Pendekar Guntur 25
Pendekar Guntur Lanjutan Seruling Naga Karya Sin Liong Bagian 25
Sambil berkata begitu, tampak Jie Lian Cu mengibaskan tangan tidak sabar, karena ia ingin sekali melihat berapa
tinggikah kepandaian dari ketua Hauw Thian Pang tersebut.
Memang kepandaian dari Jie Lian Cu sudah tinggi, dan mengibaskan tangannya begitu saja, ia telah berhasil untuk membuat angin berkesiuran kuat sekali menerjang kepada pangcu Hauw Thian Pang tersebut.
Thang Bu Ciu tertawa dingin.
"Hemm, Jie Ciangbun, kau tampaknya memang begitu setia pada Bengkauw! Sejak dari Thio Sam Hong, memang telah menyumbangkan seluruh jiwa dan raganya buat Bengkauw, perkumpulan siluman itu! Baiklah! karena kalian tidak mau mendengarkan kata2 baik diri ku, maka akupun tidak bisa mengatakan apapun juga."
Untuk mengunjuk gigi, tampak Thang Bu Ciu telah mengibaskan tangannya juga.
Jie Lian Cu sudah tidak sabar.
"Pangcu, aku Jie Lian Cu ingin sekali meminta beberapa petunjuk darimu....!" Dan sambil berkata begitu, tubuh Jie Lian Cu sudah berkelebat lincah, sepasang tangannya bergerak.
Jie Lian Cu memang tengah mendongkol, mengingat betapa kapal rombongannya telah dikaramkan, dan semua ini atas perintah dari Pangcu Hauw Thian Pang yang berada dihadapannya sekarang.
Diapun melihat Pangcu Hauw Thia Pang tersebut bicara angkuh, dengan sendirinya habislah kesabarannya. Terlebih
lagi memang Thang Bu
Ciu menyinggung-nyinggung perihal Thio Sam Hong, cakal bakal Bu Tong Pay yaitu gurunya, dengan sendirinya membuat darah Jie Lian Cu jadi meluap2 maka ia telah menyerang dengan dahsyat.
Sepasang tangannya bergerak cepat sekali di mana tampak ia mempergunakan sekaligus dua macam kekuatan, yaitu tangan kirinya menyerang dengan tenaga yang lunak, sedangkan tangannya yang satunya telah menghantam dengan kekuatan yang mengandung kekerasan.
Sedangkan Thang Bu Ciu juga tidak berayal, sebab ia pun menyadari Jie Lian Cu bukanlah lawan yang lemah, ia segera melayaninya, tubuhnya berkelebat dengan gesit.
Namun belum lagi Jie Lian serangan berikutnya, Kwang Tan sambil katanya: "Jie Locianpwe, menghadapinya!"
Cu menyusuli dengan te!ah berseru nyaring,
biarlah boanpwe yang
Jie Lian Cu merandek.
Bu Kie waktu itu telah berkata: "Jie Supek, biarlah Kwang Tan yang mencobanya dulu..!" Jie Lian Cu segera mengerti maksud Bu Kie. tentunya Bu Kie tidak mau kalau dia yang merubuhkan Pangcu dari Hauw Thian Pang. Untuk membuat pangcu itu menderita
malu dan juga atas kekalahannya kelak Hauw Thian Pang tidak bisa mendesak dan mencari urusan dengan Bengkauw, bila yang merubuhkannya adalah dari golongan muda Bengkauw.
Segera juga Jie Lian Cu melompat mundur dia membiarkan Kwang Tan yang maju. Bukan kepalang marahnya Pangcu dari Hauw Thian Pang melihat lawannya adalah seorang pemuda remaja seperti Kwang Tan, dengan demikian suatu penghinaan buat dirinya, Dia berani itu adalah sampai menggigil
menahan amarahnya.
"Baiklah ! Aku ingin melihat berapa tinggi kepandaianmu sehingga engkau berani memajukan dirimu !" kata Thang Bu Ciu dengan suara yang menyeramkan. Sambil berkata begitu dia bersiap-siap untuk menerima
serangan dari Kwang Tan.
"Silahkan !" Kwang Tan tidak segera menyerangnya, malah telah mempersilahkan Thang Bu Ciu buat membuka serangan.
Bertambah murka saja Pangcu dari Hauw Thian Pang tersebut, tanpa berayal lagi ia membentak bengis. Tubuhnya juga berkelebat sangat sebat, tangannya menghantam dengan hebat sekali.
Namun, Kwang Tan menghadapinya dengan tenang, itulah yang membuat Pangcu dari Hauw Thian Pang tersebut kaget, karena setiap kali Kwang Tan membalas
menyerangnya. maka ia merasakan sekujur tubuhnya seperti juga diselubungi oleh hawa yang sangat panas sekali.
Diam-diam Thang Bu Ciu mengerahkan seluruh kekuatan tenaga Iwekangnya, hatinya juga berpikir. "Aneh sekali tenaga serangan bocah ini, mengapa demikian panas sehingga seperti membendung setiap kali aku hendak menerjang kedekatnya?"
Karena penasaran suatu kali tampak pangcu dari Hauw Thian Pang ini menyerbu dengan kalap, dia menyerang dengan tidak memperdulikan hawa yang panas itu.
Justeru inilah yang diinginkan oleh Kwang Tan, karena segera juga ia telah menghantam dengan serentak mempergunakan sepasang tangannya, saling susul dengan mempergunakan ilmu pukulan Gunturnya.
Tenaga yang berkesiuran keluar dari kedua tangan Kwang Tan benar-benar dahsyat sekali, Kwa Tin Cu yang berdiri di dekat tempat itu jadi melompat mundur karena ia tidak tahan buat menerima hawa yang begitu panas.
Sedangkan wanita setengah baya itupun tidak kuat menahan hawa panas
tersebut, ia pun telah melompat menjauhkan diri, Sesungguhnya Kwa Tin Cu dan wanita itu bermaksud hendak maju menggantikan pangcu mereka, karena mereka beranggapan pangcu mereka tidak cocok jika harus bertempur dengan seorang pemuda remaja seperti Kwang Tan, berarti memalukan saja, melayani golongan muda.
Namun yang membuat mereka ragu adalah justeru tenaga serangan Kwang Tan di samping sangat kuat, juga angin serangannya mengandung hawa yang panas luar biasa.
Dengan demikian mereka jadi ragu-ragu buat menerjang maju, mereka berdua jadi berdiri diam saja ditempat mengawasi betapa Pangcu mereka tengah menyerang dengan dahsyat.
Dikala itu Kwang Tan pun berulang kali memperdengarkan suara tertawa dinginnya buat
memancing kemarahan Pangcu dari Hauw Thian Pang tersebut.
"Sebagai seorang Pangcu dari sebuah perkumpulan, terlebih lagi tadi engkau menepuk dada dan bicara besar, apakah kepandaianmu cuma sebegini saja, kepandaian yang tidak ada artinya!" Hemm! Tidak memiliki otak! Tanpa
memiliki kepandaian yang berarti berani mengangkat diri sebagai Pangcu dari sebuah perkumpulan!"
Muka Thang Bu Ciu merah padam, tubuhnya menggigil keras menahan murka, menerjang menghantam Kwang Tan.
diiringi oleh bentakannya ia
dengan dahsyat sekali kepada Kwang Tan menghadapi terjangan yang dilakukan oleh lawannya dengan tenang, bahkan ia telah menghadapinya dengan sepasang tangannya yang bergerak sangat cepat mempergunakan ilmu pukulan Guntur nya.
Malah ia pun telah menggabungkan dengan tenaga dalam yang diperoleh atas bimbingan dari Thio Sam Hong, dapat dibayangkan betapa dahsyatnya tenaga serangan dari Kwang Tan, benar2 berada diluar dugaan dari pemimpin Hauw Thian Pang tersebut.
Dikala itu tampak Thang Bu Ciu telah membentak dengan sepasang tangan mengeluarkan hawa panas seperti juga menyambarnya api, ia menyerang begitu cepat dan kuat, benar-benar membuatnya jadi seperti juga hendak menumpahkan seluruh amarahnya itu dengan menghantam sehebat-hebatnya kepada Kwang Tan.
"Bukk!" hebat sekali tenaga itu saling bentur, tubuh kapal ini seperti bergoyang, itulah disebabkan serangan dari kedua orang yang tengah kuatnya tenaga saling mengadu
ilmu tersebut. Sebagai seorang yang memiliki kepandaian tinggi, sebetulnya Thang Bu Ciu merupakan seorang yang paling angkuh dan yakin bahwa dirinya merupakan satu-satunya orang tertinggi dan terlihay kepandaiannya dalam rimba persilatan.
Tapi siapa sangka, justeru sekarang menghadapi seorang pemuda seperti Kwang Tan saja, ia tampaknya tidak berdaya untuk segera merubuhkan atau juga mendesak Kwang Tan.
Dan sekarang, di waktu tenaga mereka saling bentur seperti itu, justeru telah memperlihatkan sinkang Kwang Tan pun tidak berada di sebelah bawah dari kekuatan tenaga dalam Pangcu tersebut.
Sekarang bukan cuma Thang Bu Ciu belaka yang kaget, Kwang Tan pun heran buat lihaynya Pangcu dari Hauw Thian Pang tersebut, diam2 dia berpikir didalam hatinya:
"Aneh, kepandaiannya memang tidak rendah, pantas ia bisa memimpin orang2 lihay yang menjadi anak buahnya dan nama besar Hauw Thian Pang ternyata memang bukan nama kosong belaka."
Pangcu Hauw Thian Pang waktu itu telah berkata dengan suara yang dingin: "Hemmm, mari kita coba lagi, siapa yang sesungguhnya bicara besar." Rupanya Thang Bu Ciu telah berhasil mengendalikan perasaan dan goncangan pada hatinya, maka ia bermaksud hendak menyerang lagi. Malah sambil menutup perkataannya itu, segera juga ia melompat dengan melontarkan dua kali pukulan.
"Bukk! Bukkk!" Dua kali Kwang Tan menangkisnya, dengan cara keras dilawan keras. Di waktu itu Kwang Tan setelah berhasil memunahkan pukulan Thang Bu Ciu dengan dua kali tangkisannya, ia pun tidak mandah diam saja, bahkan ia mempergunakan kesempatan itu buat melompat maju dan melontarkan
Pukulan Gunturnya dengan jurus ketiga.
Angin yang sangat panas telah berkesiuran, Walaupun bagaimana tingginya kepandaian dari Thang Bu Ciu, tidak urung ia harus melompat kesamping menghindarkan diri, karena di saat itu ia merasakan tubuhnya seperti juga di panggang oleh lawannya itu.
Dalam keadaan seperti itulah, tampak Kwang Tan empat kali beruntun berhasil mendesak pangcu dari Hauw Thian Pang sehingga Thang Bu Ciu hanya sempat mengelakkan diri.
Namun setelah itu, cepat sekali keadaan berobah, karena Thang Bu Ciu segera dapat mengendalikan diri dan menguasai keadaan, dia tidak membiarkan begitu saja dirinya diserang bertubi-tubi terus menerus. Ia telah berusaha untuk membalas menyerang, ia berhasil. Dua kali
serangannya dapat mendesak Kwang Tan.
Sedangkan Kwang Tan sendiri telah merasa heran.
Biasanya ilmu Pukulan Gunturnya memiliki kekuatan yang ampuh sekali, namun sekarang mengapa ia sama sekali tidak berhasil buat menindih lawannya"
Bahkan tampaknya Thang Bu Ciu tidak terpengaruh oleh hawa panas yang terpancar dari kedua telapak tangannya, sehingga tidak terlihat ia gentar menghadapi hawa Pukulan Guntur Kwang Tan yang seperti mengandung api itu.
-ooo0dw0ooo Jilid 40 Tamat KARENA itu, segera juga Kwang Tan mengempos semangatnya, ia telah
menyerang semakin lama jadi semakin hebat, tenaga dalam yang dipergunakannya juga jadi semakin kuat berkesiuran seperti mengandung api dan bisa menghanguskan sesuatu yang diserangnya
Thang Bu Ciu diam2 berpikir. "Pemuda ini mempergunakan ilmu pukulannya secara aneh. jika
memang tidak salah, tentunya ia mempergunakan ilmu pukulan yang biasanya disebut sebagai Pukulan Guntur! Tapi, mengapa dalam usia semuda ini ia bisa memiliki kepandaian demikian tinggi "!"
Ia pun mengerahkan tenaga dan kepandaiannya, berusaha mengadakan perlawanan yang gigih, Namun
selalu gagal dan perlahan2 ia kena terdesak oleh setiap terjangan yang dilakukan oleh Kwang Tan.
Maka ia mati-matian berusaha memberikan perlawanan, jika memang ia sampai dirubuhkan Kwang Tan didepan mata hidung anak buahnya, tentu ia akan kehilangan muka.
Karena itu, dia telah mengerahkan seluruh kekuatan dan tenaganya, berusaha untuk dapat menindih setiap serangan yang dilakukan oleh Kwang Tan.
Usaha yang dilakukannya tetap saja tidak berhasil.
Bu Kie menyaksikan pertandingan itu, segera juga yakin, bahwa kepandaian Kwang Tan dengan Pangcu dari Hauw Thian Pang memang tampaknya berimbang sekali.
Karena itu, Bu Kie diam2 telah mengerutkan alisnya, ia mengawasi dengan penuh kewaspadaan karena jika saja keadaan Kwang Tan terancam, ia segera akan turun tangan buat menolongi Kwang Tan.
Sedangkan kedua orang itu masih terus bertempur dengan seru sekali.
Dan juga tampak Hauw Thian Pang merupakan perkumpulan yang patuh, biar pun anak buah dari Thang Bu Cu melihat Pangcu mereka seperti tidak berdaya buat menghadapi Kwang Tan, tokh kenyataannya tidak seorang pun diantara mereka yang berani menyerbu, karena mereka cuma berdiri diam saja mengawasi.
Tengah pertempuran itu berlangsung, dari kejauhan tampak berlayar mendatangi sebuah kapal besar, yang layarnya sangat besar sekali tengah meluncuri lautan dengan pesat.
Melihat tanda gambar dilayar kapal itu, yang melambangkan sebuah obor yang menyalakan apinya yang besar, seketika hati Bu Kie dan yang lainnya jadi tercekat, karena mereka segera mengenali itulah tanda gambar kebesaran Bengkauw !
Tidak mungkin kapal besar itu tengah dilayari oleh anggota Bengkauw daratan Tionggoan. Tentunya orang2 yang berada dikapal adalah Bengkauw Persia. Sedangkan kapal Beng kauw itu terus juga meluncur semakin dekat.
Benar juga dugaan Bu Kie, karena diujung buritan kapal itu berdiri puluhan orang Bengkauw yang memiliki wajah
dan cara berpakaiannya sangat asing, yaitu orang2 Persia, yang memiliki hidung mancung, mata yang ke-biru2 an dengan dibaju dekat dada mereka, terdapat gambar lukisan sebuah obor yang menyala dengan apinya yang cukup besar.
Itulah anggota Bengkauw Persia, Tentunya mereka memang tengah melakukan pelayaran untuk menuju kedaratan Tionggoan.
Bu Kie cepat2 berseru kepada Kwang Tan.
"Hentikan ! Hentikan !"
Kwang Tan biarpun tengah bertempur menghadapi pangcu Hauw Thian Pang, namun ia pun sempat melihat kapal besar yang tengah berlayar mendatangi itu, dan juga melihat orang-orang yang berpakaian sebagai anggota Bengkauw dari Persia.
Mendengar perintah Bu Kie, tidak berayal lagi ia pun segera melompat mundur, untuk menyudahi pertempuran mereka.
Waktu itu Bu Kie berpikir. "Tentunya orang-orang Bengkauw Persia ini diutus oleh Kauwcu di Persia, agar membantui Cu Coan Ciang. Melihat kapal mereka yang begitu besar, tentunya jumlah mereka sangat banyak, sedikitnya ratusan orang Bengkauw Persia yang terdapat didalam kapal itu...!"
Karena berpikir seperti itu, maka Bu Kie bersikap lebih hati2, karena memang ia mengetahui, umumnya orang2 Bengkauw Persia memiliki kepandaian yang sangat tinggi. Jika memang benar mereka merupakan utusan yang akan datang kedaratan Tionggoan untuk membantui Cu Goan Ciang, inilah hal yang sungguh-sungguh sangat membahayakan sekali.
Maka Bu Kie segera berdiri menghadapi kearah tepian geladak kapal itu. Dilihatnya kapal mendekati, semakin berdiri seorang Persia, yang memakai dibagian dadanya terlihat gambar obor
gambar kebesaran Bengkauw.
Bengkauw tersebut dekat. Dari kepala telah berlayar
kapal itu telah jubah dengan
yang menyala, Orang itu berseru dengan suara yang nyaring: "Thang Bu Ciu, kami dari Bengkauw pusat di Persia dengan ini menghunjuk hormat karena kami mempergunakan perairan yang menjadi kekuasaanmu untuk lewat dan menuju
Tionggoan, terimalah hormat kami."
Rupanya orang Bengkauw dari Persia tersebut memang hendak menghormati Thang Bu Ciu, yang diketahuinya bahwa diperairan laut tersebut dikuasai oleh Thang Bu Ciu.
Waktu itu napas Thang Bu Ciu memburu keras, melihat orang2 yang ada di kapal yang baru datang adalah Bengkauw Persia, ia semula terkejut, ia menyangka Bengkauw Persia tentu akan membantui Bu Kie, Kauwcu Bengkauw dari Tionggoan.
Namun dugaannya ternyata meleset, karena Bengkauw Persia sama sekali tidak memiliki hubungan dengan Bu Kie, sedangkan Bu Kie tidak segera menyambut kedatangan Bengkauw Persia tersebut, seakan juga memang Bu Kiepun tengah diliputi ketegangan dengan munculnya orang-orang Bengkauw dan Persia tersebut.
Segera Thang Bu Ciu dapat menduganya, tentunya antara Bu Kie dengan Bengkauw Persia terdapat satu ganjalan atau memang tidak memiliki hubungan yang baik.
Thang Bu Ciu segera menghampiri keujung geladak, ia menjura membalas hormat, katanya: "Silahkan! Aku Thang Bu Ciu dengan ini menyatakan tidak berani menerima penghormatan besar yang diberikan oleh Bengkauw Persia....silahkan ..silahkan melanjutkan perjalanan."
Orang Bengkauw diatas geladak kapal tersenyum, ia memberikan isyarat kepada anak buahnya, agar kapal
mereka itu berlayar terus. Cuma saja, matanya dengan tajam telah melirik kepada Bu Kie.
Bu Kie melihat kapal itu hendak meneruskan perlayarannya, segera berseru nyaring. "Tahan !"
Kapal Bengkauw segera berhenti, mereka semua memandang kepada Bu Kie.
Bu Kie telah mengambil keputusan dengan cepat, ia merangkapkan kedua tangannya.
"Saudara Bengkauw, kami adalah Bengkauw daratan Tionggoan yang ingin melakukan pelayaran ke Persia, guna memberikan hormat kepada Kauwcu di Persia, dan merundingkan sesuatu... siapa tahu kami justeru telah tertahan oleh mereka ini orang2nya Thang Bu Ciu dari Hauw Thian Pang, karenanya juga kami jadi terlambat! jika memang kalian tidak keberatan, ada sesuatu yang ingin Siauwte sampaikan !"
Orang2 Bengkauw dikenal Bengkauw Persia telah memandang dengan sorot mata yang tajam, malah kemudian katanya dengan suara yang dingin: "Hemmm.... kau... tentunya Thio Bu Kie, bukan "!"
Bu Kie mengangguk. "Benar, sedikitpun tidak salah, Siauwte memang Thio Bu Kie, dan memang tengah bermaksud melakukan perjalanan untuk Pergi ke Persia, guna merundingkan sesuatu dengan Kauwcu disana... kami bermaksud hendak bertamu kepada Bengkauw Persia!"
Mendengar perkataan Bu Kie itu, orang Bengkauw Persia itu memperdengarkan suara tertawa dingin. "Hemmmm, jadi benar berita-berita yang tersiar selama ini, bahwa Bengkauw daratan Tionggoan bermaksud hendak merampas dan merebut kekuasaan Bengkauw di Persia. Jadi memang tidak salah pula apa yang disampaikan
oleh Cu Goan Ciang, Thio Bu Kie tengah mempersiapkan untuk mengadakan penyerbuan guna merebut kekuasaan pada Bengkauw Persia.. karena sekarang ini ternyata kau telah memimpin orang2mu untuk pergi ke Persia.!"
Bu Kie cepat2 memberi hormat sambil merangkapkan kedua tangannya, katanya: "Maafkan, hanya berlima saja. Denganku, hanya kami berangkat berjumlah lima
orang, tidak lebih dari itu, karena memang kami bermaksud untuk mengunjungi dan menghunjuk hormat kepada Kauwcu Bengkauw di Persia, dimana ada sesuatu yang
sangat penting untuk keselamatan Bengkauw Tionggoan, dan kami ingin juga membicarakan urusan yang sangat penting sekali."
Tapi orang Bengkauw Persia yang tampaknya berusia lima puluh tahun lebih itu telah berkata dengan suara yang
dingin. "Hemmm, tidak mungkin kami mengajak macan pulang kandang...! Dan justeru kebetulan, dengan pertemuan ini tentunya kalau benar kalian tidak bermaksud buruk, kalian tentunya bersedia untuk tangkap dan kami periksa !"
Untuk ditangkap dan ditawan, tentu saja Bu Kie dan yang lainnya tidak bersedia, Jika memang mereka bersedia untuk ditawan, berarti itulah menerima penghinaan yang sangat besar.
Karenanya, Bu Kie berdiam diri ragu2. "Jika memang kalian hendak mewakili Kauwcu kalian berbicara dengan baik bersama kami. itulah yang Siauwte harapkan." kata Bu Kie kemudian "Kami bersedia untuk mengadakan perundingan tingkatan pertama !"
Mendengar perkataan Bu Kie seperti itu tampak orang2 Bengkauw Persia berobah mukanya, malah yang berusia lima puluh tahun lebih telah menoleh kepada kawan2nya,
katanya: "pergilah kalian membekuknya..!"
Beberapa orang tampak berkelebat dengan sangat cepat dan gesit sekali, dengan mudah mereka telah melompat kekapal Bu Kie.
Bu Kie mengerutkan alisnya. Tampaknya orang2 Bengkauw yang ada di kapal itu sulit sekali diajak bicara. Dan Bu Kie akhirnya mengambil keputusan untuk memperlihatkan gigi dan kegagahannya sehingga nyali orang Bengkauw Persia itu jadi ciut.
Namun jumlah anggota Bengkauw Persia demikian banyak, tentu saja dengan berlima saja mereka tidak mungkin berhasil menghadapi mereka, terlebih lagi memang mereka mengetahui, Kepandaian orang-orang Bengkauw Persia umumnya sangat tinggi dan tangguh.
Di samping itu juga disitu ada rombongan Thang Bu Ciu, orang2 dari Hauw Thian Pang, karenanya Bu Kie berlima bukanlah tengah menghadapi keadaan yang menguntungkan.
"Baiklah!" kata Bu Kie dengan suara yang nyaring. "Untuk mengadakan pembicaraan, kita atur saja demikian! Kita berdua akan bertempur sebanyak sepuluh jurus, jika dalam sepuluh jurus aku tidak bisa merubuhkan lawan ku, berarti kami bersedia untuk kalian tawan.
Tapi dalam sepuluh jurus aku berhasil merubuhkan lawanku, berarti kalian harus bicara secara baik2 mengadakan perundingan dengan kami, setidaknya kalian harus mendengar keterangan kami! Tentang lawanku, siapa saja diantara kalian, boleh kau yang menentukannya"
Mendengar tantangan Bu Kie seperti itu, orang2 Bengkauw tersebut terdiam sejenak. "Bagaimana "!" tanya Bu Kie
Orang2 Bengkauw itu mengangguk
"Baiklah!" katanya kemudian. "Jika memang begitu, kami menyanggupi syarat tersebut." Setelah berkata begitu, orang Persia yang berusia lima puluh tahun lebih, yang rupanya memang menjadi pemimpin orang2 Bengkauw Persia yang beradu dikapal itu, telah melirik ke belakangnya, katanya: "Ceng, Huang dan Pek, majulah kalian !"
Ketiga orang Persia, yang dipanggil dengan sebutan Ceng. Pek dan Huang itu, telah melompat kekapal Bu Kie. Mereka adalah tiga orang Persia, yang mengenakan jubah sama seperti nama yang diberikan kepada mereka, yaitu Hijau, Kuning dan Putih.
Melihat cara melompat ketiga orang Persia itu si Hijau, si Kuning dan si Putih, Bu Kie segera mengetahui bahwa mereka memiliki kepandaian yang sangat tinggi, dan juga disamping itu memang tampaknya merekapun bukan anggota Bengkauw sembarangan.
Karenanya, segera juga Bu Kie telah mengawasi dengan tajam, dia tengah menduga2 berapa tinggi kepandaian ketiga orang Persia itu.
"Boleh mulai ?" tanya salah seorang dari ketiga orang Persia itu, yang mengenakan jubah warna Putih, dengan suara dan logat Han yang kaku.
Bu Kie bersiap2, ia mengangguk. "Ya, mari kita mulai...!" katanya. Begitulah. Ceng, Huang dan Pek telah mengurung Bu Kie ditengah-tengah.
Bu Kie telah mengerahkan tenaga dalamnya pada kedua kakinya, memperkuat kuda2 kedua kakinya, Barulah kemudian dia telah mengempos semangatnya. Dia akan
menghadapi ketiga orang Persia itu sebaik mungkin.
Kepandaian Bu Kie telah mencapai tingkat yang boleh disebut sempurna, karena itu, sesungguhnya jarang sekali ada orang yang akan bisa menandinginya.
Cuma saja Bu Kie menyadari bahwa ketiga orang Persia itu memang memiliki kepandaian yang tinggi. Setiap anggota Bengkauw Persia memang umumnya memiliki kepandaian yang lihay dan juga ilmu silat mereka umumnya terdiri dari ilmu silat yang aneh-aneh.
Maka Bu Kie tidak berani memandang remeh pada mereka, walaupun bagaimana ia bermaksud untuk dapat sekaligus merubuhkan mereka bertiga dalam beberapa jurus saja.
Begitulah, ketiga orang Persia itu, tanpa mengatakan suatu apapun juga, telah melompat maju, serentak mereka membuka serangan.
Setiap serangan mereka memiliki kerja yang erat sekali satu dengan yang lainnya, karena begitu yang seorang membuka serangan, kedua orang kawannya segera menerjang juga.
Diantara berkesiuran angin yang sangat kuat sekali dan bisa mematikan, tampak Bu Kie pun tidak berdiam diri saja. Pada jurus pertama, Bu Kie mengelak. Begitu juga dengan jurus kedua. Pada jurus ketiga barulah Bu Kie balas
menyerang, ia bergerak dengan mempergunakan ginkangnya yang tinggi dilakukannya merupakan dahsyat sekali, dengan sekali, setiap serangan yang serangan yang benar2 sangat
begitu telah membuat ketiga lawannya sangat kaget, tahu2 mereka merasakan masingmasing seperti juga diterjang oleh gumpalan tenaga yang sangat kuat, sehingga tubuh mereka seperti juga terhuyung akan terpental.
Belum lagi mereka mengetahui apa yang terjadi, di waktu itulah terlihat Bu Kie bergerak sangat sebat, tubuhnya berkelebat dan sepasang tangannya telah bergerak
kesana kemari, sehingga dengan cepat sekali diapun berhasil menotok beberapa jalan darah dari ketiga orang lawannya. Pek, Ceng dan Huang terkejut memperoleh kelihayan Bu Kie yang demikian tangguh, mereka telah merasakan sebagian dari tubuh mereka kesemutan.
Tapi, beruntung sekali, justeru mereka memiliki ilmu mengalihkan otot dan mereka tidak dapat di totok rubuh. Bu Kie memang mengetahui, jika ia menotok secara biasa, niscaya ketiga orang lawannya tidak dapat di totok rubuh begitu saja, maka dia telah membarengi dengan
totokan berikutnya, sebelum lawan-lawannya itu sempat untuk menguasai dirinya.
Totokan Bu Kie kali ini mempergunakan sinkang yang bersifat im, "lunak" dan juga tenaga totoknya itu diperhitungkan benar. Begitu dia menotok, maka di rasakan
otot dari lawannya tergeser, maka segera ia menggeser arah tokokannya sedikit kesamping, tenaganya juga berobah menjadi tenaga Yang, "keras", dengan begitu, tidak ampun lagi lawannya tertotok rubuh terkulai tidak bisa bergerak lagi.
Lalu yang dua lawannya lagi, pun tertotok sama seperti cara menotoknya tadi. Sambil mengebaskan bajunya yang tidak kotor, Bu Kie berkata kepada orang Persia yang berusia lima puluh tahun lebih itu.
"Dalam tujuh jurus aku telah berhasil merubuhkan mereka, Siauwte harap kalian tidak memungkiri akan perjanjian kita !" Dingin sekali suara Bu Kie.
Orang Persia lima puluh tahun lebih yang rupanya jadi pemimpin dari orang2 Bengkauw Persia itu, jadi tertegun
kaget, Tidak disangkanya bahwa Bu Kie demikian lihay. Tapi ia pun seorang yang memegang tinggi kepercayaan, maka dari itu ia mengangguk.
"Baik, dimana kita akan mengadakan pembicaraan "!" tanyanya tawar.
Bu Kie tersenyum.
"Dikapal kalian !" menyahut Bu Kie.
Kembali orang Persia itu tercengang, semula ia
menyangka Bu Kie tentu menghendaki pembicaraan di lakukan di kapal Bu Kie, karena dengan begitu Bu Kie tidak perlu merasa kuatir akan di "kerjakan" oleh anak buah Bengkauw Persia.
Tapi siapa tahu justeru Bu Kie minta agar pembicaraan diadakan di kapal orang Persia tersebut. Dengan demikian benar-benar membuat dia tidak mengerti.
"Baik !" katanya kemudian. Dengan cepat Bu Kie memberikan isyarat kepada Kwang Tan, Jie Lian Cu, Tio Beng dan Bian Lu, agar melompat kekapal orang2 Bengkauw Persia tersebut.
"Kalian... kalian cuma berlima "!" tanya orang Bengkauw Persia yang berusia lima puluh tahun lebih itu.
Bu Kie mengangguk.
"Seperti yang Siauwte katakan tadi, bahwa kami memang cuma berlima, dan tengah diganggu oleh orang2 Hauw Thian Pang itu ! kami tengah melakukan pelayaran untuk pergi ke Persia, selain menghunjuk hormat kepada Kauwcu di Persia, juga untuk membicarakan beberapa hal yang sangat penting, namun orang-orang Hauw Thian Pang berusaha merintangi keberangkatan kami atas permintaan Cu Goan Ciang, agar urusan besar yang tengah kami
lakukan ini terbengkalai dan menjadi gagal karenanya!"
Orang Persia yang berusia lima puluh tahun lebih itu tampak bimbang, namun akhirnya ia mengangguk dan mempersilahkan Bu Kie untuk memasuki kamar bawah dari ruang bawah kapal itu yang memiliki ukuran sangat besar.
Bu Kie mengajak kawan2nya untuk turun keruang bawah, dan di sana mereka dipersilahkan duduk menghadapi meja yang berbentuk bulat dan sangat besar sekali.
Orang2 Persia yang ikut duduk mengambil bagian terdiri belasan orang, semuanya cuma mengawasi Bu Kie berlima dengan berdiam diri saja, sedangkan orang Persia yang berusia lima puluh tahun lebih telah berkata:
"Thio memang Kauwcu, sesungguhnya, secara pribadi kami harus menghormati dirimu, tapi kami tengah
melaksanakan tugas, dan juga kami tengah di bawah perintah untuk membasmi Thio Kauwcu, yang dikabarkan hendak mengadakan pemberontakan terhadap Bengkauw, yaitu kelak akan memimpin orang2 Bengkauw di daratan Tionggoan guna pergi ke Persia dan merebut kedudukan.
Maafkan, sikap kami tidak bisa terbuka terhadapmu !"
Bu Kie mengangguk.
"Siauwte mengerti....!" katanya kemudian, "Dan jika memang kau pun tidak mempersulit untuk perundingan ini, urusan akan menjadi terang karenanya !"
"Sesungguhnya, apakah yang ingin dijelaskan oleh Thio Kauwcu "!" tanya orang Persia tersebut, "Aku, Cholok Binar, dengan ini bersedia untuk mendengarkan baik-baik!"
"Saudara Cholok Binar, sesungguhnya urusan ini menyangkut urusan Bengkauw Tionggoan, yaitu yang ingin dihancurkan oleh Cu Goan Ciang, bahkan tidak segan2 Cu
Goan Ciang telah memfitnah kami, kepada Bengkauw Persia dikatakannya bahwa kami ingin mengadakan pemberontakan dan merebut kekuasaan Bengkauw Persia, hal itu sebenarnya adalah urusan yang tidak benar !
Yang menjadi persoalan sebenarnya adalah Cu Goan Ciang bermaksud untuk
meminjam tangan Bengkauw Persia, untuk menghancurkan Bengkauw Tionggoan!" Mendengar keterangan Bu Kie seperti itu, Cholok Binar memandang ragu2, tapi Bu Kie tidak memperdulikan sikap
dari Cholok Binar, ia
meneruskan keterangannya: "Sesungguhnya... kalau saja bisa terjalin suatu perundingan antara Bengkauw Tionggoan dengan Bengkauw Persia, bisa diadakan pembicaraan, maka kedok Cu Goan Ciang akan terbuka karena itu, Siauwte harap saudara Cholok Binar mau mendengarkan keterangan dari Siauwte tanpa di sertai dengan kecurigaan apapun juga !"
terdiam sejenak, namun akhirnya ia Cholok Binar mengangguk.
"Baiklah, coba Thio Kauwcu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi "!" kata Cholok Binar kemudian. Bu Kie menghela napas, barulah kemudian dia berkata lagi: "Untuk menjelaskan apa yang terjadi, sesungguhnya sangat panjang sekali ! Karena itu Siauwte akan menjelaskan secara singkat saja !"
Kemudian Bu Kie telah menceritakan pergolakan yang selama ini terjadi di daratan Tionggoan. Pertama-tama Cu Goan Ciang sebagai anggota Bengkauw, kemudian dengan kelicikannya ia merebut takhta kerajaan, setelah menipu Bu Kie dan tokoh2 Bengkauw lainnya.
Waktu duduk di singgasana sebagai Kaisar, justeru Cu Goan Ciang memusuhi Bengkauw, karena kuatir Bengkauw
akan bergerak untuk merebut takhta kerajaan lagi.
Sehingga semua orang2 Bengkauw dikejar dan dibinasakan, dinyatakan juga Bengkauw dilarang hidup di Tionggoan.
Maka boleh dibilang Bengkauw di daratan Tionggoan nyaris musnah, Namun akhirnya karena Cu Goan Ciang tetap mempergunakan tangan besi terhadap sisa anggota Bengkauw yang tetap dikejarnya, sehingga telah membuat orang-orang mengangkat mengadakan Bengkauw akhirnya
Bu Kie pula sebagai bergabung dan Kauwcunya dan perjuangan dan perlawanan. Memang berhasil. Karena kini Bengkauw telah berhasil merebut beberapa kota.
Cuma saja yang membuat Bu Kie berkuatir justeru Cu Goan Ciang telah mengundang para Lhama dari Tibet dan juga mempengaruhi pula orang2 Bengkauw Persia, dengan menjual cerita bohongnya.
Karena itu Bu Kie memutuskan untuk berangkat ke Persia, agar Bengkauw Persia tidak dapat dihasut oleh Cu
Goan Ciang, sehingga bisa
bentrok dengan Bengkauw Tionggoan.
Mendengar semua penjelasan Bu Kie, tampak Cholok Binar menghela napas dalam2. Sedangkan pada waktu itu terdengar pula Bu Kie meneruskan ceritanya, di mana ia membuka rahasia dari Hauw Thian Pang, yang bekerja untuk Cu Goan Ciang, sehingga Bu Kie dihadang dan misi yang dipimpin Bu Kie
hendak digagalkan, agar tidak dapat pergi ke Persia.
"Karena itu, jika memang Siauwte tidak bisa memberikan penjelasan kepada Kauwcu Beng kauw Persia, bukankah hal ini hanya akan membuat bentroknya Bengkauw Persia dengan Beng kauw Tionggoan"!"
Cholok Binar termenung sejenak, ia memang telah diperintahkan oleh Kauwcu Bengkauw Persia, agar pergi menangkap Bu Kie dan tokoh2 Bengkauw lainnya, untuk disidangkan di Persia. Tapi sekarang ia mendengar penjelasan seperti itu, ternyata persoalannya malah terbalik
dari apa yang diketahui Bengkauw Persia sebelumnya, membuatnya jadi ragu2.
"Jika demikian, baiklah ! Aku tidak dapat mengambil keputusan, bagaimana jika memang Kauwcu ikut bersama kami, agar dapat bertemu Kauwcu kami di Persia "!" Bu Kie mengangguk segera.
"Memang itulah tujuan dari keberangkatan kami ini !" menyahuti Bu Kie. "Jika memang kami memiliki maksud buruk terhadap Bengkauw pusat di Persia, mengapa kami harus berangkat hanya berlima belaka ?"
Penegasan yang diberikan oleh Bu Kie memang masuk dalam akal sehat, Cholok Binar telah mengangguk.
"Baiklah! Jika demikian kita berlayar lagi menuju ke Persia !" katanya mengambil keputusan.
"Tunggu dulu !" Tiba-tiba terdengar suara yang nyaring, memutuskan perkataan Cholok Binar. Waktu semua orang menoleh, ternyata orang yang berseru itu tidak lain dari seorang Han berpakaian sebagai seorang pembesar kerajaan Cu Goan Ciang.
Usia orang itu mungkin baru lima puluh tahun, mukanya tampak merah padam, dia pun telah berkata: "Cholok Binar, kau telah menerima
Kauwcu, mengapa sekarang
keputusan seenak hatimu ?"
tugas yang diberikan oleh
justeru engkau mengambil
Waktu menegur seperti itu, wajahnya tampak merah padam karena marah, dia pun memandang kepada Bu Kie dengan tajam.
Cholok Binar terkejut, dia segera menoleh kepada Bu Kie: "Thio
Kauwcu, berita tentang maksud memberontaknya Bengkauw di Tionggoan kami terima dari dia,Thio Taijin..."
Bu Kie tertawa dingin.
"Hemmm, dialah utusan dari Cu Goan Ciang tentunya !" menggumam Bu Kie dengan suara yang dingin "Pantas ! Pantas ! jadi dia yang telah datang ke Persia buat memutar balikkan kenyataan yang ada dengan memberikan laporan palsu kepada Kauwcu Bengkauw di Persia, sungguh manusia tidak tahu malu !" setelah berkata begitu, Bu Kie tampak berdiri, dia bermaksud akan menghajar Thia Taijin itu.
Tapi Cholok Binar telah mencegahnya, di mana Cholok Binar bilang: "Tidak bisa Thio Kauwcu melakukan sesuatu di kapal kami ini karena keselamatan Thia Tai jin berada dalam lindungan kami."
Bu Kie tersadar, dia duduk kembali ditempatnya, cuma saja dia mengawasi Thia Tai-jin itu, seorang yang memiliki raut wajah seperti potongan muka tikus, lancip pada bagian dagunya, matanya juga memancarkan sinar yang licik sekali.
Waktu itu Thia Taijin telah melangkah kepada sebuah kursi dan duduk disitu dengan sikapnya yang angkuh. "Hemmm, Cholok Binar, apakah engkau tidak mau melaksanakan perintah
dihadapanmu telah ada
Kauwcu" Bukankah sekarang orang yang kau tengah cari,
mengapa tidak turun tangan buat menangkapnya?"
Cholok Binar memandang sambil tersenyum, sikapnya sangat tenang sekali, dia pun telah bilang: "Jika memang itu yang dikehendaki oleh Taijin, memang telah tercapai apa yang diinginkan oleh Taijin, karena Thio Kauwcu bersedia untuk ikut ke Persia !"
Muka Thia Taijin berobah. "Ingatlah Cholok Binar, bahwa Kauwcu mu memberikan perintahnya, agar kau menawan Thio Bu Kie dan orang2nya, bukan mengundangnya untuk datang ke Persia!"
"Kami mengerti! Tapi didalam urusan ini terselip sesuatu yang tidak jelas, yang perlu kami selidiki dulu . !" kata Cholok Binar dengan tenang. "Karena itu, harap Thia Taijin bersabar! Kami akan berangkat pulang ke-Persia!"
Muka Thia Taijin berobah. "Aku tidak bisa ikut serta, karena Kaisar ku membutuhkan sekali tenagaku! Telah cukup lama aku meninggalkan negeriku, dan aku harus segera pula pulang..!"
Cholok Binar tersenyum.
"Sabarlah, tidak akan terlalu lama, agar persoalan ini menjadi jelas! Kami mengetahui pemberontakan Thio Bu Kie, yang tentang maksud menjadi Kauwcu
Bengkauw di Tionggoan, yang bermaksud untuk merebut kekuasaan Bengkauw di Persia dari Thia Taijin, karenanya,
disebabkan tidak ada bukti yang lebih nyata selain mendengar pendapat dari Bu Kie Kauwcu, aku bermaksud mengajak Thio Kauwcu pulang kembali ke Persia.
Disana akan dilihat siapakah yang benar, apakah Thio Kauwcu atau memang Thia Taijin, tentu saja urusan ini tidak bisa disepelekan, karena justeru urusan besar yang menyangkut dengan persoalan perkumpulan kami, yaitu Bengkauw yang agung..!"
Mendengar perkataan Cholok Binar, membuat muka Thia Taijin berobah
pucat, dan kemudian berobah memerah, lalu pucat lagi. Tapi dia tidak berdaya untuk bersikeras, agar Cholok Binar menawan Bu Kie. Dan malah sekarang hatinya diliputi oleh perasaan takut yang tidak terkira, karena walaupun bagaimana, ia yakin, bahwa jika sampai mereka telah kembali di Persia, dan
kedoknya terbuka, berarti ia akan memperoleh hukuman yang tidak ringan dari Kauwcu Bengkauw di Persia...
Bu Kie yang melihat kelakuan Thia Taijin hanya berulang kali memperdengarkan suara tertawa dingin.
Waktu itu Cholok Binar telah perintahkan anak buahnya agar merobah haluan, karena akan berangkat kembali ke Persia, Semua anak buah Bengkauw Persia yang terdapat didalam kapal itu berjumlah lebih dari dua ratus orang, dan Bu Kie bersyukur bahwa Cholok Binar mau juga mengerti akan keterangan tersebut, dengan demikian tidak perlu terjadi bentrokan lagi.
Sedangkan tampak Thia Taijin telah mendengus beberapa kali, tampaknya ia tidak puas.
"Tring !" Waktu itu terdengar suara yang sangat halus namun nyaring menusuk telinga.
Bu Kie dan yang lainnya terkejut, karena mereka segera mengenalnya bahwa itulah suara beradunya Seng Hwe Leng.
Segera Bu Kie memandang kepada Cholok Binar, sehingga ia seperti juga ingin bertanya apa artinya dengan terdengarnya suara dentingan Seng Hwe Leng tersebut.
Muka Cholok Binar berobah diwaktu itu terlihat sikapnya seakan juga ia sangat menghormati, ia memandang kepada tirai yang menutupi ke ruangan lainnya di sebelah ruangan itu.
"Tringgg!" Terdengar lagi suara yang halus. Menyusul dengan itu, tampak tirai tersingkap dan muncul seorang gadis berusia antara dua puluh tahun, wajahnya cantik, hidungnya mancung, dengan mata yang kebiru-biruan, melangkah gemulai dengan senyum terkulum dan ditangannya tergenggam dua batang Seng Hwe Leng.
Bu Kie memandang tertegun, siapakah gadis itu.
"Wisakti, kami menghunjuk hormat !?" Terdengar Cholok Binar membungkuk memberi hormat.
Gadis itu telah memandang dengan senyum yang manis, "jangan banyak peradatan !" katanya. Dan ia memukulkan Seng Hwe lengnya, terdengar suara "Tinggg." lagi.
Bu Kie dan yang lainnya telah bangun berdiri, Bu Kie menduga-duga, tentunya gadis ini merupakan utusan dari Bengkauw Persia, yang mendampingi Cholok Binar.
Melihat sikap Cholok Binar yang sangat menghormat seperti itu, segera juga Bu Kie menyadari, tentunya Wisakti tersebut merupakan seorang yang memiliki kedudukan tinggi di Bengkauw Persia.
Segera juga Bu Kie menghadapinya dengan sikap menghormat.
Kemudian gadis itu telah menoleh memandang dengan sikap yang lembut dan bibir tetap tersungging seulas senyuman, seperti juga sikap seorang gadis yang lemah lembut.
Pendekar Guntur Lanjutan Seruling Naga Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Namun dengan adanya Seng Hwee Leng ditangannya membuktikan bahwa gadis ini merupakan gadis yang memiliki sinkang atau tenaga dalam yang tinggi sekali, disamping tentu ilmu silatnya yang sangat lihay.
"Taijin, apakah yang telah terjadi?" Tanyanya, dan pertanyaan itu bukan diajukan kepada Cholok Binar, melainkan kepada pembesar yang dikirim Cu Goan Ciang.
Thia Taijin justeru tampak jadi girang bukan main, segera ia merangkapkan kedua tangannya, katanya: "Sianli (Dewi) sesungguhnya terjadi sesuatu perobahan dari apa yang telah diperintahkan oleh Kauwcu !!"
"Perobahan apa?" tanya Wisakti, tetap suaranya halus. "Cholok Binar telah memutuskan untuk berlayar kembali ke Persia, dengan membawa Thio Bu Kie !"
"Thio Bu Kie"!"
"Ya, Thio Bu Kie, Kauwcu Bengkauw di Tionggoan, yang ingin mengadakan pemberontak itu!"
"Hemmm, benarkah itu, Cholok Binar"!" tanya Wasakti sambil menoleh kepada Cholok Binar.
Cholok Binar membenarkan. "Terjadi suatu segera menjura memberi hormat dan perobahan karena mendengar akan keterangan Thio Kauwcu, yang sangat berlawanan dengan apa yang telah diberitahukan Thia Taijin!"
"Hemm, perobahan apa dan keterangan apa yang telah diberikan Thio Bu Kie "!"
Segera juga Cholok Binar memberitahukan perihal keterangan Bu Kie.
Muka Wisakti berobah .
"Benarkah begitu "!" tanyanya setelah Cholok Binar bercerita, ia bertanya kepada Bu Kie.
Bu Kie cepat2 mengiakan. "Benar2kah kau ini Thio Bu Kie, kauwcu dari Bengkauw
Tionggoan "!" tanya Wisakti, tampaknya dia ragu-ragu, melihat usia Bu Kie yang belum begitu tua.
"Ya.... Siauwte memang Kauwcu Bengkauw Tionggoan." menyahuti Bu Kie.
Jika dalam keadaan biasa, apapun pangkat dari Wisakti maka dia harus menghormati Bu Kie, sebagai Kauwcu dari cabang Bengkauw. Tapi pada waktu itu justeru keadaan berlainan sekali, karena diwaktu itu justeru orang-orang Bengkauw Persia ini telah menerima perintah dari Kauwcu
mereka di Persia,
buat menangkap Bu Kie, dengan sendirinya Wisakti sama sekali tidak memperlihatkan sikap menghormat kepada Bu Kie. "Menyesal sekali, kami harus menawanmu !" kata Wisakti. "Tentang benar atau tidaknya kau adalah Thio Bu Kie yang menjadi Kauwcu Bengkauw di Tionggoan, dapat
kita lihat saja nanti hasil pemeriksaan Kauwcu kami di Persia. Juga, memang kami tidak bisa mempercayai begitu saja bahwa kau adalah Thio Bu Kie yang menjadi Kauwcu Bengkauw Tionggoan.
Untuk membuktikannya, kau harus bertempur denganku, karena aku akan mengujimu menurut keterangan Kauwcu di Persia, bahwa Thio Bu Kie memiliki ilmu Seng
Hwe Leng, karena itu, aku ingin mengajakmu main main beberapa jurus, untuk melihat apakah engkau memiliki kepandaian itu.?"
Setelah berkata begitu, tanpa menggerakkan tubuhnya sedikitpun juga, tahu-tahu ia telah berada dihadapan Bu Kie.
Bu Kie kagum melihat ginkang wanita tersebut, yang dapat bergerak dengan tubuh yang begitu ringan, dan tahu2 telah berada di hadapannya.
Cholok Binar pun tampaknya tidak berani membantah kata2 dari Wisakti, rupanya didalam Bengkauw Persia, kedudukan Wisakti lebih tinggi dari Cholok Binar.
Thio Bu Kie pun berpikir, memang untuk membuktikan bahwa dirinya adalah Kauwcu dari Bengkauw Tionggoan,
perlu ia membuktikannya, karenanya ia mengangguk sambil tersenyum dia merogoh sakunya, mengeluarkan sepasang Seng Hwe Lengnya.
Cepat sekali sepasang Seng Hwe Leng itu digerakkan, dibenturkan dan memperdengarkan suara "Tingg .!" yang
nyaring tapi halus sekali, sehingga Wisakti memandangnya sejenak sambil mengangguk-angguk.
"Ya, memang benar, dengan memiliki Seng Hwe Leng yang tulen seperti itu, engkau adalah Thio Bu Kie yang sebenarnya! Tapi aku perlu untuk mengajakmu main2 beberapa jurus ..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Sehabis berkata begitu, tubuhnya telah berkelebat-kelebat dengan gerakan yang lincah dan ia telah menyerang kesana kemari dengan Seng Hwe Lengnya secara aneh, karena kedua Seng Hwe Lengnya itu sama sekali tidak dipergunakan menyerang langsung kepada Bu Kie.
Bu Kie mengerti, walaupun Wisakti menyerang bukan langsung kepada dirinya, namun justeru itulah serangan yang berbahaya, yang sewaktu-waktu bisa menyerang ke tempat yang mematikan di tubuhnya.
Segera juga Bu Kie bergerak dengan lincah ia melayaninya. Karena memang Bu Kie memiliki ilmu Seng Hwe Leng, ia tidak menghadapi kesulitan dalam menghadapi serangan-serangan yang dilakukan oleh Wisakti.
Di kala itu Wisakti rupanya semakin penasaran karena telah enam kali beruntun ia menyerang dengan Seng Hwe Lengnya, namun sejauh itu tetap saja ia tidak berhasil mendesak Bu Kie.
Bu Kie malah bersilat gesit sekali. Seng Hwe Leng pun menyambar kearah bagian tubuh dari Wisakti dengan gerakan yang menakjubkan, sehingga setiap kali Wisakti
menangkisnya, selalu terdengar benturan Seng Hwe Leng yang nyaring tapi halus: "tringgg...." berulang kali.
"Hemm, aku harus menundukkannya, agar mereka tahu bahwa Bengkauw Tionggoanpun bukanlah perkumpulan
yang selalu harus tunduk begitu saja dengan Bengkauw Persia sehingga tidak dapat angkat kepala sama tinggi dan sama derajat." Pikir Bu Kie didalam hatinya. Dan karena berpikir seperti itu, segera juga Seng Hwe Leng dikedua tangannya tampak bergerak sangat lincah.
Tubuh Bu Kie dan Wisakti seperti telah lenyap bagaikan gulungan bayangan belaka.
Semua orang menyaksikan hal itu jadi kagum sekali. Terlebih lagi mereka menyaksikan ilmu Seng Hwe Leng merupakan ilmu yang memiliki jurus2 sangat aneh sekali, setiap serangan yang dipergunakannya merupakan gerakan yang sulit sekali untuk diterka, kearah mana sasaran yang sebenarnya.
Karena itu, semua orang memandang dengan mata terpentang lebar2. sedangkan Bu Kie setelah lewat beberapa jurus lagi, segera juga berseru nyaring sekali: "Lepas!"
Ternyata Bu Kie telah menggerakkan Seng Hwe Leng di tangan kanannya buat menangkis Seng Hwe Leng ditangan Wisakti, sedangkan Seng Hwe Leng yang satunya lagi buat menindih, dengan cara menggencet seperti itu, Bu Kie telah menjepit Seng Hwe Leng lawan dan menariknya dengan kuat.
Seng Hwe Leng lawannya berhasil direbut dan Bu Kie melompat ke belakang dengan Seng Hwe Leng Wisakti berada ditangannya.
Muka Wisakti berobah memandang merah dan pucat bergantian kepada Bu kie.
Bu Kie cepat2 menghampiri sambil mengangsurkan Seng Hwe Leng yang boleh dirampasnya itu, katanya: "Maafkan, Siauwte tidak sengaja, harap menerima kembali."
Wisakti tidak segera menyambuti Seng Hwe Leng itu, karena ia telah merangkapkan kedua tangannya sambil
katanya: "Thio Kauw cu, kiranya benar-benar kau..!" Dia memberi hormat sampai tiga kali tubuhnya, barulah dia mengulurkan menyambuti Seng Hwe Lengnya.
Sedangkan pada saat itu, Bu Kie segera meminta Wisakti jangan memakai peradatan kepadanya.
membungkukkan tangannya buat Dikala itu terlihat Bu Kie telah berkata kepada Cholok Binar, dengan disertai senyumnya: "Maafkanlah peristiwa tadi yang Siauwte tidak sengaja...!"
Cholok Binar justeru memberi hormat.
"Kiranya memang benar
demikian telah melenyapkan
Cholok Binar. Thio Kauwcu, dengan kebimbangan kami !" kata Sedangkan Thia Taijin telah memandang dengan hati yang tergoncang, dia tahu bahwa topengnya tidak lama lagi akan segera dilucuti Bu Kie, jika memang mereka telah tiba kembali di Persia.
"Tunggu dulu !" tiba-tiba Thia Taijin telah berkata dengan suara yang nyaring.
"Apa lagi yang ingin Thia Taijin katakan!" tanya Cholok Binar. "Kalian boleh kembali ke Persia, tapi maafkan, bahwa aku tidak dapat ikut serta pula ke Persia, karena itu, berikanlah aku sebuah perahu, karena aku ingin segera berangkat pulang ke Tionggoan !"
Cholok Binar tersenyum.
"Mana mungkin kami membiarkan Thia Taijin menempuh bahaya seperti itu" Bukankah jika memang kami membiarkan Thia Taijin pergi dengan hanya sebuah perahu biasa, akan membuat jiwa Thia Taijin terancam
bahaya yang tidak
kecil" jika memang Thia Taijin menerima bencana dilaut, bagaimana kami bisa mempertanggung jawabkannya nanti kepada Kaisar Cu Goan Ciang ?"
Sambil berkata begitu, Cholok Binar telah memberikan isyarat kepada beberapa orangnya agar mengantarkan Thia Taijin kembali kekamarnya.
Tapi Thia Taijin menggeleng.
"Maafkan, walaupun bagaimana kami tidak bisa ikut serta dengan kalian...dan kami akan kembali ke Tionggoan. Kalau memang kalian tidak dapat mengantarkan kami sampai ke Tionggoan, memang tidak menjadi soal buat kami dan biarlah aku akan pergi dengan memakai sebuah perahu, jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, maka itu menjadi tanggung jawabku..."
Setelah berkata begitu, tampak Thia Taijin yang memang telah tetap dengan keputusannya itu, berpikir didalam hatinya: "Hem hmm, terlebih aman jika aku ikut bersama dengan rombongan Hauw Thian Pang, bukankah mereka bekerja untuk Hongsiang?"
Segera juga ia menambahkannya: "Atau jika memang kalian menguatirkan aku memperoleh bencana di laut, maka serahkan saja aku kepada orang2 Hauw Thian Pang, mereka yang akan membawaku kembali kedaratan Tionggoan..."
Tapi Cholok Binar menggeleng. "Mana mungkin kami mengambil tindakan seperti itu." katanya. "Taijin harus ikut kami ke Persia, untuk dilihat
apakah laporan Taijin Yang
benar atau memang Thio Kauw-cu yang benar. Jika memang urusan telah selesai, Thia Taijin akan kami antarkan sampai di depan istana dari Kaisar Cu Goan Ciang.!"
Mendengar perkataan Cholok Binar seperti itu, segera juga Thia Taijin menyadarinya, bahwa itulah suatu
keputusan yang sudah tidak bisa ditawar menawar lagi.
Dia menghela napas dan tidak membantah lagi ketika beberapa orang anak buah dari Cholok Binar membawa kembali kekamarnya sedangkan Cholok Binar telah perintahkan agar kapal mereka merobah haluan, untuk kembali ke Persia.
Dikala itu, diatas geladak tiba-tiba terdengar suara ributribut.
Seorang anak buah Cholok Binar melaporkan bahwa orang-orang dari pihak Hauw
Thian Pang melepaskan panah api kekapal mereka, kapal mereka pun dikepung oleh belasan kapal Hauw Thian Pang yang semuanya berukuran besar. Cholok Binar dan yang lainnya segera ke luar.
Benar saja, di bawah pimpinan langsung dari Pangcu Hauw Thian Pang yaitu Thang Bu Ciu, kapal Bengkauw Persia tersebut terkepung rapat. Malah dari pihak Hauw Thian Pang telah dilepaskan anak panah berapi.
Cholok Binar segera juga perintahkan anak buahnya melakukan tindakan sesuatu untuk mengatasi keadaan. Orang2 Bengkauw Persia semuanya terdiri dari jago2 pilihan, karena
memang mereka semula hendak diperintahkan untuk pergi ke-Tionggoan guna menghadapi Bu Kie, dan juga orang2 Bengkauw Tionggoan, yang kepandaiannya tentu saja sangat tinggi.
Karena itu, begitu menerima perintah dari Cholok Binar, segera juga ratusan orang2 Bengkauw Persia bekerja. Tubuh
mereka ringan sekali menyerbu kapal-kapal orang-orang Hauw Thian Pang, pertempuran terjadi.
Tapi dengan mudah pasukan Hauw Thian Pang telah dihancurkan, banyak anak buah dari Hauw Thian Pang yang dilemparkan orang Bengkauw Persia ke laut.
Sedangkan Thang Bu Ciu yang melihat keadaan tidak menguntungkan bagi pihaknya segera perintahkan agar pasukannya mengundurkan diri.
Waktu kapal Hauw Thian Pang telah memisahkan diri agak jauh, kapal Bengkauw Persia tidak mengejarnya. Tidak ada korban yang jatuh dipihak Bengkauw Persia,
sedangkan di pihak Hauw Thian Pang telah jatuh korban yang banyak sekali jumlahnya.
Bu Kie telah ikut dengan rombongan Bengkauw Persia tersebut, Dengan demikian, malah mereka tidak perlu sulit2
menentukan arah mana yang perlu mereka ambil untuk mencapai tempat tujuan mereka, yaitu Persia.
Kwang Tan, Jie Lian Cu, Tio Beng dan juga Sian Lu, mereka girang melihat akhir dari semua itu.
Dan mereka pun mengharapkan kelak di Persia, Kauwcu dari Bengkauw pusat itu bisa di berikan pengertian, sehingga tidak terjadi salah paham. Hasutan dan berita dusta dari Cu Goan Ciang bisa dibuktikan sehingga Bengkauw Persia tidak akan di adu-dombakan dengan Bengkauw di Tionggoan.
Malah, mereka mengharapkan jago-jago Bengkauw Persia akan membantu pihak mereka.
-ooooOoooo BENGKAUW Persia merupakan sebuah perkumpulan yang resmi dan diakui oleh pemerintahan Persia sebagai perkumpulan yang menghimpun jago2 Persia di jaman itu.
Ketika Bu Kie tiba di Persia, ia bersama rombongannya telah di sambut dengan
meriah. Karena waktu kapal Cholok Binar belum lagi merapat ke pantai daratan Persia, justeru telah dikirim utusan untuk melaporkan segala persoalan kepada Kauwcu Bengkauw Persia.
Disebabkan yang berkunjung adalah Kauwcu Bengkauw Tionggoan, dengan demikian penyambutan yang diadakanpun sangat besar dan
menghormatinya. Terlebih lagi
juga meriah sekali, buat telah dilaporkan perihal
duduk persoalan yang sebenarnya. Waktu itu yang duduk sebagai Kauwcu Bengkauw Persia adalah Kuhannang, sebagai ganti A Cauw (Kisah Membunuh Naga telah mengemukakan keberangkatan A
Cauw, yang duduk sebagai
Kauwcu Bengkauw Persia, namun justeru jadi perebutan kekuasaan, oleh pemerintah Persia telah ditunjuk Kuhannang sebagai Kauw cu yang baru).
Kuhannang adalah seorang Kauwcu yang memerintah dan memimpin Bengkauw tetap dengan disiplin yang tinggi. Jika tokh terjadi penggantian Kauwcu, hal itu disebabkan memang anggota anggota Bengkauw di Persia menuntut agar Kauwcu mereka bukan seorang wanita.
Dan A Cauw telah ditempatkan pada kedudukan yang terhormat, sebagai Kauwcu pensiunan dan memperoleh
perlakuan yang istimewa.
Pertemuan Bu Kie dengan A Cauw pun sangat menggembirakan sekali Dan Kuhannang telah mengadakan pesta yang sangat meriah.
Pada hari kedua, segera diadakan perundingan antara Bu Kie dengan Kuhannang.
Hasil perundingan tersebut, telah bisa menyingkap maksud buruk Cu Goan Ciang.
Bukan main murkanya Kuhannang, sesungguhnya Thia Taijin yang merupakan utusan Kaisar Cu Goan Ciang akan dijatuhi hukuman mati, tapi atas pembelaan dan saran dari Bu Kie, ia dibebaskan dan diantar pulang ke Tionggoan, dengan diantar tiga orang Bengkauw Persia.
Demikian Bu Kie berdiam selama dua minggu di Persia, di mana merekapun merundingkan perihal kemajuan buat Bengkauw Persia maupun Bengkauw Tionggoan.
Dalam suatu kesempatan perundingan yang ada, Bu Kie justeru telah menyampaikan kepada Kuhannang, bahwa ia bermaksud ingin membubarkan saja Bengkauw Tionggoan, jika memang perjuangannya dalam menghadapi Cu Goan Ciang tidak berhasil.
"Apakah anda telah memikirkan semua itu dengan masak-masak "!" Tanya Kuhannang dengan prihatin.
Bu Kie mengangguk.
"Ya, jika memang perjuangan kali ini tidak membawa hasil, Bengkauw Tionggoan lebih baik dibubarkan, jika tidak niscaya yang akan menjadi korban ditangan Cu Goan Ciang sangat banyak sekali ! Malah yang kami dengar dia telah mengadakan hubungan dengan pihak Korea dan beberapa kerajaan kecil di sekeliling Tionggoan.
Kalau sampai terjadi hal itu, Tionggoan menghadapi malapetaka yang tidak kecil ditangan Cu Goan Ciang, pasukan asing bisa saja membantunya dalam menghadapi
"harimau" akan pasukan asing itu kami belum berarti mengundang
menguntungkan Tionggoan,
karena belum berarti akan bersedia untuk meninggalkan Tionggoan .. .!"
Kuhannang mengangguk2 beberapa kali. "Ya, memang apa yang kuketahui akan hal itu benar adanya, telah disampaikan oleh Thia Taijin.... memberitahukan kepada kami bahwa tentara asing dari berbagai kerajaan kecil bersedia memenuhi permintaan Cu Goan Ciang untuk membantunya menumpas Bengkauw bahkan, dengan turun tangannya tentara asing, yang jelas di Tionggoan niscaya akan terjadi pertumpahan darah yang tidak bisa di cegah lagi."
"Ya, yang menjadi korban akhirnya adalah rakyat juga...!" mengangguk Bu Kie. "Dan kami kira, anda tentu telah memikirkan suatu jalan untuk menghindarkan hal itu "!" Tanya Kuhannang sambit menatap Bu Kie dalam-dalam.
Bu Kie menghela napas.
"Persoalan itu memang pernah kami rundingkan diantara sesama tokoh Bengkauw. Jika Cu Goan Ciang bermaksud memakai tentara asing, berarti kami yang harus mengalah! Kami harus membiarkan ia yang meraih
kemenangan, karena jika ia terdesak dan mengundang tentara asing, malah rakyat kami yang menderita ! itulah sebabnya telah terpikirkan oleh kami untuk membubarkan saja Bengkauw dan membiarkan Cu Goan Ciang yang berkuasa di daratan Tionggoan, dengan demikian kami bisa menghindarkan tanah air kami dan negeri kami dari jajahan
tangan asing, semua itu tentu saja mencegah jangan sampai Cu Goan Ciang nekad dan bermaksud serta tidak memperdulikan lagi akan keadaan negeri dan rakyatnya !"
Kuhannang menghela napas.
"Jika kami
Bengkauw berjuang
bagaimana pendapat
mengirimkan pasukan untuk membantu
menghadapi Cu Goan Ciang, Kauwcu "!" Tanya Kuhannang kemudian.
"Terima kasih, Kauwcu !" menyahuti Bu Kie. "Tapi kami kira, semua itu hanya akan menelan korban yang banyak sekali. Dan urusan dalam negeri kami, kelak akan kami rundingkan pula dengan para tokoh Bengkauw yang ada, dan barulah kami mengambil keputusanku."
Kuhannang mengangguk.
"Sayang sekali ! Bengkauw di Tionggoan sesungguhnya merupakan Bengkauw yang telah dapat mengembangkan kekuasaan dan kebesarannya yang sangat menakjubkan, mengingat Tionggoan merupakan kerajaan yang memiliki rakyat sangat besar, dan jika anggota Bengkauw di Tionggoan dibubarkan, bukankah itu suatu hal yang sangat menyedihkan...."
Bu Kie menghela napas. "Tentu saja Siauwte akan berusaha untuk mencegah terjadinya hal seperti itu ! Jika memang sekarang Siauwte membicarakan kemungkinan-kemungkinan seperti itu,
karena Siauwte telah melihat gejala-gejala yang tidak baik buat rakyat kami, dimana mereka terancam akan menjadi korban dan peperangan.
Terlebih lagi setelah mendengar keterangan Kauwcu, bahwa kemungkinan besar Cu Goan Ciang telah meminta bantuan tentara asing, dari Korea dan negeri negeri lainnya, dengan demikian, berarti negeri kami terancam kemusnahan...!"
Kuhannang mengangguk "Baiklah Kauwcu, jika memang Thio Kauw cu sewaktu-waktu merobah keputusan dan juga butuh bantuan Bengkauw Persia, mengingat Bengkauw Persia merupakan Bengkauw Pusat, maka kami akan segera mengirimkan bala bantuan begitu Thio Kauwcu mengutus orang buat menyampaikannya...!"
Bu Kie mengangguk.
"Ya, terima kasih Ku Kauwcu." kata Bu Kie.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitulah, mereka telah mengadakan pembicaraan panjang lebar, yang menyangkut dengan segala bidang dan persoalan serta masalah yang dihadapi Bengkauw Tionggoan.
Malam itu diadakan pesta yang ramai, dan Bu Kie telah dijamu dengan meriah sekali, dengan tarian-tarian dan juga acara2 lainnya.
Dua hari Bu Kie mengelilingi kota-kota besar di Persia, untuk melihat keadaan negeri itu.
Setelah berada di Persia dua minggu lamanya, dan merundingkan juga ilmu
Seng Hwee Leng dengan Kuhannang, Bu Kie dengan rombongannya pamitan untuk kembali ke Tionggoan. Kuhannang telah mengeluarkan sebuah surat perintah, yang diberikan kepada Bu Kie jika di Tionggoan bertemu
dengan anggota Bengkauw Persia agar diperlihatkan surat perintah tersebut, agar mereka segera kembali ke Persia.
Didalam surat perintah itu juga ditegaskan, semua anggota Bengkauw yang berada di Tionggoan, jika Bu Kie perintahkan mereka melakukan sesuatu, maka mereka
harus mematuhinya dan melaksanakan perintah itu, karena Kuhannang dalam surat perintahnya itu menegaskan bahwa Thio Bu Kie sebagai Kauwcu Bengkauw Tionggoan, merupakan wakil Kauwcu dari Persia, yang memiliki kekuasaan penuh.
Dengan diberikannya surat perintah tersebut, karena Kuhannang kuatir orang2 Bengkauw Persia yang berada di Tionggoan, berhasil dipengaruhi oleh Cu Goan Ciang, sehingga memusuhi Bengkauw Tionggoan.
Begitulah dengan disertai upacara besar dan meriah, rombongan Bu Kie telah diantar keberangkatannya buat kembali ke daratan Tionggoan.
Kuhannang sendiri yang telah memimpin untuk mengantarkan tamu agung ini, meninggalkan Persia.
Bu Kie dan rombongannya pun didalam hati memuji, bahwa Bengkau Persia benar2 merupakan perkumpulan yang hebat sekali didalam Bengkauw Persia terdapat banyak sekali jago2 yang memiliki kepandaian sangat tinggi dan manusia2 aneh.
Karena itu Bu Kie juga bersyukur bahwa telah dapat diselesaikannya persoalan dan salah paham yang terjadi antara Bengkauw Tionggoan dengan Bengkauw Persia.
Demikianlah, kapal yang di hadiahkan oleh Kuhannang buat Bu Kie dan rombongannya, telah berlayar mengarungi
lautan bebas menuju ke Tionggoan kembali, perjalanan itu di perkirakan mungkin akan memakan waktu kurang lebih dua minggu atau lebih atau mungkin juga tiga minggu lebih jika udara dan cuaca kurang baik.
ooooo)O(ooooo ROMBONGAN Bu Kie ketika tiba di Tionggoan kembali dan telah berada ditengah2 orang Bengkauw. Tapi juga, oleh Hoan Yauw dan yang lainnya, dilaporkan, terjadi suatu perobahan yang cukup menyedihkan.
Karena Cu Goan Ciang telah menyewa tentara asing, seperti tentara Korea maupun Jepang dan tentara asing lainnya, yang semuanya dikerahkan buat menghadapi pasukan bengkauw.
Kekalahan yang diderita oleh Bengkauw selama Bu Kie meninggalkan Tionggoan, menyebabkan dua buah kota yang sebelumnya telah jatuh ke dalam tangan Bengkauw, telah kena dirampas pula.
"Kini kami menantikan perintah selanjutnya dari Kauwcu !" berseru tokoh Bengkauw tersebut.
Bu Kie menghela napas. Apa yang diramalkannya waktu merundingkan urusan Bengkauw dengan Kauwcu Kuhannang, ternyata memang telah terjadi. Cu Goan Ciang telah meminjam tenaga tentara asing buat menghadapi Beng-kauw.
Yang dikuatirkan oleh Bu Kie, justeru jika tentara asing itu berhasil memperoleh kemenangan dengan menghancurkan Bengkauw, mereka akan segan meninggalkan Tionggoan buat kembali ke negeri mereka yang semula, di mana mereka tentu malah akan berusaha
untuk menduduki terus daratan Tionggoan, itulah yang ditakuti Bu Kie.
Cu Goan Ciang sendiri rupanya memang telah memiliki perhitungan yang sangat matang, ia sengaja meminjam tentara asing buat menghadapi Bengkauw, karena ia
menyadari betapa Bu Kie dan tokoh2 bengkauw lainnya, semuanya memang sangat mencintai tanah air dan negeri mereka melebihi jiwa mereka sendiri.
Dengan cara demikian Cu Goan Ciang mengharapkan Bu Kie akan menarik mundur pasukan bengkauw dan tidak berusaha untuk mendesak Cu Goan Ciang.
Dan dugaan Cu Goan Ciang memang benar, Taktiknya itu berhasil, pasukannya berikutnya, penyerangan sebulan kemudian Bu Kie telah menarik mundur meninggalkan dua buah kota
waktu Jepang dan Korea melakukan karena Bu Kie sama sekali tidak mau memberikan perlawanan yang hanya akan menyebabkan jatuhnya korban belaka dalam jumlah tidak sedikit.
Begitulah, setelah lewat tiga bulan Beng-kauw memberikan perlawanan lagi, lalu diadakan perundingan,
banyak tokoh Bengkauw yang menentang keputusan Bu Kie, agar menyudahi saja perlawanan mereka terhadap Cu Goan Ciang, karena untuk melindungi rakyat.
Jika peperangan itu diteruskan berarti Cu Goan Ciang akan mendatangkan tentara asing dalam jumlah yang semakin besar, dan ini justeru membahayakan buat tanah mereka.
Tapi justeru tokoh2 Bengkauw yang lainnya berpendapat, bahwa mereka sambil mendesak Cu Goan Ciang, pun mereka harus berusaha mengusir tentara asing itu, memusnahkannya.
Maka akhirnya timbul kesalah pahaman dan dua kekuatan saling bertentangan dengan gigih didalam tubuh Bengkauw, berakhir Bu Kie mengundurkan diri, karena ia tidak mau kalau harus menyaksikan Bengkauw hancur dan jatuh korban yang besar di bawah pimpinannya.
Demikianlah pimpinan Bengkauw telah diserahkan kepada tokoh2 Bengkauw yang memimpinnya untuk mengadakan perlawanan dengan pihak Cu Goan Ciang, yang dibantu oleh tentara asing.
Pertempuran yang mirip2 dengan peperangan antara pasukan Bengkauw dengan pihak kerajaan Cu Goan Ciang berlangsung hampir dua puluh tahun.
Waktu itu di Tionggoan, entah berapa banyak korban jiwa akibat peperangan tersebut dan juga rakyat yang telah kehilangan rumah keluarga maupun juga harta, sudah tidak
Goan Ciang terus juga bisa dihitung lagi. Namun Cu berusaha menumpas Bengkauw. Perlahan-lahan, namun pasti, Tionggoan semakin menyusut.
Bu Kie yang telah mengajak Tio Beng dan beberapa orang tokoh Bengkauw yang setia padanya hidup menyendiri disebuah tempat yang tenang, sudah tidak mau mengetahui lagi tentang perkembangan yang ada dengan Bengkauw, dan mereka juga memang sudah tidak mau mencampuri lagi persoalan politik.
Karena mereka tidak perduli apakah yang berkuasa itu Cu Goan Ciang atau bukan, ataukah Bengkauw yang memperoleh kemenangan karena itu benar2 bukan hanya merupakan perjuangan dan peperangan dengan maksud yang murni seperti sebelumnya, melainkan justeru didalam Bengkauw telah menyelusup orang2 yang hendak
memanfaatkan Bengkauw untuk memperebutkan takhta kerajaan.
Mereka bercita2 jika dapat meruntuhkan Cu Goan Ciang dari takhtanya, ada harapan buat mereka naik takhta sebagai seorang Kaisar.
Bu Kie yang mengetahui akan hal itu, ambisi-ambisi dari orang2 yang kemaruk akan pangkat dan kekuasaan itu, telah siang2 muak dan juga meninggalkan Bengkauw hidup mengasingkan diri.
Begitulah, peperangan antara sesama rakyat, yang juga dapat disebut "perang saudara" terjadi di Tionggoan, di jamannya pemerintahan Cu Goan Ciang, malah lebih dari dua puluh tahun peperangan itu berkobar terus tanpa dapat di padamkan.
kekuatan Bengkauw di
Namun, akhirnya yang mengalami kerusakan hebat adalah pihak Bengkauw, Cu Goan Ciang telah berhasil untuk menumpas Beng-kauw sampai ke-akar2nya, sehingga Bengkauw mutlak sudah dapat dimusnahkan sama sekali. Sisa anggotanya telah mencar ke berbagai tempat dan merekapun tidak terdengar kabar beritanya lagi.
Untuk menghadapi tentara asing Cu Goan Ciang pun memiliki taktik tersendiri. Dalam suatu kesempatan pesta perayaan Tahun Baru Imlek yang diselenggarakan dengan meriah sekali. Cu Goan Ciang telah mengatur rencana yang keji sekali, yaitu semua
tentara asing itu diberikan minuman yang telah dicampur racun.
Sebagian besar dari tentara asing itu telah terbunuh dengan keji, karena keracunan. Dan juga sisanya telah dibinasakan dengan caranya yang kejam.
Peristiwa tersebut di jamannya Cu Goan Ciang terkenal sebagai "Peristiwa Hitam" yang terus juga tercatat didalam sejarah Tionggoan, dan juga Korea maupun Jepang yang murka karena mengetahui tentara mereka di kerjakan demikian keji oleh Cu Goan Ciang telah mengirimkan
pasukannya buat menyerbu ke Tionggoan.
Tapi Cu Goan Ciang menghadapi mereka dengan mengerahkan pasukannya secara besar2.
Dengan demikian, tidak pernah terjadi Jepang berhasil untuk memasuki Tionggoan lagi, demikian juga Korea, apa lagi Cu Goan Ciang pun telah memupuk kekuatan yang berlimpah, mewajibkan semua rakyatnya, tua dan muda, harus wajib masuk militer, dimana mereka dilatih untuk berperang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lewat dua puluh tahun, barulah di Tiong goan pulih keadaan seperti semula. Dan Cu Goan Ciang yang ingin menarik simpati rakyat yang pernah menjadi korban peperangan itu, dengan menghilangkan pajak apapun juga di negaranya, dengan demikian rakyat berangsur2 mulai melupakan kepahitan yang beberapa waktu mereka rasakan.
Perekonomian di kerajaan Cu Goan Ciang berangsur2 pulih kembali.
Mungkin Cu Goan Ciang satu2nya Kaisar Tionggoan yang waktu itu mengijinkan pedagang2 asing masuk ke daratan Tionggoan, untuk menanam modal dan melakukan
perdagangan dengan rakyatnya sehingga perekonomian kerajaan tersebut pada waktu itu dapat berangsur-angsur membaik kembali. Dan juga banyak barang dari negeri lain, yang membanjir datang memasuki kerajaan di Tionggoan tersebut.
O0dw0O BU KIE yang telah hidup menyendiri memang sudah tidak ingin lagi mencampuri urusan duniawi.
Betapa kecewanya waktu ia melihat didalam Bengkauw yang ditinggalnya itu terjadi perebutan kekuasaan, masing2 ingin menunjukkan diri mereka sebagai pemimpin, sehingga Bengkauw jadi terpecah belah dan akhirnya menjadi puluhan cabang2.
Justeru perpecahan seperti itulah yang telah membawa kehancuran buat Bengkauw, karena dengan mudah akhirnya Cu Goan Ciang menumpas habis Beng kauw.
Tanpa adanya persatuan, Bengkauw tidak memiliki kekuatan yang berarti lagi. Terutama sekali pada waktu itu semua pemimpin Bengkauw hanya lebih mementingkan
untuk memperebutkan
kekuasan dan juga lebih mementingkan politik, lebih sering melupakan kepentingan rakyat, sehingga pendekar2 Bengkauw telah mengalami kehancuran yang fatal sekali.
Bu Kie yang telah hidup mengasingkan diri, sudah tidak mau mencampuri lagi.
Orang2 rimba persilatan juga jarang sekali yang mengetahui dimana tempat mengasingkan diri bekas Kauwcu Bengkauw itu, karena boleh dibilang sudah tidak pernah terdengar kabar beritanya lagi tentang Bu Kie, Tio Beng maupun yang lainnya.
Kwang Tan telah ikut bersama Bu Kie! Tabib Dewa ini memang telah tawar hatinya.
Walaupun usianya masih muda, namun ia sudah melihat betapa banyak sekali kepalsuan didalam dunia ini. Sesungguhnya Bu Kie dan Tio Beng memaksa agar Kwang Tan menikah dengan Lian Kie Lin, tetapi kenyataannya Kwang Tan menolaknya.
Juga tokoh2 Bengkauw lainnya bermaksud mengamproki jodohnya Tabib Dewa yang masih muda ini. tapi ia tetap menolak. Hanya saja, yang membuat Kwang Tan akhirnya turun gunung, berkelana pula didalam rimba
persilatan, karena ia mendengar perihal sepak terjang Ban Tok Kui, suhengnya, yang didengarnya kini banyak melakukan perbuatan2 keji yang benar2 mendirikan bulu kuduk.
Ban Tok Kui ternyata telah mengganas, karena sutenya, Kwang Tan telah menghilang dari rimba persilatan, membuat dia dapat leluasa untuk malang melintang, di dalam rimba persilatan.
Justeru mendengar keganasan Ban Tok Kui itulah, membuat Kwang Tan akhirnya harus turun gunung lagi. Sesungguhnya, hatinya telah tawar, ia hendak melewati hari-harinya untuk menanti sampai menjelang hari tua dan detik-detik akhir hidupnya bersama-sama dengan para tokoh Bengkauw itu, yaitu Bu Kie dan yang lainnya.
Hanya saja, justeru keganasan Ban Tok Kui telah membuatnya benar-benar tidak bisa berpeluk tangan belaka. Jika dulu Ban Tok Kui pernah berjanji bahwa ia akan insyap dan meninggalkan dunia kejahatan. Tapi kenyataannya kini Ban Tok Kui telah mengganas pula.
Ban Tok Kui memang memiliki kepandaian tinggi sekali, dan jika dulu ia tidak berdaya terhadap Kwang Tan, hanyalah di sebabkan ia tidak berdaya menghadapi ilmu pukulan Guntur sutenya itu.
Sekarang, setelah mengetahui sutenya itu mengasingkan diri dan tidak pernah terdengar lagi kabar beritanya,
membuatnya jadi lebih berani untuk malang melintang pula didalam rimba persilatan, mengganas dengan hebat.
Terlebih lagi memang secara diam-diam Ban Tok Kui telah melatih diri dan juga telah memperdalam ilmunya. Biarpun tampaknya ia jeri pada sutenya, di hatinya justeru
terkandung maksud suatu
saat kelak ia akan mencari sutenya, membinasakannya. Karena itu, dia memerlukan dan mementingkan latihan ilmu silatnya. Ia berusaha mendatangi beberapa tempat untuk berusaha mencari ilmu silat yang hebat, pusaka2
terpendam dari para tokoh
rimba persilatan di masa lampau. Malah tidak segan2 Ban Tok Kui telah mendatangi pintu2 perguruan seperti Siauw Lim Sie, Go Bie Pay, Bu Tong Pay dan lain-lainnya, untuk mencuri kitab pusaka
ilmu silat pintu perguruan tersebut. Karena memang kepandaiannya yang sangat tinggi, maka Ban Tok Kui berhasil melakukan apa saja yang dikehendakinya.
Terlebih lagi setelah memiliki beberapa jilid kitab ilmu pusaka dari beberapa pintu perguruan silat ternama di dalam kalangan Kangouw, membuat ia semakin sempurna kepandaiannya, dengan berlatih tekun sekali, membuatnya
malang melintang bagaikan didalam rimba persilatan ini cuma dia seorang satu-satunya yang memiliki ilmu silat tertinggi.
Dan jika Kwang Tan turun gunung pula untuk berkelana didalam rimba persilatan hanyalah dengan tekad untuk mencari suhengnya itu, untuk dimusnahkan kelak ilmu silatnya.
Sampai disinilah kisah PENDEKAR GUNTUR dan kisah lanjutannya kelak dapat di ikuti dalam cerita NAGA SILUMAN TERATAI KUMALA, merupakan kisah yang jauh lebih hebat dan tegang dibandingkan dengan kisah2 yang telah anda baca terlebih dulu.
T A M A T NAGA SlLUMAN TERATAI KUMALA Kisah yang dapat di anggap lanjutan dari kisah PENDEKAR GUNTUR, tapi dapat pula dibaca terpisah
tersendiri. Didalam kisah ini akan tampil Ban Tok Kui dengan segala kehebatan yang dimilikinya, karena telah memperoleh bermacam-macam kepandaian yang luar biasa, juga Kwang Tan yang berusaha untuk membasminya.
Tapi juga, pergelutan antara tokoh-tokoh remaja yang memiliki kehebatan masing-masing, diselingi dengan roman percintaan yang sangat manis sekali.
Naga siluman Teratai Kumala merupakan kisah baru yang benar-benar menakjubkan, diolah jauh lebih baik dari yang sebelumnya.
Pedang Darah Bunga Iblis 14 Tujuh Pedang Tiga Ruyung Karya Gan K L Pedang Dan Kitab Suci 8
Sambil berkata begitu, tampak Jie Lian Cu mengibaskan tangan tidak sabar, karena ia ingin sekali melihat berapa
tinggikah kepandaian dari ketua Hauw Thian Pang tersebut.
Memang kepandaian dari Jie Lian Cu sudah tinggi, dan mengibaskan tangannya begitu saja, ia telah berhasil untuk membuat angin berkesiuran kuat sekali menerjang kepada pangcu Hauw Thian Pang tersebut.
Thang Bu Ciu tertawa dingin.
"Hemm, Jie Ciangbun, kau tampaknya memang begitu setia pada Bengkauw! Sejak dari Thio Sam Hong, memang telah menyumbangkan seluruh jiwa dan raganya buat Bengkauw, perkumpulan siluman itu! Baiklah! karena kalian tidak mau mendengarkan kata2 baik diri ku, maka akupun tidak bisa mengatakan apapun juga."
Untuk mengunjuk gigi, tampak Thang Bu Ciu telah mengibaskan tangannya juga.
Jie Lian Cu sudah tidak sabar.
"Pangcu, aku Jie Lian Cu ingin sekali meminta beberapa petunjuk darimu....!" Dan sambil berkata begitu, tubuh Jie Lian Cu sudah berkelebat lincah, sepasang tangannya bergerak.
Jie Lian Cu memang tengah mendongkol, mengingat betapa kapal rombongannya telah dikaramkan, dan semua ini atas perintah dari Pangcu Hauw Thian Pang yang berada dihadapannya sekarang.
Diapun melihat Pangcu Hauw Thia Pang tersebut bicara angkuh, dengan sendirinya habislah kesabarannya. Terlebih
lagi memang Thang Bu
Ciu menyinggung-nyinggung perihal Thio Sam Hong, cakal bakal Bu Tong Pay yaitu gurunya, dengan sendirinya membuat darah Jie Lian Cu jadi meluap2 maka ia telah menyerang dengan dahsyat.
Sepasang tangannya bergerak cepat sekali di mana tampak ia mempergunakan sekaligus dua macam kekuatan, yaitu tangan kirinya menyerang dengan tenaga yang lunak, sedangkan tangannya yang satunya telah menghantam dengan kekuatan yang mengandung kekerasan.
Sedangkan Thang Bu Ciu juga tidak berayal, sebab ia pun menyadari Jie Lian Cu bukanlah lawan yang lemah, ia segera melayaninya, tubuhnya berkelebat dengan gesit.
Namun belum lagi Jie Lian serangan berikutnya, Kwang Tan sambil katanya: "Jie Locianpwe, menghadapinya!"
Cu menyusuli dengan te!ah berseru nyaring,
biarlah boanpwe yang
Jie Lian Cu merandek.
Bu Kie waktu itu telah berkata: "Jie Supek, biarlah Kwang Tan yang mencobanya dulu..!" Jie Lian Cu segera mengerti maksud Bu Kie. tentunya Bu Kie tidak mau kalau dia yang merubuhkan Pangcu dari Hauw Thian Pang. Untuk membuat pangcu itu menderita
malu dan juga atas kekalahannya kelak Hauw Thian Pang tidak bisa mendesak dan mencari urusan dengan Bengkauw, bila yang merubuhkannya adalah dari golongan muda Bengkauw.
Segera juga Jie Lian Cu melompat mundur dia membiarkan Kwang Tan yang maju. Bukan kepalang marahnya Pangcu dari Hauw Thian Pang melihat lawannya adalah seorang pemuda remaja seperti Kwang Tan, dengan demikian suatu penghinaan buat dirinya, Dia berani itu adalah sampai menggigil
menahan amarahnya.
"Baiklah ! Aku ingin melihat berapa tinggi kepandaianmu sehingga engkau berani memajukan dirimu !" kata Thang Bu Ciu dengan suara yang menyeramkan. Sambil berkata begitu dia bersiap-siap untuk menerima
serangan dari Kwang Tan.
"Silahkan !" Kwang Tan tidak segera menyerangnya, malah telah mempersilahkan Thang Bu Ciu buat membuka serangan.
Bertambah murka saja Pangcu dari Hauw Thian Pang tersebut, tanpa berayal lagi ia membentak bengis. Tubuhnya juga berkelebat sangat sebat, tangannya menghantam dengan hebat sekali.
Namun, Kwang Tan menghadapinya dengan tenang, itulah yang membuat Pangcu dari Hauw Thian Pang tersebut kaget, karena setiap kali Kwang Tan membalas
menyerangnya. maka ia merasakan sekujur tubuhnya seperti juga diselubungi oleh hawa yang sangat panas sekali.
Diam-diam Thang Bu Ciu mengerahkan seluruh kekuatan tenaga Iwekangnya, hatinya juga berpikir. "Aneh sekali tenaga serangan bocah ini, mengapa demikian panas sehingga seperti membendung setiap kali aku hendak menerjang kedekatnya?"
Karena penasaran suatu kali tampak pangcu dari Hauw Thian Pang ini menyerbu dengan kalap, dia menyerang dengan tidak memperdulikan hawa yang panas itu.
Justeru inilah yang diinginkan oleh Kwang Tan, karena segera juga ia telah menghantam dengan serentak mempergunakan sepasang tangannya, saling susul dengan mempergunakan ilmu pukulan Gunturnya.
Tenaga yang berkesiuran keluar dari kedua tangan Kwang Tan benar-benar dahsyat sekali, Kwa Tin Cu yang berdiri di dekat tempat itu jadi melompat mundur karena ia tidak tahan buat menerima hawa yang begitu panas.
Sedangkan wanita setengah baya itupun tidak kuat menahan hawa panas
tersebut, ia pun telah melompat menjauhkan diri, Sesungguhnya Kwa Tin Cu dan wanita itu bermaksud hendak maju menggantikan pangcu mereka, karena mereka beranggapan pangcu mereka tidak cocok jika harus bertempur dengan seorang pemuda remaja seperti Kwang Tan, berarti memalukan saja, melayani golongan muda.
Namun yang membuat mereka ragu adalah justeru tenaga serangan Kwang Tan di samping sangat kuat, juga angin serangannya mengandung hawa yang panas luar biasa.
Dengan demikian mereka jadi ragu-ragu buat menerjang maju, mereka berdua jadi berdiri diam saja ditempat mengawasi betapa Pangcu mereka tengah menyerang dengan dahsyat.
Dikala itu Kwang Tan pun berulang kali memperdengarkan suara tertawa dinginnya buat
memancing kemarahan Pangcu dari Hauw Thian Pang tersebut.
"Sebagai seorang Pangcu dari sebuah perkumpulan, terlebih lagi tadi engkau menepuk dada dan bicara besar, apakah kepandaianmu cuma sebegini saja, kepandaian yang tidak ada artinya!" Hemm! Tidak memiliki otak! Tanpa
memiliki kepandaian yang berarti berani mengangkat diri sebagai Pangcu dari sebuah perkumpulan!"
Muka Thang Bu Ciu merah padam, tubuhnya menggigil keras menahan murka, menerjang menghantam Kwang Tan.
diiringi oleh bentakannya ia
dengan dahsyat sekali kepada Kwang Tan menghadapi terjangan yang dilakukan oleh lawannya dengan tenang, bahkan ia telah menghadapinya dengan sepasang tangannya yang bergerak sangat cepat mempergunakan ilmu pukulan Guntur nya.
Malah ia pun telah menggabungkan dengan tenaga dalam yang diperoleh atas bimbingan dari Thio Sam Hong, dapat dibayangkan betapa dahsyatnya tenaga serangan dari Kwang Tan, benar2 berada diluar dugaan dari pemimpin Hauw Thian Pang tersebut.
Dikala itu tampak Thang Bu Ciu telah membentak dengan sepasang tangan mengeluarkan hawa panas seperti juga menyambarnya api, ia menyerang begitu cepat dan kuat, benar-benar membuatnya jadi seperti juga hendak menumpahkan seluruh amarahnya itu dengan menghantam sehebat-hebatnya kepada Kwang Tan.
"Bukk!" hebat sekali tenaga itu saling bentur, tubuh kapal ini seperti bergoyang, itulah disebabkan serangan dari kedua orang yang tengah kuatnya tenaga saling mengadu
ilmu tersebut. Sebagai seorang yang memiliki kepandaian tinggi, sebetulnya Thang Bu Ciu merupakan seorang yang paling angkuh dan yakin bahwa dirinya merupakan satu-satunya orang tertinggi dan terlihay kepandaiannya dalam rimba persilatan.
Tapi siapa sangka, justeru sekarang menghadapi seorang pemuda seperti Kwang Tan saja, ia tampaknya tidak berdaya untuk segera merubuhkan atau juga mendesak Kwang Tan.
Dan sekarang, di waktu tenaga mereka saling bentur seperti itu, justeru telah memperlihatkan sinkang Kwang Tan pun tidak berada di sebelah bawah dari kekuatan tenaga dalam Pangcu tersebut.
Sekarang bukan cuma Thang Bu Ciu belaka yang kaget, Kwang Tan pun heran buat lihaynya Pangcu dari Hauw Thian Pang tersebut, diam2 dia berpikir didalam hatinya:
"Aneh, kepandaiannya memang tidak rendah, pantas ia bisa memimpin orang2 lihay yang menjadi anak buahnya dan nama besar Hauw Thian Pang ternyata memang bukan nama kosong belaka."
Pangcu Hauw Thian Pang waktu itu telah berkata dengan suara yang dingin: "Hemmm, mari kita coba lagi, siapa yang sesungguhnya bicara besar." Rupanya Thang Bu Ciu telah berhasil mengendalikan perasaan dan goncangan pada hatinya, maka ia bermaksud hendak menyerang lagi. Malah sambil menutup perkataannya itu, segera juga ia melompat dengan melontarkan dua kali pukulan.
"Bukk! Bukkk!" Dua kali Kwang Tan menangkisnya, dengan cara keras dilawan keras. Di waktu itu Kwang Tan setelah berhasil memunahkan pukulan Thang Bu Ciu dengan dua kali tangkisannya, ia pun tidak mandah diam saja, bahkan ia mempergunakan kesempatan itu buat melompat maju dan melontarkan
Pukulan Gunturnya dengan jurus ketiga.
Angin yang sangat panas telah berkesiuran, Walaupun bagaimana tingginya kepandaian dari Thang Bu Ciu, tidak urung ia harus melompat kesamping menghindarkan diri, karena di saat itu ia merasakan tubuhnya seperti juga di panggang oleh lawannya itu.
Dalam keadaan seperti itulah, tampak Kwang Tan empat kali beruntun berhasil mendesak pangcu dari Hauw Thian Pang sehingga Thang Bu Ciu hanya sempat mengelakkan diri.
Namun setelah itu, cepat sekali keadaan berobah, karena Thang Bu Ciu segera dapat mengendalikan diri dan menguasai keadaan, dia tidak membiarkan begitu saja dirinya diserang bertubi-tubi terus menerus. Ia telah berusaha untuk membalas menyerang, ia berhasil. Dua kali
serangannya dapat mendesak Kwang Tan.
Sedangkan Kwang Tan sendiri telah merasa heran.
Biasanya ilmu Pukulan Gunturnya memiliki kekuatan yang ampuh sekali, namun sekarang mengapa ia sama sekali tidak berhasil buat menindih lawannya"
Bahkan tampaknya Thang Bu Ciu tidak terpengaruh oleh hawa panas yang terpancar dari kedua telapak tangannya, sehingga tidak terlihat ia gentar menghadapi hawa Pukulan Guntur Kwang Tan yang seperti mengandung api itu.
-ooo0dw0ooo Jilid 40 Tamat KARENA itu, segera juga Kwang Tan mengempos semangatnya, ia telah
menyerang semakin lama jadi semakin hebat, tenaga dalam yang dipergunakannya juga jadi semakin kuat berkesiuran seperti mengandung api dan bisa menghanguskan sesuatu yang diserangnya
Thang Bu Ciu diam2 berpikir. "Pemuda ini mempergunakan ilmu pukulannya secara aneh. jika
memang tidak salah, tentunya ia mempergunakan ilmu pukulan yang biasanya disebut sebagai Pukulan Guntur! Tapi, mengapa dalam usia semuda ini ia bisa memiliki kepandaian demikian tinggi "!"
Ia pun mengerahkan tenaga dan kepandaiannya, berusaha mengadakan perlawanan yang gigih, Namun
selalu gagal dan perlahan2 ia kena terdesak oleh setiap terjangan yang dilakukan oleh Kwang Tan.
Maka ia mati-matian berusaha memberikan perlawanan, jika memang ia sampai dirubuhkan Kwang Tan didepan mata hidung anak buahnya, tentu ia akan kehilangan muka.
Karena itu, dia telah mengerahkan seluruh kekuatan dan tenaganya, berusaha untuk dapat menindih setiap serangan yang dilakukan oleh Kwang Tan.
Usaha yang dilakukannya tetap saja tidak berhasil.
Bu Kie menyaksikan pertandingan itu, segera juga yakin, bahwa kepandaian Kwang Tan dengan Pangcu dari Hauw Thian Pang memang tampaknya berimbang sekali.
Karena itu, Bu Kie diam2 telah mengerutkan alisnya, ia mengawasi dengan penuh kewaspadaan karena jika saja keadaan Kwang Tan terancam, ia segera akan turun tangan buat menolongi Kwang Tan.
Sedangkan kedua orang itu masih terus bertempur dengan seru sekali.
Dan juga tampak Hauw Thian Pang merupakan perkumpulan yang patuh, biar pun anak buah dari Thang Bu Cu melihat Pangcu mereka seperti tidak berdaya buat menghadapi Kwang Tan, tokh kenyataannya tidak seorang pun diantara mereka yang berani menyerbu, karena mereka cuma berdiri diam saja mengawasi.
Tengah pertempuran itu berlangsung, dari kejauhan tampak berlayar mendatangi sebuah kapal besar, yang layarnya sangat besar sekali tengah meluncuri lautan dengan pesat.
Melihat tanda gambar dilayar kapal itu, yang melambangkan sebuah obor yang menyalakan apinya yang besar, seketika hati Bu Kie dan yang lainnya jadi tercekat, karena mereka segera mengenali itulah tanda gambar kebesaran Bengkauw !
Tidak mungkin kapal besar itu tengah dilayari oleh anggota Bengkauw daratan Tionggoan. Tentunya orang2 yang berada dikapal adalah Bengkauw Persia. Sedangkan kapal Beng kauw itu terus juga meluncur semakin dekat.
Benar juga dugaan Bu Kie, karena diujung buritan kapal itu berdiri puluhan orang Bengkauw yang memiliki wajah
dan cara berpakaiannya sangat asing, yaitu orang2 Persia, yang memiliki hidung mancung, mata yang ke-biru2 an dengan dibaju dekat dada mereka, terdapat gambar lukisan sebuah obor yang menyala dengan apinya yang cukup besar.
Itulah anggota Bengkauw Persia, Tentunya mereka memang tengah melakukan pelayaran untuk menuju kedaratan Tionggoan.
Bu Kie cepat2 berseru kepada Kwang Tan.
"Hentikan ! Hentikan !"
Kwang Tan biarpun tengah bertempur menghadapi pangcu Hauw Thian Pang, namun ia pun sempat melihat kapal besar yang tengah berlayar mendatangi itu, dan juga melihat orang-orang yang berpakaian sebagai anggota Bengkauw dari Persia.
Mendengar perintah Bu Kie, tidak berayal lagi ia pun segera melompat mundur, untuk menyudahi pertempuran mereka.
Waktu itu Bu Kie berpikir. "Tentunya orang-orang Bengkauw Persia ini diutus oleh Kauwcu di Persia, agar membantui Cu Coan Ciang. Melihat kapal mereka yang begitu besar, tentunya jumlah mereka sangat banyak, sedikitnya ratusan orang Bengkauw Persia yang terdapat didalam kapal itu...!"
Karena berpikir seperti itu, maka Bu Kie bersikap lebih hati2, karena memang ia mengetahui, umumnya orang2 Bengkauw Persia memiliki kepandaian yang sangat tinggi. Jika memang benar mereka merupakan utusan yang akan datang kedaratan Tionggoan untuk membantui Cu Goan Ciang, inilah hal yang sungguh-sungguh sangat membahayakan sekali.
Maka Bu Kie segera berdiri menghadapi kearah tepian geladak kapal itu. Dilihatnya kapal mendekati, semakin berdiri seorang Persia, yang memakai dibagian dadanya terlihat gambar obor
gambar kebesaran Bengkauw.
Bengkauw tersebut dekat. Dari kepala telah berlayar
kapal itu telah jubah dengan
yang menyala, Orang itu berseru dengan suara yang nyaring: "Thang Bu Ciu, kami dari Bengkauw pusat di Persia dengan ini menghunjuk hormat karena kami mempergunakan perairan yang menjadi kekuasaanmu untuk lewat dan menuju
Tionggoan, terimalah hormat kami."
Rupanya orang Bengkauw dari Persia tersebut memang hendak menghormati Thang Bu Ciu, yang diketahuinya bahwa diperairan laut tersebut dikuasai oleh Thang Bu Ciu.
Waktu itu napas Thang Bu Ciu memburu keras, melihat orang2 yang ada di kapal yang baru datang adalah Bengkauw Persia, ia semula terkejut, ia menyangka Bengkauw Persia tentu akan membantui Bu Kie, Kauwcu Bengkauw dari Tionggoan.
Namun dugaannya ternyata meleset, karena Bengkauw Persia sama sekali tidak memiliki hubungan dengan Bu Kie, sedangkan Bu Kie tidak segera menyambut kedatangan Bengkauw Persia tersebut, seakan juga memang Bu Kiepun tengah diliputi ketegangan dengan munculnya orang-orang Bengkauw dan Persia tersebut.
Segera Thang Bu Ciu dapat menduganya, tentunya antara Bu Kie dengan Bengkauw Persia terdapat satu ganjalan atau memang tidak memiliki hubungan yang baik.
Thang Bu Ciu segera menghampiri keujung geladak, ia menjura membalas hormat, katanya: "Silahkan! Aku Thang Bu Ciu dengan ini menyatakan tidak berani menerima penghormatan besar yang diberikan oleh Bengkauw Persia....silahkan ..silahkan melanjutkan perjalanan."
Orang Bengkauw diatas geladak kapal tersenyum, ia memberikan isyarat kepada anak buahnya, agar kapal
mereka itu berlayar terus. Cuma saja, matanya dengan tajam telah melirik kepada Bu Kie.
Bu Kie melihat kapal itu hendak meneruskan perlayarannya, segera berseru nyaring. "Tahan !"
Kapal Bengkauw segera berhenti, mereka semua memandang kepada Bu Kie.
Bu Kie telah mengambil keputusan dengan cepat, ia merangkapkan kedua tangannya.
"Saudara Bengkauw, kami adalah Bengkauw daratan Tionggoan yang ingin melakukan pelayaran ke Persia, guna memberikan hormat kepada Kauwcu di Persia, dan merundingkan sesuatu... siapa tahu kami justeru telah tertahan oleh mereka ini orang2nya Thang Bu Ciu dari Hauw Thian Pang, karenanya juga kami jadi terlambat! jika memang kalian tidak keberatan, ada sesuatu yang ingin Siauwte sampaikan !"
Orang2 Bengkauw dikenal Bengkauw Persia telah memandang dengan sorot mata yang tajam, malah kemudian katanya dengan suara yang dingin: "Hemmm.... kau... tentunya Thio Bu Kie, bukan "!"
Bu Kie mengangguk. "Benar, sedikitpun tidak salah, Siauwte memang Thio Bu Kie, dan memang tengah bermaksud melakukan perjalanan untuk Pergi ke Persia, guna merundingkan sesuatu dengan Kauwcu disana... kami bermaksud hendak bertamu kepada Bengkauw Persia!"
Mendengar perkataan Bu Kie itu, orang Bengkauw Persia itu memperdengarkan suara tertawa dingin. "Hemmmm, jadi benar berita-berita yang tersiar selama ini, bahwa Bengkauw daratan Tionggoan bermaksud hendak merampas dan merebut kekuasaan Bengkauw di Persia. Jadi memang tidak salah pula apa yang disampaikan
oleh Cu Goan Ciang, Thio Bu Kie tengah mempersiapkan untuk mengadakan penyerbuan guna merebut kekuasaan pada Bengkauw Persia.. karena sekarang ini ternyata kau telah memimpin orang2mu untuk pergi ke Persia.!"
Bu Kie cepat2 memberi hormat sambil merangkapkan kedua tangannya, katanya: "Maafkan, hanya berlima saja. Denganku, hanya kami berangkat berjumlah lima
orang, tidak lebih dari itu, karena memang kami bermaksud untuk mengunjungi dan menghunjuk hormat kepada Kauwcu Bengkauw di Persia, dimana ada sesuatu yang
sangat penting untuk keselamatan Bengkauw Tionggoan, dan kami ingin juga membicarakan urusan yang sangat penting sekali."
Tapi orang Bengkauw Persia yang tampaknya berusia lima puluh tahun lebih itu telah berkata dengan suara yang
dingin. "Hemmm, tidak mungkin kami mengajak macan pulang kandang...! Dan justeru kebetulan, dengan pertemuan ini tentunya kalau benar kalian tidak bermaksud buruk, kalian tentunya bersedia untuk tangkap dan kami periksa !"
Untuk ditangkap dan ditawan, tentu saja Bu Kie dan yang lainnya tidak bersedia, Jika memang mereka bersedia untuk ditawan, berarti itulah menerima penghinaan yang sangat besar.
Karenanya, Bu Kie berdiam diri ragu2. "Jika memang kalian hendak mewakili Kauwcu kalian berbicara dengan baik bersama kami. itulah yang Siauwte harapkan." kata Bu Kie kemudian "Kami bersedia untuk mengadakan perundingan tingkatan pertama !"
Mendengar perkataan Bu Kie seperti itu tampak orang2 Bengkauw Persia berobah mukanya, malah yang berusia lima puluh tahun lebih telah menoleh kepada kawan2nya,
katanya: "pergilah kalian membekuknya..!"
Beberapa orang tampak berkelebat dengan sangat cepat dan gesit sekali, dengan mudah mereka telah melompat kekapal Bu Kie.
Bu Kie mengerutkan alisnya. Tampaknya orang2 Bengkauw yang ada di kapal itu sulit sekali diajak bicara. Dan Bu Kie akhirnya mengambil keputusan untuk memperlihatkan gigi dan kegagahannya sehingga nyali orang Bengkauw Persia itu jadi ciut.
Namun jumlah anggota Bengkauw Persia demikian banyak, tentu saja dengan berlima saja mereka tidak mungkin berhasil menghadapi mereka, terlebih lagi memang mereka mengetahui, Kepandaian orang-orang Bengkauw Persia umumnya sangat tinggi dan tangguh.
Di samping itu juga disitu ada rombongan Thang Bu Ciu, orang2 dari Hauw Thian Pang, karenanya Bu Kie berlima bukanlah tengah menghadapi keadaan yang menguntungkan.
"Baiklah!" kata Bu Kie dengan suara yang nyaring. "Untuk mengadakan pembicaraan, kita atur saja demikian! Kita berdua akan bertempur sebanyak sepuluh jurus, jika dalam sepuluh jurus aku tidak bisa merubuhkan lawan ku, berarti kami bersedia untuk kalian tawan.
Tapi dalam sepuluh jurus aku berhasil merubuhkan lawanku, berarti kalian harus bicara secara baik2 mengadakan perundingan dengan kami, setidaknya kalian harus mendengar keterangan kami! Tentang lawanku, siapa saja diantara kalian, boleh kau yang menentukannya"
Mendengar tantangan Bu Kie seperti itu, orang2 Bengkauw tersebut terdiam sejenak. "Bagaimana "!" tanya Bu Kie
Orang2 Bengkauw itu mengangguk
"Baiklah!" katanya kemudian. "Jika memang begitu, kami menyanggupi syarat tersebut." Setelah berkata begitu, orang Persia yang berusia lima puluh tahun lebih, yang rupanya memang menjadi pemimpin orang2 Bengkauw Persia yang beradu dikapal itu, telah melirik ke belakangnya, katanya: "Ceng, Huang dan Pek, majulah kalian !"
Ketiga orang Persia, yang dipanggil dengan sebutan Ceng. Pek dan Huang itu, telah melompat kekapal Bu Kie. Mereka adalah tiga orang Persia, yang mengenakan jubah sama seperti nama yang diberikan kepada mereka, yaitu Hijau, Kuning dan Putih.
Melihat cara melompat ketiga orang Persia itu si Hijau, si Kuning dan si Putih, Bu Kie segera mengetahui bahwa mereka memiliki kepandaian yang sangat tinggi, dan juga disamping itu memang tampaknya merekapun bukan anggota Bengkauw sembarangan.
Karenanya, segera juga Bu Kie telah mengawasi dengan tajam, dia tengah menduga2 berapa tinggi kepandaian ketiga orang Persia itu.
"Boleh mulai ?" tanya salah seorang dari ketiga orang Persia itu, yang mengenakan jubah warna Putih, dengan suara dan logat Han yang kaku.
Bu Kie bersiap2, ia mengangguk. "Ya, mari kita mulai...!" katanya. Begitulah. Ceng, Huang dan Pek telah mengurung Bu Kie ditengah-tengah.
Bu Kie telah mengerahkan tenaga dalamnya pada kedua kakinya, memperkuat kuda2 kedua kakinya, Barulah kemudian dia telah mengempos semangatnya. Dia akan
menghadapi ketiga orang Persia itu sebaik mungkin.
Kepandaian Bu Kie telah mencapai tingkat yang boleh disebut sempurna, karena itu, sesungguhnya jarang sekali ada orang yang akan bisa menandinginya.
Cuma saja Bu Kie menyadari bahwa ketiga orang Persia itu memang memiliki kepandaian yang tinggi. Setiap anggota Bengkauw Persia memang umumnya memiliki kepandaian yang lihay dan juga ilmu silat mereka umumnya terdiri dari ilmu silat yang aneh-aneh.
Maka Bu Kie tidak berani memandang remeh pada mereka, walaupun bagaimana ia bermaksud untuk dapat sekaligus merubuhkan mereka bertiga dalam beberapa jurus saja.
Begitulah, ketiga orang Persia itu, tanpa mengatakan suatu apapun juga, telah melompat maju, serentak mereka membuka serangan.
Setiap serangan mereka memiliki kerja yang erat sekali satu dengan yang lainnya, karena begitu yang seorang membuka serangan, kedua orang kawannya segera menerjang juga.
Diantara berkesiuran angin yang sangat kuat sekali dan bisa mematikan, tampak Bu Kie pun tidak berdiam diri saja. Pada jurus pertama, Bu Kie mengelak. Begitu juga dengan jurus kedua. Pada jurus ketiga barulah Bu Kie balas
menyerang, ia bergerak dengan mempergunakan ginkangnya yang tinggi dilakukannya merupakan dahsyat sekali, dengan sekali, setiap serangan yang serangan yang benar2 sangat
begitu telah membuat ketiga lawannya sangat kaget, tahu2 mereka merasakan masingmasing seperti juga diterjang oleh gumpalan tenaga yang sangat kuat, sehingga tubuh mereka seperti juga terhuyung akan terpental.
Belum lagi mereka mengetahui apa yang terjadi, di waktu itulah terlihat Bu Kie bergerak sangat sebat, tubuhnya berkelebat dan sepasang tangannya telah bergerak
kesana kemari, sehingga dengan cepat sekali diapun berhasil menotok beberapa jalan darah dari ketiga orang lawannya. Pek, Ceng dan Huang terkejut memperoleh kelihayan Bu Kie yang demikian tangguh, mereka telah merasakan sebagian dari tubuh mereka kesemutan.
Tapi, beruntung sekali, justeru mereka memiliki ilmu mengalihkan otot dan mereka tidak dapat di totok rubuh. Bu Kie memang mengetahui, jika ia menotok secara biasa, niscaya ketiga orang lawannya tidak dapat di totok rubuh begitu saja, maka dia telah membarengi dengan
totokan berikutnya, sebelum lawan-lawannya itu sempat untuk menguasai dirinya.
Totokan Bu Kie kali ini mempergunakan sinkang yang bersifat im, "lunak" dan juga tenaga totoknya itu diperhitungkan benar. Begitu dia menotok, maka di rasakan
otot dari lawannya tergeser, maka segera ia menggeser arah tokokannya sedikit kesamping, tenaganya juga berobah menjadi tenaga Yang, "keras", dengan begitu, tidak ampun lagi lawannya tertotok rubuh terkulai tidak bisa bergerak lagi.
Lalu yang dua lawannya lagi, pun tertotok sama seperti cara menotoknya tadi. Sambil mengebaskan bajunya yang tidak kotor, Bu Kie berkata kepada orang Persia yang berusia lima puluh tahun lebih itu.
"Dalam tujuh jurus aku telah berhasil merubuhkan mereka, Siauwte harap kalian tidak memungkiri akan perjanjian kita !" Dingin sekali suara Bu Kie.
Orang Persia lima puluh tahun lebih yang rupanya jadi pemimpin dari orang2 Bengkauw Persia itu, jadi tertegun
kaget, Tidak disangkanya bahwa Bu Kie demikian lihay. Tapi ia pun seorang yang memegang tinggi kepercayaan, maka dari itu ia mengangguk.
"Baik, dimana kita akan mengadakan pembicaraan "!" tanyanya tawar.
Bu Kie tersenyum.
"Dikapal kalian !" menyahut Bu Kie.
Kembali orang Persia itu tercengang, semula ia
menyangka Bu Kie tentu menghendaki pembicaraan di lakukan di kapal Bu Kie, karena dengan begitu Bu Kie tidak perlu merasa kuatir akan di "kerjakan" oleh anak buah Bengkauw Persia.
Tapi siapa tahu justeru Bu Kie minta agar pembicaraan diadakan di kapal orang Persia tersebut. Dengan demikian benar-benar membuat dia tidak mengerti.
"Baik !" katanya kemudian. Dengan cepat Bu Kie memberikan isyarat kepada Kwang Tan, Jie Lian Cu, Tio Beng dan Bian Lu, agar melompat kekapal orang2 Bengkauw Persia tersebut.
"Kalian... kalian cuma berlima "!" tanya orang Bengkauw Persia yang berusia lima puluh tahun lebih itu.
Bu Kie mengangguk.
"Seperti yang Siauwte katakan tadi, bahwa kami memang cuma berlima, dan tengah diganggu oleh orang2 Hauw Thian Pang itu ! kami tengah melakukan pelayaran untuk pergi ke Persia, selain menghunjuk hormat kepada Kauwcu di Persia, juga untuk membicarakan beberapa hal yang sangat penting, namun orang-orang Hauw Thian Pang berusaha merintangi keberangkatan kami atas permintaan Cu Goan Ciang, agar urusan besar yang tengah kami
lakukan ini terbengkalai dan menjadi gagal karenanya!"
Orang Persia yang berusia lima puluh tahun lebih itu tampak bimbang, namun akhirnya ia mengangguk dan mempersilahkan Bu Kie untuk memasuki kamar bawah dari ruang bawah kapal itu yang memiliki ukuran sangat besar.
Bu Kie mengajak kawan2nya untuk turun keruang bawah, dan di sana mereka dipersilahkan duduk menghadapi meja yang berbentuk bulat dan sangat besar sekali.
Orang2 Persia yang ikut duduk mengambil bagian terdiri belasan orang, semuanya cuma mengawasi Bu Kie berlima dengan berdiam diri saja, sedangkan orang Persia yang berusia lima puluh tahun lebih telah berkata:
"Thio memang Kauwcu, sesungguhnya, secara pribadi kami harus menghormati dirimu, tapi kami tengah
melaksanakan tugas, dan juga kami tengah di bawah perintah untuk membasmi Thio Kauwcu, yang dikabarkan hendak mengadakan pemberontakan terhadap Bengkauw, yaitu kelak akan memimpin orang2 Bengkauw di daratan Tionggoan guna pergi ke Persia dan merebut kedudukan.
Maafkan, sikap kami tidak bisa terbuka terhadapmu !"
Bu Kie mengangguk.
"Siauwte mengerti....!" katanya kemudian, "Dan jika memang kau pun tidak mempersulit untuk perundingan ini, urusan akan menjadi terang karenanya !"
"Sesungguhnya, apakah yang ingin dijelaskan oleh Thio Kauwcu "!" tanya orang Persia tersebut, "Aku, Cholok Binar, dengan ini bersedia untuk mendengarkan baik-baik!"
"Saudara Cholok Binar, sesungguhnya urusan ini menyangkut urusan Bengkauw Tionggoan, yaitu yang ingin dihancurkan oleh Cu Goan Ciang, bahkan tidak segan2 Cu
Goan Ciang telah memfitnah kami, kepada Bengkauw Persia dikatakannya bahwa kami ingin mengadakan pemberontakan dan merebut kekuasaan Bengkauw Persia, hal itu sebenarnya adalah urusan yang tidak benar !
Yang menjadi persoalan sebenarnya adalah Cu Goan Ciang bermaksud untuk
meminjam tangan Bengkauw Persia, untuk menghancurkan Bengkauw Tionggoan!" Mendengar keterangan Bu Kie seperti itu, Cholok Binar memandang ragu2, tapi Bu Kie tidak memperdulikan sikap
dari Cholok Binar, ia
meneruskan keterangannya: "Sesungguhnya... kalau saja bisa terjalin suatu perundingan antara Bengkauw Tionggoan dengan Bengkauw Persia, bisa diadakan pembicaraan, maka kedok Cu Goan Ciang akan terbuka karena itu, Siauwte harap saudara Cholok Binar mau mendengarkan keterangan dari Siauwte tanpa di sertai dengan kecurigaan apapun juga !"
terdiam sejenak, namun akhirnya ia Cholok Binar mengangguk.
"Baiklah, coba Thio Kauwcu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi "!" kata Cholok Binar kemudian. Bu Kie menghela napas, barulah kemudian dia berkata lagi: "Untuk menjelaskan apa yang terjadi, sesungguhnya sangat panjang sekali ! Karena itu Siauwte akan menjelaskan secara singkat saja !"
Kemudian Bu Kie telah menceritakan pergolakan yang selama ini terjadi di daratan Tionggoan. Pertama-tama Cu Goan Ciang sebagai anggota Bengkauw, kemudian dengan kelicikannya ia merebut takhta kerajaan, setelah menipu Bu Kie dan tokoh2 Bengkauw lainnya.
Waktu duduk di singgasana sebagai Kaisar, justeru Cu Goan Ciang memusuhi Bengkauw, karena kuatir Bengkauw
akan bergerak untuk merebut takhta kerajaan lagi.
Sehingga semua orang2 Bengkauw dikejar dan dibinasakan, dinyatakan juga Bengkauw dilarang hidup di Tionggoan.
Maka boleh dibilang Bengkauw di daratan Tionggoan nyaris musnah, Namun akhirnya karena Cu Goan Ciang tetap mempergunakan tangan besi terhadap sisa anggota Bengkauw yang tetap dikejarnya, sehingga telah membuat orang-orang mengangkat mengadakan Bengkauw akhirnya
Bu Kie pula sebagai bergabung dan Kauwcunya dan perjuangan dan perlawanan. Memang berhasil. Karena kini Bengkauw telah berhasil merebut beberapa kota.
Cuma saja yang membuat Bu Kie berkuatir justeru Cu Goan Ciang telah mengundang para Lhama dari Tibet dan juga mempengaruhi pula orang2 Bengkauw Persia, dengan menjual cerita bohongnya.
Karena itu Bu Kie memutuskan untuk berangkat ke Persia, agar Bengkauw Persia tidak dapat dihasut oleh Cu
Goan Ciang, sehingga bisa
bentrok dengan Bengkauw Tionggoan.
Mendengar semua penjelasan Bu Kie, tampak Cholok Binar menghela napas dalam2. Sedangkan pada waktu itu terdengar pula Bu Kie meneruskan ceritanya, di mana ia membuka rahasia dari Hauw Thian Pang, yang bekerja untuk Cu Goan Ciang, sehingga Bu Kie dihadang dan misi yang dipimpin Bu Kie
hendak digagalkan, agar tidak dapat pergi ke Persia.
"Karena itu, jika memang Siauwte tidak bisa memberikan penjelasan kepada Kauwcu Beng kauw Persia, bukankah hal ini hanya akan membuat bentroknya Bengkauw Persia dengan Beng kauw Tionggoan"!"
Cholok Binar termenung sejenak, ia memang telah diperintahkan oleh Kauwcu Bengkauw Persia, agar pergi menangkap Bu Kie dan tokoh2 Bengkauw lainnya, untuk disidangkan di Persia. Tapi sekarang ia mendengar penjelasan seperti itu, ternyata persoalannya malah terbalik
dari apa yang diketahui Bengkauw Persia sebelumnya, membuatnya jadi ragu2.
"Jika demikian, baiklah ! Aku tidak dapat mengambil keputusan, bagaimana jika memang Kauwcu ikut bersama kami, agar dapat bertemu Kauwcu kami di Persia "!" Bu Kie mengangguk segera.
"Memang itulah tujuan dari keberangkatan kami ini !" menyahuti Bu Kie. "Jika memang kami memiliki maksud buruk terhadap Bengkauw pusat di Persia, mengapa kami harus berangkat hanya berlima belaka ?"
Penegasan yang diberikan oleh Bu Kie memang masuk dalam akal sehat, Cholok Binar telah mengangguk.
"Baiklah! Jika demikian kita berlayar lagi menuju ke Persia !" katanya mengambil keputusan.
"Tunggu dulu !" Tiba-tiba terdengar suara yang nyaring, memutuskan perkataan Cholok Binar. Waktu semua orang menoleh, ternyata orang yang berseru itu tidak lain dari seorang Han berpakaian sebagai seorang pembesar kerajaan Cu Goan Ciang.
Usia orang itu mungkin baru lima puluh tahun, mukanya tampak merah padam, dia pun telah berkata: "Cholok Binar, kau telah menerima
Kauwcu, mengapa sekarang
keputusan seenak hatimu ?"
tugas yang diberikan oleh
justeru engkau mengambil
Waktu menegur seperti itu, wajahnya tampak merah padam karena marah, dia pun memandang kepada Bu Kie dengan tajam.
Cholok Binar terkejut, dia segera menoleh kepada Bu Kie: "Thio
Kauwcu, berita tentang maksud memberontaknya Bengkauw di Tionggoan kami terima dari dia,Thio Taijin..."
Bu Kie tertawa dingin.
"Hemmm, dialah utusan dari Cu Goan Ciang tentunya !" menggumam Bu Kie dengan suara yang dingin "Pantas ! Pantas ! jadi dia yang telah datang ke Persia buat memutar balikkan kenyataan yang ada dengan memberikan laporan palsu kepada Kauwcu Bengkauw di Persia, sungguh manusia tidak tahu malu !" setelah berkata begitu, Bu Kie tampak berdiri, dia bermaksud akan menghajar Thia Taijin itu.
Tapi Cholok Binar telah mencegahnya, di mana Cholok Binar bilang: "Tidak bisa Thio Kauwcu melakukan sesuatu di kapal kami ini karena keselamatan Thia Tai jin berada dalam lindungan kami."
Bu Kie tersadar, dia duduk kembali ditempatnya, cuma saja dia mengawasi Thia Tai-jin itu, seorang yang memiliki raut wajah seperti potongan muka tikus, lancip pada bagian dagunya, matanya juga memancarkan sinar yang licik sekali.
Waktu itu Thia Taijin telah melangkah kepada sebuah kursi dan duduk disitu dengan sikapnya yang angkuh. "Hemmm, Cholok Binar, apakah engkau tidak mau melaksanakan perintah
dihadapanmu telah ada
Kauwcu" Bukankah sekarang orang yang kau tengah cari,
mengapa tidak turun tangan buat menangkapnya?"
Cholok Binar memandang sambil tersenyum, sikapnya sangat tenang sekali, dia pun telah bilang: "Jika memang itu yang dikehendaki oleh Taijin, memang telah tercapai apa yang diinginkan oleh Taijin, karena Thio Kauwcu bersedia untuk ikut ke Persia !"
Muka Thia Taijin berobah. "Ingatlah Cholok Binar, bahwa Kauwcu mu memberikan perintahnya, agar kau menawan Thio Bu Kie dan orang2nya, bukan mengundangnya untuk datang ke Persia!"
"Kami mengerti! Tapi didalam urusan ini terselip sesuatu yang tidak jelas, yang perlu kami selidiki dulu . !" kata Cholok Binar dengan tenang. "Karena itu, harap Thia Taijin bersabar! Kami akan berangkat pulang ke-Persia!"
Muka Thia Taijin berobah. "Aku tidak bisa ikut serta, karena Kaisar ku membutuhkan sekali tenagaku! Telah cukup lama aku meninggalkan negeriku, dan aku harus segera pula pulang..!"
Cholok Binar tersenyum.
"Sabarlah, tidak akan terlalu lama, agar persoalan ini menjadi jelas! Kami mengetahui pemberontakan Thio Bu Kie, yang tentang maksud menjadi Kauwcu
Bengkauw di Tionggoan, yang bermaksud untuk merebut kekuasaan Bengkauw di Persia dari Thia Taijin, karenanya,
disebabkan tidak ada bukti yang lebih nyata selain mendengar pendapat dari Bu Kie Kauwcu, aku bermaksud mengajak Thio Kauwcu pulang kembali ke Persia.
Disana akan dilihat siapakah yang benar, apakah Thio Kauwcu atau memang Thia Taijin, tentu saja urusan ini tidak bisa disepelekan, karena justeru urusan besar yang menyangkut dengan persoalan perkumpulan kami, yaitu Bengkauw yang agung..!"
Mendengar perkataan Cholok Binar, membuat muka Thia Taijin berobah
pucat, dan kemudian berobah memerah, lalu pucat lagi. Tapi dia tidak berdaya untuk bersikeras, agar Cholok Binar menawan Bu Kie. Dan malah sekarang hatinya diliputi oleh perasaan takut yang tidak terkira, karena walaupun bagaimana, ia yakin, bahwa jika sampai mereka telah kembali di Persia, dan
kedoknya terbuka, berarti ia akan memperoleh hukuman yang tidak ringan dari Kauwcu Bengkauw di Persia...
Bu Kie yang melihat kelakuan Thia Taijin hanya berulang kali memperdengarkan suara tertawa dingin.
Waktu itu Cholok Binar telah perintahkan anak buahnya agar merobah haluan, karena akan berangkat kembali ke Persia, Semua anak buah Bengkauw Persia yang terdapat didalam kapal itu berjumlah lebih dari dua ratus orang, dan Bu Kie bersyukur bahwa Cholok Binar mau juga mengerti akan keterangan tersebut, dengan demikian tidak perlu terjadi bentrokan lagi.
Sedangkan tampak Thia Taijin telah mendengus beberapa kali, tampaknya ia tidak puas.
"Tring !" Waktu itu terdengar suara yang sangat halus namun nyaring menusuk telinga.
Bu Kie dan yang lainnya terkejut, karena mereka segera mengenalnya bahwa itulah suara beradunya Seng Hwe Leng.
Segera Bu Kie memandang kepada Cholok Binar, sehingga ia seperti juga ingin bertanya apa artinya dengan terdengarnya suara dentingan Seng Hwe Leng tersebut.
Muka Cholok Binar berobah diwaktu itu terlihat sikapnya seakan juga ia sangat menghormati, ia memandang kepada tirai yang menutupi ke ruangan lainnya di sebelah ruangan itu.
"Tringgg!" Terdengar lagi suara yang halus. Menyusul dengan itu, tampak tirai tersingkap dan muncul seorang gadis berusia antara dua puluh tahun, wajahnya cantik, hidungnya mancung, dengan mata yang kebiru-biruan, melangkah gemulai dengan senyum terkulum dan ditangannya tergenggam dua batang Seng Hwe Leng.
Bu Kie memandang tertegun, siapakah gadis itu.
"Wisakti, kami menghunjuk hormat !?" Terdengar Cholok Binar membungkuk memberi hormat.
Gadis itu telah memandang dengan senyum yang manis, "jangan banyak peradatan !" katanya. Dan ia memukulkan Seng Hwe lengnya, terdengar suara "Tinggg." lagi.
Bu Kie dan yang lainnya telah bangun berdiri, Bu Kie menduga-duga, tentunya gadis ini merupakan utusan dari Bengkauw Persia, yang mendampingi Cholok Binar.
Melihat sikap Cholok Binar yang sangat menghormat seperti itu, segera juga Bu Kie menyadari, tentunya Wisakti tersebut merupakan seorang yang memiliki kedudukan tinggi di Bengkauw Persia.
Segera juga Bu Kie menghadapinya dengan sikap menghormat.
Kemudian gadis itu telah menoleh memandang dengan sikap yang lembut dan bibir tetap tersungging seulas senyuman, seperti juga sikap seorang gadis yang lemah lembut.
Pendekar Guntur Lanjutan Seruling Naga Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Namun dengan adanya Seng Hwee Leng ditangannya membuktikan bahwa gadis ini merupakan gadis yang memiliki sinkang atau tenaga dalam yang tinggi sekali, disamping tentu ilmu silatnya yang sangat lihay.
"Taijin, apakah yang telah terjadi?" Tanyanya, dan pertanyaan itu bukan diajukan kepada Cholok Binar, melainkan kepada pembesar yang dikirim Cu Goan Ciang.
Thia Taijin justeru tampak jadi girang bukan main, segera ia merangkapkan kedua tangannya, katanya: "Sianli (Dewi) sesungguhnya terjadi sesuatu perobahan dari apa yang telah diperintahkan oleh Kauwcu !!"
"Perobahan apa?" tanya Wisakti, tetap suaranya halus. "Cholok Binar telah memutuskan untuk berlayar kembali ke Persia, dengan membawa Thio Bu Kie !"
"Thio Bu Kie"!"
"Ya, Thio Bu Kie, Kauwcu Bengkauw di Tionggoan, yang ingin mengadakan pemberontak itu!"
"Hemmm, benarkah itu, Cholok Binar"!" tanya Wasakti sambil menoleh kepada Cholok Binar.
Cholok Binar membenarkan. "Terjadi suatu segera menjura memberi hormat dan perobahan karena mendengar akan keterangan Thio Kauwcu, yang sangat berlawanan dengan apa yang telah diberitahukan Thia Taijin!"
"Hemm, perobahan apa dan keterangan apa yang telah diberikan Thio Bu Kie "!"
Segera juga Cholok Binar memberitahukan perihal keterangan Bu Kie.
Muka Wisakti berobah .
"Benarkah begitu "!" tanyanya setelah Cholok Binar bercerita, ia bertanya kepada Bu Kie.
Bu Kie cepat2 mengiakan. "Benar2kah kau ini Thio Bu Kie, kauwcu dari Bengkauw
Tionggoan "!" tanya Wisakti, tampaknya dia ragu-ragu, melihat usia Bu Kie yang belum begitu tua.
"Ya.... Siauwte memang Kauwcu Bengkauw Tionggoan." menyahuti Bu Kie.
Jika dalam keadaan biasa, apapun pangkat dari Wisakti maka dia harus menghormati Bu Kie, sebagai Kauwcu dari cabang Bengkauw. Tapi pada waktu itu justeru keadaan berlainan sekali, karena diwaktu itu justeru orang-orang Bengkauw Persia ini telah menerima perintah dari Kauwcu
mereka di Persia,
buat menangkap Bu Kie, dengan sendirinya Wisakti sama sekali tidak memperlihatkan sikap menghormat kepada Bu Kie. "Menyesal sekali, kami harus menawanmu !" kata Wisakti. "Tentang benar atau tidaknya kau adalah Thio Bu Kie yang menjadi Kauwcu Bengkauw di Tionggoan, dapat
kita lihat saja nanti hasil pemeriksaan Kauwcu kami di Persia. Juga, memang kami tidak bisa mempercayai begitu saja bahwa kau adalah Thio Bu Kie yang menjadi Kauwcu Bengkauw Tionggoan.
Untuk membuktikannya, kau harus bertempur denganku, karena aku akan mengujimu menurut keterangan Kauwcu di Persia, bahwa Thio Bu Kie memiliki ilmu Seng
Hwe Leng, karena itu, aku ingin mengajakmu main main beberapa jurus, untuk melihat apakah engkau memiliki kepandaian itu.?"
Setelah berkata begitu, tanpa menggerakkan tubuhnya sedikitpun juga, tahu-tahu ia telah berada dihadapan Bu Kie.
Bu Kie kagum melihat ginkang wanita tersebut, yang dapat bergerak dengan tubuh yang begitu ringan, dan tahu2 telah berada di hadapannya.
Cholok Binar pun tampaknya tidak berani membantah kata2 dari Wisakti, rupanya didalam Bengkauw Persia, kedudukan Wisakti lebih tinggi dari Cholok Binar.
Thio Bu Kie pun berpikir, memang untuk membuktikan bahwa dirinya adalah Kauwcu dari Bengkauw Tionggoan,
perlu ia membuktikannya, karenanya ia mengangguk sambil tersenyum dia merogoh sakunya, mengeluarkan sepasang Seng Hwe Lengnya.
Cepat sekali sepasang Seng Hwe Leng itu digerakkan, dibenturkan dan memperdengarkan suara "Tingg .!" yang
nyaring tapi halus sekali, sehingga Wisakti memandangnya sejenak sambil mengangguk-angguk.
"Ya, memang benar, dengan memiliki Seng Hwe Leng yang tulen seperti itu, engkau adalah Thio Bu Kie yang sebenarnya! Tapi aku perlu untuk mengajakmu main2 beberapa jurus ..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Sehabis berkata begitu, tubuhnya telah berkelebat-kelebat dengan gerakan yang lincah dan ia telah menyerang kesana kemari dengan Seng Hwe Lengnya secara aneh, karena kedua Seng Hwe Lengnya itu sama sekali tidak dipergunakan menyerang langsung kepada Bu Kie.
Bu Kie mengerti, walaupun Wisakti menyerang bukan langsung kepada dirinya, namun justeru itulah serangan yang berbahaya, yang sewaktu-waktu bisa menyerang ke tempat yang mematikan di tubuhnya.
Segera juga Bu Kie bergerak dengan lincah ia melayaninya. Karena memang Bu Kie memiliki ilmu Seng Hwe Leng, ia tidak menghadapi kesulitan dalam menghadapi serangan-serangan yang dilakukan oleh Wisakti.
Di kala itu Wisakti rupanya semakin penasaran karena telah enam kali beruntun ia menyerang dengan Seng Hwe Lengnya, namun sejauh itu tetap saja ia tidak berhasil mendesak Bu Kie.
Bu Kie malah bersilat gesit sekali. Seng Hwe Leng pun menyambar kearah bagian tubuh dari Wisakti dengan gerakan yang menakjubkan, sehingga setiap kali Wisakti
menangkisnya, selalu terdengar benturan Seng Hwe Leng yang nyaring tapi halus: "tringgg...." berulang kali.
"Hemm, aku harus menundukkannya, agar mereka tahu bahwa Bengkauw Tionggoanpun bukanlah perkumpulan
yang selalu harus tunduk begitu saja dengan Bengkauw Persia sehingga tidak dapat angkat kepala sama tinggi dan sama derajat." Pikir Bu Kie didalam hatinya. Dan karena berpikir seperti itu, segera juga Seng Hwe Leng dikedua tangannya tampak bergerak sangat lincah.
Tubuh Bu Kie dan Wisakti seperti telah lenyap bagaikan gulungan bayangan belaka.
Semua orang menyaksikan hal itu jadi kagum sekali. Terlebih lagi mereka menyaksikan ilmu Seng Hwe Leng merupakan ilmu yang memiliki jurus2 sangat aneh sekali, setiap serangan yang dipergunakannya merupakan gerakan yang sulit sekali untuk diterka, kearah mana sasaran yang sebenarnya.
Karena itu, semua orang memandang dengan mata terpentang lebar2. sedangkan Bu Kie setelah lewat beberapa jurus lagi, segera juga berseru nyaring sekali: "Lepas!"
Ternyata Bu Kie telah menggerakkan Seng Hwe Leng di tangan kanannya buat menangkis Seng Hwe Leng ditangan Wisakti, sedangkan Seng Hwe Leng yang satunya lagi buat menindih, dengan cara menggencet seperti itu, Bu Kie telah menjepit Seng Hwe Leng lawan dan menariknya dengan kuat.
Seng Hwe Leng lawannya berhasil direbut dan Bu Kie melompat ke belakang dengan Seng Hwe Leng Wisakti berada ditangannya.
Muka Wisakti berobah memandang merah dan pucat bergantian kepada Bu kie.
Bu Kie cepat2 menghampiri sambil mengangsurkan Seng Hwe Leng yang boleh dirampasnya itu, katanya: "Maafkan, Siauwte tidak sengaja, harap menerima kembali."
Wisakti tidak segera menyambuti Seng Hwe Leng itu, karena ia telah merangkapkan kedua tangannya sambil
katanya: "Thio Kauw cu, kiranya benar-benar kau..!" Dia memberi hormat sampai tiga kali tubuhnya, barulah dia mengulurkan menyambuti Seng Hwe Lengnya.
Sedangkan pada saat itu, Bu Kie segera meminta Wisakti jangan memakai peradatan kepadanya.
membungkukkan tangannya buat Dikala itu terlihat Bu Kie telah berkata kepada Cholok Binar, dengan disertai senyumnya: "Maafkanlah peristiwa tadi yang Siauwte tidak sengaja...!"
Cholok Binar justeru memberi hormat.
"Kiranya memang benar
demikian telah melenyapkan
Cholok Binar. Thio Kauwcu, dengan kebimbangan kami !" kata Sedangkan Thia Taijin telah memandang dengan hati yang tergoncang, dia tahu bahwa topengnya tidak lama lagi akan segera dilucuti Bu Kie, jika memang mereka telah tiba kembali di Persia.
"Tunggu dulu !" tiba-tiba Thia Taijin telah berkata dengan suara yang nyaring.
"Apa lagi yang ingin Thia Taijin katakan!" tanya Cholok Binar. "Kalian boleh kembali ke Persia, tapi maafkan, bahwa aku tidak dapat ikut serta pula ke Persia, karena itu, berikanlah aku sebuah perahu, karena aku ingin segera berangkat pulang ke Tionggoan !"
Cholok Binar tersenyum.
"Mana mungkin kami membiarkan Thia Taijin menempuh bahaya seperti itu" Bukankah jika memang kami membiarkan Thia Taijin pergi dengan hanya sebuah perahu biasa, akan membuat jiwa Thia Taijin terancam
bahaya yang tidak
kecil" jika memang Thia Taijin menerima bencana dilaut, bagaimana kami bisa mempertanggung jawabkannya nanti kepada Kaisar Cu Goan Ciang ?"
Sambil berkata begitu, Cholok Binar telah memberikan isyarat kepada beberapa orangnya agar mengantarkan Thia Taijin kembali kekamarnya.
Tapi Thia Taijin menggeleng.
"Maafkan, walaupun bagaimana kami tidak bisa ikut serta dengan kalian...dan kami akan kembali ke Tionggoan. Kalau memang kalian tidak dapat mengantarkan kami sampai ke Tionggoan, memang tidak menjadi soal buat kami dan biarlah aku akan pergi dengan memakai sebuah perahu, jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, maka itu menjadi tanggung jawabku..."
Setelah berkata begitu, tampak Thia Taijin yang memang telah tetap dengan keputusannya itu, berpikir didalam hatinya: "Hem hmm, terlebih aman jika aku ikut bersama dengan rombongan Hauw Thian Pang, bukankah mereka bekerja untuk Hongsiang?"
Segera juga ia menambahkannya: "Atau jika memang kalian menguatirkan aku memperoleh bencana di laut, maka serahkan saja aku kepada orang2 Hauw Thian Pang, mereka yang akan membawaku kembali kedaratan Tionggoan..."
Tapi Cholok Binar menggeleng. "Mana mungkin kami mengambil tindakan seperti itu." katanya. "Taijin harus ikut kami ke Persia, untuk dilihat
apakah laporan Taijin Yang
benar atau memang Thio Kauw-cu yang benar. Jika memang urusan telah selesai, Thia Taijin akan kami antarkan sampai di depan istana dari Kaisar Cu Goan Ciang.!"
Mendengar perkataan Cholok Binar seperti itu, segera juga Thia Taijin menyadarinya, bahwa itulah suatu
keputusan yang sudah tidak bisa ditawar menawar lagi.
Dia menghela napas dan tidak membantah lagi ketika beberapa orang anak buah dari Cholok Binar membawa kembali kekamarnya sedangkan Cholok Binar telah perintahkan agar kapal mereka merobah haluan, untuk kembali ke Persia.
Dikala itu, diatas geladak tiba-tiba terdengar suara ributribut.
Seorang anak buah Cholok Binar melaporkan bahwa orang-orang dari pihak Hauw
Thian Pang melepaskan panah api kekapal mereka, kapal mereka pun dikepung oleh belasan kapal Hauw Thian Pang yang semuanya berukuran besar. Cholok Binar dan yang lainnya segera ke luar.
Benar saja, di bawah pimpinan langsung dari Pangcu Hauw Thian Pang yaitu Thang Bu Ciu, kapal Bengkauw Persia tersebut terkepung rapat. Malah dari pihak Hauw Thian Pang telah dilepaskan anak panah berapi.
Cholok Binar segera juga perintahkan anak buahnya melakukan tindakan sesuatu untuk mengatasi keadaan. Orang2 Bengkauw Persia semuanya terdiri dari jago2 pilihan, karena
memang mereka semula hendak diperintahkan untuk pergi ke-Tionggoan guna menghadapi Bu Kie, dan juga orang2 Bengkauw Tionggoan, yang kepandaiannya tentu saja sangat tinggi.
Karena itu, begitu menerima perintah dari Cholok Binar, segera juga ratusan orang2 Bengkauw Persia bekerja. Tubuh
mereka ringan sekali menyerbu kapal-kapal orang-orang Hauw Thian Pang, pertempuran terjadi.
Tapi dengan mudah pasukan Hauw Thian Pang telah dihancurkan, banyak anak buah dari Hauw Thian Pang yang dilemparkan orang Bengkauw Persia ke laut.
Sedangkan Thang Bu Ciu yang melihat keadaan tidak menguntungkan bagi pihaknya segera perintahkan agar pasukannya mengundurkan diri.
Waktu kapal Hauw Thian Pang telah memisahkan diri agak jauh, kapal Bengkauw Persia tidak mengejarnya. Tidak ada korban yang jatuh dipihak Bengkauw Persia,
sedangkan di pihak Hauw Thian Pang telah jatuh korban yang banyak sekali jumlahnya.
Bu Kie telah ikut dengan rombongan Bengkauw Persia tersebut, Dengan demikian, malah mereka tidak perlu sulit2
menentukan arah mana yang perlu mereka ambil untuk mencapai tempat tujuan mereka, yaitu Persia.
Kwang Tan, Jie Lian Cu, Tio Beng dan juga Sian Lu, mereka girang melihat akhir dari semua itu.
Dan mereka pun mengharapkan kelak di Persia, Kauwcu dari Bengkauw pusat itu bisa di berikan pengertian, sehingga tidak terjadi salah paham. Hasutan dan berita dusta dari Cu Goan Ciang bisa dibuktikan sehingga Bengkauw Persia tidak akan di adu-dombakan dengan Bengkauw di Tionggoan.
Malah, mereka mengharapkan jago-jago Bengkauw Persia akan membantu pihak mereka.
-ooooOoooo BENGKAUW Persia merupakan sebuah perkumpulan yang resmi dan diakui oleh pemerintahan Persia sebagai perkumpulan yang menghimpun jago2 Persia di jaman itu.
Ketika Bu Kie tiba di Persia, ia bersama rombongannya telah di sambut dengan
meriah. Karena waktu kapal Cholok Binar belum lagi merapat ke pantai daratan Persia, justeru telah dikirim utusan untuk melaporkan segala persoalan kepada Kauwcu Bengkauw Persia.
Disebabkan yang berkunjung adalah Kauwcu Bengkauw Tionggoan, dengan demikian penyambutan yang diadakanpun sangat besar dan
menghormatinya. Terlebih lagi
juga meriah sekali, buat telah dilaporkan perihal
duduk persoalan yang sebenarnya. Waktu itu yang duduk sebagai Kauwcu Bengkauw Persia adalah Kuhannang, sebagai ganti A Cauw (Kisah Membunuh Naga telah mengemukakan keberangkatan A
Cauw, yang duduk sebagai
Kauwcu Bengkauw Persia, namun justeru jadi perebutan kekuasaan, oleh pemerintah Persia telah ditunjuk Kuhannang sebagai Kauw cu yang baru).
Kuhannang adalah seorang Kauwcu yang memerintah dan memimpin Bengkauw tetap dengan disiplin yang tinggi. Jika tokh terjadi penggantian Kauwcu, hal itu disebabkan memang anggota anggota Bengkauw di Persia menuntut agar Kauwcu mereka bukan seorang wanita.
Dan A Cauw telah ditempatkan pada kedudukan yang terhormat, sebagai Kauwcu pensiunan dan memperoleh
perlakuan yang istimewa.
Pertemuan Bu Kie dengan A Cauw pun sangat menggembirakan sekali Dan Kuhannang telah mengadakan pesta yang sangat meriah.
Pada hari kedua, segera diadakan perundingan antara Bu Kie dengan Kuhannang.
Hasil perundingan tersebut, telah bisa menyingkap maksud buruk Cu Goan Ciang.
Bukan main murkanya Kuhannang, sesungguhnya Thia Taijin yang merupakan utusan Kaisar Cu Goan Ciang akan dijatuhi hukuman mati, tapi atas pembelaan dan saran dari Bu Kie, ia dibebaskan dan diantar pulang ke Tionggoan, dengan diantar tiga orang Bengkauw Persia.
Demikian Bu Kie berdiam selama dua minggu di Persia, di mana merekapun merundingkan perihal kemajuan buat Bengkauw Persia maupun Bengkauw Tionggoan.
Dalam suatu kesempatan perundingan yang ada, Bu Kie justeru telah menyampaikan kepada Kuhannang, bahwa ia bermaksud ingin membubarkan saja Bengkauw Tionggoan, jika memang perjuangannya dalam menghadapi Cu Goan Ciang tidak berhasil.
"Apakah anda telah memikirkan semua itu dengan masak-masak "!" Tanya Kuhannang dengan prihatin.
Bu Kie mengangguk.
"Ya, jika memang perjuangan kali ini tidak membawa hasil, Bengkauw Tionggoan lebih baik dibubarkan, jika tidak niscaya yang akan menjadi korban ditangan Cu Goan Ciang sangat banyak sekali ! Malah yang kami dengar dia telah mengadakan hubungan dengan pihak Korea dan beberapa kerajaan kecil di sekeliling Tionggoan.
Kalau sampai terjadi hal itu, Tionggoan menghadapi malapetaka yang tidak kecil ditangan Cu Goan Ciang, pasukan asing bisa saja membantunya dalam menghadapi
"harimau" akan pasukan asing itu kami belum berarti mengundang
menguntungkan Tionggoan,
karena belum berarti akan bersedia untuk meninggalkan Tionggoan .. .!"
Kuhannang mengangguk2 beberapa kali. "Ya, memang apa yang kuketahui akan hal itu benar adanya, telah disampaikan oleh Thia Taijin.... memberitahukan kepada kami bahwa tentara asing dari berbagai kerajaan kecil bersedia memenuhi permintaan Cu Goan Ciang untuk membantunya menumpas Bengkauw bahkan, dengan turun tangannya tentara asing, yang jelas di Tionggoan niscaya akan terjadi pertumpahan darah yang tidak bisa di cegah lagi."
"Ya, yang menjadi korban akhirnya adalah rakyat juga...!" mengangguk Bu Kie. "Dan kami kira, anda tentu telah memikirkan suatu jalan untuk menghindarkan hal itu "!" Tanya Kuhannang sambit menatap Bu Kie dalam-dalam.
Bu Kie menghela napas.
"Persoalan itu memang pernah kami rundingkan diantara sesama tokoh Bengkauw. Jika Cu Goan Ciang bermaksud memakai tentara asing, berarti kami yang harus mengalah! Kami harus membiarkan ia yang meraih
kemenangan, karena jika ia terdesak dan mengundang tentara asing, malah rakyat kami yang menderita ! itulah sebabnya telah terpikirkan oleh kami untuk membubarkan saja Bengkauw dan membiarkan Cu Goan Ciang yang berkuasa di daratan Tionggoan, dengan demikian kami bisa menghindarkan tanah air kami dan negeri kami dari jajahan
tangan asing, semua itu tentu saja mencegah jangan sampai Cu Goan Ciang nekad dan bermaksud serta tidak memperdulikan lagi akan keadaan negeri dan rakyatnya !"
Kuhannang menghela napas.
"Jika kami
Bengkauw berjuang
bagaimana pendapat
mengirimkan pasukan untuk membantu
menghadapi Cu Goan Ciang, Kauwcu "!" Tanya Kuhannang kemudian.
"Terima kasih, Kauwcu !" menyahuti Bu Kie. "Tapi kami kira, semua itu hanya akan menelan korban yang banyak sekali. Dan urusan dalam negeri kami, kelak akan kami rundingkan pula dengan para tokoh Bengkauw yang ada, dan barulah kami mengambil keputusanku."
Kuhannang mengangguk.
"Sayang sekali ! Bengkauw di Tionggoan sesungguhnya merupakan Bengkauw yang telah dapat mengembangkan kekuasaan dan kebesarannya yang sangat menakjubkan, mengingat Tionggoan merupakan kerajaan yang memiliki rakyat sangat besar, dan jika anggota Bengkauw di Tionggoan dibubarkan, bukankah itu suatu hal yang sangat menyedihkan...."
Bu Kie menghela napas. "Tentu saja Siauwte akan berusaha untuk mencegah terjadinya hal seperti itu ! Jika memang sekarang Siauwte membicarakan kemungkinan-kemungkinan seperti itu,
karena Siauwte telah melihat gejala-gejala yang tidak baik buat rakyat kami, dimana mereka terancam akan menjadi korban dan peperangan.
Terlebih lagi setelah mendengar keterangan Kauwcu, bahwa kemungkinan besar Cu Goan Ciang telah meminta bantuan tentara asing, dari Korea dan negeri negeri lainnya, dengan demikian, berarti negeri kami terancam kemusnahan...!"
Kuhannang mengangguk "Baiklah Kauwcu, jika memang Thio Kauw cu sewaktu-waktu merobah keputusan dan juga butuh bantuan Bengkauw Persia, mengingat Bengkauw Persia merupakan Bengkauw Pusat, maka kami akan segera mengirimkan bala bantuan begitu Thio Kauwcu mengutus orang buat menyampaikannya...!"
Bu Kie mengangguk.
"Ya, terima kasih Ku Kauwcu." kata Bu Kie.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitulah, mereka telah mengadakan pembicaraan panjang lebar, yang menyangkut dengan segala bidang dan persoalan serta masalah yang dihadapi Bengkauw Tionggoan.
Malam itu diadakan pesta yang ramai, dan Bu Kie telah dijamu dengan meriah sekali, dengan tarian-tarian dan juga acara2 lainnya.
Dua hari Bu Kie mengelilingi kota-kota besar di Persia, untuk melihat keadaan negeri itu.
Setelah berada di Persia dua minggu lamanya, dan merundingkan juga ilmu
Seng Hwee Leng dengan Kuhannang, Bu Kie dengan rombongannya pamitan untuk kembali ke Tionggoan. Kuhannang telah mengeluarkan sebuah surat perintah, yang diberikan kepada Bu Kie jika di Tionggoan bertemu
dengan anggota Bengkauw Persia agar diperlihatkan surat perintah tersebut, agar mereka segera kembali ke Persia.
Didalam surat perintah itu juga ditegaskan, semua anggota Bengkauw yang berada di Tionggoan, jika Bu Kie perintahkan mereka melakukan sesuatu, maka mereka
harus mematuhinya dan melaksanakan perintah itu, karena Kuhannang dalam surat perintahnya itu menegaskan bahwa Thio Bu Kie sebagai Kauwcu Bengkauw Tionggoan, merupakan wakil Kauwcu dari Persia, yang memiliki kekuasaan penuh.
Dengan diberikannya surat perintah tersebut, karena Kuhannang kuatir orang2 Bengkauw Persia yang berada di Tionggoan, berhasil dipengaruhi oleh Cu Goan Ciang, sehingga memusuhi Bengkauw Tionggoan.
Begitulah dengan disertai upacara besar dan meriah, rombongan Bu Kie telah diantar keberangkatannya buat kembali ke daratan Tionggoan.
Kuhannang sendiri yang telah memimpin untuk mengantarkan tamu agung ini, meninggalkan Persia.
Bu Kie dan rombongannya pun didalam hati memuji, bahwa Bengkau Persia benar2 merupakan perkumpulan yang hebat sekali didalam Bengkauw Persia terdapat banyak sekali jago2 yang memiliki kepandaian sangat tinggi dan manusia2 aneh.
Karena itu Bu Kie juga bersyukur bahwa telah dapat diselesaikannya persoalan dan salah paham yang terjadi antara Bengkauw Tionggoan dengan Bengkauw Persia.
Demikianlah, kapal yang di hadiahkan oleh Kuhannang buat Bu Kie dan rombongannya, telah berlayar mengarungi
lautan bebas menuju ke Tionggoan kembali, perjalanan itu di perkirakan mungkin akan memakan waktu kurang lebih dua minggu atau lebih atau mungkin juga tiga minggu lebih jika udara dan cuaca kurang baik.
ooooo)O(ooooo ROMBONGAN Bu Kie ketika tiba di Tionggoan kembali dan telah berada ditengah2 orang Bengkauw. Tapi juga, oleh Hoan Yauw dan yang lainnya, dilaporkan, terjadi suatu perobahan yang cukup menyedihkan.
Karena Cu Goan Ciang telah menyewa tentara asing, seperti tentara Korea maupun Jepang dan tentara asing lainnya, yang semuanya dikerahkan buat menghadapi pasukan bengkauw.
Kekalahan yang diderita oleh Bengkauw selama Bu Kie meninggalkan Tionggoan, menyebabkan dua buah kota yang sebelumnya telah jatuh ke dalam tangan Bengkauw, telah kena dirampas pula.
"Kini kami menantikan perintah selanjutnya dari Kauwcu !" berseru tokoh Bengkauw tersebut.
Bu Kie menghela napas. Apa yang diramalkannya waktu merundingkan urusan Bengkauw dengan Kauwcu Kuhannang, ternyata memang telah terjadi. Cu Goan Ciang telah meminjam tenaga tentara asing buat menghadapi Beng-kauw.
Yang dikuatirkan oleh Bu Kie, justeru jika tentara asing itu berhasil memperoleh kemenangan dengan menghancurkan Bengkauw, mereka akan segan meninggalkan Tionggoan buat kembali ke negeri mereka yang semula, di mana mereka tentu malah akan berusaha
untuk menduduki terus daratan Tionggoan, itulah yang ditakuti Bu Kie.
Cu Goan Ciang sendiri rupanya memang telah memiliki perhitungan yang sangat matang, ia sengaja meminjam tentara asing buat menghadapi Bengkauw, karena ia
menyadari betapa Bu Kie dan tokoh2 bengkauw lainnya, semuanya memang sangat mencintai tanah air dan negeri mereka melebihi jiwa mereka sendiri.
Dengan cara demikian Cu Goan Ciang mengharapkan Bu Kie akan menarik mundur pasukan bengkauw dan tidak berusaha untuk mendesak Cu Goan Ciang.
Dan dugaan Cu Goan Ciang memang benar, Taktiknya itu berhasil, pasukannya berikutnya, penyerangan sebulan kemudian Bu Kie telah menarik mundur meninggalkan dua buah kota
waktu Jepang dan Korea melakukan karena Bu Kie sama sekali tidak mau memberikan perlawanan yang hanya akan menyebabkan jatuhnya korban belaka dalam jumlah tidak sedikit.
Begitulah, setelah lewat tiga bulan Beng-kauw memberikan perlawanan lagi, lalu diadakan perundingan,
banyak tokoh Bengkauw yang menentang keputusan Bu Kie, agar menyudahi saja perlawanan mereka terhadap Cu Goan Ciang, karena untuk melindungi rakyat.
Jika peperangan itu diteruskan berarti Cu Goan Ciang akan mendatangkan tentara asing dalam jumlah yang semakin besar, dan ini justeru membahayakan buat tanah mereka.
Tapi justeru tokoh2 Bengkauw yang lainnya berpendapat, bahwa mereka sambil mendesak Cu Goan Ciang, pun mereka harus berusaha mengusir tentara asing itu, memusnahkannya.
Maka akhirnya timbul kesalah pahaman dan dua kekuatan saling bertentangan dengan gigih didalam tubuh Bengkauw, berakhir Bu Kie mengundurkan diri, karena ia tidak mau kalau harus menyaksikan Bengkauw hancur dan jatuh korban yang besar di bawah pimpinannya.
Demikianlah pimpinan Bengkauw telah diserahkan kepada tokoh2 Bengkauw yang memimpinnya untuk mengadakan perlawanan dengan pihak Cu Goan Ciang, yang dibantu oleh tentara asing.
Pertempuran yang mirip2 dengan peperangan antara pasukan Bengkauw dengan pihak kerajaan Cu Goan Ciang berlangsung hampir dua puluh tahun.
Waktu itu di Tionggoan, entah berapa banyak korban jiwa akibat peperangan tersebut dan juga rakyat yang telah kehilangan rumah keluarga maupun juga harta, sudah tidak
Goan Ciang terus juga bisa dihitung lagi. Namun Cu berusaha menumpas Bengkauw. Perlahan-lahan, namun pasti, Tionggoan semakin menyusut.
Bu Kie yang telah mengajak Tio Beng dan beberapa orang tokoh Bengkauw yang setia padanya hidup menyendiri disebuah tempat yang tenang, sudah tidak mau mengetahui lagi tentang perkembangan yang ada dengan Bengkauw, dan mereka juga memang sudah tidak mau mencampuri lagi persoalan politik.
Karena mereka tidak perduli apakah yang berkuasa itu Cu Goan Ciang atau bukan, ataukah Bengkauw yang memperoleh kemenangan karena itu benar2 bukan hanya merupakan perjuangan dan peperangan dengan maksud yang murni seperti sebelumnya, melainkan justeru didalam Bengkauw telah menyelusup orang2 yang hendak
memanfaatkan Bengkauw untuk memperebutkan takhta kerajaan.
Mereka bercita2 jika dapat meruntuhkan Cu Goan Ciang dari takhtanya, ada harapan buat mereka naik takhta sebagai seorang Kaisar.
Bu Kie yang mengetahui akan hal itu, ambisi-ambisi dari orang2 yang kemaruk akan pangkat dan kekuasaan itu, telah siang2 muak dan juga meninggalkan Bengkauw hidup mengasingkan diri.
Begitulah, peperangan antara sesama rakyat, yang juga dapat disebut "perang saudara" terjadi di Tionggoan, di jamannya pemerintahan Cu Goan Ciang, malah lebih dari dua puluh tahun peperangan itu berkobar terus tanpa dapat di padamkan.
kekuatan Bengkauw di
Namun, akhirnya yang mengalami kerusakan hebat adalah pihak Bengkauw, Cu Goan Ciang telah berhasil untuk menumpas Beng-kauw sampai ke-akar2nya, sehingga Bengkauw mutlak sudah dapat dimusnahkan sama sekali. Sisa anggotanya telah mencar ke berbagai tempat dan merekapun tidak terdengar kabar beritanya lagi.
Untuk menghadapi tentara asing Cu Goan Ciang pun memiliki taktik tersendiri. Dalam suatu kesempatan pesta perayaan Tahun Baru Imlek yang diselenggarakan dengan meriah sekali. Cu Goan Ciang telah mengatur rencana yang keji sekali, yaitu semua
tentara asing itu diberikan minuman yang telah dicampur racun.
Sebagian besar dari tentara asing itu telah terbunuh dengan keji, karena keracunan. Dan juga sisanya telah dibinasakan dengan caranya yang kejam.
Peristiwa tersebut di jamannya Cu Goan Ciang terkenal sebagai "Peristiwa Hitam" yang terus juga tercatat didalam sejarah Tionggoan, dan juga Korea maupun Jepang yang murka karena mengetahui tentara mereka di kerjakan demikian keji oleh Cu Goan Ciang telah mengirimkan
pasukannya buat menyerbu ke Tionggoan.
Tapi Cu Goan Ciang menghadapi mereka dengan mengerahkan pasukannya secara besar2.
Dengan demikian, tidak pernah terjadi Jepang berhasil untuk memasuki Tionggoan lagi, demikian juga Korea, apa lagi Cu Goan Ciang pun telah memupuk kekuatan yang berlimpah, mewajibkan semua rakyatnya, tua dan muda, harus wajib masuk militer, dimana mereka dilatih untuk berperang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lewat dua puluh tahun, barulah di Tiong goan pulih keadaan seperti semula. Dan Cu Goan Ciang yang ingin menarik simpati rakyat yang pernah menjadi korban peperangan itu, dengan menghilangkan pajak apapun juga di negaranya, dengan demikian rakyat berangsur2 mulai melupakan kepahitan yang beberapa waktu mereka rasakan.
Perekonomian di kerajaan Cu Goan Ciang berangsur2 pulih kembali.
Mungkin Cu Goan Ciang satu2nya Kaisar Tionggoan yang waktu itu mengijinkan pedagang2 asing masuk ke daratan Tionggoan, untuk menanam modal dan melakukan
perdagangan dengan rakyatnya sehingga perekonomian kerajaan tersebut pada waktu itu dapat berangsur-angsur membaik kembali. Dan juga banyak barang dari negeri lain, yang membanjir datang memasuki kerajaan di Tionggoan tersebut.
O0dw0O BU KIE yang telah hidup menyendiri memang sudah tidak ingin lagi mencampuri urusan duniawi.
Betapa kecewanya waktu ia melihat didalam Bengkauw yang ditinggalnya itu terjadi perebutan kekuasaan, masing2 ingin menunjukkan diri mereka sebagai pemimpin, sehingga Bengkauw jadi terpecah belah dan akhirnya menjadi puluhan cabang2.
Justeru perpecahan seperti itulah yang telah membawa kehancuran buat Bengkauw, karena dengan mudah akhirnya Cu Goan Ciang menumpas habis Beng kauw.
Tanpa adanya persatuan, Bengkauw tidak memiliki kekuatan yang berarti lagi. Terutama sekali pada waktu itu semua pemimpin Bengkauw hanya lebih mementingkan
untuk memperebutkan
kekuasan dan juga lebih mementingkan politik, lebih sering melupakan kepentingan rakyat, sehingga pendekar2 Bengkauw telah mengalami kehancuran yang fatal sekali.
Bu Kie yang telah hidup mengasingkan diri, sudah tidak mau mencampuri lagi.
Orang2 rimba persilatan juga jarang sekali yang mengetahui dimana tempat mengasingkan diri bekas Kauwcu Bengkauw itu, karena boleh dibilang sudah tidak pernah terdengar kabar beritanya lagi tentang Bu Kie, Tio Beng maupun yang lainnya.
Kwang Tan telah ikut bersama Bu Kie! Tabib Dewa ini memang telah tawar hatinya.
Walaupun usianya masih muda, namun ia sudah melihat betapa banyak sekali kepalsuan didalam dunia ini. Sesungguhnya Bu Kie dan Tio Beng memaksa agar Kwang Tan menikah dengan Lian Kie Lin, tetapi kenyataannya Kwang Tan menolaknya.
Juga tokoh2 Bengkauw lainnya bermaksud mengamproki jodohnya Tabib Dewa yang masih muda ini. tapi ia tetap menolak. Hanya saja, yang membuat Kwang Tan akhirnya turun gunung, berkelana pula didalam rimba
persilatan, karena ia mendengar perihal sepak terjang Ban Tok Kui, suhengnya, yang didengarnya kini banyak melakukan perbuatan2 keji yang benar2 mendirikan bulu kuduk.
Ban Tok Kui ternyata telah mengganas, karena sutenya, Kwang Tan telah menghilang dari rimba persilatan, membuat dia dapat leluasa untuk malang melintang, di dalam rimba persilatan.
Justeru mendengar keganasan Ban Tok Kui itulah, membuat Kwang Tan akhirnya harus turun gunung lagi. Sesungguhnya, hatinya telah tawar, ia hendak melewati hari-harinya untuk menanti sampai menjelang hari tua dan detik-detik akhir hidupnya bersama-sama dengan para tokoh Bengkauw itu, yaitu Bu Kie dan yang lainnya.
Hanya saja, justeru keganasan Ban Tok Kui telah membuatnya benar-benar tidak bisa berpeluk tangan belaka. Jika dulu Ban Tok Kui pernah berjanji bahwa ia akan insyap dan meninggalkan dunia kejahatan. Tapi kenyataannya kini Ban Tok Kui telah mengganas pula.
Ban Tok Kui memang memiliki kepandaian tinggi sekali, dan jika dulu ia tidak berdaya terhadap Kwang Tan, hanyalah di sebabkan ia tidak berdaya menghadapi ilmu pukulan Guntur sutenya itu.
Sekarang, setelah mengetahui sutenya itu mengasingkan diri dan tidak pernah terdengar lagi kabar beritanya,
membuatnya jadi lebih berani untuk malang melintang pula didalam rimba persilatan, mengganas dengan hebat.
Terlebih lagi memang secara diam-diam Ban Tok Kui telah melatih diri dan juga telah memperdalam ilmunya. Biarpun tampaknya ia jeri pada sutenya, di hatinya justeru
terkandung maksud suatu
saat kelak ia akan mencari sutenya, membinasakannya. Karena itu, dia memerlukan dan mementingkan latihan ilmu silatnya. Ia berusaha mendatangi beberapa tempat untuk berusaha mencari ilmu silat yang hebat, pusaka2
terpendam dari para tokoh
rimba persilatan di masa lampau. Malah tidak segan2 Ban Tok Kui telah mendatangi pintu2 perguruan seperti Siauw Lim Sie, Go Bie Pay, Bu Tong Pay dan lain-lainnya, untuk mencuri kitab pusaka
ilmu silat pintu perguruan tersebut. Karena memang kepandaiannya yang sangat tinggi, maka Ban Tok Kui berhasil melakukan apa saja yang dikehendakinya.
Terlebih lagi setelah memiliki beberapa jilid kitab ilmu pusaka dari beberapa pintu perguruan silat ternama di dalam kalangan Kangouw, membuat ia semakin sempurna kepandaiannya, dengan berlatih tekun sekali, membuatnya
malang melintang bagaikan didalam rimba persilatan ini cuma dia seorang satu-satunya yang memiliki ilmu silat tertinggi.
Dan jika Kwang Tan turun gunung pula untuk berkelana didalam rimba persilatan hanyalah dengan tekad untuk mencari suhengnya itu, untuk dimusnahkan kelak ilmu silatnya.
Sampai disinilah kisah PENDEKAR GUNTUR dan kisah lanjutannya kelak dapat di ikuti dalam cerita NAGA SILUMAN TERATAI KUMALA, merupakan kisah yang jauh lebih hebat dan tegang dibandingkan dengan kisah2 yang telah anda baca terlebih dulu.
T A M A T NAGA SlLUMAN TERATAI KUMALA Kisah yang dapat di anggap lanjutan dari kisah PENDEKAR GUNTUR, tapi dapat pula dibaca terpisah
tersendiri. Didalam kisah ini akan tampil Ban Tok Kui dengan segala kehebatan yang dimilikinya, karena telah memperoleh bermacam-macam kepandaian yang luar biasa, juga Kwang Tan yang berusaha untuk membasminya.
Tapi juga, pergelutan antara tokoh-tokoh remaja yang memiliki kehebatan masing-masing, diselingi dengan roman percintaan yang sangat manis sekali.
Naga siluman Teratai Kumala merupakan kisah baru yang benar-benar menakjubkan, diolah jauh lebih baik dari yang sebelumnya.
Pedang Darah Bunga Iblis 14 Tujuh Pedang Tiga Ruyung Karya Gan K L Pedang Dan Kitab Suci 8