidak membunuhku?"
Yin Jue Ya berteriak sekeras-kerasnya, tapi badannya tidak roboh. Pedangnya sudah menusuk Chen Guan Cai. Yin Jue Ya sudah terluka berat, pedangnya pun bergerak dengan lambat. Chen Guan Cai dengan tenang menyambut serangan ini. Dia memutar pisau yang menancap di dada Yin Jue Ya. Yin Jue Ya berteriak, badannya mulai tidak seimbang dan terjatuh.
Pada waktu itu tiba-tiba ada orang yang berteriak. Suara ini sangat dikenal oleh Chen Guan Cai. Dia membalikkan badan untuk melihat ternyata Zhao Liao Fen terlihat berada di tengah-tengah udara. Guo Ao Bai seperti seekor naga sakti, satu kali memukul sudah membuat Zhao Liao Fen terjatuh.
Chen Guan Cai melihat satu-satunya teman yang tertinggal juga telah dibunuh, dia sangat kaget. Yin Jue Ya menggunakan kesempatan ini membacoknya tapi Chen Guan Cai seperti tidak merasakannya.
Yin Jue Ya mengandaikan sisa tenaganya yang terakhir, pisau bergerak agak lambat. Begitu teriakan Zhao Liao Fen terdengar untuk kedua kalinya, kepalan tangan Guo Ao Bai sudah mendarat di dada Zhao Liao Fen. Segera Zhao Liao Fen kehilangan nyawanya. Hati Chen Guan Cai lebih terkejut lagi. Tiba-tiba dia merasa ada angin pisau di lehernya, untuk menghindar pun sudah tidak sempat lagi. Kali ini pisau Yin Jue Ya tepat masuk kedalam lehernya. Kepala Chen Guan Cai hampir terlepas dari badannya. Jala Langit, Chen Guan Cai roboh, tapi sampai mati pun dia tidak lupa menarik pisau yang menancap di dada Yin Jue Ya. Dia sudah berhenti bernafas dan mati.
Kematian Yin Jue Ya ditukar dengan nyawa ketua panji hijau,
Chen Guan Cai. Sepertinya keluarga marga Yin mati dengan begitu gagah dan berarti. Dulu Yin Shi San Xiong di markas Chang Xiao Bang membunuh musuh tapi akhirnya terkurung tapi mereka berhasil membunuh Shun Yu Tang. Walaupun terluka parah, salah satu dari 3 bersaudara Yin masih bisa berusaha bertahan dan kembali ke Wisma Shi Jian untuk melaporkan semuanya kepada Shi Tu ke 12. akhirnya dia meninggal juga. Sekarang marga Yin semuanya sudah mati di tangan Chang Xiao Bang.
Tie Ouan, Qu Lei begitu keluar dari Wisma Shi Jian, dia segera berlari dengan kencang.
Tapi Fang Zhong Pin dihadang oleh penjaga dari Wisma Shi Jian. Murid-murid Wisma Shi Jian yang mati semakin banyak tapi mereka terus berjuang, semakin berani dan semakin bersemangat. Karena Fang Zhong Pin mengeluarkan banyak darah, dia tidak bisa bertahan lama. Tenaganya semakin berkurang, kelihatannya dia akan segera tertangkap. Untung Elang Besi yang dia pelihara segera datang untuk menolongnya. Tapi Elang Besi peliharaannya pun akhirnya telah terbunuh, tapi Fang Zhong Pin bisa lolos dari kepungan murid-murid Wisma Shi Jian. Dia keluar dari Wisma Shi Jian.
---ooo0dw0ooo---
Zheng Bai Shui sekarang bisa keluar dari semak-semak rumput yang tinggi itu. Wisma Shi Jian sudah tampak terlihat, pemuda itu akhirnya tidak muncul lagi.
Zheng Bai Shui menatap langit. Bulan sudah semakin tenggelam dalam awan hitam. Dia mengambil nafas dalam dan siap untuk jalan lagi. Tiba-tiba dia melihat 2 bayangan orang yang lewat. Keadaan mereka sangat memalukan.
Zheng Bai Shui terpaku karena kedua orang itu adalah Qu Lei dan Fang Zhong Pin. Melihat keadaan mereka, dia sudah langsung
tahu bahwa pertarungan di Wisma Shi Jian, mereka sudah kalah dengan begitu memalukan.
Semua ini sama sekali tidak terpikirkan oleh Zheng Bai Shui, dia hanya terlambat datang 2 jam tapi Wisma Shi Jian sudah bisa mengalahkan Chang Xiao Bang yang selalu tidak terkalahkan dan bisa menghancurka perkumpulannya!
Zheng Bai Shui bersiul panjang.
Kedua bayangan orang itu mendengar siulannya, mereka sedikit ragu tapi aldiirnya berhenti juga. Mereka ragu-ragu tapi terpaksa berjalan ke arah Zheng Bai Shui.
Begitu Zheng Bai Shui melihat Qu Lei, dia sudah tahu luka dalam Qu Lei sangat parah dan tangan kanan Fang Zhong Pin sudah terpotong. Zheng Bai Shui sangat marah, Qu Lei dan Fang Zhong Pin nienundukkan kepala. Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "Baiklah, sekarang kita sudah kalah total, apa yang akan kalian dikatakan" Bagaimana keadaan di sana sebenarnya?"
Qu Lei dengan suara berat berkata, "Aku pantas mati, mohon Ketua mau memaafkanku. Sebelum sampai di dalam Wisma Shi Jian, kami berhasil membunuh Yin Yang Hei. Kami juga telah membunuh puluhan orangorang Wisma Shi Jian. Murid-murid panji putih yang berjumlah ?400 orang telah bersiap-siap di luar untuk membantu murid-murid panji hitam. Aku, Zhong Pin, Chen Guan Cai, dan Zhou Liao Fen membawa murid-murid panji merah dan panji biru memasuki wisma untuk membunuh orang-orang yang tersisa di sana. Kami memburu Shi Tu ke 12, pertama kami menyerang dengan menggunakan mayat Yin Yang Hei dan juga mayat-mayat para penjaga Wisma Shi Jian. Kantor Biao Qing Yun, Han Ying Bao sudah kami hancurkan sesudah itu kami baru bertarung dengan Shi Tu ke 12."
Kata Zheng Bai Shui, "Bagus, itu sangat bagus. Bukankah itu taktik yang sangat bagus tapi kenapa kita bisa gagal total?"
Qu Lei hanya menunduk, dia meneruskan ceritanya, "Kemudian...kemudian kami sudah memperhitungkan segala
kemungkinan tapi ada satu yang kami lupakan sama sekali, yaitu He Bu Le. Orang itu ternyata tidak meninggalkan wisma untuk melatih murid-murid Wisma Shi Jian. Dia bersama Yin Jue Ya dan Guo Ao Bai selalu berada di samping Shi Tu ke 12. hal itu yang membuat kami sama sekali tidak menyangkanya. Orang-orang itu mempunyai ilmu silat yang tidak kami bayangkan sama sekali, ilmu silat mereka sangat lihai, ditambah lagi dengan persiapan mereka yang sempurna. Begitu kami memulai penyerangan, mereka segera membunuh para pemanah dan juga menyerang murid-murid kita yang berasal dari panji putih dan hitam...."
Wajah Zheng Bai Shui berubah pucat, dia hanya bergumam, "Hmm."
Fang Zhong Pin meneruskan cerita rekannya, "Satu hal lagi yang benar-benar tidak kami perhitungkan adalah setelah kami sepakat untuk menyerang Shi Tu ke 12 dari 5 arah yang berbeda, ternyata Chen Guan Cai berhasil dicegah oleh Yin Jue Ya, Zhou Liao Fen dicegah oleh Guo Ao Bai, dan aku sendiri dicegah oleh He Bu Le...."
Sorot mata Zheng Bai Shui seperti mengandung aliran listrik dan dengan dingin dia berkata, "Dan kau melawannya sehingga kau kehilangan sebelah tanganmu?"
Fang Zhong Pin hanya menundukkan kepalanya dengan gugup dia menjawab, "Ya...betul...."
Zheng Bai Shui membalikkan badannya untuk melihat Qi Lei dan bertanya kepadanya, "Jika kau dan Tie Jiao Jiao bergabung untuk menghadapi Shi Tu ke 12 keadaan ini tidak mungkin terjadi."
Qu Lei dengan takut-takut berkata, "Pada awalnya Lu Ying Feng yang memulai membokong Shi Tu ke 12 tapi orang tua itu sudah mengetahuinya. Sebelum serangannya sampai pada orang tua itu, Lu Yin Feng sudah kena cengkramannya, aku berusaha mendekat untuk menolongnya. Sepertinya orang tua itu mengalami luka parah, Tie Jiao Jiao segera maju untuk menghabisi Shi Tu ke 12. tidak disangka ilmu orang tua itu sangat lihai, sekali dia mengeluarkan serangan, Tie Jiao Jiao sudah mati terbunuh. Aku
tidak tinggal diam melihat kejadian itu, setelah Tie Jiao Jiao terbunuh aku kembali menyerang Shi Tu ke 12 tapi malah aku sendiri yang terkena pukulan mautnya dan aku tidak dapat bertahan. Aku terpaksa meninggalkan arena pertarungan karena jika tidak aku juga pasti akan mati di tangan orang-orang Wisma Shi Jian. Aku beruntung dapat meloloskan diri karena ilmu silat murid Wisma Shi Jian tidak begitu tinggi...."
Zheng Bai Shui terdiam, dia hanya mengeluarkan suara seperti tadi, "Hmm."
Zheng Bai Shui mengalihkan pandangannya ke Fang Zhong Pin dan bertanya, "Bagaimana denganmu?"
Fang Zhong Pin terbatuk sebentar kemudian dia menceritakan kejadian yang dialaminya, "Aku juga sama. aku hampir tidak bisa keluar dari Wisma Shi Jian hidup-hidup. Jika bukan Elang Sakti yang 'menolongku aku pasti tidak akan selamat, tapi dia sendiri tidak bisa keluar dari sana."
Jenggot Zheng Bai Shui bergoyang-goyang padahal saat itu tidak ada angin sama sekali. Dia bertanya, "masih ada Chen Guan Cai, Shang Bu Yun, dan masih ada Zhao Liao Fen, ke mana mereka semua?"
Dengari terpaksa Fang Zhong Pin berkata, "Sepertinya mereka pun tidak dapat keluar dari Wisma Shi Jian. Shang Bu Yun sudah menjadi pengkhianat dan yang lain sepertinya...."
Tulang-tulang Zheng Bai Shui berderak, dia hanya memandang ke langit yang tinggi dan dengan dingin dia berkata, "Bagus, bagus sekali., setelah kau memukul 2 kali bagaimana dengan keadaan Shi Tu ke 12?"
Qu Lei memegang dadanya dan berkata, "Lukanya tidak berat seperti yang aku alami, tapi tidak bisa disebut luka ringan. Dari sisi mulutnya ada sedikit darah yang keluar."
Zheng Bai Shui melihat Qu Lei dan dengan perlahan dia bertanya, "Apakah Shi Tu ke 12 menggunakan Pedang Sakti Xue He" Apakah
Fang Zhen Mei berada di Wisma Shi Tu?"
Qu Lei menjawab pertanyaan ketuanya, "Shi Tu 12 tidak mempunyai Pedang Sakti dan Fang Zhen Mei juga tidak berada di tempat. Ketua...apakah kau ingin...."
Wajah Zheng Bai Shui berubah menjadi kehitaman seperti besi dan dengan tegas dia berkata, "Fang Zhen Mei tidak berada di tempat dan Shi Tu ke 12 tidak mempunyai Pedang Sakti, ditambah Shi Tu ke 12 sedang mengalami luka. Ini adalah kesempatanku untuk membunuhnya, dia harus mati di tanganku!"
Dengan tergagap-gagap Fang Zhong Pin berkata, "Tapi...Ketua... di sana masih banyak orang.... dan... dan kami tinggal bertiga...aku takut akan...."
Zheng Bai Shui melihat Fang Zhong Pin dan bertanya, "Kenapa" Kau tidak berani ke sana?"
Hati Fang Zhong Pin bergetar, keringat dingin pun sudah keluar dengan deras, dia berkata, "Pergi, aku pasti pergi.... Masa aku tidak berani pergi ke sana?"
Dengan dingin Zheng Bai Shui melihat lagi kepada Qu Lei. Dengan cepat Qu Lei berkata, "Hingga mati pun Qu Lei tetap mengabdi kepada Ketua."
Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "Baiklah, sekarang di sana keadaan masih kacau. Kita ambil
kesempatan ini untuk masuk dan membunuh mereka semua. Qu Lei, kau berhadapan dengan He Bu Le, Zhong Pin, kau berhadapan dengan Guo Ao Bai dan Yin Jue Ya. Aku yang akan menangkap Shi Tu ke 12. Wisma Shi Jian pasti akan bubar." Tiba-tiba dia berkata, "Ada yang datang, cepat sembunyi!"
Ternyata Zheng Bai Shui tiba-tiba mendengar beberapa meter di kejauhan ada suara baju yang berbunyi. Mereka bertiga dengan cepat bersembunyi. Di bawah sinar bulan ada seorang pemuda memakai baju putih. Di tangan kiri dan tangan kanannya menuntun orang. Mereka dengan tenang berjalan tapi dengan cepat sudah
lewat puluhan meter. Dapat diketahui bahwa ilmu meringankan tubuh orang ini sangat tinggi.
Fang Zhong Pin berteriak, "Fang Zhen Mei!"
Baru bicara, Fang Zhen Mei sudah berada di Wisma Shi Jian. Kecepatannya tidak dapat dilukiskan. Mungkin Fang Zhen Mei melihat ada yang aneh di wisma. Dengan cepat dia berjalan dan tidak memperhatikan di tempat yang gelap ada 3 pesilat tangguh sedang bersembunyi.
Begitu bayangan Fang Zhen Mei menghilang, Zheng Bai Shui menarik nafas panjang dan berkata, "Tuhan sudah memutuskan jalanku. Fang Zhen Mei sudah kembali ke Wisma Shi Jian. Shi Tu ke 12 sudah mendapatkan kembali Pedang Sakti Xue He. Jika sekarang kita menyerang, kita tidak akan mendapatkan hasil apa pun."
Tiba-tiba ada suara kuda berlari. Orang berbaju merah dengan cepat datang ke arah sana. Gerakannya tidak terkendali dan sangat tergesa-gesa.
Zheng Bai Shui mengerutkan dahi dan berkata, "Itu orang kita!"
Segera dia terbang dan mendarat tepat di depan kuda itu dan dia mengulurkan tangan. Tangan itu menarik kuda yang tadinya berlari dengan cepat. Kuda berhenti tiba-tiba. Orang yang menunggang kuda itu pun terkejut sampai matanya membelalak. Dia ingin mencabut pisau, begitu melihat yang menghadangnya adalah Zheng Bai Shui, dia segera terguling ke bawah dan berlutut, "Lapor...lapor Ketua...kabar yang kubawa sangat buruk. Ada seseorang yang bernama Wo Shi Shui masuk ke markas Chang Xiao Bang. Murid-murid Chang Xiao Bang...sudah tidak bisa-menahan serangannya!"
Jenggot Zheng Bai Shui sudah berdiri semua. Dia bertanya dengan marah, "Yang menjaga markas, Mu Shan Lu ke mana?"
Laki-laki itu terkejut dia tidak berani mengangkat kepalanya. Dengan pelan dia berkata, "Ketua Mu...dia digampar oleh Wo Shi Shui. Mulutnya penuh dengan darah, giginya pun copot...kemudian dia marah-marah. Wo Shi Shui melarang Ketua Mu memaki-maki
ibunya tapi Ketua Mu tetap marah, segera Wo Shi Shui masuk dan menerjangnya. Hanya beberapa jurus Ketua Mu sudah mati...karena itu aku cepat-cepat berlari ke sini...."
Zheng Bai Shui marah dan membentak, "Kalian pengecut, hanya bisa minta tolong!"
Dia ingin menendang orang itu tapi tiba-tiba dia mengurungkan niatnya. Tadinya Zheng Bai Shui marah besar tapi sekarang amarahnya segera menghilang dan kembali menjadi tenang.
Angin pagi meniup baju Zheng Bai Shui yang panjang. Dengan pelan dia berkata, "Kunci utama masih berada di tanganku. Asalkan dia mau bertarung dengan Fang Zhen Mei, aku akan bertarung dengan Shi Tu ke 12. Dan pada akhirnya aku bisa membereskan yang tersisa di antara mereka."
Dia membalikkan badan dan berkata kepada Qu Lei dan Fang Zhong Pin, "Kita kembali ke markas Chang Xiao Bang. Wo Shi Shui ingin membunuh kalian karena telah menghancurkan Han Bi Lou. Dia pasti akan menunggu kita kembali. Sekarang lebih baik kita cepat pulang."
---ooo0dw0ooo---
Chang Xiao Bang.
Di bawah sudah banyak orang roboh. Mereka saling tumpang tindih. Ada yang merintih. Tangan Wo Shi Shui mengepal dan dia berdiri tegak di sana. Zheng Bai Shui tiba-tiba turun dari langit seperti dewa langit. Wo Shi Shui melihat Zheng Bai Shui. Dia tidak bicara apa pun. Alis Zheng Bai Shui yang putih terangkat, dengan dingin dia bertanya, "Apakah kau yang melakukan semua ini?"
Dengan santai Wo Shi Shui menjawab, "Aku hanya memberi satu pukulan kepada mereka. Mereka sudah sakit dan tidak bisa bangun lagi. Tenang saja, mereka tidak akan mati atau terluka."
Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "Yang kalah harus mati!"
"Aku sudah membunuh salah satu dari ketua Chang Xiao Bang, karena dia memarahi ibuku!"
Zheng Bai Shui berkata, "Ibumu, ibumu, apakah kau masih teringat kepada ibumu" Kau sudah lupa sebelum ibumu meninggal, aku sudah menghabiskan banyak waktu dan uang untuk mengurusi dia" Kau sudah lupa waktu ibumu hampir meninggal dia pernah berkata apa" Kau juga lupa ibumu pernah menyuruhmu menyetujui apa?"
Wajah Wo Shi Shui memerah, urat hijau sudah menonjol. Dia berteriak, "Kau anggap aku ini apa" Aku pasti ingat! Aku tidak akan melupakannya!"
Dengan santai Zheng Bai Shui berkata, "Bagus, kau masih ingat. Coba katakan, ibumu menginginkan kau melakukan apa?"
Kepalan tangan Wo Shi Shui dikencangkan. Dia berteriak, "Ibuku menyuruhku membantumu melakukan satu hal untuk membalaskan budimu yang sudah mengurus ibu. Aku selalu ingati"
Zheng Bai Shui tertawa dan berkata, "Kau masih ingat itu, bagus. Tapi apa yang sudah kau lakukan" Apakah kau masih ingat?"
Dengan sedih Wo Shi Shui berkata, "Membunuh Fang Zhen Mei." Dengan dingin Zheng Bai Shui bertanya, "Apakah kau sudah melakukannya?"
Wo Shi Shui menunduk dan menjawab, "Belum, aku belum membunuhnya."
Zheng Bai Shui bertanya lagi, "Apa yang sudah kau lakukan selama ini" Chang Xiao Bang telah berbuat baik kepadamu tapi kau malah memotong sebelah tangan Qu Lei dan melukai Chen Guan Cai, Ketua Ou, dan Ketua Shang. Sekarang malah melukai anak buah Chang Xiao Bang sebanyak 70-80 orang, kau juga membunuh Ketua Mu. Apakah begitu caramu membalas budi?"
Wo Shi Shui dengan sedih menunduk. Dia berkata lagi, "Kalian tidak boleh mencuci Han Bi Lou dengan darah. Kalian benar-benar tidak berprikemanusiaan. Kalian seperti binatang, karena itu aku
harus balas dendam!"
Kata Zheng Bai Shui, "Kau mau membalas dendam, aku tidak akan melarang. Tapi bagaimana dengan perjanjianmu?"
Wo Shi Shui terdiam.
Zheng Bai Shui berkata lagi, "Jika kau tidak bisa menepati perjanjian antara kau dan aku, kau telah bersalah kepada ibumu."
Kemarahan membuat tubuh Wo Shi Shui gemetar. Dengan pelan Zheng Bai Shui berkata lagi, "Baiklah, kita tentukan sekarang, kita berjanji di satu tempat. Aku akan bertarung dengan Shi Tu ke 12 dan kau bertarung dengan Fang Zhen Mei. Jika kau bisa mengalahkan Fang Zhen Mei, aku akan menyerahkan Qu Lei dan Fang Zhong Pin kepadamu dan terserah kau mau melakukan apa terhadap mereka. Sesudah kau melaksanakan perjanjian kita putus hubungan dan kau bisa bertarung denganku untuk membalaskan dendam Fang Zhen Mei. Kau yang memilih hal ini. Yang pasti jika aku mati di tangan Shi Tu ke 12 atau kau mati di tangan Fang Zhen Mei, kita berdua tidak ada permusuhan, apakah kau setuju?"
Wo Shi Shui melihat ke langit yang luas. Wajahnya bersimbah air mata.
Zheng Bai Shui tertawa, "Ini adalah satu-satunya cara untuk memutuskan hubungan. Tidak perlu berbelit-belit lagi, dalam satu kali kita tentukan kalah atau menang. Sekarang kita lihat apakah kalian bisa memenangkan pertarungan ini?"
Wo Shi Shui tidak bicara. Langit di ufuk timur sudah mulai terang. Angin bertiup terasa dingin. Akhirnya Wo Shi Shui dengan pelan berkata, "Perjanjian harus ditepati!"
Zheng Bai Shui melihat langit dan tertawa panjang. Suara ini membuat langit bergetar.
"Baiklah kau yang memberitahu Shi Tu ke 12 dan Fang Zhen Mei untuk bertarung. Hanya boleh membawa 2 orang yang ikut tidak boleh bertarung hanya datang untuk bersiap-siap mengangkut mayat! Atas nama Wisma Shi Jian, aku kira mereka pasti akan
menepati perjanjian ini. Kedua pihak bila sudah bertarung yang tersisa hanya dua orang, kalau orang yang menang adalah musuhnya maka dia harus bertarung lagi sampai tertinggal 1 orang, dan dendam ini akan selesai, tidak berbelit-belit dan akan hidup dengan tenang!"
Wo Shi Shui dengan dingin dan suara berat dan terdengar sedih berkata, "Baiklah!"
Begitu bayangan Wo Shi Shui menghilang, di belakangnya tampak bayangan gelap yang diam-diam keluar. Zheng Bai Shui tidak membalikkan kepala, dia hanya berkata, "Kalian berdua benar-benar keterlaluan! Kelihatannya dia benar-benar benci kepada kalian berdua!"
Kata Qu Lei, "Ketua, kau akan mengajak Shi Tu ke 12 bertarung...."
Zheng Bai Shui tertawa kecut dan berkata, "Kalau bukan sekarang kapan lagi" Sekarang kekuatan Chang Xiao Bang sudah habis. Kalau masih terus menerus bertarung dengan Wisma Shi Jian kita akan kalah total, lebih baik aku sendiri yang bertarung dengan Shi Tu ke 12. Shi Tu ke 12 sudah terluka,!-kalau besok mengajaknya bertarung mungkin dia akan menolak demi menjaga nyawanya. Kalau mengajak dia bertarung 3 hari kemudian, lukanya baru pulih. Orang seperti dia pasti akan menyetujuinya. Pada waktu itu aku hanya akan membuatnya kehabisan tenaga dan dengan mudah melukainya dan aku akan memenangkan pertarungan ini....*'
Fang Zhong Pin sangat senang dan berkata, "Ketua benar-benar hebat...."
Zheng Bai Shui sepertinya sudah menguasai semua dan dia berkata, "Mereka mengira kebenaran pasti tidak akan kalah. Siapa yang tahu bila dukun memiliki ilmu setinggi 1 meter, maka ilmu setan akan lebih tinggi 3 meter. Mereka tahu orang-orang kita sudah banyak yang mati dan terluka parah. Mereka tidak akan membawa banyak orang, Yang di bawa pastilah He Bu Le dan Yin Jue Ya. Kita juga akan membawa 2 orang, yaitu Qu Lei dan Fang
Zhong Pin. Waktu itu kalian harus berhati-hati dan cermat. Walaupun yang datang adalah Shi Tu ke 12 atau Fang Zhen Mei, asalkan bisa melenyapkan salah satu odari mereka maka ini adalah kemenangan kita. Aku akan menangkap Setan Tua Shi Tu ke 12 dan He Bu Le aku akan memberikan kepada kalian, apakah kalian suka dengan itu?"
Qu Lei dengan telapak memukul kakinya. Dia tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Ketua, ini benar-benar akal yang bagus...."
Zheng Bai Shui berkata, "Bagaimanapun juga ini adalah pertarungan yang bisa menggegerkan dunia persilatan...."
---ooo0dw0ooo---
BAB 19 Jurang Hua Shan Mengubur Tulang Pendekar
Hua Shan adalah sebuah gunung yang berdiri dengan kokoh.
Puncak Hua Shan terlihat seperti menyambung dengan langit, tinggi dan indah. Angin berhembus, awan pun bergerak.
Hari ini akan terjadi pertarungan besar yang menggetarkan yang terjadi di dunia persilatan, pertarungan yang menentukan keberuntungan atau kesialan, akan terjadi di sini.
Angin pagi berhembus kencang. Awan berserakan di langit, matahari pun tertutup oleh awan.
Di puncak Hua Shan, di suatu lapangan, sisi-sisinya adalah jurang yang dalam. Ada 2 panji sedang berkibar tertiup angin.
Panji besar itu tertulis:
Chang Xiao Bang.
Wisma Shi Jian.
Sunyi sepi. Tidak ada satupun makhluk hidup.
Tiba-tiba di bagian timur, seseorang muncul dan semakin dekat mendekati tempat itu. Latar belakang tempat itu adalah langit yang berwarna abu. Angin bergerak awan pun berjalan. Orang itu datang dengan langkah besar tapi pembawaannya lugas seperti harimau dan cheetah.
Zheng Bai Shui.
Kemudian dari arah tengah datang seseorang dengan baju putih putih yang berkibar ditiup angin. Baju putih, berjenggot perak seperti naga dan gajah.
Shi Tu ke 12. Dan di sebelah utara ada seorang laki-laki berbaju hitam. Dia melangkah seperti melayang. Baju hitam tertiup angin seperti awan terbang, berubah-ubah. Dia sangat gagah.
Pendekar Wo Shi Shui.
Bersamaan waktu dari arah selatan muncul seseorang dengan tenang mendekati tempat perjanjian. Baju putihnya berkibar seperti pohon Yang Liu yang tertiup angin. Wajah yang tersenyum, tubuhnya bergerak dengan cepat, seperti ada angin dengan cepat meniup ke wajahnya. Ada perasaan tapi bila dicari tidak akan terlihat.
Si Baju Putih Fang Zhen Mei.
Empat orang itu mendekat, terhalang oleh 2 panji besar. Berhenti dan saling memandang.
Di sebelah Zheng Bai Shui ada 2 orang yang mendekat. Yang satu berbaju hitam seperti besi, yang satu lagi berbaju mewah seperti bunga, mereka adalah Qu Lei dan Fang Zhong Pin. Yang satu tangan kirinya sudah putus, orang yang satu lagi tangan kanannya sudah putus. Langkah mereka sempoyongan tapi wajah mereka menunujukkan perasaan galak dan kejam.
Orang yang berada di belakang Shi Tu ke 12 adalah seorang laki-laki tegap dan seorang pemuda berbaju hijau. Mereka adalah He Bu
Le dan Guo Ao Bai!
Yin Jue Ya tidak datang.
Karena dia sudah gugur dalam pertarungan di Wisma Shi Jian. Orang yang menggantikan dia adalah ketua muda Han Ying Bao, Qi Chong Tian Jian, Guo Ao Bai.
Mereka diam dan tidak saling menyapa.
Pertarungan hidup atau mati segera akan dimulai. Hanya terdengar angin bertiup kencang dan awan berlarian di atas mereka.
Zheng Bai Shui melihat Shi Tu ke 12, tiba-tiba dia berkata, "Kau tidak menepati janji."
Alis perak Shi Tu ke 12 bergerak dan berkata,
"Oh?"
Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "Kau membawa orang lebih dari satu."
Shi Tu 12 berteriak, "Siapa yang berada di belakangku?"
Terlihat di balik batu keluar bayangan seseorang yang kurus. Dengan suara kecil dia berkata, "Ini aku, Ayah."
Shi Tu ke 12 marah dan berkata, "Ayah tadi sudah berpesan, kalian tidak boleh ikut, mengapa sekarang ikut!"
Dengan takut Shi Tu Qing Yan berkata, "Ayah, aku sudah menasehati Adik Xin, supaya dia tidak bermain di luar wisma. Aku sangat mengkhawatirkan keadaan Ayah...."
Shi Tu ke 12 menarik nafas panjang. Zheng Bai Shui tertawa dingin. Shi Tu ke 12 marah. Tiba-tiba Fang Zhen Mei dengan santai berkata, "Ketua Zheng, kalian juga membawa lebih satu orang."
Zheng Bai Shui marah dan berkata, "Oh?"
Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Di balik pohon besar, mungkin dia adalah Nona Zheng?"
Dari balik pohon besar muncul seorang gadis. Dia adalah Zheng
Dan Feng. Zheng Bai Shui mengerutkan dahi dan menarik nafas, dia bertanya, "Mengapa kau ikut ke sini?"
Pepatah mengatakan : walaupun harimau buas tapi dia tidak akan melukai anaknya sendiri.
Zheng Bai Shui sangat menyayangi Zheng Dan Feng. Dia tidak akan memperlakukan anaknya seperti kepada anak buahnya, kejam dan tidak ada aturan, atau membunuh semaunya.
Dengan takut Zheng Dan Feng berkata, "Ayah, putrimu sangat khawatir...."
Zheng Bai Shui marah, tapi Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Sekarang kedua belah pihak sama-sama datang lebih dari satu orang. Ini sangat adil, perasaan antara ayah dan anak itu dalam seperti laut, semua orang pun akan seperti itu. Ketua jangan marahi putrimu."
Zheng Bai Shui dengan dingin menjawab, "He." Kemudian dia terdiam. Kata Wo Shi Shui, *Apapun yang akan terjadi antara kedua belah pihak yarig bertarung, kita tidak boleh melukai kedua gadis ini."
Kata-kata ini membuat Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui menjadi tenang.
Tapi kata-kata ini tidak termasuk dalam pikiran Qu Lei dan Fang Zhong Pin. Dalam hati Qu Lei berpikir kalau bisa menyandera Shi Tu Qing Yan, Shi Tu ke 12 pasti tidak akan bisa berkonsentrasi. Ketua Zheng pasti mempunyai kesempatan untuk menyerang Shi Tu ke 12 dan Shi Tu pasti akan mati seketika. "Dia akan-mendapat jasa besar dan juga bisa membalas dendamnya.
Hati Fang Zhong Pin pun mempunyai pikiran yang tidak benar. Dia melihat Shi Tu Qing Yan yang masih muda dan cantik seperti bunga. Jika Ketua Zheng bisa membunuh Shi Tu ke 12, dia akan menangkap Shi Tu Qing Yan dan menikmati kecantikannya.
He Bu Le dan Guo Ao Bai sama sekali tidk mempunyai pikiran ingin melukai Zheng Dan Feng. Tapi He Bu Le sangat- berpengalaman. Dia bisa melihat Qu Lei dan Fang Zhong Pin mempunyai niat yang tidak baik. Dengan suara kecil dia berpesan kepada Guo Ao Bai, "Pendekar Muda Guo, Qu Lei dan Fang Zhong Pin mempunyai niat tidak baik terhadap Nona Shi Tu. Kau harus berhati-hati kepada mereka."
Dengan tegas Guo Ao Bai menjawab, "Aku akan berhati-hati. Qu Lei dan Fang Zhong Pin adalah musuh yang telah membunuh ayahku. Hari ini aku akan membunuh mereka berdua."
Dengan pelan Shi Tu ke 12 bertanya, "Apakah pertarungan ini sudah bisa mulai?"
Zheng Bai Shui dengan dingin menjawab, "Silakan, mari kita mulai sekarang."
Dengan suara rendah Shi Tu ke 12 menjawab, "Silakan!"
Zheng Bai Shui menjawab, "Silakan, Anda dulu."
Suara Shi Tu ke 12 menjadi aneh, "Aku akan menuruti Kemauanmu."
Suara Zheng Bai Shui juga aneh, "Tidak perlu merasa sungkan."
Guo Ao Bai, He Bu Le, Fang Zhong Pin, dan Qu Lei merasa aneh. Kedua pesilat tangguh di dunia persilatan itu sebelum bertarung masih mengatakan hal yang tidak perlu, sepertinya mereka juga tidak berkonsentrasi penuh. Terdengar Shi Tu ke 12 berkata, "Maaf!"
Jawab Zheng Bai Shui dengan suara tidak jelas, 'Tidak apa-apa."
Qi Chong Tian Jian, Guo Ao Bai, Yi Dao Duan Hun, He Bu Le, Kepalan Besi, Qu Lei, Panah Lengan Baju, Fang Zhong Pin, hanya melihat Shi Tu ke 12 dengan sepenuh hati melihat Zheng Bai Shui tapi baju dia bergerak. Zheng Bai Shui terus memelototi Shi Tu ke 12. seluruh tulang di badannya terus berbunyi, tapi mereka berdua belum mengeluarkan satu jurus pun.
Terdengar Shi Tu ke 12 seperti bicara dalam mimpi, "Tenaga dalam yang dahsyat."
Zheng Bai Shui dengan suara kecil menjawab, "Anda terlalu memuji."
Mereka berdua berbicara tapi mulut mereka tidak terbuka. Guo Ao Bai merasa kepalanya pusing dan mengantuk. Dia merasa ada tenaga yang kuat yang datang dari kiri. Yang satu lagi tenaga besar datang dari arah kanannya tapi tidak ada suara apa pun. Dia terpental beberapa meter, barulah dia sadar bahwa dia sudah berada di sisi jurang.
Guo Ao Bai terpental jauh, Fang Zhong Pin pun terpental hingga mundur beberapa langkah. Langkahnya belum seimbang, akhirnya dia terjatuh dengan posisi duduk di tanah.
Dia terduduk ditanah. He Bu Le pun mundur 5 langkah, kemudian dia bersalto ke belakang baru bisa berdiri dengan tegak.
Tenaga apa yang keluar dan begitu dahsyat" Membuat keempat pesilat tangguh di dunia persilatan melakukan hal yang begitu memalukan" Mereka segera sadar sewaktu Shi Tu ke 12 berkata, "Kita sudah bisa mulai." Kedua pesilat itu saling mengeluarkan tenaga dalam dan melalui kata-kata yang keluar dari mulut mereka, mereka menekan tenaga dalam mereka kepada lawannya masing-masing. Mereka saat itu sudah bertarung sengit membuat Guo Ao Bai, He Bu Le, Qu Lei dan Fang Zhong Pin yang memiliki tenaga dalam jauh di bawah Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui, mundur atau terjatuh. Dari sini kita bisa melihat bahwa Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui mempunyai tenaga dalam yang sangat tinggi.
Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui berdiri tidak jauh dari Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui' tapi mereka berdua sama sekali tidak terganggu dengan serangan tenaga dalam itu. Mereka tetap berdiri di tempat masing-masing. Terdengar Wo Shi Shui berkata, "Kita juga bertarung!''
Fang Zhen Mei menarik nafas panjang dan berkata, "Baiklah!"
Wo Shi Shui berteriak, "Kalau aku mengatakan bertarung, benar-benar harus bertarung."
Sebuah pukulan sudah dilancarkan!
Waktu itu juga, Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui bersama-sama mengeluarkan suara serak. Shi Tu ke 12 menyerang Zheng Bai Shui. kedua telapak tangan Zheng Bai Shui dibuka dan memukul Shi Tu ke 12. Shi Tu ke 12 menyambut pukulan ini.
Dua pasang tangan beradu. Telapak Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui saling menempel dan tidak bisa lepas. Dari dahi mereka keluar asap putih. Mereka sedang mengadu tenaga dalam.
Qu Lei melihat keadaan itu, hatinya merasa sangat senang karena Zheng Bai Shui sedang menghabiskan tenaga dalam Shi Tu ke 12. membuat luka dalam Shi Tu ke 12 akan kambuh kembali kemudian baru membunuhnya. Tapi hati Fang Zhong Pin mempunyai pikiran lain, sekarang kedua ketua sedang bertarung, Wo Shi Shui dan Fang Zhen Mei juga sedang bertarung. Bila dia diam-diam melakukan sesuatu maka Shi Tu ke 12 akan mati. Dia akan mendapat jasa besar. Walaupun sangat berbahaya tapi pantas untuk dicoba.
Begitu Wo Shi Shui mengeluarkan kepalan tangannya, dia sudah mengambil keputusan, dalam 3 jurus dia ingin membuat Fang Zhen Mei marah, kemudian dia akan tidak menghindar atau membalas, kemudian membiarkan Fang Zhen Mei memukul dirinya sampai mati.
Lebih baik dia memilih mati daripada harus bertarung dengan Fang Zhen Mei. Karena dia tahu pertarungan ini bisa terjadi karena perjanjian Wo Shi Shui kepada Zheng Bai Shui, persoalan ini membuat Fang Zhong Pin merasa tidak adil. Dia berharap kalau dia mati, Fang Zhen Mei akan mewakilinya membunuh Qu Lei
Begitu pukulan pertama dikeluarkan, Fang Zhen Mei tidak menghindar. Dia hanya melambaikan lengan bajunya yang besar dan menyambut pukulan ini. Kemudian membalikkan badan dengan lengan bajunya dia mengembalikan tenaga Wo Shi Shui kepada
orangnya! Wo Shi Shu menerima tenaga pukulannya sendiri cukup keras, kemudian dia mengeluarkan pukulan kedua!
Fang Zhen Mei dengan cara yang sama mengembalikan pukulan Wo Shi Shui. Ini adalah jurus yang dinamakan dengan jurus Tenaga Sendiri Berbalik Memukul Diri Sendiri.
Tidak ada yang tahu, Fang Zhen Mei juga sedang berpikir sesuatu. Begitu masuk jurus keempat, Wo Shi Shui terpaksa mengeluarkan semua tenaganya, dia tidak menyambut jurus ini dan dia membiarkan Wo Shi Shui memukulnya. Kalah atau tidak kalah, Wo Shi Shui akan selalu diancam oleh Zheng Bai Shui. Dia lebih memilih nyawanya sendiri melayang, dia tidak ingin melihat seorang laki-laki sejati selalu diancam. Karena itu Fang Zhen Mei lebih memilih berkorban dirinya.
Wo Shi Shui pun berpikiran sama.
Sudah melewati jurus kedua.
Jurus ketiga dikeluarkan.
Sekarang jurus keempat. Setelah memasuki jurus keempat, apa yang akan terjadi"
Tidak ada yang tahu.
Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui,. kedua telapak tangan mereka sudah saling menempel dan tidak bisa dilepas.
Shi Tu ke 12 hanya merasa tenaga dalam Zheng Bai Shui begitu lihai seperti air terjun, kencang dan tidak pernah berhenti. Bila tidak berhati-hati dia akan mati karena tidak tertolong. Zheng Bai Shui juga merasakan tenaga dalam Shi Tu ke 12 begitu kuat seperti sungai Yang Zhi, begitu bergelombang tak putus-putus dan kencang. Bila dia tidak bisa'bertahan* organ dalam tubuhnya akan hancur berantakan. Karena itu mereka berdua sangat berhati-hati dan melakukan pertarungan itu dengan sepenuh hati.
Harus ketahui jika pesilat tangguh sedang beradu tenaga dalam,
dia sama sekali tidak boleh terganggu. Kadang-kadang walaupun hanya lalat yang lewat, akan mengganggu pernafasan dan membuat orang yang terluka ringan akan menjadi berat, dan luka ringan akan menjadi luka parah.
Mengenai hal ini Qu Lei dan Fang Zhong Pin pun sangat mengerti karena itu mereka berdua sekarang sedang bertukar pandang.
Waktu itu tiba-tiba Shi Tu ke 12 merasakan ada tenaga dalam yang tidak bisa tersalurkan, dan saat itu juga Zheng Bai Shui merasakan tenaga dalamnya semakin berkurang. Mereka berdua sudah mencapai tahap terakhir tapi mereka tidak bisa berhenti.
Shi Tu ke 12 merasakan tenaga dalamnya tidak bisa lancar, dia juga merasa luka dalamnya kambuh dan rasa sakit menusuk jantungnya karena jika mengeluarkan tenaga dalam pada saat dia belum pulih akan membuat dia merasa sakit. Dia tidak bisa bertahan lagi dan keringat pun mengalir seperti air hujan.
Pada saat yang begitu tegang, terlihat Qu Lei dan Fang Zhong Pin meloncat terbang. Qu Lei menyerang ke arah Shi Tu ke 12, sedangkan Fang Zhong Pin ke arah Shi Tu Qing Yan!
Mereka bergerak seperti kilat. He Bu Le melihat Shi Tu Qing Yan sangat kaget, waktu itu terdengar suara PING. Lengan baju Fang Zhen Mei menerima serangan ketiga dari Wo Shi Shui dan dia membalikkan tenaganya, Fang Zhen Mei menambahkan tenaga putaran. Dia sengaja membuat Wo Shi Shui marah sehingga dia akan mengeluarkan tenaga yang lebih besar lagi. Sehingga dia bisa mati lebih tenang dan cepat!
PING. Wo Shi Shui menerima tenaga balik tangannya dan dia tergetar hingga mundur beberapa langkah. Hampir saja dia terjatuh menimpa Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui.
Dari awal hingga akhir Fang Zhen Mei belum pernah menyerang tapi semua itu sudah membuat Wo Shi Shui kalang kabut, Wo Shi Shui menjadi sangat kagum kepada Fang Zhen Mei.
Tapi ini juga membuat Wo Shi Shui memutuskan untuk mencoba satu kali lagi pukulan, dia ingin mencoba, sebenarnya setinggi apa ilmu Fang Zhen Mei"
Qu Lei berlari ke arah Shi Tu ke 12. dia mengeluarkan pukulan tangannya.
He Bu Le meloncat dan dengan cepat sambil mencabut pisaunya.
Kemudian He Bu Le dan Qu Lei pun bertarung.
Fang Zhong Pin membawa pedang berlari ke arah Shi Tu ke 12.
Dalam waktu yang bersamaan, 3 orang secara bersamaan meloncat ke arah Shi Tu ke 12.
Orang pertama yang menghadang adalah Guo Ao Bai, dia sudah melayang di udara, dan dia sudah mencegat Fang Zhong Pin. Tujuh pedangnya bersamaan dikeluarkan dan siap menusuk.
Kedua adalah Zheng Dan Feng. Dia tidak menyangka Fang Zhong Pin benar-benar sangat tidak tahu malu. Pada waktu Shi Tu ke 12 sedang bertarung dengan ayahnya, dia malah menyerang Shi Tu ke 12. Zheng Dan Feng segera berteriak.
Dia meloncat tinggi, pedang sudah menghadang Fang Zhong Pin.
Yang ketiga adalah Shi Tu Qing Yan. Begitu dia melihat ayahnya berada dalam bahaya, dia sudah lupa bahwa dia sendiri pun berada dalam keadaan yang sangat berbahaya. Dia mencabut golok dan membacok Fang Zhong Pin yang berada di udara. Bila satu lawan satu, Guo Ao Bai hanya bisa menerima 3 jurus Fang Zhong Pin. Sedangkan Zheng Dan Feng paling hanya bisa menerima 2 jurusnya, sedangkan Shi Tu Qing Yan mungkin satu jurus pun dia tidak sanggup menerimanya.
Tapi karena mereka bertiga secara bersama-sama menyerang, membuat berbeda lagi ceritanya.
Apalagi jurus pedang Fang Zhong Pin mengarah pada Shi Tu ke 12, bukan kepada mereka bertiga maka pedangnya tidak bisa dimainkan dengan bagus. Terlihat di udara ada 9 kali putaran
pedang. Di sisinya terdengar 7 kali bunyian, kemudian terdengar suara JING dan DANG. Ketujuh pedang Guo Ao Bai sudah digetarkan kemudian terbang dan terjatuh ke bawah.
Tenaga Fang Zhong Pin belum berhenti. Dia juga membuat pedang Zheng Dan Feng patah. Tenaga Fang Zhong Pin masih terus tidak tertahan. Golok Shi Tu Oing Yan pun terlepas dari pegangannya dan sisa tenaga Fang Zhong Pin masih terus meluncur.
Karena beberapa kali dihadang, ujung pedang Fang Zhong Pin kehilangan arah. Ujung pedangnya malah mengarah pada Zheng Bai Shui.
Karena perubahan yang terjadi sangat, membuat orang sama sekali tidak menyangkanya.
Fang Zhong Pin ingin menarik kembali pedangnya dengan cepat tapi dia sudah berada di tengah-tengah udara. Dia sendiri pun sudah tidak bisa menahannya apalagi bila dia ingin menarik kembali pedangnya tapi tangan kanannya sudah putus, sekarang yang memegang pedang adalah tangan kirinya. Dia tidak terbiasa memegang dengan tangan kiri karena itu dalam waktu singkat, dia tidak bisa menguasai pedang dan tetap mengarah pada Zheng Bai Shui.
Pendekar Sejagat Seri Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Walaupun Zheng Bai Shui sedang bertarung, tapi matanya tetap bisa melihat ke sekelilingnya dan telinganya pun masih bisa mendengar apa yang terjadi di sekelilingnya. Dia melihat pedang Fang Zhong Pin menusuk ke arah Shi Tu ke 12 tapi tiba-tiba Fang Zhong Pin malah mengarah pada dirinya. Dia tidak bisa menghindar lagi, karena bila sekali saja tidak berkonsentrasi penuh maka dia akan mati oleh tenaga dalam Shi Tu ke 12.
Zheng Bai Shui sangat terkejut. Begitu melihat Zheng Dan Feng menghadang Fang Zhong Pin dia tergetar beberapa meter jauhnya. Qu Lei masih bertarung dengan He Bu Le. Qu Lei tidak bisa menolongnya saat itu. Saat itu Wo Shi Shui mundur ke sisinya.
Zheng Bai Shui berteriak, "Wo Shi Shui, cepat tolong aku!"
Wo Shi Shui sedang berpikir. Dia baru saja ingin mengeluarkan jurus keempat, dia mendengar teriakan Zheng Bai Shui yang begitu tergesa-gesa. Dia membalikkan kepala dengan cepat. Dia melihat Fang Zhong Pin seperti seekor bangau meluncur ke arah Zheng Bai Shui. Wo Shi Shui mengeluarkan siulan panjang dan berkata, "Baiklah!"
Dia meloncat tinggi. Jarak pedang Fang Zhong Pin dengan dahi Zheng Bai Shui tinggal beberapa sentimeter lagi, Dengan kepalan tangannya yang kuat Wo Shi Shui memukul pedang itu.
PING. Kepalan tangan Wo Shi Shui memukul ujung pedang Fang Zhong Pin.
Kepalan tangan Wo Shi Shui sudah mengeluarkan banyak darah.
Pedang Fang Zhong Pin terputus, pedang yang tersisa karena pukulan Wo Shi Shui begitu kuat, maka pedang itu berbalik menancap ke telapak tangan kirinya dan terus menembus tangannya. Karena sakit Fang Zhong Pin berteriak. Jurus pedang dibelokkan tapi jurus pedang masih berjalan melewati bagian atas kepala Zheng Bai Shui dan dia terjatuh ke jurang Hua Shan yang dalam.
Terdengar di bawah jurang ada suara teriakan semakin lama semakin menghilang. Pemuda yang memiliki ilmu silat paling tinggi dan juga berbakat dari Chang Xiao Bang akhirnya mati masuk ke jurang gunung Hua Shan.
Dari kepalan Wo Shi Shui masih meneteskan darah tapi dia tertawa dengan senang.
Apakah karena dia berhasil membunuh Fang Zhong Pin dan sudah membalas dendam"
Fang Zhen Mei ikut tertawa.
Tadinya posisi Zheng Bai Shui sudah berada di atas angin tapi karena pedang Fang Zhong Pin membuatnya tidak bisa
berkonsentrasi, ditambah lagi dia sudah membuka mulut untuk meminta tolong kepada Wo Shi Shui. Tenaga dalamnya segera terganggu. Shi Tu ke 12 juga menahan rasa sakit akibat luka dalam. Dengan sekuat tenaga dia mendorong. Terdengar suara Tlong Long' mereka berdua sama-sama mundur 3 langkah, akhirnya 4 telapak tangan bisa dipisahkan.
Wajah Zheng Bai Shui sangat pucat. Dia ingin mengeluarkan jurus Chang Xiao Qi Jian tapi dia melihat Wo Shi Shui dengan tertawa berdiri di sana. Dia tidak menyerang Fang Zhen Mei. Tadinya Zheng Bai Shui akan memarahi Wo Shi Shui tapi dengan sengaja dia telah membuat Fang Zhong Pin mati dan jatuh ke dalam jurang. Karena ada musuh di depannya dia tidak bisa mengubar amarah. Sekarang dia mulai marah kepada Wo Shi Shui, "Kenapa kau tidak bertarung" Apakah Fang Zhen Mei sudah mati?"
Dengan senang Wo Shi Shui menjawab, "Kita tidak perlu bertarung lagi!"
Zheng Bai Shui berteriak dan berkata, "Sewaktu ibumu akan meninggal, dia pernah mengatakan apa" Apakah kau sudah lupa?"
Dengan sungguh-sungguh Wo Shi Shui berkata, "Aku sudah melaksanakan semua perintah ibuku."
Zheng Bai Shui merasa aneh dan bertanya, "Ibumu pernah menyuruhmu berjanji untuk melakukan satu hal!"
Wo Shi Shui menjawab dengan serius, "Betul."
Kata Zheng Bai Shui lagi, "Aku menyuruhmu membunuh Fang Zhen Mei, mengapa sampai sekarang kau masih diam di sini?"
Wo Shi Shui tersenyum dan balik bertanya, "Ibuku hanya menyuruhku berjanji melakukan satu hal untukmu, hal apa pun benar kan?"
Zheng Bai Shui terpaku dan menjawab, "Betul!"
Dengan pelan Wo Shi Shui berkata lagi, "Betul, hal apa pun, hanya satu macam, betul kan?"
Wo Shi Shui seperti lepas dari beban yang berat dan dia berkata, "Tadi kau sudah menyuruhku menolongmu dan aku sudah melakukannya karena itu aku sudah menepati janjiku. Aku akan menuruti perkataanmu, kita memutuskan hutang piutang. Mengapa sekarang muncul lagi permintaan lainnya" Dan aku harus membunuh Fang Zhen Mei. Aku beritahu kepadamu, aku tidak mau melakukannya, mulai sekarang kita berdua tidak saling berhutang. Karena dulu kau benar-benar mengurus ibuku, maka hari ini aku tidak akan bertarung denganmu tapi aku juga tidak akan membantumu!"
Zheng Bai Shui mendengar kata-kata ini, dia menjadi bengong. Fang Zhen Mei melihat Wo Shi Shui, Wo Shi Shui juga melihat Fang Zhen Mei. Mata mereka berdua berkilau dan juga tertawa. Semua kekhawatiran sudah tersapu bersih.
Zheng Bai Shui sangat marah.
Tiba-tiba terdengar 2 kali teriakan.
Ternyata sewaktu Ou Lei menyerang Shi Tu Qing Yan, He Bu Le mencegat di tengah-tengah udara. Mereka berdua lalu bertarung, ilmu silat He Bu Le berada di atas Fang Zhong Pin tapi di bawah Qu Lei. Karena Ou Lei telah kehilangan satu tangannya dan luka belum sembuh benar, maka posisi He Bu Le berada di atas angin.
Qu Lei sedang bertarung tiba-tiba dia mendengar teriakan Fang Zhong Pin. Qu Lei tahu bahwa Fang Zhong Pin terjatuh ke dalam jurang. Hatinya menjadi gelisah, begitu bertarung sebanyak puluhan jurus, dia membalikkan badan dan langsung melarikan diri!
He Bu Le terus mengayunkan pisaunya. Begitu melihat Qu Lei lari, dia segera menyusul dan membacok Qu Lei. -
Qu Lei hanya berpura-pura, dia segera berjongkok karena He Bu Le tidak menyangka Qu Lei akan mengeluarkan serangan ini, segera He Bu Le meloncat ke atas kepala Qu Lei. Di depannya adalah jurang!
He Bu Le segera menghentikan laju badannya tapi Qu Lei sudah
berdiri. Terdengar PENG kepalan tangan Qu Lei sudah mengenai dada He Bu Le.
Tapi pada saat itu He' Bu Le .juga sudah mengeluarkan bacokan dari tengah udara!
Bacokan itu tepat mengenai punggung Ou Lei dan menancap ke dalam daging. Tubuh Qu Lei seperti terbuat dari besi, bacokan He Bu Le hanya menusuk daging beberapa centimeter dalamnya.
Darah mengalir.
He Bu Le mendarat di depan Qu Lei.
Karena Qu Lei terluka, dia marah, pukulannya sudah dikeluarkan lagi.
Pisau yang menancap di tubuh Ou Lei, bagaimana pun juga bila ditarik oleh He Bu Le pisau ini tidak akan tercabut. He Bu Le sudah tidak bisa menghindar lagi. Di belakang adalah jurang yang dalam, tidak ada jalan lain untuk mundur. Dia berteriak, segera 'dengan jurus pisau tangan' dia membacok Ou Lei.
PENG. HEK. Pukulan Qu Lei mengenai perut He Bu Le.
Saat itu pula pisau tangan He Bu Le juga mengenai wajah Qu Lei.
Karena He Bu Le dipukul oleh Qu Lei, dia tidak menghentikan laju badannya. Tubuhnya terus melaju melayang ke belakang!
Tapi pisau He Bu Le dan pisau tangannya masih menancap di tubuh Qu Lei. Begitu ditarik, Qu Lei juga ikut terbawa melayang dan terjatuh ke dalam jurang.
Terdengar dua suara teriakan yang sangat panjang.
Dua pesilat tangguh di dunia persilatan, yaitu wakil ketua Wisma Shi Jian Yi Dao Duan Hu, He Bu Le dan wakil ketua Chang Xiao Bang Kepalan Besi, Qu Lei, mereka mati bersama, masuk ke dalam
jurang Hua Shan.
Shi Tu ke 12 terkejut dan juga merasa sedih. Dia berteriak, "Adik Kedua!"
Zheng Bai Shui juga berteriak, "Qu Lei!"
Tapi bayangan mereka yang bertarung sudah menghilang ke dalam jurang. Kabut menutupi mereka seperti dipisahkan dengan dunia nyata.
Suara panggilan Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui masih bergaung di gunung itu. Di sisi jurang, suara mereka terus menerus terdengar dan semakin kuat semakin keras seperti sedang saling memanggil nama masing-masing.
Zheng Bai Shui melihat ke jurang yang dalam itu. Dia mengangkat kepalanya lalu bersiul panjang. Kemudian dia berkata, "Baiklah, Ketua Shi Tu, pesilat tangguhmu sudah mati semua, hanya tersisa Wisma Shi Jian. Jika aku dan anak buahku sudah mati semua, Chang Xiao Bang juga akan ikut mati. Sudah tidak ada yang harus dikhawatirkan lagi. Sekarang kita bertarung di puncak Hua Shan ini. Kita bertarung untuk menentukan hidup dan mati!"
Suara di langit yang luas terus bergema. Terdengar suara tenaga dalam masih kuat.
Shi Tu ke 12 dengan suara lantang menjawab, "Baik. Bagaimanapun juga aku tetap akan menerima tantanganmu." Suara teriakan seperti bangau yang menggetarkan langit, sangat jelas dan keras.
Zheng Bai Shui tertawa panjang, dia berkata, "Fang Zhen Mei, kalau aku bisa mengalahkan Shi Tu ke 12, maka berikutnya adalah kau dan Wo Shi Shui. Kau urutan ketiga, kalian tunggu saja!"
Zheng Bai Shui benar-benar seorang ketua perkumpulan besar. Di depan musuh yang kuat dan anak buah sudah hampir habis, dia tidak merasa gentar dan masih terlihat gagah berani.
Fang Zhen Mei menarik nafas panjang, "Zheng Bai Shui yang
gagah, asalkan Ketua Zheng masih sanggup melakukannya, aku akan memenuhi keinginan Ketua."
Zheng Bai Shui tertawa dan membalikkan badan. Dia berkata kepada Shi Tu ke 12, "Terimalah jurusku!"
---ooo0dw0ooo---
BAB 20 Chang Xiao Qi Ji, Xue He Si Shi
Sepasang telapak tangannya diangkat. Tangan ini mengeluarkan cahaya aneh dan berwarna ungu keemasan, tampak licin seperti pisau. Guo Ao Bai yang melihat dari pinggir segera terkejut dan berteriak, "Xi Zhang Ci Jin Shou!" (Tangan Emas Ungu dari Tibet).
Harus diketahui bahwa ilmu silat Ci Jin Shou ini sudah lama menghilang dari dunia persilatan. Dulu ada 3 orang La Ma (semacam biksu bangsa Tibet) menyerang ke Zhong Yuan (Tionggoan). Mereka ingin menguasai dunia persilatan. Dengan Ci Jin Shou mereka berhasil melukai banyak orang, seolah-olah di dunia tidak ada yang bisa mengalahkan telapak beracun Ci Jin Shou. Untung ada seorang biksu aneh yang bernama Da Shi Chan Shi berasal dari Shao Lin, dengan berani dia turun gunung. Di kaki gunung Shong Shan dengan menggunakan ilmu Da Shi Qi Gong (Ilmu Batu Besar) dia berhasil mengalahkan 3 orang biksu La Ma itu. Seorang La Ma dipukul hingga dia minta ampun dan kembali ke Tibet. Yang satu masuk ke dalam sungai. Yang satu lagi bertobat dan dengan suka rela masuk menjadi murid Shao Lin dan juga menjadi seorang biksu yang berkedudukan tinggi.
Karena itu ilmu Ci Jin Shou langsung menghilang dari dunia persilatan. Sekarang tidak disangka pada jurus pertama Chang Xiao Qi Ji jurus yang dikeluarkan adalah jurus Ci Jin Shou. Zheng Bai Shui baru mengeluarkan ilmu Ci Jin Shou, tiba-tiba Shi Tu ke 12 bergerak menghampirinya, lincah dan cepat seperti seekor naga yang gagah. Tangannya pun tiba-tiba mengeluarkan cahaya keemasan.
Pedang Sakti Xue He sudah dikeluarkannya. Tadi Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui beradu telapak tangan, Shi Tu ke 12 kalah tapi dia adalah seorang yang sangat berpengalaman. Sekarang dia tidak akan memberi kesempatan lagi kepada Zheng Bai Shui lagi.
Pedang Sakti Xue He segera mengeluarkan jurus pertama. jurusJin Shi Wei Kai (Batu Emas Terbuka).
Ci Jin Shou milik Zheng Bai Shui tiba-tiba berubah menjadi telapak tangan yang banyak menjadi satu dan telapak tangan ingin menepak kepala Shi Tu ke 12.
Jurus Pedang Sakti Xue He tidak berubah, terlihat ujung pedang agak menurun ke bawah.
Xue He Shen Jian beradu dengan Ci Jin Shou. Terdengar suara DING. Xue He Shen Jian seperti menusuk batu emas.
Bagaimanapun bentuk batu, Xue He Shen Jian tetap tidak akan meru bah gerakan Jin Shi Wei Kai!
Tapi Zheng Bai Shui segera menarik tangannya dan menjadi kepalan. Itu adalah jurus Da Mo Mi Quan (Rahasia Kepalan Da Mo ).
Orang yang benar-benar menguasai Da Mo Mi Quan hanya ada 2 orang yaitu ketua Shao Lin bagian utara dan selatan. Tapi mengapa Zheng Bai Shui bisa menguasai ilmu ini" Da Mo Mi Quan adalah jurus kedua dari ilmu Chang Xiao Qi Ji.
Kepalan tangan digerakkan dan menggetarkan Xue He Shen Jian. Tubuh Shi Tu ke 12 ikut bergetar, jurus pedang tidak berubah, tiba-tiba dia memutar membentuk lingkaran dengan pedangnya. Jurus kedua Xue He Shen Jian adalah Tian Wai You Long (Naga Bermain di Luar Langit) pedang bergerak seperti kilat.
Teriakan Zheng Bai Shui seperti harimau mengaum, untuk menghindar sudah tidak bisa, ingin mundur, itu pun sudah tidak bisa. Ujung pedang berada sudah di depan wajahnya.
Orang-orang yang berada di lapangan pertarungan itu membelalak kaget. Perlu diketahui, mereka berdua mengeluarkan
serangarlnya dengan sangat cepat. Hal ini sudah diketahui di duriia persilatan. Terlihat Pedang Sakti berada di langit. Baju putih tertiup angin, dengan lancar dan mahir juga bergerak dengan sempurna. Semua jurus terbaik yang ada di dunia persilatan sudah dipertunjukan. Jurus yang sangat berbahaya. Mereka sudah bertarung mencapai beberapa jurus, membuat orang yang berada di lapangan menjadi sesak nafas.
Tapi Zheng Bai Shui dengan tenang mencondongkan pinggangnya ke belakang. Tapi pedang Shi Tu ke 12 pun mengikuti gerakannya turun ke bawah. Zheng Bai Shui melambaikan tangannya, Chang Xiao Qi Ji jurus ketiga sudah dikeluarkan, jurus Dong Hai Shui Yun Xiu (Lengan Baju seperti Awan di Laut Timur) menghalangi gerakan Shi Tu ke 12. Pedang menggores lengan baju, mengeluarkan suara SHIT, SHIT. Tapi pedang tidak bisa melubangi atau menyobek lengan baju yang lembut ini.
Shi Tu -ke 12 terpaku, Zheng Bai Shui sudah meloncat tinggi. Kesepuluh jarinya bergerak seperti peluru, hanya dalam waktu sekejap di sekeliling terdengar suara SHI, SHI. Suara ini terus menyerang ke arah Shi Tu ke 12.
Guo Ao Bai berteriak, " jurus Chang Tian Shen Zhi!" (Jari Sakti Langit Panjang).
Harus diketahui Chang Tian Shen Zhi dulu digunakan oleh 7 orang pesilat tangguh di dunia persilatan. Mereka bersama-sama menciptakan ilmu silat ini. Ilmu ini khusus menyerang tenaga dalam musuh. Tenaga yang dikeluarkan sangat dasyat. Tidak disangka itu adalah jurus Chang Xiao Qi Ji yang keempat. Dapat dibayangkan bagaimana kehebatan ilmu silat Zheng Bai Shui yang terus menerus berubah.
Chang Tian Shen Zhi adalah ilmu sangat dasyat, terlihat Shi Tu ke 12 tidak bisa menghindar lagi.
Yang membuat orang tidak menyangka adalah Shi Tu ke 12 bukan mundur melainkan malah maju. Dia seperti seekor naga sakti yang bermain di atas awan. Pedang Sakti Xue He dimainkan dengan
sangat bagus. Sambil menyerang sambil berjaga. Pedang ini pun memutuskan tenaga jari Zheng Bai Shui dan terus menyerang ke arah Zheng Bai Shui.
Pedang Sakti Xue He memasuki jurus ketiga. Jurus Feng Yu Xiao Xiao (Angin Hujan Air yang Dingin dan Dalam).
Zheng Bai Shui berteriak aneh. Dia seperti seekor elang, terbang ke angkasa. Turun dan naik, kemudian dia sudah berada di atas kepala Shi Tu ke 12. Kedua telapak bertepuk, mengeluarkan Da Shi Shen Gong.
Begitu mengeluarkan Da Shi Shen Gong, Pedang Sakti Xue He menjadi miring dan pada waktu itu Shi Tu ke 12 bersalto. Itu adalah jurus Pedang Sakti Xue He yang paling lihai dan juga yang paling dasyat. Katanya di dunia ini belum ada orang yang bisa memecahkan jurus ini. Shi Tu ke 12 sendiri pun jarang menggunakan jurus ini. Ini adalah jurus terakhir dari Xue He Shen Jian.
Jurus Shi Po Tian Jing (Batu Pecah Langit Kaget). Jurus ini belum keluar, petir memenuhi langit. Orang-orang yang melihat pertarungan yang terjadi seperti Shi Tu Qing Yan dan Zheng Dan Feng jatuh dan terduduk di tanah. Guo Ao Bai pun silau oleh cahaya itu, matanya tidak bisa dibuka.
Wajah Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui menjadi pucat. Mereka tidak bisa bicara tapi mata mereka tidak berkedip. Sepertinya hati mereka sangat berat dan juga bergejolak.
Jurus terakhir dari Shi Tu ke 12, bila dia tidak menang, mana mungkin Zheng Bai Shui, ketua Chang Xiao Qi Ji akan melepaskannya!
Zheng Bai Shui berada di tengah udara, seperti harimau yang memiliki sayap dan elang yang besar. Begitu memasuki jurus kelima Chang Xiao Qi Ji, jurus itu mulai dilancarkan. Dengan ilmu sakti Bu Bu Qing Yun, dia terbang ke atas beberapa meter kemudian tenggelam dan melayang ke arah Shi Tu ke 12.
Waktu itu Shi Tu ke 12 sedang bersalto dan ingin mengeluarkan jurus terakhir Shi Po Tian Jing.
Tapi waktu Shi Tu ke 12 ingin 'membalikkan badan, dia merasa tenaga yang berada di dalam tubuhnya sudah tidak menyambung, dadanya pun terasa sangat sakit!
Dua pukulan dari Qu Lei di bagian dada membuatnya terluka parah.
Shi Tu ke 12 memaksa mengumpulkan tenaga Pedang Sakti Xue He yang terakhir yaitu Shi Po Tian Jing, jurus ini siap dikeluarkan!
Tapi rasa sakit membuat Shi Tu ke 12 terlambat sedikit untuk bertindak. Walau hanya terlambat sebentar, Fang Zhen Mei sudah melihatnya. Dia berteriak, "Oh!"
Dan pada waktu hanya selang beberapa detik, Zheng Bai Shui sudah mengambil kesempatan ini!
Jurus keenam Chang Xiao Qi Ji"
Jurus Da Mo Shen Zhang (Telapak Sakti Da Mo).
Kali ini giliran Wo Shi Shui yang berteriak karena terkejut!
Begitu Da Mo Shen Zhang dikeluarkan sama sekali tidak terasa ada henbusan angin. Hanya terasa seperti pasir yang ditiup angin dan mengenai wajah, tidak ada tempat untuk menghindar lagi. Da Mo Shen Zhang dulu adalah ilmu perkumpulan Da Mo(Gurun Besar). Ilmu ini dilatih di gurun pasir selama 18 tahun baru bisa menjadi ilmu Da Mo Shen Zhang. Tapi sekarang sudah menjadi ilmu silat terkuat dari Zheng Bai Shui.
Tepat saat itu Shi Tu ke 12 membalikkan badan!
Begitu dia membalikkan badan, Pedang Sakti Xue He sudah mengumpulkan tenaga dan siap untuk dikeluarkan!
Sewaktu dia membalikkan badan dan pedang hampir dia tusukkan, Da Mo Shen Zhang dengan 5 jari seperti besi dan baja siap menusuk.
PES. Kelima jari Zheng Bai Shui menembus ke dalam perut Shi Tu ke 12.
Sepasang mata Shi Tu ke 12 melotot keluar. Tubuh yang berada di tengah-tengah langit melipat. Dia merasa sangat sakit.
Darah seperti hujan terus berjatuhan.
Zheng Bai Shui memenangkan pertarungan. Segera jarinya ditarik kembali dari perut Shi Tu ke 12. Dia pun mendarat ke bawah.
Hingga akan mati pun Shi Tu ke 12 masih mengeluarkan jurus terakhir. Shi Po Tian Jing.
Jurus ini tetap dikeluarkan sekalipun dia sudah terluka parah. Tenaganya pun masih sangat dahsyat. Terlihat bayangan putih melewati langit seperti seekor naga sakti yang muncul dari balik awan. Bersamaan dengan itu pedang sakti Xue He terjun ke dalam jurang Hua Shan yang dalamnya ribuan meter.
Ketua Wisma Shi Jian, Pedang Sakti Xue He, dan Shi Tu ke 12 karena hanya berbeda setengah jurus, dia mati bawah jurang Hua Shan.
Shi Tu Qing Yang berteriak, "Ayah!"
Pertarungan dahsyat yang menggegerkan dunia persilatan ini membuat hati setiap orang tergetar. Tapi sayang jurus Pedang Sakti Xue He belum sempurna di keluarkan. Dia sudah terbunuh oleh Chang Xiao Qi Ji milik Zheng Bai Shui yang hanya menggunakan 6 jurus. Yang membuat orang kaget adalah jurus ketujuh belum sempat dia keluarkan.
Angin berhembus dengan kencang, awan pun bergerak dengan cepat. Zheng Bai Shui, Fang Zhen Mei, dan Wo Shi Shui, wajah mereka menghadap ke arah jurang. Tidak ada yang bergerak dan juga tidak ada yang bicara. Mereka seperti mengenang juga seperti memikirkan sesuatu dan mereka merasa tidak enak hati.
Langit begitu gelap, setiap saat bisa turun hujan dan badai.
Zheng Bai Shui dengan dingin melihat Fang Zhen Mei dan berkata, "Tuan Muda Fang, sekarang antara kau dan aku."
Fang Zhen Mei melihat dia dan berkata, "Tidak, sekarang aku tidak ingin bertarung denganmu."
Shi Tu Qing Yan mendekat. Dengan sedih dia berkata, "Kau tidak berani membalaskan dendam ayahku, biar aku sendiri yang membalasnya!"
Wo Shi Shui segera mendekat. Dia menghadang di depan Shi Tu Qing Yan dan berkata, "Nona Shi Tu, jangan berbuat seperti itu!"
Shi Tu Qing Yan beberapa kali ingin melawan Zheng Bai Shui tapi Wo Shi Shui tetap menghalanginya. Shi Tu Qing Yan menangis dan berkata, "Kalian, kalian bersekongkol untuk menghinaku!"
Wo Shi Shui mengerutkan dahi dan berkata, "Kau tidak bisa melawan Zheng Bai Shui."
Shi Tu Qing Yan berteriak, "Biar! Biar saja!" Walaupun dia berteriak dan menerjang Wo Shi Shui tapi dia tetap tidak bisa melewati Wo Shi Shui. Air mata dan ingus bercampur menjadi satu, membuat Wo Shi Shui menjadi serba salah. Untung Guo Ao Bai datang. Dia segera menotok nadi Shi Tu Qing Yan.
Kata Guo Ao Bai sambil menarik nafas, "Sekarang dia sedang sedih, biarkan dia tidur untuk sementara." Wo Shi Shui tertawa kecut dan berkata, "Kenapa aku tidak memikirkan hal ini?"
Semua menjadi hening, Zheng Bai Shui melihat Fang Zhen Mei. Tiba-tiba dia tertawa dan berkata, "Aku berhasil mengalahkan Shi Tu ke 12. di dunia ini bila masih ada aku, Wisma Shi Jian pasti akan kalah dan Chang Xiao Bang akan bangkit kembali. Bila kau mau mengubah pikiranmu dan masuk ke perkumpulanku, apa yang kau lakukan dulu, tidak akan kuungkit lagi dan aku akan memberimu kedudukan sebagai wakil ketua Chang Xiao Bang. Bagaimana?"
Fang Zhen Mei mengangkat alisnya dan tertawa. Dia berkata, "Umpan yang sangat bagus dan besar!"
Kata Zheng Bai Shui, "Bila umpanku tidak besar, mana bisa membuat seorang Tuan Muda Fang mau memikirkannya?"
Fang Zhen Mei menarik nafas panjang dan berkata, "Tapi sayang, umpan besar pun tidak akan ada gunanya."
Tanya Zheng Bai Shui, "Oh" Mengapa bisa begitu?"
Fang Zhen Mei dengan serius menjawab, "Karena aku dan Ketua Shi Tu ke 12 adalah teman. Temanku terbunuh, aku harus membalaskan dendamnya."
Wajah Zheng Bai Shui menjadi gelap. Dia berkata, "Mengapa tadi kau menolak bertarung denganku?"
Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Bukan aku tidak berani melakukannya, tapi karena aku tidak tega melakukannya. Kau sudah bertarung dengan Ketua Shi Tu ke 12, tenagamu belum pulih, bila bertarung lagi denganku sepertinya ini tidak adil."
Zheng Bai Shui terdiam dan dia berdiri. Akhirnya dia menarik nafas dan berkata, "Fang Zhen Mei memang seorang yang sangat jujur dan tidak mau mengambil keuntungan dari orang lain."
Tapi dia segera melanjutkan lagi, "Tapi sayang, kau salah tafsir kepadaku. Bertarung dengan Shi Tu ke 12, aku hanya menyerang 6 jurus. Begitu bertarung, aku segera memakai Chang Xiao Qi Ji karena ini adalah cara untuk menghemat tenaga. Kau tidak perlu mengkhawatirkan tenagaku. Begitu aku berhasil membunuhmu, aku akan bertarung lagi dengan Wo Shi Shui. Aku"Zheng Bai Shui tidak perlu diberi waktu untuk memulihkan tenaga!"
Fang Zhen Mei berpikir sebentar dan berkata, "Kalau begitu, aku akan mengikuti kemauanmu."
Zheng Bai Shui tiba-tiba tertawa dan berkata, "Apakah kau pikir kau bisa menerima jurus-jurus Chang Xiao Qi Ji?"
Fang Zhen Mei menggelengkan kepala dan berkata, "Tidak!"
Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "Tadi aku hanya mengeluarkan lima setengah jurus Chang Xiao Qi Ji. Jurus yang
terakhir adalah jurus yang paling dasyat. Bila kau bisa menyambut hingga jurus keenam, aku nasehati, kau harus berhati-hati karena begitu jurus ketujuh dikeluarkan, aku sendiri pun tidak tahu apakah kau masih bisa hidup atau malah mati."
Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Terima kasih Ketua sudah memperingatiku. Jurus-jurus Chang Xiao Qi Ji kuat dan hebat. Di dunia ini tidak ada orang yang bisa menerima jurus keempatmu, tapi tadi Ketua Shi Tu ke 12 berhasil menerima 5 jurusmu. Ini sudah memecahkan rekor. Tapi sayang, karena Ketua Shi Tu sudah terluka parah, dia tidak bisa mengeluarkan jurus keempat dari jurus Pedang Sakti Xue He. Bila jurus keenam Ketua Zheng sudah begitu dahsyat, jurus ketujuh bisa kubayangkan bagaimana hebatnya. Tapi aku akan berhati-hati dan akan mencobanya...."
Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "Kau sudah mengetahuinya, itu lebih bagus lagi. Aku menghormati ilmu silatmu, aku tidak tega kepadamu, maka aku memutuskan untuk memberitahumu dulu. Masalah lain, tidak perlu banyak cerita lagi."
Tiba-tiba Zheng Dan Feng yang berada di pinggir berteriak dengan sedih, "Ayah! Apakah dosamu belum cukup banyak" Apakah Ayah tidak mau mendengarkan kata-kata putrimu. Jangan bertarung lagi!"
Zheng Bai Shui marah dan berkata, "Diam kau!" Zheng Dan Feng masih menangis, Guo Ao Bai berkata kepada Zheng Dan Feng, "Nona tidak perlu merasa tegang, kami tidak akan memperalat Nona Zheng untuk mengancam ayahmu!"
Wajah tua Zheng Bai Shui memerah, karena dia pernah menculik kakak beradik Shi Tu untuk dijadikan sandera dan mengancam Shi Tu ke 12 dan Wisma Shi Jian.
Wo Shi Shui menghalangi Zheng Dan Feng dan berkata, "Jangan coba-coba untuk mendekat!"
Zheng Dan Feng menangis dan berkata, "Mengapa aku tidak boleh mendekat" Aku harus mencegah pertarungan ini."
Zheng Bai Shui ingin marah lagi, tiba-tiba Fang Zhen Mei berkata dengan suara yang ramah, "Nona Zheng, kau jangan ke sini, kau sudah tahu bagaimana sifat ayahmu, bila beliau sudah mengambil keputusan seperti itu, dia tidak akan mengubahnya. Bila kau mendekat ke sini dan mencoba untuk menasihati ayahmu, ini hanya akan membuat ayahmu tidak bisa berkonsentrasi, hal ini akan berbahaya baginya. Lebih baik kau jangan ganggu ayahmu bertarung!"
Zheng Dan Feng hanya terpaku setelah mendengar perkataan Fang Zhen Mei, dia tidak berniat untuk mencegah lagi, Zheng Bai Shui melihat Fang Zhen Mei dengan sorot mata berterima kasih. Tiba-tiba Zheng Bai Shui menyerang Fang Zhen Mei yang tidak ada persiapan sama sekali, Zheng Bai Shui sudah meloncat dan menyerang Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei seperti sudah memiliki firasat, tubuhnya pun ikut bergerak.
Sepasang tangan Zheng Bai Shui terus digerakkan, tampak ada cahaya ungu yang keluar, kemudian ada cahaya berwarna kuning, terus menyerang ke arah wajah Fang Zhen Mei.
Sewaktu cahaya ungu itu hampir mencapai ke tengah alisnya, tiba-tiba Guo Ao Bai berteriak, "Ya!" dan Fang Zhen Mei meloncat, baju putihnya tertiup angin dan tampak berkibar, benar-benar terlihat sangat indah. Pukulan Zi Jin Shou berhasil dihindari dengan mudah.
Tapi pikiran Zheng Bai Shui sudah seperti setan, dia terus menempel Fang Zhen Mei, dua kepalan tangan sudah dikeluarkan, kepalan itu belum sampai, angin yang dihasilkan oleh kepalan bisa menghancurkan emas dan batu.
Tubuh Fang Zhen Mei berada di tengah udara, karena terus dikejar dia tidak mempunyai kesempatan untuk menghindar, tapi walaupun Fang Zhen Mei berada dalam keadaan seperti itu, dia tetap bisa mendaratkan tubuhnya dengan cepat.
Pukulan pertama tidak berhasil mengenainya, pukulan kedua
membuat tanah menjadi berlubang, pasir dan debu tampak beterbangan, langit pun menjadi gelap, tapi Zheng Bai Shui tetap masuk ke dalam kepulan debu itu, dia masih ngotot mengejar Fang Zhen Mei.
Sepasang lengan baju seperti besi, seperti jala yang selalu ingin menutupi Fang Zhen Mei.
Beberapa serangan dengan cepat dikeluarkan, sama sekali tidak memberi kesempatan kepada Fang Zhen Mei untuk bernafas. Wo Shi Shui yang berada di sini terus menyaksikan pertarungan iru, dia merasa sesak nafas, karena selama ini dia tidak pernah melihat ada pertarungan yang begitu membahayakan jiwa.
Apalagi Zheng Bai Shui tidak akan menghilangkan kesempatan yang ada, walau itu hanya sedikit. Kedua lengan baju Zheng Bai Shui seperti awan, tiba-tiba Fang Zhen Mei pun ikut melambaikan kedua lengan bajunya.
Kedua lengan baju itu begitu dilambaikan, segera terjadi angin kencang, tapi angin -ini tidak menyerang Zheng Bai Shui melainkan menyerbu ke arah pasir dan debu yang memenuhi udara.
Karena angin begitu kencang, dan kibasan lengan baju Fang Zhen Mei membuat pasir-pasir menjadi beterbangan, pasir itu berubah menjadi panah, menyerang ke arah Zheng Bai Shui.
Tubuh Zheng Bai Shui dikurung oleh pasir.
Fang Zhen Mei terus mundur, sepertinya dia sudah tahu bahwa Zheng Bai Shui akan membuat tempat itu dikelilingi oleh pasir dan debu. Dan setelah itu dia akan masuk ke dalam kepulan pasir dan menyerang.
Jurus ini sudah ada persiapannya.
Zheng Bai Shui yang sudah sangat berpengalaman segera menarik kembali jurus Dong Hai Shui Yun Xiu, dan pasir yang memnuhi tempat itu segera menghilang.
Sebenarnya Fang Zhen Mei bisa mengambil kesempatan ini untuk
menyerang Zheng Bai Shui, kedua lengan baju Zheng Bai Shui seperti ular yang terus melata dan mengeluarkan suara SHI, SHI... Jurus keempat dari Chang Xiao Qi Ji yaitu Xhang Tian Shen Zhi sudah mulai dikeluarkan.
Jurus Chang Xiao Qi Ji semakin dasyat.
Fang Zhen Mei seperti akan segera tertusuk di tengah-tengah udara. Kali ini Wo Shi Shui ikut berteriak.
Mereka yang menyaksikan pertarungan ini tanpa terasa tangan mereka pun sudah berkeringat.
Tiba-tiba tampak ada baju putih yang berkilau, Fang Zhen Mei terbang melayang ke atas seperti seekor bangau.
Kesepuluh jari Zheng Bai Shui ikut mengarah ke atas langit.
Tubuh Fang Zhen Mei melayang ke atas, tapi hati Wo Shi Shui malah tenggelam, perlu diketahui semakin dikeluarkan maka jurus Chang Xiao Qi Ji akan semakin dahsyat, bila Fang Zhen Mei terbang ke atas, maka Zheng Bai Shui tidak akan memberi kesempatan kepadanya untuk mendarat di bumi. Bila berada di tengah-tengah udara, Fang Zhen Mei mana ada tenaga untuk menghalau jurus kelima, jurus keenam, apalagi jurus ketujuh yang menggegerkan dunia persilatan.
Wo Shi Shui terkejut dan juga merasa cemas, dia tidak menyangka orang sepandai dan berilmu silat tinggi seperti Fang Zhen Mei bila sedikit melakukan kesalahan, sehingga dia akan mati di tangan Zheng Bai Shui.
Di darat menyambut jurus Chang Xiao Qi Ji saja sudah kewalahan apalagi bila harus menghadapi di tengah udara.
Begitu jurus Chang Tian Shen Zhi tidak mengenai sasaran, maka jurus kelima pun mulai dikeluarkan.
Zheng Bai Shui meloncat ke atas untuk menghadang Fang Zhen Mei. Begitu jurus Da Shi Shen Gong dikeluarkan, pasir beterbangan, batu pun berguling-guling ke arah Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei mengumpulkan tenaga dalamnya pada saat dia berada di udara, dia meloncat lebih tinggi lagi.
Dengan ilmu meringankan tubuhnya, Zheng Bai Shui melayang 7-8 langkah di udara, jurus Da Shi Shen Gong terus diarahkan kepada Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei naik lagi, di udara seperti ada tangga yang tidak terlihat, dia naik beberapa meter lagi.
Ini adalah ilmu meringankan tubuh dengan tingkat yang paling tinggi, dengan jurus yang dinamakan ilmu sakti bertingkat naik ke tangga awan'.
Tiba-tiba Zheng Bai Shui membentak, suara bentakan ini seperti guntur di siang hari, membuat gendang telinga bergetar dan seakan-kkan sudah menjadi tuli, tapi tubuh Zheng Bai Shui bergerak seirama dengan suara yang dia keluarkan, dia naik lagi beberapa meter. Da Shi Shen Gong dengan mantap tetap diarahkan kepada Fang Zhen Mei!
Zheng Bai Shui dengan teriakan seperti auman singa yang biasa digunakan dalam agama Budha untuk meningkatkan kemampuan ilmu meringankan tubuh.
Kali ini Fang Zhen Mei tidak bisa menghindar lagi, tiba-tiba angin kencang berhembus, membuat baju Fang Zhen Mei berkibar-kibar, juga membuat tubuh Fang Zhen Mei menjadi sehelai kertas, tertiup oleh angin itu sehingga melayang-layang sejauh beberapa meter.
Kali ini Zheng Bai Shui merasa heran karena ilmu ini dia ketahui, sudah lama menghilang dan katanya tidak ada orang yang pernah menguasai ilmu meringankan tubuh yang disebut Sui Feng Bai Liu Cao Shang Fei (Mengikuti Angin Bergoyang seperti Pohon Yang Liu dan Terbang Diatas Rumput).
Kali ini Zheng Bai Shui mengaku kalah dan jurus kelima Chang Xiao Qi Ji akan diselesaikan, tiba-tiba Zheng Bai Shui memutar tenaga telapaknya, tenaga itu diturunkan ke bawah. Setelah diarahkan ke bawah, angin dari telapak meniup ke bawah dan
mementalkan tenaga yang cukup besar, membuat tubuh Zheng Bai Shui naik lagi beberapa meter, sekarang posisi Zheng Bai Shui berada di atas dan Fang Zhen Mei berada di bawahnya.
Terlihat ada dua baju yang berwarna putih, walaupun mereka bertarung dengan sengit, tapi baju-baju itu berkibar-kibar seperti dewa, mereka tiba-tiba menghilang, tiba-tiba muncul di atas awan membuat orang-orang yang melihat harus mengangkat kepalanya tinggi-tinggi.
Hanya Wo Shi Shui saja yang merasa cemas, dia tahu Fang Zhen Mei sudah berada di ujung tanduk, dia sudah kehabisan jurus.
Bila dia adalah Fang Zhen Mei, begitu memulai pertarungan dia akan memaksa Zheng Bai Shui tidak bisa mengeluarkan Chang Xiao Qi Ji, atau bertindak seperti Shi Tu ke 12, ada saat menyerang ada saat bertahan, tidak akan membiarkan jurus Chang Xiao Qi Ji yang semakin kuat dikeluarkan oleh Zheng Bai Shui. Jurus Chang Xiao Qi Ji baru memasuki jurus enam setengah sudah membuat Shi Tu ke 12 kehilangan nyawa, sekarang ini walaupun Fang Zhen Mei berilmu silat tinggi, belum tentu dia bisa menerima jurus ketujuh!
Parahnya saat ini Fang Zhen Mei sama sekali tidak mempunyai kesempatan untuk membalas, dan tubuhnya masih berada di langit, bila Chang Xiao Qi Ji dikeluarkan, pasti kali ini Fang Zhen Mei akan mati.
Setelah berpikir seperti itu, Wo Shi Shui merasa semakin gelisah, dia sangat ingin membantu Fang Zhen Mei, tapi dia tidak akan melakukannya karena dia sudah berjanji, dia juga tidak akan mengeroyok Zheng Bai Shui dengan cara dua lawan satu.
Zheng Bai Shui sekarang turun dari posisinya yang lebih tinggi dari Fang Zhen Mei, dia tertawa panjang. Jurus keenam Chang Xiao Qi Ji yaitu Da Mo Shen Zhang sudah dikeluarkan.
Tiba-tiba Fang Zhen Mei turun dari langit dengan cepat.
Zheng Bai Shui dengan bersusah payah baru bisa ke atas, sekarang terlihat Fang Zhen Mei tiba-tiba turun, Zheng Bai Shui
tidak akan membiarkan dia lari atau kabur, dengan menggunakan jurus Qian Jin Duo (Jatuh Seribu Kilo), dengan cepat dia menyusul turun.
Zheng Bai Shui marah dan bertindak tergesa-gesa, terlihat jaraknya dengan Fang Zhen Mei semakin jauh, dia mengambil nafas panjang, dia turun lebih cepat lagi.
Hanya dalam waktu singkat jaraknya dengan Fang Zhen Mei semakin dekat. Mereka sejak tadi hanya turun naik, dan semua itu berlangsung hanya sebentar, semua ini memperlihatkan gerakan yang sangat indah, membuat orang-orang menahan nafas karena tegang, sekarang dengan tubuh turun dari atas langit, hal itu lebih cepat dilakukan dibandingkan saat ,naik ke atas langit.
Kali ini Fang Zhen Mei mendarat terlebih dulu.
Tak lama kemudian Zheng Bai; Shui pun mendarat, begitu kakinya menginjak bumi, Fang Zhen Mei segera melipat tubuhnya kepalanya berada di bawah, dia mengeluarkan jurus Tie Ban Qiao (Jembatan Papan Besi).
Begitu kaki Zheng Bai Shui mendarat dan menginjak tanah, dia sudah mengeluarkan suara besar kemudian jurus Da Ma Shen Zhang sudah dikeluarkan.
Wo Shi Shui yang berada di pinggir hampir saja berteriak karena terkejut, karena dia melihat Fang Zhen Mei berada di posisi yang tidak menguntungkan. Walaupun menggunakan jurus Tie Ban Qiao yang sangat bagus, untungnya dia bisa menhindari jurus keenam dari Chang Xiao Qi Ji. Apakah dia bisa menyambut jurus ketujuh"
Fang Zhen Mei melipat pinggangnya ke belakang, dia siap menerima jurus ketujuh dari Zheng Bai Shui. Tapi semua sudah tidak sempat kagi.
Sekalipun Fang Zhen Mei adalah seorang dewa, sepertinya dia tidak akan bisa menyambut jurus ketujuh dari Chang Xiao Qi Ji, karena ini adalah jurus terakhir.
---ooo0dw0ooo---
BAB 21 Jurus Ketujuh dari Chang Xiao Qi Ji
Wo Shi Shui sangat menyesali Fang Zhen Mei karena dalam keadaan yang sangat berbahaya dia masih sempat mengeluarkan jurus Tie Ban Qiao. Bila dia dengan susah dapat menyambut jurus keenam dari Zheng Bai Shui, bagaimana bisa dengan baik menerima jurus ketujuhnya.
Wo Shi Shui sangat aneh, mengapa dalam pertarungan ini Fang Zhen Mei selalu mengambil keputusan yang salah.
Begitu kaki Zheng Bai Shui mendarat di bumi, dia sudah mengambil kesempatan. Begitu melihat Fang Zhen Mei berada di depannya, segera dia mengeluarkan jurus keenamnya. Tapi begitu kaki Fang Zhen Mei kaki mendarat di bumi, dengan jurus Tie Ban Qiao dia menyerang Zheng Bai Shui. Dia sepertinya sudah mengetahui kalau Zheng Bai Shui akan mengeluarkan jurus andalannya.
Bila sekarang Zheng Bai Shui mengeluarkan jurus, jurus yang bagaimana pun akan membuat Fang Zhen Mei kalah!
Orang seperti Fang Zhen Mei, mana mungkin tidak akan menyerang"
Tapi Zheng Bai Shui hanya diam dia tidak menyerang.
Begitu jurus keenam dikeluarkan, dia sudah terpaku dan pada saat dia terpaku, Fang Zhen Mei sudah membalikkan badan dengan jurus Li Yu Da Ting (Ikan Li Yu Meloncat). Dia sudah berada di atas kepala Zheng Bai Shui. Baju putihnya tampak* berkilauan, telapak tangannya dalam waktu singkat berhasil menekan nadi di kepala Zheng Bai Shui dan turun ke belakang Zheng Bai Shui. Nadi Bai Hui Xue adalah salah satu nadi di antara 8 nadi yang mematikan. Bila nadi itu dipukul dengan ringan maka orang itu akan terluka parah
atau bahkan mati. Fang Zhen Mei sudah menyerang nadi ini.
Pertarungan antara Zheng Bai Shui dan Fang Zhen Mei, pihak Zheng Bai Shui yang selalu menyerang dan hingga jurus keenam, Fang Zhen Mei selalu mengelak dengan 6 jurusnya. Sekarang dia hanya menyerang dengan satu jurus, dan tepat mengenai sasaran.
Ilmu silat seperti apakah ini"
Anehnya Zheng Bai Shui juga tidak roboh.
Siapa pun tidak akan sanggup menahan pukulan di Bai Hui Xue kecuali Fang Zhen Mei tidak menggunakan tenaganya.
Zheng Bai Shui masih berdiri dengan tegak, tapi dia tidak membalikkan kepalanya.
Bayangan punggung Zheng Bai Shui tiba-tiba seperti menjadi tua dan bungkuk, seperti tidak ada kehidupan, semua terjadi karena dia sudah kalah.
Pendekar pun ada saatnya dia gagal.
Zheng Bai Shui tidak bergerak, dia juga tidak membalikkan kepalanya. Hanya dengan tenang dia berkata, "Kau sudah memenangkan pertarungan ini."
Fang Zhen Mei berdiri di belakangnya. Baju putihnya berkibar tertiup angin dan dia berkata, "Kau tidak kalah, kita masih bisa bertarung lagi."
Zheng Bai Shui tiba-tiba marah dan berseru, "Diam! Kau tidak ingin membunuhku juga tidak memakai tenagamu, apakah kau mengira aku tidak tahu itu?"
Bentakan ini tetap penuh dengan rasa wibawa, tapi dia segera terdiam lagi. Akhirnya dia berkata, "Mengapa kau bisa tahu bahwa aku tidak bisa menggunakan jurus Chang Xiao Qi Ji yang ketujuh?"
Dengan santai Fang Zhen Mei menjawab, "Aku tidak tahu bahwa Ketua tidak memiliki jurus ketujuh, aku hanya mencoba-coba walaupun aku tahu itu sangat berbahaya."
Kata-kata ini membuat Wo Shi Shui, Guo Ao Bai, dan Zheng Dan Feng terkejut. Chang Xiao Qi Ji milik Zheng Bai Shui yang menggegerkan dunia persilatan tidak memiliki jurus ketujuh yang dikatakan sebagai jurus paling dasyat.
Baju putih Zheng Bai Shui tampak bergetar. Hatinya masih bergejolak, dia berkata, "Teruskan perkataanmu."
Fang Zhen Mei menarik nafas dan melanjutkan, "Tiga hari yang lalu sebelum aku bertarung dengan Huo Wu Yong, aku pernah mendengar bahwa Ketua Zheng mendapatkan ilmu Chang Xiao Qi Ji dari seorang biksu yang berilmu tinggi yakni Wu Ming Lao Seng ( biksu tanpa nama) dan, dia berteman baik dengan Da Shi Chan Shi. Dan Da Shi Han Shi berhasil mengalahkan 3 Dalai Lama dari Tibet. Salah satu dari La Ma itu malah bertobat dan masuk kuil Shao Lin dan menjadi teman baik Da Shi Chan Shi. Menurut perkiraanku Wu Ming Lao Seng pasti sangat mahir menggunakan jurus Zi Jin Shou, kemampuan Da Shi Shen Gong dan Wu Ming Lao Seng setingkat dengan ketua kuil Shao Lin. Dia pasti pernah belajar Da Mo Shen Zhang dan Chang Tian Shen Zi. Da Mo Shen Zhang diciptakan oleh 3 pendekar waktu itu. Wu Ming Lao Seng adalah salah satu di antara 7 pesilat tangguh di dunia persilatan dan dia pernah pergi merantau ke gurun pasir. Karena itu dia pasti bisa menguasai kedua ilmu itu. Ilmu silat Dong Hai Shui Yun Xiu adalah ilmu silat tertinggi dari kuil Shao Lin. Setiap biksu yang berilmu tinggi, biasanya dia harus menguasai salah satu dari ilmu Shao Lin yang orang lain tidak bisa menguasainya. Sepertinya Wu Ming Lao Seng berhasil menguasai ilmu Dong Hai Shui Yun Xiu. Keenam ilmu silat ini kemudian disusun menjadi Ci Jin Shou, Dong Hai Shui Yun Xiu, Da Mo Shen Zhang, Chang Tian Shen Zi, Da Shi Shen Gong. Enam jurus dasyat ini dinamakan dengan Wu Ming Liu Ji (Enam Jurus Tanpa Nama). Walaupun teknik-teknik ini sangat terkenal tapi belum diberi nama." *<
Fang Zhen Mei dengan lancar '.menceritakan semua ini, membuat Wo Shi Shui dan orang-orang yang di sana menjadi kagum. Tapi apa hubungan semua ini dengan Zheng Bai Shui"
Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Begitu Ketua Zheng masuk dan menjadi murid Wu Ming Lao Seng, Anda mendapatkan 6 jurus tertinggi ini. Kemudian
kau membunuh dia sehingga kau terkenal di mana-mana dan kau memberi nama jurus ini Chang Xiao Qi Ji. Aku sudah mencari tahu ternyata Wu Ming Lao Seng hanya memiliki 6 jurus, dari mana ada jurus yang ketujuh" Apakah Ketua Zheng berkata seperti itu karena takut jika ada orang yang bisa menerima 6 jurus ini" Kau mengatakan masih ada satu jurus lagi. Ini akan membuat orang mundur dan tidak berani bertarung denganmu!"
Zheng Bai Shui hanya berkata, "Hem." Artinya dia sudah mengakui semua perkataan Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei melanjutkan, "Hanya saja aku sendiri tidak yakin dengan semua ini karena itu aku tidak memberitahukannya kepada Ketua Wisma Shi Tu. Aku takut ini mencelakai dia. Tidak disangka...hai, Ketua Zheng dari pertarungan antara Shi Tu ke 12 dan dirimu, aku sudah melihat semuanya. Kau berani mengambil resiko dengan jurus Chang Xiao Qi Ji keenam kemudian menyerang Shi Tu ke 12 dan membunuhnya tapi kau tidak mau menahan jurus keempat Shi Tu ke 12 dan dengan jurus ketujuh untuk membununya. Dari sini aku berpikir Chang Xiao Qi Ji pada jurus ketujuh sama sekali tidak ada. Dengan melihat sifat Ketua Zheng yang sangat teliti, kau tidak akan mau begitu saja menempuh bahaya."
Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "Karena itu kau yakin aku tidak memiliki jurus ketujuh?"
Fang Zhen Mei menghela nafas dan berkata, "Ketua Zheng, kalau aku belum bertarung denganmu, aku masih tidak yakin dengan kata-katamu. Pertama, kau takut bila aku sudah melihat pertarungan antara dirimu dengan Shi Tu ke 12, lalu aku pulang dan memikirkan kembali pertarungan yang telah terjadi antara Shi Tu ke 12 denganmu yang rada janggal. Karena itu kau mengambil keputusan untuk segera bertarung denganku. Kedua, kau sengaja memberitahu agar aku berhati-hati menghadapi jurus ketujuh Chang
Xiao Qi Ji, sehingga aku akan takut dengan jurus ketujuh ini. Tapi Ketua Zheng, kau harus tahu bahwa Chang Xiao Qi Ji sejurus demi sejurus akan lebih dasyat,
See YanTjinDjin 291 apakah aku tidak mengetahui hal ini" Dan Ketua selalu memperingatkan aku, ini membuatku merasa curiga. Ketiga, tiba-tiba saja Ketua menyerangku dengan Zi Jin Shou, ini tentunya sangat bertolak belakang, awalnya kau seperti seorang pendekar yang memperingatkanku, tapi mengapa kau dengan begitu licik menyerangku pada saat aku tidak siap" Bukankah di balik semua ini ada hal lain yang disembunyikan?"
Zheng Bai Shui terdiam, dia tidak mengomentari apa pun.
Pepatah mengatakan, orang selalu bersikap seperti itu, bila dia sudah mencintai seseorang, dia selalu berpura-pura tidak memperhatikan. Bila orang sudah mencuri uang, maka orang itu akan mengatakan bahwa itu adalah uang tabungannya"semua ini adalah contoh sifat orang yang selalu menutupi sifat aslinya.
Zheng Bai Shui adalah seorang yang pintar dan kuat, tapi dia pun tidak terlepas dari contoh seperti tadi.
Fang Zhen Mei berkata lagi, "Karena itu aku mencoba-coba menebak dengan menempuh resiko yang berbahaya, ternyata benar Ketua tidak memiliki jurus ketujuh. Karena orang lain tidak berani menerima jurus ketujuh ini maka mereka dengan terpaksa memilih menyambut satu per satu jurusmu. Sedangkan jurusmu sendiri sejurus demi sejurus akan bertambah kuat, tapi ilmu silat apa yang bisa lebih cepat, lebih galak, dan lebih kaut dari Chang Xiao Qi Ji" Karena itu pula semua orang yang bertarung denganmu termakan oleh tipuanmu."
Mendengar itu Wo Shi Shui tertunduk malu, diam-diam dia merasa beruntung, bila tadi dia bertarung dengan Zheng Bai Shui, dia pun akan terkena tipu dayanya. i
Pelan-pelan Fang Zhen Mei berkata lagi, "Karena itu aku mengambil keputusan untuk terus menghindari jurus-jurus Ketua Zheng, hingga pada jurus keenam, dan pada jurus keenam aku
sudah mendapatkan keuntungan."
Zheng Bai Shui tetap berdiri di tempatnya, dia hanya melihat sepasang kakinya, pinggangnya seperti sudah tidak kuat menahan beban tubuhnya, dia seperti semakin bungkuk.
Fang Zhen Mei menghela nafas dan berkata lagi, "Ketua Zheng, semua sudah kita lewati, sekarang Ketua Wisma Shi Tu ke 12 sudah meninggal, Ketua harus menebus kesalahan ini, Ketua harus mengembalikan perdamaian di dunia persilatan ini...."
Pendekar Sejagat Seri Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Zheng Bai Shui tiba-tiba berteriak, dan dengan suara berat memanggil, "anak Feng!"
Zheng Dan Feng dengan sorot mata berterima kasih menatap Fang Zhen Mei sebab dia tidak membunuh ayahnya, dan Zheng Dan Feng pun mendekati ayahnya kemudian memanggil, "Ayah!"
Suara Zheng Bai Shui terdengar tua dan dengan tenang dia berkata, "Chang Xiao Bang sudah musnah, ayahmu sudah kalah total, selama ini ayah selalu berbuat jahat tapi aku tidak merasa bersalah atau pun menyesalinya. Orang hidup di dunia ini hanya puluhan tahun, karena mencari nama dan menggapai cita-cita yang tinggi, maka dengan cara apa pun dia harus memperolehnya, ini semua harus dimaklumi, sekarang ayah sudah kalah, aku tidak mau dengan muka tebal menerima kebaikan orang lain sehingga aku bisa meneruskan kehidupan ini, bila aku ingin berubah dari jahat menjadi baik, bagaimana dengan keluarga dari orang yang pernah kubunuh, apakah mereka bisa menerimaku seperti Tuan Muda Fang" Apakah mereka akan membiarkanku tetap hidup" Sekarang semua sudah menjadi seperti ini, aku tidak bisa berkata apa-apa lagi, satu-satunya yang membuatku merasa tidak tenang dan selalu khawatir semenjak ibumu meninggal adalah aku tidak bisa mengurusmu dengan baik, sekarang pun aku tidak bisa mengurusmu lagi...." Zheng Bai Shui terdiam, tidak berkata apa-apa lagi. Zheng Dan Feng masih tidak mengerti, dia memanggil, "Ayah...."
Dengan wajah serius Zheng Bai Shui menggoyangkan tangannya, "Kau jangan nasihati ayah lagi, aku sudah kalah untuk apa aku
hidup susah?"
Dia membalikkan badan dan memberi hormat kepada Fang Zhen Mei, kemudian dia berkata, "Hormat
ini kuberikan kepadamu sebagai tanda terima kasihku kepadamu karena kau tidak membunuhku dan kau membiarkanku mati bunuh diri," dia berkata lagi kepada Zheng Dan Feng, "Di gudang barang antik milik Chang Xiao Bang banyak barang berharga, cukup untuk bekalmu seumur hidup, kau harus terus maju, baru bisa mengembalikan kejayaan keluarga Zheng...." Tiba-tiba dia tertawa panjang dan dengan cepat berlari ke jurang yang dalam itu.
Zheng Dan Feng berteriak, "Ayah..."
Zheng Bai Shui berlari dengan cepat dan tidak peduli dengan teriakan putrinya. Fang Zhen Mei, Wo Shi Shui, dan Guo Ao Bai sudah merasakan kata-kata Zheng Bai Shui tidak seperti biasanya, mereka telah bersiap-siap, begitu mereka melihat Zheng Bai Shui ingin bunuh diri, mereka akan langsung meloncat untuk mencegahnya.
Tapi diiringi dengan suara tawa panjang itu dia mengeluarkan jurus telapaknya.
Telapaknya diarahkan ke Wo Shi Shui dan Fang Zhen Mei.
Wo Shi Shui menyambut dorongan telapak itu, dan dia tidak bisa maju.
Fang Zhen Mei meloncat ke atas dan dia agak sedikit terlambat mendekati Zheng Bai Shui, tangannya siap mencengkram!
Guo Ao Bai pun berlari mendekat.
Tapi semua itu sudah terlambat!
Zheng Bai Shui terjatuh ke dalam jurang yang sangat dalam. Baju putihnya tampak berkibar, Fang Zhen Mei mencoba usaha terakhirnya menggapai Zheng Bai Shui tapi dia hanya mendapatkan baju putih di bagian pundaknya yang tercabik. i
Guo Ao Bai berteriak, "Jangan begitu,?"
Tapi semua itu tidak sempat menolong Zheng Bai Shui, tubuh Zheng Bai Shui semakin mengecil dari pandangan mereka, dan bayangan baju putih menghilang di dasar jurang yang penuh dengan kabut,
Fang Zhen Mei hanya mendapatkan baju Zheng Bai Shui, dia menatap ke atas langit, dan dia tetap berdiri di sisi jurang, angin berhembus dengan kencang, baju Fang Zhen Mei tampak terus berkibar, dia hanya diam terpaku.
Gunung dan salju begitu indah, beberapa pendekar sudah.. ..Gelombang pertarungan sudah selesai. Orang terkenal selalu seperti memecahkan batu dan awan, gelombang naik ke atas, menggulung salju yang bertumpuk....
---ooo0dw0ooo---
BAB 22 Penutup Di dalam keadaan mabuk terasa ada yang menggelitik sehingga ingin tertawa, sepertinya ingin merasa khawatir pun tidak ada waktu lagi. Sekarang membaca buku karangan orang jaman dulu sepertinya semua sudah tidak ada artinya. Kemarin mabuk di bawah pohon cemara. Aku bertanya kepada pohon cemara, aku harus mabuk sampai pada keadaan seperti apa" Aku mengira pohon cemara ingin aku sampai di tingkat apa. Dengan kibasan tanganku, aku berkata kepada pohon cemara, "Pergi...."
Menggoyangkan kepala, tubuh pun ikut bergoyang. Wo Shi Shui telah menghabiskan 2 gentong arak. Satu kaki ditumpangkan ke meja. Satu kakinya ditumpangkan ke atas bangku. Wajahnya penuh dengan cambang. Dia melemparkan sebutir kacang dan mulutnya dibuka dengan lebar supaya kacang itu bisa masuk ke dalam mulutnya"
Tiba-tiba ada seseorang yang menyambar kacang itu dengan tangannya lalu dimasukkan ke mulutnya. Tapi mulut itu bukan mulut Wo Shi Shui melainkan mulut Guo Ao Bai. Melihat Guo Ao Bai yang memakan kacangnya, Wo Shi Shui marah karena makanan yang sudah hampir masuk ke dalam mulutnya disambar oleh orang lain. Ini adalah hal yang membuat orang marah. Kacang itu seharusnya masuk ke mulutnya sendiri sebaliknya malah masuk ke mulut orang lain. Untung hari ini Wo Shi Shui sedang bergembira dan dia mau mengupas lagi kacang untuk makan. Biasanya dia sangat malas untuk mengupas kacang, Dia akan memakan kacang dengan kulitnya.
Wo Shi Shui bangun. Tiba-tiba Farig Zhen Mei tertawa dan berkata, "Kau sedang membaca puisi apa" Kemarin malam kau mabuk tapi bukan di bawah pohon cemara" Tapi di...." Fang Zhen Mei tertawa dan tidak bicara lagi. Wo Shi Shui menjadi malu. Kemarin malam dia memaksa Fang Zhen Mei minum arak, yang mabuk malah dia. Dia tidak ingin dipapah oleh orang lain. Dia berkata bisa kembali ke penginapan sendiri. Begitu bangun dia baru tahu dia mabuk dan tertidur di kamar mandi di sisi jalan, benar-benar hal yang memalukan.
Guo Ao Bai juga ikut tertawa dan berkata, "Kau mengatakan sekarang kau merasa bahwa buku karangan orang jaman dulu tidak ada artinya lagi. Sebenarnya kau sudah membaca buku tentang apa" Mengapa begitu sombong?"
Wo Shi Shui menggaruk-garuk kepalanya. Dia seperti teringat pada sesuatu dan berkata, "Baiklah, bocah tengik kau menghinaku seakan-akan aku belum pernah sekolah. Aku membaca cerita Kong Rong Rang Li apakah kau sudah pernah mendengarnya?" (Kong Rong Memilih Buah Pir).
Fang Zhen Mei terpaku, dia tidak menyangka bahwa buku yang dibaca oleh Wo Shi Shui adalah Kong Rong Rang Li. Dia ingin tertawa, tidak disangka Guo Ao Bai pun mempunyai perasaan yang sama dengannya. Dia berkata, "Betul, betul, dulu aku pernah berpikir bila aku adalah Kong Rong, aku pasti akan memilih buah pir
yang besar. Kalau ada orang yang berada di sisi kita dan dia adalah seorang tetua, dia juga pasti akan memberikan buah pir yang besar untukku, mengapa kita harus berpura-pura?"
Tapi Wo Shi Shui membantah, "Tidak benar, itu tidak benar."
Guo Ao Bai merasa aneh dan bertanya, "Apakah jika dirimu memilih, maka kau akan memilih buah pir kecil untuk dirimu sendiri?"
Wo Shi Shui marah dan berkata, "Aku tidak mau tahu apa itu buah pir yang besar atau kecil, aku tetap akan memakan semuanya."
Kali ini Guo Ao Bai juga tidak tahan lagi, dia tertawa terbahak-bahak. Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Untung aku bukan kakaknya Kong Rong."
Wo Shi Shui juga menjawab, "Untung aku juga bukan Kong Rong."
Guo Ao Bai dengan serius berkata, "Untung aku bukan buah pir." Mereka bertiga tertawa dengan senang dan gembira. Orang lain yang tidak tahu pasti mengira mereka bertiga adalah pemabuk atau orang gila. Tapi mereka adalah laki-laki sejati. Mereka tahu bila membicarakan hal yang serius mereka pun akan serius. Tapi pada saat santai, mereka pun akan bersikap santai. Mereka membuat diri mereka menjadi senang dan juga membuat orang lain merasa senang. Bila tidak seperti itu, hidup mereka akan tertekan oleh dunia persilatan yang selalu bergejolak. Penuh dengan darah, air mata, dan juga banyak angin dan gelombang. Mereka dengan cepat akan tua dan cepat marah, dan cepat merasa bosan atau merasa lelah.
Mereka adalah pendekar dan juga manusia yang hidup, mereka juga teman yang penuh darah panas (suka membantu) karena itu mereka tertawa dengan sangat senang dan gembira.
Mungkin juga karena hitam tidak bisa mengalahkan putih. Di dunia ini kebenaran tetap ada. Mereka harus menjaganya semampu
mereka karena itu mereka tertawa dengan senang. Sebenarnya di lubuk hati mereka yang paling dalam, hati mereka pun tertusuk sangat dalam hingga merasa sakit.
Ayah Guo Ao Bai meninggal dibunuh oleh Chang Xiao Bang, Wo Shi Shui kehilangan kekasih yang sangat dia cintai. Luka-luka ini sulit dilihat dari wajah mereka yang muda dan ceria.
Sesudah puas tertawa Guo Ao Bai berkata, "Kakak Fang dan Kakak Wo, nanti siang aku akan kembali ke Han Ying Bao. Semenjak ayahku terbunuh, keadaan di sana sangat berantakan, aku harus pulang untuk menjalankan upacara duka. Setelah Duan Yang (bulan 5 tanggal 5 tahun China) aku akan terjun kembali ke dunia persilatan dan aku akan pergi mengunjungi kalian bedua."
Wo Shi Shui terdiam dan tidak bicara, Fang Zhen Mei pun diam. Kemudian dia tertawa dan berkata, "Baiklah, kau harus jaga diri. Kita berkelana di dunia persilatan suatu waktu kita pasti akan bertemu lagi." Wo Shi Shui terus minum arak. Dia bersulang untuk Guo Ao Bai dan berkata, "Aku nasehati Tuan, lebih baik minum arak dulu, kalau sudah keluar dari sini kau sudah tutuk ada kenalan lagi untuk menemanimu minum... Ayu, mari...kita minum sampai mabuk, setelah itu lumi bubar."
Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Adik Ouo sedang berduka, tidak boleh banyak minum. Kau pun sama. Kau jangan membuat keributan di sini. Malam n n kita harus lebih awal beristirahat. Besok pagi kita Akan pergi ke Shu Zhou, bagaimana?"
Wo Shi Shui meloncat tinggi dan berkala, "Membuat keributan" Aku adalah Wo Shi Shui, jika tidak membuat keributan, aku tidak bisa hidup. Ke Shu Zhou ada keperluan apa?"
Fang Zhen Mei tertawa dan menjawab, "Yang paling penting, dunia persilatan selalu timbul banyak masalah. Apalagi selama beberapa tahun ini, banyak terjadi hal yang aneh-aneh di dunia persilatan. Banyak orang jahat yang datang dari perbatasan. Mereka muncul di dunia persilatan dan sering membunuh orang yang tidak bersalah. Beberapa hari yang lalu, sewaktu aku berada di Wisma Shi
Jian, ada yang mengirim surai untuk Ketua Shi Tu. Mereka tidak tahu bahwa Ketua Shi Tu sudah meninggal. Begitu Qing Yan membuka surai itu dan membacanya, ternyata itu adalah surat dari markas Biao Feng Yun. Yang menulis surat itu adalah Tetua Long Fei Hua (Nama orang), di surat itu pun dia menanyakan apakah Ketua Shi Tu bisa berhadapan dengan Ketua Zheng" Dia tidak bisa datang karena diganggu oleh orang-orang Qian Shou Wang (Raja Tangan Seribu). Dia tidak bisa meninggalkan markas Biao...."
Wo Shi Shui dan Guo Ao Bai terkejut dan berkata, "Apa" Qian Shou Wang" Zhuo Qian Zhen keluar lagi mengacaukan dunia persilatan?" .
Fang Zhen Mei mengangguk dan berkata, "Benar, Zhuo Qian Zhen sangat jahat dan kejam tapi dia juga seorang pesilat tangguh. Dua puluh lima tahun yang lalu dia diburu oleh pendekar-pendekar Zhong Yuan. Dia melarikan diri. Tidak disangka 25 tahun kemudian dia muncul lagi di dunia persilatan. Katanya ilmu silat yang dia miliki sekarang sudah maju pesat. Anak buahnya Qiu Da Gui (Sembilan Setan Besar) semuanya berilmu silat sangat tinggi. Bila dia muncul lagi di dunia persilatan, maka ini akan menjadi musibah besar lagi"
Wo Shi Shui marah. Dia menggebrak meja dan berkata, "Baiklah, aku akan membuat dia tahu siapa itu Wo Shi Shui."
Fang Zhen Mei dengan berat berakta, "Katanya sewaktu Chang Xiao Bang menyerang Wisma Shi Jian, Zheng Bai Shui juga pergi ke Wisma Shi Jian nntuk bertarung tapi dia bertemu dengan seorang pemuda yang sangat mahir menggunakan senjata rahasia, karena itu dia terlambat datang jadi Qu Lei dan Fang Zhong Pin kalah dalam bertarung. Jika Zheng Bai Shui ikut dalam pertarungan waktu itu, akhir dari pertarungan antara Chang Xiao Bang dan Wisma Shi Jian pasti tidak seperti sekarang. Orang itu sanggup menahan Zheng Bai Shui dengan senjata rahasia dan dia masih muda, di dunia persilatan itu belum pernah mendengar namanya. Waktu itu Chang Xiao Bang dan Wisma Shi Jian sedang bertarung, kalangan dunia persilatan belum tahu bagaimana kekuatan Wisma Shi Jian. Mereka menyangka Chang Xiao Bang pasti akan menang karena itu
aku curiga bahwa pemuda itu pasti adalah salah satu di antara dua pemuda pengikut Qian Shou Wang. Tujuannya muncul di sekitar Wisma Shi Jian adalah untuk menghalangi Chang Xiao Bang menang dan mereka membiarkan Ketua Zheng dan Shi Tu ke 12 bertarung, membiarkan mereka berdua mati. Setelah itu Qian Shou Wang baru memiliki kesempatan untuk menguasai dunia persilatan. Aku mempunyai pikiran ini karena pemuda itu mahir menggunakan senjata rahasia. Alasan yang kedua adalah jurus pentungan. Pemuda ini sepertinya adalah murid dia. Muridnya saja begitu lihai, apalagi gurunya?"
Wo Shi Shui berkata, "Pergi! Ayo pergi!"
Tanya Fang Zhen Mei dengan aneh, "Pergi ke mana?"
Wo Shi Shui berteriak, "Bila di dunia persilatan ada kesulitan, kita harus menunggu apalagi" Aku sudah tidak sabar, sekarang kita segera pergi ke markas Biao Feng Yun."
Guo Ao Bai juga berkata, "Kalau saja aku bisa pergi, aku juga akan ikut sekarang!"
Fang Zhen Mei menghela nafas dan melihat kedua temannya ini. Hatinya berpikir, "Di dunia tidak perlu khawatir tidak ada laki-laki sejati." Dengan tertawa senang dia berkata, "Kita minum arak dan membaca puisi lagi."
Wo Shi Shui tertawa dan dia membaca puisi, "Melewati sungai dan langit bagian selatan. Apakah beberapa orang benar-benar pernah melakukan ini" Penduduk Chang An dan pemandangan dulu masih tetap ada...."
Fang Zhen Mei juga ikut membaca puisi. "Dulu lahir di sini, sekarang melihat awan dan angin yang lewat.
Pohon yang hijau, angin dan asap, rumput dan air, gunung pun berjanji.
Begitu keadaan sudah aman dan selesai, baru kita bersulang untuk Tuan."
http://cerita-silat.co.cc/
EBOOK BY DEWI KZ
Mereka bertiga saling memandang dan tertawa. Mereka adalah tiga orang pendekar muda.
Tamat Bandung, 03-04-2006
Salam Hormat (See Yan Tjin Djin)
Istana Pulau Es 14 Kuda Putih Karya Okt Hikmah Pedang Hijau 18
itu banyak pendekar dan laki-laki sejati mengeluarkan darah. Kebenaran di muka bumi dan langit apakah akan terpancing keluar oleh bau darah ini" Apakah akan ada yang keluar untuk kebenaran di dunia persilatan"
Di Dao Duan Hun, He Bu Le sedang mengatur murid-murid Wisna Shi Jian bertarung, dia bertemu dengan ketua panji hijau, Elang Sakti Zhong Yuan, Shang Bu Yun. Hanya satu kali mengayunkan pisau, Shang Bu Yun sudah terpojok dan ditangkap, tapi He Bu Le tidak membunuhnya. He Bu Le hanya membawa Shang Bu Yun bertemu dengan Shi Tu ke 12.
Rambut perak Shi Tu ke 12 tergerai ditiup angin, di bajunya terlihat ada noda tetesan darah. Dia melihat Shang Bu Yun kemudian terbatuk kecil, sepertinya dadanya terasa sakit dan dia mencoba untuk menahannya. Tapi suara batuk itu sudah mengatakan semuanya.
Sambil terbatuk, Shi Tu ke 12 berkata, "Hati dan pikiran orang Chang Xiao Bang sudah kacau, ada yang pergi, ada juga yang melarikan diri. Jujur saja ilmu silatmu sangat rendah tapi kau tidak pergi dan semua kesulitan ini kau sendiri yang menanggungnya, kau pun dengan sepenuh hati bertarung mempertahankan semua ini, kau memang benar-benar pantas menjadi salah satu dari ketua panji. Dibandingkan dengan orang lain di Chang Xiao Bang kau lebih bertanggung jawab, sangat setia, dan bertahan sampai titik penghabisan. Kau benar-benar laki-laki sejati. Kami dari Wisma Shi Jian tidak pernah mau membunuh seorang laki-laki sejati. Adik He, bebaskanlah dia!"
Segera He Bu Le melepaskan Shang Bu Yun dan sambil tertawa dia berkata, "Pendekar Tua Shang, Chang Xiao Bang membunuh orang seperti membunuh semut dan semua ini sangat jahat tapi Pendekar Tua Shang dosamu lebih sedikit. Katanya sewaktu Chang Xiao Bang menghancurkan markas Biao Fei Yun, ketua markas Biao, Xue Zheng Yin kau yang sengaja melepaskannya. Jika kami melakukan kesalahan terhadap Pendekar Tua Shang, harap bisa
dimaafkan."
Elang Sakti Zhong Yuan memijat tangannya yang baru dilepaskan. Dia melihat langit dan juga melihat bumi, tiba-tiba matanya dipenuhi dengan air mata. Air mata ini mengalir ke jenggotnya yang sudah memutih. Dia menarik nafas dan berkata, "Aku hidup sudah 50 tahun lebih, hari ini aku baru mendengar ada yang memanggilku sebagai pendekar. Aku tidak tahu harus berkata apa lagi, tapi aku sendiri mengerti kalau aku tidak pantas dipanggil seperti itu. Aku hidup sampai saat ini baru benar-benar mengetahui tentang sedikit kebenaran. Pemimpin Chang Xiao Bang yang aku kagumi begitu ada kesulitan, hanya bisa melarikan diri dengan cepat. Mereka meninggalkan anak buah mereka untuk mati. Aku tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, aku hanya bisa berterima kasih atas budi kalian karena tidak membunuhku. Aku berpikir kembali, di usiaku yang sudah begitu tua, apa yang sudah aku lakukan" Terhitung mulai hari ini, aku tidak akan bermusuhan dengan Wisma Shi Jian lagi."
Tiba-tiba dia naik ke sebuah pohon Tao dan berteriak, "Anak buahku, rencana Chang Xiao Bang menyerang Wisma Shi Jian sudah gagal. Pemimpin sudah melarikan diri, semua pasukan yang akan datang untuk membantu pun tercegat di belakang. Orang-orang kita mati dan terluka separuh.. Untuk apa kalian bertarung lagi"segera simpan senjata dan menyerahlah!"
Karena teriakan Shang Bu Yun, anak buah Chang Xiao Bang yang tersisa ratusan berhenti bertarung seketika dan mereka menyerah. Di halaman itu yang tadinya ada 500 orang prajurit, yang tersisa kurang lebih tinggal 200 orang, yang lainnya kebanyakan mati atau terluka. Sebagian besar yang tersisa adalah orang panji hijau, panji biru dan panji merah. Yang menyerang kebanyakan adalah murid panji hijau karena ketua panji hijau mereka adalah Shang Bu Yun.
Di pihak wisma anak buah Chang Xiao Bang membunuh murid Wisma Shi Jian kurang lebih ada 300-400, mereka musnah semua. Mereka adalah orang-orang panji hitam.
Pasukan yang berada di luar wisma yang ingin membantu pun
sudah habis diserang oleh murid-murid wisma kurang lebih ada 400 orang, mereka adalah murid-murid panji putih.
Murid-murid Wisma Shi Jian yang mati atau terluka pun sangat banyak. Bertarung dengan perkumpulan terbesar di dunia persilatan, walaupun bisa menang tapi hampir separuh dari semua anak buah. Chang Xiao Bang sudah gugur. Perkumpulan ini tidak akan bisa bertahan lagi.
Pertarungan masih terus berlangsung dan hampir selesai. Guo Ao Bai sedang bertarung dengan si Setan Pisau, Zhao Liao Fen. Pertarungan ini sangat seru dan sengit.
Zhao Liao Fen berasal dari panji biru, ilmu silatnya berada di atas ketua panji putih, Ni Xiang Tian dan di bawah Tie Jiao Jiao. Bisa dikatakan dia adalah pesilat tangguh di dunia persilatan.
Tapi sayang, yang dia hadapi sekarang adalah Tuan Muda Guo Ao Bai dari Han Ying Bao. Guo Ao Bai mempunyai ilmu Qi Chong Tian Jian Fa.
Guo Ao Bai berhasil membunuh Ni Xiang Tian, dia juga pernah mengalahkan si banci, Tie Jiao Jiao. Ilmu silatnya sudah pasti berada di atas Zhao Liao Fen.
Karena kematian ayahnya, Guo Ao Bai merasa sangat sedih, dia membunuh semua orang Chang Xiao Bang dengan gila-gilaan, Qu Lei dan Fang Zhong Pin sudah tidak bertarung malah melarikan diri. Murid-murid Chang Xiao Bang jumlahnya semakin sedikit karena itu Zhao Liao Fen semakin bertarung, dia semakin ketakutan. Jurus yang dia kuasai adalah 108 jurus Tian Mo Dao Fa (Setan Pisau Langit, fa=cara), tidak bisa dia keluarkan.
Tapi julukan setan Pisau, Zhao Liao Fen bukan hanya nama saja.
Guo Ao Bai sudah menusukkan pedangnya 98 kali, Zhao Liao Fen juga sanggup menerima 98 kali tusukan.
Zhao Liao Fen menyerang 108 kali dengan jurus pisau, Guo Ao Bai pun bisa menyambut dengan baik 108 jurus pisau dengan sama baiknya. Tapi tiba-tiba Guo Ao Bai melemparkan ketujuh
pedangnya! Zhao Liao Fen tidak pernah melihat jurus pedang yang begitu aneh, dia segera menghindar. Enam pedang berhasil dihindarinya, tapi pisau ditangannya terlepas dari tangannya, kemudian Guo Ao Bai mendekat. Dengan satu kali pukulan sudah membuat Zhao Liao Fen roboh. Sekali kali dia memukul, nyawa Zhao Liao Fen kemudian melayang.
Ditempat lain ketua pelatih Wisma Shi Jian, Yin Jue Ya bertarung dengan si Jala Langit, Chen Guan Cai.
Ilmu silat Yin Jue Ya tidak setinggi Tuan Ma Er. Tuan Ma Er dibunuh oleh Ni Xiang Tian di Chang Xiao Bang.
Ilmu silat Chen Guan Cai lebih tinggi dari Ni Xiang Tian, tapi tetap berada di bawah Zhao Liao Fen dan Tie Jiao Jiao.
Yin Jue Ya bertarung dengan Chen Guan Cai, sebenarnya Yin Jue Ya merasa pasti akan kalah, tapi ternyata kemampuan Chen Guan Cai tiba-tiba saja menurun. Pertama karena senjatanya adalah jala. Jala ini sudah dirusak oleh Wo Shi Shui. Karena dia telah terluka oleh Wo Shi Shui membuat kekuatannya belum pulih, apalagi dia belum beristirahat dengan benar, sudah diperintahkan untuk menyerang Wisma Shi Jian karena itu ilmunya menjadi berkurang banyak. Ditambah lagi Qu Lei dan Fang Zhong Pin telah kabur dari sana, murid Chang Xiao Bang sendiri yang masih tertinggal terkurung di sana dan tidak berdaya, karena inilah hatinya menjadi tidak tenang. Dia juga ingin kabur dan mundur dari sana. Semua ini membuat ilmu silatnya berkurang separuh.
Sebaliknya, ketua keenam Wisma Shi Jian, Yin Jue Ya karena dia sangat ingin membunuh, lawan menjadi semakin ketakutan, dan semakin mundur. Dia semakin berani mengejar dan menyerang. Apalagi dia merasa sedih karena kehilangan ketiga putra tersayangnya. Dia marah dan benci, tenaganya berubah menjadi tenaga yang sangat dahsyat. Begitu mulai bertarung dia sudah berada di atas angin dan Jala Langit sudah kehilangan kesempatan untuk menang.
Sisa tenaga Chen Guan Cai sekarang sama dengan ketua panji merah, Shen Si.
Tapi walaupun kekuatannya sama dengan Shen Si itu bukan berarti kekuatannya biasa-biasa saja.
Yin Jue Ya menyerang dengan kencang, Chen Guan Cai menjadi kalang kabut. Yin Jue Ya berteriak, "Kau tidak memakai senjata, kalau aku membunuhmu dengan senjata itu tidak adil, kau sambut pisau ini!"
Yin Jue Ya berhenti. Dia menendang sebilah golok ke arah Chen Guan Cai. Chen Guan Cai menyambut golok itu. Walaupun dia belum pernah berlatih ilmu golok tapi bila harus bertarung dengan tangan kosong, lebih baik memakai senjata itu. Karena ada senjata di tangannya dia menjadi berani, segera dia menyerang Yin Jue Ya.
Dengan ada golok di tangannya, Chen Guan Cai langsung menyerang Yin Jue Ya. Dia ingin cepat membunuh Yin Jue Ya, kemudian kabur dari sana. Tapi Yin Jue Ya juga bukan sembarangan pesilat, pisau dan pedang diayunkan dengan kencang. Chen Guan Cai tidak bisa dengan gampang mengalahkannya.
Pada waktu ini Shang Bu Yun sudah memerintahkan anak buah Chang Xiao Bang untuk menyerah. Jala Langit, Chen Guan Cai terkejut, dia tidak berkonsentrasi penuh. Tangannya bergerak dengan lamban, pisau dan pedang Yin Jue Ya sudah sampai di depannya. Golok pun digetarkan sehingga melayang dari tangannya, Chen Guan Cai terkejut tapi Yin Jue Ya tidak mengejarnya. Dia hanya dengan dingin berkata, "Karena kau tidak berkonsentrasi maka ini tidak termasuk pertarungan. Kita mulai lagi, kau ambil golok itu, kita bertarung lagi!"
Chen Guan Cai marah besar, dia mengambil golok itu kemudian menyerang. Serangan Chen Guan Cai membuat Yin Jue Ya terus mundur kemudian Chen Guan Cai membalikkan badan dia ingin kabur. Yin Jue Ya berteriak. Dengan tangannya memegang pisau dan pedang, dia berlari menghadang Chen Guan Cai.
Siapa yang tahu Chen Guan Cai adalah orang yang sangat licik.
Dia kabur hanya untuk menipu Yin Jue Ya, begitu Yin Jue Ya menabrak, dia segera membalikkan badan. Pisau langsung menancap ke dada Yin Jue Ya.
Kedua mata Yin Jue Ya melotot, dia terus menatap Chen Guan Cai. Chen Guan Cai tertawa dingin dan berkata, "Siapa suruh kau tadi tidak membunuhku?"
Yin Jue Ya berteriak sekeras-kerasnya, tapi badannya tidak roboh. Pedangnya sudah menusuk Chen Guan Cai. Yin Jue Ya sudah terluka berat, pedangnya pun bergerak dengan lambat. Chen Guan Cai dengan tenang menyambut serangan ini. Dia memutar pisau yang menancap di dada Yin Jue Ya. Yin Jue Ya berteriak, badannya mulai tidak seimbang dan terjatuh.
Pada waktu itu tiba-tiba ada orang yang berteriak. Suara ini sangat dikenal oleh Chen Guan Cai. Dia membalikkan badan untuk melihat ternyata Zhao Liao Fen terlihat berada di tengah-tengah udara. Guo Ao Bai seperti seekor naga sakti, satu kali memukul sudah membuat Zhao Liao Fen terjatuh.
Chen Guan Cai melihat satu-satunya teman yang tertinggal juga telah dibunuh, dia sangat kaget. Yin Jue Ya menggunakan kesempatan ini membacoknya tapi Chen Guan Cai seperti tidak merasakannya.
Yin Jue Ya mengandaikan sisa tenaganya yang terakhir, pisau bergerak agak lambat. Begitu teriakan Zhao Liao Fen terdengar untuk kedua kalinya, kepalan tangan Guo Ao Bai sudah mendarat di dada Zhao Liao Fen. Segera Zhao Liao Fen kehilangan nyawanya. Hati Chen Guan Cai lebih terkejut lagi. Tiba-tiba dia merasa ada angin pisau di lehernya, untuk menghindar pun sudah tidak sempat lagi. Kali ini pisau Yin Jue Ya tepat masuk kedalam lehernya. Kepala Chen Guan Cai hampir terlepas dari badannya. Jala Langit, Chen Guan Cai roboh, tapi sampai mati pun dia tidak lupa menarik pisau yang menancap di dada Yin Jue Ya. Dia sudah berhenti bernafas dan mati.
Kematian Yin Jue Ya ditukar dengan nyawa ketua panji hijau,
Chen Guan Cai. Sepertinya keluarga marga Yin mati dengan begitu gagah dan berarti. Dulu Yin Shi San Xiong di markas Chang Xiao Bang membunuh musuh tapi akhirnya terkurung tapi mereka berhasil membunuh Shun Yu Tang. Walaupun terluka parah, salah satu dari 3 bersaudara Yin masih bisa berusaha bertahan dan kembali ke Wisma Shi Jian untuk melaporkan semuanya kepada Shi Tu ke 12. akhirnya dia meninggal juga. Sekarang marga Yin semuanya sudah mati di tangan Chang Xiao Bang.
Tie Ouan, Qu Lei begitu keluar dari Wisma Shi Jian, dia segera berlari dengan kencang.
Tapi Fang Zhong Pin dihadang oleh penjaga dari Wisma Shi Jian. Murid-murid Wisma Shi Jian yang mati semakin banyak tapi mereka terus berjuang, semakin berani dan semakin bersemangat. Karena Fang Zhong Pin mengeluarkan banyak darah, dia tidak bisa bertahan lama. Tenaganya semakin berkurang, kelihatannya dia akan segera tertangkap. Untung Elang Besi yang dia pelihara segera datang untuk menolongnya. Tapi Elang Besi peliharaannya pun akhirnya telah terbunuh, tapi Fang Zhong Pin bisa lolos dari kepungan murid-murid Wisma Shi Jian. Dia keluar dari Wisma Shi Jian.
---ooo0dw0ooo---
Zheng Bai Shui sekarang bisa keluar dari semak-semak rumput yang tinggi itu. Wisma Shi Jian sudah tampak terlihat, pemuda itu akhirnya tidak muncul lagi.
Zheng Bai Shui menatap langit. Bulan sudah semakin tenggelam dalam awan hitam. Dia mengambil nafas dalam dan siap untuk jalan lagi. Tiba-tiba dia melihat 2 bayangan orang yang lewat. Keadaan mereka sangat memalukan.
Zheng Bai Shui terpaku karena kedua orang itu adalah Qu Lei dan Fang Zhong Pin. Melihat keadaan mereka, dia sudah langsung
tahu bahwa pertarungan di Wisma Shi Jian, mereka sudah kalah dengan begitu memalukan.
Semua ini sama sekali tidak terpikirkan oleh Zheng Bai Shui, dia hanya terlambat datang 2 jam tapi Wisma Shi Jian sudah bisa mengalahkan Chang Xiao Bang yang selalu tidak terkalahkan dan bisa menghancurka perkumpulannya!
Zheng Bai Shui bersiul panjang.
Kedua bayangan orang itu mendengar siulannya, mereka sedikit ragu tapi aldiirnya berhenti juga. Mereka ragu-ragu tapi terpaksa berjalan ke arah Zheng Bai Shui.
Begitu Zheng Bai Shui melihat Qu Lei, dia sudah tahu luka dalam Qu Lei sangat parah dan tangan kanan Fang Zhong Pin sudah terpotong. Zheng Bai Shui sangat marah, Qu Lei dan Fang Zhong Pin nienundukkan kepala. Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "Baiklah, sekarang kita sudah kalah total, apa yang akan kalian dikatakan" Bagaimana keadaan di sana sebenarnya?"
Qu Lei dengan suara berat berkata, "Aku pantas mati, mohon Ketua mau memaafkanku. Sebelum sampai di dalam Wisma Shi Jian, kami berhasil membunuh Yin Yang Hei. Kami juga telah membunuh puluhan orangorang Wisma Shi Jian. Murid-murid panji putih yang berjumlah ?400 orang telah bersiap-siap di luar untuk membantu murid-murid panji hitam. Aku, Zhong Pin, Chen Guan Cai, dan Zhou Liao Fen membawa murid-murid panji merah dan panji biru memasuki wisma untuk membunuh orang-orang yang tersisa di sana. Kami memburu Shi Tu ke 12, pertama kami menyerang dengan menggunakan mayat Yin Yang Hei dan juga mayat-mayat para penjaga Wisma Shi Jian. Kantor Biao Qing Yun, Han Ying Bao sudah kami hancurkan sesudah itu kami baru bertarung dengan Shi Tu ke 12."
Kata Zheng Bai Shui, "Bagus, itu sangat bagus. Bukankah itu taktik yang sangat bagus tapi kenapa kita bisa gagal total?"
Qu Lei hanya menunduk, dia meneruskan ceritanya, "Kemudian...kemudian kami sudah memperhitungkan segala
kemungkinan tapi ada satu yang kami lupakan sama sekali, yaitu He Bu Le. Orang itu ternyata tidak meninggalkan wisma untuk melatih murid-murid Wisma Shi Jian. Dia bersama Yin Jue Ya dan Guo Ao Bai selalu berada di samping Shi Tu ke 12. hal itu yang membuat kami sama sekali tidak menyangkanya. Orang-orang itu mempunyai ilmu silat yang tidak kami bayangkan sama sekali, ilmu silat mereka sangat lihai, ditambah lagi dengan persiapan mereka yang sempurna. Begitu kami memulai penyerangan, mereka segera membunuh para pemanah dan juga menyerang murid-murid kita yang berasal dari panji putih dan hitam...."
Wajah Zheng Bai Shui berubah pucat, dia hanya bergumam, "Hmm."
Fang Zhong Pin meneruskan cerita rekannya, "Satu hal lagi yang benar-benar tidak kami perhitungkan adalah setelah kami sepakat untuk menyerang Shi Tu ke 12 dari 5 arah yang berbeda, ternyata Chen Guan Cai berhasil dicegah oleh Yin Jue Ya, Zhou Liao Fen dicegah oleh Guo Ao Bai, dan aku sendiri dicegah oleh He Bu Le...."
Sorot mata Zheng Bai Shui seperti mengandung aliran listrik dan dengan dingin dia berkata, "Dan kau melawannya sehingga kau kehilangan sebelah tanganmu?"
Fang Zhong Pin hanya menundukkan kepalanya dengan gugup dia menjawab, "Ya...betul...."
Zheng Bai Shui membalikkan badannya untuk melihat Qi Lei dan bertanya kepadanya, "Jika kau dan Tie Jiao Jiao bergabung untuk menghadapi Shi Tu ke 12 keadaan ini tidak mungkin terjadi."
Qu Lei dengan takut-takut berkata, "Pada awalnya Lu Ying Feng yang memulai membokong Shi Tu ke 12 tapi orang tua itu sudah mengetahuinya. Sebelum serangannya sampai pada orang tua itu, Lu Yin Feng sudah kena cengkramannya, aku berusaha mendekat untuk menolongnya. Sepertinya orang tua itu mengalami luka parah, Tie Jiao Jiao segera maju untuk menghabisi Shi Tu ke 12. tidak disangka ilmu orang tua itu sangat lihai, sekali dia mengeluarkan serangan, Tie Jiao Jiao sudah mati terbunuh. Aku
tidak tinggal diam melihat kejadian itu, setelah Tie Jiao Jiao terbunuh aku kembali menyerang Shi Tu ke 12 tapi malah aku sendiri yang terkena pukulan mautnya dan aku tidak dapat bertahan. Aku terpaksa meninggalkan arena pertarungan karena jika tidak aku juga pasti akan mati di tangan orang-orang Wisma Shi Jian. Aku beruntung dapat meloloskan diri karena ilmu silat murid Wisma Shi Jian tidak begitu tinggi...."
Zheng Bai Shui terdiam, dia hanya mengeluarkan suara seperti tadi, "Hmm."
Zheng Bai Shui mengalihkan pandangannya ke Fang Zhong Pin dan bertanya, "Bagaimana denganmu?"
Fang Zhong Pin terbatuk sebentar kemudian dia menceritakan kejadian yang dialaminya, "Aku juga sama. aku hampir tidak bisa keluar dari Wisma Shi Jian hidup-hidup. Jika bukan Elang Sakti yang 'menolongku aku pasti tidak akan selamat, tapi dia sendiri tidak bisa keluar dari sana."
Jenggot Zheng Bai Shui bergoyang-goyang padahal saat itu tidak ada angin sama sekali. Dia bertanya, "masih ada Chen Guan Cai, Shang Bu Yun, dan masih ada Zhao Liao Fen, ke mana mereka semua?"
Dengari terpaksa Fang Zhong Pin berkata, "Sepertinya mereka pun tidak dapat keluar dari Wisma Shi Jian. Shang Bu Yun sudah menjadi pengkhianat dan yang lain sepertinya...."
Tulang-tulang Zheng Bai Shui berderak, dia hanya memandang ke langit yang tinggi dan dengan dingin dia berkata, "Bagus, bagus sekali., setelah kau memukul 2 kali bagaimana dengan keadaan Shi Tu ke 12?"
Qu Lei memegang dadanya dan berkata, "Lukanya tidak berat seperti yang aku alami, tapi tidak bisa disebut luka ringan. Dari sisi mulutnya ada sedikit darah yang keluar."
Zheng Bai Shui melihat Qu Lei dan dengan perlahan dia bertanya, "Apakah Shi Tu ke 12 menggunakan Pedang Sakti Xue He" Apakah
Fang Zhen Mei berada di Wisma Shi Tu?"
Qu Lei menjawab pertanyaan ketuanya, "Shi Tu 12 tidak mempunyai Pedang Sakti dan Fang Zhen Mei juga tidak berada di tempat. Ketua...apakah kau ingin...."
Wajah Zheng Bai Shui berubah menjadi kehitaman seperti besi dan dengan tegas dia berkata, "Fang Zhen Mei tidak berada di tempat dan Shi Tu ke 12 tidak mempunyai Pedang Sakti, ditambah Shi Tu ke 12 sedang mengalami luka. Ini adalah kesempatanku untuk membunuhnya, dia harus mati di tanganku!"
Dengan tergagap-gagap Fang Zhong Pin berkata, "Tapi...Ketua... di sana masih banyak orang.... dan... dan kami tinggal bertiga...aku takut akan...."
Zheng Bai Shui melihat Fang Zhong Pin dan bertanya, "Kenapa" Kau tidak berani ke sana?"
Hati Fang Zhong Pin bergetar, keringat dingin pun sudah keluar dengan deras, dia berkata, "Pergi, aku pasti pergi.... Masa aku tidak berani pergi ke sana?"
Dengan dingin Zheng Bai Shui melihat lagi kepada Qu Lei. Dengan cepat Qu Lei berkata, "Hingga mati pun Qu Lei tetap mengabdi kepada Ketua."
Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "Baiklah, sekarang di sana keadaan masih kacau. Kita ambil
kesempatan ini untuk masuk dan membunuh mereka semua. Qu Lei, kau berhadapan dengan He Bu Le, Zhong Pin, kau berhadapan dengan Guo Ao Bai dan Yin Jue Ya. Aku yang akan menangkap Shi Tu ke 12. Wisma Shi Jian pasti akan bubar." Tiba-tiba dia berkata, "Ada yang datang, cepat sembunyi!"
Ternyata Zheng Bai Shui tiba-tiba mendengar beberapa meter di kejauhan ada suara baju yang berbunyi. Mereka bertiga dengan cepat bersembunyi. Di bawah sinar bulan ada seorang pemuda memakai baju putih. Di tangan kiri dan tangan kanannya menuntun orang. Mereka dengan tenang berjalan tapi dengan cepat sudah
lewat puluhan meter. Dapat diketahui bahwa ilmu meringankan tubuh orang ini sangat tinggi.
Fang Zhong Pin berteriak, "Fang Zhen Mei!"
Baru bicara, Fang Zhen Mei sudah berada di Wisma Shi Jian. Kecepatannya tidak dapat dilukiskan. Mungkin Fang Zhen Mei melihat ada yang aneh di wisma. Dengan cepat dia berjalan dan tidak memperhatikan di tempat yang gelap ada 3 pesilat tangguh sedang bersembunyi.
Begitu bayangan Fang Zhen Mei menghilang, Zheng Bai Shui menarik nafas panjang dan berkata, "Tuhan sudah memutuskan jalanku. Fang Zhen Mei sudah kembali ke Wisma Shi Jian. Shi Tu ke 12 sudah mendapatkan kembali Pedang Sakti Xue He. Jika sekarang kita menyerang, kita tidak akan mendapatkan hasil apa pun."
Tiba-tiba ada suara kuda berlari. Orang berbaju merah dengan cepat datang ke arah sana. Gerakannya tidak terkendali dan sangat tergesa-gesa.
Zheng Bai Shui mengerutkan dahi dan berkata, "Itu orang kita!"
Segera dia terbang dan mendarat tepat di depan kuda itu dan dia mengulurkan tangan. Tangan itu menarik kuda yang tadinya berlari dengan cepat. Kuda berhenti tiba-tiba. Orang yang menunggang kuda itu pun terkejut sampai matanya membelalak. Dia ingin mencabut pisau, begitu melihat yang menghadangnya adalah Zheng Bai Shui, dia segera terguling ke bawah dan berlutut, "Lapor...lapor Ketua...kabar yang kubawa sangat buruk. Ada seseorang yang bernama Wo Shi Shui masuk ke markas Chang Xiao Bang. Murid-murid Chang Xiao Bang...sudah tidak bisa-menahan serangannya!"
Jenggot Zheng Bai Shui sudah berdiri semua. Dia bertanya dengan marah, "Yang menjaga markas, Mu Shan Lu ke mana?"
Laki-laki itu terkejut dia tidak berani mengangkat kepalanya. Dengan pelan dia berkata, "Ketua Mu...dia digampar oleh Wo Shi Shui. Mulutnya penuh dengan darah, giginya pun copot...kemudian dia marah-marah. Wo Shi Shui melarang Ketua Mu memaki-maki
ibunya tapi Ketua Mu tetap marah, segera Wo Shi Shui masuk dan menerjangnya. Hanya beberapa jurus Ketua Mu sudah mati...karena itu aku cepat-cepat berlari ke sini...."
Zheng Bai Shui marah dan membentak, "Kalian pengecut, hanya bisa minta tolong!"
Dia ingin menendang orang itu tapi tiba-tiba dia mengurungkan niatnya. Tadinya Zheng Bai Shui marah besar tapi sekarang amarahnya segera menghilang dan kembali menjadi tenang.
Angin pagi meniup baju Zheng Bai Shui yang panjang. Dengan pelan dia berkata, "Kunci utama masih berada di tanganku. Asalkan dia mau bertarung dengan Fang Zhen Mei, aku akan bertarung dengan Shi Tu ke 12. Dan pada akhirnya aku bisa membereskan yang tersisa di antara mereka."
Dia membalikkan badan dan berkata kepada Qu Lei dan Fang Zhong Pin, "Kita kembali ke markas Chang Xiao Bang. Wo Shi Shui ingin membunuh kalian karena telah menghancurkan Han Bi Lou. Dia pasti akan menunggu kita kembali. Sekarang lebih baik kita cepat pulang."
---ooo0dw0ooo---
Chang Xiao Bang.
Di bawah sudah banyak orang roboh. Mereka saling tumpang tindih. Ada yang merintih. Tangan Wo Shi Shui mengepal dan dia berdiri tegak di sana. Zheng Bai Shui tiba-tiba turun dari langit seperti dewa langit. Wo Shi Shui melihat Zheng Bai Shui. Dia tidak bicara apa pun. Alis Zheng Bai Shui yang putih terangkat, dengan dingin dia bertanya, "Apakah kau yang melakukan semua ini?"
Dengan santai Wo Shi Shui menjawab, "Aku hanya memberi satu pukulan kepada mereka. Mereka sudah sakit dan tidak bisa bangun lagi. Tenang saja, mereka tidak akan mati atau terluka."
Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "Yang kalah harus mati!"
"Aku sudah membunuh salah satu dari ketua Chang Xiao Bang, karena dia memarahi ibuku!"
Zheng Bai Shui berkata, "Ibumu, ibumu, apakah kau masih teringat kepada ibumu" Kau sudah lupa sebelum ibumu meninggal, aku sudah menghabiskan banyak waktu dan uang untuk mengurusi dia" Kau sudah lupa waktu ibumu hampir meninggal dia pernah berkata apa" Kau juga lupa ibumu pernah menyuruhmu menyetujui apa?"
Wajah Wo Shi Shui memerah, urat hijau sudah menonjol. Dia berteriak, "Kau anggap aku ini apa" Aku pasti ingat! Aku tidak akan melupakannya!"
Dengan santai Zheng Bai Shui berkata, "Bagus, kau masih ingat. Coba katakan, ibumu menginginkan kau melakukan apa?"
Kepalan tangan Wo Shi Shui dikencangkan. Dia berteriak, "Ibuku menyuruhku membantumu melakukan satu hal untuk membalaskan budimu yang sudah mengurus ibu. Aku selalu ingati"
Zheng Bai Shui tertawa dan berkata, "Kau masih ingat itu, bagus. Tapi apa yang sudah kau lakukan" Apakah kau masih ingat?"
Dengan sedih Wo Shi Shui berkata, "Membunuh Fang Zhen Mei." Dengan dingin Zheng Bai Shui bertanya, "Apakah kau sudah melakukannya?"
Wo Shi Shui menunduk dan menjawab, "Belum, aku belum membunuhnya."
Zheng Bai Shui bertanya lagi, "Apa yang sudah kau lakukan selama ini" Chang Xiao Bang telah berbuat baik kepadamu tapi kau malah memotong sebelah tangan Qu Lei dan melukai Chen Guan Cai, Ketua Ou, dan Ketua Shang. Sekarang malah melukai anak buah Chang Xiao Bang sebanyak 70-80 orang, kau juga membunuh Ketua Mu. Apakah begitu caramu membalas budi?"
Wo Shi Shui dengan sedih menunduk. Dia berkata lagi, "Kalian tidak boleh mencuci Han Bi Lou dengan darah. Kalian benar-benar tidak berprikemanusiaan. Kalian seperti binatang, karena itu aku
harus balas dendam!"
Kata Zheng Bai Shui, "Kau mau membalas dendam, aku tidak akan melarang. Tapi bagaimana dengan perjanjianmu?"
Wo Shi Shui terdiam.
Zheng Bai Shui berkata lagi, "Jika kau tidak bisa menepati perjanjian antara kau dan aku, kau telah bersalah kepada ibumu."
Kemarahan membuat tubuh Wo Shi Shui gemetar. Dengan pelan Zheng Bai Shui berkata lagi, "Baiklah, kita tentukan sekarang, kita berjanji di satu tempat. Aku akan bertarung dengan Shi Tu ke 12 dan kau bertarung dengan Fang Zhen Mei. Jika kau bisa mengalahkan Fang Zhen Mei, aku akan menyerahkan Qu Lei dan Fang Zhong Pin kepadamu dan terserah kau mau melakukan apa terhadap mereka. Sesudah kau melaksanakan perjanjian kita putus hubungan dan kau bisa bertarung denganku untuk membalaskan dendam Fang Zhen Mei. Kau yang memilih hal ini. Yang pasti jika aku mati di tangan Shi Tu ke 12 atau kau mati di tangan Fang Zhen Mei, kita berdua tidak ada permusuhan, apakah kau setuju?"
Wo Shi Shui melihat ke langit yang luas. Wajahnya bersimbah air mata.
Zheng Bai Shui tertawa, "Ini adalah satu-satunya cara untuk memutuskan hubungan. Tidak perlu berbelit-belit lagi, dalam satu kali kita tentukan kalah atau menang. Sekarang kita lihat apakah kalian bisa memenangkan pertarungan ini?"
Wo Shi Shui tidak bicara. Langit di ufuk timur sudah mulai terang. Angin bertiup terasa dingin. Akhirnya Wo Shi Shui dengan pelan berkata, "Perjanjian harus ditepati!"
Zheng Bai Shui melihat langit dan tertawa panjang. Suara ini membuat langit bergetar.
"Baiklah kau yang memberitahu Shi Tu ke 12 dan Fang Zhen Mei untuk bertarung. Hanya boleh membawa 2 orang yang ikut tidak boleh bertarung hanya datang untuk bersiap-siap mengangkut mayat! Atas nama Wisma Shi Jian, aku kira mereka pasti akan
menepati perjanjian ini. Kedua pihak bila sudah bertarung yang tersisa hanya dua orang, kalau orang yang menang adalah musuhnya maka dia harus bertarung lagi sampai tertinggal 1 orang, dan dendam ini akan selesai, tidak berbelit-belit dan akan hidup dengan tenang!"
Wo Shi Shui dengan dingin dan suara berat dan terdengar sedih berkata, "Baiklah!"
Begitu bayangan Wo Shi Shui menghilang, di belakangnya tampak bayangan gelap yang diam-diam keluar. Zheng Bai Shui tidak membalikkan kepala, dia hanya berkata, "Kalian berdua benar-benar keterlaluan! Kelihatannya dia benar-benar benci kepada kalian berdua!"
Kata Qu Lei, "Ketua, kau akan mengajak Shi Tu ke 12 bertarung...."
Zheng Bai Shui tertawa kecut dan berkata, "Kalau bukan sekarang kapan lagi" Sekarang kekuatan Chang Xiao Bang sudah habis. Kalau masih terus menerus bertarung dengan Wisma Shi Jian kita akan kalah total, lebih baik aku sendiri yang bertarung dengan Shi Tu ke 12. Shi Tu ke 12 sudah terluka,!-kalau besok mengajaknya bertarung mungkin dia akan menolak demi menjaga nyawanya. Kalau mengajak dia bertarung 3 hari kemudian, lukanya baru pulih. Orang seperti dia pasti akan menyetujuinya. Pada waktu itu aku hanya akan membuatnya kehabisan tenaga dan dengan mudah melukainya dan aku akan memenangkan pertarungan ini....*'
Fang Zhong Pin sangat senang dan berkata, "Ketua benar-benar hebat...."
Zheng Bai Shui sepertinya sudah menguasai semua dan dia berkata, "Mereka mengira kebenaran pasti tidak akan kalah. Siapa yang tahu bila dukun memiliki ilmu setinggi 1 meter, maka ilmu setan akan lebih tinggi 3 meter. Mereka tahu orang-orang kita sudah banyak yang mati dan terluka parah. Mereka tidak akan membawa banyak orang, Yang di bawa pastilah He Bu Le dan Yin Jue Ya. Kita juga akan membawa 2 orang, yaitu Qu Lei dan Fang
Zhong Pin. Waktu itu kalian harus berhati-hati dan cermat. Walaupun yang datang adalah Shi Tu ke 12 atau Fang Zhen Mei, asalkan bisa melenyapkan salah satu odari mereka maka ini adalah kemenangan kita. Aku akan menangkap Setan Tua Shi Tu ke 12 dan He Bu Le aku akan memberikan kepada kalian, apakah kalian suka dengan itu?"
Qu Lei dengan telapak memukul kakinya. Dia tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Ketua, ini benar-benar akal yang bagus...."
Zheng Bai Shui berkata, "Bagaimanapun juga ini adalah pertarungan yang bisa menggegerkan dunia persilatan...."
---ooo0dw0ooo---
BAB 19 Jurang Hua Shan Mengubur Tulang Pendekar
Hua Shan adalah sebuah gunung yang berdiri dengan kokoh.
Puncak Hua Shan terlihat seperti menyambung dengan langit, tinggi dan indah. Angin berhembus, awan pun bergerak.
Hari ini akan terjadi pertarungan besar yang menggetarkan yang terjadi di dunia persilatan, pertarungan yang menentukan keberuntungan atau kesialan, akan terjadi di sini.
Angin pagi berhembus kencang. Awan berserakan di langit, matahari pun tertutup oleh awan.
Di puncak Hua Shan, di suatu lapangan, sisi-sisinya adalah jurang yang dalam. Ada 2 panji sedang berkibar tertiup angin.
Panji besar itu tertulis:
Chang Xiao Bang.
Wisma Shi Jian.
Sunyi sepi. Tidak ada satupun makhluk hidup.
Tiba-tiba di bagian timur, seseorang muncul dan semakin dekat mendekati tempat itu. Latar belakang tempat itu adalah langit yang berwarna abu. Angin bergerak awan pun berjalan. Orang itu datang dengan langkah besar tapi pembawaannya lugas seperti harimau dan cheetah.
Zheng Bai Shui.
Kemudian dari arah tengah datang seseorang dengan baju putih putih yang berkibar ditiup angin. Baju putih, berjenggot perak seperti naga dan gajah.
Shi Tu ke 12. Dan di sebelah utara ada seorang laki-laki berbaju hitam. Dia melangkah seperti melayang. Baju hitam tertiup angin seperti awan terbang, berubah-ubah. Dia sangat gagah.
Pendekar Wo Shi Shui.
Bersamaan waktu dari arah selatan muncul seseorang dengan tenang mendekati tempat perjanjian. Baju putihnya berkibar seperti pohon Yang Liu yang tertiup angin. Wajah yang tersenyum, tubuhnya bergerak dengan cepat, seperti ada angin dengan cepat meniup ke wajahnya. Ada perasaan tapi bila dicari tidak akan terlihat.
Si Baju Putih Fang Zhen Mei.
Empat orang itu mendekat, terhalang oleh 2 panji besar. Berhenti dan saling memandang.
Di sebelah Zheng Bai Shui ada 2 orang yang mendekat. Yang satu berbaju hitam seperti besi, yang satu lagi berbaju mewah seperti bunga, mereka adalah Qu Lei dan Fang Zhong Pin. Yang satu tangan kirinya sudah putus, orang yang satu lagi tangan kanannya sudah putus. Langkah mereka sempoyongan tapi wajah mereka menunujukkan perasaan galak dan kejam.
Orang yang berada di belakang Shi Tu ke 12 adalah seorang laki-laki tegap dan seorang pemuda berbaju hijau. Mereka adalah He Bu
Le dan Guo Ao Bai!
Yin Jue Ya tidak datang.
Karena dia sudah gugur dalam pertarungan di Wisma Shi Jian. Orang yang menggantikan dia adalah ketua muda Han Ying Bao, Qi Chong Tian Jian, Guo Ao Bai.
Mereka diam dan tidak saling menyapa.
Pertarungan hidup atau mati segera akan dimulai. Hanya terdengar angin bertiup kencang dan awan berlarian di atas mereka.
Zheng Bai Shui melihat Shi Tu ke 12, tiba-tiba dia berkata, "Kau tidak menepati janji."
Alis perak Shi Tu ke 12 bergerak dan berkata,
"Oh?"
Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "Kau membawa orang lebih dari satu."
Shi Tu 12 berteriak, "Siapa yang berada di belakangku?"
Terlihat di balik batu keluar bayangan seseorang yang kurus. Dengan suara kecil dia berkata, "Ini aku, Ayah."
Shi Tu ke 12 marah dan berkata, "Ayah tadi sudah berpesan, kalian tidak boleh ikut, mengapa sekarang ikut!"
Dengan takut Shi Tu Qing Yan berkata, "Ayah, aku sudah menasehati Adik Xin, supaya dia tidak bermain di luar wisma. Aku sangat mengkhawatirkan keadaan Ayah...."
Shi Tu ke 12 menarik nafas panjang. Zheng Bai Shui tertawa dingin. Shi Tu ke 12 marah. Tiba-tiba Fang Zhen Mei dengan santai berkata, "Ketua Zheng, kalian juga membawa lebih satu orang."
Zheng Bai Shui marah dan berkata, "Oh?"
Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Di balik pohon besar, mungkin dia adalah Nona Zheng?"
Dari balik pohon besar muncul seorang gadis. Dia adalah Zheng
Dan Feng. Zheng Bai Shui mengerutkan dahi dan menarik nafas, dia bertanya, "Mengapa kau ikut ke sini?"
Pepatah mengatakan : walaupun harimau buas tapi dia tidak akan melukai anaknya sendiri.
Zheng Bai Shui sangat menyayangi Zheng Dan Feng. Dia tidak akan memperlakukan anaknya seperti kepada anak buahnya, kejam dan tidak ada aturan, atau membunuh semaunya.
Dengan takut Zheng Dan Feng berkata, "Ayah, putrimu sangat khawatir...."
Zheng Bai Shui marah, tapi Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Sekarang kedua belah pihak sama-sama datang lebih dari satu orang. Ini sangat adil, perasaan antara ayah dan anak itu dalam seperti laut, semua orang pun akan seperti itu. Ketua jangan marahi putrimu."
Zheng Bai Shui dengan dingin menjawab, "He." Kemudian dia terdiam. Kata Wo Shi Shui, *Apapun yang akan terjadi antara kedua belah pihak yarig bertarung, kita tidak boleh melukai kedua gadis ini."
Kata-kata ini membuat Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui menjadi tenang.
Tapi kata-kata ini tidak termasuk dalam pikiran Qu Lei dan Fang Zhong Pin. Dalam hati Qu Lei berpikir kalau bisa menyandera Shi Tu Qing Yan, Shi Tu ke 12 pasti tidak akan bisa berkonsentrasi. Ketua Zheng pasti mempunyai kesempatan untuk menyerang Shi Tu ke 12 dan Shi Tu pasti akan mati seketika. "Dia akan-mendapat jasa besar dan juga bisa membalas dendamnya.
Hati Fang Zhong Pin pun mempunyai pikiran yang tidak benar. Dia melihat Shi Tu Qing Yan yang masih muda dan cantik seperti bunga. Jika Ketua Zheng bisa membunuh Shi Tu ke 12, dia akan menangkap Shi Tu Qing Yan dan menikmati kecantikannya.
He Bu Le dan Guo Ao Bai sama sekali tidk mempunyai pikiran ingin melukai Zheng Dan Feng. Tapi He Bu Le sangat- berpengalaman. Dia bisa melihat Qu Lei dan Fang Zhong Pin mempunyai niat yang tidak baik. Dengan suara kecil dia berpesan kepada Guo Ao Bai, "Pendekar Muda Guo, Qu Lei dan Fang Zhong Pin mempunyai niat tidak baik terhadap Nona Shi Tu. Kau harus berhati-hati kepada mereka."
Dengan tegas Guo Ao Bai menjawab, "Aku akan berhati-hati. Qu Lei dan Fang Zhong Pin adalah musuh yang telah membunuh ayahku. Hari ini aku akan membunuh mereka berdua."
Dengan pelan Shi Tu ke 12 bertanya, "Apakah pertarungan ini sudah bisa mulai?"
Zheng Bai Shui dengan dingin menjawab, "Silakan, mari kita mulai sekarang."
Dengan suara rendah Shi Tu ke 12 menjawab, "Silakan!"
Zheng Bai Shui menjawab, "Silakan, Anda dulu."
Suara Shi Tu ke 12 menjadi aneh, "Aku akan menuruti Kemauanmu."
Suara Zheng Bai Shui juga aneh, "Tidak perlu merasa sungkan."
Guo Ao Bai, He Bu Le, Fang Zhong Pin, dan Qu Lei merasa aneh. Kedua pesilat tangguh di dunia persilatan itu sebelum bertarung masih mengatakan hal yang tidak perlu, sepertinya mereka juga tidak berkonsentrasi penuh. Terdengar Shi Tu ke 12 berkata, "Maaf!"
Jawab Zheng Bai Shui dengan suara tidak jelas, 'Tidak apa-apa."
Qi Chong Tian Jian, Guo Ao Bai, Yi Dao Duan Hun, He Bu Le, Kepalan Besi, Qu Lei, Panah Lengan Baju, Fang Zhong Pin, hanya melihat Shi Tu ke 12 dengan sepenuh hati melihat Zheng Bai Shui tapi baju dia bergerak. Zheng Bai Shui terus memelototi Shi Tu ke 12. seluruh tulang di badannya terus berbunyi, tapi mereka berdua belum mengeluarkan satu jurus pun.
Terdengar Shi Tu ke 12 seperti bicara dalam mimpi, "Tenaga dalam yang dahsyat."
Zheng Bai Shui dengan suara kecil menjawab, "Anda terlalu memuji."
Mereka berdua berbicara tapi mulut mereka tidak terbuka. Guo Ao Bai merasa kepalanya pusing dan mengantuk. Dia merasa ada tenaga yang kuat yang datang dari kiri. Yang satu lagi tenaga besar datang dari arah kanannya tapi tidak ada suara apa pun. Dia terpental beberapa meter, barulah dia sadar bahwa dia sudah berada di sisi jurang.
Guo Ao Bai terpental jauh, Fang Zhong Pin pun terpental hingga mundur beberapa langkah. Langkahnya belum seimbang, akhirnya dia terjatuh dengan posisi duduk di tanah.
Dia terduduk ditanah. He Bu Le pun mundur 5 langkah, kemudian dia bersalto ke belakang baru bisa berdiri dengan tegak.
Tenaga apa yang keluar dan begitu dahsyat" Membuat keempat pesilat tangguh di dunia persilatan melakukan hal yang begitu memalukan" Mereka segera sadar sewaktu Shi Tu ke 12 berkata, "Kita sudah bisa mulai." Kedua pesilat itu saling mengeluarkan tenaga dalam dan melalui kata-kata yang keluar dari mulut mereka, mereka menekan tenaga dalam mereka kepada lawannya masing-masing. Mereka saat itu sudah bertarung sengit membuat Guo Ao Bai, He Bu Le, Qu Lei dan Fang Zhong Pin yang memiliki tenaga dalam jauh di bawah Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui, mundur atau terjatuh. Dari sini kita bisa melihat bahwa Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui mempunyai tenaga dalam yang sangat tinggi.
Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui berdiri tidak jauh dari Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui' tapi mereka berdua sama sekali tidak terganggu dengan serangan tenaga dalam itu. Mereka tetap berdiri di tempat masing-masing. Terdengar Wo Shi Shui berkata, "Kita juga bertarung!''
Fang Zhen Mei menarik nafas panjang dan berkata, "Baiklah!"
Wo Shi Shui berteriak, "Kalau aku mengatakan bertarung, benar-benar harus bertarung."
Sebuah pukulan sudah dilancarkan!
Waktu itu juga, Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui bersama-sama mengeluarkan suara serak. Shi Tu ke 12 menyerang Zheng Bai Shui. kedua telapak tangan Zheng Bai Shui dibuka dan memukul Shi Tu ke 12. Shi Tu ke 12 menyambut pukulan ini.
Dua pasang tangan beradu. Telapak Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui saling menempel dan tidak bisa lepas. Dari dahi mereka keluar asap putih. Mereka sedang mengadu tenaga dalam.
Qu Lei melihat keadaan itu, hatinya merasa sangat senang karena Zheng Bai Shui sedang menghabiskan tenaga dalam Shi Tu ke 12. membuat luka dalam Shi Tu ke 12 akan kambuh kembali kemudian baru membunuhnya. Tapi hati Fang Zhong Pin mempunyai pikiran lain, sekarang kedua ketua sedang bertarung, Wo Shi Shui dan Fang Zhen Mei juga sedang bertarung. Bila dia diam-diam melakukan sesuatu maka Shi Tu ke 12 akan mati. Dia akan mendapat jasa besar. Walaupun sangat berbahaya tapi pantas untuk dicoba.
Begitu Wo Shi Shui mengeluarkan kepalan tangannya, dia sudah mengambil keputusan, dalam 3 jurus dia ingin membuat Fang Zhen Mei marah, kemudian dia akan tidak menghindar atau membalas, kemudian membiarkan Fang Zhen Mei memukul dirinya sampai mati.
Lebih baik dia memilih mati daripada harus bertarung dengan Fang Zhen Mei. Karena dia tahu pertarungan ini bisa terjadi karena perjanjian Wo Shi Shui kepada Zheng Bai Shui, persoalan ini membuat Fang Zhong Pin merasa tidak adil. Dia berharap kalau dia mati, Fang Zhen Mei akan mewakilinya membunuh Qu Lei
Begitu pukulan pertama dikeluarkan, Fang Zhen Mei tidak menghindar. Dia hanya melambaikan lengan bajunya yang besar dan menyambut pukulan ini. Kemudian membalikkan badan dengan lengan bajunya dia mengembalikan tenaga Wo Shi Shui kepada
orangnya! Wo Shi Shu menerima tenaga pukulannya sendiri cukup keras, kemudian dia mengeluarkan pukulan kedua!
Fang Zhen Mei dengan cara yang sama mengembalikan pukulan Wo Shi Shui. Ini adalah jurus yang dinamakan dengan jurus Tenaga Sendiri Berbalik Memukul Diri Sendiri.
Tidak ada yang tahu, Fang Zhen Mei juga sedang berpikir sesuatu. Begitu masuk jurus keempat, Wo Shi Shui terpaksa mengeluarkan semua tenaganya, dia tidak menyambut jurus ini dan dia membiarkan Wo Shi Shui memukulnya. Kalah atau tidak kalah, Wo Shi Shui akan selalu diancam oleh Zheng Bai Shui. Dia lebih memilih nyawanya sendiri melayang, dia tidak ingin melihat seorang laki-laki sejati selalu diancam. Karena itu Fang Zhen Mei lebih memilih berkorban dirinya.
Wo Shi Shui pun berpikiran sama.
Sudah melewati jurus kedua.
Jurus ketiga dikeluarkan.
Sekarang jurus keempat. Setelah memasuki jurus keempat, apa yang akan terjadi"
Tidak ada yang tahu.
Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui,. kedua telapak tangan mereka sudah saling menempel dan tidak bisa dilepas.
Shi Tu ke 12 hanya merasa tenaga dalam Zheng Bai Shui begitu lihai seperti air terjun, kencang dan tidak pernah berhenti. Bila tidak berhati-hati dia akan mati karena tidak tertolong. Zheng Bai Shui juga merasakan tenaga dalam Shi Tu ke 12 begitu kuat seperti sungai Yang Zhi, begitu bergelombang tak putus-putus dan kencang. Bila dia tidak bisa'bertahan* organ dalam tubuhnya akan hancur berantakan. Karena itu mereka berdua sangat berhati-hati dan melakukan pertarungan itu dengan sepenuh hati.
Harus ketahui jika pesilat tangguh sedang beradu tenaga dalam,
dia sama sekali tidak boleh terganggu. Kadang-kadang walaupun hanya lalat yang lewat, akan mengganggu pernafasan dan membuat orang yang terluka ringan akan menjadi berat, dan luka ringan akan menjadi luka parah.
Mengenai hal ini Qu Lei dan Fang Zhong Pin pun sangat mengerti karena itu mereka berdua sekarang sedang bertukar pandang.
Waktu itu tiba-tiba Shi Tu ke 12 merasakan ada tenaga dalam yang tidak bisa tersalurkan, dan saat itu juga Zheng Bai Shui merasakan tenaga dalamnya semakin berkurang. Mereka berdua sudah mencapai tahap terakhir tapi mereka tidak bisa berhenti.
Shi Tu ke 12 merasakan tenaga dalamnya tidak bisa lancar, dia juga merasa luka dalamnya kambuh dan rasa sakit menusuk jantungnya karena jika mengeluarkan tenaga dalam pada saat dia belum pulih akan membuat dia merasa sakit. Dia tidak bisa bertahan lagi dan keringat pun mengalir seperti air hujan.
Pada saat yang begitu tegang, terlihat Qu Lei dan Fang Zhong Pin meloncat terbang. Qu Lei menyerang ke arah Shi Tu ke 12, sedangkan Fang Zhong Pin ke arah Shi Tu Qing Yan!
Mereka bergerak seperti kilat. He Bu Le melihat Shi Tu Qing Yan sangat kaget, waktu itu terdengar suara PING. Lengan baju Fang Zhen Mei menerima serangan ketiga dari Wo Shi Shui dan dia membalikkan tenaganya, Fang Zhen Mei menambahkan tenaga putaran. Dia sengaja membuat Wo Shi Shui marah sehingga dia akan mengeluarkan tenaga yang lebih besar lagi. Sehingga dia bisa mati lebih tenang dan cepat!
PING. Wo Shi Shui menerima tenaga balik tangannya dan dia tergetar hingga mundur beberapa langkah. Hampir saja dia terjatuh menimpa Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui.
Dari awal hingga akhir Fang Zhen Mei belum pernah menyerang tapi semua itu sudah membuat Wo Shi Shui kalang kabut, Wo Shi Shui menjadi sangat kagum kepada Fang Zhen Mei.
Tapi ini juga membuat Wo Shi Shui memutuskan untuk mencoba satu kali lagi pukulan, dia ingin mencoba, sebenarnya setinggi apa ilmu Fang Zhen Mei"
Qu Lei berlari ke arah Shi Tu ke 12. dia mengeluarkan pukulan tangannya.
He Bu Le meloncat dan dengan cepat sambil mencabut pisaunya.
Kemudian He Bu Le dan Qu Lei pun bertarung.
Fang Zhong Pin membawa pedang berlari ke arah Shi Tu ke 12.
Dalam waktu yang bersamaan, 3 orang secara bersamaan meloncat ke arah Shi Tu ke 12.
Orang pertama yang menghadang adalah Guo Ao Bai, dia sudah melayang di udara, dan dia sudah mencegat Fang Zhong Pin. Tujuh pedangnya bersamaan dikeluarkan dan siap menusuk.
Kedua adalah Zheng Dan Feng. Dia tidak menyangka Fang Zhong Pin benar-benar sangat tidak tahu malu. Pada waktu Shi Tu ke 12 sedang bertarung dengan ayahnya, dia malah menyerang Shi Tu ke 12. Zheng Dan Feng segera berteriak.
Dia meloncat tinggi, pedang sudah menghadang Fang Zhong Pin.
Yang ketiga adalah Shi Tu Qing Yan. Begitu dia melihat ayahnya berada dalam bahaya, dia sudah lupa bahwa dia sendiri pun berada dalam keadaan yang sangat berbahaya. Dia mencabut golok dan membacok Fang Zhong Pin yang berada di udara. Bila satu lawan satu, Guo Ao Bai hanya bisa menerima 3 jurus Fang Zhong Pin. Sedangkan Zheng Dan Feng paling hanya bisa menerima 2 jurusnya, sedangkan Shi Tu Qing Yan mungkin satu jurus pun dia tidak sanggup menerimanya.
Tapi karena mereka bertiga secara bersama-sama menyerang, membuat berbeda lagi ceritanya.
Apalagi jurus pedang Fang Zhong Pin mengarah pada Shi Tu ke 12, bukan kepada mereka bertiga maka pedangnya tidak bisa dimainkan dengan bagus. Terlihat di udara ada 9 kali putaran
pedang. Di sisinya terdengar 7 kali bunyian, kemudian terdengar suara JING dan DANG. Ketujuh pedang Guo Ao Bai sudah digetarkan kemudian terbang dan terjatuh ke bawah.
Tenaga Fang Zhong Pin belum berhenti. Dia juga membuat pedang Zheng Dan Feng patah. Tenaga Fang Zhong Pin masih terus tidak tertahan. Golok Shi Tu Oing Yan pun terlepas dari pegangannya dan sisa tenaga Fang Zhong Pin masih terus meluncur.
Karena beberapa kali dihadang, ujung pedang Fang Zhong Pin kehilangan arah. Ujung pedangnya malah mengarah pada Zheng Bai Shui.
Karena perubahan yang terjadi sangat, membuat orang sama sekali tidak menyangkanya.
Fang Zhong Pin ingin menarik kembali pedangnya dengan cepat tapi dia sudah berada di tengah-tengah udara. Dia sendiri pun sudah tidak bisa menahannya apalagi bila dia ingin menarik kembali pedangnya tapi tangan kanannya sudah putus, sekarang yang memegang pedang adalah tangan kirinya. Dia tidak terbiasa memegang dengan tangan kiri karena itu dalam waktu singkat, dia tidak bisa menguasai pedang dan tetap mengarah pada Zheng Bai Shui.
Pendekar Sejagat Seri Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Walaupun Zheng Bai Shui sedang bertarung, tapi matanya tetap bisa melihat ke sekelilingnya dan telinganya pun masih bisa mendengar apa yang terjadi di sekelilingnya. Dia melihat pedang Fang Zhong Pin menusuk ke arah Shi Tu ke 12 tapi tiba-tiba Fang Zhong Pin malah mengarah pada dirinya. Dia tidak bisa menghindar lagi, karena bila sekali saja tidak berkonsentrasi penuh maka dia akan mati oleh tenaga dalam Shi Tu ke 12.
Zheng Bai Shui sangat terkejut. Begitu melihat Zheng Dan Feng menghadang Fang Zhong Pin dia tergetar beberapa meter jauhnya. Qu Lei masih bertarung dengan He Bu Le. Qu Lei tidak bisa menolongnya saat itu. Saat itu Wo Shi Shui mundur ke sisinya.
Zheng Bai Shui berteriak, "Wo Shi Shui, cepat tolong aku!"
Wo Shi Shui sedang berpikir. Dia baru saja ingin mengeluarkan jurus keempat, dia mendengar teriakan Zheng Bai Shui yang begitu tergesa-gesa. Dia membalikkan kepala dengan cepat. Dia melihat Fang Zhong Pin seperti seekor bangau meluncur ke arah Zheng Bai Shui. Wo Shi Shui mengeluarkan siulan panjang dan berkata, "Baiklah!"
Dia meloncat tinggi. Jarak pedang Fang Zhong Pin dengan dahi Zheng Bai Shui tinggal beberapa sentimeter lagi, Dengan kepalan tangannya yang kuat Wo Shi Shui memukul pedang itu.
PING. Kepalan tangan Wo Shi Shui memukul ujung pedang Fang Zhong Pin.
Kepalan tangan Wo Shi Shui sudah mengeluarkan banyak darah.
Pedang Fang Zhong Pin terputus, pedang yang tersisa karena pukulan Wo Shi Shui begitu kuat, maka pedang itu berbalik menancap ke telapak tangan kirinya dan terus menembus tangannya. Karena sakit Fang Zhong Pin berteriak. Jurus pedang dibelokkan tapi jurus pedang masih berjalan melewati bagian atas kepala Zheng Bai Shui dan dia terjatuh ke jurang Hua Shan yang dalam.
Terdengar di bawah jurang ada suara teriakan semakin lama semakin menghilang. Pemuda yang memiliki ilmu silat paling tinggi dan juga berbakat dari Chang Xiao Bang akhirnya mati masuk ke jurang gunung Hua Shan.
Dari kepalan Wo Shi Shui masih meneteskan darah tapi dia tertawa dengan senang.
Apakah karena dia berhasil membunuh Fang Zhong Pin dan sudah membalas dendam"
Fang Zhen Mei ikut tertawa.
Tadinya posisi Zheng Bai Shui sudah berada di atas angin tapi karena pedang Fang Zhong Pin membuatnya tidak bisa
berkonsentrasi, ditambah lagi dia sudah membuka mulut untuk meminta tolong kepada Wo Shi Shui. Tenaga dalamnya segera terganggu. Shi Tu ke 12 juga menahan rasa sakit akibat luka dalam. Dengan sekuat tenaga dia mendorong. Terdengar suara Tlong Long' mereka berdua sama-sama mundur 3 langkah, akhirnya 4 telapak tangan bisa dipisahkan.
Wajah Zheng Bai Shui sangat pucat. Dia ingin mengeluarkan jurus Chang Xiao Qi Jian tapi dia melihat Wo Shi Shui dengan tertawa berdiri di sana. Dia tidak menyerang Fang Zhen Mei. Tadinya Zheng Bai Shui akan memarahi Wo Shi Shui tapi dengan sengaja dia telah membuat Fang Zhong Pin mati dan jatuh ke dalam jurang. Karena ada musuh di depannya dia tidak bisa mengubar amarah. Sekarang dia mulai marah kepada Wo Shi Shui, "Kenapa kau tidak bertarung" Apakah Fang Zhen Mei sudah mati?"
Dengan senang Wo Shi Shui menjawab, "Kita tidak perlu bertarung lagi!"
Zheng Bai Shui berteriak dan berkata, "Sewaktu ibumu akan meninggal, dia pernah mengatakan apa" Apakah kau sudah lupa?"
Dengan sungguh-sungguh Wo Shi Shui berkata, "Aku sudah melaksanakan semua perintah ibuku."
Zheng Bai Shui merasa aneh dan bertanya, "Ibumu pernah menyuruhmu berjanji untuk melakukan satu hal!"
Wo Shi Shui menjawab dengan serius, "Betul."
Kata Zheng Bai Shui lagi, "Aku menyuruhmu membunuh Fang Zhen Mei, mengapa sampai sekarang kau masih diam di sini?"
Wo Shi Shui tersenyum dan balik bertanya, "Ibuku hanya menyuruhku berjanji melakukan satu hal untukmu, hal apa pun benar kan?"
Zheng Bai Shui terpaku dan menjawab, "Betul!"
Dengan pelan Wo Shi Shui berkata lagi, "Betul, hal apa pun, hanya satu macam, betul kan?"
Wo Shi Shui seperti lepas dari beban yang berat dan dia berkata, "Tadi kau sudah menyuruhku menolongmu dan aku sudah melakukannya karena itu aku sudah menepati janjiku. Aku akan menuruti perkataanmu, kita memutuskan hutang piutang. Mengapa sekarang muncul lagi permintaan lainnya" Dan aku harus membunuh Fang Zhen Mei. Aku beritahu kepadamu, aku tidak mau melakukannya, mulai sekarang kita berdua tidak saling berhutang. Karena dulu kau benar-benar mengurus ibuku, maka hari ini aku tidak akan bertarung denganmu tapi aku juga tidak akan membantumu!"
Zheng Bai Shui mendengar kata-kata ini, dia menjadi bengong. Fang Zhen Mei melihat Wo Shi Shui, Wo Shi Shui juga melihat Fang Zhen Mei. Mata mereka berdua berkilau dan juga tertawa. Semua kekhawatiran sudah tersapu bersih.
Zheng Bai Shui sangat marah.
Tiba-tiba terdengar 2 kali teriakan.
Ternyata sewaktu Ou Lei menyerang Shi Tu Qing Yan, He Bu Le mencegat di tengah-tengah udara. Mereka berdua lalu bertarung, ilmu silat He Bu Le berada di atas Fang Zhong Pin tapi di bawah Qu Lei. Karena Ou Lei telah kehilangan satu tangannya dan luka belum sembuh benar, maka posisi He Bu Le berada di atas angin.
Qu Lei sedang bertarung tiba-tiba dia mendengar teriakan Fang Zhong Pin. Qu Lei tahu bahwa Fang Zhong Pin terjatuh ke dalam jurang. Hatinya menjadi gelisah, begitu bertarung sebanyak puluhan jurus, dia membalikkan badan dan langsung melarikan diri!
He Bu Le terus mengayunkan pisaunya. Begitu melihat Qu Lei lari, dia segera menyusul dan membacok Qu Lei. -
Qu Lei hanya berpura-pura, dia segera berjongkok karena He Bu Le tidak menyangka Qu Lei akan mengeluarkan serangan ini, segera He Bu Le meloncat ke atas kepala Qu Lei. Di depannya adalah jurang!
He Bu Le segera menghentikan laju badannya tapi Qu Lei sudah
berdiri. Terdengar PENG kepalan tangan Qu Lei sudah mengenai dada He Bu Le.
Tapi pada saat itu He' Bu Le .juga sudah mengeluarkan bacokan dari tengah udara!
Bacokan itu tepat mengenai punggung Ou Lei dan menancap ke dalam daging. Tubuh Qu Lei seperti terbuat dari besi, bacokan He Bu Le hanya menusuk daging beberapa centimeter dalamnya.
Darah mengalir.
He Bu Le mendarat di depan Qu Lei.
Karena Qu Lei terluka, dia marah, pukulannya sudah dikeluarkan lagi.
Pisau yang menancap di tubuh Ou Lei, bagaimana pun juga bila ditarik oleh He Bu Le pisau ini tidak akan tercabut. He Bu Le sudah tidak bisa menghindar lagi. Di belakang adalah jurang yang dalam, tidak ada jalan lain untuk mundur. Dia berteriak, segera 'dengan jurus pisau tangan' dia membacok Ou Lei.
PENG. HEK. Pukulan Qu Lei mengenai perut He Bu Le.
Saat itu pula pisau tangan He Bu Le juga mengenai wajah Qu Lei.
Karena He Bu Le dipukul oleh Qu Lei, dia tidak menghentikan laju badannya. Tubuhnya terus melaju melayang ke belakang!
Tapi pisau He Bu Le dan pisau tangannya masih menancap di tubuh Qu Lei. Begitu ditarik, Qu Lei juga ikut terbawa melayang dan terjatuh ke dalam jurang.
Terdengar dua suara teriakan yang sangat panjang.
Dua pesilat tangguh di dunia persilatan, yaitu wakil ketua Wisma Shi Jian Yi Dao Duan Hu, He Bu Le dan wakil ketua Chang Xiao Bang Kepalan Besi, Qu Lei, mereka mati bersama, masuk ke dalam
jurang Hua Shan.
Shi Tu ke 12 terkejut dan juga merasa sedih. Dia berteriak, "Adik Kedua!"
Zheng Bai Shui juga berteriak, "Qu Lei!"
Tapi bayangan mereka yang bertarung sudah menghilang ke dalam jurang. Kabut menutupi mereka seperti dipisahkan dengan dunia nyata.
Suara panggilan Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui masih bergaung di gunung itu. Di sisi jurang, suara mereka terus menerus terdengar dan semakin kuat semakin keras seperti sedang saling memanggil nama masing-masing.
Zheng Bai Shui melihat ke jurang yang dalam itu. Dia mengangkat kepalanya lalu bersiul panjang. Kemudian dia berkata, "Baiklah, Ketua Shi Tu, pesilat tangguhmu sudah mati semua, hanya tersisa Wisma Shi Jian. Jika aku dan anak buahku sudah mati semua, Chang Xiao Bang juga akan ikut mati. Sudah tidak ada yang harus dikhawatirkan lagi. Sekarang kita bertarung di puncak Hua Shan ini. Kita bertarung untuk menentukan hidup dan mati!"
Suara di langit yang luas terus bergema. Terdengar suara tenaga dalam masih kuat.
Shi Tu ke 12 dengan suara lantang menjawab, "Baik. Bagaimanapun juga aku tetap akan menerima tantanganmu." Suara teriakan seperti bangau yang menggetarkan langit, sangat jelas dan keras.
Zheng Bai Shui tertawa panjang, dia berkata, "Fang Zhen Mei, kalau aku bisa mengalahkan Shi Tu ke 12, maka berikutnya adalah kau dan Wo Shi Shui. Kau urutan ketiga, kalian tunggu saja!"
Zheng Bai Shui benar-benar seorang ketua perkumpulan besar. Di depan musuh yang kuat dan anak buah sudah hampir habis, dia tidak merasa gentar dan masih terlihat gagah berani.
Fang Zhen Mei menarik nafas panjang, "Zheng Bai Shui yang
gagah, asalkan Ketua Zheng masih sanggup melakukannya, aku akan memenuhi keinginan Ketua."
Zheng Bai Shui tertawa dan membalikkan badan. Dia berkata kepada Shi Tu ke 12, "Terimalah jurusku!"
---ooo0dw0ooo---
BAB 20 Chang Xiao Qi Ji, Xue He Si Shi
Sepasang telapak tangannya diangkat. Tangan ini mengeluarkan cahaya aneh dan berwarna ungu keemasan, tampak licin seperti pisau. Guo Ao Bai yang melihat dari pinggir segera terkejut dan berteriak, "Xi Zhang Ci Jin Shou!" (Tangan Emas Ungu dari Tibet).
Harus diketahui bahwa ilmu silat Ci Jin Shou ini sudah lama menghilang dari dunia persilatan. Dulu ada 3 orang La Ma (semacam biksu bangsa Tibet) menyerang ke Zhong Yuan (Tionggoan). Mereka ingin menguasai dunia persilatan. Dengan Ci Jin Shou mereka berhasil melukai banyak orang, seolah-olah di dunia tidak ada yang bisa mengalahkan telapak beracun Ci Jin Shou. Untung ada seorang biksu aneh yang bernama Da Shi Chan Shi berasal dari Shao Lin, dengan berani dia turun gunung. Di kaki gunung Shong Shan dengan menggunakan ilmu Da Shi Qi Gong (Ilmu Batu Besar) dia berhasil mengalahkan 3 orang biksu La Ma itu. Seorang La Ma dipukul hingga dia minta ampun dan kembali ke Tibet. Yang satu masuk ke dalam sungai. Yang satu lagi bertobat dan dengan suka rela masuk menjadi murid Shao Lin dan juga menjadi seorang biksu yang berkedudukan tinggi.
Karena itu ilmu Ci Jin Shou langsung menghilang dari dunia persilatan. Sekarang tidak disangka pada jurus pertama Chang Xiao Qi Ji jurus yang dikeluarkan adalah jurus Ci Jin Shou. Zheng Bai Shui baru mengeluarkan ilmu Ci Jin Shou, tiba-tiba Shi Tu ke 12 bergerak menghampirinya, lincah dan cepat seperti seekor naga yang gagah. Tangannya pun tiba-tiba mengeluarkan cahaya keemasan.
Pedang Sakti Xue He sudah dikeluarkannya. Tadi Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui beradu telapak tangan, Shi Tu ke 12 kalah tapi dia adalah seorang yang sangat berpengalaman. Sekarang dia tidak akan memberi kesempatan lagi kepada Zheng Bai Shui lagi.
Pedang Sakti Xue He segera mengeluarkan jurus pertama. jurusJin Shi Wei Kai (Batu Emas Terbuka).
Ci Jin Shou milik Zheng Bai Shui tiba-tiba berubah menjadi telapak tangan yang banyak menjadi satu dan telapak tangan ingin menepak kepala Shi Tu ke 12.
Jurus Pedang Sakti Xue He tidak berubah, terlihat ujung pedang agak menurun ke bawah.
Xue He Shen Jian beradu dengan Ci Jin Shou. Terdengar suara DING. Xue He Shen Jian seperti menusuk batu emas.
Bagaimanapun bentuk batu, Xue He Shen Jian tetap tidak akan meru bah gerakan Jin Shi Wei Kai!
Tapi Zheng Bai Shui segera menarik tangannya dan menjadi kepalan. Itu adalah jurus Da Mo Mi Quan (Rahasia Kepalan Da Mo ).
Orang yang benar-benar menguasai Da Mo Mi Quan hanya ada 2 orang yaitu ketua Shao Lin bagian utara dan selatan. Tapi mengapa Zheng Bai Shui bisa menguasai ilmu ini" Da Mo Mi Quan adalah jurus kedua dari ilmu Chang Xiao Qi Ji.
Kepalan tangan digerakkan dan menggetarkan Xue He Shen Jian. Tubuh Shi Tu ke 12 ikut bergetar, jurus pedang tidak berubah, tiba-tiba dia memutar membentuk lingkaran dengan pedangnya. Jurus kedua Xue He Shen Jian adalah Tian Wai You Long (Naga Bermain di Luar Langit) pedang bergerak seperti kilat.
Teriakan Zheng Bai Shui seperti harimau mengaum, untuk menghindar sudah tidak bisa, ingin mundur, itu pun sudah tidak bisa. Ujung pedang berada sudah di depan wajahnya.
Orang-orang yang berada di lapangan pertarungan itu membelalak kaget. Perlu diketahui, mereka berdua mengeluarkan
serangarlnya dengan sangat cepat. Hal ini sudah diketahui di duriia persilatan. Terlihat Pedang Sakti berada di langit. Baju putih tertiup angin, dengan lancar dan mahir juga bergerak dengan sempurna. Semua jurus terbaik yang ada di dunia persilatan sudah dipertunjukan. Jurus yang sangat berbahaya. Mereka sudah bertarung mencapai beberapa jurus, membuat orang yang berada di lapangan menjadi sesak nafas.
Tapi Zheng Bai Shui dengan tenang mencondongkan pinggangnya ke belakang. Tapi pedang Shi Tu ke 12 pun mengikuti gerakannya turun ke bawah. Zheng Bai Shui melambaikan tangannya, Chang Xiao Qi Ji jurus ketiga sudah dikeluarkan, jurus Dong Hai Shui Yun Xiu (Lengan Baju seperti Awan di Laut Timur) menghalangi gerakan Shi Tu ke 12. Pedang menggores lengan baju, mengeluarkan suara SHIT, SHIT. Tapi pedang tidak bisa melubangi atau menyobek lengan baju yang lembut ini.
Shi Tu -ke 12 terpaku, Zheng Bai Shui sudah meloncat tinggi. Kesepuluh jarinya bergerak seperti peluru, hanya dalam waktu sekejap di sekeliling terdengar suara SHI, SHI. Suara ini terus menyerang ke arah Shi Tu ke 12.
Guo Ao Bai berteriak, " jurus Chang Tian Shen Zhi!" (Jari Sakti Langit Panjang).
Harus diketahui Chang Tian Shen Zhi dulu digunakan oleh 7 orang pesilat tangguh di dunia persilatan. Mereka bersama-sama menciptakan ilmu silat ini. Ilmu ini khusus menyerang tenaga dalam musuh. Tenaga yang dikeluarkan sangat dasyat. Tidak disangka itu adalah jurus Chang Xiao Qi Ji yang keempat. Dapat dibayangkan bagaimana kehebatan ilmu silat Zheng Bai Shui yang terus menerus berubah.
Chang Tian Shen Zhi adalah ilmu sangat dasyat, terlihat Shi Tu ke 12 tidak bisa menghindar lagi.
Yang membuat orang tidak menyangka adalah Shi Tu ke 12 bukan mundur melainkan malah maju. Dia seperti seekor naga sakti yang bermain di atas awan. Pedang Sakti Xue He dimainkan dengan
sangat bagus. Sambil menyerang sambil berjaga. Pedang ini pun memutuskan tenaga jari Zheng Bai Shui dan terus menyerang ke arah Zheng Bai Shui.
Pedang Sakti Xue He memasuki jurus ketiga. Jurus Feng Yu Xiao Xiao (Angin Hujan Air yang Dingin dan Dalam).
Zheng Bai Shui berteriak aneh. Dia seperti seekor elang, terbang ke angkasa. Turun dan naik, kemudian dia sudah berada di atas kepala Shi Tu ke 12. Kedua telapak bertepuk, mengeluarkan Da Shi Shen Gong.
Begitu mengeluarkan Da Shi Shen Gong, Pedang Sakti Xue He menjadi miring dan pada waktu itu Shi Tu ke 12 bersalto. Itu adalah jurus Pedang Sakti Xue He yang paling lihai dan juga yang paling dasyat. Katanya di dunia ini belum ada orang yang bisa memecahkan jurus ini. Shi Tu ke 12 sendiri pun jarang menggunakan jurus ini. Ini adalah jurus terakhir dari Xue He Shen Jian.
Jurus Shi Po Tian Jing (Batu Pecah Langit Kaget). Jurus ini belum keluar, petir memenuhi langit. Orang-orang yang melihat pertarungan yang terjadi seperti Shi Tu Qing Yan dan Zheng Dan Feng jatuh dan terduduk di tanah. Guo Ao Bai pun silau oleh cahaya itu, matanya tidak bisa dibuka.
Wajah Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui menjadi pucat. Mereka tidak bisa bicara tapi mata mereka tidak berkedip. Sepertinya hati mereka sangat berat dan juga bergejolak.
Jurus terakhir dari Shi Tu ke 12, bila dia tidak menang, mana mungkin Zheng Bai Shui, ketua Chang Xiao Qi Ji akan melepaskannya!
Zheng Bai Shui berada di tengah udara, seperti harimau yang memiliki sayap dan elang yang besar. Begitu memasuki jurus kelima Chang Xiao Qi Ji, jurus itu mulai dilancarkan. Dengan ilmu sakti Bu Bu Qing Yun, dia terbang ke atas beberapa meter kemudian tenggelam dan melayang ke arah Shi Tu ke 12.
Waktu itu Shi Tu ke 12 sedang bersalto dan ingin mengeluarkan jurus terakhir Shi Po Tian Jing.
Tapi waktu Shi Tu ke 12 ingin 'membalikkan badan, dia merasa tenaga yang berada di dalam tubuhnya sudah tidak menyambung, dadanya pun terasa sangat sakit!
Dua pukulan dari Qu Lei di bagian dada membuatnya terluka parah.
Shi Tu ke 12 memaksa mengumpulkan tenaga Pedang Sakti Xue He yang terakhir yaitu Shi Po Tian Jing, jurus ini siap dikeluarkan!
Tapi rasa sakit membuat Shi Tu ke 12 terlambat sedikit untuk bertindak. Walau hanya terlambat sebentar, Fang Zhen Mei sudah melihatnya. Dia berteriak, "Oh!"
Dan pada waktu hanya selang beberapa detik, Zheng Bai Shui sudah mengambil kesempatan ini!
Jurus keenam Chang Xiao Qi Ji"
Jurus Da Mo Shen Zhang (Telapak Sakti Da Mo).
Kali ini giliran Wo Shi Shui yang berteriak karena terkejut!
Begitu Da Mo Shen Zhang dikeluarkan sama sekali tidak terasa ada henbusan angin. Hanya terasa seperti pasir yang ditiup angin dan mengenai wajah, tidak ada tempat untuk menghindar lagi. Da Mo Shen Zhang dulu adalah ilmu perkumpulan Da Mo(Gurun Besar). Ilmu ini dilatih di gurun pasir selama 18 tahun baru bisa menjadi ilmu Da Mo Shen Zhang. Tapi sekarang sudah menjadi ilmu silat terkuat dari Zheng Bai Shui.
Tepat saat itu Shi Tu ke 12 membalikkan badan!
Begitu dia membalikkan badan, Pedang Sakti Xue He sudah mengumpulkan tenaga dan siap untuk dikeluarkan!
Sewaktu dia membalikkan badan dan pedang hampir dia tusukkan, Da Mo Shen Zhang dengan 5 jari seperti besi dan baja siap menusuk.
PES. Kelima jari Zheng Bai Shui menembus ke dalam perut Shi Tu ke 12.
Sepasang mata Shi Tu ke 12 melotot keluar. Tubuh yang berada di tengah-tengah langit melipat. Dia merasa sangat sakit.
Darah seperti hujan terus berjatuhan.
Zheng Bai Shui memenangkan pertarungan. Segera jarinya ditarik kembali dari perut Shi Tu ke 12. Dia pun mendarat ke bawah.
Hingga akan mati pun Shi Tu ke 12 masih mengeluarkan jurus terakhir. Shi Po Tian Jing.
Jurus ini tetap dikeluarkan sekalipun dia sudah terluka parah. Tenaganya pun masih sangat dahsyat. Terlihat bayangan putih melewati langit seperti seekor naga sakti yang muncul dari balik awan. Bersamaan dengan itu pedang sakti Xue He terjun ke dalam jurang Hua Shan yang dalamnya ribuan meter.
Ketua Wisma Shi Jian, Pedang Sakti Xue He, dan Shi Tu ke 12 karena hanya berbeda setengah jurus, dia mati bawah jurang Hua Shan.
Shi Tu Qing Yang berteriak, "Ayah!"
Pertarungan dahsyat yang menggegerkan dunia persilatan ini membuat hati setiap orang tergetar. Tapi sayang jurus Pedang Sakti Xue He belum sempurna di keluarkan. Dia sudah terbunuh oleh Chang Xiao Qi Ji milik Zheng Bai Shui yang hanya menggunakan 6 jurus. Yang membuat orang kaget adalah jurus ketujuh belum sempat dia keluarkan.
Angin berhembus dengan kencang, awan pun bergerak dengan cepat. Zheng Bai Shui, Fang Zhen Mei, dan Wo Shi Shui, wajah mereka menghadap ke arah jurang. Tidak ada yang bergerak dan juga tidak ada yang bicara. Mereka seperti mengenang juga seperti memikirkan sesuatu dan mereka merasa tidak enak hati.
Langit begitu gelap, setiap saat bisa turun hujan dan badai.
Zheng Bai Shui dengan dingin melihat Fang Zhen Mei dan berkata, "Tuan Muda Fang, sekarang antara kau dan aku."
Fang Zhen Mei melihat dia dan berkata, "Tidak, sekarang aku tidak ingin bertarung denganmu."
Shi Tu Qing Yan mendekat. Dengan sedih dia berkata, "Kau tidak berani membalaskan dendam ayahku, biar aku sendiri yang membalasnya!"
Wo Shi Shui segera mendekat. Dia menghadang di depan Shi Tu Qing Yan dan berkata, "Nona Shi Tu, jangan berbuat seperti itu!"
Shi Tu Qing Yan beberapa kali ingin melawan Zheng Bai Shui tapi Wo Shi Shui tetap menghalanginya. Shi Tu Qing Yan menangis dan berkata, "Kalian, kalian bersekongkol untuk menghinaku!"
Wo Shi Shui mengerutkan dahi dan berkata, "Kau tidak bisa melawan Zheng Bai Shui."
Shi Tu Qing Yan berteriak, "Biar! Biar saja!" Walaupun dia berteriak dan menerjang Wo Shi Shui tapi dia tetap tidak bisa melewati Wo Shi Shui. Air mata dan ingus bercampur menjadi satu, membuat Wo Shi Shui menjadi serba salah. Untung Guo Ao Bai datang. Dia segera menotok nadi Shi Tu Qing Yan.
Kata Guo Ao Bai sambil menarik nafas, "Sekarang dia sedang sedih, biarkan dia tidur untuk sementara." Wo Shi Shui tertawa kecut dan berkata, "Kenapa aku tidak memikirkan hal ini?"
Semua menjadi hening, Zheng Bai Shui melihat Fang Zhen Mei. Tiba-tiba dia tertawa dan berkata, "Aku berhasil mengalahkan Shi Tu ke 12. di dunia ini bila masih ada aku, Wisma Shi Jian pasti akan kalah dan Chang Xiao Bang akan bangkit kembali. Bila kau mau mengubah pikiranmu dan masuk ke perkumpulanku, apa yang kau lakukan dulu, tidak akan kuungkit lagi dan aku akan memberimu kedudukan sebagai wakil ketua Chang Xiao Bang. Bagaimana?"
Fang Zhen Mei mengangkat alisnya dan tertawa. Dia berkata, "Umpan yang sangat bagus dan besar!"
Kata Zheng Bai Shui, "Bila umpanku tidak besar, mana bisa membuat seorang Tuan Muda Fang mau memikirkannya?"
Fang Zhen Mei menarik nafas panjang dan berkata, "Tapi sayang, umpan besar pun tidak akan ada gunanya."
Tanya Zheng Bai Shui, "Oh" Mengapa bisa begitu?"
Fang Zhen Mei dengan serius menjawab, "Karena aku dan Ketua Shi Tu ke 12 adalah teman. Temanku terbunuh, aku harus membalaskan dendamnya."
Wajah Zheng Bai Shui menjadi gelap. Dia berkata, "Mengapa tadi kau menolak bertarung denganku?"
Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Bukan aku tidak berani melakukannya, tapi karena aku tidak tega melakukannya. Kau sudah bertarung dengan Ketua Shi Tu ke 12, tenagamu belum pulih, bila bertarung lagi denganku sepertinya ini tidak adil."
Zheng Bai Shui terdiam dan dia berdiri. Akhirnya dia menarik nafas dan berkata, "Fang Zhen Mei memang seorang yang sangat jujur dan tidak mau mengambil keuntungan dari orang lain."
Tapi dia segera melanjutkan lagi, "Tapi sayang, kau salah tafsir kepadaku. Bertarung dengan Shi Tu ke 12, aku hanya menyerang 6 jurus. Begitu bertarung, aku segera memakai Chang Xiao Qi Ji karena ini adalah cara untuk menghemat tenaga. Kau tidak perlu mengkhawatirkan tenagaku. Begitu aku berhasil membunuhmu, aku akan bertarung lagi dengan Wo Shi Shui. Aku"Zheng Bai Shui tidak perlu diberi waktu untuk memulihkan tenaga!"
Fang Zhen Mei berpikir sebentar dan berkata, "Kalau begitu, aku akan mengikuti kemauanmu."
Zheng Bai Shui tiba-tiba tertawa dan berkata, "Apakah kau pikir kau bisa menerima jurus-jurus Chang Xiao Qi Ji?"
Fang Zhen Mei menggelengkan kepala dan berkata, "Tidak!"
Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "Tadi aku hanya mengeluarkan lima setengah jurus Chang Xiao Qi Ji. Jurus yang
terakhir adalah jurus yang paling dasyat. Bila kau bisa menyambut hingga jurus keenam, aku nasehati, kau harus berhati-hati karena begitu jurus ketujuh dikeluarkan, aku sendiri pun tidak tahu apakah kau masih bisa hidup atau malah mati."
Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Terima kasih Ketua sudah memperingatiku. Jurus-jurus Chang Xiao Qi Ji kuat dan hebat. Di dunia ini tidak ada orang yang bisa menerima jurus keempatmu, tapi tadi Ketua Shi Tu ke 12 berhasil menerima 5 jurusmu. Ini sudah memecahkan rekor. Tapi sayang, karena Ketua Shi Tu sudah terluka parah, dia tidak bisa mengeluarkan jurus keempat dari jurus Pedang Sakti Xue He. Bila jurus keenam Ketua Zheng sudah begitu dahsyat, jurus ketujuh bisa kubayangkan bagaimana hebatnya. Tapi aku akan berhati-hati dan akan mencobanya...."
Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "Kau sudah mengetahuinya, itu lebih bagus lagi. Aku menghormati ilmu silatmu, aku tidak tega kepadamu, maka aku memutuskan untuk memberitahumu dulu. Masalah lain, tidak perlu banyak cerita lagi."
Tiba-tiba Zheng Dan Feng yang berada di pinggir berteriak dengan sedih, "Ayah! Apakah dosamu belum cukup banyak" Apakah Ayah tidak mau mendengarkan kata-kata putrimu. Jangan bertarung lagi!"
Zheng Bai Shui marah dan berkata, "Diam kau!" Zheng Dan Feng masih menangis, Guo Ao Bai berkata kepada Zheng Dan Feng, "Nona tidak perlu merasa tegang, kami tidak akan memperalat Nona Zheng untuk mengancam ayahmu!"
Wajah tua Zheng Bai Shui memerah, karena dia pernah menculik kakak beradik Shi Tu untuk dijadikan sandera dan mengancam Shi Tu ke 12 dan Wisma Shi Jian.
Wo Shi Shui menghalangi Zheng Dan Feng dan berkata, "Jangan coba-coba untuk mendekat!"
Zheng Dan Feng menangis dan berkata, "Mengapa aku tidak boleh mendekat" Aku harus mencegah pertarungan ini."
Zheng Bai Shui ingin marah lagi, tiba-tiba Fang Zhen Mei berkata dengan suara yang ramah, "Nona Zheng, kau jangan ke sini, kau sudah tahu bagaimana sifat ayahmu, bila beliau sudah mengambil keputusan seperti itu, dia tidak akan mengubahnya. Bila kau mendekat ke sini dan mencoba untuk menasihati ayahmu, ini hanya akan membuat ayahmu tidak bisa berkonsentrasi, hal ini akan berbahaya baginya. Lebih baik kau jangan ganggu ayahmu bertarung!"
Zheng Dan Feng hanya terpaku setelah mendengar perkataan Fang Zhen Mei, dia tidak berniat untuk mencegah lagi, Zheng Bai Shui melihat Fang Zhen Mei dengan sorot mata berterima kasih. Tiba-tiba Zheng Bai Shui menyerang Fang Zhen Mei yang tidak ada persiapan sama sekali, Zheng Bai Shui sudah meloncat dan menyerang Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei seperti sudah memiliki firasat, tubuhnya pun ikut bergerak.
Sepasang tangan Zheng Bai Shui terus digerakkan, tampak ada cahaya ungu yang keluar, kemudian ada cahaya berwarna kuning, terus menyerang ke arah wajah Fang Zhen Mei.
Sewaktu cahaya ungu itu hampir mencapai ke tengah alisnya, tiba-tiba Guo Ao Bai berteriak, "Ya!" dan Fang Zhen Mei meloncat, baju putihnya tertiup angin dan tampak berkibar, benar-benar terlihat sangat indah. Pukulan Zi Jin Shou berhasil dihindari dengan mudah.
Tapi pikiran Zheng Bai Shui sudah seperti setan, dia terus menempel Fang Zhen Mei, dua kepalan tangan sudah dikeluarkan, kepalan itu belum sampai, angin yang dihasilkan oleh kepalan bisa menghancurkan emas dan batu.
Tubuh Fang Zhen Mei berada di tengah udara, karena terus dikejar dia tidak mempunyai kesempatan untuk menghindar, tapi walaupun Fang Zhen Mei berada dalam keadaan seperti itu, dia tetap bisa mendaratkan tubuhnya dengan cepat.
Pukulan pertama tidak berhasil mengenainya, pukulan kedua
membuat tanah menjadi berlubang, pasir dan debu tampak beterbangan, langit pun menjadi gelap, tapi Zheng Bai Shui tetap masuk ke dalam kepulan debu itu, dia masih ngotot mengejar Fang Zhen Mei.
Sepasang lengan baju seperti besi, seperti jala yang selalu ingin menutupi Fang Zhen Mei.
Beberapa serangan dengan cepat dikeluarkan, sama sekali tidak memberi kesempatan kepada Fang Zhen Mei untuk bernafas. Wo Shi Shui yang berada di sini terus menyaksikan pertarungan iru, dia merasa sesak nafas, karena selama ini dia tidak pernah melihat ada pertarungan yang begitu membahayakan jiwa.
Apalagi Zheng Bai Shui tidak akan menghilangkan kesempatan yang ada, walau itu hanya sedikit. Kedua lengan baju Zheng Bai Shui seperti awan, tiba-tiba Fang Zhen Mei pun ikut melambaikan kedua lengan bajunya.
Kedua lengan baju itu begitu dilambaikan, segera terjadi angin kencang, tapi angin -ini tidak menyerang Zheng Bai Shui melainkan menyerbu ke arah pasir dan debu yang memenuhi udara.
Karena angin begitu kencang, dan kibasan lengan baju Fang Zhen Mei membuat pasir-pasir menjadi beterbangan, pasir itu berubah menjadi panah, menyerang ke arah Zheng Bai Shui.
Tubuh Zheng Bai Shui dikurung oleh pasir.
Fang Zhen Mei terus mundur, sepertinya dia sudah tahu bahwa Zheng Bai Shui akan membuat tempat itu dikelilingi oleh pasir dan debu. Dan setelah itu dia akan masuk ke dalam kepulan pasir dan menyerang.
Jurus ini sudah ada persiapannya.
Zheng Bai Shui yang sudah sangat berpengalaman segera menarik kembali jurus Dong Hai Shui Yun Xiu, dan pasir yang memnuhi tempat itu segera menghilang.
Sebenarnya Fang Zhen Mei bisa mengambil kesempatan ini untuk
menyerang Zheng Bai Shui, kedua lengan baju Zheng Bai Shui seperti ular yang terus melata dan mengeluarkan suara SHI, SHI... Jurus keempat dari Chang Xiao Qi Ji yaitu Xhang Tian Shen Zhi sudah mulai dikeluarkan.
Jurus Chang Xiao Qi Ji semakin dasyat.
Fang Zhen Mei seperti akan segera tertusuk di tengah-tengah udara. Kali ini Wo Shi Shui ikut berteriak.
Mereka yang menyaksikan pertarungan ini tanpa terasa tangan mereka pun sudah berkeringat.
Tiba-tiba tampak ada baju putih yang berkilau, Fang Zhen Mei terbang melayang ke atas seperti seekor bangau.
Kesepuluh jari Zheng Bai Shui ikut mengarah ke atas langit.
Tubuh Fang Zhen Mei melayang ke atas, tapi hati Wo Shi Shui malah tenggelam, perlu diketahui semakin dikeluarkan maka jurus Chang Xiao Qi Ji akan semakin dahsyat, bila Fang Zhen Mei terbang ke atas, maka Zheng Bai Shui tidak akan memberi kesempatan kepadanya untuk mendarat di bumi. Bila berada di tengah-tengah udara, Fang Zhen Mei mana ada tenaga untuk menghalau jurus kelima, jurus keenam, apalagi jurus ketujuh yang menggegerkan dunia persilatan.
Wo Shi Shui terkejut dan juga merasa cemas, dia tidak menyangka orang sepandai dan berilmu silat tinggi seperti Fang Zhen Mei bila sedikit melakukan kesalahan, sehingga dia akan mati di tangan Zheng Bai Shui.
Di darat menyambut jurus Chang Xiao Qi Ji saja sudah kewalahan apalagi bila harus menghadapi di tengah udara.
Begitu jurus Chang Tian Shen Zhi tidak mengenai sasaran, maka jurus kelima pun mulai dikeluarkan.
Zheng Bai Shui meloncat ke atas untuk menghadang Fang Zhen Mei. Begitu jurus Da Shi Shen Gong dikeluarkan, pasir beterbangan, batu pun berguling-guling ke arah Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei mengumpulkan tenaga dalamnya pada saat dia berada di udara, dia meloncat lebih tinggi lagi.
Dengan ilmu meringankan tubuhnya, Zheng Bai Shui melayang 7-8 langkah di udara, jurus Da Shi Shen Gong terus diarahkan kepada Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei naik lagi, di udara seperti ada tangga yang tidak terlihat, dia naik beberapa meter lagi.
Ini adalah ilmu meringankan tubuh dengan tingkat yang paling tinggi, dengan jurus yang dinamakan ilmu sakti bertingkat naik ke tangga awan'.
Tiba-tiba Zheng Bai Shui membentak, suara bentakan ini seperti guntur di siang hari, membuat gendang telinga bergetar dan seakan-kkan sudah menjadi tuli, tapi tubuh Zheng Bai Shui bergerak seirama dengan suara yang dia keluarkan, dia naik lagi beberapa meter. Da Shi Shen Gong dengan mantap tetap diarahkan kepada Fang Zhen Mei!
Zheng Bai Shui dengan teriakan seperti auman singa yang biasa digunakan dalam agama Budha untuk meningkatkan kemampuan ilmu meringankan tubuh.
Kali ini Fang Zhen Mei tidak bisa menghindar lagi, tiba-tiba angin kencang berhembus, membuat baju Fang Zhen Mei berkibar-kibar, juga membuat tubuh Fang Zhen Mei menjadi sehelai kertas, tertiup oleh angin itu sehingga melayang-layang sejauh beberapa meter.
Kali ini Zheng Bai Shui merasa heran karena ilmu ini dia ketahui, sudah lama menghilang dan katanya tidak ada orang yang pernah menguasai ilmu meringankan tubuh yang disebut Sui Feng Bai Liu Cao Shang Fei (Mengikuti Angin Bergoyang seperti Pohon Yang Liu dan Terbang Diatas Rumput).
Kali ini Zheng Bai Shui mengaku kalah dan jurus kelima Chang Xiao Qi Ji akan diselesaikan, tiba-tiba Zheng Bai Shui memutar tenaga telapaknya, tenaga itu diturunkan ke bawah. Setelah diarahkan ke bawah, angin dari telapak meniup ke bawah dan
mementalkan tenaga yang cukup besar, membuat tubuh Zheng Bai Shui naik lagi beberapa meter, sekarang posisi Zheng Bai Shui berada di atas dan Fang Zhen Mei berada di bawahnya.
Terlihat ada dua baju yang berwarna putih, walaupun mereka bertarung dengan sengit, tapi baju-baju itu berkibar-kibar seperti dewa, mereka tiba-tiba menghilang, tiba-tiba muncul di atas awan membuat orang-orang yang melihat harus mengangkat kepalanya tinggi-tinggi.
Hanya Wo Shi Shui saja yang merasa cemas, dia tahu Fang Zhen Mei sudah berada di ujung tanduk, dia sudah kehabisan jurus.
Bila dia adalah Fang Zhen Mei, begitu memulai pertarungan dia akan memaksa Zheng Bai Shui tidak bisa mengeluarkan Chang Xiao Qi Ji, atau bertindak seperti Shi Tu ke 12, ada saat menyerang ada saat bertahan, tidak akan membiarkan jurus Chang Xiao Qi Ji yang semakin kuat dikeluarkan oleh Zheng Bai Shui. Jurus Chang Xiao Qi Ji baru memasuki jurus enam setengah sudah membuat Shi Tu ke 12 kehilangan nyawa, sekarang ini walaupun Fang Zhen Mei berilmu silat tinggi, belum tentu dia bisa menerima jurus ketujuh!
Parahnya saat ini Fang Zhen Mei sama sekali tidak mempunyai kesempatan untuk membalas, dan tubuhnya masih berada di langit, bila Chang Xiao Qi Ji dikeluarkan, pasti kali ini Fang Zhen Mei akan mati.
Setelah berpikir seperti itu, Wo Shi Shui merasa semakin gelisah, dia sangat ingin membantu Fang Zhen Mei, tapi dia tidak akan melakukannya karena dia sudah berjanji, dia juga tidak akan mengeroyok Zheng Bai Shui dengan cara dua lawan satu.
Zheng Bai Shui sekarang turun dari posisinya yang lebih tinggi dari Fang Zhen Mei, dia tertawa panjang. Jurus keenam Chang Xiao Qi Ji yaitu Da Mo Shen Zhang sudah dikeluarkan.
Tiba-tiba Fang Zhen Mei turun dari langit dengan cepat.
Zheng Bai Shui dengan bersusah payah baru bisa ke atas, sekarang terlihat Fang Zhen Mei tiba-tiba turun, Zheng Bai Shui
tidak akan membiarkan dia lari atau kabur, dengan menggunakan jurus Qian Jin Duo (Jatuh Seribu Kilo), dengan cepat dia menyusul turun.
Zheng Bai Shui marah dan bertindak tergesa-gesa, terlihat jaraknya dengan Fang Zhen Mei semakin jauh, dia mengambil nafas panjang, dia turun lebih cepat lagi.
Hanya dalam waktu singkat jaraknya dengan Fang Zhen Mei semakin dekat. Mereka sejak tadi hanya turun naik, dan semua itu berlangsung hanya sebentar, semua ini memperlihatkan gerakan yang sangat indah, membuat orang-orang menahan nafas karena tegang, sekarang dengan tubuh turun dari atas langit, hal itu lebih cepat dilakukan dibandingkan saat ,naik ke atas langit.
Kali ini Fang Zhen Mei mendarat terlebih dulu.
Tak lama kemudian Zheng Bai; Shui pun mendarat, begitu kakinya menginjak bumi, Fang Zhen Mei segera melipat tubuhnya kepalanya berada di bawah, dia mengeluarkan jurus Tie Ban Qiao (Jembatan Papan Besi).
Begitu kaki Zheng Bai Shui mendarat dan menginjak tanah, dia sudah mengeluarkan suara besar kemudian jurus Da Ma Shen Zhang sudah dikeluarkan.
Wo Shi Shui yang berada di pinggir hampir saja berteriak karena terkejut, karena dia melihat Fang Zhen Mei berada di posisi yang tidak menguntungkan. Walaupun menggunakan jurus Tie Ban Qiao yang sangat bagus, untungnya dia bisa menhindari jurus keenam dari Chang Xiao Qi Ji. Apakah dia bisa menyambut jurus ketujuh"
Fang Zhen Mei melipat pinggangnya ke belakang, dia siap menerima jurus ketujuh dari Zheng Bai Shui. Tapi semua sudah tidak sempat kagi.
Sekalipun Fang Zhen Mei adalah seorang dewa, sepertinya dia tidak akan bisa menyambut jurus ketujuh dari Chang Xiao Qi Ji, karena ini adalah jurus terakhir.
---ooo0dw0ooo---
BAB 21 Jurus Ketujuh dari Chang Xiao Qi Ji
Wo Shi Shui sangat menyesali Fang Zhen Mei karena dalam keadaan yang sangat berbahaya dia masih sempat mengeluarkan jurus Tie Ban Qiao. Bila dia dengan susah dapat menyambut jurus keenam dari Zheng Bai Shui, bagaimana bisa dengan baik menerima jurus ketujuhnya.
Wo Shi Shui sangat aneh, mengapa dalam pertarungan ini Fang Zhen Mei selalu mengambil keputusan yang salah.
Begitu kaki Zheng Bai Shui mendarat di bumi, dia sudah mengambil kesempatan. Begitu melihat Fang Zhen Mei berada di depannya, segera dia mengeluarkan jurus keenamnya. Tapi begitu kaki Fang Zhen Mei kaki mendarat di bumi, dengan jurus Tie Ban Qiao dia menyerang Zheng Bai Shui. Dia sepertinya sudah mengetahui kalau Zheng Bai Shui akan mengeluarkan jurus andalannya.
Bila sekarang Zheng Bai Shui mengeluarkan jurus, jurus yang bagaimana pun akan membuat Fang Zhen Mei kalah!
Orang seperti Fang Zhen Mei, mana mungkin tidak akan menyerang"
Tapi Zheng Bai Shui hanya diam dia tidak menyerang.
Begitu jurus keenam dikeluarkan, dia sudah terpaku dan pada saat dia terpaku, Fang Zhen Mei sudah membalikkan badan dengan jurus Li Yu Da Ting (Ikan Li Yu Meloncat). Dia sudah berada di atas kepala Zheng Bai Shui. Baju putihnya tampak* berkilauan, telapak tangannya dalam waktu singkat berhasil menekan nadi di kepala Zheng Bai Shui dan turun ke belakang Zheng Bai Shui. Nadi Bai Hui Xue adalah salah satu nadi di antara 8 nadi yang mematikan. Bila nadi itu dipukul dengan ringan maka orang itu akan terluka parah
atau bahkan mati. Fang Zhen Mei sudah menyerang nadi ini.
Pertarungan antara Zheng Bai Shui dan Fang Zhen Mei, pihak Zheng Bai Shui yang selalu menyerang dan hingga jurus keenam, Fang Zhen Mei selalu mengelak dengan 6 jurusnya. Sekarang dia hanya menyerang dengan satu jurus, dan tepat mengenai sasaran.
Ilmu silat seperti apakah ini"
Anehnya Zheng Bai Shui juga tidak roboh.
Siapa pun tidak akan sanggup menahan pukulan di Bai Hui Xue kecuali Fang Zhen Mei tidak menggunakan tenaganya.
Zheng Bai Shui masih berdiri dengan tegak, tapi dia tidak membalikkan kepalanya.
Bayangan punggung Zheng Bai Shui tiba-tiba seperti menjadi tua dan bungkuk, seperti tidak ada kehidupan, semua terjadi karena dia sudah kalah.
Pendekar pun ada saatnya dia gagal.
Zheng Bai Shui tidak bergerak, dia juga tidak membalikkan kepalanya. Hanya dengan tenang dia berkata, "Kau sudah memenangkan pertarungan ini."
Fang Zhen Mei berdiri di belakangnya. Baju putihnya berkibar tertiup angin dan dia berkata, "Kau tidak kalah, kita masih bisa bertarung lagi."
Zheng Bai Shui tiba-tiba marah dan berseru, "Diam! Kau tidak ingin membunuhku juga tidak memakai tenagamu, apakah kau mengira aku tidak tahu itu?"
Bentakan ini tetap penuh dengan rasa wibawa, tapi dia segera terdiam lagi. Akhirnya dia berkata, "Mengapa kau bisa tahu bahwa aku tidak bisa menggunakan jurus Chang Xiao Qi Ji yang ketujuh?"
Dengan santai Fang Zhen Mei menjawab, "Aku tidak tahu bahwa Ketua tidak memiliki jurus ketujuh, aku hanya mencoba-coba walaupun aku tahu itu sangat berbahaya."
Kata-kata ini membuat Wo Shi Shui, Guo Ao Bai, dan Zheng Dan Feng terkejut. Chang Xiao Qi Ji milik Zheng Bai Shui yang menggegerkan dunia persilatan tidak memiliki jurus ketujuh yang dikatakan sebagai jurus paling dasyat.
Baju putih Zheng Bai Shui tampak bergetar. Hatinya masih bergejolak, dia berkata, "Teruskan perkataanmu."
Fang Zhen Mei menarik nafas dan melanjutkan, "Tiga hari yang lalu sebelum aku bertarung dengan Huo Wu Yong, aku pernah mendengar bahwa Ketua Zheng mendapatkan ilmu Chang Xiao Qi Ji dari seorang biksu yang berilmu tinggi yakni Wu Ming Lao Seng ( biksu tanpa nama) dan, dia berteman baik dengan Da Shi Chan Shi. Dan Da Shi Han Shi berhasil mengalahkan 3 Dalai Lama dari Tibet. Salah satu dari La Ma itu malah bertobat dan masuk kuil Shao Lin dan menjadi teman baik Da Shi Chan Shi. Menurut perkiraanku Wu Ming Lao Seng pasti sangat mahir menggunakan jurus Zi Jin Shou, kemampuan Da Shi Shen Gong dan Wu Ming Lao Seng setingkat dengan ketua kuil Shao Lin. Dia pasti pernah belajar Da Mo Shen Zhang dan Chang Tian Shen Zi. Da Mo Shen Zhang diciptakan oleh 3 pendekar waktu itu. Wu Ming Lao Seng adalah salah satu di antara 7 pesilat tangguh di dunia persilatan dan dia pernah pergi merantau ke gurun pasir. Karena itu dia pasti bisa menguasai kedua ilmu itu. Ilmu silat Dong Hai Shui Yun Xiu adalah ilmu silat tertinggi dari kuil Shao Lin. Setiap biksu yang berilmu tinggi, biasanya dia harus menguasai salah satu dari ilmu Shao Lin yang orang lain tidak bisa menguasainya. Sepertinya Wu Ming Lao Seng berhasil menguasai ilmu Dong Hai Shui Yun Xiu. Keenam ilmu silat ini kemudian disusun menjadi Ci Jin Shou, Dong Hai Shui Yun Xiu, Da Mo Shen Zhang, Chang Tian Shen Zi, Da Shi Shen Gong. Enam jurus dasyat ini dinamakan dengan Wu Ming Liu Ji (Enam Jurus Tanpa Nama). Walaupun teknik-teknik ini sangat terkenal tapi belum diberi nama." *<
Fang Zhen Mei dengan lancar '.menceritakan semua ini, membuat Wo Shi Shui dan orang-orang yang di sana menjadi kagum. Tapi apa hubungan semua ini dengan Zheng Bai Shui"
Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Begitu Ketua Zheng masuk dan menjadi murid Wu Ming Lao Seng, Anda mendapatkan 6 jurus tertinggi ini. Kemudian
kau membunuh dia sehingga kau terkenal di mana-mana dan kau memberi nama jurus ini Chang Xiao Qi Ji. Aku sudah mencari tahu ternyata Wu Ming Lao Seng hanya memiliki 6 jurus, dari mana ada jurus yang ketujuh" Apakah Ketua Zheng berkata seperti itu karena takut jika ada orang yang bisa menerima 6 jurus ini" Kau mengatakan masih ada satu jurus lagi. Ini akan membuat orang mundur dan tidak berani bertarung denganmu!"
Zheng Bai Shui hanya berkata, "Hem." Artinya dia sudah mengakui semua perkataan Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei melanjutkan, "Hanya saja aku sendiri tidak yakin dengan semua ini karena itu aku tidak memberitahukannya kepada Ketua Wisma Shi Tu. Aku takut ini mencelakai dia. Tidak disangka...hai, Ketua Zheng dari pertarungan antara Shi Tu ke 12 dan dirimu, aku sudah melihat semuanya. Kau berani mengambil resiko dengan jurus Chang Xiao Qi Ji keenam kemudian menyerang Shi Tu ke 12 dan membunuhnya tapi kau tidak mau menahan jurus keempat Shi Tu ke 12 dan dengan jurus ketujuh untuk membununya. Dari sini aku berpikir Chang Xiao Qi Ji pada jurus ketujuh sama sekali tidak ada. Dengan melihat sifat Ketua Zheng yang sangat teliti, kau tidak akan mau begitu saja menempuh bahaya."
Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "Karena itu kau yakin aku tidak memiliki jurus ketujuh?"
Fang Zhen Mei menghela nafas dan berkata, "Ketua Zheng, kalau aku belum bertarung denganmu, aku masih tidak yakin dengan kata-katamu. Pertama, kau takut bila aku sudah melihat pertarungan antara dirimu dengan Shi Tu ke 12, lalu aku pulang dan memikirkan kembali pertarungan yang telah terjadi antara Shi Tu ke 12 denganmu yang rada janggal. Karena itu kau mengambil keputusan untuk segera bertarung denganku. Kedua, kau sengaja memberitahu agar aku berhati-hati menghadapi jurus ketujuh Chang
Xiao Qi Ji, sehingga aku akan takut dengan jurus ketujuh ini. Tapi Ketua Zheng, kau harus tahu bahwa Chang Xiao Qi Ji sejurus demi sejurus akan lebih dasyat,
See YanTjinDjin 291 apakah aku tidak mengetahui hal ini" Dan Ketua selalu memperingatkan aku, ini membuatku merasa curiga. Ketiga, tiba-tiba saja Ketua menyerangku dengan Zi Jin Shou, ini tentunya sangat bertolak belakang, awalnya kau seperti seorang pendekar yang memperingatkanku, tapi mengapa kau dengan begitu licik menyerangku pada saat aku tidak siap" Bukankah di balik semua ini ada hal lain yang disembunyikan?"
Zheng Bai Shui terdiam, dia tidak mengomentari apa pun.
Pepatah mengatakan, orang selalu bersikap seperti itu, bila dia sudah mencintai seseorang, dia selalu berpura-pura tidak memperhatikan. Bila orang sudah mencuri uang, maka orang itu akan mengatakan bahwa itu adalah uang tabungannya"semua ini adalah contoh sifat orang yang selalu menutupi sifat aslinya.
Zheng Bai Shui adalah seorang yang pintar dan kuat, tapi dia pun tidak terlepas dari contoh seperti tadi.
Fang Zhen Mei berkata lagi, "Karena itu aku mencoba-coba menebak dengan menempuh resiko yang berbahaya, ternyata benar Ketua tidak memiliki jurus ketujuh. Karena orang lain tidak berani menerima jurus ketujuh ini maka mereka dengan terpaksa memilih menyambut satu per satu jurusmu. Sedangkan jurusmu sendiri sejurus demi sejurus akan bertambah kuat, tapi ilmu silat apa yang bisa lebih cepat, lebih galak, dan lebih kaut dari Chang Xiao Qi Ji" Karena itu pula semua orang yang bertarung denganmu termakan oleh tipuanmu."
Mendengar itu Wo Shi Shui tertunduk malu, diam-diam dia merasa beruntung, bila tadi dia bertarung dengan Zheng Bai Shui, dia pun akan terkena tipu dayanya. i
Pelan-pelan Fang Zhen Mei berkata lagi, "Karena itu aku mengambil keputusan untuk terus menghindari jurus-jurus Ketua Zheng, hingga pada jurus keenam, dan pada jurus keenam aku
sudah mendapatkan keuntungan."
Zheng Bai Shui tetap berdiri di tempatnya, dia hanya melihat sepasang kakinya, pinggangnya seperti sudah tidak kuat menahan beban tubuhnya, dia seperti semakin bungkuk.
Fang Zhen Mei menghela nafas dan berkata lagi, "Ketua Zheng, semua sudah kita lewati, sekarang Ketua Wisma Shi Tu ke 12 sudah meninggal, Ketua harus menebus kesalahan ini, Ketua harus mengembalikan perdamaian di dunia persilatan ini...."
Pendekar Sejagat Seri Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Zheng Bai Shui tiba-tiba berteriak, dan dengan suara berat memanggil, "anak Feng!"
Zheng Dan Feng dengan sorot mata berterima kasih menatap Fang Zhen Mei sebab dia tidak membunuh ayahnya, dan Zheng Dan Feng pun mendekati ayahnya kemudian memanggil, "Ayah!"
Suara Zheng Bai Shui terdengar tua dan dengan tenang dia berkata, "Chang Xiao Bang sudah musnah, ayahmu sudah kalah total, selama ini ayah selalu berbuat jahat tapi aku tidak merasa bersalah atau pun menyesalinya. Orang hidup di dunia ini hanya puluhan tahun, karena mencari nama dan menggapai cita-cita yang tinggi, maka dengan cara apa pun dia harus memperolehnya, ini semua harus dimaklumi, sekarang ayah sudah kalah, aku tidak mau dengan muka tebal menerima kebaikan orang lain sehingga aku bisa meneruskan kehidupan ini, bila aku ingin berubah dari jahat menjadi baik, bagaimana dengan keluarga dari orang yang pernah kubunuh, apakah mereka bisa menerimaku seperti Tuan Muda Fang" Apakah mereka akan membiarkanku tetap hidup" Sekarang semua sudah menjadi seperti ini, aku tidak bisa berkata apa-apa lagi, satu-satunya yang membuatku merasa tidak tenang dan selalu khawatir semenjak ibumu meninggal adalah aku tidak bisa mengurusmu dengan baik, sekarang pun aku tidak bisa mengurusmu lagi...." Zheng Bai Shui terdiam, tidak berkata apa-apa lagi. Zheng Dan Feng masih tidak mengerti, dia memanggil, "Ayah...."
Dengan wajah serius Zheng Bai Shui menggoyangkan tangannya, "Kau jangan nasihati ayah lagi, aku sudah kalah untuk apa aku
hidup susah?"
Dia membalikkan badan dan memberi hormat kepada Fang Zhen Mei, kemudian dia berkata, "Hormat
ini kuberikan kepadamu sebagai tanda terima kasihku kepadamu karena kau tidak membunuhku dan kau membiarkanku mati bunuh diri," dia berkata lagi kepada Zheng Dan Feng, "Di gudang barang antik milik Chang Xiao Bang banyak barang berharga, cukup untuk bekalmu seumur hidup, kau harus terus maju, baru bisa mengembalikan kejayaan keluarga Zheng...." Tiba-tiba dia tertawa panjang dan dengan cepat berlari ke jurang yang dalam itu.
Zheng Dan Feng berteriak, "Ayah..."
Zheng Bai Shui berlari dengan cepat dan tidak peduli dengan teriakan putrinya. Fang Zhen Mei, Wo Shi Shui, dan Guo Ao Bai sudah merasakan kata-kata Zheng Bai Shui tidak seperti biasanya, mereka telah bersiap-siap, begitu mereka melihat Zheng Bai Shui ingin bunuh diri, mereka akan langsung meloncat untuk mencegahnya.
Tapi diiringi dengan suara tawa panjang itu dia mengeluarkan jurus telapaknya.
Telapaknya diarahkan ke Wo Shi Shui dan Fang Zhen Mei.
Wo Shi Shui menyambut dorongan telapak itu, dan dia tidak bisa maju.
Fang Zhen Mei meloncat ke atas dan dia agak sedikit terlambat mendekati Zheng Bai Shui, tangannya siap mencengkram!
Guo Ao Bai pun berlari mendekat.
Tapi semua itu sudah terlambat!
Zheng Bai Shui terjatuh ke dalam jurang yang sangat dalam. Baju putihnya tampak berkibar, Fang Zhen Mei mencoba usaha terakhirnya menggapai Zheng Bai Shui tapi dia hanya mendapatkan baju putih di bagian pundaknya yang tercabik. i
Guo Ao Bai berteriak, "Jangan begitu,?"
Tapi semua itu tidak sempat menolong Zheng Bai Shui, tubuh Zheng Bai Shui semakin mengecil dari pandangan mereka, dan bayangan baju putih menghilang di dasar jurang yang penuh dengan kabut,
Fang Zhen Mei hanya mendapatkan baju Zheng Bai Shui, dia menatap ke atas langit, dan dia tetap berdiri di sisi jurang, angin berhembus dengan kencang, baju Fang Zhen Mei tampak terus berkibar, dia hanya diam terpaku.
Gunung dan salju begitu indah, beberapa pendekar sudah.. ..Gelombang pertarungan sudah selesai. Orang terkenal selalu seperti memecahkan batu dan awan, gelombang naik ke atas, menggulung salju yang bertumpuk....
---ooo0dw0ooo---
BAB 22 Penutup Di dalam keadaan mabuk terasa ada yang menggelitik sehingga ingin tertawa, sepertinya ingin merasa khawatir pun tidak ada waktu lagi. Sekarang membaca buku karangan orang jaman dulu sepertinya semua sudah tidak ada artinya. Kemarin mabuk di bawah pohon cemara. Aku bertanya kepada pohon cemara, aku harus mabuk sampai pada keadaan seperti apa" Aku mengira pohon cemara ingin aku sampai di tingkat apa. Dengan kibasan tanganku, aku berkata kepada pohon cemara, "Pergi...."
Menggoyangkan kepala, tubuh pun ikut bergoyang. Wo Shi Shui telah menghabiskan 2 gentong arak. Satu kaki ditumpangkan ke meja. Satu kakinya ditumpangkan ke atas bangku. Wajahnya penuh dengan cambang. Dia melemparkan sebutir kacang dan mulutnya dibuka dengan lebar supaya kacang itu bisa masuk ke dalam mulutnya"
Tiba-tiba ada seseorang yang menyambar kacang itu dengan tangannya lalu dimasukkan ke mulutnya. Tapi mulut itu bukan mulut Wo Shi Shui melainkan mulut Guo Ao Bai. Melihat Guo Ao Bai yang memakan kacangnya, Wo Shi Shui marah karena makanan yang sudah hampir masuk ke dalam mulutnya disambar oleh orang lain. Ini adalah hal yang membuat orang marah. Kacang itu seharusnya masuk ke mulutnya sendiri sebaliknya malah masuk ke mulut orang lain. Untung hari ini Wo Shi Shui sedang bergembira dan dia mau mengupas lagi kacang untuk makan. Biasanya dia sangat malas untuk mengupas kacang, Dia akan memakan kacang dengan kulitnya.
Wo Shi Shui bangun. Tiba-tiba Farig Zhen Mei tertawa dan berkata, "Kau sedang membaca puisi apa" Kemarin malam kau mabuk tapi bukan di bawah pohon cemara" Tapi di...." Fang Zhen Mei tertawa dan tidak bicara lagi. Wo Shi Shui menjadi malu. Kemarin malam dia memaksa Fang Zhen Mei minum arak, yang mabuk malah dia. Dia tidak ingin dipapah oleh orang lain. Dia berkata bisa kembali ke penginapan sendiri. Begitu bangun dia baru tahu dia mabuk dan tertidur di kamar mandi di sisi jalan, benar-benar hal yang memalukan.
Guo Ao Bai juga ikut tertawa dan berkata, "Kau mengatakan sekarang kau merasa bahwa buku karangan orang jaman dulu tidak ada artinya lagi. Sebenarnya kau sudah membaca buku tentang apa" Mengapa begitu sombong?"
Wo Shi Shui menggaruk-garuk kepalanya. Dia seperti teringat pada sesuatu dan berkata, "Baiklah, bocah tengik kau menghinaku seakan-akan aku belum pernah sekolah. Aku membaca cerita Kong Rong Rang Li apakah kau sudah pernah mendengarnya?" (Kong Rong Memilih Buah Pir).
Fang Zhen Mei terpaku, dia tidak menyangka bahwa buku yang dibaca oleh Wo Shi Shui adalah Kong Rong Rang Li. Dia ingin tertawa, tidak disangka Guo Ao Bai pun mempunyai perasaan yang sama dengannya. Dia berkata, "Betul, betul, dulu aku pernah berpikir bila aku adalah Kong Rong, aku pasti akan memilih buah pir
yang besar. Kalau ada orang yang berada di sisi kita dan dia adalah seorang tetua, dia juga pasti akan memberikan buah pir yang besar untukku, mengapa kita harus berpura-pura?"
Tapi Wo Shi Shui membantah, "Tidak benar, itu tidak benar."
Guo Ao Bai merasa aneh dan bertanya, "Apakah jika dirimu memilih, maka kau akan memilih buah pir kecil untuk dirimu sendiri?"
Wo Shi Shui marah dan berkata, "Aku tidak mau tahu apa itu buah pir yang besar atau kecil, aku tetap akan memakan semuanya."
Kali ini Guo Ao Bai juga tidak tahan lagi, dia tertawa terbahak-bahak. Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Untung aku bukan kakaknya Kong Rong."
Wo Shi Shui juga menjawab, "Untung aku juga bukan Kong Rong."
Guo Ao Bai dengan serius berkata, "Untung aku bukan buah pir." Mereka bertiga tertawa dengan senang dan gembira. Orang lain yang tidak tahu pasti mengira mereka bertiga adalah pemabuk atau orang gila. Tapi mereka adalah laki-laki sejati. Mereka tahu bila membicarakan hal yang serius mereka pun akan serius. Tapi pada saat santai, mereka pun akan bersikap santai. Mereka membuat diri mereka menjadi senang dan juga membuat orang lain merasa senang. Bila tidak seperti itu, hidup mereka akan tertekan oleh dunia persilatan yang selalu bergejolak. Penuh dengan darah, air mata, dan juga banyak angin dan gelombang. Mereka dengan cepat akan tua dan cepat marah, dan cepat merasa bosan atau merasa lelah.
Mereka adalah pendekar dan juga manusia yang hidup, mereka juga teman yang penuh darah panas (suka membantu) karena itu mereka tertawa dengan sangat senang dan gembira.
Mungkin juga karena hitam tidak bisa mengalahkan putih. Di dunia ini kebenaran tetap ada. Mereka harus menjaganya semampu
mereka karena itu mereka tertawa dengan senang. Sebenarnya di lubuk hati mereka yang paling dalam, hati mereka pun tertusuk sangat dalam hingga merasa sakit.
Ayah Guo Ao Bai meninggal dibunuh oleh Chang Xiao Bang, Wo Shi Shui kehilangan kekasih yang sangat dia cintai. Luka-luka ini sulit dilihat dari wajah mereka yang muda dan ceria.
Sesudah puas tertawa Guo Ao Bai berkata, "Kakak Fang dan Kakak Wo, nanti siang aku akan kembali ke Han Ying Bao. Semenjak ayahku terbunuh, keadaan di sana sangat berantakan, aku harus pulang untuk menjalankan upacara duka. Setelah Duan Yang (bulan 5 tanggal 5 tahun China) aku akan terjun kembali ke dunia persilatan dan aku akan pergi mengunjungi kalian bedua."
Wo Shi Shui terdiam dan tidak bicara, Fang Zhen Mei pun diam. Kemudian dia tertawa dan berkata, "Baiklah, kau harus jaga diri. Kita berkelana di dunia persilatan suatu waktu kita pasti akan bertemu lagi." Wo Shi Shui terus minum arak. Dia bersulang untuk Guo Ao Bai dan berkata, "Aku nasehati Tuan, lebih baik minum arak dulu, kalau sudah keluar dari sini kau sudah tutuk ada kenalan lagi untuk menemanimu minum... Ayu, mari...kita minum sampai mabuk, setelah itu lumi bubar."
Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Adik Ouo sedang berduka, tidak boleh banyak minum. Kau pun sama. Kau jangan membuat keributan di sini. Malam n n kita harus lebih awal beristirahat. Besok pagi kita Akan pergi ke Shu Zhou, bagaimana?"
Wo Shi Shui meloncat tinggi dan berkala, "Membuat keributan" Aku adalah Wo Shi Shui, jika tidak membuat keributan, aku tidak bisa hidup. Ke Shu Zhou ada keperluan apa?"
Fang Zhen Mei tertawa dan menjawab, "Yang paling penting, dunia persilatan selalu timbul banyak masalah. Apalagi selama beberapa tahun ini, banyak terjadi hal yang aneh-aneh di dunia persilatan. Banyak orang jahat yang datang dari perbatasan. Mereka muncul di dunia persilatan dan sering membunuh orang yang tidak bersalah. Beberapa hari yang lalu, sewaktu aku berada di Wisma Shi
Jian, ada yang mengirim surai untuk Ketua Shi Tu. Mereka tidak tahu bahwa Ketua Shi Tu sudah meninggal. Begitu Qing Yan membuka surai itu dan membacanya, ternyata itu adalah surat dari markas Biao Feng Yun. Yang menulis surat itu adalah Tetua Long Fei Hua (Nama orang), di surat itu pun dia menanyakan apakah Ketua Shi Tu bisa berhadapan dengan Ketua Zheng" Dia tidak bisa datang karena diganggu oleh orang-orang Qian Shou Wang (Raja Tangan Seribu). Dia tidak bisa meninggalkan markas Biao...."
Wo Shi Shui dan Guo Ao Bai terkejut dan berkata, "Apa" Qian Shou Wang" Zhuo Qian Zhen keluar lagi mengacaukan dunia persilatan?" .
Fang Zhen Mei mengangguk dan berkata, "Benar, Zhuo Qian Zhen sangat jahat dan kejam tapi dia juga seorang pesilat tangguh. Dua puluh lima tahun yang lalu dia diburu oleh pendekar-pendekar Zhong Yuan. Dia melarikan diri. Tidak disangka 25 tahun kemudian dia muncul lagi di dunia persilatan. Katanya ilmu silat yang dia miliki sekarang sudah maju pesat. Anak buahnya Qiu Da Gui (Sembilan Setan Besar) semuanya berilmu silat sangat tinggi. Bila dia muncul lagi di dunia persilatan, maka ini akan menjadi musibah besar lagi"
Wo Shi Shui marah. Dia menggebrak meja dan berkata, "Baiklah, aku akan membuat dia tahu siapa itu Wo Shi Shui."
Fang Zhen Mei dengan berat berakta, "Katanya sewaktu Chang Xiao Bang menyerang Wisma Shi Jian, Zheng Bai Shui juga pergi ke Wisma Shi Jian nntuk bertarung tapi dia bertemu dengan seorang pemuda yang sangat mahir menggunakan senjata rahasia, karena itu dia terlambat datang jadi Qu Lei dan Fang Zhong Pin kalah dalam bertarung. Jika Zheng Bai Shui ikut dalam pertarungan waktu itu, akhir dari pertarungan antara Chang Xiao Bang dan Wisma Shi Jian pasti tidak seperti sekarang. Orang itu sanggup menahan Zheng Bai Shui dengan senjata rahasia dan dia masih muda, di dunia persilatan itu belum pernah mendengar namanya. Waktu itu Chang Xiao Bang dan Wisma Shi Jian sedang bertarung, kalangan dunia persilatan belum tahu bagaimana kekuatan Wisma Shi Jian. Mereka menyangka Chang Xiao Bang pasti akan menang karena itu
aku curiga bahwa pemuda itu pasti adalah salah satu di antara dua pemuda pengikut Qian Shou Wang. Tujuannya muncul di sekitar Wisma Shi Jian adalah untuk menghalangi Chang Xiao Bang menang dan mereka membiarkan Ketua Zheng dan Shi Tu ke 12 bertarung, membiarkan mereka berdua mati. Setelah itu Qian Shou Wang baru memiliki kesempatan untuk menguasai dunia persilatan. Aku mempunyai pikiran ini karena pemuda itu mahir menggunakan senjata rahasia. Alasan yang kedua adalah jurus pentungan. Pemuda ini sepertinya adalah murid dia. Muridnya saja begitu lihai, apalagi gurunya?"
Wo Shi Shui berkata, "Pergi! Ayo pergi!"
Tanya Fang Zhen Mei dengan aneh, "Pergi ke mana?"
Wo Shi Shui berteriak, "Bila di dunia persilatan ada kesulitan, kita harus menunggu apalagi" Aku sudah tidak sabar, sekarang kita segera pergi ke markas Biao Feng Yun."
Guo Ao Bai juga berkata, "Kalau saja aku bisa pergi, aku juga akan ikut sekarang!"
Fang Zhen Mei menghela nafas dan melihat kedua temannya ini. Hatinya berpikir, "Di dunia tidak perlu khawatir tidak ada laki-laki sejati." Dengan tertawa senang dia berkata, "Kita minum arak dan membaca puisi lagi."
Wo Shi Shui tertawa dan dia membaca puisi, "Melewati sungai dan langit bagian selatan. Apakah beberapa orang benar-benar pernah melakukan ini" Penduduk Chang An dan pemandangan dulu masih tetap ada...."
Fang Zhen Mei juga ikut membaca puisi. "Dulu lahir di sini, sekarang melihat awan dan angin yang lewat.
Pohon yang hijau, angin dan asap, rumput dan air, gunung pun berjanji.
Begitu keadaan sudah aman dan selesai, baru kita bersulang untuk Tuan."
http://cerita-silat.co.cc/
EBOOK BY DEWI KZ
Mereka bertiga saling memandang dan tertawa. Mereka adalah tiga orang pendekar muda.
Tamat Bandung, 03-04-2006
Salam Hormat (See Yan Tjin Djin)
Istana Pulau Es 14 Kuda Putih Karya Okt Hikmah Pedang Hijau 18