Pencarian

Kelelawar Hijau 1

Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong Bagian 1


"Kelelawar Hijau
(Lanjutan Payung Sengkala)
Saduran : SD LIONG
DALAM klsah "Payung Sengkala" diceritakan bahwa
dalam suatu perebutan sengit diatas jembatan kota Lok
Yang untuk memperebutkan jinsom sisik naga yang berusia
sepuluh ribu tahun, akhirnya benda mestika itu berakhir
diperoleh Lam-kong Pak sijago kita.
oleh Pek-li Gong sipencuri sakti benda mustika yang
seharusnya menjadi hak miliknya itu diserahkan kepada
Soen Han siang ibu dari Lam-kong Pak sebagai mas kawin.
Dimana kemudian Jinsom itu harus ditelan oleh Lamkong
Pak agar tenaga dalamnya bertambah sehingga
perlawanannya menghadapi Perkumpalan Bulu Hijau yang
ditunjang dua orang gembong iblis sakti bisa berhasil
dengan sukses. Tapi timbul masalah baru, karena untuk menelan Jinsom
sisik naga berusia sepuluh ribu tahun itu harus dibarengi
pula dengan obat pengiring yang merupakan cairan lendir
dari enam sampai delapan orang gadis perawan.
Untung disamping Pek-li Hiang serta Yoe Tien masih
ada coe Li Yap, cioe cien cien, Liuw Hoei Yan serta cioe Ih
Boen enam orang.
Demikianlah, maka diputuskan keenam orang gadis
perawan itu membantu Lam-kong Pak untuk mencairkan
jinsom yang tak ternilai harganya itu.
Terdengar Pek-li cong berkata: "Dewasa ini dikalangan
kita keparat Cilik she Lamkong inilah merupakan
pemimpin kita, agar pertarungannya memperebutkan
kekuasaan dengan pihak perkumpulan Bulu Hijau berhasil
dengan sukses, kita musti jadikan dirinya sebagai jago kelas
kelas satu, oleh sebab itu didalam melaksanakan tugas yang
amatpenting ini, kita musti mencari suatu tempat yang
tersembunyi letaknya".
"Eeei pengemis tua" sela siang Hong Tie. "aku lihat
rumah gubukmu terletak disuatu tempat yang terpencil dan
sunyi keadaannya, lebih baik kita berangkat kesitu saja"
Maka berangkatlah beberapa orang itu menuju ketempat
tinggal dari pek-li Gong. Rumah gubuk dengan belasan bilik
serta pemandangan yang indah memang merupakan suatu
tempat yang strategis letaknya.
sepintas lalu rumah itu menyerupai rumah kaum petani
biasa yang dikelilingi sawah dan kebun. serentetan pohon
Liuw tumbuh disisi pagar bambu menutupi pandangan
orang luar terhadap gerak gerik didalam.
Ketika soen Han siang menyampaikan maksud tersebut
kepada kedua orang dara ayu itu, dengan wajah tersipu-sipu
dan kemalu-maluan mereka menganggukan kepalanya,
padahal memang kejadian ini merupakan pucuk dicinta
ulam tiba bagi mereka.
sebab setelah soen Han siang berkata demikian, berarti
pula kejadian itu akan berubah jadi kenyataan dan mereka
tak usah menanti dilamar orang lagi.
sementara itu Pek-li Gong telah membagi jinsom sisik
naga berusia sepuluh ribu tahun itu jadi enam bagian, dua
bagian diberikan lebih dabulu kepada Lam Long Pak untuk
ditelan. kemudian baru memberi kisikan kepada kedua
orang gadis itu untuk masuk kedalam ruangansedangkan
sekalian para jago lihay segera menyebarkan
diri disekeliling rumah gubuk itu untuk menjaga segala
kemungkinan yang tidak diinginkan.
Setelah Lam-kong Pak masuk kedalam kamar,
tampaklah kedua orang dara ayu itu dengan wajah bersemu
merah duduk tersipu di sudut pembaringan.
"Yoe cici" terdengar Pek-li Hiang berbisik lirih. "Kau
duluan aach...."
"Tidak bisa jadi" sahut Yoe Tien sambil gelengkan
kepalanya berulang kali. "Meski pun cici lebih tua beberapa
tahun darimu, tapi kalian berkenalan lebih duluan, tidaklah
pantas kalau cici mendahului dirimu. . . ayolah kau tak
perlu malu2 lagi....,"
"Begini saja bagaimana kalau adik Pak saja yang
memutuskan?"?"
"Baiklah " kata Lam-kong Pak. " Lebih baik enci Yoe
lebih duluan- . . .aaaai kalian rela membantu diriku,
membuat siauw-te merasa amat berterima kasih".
"Adik Pak kau tak usah mengucapkan kata- kata yang
tak enak didengar lagi, asal kau jangan sampai suka yang
baru melupakan yang lama, kami sudah merasa cukup
puas". Air muka Lam kong Pak berubah jadi serius.
"Enci Yoe" katanya. "Meskipun siauwte bodoh dan tidak
bisa berpikir, tetapi aku bukan seorang lelaki yang gampang
melupakan yang lama untuk menikmati yang baru, kalian
berdua boleh legakan hati dan tak usah kuatirkan lagi. .
.persoalan itu".
Dalam pada itu Pek li Hiang telah menyingkir kesamping
dan alihkan sinar matanya memandang keluar jendela.
sedangkan Yoe Tien sambil baringkan tubuhnya diatas
pembaringan. ujarnya dengan mata memancarkan
kelembutan: "Adik Pak ayohlah kita mulai",
Lam-kong Pak naik keatas pembaringan dan mereka
berdua pun segera saling bertindih-tindihan dan saling
memeluk dengan kencangnya, bibir beradu dengan bibir,
hati bertemu dengan hati. air liur yang berbau wangi setetes
demi setetes mengalir keluar dari bibir Yoe Tien,
membasahi tenggorokan sianak muda itu dan langsung
turun kearah pusar.
Dua buah jantung berdebar dengan kerasnya. empat
mata bersatu padu memancarkan napsu birahi yang amat
tebal, terutama sekali Yoe Tien adalah seorang gadis yang
mulai menanjak dewasa, sepasang payudaranya yang
montok putih dan besar bagaikan sepasang bukit cukup
membuat hati Lam kong pak syurr-syurran, hampir saja
sukmanya terasa melayang meninggaikan raganya.
"Adik pak.jangan terpengaruh oleh napsu birahi. . .cepat
tarik kembali angan2mu yang nyeleweng..."bisik Yoe Tien
memperingatkan.
Lam Kong Pak terperanjat. cepat2 tarik kembali
pikirannya yang mulai terpengaruh oleh napsu birahi dan
salurkan hawa murninya kedalam pusar, dengan cepat air
liur yang mengalir keluar dari bibir Yoe Tien telah
bercampur jadi satu dengan jinsom sisik naga berusia
sepuluh ribu tahun itu ada menyebar keseluruh urat penting
ditubuhnya. setengah jam sudah lewat, Yoe Tien mendorong tabuh
sianak muda itu kesamping sambil bisiknya:
"sudah selesai, sekarang tiba gilirannya adik Hiang untuk
menggantikan kedudukanku".
Lam Kong Pak tidak melepaskan dara ayu itu begitu
saja. Ia peluk tubuhnya kencang2 dan mencium bibirnya
dengan penuh kemesraan.
Yoe Tien semakin tersipu sipu, dengan wajah merah
padam ia segera meronta bangun, selesai berpakaian ia
menuju ketepi jendela sambil serunya:
"Adik Hiang, sekarang tiba giliranmu"
Pek-li Hiang, rada sangsi sejenak. tapi ia menurut juga.
setelah melepaskan pakaiannya ia jatuhkan diri berbaring
diatas pembaringan dan membiarkan tubuh pemuda she
Lam-kong itu menindih dirinya.
Entah berapa lama sudah lewat, akhirnya sianak muda
itupun telah menyelesaikan tugasnya. menanti kedua orang
dara ayu itu sudah berlalu. seorang diri Lam-kong pak
duduk bersila mengatur pernapasan, sebab ia harus duduk
sementara di selama tiga hari tiga malam lamanya untuk
menyebarkan penggabungan cairan liur gadis perawan
dengan jinsom berusia sepuluh ribu tahun itu keseluruh
bagian tubuhnya.
Dua hari dua malam dengan cepatnya telah berlalu,
ketika tengah malam kentongan ketiga pada hari ketiga
menjelang tiba, dimana Lam-kong Pak sedang duduk
bersemedi didalam keadaan lupa segala-galanya. tiba-tiba ia
rasakan dari jalan darah Pak Hoei-biat diatas tubuhnya
mengalir masuk segulung hawa panas yang amat deras dan
gencar. Mula2 dia masih mengira bahwa itulah akibat dari reaksi
jinsom sisik naga berusia sepuluh ribu tahun yang
menunjukkan kasiatnya, hingga tanpa menggubris pemuda
itu maneruskan kembali semedinya, tapi kemudian hawa
panas itu makin lama semakin dahsyat, didalam urat2
penting disekujur tubuhnya serasa ber-gerak2 seperti ada
ber-puluh2 ekor tikus yang berlarian kesana kemari, hatinya
jadi bergerak. Tetapi pada saat itu ia berada dalam keadaan yang paling
penting. tak mungkin baginya untuk membuka matanya
memeriksa. Menunggu fajar telah menyingsing dan
semedinya telah selesai barulah matanya per-lahan2
direntangkan. Alangkah terkejutnya sianak muda itu tatkala matanya
sempat menangkap bayangan sesosok tubuh manusia
tembaga sedang bergerak sempoyongan keluar lewat
jendela. sadariah Lam-kong Pak babwa manusia tembaga itu
telah membantu dirinya dengan salurkan hawa murni yang
sempurna. Tidak sempat memberitahu kepada sekalian
penjaga yang bersiap siaga disekeliling tempat itu lagi, ia
segera enjotkan badandan menyusul dari belakang.
Terlihatlah manusia tembaga itu makin lama berjalan
semakin cepat, gerakan tubuhnya mulai mengambang dan
sukar dilukiskan dengan kata2.
Lam-kong Pak segera mengerahkan segenap kekuatan
yang dimilikinya, dalam waktu singkat ia berhasil menyusul
sampai jarak dua puluh tombak lebih, teriaknya keras2:
"cianpwee tunggu sebentar, boanpwee sudah sepantasnya
kalau mengucapkan rasa terima kasihku atas budi kebaikan
yang telah kau berikan"
Tetapi manusia tembaga itu tetap berlagak pilon dan berpura2
tidak mendengar, bukannya berhenti malahan
gerakan tubuhnya kian lama kian bertambah cepat, se-olah2
dia takut disusul oleh sianak muda itu.
Lam kong Pak enjotkan badannya dua kali, tubuhnya
melesat jauh lebih cepat lagi dari keadaan semula Jarak
diantara mereka berdua pun semakin dekat lagi, kini
mereka hanya terpaut antara tujuh sampai delapan tombak.
sementara ia hendak berteriak lagi, mendadak bayangan
manusia berkelebat lewat, tahu-tahu seorang wanita
berkerudung hitam telah menghadang pergi jalan orang itu.
Lam- Kong Pak mengenali orang itu sebagai "Toa-Pei-
Liong in" atau si wanita pengasingan, sedangkan manusia
tembaga itu kemungkinan besar adalah ayah kandungnya
"Hong Loei Khek" si jago Angin Geledek Lam Kong Liuw,
karena ingin tahu ganjalan serta hubungan apa yang terjalin
diantara kedua orang itu. maka cepat2 ia sembunyikan diri
dibelakang sebuah batu besar.
Dalam pada itu si manusia tembaga tadi sudah
menghentikan langkah kakinya, namun ia tetap
membungkam seribu bahasa.
"siapakah dirimu?"" terdengar perempuan pengasingan
menegur dengan suara berat.
"Manusia tembaga"
"omong kosong lebih baik dikurangi " seru perempuan
pengasingan lagi dengan suara berat. "tentu saja aku tahu
bahwa kau adalah manusia tembaga, yang kutanyakan
adalah nama aslimu serta asal usulmu yang sebenarya"
"Nama asliku pun bernama manusia tembaga." Toa Pei
Liong in perempuan pengasingan segera tertawa dingin-
"Hmmm.... kau tak usah melebihi diri, aku tahu bahwa
kau adalah "Hong Loei Lhek" Jagoan Angin Geledek Lam
kong Liuw bukankah begitu?"".
"salah besar Poen jien bukankah Lam kiong Liuw. juga
bukan Loe It Beng....",
"Berbicara tanpa bukti tiada gunanya. bolehkah kau
unjukkan wajah aslimu sehingga loo-soen dapat
menyaksikan raut wajahmu yang sebenarnya"...".
"Antara Poen-jien dengan dirimu tiada ikatan maupun
hubungan apapun. kenapa musti unjukkan wajah asliku
dihadapanmu?"".
"Lam kong Liuw, kau betul2 berhati kejam... kau tidak
mempunyai perasaan sedikit pun juga " teriak perempuan
pengasingan dengan setengah menjerit.
Tapi manusia tembaga itu tetap tertawa. "Aku tidak
mengerti apa yang telah kau ucapkan" apakah kau tidak
takut bahwa pengutaraan perasaanmu itu telah keliru
dihadapan orang lain?"".
Ucapan ini manjur sekali, seketika itu juga Toi Pei
Liong-In betul2 tak berani mengutarakan isi hatinya lagi,
hanya ujarnya: "Bila kau berani berlagak pilon pura-pura bodoh lagi,
Hmmmm jangan salahkan kalau Loo-soen segera akan
turun tangan menyerang dirimu".
"omong kosong aku justru tidak habis mengerti apa
alasanmu mengejar diriku terus menerus dan menuduh aku
dengan segala tuduhan yang tidak genah."
Toa Pei Liong in siperempuan pengasingan itu kontan
naik darah, ia menjerit keras lalu menubruk. kedepan, cakar
mautnya langsung meayambar wajah bagian depan
manusia tembaga itu.
Dengan sebat si manusia tembaga berkelit kesamping,
kemudian bergeser dengan sempoyongan seakan-akan
hampir saja ia kena dicengkeram.
kejadian yang sama sekali diluar dugaan ini tentu saja
membuat perempuan pengasingan jadi tertegun, ia tidak
mengerti apa sebabnya manusia tembaga tersebut secara
tiba-tiba berubah jadi begitu tak becus.
Tetapi Lam-kong Pak yang bersembunyi dibalik batu
besar mengerti sedalam-dalamnya. apa yang sebetulnya
telah terjadi, justru disebabkan sebagian besar hawa
murninya sudah tersalur kedalam tubuhnya itulah
mengakibatkan si Maausia Tembaga jadi lemah dan tiada
kekuatan untuk melancarkan serangan balasansementara


Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu si-perempuan pengasingan telah tertawa
dingin dengan suara yang menyeramkan.
"Heeeh-heeeh-heeeh... aku mau lihat. dengan cara
apakah kau hendak meloloskan diri dari cengkeraman
telapakku....".
Jurus2 serangan aneh segera dilancarkan dengan gencar
memaksa manusia tembaga itu terdesak mundur kebelakang
berulang kali, beberapa kali hampir saja badannya kena
cengkeram oleh pihak lawan-
Didalam keadaan demikian Lam-kong Pak justru malah
menaruh rasa simpatik terhadap Manusia Tembaga itu,
walaupun dia sendiripun kepingin tahu siapakah
sebenarnya maausia tembaga itu, tetapi la tidak ingin
memaksa orang dikala orang lain dalam kesusahan, tanpa
berpikir panjang tubuhnya segera melesat kearah depan dan
langsung mengirim satu pukulan dahsyat kearah perempuan
pengasingan- Jurus serangan yang digunakan saat ini tidak lebih hanya
gerakan permulaan dari ilmu pukulan sam Hoo-It-Ciang-
Hoat, bilamana berada dimasa yang lampau tak nanti
dirinya merupakan tandingan dari si perempuan
pengasingan, siapa tahu ....
ketika dua gulung angin serangan membentur satu sama
lainnya sehingga menimbulkan suara ledakkan yang amat
dahsyat. kedua belah pihak masing2 tergetar mundur tiga
langkah lebar. Menyaksikan hasil yang sama sekali diluar dugaan ini.
Lam Kong Pak jadi terkejut bercampur girang. Pikirnya^
"Andaikata bukan tenaga dalamnya yang mengalami
kemunduran pesat,pastilah tenaga lwekangku yang
memperoleh kemajuan diluar dugaan- Rupanya inilah hasil
dari khasiat jinsom sisik naga berusia sepuluh ribu tahun
yang tak ternilai harganya itu". Dalam pada itu perempuan
pengasingan telah membentak dengan suara keras:
"Huuuh.... bajingan lagi2 kau si keparat cilik. . . ."
Blaaam.... sekali lagi terjadi bentrokan keras yang
menimbulkan suara ledakan dahsyat, kedua orang itu
masing2 mundur lagi sejauh satu tindak.
"Bajingan cilik" teriak perempuan pengasingan- "
^Rupanya kalian ayah dan anak dua orang memang sudah
sekongkol sedari tadi. Hmm ...hati-hati kau".
selama pembicaraan berlangsung kedua orang itu
kembali saling menghantam sebanyak tiga jurus, tetapi
siapapun tidak berhasil mendapat keuntungan didalam
bentrokan itu sementara bayangan tubuh si manusia
tembaga dalam sekejap mata telah lenyap tak berbekas.
Kemarahan dari Toa-pei Liong-in semakin memuncak.
sambil mencak2 kegusaran teriaknya:
"Bajingan cilik. kau telah melepaskan si manusia
tembaga itu. Bagus sekarang loo-nio akan mencari
perhitungan dengan dirimu"
"Tahan" hardik Lam kong Pak. "sebelum pertempuran
dilanjutkan, terlebih dahulu aku hendak bikin terang duduk
persoalan, sebenarnya permusuhan apakah yang terikat
antara dirimu dengan keluargaku?".
Ditanya secara gamblang. Toa-pei Liong-in jadi merasa
sungkan sendiri untuk menjawab, hanya serunya: " Untuk
mengetahui duduknya perkara lebih baik kau pulang dan
tanyakan sendiri persoalan ini kepada ibumu yang tak tahu
malu itu".
Habis berkata ia mengirim satu pukulan dahsyat kedepan
dan kemudian putar badan meneruskan pengejarannya
kearah manusia baja itu.
Tanpa terasa Lam-kong Pak jadi gelengkan kepalanya.
terhadap persoalan yang menyangkut antara ibunya dengan
Toa-poe Liong-in dia memang sedikit mengetahuinya,
menurut perkiraannya mungkin dendam kesumat yang
terjadi diantara mereka berdua disebabkan oleh karena
ayahnya seorang,
Rupa2nya sang ayah sudah berkenalan lebih dahulu
dengan Toa poe Liong-in cioe Hong Hong, tetapi kemudian
ia kawin lagi dengan ibunya.
sekarang yang menjadi persoalan, tatkala ibunya mencuri
kitab pusaka dari Payung sengkala tersebut. pernahkah
beliau turun tangan terhadap dirinya" sedangkan kalau
kedua orang manusia tembaga itu yang seorang adalah
'Hong Loe Kek' jago Angin Geledek. sedang yang lain
adalah 'siauw Yauw sianseng' si sianseng suka pelancongan
maka siapa pula manusia tembaga ketiga yang membawa
payung sengkala tersebut?" Hmmmmm "
Belum habis ia melamun, mendadak dari belakang
tubuhnya berkumandang datang suara dengusan yang amat
dingin. Dengan cepat ia berpaling, terlihatlah Cien cien serta
Cioe It Boen dengan wajah diliputi kesedihan serta
memakai pakaian berkabung telah berdiri kaku disitu.
Rupanya sejak Cioe hujien menemui ajal diatas telapak
Lam-kong Pak. kedua orang dara ayu itu siang malam
mencari Lam Kong Pak untuk bikin pembalasan.
sadarlah sianak muda itu bahwa kesalah pahaman yang
telah terjadi tidak gampang diselesaikan, sebab walaupun
ketika itu ia ada maksud untuk turun tangan mencabut jiwa
Cioe hujien tetapi tak seorangpun yang akan mempercayai
perkataannya. Maka dengan wajah serius dan nada bersungguhsungguh
ujarnya: "Nona Cioe atas keteledoran cayhe
sehingga melukai ibumu, harap kau suka memaafkan"
"Hmm enak benar ucapanmu itu," jengek Cioe Cien cien
dengan suara bengis. "Seandainya aku yang telah
membinasakan ibumu apakah kau dapat berbicara dengan
suara seenteng itu?".
Lam Kong Pak tidak ingin ribut apalagi cekcok dengan
kedua orang gadis ini lagi, mulutnya segera membungkam
dalam seribu bahasa.
Melihat pemuda itu hanya melulu membungkam, Cioe
Cien cien jadi semakin bertambah sengit, teriaknya sambil
menggertak gigi kencang2:
"Ayahku terikat dendam kesumat sedalam lautan dengan
orang tuamu dan kini ia sudah mati dalam keadaan
mengerikan diujung telapakmu, sebetulnya hubungan sakit
hati diantara kita toh sudah bares" sungguh tak nyana
hatimu kelewat bengis dan keji.jiwa ibukupun sekalian kau
cabut... Hmm Hmm orang she Lam-kong. hari ini aku tak
akan melepaskan dirimu dengan begini saja" .
"Berulang kali siauw-heng toh sudah menerangkan
bahwa aku tidak secara sengaja melukai ibumu." kata Lamkong
Pak tenang, " kalau memang kau tidak ingin
memaafkan diriku, nah cepatlah turun tangan-."
Air mata mengucur keluar dari kelopak mata Cioe Cien
cien kian lama kian bertambah deras, hingga akhirnya
seluruh wajah dan pakaiannya basah kuyup,
"Hubungan jodoh kita telah berakhir dendam kematian
ibuku lebih dalam dari saudara tentu saja aku harus
menuntut balas atas kesedihan hatimu itu...."
"cici. . ." terdengar cioe It Boen yang berdiri disamping
menyela dengan suara terpatah-patah. "Aku lihat...aku lihat
ia memang tidak bermaksud untuk berbuat begitu..."
"omong kosong?" teriak cioe cien- cien dengan suaranya
yang melengking keras.
"Memangnya ia tak pernah membinasakan ibu
kandungmu, maka kau bisa berkata demikian?"" Cioe It
Boen jadi membungkam, dengan sedih ia mengundurkan
diri kesamping kalangansementara
itu Cioe Cien- Cien dengan langkah lebar
telah maju kedepan, dengan wajah penuh nafsu membunuh
serunya^ "Lebih baik kaupun tak usah menaruh belas
kasihan terhadap diriku, ini hari kalau kau tidak
membinasakan diriku, maka aku harus
mencabutjiwamu...".
"silahkan turun tangan aku tidak nanti akan membalas".
cioe cien- cien membentak keras, telapak tangannya
bagaikan sebilah golok dengan dahsyatnya segera dibabat
keatas batok kepala lawan.
LAM KONG PAK sedikitpun tidak berkutik dari tempat
semula, terlihatlah serangan itu dalam sekejap mata akan
menghajar telak diatas batok kepalanya.
Mendadak terdengat suara bentakan keras disusul
terjadinya ledakan nyaring yang memekakkan telinga.
sambil terhuyung-huyung mucdur tiga langkah
kebelakang, Cioe Cien Cien membentak dengan penuh
kegusaran. "Budak rendah. perempuan sialan kau berani membantu
pihak lawan?"..."
Kiranya disaat yang paling kritis itulah Cioe It Boen
telah melancarkan pukulan sebuah serangan untuk
menyambut babatan itu dari kakak perempuannya, tapi
didalam bentrokan tersebut badannya terpental jauh tujuh
delapan langkah dari tempat semula.
"cici. tenangkan dahulu hatimu" ujar cioe It Boen dengan
suara halus... "Dalam peristiwa ini kedua belah pihak
sama2 ada salahnya, lagipula. ...moay-moay pun tahu
bahwa kau sangat mencintai dirinya, kenapa sekarang kau
malah hendak membunuh jiwanya" bukankah dia sendiri
pun tiada maksud untuk berbuat demikian- ..."
"Tutup mulut perduli bagaimanapun juga, kedua orang
tuaku telah mati binasa ditangannya seorang semestinya
diapun tahu bahwa dengan matinya ibuku maka aku harus
hidup sebatang kara, tanpa sanak tanpa keluarga. . .
.Hmmmm dasarnya dia memang tidak memiliki
perikemanusiaan- ..."
selama ini Lam-kong pak tetap bungkam dalam seribu
bahasa, tak sepatah katapun yang ia ucapkan keluar untuk
menanggapi orang.
Dengan gusar cioe Cien cien menerjang maju lagi
kedepan, teriaknya: "Lam- kong Pak, kalau kau masih tak
mau turun tangan, setelah modar janganlah salah kau kalau
aku berhati kejam".
cioe It Boen jadi gugup dan semakin gelisah, tiba-tiba ia
bertiak keras: "Kau. ..kau cepatlah melarikan diri"
Dengan pandangan penuh rasa berterima kasih Lamkong
Pak melirik sekejap kearah gdis she cioe itu, kemudian
menggeleng. "Mati atau hidup telah ditakdirkan oleh yang Maha
Kuasa sekalipun aku harus menemui ajalku ditangannya,
hatikupun merasa rela. sebab ia pernah melepaskan budi
yang tak terhingga kepadaku, satu budi dibalas dengan satu
budi. itulah namanya takdir"
Cioe Cien- Cien sama sekali tak mau mengubris ocehan
orang, pergelangan tangannya segera dijulurkan kedepan,
inilah gerakan pembukaan dari ilmu sakti "Too-Thian Coe-
Hiang", "Ibu"serunya dengan penuh rasa dendam. "Ini hari
putrimu akan membinasakan dirinya dengan kepandaian
saktimu,...".
Habis berkata, desiran angin tajam menderu-deru...
bagaikan gulungan taupan segera mengurung sekujur tubuh
sianak muda itu.
Cioe It Boen tidak ingin menyaksikan sianak muda itu
mati konyol, menyaksikan datangnya angin pukulan yang
begitu dahsyat, tanpa memikirkan keselamatan sendiri lagi
gadis itu menubruk maju kedepan dan menghadang
didepan tubuh Lam kong Pak.
Cioe Cion cien jadi terperanjat. ia ingin menarik kembali
serangan mautnya itu tapi terlambat..^.
Blaaaam ditengah benturan keras, terdengar cioe It Boen
menjerit ngeri. dengan kepala hancur dan otak
berhamburan diatas tanah robohlah gadis itu diatas
genangan darah. selembar jiwanya segera tinggalkan raga
kembali kealam baka.
Kematian yang tanpa disengaja dan tak bisa dihindari
lagi itu menegunkan hati kedua belah pihak. hampir
bersamaan waktunya Lam-kong Pak serta Cioe Cien cien
mengucurkan air mata sedih,
Dengan adanya peristiwa ini kegusaran cioe Cien cien
semakin memuncak sehingga boleh dibilang hampir
mendekati kalap. ia himpun segenap kekuatan yang
dimilikinya dan melancarkan serangan dahsyat kearah si
anak muda itu dengan ilmu sakti Too Thian it coe Hiang.
Lam-kong Pak menghela napas panjang, ia pejamkan
matanya menanti kematian menimpa dirinya.
Tiba tiba... suara bentakan nyaring berkumandang
memenuhi angkasa, diikuti suatu bentrokan keras kembali
terjadi ditengah kalangan-
Terlihatlah tubuh Cioe Cien cien tergetar mundur
kebelakang sejauh satu tombak dengan sempoyongan,
sedangkan dihadapan mukanya telah berdiri tegap seorang
dara ayu yang bukan lain adalah Coe Li Yap.
Perbuatan gadis ayu itu bukan mengundang rasa terima
kasih bagi pemuda itu, malahan sebaliknya Lam kong Pak
menganggap gadis she Coe ini terlalu suka mencampuri
urusan orang lain, tegurnya dengan suara berat:
"Persoalan ini tiada sangkut pautnya dengan dirimu,
ayoh cepat menyingkir dari sini".
Maksud baik Coe Lie Yap malah mendapat benturan
ketus dari pihak lawan, dari malu dara itu jadi marah,
serunya: "Kau pingin mati itu memang urusan pribadimu dan tak
usah disayangkan, tapi dengan perbuatanmu itu justru telab
menyia-nyiakan serta mengecewakan tumpukan harapan
yang telah dibebankan para patriot dari kalangan lurus
kepada dirimu".
Tergetar keras sekujar tubuh badan Lam kong Pak
sehabis mendengar perkataan itu dalam hati berpikir:
"Apabila aku mati maka per-tama2 aku merasa malu dan
menyesal terhadap oei Ci Hoe cianpwee yang telah
menghadiahkan tenaga murni Lak Ing Cong
Khie-nya kepadaku lebih2 merasa malu dan menyesal
terhadap orang tuaku. suhuku serta beberapa orang gadis.
disamping itu malu juga terhadap manusia tembaga
misterius yang beberapa kali telah membantu diriku.".


Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sementara itu Cioe Cien- Cien sudab nekad mengambil
keputusan untuk membinasakan Lam kong Pak lebih
dahulu kemadian baru melakukan bunuh diri, tetapi setelah
menyaksikan perbuatannya kembali dihalangi orang. hawa
amarahnya jadi tak terkendalikan lagi.
Ia membentak nyaring, tubuhnya segera menubruk
kearah Coe Lie Yap sambil melancarkan sebuah pukulan
yang maha dahsyat.
Coe Lie Yap mendengus dingin, menghadapi datangnya
ancaman yang mengerikan itu ia segera gunakan salah satu
jurus sakti yang tercantum didalam Payung sengkala.
Blaaam.... ditengah bentrokan dahsyat tubuh Cioe Cien
Cien tergetar mundur lima langkah lebar kebelakang,
setelah sempoyongan akhirnya jatuh duduk diatas tanah.
"Kau cepat menyingkir dari sini" terdengar Lam kong
pak berteriak dengan suara keras. "Persoalan ini tiada
sangkut pautnya dengan dirimu, kau tak usah ikut campur"
"Huuuh siapa yang sudi mencampuri urusanmu, aku
bergebrak melawan dirinya karena hendak membereskan
hutang piutang yang terikat antara perguruanku dengan
ibunya" "Apa?" kaupun ada ikatan dendam dengan dirinya?"".
"Pada masa berselang ibunya pernah juga mencuri
sejilid salinan kitab pusaka Payung sengkala, ibuku tahu
bahwa ada orang sedang mengincar benda pusakanya maka
jauh sebelumnya terjadi peristiwa pencurian itu beliau telah
melakukan sedikit permainan dengan menyiapkan sebuah
salinan kitab palsu ditempat pusaka tersebut. Tatkala
usahamu untuk mencuri kitab pusaka diperkampungan Toa
Loo san-cung mengalami kegagalan, cioe Ci Kang suami
isteripun menyadari bahwa mereka tertipu, kitab itu
kemudian dimusnahkan dari muka bumi".
sekarang Lam kong Pak baru mengetahui apa sebabnya
Cioe Ci Kang suami istri tidak melatih isi kitab pusaka
tersebut walaupun benar itu sudah terjatuh ketangan
mereka, rupanya mereka sudah menaruh curiga sejak dulu
kala bahwa kitab yang berbasil mereka dapatkan adalah
sejilid kitab yang palsu.
Dalam keadaan begini, Cioe Cien cien sadar bahwa dia
bukan tandingan lawannya. Tetapi sebagai seorang gadis
yang berwatak keras, sambil mendongak keatas jeritnya
sedih: "oooh ibu, putrimu tidak becus... selama hidupku tak
nanti aku berhasil membalaskan dendam sakit hatimu, lebih
baik aku menyusul engkau menuju kealam baka saja...".
suaranya lengking bagaikan jeritan kuntilanak begitu
tajam... sedih ..dan putus asa membuat siapa pun yang
mendengar ikut berhiba hati.
selesai mengucapkan kata2 itu, telapak tangannya segera
berkelebat menghajar keatas ubun-ubun sendiri.
Lam-kong Pak jadi amat terperanjat, dengan cepat ia
berkelebat maju kedepan sambil melancarkan sebuah
cengkeraman mencekal urat nadinya,
Melihat usahanya untuk bunuh diri mengalami
kegagalan, cioe cien cien merasa semakin mendendam,
teriaknya: "Lam kong Pak. aku sangat membenci dirimu
hingga rasa benciku menusuk kedalam tulang sumsum,
sampai matipun aku tak akan mengampuni dirimu, jadi
setan pun aku akan mengejar dirimu dan membetot
nyawamu....".
sembari berkata ia segera menggigit tangan sianak muda
itu dengan bengis dan buasnya.
Lam-kong Pak sama sekali tidak menghindar atau pun
berkelit, ia biarkan gigi taring gadis itu menggigit dagingnya
hingga darah segar bercucuran membasahi seluruh lantai.
Coe Lie Yap yang menyaksikan kejadian itu tentu saja
merasa sakit hati, badannya dengan cepat maju menerjang
kedepan, ia cengkeram tubuh cioe cien cien lalu dibanting
keluar hingga tubuhnya mencelat sejauh tiga tombak lebih
dari tempat semula,
Didalam peristiwa hari ini, seandainya Lam Kong Pak
bisa memutar-balikan masalahnya dan suka bicara secara
baik2, ditambah pula bantuan dari Cioe It Boen yang
membelai dirinya, Cioe Cien cien tidak nanti akan
bertindak secara senekad dan sekalap ini, sebab
bagaimanapun juga ia merasa amat menciniai diri Lamkong
Pak. Tetapi sayang seribu kali sayang tabiat sianak muda itu
tidak mengijinkan dia untuk berbuat begitu, sehingga
akhirnya kejadian yang sebenarnya masih bisa diatasi
berubah semakin fatal
Cioe cien cien melototkan sepasang matanya bulat2, titik
darah segar nampak mengucur keluar dari kelopak
matanya, sambil menyeringai seram dia angkat kembali
telapak tangannya untuk dihajarkan keatas batok kepala
sendiri Kali ini jarak diantara kedua belah pihak agak jauh,
untuk menolong sudah jelas tidak sempat lagi Lam-kong
pak segera membentak keras: "Tunggu sebentar"
Mendengar bentakan itu cioe Cien cien tarik kembali
tangannya dan berpaling.
Coe Lie Yap segera menjengek sambil tertawa dingin:
"Heee heeeh-heeeh... kalau memang tak tega untuk bunuh
diri lebih baik cepat2 enyah dari sini, buat apa berlagak sok
sokan didepan mata orang lain Huuuh... siasat menyiksa
diri yang kau tunjukkan sudah basi... sudah ketinggalan
jaman-". Ejekan ini betul2 amat tajam bagi pendengaran siapapun,
cioe Cien cien segera mendongak dan tertawa seram.
setelah itu sambil bangkit berdiri serunya tegas:
"Sedikitpun tidak salah aku tak boleh mati, kalau aku
mati terlalu enakan bagi kalian semua...Heeeh,. heeeh.
..sampaijumpa lagi dilain kesempatan-."
selesai berkata tanpa berpaling lagi ia segera berlalu dari
tempat itu, dalam sekejap mata bayangan tubuhnya sudah
lenyap dari pandangansepeninggalnya
dari gadis she-cioe itu per-lahan2 Lam
kong Pak berpaling dan menghela napas panjang.
"Aaaai.,. kenapa kau musti terlalu banyak urusan?"".
"Hmm usahaku untuk menyelamatkan selembar jiwamu
apakah keliru?" kau anggap tindakanku ini suatu kekeliruan
besar?" teriak Coe Lie Yap dengan wajah berubah jadi hijau
membesi. "Aaaaai.... sudah, sudahlah.... aku toh tidak
menyalahkan dirimu".
"Hmmm" Coe Lie Yap mendengus berat- berat.
"Bagaimana dengan jinsom sisik naga berusia sepuluh ribu
tahun?" apakah sudah kau dapatkan?"....".
"Sudah. sudah kudapatkan- terima kasih atas
perhatianmu"
"sudah kau makan belum"^
"sudah. Tapi baru perenamnya saja"
"Dua perenam?" kenapa tidak sekaligus kau telan semua
mustika yang tak ternilai harganya itu?".
"Tentang hal ini....eehmm....tentang soal ini..."
Lam-kong Pak tidak ingin mengatakan secara terus
terang bahwa dua orang dara ayu telah menghadiahkan air
liurnya untuk mencairkan jinsom berusia sepuluh ribu
tahun itu. sekali lagi Coe Lie Yap mendengus berat.
"Hmmm. masa hanya mengenai persoalan inipun kau
tidak berani mengatakannya kepadaku?" kau harus tahu
bahwa aku sama sekali tidak menginginkan jinsom sisik
naga tersebut".
"Eeei...nanti dulu, nanti dulu...kau jangan-salah paham,
aku tidak bermaksud begitu."
"Lalu apa sebabnya?"".
Didesak terus menerus akhirnya terpaksa Lam kong pak
harus mengakui apa yang sudah terjadi.
Mendengar kisah itu Coe Lie Yap merasa suatu perasaan
yang sangat aneh sekali dalam hati kecilnya, ia tak dapat
menyalahkan sianak muda ini sebab soen Han siang lah
yang berkuasa didalam mengatur segala-galanya. sedangkan
Lam kong Pak bagaimana pun juga harus tunduk dan
patuh terhadap perintah ibunya.
Tetapi tak urung ia mendengus juga, katanya: "Hmm kau
berani tak pandang sebelah matapun terhadap diriku?"...".
"Eeei. kapan sih aku pernah tidak pandang sebelah
matapun terhadap dirimu?".. bantah Lam kong Pak setelah
tertegun beberapa saat lamanya.
Mendadak merah padam selembar wajah Coe Lie Yap
hingga menjalar sampai keujung telinga.
"Kalau bukan begitu mengapa kau tidak mengundang
diriku." bisiknya lirih.
"Mengundang dirimu?"" mengundang dirimu mau
apa?"".
Dengan wajah tersipu Coe Lie Yap berjalan
menghampiri sianak muda itu, kemudian tambahnya: "Kau
harus memberi bagian kepadaku lho masa aku tidak
kebagian?"...".
Habis berkata karena saking malunya. gadis itu segera
menyandarkan diri diatas dada pemuda she Lam kong.
Kini Lam kong Pak baru mengerti apa yang
dimaksudkan, cepat-cepat sahutnya: "Adik Yap terima
kasih atas maksud baikmu itu Tak usah kuatir aku pasti
akan memberi bagian kepadamu".
setelah merandek beberapa saat lamanya, mendadak dari
sakunya sianak muda itu mengambil sebuah patung
kelelawar hijau. dan katanya lagi: "Adik Yap. masih
ingatkah kau akan benda ini?"".
Begitu melihat benda yang diambil keluar dari saku Lamkong
pak adalah patung Kelelawar Hijau. Coe Lie Yap
segera menyahut: "Darimana siauw-moay bisa melupakan
benda itu?" toh benda itu adalah tanda mata yang siauwmoay
berikan kepadamu.".
"Betul, dan sekarang siauw-heng berhasil temukan benda
yang lain dari patung kelelawar ini".
"Dimana?" " gadis itu buru-buru bertanya.
"Diatas gagang payung sengkala yang dipergunakan oleh
si manusia tembaga tersebut".
Maka berceritalah sianak muda ini atas kejadian yang
telah dialaminya selama berada dilembah Thian-Kok.
ooooooooooo SELESAI mendengar kisah cerita itu, tergetarlah hati
Coe Lie Yap. katanya: "Ia bisa membantu dirimu untuk
memukul mundur musuh tangguh, kejadian ini benar2
merupakan suatu peristiwa aneh. orang itu kalau bukan
musuh besar pembunuh orang tuaku, pastilah ia punya
hubungan dengan dendam berdarah ini, sebab Payung
sengkala adalah benda pusaka milik orang tuaku, atau
jangan2 memang dialah yang telah melukai orang tuaku
serta merampas, Payung sengkala tersebut dimasa yang
silam?"",
"Apa sih bubungan antata ibumu dengan sang pangcu
dari perkumpulan Liok Mao Pang" kalau didengar dari
pembicaraan mereka, rupanya sedari dulu mareka sudah
saiing mengenal"
"Aku sendiripun tidak tahu. aku pernah menanya kepada
ibuku tetapi beliau sendiri pun tidak berani memastikan
siapakah sebetulnya dirinya. tetapi ibu percaya babwa tidak
lama kemudian rahasia asal-usulnya pasti akan diketahui
olehnya". Berbicara sampai disitu, kedua orang itu pun mulai
bekerja keras untuk mengubur jenazah dari cioe It Boenselesai
bekerja, Lam kong Pak berkata kembali: "Ayoh
berangkat beberapa orang cianpwee tentu sedang merasa
gelisah dan cemas karena lenyapnya diriku secara
mendadak".
Ketika kedua orang itu kembali kerumah gubuk.
sedikitpun tidak salah. semua orang yang ubek2an
disekeliling tempat itu dengan hati gelisah. Menanti mereka
berdua menceritakan apa yang telah terjadi, soen Han siang
lantas berkata:
"Manusia tembaga itu pasti ayahmu, setelah ia salurkan
hawa murninya kedalam tubuhmu, aku jadi sangat
menguatirkan keselamatan jiwanya entah apa maksud
hatinya yang sebenarnya selama ini terus menerus menyaru
sebagai manusia tembaga?"?".
Keesokan harinya, Coe Lie Yap pun menbantu diri Lamkong
Pak untuk menelan sebagian jinsom sisik naga berusia
sepuluh ribu tahun, bahkan soen Han siang pun nampaknya
merasa amat senang dengan diri Coe Lie Yap.
sehabis menelan sebagian jinsom berharga sebagaimana
sebelumnya sianak muda itu harus bersemedi selama sehari
semalam. Dikala Lam- Kong Pak hampir menyelesaikan
semedinya itulah, malam sebelumnya telah terjadi suatu
peristiwa besar.
Menunggu Lam-kong pak muncul dari balik kamar,
siang Hong Tie serta Pek-li Gong sekalian telah menanti
diluar pintu,jelas mereka sudah menanti lama sekali
ditempat itu, air muka mereka serius dan nampak tegang.
sianak muda itu segera menyadari bahwa suatu peristiwa
yang tak dlinginkan tentu sudah terjadi. buru-buru tegurnya:
"Apakah sudah terjadi suatu peristiwa yang tak
dlinginkan?""
"Benar" jawab siang Hoag Tie. "ibumu secara mendadak
lenyap tak berbekas"
Nguuuung. . . . kontan Lam-kong Pak merasakan
kepalanya pusing tujuh keliling matanya berkunang-kunang
dan pandangannya jadi gelap. hampir saja badannya roboh
terjengkang keatas tanah.
Untung disisi tubuhnya terdapat tiga orang gadis yang
segera memayang tubuhnya, hibur mereka:
" Kau tak usah terlalu gelisah atau berkecil hati,akhirnya
peristiwa ini pasti akan berhasil dibikin terang".
"secara bagaimanakah ibuku bisa lenyap tak berbekas?"
tanya Lam-kong Pak dengan air mata bercucuran-
"pada malam sebagai mana mestinya kita melakukan
perondaan malam secara bergilir untuk melindungi
keselamatanmu, ibumu bersikeras untuk menjaga dua kali
giliran kerena ia merasa tidak berlega hati, tentu saja kami


Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tak dapat menghalangi maksud hatinya itu. maka sehabis ia
melakukan giliran perondaan untuk kedua kalinya yaitu
tengah malam kentongan keempat tadi pagi, kami sekalian
pergi tidur betapa tahu setelah fajar menyingsing tadi kami
telah temukan jejaknya lenyap tak berbekas, seandainya
secara tiba-tiba ia hendak tinggalkan tempat ini, tidak
mungkin kalau ia tidak memberi kabar lebih dulu, maka
dari itu. . . ."
" Coba para cianpwee sekalian pikirkan, mungkin ibuku
kena dibokong oleh seseorang?".
semua orang tidak leluasa untuk menduga secara
sembarangan- mereka membungkam dalam seribu bahasa.
Terdengar Pek-li Gong dengan rada serius berkata.
"Beberapa hari berselang sewaktu masing2 berada diatas
jembatan Lok-Hoo-Kiauw bukankah loohu pernah berkata
kepada kalian semua bahwa "Koen-TOen-sioe" si-kakek
ombak menggulung bukan saja sepasang tangannya sudah
ternoda oleh amis bau darah, bahkan ia mempunyai suatu
kegemaran yang sangat aneh sekali yaitu suka dengan kaum
nenek tua. aku rasa tentu kalian masih ingat bukan akan
perkataanku itu?" Yaaah....^ semoga saja ibumu bukan
terjebak ditangan orang-orang perkumpulan Liok Mao
Pang". Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar, air muka
semua orang berubah hebat, Lam-kong Pak pun teringat
akan perkataan dari sipencuri sakti ini yang mana dikatakan
Toensioe amat gemar menggauli perempuan yang berusia
diatas lima puluh tahunan, hatinya jadi bergetar keras.
Yang pasti. seandainya soen Han siang benar-benar
tertawan oleh pihak musuh maka kemungkinan besar ia
telah terjebak ditangan orang-orang dari perkumpulan Liokmao
Pang Dan seandainya soen Han siang benar-benar sudah
digauli serta dinodai oleh gembong iblis tua itu, bagaimana
malunya Lam-kong Pak untuk hidup sebagai seorang
manusia?""
Berhubung gawatnya situasi, maka pada detik itu juga
kawanan jago lihay ini serentak berangkat menuju
kemarkas besar perkumpulan Liok Mao Pang.
Malam telah menjelang tiba. udara gelap gulita tiada
berbintang, angin berhembus kencang menyapu ranting,
daun serta pasir hingga menimbulkan suara desiran yang
amat keras. Dibawab pimpinan Lam-kong Pak, berangkatlah
sekawananjago-jago lihay itu memasuki markas besar
perkumpulan Bulu HHijau.
Tampaklah pagoda loteng dimana sang Pang cu berdiam
diterangi oleh cahaya lampu hingga suasana amat
benderang bagaikan siang hari, irama musik yang lembut
dan merdu merayu bergema keluar dari atas loteng
menyebar hingga ketempat kejauhan, sedang disekeliling
bangunan tinggi tadi tersebarlah bayangan manusia yang
melakukan penjagaan amat ketat.
Lam kong Pak ulapkan tangannya memberi tanda agar
para jago menanti disekitar tempat itu. kemudian dengan
membawa Coe Lie Yap. Pek-li Hiang serta Yoe Tien
berkelebat menubruk kearah loteng.
sianak muda ini memilih ketiga orang dara muda
tersebut sebagai temannya, hal ini disebabkan karena
kepandaian yang mereka miliki jauh lebih lihay dari pada
siang Hong Tie sekalian,
Dengan meoggunakan ilmu kepandaian yang paling
sakti, Lam kong Pak berhasil merobohkan "Thiat-sauw-
Cio" si-sapu Baja Kin Kioe serta "Pat-Pit- Loei- Kong"
sidewa geledek berlengan delapan sie Poet dua orang
sementara ketiga orang gadis yang lain dengan
menggunakan kepandaian saktinya masing-masing berhasil
merobohkan pula tiga jago tangguh, gerakan mereka
dilakukan amat cepat, dan dalam sekejap mata beberapa
pos penjagaan yang amat ketat itu berhasil disingkirkanselesai
membereskan jago-jago itu, keempat orang mudamudi
tadi segera menengok kearah dalam ruangan loteng,
tapi dengan cepat hati mereka bergetar keras.
Ternyata didalam ruangan yang terang benderang itu
terdapat empat orang nyonya yang didandani dengan
megahnya, kepala memakai mahkota yang bertaburkan
mutiara sedangkan pakaiannya adalah model pakaian
keraton, masing2 perempuan itu duduk diempat buah kursi.
Perempuan pertama adalah soen Han siang kedua adalah
si-Perempuan Pengasingan. Coe Hong Hong, ketiga adalah
ibu kandung Cioe It Boen dan yang keempat adalah
perempuan yang paling tua diantara mereka, rambutnya
telah beruban semua. pipinya kisut dan peot, usianya
diantara tujuh puluh tahunan tapi mereka tidak mengenali
siapakah nenek tua tersebut,
sinar mata keempat orang itu redup tak bercahaya,
keadaan mereka bagaikan orang bodoh yang kehilangan
ingatan- Kursi kebesaran dan sang pangcu yang disepuh emas
murni masih berada dalam keadaan kosong, suasana diatas
loteng sunyi senyap tak kedengaran sedikit suara pun-
Lam-kong Pak yang menjumpai keadaan ibunya jadi
naik pitam, begitu berkobar hawa amarah dalam dadanya
sehingga ingin sekali ia mendobrak pintu jendela dan
mengobrak-abrik orang2 itu.
Belum sempat ia bertindak sesuatu, mendadak terlihatlah
Liok Mao Pangcu diiringi sekawanan gembong iblis
munculkan diri didalam ruangan tersebut lewat pintu
belakang. Mereka semua rata2 memakai pakaian serba baru, seakan2
hendak menghadiri suatu perayaan besar.
setibanya didepan kursi kebesaran yang disepuh dengan
emas murni itu, kawanan gembong iblis tadi menjura
dalam2 untuk memberi hormat, lalu seruaya lantang:
" Keempat orang hujien telah slap menanti, silahkan
Thaysang Pangcu menempati kursi kebesaran"
selesai bicara mereka mengundurkan diri sejauh tiga
tombak dan berdiri menanti dengan sikap yang amat serius,
suara irama musik segera berkumandang memecahkan
kesunyian, horden tersingkap dan muncullah delapan orang
nenek tua yang berdandan amat menyolok. mereka semua
rata- rata berbedak tebal dan bergincu merah hingga
tampangnya bagaikan siluman tua yang amat mengerikan,
diantara kerumunan nenek- nenek tersebut berjalan keluar
seorang kakek tua yarg kecil kurus tinggal kulit dibungkus
tulang yang bermata tikus dan berambut pendek. Melihat
potongan sikakek ceking yang sama sekali tak enak
dipandang itu, Lam-kong pak sekalian jadi tertegun, pikir
mereka hampir berbareng.
"Masa beginikah tampangnya Koen Toen sioe sikakek
ombak Menggulung yang dikatakan sudah pernah
menggetarkan seluruh dunia persilatan?"....."
Diantara kedelapan nenek tua yang berdandan menyolok
itu terdapat pula sijanda kawin Tujuh-kali Poei Koen, meski
pun pipinya sudah peot dan berkeriput tetapi setelah
memakai bedak dan gincu, wajahnya kelihatan rada cantik
dan mengiurkan juga.
Begitulah setelah sikakek tua kurus kecil tadi duduk
diatas kursi kebesaran yang bersepuh emas, Liok Mao
Pangcu segera maju kedepan dan berkata:
"segala sesuatunya telah disiapkan semua, Keempat
orang hujien pun telah tecu loloh dengan arak pemabok
"siauw Yauw Liok ", tecu rasa pada saat ini daya kerja obat
itu sudah mulai menunjukkan reaksinya ".
Ucapan itu sedikitpun tidak salah, pada waktu itu air
muka keempat orang nyonya itu sudah berubah jadi merah
padam, wajah mereka dalam waktu yang amat singkat itu
terlihat jaun lebih muda beberapa bagian.
Dengan sepasang mata tikusnya yang kecil dan tajam.
kakek kurus ceking itu menyapu sekujur tubuh keempat
orang nyonya itu bergantian, lalu tanyanya: "Siapakah
diantara mereka yang paling tua?""
"Lapor yang paling tua adalah ibu dari si "Lak-Gwee
soat" salju bulan keenam Tongi Hoei itu ciangbunjien dari
keluarga Tong yang ada dipropinsi su Cuan".
Mendengar disebutnya nama itu kembali Lam-kong Pak
berempat merasa tertegun, ternyata nenek tua itu bukan lain
adalah ibu dari Tong Hoe . padahal sang ciangbunjien dari
keluarga Tong dipropinsi su- cuan itu telah berusia empat
puluh tahun, bisa dibayangkan kalau usia ibuny a paling
sedikit diatas enampuluh lima tahun.
"Bagus" seru kakek kecil ceking tadi dengan suara
lantang " siapkan Ranjang Pembawa nikmat".
suara sahutan bergeletar memecahkan kesunyian, suara
gemuruh segera bergema diatas loteng dan terlihatlah
delapan orang pria kekar mejinjing sebuah pembaringan
istimewa yang amat besar sekali.
Pada keempat kaki pembaringan tersebut dipasang
dengan empat buah roda kayu, diatas roda terdapat sebuah
palang kayu yang besar danpada keempat penjuru palang
kayu tadi diberi empat buah rantai besi yang berhubungan
dengan pembaringan besar tersebut.
Dengan demikian keadaan dari pembaringan itu jadi bisa
bergoyang kekiri maupun kekanan bagaikan ranjang
bergoyang. sebuah seprei yang bersulamkan bunga indah menutupi
permukaan pembaringan tadi. kelambu yang tipis
menggantung diatas ranjang dan menyiarkan bau harum
yang semerbak. Perlahan-lahan Liok Mao Pangcu berjalan mendekati
sinenek tua yang usianya paling tua itu, ia ketuk perlahan
dagunya dan sinenek tua tadi segera bangkit berdiri,
bagaikan orang yang kehilangan ingatan selangkah demi
selangkah langsung berjalan menuju kearah Ranjang
Pembuat Nikmat.
Lam kong Pak siap tunjukkan dirinya untuk
melancarkan serangan. mendadak terdengar suara bentakan
keras bergema diseluruh ruangan- disusul terdengarya suara
desiran angin tajam mendesir diempat penjuru, dalam
sekejap mata seluruh ruangan loteng tadi telah beterbangan
senjata-senjata rahasia yang terdiri dari perbagai macam
ragam, ada panah bulu. ada Piauw pendek, paku Thian
Long Tin- jarum Hang Wie cum dan lain macam senjata
rahasia yang jarang diketahui dikolong langit.Senjata2
rahasia itu ada yang langsung meluncur lurus kedepan, ada
yang berpusing bagaikan gangsingan, ada yang Cepat dan
ada pula yang lambat kesemuanya diarahkan ketubuh
kakek kurus Ceking itu serta pangawal dari perkumpulan
Bulu Hijau, Selesai hujan senjata rahasia tadi, sesosok bayangan
manusia laksana kilat menerobos masuk keatas loteng.
Sikakek kurus ceking itu tertawa dingin, dengan cepat
tangannya diraup kedepan-seluruh senjata rahasia yang
mengancam dirinya dengan cepat mengumpul jadi satu,
kemudian bagaikan segulung bola hitam meluncur keluar
jendela langsung menyerang Lam-kong Pak yang
mendekam disana.
Dengan hati terkesiap buru2 keempat orang muda mudi
itu mengundurkan diri kebelakang.
Traaang.... gumpalan senjata rahasia tadi menerobos
jendela dan meluncur kedepan sejauh puluhan tombak dari
tempat semula. Dalam ruangan diatas loteng pun segera terjadi suara
getaran keras, suasana jadi gelap gulita dan sunyi senyap
tak kedengaran sedikit suara pun.
Keempat orang muda mudi itu semakin terkejut, dengan
cepat mereka menengok kedalam loteng. ternyata keadaaa
disitu telah berubah sama sekali, bukan saja Ranjang2
pembuat nikmat sudah lenyap tak berbekas bahkan sikakek
kurus ceking Liok Mao Pangcu serta keempat orang nyonya
itu pun lenyap tak berbekas.
Dalam pada itu siang Hong Tie serta Pek li Gong
sekalian yang mendengar suara gaduh telah menyusul
datang pula kesana.
"Kalian berjaga2lah ditempat ini," Lam kong pak segera
berseru,"Aku hendak melakukan pemeriksaan kebawah".
"Bocah cilik. kau harus ber-hati2 "Pek-li Gong
memperingatkan." Didalam loteng itu telah dipasang alat
jebakan yang ber-lapis2 jelas.
"Lak Gwee soat "sisaiju bulan keenam Tong Hoei sudah
menemui bencana, aku lihat.....".
Belum habis berkata Lam kong Pak telah enjotkan
badannya melayang turun ditengah loteng tersebut.
sebetulnya beberapa orang gadis itu hendak menyusul
pula kebawah, tetapi dengan sebat Pek li Gong telah
menghalangi jalan pergi mereka. Ujarnya:
"Jangan sembarangan bergerak. ikut sertanya kalian
turun kebawah malah justru akan mencabangkan
pikirannya serta menambah bahaya keadaannya. Dengan
kepandaian silat yang dimiliki dirinya saat ini. asal mau
bertindak lebih berhati-hati saja, tanggung tidak akan
menemui bencana apa pun juga".
sementara itu Lim kong Pak sudah mengelilingi ruang
loteng itu satu kali, tetapi tiada sesuatu gerakan apapun
yang ditemukan dengan langkah yang ber-hati2 ia mulai
mengetuki dinding ruangan serta papan lantai. Mendadak.
.. . Blaaam terdengar suara benturan keras, pintu serta
jendela yang ada disekeliling tempat itu merapat sendiri
suasana dalam loteng itu seketika berubah jadi gelap gulita.
Lam- kong pak tetap berdiri tidak berkutik. dengan
telinganya ia menggantikan mata, seluruh perhatian
dipusatkan jadi satu untuk bersiap siaga menngadapi segala
kemungkinan yang tidak diinginkan.
Tiba2 terdengar suara langkah manusia yang lirih
berkumandang didalam loteng. begitu halus dan lembut
suaranya sehingga menyerupai gerakan sukma yang
gentayangan. Tidak lama kemudian suara langkah kaki itu berhenti.
terdengar Liok Mao Pangcu berkata: "Than-sang Pangcu


Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

harap kau orang tua suka melepaskan diri Coe Hong Hong"
"Kenapa?"" tanya sikakek ceking. "sebab dia adalah....".
Lam kong pak yang bersembunyi didekat tempat itu,
tanpa mengucapkan sepatah kata pun ia himpun segenap
kekuatan yang dimilikinya dan melancarkan sebuah
pukulan dahsyat kedepan,
siapa tahu walaupun serangan itu mengandung hawa
pukulan yang maha dshsyat, tetapi setelah meluncur
kedalam ruangan loteng segera lenyap tak berbekas
bagaikan batu cadas yang tenggelam didasar samudra.
sedikitpun tiada reaksi apapun.
Terdengar sikakek ceking itu berseru berat setelah hening
beberapa saat lamanya: "Tangkap sikeparat cilik itu dan
belenggu jadi satu dengan bocah keparat she-Tong"
Pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang segera
mengiakan dan suasana didalam ruangan loteng itu pun
segera tercekam dalam ketegangan yang memuncak, setiap
saat mara bahaya kemungkinan akan menimpa siapa pun.
Lam kong Pak tak berani berayal, dengan cepat ia
himpun segenap kekuatannya dan bersiap siaga
menghadapi segala kemungkinan.
Mendadak.... terdengar suara bisikan yang halus dan
lembut berkumandang disisi telinganya. "Berjalanlah tiga
langkah lebar kesebelah samping kiri, lalu mundurlah satu
setengah langkah lebar kebelakang, getarkan lantai loteng
dengan sekuai tenaga, dengan cepat kau akan lolos dari
tempat ini".
Lam- kong Pak tertegun, ia tidak tahu jago lihay dari
manakah yang telah memberi petunjuk kepadanya lewat
ilmu menyampaikan suara, mungkinkah orang itu adalah
sang pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang?" hampir
saja ia tak berani untuk mempercayainya.
Tanpa berpikir panjang lagi ia menuruti perkataan itu
dan melangkah tiga kali tindak kesamping kiri lalu mundur
satu setengah langkah kebelakang, tatkala dengan sekuat
tenaga ia menjejakkan kakinya keatas lantai loteng,
mendadak ,.. sreeet.... papan loteng tersebut secara otomatis bergerak
naik dan meluncur keatas dengan kecepatan penuh .
"Aduuuh celaka " seru sianak muda didalam hati, sebab
kalau badannya meluncur keatas dengan kecepatan yang
demikian tingginya, niscaya dia akan remuk dan menjadi
gepeng bila menghantam atap loteng tersebut.
siapa tahu belum babis ingatan itu berkelebat didalam
benaknya. tampaklah atap loteng itu bergeser kesamping
dan muncullah sebuah liang iingkaran yang persis pas
dengan ukuran tubuhnya.
Dengan manis dan tepat badannya terpental keluar dan
liang celah tersebut dan meluncur sejauh sepuluh tombak
lebih diangkasa.
Menanti badannya melayang turun kembali diluar
loteng, ditemuinya bayangan tubuh Pek-li Gong sekalian
sudah lenyap tak berbekas.
Baru saja badannya mencapai permukaan tanah, dari
atap loteng tersebut telah meluncur keluar tiga sosok
bayangan manusia.
orang pertama adalah wakil pangcu dari perkumpulan
Bulu Hijau, Ngo-Hoa-Bak si Daging Lima Bunga oei Hoen,
sedangkan dua orang lainnya adalah "swie-sang-Biauw
melayang diatas air Ma Tie serta Pat-Pit Loei-Kong si
malaikat guntur berlengan delapan sie Poet sioe.
Lam- kong PaK amat menguatirkan keselamatan ketiga
orang gadisnya, ia tidak ingin bertempur terlalu lama,
karena ia menyaksikan datangnya orang2 itu ia segera
mengirim satu pukulan dahsyat dengan ilmu sakti Payung
sengkala. Blaaam... ditengah ledakan keras. ambil kesempatan baik
itu badannya segera berkelebat kearah depan.
Pemuda itu tidak langsung meninggalkan tempat
tersebut. ia berputar satu kali mengelilingi markas besar
perkumpulan Bulu Hijau itu, tapi bayangan tubuh dari Pek
li Gong sekalian belum juga nampak, maka akhirnya iapun
tinggalkan markas besar perkumpulan itu.
Hatinya jadi sangat kuatir, setelah berlarian beberapa
saat lamanya iapun berhenti dan duduk diatas sebuah batu
besar. pikirnya: "Baiknya aku menanti sejenak lagi didalam
markas besar lawan..."
Belum lama ia duduk. mendadak ditengah hembusan
angin malam yang menderu-deru, secara lapat2 ia
mendengar suara pembicaraan sepasang pria dan wanita.
Mendengar suara itu Lam koog Pak tertegun, sebab
suara sang pria ia dengar mirip sekali dengan suara dari
suma Ing, maka badannyapun segera bergerak mendekati
tempat pembicaraan tersebut.
sedikitpun tidak salah. tampaklah suma Ing masih
diborgol jadi satu dengan 'Lam-hay Cioe-khek' sijago arak
dari Lam- hay, keadaan mereka mengenaskan sekali.
Dihadapan kedua orang itu berdirilah seorang dara
muda, dia bukan lain adalah cioe Cien cien.
Ketika itu sidara muda she Cioe itu sedang tundukan
kepalanya dengan sedih, terdengar ia bertanya: "Mengapa
keadaanmu bisa berubah jadi demikian mengenaskan?"".
Kedua orang itu menghela napas panjang. mereka
merasa bahwa wajah mereka tak secerah dahulu lagi,
terutama sekali 'Lim-hay Cioe-khek' sijago arak dari Lamhay
It-boen Kao. Pada masa berselang nama besarnya amat tersohor
diseluruh kolong langit, sungguh tak nyana kemunculannya
pada saat ini berada dalam keadaan yang mengenaskan
sekali, bukaa saja nama besar hancur berantakan bahkan
badanpun jadi runyam.
Tampaklah suma Ing dengan wajah menyeringai seram
dan menggertak gigi kencang menyahut: "Bibit bencana dari
kesemuanya ini bukan lain adalah Lam kong Pak bajingan
keparat itu. gara2 dialah kami jadi tersiksa seperti begini...".
"Apakah dia yang membelenggu kalian jadi satu?"".
"Hmm dia masih belum pantas untuk berbuat begitu,
dialah hasil karya dari manusia tembaga".
"Apa manusia tembaga?"" seru Cioe Cien cien dengan
hati bergetar keras." Manusia tembaga yang mana?""
"Akupun tak tahu manusia tembaga yang mana,
pokoknya salah satu diantara ketiga orang manusia
tembaga tersebut?"".
"Apakah rantai baja ini tidak bisa dipatahkan?"".
"Tentu saja bisa, tetapi dikolong langit dewasa ini hanya
beberapa orang saja yang sanggup melakukan itu, orang
pertama adalah Thay sang pangcu serta Pangcu dari
perkumpulan kami, kedua adalah ketiga orang manusia
tembaga itu dan ketiga adalah Lam kong Pak".
"Apa " jadi Lam kong Pak pun bisa mematahkan rantai
ini" " seru Cioe Cien cien terkejut.
"Sedikitpun tidak salah secara beruntun bajingan keparat
itu mengalami penemuan diluar dugaan, bahkan barusan
diapun sudah makan jinsom sisik raga berusia sepuluh ribu
tahun, tenaga lweekangnya telah memperoleh kemajuan
yang amat pesat ".
"Hmmmm kepandaian silat yang dimiliki bajingan ini
makin hari makin bertambah tinggi, dendam berdarah
siauw-moay berarti semakin sulit untuk dituntut balas" seru
Cioe cien cien dengan penuh kebencian.
"Hubungan dendam sakit hati apa sih yang terikat antara
dirimu dengan bajingan keparat itu ?"" " tanya suma Ing.
Maka Cioe Cien cien pun lantas bercerita secara
bagaimana Lam kong Pak telah membinasakan cioe Cie-
Kang suami istri.
Selesai mendengar penuturan tersebut, sepasang biji
mata suma Ing segera berputar, kemudian katanya: "Adik
Cioe. inginkah kau membalas dendam sakit hatimu itu?" ".
"Dendam kematian ayah ibuku lebih dalam dari
samudra. tentu saja siauw-moay harus menuntut balas"
sahut gadis she Cioe itu dengan wajah berubah jadi dingin
menyeramkan. "Adik cioe, kalau begitu kemarilah dan dekatilah aku,
aku hendak mengucapkan sesuatu kepadamu".
cioe cien cien tidak menaruh curiga terhadap dirinya,
mendengar perkataan itu dia pun segera maju menghampiri
dan tempelkan telinganya disisi bibir pemuda tersebut,
katanya: "Nah sekarang utarakanlah akalmu itu. siasat
bagus apa yang kau miliki untuk menghadapi dirinya?". . .".
Belum habis ia berkata, tiba-tiba suma Ing menyeringai
seram, sambil mencengkeram jalan darah Ciao-Cing
Hiatnya ia berseru ketus: "cioe cien cien bukan saja aku
sangat membenci diri Lam kong Pak. aku lebih membenci
dirimu si perempuan binal yang punya angan2 yang muluk.
Bukankah mula2 diantara kita sudah terikat oleh tali
perkawinan yang ditetapkan oleh orang tua kita" tetapi
sungguh tak nyana setelah kau berjumpa dengan Lam kong
Pak. hatimu segera berubah. Hmmm .. sekarang kaupun
sudah merasakan bagaimana tersiksanya seseorang yang
patah hati. Hmm inilah dosa yang harus kau pikul akibat
perbuatanmu itu...".
saking terkejutnya cioe cien cien berdiri menjublak. lama
sekali ia baru bisa membentak dengan nada gusar: "suma
Ing, kau,..kau,..apa yang hendak kau lakukan?"",
"Hmm. , Hmm. . . kau hendak menggunakan tubuhmu
untuk melampiaskan rasa benci dan dendam yang sudah
merasuk didalam hatiku," sahut suma Ing dengan suara
mengerikan. Air muka Cioe Cien Cien berubah hebat menyaksikan
raut wajahnya yang telah dipengaruhi oleh napsu birahi,
sadarlah dara manis ini bahwa dirinya tak akan lolos dari
cengkeraman sianak muda itu.
Dengan penuh kebencian dan rasa mendendam serunya:
"Bajingan anjing busuk, sebetulnya apa yang hendak kau
lakukan terhadap diriku?"
suma Ing tertawa sinis, ia tidak menjawab pertanyaan
orang sebaliknya malah balik bertanya,
"Apakab antara kau dengan Lam- kong Pak benar2
pernah terikat dalam ikatan perkawinan?""
"sedikitpun tidak salah, tetapi sekarang kesemuanya
telah habis, hubungan tersebut sudah putus"
"Heeeh....heeeh....heeeh....bagimu memang sudah habis,
tapi baginya belum habis, dia adalah seorang lelaki yang
amat menyukai gengsi dan sekarang aku orang she suma
akan memaksa dia untuk mengenakan topi berwarna hijau.
Hmm.,..Hmm.... sekaranglah saatnya bagiku untuk
melampiaskan seluruh rasa benci serta dendam yang sudah
lama ketanam didasar hati kecilku".
Dengan sekuat tenaga cioe cien cien berusaha untuk
melepaskan diri dari cekalan orang, tapi sia2 belaka
usahanya itu. sementara suma Ing telah berpaling kearah rekannya
sijago arak dari laut selatan, ujarnya:" It boen-heng.
terpaksa siauwte harus bertindak kasar dihadapan matamu."
"Keadaan kita sudah dibuat jadi demikian mengenaskan,
apakah kau masih punya semangat dan kegembiraan untuk
melupakan perbuatan itu?".
suma Ing mendongak dan tertawa ter-bahak2. "Haaahhaaah-
haaah... inilah yang dinamakan memetik tali Pie-pa
dibawah pohon Huang-Lian... mencari kesempatan
ditengah kegetiran hidup, sudah lama siauwte tidak pernah
melepaskan hajadku ditubuh perempuan, inilah kesempatan
yang paling baik bagiku".
PIE PA adalah semacam alat musik kuno di Tiongkok
yang menyerupai kecapi, sedang pohon Huang Lian adalah
sejenis pohon yang buahnya amat pahit sekali melebihi
pahitnya empedu.
Lam- kong Pak yang menyaksikan kecabulan suma Ing,
napsu membunuhnya seketika muncul menyelimuti seluruh
wajahnya, dalam hati ia berpikir: "Bajingan yang tak tahu
diri, rupanya kau telah memilih jalan menuju kearah
kematian- Hmmm jangan salahkan kalau aku tertindak
kejam terhadap dirimu".
sambil meloncat ketempat persembunyiannya ia tertawa
dingin tiada hentinya, selangkah demi selangkah badannya
perlahan-lahan mendekati tubuh suma Ing.
Ketika meras akan datangnya seseorang ditempat itu,
dengan cepat Cioe cien cien berpaling kesamping. Tetapi
setelah mengetahui bahwa orang yang hadir bukan lain
adalah Lam kong Pak, dalam waktu singkat air mukanya
berubah beberapa kali, ditengah kebencian terselip pula rasa
cinta dan sayang. Begitu kacau perasaan hatinya sehingga ia
sendiripun tak jelas bagaimanakah perasaannya ketika itu.
Tetapi ketika ia teringat kembali kalau ayah serta ibunya
mati ditangan si anak muda ini, bahkan mati dalam
keadaan yang mengerikan. ia segera mengertak gigi
kencang2 dan melengos kesamping.
"suma Ing" seru Lam kong Pak dengan suara keras
"Sungguh tak nyana tabiat jelekmu hingga kini tetap tak
berubah. Hmmm.., Hmm.,. kau inginkan Cara mati yang
bagaimana" katakanlah cepat. aku bisa memenuhi
harapanmu itu".
suma Ing tertawa dingin. ia tetap mencengkeram jalan
darah Cian Cing Hiat dibahu cioe cien cien dengan
kencang. sementara biji matanya berputar kesana mencari
akal. Ia tahu bahwa Lam-kong Pak adalah seorang koen-cu.
meskicun antara dia dengan gadis she- cioe itu terikat dalam
dendam berdarah, tetapi tak nanti ia biarkan cioe cien cien
menderita kerugian ditangannya.
si jago arak dari Lam-hay malu bertemu dengan orang. ia
tundukkan kepalanya rendah2 dan tak berani memandang
wajah Lam kong Pak secara langsung.
Ketika dilihatnya suma Ing tertawa dingin terus menerus
tanpa menjawab pertanyaannya. Lam kong Pak semakin
gusar. herdiknya: "Bangsat kau masih belum juga mau
melepaskan orang?"".
Cioe cien cien yang selama ini membungkam dalam
seribu bahasa. mendadak entah dari mana datangnya
keberanian tiba2 berteriak keras
"Urusan pribadiku tidak sudi kau ikut campur aku tak


Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ingin kau ikut Campur didalam persoalan ini"
Lam- kong Pak berdiri melengak. serunya tnpa terasa^
"Apakan kau rela di. . .di. . ."
"Tentu saja rela." tukas Cioe Cien cien ketus. "Lebih baik
aku bersama dia dari pada bersama kau simanusia berhati
keji yang sama sekali tak berperikemanusiaan"
"Cien-Cien " ujar Lam-kong Pak sambil menekan hawa
gusar yang telah berkobar didalam hatinya. "Untuk
kesekian kalinya aku minta maaf yang sedalam dalamnya
kepada-uiu, terus terang kuakui bahwa aku memang punya
maksud dalam melakukan pembunuhan terhadap Cioe Ci
Kang, tetapi kematian ibumu sebetulnya jauh diluar
kemauanku "
"Tutup mulutmu" bentak Cioe Cien- Cien dengan keras,
teringat akan kematian ibunya yang mengerikan, bagaikan
kalap gadis itu menjerit lebih jauh.
"Kau anggap setelah dirimu memukul tubuh orang
sampai sakit lalu memberi orang itu sebiji gula2, urusan jadi
beres dengan begitu saja". . .Hmmm aku Cioe Cien-Cien
begitu benci dan dendamnya kepadamu sehingga ingin
sekali kugigit dagingmu, kuhirup darahmu untuk
melampiaskan rasa sakit hatiku ini"
Lam kong Pak tidak ingin melayani gadis itu untuk
bersilat lidah lebih jauh, sambil tetap bersabar diri ia
berpaling kearah suma Ing dan menegur: "suma Ing, apakan
kau belum juga mau lepaskan gadis itu?"".
"Lebih baik kau bertanya dulu dengan dirinya
Hmm....kenapa kau musti mencampuri urusan peribadi
orang lain?""..,., toh orang tidak sudi menerima
kebaikanmu itu. Heee.-eeeh...heee.. kau harus tahu bahwa
dikolong langit bukan kau saja yang menjadi seorang pria,
meskipun wajahku sudah hancur dan rusak. tetapi hatiku
masih...".
"Tutup mulut anjingmu" hardik Lam- kong Pak keraskeras,
dengan sikap menghina ia meludah keatas tanah lalu
jengeknya sinis: "Kau masih terhitung seorang manusia"
Hmm, delapan keturunan nenek moyang sendiri sudah
lupa, itu masih disebut seorang manusia?""... eeei, suma ing
kau lebih pantas jadi seekor anjing yang pintar
menggonggong, . . . " .
suma Ing tidak memperdulikan ejekan lawan,
Cekalannya pada bahu Cioe Cien cien tetap tidak
dilepaskan bahkan semakin lama semakin kencang.
Perlahan-lahan Lam-kong Pak mendesak lebih maju
kedepan, serunya lagi: "Bajingan anjing kalau aku ingin
membunuh dirimu pekerjaan itu bisa dilakukan dengan
gampang sekali bagaikan membalik telapak tangan sendiri .
. ." suma Ing tetap tertawa dingin tidak hentinya. tak sepatah
katapun yang diucapkan keluar.
cioe cien cien sebaliknya jadi mendongkol, terdengar ia
membentak keras: "Enyah Enyah dari sini aku takkan sudi
membiarkan urusan pribadiku kau Campuri."
Lam kong Pak sendiri pun tak dapat menahan sabarnya
lagi, diapun berteriak keras: "Apakah kau mencintai
dirinya?"?".
"sedikitpun tidak salah. aku memang amat mencintai
dirinya. Huhhh. kau cemburu?" kau merasa iri dan
dengki?"...".
"Heeeh-heeh-heeeh...omong kosong" sahut Lam kong
Pak sambil tertawa dingin." Aku Lam kong Pak tidak nanti
bakal dengki. iri atau cemburu terhadap manusia macam
itu. Hmm aku berbuat demikian karena aku tidak ingin
meyaksikan kau tertipu dan terjebak didalam perangkapnya,
tetapi kalau memang kau berharap demikian. Tentu saja
aku tak usah mencampuri urusan pribadimu lagi".
Walaapun diluar ia berkata demikian tetapi badaanya
sama sekali tak berkutik dari tempat semula, sebab ia
mengetabui dengan pasti. selama cioe cien cien berada disisi
suma Ing, maka delapan puluh persen dia tak akan
memperoleh hasil yang baik,
Melihat sianak muda itu belum juga berlalu dari situ,
cioe cien cien segera tertawa dingin.jenjeknya. "Kau toh
tidak ingin mencampuri urusan pribadiku lagi. kenapa tidak
segera angkat kaki dari sini?" ayoh silahkan pergi".
Dengan sedih Lam-kong Pak menghela napas panjang,
dengan pcrasaan apa boleh buat ia putar badan dan berlalu
dari situ Mendadak suma Ing mendongak dan tertawa ter-babak2.
"Haaah.... haaah.... ternyata dikolong langit masin ada
perempuan yang tidak menyukai dirimu haaah....haaah....".
Mendengar sindiran tersebut Lam kong pak segera
menghentikan langkahnya dan berpaling.
Tetapi sebelum ia mengumbar amarahnya. sambil
tertawa dingin Cioe cien cien telab menyambung:
"Ucapannya sedikitpun tidak salah. meskipun raut
wajahnya sudah hancur dan musnah tetapi aku masih tetap
mencintai dirinya".
Lam- kong Pak jadi melongo dan merasakan hatinya
sangat tak enak, ia merasa bahwa tindakannya kali ini telah
terbentur kena batunya.
Kendati begitu namun sianak muda itu tetap merasa
tidak tega membiarkan cioe Cien Cien tetap berada
ditangan suma ing, sekali lagi sambil menahan rasa gusar
yang berkobar didalam benaknya ia berkata
"cien cien terhadap persoalan yang menyangkut
kematian ayah dan ibumu perduli maukah kau memaafkan
diriku atau tidak. aku tetap tak akan menyalahkan dirimu,
Tetapi demi kesucianmu serta kehormatanmu aku berharap
agar kau jangan bergaul lagi dengan sampah masyarakat
tersebut . . ."
"Hmmm ...ayoh kita pergi saja dari sini?" seru Cioe Cien
Cien sambil menarik tangan suma Ing. "Aku tak sudi
melihat tingkah lakunya yang serba tengik dan memuakkan
itu berlangsung terus dihadapan mataku?"
suma Ing jadi amat gembira. cepat2 ia gandeng tangan
gadis sho-Cioe itu dan berlalu dari sana.
Dengan berlalunya kedua orang itu, mau tak mau si jago
arak dari Lam-hay terpaksa harus mengikuti dibelakangnya.
Lam- kong Pak merasa benar-benar terhina, seluruh
hawa amarah yang berkobar dalam dadanya terkumpul
semua diatas sepasang matanya, dengan pandangan berapiapi
bentaknya keras: " cien- cien, kau inginkan aku berbuat
apa. sehingga kau sudi memaafkan aku?"?". -
Mendadak Cioe cien cien berhenti dan menyahut dengan
suara keras: "selamanya aku tak akan memaafkaa dirimu.
selama aku masih hidup tidak nanti aku sudi melepaskan
dirimu dengan begitu saja. Tetapi kalau kau dapat
mematahkan rantai yang membelenggu tubuh mereka,
maka aku segera akan tinggalkan dirinya.".
Dengan langkah lebar Lam-kong Pak maju menghampiri
suma Ing. segenap bawa murni yang dimilikinya dihimpun
kedalam telapak, dalam sebuab sentakan dahsyat... "Kraak"
rantai baja yang kuat dan keras itu seketika putus jadi dua
bagian. Cioe Cien cien berdiri tertegun, mendadak sambil
menutupi wajahnya ia lari tinggalkan tempat itu.
"suma Ing?" hardik Lam kong Pak dengan suara keras
sepeninggalnya gadis she-cioe itu. "Aku Lam kong Pak
terhadap dirimu sudah melebihi batas2 kesabaran
seseorang, kalau moralmu yang bejad tidak berubah juga.
Hmm bila kita simpai bertemu kembali dilain saat, kau
harus tahu bagaimanakah akibatnya.".
Bicara sampai disitu ia merandek, kemudian bentaknya
kembali: "Ayoh pergi lewat arah situ".
suma Ing sadar bahwa dirinya bukan tandingan lawan,
dangan pandangan yang benci dan penuh rasa dendam ia
melotot sekejap kearah sianak muda itu dari sorot matanya
jelas menunjukan bahwa ia sama sekali tidak menyesal atas
perbuatannya. Lam kong Pak tidak bisa berbuat lain kecuali
mengbela napas panjang ...
Beberapa saat kemudian iapun ber-siap2 untuk
tinggaltkan tempat itu guna menyatroni kembali markas
besar perkumpulan Liok Mao-Pang, belum sampai
badannya bergerak tiba2 tampaklah segumpal bola asap
yang besar dan aneh per-lahan2 membumbung tinggi
keangkaaa ditempat kejauhan.
sekilas pandangan saja Lam kong Pak segera kenali hawa
gumpalan bola asap yang barusan ditemuinya bukan lain
adalah asap khie-kang yang dilancarkan oleh sikakek Im
Yan sioe sikakek asap berawan si-Coe Lok, buru2 ia
momburu kesitu Terlihatlah Hek Tong Tui Hoen si Lampu Hitam
pengejar nyawa Leng cing cioe beserta Im Yao sioe. sie Coe
Lok. HooBoe siang. sisetan gantung hidup Gouw chiet dan
Hoo Hek Coen Coe. si Rasul hitam tebal Chin Tong empat
orang sedang mengecung Liuw Hauw siang kakak beradik
ditengah kalangansementara
itu sikakek asap berawan sedang
menyemburkan segumpal asap huncwee yang tebal kearah
tubuh Liuw Hauw siang.
Gumpalan bola asap yanp besar dan aneh itu
mengumpul tanpa buyar. tiba2 dengan mengubah diri jadi
sebuah lingkaran asap langsung menjirat leher majikan
muda dari benteng Hoei Him Poo tersebut.
Menyaksikan datangnya serangan Liuw Hauw siang
segera keluarkan jurus Hoei Hi-Pa-sih delapan jurus biruang
terbang untuk memapakinya.
Blaaam gelang asap itu seketika tergetar buyar keempat
penjuru, tetapi tubuh Liuw Hauw siang sendiripun terpukul
mundur satu langkah kebelakang.
"Haaaah.. .haaaaah... haaaaah.... "keempat orang
gembong iblis itu segera tertawa terbahak-bahak. tiga orang
sisanya tetap tak ada maksud untuk turun tangan. rupanya
mereka ada maksud untuk mempermainkan dua bersaudara
she Liuw ini. Kembali Im-Yan-sioe sikakek asap berawan hisap
hunweenya dalam- dalam, kemudian disemburkan keluar
lewat lubang hidung dengan membentuk dua buah tangan
yang besar langsung mencomot keatas dada dari Liuw Hoei
Yan. Rupanya ia hendak menggunakan ilmu Liok-san Eng
Jiauw tersebut untuk meraba dan meremas-remas payudara
orang. Liuw Hoei Yan yang mehghadapi serangan cabul seperti
ini langoung saja naik pitam, tangan kirinya dengan
memakai jurus "Hoei Yan-Pat-sih "Delapan jurus burung
walet terbang melancarkan sebuah serangan dahsyat,
sementara ujung baju kanannya dikibaskan keluar.
sreeeeet sreeeeet sreeeeeet tiga batang senjata garcu " Coe
Bo Lei Hoen Lok" langsung meluncur keluar.
Im Yan sioe sikakek asap berawan tidak malu jadi
seorang jago kawakan yang mempunyai nama harum,
mangkukan huncwenya segera dikibaskan keluar. sebelum
senjata garpu Coe Bo-Loi Hun- Lok tadi memisahkan diri ia
telah melepaskan pula kantongan tembakau kulit
menjangan. korekan huncwee serta tangkai kumala hijau
untuk memapakinya.
criiing criiing tiga kali suara dentingan yang amat
memekikkan telinga. tiga batang Coe Bo Lie Hun Lok yang
mengancam datang ada dua batang yang berhasil disapu
rontok, sedang sisanya yang sebatang mendadak meluncur
kebawah dan langsung mengancam mata kaki sikakek tua
cabul tadi. Im Yan Sioe si kakek asap bera wan jadi amat
terperanjat, mangkokan huncweenya segera ditekan
kebawah. dengan jurus "Lok Hoa Hong Kauw" Tenaga
sakti menggurat selokan satu serangan hebat kembali
dilepaskan. Traaang... gerakan yang amat keras bergeletar diseluruh
bumi, senjata garpu Coe Bo Lie Lok yang terakhir berhasil
dipukul rontok.
"Haa..ha..haaah..." si setan gantung hidup Gouw Chie
tertawa tergelak. "Permainan dari sie-heng barusan betul2
luar biasa nama besarmu ternyata bukanlah nama kosong
belaka." Im Yan sioe sikakek asap berawan jadi teramat bangga,
dengan wajah berseri-seri kembali ia maju merangsek
kedepan, dalam hatinya timbul niat untuk
mendemontrasikan kelihayan ilmu silatnya.
Mangkok huncwee. kantongan kulit menjangan, korekan
buncwee serta tangkai kumala hijau yang dilepaskan
ketengah udara tadi kembali digetarkan keras- keras,
bagaikan titiran angin puyuh keempat macam benda tadi
segera meluncur kemuka dan mengancam empat buah jalan
darah diatas dada gadis she Liuw tersebut.
Pada dasarnya kepandaian silat yang dimiliki Liuw Hoei
Yan memang kalah setingkat kalau dibandingkan dengan
dirinya. menyaksikan semua serangan yang dilepaskan
mengarah pada bagian vital yang terlarang dari kaum
wanita, ia jadi naik pitam.
Dengan penuh kegusaran gadis itu membentak keras,
badannya segera menerjang maju kedepan. Tetapi justru
karena disebabkan karena pikiran serta hatinya sedang
diliputi oleh hawa gusar yang meluap-luap. tanpa sadar
gerakan tubuhnya pun jadi kacau balau tidak karuanMenyakaikan
adik perempuan keteter. Liuw Hauw siang
segera membentak keras. badannya bergerak siap
memberikan bala bantuannya.
siapa tahu Im Yan sioe si kakek asap berawan
mempunyai rencana masak didalam hatinya, asap
Khiekang yang telah dipersiapkan sebelumnya didalam
mulut segera disemburkan keluar.
Bluuum... Liuw Hauw siang sama sekali tidak menduga
akan datangnya serangan aneh itu, ditengah bentrokan
keras badannya terpukul mundur sejauh lima langkah lebih,
sedangkan tangkai kumala hijau yang disambit sikakek asap
berawan telah melanjutkan kembali serangannya
menghantam pergelangan tangan Liuw Hoei Yan.
Mendadak terdengar suara gertakan keras berkumandang


Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

datang memecahkan kesunyian, sesosok bayangan manusia
laksana sambaran kilat cepatnya meluncur datang.
Kraaak... tangkai kumala hijau dan sikakek Asap
Berawan yang hampir saja menghantam pergelangan Liuw
Hoei Yan itu mendadak patah jadi beberapa bagian.
Menggunakan kesempatan yang sangat baik itulah Liuw
Hoei Yan segera mundur tiga langkah kebelakang,
sedangkan im Yam sioe sikakek asap berawan dengan
ketakutan mundur pula dua langkah kebelakang.
Terlihatlah Lam- kong Pak dengan wajah penuh napsu
membunuh berdiri seram ditengah-tengah kalangan.
Ditangannya masih mencekal kutungan tangkai kumala
hijau tadi, serunya dengan suara ketus: "Bajingan tua she
sie, hitung2 kau pun termasuk seorang jago lihay kelas satu,
sungguh tak nyana perbuatan yang bisa kau lakukan
hanyalah menganiaya serta mempermainkan kaum wanita
belaka.. .Hmm benar-benar tak tahu malu"
Perlahan-lahan im Yan sioe si kakek berawan berhasil
juga menenangkan hatinya yang kaget dan seram itu,
walaupun ia sadar bahwa kepandaian silatnya masih bukan
tandingan lawan. tetapi dengan hadirnya tiga orang jago
lihay yang lain ditempat itu keberaniannya tanpa terasa
muncul kembali. Mendengar ejekan tersebut. ia tertawa
dingin. "Bajingan cilik. kau pingin campur tangan dalam
persoalan ini"... " serunya.
"sie Coe Lok kau tak usah tekabur" sahut Lam kong Pak
dengan suara dingin,"permainan busukmu itu sudah
kuketahui dan kukenal sedari dulu kala...begini saja
andaikata kau dapat menyambut datangnya kutungan
tangkai kumala hijau ini tanpa berhasil menggetar
mundurkan tubuhmu. maka hari ini aku akan mengampuni
dirimu satu kali. sebaliknya kalau badanmu terpakul
mundur... Hmmm ..hmmm...".
Begitu ucapan tersebut diutarakan. keempat orang
gembong iblis itu serentak tertawa dingin tiada
hentinya,jelas mereka tidak percaya dengan apa yang
dikatakan pemuda itu. "Nah, sambutlah." hardik Lam kong
pak. sreeet.. sekilas bayangan hijau yang tajam laksana
sambaran kilat cepatnya langsung menghantam dada sie
Coe Lok. Walaupun sie Coe Lok tidak begitu percaya akan
kedahsyatan lawannya. tetapi dalam pandangan umum
serta rekan2nya iapun tak berani bertindak gegabah, hawa
murni segera disalurkan kedalam telapak kemudian laksana
kilat menyambar kearah bayangan hijau itu.
Traaang .. ditengah suara dentingan keras, mimik sie
Coe Lok berubah sangat hebat.
Badannya tergetar mundur tiga langkah lebar kebelakang
sementara tangkai kumala hijau tadi menancap diatas
telapak tangannya dalam- dalam.
Darah segar segera mengucur keluar lewat jari2
tangannya. ia berdiri menjublak ditempat semula.
Tiga orang gembong iblis lainnya juga ikut merasa
terkesiap setelah menyaksikan kehebatan lawan. serentak
mereka menyerbu kedepan dan mengeroyok sianak muda
itu. "sebelum cayhe turun tangan. terlebih dahulu aku
hendak menasehati kalian semua." seru Lam kong Pak
dengan suara keras ."Dan akupun tahu. menasehati kalian
sama halnya dengan memetik kecapi didepan kerbau, tetapi
aku masih ingin memberikan satu jalan keluar bagi kalian
semua. Bila kalian tahu diri cepat2lah bertobat dan kembali
kejalan benar. sebab itulahh jalan menuju kehidupan yang
langgeng. haruslah kalian tahu...".
Belum habis sianak mudaitu berkata, keempat orang
gembong iblis itu telah membentak keras, serentak mereka
menyerbu kearah depan-
Melihat perbuatan orang itu Lam kong-pak segera
membentak pula, hawa saktinya segera dihimpun ditelapak.
dengan sorot mata yang menggidikkan hati ia keluarkan
jurus Payung sengkalanya yang hebat untuk menyambut
serangan lawan.
Dalam sekejap mata hawa khi-kang men-deru2 laksana
gulungan ombak ditengah samud ra, seluruh permukaan
bumi bergetar keras.
sreeet...sreeet ..sreeet.. srteei.... Empat kali desiran tajam
menggeletar diangkasa. dengan sempoyoogan keempat
orang itu mengundurkan diri kurang lebih satu tombak
jauhnya dari tempat semula. jubah panjang mereka terpapas
putus semua separuh bagian- bahkan robekan itu rata dan
teratur seolah-olah dibabat dengan senjata tajam.
suasana dikalangan segera berobah jadi sunyi senyap tak
kedengaran sedikit suara pun dengusan napas berat dan terengah2
terdengar memancar dari hidung keempat orang
gembong iblis tadi. bagaikan ayam jago yang kalah
bertarung mereka berdiri menjublak dengan wajah sangat
ketakutan- " Cepat enyah dari sini" bentak Lam kong Pak sambil
tertawa dingin. "Sebelum Pun-Jien berubah pikiran untuk
menghabisi jiwa kalian, lekaslah tinggalkan tempat ini
hingga nyawa anjing kalian untuk sementara waktu masih
bisa dipertahankan".
se-konyong2...dari tengah udara berkumandang datang
suara desiran angin tajam, dua sosok bayangan manusia
bagaikan burung elang melayang turun keatas permukaan.
Lam kong Pak tercekat hatinya melihat gerakan tubuh
orang dengan cepat sinar matanya dialihtan kearah raut
wajah kedua orang itu.
Ternyata mereka berdua bukan lain adalah Pangcu dari
perkumpulan Bulu hijau serta sikakek kurus ceking yang
pernah dijumpainya beberapa saat berselang.
= = oooo ooo oooo = =
DUA bersaudara she Liuw itu tak tahu asal usul dari si
kakek kurus ceking tersebut, melihat kehadiran kedua orang
gembong iblis itu mereka segera bersiap sedia untuk
melancarkan serangan.
"Kalian berdua harap segera berlalu dari sini" seru Lam
kong Pak dengan suara berat.
sebagai seorang jago dari kalangan lurus dan patriot
sejati. tentu saja Liuw Hauw siang serta Liuw Hoei Yan tak
sudi tinggalkan dia seorang diri disitu, maka walaupun si
anak muda itu sudah berseru namun tubuh mereka sama
sekali tak berkutik dari tempat semula.
Terdengar sikakek kurus ceking tadi telah menegur:
"Apakah kau adalah Lam kong Pak, si jago muda yang baru
saja muncul didalam dunia persilatan?"".
"Sedikitpun tidak salah, dan aku rasa kau pastilah Koen
Toen sioe si kakek ombak menggulung bukan" sahut Lamkong
Pak lantang. "Heeeh...heeeh...." kakek ombak menggulung tertawa
seram. "Belum pernah ada orang yang berhasil melanjutkan
hidupnya setelah menyebut langsung julukan loohu"
"sunggub besar bacot anjingmu" Lam-kong Pakpun
tertawa dingin. "Ini hari aku akan suruh kau melek mata
lebar". iblis tua bagaimanakah dengan keadaan keempat
orang nyonya tua itu saat ini?""
"Bajingan cilik, kau berani memper-olok2 diri loohu?"
Heeeh, . . heeebh. . . mereka telah ditolong orang semua.
Bajingan keparat hampir saja kau akan menjadi anakku".
Mendengar perkataan itu, Lam-kong Pakpun merasa
hatinya jadi lega dan kemurungan serta kekesalan mulai
lenyap dari raut wajahnya, ia tahu babwa ibunya belum
sampai ternoda ditangan iblis ini.
Tanpa terasa keberaniannya muncul kembali, teriaknya
dengan suara keras: "lblis tua ini hari aku akan memukul
tubuhmu hingga kau mencium tanah....akan ku Paksa kau
untuk pulang sambil merangkak bagaikan seekor anjing..
..". sepasang biji mata sikakek ombak menggulung yang kecil
bagaikan mata tikus kontan melotot sebesar-besarnya, sinar
mata yang dingin menggidikkan hati memancar keluar dari
kelompak matanya. "Tangkap dia" teriaknya.
Perlahan-lahan pangcu dari perkumpulan Liok Mao
Pang itu maju kedepan, serunya dengan nada keras:
"Kalau sekarang kau ingin melarikan diri mungkin masih
ada waktu bagimu" ".
Ucapan ini kedengarannya seperti lagi menyindir dan
mengolok-olok Lam-kong Pak. tetapi disamping lain
mengandung pula unsur kisikan atau dengan perkataan lain
ia sedang memberitahukan kepadanya, bila ia hendak
mengundurkan diri maka mereka tak akan mengejar.
Tentu saja Lam-kong Pak juga menyelami maksud
hatinya, ia segeru tertawa dingini "Berduel satu la wan satu
membuat orang jadi jemu dan tidak sabar, lebih baik kalian
maju bersama-sama saja".
Ketua dari perkumpulan bulu hijau itu segera
membentak keras,angin pukulan tajam itu menderu-deru,
daerah seluas sepuluh persegi terbungkus dalam angin
pusaran yang keras, membuat pasir dan debu berterbangan
memenuhi angkasa,
Lam-kong Pak segera menghimpun delapan bagian hawa
murninya kedalam telapak. lalu mendorong tangannya
kedepan melancarkan pukulan dengan jurus ketujuh dari
ilmu sakti payung sengkala.
Blaaam... pasir debu dan batu kerikil berterbangan
memenuhi seluruh angkasa, ditengah ledakan keras yang
memekakan telinga masing-masing pihak mundur tiga
langkah lebar kebelakang, rupanya kesaktian yang dimiliki
kedua orang itu seimbang.
"Heeeh...heeeh..,heeeh.. . Rupanya kau memang
sedikitpunya kehebatan,"jengek Koen Toen-sioe sikakek
ombak Menggulung sambil tertawa seram.
"Tunggu sebentar" sela Lam-komg Pak, "Tenaga
lweekang yang dimiliki kita berdua berdua dalam keadaan
seimbang, beranikah kau adu kekuatan dan kelihayan
dengan diriku didalam hal jurus serangan?"?"-
"Hiiih...hiiih...hiiih... Pun pangcu dengan senang hati
akan mengiringi kemauanmu itu," Habis berkata ia
menyingkap jubahnya dan ambil keluar sebuah tongkat
penakluk iblis yang terbuat dari emas murni.
Lam-kong Pak juga tak mau unjukkan kelemahan, ia
cabut keluar tanduk naga saktinya dan pasang kuda-kuda
mempersiapkan serangan.
Tenaga dalam yang dimiliki kedua orang ini seimbang,
lagipula jurus serangan yang mereka milikipun hampir
sama kuatnya, pertarungan antara kedua orang tokoh sakti
dunia persilatan ini bisa dibayangkan sampai dimanakah
kehebatannya. Napsu membunuh, kematian dan maut
mulai menyelimuti seluruh kalangan pertarungan.
Lam-kong Pak tak membuang waktu terlalu lama,
senjata tanduk naganya diayun kedepan, dengan membawa
desiran tajam segera meluncur dari atas menghajar
kebawah, serangan ini telah membuka jurus pembukaan
dari ilmu sakti Payung sengkala.
Traaaaaang. . . . bentrok keras berkumandang memenuhi
angkasa, percikan api memancar keempat penjuru, setelah
mundur kedua orang itu menerjang maju lagi kedepan,
angin desiran tajam merobek setiap udara yang berada
didalam lingkungan jarak setiap sepuluh tombak persegi,
dan membentuk sebuah pusaran angin puyuh yang dahsyat.
Pepohonan siong yang tumbuh diluar jangkauan sepuluh
tombak bergoyang kencang bagaikan tertiup angin taupan,
daun dan ranting berguguran keatas tanah.
Dua bersaudara she Liuw dengan ketakutan dan hati
tercekat buru2 mumdur kebelakang. pakaian mereka
berkibar tajam terhembus angin keras.
Traaang...traaang. . .suara dentingan keras yang
memekakkan telinga bergema tiada hentinya diangkasa.
bagaikan tukang besi yang sedang menempa besi baja.
Terdengar kedua orang itu hampir pada saat yang
bersamaan membentak keras, dua macam senjata mustika
yang tak ternilai harganya itu saling membentur satu sama
lainnya menimbulkan suara pekikan nyaring.
Dari luar kalangan pertarungan bergema datang suara
jeritan kaget, tampaklah dua macam benda mustika itu
mencelat ketengah udara.
Pada saat yang bersamaan pula kedua orang itu enjotkan
badannya melayang ketengah udara dan menyambar
senjata milik masing2.
Pada ketinggian empat puluh tombak kedua orang itu
berhasil menyambret senjata masing2, kemudian dengan
mengeluarkan jurus Heng siuw Lak Hoo atau menyapu
datar enam kelompok kembali terjadi bentrokan keras
ditengah angkasa.
Tubuh kedua orang itu dengan cepat meluncur turun
kembali keatas permukaan bumi. dalam pertarungan ini
pun tak dapat ditentukan siapa menang dan siapa kalah.
Debu, pasir dan batu kerikil berserakan di-mana2,
suasana dalam kalangan tercekat dalam kesunyian yang
luar biasa. "Kau mundur kembali" bentak si kakek ombak
menggulung dengan suara nyaring.
Dengan mulut membungkam sang ketua dari
perkumpulan Bulu Hijau sepera mengundurkan diri
kebelakang, sementara Koen Toen sioe sikakek ombak
menggulung selangkah demi selangkah masuk kedalam
kalangan. Gembong iblis ini sejak delapan puluh tahun berselang
telah menjagoi seluruh kolong langit, setelah mengasingkan
diri beberapa tahun lamanya. kehadirannya kali ini didalam
dunia persilatan tentu saja disertai dengan kepandaian yang
lebih dahsyat. Dan bisa dibayangkan pula sampai dimana
kehebatannya dalam melancarkan serangan nanti.
"Bajingan cilik" terdengar Keen Toen sioe si kakek
ombak menggulung berseru dengan suara berat. "Andaikata
kau sanggup menyambut tiga jurus pukulan loohu. maka
kedudukan ketua dari perkumpulan Bulu Hijau segera akan
kuserahkan kepadamu"


Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Heeeh . . . heeeh . . .pendapat serta jalan pikiran yang
berbeda tak bisa berjuang bersama, siapa yang sudi
menjabat kedudukan sebagai pangcu?"" jengek Lam-kong
pak sambil tertawa dingin.
Air muka Keen Toen sioe si kakek ombak menggulung
segera berubah jadi membesi, terlihatlah tubuhnya yang
kurus ceking tinggal kulit pembungkus tulang itu mendadak
menggelembung dan membesar beberapa kali lipat dari
keadaan semula.
Dalam sekejap mata daerah seluas tiga tombak di
sekeliling tubuhnya tertutup oleh selapis kabut warna hitam
yang tipis, Lam kong Pak sadar bahwa ilmu tenaga dalam Keen
Toen Kang Khie yang dimiliki gembong iblis itu luar biasa
lihaynya, ia tak berani berayal. segenap tenaga dalam yang
dimilikinya segera dihimpun didalam telapak siap
menghadapi segala kemungkinan.
Mendadak. . .tong . . . tooong .. terdengar suara
dentingan nyaring berkumandang datang, disusul
munculnya dua orang manusia tembaga berjalan secara
berdampingan mendekati tempat itu.
setelah berhenti ditengah kalangan- salah satu diantara
manusia tembaga itu mengulurkan tangannya menunjukan
gaya seperti mempersilahkan. sedangkan manusia yang lain
segera anggukkan kepalanya dan berjalan mendekati Keen
Toen sioe sikakek ombak menggulung.
"Heeeeh-heeeeh-heeeeh" terdengar sikakek kecil Ceking
itu tertawa seram. " Keempat orang perempuan itu pastilah
kalian yang telah menolongnya, loohu bersumpah hendak
membekuk kalian semua."
sambil berkata ia segera melancarkan sebuah
cengkeraman menyambar tubuh manusia tembaga itu.
Dengan gesit dan sebat manusia tembaga tadi merangkak
kebawah menghindarkan diri dari datangnya serangan.
siapa tahu Keen Toen sioe si kakek ombak menggulung
bukanlah manusia sembarangan, dengan gerakan yang tak
berubah sedikitpun kembali ia lancarkan sebuah
cengkeraman kedepan.
Didalam posisi yang terdesak. tak mungkin lagi bagi
manusia tembaga itu untuk menghindarkan diri.
Menyaksikan simanusia tembaga itu terancam mara
bahaya, Lam-kong Pak segera mempersiapkan diri untuk
turun tangan. Blaaam.. . terdengar suara bentrokan keras
berkumandang memecahkan kesunyian, simanusia tembaga
itu tergetar mundur tiga langkah lebar kebelakang, diatas
pakaian tembaganya tertera jelas lima buah bekas telapak
tangan yang berwarna merah. Lam-kong Pak jadi amat
terperanjat, ia segera majukan tubuhnya melancarkan
tubrukan. Tetapi sebelum ia sempat berbuat sesuatu simanusia
tembaga yang lain telah ulapkan tangannya memberi tanda
kepadanya agar mengundurkan diri, sedangkan ia sendiri
segera maju kedepan mendekali tubuh Keen Toen sioe
sikakek ombak menggulung.
Kedua orang manusia tembaga itu sendiri sejajar dan
berdampingan, tetapi Keen Toen sioe sikakek ombak
Menggulung sama sekali tidak memandang sebelah
matapun terhadap mereka, sekali lagi badannya menerjang
kedepan, daerah seluas tiga lima tombak segera terkurung
kembali didalam angin pukulan yang maha dahsyat.
Udara jadi gelap. desiran tajam men-deru2 begitu seram
dan ngerinya suasana ketika itu sehingga menyerupai
neraka. Tiba-tiba Keen-Toen sioe si kakek ombak Menggulung
merentangkan sepasang telapaknya kesamping, secara
terpisah ia tekan batok kepala kedua manusia tembaga itu.
Blaaam.... kembali terjadi benturan yang memekakkan
telinga, debu dan pasir berterbangan memenuhi angkasa,
tubuh kedua orang manusia tembaga itu ternyata kena
dihantam sampai menancap di dalam tanah sedalam dua
depa lebih. Tenaga dalam yang begini dahsyat dan sempurnanya
benar2 luar biasa dan sukar dibayangkan dengan kata2.
tetapi dengan cepat kedua orang manusia tembaga itu pun
memberi reaksinya, serentak mereka lancarkan sebuah
pukulan dahsyat dengan jurus sakti Payung sengkala.
"Blaaaaam..." pasir dan debu beterbangan memenuhi
angkasa, diikuti terdengar suara robekan nyaring menggema
memecahkan Kesunyian, ternyata pakaian tembaga dari
manusia tembaga itu sudah tersambar robek.
Dengan pakaian bagian dada yang robek mencapai
beberapa depa panjangnya, kedua orang manusia tembaga
itu buru-buru mengundurkan diri sejauh satu tombak lebih
dari tempat semula.
Lam-kong Pak membentak keras, senjata tanduk naga
saktinya diiringi desiran angin pukulan yang paling kuat
meluncur keluar menghantam batok kepala kakek ombak
menggulung. Seluruh bumi dan tanah bergetar keras, seakan-akan
terjadi gempa bumi yang paling dahsyat semuanya goncang
dahsyat. Badan dua bersaudara she-Liuw terlempar keudara
sejauh satu tombak lebih dari tempat semula dan jatuh
terduduk diatas tanah,
Sedangkan Lam-kong Pak sendiri dengan sempoyongan
mundur tujuh delapan langkah dari tempat semula,
persendian tulang lengan kanannya terlepas dari
sambungaan dan tergantung lemas kebawah.. . .
"Heeeh...heeeh..."Koen-Toen Sioe sikakek ombak
menggulung tertawa seram, dengan wajah menyeringai
selangkah demi selangkah ia maju kedepan menubruk
kearah tubuh dua orang manusia tembaga itu.
Disaat yang amat kritis itulah, mendadak dari tempat
kejauhan kembali muncul seorang manusia tembaga yang
diiringi oleh empat orang nyonya tua .
manusia tembaga yang diiringi oleh empat orang nyonya
tua . begitu sampai ditengah kalangan, dengan nada penuh
kegusaran keempat orang nyonya tua itu segera membentak
keras dan masing2 melancarkan sebuah pukulan dahsyat
kedepan- Sekali lagi terjadi benturan keras yang memekikkan
telinga, tidak ampun lagi badan keempat orang nyonya tua
itu terpental sejauh satu tombak lebih dari tengah kalangan
dan jatuh terjengkang diatas tanah.
Simanusia tembaga yang datang kemudian ini tanpa
mengucapkan sepatah katapun meneruskan langkahnya
setindak demi setindak mendekati tubuh kakek ombak
menggulung. Setelah berulang kali berhasil memuKul keok beberapa
orang totoh silat dunia persilatan yang tersohor akan
kelihayannya, Koeo Toen Sioe si kakek ombak
menggulUng semakin takabur lagi. sambil tertawa sombong
lalu balas mendekati tubuh simanusia tembaga itu dua
langkah . . .tiga langkah , . . .
pada saat yang bersamaan kedua orang itu sama2
melancarkan sebuah pukulan kedepan, "Blaaam ..." bumi
goyang, gunung bergoyang. empat penjuru bergetar keras
membuatpohon Siong yang tumbuh disekitar situ
bergemencitan dan roboh tumbang keatas tanah.
begitu dahsyat bentrokan itu sehingga debu dan pasir
berterbangan menutupi pemandangan disana, dengan
ketakutan dan sambil men-jerit2 ngeri kawanan iblis itu
melarikan diri ter-birit2 dari situ.
Menanti debu dan pasir telah reda kembali,
pemandangan disekitar sana telah pulih seperti sedia kala.
Terlihatlah ketiga orang manusia tembaga itu telah lenyap
tak berbekas, bahkan sikakek ombak menggulung pangcu
dari perkumpulan bulu hijau serta sekalian kawanan iblis
pun tidak tampak batang hidungnya lagi.. . .
Saat itu disisi kalangan tinggal empat orang nyonya tua
serta Lam-kong Pak lima orang.
Disamping itu pada jarak lima enam tombak dari tengah
kalangan. dua bersaudara she Liuw dengan kepala pecah
darah bercucuran dan badan penuh lumpur menggeletak tak
sadarkan diri, Suasana ditengah kalangan sunyi dan sepi bagaikan
ditanah pekuburan, didalam sebuah llang yang besar dan
sedalam beberapa tombak hanya tersisa beberapa buah
lempengan tembaga belaka.
Lam-kong Pak segera menubruk kearah sun Han Siang
sambil serunya: "lbu. kau tidak menderita luka bukan?".
"Masih untung keadaanku baik2 saja." Jawab perempuan
she Sun itu sambil tersenyum. "Nak. tenaga dalammu telah
memperoleh kemajuan yang sangat pesat, meskipun kau
masih bukan tandingan dari Koen Toen Sioe sikakek
ombak Menggulung, tetapi dengan pangcu dari
perkumpulan Liok-Mao-pang kekuatanmU adalah
seimbang. sejak hari ini kau sudah terhitung sebagai seorang
Tokoh silat yang paling lihay didalam dunia persilatan."
Saking terharunya titik2 air mata bercucuran membasahi
wajah Soen Han siang, ia segera memeluk tubuh Lam-kong
Pak erat-erat. Dalampada itu dua bersaudara she Liuw telah
merangkak bangun dari atas tanah, karena merasa malu
untuk berdiam lebih lama lagi disitu. dengan hati sedih
mereka segera berlalu dari situ
Dipihak lain Toa Pei Llong in siperempuan naga
pengasingan telah membentak dengan suara keras:
"Soen Han Siang. kita berhasil meloloskan diri dari
kematian dan memungut kembali jiwa kita, itu berarti
bahwa sudah tiba pula saatnya bagi kita berdua untuk
menyelesaikan dendam sakit hati yang terikat diantara kita
berdua" "Hmmmrm siapa yang jeri terhadap dirimu?"?"" sahut
Soen Han Siang dengan gusar pula.
Sambil berpandang pandangan dengan penuh
kemarahan, kedua orang itu siap sedia untuk
melangsungkan pertarungan.
Lam-kong Pak yang menyaksikan kejadian itu segera
berteriak dengan suara keras.
"Kalau memang diantara kalian berdua tiada ikatan
dendam sakit hati yang sedalam lautan, berada dalam
keadaan bahaya dan musuh tangguh berada didepan mata.
Seharusnya kita bersatu padu untuk menghimpun tenaga,
perselisihan yang tak ada gunanya kenapa musti dibereskan
dalam keadaan seperti ini.....".
"Pak-jie, kau tak usah turut campur, berulang kali nenek
pengemis ini mengucapkan kata2 yang tidak senonoh dan
tak enak didengar, ia anggap aku jeri kepadanya.., .IHmm,
persoalan ini memang sudah sepantasnya kalau diselesaikan
hari ini juga ".
"Diantara kita berempat pernah selama beberapa hari
hidup bersama dalam kesengsaraan dan penderitaan,"
Teriak ibu Tong Hoei Si saiju bulan keenam dengan keras.
"Setelah lepas dari bencana, seharusnya kita baik-baik
menjaga sisa hidup kita selanjutnya, Apakah kalian berdua
sudi memandang diatas wajah Cici untuk menyelesaikan
persoalan ini seCara baik2?"...."
"Enci Tong. kaU tidak tahu." teriak Perempuan naga
pengasingan dengan cepat. "Tempo dulu ia telah merampas
kitab pusaka Payung Sengkala dari tangan siauw-moay.
bahkan mendorong pula diri siauw-moay sehingga
terjerumus kedalam jurang yang tak terkirakan dalamnya
dan masuk kedalam mulut naga bertanduk tunggal, karena
kejadian itu aku harus menahan siksaan selama puluhan
tahun lamanya. coba kau bayangkan perempuan semaCam
ini apakah tidak pantas kalau kusingkirkan dari muka bumi.
Terutama sekali dia adalah perempuan Cabul, perempuan
tak tahu malu yang pintarnya merebut orang lelaki"
Mendengar perkataan itu Teng Hujien jadi tertegun.
"coe toa-ci" katanya. "Dapatkah kau menerangkan
dengan, lebih jelas lagi atas persengketaan kalian dimasa
lampau?""
"Tong Toa-ci, kau jangan percaya dengan omongannya"
sela Soen Han siang dengan cepat. "Setelah ditinggalkan
oleh Sian Wan Ping otaknya jadi miring dan jadi gila
bagaikan seekor anjing edan, coba kau tanya kepadanya
siapakah yang sedang berebutan lelaki?""
Kedudukan Tong Hujien dalam tingkatan usia jauh lebih
tinggi dari mereka semua, terhadap persengketaan yang
terjadi diantara mereka pada masa silam pun sedikit banyak
mendengar, karena itu dia pun berkata kembali:
"Kita sudah lanjut usia dan umur kita telah melebihi
setengah abad, sekalipun dimasa yang silam pernah terjadi
persengketaan dan perselisihan. setelah hidup sampai setua
ini sepantasnyalah kalau pandangannya terhadap pelbagai
masalah bisa lebih leluasa. Bukankah begitu cioe temoay?"..."
Ia mengangguk kearah ibu dari cioe It Boen dengan
harapan agar siperempuan itu pun suka tampil kedepan
untuk menyelesaikan persoalan ini.
Siapa tahu dimasa yang silam antara ibu dari cioe It
Boen dengan siperempuan naga pengasingan terikat oleh
dendam permusuhan karena itu mendapat pertanyaan
tersebut ia segera tertawa dingin.
"Heeeh-heeeb-heeeh. . menurut apa yang siauw-moay
ketahui, dimasa yang silam Hong Loei-Khek sitamu angin
geledek Lam-kong Liauw memang mempunyai hubungan
dengan, enci Soen, tetapi coe Toa-cie dengan
kedudukannya sebagai seorang perempuan yang bersuami
ternyata mati2an mengejar terus diri Lam-kong Liuw tanpa
ada maksud untuk melepaskannya . . . "-
Merah padam selembar wajah coe Hong Hong setelah
mendengar perkataan itu tanpa terasa hawa gusarnya segera
memuncak.: "Perempuan Cabul" makinya. "Kau yang sudi dijadikan
isteri kedua dari cioe ci-kang jadi bintang keCilnya. jadi
gundiknya.. jadi isteri mudanya...kaulah yang tidak tahu
malu, mungkin disebabkan permainan diatas ranjang dari
cioe ci-kang paling yahuud....maka kau jadi kepincut...kau


Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jadi terpikat dan ter-gila2 oleh goyang pinggulnya....".
Mendengar ocehan yang kotor, rendah dan sangat
rendah itu, cioe Hujien jadi ikut naik pitam, teriaknya :
"coe Hong Hong, janganlah karena malu dan kesal lantas
jadi marah2 sendiri. Peristiwa dirimu dimasa silam yang
telah mencintai serta ter-gila2 dengar Hong Loei-Khek
sudah dijadikan bahan tertawaan oleh umat Bu-lim
dikolong langit, dikalangan angkatan yang lebih tua Siapa
yang tidak tahu bahwa diantara kita berdua mana yang
lebih tak tahu malu".
coe Hong Hong membentak keras, ia segera menerjang
kearah tubuh cioe Hujien.
"Blaammm " tubuh cioe Hujien terhajar telak hingga
badannya mencelat sejauh lima tombak dari tempat semula
dan jatuh terjengkang diatas tanah....".
Dengan terjadinya peristiwa ini maka Soen Han Siang
serta Tong Hujien jadi ikut mendongkol dan naik pitam.
Sambil menubruk kedepan bentak soen Han Siang keraskeras
^ "coe Hong Hong ini hari aku baru tahu kalau kau adalah
seorang perempuan liar yang tak tahu malu, kau tak usah
menganiaya orang yang lemah dan tak bertenaga. Kalau
benar-benar bernyali mari kita saling bergebrak sebanyak
seribu gebrakan".
"Tak usah banyak cing-cong dan pentang baCot anjing
lagi, kEnapa kau rampas kitab pusaka ilmu silat
milikKu?"?". soen Han siang Tertawa dingin,
"berhubung Lam-kong Liuw dihantam orang dan
lukanya baru akan sembuh setelah mempelajari kitab
pusaka Payung sengkala, ditambah pula kitab pusaka
Payung SengkaLa itu bukanlah benda mustika milik nenek
moyangmu maka siapapun berhak untuk mendapatkannya.
Waktu itu pun-jien toh tidak merampasnya dari tanganmu
melainkan mendapatkannya dari tangan Sian Wan Peng".
"Apa?"?"" Dengan amat terperanjat coe Hong Hong
berseru tertahan. "Kau mendapatkannya dari tangan Sian
Wan Peng?"",
"IHmmm . . . IHmmm. . . boleh bilang tidak
merampasnya tapi memungutnya dari tangan orang itu ".
"ciiisss ..." coe Hong Hong meludah diatas tanah.
"Perempuan busuk. kau tak usah ngomong tidak karuan
tanpa dasar yang kuat. kitab pusaka itu selamanya berada di
dalam sakuku, Meskipun dengan Sian Wan Peng kami
adalah suami istri tapi belum pernah kuperlihatkan kitab itu
kepadanya, bahkan dimanakah kitab pusaka itu
kusimpanpun ia tidak tahu",
"IHiiiih . .IHiiiih . . . IHiiiih. . .nah itulah dia." jengek
Soen IHan siang sambil tertawa cekikikan- "Justru karena
diantara kalian suami istri berdua saling tidak perCaya
memperCayai maka sejak dulu kala ia sudah mempunyai
rencana untuk mencuri kitab pusakamu itu. Ketika malam
itu aku punya rencana hendak mencuri kitab pusaka,
kebetulan sekali kutemui sian Wan Peng sedang bertarung
melawan seorang manusia berkerudung menggunakan
kesempatan itulah aku menyusup masuk kedalam dimana
kemudian telah berjumpa dengan dirimu dan menghajar
kau masuk kedalam jurang sudah setengah harian lamanya
aku mencari tanpa berhasil menemukan jejak kitab pusaka
itu, menanti aku keluar dari tempat itu maka temukan Sian
Wan Peng sedang bertarung mencapai titik beradu jiwa
dengan manusia berkerudung tadi, tetapi berhubung
kekuatan mereka berimbang maka sulit ditentukan siapa
yang menang dan siapa yang kalah. Kemudian dari saku
Sian Wan Peng tiba2 terjatuh sebuah benda, seCara diam2
aku ambil bendatadi ternyata bukan lain adalah kitab
pusaka Payung sengkala, aku jadi kegirangan setengah
mati, diam2 aku segera ngeloyor pergi dari situ".
Mendadak terdengar coe Hong Hong berteriak sedih,
sambil menangis ter-sedu2 ia putar badan dan berlalu dari
tempat itu dengan Cepatnya.
Dalam pada itu Lam-kong Pak pun jadi menyadari dan
paham kembali apa yang sebenarnya sudah terjadi antara
ibunya dengan perempuan Naga pengasingan coe Hong
Hong dimasa yang silam.
Tetapi iapun merasa bahwa dipihak ibunya juga ada
kekeliruan- sebab bukan saja ia telah mencuri kitab pusaka
tersebut bahkan menghantamnya pula kedalam jurang
sehingga membuat dia harus menanggung sengsara selama
sepuluh tahun. Setelah urusan jadi beres, cioe hujien serta Tong Hujien
pun segera mohon diri dan berlalu dari situ.
Sepeninggalnya mereka berdua. Sun Han Siang
menghela napas panjang dan berkata kembali:
"Ibu juga menyadari bahwa didalam persoalan ini
tindakanku agak kelewat batas, seandainya perkataan coe
Hong Hoog setiap kali berjumpa tidak sekotor dan serendah
Istana Pulau Es 6 Kekaisaran Rajawali Emas Pendekar 4 Alis I Karya Khu Lung Memanah Burung Rajawali 23
^