Pencarian

Pedang Medali Naga 8

Pedang Medali Naga Karya Batara Bagian 8


"Tidak, penyelesaian terakhir belum kaulakukan, ayah. Kau
harus meminta maaf pada enci Hong dan melatih puteranya
dengan ilmu baru yang kauberikan pada Bi Lan itu!"
"Ah, tapi anak itu sudah dibawa si Naga Bongkok, Bi-ji.
Mana mungkin aku melatihnya?"
"Kau dapat merebutnya, ayah. Kau cari anak itu dan ambil
kembali dari tangan si kakek bongkok!"
Ciok-thouw Taihiap terbelalak. "Aku memang akan mencari
si Naga Bongkok itu, Bi ji. Tapi bukan untuk menolong Sin
Hong! Bocah itu tidak berada dalam bahaya, kenapa aku harus
merebutnya?"
"Karena enci Hong berduka ditinggal anaknya itu, ayah.
Dan aku tak dapat melihat enci Hong menangis gara-gara
perbuatanmu!"
"Setan, ini bukan gara-garaku, Bi-ji. Ini gara-gara keparat
Naga Bongkok itu! Kalau dia tidak datang membongkar
rahasiaku ini tentu semuanya tak akan terjadi!"
"Baik, tapi bagaimanapun kau harus bersikap adil pada dua
orang anak itu, ayah. Kalau tidak Bi Lan tak kuperbolehkan
lagi melatih Soan-hoan-ciang bila Sin Hong tak kauberi pula
ilmu s ilat itu!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, kau memaksa?"
"Demi keadilan bagi dua orang anak itu, ayah. Dan kau
harus meminta maaf pula pada enci Hong!"
"Kalau aku tidak mau?"
Ceng Bi membanting kaki. "Kau harus mau, ayah. Itu
kesalahanmu yang terang-terangan kaulakukan. Kalau tidak,
aku tak mau pergi dari tempat ini dan selamanya mengurung
diri di ruang samadhi!"
Ciok-thouw Taihiap terkejut. Dia terbelalak memandang
puterinya itu, tapi maklum ancaman puterinya ini tidak main-
main segera dia menggedruk tanah dan mengibaskan lengan.
"Baik, kau selamanya menggencet ayahmu. Bi ji. Kau
membuat aku harus selalu tunduk padamu. Setan..!" dan
Ciok-thouw Taihiap yang melompat pergi kali ini tak dikejar
Ceng Bi yang tiba-tiba basah matanya.
Nyonya muda ini tahu akan kecintaan ayahnya yang besar.
Bahkan jauh lebih besar lagi sejak saat dia "dibunuh" itu.
Maka melihat ayahnya uring-uringan dan memenuhi
permintaannya semata-mata karena cinta kasihnya yang besar
kepada dirinya maka nyonya muda ini tiba-tiba terisak.
"Ayah, kaumaafkan aku ... !"
Ceng Han sudah memeluk adiknya ini. Dia dapat
merasakan semua yang terjadi itu, menarik napas tapi lega
bahwa ayahnya berbasil "disadarkan" dan tak terjadi bentrok
di antara adiknya dan ayahnya itu. Hal yang tentu bakal
membuat dia berdebar dan ngeri. Tapi maklum ayahnya itu
memenuhi permintaan ini dengaa rasa terpaksa maka diam-
diam putera Pendekar Kepala Batu itu tersenyum pahit.
Bagaimanapun, ayahnya memang luluh kalau menghadapi
Ceng Bi. Satu-satunya orang yang agaknya "lawan" yang
paling ditakuti ketua Beng-san pai itu. Dan Ceng Han yang
tersenyum melihat ini semuanya lalu menarik adiknya masuk
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ke dalam, di mana waktu itu Cui Ang muncul menyambut
mereka. Demikianlah, Ceng Bi semalam menginap di tempat
ayahnya itu. Lalu gembira melihat ayahnya muncul untuk
memenuhi janji maka keesokan harinya ketua Beng san itu
sudah turun gunung menuju Ta-pie-san, tentu saja bersama
Ceng Bi yang mengiring di sebelahnya. Dan ayah dan anak
yang turun gunung dengan satu tujuan itu akhirnya
meninggalkan Beng-san setelah mewakilkan urusan partai
kepada puteranya.
Tapi sepanjang jalan Pendekar Kepala Balu tak begitu
gembira. Dia agak pendiam, dan ketika mereka tiba di Ta-pi
san tentu saja Pek Hong dan Pendekar Gurun Neraka terkejut
menyambut. Mereka buru-buru turun, dan Pendekar Kepala
Batu yang tidak suka njlimat-njlimet sudah langsung
menyatakan tujuannya, minta maaf pada madu dari puterinya
itu. Dan Pek Hong yang kaget serta membelalakkan mata
tentu saja jadi kaget dibuatnya.
"Ah, itu tak perlu kaulakukan, Souw-locian-pwe. Aku tidak
iri ataupun sakit hati untuk urusan sepele ini. Adik Ceng Bi
yang kelewatan, masa orang tua jauh-jauh diajak ke mari
hanya untuk minta maaf!" dan Pek Hong yang tersipu-sipu
menerima kata-kata ketua Beng-san ini langsung menolak
dengan halus. Pendekar Kepala Batu agak terhibur. Dia tidak kelewat
merasa "terhina", maka ketua Beng-san yang akhirnya ganti
menginap semalam di tempat mantunya itu dapat bernapas
lega. Dia beristirahat, tapi pikirannya yang masih kacau gara-
gara teguran puterinya itu mendadak membuat pendekar ini
tiba-tiba mendatangi kamar Bi Lan ketika malam itu suasana
sepi dan tak ada orang.
Dengan mudah ketua Beng-San ini masuk, lalu menutup
pintu dengan hati-hati dia menghampiri Bi Lan yang tidur. "Bi
Lan, bangun. Hayo latihan sebentar di depan kong-kong-mu.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bi Lan terkejut. Ia melompat bangun dengan kaget, tapi
melihat kong-kongnya ada di s itu mendadak anak ini tertegun.
"Apa, kong-kong" Ada apa kau ke mari?"
Pendekar Kepala Batu tersenyum. "Tidak ada apa-apa, Bi
Lan. Aku ke mari hanya sekedar ingin metihatmu berlatih
Soan-hoan-ciang. Coba kaulakukan, sampai di mana
kemajuanmu ... !"
Tapi Bi Lan tiba-tiba terisak, "Kong-kong, aku ... aku tak
mau lagi melatih ilmu silat itu. Aku telah membuat kecewa
Hong-koko gara-gara ilmu silat ini!"
"Ah, tapi kau tetap melatihnya sepanjang hari, bukan?"
"Tidak, aku ... aku menghentikannya, kong-kong. Aku tak
mau melatih Soan-hoau-ciang sejak Hong-koko marah
padaku!" Ciok-thouw Taihiap tertegun. "Jadi kau menghentikannya
sama sekali, Bi Lan?"
"Ya."
"Ah, tapi itu tak perlu terjadi, Bi Lan. Ilmu silat itu sama
sekali tak bersalah kepadamu. Kenapa harus kauhentikan?"
"Karena Hong koko tak kauajari pula ilmu ini, kong-kong.
Dia marah dan kecewa padaku'"
"Setan, tapi itu dapat diatur B i Lan. Aku dapat mengajarnya
kelak kalau dia sudah kembali!"
Tapi Bi Lan tetap menggeleng. "Tidak, Hong-koko tak
mungkin mau menerimanya lagi, kong-kong. Dia terlanjur
kecewa dan sakit hati kepadaku."
"Tidak, bukan kepadamu dia marah, Bi Lan. Tapi kepadaku
yang telah membuat gara-gara dari persoalan ini. Sudahlah,
kau harus tetap mempelajari ilmu s ilat itu dan biar urusan Sin
Hong aku yang mengaturnya. Tak boleh kauhentikan begitu
saja warisan ilmuku itu!" Dan Ciok-thouw Taihiap yarg
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengeraskan pandangannya pada anak perempuan ini sudah
memerintah, "Sekarang kaulatih ilmu silat itu, Bi Lan. Coba
tunjukkan padaku sampai di mana kemampuanmu. Maju
ataukah mundur!"
Bi Lan tiba-tiba menangis. "Kong-kong, aku ... aku sudah
berjanji tak mau melatih Soan-hoan-ciang lagi bila Hong-koko
belum pulang. Kau harus cari dia dulu, ajari dia dan baru aku
mau berlatih ... !"
Ciok-thouw T aihiap mendelik. "Kau membantah?"
Bi Lan tersedu-sedu. "Tidak ... tidak, kong-kong. Tapi itu
janjiku sebelum Hong-koko kembali ... !"
Ciok-thouw Taihiap merah mukanya. "Keparat, kau seperti
ibumu, Bi Lan. Kau membuat aku jadi marah!" dan Ciok-tnouw
Taihiap yang me langkah maju tiba-tiba menyambar baju
cucunya ini, membentak, "Kau masih tidak mau turuti perintah
kong-kongmu, Bi Lan" Kau ingin kubanting?"
Bi Lan menutupi mukanya, menangis makin keras. Karena
di samping takut melihat kakeknya melotot juga sebagai usaha
untuk menarik perhatian ibunya. Dan ketika dua kali kakeknya
membentak dan Bi Lan tak memberi jawaban tiba-tiba benar
saja pintu dibuka dari luar dan Ceng Bi masuk!
"Ayah, apa yang kaulakukan?"
Ciok-thouw Taihiap melempar cucunya ke pembaringan.
"Anakmu kurang ajar, Bi-ji. Dia berani menolak dan
membantah perintahku!"
"Apa yang kauperintahkan?"
Tapi Ciok-thouw T aihiap tak menjawab. Dia sudah memutar
tubuh melompat pergi, dan Ceng Bi yang melihat muka
ayahnya merah dan gusar ditahan segera menghampiri
puterinya dengan kening berkerut.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bi Lan, apa yang diperintahkan kong-kongmu" Kenapa kau
menangis dan ribut-ribut di s ini?"
Bi Lan menubruk ibunya. Ia sudah menceritakan apa yang
terjadi, dan Ceng Bi yang mendengar cerita anaknya tiba-tiba
tertegun. Nyonya muda ini terkejut, tapi ketika ia mencari
ayahnya untuk mendinginkan suasana ternyata kamar
ayahnya kosong!
Kiranya Ciok-thouw Taihiap langsung pergi pada malam itu
juga, dan ketua Beng san pai yang geram oleh penolakan
cucunya ini tak dapat menahan diri. Dia meninggalkan
sepucuk surat, memberi tahu kepergiannya dan tak dapat
dikejar. Dan Ceng Bi yang menjublak oleh perbuatan ayahnya
ini lalu memberi tahu pada suami dan madunya. Dan Pendekar
Gurun Neraka geleng-geleng kepala, menarik napas.
"Gak-hu memang aneh, Bi moi. Tapi kalau itu sudah
menjadi wataknya biarlah, percuma kita membujuk atau
meredakan kemarahannya. Biarlah kemarahannya itu larut
oleh waktu dan kita tetap bersabar menghadapi tindak-
tanduknya."
Pek Hong juga mengangguk. "Benar, ayahmu memang
orang aneh, adik Bi. Tapi kalau Sin Hong yang membuat Bi
Lan berduka biarlah kelak akan kubujuk anakku itu untuk
memulih Kan suasana. Bi Lan harus gembira, tak boleh
berduka!" Ceng Bi hanya menarik napas. Ia bingung juga oleh
kejadian ini, namun Pek Hong yang memeluk pundaknya
sudah memberikan hiburan lembut pada madunya itu,
membuat Ceng Bi terhibur dan melupakan sikap ayahnya yang
aneh. Dan mereka bertiga yang kembali ke kamar untuk
beristirahat segera menyudahi persoalan itu dan tidak banyak
cakap lagi. Tapi bagaimana dengan Ciok-thouw T ai-hiap sendiri" Tentu
saja dia tidak mau "menyudahi" persoalan ini begitu saja.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena begitu tiba di Beng-san dan memanggil dua orang
cucunya Han Ki dan Han Bu berkatalah jago tua ini dengan
sikap galak, "Han Ki, Han Bu, hari ini pula kalian berdua harus giat
berlatih dan menyempurnakan ilmu silat Soan-hoan-ciang itu.
Kita mendapat tandingan berat dari seorang kakek bongkok
dari Pegunungan Himalaya. Kalian tak boleh kendor!"
Han Ki dan Han Bu mengangguk. Mereka tentu saja
terheran melihat wajah engkongnya yang merah itu, melotot
seakan mereka berdua telah melakukan sebuah kesalahan
besar. Dan Ciok-thouw Taihiap yang geram oleh peristiwa di
rumah mantunya berkata lagi, melanjutkan dengan suara
ditekan, "Dan kalian harus benar-benar berlatih keras, anak-
anak. Sepuluh tahun lagi kalian harus dapat mengalahkan
murid si Naga Bongkok yang disiapkan untuk kalian. Kalian
mengerti?"
Dua orang anak itu kembali mengangguk.
"Nah, kalau begitu berlatihlah sekarang. Aku hendak pergi
mencari seseorang untuk menyelesaikan sebuah persoalan!"
dan ketua Beng-san-pai yang sudah mengusir dua orang anak
laki-laki itu ke taman untuk berlatih segera menemui
puteranya. "Han ji, aku akan mencari si Naga Bongkok. Kaujagalah
rumah baik-baik dan awasi dua orang cucuku itu untuk
melatih Soan-hoan-ciang!"
"Ah, kau pergi sekarang, ayah" Tidak beristirahat dulu?"
"Tak usah. Aku harus membawa Sin Hong pulang ke
tempat ibunya, Han ji. Karena itu jaga baik-baik tempat ini
dan awasi dua orang anakmu itu!"
"Dan kapan kau kembali, ayah?"
"Tidak tahu. Tapi mungkin tiga sampai enam bulan!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan Ciok-thouw Taihiap yang sudah berkelebat pergi
meninggalkan puteranya kembali membuat Ceng Han
menjublak dan geleng-geleng kepala. Putera Pendekar Kepala
Batu ini-pun juga tak dapat berbuat banyak kalau ayahnya
sudah seperti itu. Maka Ceng Han yang membiarkan ayahnya
pergi dan tinggal di Beng-san menanti kedatangannya kembali
lalu menunggu dengan sabar.
Tapi enam bulan kemudian ayahnya itu datang dengan
uring-uringan. Naga Bongkok yang dicari ternyata tak berhasil
ditemukan. Seakan tahu bakal "diganggu" ketua Beng-san-pai
ini dan menyembunyikan diri dengan amat cerdiknya. Dan
Ceng Han yang menarik napas melihat keadaan ayahnya itu
tak banyak cakap. Dia tahu ayahnya marah-marah. Maka diam
dan tersenyum kecut diapun membiarkan saja ayahnya masuk
kamar dan mengurung diri. Tapi dua hari kemudian ketua
Beng-san-pai itu muncul. Kemarahannya agak reda, terlihat
dari mukanya yang tidak merah lagi. Dan Ciok-thouw Taihiap
yang langsung menemui dua orang cucunya laki-laki segera
menyuruh mereka mainkan Soan-hoan-ciang untuk dilihat
sampai di mana kemajuannya.
Tapi ketua Beng-san-pai ini tertegun. Han Ki dan Han Bu
yang diharap berlatih giat ternyata tak mengalami kemajuan
berarti, padahal enam bulan sudah dia menyuruh mereka


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berlatih seorang diri. Maka Pendekar Kepala Batu yang
kembali bermuka merah ini langsung saja menyemprot.
"Han Ki, Han Bu, mana kemajuan yang kalian peroleh"
Kalian masih tetap seperti enam bulan yang lalu. Bodoh.
Pemalas ... !"
Han Ki dan adiknya menunduk. Mereka memang tahu itu,
karena sesungguhnya mereka tak berlatih sungguh-sungguh
sejak diketahuinya bahwa "murid" si Naga Bongkok yang akan
disiapkan untuk menghadapi mereka itu adalah Sin Hong.
Saudara mereka sendiri! Maka dua orang kakak beradik yang
ragu-ragu ini tentu saja berlatih dengan hati setengah-
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
setengah. Dan Ciok-thouw Taihiap kembali marah-marah. Dia
langsung menangani sendiri dua murid yang "bandel" ini, tapi
karena Han Ki dan Han Bu berlatih setengah hati untuk ilmu
silat baru Soan-toan-ciang itu maka kemajuan yang diharap
Ciok-thouw T aihiap tak sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Memang, untuk ilmu-ilmu silat lain dua orang kakak beradik
itu berlatih sungguh-sungguh. Bahkan kemajuannya pesat.
Tapi khusus untuk Soan-hoan ciang ini mereka seakan enggan
karena maklum akan kedahsyatan ilmu itu yang mampu
merobohkan musuh dalam jarak sepuluh tombak dengan
angin putarannya yang hebat luar biasa. Dan ini membuat
Ciok-thouw Taihiap "frustrasi". Akibatnya, dalam kekecewaan
demi kekecewaan yang bertubi-tubi menggerogoti batinnya
maka ketua Beng-san-pai ini mulai sering menenggak arak
hingga mabok-mabokan!
(Oo-dwkz-rhg-oO)
Pagi itu, setelah sepuluh tahun dari kejadian di atas
seorang pemuda duduk bertengger di atas sebuah batu
karang yang tinggi. Dia berusia duapuluh tahunan, wajahnya
tampan tapi sinar matanya menyipit dengan sudut bibir ditarik
mengejek. Jelas menandakan pemuda yang suka merendahkan orang lain dan sombong. Tapi sinar matanya
yang tajam berkilat dengan cahaya yang aneh mencorong dari
pelupuk yang sedikit ditutup itu membuktikan bahwa pemuda
ini bukan orang sembarangan.
Siapakah dia" Bukan lain Ceng Liong, murid dari dua orang
tokoh iblis yang dulu mengeroyok si jago pedang Bu-tiong-
kiam Kun Seng di Bukit Pedang, si raksasa Mongol Temu Ba
itu serta si Mayat Hidup, iblis kurus kering yang suka batuk-
batuk seperti orang berpenyakitan. Tapi kalau Mayat Hidup
bagai cecak kering yang kurus serta jangkung adalah
muridnya ini gagah dan tegap.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ceng Liong sudah bukan merupakan bocah lagi. Dia benar-
benar seorang pemuda yang telah dewasa, tampan dan cukup
masak. Tapi pergaulannya dengan dua orang guru yang
seperti iblis itu membuat pemuda ini banyak meniru perbuatan
gurunya terutama si Mayat Hidup. Seperti diketahui, iblis bagai
cecak kering ini ternyata "gemar" sekali dalam masalah nafsu
berahi. Berkali-kali Ceng Liong menyaksikan gurunya itu
mengajak ibunya masuk ke gua, hal yang mula-mula belum
diketahui untuk apa. Tapi ketika suatu hari dirinya tertarik dan
ingin mengetahui apa yang sesungguhnya sedang terjadi di
dalam gua tiba-tiba anak ini terbelalak.
Dia melihat sesuatu yang baginya saat itu "mengerikan".
Keadaan dua mahluk yang berlainan jenis dalam keadaan
telanjang bulat! Dan tertegun melihat guru dan ibunya sama-
sama bugil dan me lampiaskan cinta liar maka anak ini
bengong, tak tahu apa yang sesungguhnya sedang
"dikerjakan" dua orang ini. Tapi ketika dia semakin dewasa
dan di dalam dirinya mulai terdapat getaran-getaran nikmat
dari munculnya nafsu berahi bagi setiap manusia normal maka
Ceng Liong mengerti dan mulai panas dingin!
Anak ini sekarang suka melamun, kian berangkat dewasa
dan kian "paham" akan apa yang dilihatnya itu. Tapi karena
masih takut dan dirinya saat itu belum dewasa benar maka
Ceng Liong menekan saja semua gejolak jiwanya itu dan
diam. Hanya melotot dan diam-diam sering "mencuri"' lihat
adegan-adegan yang dilakukan ibu dan gurunya itu di dalam
gua. Tapi, setelah usianya kian dewasa dan dia sekarang
berusia duapuluh tahun tiba-tiba Ceng Liong ingin mencoba!
Dan pagi itu dia bertengger di atas batu karang!
Seperti biasa, pagi itu A-cheng akan lewat untuk mandi.
Pembantu ibunya ini menang rajin, di samping melayani
kebutuhan mereka makan minum juga sering turun ke desa-
desa untuk membeli rempah-rempah. Sebuah tugas rutin yang
dilakukan pelayan wanita ini setiap kali sebulan. Dan Ceng
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liong yang mulai "melirik" pelayan wanitanya ini karena
dorongan nafsu berahinya tiba-tiba saja bergetar ketika secara
tak sengaja dia melihat wanita itu mandi!
Ini kejadian seminggu yang lalu. Di mana waktu itu Ceng
Liong juga sedang duduk di batu karang itu. Dan karena batu
ini cukup tinggi untuk melihat sekitar maka Ceng Liong dapat
melihat ketika A-cheng sedang mandi di kakibukit tak jauh dari
batu karang itu, di sebuah mata air yang jernih dan sepi. Dan
Ceng Liong yang berdebar melihat semuanya ini tiba-tiba
timbul nafsu berahinya dan melihat kesempatan!
Dia seakan digugah dari ketidaksadarannya selama ini.
Betapa A-cheng adalah wanita terdekat sete lah ibunya. Dan
Ceng Liong yang bangkit kegembiraannya oleh kesadarannya
ini tiba-tiba menyala pandangannya dan segera mengamati
pelayan wanita itu lebih dari seperti biasanya. Ceng Liong
mulai tersenyum, diam-diam "menaksir" wanita yang mulai
diincar ini. Dan ketika pagi itu dia sudah bertekad untuk
mendapatkan apa yang diangan-angankannya maka Ceng
Liong sudah bertengger di batu karang itu menanti
kedatangan pelayannya!
Dan benar saja A-cheng mulai muncul. Pelayan wanita ini
berlenggang dalam langkahnya yang santai, lalu menuruni
bukit menuju ke mata-air tak jauh dari batu karang ini. Ceng
Liong me lihat pelayannya itu tersenyum-senyum. Sebenarnya
A-cheng bukan seorang wanita muda lagi. Us ianya hampir
empatpuluhan. Namun pinggulnya yang masih bulat dan
menari-nari di depan mata Ceng Liong membuat pemuda ini
mendengus dan tiba-tiba menggigil, memanggil lirih, "Bibi A-
cheng, mau ke mana kau?"
A-cheng terkejut. Dia melihat sebuah bayangan melompat
turun dari atas sebuah batu karang, tapi melihat bahwa itu
adalah Ceng Liong segera muka pelayan ini berseri kembali
dan bertanya, http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Eh, pagi-pagi kau duduk di situ ada apa, Liong kongcu"
Siapa yang kau tunggu?"
Ceng Liong sudah mendekati wanita ini. "Aku menunggumu, bibi. Aku tak sabar setelah satu jam bertengger
di s itu!"
"Ah ... " pelayan ini terbelalak. "Kau satu jam di situ,
kongcu" Dan menungguku pula?"
"Ya, aku tak sabar menantinya, bibi. Hampir aku marah
kepadamu!"
A-cheng tampak terkejut. "Liong-kongcu, apa yang
sesungguhnya kau inginkan dariku" Bukankah di rumah kau
bisa memberi tahu?"
"Hm, aku justeru ingin omong-omong denganmu di sini,
bibi. Aku iagin mendapatkan pelajaran cinta!"
A-cheng terheran, tidak mengerti. "Apa yang kau maksud,
kongcu" Pelajaran cinta yang bagaimana?"
Dan Ceng Liong sudah menyentuh pundak wanita ini.
"Artinya aku ingin kau menghiburku, bibi. Seperti halnya ibu
kalau menghibur ji-suhu!"
"Ah ... !" A-chcng melepaskan diri, melangkah mundur.
"Kau sudah tahu itu, kongcu" Kau ... "
"Ya, dan tak perlu berpura-pura lagi, bibi. Kaupun tentu
sudah tahu pula apa yang kumaksudkan! Ayolah, kau ingin
mandi, bukan" Mari kuantar " !" dan Ceng Liong yang sudah
menyeringai sambil menyambar pelayan ini tiba-tiba mencium
muka pelayan itu dengan canggung asa l "ngok!" hingga A-
cheng menjeritdan ketakutan!
"Kongcu, nanti dulu ... ini, ah ... !"
Ceng Liong sudah tak sabar. Dia jadi semakin penasaran
melihat pelayannya ragu-ragu, tapi ketika A-cheng mengelak
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan melompat mundur untuk yang kedua kalinya mendadak
pemuda ini berhenti dan berkilat matanya.
"Bibi, kau tak mau memenuhi permintaanku?"
A-cheng gemetar, ia melirik kiri kanan, lalu bentrok dengan
sinar mata Ceng Liong yang mencorong bagai harimau haus
darah pelayan inipun gugup. "Liong-kongcu, aku ... aku takut
ketahuan gurumu. Dia mengancam dan akan membunuhku
kalau melihat aku melayanimu ... !"
"Hm, siapa yang kau maksud, bibi" Twa-suhukah (guru
pertama)?"
A-cheng menggeleng. "Tidak, bukan ... justeru ji-suhumu
(guru ke dua) itulah, kongcu. Mayat Hidup locianpwe ... !"
Ceng Liong tertegun. "Kenapa ji-suhu melarangmu" Apakah
dia tahu aku bakal mengganggumu?"
Pelayan ini menoleh ke kiri kanan, berkedip-kedip matanya,
tampak ketakutan. Tapi Ceng Liong yang sudah menyentuh
lengannya berkata, "Tak perlu kau takut, bibi. Ji-suhu ke kota
raja malam tadi."
A-cheng membelalakkan mata. "Benarkah, kongcu?"
"Hm, kaukira aku bohong?" Ceng Liong tidak senang. "Ji-
suhu ke kota raja bersama ibu, bibi. Karena itu aku sendiri
bersama twa-suhu!"
"Ooh ... !" A-cheng tampak lega. "Kalau begitu di mana
twa-suhumu itu sekarang, kongcu" Apakah ... "
"Twa-suhu sedang bersamadhi, bibi. Aku dipesan tak boleh
mengganggunya sehari ini!"
A-cheng tiba-tiba berseri. Sepasang mata pelayan ini
berkejap, hilang raga takutnya. Tapi Ceng Liong yang merasa
belum mendapat jawaban untuk pertanyaan tadi mendadak
mencekal lengannya. "Bibi, kau belum menjawab http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pertanyaanku! Kenapa ji-suhu me larang dan bahkan
mengancammu" Apakah dia tahu aku bakal mengganggumu?"
A-cheng menarik napas. Mukanya tiba-tiba sedih, tapi
melepaskan diri dengan halus dia memandang pemuda itu.
Sejenak ditatapnya Ceng Liong yang gagah, matanya bersinar
dan tampak kagum, bahkan bergairah. Tapi menjawab dengan
suara lemah pelayan ini menganggukkan kepalanya, "Ya,
suhumu dapat menduga apa yang akan kaulakukan, kongcu.
Karena itu jauh-jauh hari dia sudah memesan dan
mengancamku agar tidak melayanimu!"
Ceng Liong mengerutkan alis. "Kenapa begitu, bibi" Apakah
... " Ceng Liong berhenti, memandang tajam pelayan itu dan
tiba-tiba bertanya mengejutkan, "Apakah suhu meminta kau
melayaninya pula, bibi" Apakah karena ini maka kau tak boleh
kusentuh?"
A-cheng tiba-tiba terisak. Pelayan itu menganggukkan
kepalanya, lalu menjawab terbata-bata dia menatap pemuda
ini, "Be " benar, kongcu. Aku selalu me layaninya setelah
ibumu selesai dan tak mau diganggu lagi ... !"
Ceng Liong tertegun. Dia tampak terkejut oleh keterangan
ini, tapi tertawa aneh mendadak pemuda ini menyambar
pelayannya itu. "Bibi, kau tak perlu takut. Bagaimanapun ji-
suhu tak ada di rumah sekarang! Hayo, hibur hatiku dan kita
berdua bersenang-senang ... !"
A-cheng terkejut. "Tapi twa-suhumu ada dirumah, kongcu!
Bagaimana kalau kita ketahuan?"
"Ah, twa-suhu tak pernah ambil pusing masalah cinta. Hi-
hi. Dia tak mungkin melarang atau melihat kita!"
A-cheng masih ragu-ragu. "Tapi bagaimana kalau ji-
suhumu kembali, kongcu" Bukankah ... "
Ceng Liong sudah memotong, "Ji-suhu tak mungkin pulang
dalam sehari, bibi. Dia pergi seminggu untuk urusannya itu!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan A-chengpun tertegun. Dia kurang percaya, maka Ceng
Liong yang menjadi gemas pada pelayannya ini tiba-tiba
mencengkeram pundaknya. "Bibi " kau tak perlu takut. Aku
bertanggung jawab penuh untuk urusan ini. Kalau ketahuan
aku siap mempertaruhkan jiwaku untuk melindungimu ... !"
A-cheng baru lega. Ia dapat tersenyum kecil sekarang, tapi
Ceng Liong yang tak tahan oleh nafsunya yang kian bergejolak
tiba-tiba merobek baju pelayannya ini. "Bibi, kaulepas semua
pakaianmu itu. Berjalanlah telanjang mulai dari sini!"
A-Cheng terkejut. "Tapi kalau dilihat orang ... ?"
"Ah, tak ada orang di s ini, bibi. Kauturutlah perintahku dan
lepas semua pakaianmu itu!"
A-cheng menggigil. Ia terbelalak memandang Ceng Liong,
tapi terkekeh dan tersenyum genit tiba-tiba wanita ini melepas
semua bajunya. Dan begitu telanjang tanpa sehelai benang-
pun melekat di tubuhnya mendadak wanita ini berseru dan
melompat turun bukit, "Kongcu, kejarlah aku. Kita mandi
bersama di mata-air situ ... !"


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ceng Liong mendengus. Dia benar-benar "dibakar" oleh
pemandangan ini, maka begitu pelayannya terkekeh dan
berseru menantang dia-pun sudah me lompat dan mengejar
pelayannya itu. Tapi Ceng Liong tak terburu-buru. Dia ingin
menikmati dulu tubuh A-cheng dari belakang, melahapnya
sepuas mungkin. Lalu baru mendekati mata-air diapun
menerkam dan menubruk pelayannya itu. "Bibi, kau benar-
benar menggairahkan ... byur!" dan keduanya yang sudah
sama-sama kecebur dan terguling di air segera tertawa tanpa
menghiraukan kiri kanan lagi!
Ceng Liong dan pelayannya itu sudah saling peluk, masing-
masing mendengus dan pagut-memagut, saling tempel bagai
lintah yang melekat. Dan A-cheng yang gembira mendapat
serangan pemuda yang ganas dan penuh nafsu ini segera
"membimbing" dan mengarahkan pemuda itu dalam
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
permainan cinta yang benar. Maka Ceng Liongpun menjadi
mabok. Dia benar-benar mendapatkan "pengalaman" pertama
dari pelayannya itu, permainan cinta yang menghanyutkan
seluruh sendi-sendi tulangnya hingga mabok sampai di langit
ke tujuh! Dan A-cheng yang terkekeh oleh dengus nafsu
pemuda itu sudah melayani dan mengajari pemuda ini sampai
puas hingga kehabisan napas. Dan seharian itu mereka di
mata-air, saling bercumbu dan melampiaskan nafsu yang
membakar tubuh mereka. Tak ingat lagi bahwa mereka adalah
pasangan yang tak seimbang karena betul-betul bagai seorang
anak dengan bibinya! Tapi Ceng Liong yang tak perduli
dengan semuanya itu memang tak akan menghiraukan
semuanya ini dengan pikiran sehat.
Dan sore itu mereka baru kembali. A-cheng masih
terkekeh-kekeh, tersenyum genit dan bersikap manja bagai
seorang gadis berusia tujuh-belas tahunan! Sementara Ceng
Liong yang tersenyum dengan mata bersinar segera
menggandeng kekasihnya itu dengan sikap mesra, tiada
ubahnya dengan pasangan pengantin baru yang sedang
berbulan madu! Dan keduanya yang segera mengulang
perbuatan-perbuatan itu semakin sering akhirnya benar-benar
mabok dan lupa diri.
Mereka semakin berani berbuat di mana saja. Tak perduli
waktu. Tak perduli tempat. Dan Ceng Liong yang selalu
menjanjikan bantuannya pada kekasihnya itu bila sampai
dilihat guru mereka menjadikan A-cheng tenang dan semakin
hanyut. Wanita ini sendiri mengalam i semacam kepuasan
lengkap dari Ceng Liong. Karena setelah pemuda itu dilayani
dan hasrat nafsunya terpuaskan dia mendapatkan perbandingan yang menyolok antara melayani pemuda itu
dengan Mayat Hidup!
Dan tentu saja A cheng tergelincir. Ia sudah tidak takut lagi
bila ketahuan, karena Ceng Liong yang berjanji dan bahkan
bersumpah untuknya itu membuat wanita ini berani dan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merasa terlindung. Tapi, bagaimana kenyataannya" Sebuah
pengalaman pahit. Karena ketika tujuh hari mereka
bergelimang cinta dan mabok dalam mengumbar nafsu berahi.
Tiba-tiba saja Mayat Hidup dan Tok-sim Siau-li muncul!
Waktu itu mereka seperti biasa bergurau di mata-air. A
cheng telanjang bulat, Ceng Liong juga demikian. Dan
keduanya yang sama terkekeh dengan tubuh berendam di
dalam air sebatas data dengan tubuh saling berdekapan tak
mengetahui bahwa dua pasang mata mengintai dan terbelalak
memandang mereka. Itulah mata dari Tok-sim Sian-li dan
Mayat Hidup! Tapi keduanya yang sedang mabok dalam cinta
yang panas ini tak menyadari.
"Bibi, bagaimana perasaanmu setelah satu minggu ini?"
A-cheng terkekeh. "Aku puas, kongcu. Kau benar-benar
hebat dan jantan!'
"Ah, bukan pujian itu yang kumaksud, bibi. Tapi bagaimana
perasaanmu setelah kau bersenang-senang denganku
dibanding bersenang-senang dengan ji-suhu!"
Pelayan itu tersenyum. Ia tidak segera menjawab, tapi
lengannya yang meliuk bagai ular telah merangkul leher
pemuda ini yang kuat dan tegak. "Kongcu, kau tentu saja tak
dapat dibandingkan dengan ji-suhumu itu. Bukankah kau lebih
muda dan kuat" Kau lebih tahan lama, kongcu. T idak seperti
gurumu yang cepat kehabisan napas itu, hi-hik ... !"
Ceng Liong tersenyum. "Kau sungguh-sungguh bibi?"
"Ah, masa aku bohong, kongcu" Bukankah kenyataannya
... hi-hik ... kau memang kuat sekali, kongcu. Kalau tidak lebih
banyak pengalaman tentu tak tahan aku melayanimu terus-
menerus ... !" dan A-cheng yang sudah terkekeh sambil
mencium mulut kekasihnya itu tiba-tiba menggelinjang ketika
jari Ceng Liong menyelinap nakal di atas dadanya.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 12 CENG LIONG tertawa. Dia menyambut dengus kekas hnya
itu, menyambut ciuman yang panas dari pelayan ini. Tapi
ketika mereka sedang enak dibuai nafsu mendadak bentakan
dingin seseorang mengejutkan mereka.
"A-cheng, apa yang kaulakukan ini?"
Dua orang itu terkejut. Mereka tentu saja kaget, dan
melepaskan diri dengan muka pucat mereka melihat Mayat
Hidup muncul di situ dengan mata mengerikan memandang
mereka, me-lotot dan penuh nafsu membunuh!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah...!" Ceng Liong langsung mencelat keluar. "Kau sudah
datang, ji-suhu?"
Tapi Mayat Hidup mendengus. Dia berapi-api memandang
muridnya itu, yang lupa dalam keadaan bugil. Dan Ceng Liong
yang sadar o-leh keadaannya ini tiba-tiba tertawa gugup dan
menyambar pakaiannya di atas batu hitam. Lalu mengenakan
pakaiani ya dengan buru-buru Ceng Liong melihat pula ibunya
muncul "Liong ji, apa yang! kaulakukan dengan pelayan hina itu?"
Ceng Liong tersenyum kecut. Dia bingung mendengar itu
semuanya. Tapi melihat A-cheng pucat di dalam air mendadak
pikiran jahatnya timbul. Dia tak menjawab, melirik ke kiri
kanan Lalu melihat A-cheng masih berendam di air dalam
keadaan telanjang tiba-tiba dia tertawa.
"Aku tak m:lakukan apa-apa, ibu. Bibi A-cheng hanya
mengajariku bercinta di dalam air"
"Hm, dan sudah lama kalian melakukan ini?"
"Tidak, baru seminggu, ibu. Bibi A-cheng membujukku
karena ji - suhu katanya membuat dia sepi!"
A-cheng kontan menjerit. Ia terbelalak memandang
kekasihnya ini, kaget bahwa tiba - tiba Ceng Liong
menjerumuskan dia dalam pemutarbalikan fakta. Tapi mengira
Ceng Liong hanya menggodanya dan main - main maka
pelayan ini berseru gemetar kepada pemuda itu, "Kongcu,
kenapa kau bicara begitu" Bukankah kita melakukannya
bersama-sama"'
"Hm..." Mayat Hidup menyela, berkilat matanya. "Kau
keluar dulu, pelayan hina. Bicara di depan kami yang benar!"
A-cheng gugup. Ia mengandalkan bantuan Ceng Liong,
mengharap pemuda itu melempar pakaiannya yang terletak di
batu hitam. Tapi melihat Ceng Liong diam saja dan tersenyum
memandangnya maka pelayan inipun bangkit berdiri dan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keluar dari dalam air. Dengan telanjang bulat dan tubuh
gemetar dia beringsut mengambil pakaiannya, dipandang tiga
pisang mata yang berbeda rasa. Tapi baru melangkah dua
tindak ke batu hitam sekonyong-konyong Mayat Hidup
membentaknya. "Berhenti!"
A-cheng ketakutan. Dia membelakangi mereka semua,
malu berputar tubuh. Tapi Mayat Hidup yang rupanya marah
sudah membentaknya kembali, "Putar tubuhmu, pelayan hina.
Hadapi kami dan tengadahkan mukamu!"
A-cheng jadi semakin pucat. Dia memutar tubuh dengan
perlahan, gemetar dan menggigil tidak karuan. Lalu
menghadapi mereka dengan muka merah pelayan ini
menundukkan kepalanya, menutup dua bagian penting yang
dipunyainya dengan likat sekali. Tapi Mayat Hidup yang
berang kepadanya melotot.
"Pelavan hina, tengadahkan mukamu. Berdiri tegak dan
lempar kedua tangan ke samping!"
A-cheng ngeri sekali. Dia tiba-tiba menangis, dan terisak
dengan muka ketakutan pelayan ini terpaksa turut perintah.
Kini dengan kepala tegak dan dada membusung dia
menghadapi tiga orang majikannya itu, tak menutupi keadaan
tubuh depannya yang polos. Dan Mayat Hidup yang sudah
melompat ke depan segera menghakiminya.
"Pelayan hina, siapa yang lebih dulu memulai perbuatan
ini" Kaukah?"
A-cheng terang ngewel (gemetaran) tubuhnya. "Tidak,
bukan hamba, locianpwe. Tapi Liong-kongculah yang
memaksa hamba. Dia mengajak hamba bermain cinta. Dan
karena hamba tak berani menolak maka hamba terpaksa
menerimanya...!"
"Hm, benarkah, Liong-ji?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ceng Liong menyeringai. "Aku lupa siapa yang membujuk,
ji-suhu. Tapi kalau kau marah kepadaku terang itu salah. Aku
muridmu, ia pelayanmu. Kenapa memarahi murid sendiri tidak
memarahi pelayannya?"
Mayat Hidup mengerotokkan buku - buku jarinya. "Jangan
main-main kau, anak setan. Aku tak perlu kau kuliahi untuk
memarahi siapa. Sekarang jawab yang benar, siapa di antara
kalian yang menjadi biang keladi dari semuanya ini'"
Ceng Liong langsung menuding, "Bibi A-cheng, suhu. Dialah
yang membujuk dan mengajakku ke mari!"
Tapi A-cheng menjerit, "Tidak! Liong-kong-culah yang
memaksa hamba, locianpwe Sungguh mati berani hamba
bersumpah..!"
"rim, kalau begitu kalian saling melempar kesalahan?"
A-cheng pucat sekali, la melihat datuk sesat itu
mengetrikkan jarinya, siap melancarkan pukulan mautnya. Jari
Penusuk Tulang! Dan melihat Ceng Liong tersenyum
menyeringai tiba-tiba pelayan ini menangis gemetar. "Liong-
kongcu, kenapa kau tak menepati janjimu" Bukankah kau
bilang kau akan membantuku dalam masalah ini?"
Ceng Liong tenang-tenang bicara, "Aku lupa pada janjiku
ssndiri, bibi A-ceng. Tapi kalau ji-suhu menyerangku jelas aku
akan mempertahankan diri."
"Dan kau mendiamkan saja aku dihukum, kongcu?"
"Kau boleh mempertahankan dirimu sendiri, bibi. Itu hakmu
kalau kau bisa."
"Ah...!" dan A-cheng yang menjerit dengan mata terbelalak
tiba-tiba menubruk ke depan, menyerang Ceng Liong yang
ada di sebelah kiri nya. Tapi Ceng Liong yang mengerutkan
kening tentu saja tertiwa mengejek.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bibi A-cheng, kau berani memukulku" Pergilah!" dan Ceng
Liong yang sudah mengibaskan lengan tiba tiba menepuk
pelayannya ini yang kontan roboh terjungkal. A-cheng
menjerit, bangkit berdiri dan kembali menyerang majikan
mudanya itu. Namun Tok-sim Sian-li yang marah melihat
anaknya diserang sekonyong-konyong berkelebat ke depan,
menampar kepala pelayannya itu.
"A eheng, kau berani menyerang anakku" Robohlah...
plak!" dan A cheng yang terpelanting roboh kembali menjerit
dengan mulut berdarah, sejenak tak dapat bangkit akibat
kerasnya tamparan Tok-sim Sian-li yang membuat kepalanya
pening. Tapi ketika ia terhuyung dan bangun dengan muka
pucat sekonvong-konyong Mayat Hidup mencengkeram
pundaknya. "Pelayan hina, apa yang mau kaukatakan sekarang" Kau
belum siap menerima hukuman?"
A-cheng menggigil. Sekarang ia sadar bahwa Ceng Liong
jahat sekali, menipu dia dan membiarkan dia menghadapi
maut dengan senyum menyeringai. Maka memandang
pemuda itu dengan penuh kemarahan pelayan ini mengutuk,
"Liong kongcu, sungguh tak kunyana hatimu demikian busuk.
Kau sungguh keji, pantas menjadi murid setan seperti Mayat
Hidup ini. Terkutuklah kau... semoga api neraka membakarmu
kelak di kerajaan setan....!" lalu menendang selangkangan
Mayat Hidup sekonyong - konyong pelayan ini meronta.
"Des-des!"
A-cheng terlepas. Dengan penuh ketakutan dan kemarahan
pelayan ini lari menubruk Ceng Liong, maksudnya ingin
mengajak mati bersama pemuda itu untuk menemaninya
menerima hukuman. Tapi Ceng Liong vang mendengus dan
menggerakkan kakinya tiba-tiba menendang pelayannya itu.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Plak!" A-cheng tersungkur roboh. Lalu sementara dia
mengeluh tertahan tahu-tahu pedang Tok-sim Sian-li me lekat
di batang tenggorokannya.
"A-cheng, apa pesanmu sebelum kubunuh?"
A-cheng menggigit bibir. "Aku tak meninggalkan pesan apa
- apa, hujin. T api terkutuklah kalian ibu dan anak!"
Tok-sim Sian - li menggerakkan pedang. Ia mendengus
dingin dan langsung menusuk tenggorokan pelayannya itu,
marah mendengar ucapan ini. Tapi Mayat Hidup yang ada di
sebelahnya tiba-tiba mengibaskan lengan.
"Mo li, tunggu dulu. Biar Ceng Liong yang membunuh
kekasinnya itu .. wut!" dan pedang di tangan Tok-sim Sian-li
yang tahu tahu dirampas ujung baju iblis tua ini sudah berada
di tangan Mayat Hidup dan langsung dilempar ke arah Ceng
Liong.

Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Anak setan, bunuh kekasihmu itu. Habisi nyawanya!"
Ceng Liong menangkap pedang. Dia tidak menunjukkan
perobahan apa apa, menimang sejenak dan melirik A cheng
yang dilepas ibunya. Lalu melihat A-cheng bangkit berdiri dan
terbelalak kepadanya tiba-tiba pemuda ini tersenyum.
"Bibi, sebaiknya kau lempar saja dirimu itu ke jurang. Aku
tak tega membunuhmu dengan pedang di tangan!"
A cheng menggigit bibir. Ia terisak, dan melihat Ceng Liong
bicara sungguh-sungguh kepadanya mata iapun memutar
tubuh dan menjerit penuh kecewa, lari ke jurang di belakang
mereka yang dalamnya ratusan tombak. Tapi begitu ia
memutar tubuh dan berlari beberapa langkah sekonyong -
konyong Ceng Liong menggerakkan pedang, menimpuk
punggung wanita itu sambil tertawa.
"Bibi, maaf.!" dan pedang yang melesat dengan kecepatan
penuh ilu tiba - tiba sudah menghunjam di punggung A-cheng
dan tembus ke dada.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Crep...!" A - cheng mengeluh. Ia tak dapat menolak lagi,
ambruk ke depan dengan pekik lirihnya. Dan persis dia
tersungkur roboh maka wanita itupun melayang jiwanya tepat
di bibir jurang yang menganga di depan mukanya!
Ceng Liong tertawa. Dia melompat maju, mencabut pedang
di punggung pelayannya ini. Lalu menggerakkan kaki
menendang diapun sudah melempar tubuh A-cheng ke dalam
jurang. "Bibi, maafkan perbuatanku. Aku tak ada waktu untuk
menguburmu....!"
Mayat Hidup dan
Tok-sim Sian-li tertegun. Mayat Hidup sudah hampir
meledak marahnya melihat Ceng Liong
menyuruh pelayannya itu melempar tubuh ke
jurang, yang berarti
menolak perintahnya. Tapi melihat Ceng Liong
membunuh pe!ayan
itu dengan menimpuk di belakang punggung maka iblis tua itupun
tertegun din menjublak bengong. Tapi Mayat Hidup tiba-tiba
tertawa. Dia me lihat Ceng Liong benar - benar licik dan keji.
Patut menjadi murid mereka sebagai iblis-ib!is yang ditakuti
orang. Tapi geram oleh perbuatan Ceng Liong yang "merebut"
pelayannya untuk dijadikan kekasih mendadak iblis tua ini
melompat ke depan.
"Ceng Liong, apa sekarang jawabmu setelah permainan gila
ini?" "Hm, apa maksudmu, suhu" Kau hendak menghukumku?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tentu saja! Bukankah kau telah bermain gila dengan
pelayan terkutuk itu?"
Ceng Liong tersenyum. "Nanti dulu, suhu. Kalau kau
hendak menghukumku dengan ringan tentu saja aku mau.
Tapi hukuman apakah yang hendak kauberikan kepadaku"
Apakah ibu kausuruh membunuh aku seperti tadi kau
menyuruh aku membunuh bibi A-cheng?"
Mayat Hidup terbelalak. "Tentu saja hukuman berat yang
harus kau terima, anak setan. Kau telah membujuk A-cheng
yang menjadi penghibur gurumul"
"Dan kau akan membunuhku, suhu" Hm, tentu saja
kulawan...!" dan Ceng Liong yang tersenyum mengejek segera
melangkah mundur dan melirik gurunya itu dengan berani!
Mayat Hidup sampai tertegun. "Kau mau melawan gurumu
sendiri, anak setan?"
"Kalau kau menghendaki nyawaku, suhu. Kalau tidak tentu
saja juga tidak!"
"Ah..." dan Mayat Hidup yang membentak marah tiba-tiba
mengulurkan jari menampar kepala muridnya itu. "Liong-ji,
kau anak durhaka!"
Tapi Ceng Liong mengelak ke samping. Din mengerakkan
pedang, dan begitu lengan suhunya menampar kepala
seketika itu juga dia membacok.
"Trak!"
Ceng Liong terhuyung. Dia melihat gurunya semakin
marah, dan Mayat Hidup yang gusar oleh keberanian
muridnva itu tiba-tiba melengking dan mengerotokkan buku-
buku jarinya, menyerang murid yang berani melawannya itu.
Dan Tok-mii Sian li yang melihat anaknya diserang tiba-tiba
mencabut bendera dan membentak dari samping.
"Mayat Hidup, kauhadapi kami ibu dan anak!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mayat Hidup meledak kemarahannya. Dia benar-benar
gusar bukan kepalang, tapi Ceng Liong yang menangkis
serangan gurunya berkata, "Ibu, kau mundurlah dulu. B iarkan
aku menghadapi ji-suhu!"
"Tapi kalau kau roboh. Liong ji?"
"Hm, jangan biarkan aku roboh, ibu. Kau-bantulah pada
saat aku terdesak!" Ceng Liong tertawa, dan ibunya yang
terpaksa mundur dengan bujukan ini akhirnya mengangguk
dan memandang pertempuran itu dengan cemas.
"Baiklah, tapi jangan ma in-main, Liong-ji. Ji-suhumu itu
orang yang cukup telengas!"
Maka Ceng Liong yang sudah menggerakkan pedargnya
menangkis semua serangan guru-nva segera bertanding
dengan sungguh-sungguh. Dia tidak tertawa lagi, memusatkan
perhatian pada pedang di tangan dan serangan gurunya yang
berbahaya. Dan Mayat Hidup yang gusar oleh perlawanan
muridnya ini sudah melancarkan tusukkan jari penusuk
tulangnya disertai kepretan jari-jari tangannya yang
mengeluarkan pukulan sinkang, membentak dan memaki
muridnya yang kurang ajar itu. Dan begitu Ceng Liong mulai
melayani gurunya maka pertandingan benar-benar menjadi
pertandingan sungguhan yang tidak main main lagi.
Mayat Hidup melancarkan pukulan-pukulan berbahaya, tak
segan dan benar benar bermaksud membunuh muridnya yang
durhaka. Dan Ceng Liong yarg maklum akan kelihaian gurunya
ini juga tahu dan bertahan dengan sepenuh perhatiannya.
Tapi Ceng Liong terdesak. Dia hanya dapat bertahan duapuiuh
lima jurus saja. Karena bagaimanapun juga dia mengenal dan
mengetahui ke mana akhirnya serangan-serangan gurunya itu.
Tapi karena dalam hal sinkang dia kalah matang maka dengan
tekanan inilah Ceng Liong mulai didesak. Dan ibunya mulai
cemas. http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tok-sim Sian-li me lihat anaknya keteter, mundur dan
berkali kali terhuyung begitu menangkis lengan gurunya. Dan
ketika Satu saat Ceng Liong terpelanting oleh kepretan
sinkang gurunya mendadak ibu yang sayang kepada anak Ini
tak tahan lagi. Apalagi ketika pedang Ceng Liong terlepas!
"Liong-ji, mundur...!"
Tok-sim Sian-li mencelat maju. Dia sudah menangkis
tusukan jari guru puteranya, memutar bendera dan
menendang anaknya untuk menyambal pedang yang
terlempar. Dan begitu wanita ini maju membantu maka Mayat
Hidup menggeram.
"Kau tak tahu diri, Tok-sim Sian-li. Aku akan membunuhmu
juga sekalian kalau begitu!"
Tapi Tok-sim Sian - li sudah berkelebatan menyerang. Dia
melihat Ceng Liong sudah menyambar pedangnya, kembali
dan berjungkir balik menuju pertempuran semula. Dan Ceng
Liong yang tertawa menaagkap pedangnya tiba-tiba berseru
dan membantu ibunya.
"Suhu, kau tak dapat merobohkan kami berdua. Aku akan
membalasmu!"
Mayat Hidup mendelik. Dia sudah dikerubut ibu dan anak
itu, me lihat bendera berkibar dan pedang menyambar
menusuk dirinya. Dan marah oleh serangan ibu dan anak itu
Mayat Hidup tiba - tiba mengeluarkan pekik panjang dan
meraung. Dia segera melayani, dan begitu mengepretkan jari
dan membanting kaki tahu-tahu sambaran pedang dan
bendera sudah dia papak dengan tusukan jarinya.
"Plak-bret!"
Ceng Liong dan ibunya tergetar mundur. Mereka berdua
terhuyung, tapi Mayat Hidup yang ikut terdorong oleh
serangan dua orang itu disambut seruan Ceng Liong yang
bernada mengejek.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Suhu, kedudukan kita seimbang. Kau tak dapat
mendesakku lagi seperti tadi!"
Mayat Hidup marah bukan kepalang. Dia memang harus
mengakui itu, kenyataan bahwa setelah Ceng Liong dibantu
ibunya kedudukan mereka memang berimbang, karena dia"
harus memecah perhatian dan sinkangnya menjadi dua. Dan
Ceng Liong yang melihat suhunya mencak - mencak segera
mengejek lagi dengan kata - katanya yang memerahkan
telinga, "Dan kau tak dapat menghukumku kalau kalah, suhu.
Kita masing-masing sama benar dan sama kuat!"
Mayat Hidup memekik. Dia bertubi - tubi mengepretkan
jari, me lancarkan pukulan-pukulan maut. Dan ketika satu saat
kembali mereka sama terdorong mendadak iblis tua ini
mengeluarkan paku tulangnya, senjata rahasia yang selama ini
jarang digunakan. Dan begitu membentak sambil melempar
tangannya tahu - tahu dua senjata rahasia itu meluncur ke
arah Ceng Liong dan ibunya, masing - masing mengarah dada
dan ulu hati. "Liong-ji, awas... cet-cetl"
Ceng Liong dan ibunya membanting tubuh. Mereka
terkesiap oleh serangan ini, dan Mayat Hidup yang rupanya
lebih geram kepada muridnya itu daripada ibunya tiba-tiba
berkelebat maju menyusuli paku tulangnya, mengulur lengan
menusuk leher muridnya dengan jari telunjuk dan jari tengah
Dan begitu Ceng Liong melompat bangun dengan muka kaget
tahu-tahu dia sudah melihat dua jari gurunya itu menyambar
leher. "Bocah setan, mampuslah...!"
Ceng Liong terkejut. Dia tak ada waktu lagi untuk
mengelak, baru saja melompat bangun. Tapi Ceng Liong yang
sama sekali tidak menjerit oleh tusukan maut ini tiba-tiba
tertawa dan menerima serangan gurunya dengan tenang,
maklum bahwa dia tak dapat menyelamatkan diri lagi. Dan jari
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mayat Hidup yang meluncur ke depan dengan tusukan maut
itu sudah serambut saja menyentuh lehernya. Tapi sebuah
bayangan tiba-tiba berkelebat.
"Mayat Hidup, tahan ..!" dan Mu Ba yang tahu-tahu berada
di situ menangkis dua jari yang berbahaya ini mendadak
sudah membentur lengan Mayat Hidup dari samping.
"Plek!" dan Mayat Hidup terdorong mundur, mendelik pada
raksasa tinggi besar itu yang ludah berdiri di tengah.
"Kau juga hendak memusuhiku. Mu Ba?"
Mu Ba, raksasa tinggi besar yang terbelalak itu
menggeleng, melindungi Ceng Liong dan menegur temannya,
"Tidak, tapi kau harus dapat berkepala dingin menghadapi
masalah ini, Mayat Hidup. Karena betapapun juga Ceng Liong
adalah murid tunggal kita satu - satunya yang harus
kulindungi!"
"Dan kau tahu apa yang dilakukan bocah setan itu?"
"Ya, aku tahu, Mavat Hidup. Tapi itu bukan satu-satunya
alasan bagi kita untuk membunuh murid kita yang gagah
pekasa ini!"
Mayat Hidup batuk-batuk. Dia marah sekali, tapi sebelum
dia menjawab maka raksasa tinggi besar itupun memperingatkan. "Mayat Hidup, jangan lupa janji kita dulu.
Ceng Liong adalah pewaris tunggal yang hampir lengkap
menguasai ilmu ilmu kita. Apakah untuk masalah pelayan hina
itu kau akan mengorbankan murid sendiri" Ingat, mencari
murid macam ini langka sekali, Mayat Hidup. Kaubuktikan
sendiri betapa dengan tenang dan mata tidak berkedip dia
berani menerima serangan mautmu sambil tertawa!"
Mayat Hidup tertegun. Dia teringat ini Teringat betapa
Ceng Liong menghadapi ancaman kematian dengan demikian
berani Sama sekali tidak takut dan gentar sedikitpun juga.
Padahal maut sudah di depan mata! Dan teringat oleh
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keberanian muridnya yang demikian luar biasa itu tiba tiba
Mayat Hidup terpaku dan membelalakkan matanya, memandang Ceng Liong yang sudah menvimpan pedang,
tersenyum kepadanya. Dan kagum oleh keistimewaan
muridnya ini mendadak Mayat Hidip menghela napas dan
mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Ya, dia memang anak yang luar biasa, Mu Ba. Benar-benar
pantas menjadi murid kita dan sukar mencari tandingannya!"


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dan kau tak akan menghukumnya lagi, bukan?"
"Hm, ini..." Mayat Hidup mengerutkan kening. "Dia telah
berani me lawanku Mu Ba. Apakah untuk ini tak perlu kita
menghajar murid kita itu?"
Ceng Liong melangkah maju, tersenyum lebar. "Suhu. kalau
kau tak bernaksud mengancam jiwaku tentu saja aku tak
berani melawanmu. Bukankah sudah kubilang tadi bahwa aku
akun melawan kalau kau mau membunuh" Kaulah yang salah,
tidak menuruti omonganku untuk memberi hukuman yang
ringan!" Mu Ba tertawa bergelak, 'Nah, apa yang dikatakan itu.
Mayat Hidup" Bukankah murid kita inii benar-benar pintar
sekali" Dia sudah memberimu peringatan Dan kini kaulah yang
sekarang disalahkan!"
Mayat Hidup mengumpat. Untuk kedua kalinya dia dibuat
tertegun oleh omongan muridnya ini Yang memang betul dan
tak dapat dibantah! Maka mendengus melepas kemendongkolan tiba - tiba dia menendang muridnya itu.
"Baiklah, kauterimalah hukuman ringanmu ini. anak setan.
Sekarang pergilah dan merat dari sini...!" dan Ceng Liong yang
menerima tendangan gurunya yang sudah tidak marah lagi itu
tiba - tiba tertawa dan mencelat bergulingan, disusul ibunva
yang menjadi girang bahwa puteranya selamat. Dan begitu
ibu dan anak ini melompat bangun maka keduanya sudah
sama tertawa dan tersenyum lebar.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Liong-ji, hayo pulang...l"
Ceng Liong mengangguk. Dia digandeng ibunya, dan ibu
dan anak yang sudah meluncur turun rreninggalkan bukit itu
segera kembali sambil tirtawa-tawa. Urusan sekarang beres,
dan Mu Ba yang terbahak memandang bayangan muridnya itu
sudah pula berkelebat lenyap, meninggalkan Mayat Hidup
yang masih termangu-mangu di atas bukit.
"Mayat Hidup, murid kita itu orang jempolan. Kelak dia
akan melebihi kita baik kepandaian maupun kecerdikan!"
Mayat Hidup mengangguk-angguk. Dia mengakui pula
kata-kata temannya itu. Dan melihat Ceng Liong memang
benar-benar sesuai menjadi murid mereka maka iblis inipun
tersenyum dan turun bukit pula, berkelebat menyusul
temannya. Dan begitu empat orang ini meninggalkan bukit
maka suasana diatas tiba-tiba sepi, kembali seperti semula
dengan mayat A-cheng di bawah jurang.
O0-dwkz-0O Ceng Liong duduk di luar gua. K ini dia menggantikan tugas
A cheng untuk membeli rempah-rempah di bawah bukit, pada
penduduk dusun yang mengenal mereka. Dan Ceng Liong
yang hari itu disuruh ibunya untuk turun membeli bumbu tiba-
tiba "mogok", termenung di luar gua dengan alis berkerut. Apa
yang dipikirkan"
Bukan lain adalah mendiang pelayannya itu. A-cheng!
Karena semenjak seminggu setelah kejadian di atas maka tiba
- tiba dia diganggu gejolak nafsu berahinya itu yang mulai
minta "umpan" setelah pelayannya tewas. Tuntutan nafsu
berahi yang membuat dia mulai tak tahan. Dan ketika pagi itu
dia termenung di luar gua mendadak gurunya yang tinggi
besar muncul. "Liong-ji, apa yang kaurenungkan" Kau ingin turun
gunung?" http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ceng Liong bangkit berdiri. "Aku gelisah, suhu. Aku bingung
oleh keadaanku sekarang ini."
"Hm, apa yang kaubingungi?"
Ceng Liong menyeringai. Kepada gurunya nomor satu ini
dia memang merasa lebih dekat. Karena gurunya ini memang
lebih sayang dan menaruh perhatian lebih besar kepadanya.
Maka Ceng Liong yang tak ragu-ragu untuk membicarakan
persoalannya ini pada gurunya yang tinggi besar itu langsung
saja tertawa kecut dan para-pura hkat, "Aku membutuhkan
teman, twa-suhu. Aku kesepian setelah bibi A-cheng
meninggal."
"Begitukah" Lalu apa maksudmu?"
"Aku ingin mencari teman, suhu. Tapi sampai saat ini
belum menemukan jalan keluarnya."
Temu Ba tertawa bergelak. "Liong-ji, dua hari lagi kita
semua turun gunung. Bagaimana kalau mencari dan bersabar
untuk dua hari itu?"
"Ah, terlalu lama, suhu Aku tak tahan lagi"
"Apa maksudmu terlalu lama" Apanya yang tak tahan?"
Ceng Liong menyeringai. "Aku tak tahan untuk mencari
pengganti bibi A cheng, suhu. Aku ingin berma in cinta tapi
belum menemukan pasangannya!"
Gurunya terkejut. "Heh, itukah yang kaumaksud?"
"Ya, dapatkah kau mencarikannya, suhu?"
"Hm.." gurunya mengangguk-angguk. "Kalau begitu cari
saja perempuan di bawah dusun, Liong-ji. Kau dapat mencari
siapa saja yang kau suka di sana."
Tapi Ceng Liong menggeleng. "Tidak, mereka tak ada yang
cantik-cantik, suhu. Wanita-wanita dusun itu Kotor dan tak
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ada yang menggairahkan hatiku. Aku sudah mengelilinginya
semua." "Jadi bagaimana maksudmu?"
"Kaucarikan yang cantik, suhu. Misalnya saja puteri seorang
ketua perkumpulan dan kita minta anak gadisnya!"
"Hm..." Mu Ba bersinar matanya, mengerutkan alis tapi
tiba-tiba tertawa, memandang muridnya itu. "Baik, aku ada
mengenal seorang ketua perkumpulan, Liong-ji. Kita temui
ketua Pek-houw-pang dan minta anak gadisnya!"
Ceng Liong girang. "Cantik anak perempuan itu, suhu?"
"Ha-ha, ia cantik. Liong ji. Boleh kaujadikan kekasih kalau
kau merasa cocok dengannya!"
"Baik, di mana perkumpulan Pek-houw pang itu, suhu?"
"Di kota Kui-yang. Kau mau berangkat?"
"Tentu saja. Aku tertarik mendengar ceritamu, suhu!"
"Dan kapan kau berangkat?"
"Ah, sekarang saja, suhu. Aku sudah tak tahan mendengar
ceritamu!" dan Ceng Liong yang sudah tertawa meninggalkan
gurunya tiba-tiba berkelebat pergi dengan muka berseri-seri.
Tapi gurunya mengejar. "Liong ji, kau akan pergi seorang
diri?" "Ya, untuk apa kautemani, suhu" Aku dapat melakukannya
ini tanpa bantuan. Kau kembalilah, tunggu kedatanganku!"
dan Mu Ba yang terpaksa berhenti memandang muridnya tiba-
tiba tersenyum dan tertawa bergelak. "Liong-ji, hati-hati. .!"
Tapi seruannya itu tak didengar Ceng Liong lagi. Pemuda ini
sudah lenyap di sebuah tikungan, mengerahkan ginkang
menuju ke kota Kui-yang. Dan Ceng Liong yang berlari cepat
dengan muka berseri-seri itu akhirnya tiba di kota Kui-yang
dalam waktu satu jam saja. Dengan mata bersinar dan muka
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
penuh kegembiraan segera dia mencari alamat Pek-houw-
pang itu, tapi ketika tiba di pintu gerbang perkumpulan itu tiba
- tiba Ceng Liong mengerutkan alis ketika mendapat sambutan
dua orang anak murid perkumpulan ini yang menghadang
lalannya, karena dia ngelujur saja hendak masu tanpa permisi!
"Hei, berhenti, sobat! Mau ke mana kau?"
Ceng Liong terpaksa berhenti. Dia dihadang dua laki-laki
muda yang bertubuh tegap, matanya melotot memandang
marah. Dan Ceng Liong yang mengerutkan kening mendapat
sambutan ini tiba tiba tersenyum mengejek dan berkata
dingin, "Aku ingin menemui ketua Pek-houw pang, tikus - tikus
cilik. Apakah kalian anak muridnya?"
Dua orang itu seketika membelalakkan mata. "Apa, kau
hendak menemui pangcu" Siapakah kau" Kami betul murid
Pek-houw-pang, tapi pangcu hari ini tak ada di rumah!"
"Hm. kalau begitu boleh dengan puterinya saja. Aku ada
perlu penting."
"Apa yang kauperlukan" Siapa kau?"
Ceng Liong mendengus. "Aku Ceng Liong, tikus - tikus cilik.
Tentang apa keperluanku menemui puteri Pek-houw-pang tak
perlu kalian tahu. Minggirlah kalian, atau panggil puteri
pangcu kalian itu ke mari!"
"Keparat...!" meieka menjadi marah, mencabut golok. "Kau
mau mengacau, orang she Ceng" Kau hendak mencari onar di
perkumpulan Pek-houw-pang?"
"Hm, aku bukan she Ceng, tikus tikus cilik. Aku adalah she
Yap putera Pendekar Gurun Neraka!"
Dua orang itu terkejut. Mereka tersentak mendengar nama
Pendekar Gurun Neraka disebut-sebut. Nama yang sudah
amat terkenal di dunia kang ouw. Tapi ragu-ragu memandang
Ceng Liong akhirnya mereka bersikap lunak. "Kongcu, apakah
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebetulnya maksudmu datang ke mari" Kau dari Pegunungan
Ta-pie san?"
"Bukan, aku tinggal di bukit Hijau. T api untuk menanyakan
keperluanku tak usah kalian cerewet lagi dan cepat panggil
puteri pangcu kalian itu!"
Dua orang ini tertegun. Mereka menjadi curiga lagi, maka
mengerutkan alis tiba - tiba keduanya saling pandang dan
melangkah mundur. "Kongcu, kami tak dapat membiarkan kau
masuk jika tak memberitahukan maksud tujuan.nu Kau
pergilah, atau kauberitahukan maksud kedatanganmu agar
dapat kami sampaikan kepada puteri ketua kami!"
"Hm, begitukah" Baiklah, aku akan menerobos kalau
begitu. Coba kulihat kalian bisa menahan atau tidak!" dan
Ceng Liong yang sudah menggerakkan kakinya melompat
masuk tiba-tiba menjengekkan hidung dan tidak memperdu-
likan dua orang murid Pek houw ang itu, yang tentu saja
menjadi marah. Dan begitu dia mulai menggerakkan kaki tiba
- tiba dua orang ini membentak dan menyerangnya.
"Manusia pengacau, pergilah..!"
Tapi Ceng Liong tertawa dingin. Dia tidak menoleh oleh
serangan dari belakang itu, menundukkan kepala mendengar
desing senjata menyambar tubuhnya. Lalu batas membentak
dan memutar kaki dua kali tahu tahu dua golok yang lewat
diatas kepalanya itu ditendang hing-gi mencelat.
"Tikus - tikus ci!ik, kalianlah yang pergi...!" dan dua golok
yang sudah terlempar dan jatuh berkerontnng di atas tanah
itu segera disambut pekik kaget dua murid Pek houw-pang ini.
Mereka terbelalak, melongo me lihat kelihain Ceng Liong. Tapi
melihat pemuda itu sudah melompat masuk dan berlari ke
dalam mendadak dua orang ini berteriak keras, membunyikan
ke-lenengan di depan pintu gerbang untuk memberi tanda
bahaya. Dan begitu suara kelenecgan berbunyi nyaring tiba-
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiba saja dari delapan penjuru muncul puluhan orang yang
berkelebat menghadang Ceng Long.
"Saudara - saudara, dia itu pengacau hina. Mengaku diri
sebagai putera Pendekar Gurun Neraka tapi bukan dan Ta-pie-
san..!" Serentak semua orang menjadi gempar. Mereka terkejut
mendengar seruan dua murid pen-jaea itu, tertegun
mendengar nama Pendekar Gu-iun Neraka disebut sebut. Tapi
mendengar audlc muda ini bukan dari T a-pie-san yang mereka
ketahui sebagai tempat tinggal Pendekar Gurun Neraka maka
tahulah mereka bahwa penuda yang datang itu adalah
seorang penipu. Penipu dan pengacau! Maka Ceng Liong yang
kembali terpaksa berhenti dikepung tigapuluh lebih anak
murid Pek-houw-pjng ini seketika mengerutkan kening dan
mulai gusar. Dia tak tahu akan disambut seperti itu. Tapi Ceng
Liong yang tersenyum mengejek segera menghadapi seorang
laki-laki berjenggot pendek yang sudah melompat di
depannya. "Anak muda, benarkah kau hendak mengacau di tempat
kami" Apa yang kaumaui?"
"Hm, aku hendak menemui ketua Pek-houw-parfc. jenggot
pendek. Kenapa justeru dipersulit dan dimusuhi" Siapa kau?"
Laki-laki ini mengerutkan alis. "Aku Lam Bong anak muda.
Murid tertua dari pangcu kami Ciok Pang. Apa perlumu
mencari beliau?"
Ceng Liong menjengek. "Keperluanku
tak dapat diberitahukan pada orang lain, orang she Lain. Lebih baik
kaupanggil saja pangcumu itu dan dengarkan nanti!"
"Hm, pangcu tak ada di rumah, anak muda Sebaiknya
besok saja kau kembali kalau ada kepentingan dengan
pangcu." http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi puteri pangcu kalian ada, bukan" Nah. suruh dia
kemari. Aku mau bertemu dengannya!"
"Kau ada perlu apa dengan Ciok-siocia, anak muda?" laki-
laki ini semakin mengerutkan alis. "Kenapa kau demikian
mendesak dan tak tahu diri?"
"Hm...!' Ceng Long mulai tak sabar. "Aku ada perlu yang
orang lain tak perlu dengar, orang she Lam. Kau tak perlu
tahu ini kalau kau tahu diri!"
Laki-laki berjenggot itu marah. "Kalau begitu kau kami
tangkap, anak muda. Kau membuat kami curiga den tak
kuperkenankan keluar bila belum memberitahukan maksudmu!" dan belum Ceng Liong menjawab tahu - tahu laki


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

laki berjenggot ini mencabut golok dan menyerang Ceng
Liong. 'Siugg.....I"
Ceng Liong mengelak. Dia sudah dikepung, melihat golok di
tangan murid tertua Pek-houw pang itu membalik begitu
serangannya luput. Dan Ceng Liong yang terpaksa melompat
mengandalkan ginkangnya ini tiba-tiba meliukkan tubuh dan
menampar golok dari samping. 'Orang she Lam, lepaskan
golokmu ...!" dan jari Ceng Liong yang menampar golok lawan
tiba-tiba membuat golok itu mencelat dan terlempar di udara.
Tapi murid tertua Pek-houw-pang ini kira-nya lihai. Dia
tidak seperti dua murid penjaga tadi, yang goloknya dibuat
jatuh berkerontang di atas tanah. Karena begitu golok terlepas
dan mencelat dari tangannya sekonyong-konyong laki laki ini
berseru keras. Dia melompat tinggi, ber-jungkir balik
menyambar goloknya itu. Dan begitu me luncur turun dengan
bentakan pendek tahu tahu laki - laki ini telah memegang
kembali goloknya yang terlempar!
"Bagus, kau kiranya cukup lihai, orang she Lam. Tapi
jangan kira dapat menangkan aku!" Ceng Liong memuji,
kagum pada lawannya itu tapi cepat menyambut terjangan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang. Dan melihat murid tertua Pek-houw-pang itu bertubi-
tubi menggerakkan golok menyerang dirinya maka mau tidak
mau Ceng Liong harus melayani.
Untuk sejenak dia me lompat sana-sini, mengandalkan
ginkangnya yang memang bebat dan ringan. Lalu melihat satu
kesempatan baik ketika lawan tehuyung ke depan pada saat
dia mengelak tiba-tiba Ceng Liong tertawa menggerakkan
jarinya. "Orang she Lam, robohlah...!"
Murid tertua Pek-houw-peng itu terkejut. Dia sedang
kehilangan keseimbangan, maklum tubuh sedang doyong ke
depan. Tapi melihat Ceng Liorg menampar pergelangan
tangannya tiba-tiba dengan cepat dia melempar kaki kanan
menendang lambung Ceng Liong, mempergunakan kesempitan dengan doyongnya tubuh ke depan. Tapi Ceng
Liong yang berkelit manis tahu-tahu justeru menangkap
pergelangan kakinya dan menarik, tidak menghentikan
serangannya ke pergelangan tangan murid Pek-houw-pang
itu. Dan begitu Lam Bong berteriak kaget ketika kakinya
ditarik tahu - tahu pergelangan tangannya sudah ditotok Ceng
Liong hingga tak dapat mempertahankan goloknya lagi yang
jatuh di atas tanah.
"Tang..!"
"Ha-ha, bagaimana, orang she Lam" Kau tak mengakui
keunggulanku?"
Lam Bong kaget. Dia tersungkur roboh, pergelangannya
kaku. Tapi melompat bangun tiba-tiba dia berteriak pada
saudara - saudara seperguruannya. "Sute sekalian, serang dan
tangkap dia. Maju..."
Maka tigapuluh lebih anak murid Pek-houw-pang yang
sudih meluruk ke depin dengan senjata di tangan tiba - tiba
menyerang Ceng Liong yang ada di tengah. Dengan suara
ribut mereka menerjang maju, marah menyaksikan suheng
mereka kalah. Tapi Ceng Liong yang tertawa mengejek tiba -
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiba mengerahkan ginkangnya, berkelebatan dengan Cui-beng
Ginkang (Ginkang Pengejar Roh) yang diwarisi dari ibunya,
ilmu meringankan tubuh yang sebenarnya milik mendiang
Cheng-gan Sian-jin. Dan begitu Ceng Liong berkelebatan
dengan ilmu meringankan tubuhnya ini maka pemuda itupun
lenyap merupakan bayangan yang tak jelas lagi, menangkis
dan mengelak hujan senjata yang menyambar dirinya. Lalu
begitu membentak dan balas menyerang tiba-tiba Ceng Liong
telah mengerahkan pukulan Tok-hiat-jiunya yang ganas itu.
"Plak-plak-plakk!"
Anak murid Pek-houw-pang mulai menjerit ngeri. Mereka
terlempar roboh, tak dapat bangun kembali. Dan pukulan
Ceng Liong yang memberi bekas tapak kemerahan pada
bagian tubuh yang dipukul seketika membuat keadaan
menjadi gaduh dan penuh ketakutan. Tigapuluh lebih anak
murid Pek-houw-pang itu terbelalak, ngeri melihat keganasan
Ceng Liong yang tertawa-tawa merobohkan mereka. Dan
ketika Ceng Liong telah merobohkan duapuluh orang yang
terkapar dengan rintihan mereka di atas tanah dalam keadaan
rubuh malang melintang pada saat itulah muncul seorang
gadis cantik yang membentak dengan seruannya yang
nyaring, "Berhenti ..'
Dan Ceng Liong tertegun. Dia melihat seorang gadis cantik;
muncul di situ, berapi - api dengan mukanya yang merah
padam. Gadis berkuncir yang alisnya panjang, menjelint indah
tapi yang saat itu memanjangnya penuh kemarahan. Dan
Ceng Liong yang tertegun melibat munculnya gadis ini tiba
tiba me lihat gadis itu melayang keluar dengan kaki ringan,
hinggap seperti seekor burung walet di depinnya dengan
sebatang pedang telanjang di tangan!
"Manusia hina. kau siapa dan mengapa mengacau di
tempat orang?"
Ceng Liong tertegun. Untuk kedua kalinya dia terkesima
memandang gadis cantik ini, yang matanya indah bersinar
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bagai bintang pagi yang terbelalak kepadanya. Tapi Ceng
Liong yang menjadi girang melihat munculnya gadis itu tiba-
tiba melangkah maju dan tertawa lebar, merangkapkan
tangannya. "Nona, kaukah puteri Pek-houw-pangcu?"
Gadis ini membentak. "Benar, aku puteri Pek-houw-pangcu.
Siapa kau yang tidak menjawab pertanyaan orang justeru
melancarkan pertanyaan?"
Ceng Liong tersenyum. "Aku Ceng Liong, nona. Maaf kalau
anak buahmu kuhajar begitu. Mereka tak tahu adat,
menyerang orang yang baik-baik datang ingin menemuimu."
"Hm, ada apa perlumu menemuiku?"
Ceng Liong menyeringai. Untuk pertanyaan ini tak dapat
dengan segera dia menjawabnya. Tapi melihat gadis itu
semakin marah dan menaikkan keningnya terpaksa dia
menjawab juga, lirih tapi tegas, "Aku ingin menjadi
kekasihmu. nona. Aku datang untuk menyatakan cintaku!"
Gadis itu terkejut ia melangkah mundur, tersentak
memandang Ceng Liong dan mukanya seketika merah. Tapi
melihat Ceng Liong bicara sungguh-sungguh dan tidak main-
main kepadanya mendadak gadis ini tergetar dan tak mampu
menjawab. Untuk sejenak ia memandang Ceng Liong yang
gagah dan tampan itu, terbelalak bagai kelinci melihat seekor
harimau Tapi melihat Ceng Liong menurunkan tangan kejam
pada murid-murid Pek-houw pang dan merasa aneh bahwa
belum pernah bertemu sudah menyatakan cinta maka tiba-tiba
puteri Pek-houw-pangcu ini menganggap Ceng Liong gila dan
menjadi marah! "Orang she Ceng, kau manusia sinting yang tidak waras"
kau tak tahu ma lu menyatakan maksudmu dengan cara
begini?" http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ceng Liong mengerutkan kening. "Cara begini bagaimana,
nona" Aku datang sungguh-sungguh menyatakan maksud
hatiku. Aku waras tidak sinting. Kenapa kau mengataiku
begitu?" 'Tapi kau merobohkan murid-murid Pek-houw-pang, orang
she Ceng. Dan kau melukai mereka dengan pukulan keji!"
"Hm, aku bukan orang she Ceng, nona. Aku orang she Yap.
Percaya atau tidak aku adalah putera Pendekar Gurun Neraka.
Tapi mengenai anak buahmu yang kurobohkan itu adalah
kesalahan mereka sendiri yang maju mengeroyokku!"
"Dan kau tak akan mempertanggungjawabkan
perbuatanmu?"
"Perbuatan bagaimana, nona" Aku datang ke sini untuk
menyatakan cinta, bukan membuat onar kalau tidak dipaksa!"
"Keparat, tapi kita tak pernah bertemu, manusia hina. kau
belum pernah melihatku selama ini. Bagaimana bisa
menyatakan cinta"'
"Ah, nanti dulu, nona. Jangan kau berkata seperti itu. Kita
sudah bertemu, dan juga saling berkenalan. Kenapa bilang
belum pernah bertemu?"
Gadis itu terbelalak. "Di mana kita pernah bertemu" Kapan
saling berkenalan?"
"Sekarang ini, nona. Saat ini juga setelah kita sama-sama
berhadapan!"
"Ah, keparat..!" dan gadis yang tiba-tiba menggerakkan
pedang itu sudah menerjang ke depan dengan penuh
kemarahan. "Pemuda tak tahu malu, kau manusia mata
keranjang yang hina-dina!" dan Ceng Liong yang sudah
diserang bertubi-tubi dengan sambaran pedangnya itu tiba-
tiba dibuat terkejut dengan gebrakan ini.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ceng Liong melihat sambaran pedang gadis itu cepat sekali,
bertubi-tubi menyerang dan menusuk. Dan melihat serangan
gadis itu cukup berbahaya dengan angin bersiutan dingin
terpaksa Ceng Liong me lompat mundur dan menjadi marah.
"Nona, kau tidak menyambutku baik-baik" kau justeru
menyerangku dengan cara begini?"
Gadis itu melengking. "Aku Ciok Kim tak akan
menyambutmu baik-baik, orang she Ceng. kau penipu dan
manusia keji...!"
Maka Ceng Liong yang terpaksa berlompatan menghindari
serangan pedang itu tiba-tiba tertawa mengejek dan
mendengus dingin. "Baik, aku akan melayanimu, adik Ciok
Kim. T api setelah itu kau harus turut kepadaku dan pergi dari
tempat ini... tiing!" dan Ceng Liong yang menyentil pedang
dengan kuku jarinya saat Ciok Kim menyerangnya gencar
tahu-tahu sudah berputar dan mengerahkan ginkangnya,
mengikuti sambaran pedang lawan yang menjadi terkejut
ketika terpental oleh sentilan jari Ceng Liong. Tapi puteri Pek-
houw-pang yang sudah memekik dengan tusukan bertubi-tubi
itu segera mainkan senjata dengan hebat dan ganas. Maka
terjadilah pertandingan seru ini, satu lawan satu. Tapi Ceng
Liong yang mengerahkan Cui-beng Ginkangnya ternyata lolos
dari semua tikaman pedang, menyelinap dan bergerak cepat
di antara sambaran senjata yang bertubi-tubi menghujani
dirinya. Dan ketika lawan mulai terkejut oleh kelihaian pemuda
ini mendadak Ciok Kim merobah gerakan.
Sekarang puteri Pek-houw-pang itu mulai me lancarkan
tendangan-tendangan dari bawah, bahkan tangan kirinya ikut
pula maju membantu dengan pukulan-pukulan miring,
menyodok atau menampar dengan tenaga sinkang. Dan Ceng
Liong yang menghadapi hujan serangan diri puteri Ciok Pang
yang gencar ini akhirnya terdesak.
Ceng Liong terkejut. Dia me lihat puteri Pek-houw-pang itu
benar-benar hebat, tangkas dan cepat sekali semua
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
serangannya itu. Dan ketika Ciok Kim mulai ma inkan tikaman
pedangnya dengan tangan kiri yang dirobah bentuknya
menjadi cakar harimau yang tidak lagi menyodok atau
menampar melainkan mencengkeram seperti kuku seekor
harimau betina maka Ceng Liong benar-benar kaget.
"Ah, ilmu silatmu benar-benar hebat, nona Ciok. Sungguh
mengagumkan dan menarik hatiku!" demikian Ceng Liong
bicara, memuji lawan eementara dirinya terus mundur didesak
lawan yang sebenarnya penasaran mengapa belum sedikit pun
juga tubuh lawannya itu disentuh pedang yang menyambar-
nyambar bagai angin kesetanan. Dan Ciok Kim yang diam-
diam terkejut menyaksikan kehebatan lawannya ini yang
dapat bicara padahal pedang terus menusuk dan menikam
bertubi-tubi membuat gadis puteri Pek-houw pang itu gusar.
Sebenarnya, Ciok Kim sudah mengeluarkan semua ilmu
silatnya, termasuk cengkeraman dengan tangan kiri itu yang
disebut Houw-jiauw-kang (Cengkeraman Kuku Harimau).
Yakni ilmu s ilat yang menjadi andalan perkumpulan Pek-houw-
pang (Perkumpulan Harimau Putih) itu, ilmu silat yang
diciptakan oleh sang ketua Pekhouw-pang sendiri yang
bernama Ciok Pang, ayah gadis cantik itu. Tapi melihat bahwa
semua serangannya luput dan Ceng Liong meskipun terdesak
tapi belum sekalipun juga disambar pedangnya membuat Ciok
Kim diam-diam marah dan gusar bukan main. Hingga
akhirnya, ketika satu saat Ceng Liong merunduk menghindari
babatan pedang yang menyambar kepalanya mendadak puteri
Pek-houw-pang itu me lengking. Tangan kirinya bergerak,
meluncur cepat mencengkeram muka Ceng Liong yang saat
itu menunduk. Lalu tak puas oleh serangan tangan kiri ini
puteri Pek-houw-pang itu masih menyusuli pula dengan
tendangan lututnya yang diangkat ke atas menghantam dagu
Ceng Liong! "Ah, berbahaya sekali, nona Ciok. Sungguh tak kuduga...!"
Ceng Liong berseru, terkejut oleh dua serangan beruntun dari
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
depan dan bawah ini. Tapi Ceng Liong yang sudah tak mau
didesak lagi dan ingin mulai membalas tiba-tiba mengerahkan
pukulan Tokhiat-jiunya untuk menangkis secara berbareng.
Dan, begitu dia melempar kedua tangan ke atas dan ke bawah
tiba-tiba saja Ciok Kim menjerit ketika tangan kiri dan lutut
kakinya diterima tamparan Ceng Liong.
"Plak-plak.... aduh!"
Ciok Kim terpelanting. Untuk pertama kalinya ia roboh
disambut pukulan Ceng Liong, yang kini membalasnya dengan
muka berseri karena sejak tadi sesungguhnya Ceng Liong


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memang sengaja mengalah dan ingin menguji kepandaian
puteri Pek-houw-pang itu, yang membuat dia mulai kagum
dan tertarik. Dan begitu me lihat lawan terpelanting dengan
tubuh terguling-guling segera Ceng Liong mengejar maju
sambil tertawa.
"Adik Ciok, kau tak dapat mengalahkan aku!"
Ciok Kim pucat mukanya. Ia melihat Ceng Liong sudah
melompat di dekatnya, mengulur jari untuk mencengkeram
pundaknya. Maka Ciok Kim yang berteriak sambil melompat
bangun ini tiba-tiba meaggerakkan pedang membacok tangan
Ceng Liong. "Trikk...!"
Ciok Kim terkejut. Ia melihat pedangnya terpental, sama
sekali tak mampu membacok jari Ceng Liong yang dibabat
pedangnya, jari yang tiba-tiba keras bagai baja karena Ceng
Liong telah mempergunakan Coan-kut-cinya (Jari Penusuk
Tulang) yang didapat dari gurunya nomor dua, Mayat Hidup.
Dan Ciok Kim yang kaget melihat pedangnya terpental
sementara Ceng Liong terus mengulurkan lengan menangkap
pundaknya sambil tertawa tiba-tiba membanting tubuh dan
menendang paha Ceng Liong yang sudah dekat dengan
dirinya, http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Desl" dan Ceng Liong terdorong mundur, menyeringai oleh
tendangan yang cepat itu tapi sudah memburu lagi sambil
tertawa. "Nona Ciok, kau tak dapat mengalahkan aku!"
Cok Kim melompat bangun. Ia pucat melihat Ceng Liong
mengejarnya, tapi menggigit bibir dan tidak gentar sedikitpun
juga ia segera menyambut, melengking dan menangkis kiri
kanan kedua tangan Ceng Liong yang menyambar-nyambar
dirinya bagai cengkeraman rajawali yang mempermainkan
mangsa. Dan karena Ceng Liong saat itu menggabung dua
pukulannya sekaligus antara Coan kut-ci dan Tok-hiat-jiu
maka sebentar saja lawannya itu berhasil didesak. Ciok Kim
mundur-mundur, mengeluh dan hampir menangis oleh
tangkisan pedangnya yang sia-sia. Karena pedang itu selalu
terpental oleh jari Ceng Liong yang sekeras baja. Dan ketika
satu saat Ceng Liong menambah tenaga dalam sebuah
benturan tiba-tiba saja pedang di tangan gadis itu terlepas.
"Tring!"
Ciok Kim mengeluh. Ia sekarang tak bersenjata, dan Ceng
Liong yang tertawa menggerakkan jarinya tiba-tiba melompat
ke depan menotok pundaknya. "Adik Kim, menyerahlah...!"
dan ketika Ciok Kim terhuyung dalam eposannya yang lambat
tahu-tahu gadis ini telah roboh di pelukan Ceng Liong!
"Ha-ha, bagaimana, Kim-moi-moi"
kau tak dapat mengalahkan aku, bukan?"
Ciok Kim menangis. Dia sekarang benar-benar tak berdaya
menghadapi lawannya itu, roboh tertotok tak dapat bergerak.
Dan marah serta malu oleh semuanya itu tiba-tiba Ciok Kim
menjerit dan lunglai di pelukan lawannya ini. Pingsan!
Ceng Liong tertegun. Dia terkejut oleh jerit kekecewaan
lawannya itu. Tapi melihat gadis Pek-houw-pang ini hanya
pingsan saja oleh himpitan penasarannya tiba-tiba Ceng Liong
tersenyum. Dia tak melihat lagi sisa anak murid Pek-houw-
pang yang tinggal sepuluh orang itu. Rupanya mereka
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melarikan diri setelah melihat dia merobohkan gadis ini. Maka
berlenggang dan tertawa menyeringai ketika Ceng Liong
keluar dari pintu gerbang perkumpulan Harimau Putih itu,
melompat dan akhirnya berkelebat meninggalkan Kui-yang
setelah melihat semuanya sunyi tak ada yang mengganggu.
(Oo-dwkz-rhg-oO)
"Ha-ha, sudah kau dapat puteri Pek houw-pang itu, Liong-
ji?" Demikian mula-mula Ceng Liong mendapat sambutan
gurunya itu, Mu Ba yang berdiri tegak di luar gua. Dan Ceng
Liong yang sudah menurunkan tubuh tawanannya ini di atas
tanah langsung tersenyum dan tertawa.
"Ya, tapi dia tak mau baik-baik ikut denganku, suhu. Gadis
ini keras kepala dan bandel sekali. Apa yang harus kau
lakukan?" "Hm, apa yang harus kulakukan, Liong-ji" Tentu saja tanya
dirimu sendiri, apa yang kau inginkan dari gadis ini!"
Ceng Liong tersenyum. "Aku ingin menjadi kekasihnya,
suhu. Tapi secara baik-baik daa suka rela!"
"Dan kau belum menundukkan hatinya?"
"Belum."
"Kalau begitu minta tolong ibumu, Liong-ji. Dialah satu-
satunya wanita yang dapat menolongmu untuk saat ini!" dan
Mu Ba yang tertawa bergelak meninggalkan muridnya itu tiba-
tiba berkelebat pergi setelah memberikan pesannya ini.
Ceng Liong tak mengerti. Dia mengira gurunya itu main-
main saja, tapi melihat ibunya keluar mendengar suara
anaknya segera Ceng Liong me lompat maju menyeringai lebar
"Ibu, aku mendapat teman. Ia puteri Pek-houw-pang bernama
Ciok K im!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tok-sim Sian-li mengerutkan alis. "Kenapa ia pingsan, Liong
ji" Apa maksudmu?"
Ceng Liong tertawa. "Aku jatuh cinta padanya, ibu. Kubawa
ke mari untuk menggantikan bibi A-cheng "
"Maksudmu?"
"Aku ingin mempunyai kekasih, ibu. Aku kesepian sete lah
bibi A-cheng tewasl"
"Hmm...!" Tok-sim Sian-li membelalakkan mata. "Kau
membawanya dengan jalan kekerasan, Liong-ji" Dan kau
membunuh ayahnya?"
"Tidak, aku tak bertemu ayahnya, ibu. Saat itu Ciok-pangcu
tak ada di rumah dan aku bertemu anak gadisnya ini."
"Lalu apa yang kau maui" Bukankah ia sudah di
tanganmu?"
Ceng Liong meringis. "Ia keras kepala, ibu. Tak mau tunduk
hingga terpaksa kurobohkan."
Tok-sim Sian-li mengerti. "Kalau begitu sadarkan dia, Liong-
ji. Coba kulihat bagaimana sikapnya," dan Ceng Liong yang
sudah tersenyum membebaskan totokannya segera membuat
Ciok Kim sadar, melompat bangun dan terbelalak marah
memandang Ceng Liong.
"Manusia keji, bunuhlah aku!" Ciok Kim langsung
membentak, maklum tak ada gunanya melawan. Tapi Ceng
Liong yang tertawa menuding ibunya berbisik lirih,
"Sst, tak ada yang bermaksud membunuhmu, adik Kim. kau
tenanglah, ini ibuku yaag ingin melihatmu."
Ciok Kim tertegun. Ia melihat seorang wanita cantik berdiri
di sebelah Ceng Liong, sikapnya gagah tapi dingin,
memandang kepadanya dengan mata aneh mirip elang yang
buas. Dan Ciok Kim yang kaget mendengar Ceng Liong
menyebut wanita cantik itu sebagai ibunya tiba-tiba menjublak
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan membelalakkan mata. Dan Tok-sim Sian-li bertanya
kepadanya, "Benarkah kau puteri ketua Pek-houw-pang?"
Ciok K im mengangguk, masih angkuh dengan kepala tegak.
"Ya, aku puteri ayahku Ciok Pang. Siapakah kau yang menjadi
ibu dari pemuda setan ini?"
"Hm, aku adalah Tok sim Sian-li, bocah she Ciok. Kukira
ayahmu tak akan bersikap kasar kalau dia mengenal aku, kau
belum pernah mendengar namaku?"
Ciok Kim kaget. "Kau murid mendiang datuk sesat Cheng
gan Sian jin itu" Kau betul betul ibu dari pemuda ini?"
Tok-sim Sian-li tersenyum, dingin sakapnya, "Ya, akulah
orang yang kau maksudkan itu, bocah. Kukira kau tak berani
kurang ajar lagi sete lah mengenal siapa aku!" dan Ciok Kim
yang mengeluarkan seruan tertahan dan melangkah mundur
mendengar jawaban ini tiba-tiba tertegun memandang
lawannya dengan muka pucat. Tapi Ceng Liong melangkah
maju, menyentuh lengannya.
"Adik Kim. tak perlu kau takut. Ibu dan aku tak akan
memusuhimu kalau kau penurut."
Ciok Kim menghentakkah lengannya, menampar muka
Ceng Liong. "Manusia iblis, jangan sentuh diriku., plak!" dan
Ceng Liong yang terhuyung ke belakang menerima tamparan
itu seketika berkilat matanya dan menggigit bibir.
"Adik Kim, kau masih tak dapat bersikap halus?"
Ciok Kim menggigil. Dia sekarang tahu siapa gerangan
orang yang menjadi lawannya ini. Tapi tak kenal takut dan
membentak marah dia menjawab pertanyaan Ceng Liong,
"Aku tak akan bersikap halus kepadamu, pemuda setan. kau
manusia keji yang berhati iblis mirip ibumu. Aku tak sudi kau
bujuk!" http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm, kenapa ibu kau bawa-bawa dalam masalah ini. adik
Kim" Dia tak bersalah, tak perlu kau memakinya!"
"Siapa takut?" Ciok Kim tak perduli. "Aku telah mendengar
sepak terjang ibumu itu, pemuda setan. Wanita tak tahu malu
yang setali tiga uang denganmu!"
"Keparat!' Ceng Liong mendesis. "Jangan kau menghina
kami, adik Kim. Aku bisa kehilangan rasa sayang jika kau tak
tahu diri begini!"
"Memangnya kenapa" kau kira aku takut?"
Maka Ceng Liong yang tak dapat menahan marahnya lagi
tibatiba membentak. Dia sudah berkelebat maju, menampar
pipi puteri ketua Pek-houw-pang itu. Dan Ciok Kim yang tak
dapat mengelak serangan ini tahu-tahu ditampar pipinya
hingga roboh terpelanting.
"Plakl"
Ciok Kim melompat bangun. Dia melihat Ceng Liong sedikit
iba, memandangnya dengan alis berkerut tapi masih jengkel.
Sementara Tok-sim Sian-li yang marah oleh sikap gadis ini
tiba-tiba mencabut bendera iblisnya.
"Liong-ji, bocah ini tak dapat disayang. Sebaiknya dibunuh
saja!" Ceng Liong terkejut. Dia melompat maju, menghadang di
tengah. Dan memandang sungguh-sungguh dia melindungi
puteri Pek-houw-pang itu. "Tidak, jangan, ibu. Aku suka dan
sayang kepadanya. Dia gagah dan menarik hatiku!"
"Tapi kalau dia kurang ajar begini apakah kau juga masih
tetap tertarik" kau bodoh, Liong-ji. Mencari gadis yang jauh
lebih hebat dari puteri Ciok-pangcu ini masih banyak. Tak
perlu sayang melenyapkan jiwanya!"
Tapi Ceng Liong menggeleng. "Tidak. Aka tak akan
membunuhnya, ibu. Betapapun aku telah membawanya
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kemari. kau tak boleh membunuh sebelum dia tunduk
kepadaku!" lalu menghadapi Ciok Kim kembali Ceng Liong
bertanya, "Adik Kim, kau benar-benar tak dapat menerima
cintaku dan bersenang-senang di sini?"
Ciok Kim menjengekkan hidung. "Aku tak sudi menjadi
kekasihmu, orang she Ceng, kau keji dan tak tahu malu!"
"Hm, aku bukan she Ceng, adik Kim. Aku adalah she Yap!"
"Cih, siapa mempercayaimu sebagai keturunan Pendekar
Gurun Neraka" Yap-goanswe adalah laki-laki gagah, manusia
hina. Tak mungkin kau keturunannya biarpun kau mengaku
she Yap!" Ceng Liong menjadi geram. "Ibu, dapatkah kau
menolongku menundukkan perempuan liar ini" Aku menghendakinya hidup, tak boleh dibunuh!"
"Hm, tapi bagiku sebaiknya dilenyapkan saja. Liong-ji. Dia
gadis berbahaya yang tiada guna bagimu."
"Tidak, aku terlanjur membawanya ke mari, ibu. Aku harus
berhasil dengan rencanaku ini!"
"Jadi kau tetap menghendaki kuda betina liar itu?"
"Ya."
"Baiklah?" dan Tok-sim Sian-Ii yang tiba-tiba mengebutkan
benderanya mendadak menotok roboh Ciok Kim yang tak
dapat mengelak serangan itu. Kalah cepat. Dan begitu dia
menggerakkan kakinya tahu-tahu tubuh gadis itu telah
ditendang Ke dalam gua. "Liong-ji. berikan ini kepadanya.
Cekoki mulutnya dengan satu sloki saja.!" dan T ok-sim Sian-li
yang melempar sebotol arak kepada puteranya tiba-tiba
mendengus dan berkelebat lenyap keluar gua meninggalkan
puteranya. Dan Ceng Liong yang sudah menerima arak dari
ibunya ini tiba-tiba tertawa dan menjadi gembira.
"Ibu, terima kasih.!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi Tok-sim Sian-li tak nampak bayangannya lagi. Dia
lenyap entah ke mana, dan Ceng Liong yang sudah melompat
masuk segera menghampiri Ciok Kim yang terbelalak
kepadanya. "Manusia hina, apa yang akan kau lakukan?"
Ceng Liong tersenyum. "Menundukkan hatimu, Kim-moi
(adik Kim). Kau maafkanlah aku yarg sudah tak tahan rindu
ini!" dan Ceng Liong yang langsung membuka mulut Ciok Kim
sudah menuangkan arah pemberian ibunya, yang tentu saja
disambut rontaan Ciok Kim yang memaki kalang-kabut. Tapi
Ceng Liong yang menotok lehernya segera membuat Ciok K im
mengeluh dan lemas kepalanya, tak dapat menolak lagi dan
menerima arak itu yang segera memasuki mulutnya dan
lenyap di dalam perut.
Ciok Kim melotot. Untuk sejenak dia mendelik pada Ceng
Liong. Tapi ketika kepalanya tiba-tiba terasa pening mendadak
gadis ini mengeluh. Dia tak berdaya, kepalanya berputar. Dan
ketika Ceng Liong membebaskan totokannya tiba-tiba Ciok
Kim melompat baugun dengan tubuh terhuyung.
"Jahanam Ceng Liong, apa yang kau lakukan kepadaku"''
Ceng Lions tersenyum. "Mengajakmu berkasih sayang, moi-


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

moi. Aku rindu dan cinta padamu."
"Keparat! kau ... apa yang kau minumkan ini" Mengapa
kepalaku pening...?"
"Ah, itu arak pembangkit semangat, Kim-moi. Ibu
memberikan itu agar kita berdua dapat
Wew halaman 52 dan 53 gak ada ni !!
rong nafsu syeifan yang tidak ingat lagi akan norma-norma
kesusilaan. Ciok Kim tak sadar karena perbuatan lawannya
sementara Ceng Liong memang sengaja melakukan itu karena
dorongan nafsu berahinya yang sesat. Nafsu iblis yang tak
menghiraukan sama sekali kehormatan seorang gadis yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mati-matian mempertahankan kesuciannya. Dan begitu
keduanya mengumbar nafsu berahi di dalam gua itu maka
rusak binasalah harga diri puteri Pek-houw-pang ini. Masuk
dalam kekejian Ceng Liong yang tiada ubahnya iblis muda
sendiri dalam ujud seorang manusia dan ketika dua jam
mereka melampiaskan gejolak nafsu yang membakar tubuh
keduanya maka akhirnya dua pemuda dan pemudi itu
tergeletak kelelahan. Ciok Kim langsung tertidur, menggeletak
di samping Ceng Liong yang tersenyum puas. Tapi ketika
malam mulai tiba dan pengaruh arak pembangkit nafsu berahi
telah lenyap dari tubuh Ciok Kim mendadak gadis ini
membuka matanya. Ia mendengar suara orang bicara, seperti
meributkan sesuatu. Tapi karena saat itu Ciok Kim seakan
mimpi dan belum sadar benar maka gadis ini mendengarkan
saja, terlena dengan mata terbelalak. Tapi ketika suara ribut-
ribut itu mulai diiringi bentakan-bentakan maka Ciok Kim
terkejut dan kaget bukan main. Apalagi ketika tubuhnya
ditendang mencelat dan dia mendengar suara ayahnya di situ.
"Ciok Kim, apa yang kau pandang" kau tidak dengar
pertanyaanku?"
Ciok Kim kaget bukan ma in. Ia melompat bangun, menjerit
lirih ketika melihat tubuhnya telanjang bulat. Maka sadar dan
melihat pakaiannya menumpuk di sudut gua mendadak gadis
ini mengeluh dan menyambar pakaiannya itu. Dengan buru-
buru dan muka pucat ia mengenakan pakaiannya. Lalu
membalikkan tubuh dan melihat apa yang terjadi sekonyong-
konyong gadis ini tertegun dan serasa "nyos" melihat ayahnya
ada di situ dengan mata berapi-api berdiri tegak di muka gua!
"Ayah...!"
Laki-laki gagah itu menggeram. Dia mendengar suara Ciok
Kim yang kering, serak seolah tiada tenaga lagi. Tapi Ciok K im
yang sudah menubruk dan menjerit di dada ayahnya tiba-tiba
mengguguk dan tersedu-sedu. Ciok Kim sekarang sadar akan
apa yang terjadi, bebas dari mimpi buruk itu yang disangka
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
khayal. Dan Ciok Kim yang melihat Ceng Liong ada di situ tiba-
tiba memekik dan menyerang penuh kemarahan.
"Ceng Liong, kau laki-laki jahanam...!" Tapi Ceng Liong
berkelit mudah. Dia mengegos ke sana-sini, mengelak semua
serangan gadis itu. Lalu menggerakkan tangan menyambar ke
depan tahutahu dia te lah menangkap lengan puteri Pek-houw-
pang ini. "Kim-moi tahan. Jangan gila kau!"
Tapi Ciok Kim memberontak. Ia melepaskan dirinya,
menendang dan memaki Ceng Liong sambil menangis tersedu-
sedu. Dan laki-laki gagah di luar yang bukan lain Ciok-pangcu
adanya tiba-tiba berkelebat ke dalam menarik pu-terinya.
"Kim ji, mundur. Biar aku yang bicara!"
Ciok Kim menjerit dengan air mata bercucuran. Ia mau
melawan pula seruan ayahnya itu, benci sekali kepada Ceng
Liong yang telah merenggut kehormatannya. Tapi Ciok Pang
yang membentak dan menotok puterinya tiba-tiba membuat
Ciok Kim terguling dan roboh di pelukan ayahnya. "Kim-ji,
dengar. Kita lihat apa yang dikatakan pemuda itu!" lalu
menghadapi Ceng Liong dengan mata berapi-api ketua Pek-
houw-pang ini bertanya.
"Pemuda she Ceng, apa sekarang jawabmu tentang
pertanyaanku tadi" Masihkah kau tak mempertanggungjawabkan kejadian ini setelah kau merusak
puteriku?"
Ceng Liong tersenyum. Dia tadi sedang enak-enak
mengelus rambut Ciok Kim ketika ketua Pek-houw pang ini
datang, muncul tiba-tiba di depan gua pada saat dia belum
berpakaian sama sekali. Sama seperti gadis itu yang juga
telanjang di sisinya. Tapi Ceng Liong yang tenang dan
melompat bangun menyambar pakaiannya segera menghadapi
laki-laki gagah itu. Yang ternyata bukan lain adalah ketua Pek-
houw-pang atau ayah dari Ciok Kim yang telah dia tundukkan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan paksa itu. Dan Ceng Liong yang mendengar
psrtanyaan bengis yang diulang dari ketua Pek-houw-pang itu
tibatiba tertawa dan tersenyum menyeringai.
"Pangcu, aku belum sedia untuk diikat dalam perkawinan.
Mengapa kau mengulang-ulang pertanyaan itu yang akan
kujawab sama" Adik Ciok Kim telah menjadi kekasihku. Tapi
bukan berarti kami akan segera kawin dan berumah tangga!"
"Keparat, jadi apa maumu datang ke Pek-houw-pang,
orang she Ceng" Apakah hanya untuk mempermainkan
puteriku?"
"Hm, aku tidak mempermainkan puterimu, pangcu. Aku ke
sana justeru untuk mengajak puterimu bersenang-senang.
Kenapa kau marah?"
Ciok Pang mendelik. T erang dia marah mendengar jawaban
Ceng Liong yang seenak perutnya ini. Tapi ketua Pek houw-
pang yang mendengar kelihaian pemuda itu dari anak
muridnya mencoba bersabar meskipun jari-jarinya sudah
berkerotok untuk menerjang pemuda itu. Dan Ciok Pang yang
mengepal tinju dengan muka merah ini lalu menggeram.
"Baik, kalau begitu aku akan menuntut tanggung jawabmu,
orang she Ceng Tapi katakan dulu siapa guru atau orang
tuamu!" Ceng Liong berkata "Aku segan memamerkan guru atau
nama orang tuaku, pangcu. Kau berurusanlah saja denganku.
Aku Yap Ceng Liong siap menerima tuntutan tanggung
jawabmu kalau kau tidak puas dengan kata-kataku."
Ciok Pang benar-benar tak tahan. Tapi belum dia mencabut
senjatanya tahu-tahu Ciok Kim melengking, "Dia putera Tok-
sim Sian-li, ayah. Cucu murid mendiang datuk sesat Cheng-
gan Siau jin..!"
Ciok Pang terkejut. "Kau anak wanita iblis itu, orang she
Ceng?" http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ceng Liong terpaksa mengangguk. "Benar."
"Ah...!" dan Ciok Pang yang melangkah mundur mencabut
goloknya tiba-tiba menggigil. "Pantas, kalau begitu kau anak
haram itu, bocah. Keturunan jadah wanita cabul yang tak tahu
malu!" dan Ciok Pang yang sudah berseru keras membabatkan
goloknya tahu-tahu menerjang ke depan dengan penuh
kemarahan. Sekarang dia tahu siapa pemuda ini. Murid atau keturunan
orang-orang sesat macam Cheng-gan Sian-jin dan Tok-sim
Sian-li itu. Wanita iblis yang sudah didengar segala
keburukannya dalam bertingkah laku, terutama sepak
terjangnya yang berganti-genti kekasih itu. pergumbar nafsu
berahi nomor wahid! Maka kaget serta marah melihat
puterinya jatuh di tangan pemuda macam ini seketika Ciok-
pangcu tak dapat mengendalikan diri lagi. Dia tadinya
mengharap Ceng Liong adalah pemuda baik-baik, dalam arti
kata masih keturunan pendekar yang sesat jalan saja. Tapi
setelah mengetahui bahwa pemuda itu keturunan orang jahat
yang sudah tak mungkin "direparasi" lagi maka Ciok Pang
langsung menerjang dengan maksud membunuh! Dia akan
melenyapkan pemuda itu. menghapus malu nama baik
keluarginya. T api Ceng Liong yang tertawa mengejek melihat
serangan ketua Pek houw-pang ini tiba-tiba membuat laki-laki
gagah itu terkejut.
Serangan goloknya dikelit, lalu sementara golok lewat di
samping tubuhnya sekonyong-konyong pemuda itu menyentil.
"Ciok-pangcu, mari kita main-main di luar saja... tring!" dan
golok yang menyeleweng menghantam dinding gua seketika
tergetar dan hampir terlepas dari cekalan tangan ketua Pek-
houw pang ini, yang tentu saja menjadi kaget bukan main.
Dan sementara dia berseru tertahan dengan mata terbelalak
tahu-tahu Ceng Liong telah melejit dan menyelinap di bawah
ketiaknya, lolos keluar!
"Pangcu, mari.,..!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ciok Pang tertegun. Dia melihat lawannya itu tertawa,
berdiri di luar gua dengan mata mengejeknya. Dan Ciok Pang
yang marah serta kaget oleh gebrakan pertama ini sudah
membentak dan berkelebat keluar. "Bocah hina, aku akan
membunuhmu!"
Ceng Liong ganda ketawa. Dia tak mencabut senjatanya,
menyambut terjangan ketua Pek-houw-pang itu yang sudah
membacokkan goloknya bertubi-tubi, menyerang dengan mata
melotot dan muka merah. Tapi Ceng Liong yang berhati-hati
menghadapi ketua Pek-houw-pang ini segera mengerahkan
ilmunya, mengikuti sambaran golok dan ma inkan kedua
tangan dan kaki untuk mengelak atau menangkis,
mengerotokkan buku-buku jari untuk siap membalas dengan
pukulan Tok-biat-jiu atau Coankut-cinya. Dan begitu Ceng
Liong menotolkan kaki dengan ringan mengerahkan Cui-beng
Ginkangnya maka ketua Pek-houw-pang itu jadi semakin
kaget ketika lawan lenyap dalam bentuk sebuah bayangan.
"Ciok-pangcu, kerahkan kepandaianmu. Bunuh aku kalau
bisa..!" Ciok Pang me lotot. Dia harus mempercepat serangan
goloknya untuk mengejar lawannya itu. Dan ketua Pek-houw-
pang yang juga bukan orang lemah ini tiba-tiba membentak.
Dia mengayun tubuh, dan begitu mengerahkan kepandaian
dengan seruan tinggi mendadak golok di tangan ketua Pek-
houw-pang ini mengaung dan berseliweran bagai lebah
mengerubung sarang. Golok di tangan kanannya itu bekerja
naik turun, membentuk gelombang lingkaran yang berkeredep
menyilaukan mata. Dan begitu dia menerjang semakin ganas
dan bertubi-tubi maka tiba-tiba saja tubuh Ceng Liong telah
dikelilingi bayangan golok yang naik turun bagai naga haus
darah itu. Apalagi ketika tangan kirinya juga mulai ikut
bergerak-gerak, menyambar dan mencengkeram dengan ilmu
Houw-jiauw-kang itu, membantu serangan goloknya, ilmu
cengkeraman harimau yang membuat sepak terjang ketua
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pekhouw-pang ini benar-benar hebat dan ganas bukan
kepalang, yang membuat Ceng Liong mau tidak mau menjadi
kagum dan tiba-tiba terdesak!
"Ah, hebat kau , pangcu!"
Tapi Ceng Liong masih selalu dapat menghindar. Dia
mengeluarkan pujiannya itu dengan tulus, kerena ketua Pek
houw pang ini memang benar-benar hebat. Tapi Ciok-pangcu
sendiri yang merah mukanya mendengar pujian itu justeru
menggigit bibir. Dia dikata hebat, tapi apa kenyataannya saat
ini" Dia belum mampu merobohkan lawannya itu. padahal
lawan sudah terkurung rapat oleh gulungan sinar goloknya,
yang tak dapat keluar lagi karena putaran goloknya. Dan Ceng
Liong yang masih dapat berbicara padahal harus mengelak
dan berkelebatan cepat menghindari semua serangan
goloknya benar-benar membuat ketua Pek-houwpang ini malu
dan penasaran! Sebenarnya, menurut perhitungan di aras kertas lawannya
itu sudah harus roboh, apalagi terang-terangan lawannya itu
sudah tak dapat keluar dari gulungan golok yang berseliweran
mengaungngaung. Yang demikian hebat membacok dan
menikam. Tapi suatu kejadian aneh yang terjadi di dalam
pertandingan ini membuat Ciokpangcu terbelalak dan kaget
hatinya. Karena lawan yang sudah terang-terangan
"dibungkus" gulungan sinar goloknya itu dan siap dibacok atau
ditikam ternyata selalu menghindar dari semua serangan
goloknya. Karena Ceng Liong yang dibacok atau ditusuk itu
selalu terlempar lebih dulu bagai kapas yang ringan. Benda
kering yang seolah-olah tidak berbobot dan tentu saja selalu
terdorong begitu angin goloknya menyambar!
Maka Cok-pangcu yang kaget oleh kejadian ini segera
berobah mukanya. Dia tahu apa yang terjadi itu. Demonstrasi
mengagumkan dari ilmu meringankan tubuh yang dimiliki
pemuda ini. Yang membuat tubuhnya seringan kapas dan
karena itu selalu terdorong begitu angin goloknya menyambar.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ilmu meringankan tubuh warisan Cheng-gan Sian jin yang dia
dengar bernama Cui-beng Ginkang (Ginkang Pengejar Roh)!
Maka Ciok-pangcu yang bingung serta marah oleh semuanya
ini tiba-tiba melengking.
"Bocah she Ceng. jangan kau menghindar saja kalau
berani. Hayo tangkis dan sambut golokku kalau jantan...!"
Ceng Liong tertawa. "Kau ingin aku menangkis golokmu,
pangcu" Baiklah, jaga kalau begitu...!" dan Ceng Liong yang
tibatiba menghentikan gerakannya dan tidak mengelak lagi
sekonyongkonyong menyambut sambaran golok Ciok-pangcu
yang menyambar lehernya. Dengan berani dan tenang
pemuda ini meluruskan empat jarinya, menerima mata golok
yang tajam. Dan begitu lawan berteriak girang dengan mata
melotot tahu-tahu golok di tangan ketua Pek-houw pang itu
sudah bertemu jari tangan Ceng Liong yang memapak maju.


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Trikk...!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 13 CIOK PANG terkejut. Dia melihat jari pemuda itu tidak
putus dibabat goloknya, bahkan menjepit dan tiba-tiba
menghentak, keras dan kaku bagai baja yang ulet dan kuat,
membetot dan menarik goloknya agar terlepas. Dan Ciok Pang
yang kaget oleh kejadian ini tiba-tiba menggerakkan tangan
kirinya mencengkeram pundak Ceng Liong, membentak sambil
menarik goloknya kembali, sekaligus menendang selangkangan lawan agar melepaskan cekalannva. Dan begitu
adu kecepatan ini terjadi dan saling berkutat tahu-tahu Ceng
Liong me lepaskan jarinya dan menerima pukulan lawan yang
menyambar pundaknya, tertawa mengejek.
"Ciok-pangcu,
jangan ganas-ganas. Aku masih membutuhkan alat v italku untuk berma in cinta.... plak!" dan
cengkeraman Ciok-pangcu yang langsung diterima jari Ceng
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Long sekonyong-konyong dikepret hingga ketua Pek-houw
pang itu menjerit. Untuk pertama kalinya laki-laki gagah ini
mengeluh, terdorong mundur dan tampak kesakitan. Tapi
melihat jari Ceng Liong bergetar dan tampak putih pucat tiba-
tiba ketua Pek houw-pang ini berseru,
"Coan-kut-ci ( Jari Penusuk T ulang )! Ah, apa hubunganmu
dengan Mayat Hidup, bocah?"
Ceng Liong menyeringai. "Dia guruku, Ciok-pangcu.
Sungguh matamu tajam dapat mengenal kepretan jariku!"
Ciok Pang tertegun. Dia sungguh kaget mendengar
jawaban Ceng Liong ini, tak menyangka bahwa pemuda itu
juga murid seorang datuk sesat macam si Mayat Hidup. Tapi
menggereng dan melengking nyaring tiba-tiba ketua Pek
houw-pang itu menerjang kembali dengan serangan goloknya
yang dahsyat. "Bocah she Ceng, kau benar-benar manusia
iblis !" Swing"dan golok berbadan lebar yang mendesing
dengan amat cepat itu tahu-tahu sudah bertubi-tubi
membacok dan menusuk tubuh Ceng Liong.
Tapi Ceng Liong tertawa mengejek. Dia berlompatan ke
sana ke mari menghindari semua serangan golok itu. Lalu
melihat Coan-kut-cinya cukup membuat lawan terkejut dan
tampak pucat pun mengerahkan kepandaiannya ini untuk
menghadapi lawan, diiringi pula kelincahan gerak kakinya
dengan Chit-beng Ginkang. Kemudian melihat Ciok Pang
semakin ganas dan rupanya bertindak nekat diapun menjadi
gemas dan mulai memperingatkan.
"Ciok-pangcu, sudahi saja permainan golokmu itu. Aku
akan membalas kalau kau tak tahu diri."
Tapi ketua Pek-houw-pang ini menggigit bibir. Dia sudah
tak tahan oleh semua perasaan yang campur aduk di hatinya.
Rasa marah dan kecewa disertai penasaran. Maka mendengar
Ceng Liong memberi peringatan kepadanya diapun justeru
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjadi gusar. "Bocah she Ceng, tak perlu kau banyak
omong. Balaslah aku kalau kau bisa...!"
Ceng Liong memicingkan mata. Dia marah sekarang,
melihat ketua Pek-houw-pang Itu tak mau menyudahi
serangannya. Maka begitu lawan merangsek dan nekat
dengan serangan goloknya yang membabi-buta disertai
engkeraman engke-raman Houw-jiauw-kangnya tibj-tiba Ceng
Liong mendengus dan berseru, "Baik, kalau begitu jaga
dirimu, Ciok-pangcu. Aku akan mulai membalas haiitt....!" dan
Ceng Liong yang berteriak keras mengepretkan jarinya tahu -
tahu menangkis bacokan golok yang saat itu menyambar
kepalanya. Dan begitu membentak dan mengerahkan sinkang
tiba-tiba jari Ceng Liong bertemu golok di tangan ketua Pek-
houw-pang ini. "Trang'"
Ciok Pang tak mau kalah. Dia mengerahkan pula
sinkangnya ketika Ceng Liong menangkis itu, mengempos
semangat sekaligus menggerakkan tangan kirinya dengan
cengkeraman Houw jiauw-kang menyambar dan mencengkeram pundak Ceng Liong. Tapi Ceng Liong yang
telah mengukur kekuatan lawan dalam tangkisan pertama tadi
tiba-tiba tertawa mengejek dan membiarkan pundaknya
diserang. Lalu begitu tangan dan golok sama bertemu dalam
tangkisan kuat mendadak Ceng Liong merendahkan tubuh dan
menggaet golok di tangan ketua Pek-houw-pang itu,
mengganjelnya dengan dua jari telunjuk dan tengah, tidak
menjepit lagi seperti tadi. Dan begitu Ceng Liong
mengerahkan tenaga sekaligus membentak perlahan tahu-
tahu lawannya itu berteriak kaget ketika cengkeraman tangan
kirinya yang melekat di pundak Ceng Liong bertemu segumpal
daging yang panas membakar!
"Ah ..!" Ciok-pangcu terkejut bukan main. Dia menarik
lepas tangannya itu, seketika, dengan gerakan cepat, karena
tangannya bagai menyentuh tungku api saja. Tapi Ceng Liong
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang tertawa melihat keterkejutan ketua Pek-houw-pang itu
tiba-tiba sudah menarik jarinya yang menggantol golok,
merenggut sekaligus menampar tangan lawan yang saat itu
terbelalak kaget. Dan begitu polok terlepas dari tangan ketua
Pek-houw-pang ini maka senjata itupun mencelat jatuh
dipukul Ceng Liong, runtuh di atas tanah.
"Ha ha, bagaimana, pangcu" Bukankah aku dapat
membunuhmu kalau aku mau?"
Ciok Pang mundur dengan muka pucat. Dia kaget sekali
melihat kelihaian pemuda ini. Tapi ingat betapa anak gadisnya
telah dihina orang diapun menyambar goloknya dan meraung
tinggi, melompat dan menerjang kembali. 'Orang she Ceng,
aku tak butuh belas kasihmu. Kau bunuhlah aku kalau kau
mampu...!"
Ceng Liong menyipitkan matanya. Dia marah sekarang, tak
dapat menahan diri lagi. Maka begitu lawan nekat dan
menerjangnya kembali dengan serangan golok yang membabi-
buta tiba-tiba pemuda ini mengerotokkan buku-buku jarinya,
gelap mukanya dan memancarkan nafsu membunuh. Dan
begitu golok menyambar dahsyat membacok lehernya
sekonyong-konyong Ceng Liong menangkis dengan empat jari
terbuka, sepenuh tanaga.
"Plakk...!" dan golok yang langsung mencelat dari tangan
ketua Pek-houw-pang ini disambut keluhan tertahan laki-laki
gagah itu, yang patah pergelangan tangannya! Tapi jerit di
muka gua yang mengejutkan dua orang ini seketika membuat
Ceng Liong dan lawannya tertegun. Apa yang terjadi" Kiranya
peristiwa tak disangka. Karena, begitu Ceng Liong menangkis
lepas golok di tangan ketua Pek-houw-pang ini dengan tenaga
sepenuh bagian tiba-tiba golok itu menyambar Ciok K im, yang
saat itu terbelalak memandang pertempuran. Dan gadis yang
tak menyangka golok ayahnya mencelat ke arahnya dengan
kecepatan luar biasa ini tahu-tahu menjerit ketika golok
menancap di dadanya!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aduh...!" Ciok Kim
terjengkang roboh. Ia
langsung terkapar, merintih dan terbelalak
memandang golok yang
menancap di dadanya
itu. Dan Ciok Pang yang
tertegun melihat anak
perempuannya itu mandi darah dengan
luka yang amat parah
tiba-tiba berteriak dan
menubruk puterinya ini.
"Kim - ji....!"
Tapi Ciok Kim mengeluh pendek. Dia
hanya tersenyum ketika ayahnya datang, berlutut dan
mengangkat kepalanya. Tapi begitu dia tersedak dan
menggeliat dua kali mendadak gadis ini telah putus napasnya
dan tewas, menggeletak kaku dipangkuan ayahnya. Dan Ciok
Pang yang menggerung-gerung oleh kematian puterinya itu
tiba-tiba beringas dan melompat bangun.
"Orang she Ceng, kau berhutang satu jiwa kepadaku...!"
Ceng Liong termangu. Dia sendiri terkejut melihat gadis
cantik yang baru diajaknya bermain cinta itu tewas, terkena
golok ayahnya sendiri yang mencelat ditampar pukulannya.
Tapi Ceng Liong yang tertawa mengejek ini menghadapi laki-
laki yang marah itu dengan tenang-tenang saja.
"Ciok-pangcu, kesalahan bukan ada di atas pundakku.
Kaulah yang membunuh puterimu itu dengan golokmu
sendiri!" "Keparat, tapi kau yang menjadi gara-gara, orang she
Ceng. Aku tak terima dan menuntut kesalahan puteriku itu!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
'"Kau hendak membalas dendam?"
"Tentu saja!" dan Ciok Pang yang berteriak panjang dan
melupakan pergelangan tangannya yang patah itu tiba-tiba
menerjang ke depan dengan tangan kosong, menyerang
membabi-buta. Tapi Ceng Liong yang berkelit mudah dan
menghindari semua serangan itu tiba-tiba menggerakkan
kakinya. "Ciok - pangcu, urus saja mayat puterimu itu. Lain kali kau
boleh datang ke sini kalau ingin menuntut balas...dess!" dan
pinggang Ciok Pang yeng ditendang Ceng Liong dengan
senyum mengejek itu tahu-tahu membuat ketua Pek-houw-
pang ini mencelat jauh. Ciok Pang terguling-guling, dan ketika
dia me lompat bangun dengan mata berapi-api Ceng Liong
telah menuding jenazah puterinya.
"Orang she Pang, bawa mayat puterimu itu. Kalau tidak
kalian berdua akan menjadi mayat sia-sia di sini."
Penelitian Rahasia 2 Pedang Pembunuh Naga Penggali Makam Karya Tan Tjeng Hun Dewi Ular 2
^