Pencarian

Misteri Elang Hitam 1

Misteri Elang Hitam Karya Aryani W Bagian 1


TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Misteri Elang Hitam
Karya : Aryani W
Ebook oleh : Dewi KZ
Tiraikasih Website
http://kangzusi.com/ & http://dewi-kz.info/
http://cerita-silat.co.cc/ & http://kang-zusi.info/
Kuasa Gelap merajai jagad raya Menawarkan nikmat
dunia ! Manusia lupa dibuatnya Menjadi penghuni Neraka !
Terang turun ke bumi Menuntun ke jalan Illahi!
Orang yang berserah diri Mendapat karunia ABADI!
Malabar, Desember 1990.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Daftar Isi : MISTERI ELANG HITAM
DAFTAR ISI : BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5 BAB 6 BAB 7 BAB 8 BAB 9 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab 1 MATAHARI bersinar di ufuk barat pertanda senja telah
mendatang. Cahayanya yang keemasan menembus dan
menimpa daun-daun di hutan itu menimbulkan
pemandangan yang sangat indah. Batang pohon dan
dedaunan bagaikan disaput sinar keemasan. Ada cahaya
menembus rimbunnya dedaunan, bagaikan tangga emas
menuju ke atas. Hutan itu sungguh indah, suara satwa
pulang ke sarang memenuhi pohon-pohon. Bercoetan
saling sapa di antara teman. Suara nyaring burung
bercicit, menceritakan pengalamannya di siang hari.
Keindahan yang menentramkan hati. Keindahan itu
agaknya terganggu oleh datangnya seekor kuda yang
dilarikan kencang. Menembus jalan setapak di tengah
hutan itu, membuat burung-burung yang sedang
bercengkerama kaget, terbang sambil mengeluarkan
bunyi kepak sayapnya yang membelah udara. Kuda itu
membedal cepat, penunggangnya seorang gadis cantik.
Tampak gagang pedang menyembul di belakang
punggung. Agaknya seorang pendekar wanita yang
sedang melakukan perjalanan. Ketika kuda itu melewati
sebuah pohon yang tinggi, rimbun oleh daun yang
memenuhi cabangnya.
"Siut-siut-siutt!!!"
Tiba-tiba tampak sinar putih membelah udara, melesat
ke arah si penunggang kuda. Tiga sinar belati menuju ke
dada dan kepala, dengan kecepatan kilat.
"Haaiiittt"..!" Sambil mengeluarkan teriakan nyaring,
perempuan itu melenting ke atas. Meloncat menghindar
dari sambaran belati yang melesat bagaikan kilat. Ketiga
belati yang tidak mengenai sasaran itu lewat dengan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
cepatnya di bawah kakinya, meninggalkan desir angin
dingin. Tubuh perempuan itu melayang turun, dengan
ringannya kakinya menapak ke tanah tanpa menimbulkan suara sedikitpun, menandakan ilmu
meringankan tubuhnya sudan lumayan.
Baru saja kedua kakinya menginjak tanah, kembali
lima belati meluncur cepat ke arah tubuh dan kakinya.
Dua belati mengarah kedua pahanya, dan dua belati lagi
mengarah pada perut dan dadanya, sedangkan yang
terakhir tepat mengarah ke wajah perempuan itu. Saking
cepatnya gerak tangan kanannya dalam mencabut
pedang, tahu-tahu tangannya telah menghunus sebatang
pedang. Memutarnya di depan tubuh, bagaikan sebuah
baling-baling cepatnya putaran pedang itu. Melindungi
tubuh Dagian depan dari ancaman senjata yang
meluncur ke arah tubuh dengan kecepatan bagai kilat.
"Tinggg-tinggg-tinggg-tinggg"..!!!"
Empat belati yang meluncur tertangkis oleh pedang
itu. Sedangkan belati yang mengarah kaki sengaja
ditendang kembali menuju dari mana senjata-senjata itu
tadi berasal. Belati itu meluncur cepat sekali menuju ke
gerumbulan semak di mukanya. Namun, ketika belati itu
menerobos semak, hilang begitu saja tanpa mengenai
sesuatu. Kenangasari, demikian nama gadis itu,
mengerutkan alisnya, dia memandang ke semak-semak
di mana tadi belati itu melesat dan menanti apa yang
akan terjadi. "Bangsat curang! Hayo keluar, jangan
hanya berani menyerang secara pengecut! Tunjukkan
batang hidungmu!" bentak Kenangasari. Kedua matanya
mengawasi semak-semak di dekat pohon besar. Pohon
yang rimbun oleh daun sehingga sukar untuk melihat
jelas. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hayo, keluar! Hadapilah Kenangasari kalau kau
memang bukan pengecut!"
Hening! Teriakan Kenangasari tidak mendapat sambutan. Hanya suara cicit burung di dahan terdengar
dengan jelas. Orang yang menyerang tetap tidak
menampakkan diri. Kenangasari tetap waspada, seluruh
perhatiannya ia siagakan, siap untuk menanggulangi
apabila ada serangan mendadak. Pedang diangkat depan
dada, mata ditebarkan ke sekeliling untuk mengawasi
dan telinganya bergerak-gerak halus. Mendengarkan
gerakan yang tidak wajar. Urat di sekujur tubuh
menegang, dipenuhi dengan tenaga dalam yang mengalir
membentengi diri. Pedang di tangannya bergetar, penuh
disaluri tenaga dalam.
"Ha-ha-ha-ha?". Kenangasari, bocah ayu, aku berada
di sini. Ha-ha-ha"..!"
Suara tawa mengumandang memenuhi hutan.
Burung-burung menjadi kaget dan terbang pergi sambil
me-ngepakkan sayapnya. Suara itu seakan-akan datang
dari segala penjuru. Sukar untuk me-nentukan dengan
tepat di mana orang yang mengeluarkan suara itu.
Bagaikan suara iblis saja karena orangnya tidak nampak.
"Iblis"..! Tunjukkan dirimu kalau engkau memang
manusia jantan. Bukan hanya berani menyerang secara
pengecut!" Kembali Kenangasari membentak. Sedikitpun
ia tidak merasa gentar menghadapi orang itu.
Kenangasari maklum, mendengar ketawa yang mengandung getaran hebat itu, lawan itu tentulah
seorang yang mempunyai tenaga dalam hebat. Ini
terbukti dari suara yang tidak keras dan mengumandang
di sekelilingnya, memenuhi tempat itu. Sehingga sukar
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ditebak di mana orang yang mengeluarkan suara itu
bersembunyi. "Ha-ha-ha"..!! Aku datang, manis!" Belum hilang
gemanya dari atas meluncur sesosok bayangan hitam,
bagaikan burung besar menyambar turun. Tahu-tahu di
depan Kenangasari telah berdiri seorang yang mengenakan topeng.
Kain topengnya menutup dari bawah mata ke bawah.
Sepasang mata itu mengeluarkan sorot tajam seakan
dapat menembus langsung pada yang dipandangnya.
Orang bertopeng itu memandang lekat-lekat tubuh
Kenangasari, seakan dengan pandang matanya ia
menggerayangi kemontokan tubuh di depannya itu.
Melihat kemuncullan orang bertopeng, tanpa memberi
kesempatan lagi Kenangasari membabatkan pedangnya.
Berkeredepan pedang itu mengarah leher orang
bertopeng dengan kecepatan bagai kilat di kala hujan.
Agaknya Kenangasari bermaksud dengan sekali serang
dapat membuat kepala lawannya menggelinding ke
bumi. Tetapi apa yang terjadi" Orang bertopeng itu
mengeluarkan dengusan pendek. Melihat kelebatan
pedang yang mengarah leher nya, tanpa berpindah
tempat dia lalu menekuk kedua lututnya sehingga
tubuhnya menjadi pendek. Pedang itupun lewat di atas
kepala dengan meninggalkan desir angin dingin.
Kenangasari lalu memutar pergelangan tangannya dan
pedang yang tidak mengenai sasar an itu berubah arah,
memhabat ke pinggang lawan. Ketika lawannya meloncat
ke atas menghindarkan diri dari babatan pedang, ia
susuli dengan pukulan tangan kiri menggunakan Aji
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tapak Gunting. A ngin pukulan mengandung hawa panas
menerjang dada orang bertopeng di tengah udara.
"Sungguh berbahaya! Sayang gerakanmu kurang
cepat, bocah ayu! Ha-ha-ha".." Sambil membuat
putaran di udara, orang bertopeng itu mengelakkan
pukulan Kenangasari yang mengarah dada tanpa
mengalami kesukaran sedikitpun juga. Agaknya tipu silat
Kenangasari itu telah dikenalnya dengan baik. Kenangasari lalu keluarkan semua kepandaiannya.
Pedangnya berkeiebatan menyilaukan mata, mengejar ke
mana lawannya itu mengelak dari cecaran pedangnya.
Tubuh kedua orang itu tidak nampak lagi, yang ada
hanya bayangan pedang yang berkelebatan dan
bayangan hitam berputaran di sekeliling Kenangasari.
Ilmu meringankan tubuh orang yang bertopeng itu
sungguh hebat. Hujan serangan pedang Kenangasari
dielakkannya dengan mudah seakan tubuh itu hanya
sehelai bulu ayam dimainkan angin!
"Tingggg".!!" Tubuh Kenangasari terhuyung ke
belakang beberapa langkah. Ternyata pedangnya telah
tersentil oleh jari lawan. Entah bagaimana pedang yang
berkelebatan itu dapat disentil. Tenaga yang menyentil
pedangnya sungguh luar biasa membuat tangan kanan
itu gemetaran. Kenangasari merasa angin kuat
mendorong dari orang bertopeng itu membuatnya
terhuyung. "Ha-ha-ha?" Kenangasari, coba sambut seranganku
ini!" Sambil tertawa ia menyerang Kenangasari.
Tubuhnya berkelebat cepat hanya nampak bayangan
menyambar-nyambar tubuh Kenangasari. Kenangasari
cepat memainkan pedangnya, memutar pedang di
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sekeliling tubuh. Menabas bayangan hitam yang
mendekati dirinya. Dengan mengerahkan seluruh tenaga
dalam disalurkan ke ujung pedang membuat pedang itu
bergetar-getar mengeluarkan suara berdengung. Akan
tetapi orang bertopeng itu sungguh hebat, dengan
tertawa-tawa dia mempermainkan lawannya.
"Menyerahlah saja, Kenangasari. Aku cinta padamu,
manis! Sudah lama aku menahan rindu ku kepadamu.
Ha-ha-ha?"..!"
"Bangsat! Iblis".! Mampuslah!!"
Kenangasari melompat memapaki bayangan hitam itu dengan tetakan
pedangnya. Seleret sinar menabas bayangan hitam.
Ujung pedang bergetar menjadi tiga mengarah tiga
bagian mematikan di tubuh bayangan hitam itu. Begitu
serangan tidak mengenai sasaran, dia bolang-balingkan
pedang itu menjadi kelebatan menyilang menabas
tangan lawan yang menyelonong masuk ke arah dada.
"Hampir kena".. eit, hampir".. hampir. Ha-ha-ha!"
Orang bertopeng menarik tangannya sambil tertawa.
"Kenangasari, kau tidak akan menang melawanku.
Percuma saja kau membuang tenaga. Lebih baik kau
menyimpan tenaga untuk melayaniku! Ha-ha-ha?"!"
"Keparat! Hayo tunjukkan kepandaianmu. Jangan
mengelak saja, setan! Kalau kau punya kepandaian
kalahkan Kenangasari, murid Ki Jenggrik."
Tangan kanan diangkat ke atas lalu diturunkan lagi ke
bawah bersamaan dengan tangan kiri membuat lingkaran
di depan dada. Dari gerakan ini keluarlah angin di sekitar
tubuh Kenangasari. Ketika ia memutar pedangnya
keluarlah angin menderu merontokkan daun-daun di
sekitar tubuhnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sungguh hebat Ilmu Pedang Badai Mengamuk!
Kenangasari bagai mendapat tenaga tambahan dari
udara di sekitar dia berdiri. Sayang sekali Kenangasari


Misteri Elang Hitam Karya Aryani W di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

belum menguasai ilmu itu seluruhnya.
Melihat ini orang bertopeng kaget. Kenanga sari
agaknya telah menguasai Ilmu Pedang Badai Mengamuk
dari Ki Jenggrik. Ilmu pedang langka yang menjagoi di
dunia kependekaran. Melihat gerakan yang dimainkan
diapun maklum bahwa Kenangasari belum menguasai
ilmu itu secara sempurna. Mungkin hanya tiga empat
bagian saja. Hatinya menjadi lega. Dia menekuk kedua
kakinya, merendahkan tubuh dan tangan kanan ditaruh
depan dada membentuk cakar elang sedangkan tangan
kiri menyentuh tanah. Tubuhnya bergetar, lalu tangan
kanannya bergerak naik turun. Dari gerakan ini keluarlah
hawa yang melindungi tubuhnya. Sepasang matanya
bagaikan bersinar, mengawasi gerak-gerik lawan.
Dengan memajukan kaki kirinya, Kenangasari lalu
memutar pedangnya memainkan Ilmu Pedang Badai
Mengamuk. Dari putaran pedang itu keluar angin
menderu, berputaran menerjang orang bertopeng. Orang
bertopeng menggelinding maju mendekati dengan
tangan kiri terbuka memukul ke depan. Dari tangan
kirinya keluarlah angin dingin mendorong ke arah pedang
dan tangan kanannya bergerak cepat melakukan cakaran
ke arah kedua paha.
"Wutttt! Duukkkk!" Tangan kanan Kenangasari
terpental dan pahanya terancam cakaran jari tangan.
Cakaran itu didahului oleh angin dingin menerpa paha.
Kenangasari melenting ke atas mengelak dari cakaran
itu, dari atas pedangnya berputar membabat tengah
tubuh. A ngin pedang menderu menerpa tubuh lawan dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dedauan di belakang ikut tersapu rontok berhamburan.
Lawannya mengelak dan membalas, keduanya lalu
terlibat kembali dalam pertempuran yang seru. Tipu
dibalas tipu, saling serang silih berganti. Saling elak dan
hindar. Keduanya mengeluarkan jurus-jurus ilmu silat
tingkat tinggi.
Ketika orang bertopeng melihat lowongan di dada
Kenangasari, tangan kanannya bagaikan kilat menyelonong ke depan. Kenangasari yang sedang
mengangkat pedang tidak sempat untuk menangkis.
Sedang tangan kiri yang menangkis tendangan itu tidak
keburu untuk ditarik mundur.
"Bretttt"..! Aihhhh"..!"
Suara kain sobek disusul teriakan Kenangasari. Baju
atas Kenangasari terkena cakaran elang. Robekan kain
berada di tangan lawan. Tampak kutang merah muda
menonjol ke depan. Membungkus sepasang bukit
kembar, menimbulkan pemandangan yang aduhai.
Sambil meloncat mundur Kenangasari berusaha menutupi dadanya dengan tangan kirinya. Kulit di atas
penutup dada itu nampak halus. Membuat mata orang
bertopeng melotot lebar.
"Ha-ha-ha"..
harum baunya". sedapppp ! Kenangasari, jangan ditutup bukitmu itu". ha-ha-ha"..!"
Orang bertopeng ini sejak tadi agaknya hanya
mempermainkan Kenangasari. Bermaksud menguras
tenaga Kenangasari dari membuatnya lengah, ini terbukti
dengan disobeknya kain penutup dada itu. Serangan
yang kurang ajar! Ketika melihat sepasang bukit kembar
di balik kain merah itu sepasang matanya melotot!
Tatapan matanya seakan meremas kedua bukit itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dengan mengangkat pedang di depan, tangan kiri
menutupi sepasang bukit Kenangasari siap membela diri
mati-matian. Lebih baik mati daripada terhina! Demikian
tekatnya. Melihat lawannya maju mendekat, Kenangasari
lalu menyongsong dengan babatan pedang ke arah
pinggang dan tangan kiri yang menutup dada dipukulkan
ke depan mengarah dada lawan dengan tenaga penuh.
Melihat lawan mengelak mundur, kaki kiri Kenangasari
maju menyerampang disusul babatan pedang ke arah
leher lawan. "Ehh, sabar".. tidak usah ngotot! Heh-heh-heh".!"
Sambil menghindar tangan orang bertopeng menyampok
pedang, disusul cakaran tangan kiri mengarah muka.
Gerakannya cepat sekali, membuat Kenangasari gugup,
dengan susah payah mengelak dari cakaran itu.
Serangan yang luput itu diteruskan dengan cakaran
saling susul mengarah tubuh depan.
Kenangasari mundur-mudur, pedangnya berusaha
membabat tangan di depan itu. Babatan itu tiada yang
mengenai sasaran, tidak membawa hasil seperti yang
diharapkan! Orang bertopeng menyapukan kakinya,
Kenangasari meloncat ke atas menghindarkan diri.
Lawannya menerjang maju menggerakkan kedua tangan
dan?" "Brett?"!!" Robeklah celana Kenangasari.
Nampaklah paha yang putih di balik robekan kain itu.
Begitu turun Kenangasari mem balik cepat. Tangan kiri
berusaha menutup di tempat kain terobek itu. Usahanya
ini sia-sia belaka, kain yang terobek terlalu lebar
sehingga tetap saja pahanya yang putih mulus itu terlihat
nyata! TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Uwahhh?" harumnya"..! Betul-betul denok ayu
merak ati, hemmm". harumnya!" Orang ini tanpa malu-
malu, lagi membawa robekan kain celana itu ke mukanya
dan menciuminya di depan Kenangasari.
"Kubunuh kau, bangsat! Lebih baik aku mati daripada
tidak dapat menghancur lumatkan tubuhmu!" Dengan
teriakan lantang
Kenangasari mengamuk dengan
pedangnya. Dia sudah tidak memperdulikan lagi
penjagaan dirinya lagi. Menyerang kalang-kabut, niat hati
membunuh atau terbunuh! Kenangasari telah mata
gelap. Merasa harga dirinya diinjak-injak dan kehormatannya sebagai pendekar wanita telah dinodai
orang bertopeng itu.
Melihat ini, sambil tertawa mengejek orang bertopeng
itu menggunakan kelincahan tubuhnya mengelak ke
sana-sini. Tadipun ketika Kenangasari menggunakan
Ilmu Pedang Badai Mengamuk dia berlaku agak hati-hati.
Ilmu Pedang Badai Mengamuk telah lama malang
melintang di dunia persilatan dan jarang menemui
tanding saking hebatnya. Sayang sekali, tenaga dalam
Kenangasari yang belum sempurna itu tidak menunjang.
Apabila tenaga dalam yang dimiliki Kenangasari lebih
tinggi dua tingkat dari sekarang agaknya sukar untuk
mengalahkannya dengan mudah. Apalagi kini Kenangasari tidak menggunakan Ilmu Pedang Badai
Mengamuk. Mengikuti emosi dan mata gelap. Amarah
yang berlebihan itu membuat serangan pedang tidak
terarah lagi. Sambil tertawa-tawa mengejek dia berkelit dan
tangannya dengan Ilmu Cakar Elang menyambar-
nyambar tubuh Kenangasari.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Brett-breett-breett".!"
Terdengar kain robek beberapa kali. Kenangasari
hampir telanjang dibuatnya, tubuhnya yang putih mulus
menyembul dari lubang kain yang terobek. Cakaran itu
sedikitpun tidak menyentuh kulit. Ilmu Cakar Elang betul-
betul hebat sekali ! Orang bertopeng itu agaknya tidak
ingin mencelakai Kenangasari, hanya ingin mempermainkan saja.
"Sungguh elok".. bagus sekali". hemm"..mulus dan
menggairahkan!"
Kenangasari berusaha untuk menutupi tempat-tempat
rahasia dengan kedua tangannya. Pandang matanya
mencorong, bagaikan ada bunga api dalam sepasang
matanya. Seakan dengan pandang mata itu Kenangasari
hendak membakar wajah di balik topeng itu.
"Setan! Siapakah kau sebenarnya" Buka topengmu,
bangsat!!"
"Ha-ha-ha?", sampai matipun engkau tidak akan
mengenalku, Kenangasari! Ha-ha-ha"..!!"
Melihat kemarahan Kenangasari orang bertopeng iru malah
tertawa-tawa. "Kau ingin tahu siapa diriku, baik! Akulah
orang yang membuat heboh di Wonowoso! Ha-ha-heh-
heh".. "
"Keparat! Kiranya engkaulah Iblis Cabul Elang Hitam,
pemerkosa dan pembunuh gadis-gadis itu!"
"Ha-ha-ha?"! Terlambat, Kenangasari ! Terlambat kau
mengetahui ini semua. Ha-ha-ha".. sekarang cepat
letakkan pedangmu! Kalau kau dapat memuaskan hatiku,
kau tak-kan kubunuh, ha-ha-ha".! Aku sayang padamu,
bocah ayu!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Lebih baik mati! Siapa sudi melayani nafsu bejadmu!"
"Ha-ha-ha"..!"
Kenangasari mengangkat pedangnya di atas kepala.
Pedang itu ujungnya bergetar-getar. Semua tenaga
disalurkan ke tangan kanan sampai ke ujung pedang.
Kenangasari yang merasa tidak akan dapat meloloskan
diri dari nafsu bejad si Iblis Cabul, mengambil keputusan
nekat. Lebih baik ia bunuh diri dari pada menjadi barang
permainan si Iblis cabul!
Dia bermaksud membuat kecewa Iblis Cabul agar tidak
dapat menyalurkan nafsu iblisnya terhadap tubuhnya.
Tangan kanannya bergerak bukan untuk menyerang
lawan, melainkan menusuk perutnya sendiri. Pedang di
tangan kanannya meluncur cepat ke perut!
"Tranggg"..! Bukk!" Pedang Kenangasari terlempar
entah ke mana. Tahu-tahu tubuh Kenangasari telah
berada dalam pelukan si Iblis Cabul.
Orang bertopeng ini agaknya dapat membaca maksud
dan tujuan Kenangasari. Bagaikan kilat saja tubuhnya
meluncur ke depan. Tangan kanan melempar pisau
belati. Pedang yang meluncur turun terkena lemparan
pisau belati yang mengandung tenaga dalam yang hebat.
Begitu kena pisau belati, pedang di tangan Kenangasari
terlempar jauh entah ke mana" Disusul tubuh
Kenangasari yang menjadi lemas oleh totokan jari
tangan. "Ha-ha-ha-ha?"!!"
Sambil tertawa bergelak, Iblis Cabul memondong
tubuh Kenangasari di pundaknya. Tubuh Kenangasari
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak dapat bergerak, lemas terkena totokan. Sekali
berkelebat tubuhnya lenyap di balik gerombolan pohon.
Hanya suara kepuasan si Iblis Cabul yang tinggal.
(Oo-dwkz-oO) TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab 2 MATAHARI telah masuk keperaduan. Kegelapan
datang menggantikannya. Hutan itu menjadi gelap.
Pohon-pohon besar yang tinggi di hutan itu, kelihatan
seperti raksasa-raksasa tinggi besar. Siap menerkam
siapa saja! Burung-burung yang tadinya bercoetan saling
tegur dan sapa antara mereka, tak terdengar lagi
suaranya. Tidur melepaskan lelahnya di balik kerimbunan
daun, setelah siang tadi bekerja mencari makan untuk
anak-anaknya. Melepaskan lelah di balik rimbunnya
daun, merasa hangat di balik daun-daun yang melindungi
dari serangan angin malam! Binatang-binatang yang
biasa keluar malam, mulai bermunculan. Keluar dari
sarang mereka. Mencari makan di gelap malam. Kelepak
sayap kelelawar terdengar riuh memenuhi pohon buah.
Sesekali terdengar teriakan burung hantu. Agaknya dia
melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh mata
manusia biasa. Bunyi kerik jengkerik pun ikut
memeriahkan datangnya malam! Jauh di tepi sungai,
katak-katak bernyanyi riang, saling sahut dan sambung-
menyambung menambah indah suasana malam!
Tetapi bagi kita manusia" Kegelapan membuat hati
kita tidak karuan. Perasaan kita menjadi tidak menentu.
Bayangan-bayangan seram menghantui pikiran, cerita-
cerita tentang hantu bermuncullan di kala berada di
tempat gelap dan sepi! Rasa takut mencekam hati!
Pohon yang bergoyang tertiup angin, kita kira hantu
yang meloncat keluar sarang! Binatang kecil melintas
jalan membuat kita meloncat kaget dan denyut jantung
menjadi lebih cepat, keringat dingin keluar dari tubuh


Misteri Elang Hitam Karya Aryani W di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bagaikan hujan. Tubuh gemetaran tidak karuan!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Belum lagi kalau berjalan tanpa penerangan apapun.
Kegelapan membuat kita tidak dapat memilih jalan rata,
mungkin kaki dapat terantuk batu! Masuk lubang yang
tidak kelihatan karena gelapnya dan terpeleset ke dalam
jurang yang dalam, tak terukur dalamnya! Berjalan
menubruk-nubruk dan tidak mengenal arah yang dituju.
Bagaikan seorang buta yang kehilangan tongkat! Puji
Tuhan Penguasa alam semesta! Kita telah dikaruniai akal
budi untuk mengatasi segala rintangan yang menghalang
di depan kita! Dapat mengatasi kesulitan yang menimpa,
dengan segala usaha dan segala daya untuk menanggulangi kegelapan itu. Membuat api untuk
mengusir gelap, menerangi sekitarnya dan memberi
tanda dari kejauhan. Walaupun kecil nyala api itu, tetapi
dapat membuat tenteram hati, membuat kita dapat
melihat apa yang terjadi di sekitar.
Memilih jalan untuk dilalui dengan selamat, kaki kita
tidak akan masuk ke dalam jurang yang dalam karena
cahaya terang yang terpancar keluar itu. Menerangi jalan
di muka yang aman dilalui serta melihat jelas benda-
benda dan binatang yang akan mendekati kita. Dengan
cahaya kita dapat memilih jalan. Menghindari jalan
berbatu penuh onak duri dan lubang-lubang yang
memenuhi jalan !
Hati orang yang dicengkeram oleh kuasa kegelapan,
membuat hidupnya mengikuti dorongan nafsu. Tidak
melihat jelas apa akhir dari jalan yang ditempuhnya! Hati
dan akal pikirannya telah diselimuti oleh kuasa
kegelapan, tidak akan melihat dan mau tahu akan jalan
terang yang telah ditunjukkan-Nya! Bersuka ria di dalam
dosa, tidak mau tahu perbuat-annya itu merugikan orang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lain maupun dirinya sendiri. Tidak menyadari bahwa
dirinya dituntut ke tempat penyiksaan nan abadi!
Terang diturunkan di dunia! Menerangi hati yang gelap
oleh kuasa kegelapan. Membawa manusia menuruti jalan
yang menjadi kehendak Nya. Menyelamatkan manusia
dari kejatuhan abadi! Membawa kedamaian hati dan
kesuka citaan dalam melalui hutan kehidupan dan
membawa keselamatan manusia menuju tujuan-nya! Kita
berserah diri dalam kuasaNya dan Dia akan membimbing
kita dengan KasihNya, membawa kita ke tempat penuh
dengan suka cita! Hanya dengan seutuhnya kita
mengikuti jalan yang ditunjukkan, kita akan selamat
sampai di tujuan dan suka cita dalam terang akan
membimbing kita selama-lamanya!
Perbuatan orang berkedok hitam yang hanya menuruti
nafsu yang memperbudaknya itu sungguh jauh dari jalan
kebenaran. Hanya menuruti nafsu setan yang mengeram
dalam-dalam di relung hati. Membuat tindakannya tidak
terpuji. Merugikan orang lain dan diri sendiri! Merasa
senang bila berhasil mencelakakan lain orang!
Di balik gerumbul semak, di tengah lapangan rumput
yang membentang luas di tengah, tampak dua sosok
tubuh bergelut dengan hebatnya. Di bawah cahaya
bintang yang berkelap-kelip, setan berpesta atas
kemenangannya dalam diri si Iblis Cabul.
Dalam menikmati kemenangannya, Iblis Cabul menjadi
lengah. Kenangasari yang merasa tubuhnya sudah bisa
digerakkan, walaupun semua terasa sakit, tiba-tiba
menggerakkan tangan merenggut topeng di wajah itu,
begitu dapat melihat wajah di balik topeng diapun tidak
dapat menahan kagetnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau".. kau".. kiranya kau"..!"
Orang berjuluk Iblis Cabul Elang Hitam itupun kaget
tak terkira. Kain penutup wajahnya telah direnggut
Kenangasari, dia menjadi sadar sepenuhnya dari
keadaannya. Cepat dia mengenakan pakaiannya.
Sewaktu Iblis Cabul Elang Hitam dengan tergesa
mengambil baju, Kenangasari juga menarik baju itu.
Tangannya tepat memegang kancing baju. Putuslah
kancing baju itu!
Iblis Cabul Elang Hitam begitu melihat kenekadan
Kenangasari, menggerakkan tangan kanannya menotok.
Tanpa ampun lagi tubuh Kenangasari menjadi lemas
terkena totokan itu. Akan tetapi si Iblis Cabul tidak
menyadari kalau tangan kanan Kenangasari menggenggam kancing bajunya. Dalam keadaan tak
berdaya itu, Kenangasari teringat akan semua kejadian
yang baru-baru ini di rumahnya. Terbayang kembali
semuanya dengan jelas di pelupuk matanya"..
Hari telah menjelang malam ketika dia memasuki
gerbang rumahnya. Begitu turun dari kuda dan
menyerahkan kuda itu kepada seorang penjaga,
Kenangasari lalu memasuki pendapa. Kaget melihat
ruang depan itu penuh banyak laki-laki yang mengelilingi
meja besar. Agaknya sedang membicarakan sesuatu
yang penting, ia melihat pula Ki Wonowoso orang yang
paling berkuasa di Wonowoso itu duduk di sebelah kanan
ayahnya. Juga tidak ketinggalan para sesepuh dan
kepala perajurit mengelilingi meja.
Semua orang yang sedang duduk begitu melihat dia
memasuki ruangan itu menghentikan sejenak pembicaraan mereka. Pandang mata mereka tertuju
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kepada dirinya. Penuh kagum dan gairah, terutama sekali
pandang mata Ki Wonowoso. Bagaikan mata elang
melihat ayam gemuk. Tidak mau melepaskan dirinya,
sampai ia memasuki ruang dalam.
Lapat-lapat dari ruang dalam ia mendengar pembicaraan itu. Bagaimana langkah selanjutnya untuk
menghadapi Iblis Cabul Elang Hitam. Mengambil
keputusan yang dirasa tepat. Dipimpin sendiri oleh Ki
Wonowoso, sesepuh dukuh. Pembicaraan berlangsung
sampai larut malam. Kenangasari lalu memasuki kamar
itu tidur melepaskan lelah.
Keesokan harinya, ayahnya menemuinya di taman
belakang. Wajahnya agak pucat karena kurang tidur.
Begitu melihatnya lalu menegur, "Kenangasari, mengapa
kau datang" Apakah ada sesuatu yang penting sehingga
kau diutus gurumu untuk pulang?"
"Ayah,"
Kenangasari mengawasi ayahnya, lalu menghela napas panjang sebelum meneruskan, katanya
kemudian, "guru mendapat laporan dari penduduk yang
kebetulan datang ke kota. Bahwa di kota kita, banyak
terjadi pencurian dan perkosaan gadis. Malah penjahat
itu melakukan pembunuhan setelah memperkosa
korbannya."
"Memang benar." Ki Jagabaya menghela napas
panjang, memenuhi dadanya dengan udara segar untuk
melonggarkan perasaannya yang terhimpit.
Kenangasari memandang ayahnya penuh perhatian. Ki
Jagabaya lalu meneruskan. "Bangsat itu sungguh kurang
ajar, memainkan para penjaga dengan terang-terangan.
Ketika terjadi pencurian di rumah Juragan Batik Srimpi,
aku bersama dengan para perajurit memergokinya. A kan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tetapi, seakan mengejek Iblis itu memapaki kedatanganku. Tubuhnya berkelebat menerjang maju
dan kamipun jatuh sungsang sumbel. Hanya aku yang
dapat bertahan, akan tetapi akhirnya, inilah hasilnya"..!"
Sambil menunjukkan luka di dadanya.
"Begitu hebatkah iblis itu, ayah?" Kenangasari menjadi
khawatir melihat roman muka ayahnya yang putus asa.
Lalu tanyanya, "Apa-lagi yang membuat ayah merasa
putus asa" Kalau hanya iblis itu, kiraku ayah tidak akan
seloyo ini. Ayah dapat memanggil para jagoan untuk
menghadapinya."
Ki Jagabaya melihat anaknya dengan sayu. Belum
habis persoalan Iblis Cabul Elang Hitam, datang lagi
persoalan baru. "Begini, Kenangasari. Tadi malam Ki
Wonowoso melamarmu untuk dijadikan selirnya. Aku
belum berani memberi keputusan sendiri, aku menangguhkan keputusan itu untuk bertanya sendiri
kepadamu."
"Tidak, ayah. A ku tidak mau!" jerit Kenangasari.
"Tapi". tapi anakku". bagaimana aku harus
menjawabnya?"
"Bilang saja aku telah ditunangkan, aku tidak mau
menjadi selir bandot itu!"
"Tapi". tapi".."
"Jangan takut, ayah. Aku akan kembali menghadap
guru untuk minta pertolongan dalam menghadapi
pinangan ini." Sampai di sini Kenangasari tersentak
kaget. Lamunannya buyar mendengar suara tawa
terkekeh di sampingnya. Ternyata Iblis Cabul telah
selesai mengenakan pakaiannya. Memandangnya penuh
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ejekan. Kenangasari menyesal sekali kenapa baru
sekarang dia sadar dan mengetahui rahasia itu. Dia yang
memburu si iblis, malah diperkosa". dan ternyata iblis
itu bukan lain adalah..,. belum sampai lamunan ini
dilanjutkan. Si iblis berkata.
"Kenangasari, kau telah mengetahui rahasiaku. Jalan
kemuliaan tidak mau lalui, sekarang terimalah hadiahku
ini".." tangan kanan.Iblis Cabul Elang Hitam bergerak ke
depan. Kenangasari yang tidak berdaya itu melihat
berkelebatnya tangan ke arah dada".. lalu semuanya
gelap. Ternyata dada Kenangasari telah tercakar robek
menganga lebar. Napasnya putus bersama dengan
terobeknya dada itu. Iblis Cabul melihat sebentar tubuh
Kenangasari yang tergolek, meludah dan berkelebat
lenyap di kegelapan malam!
(Oo-dwkz-oO) TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab 3 WONOWOSO! Tidak seperti biasa, siang itu keadaan di pedukuhan
Wonowoso masih nampak ramai. Banyak sekali orang-
orang memasuki pintu-pintu gerbang pedukuhan itu,
mereka beriringan dengan tertib memasuki pedukuhan.
Seorang kakek memikul hasil kebunnya, dua
keranjang penuh dengan buah-buahan tampak berjalan
cepat, dan di belakang kakek ini berjalan seorang
perempuan tua. Berikat-ikat daun pisang memenuhi
keranjang di punggung. Tingginya sampai melebihi
kepala. Tampak pula pemuda dengan dua keranjang
yang dipikul berisi pisang masak. Mereka berjalan
beriringan bagaikan berjalan di pematang sawah. Suatu
kebiasaan yang tidak dapat dihilangkan begitu saja. Jalan
pedukuhan yang lebar itu tetap saja membuat mereka
berjalan tertib berurutan ke belakang! Walaupun mereka
bicara dengan teman di muka dan belakang. Mereka
tetap tidak menoleh. Berjalan lurus mengikuti yang di
depan. Rombongan ini masih disusul oleh rombongan lain,
tetapi semua orang tetap berjalan menurut orang paling
depan! Rombongan pertama memasuki dukuh dengan
wajah penuh senyum. Semua orang yang memasuki
Wonowoso, tersenyum dan memberi salam kepada
penjaga pintu gerbang. Empat orang berjaga di luar
pintu dengan tombak panjang di tangan kanan. Pedang
panjang nam-pak tergantung di pinggang. Walau peluh
memenuhi dahi mereka, wajah mereka tetap ce-rah,
penuh harapan dan pandang mata berseri. Mereka telah
lupa akan kelelahan tubuh mereka. Begitu memasuki
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Wonowoso, hati terasa lega. Rejeki dan uang yang
diperoleh terbayang di depan mata.
Keadaan dalam dukuh Wonowoso lebih ramai lagi.
Jalan-jalan penuh dengan orang berlalu-lalang dan di tepi
jalan itu penuh pula orang berjualan, baik hasil bumi
maupun kebutuhan sandang, digelar di tepi jalan. Mereka


Misteri Elang Hitam Karya Aryani W di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terpaksa berjualan di situ, pasar-pasar yang ada telah
penuh dengan para pedagang yang berdatangan dari
luar Wonowoso. Orang-orang yang datangnya kesiangan
tidak mendapatkan tempat lagi. Para pedagang masih
terus berdatangan! Baik pintu gerbang, jalan-jalan utama
maupun jalan kampung, semua dihias amat indahnya.
Apalagi di depan rumah penduduk. Semua dihias!
Berbagai bentuk hiasan baik dari kertas maupun dari
janur. Kertas warna-warni dan umbul-umbul beraneka
warna menghiasi semua tempat, menambah indahnya
pemandangan dan semaraknya suasana di Wonowoso!
Walaupun panas matahari menyengat tubuh, namun
mereka seakan tidak perduli. Wajah semua orang
kelihatan ceria. Berjalan-jalan melihat keramaian, sambil
berbelanja. Membeli kebutuhan mereka. Para bangsawan
berpakaian indah dan gemerlapan, sangat menyolok
sekali dibandingkan dengan pakaian para penduduk
pedusunan. Para puteri bangsawan dan hartawan tidak
ketinggalan pula ikut melihat keramaian. Mereka
diiringkan dengan para pengawal.
Di tengah ramainya orang, nampak seregu perajurit
berjalan. Menjaga ketertiban dan keamanan jangan
sampai ada terjadi kerusakan karena banyaknya orang
yang memasuki Wonowoso. Walaupun tugas mereka
bertambah namun wajah mereka tetap ceria. Menjalankan tugas dengan penuh tanggung TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
jawab.Sesekali, jalan yang sudah padat dengan orang
berlalu-lalang dan berjualan itu, masih ditambah dengan
lewatnya kereta bangsawan.
"Minggir, minggir! Awas, kereta kuda mau lewat!" seru
pengawal di depan.
"Tar-tar-tar!"
"Minggir! Cepat minggir".!" Orangpun semakin
berdesakan ke tepi, takut ketabrak kuda. Kedua
pengawa! itu nampak keren berwibawa dengan tubuh
mereka yang besar dan tegap. Duduk di atas kuda yang
tinggi besar. Berteriak-teriak mencari jalan sambil
melecutkan cambuk. Begitu rombongan ini lewat. Ada
penjual buah tomat mengeluh panjang pendek.
"Heiii, hati-hati mas".! Jangan". jangan mundur lagi!"
Karena terus didesak, orang itu lalu nekat melangkah
dan". kakinya masuk ke tempat". hamparan buah
tomat di atas tikar itu. Dan tak dapat dicegah lagi"..
remuklah buah-buah tomat itu!
"Maaf, kang. Itu lho, orang depan mendesak terus."
Ketika pedagang tomat mau marah, tiba-tiba terdengar
suara tawa bergelak banyak orang. Mereka berdua lalu
menoleh, memandang bengong ke ujung jalan. Apakah
yang terjadi di sana" Seorang bertubuh gendut dengan
badan penuh tepung! Tadi saking asyiknya tawar-
menawar, orang gendut itu tidak mendengar teriakan
pengawal. Membungkuk untuk membayar dan mengambil tepung yang dibelinya. Orang-orang yang
menepi ada yang menabraknya. Tubuhnya yang gendut
itu terjerembab ke depan. Tidak ampun lagi muka dan
tubuhnya jatuh ke tepung itu. Ketika berusaha bangkit
berdiri tangannya malah menarik tepung di keranjang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kecil di depannya. Tepung putih itupun tidak ampun lagi
menyiram tubuh nya! Melihat kejadian itu, orang yang
menginjak buah tomat tertawa terpingkal-pingkal.
"Ha-ha-ha-ha?"!!" kedua tangannya memegangi
perut yang terasa kaku. Oleh karena terlalu emosi dalam
tertawa, tidak sadar kakinya menginjak kulit pisang!
"Siuttt". bleekkkk!" Tubuhnya terpeleset, pinggulnya
jatuh tepat di mana tadi kakinya menginjak tomat.
"Ha-ha-ha".. ha-ha-ha?"!!"
Ketawa berderai memenuhi jalan itu, orang orang
menjadi geli melihat peristiwa yang beruntun itu.
Berjalan sambil tertawa geli teringat akan kejadian yang
lucu itu! Rumah-rumah makan di Wonowoso penuh dengan
pengunjung, baik para langganan tetap maupun orang-
orang yang berdatangan dari luar daerah. Salah satu
rumah makan di utara, dekat dengan pintu masuk atau
gerbang utara itu juga penuh dengan pengunjung.
Karena banyaknya pengunjung, orang yang ingin masuk
terpaksa menunggu dengan sabar.
Kala itu, dari luar pintu gerbang, masuklah seorang
pemuda dengan menaiki kuda. Begitu memasuki
gerbang, pandang matanya mengawasi keadaan sekeliling. Menarik kendali kuda dan membawa kuda
mengarah ke rumah makan itu. Kebetulan pada saat itu
seorang pelayan melihat ada meja kosong. Baru saja
pemuda itu selesai menalikan tali kendali kuda itu,
pelayan rumah makan menyambutnya dengan ramah.
Pemuda tampan berkulit putih kekuningan, senyum
manis menghias bibirnya yang tipis dan lekukan dagu di
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bawah bibir itu menambah kuat daya tariknya. Usianya
sekitar tujuh belasan tahun. Pakaiannya putih dari kain
kasar saja. Sambil membungkuk hormat pelayan itu
menyambut. "Silakan masuk, den. Kebetulan di dalam masih ada
meja yang kosong!" Pelayan itu tersenyum lebar. Melihat
senyum ramah itu si pemuda juga tersenyum. Wajahnya
makin menarik dan tampan kalau tersenyum. Pemuda
inipun mengangguk, mengikuti si pelayan masuk rumah
makan. "Makanan apa yang perlu disediakan, den" Nasi
gudeg, nasi opor, pecel lele, atau rames, masakan
spesial kami hari ini adalah sambel goreng hati." Begitu
melihat tamunya telah duduk, langsung saja, bagaikan
senapan mesin memuntahkan pelurunya, pelayan itu
menawarkan. "Masih banyak lagi makanan dan masakan
yang lain."
"Uwaahhh, banyak sekali macamnya" Bagaimana aku
harus memilih, Paman?"
"Betul, den. Di sini memang menyediakan masakan
bermacam-macam. Apalagi dengan adanya keramaian
ini. Rumah makan kami ini sudan terkenal di Wonowoso.
Para pembesar pun banyak yang memesan masakan dari
sini." Pelayang itu menerocos terus, mempromosikan
rumah makannya. "Dan yang paling terkenal di rumah
makan kami adalah pecel lelenya! Sambel pecelnya,
bukan main! Lezaaatt"!"
"Kalau begitu, boleh deh nasi pecel lelenya! Tolong
bawakan sekalian teh manis, tapi gulanya jangan terlalu
banyak. Cukupan saja, Paman!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Baik, den!"
"O ya, Paman. Panggil saja namaku! Suryo, tidak pakai
den-denan segala!" Suryo menahan pelayan itu untuk
memberi tahu namanya.
Pelayan itu berlalu sambil masuk mengangguk, dalam
hati merasa heran. Sudah menjadi ke biasaan dia
memanggil tamu yang datang dengan sebutan Raden,
ndara dan sebagainya. Panggilan untuk menghormat
tamu. Sekarang ada anak muda yang tidak mau
dipanggil den! Setelah pelayan pergi, pemuda itu
menebarkan pandangnya. Mengawasi seluruh ruang
makan itu, melihat kalau-kalau ada orang yang mungkin
telah dikenalnya. Akan tetapi tiada seorang pun yang
dikenalnya. Ia lalu mengalihkan pandangannya ke jalan,
melihat orang berlalu-lalang. Tiba-tiba Suryo merasa
tertarik melihat seorang pengemis tua dikelilingi oleh lima
orang pengemis muda, dan lapat-lapat terdengar
pembicaraan mereka.
"Tua Bangka tak tahu diri! Tidak diam mencari jalan
terang, malah usil!"
"Hajar saja! Biar mampus!"
"Sungguh sialan, Kalau kita dapat rejeki, semua akan
kebagian." sambung pula lainnya.
"Kalau tidak dihajar dia tidak tahu siapa kita!"
Pengemis tua menunduk saja. Tidak mengacuhkan
lima pengemis yang marah-marah kepadanya itu. Diam!
Tangan kanan memegang tongkat penunjang tubuh.
Dengan tenangnya tangan kirinya melepas caping
penutup kepala. Begitu caping itu terbuka, rambut
pengemis itu masih kelihatan hitam. Hanya alisnya telah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
putih seluruhnya. Perlahan sekali, mungkin karena otot-
otot kakinya telah kaku, berusaha duduk di tepi jalan,
tidak acuh terhadap kemarahan lima pengemis muda itu.
"Untung kita cepat lari! Kalau sampai ada yang
tertangkap, sekarang kau mampus kubunuh!"
Perhatian Suryo terpecah dengan kedatangan pelayan.
Pelayan itu menaruh makanan di atas meja depan
mukanya. Mempersilakan Suryo lalu mundur, kembali
untuk menyambut tamu lain yang datang.
"Tunggu! Tolong bungkusan nasi pecel lele satu lagi!"
Sebelum pelayan pergi Suryo berkata. Pelayan itupun
mengangguk dan berlalu.
Suryo menyantap nasi pecel lele, tidak tergesa-gesa.
Menikmati masakan itu dengan hati penuh puji syukur
atas makanan pemberianNya Pelayan datang membawa
bungkusan pesanannya. Sebelum bungkusan itu ditaruh
di meja, Suryo berkata. "Paman, boleh saya meminta
tolong?" "Tentu saja. Apa yang dapat aku bantu?"
"Bungkusan itu tolong berikan bapak pengemis tua di
ujung itu, paman!" Suryo menunjuk pengemis tua
berambut hitam beralis putih yang duduk di ujung rumah
makan itu. "Nasi ini diberikan pengemis tua?" Pelayan itu
memandang heran penuh tanya.
"Betul, paman."
"Baik." Pelayan itu berlalu menuju keluar. Dalam
hatinya merasa heran, nasi yang mahal harganya itu
diberikan begitu saja. Biasanya, hanya makanan sisa dari
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tamu saja yang diberikan pada gelandangan di depan
rumah makan. "Betul-betul aneh! Jangankan diberikan, baru melihat
saja kebanyakan orang sudah memalingkan muka. Anak
muda ini betul-betul lain dari kebanyakan orang!"
katanya dalam hati. Pelayan berjalan keluar sambil
berulang kali geleng kepala, kemudian menyerahkan
bungkusan kepada pengemis tua itu. Agaknya terjadi
pembicaraan singkat. Kentara dari tangan pelayan
menunjuk-nunjuk ke arah Suryo!
Empat orang bertampang keren masuk rumah makan.
Wajah mereka bengis dan pandang mata liar jelalatan.
Pakaian mereka menunjukkan pakaian para jawara.
Berwarna hitam-hitam dan pinggang nampak gagang
golok menyembul keluar di balik baju. Dengan dada
terangkat mereka memasuki rumah makan. Lagak
mereka merasa paling jago sendiri!
Baru sampai di pintu, seorang pelayan muda
menyambut dengan terbongkok-bongkok hor-mat.
"Maaf, maafkan?" tu". tuan, me". ja". pe".pe".nuh." katanya gagap.
Empat orang itu melotot. Membuat si pelayan gemetar
kedua kakinya. Orang yang bertanda codet di mukanya
membentak. "Keparat! Minggir kau!" Tangannya bergerak mendorong. Pelayan itu terhuyung-huyung ke belakang. Seolah-
olah dia diseruduk gajah! Kelihatannya tangan si Codet
belum menyentuh tubuh pelayan itu, tetapi nyatanya si
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pelayan terhuyung-huyung. Si Codet dan kawan-
kawannya ini mempunyai kepandaian yang berarti.
"Hayo mundur! Ha-ha-ha?" tidak lekas menyediakan
makanan untukku" Minta ditampar kepalamu, ya?"
bentak pula orang berkumis tebal.
Para pelayan lain tidak ada yang berani maju. Takut
kalau-kalau nanti mendapat hajaran mereka. Mereka
tahu bahwa empat orang itu jagoan-jagoan di
Wonowoso. Empat Golok Setan! Ya, mereka menyebut
diri mereka sendiri Empat Golok Setan. Permainan golok
mereka memang hebat dan jarang menemui tanding. Di
Wonowoso mereka adalah cabang atas!


Misteri Elang Hitam Karya Aryani W di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Memasuki ruangan mata mereka jelalatan, mengawasi
semua orang yang duduk depan meja. Orang-orang yang
bertemu pandang dengan mereka lalu menunduk tidak
berani menatap langsung lama-lama! Mereka lalu
berjalan menuju ke arah Suryo yang sedang makan.
Mengitari meja dan si Codet membentak. "Bocah!
Minggat kau! Meja ini kupakai!"
Suryo menunda makannya, mengangkat muka,
memandang wajah empat orang itu bergantian. Tepat di
hadapannya si Codet. Mukanya tampak menyeramkan
oleh codetnya itu. Di kanan si Codet berdiri, terlihat
wajah dengan kumis tebal dan brewok kasar bagaikan
kawat memenuhi muka. Sepasang mata sebesar jengkol
melotot bengis. Sedangkan dua orang yang berdiri di
belakang kanan kiri keduanya wajahnya hampir serupa,
agaknya orang kembar, keduanya berkumis tipis. Yang
seorang mempunyai tahi lalat di pipi kanan. Tahi lalat
sebesar kedelai. Sedangkan yang seorang lagi di dagu.
Mereka berdiri bertolak pinggang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Suryo tersenyum, sebelum dia bicara telah didahului
oleh orang yang berkumis tebal dan brewoknya kasar itu.
"Brakkk!!" Jari-jari tangan sebesar pisang ambon
menggebrak meja. Membuat air teh di dalam gelas
meloncat keluar. Sebagian memasuki nasi di piring.
Suryo seketika hilang nafsu makannya! Walaupun Suryo
orangnya sabar, lagak mereka berempat itu membuatnya
marah juga. Berbuat sewenang-wenang di tempat ramai
sungguh sudah keterlaluan, apalagi mengganggu orang
sedang makan. Melewati batas namanya! Akan tetapi
belum sampai Suryo menjawab, di dahului oleh si Codet.
"Pergi, cepat! Tinggalkan meja ini, kalau tidak ingin
kuhajar!" Si Codet mengancam, tangan kanannya
diamangkan ke muka Suryo.Suryo perlahan-lahan
bangkit berdiri. Senyum makin lebar melihat tingkah
empat orang itu. Kemarahan tidak nampak di wajahnya!
Empat orang itu sungguh tidak tahu aturan. Katanya
dalam hati! Si Codet yang melihat Suryo berdiri ayal-ayalan dan
senyum lebar sekali menghias mulutnya seakan
ditantang dan dipandang rendah anak kecil. Hilang
sabar! Tangan kanannya melayang ke arah muka yang
tersenyum itu. "Wutttt!" Ketupat bengkulu menyambar wajah tampan
Suryo. Apabila pukulan itu mengenai sasaran dapat
dipastikan akibatnya. Mungkin paling ringan membuat
pemuda itu jatuh pingsan. Tetapi untungnya kepalan itu
luput! Suryo yang melihat datangnya pukulan itu
miringkan tubuh, dan kepalan itu lewat di depan hidung.
Membawa bau tidak enak dari baju yang tidak pernah
dicuci! TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ya ampun"..baunyaaa"..!" Suryo menutup hidung
dan sepasang matanya memandang geli. Dia mundur
untuk mencari posisi.
Para tamu rumah makan yang melihat kejadian itu lalu
berusaha untuk menghindar. Takut kalau nanti terbawa-
bawa. Sedang pemilik rumah makan dan para pelayan
berdiri bengong, tidak tahu apa yang harus mereka
lakukan! Untuk melerai mereka tidak berani. Mereka
semua tahu siapa Empat Golok Setan itu. Mereka hanya
geli melihat ulah si pemuda.
Si Codet bertambah marah, pukulannya tadi dapat
dielakkan begitu mudahnya oleh si pemuda. Maju
melayangkan tangan menyerang. Tangan kanan membacok leher dan tangan kiri menggedor dada.
Apabila salah satu dari serangan itu mengenai sasaran,
dapat dipastikan si pemuda akan terluka parah.
Suryo yang melihat datangnya serangan itu, meloncat
ke samping kanan dan merendahkan tubuh, dengan
menekuk kaki kanannya dan tangan kanannya menyodok
ke tulang iga. Tergesa-gesa si Codet menarik tangan kanan,
melindungi iga kanannya dari sodokan.
"Dukkkk!" Dua tangan beradu dan Suryo terdorong ke
belakang. Ternyata dia kalah tenaga. Si Codet kembali
menyerang dan dielakkan Suryo. Saling serang
menyerang terjadilah dengan cepat. Gerakan Suryo
lincah, mengelak mengitari rubuh si Codet. Pukulan si
Codet mengandung tenaga, mengeluarkan angin menderu tatkala melayang. Pertempuran itupun bertambah ramai dan seru. Para penonton yang masih
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berada di ruangan itu berdebar-debar. MengkhaWatirkan
nasib si pemuda!
Si Brewok menjadi tidak sabar. Lalu maju mengeroyok, tidak malu bahwa yang dikeroyok itu
seorang pemuda ingusan. Suryo bertambah repot. Baru
menghadapi si Codet saja dia sudah kewalahan, apalagi
sekarang dia dikeroyok dua. Ilmu silat yang dimainkan
Suryo sudah lumayan sayang tenaganya tidak menunjang. Dengan lincah bocah itu mengelak ke kanan
kiri, kadang melompati bangku, mengajak kedua
lawannya main kucing-kucingan.
Sayang sekali akhirnya dia terpojok ke pagar yang
membatasi ruangan dalam itu dengan jalan.
Dalam mengelakkan pukulan si Codet ke arah muka,
Suryo tidak melihat tendangan si Brewok dari samping.
Tanpa ampun lagi lambungnya kena tendangan dengan
telak. "Buukkk!" Suryo terpelanting keluar pagar. Si Codet
melompat tinggi meriyusul dengan melakukan tendangan
terbang. Melihat datangnya tendangan Suryo menggulingkan tubuh berkali-kali. Menggelinding pergi!
Si Brewok menyusul, melompat pagar.
Kembali dua orang itu mengeroyok Suryo. Pertempuran berat sebelah terjadi di depan rumah
makan. Orang-orang berhenti memenuhi jalan untuk
menonton perkelahian itu.
Pengemis Alis Putih menonton sambil berulang kali
berdecak. Ia mengenai ilmu silat di pemuda. Alis putih
ditarik ke atas. Berkerut kening itu melihat gaya dan ulah
Suryo. Mengapa bocah itu tidak mengeluarkan tenaga
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dalam" Kalau saja pemuda itu mengeluarkan tenaga
dalam tentu dengan mudah dia akan mengalahkan dua
orang lawannya! Pikirnya.
Suryo berulang kali dapat memasukkan pukulan ke
tubuh lawan. Sayang, semua pukulan itu tidak membuat
kedua lawannya bergeming. Agaknya kekebalan tubuh
dua orang itu sangat kuat dan semua pukulan Suryo
seakan belaian gadis saja ketika mengenai tubuh
mereka. Dua orang lawan itu mencecer dengan serangan silih
berganti. Kadang pukulan mereka masuk ke tubuh Suryo.
Terkena pukulan Suryo terdorong ke belakang. Semua ini
membuat keadaan Suryo bertambah payah. Mereka tidak
peduli bahwa perbuatan mereka itu telah membuat jalan
menjadi macet. Dua orang itu merasa bangga dapat
menunjukkan kegagahan mereka kepada khalayak ramai.
(Oo-dwkz-oO) TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab 4 SEORANG penjaga berlarian menuju rumah gedung Ki
Jagabaya. Ketika sampai di pintu depan gedung,
napasnya ngos-ngosan. Dua orang penjaga lain
menegur. Menahan untuk memasuki gedung Ki
Jagabaya. Dengan gagap penjaga itu mengutarakan
maksudnya untuk memenuhi Ki Jagabaya. Ada sesuatu
yang sangat penting untuk diberitahukan.
"Tolong laporkan Gusti Jagabaya. Penjaga pintu
gerbang utara mohon menghadap, tolong cepat!"
"Ya, tapi urusan apa" Sampai-sampai engkau berani
merepotkan Gusti Jagabaya." Salah seorang penjaga
berkata. Lalu lanjutnya. "Apa kau tidak takut mendapat
marah beliau?"
Penjaga gerbang utara itu membanting-banting
kakinya. Ia merasa jengkel terhadap rekannya itu. Dia
tahu berita yang dibawanya sangat penting sekali bagi Ki
Jagabaya. "Antarkan saja, aku! Biar nanti aku yang bertanggung
jawab kalau Gusti marah!"
"Baik, mari!" Salah seorang dari penjaga itu lalu
mengajak masuk. Ia merasa khawatir juga melihat
rekannya itu ngotot hendak menghadap. Pasti ada
sesuatu yang serius yang dibawa, kalau tidak, tidak
mungkin rekannya itu bertingkah seperti itu. Dia takut
kalau nanti mendapat teguran dari Jagabaya yang
terkenal galak itu. Ketika keduanya sampai di pelataran
depan. Ki Jagabaya baru keluar dari dalam, menuju
tempat duduk di pendapa itu. Melihat penjaga itu
memasuki halaman lalu menegurnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ada keperluan apa kalian masuk" Itu penjaga dari
gerbang utara mengapa kelayapan sampai di sini" Apa
komandanmu tidak tahu kalau aku sedang istirahat!"
Ki Jagabaya tahu bahwa yang datang adalah penjaga
pintu gerbang utara. Memang para petugas jaga
diberinya tanda khusus. Semua diaturnya dan diberi
tanda-tanda yang memudahkan untuk membedakan para
petugas jaga. Sabuk yang dikenakan penjaga di utara
hitam, untuk di timur memakai sabuk berwarna putih,
sedangkan yang di selatan sabuknya berwarna kuning
dan di barat memakai sabuk merah. Ini semua diaturnya
untuk memudahkan dia meneliti kalau ada terjadi
sesuatu. Semua ini diaturnya setelah dia menjabat kepala
keamanan. "Lapor, Gusti! Penjaga utara mohon menghadap! Ada
sesuatu yang katanya penting sekali."
"Hemmm".., suruh maju ke sini! Kau boleh kembali
ke depan!" kata Ki Jagabaya. Penjaga itu memberi
hormat lalu membalik. Pergi ke tempatnya kembali.
Penjaga utara itu maju, menyembah lalu duduk bersila
di lantai, depan Ki Jagabaya. Kepala tunduk dan tangan
menopang di atas paha. Sejenak Ki Jagabaya
mengawasi. Pandang matanya mencereng, lalu katanya.
"Hemmm".., keperluan penting apa yang membuatmu
datang ke sini" Kenapa tidak komandanmu ke sini,
menemui aku?"
"Ampun, Gusti. Hamba mohon ampun sebesarnya
apabila telah membuat Gusti tidak berkenan. Begini"..
Gusti, begini?" hamba, hamba pernah beberapa lama
menjadi petugas di sini. Pagi tadi, ketika hamba
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mendapat tugas jaga di pintu gerbang utara, hamba".
melihat".. hamba melihat?"!"
"Ya?", teruskan, jangan ragu-ragu!" Ki Jagabaya
berkata kepada penjaga itu. Ia melihat menjaga itu agak
takut-takut untuk menceritakan apa yang dilihatnya itu.
Ki Jagabaya lalu menenangkannya agar supaya penjaga
itu tidak merasa takut.
"Anu, Gusti".. anu".. begini, Gusti. Tadi ketika hamba
sedang bertugas jaga hamba melihat masuknya pemuda
tampan. Pemuda itu masih berusia belasan tahun."
Penjaga itu berhenti sejenak. Ki Jagabaya mendengarkan
dengan penuh perhatian, karena hatinya mulai tertarik.
"Ya, lalu apa?"
"Pemuda itu menaiki seekor kuda putih. Hamba
mengenal kuda putih itu. Hamba pernah merawatnya
ketika berada di tempat ini. Kuda putih itu bukan lain
adalah kuda Den Roro Kenangasari, maka hamba lalu
melapor kepada komandan jaga di sana."
"Lalu kenapa tidak komandanmu sendiri yang datang
ke sini?" "Komandan jaga memerintahkan hamba sendiri untuk
menghadap paduka. Menurut komandan jaga, bamba
lebih mengetahui tentang kuda itu. Maka hamba lalu
berlari ke sini, menghadap Gusti Jagabaya sendiri."


Misteri Elang Hitam Karya Aryani W di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hemmm".., terus bagaimana" Ke mana pemuda
remaja itu perginya?"
"Hamba tadi mengawasi ke mana perginya pemuda
itu. Mungkin anak muda itu sedang lapar, sebab tadi
kudanya ditambatkan depan rumah makan. Sekarang ini
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kemungkinan sedang makan di tempat itu. Ki Jagabaya
bertepuk tangan tiga kali. Terdengar keras sekali. Tak
lama kemudian, muncul seorang laki-laki berpakaian
pelayan dari dalam gedung. Dengan jalan jongkok lelaki
ini datang menghadap. Ki Jagabaya memerintahkan
kepada pelayan itu.
"Siapkan kudaku di depan! Suruh segenap perajurit
yang tidak berjaga untuk menanti di depan!" Ki Jagabaya
berdiri. Sebelum berlalu untuk berganti pakaian ia
berkata kepada penjaga utara itu. "Kaujalan di depan
sebagai penunjuk jalan!"
"Sendika dhawuh, Gusti." Penjaga itu menyembah lalu
berjalan jongkok keluar dari ruangan pendapa itu,
menuju keluar, menanti bersama dengan perajurit yang
lain. Ketika Ki Jagabaya keluar dengan menunggang kuda,
di depan telah berbaris rapi perajurit. Begitu melihat
semua telah siap, segera saja ia memerintahkan untuk
berangkat. Penjaga gerbang utara segera berjalan di
depan diikuti Ki Jagabaya di belakangnya. Dua orang
perajurit disuruh membuka jalan, sedangkan lainnya
mengikuti di belakangnya.
Perjalanan rombongan itu i tidak dapat cepat. Jalan-
jalan yang penuh dengan orang berjualan dan lalu-
lalangnya orang yang melihat-lihat maupun sedang
belanja kebutuhan itu. A gak menghambat rombongan itu
menuju ke tempat di mana pemuda tadi memasuki
warung. Sesampai di jalan di mana terdapat rumah makan itu,
jalan sudah penuh oleh kerumunan penonton yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
melihat perkelahian. Melihat itu, para penjaga sibuk
mendorong orang-orang yang memenuhi jalan itu.
Sedang Ki Jagabaya mengawasi dengan pandang
matanya yang tajam mencari-cari. Begitu melihat kuda
putih dan pelana yang dikenakan di punggungnya, Ki
Jagabaya segera mengenal kuda tersebut. memang betul
kuda itu kuda tunggangan Kenanga sari, anaknya! Kedua
alisnya berkerut. Hatinya bertanya, ada hubungan apa
anak muda itu dengan anaknya" Kenapa anak muda itu
menaiki kuda Kenangasari"
Ketika Ki Jagabaya mengawasi depan rumah makan. Melihat orang
berkelahi, kedua matanya mencereng. Marah! Ada orang
berani mengganggu keramaian dan pesta di Wonowoso.
Lalu bertanya kepada penjaga gerbang utara. "Mana
anak muda yang menaiki kuda itu?"
"Itu, Gusti! Anak muda yang sedang dihajar itu!"
Penjaga itu menjawab sambil menunjuk ke arah medan
perkelahian. "Tahan! Berhenti kataku! Mundur semua".. mundurrrr!!" Suara bentakan ini menggeledek. Orang-
orang menjadi kaget dan mundur. Sedang si Codet yang
sedang menghajar anak muda itu juga kaget, menoleh
bersamaan dengan kawan-kawannya. Begitu melihat
siapa yang telah mengeluarkan bentakan, dia lalu
mundur, berdiri dengan lengan tergantung di samping
kanan kiri tubuhnya. Sedang Suryo yang terbebas dari
hajaran kedua orang lawannya berusaha berdiri.
Suryo merasakan seluruh tubuhnya sakit, tulang-
tulang tubuhnya terasa hilang. Dengan sempoyongan
Suryo mendekati Ki Jagabaya, agar jangan sampai
dihajar lagi. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Siapa yang memulai keributan di sini" Hayo
mengaku!" Ki Jagabaya membentak. Sepasang matanya
mengawasi Empat Golok Setan yang berdiri agak jauh
dari tempatnya. Agaknya dia dapat menduga bahwa
keempat orang itu pastilah yang membuat ulah. Dia telah
mengenai betul siapa empat orang itu. Dan bagaimana
tingkah lakunya.
"Ampun, Gusti. Sebetulnya hamba berempat tidak
membuat kerusuhan! Anak muda itu terlalu memandang
rendah hamba. Dia mengejek hamba, maka hamba lalu
menghajarnya!" kata si Codet sambil menunduk tidak
berani menentang pandang mata Ki Jagabaya.
"Bohong, Gusti, ketika hamba sedang makan, empat
orang raksasa ini datang dan menumpahkan air teh
hamba. Hamba tidak mengejeknya, Gusti."
"Baik! Untuk membuat terang perkara ini, kalian
semua ikut aku!" Ki Jagabaya berkata. Ia ingin
mengetahui kenapa anak muda itu sampai menaiki kuda
Kenangasari. Ki Jagabaya merasa bahwa bertanya di
tempat itu sungguh tidak pada tempatnya. Ini adalah
urusan pribadi, orang lain tidak boleh ada yang tahu.
Kenangasari telah disuruhnya untuk menyelidiki pencuri
dan pemerkosa serta pembunuh yang menamakan
dirinya Elang Hitam!
Ki Jagabaya memberi isyarat kepada para perajurit.
Lalu kelimanya dibawa ke rumah Ki Jagabaya. Kuda putih
itupun dituntun oleh seorang perajurit.
Orang-orang melihat iring-iringan ini dengan penuh
tanda tanya! Mereka tidak mengetahui kenapa kelima
orang itu ditangkap dan bertanya-tanya, dan sebentar
saja berita ini tersebar ke seluruh penjuru Wonowoso.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Empat Golok Setan ditangkap bersama dengan seorang
bocah laki-laki tampan. Dibawa ke rumah Ki Jagabaya.
Seorang pengemis tua beralis putih, memegang
tongkat di tangan kanan mengikuti dari jauh. Pengemis
ini tertarik melihat jurus-jurus anak muda itu, ia
mengenai baik ilmu silat itu. Ilmu silat Mliwis Putih!
Sebetulnya siapakah anak muda itu" Bagaimana bisa
memainkan ilmu silat Mliwis Putih dengan baiknya"
Kenapa tenaga dalam anak muda itu tidak ada"
Pertanyaan ini memenuhi benak si Pengemis Alis Putih.
Ki Jagabaya sesampainya di rumah, menyuruh
membebaskan Empat Golok Setan. Lalu membawa
pemuda itu ke ruangan pendapa. Para perajurit disuruh
kembali ke tempat. Dia membebaskan Empat Golok
Setan, keempatnya sebetulnya empat orang jagoan yang
dipanggil-nya untuk menangkap dan menghadapi Elang
Hitam. Sedangkan anak muda itu ditahannya untuk
dimintai keterangan sehubungan dengan kuda putih milik
Kenangasari. Kenapa sampai sekarang Kenangasari tidak
kembali, dan kuda putihnya malah dinaiki oleh anak
muda itu. "Bocah bagus, kau tahu mengapa kau kubawa ke
sini?" tanya Ki Jagabaya sambil mengawasi anak muda di
depannya. Kagum melihat ketampanan dan daya tarik
anak muda itu. "Hamba tidak tahu, Gusti." Suryo menjawab
sederhana. "Hemm, begini, bocah bagus!" Ki Jagabaya berhenti
sejenak, lalu lanjutnya. "Siapa namamu" Dan dari mana
asalmu serta hendak pergi ke mana?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hamba bernama Suryo, dari Mataram dan hendak
merantau meluaskan pengalaman, Gusti." Suryo menjawab singkat. Dia tidak ingin orang lain mengetahui
rahasianya mengapa dia sampai di sini.
"Suryo (Matahari), nama yang bagus. Kelana dari
Mataram?" Ki Jagabaya mengerutkan kening. Apakah
anak muda ini seorang pangeran yang menyamar"
Karena nama Suryo biasanya dipakai oleh para orang
dalam. Maksudnya keraton! Ki Jagabaya memutar untuk
tidak kentara bahwa dia menyelidiki Suryo.
Suryo pun tidak tahu, dirinya tengah diselidiki. "Benar,
Gusti." "Kuda putihmu kuda yang bagus."
"Terima kasih, Gusti. Dia memang kuda hebat."
Ki Jagabaya memancing, ingin mendapat penjelasan
dari Suryo. Tapi agaknya maksudnya ini tidak
kesampaian. "Apa kamu mengenal empat orang tadi"
Mengapa sampai kau dihajar?" Kembali Ki Jagabaya
bertanya sambil melihat Suryo yang meringis kesakitan.
Suryo merubah cara duduknya, kakinya terasa sakit
sekali. Suryo lalu menjawab. "Hamba sekali sekali tidak
mengenalnya, Gusti. Melihat pun baru sekali ini. Hamba
tidak tahu mengapa datang-datang mereka menyerang
hamba. Agaknya hendak merampas kuda hamba Gusti."
"Hemm, begitu! Apakah kuda itu kaudapat dari
ayahmu" Kuda seperti itu jarang dimiliki oleh orang
kebanyakan, hanya orang-orang berharta dan berpangkat saja yang mempunyai kuda semacam itu!"
Kembali Ki Jagabaya memancing. Suryo tersenyum, lalu
menggeleng kepala. Heran mengapa orang ini selalu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berbicara mengenai kuda. Tidak mengatakan mengapa
me nangkapnya dan membebaskan empat orang itu!
"Mengakulah saja, Suryo ! Demi kebaikanmu sendiri,
lebih baik kau berterus terang kepadaku!" Ki Jagabaya
lalu membuka kartu. Dia berterus terang tentang kuda
itu. Kuda milik Kenangasari itu merupakan kuda
pemberiannya, tadi ia mendapat laporan dari penjaga,
bahwa kuda pemberiannya itu dinaiki orang lain. Dia
membuktikan sendiri. Dan".. sekarang Suryo telah
berada di depannya. Tidak ada orang lain di ruangan itu
selain mereka berdua. Ki Jagabaya dengan halus minta
Suryo untuk menceritakan bagaimana kuda itu sampai
menjadi milik Suryo.
Mengetahui hal ini Suryo kaget. Suryo sama sekali
tidak menyangka menemukan pemilik kuda itu dengan
mudah. Ia tidak tahu bahwa Ki Jagabaya ini ayah dari
gadis yang dikuburnya. Gadis yang telah diperkosa dan
dibunuh dengan sadis di tengah hutan. Mayatnya
dibiarkan begitu saja, terlantar di tengah lapangan!
Suryo lalu menceritakan, bagaimana dia sampai
ketemu dengan kuda itu!
(Oo-dwkz-oO) TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab 5 GEROBAK SAPI itu berjalan perlahan. Jalan di
perbukitan yang menaik itu membuat dua ekor sapi
berjalan dengan bertatih-tatih. Mungkin karena terlalu
berat beban di gerobak itu. Isi gerobak terlalu penuh,
ditumpuk-tumpuk melebihi takaran. Agaknya si empunya
ingin sekali angkut dapat menyelesaikan tugasnya.
Pemilik gerobak agaknya tidak perduli dengan binatang
yang menjadi penghelanya. Terbayang keuntungan yang
besar dengan dapat mengangkut barang-barang itu
dengan sekali angkut. Rasa kasihan terhadap hewan
peliharaannya menipis! Ini semua masih ditambah
dengan lecutan-lecutan di punggung kedua sapi itu.
Bilur-bilur panjang membekas di punggung ketika lecutan
itu mendarat dengan kerasnya!
Si empunya barang bertubuh gendut, duduk di muka,
dekat kusir sambil mengantuk. Juragan gendut itu
merasa diayun-ayun oleh gerobak yang berjalan perlahan
itu sehingga membuatnya tertidur di tempat duduknya.
Memang nikmat sekali kalau orang naik gerobak sapi.
Jalannya yang tetap pelan dan suara klinting di leher
sapi, serta goyangan-goyangan yang dibuat roda
gerobak. Semua ini membuat orang yang naik gerobak
menjadi terlena. Santai sampai terkantuk-kantuk, duduk
di kayu yang keras. Terkadang kaget kalau roda kena
batu, goncangan keras membuat kaget dan membuka
mata. Tidak lama kemudian, mata tiada kuasa lagi terbuka,
kembali ke alam mimpi! Delapan orang bertampang
jagoan, berjalan di belakang gerobak. Tampang keren,
pakaian ringkas. Di pinggang tergantung golok besar.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Langkah mereka mantap dan pandang mata tajam.
Mereka adalah para tukang pukul yang disewa oleh
Pedagang Gendut untuk mengawal ke Wonowoso. Untuk
menjaga keselamatannya dari gangguan para perampok.
Telah dua kali mereka lolos dari cegatan para perampok.
Delapan orang tukang pukul itu dapat mengusir
perampok dengan mudah! Sehingga rombongan itu akan
sampai di tempat yang dituju dengan selamat.
Angin bertiup dari depan agak kencang. bau bangkai
terbawa angin melanda rombongan ini. Pedagang Gendut
tersentak kaget. Begitu pula kusir dan delapan orang
pengawal itu. Mereka semua terkejut. Ada apa gerangan yang
menanti di depan" Kenapa bau bangkai sampai tercium
di tempat ini. Tanpa sadar delapan orang pengawal itu


Misteri Elang Hitam Karya Aryani W di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memegang gagang golok. Bau bangkai yang terbawa
angin itu mereka kenal betul! Bangkai orang mati!
Pedagang Gendut menoleh ke kanan kiri. Matanya
jelalatan, hatinya was-was. Takut kalau-kalau ada lagi
perampok yang datang mencegat. Kedelapan pengawal
sekarang berjalan di samping gerobak. Agak ke depan
berjalan dua orang, di kanan kiri gerobak dijaga dua
orang, dan sisanya berjaga-jaga di samping belakang.
Semuanya berjalan dengan hati dag-dig-dug, jantung
berdenyut kencang. Tangan yang memegang golok siap
membacok siapa saja yang berani menghadang!
"Itu". itu". di sana, ada bangkai! Cepat, cepat
tinggalkan tempat ini!" Pedagang Gendut berteriak.
Tangan menunjuk-nunjuk samping kiri. Di mana sesosok
tubuh tergolek telanjang. Lapat-lapat terdengar suara
ringkik kuda. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Si kusir, tanpa diperintahpun telah melecut punggung
sapinya. Sambil berdiri dan berteriak-teriak. Kedua sapi
penarik gerobak yang kaget dan kesakitan itu, sekuat
tenaga untuk menarik.
Gerobak itupun berjalan lebih cepat dari tadi. Semua
pengawal berlari kecil mengikutinya. Tanpa menoleh lagi
ke arah mayat itu. Mereka sama sekali tidak mau
mendekat. Baru melihat saja mereka telah panik! Takut
akan sesuatu yang mengganggu mereka. Lebih
mementingkan keselamatan gerobak dan barang-barang
yang dibawanya. Pedagang Gendut takut kalau sampai
ada apa-apa yang membuatnya merugi. Dia selalu
memandang semua persoalan dengan untung-rugi buat
dirinya. Gerobak itu berlalu dengan cepat. Meninggalkan
tempat itu dengan suara geluduk-geluduk dari roda
kereta yang melanggar batu. Sekali-kali teriakan kusir
membelah udara! Tidak berapa lama kemudian
rombongan itu lenyap di balik tikungan!
Tidak berapa lama, setelah gerobak itu lewat.
Terdengar suara kaki kuda yang dilarikan cepat. Tampak
lima penunggang kuda, beriring-an datang dengan cepat.
Melihat pakaian yang menempel di tubuh mereka, terang
bahwa mereka berlima itu pastilah para ahli silat. Pakaian
yang ringkas dan pedang yang tersembul di balik
punggung, menandakan bahwa kelimanya orang yang
biasa merantau dan berkepandaian. Ini terlihat nyata dari
cara mereka menunggang kuda. Tubuh tegak naik turun
seirama dengan goncangan naik turun punggung kuda.
Begitu sampai di tempat itu, kuda-kuda mereka
meringkik keras. Mencium bau mayat! Kelimanya
berusaha menenangkan kuda masing-masing. Setelah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kuda dapat ditenangkan, me-rekapun maju mendekat.
Terlihatlah mayat perempuan cantik telanjang di tempat
itu. Mayat yang terlantar! Sambil menutupi hidung,
karena bau mayat yang menyengat dari tubuh yang telah
membusuk. Wajah wanita itu cantik dan tubuhnya juga
aduhai! Sejenak mereka mengawasi mayat itu. Orang
tertua berkata. "Hayo, kita pergi saja! Urusan kita sudah
cukup banyak! Biar mayat ini menjadi santapan binatang
buas!" Salah seorang turun untuk memungut pedang yang
tidak jauh dengan tubuh wanita itu. Baru dua langkah dia
berjalan, terdengar bentakan keras.
"Wiro! Naiki kudamu! Kita telah ditunggu-tunggu,
nanti terlambat! Hayo cepat!"
Orang yang dipanggil Wiro menoleh. Lalu menunjuk
pedang yang menggeletak itu dan berkata. "Pedang itu
kelihatannya sangat bagus, lihat cahayanya, kang!"
"Buat apa pedang itu, hayo cepat naiki kudamu! Kita
berangkat!" Wiro mengangkat kedua pundaknya.
Menggerutu, tetapi kembali menaiki kuda dan mengejar
teman-temannya yang telah membalapkan kudanya.
Kelimanya lalu meninggalkan tempat itu. Tidak peduli
akan apa yang telah dilihatnya. Seperti melihat bangkai
seekor binatang saja! Salah seorang malah hanya melihat
pedang yang tergeletak. Tidak mau tahu tentang mayat
manusia yang terlantar itu. Biarpun telah meninggalkan
bau yang menyengat hidung. Mereka tidak mau
kehilangan tenaga untuk menguburkan. Agaknya hati
kelimanya telah mengeras, bagaikan batu hitam yang
keras. Hanya mementingkan diri sendiri saja.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Seharusnya mereka berlima dapat saja menguburkan
mayat itu. Tetapi kenapa tidak mau" Melihat mereka
berlima terang adalah ahli silat, seharusnya sebagai
pendekar mereka berhati emas. Bukan berhati batu!
Semua ini terlihat nyata, mereka berlima terang bukanlah
pendekar-pendekar yang berhati welas asih. Pembela
kebenaran dan keadilan! Tetapi kelimanya adalah
jagoan-jagoan yang mencari untung demi diri sendiri! Ini
nampak dari sikap mereka yang menemui mayat wanita
itu. Matahari telah naik tinggi, sinarnya yang terang dan
mengandung kehidupan itu menyengat panas. Tanah-
tanah yang basah oleh embun, menguap terkena sinar
matahari. Jalan setapak di hutan itu telah sepi dan jarang
sekali orang lewat. Kalau kebetulan ada orang lewat,
mereka menutup hidung. Tidak menoleh ke kanan kiri.
Tidak mau tahu di mana asal bangkai itu.
Suara tembang itu melantun lantang di tengah hutan.
Terdengar bening dan empuk menyanyikan lagu gembira
dan jenaka. Penyanyinya agaknya seorang yang riang
dan jenaka. Makin lama makin jelas, agaknya orang itu
mendekati hutan itu. Tampaklah seorang pemuda
tampan berusia belasan tahun. Melangkah santai dan
sesekali berloncatan kecil, seakan kelinci yang sedang
bercanda. Senyum manis tidak pernah meninggalkan
bibirnya, dan sepasang mata itu bagaikan sepasang
matahari kembar yang berseri-seri melihat pemandangan
dan segala sesuatu yang tertangkap oleh lensa Sepasang
matanya. Rambut itu tidak tebal, berwarna hitam diikat
dengan kain putih. Membuat wajah itu semakin menarik
karena lekukan kecil di tengah dagunya. Apabila
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kebetulan ada orang yang melihatnya akan ketularan
melihat keriangan anak muda itu!
Ketika dia mencium bau menyengat. Dia berhenti.
Menoleh ke kanan kiri, mencari dari mana bau itu
berasal! Siapakah pemuda ini" Dia bukan lain adalah
Suryo pengelana dari Mataram! Suryo memandang ke
arah semak, sepasang bola mata itu memandang seakan
bertanya-tanya. Langkah kaki ringan ketika maju sambil
menahan napas untuk mengurangi bau busuk yang
menyengat. Uhhhhh!! Matanya terpaku pada penglihatan
di dekat semak! Kasihan!! bisiknya pelan. Suatu bisikan
yang keluar begitu dari lubuk hatinya. Tanpa disadari,
keluar secara spontan! Tajam, sepasang matanya
mengawasi sekeliling. Mencari sesuatu yang dapat
membantunya menguak misteri mayat perempuan itu.
Ketika pandang matanya melihat sebatang pedang
menggeletak tak begitu jauh dari semak serta melihat
sinar pedang itu. Mulutnya tersenyum lebar. Tanpa ragu
lagi, Suryo mengambil pedang dan mencari tempat yang
baik. Lalu tanpa ragu kedua tangannya bergerak,
membuat lubang yang cukup dalam. Walaupun
pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang ringan, tapi dia
melakukannya dengan bersiul-siul. Wajahnya tetap ceria,
hatinya berbunga melakukan pe-kerjaan itu. Tidak mau
tahu biarpun matahari makin condong ke barat.
Setelah lubang itu cukup dalam, dia memandang ke
arah mayat. Maju mendekat. Meneliti, mungkin ada
sesuatu yang dapat dijadikan tanda. Tanpa sengaja
pandang mata Suryo tertuju ke arah tangan kanan! Dia
pun berjongkok, membuka telapak tangan itu. Benda
bersinar hitam tersembul dari telapak tangan itu. Sebuah
kancing baju! Ketika mendekati mayat itu ujung
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
hidungnya telah ditutup dengan kain pembungkus kepala
yang didalamnya telah ia isi dengan bunga. Membuat
bau menyengat tidak begitu mempengaruhinya. Dengan
hati-hati, Suryo mengangkat jenazah itu. Diturunkannya
sendiri ke dalam lubang yang dibuatnya, setelah selesai
semuanya diapun lalu mencari daun-daun untuk
menutupi tubuh. Tanah urukan dimasukkannya perlahan,
setelah selesai dengan pekerjaannya itu Suryo pun
menoleh ketika mendengar langkah seekor kuda datang
mendekat. Kuda putih itu mendengus-dengus di gunduk-
an tanah. Perlahan Suryo mendekat, tangannya
mengelus leher kuda. Aneh! Kenapa kuda itu menjadi
jinak. Agaknya kuda itupun tahu bahwa anak muda yang
mendekatinya tidak bermaksud jahat. Diam, mengangguk-anggukkan kepala seakan mengucapkan
terima kasih atas semua yang telah dilakukan terhadap
tuannya. Suryo pun girang, lalu menuntun kuda ke jalan.
Menoleh sekali lagi ke arah gundukan tanah yang baru
itu. Ia tidak tahu nama wanita itu dan siapa yang telah
membunuhnya" Hanya kancing baju hitam yang berada
di tangan wanita itu mungkin milik si pembunuh. Dia
akan berusaha untuk menyingkap tabir ini!
Perbuatan Suryo ini dilandasi oleh kasih terhadap
sesama! Kasih yang diajarkan ayahnya, tatkala dia masih
kecil. Pelajaran tentang kasih, di mana semua manusia
itu sama, mereka adalah saudara-saudara kita! Ibadah
kita haruslah hidup. Bukan mati! Hidup berarti
berkembang! Berkembang dan berbuah! Hasilnya untuk
sesama, mengenalkan jalan lurus menuju yang Empunya
yang telah menciptakan langit bumi beserta isinya!
Menjauhkan diri dari jalan yang menjadi larangannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Menaati jalan yang telah ditunjukkan! Kita akui dosa-
dosa kita dihadapanNya, kita tidak dapat berbuat apa-
apa. Semua hanya karena kasihNya! Kita serahkan
semuanya dalam tanganNya dan Dialah yang akaa
menyelamatkan kita. Menuntun kita di jalan yang
menjadi kehendakNya dan menjauhkan kita dari yang
jahat. Kita percaya bahwa Dia telah mendahului kita di
jalan yang kita tuju! Ke manapun kita pergi! tidak
berbohong, Gusti. Apa yang hamba ceritakan semua
benar adanya." Suryo kembali berkata. Tetapi tentang
kancing baju hanya disimpannya untuk dirinya sendiri.
Suryo hanya menceritakan bahwa dia mengubur jenazah
itu di hutan jati. Semua diceritakannya dengan singkat
dan jelas. "Suryo".. perempuan yang tidak kau kenal itu, dia"..
dia". Kenangasari".., anakku".."
Ki Jagabaya berkata sambil menutupi wajahnya
dengan kedua tangan. Menangis pelan, air mata menetes
di kedua pipinya. Tiada suara keluar dari mulutnya dan
dadanya turun naik, menahan kesedihan yang menyesak.
Suryo terlongong. Tidak mengira sama sekali. Tertunduk
penuh haru dan tidak tahu harus berkata apa. Keduanya
diam dengan pikiran masing-masing memenuhi benaknya, sehingga bagaikan patung saja diam
membisu. Setelah dapat menguasai perasaannya, Ki Jagabaya
menarik napas panjang berulang-ulang untuk mengisi
dadanya penuh dengan hawa. Menghilangkan sesuatu
yang membuat dadanya terasa sesak. Setelah merasa
dirinya tenang, iapun berkata.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Suryo, untuk sementara menginaplah kau di sini
sambil menanti luka-lukamu sembuh. Setelah sembuh
barulah kita menengok ke tempat di mana anakku
dikuburkan!"
"Terima kasih, hamba siap untuk mengantar." Ki
Jagabaya memanggil pelayan,disuruhnya menyiapkan
kamar untuk tempat Suryo menginap dan juga tidak lupa
pula untuk membuat boreh. Obat luka memar yang
terdiri dari beras, kencur dan lain-lain akar yang
dicampur dengan arak.
(Oo-dwkz-oO) TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab 6 BERKELEBAT bayangan hitam dari iuar tembok.
Gerakannya gesit dan lincahnya cepat bagaikan
segumpal asap hitam berlalu pergi tertiup angin. Begitu
cepat gerakan itu sehingga apabiia kebetulan ada orang
yang memergoki dan melihatnya, pastilah orang itu akan
menganggap bahwa yang berkelebat tadi hanyalah
seekor burung terbang lewat!
Ketika kedua kakinya jatuh menginjak tanah tidak
menimbulkan suara, bagaikan kaki seekor kucing yang
menubruk mangsa. Atau kucing yang jatuh dari atas
pohon karena terpeleset, melayang dan kakinya
menginjak tanah dengan tepatnya tanpa menimbulkan
suara! Tanpa membuang waktu, menyusuri dinding sebelah
dalam di bawah gelapnya bayangan pohon. Kadang
orang ini berhenti sejenak dan sepasang matanya yang
tajam meneliti keadaan. Lalu meloncat dari balik pohon
ke pohon yang berada di dalam kebun belakang rumah
itu. Bagaikan bayangan setan yang berkeliaran tanpa


Misteri Elang Hitam Karya Aryani W di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menimbulkan suara!
Di bawah pohon tanjung di tengah-tengah taman
orang berkedok itu berhenti. Berdiri tegak dengan kedua
lengan bersedakap atau bersilang tumpang tindih di
depan dada dan kepala menunduk dengan sepasang
mata dipejamkan. Mulutnya nampak bergerak-gerak
komat-kamit dalam membaca mantera! Udara di sekitar
tempat itu menjadi semakin dingin, penuh dengan
getaran ajaib. Dari tubuh orang bertopeng itu keluar
pengaruh magis yang amat kuat memenuhi tempat itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dan membuat orang-orang yang terkena menjadi tidur
tanpa terasa lagi.
Sebetulnya siapakah orang bertopeng itu" Dia bukan
lain adalah penjahat yang mengacau di Wonowoso dan
sekitarnya! Orang yang telah membunuh Kenangasari
dengan kejam setelah menikmati tubuhnya di dalam
hutan jati! Iblis Elang Hitam! Ya, Iblis Elang Hitam
begitulah namanya dan di tubuh-tubuh korban yang
telah dibunuhnya terdapat tanda cakaran memanjang.
Bagaikan bekas cakaran burung elang!
Apa yang sedang dilakukan oleh Iblis Elang Hitam di
bawah pohon itu" Ternyata Iblis Elang Hitam telah
mengeluarkan aji panyirepan yang ampuhnya menggila!
Tenaga magis ini sangatlah hebatnya dan orang-orang di
sekitar lingkungan tempat tinggal Ki Jagabaya itu, baik
yang berada di dalam rumah maupun yang ada di luar
tembok di mana aji ini masih dapat menjangkaunya,
tertidur pulas oleh pengaruh aji panyirepan itu.
Sedangkan Ki Jagabaya sendiri tidak terluput dari
pengaruh ini, apalagi hanya para pelayan dan tukang
kebun. Mereka semua tertidur bagaikan orang yang
Pendekar Riang 11 Kisah Si Bangau Putih Bu Kek Sian Su 14 Karya Kho Ping Hoo Pertempuran Di Lembah Bunga Hay Tong 1
^