Pencarian

Heng Thian Siau To 5

Heng Thian Siau To Karya Liang Ie Shen Bagian 5


kebelakang. "Toako, kau kenapa?" tanya yang seorang.
Namun yang dipanggil itu, napasnya sudah lemah dan
dengan ter-engah2 berkata: "Aku....... kena...... dibokong
......." Selanjutnya The Go tak mendengar korban itu
mengatakan apa2 lagi, jadi terang kalau sudah
meninggal. Hatinya makin bercekat.
Pada lain saat kedengaran orang yang satunya itu
mencabut senjatanya dan berseru dengan gusar:
"Kawanan tikus, ayuh keluarlah jangan main membokong
orang!" Tampak oleh The Go senjata orang itu aneh
bentuknya yani seuntai bola baja.
Dia sebenarnya tengah tertegun memikirkan siapa
yang melakukan penyerangan gelap itu atau tahu2 orang
itu telah menyerang kearahnya.
"Hai, kau mau apa itu!" cepat2 Siao-lan membentak
sembari menangkis dengan garunya. Trang, ketika kedua
senjata itu beradu, kedua orang saling tersurut
kebelakang sampai 3 tindak.
Orang itu terkesiap kaget, lalu membentak: "Apa"
Bukankah kau yang melakukan penyerahan gelap itu"!"
Habis berkata, dia terus hendak merangsang lagi.
Tapi baru sang kaki melangkah maju, bluk...... tahu2
dia tersungkur jatuh.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Setelah diperiksa, kiranya dia tadi tersandung pada
sesosok tubuh yang rebah ditanah. Dan terbanglah
serasa semangatnya demi diketahui siapa mayat yang
ditabraknya itu.
"Co tayjin, astaga, kiranya kaupun telah teraniaya
juga!" serunya sembari loncat setorrbak kebelakang.
Menduga kalau orang itu rombongan utusan Go Sam-
kui, buru2 The Go menyapanya: "Sahabat, jangan
keburu pergi dahulu. Kami adalah orang Lo-hu-san, dan
kau dari fihak Gun-bing bukan?"
The Go tahu bahwa fihak Go Sam-kui hendak bersatu
dengan fihak Lo-hu-san, maka dengan menyebut nama
Lo-hu-san tadi, dia duga orang itu tentu akan berhenti.
Tapi diluar dugaan, tanpa menoleh lagi, orang itu
terus loncat melarikan diri.
Orang itu memiliki ilmu gin-kang yang tinggi, sehingga
dalam sekejab saja sudah menghilang jauh. Merasa tak
dapat mengejar, terpaksa The Go biarkan saja orang itu.
Kini dia hanya memeriksa kawan orang itu yang
menggeletak ditanah.
Ternyata korban itu tak menderita luka suatu apa.
Benar2 ajaib sekali kematiannya itu.
Karena terus menerus disuguhi pemandangan yang
mengerikan itu, Siao-lan makin kecil hatinya. la usulkan
lebih baik pulang ke Sip-ban-tay-san saja, tak usah
campur tangan dalam urusan yang berdarah itu.
Setelah merenung sejenak, berkatalah The Go: "Siao-
lan, kini tiada gunanya kita pergi ke Gun-bing, lebih baik
kita balik ke Lo-hu-san lagi untuk memberitahukan Tio
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Jiang tentang peristiwa aneh ini, agar dia dapat ber-
jaga2!" Begitulah keduanya tak jadi melanyutkan perjalanannya ke Hunlam, tapi balik ke Lo-hu-san. Tak
berapa hari lamanya, ketika hampir masuk kekota Kwiciu,
mereka berpapasan dengan Shin Leng-siau dan Shin
Hiat-ji. Syukur untuk menghindari hal2 yang tak diingini,
selama dalam perjalanan itu The Go memakai kedok
muka, menyaru menjadi pengemis. Sedang Siao-lan
terpisah agak jauh dengan suaminya. Tiada seorangpun
yang mengetahui bahwa sebenarnya mereka itu adalah
sepasang suami isteri yang ber-sama2 melakukan
perjalanan. Dengan berkaki tongkat. The Go berjalan membuntuti
kedua saudara Shin itu, Hiat-ji berpaling dan ketika
melihat hanya seorang pengemis saja, diapun tak kuatir
lagi dan melanjutkan pasang omong dengan engkohnya.
"Kalini kalau Tio Tay-keng datang dan melakukan
perintahku, wah......, kita bakal mengecap kenikmatan
menjadi pembesar kerajaan!" kata Hiat-ji.
"Mungkin tak semudah itu. Kabarnya Go Sam-kui
hendak membrontak, maka pemerintah pusat telah
memberi instruksi kepada kita, agar penjagaan di Hun-
lam diperkuat," sahut engkohnya, Shin Leng-siau.
"Huh, takut apa! Kalau orang itu benar mau
memberontak, dia tentu berserekat dengan orang2 Lo-
hu-san. Dahulu tempo Tay-keng kembali dari Hun-lam,
lebih dahulu dia perlihatkan padaku surat Go Sam-kui
yang hendak diberikan kepada Siau-beng-siang. Habis
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo-hu-san, kita boleh suruh Tay-keng ke Gun-bing
(markas Go Sam-hui) untuk mengaduk. Ini namanya,
sekali tepuk dua lalat, bukan?"
"Benar," kata Shin Leng-siau, "tapi lebih baik kita
jangan bicara keras2 dijalan besar. Ayuh, kita lekas
pulang. Setengah bulan Tay-keng akan datang, terserah
bagaimana kau mengaturnyalahl"
Kedua kakak beradik itu segera cepatkan langkahnya.
Adalah The Go yang menjadi terperanjat mendengar
pembicaraan itu.
Tong Ko pernah mencela habis2an pemuda Tay-keng
yang tak bermoral itu, kini memang berbukti. Tong Ko
dihina orang2 Lo-hu-san, dipaksa bunuh diri terjun
kedalam jurang curam, dihajar babak belur oleh Siau-
beng-siang, kiranya memang diatur oleh pemuda she
Shin itu. Dan tadi rupanya Hiat-ji itu hendak memasang siasat
lagi untuk membasmi orang2 Lo-hu-san.
---o0-dwkz_kupay-0o---
"Ah, baik kumampir ke Kwiciu dulu. Setelah
mengetahui tipu muslihat mereka, baru nanti kupergi ke
Lo-hu-san untuk memberitahukan Siau-beng-siang,
bahwa puteranya itu adalah seorang pengchianat," pikir
The Go. Setelah berunding dengan Siao-lan, mereka masuk ke
Kwiciu dan menginap sampai dua hari.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Keesokan harinya, ketika melihat keramaian digereja
Kong Hau Si, dia melihat Shin Hiat-ji tengah kasak kusuk
dengan para hweshio disitu.
Dia duga, Hiat-ji hendak mengatur pertemuannya
dengan Tay-keng didalam gereja situ.
Segera dia berunding dengan Siao-lan tentang
rencana yang hendak dijalankan.
Tapi diluar dugaan, rencana itu mengalami kegagalan.
Dia suruh Siao-lan menyusup kedalam gereja, untuk
menahan Hiat-ji yang pada saat itu tengah menunggu
kedatangan Tay-keng.
Seperti telah diceritakan dalam bagian dimuka,
rencana The Go yalah memperdayakan Tay-keng dan
menyuruh Tio In datang menghadap Hiat-ji.
Kemudian setelah dapat memperdayakan Tay-keng
supaya menunggu dikakus, dia hendak buru2 masuk
kedalam gereja tempat Hiat-ji.
Dihadapan Tio In, dia hendak paksa Hiat-ji untuk
mengakui, bahwa Hiat-ji berhubungan dengan Tay-keng.
Rencana berjalan baik. dapat memancing Tay-keng
ke-kakus, buru2 dia masuk kedalam gereja.
Tapi, ah, ternyata disitu tak tampak seorangpun juga.
Kiranya dengan siasatnya yang cerdik, Hiat-ji telah
berhasil menggagalkan ancaman Siao-lan dan berhasil
membawa Tio In kegedung ti-hu (residen).
Siao-lan mengejar masuk kesarang harimau.
Betapa kagetnya The Go dapat dibayangkan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Apa boleh buat, dia terpaksa menyusul kegedung ti-
hu. Tapi pada saat2 ini, Tay-keng telah berjumpa dengan
Hiat-ji dan dengan membawa obat racun hong-sin-san,
lalu pulang ke Lo-hu-san.
Demikianiah rencana The Go telah mengalami
kegagalan total.
Demikianlah disekitar kejadian, mengapa The Go dan
Siao-lan bisa tiba digereja Kong Hau Si dan mengapa The
Go dengan menyaru sebagai Bu-kak-sian dapat
mempedayai Tay-keng serta Siao-lan dapat menyusup
kedalam kamar Hiat-ji tepat dikala Tio In terancam
keselamatannya oleh pemuda itu.
---o0-dwkz_kupay-0o---
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
BAGIAN 23 : DI TOLONG THE GO
Sekarang marilah kita ikuti usaha The Go masuk
kedalam gedung pembesar Ceng itu.
Tiba dimuka halaman gedung, dia segera naik keatas
titian. Melihat ada seorang pengemis buntung hendak
masuk, para pengawal pintu terus hendak melabrak, tapi
dengan kesebatan yang luar biasa.
The Go dapat menutuk rubuh kempat penjaga itu.
Bung....., sekali hantam dapatlah The Go membuka
pintu gerbang yang bercat merah itu.
Gegerlah orang2 dalam gedung situ.
Kemana ujung tongkat The Go menutuk, disitulah
tentu ada orang rubuh.
Walaupun kedua kakinya buntung, namun The Go
tetap gagah perkasa, laksana seekor harimau mengamuk
kawanan kambing.
Cepat sekali dia sudah menyerbu masuk keruangan
belakang, tapi Siao-lan tetap tak kelihatan.
Pada lain, kilas, tersadarlah dia. Kalau Siao-lan belum
di-apa2kan tentulah keadaan didalam gedung itu tidak
sedemikian sepinya. Ah, mungkin isterinya itu telah
dibinasakan! Suatu perasaan pedih dan geram mencengkeram
sanubarinya. Saking gemasnya, dia hantam berantakan sebuah
pintu angin kaca.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Diluar terdengar sorak-sorai orang2 sama hiruk-pikuk,
tapi tiada yang berani masuk.
The Go makin kalap, hendak dia menerjang keluar
untuk menghajar orang2 itu.
Tapi baru dia hendak bergerak atau tiba2 terdengar
suara menggelegar hebat, daun pintu ruangan belakang
roboh dan tegaklah berdiri diambang pintu situ seorang
tua yang bertubuh kate.
"Hai, siapa yang berani bikin onar disini itu"!" seru
orang kate bernada anak kecil.
Kiranya dia itu bukan lain adalah Liat Hwat cousu,
atau Mo Put-siu, suhu dari Shin Hiat-ji. Setelah berhasil
meyakinkan hwat-hun-kang, ilmu lwekang tertinggi,
segera dia keluar untuk meringkus pengacau itu.
The Go dapatkan bahwa selain Liat Hwat, kini dia
sudah dikepung oleh ratusan orang.
Sebenarnya mengandal otaknya yang cerdas, dapatlah
dia lolos dari kepungan itu.
Tapi karena sang isteri sudah tertangkap, hatinyapun
sudah tawar, tak mau dia hidup seorang diri.
"Dimana Siao-lan dan nona Tio itu?" serunya nyaring2.
Liat Hwat agak bingung, syukur saat itu Hiat-ji
muncul, terus menyahut:
"Perempuan gila yang ngamuk kemari itu, sudah
kutangkap. Nona Tio hendak menikah dengan aku, perlu
apa kau tanya?"
The Go mendapat ketenangan pula demi didengarnya
Siao-lan masih hidup.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kalau kau menikah dengan puteri raja, aku sih tak
peduli. Tapi yang itu, lain halnya. Lekas keluarkan Siao-
lan, baru aku habisi perkara inil" serunya dengan dingin.
Hiat-ji mendongak tertawa keras. "Ho, kiranya kaulah
si Bu-kak-sian itu bukan" Ini namanya ular cari gebuk!"
serunya sembari hendak melangkah....maju, tapi cepat
dicegah Liat Hwat. "Hiat-ji, orang itu berkepandaian
tinggi, biar kucoba hwat-hun-kang-yang
habis kuyakinkan itu!"
Iblis kate itu maju pe-lahan2, tubuhnya ber-goyang2
dalam gerak gerik yang aneh.
Lengan kanan pe-lahan2 diangkat keatas, sepasang
matanya menatap lekat2 kearah The Go. Insyaf bahwa
pertempuran kalini penting sekali artinya.
Kalau kalah, bukan saja dia dan Siao-lan akan binasa,
pun rahasia Tay-keng tetap tak terbongkar se-lama2nya.
Tapi melihat gelagat, sukarlah rasanya untuk menang.
Sesaat lengan Liat Hwat diangkat, sebuah tenaga
dahsyat menindih muka The Go.
Karena kakinya buntung, The Go mengandalkan
tongkat untuk berjalan, sudah tentu gerakannya tak
leluasa. Ditambah pula, ilmu yang dilancarkan Liat Hwat
itu adalah hwat-hun-kang, ilmu simpanan yang menjadi
modal penghabisan baginya. Sebenarnya ilmu sakti itu
diperuntukkan menghadapi ilmupedang termasyhur dari
sepasang suami isteri Tio Jiang dan Yan-chiu. Dia pernah


Heng Thian Siau To Karya Liang Ie Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mendapat kekalahan, dan kini dengan hwat-hun-kang itu
ia hendak menuntut balas.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Atas serangan Liat Hwat itu, buru2 The Go mundur
selangkah. Secepat kilat di-gerakan kedua tongkatnya.
Yang kiri dibuat menahan tubuh, sedang yang kanan
digerakkan dalam jurus sam-yang-gay-thay (3 matahari
membuka gunung Thay-san).
Sin-hong, siang-kiok dan thong-ko, 3 buah jalan darah
dibagian dada orang ditutuknya dengan gerak cepat.
Tapi Liat Hwat sudah menutup semua jalan darannya.
Kecuali jarum emas yang khusus untuk menyusup
lubang lwekang atau orang yang lebih tinggi lwekangnya
dari dia, barulah Liat Hwat kena dirubuhkan.
Tapi kedua syarat itu, The Go tak mempunyai.
Tuk...., tuk...., tuk....., benar tepat sekali ujung
tongkat mengenai sasarannya, tapi sebaliknya dari Liat
Hwat rubuh, seketika itu The Go rasakan didorong oleh
suatu tenaga-balik yang kuat, hingga dia hampir
terhuyung...... Krek......, tongkat ditangan kiri yang
dibuat menahan tubuhnya itu patah.
Hilanglah keseimbangan badan dan tubuhnyapun
menurun jatuh. Dengan tertawa iblis, Liat Hwat maju selangkah,
tangannya ber-gerak2 dengan pelahan. Itulah gerak-
lambat ilmusilat Thay-kek-kun. Suatu lingkaran tenaga
dahsyat segera mengurung The Go.
Tapi The Go sekarang bukan The Go 20 tahun yang
lalu. Begitu melayang turun, dengan sisa kutungan
tongkat, dia tekankan kelantai dan dengan meminjam
kekuatan tekanan itu, tubuhnya melayang sampai
bebrapa meter tingginya. Dengan gaya yau-cuhoan-sim
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
(burung membalik badan), dia berjumpalitan hinggap
diatas tiang penglari.
Bagi seorang buntung, sungguh suatu kepandaian
yang tiada taranya Liat Hwat tetap ketawa walaupun
serangannya terbentur tempat kosong.
Kini dia gerakkan tangannya menghantam keatas.
Jaraknya dengan The Go kiranya ada setombak lebih,
tapi tenaga yang menderu dari hantaman itu, tetap tak
berkurang kedahsyatannya.
Sejak dalam pengasingannya menemukan kitab Tat
Mo co-siang (Ilmu bersemadhi dari guru besar Tat Mo),
walaupun tak seluruhnya dapat menyelami, namun
dengan menurutkan gambar2 orang bersamadhi dalam
kitab itu, lwekang The Go mendapat kemajuan yang
pesat sekali. Tapi dia heran juga melihat gerak Liat Hwat yang
sedemikian lambatnya itu.
Adakah udang dibalik batu"
Dalam dia meragu itu, tenaga gempuran Liat Hwat
sudah menyerang datang.
Sesaat itu dirasakan dirinya dibakar oleh api panas.
Bagaikan tumpukan kayu bakar yang dihempus oleh
tiupan angin. Dalam kejutnya, The Go hendak enjot tubuhnya naik
keatas wuwungan yang lebih tinggi lagi, agar dapat
menghindar dari pembakaran itu.
Tapi apa yang terjadi"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Benar gerakan Liat Hwat tadi lambat tampaknya, tapi
sebenarnya dia tengah melancarkan salah suatu jurus
ilmu hwat-hun-kang (awan api) yang disebut hwat-hun-
bong (jaring awan api).
Lihaynya bukan alang kepalang.
Sekali dilancarkan, jaring api itu meliputi empat
penjuru. Bagaikan sebuah jaring, makin sang ikan berontak,
makin dia terbentur dengan jaring. Demikianlah keadaan
The Go yang hendak menghindar itu.
Segera dia rasakan terbakar dengan api yang marong.
Salah satu keistimewaan hwat-hunbong lagi, sewaktu
dilancarkan mungkin tak menarik perhatian lawan, tapi
begitu orang mengetahui, itu sudah terlambat, sudah
terperangkap. Demikianlah The Go. Walaupun gerakan Liat Hwat itu
agak aneh, tapi dia tak mengira kalau sedemikian hebat
kesaktiannya. Sewaktu dia hendak loncat dari tiang penglari keatas
wuwungan, baru setengah meter tingginya dia segera
terperanjat. Tahu terjebak, buru2 dia hendak turun kembali
ketiang penglari, tapi tak dapat.
Pada saat itu, Liat Hwat mundur dua tindak,
tangannya disentakkan kebelakang, wut, bagaikan
sebuah layang2 putus, tubuh The Go turut terlempar
menurut gerakan tangan Liat Hwat.
Kini barulah The Go tahu lihaynya. Dalam gugupnya
dia cepat kerahkan lwe-kang dan coba meronta naik
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
keatas lagi, berbareng tongkat ditangan kanan dijujukan
kebatok kepala lawan.
Kalau lain orang yang dilibat oleh hwat-hun-kang,
tentu tak dapat berkutik lagi.
Tapi peyakinan selama 20 tahun digunung Sip-ban-
tay-san itu, telah membuat The Go lain dari yang lain.
Liat Hwat terpaksa miringkan tubuh untuk menghindari ujung tongkat, krak, ujung tongkat
menyusup masuk seperempat meter kedalam lantai dan
membarengi kelonggaran itu, dapatlah tangan kanan The
Go mencapai tiang penglari.
Tapi diapun cukup tahu bahwa nantinya Liat Hwat
tentu akan menyerang lagi, maka dia ambil putusan
untuk menyerang lebih dahulu.
Dengan gerak cian-kin-tui (tindihan 1000 kati), dia
menggelandot turun.
Krek...., bum....., tiang penglari sebesar paha itu patah
seketika dan berguguranlah batu dan tembok menghujani kebawah.
Sudah tentu tubuh The Gopun turut jatuh kebawah,
tapi kini dia dapat ganti tongkat baru yang berupa
kutungan tiang penglari itu.
Sebelum Liat Hwat sempat merencanakan serangan,
The Go menekan kelantai.
Dengan masih mencekal kutungan penglari, dia
melayang kearah Hiat-ji.
Sebat dan mengagumkan sekali gerakan jago buntung
dari Sip-ban-tay-san itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sesaat Liat Hwat terpesona melihat ketangkasan
orang. Sedikitpun dia tak mimpi, dalam kekalahan The Go
masih bisa merebut kemenangan lagi.
Begitu tersadar.
Liat Hwat segera akan melancarkan serangan lagi, tapi
saat itu The Go sudah tiba dihadapan Hiat-ji.
Untuk melancarkan hwat-hunbong. lagi, memang
mudah bagi Liat Hwat.
Tapi karena kini lawan merapati Hiat-ji, dia menjadi
ragu2. Hwat-hun-ong mempunyai lingkaran radius yang luas.
Kalau The Go diserang, Hiat-ji pasti akan kena juga.
Memang kecerdikan The Go itu sudah termasyhur.
Setelah mendapat keterangan bahwa Siao-lan masih
hidup, dia tak mau adu jiwa dengan Liat Hwat, lebih2
setelah diketahuinya bahwa dia bukan tandingan orang
kate itu. Pikiran untuk lolos, makin kuat.
Taruh kata Siao-lan sudah ter-aniaya, kelak dia masih
ada kesempatan membalaskan hutang darah itu daripada
kalau dia turut terbinasa sekarang.
Baginya, sudahlah untuk merencanakan siasat meloloskan diri itu.
Begitu dia melayang ketempat Hiat-ji, segera dia
hantamkan tiang penglari.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Hiat-ji gugup, terus menangkis, tapi tak tahu gerakan
The Go tadi hanya gertakan kosong belaka.
Dia hantamkan penglari kelantai, dengan meninjam
tenaga hantaman itu, tubuhnya melayang ketembok,
bruk......, tembok hancur dan via lubang itu dia melesat
keluar. Tiba diruang sebelah, dia segera loncat kepintu
hendak lolos. Tapi ternyata pintu itu sukar didorong. Celaka, itu dia
Liat Hwat kedengaran melengking memburu datang.
Dengan berjalan diatas tangan, dia buru2 mundur 3
tindak. Baru saja dia siap hendak menerjang pintu itu, tiba2
kedengaran ada suara rintihan orang dari kamar sebelah
situ. Dia melongok dan didapatinya dalam kamar itu
terdapat sebuah ranjang kayu.
Dari ranjang situlah rintihan itu keluarnya. Cian-bin-
long-kun The Go yang cerdas tangkas itu, segera
mendapat akal. Disambarnya sebuah kursi, terus
dilemparnya kearah pintu tadi, bum...., kursi yang
disertai lemparan Iwekang itu telah berhasil menggempur tembus pintu itu. Berbareng itu, sekali
tangan menekan lantai, dia segera menyusup masuk
kedalam kamar terus naik keatas ranjang.
"Hai, kemana larinya bangsat itu?"
"Dia sudah menobros keluar pintu, suhu...., ayuh kita
kejar!" pada lain saat diluar kamar terdengar Hiat-ji
berseru. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tidak, mungkin dia masih berada dalam ruangan
sini!" sahut Liat Hwat.
"Mana bisa, kalau berada disini, mengapa dia
menggempur pintu"!" bantah Hiat-ji.
Menyusul terdengarlah suara dua sosok tubuh
menobros keluar pintu.
The Go menghela napas longgar.
Tapi dalam pada itu dia heran juga mengapa Hiat-ji
rupanya tak setuju Liat Hwat menggeledah ruangan situ.
Ketika dia berpaling muka, astaga, kiranya disebelah
situ terdapat seorang nona cantik bermata bundar, rebah
dengan tangan terikat dan mulut tersembat.
Ho, inilah sebabnya mengapa Hiat-ji berbuat begitu
tadi. Kiranya dia mempunyai simpanan dalam kamar itu.
Takut rupanya pemuda itu kalau diketahui suhunya.
Diam2 The Go berterima kasih kepada nona itu.
"Nona, siapa ........", The Go menarik sumbat mulut
nona itu, tapi sebelum dia lanyutkan kata2nya 'namamu',
dia terkesiap kaget.
Benar, wajah nona itu mirip sekali dengan seseorang
yang dikenalnya.
Sebaliknya, setelah dapat bergerak, nona itu cepat
benturkan kepalanya kepada The Go sembari memaki:
"Bangsat, tak usah merayu lidah, nonamu tak jeri
padamu!" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
The Go menghindar sembari menangkap tangan
sinona, ujarnya: "Set, jangan ribut, kalau ketahuan
orang, aku yang dibunuh dulu. Apakah nona ini bukan
puterinya Hui-lay-hong Liau Yan-chiu yang bernama Tio
In?" "Huh, apa kau masih pura2 tak tahu?" jengek sinona
yg bukan lain memang Tio In adanya. Dia ditawan disitu
oleh Hiat-ji. Melihat kedatangan The Go, dikiranya kalau
orang suruhan si Hiat-ji untuk membujuknya. Sudah
tentu ia marah2 dan mengumpat caci.
"Ai, harap jangan bicara keras2!" kata The Go sembari
membuka tali ikatan tangan Tio In. "Aku bernama The
Go, sudah kenal dengan ayah bundamu. Kita harus
lekas2 cari jalan lolos dari sini dulu!"
Teringat Tio In bahwa ayah bundanya pernah
menceritakan tentang diri Cian-bin-long-kun The Go itu
kepadanya. Setelah kakinya kutung, dia (The Go)
menyesal dan bertobat lalu mengasingkan diri entah
kemana. Waktu menuturkan riwayatnya itu, ayahnya terkenang
dan menaruh rasa symphati.
Tapi tidak demikian dengan mahnya (Yan-chiu), yang
tetap menuduh The Go itu sebagai orang yang culas
jahat. Mungkin penyesalannya itu hanya pura2 saja.
Maka mamahnya itu memesan Tio In, apabila
berjumpa dengan orang itu hendaknya berlaku hati2
jangan mudah percaya omongannya.


Heng Thian Siau To Karya Liang Ie Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lazimnya, anak perempuan itu lebih dekat dengan
sang ibu. Nasehat Yan-chiu itu termakan dalam hatinya.
Mendengar dengan siapa ia berhadapan sekarang,
timbullah purbasangkanya yang jelek.
"Mengapa kita harus ber-sama2 lari, bukantah lebih
baik cari jalan sendiri2 saja?" sahutnya dengan tertawa
dingin. Menyingkap kelambu, ia terus hendak turun dari
ranjang. The Go yang cerdik segera dapat menerka hati nona
itu. Tentulah ajaran ayah bundanya yang menyebabkan
nona itu berlaku sedemikian tawar kepadanya.
Tapi biar bagaimana, kalau Tio In sampai keluar
sendirian, terang tentu berbahaya.
"Nona Tio, jangan!" cepat dia mencekal tangan Tio In,
setelah ambil putusan untuk menolongnya. Tapi baru ia
mengucap begitu, disebelah luar sana kedengaran suara
Liat Hwat melenglking: "Aneh, sekalipun dia bisa
terbang, juga tak nanti dapat menghilang sedemikian
cepatnya!"
Sebaliknya kedengaran Hiat-ji tertawa, serunya:
"Wanita itu masih disini masakan dia tega tak kembali
lagi!" "Apa kau tahu, pernah apa dia dengan perempuan itu,
mengapa kau yakin dia tentu kembali kesini lagi?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Hiat-ji terkesiap mendengar nada suara suhunya yang
gusar itu. Buru2 dia memberi keterangan: "Entahlah, tapi
bersama perempuan itu jugalah dia mempedayakan Tay-
keng tempo hari, jadi tentu mempunyai tali hubungan
yang rapat. Tapi rasanya tak mengapalah dia bisa lolos,
karena Tay-keng sudah menuju ke Lo-hu-san untuk
menjalankan rencanaku!"
Hanya kedengaran hidung Liat Hwat mendengus
sekali, lalu kedua orang itu tinggalkan ruangan situ.
Mereka berjalan lewat disamping ranjang situ, namun
sedikitpun tak bercuriga kalau The Go mungkin
bersembunyi disitu.
"Ai, mengapa engkohku bisa kenal dengan orang2 itu"
Apa mungkin ada orang yang bersamaan namanya?" Tio
In berkata seorang diri.
The Go ambil putusan tetap.
Lebih dahulu dia hendak membeber kelakuan khianat
dari Tay-keng kepada Tio In.
Kemudian dia akan berusaha keras untuk meloloskan
nona itu dari situ, agar sepulangnya ke Lo-hu-san
dapatlah ia memberi laporan pada Siau-beng-siang Tio
Jiang. Andai kata dia (The Go) terpaksa harus mengadu jiwa
disarang harimau situ, relalah sudah dia untuk binasa.
Tugasnya untuk menyelamatkan orang2 gagah Lo-hu-
san sudah terpenuhi.
"Bukan lain orang, tapi memang engkohmu Tio Tay-
keng itu sendiri!" sahutnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tio In terkesiap. Teringat ia akan kejadian tempo
terjebak diruang gereja Kong Hau Si itu. la sudah
menduga, bahwa Hiat-ji tentu akan membunuhnya, tapi
ternyata tidak.
Jadi teranglah, kalau Hiat-ji hendak menggunakan
siasat 'pinjam mulutnya' untuk mencelakai engkohnya.
Memang masih penuhlah kepercayaan Tio In terhadap
engkohnya itu. Terhadap The Go sememangnya ia sudah mempunyai
purbasangka jelek, maka demi mendengar kata2 The Go
itu, makin teguhlah dugaannya kalau Cian-bin-long-kun
itu sekaum dengan kawanan kaki tangan pemerintah
Ceng itu (rombongan Hiat-ji dkk).
"Terima kasih atas peringatanmu itu!" sahutnya
dengan nada sinis.
"Kalau nanti nona sudah lolos dari sini, saya minta
dengan sangat apa yang kau saksikan dan dengar disini
itu semua, kau ceritakan pada ayahmu!"
The Go yang mengira Tio In sudah insyaf, buru2
menyusuli kata2nya.
Tapi sebaliknya, kecurigaan Tio In kalau The Go itu
menjadi kaki tangan Hiat-ji, makin teguh.
Pertama, ia tak percaya kalau enkohnya sampai
berbuat sedemikian hina menjadi kaki tangan musuh.
Dan kedua kalinya, ia percaya dirinya pintar dewek,
menetapkan kalau kesemuanya Itu adalah siasat pinjam-
mulut dari Hiat-ji.
Dugaan ini makin diperbuat dengan kenyataan,
mengapa begitu bernapsu tampak-nya The Go minta
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kepadanya supaya menceritakan pengkhianatan Tay-
keng itu kepada ayahnya.
Sudah tentu ia tak menghiraukan permintaan The Go
itu. Setelah dilihatnya tiada seorangpun lagi, cepat2 Tio In
turun dari ranjang.
The Go cemas, seorang diri Tio In tentu celaka.
Maka diapun lalu turun, menyempal dua buah kaki
kursi, lalu berjalan mengikuti Tio In.
Tapi baru berjalan tak berapa jauh, tampak penjagaan
digedung situ diperkeras.
Memang setelah The Go lolos, Liat Hwat perintahkan
agar penjagaan diperkuat.
Buru2 Tio In dan The Go menyelinap bersembunyi
diujung tembok.
Tapi dia segera merasa bahwa cara main bersembunyi
begitu, tidak tepat.
"Nona Tio, biar kupancing perhatian mereka, dan kau
supaya lekas2 lolos. Jangan lama2 tinggal disini,
berbahaya sekalil" bisik The Go.
"Terima kasih atas kebaikanmu itu. Sekalipun Liat
Hwat yang berada disini, diapun serupa juga tentu akan
membiarkan aku lolos, karena dia memerlukan tenagaku!"
The Go terbeliak, mengapa nona itu berkata begitu.
Sebaliknya Tio In tertawa lagi, nadanya penuh dengan
rasa mengejek. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kalau 20 tahun yang lampau The Go mendengar
ketawa ejekan itu, mungkin dia tak kaget.
Dengan sepak terjang kejahatannya tempo dulu itu,
ber-ulang2 dia menerima ejekan semacam itu. Tapi tidak
demikian dengan dia sekarang. Dia bertobat, dia
berusaha keras untuk menebus kesalahannya, tapi tetap
mendapat ejekan begitu macam. Kepedihan hatinya,
sukar dilukis. Ah, kiranya betapapun kuberusaha untuk menebus
dosa, tetap orang tak mau mengampuni. Nona kecil
macam Tio In bisa berlaku demikian, apalagi lain2 orang.
The Go tertegun, terbit pertentangan dalam batinnya.
Mana Tio In mengetahui isi hati The Go saat itu.
Mengira kalau 'serangannya' tadi telah berhasil
menelanjangi isi hati orang, ia makin gembira.
Pikirnya, lain orang dapat dipedayai Ciam-bin-long-
kun, tapi tidak ia.
Dengan langkah lebar, ia berjalan keluar.
Kebetulan penjaga yang bertugas disitu adalah
seorang yang kakinya pendek.
Melihat Tio In hanya seorang nona kecil, Maka
dibiarkan saja ia keluar dari gedung tihu situ.
Tiba dijalan besar, Tio In masih geli, menertawakan
'siasat tolol' dari kawanan Hiat-ji itu.
Segera ia menuju lagi kegereja Kong Hau Si.
Setelah disana tak menjumpai Tay-keng, ia duga
engkohnya itu tentu sudah pulang melapor pada
ayahnya. Agar jangan membikin gelisah hati orang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tuanya. Tio In pinjam seekor kuda dari seorang kenalan
ayahnya di Kwiciu situ, terus mencongklang ke Lo-hu-
san. ---o0-dwkz_kupay-0o---
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
BAGIAN 24 : HONG-SIN-SAN . . . . . .
OBAT ANJING GILA
Dua hari kemudian ketika tiba dikaki gunung, dari
kejauhan sana tampak Tay-keng sedang melepaskan
lelah duduk dibawah sebatang puhun. la merasa girang
mendapatkan engkohnya itu belum naik keatas gunung.
"Engkoh....., engkoh......!" serunya dengan gembira.
Sebaliknya jantung Tay-keng berdebar keras demi
mendengar suara adiknya itu.
Buru2 dia hendak mengumpat dibelakang puhun, "tapi
saat itu Tio In sudah tiba dan loncat turun dari kudanya,
"Kau tentunya gelisah karena tak dapat mencari aku di
Kong Hau Si bukan?" tegur Tio In dengan tertawa.
Tay-keng pucat wajahnya, baru dia hendak menyahut,
Tio In sudah tertawa berkata lagi: "Aku kan sudah lolos
dari bahaya, mengapa kau masih gelisah begitu macam?"
Tay-keng coba melipur getar hatinya dengan
senyuman getir, tanyanya: "In-moay, kau kemana saja
itu waktu?"
,"Kalau kuceritakan lucu rasanya," sahut adiknya,
"ketika terhimpit dalam lautan manusia itu waktu, tiba2
tanganku tersisip segulung kertas. Setelah kau pergi, lalu
kubuka gulungan kertas itu dan isinya ternyata ada orang
yang mengundangmu datang keruangan perpustakaan
gereja itu!"
"Kau kau pergi tidak?" tanya Tay-keng dengan nada
gemetar. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sudah tentu pergi. Aku hendak mengetahui siapa
orangnya yang mengundangmu itu, kiranya si jagoan
istana Shin Hiat-ji!" sahut Tio In masih tetap tertawa.
Kalau adiknya tertawa, adalah Tay-keng serasa
terbaring semangatnya.
Pikirnya Tio In tentu sudah mengetahui rahasia itu,
untuk menjaga bahaya lebih baik dia bunuh adiknya itu.
Tangannya meraba tangkai pedang dan kakinya
mundur selangkah untuk bersiap.
Masih Tio In tak mengetahui gerak gerik Tay-keng
yang luar dari biasanya itu.
Dan setitikpun tak terlintas dalam hatinya, bahwa Tay-
keng engkoh kandungnya sendiri, mengandung maksud
sedemikian kejam terhadap dirinya.
Karena masih mengira engkoh geram mendengar
nama Hiat-ji itu, Tio In tertawa lepas berseru: "Kau
tentunya merasa aneh bukan" Memang bermula aku
sendiri pun merasa aneh, masakan kau mengelabuhi
ayah dan bergaul dengan orang macam itu?"
Tangan Tay-keng bergerak, sring......., pedang
dilolosnya sampai separoh bagian.
Keringatnya bercucuran membasahi tubuh,
"Ngaco!" dia menjerit keras.
Tio In terkesiap. Diam2 ia puji engkohnya itu seorang
pemuda perwira, sehingga marah namanya dinodai itu.
"Dengerkan
dulu kulanjutkan ceritaku. Begitu berhadapan muka dengan aku. Hiat-ji lantas menanyakan dirimu, lucu bukan" Kalau dia hendak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mengundangmu, masakan suratnya diterimakan padaku!" Mendengar kata2 adiknya itu, hati Tay-keng tenang
kembali. Dia melihat ada setitik sinar terang.
"Lalu kau bagaimana?" tanyanya buru2.
"Kuhajar dia, tapi dia lebih lihay. Aku ditawan
digedung ti-hu Kwiciu sana, diikat pada sebuah ranjang.
Tiba2 muncul seorang lelaki buntung kedua kakinya yang
mengatakan dirinya ada lah si Cian-bin-long-kun The Go"
"Seorang lelaki buntung?" tukas Tay-keng dengan
kagetnya. Tapi rupanya Tio In tak menghiraukan pertanyaan.
engkohnya itu dan hanya melanyuntukan ceritanya lagi:
"Dia memberitahukan padaku kalau kau bersekongkol
dengan kaki tangan Ceng, lalu suruh aku pulang ke Lo-
hu-san dan melaporkan pada ayah!"
Merah putih wajah Tay-keng saat itu.
Butir2 peluh sebesar kedele, bercucuran jatuh dari
dahinya. Dengan suara gemetar dia berseru: "Ho........bagus
ya!" Tangannya siap mencabut pedang yang sudah
setengah keluar tadi.
Begitu Tio In lengah, dia hendak menusuknya dengan
tiba2.

Heng Thian Siau To Karya Liang Ie Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Urusan sudah mencapai tingkat sedemikian gentingnya, rasanya lebih baik dia habisi jiwa adiknya
disitu, daripada dia nanti dibunuh ayahnya.
Tapi sesaat itu kedengaran hidung Tio In mendengus:
"Hem......, mereka ngimpi hendak jalankan siasat pinjam-
mulutku, lucu benar!"
"Siasat pinjam-mulut?" serentak Tay-keng menegas
dengan kaget. "Hem...., kau lebih tua beberapa tahun dari aku,
mengapa urusan begitu sederhana saja, kau tak dapat
mengetahui", sahut Tio In dengan ke-bangga2an,
"kawanan budak Ceng berikut dengan The Go nya itu
hendak main sandiwara agar aku mau percaya bah wa
kau ini turut dalam gerombolan mereka. Kalau
kulaporkan ayah, dia tentu akan membunuhmu, dan jika
mamah mencegahnya, pasti akan timbal keretakan
hebat. Dan jika ayah bunda kita itu bertengkar,
organisasi Lo-hu-sanpun tentu akan berantakan. Tapi
mana aku kena dikelabuhi dengan "akal bulus itu?"
Setiap patah yang diucapkan adiknya itu didengarinya
dgn penuh perhatian.
Setelah Tio In mengakhiri kata2nya, serasa longgarlah
rongga dada Tay-keng dari perasaan tertindih batu berat.
Sudah tentu Tio In tak mengetahui, bahwa tadi setiap
saat jiwanya bisa melayang!
Dan sememangnya, andaikata Tay-keng itu berhati
ganas, tadi2 tentu dia sudah turun taagan. Soalnya, dia
berhati khianat tapi bernyali kecil. Sekalipun demikian,
tadi dia Sudah mandi keringat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Diam2 dia masih curiga dan kuatir.
Tio In ajak engkohnya lekas2 naik keatas, tapi segera
dia minta agar adiknya itu jangan mengatakan suatu apa
kepada ayahnya.
"Takut apa" bantah Tio In seraya tarik tangan
engkohnya diajak naik.
Tiba diruang Gi-su-thia (tempat permusyawaratan)
dilihatnya orang banyak sama berkumpul diluar thia.
Menyusup masuk, Tay-keng dan Tio In tampak
ayahnya duduk ditengah ruangan, mamahnya berdiri
disampingnya sedang Kiau To berdiri dihadapan mereka
dongakkan kepalanya tak mengucap apa2.
Wajah sekalian orang itu keren2 tampaknya.
Tio In menduga tentu terjadi sesuatu hal yang
genting, maka iapun tak berani membuka mulut.
Lewat beberapa saat kemudian, barulah kedengaran
Siau-beng-siang Tio Jiang mengeluarkan kata2: "Baik
dalam hal umur mau pun tingkatan, sebenarnya tak
pantaslah kalau ku duduk sebagai pemimpin Lo-hu-san.
Tapi oleh karena saudara2 sekalian mendesak, maka
akupun terpaksa menjabatnya. Apapun lembaran
sejarah-hidup Peng-se-ong itu, tapi karena dia hendak
bersatu haluan dengan kita, kita harus mempertimbangkan dengan baik. Siapa dan bagaimana
tingkah laku utusan yang dikirimkan kemari itu, kita
harus pandai menguasai diri untuk menyambutnya
dengan baik2".
Muda usia Siau-beng-siang Tio Jiang itu, namun
sebagai pemimpin dia cukup mempunyai kewibawaan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Orangnya jujur, tegas dan berani. Sedikit bicara, tapi
setiap kali dia merigutarakan apa2, tentu diturut. Tapi
kali ini agak berlainan. Sehabis dia berkata, tiada
seorangpun yang menyatakan apa2, keadaan hening2
saja. Satu2-nya suara yang terdengar yalah mulut Kiau To
mendenguskan tertawa sinis.
Tio Jiang terkesiap sejenak lalu berkata: "Kiau jiko,
sebaiknya kau dan aku pergi ketempat Peng-se-ong di
Gun-bing sana untuk menghaturkan maaf kepada Co
Kong-liok. Bagaimana sikap mereka nanti, barulah kita
tetapkan haluan lagi!"
Tegas dan positip ucapan Tio Jiang itu, tapi Kiau To
pun seorang jago yang berangasan. Jangan kata Co
Kong-liok, sedang Go Sam-kui sendiripun dia tak
pandang mata. "Aku tak sudi kesana!" serunya keras.
Bahkan saat itu disana sini terdengar sambutan
hangat menunjang pernyataan siberangasan itu, "orang
macam apa dia itu maka kita kaum persilatan harus
menghaturkan maaf!" kata seorang.
Dan lain orang lalu menyambungi pula: "Kalau tahu
begini, lebih baik tempo hari mampusi saja bangsat itu!"
Sana sini terdengar orang mencaci maki si Co Kong-
liok itu. Sebenarnya Tio Jiang baru saja datang dari bepergian.
Kiau To menceritakan apa yang terjadi dengan utusan
Go Sam-kui itu.
Dia gembira kalau Tio Jiang tentu akan tertawa geli.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tapi ternyata dia kecele.
Siau-beng-siang Tio Jiang bukan Tio Jiang pada tahun
berselang. Dia kini seorang pemimpin perserekatan orang gagah,
yang bertanggung jawab.
Orang2 gagah dari kedua propinsi Kwitang dan
Kwisay, sama bernaung dibawah panji Lo-hu-san.
Ceng Bo siangjin telah berlayar keluar negeri untuk
mencari bantuan, tapi hingga belasan tahun lamanya dia
tak ada kabar beritanya.
Sejak itu Siau-beng-siang Tio Jianglah yang memikul
tugas berat memimpin organisasi menentang penjajah
Ceng yang sudah berakar pengaruhnya.
Tugas berat inilah yang menjadikan Tio Jiang seorang
yang masak, tak mudah terpengaruh oleh sesuatu nafsu
sentimen. Berkat pimpinan Siau-beng-siang dapatlah dibentuk
suatu koordinasi yang rapi antara organisasi2 dibawah
tanah dari kedua propinsi itu.
Pemerintah Ceng mempunyai jaringan mata2 yang
luas, maka gerak-gerik Lo-hu-san itu tak lepas dari
pengintaiannya.
Sudah tentu merekapun cemas melihat pertumbuhan
yang menguatir kan itu.
Mereka segera bertindak. Lebih dahulu dikirimkan
bebrapa taylwe ko-chiu (jagoan istana) untuk menyelundup dan mengobrak-abrik.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Rencana Go Sam-kui untuk berpaling haluan, cepat
disambut dengan langkah tepat oleh Siau-beng-siang.
Dikirimnya bebrapa orang antara lain Tay-keng
kemarkas Go Sam-kui di Gun-bing, untuk mengadakan
kontak. Sebab Tio Jiang sadar sesadar2nia, bahwa apabila Go
Sam-kui sampai memberontak
dan mau diajak berserekat, itulah suatu potensi kekuatan yang tak
ternilai besarnya bagi perjoangan menentang penjajah.
Maka terhadap urusan yang mengenai fihak Go Sam-
kui, dia bersikap hati2 sekali.
Untuk merealisir perserekatan itu, Tio Jiang rela
kesampingkan soal2 remeh, misalnya yang mengenai
gengsi, sentimen dan lain lain.
Segera dia menegur perbuatan Kiau To terhadap
utusan Go Sam-kui itu.
Kiau To yang berangasan, tak mau mengerti.
Dengan suara keras, dia membantah hingga terbitlah
perbantahan sengit dengan Siau-beng-siang.
Mendengar suara ramai2 itu, sekalian orang sama
menjenguk datang ke Gi-su-thia.
Demikianlah asal mula suasana tegang yang terdapat
diruang permusyawarahan itu.
Tio Jiang ceritakan urusan itu kepada sekalian orang,
tapi ternyata reaksi malah runyam. Bukan melainkan Kiau
To yang tak mau disalahkan, pun sekalian orang malah
turut menunjang sikap Kiam To.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kehendak Tio Jiang untuk minta maaf pada Co Kong-
liok, mendapat tentangan hebat. Mereka benar2 gusar
atas sikap yang dibawa oleh utusan Go Sam-kui tempo
hari itu. Sepasang mata Siau-beng-siang ber-kilat2 menyapu
kearah sekalian orang gagah.
Hanya dengan sikapnya yang penuh perbawa itulah
maka orang2 yang marah2 tadi, dapat dibikin bungkam,
"Baik, kini hanya ada dua jalan. Pertama, aku berhenti
dari pucuk pimpinan, silahkan saudara2 memilih ketua
baru lagi. Kedua, Kiau jiko harus ikut aku ke Gun-bing.
Kita telah berlaku kurang hormat, masakan mereka mau
datang kemari lagi?" akhirnya Tio Jiang mengeluarkan
pernyataan. Nadanya keras, menyatakan kemarahan.
Sebaliknya siberangasan Kiau To sudah tak mengerti
isi hati Siau-beng-siang.
Dia salah kira, Tio Jiang bernyali kecil, maka dengan
tertawa dingin menyahutlah dia: "Untung hanya fihak Go
Sam-kui, kalau fihak kaisar Ceng yang mengirim utusan,
aduh mak, mungkin aku diharuskan mengganti kepalaku
ini, huh!"
Sehabis menumpahkan kemengkalannya itu, Kiau To
lalu tinggalkan ruangan situ.
Suasana makin meruncing. Sekalipun orang tak berani
membuka mulut. Sesaat itu suasana ruang Gi-su-thia menjadi lelap.
Brak......, se-konyong2 Tio Jiang menghantam meja
didekatnya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tanpa disadari, dia telah gunakan tenaga besar,
sehingga muka meja itu menjadi amblong, pecahannya
berhamburan kelantai.
"Kembali !" teriaknya dengan suara mengguntur.
Kiau To terperanjat. Cepat dia memutar tubuh seraya
berseru dengan tawar: "Bagaimana?"
"Tak usah Kiau jiko pergi, biarlah aku saja yang pergi!"
kata Siau-beng-siang, lalu melirik kepada isterinya dia
berseru: "Yan-chiu, sekalian saudara
sudah tak menggubris perintahku, biar kupergi dari sini!"
Kalau Siau-beng-siang pergi, Lo-hu-san tentu kacau.
Dan ini diinsyafi juga oleh Ki Ce-tiong yang segera
tampil kedepan serunya: "Jiang koji, jangan terburu
nafsu dulu. Kiau loji, apa ucapan kita sewaktu memilih
Jiang koji menjadi ketua" Itu waktu diapun sebenarnya
menolak karena usianya masih muda, dikuatirkan nanti
orang2 tak mau tunduk perintah. Dan bukankah kau
sendiri yang kala itu memberi pernyataan tegas, siapa2
yang tiada taat akan kau hajar dengan pian" Kini
mengapa kau sendiri yang menyalahi janji itu?"
Kiau To dibikin bungkam oleh teguran Ki Ce-tiong itu.
"Mendaki gunung golok, menyilam kelautan api, aku
orang Kiau ini, tak nanti mundur. Tapi kalau suruh aku
minta maaf pada bangsat Co itu, aku sungguh tak dapat
menjalani. Kalau dikatakan aku melanggar janji, aku
sedia menerima hukuman!" akhirnya dia berseru dengan
geram. Tio Tay-keng dan Tio In yang baru jelas akan duduk
perkaranya itu, tak menduga kalau urusan menjadi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sedemikian pentingnya. Tapi si Tay-keng itu diam2
malam bersorak dalam hati. Pucuk dicintai alam tiba
(artinya: mendapat sesuatu lebih dari yang di-harapkan).
Biasanya Tio Jiang selalu diturut segala perintahnya.
Kalau kali ini sekalian orang sudah berani membangkang, itulah saat yang sebaik-baiknya untuk
menjalankan rencananya.
Obat bius pemberian Hiat-ji itu, katanya akan dapat
membikin orang tak ingat diri sampai bebrapa hari.
Setelah ayahnya dibikin tak ingat, dia lalu bubarkan
perserekatan orang gagah itu.
Untuk mengumpulkan lagi orang2 gagah dari kedua
propinsi itu, bukanlah suatu pekerjaan mudah. Dan kelak
apabila ayahnya sudah tersadar, taruh kata tahu bahwa
dialah (Tay-keng), yang melakukan perbuatan itu, namun
saat itu dia (Tay-keng) akan jauh berada dikota raja.
Dia akan ganti nama, menikmati penghidupan sebagai
pembesar kerajaan Ceng.
Memikir sampai disini, tangannya merabah kekantong


Heng Thian Siau To Karya Liang Ie Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

baju. Didapatinya obat hong-sin-san itu masih ada.
Diam2 dia lalu melangkah keluar menyusul Kiau To.
"Paman Kiau, entah begaimana ayah ketakutan
setengah mati terhadap Go Sam-kui.
"Peribadi semacam paman ini, masakan sudi disuruh
minta maaf pada bangsat macam orang she Co itu!"
bisiknya membakar hati Kiau To.
Kiau To mengangguk.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Diam2 dia puji ketegasan anak muda itu.
Hubungan Ki Ce-tiong dengan Kiau To sudah
sedemikian akrabnya.
Berpuluh tahun keduanya bahu membahu memegang
pucuk pimpinan gerakan Thian Te Hui dahulu.
"Kiau loji, Jiang kojipun tak mau menghukummu," kata
bekas pemimpin Thian Te Hui kepada Kiau To.
Kemudian kepada Tio Jiang, dia memberi pernyataan:
"Karena loji tak mau, biarlah aku saja yang ikut padamu
kesana!" Bagaimana perasaan Tio Jiang ketika menghadapan
tantangan tadi, sukar dilukiskan. Satu2nya orang yang
mengetahui isi hatinya hanyalah Yan-chiu. Pernyataan Ki
Ce-tiong tadi suatu bantuan moreel yang se-besar2nya
Serentak itu Yan-chiupun menyatakan kesediaannya
untuk ikut sang suami.
Namun Kiau To tetap penasaran.
"Puncak Giok-li-nia gunung Lo-hu-san sini adalah
tempat berkumpulnya kaum pencinta negeri dari kedua
propinsi Kwi, bukan tempat permusyawaratan untuk
mengambil hati Go Sam-kui, bah!" bekas wakil pemimpin
Thian Te Hui itu mengejek.
Betapapun toleransi seorang pemimpin bijaksana
macam Tio Jiang, namun diejek begitu, benar2 dia tak
dapat menguasai dirinya lagi.
Wajahnya menampil kemarahan hebat. Hui-lay-hong
Yan-chiu yang mengetahui perobahan muka suaminya
itu, karena kuatir akan terjadi perkelahian, buru2
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mencegahnya: "Jiang-ko, rasanya urusan sudah sampai
disini saja, tak usah mengumbar hawa kemarahan!"
Tio Jiang menjadi tenang lagi, lalu bersama isterinya
tinggalkan ruang Gi-su-thia situ. Tio In menyusul dan
memanggil mamahnya. Tio Jiang berpaling. Melihat sikap
ayahnya itu, Tio In ketakutan setengah mati, tak berani
bercuwit lagi. "Jiang-ko, jangan gitulah, In-ji sampai ketakutan
setengah mati!" Yan-chiu menggerutu.
Setelah mendapat hati mamahnya itu, barulah Tio In
berani melanjuntukan kata2nya: "Mah, waktu pergi ke
Kwiciu ini, aku berjumpa dengan Cian-bin-long-kun The
Go!" Kali ini Siau-beng-siang terkesiap kaget.
Ya, kalau The Go yang cerdik itu berada disitu,
pastilah dia (Tio Jiang) tertolong dari kesulitan. Buru2 dia
menanyai anaknya dimana telah berjumpa dengan The
Go. Sebaliknya Yan-chiu menjadi kurang senang dan
menyeletuk: "Perlu apa dengan orang macam itu?"
"Benar, mah, aku berjumpa dia didalam gedung ti-hu
Kwiciu. Mereka hendak gunakan siasat pinjam mulutku
supaya mengatakan pada ayah kalau engkoh Tay-keng
itu bersekongkol dengan orang2 Ceng!"
"Tu dia, untuk mengharap orang macam dia kembali
kejalan benar, adalah seperti orang mengharap halilintar
berbunyi ditengah hari!" Yan-chiu memberi bumbu lebih
pedas. Darah Tio Jiang tersirap.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Hatinya makin uring2an.
Bersama Yan-chiu, dia lalu balik kekamarnya untuk
ber-kemas2. Besok pagi mereka hendak berangkat ke Gun-bing.
Seperginya Tio Diiang dari ruang Gi-su-thia disana
orang2 masih ramai kasak kusuk.
Mereka tetap menyesali sikap Tio Jiang yang tak
seharusnya meminta maaf ke Gun-bing itu.
Ki Ce-tiong berusaha untuk menenangkan mereka,
tapi rupanya mereka tetap tak puas.
Melihat itu, Tay-keng makin girang. Kesana sini dia
menambahi minyak (membakar), hingga orang2 itu
makin panas. Seorang anak saja bisa mencelah
perbuatan ayahnya, jadi terang kalau tindakan Tio Jiang
itu keliwat merendahnya, demikian kesan buruk terhadap
diri Siau-beng siang makin menggores tajam dalam hati
orang2 itu. Ki Ce-tiong menasehati Kiau To, supaya nanti malam
apabila sekalian orang sudah sama reda kemarahannya,
baiklah dia minta maaf pada Tio Jiang agar ganjelan
pada hari itu dapat dibikin habis.
"Suruh aku mengangguk 3 kali kepadanya, aku sih tak
keberatan!" ujar siberangasan itu.
Tahu walaupun Kiau To itu beradat berangsan namun
berhati diujur, legahlah hati Ki Ce-tiong.
Saat itu karena tiada pekerdiaan, Tio In keluar ber-
jalan2 dipuncak.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tahu2 sang kaki membawanya ketempat Tong Ko
dipaksa loncat kebawah lembah tempo hari.
la tahu kalau pemuda itu belum binasa, tapi
kemanakah perginya"
Entah bagaimana hatinya terasa pilu.
Terkenang ia akan peristiwa iang lampau, dimana
Tong Ko dengan membawa 3 kaki tangan Ceng telah
membinasakan adiknya dan membakar perumahan
rakyat di Lo-hu-san.
Ah......, mengapa pemuda yang menjadi tambatan
hatinya itu, menghambakan diri kepada musuh"
Dengan kenangan yang penuh tanda tanya itu, ia ter-
mangu2 sampai bebrapa saat.
Tak antara lama kemudian, haripun masih gelap. Tay-
keng merasa girang setelah dapat membakar hati orang2
gagah itu. Kini dia ambil ketetapan untuk menjalankan rencananya. Kalau malam nanti, dia minumkan obat itu,
besok pagi ayahnya tentu tak jadi berangkat ke Gun-
bing. Dia menuju kedapur untuk mengambil dua gelas teh
wangi, lalu menuju kekamar Tio Jiang. Dilihatnya sang
ayah masih bermuram durja dalam kamarnya,
Melihat puteranya datang membawa teh, hati Tio
Jiang merasa terhibur, tegurnya:
"Ho, kau sudah pulang" In-ji mengatakan, kamu
berdua telah dipermainkan orang di Kwiciu. Besok aku
hendak berangkat ke Gun-bing, bagaimana hasilnya,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
entahlah. Sebaiknya kalian berdua diangan turun gunung
lagi dulu!"
Ketika menuang teh kedalam gelas tadi, Tay-keng
telah memasuk kan obat racun hong-sin-san.
Sebenarnya diapun tak mengetahui bahwa obat
pemberian Hiat-ji itu, ganas sekali kerjanya.
Tapi demi berhadapan dengan ayah kandungnia yang
hendak dia "kerjai" itu, tak urung hatinya bercekat juga.
Maka diapun tak berani mendongak mengawasi sang
ayah, melainkan hanya mengiakan saja.
"Kudengar fihak Ceng hendak mengadu domba
hubungan kita berdua ayah dan anak maka kuharap
diluaran kau harus berkelakuan yang baik. Oh, ya, coba
terangkanlah, mengapa sekembalinya deri Gun-bing
tempo hari, kau mengatakan padaku bahwa Go Sam-kui
tak mempunyai rencana untuk memberontak?"
Tay-keng seperti disambar petir kagetnya.
Memang kepergiannya ke Hun-lam tempo hari itu, dia
tak berhasil menjumpai Go Sam-kui, melainkan
menerima surat dari pembesar itu.
Tapi surat itu dia berikan pada Hiat-ji, siapa lalu
unjukkan surat itu kepada kerajaan. bukti itu, fihak
kerajaan Ceng gusar sekali, tapi oleh karena Go Sam-kui
mempunyai tentara kuat, jadi untuk sementara belum
diambil tindakan.
Satu2nya langkah, yaIah mengirim rombongan jagoan
lihay untuk memperkuat penjagaan di Hun-lam Sejak dua
bulan ini, daerah Hun-lam menjadi pusat berkumpulnya
mata2 pemerintah Ceng.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kepada ayahnya, Tay-keng mengatakan tiada tanda2
bahwa Go Sam-kui itu hendak berpaling haluan.
Waktu itu, Tio Jiang percaya juga akan keterangan
puteranya itu. Tapi setelah mendanat keterangan Kiau To bahwa Go
Sam-kui mengirim utusan ke Lo-hu-san, tapi oleh karena
Co Kong-liok itu teramat gila hormat, maka lalu
dihajarnya tumpang siur.
Dengan adanya kejadian itu, Tio Jiang menduga tentu
ada sesuatu sang terselip dalam urusan itu. Maka demi
berhadapan dengan Tay-keng dia segera menanyakannya lagi.
Sebagai orang yang bersalah, sudah tentu Tay-keng
menjadi ketakutan.
Saking getarnya, gelas yang berada dalam tangannya
itu gemetar goyang, bebrapa tetes airnya tertumpah
keluar. "Mung.........kin aku belum menyelidiki jelas..............
akupun........tak tahu apa sebabnya!" sahutnya dengan
ter-putus2. Yan-chiu, ibu yang memanjakan anak itu, mengira
kalau Tay-keng ketakutan akan sikap Tio Jiang yang
masih belum reda kemarahannya itu, maka buru2 ia
menyela: "Jiang-ko, jangan gegeri dialah. Menilik
umurnya yang masih belum sebrapa itu, masakan dia
dapat mengetahui sikap mereka yang sebenarnya!"
Sejak puteranya bungsu meninggal, harapan Tio Jiang
ditumpahkan pada Tay-keng.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dia menghendaki agar puteranya itu kelak menjadi
seorang jantan yang luhur perwira.
Memang lahirnya dia berlaku keras terhadap anak itu,
tapi kebatinannya dia amat cinta, ya mungkin perasaan
sayangnia itu lebih dari permanjaan Yan-chiu.
Sekalipun begitu dia tetap tak melepaskan cara
pendidikan yang bengis itu.
"Jangan salah terima. Kalau siang2 aku mendapat
kepastian tentang maksud mengajak berserekat dari Go
Sam-kui itu, tentu aku tak turun gunung mengerjakan
lain urusan. Dengan begitu pastilah aku dapat
menyambut kedatangan Co Kong-liok itu. Selain tadi tak
usah bentrok dengan Kiau jiko, pun kita tak perlu repot2
dibelakang hari" kata Tio Jiang.
Tay-keng hanya ter-sipu2 mengiakan saja, keringatnya
mengucur deras.
"Minumlah teh itu, Tay-keng membawakan teh untuk
menenangkan pikiranmu, sebaliknya kau malah menggegerinya!" kata Yanchiu.
Tio Jiang mengambil gelas dan terus ditempelkan
kemulut. Lekas minumlah, lekas minumlah! Demikian Tay-keng
si anak "berbakti" itu mendoa dalam hati.
Tap! Tio Jiang tak lekas2 meminumnya, melainkan
lebih dahulu berkata lagi: "Tay-keng, kalau kau tak
mempunyai urusan apa2, besok kau turut aku ke Gun-
bing. Kabarnya ketika Co Kong-liok datang kemari turut
juga datang Cui-kui Jui Wi itu cianpwe persilatan yang
sudah lama tak muncul. Rasanya di Gun-bing sana tentu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berkumpul banyak orang2 gagah. Biar kau tambah
banyak pengalaman!"
Hati Tay-keng pada saat itu gelisah sekali.
Apa yang diucapkan ayahnya itu, dia tak mendengar
sama sekali. Pada detik itu, hatinya hanya berbantah sendiri:
"Mengapa belum diminum" Mengapa belum diminum?"
Saking kerasnya goncangan hatinya itu, sampai2
mulutnya turut mengingaukan suara hatinya itu.
"Hai, Tay-keng, apa2an itu, kau sedang liam-keng
(berdoa sembahyang)?" tegur Tio Jiang yang heran diuga
melihat sikap puteranya itu.
"Tidak apa2"! sahut Tay-keng yang sudah lemas
lunglai persendian tulangnya itu.
Kalau mencelakai lain orang. mungkin tidak segoncang
itu perasaan Tay-keng
Tapi yang hendak diracuni itu adalah ayah
kandungnya sendiri.
Dia cukup tahu bagaimana peribadi ayahnya itu.
Seorang lelaki yang tegas perwira, menjunjung
kepentingan negara diatas kepentingan peribadi.
Kalau saja, perbuatannya chianat itu sampai ketahuan


Heng Thian Siau To Karya Liang Ie Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sang ayah dia tentu akan dibunuhnya. Ini sudah tentu
dan cukup diinsyafi Tay-keng.
Membayangkan hal itu, tubuh Tay-keng bergemetaran. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Apa lagi mengingat bahwa gelas itu berada ditangan
sang ayah, suatu bukti yang tak dapat dibantahnya lagi.
Penyahutannya "tidak apa2" tadi, jelas diucapkan
dengan nada gemetar.
Melihat tindak tanduk puteranya tak wajar itu, Tio
Jiang makin mendongkol. diletakkan lagi kemeja, lalu
membentaknya: "Tay-keng,
mengapa kau gugup setengah mati begini?"
Semangat Tay-keng serasa terbang dibuatnia.
Serentak dia memalingkan muka kebelakang, tak
berani berhadapan muka dengan sang ayah.
Dan Tio Jiangpun makin curiga.
Tapi baru dia hendak menanyai lagi, Tay-keng sudah
meneriaki Yan-chiu: "Mah......"
Kala itu benar2 Tay-keng sudah mati kutu.
Mungkin kalau Yanchiu tak campur tangan, pastilah
Tay-keng akan sudah terbuka kedoknya dan Tio Jiang
pun tak sampai mengalami peristiwa yang tragis.
Tapi lagi2 datang Yan-ciu mengeloni puteranya, "Ah,
sudah malam, kau tentu capai dari Kwiciu, ayuh, tidur
sana!" serunya kepada Tay-keng.
Tio Jiang menarik napas panjang, ujarnya: "Dijelmakan sebagai manusia, tapi gerak geriknya seperti
setan, omong saja ple......gak pleguk seperti maling
tertangkap basah!"
"Ayahnya seorang jantan perwira, masakan anaknya
menjadi maling" Kata2mu itu menghilangkan kedudukanku sebagai ibunya!" kata Yan-chiu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Rupanya Tio Jiang merasa kalau mendamprat kelewat
batas, maka diambilnya gelas teh terus diteguk habis,
kemudian berkata: "Sana masuk tidur, besok pagi2, turut
aku turun gunung?"
Sebagaimana diketahui, hong-sin-san atau obat
membikin gila orang, adalah ramuan segala jenis
dedaunan yang beracun, dan yang lebih hebat yalah
dicampuri juga dengan busa ludah anjing gila, ular
berbisa dan lain lain. Sang korban tiada lekas mati, tapi
lebih dahulu akan menjadi gila. Dalam pertempuran
digereja Ang Hun Kiong tempo hari, Kui-ing-cu hanya
terkena sebuah piau Can Bik san yang dipolesi dengan
hong-sin-san tersebut, tapi itu cukup sudah membuatnya
gila seperti anjing buas. (baca: Lam Beng Ciam Liong).
Apalagi kini Tio Jiang meminumnya.
Bagaimana ngerinya dia nanti, dapat di-kira2kan.
Dalam menunggu ravun ganas itu mencelakai Tio
Jiang, ........................
---oo-dwkz)0(kupay-oo---
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
BAGIAN 25 : TIO JIANG MENOLONG
PUTRINYA ........ baiklah kita tengok sebentar keadaan The Go.
Sewaktu mengetahui bahwa Tio In dengan lenggangnya
dapat melangkah keluar dari gedung ti-hu, dia terkejut
juga. Mengapa kawanan penjaga itu tak merintanginya"
Merenung sedienak akan sikap Tio In selama tadi, dia
segera mengeluh dalam hati.
"Celaka, menilik gelagatnya Tio In mendakwa aku
menjadi kaki tangan pemerintah Ceng. Ini berbahaya,
kalau pulang ke Lo-hu-san ia tentu mengatakan kepada
ayahnya kalau aku dan rombongan Hiat-ji itu hendak
mencelakai Tay-keng! Entah rencana apa yang Tay-keng
terima dari Hiat-ji itu. Hai, Hiat-ji telah menyimpan Tio In
didalam ranjang, dia tentu akan kembali lagi. Baik
kutunggunya disana, mungkin aku dapat menggorek
keterangan yang jelas."
Cian-bin-long-kun The Go adalah seorang yang
memiliki kecerdasan luar biasa.
Dahulu dengan menggunakan sedikit siasat, dapatlah
dia membuat 72 buah markas Hoa-san menjadi
berantakan. Adanya Hui-lay-hong Yan-chiu benci tujuh turunan
kepadanya, karena dalam segala hal, ia selalu terjebak
dalam perhitung The Go yang lihay itu.
Lewat setengah jam kemudian, benar juga didengarnya ada derap kaki mendatangi. Dia yang sudah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
naik keatas ranjang, lalu menyingkap kelambu dan benar
juga dilihatnya Hiat-ji lah yang muncul disitu.
"Nona Tio, maaf, kau tentu menderita!" kata Hiat-ji
ketika tiba didepan ranjang, seraya menyingkap
kelambu. The Go bersiap. Sembari kecilkan nada suaranya
menyahuti, tangannya kiri diangkat, siap menyambut
kepala anak muda itu dengan kelima jarinya yang
seruncing kait.
Sudah tentu Hiat-ji tak mengira, kalau dalam waktu
sejam saja nona yang di-idam2kan itu sudah berganti
orangnya. Auk tahu2 Hiat-ji rasakan lehernya dicekik keras dan
ditarik kedalam ranjang.
"Apa masih kenal padaku?" kata sebuah suara bengis.
Betapa kaget anak muda yang melamun hendak
menjadi temanten baru itu, dapat dibayangkan. Lebih
ketika dia mengetahui telah jatuh kedalam tangan siapa.
Tapi diapun seorang yang keras kepala.
Tahu sudah tak berdaya, masih dia coba berusaha
untuk menghantam dengan kedua tangannya.
Tapi secepat itu juga. Tangan kiri The Go sudah
tergerak kekanan kiri dan jalan darah kiok-ti-hiat kedua
lengan Hiat-ji itu kena tertutuk, lemas terkulai kebawah.
Masih anak itu membangkang.
Dengan sebelah kaki dia menjejak lantai ranjang, bluk,
ranjang itu bergoncang keras.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ho, kau masih berkeras kepala?" bentak The Go
dengan berbisik.
Tangan kirinya segera menekan umbun2 kepala anak
itu. Pada umbun2 terdapat jalan darah peh-hui-hiat,
merupakan sumber tenaga orang. Seketika itu juga,
lemas lunglailah tubuh Hiat-ji tak dapat berkutik lagi.
The Go tambah lagi menutuk jwan-hiat atau jalan
darah pelemas Hiat-ji, ini untuk menjaga kemungkinan
Liat Hwat keburu datang mencari kesitu.
The Go tepuk tenggorokan orang, supaya dapat
bicara. Sembari tangan kiri masih meraba diatas umbun2, dia
segera mulai mengorek keterangan: "Kau ajarkan apa
kepada Tay-keng, ayuh lekas bilang!"
"Sesudah tahu lalu kau hendak mengapa" Sudah
terlambatlah!" sahut Hiat-ji dengan tertawa mengejek.
Melihat sikap orang yang sedemikian tengiknya itu,
The Go menduga kalau rencana iang diberikan kepada
Tay-keng itu tentu sangat berbahaya.
Cekikannya diperkencang sehingga lidah Hiat-ji
menjulur keluar tak dapat bernapas lagi.
"Lekas bilang atau tidak!" bentak The Go.
Hiat-ji coba meronta, tapi tak dapat.
Dengan marah dia berusaha kuat2 untuk membuka
suara: "Kusuruh Tay-keng untuk meminumkan hong-sin-
san kepada ayah bundanya. Biarkan sebelum mati,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sepasang suami isteri itu mengamuk habis kawanan
pemberontak Lo-hu-san!"
The Go terperanjat bukan kepalang.
Hebat dan ganas sekali rencana itu.
Karena tak mengira anaknya sendiri tega berbuat
begitu, Tio Jiang dan Yan-chin pasti kena dibikin celaka.
Sedemikian hebat kegoncangan hati The Go, sehingga
dia tertegun diam.
Rupanya kesempatan itu dipergunakan se-baik2nya
oleh Hiat-ji. Sekali meronta, dapatlah dia lepaskan diri.
The Go seperti diguyur air dingin, serentak dia
lancarkan sebuah hantaman dahsyat.
Tapi Hiat-ji sudah lebih cepat dapat loncat jauh2.
Brak......, alat2 perabot kamar itu berantakan hancur,
tapi Hiat-ji sendiri tak kena.
Dia menghindar kesamping, menyambar salah sebuah
tiang ranjang terus ditarik se-kuat2nya.
Ranjang sempal, kelambunya jatuh menguruki The
Go. "Siappp.........!" serunya meneriaki penjaga.
Belasan penjaga lengkap dengan tombak dan pedang
segera menobros masuk.
The Go masih berkutetan dalam kelambu.
Hiat-ji cepat mengambil sebuah tombak dari salah
seorang pengawal terus ditusukkan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Terdengar suara jeritan seram dan tubuh The Go yang
terbungkus kelambu itu tak tampak bergerak lagi. Masih
Hiat-ji tak puas.
Diambil 3 batang tombak lagi, lalu dilemparkan kearah
bagian tubuh The Go yang menonjol.
Kini 4 batang tombak, menancap masuk sampai
puluhan senti dalamnya.
Kini Hiat-ji baru dapat menarik napas longgar.
Masakan dengan 4 batang tombak itu, The Go masih
bisa bernyawa! Tapi tiba2 dia hentikan napas setengah jalan, demi
mengetahui sesuatu yang mencurigakan.
Kalau benar tubuh The Go telah terpanggang tombak,
mengapa kelambu itu tetap kering merinting, setetespun
tiada berwarna merah"
Hiat-ji terbelalak kaget.
Tahu dia kalau dirinya ditipu musuh.
Kiranya sewaktu kawanan penjaga hiruk-pikuk
menghampiri datang tadi, The Go insyaf kalau dirinia
bakal celaka. Dalam saat2 yang berbahaya itu, cepat dia mendapat
akal. Digulungnya sebuah selimut, lalu diangkatnya berdiri
untuk menyanggah kelambu.
Dengan ilmu sut-kut-kang (menyurutkan tulang) dia
memperkecilkan tubuhnia lalu bersembunyi disudut
ranjang. Begitu Hiat-ji masuk untuk menyeret keluar
"korbannya", dia hendak membarengi menerjangnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tapi rencana yang sedemikian bagus itu, telah gagal
akibat kecermatan Hiat-ji yang bercuriga karena kelambu
tiada berdarah.
Tahu kalau diselomoti, Hiat-ji mundur 3 langkah.
Mengawasi kedalam randiang dilihatnia tubuh The Go
melingkar disudut.
"Orang she the, kau telah binasa secara mengenaskan
dengan menderita 4 buah tusukan tombak. Kalau
bertemu raja akhirat, jangan mengadu kalau aku Shin
Hiat-ji berhati kejam ya!" serunya dengan tertawa keras.
Baik kata2 maupun ketawa itu sengaja dia lakukan,
perlunya untuk membalas tipu dengan tipu. Biarlah The
Go percaya kalau siasatnya itu berhasil.
Tapi dalam pada itu, diam2 dia sudah siapkan dua
tombak dan tahu2 secepat kilat dia lemparkan sebatang
kedalam ranjang.
Memang sewaktu mendengar ejekan Hiat-ji tadi, The
Go mengira kalau anak itu termakan siasatnya.
Tapi dia segera menjadi kaget demi mendengar ada
samberan angin mendesis datang. Oh, kiranya lawan
sudah mengetahui.
Dari arah datangnya suara itu, cepat dia ulurkan
tangan untuk menyanggapinya.
Sewaktu Hiat-ji melontarkan lagi tombak kedua,
dengan tangkasnya The Go gunakan tombak yang
disanggapinya tadi untuk menangkis.
Tombak Hiat-ji itu, putus menjadi dua dan terpental
keluar. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dua orang pengawal yang tak sempat menghindar,
sepera menjerit keras dan rubuh tak bernyawa lagi.
Jumlah pengawal yang sama ber-bondong2 datang,
makin banyak.

Heng Thian Siau To Karya Liang Ie Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hiat-ji perintahkan supaya dinding kamar dirobohkan
agar mereka dapat masuk semua. Setelah itu Hiat-ji lalu
memberi komando supaya mengepung ranjang itu.
Ratusan pengawal lengkap dengan senjatanya, segera
mengepung rapat2 ranjang itu.
"Orang she The, mengapa tak keluar menjenguk
sebentar, kematian cara bagaimana yang menunggumu
saat ini" Sekali kuberi komando, badanmu akan berhias
ratusan tombak. Sekalipun kau mempunyai ilmu
menembus langit, tetap kau takan lolos!" seru Hiat-ji
dengan tertawa kemenangan.
Pada saat Hiat-ji memberi komando pengepungan
tadi, The Gopun sudah membuat sebuah lubang pada
kelambu. Apa yang terjadi disekeliling situ, dia dapat
mengetahui jelas.
Diam2 dia memuji bukan saja Hiat-ji itu lihay dalam
ilmusilat pun juga cerdas otaknya. Kecerdasan anak itu
mungkin tak dibawahnya.
Memang sekalipun dia tumbuh sayap, tetap takkan
dapat lolos dari kepungan serapat itu.
Selama anak itu masih hidup, perjoangan kaum
pecinta negeri akan menghadapi kesukaran.
Akhirnya The Go mengambil putusan untuk menjalankan siasat menyakiti diri.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Memang hanya dengan cara itulah dia akan dapat
menipu lawan. "Ha, ha, Shin Hiat-ji, tuanmu besar orang she The ini
mempunyai kim-ciong-toh-kong (ilmu weduk). Masakan
tombak2 kawanan pengawal itu dapat melukai diriku.
Kalau tak percaya, cobalah!" The Go tertawa ber-gelak2.
Hiat-ji terkesiap, tapi cepat dia dapat menguasai diri,
serunya: "Baiklah, biar aku yang menggaruk gatalan itu!"
Wut......, sebuah tombak melayang.
Sebenarnya pada The Go masih ada sebatang tombak,
kalau mau dapatlah dia menghalau serangan itu.
Tapi oleh karena dia hendak jalankan tipu menyakiti-
diri, sengaja dia menangkis luput sembari miringkan
tubuh untuk menyambut datangnya tombak Hiat-ji itu.
Cret......., tombak menyusup kedalam bahu dan kelambu
yang putih bersih itu segera berobah warnanya dengan
merah darah. "Aya........", hanya sekali mulut The Go
kedengaran mengerang dan tubuhnyapun tampak tak
berkutik lagi. Kali ini baru Hiat-ji betul2 bergirang, demi melihat
darah membasahi kelambu.
Setelah menunggu bebrapa saat tak tampak The Go
berkutik, dia terus hendak maju menghampiri. Tapi
sesaat terkilas dalam pikirannya bahwa yang dihadapinya
itu adalah seekor rubah (rase) yang luar biasa licinnya.
Jangan2 dia belum mati dan hanya pura2 saja, demikian
Hiat-ji bertanya dalam hati.
Batal melangkah maju, dia lontarkan lagi sebatan
tombak. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tombok menancap, darah menyembur, tapi tubuh The
Go tetap tak berkutik.
Memang The Go sengaja kasihkan pundaknya yang
lain, untuk menyanggapi tombak itu. Jadi kini kedua
pundaknya terluka parah!
----o^dwkz0tah^o---
"Ha, ha, bangsat yang bernyali besar, berani
memasuki sarang harimau, tu rasakan sendiri upahmu"
Hiat-ji tertawa bangga setelah yakin musuh telah
"terbinasa".
Tanpa ragu2 lagi, dia terus melangkah menghampiri.
Inilah saat yang di-nanti2kan The Go salurkan lwekang
dia tahan derita kesakitan-nya.
Begitu Hiat-ji tiba dimuka ranjang, dia lalu loncat
keatas sembari pentang kedua lengannya untuk
menjaring lawan dengan kelambu.
Mimpipun tidak Hiat-ji kalau musuh yang sudah
menderita luka sedemikian hebatnya itu masih mempunyai ke kuatan begitu dahsyat.
Hendak dia menghindar kesamping tapi sudah tak
keburu. Kepalanya kena kejaring dan secepat itu pula The Go
segera menindihinya.
Saat itu keadaan The Go mirip dengan seorang
manusia darah. Karena ditindihi, Hiat-jipun turut berlumuran darahnya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dengan hasil peyakinannya selama 20 tahun itu,
walaupun terluka parah tenaga The Go masih cukup
dahsyat. Hiat-ji merasa seperti ditindihi ribuan kati, seketika
kakinya lunglai dan kepalanya ber-kunang2.
Dia jatuh ngelumpruk dihimpit tubuh The Go.
Ratusan pengawal itu sama hiruk pikuk, tapi karena
pemimpinnya kena diringkus, mereka tak berani
mendekati. The Go menarik napas lega, setelah menyapukan
pancaran matanya yang ber-kilat2, dia kedengaran
berseru: "Lekas menyingkir semua! Lekas bawa kemari
wanita yang tertawan siang tadi, baru nanti kuampuni
jiwa pemimpinmu ini!"
Kawanan pengawal itu sama berpandangan satu sama
lain. Tiada seorangpun yang berani berkutik.
Memang The Go sudah bertekad bulat, bila perlu akan
sama2 binasa dengan Hiat-ji. Dahulu pemuda Ciam-bin-
long-kun itu banyak sekali bekerja membantu pemerintah
Ceng. Tapi sejak kakinya buntung dan menyembunyikan
diri dipegunungan Sip-ban-tay-san, dia telah insyaf akan
kesesatannya. Selama dalam pertapaannya itu, tetap The Go
mengharapkan suatu kesempatan dimana dia bisa
menebus dosanya itu dengan jasa2 kepada negara.
Diketahuinya muda sekalipun usia Hiat-ji itu, namun
sudah sedemikian lihaynya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Apabila dia sudah makin dewasa, tentu akan
merupakan bahaya besar bagi perjoangan rakyat.
Mati ber-sama2 dengan anak itu, kiranya cukup
berharga sebagai sumbangsih baktinya kepada negara.
Dengan ketetapan itu, dia kerahkan seluruh kekuatan
dan berseru keras seraya hendak menindih remuk anak
itu. Dalam saat2 maut hendak meregut jiwa Hiat-ji tiba2
terdengarlah sebuah benda mengaum dan tahu2 The Go
rasakan tubuhnya lemas tak bertenaga lagi.
Ah, kiranya jalan darah jwan-hiat pada lambung kena
termakan sebuah senjata rahasia. Menyusul dengan itu,
kawanan penjaga sama gempar menyisih kesamping.
Seketika itu ruangan disitu terasa ada hawa panas
meniup, sehingga tenggorokan serasa kering. Sesosok
tubuh kecil tampil muncul.
Demi The Go melihat yang datang itu adalah Liat
Hwat, dia mengeluh dalam hati.
Jadi yang menutuk jalan darahnya tadi, tentulah si Liat
Hwat itu. Bagaimanapun juga, kini nasibnya sudah dapat
dibayangkan. Saking gusarnya, The Go menjerit keras, mulutnya
menyembur darah segar.
Sesaat itu Hiat-ji rasakan tindihan The Go agak
kendor, maka sekali meronta bangun dapatlah dia
menyengkelit The Go kebawah.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kini kedua suhu dan murid itu tertawa iblis melihati
korbannya. "Cian-bin-long-kun The Go, kalau saat ini kugerakkan
tanganku, kau pasti akan jadi setan tanpa kepala lagi.
Tadi kumendapat keterangan bahwa pada 20 tahun yang
lampau, kau telah banyak membantu pada kerajaan
Ceng. Nah, kalau sekarang kau mau bekerja pada
kerajaan lagi, tentu akan kuobati lukamu itu" seru Liat
Hwat dengan nada melengking seperti anak kecil.
The Go sudah diambang pintu kematian.
Kalau dia berkeras membangkang, jiwanya pasti
melayang. Tak usah Liat Hwat turun tangan, cukup dibiarkan
begitu saja, dia akan sudah mati karena kehabisan
darah. Tapi kalau menyerah, berarti dia pulang kandang
menjadi kaki tangan pemerintah penjajah lagi.
Namun The Go bukan Cian-bin-long-kun kalau dia tak
dapat memecahkan kesulitannya itu dengan tiepat.
Setelah merenung sedienak, berserulah dia: "Baik, aku
menurut tawaranmu!"
Liat Hwat saling berpandangan dengan Hiat-ji, karena
terkejutnya. Dalam pembicaraannya dengan beberapa orang
persilatan yang menjadi kaki tangan pemerintah Ceng
tadi, Liat Hwat mengetahui bahwa dahulu The Go itu
seorang pembantu kerajaan yang jempol.
Selain tinggi ilmusilatnya pun menjadi gudang otak
dari segala siasat yang lihay.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Diam2 timbul keinginannya untuk mendapatkan The
Go lagi. Menurut perhitungannya, hal itu baru terlaksana
setelah melalui jerih payah membujuknya. Maka
bahwasanya selekas dan semudah itu berbalik pikiran,
sungguh diluar dugaan Liat Hwat dan Hiat-ji.
Ketidak wajaran itu telah membuat Hiat-ji curiga dan
memperingatkan suhunya hendak berlaku hati2 jangan
terkena tipu, "Kalau begitu, bunuh sajalah aku!" The Go menghela
napas. Liat Hwat merenung sebentar lalu berseru: "Kalau kau
benar2 hendak bekerja pada kerajaan, haruslah
mengangkat aku sebagai suhu!"
Tanpa banyak ini itu lagi The Go serentak berbangkit
dan menjurah dihadapan Liat Hwat seraya menyerukan
"suhu".
Liat Hwat dan Hiat-ji kembali saling berpandangan,
lalu menolonginya bangun, menutuk jalan darah
pundaknya untuk menghentikan perdarahan.
Hiat-ji masih mengunjuk kecurigaan, tapi Liat Hwat
segera menegurnya dengan girang: "Hiat-ji, sejak
sekarang kalian berdua adalah suheng dan sute, ayuh
lekas kasih hormat!"
Hendak Hiat-ji memberitahukan kandungan hati
kepada sang suhu tapi oleh karena The Go berada disitu
jadi tak leluasa.
Apa boleh buat diapun segera menjura memberi
hormat kepada The Go.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Suheng kutahu kau tentu menyangsikan tindakanku
kembali keduli kerajaan. Saat ini bukanlah waktunya
untuk bersitegang leher (ngotot), kelak kau tentu
mengetahui sendiri bagaimana isi hatiku!" kata The Go.
Tapi Hiat-ji hanya menyahut sekenanya saja, tak
banyak menaruh perhatian.
The Go menghela napas seraya meminta pada Liat
Hwat agar suka membebaskan Siao-lan. Oleh karena The
Go banyak berkata2, mukanya menjadi pucat lesi.
"Liat Hwat memberi isyarat mata pada Hiat-ji untuk
mengambil Siao-lan sedang dia sendiri lalu menggotong
The Go keatas ranjang Tak berapa lama, datanglah Hiat-
ji dengan membawa Siao-lan.
Sejak ditawan, Siao-lan dijebluskan dalam tutupan
dibawah tanah. Ketika dibawa keluar Hiat-ji itu ia kira bakal dihukum
mati. Maka betapa girang dan terkejutnya demi ia
diantarkan kepada The Go.
Namun, tatkala dilihatnya sang suami mandi darah
terluka parah, hatinya gelisah bukan main.
"Engkoh Go," serunya sembari lari menghampiri.
"Siao-lan, lekas beri hormat pada suhu dan suheng
dahulu, aku masih ada lain2 perkataan untukmu!"
Siao-lan hampir tak percaya apa yang didengarnya itu.
"Ai, adakah Ang Hwat cinjin tiba kemari?" ia menegas.
"Siao-lan, aku sudah kembali pada kerajaan Ceng lagi
dan mengangkat suhu pada Liat Hwat cousu, jago nomor
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
satu dari Tibet!" tenang2 saja The Go memberi
keterangan. Kalini benar2 Siao-lan terkejut sekali. "Engkoh Go,
bukan sekali dua kau mengatakan padaku hendak
kembali kejalan yang benar, mengapa kini kau
mengangkat suhu pada bangsa imam siluman?"


Heng Thian Siau To Karya Liang Ie Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau seorang wanita, tahu apa!" bentak The Go
dengan wajah bengis, "Liat Hwat cousu adalah orang
nomor satu dari Tibet, ilmunya hwat-hun-kang tiada
tandingnya dikolong langit. Beliau mendapat tugas berat
dari kerajaan untuk mengamankan daerah Kwiciu. Aku
bisa diterima menjadi muridnya itulah suatu berkah
besar, mengapa kau omong tak keruan begitu?" .
Siao-lan tiada mempunyai sesuatu cita2 apa2. Asal ia
tetap berdamping disisi sang suami, itulah sudah puas.
Memang sejak masih gadis sampai sekarang, ia cinta ke-
pati2 dengan Cian-bin-longkun itu. Buntung sekalipun
pemuda itu, tetap ia terima dengan sepuluh jari.
"Baiklah, apapun kehendakmu, aku menurut saja.!"
"Siao-lan, kau benar isteriku yang dengar kata," kata
The Go dengan wajah terang, "aku hendak tinggal disini
untuk beberapa waktu. Pertama untuk berobat dan
kedua hendak minta pengajaran lebih lanjut kepada suhu
dan suheng. Kau boleh pergi mencari Ing-ji untuk
memberitahukan bahwa aku berada disini!"
Baru Siao-lan mengiakan, Hiat-ji cepat2 menyela:
"Nanti dulu, kalian berdua lebih baik tinggal disini saja,
untuk sementara jangan pergi ke-mana2 dulu!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
The Go tahu apa yang dikandung dalam hati Hiat-ji
maka dengan tertawa dia menyetujuinya. Memang Hiat-ji
masih belum yakin palsu tidaknya tindakan The Go itu.
Tadi oleh karena suhunya telah menerima The Go
menjadi murid, jadi diapun tak dapat berbuat apa2.
Tindakan satu2nya, dia hendak mengenakan tahanan-
rumah pada sepasang suami isteri itu, dalam pada itu dia
titahkan orang2nya menyiarkan berita diluaran bahwa
Cian-bintong-kun The Go kini sudah kembali pada
kerajaan Ceng lagi, menjabat kedudukan sebagai taylwe
wi-su (bayangkari). Kaum persilatan tentu gempar
dengan berita itu dan mempercayainya.
Dengan begitu mau tak mau dia dapat memaksa The
Go, andaikata hanya siasat saja untuk benar2 menakluk
pada kerajaan. Liat Hwat cousu Mo Put-siu diam2 menyetujui
tindakan muridnya yang tepat itu.
Dia memberi bebrapa butir pil kepada The Go,
menyediakan sebuah gedung besar untuk sepasang
suami isteri itu.
Begitulah sejak itu The Go dan Siao-lan menetap
digedung ti-hu tersebut.
---o^dwkz0tah^o--
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
BAGIAN 26 : ILMU TALI CHENG-SI
PENINGGALAN ANG SIAN LIHIAP
Sekarang mari kita jenguk keadaan The Ing yang
disuruh ayahnya tinggal digoa merawati Bek Lian itu.
Sepergi kedua orang tuanya, dia kembali masuk
menjenguk Bek Lian. Didapatinya pernapasan si sakit itu
agak teratur baik.
Terkesiap menampak wajah Bek Lian yang cantik itu,
diam2 ia merenung seorang diri: "Nona Bek sekarang
sudah berusia 40-an, namun masih sedemikian
cantiknya. Sewaktu mudanya, entah berapa jumlahnya
pemuda yang tergila2 padanya. Tapi mengapa ia
mengasingkan diri ditempat begini" Adakah jelita
semacam ia itu juga mengalami kepatahan hati?"
Tiba pada kesimpulan "patah hati", hatinya serasa
tercekat sendir.
Terkenang ia akan hubungannya dengan Tong Ko
yang sedemikian mesra mengesankan. Tapi pemuda itu
telah mempunyai kekasih, maka naga2nya ia tentu akan
menubruk bayangan kosong saja nantinya.
Tio In, gadis pujaan Tong Ko itu, cantik dan menarik,
apalagi sudah lebih dahulu merebut hati Tong Ko. Benar
sekarang ini mereka berdua sedang retak hubungan, tapi
ada satu hari salah faham itu tentu akan dapat
dijelaskan. Untuk menjauhkan Tong Ko dari Tio In, satu2nya jalan
yalah menambah lebar jurang keretakan itu. Tapi
bagaimana ia hendak melakukan "siasat itu?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Gadis The Ing yang dilamun asmara itu, ingin sekali
tumbuh sayapnya agar dapat terbang ke Sip-ban-tay-san
sana untuk menjumpai Tong Ko.
Tapi ayahnya tadi telah melarang ia mengadakan
pertemuan dengan pemuda itu lagi. Entah berapa lama
The Ing terbenam dalam lamunannya itu, atau tiba2 ia
dikejutkan dengan suara erangan dari Bek Lian yang
berusaha hendak duduk. Tampak wajah sisakit itu sudah
banyak berobah baik. MaIah dengan rasa heran. Bek Lian
segera menanyainya kalau tadi ia diminumi obat apa
saja. "Ya, dari ayahku......." baru mulutnya meluncurkan
kata2 itu, serentak teringatlah The Ing akan pesan
ayahnya tadi supaya jangan mengatakan nama ayahnya
itu dihadapan Bek Lian Maka buru2 ia menyusuli:
"Seorang kenalan ayahku kebetulan lewat disini dan
memberikan 3 butir pil. Memang benar, kau kini sudah
banyak baikan nona Bek!"
"Ai........ kiranya kau masih mempunyai ayah, siapa
namanya" Dan siapa nama kenalan ayahmu itu?"
Dengan gelagapan tak lampias, The Ing menyahut
sembarangan saja.
Sejak 20 tahun lamanya, baru sesaat itu hati Bek Lian
terharu dan berterima kasih atas ketekunan The Ing
merawatinya. Sejak ia tinggalkan bayinya kepada mamahnya (Kiang
Siang Yan), ia segera mengembara jauh.
Rencananya hendak menjadi nikoh (rahib atau paderi
perempuan). TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tapi kegoncangan hatinya akibat dikhianati cintanya
oleh The Go itu tetap berkesan, apalagi ia tak berhasil
mendapat seorang guru nikoh yang berilmu jadi setahun
setelah mencukur rambutnya, ia mengembara lagi
didunia persilatan.
Belakangan disekitar Lo-hu-san, dalam sebuah goa
rahasia dibalik air terjun, ia berhasil menemukan tali
cheng-si, jaring liok-i-ong dan sebuah kitab pelajaran
tiara menggunakan benda2 pusaka itu.
Tiada ditulis siapa2 yang meninggalkan kitab itu,
hanya sedikit tulisan yang menyatakan dendam
penasaran asmara yang gagal.
Orang itu mengambili sarang laba2 dan dianyamnya
menjadi tali cheng-si (tali asmara) yang istimewa beserta
jaring liok-i-ong (enam macam keinginan).
Barangsiapa. yang kesasar masuk dalam goa itu,
apabila mereka itu adalah sepasang pria wanita, pasti
akan dipaksanya menikah satu sama lain.
Bek Lian turut terharu atas nasib si orang tak dikenal
yang malang itu.
Sejak itu ia ambil putusan menetap digoa situ, hingga
sampai belasan tahun lamanya. Oleh karena pelik
letaknya, maka kecuali Tong Ko, The Ing, Hiat-ji dan Tio
In tempo hari tak pernah ada orang yang kesasar masuk
disitu. Selesai belasan tahun bertapa itu, Bek Lian telah
menjadi seorang wanita yang berhati batu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tapi kini demi mengetahui jerih payah The Ing
merawatinya selama itu, tersentuhlah hati nuraninya. Ia
duduk bersila untuk melakukan latihan bernapas.
Keesokan harinya, ia merasa sakitnya lebih dari
separoh bagian sudah baik.
Ketika membuka mata, tampak olehnya The Ing
berdiri bersandar pada sebatang puhun, ter-longong2
memandang jauh kesebelah depan, sikapnya sebagai
seorang yang tengah melamun.
Bek Lian adalah seorang yang kenyang makan pahit
getirnya hubungan kaum muda mudi. Sekilas memandang, tahulah sudah ia apa yang bersemayarn
dalam hati The Ing itu.
Serentak ia berbangkit lalu menghampiri, serunya:
"Nona Ing, siapa yang kaupikirkan itu" Apakah dia juga
memikirkan padamu?"
The Ing terperanjat, mengapa Bek Lian dapat
membaca isi kalbunya.
Wajahnya tampak ke-merah2an dan dengan kepala
menunduk, ia menghela napas dalam2.
"Ah, tak usah kiranya kau menggado hatimu sendiri.
Semua orang laki2 didunia ini, tidak ada yang baik!" Bek
Lian menghiburinya.
"Bukan, dia tidak begitu!" bantah The Ing cepat2.
"Dia, dia itu siapa?"
"Yang kau hajar babak belur itulah!" sahut The Ing.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bek Lian tertawa dingin, ujarnya: "Kalau benar dia itu
seorang baik, masakan dia tega tinggalkan kau seorang
diri didalam goa"!"
"Aku kenal padanya agak terlambat, sebelumnya dia
sudah saling menyinta dengan nona In, mengapa dia
dipersalahkan?" The Ing mengajukan pembelaan.
Bek Lian terkesiap. Teringat ia akan peristiwa dahulu.
Karena terpincut dengan kecantikannya (Bek Lian),
maka The Go telah tinggalkan Siao-lan.
la anggap, ucapan The Ing tadi memang beralasan.
"Jangan kluatir, kalau dia memang seorang pemuda
yang baik, aku akan berusaha agar dia mau menerima
cintamu!" kata Bek Lian.
Teringat akan pesan ayahnya, The Ing unjuk ketawa
getir, tak menyahut lagi
Berkata pula Bek Lian: "Sekarang ini kau tak usah
pikirkan yang tidak2. Disini aman. Aku hendak mengajar
pelajaran tali cheng-si yang istimewa itu kepadamu.
Jangan meremehkan tali kecil itu, kalau sudah
dikembangkan, merupakan suatu permainan yang kaya
dengan gerak perobahan, melebihi dari permainan segala
macam senjata. Hanya sayang, jaring liok-i-ong itu sudah
dirampas si-imam siluman, kalau tidak tentu merupakan
pasangan senjata yang lebih sakti lagi!"
Habis berkata, Bek Lian lalu mengeluarkan segulung
tali cengsi. Baru kini The lng jelas betul, bagaimana
bentuk tali istimewa itu. Tali itu besarnya sama dengan
selembar rambut yang halus, warnanya merah gelap.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sekali pun gulungannya hanya sebesar kepelan tangan,
tapi kalau diulur, tentu akan bebrapa li panjangnya.
"Karena ilmu permainannya hendak kuajarkan, maka
separoh bagian dari tali cheng-si inipun hendak
kuberikan padamu, nah, kau ikal lah pada tanganmu!"
The Ing mengiakan. Setelah beberapa lamanya
mengikal, barulah ia beroleh separoh bagian. Bek Lian
menyatakan sudah cukup, suruh The Ing letakkan tali itu
diatas tanah, lalu dipijaknya dengan kaki. Ia mengambil
sebuah batu, kemudian bersama The Ing mulai menarik
tali itu. Ho......, jangan menyepelekan tali sehalus rambut
itu, karena uletnya bukan kepalang. Sampai2 kelima jari
The Ing sakit sekali dibuatnya, tetapi tali cheng-si tak
mau putus. Setelah mendapatkan tali itu tak dapat melar
lagi, barulah Bek Lian mulai menghantamnya dengan
batu tadi. Au........ jerit The Ing karena tak tahan kesakitan
jarinya akibat benturan batu itu.
Kini benar juga, tali itu telah putus. Berkata Bek Lian:
"Permainan tali ini, hanya terdiri dari 4 jurus, namun
penuh dengan gerak perobahan yang sukar diduga. Bagi
seorang akhli lwekang yang tinggi, dapatlah menyalurkan
lwekangnya sampai satu li jauhnya, tapi orang seperti
aku ini, hanya dapat menyalurkan sepanjang empat lima
tombak, saja. Untuk melibat senjata musuh, tali ini paling
boleh diandalkan, coba lihatlah ini! lihatlah ini!"
Sir....., tali itu segera dilayangkan kearah sebatang
puhun empat lima tombak jauhnya. Sekali Bek Lian tarik
tangannya, sebuah dahan sebesar lengan orang, tertarik
jatuh, Girang The Ing tak terkira.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kalau lwekangnya tinggi, dapatlah dibuat melukai
lawan pada jarak satu li jauhnya tanpa orang itu
mengetahuinya. Rasanya kedahsyatan ang-sian (tali
merah) yang begitu menggetarkan kalangan persilatan
pada masa yang lampau itu, tak lebih tak kurang hanya
seperti inilah!" kata The Ing.
"Benar, kemungkinan besar tali cheng-si ini memang
peninggalan dari Ang Sian lihiap (pendekar wanita tali
merah) pada jaman Tong-tiau. Karena lihiap itu
menggunakan tali yang bersinar merah, maka orang lalu
menggelarinya sebagai Ang-sian lihiap!" sahut Bek Lian.
Pernah The Ing mendengar cerita tentang pendekar
wanita itu, yang ilmu kepandaiannya telah mencapai
tingkatan tinggi. Kalau begitu, ilmu permainan tali cheng-
si yang walaupun hanya terdiri dari 4 jurus itu, tentulah
teramat saktinya. Ia ambil putusan hendak mempelajarinya dengan sungguh2.
Nama dari keempat jurus itu adalah begini: ham-ceng-
meh-meh (asmara merayu-rayu), liang-cheng-siang-gwat


Heng Thian Siau To Karya Liang Ie Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

(dua hati saling berpadu), ceng-hay-seng-bo (gelombang
lautan asmara) dan ceng-ay-ho-sin (jangan percaya
suara asmara). "Perhatikanlah, aku hendak mulai mengajarkan
gerakan jurus2 itu!" kata Bek Lian sembari mundur
setombak jauhnya.
Sir...., Sir...., sir...., tali dilontarkan sejauh 5 tombak,
sekali tangan menyentak maka tali itu lalu meluncur naik
keatas. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pada lain saat, tahu2 tubuh Bek Lian seperti
terbungkus dengan sinar merah, bagaikan ratusan ekor
ular halus panjang, me-lingkar2 naik turun.
Jangankan dapat melihat cara Bek Lian melakukan
gerakan itu, sedang untuk mengawasi jalannya tali itu
saja, mata The Ing sudah kabur.
Makin lama gerakan Bek Lian makin gencar.
Diatas udara tak henti2nya terdengar suara menderu
dan mendesis. Pepuhunan seluas satu tombak pesegi, sama
berhamburan rontok daunnya, batu2 dan pasir terbang
berhamburan. Beberapa jenak kemudian, barulah Bek Lian sudahi
permainannya itu, serunya: "Empat jurus
telah kumainkan semua, apa kau sudah jelas?"
"Sedikitpun aku tak mengerti," sahut The Ing dengan
ke-malu2an. "Tak apa, nanti kalau kuulangi bebrapa kali, kau tentu
jelas. Lebih dulu hendak kuterangkan padamu kunci
rahasia gerakan dari setiap jurusnya!" ,
The Ing mencatat didalam hati apa yang diuraikan
oleh Bek Lian itu.
The Ing adalah keturunan seorang cerdas macam
Cian-bin-long-kun.
Jadi iapun mewarisi kecerdasan yang tak tercelah.
Dalam setengah jam saja, dapatlah sudah ia
menghafalkan kunci permainan itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Waktu Bek Lian bermain sekali lagi, kini baru ia jelas
seluk beluk gerakannya itu.
Jurus ham-ceng-meh-meh, bergaya lincah tangan dan
serba indah. Kedua liang-cheng-siang-gwat, gencar dahsyat macam
taufan menderu.
Tali cheng-si itu sebentar menyurut sebentar
memanjang, ber-lingkar2 menjari ratusan lingkaran kecil.
Ceng-hay-seng-bo atau jurus ketiga, ujung tali itu me-
lilit2 bagaikan naga menari, keras buas.
Jurus penghabisan ceng-ay-ho-sin,
mencapai klimaksnya. Tarian tali yang melilit lingkar dengan buasnya itu
tiba2 menjadi jinak tak men-deru2, namun sumber
kesaktiannya tiada habisnya.
The Ing terpesona melihat keindahan ilmu permainan
yang hanya terdiri dari 4 jurus itu.
Sehari suntuk ia tumpahkan perhatiannya untuk
belajar, tapi hanya dapat mempelajari jurus pertama. Itu
saja masih banyak kekurangan. la hanya dapat
melontarkan sejauh satu tombak.
Berkat ketekunannya, dapatlah ia mengetahui letak
rahasia cara melontarkannya.
Malamnya ketika Bek Lian sudah tidur, ia masih tetap
berlatih sampai fajar.
Ia hanya tidur bebrapa jam lalu berlatih jurus kedua.
Begitulah lewat bebrapa hari kemudian, dapatlah ia
mempelajari keempat jurus itu semua.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
la dapat melontarkan tali sampai satu setengah
tombak. "Kini kau telah memahaminya, untuk mencapai
kesempurnaan hanya tergantung pada latihan2 selanjutnya saja. Aku masih mempunyai urusan lama
yang belum terhimpas. Selama aku menyikap diri dalam
goa, aku tak merasa apa2. Tapi kini setelah berada
diluar, kurasa urusan itu harus kuselesaikan. Ayuh, kau
ikut aku mengembara!" kata Bek Lian.
Oleh karena tak mengetahui bahwa apa yang
dimaksudkan "urusan lama" itu mengenai diri ayahnya,
The Ingpun mengiakan.
Mereka berdua lalu turun dari gunung Lo-hu-san.
---oo0oo---
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
BAGIAN 27 : TIO JIANG KERACUNAN . .
. . . . DAN MENGAMUK
Kalau itu hari sudah mulai gelap.
Tiba dibawah puncak Giok-li-nia, mereka berhenti.
Terkenang akan peristiwa 20 tahun berselang dimana
untuk pertama kali berjumpa dengan Cian-bin-long-kun
The Go, hati Bek Lian serasa pilu.
Sebaliknya The Ing yang terkenang akan pertemuannya dengan Tong Ko, juga ditempat itu, pun
ter-longong2 seperti orang kehilangan semangat.
Mereka berdua tanpa berjanji, sama termenung
mengenangkan kejadian yang pernah mengambil tempat
dalam takhta hatinya.
Tiba2 dari atas puncak sana terdengar suara hiruk-
pikuk dari orang2 yang sama membawa obor.
Diantara suara yang amat gempar itu. terdengar suara
teriakan seorang wanita: "Jiang suko, kau mengapa,
Jiang suko, itu saudara2 kita sendiri!"
Yang paling nyaring adalah gerungan sebuah suara
yang laksana guntur menyambar.
Dari nada teriakannya yang mengunjuk ke-marahan
hebat itu, orang itu memiliki lwekang yang dalam.
Bek Lian tersentak kaget, wajahnya serentak berobah
dan lekas2 ajak The Ing tinggalkan tempat itu.
"Nona Bek, siapa lelaki dan perempuan yang ber-
teriak2 itu?" tanya The Ing.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Si perempuan bernama Liau Yan-chiu, yang laki
bernama Tio Jiang!" sahut Bek Lian dengan dingin.
The Ing terkesiap. Adanya ia dapat berjumpa dengan
Tong Ko adalah karena disuruh ayahnya (The Go) supaya
datang membantu usaha Siau-beng-siang Tio Jiang.
Tapi karena percaya akan cerita Tong Ko tentang
tindakan Tio Jiang yang kurang bijaksana itu, The Ing
gusar dan tak jadi pergi ke Giok-li-nia, jadi selama itu
belum pernah ia melihat bagaimana perwujudan Siau-
beng-siang. Sesaat timbullah hasratnya untuk menemui tokoh
yang namanya begitu agung dalam dunia pergerakan
menentang penjajah itu.
Ingin sekali ia mendamprat Tio Jiang atas tindakannya
yang begitu kejam memaksa Tong Ko loncat kedalam
jurang. The Ing enggan pergi dan merontak dari cekalan Bek
Lian, serunya: "Aku hendak melihat bagaimana
sebenarnya perwujudan suami isteri Siau-beng-siang -
Hui-lay-hong itu. Nona Bek, kau.......", sembari berkata
itu The Ing berpaling, tapi untuk kekagetannya, ternyata
Bek Lian sudah tak berada disitu. Ber-ulang2 ia
meneriakinya, tetap tiada penyahutan. Dalam pada itu,
suara hiruk-pikuk diatas puntiak itu, makin lama makin
jelas menurun kearah kaki gunung. Jerit siwanita yang
meneriakkan "Jian, suko" itu, sedemikian nyaring dan
gelisah. The Ing. cukup faham akan watak Bek Lian yang
aneh, maka iapun tak kuatir lagi.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tampak olehnya bagaimana rerotan obor itu sudah
tiba disitu. Diantara ratusan orang2, ada seorang lelaki gagah
tengah mengamuk dengan membolang-balingkan
sebatang pedang pusaka.
Bagaikan seekor kerbau gila dia mengamuk kian
kemari. Kemana dia merangsang, disitu tentu terdengar jeritan
orang mengaduh kesakitan hebat.
Sementara wanita yang meneriaki "Jiang suko" itu,
sebaya umurnya dengan Bek Lian, dan juga mencekal
sebatang pedang pusaka.
Ia tampak gugup gelisah sekali, menghadang kesana,
mencegat kemari.
Terdorong oleh keinginan tahu apa yang telah terjadi
itu, The Ing maju menghampiri. Tampak ada seorang tua
bertubuh pendek tampil kemuka dengan bersenjata
sepasang sarung tangan macam cakar.
Kelima jarinya, hampir setengah meter panjangnya.
"Saudara2, jangan panik. Ki-toako, Kiau jiko, ayuh kita
bertiga kepung dia!" serunya dengan lantang.
Suasana hiruk pikuk menjadi hening.
Menyusul loncat kemuka dua orang lelaki.
Yang satu membawa jwan-pian, yang satu sebatang
kong-cian. Mereka bertiga lalu pecah diri menjadi segi tiga.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tapi seketika itu juga, siorang kalap tadi segera
menyerang orang yang mencekal senjata kong-cian itu.
Bagi The Ing, karena wajah wanita yang berteriak2
"Jiang suko" itu mirip dengan Tio In, maka ia
menduganya kalau Hui-lay-hong Yan-chiu, sedang
sipengamuk itu tentulah Siau-beng-siang Tio Jiang.
la tak tahu bahwa ketiga orang lainnya itu adalah
Siang-eng Ko Thay, Ki Ce-tiong dan Kiau To.
"Ki toako, hati2lah dia gunakan jurus ceng-wi-tian-hay
untuk menyerang kebawah," Yan-chiu meneriaki Ki Ce-
tiong yang hendak diserang Tio Jiang itu.
Sebenarnya Ki Ce-tiong dan kawan2 sudah hendak
masuk tidur, karena kala itupun sudah tengah malam.
Tapi tiba2 mereka dikejutkan oleh suara orang
menggerung keras disusul dengan ayeritan ngeri. Ber-
gegas2, mereka sama memburu keluar dan dilihatnya
Tay-keng berlumuran darah bahunya lari pontang
panting. Dibelakangnya mengejar Tio Jiang dengan
pedang terhunus. Sedang dibelakangnya, tampak Yan-
chiu ber-teriak2 memanggil
"Jiang suko...., Jiang suko.....".
Semua orang sama mengira kalau Tay-keng kesalahan
besar terhadap ayahnya hingga dihajar. Tapi bagi Ki Ce-
tiong, Kiau To, Ko Thay dan kawan2 cukup tahu bahwa
sekalipun Tio Jiang bersikap bengis terhadap puteranya,
namun tetap tak tega untuk membunuh puteranya itu.
Cepat2 mereka menolongi Tay-keng dan melerainya:
"Segala apa boleh dirunding, mengapa ayah dan
anak......."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Baru mulut orang itu hendak mengatakan "saling
berkelahi", atau, ujung pedang Tio Jiang cepat menusuk
kedadanya. Orang itu adalah seorang tokoh dari Holam
yang baru saja datang ke Lo-hu-san untuk menggabungkan diri. Dia tak menyangka sama sekali
kalau bakal mendapat serangan yang secepat itu
datangnya, Au....... rubuhlah dia tak bernyawa lagi!
Kaget semua orang bukan kepalang.
Pedang kuan-wi-kiamm itu adalah sebuah pusaka
yarig dapat memapas kutung segala macam logam,
ditambah dengan ilmu pedang to-hay-kiam-hwat yang
termasyhur itu, menjadikan Tio Jiang seekor harimau
yang menggasak kawanan kambing.
Dalam lain kejab, kembali ada 5 orang yang terluka,
salah seorang dari mereka adalah cecu no. 9 dari markas
Hoasan. Kini gegerlah semua orang.
Bagaikan dikejar setan, mereka sama lari turun
kebawah gunung.
Namun Tio Jiang tetap mengubernya.
Demikianlah setiba dikaki gunung, kepanikan itu dapat
dibikin sirap setelah Sin-eng Ko Thay ajak Kiau To dan Ki
Ce-tiong untuk mengepung sikalap itu.
Tapi akibat bekerjanya racun hong-sin-san yang
ganas, Tio Jiang sudah lupa diri sama sekali. Sampaikan
Yan-chiu dia sudah tak ingat siapa lagi. Dalam
pandangannya, setiap orang itu adalah setan muka hijau
yang bercaling, mereka harus dibasmi semua.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/


Heng Thian Siau To Karya Liang Ie Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tak menghiraukan lagi adakah ketiga tokoh itu
tergolong cianpwe, Tio Jiang segera menyerang dengan
gerak ceng-wi-tiam-hay kearah Ki Ce-tiong: Atas
peringatan Yan-ciu tadi, Ki Ce-tiong cepat memutar
kongciannya untuk melindungi seluruh tubuhnya.
Tapi secepat itu pula, Tio Jiang robah gerakannya
menjadi boan-thiau-kok-hay, trang....... sebilah benda
hitam terlepas dari tangan Ki Cetiong.
Senjata kong-cian itu terbuat dari baja murni yang
beratnya tak kurang dari 70-an kati. Tapi terhadap kuan-
wi-kiam, amblaslah kutung menjadi dua.
Ki Ce-tiong sebat sekali menghindar kesamping, tapi
tak urung pundaknya kena dimakan ujung kuan-wi-kiam
juga. Dari kanan dan kiri Kiau To dan Ko Thay cepat
merangsang. Sarung cakar Ko Thay itu dengan disaluri lwekang
menerkam bahu Tio Jiang, sedang Kiau To dalam jurus
sim-ji-cek-keng, menyapu kaki Tio Jiang.
Tapi oleh karena mereka berdua belum jelas duduk
perkaranya, mereka sudah tak mau menyerang dibagian
yang berbahaya.
Tapi tidak demikian dengan Tio Jiang yang sudah lupa
daratan itu. Secepatnya dia membalik tubuh, segera dia lancarkan
dua buah serangan yang ganas. Terlebih dahulu dia
kalau Ko Thay mundur, lalu dengan jurus hay-siang-tiau-
go, dia hantam kepala Kiau To.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bermula Kiau To gembira begitu kaki Tio Jiang tergaet
jwan-pian, tentulah mudahlah untuk menariknya jatuh.
Tapi waktu dia menariknya, ternyata sepasang kaki
Tio Jiang itu bagaikan tumbuh akarnya masuk kedalam
tanah. Hendak dia kerahkan tenaga untuk menariknya lagi
tapi pada saat itu kepalanya terasa tersambar deru
angin. Waktu mendongak, semangatnya serasa terbang.
Kuan-wi-kiam dengan cahayanya yang hijau kemilau,
sudah berada dua tiga puluh senti jauhnya dari mukanya.
Celaka, mati aku!
Demikian Kiau To sudah pejamkan mata menunggu
ajalnya. Tring........, berbareng dengan terdengarnya benturan
senjata, mukanya terasa sakit kena muncratan apinya.
Namun dia insyaf bahwa dirinya tertolong, sebat sekali
dia segera loncat kesamping.
Ketika mengawasi, kiranya yang menolong merebut
jiwanya dari tangan Tio Jiang tadi, bukan lain Yan-chiu
adanya. Ya, memang hanya Yan-chiu dengan pedang yap-kun-
kiamnya yang dapat menahan babatan kuan-wi-kiam itu.
Andaikata lain senjata, tetap muka Kiau To akan terbelah
menjadi dua. "Siao Chiu....., Siao Chiu....." seru Kiau To meneriaki
Yan-chiu dengan cemasnya, Kiau To kenal Yan-chiu
sedari ia masih. Umur l7-an tahun, Sampai sekarang dia
tetap memanggilnya Siao Chiu (Chiu kecil).
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku tak jeri padanya, dengan kupunya hoan-kiang-
kiam-hwat, tak nanti Jiang suko dapat melukai akul"
sahut Yau-chiu.
Memang benarlah kiranya.
Tiga kali Tio Jiang lancarkan serangan, tapi
kesemuanya. itu dapat dihindar oleh isterinya dengan
tepatnya. Malah Yan-chiu merapat kedekat sang suami.
Sebenarnya to-hay-kiam-hwat dan hoan-kiang-kiam-
hwat itu, merupakan sepasang ilmu pedang suami isteri.
Kalau bersatu padu menyerang musuh, hebatnya
bukan tertara. Tapi kalau untuk berkelahi saling gasak sendiri, tiada
yang kalah atau menang alias serie. Maka Yan-chiu pun
tak gentar menghadapi amukan suaminya.
Ketika rapat kedekat Tio Jiang, tampak oleh Yan-chiu
urat2 pada muka suaminya sama menonjol besar2,
matanya tak berkesiap, biji matanya bagian yang putih
penuh dengan urat2 merah.
Sudah lebih 20 tahun lamanya Yan-chiu menjadi isteri
Tio Jiang, tapi belum pernah selama itu dia menampak
wajah suaminya sedemikian buas menakutkan itu.
Dalam pedihnya, ia mengeluh: "Jiang suko, kau............ !"
Saking sedihnya, Yan-chiu tak dapat melanjutkan
kata2nya. Sekalian orang sama mencemaskan keadaan
Yan-chiu, Pedang Tio Jiang tetap tak berkurang
kedahsyatannya, sedikit lengah saja Yan-chiu pasti
celaka. Dalam pada itu mereka saling tanya menanya,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
apakah yang sebenarnya terjadi dengan Tio Jiang itu. Tio
In yang melihat ayah bundanya saling bertempur dengan
gigihnya itu, gelisah bukan kepalang. Tapi ia tak tahu,
cara bagaimana dapat melerai mereka itu.
Tak dapat lekas2 merobohkan lawan, Tio Jiang
menjadi makin beringas.
Dengan menggerung keras, dia gerakkan tangan kiri
untuk menghantam dada "musuh"nya itu. Dalam
kagetnya, Yan-chiu cepat miring kesamping, tapi tak
urung, pundaknya kena terhantam.
Tio Jiang yang sekarang jauh berbeda dengan Tio
Jiang 20 tahun yang lalu dimana dia belum menjadi
pemimpin Lo-hu-san dengan gelar Siau-beng-siang itu.
Apalagi minum obat hong-sin-san, wah, tenaganya
menjadi berlipat ganda saktinya.
Yan-chiu rasakan tulang pundaknya patah, serta
menderita luka dalam yang tak ringan. la terhuyung
kebelakang sampai bebrapa langkah, sambatan angin
dari pukulan Tio Jiang yang berikut-nya segera
menyusul. Sebenarnya dapat Yan-chiu mengelakkan diri dari
serangan fatal itu, tapi karena ia mengira Tio Jiang hanya
sedang dirangsang oleh hawa kemarahannya, ia malah
maju menyongsong seraya menangis: "Jiang suko!"
Pukulan kedua dari Tio Jiang, lebih hebat dari yang
pertama. Dapat dibayangkan Yan-chiu pasti akan binasa
karenanya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tapi pada saat2 segenting itu, tiba2 melayanglah
datang sesosok bayangan hitam.
Tio Jiang cepat tarik pulang tangannya tadi, begitu
bayangan hitam itu melayang dekat, segera dia sambut
dengan hantaman dahsyat.
Siapakah gerangan bayangan hitam itu"
Ternyata dia bukan lain yalah Sin-eng Ko Thay. Si
Garuda sakti ini, enjot tubuhnya menyambar pundak
Yan-chiu, justeru yang disambar itu pundaknya yang
terluka tadi, maka sekali menjerit rubuhlah Yan-chiu tak
ingat orang lagi.
Memang itulah yang dikehendaki Ko Thay.
Begitu orang sudah pingsan tentu tak dapat meronta
dan dengan sigapnya dia segera lemparkan tubuh Yan-
chiu kesamping seraya berseru: "Saudara, sambutlah ia!"
Dua orang gagah cepat maju menyanggapi tubuh Yan-
chiu. Dengan cemasnya buru2 Tio In menghampiri
mamahnya "Mah, bagaimana keadaanmu?"
Yan-chiu paksakan membuka mata seraya menyahut
dengan suara ter-putus2: "Jangan........ hiraukan .......
aku...... ayahmu.......". Yan-chiu tak dapat lanjutkan
kata2nya lagi, karena napasnya serasa memburu keras.
Kalau dahulu ia tak pernah memakan mustika kuning
dalam batu, mungkin saat itu ia akan sudah bertamasya
keakhirat. Tio In bercucuran pir matanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sewaktu: berpaling kesebelah sana, dilihatnya Sin-eng
Ko Thay menderita kesakitan hebat. Tadi karena
melemparkan tubuh Yan-chiu, dia agak berayal sedikit.
Sekalipun dengan sebatnya dia coba menghindar dari
pukulan Tio Jiang yang ketiga itu, namun tak urung
ketika sudah berdiri jejak disebelah sama, dia muntah
darah. Begitulah dalam beberapa kejab saja, tiga tokoh lihay:
Kiau To, Ko Thay dan Yan-chiu, terluka semua.
Sekalian orang menjadi panik lagi.
Tapi Ki-Ce-tiong cepat mengangkat kong-cian berseru
nyaring2: "Saudara2. Siau-beng-siang Tio Jiang tentu
kena dicelakai orang. Kita tak boleh panik, kalau panik itu
berarti termakan siasat musuh. Lekas selidiki barangkali
ada orang asing disini!"
Selama menyaksikan pengamukan itu, The Ing
terpikat sekali akan permainan pedang Tio Jiang yang
sedemikian hebatnya itu.
Ia baru gelagapan ketika Ki-Ce-tiong mengucapkan
perintahnya yang terakhir itu.
Kalau sampal ketahuan, bukankah dirinya bakal celaka
nanti. Buru2 ia hendak menyelinap kesamping, tapi pada
saat itu ada 3 orang datang menghapiri kedekatnya.
dengan membawa obor.
"Hai, budak perempuan, kau datang dari mana ini?"
tegur mereka. Tampak oleh The Ing bahwa ketiga orang itu sama
tegap2 perawakannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pikir The ing tak berguna untuk memberi penjeIasan
pada orang2 kasar macam begitu. Maka dengan deliki,
mata, ia mendamprat: "Peduli apa dengan kamu"!"
Ketiga orang itu sama terbelalak.
Tapi pada lain saat mereka segera berteriak keras2:
"Ki toako, inilah orang yang mencelakai Siang-beng-
siang!" Ki Ce-tiong cepat menyuruh 3 orang ko-chiu (jago
lihay) untuk membekuk hidup2an nona itu.
Bukan kepalang marah The Ing karena dituduh
mencelakai Tio Jiang itu.
"Kentut busukl" dampratnya seraya lontarkan tali
cheng-si kearah ketiga orang itu.
Mereka bertiga segera rasakan kepala, muka, kaki dan
tangan seperti disayat pisau silet, sakitnya jangan
ditanya. Yang membuat ketiga jago itu marah bukan
terkira, yalah mereka tak tahu sama sekali senjata apa
yang digunakan oleh si nona untuk melukainya itu.
"Budak hina, kau berani melukai orangl" mereka
berteriak dengan kalap terus hendak merangsang maju.
Tapi saat itu Ki Ce-tiong keburu datang mencegahnya.
Sejenak mengawasi, dapatkan orang asing itu adalah
seorang nona cantik yang menggenggam semacam
senjata aneh, yani segulung benang merah yang
halusnya sama dengan rambut kepala. Dia tak kenal
siapa, nona itu, maka ditegurnya dan ditanyainya nama
dan maksud kedatangan The Ing ke Lo-hu-san situ.
Mendengar kisah Tong Ko, The Ing sudah mempunyai
purbasangka terhadap orang2 Lo-hu-san yang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dianggapnya bangsa kasar yang bo-ceng-li (tiada
aturan). Tuduhan yang dilancar oleh ketiga orang kepadanya
tadi, makin menambah besar rasa antipathinya.
"Apakah ada larangan bagi orang yang datang
ketempat seluas Lo-hu-san ini" Adakah orang harus
memberitahukan nama dan maksudnya dahulu baru
boleh datang kemari?" sahutnya dengan tajam.
Ki Ce-tiong terkesiap atas tajamnya mulut sinona itu.
Tapi karena urusan itu amat penting, jadi dia tak mau
mengalah juga. "Sewaktu Siau-beng-siang tiba2 menjadi kalap, kau
justeru berada disini. Adakah itu kurang pantas, kalau
aku bertanya padamu?"
The Ing tertawa menghina, balasnya: "Ucapan yang
tekebur! Kalau aku tak menghiraukan, kau mau apa?"
Saat itu Kiau To yang terluka pundaknya tadi, datang
juga melihat ramai2 itu.
Dia adalah seorang berangasan yang beradat keras.
Mendengar penyahutan The Ing yang memanaskan
telinga itu, tanpa banyak kata lagi, dia terus ulurkan
kelima jarinya untuk mencengkeram bahu The Ing.
Itulah gerak oh-liong-tham-jiau
(naga hitam menjulurkan cakarnya), salah satu jurus yang terlihay
dari ilmu cengkeram toh-beng-cap-jit-jian
(17 cengkeraman maut).


Heng Thian Siau To Karya Liang Ie Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Melihat kekurang ajaran orang itu, The Ing makin
gusar. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Secepatnya menghindar kesamping, dengan jari
tengah dan manis, ia jemput tali cheng-si. Setelah di-
putar2 menjadi beberapa lingkaran merah, terus
dilontarkan kemuka.
Kalau lain orang mungkin akan memandang remeh
pada tali ceng-si yang sebesar rambut itu. Tapi Kiau To
benar orangnya berangasan, namun dalam ilmusilat, dia
juga mempunyal pengetahuan yang luas. Dalam ilmu
permainan ruyung liok-kin-pian-hwat yang diterimanya
dari sang suhu Tay Siang siansu, juga terdapat gerakan2
istimewa yang sukar diduga orang. Melihat gaya
melayangnya tall cheng-si itu, dia terkejut juga. Itulah
suatu permainan yang tak dibawah liok-kin-pian-
hwatnya.. Cepat dia enjot kakinya loncat rmundur.
Jurus yang digunakan oleh The Ing itu, adalah jurus
ceng-ay-ho-sin.
Begitu lawan menghindar kebelakang, cepat iapun
turunkan tangan kebawah berganti jurus ham-ceng-meh-
meh. Lingkaran tali cheng-si itu tiba2 menurun ketanah.
Begitu tiba didekat Kiau To, The Ing berganti lagi
dengan jurus ceng-hay-seng-bo.
Tahu2 lingkaran tali itu melayang keatas lagi.
Dalam kagetnya Kiau To buru2 menghindar lagi, tapi
sesaat itu betisnya terasa terikat kencang untuk
kemudian diseret kemuka.
Untuk kesekian kalinya Kiau To terperanjat lagi,
bahkan kali ini serasa terbang semangatnya. Dengan
menggerung keras, dia salurkan kekuatannya kebawah
untuk gunakan gerak cian-hin-tui (tindihan seribu kati).
Berpuluh tahun dia meyakinkan gerak cin-kin-tui itu,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sehingga kedua kakinya itu se-olah2 terpancar kedalam
bumi saja. Tapi karena The Ing menarik, maka akibatnya betis
Kiau To itu seperti disayat pisau silet, sakitnya jangan
dikata lagi. Saking marahnya, Kiau To menyabet dengan jwan-
pian kearah tali ceng-si.
Ini suatu kekeliruan lagi.
Kalau dia tak begitu buru2 hendak menapas kutung
tali cheng-si itu, mungkin saat itu Ki Ce-tiong akan maju
menyerang The Ing.
Karena diserang itu, The Ingpun tentu akan kendorkan
gubatannya untuk menghadapi Ki Ce-tiong. Tapi karena
dia (Kiau To) telah menghantamnya, bukannya tali itu
putus, sebaliknya malah menambahkana daya tarik The
Ing. Seketika itu, betis kirinya yang tergubat tali ceng-si,
kelihatan tertarik kemuka bebrapa inci.
The Ing tak sia2kan kesempatan itu. Liang-cheng-
siang-gwat dan ceng-hay-seng-bo, sekaligus dilontarkan
ber-turut2. Bluk......, dihadapan sekian banyak orang gagah dari
Lo-hu-san, Kiau To siberangasan yang pernah menjabat
pemimpin nomor dua dari Thian Te Hui itu, terjerembab
jatuh mencium tanah. Hinaan itu cukup meledakkan dada
Kiau To. Dan memangnya The Ing itu agak keliwatan juga.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Baru orang tengel2 bangun, atau ia sudah imbuhi lagi
dengan gerak ham-ceng-meh-meh.
Tali cheng-si berkeliaran merubung kemuka Kiau To.
Pipi kiri siberangasan itu segera timbul 3 buah
bengkak merah. Kini baru The Ing puas.
Menarik pulang talinya, ia tertawa mengejek: "Ho....,
kukira kawanan hohan dari Lo-hu-san itu lihay2,
sehingga main gertak pada setiap orang yang datang
pesiar ke Lo-hu-san sini. Tak tahunya kalau mereka itu
adalah bangsa kantong nasi belaka!"
Adanya The Ing mengobral olok2nya itu, bukan karena
ia dituduh mencelakai Tio Jiang tadi, tapi karena teringat
akan pengalaman Tong Ko yang pernah dipaksa bunuh
diri oleh orang2 Lohu-san. Maka ia hendak balaskan sakit
hati pemuda yang dikasihinya itu.
Pada saat itu, Kiau To pun sudah bangun berdiri,
dengan wajah beriagas dia hendak menyerang lagi, tapi
berbareng dengan itu Tio In pun sudah mendahului
berseru: "Jangan lepaskan ia, ia sekaum dengan Tong
Ko!" Atas seruan Tio In, tertumpahlah amarah sekalian
orang kepada The Ing.
Para orang gagah yang berkumpul di Lo-hu-san itu,
adaIah patriot2 yang menentang penjajah Ceng.
Mereka tinggalkan rumah dan kekayaannya untuk
menggabungkan diri ke Lo-husan.
Kebencian mereka terhadap pemerintah Ceng dan
segala antek2nya, me-luap2lah sekali. Dalam anggapan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mereka, Tong Ko itu adalah salah seorang kaki tangan
penjajah Ceng. Putera bungsu dari Tio Jiang, mereka
tuduh Tong Ko yang membunuhnya. Maka kalau The Ing
itu kawan Tong Ko, itu harus dihajar.
Berpuluh orang gagah2 segera mengepung The Ing
dengan senjata terhunus.
Dari cahaya obor, The Ing seram juga melihat wajah
orang2 itu sama beringas se-olah2 hendak meminum
darahnya. Cepat ia pasang kuda2, siap menunggu setiap
serangan. Tapi sampai sekian lama, tiada seorangpun
yang mulai bergerak.
"Paman sekalian, ayah terang ia yang mencelakai,
mengapa tak lekas2 menghajarnya?" seru Tio In sembari
terus memberi contoh maju menyerang dengan jurus
kiang-sim-poh-lou.
The Ing berlaku tenang, sedang Tio In tampak
bernapsu, apalagi jurus itu tak seberapa hebatnya. Baru
orang hendak bergerak, The lng telah mendahuluinya
dengan sebuah sabatan ceng-hay-seng-bo.
Seketika itu tangan Tio In terasa sakit sekali, tring.......
pedangnya jatuh ketanah. The Ing tertawa dingin, begitu
tangannya bergerak, ia libat pedang orang dengan tali
cheng-si terus disentak keatas udara.
Ditingkah cahaya obor, pedang itu bagaikan sebuah
meteor jatuh. Tio In kesima seperti patung.
"Nona Tio, taruh kata aku benar sekaum dengan Tong
Ko, toh belum tentu tergolong orang jahat. Bukantah kau
sendiri menjadi gadis pujaan Tong Ko?" The Ing tertawa
lagi. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Serangan ini lebih tajam rasanya dari tali cheng-si itu.
Dada Tio In penuh sesak, matanya ber-kunang2,
hampir2 ia rubuh coba tidak Kiau To buru2 memapahnya
"Lekas katakan, kau apakan Siau-beng-siang Tio Jiang
itu" Kalau Siau-beng-siang bisa sembuh, kita tentu ada
pertimbangan yang adil, jiwamu tetap terpelihara!" seru
siberangasan itu.
The Ing tertawa ter-kial2, serunya: "Garang benar! Ya,
memang aku kawan Tong Ko, kalau mau andalkan
jumlah banyak, ayuh kalian boleh maju semual"
Jalan menggabung diri kedalam perserekatan Lo-
husan, telah tertutup untuk The Ing. Dia benci akan
kelakuan bo-ceng-li dari orang2 Lo-hu-san, sebaliknya
orang Lo-hu-sanpun keliru menyangkanya sebagai kaki
tangan Ceng. "Harap saudara2 mundur, biar kuminta pengajaran
darinya beberapa jurus!" sahut Kiau To atas tantangan
The Ing. Setelah mendorong Tio In kesamping, lalu mainkan
jwan-pian sebagai tanda siap bertempur.
Memang The Ing sudah menduga bakal menghadapi
pertempu-an berat.
Asal kali ini ia dapat mengatasi Kiau To, mudahlah
untuk lolos dari situ.
Tapi baru ia hendak gerakkan talinya, tiba2 orang
banyak sama hiruk-pikuk lagi menyisih kesamping. Kiau
To menengoh kebelakang dan didapatinya Siau-beng-
siang mengamuk kesitu. Bebrapa ko-chiu yang mengepungnya tadi, kena dilukai semua.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Orang2 sama menyisih tadi, karena gentar melihat
tandangnya. Hati Kiau To seperti diremas.
Benar tadi ia bentrok dengan Tio Jiang karena urusan
Go Sam-kui, tapi tali persaudaraan yang di pupuknya
sejak berpuluh tahun itu, telah menganggap Tio Jiang itu
seperti saudara sendiri, Apa boleh buat, ia tinggalkan The
Ing dulu untuk menghadang Siau-beng-siang.
Tapi berbareng pada saat itu terdengarlah seseorang
berseru keras: "Kiau loji, kasih aku yang melayaninya!"
Ketika semua mata memandang kepada orang itu,
ternyata dia seorang lelaki berusid 50 tahun lebih,
mencekal sebatang pikulan, sikapnya seperti orang
tukang cari kayu digunung.
Ho...., itulah si Hoa-san-kiau-cu Ma Cap-jit.
Ilmu permainan pikulannya itu, berasal dari salah
seorang gagah dari perserekatan Liang-san yang
bernama Long-cu Yan-ceng.
"Cap-jit-ko, hati2lah!" seru Kiau To.
Ma Cap-jit mengiakan, lalu menyongsong maju.
Bluk....., untuk pertama kali Tio Jiang rubuh mencium
tanah. Tio Jiang menggerung keras, begitu, loncat bangun
dia terus merangsang Ma Cap-jit.
Tapi Hoa-san-kiau-cu itu tak menjadi gugup.
Kisah Si Rase Terbang 11 Kisah Pedang Di Sungai Es Pengemis Berbisa Karya Liang Ie Shen Suling Emas Dan Naga Siluman 1
^