Pencarian

Pedang Asmara 7

Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo Bagian 7


"Hong-ko, pernahkah engkau melihat bidadari?"
San Hong tertegun, lalu menggeleng kepala. "Hanya membaca dari dongeng dan mendengar cerita mendiang ibu. Tapi aku pernah melihat bidadari dalam... mimpi."
"Hemmm,-seperti apa macamnya?"
"Pendeknya, ia wanita yang paling cantik jelita, tidak ada cacat celanya dari ujung rambut sampai ke ujung kaki
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
seperti..... seperti..... engkau inilah!" Kembali San Hong terkejut dan merasa telah kelepasan bicara.
"Wah, engkau merayu, Hong-ko. Apakah rayuanmu itu rayuan gombal."
San Hong terbelalak. "Ehhh" Apa itu gombal?" Dia memang tidak mengerti.
"Gombal adalah kain yang lapuk compang camping, kotor dan tidak ada harganya sama sekali, benda yang busuk dan buruk. Rayuan gombal berarti rayuan yang busuk, palsu, menjilat dan mencari muka, berpamrih, pendeknya bukan pujian yang keluar dari hati yang murni."
"Ah, sama sekali tidak, Bwee-moi! Aku memujimu karena dorongan hati yang merasa kagum. Sebagai seorang pemuda engkau amat tampan, dan aku tak pernah membayangkan bagaimana keadaanmu sebagai seorang gadis. Dan ternyata, engkau memang..... hemmm, cantik jelita dan manis sekali."
Dengan sikap lucu Siang Bwee menjura. "Terima kasih atas pujianmu, Hong-ko" Dan marilah kita cepat mendaki bukit ini. Siapa tahu dari atas sana Tung Kiam sudah melihat kedatangan kita dan dia menjadi curiga kalau kita berlama-lama di sini." Sambil berkata demikian, Siang Bwee lalu memegang tangan San Hong dan seperti tadi menggandeng tangan pemuda itu diajak melanjutkan perjalanan.
San Hong merasa betapa jantungnya berdebar tegang.
Biarpun sudah sering gadis itu menggandeng tangannya dengan akrab seperti dua orang sahabat baik namun sekali ini sungguh lain rasanya. Apalagi dari pakaian Siang Bwee terhambur keharuman bunga, membuat hatinya semakin berdebar. Tangan itu mendadak saja menjadi terasa lebih hangat, lebih lembut dan lunak. Dia sama sekali tidak tahu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
betapa dara itu pun berdebar, penuh ketegangan, bukan karena tangan mereka saling menggandeng, melainkan karena kekhawatiran. Siang Bwee sudah mendengar banyak tentang Tung Kiam dan mengetahui bahwa mereka berdua seperti sedang menghampiri sarang harimau yang amat buas dan berbahaya. Banyak sekali kemungkinan mereka tidak akan dapat turun lagi dari bukit ini karena Pedang Timur itu kabarnya amat ganas dan bukan manusia biasa, melainkan iblis sendiri yang mudah saja membunuh orang tanpa sebab kalau hatinya sedang tidak senang. Akan tetapi, terpaksa dia mengajak San Hong menghadap datuk besar itu, karena selain ayahnya, yang pasti tidak mau mengobati San Hong, satu-satunya orang yang kiranya dapat menolong pemuda itu adalah Tung Kiam. Ia mendengar bahwa Tung-hai Kiam-ong Cu Sek Lam selain memiliki imu pedang yang membuat dia dijuluki Raja Pedang Lautan Timur, juga terkenal sekali dengan keahliannya ilmu -pengobatan tusuk jarum Tidak ada penyakit yang tak dapat dia sembuhkan, tidak ada luka beracun yang tidak dapat dia sembuhkan, tentu saja kalau memang belum saatnya orang itu mati. Jarum-jarumnya amat terkenal, bahkan ada yang bilang lebih berbahaya daripada pedangnya. Jarum-jarum itu selain dapat dipergunakan sebagai alat pengobatan, juga dapat dia pakai sebagai alat pembunuh yang mengerikan!
Kalau sudah mendengar bahwa datuk ini ganas, kejam dan tidak lumrah manusia, mengapa Siang Bwee berani mengajak San Hong berkunjung ke lembah dan tebing curam itu" Apakah itu bukan berarti ia mencari penyakit dan bunuh diri" Sama sekali tidak! Siang Bwee bukanlah seorang gadis bodoh. Sebaliknya malah, ia amat cerdik. Ia mendengar pula bahwa di samping kehebatannya itu Tung Kiam terkenal sebagai seorang yang tinggi hati, angkuh dan sombong. Mungkin agak mirip ayahnya sendiri!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Memandang rendah orang lain dan tak pernah mau mengaku kalah. Watak inilah yang membuat ia memberanikan diri mengajak San Hong menghadap datuk itu. Ia mendapatkan akal untuk memaksa datuk besar itu mengobati San Hong, dengan mempertahankan watak sombongnya itu. Tentu saja perbuatannya ini bukan tidak mengandung bahaya besar bagi dirinya sendiri pula!
Dua orang muda itu kini berdiri di luar pintu gerbang besar di mana terdapat lima orang penjaga yang wajahnya bengis dan tubuhnya kekar. Selalu ada lima orang penjaga di pintu gerbang ini Mereka itu adalah anak buah Tung Kiam yang semua berjumlah dua puluh lima orang, tinggal di pondok-pondok yang dibangun di sudut kebun paling belakang Mereka menjaga pintu gerbang masuk ini siang malam, bergiliran dan setiap rombongan terdiri dari lima orang. Mereka adalah anak buah yang. rata-rata memiliki kepandaian silat dan tenaga yang besar, dan amat patuh dan setia kepada Tung Kiam yang menggaji mereka dengan royal sekali.
Lima orang itu segera keluar dari dalam gardu dan berdiri berjajar menghalang pintu masuk. Mereka sudah biasa menerima kedatangan tamu-tamu, yaitu para tokoh kang-ouw, orang-orang sesat yang datang untuk menghaturkan persembahan mereka kepada si datuk besar Tung Kiam. Oleh karena itu, mereka pun kini menyambut San Hong dan Siang-Bwee dengan sikap tegas namun hormat, mengira bahwa dua orang muda ini tentu tamu-tamu yang hendak mengirim persembahan pula.
Bagaimanapun juga, mereka agak heran melihat munculnya seorang gadis yang cantik molek karena belum pernah ada gadis cantik datang berkunjung, kecuali kalau gadis itu dibawa oleh kongcu mereka, yaitu Cu See Han.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Harap berhenti dulu!" berkata kepala rombongan penjaga itu yang bermula hitam dan wajah yang sudah menyeramkan itu ditambah lagi dengan brewok yang memenuhi mukanya. "Kalian siapakah dan ada keperluan apa datang ke tempat ini?"
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Jilid XII Karena dia hanya dibawa oleh Siang ,Bwee, maka San Hong tidak mampu menjawab dan menyerahkannya saja kepada gadis itu yang sudah melangkah maju. Dengan wajah berseri dan sikap manis gadis itu berkata, "Selamat pagi, kawan-kawan! Kami berdua datang dari tempat yang jauh sekali, dari selatan dan kami ingin berjumpa dengan majikan kalian. Harap laporkan kedatangan kami!"
Lima orang penjaga itu saling pandang dan mengerutkan alis. Gadis yang demikian cantik dan lincah, dan agaknya sama sekali tidak ragu-ragu, tidak rikuh seolah-olah sudah mengenal baik majikan mereka. Mudah mereka duga bahwa tentu gadis ini seorang di antara kekasih majikan muda mereka! Memang majikan muda mereka mempunyai banyak kekasih dan kesemuanya gadis-gadis atau janda janda muda yang cantik jelita
"Sayang sekali, Nona, Cu kongcu tidak berada di rumah.
Sudah hampir seminggu dia pergi dan entah kapan pulangnya" kata si brewok.
"Siapa mau bertemu dengan kongcumu?" kata Siang Bwee. Ia tidak tahu siapa yang dimaksudkan dengan Cu kongcu itu, akan tetapi sudah jelas bukan Tung Kiam. "Aku ingin bertemu dengan Tung-hai Kiam ong Cu Sek Lam!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kini si brewok dan teman temannya terbelalak. Betapa beraninya gadis ini!. Sama sekali tidak menghormati majikan mereka! Belum pernah ada orang berani menyebut nama majikan mereka begitu saja, seperti orang menyebut orang lain yang berkedudukan sama. Biasanya, orang orang yang datang menyebut majikan mereka lo-cianpwe atau beng-cu, atau bahkan ada yang menyebutnya Ong-ya. Akan tetapi gadis muda ini menyebutnya begitu saja pada nama dan julukannya. Si brewok mulai merasa tidak senang, apalagi setelah dia tahu bahwa gadis ini bukan kekasih kongcunya. Kalau kekasih kongcunya, tentu dia tidak berani bersikap kasar, apalagi main-main menggodanya.
Gadis ini adalah seorang tamu kurang ajar dan bukan sahabat kongcunya. Timbullah keinginan hatinya mempermainkan gadis yang cantik jelita ini. Si brewok tersenyum dan mengelus kumis dan brewoknya.
"Nona, tidak mudah menghadap majikan kami. Beliau sedang menerima belasan orang tamu, tokoh-tokoh besar dunia kang-ouw, maka tidak boleh diganggu. selain itu, juga untuk dapat mengnadap beliau, ada syaratnya."
"Hemmm, apa syaratnya?" Siang Bwee bertanya, tanpa menduga buruk. "Apakah kalian minta uang makan"
Jangan khawatir, aku bukan orang yang pelit."
Si brewok tersenyum. "Heh-heh-heh, bukan hanya itu syaratnya, Nona. Kalau ada seorang wanita minta menghadap majikan kami, maka ia haruslah kami geledah dulu, kami periksa kalau-kalau ia menyembunyikan sesuatu di tubuhnya. Nah, masuklah ke dalam gardu kami, Nona.
Aku hendak memeriksa seluruh pakaian dan badanmu, heh heh heh! "
Wajah Siang Bwee seketika berubah merah sekali.
Biarpun ia seorang gadis yang tak pernah diganggu orang karena tidak ada yang berani, namun ia maklum bahwa di
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
balik kata-kata si brewok itu terdapat suatu kecabulan yang kuran ajar. Akan tetapi, ia tersenyum semakin manis. Bagi orang yang mengenal gadis ini, senyum itu berarti bahwa Siang Bwee marah bukan main dan ia telan menjadi seorang yang amat berbahaya. Akan tetapi si brewok dan teman-temannya tidak mengenalnya, maka senyuman manis itu dianggap oleh si brewok bahwa gadis manis itu memberi tanggapan yang baik.
"Ha-ha-ha, marilah Nona. Setelah kuperiksa, baru engkau boleh menghadap majikan kami!" kata pula si brewok dan dia menjulurkan tangan kanannya untuk meraba dagu yang manis itu.
"Plakkk!" tangan itu tertangkis dan si brewok meringis kesakitan. Marahlah dia Matanya melotot dan dia berseru kepada empat orang kawannya.
"Perempuan ini mempunyai niat buruk, tangkap dia!"
Empat orang itu seperti berlumba maju. Siapa orangnya tidak akan menjadi girang sekali diberi kesempatan untuk menangkap seorang gadis cantik seperti itu" Setidaknya mereka mendapatkan kesempatan untuk merangkul, meraba, membelai. Bagaikan empat ekor srigala kelaparan, mereka lalu menubruk ke arah Siang Bwce dari empat penjuru sambil tertawa tawa.
Akan tetapi, tubuh Siang Bwee berputar menyambut mereka dengan tamparan dan tendangan dan tahu tahu empat orang itu telah terpelanting dan roboh! Peristiwa ini amat mengejutkan mereka berempat, juga si brewok terbelalak. Baru mereka berlima tahu bahwa gadis ini bukan orang sembarangan. Demikian cepat gerakannya sehingga tanpa mereka ketahui bagaimana caranya, tahu tahu empat orang itu telah roboh. Mereka menjadi marah. Cepat mereka bangkit lagi dan kini tangan mereka telah mencabut
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
golok yang tadi terselip di punggung. Mereka masih merasa penasaran karena mereka tidak dapat percaya bahwa seorang gadis muda mampu merobohkan mereka berempat dan segebrakan saja! Padahal, mereka itu adalah jagoan-jagoan yang bukan saja memiliki tubuh yang kekar dan kuat, tenaga yang besar, juga memiliki ilmu silat yang mereka anggap sudah amat tinggi! Perasaan malu dan marah membuat mereka tanpa dikomando lagi mencabut golok dan kini mereka menyerang Siang Bwee dengan penuh nafsu membunuh! Akan tetapi tingkat kepandaian para penjaga itu masih jauh terlampau rendah bagi Siang Bwee, dan gerakan golok mereka baginya lambat dan lemah Maka, begitu tubuhnya berkelebat, ia pun lenyap dari kepungan empat orang itu, dan sebelum mereka tahu di mana adanya gadis yang mereka keroyok, tiba tiba saja kaki tangan gadis itu menyambar-nyambar dan untuk ke dua kalinya merekapun terpelanting roboh. Akan tetapi sekali ini, golok mereka terlempar dan mereka pun mengaduh aduh dan tidak dapat segera bangkit.
Si brewok juga marah. Dia sudah mencabut goloknya.
Agaknya dia memang bandel. Melihat empat orang kawannya roboh, dia masih nekat dan menyerang dengan sambaran goloknya. ke arah kepala Siang Bwee. Gadis ini mengelak dengan mudah dan ketika golok menyambar lewat, ia menggunakan tangannya nenampar ke arah pundak kanan lawan.
"Plakkk!!"
Si brewok melepaskan goloknya dan dia pun berteriak-teriak kesakitan lalu menggunakan tangan kiri untuk menggaruk pundak yang ditampar tadi. Baju di bagian pundak robek dan kulit pundaknya nampak merah sekali, dan rasanya gatal bukan main, gatal panas dan nyeri.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kalau kaugaruk terus, lenganmu akan makin membusuk," kata Siang Bwee. Nah, sekarang beritahukan kepada Tung Kiam bahwa aku nona she Ang datang untuk menguji kepandaiannya!" Berkata demikian, gadis itu menggerakkan kakinya dan sekali menendang, tubuh si brewok terpental sampai beberapa meter bergulingan ke arah pendapa gedung!
Kini si brewok sudah kehilangan kegarangannya. Dia maklum bahwa gadis itu lihai bukan main, bahkan berani menantang majikannya! Dan dia pun gelisah dan ketakutan melihat betapa pundaknya itu semakin membengkak, semakin nyeri dan gatal-gatal. Tahulah dia bahwa gadis itu telah memukulnya dengan pukuli beracun. Maka, tanpa berani menengok lagi, dia pun lalu lari memasuki gedung dan langsung dia menghadap majikannya yang sedang menerima tamu-tamunya di ruangan tamu yang luas, di bagian belakang gedung.
Masuknya si brewok yang terhuyung huyung ke dalam ruangan yang luas itu menarik perhatian mereka yang sedang makan minum di dalam. Ada belasan orang duduk menghadapi meja panjang dan mereka sedang makan minum dalam suasana gembira, dilayani oleh pelayan pelayan wanita muda yang cantik cantik dan genit. Di kepala meja duduk seorang laki-laki berusia enam puluh tahun, bertubuh sedang dan gagah wajahnya tampan dan matanya mencorong penuh wibawa. Melihat pria yang berpakaian rapi dan tidak nampak membawa senjata ini, sungguh tidak begitu mengesankan dan agaknya tidak patut mendapat julukan raja Pedang! Bahkan sebatang pedang pun dia tidak membawanya. Namun jelas betapa belasan orang yang nampaknya lebih menyeramkan, yang duduk mengdapi hidangan dan makan minum degan lahapnya, tunduk dan hormat kepada Tung Kiam. Setiap kali Tung
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kiam yang menjadi tuan rumah mengangkat cawan arak, tentu mereka semua juga segera mengangkat cawan arak masing-masing dan minum dengan sikap gembira.
Begitu si brewok tanpa dipanggil memasuki ruangan itu dengan terhuyung huyung, dua orang pelayan wanita yang tadinya melayani dengan sikap luwes dan genit, sekali meloncat sudah berada di kanan kirinya dan pedang di tangan mereka telah ditodongkan ke arah dada dan leher si brewok! Betapa cekatan gerakan mereka itu, jauh lebih cekatan daripada gerakan si brewok dan kawan-kawannya!
Tung-hai Kiam-ong Cu Sek Lam mengangkat muka memandang si brewok sejenak dan melihat betapa si brewok menderita kesakitan dan seperti hendak menggaruk-garuk pundaknya, dia pun berkata dengan suara mengandung kejengkelan.
"Apa nyawamu sudah rangkap maka berani masuk tanpa kupanggil?"
Si brewok menjadi pucat dan dia pun menjatuhkan diri berlutut, menghadap majikannya. "Mohon ampun, Loya.
Hamba..... hamba terpaksa menghadap tanpa diperintah, karena..... ada seorang nona yang datang memaksa hamba.
Hamba berlima telah dirobohkan, bahkan hamba..... hamba menerima pukulan beracun di pundak..... aduhhhhh.....!"
Sepasang alis itu berdiri dan mata yang tajam itu semakin mencorong.
"Goblok kamu! Tidak malukah lima orang dirobohkan seorang nona" Siapa dia dan apa maksudnya membikin ribut di sini?"
"Ia..... ia nona she Ang yang katanya datang untuk menguji kepandaian Loya... "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Apa" She Ang" Dan pukulan beracun" Hayo engkau merangkak ke sini!" perintah Tung Kiam sambil bangkit dari kursinya dan melangkah ke tengah ruangan itu. Si brewok benar-benar merangkak menghampiri majikannya, presis seperti seekor anjing ketakutan. Setelah tiba di depan kaki Tung Kiam, dia berlutut. Sejenak datuk besar itu menunduk dan memandang ke arah pundak yang telanjang itu. Kulit pundak itu merah sekali, ada bintik-bintiknya.
"Engkau ditampar dengan tangannya?" tanyanya, mengerutkan alis.
"Benar, Loya..... "
"She Ang" Hemmm, agaknya ini tanda memperkenalkan diri dari Nam Tok! Huh, pukulan macam ini saja dipamerkan di sini?" Dia menoleh kepada seorang gadis pelayan. "Ambilkan kantung alat pengobatanku di kamar!"
Gadis berpakaian merah muda itu mengangguk lalu cepat meninggalkan ruangan. Tak lama kemudian ia sudah datang kembali membawa sebuah kantung kain kuning.
Tung Kiam menerima kantung itu, membukanya dan mengeluarkan sebuah bungkusan terisi jarum-jarumnya.
Dengan sebatang jarum perak, dia lalu menusuk sekitar pangkal pundak dekat leher, kemudian menusuk-nusuk pundak yang lerluka, dan membubuhkan obat berwarna putih. Seketika gatal-gatal iu lenyap ketika jarum-jarum itu dicabut.
Si brewok memberi hormat dengan girang dan berulang-ulang menganggukkan kepala menghaturkan terima kasih.
"Sudah, pergilah dan suruh nona she Ang itu datang ke sini. Hemmm, pukulan beracun macam ini saja dipamerkan. Permainan kanak-kanak!" kata Tung Kiam
"Hayo suruh gadis itu ke sini atau ku seret ia.....!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tiba-tiba pintu terbuka dan muncullah Siang Bwee bersama San Hong di ambang pintu! "Tidak perlu dipanggil, tidak pelu diseret, Lo-cian-pwe. Aku sudah berada di sini untuk menguji nama besar Tung hai Kiam-ong sebagai ahli tusuk jarum!"
Wajah Tung Kiam berubah merah dan alisnya berkerut, matanya mencorong ketika dia memandang wajah gadis cantik manis itu. Betapa lancang dan beraninya gadis muda itu, di depan para tokoh kang-ouw mengeluarkan kata-kata menantang seperti itu! Kalau saja dia tadi tidak mendengar bahwa gadis itu she Ang dan mengingatkan dia akan Nam tok yang juga she Ang, tentu sekarang juga dia sudah turun tangan membunuhnya. Maka, sebagai pengganti kemarahannya, tangannya menyambar sebuah cawan arak yang masih penuh arak dan merupakan cadangan, belum diminum, kemudian dengan gerakan cepat dia
melemparkan cawan berisi arak itu ke arah Siang Bwee sambil membentak.
"Bocah lancang, terimalah suguhan kami ini!"
Bagaikan senjata rahasia yang amat berbahaya, cawan arak itu meluncur dengan kecepatan kilat ke arah dada Siang Bwee. Hebatnya, tidak ada setetes pun arak tumpah dari dalam cawan.
Semua orang yang duduk di ruangan itu memandang dan mereka semua maklum betapa berbahayanya sambitan cawan arak itu yang dilakukan dengan pengerahan tenaga sin-kang. Akan tetapi, Siang Bwee bersikap tenang saja dan ia menjulurkan tangan kanan menangkap cawan arak yang meluncur ke arahnya sambil miringkan tubuh dan semua orang memandang kagum karena gadis itu mampu menangkap cawan tanpa menumpahkan setetes pun arak dari cawan itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sambil tersenyum manis sekali Siang Bwee berdiri dengan luwes, cawan arak di tangan kanan dan ia memandang kepada tuan rumah, "Terima kasih, lo-cianpwe Tung-hai Kiam ong Cu Sek Lam, dan para locianpwe yang hadir, mari kita keringkan cawan untuk menghormati Cu Locianpwe!" Ia mengangkat cawan itu dan semua tamu dengan gembira menyambut ajakan gadis itu, semua mengangkat cawan dan minum arak dari cawan masing masing untuk menghormati tuan rumah. Siang Bwee juga minum araknya sampai habis dengan sekali tenggak.
"Terima kasih, Lo-cian-pwe!" kata lagi gadis itu dan sekali ia melontarkan cawan kosong, cawan itu terlempar dan berputar-putar kemudian jatuh ke atas meja, mendarat dengan lunak! Semua tokoh yang duduk di situ mengangguk angguk dan memuji. Masih semuda itu, seorang wanita lagi, telah memiliki ilmu kepandaian setinggi itu, sungguh mengagumkan sekali. Sebaliknya, para gadis pelayan memandang dengan penuh khawatir dan iri.
Mereka tahu bahwa mereka semua sama sekali tidak mungkin dapat mengimbangi kepandaian gadis cantik manis ini, maka kalau sampai, gadis ini ditarik oleh majikan mereka menjadi kekasih, mereka semua mendapatkan seorang saingan berat!
Sebagai seorang yang berkedudukan tinggi, Cu Sek Lam yang tinggi hati menjaga wibawanya. Dia tadi sudah menguji, disaksikan banyak tokoh, maka setelah ujian itu dapat lulus dengan baik, dia harus menyambut kedatangan gadis itu sepatutnya. Itulah aturan tak tertulis dalam dunia kang-ouw. Dia memandang kepada pemuda yang muncul bersama gadis itu dan sekali pandang saja dia tahu bahwa pemuda itu bukan orang sehat, melainkan sedang menderita luka parah sekali. Hal ini dapat dia ketahui dari sinar mata dan wajah pemuda itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Nah, Nona Muda. Setelah engkau nenerima suguhan arakku dengan baik, katakan siapa engkau, apa hubunganmu dengan Nam Tok dan apa keperluanmu datang ke sini?"
Siang Bwee tersenyum manis. Ia merasa lega dan girang.
Bagaimanapun juga, pancingannya berhasil. Tadi ia sengaja melukai si brewok dengan pukulan beracun dari ayahnya sebagai tanda pengenal dan hal itu agaknya benar saja telah menarik perhatian tuan rumah, kemudian penyambutannya atas ujian Tung Kiam dengan lemparan cawan arak juga berhasil membuat tuan ruman "terpaksa" menyambutnya dengan patut. Akan tetapi ia tahu bahwa hal itu bukan berarti bahwa ia dan San Hong akan dilayani dan bebas dari ancaman bahaya maut.
"Aku sengaja melukai si brewok dengan tamparan beracun, dan ternyata lo-cian pwe Tung Kiam memiliki penglihatan cukup jeli sehingga menduga bahwa aku ada hubungan dengan Nam Tok. Ketahuilah bahwa aku bernama Ang Siang Bwee, puteri dan anak tunggal Nam Tok! " Mendengar ini, semua tokoh kang-ouw yang berada di situ terkejut dan diam diam merasa gentar. Nama besar Nam Tok tidak kalah hebatnya dibanding nama Tung Kiam. Keduanya sama-sama datuk besar yang menakutkan.
"Hemmm, Nam Tok menjadi Raja Racun di selatan dan Tung Kiam menjadi Raja Pedang di timur, di antara kita tidak pernah ada sangkut paut, masing-masing tinggal dalam wilayah sendiri! kenapa sekarang puterinya datang memamerkan kepandaian?" Sengaja rung Kiam menyebut Nam Tok Raja Racul Selatan dan dirinya sendiri Raja Pedang di timur, seolah-olah hendak menonjolkan bahwa raja pedang lebih terhormat dari pada raja racun!
"Lo-cian-pwe Tung Kiam, aku sebagi puteri Nam Tok juga menjadi utusannya, untuk menantang Lo-cian-pwe
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mengadu kepandaian. Biar dunia melihat kenyataan siapa di antara Nam Tok dan Tung Kiam yang lebih pandai dan lebih pantas disebut datuk besar pujaan semua tokoh dunia kang-ouw!"
Tung Kiam kembali memandang dengan mata
mencorong. Kalau saja tidak demikian angkuh wataknya, merasa malu kalau harus menghajar seorang anak perempuan, tentu sudah dihantamnya bocah yang bermulut lancang ini! Akan tetapi, tiba-tiba dia teringat akan puteranya! Ha, pikirnya dan wajahnya berseri. Bukankah sukar sekali mendapatkan seorang calon jodoh yang cocok bagi puteranya itu" Dan gadis itu puteri tunggal Nam Tok!
Bocah yang cantik manis, tabah dan kelihatan cerdik, juga memiliki kepandaian yang tidak memalukan untuk menjadi mantunya!
"Berapa usiamu sekarang?" tiba-tiba Tung Kiam bertanya. Siang Bwee terkejut dan gadis yang cerdik ini melihat sinar mata yang berseri dari kakek itu, maka ia menjadi waspada. Jauh lebih berbahaya kalau datuk besar ini bersikap ramah daripada kalau bersikap bengis, karena menghadapi orang yang bengis ia dapat berjaga diri, sebaliknya menghadapi orang yang ramah sungguh dapat membuatnya menjadi lengah, Ia menimbang nimbang apa maksud yang tersembunyi di balik pertanyaan tentang usia itu. Dan tiba-tiba wajah gadis itu berubah merah sekali. Ia segera dapat menebak. Bukankah tadi si brewok mengatakan bahwa kongcunya tidak berada di rumah" Ini berarti banwa Tung Kiam mempunyai seorang pulera! Dan kalau seorang ayah yang berpulera menanyakan usia seorang gadis, hal itu hanya menyembunyikan satu saja maksud, yaitu ingin memungut gadis itu sebagai mantu!
"Usiaku baru delapan belas tahun, Lo-cian-pwe, dan aku sama sekali belum berpikir tentang perjodohan!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sepasang mata datuk besar itu makin mencorong dan hatinya semaki suka kepada gadis itu yang ternyata cerdik sekali sehingga mampu menjenguk isi natinya.
"Hemmm, coba sekarang katakan, yang dikehendaki ayahmu mengutus engkau dan orang terluka parah karena pukulan beracun ini datang ke sini!"
Bukan main girangnya hati Siang Bwee, akan tetapi perasaan itu disembunyikannya dalam hati. Memang hebat sekali kakek ini, pikirnya. Melihat dari jauh saja dia sudah tahu bahwa San Hong terluka pukulan beracun! Orang selihai itu tentu akan mampu mengobati San Hong sampai sembuh.
"Begini, Lo-cian-pwe. Pertama-tama, ayahku mengutusku untuk menyampaikan salamnya kepada Locian-pwe."
Biasanya, orang-orang kang-ouw yang datang
menyampaikan salam tentu disertai bingkisan berharga.
Akan tetapi gadis ini tidak membawa apa-apa. Hal ini saja dapat dianggap sebagai penghinaan bagi tuan rumah, akan tetapi setelah para tokoh itu mendengar bahwa gadis ini adalah puteri Nam Tok, merekapun tidak lagi merasa heran. Bagaimanapun juga, tingkat atau kedudukan Nam Tok dengan Tung Kiam adalah seimbang.
"Hemmm, bagus ayahmu si tua bangka beracun itu masih ingat kepadaku!" kata Tung Kiam untuk mengisi kekosongan yang menegangkan karena salam itu tidak disusul bingkisan.
"Selain itu, ayah mendengar bahwa ilmu pengobatan dari Lo-cian-pwe maju pesat dan terkenal di seluruh dunia.
Akan tetapi ayahku meragukan berita yang sampai ke telinganya bahwa tidak ada penyakit yang tidak dapat disembuhkan tusukan jarum dari Lo-cian-pwe!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sejak tadi San Hong hanya mendengarkan saja. Diam-diam dia kagurr bukan main. Ternyata Siang Bwee se orang gadis yang cerdik luar biasa, dar kini dia dapat melihat akal bagaimaru yang dipergunakan gadis itu untuk "memaksa"
datuk besar itu mengobati lukanya. Ternyata gadis itu hendak membangkitkan keangkuhan orang itu, menantang dan menyinggung kehormatannya! sebagai seorang ahli pengobatan.
Mendengar ucapan gadis itu, berkerut alis Tung Kiam.
Benar-benar dia ditantang oleh Nam Tok! Semua orang tahu bahwa nyawa manusia tidak berada di tangan manusia lain, dan tidak ada obat apa pun yang dapat menyembuhkan semua penyakit di dunia ini! Akan tetapi karena ditantang, dia pun berkata dengan lantang.
"Ang Siang Bwee, katakan kepada ayahmu yang sombong itu! Biarpun kepandaianku belum berapa tinggi dalam ilmu pengobatan, akan tetapi kalau hanya mengobati penyakit dan luka akibat pukulan beracun Nam Tok saja, aku sanggup!"
"Aih, sungguh kebetulan sekali, Lo-cian-pwe! Memang begitulah tantangan ayah untuk menguji kepandaian Locian-pwe. Lihat, saudara ini bernama Kwee San Hong dan oleh ayah dipakai sebagai kelinci percobaan atau ujian.
Ayah sengaja memukulnya sehingga terluka parah dan ayah menyuruh aku membawa dia ke sini untuk melihat apakah Lo-cian-pwe mampu menyembuhkan luka bekas pukulan ayah ini. Menurut pesan ayah, kalau Lo-cian-pwe tidak mampu, Lo-cian-pwe sepatutnya mengakui keunggulan ayah. Sebaliknya kalau Lo-cian-pwe mampu
menyembuhkannya, ayah titip salam dan hormatnya disertai pujian dan kekaguman atas kelihaian Lo-cian-pwe."
Wajah Tung Kiam menjadi semakin merah padam.
Hatinya terasa panas sekali karena ucapan gadis, itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sungguh merupakan tantangan baginya. Dia marah sekali kepada Nam Tok dan andaikata datuk besar itu berada di depannya, tentu akan langsung diterjangnya dan diajaknya mengadu kepandaian. Akan tetapi, yang berada di situ hanyalah puterinya, seorang gadis yang masih muda sekali maka tentu saja dia merasa malu sekali kalau harus melayani seorang gadis yang belum dewasa benar, baru berusia delapan belas tahun. Tantangan Nam Tok yang disampaikan puterinya itu diucapkan di depan para tamunya, yaitu para tokob kang-ouw. Mereka semua menjadi pendengar dan kalau dia tidak menerima tantangan itu, tentu dia akan ditertawakan dan dijadikan bahan percakapan orang-orang kang-ouw bahwa dia telah kalah oleh Nam Tok. Akan tetapi kalau dia menerima tantangan untuk menyembuhkan korban pukulan beracun Nam Tok yang dia tahu merupakan pekerjaan yang.amat sukar, berarti dia seperti dipermainkan oleh Nam Tok. Menjadi serba salah memang! Akan tetapi untuk menolak, lebih salah lagi!
Tiba-tiba dia tertawa, suara ketawanya menggetarkan jantung semua orang dan diam-diam San Hong dan Siang Bwee terkejut. Suara ketawa itu mengandung tenaga khikang yang amat kuat dan kalau suara yang mengandung tenaga kuat itu dipusatkan untuk menyerang lawan, tentu akan dapat membuat lawan itu roboh tanpa dipukul!
"Ha-ha-ha, Nam Tok yang terkenal di dunia selatan itu ternyata hanya seorang yang licik sekali! Menantang aku akan tetapi menyuruh puterinya, tidak berani muncul sendiri! Akan tetapi, aku sudah ditantang dan tidak akan mundur selangkahpun. Hei, Ang Siang Bwee, engkau puteri dan anak tunggal, juga utusan Nam Tok, dengarlah baik-baik. Aku Tung-hai Kiam-ong Cu Sek Lam bukan seorang pengecut, bukan seorang penakut dan selama hidup aku
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak pernah menghindarkan diri dari tantangan siapapun juga. Karena itu, sekarang pun kuterima tantangan Nam Tok itu. Akan kusembuhkan orang ini! Akan tetapi dengan syarat, tanpa syarat itu aku tidak sudi!" Dia sengaja berhenti untuk menanti jawaban Siang Bwee.
"Kenapa mesti ada syarat-syarat segala, Lo-cian-pwe?"
Siang Bwee maklum bahwa di depan banyak tokoh kang-ouw ia harus berani menggertak dan menying gung kehormatan kakek ini agar si datuk besar ini tidak akan menarik kembal segala yang telah diucapkan karena na itu tentu akan membuat nama besarny tercemar.
"Kalau ayahmu sendiri yang datang ke sini, tentu aku tidak akan mengajukan syarat, melainkan langsung saja menantangnya mengadu ilmu. Akan tetapi karena dia licik dan mengutus kamu, maka harus disetujui syaratku, kalau tidak, aku pun tidak sudi memenuhi permintaannya begitu saja."
"Nah, kalau begitu sebutkan apa syaratnya, Lo-cianpwe."
"Kalau aku tidak mampu menyembuhkan luka yang diderita orang ini akibat pukulan ayahmu, sudahlah tidak perlu banyak cakap lagi, tentu para saudara yang hadir ini menjadi saksi akan ketidakmampuanku. Akan tetapi kalau aku berhasil, engkau harus mau menjadi mantuku!"
Siang Bwee terkejut bukan main. Tak disangkanya akan seperti itu syaratnya yang diajukan oleh tuan rumah ini. San Hong juga terkejut dan kini dia terpaksa membuka mulut karena dia merasa tidak enak sekali kepada gadis itu.
"Sudahlah, tidak perlu engkau mengorbankan diri terlalu banyak, Bwee-moi. Biarkan aku pergi mencari sendiri pengobatan lukaku."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Engkau diamlah saja, Hong-ko." Lalu disambungnya lebih keras. "Engkau tidak berhak menentukan karena engkau hanya korban pukulan ayah yang dijadikan bahan untuk mengadu ilmu. Lo-cian-pwe, engkau sendiri pun tahu bahwa setiap orang gadis itu tentu sepenuhnya milik orang tuanya. Aku pun demikian. Yang berhak memutuskan tentang pernikahanku hanyalah ayahku. Oleh karena itu, kalau Lo-cian-pwe ingin mengambil mantu padaku, harap Lo-cian-pwe suka minta kepada ayahku!"
"Ha-ha-ha, engkau anak yang licik seperti ayahmu!
Kalau kelak ayahmu setuju dan engkau menolak, bukankah engkau berarti hanya akan mengakali aku saja" Ha-ha-ha, Tung Kiam tidaklah begitu bodoh! Harus engkau yang lebih dulu menyetujui, soal ayahmu kelak, tentu aku akan menemuinya untuk membicarakan tentang perjodohan itu!
Nah, syaratku demikian, yaitu kalau aku berhasil menyembuhkan pemuda ini, engkau harus mau menjadi mantuku. Bagaimana?"
"Itu tergantung ayahku....." Gadis itu tetap membantah.
"Sudahlah, Bwee-moi, kalau engkau tidak setuju, tidak saja. Aku pun tidak mengharapkan disembuhkannya." kata San Hong.
"Hsss, diam sajalah kau!" Siang Bwee membentak lirih.
"Kalau begitu, aku pun tidak sudi memenuhi permintaan ayahmu!" kata Tung Kiam tak acuh. "Dan jangan kira bahwa aku tidak mampu memaksamu kalau engkau dan ayahmu menolak. Sekarang juga dapat saja engkau kutangkap dan kupaksa menjadi jodoh anakku!"
Diam-diam Siang Bwee terkejut. Orang ini licik dan jahat sekali, dan kalau sampai marah tentu akan melakukan apa saja, sehingga ucapannya tadi bukan sekedar ancaman kosong. Dan tentu saja ia tidak sudi menerima begitu saja
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lamaran orang ini untuk dijadikan calon isteri puteranya yang sama sekali tidak dikenalnya dan tidak pernah dilihatnya. Kalau ia kukuh menolak, tentu dia tidak akan mau mengobati San Hong. Kalau, ia menerima. Ah, apa salahnya" Menerima hanya agar dia mau mengobati San Hong! Perkara pelaksanaannya, bagaimana nanti saja. Ia dapat membujuk ayahnya agar tidak menerima pinangan Tung Kiam dan andaikata ayahnya ternyata menerima dan menyetujui perjodohan itu, bisa saja ia melanggar janji!
Melanggar janji merupakan hal "biasa" saja bagi golongan ayahnya dan juga Siang Bwee tidak pernah menganggap hal itu sebagai urusan penting. Yang terpenting adalah mencari pengobatan untuk luka yang diderita San Hong. Yang lain-lain tidak penting!
"Baiklah, aku menerima....."
"Bwee-moi.....!"
"Diamlah, Hong-ko, ini bukan urusanmu, melainkan urusan pribadiku!" kata Siang Bwee dan pemuda yang menjadi pucat mukanya itu terpaksa berdiam diri akan tetapi San Hong merasa betapa hatinya sakit. Dia tahu sekarang bahwa dia telah jatuh cinta kepada gadis ini, dan kini Siang Bwee begitu saja menerima pinangan orang di depan matanya. Hati siapa tidak akan pedih
mendengarnya"
"Akan tetapi, Lo-cian-pwe, aku menerima asal dipenuhi segala tantangan ayah. Yaitu agar Lo-cian-pwe dapat menyembuhkan luka akibat pukulan ayah, dan korban ini haruslah sembuh seratus prosen dan kembali sehat seperti sebelum dia dipukul!"
Tung Kiam tertawa bergelak. "Bagus, kita telah berjanji dan disaksikan oleh para orang gagah di dunia kang-ouw yang kini hadir. Para sobat yang hadir telah mendengarkan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bahwa aku akan menyembuhkan pemuda ini, dan kalau berhasil, maka nona Ang Siang Bwee puteri Nam Tok ini akan suka menjadi mantuku....."
"Kalau ayahku setuju pula!" sambung Siang Bwee cepat.
"Tentu saja dia akan setuju. Nah, para sobat suka menjadi saksi?"
Mereka yang hadir bertepuk tangan menyatakan setuju sehingga Siang Bwee merasa betapa mukanya menjadi merah dan jantungnya berdebar, la telah melakukan permainan yang amat berbahaya, berjanji pada seorang datuk besar seperti Tung Kiam merupakan pertaruhan nyawa! Namun, ia terpaksa melakukannya untuk menolong San Hong, karena kalau ayahnya sendiri tidak mau mengobatinya, hanya tinggal Tung Kiam seorang inilah yang boleh diharapkan. Kalau Tung Kiam tidak mau menolong, berarti nyawa San Hong akan melayang dalam waktu paling lama setahun.
Tung Kiam memberi perintah kepada para pelayan untuk mempersiapkan meja lebar di tengah ruangan itu.
Para tamu diperbolehkan menonton, bahkan mereka itu dijadikan saksi agar menyebarkah berita ke seluruh kang-ouw bagaimana; Tung Kiam menyembuhkan luka beracun akibat pukulan Nam Tok dan dengan demikian
memenangkan, tantangan Nam Tok! Tentu saja Tung Kiam tidak akan berani demikian congkaknya kalau saja dia tidak sudah yakin bahwa dia akal mampu menyembuhkan San Hong! Tadi diam-diam dia telah memperhatikan wajah pemuda itu untuk mencari tanda tanda orang terancam bahaya maut Akan tetapi, yang didapatkannya adala tanda bahwa pemuda itu menderita luka di dalam, luka beracun, akan tetapi nyawanya sama sekali belum terancam! Dan memang penglihatannya itu tepat. Nam, Tok memberinya pukulan beracun yang racunnya berjalan perlahan-lahan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sehingga pemuda itu akan dapat bertahan hidup selama setahun! Dan luka beracun macam ini bagi Tung Kiam tidaklah terlalu sukar untuk dilawan dan dikalahkan!
"Orang muda, engkau berbaringlah di tengah meja ini, buka bajumu dan menelungkup!" kata Tung Kiam sambil membuka buntalan jarum-jarumnya dan nemilih beberapa batang jarum, memasukkannya ke dalam cairan yang berada di dalam mangkok besar.
Biarpun hatinya masih tidak setuju melihat Siang Bwee mengorbankan diri, mau menjadi calon mantu datuk besar ini untuk menyembuhkannya, namun San Hong tidak melihat jalan lain kecuali menurut apa yang diperintahkan Tung-hai Kiam-ong Cu Sek Lam. Dia membuka bajunya, lalu merebahkan diri menelungkup di atas meja yang panjang itu. Siang Bwee berdiri di dekat meja, memandang dengan hati penuh ketegangan, namun wajahnya cerah, berseri dan ia tersenyum, senyum yang ia sengaja pasang dengan sikap mengejek seolah-olah ia mewakili ayahnya memandang rendah kemampuan Tung Kiam dan
memperlihatkan sikap tidak percaya bahwa Tung Kiam akan mampu mengobati dan menyembuhkan korban pukulan ayahnya itu!
Sebelum memulai dengan pengobatanuya, Tung Kiam lebih dulu memeriksa keadaan luka bekas tangan Nam Tok di punggung. Dia melihat bahwa pukulan itu tidak sampai merusak terlalu hebat bagian dalam punggung, akan tetapi hawa beracun yang mengeram di dalam tubuh itu lambat laun akan menjadi pembunuh yang kejam. Memang tidak ada obatnya bagi luka seperti itu, kecuali kalau mengeluarkan hawa beracun itu lebih dulu Akan tetapi Nam Tok sungguh licik karena hawa beracun yang disalurkan lewat pukulan telapak tangan di punggung itu telah menyusup ke dalam di antara dada dan perut sehingga
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak mungkin disedot dengan sin-kang tanpa membahayakan bagian-bagian lemah di dalam rongga dada. Jalan satu-satunya hanya mencairkannya dengan jalan menusuk syaraf-syaraf halus dan bagian tertentu sehingga hawa beracun itu akan dapat terseret oleh hawa dalam tubuh dan menguap melalui lubang-lubang kulit tubuh. Memang tidak mudah, akan tetapi dia, ahli tusuk jarum nomor satu di daerah timur, pasti dapat melakukannya! Diapun memeriksa kekuatan pemuda itu, karena untuk menerima pengobatan tusuk jarum membersihkan hawa beracun ini, tubuh si sakit harus memiliki kekuatan yang cukup. Ketika dia menekan tubuh pemuda itu, dia terkejut sekali, terbelalak seperti tidak percaya. Tekanannya bertemu dengan tenaga dalam tubuh yang amat hebat! Padahal, pemuda itu sama sekali tidak mengerahkan tenaga, hal yang memang wajar karena kalau dia mengerahkan tenaga, luka itu akan menusuknya dari dalam. Dia menekan lagi untuk meyakinkan, kemudian tertawa gembira sambil memandang kepada Siang Bwee.
"Ha-ha-ha, sekali ini Nam Tok ketemu batunya dan kecelik! Korbannya ini bukan orang sembarangan, bahkan kalau pukulannya itu tidak beracun, belum tentu pemuda itu roboh olehnya, ha-ha-ha! Hei, orang muda, engkau memiliki tenaga sin-kang yang amat kuat, mengapa engkau dijadikan korban oleh Nam Tok" Siapakah engkau sesungguhnya?"
"Namaku Kwee San Hong dan Nam Tok adalah musuh besarku!" kata San Hong terus terang.
"Ahhh" Begitukah" Akan tetapi mengapa dia mengirimmu kepadaku kalau memang dia musuh
besarmu?" "Lo-cian-pwe, engkau hendak mengobatinya ataukah hendak mengajaknya mengobrol" Hong-ko, engkau adalah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tawananku, bukan orang bebas, ingat" Engkau tidak perlu banyak bicara. Lo-cian-pwe, memang benar Kwee San Hong ini musuh besar ayahku, dan dia ini juga sahabatku.
Karena itu, maka ayah masih memberi kesempatan kepadanya dan hanya melukainya saja, belum
membunuhnya. Ayah sengaja hendak menggunakan dia sebagai korban untuk mengujimu dan dia mengutus aku membawa Kwee San Hong ke sini untuk menguji kepandaianmu mengobati. Kalau dia sudah sembuh benar, sama sekali sembuh, dia masih boleh sekali lagi mencari dan menyerang ayah dan yang ke dua kalinya itulah ayah akan membunuhnya!"
Tung Kiam mengangguk-angguk, tidak heran akan keputusan aneh sekali itu. Bagi dia, sikap aneh itu memang sudah sewajarnya bagi seorang datuk besar. Dia sendiri pun suka melakukan hal yang aneh-aneh, di luar dugaan dan perhitungan manusia biasa!
"Bagus! Kalau begitu, aku akan menyembuhkan dia!"
Pengobatan dimulai. Pertama-tama, dengan jari telunjuknya, Tung Kiam menotok San Hong yang menjadi lemas dan tidak mampu bergerak. Hal ini dilakukan agar semua syarafnya mengendur dan dia tidak akan bergerak selama dalam .pengobatan.
Mulailah Tung Kiam menusukkan jarum-jarum
emasnya. Tiga buah jarum ditusukkan di ubun-ubun kepala dan kedua pelipis. Lalu tengkuknya ditusuk pula, dan beberapa bagian punggung di sekitar luka. Masing-masing jarum itu dibiarkan tinggal beberapa menit, dicabut ditusukan lagi di lain bagian. Ketika ia melakukan ini, suasana hening sekali dan semua mata mengikuti gerakan tangannya dengan penuh kagum. Memang tangan itu cekatan sekali, tidak pernah bergetar sedikit pun ketika menusukkan jarum, dan begitu pasti, begitu tepat. Mata itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pun tidak pernah berkedip dan agaknya seluruh perhatian dan tenaga dikerahkan dan dipusatkan pada titik-titik penusukan jarum. Dahi dan leher Tung Kiam penuh keringat dan bahkan dari kepalanya keluar uap putih! Dari kenyataan ini saja jelaslah bahwa dia telah mempergunakan banyak tenaga untuk mengobati luka yang amat berbahaya itu, dan dari ini saja dapat diketahui betapa hebatnya pukulan dari Nam Tok!
Tusukan-tusukan jarum itu berlangsung terus menerus dan bertubi-tubi sampai satu jam lamanya! Kemudian disusul dengan pemanasan bagian luka di punggung dengan mendekatkan bara api.
Dari dekat meja, dengan sepasang matanya yang jeli dan amat tajam, Siangi Bwee mengamati semua gerakan pengobatan itu dan ia melihat betapa perlahan-lahan, warna menghitam di punggung itu semakin menipis dan akhirnya setelah Tung Kiam meloncat mundur dan menjatuhkan diri di atas kursi sambil memejamkan mata, kemudian turun dari kursi dan duduk bersila di lantai sambil mengatur pernapasan, ia melihat punggung San Hong sudah bersih sama sekali! Tahulah ia bahwa Raja Pedang Lautan Timur itu telah berhasil menyembuhkan San Hong! Dan bukan mudah pekerjaan itu, karena kini buktinya Tung Kiam seperti kehabisan napas dan duduk bersila memulihkan tenaganya.
Tak lama kemudian, Tung Kiam bangkit lagi dan wajahnya berseri-seri, senyumnya melebar dan dia menggapai seorang pelayan wanita tercantik, menyuruhnya mengusapi muka dan lehernya yang penuh keringat dengan saputangan wanita itu. Dengan penuh gairah dan kasih sayang, pelayan itu melakukan perintah ini. Setelah selesai, Tung Kiam menghadiahinya dengan cubitan di dagu yang manis meruncing itu dan menyuruhnya mundur.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ang Siang Bwee, lihat! Pemuda itu sudah sembuh, tinggal memberinya sebutir pil dan dia akan sehat kembali seperti sebelum dia terkena pukulan ayahmu yang tidak berapa hebat!"
"Lo-cian-pwe, memang engkau hebat. Akan tetapi kulihat tidak mudah engkau menyembuhkan satu pukulan ayah, dan telah memeras banyak tenagamu!"
Tung Kiam menghela napas. "Tidak kusangka bahwa selama hidupku, belum pernah aku melihat bekas pukulan seperti itu. Akan tetapi, bagaimanapun juga, buktinya aku telah mampu menundukkannya, mampu menyembuhkan akibat pukulan itu, bukan?" Tung Kiam lalu membebaskan totokan pada tubuh San Hong dan memberinya sebutir pil untuk ditelan. Setelah menelan pil itu, San Hong merasa betapa tubuhnya segar. Dia mencoba untuk diam-diam mengerahkan sin-kang di dalam tubuhnya dan dia tidak lagi merasa nyeri. Maka, dia pun cepat memberi hormat dan bersoja mengangkat kedua tangan ke dada kepada Tung Kiam.
"Banyak terima kasih atas pertolongan Lo-cian-pwe sehingga saya menjadi sehat kembali!"
Akan tetapi, Tung Kiam tidak mempedulikan ucapan terima kasih dari San Hong, melainkan kini dia.
memandang pemuda itu dengan sinar mata tajam penuh selidik, dan bertanya, "Orang muda, engkau tadi mengatakan bahwa engkau adalah musuh besar Nam Tok, katakan, mengapa engkau memusuhinya?"
San Hong sebetulnya tidak suka membicarakan urusan permusuhannya dengan Nam Tok karena membicarakan urusan itu hanya mendatangkan perasaan tidak suka kepada Siang Bwee. Akan tetapi, datuk besar ini baru saja menyembuhkannya, maka bagaimanapun juga dia harus
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berterima kasih kepadanya. Maka, dia pun menjawab sejujurnya, bahkan jawaban ini seolah-olah dia katakan untuk membela dirinya di depan Siang Bwee.
"Karena Nam Tok telah membunuh ayah dan ibuku!".
Mendengar ini, tiba-tiba Tung Kian. tertawa bergelak-gelak. Dan mendadak pula segera ketawanya berhenti dan kini dia sudah memandang lagi wajah pemuda itu penuh selidik. "Siapakah gurumu dalam ilmu silat?"
"Saya murid Thian-san Ngo-sian."
"Uhhh!" Tung Kiam mengerutkan alisnya. "Murid mereka berlima?"
San Hong mengangguk dan Tung Kiam berkata lagi.
"Masing-masing dari mereka tidak akan mampu menandingi Nam Tok, akan tetapi kalau kelimanya yang maju, belum tentu Nam Tok kuat bertahan. Bagaimana engkau sampai terluka olehnya! Apa yang membuatmu sampai kalah?"
Wajah San Hong berubah kemerahan "Dia lihai sekali, terutama ilmu tongkatnya dan ilmu pukulannya yang beracun" San Hong mengerling ke arah Siang Bwee dan dia merasa heran sekali melihat wajah gadis itu berseri dan agaknya gadis itu sama sekali tidak menaruh keberatan mendengarkan percakapan itu bahkan ada bayangan kegembiraan pada wajah yang cantik itu.
"Ha-ha-ha, tentu saja! Nam Tok terkenal dengan ilmu tongkatnya dan ilmu pukulan beracunnya. Nona, bukankah ilmu tongkat ayahmu itu Hek-liong-jio-cu dan pukulannya adalah Hek-in Pay-san?"
"Engkau sudah mengetahuinya, Lo-cian-pwe. Apalagi hanya pemuda ini, biar Lo-cian-pwe sendiri pun tidak akan mampu menandingi ilmu tongkat dan ilmu pukulan dari
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ayahku!" Jelas bahwa gadis ini memandang rendah sekali kepada datuk besar ini walaupun tadi diakuinya ilmu pengobatan dari Tung Kiam yang bernasil menyembuhkan luka yang diderita San Hong.
"Hemmm, engkau sombong, Nona, seperti ayanmu!
Kaukira ilmu-ilmu ayahmu itu tidak ada yang mampu menandingi" Oya, orang muda, apakah engkau akan kembali mengadu ilmu dengan Nam Tok?"
"Tentu saja!" Siang Bwee mendahului San Hong. "Dia akan kembali bersamaku menghadap ayah dan melanjutkan perkelahian mereka. Akan tetapi sekali ini ayah pasti akan memukulnya sampai mati!"
San Hong tertegun, sama sekali tidak mengerti akan sikap gadis itu. Bukankah Siang Bwee selalu melindunginya dan sama sekali tidak menginginkan dia bermusuhan dengan ayahnya" Akan tetapi sekarang, kenapa kepada Tung Kiam gadis itu berkata demikian" Apa maksudnya"
Ataukah sikapnya memang sudah berubah"
Tung Kiam mengerutkan alisnya, lalu dia tertawa kembali. Agaknya datuk besar ini pun seorang yang pandai sekali menutupi perasaan hatinya. Biarpun dia merasa mendongkol dipandang rendah akan tetapi dia masih mampu menutupi rasa dongkolnya itu dengan suara ketawanya.
"Bagus, bagus! Orang muda, maukah engkau ikut denganku ke lian bu-thia (ruangan berlatih silat) dan akan kuajarkan kepadamu beberapa jurus pilihanku agar engkau dapat menandingi, bahkan mengalahkan Nam Tok!"
San Hong memang merasa bingung bagaimana agar dia dapat mengalahkan Nam Tok yang amat jahat dan kejam yang telah membunuh orang sekampungnya itu. Maka, begitu mendengar betapa datuk besar yang amat lihai ini
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
hendak mengajarkan silat untuk menjatuhkan Nam Tok, tentu saja dia menjadi girang dan tanpa banyak cakap lagi dia mengangguk dan siap mengikuti datuk besar itu.
Tung Kiam berpaling kepada para tamunya,
mempersilakan mereka untuk melanjutkan makan minum dan sesudah itu mempersilakan pula untuk kembali ke tempat masing-masing. Lalu dia menyuruh seorang pelayan untuk menyediakan sebuah kamar untuk Siang Bwee.
"Engkau boleh tunggu sampai kurang lebih seminggu, baru boleh membawa pemuda ini pulang. Sementara itu, engkau boleh tinggal di sini menjadi tamu kami, sekalian menanti pulangnya Cu See Han, tunanganmu agar kalian dapat saling berkenalan."
Siang Bwee hendak membantah atau mengeluarkan ucapan yang tidak enak, akan tetapi hatinya terlampau girang mendengar bahwa San Hong akan diberi pelajaran silat oleh datuk besar itu. Dia memang sedang dalam keadaan gembira bukan main. Gembira karena San Hong sudan sembuh sama sekali, hal itu berarti bahwa satu di antara syarat ayahnya telah dapat dipenuhi. San Hong sudah sembuh dan dapat ia ajak menghadapi ayahnya sebagai calon suaminya! Syarat ke dua adalah bahwa San Hong harus mampu menahan serangan ayahnya selama dua ratus jurus! Kalau San Hong tidak mendapat gemblengan-gemblengan orang pandai, mana mungkin dapat bertahan sedemikian lamanya" Maka, kini Tung Kiam hendak menggemblengnya walaupun dengan alasan yang sama sekali berlainan, maka tentu saja ia merasa gembira bukan main. Tentang perkenalan dengan
"tunangan" yang bernama Cu Se Han itu, ia tidak peduli amat.
Maka, ia pun mengangguk dan mengikuti pelayan cantik yang; membawanya ke sebuah kamar yang indah dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mewah yang jendelanya menghadap kebun bunga yang indah, sementara itu, San Hong diajak masuk ke dalam lian-bu-thia ole Tung Kiam.
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Karena Siang Bwee tidak diperkenankan bertemu dengan San Hong, apalagi nonton cara pemuda itu digembleng oleh Tung Kiam, maka untuk melewatkan waktu, ia selalu berjalan-jalan di dalam kebun bunga. Memang taman itu indah sekali dan terawat baik. Luas dan ditanami bermacam-macam bunga yang pada waktu itu sedang berkembang. Di tengah taman yang luas itu terdapat beberapa buah pondok kecil mungil yang dicat warna-warni, juga di antara kelompok pondok kecil ini terdapat sebuah danau kecil buatan yang penuh dengan bunga teratai dan ikan-ikan emas yang gemuk-gemuk. Siang Bwee senang sekali duduk di atas bangku panjang yang berkasur, di depan pondok yang menghadap danau, atau kadang-kadang ia mendayung perahu kecil yang tersedia di situ sambil minum anggur. Ia boleh minta makanan atau minuman apa saja dari para pelayan dan di tempat itu ia benar-benar dianggap sebagai tamu agung, apalagi karena semua pelayan meuganggapnyu sebagai tunangan kongcu mereka, tentu saja nona itu mereka layani dengan penuh penghormatan.
Malam itu adalah malam yang ke enam, Siang Bwee menghitung. Sudah enam hari ia tidak bertemu dengan San Hong maupun.Tung Kiam. Ia sudah berusaha menyelidiki, namun selalu gagal karena lian-bu-thia yang berada di bagian belakang bangunan itu selalu tertutup dan terjaga oleh para pelayan wanita. Agaknya para tamu sudah pulang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
semua sehingga keadaan di gedung itu sunyi, ia mencoba untuk bertanya kepada para pelayan itu, namun selalu mereka itu menggeleng kepala mengatakan tidak tahu ke mana perginya Kwee San Hong dan Tung Kiam, walaupun mereka memberi jawaban dengan sikap hormat.
"Tung Kiam mengatakan akan mengajarkan ilmu selama seminggu kepada Hong-ko," pikirnya. "Dan sudah lewat enam hari. Tentu besok, hari. ke tujuh, dia .akan membebaskan Hong ko dan kita dapat meninggalkan tempat yang menyeramkan ini."
"Aiiih, bidadari dari manakah duduk termenung seorang diri dan merasa kesepian di sini" Bolehkah aku menemanimu dan bersama-sama mengusir kesunyian malam terang bulan ini, bidadari jelita?"
Siang Bwee terkejut, lalu cepat menoleh. Ia melihat munculnya seorang pemuda, bertubuh sedang dan berwajah tampan, bahkan terlalu tampan sampai seperti wanita dengan wajahnya yang berkulit halus dan putih.
Pakaiannya seperti seorang sastrawan muda, serba bersih, akan tetapi pakaian sastrawan itu menjadi aneh ketika ia melihat gagang pedang tersembul di balik pundaknya. Usia pemuda itu kurang lebih dua puluh tiga tahun, senyumnya memikat dan matanya mencorong aneh sehingga Siang Bwee seolah-olah merasa betapa sinar mata yang memandangnya, itu seperti hendak mencopoti pakaiannya dan menelanjanginya! Dan sinar mata itu seperti meraba-raba seluruh tubuhnya sehingga ia diam-dram menggigil ngeri. Kemudian teringatlah ia. Mata dan mulut itu, dagu yang membayangkan ketinggian hati. Ah, sudah pasti inilah pemuda putera Tung Kiam yang bernama Cu See Han itu,
"tunangannya"! Seketika wajahnya terasa panas dan berubah kemerahan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pemuda itu agaknya memang seorang yang sudah mengenal betul gerak-gerik wanita. Biarpun perubahan wajah yang menjadi kemerahan itu sukar dapat di-lihat di bawah sinar bulan, namun agaknya dia mengetahuinya dari gerak-gerik dan sikap gadis itu.
"Wahai bidadari yang jelita, mengapa wajahmu tiba-tiba menjadi kemerahan, denyut jantungmu menjadi kencang dan dadamu yang indah itu berdebar-debar?"
Siang Bwee telah mampu menekan perasaannya dan mengembalikan ketenangannya. Diam-diam ia memuji pemuda ini. Sungguh seorang pemuda yang berbahaya sekali bagi wanita, pikirnya. Tampan,! pandai bicara dengan kata-kata yang manis merayu, sikapnya menarik dan menyenangkan! Tentu banyak sekali wanita yang belum apa-apa sudah bertekuk lutut hanya karena kepandaiannya merayu dan mengambil hati, pikirnya.
Akan tetapi, ketika ia teringat bahwa kepada pemuda inilah ia hendak dipaksa berjodoh, hatinya menjadi panas sekali karena merasa penasaran. Andaikata tidak ada urusan jodoh itu, tentu ia akan menyambut pemuda ini dengan lebih ramah karena ia pun seorang yang jenaka dan lincah, tentu akan senang bertemu dengan orang yang juga jenaka dan pandai bicara seperti pemuda ini.
"Eh, bukankah engkau ini yang bernama Cu See Han?"


Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tanyanya. Pemuda itu tertegun, merasa seperti ditodong saja!
Sungguh seorang gadis yang luar biasa, pikirnya. Tadi dia pulang dan mendengar dari para pelayan, yaitu gadis-gadis pelayan cantik yang juga menjadi selir-selir ayahnya, juga menjadi para kekasih gelapnya, bahwa di rumah itu kedatangan dua orang, seorang pemuda dan seorang gadis cantik. Si pemuda sedang sibuk di lian-bu-thia bersama ayahnya dan katanya tidak boleh diganggu, sedangkan si
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
gadis kini sedang duduk seorang diri di taman bunga.
Karena tidak dapat menemui ayahnya, maka dia pun pergi ke taman, hatinya segera tertarik mendengar bahwa di sana malam ini terdapat seorang tamu, seorang gadis cantik duduk seorang diri! Dan kini, gadis itu dengan sikap begitu biasa, terbuka dan tanpa sopan santun, begitu saja mengemukakan dugaannya yang tepat. Agaknya gadis ini pernah mendengar namanya. Gadis itu seolah-olah tidak menghiraukan semua rayuannya tadi, seperti hembusan angin lalu saja. Padahal, lain gadis kalau dirayu seperti itu, bukan hanya menjadi merah mukanya, akan tetapi juga biasanya menjadi lemas, tak mampu bicara dan hanya memejamkan mata ketika jatuh ke dalam pelukannya! Akan tetapi gadis ini seolah-olah tidak terpengaruh sama sekali, hanya merah mukanya sebentar lalu bahkan menodongnya dengan pertanyaan yang lantang dan terbuka! Kini dialah yang menjadi salah tingkah, merasa berkurang harga dirinya dan dia pun tersenyum masam, lalu duduk di atas bangku panjang itu, di sebelah Siang Bwee. Dan gadis itu tidak berdiri, seolah-olah tidak merasa kikuk melihat ada seorang pemuda asing duduk di sebelahnya. Dia tidak tahu bahwa gadis itu bukanlah gadis dusun pemalu, atau gadis kota yang congkak, melainkan seorang gadis kang-ouw yang sudah biasa bergaul, menganggap sama antara pria dan wanita!
Timbul pula harapan See Han, pemuda itu. Melihat gadis itu memperbolehkan dia duduk di sebelahnya, dia mengira bahwa bagaimanapun juga, gadis ini sudah tertarik kepadanya dan tidak keberatan untuk duduk bersanding.
Maka kembali senyumnya menjadi manis menarik dan matanya berkilat.
"Aih, tentu engkau seorang bidadari tulen yang baru turun dari angkasa melalui sinar bulan! Engkau cantik jelita
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
seperti bidadari dan engkau juga pandai mengenal orang tanpa bertanya dulu, sudah tahu namaku.....!"
"Sudahlah, buang saja sikap menjilat-jilat itu, Cu See Han. Katakan apakah benar engkau Cu See Han putera Tung Kiam?"
Kembali senyum di bibir pemuda itu berubah masam.
Kurang ajar, pikirnya dongkol. Perempuan ini sungguh tidak menghargainya sama sekali! Dia yang menjadi rebutan semua gadia di daerah pantai timur, kini dianggap seperti seorang pelayan saja, bahkan seperti sampah!
"Hemmm, memang benar. Aku Cu See Han, putera Tung-hai Kiam-ong Cu Sek Lam, pemilik rumah ini! Dan engkau ini siapakah, Nona?"
"Namaku Ang Siang Bwee, puteri Nam-san Tok-ong Ang Leng Ki yang menjadi utusan ayah berkunjung kepada Tung Kiam untuk menguji kepandaiannya"
Jawaban itu dikeluarkan dengan sikap yang tidak kalah tinggi hati, dan sekali ini benar-benar Cu See Han terbelalak! Tentu saja dia sudah mendengar akan nama Nam-san Tok-ong, datuk sesat yang setingkat dengan kedudukan ayahnya! Pelayannya tadi tidak memberi tahu sehingga dia terkejut karena tidak menyangka sama sekali.
Gadis ini demikian cantik manis, dan sebagai puteri Nam-san Tok-ong tentu memiliki ilmu kepandaian yang tinggi pula! Jelas bukan seorang gadis biasa seperti yang selama ini dia dapatkan berganti-ganti setiap hari sehingga membosankan. Tiba-tiba saja timbul gairahnya, sedemikian hebatnya sehingga seketika dia pun jatuh cinta kepada gadis itu. Inilah gadis yang selama ini diidam-idamkannya, pikirnya. Cantik, jelita, manis, nampaknya cerdik dan tentu gagah perkasa, puteri seorang yang setingkat kedudukannya dengan ayahnya! Pantas menjadi isterinya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dia pun melempar kebiasaannya merayu seperti kalau berhadapan dengan wanita biasa dan dia pun cepat bangkit berdiri, lalu bersoja dengan tubuh membungkuk dan sikapnya sopan sekali.
"Ah, harap engkau sudi memaafkan aku, Nona. Kiranya Ang-siocia yang menjadi tamu ayah! Selamat bertemu, Nona dan terimalah hormatku sebagai seorang tamu yang kami hormati!"
Menghadapi sikap seorang "terpelajar" seperti ini, tentu saja Siang Bwee terpaksa juga membalas penghormatan itu, dan biarpun kini suaranya halus, namun tetap saja ia tidak meninggalkan kepolosannya. "Aih, sudahlah, Cu-kongcu, tidak perlu engkau mengambil sikap yang terlalu sungkan.
Aku menjadi tamu di sini hanya karena harus menanti sampai ayahmu selesai mengajarkan ilmu kepada Kwee San Hong."
Mendengar ini, tentu saja See Han menjadi penasaran sekali. Ayahnya mengajarkan ilmu kepada seorang lain"
Dia yang tadinya sudah sama-sama duduk kembali dengan Siang Bwee, walaupun keduanya menempati kedua ujung bangku sehingga agak berjauhan dalam batas yang sopan, kini bangkit kembali dan kedua tangannya terkepal.
Bagaimana mungkin ayahnya mengajarkan ilmu kepada orang lain"
"Siapakah itu Kwee San Hong?" tanyanya dan karena marah dan penasaran, dia pun lupa akan sikap sopan santun. Melihat betapa pemuda ini seperti orang penasaran dan marah, Siang Bwee mendapat kesempatan untuk memanaskan hatinya, juga sekaligus untuk menyatakan perasaan hatinya bahwa ia tidak mau dijodohkan begitu saja dengan pemuda ini. Biarpun harus ia akui bahwa pemuda ini tidak kalah tampan dibandingkan San Hong bahkan lebih pandai mengambil hati, dan dalam hal ilmu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kepandaian juga belum tentu pemuda ini kalah, akan tetapi ia sudah terlanjur panas dan tidak suka kalau perjodohan kepadanya dipaksakan seperti itu!
"Hemmm, Kwee San Hong itu adalah..... calon suamiku!" katanya sambil tersenyum manis sekali, matanya ngerling dari samping, amat tajam dan indahnya. Ia melihat dengan jelas betapa sepasang mata pemuda itu terbelalak dan kini pandang matanya mengandung kekecewaan dan penasaran yang lebih besar. Akan tetapi sebelum dia sempat bicara tiba-tiba terdengar suara nyaring.
"See Han, engkau baru pulang" Bagus kulihat engkau sudah berkenalan dengan tunanganmu!" Dan muncullah Tung-hai Kiam-ong Cu Sek Lam bersama Kwee San Hong.
Tentu saja See Han menjadi terheran heran mendengar ucapan ayahnya itu. Dia memandang ayahnya, kemudian memandang kepada pemuda sederhana yang .muncul bersama ayahnya. Hatinya merasa semakin penasaran.
"Ayah, apa maksudmu dengan tunangan itu" Dan mengapa pula Ayah mengajarkan ilmu silat kepada orang ini?" Dia menuding ke arah San Hong dengan pandang mata tidak senang, apalagi ketika dia teringat bahwa pemuda yang bernama San Hong ini diakui sebagai calon suami oleh gadis cantik itu, gadis yang menurut ayahnya adalah tunangannya!
Tung Kiam tertawa. "Ha-ha-ha, tentu engkau heran kalau tidak diberi penjelasan, Nona ini adalah puteri Nam Tok bernama Ang Siang Bwee. Ia datang ke sini diutus ayahnya untuk menguji ilmu pengobatan dengan membawa korban pukulan beracun ayahnya, yaitu Kwee San Hong ini yang menjadi musuh besar Nam Tok. Aku menyanggupi akan tetapi Siang Bwee lebih dulu harus memenuhi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
syaratku, yaitu ia harus mau menjadi calon mantuku, atau calon isterimu!"
See Han mengerutkan alisnya. Kalau gadis ini sudah menyatakan mau menjadi calon isterinya, kenapa tadi mengakui bahwa pemuda itulah calon suaminya"
"Akan tetapi mengapa Ayah mengajarkan ilmu silat kepadanya?" Kembali pandang matanya menatap wajah San Hong dengan tidak senang.
"Hemm, itu pun perlu kauketahui. Setelah aku berhasil menyembuhkan San Hong ini, baru kuketahui bahwa San Hong menaruh dendam kepada Nam Tok dan dia akan kembali lagi ke sana untuk menantang Nam Tok berkelahi mati-matian. Maka aku pun melihat kesempatan untuk membalas keangkuhan Nam Tok dengan mengajarkan beberapa pukulan simpanan kepada Kwee San Hong agar dia dapat menandingi Nam Tok."
Kini Siang Bwee melangkah maju "Lo-cian-pwe, sekarang sudah tiba saatnya yang kaujanjikan. Bukankah Hong ko ini sudah selesai menerima latihan darimu?"
"Sudah, dia memang berbakat dan cerdik sekali."
"Kalau begitu, sudah tiba waktunya bagi kami untuk berpamit. Sekarang juga aku hendak mengajaknya kembali menghadap ayahku. Mari, Hong-ko, kita pergi sekarang juga."
"Ayah, yakin benarkah Ayah bahwa ia mau menjadi calon isteriku" Jangan-jangan ia hanya menipu kita saja!"
tiba-tiba See Han berseru.
Pada saat itu, Siang Bwee dan San Hong sudah melangkah hendak meninggalkan taman itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tunggu dulu, Siang Bwee!" Tung Kiam berseru dan kedua orang muda itu terpaksa berhenti.
"Ada apa lagi, Lo-cian-pwe?"
"Anakku masih belum yakin bahwa engkau benar mau menjadi isterinya kelak! Hayo kau ulangi pernyataanmu itu, atau aku terpaksa akan menahan kalian!"
Biarpun hatinya mendongkol bukan main, namun Siang Bwee yang cerdik itu maklum bahwa mempergunakan kekerasan melawan datuk besar ini, amatlah berbahaya.
Apalagi di situ terdapat pula puteranya yang tentu juga amat lihai. Maka ia pun cemberut.
"Ih, apakah kaukira aku ini seorang yang suka menipu dan berbohong" Sekali, berjanji, tentu kupegang teguh. Locian-pwe, engkau sudah mendengar janjiku bahwa aku mau menjadi calon mantumu. Akan tetapi, pernikahan seorang gadis ditentukan oleh keputusan ayahnya, maka andaikata ayahku kelak menolak, tentu saja aku tidak mungkin memaksanya! Dan tentu saja aku pun tidak mungkin menentang kehendak ayah, maka biarpun aku mau, jadi atau tidaknya pernikahan itu tentu tergantung dari keputusan ayahku!"
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Jilid XIII "Bagus. urusan ayahmu serahkan ke-padaku. Asal engkau sudah sanggup. Sekarang, untuk menyatakan kebenaran ucapanmu bahwa engkau mau menjadi calon isteriya, engkau harus buktikan?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Engkau harus membiarkan dirimu dicium oleh puteraku dan menyebutnya koko (kanda) untuk membuktikan bahwa pengakuan dan janjimu setulus hatimu."
Wajah gadis itu berubah merah sekali. Kalau menuruti hatinya yang panas dan dongkol, mau rasanya ia berteriak memaki ayah dan anak itu. Akan tetapi kecerdikannya membuat dia dapat menduga bahwa datuk itu sedang mengujinya dan bahwa ia dan San Hong berada dalam bahaya. Maka, ia pun melangkah maju ke depan See Han dan berkata dengan suara lembut.
"Koko Cu See Han, aku minta diri." Dan ia memejamkan kedua matanya, siap menanti datangnya ciuman.
See Han gembira bukan main. Dia adalah seorang yang sudah biasa melakukan kecabulan, maka mencium seorang gadis di depan ayahnya atau di depan siapa saja, bukan merupakan pantangan baginya. Maka, diapun berkata lembut, "Baiklah, moi-moi Ang Siang Bwee, dan terimalah ciumanku, selamat jalan" Dia lalu merangkul dan mencium kedua pipi gadis itu sampai mengeluarkan suara ngak ngok.
Setelah dilepaskan, Siang Bwee mundur, memegang tangan Sun Hong dan menariknya pergi dari situ. Suara ketawa Tung Kiam melihat ulah puteranya tadi mengantar mereka keluar dari halaman gedung itu setelah mereka keluar dari taman. Mereka lalu berlari cepat, atau lebih tepat, Siang Bwe menarik tangan San Hong dan mengajaknya berlari cepat tanpa bicara.
Diam-diam San Hong merasa heran sekali karena gadis itu mengajaknya berlari cepat dan tak pernah berhenti, juga bukan menuju ke selatan, melainkan ke utara! Akan tetapi hatinya sendiri sedang mengkal bukan main, maka dia pun diam saja hanya mengikuti gadis itu berlari cepat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sementara itu, setelah dua orang muda itu pergi, Cu See Han mencela ayahnya. "Ayah kenapa Ayah membiarkan ia pergi" Kalau memang Ayah setuju bahwa gadis itu menjadi isteriku, aku pun setuju sekali dan mengapa kita tidak menahannya saja di sini dan langsung menjadi isteriku?"
"Ha-ha-ha, mengapa tergesa-gesa, See Han" Kalau engkau begitu membutuhkan wanita, engkau boleh mencari di sini juga banyak. Siang Bwee tidak boleh kau perlakukan seperti wanita lain. Bagaimanapun juga, ia adalah puteri Num Tok. Jangan khawatir, ia pasti akan menjadi isterimu.
Bukankah ia sudah menyatakan mau, bahkan tadi membiarkan dirinya kaucium" Ha ha ha!"
"Tapi aku masih belum percaya padanya, Ayah. Ia cerdik sekali dan agaknya kita berdua telah menjadi korban penipuannya!"
Tung Kiam mengerutkan alisnya. "Apa kaubilang" Apa maksudmu?"
"Ayah, ketika tadi kami bicara di sini, ia mengaku bahwa pemuda yang bernama Kwee San Hong itu adalah calon suaminya!"
"Ehhh" Benarkah itu?"
"Ia yang memberitahu begitu, Ayah."
Kini Tung Kiam mengerutkan alisnya dan berpikir keras.
"Wah, memang ada dua kemungkinan. Pertama, ia memang utusan ayahnya dan agaknya ia jatuh cinta kepada pemuda yang memusuhi ayahnya sendiri itu. Akan tetapi, ada pula kemungkinan lain! Mungkin ia hanya bermain sandiwara dalam usahanya mencari penyembuhan untuk pemuda yang dicintanya. Bagaimanapun juga, aku kelak dapat menemui Nam Tok untuk minta penjelasan, sekalian meminangnya dengan resmi."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
'Tapi, pemuda itu harus kubunuh, Ayah. Dia menjadi penghalang. Sekarang juga aku akan mengejarnya!"
Tung Kium memegang lengan puteranya. "Jangan, See Han. Pertama, ilmu kepandaiannya cukup tinggi. Dia murid dari kelima Thian-san Ngo sian, dan dia sudah kuberi beberapa jurus ilmu simpanan yang ampuh untuk menghadapi Nam Tok."
"Apakah Ayah masih percaya dia benar-benar musuh Nam Tok?"
"Tentu saja! Kalau bukan, tentu dia tidak dipukul sehebat itu, pukulan yang membahayakan nyawanya, dan pemuda itu kulihat jujur bukan main, tentu tidak mungkin dapat berbohong. Jadi, jangan kejar, biarkan saja dia berkelahi sendiri melawan Nam Tok. Kalau perlu, kelak masih banyak waktu untuk mencarinya. Sekarang yang penting, engkau harus memperdalam ilmu-ilmumu, jangan berkeliaran mencari perempuan saja!"
Akan tetapi diam-diam See Han merasa penasaran sekali. Bagaimanapun juga, dia memang merasa perlu untuk memperdalam ilmunya dan agaknya kini ayahnya akan menurunkan ilmu-ilmu simpanannya dan dia harus tekun berlatih diri.
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
"Bwee-moi, berhenti dulu...... " San Hong berseru.
Mereka telah berlari hampir setengah malam penuh. Kini sinar matahari pagi sudah mulai membayang di ufuk timur.
Mereka terus berlari tanpa berkata sepatah pun dan kini San Hong merasa perlu untuk menghentikan gadis itu.
Siang Bwee berhenti dan mereka tiba di luar sebuah hutan. Mereka berdiri saling pandang di keremangan subuh
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dan keduanya menggunakan saputangan untuk mengusap keringat.
"Bwee-moi, kenapa kita berlari-lari seperti dikejar setan?"
San Hong mengeluarkan isi hatinya, perasaan penasaran yang pertama.
"Hong-ko, kalau hanya setan yang mengejar, aku tidak akan mengajakmu berlari-lari seperti itu! Akan tetapi yang mengejar jauh lebih ganas dan kejam daripada setan, yaitu Tung Kiam dan puteranya."
"Apakah mereka mengejar kita" Kenapa?"
"Belum tentu, akan tetapi besar kemungkinannya. Dan kalau benar dugaanku mereka mengejar kita, maka kalau sampai kita tersusul, kita tentu akan ditawan atau dibunuh!"
'Tapi mengapa?"
"Karena tentu Tung Kiam telah mengetahui atau dapat menduga bahwa semua itu adalah siasatku belaka, permainan sandiwara dengan tujuan agar dia mau menyembuhkanmu."
"Tidak mungkin! Bukankah dia sudah percaya kepadamu dan telah mengobatiku sampai sembuh?"
"Aih, Hong-ko. Engkau adalah seorang yang jujur dan belum banyak pengalaman. Engkau tidak tahu betapa berbahaya dan jahatnya orang-orang kang-ouw dan betapa cerdiknya seorang datuk besar seperti Tung Kiam. Dia tentu sudah tahu akan tipu muslihatku, karena aku telah salah bicara. Sedikit saja salah bicara, dia tentu akan dapat membongkar semua rahasiaku."
"Salah bicara bagaimana, Bwee-moi" Aku tidak mengerti,"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Di taman itu, ketika engkau dan Tung Kiam belum muncul, Cu See Han menemuiku dan mengajak aku bercakap cakap. Dalam percakapan itulah aku telah kesalahan bicara, aku mengatakan kepadanya bahwa engkau adalah calon suamiku....."
"Ahhh!" San Hong mengerutkan alisnya dan dia menjatuhkan dirinya di atas rumput untuk menenangkan hatinya. Siang Bwee juga ikut duduk di atas rumput.
Mereka kelelahan, tidak peduli bahwa rumput itu basah oleh embun sehingga membasahi celana mereka.
"Bwee-rnoi, dua kali engkau membohongi orang dengan mengatakan bahwa aku adalah calon suamimu. Yang pertama kali, engkau membohongi ayahmu sendiri....."
"Aku membohonginya agar dia tidak membunuhmu, Hong-ko."
San Hong menghela napas panjang. Justeru alasan itulah yang selalu menyakitkan hati bila dikenang. Pengakuan calon suami. itu hanya bohong belaka, hanya untuk menyelamatkan dirinya.
"Dan kali ini" Untuk apa kebohongan itu kaukatakan kepada putea Tung Kiam" "
"Karena..... karena aku mendongkol sekali kepadanya, karena aku terpaksa harus menyetujui dijodohkan dengan dia! Biar dia tahu bahwa aku tidak suka kepadanya, maka aku katakan bahwa engkau adalah calon suamiku."
"Lalu, kenapa dengan pengakuan itu maka Tung Kiam akan mengetahui bahwa engkau telah bersiasat.....?"
"Aih, kenapa engkau begini bodoh, Hong-ko" "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Memang aku bodoh, dan aku ingin penjelasanmu."
jawab San Hong, kini tidak merasa sakit hatinya lagi kalau dibodohkan gadis itu. Dia sudah mulai menjadi terbiasa.
"Setelah kita pergi, tentu anak manja itu akan memberitahukan ayahnya tentang pengakuanku dan tentu Tung Kiam yang amat eerdik itu akan dapat menduga bahwa semua yang kulakukan itu hanya siasat belaka untuk menipunya, agar dia mau mengobatimu, mempergunakan kelemahan hatinya yang penuh kesombongan itu. Dan tentu mereka akan melakukan pengejaran, maka aku memaksamu untuk berlari cepat tanpa henti-henti."
San Hong mengangguk-angguk. Diam-diam dia kagum.
Memang gadis ini luar biasa cerdiknya. Cerdik, berani, tabah, cantik jelita, manis dan juga pandai sekali ilmu silatnya. Gadis yang aduhai, tiada bandingnya di dunia ini!
Pertanyaan-pertanyaan yang tadi mengaduk hatinya, sudah banyak yang sudah terjawab, di antaranya mengapa mereka lari seperti dikejar setan. Akan tetapi masih ada beberapa pertanyaan lagi menggodanya. "Tapi mengapa kita lari dengan meninggalkan semua barang kita"
Bungkusan pakaian dan lain-lainnya" Sebaiknya kalau tadi kita ambil dulu barang-barang kita."
"Dan untuk pakaian itu kita tertawan oleh mereka" Aih, apa artinya pakaian itu dibanding keselamatan kita, Hong-ko?"
'Tapi...., tapi tanpa bekal pakaian, kita tidak dapat berganti pakaian....."
Gadis itu tertawa, suara ketawanya renyah dan ia kini nampak sudah biasa kembali, tidak dicekam kekhawatiran.
"Aih, Kong-ko. Engkau ini ribut soal pakaian saja. Tentu tidak mungkin kita tidak pernah berganti pakaian. Itu tidak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sehat dan kotor menjijikkan. Namun, betapa mudahnya membeli pakaian baru..."
"Harus memakai uang....."
"Jangan khawatir, perhiasanku selalu berada di saku bajuku. Baru sebuah gelangku ini saja, cukup untuk ditukar dengan sepuluh stel pakaian untukmu dan untukku, Hong-ko!"
"Tapi kita butuh untuk makan dan lain-lain. Ah, kalau saja aku dapat membawa kantung emasku itu....."
"Inikah?" bagaikan bermain sulap saja gadis itu sudah mengeluarkan buntalan kain berisi emas milik San Hong..
Pemuda itu terbelalak dan menerima buntalan itu.
"Tapi, bagaimana engkau..... "
''Memang sudah kupersiapkan pelarian ini, Hong-ko.
Maka ketika aku menantimu di taman, buntalan emas itu sudah kubawa."
'Terima kasih engkau memang cerdik bukan main, Bwee-moi. Tadinya kukira emas ini tertinggal di sana."
"Tapi aku masih memiliki perhiasan... "
"Ah, aku seorang laki-laki, Bwee moi. Tentu aku malu sekali kalau harus menerima pakaian hasil penjualan perhiasanmu. Andaikata engkau tidak membawa emasku ini, aku tentu akan mencari pekerjaan untuk dapat memperoleh uang pembeli pakaian dan makanan kita.
Sudahlah, kini kita dapat melakukan perjalanan dengan tenang. Akan tetapi, Bwee-moi, bukankah seharusnya kita menuju ke selatan" Kenapa engkau mengajak aku melarikan diri ke utara?".
"Tentu saja, Hong-ko. Kalau kita melarikan diri ke selatan, tentu sekarang ini kita sudah dapat dikejar oleh
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mereka Tung Kiam dan puteranya tentu melakukan pengejaran ke selatan, mengira kita kembali ke sana.
Karena itu, aku mengambil jalan memutar, menuju ke utara, kemudian membelok ke barat, baru ke selatan."
San Hong merasa bingung, akan tetapi dia hanya mengangguk dan tidak membantah. Bicara dengan gadis ini dia memang merasa ketinggalan dalam segala hal. Dia tidak tahu bahwa memang di samping alasan yang dikemukakan Siang Bwee, gadis ini mempunyai niat lain. Ia ingin memperpanjang perjalanannya berdua dengan San Hong, untuk mengena1, pemuda itu lebih baik, dan untuk memberi kesempatan kepada San Hong agar kesehatannya pulih sama sekali dan agar pemuda itu mematangkan ilmu silatnya sehingga kelak akan benar dapat bertahan kalau diuji ayahnya selama dua ratus jurus! Memang benar pemuda itu telah menerima gemblengan dari Tung Kiam, akan tetapi apa artinya gemblengan yang hanya seminggu itu" Pemuda ini harus menerima gemblengan lain yang lebih hebat, agar dia benar-benar menjadi seorang yang akan keluar sebagai pemenang di depan ayahnya, agar ayahnya menganggap bahwa pemuda ini benar-benar pantas menjadi calon suaminya! Tanpa setahu San Hong, diam-diam Siang Bwee telah jatuh cinta setengah mati kepada pemuda tinggi besar dan serba canggung ini!
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Perkumpulan Hek-eng-pang (Perkumpulan Garuda Hitam) di kota Wang-cun terkenal sebagai perkumpulan orang orang yang pandai silat. Kota Wang-cun terletak di sebelah selatan Tembok Besar dan merupakan kota perbatasan yang banyak dilewati para pedagang yang suka membawa dagangan untuk dijual kepada para suku bangsa di luar Tembok Besar. Karena itu, kota ini cukup ramai dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
setiap hari tentu ada saja rombongan pedagang lewat dan bermalam di situ.
Para anggauta Hek-eng-pang semua memiliki ilmu silat yang bagi para penghuni kota itu sudah amat mengagumkan. Dan para anggauta Hek-eng-pang juga bersikap gagah, selalu menentang kerusuhan, bahkan oleh pejabat setempat perkumpulan ini diandalkan untuk ikut menjaga ketenteraman, membantu pasukan keamanan yang ada. Oleh karena itu, maka kedudukan perkumpulan itu kuat dan namanya pun amat baik, disegani oleh semua penduduk.
Hek-eng-pang kini diketuai oleh Tang Cin Siok yang menggantikan mendiang ayahnya. Tang Cin Siok atau biasa disebut Tang Pangcu ini berusia "empat puluh" lima tahun dan isterinya telah meninggal dunia. meninggalkan seorang puteri bernama Tang Li Hwa yang kini sudah berusia delapan belas tahun, seorang gadis yang berkulit putih mulus dan berwajah manis. Tang Pangcu menikah lagi dengan seorang wanita bernama Teng Kwi Nio yang kini berusia .kurang lebih tiga puluh tahun, seorang wanita yang cukup cantik.
Karena kedudukan Hek eng-pang yang baik dan berpengaruh, menerima banyak sumbangan dari para saudagar yang merasa terlindungi keselamatan dan keamanan mereka, maka kehidupan. keluarga Tang ini cukup berlebihan, bahkan para anggauta Hek-eng-pang juga kebagian rejeki dan mereka hidup berkecukupan. Anggauta Hek-eng-pang berjumlah kurang lebih lima puluh orang, diantaranya terdapat lima orang murid wanita yang usianya antara dua puluh sampai tiga puluh tahun. Lima orang murid wanita ini tinggal di rumah ketua mereka, bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan juga penjaga keselamatan dalam rumah keluarga Tang. Bahkan Teng
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwi Nio yang kini menjadi nyonya Tang Cin Siok, tadinya juga seorang anggauta atau murid wanita Hek-eng-pang.
Adapun para murid lain, yang belum berkeluarga tinggal di asrama Hek-eng-pang, sebuah bangunan yang bersambung dengan rumah keluarga Tang, sedangkan mereka yang sudah berkeluarga tinggal di luar asrama.
Pada suatu hari, ketika matahari mulai menggunakan sinarnya mengusir kegelapan dan hawa dingin, disambut oleh semua mahluk termasuk manusia dengan perasaan gembira, dari pintu gerbang selatan masuklah seorang pemuda berusia dua puluh tahun lebih ke dalam kota Wang-cun. Dia memasuki pintu gerbang sambil menuntun kudanya, seekor kuda yang baik dengan tubuh yang tinggi besar dan ramping, berbulu hitam Akan tetapi kuda itu tidak ditunggang karena kaki depan sebelah kanan agak pincang. Kuda ini terjatuh ketika tiba di luar kota, saking lelahnya, dan kaki depan itu terluka sehingga pincang.
Maka terpaksa pemiliknya tidak menungganginya dan menuntunnya memasuki kota, dengan niat untuk mengobati kuda itu atau menjualnya.
Kemunculan pemuda dengan kuda pincang ini tidak menarik perhatian karena kota itu seringkali didatangi bermacam orang dari segala golongan. Pemuda itu berpakaian ringkas, berwajah tampan gagah dengan sepasang mata yang tajam. Ketika melihat sebuah rumah penginapan, dia pun menuntun kudanya memasuki pekarangan rumah penginapan itu. Seorang pelayan segera menyambutnya dan kepada pelayan, pemuda itu minta agar kudanya dirawat, dibawa ke dalam kandang dan diberi makan secukupnya. Dia sendiri minta sebuah kamar dan langsung minta disediakan air untuk mandi.
Tak larna kemudian, pemuda itu sudah keluar lagi dari rumah penginapan, berjalan kaki, dengan wajah segar dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pakaian bersih. Di rumah penginapan tadi dia sudah bertanya-tanya di mana letaknya asrama dari perkumpulan Hek-eng-pang. Keterangan tentang perkumpulan itu dapat diperoleh dengan mudah karena semua orang di kota itu tahu belaka di mana adanya Hek-eng-pang.
Pemuda tampan itu bukan lain adalan Yeliu Tiong Sin, atau sesudah dia melarikan diri dari ayah angkat dan juga gurunya, Yeliu Cutay, dia mengenakan nama keturunan asalnya, yaitu Bu. Selanjutnya dia pun bernama lengkap Bu Tiong Sin. Seperti kita ketahui, Bu Tiong Sin minggat dari rumah gurunya; dan membawa serta Pedang Asmara, di samping beberapa potong emas berharga yang
diperlukannya sebagai bekal dalam perjalanan merantau.
Ayah angkat dan juga gurunya melakukan pengejaran, akan tetapi, ketika tersusul. Bu liong Sin melawan dengan Pedang Asmara di tangan, dia berhasil membuat gurunya sendiri kewalahan.
Kini Bu Tiong Sin tiba di kota Wang cun dengan-maksud mencari perkumpulan Hek eng-pang. Dia mempunyai perhitungan dengan perkumpulan itu, karena dia mendengar dari gurunya bahwa mendiang ayahnya yang bernama Bu Siang Hok tewas di tangan orang-orang Hek-eng pang. Dia mendendam kepada Hek-eng-pang, walaupun mendiang ibu kandungnya sendiri adalah puteri ketua Hek-eng-pang.
Berita yang dia dapat bahwa kini Hek-eng-pang dipimpin oleh ketuanya yang. bernama Tang Cin Siok membuat dia agak bingung. Bukankah menurut penuturan gurunya, ketuanya, ayah dari Ibunya atau kakeknya sendiri itu kini sudah berusia tujuh puluh lima tahun lebih" Dan menurut keterangan yang diperolehnya ketua ini usianya baru empat puluh lima tahun. Namun Tiong Sin adalah seorang pemuda yang cerdik. Dia menduga-duga. Kalau ibunya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
masih hidup, tentu usia ibunya sudah empat puluh tahun.
Dan ibunya she Tang, sama dengan she Tang Cin Siok, ketua Hek-eng pang yang sekarang. Mudah diduga bahwa tentu ada hubungan keluarga antara ibunya dan ketua itu.
Agaknya, ketua yang sekarang adalah kakak dari ibunya.
Dia harus menyelidiki dengan teliti sebelum turun tangan membalas mereka yang dulu membunuh ayahnya. Hek-eng-pang tidak menyetujui perjodohan antara ibunya dan ayannya, dan menurut gurunya, ayah kandungnya tentu tewas oleh orang-orang Hek-eng-pang yang melakukan pengejaran, sedangkan ibunya meninggal dunia ketika melahirkan dia. Dia akan menyelundup ke Hek-eng-pang dan mencari keterangan sejelasnya, siapakah di antara mereka yang dulu ikut mengeroyok dan membunuh ayahnya. Satelah itu, baru dia akan turun tangan melakukan balas dendamnya!
Demikianlah, dengan sikap gagah namun sopan, dia memasuki pintu gerbang perkumpulan Hek-eng-pang yang garang itu. Segera dua orang murid Hek-eng-pang yang bertugas, jaga, menghadangnya.
Dua orang murid itu memandang tajam penuh selidik dan seorang di antara mereka bertanya dengan tegas, matanya menatap wajah tampan itu.
"Saudara siapakah dan ada keperluan apa datang ke tempat kami?"
Dengan sikap sopan Tiong Sin memberi hormat dan menjawab, "Namaku Tiong Sin, Yeliu Tiong Sin, dan kedatanganku ini hendak menghadap pangcu dari Hek-eng-pang untuk urusan pribadi. Harap ji-wi suka berbaik hati menyampaikan berita kedatanganku agar pangcu suka menerimaku."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dua orang murid Hek-eng-pang itu senang melihat sikap yang sopan dari pemuda itu, maka mereka pun mengangguk. "Baiklah, saudara Yeliu. Silakan duduk dan menunggu di sini sebentar, akan kulaporkan kepada pangcu." kata seorang di antara mereka dengan sikap ramah. Tiong Sin menghaturkan terima kasih dan duduk menunggu di atas bangku, ditemani anggauta penjaga yang seorang lagi.
Tiong Sin melemparkan pandangan ke empat penjuru.
Pekarangan itu lebar, bangunan itu besar dan megah dan di kanan kirinya masih terdapat tanah pekarangan yang luas.
Lalu pandang matanya terpancang pada papan nama perkumpulan itu. Huruf-huruf besar berbunyi HEK ENG
PANG dengan gagahnya tertulis di papan tulis berdasar warna kuning.
''Aku telah mendengar bahwa Hek-eng-pang kini telah menjadi sebuah perkumpulan yang maju sekali," kata Tiong Sin sambil lalu kepada murid penjaga itu, tentu sekarang para murid yang menjadi anggauta Hek-eng-pang amat banyak. Apakah ada seratus orang, Toako?"
Melihat sikap yang sopan dan ramah dari tamu muda itu, murid Hek-eng-pang itu menjawab dengan sejujurnya.
"Ah, tidak begitu banyak, hanya kurang lebih lima puluh orang saja. Akan tetapi, kami semua adalah murid yang sudah belajar sedikitnya sepuluh tahun, jadi..... ya boleh diandalkan begitulah!" kata murid Hek-eng-pang itu tanpa bermaksud menyombongkan diri.
Tiong Sin mengangguk-angguk. "Aku sudah lama mendengar akan kehebatan. ilmu dari para anggauta Hek eng-pang. Tentu pangcunya lebih lihai lagi, dan entah siapa di antara para murid Hek-eng-pang yang paling lihai."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Karena cara Tiong Sin bicara-bukan seperti orang melakukan penyelidikan, maka mudah saja anggauta itu dipancing. "Ah, kalau tingkat kepandaian para murid hanya terbagi dua, yaitu tingkat pertama dan ke dua. Akan tetapi, di antara para murid, kiranya tidak ada yang akan mampu menandingi tingkat kepandaian nona Tang yang telah mewarisi semua kepandaian pangcu kami."
"Nona Tang?" Tiong Sin bertanya, akan tetapi sikapnya juga sambil lalu, tidak terlalu serius.
"Ah, benar, engkau agaknya seorang pendatang baru di sini maka belum tahu tentang nona kami!" Dalam suaranya terkandung kebanggaan. "Nona kami merupakan puteri dan anak tunggal dari pangcu kami, namanya nona Tang Li Hwa. Ia bukan saja ahli silat yang terpandai di antara kami, bahkan sukar mencari bandingnya di kota Wang-cun ini, baik mengenai kelihaiannya maupun kecantikannya!"'
Mendengar ini, tentu saja hati. Tiong Sin tergerak sekali dan dia merasa amat tertarik. Dia hendak menyelidiki siapa saja di antara para anggauta Hek-eng-pang yang dulu ikut mengeroyok dan membunuh ayah kandungnya, dan sudah pasti bahwa gadis yang bernama Tang Li Hwa itu tidak ikut mengeroyok ayahnya! Mendengar puji-pujian yang demikian muluk mengenai diri Tang Li Hwa, timbul keinginan hatinya untuk melihat sendiri bagaimana keadaan gadis itu.
Pada saat itu, penjaga yang melapor ke dalam nampak datang .sambil tersenyum dan mempersilakan Tiong Sin mengikutinya masuk ke dalam karena Tang Pangcu berkenan menerimanya di ruangan tamu yang berada di samping rumah. Setelah tiba di depan pintu ruangan tamu, murid Hek-eng-pang itu berseru dengan suara lantang,
"Saudara Yeliu Tiong Sin datang menghadap Pangcu!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dari dalam kamar itu terdengar suara yang tenang dan berwibawa, "Silakan masuk!"
Penjaga itu memberi isyarat kepada Tiong Sin untuk masuk, sedangkan dia sendiri lalu kembali ke depan karena tugasnya telah selesai. Tiong Sin memasuki ruangan itu dan ternyata ruangan itu cukup luas, dengan kursi-kursi yang diatur dengan santai. Seorang laki-laki berusia empat puluh lima tahun bangkit dari duduknya ketika melihat dia melangkah masuk. Pria itu berpakaian sederhana, namun sikapnya gagah dan pandang matanya tajam, wajahnya berwibawa. Mudah bagi Tiong Sin untuk menduganya bahwa tentu pria ini yang menjadi ketua Hek-eng-pang dan diam-diam ada perasaan bangga di hatinya bahwa pria gagah ini masih saudara dari mendiang ibu kandungnya.
Akan tetapi, perasaan bangga ini segera lenyap ketika dia teringat betapa keluarga Tang telah bersikap kejam, menentang perjodohan ibunya dengan ayahnya sehingga mengakibatkan ayah ibunya tewas. Kalau ibunya tidak terpaksa melarikan diri dalam keadaan mengandung tua, belum tentu ibunya meninggal dunia, adapun ayahnya, jelas dibunuh oleh orang-orang Hek-eng-pang.
Tiong Sin cepat memberi hormat, merangkap kedua tangan di dada sambil membungkuk. Tuan rumah juga membalas pengnormatan itu.
"Tang Pangcu, harap maafkan aku kalau kedatanganku ini mengganggu." kata Tiong Sin, hormat namun tidak merendahkan diri.
Pria itu memang Tang Cin Siok, ketua dari Hek-eng-pang, kakak dari mendiang Tang Siok Hwa ibu kandung Tiong Sin. Setelah memandang tajam kepada tamu muda itu dan diam-diam merasa kagum, Tang Cin Siok lalu menggerakkan tangan mempersilakan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Duduklah, orang muda, dan jangan sungkan-sungkan."
'Terima kasih, Pangcu."
Setelah keduanya duduk berhadapan, terhalang meja, ketua Hek-eng-pang itu lalu berkata sambil menatap wajah tamunya. "Nah, Saudara Yeliu, katakan apa yang dapat kami lakukan untuk membantumu" Ada persoalan apakah?"
Dari sikap dan ucapan ketua ini saja hati Tiong Sin sudah merasa senang. Dia sama sekali tidak pernah mengetahui bahwa sikap yang amat ramah dan baik dari tuan rumah itu sebagian besar karena pengaruh pedang pusaka yang berada di balik jubahnya. Pedang Asmara itu di mana memancarkan pengaruhnya yang aneh, membuat kaum pria merasa senang berhadapan dengan Tiong Sin, dan kaum wanita seketika jatuh cinta.
"Sekali lagi maaf, Pangcu. Kedatanganku ini untuk menghaturkan terima kasih kepada Hek-eng-pang yang telah membunuh musuh besarku pada sekitar dua puluh tahun yang lalu. Karena baru sekarang aku mengetahui, maka aku merasa berterima kasih sekali dan aku ingin sekali berjumpa dengan mereka yang telah membunuh musuh besarku itu untuk dapat menghaturkan terima kasih secara. langsung kepada mereka, dan memberi sekedar tanda mata untuk menyatakan terima kasihku itu."
Tang Pangcu memandang heran. "Dua puluh tahun yang lalu" Apa yang kaumaksudkan ini, orang muda"
Ceritakanlah yang jelas karena sungguh aku tidak mengerti peristiwa mana yang kaumaksudkan."
Tiong Sin menarik napas panjang. Dia harus bersikap sabar dan tenang, karena tanpa mempergunakan akal, rasanya tidak akan mudah baginya untuk dapat mengetahui
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
siapa saja yang dulu mengeroyok dan membunuh ayah kandungnya.
"Begini ceritanya, Pangcu. Mendiang ayahku, pada dua puluh tahun lebih yang lalu, tewas di tangan seorang musuh besar. Karena ketika itu aku masih kecil, maka ibu membawaku melarikan diri. Setelah dewasa, aku pergi hendak mencari musuh besar itu, untuk membalas dendam kematian ayahku. Akan tetapi, aku mendengar bahwa musuh besar itu telah tewas di tangan para pendekar Hek-eng-pang. Oleh karena itu, selain untuk minta keterangan apakah hal itu benar terjadi, aku pun datang hendak menghaturkan. terima kasihku kepada mereka yang telah berjasa membunuh musuh besarku itu."
Tang Cin Siok mengerutkan alisnya semakin dalam, mengingat-ingat. "Du puluh tahun yang lalu adalah waktu yang sudah lama. Ketika itu aku belum menjadi ketua Hek-eng-pang, dan ketuanya masih mendiang ayahku.
Katakanlah siapa nama musuh besarmu itu, orang muda?"
Sambil mengamati wajah tuan rumah dengan sinar matanya yang mencorong Tiong Sin menjawab, "Namanya adalai Bu Siang Hok!"
"Ah, dia.... ?"" Jelas nampak betapa tuan rumah terkejut bukan main mendengar nama yang agaknya tidak disangka-sangkanya itu.
"Karena musuh besarku itu dibunuh oleh para pendekar Hek-eng-pang, sudah tentu Pangcu mengenalnya, bukan?"
Tang Cin Siok termenung, seolah olah tidak mendengar pertanyaan pemuda itu. Karena tidak menyangka sama sekali bahwa musuh besar tamunya ini adalah Bu Siang Hok, maka disebutnya nama itu membuat dia terkejut dan tercengang kemudian melamun karena dia teringatkan adiknya yang tercinta, yaitu Tang Siok Hwa!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bagaimana, Pangcu" Tentu Pangcu mengenal Bu Siang Hok, bukan?" Tiong Sin mendesak ketika melihat tuan rumah termenung.
Tang Pangcu baru sadar dan terkejut. "Ah, ya..... ya, tentu saja aku mengenal nama itu. Dia..... dia dimusuhi Hek eng pang, dia dibunuh oleh..... mendiang ayahku dan dibantu oleh beberapa orang murid Hek-eng-pang."
Tiong Sin mengangguk-angguk. "Aku sudah mendengar akan hal itu, Pangcu. Sayang bahwa ayah Pangcu, yaitu locian-we Tang sudah meninggal dunia sehingga aku tidak dapat langsung menghaturkan terima kasih kepada beliau.
Akan tetapi dapat diwakili Pangcu, dan aku mohon sudilah kiranya Pangcu memanggil para murid yang telah ikut membunuh musuh besarku itu agar aku dapat
menghaturkan terima kasih secara langsung kepada mereka!"
"Tidak mungkin dilakukan seketika, orang muda.
Mereka itu terdiri dari dua puluh orang lebih dan beberapa orang di antara mereka sudah ada yang meninggal. Kini tinggal beberapa belas orang lagi saja dan banyak di antara mereka yang tinggal di luar asrama."
"Aku tidak tergesa-gesa, Pangcu. Mohon kebijaksanaan Pangcu untuk memberitahukan mereka dan kapan kiranya aku dapat bertemu dengan mereka semua di asrama Hek-eng-pang" Aku ingin menghaturkan terima kasih dan memberi hormat kepada mereka semua sekaligus." Tang Cin Siok mengangguk-angguk, biarpun sikapnya kini kurang bersemangat, seolah-olah urusan itu membuat hatinya merasa tidak enak. "Baiklah, harap kau suka datang lagi ke sini dalam tiga hari ini, dan mereka akan kusuruh berkumpul di sini. Tiga hari lagi, pada pagi hari."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Terima kasih, Pangcu. Terima kasih! Sungguh Pangcu seorang yang bijaksana dan baik budi. Saya mohon diri dan tiga hari lagi saya akan datang berkunjung."
Setelah memberi hormat, Tiong Sin lalu cepat meninggalkan asrama Hek-eng-pang, meninggalkan ketua Hek-eng-pang duduk termenung lagi seorang diri.
Terbayanglah dia akan peristiwa menyedihkan itu, peristiwa yang selalu mendatangkan kesedihan di hatinya.
Dia amat mencinta adiknya, yaitu Tang Siok Hwa. Ketika adiknya itu jatuh cinta kepada Bu Siang Hok, dan ayahnya sama sekali tidak menyetujui, dia diam-diam tidak setuju dengan sikap ayahnya, walaupun dia juga tidak suka kepada pribadi Bu Siang Hok. Maka, ketika ayahnya mengejar adiknya yang melarikan diri bersama kekasihnya itu, dalam keadaan mengandung, dia tidak mau ikut mengejar. Kemudian ayahnya dan rombongannya pulang membawa jenazah adiknya, Juga Jenazah Bu Siang Hok!
Ayahnya menyesal sekali melihat akibat puterinya tewas dan kekasih puterinya juga tewas dalam tangannya dan para murid Hek-eng-pang. Dan dia sendiri merasa berduka sekali. Kini, tiba-tiba muncul seorang pemuda yang ingin menghaturkan terima kasih bahwa orang-orang Hek-eng-pang telah membunuh Bu Siang Hok! Kemudian dia teringat bahwa cerita pemuda she Yeliu itu belum lengkap.
Belum diceritakannya mengapa ayahnya tewas di tangan Bu Siang Hok. Akan tetapi, itu bukan urusannya dan bagaimanapun juga, dia memang tidak begitu suka kepada Bu Siang Hok, walaupun demi cintanya terhadap adiknya, dia rela membiarkan adiknya itu menikah dengan pria yang dipilihnya sendiri.
Biarlah, pikirnya. Biarlah peristiwa yang menyedihkan itu kini agak terobati. Peristiwa yang membuat hampir semua anggauta Hek-eng-pang merasa menyesal, terutama
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang dahulu pernah membantu ayahnya ikut membunuh Bu Siang Hok, kini agak terhibur karena perbuatan mereka itu ternyata dapat menyenangkan orang lain yang kini ingin menghaturkan terima kasih kepada mereka! Maka, dia pun bangkit dan mulailah dia menyuruh panggil mereka yang dahulu ikut mengeroyok Bu Siang Hok, agar tiga hari kemudian mereka datang pagi-pagi menghadapnya di asrama Hek-eng-pang.
Sementara itu, dengan hati lega Tiong Sin kembali ke rumah penginapan. Karena tidak mau pusing mengurus kudanya yang pincang, dia menjual kuda itu lalu membeli lagi seekor kuda yang baik, masih muda dan bertubuh kuat, juga sudah jinak. Dia mempunyai banyak waktu. Dia harus menanti sampai hari ke tiga. Maka dia lalu mencari keterangan tentang tanah kuburan di kota itu, dan pada keesokan harinya, pagi-pagi dia sudah perrgi ke tanah kuburan untuk mencari kalau-kalau mendiang ayahnya dikubur di tempat itu.
Tanah kuburan itu, seperti biasa, nampak sunyi.
Memang hanya pada hari-hari tertentu saja keluarga berkunjung ke tanah kuburan, yang pasti pada hari Ceng-beng. Pada hari itu para keluarga berkunjung ke makam nenek moyang atau kakek dan orang tua, membersihkan makam dan bersembahyang. Kemudian makam itu ditinggalkan lagi bersunyi diri sampai hari tertentu di tahun berikutnya! Semua orang, baik dia pernah menjadi orang terkenal maupun orang biasa, kaya maupun miskin, tinggi maupun rendah, akan mengalami nasib terakhir yang sama.
Hanya tinggal segunduk tanah dijadikan kenangan dan dikunjungi keluarga setahun sekali atau dua kali.
Akan tetapi ketika Tiong Sin memasuki tanah kuburan yang luas dan di situ terdapat banyak sekali makam dengan berbagai corak, dia tertarik sekali melihat dua orang wanita
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
memasuki tanah kuburan. Seorang wanita berusia kurang lebih liga puluh tahun, anggun dan jelita, bersama seorang gadis berusia delapan belas tahun yang cantik manis. Tiong Sin terpesona. Dua orang wanita itu memang cantik menarik, terutama sekali gadis itu! .Dan mereka berdua sungguh berani, sepagi itu memasuki tanah kuburan yang masih sunyi, tanpa seorang pun pengawal pria. Karena tertarik, dan dia sendiri belum tahu di mana makam ayahnya, kalau memang di makamkan di tempat itu, maka diam diam dia lalu membayangi kedua orang wanita itu dari jauh, dengan pura-pura berjalan-jalan di tanah kuburan itu.
Dua orang wanita itu agaknya tidak ragu-ragu lagi ke mana harus mereka tuju. Tak lama kemudian mereka berdua sudah bersembahyang di depan sebuah makam.
Tiong Sin memperhatikan dari jauh, kemudian dia melangkah, mendekat karena dia ingin melihat makam siapa yang disembahyangi dua orang wanita itu. Dengan perlahan dia berjalan melewati makam itu, pura-pura melihat-lihat makam-makam yang berjajar di situ dan ketika melewati makam yang disembahyangi, dia melirik ke arah huruf-huruf yang diukir di tembok nisan. Jantungnya berdebar tegang ketika dia membaca bahwa makam itu adalah makam Nyonya Tang Cin Siok yang meninggal dunia dalam usia tiga puluh tahun! Ah, kalau begitu gadis itu..... ah, tentu saja! Tang Li Hwa, puteri ketua Hek-eng-pang! Akan tetapi, cepat dia membuang muka dan pura-pura tidak melihat ketika tiba-tiba gadis itu membalikkan tubuh dan memandang kepadanya. Hal ini saja sudah membuktikan bahwa gadis itu dapat mendengar gerak langkah kakinya, dan hal ini hanya menunjukkan bahwa ia adalah seorang gadis yang memiliki pendengaran tajam, seperti pendengaran seorang ahli silat yang terlatih.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tiong Sin melangkah terus dan memandang ke kanan kiri, membaca nama nama pada batu nisan makam-makam itu Tiba-tiba dia menahan langkahnya dan matanya terbelalak memandang kepada batu nisan sebuah makam yang agak besar gundukan tanahnya. Batu nisan yang hanya sebuah itu ternyata mengandung dua nama! Nama Bu Siang Hok dan Tang Siok Hwa! Dia terbelalak dan mukanya pucat. Sungguh tidak pernah disangkanya bahwa dia akan berhadapan dengan makam ayah dan ibu kandungnya! Ayah dan ibunya dikubur dalam sebuah makam! Hal ini sungguh tidak pernah disangkanya sama sekali. Bukankah ayah kandungnya amat dibenci oleh Hek-eng-pang sehingga dia keroyok dan dibunuhnya"
Bagaimana kini makamnya menjadi satu dengan ibunya puteri ketua lama Hek-eng-pang" Hal ini tidak mungkin terjadi! Pihak Hek-eng pang tentu tidak akan memperbolehkan kalau andaikata ada keluarga ayah kandungnya yang melakukan hal ini! Dia merasa bingung akan tetapi juga terharu hingga dia tidak menyadari bahwa sejak tadi dia berdiri termenung seperti patung, hanya memandang ke arah dua nama yang terukir di batu nisan itu. "Sobat, apa hubunganmu dengan makam bibiku ini maka sejak tadi engkau memandang saja dan berdiri mematung di tempat ini?"
Teguran dengan suara halus namun mantap itu mengejutkan hati Tiong Sin dan ketika dia menoleh, wajahnya yang tadinya pucat berubah kemerahan, akan tetapi dia segera dapat menenangkan hatinya dan tersenyum ramah sekali, dengan gayanya yang biasanya memikat kaum wanita. Karena dia sudah menduga dengan siapa dia berhadapan, maka cepat dia mengangkat kedua tangan ke depan dada dengan sikap sopan, lalu menjawab dengan suara yang halus.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Maaf, Toanio (Nyonya) dan Nona. Aku tidak tahu bahwa ini adalah makam keluargamu, akan tetapi melihat nama Bu Siang Hok, aku terkejut sekali. Nama itu amat kukenal!" Dia tidak mau berbohong karena dia menduga bahwa mungkin sekali gadis ini sudah mendengar dari ayahnya akan niatnya bertemu dengan mereka yang telah membunuh Bu Siang Hok yang diakui sebagai musuh besarnya.
Kini dia melihat betapa sepasang mata yang indah dan jeli itu memandang tajam lalu bersinar-sinar. "Aih, kiranya engkau yang bernama Yeliu Tiong Sin itu" Dan mendiang Bu Siang Hok ini musuh besar keluargamu?"
Tiong Sin pura-pura kaget dan memandang heran.
"Benar sekali dugaanmu Nona! Akan tetapi bagaimana.....
Nona dapat mengenalku.....?"
Gadis yang sama sekali tidak pemalu ini tersenyum.
"Aku bernama Tang Li Hwa, dan ketua Hek-eng-pang adalah ayahku. Dan ini ibuku, Teng Kwi Nio."


Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiong Sin cepat memberi hormat lagi. Ah, kiranya Toanio dan Nona adalah keluarga Tang Pangcu" Maaf kalau aku tadi bersikap kurang hormat. Aku mengharapkan bantuan ayahmu, Nona, karena aku ingin sekali menghaturkan terima kasih kepada para pendekar Hek-eng-pang yang telah menewaskan musuh besarku."
"Kami sudah mendengar dari ayah, dan ibuku ini..... ia adalan ibu tiriku, ibu kandungku telah meninggal dunia dan makamnya di sana itu."
"Ah, kiranya Nona sudah kehilangan ibu kandung, seperti juga aku yang sejak kecil sudah kenilangan ayah dan ibu. Akan tetapi, tadi aku sungguh terkejut dan heran melihat makam..... eh, musuh besarku ini. Kenapa di sini
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ditulis nama dua orang" Siapakah yang bernama Tang siok Hwa itu" Ia..... kenapa she Tang?"
"Ia adalah bibiku, adik dari ayahku!"
"Aih, mana mungkin ini.....?" Tiong Sin pandai sekali bermain sandiwara sehingga dia kelihatan benar-benar terkejut, bahkan wajahnya berubah seperti orang yang terkejut sekali.
Gadis itu tersenyum akan tetapi senyumnya itu mengandung kegetiran, walaupun masih nampak manis sekali. "Demikianlah kenyataannya, sobat Yeliu Tiong Sin.
Dan karena hubungannya dengan bibiku itulah maka kongkong dan para paman di Hek-eng-pang
membunuhnya!"
"Apa..... apa yang terjadi.....?" Tio Sin mendesak, nampaknya ingin tahu sekali, padahal tentu saja dia sudah mendengar dari ayah angkatnya, juga gurunya tentang riwayat ayah dan ibunya.
Teng Kwi Nio atau Nyonya Tang Cin Siok yang sejak tadi hanya mendengarkan saja, kini berkata kepada Li Hwa,
"Li Hwa, sudahlah, mari kita pulang saja Tidak baik bercakap-cakap dengan seorang laki-laki asing di tempat ini..... "
Akan tetapi ia melirik ke arah Tiong Sin dengan sinar mata yang tidak dapat menyembunyikan rasa kagumnya terhadap pemudi itu.
"Maaf, Toanio," Tiong Sin membantah cepat, dengan suara lembut. "Akan tetapi, aku bukanlah seorang laki-laki asing Aku sudah menghadap suami Toanio dan diterima sebagai sahabat yang berterima kasih. Dan aku pun hanya ingin mendengar tentang kedua orang yang di makamkan menjadi satu di sini.....!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tang Li Hwa tersenyum. "Tidak mengapa Ibu. Biar kujelaskan sebentar kepada saudara Yeliu ini agar dia tidak merasa nasaran. Begini, saudara Yeliu. Mendiang bibiku, Tang Siok Hwa, saling mencinta dengan mendiang Bu Siang Hok ini. Mendiang kakekku tidak menyetujui, dan akibatnya, mereka berdua lalu melarikan diri, padahal mendiang bibi sedang dalam keadaan mengandung tua.
Sebetulnya, menurut pengakuan ayahku kepadaku, ayah sendiri tidak setuju dengan kekerasan sikap kakekku. Akan tetapi kakek memang keras hati dan sekali tidak setuju, dia tetap tidak setuju. Kakek lalu membawa dua puluh orang paman yang menjadi muridnya melakukan pengejaran. Dia berhasil menyusul bibi dan Bu Siang Hok yang melarikan diri. Akan tetapi ternyata bibi telah meninggal dunia ketika melahirkan. Dalam kedukaan dan kemarahannya, kakek lalu menyerang Bu Siang Hok, dibantu para paman dan akhirnya Bu Siang Hok tewas pula." Gadis itu berhenti berbicara dan kelihatan betapa ia merasa ikut berduka dengan nasibnya.
"Akan tetapi, bagaimana lalu mereka dapat dimakamkan bersama dalam satu makam di sini?" tanya Tiong Sin, kini tidak berpura-pura lagi karena dia memang merasa heran melihat betapa ayah dan ibu kandungnya dapat dikubur dalam satu makam.
"Setelah melihat keduanya meninggal dunia, kakek lalu timbul perasaan menyesal dan baru dia menyadari betapa dia telah bersikap terlalu keras sehingga mengakibatkan kematian puterinya sendiri. Maka, untuk menebus perasaan menyesal itu, kakek lalu memerintahkan agar kedua jenazah itu dimakamkan dalam satu lubang."
Hening sejenak. Biarpun di dalam hatinya Tiong Sin merasa terharu, namun dia tidak memperlihatkan perubahan. wajahnya. Bahkan dia masih dapat memancing,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Lalu, apa yang terjadi dengan anak yang dilahirkan bibimu itu, Nona?"
"Entahlah. Ketika masih hidupnya kong-kong sudah berusaha mencari, bahkan ayahku juga berusaha mencari, namun gagal. Anak bibi itu lenyap tanpa meninggalkan bekas."
"Li Hwa, sudahlah, mari kita pulang. Nanti kita dinanti-nanti ayahmu.....!" kata pula ibu tirinya, melihat betapa sudah ada beberapa orang datang berkunjung ke pemakaman itu dan tentu saja ada yang melihat mereka berdua di situ, bercakap-cakap dengan seorang pemuda asing!
Li Hwa lalu mengangguk dan mereka pun berpamit.
Peristiwa Bulu Merak 6 Elang Pemburu Karya Gu Long Riwayat Lie Bouw Pek 4
^