Pencarian

Kemelut Blambangan 13

Kemelut Blambangan Seri Pecut Sakti Bajrakirana Karya Kho Ping Hoo Bagian 13


"Engkau tidak takut akan bahaya yang mungkin menimpa dirimu, Tuan?"
1025 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Imanuel (Tuhan beserta kita), kehendak Tuhan terjadilah, saya hanya berserah diri kepadaNya dan apa pun yang terjadi dengan diri saya, enak tidak enak baik atau buruk menurut penilaian pikiran, akan saya terima dengan rasa sukur dan bahagia karena semua itu tentu menurut kehendakNya."
"Ah, semua kata-katamu itu akan selalu saya ingat, Tuan. Selamat jalan!"
"Selamat berpisah, Nona maya. Semoga Tuhan Yang Maha Kasih akan selalu memberkatimu dan semoga Roh Tuhan Yang Kudus akan selalu membimbingmu, amin."
"Amin!"
Pendeta David menjulurkan tangan dan Maya Dewi menyambutnya. Mereka bersalaman, lalu Pendeta David melangkah pergi, diikuti pandang mata Maya Dewi. Entah bagaimana, ia seolah melihat Bagus Sajiwo yang melangkah pergi itu dan perasaan rindu memenuhi hatinya.
**kz** Peristiwa direbutnya Pasuruan oleh
Blambangan dan kemudian Kadipaten pasuruan direbut kembali oleh pasukan Mataram membuat 1026
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Sang Sultan Agung menjadi marah. Melihat bahwa Blambangan tidak dapat diajak bersatu menghadapi Kumpeni Belanda, bahkan Blambangan dengn bantuan Bali dan Madura, juga didukung Kumpeni Belanda malah memusihi Mataram, Sultan Agung mengambil keputusan untuk melakukan serangan besar-besaran dan menundukkan Blambangan. Atas perintah Sultan Agung, Mataram lalu menyusun barisan yang amat kuta dan mengerahkan semua senopatinya yang berpengalaman untuk bersiap-siap menggempur Blambangan.
Semua senopati Mataram siap, di antara mereka yang terkenal adalah Semopati Suroantani, Pangeran Silarong, Gandek Padurekso, Senopati Aryo, Ki Mertoloyo, Tumenggung Wiroguno, Kyai Juru Kiting, dan masih banyak lagi para perwira. Selain para senopati dan perwira, kebetulan sekali berturut-turut dalam beberapa hari berdatanganlah para pendekar, para satria yang setia kepada Mataram yang memang diundang oleh Sang Sultan Agung untuk membantu pasukan yang akan menaklukkan Blambangan.
Para satria yang berturut-turut datang ke Pasuruan, di antaranya adalah Ki Tejomanik atau Sutejo bersama isterinya Retno Susilo, Lindu Aji dan Sulastri, Parmadi dan Muryani, Ki Cangak Awu dan 1027
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Pusposari. Tentu saja pertemuan diantara empat pasang suami isteri pendekar ini gembira sekali dan mereka saling menceritakan pengalaman masing-masing selama berpisah. Pangeran Silarong menyambut para satria itu dengan penuh
penghormatan. Para pendekar itu diminta membantu dalam menghadapi para pimpinan Blambangan nanti, Para satria itu, terutama sekali Ki Tejomanik dan Nyi Retno Susilo mengharapkan kedatangan Bagus Sajiwo, akan tetapi pemuda itu tidak kunjung muncul.
Sementara itu di pihak Blambangan juga
diadakan persiapan untuk menyusun kekuatan karena mereka dapat menduga bahwa tentu Mataram tidak akan behenti sampai dapat merampas kembali Pasuruan saja. Balatentara Mataram tentu akan datang membalas dengan serangan besar-besaran. Tadinya, pimpinan seluruh pasukan gabungan di Blambangan oleh Adipati Santa Guna Alit di Blambangan diserahkan kepada Bhagawan Kalasrenggi. Akan tetapi, kini pimpinan itu diperkuat, menjadi pimpinan gabungan terdiri dari Bhagawan Kalasrenggi sebagai wakil Kadipaen Blambangan, Tejakasmala sebagai wakil Kerajaan di Bali, dan Raden Satyabrata sebagai wakil dari Kumpeni Belanda. Dua orang itu dipilih karena semua orang mengetahui bahwa dua orang 1028
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com muda itu masih lebih sakti dibandingkan Bhagawan Kalasrenggi! Tiga orang ini dibantu Arya Bratadewa dan Ni Candra Dewi dua orang tokoh Banten yang menjadi anak buah Kumpeni Belanda, Resi Sapujagad pertapa dari Merapi, Bhagawan Dewakaton pertapa Gunung Bromo, Kaladhama dan Kalajana yang disebut Dwi Kala murid-murid Bhagawan
Kalasrenggi, Raden Dhirasani dan Raden Dhirasanu putera kembar Sang Adipati Blambangan dan kini Raden Dhirasani dibantu oleh Niken Darmini yang menjadi tunangannya, Cakrasakti dan Candrabaya dua orang senopati dari Bali, Ki Dartoko dan gurunya, Kyai Kasmalapati adik seperguruan Bhagawan Kalasrenggi, Made Sukasada dan Kyai Ngurah Pacung dari Bali yang memimpin dua laksa orang perajurit dari Bali untuk membantu Blambangan, dan Ki Randujapang tokoh Madura yang membawa tiga ribu orang pasukan. Blambangan benar-benar kini mengerahkan segenap kekuatan gabungan untuk menghdapi Mataram!. Dan mengingat betapa di pihak Mataram terdapat banyak pula orang yang sakti mandraguna, sang Adipati Blambangan mengutus dua orang putera kembarnya, Dhirasani dan Dhiarasanu, diperkuat pula oleh Tejakasmala, untuk pergi ke Bali, menghadap Sang Bhagawan Ekabrata di gunung 1029
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Agung, Bali, agar sang pertapa itu berkenan membantu Blambangan menghadapi para tokoh sakti mandraguna yang membela Mataram.
Semua tokoh di Blambangan mengharapkan
kedatangan sang Bhagawan Ekabrata yang dapat diandalkan melawan orang-orang sakti mandraguna yang membela Mataram. Akan tetapi yang ditunggu-tunggu tidak datang dan yang muncul malah seorang gadis yang datang menantang Ki Sarwatama yang kini berada di Blambangan menjadi pembantu
Satyabarata! Gadis it adalah Ratna Manohara! Seperti telah kita ketahui, Ratna Manohara minggat meninggalkan Driya Pawitra, meninggalkan ayahnya, Ki Sarwaguna yang menjadi Ketua Driya Pawitra. Dara ini marah dan merasa malu sekali karena ayahnya telah mempergunakan siasat untuk menjodohkannya dengan Bagus Sajiwo dengan cara menyuruh Ki Sarwaluhung dan Ki Sarwajati, dua orang pamannya untuk menyamar dan menculiknya agar ia dotolong Bagus Sajiwo dan agar Niken Darmini yang disangka Joko Darmono itu melihat ia berdekatan dengan Bagus Sajiwo. Akan perbuatan ayahnya yang berniat menjodohkannya dengan Bagus Sajiwo akan tetapi menggunakan akal licik itu amatlah hebat. Niken 1030
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Darmini menjadi marah sekali dan nyaris membunuhnya. Sahabat baik itu kini amat membenci ia dan Bagus Sajiwo dengan cara seperti itu, betapapun ia mengagumi pemuda itu! Ia tidak boleh berjodoh dengan Bagus Sajiwo dan menghancurkan hati Niken Darmini! Semua ini gara-gara ulah pamannya, Ki Sarwatama yang mengkhianati Driya Pawitra, menjadi pembantu Blambangan menyerang Driya Pawitra yang tidak membantu Blambangan memusuhi Mataram! Kalau Ki Sarwatama tidak berulah sebagai pengkhianat, tentu Bagus Sajiwo tidak akan pernah muncul dan hubungan antara Bagus Sajiwo dan Niken Darmini yang menyamar pria itu tidak akan terganggu dan retak. Ia menyesal sekali dan kemarahannya ia tumpahkan kepada paman gurunya, Ki Sarwatama. Maka dengan nekat ia yang minggat dari ayahnya, kini memasuki Blambangan dan setelah di depan istana Kadipaten Blambangan, ia berteriak-teriak menantang Ki Sarwatama agar keluar!
Ia maklum bahwa di situ terdapat banyak orang sakti mandraguna, akan tetapi gadis yang sudah nekat karena marah dan malu ini tidak takut.
"Ki Sarwatama, manusia tak mengenal budi, manusia rendah budi yang mengkhianati perguruan sendiri, keluarlah dan mari membuat perhitungan 1031
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com dengan aku!" Demikian gadis itu berteriak-teriak marah. Para perajurit jaga maju dan menghadapinya, memandang dengan heran.
"Hei, siapakah Andika yang berani membuat ribut di sini?" Perwira pengawal yang memimpin anak buahnya bertugas jaga di depan istana menghardik.
"Aku Ratna Manohara dan tidak ada urusan dengan Blambangan! Aku mencari Ki Sarwatama, pengkhianat perguruan kami. Suruh dia cepat keluar untuk menerima hukuman!"
Ki sarwatama adalah seorang yang baru saja membantu Blambangan dan tidak begitu dikenal oleh para perajurit yang hanya mengenal nama tokoh-tokoh besar yang berilmu tinggi. maka mendengar ucapan Ratna Manohara, mereka saling pandang dan mengira gadis itu hanya mencari keributan.
"Hemm, Andika memang mencari keributan.
Kami harus menangkap Andika untuk dihadapkan pimpinan kami agar diselidiki karena sikap Andika mencurigakan!" Perwira itu memberi isarat kepada anak buahnya dan du orang perajurit segera maju menghampiri Ratna Manohara. Tidaklah aneh kalau laki-laki menghadapi wanita cantik lalu muncul ulah nakalnya. demikian juga dua orang perajurit itu.
Melihat Ratna Manohara yang ayu manis dengan 1032
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com bentuk tubuh yang menggairahkan, tangan-tangan mereka meraih seolah berlomba untuk segera dapat memeluk dan menangkap gadis itu.
Akan tetapi Ratna Manohara menggerakkan kedua tangannya, dengan cepat sekali kedua tangan itu menampar.
"Plak! Plak!" Dua orang perajurit itu mengaduh dan terpelanting roboh. Pipi mereka membengkak kebiruan terkena tamparan tangan halus gadis itu.
Melihat ini, perwira itu terkejut dan marah. Dia berseru nyaring dan melompat ke depan, menerkam ke arah dara itu. Akan tetapi dia terlalu memandang rendah atau terlalu mengagulkan diri sendiri.
trjangannya luput dan ketika dia membalik, perutnya disambar kaki Ratna Manohara yang mencuat mengirim tendangan.
"Bukk ....!" Perwira itu terjengkang dan roboh, mengaduh-aduh sambil menekan perut yang tertendang dan terasa mulas melilit-lilit! Akan tetapi kemarahanannya mengatasi rasa nyerinya dan dia memberi aba-aba kepada sembilan orang perajurit anak buahnya sambil mencabut pedangnya. Ratna Manohara dikeroyok dan gadis ini mengamuk dengan tamparan dan tendangannya. Gerakannya amat cekatan, akan tetapi karena ia tidak ingin melakukan 1033
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com pembunuhan dan tidak ingin bermusuhan dengan pihak Blambangan, ia hanya mempergunakan kaki tangannya, tidak mencabut pedangnya. Para pengeroyok itu berpelantingan dan pada saat itu muncullah Satyabrata.
"Hei, berhenti, jangan mengeroyok seorang gadis! Memalukan sekali!" bentaknya dan para pengeroyok itu menjauh sambil memapah teman-teman yang menjadi korban tamparan atau tendangan Ratna Manohara.
Satyabrata kini berdiri berhadapan dengan Ratna Manohara. gadis itu memandang dengan sinar mata mencorong marah karena ia mengenal Satyabrata yang dulu ikut menyerbu Driya Pawitra dan orang ini amat sakti mandraguna. Dulu pun kalau tidak ada Bagus Sajiwo yang mampu menandinginya, pihak Driya Pawitra tentu kalah dan tidak ada yang mampu mengalahkan laki-laki yang matanya agak kebiruan ini.
Satyabrata merasa pernah melihat gadis itu, akan tetapi dia lupa lagi dan tidak mengenalnya.
Matanya yang kebiruan bersinar dan wajahnya berseri, mulutnya tersenyum genit ketika dia melihat betapa cantik menariknya gadis yang berada di depannya.
1034 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Aih, Adik yang cantik, gadis yang ayu manis, siapakah engkau dan apa engkau datang membuat ribut di depan istana Kadipaten Blambangan?"
tanyanya dengan suara ramah dan sikap yang tanpa disembunyikan mengandung berahi.
Ratna Manohara yang biasanya pendiam dan kalau bicara lembut itu kini dapat bicara ketus karena hatinya yang dipenuhi kemarahan.
"Aku tidak ada urusan dengan kamu atau siapa saja di Blambangan. Aku hanya hendak bertemu dengan si pengkhianat Sarwatama, manusia tak kenal budi itu! Suruh dia keluar!"
Mendengar itu, tiba-tiba Satyabrata teringat.
Dia tersenyum lebar. "Wah, kiranya engkau ini puteri Ketua Driya Pawitra yang keras kepala itu! Bagus sekali! Apakah kini engkau menyadari dan ingin bergabung dengan kami untuk enentang Mataram yang angkara murka" Mari kuantar engkau mengadap Sang Adipati, Nimas!"
"Aku tidak sudi beryrysan dengan kamu! aku ingin bertemu Sarwatama!" Ratna Manohara membentak.
Satyabrata tetap tersenyum walaupun hatinya mendongkol. "Nimas, setelah engkau berani muncul di sini, mau atau tidak mau, dengan suka rela atau 1035
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com paksaan, engkau harus menghadap Sang Adipati!
Marilah!" Satyabrata menjulurkan tangan hendak menggandeng tangan gadis itu. Ratna Manohara tidak dapat menahan kemarahannya lagi. Ia menarik tangannya lalu menampar dengan tangan kanan.
Tamparannya itu cepat sekali dan kini ia menyertai dengan tenaga saktinya karena ia maklum bahwa ia berhadapan dengan orang yang tangguh sekali. Akan tetapi dengan mudah Satyabrata mengelak lalu membalas bukan dengan serangan pukulan, melainkan dengan sambaran tangan hendak menangkap gadis itu.
Ratna melompat menghindarkan diri dan menyerang lagi. Mereka berdua berkelahi, akan tetapi kalau Ratna menyerang dengan tamparan atau tendangan yang dahsyat dan bersungguh-sungguh, sebaliknya Satyabrata hanya membalas dengan serangan untuk menangkap. Dan ternyata memang tingkat kesaktian Satyabrata jauh melebihi tingkat kepandaian Ratna sehingga gadis ini sebentar saja teresak dan beberapa kali lengannya dapat ditangkap, akan tetapi ia berhasil merenggutnya lepas kembali.
Karena merasa tidak akan menang melawan orang sakti itu, Ratna lalu mencabut pedangnya dan menyerang dengan ganas. Satyabrata tetap bertangan kosong, akan tetapi selain mengelak, terkadang 1036
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com dengan tangan kosong dia berani menangkis sambaran pedang Ratna!
Tiba- tiba Raden Satyabrata mengeluarkan suara tawa tang aneh. Suara tawa yang bercampur tangis, seperti
tawa seorang yang miring otaknya, akan tetapi suara tawa itu mengandung getaran yang menggiriskan dan mendatangkan kengerian dalam hati Ratna Manohara. Gadis ini bergidik ngeri mendengar tawa itu. Tiba-tiba Raden Satyabrata mengeluarkan sehelai saputangan seperti menyerang ke depan muka Ratna, gadis itu mencium bau yang aneh dan keras, dan ia mengeluh lalu terhuyung akan jatuh, pedangnya terlepas dari 1037
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com tangannya. Satyabrata cepat merangkulnya sehingga gadis itu tidak roboh. Ia terkulai dalam pondongan Satyabrata karena ia telah pingsan, terbius bubuk obat bius yang terkandung dalam saputangan kuning yang dikebutkan Satyabrata tadi.
Satyabrata tertawa-tawa dan memondong tubuh yang denok itu, membawanya masuk ke pendopo istana Kadipaten Blambangan dengan niat membawa Ratna ke kamarnya sendiri yang disediakan oleh Sang Adipati untuk dirinya!
Akan tetapi tiba-tiba muncul Dhirasanu, adik kembar Dhirasani putera Sang Adipati Blambangan menghadang Satyabrata yang memondong tubuh Ratna Manohara yang pingsan. Pemuda ini tadi mendengar laporan seorang perajurit pengawal tentang gadis yang datang mencari Ki Sarwatama dan mengamuk. Dia terkejut dan menduga bahwa gadis itu tentulah Ratna Manohara yang dalam pertemuan pertama dahulu telah menjatuhkan hatinya. Maka bersama selosin orang perajurit pengawal dia cepat keluar dari dalam istana Kadipaten Blambangan dan bertemu dengan Satyabrata yang memondong tubuh seorang gadis yang pingsan. Begitu berhadapan dan melihat wajah gadis itu, Dhirasanu segera mengenal Ratna Manohara.
1038 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Kakangmas Satyabrata, gadis itu akan Andika bawa ke mana?"
Satyabrata menjadi agak gugup. Bagaimanapun juga dia berhadapan dengan putera Sang Adipati atau keluarga tuan rumah yang berkuasa.
"Ah, Adimas Dhirasani .... "
"Saya Dhirasanu, Kakangmas."
"Oh, maaf. gadis ini mengamuk di depan istana, maka saya lalu keluar dan berhasil menangkapnya ...."
"Bagus sekali, saya sudah mendengar akan munculnya gadis ini. Sukur Andika telah berhasil menangkapnya. Serahkan kepada kami dan kami akan memasukkannya dalam kamar tahanan."
Tentu saja Satyabrata tidak dapat membantah karena tawanan itu tentu saja menjadi hak Kadipaten Blambangan. Tidak ada alasan yang kuat baginya untuk membawa tawanan, seorang gadis pula, ke dalam kamarnya sendiri. Biarpun hatinya merasa kecewa dan mendongkol, namun terpaksa dia menyerahkan Ratna Manohara kepada Dhirasanu yang memerintahkan para perajurit untuk menggotong tubuh gadis itu dan memasukkannya ke dalam sebuah kamar tahanan. Dengan tegas Dhirasanu memesan kepada para perajurit yang bertugas jaga di tempat tahanan agar memperlakukan gadis itu dengan baik, 1039
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com tidak mengganggunya dan bersikap hormat kepadanya. Juga dia menyuruh seorang pelayan wanita setengah tua melayani gadis tawanan itu.
Pengaruh obat bius yang membuat Ratna
Manohara jatuh pingsan itu kekuatannya hanya beberapa jam saja. Ratna siuman dari pingsannya dan ia mendapatkan dirinya rebah telentang di atas sebuah pembaringan yang bersih, akan tetapi kamar di mana ia berada tampak asing. Hanya ada sebuah meja dan dua buah kursi di situ, selain pembaringan di mana ia rebah. Ketika ia bangkit duduk, ia melihat seorang wanita setengah tua berpakaian pelayan duduk di atas lantai.
"Siapakah, engkau, Bibi?" tanyanya.
"Saya Nyai Semi, abdi dalem (pelayan) di istana Kadipaten Blambangan yang bertugas melayani Andika, Den Roro."
Ratna Manohara teringat bahwa ia bertanding melawan laki-laki bermata kebiruan yang sakti itu dan mencium bau keras lalu tak ingat apa-apa lagi.
"Di mana aku berada?" Ia bangkit lalu
menghampiri meja dan duduk di atas sebuah kursi.
"Andika berada dalam rumah tahanan
kadipaten, Den Roro."
1040 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Siapa yang memasukkan aku ke sini" Apakah laki-laki bermata kebiruan yang menangkap aku?"
"Bukan, Den Roro. Memang Andia ditangkap oleh Raden Satyabrata orangnya Kumpeni itu, akan tetapi lalu diminta oleh Raden Bagus Dhirasanu dan dimasukkan di sini dan saya diperintahkan untuk melayani Andika."
"Hemm, kalau begitu aku mau pergi dari sini!"
Ratna Manohara bangkit berdiri, berniat keluar dan kalau perlu mengamuk dan memaksa keluar dengan kekerasan.
"Aduh, Den Roro, Gusti Pangeran Muda ...."
"Siapa itu Gusti Pangeran Muda?"
"Raden Bagus Dhirasanu, sedang Pangeran Tua adalah kakak kembarnya, Raden Bagus Dhirasani.
Raden Bagus Dhirasanu memesan kepada saya agar membujuk Andika jangan mencoba melarikan diri dari sini. Di luar terdapat pasukan yang akan merintangi, Den Roro. Terdapat pula orang-orang yang sakti mandraguna. Kalau Andika melarikan diri lalu terluka atau tertawan lagi, akan sukarlah bagi Raden Dhirasanu untuk menolongmu. Beliau memesan kepada saya agar Andika suka menanti dengan sabar. Den Bagus Dhirasanu akan datang sendiri dan menjelaskan kepada Andika, den Roro."
1041 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Mendengar ini, Ratna Manohara menahan diri.
Benar juga, pikirnya. Di luar ada orang-orang yang sakti dalam jumlah banyak. Tidak mungkin ia dapat meloloskan diri kalau ia nekat menggunakan kekerasan. Ia tidak tahu apa yang dikehendaki Dhirasanu, dan ia pun hanya baru sekali pernah bertemu dengan pemuda putera Adipati Blambangan itu.
"Baiklah, Bibi. Aku akan menanti dan
mendengarkan apa yang hendak dia katakan."
Karena mendapat pelayanan dengan hormat dan baik, tidak seperti seorang tawanan, maka Ratna Manohara bersikap sabar. Ia mau mandi dan mau pula berganti pakaian yang disediakan oleh Nyai Semi, mau pula makan hidangan yang disuguhkan. Ia sama sekali tidak mengetahui bahwa saat itu, Raden Dhirasanu sedang berdebat sengit dengan ayahnya.
Adipati Santa Guna Alit mendapat laporan dari Satyabrata bahwa dia menangkap seorang gadis, puteri Ketua Driya pawitra yang pernah
membangkang bahkan melawan Kadipaten
Blambangan. Dia hendak menghukum gadis itu, akan tetapi gadis benama Ratna Manohara itu dilindungi oleh Raden Dhirasanu dan diperlakukan sebagai tamu.
1042 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com mendengar ini, Sang Adipati Blambangan menjadi marah dan memanggil puteranya.
Raden Dhirasanu ditemani kakak kembarnya menghadap sang Adipati bersama ibu mereka dan para selir Sang Adipati. Karena ini merupakan masalah keluarga, maka yang hadir hanyalah keluarga Sang Adipati. Tidak ada orang luar diperkenankan masuk ruangan itu, bahkan para abdi dalem juga tidak.
"Kanjeng Rama," Raden Dhirasanu membantah ketika ayahnya menegurnya dan menghendaki gadis puteri Ketua Driya Pawitra itu diserahkan kepada Raden Satyabrata yang berhak menghukumnya karena wakil Kumpeni Belanda itu yang menangkapnya.
"Diajeng Ratna Manohara bukanlah musuh kita, maka saya merasa keberatan kalau ia harus dihukum, apalagi diserahkan kepada Raden Satyabrata!"
"Dhirasanu! Tidak tahukah engkau bahwa
Driya Pawitra telah melawan kita" Siapa tahu puteri Ketua Driya Pawitra telah menjadi mata-mata Mataram! Ia harus dihukum!"
"Tidak mungkin, Kanjeng Rama. Dahulu, Driya Pawitra berada di wilayah kadipaten
Blambangan.Mereka adalah kawula Balmbangan.
Diajeng Ratna Manohara tidak memusuhi
1043 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Blambangan. Ia hanya tidak mau ikut berperang.
Kalau mereka itumelawan Blambangan adalah karena mereka diserang oleh orang-orang kita! Ia tidak berdosa, Kanjeng Rama."
"Dhirasanu! Apakah engkau hendak membela musuh?" Adipati Blambangan membentak marah.
"Maaf, Kanjeng Rama," tiba-tiba Raden
Dhirasani berkata. "Saya kira Adimas Dhirasanu tidak keliru kalau membela Ratna Manohara. Kalau gadis itu dapat dibujuk membantu kita, bukankah hal itu menguntungkan" Sebagai kawula Blambangan, mungkin saja Ratna Manohara mau menyadari kesalahannya dan sekarang mau membantu
Blambangan, seperti halnya Niken Darmini." Raden Dhirasani membantu adik kembarnya.
"Hemm, kalau Niken Darmini lain lagi. Ia datang ke Blambangan bukan sebagai pengacau yang membuat keributan seperti Ratna Manohara. Sampai sekarang Perguruan Driya Pawitra masih bersikap memusuhi kita, Bagaimana mungkin kita dapat menerima puteri ketuanya dengan baik?"
"Bagaimanapun juga, saya akan menghalangi siapa saja yang hendak mengganggu Diajeng Ratna Manohara!" Setelah berkata demikian, dengan muka merah Raden Dhirasanu meninggalkan ruangan itu.
1044 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Sang Adipati mengerutkan alisnya dan bertepuk tangan memanggil pengawal. Perwira pengawal pribadi mucul dan Sang Adipati berkata kepadanya.
"Amati tawanan itu dan jaga jangan sampai ia lolos dari rumah tahanan!" Perwira itu memberi hormat dan cepat keluar dari ruangan itu. Pangeran Dhirasani juga keluar dari ruanan itu tanpa separah katapun, dan dari sikapnya jelas bahwa dia merasa tidak puas dengan apa yang terjadi dengan adik kembarnya.
Sementara itu, di rumah tahanan juga terjadi hal yang menarik. sehabis makan, Ratna Manohara duduk di dalam kamar itu ditemani Nyai Semi yang melayaninya dengansikap ramah dan horma. tiba-tiba terdengar langkah orang di pintu kamar ahanan. Ratna Manohara menoleh dan matanya terbelalak keheranan melihat siapa yang memasuki kamar tahanan itu.
Seorang gadis cantik berpakaian mewah dan siapa lagi kalau bukan Niken Darmini!
"Niken .... !" Ratna Manohara bangkit dari kursinya.
Niken Darmini memandang dan dari wajahnya Ratna Manohara dapat melihat bahwa Niken Darmini merasa tidak senang hatinya.
"Engkau keluarkah!" kata Niken Darmini
kepada Nyai Semi. Pelayan wanita itu dengan hormat 1045
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com lalu bangkit dan berjalan membungkuk hormat, keluar dari amar tahanan itu. Agaknya ia taat sekali kepada Niken Darmini.
Niken Darmini duduk berhadapan dengan
Ratna Manohara.
"Duduklah!" Niken Darmini dengan sikap
kaku. Ratna Manohara segera duduk di depannya.
"Ratna, engkau yang sudah senang-senang berada di Parangsari bersama Bagus Sajiwo, mengapa tersesat keluyuran sampai di sini?" Pertanyaan itu diucapkan dengan suara yang mengandung
kemarahan, mengingat betapa sahabatnya itu telah menyakiti hatinya, merebut Bagus Sajiwo darinya, walaupun sekarang ia sudah mulai melupakan pemuda itu.
Ratna Manohara menghela napas panjang lalu memandang wajah Niken Darmini dengan sinar mata tajam lalu berkata dengan suara mengandung penyesalan.
"Niken, aku tahu bahwa engkau marah dan kecewa kepadaku, menganggap aku seorang yang telah bertindak jahat dan curang, menganggap aku seorang gadis yang tidak tahu malu. Akan tetapi, Niken, semua anggapanmu itu keliru. Sejak semula aku sudah hendak memberi tahu kepadamu, akan 1046
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com tetapi engkau keburu marah. Dan sekarang aku bahkan mendapat kenyataan bahwa kesemuanya itu telah diatur, dan yang mengaturnya adalah Ayahku sendiri. Sungguh membuat aku merasa menyesal dan malu, Niken!" Setelah berkata demikian, Ratna Manohara menggunakan punggung lengannya untuk mengusap beberapa butir air mata yang membasahi pipinya.
Niken Darmini menatap wajah Ratna dan
mengerutkan alisnya. tentu saja ia tidak mengerti apa yang dimaksudkan Ratna dengan kata-katanya itu.
"Apa maksudmu, Ratna" Apa yang telah
terjadi?" Harus ia akui bahwa kini kemarahan dan penyesalannya terhadap sahabatnya itu telah mereda karena ia tidak begitu merasa telah kehilangan Bagus Sajiwo setelah ia bertemu dengan Pangeran Dhirasani dan diperlakukan baik sekali oleh keluarga Adipati Blambangan.
"Dengarkanlah, Niken. Aku hendak
menceritakan segalanya dengan sejujurnya walaupun yang kuceritakan ini akan membuka rahasia keburukan Ayahku sendiri. Ketahuilah bahwa malam peristiwa itu, aku sedang tidur dibius orang sehingga tidak sadar. Dan dalam keadaan tidak sadar itu, aku dibawa oleh dua orang keluar dari perkampungan 1047
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com kami menuju ke sebuah gua di lereng puncak bukit.
Setelah aku siuman, aku sudah dalam keadaan terikat kaki tanganku dalam sebuah gua dan dua orang yang tidak dapat kilihat mukanya karena gelap, mengeluarkan ancaman-ancaman yang mengerikan, lebih mengerikan daripada kematian. Aku menjadi ngeri dan selama hidupku baru sekali itu aku benar-benar merasa ketakutan karena mereka mengancamku akan mempekosaku beramai-ramai dengan belasan orang kawan mereka. Akan tetapi dua orang itu hanya mengeluarkan ancaman-ancaman yang menakutkan, tidak menggangguku sama sekali. Menjelang pagi, mereka berdua meninggalan aku dalam gua, mengatakan bahwa mereka hendak memanggil belasan orang kawan mereka untuk beramai-ramai menghinaku! Dapat kaubayangkan betapa ngeri dan takut perasaanku pada saat itu. Tiba-tiba muncul Kakangmas Bagus Sajiwo yang membebaskan aku dan mengajakku keluar dari dalam gua. Dapat kaubayangkan betapa aku lega, bersukur, dan terharu sekali dapat terbebas dari ancaman malapetaka yang mengerikan itu. Aku demikian terharu sehingga aku menangis salam rangkulan Kakangmas Bagus Sajiwo yang menghiburku. Nah, pada saat itulah engkau muncul dan melihat keadaan kami, engkau mengira 1048
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com aku bersama dia bermain gila semalam dalam gua dan engkau menyerang seperti gila. Engkau telah salah sangka sama sekali, Niken!"
Niken Darmini tertegun mendengarkan cerita itu. Ia tahu bahwa Ratna tidak mungkin berbohong. Ia mengenal benar siapa Bagus Sajiwo. Rasanya memang tidak mungkin Bagus sajiwo bertindak serendh itu! sampai lamaia termenung, hatinya yang tadinya masih panas ketika bertemu ratna kini mulai menjadi dingin.
"Hemm ...., begitukah" Lalu .... apa
maksudmutadi ketika mengatakan bahwa semua itu telahdiatur oleh Ayahmu?"
"Tadinya aku tentu saja tidak tahu akan hal itu, akan tetapi aku terkejut ketika seminggu kemudian, setelah Kakangmas Bagus Sajiwo meninggalkan kami, Ayah bermaksud menjodohkan aku dengan kakangmas Bagus Sajiwo. Aku terkejut, sama sekali tidak ingin merebut Kakangmas Bagus Sajiwo darimu, maka aku menolak dan memberitahu kepada Ajahku bahwa Joko Darmono adalah Niken Darmini yang mencinta Kakangmas Bagus Sajiwo. Mendengar ini, Ayah terkejut dan akhirnya mengaku bahwa peristiwa yang menimpa diriku itu memang sengaja diatur olehnya."
1049 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Diatur bagaimana" Dan mengapa?"
"Ayah salah sangka. dia mengira bahwa engkau adalah seorang pemuda dan melihat kita berdua akrab, dia mengira bahwa kita berdua saling mencinta. Ayah tidak setuju karena ingin menjodohkan aku dengan Kakangmas Bagus Sajiwo. Maka dia mengatur semua itu. Yang pura-pura menjadi penculikku adalah dua orang paman guruku sendiri. Mereka sengaja menakut-nakuti aku sehingga ketika dibebaskan Kakangmas Bagus Sajiwo, aku menjadi terharu dan merasa berhutang budi. Ini dimaksudkan agar aku tertarik kepadanya. Kemudian dia mengatur agar engkau melihat aku bersama Kakangmas Bagus Sajiwo sehingga engkau sebagai Joko Darmono akan melihat bahwa aku saling mencinta dengan Kakangmas Bagus Sajiwo sehingga engkau sebagai Joko Darmono akan melihat bahwa aku saling mencinta dengan Kakangmas Bagus Sajiwo. Semua siasat itu ditujukan untuk menjauhkan aku dari Joko Darmono dan mendekatkan aku dengan Kakangmas Bagus Sajiwo."
Tiba-tiba Niken Darmini tertawa geli. Muncul lagi wataknya yang jenaka dan suka berkelakar. Ia melihat kelucuan dalam peristiwa itu, tentu saja 1050
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com karena merasa kehilangan Bagus Sajiwo telah terobati.
"Heh-he-he-he-hi-hik! Lucu sekali! Paman Sarwaguna menggunakan akal licik. Hemm, kalau aku masih menjadi Joko Darmono aku tentu akan marah sekali kepadanya, dipisahkan dari gadis kekasihku!"
"Maafkan Ayahku, Niken. dan kebetulan kita bertemu di sini, maka kesempatan ini akan kuperguakan untuk minta maaf kepadamu. Sungguh mati, aku tidak bermaksud merampas Kakangmas Bagus sajiwo darimu."
"Ah, tidak ada masalah, Ratna. Setelah
mendengarkan ceritamu tadi, aku sudah tidak marah lagi kepadamu. Malah aku yang minta maaf kepadamu, Ratna, karena aku ternyata salah sangka.
Engkau seorang sahabat yang baik."
Di luar rumah tahanan itu terdengar seruan petugas jaga. "Siap, Raden Dhirasanu datang. Beri hormat!"
"Ah, aku pergi dulu, ratna." kata Niken Darmini yang bergegas keluar.
"Terima kasih, Niken!" kata Ratna Manohara dan ia menanti datangnya Pangeran Dhirasanu yang telah menyelamatkan ia dari tangan Raden satyabrata.
1051 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Raden Dhirasanu memasuki kamar tahanan itu dan tersenyum ramah kepada Ratna Manohara yang bangkit dari tempat duduknya menyambut kedatangan pangeran itu. Akan tetapi dari sinar mata Pangeran itu, ratna dapat mengetahui pemuda itu sedang gelisah.
"Diajeng Ratna Manohara, aku tidak akan berpanjang kata karena keadaannya gawat dan mendesak. Singkatnya, mereka semua menghendaki agar Andika dihukum. Akan tetapi jangan khawatir, aku akan membela dan melindungimu. Mari, Diajeng, kita harus pergi sekarang sebelum mereka bertindak!"
Ratna Manohara memang ingin sekali
melarikan diri dari tempat tahanan itu, maka mendengar ucapan pangeran itu, ia segera bangkit.
"Ini pedangmu yang disita seorang perajurit."
Gadis itu girang menerima pedangnya dan ia lalu mengikuti pemuda itu keluar dari kamar tahanan. Di depan pintu rumah tahanan itu, belasan orang perajurit menghadang dan memandang dengan mata terbelalak.
Akan tetapi Pangeran Dhirasanu membentak.
"Mau apa kalian" Hayo minggir!"
Tentu saja para perajurit itu tidak ada yang berani menghalangi Raden Dhirasanu. Mereka minggir dan beberapa orang di antara mereka segera memberi kabar kepada pimpinan mereka.
1052 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Akan tetapi, para perwira Blambangan juga tidak ada yang berani menentang Dhirasanu, maka banyak perajurit yang berada di luar rumah tahanan itu hanya dapat memandang dengan bengong ketika Dhirasanu dengan keris di tangan mengawal Ratna Manohara yang juga memegang pedangnya, siap melakukan perlawanan. Raden Dhirasanu mengajak Ratna Manohara menuju ke kandang kuda karena dia hendak mengjak gadis itu melarikan diri keluar dari kota kadipaten dengan menuggang kuda.
Para petugas di kandang kuda tentu saja juga tidak ada yang berani menghalangi Dhirasanu yang memilih dua ekor kuda terbaik bersama Ratna. Akan tetapi keika mereka menuntun dua ekor kuda itu keluar dari bangunan kuda, mereka dihadang Bhagawan kalasrenggi, Tejakasmala, dan Raden Setyabrata yang datang setelah menerima laporan beberapa orang perwira.
Melihat mereka, tentu saja Ratna Manohara terkejut dan maklum bahwa ia menghadapi bahaya besar. Tak mungkin ia dapat menandingi tiga orang tokoh yang sakti mandraguna itu. Akan tetapi, Raden Dhirasanu melepaskan tali kekang kudanya dan berdiri di depan Ratna dengan sikap melindungi.
1053 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Paman Bhagawan, saya minta agar semua
minggir jangan menghalangi kami berdua!"
"Raden Dhirasanu, Angger, ingatlah bahwa gadis ini adalah musuh kita!"
"Tidak, Paman. Andika sekalian boleh
menganggap ia sebagai musuh, akan tetapi saya tidak menagnggapnya sebagai musuh. Saya tidak ingin ia dijadikan tawanan!" berkata Dhirasanu dengan sikap tegas dan gagah.
"Adimas pangeran Dhirasanu, mengapa Andika bersikap begini" Bagaimana mungkin Andika kini bahkan membela pihak musuh" Apakah itu tidak bertentangan dengan kedudukan Andika sebagai seorang pangeran Kadipaten Blambangan?" kata Tejakasmala mengingatkan.
"Kakang Tejakasmala, Andika agaknya lupa akan pesan dan nasihat guru kita. Bukankah beliau berpesan agat kita dalam membela Kerajaan Blambangan tidak melakukan perbuatan yang jahat"
Diajeng Ratna Manohara ini datang bukan sebagai musuh Blambangan, melainkan hendak membalas pengkhianatan paman gurunya, Ki Sarwatama. Akan tetapi mengapa ia ditangkap dan ditawan" Tidak, ia harus dibebaskan!"
1054 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Ha-ha-ha, tidak semudah itu!" tiba-tiba Satyabrata tertawa dan berkata lantang. "Akulah yang menangkapnya, maka gadis ini menjadi hak milikku.
Berikan ia kepadaku, Raden Dhirasanu!"
"Tidak! Kalau andika sekalian memaksa
hendak menangkap Diajeng Ratna Manohara, kalian langkahi dulu mayatku!" Raden Fhirasanu menantang,
"Siapa pun tidak boleh menghalangi Adimas Dhirasanu. Yang hendak menghalangi harus berhadapan dulu dengan aku!" Tiba-tiba terdengar bentakan itu dan muncullah Raden Dhirasani bersama Niken Darmini! Juga pangeran ini sudah memegang kerisnya dan Niken Darmini memegang sabuk merah dan kerisnya, Mereka siap untuk berkelahi dan kini mereka berdua berdiri di samping Dhirasanu dan Ratna Manohara! Kiranya tadi Niken Darmini melapor kepada Dhirasani dan membujuk pangeran itu untuk membela Dhirasanu dan Ratna Manohara!
Dua pasang orang muda itu siap melawan
dengan sikap gagah. Tentu saja semua orang meragu dan bingung karena yang "memberontak" itu adalah pangeran kembar putera sang Adipati Blambangan!
Kembali Satyabrata tertawa. "Ha-ha-ha, apa sih silitnya menangkap gadis itu tanpa harus melangkahi 1055
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com mayat sepasang pangeran" Biar aku yang
menangkapnya!"
Akan tetapi sebelum Raden Satyabrata
bergerak, terdengar dari belakang suara yang berwibawa.
"Mundur semua ...."
Ketika semua orang mengenal bahwa yang
membentak itu adalah sang Adipati santa Guna Alit sendiri, maka semua lalu mundur memberi jalan.
Satyabrata sendiri, walaupun dengan senyum sinis, tetap saja harus mudur. Kini sang Adipati Blambangan melangkah maju menghampiri dua orang puteranya.
"Dhirasani dan Dhirasanu, apa yang kalian lakukan ini" Apakah kalian kedua orang puteraku hendak berkhianat kepada kerajaan kita sendiri?"
"Sama sekali tidak, Kanjeng Rama!" kata Dhirasani yang lebih pandai bicara dibandingkan adik kembarnya yang lebih pendiam. "Adimas Dhirasanu hanya ingin melindungi Ratna Manohara karena dia mencinta gadis itu seperti saya mencinta Niken Darmini!"
Sang Adipati menghela napas panjang,
termenung sejenak lalu berkata, "Baiklah. Akan tetapi bawa kedua orang gadis ini keluar dari Kadipaten 1056
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Blambangan agar kelak mereka tidak secara diam-diam menjadi mata-mata Mataram!"
Raden Dhirasani lalu menuntun kudanya,
diikuti Ratna Manohara yang juga menuntun kudanya.
Pada saat itu, Raden Dhirasani juga memasuki kandang kuda dan menuntun keluar seekor kuda, diikuti pula oleh Niken Darmini yang juga menuntun seekor kuda. Mereka berdua mengikuti Raden Dhirasanu dan Ratna Manohara.
"Dhirasani!" Sang Adipati Blambangan
berseru. "Mau ke mana engkau?"
"Kanjeng Rama, saya juga mau pergi bersama Diajeng Niken Darmini. Kami berdua Adimas Dhirasanu sudah tidak betah berada di antara para pembantu Kanjeng Rama yang sepak terjangnya sudah menyimpang dari dugaan dan harapan kami semula. Selamat tinggal dan maafkan kami berdua, Kanjeng Rama." Dhirasani cepat meninggalkan tempat itu bersama Niken Darmini.
"Apakah kami harus mencegah mereka pergi?"
tanya Bhagawan Kalasrenggi.
Sang Adipati Blambangan menggelengkan
kepala dan menggoyang tangan kirinya yang diangkat ke atas. "Biarkan mereka pergi. Kelak mereka akan 1057
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com menyadari kekeliruan mereka dan pulang. Aku tidak ingin ada yang mengganggu mereka!"
Tentu saja tidak ada satu orangpun yang berani membantah. Biarpun ada seorang yang merasa tidak puas, yaitu Raden Satyabrata, namun dia juga diam saja. Dia ditugaskan oleh Kumpeni Belanda untuk membantu Blambangan melawan Mataram, bukan karena Belanda berpihak kepada Blambangan, melainkan karena permusuhan dan perang antara penguasa daerah ini yang dikehendaki Belanda agar melemahkan mereka sendiri sehingga kelak akan mudah dikuasai.
**kz** Sang Adipati Santa Guna Alit mengadakan rapat pertemuan dengan semua sekutu dan pembantunya untuk merundingkan kemungkinan perang dalam waktu dekat karena mereka menduga bahwa Mataram tentu akan membalas dan menyerang Blambangan. Ada yang istimewa dalam rapat pertemuan itu sekali ini karena tamu yang mereka hormati dan agungkan, yang telah diundang dengan hormat oleh sang Adipati Blambangan, telah datang dan hadir dalam rapat pertemuan itu.
1058 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Tamu undangan itu adalah seorang kakek
berusia sekitar enam puluh lima tahun, rambut, kumis, jenggot dan pakaiannya semua putih bersih. Sikapnya halus, bicara lembut dan tubuhnya sedang dan tegak.


Kemelut Blambangan Seri Pecut Sakti Bajrakirana Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sepasang matanya lembut dan penuh pengertian, akan tetapi terkadang mencorong dan berkilat. Kakek ini adalah Bhagawan Ekabrata, pertapa di Gunung Agung, Bali yang datang atas undangan Adipati Blambangan. Tejakasmala sendiri, murid utama kakek itu, yang menjalankan perintah sang Adipati untuk mengundangnya.
Setelah Sang Adipati memberi hormat dengan sembah kepada Sang Bhagawan Ekabrata yang duduk di kursi kehormatan, sementara itu semua sekutu dan pembantunya duduk diam dengan sikap hormat, kecuali Raden Satyabrata yang tersenyum sinis, Sang Adipati Santa Guna Alit lalu berkata.
"Pamanda Bhagawan yang mulia, sekali lagi di hadapan para senopati, wakil dari Blambangan, Bali, dan Madura, kami menghaturkan selamat datang dan terima kasih kepada Pamanda yang sudah berkenan menghadiri petemuan ini. Saya sudah menceritakan keadaan kami sehubungan dengan perjuangan kami melawan Mataram yang angkara murka. sekarang kami mohon kepada Pamanda, sudilah kiranya 1059
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Pamnada membantu kami dengan nasihat, apa yang harus kami lakukan untuk dapat mencapai kemenangan dari pihak Mataram.
Semua orang mendengarkan dengan penuh
perhatian dan menanti jawaban dari pertapa itu.
Bhagawan Ekabrata memejamkan kedua matanya, menarik napas panjang berulang kali sebelum menjawab dengan suaranya yang lembut namun penuh wibawa.
"Perang mrupakan peristiwa paling buruk dan kejam yang menimpa manusia. Baik yang eluar sebagai pemenang maupun yang kalah suah pasti menderita seusai perang, kehilangan harta benda dan nyawa para warganya. perang memupuk kekejaman, melahirkan dendam kebencian. terus terang saja, aku tidak suka akan perang, Ananda Adipati!"
**kz** 1060 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Jilid XXII
AAFKAN kami, Paman Bhagawan. Akan
tetapi kalau kami tidak memerangi
M Mataram, mereka tentu akan semakin
merajalela dengan keangkara-murkaan mereka. Kami mohon bantuan Pamanda agar dapat mengakhiri permusuhan ini dengan kemenangan di pihak kami."
"Hemm, kalau terjadi perang, aku pribadi tidak apat membantu. Aku tidak mau terlibat perang. Akan tetapi jalan terbaik adalah berdamai dan hal itu dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, kedua pihak mengajukan wakil masing-masing untuk mengadu kesaktian. Yang kalah dalam pertandingan itu harus tunduk dan menerima tuntutan yang menang, ini pun harus berdasarkan kepantasan. Nah, kalau terjadi seperti itu, aku mau membantu Blambangan, sebagai darma-baktiku kepada kerajaan Bali yang membantu Blambangan."
"Akan tetapi bagaimana caranya menantang mereka untuk mengirim wakil mengadu kesaktian, Pamanda Bhagawan?"
1061 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Hal ini terserah kepada kalian. Aku bukan ahli siasat. Nah, perkenankan aku beristirahat dalam kamar yang disediakan untukku, Ananda Adipati. Hal itu harap dibicarakan sendiri."
Sang Bhagawan lalu bangkit dan memasuki bagian belakang istana kadipaten. Sejenak suasana menjadi tegang. semua orang tenggelam ke dalam lamunan masing-masing.
"Wah, bagaimana mungkin perdamaian dicapai dan perang dapat dihindarkan secara demikian mudah" Pihak Mataram pasti tidak mau dengan cara itu dan mereka akan menyerbu kita dengan pasukan mereka yang besar. Kalau kita tidak bersiap-siap membuat pertahanan kuat dan melamun tentang perdamaian, kita tentu akan hancur! Aku tidak setuju dengan rencana perdamaian itu!"
"Kakangmas Satyabrata!" Tejakasmala berseru nyaring. Dia tahu bahwa Satyabrata amat sakti, akan tetapi sekarang gurunya berada di situ! Pemuda ini, sebagai murid utama Bhagawan Ekabrata, memang tidak berwatak jahat, hanya dia agak tinggi hati karena merasa sebagai murid utama sang Bhagawan yang terkenal sakti mandraguna. Dia tadi setuju dengan usul gurunya, karena dia pun sudah melihat betapa para sekutu Blambangan banyak yang datang dari 1062
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com golongan sesat dan berwatak jahat. "Guruku tadi hanya mengajukan usul karena diminta nasihat, dan usulnya itu baik sekali. Selain menghindarkan jatuhnya banyak korban, juga kalau berperang, apakah andika mengira akan mampu mengalahkan Mataram"
Tidak mudah, Kakangmas Satyabrata. Di sana banyak terdapat orang-orang sakti mandraguna, dan Andika sendiri sudah merasakan betapa tangguhnya seorang saja dari mereka, yaitu Bagus Sajiwo."
"Aku tidak takut!" Satyabrata membentak.
"Cukup semua perdebatan ini!" Sang Adipati berkata tegas.
Hening sejenak dan terdengar Bhagawan
Kalasrenggi berkata dengan hati-hati. "Memang benar bahwa Sang Bhagawan Ekabrata hanya memberi nasihat dan tentu saja semua keputusannya berada dalam tangan Sang Adipati. Yang lain-lain tidak berhak untuk memutuskan. Harap Paduka menyatakan bagaimana pendapat Paduka mengenai usul Sang Bhagawan Ekabrata tadi, Ananda Adipati?"
Adipati Santa Gana Alit mengangguk-angguk lalu berkata.
"Hemm, serba susah memang. Andaikata kami menerima dan menyetujui usul Pamanda Bhagawan Ekabrata itu, lalu bagaimana caranya" Kalau 1063
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com menantang begitu saja agar Mataram mengirim wakilnya untuk mengadu kesaktian, belum tentu mereka menanggapi."
"Heh-heh, Ananda Adipati, untuk hal itu harap Paduka jangan khawatir. Serahkan saja kepada saya, saya akan mengatur sedemikian rupa bersama para senopati. Kalau mereka tidak mau mengirim wakil untuk mengadu kesaktian, kami akan melakukan sesuatu untuk memaksa mereka datang!"
Sang Adipati menghela napas lega. "Baiklah, kami menyetujui usul Pamanda Bhagawan Ekabrata.
Harap Paman atur agar adu kesaktian itu dapat terjadi demi keuntungan kita. Tentu saja kami juga ingin melihat terjadi perdamaian antara Blambangan dan Mataram, akan tetapi perdamaian yang
menguntungkan kita dan Mataram harus mengakui kedaulatan kita sebagai sebuah kerajaan yang merdeka."
Persidangan ditutup dan Sang Bhagawan
Kalasrenggi mengajak semua sekutu dan senopati untuk melanjutkan perundingan. Bhagawan Kalasrenggi yang banyak akal ini lalu menguraikan siasatnya.
"Jalan satu-satunya untuk memaksa mereka mau menerima tantangan Sang Bhagawan Ekabrata 1064
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com mengadu aji kesaktian, haruslah menggunakan paksaan. Kita culik seorang penting dan menjadikannya sebagai sandera untuk memaksa para jagoan Mataram datang ke suatu tempat yang ditentukan. Di situ kita dapat tantang mereka untuk mengadu kesaktian seperti yang dimaksudkn Sang Bhagawan Ekabrata."
Semua orang setuju dan tugas menculik seorang yang penting ini diserahkan kepada tiga orang yang dianggap memiliki kesaktian yang boleh diandalkan.
mereka adalah Raden Satyabrata, Tekakasmala, dan Candra Dewi.
Sebelum berangkat melaksanakan tugasnya, Raden Satyabrata diam-diam mengajak Bhagawan Kalasrenggi untuk menghadap Sang Adipati Blambangan dan mereka bertiga bicara dalam ruangan tertutup.
"Begini, Ananda Adipati. Raden Satyabrata mengemukakan usul rahasia kepada saya yang saya anggap amat menguntungkan Blambangan. Kita pancing para jagoan Mataram untuk mengadu kesaktian, dan pada saat itu, kita turun tangan dan basmi mereka! Kalau para jagoan yang sakti itu kita basmi, tentu Mataram kehilangan kekuatannya dan dapat dengan mudah kita taklukkan."
1065 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Memang apa yang diusulkan Bhagawan
Kalasrenggi ini merupakan gagasan Raden Satyabrata yang tentu saja tidak ingin terjadi perdamaian antara Blambangan dan Mataram. Kalau para penguasa daerah berdamai dengan Mataram, maka kekuatan mereka akan menjadi semakin besar dan musuh Kumpeni Belanda menjadi semakis berat dan sukar ditundukkan. Maka dia akan melakukan segala daya upaya untuk menggagalkan perdamaian antara dua kerajaan itu.
Adipati Santa Guna Alit yang memang sudah dipengaruhi para sekutunya dari Bali dan Madura, akhirnya dapat terbujuk dan menyetujui siasat yang digunakan Bhagawan Kalasrenggi dan Satyabrata.
Demkianlah, beberapa hari kemudian, dua orang anak dari Adipati Pasuruan, yaitu Raden Gendana yang berusia sembilan tahun dan Roro Gendari yang berusia tujuh tahun, lenyap dari istana kadipaten. tentu saja Kadipaten pasuruan menjadi gempar.
Pada keesokan harinya dari malam terjadinya penculikan atas diri dua orang putera puteri Adipati Pasuruan, berturut-turut muncul Ki Tejomanik dan isterinya, Retno Susilo. Juga muncul Lindu Aji dan isterinya, Sulastri. Parmadi dan Muryani, bersama 1066
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com para senopati Mataram menyambut mereka dengan gembira karena mereka itu tentu saja merupakan tokoh-tokoh yang dapat diandalkan kesaktiannya untuk menghadapi para pimpinan pesekutuan Blambangan yang sakti mandraguna. Para satria dan senopati lalu berunding, terutama membicarakan peristiwa penculikan itu dan surat tantangan yang ditinggalkan para penculik di kamar kedua orang anak itu. Penculikan itu menunjukkan bahwa pelakunya adalah seorang yang berilmu tinggi. Rupanya memiliki Aji Panyirepan yang ampuh karena para petugas jaga dan para pelayan tertidur semua. Surat itu menantang kepada para satria agar datang ke Bukit Cangak di perbukitan selatan, di daerah perbatasan untuk mengadu kesaktian.
"Hemm, orang-orang Blambangan dipimpin
orang-orang licik. Tantangan ini tentu merupakan jebakan curang." kata Ki Tejomanik setelah tantangan itu dibacakan Pangeran Silarong.
Pada saat itu, tampak bayangan berkelebat dan tubuh seorang pemuda telah berada di ruangan itu.
semua orang terkejut memandang karena kemunculan pemuda itu luar biasa sakelai. Dia masuk sebagai bayangan berkelebat tanpa diketahui seorang penjaga, 1067
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com padahal penjagaan mulai dari pintu gerbang ke ruangan itu berlapis-lapis dan ketat.
"Bagus ....!!" Retno Susilo berseru, bangkit dari tempat duduknya menyambut pemuda itu dengan rangkulan girang. Kiranya pemuda itu adalah Bagus Sajiwo.
Setelah memberi hormat kepada semua orang disitu yang telah mengenalnya, Bagus Sajiwo berkata.
"Dalam perjalanan saya ke sini pagi-pagi sekali tadi saya bertemu dengan tiga orang yang membawa dua oang anak kecil, laki-laki dan perempuan berusia sekitar sepuluh tahun kurang. Tiga orang itu adalah tokoh-tokoh Blambangan."
"Ah, itulah dua orang putera puteri sang Adipati Pasuruan!" seru Pangeran Silarong.
"Hemm, sudah saya kira bahwa dua orang anak itu tentu merupakan anak-anak penting yang mereka culik. Sayang saya tidak dapat merampas dan membebaskan mereka."
Atas permintaan mereka, Bagus Sajiwo lalu menceritakan bahwa pagi itu di luar kota kadipaten dia bertemu tiga orang yang sudah dikenalnya.
Mereka adalah Satyabrata, Tejakasmala dan Candra Dewi. Tiga orang itu membawa dua orang anak kecil.
Bagus Sajiwo melihat betapa dua orang anak itu 1068
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com menangis dan dibawa dengan paksa oleh mereka bertiga, segera menghadang dan menegur dengan suara tegas, agar mereka membebaskan anak-anak yang mereka bawa itu. Akan tetapi dia tidak mampu berbuat apa-apa karena Candra Dewi dan Tejakasmala yang masing-masing membawa seorang anak mngancam bahwa kalau dia membuat ulah, mereka berdua akan lebih dulu membunuh dua orang anak itu.
Kemudian, Satyabrata yang menjadi wakil pembicara mereka mengajukan tantangan bahwa kalau pihak Mataram menghendaki dua orang anak itu
dibebaskan, Mataram harus mengirim para jagoannya untuk bertanding kesaktian melawan para jagoan dari Blambangan dan mereka menanti di atas Bukit Cangak.
"Hemm, kiranya mereka bertiga yang
melakukan penculikan," kata Parmadi. "Mereka adalah tiga orang yang paling tangguh di antara para senopati persekutuan Blambangan itu. Heran, mengapa Blambangan mempergunakan cara pengecut seperti ini menghadapi perang" Kalau mereka merasa takut, mengapa tidak menakluk saja" Mengapa harus mengganggu dua orang anak yang tidak tahu apa-apa?"
1069 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Tidak salah lagi, ini pasti merupakan
pancingan yang mengandung jebakan seperti yang diduga oleh Paman Tejomanik tadi." kata Lindu Aji.
"Bagus, bagaimana pendapatmu" Apakah kita harus menyambut tantangan mereka itu atau tidak?"
Retno Susilo bertanya kepada Bagus Sajiwo.
Melihat pemuda itu memandang ke sekeliling, agaknya sungkan untuk mengatakan pendapatnya melihat bahwa disitu hadir para pinisepuh yang lebih berpengalaman dan banyak pula senopati Mataram yang gagah perkasa, Ki Cangak Awu, Ketua Perguruan Jatikusumo yang juga sudah datang bersama isterinya, Pusposari, untuk membantu mataram, berkata dengan suaranya yang besar.
"Bagus Sajiwo, tidak perlu engkau sungkan untuk menjawab. Biarpun engkau yang termuda di antara kita semua, namun kami mengetahui bahwa engkau memiliki kesaktian yang dapat kami andalkan.
Maka, sudah sepatutnya kalau engkau mengemukakan pendapatmu tentang hal yang pelik ini."
Semua orang mengangguk mendukung ucapan ini dan Bagus Sajiwo merangkap kedua tangan depan dada sebagai sembah lalu berkata dengan sikap tenang. "Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya. Biarpun tindakan orang-orang 1070
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Blambangan itu curang, namun saya kira tantangan itu harus kita sambut. Pertama, demi keselamatn dua orang anak itu, dan kedua, kalau tantangan itu tidak kita sambut, tentu mereka akan mengatakan bahwa kita takut untuk bertanding mengadu kesaktian dengan mereka. Yang ditantang adalah para satria pembela Mataram, adapun yang menantang adalah orang-orang yang membantu Balmbangan. Ini sudah merupakan pertentangan pribadi, bukan lagi antar kerajaan. Karena itu, kita sudah sepatutnya menerima tantangan itu dan saya mempersiapkan diri untuk maju sebagai wakil Mataram."
"Akan tetapi, bagaimana kalau mereka itu bertindak curang dan menjebak kita?" tanya Retno Susilo yang tentu saja mengkhawatirkan keselamatan puteranya.
Bagus Sajiwo memandang kepada Pangeran
Silarong dan berkata. "Kalau terjadi mereka bertindak curang dalam adu kesaktian itu, tindakan selanjutnya kita serahkan saja kepada kebijaksanaan Gusti Pangeran sebagai pemimpin bala tentara Mataram."
"Ah, aku mengerti apa yang Andika
maksudkan, Bagus Sajiwo! Kami setuju sepenuhnya.
Para satria berangkat ke Bukit Cangak memenuhi tantangan mereka dan kami akan mempersiapkan 1071
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com pasukan. Kalau mereka bertindak apa mestinya, kita pun tidak akan mencampuri adu kesaktian antara para tokoh. Akan tetapi, begitu mereka bertindak curang, kami akan menggerakkan pasukan dan menyerang mereka, terus menyerang ke Blambangan.Bagaimana pendapat Andika semua?" kata Pangeran Silarong.
Semua orang menyatakan setuju.
Demikianlah, pada hari yang ditentukan, para satria berangkat menuju ke Bukit Cangak. Mereka adalah Ki Tejomanik dan Retno Susilo, Parmadi dan Muryani, Lindu Aji dan Sulastri, Cangak Awu dan Pusposari, dan tentu saja Bagus Sajiwo sendiri. Masih banyak orang gagah yang ingin ikut, namun ditolak oleh Ki Tejomanik yang memimpin rombongan satria itu. Mereka menghadapi lawan yang memiliki kesaktian, maka tidak boleh orang yang tingakat kepndaiannya masih belum memadai, ikut dalam rombongan itu. Juga para senopati Mataram tidak diperbolehkan ikut, karena yang akan bertanding bukanlah para senopati pimpinan pasukan, melainkan orang-orang sakti yang membantu kedua pihak yang berlawanan.
Sementara itu, di pihak Blambangan juga sudah mengadakan persiapan. Sang Bhagawan Ekabrata sudah diberitahu bahwa pada pagi hari itu 1072
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com tantangannya mendapat sambutan dari pihak Mataram. Pertapa Gunung Agung ini merasa girang.
Alangkah baiknya kalau gagasannya untuk mendamaikan kedua kerajaan itu berhasil, hanya melalui sebuah pertandingan adu kesaktian. Jauh lebih baik daripada terjadi perang yang akan mengorbankan puluhan ribu nyawa.
Akan tetapi di balik persiapan menghadapi kesaktian antara wakil kedua kerajaan itu, terdapat persiapan lain yang sama sekali tidak diketahui orang lain kecuali Satyabrata, Bhagawan Kalasrenggi, dan Adipati Santa Guna Alit. Bahkan Bhagawan Ekabrata sendiri juga tidak tahu, demikian pula Tejakasmala.
Pemuda ini hanya tahu bahwa mereka menggunakan akal menculik dua orang putera Adipati Pasuruan untuk memancing atau memaksa Mataram menerima tantangan adu kesaktian itu. Dia sama sekali tidak mengira bahwa Satyabrata mengatur siasat keji yang dengan curang hendak membasmi para satria Mataram dalam pertandingan itu.
Maka, tanpa curiga sedikit pun, Bhagawan Ekabrata berangkat ke Bukit Cangak, diikuti oleh Tejakasmala, Satyabrata, Candra Dewi, Arya Bratadewa, Resi Sapujagad, Bhagawan Dewokaton, 1073
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Kaladhama, Kalajana, Kyai Kasmalapati, Dartoko, Bhagawan Sarwatama, dan Ki Randujapang.
Tanpa sepengetahuan Bhagawan Ekabrata,
Satyabrata juga membawa Raden Gendana dan adiknya, Roro Gendari, karena dua orang putera Adipati Pasuruan ini yang akan dijadikan sandera atau semacam taruhan. Tentu saja kehadiran dua orang anak-anak itu pun tidak diketahui oleh Bhagawan Ekabrata.
**kz** Akhirnya dua rombongan itu saling berhadapan di puncak Bukit cangak. Puncak itu ternyata landai dan merupakan padang rumput yang cukup luas. sang Bhagawan Ekabrata menghampiri rombongan satria pendukung Mataram yang sudah berdiri menanti. Dia tersenyum ramah karena dia menganggap pertemuan ini bukan pertemuan antara dua musuh, melinkan antara orang-orang gagah yang hendak menyelesakan permusuhan dan memperoleh kesepakatan pedamaian tanpa harus mengorbankan banyak nyawa dalam pertempuran perang.
Sementara itu, di pihak para satria pendukung Mataram, merasa terkejut dan agak tercengang ketika 1074
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com mengenal kakek yang memimpin rombongan
Blambangan itu. Sama sekali mereka tidak menyangka bahwa Sang Bhagawan Ekabrata yang terkenal sebagai seorang pertapa yang sakti mandraguna dan alim kini muncul sebagai pendukung persekutuan yang berada di Blambangan!
Kini kedua pihak sudah saling berhadapan.
Sang Ekabrata merangkap kedua tangan depan dada dengan mulut tersenyum ramah dan sikap lembut.
Melihat sikap ini, Ki Tejomanik yang dianggap sebagai pimpinan rombongan itu cepat merangkap kedua tangan depan dada dan memberi hormat.
"Kami para orang muda mengeluarkan sembah hormat kepada Paman Bhagawan Ekabrata."
Sang Bhagawan Ekabrata mengelus jenggot dan mengangguk-angguk sambil tersenyum. "Para satria muda Mataram terkenal akan tata susila dan sopan santunnya! Aku orang tua sudah pikun, tidak ingat lagi siapa para satria gagah perkasa yang mewakili Mataram dan kini berhadapan denganku. Kalau Andika sekalian sudah mengetahui bahwa aku adalah Bhagawan Ekabrata, maukah kalian memperkenalkan diri kepadaku?"
1075 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Paman Bhagawan, saya bernama Tejomanik dan isteri saya Retno Susilo, kami tinggal di lereng Gunung Kawi."
"Jagad Dewa Bathara!" Kakek itu memandang kagum. "Andika terkenal dengan Pusaka Pecut Bajrakirana, dan Andika murid mendiang Resi Limut Manik" senang sekali dapat bertemu dengan Andika berdua."
"Ini adalah Parmadi, murid mendiang Ki Tejo Wening dan isterinya Muryani murid mendiang Nyi Rukmo Petak." Tejomanik memperkenalkan. Parmadi dan Muryani juga memberi hormat dengan sembah di depan dada.
"Hemm, aku mendengar dari muridku Si
Tejakasmala tentang Parmadi yang berjuluk Si Seruling Gading! Hebat, ingin sekali aku sekali waktu mendengarkan suara sulingmu!" Parmadi hanya membungkuk untuk menyatakan kerendahan hatinya.
"Dan pasangan ini adalah Ki Cangak Awu
Ketua Perguruan Jatikusumo dan isterinya Pusposari."
"Bagus, aku sudah banyak mendengar tentang Perguruan Jatikusumo yang melahirkan orang-orang gagah perkasa."
1076 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Pasangan terakhir dan termuda ini adalah Lindu Aji dan isterinya, Sulastri. mereka adalah pimpinan Perguruan Mega Liman."
Sinar mata sang Bhagawan Ekabrata menatap suami isteri muda ini penuh perhatian dan dia mengangguk-angguk. "Hebat, pantas menjadi satria Mataram yang sakti mandraguna."
"Dan ini anggauta rombongan kami yang
terakhir, Paman Bhagawan. Dia bernama Bagus Sajiwo dan dia putera kami." Tejomanik
memperkenalkan, Bagus Sajiwo melangkah maju dan menyembah dengan sikap hormat kepada pertapa itu.
Sejenak sepasang mata pertapa itu memandang Bagus Sajiwo dengan penuh perhatian dan perlahan-lahan matanya melebar seperti keheranan, lalu dia menghela napas panjang. Diam-diam dia harus mengakui dalam hatinya bahwa para satria muda Mataram ini benar-benar merupakan orang-orang muda yang amat gagah pekasa, bersikap rendah hati dan baik, sama sekali jauh berbeda dibandingkan sikap pendukung Blambangan yang telah dilihatnya.
"Ki Tejomanik dan para satria muda Mataram sekalian. Kita mengadakan pertemuan di sini bukan untuk bermusuhan, bahkan untuk berusaha menghindarkan perang. Aku mewakili Blambangan, 1077
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com mengajak pihak Mataram agar mengajukan seorang wakilnya untuk mengadu kepandaian melawan aku.
Kalau aku kalah dalam adu kesaktian itu, maka anggaplah Blambangan yang kalah dan Kadipaten Blambangan akan mengakui kekuasaan Sultan Agung di Mataram. Sebaliknya kalau wakil Mataram yang kalah, Mataram seharusnya mengakui kedaulatan Kadipaten Blambangan dan selanjutnya kedua pihak akan hidup berdampingan dalam kedamaian, menghentikan semua pertikaian. Nah, sekarang aku sudah berada di sini, siapakah di antara Andika sekalian yang akan maju mewakili Mataram menghadapi aku dan mengadu kesaktian?"
Ucapan pendeta itu lembut dan ramah, akan tetapi karena sebelumnya pihak Blambangan telah menculik dua orang putera Adipati pasuruan, Ki Cangak Awu yang berwatak jujur dan keras, meanggap ucapan itu hanya bermanis-manis dan palsu belaka.
"Hei, Sang Bhagawan Ekabrata! Kalau
memang hendak mengajak damai dengan mengadu kesaktian, mengapa menculik dua orang putera Adipati Pasuruan, menjadikan mereka sandera untuk memaksa kami datang ke tempat ini?"
1078 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Sang Bhagawan Ekabrata mengerutkan alisnya, sepasang matanya memandang kepada Ki Tejomanik penuh selidik, lalu bertanya kepada Ki Tejomanik.
"Pecut Bajrakirana, Andika yang aku percaya keterangannya, apa maksud ucapan Ketua Jatikusumo tadi?"
"Sesungguhnya, Paman Bhagawan. Dua orang putera Adipati Pasuruan seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan telah diculik oleh tiga orang utusan Blambangan, yaitu Satyabrata, Tejakasmala, dan Candra Dewi. Mereka meninggalkan surat mengundang kami datang untuk mengadu ilmu dengan mengancam akan membunuh dua orang anak itu kalau kami tidak datang. Demikianlah, Paman Bhagawan."
Sang Bhagawan Ekabrata kini memutar tubuh memandang kepada Tejakasmala. suaranya masih halus, namun penuh wibawa yang menggetar. "Teja!
Benarkah engkau ikut menculik dua orang anak itu?"
Pemuda itu cepat maju berlutut dan
menyembah gurunya. "Ampunlah saya, Eyang Bhagawan! Tindakan itu dilakukan sebagai siasat yang diperintahkan Sang Adipati Blambangan agar pihak Mataram mau menyambut tantangan Paduka, 1079
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com karena kami khawatir kalau-kalau mereka tidak mau datang memenuhi tantangan."
"Memalukan! Hayo, cepat serahkan dua orang anak itu kepada para satria Mataram!" kata Sang Bhagawan Ekabrata.
"Kakangmas Satyabrata, karena para wakil Mataram sudah datang, harap cepat lepaskan dan serahkan dua orang anak putera Adipati Pasuruan itu kepada mereka."
Akan tetapi Satyabrata tersenyum aneh dan berkata." Kami tidak akan menyerahkan dua orang anak itu sebelum para pembela Mataram ini takluk dan menyerahkan diri menjadi tawanan kami!"
berkata demikian, Satyabrata menggerakkan tangan memberi isarat dan muncullah dua belas orang laki-laki yang memegang senjata api. Mereka lalu menodongkan senjata api mereka ke arah sembilan orang satria pembela Mataram itu. Satyabrata sendiri juga mencabut pistolnya dan menodong ke arah mereka pula.
Tejakasmala terbelalak dan wajahnya berubah pucat. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa Satyabrata akan melakukan kecurangan seperti itu.
Pada saat itu terdengar suara gaduh dan teriakan-teriakan di belakang para wakil Blambangan, dari 1080
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com balik batu-batu besar dan pohon-pohon yang tumbuh di sana. ketika semua orang memandang, tampak seorang wanita cantik memondong dua orang anak yang bukan lain adalah putera dan puteri Adipati Pasuruan yang diculik.
"Maya Dewi ....!" Bagus Sajiwo berseru girang ketika mengenal wanita yang memondong dua orang anak itu. Sementara itu, belasan orang perajurit Blambangan mengejar Maya Dewi.
"Bagus, sambut dan lindungilah mereka!"
teriak Maya Dewi dan tiba-tiba ia melemparkan tubuh dua orang anak itu ke arah Bagus Sajiwo. pemuda ini menyambut dan berhasil menangkap tubuh dua orang anak yang melayang ke arahnya itu.
Seperti kita ketahui, setelah bertemu dengan Pendeta David, Maya Dewi melakukan perjalanan hendak memasuki Kadipaten Blambangan karena ia ingin menyelidiki persekutuan di Blambangan yang memberontak terhadap Mataram itu. Ia ingin membantu Mataram. dan dalam penyelidikannya inilah ia mendengar akan pertemuan di Bukit Cangak itu. Ia membayangi rombongan Blambangan dan melihat betapa di belakang para tokoh itu terdapat pasukan yang membawa dua orang anak yang agaknya menjadi tawanan. Ia menyelidiki dan 1081
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com mendengar bahwa mereka adalah putera-puteri Adipati Pasuruan yang ditawan dan dijadikan sandera, Maka, setelah mereka tiba di puncak Bukit Cangak dan para
tokoh sakti berhadapan dengan para satria Mataram, maka Maya Dewi melihat kesempatan baik. Dua orang anak itu hanya dijaga oleh para perajurit,
maka ia lalu turun tangan merobohkan para penjaga dan memondong dua orang anak itu lalu lari ke arah puncak di mana rombongan itu sudah saling berhadapan.
Setelah melemparkan dua orang anak itu
kepada Bagus Sajiwo, Maya Dewi lalu mengamuk.
Para perajurit yang mengejarnya itu roboh 1082
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com berpelantingan disambar pukulan dan tendangan kakinya. Melihat ini, Satyabrata marah sekali.
"Tembak! Habisi mereka semua!!" Satyabrata memberi perintah kepada dua belas anak buahnya yang bersenjata api. Dia sendiri lalu mengejar Maya Dewi dan menembaki gadis itu dari belakang. Peluru-peluru emas yang sengaja dia pergunakan menembus tubuh Maya Dewi. Wanita ini terhuyung ke depan, akan tetapi ia tidak roboh dan terus mengamuk walaupun bajunya di bagian punggung sudah berlepotan darah. Sementara itu, dua belas orang perajurit bersenjata api sudah menembaki para satria Mataram. Akan tetapi dengan gerakan yang amat cepat, para pendekar itu berlompatan menghindar.
Bagus Sajiwo cepat menyerahkan dua orang anak itu kepada ibunya.
"Ibu, selamarkan dulu mereka ini!"
Retno Susilo mengerti. Ia lalu membawa anak-anak itu pergi menjauh dan menyembunyikannya.
Bagus Sajiwo segera siap menghadapi lawan yang dianggapnya paling berbahaya, yaitu sang Bhagawan Ekabrata.
Akan tetapi dia melihat yang tak tersangka-sangka terjadi. Sang Bhagawan Ekabrata bagaikan 1083
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com terbang mengejar Satyabrata yang masih mencoba untuk menembaki Maya Dewi.
"Antek Belanda pengecut curang! Berani
engkau menipu aku?"
Mendengar bentakan yang menggetarkan
jantungnya itu, Satyabrata membalik dan melihat pertapa itu berdiri di depannya dengan sinar mata berkilat dan mencorong, dia terkejut dan menggerakkan kedua tangan untuk menembakkan dua buah pistolnya ke arah kakek itu!
"Wuuttt .... plak! Plak!" Dua sinar menyambar ke arah kedua tangan Satyabrata dan pistol-pistol itu terlepas dari kedua tangannya. ternyata ada batu menyambar dari kanan kiri, tepat mengenai kedua tangannya yang tadi memegang senjata api sehingga senjata itu terlepas dari pegangannya. Kiranya dua buah batu itu disambitkan dari kanan kiri oleh Maya Dewi dan Bagus Sajiwo!
Satyabrata terkejut sekali. Akan tetapi melihat sinar mata kakek itu dia maklum bahwa Sang Bhagawan Ekabrata tidak akan mengampuninya, maka dia pikir lebih baik dia mendahului dengan serangan mautnya.
"Ciaaaaattttt ....!" jeritnya lantang dan dahsyat sekali karena dia telah mengerahkan Aji Jerit Nogo, 1084
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com kemudian kedua tangannya yang terbuka mendorong ke arah sang pertapa. Hawa pukulan dahsyat menyambar dengan suara gemuruh. Itulah Aji Margopati yang hebat dan ampuh ini diperkuat oleh aya ilmu hitam yang dikuasai Satyabrata. Melihat serangan ini Sang Bhagawan Ekabrata terkejut dan maklum bahwa laki-laki yang menjadi antek Belanda itu adalah seorang yang memiliki ilmu kepandaian tinggi dan berbahaya sekali. maka dia pun cepat menyambut serangan itu dengan dorongan kedua tangan terbuka.
"Syuuuttt .... blaaarrrr ....!" tubuh Satyabrata terhuyung ke belakang, namun Sang Bhagawan Ekabrata juga mundur sampai empat langkah ke belakang. Bentrokan dua tenaga sakti tadi hebat sekali, bahkan terasa oleh orang-orang di sekitarnya.
"Ciaaaattttt ....!" Kembali dengan nekat Satyabrata menyerang dan seperti juga tadi, disambut oleh Sang Pertapa dengan dorongan kedua tangannya.
mereka berdua sama-sama 1234terdorong ke belakang.
Sampai lima kali Satyabrata nekat menyerang dan yang terakhir kalinya dia terhuyung sampai roboh. Napasnya terengah dan wajahnya pucat sekali.
Akan tetapi dia masih bangkit dan pada saat itu, Maya 1085
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Dewi yang tubuhnya berlumuran darah datang menyerang. Sabuk Cinde di tangan wanita itu menyambar, membentuk sinar keemasan dan biarpun Satyabrata mencoba untuk mengelak, tetap saja ujung sabuk menghantam pelipis kepalanya. Satyabrata roboh dengan kepala pecah dan tewas pada saat itu juga!
Bhagawan Ekabrata juga terhuyung dan
Tejakasmala cepat menghampiri gurunya. "Eyang Bhagawan ....!" Pemuda itu memegang lengan gurunya.
"Tejakasmala, mari kita pulang. Tidak perlu membantu penguasa brengsek ini!" Sang Bhagawan menangkap lengan muridnya dan memaksanya berlari pergi meninggalkan tempat itu.
Sementara itu, pertempuran tak dapat dielakkan lagi. para satria sudah saling terjang dengan para jagoan yang tadi mengikuti Satyabrata. Maya Dewi yang seluruh tubuhnya mandi darah masih mengamuk, yang menjadi sasarannya terutama sekali perajurit anak buah Satyabrata yang memegang senjata api. dalam waktu tidak terlalu lama, dua belas orang itu sudah roboh dan tewas.
Tiba-tiba terdengar sorak sorai dan muncullah pasukan Mataram yang sudah dipersiapkan kalau-1086
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com kalau pihak musuh bertindak curang. Mendengar bunyi tembakan-tembakan, Senopati Aryo yang memimpin pasukan ini lalu mengerahkan pasukannya menyerbu puncak Bukit Cangak. Melihat ini, para jagoan Blambangan tentu saja menjadi panik. Apalagi melihat Satyabrata dan dua belas orang anak buahnya yang bersenjata api telah tewas semua dan menghadapi para satria itu pun amat berat bagi mereka. Maka, tanpa dikomando lagi, mereka lalu melarikan diri tunggang langgang meninggalkan Bukit Cangak kembali ke kota raja Blambangan.
Setelah semua musuh melarikan diri, Bagus Sajiwo melihat betapa Maya Dewi terhuyung-huyung dan hampir roboh. Cepat dia melompat dan sempat merangkul ketika tubuh wanita itu terguling. Bagus Sajiwo duduk di atas tanah dan merangkul tubuh yang berlumuran darah itu.
"Maya Dewi ....!" Bagus mengeluh ketika melihat betapa tubuh wanita itu penuh luka tembakan.
Dia maklum bahwa tidak mungkin lagi
menghindarkan wanita itu dari kematian karena luka-luka itu disebabkan peluru emas yang memasuki pungungnya di tiga tempat!
Semua orang segera menghampiri dan
berjongkok di sekeliling Bagus Sajiwo yang 1087
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com merangkul Maya Dewi. Mereka semua, terutama sekali Retno Susilo dan Muryani yang pernah menghina dan bahkan menyerang Maya Dewi. Dua orang wanita ini sampai meneteskan air mata. Semua orang terharu karena ternyata Maya Dewi mengorbankan nyawanya untuk menolong dua orang putera Adipati Pasuruan, dan membela Mataram menentang orang-orang Blambangan yang bertindak curang.
Maya Dewi tersenyum ketika merasa betapa kedua lengan Bagus Sajiwo yang kokoh kuat dan lembut itu menyangga dan merangkul tubuhnya.
"Terima kasih .... Bagus .... aku berbahagia sekali .... dapat mati dalam .... pelukanmu .... terima kasih ...."
"Dewi ....!" Bagus Sajiwo hanya mampu
menyebut nama itu dengan suara tergetar mengandung kasih sayang.
Maya Dewi memandang sekeliling ke arah
mereka yang berjongkok di sekitarnya. Ia tersenyum senang melihat betapa pandang mata mereka kepadanya tampak terharu mengandung iba dan sama sekali tidak ada yang memusuhinya. Ia girang bukan main dan merasa menyesal teringat betapa dahulu ia 1088
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com melakukan banyak kejahatan terhadap orang-orang yang gagah perkasa dan berbudi luhur itu.
"Paman Tejomanik dan Bibi Retno Susilo, maafkan saya." katanya kepada ayah ibu Bagus Sajiwo itu.
Retno Susilo memegang tangan Maya Dewi, lalu mengusap
air matanya sendiri. "Tentu
saja kami memaafkan semua kesalahanmu dahulu, Maya Dewi. Engkau kini telah menjadi seorang
wanita gagah perkasa yang berjiwa pendekar. Aku pun minta maaf atas sikapku kepadamu dahulu itu."
Maya Dewi tersenyum mengangguk, lalu
menoleh kepada Lindu Aji dan Sulastri, kemudian 1089
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com kepada Parmadi dan Muryani. "Kesalahanku terhadap Andika berempat setinggi gunung. Dahulu aku jahat sekali terhadap Andika berempat. Sudikah Andika sekalian memaafkan aku?"
Muryani yang pernah memaki dan menyerang Maya Dewi padahal wanita itu telah menyelamatkan puteranya, mengusap air matanya.
"Maya Dewi, semua kesalahanmu telah kau tebus dengan penderitaan dan dengan perbuatanmu yang mulia. marilah kita bersama mohon kepada Gusti Allah agar dosa-dosa kita diampuni."
"Maya Dewi." kata Lindu Aji yang dulu sering bentrok dengan wanita itu. "Kami ikut berdoa mohon kepada Gusti Allah semoga semua dosamu diampuni dan engkau dapat diterima dan mendapatkan tempat yang baik."
Maya Dewi tersenyum lebar, wajahnya berseri.
"Kepada semua satria, kepada semua rakyat, aku mohon maaf, dan Bagus .... " Ia menoleh dan menatap wajah Bagus Sajiwo, wajahnya semakin pucat dan suaranya semakin melemah.
"Ya, apa yang hendak kau katakan, Dewi?"
"Kuminta .... sampaikan permohonan ....
ampunku .... kepada Gusti .... Sultan Agung ...."
1090 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Tentu saja, Dewi. Dan jangan khawatir, beliau pasti akan mengampuni segala kesalahanmu yang sudah engkau tebus dengan pembelaan Mataram dengan pengorbanan nyawamu."
"Bagus .... engkau dulu bilang .... hidup atau mati .... berada .... di .... tangan Gusti Allah .... pasti baik .... benar .... dan bahagia .... "
"Benar, Dewi, karena itu kita harus selalu menyerah kepada Dia, dalam keadaan bagaimanapun juga."
"Bagus .... kalau aku .... mati .... bakarlah badanku yang kotor hina .... penuh dosa ini .... agar musnah ...."
Bagus Sajiwo hanya mengangguk, tak kuasa menjawab karena terharu. Dia merasa dengan kedua tangannya betapa tubuh Maya Dewi kini lunglai tanpa daya seolah semua kekuatannya mulai menghilang.


Kemelut Blambangan Seri Pecut Sakti Bajrakirana Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hei .... Tolol ....jangan bersedih .... senyumlah
...." Kini suara Maya Dewi seperti orang mengigau, ia tersenyum, wajahnya cerah namun pucat sekali dan kedua matanya terpejam.
Bagus Sajiwo mendekap tubuh itu.
"Dewi .... !" Suaranya menggetar seperti merintih.
1091 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com
" .... selamat tinggal .... Andika semua .... mari, Tolol .... kau antar aku ...." Tubuh itu terkulai.
"Dewi ....!!" Bagus Sajiwo mendekap kepala itu dan mencium dahi itu, tak kuasa menahan tetesan beberapa butir air matanya.
**kz** Barisan Mataram menyerbu Blambangan.
pertempuran hebat terjadi. Ribuan bahkan puluhan ribu perajurit kedua pihak berjatuhan. Darah mengalir.
Bunuh membunuh. Kejam dan ganas. Seperti yang digambarkan dan dikhawatirkan Sang Bhagawan Ekabrata. Dia telah berusaha, namun usaha manusia amat terbatas, tidak kuasa membendung datangnya Karma.
Perang antara Blambangan dan Mataram
berkepanjangan. Karena mendapat dukungan dari Bali dan terutama dari Belanda yang selalu berusaha mengadu domba antara pemerintah daerah, maka perang itu berlarut-larut selama kurang lebih lima tahun (1635-1640).
Banyak jatuh korban di kedua pihak. Para sekutu Blambangan yang tewas dalam perang campuh yang hebat itu, diantaranya adalah Kyai Gagak 1092
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Mudra, Kaladhama dan Kalajana, Bhagawan Kalasrenggi, Cakrasakti dan Candrabaya, Arya Bratadewa, Kyai Kasmalapati, Bhagawan Sarwatama, Ki Randujapang, dan banyak lagi para senopati.
Bahkan Sang Adipati Santa Guna Alit juga gugur dalam perang itu. Mereka yang dapat lolos dari kematian melarikan diri ceri-berai.
Atas nasihat Tejakasmala yang meninggalkan Blambangan bersama Sang Bhagawan Ekabrata, kedua pangeran kembar, Pangeran Dhirasani dan Dhirasanu dan diikuti Niken Darmini dan Ratna Manohara, yang selama perang terjadi mengungsi dan tidak ikut perang, menyerah kepada Pangeran Silarong pimpinan balatentara Mataram. Mereka berempat menjadi tawanan dan dibawa ke Mataram.
Akan tetapi, seperti biasa, sesuai dengan kebijaksanaannya yang selalu ingin memperkuat pesatuan, Sultan Agung tidak menghukum kedua orang pangeran kembar itu. Bahkan sebaliknya, mereka berdua diangkat menjadi Bupati yang menguasai daerah Blambangan.
Di pihak Mataram juga kehilangan banyak perajurit dan perwira, Para tokoh satria yang membela Mataram dapat terbebas dari maut walaupun ada di antara mereka yang menderita luka-luka yang tidak 1093
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com berbahaya. Mereka kembali ke tempat tinggal masing-masing setelah menerima pujian dan seperti biasa, mereka dengan hormat menolak penghargaan berupa pangkat. Mereka tidak ingin terikat oleh kedudukan yang hanya akan membatasi kebebasan mereka.
Mereka lebih suka menjadi rakyat biasa, akan tetapi selalu waspada dan tidak pernah meninggalkan watak satria mereka yang selalu membela yang lemah tertindas, menentang yang kuat dan sewenang-wenang melakukan penindasan.
Bagus Sajiwo memenuhi pesan terakhir Maya Dewi. Dia memperabukan jenazah Maya Dewi, dan abunya dia bawa ke Laut Kidul lalu menyebarkan abu itu di antara gelombang yang dahsyat.
Sampai di sini berakhirlah kisah ini dan mudah-mudahan kita dapat bertemu lagi dengan Bagus Sajiwo dan yang lain-lain di lain kesempatan.
T A M A T Lereng Lawu, awal Pebruari, 1992.
1094 Document Outline
KEMELUT BLAMBANGAN
Jilid I Jilid II Jilid III Jilid IV Jilid V Jilid VI Jilid VII Jilid VIII Jilid IX Jilid X Jilid XI Jilid XII Jilid XIII Jilid XIV Jilid XV Jilid XVI Jilid XVII Jilid XVIII Jilid XIX Jilid XX Jilid XXI Jilid XXII Rahasia Peti Wasiat 9 Misteri Lukisan Tengkorak Seri 4 Opas Karya Wen Rui An Harpa Iblis Jari Sakti 32
^