Pencarian

Golok Maut 3

Golok Maut Tjan Tjie Leng Karya O P A Bagian 3


Mereka menganggap bahwa Yo Tjie Tjong sudah matisehingga hampir saja jiwanya hampir celaka.
Tetapi entah bagai mana Jhin Bie Nio bisa mengetahui rahasia itu tidak ada seorangpun mengetahuinya.
Maksud Tjin Bie Nio sebetulnya hendak membelek perutnya Yo Tjie Tjong lalu mengambil mustikanya, tetapi sekarang pikiranya berubah.sebab ke tampanannya itu menimbulkan perasaan birahinya.
Setengah jam berlalu dengan pesat ?""
Keajaiban telah muncul. Yo Tjie Tjong yang sudah mati hampir satu malam, tangan dan kakimya perlahan2 kelihatan bergerak wajahnya sudah mulai memerah badannya mulai bergerak2 dan mulai bernapas.
Dalam hatin Tjin Bie Nio saat itu timbul pertanyaan, bagaimana ia bisa membuat pemuda yang tampan ini mau tunduk padanya untuk selama-lamanya.setengah jam telah berlalu.
Yo Tjie Tjong kelihatan membuka matanya. Ia seperti bangun dari tidurnya yang nyenyak, matanya di tujukan keatas.memandang ke angkasa.otaknya perlahan-lahan mulai
mengingat-ngingat apayang telah terjadi atas dirinya.
Perlahan-lahan ingatannya kembali normal,ia mengingat apa yang telah terjadi semalam di tepi danau.
Ia di buat terpental oleh pukulan yang dasyat dan menganggap dirinya pasti binasa.
Tetapi apa yang di anggap paling aneh ialah, pada saat itu rasa sakit di badannya tlah lenyap semuanya, dan di ganti perasan segar.
Mendadak satu pikiran yang menakutkan timnul dalam otaknya.
"Apakah aku benar-bener sudah mati" "
Ia mencoba menggigit jarinya sendiri,ternyata masih dirasakan sakit, suatu bukti bahwa sebetulnya ia belum mati.
Ia lantas bangun berdiri,matanya cel ingukan memandang keadaan di sekitar tempat itu.
Di bawah pohon cemara kira-kira dua tombak jauhnya dari dia berdiri, kelihatan berdiri seorang wanita muda berbaju putih. Ketika ia memandang siapa adanya wanita itu, wajah nya berubah seketika.
Tjin Bie Nio dengan sikapnya yang manis berjalan menghampirinya.
Yo Tjie Tjong mengawasi padanya dengan alis berdiri, kemudian berkata dengan suara dingin.
,,Tjin Bie Nio, hari ini aku akan suruh kau mengucurkan di gunung ini."
Tjin Bie Nio terkejut,tetapi ia menjawab dengan wajah yang tidak menunjukan apa-apa.
,,Dengan kepandaianmu yang sekarang ini,kau masih belum mampu melakukan itu."
Sehabis berkata demikian ia menghampiri semakin dekat kearahYo Tjie Tjong.
Dari sikap dan tingkah lakunya saat itu, terang si genit tidak bisa mengendalikan gelora asmaranya, tapi sedapat mungkin dia secepatnya menundukan sikapnya yang bisa memikat hati Yo Tjie Tjong .
Benar saja, Yo Tjie Tjong saat itu hatinya agk tergoyang tepai kemuida cepa-cepat ia menguatkan hatinya dan berkata padanya dengan suara keras:
,,klau kau berani maju lagi satu langkah, aku terpaksa akan turun tangan!"
Tjin Bio Nio benar saja lantas menghentikan tindakan kakinya, matanya bergeling dan mulunya memperlihatkan ketawanya yang manis menggiurkan.
Didalam lembah yang sunyi itu, dimana hanya ada mereka berdua, sudah tentu gampang menimbulkan perasaan yang buka-bukan.
,,joj, kau hendak apakan diriku?" Tjin Bio Nio menanya dengan suara merdu.
,,aku mau bunuh kau!"
,,hah"sebabnya kenapa sih"
Yo Tjie Tjong kemekmek. Didalam namanya musuh-musuh kam-lo-pang ada terdapat
antaranya nama Tjin Bio Nio bersama kedua pengikut lainya. Tetapi pada saat itu ia tidak berani mengataka terus terang, sebab ia mengetahui sendiri bahwa kepandaian ilmu silat maupun kekuatanya masih belum cukup di gunakan untuk menuntut balas, maka ia lantas balas menanya.
,,akudengan kau ada permusuhan apa" Mengapa kau dengan kedua pengikut itu telah
turun tangankeji sehinggga jiwaku hamper melayang" Sakit hati ini tidak boleh tidak aku harus perhitungkan dengan kau."
,,Ooooo,itu hanya salah paham saja." Jawab Tjin Bio Nio ketawa.
,,hemmm! Salah paham?"
,,kau tidak percaya?"
,,tidak!" ,,tahukah kau, siapa yang menolong dirimu sehingga kau bisa bangun kembali dari lobang kubur?"
,,Yo Tjie Tjong terkejut. Ia memang tadi juga merasa heran, karena ia masih ingat betul bahwa dirinya sudagh di serang begitu hebat oleh si iblis wajah sings, mengapa tidak bisa binasa dan skarang bagaimna bisa ada disini"
Yang lebih mengherankan ialah: lukanya tadi malam sudah seperti sembuh semua dan kekuatanya juga sudah pulih kembali.
,,tetapi dengan wajah yang masih tetap ketus dingin ia menjawab:
,,apakah kau bisa menolong diriku?"
,,hehh,benar. Justru akulah yang menolongmu.
Jawaban itu seolah-olah bunyi geleg di tengah hari bolong.
Jika benar ditolong oleh perempuan genit dan jahat ini, maka selanjutnya ia takan bisa turun tangan kepadanya. Tetapi wanita ini justru merupakan salah satu musuh-musuh lamanya.
Bukankan itu merupakan suatu soal yang sangat sulit bagi dirinya?"
Setelah berpikir sejenak,Yo Tjie Tjong lantas menanya:
,,mengapa kau menolong dirinya?"
,,ehhh! Kau ini bagai mana sih. Apa menolong kau itu ada salah?"
Sehabis berkata begitu, ia maju lagi dua langkah.
Bagian Ke Sembilan OLEH karena itu, maka jarak antara kedua orang itu, kira-kira. Tiga tindak lagi saja.
Bentuk tubuhnya Tjin Bio Nio yang sangat menarik hati, ditambah lagi dengan pakainya yang serba tipis, serta sepasang matanyayang genit menantang, benar-benar membuat runtuh hati laki-laki yang memandangnya.
Yo Tjie Tjong yang usianya belum cukup delapan belas tahun belum pernah menghadapi perempuan yang begini cantik menarik, maka hatinya tiba-tiba berontak.
Derngan tidak di sengaja ialantas bergerak mundur dua tindak.
Suatu perasaan yang belum pernah di rasakan waktu sebelumnya, kini telah membuat hatinya tergoncang keras.
Tjin Bio Nio Yang centil genit,saat itu menghadapi seorang anak muda yang jauh lebih muda dari dirinya, matanya menatap wajah Yo Tjie Tjong yang tampan.
Kedua pipinya merah membara, hatinya berdebar keras badannya kelihatan menggigil,ia sudah lantas memeluk Yo Tjie Tjong untuk melampiaskan perasaannya yang sedang
berkobar. ,,Joj !aku lihat kau ketakutan memangnya aku menelan dirimu bulat-bulat "jawablah !apa aku menolong dirimu suatu perbuatan yang salah ?"
Sehabisberkata kembali ia menggeser lagi dua tindak.
Yo Tjie Tjong bimbang hatinya. Di jawabnya dengan ketus saat itu mukanya memerah justru dengan demikian wajahnya yang tampan jadi menarik.
Tjin Bie Nio makin lama memandang, makin merasa tidak dapat lagi mengendalikan hawa napsunya.
Dengan mata menggering dan napas memburu ia berkata :
,,engko kecil siapa namamu ?"Yo Tjie Tjong sebetulnya tidak ingin menjawab, tetapi seolah-olah ada kekuatan gaib yang membuat ia sukar menolak, maka akhirnya ia
menjawab juga: ,,aku bernama Yo Tjie Tjong ."
,,Yo Tjie Tjong ?" ,,Ngng." ,,YoTjien Hoan, ketu dari kam-lo-pang itu masuh pernah apa dengan kau ?"
Wanita genit itu meski di bawah pengaruhnya napsu birahi begitu hebat, tapim masih berlaku hati-hati. Ini salah satu keistimewaan Tjien Bio Nio kalau tidak begitu bagaimana biasa mengendalikan orang-orang Pek-leng-hwee "
Yo Tjie Tjong ketika mendengar Tjien Bio NIo menyebut nama suhunya hatinya terperanjat perasaannya telah lenyap seketika, diganti oleh perasaan gemas dan gusar berkobar dalam hatinya.
Untung pikiran warasnya mengikisi agar tak terpengaruh oleh rayuannya kalau tidak besar sekali bahayanya jika pada saat itu ia tidak bisa menahan sabar, maka itu berarti menggagalkan rencana besarnya. Karena dengan kepandaian dan kekuatannya pada saat itu, untuk menghadapi musuh-musuhnya yang kuat seperti mengadu telur dengan batu.
Tjin Bio Nio dan kedua pangju itu, diantara diantara musuh-musuhnya masih belum
terhitung seberapa kuatnya meski demikian ia masih belum mampu menghadapinya aplagi musuh yang lainnya maka ia membalas dengan ketus :
,,apa perlunya kau menayakan hal seperti itu ?"
Kau tak usah tanya apa perlunya jawab saja pertanyaan ku itu saja sudah cukup !"
,,aku tak dapat menjawab !"
Tjien Bie Nio otaknya lantas berkerja : pangju dari Kam-lo-pang itu pada 20 tahun berselang sudah binas bersama keluarganya, tidak mungkin ia mempunyai keturunan seperti pemuda ini. Memiliki golok maut yang baru-baru menggemparkan dunia Kang-ouw,meski menyebut dirinya sebagai pangju dari Kam-lo-pang tapi benar atau tidaknya masih menjadi suatu pertanyaan, pemuda di depan matanya ada sangkutpautnya dengan pemilik Golok Maut, mengapa selagi pemuda ini menghadapi bahaya menghadapi kematiannya si pemilik Golok Maut itu tidak menunjukan dirinya "mungkin ini ada satu kesalahan, tapi ilmu silat yang di mainkan oleh si pemuda, yang ilmunya diwarisi Yo Tjin Hoan dari siapa ia belajar "
,,engko kecil boleh kau beritau dari mana kau belajar ilmu silat ?"
,,aku tidak dapat memberitahukan padamu !"Tjie Bie Nio tidak gusar sikap ketus sebaliknya tertawa terkekeh-kekeh.
,,engko kecil berapa usiamu tahun ini ?"
,,tidak tahu !" Ia memang jawab sebenarnya, sebab Yo Tjie Tjong yang sejak kecil hidup gelandangan dengan kaum gembel, bagaimana bisa tau usianya sendiri "
,,kau tak mau bilang ya sudah, tapi aku perlu memperingatkankau sekarang ini kau sudah menjelma lagi di dunia. Oleh karena itu aku menolongmu hamper saja aku sendiri yang binasa !"
Yo Tjie Tjong bercekat hatinya.
Tjin Bio Nio nampak bahwa pandangannya menggerak-gerakan hatinya Yo Tjie Tjong, maka lantas berkata pula.
,,kau sebetulnya sudah binasa serangan si iblis wajah singa, oleh Thian-san Liong-lie jenajahmu dibawa dan dikubur disini. Aku mendadak ingat aku masih mempunyai sebutir pil mustajab yang sudah kusimpan 20 tahun lamanya pil itu namanya Kiu-Tjoan-Hoan-Hun-tan.
Dengan maksud mencoba khasiatnya pil tersebut aku telah gali dirimu dalam kubur dan masukan pil kedalam mulutmu. Kemudian aku Bantu dengan kekuatan tenaga dalamku higa kau bisa hidup kembali. Kalau kau tidak percaya kau boleh liat liang kubur itu !"
Pembohong besar itu karena kau begitu pandainya mengatur perkataannya, membuat Yo Tjie Tjong mau tidak mau percaya juga pada obrolannya.
Tjin Bio Nio mengira bahwa usaha kali ini akan berhasil tapi tidak taunya dibelakang ada seoarang yang sedang mengintai yang saat itu sangat dongkol. Tapi orang itu tidak berani bertindak kalau belum terpaksa.
Yo Tjie Tjong meski tampaknya dingin ketus tapi ia seorang pemuda yang tegas. Setelah mendengarkan obrolan Tjin Bio Nio dalam hatinya merasa tergerak, sikap hatinya yang dingindan kaku juga lantas lenyap tapi ia benar-benar tak sanggup manghadapi pandangan mata si iblis wanita itu terutama potongan badan dan buah dadanya yang menggairakan maka ia lantas tunduk kepalanya tidak berani mengawasi.
Sebagai wanita yang sudah banyak pengalaman sudah tentu Tjin Bio Nio segera
mengetahui sikapnya Yo Tjie Tjong itu.
Dengan menindas hawa napsunya yang sudah berkobar keras ia berkata pula dengan
lemah-lembut : ,,ketika kau masih belum muncul 8 kawanan iblis yang dating mencari kau hendak
membelah dirimu untuk mengambil mustika itu. Setelah bertempur mati-matian mereka baru kabur tapi aku hampir saja binasa ditangan mereka.
Yo Tjie Tjong pada saat itu perasaannya sangat menderita wanita genit ini adalah musuh suhunya, tapi sebaliknya ia juga merupakan seorang yang sudah melepas budi menolong jiwanya diantara budi dan sakit hati itu bagaimana ia harus bertindak selanjutnya "
Sudah tau ia tidak tau keadaan yang sebenarnya, ia hanya percaya obrolan Tjin Bio Nio setlah mendengar keterangannya itu ia lantas berkata dengan suara sungguh-sungguh :
,,Aku Yo Tjie Tjong bersedia membalas budi kepada setip orang yang melepas budi kepada diriku !pasti suatu hari aku kan membalas budimu yang sangat besar ini !
Sebetulnya ia masih ingin menambahi tetapi dendam sakit hati suhu masih perlu di perhitungkan. Maka setelah membalas budi ini baru perhitungkan dendam suhu.
Namun perkatan itu tidak sempat dikeluarkan dari mulutnya.
,,Joh aku aku tidak ingin menerima pembalasan darimu aku Cuma mempunyai sedikit
permintaan !" ,,permintaan apa ?" ,,panggil aku enci !"
Yo Tjie Tjong tercengang ia tidak tau iblis wanita ini hendak berbuat apalagi " maka dalam hatinya lantas berpikir meski kau sudah melepas budi dari diriku, tapi kau tetap musuh suhuku. Aku Yo Tjie Tjong laki-laki sejati bagaimana aku harus membahaskan kau, satu wanita genit dan berhati kejam sebagi enci "
Saat itu wajahnya lantas berubah merah, mulutnya bungkam.
Tjin Bio Nio mengira pemuda itu sudah terima baik permitaannya maka badannya lantas maju dua tindak sehingga hampir saja mereka berdiri satu sama lain.
,,adik tahukah kau bagaimana encimu mencintaimu.
Yo Tjie Tjong yang ssampai begitu besar belum pernah menghadapi racun cinta hatinya lantas berdebar d3engan cepat ia mundur dua tindak.
Tjin Bio Nio saat itu rupa-rupanya sudah tidak mampu mengendalikan hawa napsunya maka lantas pantang kedua tangannya ia menubruk dirinya Yo Tjie Tjong seolah "olah macan kelaparan menubruk mangsanya.
Karena jarak mereka terlalu dekat, Yo Tjie Tjong sudah tidak keburu mundur lagi maka sebentar saja sudah beada di pelukannya.ia masih coba berontak tapi tidak berhasil hingga keduanya rubuh bergulingan di tanah.
Tjin Bio Nio sperti sudah kalap ia memeluk erat-erat dirinya Yo Tjie Tjong dan menciumi pipi dan bibir pemuda itu.
Sekujur badan Yo Tjie Tjong saat itu seperti kena setrum listrik perasaan aneh timbul dalam hatinya seketika.
Sebagai manusia biasa apalagi dalam usianya masih muda remaja Yo Tjie Tjong belum mempunyai keteguhan hati untuk menahan godaan setan.akal budinya telah runtuh ia merasakan adanya suatu kebutuhan.
Dengan wajah merah dan pandangan yang aneh ia mengawasi perempuan yang menciumi
diririnya. Sambil pejamkan mata Tjin Bio Nio terus memanggil-manggil.
,,adik, adik Encimu "encimu " aku ?"
Yo Tjie Tjong yang juga agaknya sudah melupakan dirinya tanggannya lantas merobek baju Tjin Bio Nio ?""
Justru pada saat itu tiba-tiba dari dalam rimba tidak jauh dari tempat telah terdengar suara elahan napas perlahan.
Suara itu meski perlahan tapi didalam telinga Yo Tjie Tjong terdengar solah-olah suara lonceng gereja ketika mendengar itu,ia lantas tersadar dari mimpinya.
Keringat dingin lantas mengucur keluar.
Ia sesalkan dirinya sendiri : ,,Ah, Yo Tjie Tjong ! kauhampir saja melakuka perbuatan yang akan menyesal seumur hidupmu, bagaimana kau ada muka untuk menemui suhumu
diakhirat nanti " bagaimana kau ada muka untuk tancap kaki didunia Kang-ouw sebagai sutu enghiong?".?"
Pikiran warasnya telah timbul. Ia tahu bahwa ia masih belum mampu menandingi Tjin Bio Nio tapi ia sekarang ia bisa turun tangan.
Pikiran itu dengan cepat lantas dilaksanakan jarinya menotok jalan darah "Kie-bun-hiat-nya Tjin Bio Nio ?".,
Tjin Bio Nio yang dalam saat itu juga telah membuka matanya. Ketika melihat perubahan mukanya Yo Tjie Tjong napsu birahinya hilang seketika dengan cepat ia hendak lompat bangun.
Tapi oleh karena ia bergerak,maka bagian darah Ma-hiat-nya telah kena totok, sehingga seketik itu pula ia tidak bisa bergerak ia Cuma bisa mengawasi Yo Tjie Tjong dengan mata mendelik, tapi tidak bisa berbuat apa-apa.
Ia sesungguhnya tidak mendugga bahwa dirinya akan berbuat demikiansebagai salkah satu wanita yang ulung kiniternnyata dengan mudah tergelincir didalam tangan seorang anak muda yang baru muncul dapat di bayangkan bagaimana perasaan si wanita genit pada saat itu !
Yo Tjie Tjong sehabis menotok Tjin Bio Nio ia merassa hutang budi kepada orang yang brusan menghela napas.
Karena kalau bukan helaan napas yang menggagetkan padanya ia sudah melakukan
perbuatan yang akan membuat noda namanya untuk seumur hidup.
Sekarang Yo Tjie Tjong kembali pada sikapnya yang dingin dan ketus.
,,Tjin Bio Nio." Katanya dengan suara dingin . ,,perbuatanmu yang menolong diriku tadi tidak peduli benar atau bohong tapi di tepi danau kau dcengan kedua pangju pernah
menyerangku hingga terluka parah, sekarang aku ampuni dirimu maka diantara diantara kita sudah tidak adalagi hutang budi. Lain kali bila aku bertemu dengan dirimu lagi maka akukan menghabisi nyawamu !"
Seandainya ia mengetahui keadaan yang sebenarnya, ia pasti tidak akan melepaskan begitu saja wanita yang genit dan jahat itu.
Tjin Bio Nio, "sekarang menyesal bukan main mengapa ia tidak bunuh mati saja Yo Tjie Tjong hingga mustika Gu-Liong-Kauw itu dapat di kuasai olehnya " tapi, sekarang menyesal juga sudah terlambat.
Karena jalan darahnya sudah tertotok, ia sekarang sudah tidak berdaya ssama sekali.
Yo Tjie Tjong setelah mengawasi padanya sejenak, lalu berjalan menuju kedalam rimba.
Ia, hendak mencari siapa orangnya yang tadi menghela napas perlahan "
Ilmunya membentengi tubuh Yo Tjie Tjong dapat warisan dari suhunya dijaman Tjek-kun yang di jamannya Kam-lo-pang sangat terkenal kenal dengan kepandaiannya. Maka sekejap saja ia sudah menghilang kedalam rimba.
Ia mencari kesana-sini tapi di situ ternyata sunyi senyap, tidak terdapat bayangan seorangpun juga.
Keluar dari rimba didepan matanya terbentang, sebuah bukit yang terdiri batu cadas disitu hanya terdapat beberapa batang pohon cemara yang kelihatannya sebagi penghias saja.
Yo Tjie Tjong bersandar di sebuah batu besar yang bentuknya seperti kursi, matanya memandangi awan yang beterbangan diatas langit, agaknya sedang memikirkan sesuatu yang telah terjadi atas dirinya selama beberapa hari ini.
Ia teringat suhu dan kedua pamannya yang mengenaskan, kalau tidak ada mala petaka yang menimpa dirinya ketiga oaring tau itu, pasti ia terus akan mendapat didikan mereka bertiga. Ia lalu mengingat pesan suhunya, ketikla hendak menutup mata, ia harus mencari kayu pusaka Ouw-bok po-lok yang sebelah lagi,baru melanjutkan pelajaran ilmu silatnya. Di samping itu,ia masih harus menuntut balas terhadap musuh-musuhnya Kam-lo-pang yang terdapat dalam daftar buku yang di tinggalkan oleh suhunya.
Selain dari pada itu, ia harus mencari tahu asal usul dirinya sendiri juga.
Dengan tidak terasa ia merambah-rambah batu giok Liong-Kwan yang berada di lehernya lalu berkata kepada dirinya sendiri : "aku ini siapa " apa sih dan namaku yang sebanarnya "
dan siapa saja ayah dan bundaku "....
Ia teringat pula akan keajaiban yang dialami selama duahari ini, meskipun suadah binasa ditangannya si iblis wajah singa tetapi akhirnya ia bisa hidup kembali.
Ia juga teringat kepada mustika Gu-liong-kauw yang masuk kedalam perutnya secara kebetulan. Asal bisa mendapatkan telur berwarna dari burung Rajawali raksasa maka kekutannya akan bertambah dan berlimpah-limpah. Tapi kemana ia harus mencari telur yang aneh itu "
Jika ia berhasil mensari yang seporong lagi kayu pusaka Ouw-bok pol-lok, ia tentu tidak berjasa musuh Kam-lo-pang karena musuh-musuh Kam-lo-pang hampir semuanya
merupakan otrang-orang kuat dalam rimba persilatan pada dewsa itu.
Dan apa yang tidak bisa dilupakan ialah budi Bibinya Tho atau Thian-san liong-lie yang membela dirinya tiba-tiba dibelakang dirinya tanpa menghiraukan keselamatan dirinya sendiri.
Budi yang besar dari bibi itu, entah kapan dapat dibalasnya.
Selagi ia tenggelam dalam lamunannya tiba-tiba terdengar pula elahan napas.
Dengan cepat ia membalikamn dirinya ".
Ditempat sejauh kira-kira dua tumbak, tampak berdiri seorang nona berbaju merah yang tengah mengawasi pandangnya yang tajam.
Ia terperanjat, dalam hatinya lalu berpikir, bolehnya dia "
Tiba-tiba ia ingat bahwa nona baju merah itu pernah menolomg dirinya bersama-sama Thian-san liong-lie meski terhadap dirimya nona itu Yo Tjie Tjong tidak mempunyai kesan baik, tapi tidak urung maju mang hampiri seraya berkata :
"Nona Siang-koan Kiauw kau pernah menolong diriku aku pasti akan membalas budimu ini
!" Siang-koan Kiauw tidak menjawab, hanya kembali mengelah napas perlahan.
napas perlahan. Yo Tjie Tjong terkejut mendengar elahan suara napas itu
,, Hei, barusan kau yang mengelah napas dilembah sempit tadi ?" ia menanya.
,, Ng ! Ingat akan perbuatannya yang tidak sopan telah dilihat oleh si nona, maka wajahnya lantas berubah merah karena merasa jengah. Ia lalu alihkan pembicaraannya kelain soal.
,, Dimana bibi Tho sekarang ?" ia menanya.
,, Kita berdua setelah mengubur kau, lantas berpisahan."
,, Mengubur aku ?" ,, Lah !" Mengapa kau belum berlalu?"
,, Sebab ?"".aku?".aku?"."
Dijiwanya sinona, sekeyika itu juga lantas berubah merah Yo Tjie Tjong merasa ketarik oleh jawaban si nona, maka ia lantas berkata :
,, Bolehkah nona menceritakan padaku, apa yang telah terjadi atas diri pemuda itu, sehingga ia dikubur dilembah yang sunyi itu.
Yo Tjie Tjong tertegun. Ia berkata kepada dirinya sendiri kalau begitu, pemilik bendera burung laut itu juga merupakan salah seorang yang melepas budi terhadap diriku !"
Setelah hening sejenak, ia berkata pula :
,, Kalau begitu, apa yang diucapkan oleh perempuan hina Tjin Bio Nio tadi semuanya bohong."
Si nona wajahnya berubah menjadi merah seketika itu juga.,, Aku tidak dapat
memberitahukan padamu."
,, Kenapa ?" ,, Sebab ia adalah ibuku."
,, Apa " Dia ibumu ?"
,, Bukan ibu benar, tetapi ibu tiri"
,, Aku tadi sudah berkata kepadanya, bahwa antara aku dan dia sudah tidak mempunyai ganjalan sakit hati atau hutang budi untuk sekarang ini tidak akan bisa berbuat ap-apa terhadap dirinya ceritakan saja. Kau tidak usah khwatir.Aku harus mengetahui persoalan ini."
,,meskipin ia ada maksud lain, tetapi ia sudah menggali keluar dirimu dari liang kubur sehingga kau hidup kembali, itu memang sebenarnya. Tetapi sekarang urusan sudah lain biarlah jangan mengungkitnya lagi urusan ini."
,, Dengan cara apa ia membuat kau hidup kembali ?"
,, Tidak tahu. Ia hanya meletakan dirimu dibawah sinar matahari, setengah jam kemudian kau mendadak mendusin. Hal itu juga membuat aku merasa heran."
,, Kiranya, orang yang menelan mustika Gu-Liong-Kauw sekalipun sudah terluka para, juga tidak akan bisa mati."
,, Tetapi wakti itu kau memang benar sudah mati."
Sudah tentu mereka samasekali tidak mengetahui kasiat benda mujijat itu yang baru kelihatan mujijatnya apabila ketemu sinar matahari, sehingga orang yang sudah mati bisa hidup kembali.
Siang-koan Kiauw pada saat itu nampaknya tidak begitu berarti dalam seperti waktu pertama kali bertemu dengan Yo Tjie Tjong nona itu sikapnya kelihatan semakin menarik.
Dengan matanya yang jeli dan bening ia terus mengawasi wajahnya Yo Tjie Tjong.
,, Dikalau bibi Tho tahu kau bisa hidup kembali, entah bagaimana rasa girangnya." Si nona berkata.
,, Apa " kau juga bahasakan dia bibi Tho ?"
Siang-koan Kiauw sebetulnya hendak menjawab bahwa panggilan itu karena mengikuti si pemuda, tetapi berat perkataan itu dikeluarkan dari mulutnya, maka ia hanya menjawab dengan singkat Ng" saja.
Mendadak Yo Tjie Tjong mengingat suatu hal.
,, Tjin Bio Nio itu apakah ibu tiri nona ?" tiba-tiba ia menanya.
,, bukan tadi sudah kukatakan ?"
,, Kalau begitu ayahmu tentunya?"?"
,, Siang-koan Kiauw yang mempunyai gelar Tui-hong-kiam ( pedang pengejar angin )."
Demikian jawabnya. Yo Tjie Tjong terperanjat, dalam matanya tiba-tiba terlintas sinar kebencianny. Tetapi itu hanya terjadi sekejapan saja, lantas lenyap kembali. Sehiangga Siang-koan Kiauw tidak dapat melihat perubahan itu.
,, dimana ayahmu sekarang berada " apa ia bukan menjabat ketua Pek-leng-hwee ?""
,,Ayah sudah meninggal dunia pada lima tahun berselang jabatan ketua Pek-leng-hwee,itu sekarang dipegang ibu tiri.
Sudah meninggal dunia "
,,kenapa " Apakau kenal ayahku almarhum "
Yo Tjie Tjong geleng-geleng kepalanya, tetapi dalam hatinya berpikir : Siang-koan Kiauw juga merupakan salah satu musuhnya suhu yang dulu turut ambil bagian dalam
pembasmian Kam-lo-pang. Karena ia sudah lama binasa dan orang yang sudah mati tak dapat diajak berhitungan, maka hutang darah itu ia akan tagih pada dirinya, tetapi ia adalah anak perempuan salah satu musuh suhunya. Lebih baik ia meninggalkan padanya saja.
Oleh karena berpikiran demikian, maka sikapnya berubah kembali.
,,nona Siang-koan, budimu terhadap diriku akan ku ingat untuk selama-lamanya. Sekarang aku hendak pergi dulu, katanya dengan suara tawar.
Sehabis berkata, ia lantas hendak berlalu.
,, Kau ?",kembali dulu !" Siang-koan Kiauw memohon.
Yang tinggi hati dan suka berbuat menuruti perasaannya sendiri sekarang menghadapi sikapnya Yo Tjie Tjong yang begitu dingin terhadap dirinya perasaanya merasa tersinggung.
Yo Tjie Tjong yang baru saja bertindak, terpaksa berhenti menanya dengan heran
,, Nona masih ada perkataan apa ?"
Siang-koan Kiauw membisu matanya lantas menjadi merah. Karena biar bagaimana ia
adalah satu gadis yang masih suci, tidak bisa membeber kelakuan Yo Tjie Tjong yang tidak berbudi.
ia pernah menempuh bahaya dan bersedia korbankan jiwanya untuk menolong diri pemuda ini. Ia pernah bersedih hati karena kematian pemuda ini tetapi ia sekarang setelah hidup kembali sikapnya malah begitu dingin terhadap dirinya. Kenapa "
Yo Tjie Tjong sebetulnya juga bukan tidak tergerak hatinya oleh perlakuan dan sikap si nona ini sebab sebagai manusia umumnya sudah tentu tidak akan terhindar dari lingkungan perasaan manusia. Tetapi ia tidak akan menyatakan perasaanya sebab nona itu adalah anak perempuannya musuh suhu itu.
Oleh karena itu pulalah, maka kecantikannya si nona baju merah itu tidak dapat
meruntuhkan hati si pemuda yang sikapnya dingin itu.
Setelah agak lama bediri sepasang matanya si Nona kelihatan guram tidak bersinar dengan suara sedih pilu ia berkata.
,,pergilah." ,,Bukankah nona tadi suruh aku kembali ?"
,,tidak salah, memang suruh kau kembali."
,,Ada urusan apa ?" ,,Tidak ada. Sekarang aku minta kau tinggalkan aku."
Yo Tjie Tjong merasa bingung, ia bertanya sambil kerutkan alisnya :
,,Nona apa artinya ini ?"
,,Tidak apa-apa aku hanya ingin untuk selamanya kita tidak akan bertemulagi dengan kau,"
Jika perkatan itu keluar dari mulut orang lain, Yo Tjie Tjong pasti sudah lantas berlalu begitu saja tetapi terhadap si Nona yang melepas budi terhadapnya iaterpaksa harus menahan sabar.
Terutama tadi ketika ia berada dalam cengkramannya napsu setan dari Tjin Bio Nio jika bukan karna nona ini yang mengeluarkan napas, sehingga kembalilah pada pikiran yang waras barang kali ia telah melakukan perbuatan terkutuk dengan Tjin Bio Nio.
Hal ini lebih-lebih ia merasa berhutang budi terhadap nona ini.
,,Apakah dari diriku ada hal-hal yang dapat disalahkan terhadap dirimu ?"
Demikian halnya Yo Tjie Tjong menaya
Siang-koan Kiauw tidak dapat menekankan perasaan sedih hatinya
Air matanya lantas keluar.
Yo Tjie Tjong baru saja muncul dari dunia Kang-Ouw tetapi ia adalah seorang pemuda yang sangat cerdik pada saat itu ia juga sudah agak menduga perasaan hati si nona maka untuk saat lamanya perasaan tergoncang keras ia merasa tidak enak terhadap Siang-koan Kiauw dalam hatinya lantas berpikir : nona manis yang patut dikasihi. Apa aku ada harganya utuk mendapat cintamu " sesungguhnya aku tak bisa mencintai kau jika satu hari nanti kau mengetahui siapa adanya aku ini kau tentu akan menyesal !"
Siang-koan Kiauw adalah untuk pertamakali timbul perasaan cintanya terhadap seorang pemuda. Tetapi pemuda ini bersikap dingin terhadapnya sudah tentu ini merupakan satu pukulan yang hebat bagi seorang gadis suci murni.
,,pergilah selamanya aku tidak menemui kau lagi ia mengulangi perkataannya itu pula dan perkataan demikian tidak beda dengan seorang wanita yang sedang terhadap kekasihnya.
,,Nona, aku?"kata Yo Tjie Tjong sambil ketawa geli


Golok Maut Tjan Tjie Leng Karya O P A di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kau satu-satunya laki-laki tidak berbudi
Siang-koan Kiauw menekap wajahnya seniri dan lantas berlalu dengan cepat.
Untuk saat lamanya Yo Tjie Tjong merasa serba salah ragu-ragu baiknya mengejar atau berpisah begitu saja "
Selagi masih dalam keragu-raguan, nona itu sudah menghiklang dari depan matanya.
Setelah si Nona pergi ia merasa hatinya merasa kosong melompong
dengan lakunya seperti orang linglung ia menongak mengawasi langit membiarkan dirinya tertiup oleh angin pagi yang sangat dingin.
Siang-koan Kiauw sebetulnya tidak terjauh masih menantikan pangilanya Yo Tjie Tjong .
Tetapi ia terlau lama menantikan akhirnya ia merasa putus harapan hatinya seorang gadis telah hancur luluh ia berkata kepada dirinya sendiri sambil kertak gigi :
"Yo Tjie Tjong, ada satu pasti aku akan bunuh dirimu
Sehabis berkata demikian ia segera berlalu dan kali ini benar-benar berlalu.
Yo Tjie Tjong sebetulnya tidak benar-benar tidak besikap dingin terhadap dirinya tetapi terpengaruh oleh dirinya sendiri ia tidak berani menerima cintanya Siang-koan Kiauw ia tidak ingin menyakiti hati hati siNona .
Setelah sekian lama berdiri akhirnya ia juga berlalu.
Belum lama ia berlalu dilambah yang sunyi itu kembali muncul orangorang pandai dari golongan hitam.
Orang-orang itu juga merupakan sebagian dari orang-orang yang turut ambil bagian dalam rebutan mustika Gu-Liong-Kauw.
Oleh karena itu munculnya pemilik bendera burung laut maka mereka pada ketekutan dan kabur.
Tetapi terdorong oleh perasan serakah mereka tidak berlalu terlau jauhmereka hendak melihat perkembangan selanjutnya kemana akhirnya mustika itu jatuhnyamereka telah menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagai mana si orang berkedok kain putih
mengaku sebagai pemilik bendera burung laut, dengan kepandaian yang sangat luar biasa tingginya, dalam sekejap saja sudah merebut senjata peledak yang hebat dari tangannya si iblis wajah singa bahkan si iblis dapat dibinasakan dengan mudah.
Kemudian melihat orang berkedok itu berlalu, tetapi masih mondar-mandir kira-kira lima puluh tumbak jauhnya dari tempat persembunyian mereka, agaknya masih tidak mau
meninggalkan tempat itu begitu saja.
Dengan demikian, maka orang-orang itu masih belum berani menunjukan diri, sehingga merekapun menyaksikan kejadian ketika jenajahnya Yo Tjie Tjong dibawa pergi oleh Thian-san Liong-lie dan Siang-koan Kiauw.
Setelah oragn berkedok itu sudah benar-benar berlalu, orang-orang itu baru berani unjukan diri lagi. Mereka mencari ubek-ubekan ditempat sekitar lima lie dari danau tersebut.
Tidak perlulah disangsikan bahwa tujuan mereka itu masih tetap pada mustika yang merupakan benda mukjijat bagi orang-orang rimba persilatan itu.
Mereka masih tetap mencari jenajahnya Yo Tjie Tjong dan ingin membelek perut jenajah itu serta mengambil mustikanya.
Satu malam telah berlalu, tetapi mereka tidak dapat menemukan apa yang mereka cari.
Ketika mereka tiba dilembah yang sempit sunyi, disitu mereka dapat menemukan dirinya si wanita genit baju putih yang bukan lain dari pada ketua Pek-leng-hwee. Tjin Bio Nio.
Maka mereka lantas pada menghampiri Tjin Bio Nio.
Bagian Ke Sepuluh BERADANYA permpuan itu disitu, pasti bukan tidak ada sebabnya. Kiranya Tjin Bio Nio yang dalam keadaan yang tidak menduga-duga telah tertotok jalan darahnya oleh Yo Tjie Tjong dengan mengandal kekuatan tenaga dalam yang sudah tinggi perlahan-lahan ia sudah berhasil membebaskan totokan itu.
Selagi masih merasa gemas dan gusar serta mendongkol serta beberapa bayangan orang mendadak menghampiri dirinya.
Ketika ia melirik kearah mereka ia segera mengerti apa maksud kedatangan orang-orang itu.
Diantara orang-orang yang sedang mendatangi itu. Terenyata ada dua penjahat dari Lam-bong serta si garuda kepala botak.
Sudah tidak perlu disangsikan lagi bahwa kedatangan orang itu maksudnya tentu hendak mencari mustika Gu-Liong-Kauw dalam perutnya Yo Tjie Tjong.
Kawanan iblis itu ketika menyaksikan lubang kubur yang sudah kosong melompong dan pakaiannya Tjin Bio Nio yang sudah terkoyak-koyak agaknya sudah mengerti sebagian sehingga mata mereka semua ditunjukan kearah wanita itu. Agaknya ingin menembusi apa yang tersimpan didalam tubuh wanita genit cantik itu.
Orang-orang itu setelah berdiri dekat pada Tjin Bio Nio, pertama-tama adalah si Garuda Kepala Botak yang membuka suara sambil menggaruk-garuk kepanya yang kelimis.
".Tjin Hweetio, mengapa kau berada disini seorang diri saja "
"Ehee, apa dalam hal ini juga ingin mengetahuinya "
"Untuk seorang yang suka berterus terang, tidak perlu sembunyi-sembunyi. Barangkali kau tahu dimana adanya bangkainya pemuda itu "
"Tidak tahu ! "Ahh, huh huh "..Rejeki Hweetio sangat besar.
"Apa artinya perkataan ini "
"Mustika Go-liong-kauw tidak mudah dilihat dalam ribuan tahun sekali. Kini senjata kau dapatkan secara mudah bukan berarti besar sekali rejekimu ?"
Orang yang mndengar perkataan si Garuda Kepala Botak wajahnya masing-masing
menunjukan perasaan mengiri dan heran. Sehingga semua mata kembali ditunjukan kearah dirinya. Tjin Bio Nio.
"Telah kudapatkan ?" Tjin Bio Nio balas menanya.
"Tjin Hweetio, perluapa maisih berlaga pilon ?"demikian salah satu dari penjahat dari lam-bong lantas celetuk.
,,apa artinya berlaga pilon "
Bangkainya bocah itu mungkin sudah menjadi korban pedangnya TJin hweetio," kata si garuda kepala botak smbikl miringkan kepalanya.
,,kata yang menyemblih pemuda itu dan mengambil mustikanya.
,,kau Tjin Hweetio,rasanya mungkin tidak tega turun tangan terhadap anak itu,"
,,Ha, ha, ha,".."Tjin Bio Nio perdengarkan ketawanya yang nyaring.
Begitu seram terdengar suara ketawanya itu, apalagi terdengar didalam kedalaman lembah yang sunyi itu sehingga membuat wajah-wajah orang-orang jahat itu berubah.
Ketawanya Tjin Bio Nio seakan"akan hendak melampiaskan benci dan jengkel karna ia dituduh sebagai pencuri.
Ia yang biasa mempermainkan laki-laki sunguh tidak menyangka sekarang bisa terjungkal ditangan satu bocah. Ia tidak mendapat keuntungan apa-apa.sebaliknya sudah di tuduh sebagai orang yang mengambil Mustika dari perut Yo Tjie Tjong .
Bagai mana ia tidak jadi gusar dan dongkol "
Tetapi tawa itu sungguh tak enak didengarkanya bagi kawanan penjaha itu.
Setelah puas ketawa, Tjin Bio Nio lantas berkata dengan suara yang bengis :
,,kalau benar, bagaimana " apakah kalian hendak membelek perutku dan mengambil
mustika itu. ?" Orang-orang jahat itu pada terkejut, salah seorang dari dua penjahat dari Lam-Bong lalu menjawab sambil tertawa :
,,Ooo , tidak berani. Kita Cuma ingin mengetahui saja dimana sebetulnya mustika itu kini berada. Ternyata Tjin Hweetio ternyata rejekinya yang paling besar. Rasanya perlu aku mengucapkan selamat padamu".
Tjin Bio Nio sebagai orang yang banyak akalnya ia bisa menghitung untung rugi.utntuk menghadapi kawan penjahat kini ia tidak takut dan mereka tidak berani berlaku terlalu kejam terhadap dirinya.
Tetapi kalau hal itu disiarkan kedalam dunia Kang-Ouw, itu berarti bahwa ia juga yang akan tertimpa bencana.
Oleh karen itu maka ia lantas berkata :
,,juga tuian-tuan juga tidak salah !Aku mempunyai pikiran serupa itu. Cuma sayang"..
kawanan penjahat itu yang menengarkan perkataan Tjin Bio Nio ada isinya,semangat lantas terbangun Si Garuda Kepala Botak kepala botak adalah seorang yang banyak akalnya, tetapi dihadapan Tjin Bio Nio ia masih belum nampak seujung kukunya.ia tidak mengetahui si wanita genit itu sedang memainkan peranan, maka lantas mendesak dengan mendesak perkataanya :
,,sayang apanya ?" ,,sayang keadaan ku sama dengan tua-tuan yang tidak mempunya itureji untuk
mendapatkan mustika itu. Kawanan pejahat itu agak bikin bingung oleh jawaban perempuan genit cerdik itu. Si Garuda Kepala Botak kepala itu agaknya masih mau percaya maka ia terus mendesak :
,,aku ingin penjelasanmu."Tjin Bio Nio ". Mendadak berkata dengan berkata
sunguh-sungguh. ,,tuan-tuan kiranya tahu sendiri bahwa orang yang menelan benda mukjijat itu,
Sekalipun terluka parah juga tidak akan bisa binasa."kawana penjahat itu aggukan kepada.
,,dari mana Hweetio bisa mengetahui ini."
,,dengan terus terang, akan juga mempunyai maksud untuk mendapatkan mustika itu. Aku mengikuti sampai disini dan ketika aku menggali liang kubur itu, ternyata sudah kosong"
,,kalau begitu, bocah itu tentu sudah kabur.
,,siapa kata tidak ?" Si Garuda Kepala Botak lantas berkata sambil ketawa dingin :
,,Tjin Bio Nio Hweetio tadi rupa-rupanya pernah berkelahi dengan seporang."
Siapa tahu, pertanyaan yang tidak,pertanyan yang tidak di sengaja ini seolah-olah sebatang anak panah yang tajam menacap keulu hatinya Tjin Bio Nio. Bukan berarti berkelahi saja bahkan ia sudah menjadi pecundang anak muda itu.
Tetapi si wanita genit yang banyak akalnya, meskipun dalam hati ada persamaan yang mendongkol diluarnya tidak menunjukan perubahan apa-apa maka ia masih bisa menjawab dengan sejenak saja :
,,memang benar !" ,,dengan siapa " ,,Thian-san Liong-lie."meskipun jawaban Tjin Bio Nio itu sejenak saja, tetapi tidak ada seorangpun yang tidak percaya.
,,Thian-san Liong-lie ?" Tanya mereka heran.
,,benar " Thian-san Liong-lie memang satu jalan dengan bocah itu maksudnya dengan membuat kuburan palsu ini tidak lain hanya hendak mengelabui mata orang-orang dunia Kang-Ouw saja.
Ia sendiri masih belum berlalu dari sini. Ketika aku menggali liang kubur, karena dianggapnya membuka rahasianya, maka dalam gusarnya ia lantas mengejar aku."
Kawan pejahat itu, setelah mendengar keterangan tersebu, hati mereka merasa maksgul si garuda kepala botak memberi pertanyaan sambil tertawa Ha,ha, hi, hi :
,,keterangan Tjin Hweetio bertanya apa tidak berbohong ?"
Tjin Bio Nio sangat mendongkol terhadap kepala botak ini, tetapi diluar masih tidak menunjukan perubahan apa-apa dan atas pertanyaan itu ia menjawasb dengan
sungguh-sungguh : ,,Tuan-tuan rupanya terlalu menganggap rendah diriku biar bagaimana kertas toch tidak dapat dipakai untuk membungkus api didalam kalangan Kang ouw, tauan masih banyak kesempatan bertemu dengan bocah itu. Bagai mana aku bisa bohong ?"
Si garuda kepala botak bungkam seribu bahasa. Tapi hanya sejenak sebab kemudian ia berakta pula sambil ketawa cengar-cengir.
,,Tjin Hweetio, maafkan aku yang salah omong sampai ketemu dilain waktu."
Setelah berkata demikian, Si Garuda Kepala Botak kepala botak lalu lantas berlalu lebih dulu.
Kawanan penjahat itu setelah saling pandang sejenak, juga lantas sumuanya bubar.
* * * Peristiwa yang menyangkut dirinya Yo Tjie Tjong yang secara kebutulan telah menelan mustika Gu-Liong-Kauw, dan kemudian telah binasa bisa hidup kembali dalam waktu
beberapa hari sudah tersiar luas kalangan Kang Ouw oleh karena itu, Yo Tjie Tjong kini telah merupakan"barang yang di buat incacaran oleh kawanan iblis, yang bermaksud hendak mendapatkan mendapatkan barang mustika itu.
Ini sesungguhnya merupakan suatu hal yang menakutkan.
Kemungkinan penyemblihan atas dirinya untuk mengeluarkan mustika itu dari perutnya, setiap saat bisa saja terjadi sebab mustika Gu-Liong-Kauw itu harus ada telurnya burung raksasa baru bisa lumer dan berguna bagi dirinya pemilik, kalau tidak, selamanya akan tetap tinggal utuh dalam perutnya maka kawanan manusia yang mengandung hati seraka dan kejam lantassudah pada bergerak mencari adanya pemuda dengan mustika Gu-Liong-Kauw itu. Yo Tjie Tjong hari itu, setelah lolos dari bahaya kematian dari bahaya kematian dan meninggalkan lembah yang sempit sunyi yang pernah mnjadi tempat kuburannya sementara ia mlakukan perjalanan menuju keutara. Tujuannya yang pernah ia tuju mencari pusaka kayu Ouw-boks Po-Lok, supaya ia dapat mempelajari ilmu silatnya yang lebih dalam dan bisa digunakan untuk menuntut balas sakit hati Suhunya.
Ouw-boks Po-loks Cuma merupakan dua kayu hitam apayang ada ditangannya Yo Tjie
Tjong saat itu hanya yang memuat keterangannya, sedangkan sepotong lagi yang belum di temukannya, termuat dihapalannya.
Dalam sepotong kayu yang kecil itu dibuat pukulan tangan yang hanya terdiri dari lima jurus saja, tapi kalau itu dapat di muat pukulan tangan jang hanya terdiri dari djurus sadja, tetapi kalau tidak mendapatkan keterangannya dari sepotong kayu yang berada di tangannya Yo Tjie Tjong saat itu, tentu tidak akan dapat dipahamkan ilmu serangan termaksud.
Untuk mencari benda yang sudah hilang pada dua puluh tahun berselang itu, sebetulnya merupakan suatu pekerjaan yang maha sulit.
tetapi Yo Tjie Tjong sudah bertekad bulat, sebab benda itu bukan saja merupakan benda pusaka perguruannya, teapi juga merupakan benda penting yang harus didapatkan untuk dapat melaksanakan pesanan suhunya.
Terhadap mustika yang berada dalam perutnya,malahan ia tidak taruh perhatian sama sekali, sebab benda mustika itu harus dibantu dengan telur burung berwarna dari burung rajawali raksasa baru ada gunanya.
Tetapi barang yang tersebut terakhir ini juga merupakan barang yang tidak mudah untuk didapatkan, maka sama artinya dengan barang yang tidak berguna di dalam perutnya.
Disepanjang jalan ia terus mengingat-ingat nama musuh kam-lo-pang.
Nama-nama itu yang teratas adalah namanya lima iblis dengan huruf singkatan IM YANG
SIU ROAY PO. Lima huruf ini masing-masing mewakili namanya seorang iblis yang sudah tentu
berkepandaian sangat tinggi.
Tetapi dengan tekadnya yang bulat dan keyakinannya yang ia henak melaksanakan tugas yang berat itu.
Sementara itu, namanya duapuluh orang yang terdapat dalam lembar kedua dan ketiga, kecuali enam nama yang sudah dicoret oleh suhunya,ditambah lagi dengan namanya si Buli-buli arak wajah burung serta nama Sian-koan Kin sudah binasa pada lima penuh, ia hendak melaksanakan tugas yang berat itu.
Meskipun orang-orang itu merupakan orang-orang yang namanya sangat terkenal dalam golongan hitam maupun golongan putih tetapi kalau dibandingkan dengan golongan lima iblis yang tersebut duluan masih belum berarti apa-apa.
Satu persatu ia menyebutkan nama musuh-musuh suhunya itu, mau mengukir nama-nama itu di dalam hatinya supaya selamanya tidak dapat dilupakan.
Kemudian ada satu hari ia akan dapat mencoret nama-nama itu satu per-satu dari daftar nama yang berada padanya.
Selagi dalam keadaan melamun, terbawa oleh siliran angin yang meniup sepoi-sepoi, telinganya lapat-lapat menangkap suara beradunya senjata dan bentakan orang.ia berhenti melamun dan pasang telinganya dengan seksama mendengarkan suara itu, ternyata
datangnya dari rimba sebelah kiri jalanan.
Terdorong oleh perasan heran, ia lantas menggerakan badannya dan melesat kedalam rimba tersebut.
Suara pertempuran kedengarannya semakin nyata, diantara suara beradunya senjata, diseling oleh bentakan orang perempuan.
Yo Tjie Tjong masuk lebih jauh kedalam rimba.
Di rimba dalam terdapat satu tanah pekuburan yang luasnya kira kira saru bau lebih, dikitari oleh pohon-pohon Cemara.
Mula-mula ia menyembunyikan di belakang di rinya di sebuah pohon,tetapi ketika matanya menyaksikan apa yang terjadi hampir saja ia menjerit kaget.
Di suatu tanah di lapang kuburan tersebut terlihat tiga orang laki-laki jahat yang sedang mengepung dirinya satu nona yang memakai baju hitam yang usianya masih muda sekali mungkin masih berumur belum cukup delapan belas tahun.
Kedua pihak menggunakan pedang,pertempuran berjalan dengan sengit sekali.
Di atas kuburan tersebut terdapat beberapa bangkai manusia yang tergeletak dalam keadaan tidak utuh. Ada yang terkutung tangan atau kakinya bahkan ada pula yang
terkutung kepalanya. Darah merah membanjiri rumput yang hijau suatu pemandangan yang sangat
mengenaskan. Di sekitar lapang itu, masih ada beberapa orangtua dan anak muda yang jumlahnya tidak kurang dari tigapuluh orang.
Mereka itu tampaknya seperti orang-orang yang berkepadaian ilmu tinggi.
Nona baju hitam itu kelihatan gusar. Bilah pedangnya bergerak lincah. Meskipun dengan seorang diri ia harus melawan tiga orang musuhnya, tetapi ia tampaknya tak merasa keder.
Bahkan ia telah berhasil mendesak musuh-musuhnya sehingga kelabakan.
Yo Tjie Tjong terpesona menyaksikan pertempuran tersebut ia telah kagum oleh keahlian gadis berbaju hitam dengan ilmunya sangat tinggi, ia bermaksud untuk menonton saja dulu kalau perlu baru ia turun tangan membantunya. Maka itulah ia menyembunyikan dalam pohon yang lebat.
Tiba-tiba ia mendengar suara jeritan ngeri, salah satu katiga laki-laki yang mengepung sigadis berbaju hitam rubuh dalam keadaan terkatung lengannya.
Kedua laki-laki yang lainnya menyaksikan satu kawannya yang tewas, nampaknya semakin napsu dengan tanpa menghiraukan nyawanya sendiri dengan terus menyerang sigadis
berbaju hitam. Dengan cepat dalam waktu singkat si nona sudah melancarkan 9 serangan, sehingga dua kaki itu menjadi gugup. Mereka terus mundur dengan smpai kira-kira lima sampai enam langkah tidak, baru terhindar dari bahaya.
Gadis berbaju hitam itu agaknya sudah gemas betul-betul, setelah melancarkan serangan bertubi-tubi tadi, lalu rubah gerakaknnya dan kembali melancarkan serangan beruntun tiga kali dengan ilmu padanya yang aneh luar biasa, hingga ke dua laki-laki itu kembali terancam jiwanya.
,,kamu berdua mundur"!
Suara bentakan seperti geledeg tiba-tiba terdengar rombongan orang banyak lantas muncul seorang tua yang bertubuh pendek kecil. Baru saja orangnya bergerak,
Tangan sudah mengeluarkan sambaran angina demikian hebat, menggulung si gadis baju hitam oaring tua pendek itu mempunyai kekuatan yang begitu hebat, sesungguhnya ada di luar duggan semua orang.
Gadis baju hitam itu apa bila tidak menarik serangannya, dua laki-laki tadi akan binasa di bawah pedangnya, tetapi ia sendiri juga akan terluka oleh sambaran angin si orang tua pendek kecil. Itu menghindari serangan hebat ini, terpaksa ia harus melompat menyingkir delapan kaki jauh nya.
Dua orang laki-laki yang terlebih dahulu telah menggunakan kesempatan itu untuk
mengundurkan diri. Orang tua pendek kecil tadi, sehabis melancarkan serangannya, lalu berkata sambil mendengarkan suara ketawanya yang aneh :
,,Budak hina lebih baik kau keluar saja dengan baik."
,,setan cebol, kau belum pantas mengeluarkan perkatan begitu,"jawab si gadis baju hitam.
Bukan kepalang gusarnya orang tua pendek kecil itu.
,,budak hina apa kau mencari mampus ?" bentak bengis, setelah berkata, badannya yang pendek kecil telah melesat seperti gangsing mencari si gadis baju hitam. Dalam waktu yang singkat saja ia melanjutkan serangan bertubi-tubi badannya sinona melesat tinggi, ditengah udara ia membuat satu lingkaran, kemudian turun melesat seperti burung wal et, tanganya berbarang melancarkan tiga kali serangan.
Yo Tjie Tjong yang menyaksikan serangan pertempuran itu dari tempat per sembunyiannya, diam-diam merasa kaget juga. Pikirannya gadis baju hitam betul-betul hebat, Kepadanya tampaknya gadis itu mengerti adanya benda mustika,yang membuat kawanan penjahat
belum lenyap pikiran itu, dalam medan pertempuran sudah terjadi perubahan. Orang tua cebol itu dengan kedua tangannya yang kurus terusterusan melancarkan serangan secara hebat. Diantara serangan gadis baju hitam, tangan orang tua masih dapat bergerak dengan berani, kadang-kadang juga menyelusup diantara sinar pedang hendak menyambar diri si nona.
Gadis baju hitam itu, sedikitnya merasa nyeri bahkan serangan dilakukan semakin gencar.
Bertepatan pada saat itu muncul tiga orang tua yang kira-kira usianya lima puluh tahunan yang turut ambil bagian dan mengurung sigadis berbaju hitam.
Dengan muncul mereka, keadaan lantas berubah gadis baju hitam itu keliatan di bawa angin Yo Tjie Tjong pernah mengalami dirinya dikepung oleh kawaan orang-orang jahat, timbul perasan didalam hatinya kepada si nona berbaju hitam yang terkurung, selagi ia hendak bergerak, mendadak terdengar suara seperti menggeramnya binatang buas. Orang-orang jahat yang saat itu masih belum turun tangan dan masih berdiri dipinggir jalan sebagai penonton ketika mendengar suara geraman itu wajah mereka berubah agaknya mereka
sangat ketakutan. Empat orang tua yang sedang mengepung sigadis baju hitam lantas lompat mundur.
Yo Tjie Tjong merasa sangat heran. Ia tidak mengetahui kawan iblis macam apa yang mendatangi sehingga membuat orang-orang ketakutan sedemikian rupa "
Si gais berbaju hitampun terkejut, matanya mengawsi kearah rimba.
Untuk sesaat lamanya keadaan menjadi sunyi senyap tetapi suasana menjadi tegang dan menyeramkan.
Suara menggeram seperti binatang buas itu makin lama makin dekat kedengaranya makin masuk telinga.
Baru saja suara geraman berhenti banyak orang lantas jadi kesima karana menghadapi pemandangan yang luar biasa.
Pada saat itu didalam kalangan bertambah seseoarang yang aneh bentuknya seperti
bangkai hidup, badannya tinggi kurus, wajahnya pucatpasi, sedikit pun tidak terlihat tanda-tanda seperti manusia hidup,matanya memancarkan sinar biru hidungnya pesek dan lebar tangan dan jari-jarinya yang terbungkus oleh kulit yang putih keriput diatas jari-jarinya yang kurus tumbuh kuku yang panjang. Bentuk manusia aneh yang menakutkan cukup
menciutkan nyali-nyali yang kecil.
Semua orang yang berada ditempat itu merasa seram melihatnya sangat ngeri datangnya orang itu.
Yo Tjie Tjong sendiri merasakan bulukuduknya berdiri.
Orang aneh itu dengan matanya yang tajam menyapa sejenak kearah semua orang lantas berkata ke semua orang dengan suaranya yang menyeramkan.
,,kalian semua enyah dari sini !"
Perintah itu dibarengi oleh gerak tangan yang kurus kering dan satu diantara orang-orang tua yang berdiri di hadapan si gadislanta lantas rubuh binasa ,dar iluban gibung, mata dan mulutnya mengalirkan darah hitam.
Entah ilmu apakah yang digunakan oleh manusia aneh itu" Tidak ada seorangpun juga yang mengetahuinya.
Semua kawanan penjahat yang berada itempat pada terbang semangatnya lantas dari
tunggang-langgang, sebentar saja keadaan sudah menjadi sepi kembali.
Gadis baju hitam itu melintangkan pedang didepan dadanya, tetapi tangan yang memegang pedang tampaknya agak gemetaran.
Manusia aneh seperti bangkai hidup itu dengan matanya yang biru mengawasi si gadis, setelah itu lalu berkata sembari mengeluarkan suara ketawanya yang menyeramkan :
,,Bocah, siapa namamu " dank kau anak siapa " coba kau ceritakan pada Lohu barang kali saja lohu kenal. Kalau tidak ". Huhh, huhh".
Si gadis sepasang alisnya berdiri, ia menjawab dengan suara gusar :
,,Hal ini tidak perlu kau tahu."
,,Ha, ha, ha". Satu bocah yang tidak tahu diri ! sekarang serahkan saja benda didirimu itu dengan secara baik-baik, lohu akan memberikan kau kematian dalam keadaan utuh, kalau tidak, ini adalah contohnya !" demikian kata si manusuia aneh itu sambil menunjuk mayat orang tua yang menggeletak di tanah.
Ketika si gadis menengengok ke arah mayat yang di tunjuk oleh orang aneh itu, mayat itu sudah berubah menjadi cair, hanya rambutnya yang ketinggalan,airnya menyiarkan amis.
Yo Tjie Tjong yang turut menyaksikan di belakang pohon,hatinya juga merasa berdebaran.
Entah benda mustika apa yang ada di badannya gadis baju hitam itu sehingga menimbulkan banyak perahatian para kawanan penjahat dan pada datang merebutnya, sampaipun
terkenal orang paling ganasjuga merasa tertarik, dan turut ambil bagian merebut benda termaksud.
Si gadis wajahnya berubah seketika, dalam kagetnya ia telah keluarkan jeritan tertahan.
,,Kau adakah si Tengkorak Hidup Lui-bok-thong ?"
,,Huh , huh, huh?" kau masih terhitung seorang yang mempunyai banyak pengalaman
sehingga mengenal nama dan julukan Lohu. Oleh karena itu aku akan bertindak, aku akan mengampuni jiwamu asal barang itu kau serahkan kepadaku berikan kepadaku.
,,Oh tidak begitu gampang."
,,Apa perlu Lohu turun tangan sendiri ?"
Yo Tjie Tjong mendengar gadis baju hitam itu menyebutkan nama dan gelar orang aneh itu, Bukan kepalang aneh dan kagetnya.
Ia tidak menyangka bahwa disitu telah mengenal wajah asli si muka iblis tua ini, karma dalam daftar musuh-musuhnya Kam-lo-pang nama iblis ini tercantum dalam daftarnya.
Siluman tengkorak Lui-bok-thong termasuk orang yang keempat dari lima orang lihay musuh-musuh Kam-lo-pang, Yo Tjie Tjong yang dirasakan seketika bergolak darahnya bergolak dan beringas.
Tetapi ia tahu bahwa umpannya saat itu menunjukan diri, berarti akan menagantarkan jiwanya secara Cuma-Cuma karena pada saat itu ia belum dapat menandingi si iblis tua itu, namun hatinya sangat gusar tapi ia harus menahan sabar sedikit.
Siluman tengkorak hidup Lui bok thong dengan memandang matanya yang biru mendadak mengawasi ketempat persembunyian Yo Tjie Tjong setelah mendengarkan ketawanya yang aneh, kembali menatap kearah si gadis berbaju hitam.
Pada saat itu si gadis berbaju hitam menggertak dengan suaranya yang bengis.
,,iblis tua, kalau aku mati ditangan mu tetapi kalau kau inginkan aku menyerahkan benda ini kepadamu jangan harap kecuali ada matahari terbit di sebelah barat.
Si gadis rupanya tidak merasa jerim, maka ia berani berlaku garang terhadap satu iblis yang sudah terkenal keganasanya, terhadap keberanian si gadis itu. Yo Tjie Tjong merasa kagum.
Siluman tengkorak itu tidak menyangka bahwa gadis kecil itu telah menantangnya dengan berani, maka wajahnya yang putih seperti kertas bergerak-gerak"..
,,Hi...hi..hi?".barang kali kau masih belum tahu"
Baru saja mengucapkan perkataan itu, badanya yang kurus dengan cepat melesat kearah berdirinya kearah si gadis berbaju hitam kedua tangan yang seperti cakar burung dengan gerakannya yang sangat aneh sudah menyambar pinggangnya si gadis.
Gadis berbaju hitam itu langsung menggertak dengan pedang di tangannya lantas terayun membabat tagan si iblis tua.
Diantara suara tawa yang aneh, iblis tua itu lolos dari serangan pedang si gadis berbaju hitam tanpa luka sedikitpun, ia mundur lima kaki tangannya ternyata sudah memegang sebuah benda yang terbungkus kain putih.
Gerakan yang cepat dan gesit sungguh sangat mengejutkan.
Gadis baju hitam terkejut melihat benda di badannya pindah ke tangannya, lantas berubah wajahnya dedngan gemas ia membentak :
,,aku akan mengahabisi nyawamu"
Ucapannya itu dibarengi dengan serangan pedang yang sangat hebat.
Siluman itu terpaksa mundur dengan beberapa langkah.
Yo Tjie Tjong yang menyaksikan semua kejadian denagn perasaan yang terheran-heran diam-diam berpikir" gadis berbaju hitam ini kepandaianya jauh lebih tinggi dari pada aku.
Entah dari golongan mana " kepandainya mungkin berimbang dari bibi Tho
Siluman tengkorak lalu memasukan benda rampasannya kedalam saku, kemudian
tangannya bergerak menyerang serangan si gadis.
Si nona telah melancarkan serangannya berkali-kali dengan napsu dan penasaran
serangannya agak mirip serangan dilakukan secara kalap ia tidak memperdulikan jiwanya lagi.
Serangan si siluman tengkorak ternyata hebat sekali sampai pedang di tangannya hampir terlepas oleh karena sambaran angina.
Saat itu si gadis berbaju hitam merasa terdesak oleh kekuatan yang sangat hebat sehingga rasanya sukar untuk bernapas, maka ia terpaksa harus mundur sampai delapan kaki
jauhnya. ,,siluman tengkorak berhasil mundur si gadis baju hitam, lantas menoleh dan berkata ke arah rimba yang sejauh delapan kaki :
,,siapa yang sembunyi dalam rimba itu, lekas tunjukan dirimu !"
Bukan kepalang kagetnya Yo Tjie Tjong ia sunguh tak percaya, terpaksa ia lompat keluar dari tempat persembunyiannya.
Si gadis baju hitam heran, dalam keadaan demikian masih ada orang yang bersembunyi kalau bukan orang yang berilmu tinggi pasti bernyali besar".
Dan ketika melihat siapa orangnya hatinya lantas terguncang hebat.
Bagian Ke Sebelas ORANG yang baru muncul itu adalah seorang pemuda yang tampan tetapi kelihatannya sangat dingin.
Siluman tengkorak itu tersentak melihat munculnya seorang anak muda yang tampan lantas tertawa bergelak-gelak.
,,bocah apa kau sudah bosan hidup ?"
Yo Tjie Tjong ternyata menghadapi musuh besar suhunya hatinya sudah terguncang hebat sepasang matanya tampak beringas dengan tidak menunjukan rasa takut sedikitpun dia menjawab dengan suara kaku.
,,kau mau berbuat apa " silahkan !"
,,kalau kau sudah bosan hidup Lohu bersedia mengiringi kehendakmu.
Yo Tjie Tjong sudah mengetahui bahwa siluman tengkorak ini sangat ganas dan telenges sifatnya ia berbuat apa yang ia ucapkan. Dengan kekuatan Yo Tjie Tjong hendak
menggempur padanya, sama saja mengantarkan kematiannya sendri.
Meskipun Yo Tjie Tjong mengetahui semua itu masih bisa menjawab dengan berani :
,,siluman tua ! hari ini jika kau tidak membunuh aku maka aku yang suatu hari yang akan membunuh Mu !"
Si gadis berbaju hitam yang berdiri disampingnya ketika mendengar jawaban Yo Tjie Tjong diam-diam berpikir : pemuda ini sungguh berani dan sombong sekali, ia berani
mengucapkan perkataan jumawa di hadapan si iblis ini, bukankah mencari jalan kematian sendiri "
Tiba-tiba suatu pikiran timbul dalam otaknya, ia merasa simpatik tertarik terhadap keberanian dan ketampanannya Yo Tjie Tjong , sebentar jika si iblis itu turun tangan terhadap dirinya anak muda itu, ia akan memberi bantuannya dengan sekuat tenaga.
Si siluman tengkorak Lui Bok Thong selama sedang melintang didunia Kang-ouw, namanya saja sudah Lisa membuat takut orang-orang golongan hitam ataupun golongan putih, sehingga tak ada seorangpun yang berani omong besar, dihadapannya. Tetapi sekarang ternyata masih ada orang yang berani menyatakan terang terangan dihadapannya hendak membunuh dirinya, bahkan pekataan dari keluarganya dari mulut seorang pemuda yang usianya baru kira kira delapan belas tahunan saja, mka terhadap keberaniannya pemuda itu tidak marah, malah sebaliknya merasa terheran-heran ia mula-mula menyangka hanya pendengarannya saja yang salah, maka ia menaya pula :
,,Bocah, apa kau katakana tadi ?"
,,Aku kata, kalau hari ini kau tidak berhasil membunuh mati aku, pada suatu hari aku yang akan membunuh mu.
,,Hu ,hu ,hu".. perkataamu yang takabur ini, aku Lui bok Thong yang takakan melepaskan dirimu.
Yo Tjie Tjong massih dengan wajah ketus dingin menjawab :
,,Tetapi kau jangan menyesal !"
,,Lohu selamanya belum pernah menyesal kau boleh mencari suhu yang lebih pandai
melatih dirimu baik-baik baru nanti mencari aku lagi.
Yo Tjie Tjong Cuma terdiam ia tak menjawab.
Si siluman tengkorak itu mendadak berpaling dan berkata kepada si gadis berbaju hitam. :
,,Lohu berkata hendak memberikan kau mati secara utuh.
Baru saja ia mengucapkan nya itu, tangannya dengan cepat melancarkan serangan yang di barengi dengan sambaran angin yang sangat hebat.
Si gadis hitam tidak menyangka bahwa si iblis tua itu bisa turun tangan secara tiba-tiba, dalam gugupnya ia mencoba menagkis serangan dengan sekuat-kuatnya pedangnya juga terlempar untk menangkis serangan si iblis.
,,Duk, duk !" demikian terdengar duakali suara benturan yang nyaring, beradunya kekuatan dari kedua pihak telah menimbulkan angin hebat, sehingga membuat batu beterbangan.
Sebentar kemudian lalu terdengar suara jeritanm gadis baju hitam itu dengan mulut menyemburkan darah segar, badanya terpental sejauh dua tumbak lebih yang kemudian jatuh bergelimpangan ditanah.


Golok Maut Tjan Tjie Leng Karya O P A di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Serangan Yo Tjie Tjong meski dapat mengurangi kekuatan si iblis tua sedikit, tetapi ia sendiri juga sudah terpental mundur sepuluh tindak lebih oleh karena serangan itu.
Untuk sesaat ia berdiri melongo, tidak bisa berkata apapun.
Kekuatan tenaga si iblis tua benar-benar luar biasa hebatnya.
Suara mengaung yang sangat aneh kedengarannya kembali terdengar. Siluman tengkorak itu badannya lantas melesat ke udara kira-kira lima tumbak tingginya, kemudian dengan secara mendadak ia berbalik dan lantas menghilang ketempat gelap.
Yo Tjie Tjong sembari mengawasi kearah menghilangnya si iblis itu, dengan tidak terasa sedah mengeluarakan elahan napas panjang. Selagi ia hendak meninggalkan tempat
tersebut. Mendadak ia ingat dirinya si gadis baju hitam yang saat itu entah bagaimana keaadaannya, maka ia lantas urungkan maksudnya.
Ketika matanya memandang ke arah si gadis, dilihatnya si nona masih rebah dengan tidak bergerak. Suatu pikiran lantas timbul dalam otaknya : apakah dia sudah biansa ?"
Sebetulnya ia hendak meninggalkan tempat tersebut dan tidak ingin mencampuri urusan si gadis itu, tetapi sesuatu kekuatan yang tersembunyi telah memimpin dirinya untuk menghampiri dirinya si nona.
Si gadis baju hitam itu parasnya cantik seperti bidadari. Meskipun dalam keadaan menggeletak tidak sadarkan diri seperti orang yang sudah mati, tetapi tampaknya masih menarik hati. Mata dan mulutnya tertutup rapat, seolah-olah sedang tidur nyenyak.
Agak lama Yo Tjie Tjong berada dalam kesangsian, tetapi akhirnya ia bejongkok juga, dengan tangannya ia mencoba meraba mulut dan hidungnya si gadis, ia merasa bahwa napas si gadis itu sudah lemah sekali.
Tampaknya jika mendapat pertolongan pada waktunya, mungkin jiwa si nona itu dapat tertolong. Tetapi kalau terlampau lama barangkali tidak ada harapan lagi.
Jika di ngat dari kekuatan tenaga dalamnya sendiri pada saat itu, kalau mau digunakan untuk menolong orang lain yang sedang terluka parah, rasanya masih belum cukup. Maka satu-satunya jalan ia harus tempuh ialah berdaya sebisa-bisanya supaya si nona bisa mendusin. Jalan itu adalah mengunakan tangannya mengurut jalan darahnya pada seluruh badannya si gadis.
Tetapi persoalan lain kini telah timbul diotaknya. Jika ia mau menggunakan cara demikian, sudah tentu ia harus meraba-raba sekujur badannya si korban. Justru orang yang terluka parah itu adalah seorang gadis remaja. Sekalipun dalam keadaan terpaksa juga rasanya masih kurang pantas kalau melakukan cara itu.
Maka ia lantas berdiri melongo sekian lamanya.
Sebentar kemudian pikiran warasnya mendorong : "kalau aku masih bersangsi terus, mungkin jiwanya tidak akan tertolong lagi. Apa boleh buat menolong jiwa orang lain lebih penting".
Setelah mengambil keputusan tetap, ia lantas mengeluarkan kedua jari tangannya menotok seluruh jalan darah di badannya si gadis baju hitam itu.
Ketika jarinya menyentuh badan si nona, timbulah semacam perasaan yang belum pernah ada sebelumnya. Ditambah lagi kini menghadapi badan yang lebih halus dan wajah yang lebih cantik. Maka pikiran yang bukan-bukan lantas timbul dalam hatinya.
Dengan cepat ia menguatkan hatinya, sambil memejamkan kedua matanya tangannya terus digerakan.
Tetapi bau harum yang keluar dari dirinya si gadis telah menusuk hidungnya. Bau harum itu kembali mengguncangkan hati nuraninya. Setelah menotok semua jalan darah disekujur badan si nona. Yo Tjie Tjong lalu mengunakan pula cara yang terdapat dalam perguruanya untuk mengurut sekujur badan si nona.
Napas si gadis baju hitam perlahan-lahan kelihatan mulai teratur, agaknya sudah mulai mendusin.
Ini adalah saat yang paling penting. Ia sekarang tambah berlaku sangat hati-hati.
Ketika ia mengurut-ngurut badan si nona itu, sekujur badanna juga sudah memandikan keringat, hatinya berdebaran keras bukan disebabkan karena ia menggunakan tenga terlalu banyak tetapi disebabkan karena menahan gejolaknya perasaan.
Gadis baju hitam itu sudah perdengarkan suara elahan napas, sebentar kemudian orang nya juga akan mendusin. Ia merasa seperti badannya diraba-raba oleh tangan orang, ketika ia membuka matanya wajahnya berubah merah seketika dan tangannya lantas diayun.
Suar?Plak` terdengar amat nyaring, tangan yang halus dari si gadis baju hitam lantas bersarang di pipinya Yo Tjie Tjong. Tamparan itu dirasakan panas sekali oleh Yo Tjie Tjong.
Untung saja si gadis baru sembuh dari luka dalamnya, sehingga kekuatan tangannya pun jauh berkurang. Kalau tidak, mungkin Yo Tjie Tjong sudah dibikin rontok semua giginya.
Tetapi, walaupun demikian, tamparan itu sudah cukup membuat Yo Tjie Tjong
termangu-mangu. Ketika ia baru turun gunung, diatas jalan raya ia sudah pernah ditampar oleh Siang-koan Kiauw, si gadis baju merah, dan sekarang harus kembali menerima tamparan dari sigadis baju hitam ini. Maka dalam hatinya lantas timbul pikiran : "Apakah semua perempuan didunia ini begini tidak tahu diri ?"
Gadis baju hitam itu setelah memberikan tamparan kepada Yo Tjie Tjong, ketika melihat keadaanya Yo Tjie Tjong yang agak kelabakan. Segera ia ingat bahwa pemuda itu
sebetulnya sedang mengobati dirinya.
Maka ia merasa jengah sendiri, dalam hatinya merasa sangat menyesal.
Dengan hati penuh penyesalan ia mengawasi Yo Tjie Tjong sejenak, kemudian lantas berkata :
"siaohiap, maafkan perbuatanku yang ceroboh. Tadi karena aku belum tahu persoalannya sehingga kesalahan tangan menampar pipimu. Aku sungguh menyesal"Apa kau merasa
sakit ?" Sehabis berkata, tangannya lantas mengusap-usap pipinya Yo Tjie Tjong.
"Tidak apa, tidak apa." Yo Tjie Tjong berkata sambil miringkan kepalanya.
Gadis baju hitam ituyg terdorong oleh rasa menyesal dengan tangannya ia telah mengusap pipi si pemuda yang bekas ditampar. Setelah mendengar perkataan Yo Tjie Tjong ia baru merasa jengah sendirinya, cepat-cepat tangannya ditarik kembali, dengan wajah merah ia tundukan kepalanya.
Yo Tjie Tjong setelah mengetahui bahwa gadis itu telah sadar, lantas berdiri dan berkata dengan suara dingin :
"Nona, aku hendak pergi. Sampai bertemu kembali."
Si gadis ketika mendengar perkataan Yo Tjie Tjong, tampak sepasang matanya terbuka lebar-lebar. Ia coba hendak bangun bediri, tetapi baru saja bergerak tulang-tulangnya tiba-tiba dirasakan sakit sehingga rubuh lagi sambil keluarkan jeritan ?jo?.
Suaranya itu telah membuat Yo Tjie Tjong tidak jadi pergi.
"Apakah nona membutuhkan pertolonganku ?"
"Aku Yo Tjie Tjong."
"Oooo, apakah kau ini Yo Siaohiap yang dikabarkan telah menelan mustika Gu-liong-kauw dan hidup lagi sesudah mati ?"
"Kalau begitu, aku mengucapkan terima kasih atas bantuan Yo Siaohiau yang sudah
mengobati lukaku. Aku bernama Tio Lee Tin. Orang dunia Kang-ouw memberi gelaran
padaku Burung Hong Hitam."
Yo Tjie Tjong wajahnya berubah merah, tetapi sebentar kemudian sudah menjadi kecut dingin. Ia lalu berkata :
"Aku yang rendah masih cetek kepandaiannya. Barusan cuma menggunakan cara yang
tidak berarti apa-apa suapya nona bisa mendusin saja. Sementara, mengenai luka nona, aku yang rendah sesungguhnya tidak berdaya, maka aku tidak berani menerima ucapan terima kasih nona ini."
Tio Lee Tin setelah melihat wajahnya Yo Tjie Tjong untuk pertama kalinya, hatinya sudah terguncang. Kemudian ketika menyaksikan keberaniannya anak muda ini dalam
menghadapi si Siluman tengkorak, maka kesannya terhadap si pemuda itu sangat dalam sekali. Ia sekarang telah menolong dirinya dengan jalan mengurut sekujur badannya.
Meskipun ia hendak menolong jiwanya, tetapi sebagai satu gadis, bagaimana badanna dapat diraba oleh sembarang orang " ia bingung bagaimana harus bertindak "
Sekarang ia merasakan bahwa luka badannya itu tidak ringan. Urat beberapa bagian jalan darahnya sudah tertutup sehingga buat jalan saja masih merupakan pertanyaan. Apalagi harus memerlukan pengobatan yang sesama.
Maka saat itu Tio Lee Tin dalam hatinya lantas mengambil suatu keputusan.
"Yo Siaohiap, aku ada suatu pertanyaan yang tidak patut." Demikian ia lantas berkata.
Permintaan apa?" "Tolong kau kawani aku untuk mencari suhu. Lukaku ini didalam tangannya tidak
merupakan soal." "Dimana suhumu kini berada ?"
"Kabarnya pernah muncul di gunung Heng-san. Barangkali masih belum berlalu terlalu jauh dari gunung itu."
"Siapakah suhumu itu ?"
"Orang berkedok kain merah."
Yo Tjie Tjong terperanjat, sungguh tidak disangka bahwa suhunya nona itu adalah si pemilik bendera burung laut, itu orang berkedok kain merah yang tindak-tanduknya sangat
misterius. Pantas nona ini ada mempunyai kekuatan begitu begitu hebat.
Sebetulnya ia ingin menanyakan lagi benda apa yang disebut si Siluman Tengkorak tadi, oleh karena pertanyaan demikian agak mirip dengan orang yang ingin tahu segala urusan orang lain, maka segera niatnya itu diurungkan.
Sebetunya benda Tio Lee Tin yang terjatuh ditangannya si Siluman Tengkorak hidup tadi ada mempunyai hubungan erat dengan dirinya Tio Lee Tin sendiri juga masih ada sangkut pautnya dengan dia.
Oleh karena itu ia urungkan niatnya untuk menanyakan tentang apa yang dipikirkannya tadi, maka telah menimbulkan kejadian yang berbelit-belit dikemudian hari.
Setelah berfikir sejenak, ia lalu menanya dengan suara hambar :
"Apakah nona sekarang bisa berjalan ?"
"Barangkali tidak bisa."
"Dan ?"" "Disini letaknya tidak berjauhan dengan kota. Tolong Siaohiap carikan sebuah kereta."
"Baik harap nona suka tunggu disini sebentar."
Sehabis berkata ia lantas berlalu meninggalkan rimba tersebut dan setelah melalui jalan raya ia terus menuju ke kota.
Tidak sampai setengah jam ia berjalan, sebuah kereta yang cukup besar sudah berada di depan matanya.
Mendadak pada saat itu satu bayangan orang melesat dan melayang turun dihadapannya.
Ketika Yo Tjie Tjong membuka matanya lebar-lebar, seketika itu darahnya lantas mendidih.
Orang itu ternyata adalah si Garuda Kepala Bota, slah satu kawanan penjahat yang turut ambil bagian dalam perbutan mustika Gu-liong-kao ditepi danau Naga.
"He..He"..Bocah, selamat bertemu kembali."
"Kau mau apa ?"
Mata si Garuda Botak itu nampak berputaran, kemudian berkata dengan kata menyeramkan
: "Aku ingin pinjam sesuatu barang dari kau."
"mustka Gu-liong-kao yang berada dalam perutmu !"
Yo Tjie Tjong lantas naik darah. Sambil keluarkan geraman hebat ia maju dan melancarkan serangan yang aneh. Setiap serangannya itu ditunjukan kearah bagian penting dibadannya sang lawan.
Kekuatan tenaga dalamnya meskipun masih terbatas oleh karena usianya, tetapi ilmu silatnya dibawah pimpinan tiga orang kuat dari Kam-lo-pang. Sesungguhnya bukan orang sembarangan, maka serangan yang dilancarkan demikain gencarnya sesubngguhnya tidak boleh dipandang ringan.
Si Garuda kepala Botak yang semuanya menganggap ringan dirinya pemuda itu, hampir saja tergelincir dibawah tangannya.
"Setan cilik, kau mempunyai kepandaian yang berarti juga, heh !" berkata si Garuda kepala Botak, sambil melancarkan serangan pembalasan.
Sebentar saja mereka telah bertarung seruh.
Si Garuda kepala botak dengan kekuatan tenaga dalamnya yang hebat telah melancarkan serangannya dengan telapakan jari tangannya.
Sedangkan Yo Tjie Tjong dengan mengandalkan gerak tipu silatnya yang aneh, ternyata bisa mengimbangi kekuatannya si garuda kepala botak.
Si kepala botak tidak mengira bahwa Yo Tjie Tjong yang dipandang bocah ternyata
mempunyai kepandaian begitu hebat, tetapi setelah 50 jurus kemudian ia lantas dapat lihat bahwa bocah ini kekuatan tenaga dalamnya masih kalah jauh dengan dirinya.
Oleh karena itu, lantas rubah ilmu silatnya, setiap serangannya dibarengi dengan serangannya yang menggunakan kekuatan tenaga dalam. Dengan demikian keadaanya
lantas berubah Yo Tjie Tjong mulai terdesak mundur.
"Setan cilik, aku kalau membiarkan kau bertahan sampai 10 jurus lagi, selanjutnya akan meningalkan dunia Kang-ouw !"
"Setan kepala botak, kau tak usah takabur !"
"Tidak percaya kau boleh lihat !"
Si garuda kepala botak itu tiba-tiba badannya melesat tinggi keatas, setelah perputaran ditengah udara, dengan kepala dibawah dan kaki diatas, seolah-olah burung garuda, ia pentang 10 jari kedua tangannya, dengan kecepatan bagaikan kilat menyambar dirinya Yo Tjie Tjong.
Tapi gerakan ini telah mmengingatkan Yo Tjie Tjong caranya untuk menandingi lawannya.
Karena ia ada mahir sekali dalam hal ilmu menggentengi tubuh, 5 tahun lamanya ia sudah mendapat didikan dari Kam-lo-pang.
Dengan cepat ia juga melesat tinggi keatas, tepat sekali menghindarkan sambarannya si garuda kepala botak. Kemudian di tengah udara ia memutar balik tubuhnya untuk balas menyerbu lawannya.
Satu serangan hebat telah dilancarkan dari atas.
Si Garuda kepala Botak yang tidak berhasil menyambar dirinya Yo Tjie Tjong badannya sudah mendekati tanah. Selagi hendak naik ke atas lagi, serangan tangan Yo Tjie Tjong telah tiba.
Ia tidak menduga bahwa bocah itu ada mempunyai kepandaian begitu hebat, seketika itu ia jadi sangat gugup.
Si Garuda kepala botak yang juga merupakan salah satu jago yang mempunyai kemahiran dalam hal ilmu menggentengi tubuh serta sudah mempunyai latihan beberapa puluh tahun lamanya. Kalau sampai terjungkal ditangannya Yo Tjie Tjong bukan merupakan suatu hal yang sangat ganjil "
Seketika itu ia lantas mengelinding di tanah, kemudian ia melesat lagi keatas dan balas menyerang dua kali.
Yo Tjie Tjong juga tidak berhasil dengan serangannya, lantas melayang sejauh satu tumbak lebih, untuk menghindarkan serangan lawanya yang sangat hebat.
Si kepala botak mengejar, sebaliknya lantas melayang turun ke tanah. Diwajahnya
menunjukan sangat gusar, dengan mata mendelik ia mengawasi Yo Tjie Tjong.
Anak muda itu merasa heran, entah apa maksudnya si garuda itu"..
Mendadak ada satu tangan yang halus telah diletakan diatas pundaknya.
Bukan kepalang kagetnya Yo Tjie Tjong, selagi hendak balikan badannya".
"Jangan begerak !" demikian ia dengar satu suara halus tapi bengis sedang tangan yang diletakan diatas pundak kini telah mencengkram dengan keras.
Suara yang halus bengis itu rasanya sudah tidak asing lagi bagi Yo Tjie Tjong. Suara itu adalah suara satu wanita.
Dalam keadaan kejepit Yo Tjie Tjong mendadak timbul akalnya, dengan kedua sikutnya ia menumbuk ke belakang.
Gerakannya itu sangat bagus sekali, tapi juga agak keterlaluan.
Sikut itu agaknya menyentuh benda yang lunak dan membal, kemudian disusul oleh suara bentakan, tapi Yo Tjie Tjong sudah mengunakan kesempatan itu melesat sejauh 5 kali, dengan cepat balikan tubuhnya. Orang yang mencekal pundaknya tadi adalah Tjin Bie Nio.
Wanita centil genit itu tangannya sedang mendekap dadanya, wajahnya nampak pucat, tapi matanya beringas.
Kiranya sikut Yo Tjie Tjong tadi dengan cepat telah mengenakan kedua buah dadanya.
Yo Tjie Tjong sangat benci sekali terhadap wanita kejam dan genit itu, maka lantas menanyasambil gertak gigi :
"Tjin Bie Nio, kau mau apa ?"
"Aku hendak bunuh maati kau !"
Si garuda kepala botak yang berdiri disamping lantas berkata dengan suara mendongkol.
"Tjin hweetio, bocah ini adalah yang menemukan lohu lebih dulu !"
"Kalau kau yang menemukan mau apa ?"
"Aku hendak bawa ia pergi !"
"Bawa pergi " Haha, kau boleh coba bawa !"
Si garuda kepala botak gusar sekali, dengan kecepatan kilat ia menyerang Yo Tjie Tjong dengan tenaga penuh.
Mendengar pembicaraan meraka, Yo Tjie Tjong dadanya hampir meledak. Dengan gesit sekali ia mengelakan serangan dan tahu-tahu sudah berada disamping dirinya si Garuda kepala botak. Dengan gemas sekali ia melontarkan satu serangan.
Si Garuda kepala botak ada seorang yang sangat licin, ia menyingkir maka sambil
perdengarkan suara ketawanya yang seram. Serangannya dimiringkan ke samping.
Dengan demikian, dengan cepat ia menyambuti serangannya Yo Tjie Tjong.
Tidak ampun lagi, kekuatan dari kedua pihak lantas saling beradu, Yo Tjie Tjong terpental mundur sampai tiga tindak.
Untung serangannya si Garuda kepala botak sendiri karena adanya perubahan gerakannya tadi, kekuatnnya juga sudah kurang banyak. Kalau tidak, Yo Tjie Tjong pasti akan terluka parah.
Sesaat selagi kedua lawan itu memisahkan diri?""..
Serangannya tangan Tjin Bie Nio dengan diam-diam tapi cepat dan ganas sekali sudah menghajar si garuda kepala botak dari belakang.
Si Garuda kepala botak ketika merasakan dibelakang dirinya ada sambaran angin,
badannya lantas melesat kedepan, kemudian tangannya membalik menyambuti serangan Tjin Bie Nio. Tidak tahu kalau Tjin Bie Nio sudah menduga akan gerakan si Garuda kepala botak itu, maka serangannya tadi dilontarkan seperti mengacip. Maka serangan tangan si Garuda kepala botak tadi lantas mengenakan tempat kosong, sedang serangannya yang bergaya mengacip dari Tjin Bie Nio dengan tepat telah mengenakan dirinya.
Tidak ampun tubuhnya si Garuda kepala botak itu lantas terpental sejauh satu tumbak lebih.
Si Garuda kepala botak dengan menahan darahnya yang mengolak, ia lompat bangun dan menegur Tjin Bie Nio dengan suara bengis :
"Tjin Bie Nio, perbuatanmu yang membokong tadi, apa patut dilalukan oleh seorang gagah seperti kau ?"
"Hihihi ! dengan seorang semacam kau, perlu apa bicara tentang aturan ?"
Pada saat itu, 10 orangnya Tjin Bie Nio sudah berada didepannya.
Mereka merupakan 5 orang laki-laki pertengahan umur dan 5 perempuan yang amat cantik.
Yo Tjie Tjong hatinya berkecat, nampaknya 5 laki-laki dan 5 perempuan muda itu tentunya ada anak buahnya Tjin Bie Nio, orang-orang dari Pek-leng-hwee.
10 laki-laki dan wanita itu setelah berada didepannya Tjin Bie Nio, mereka lantas pada membungkukan badan untuk memberi hormat.
Tjin Bie Nio anggukan kepala, kemudian mengeluarkan perintahnya :
"Sepuluh anak buahku dengar !"
"Kami bersedia menerima perintah hweetio !" jawab mereka berbarengan.
"Tangkap Setan kepala botak ini dan bawa pulang kepusat kalau perlu bunuh mati saja !"
"Baik !" Si Garuda kepala botak ketika mendengar perkataan Tjin Bie Nio, bukan kepalang
gusarnya. Ia sendiri juga merupakan salah seorang jago terkenal dikalangan
Kang-ouw-ouw, bagaimana mandah dipermainkan oleh seorang wanita "
"Tjin Bie Nio, kau perempuan hina, aku siorang tua tidak mau sudah dengan kau !"
demikan bentaknya si garuda kepala botak.
Tapi sehabis membentak, dirinya sudah dikepung oleh 10 orang-orangnya Tjin Bie Nio.
Tjin Bie Nio ada seorang wanita yang sangat jahat dan kejam. Ia bermaksud hendak membunuh mati si garuda kepala botak, sepaya rahasianya tidak di bocorkan.
Sebab terhadap dirinya Yo Tjie Tjong, wanita jahat kejam dan genit itu ada mengandung maksud ?stimew?. Tapi Yo Tjie Tjong yang dengan secara kebetulan sudah menelan
mustika Gu-liong-kao, kini sudah menjadi perhatian orang banyak didunia Kang-ouw, Hari itu ia sudah bertekad bulat hendak membereskan dirinya Yo Tjie Tjong, apalagi hal ini tersiar dikalangan Kang-ouw maka ia mendatangkan bencana besar bagi Pek-leng-hwee di
kemudian hari. Oleh karena itu, ia harus bunuh mati si garuda kepala botak ini, agar rahasianya tertutup selama-lamanya.
Tjin Bie Nio melirik kepada si Garuda kepala botak yang dikurung oleh 10 orang buahnya, kemudian berpaling, dengan sepasang matanya yang genit ia menatap wajahnya Yo Tjie Tjong.
Anak muda itu mengerti bahwa pada saat itu sudah tidak mungkin untuk melepaskan diri dari tangan musuh-musuhnya itu. Maka ia lantas berlaku nekad. Dengan maju beberapa tindak ia lantas berkata sambil menuding Tjin Bie Nio :
"Perempuan hina yang tidak tahu malu, kau hendak berbuat apa ?"
Tjin Bie Nio ada satu ketua dari satu perkumpulan besar, meskipun sifatnya genit, tapi belum perah dimaki dan dituding demikian rupa. Maka dalam gusarnya ia lantas tertawa bergelak-gelak kemudian menjawab :
"Bocah, kau nanti akan tahu sendiri !"
Ucapan itu diberengi dengan serangan tangannya yang sangat hebat.
Dilain pihak, si Garuda kepala botak yang dikerubuti oleh 10 anak buahnya Tjin Bie Nio dengan cepat sudah mulai keteter. Tapi ia masih berdaya hendak melepaskan diri dari kepungan.
10 anak buahnya Tjin Bie Nio itu ada orang-orang yang pernah didik sendiri oleh ketua Pek-leng-hwee yang lama. Kekuatan tenaganya dan kepandaiannya cukup kuat, apalagi dengan bekerja sama 10 orang mereka satu sama lain nampaknya sudah saling mengerti, meski si Garuda kepala botak ada seorang berkepandaian tinggi, tapi juga tidak berdaya melepaskan diri dari kepungan 10 orang itu.
Yo Tjie Tjong dengan hati gemas, telah keluarkan semua kepandaiannya untuk menghadapi Tjin Bie Nio. Dengan secara nekad ia berikan perlawananya, hingga untuk sementara Tjin Bie Nio juga tidak berdaya.
Tidak lama kemudian, si Garuda kepala botak sudah ditangkap hidup-hidup oleh 10 orang anak buahnya Tjin Bie Nio.
Dipihaknya Tjin Bie Nio, setelah melancarkan serangannya sampai 10 kali, ia baru berhasil memukul mundur Yo Tjie Tjong, kemudian ia berkata kepada 10 anak buahnya :
"Kalian pulang dulu, hati-hati dengan tawananmu itu !"
10 anak buahnya, Tjin Bie Nio setelah mendapatkan perintah dari ketuanya, lantas berlalu sambil membawa dirinya si Garuda kepala botak.
Tjin Bie Nio setelah perintah anak buahnya pulang lantas berpaling menghadapi Yo Tjie Tjong. sambil ketawa terkekeh-kekeh dan kerlingkan mata ia berkata :
"Bocah, hari ini kalau kau bisa lolos dari tanganku, percuma saja aku menjadi ketua Pek-leng-hwee !
Sehabis berkata, lengan bajunya yang panjang lantas dikebutkan didepan wajahnya si anak muda.
Yo Tjie Tjong matanya mendelik, selagi hendak turun tangan mendadak bau harum
menusuk hidungnya, ia lantas merasa gelagat tidak baik, tetapi sudah terlambat. Saat itu ia rasakan puyeng kepalanya, matanya berkunang-kunang, kaki dan tangannya pada lemas dan lantas jatuh rubuh ditanah.
Tjin Bie Nio maju menghampiri, dengan tangannya yang putih balus ia mengelus-elus wajah Yo Tjie Tjong, matanya memancarkan sinar aneh yang menakutkan.
Yo Tjie Tjong ingatannya masih sadar matanya masih bisa melihat, saying badannya tidak bisa bergerak, mulutnya tidak bisa dibuka.
Hampir saja ia pingsan karena gusarnya.
Tjin Bie Nio dari dalam sakunya mengeluarkan sebuah botol kecil, dari botol itu
mengeluarkan sebuah obat pil warna merah dadu. Dengan paksa ia dijejalkan masuk pil itu kedalam mulut orang, hingga tanpa di ngin pil itu kena ditelan Yo Tjie Tjong. Setelah mana, si genit tertawa cekikikan, katanya :
,, Engko kecil yang manis, pil tadi dinamakan pil sorga dunia untuk satu malaman, setelah kau makan, kutanggung kau akan mendapat kesenangan dan kepuasan. Tapi itu hanya
sekali saja setelah itu, kau akan menjadi orang yang bercacat selama-lamanya. Aku Tjin Bie Nio tidak suka kau orang yang begini cakap menjadi rebutan orang banyak, maka aku harus menyingkirkan kau dari dunia. Mustika Gu-liong-kao dalam perutmu itu hitung-hitung sebagai gantinya untuk kesenangan dan kepuasanmu."
Sehabis berkata, kembali ia tertawa terkekeh-kekeh.
Yo Tjie Tjong buka lebar-lebar sepasang matanya, tampak tegas sekali berapa gusar hatinya saat itu, matanya membara seperti mengandung api.
Tjin Bie Nio dengan wajah ramai senyuman membukukan badan kemudian kempit
badannya Yo Tjie Tjong dibawah ketiaknya, dengan cepat ia sudah berlari menuju ketempat belukar.
Tidak antara lama tibalah, disuatu tempat sepi sunyi, disitu ada terdapat sebuah kelenteng tua yang sudah rusak keadaanya.
Ia letakan dirinya Yo Tjie Tjong mengerti bahwa sebentar lagi dirinya akan menjadi bulan-bulanan wanita setengah tua yang centil genit itu, entah apa yang ia akan perbuat terhadap dirinya itu.
Tjin Bie Nio setelah meletakan dirinya Yo Tjie Tjong ditanah, ia duduk didampinginya menantikan perubahan selanjutnya.
Tidak antara lama kemudian ?"..
Dalam perutnya Yo Tjie Tjong timbul hawa panas itu kenudian mengeluarkan hawa nafsu birahi yang makin lama hebat hingga tidak dapat dikuasai lagi.
Sebentar saja, mulutnya dirasakan kering, srkujur tubuhnya seperti dibakar, perlahan-lahan budi pekertinya telah lenyap sama sekali ia Cuma merasakan sesuatu kebutuhan untuk melampiaskan hawa napsunya.
Didalam matanya Yo Tjie Tjong pada saat itu, Tjin Bie Nio kelihatannya seperti bidadari yang baru turun dari khayangan, ia sudah tidak merasa benci dan gemas lagi, ia merasa saat itu ia sangat membutuhkan dirinya.
Keadaanya Tjin Bie Nio saat itu juga serupa dengan Yo Tjie Tjong.
Dari sorot matanya Yo Tjie Tjong ia sudah tahu kalau pemuda itu sudah hampir tidak bisa kuasai dirinya lagi, hingga ia mengerti bahwa saat bekerjanya obat itu telah tiba. Maka dengan cepat ia sudah membuka totokan Yo Tjie Tjong, siapa telah mendapat kembali kebebasanny, seolah-olah macan kelaparan ia lantas menubruk dirinya Tjin Bie Nio.
Mulutnya tidak hentinya mengucapkan perkataan : ,, Bie Nio "..Bie Nio?"!"
Bagian Ke Dua Belas DENGAN demikian, Yo Tjie Tjong dan Tjin Bie Nio lantas bergulingan ditanah.
Yo Tjie Tjong yang sudah kehilangan akal budinya, dibawah pengaruhnya obat Tjin Bie Nio, pikirannya sudah menjadi gelap sekali.
Suatu perbuatan terkutuk hampir saja terjadi didalam bekas rumah sunyi itu.
Andai kata hal itu benar-benar terjadi, meski Yo Tjie Tjong dapat kepuasannya ia dapat menjadi orang bercacat untuk seumur hidupnya bahkan lebih mengenaskan lagi bagi
nasibnya Yo Tjie Tjong, karena wanita genit centil itu, setelah merasa puas ia hendak membelek perutnya Yo Tjie Tjong dan mengambil mustikanya.
Peristiwa yang menyedihkan itu agaknya sudah sukar untuk dilakukan ?""..
Untung dalam saat yang sangat kritis itu, mendadak terdengar suara seperti keluar dari mulunya seorang yan gsudah lanjut usianya :
,, diwaktu tengah hari bolong, kau rase genit ini ternyata berani terang-terangan melakukan perbuatan terkutuk !"
Suara itu meski tidak keras, tapi cukup jelas kedengarannya Tjin Bie Nio yang sudah kelelap dalam napsu birahinya, ketika mendadak dengar suara itu, bukan kepalang kagetnya hingga napsunya lenyap buyar seketika.
Yo Tjie Tjong yang sudah seperti orang kerasokan setan karena pengaruhnya obat,
sekalipun dunia kiamat juga tidak peduli ia tetap memeluki dirinya Tjin Bie Nio, mulutnya mengeluarkan perkataan seperti orang mengigo.
Terdengar pula seorang tua itu :
,, Suhunya begitu, muridnya sudah tentu begitu juga. Rase tua itu hampir setengah tua umurnya mencelakakan dunia Kang-ouw dan sekarang si rase cilik mjuga kelihatannya hendak melanjutkan kelakuan suhumu " rupanya peristiwa berdarah yang bersipat romantis akan terulang pula."
Tjin Bie Nio sudah tidak bisa tahan sabar lagi, kegusarannya lantas memuncak sebab orang tua itu setiap perkataanya seolah-olah ditunjukan kepada dirinya.
Dengan cepat ia lantas mendorong dirinya Yo Tjie Tjong, kemudian lompat bangun. Selagi hendak keluar dari dalam kelenteng, Yo Tjie Tjong menghadang dan mulutnya mengoceh:
,, Enci, kau ?"sungguh kejam ?"".."
Tetapi Yo Tjie Tjong yang hendak memeluk, kembali didorong oleh Tjin Bie Nio sehingga trepental sejauh setombak lebih.
Tjin Bie Nio lalu membereskan pakaiannya dan rambutnya yang riap-riapan, kemudian dengan cepat lompat keluar dari dalam kelenteng. Kecuali angin yang meniup pakaianya, ia tidak dapat menemukan apapun juga.
Didalam kelenteng tua yang sudah hampir rubuh itu, yang tampaknya sudah mengetahui dengan jelas asal usul tentang dirinya, sudah tentu orang itu bukan orang sembarangan.
Belum lenyap pikirannya itu, Yo Tjie Tjong sudah menyerbu lagi seperti orang yang sudah kalap.
Tetapi Tjin Bie Nio saat itu sudah lenyap segala napsu birahinya. Ia hendak dulu mengetahui siapa orangnya yang usilan tadi, mak ketika Yo Tjie Tjong menubruk padanya, dengan cepat sekali ia mengulur tangannya dan menotok jalan darah si anak muda.
,, Eh! Kau rase cilik ini apa bermaksud hendak mengambil jiwanya si bocah ?" kembali terdengar suara seorang itu seperti dekat telinga Tjin Bie Nio, tetapi ia tidak dapat menebak suara itu datangnya dari mana.
Sekarang Tjin Bie Nio insap bahwa ia sudah berjumpa dengan seorang yang mempunyai kepandaian yan gsudah tidak ada taranya.
,, Kalau kau ada manusia, lekas unjukan dirimu!" demikian ia akhirnya berkata cemas.
Tetapi ia heran perkataanya itu tidak mendapatkan jawaban.
Tidak lama kemudian, siara yang sangat aneh itu kembali terdengar :
,, Bocah ini mempunyai tulang-tulang dan bakat yang luar biasa nagusnya. Apalagi ia telah menemukan kejadian gaib yang menguntungkan dirinya. Dia tidak boleh mati begitu saja."
,, Orang pandai dari mana " mengapa harus main sembunyi-sembunyian ?" demikian Tjin Bie Nio berseru, yang pada sebelumnya mengeluarkan perkataanya itu sudah memasang telinganya untuk mendapat tahu dari mana asal datangnya suara itu, Tjin Bie Nio bingung tidak berhasil menemukannya,karena suara itu kalau mau dikatakan dari jauh, tetapi kedengarannya dekat sekali dan kalau mau dikatakan dari tempat yang dekat, tetapi tidak bisa dilihat orangnya.
Kini terdengar pula suaranya orang itu yang seperti ditujukan kepada dirinya sendiri :,, Hati wanita sesungguhnya sangat kejam, saying bocah ini kepandaiannya telah musnah. Tapi masih ada harapan, dimulai dari permulaan lagi. Oh ! takdir, takdir !"
Tjin Bie Nio yang mendengar perkataan itu, perasaan takut dan nyerinya tidak dapat disingkirkan lagi. Kiranya, pil "sorga dunia" itu adalah semacam obat racun yang sangat jahat. Tiga puluh tahun berselang orang-orang yang berkepandaian tinggi, baik dari golongan hitam dan maupun dari golongan putih banyak yang menjadi korbannya obat tersebit, jumblahnya tidak kurang dari dua ratus orang banyaknya. Ini merupakan salah satu bencana hebat dalam rimba persilatan.
Orang-orang yang setelah makan obat itu dan sesudahnya melampiaskan hawa nafsunya, seluruh kekuatan badan dan semuanya, orang itu akan menjadi orang bercacat seumur hidupnya,. Ada kemungkinan juga satu jam setelah melampiaskan hawa nafsunya, sesudah musnah kekuatannya, pembuluh darah orang bermaksud pecah dan lantas binasa.
Dan orang tua yang bicara taei agaknya sudah kenal baik semua kasiatnya obat tersebut.
Tjin Bie Nio yang baru pertama kali ini hendak melakukannya, lantaas sudah terbuka rahasianya bagaimana ia tidak terkrjut"
Saat itu ia tidak masih tebalkan mukanya dan membentak :
,, jika kau masih tidak mau unjukan diri, jangan salahkan jika aku maki kau dengan perkataan kotor.
Tjin Bie Nio sesungguhnya seorang yang sangat licin. Ia telah dapat menduga pasti bahwa orang yang berbicara tetapi tidak mau ujudkan dirinya itu, tentunya dari golongan tua yang namanya sudah kesohor dan orang tua semacam itu adalah pantang sekali kalau
dimaki-maki oleh kaum wanita.
Dugaan itu sedikitpun tidak meleset.
,, Rase kecil, apa benar kau mau minta aku ujudkan diri ?" demikian terdengar suara itu pula.
,, Apakah kau tidak mau diketahui orang luar ?"
,, Ha,ha,ha,?"..Memnag benar! Agak kurang baik kalau diketahui orang,."
,, Kalau begitu, kau jangan sesalkan aku ?""."
,,Ooo Tidak ! Tidak ! dulu ketika suhumu, sirase tua melihat aku, lantas lari terbiri-biri .Perlu kuberitahukan dulu padamu, aku sebetulnya tidak bagus kalau dilihat. Aku tanggung kau nanti mersa jemu,"
Dan setelah mengatakan perkataanya itu, berulang-ulang ia lantas mengucapkan "O mie to hud;nya.
Mandadak Tjin Bie Nio dapat mengingat dirinya satu orang dan semangatnya lantas terbang seketika. Sesungguhnya ia tidak akan mengira bahwa orang aneh itu ternyata masih belum binasa dan sekarang muncul lagi disitu.
Karena mengingat dirinya orang yang lihay itu, maka Tjin Bie Nio lantas tidak perdulikan dirinya Yo Tjie Tjong lagi dan sudah lantas kabur terbiri-biri.
,, Ha, ha,ha?"?""


Golok Maut Tjan Tjie Leng Karya O P A di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Suara yang seperti genta itu lama mengema didalam kelenteng tua itu, sehingga kelenteng tua yang sudah lapu itu pada rontok jatuh.
Tidak lama setelah Tjin Bie Nio kabur, dari atas penglari telah melayang turun satu bayangan orang, yang lantas menghampiri dirinya Yo Tjie Tjong.
Yo Tjie Tjong saat itu mendadak seperti tergugah semangatnya oleh suara seperti genta tadi, keadaanya seperti orang yang baru terbangun dari tidurnya yang nyenyak dan matanya terpentang lebar-lebar.
Ia melihat seorang tua yang rambut dan jenggotnya sudah tidak bertenaga lagi. Semua tulang-tulangnya seperti sudah rontok, sedangkan untuk mengangkat kepalanya saja dirasakan sukar sekali, maka terpaksa ia mengurungkan maksudnya.
Pada saat itu, ia hanya dapat mengingat sebagian secara lapat-lapt saj apa yang terjadi atas dirinya pada satu jam dimuka, dengansorot mata kaget dan terheran-heran ia mengawasi orang aneh yang sedang menghampiri dirinya itu.
Apakah dia ini seorang hwesio" Kalau benar hweshio, bagaiman di kepalanya ada tumbuh rambut yang sudah putih semuanya"
Dan bukan kalau hweshio mengapa badanya mengenakan juba dan kakinya mengenakan
sepatu hweshio " Terutama bentuk wajahnya orang tua itu, asal orang sudah melihat satu kali, tidak mungkin dapat dilupakan untuk selama-lamanya. Ia padri bukan padri, imam bukan imam, sedangkan usianya kelihatan sudah lanjut sekali.
Tetapi keadaan Yo Tjie Tjong saat itu sudah lemah sekali, ia tidak dapat memikir banyak lagi apa maksud kedatangan orang aneh itu, entah baik atau jahat maksudnya.
Ia seperti barusan habis mengimpi, setelah juga seperti terumbang-ambing dalam lamunan.
Akhirnya orang aneh itu berdiri dihadapannya.
Yo Tjie Tjong dengan matanya yang sayu terus menatap wajah orang itu tanpa berkedip.
Orang aneh itu kedip-kedipkan matanya yang sipit, lama ia mengawasi Yo Tjie Tjong baru berkata sambil menggeleng-geloengkan kepala :
,, Budha berkata, bahwa sesuatu hal itu memang ada jodonya kalau tidak ketemi aku, bukankah bocah ini yang merupakan bibit luar biasa sirimba persilatan ini rusak ditangannya itu perempuan hina?"
Sehabis berkata ia lantas membuka lebar-lebar sepasang matanya itu memancarkan sinar aneh dan tajam.
Yo Tjie Tjong yang dipandang demikian, dian-diam mengakui tingginya kekuatan tenaga dalam orang aneh itu.
Orang aneh itu kembali berkata kepada dirinya sendiri :" bocahini dialis matanya ada diliputi oleh hawa pembunuhan yang hebat. Kalau digunakan pada jalan yang benar, kawanan
manusia jahat dan segala iblis dari rimba persilatan tentu akan dibikin musnah olehnya, sehingga merupakan suatu keuntungan bagi rimba persilatan tetapi jika digunakan pada jalan yang tidak benar, maka rimba persilatan akan mengalami bencana besar yang hebat jahat senuaitu sudah digariskan oleh tuhan. Takdir tidak boleh dilawan?"
Orang aneh itu lalu gibaskan lengan jubahnya yang mesum kearah dirinya Yo Tjie Tjong.
Totokan pada jalan darahnya pemuda itu sekejap mata juga sudah terbuka oleh karenanya.
Ilmu membebaskan jalan darah dengan menggunakan lengan baju semacam ini, dulu Yo Tjie Tjong hanya pernah mendengar dari mulut suhunya, itu hanya ilmu kepandaian yang sudah lama hilang didunia, sebab sukar sekali dipelajari orang, sungguh tidak disangka, orang yang bentuknya luar biasa itu bisa menggunakan kepandaian yang sudah menghilang itu.
Kalau begitu, orang ini tentunya bukan sembarangan orang mungkin orang ini merupakan seorang berkepandaian tinggi sekali dari golongan tua.
Yo Tjie Tjong setelah merasa jalan darahnya terbuka, lantas berkata :
,, Boanpwee ucapkan banyak terima kasih atas pertolongan Lotjianpwee ini,"
,, bocah, budha mengatakan ada sebab ada akibatnya pertemuan kita ini disebabkan oleh Karena adanya jodoh. Maka tidak perlu kaui mengudapkan terima kasih."
,, Adakah Lotjianpwee ini merupakan orang dari kalangan budha yang beribadah tinggi?"
,, Ha,ha ?""Orang beribadah " separuh saja, bahkan ada sedikit perbuatan nyeleweng.."
Yo Tjie Tjong terjengang" mengapa ada orang yang beribadah separuh saja " maka ia menanya dengan perasaan terheran-heran.?"
,, Benar, separuh padri,"
,, Bolehkah Lotjianpwee menjelaskan apa artinya separuh padri itu,"
,, Ha. Ha ?". Orang beribadah seharusnya tidak memikirkan apa-apa, sebab yang ditaati hanya ajaran budha saja. Badanku meski masih berkelucuran didalam dunia. Bahkan masih doyan arak dan makanan daging yang dipantang. Bukankah ini hanya bisa dihitung separuh saja ?"
,, Boanpwee anggap bahwa orang yang beribadah itu pada pikiran dan kelakuannya.
Tentang makanan dan minuman, itu hanya diluarnya saja, perlu apa juga harus rojoki hal itu
" maksud tujuannya budha yang utama tidak lain adalah supaya menolong orang berada dalam kesukaran, hud-tjow pernah mengatakan, kalau aku tidak masuk neraka, siapa yang akan masuk neraka " dari perkataan ini dapat ditimbang bahwa Lotjianpwee inilah penganut budha yang benar-benar yang bukan nganut diluarnya saja, entah bagaiman pikiran
Lotjianpwee tentang pendapat Boanpwee yang cetek ini ?"
Orang aneh itu lantas membuka mulutnya dan memperdengarkan ketawanya yang panjang dan nyaring memekakan telinga Yo Tjie Tjong. Sehabis ketawa, ia lantas perdengarkan suaranya yang seperti genta.
,, Bocah, kau benar-benar ada seorang cerdik, apa yang kau udapkan itu, cocok sekali dengan pikitanku, si hweshio gila."
,, numpang Tanya, apa gelaran Lotjianpwee ?"
,, Semua ini merupakan embel-embel saja yang sudah lam kulupakan maka tidak usah kau tancapkan hal itu,"
Diam-diam Yo Tjie Tjong merasa geli sendirinya, orang orang aneh ini benar-benar merupakan seorang aneh dalam segala-galanya. Jika tidak karena tadi ia sudah unjukan kepandaiannya,orang tentunya akan mengira bahwa orang ini adalah hweshio gila benar "
,, Kalau begitu Boanpwee bagaiman harus menyebut Lotjianpwee ?" demikian Yo Tjie Tjong coba mendesak pula.
,, Ha, hweshio ?"".Bocah, terserah padamu sendiri."
Jawaban itu sungguh aneh. Bagaiman boleh menyebut orang secara sembarangan saja"
Yo Tjie Tjong merasa serba salah, karena orang aneh itu tidak mau menyebutkan mana dan gelarnya, maka ia juga tidak bisa berbuat apa-apa.
,, Bocah, tidak usah kita bicarakan urusan yang bukan-bukan. Sekarang kita bicarakan saja urusan yang benar-benar.
Ketika mendengar perkataan urusan benar-benar itu, Yo Tjie Tjong kini baru ingat bahwa murid perempuannya orang berkedok kain merah itu masih menantikan ia yang disuruh mencari kereta. Dengan badannya yang terluka parah, bagaimana kalau nanti terjadi apa-apa atas dirinya si nona?""."
Karena memikirkan dirinya Tio Lee Tin itu, pikirannya lantas tegang sendirinya, maka ia lantas berkata dengan suara cemas:
Lotjianpwee, Boanpwee masih mempunyai seorang kawan yang terluka sedang
membutuhkan perawatan, maka Boanpwee harus?""..
,, Bocah, tahukah kau, masih berapa lama lagi kau bisa hidup?"
Perkataan itu keluar dari mulutnya orang neh itu, mau tidak mau Yo Tjie Tjong harus percaya juga, maka ia lantas menanya :
,, Aku ?"?" ,, Kalau kau siapa lagi ?"
,, Boanpwee sungguh tidak habis mengerti apa maksud perkataan Lotjianpwee ini.
,, Dengan cara bagaimana kau bisa berada disini ?"
,, Boanpwee telah dibikin tidak ingat orang oleh obat bius Tjin Bie Nio serta dipaksa makan obat pil dan kemudian dibawa kemari. Apa yang terjadi selanjutnya Boanpwee sudah tidak tahu lagi," mulutnya berkata, tapi hatinya berdebaran.
,, Boanpwee, kau sudah terkena ilmunya yang sangat keji dari perempuan genit itu, kemudian kau makan lagi sebutir obat pil yang bisa mengorbankan hawa nafsu sangat hebat, sesudah itu kau juga tertotok jalan darahmu, maka saat ini kepandaian ilmu silatmu sudah musnah sama sekali."
Yo Tjie Tjong bukan kepalang kagetnya mendengar keterangan itu, ia doba mengatur jalan pernapasannya, benar saja, kekuaan tenaga dalamnya sudah buyar semuanya, sehingga keadaanya saat itu sudak tidak ada dengan orang biasa yang tidak pernah melatih ilmu silat.
Kejadian itu merupakan suatu pukulan hebat bagi batinnya Yo Tjie Tjong.
Hasil jerih payahnya selama lima tahun terahir itu, kini telah musnah tanpa meninggalkan bekas sedikitpun juga.
Ia merasakan seperti seorang hukuman yang dapat vonis hukuman mati, untuk sesaat lamanya ia berdiri termangu-mangu.
,, Bocah, masid belim habis begitu saja kau masih mempunyai setengah jam lagi, racun itu akan menyerang jantungmu dank au juga kan lantas binasa!" kata orang aneh itu dengan sangat tenang.
Pada saat itu Yo Tjie Tjong sudah putus asa benar-benar semua rupanya telah musnah.
Sekali lagi jiwannya berada dalam ancaman bahaya maut. Ia tahu, mungkin ia tidak dapat mengelakan lagi bahaya itu. Meskipun sudah beberapa kali ia terhindar dari bahaya kematian, tetapi akhirnya ia tidak dapat terluput dari bahaya maut itu.
Kematian baginya tidak begitu menakutkan, hanya ia masih merasa berat bahwa tugas dan kewajibannya masih belum diselesaikan. Ini merupakan suatu hal penting baginya, maka sekalipun ia mati, barangkali juga tidak bisa meram, mungkin juga rohnya akan tetap bergelandangan.
Setelah berdiri melongo seakan lamanya, mendadak ia perdengarkan suara suara ketawa bergelak-gelak, tetapi suara ketawanya itu sangat menyedihkan, lebih-lebih dari suara tangisan.
,, Bocah, kau jangan terguncang dulu pikiranmu. Dengarkanlah perkataanku." Demikian orang aneh itu berkata padanya.
Yo Tjie Tjong menghentikan ketawanya, dengan matanya yang sayu ia menatap wajahnya orang tua aneh itu, kemudian berkata dengan suara duka :
,, Lotjianpwee masih ingin memberi pelajaran apa ?"
,, tahukah kau, asal usulnya permpuan genit yang meracuni dirimu tadi ?"
,, Boanpwee tidak tahu."
,, Dia adalah muridnya " Pho Tjit Kow; seorang perempuan cabul dan genit luar biasa yang bergelar " Giok " bin Giam " po" ( malaikat wajah kumala ) yangt pada tiga puluh tahun berselang telah menimbulkan bencana hebat, sehingga dua ratus jiwa lebih banyaknya dari orang-orang rimba persilatan telah binasa ditangannya,"
,, Giok-bin Giam-po phoa tjit kow?" demikian Yo Tjie Tjong berseru, wajahnya juga berbah seketika.
Sebab nama itu ternyata merupakan salah satu musuh Kam-lo-pang yang didalam daptar musuh-musuhnya Kam-lo-pang tercatat dibaris kelima dalam lembaran pertama.
,, Bocah, apa kau kenal dengan rase tua itu ?"
Sudah tentu Yo Tjie Tjong tidak dapat menjawab, maka ia hanya menjawab dengan
sekenanya saja." Tetapi pada saat itu dalam hatinya berpikir :" jiwa hanya tinggal satu jam saja. Perlu apa aku harus memikirkan nama musuhku itu " biar bagaimana sekarang aku tuh tidak mampu lagi menuntut balas sakit hatinya suhu ."
,, Bocah, aku sekarang Cuma mempunyai satu cara untuk menolong kau supaya terhinadar dari kematian. Tetapi berhasil atau tidak, itu tergantung dari musuhmu sendiri.
Sementaraitu, untuk memulihkan kepandaian ilmu silatmu, untuk sementara ini tidak ada harapan lagi." Demikian orang aneh itu berkata.
Yo Tjie Tjong ketika mendengar bahwa orang tua aneh itu masih mempunyai daya upaya hendak menolong dirinya dari bahaya kematian, semangatnya lantas terbangun kembali, sebab jika jiwanya masih ada dengan perlahan-lahan masih ada harapan untuknya melatih imlu silatnya lagi, maka ia lantas berkata dengan suara terharu.
,, Dengan cara bagaiman Lotjianpwee dapat menolong supaya Boanpwee tidak binasa ?"
,, Aku akan menggunakan ilmu Kan-thian Sin-kang untuk mendesak racun yang mengeram dalam badanmu disuatu sudut, kenudian menutup beberapa bagian jalan darahmu, dengan jalan ini kau masih dapat hidup lagi untuk tiga puluh hari lamanya."
Harapan hidup tadi yang telah timbul dalam hatinya, kini telah lenyap kembali.
Hidup Cuma dalam tiga puluh hari, dengan badan yang sudah hilang sama sekali kekuatan dan kepandaian ilmu silatnya bisa digunakan untuk apa " dan sesudah tuga puluh hari ia masih harus mati. Dari pada masih merasakan penderitaan lagi tiga puluh hari lamanya, bukankah lebih baik mati sekarang " maka ia lantas menjawab sambil ketawa getir:
,, Budi kebaikan Lotjianpwee meskipun Boanpwee mati juga tidak bisa dilupakan, tetapi Boanpwee pikir lebih baik mati sekarang saja dari pada nanti."
,, Eh bocah, kau ini bagaimana sih, mengapa kau inginkan mati sekarang ?"
,, Lotjianpwee Cuma membuat Boanpwee hidup lagi hanya untuk tiga puluh hari lagi dengan mati sekarang ?"
,, Apa sudah tahu pasti kalau pada tiga puluh hari kemudian kau akan binasa?"
Yo Tjie Tjong sekarang dibikin penasaran oleh karena pertanyaannya ini.
,, Bukankah tadi Lotjianpwee mengatakan sendiri ?"
,, Hi , hi ?""Bocah, kau jangan kesusu dulu. Perkataanku masih belum habis."
,, Harap maafkan kalau Boanpwee berlaku kurang ajar."
,, Kau jangan bodoh. Aku si hweshio gilatuh bukannya anak kecil" Jika aku tidak
mempunyai resep untuk menghidupkan jiwamu lagi, perlu apa aku harus kau hidup tiga puluh hari lagi. Sudah tentu aku masih mempunyai daya upaya yang lain,"
,, Boanpwee ingin mendengar bagaimana hendak Lotjianpwee
,, Racun semacam ini, dikolong langit ini tidak ada orang yang dapat mengobati, kecuali orang yang menciptakan racun itu sendiri, hanya seorang tua yang tabitnya aneh luar biasa yang kini hidup mengasingkan diri dipulau batu hitam di Lam-hay yang dapat menolong kau.
Dia ada mempunyai piliharaan kura-kura yang umurnya sudah ribuan tahun, dengan
beberapa tetes darah kura-kura itu saja sudah cukup untuk memunahkan racun yang
mengeram dalam tubuhmu, tetapi orang tua itu tabitnya luar biasa anehnya. Ia tidak suka orang lai mengganggu ketenteramannya. Bagi orang biasa, jangan harap biasa menemukan padanya. Maka untuk mendapatkan obat itu, itu juga tergantung dari keberuntunganmu sendiri."
Yo Tjie Tjong kembali timbul harapan dalam hatinya, meskipun harapan itu kecil sekali, tetapi ini juga sudah memberi dorongan untuk ia hidup terus.
,, Boanpwee akan mencoba dan berusaha." Demikian ia akhirnya menjawab.
Orang tua aneh itu lantas mengeluarkan tangannya mengambil sebuah buli-buli kecil kira-kira panjangnya dan berwarna merah, lalu diserahkan kepada Yo Tjie Tjong seraya berkata.
,, Bocah, ini adalah benda kepercayaan bagi diriku si Hweshio gila. Dengan membawa barang ini, kau boleh pergi keorang tua yang tabitnya aneh itu, mungkin ia mau melindungu dirimu,"
Yo Tjie Tjong dengan sangat hirmatnya menerima barang itu, lalu disimpan disakunya.
,, Bocah" kalau orang tua itu menanyakan padamu tentang jejakku, kau jawab saj begini, tidak ada sesuatu yang dapat mengekangku denganb baju rombeng dan sepatu bututku hendak melunaskan tugasku." demikianlah orang aneh itu memberikan pesan pada Yo Tjie Tjong.
Apa artinya perkataan itu sudah tentu tak dapat dimengerti oleh Yo Tjie Tjong, ia hanya mencatat saja perkataan itu dalam hatinya, sedangkan mulunya mengucapkan perkataan "
baik" berulang-ulang.
,, Bocah, nafsumu sungguh luar biasa. Jika kau bisa menemukan lagi telurnya burung rajawali raksasa berwarna, kau akanmenjadi seorang seorang luar biasa dalam rimba persilatan, harap saja supaya kua bisa menjaga baik-baik dirimu."
Yo Tjie Tjong merasa sangat heran, bagaiman Hweshio yang seperti orang gila ini bisa mengetahui kalau didalam dirinya ada mustika Gu-liong-kao "
,, Boanpwee akan ingat baik-baik pesanan Lotjianpwee ."
,, Pertemuan antara kau dan aku dinamakan jodoh, karena kita ada jodoh, tidak boleh tidak aku bisa memberikan sedikit bingkisan untukmu, demikian kata orang aneh itu yang lantas berfikir sejenak, kemudian berkata pula :
,, Baiklah, aku akan memberikan padamu dua macam pelajaran tipu silat yang dinamakan Liu-in Hud-hiat" ( menotok jalan darah secara awan terbang ) dan Hui-sio Kay "Hiut" (
membuka totokan jalan darah dengan kebisan lengaqn baju ).
Yo Tjie Tjong sangat girang sekali mendengar ini, sebab pelajaran ilmu silat yang sudah lama dikatakan hilang dari rimba persilatan yang sangat di idam-idamkan oleh stiap orang gagah, kini telah didapatkan seacara tidak terduga-duga. Tetapi jika melihat bahwa kekuatan dan ilmu silatnya sendiri kini sudah lenyap seluruhnya, sekalipun ia bisa mempelajari kedua ilmu tersebut, juga tidak bisa digunakan.
,, Bocah, kedua ilmu itu sekarang hendak kuberitahukan semua hafalannya kepadamu, kau harus ingat-ingat dan simpan baik-baik dalam hatimu, dikemudian hari, apabila kekuatan dan ilmu silatmu sudah pulih kejmbali, tentu dapat kau pergunakan."
,, Tidak usah, ini adalah aku si hweshio gila yang ingin menghadiahkan sendiri padamu. Jika tidak begitu, sekalipun kau mau juga tidak bisa didapatkan begitu saja, mari aku gunakan ilmu Kan-thian sin-kang dulu untuk mendesak racun dalam tubuhmu hingga jiwamu dapat hidup lagi 30 hari."
Yo Tjie Tjong kasihkan dirinya dipale orang tua aneh itu yang selalu menyebutkan dirinya sendiri sebagai Hweshioo gila setelah merasakan hidup menggunakan ilmunya, orang tua itu bersnyum kepada Yo Tjie Tjong yang merasakn dirinya kini banyak lebih segar.
,, Baiklah. Sekarang dengarkanlah baik-baik pelajaran yang akan kuberikan padamu ini. Aku akan mengucapkan sekali saja hafalan itu, kau bisa ingat atau tidak, semua adalah urusan sendiri, kau tidak boleh banyak menanya," Demikian kata orang aneh itu.
,,Boanpwee mengerti." Jawab Yo Tjie Tjong.
Orang tua yang mengatakan dirinya sendiri sebagai Hweshio gila itu lantas mengatakan dua hafalan yang disebutkannya tadi.
Yo Tjie Tjong yang mendapat karunia kecerdasan otak yang luar biasa, sekali diberikan pelajaran, sidah dapat di ngat semuanya dengan baiok untuk selamanya.
,, Sekarang, pergilah kau. Aku juga akan pergi."
,, Lotjianpwee, kapan Boanpwee bisa ketemulagi dengan Tjian-pwee?"
Yo Tjie Tjong sudah kagum benar-benar terhadap Hweshio yang menyebut dirinya gila ini, dari nama gila Hweshio itu, tidak dirasakan aneh, sebaiknya ia merasa sangat
menyenangkan. Pertemuan dalam waktu yang sangat singkat itu membuat ia merasa berat untuk nerpisahan lagi dengannya.
Orang tua itu lantas menjawab sambil ketawa bergelak-gelak,?"
,, Bocah, asal ada jodoh dimana saja kita bisa bertemu tetapi ada satu hal yang perlu aku beritahukan padamu, jika jika dikemudian hari kau nati melakukan perbuatan yang tidak patut, sehingga membuat bencana bagi dunia rimba persilatan, aku si hweshio gila barangkali bisa berubah menjadi orang yang menagih jiwamu,;;
Ketika mendengar perkataan itu, dalam hati Yo Tjie Tjong timbul perasaan bergidiknya, selagi ia masih bercakat orang tua iotu sudah menghilang dari depan matanya, hanya terdengar suara tinjakan sepatunyasaja yang perlahan-lahan menghilang, ia tidak tahu bagaimana cara sijalannya si hweshio gila itu.
Setelah sendiri menjublek, sekian lamanya Yo Tjie Tjong sudah lenyap lama sekali. Maka gerak jalannya juga tidak bedanyaseperti orang biasa saja. Berjalan hampir satu hari lamanya, barulah ia sampai kota kecil, dengan cepat ia mencari sebuah kereta dan lantas menuju keluar kota dengab kereta itu.
Ia tidak beani membayangkan nagaimana keadaannya Tio Lee Tin pada saat itu,. Entah bagaimana kegelisahan perasaan hati si nona yang menantikan kedatangannya.
Setelah kereta itu dilarikan sekencang-kencangnya, tibalah ia ditempat Tio Lee Tin menunggu.
Ketika Yo Tjie Tjong melompat turun dari keretanya, apa yang terbentang dimatanya telah membuat ia berdiri menjublek.
Di depan matanya ada rebah menggeletek tubuhnya lima bangkai manusia, darahnya masih keliuatan berhamburan tampaknya matinya belum lama.
Tetapi Tio Lee Tin sendiri saat itu tidak dapat terliahat bayangannya.
Tampaknya ditempat tersebut tadi sudah terjadi peristiwa hebat lagi.
Tio Lee Tin yang sedang menderita luka, mungkin sudah menemukan bahaya, pikirnya.
Yo Tjie Tjong ketika mengingat hal itu badannya diraakan menggigil. Jika benar terjadi apa-apa atas dirinya Tio Lee Tin, bukankah ia juga harus turut menanggung jawab"sebab jika tadi ia tidak menyuruh sinona itu siang-siang sudah meninggalkan tempat tersebut."
Tukang kereta yang dibawanya serta, setelah menyaksikan keadaan tempat itu yang begitu mengerikan terlihatnya, sudah lantas memutar keretanya dan tanpa menunggu jawaban melarikan kudanya,
Yo Tjie Tjong yang saat itu sedang terbenam dalam pikirannya sendiri, perbuatannya si tukang kereta tidak diketahuinya sama sekali. Ia merasa sungguh tidak enak begininya terhadap dirinya Tio Lee Tin, sebab Tio Lee Tin yang sedang menderita luka-lukanya, entah bagaimana nasib sekarang ini.
Perjodohan Busur Kumala 18 Memanah Burung Rajawali Karya Jin Yong Pendekar Super Sakti 7
^