Pencarian

Manusia Harimau Jatuh Cinta 7

Manusia Harimau Jatuh Cinta Serial Manusia Harimau Karya S B. Chandra Bagian 7


Hasanah pun tidak bersuara. Ayahnya telah menyampaikan semua. Lebih daripada jelas.
Tetapi karena Erwin tidak memberi reaksi apapun, akhirnya Hasanah dengan lembut berkata:" Abang mau pulang bersama kami ke Lahat, bukan?"
"Kampungku di sini Hasanah. Aku sangat menghargai kebaikan hatimu, tetapi kampungku di Mandailing ini. Nenek-nenek moyangku, sampai ke kakek dan ayahku, begitu pula semua paman dan bibiku, saudara-saudara sepupuku, semua kami dilahirkan dan dibesarkan di sini. Negeriku ini memang miskin, serba ketinggalan, tetapi ini tempat asal kami," kata Erwin. Lembut tetapi lesu.
"Kalau begitu terimalah aku tinggal di sini. Aku tak mau kembali ke Lahat tanpa SERIAL MANUSIA HARIMAU
256 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id abang," kata Hasanah lebih berterus terang mengatakan apa saja yang menjadi kehendak hatinya.
Setelah diam sejenak, Erwin berkata tetap lesu tanpa semangat: "Ini bukan tempat yang sesuai untukmu Has. Kau akan menyesal dan aku tidak mau kau sampai menyesal.
Celakanya aku tidak dapat mencegah kau dari penyesalan. Aku ini bukan hanya miskin tetapi bukan manusia seperti kalian-kalian. Kurasa telah pernah kuterangkan kepada ayahmu."
"Biarpun kau sebenarnya jin, aku tetap mau bersamamu bang," kata Hasanah tak kalah gigihnya. "Aku paling sedikit akan sama baiknya dan sayangnya padamu seperti isteri tercintamu dulu. Kau percaya, aku rasa aku ditakdirkan untuk menjadi penggantinya."
Ayah Hasanah dan Sutan na Tolupulu merasa terharu, kasihan. Ada wanita yang sampai sekian dalamnya tenggelam ditelan cinta. Bagai khayalan. Dan kata-kata yang diucapkannya seperti kalimat-kalimat di dalam buku saja. Kalimat buku hanya karangan si penulis, tetapi kata-kata Hasanah keluar dari lubuk hati. Bukan karangan, bukan hasil dari latihan. Ia menyuarakan apa yang dikatakan hatinya.
"Uda," kata Erwin kewalahan, bagaimana pun kerasnya hati, ia jadi terbodoh mendengar kata-kata Hasanah. Bukan karena dia jadi jatuh hati padanya tetapi dia kasihan.
Kasihan pada Hasanah dan sebaliknya benci pada dirinya. Mengapa ia harus ditakdirkan begitu. Dicintai oleh seorang gadis yang masih begitu polos, yang sebenarnya mempunyai masa depan sangat cerah. Untuk apa harus hidup dengan makhluk yang dinamakan manusia harimau.
"Kalau kau tadi sempat melihat aku ketika masih bertubuh harimau, kau akan pingsan ketakutan!" kata Erwin.
"Jadilah harimau sekarang. Aku akan memeluk dan menciumimu."
Pak Abduh sangat malu mendengar ucapan anaknya. Ya Tuhan, mengapa anakku ini jadi begini, pikirnya. Tidakkah ada rasa malu lagi" Apakah betul ada cinta yang sampai tidak mengenal malu"
"Uda," kata Erwin mengulangi kalimat yang hendak dikatakannya tadi. "Bantulah aku.
Jelaskanlah kepada pak Abduh dan Hasanah yang amat baik hati ini. Ceritakanlah Uda, apa kita ini sebenarnya."
Sutan na Tolupulu mencoba. Menceritakan siapa mereka sejak dulu. Bukan manusia SERIAL MANUSIA HARIMAU
257 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id biasa. Tak layak dijadikan teman hidup. Tetapi dengan terus-terang Hasanah berkata, bahwa hanya Erwin lah yang diingininya menjadi teman di dalam hidup selanjutnya.
"Amang, ompung, jadikanlah aku harimau sekarang. Biar dia melihat!" jerit Erwin seperti tanpa sadar. Karena kata-kata sudah tidak kuasa menyadarkan gadis cantik yang dihayut tenggelamkan cinta tanpa sebab yang jelas itu.
"Aku tak dapat menjadikan kau harimau amang," kata satu suara. Dan Dja Lubuk sudah berdiri di sana. Dengan rambut dan misai putih seluruhnya, tetapi tampan dari gagah perawakannya. Bukan hanya Abduh dan Hasanah, tetapi Sutan na tolupulu yang adiknya pun terkejut. Ia tidak pernah didatangi abangnya yang sudah lama tiada itu. Hanya Erwin yang girang, karena panggilannya didengar dan dikabulkan ayahnya.
"Aku ayah Erwin, tuan Abduh!" Laki-laki itu dan anaknya memandang dengan hati berdebar. "Kau gadis baik Hasanah. Aku berterima kasih, perawan secantik kau senang melihat anakku yang miskin dan bukan manusia biasa ini. Tetapi kau keliru kalau mencintainya. Batasi sajalah sampai kepada senang bersahabat dengannya. Anakku ini baik.
Aku tak segan-segan mengatakan ini. Tetapi sekedar untuk jadi kawan. Bukan jadi kekasih atau suami. Seperti katanya, kau akan menyesal kelak nak Hasanah. Itulah yang tidak dikehendakinya. Kau terlalu baik, untuk pada suatu hari kelak menyadari, bahwa kau benar-benar salah pilih! Kembalilah ke Lahat. Nanti Erwin datang ke sana mengunjungi kalian!"
Mendengar suara Dja Lubuk yang lembut itu, hilang rasa takut Hasanah yang dilanda cinta itu. Dia malah berani berkata: "Aku hanya mau pulang ke Lahat, kalau bersama anak Bapak. Aku tak mau berpisah dengannya. Bapaklah tolong memberi tahu, supaya dia mengerti apa yang kuderita!" Dalam mengandung harapan itu Hasanah sampai tidak memikirkan dari manakah datangnya Dja Lubuk, maka tiba-tiba saja hadir di sana.
"Kau keras hati, gadis Lahat. Barangkali di kotamu itu tak ada wanita yang punya hati sekeras kau," kata Dja Lubuk berkelakar dalam kesungguhan Hasanah. "Aku akan membujuknya. Kini pulanglah dulu ke tempat kalian menginap. Besok pagi Erwin akan ke sana untuk bicara bertenang-tenang. Dia dalam keadaan bingung sekarang. Baru saja bebas dari perubahan ujudnya!"
Oleh wibawa yang terkandung di dalam suara manusia harimau tua yang selalu bangkit dari makamnya tiap kali Erwin membutuhkan dirinya, seperti digerakkan oleh suatu tenaga gaib Abduh dan Hasanah mencium tangan Dja Lubuk yang lembut bagaikan kapas. Mohon SERIAL MANUSIA HARIMAU
258 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id diri kepada Sutan na Tolupulu dan meminta kepada Erwin agar pada esok hari datang ke tempat mereka. Atau mereka yang datang lagi. Dan Dja Lubuk pun menghilang.
Kedatangannya hanya untuk menyuruh pulang tamu-tamu yang membingungkan anak dan adiknya itu.
Paman dan kemenakan serta bibi Erwin yang baru kembali dari rumah keluarga belum sempat lama berbincang-bincang ketika datang lagi dua tamu. Mei Lan dan ayahnya.
Kunjungan ini lebih menarik hati para tetangga lagi. Sekali lagi darah Erwin tersirap.
Benar-benar tersirap, walaupun dia manusia harimau. Namun begitu, ia harus bersyukur, karena kedatangan Mei Lan dan ayahnya tidak terjadi sewaktu Abduh dan Hasanah ada di sana.
Kalau lah sampai terjadi begitu; dua wanita dengan ayah rnasing-inasing mendatangi seorang Mandailing miskin yang manusia harimau dan yang mereka sama cintai, bagaimana Erwin dan pamannya akan menghadapi. Bagaimana Erwin, dan bagaimana pula kedua gadis dan ayah mereka itu" Tetapi rupanya Mei Lan lain dari Hasanah. Ia diam saja. Hanya memandang dan tersenyum-senyum. Seperti orang gagu. Tidak sepatah katapun keluar dari mulutnya. Padahal seperti Hasanah yang jatuh cinta pada satu manusia harimau seharusnya dia pun menyampaikan apa yang dirasakannya.
Erwin lah yang duluan bertanya: "Apa kabar nona Mei Lan?" Dan gadis cantik itu tersenyum. Tidak lebih dari tersenyum. Timbul curiga di hati Erwin. Gadis ini beberapa waktu yang lalu memburu dia ke pintu ketika dia akan pulang setelah mengobatinya. Dia mengatakan ingin ikut dengan "bang Erwin." Kini, dia datang dari Lahat di Sumatera Selatan sampai ke Penyabungan di Mandailing hanya untuk tersenyum"
"Mei Lan, kau sakit lagi?" tanya Erwin. Suaranya penuh sayang-kasihan.
Gadis cantik itu tetap membisu hanya senyum itu juga yang membias di bibirnya.
Ayahnya dengan kepala tunduk menerangkan, bahwa dia sudah hamper sepekan tak dapat bicara. Kata terakhir yang diucapkannya sebelum membisu adalah nama dukun yang menyembuhkannya itu. Nama "bang Erwin." Lelaki itu tak kuasa menahan air mata.
"Kita akan mengobatinya lagi, ya," kata Erwin atas pertanyaan itu tetap saja hanya senyuman. Bibi dan paman Erwin yang sama-sama di sana sangat sedih melihat keadaan wanita itu.
"Ketika masih dapat bicara dia selalu mengatakan, hanya mau kawin sama bang Erwin,"
SERIAL MANUSIA HARIMAU
259 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id kata ayah gadis malang itu. Sudah tanpa malu-malu. Nyawa anak jadi taruhan. Kalau saja Erwin mau menerima dia, mungkin semua akan beres lagi. Mereka sekeluarga sudah tidak ada yang keberatan Mei Lan kawin dengan dukun muda itu. Diam-diam mereka juga sudah mempergunakan dua tukang tenung yang cukup kawakan. Keduanya mengatakan, bahwa cinta Mei Lan memang cinta wajar. Bukan karena buatan atau guna-guna.
Erwin memberi alasan seperti yang di kemukakannya kepada Hasanah. Tetapi kalau Hasanah memberi alasannya dengan kata-kata yang teratur sesuai dengan suara hatinya, maka Mei Lan hanya diam.
Alasan-alasan Erwin tidak membuat dia tersenyum. Dia mengerti apa yang orang katakan, tetapi dia sendiri sudah tidak dapat berkata-kata.
Pada waktu itu Erwin meminta supaya dia jangan sampai berubah pula. Gadis itu bisa mati kaget atau kecewa kalau ia berubah jadi harimau. Karena dia dalam keadaan tidak wajar. Rasa kasihan dalam diri Erwin sangat besar. Yang tidak ada justeru rasa cinta seperti yang dibutuhkan oleh Mei Lan dan Hasanah.
Mei Lan kian loyo. Akhirnya tak sadarkan diri di rumah buruk Sutan. Kenyataan ini membangkitkan iba dan menimbulkan rasa bersalah pada diri Erwin. Walaupun ia tidak pernah dan tidak akan pernah melakukan sesuatu yang buruk atas diri nona itu. Dia ingat lagi pada Sumarta yang main guna-guna dengan bantuan kucing suruhannya.
Dia tidak akan pernah seperti itu.
Satu bisikan pada telinga Erwin menyuruhnya menyelamatkan Mei Lan. Dia tahu bisikan siapa itu. Ayahnya. Setelah mufakat dengan Uda dan Bibinya malam itu juga dicari mobil untuk disewa ke Medan.
"Aku akan membawamu ke Lahat Mei Lan," kata Erwin. Mendengar itu manusia loyo yang sudah tak sadarkan diri itu membuka mata.
Dan tanpa disangka ayahnya dan Erwin ia berkata, "Betul bang?"
Orang gagu itu bisa bicara kembali. Erwin yang berhati pun tak kuasa menahan air mata. Sebegitu besarkah pengaruh baik dan buruknya terhadap Mei Lan" Dan Hasanah.
Dan Susanty. Dan entah nona atau nyonya mana lagi.
Dia mau mengantarkan Mei Lan dengan meninggalkan Hasanah"
*** SERIAL MANUSIA HARIMAU
260 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id SETELAH menyatakan mau mengantarkan Mei Lan ke Palembang, barulah si manusia harimau heran _ pada dirinya sendiri, mengapa ia sampai seberani atau sekonyol itu. Dia bukan hanya menghadapi seorang gadis Tionghoa yang benar-benar telah jadi tidak normal karena tergila-gila padanya. Masih ada seorang lagi yang datang duluan ke rumah pamannya dan duluan pula meletakkan hatinya ke dalam dada Erwin tanpa mendapat tempat sebagaimana layaknya. Hasanah dengan ayahnya Abduh yang juga dukun kawakan dan telah dijanjikan untuk ditemui pada keesokan paginya. Bagaimana dengan janji itu, padahal ia seorang yang tidak pernah ingkar akan apa yang sudah dijanjikan.
Ia hampir tidak pernah kehilangan akal, tetapi sekali ini ia benar-benar tidak tahu apa yang harus diperbuat untuk tidak sampai kehilangan muka.
Sampai-sampai Sutan na Tolupulu sendiri bertanya dalam keadaan terbodoh dan terpojok. "Bagaimana dengan pak Abduh dan anaknya, Erwin" Mereka pasti akan kemari lagi. Apa yang harus kukatakan?"
"Pandai-pandai Uda-lah, aku pun sudah tidak tahu. Gadis yang gagu ini telah dapat bicara lagi. Itu sajalah dulu!" kata Erwin.
Setelah menyalam paman dan bibinya, Erwin pergi bersama kedua tamu dari Palembang itu. Baru sekali ini dalam hidupnya dia tidak kuasa memikirkan apa yang akan terjadi dengan Abduh dan anaknya. Baru kali ini ia mengkhianati janji. Tandanya ia makhluk biasa walaupun ia kadang-kadang berganti ujud.
Perjalanan ke Medan lebih dari tiga ratus kilometer. Sewa tinggi untuk sebuah sedan besar tua dibayar oleh ayah Mei Lan. Dari Medan perjalanan ke Palembang akan diteruskan dengan menumpang pesawat terbang. Di dalam hati Erwin merasa amat malu, karena segala biaya dipikul oleh orang lain. Lebih kurang sebulan yang lalu ia hanya mengambil sebagian amat kecil dari dua juta yang diberikan oleh orang itu. Pada saat itu ia merasakan, bahwa uang kadang-kadang amat diperlukan. Ia tidak mempunyainya karena ia menolak hadiah atau upah halal yang seharusnya diterima.
Atas mufakat dengan pamannya, Ashar ditinggalkan di Penyabungan untuk nanti dikirim kepada guru-guru yang akan menambah isi dadanya.
*** SERIAL MANUSIA HARIMAU
261 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id DIPERJALANAN Mei Lan duduk bersandar pada bahu Erwin. Si ayah yang sudah tidak berdaya selain daripada menyerah kepada nasib, membiarkan. Erwin juga membiarkan, bahkan memelukkan tangan kanannya ke bahu gadis itu, karena menurut jalan pikirannya itulah yang terbaik. Tiada lagi yang lebih daripada itu dan dia pun lebih baik tidak usah memikirkannya. Ada kalanya memang manusia harus pasrah kepada apa yang terjadi.
Berpikir tanpa dapat merubah kenyataan hanya akan meletihkan otaknya yang sudah tak kuasa menanpung beban yang lebih berat lagi.
*** SERIAL MANUSIA HARIMAU
262 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id LAIN halnya dengan Abduh yang tidur di losmen. Hatinya yang semula sudah lega karena yakin bahwa esok harinya Erwin akan memenuhi harapan anaknya, mendadak menjadi gelisah. Sebagai dukun yang cukup kawakan, sebagaimana telah terbukti ketika ia untuk pertama kali bertemu dengan Erwin, ia tahu bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Dan kalau ada yang menyusahkan pasti punya kaitan dengan Erwin, karena soal itulah yang sedang dihadapinya. Ia belum tahu persis apa yang telah terjadi, tetapi pastilah sesuatu yang tidak menyenangkan. Ketika lewat tengah malam ia tidak dapat lagi menahan diri dan dilihatnya Hasanah telah tidur nyenyak dengan wajah cerah penuh keyakinan, ia berangkat ke rumah Sutan na Tolupulu.
Ucapan salam disusul ketukan pintu di tengah malam membuat suami isteri Sutan na Tolupulu yang tak dapat tidur, terkejut, tetapi segera mengetahui, bahwa yang datang itu tentulah Abduh yang sudah mereka dengar dari Erwin bagaimana ketinggian ilmunya.
"Maaf aku menggangu," kata Abduh setelah dipersilakan masuk ke dalam rumah yang hanya berpenerangan lampu minyak tanah.
"Tak mengapa, kami tahu tuan akan datang, karena tuan dapat melihat dan merasa dari jauh. Tuan telah mengetahui, hanya mau melihat kepastiannya!" kata Sutan tenang tetapi dengan perasaan malu.
Kedua-duanya diam.
"Tetapi dia akan kembali, " kata Sutan kemudian.
"Sampai benar hatinya," hanya itu kata Abduh. Ia teringat nasib Hasanah, entah apa yang akan menimpa gadisnya itu. Jauh-jauh dari Lahat hanya untuk ditinggal pergi tanpa pamit oleh seorang laki-laki yang sangat dicintainya. Adakah kekejaman yang lebih besar daripada ini" Mengapa harus melarikan diri" Begitu sajakah jiwa seorang lelaki yang sangat dibanggakannya" Ternyata seorang pengecut. Walaupun Abduh tahu, bahwa kekuatan Erwin jauh di atas dirinya, tetapi jiwa keayahan bangkit marah di dalam dirinya. Yang paling berbahaya adalah orang yang sedang marah dan sakit hati.
"Maafkan aku yang tak kuasa menahan dia, tuan," kata Sutan merasa salah.
"Bukan salah Sutan. Ia mengetahui kehebatan dirinya, makanya ia berbuat apa yang enak dirasanya," kata Abduh pedih dan pahit.
"Tidak, itu aku tidak setuju. Dia berbuat begitu karena sudah tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Dia hanya makhluk biasa. Bisa tidak dapat menerima kalau Tuan sangka dia SERIAL MANUSIA HARIMAU
263 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id sombong atau pengecut. Ia benar-benar sudah kehilangan akal, tuan Abduh. Itulah keadaan yang sebenarnya."
"Tetapi anakku bagaimana?"
"Aku tahu betapa perasaan tuan! Tetapi kemenakanku itu benar-benar terjepit. Aku yakin, dia akan mendatangi Tuan untuk menerima hukuman yang bagaimana pun. Dia akan sadar bahwa dia bersalah. Dan sejak kecil dia tahu, bahwa tiap yang bersalah itu harus menerima hukumannya."
Pak Abduh percaya akan keterangan Sutan, tetapi ia juga tidak dapat mengelak dari menghadapi anak kandungnya Hasanah. Seharusnya ia jangan mencintai Erwin. Tetapi dapatkah dipaksa hati seorang insan yang jatuh hati pada orang pilihannya" Apalah kalau itu bukan karena harta atau kegantengan semata-mata. Melainkan karena sebab yang tidak diketahui. Pokoknya jatuh cinta. Ia tidak mampu berbuat lain daripada itu, walaupun sejuta orang berpikiran waras menasihatinya untuk membelokkan pikiran dan hati pada kegiatan atau kesibukan lain. Atau memilih orang lain yang jauh lebih memenuhi syarat. Itu dapat dikatakan oleh orang yang bukan Hasanah. Yang jatuh cinta Hasanah, maka dialah yang paling tahu bagaimana rasanya. Sama halnya dengan seseorang yang benar-benar terkena hati lalu jatuh cinta. Tidak perduli apakah dia lelaki atau wanita. Apakah orang yang dipilih hatinya itu tidak sempurna dalam arti cacad, apakah ia buta sebelah atau punya cacad lain, misalnya gugup, pincang dan semacamnya. Kalau sudah jatuh cinta mau apa! Jangan banding-bandingkan hati orang yang jatuh cinta dengan orang lain. Namanya saja sudah
"jatuh," mana bisa dipersamakan dengan orang yang tegak atau duduk lurus.
Pak Abduh tahu bahwa kehadirannya di rumah Sutan pada jauh malam begitu tidak ada gunanya lagi. Dia merasakan, bahwa Sutan juga malu dan sedih, tetapi akhirnya yang menentukan adalah Erwin. Walaupun ia telah mendengar bahwa Erwin terjepit dan akan bersedia menerima hukuman apa pun, hati ayah gadis itu tetap merasa sakit. Mungkin akan tumbuh menjadi dendam yang menuntut balas. Dan dia tahu, sesakit-sakit hatinya tentu lebih parah lagi bagi Hasanah.
"Maaf aku sangat mengganggu Sutan. Aku bisa mengerti. Aku mohon diri! Semua ini bukan kehendakku. Barangkali ini termasuk yang dinamakan takdir!"
"Tuan tidak berdendam pada kemenakanku?" tanya Sutan.
"Entah," jawab pak Abduh polos. "Kalau Sutan ditempatku, bagaimana" Kurasa tidak SERIAL MANUSIA HARIMAU
264 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id banyak beda, karena kita sama-sama manusia, tetapi ilmu Sutan dan kemenakan Sutan jauh lebih tinggi. Aku hanya orang tidak ada arti," kata pak Abduh. Ia tidak mau berbohong dan dia sendiri merasa bahwa katakatanya itu mengandung sindiran cukup berat. Tetapi memang itulah yang dirasakannya. Mengapa mesti memendam rasa, hanya untuk menyenangkan hati orang lain"
Di penginapan Hasanah masih tidur nyenyak. Barangkali memimpikan hari cerah yang akan datang pada esok harinya. Diperhatikannya gadis malang itu. Tampak sesungging senyum, seolah-olah orang yang sedang cerah ceria. Kemudian kelihatan tenang melanjutkan tidur yang sudah ditinggalkan mimpi indah. Melihat itu Abduh semakin luka.
Di saat itulah timbul suatu niat untuk membalas. Biar pun dia manusia harimau atau manusia hantu atau pun jin berkepala tujuh, ia harus menerima balasannya. Terlalu enak baginya hidup dengan melakukan apa saja yang jadi kehendak hati. Tetapi kemudian bertanya juga dia pada dirinya, apakah sanggup melawannya" Memang ia harus membalas sakit hati. Tetapi kalau pertahanan Erwin lebih kuat daripadanya, maka usahanya bisa jadi bumerang, memukul kembali ke dirinya sendiri.
*** SAMPAI pagi Pak Abduh tidak bisa tidur lagi. Ia lebih cemas dari pada saat bergegas dengan hati risau ke rumah Sutan na Tolupulu pada tengah malam itu. Tetapi di luar dugaannya, pada pagi harinya Hasanah bangun dengan tenang, tidak pula langsung menanyakan apakah ada sesuatu yang dirasakan ayahnya mengenai diri Erwin. Seharusnya ia bertanya karena tahu benar bahwa ayahnya punya kemampuan firasat yang amat kuat, bahkan tahu meramalkan apa yang akan terjadi. Sudah banyak orang ditolongnya dalam hal-hal begitu, juga dalam penyembuhan berbagai penyakit.
Tetapi setelah ia selesai mandi dan sembahyang subuh sebagaimana biasanya, Hasanah bertanya kepada ayahnya, "Aku pikir dia tidak akan kemari Ayah!"
Pak Abduh tidak menanggapi. Tetapi merasa agak lega, anaknya yang memulai, dan mampu berkata dengan suara tenang dan muka tidak kusut.
"Aku tadi malam bermimpi yang indah dengannya. Bahkan ada yang terlalu indah. Aku bahagia sekali," kata Hasanah melanjutkan.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
265 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id Ayahnya tidak juga menanggapi. "Aku pernah membaca buku mengenai tafsiran mimpi. Bukan percaya sepenuhnya, tetapi banyak juga yang benar."
Melihat ayahnya diam saja, Hasanah bertanya: "Kenapa Ayah diam saja" Ayah sudah tahu, bahwa ia tidak kan datang, bukan?"
"Ya," jawab pak Abduh pendek. "Dan kita tidak akan ke sana."
Kini Hasanah memandang ayahnya. Dia tidak mengetahui dan menduga sejauh itu.
Ayahnya tunduk bagaikan sulit meneruskan kata-kata.
Tanpa menunggu pertanyaan Hasanah ia berkata, "Aku akan membalas Nak. Dengan persetujuanmu tentu!" Anaknya diam. Menanti kelanjutan tetapi tidak memperlihatkan tanda-tanda terkejut. Hanya dahinya agak dikerutkan"seperti berpikir atau menebak-nebak.
"Dia telah menghina kita, terutama aku. Ia telah pergi. Mungkir janji. Tenangkan hatimu, kita akan membalas. Kau mau?"
Walaupun masih ingat, bahwa Erwin pernah memperlihatkan kehebatan diatas kemampuan ayahnnya, entah apa yang menggerakkan, Hasanah menyahut: "Balas Ayah, balas. Penghinaan begitu harus di balas. Kalau tak terbalas lebih baik kita mati berputih tulang."
Jawaban diluar dugaan pak Abduh itu menguatkan tekad dan memaksa dia berpikir dengan cara bagaimana membalas dukun muda kawakan tetapi juga tidak punya hati dan jantung itu!
"Ayah akan membalas, janjikan padaku!" kata Hasanah menguatkan.
"Aku akan membalas Nak," janji pak Abduh.
"Aku ingin melihat, setidak-tidaknya mendengar. Kalau kutukanku berlaku, kukutuk dia," kata Hasanah gemas dan marah. Dia memang hanya seorang wanita, tetapi wanita bisa menjadi sangat garang, kalau merasa dikecewakan, apalagi disakiti dan dilukai. Dan Abduh bisa mengerti perasaan anaknya. Dia bersyukur Hasanah bukannya jadi pingsan atau hilang ingatan. Tetapi tanggung jawabnya untuk membalaskan sakit hati anaknya juga jadi lebih besar. Dia harus dapat membuktikannya kalau ia tidak mau kehilangan muka dan malu pada anaknya. Barangkali untuk itu dia harus mempertaruhkan nyawanya, sebab yang dihadapi adalah manusia harimau seperti yang diakui Erwin sendiri.
Dalam usaha menghadapi Erwin, dukun dari Lahat itu tak segan bertanya kian kemari, SERIAL MANUSIA HARIMAU
266 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id terutama kepada orang-orang berusia lanjut apakah di kota itu ada orang-orang pandai. Atas petunjuk mereka ia pergi ke rumah dua penduduk. Seorang lelaki yang tinggal di rumah cukup baik di tengah kota, yang konon mempunyai ilmu tinggi dalam segala kepandaian gaib. Lelaki itu setengah baya, berbadan kurus ceking. Muka pucat dengan mata kecoklatan tanpa sinar.
Setelah mendengar cerita pak Abduh ia menggelengkan kepala.
"Saya tidak sanggup." Diterangkannya, mengapa ia bertubuh begitu. Nampaknya orang itu bercerita polos. Dia tadinya bertubuh kekar dan mukanya juga tidak seperti mayat.
Tetapi ia telah salah taksir akan kekuatan lawannya. Dia tidak ditewaskan oleh musuhnya, hanya dibikin merana seperti itu. Ilmunya pun tidak hilang dari dirinya. Ia masih juga suka menolong, tetapi kalau dirasanya tak terlawan, ia lantas menyatakan tidak sanggup. "Terus terang saja, saya tidak sanggup," katanya.
"Jadi kepada siapa saya dapat minta bantuan?" tanya Abduh.
"Berat, menghadapi keluarga Sutan na Tolupulu itu tidak bisa sembarangan," kata pak kurus pucat yang mengaku bernama Lokot. "Sutan itu mempunyai tiga puluh harimau yang semuanya tunduk kepadanya. Tuan tentu tidak percaya. Tetapi Mandailing ini negeri miskin yang penuh misteri. Orang-orang garang yang tiada isi dan orang-orang kelihatan bodoh, tetapi mampu membakar rumah orang hanya dengan jampi-jampi dari jauh!"
Pak Abduh dan anaknya mendengar heran, tetapi percaya. Lanjut cerita pak Lokot:
"Ayahnya Dja Lubuk yang sudah lama meninggal, kadang-kadang terlihat. duduk di lapau minum kopi. Semula orang takut, tetapi kemudian orang terbiasa: Menegurnya dan dia pun menjawab dengan baik. Tidak mengganggu. Selesai minum, kadang-kadang makan goreng pisang panas, ia pergi. Dan tiap pergi ia pamit dalam bahasa Mandailing. "Mulak ma ahu jolo," pulanglah aku dulu. "Mana bisa kita melawan yang begitu," kata Lokot dan dengan berbisik ia menjelaskan. "Anaknya itu sangat baik hati. Semua orang disini, bahkan di banyak kota senang padanya. Ramah, sopan dan berhati mulia: Tetapi sesungguhnya dia hebat sekali. Tak kalah hebat dari ayah dan ompungnya Raja Tigor. Aku ini pernah murid Raja Tigor, tetapi tidak sampai selesai!"
Dari sana pak Abduh pergi ke pinggir kota, ke sebuah rumah tua, tetapi terawat baik.
Rumah Boru Napitupulu. Dia pun tidak menyanggupi.
"Aku memang punya sedikit kepandaian. Tetapi bukan apa-apa jika dibandingkan SERIAL MANUSIA HARIMAU
267 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id dengan yang raja-raja itu," katanya. Akhirnya ia menyebutkan satu alamat di Pal Sabolas, jalan ke Sipirok. "Kupikir beliau mau menolong. Beliau setingkat Dja Lubuk. Mungkin lebih. Cukup alasannya mau menolong tuan," kata Boru Napitupulu.
Pak Abduh dan anaknya mendapat harapan. Dia keluarkan lima puluh ribu, diberikan kepada perempuan yang sudah agak lanjut usia itu. Tetapi dia menolak dengan perkataan:
"Jangan menghina aku. Aku tidak berbuat apa pun untuk kalian. Aku memang miskin, tetapi Tuan keliru kalau menyangka bahwa aku peminta-minta," katanya tersinggung.
Abduh mengatakan, bahwa uang itu bukan sadaquah. Pemberian kekeluargaan, karena dia pun dukun, walaupun hanya ukuran kecil. Ia mohon maaf. Dan Boru Napitupulu menerima permintaan.
"Kemarikan kepalamu," katanya kepada Hasanah. Yang menurut tanpa bertanya untuk apa. Pak Abduh segera tahu, bahwa wanita ini memang punya kekuatan. Dia punya ilmu petunduk.
Perempuan itu membaca mantera di ubun-ubun Hasanah, menjilat dahinya sekali, lalu mencium rambutnya. "Kau tidak akan termakan oleh guna-guna," katanya. Lalu ia meminta dua ribu untuk pembayar hutang di warung, katanya. Aneh sifat orang di Mandailing ini, pikir ayah dan anak, tetapi mereka tidak bertanya. Namun Boru Napitupulu berkata:
"Memang aneh, tetapi tidak semua. Kalian pun aneh, mau datang dari jauh-jauh ke penyabungan ini. E, asalku dari Utara," katanya.
Dengan penuh harapan, bahwa orang di Pal Sabolas itu akan dapat melaksanakan pembalasan terhadap Erwin, karena ia mungkin lebih setingkat dari Dja Lubuk, berangkatlah dua beranak itu ke sana.
*** SERIAL MANUSIA HARIMAU
268 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
PERJALANAN ke Medan pada malam hari pelarian itu mereka lakukan lewat Sipirok langsung Tarutung guna mempercepat waktu. Tetapi mereka tidak cukup mujur. Bukan tanpa halangan. Setelah melalui Sipirok dan akan memasuki Pahae, sebuah ban mereka kempes.
Tertikam paku atau dilakukan oleh tangan suruhan yang tidak kelihatan.
Jalan disitu memang sepi. Jauh dari rumah atau gubug sekali pun. Di tengah harangan lah. Dan seperti hampir seluruh Tapanuli, daerah ini pun tidak bebas harimau, walaupun tidak dapat dikatakan pemukiman harimau seperti halnya sekitar Sijunjung-Solok atau sekitar Muara Sipongi-Kotanopan.
Waktu itu sedang musim durian pula. Di sana terkenal oleh duriannya yang murah dan tebal isi serta keemasan warnanya. Tetapi pada waktu itu juga harimau jadi lebih banyak, karena kedatangan si raja rimba dari daerah-daerah yang agak jauh.
Masih untung bagi si supir, malam tidak gelap gulita. Ada bulan sepuluh hari.
Dengan perasaan enggan dan tidak enak hati, tetapi juga sadar akan tugas, pengemudi turun untuk menukar ban kempes dengan serap. Ia dibantu oleh keneknya. memang lebih bijaksana dalam perjalanan di Tapanuli ini, kalau supir membawa pembantu.
Lampu mobil dinyalakan untuk menjauhkan harimau. Mereka tidak suka menentang sorotan yang menyilaukan. Tetapi itu hanya dari arah muka. Tanpa disadari oleh supir dan kenek, seekor harimau bertubuh sedang sudah ada di belakang mobil. Kira-kira jarak lima meter. Ia duduk saja tenanb tenang di sana seperti memperhatikan apakah kerja manusia-manusia itu. tidak kelihatan tanda-tanda mau menyerang atau mendekati. Dia menjilat-jilat sekitar mulutnya, kadang-kadang menyeka dengan kaki depannya. Baru habis makan durian barangkali. Atau habis mendapat rusa atau babi hutan. Sehabis makan, mulut perlu dibersihkan dong. Begitu dulu-dulu diajarkan nenek mereka yang dinamakan kucing, ketika mereka masih hidup berdampingan secara damai. Sebelum harimau minta diajarkan memanjat tetapi ditolak oleh kucing demi keselamatan manusia.
Walaupun begitu sudah tentu supir dan kenek gemetaran. Mereka tahu, harimau kenyang tidak akan menyerang manusia. Jangankan manusia yang memang bukan musuh mereka"kecuali pemburu"sedangkan babi hutan atau rusa lalu di hadapan mereka pun akan dibiarkan. Harimau membunuh untuk makan, bukan asal bunuh. Jadi lebih baik dari sementara manusia. Sehabis merampok membunuh dan walaupun sudah dapat banyak harta rampokan masih melakukan perampokan dan pembunuhan lagi di rumah lain. Memang SERIAL MANUSIA HARIMAU
269 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
dalam banyak hal harimau lebih baik dari sementara manusia. Mereka memang ganas di waktu lapar, tetapi tidak serakah. Jauh sekali dari sifat-sifat sadis. Manusia malah banyak yang serakah dan sadis lagi. Kalau kita bandingkan antara kedua makhluk ini, maka jelas di kota-kota besar sekarang lebih banyak manusia ganas daripada hewan buas di rimba.
Tetapi kemudian harimau itu mendekat, seperti ingin tahu lebih banyak mengenai ban yang akan diganti itu. Jantung supir dan kenek hampir saja berhenti berdenyut. Bagaimana tidak. Jarak kepala raja rimba itu hanya kira-kira sejengkal dari kepala mereka. Dia mendengus sekali, kemudian pergi.
Seluruh adegan dilihat Erwin dan ayah Mei Lan dari dalam. Lelaki keturunan Cina itu takut bukan kepalang. Dia merasa pasti bahwa kedua petugas kendaraan yang di luar itu akan binasa dan berpindah ke perut sang harimau. Kemudian akan tiba giliran mereka.
Binatang itu pasti akan memecahkan kaca dan membunuh mereka. Erwin membaca-baca, supaya jangan sampai harimau itu menerkam kedua insian yang sedang bekerja untuk meneruskan mereka ke Medan. Ketika harimau itu pergi, ia yakin bahwa kepergian itu karena kemujaraban jampi-jampinya.
Dengan tangan gemetar akhirnya ban serap selesai dipasang. Supir dan kenek seperti orang mati yang hidup kembali. Mereka tadi sudah tidak punya harapan dan tidak berani mengharap. Kini mereka merasa tak ada manusia punya nasib lebih baik daripada mereka.
Supir memutar kunci kontak. Sekali tidak hidup, sekali lagi. Juga tidak hidup. Sialan.
Kini dia harus turun lagi, melihat apa yang menyebabkan. Tetapi hatinya tidak cukup berani. Kalau sekali lagi datang harimau, pasti.tidak akan lolos.
"Lihatlah kerusakannya, Insya Allah tidak akan ada apa-apa. Telah kalian lihat tadi, na beteng itu pergi tanpa mengusik kita. Mereka bukan musuh. Tadi hanya mengawani," kata Erwin. Yakin pada dirinya dan untuk melenyapkan rasa takut para petugas kendaraan itu. Ia tidak turun karena tangan kanannya sedang melingkari tubuh Mei Lan, yang dikasihani tetapi bukan dicintai dalam arti yang diingini gadis itu.
Kedua orang itu, supir dan kenek turun lagi. Kata-kata Erwin membantu juga. Apa yang dikatakannya tadi memang benar, tetapi mereka. juga berharap Erwin memang pawang harimau yang dapat menjauhkan mereka dengan mantera-manteranya.
Kap mesin dibuka dan supir menyalakan senter untuk melihat dimana kira-kira letak penyebab kemogokan. Tetapi tanpa diduga, baru saja ia mulai melihat-lihat, datanglah SERIAL MANUSIA HARIMAU
270 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
seekor harimau sangat besar. Telah berjanggut dan berjambang lebat. Datangnya tenang-tenang mendekati mobil. Si supir tidak kuat berdiri lagi, lemas, terduduk. Keneknya menggigil, kedua tangannya bertopang di mobil. Menunggu nyawa dipisahkan dari badan.
Sekali ini tak kan ada harapan, pikirnya.
Harimau itu berdiri atas kedua kaki belakangnya, memandang ke dalam lewat kaca yang ditutup Erwin. Dukun dan manusia harimau yang tadi tidak gentar, sekali ini punya perasaan lain. Pada muka harimau itu dia tidak melihat rasa segan. Apalagi rasa takut. Yang satu ini nampaknya garang dan marah. Erwin terus membaca, tetapi harimau itupun terus saja berdiri. Kemudian memukul kap kiri mobil dengan kaki depannya, silih berganti, kiri dan kanan. Jelas ia marah kepada orang yang ada di dalam mobil. Itu paling sedikit.
Mungkin dia menghendaki salah satu atau kesemuanya.
Kalau harimau itu hendak membinasakan kenek dan supir mobil, ia tinggal menerkam tengkuk lalu menancapkan taringnya dalam-dalam. Jangan lepaskan sebelum ia tak bernapas. Kalau mau lebih sadis, setelah dibunuh, robek-robek badan, terutama perutnya agar isinya bertaburan keluar. Tetapi ia tidak melakukan itu, sama halnya seperti harimau pertama sama sekali tidak mengusik supir dan kenek mobil yang sedang mengganti ban.
Kenek yang terkapar lemas dan supir yang tak terpikul lagi oleh kedua belah kakinya jadi tersadar oleh kejadian yang aneh itu. Mengapa sang harimau memukul-mukul mobil, padahal mereka ada di luar. Mereka juga manusia, kalau mau membunuh atau memakan manusia, bukankah bagi sang harimau bukan kerja berat lagi. Walaupun sedang takut, mereka dapat bertanya pada diri sendiri, apakah orang-orang dalam kendaraan itu yang jadi sasaran" Dan sempat pula mereka berpikir siapakah mereka. Berangkat malam-malam ke Medan, seolah-olah tiada hari esok lagi. Harimau biasanya marah kepada orang-orang yang berbuat salah. Apakah mereka itu punya ssalah"
Tak cukup hanya memukul kap mobil, raja rimba itu kemudian memukul kaca jendela sebelah kiri. Pecah berantakan. Karena kaki harimau itu punya tenaga tidak kepalang tanggung.
Ayah Mei Lan dan anak gadisnya terkejut dan tak kuat menahan jerit ketakutan. Mei Lan kuat memeluk Erwin yang dianggapnya bisa melindungi dirinya. Dan dukun muda yang sedang digilai anak Tionghoa itu pun meneruskan manteranya sambil bertanya pada diri sendiri mengapa harimau ini begitu marah. Dia tidak sangsi lagi, bahwa harimau ini SERIAL MANUSIA HARIMAU
271 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
marah kepadanya. Barangkali juga kepada ayah Mei Lan yang membiayai perjalanan.
Mantera Erwin yang biasanya sangat ampuh, kini tidak berdaya. Harimau apa atau siapakah harimau ini sebenarnya. Harimau liar biasa, suruhan ataukah harimau yang jadi hakim di rimba itu"
Bagaimana pun manusia harimau-nya, Erwin menjauh dari jendela yang sudah pecah itu. Rasa takut bangkit di dalam dirinya. Ia pun lalu bertanya, apakah semua ini karena ia pergi dengan Mei dan meninggalkan pak Abduh dengan anaknya Hasanah tanpa memberitahu" Pak Abduh juga dukun, apakah dia yang telah mengetahui kecurangan Erwin lalu melepaskan kekuatan dan kemampuan yang ada padanya" Memang Erwin pernah unggul dalam melakukan pengobatan dan Abduh merasa di ditolong olehnya, tetapi itu tidak berarti, bahwa pak Abduh dalam segala hal hanya bawahan Erwin.
Setelah kaca jendela kiri pecah, harimau yang belum puas itu memukul kaca belakang sehingga berlubang. Disitulah terasa puncak ketakutan pada Mei Lan dan ayahnya. Erwin sendiri pucat. Apakah sekali ini dia berhadapan dengan lawan yang akan menamatkan riwayatnya. pada saat itu teringat olehnya apa yang pernah dipesankan Dja Lubuk: "Di dunia ini selalu ada saja yang lebih kuat. Makanya jangan pernah menilai diri tidak terkalahkan. Pikiran begitulah merupakan awal dari kejatuhan.
Setelah kaca belakang pecah, harimau yang pasti murka itu Pergi lagi ke samping mobil sebelah kanan. Di sana pun kaca-kaca jendela dipecahkannya.
Erwin menduga bahwa kini harimau itu akan memasukan kaki depannya ke dalam untuk merusak muka dan tubuh mereka. Mei Lan dan ayahnya sudah merasa pasti, bahwa mereka akan mati di sana, walaupun mereka masih sempat heran mengapa kedua manusia yang ada di luar tidak diserang.
Tetapi apa yang mereka kuatirkan itu justeru tidak terjadi. Tetapi ia memandang cukup lama ke muka Erwin. Setelah itu ia berlalu. Mei Lan dan ayahnya begitu juga supir dan kenek merasa bagaikan mayat yang hidup kembali, sementara Erwin menganggap bahwa tentu ayah dan ompungnya-lah yang dengan kekuatan gaib mereka telah mencegah harimau itu berbuat lebih ganas daripada itu. Agak lama juga kemudian baru supir dan kenek masuk lagi ke mobil, tanpa memperbaiki apa pun, kapan mereka tidak melihat sebab mogoknya kendaraan tersebut. Supir memutar kunci kontak lagi dan mesin hidup seolah-olah bukan dia yang tadi tidak mau disuruh. Sebagai didorong oleh gerak refleks kenek keluar dan SERIAL MANUSIA HARIMAU
272 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
menutup kap mesin. Mobil dijalankan dengan tangan masih gemetar dan baju basah oleh peluh, walaupun cuaca sangat dingin.
Tak ada seorang pun yang berkata. Juga Erwin tidak. Masing-masing dengan pikiran sendiri Erwin dengan kepercayaan, bahwa kedatangan harimau itu pasti memberi tahukan kepadanya bahwa ia telah melakukan suatu kesalahan, yang tidak pantas dibuatnya.
Walaupun ia manusia harimau dengan ilmu penakluk yang sangat tinggi. Diam-diam ia bersyukur, bahwa ke empat orang yang bersamanya itu tidak ada seorang pun yang dicederakan oleh raja hutan itu. Mungkin atau bahkan dapat dipastikan, karena mereka sama sekali tidak bersalah. Semua itu menghindari Abduh dan Hasanah tidak akan pernah terjadi kalau bukan Erwin menghendaki begitu.
Tanpa sengaja Erwin menggumam: "Maafkan aku pak Abduh. Aku bersalah padamu Hasanah. Aku akan datang menemuimu, menerangkan semua dan mohon ampunmu atas perbuatanku yang tidak pantas ini!" Masih baik, ia merasa bersalah dan sama sekali tidak mempersalahkan sang harimau. Dia pun merasa cukup beruntung tidak sampai keluar mobil menghadapi sang raja, yang dalam keadaan wajar, yaitu kalau ia tidak berdosa, pasti akan dapat ditundukkannya sebagaimana sudah beberapa kali dilakukannya.
Sejak kejadian itu Erwin terus memohon kepada ayah dan ompungnya, kepada Datuk nan Kuniang dan Syekh Ibrahim Bantani agar ia dan segenap orang yang bersamanya dilindungi oleh petaka lain lagi. Dan permintaannya terkabul, mobil memasuki kota Tarutung dengan selamat. Tetapi sepanjang jalan mereka kedinginan karena angin masuk dari jendela jendela yang telah binasa. Dinginnya bukan kepalang. Tetapi bagaimana pun, kedinginan masih lebih baik daripada tewas dibunuh harimau.
Di Tarutung mereka cari warung yang masih buka dan minum kopi untuk memanaskan badan. Beberapa orang yang ada di sana keheranan. Mungkin karena wajah mereka semua belum bebas dari kepucatan. Ada pula yang melihat jendela jendela kaca mobil berpecahan.
Ada yang bertanya kepada supir, tetapi ia tidak menjawab. Erwin pun tidak menjawab.
Seolah-oleh bencana itu perlu dirahasiakan.
Mereka berangkat tanpa kata, keramahan Mandailing hilang dari diri Erwin. Hal ini membuat orang-orang lain semakin bertanya-tanya dan mengikuti mereka sampai masuk mobil. Mereka tidak dapat jawaban, mengapa kaca-kaca mobil itu, karena jatuh tak mungkin, sebab badannya tetap mulus. Dilempari orang dengan batu, dari kiri, kanan dan SERIAL MANUSIA HARIMAU
273 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
belakang" Kaca depannya utuh. Dan mereka tidak sedikit barangkali pun sampai menyangka, bahwa kerusakan itu dilakukan oleh seekor harimau yang sangat marah. Mereka lebih-lebih tidak pernah tahu. bahwa keek dan sopir yang berada di luar mobil tidak digores sedikit pun oleh sang raja raja rimba.
Melalui Siborong-borong dengan angin kencangnya yang menulang sumsum, Mei Lan gemetaran. Yang lainnya, termasuk Erwin menahan dingin yang sangat menyiksa. Padahal Erwin biasanya tidak dimakan cuaca seburuk apa pun. Tetapi perjalanan ke Siantar dilalui dengan mulus. Hanya ketika hendak memasuki Tebingtinggi Deli, yang di kiri kanannya melebar luar ke kebun-kebun getah yang terpelihara rapi, di kejauhan tampak seekor harimau duduk di tengah jalan. Jelas benar disorot oleh lampu mobil. Meskipun mobil mendekat, ia tidak menyingkir. Bahkan ketika mobil itu berhenti karena sang supir tidak berani lebih dekat lagi, datang dua ekor lagi. Bukan anak-anaknya. Besar-besar, sama dengan yang pertama tadi. Untunglah Mei Lan sudah tertidur. Begitu pula ayahnya yang menyangka perjalanan selanjutnya akan aman, tidak akan ada gangguan lagi. Jalan dari Siantar ke jurusan Medan sudah tidak seperti antara Sidempuan dan Tarutung tadi. Di daerah yang terkenal dengan sebutan Deli Negeri Dollar ini banyak kampung dan kota-kota kecil.
Melihat tiga harimau duduk seperti menanti di tengah jalan, hati kenek dan supir merosot lagi. Apakah lolos dari maut tadi hanya suatu penundaan" Seperti harimau tadi; yang tiga ekor ini pun nampaknya bukan harimau biasa. Memang daerah itu masih menyimpan banyak raja rimba, itu cukup diketahui oleh supir. Ada juga kendaraan yang kadang-kadang melihat harimau melintas. Bahkan siang hari pun pernah ada. Tetapi sekedar begitulah. Menyeberang saja, tidak punya maksud menantang. Bahkan merekalah yang merasa menumpang lewat, karena jalan raya itu bukan dibuat untuk mereka. Mereka cukup tahu, sebagai mana mereka merasa bahwa rimba adalah milik mereka. Boleh diambil kayunya sebatang dua, tetapi jangan sampai begitu rupa sehingga semua makanan mereka melarikan diri dari sana. Jikalau sampai mereka ketiadaan makanan oleh ulah tangan manusia, mereka akan marah. Sesekali akan membalas akan membalas. Seperti yang terjadi di beberapa lokasi transmigran di sekitar Sijunjung dan Rengat. Mereka menerkam ternak dan kemudian manusia.
Aneh, ketika datang sebuah kendaraan dari jurusan berlawanan dengan lampu-SERIAL MANUSIA HARIMAU
274 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
lampunya yang menyorot jauh, ketiga binatang besar itu minggir, sehingga kendaraan itu jalan terus, kemudian melalui kendaraan yang ditumpangi Erwin. Tetapi begitu kendaraan itu lewat, ketiga harimau itu kembali ke jalan raya, duduk bertenang-tenang di sana.
Menantang, menanti ataukah mempermainkan. Kini pun bacaan-bacaan Erwin tidak membuat harimau itu meminggir. Sebuah kendaraan lain dari arah yang sama dengan mobil Erwin, jalan terus karena harimau-harimau itu jelas kelihatan meminggir. Supir mobil tumpangan Erwin tidak berani jalan terus, seperti ada yang menahan dirinya. Dan seperti tadi, setelah mobil ini melewati tempat mereka menghadang, mereka datang lagi ke tengah jalan. Kemudian seperti ada komando, ketiganya bergerak serentak ke arah mobil Erwin yang jauhnya sekitar lima puluh sampai tujuh puluh meter. Mereka tidak berlari-lari. Jalan bertenang-tenang saja, seperti yakin akan kelebihan dan kepastian kemenangan.
*** OLEH berhentinya kendaraan itu ayah Mei Lan terbangun, sementara sang gadis yang letih, terutama oleh rasa takut, tadi, tetap tertidur dengan kepala di bahu Erwin. Kedatangan ke tiga ekor harimau itu, bagaikan tiga algojo akan melaksanakan vonis membuat semua yang berada di mobil yakin akan tamatnya riwayat mereka. Yang punya niat akan mempergunakan seluruh kepandaiannya hanya Erwin.
Pada saat genting itulah mereka melihat seekor harimau besar dari jurusan mobil ke arah para pengancam itu. Apakah artinya ini" Pertanyaan itu timbul di hati kenek, supir dan ayah Mei Lan. Erwin sendiri segera tahu bahwa harimau yang mendatangi ketiga ekor macan dar jurusan berlawanan itu tak lain dari ayahnya, Dja Lubuk. Langkahnya tegap dan tampak tidak punya kesangsian sedikitpun.
Jelas kelihatan oleh sorotan lampu, bahwa mendadak ketiga harimau penghadang itu berhenti. Si harimau tunggal juga berhenti, tetapi kemudian melangkah lagi untuk berhenti setelah mereka berhadap-hadapan.
Ketiga harimau itu tidak menjawab, namun tidak ada tanda-tanda mereka mau mundur.
Tetapi kelihatan bahwa mereka mengerti apa yang ditanyakan Dja Lubuk.
"Anakku itu memang bersalah. Dia pun sudah mendapat pelajarannya di Pahae tadi.
Kurasa itu sudah cukup!" Ketiga raja rimba itu masih diam.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
275 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Siapa menyuruh kalian, kalau kalian memang suruhan?"
Serentak harimau itu duduk. Tidak menjawab, karena mereka memang tidak pandai bicara.
"Kalau kalian tidak punya majikan, hanya ingin membuat dia menjadi manusia harimau yang baik, aku akan mengajar adat padanya. Bukan sekarang. Aku ayahnya. kalian dengar, ataukah kalian tahu, bahwa aku ini ayahnya! Kuminta kalian pergi. Nanti aku mengajarnya.
Tetapi kalau kalian tidak mau menghindar dan tetap hendak menghukum dia, maka kalian berhadapan dengan aku dulu. Kalau kalian dapat membuat aku jadi bangkai, barulah kalian menyerang anakku!"
Harimauh-harimau liar yang kagum atas kecintaan kepada anaknya itu saling pandang, kemudian menundukkan kepala, mungkin tanda rasa hormat terhadap pendirian seorang ayah.
Mereka kemudian mengundurkan diri. Kenek, supir dan ayah Mei Lan yang mempersaksikan adegan aneh itu heran, kemudian lega. Dan mereka mulai berpikir, bahwa penumpang yang mereka bawa itu tentu bukan manusia biasa. Tentu punya hubungan dengan harimau tunggal yang menantang ketiga pendatang itu. Erwin yang amat malu dan terharu, turun dari kendaraan mendapatkan ayahnya. Ia berlutut, memeluk dan menciumi ayahnya. Disaksikan oleh enam pasang mata, yang tidak bisa mengerti, apakah semuanya ini. Seatu kenyataan yang tidak akan dipercaya kalau diceritakan kepada mereka yang tidak turut melihat. Disitulah letak keajaiban dan letak ilmu gaib.
"Aku telah bersalah Ayah," kata Erwin.
"Syukur kalau kau menyadarinya. Tetapi aku juga tahu, kau tidak punya banyak pilihan," jawab Dja Lubuk.
"Perbuatan siapakah semuanya ini Ayah?"


Manusia Harimau Jatuh Cinta Serial Manusia Harimau Karya S B. Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Perbuatanrnu !"
Erwin tidak mengajukan pertanyaan lagi. Jawaban ayahnya itu ringkas, tetapi cukup jelas. Memang ulahnya menyebabkan segala malapetaka ini. Cuma tidak terang baginya, apakah ini ditimbulkan para harimau itu ataukah raja-raja rimba itu melakukannya atas suruhan seseorang.
"Sudah, aku mau pergi. Teruskanlah perjalanan kalian," kata Dja Lubuk, lalu ia raib.
Barangkali dia pun ingin menunjukkan ketidak setujuannya pada Erwin.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
276 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
*** TIDAK susah bagi Abduh mencari alamat yang dikatakan Boru Napitupulu sebab Dja Halaban dikenal oleh siapa saja di sekitar situ. Sampai kepada anak-anak. Semua orang tahu dia punya harimau. Kadang-kadang harimau itu, tiga ekor banyaknya duduk-duduk di pekarangannya. Walaupun pada siang hari. Dja Halaban main-main dengan mereka seperti dengan kucing-kucing saja. Dan orang yang berkeperluan dengannya boleh masuk tanpa menghiraukan anak-anak asuhannya itu. Dan mereka tahu, Dja Halaban dapat menyuruh mereka seperti menyuruh anak-anaknya sendiri. Yang terang menjaga kebun dari serangan babi hutan. Bila perlu, Dja Halaban menyuruh mereka menangkap rusa, tetapi tidak boleh dibunuh. Di tangkap hidup. Seperti menangkap bandit besar yang harus dipelihara nyawanya karena akan mengorek keterangan-keterangan dari padanya.
Begitu memberi salam, Dja Halaban lantas saja berkata: "Tuan yang datang dari jauh, silakan masuk. Aku tak tahu apakah dapat berbuat sesuatu, karena Tuan pun mempunyai ilmu tinggi. Memang patut kalau Tuan bersakit hati. Tetapi orang itu pun melakukannya dalam keadaan sangat terjepit. Dia sahabat dan pernah membantu Tuan, bukankah begitu?"
Abduh tidak heran. Dia dapat membaca pikiran orang. Walaupun barangkali belum setingkat dengan kemampuan Dja Halaban. Erwin pun punya ilmu itu. Mengetahui maksud kedatangan seseorang dan dapat membaca apa yang dipikirkannya.
"Kami mendengar nama besar Tuan dan seorang wanita," kata Abduh.
"Ya, Boru Napitupulu. Dia wanita baik, sederhana dan tidak mempergunakan kebolehannya untuk mencari uang. Pemberian Tuan ditolaknya, bukan?"
"Ya," kata Abduh. Hasanah kagum. Diharapnya orang ini melebihi Erwin.
"Boleh berharap, tetapi jangan lupa dia pun orang luar biasa," kata..Dja Halaban kepada Hasanah. "Umurnya saja yang muda. Pengalaman dan pengetahuannya melebihi banyak orang tua yang terkenal pandai. Seketurunan mereka orang-orang beteng," kata Dja Halaban mengatakan kehebatan Erwin dan keluarganya.
"Nama Tuan sudah terkenal kemana-mana," kata Abduh.
"Itu tidak betul. Tuan baru mendengarnya dari Boru Napitupulu kemarin. Saya sama sekali bukan orang terkenal seperti yang Tuan katakan itu."
SERIAL MANUSIA HARIMAU
277 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
Abduh malu. Pujiannya yang berlebihan dibaca oleh Dja Halaban. Ia menyesal berkata begitu. Ia merasa bodoh, sangat bodoh! Bukankah dia sudah tahu bahwa Dja Halaban mahir membaca maksud, tujuan dan isi hati dan otak orang. Dan Dja Halaban yang amat pintar itu tahu, bahwa tamunya merasa sangat malu. Ia meringankan dengan berkata: "Nah, ceritakan duduk soalnya dan apa yang Tuan kehendaki dariku?"
Abduh menceritakan sejak awal. Dja Halaban mendengarkan. Sebuah kisah menarik.
Walaupun ia mengetahui maksud kedatangan seseorang kepadanya dan dapat membaca pikiran orang, namun ia pun bukanlah manusia yang mengetahui segalagalanya sampai hal-hal yang sekecil-kecilnya. Ia tahu Abduh dan anaknya datang dari jauh, ia tahu mereka mau minta tolong dan bahwa yang memberi tahu namanya Boru Napitupulu, tetapi dia sama sekali tidak mengetahui asal mula perkenalan Erwin dengan Hasanah. Dia bukanlah manusia, kalau dia. Bisa mengetahui seluruh kisah hidup seseorang. Padahal ia manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
"Jadi?" tanya Dja Halaban setelah Abduh selesai bercerita, didengarkan oleh Hasanah tanpa komentar.
Kini malah Hasanah yang menjawab. "Hatiku sangat sakit dan malu Pak. Tidak pantas dia meninggalkan kami diam-diam. Bukankah itu suatu penghinaan" Penghinaannya inilah yang saya ingin supaya berbalas Pak."
"Dengan cara bagaimana?"
Hasanah memandang ayahnya.
"Harus dimatikankah dia?" tanya Dja Halaban. Tiada jawaban.
"Ataukah disuruh merangkak dan menyembah kakimu?" tanya Dja Halaban lagi.
Rupanya pertanyaan ini membuat Hasanah malu. Masih baik. Kalau orang ini masih punya perasaan malu, maka orang itu masih baik.
"Tidak Pak. Tidak sampai begitu!" jawab Hasanah.
"Mengapa tidak" Bukankah wajar kalau penghinaan dibalas dengan merangkak dan mohon ampun kepada kita?"
"Tidak Pak. Jangan sampai begitu," kata Hasanah.
"Mengapa tidak?" tanya Dja Halaban. Mungkin juga memancing walaupun dia sudah membaca isi hati gadis itu.
"Saya cinta padanya."
SERIAL MANUSIA HARIMAU
278 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Lalu bagaimana membalasnya. Bukankah kau ingin pembalasan?"
Hasanah yang ketika di Penyabungan marah meluap-luap rupanya sudah reda kembali.
Ia tetap menghendaki Erwin.
"Tuan Abduh tentu tahu, bahwa pukulan Tuan telah dirasakan oleh anak muda itu!"
kata Dja Halaban.
Abduh memandang. Memang diam-diam, sebelum ke pak Lokot dan Boru Napitupulu, yaitu tanpa diketahui Hasanah, pada malam kembali dari rumah Sutan na Tolupulu ia telah memasang ilmunya yang terkuat. Agar Erwin ditimpa bala. Ia tidak punya harimau dan raja rimba yang memecahkan kaca-kaca mobil di dekat Pahae itu bukan suruhannya. Tetapi pecah ban lalu mesin mobil yang tidak mau hidup dan kemarahan harimau liar itu adalah pengabulan atau akibat dari ilmu yang dilepaskan Abduh dengan khusuk pada jauh malam itu. Karena Erwin bukan orang biasa dan dia tidak sepenuhnya yakin, bahwa kirimannya mengenai sasaran, maka ia mencari bantuan pada pak Lokot dan Boru Napitupulu yang kedua-duanya menolak permintaan Abduh.
"Ada apa dengan bang Erwin?" tanya Hasanah. Ia terkejut dan takut.
"Ia telah dihadang musibah. Kasihan dia," kata Dja Halaban.
"Apa yang telah terjadi?" tanya Hasanah. Tetapi Dja Halaban tidak menerangkan. Dia tidak tahu. Tetapi Dja Halaban mengatakan kepadanya, bahwa Erwin telah ditimpa kemalangan. Dua kali, katanya.
"Apa yang dapat kulakukan untuk kalian?" tanya orang Tapanuli itu.
"Supaya dia ke rumah kami dan tidak meninggalkan aku lagi," kata Hasanah.
Memanghanya itu yang dikehendakinya sekarang. Tiada lagi pembalasan dendam.
Kecelakaan apa yang telah menimpa diri Erwin itu saja sudah cukup membuat Hasanah tidak tenang. Dia ingin tahu, tetapi tidak mengetahuinya.
Dja Halaban berkata: "Kulihat nona ini ingin sekali mengetahui, apa yang telah terjadi atas diri Erwin. Punya cukup kekuatan hati untuk melihatnya?"
Hasanah mengangguk lalu menundukkan kepala. Lebih baik tahu daripada terus dalam kebingungan, pikirnya.
Kalau biasanya dukun mempergunakan sebuah mangkuk putih dengan air bersih yang masih mentah di dalam guna dapat melihat sesuatu peristiwa, maka Dja Halaban mengambil tak kurang dari sebuah ember yang sudah dilapisi dengan cat hijau berisi air SERIAL MANUSIA HARIMAU
279 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
yang amat jernih. Air asli dari pegunungan.
Kepada kemenakannya dipinta untuk mengambil tiga macam bunga, diantaranya melati yang belum mekar. Semua ditaburkan ke air di ember itu. Abduh dan anaknya mengikuti dengan penuh perhatian.
Semua kembang mengambang. "Bagus," kata Dja Halaban.
Tanpa tanya, Hasanah merasa lega juga mendengar kata-kata "bagus" itu.
Kemudian; sama saja seperti kebanyakan dukun, ia meminta pedupaan dengan bara menyala. Lalu memanterai kemenyan putih. Cukup besar. Diletakkannya ke atas air.
Kemenyan yang sewajarnya tenggelam itu ternyata mengapung. Seperti kapas saja.
"Bagus," kata Dja Halaban sekali lagi. Dan sekali lagi pula hati Hasanah bertambah lega.
Setelah membacakan mantera lain, Dja Halaban berkata pelan, "Mogoklah supaya kalian juga melihat apa yang kulihat. Kalau permintaanku dikabulkan!"
Beberapa menit mereka memandang dengan penuh pertanyaan ke air berkembang dan kemenyan itu. Belum ada apa-apa.
Dja Halaban menaburkan kemenyan baru ke perasapan, membaca lagi.
Abduh dan Hasanah terkejut. Dja Halaban memandang dengan penuh perhatian.
Tidak memperlihatkan rasa terkejut, walaupun apa yang dilihatnya sama sekali tidak diduganya.
Ada harimau membayang, kian lama kian jelas. Kelihatan pula dua bayangan seperti manusia sedang jongkok. Harimau hilang. Tetapi datang lagi yang lain. Nampak marah, kemudian memukul kaca mobil. Hampir sama dengan peristiwa yang kemarin malamnya menimpa Erwin dan kawan-kawannya.
Dja Halaban heran, mengapa harimau mendatangi orang yang sebenarnya merajai harimau. Abduh tidak mempunyai harimau. Tak perlu ditanyakannya. Ia dapat merasakannya. Ia tidak perlu meragukannya. Kalau ia mempunyai, Dja Halaban akan merasa lain. Dari mata seseorang saja ia dapat mengetahui dengan pasti, apakah orang itu punya harimau suruhan, cindaku atau manusia harimau.
Mereka masih melihat adegan di kedai kopi di Tarutung. Juga melihat tiga harimau yang menghadang di dekat Tebingtinggi Deli.
"Itu bukan pekerjaanku," kata Abduh.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
280 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
Dja Halaban tidak memberi tanggapan. Tetapi Hasanah memandang agak tajam pada ayahnya. Apakah ayahnya punya harimau suruhan" Kenapa disuruh membinasakan Erwin.
Si hati cinta kini lebih berat pada sang kekasih yang tidak mencintainya dari kepada ayah kandung.
"Kau gadis yang baik sekali Hasanah," kata Dja Halaban. "Jarang cinta wanita sebesar ini kepada seorang laki-laki, yang sudah diketahui bukan laki-laki normal. Memang begitulah cinta," kata orang pandai itu dengan terkekeh-kekeh kecil, tetapi bukan mengejek.
Ia sendiri, meskipun punya kepintaran setengah dunia, barangkali tidak mengerti mengapa cinta bisa seaneh itu.
"Ya, memang saya cinta sekali kepadanya!" kata Hasanah terus terang.
"Tetapi itu cinta buta namanya," kata Dja Halaban. Abduh, mendengarkan perdebatan mengenai cinta antara anaknya dengan sang orang pandai yang kawakan itu. Rupanya orang sehebat dia juga suka bicara tentang cinta.
"Cinta memang buta Pak," kata Hasanah seperti mengajari Dja Halaban yang dimintai bantuan itu. "Kalau tidak buta, bukan cinta namanya."
"Kau hebat, tetapi menurut pendapatku, cinta harus dengan perhitungan," ujar Dja Halaban mempertahankan pendiriannya.
"Kalau pakai perhitungan tidak dapat lagi dinamakan cinta. Itu sudah dagang. Sebab perhitungan menyangkut untung atau rugi. Dan cinta bukan dagang," kata Hasanah yang ternyata sudah mampu membahas masalah cinta menurut pendapatnya sendiri.
"Yah, barangkali kau lah yang betul," kata Dja Halaban tidak mau memperpanjang soal itu. Dia menyadari bahwa tidak ada gunanya berdebat dengan wanita yang punya pandangan lain karena dirinya sudah dalam cengkeraman apa yang dinamakannya cinta.
Setelah berbincang-bincang akhirnya Dja Halaban mau menolong Hasanah untuk membuat Erwin senang dan akhirnya barangkali jatuh cinta padanya.
"Aku hanya dapat mendoakan, karena anak muda ini memang lain. Dia terlalu tahu diri. Sebenarnya kau hanya korban oleh sifatnya yang amat tahu akan kekurangan dan kemiskinan dirinya." Kepada Abduh ia bertanya, apakah tidak keberatan kalau ia memberi sekedar azimat kepada gadis itu. "Kurasa Tuan pun tahu dan dapat membuatnya, walaupun barangkali lain isi dan caranya. Jimat pekasih, Hasanah, kau mau?"
Gadis itu tidak menjawab. Yang penting baginya memiliki Erwin, yang pada waktu itu SERIAL MANUSIA HARIMAU
281 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
dinilainya sebagai satu-satunya pria yang dapat membahagiakan hidupnya. Dan dengan sebuah azimat yang diselesaikan Dja Halaban pembuatannya dalam waktu tak kurang dari tiga jam, ayah dan anak itu berangkat dari Pal Sabolas, melalui jalan yang ditempuh Erwin pada malam kemarinnya menuju Medan. Ketika tiba di tempat ban kendaraan Erwin kempes sehingga terpaksa berhenti, mereka lihat seekor harimau sangat besar berdiri di tengah jalan. Supir, Abduh dan Hasanah terkejut. Apa maksudnya ini. Apakah harimau yang dikuasai Dja Lubuk atau Erwin hendak melakukan pembalasan" Kemungkinannya besar sekali, sebab mereka itu seperti mempunyai suatu kerajaan dengan harimau-harimau sebagai rakyatnya. Mobil berhenti. Dengan peperasaan takut dan jantung berdebar keras, mereka menanti. Dan harimau itu bergerak, menuju mobil. Takut Abduh dan supir, terutama Hasanah menjadi jadi walaupun Abduh dukun kawakan yang punya banyak ilmu.
Cara menghadapi harimau dia tidak tahu. Setelah sampai dua meter di depan kendaraan, raja rimba itu berhenti. Lalu bergerak lagi ke arah mobil, dan dari samping kendaraan itu ia terus berjalan. Tak seorang pun di antara mereka berani mengikuti geraknya.
*** SETELAH beberapa keadaan sunyi dikecualikan debaran jantung yang hamper-hampir terdengar di dalam mobil itu. Abduh menoleh melihat melalui kaca belakang. Dia hampir tidak percaya dengan apa yang tampak oleh matanya. Harimau berbadan kekar dan besar tadi telah berada di belakang mobil, lebih kurang dua puluh meter, duduk tenang memandangi mobil yang masih berhenti itu. Seolah-olah dia hanya ingin memperlihatkan diri. Atau lebih dari itu, bahwa dialah raja di lingkungan itu. Diakui oleh siapa pun, termasuk Abduh yang berilmu tinggi. Atau dia ingin menceritakan, bahwa dia bisa sangat baik terhadap manusia tak berdosa. Bahwa dialah yang pada malam kemarinnya menghancurkan kaca-kaca jendela mobil yang ditumpangi Erwin. Tetapi ia tak dapat bicara, tak dapat mengatakannya.
Abduh menyuruh supir agar melanjutkan pcrjalanan. Sama halnya, dengan supir yang membawa Erwin, pengemudi yang ini pun melanjutkan perjalanan dengan tangan gemetaran.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
282 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Pelan-pelan saja," kata Pak Abduh. Dia tidak mau menimbulkan kesan, seolah-olah melarikan diri. Dan harimau itu tidak mengejar. Hanya memandangi. Agak lama kemudian baru Abduh teringat kepada harimau yang dilihatnya dalam air di rumah Dja Halaban. Dia mengingat-ingat. Bentuk harimau ini seperti yang membayang di dalam air. Dia tidak dapat memastikan, bahwa inilah harimau yang diperlihatkan Dja Halaban, karena rupa harimau semua sama saja. Susah membedakannya. Tetapi besar badan disertai cambangnya yang sudah panjang mirip dengan yang dilihatnya di dalam air jampian Dja Halaban. Hasanah pun berpikir begitu, tetapi ayah dan anak menyimpan dugaan itu untuk diri masing-masing saja. Supir yang telah ratusan kali menempuh jalan ini, juga pada waktu malam, belum pernah mengalami seperti itu. Kalau hanya melihat harimau duduk di pinggir jalan atau menyeberang bukan lagi hal yang aneh baginya. Lalu ia bertanya di dalam hati, siapakah sebenarnya laki-laki tak pandai berbahasa Tapanuli yang dibawanya ini" Manusia pemelihara harimau, harimau jadi-jadian ataukah manusia harimau yang sedang dalam keadaan normal" Berpikir begitu, suatu rasa takut menyelinap ke dalam benaknya. Apakah tidak mungkin orang ini nanti mendadak berubah dan haus darah. Tentu saja dia tidak akan meminum darah anaknya. Lalu darah siapa lagi, kalau bukan darahnya" Kalau penumpangnya ini manusia biasa, mustahil seekor harimau berbuat seaneh itu. Ataukah harimau tadi piaraannya yang ingin memberi hormat kepada majikannya yang lewat di sana"
Inilah yang paling mungkin. Dia tahu betul, bahwa sejumlah orang Mandailing masih mempunyai harimau, sekedar untuk penjaga atau untuk disuruh. Walaupun ada di antara mereka yang sudah maju, tidak menyukainya. Tetapi mereka juga tidak dapat mengelakkan diri dari itu. Ilmu di sekolah tinggi bagaimanapun, orang pintar selangit pun tidak bisa mengelak, kalau ia memang sudah ditakdirkan harus mewarisinya dari ayah atau paman langsung yang meninggal dunia. Ilmu di universitas tidak punya kaitan dengan warisan ini.
Kalau engkau seorang pewaris tetapi engkau tidak mau menerimanya, maka engkau tidak pernah hidup tenang. Bahkan mukamu perlahan-lahan bisa berubah menjadi seperti harimau. Penulis sudah bertemu dengan laki-laki seperti itu. Dan ia mengakui terus terang, bahwa ia mendapat kutukan karena tidak mau menerima warisan itu.
Sebentar-sebentar supir itu melihat penumpangnya melalui kaca spion. Tidak ada tanda-tanda bahwa dia cindaku. Di bawah hidungnya ada parit, sedangkan cindaku tidak mempunyainya.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
283 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Kau sangka aku harimau jadi jadian ya pak supir?" tanya Abduh. Orang yang baru bebas dari rasa takut melihat harimau dan kemudian agak lega setelah memperhatikan bibir atas Abduh, jadi pucat kembali. Bukan hanya karena malu, tetapi ia jadi takut lagi, lebih daripada tadi. Orang ini sudah pasti tersinggung dan marah. Supir itu tidak menjawab.
"Tetapi tak mengapa, kita sebaiknya selalu berhati-hati!" kata Abduh.
"Mengapa Tuan tidak suka berbahasa Mandailing?"
"Suka, tetapi tak bisa!"
"Jadi Tuan bukan orang sini?" tanya supir yang menyangka bahwa hanya orang Mandailing saja yang bisa punya atau mampu menaklukkan harimau.
"Bukan, kemari hanya menemui sahabat lama!"
Kemudian sepi. Cukup lama juga. Penduduk banyak yang hilir mudik. Ke sawah, ladang atau kebun masing-masing. Mereka sudah sampai di daerah yang penduduknya sebagian terbesar bersuku Batak. Di pinggir jalan berlonggok durian yang oleh pemilik diharap akan dibeli oleh para penumpang mobil atau bus yang lewat di sana. Di sana-sini ada kendaraan berhenti, penumpangnya makan durian. Asyik kelihatannya. Daerah itu banyak harimaunya. Yang semuanya senang durian. Tetapi durian yang sudah ditimbun di sana, walaupun pemiliknya tidak kelihatan, tak pernah dijamah harimau. Mereka tahu, bahwa itu sudah milik manusia. Kalau diambil juga, mencuri namanya. Harimau, kalau tidak terpaksa tidak mau mencuri. Walaupun tidak ada neraka yang akan mengazab mereka di hari kelak. Dalam hal ini, sekali lagi harimau menunjukkan bahwa mereka lebih baik daripada manusia, yang mau mencuri walaupun bukan karena lapar. Apa mau dikata, barangkali memang begitu mestinya. Abduh pun mampir di kedai kopi yang disinggahi Erwin pada malam kemarinnya. Oleh supir didengarlah orang-orang yang masih membicarakan tentang sedan misterius dengan kaca-kacanya yang pecah. Dan tidak satu pun di antara penumpangnya mau menceritakan apa penyebab kaca-kaca jadi hancur.
Supir menceritakan kepada Abduh tentang percakapan mereka. Kemudian ia menduga, bahwa sedan itu agaknya yang ditumpangi Erwin bertanya Dia pun sebagai orang pandai bertanya kepada dirinya apakah harimau besar tadi yang telah memecahkan kaca-kaca sedan itu. Tetapi bukankah ia manusia harimau" Kemudian ia ingat akan cerita Dja Halaban! Lalu yang dilihatnya di dalam air itu. Harimau, mobil dan orang-orang. Juga tentang kata-kata Dja Halaban, bahwa permintaannya terkabul. Erwin telah ditimpa musibah. Dari Tarutung SERIAL MANUSIA HARIMAU
284 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
ke Medan jalan bagus, pemandangan indah. Menyebabkan suku Batak yang dirantau sesekali terpanggil untuk melihat kampung halamannya yang penuh kedamaian di tengah keindahaii yang dianugerahkan Tuhan. Tiga harimau yang mencegat Erwin sebelum masuk kota Tebingtinggi Deli tidak memperlihatkan diri. Mungkin yakin akan dihalangi oleh Dja Lubuk lagi. Mereka tidak menyewa hotel, karena Abduh punya bekas pasiennya di sana yang berkali-kali menawarkan agar bila dia datang ke Medan, menginap di rumahnya. Dia akan bawa ke Prapat untuk memperlihatkan Danau Toba yang kebanggaan Sumatera itu.
Yang terhampar bagaikan permadani biru bertatahkan zamrud Samosir di tengah-tengahnya.
Oleh desakan tuan rumah yang pernah diobatinya sampai sembuh itu, Abduh dan Hasanah bermalam dua hari di Medan. Ayahnya menasihati supaya jangan tergesa-gesa.
Dia percaya Erwin akan datang ke rumah mereka di Lahat. Tidak dengan merangkak mohon belas kasihan karena Hasanah sudah menolak cara yang begitu.
*** ERWIN dan Mei Lan telah tiba di Palembang kalau sekiranya tidak terjadi diluar dugaan dan sangat tidak diharapkan atas diri manusia harimau itu. Atas keinginan Mei Lan, mereka menginap di hotel terbaik di kota itu. Mei Lan yang tadinya sudah gagu tak mampu bicara kini menjadi gadis lincah kembali, walaupun dua puluh empat jam yang lalu dia hampir mati ketakutan oleh amarah harimau dan hadangan harimau. Baginya terasa sudah ada suatu kepastian. Erwin yang dukun dan miskin itu akan jadi miliknya. Dia belum pernah tidak mendapat apa yang diingininya, karena ayah dan ibunya memberi segala yang dipintanya.
Kemujuran tetapi juga kemalangan anak tunggal yang terlalu dimanja. Orang yang amat dimanja bisa menyusahkan yang memanjakan tetapi juga bisa menjadi sangat susah sendiri oleh sifat dan kebiasaannya itu.
Mei Lan dan ayahnya berada di kamar dukun muda itu untuk omong-dmong. Bagi Mei Lan biarlah ayahnya ada di sana asalkan ia dapat lebih lama bersama Erwin. Rasanya ia tidak mau jauh lagi dari laki-laki ini. Sebagai basa-basi manusia harimau itu meladeni mereka seramah mungkin walaupun ia ingin tinggal sendirian dengan perasaannya yang tersiksa dan merasa sangat berdosa terhadap Hasanah. Tetapi ia pun tidak mampu menyuruh mereka SERIAL MANUSIA HARIMAU
285 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
meninggalkan dia. Pikirannya belum bisa bebas dari ingatan pada peristiwa-peristiwa yang dialaminya.
Mengingat semua itu ia sadar, bahwa manusia tidak boleh berbuat semaunya, tanpa memikirkan apa yang dirasakan oleh orang lain.
"Papa tidak keberatan Bang Erwin tinggal bersama kita saja, bukan?" tanya Mei Lan.
"Aku merasa tenteram kalau dia berada di dekat kita." Dan dengan hati tertekan ayah yang hanya punya seorang anak itu tidak sanggup menolak walaupun ia tidak mengatakan setuju.
Ia sudah sangat mengetahui, bahwa Mei Lan telah benar-benar tak mau lagi berjauhan dengan anak Mandailing itu. Melihat ayahnya tidak menjawab, Mei Lan berkata, "Ayah tidak menjawab pertanyaanku!" Merasa terpojok oleh perasaan dan pertimbangan, juga oleh rasa takut akan kehilangan anaknya, ia berkata bahwa ia hanya ingin kebahagiaan Mei Lan.
Dan kepada Erwin ia berkata, "Kuserahkan kepada kalian untuk mengambil jalan yang sebaik-baiknya. Seorang Ayah tidak bisa berbuat lain daripada mengikuti kemauan anak, kalau si anak sudah memilih jalan yang dianggapnya terbaik bagi dirinya."
"Jadi Ayah setuju?" tanya Mei Lan tanpa meminta pendapat Erwin. Bersedianya Erwin pergi bersama-sama ke Medan di malam hari itu telah dianggapnya suatu pertanda bahwa Erwin juga menyenangi dan sudah mencintai dirinya. Kalau dua insan dewasa sudah sepakat dan sehati, maka pihak ketiga tidak punya arti lagi, walaupun mereka ayah dan ibu, yang mengasuh dan membesarkannya sejak dilahirkan. Begitulah nasib orang tua. Bila tiba waktunya mereka tidak akan punya kuasa apa pun lagi. Supaya jangan shock, tiap orang tua perlu mempersiapkan diri atas kemungkinan yang bisa menyakitkan ini. Pikiran Erwin berperang. Ia telah melakukan suatu kesalahan besar dengan melarikan diri dari Hasanah yang berayah dukun kawakan! Entah apa yang telah terjadi atas diri gadis Au oleh perasaan malu terbesar yang bisa diderita wanita. Tetapi ia juga tidak sanggup lagi menolak Mei Lan karena telah melihat bagaimana akibatnya. Ia merasakan, bahwa nyawa Mei Lan tergantung kepada dirinya. Terlintas juga di dalam benaknya untuk melarikan diri lagi sebagaimana ia telah menghindar dari Hasanah. Tetapi bagaimana, kalau perbuatan itu sampai membuat Mei Lan lebih celaka lagi" Bukan hanya gagu, tetapi mati dalam kesedihan" Kalau ia tidak menghendaki risiko ini, maka ia harus selalu di dekat gadis itu.
Kalau sekedar dekat, mungkin masih kurang apa-apa, tetapi karena Mei Lan terang-terangan menghendaki dirinya sebagai teman hidup, hal ini akan menjadi lain. Akibatnya SERIAL MANUSIA HARIMAU
286 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
mungkin akan jauh lebih besar. Dia yang mencintai Safinah mungkin akan tambah kasihan kepada Mei Lan, kemudian menuruti kehendak si gadis. Yang mungkin disebabkan oleh beberapa keadaan. Barangkali ia korbankan perasaan dan segenap hatinya demi Mei Lan lalu kawin dengannya. Demi Mei Lan, sungguh demi gadis Tionghoa itu. Tetapi kalau ia terpaksa menikahi gadis yang masih suci itu oleh paksaan keadaan, maka akan celakalah dirinya untuk selamanya. Kemungkinan ini selalu terbuka. Karena ia pun, walau seorang manusia harimau yang bernama Erwin, sifat dan keinginan laki-laki hidup normal di dalam dirinya. Dan akan terus begitu selama nyawa belum meninggalkan jasadnya. Selama ia masih laki-laki yang jantan, kalau ia tidak dibinasakan lawan yang akan membuat dia menjadi tidak berdaya, seperti halnya Jaya Wijaya yang akhirnya ditinggalkan Lydia Savetsela, maka kemungkinan itu selalu ada. Kalau yang terburuk itu sampai terjadi, maka rasa bangga pada diri dan dibanggakan oleh ayah dan ornpungnya akan berubah menjadi suatu rasa hina diri yang berkepanjangan. Kalaulah itu sampai terjadi mungkin orang-orang tercintanya yang telah tiada, tidak akan pernah lagi mengunjunginya, walaupun ia menangis darah merindukan dan membutuhkan mereka.
"Mei Lan," kata Erwin. Pelan hampir tak kedengaran, ketika ia dalam cengkeraman rasa ngeri mengingat semua kemungkinan buruk itu. Ia tidak dapat meneruskan. Dia tidak pandai mengatakannya, walaupun ia mempunyai keinginan kuat untuk menjelaskan. Itulah dia si manusia harimau, si garang dan si lemah lembut yang tidak banyak taranya.
"Katakanlah, Bang Erwin," kata Mei Lan. "Tentang hari peresmiannya kuserahkan sepenuhnya kepada Abang. Aku akan menurut, karena Abang tentu lebih tahu memilih hari yang baik untuk kita."
Kata-kata Mei Lan yang polos itu membuat Erwin merasa lebih berat. Reaksi gadis itu bertolak belakang sekali dengan risiko yang tidak dikehendakinya.
Kini ia bertambah sukar mengatakannya. Bahkan tak terkatakan lagi olehnya. Ya Tuhan, mengapa begini jadinya. Hanya itu yang dikatakan Erwin dalam hati. Mengapa tidak ada bantuan gaib yang membuat Mei Lan mendadak benci kepadanya dan dialah yang menjauhkan diri" Mengapa tidak ada bantuan pada saat ia sangat membutuhkannya" Pada saat ia putus asa dan tidak tahu apa lagi yang dapat dilakukannya selain pasrah kepada nasib penentuan badan, datang juga bantuan yang dipintanya.
Kalau dapat dikatakan bantuan yang akan menyelamatkan mereka semua. Dalam SERIAL MANUSIA HARIMAU
287 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
keadaan tidak menentu pikiran itulah Erwin yang selalu ingin mengelakkan bencana, masih dapat berkata kepada Mei Lan. "Pergilah kalian dulu!" Ia mulai gemetar dan peluh dingirt'
akan menyusul. Mei Lan yang melihat perubahan pada manusia yang dicintainya itu malah bertanya,
"Abang sakit?" dan kepada ayahnya ia minta untuk memanggil dokter. Dia cemas melihat Erwin. Pautan hatinya itu baru saja mulai dekat kepadanya. Ia tidak mau kehilangan lagi.
"Jangan," kata Erwin. "Jangan panggil dokter!"
Mei Lan masih membujuk. "Abang dapat menyembuhkan orang, tetapi kalau Abang yang sakit, harus orang lain yang menolong!"
Tetapi sejalan dengan waktu, Erwin pun tidak dapat melawan proses atas dirinya, walau ia mencoba melawannya.
Lalu terjadilah bencana yang semula diharap merupakan bantuan itu.
Erwin berubah wujud. Tangannya berbulu, badannya membesar, sehingga pakaiannya robek karena menjadi sempit. Tampaklah belang itu, belang harimau jantan dewasa.
Mei Lan terpekik, lemas. Entah kekuatan dan pikiran dari mana yang menggerakkan ayahnya membopong dia ke luar kamar. Masuk ke kamar mereka sendiri, mengunci pintu dari dalam. Di sana baru orang kaya yang pengusaha perabotan rumah tangga itu turut gemetaran. Sekali lagi, entah siapa yang membuat dia tidak meminta bantuan kepada pengurus penginapan atau tamu-tamu lain yang ada di sana. Seolah-olah ada bisikan kepadanya agar merahasiakan kejadian yang pasti menimbulkan kekacauan walau sampai diketahui oleh orang-orang lain.
*** ERWIN kian mengharimau. Hanya kepalanya yang tidak. Pikirannya bekerja seperti biasa.
Dikuncinya pintu dan ia menunggu. Entah apa yang akan terjadi. Boleh jadi pintu akan diketuk atau bahkan didobrak orang. Dan kalau sampai dibuka paksa sudah tentu orang-orang bersenjata yang akan dihadapinya. Mereka akan menembaknya, karena dirinya dianggap bukan manusia. Dan dia akan melawan. Barangkali juga ayah dan ompungnya akan membantu. Sehingga terjadi pertarungan gila-gilaan di hotel itu. Dan korban pasti akan berjatuhan. Dia pun mungkin akan mati di sana. Yang tidak akan tewas adalah Dja SERIAL MANUSIA HARIMAU
288 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
Lubuk dan Raja Tigor serta Datuk nail Kuniang, kalau dia pun datang membantu. Dalam kegaduhan benaknya itu. Erwin menyesali diri. Mengapa sampai meninggalkan Hasanah secara pengecut" Dia yakin, bahwa apa yang terjadi sekarang adalah lanjutan hukuman atas dirinya. Dia disadarkan oleh kenyataan, bahwa bagaimanapun hebatnya dia, ada yang lebih hebat lagi. Hukum karma yang tidak dapat dielakkan oleh siapa pun. Dan itulah yang sedang berlaku atas diri si manusia harimau.
Melihat Mei Lan belum siuman, ayahnya kian bingung. Kalau tadi dalam kepanikan ia tidak mau hal itu diketahui orang lain, kini ia memikirkan keselamatan anaknya. Bagaimana kalau Mei Lan tidak bangun-bangun lagi"
*** AYAH yang kecemasan itu mengambil tindakan yang dianggapnya terbaik untuk anaknya. Ia menelepon ke reception hotel dan minta dipanggilkan dokter dengan segera.
Dua orang petugas hotel naik ke tingkat tiga, langsung ke kamar Mei Lan. Ong Chu Fat hanya mengatakan, bahwa anaknya kaget dan pingsan. Dia tidak menerangkan apa yang menyebabkan gadis itu terkejut sampai berakibat sejauh itu, karena khawatir akan membawa hal-hal yang lebih buruk lagi. Di samping itu ia sendiri pun kini sangat ketakutan oleh apa yang telah dilihatnya. Manusia yang dukun tetapi juga harimau itu bisa marah. Tetapi bukan itu saja yang dirasakan orang tua yang kebingungan itu.
Ia pun kini mengetahui, kenapa Erwin menolak cinta anaknya. Padahal anaknya begitu cantik dan mereka begitu kaya. Mengingat itu Ong Chu Fat berbalik jadi sedih. Karena apa yang telah dikatakan Erwin semuanya benar dan ia ingin menjauh karena tidak mau Mei Lan sampai terkejut dan ketakutan di kemudian hari. Kalau yang tidak diingini Erwin sampai terjadi juga, seperti yang mereka alami sekarang, semua itu oleh kesalahan mereka sendiri, kalau mengejar dukun muda itu sampai ke Mandailing dapat dikatakan suatu kesalahan. Tetapi apakah salah, kalau seorang gadis yang telah tenggelam oleh cinta, melakukan segala yang mungkin untuk mendapatkan satu-satunya orang yang dianggapnya dapat membahagiakannya dalam hidup yang tidak terlalu lama di bumi Allah yang tidak abadi ini" Bukankah hak tiap hamba Allah yang semuanya mempunyai kelemahan untuk memiliki kebahagiaan dan mempertaruhkan segala-galanya untuk mendapatkannya.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
289 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
Salahkah Mei Lan kalau la memandang Erwin sebagai satu-satunya manusia yang dapat memberi kebahagiaan dan ketenteraman itu" Ia bukan mengada-ada, bukan membuat-buat.
la mengikutkan kata hati. Kalau ia bersalah, maka kesalahannya adalah karena ia mengikutkan kata hati.
Ayah Mei Lan kini menyadari bahwa Erwin sebenarnyalah makhluk tidak wajar, seorang manusia merangkap harimau yang mempunyai ilmu tinggi dan berbudi luhur pula.
Pada waktu itu ia merasakan, bahwa manusia wajar belum tentu akan sebaik Erwin.
Kalaupun ada yang baik, di masa kini, maka hanya paling banyak tiga di antara seratus.
Tetapi tiba-tiba seorang petugas hotel bertanya, "Ke mana kawan Tuan yang datang bersama-sama tadi" Kenapa tidak dipanggil?"
Ayah Mei Lan gugup sesaat. Untunglah hanya sesaat. "Ia sendiri sejak tadi tidak enak badan. Letih, karena baru sembuh sakit," dustanya.
"Kalau begitu dia pun memerlukan dokter," kata petugas yang bermaksud baik itu.
"Tidak, dia sudah sembuh, hanya memerlukan istirahat karena keletihan. Biarlah dia tidur," kata Ong Chu Fat yang ingin supaya petugas itu jangan bertanya lagi. Kalau sampai petugas itu masuk ke kamar Erwin untuk melihat dan menolongnya, maka bencana lebih besar akan terjadi. Bukan hanya akan menimbulkan kegemparan di hotel, tetapi mungkin seluruh kota Medan akan dilanda panik. Untunglah pada waktu itu dokter pun tiba.
Langsung memerika Mei Lan.
" Shock berat," katanya. Ia melakukan apa yang perlu untuk mengembalikan kesadaran Mei Lan.
"Apakah berbahaya, Dokter," tanya ayah kebingungan itu.
"Saya harap tidak. Apakah yang menyebabkan dia begitu terkejut" tanya dr. Hilmy. Dua petugas hotel saling pandang. Seperti ada arti, tetapi tidak jelas bagi dokter dan ayah Mei, yang tidak berani mengatakan apa yang jadi penyebab. Di kamar itu pernah ada tamu bunuh diri.
"Saya dengar tadi kawan Tuan sakit!" kata orang petugas hotel.
"Ah, bukan sakit, hanya kecapekan," kata ayah yang mau menutup rahasia itu.
'Karena saya pun sudah di sini, bagaimana kalau kita lihat dia?" ujar dokter yang simpatik itu. "Barangkali ada sesuatu yang dapat saya tolong." Dokter Hilmy minta diantarkan ke kamar Erwin yang segera dipenuhi oleh petugas hotel. Memang lebih baik SERIAL MANUSIA HARIMAU
290 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
begitu, pikirnya yang merasa bertanggung jawab atas keselamatan tamu-tamu dan ingin memberikan pelayanan yang sesuai dengan taraf hotel. Ayah Mei Lan jadi pucat, tetapi tidak dapat mencegah. Kalau ia mengajukan keberatan, maka akan timbul kecurigaan.
Pintu kamar Erwin diketuk, tiada jawaban. Petugas mencoba membuka pelan-pelan.
Dan untunglah, terbuka dengan mudah sekali. Karena memang tidak terkunci. Tetapi mereka bertiga jadi kecele, karena orang yang dikatakan letih dan aisangka tertidur tanpa menguncikan pintu, tidak ada di ranjang. Diketuk pintu karnar mandi, tiada sahutan. Pintu ini pun dibuka dengan mudah, sebab tidak dikunci. Karena memang kosong. Tidak ada Erwin di sana. Petugas mengetuk pintu kamar Mei Lan yang ditunggui ayahnya dengan jantung berdebar, karena yakin hotel itu akan heboh. Tadinya ia merasa pasti, bahwa kedua petugas dan dokter akan berteriak karena terkejut dan takut, kalau sekiranya mereka melihat Erwin bukan manusia, tetapi harimau yang lebih menakutkan dari harimau biasa. Ia tidak segera membuka pintu.
"Tuan, kawan Tuan itu tidak ada di kamar," kata seorang petugas.
Tiada jawaban. Bukan karena ayah Mei Lan tidak mendengar, tetapi ia menjadi bingung dan tertanyatanya. Kebingungan yang lain daripada tadi. Kalau dia tidak ada di kamarnya tentu dia keluar. Orang tak bisa bersembunyi di kamar, lalu ke mana dia" Petugas mengetuk lagi. Pelan-pelan saja. Dan ayah Mei Lan membuka pintu.
Ketika petugas hotel mengulangi bahwa Erwin tidak ada di kamarnya, ayah yang kebingungan itu menunjukkan keheranan atau ketidak-percayaannya. "Masa iya tidak ada,"
katanya. Ternyata jawaban itu membuat petugas berkata, "Kalau Tuan kurang yakin, mari kita lihat."
"Apakah dia demam panas?" tanya dokter. Sebab orang yang terlalu tinggi panasnya bisa juga berbuat yang aneh-aneh tanpa sadar.
"Mungkin juga, setiba di sini ia mengatakan mau istirahat karenar letih. Sejak itu kami belum bertemu lagi."
"Tetapi bisa juga hanya pergi mengambil angin segar, lupa mengunci pintu kamarnya.
Tetapi kalau ada apa-apa, telepon saja saya," kata dr. Hilmy.
Ayah Mei Lan diamuk berbagai perasaan dan dugaan. Perasaan takut juga ada, walaupun Erwin sendiri yang pergi diam-diam dari Palembang menjauhi anaknya karena ia merasa dirinya tidak normal.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
291 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
Tetapi setelah ia tadi melihat orang baik itu menjadi harimau, ia bimbang. Apakah jalan pikiran dan keinginan manusia yang berubah harimau masih sama dengan ketika ia manusia biasa"
Lama juga Mei Lan tak sadarkan diri. Ketika ia mulai bergerak tetapi masih memeramkan matanya, ayah yang hanya punya anak tunggal itu lega sedikit. Masih banyak yang pasti akan dihadapinya.
Entah bagaimana pula Mei Lan nanti. Dia pernah jagi gagu, tak mampu bicara karena sangat terpukul oleh kepergian Erwin tanpa pamit. Ia telah menjadi normal kembali setelah bertemu dengan Erwin. Tetapi dia juga telah melihat Erwin yang sesungguhnya bukan manusia seperti orang-orang normal. Ia manusia yang sewaktu-waktu mengharimau. Mei Lan telah sangat terkejut dan sampai tak sadarkan diri. Apakah seumur hidupnya dia akan diburu oleh rasa takut, kalau ia masih akan panjang umur setelah peristiwa yang amat mengejutkan tetapi juga sangat mengecewakan hatinya itu" Apakah ia masih menilai Erwin sebagai satu-satunya manusia yang dapat membahagiakannya ataukah ia akan diburu ingatan oleh apa yang telah dilihatnya tadi" Dan Erwin, apakah ia akan menghilang untuk selamanya, kalau dia masih hidup.
Ataukah berbalik akan dendam karena Ong Chu Fat dan anak gadisnya itu menjerit ketakutan lalu meninggalkan dia setelah mengetahui keadaan yang sebenarnya" Semua boleh jadi. Kalau manusia di hadapan manusia jelas jelas berubah jadi harimau, maka semuanya yang lain pun bisa saja terjadi. Dalam kebingungan itu terlintas juga dalam hatinya untuk minta perlindungan kepada polisi. Tetapi meminta perlindungan kepada polisi berarti menceritakan kenyataan yang dialaminya. Menceritakan bahwa seorang atau seekor manusia harimau atau harimau manusia sedang berkeliaran di kota Medan. Kemudian ayah Mei Lan berpikir, apakah polisi dapat melindungi mereka terhadap kemungkinan bahaya yang bukan biasa" Apakah pengaduan tidak akan membuat Erwin jadi marah dan membinasakan anak dan ayah, bahkan mungkin mereka sekeluarga. Menerkam tengkuk mereka seorang demi seorang, mengeluarkan seluruh isi perut, lalu mencabik-cabik tubuh mereka"
Ayah malang itu gelisah. Melapor dan minta perlindungan" Padahal Erwin sama sekali belum tentu akan menyusahkan mereka. Sejak dulu ia telah menjauhkan diri. Kenapa mencari dia dan setelah bertemu serta mengetahui kenyataan, mengambil tindakan agar ia dibinasakan. Kalau polisi mengetahui adanya makhluk berbahaya berkeliaran, maka demi SERIAL MANUSIA HARIMAU
292 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
keselamatan masyarakat dan ketenangan kota Medan, makhluk itu harus ditiadakan.
Ditembak. Dengan pistol, karaben atau bahkan diberondong dengan senapan mesin.
Tetapi satu suara tanpa rupa, terang bukan suara Erwin yang sudah hapal di telinganya, terdengar memberi ingat, "Jangan lakukan yang bukan-bukan. Kalian yang mencari anakku sapmai ke kampong kami. Ingat, sekali lagi kukatakan jangan lakukan yang bukan-bukan!"
Ayah Mei Lan jadi lebih takut daripada tadi. Suara itu menyebutkan "anakku". Berarti dia ayahnya. Dan dia mengetahru apa yang berkecamuk di dalam hati orang tanpa ditanyai.
Bisa memberi ingat tanpa menampakkan diri. Suara Dja Lubuk sudah cukup untuk mengurungkan kemungkinan ayah Mei Lan mengadu kepada polisi.
Bukan hanya dia. Seorang perawat wanita yang telah dikirim oleh dokter baik hati tadi guna keperluan Mei Lan manakala dia sudah siuman pun terkejut dan heran. Hanya heran.
Mungkin karena dia tidak tahu persoalan. Mungkin juga karena dia kebetulan berasal dari Muara Sipongi yang banyak menyimpan kisah serta kenyataan misterius itu.
Suster Sarimana Parinduri memandang heran kepada ayah Mei Lan, ketika orang itu berlutut dan berkata, "Tidak Bapak, saya tidak akan cerita!" Suster bijaksana itu tidak bertanya apa-apa, tetapi sebagai orang Tapanuli ia tahu, bahwa telah terjadi sesuatu yang tidak wajar atas diri keluarga ini. Inilah yang menyebabkan Mei Lan pingsan dan suara gaib tadi pasti mempunyai hubungan dengan peristiwa ini.
Setelah Ong Chu Fat mengucapkan janjinya, Mei Lan membuka mata, semula memandang ke atas, kemudian ke suster yang duduk di dekatnya. Lalu memandang ayahnya yang kelihatan banyak berkurang cemasnya.


Manusia Harimau Jatuh Cinta Serial Manusia Harimau Karya S B. Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kakak siapa?" tanya Mei Lan.
"Saya perawat!" jawab Sarimana.
"Siapa yang sakit" ' tanya gadis yang baru sadarkan diri itu.
Suster memandang Ong Chu Fat. Agar dia yang menjawab. Tetapi ayah ini pun diam.
Dia tidak tahu hendak berkata bagaimana.
Melihat tiada yang menjawab, Mei Lan pun diam. Dalam diam itu kiranya pelan-pelan ingatannya kembali.
"Bang Erwin. Mana dia bang Erwin, Papa?" Ong heran mengapa gadis ini menanyakan Bang Erwin, padahal dia tadi menjerit terkejut melihat kenyataan, bahwa Erwin itu makhluk yang menyimpang. Manusia iya, harimau juga iya.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
293 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Papa, mengapa Papa tidak menjawab pertanyaanku" Aku ingin bertemu dengannya!"
Kini Ong Chu Fat masygul kembali. Mei Lan mau bertemu dengannya, mengapa"
Suster memberi Mei Lan obat penenang. Gadis itu bertanya, untuk apa obat itu, sedangkan dia tidak merasa sakit apa pun.
"Hanya untuk penenang," kata Suster yang baik menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan pesan dokter Hilmy.
"Buat apa penenang bagi saya yang tidak apa-apa" Bukankah saya cukup tenang?"
Suster tidak mau berdebat. Dia tidak mau mengatakan; bahwa Mei Lan tadi tidak sadarkan diri. Tetapi gadis itu kemudian bertutur, "Sekarang aku mulai ingat, Papa. Kita tadi di kamar Bang Erwin. Ngomong-ngomong. Dia sudah suka dan sayang kepadaku. Aku ingat. Kita sama-sama dari .. apa nama kota itu Papa" O ya, Penyabungan Kita jumpa harimau besar, tetapi tidak mengganggu kita. Tentu karena dia takut kepada Bang Erwin yang hebat itu. Bang Erwinku itu me mang hebat sekali, ya Papa?"
"Ya " jawab Papanya yang kini tahu bahwa semua Yang telah terjadi mulai kembali ke dalam ingatan Mei Lan. Nanti dia juga akan ingat tentang abangnya yang jadi harimau itu.
Diam-diam suster Sarimana jadi ingin tahu, siapakah Erwin yang dibicarakan itu. Orang keturunan Cina yang sudah ganti nama ataukah orang Indonesia yang benar-benar Indonesia tanpa embel-embel apa pun. Tetapi keingin-tahuan itu terpaksa disimpannya.
Tidak layak dia menanyakan. Mencampuri urusan orang namanya itu dan Sarimana bukan tergolong orang yang tidak tahu etiket. Dari kata-kata Mei Lan dia hanya menebak-nebak, bahwa Erwin agaknya pacar Mei Lan yang tidur di lain kamar. Dan bahwa orang itu orang hebat, seperti kata Mei Lan. Lalu dia ingat kata-kata suara gaib tadi yang menyebut tentang anaknya. Kira-kira Erwin inilah anaknya. Kalau begitu Erwin yang disebut-sebut ini tentu orang Indonesia anak yang memberi peringatan itu. Sarimana kian orang tertarik, tetapi baru itulah yang diketahuinya tanpa bertanya. Itu pun kalau perkiraannya benar.
"Lanny mau minum?" tanya ayahnya.
"Mau Papa, Fanta merah yang dingin saja." Memang itu minuman kesenangannya.
Suster yang seharusnya tadi menawarkan minum, merasa dirinya salah. Tergoda oleh pembicaraan pasiennya dengan Ong Chu Fat. Cepat ia bangkit mebuka kulkas tempat tersedia beberapa macam minuman. Kebetulan ada yang dipinta Mei Lan. Ia tuang ke dalam gelas, mcmberikannya kepada Mei Lan. Setelah minum denggan SERIAL MANUSIA HARIMAU
294 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
mengatakan "enak sekali," rupanya ingatannya pun jadi kian segar.
"Aku ingat, Papa. Bang Erwin kemudian berubah. Aku ketakutan. Kurasa aku menjerit!"
"Ya betul," kata Ong Chu Fat yang senang mendengar kata-kata itu. Dia yakin akan diiringkan oleh kalimat yang mengatakan, bahwa kini Mei Lan jadi takut sekali dan minta lekas-lekas pulang ke Palembang. Tetapi keyakinan Ong hanya harapan hampa. Sebab Mei Lan sama sekali tidak mengatakan bahwa ia sekarang masih takut. Dia malah berujar
"Memang hebat. Bisa mengubah dirinya. Aku tadi memang terkejut. Siapa pun pasti akan terkejut. Tetapi sekarang aku tidak takut. Ia hanya mau memperlihatkan kehebatannya kepada kita, ya Papa. Padahal tanpa diperlihatkan pun, kita sudah tahu bahwa abangku itu memang luar biasa. Yang tak dapat dikerjakan oleh dokter pun dapat dilakukannya.
Kalau bukan karena dia, kan aku belum sembuh ya Papa. Barangkali juga sudah mati!"
Ong Chu Fat jadi lesu. Rupanya tetap saja celaka dua belas baginya. Anaknya hanya kaget dan takut sebentar. Kini tidak lagi. Akan gawat, kalau dia minta supaya Erwin dipanggil ke sana.
"Nanti kuperkenalkan Suster dengan kekasihku itu. Orangnya ganteng, tetapi sangat sederhana. Orang Mandailing. Semua orang Tapanuli hebat-hebat ya Kak," tanya Mei Lan.
"Ah, sama saja seperti orang dari daerah lain. Yang hebat ada. Hanya satu dua. Yang lainnya ya manusia biasa saja. Tidak ada kelebihan apa-apa di negeri kami itu," kata Sarimana yang rupanya perendah hati. Atas pertanyaan Mei Lan, ia mengatakan, bahwa ia pun memang orang asal Tapanuli.
"Papa, sebenarnya siapa sih yang sakit?" tanya Mei Lan lagi.
Kini Suster Sarimana menjawab, bahwa sebenarnya tidak ada yang sakit. Dia datang hanya untuk mengawani Mei Lan, kalau-kalau ada sesuatu keperluan. Menurut pendapatnya itulah jawaban tertepat.
"Kakak pernah melihat orang yang bisa mengubah dirinya jadi harimau?" tanya Mei Lan. Atas jawaban Suster bahwa ia belum pernah melihat, dengan bangga Mei Lan menerangkan, bahwa kekasihnya yang bernama Erwin itu dapat berbuat begitu. Walaupun punya semangat besar, diam-diam suster itu berharap agar ia tak usah bertemu dengan manusia yang harimau.
Lesu Ong Chu Fat menjawab, "Dia sudah tiada!"
SERIAL MANUSIA HARIMAU
295 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Apa!" tanya Mei Lan setengah kaget kembali. "Maksud Papa dia sudah mati"
Ditangkap dan ditembak?" Kini Mei Lan menangis, karena kata-kata ayah nya menyebut "sudah tiada tadi" ditafsirkannya sudah mati. "Aku tidak mau, tidak mau,"
katanya terisak-isak. Ayahnya jadi lebih bingung daripada tadi.
*** ONG CHU FAT melirik Suster Sarimana, khawatir wanita itu tahu apa yang telah terjadi, dan menceritakannya kepada petugas hotel. Memang tambah banyak tanda tanya yang timbul dalam pikiran perawat itu. Siapa yang ditembak, siapa yang ditangkap. Tak jelas baginya.
Tetapi cukup terang bahwa Mei Lan cemas dan takut, kalau-kalau orang dicintainya telah ditangkap atau pun ditembak. Tetapi dia tadi menanyatakan apakah suster itu telah pernah melihat orang yang dapat mengubah dirinya jadi harimau! Tentu ini orang yang dikhawatirkan Mei Lan, tetapi apakah mungkin gadis secantik dia bisa jatuh cinta kepada orang yang bisa jadi harimau dan orang itu pula tentu yang telah membuat dia terkejut dan ketakutan sehingga tak sadarkan diri.
"Tidak, dia hanya pergi ke luar sebentar. Ambil angin segar barangkali," kata ayahnya menenangkan.
"Cari dan panggil dia kemari," kata Mei Lan. Nah, ini kan bikin lebih celaka. Mau dicari ke mana" Dan lagi bukan tidak mungkin pula dia memang sudah ditangkap dan bahkan barangkali pun sudah mati ditembak. Kalau makhluk semacam itu bisa dimakan peluru. Ataukah dia sudah mengamuk dan mengambil korban?"
"Baiklah, papa akan pergi mencarinya," kata Ong kehilangan akal dan dia bersiap-siap untuk keluar kamar, walaupun tak tahu apa yang dilakukannya. Tetapi tepat pada saat ia mau melangkah ke luar pintu, telepon berdering.
Ong Chu Fat segera mengambilnya dengan muka pucat, setengah gemetar, entah berita buruk apa yang akan didengarnya dari petugas hotel. Pasti tentang Erwin. Dan dia memang tidak salah terka. Tetapi orang yang memperhatikan wajah Ong akan melihat dari perubahannya, bahwa ia menjadi agak tenang. Telepon itu dari Erwin. Dari orang yang berubah jadi harimau tadi.
"Bagaimana Mei Lan, Tuan Ong?" tanyanya di telepon.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
296 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Sudah sadar!"
"Maafkan saya telah menyusahkan Tuan!"
"Tidak, kamilah yang menyusahkah. Karena kami maka semuanya ini terjadi!"
Mendengar percakapan itu Mei Lan bertanya apakah itu Bang Erwinnya. Ketika ayahnya mengangguk ia langsung melompat dari tempat tidur dan mengambil telepon dari tangan ayahnya. Begitu segar dan gembira, seolah-olah bukan dia yang tadi menjerit ketakutan lalu jatuh pingsan.
"Abang ada di mana?" tanya Mei Lan.
"Di sini. Mei Lan baik-baik saja?"
"Kurang baik. Akan baik kalau Abang datang kemari!"
Suster yang mendengarkan seperti tidak percaya akan apa yang didengarnya. Bisakah orang begitu cinta kepada orang yang membuat dia takut dan bahkan sampai pingsan" Apa guna ditanya, inilah buktinya. Suster Sarimana membayangkan, kalau orang yang jadi harimau itu datang, maka ia pun akan melihatnya. Menakutkan pasti, tetapi pasti pula suatu pengalaman yang tidak akan pernah dijumpainya kalau bukan dia yang menunggui Mei Lan.
Ong Chu Fat mendengarkan anaknya bicara. Dia cemas lagi karena Mei Lan meminta orang yang harimau itu datang kembali.
Lama juga Mei Lan berdialog dengan Erwin, yang merasa kecewa, mengapa gadis itu bukan jadi takut dan dengan begitu dia bebas atas kehendak Mei Lan sendiri. Dia tidak mengerti Mei Lan bisa begitu. Saat itu ia teringat kepada Indahayati. Apakah Mei Lan ini memang ditakdirkan untuk menggantikan bekas istrinya yang sudah almarhumah" Tidak boleh jadi. Dia dulu mati-matian cinta kepada Indah, sedangkan dalam hal yang sekarang hanya Mei Lan yang tergila-gila kepadanya. Yang mestinya mustahil. Tetapi justru suatu kemustahilan yang sudah jadi kenyataan.
Beberapa waktu kemudian Mei Lan berkata lemah, "Dia tidak bisa datang, Papa.
Katanya untuk kebaikan kita semua."
Ayahnya hanya mendengarkan, diam membisu. Memang dia tidak tahu harus memberi tanggapan bagaimana.
Lalu gadis itu melanjutkan, "Kita disuruhnya pulang. Ia akan datang ke rumah."
Lega hati Ong Chu Fat mendengar. Sekali lagi Erwin membuktikan bahwa ia SERIAL MANUSIA HARIMAU
297 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
mempunyai pikiran waras. Tidak ada sedikit pun niat buruk terhadap Mei Lan dan dirinya, walaupun mereka tadi memperlihatkan keterkejutan dan ketakutan. Hanya ia bertanya di dalam hati, apakah Erwin sudah jadi manusia biasa lagi makanya dapat menelepon. Dan dari mana dia menelepon.
Sebenarnyalah Erwin telah jadi manusia kembali. Dengan mengandalkan sedikit uang yang ada padanya, ia menyewa sebuah kamar di losmen murah di bilangan Kota Matsum.
Dari sana dia menelepon. Dengan memberi kabar tentang dirinya dia mengharap telah dapat menenteramkan hati keluarga Ong dan mereka akan kembali ke Palembang.
Erwin meninggalkan hotel mewah tadi setelah ia kembali menjadi manusia dengan mempergunakan ilmu meraibkan diri sehingga tidak seorang pun melihatnya, walaupun ia melalui cukup banyak tamu yang duduk-duduk minum atau mendengar musik di lobi.
Pengetahuannya tentang kota Medan ketika ia akan merantau ke Jawa beberapa tahun yang lalu, membuat dia tidak susah mencari losmen murah untuk tempat berteduh dan berpikir tenang apa sebaiknya yang akan dilakukan. Meskipun mendapat ganjaran cukup lumayan oleh doa Pak Abduh dan perbuatannya yang menyakitkan hati Hasanah, namun rupanya belum seluruh nasib baik meninggalkan dirinya. Dari percakapan tamu-tamu yang ada di sana ia mengetahui, bahwa pemilik losmen, yang bukan tinggal di situ, sedang sakit keras.
Kata orang kemasukan arwah saudaranya. Ada yang mengatakan, bahwa ia dibikin orang.
Suatu istilah lain bagi kata diguna-gunai. Keadaanriya tambah payah karena sekian dukun yang dimintai bantuan ternyata tak sanggup melawan orang yang mengirim bencana.
Oleh karena tahu, bahwa ia tidak mempunyai cukup uang yang sangat dibutuhkan untuk perjalanan selanjutnya, maka sekali ini ia menyimpang dari biasa. Tak ada orang mengajak dia bicara. Wajar, apa pula yang mau dibicarakan dengan orang yang hanya seperti laki-laki kelihatan kampungan ini" Walaupun merasa malu, ia berkata, "Saya dengar pemilik losmen ini sakit keras." Si pelayan hotel yang diajak ngomong menyahut singkat, "Iya," lalu pergi karena merasa tidak perlu mendengar apa lagi yang akan dikatakan Erwin. Erwin merasa terpukul. Dia yang sekali ini ingin bicara, malah tidak dihiraukan oleh orang yang diajak bicara. Dia butuh uang. Sekali ini dia merasa bahwa pada waktu tertentu, orang tidak bisa berbuat, apa pun tanpa uang, perjalanan harus dibiayai dengan duit. Kebutuhan amat mendesak kadang kadang membuat orang terpaksa mencuri. Tanpa disukainya, tetapi terpaksa dia lakukan karena sudah ketiadaan jalan lain. Kasihan mereka itu. Dia tidak SERIAL MANUSIA HARIMAU
Bara Naga 2 Lencana Pembunuh Naga Karya Khu Lung Naga Naga Kecil 6
^