Pencarian

Harimau Kemala Putih 10

Harimau Kemala Putih Karya Khu Lung Bagian 10


bisa dilupakan untuk selamanya.
Tak tahan dia mulai bertanya kepada diri sendiri.
Seandainya ia mengejar datang dan menangkapku kembali, mungkinkah aku menceritakan
rahasiaku kepadanya"
Kalau dia sudah mengetahui akan rahasiaku, bagaimana sikapnya terhadap diriku"
Ia tidak berpikir lebih lanjut.
Bahkan untuk berpikir kembali pun dia tak berani
Sekarang, dia akan pergi ke suatu tempat yang sangat asing sekali baginya, setibanya disana
maka mereka pun tak akan mempunyai kesempatan untuk saling berjumpa kembali.
Aiiiii....! Tidak ketemu juga lebih baik daripada setelah ketemu hanya akan mendatangkan
kemurungan dan kekesalan belaka, mendingan kalau hatinya tidak ikut gundah.
Pelan-pelan ia menghela napas panjang sambil menghimpun tenaganya kembali, ia berlarian
menuju ke depan, melawan hembusan angin dingin dan keluar dari perkampungan Ho-hongsan-
ceng. Ia bertekad untuk tidak memalingkan kepalanya lagi, ia bertekad membuang jauh jauh semua
kejadian yang mendatangkan perasaan kesal dan murung dalam hatinya itu.
Tapi apa mau dikata justru dalam hatinya mendadak muncul perasaan sedih dan kesepian
yang sukar dilukiskan dengan kata-kata.
Karena untuk selamanya ia tak dapat mengutarakan perasaannya itu kepada orang lain.
Senjata rahasia itu sudah itu sudah terpukul rontok keatas lantai, itulah beberapa batang
senjata rahasia So cu piau yang dibuat amat indah,
514 Ditengah kegelapan yang mencekap seluruh ruangan, benda itu memantulkan sinar keperak
perakan yang menyilaukan mata.
Senjata rahasia semacam itu bukan cuma enteng lagi pula sangat indah dilihat, kadangkala
bahkan dipakai sebagai perhiasan rambut.
Ada banyak sekali anak gadis yang suka mencari orang untuk membuatkan sedikit perhiasan
yang bentuknya menyerupai senjata rahasia, meraka bukan sungguh sungguh ingin
menggunakan senjata rahasia itu untuk melukai orang, mereka hanya merasa bahwa benda itu
menarik dan indah. Senjata rahasia yang begini menarik dan menyenangkan ini, tentu saja tak akan mampu
merobohkan manusia seperti Tio Bu ki
Ia tidak pergi mengejarnya, karena ia sama sekali tak ingin mengejarnya.
...Sekalipun berhasil disusul, apa pula yang bisa dilakukan" Apakah dia benar benar hendak
menelanjangi dirinya lantas menggantungnya di pohon dan menyiksanya"
Peduli dari manapun asal usulnya, peduli rahasia apapun yang dimilikinya, yang jelas ia tidak
menaruh maksud jahat kepada Bu ki.
Dalam soal ini, tentu saj Bu ki dapat melihatnya
Oleh karena itu bukan saja dia tak ingin menyusulnya, bahkan diapun tak ingin mengetahui
rahasianya. ....Terhadap seorang anak gadis seperti dia, bagaimanapun juga tak mungkin dia memiliki
rahasia yang luar biasa. Dikemudian hari dia baru tahu kalau dia telah keliru, bahkan suatu kekeliruan yang
menakutkan. Keadaan dalam kamar bca itu porak poranda, ibaratnya segerombol musang yang baru saja
mengobrak abrik kandang ayam.
Bu ki tidak memasang lampu.
Dia tak ingin mencari bahan api ditempat yang porak poranda semacam ini, dia hanya
berharap bisa duduk sebenta disana dengan tenang, membayangkan kembali semua peristiwa
yang telah dialaminya selama ini, karena dikemudian hari mungkin dia tak akan menjumpai
kesempatan semacam ini lagi.
515 Ia teringat akan ayahnya, teringat pula "hari baik hari rejeki" yang mengerikan dan
mengenaskan, teringat akan Hong nio, teringat akan Su-gong Siau-hong, teringat pula akan
Long-Giok serta Siangkoan Jin.
Dia selalu merasa bahwa dibalik sekian banyak persoalan, masih terdapat suatu simpul mati
yang belum berhasil dibuka olehnya.
Jika simpul mati itu sehari tak berhasil di bukanya, maka cepat atau lambat simpul mati
tersebut pasti akan menjirat tengkuk sendiri dan menggantungnya hidup-hidup sampai mati
Yang lebih tak beruntung lagi, ternyata meski dia tahu akan simpul semacam itu, namun ia
selalu gagal untuk mengetahui dimanakah letak simpul mati tersebut"
Tak tahan lagi ia menghela napas ringan, dari dalam halaman tedengar pula seseorang
menghela napas ringan. Meskipun helaan napas tersebut amat lirih, namun kemunculannya secara tiba tiba ditengah
kegelapan malam begini masih cukup mengejutkan hati orang.
Tapi Buki berkutik pun tidak.
Ia seakan akan telah menyadari kalau malam ini masih ada orang lain yang akan mencarinya.
Betul juga, dari balik kegelapan telah muncul sesosok bayangan manusia, sewaktu didepan
pintu, tiba tiba ia bertanya:
"Apakah kau sedang menunggu orang?"
"Darimana kau bisa tahu kalau aku sedang menunggu orang?" Bu ki balik bertanya.
"Sebab dikala menunggu orang maka lentera tak usah dipasang, siapapun orang yang bakal
datang, tanpa dilihatpun kau juga tahu...."
Ia tertawa lebar, kemudian menambahkan.
"Tentunya kau tidak menyangka bukan kalau dalam saat seperti ini masih ada orang bakal
datang kemari, lebih lebih tak akan menyangka bukan kalau yang datang adalh aku?"
Bu ki mengakuinya "Ya aku memang tidak menyangka!"
Orang yang barusan datang ini adalah Lian It lian, ternyata ia telah muncul kembali.
516 "Dalam hati kecilmu kau tentu sedang berpikir bukan bahwa aku ini betul betul bagaikan
sukma gentayangan saja, dengan susah payah melarikan diri, mengapa mau kembali kesini?"
"Aku memang ingin bertanya padamu, mau apa kau kembali lagi kemari..." ucap Bu ki
Lian It lian segera menghela napas panjang.
"Aaai.....kali ini sesungguhnya bukan atas kemauanku sendiri aku kembali kemari"
"Apakah ada orang memaksamu kembali kesini?"
"Kalau bukan orang, pastilah aku telah ketemu dengan setan setan hidup lagi"
"Tampaknya kau sering sekali berjumpa dengan kawanan setan hidup lagi"
Sekali lagi Lian It lian menghela napas panjang.
"Aaai...! itulah dikarenakan tempat ini terlalu banyak setannya, ya setan laki laki ya setan
perempuan, ada setan tua ada pula setan muda, agaknya beraneka macam setan berkumpul
semua disini" "Setan macam apa pula yang telah kau jumpai kali ini?"
"Setan tua!" Sesudah tertawa getir ia melanjutkan:
"Kepandaian yang dimiliki setan tua iyu tampaknya jauh lebih hebat dari pada si setan kecil,
kemanapun aku hendak pergi, ia selalu menghalangi perjalananku, membuat aku betul betul
kehabisan akal untuk menghadapinya"
Meskipun nyalinya rada kecilan, meskipun caranya bertindak rada lemah, tapi ilmu
meringankan tubuh yang dimilikinya terhitung lumayan juga kehebatannya.
Orang yang telah dijumpai kali ini, entah manusia atau setan, ilmu meringankan tubuh yang
dimilikinya tentu jauh lebih tinggi dari pada apa yang dimilikinya.
Tidak banyak orang yang memiliki ilmu meringankan tubuh selihay itu.....
"Apakah ia memaksamu untuk balik kemari menjumpaiku?" tanya Bu ki kemudian.
"Dia mengira aku telah membohongimu, dia suruh aku balik kemari dan bicara terus terang
kepadamu." 517 "Kau bersedia bicara terus terang?"
"Apa yang kuucapkan selam ini sesungguhnya adalah kata kata yang sejujurnya"
"Kau adalah seorang perampok ulung yang datang kemari hanya untuk menggaet sejumlah
uang?" "Jadi kau tidak percaya?"
Bu ki menghela napas panjang.
"Aaai...kau betul betul menginginkan aku mempercayaimu?" ia balik bertanya.
Lian It lian tertawa dingin tiada hentinya
"Heehh...heehh...heehh...kenapa kau tak mau percaya" Apakah hanya seorang pria yang boleh
menjadi bandit ulang" Perempuan toh sama sama manusianya, kenapa kaum perempuan tak
bisa menjadi seorang bandit ulung?"
Ternyata Bu ki tidak menentang pendapatnya itu, malah katanya:
"Tentu saja perempuan boleh menjadi seorang bandit, sebab ini termasuk persamaan hak
antara kaum pria dan akum wanita, bahkan kecuali menjadi Jay hoa cat(penjahat pemetik
bunga) yang tukang menggagahi orang, mau jadi bandit macam apapun perempuan boleh
melakukannya!" Ia menghela napas panjang, lalu katanya:
"Aku cuma merasa bahwa kelihatannya secara tiba2 kau tidak mirip seorang bandit"
"Bagaimana sih tampang seorang bandit ulung" Apakah dia musti memasang papan nama
diatas batok kepalanya" Apakah dikepalanya musti terpancang huruf yang berbunyai: Aku
adalah seorang bandit ulung! Agar semua bisa tahu kalau aku ini memang seorang bandit
profesional" Heran entah ditaruh kemana otak orang ini?"
"Oooh....jadi kau benar benar adalah seorang bandit" Seorang bandit ulung:"
"Tentu saja kalau kau masih belum juga percaya, aku juga tak bisa berbuat apa apa lagi"
"Aku percaya!" Lian It lian segera mengembangkan naps lega.
"Kalau kau mau percaya memang itu lebih baik lagi" katanya.
518 "Tidak baik!" "Apanya yang tidak baik?"
"Tahukah kau dikala kami berhasil menangkap seorang bandit, dengan cara apakah kami akan
menghadapinya?" Lian It lian menggelengkan kepalanya.
"Ada kalnya kami akan menelanjangi tubuhnya lalu menggantungnya diatas pohon, ada
kalanya kami bahkan mengorek sepasang matanya, memotong telinganya dan mengutungi
sepasang kakinya" "Paras muka Liab It lian segera berubah hebat sekulum senyuman paksa dengan cepat
ditampilkan diujung bibirnya.
"terhadap kaum wanita, tentu saja kau tak akan berbuat demikian bukan?"
"Kau ...... kau tak akan menelanjangi......"
Kembali ia terbungkam dengan wajah berubah menjadi merah padam lantaran jengah
bercampur takut. "Aaaah, perempuan kan sama dengan orang, ini persamaan hak lho antara laki-laki dan
perempuan, kalau perempuan bisa jadi bandit, kenapa kami tak bisa menghadapinya dengan
cara begitu?" liat It lian tak sanggup berbicara lagi, walau hanya sepatah katapun.
"tentu saja aku tak akan berbuat demikian terhadapmu", Bu ki lebih lanjut, "sebab kita toh
terhitung seorang sahabat".
Liat It lian cepat-cepat tertawa.
"Betul, betul, kita memang sahabat!, Sejak semula aku sudah tahu kalau kau bukan seorang
manusia yang buas dan bengis!" serunya kegirangan.
Bu ki juga tertawa, tiba-tiba ia bertanya lagi: "Pernahkah kau mendengar nama Sugong Siau
hong?" "Orang yang belum pernah mendengar nama orang ini sudah pasti adalah seseorang tuli!"
jawab Liat It lian. 519 Betul, Sugong Siau hong memang seorang ternama dalam dunia persilatan, benar-benar
ternama. "Tahukah kau, manusia macam apakah dia itu?" tanya Bu ki lafi.
"Konon sewaktu masih mudanya dulu dia adalah seorang lelaki tampan, tapi siapapun tak
tahu lantaram apa dia tak pernah mau kawin, bahkan belum pernah berhubungan pula dengan
perempuan macam apapun".
"Yang paling dikuatirkan , paling diperhatikan kaum wanita selalu memang persoalan
semacam ini". "Sebaliknya buat apa seorang lelaki persoalan semacam ini tak mungkin dianggap penting
baginya". "Apalagi yang kau ketahui?", tanya Bu ki selanjutnya.
"Konon tenaga dalamnya, ilmu pukulan lembeknya dan ilmu pedang Sip-ci-hui-kiamnya
boleh dikata termasuk kepandaian nomor satu dalam dunia persilatan, sehingga ketua dari Butong-
pay pun pernah berkata ilmu pedangnya sudah pasti dapat dideretkan di antara namanama
sepuluh jago pedang utama dalam dunia persilatan dewasa ini, bahkan kedudukannya
masih lebih tinggi sedikit daripada Bang-sut-liong siangseng dari Butongpay"
"Selain itu?" Liat It lian berpikir sebentar, kemudian jawabnya: "Konon diapun termasuk salah seorang di
antara sepuluh manusaia paling berkuasa dalam dunia persilatan dewasa ini"
Setelah berhenti sejenak, ia menjelaskan lebih lanjut:
"Karena dia sesungguhnya adalah salah seorang dari empat pentolan dalam perkumpulan Tay
hong tong, semenjak Cong-tongcu dari Tay hong-tong yaitu Im Hui yang, Im locianpwe
menutup diri untuk berlatih pedang, semua persoalan dalam Tay hong-tong telah terjatuh di
tangannya, setiap komandonya paling tidak akan mengakibatkan dua tiga puluh laksa orang
akan munculkan diri untuk menjual nyawa baginya"
"Selain daripada itu?"
"Masih belum cukupkah semuanya itu?"
"Belum cukup, karena beberapa hal yang kau ucapkan barusan, sama sekali bukan bagian
yang paling menakutkan dari dirinya"
"Oh ya?" 520 "Meskipun ilmu pedang yang dimilikinya juga terhitung ampuh, tapi jika kau telah berjumpa
dengannya, entah kemanapun kau hendak melarikan diri, ia selalu dapat menghadang di
hadapanmu, membuat kau kehabisan akal dan tak mampu banyak berkutik lagi"
Akhirnya Liat It lian mengerti juga akan duduk persoalannya.
"Kalau begitu, orang yang memaksaku kembali barusan adalah Sugong Siau-hong?" dia
bertanya. "Aku juga tak tahu benarkah dia atau bukan, aku cuma tahu kalau ia telah datang"
"Darimana kau bisa tahu?"
"Karena aku tahu Liu Sam-keng betul-betul seorang yang buta, dia searang buta tulen yang
tak bakal salah" "Liu Sam keng apakah seorang buta atau tidak, apa pula hubungannya dengan Sugong Siauhong?"
tanya Lian It lian. "Dari mana seorang buta bisa tahu kalau Ji-gi-Tay-tee adalah Siau lui yang sedang dicari"
Dari mana pula dia bisa tahu kalau Siau lui berada di sini" Sekalipun daya pendengarannya
jauh lebih tajam daripada orang lain, apakah persoalan itu juga dapat didengarnya dengan
telinga" "Oleh sebab itu kau beranggapan bahwa tentu ada orang lain yang memberitahukan hal ini
kepadanya?" "Pasti!" "Apakah orang yang kau maksudkan pasti adalah Sugong Siau hong?"
"Pasti!" "Kenapa?" "Sebab aku tak dapat memikirkan orang kedua selain dirinya"
Sekalipun alasan tersebut tak dapat dianggap sebagai alasan yang baik, namun bagi Lian It
lian hal mana sudah terhitung lebih dari cukup.
Lian It lian bukan searang manusia yang biasa diajak membicarakan soal cengli.
521 "Walaupun aku tak akan menggantung dirimu, tak akan memotong telingamu atau
menelanjangimu, orang lain mungkin saja dapat melakukan hal tersebut atas dirimu" ujar Buki
lagi. "Yang kau maksudkan "orang lain" apakah Sugong Siau-hong?"
Bu ki tidak mengakui pun tidak menyangkal, hanya ujarnya dengan hambar.
"Anak murid dalam perguruan Tay hong tong bukanlah orang orang yang terlalu penurut, bila
ada seseorang memberikan perintahnya, maka ia sanggup membuat mereka untuk beradu jiwa
deminya".. Ia tertawa dan menambahkan: "Siapa orang ini, rasanya meskipun tak kuberitahukan
kepadamu, kau juga semestinya tahu".
Suara tertawanya begitu lembut dan halus, tapi codet di atas wajahnya membuat senyuman itu
tampak lebih dingin, keji dan mengerikan.
Setelah berhenti sejenak, dia berkata kembali:
"Sejak aku berusia tiga belas tahun, setiap tahun ayahku tentu memerintahkan kepadaku untuk
berdiam selama setengah bulan di rumahnya, hal ini berlangsung terus hingga aku berusia dua
puluh tahun baru berhenti"
"kalau begitu kau pasti dapat memainkan pula ilmu pedang Sip ci hui kiam miliknya" kata
Lian It lian. "Aku bukan disuruh ayahku mempelajari ilmu pedangnya, tapi belajar sikapnya menghadapi
orang, serta cara kerjanya memecahkan setiap persoalan"
"Oleh karena itu, kau lebih memahami tentang dirinya daripada orang lain"
"Yaaa, itulah sebabnya aku tahu bahwa dia yang menyuruh kau kembali ke sini, bukan betulbetul
menginginkan agar kau berbicara sejujurnya kepadaku"!"
"Kenapa?" "Karena diapun tahu kalau kau tak akan mengatakannya kepadaku"
"Kalau memang demikian, kenapa ia memaksaku kembali ke sini, agar bertemu kembali
denganmu?" "Ia tahu kalau dia adalah sahabatku, ia tak ingin turun tangan sendiri menghadapimu, maka


Harimau Kemala Putih Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sengaja ditinggalkan untukku"
522 Lian It-lian ingin tertawa, namun suara tertawanya tak sanggup dikumandangkan: "Apakah
dia ingin melihat dengan cara apakah kau hendak menghadapi diriku?"
"Iapun cukup memahami tentang diriku, walaupun aku tak akan menelanjangi tubuhmu dan
menggantungmu di pohon, akupun tak akan memotong telingmu atau mematahkan kakimu, ia
tahu bahwa aku tak akan melakukan perbuatan semacam itu"
Lian It-lian segera menghembuskan napas lega, katanya cepat: "Aku juga tahu, kau tak akan
berbuat demikian!" Bu-ki menatapnya tajam-tajam, kemudian sepatah demi sepatah ia berkata kembali: "Tapi aku
dapat membunuhmu!" Sikapnya masih tetap lemah lembut dan halus. Tapi sikap yang lembut
dan serius ini justru menambah perasaan yang lebih mengerikan, lebih manis dan seram bagi
penglihatan orang lain. Paras muka Lian It-lian telah berubah menjadi pucat pasi seperti mayat.
Kembali Bu-ki berkata: "Ia suruh kau kembali ke sini, karena dia suruh aku membunuhmu,
sebab kau memang mempunyai banyak hal yang patut dicurigai, sekalipun aku bakal salah
membunuhmu, ini jauh lebih baik dari pada melepaskanmu pergi dari sini"
Dengan terkejut Lian It-lian memandang ke arahnya, seakan-akan baru pertama kalinya
melihat jelas wajah orang ini.
"Sekarang walaupun kita tidak melihat dirinya, ia pasti dapat melihat kita berdua" ucap Bu-ki
lebih jauh, bila aku tidak membunuhmu, dia pasti akan merasa terkejut dan keheranan, jauh di
luar dugaan, tapi ia pasti tak akan menghalangimu lagi".
Tiba-tiba ia tertawa berderai, lalu pelan-pelan melanjutkan: "Oleh karena itu aku akan
membuatnya merasa terkejut dan keheranan sekali lagi"
Lian It-lian tertegun dibuatnya.
"Oleh karena itu lebih baik cepatlah kau tinggalkan tempat ini" kata Bu-ki, lebih baik jangan
biarkan aku bertemu lagi denganmu, untuk selamanya"
Lian It-lian makin terkejut lagi.
Tadinya dia mengira dirinya telah melihat jelas akan orang ini, sekarang ia baru tahu kalau dia
telah salah melihat. Tiba-tiba Liat It-lian bertanya: "Aku hanya ada sepatah kata yang hendak kutanyakan
kepadamu" 523 "Tanyalah" "Kenapa kau melepaskan aku pergi?"
"Karena aku senang" Alasan tersebut tentu saja tak bisa terhitung sebagai alasan yang terbaik,
tapi bagi Lian It-lian, hal tersebut sudah lebih dari cukup.
Malam semakin gelap, cuaca semakin pekat. Ketika Sugong Siu-hong memunculkan diri dari
kegelapan, Bu ki masih duduk di situ dengan tenangnya.
Ia sudah tahu kalo Sugong Siau hong pasti akan datang.
Sugong Siau hong juga duduk tepat di hadapannya, lama sekali ia menatap wajahnya,
kemudian menghela napas panjang.
"Ucapanmu memang benar", demikian katanya, "memang aku yang mengajak Liu Sam keng
datang kemari, aku memang sangat berharap kau bisa membunuh perempuan itu".
"Aku mengerti!"
"Siau lui adalah seorang bocah yang sangat berbahaya, jalan yang terbaik adalah membiarkan
Liu Sam-keng membawanya pulang"
"Aku mengerti!"
"Tapi aku tak habis mengerti mengapa kau tidak membunuh perempuan itu tadi?"
Bu ki tidak menjawab. Hakekatnya ia memang menolak untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Ia percaya Sugong Siau hong pasti juga tahu, bila ia sudah menolak untuk menjawab siapapun
tak akan mampu untuk memaksanya buka suara.
Sugong Siau hong telah menunggu sekian lama, ketika belum juga ada jawaban tiba-tiba ia
tertawa. "Ada banyak persoalan yang ingin kutanyakan kepadamu, jika kau merasa senang untuk
menjawab, maka jawablah, bila tidak senang untuk menjawab, anggap saja tidak mendengar
pertanyaanku itu" "Cara ini memang paling baik!" sahut Bu ki sambil tertawa pula.
524 "Apakah engkau sudah tahu jejak dan kabar berita Siangkoan Jin.....?"
"Sudah!". "Apakah engkau sudah bertekad hendak mencarinya sampai ketemu?"
"Benar!" "Kau bersiap-siap, kapan kau berangkat?"
"Besok pagi!" "Apakah kau bermaksud berangkat seorang diri?"
"Tidak!" "Masih ada siapa lagi?"
"Li Giok tong" "Apakah kau sudah tahu tentang asal-usulnya?"
"Tidak!" "Dapatkah kau menahannya saja disini?"
"Tidak dapat" "Mengapa kau bersikeras hendak mengajaknya pergi?"
"Pertanyaanmu kali ini tidak kudengar!"
Sugong Siau hong tertawa.
"Sekarang aku tinggal satu pertanyaan terakhir yang ingin kutanyakan kepadamu, lebih baik
kau dapat mendengarnya".
"Aku sedang mendengarkan!".
"Adakah suatu cara yang dapat menahanmu tetap tinggal di sini serta merubah rencanamu
semula?". "Tidak ada". 525 PELAN-PELAN Sugong Siau hong bangkit berdiri, pelan-pelan berlalu dari situ.
Benar juga, ternyata ia tidak bertanya apa-apa lagi, ia hanya menatap Bu ki tajam, seakanakan
masih ketinggalan satu persoalan yang hendak diberitahukan kepada Bu ki.
Tapi ia tidak mengutarakannya keluar.
Di dunia ini mungkin tak ada orang yang kedua yang bisa merahasiakan isi hatinya sendiri
serapat dan secermat dia, pun tak akan ada orang kedua yang bisa merahasiakan rahasia orang
lain lebih rapat darinya.
..........Rahasia apakah yang sebenarnya tersimpan dalam hatinya" Tampaknya dia ingin sekali
mengutarakan keluar, kenapa justru tak jadi mengucapkannya"
..........Apakah karena ia segan mengucapkannya" Atau ia memang tak dapat
mengucapkannya. Ia berjalan lambat sekali, tubuhnya yang jangkung dan ceking itu tampak agak membungkuk,
seakan-akan terdapat beban-beban berat yang tak kelihatan sedang menindih di atas tubuhnya.
Menyaksikan bayangan punggungnya yang membungkuk, tiba-tiba Bu ki merasa ia sudah
cukup tua, julukan Bi-kiam-khek (jago pedang tampan) yang dimilikinya dahulu, kini telah
berubah menjadi seorang kakek yang banyak pikiran dan berperasaan berat. Perasaan
semacam ini masih terhitung perasaan pertama yang pernah dialami Bu ki.
Bila seseorang terlalu banyak memiliki rahasia hati dan rahasia orang lain, maka proses
penuaannya akan berlangsung lebih cepat.
Karena dia pasti akan merasa terlalu kesepian hidup sebatang kara. Terhadap kakek yang
penuh dengan pikiran ini meski Bu ki juga menaruh simpatik, namun tak tahan juga ia harus
bertanya pada diri sendiri.
..........Sebenarnya persoalan apa yang tertanam dalam hatinya sehingga ia pun harus
dikelabui" ..........Selama ini aku selalu gagal untuk menemukan simpul mati tersebut, apakah simpul
mati itu harus kutemukan dari atas tubuhnya"
SETELAH keluar dari pintu tiba-tiba Sugong Siau hong berpaling kembali sambil berkata:
"Tak perduli Sangkoan Jin pada saat ini telah berubah menjadi manusia apapun, dulu kita toh
pernah menjadi sahabat senasib sependeritaan yang mati hidup bersama", suaranya penuh
dengan luapan rasa sedih, "sekarang kami telah tua semua, selanjutnya mungkin sudah tiada
526 kesempatan lagi bagi kita untuk bertemu kembali, ada semacam barang, aku harap kau dapat
mewakiliku untuk mengembalikan kepadanya"
"Kau berhutang kepadanya?"
"Di antara persahabatan yang telah berlangsung banyak tahun, sedikit banyak di antara kami
memang sering terjadi hubungan timbal-balik. Sayang sekarang kami bukan sahabat lagi,
sebelum kami mati semua aku harus membayar dulu semua hutang-hutang ini"
Ditatapnya Bu ki lekat-lekat, kemudian katanya kembali: "Oleh karena sebab itu kau harus
berjanji kepadaku, benda itu harus kau serahkan kepadanya sebelum ia meninggal dunia"
Bu ki termenung dan berpikir sejenak lalu berkata: "Kalau yang bakal mati bukan dia
melainkan aku, akupun pasti akan menyerahkan kepadanya sebelum napasku berhenti"
Pelan-pelan Sugong Siau hong menghela napas panjang.
"Aku percaya kepadamu....!" katanya, "setelah kau menyanggupinya maka kau pasti dapat
melakukan dengan sebaik-baiknya".
Agaknya ia tidak terlalu mengkuatirkan mati-hidupnya Bu ki, diapun sengaja tidak
memperlihatkan sikap kuatirnya terhadap keselamatan si anak muda itu.
"Benda apa yang harus kubawa?" tanya Bu ki kemudian.
"Seekor harimau!".
Ia benar-benar mengeluarkan seekor harimau dari sakunya, kemudian melanjutkan: "Kau
harus mengabulkan permintaanku, apapun yang bakal terjadi, kau tak boleh menyerahkan
harimau ini kepada orang lain, dalam keadaan apapun, kau juga tak boleh membiarkan benda
ini jatuh ke tangan orang lain"
Bu ki tertawa getir. Tiba-tiba ia merasa bahwa Sugong Siau hong telah menganggap harimau
itu jauh lebih penting daripada nyawa sendiri.
Maka diapun menjawab: " Baik kusanggupi permintaanmu itu!"
Harimau itu terbuat dari sebuah batu kumala putih.Itulah Harimau kumala putih.
Bulan empat tanggal tujuh, cuaca cerah.
Akhirnya Bu ki berangkat meninggalkan tempat itu, ia berangkat meninggalkan
perkampungan Ho hong san ceng dengan membawa seorang manusia serta seekor Harimau
527 kumala putih. Tujuannya adalah benteng keluarga Tong, sumber dari segala macam senjata
rahasia paling beracun yang paling tersohor di seluruh kolong langit.
Anak murid keluarga Tong tak terhitung jumlahnya, jago-jago lihaypun tak bisa dihitung
dengan jari, baginya tempat itu tak lebih dari sebuah sarang naga gua harimau. Dia hendak
menerjang masuk ke dalam sarang naga, mengobrak-abrik gua harimau dan mengambil anak
harimau. Selain daripada itu diapun harus mengantar Harimau kumala putih tersebut ke dalam sarang
harimau. Sedang orang yang mendampingi perjalanannya tak lain adalah seekor harimau yang setiap
saat mengawasinya dan bersiap-siap menerkamnya dengan ganas.
MENGANTAR DIRI KE MULUT HARIMAU
BULAN empat tanggal sebelas, udara cerah.
BUlan empat di daratan Tionggoan bagaikan bulan tiga di wilayah Kanglam, burung
beterbangan dengan riangnya, inilah musim semi yang indah, sayang dikala musim semi telah
mencapai puncaknya, iapun akan berlalu dengan begitu saja.
Setelah sinar senja yang indah memancar kelangit magribpun menjelang tiba. Banyak
persoalan di dunia ini adalah demikian, terutama segala hal yang tampak indah dan menawan.
Oleh karena itu, kau tak perlu besedih hati, kaupun tak usah merasa sayang, sekalipun
keindahan bisa dikejar, kau tak akan mampu untuk menahannya.
Sebab inilah kehidupan manusia, ada sementara persoalan yang ingin kau tahan pun belum
tentu bisa menahannya. Kau harus dapat belajar untuk menahan ketidak berperasaannya, sebelum dapat memahami
bagaimana caranya menikmati kehangatannya. JENDELA kereta terbuka lebar, angin sejuk
menghembus muka melalui jendela dan menyiarkan bau harum semerbak ke seluruh ruang
kereta itu. Tiong Giok bersandar di dalam ruang kereta, angin sejuk kebetulan menghembus di atas
wajahnya. Ia merasa hatinya amat senang, mukanya bersinar terang, sehingga ia tampak lebih mirip
seorang perempuan daripada perempuan sesungguhnya.
Ketika tirai bergoyang terhembus angin, dari dalam ruang kereta dapat pula terlihat Tio Bu ki
yang menunggang kuda dan berjalan mengikuti di sisi kereta.
528 Mereka telah melakukan perjalanan bersama, andaikata ia tidak sedang gembira, sekarang Tio
Bu ki sudah menjadi sesosok mayat.
Selama empat lima hari ini, paling tidak ia sudah menjumpai sepuluh kali kesempatan baik
untuk turun tangan, bahkan sekarangpun terhitung suatu kesempatan yang baik sekali.
Melongok dari luar jendela, hakekatnya Tio Bu ki bagaikan sebuah sasaran bidikan hidup,
dari belakang kepala sampai ke pinggang, dari nadi besar di belakang leher sampai ke
persendian tulang punggung, setiap bagian sudah berada dalam lingkungan sasaran senjata
rahasianya, asal dia turun tangan, bagian mana yang akan menjadi sasaran di situlah dia akan
temui sasarannya. Jilid 19________ Ia belum sampai turun tangan, karena ia belum mempunyai keyakinan untuk berhasil dengan
serangannya. Bukan saja ilmu silat yang dimiliki Tio Bu ki sangat lihay, reaksinya juga sangat cepat, lagi
pula tidak terlalu bodoh, untuk menghadapi manusia semacam ini, ia tak boleh teledor barang
sedikitpun juga, ia tak boleh membuat kesalahan walau hanya sedikitpun juga.
Karena manusia semacam ini tak akan menyediakan kesempatan baik untuk kedua kalinya
kepadanya. Oleh sebab itu kau harus menunggu sampai saat dimana kau merasa amat yakin bahwa
seranganmu itu pasti akan mendatangkan hasil baru melancarkan serangannya.
Tong Giok sedikitpun tidak merasa geli. ia percaya kesempatan semacam itu pasti akan
muncul setiap saat, diapun percaya dugaannya pasti tak bakal salah.
Ia tidak bermaksud memandang rendah kemampuan Tio Bu Ki.
Sejak terjadinya peristiwa di hutan Say-cu lim dalam rumah makan Hoa gwat-sian, tentu saja
diapun dapat mengetahui manusia macam apakah Tio Bu ki itu.
Tentu saja iapun tak akan memandang rendah diri sendiri.
Rencananya kali ini dapat berlangsung dengan begitu lancar, tampaknya hal tersebut
dikarenakan nasibnya yang sedang mujur, oleh sebab itu baru dijumpainya kesempatan yang
baik dan Tio bu ki masuk ke dalam perangkap sendiri.
Tapi ia tak pernah beranggapan keberhasilannya selama ini tergantung pada kemujuran
nasibnya. 529 Ia beranggapan bahwa istilah "nasib yang mujur" sama artinya dengan "dapat memanfaatkan
kesempatan yang ada".
Bila seseorang dapat memanfaatkan kesempatan yang ada, maka dia pastilah seseorang yang
bernasib sangat baik! Ia memang tak pernah melepaskan setiap kesempatan yang ada.
Operasi yang diadakan di Hoa gwat-sian tempo hari telah mengalami kegagalan total, bahkan
kekalahan yang dialaminya terlampau tragis.
Tapi dengan cepat ia dapat memanfaatkan kembali kesempatan yang ada, ia telah menghianati
Oh Po-cu, oleh sebab itu ia baru mempunyai kesempatan untuk bersahabat dengan Tio Bu-ki,
sebab itu ia baru bisa mendapat kepercayaan dari Tio Bu-ki dan bersedia mengikat tali
persahabatan dengannya. Berbicara baginya, menghianati seseorang hakekatnya sama gampangnya dengan makan
sepotong tahu, apakah dapat memanfaatkan kesempatan yang ada, itu baru paling penting.
Asal bisa memanfaatkan setiap kesempatan yang ada, iapun merasa tak sayang untuk
menghianati bapaknya sendiri sekalipun.
Sebab di situlah terletak kunci dari dunia keberhasilan atau kegagalan dari suatu usaha.
Ia percaya pada hari itu pasti tak akan ada orang yang menaruh curiga bahwa dia sekomplotan
dengan Oh Po cu, lebih tak mungkin lagi kalau dialah Tong Giok.
Jika ada orang yang menganggap hal ini merupakan kemujurannya, maka kemujuran inipun
atas hasil ciptaannya sendiri.
Terhadap diri sendiri ia merasa puas sekali.
Kuda yang ditunggangi Bu ki tentu saja seekor kuda yang termasuk dalam predikat Cian tiong
sian it. Arti dari Cian tiong sian it adalah di antara seribu ekor kuda jempolan yang tersedia, paling
banter hanya bisa terpilih seekor kuda semacam itu.
Dalam istal kuda di markas besar perkumpulan Tay hong tong, terbagi pula tingkatantingkatan
"atas menengah dan bawah" tiga buah tingkatan seperti dalam rumah pelacuran di
kebanyakan kota. 530 Perempuan-perempuan dari rumah pelacuran tingkat atas tak mungkin bisa "ditunggangi"
oleh orang-orang biasa. Kuda dalam istal kuda tingkat ataspun demikian juga.
Anak murid perkumpulan Tay hong tong jangan harap bisa menunggangi kuda dari "istal
tingkat atas" bila tiada urusan yang maha penting atau tugas yang sangat berbahaya.
Bu ki bukan manusia sembarangan.
Bu ki adalah putra tunggal dari Tio Kian, Tio Jiya, sedangkan Tio jiya adalah pendiri dari
perkumpulan Tay hong tong, juga merupakan tonggak dari Tay hong tong.
Seandainya tiada Tio jiya kemungkinan besar perkumpulan Tay hong tong sudah akan
ambruk sedari dulu, kalau tiada Tio jiya mungkin di dunia ini tak akan ada perkumpulan yang
bernama Tay hong tong. Mungkin Bu ki masih belum memahami bagaimana caranya memilih teman, tapi terhadap
kuda ia selalu mempunyai pengetahuan yang luas, diapun memiliki ketajaman mata yang
melebihi siapapun.

Harimau Kemala Putih Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Caranya memilih seekor kuda bahkan jauh lebih jitu daripada seorang hidung belang yang
berpengalaman dalam memilih lonte.
Kuda ini adalah salah seekor kuda pilihan yang berhasil ditemukannya dari tiga puluh dua
ekor kuda Cian tiong sian it yang tersedia.
Tong Giok juga tahu kalau kuda ini adalah seekor kuda pilihan, tapi yang menarik seleranya
bukan kuda jempolan tersebut.
Agaknya ia lebih tertarik dengan kulit pelana yang berada di punggung kuda tersebut.
Itulah sebuah pelana yang terbuat dari kulit kerbau, potongannya amat indah dan rapi
jahitannya juga rumit dan rapat. Andaikata tidak diperhatikan secara cermat, rasanya memang
tidak gampang untuk menjumpai jahitan pada pelana tersebut.
Tapi pelana kuda macam apapun tentu akan dijahit pinggirannya dengan bahan yang kuat,
kemudian menggunakan lilin yang telah digosok mengkilap untuk menutupi bekas jahitan itu
agar orang tak dapat menjumpai bekas bekas jahitan dan pakunya.
Mendengar Tio Bu ki yang duduk di atas pelana kudanya itu, mendadak tong Giok teringat
akan suatu kejadian yang amat menarik hati.
531 Seandainya tukang kulit yang membuat pelana itu ketika sedang menjahit telah mematahkan
sebatang jarum karena kurang hati-hati.
Jika ia kurang cermat dan tidak mengeluarkan jarum yang putus di dalam pelana itu kemudian
telah menggosokkan lilin di atasnya sehingga tidak tampak dari luar.
Seandainya pada suatu hari, kutungan jarum itu tiba-tiba muncul dari balik pelana.
Seandainya waktu itu secara kebetulan ada orang yang duduk di atas pelana tersebut.
Seandainya kebetulan waktu itu musim panas sehingga pelana yang digunakan tidak terlalu
tebal. Maka kutungan jarum yang sedang menongol keluar itu tentu akan melubangi celananya dan
melukai tubuhnya. Ternyata jarum memang bukan suatu kejadian yang serius, mungkin ia tak akan merasa sakit,
sekalipun andaikata sakit, rasanya juga tak seberapa.
Tapi andaikata secara kebetulan ujung jarum itu mengandung racun bahkan kebetulan pula
jarum tersebut telah diolesi racun keji dari keluarga Tong, maka orang yang duduk di atas
pelana itu pasti akan merasa gatal-gatal di sekitar mulut luka bekas tusukan jarum tersebut.
Setelah melakukan perjalanan sekian waktu, dia pasti akan mulai menggaruk garuk mulut
luka tadi. Jika ia sudah mulai menggaruk, maka dua tiga ratus langkah lagi orang sedang naas itu tentu
akan terjungkal dari atas kudanya tanpa diketahui sebab musababnya, bahkan orang itu akan
mati begitu saja. Lebih kebetulan lagi seandainya orang yang sedang naas itu adalah Tio Bu ki.
Tong Giok mulai tertawa. Semua andaikata yang terbayang dalam benaknya bukan tak mungkin bisa terjadi, sekalipun
jarum si tukang kulit tidak kebetulan putus. Tong giok juga bisa menyusupkan sebatang
kutungan jarum di atas pelana tersebut, karena hal itu bukan perbuatan yang terlalu sulit.
Tong Giok benar benar tak tahan untuk tertawa, sebab ia merasa jalan pemikirannya benar
benar terlalu menarik hati.
Tiba tiba Bu ki berpaling dan memandang kepadanya, kemudian menegur:
"Apa yang sedang kau tertawakan?"
532 "Aku teringat akan sesuatu lelucon!" jawab Tong Giok
"Lelucon apa?" "Lelucon tentang seorang tolol!"
"Bersediakah kau menceritakan kepadaku?"
"Tidak bisa" "Kenapa?" "Karena lelucon itu benar benar terlalu menggelikan, ketika kuceritakan kepada orang tempo
hari, orang itu tertawa terbahak bahak samapai perutnya pecah dan muncul sebuah lubang
besar, lubang yang besar sekali"
Bu ki ikut tertawa. "Benarkah ada orang yang bisa tertawa sampai bisa pecah perutnya?" ia bertanya.
"Hanya manusia macam dia yang bisa!"
"Manusia macam apakah dia?"
"Diapun seorang yang tolol"
Setelah berhenti sebentar ia menambahkan:
"Hanya orang tolol baru suka mendengarkan lelucon tentang orang tolol, dan hanya orang
tolol juga baru suka menceritakan lelucon tentang orang tolol"
Tong Giok masih tertawa, tapi Bu ki sudah tak mampu tertawa lagi.
Seorang tolol mendengarkan seorang tolol lain yang menceritakan tentang "lelucon seorang
tolol" Persoalan semacam ini sebenarnya memang sebuah lelucon.
Tapi seandainya kau memikirkannya kembali dengan seksama, maka kau akan merasa bahwa
lelucon itu bukan saja mengandung sindiran, bahkan penuh mengandung kesedihan.
Semacam kesedihan yang dirasakan oleh setiap manusia.
Semacam kesedihan yang bernada apa boleh buat.
533 Jika kau mau memikirkannya secara cermat, bukan saja kau tak bisa tertawa, mungkin ingin
menangispun tak bisa. "Itu mah bukan lelucon namanya!" kata Bu ki.
"Memang bukan!" Tong Giok membenarkan.
"Aku masih ingin mendengarkan leluconmu itu"
"Baik, aku akan bercerita kembali" kata Tong Giok
Setelah berpikir sejenak, ia baru bercerita.
"Dulu ada seorang tolol membawa seorang nona yang cantik jelita berjalan-jalan di sebuah
jalan raya, tiba tiba nona itu terpeleset dan jatuh terlentang di atas tanah"
"Selanjutnya?" "Selanjutnya sudah tak ada lagi"
"Inikah leluconmu?"
"Ya, benar!" "Leluconmu ini tidak menggelikan"
"Jika kau melihat seorang nona yang berdandan sangat cantik berjalan jalan dengan seorang
tolol, si tolol tidak terpeleset, si nona malah jatuh terjengkang masakah waktu itu kau tidak
merasa geli?" "Seandainya aku menyaksikan sendiri kejadian tersebut mungkin saja aku akan ikut tertawa
geli" "Semua cerita leluconku sama semua nadanya, meskipun kedengarannya tidak menggelikan,
tapi seandainya benar benar ada orang melakukan lelucon itu, maka orang pasti tertawa
terbahak bahak karena geli"
Ia sudah mulai tertawa, tertawa dengan riangnya:
"Waktu itu siapa tahu perutmu benar benar akan muncul lubangnya karena geli, mungkin juga
hanya sebuah lubang yang kecil sekali"
"Tak perduli lubangnya besar atau kecil, yang penting kedua duanya tetap berupa lubang"
534 "Tepat sekali" Tong Giok tertawa.
........... Malam semakin gelap.
Setelah membicarakan soal "lelucon orang tolol" dengan Tio Bu ki dalam perjalanan sore
tadi, hingga kini Tong Giok masih merasa sangat riang dan gembira.
Bila sang kucing berhasil menangkap tikus, dia tak akan segera menelannya.
Tong Giok mempunyai banyak hal yang sama seperti seekor kucing. Sekarang Tio Bu ki
ibaratnya seekor tikus yang sudah terjatuh ke dalam cengkeramannya, diapun hendak
mempermainkan tikus itu sepuasnya sebelum akhirnya ditelan.
Kejadian seperti ini baru terhitung kejadian yang paling menggembirakan hatinya.
........... Rumah penginapan ini adalah sebuah rumah penginapan yang terhitung lumayan, setiap daun
jendela dari kamar kamar tamunya berada dalam keadaan rapat, di atas jendela tak akan
dijumpai sebuah lubang sekecil jarumpun.
Tio Bu ki yang berada dalam kamar sebelah sudah lama tak kedengaran suaranya lagi,
agaknya ia telah tertidur.
Tong Giok bangun terduduk, dari kepalanya ia meloloskan sebatang tusuk konde emas.
Kemudian dari saku kecil pakaian dalamnya ia mengeluarakan sebuah kantong uang yang
bersulamkan sekuntum bunga.
Sekarang dia masih mengenakan gaun berwarna merah dan berdandan sebagai seorang
perempuan, kedua macam benda itu merupakan benda yang seringkali dibawa dalam tubuh
seorang nona, sehingga siapapun tak akan menaruh curiga sampai ke situ.
Tapi setiap malam tiba, ketika suasana telah hening dan semua orang sudah tertidur lelap, dia
selalu akan mengeluarkan kedua macam benda itu dan diperiksanya dengan seksama, bahkan
jauh lebih berhati hati daripada seorang hartawan sedang menghitung rekeningnya.
Setiap kali sebelum melakukan perbuatan itu, dia selalu akan menutupi pintu dan jendela
rapat rapat, mencuci tangannya dengan air hangat dan menyeka tangannya dengan selembar
kain putih yang bersih. Setelah itu dia baru duduk di bawah lentera mencabut keluar tusuk konde itu dan
menggunakan dua jari tangannya yang lembut dan panjang untuk memegang ujung tusuk
konde serta memutarnya dengan pelan.
535 Ternyata bagian tengah dari tusuk konde itu kosong, isinya adalah semacam bubuk halus
berwarna keemas-emasan, inilah Tong hun sah (pasir pemutus nyawa) yang amat tersohor
dari keluarga Tong, bubuknya lembut dan halus tapi beratnya luar biasa sekali.
Makin kecil bentuk senjata rahasia tersebut, makin susah orang untuk menghindarinya, makin
berat bobotnya semakin jauh pula daya timpuknya.....
Tak bisa disangkal lagi, senjata rahasia yang dipergunakan ini adalah senjata rahasia pilihan
dari keluarga Tong. Kepala tusuk konde itupun kosong, di dalamnya berisikan semacam lilin yang bening dan
tanpa warna, bila bertemu angin lantas mengering.
Asal kepala tusuk konde itu diremasnya sampai hancur,maka lilin itu akan mengalir di
tangannya dan melindungi telapak tangannya.
Selamanya dia paling tidak suka menirukan cara cara saudara yang lain dengan menggembol
senjata rahasianya di dalam sebuah kantong kulit yang tergantung di pinggangnya, cara
semacam itu seakan akan takut kalau orang lain tidak tahu bila mereka adalah murid dari
keluarga Tong....... Iapun paling tak suka menggunakan sarung tangan kulit menjangan yang tebal lagi berat itu.
Ia beranggapan bahwa melepaskan senjata rahasia dengan mengenakan sarung tangan, seperti
halnya seorang laki laki meraba tubuh gadis bugil dengan sarung tangan.
Bukan saja tangannya tak akan merasakan apa-apa, tidak menarik pula.
Persoalan semacam ini ia enggan untuk merayakannya. Isi Kantong uang itu adalah segulung
tali emas, sebungkus jarum, dua biji mata uang yang bertuliskan Kit-siong Ji-gi dan sebiji
batu kristal yang memantulkan sinar.
Gulungan benang itu terbuat dari rantai emas murni yang tipis dan kuat, bahkan setiap saat
bisa dipergunakan untuk mematahkan tengkuk orang, lagi pula kuat untuk menggantung
seseorang di pohon, seandainya ia terkurung dalam sebuah tebing yang curam diapun bisa
menggelantung pada rantai emas tanpa kuatir tali itu putus di tengah jalan.
Batu kristal tersebut adalah semacam batu mustika yang disebut Kim kong sik, konon
dibandingkan dengan batu kumala yang paling bersih pun nilainya lebih tinggi, benda itu bisa
digunakan untuk membeli manusia yang tidak serakahpun untuk berpihak kepadanya.
536 Ada uang bisa membuat setan menggiling tahu, bilamana keadaan memerlukan, batu kristal
tersebut mungkin bisa digunakan untuk menyelamatkan jiwanya.
Sayang orang yang tahu soal mutu barang tidak terlalu banyak, nilai dari benda tersebut
belum tentu bisa diketahui oleh setiap orang.
Oleh karena itu dia membawa pula dua biji mata uang emas sebagai persiapan.
Setiap benda, setiap persoalan dan setiap keadaan hampir seluruhnya telah dipersiapkan
dengan cermat. ***** KOCEK atau kantong uang itu terbuat dari kain sutera halus, di permukaan depan maupun
belakang masing masing bersulamkan sekuntum bunga botan dan daunnya terbuat dari
benang emas dan mutiara. Putik bunganya ternyata bisa bergerak, setiap saat benda itu dipetik.
Tiba tiba sekulum senyuman bangga yang misterius tersungging di ujung bibir Tong Giok,
inti bunga dari kedua kuntum bunga botan itulah terletak rahasia yang sesungguhnya, di
sanalah terdapat senjata rahasia yang paling dibanggakan olehnya.
Daya kekuatan dari senjata rahasia tersebut bukan saja belum pernah disaksikan oleh orang
orang persilatan, bahkan mimpipun tak pernah mengiranya.
Sekalipun Tio Bu ki berhasil mengungkap rahasia asal usulnya dengan mengandalkan kedua
biji senjata rahasia tersebut, diapun bisa membuat tubuh Tio Bu ki hancur lebur berkeping
keping sehingga mati tanpa tempat kubur.
Cuma saja apabila belum tiba saat yang diperlukan, dia takkan menggunakan kedua macam
senjata rahasia tersebut.
Sebab hingga sekarang, mereka belum berhasil menguasai sepenuhnya rahasia pembuatan
senjata rahasia macam itu.
Modal yang telah mereka tanamkan didalam pembuatan senjata rahasia tersebut, jumlahnya
sudah luar biasa mengejutkan. Bahkan telah mengorbankan pula nyawa dari tujuh delapan
orang ahli, malah seorang ahli mereka yang paling hebat dan secara khusus diserahi tanggung
jawab oleh keluarga Tong untuk pembuatan senjata rahasia tersebut nyaris tewas pula oleh
senjata tersebut. 537 Hingga ia meninggalkan benteng keluarga Tong, senjata rahasia semacam itu seluruhnya baru
berhasil diproduksi sebanyak tiga puluh delapan batang, setelah dilakukan percobaan, ternyata
yang terjamin bisa digunakan secara menakjubkan hanya dua puluh biji.
Menurut perhitungan mereka sendiri, nilai dari setiap benda tersebut bisa mencapai seribu
tahil emas lebih. Untung saja kepercayaan mereka terhadap senjata rahasia macam itu lambat laun sudah mulai
dapat dikendalikan, tehnik pembutan mereka pun makin lama berubah semakin tinggi dan
hebat. Menanti mereka bisa memproduksi senjata rahasia tersebut dalam jumlah yang banyak, pada
saat itulah Tay hong tong akan hancur musnah untuk selama lamanya dari muka bumi.
Terhadap hal itu ia mempunyai rasa percaya yang tinggi.
***** Sekarang Tong Giok telah memeriksa setiap benda itu sekali, setiap macam benda tersebut
masih tetap utuh sempurna seperti sedia kala.
Ketika ia merasa amat puas, diambilnya selelehen lilin dari tempat lilin dan dipoleskan pada
ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah tangan kanannya, setelah itu dengan menggunakan tiga
buah jari tangannya ia mencabut keluar sebatang jarum dari dalam kantongnya.
Jarum itu bentuknya tidak jauh berbeda dengan jarum jarum biasa, tapi bahkan dia sendiripun
tak berani menyentuhnya secara sembarangan.
Ia harus memoleskan lilin untuk menutupi pori pori kulit badannya terlebih dahulu sebelum
memegang, kalau tidak walupun kulitnya tidak terluka, hawa beracun bisa meresap masuk
melalui pori pori di atas badannya, itu berarti ketiga jari tangannya harus dipotong untuk
menghindarkan dari keracunan berat.
Oleh karena si tukang kulit yang diharapkan bisa meninggalkan kutungan jarum pada pelana
tersebut, ternyata tidak melakukannya, Tong Giok bertekad hendak membantu pekerjaannya.
Meskipun rencana ini tidak terhitung sangat bagus, pun belum tentu mendatangkan hasil
seperti yang diinginkan, tapi rencana itu mempunyai sedikit kebaikannya....sekalipun tidak
berhasil, Tio Bu ki juga tak akan menaruh curiga kepadanya.
Karena setiap orang bisa ngeloyor masuk ke istal kuda di tengah malam buta, siapapun bisa
pula menancapkan sebatang jarum di atas pelana kudanya kemudian menutup bekas jarum itu
dengan lilin. 538 Pekerjaan semacam ini bisa dilakukan setiap musuh Tio Bu ki yang macam apapun. Padahal
musuhnya tidak terhitung sedikit, mana mungkin dia akan mencurigai sahabatnya sendiri.
Apalagi "sahabat"nya ini pernah membantunya untuk menangkap seorang musuh yang sudah
hampir berhasil melarikan diri.
Bahkan Tong Giok telah memikirkan pula keadaan yang paling buruk.
Sekalipun Tio Bu ki menaruh curiga kepadanya, diapun mempunyai alasan yang sangat baik
untuk membantah. "Setiap hari aku berada bersamamu, andaikata aku ingin mencelakaimu, setiap saat setiap
waktu aku bisa mencari kesempatan untuk melakukannya kenapa aku harus mempergunakan
cara ini" Toh cara ini tak bisa dibilang merupakan cara yang terbaik?"
Alasan semacam itu walaupun diucapkan kepada siapapun sudah lebih dari cukup, apa yang
dipikirkan Tong Giok memang benar benar amat sempurna.
Setiap masalah, setiap keadaan dan setiap bagian selau dipikirkannya dengan cermat, hanya
ada satu hal yang tak pernah diduga olehnya.
Ia tidak menyangka kalau masih ada seekor domba lain yang bersikeras menghantarkan diri
ke mulut harimau. Setelah mempunyai rencana yang cukup cermat sewaktu dikerjakan ternyata tak terlalu sulit.
Kemanapun kau berada, istal kuda dari setiap rumah penginapan tak mungkin merupakan
sebuah tempat yang ketat penjagaannya.
Istal kuda Tio Bu ki seperti halnya pula dengan istal istal lain, letaknya hanya berada di suatu
sudut ruangan bagian belakang.
Berbicara buat manusia seperti Tong Giok, melakukan pekerjaan ini hakekatnya jauh lebih
mudah daripada makan sawi hijau.
Malam sudah semakin kelam.
"Sebelum malam tiba mencari penginapan, setelah ayam berkokok berada di perjalanan",
tentu saja para tamu dalam rumah penginapan itu sudah pada tidur.
Ketika Tong Giok berjalan kembali dari istal, ternyata ia masih mempunyai kegembiraan
untuk meikmati keindahan malam di bulan keempat yang sejuk ini.


Harimau Kemala Putih Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Rembulan hampir purnama, bintang bertaburan di angkasa, udara malam sungguh indah
menawan, tiba tiba ia merasa seperti ada keinginan untuk membuat syair.
539 Semacam syair yang sesungguhnya bertolak belakang dengan rencananya untuk membunuh
orang. Tapi menunggu ia balik kembali ke halaman di luar kamar tidurnya perasaannya telah
berubah menjadi hawa pembunuhan!
***** DALAM kamar ada lampu. Padahal sewaktu meninggalkan kamarnya tadi, lentera telah dipadamkan, pekerjaan semacam
ini tak pernah dilakukannya dengan teledor, tak mungkin ia lupa untuk memadamkan lentera.
Lalu siapakah yang telah memasang lampu di dalam kamarnya"
Di tengah malam buta begini, siapakah yang telah berkunjung ke dalam kamarnya"
Seandainya orang ini adalah musuh besarnya mengapa ia memasang lentera sehingga
meningkatkan kewaspadaannya"
Jangan jangan orang ini adalah sahabatnya"
Di sini dia hanya mempunyai seorang "teman" dan hanya temannya ini yang tahu dia berada
dimana. Ditengah malam buta begini, kenapa Tio Bu ki berkunjung ke kamarnya"
Apakah dia telah menaruh curiga kepadanya"
Langkah kakinya tidak berhenti, bahkan sengaja memberatkan langkah kakinya agar orang
yang berada di dalam kamar bisa mendengarnya dengan jelas.....
Oleh sebab itu diapun segera mendengar ada seseorang menjawab dari dalam kamar:
"Ditengah malam buta begini, kau telah pergi ke kamarnya?"
Suara itu bukan suara Bu ki.
Tong Giok segera dapat mendengar suara siapakah itu, tapi ia benar benar tidak menyangka
kalu orang itu bisa datang kemari.
.................. 540 Siapapun tidak menyangka kalau Lian It lian bisa datang ke situ, lebih tidak mengira kalau
bukan Tio Bu ki yang dicari, sebaliknya malah datang menjumpai Tong Giok.
Tapi apa mau dibilang ia telah datang, apa mau dibilang justru ia berada dalam kamar Tong
Giok. Melihat si nona bercelana merah itu masuk kamar, ia mulai menggelengkan kepalanya sambil
menghela napas. "Di tengah malam buta begini, mau apa seorang nona pergi keluyuran di tempat luaran"
Apakah tidak takut diperkosa orang?"
Sewaktu mengucapkan kata "diperkosa", ternyata wajahnya tidak memerah, dia benar benar
merasa bangga sekali. Kulit mukanya benar benar lebih tebalan, lebih tuaan pula.
Sayang di bagian yang lain masih terlalu halus, bukan saja ia masih mengira orang lain tak
tahu kalau dia adalah perempuan menyaru lelaki, diapun tak tahu orang lain seorang lelaki
atau perempuan" Ia masih percaya kalau nona bercelana merah ini benar benar adalah seorang nona.
Tong Giok tertawa. Wajahnya sewaktu tertawa, seperti seekor harimau menyaksikan seekor domba yang sedang
mengantarkan diri ke mulutnya.
***** PENGALAMAN ANEH Senyuman Tong Giok lembut tapi genit, membawa pula tiga bagian rasa kemalu maluan,
entah apapula yang sedang dipikirkan dalam hatinya, sewaktu tertawa wajahnya selalu
demikian. Senyuman secamam ini entah telah mencelakai berapa banyak orang.
Lian It lian kembali menghela napas, katanya:
"Sungguh beruntung kau dapat kembali dengan aman dan selamat, kalau tidak sungguh
membuat orang hampir mati karena cemas"
"Siapa yang hampir mati karena cemas?" tanya Tong Giok.
541 "Tentu saja aku!" jawab Lian It lian sambil menuding hidung sendiri.
"Apa yang kau gelisahkan?" tanya TOng Giok dengan senyum manis dikulum.
"Kenapa aku tidak gelisah" Apakah kau tidak melihat betapa kuatirku atas keselamatanmu?"
Ternyata wajah Tong Giok berubah agak memerah, padahal dalam hatinya merasa geli sekali,
saking gelinya sehingga hampir pecah perutnya.
........Ternyata budak cilik ini hendak mempergunakan SI-lam-ki (siasat lelaki tampan) untuk
merayu aku, seorang gadis suci dari keluarga baik baik.
Tong Giok tak tahan untuk tertawa, sambil menundukkan kepalanya ia bertanya.
"Apakah kau melihat suko ku?"
Dengan cepat Lian It lian gelengkan kepalanya.
"Aku sama sekali tidak mencarinya, aku secara khusus datang kemari untuk menjenguk
dirimu" Kepala Tong Giok tertunduk semakin rendah.
"Menjenguk aku" Apanya yang menarik dari aku"
"Aku sendiri tidak tahu apa yang menarik darimu, aku hanya merasa tak tahan untuk datang
menjengukmu, keinginanku ini boleh dibilang sudah mendekati gila"
Tong Giok semakin merasa malu, perkataannya semakin berani, nyalinya juga makin lama
makin besar. Ternyata ia mulai menarik tangan Tong Giok.
........Kalau toh semua orang adalah perempuan apa salahnya untuk menarik narik tangannya"
Tentu saja ia tak ambil peduli.
Tong Giok lebih lebih tak ambil peduli .
Walaupun ia masih belum tahu apa yang sedang dipikirkan budak tersebut di dalam hatinya,
tapi entah apapun yang sedang dipikirkan olehnya, dia tak akan ambil peduli.
Bagaimanapun yang bakal rugi bukan dia.
542 Sekalipun dia hanya berniat untuk menggoda nona bercelana merah ini saja, yang bakal rugi
kali ini tetap dia. Menyaksikan rasa "malu" dari Tong Giok hampir saja Lian It lian meledak perutnya saking
geli. ...........Agaknya nona ini sudah mulai tertarik kepadaku, kalau tidak kenapa ia bersedia
digenggam tangannya olehku"
Lian It lian tak tahan untuk tertawa, katanya:
"Bagaimana kalu kita keluar untuk berjalan jalan?"
"Ditengah malam buta begini kenapa kita musti keluar?"
"Suko mu tinggal di kamar sebelah, aku tak ingin membiarkan dia tahu kalau aku telah
datang" "Kenapa?" "Aku kuatir dia merasa cemburu"
Tong Giok sudah mulai agak mengerti.
...........Ternyata budak ini sudah tertarik kepada Tio Bu ki, lantaran kuatir kalau aku bermain
kasak kusuk dengan Tio Bu ki, maka ia bermaksud merayuku, kalau aku benar benar tertarik
kepadanya, tentu saja Tio Bu ki akan kutinggalkan dan ia segera akan memungutnya di tengah
jalan. Walaupun dalam hatinya Tong Giok merasa geli, wajahnya menunjukkan sikap seperti lagi
marah, katanya: "Aku tidak lebih hanya sumoaynya, ia sama sekali tak berhak untuk mengurusi diriku, atas
dasar apa dia harus merasa cemburu?"
Senyuman Lian It lian masih tetap ringan.
"Padahal aku juga tahu kalau kau tak akan tertarik kepadanya" dia berkata.
"Darimana kau tahu?"
Sambil tertawa jawab Lian It lian:
543 "Bagian mana dariku yang tidak lebih hebat darinya" Mana mungkin kau bisa tertarik
kepadanya" Paras muka Tong Giok berubah menjadi semakin merah lagi.
"Bagaimana" Mau ikut aku keluar atau tidak?" tanya Lian It lian.
Dengan wajah memerah Tong Giok menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Aku takut!" "Kau takut apa?"
"Takut diperkosa orang!"
"Aku toh selalu mendampingimu, apalagi yang musti kau takutkan?"
"Yang kutakuti justru kau!"
Lian It lian kembali tertawa.
Tiba tiba ia "menemukan" bahwa si nona yang kelihatan kemalu maluan ini sesungguhnya
adalah siluman rase. Dia adalah seorang perempuan. Tapi sekarang, bahkan dia sendiripun agaknya mulai tertarik,
seorang perempuan bisa tertarik hatinya, apalagi seorang laki-laki"
Bila ada seorang lelaki yang setiap hari selalu berkumpul dengannya, dan tak sampai terpikat
baru aneh namanya. Tio Bu-ki adalah seorang laki-laki. Tio Bu-ki setiap hari selalu berada
bersamanya. Lian It-lian mulai bertekad, dia tak akan membiarkan siluman rase manapun berhasil memikat
diri Tio Bu-ki. Bila ada orang mengatakan kalau ia tertarik kepada Tio Bu-ki, maka sampai
matipun dia tak akan mengakuinya.
Ia berbuat demikian tak lebih karena sikap Tio Bu-ki kepadanya terhitung masih lumayan
juga, bahkan telah melepaskannya. Ia tak ingin berhutang budi kepadanya, kebetulan
sekarangpun dia tak ada pekerjaan lain, maka sekalian dia akan membantu Tio Bu-ki untuk
melakukan pemeriksaan, apakah nona ini adalah seekor siluman rase atau bukan. Si nona
yang tanpa berubah wajah dapat membunuh orang ini bukan cuma menakutkan, bahkan
sedikit agak mencurigakan.
***** 544 Hal ini adalah perkataannya sendiri. Maka sekalipun ada orang merasa curiga terhadap katakata
"kebetulan", "kebenaran", "sekalian" dan lain-lainnya, diapun tidak ambil perduli.
Karena semuanya itu dia katakan untuk didengar oleh diri sendiri, asal dirinya merasa puas,
itu sudah lebih dari cukup.
Bulan empat yang lembut, hembusan angin yang sejuk". Dengan lemasnya Tong Giok
berbaring di atas tubuhnya, seakan-akan sedikit tenagapun tidak dimilikinya. Dengan bernafsu
Lian It-lian memeluk nona itu kencang-kencang, memeluknya dengan hangat dan mesra,
bahkan dapat dirasakannya pula debaran jantung nona itu. Agaknya jantung dalam tubuhnya
juga berdebar agak keras.
Nona itu seperti akan mendorongnya, tapi tidak mendorong dengan tenaga sungguh-sungguh.
"Kau hendak membawaku kemana?"
"Ke suatu tempat yang baik"
"Aku tahu tempat itu bukan suatu tempat yang baik"
"Kenapa?" "Karena kau bukan orang baik"
Lian It-lian sendiripun tak bisa tidak mengakui kalau dirinya tak bisa dihitung sebagai orang
baik . Perbuatannya tak bisa disangkal lagi lebih mendekati seorang penjahat yang berhati kejam.
Tapi tempat ini benar-benar adalah sebuah tempat yang baik". semacam tempat yang biasa
ditemukan hanya oleh penjahat semacam dia dengan membawa seorang gadis.
Permukaan tanah berlapiskan rumput nan hijau, keadaan itu tak ubahnya seperti pembaringan,
empat penjuru berupa pepohonan dan bunga yang segar, persis menutupi pemandangan sana
dari pandangan luar, udaranyapun harum semerbak karena bau bunga yang segar.
Jika seorang anak gadis bersedia diajak seorang lelaki untuk berkunjung ke tempat seperti ini,
biasanya hal ini menandakan kalau ia telah bersiap-siap untuk melepaskan kesempatannya
untuk melawan. Lian It-lian sendiripun merasa sangat bangga, katanya: "Berbicara menurut suara hatimu,
bagaimanakah pendapatmu tentang tempat ini?"
Dengan wajah merah karena jengah Tong Giok menjawab: "Hanya orang jahat seperti kau,
baru bisa menemukan tempat semacam ini"."
545 Lian It-lian segera tertawa. "Aaah"..! Bahkan manusia semacam akupun harus menggunakan
waktu yang cukup lama sebelum berhasil mendapatkan tempat semacam ini"
"Apakah kau telah merencanakan kesemuanya ini sejak permulaan dan memang berniat untuk
mengajakku datang kemari?" Lian It-lian tidak menyangkal perkataan itu.
Memang kali ini dia telah merencanakan segala sesuatunya dengan sempurna, bahkan apa
yang harus dilakukan pada langkah selanjutnya juga telah direncanakan secara terperinci.
Tiba-tiba ia menarik tubuh Tong Giok dan mencium bibir merah dari si nona gadungan itu.
Kontan saja Tong Giok merasakan sekujur badannya menjadi lemas.
Sekujur badannya telah berbaring di dalam pelukan si penjahat gadungan, maka mereka
berduapun segera menjatuhkan diri ke atas tanah berumput yang empuk bagaikan kasur busa
di atas pembaringan itu. Kalau dibilang Lian It-lian tidak sedikitpun merasa tegang, itu bohong namanya. Bukan saja
ia tak pernah memeluk seorang pria, diapun belum pernah memeluk seorang gadis. Napasnya
terasa agak memburu, mukanya terasa panas dan tangannya menjadi dingin.
Si nona gadungan itu tertawa cekikikan bersandar dalam pelukannya, ia meletakkan
kepalanya di atas dada orang, membuat ia merasa jantungnya berdebar keras. Kalau dibilang
siapa yang bajingan, maka si nona gadungan itulah bajingan besar, setelah menjumpai
kesempatan sebaik ini, tentu saja dia tak akan melewatkannya dengan begitu saja.
Sebaliknya si bajingan gadungan justru adalah seorang nona tulen, ia benar benar merasakan
sekujur badannya menjadi lemas. Bila seorang bajingan ingin membuat seorang nona
merasakan sekujur badannya menjadi lemas, maka perbuatan itu bukan suatu pekerjaan yang
terlalu menyulitkan. Tentu saja dia tahu bagian mana dari tubuh seorang nona yang merupakan bagian yang
"mematikan". Lian It-lian juga sudah tahu sekarang dia harus mengambil suatu tindakan yang
tegas. Tangan "nona" tersebut sudah mulai menggerayangi tubuhnya, malah makin lama
gerayangannya makin tak sopan.
Walaupun ia tidak takut "dia" menggerayangi bagian tubuhnya yang "mematikan", tapi ia tak
ingin membiarkan "dia" tahu kalau dia adalah seorang lelaki gadungan, seorang lelaki yang
tak "bersenjata".
Tiba-tiba ia turun tangan, dengan mengerahkan sisa tenaga yang dimilikinya, ia
mencengkeram jalan darah penting pada tulang persendian lengan Tong Giok.
546 Sekalipun serangannya itu bukan dilakukan dengan ilmu Hun cing cuat kut jiu ( ilmu
memisahkan otot merenggangkan tulang), tapi kelihayannya hampir sepadan dengan
kepandaian tersebut. Kali ini Tong Giok benar-benar tak berkutik lagi, ditatapnya lelaki gadungan itu dengan
terkejut, kemudian tegurnya: "Mau apa kau?"
Jantung Lian It-lian masih berdebar keras, napasnya masih tersengal-sengal.
"Apakah kau benar-benar hendak memperkosa aku?" teriak Tong Giok Lagi.
Setelah mengatur napas sejenak, Lian It-lian berhasil menenangkan kembali hatinya, sambil
tertawa ia menggelengkan kepalanya berulang kali. "Kau tidak memperkosa aku, aku sudah
merasa sangat gembira, mana berani kuperkosa dirimu!"
"Lantas mengapa kau harus menggunakan cara semacam ini untuk menghadapiku, aku".aku
toh tidak mengajakmu"
Lian It-lian segera menghela napas panjang. "Aku juga tahu kalau kau tidak mengajakku,
kaupun tak dapat memperkosa diriku, tapi kuharap kau bisa berbuat sedikit agak jujur, karena
aku tak ingin seperti nasib Biau jiu jin kut. Tanpa diketahui apa sebabnya tahu-tahu sudah
mati di tanganmu" "Mana mungkin aku akan bersikap demikian terhadapmu" Masa kau tidak tahu kalau
aku"aku menaruh perhatian kepadamu?"
Dia seakan-akan merasa sakit hati dan terhina oleh perkataan itu, sehingga setiap saat bisa jadi
akan meledak isak tangisnya. Lian It-lian merasa hatinya menjadi lunak kembali, dengan
lembut dia berkata: "Jangan kuatir, akupun tak akan berbuat apa-apa kepadamu"
"Sebenarnya kau mau apa?" "Ilmu silat Tio Bu-ki berasal dari ajaran orang tuanya, aku belum
pernah mendengar dia punya sumoay, heran, kenapa secara tiba-tiba bisa muncul seorang
sumoay seperti kau?"
Tiba-tiba Tong Giok menghela napas panjang, sahutnya: "Kau tampaknya seperti tidak
bodoh, kenapa urusan semacam inipun tidak kau pahami?"
"Urusan ini adalah urusan apa?"
"Sumoay itu banyak jenisnya, belum tentu harus belajar dari satu perguruan baru terhitung
sumoay" "Lantas kau adalah sumoay dari jenis yang mana?"
547 "Kenapa kau tidak tanya sendiri kepadanya?"
Ia seperti agak marah, terusnya:
"Pokoknya dia sendiri mengakui aku adalah sumoaynya perduli aku adalah sumoay dari jenis
yang mana, orang lain lebih baik tak usah turut campur"
Perkataannya memang sangat masuk akal, Lian It lian dibuat tertegun dan tak tahu bagaimana
harus menjawab. Tong Giok kembali menghela napas, katanya lagi:
"Padahal kau tak usah cemburu, antara aku dengan dia sesungguhnya tak ada hubungan apaapa
bahkan menyentuh tangannyapun tak pernah...."
"Oooh, jadi kau mengira aku sedang cemburu?"
"Memangnya kau tidak cemburu?"
Lian It lian merasa rada marah.
Bila rahasia hatinya secara tiba-tiba dibongkar orang, biasanya rasa marah memang segera
akan timbul. Sambil menarik muka katanya kemudian,
"Bagaimanapun juga, pokoknya aku merasa asal usulmu sangat mencurigakan, maka dari itu


Harimau Kemala Putih Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

aku ingin ... "Kau ingin apa?"
"Aku ingin menggeledahmu"
"Baik, geledahlah, kau boleh menggeledah sekujur badanku"
Wajahnya memerah, bibirnya digigit kencang-kencang, seakan-akan ia sudah siap untuk
menerima penganiayaan tersebut.
Bila Lian It lian betul-betul adalah seorang lelaki tulen, bila nyalinya agak besaran sedikit dan
ia benar-benar menggeledah "sekujur tubuhnya" dari atas sampai ke bawah, maka ia segera
akan membuktikan kalau nona itu sesungguhnya adalah seorang nona gadungan.
Sayang seribu kali sayang, Lian It lian terlalu jujur, nyalinya kurang besar, diapun tidak
berniat untuk bermain sabun.
548 Itulah sebabnya bagian "mematikan" dari Tong Giok sama sekali tidak digerayangi malah
disentuhpun tidak. Karena itu dia cuma berhasil menggeledah sebuah kocek bersulamkan bunga teratai, sudah
barang tentu ia tak akan menduga kegunaan dari kocek itu.
Sesungguhnya kocek bersulamkan bunga teratai itu merupakan senjata yang paling
diandalkan dan dibanggakan Tong Giok, sayang jangankan seorang macam Lian It lian,
sekalipun jago kawakan yang pengalamannya sepuluh kali lebih hebatpun belum tentu bisa
mengetahui rahasia dibalik kocek tersebut.
Sambil menggigit bibir menahan diri, dengan gemas Tong Giok melotot sekejap ke arahnya,
kemudian menegur: "Sudah selesai belum geledahmu?"
"Ehmmm!" "Ehmmm itu apa artinya?"
Padahal ia sendiri juga tahu, "ehmm!" tersebut berarti ia sudah menunjukkan perasaan agak
menyesal. Karena ia memang tidak berhasil menemukan sesuatu benda yang mencurigakan.
Sambil tertawa dingin Tong Giok berkata:
"Akupun tahu kalau kau bukan sungguh-sungguh hendak menggeledahku, kau .... kau cuma
.... cuma ingin menggunakan kesempatan ini untuk mempermainkan aku, mencari alasan
untuk menggerayangi tubuhku .... kau cuma ingin mencari keuntungan buat diri sendiri ..."
Makin berbicara mukanya semakin merah, seakan-akan air matanya setiap saat bakal meleleh
keluar. Tiba-tiba Lian It lian tertawa.
"Hmm ....! Sudah mempermainkan orang, menggerayangi badan orang, sekarang tertawa, tak
kusangka kau masih punya muka untuk tertawa, itu namanya nyengir kuda" seru Tong Giok.
"Kau kira aku benar-benar mendapat untung dengan menggerayangi badanmu itu?"
"Memangnya tidak?"
549 "Baik akan kuberikan kepadamu"
Seakan-akan ia sudah mengambil suatu keputusan besar dia bertekad hendak menguarkan
rahasia pribadinya. "Aku juga seorang perempuan, mana mungkin aku bisa mendapat keuntungan dari perbuatan
itu" Dengan terkejut Tong Giok memandang ke arahnya, seakan-akan "rahasia" tersebut benarbenar
telah mengejutkan hatinya.
Sambil tertawa Lian It lian berkata lagi:
"Aku suka sekali menyaru sebagai laki-laki dan sering kali kulakukan, tak heran kalau kau
tidak menyangkanya" Mendadak tong Giok menggelengkan kepalanya kuat-kuat.
"Aku tidak percaya, aku tidak percaya!" serunya, "sampai matipun, aku tetap tidak percaya"
Sekulum senyuman menghiasi wajah Lian It-lian, mukanya berseri-seri, ia seperti merasa
sangat bangga dengan perbuatannya itu.
Sampai sekarang dia baru "menemukan" bahwa ilmu menyarunya benar-benar sangat
sempurnya. "Lantas bagaimana baru bisa membuatmu percaya?" tanyanya kemudian sambil tersenyum.
"Aku ingin menggerayangi tubuhmu dulu"
Walaupun sedikit merasa rikuh dan mukanya menjadi merah, tapi pikirnya toh sama-sama
perempuan, sekalipun badannya akan digerayangi seorang perempuan, agaknya persoalan ini
juga bukan suatu persoalan yang terlalu hebat.
Oleh sebab itu, setelah mempertimbangkan sejenak, diapun setuju.
"Baiklah, tapi kau hanya boleh meraba pelan-pelan!"
Bahkan dia memegangi tangan Tong Giok dan merabakan ke atas payudaranya, karena ia
kuatir tangan orang itu akan menggerayangi pula bagian "mematikannya".
Tong Giok segera tertawa lebar.
Dengan muka merah padam karena jengah Lian It lian segera melepaskan tangannya.
550 "Sekarang kau sudah tidak marah lagi bukan?"
"Tidak marah lagi!" sambil tertawa Tong Giok gelengkan kepala.
Tiba-tiba ia mengulurkan tangannya untuk meraba kembali payudara orang.
Lian it lian segera menjerit kaget:
"Hey, mau apa kau?"
"Aku ingin merabanya lagi!"
"Aaaah ....! Masa kau masih belum percaya kalau aku ini seorang perempuan?"
Tong Giok segera tertawa tergelak.
"Justru karena aku percaya kalau kau adalah seorang perempuan asli, maka aku ingin meraba
lagi" Akhirnya Lian It lian baru merasa kalau gelagat sedikit kurang beres ....
Tiba-tiba ia merasa sorot mata si "nona" itu berubah menjadi aneh sekali, sayang terlalu
lambat ia mengetahui akan hal itu.
Secepat sambaran kilat Tong Giok telah mencengkeram jalan darah pada persendian tulang
sikunya, lalu sambil tertawa cekikikan katanya:
"Karena walaupun kau adalah seorang lelaki gadungan, kebetulan akupun seorang perempuan
gadungan!" Lian It lian segera menjerit kaget.
"Apakah kau adalah seorang lelaki?" teriaknya.
Tong Giok tertawa terbahak-bahak.
"Kalau tidak percaya, kaupun boleh meraba sekujur badanku!" sahutnya nyaring.
Lian It lian hampir saja jatuh semaput.
Si nona gede itu ternyata seorang laki-laki.
551 Barusan ia masih memegangi tangan laki-laki itu untuk dirabakan pada payudaranya, malah ia
telah memeluknya dan mencium bibirnya.
Membayangkan kembali semua kejadian tersebut Lian It lian merasa menyesal sekali,
sehingga kalau bisa dia ingin menumbukkan kepalanya ke atas dinding untuk menghabisi
nyawa sendiri. ***** TONG GIOK masih tertawa, tertawanya seperti seekor musang yang baru saja mencuri tiga
ratus ayam kecil. Sebaliknya Lian It lian mau menangispun tak sanggup menangis.
"Kau tak dapat menyalahkan aku" demikian Tong Giok berkata. kau merayuku lebih dulu,
kau juga yang telah membawa aku datang kemari ....
Gelak tertawanya makin riang terusnya:
"Tempat ini memang suatu tempat yang sangat baik, tak mungkin ada orang yang akan
menemukan tempat ini"
"Kau...kau...apa yang ingin kau lakukan?" tanya Lian It lian dengan suara gemetar.
"Akupun tak ingin berbuat apa-apa, aku hanya ingin mengulangi sekali lagi apa yang telah
kau lakukan kepadaku barusan"
Apa yang telah diucapkan ternyata benar-benar telah dilakukan. Baru selesai dia berkata, bibir
Lian It lian telah diciumnya dengan amat mesra.
Lian It lian merasa yaa malu! yaa gelisah, yaa mendongkol, yaa takut ...
Yang lebih menjengkelkan lagi, ternyata dari hati kecilnya justru timbul suatu perasaan aneh
yang sukar dilukiskan dengan kata-kata.
Kalau bisa dia ingin mati saja daripada hidup.
Sayangnya, is justru tak bisa memenuhi harapannya untuk mati.
Tang Tong Giok sudah mulai merogoh ke balik bajunya.
Ia pernah menggerayangi tubuhnya, tentu saja diapun akan menggerayangi tubuhnya, cuma
sewaktu dia balas menggerayangi tubuhnya sekarang, sudah barang tentu tangannya tidak
sesungkan Lian It lian tadi.
552 "Lebih baik bunuhlah aku" Lian It lian berteriak keras.
Padahal dia sendiripun tahu bahwa kata-katanya itu tak berguna, mustahil Tong Giok akan
memenuhi keinginannya itu.
Sekalipun pada akhirnya Tong Giok akan membunuhnya juga, dia pasti akan melakukan
banyak pekerjaan yang lain lebih dulu sebelum membunuhnya.
Justru pekerjaan yang lain itulah yang paling ditakuti, justru hal itulah yang mengkilik-kilik
hatinya. Lian It lian mulai terisak amat sedih.
Sebenarnya dia tak ingin menangis, sayang air matanya sudah tak mau menuruti perkataannya
lagi. Tangan Tong Giok mulai bergerak-gerak, gerakannya sangat lembut, sangat lambat.
Bahkan sewaktu meremas-remas bagian tertentu dari tubuhnya, ia melakukannya dengan
begitu lembut, halus dan penuh kehangantan.
"Aku tahu apa yang kau takuti" katanya sambil tersenyum," karena akupun tahu kau pasti
masih seorang gadis perawan".
Mendengar sebutan "Gadis perawan" isak tangis Lian It lian semakin sedih dan menjadi-jadi.
"Tapi kaupun seharusnya dapat melihat sendiri, bahwa lelaki semacam aku sebenarnya tidak
terlalu tertarik kepada kaum wanita" kata Tong giok lebih jauh,"itulah sebabnya, asal kau
bersedia mendengarkan perkataanku, siapa tahu kalau kau akan kulepaskan"
Kata-kata tersebut, seolah-olah bukan diucapkan secara sengaja untuk menghibur hatinya.
Lelaki ini memang terlalu mirip dengan seorang perempuan, siapa tahu kalau ia sungguhsungguh
tidak begitu tertarik dengan kaum wanita"
Akhirnya timbul juga setitik harapan dari hati kecil Lian It lian, tak tahan diapun bertanya:
"Kau suruh aku menuruti perkataan apa?"
"Ada beberapa persoalan ingin sekali kutanyakan kepadamu, apa yang kutanyakan harus kau
jawab dengan sejujurnya, asal aku mendengar kalau kau sedang bohong maka terpaksa aku
akan ....." 553 Ia berhenti sebentar untuk tertawa kemudian baru melanjutkan:
"Waktu itu, apa yang ingin kulakukan, rasanya tak usah kuterangkan pun kau sendiri juga
tahu" Tentu saja Lian It lian tahu.
Justru karena dia tahu, maka dia baru merasa ketakutan.
Kembali Tong Giok berkata:
"Aku hendak bertanya kepadamu, sebenarnya siapa kau" Apa hubunganmu dengan Tio Bu
ki" Darimana kau bisa tahu kalau dia tak punya sumoay" Kenapa kau mengetahui begitu
banyak tentang persoalannya" Kenapa pula kau hendak menyelidiki asal usulku"
"Bila kujawab semua pertanyaanmu itu dengan sejujurnya, benarkah kau akan melepaskan
aku?" "Aku pasti akan melepaskan kau!"
"Kalau begitu lepaskanlah aku lebih dulu, nanti pasti aku akan menjawab semua
pertanyaanmu itu" Tong Giok tertawa. Dikala ia mulai tertawa, tangannya telah bekerja untuk merobek sebagian dari pakaian yang
dikenakan gadis itu, katanya sambil tersenyum: "Selamanya aku paling tak suka untuk tawar
menawar dengan orang lain, kalau kau masih enggan berbicara, akan kutelanjangi dirimu
lebih dahulu"."
Bukannya bertambah menangis, Liat It-lian malah menghentikan isak tangisnya. "Mau bicara
tidak?" bentak Tong Giok.
"Tidak!" jawab Lian It-lian tiba-tiba dengan suara lantang.
Jawaban ini agaknya sedikit diluar dugaan Tong Giok, dia lantas bertanya: "Kau tidak takut?"
"Aku takut, takutnya setengah mati, tapi aku tak akan menjawab semua pertanyaanmu itu"
"Kenapa?" Tong Giok makin keheranan.
Sambil menggigit bibirnya kencang-kencang, jawab Lian It-lian: "Karena sekarang aku sudah
tahu kalau kau adalah seorang laki-laki, bila tujuanmu adalah hendak mencelakai Tio Bu-ki,
tak peduli aku akan menjawab atau tidak, kau tak akan melepaskan aku"
554 Ternyata dalam hal ini dia telah dapat memahaminya. Mendadak Tong Giok menemukan,
meskipun gadis itu bernyali agak kecil, tapi otaknya sangat cerdas.
"Tak perduli aku akan berbicara atau tidak, kau toh bakal".. bakal memperkosaku" kata Lian
It-lian lagi. Diluar dugaan, ternyata gadis itu berani pula mengucapkan kata-kata seperti itu. Rupanya ia
telah mengambil keputusan dalam hatinya, ia telah bertekad untuk menghadapi persoalan itu
secara gagah. Teriaknya dengan suara lantang: "Kalau mau turun tangan, cepat lakukan! Aku
tak akan takut, akan kuanggap seperti tergigit anjing gila, tapi ingat! Sampai matipun aku tak
akan melepaskan dirimu!"
Mimpipun Tong Giok tidak menyangka kalau secara tiba-tiba ia dapat berubah menjadi begini
rupa, seandainya lelaki lain yang menyaksikan keadaannya itu, mungkin dia tak akan
melepaskannya dengan begitu saja.
Sayang sekali Tong Giok bukan lelaki lain. Hakekatnya ia masih belum bisa dianggap sebagai
seorang lelaki tulen. Akhirnya Lian It-lian jatuh tak sadarkan diri. Ia jatuh tak sadarkan diri dikala tangan Tong
Giok mulai melepaskan tali pinggangnya. Dikala Lian It-lian sudah sadar kembali, peristiwa
tersebut telah terjadi dua hari berselang.
Ternyata ia masih belum mati, dapat membuka kembali sepasang matanyapun sudah dianggap
suatu kejadian yang aneh.
Ada sementara kejadian yang jauh lebih menakutkan daripada mati, mungkin lebih baik mati
daripada mengalami kejadian semacam itu. Tapi anehnya, ternyata kejadian yang amat
dikuatirkan itu sama sekali tidak terjadi.
Dia masih seorang gadis perawan, apakah kejadian seperti itu pernah terjadi atas dirinya atau
tidak, sudah barang tentu ia jauh lebih jelas dari siapapun.
Kenapa orang ini melepaskan dirinya" Ia benar-benar tak habis mengerti. Ketika tersadar
kembali dari pingsannya, ia berada dalam sebuah kereta berkuda, sekujur badannya masih
tetap lemas tak bertenaga, sama sekali tak punya kekuatan, malah untuk dudukpun ia tak
mampu. Siapakah yang telah mengirimnya ke dalam kereta berkuda ini" Sekarang ia hendak dikirim
kemana" 555 Baru saja dia hendak mencari seseorang untuk ditanya, dari balik jendela tahu-tahu sudah
nongol keluar sebuah kepala manusia. "Toa siocia baik baikkah kau?" sapa orang itu sambil
tersenyum. Orang itu bukan si nona gadungan itu, diapun bukan Tio Bu-ki, walaupun ia tak kenal dengan
orang itu, ternyata orang itu kenal dengan dirinya. "Siapakah kau?" tegur Lian It-lian
kemudian. "Seorang sahabat!"
"Sahabat siapa?"
"Sahabat Toa siocia, juga sahabat Lotay-ya"
"Lotay-ya yang mana?"
"Tentu saja Lotay-ya dari Toa-siocia"
Paras muka Lian It-lian segera berubah hebat. Orang ini bukan saja kenal dengan dirinya,
seakan-akan diapun mengetahui semua seluk beluknya.
Seluk beluknya tidak diliputi kesedihan atau tragedi yang memedihkan hati, tapi justru hal
mana merupakan suatu rahasia besar, dia tak ingin orang lain mengetahui rahasia ini, lebihlebih
tak ingin Tio Bu-ki mengetahuinya. Dengan cepat dia bertanya lagi: "Apakah kau juga
sahabat Tio Bu-ki?" Orang itu tersenyum dan menggeleng. "Mengapa aku bisa sampai di sini?" kembali Lian Itlian
bertanya dengan keheranan.
"Seorang sahabat yang mengantarmu kemari, dia suruh aku mengantar Toa-siocia pulang ke
rumah" "Siapakah sahabat yang kau maksudkan itu?"
"Dia she Tong, bernama Giok!"
Mendengar nama "Tong Giok" sekali lagi LIan It-lian jatuh tak sadarkan diri.
***** Bulan empat tanggal dua belas, udara cerah. Sewaktu Tong Giok terbangun dari tidurnya,
matahari telah jauh di awang-awang dan menyorot masuk lewat daun jendela.
556 Biasanya pada saat seperti ini, mereka telah berangkat melanjutkan perjalanan, tapi pada hari
ini belum ada orang yang membangunkannya, apakah Bu-ki seperti dia, agak terlambat
bangun dari tidurnya,"
Padahal ia tidur tak terlalu lama, ia pulang amat lambat, ketika naik ke tempat tidur, fajar
sudah hampir menyingsing. Paling banter dia cuma tidur barang satu jam lebih sedikit, tapi
wajahnya sekarang kelihatan begitu segar, begitu bersemangat dan berseri-seri.
Bila seseorang sedang gembira dan riang hatinya, selalu wajahnya bersinar terang dan
semangatnya kelihatan segar.
Tentu saja perasaannya sedang riang gembira, sebab semalam dia telah melakukan suatu
perbuatan yang patut dibanggakan.
Terbayang kembali mimik wajah Lian It-lian setelah mengetahui bahwa dia adalah seorang
laki-laki, hingga sekarangpun ia masih merasa geli sekali.
Dia percaya dikala Lian It-lian telah sadar nanti, dia pasti akan merasa sangat keheranan, dia


Harimau Kemala Putih Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pasti tak habis mengerti kenapa ia telah melepaskan dirinya.
Sesungguhnya diapun tak ingin melepaskan dirinya. Tapi dikala dia menarik tali pinggangnya
tadi, tiba-tiba ada semacam benda yang terjatuh dari atas badan Lian It-lian.
Menyaksikan benda tersebut dengan cepat ia telah dapat menebak asal usul Lian It-lian yang
sebenarnya. Dia bukan saja mengetahui asal usul dari gadis itu, lagi pula mengetahui akan hubungannya
dengan Tio Bu-ki. Tapi dia tak dapat membunuhnya, diapun tak ingin membinasakan dirinya. Sebab
membiarkan gadis itu tetap hidup jauh lebih berguna dari pada membiarkannya mati, tapi
diapun tak melepaskannya pergi, sebab dia tak bisa membiarkannya sampai bersua kembali
dengan Tio Bu-ki. Sesungguhnya persoalan ini adalah suatu masalah yang pelik, untung saja dia berada di situ,
maka persoalan yang pelik inipun dengan cepat dapat diselesaikan.
Walaupun tempat ini masih merupakan wilayah kekuasaan Tay hong tong, namun sudah
mendekati ke perbatasan ?". perbatasan antara wilayah yang dikuasai Tay hong tong
dengan wilayah yang diperintah oleh Pek lek tong".
Sejak Pek lek tong bersekutu dengan keluarga Tong, perbuatan pertama yang hendak
dilakukan adalah membasmi kekuasaan Tay hong tong dari muka bumi.
557 Sekarang, walaupun operasi mereka masih belum dimulai, tapi di berbagai tempat telah
dipersiapkan jebakan-jebakan dan perangkap. Terutama di tempat seperti ini.
Tempat ini adalah daerah kekuasaan yang paling ujung dari Tay hong tong, tapi justru
merupakan pos pertama yang akan mereka serang.
Walaupun untuk sementara waktu mereka masih belum dapat seperti Tay hong tong secara
resmi membuka kantor cabang di situ, namun persiapan yang diam-diam mereka atur amat
sempurna, bahkan dari pihak kantor cabang Tay hong tong di tempat itupun sudah disusupi
dengan orang-orang mereka.
Tay hong tong tak akan menyangka siapa di antara anggotanya yang merupakan pengkhianat.
Karena orang ini bukan saja selalu setia dan dapat dipercaya, lagi pula dia masih terhitung
salah seorang yang bertanggung jawab atas keutuhan Tay hong tong di tempat itu.
Orang yang telah mereka beli ini, ibaratnya merupakan sebatang rumput beracun di dalam
jantung Tay hong tong. Tong Giok tersenyum, kembali ia kenakan celana gaunnya yang berwarna merah.
Sekarang tentu saja Lian It-lian sudah dikirim kembali oleh orang-orang keluarga Tong yang
telah bersiap siaga di sekitar wilayah itu.
Cara kerja mereka selamanya cepat; bersih dan bisa dipercaya. Semalam ketika ia
mengantarnya pergi, bukan berarti dalam hati kecilnya tidak terlintas rasa sayang atau
kecewa. Dia masih seorang gadis perawan. Dia muda, cantik, sehat dan padat berisi. Payudaranya
begitu kencang, putih dan kenyal, kulit badannya putih mulus dan halus, terutama sepasang
pahanya yang putih dengan belahan merah ditaburi warna hitam di antara bagian tengahnya,
di tengah kegelapan malam tampak begitu indah dan mempesona. Kalau dibilang ia sama
sekali tidak tertarik, itu hanya kata-kata bohong belaka. Walaupun ia tak dapat
membunuhnya, tapi untuk memakainya terlebih dahulu, mungkin baginya malah akan
mendatangkan keuntungan. Seorang gadis perawan, bagi setiap laki-laki di dunia ini selalu
dianggap menarik, aneh dan mendatangkan suatu perasaan yang luar biasa.
Jilid 20________ Bila nasi telah menjadi bubur, biasanya para gadis itu akan menyerah dan menuruti semua
perkataannya. Sayang sekali ia sudah tak bisa lagi dianggap sebagai seorang lelaki tulen lagi.
558 Semenjak mempelajari ilmu berhawa dingin setiap bagian tubuhnya yang bersifat kelakilakian
mulai pudar dan berubah. Lambat laun nafsu birahinya tak dapat disalurkan lagi melalui cara yang normal, dia harus
menggunakan cara lain untuk melampiaskannya, serentetan cara yang sadis, keji dan
memuakkan. Ketika Tong Giok berjalan menuju ke halaman luar, kereta telah disiapkan dan kudapun
sudah dipasang pelana. Menyaksikan pelana di atas kuda, terbayang pula jarum di atas pelana, tentu saja hatinya
bertambah riang hampir saja ia tak dapat menguasai diri untuk tertawa tergelak.
Bila Tio Bu ki mengetahui kalau dia adalah Tong Giok, perubahan mimiknya wajahnya pasti
menarik sekali. Tetapi anehnya, Tio Bu ki yang selalu bangun pagi, sampai saat sekarang masih juga belum
menampakkan diri. Dia ingin sekali bertanya kepada sang kusir kepala, tapi sebelum niatnya diwujudkan Tio Bu
ki telah muncul, dia bukan keluar dari kamarnya melainkan masuk dari tempat keluar.
Ternyata hari ini dia bangun kelewat pagi, cuma begitu bangun lantas keluar rumah.
Kemana ia pergi sepagi ini" Apa yang telah ia lakukan" Tong Giok tidak bertanya.
Ia tak pernah menanyakan soal pribadi Tio Bu ki, Ia tak boleh membuat Tio Bu ki menaruh
curiga kepadanya, walau hanya sedikit saja.
Ia selalu menjaga baik-baik suatu prinsip hidupnya:
Melihat dan mendengarlah sebanyak-banyaknya, berbicara dan bertanyalah sedikit-dikitnya.
Bagaimana juga pelana toh sudah disiapkan di atas punggung kuda, Tio Bu ki juga sudah
hampir naik ke atas kudanya. Operasinya kali ini dengan cepat sudah hampir berhasil.
Tentu saja suatu akhir yang bahagia, bahagia baginya.
Sungguh tak disangka, setelah masuk ke dalam halaman, perbuatan pertama yang dilakukan
Tio Bu ki adalah berseru kepada kusir kereta itu:
"Turunkan pelana kuda itu!"
559 Tong Giok sedang bernapas, pelan-pelan lembut-lembut dan menarik napas dalam-dalam, bila
ia sedang tegang maka beginilah keadaannya.
Ia tak bisa tidak merasa amat tegang.
Karena Tio Bu ki sendiripun tampak seperti amat tegang, air mukanya, mimik wajahnya dan
sikapnya jauh berbeda dari keadaan biasa.
Jangan-jangan ia telah mengetahui rahasianya"
Sambil tersenyum pelan-pelan Tong Giok maju kemuka dan menghampirinya.
Deruan napasnya telah pulih kembali seperti sedia kala, senyumannya masih begitu ramah
dan menawan hati tapi dalam hati kecilnya telah membuat persiapan yang paling buruk.
Asal paras muka Tio Bu ki menunjukkan sedikit gejala yang tidak beres, dia segera akan
turun tangan lebih dulu untuk merobohkan musuh bebuyutan ini.
Setiap saat setiap waktu ia dapat melancarkan serangan yang terakhir itu.
Serangan tersebut pasti akan mematikan.
Paras muka Bu ki memang kelihatan murung dan sangat berat, jelas ia mempunyai persoalan
dalam hatinya. Tapi sikapnya terhadap sahabatnya ini sama sekali tidak menunjukkan perubahan apa-apa,
pun tidak memperlihatkan gejala yang mencurigakan, hanya sambil menghela napas panjang
dia berkata; "Kuda ini adalah seekor kuda yang baik"
"Yaa, memang seekor kuda yang baik", Tong Giok membenarkan.
"Bila kau sudah berada di saat seorang temanpun tak dapat menolongmu, siapa tahu seekor
kuda baik masih dapat menyelamatkan jiwamu"
"Aku percaya" "Setiap ekor kuda yang baik tentu mempunyai perasaan yang tajam bila kau baik kepadanya.
Dia pun dapat baik pula kepadamu, asal kau bisa membuatnya merasa senang dan nyaman.
Jadi aku selalu akan membiarkannya merasa senang dan nyaman"
Tiba-tiba ia tertawa lebar dan serunya:
560 "Kalau aku adalah seekor kuda, dan dikala tak ada perkerjaan harus memanggul pelana pelana
yang berat, aku sendiripun pasti merasa tak nyaman dan tak senang hati"
Tong Giok ikut tertawa Bu ki menerangkan lebih jauh.
"Hari ini kita toh tak akan meneruskan perjalanan, biarkan saja ia beristirahat sehari lagi
dengan nyaman" Padahal sekalipun tak usah ia jelaskan Tong Giok juga dapat mengetahui maksudnya.
Ia sama sekali tidak mencurigai dirinya sendiri sebagai seorang sahabat, ia berbuat demikian
tak lain karena menyayangi kudanya itu.
Tapi mengapa ia tak jadi berangkat hari ini"
"Kita harus berdiam sehari lagi di sini" kata Bu ki menerangkan, "sebab pada malam nanti
ada seseorang yang akan datang pula kemari"
Mimik wajahnya mendadak berubah agak tegang lanjutnya,
"Aku harus berjumpa dengan orang itu! Walau apapun yang akan terjadi..."
Tentu saja orang itu adalah orang yang sangat penting, pertemuan kali ini tentu hendak
membahas suatu masalah yang sangat penting artinya.
Tapi siapakah orang itu"
Persoalan apa yang hendak mereka rundingkan"
Tong Giok tidak bertanya,
Mendadak Bu ki bertanya kepadanya:
"Apakah kau tak ingin tahu siapakah orang yang hendak kutemui malam nanti?"
"Aku ingin tahu"
"Kenapa kau tidak bertanya?"
"Karena persoalan itu adalah urusan pribadimu dengan aku sama sekali tak ada sangkut
pautnya" 561 Setelah tertawa kembali ia melanjutkan:
"Apalagi bila kau ingin memberitahukan kepadaku, sekalipun tidak kutanyakan kau toh sama
saja akan memberitahukan juga kepadaku"
Bu ki ikut tertawa. Atas kecerdasan sahabatnya yang tahu urusan dan pandai melihat gelagat
ini, bukan saja ia merasakan kagum, bahkan puas sekali.
Tiba-tiba ia tertawa lagi:
"Kalau pagi, kau minum arak tidak?"
"Biasanya aku mah tidak minum, tapi kalau ada teman hendak minum, dalam dua belas jam
sehari aku akan mengiringinya"
Bu ki menatapnya lekat-lekat, kemudian menghela napas panjang.
" Aaaai....!. Bisa berteman dengan seorang macam kamu sungguh merupakan suatu
kemujuran bagiku" Tong Giok kembali tertawa, Karena ia benar-benar tak tahan untuk tertawa, hampir meledak
perutnya saking gelinya. Untung saja dia sering tertawa, lagi pula suara tertawanya selalu begitu lebut dan halus. Oleh
sebab itu siapapun tak ada yang bisa mengetahui apa sesungguhnya yang sedang ia pikirkan.
Ada arak ,ada orang tapi tak ada yang minum arak bahkan mereka sama sekali tak punya
gairah barang sedikitpun juga untuk minum arak.
Kata Bu ki demikian: "Sebenarnya aku bukan sungguh-sunguh mencarimu untuk minum arak..!".
Tong Giok tersenyum, "Aku dapat melihatnya!" dibalik senyuman tersebut penuh dengan pancaran sinar
persahabatan dan memahami perasaan orang.
"akupun tahu bahwa kau pasti mempunyai suatu persoalan yang hendak dibicarakan
denganku" Tangan Bu ki masih memegangi cawan arak. Walaupun tak setetes arakpun yang diteguk,
namun dia selalu lupa untuk meletakkannya kembali ke atas meja. "Kemurungan dan
562 kekesalan apapun yang sedang memenuhi benakmu, tak ada salahnya kau beritahukan
kepadaku" kata Tong Giok lagi dengan lembut,
Bu ki termenung lagi lama sekali, setelah itu pelan-pekan dia baru berkata.
"Aku pikir, kau sudah tahu bukan apa hubunganku dengan Tay hong tong"
Tong Giok sama sekali tidak menyangkal, dia menjawab:
"Nama besar ayahmu memang sudah kudengar semenjak kecil dulu......!"
"Tentunya kau juga pernah mendengar orang berkata Tay hong tong sesungguhnya adalah
organisasi macam apa"
"Aku tahu Congtongcu dari perkumpulan Tay hong tong adalah Im Hui yan Im loya cu, selain
itu masih ada tiga orang tongcu lagi, ayahmu adalah salah satu di antara ketiga orang tongcu
tersebut" Masalah semacam itu adalah persoalan yang umum diketahui setiap umat persilatan, dia
berusaha keras untuk menjauhkan Tio Bu ki dari rasa curiga terhadapnya, dia berusaha agar
orang itu tak tahu jika dia jauh lebih mengetahui masalah tentang Tay hong tong daripada
siapapun di dunia ini. Siapa tahu ia berhasil mengetahui masalah-masalah yang sebenarnya tak diketahui olehnya
dari mulut Tio Bu ki. "Padahal organisasi Tay hong tong jauh lebih besar dan rumit daripada apa yang dibayangkan
orang lain", kata Bu-ki lagi, "Dengan mengandalkan mereka berempat, jelas tak mungkin bisa
mengurusi dan mengatasi persoalan yang begitu banyaknya".
Ternyata memang tidak membuat Tong Giok merasa kecewa, lanjutnya lebih jauh:
"Misalnya saja, walaupun Tay hong tong selalu mempunyai pemasukan tapi pengeluarannya
justru lebih besar, Im loya er, Sugong Siau hong, Sangkoan Jin serta ayahku semuanya bukan
seorang yang ahli dalam masalah keuangan. Kalau bukan orang lain yang secara diam-diam
membantu kami untuk mengurusi soal keuangan serta menutup kerugian yang diderita, pada
hakekatnya Tay hong tong tak mungkin bisa bertahan sampai sekarang ini".
Itulah masalah yang paling menarik hati Tong Giok.
Entah melakukan pekerjaan apapun, orang memang membutuhkan uang, kalau memang Tay
hong tong tak ingin menjadi seperti perkumpulan yang lain, menarik pajak dari perjudian,
pelacuran dan pajak perlindungan, tentu saja mereka harus menombok untuk menutup biaya
pengeluaran yang sangat besar.
563 Mencari uang bukan suatu pekerjaan yang gampang, mengatur keuangan jauh lebih tidah
mudah lagi. Para jago-jago persilatan yang menganggap uang bagaikan kotoran, tentu saja bukan seorang
yang ahli dibidang keuangan.
Merekapun sudah lama menduga, dibalik kesemuanya itu pasti ada seorang lain yang secara
diam-diam mengurusi bidang keuangan dari perkumpulan Tay hong tong.
"Dalam dunia persilatan tak akan seorangpun yang tahu akan nama serta kedudukannya" kata
Bu ki lebih jauh, "malah dalam Tay hong tong sendiripun tidak banyak yang mengetahui akan
hal ini, karena dikala dia menyanggupi kami untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut, dia
telah membuat perjanjian dengan Im loya cu....."
-Siapapun tak dapat mengurusi pekerjaan dan jumlah angka keuangan yang dikerjakannya.
-Siapapun tak boleh menggunakan uang dengan sesuka hati dan membuat perjanjian
keuangan dengan orang lain tanpa sepengetahuannya.
-Asal usulnya harus dirahasiakan.
"Setelah Im loya cu setuju untuk menerima ketiga syarat tersebut, iapun bersedia menerima
tugas yang berat dan berbahaya ini" Bu ki melanjutkan.
Tong Giok mendengarkan penuturan itu dengan tenang, di atas wajahnya sama sekali tidak
nampak pancaran sinar senang atau gembira karena berhasil mendengar rahasia tersebut.
Kembali Bu ki berkata: "Karena dia sebetulnya bukan seorang anggota dunia persilatan, kalau ada orang mengetahui
kalau dia mempunyai hubungan dengan Tay hong tong, bisa jadi akan banyak kesulitan yang
akan datang mencarinya".
Tong Giok menghela napas panjang kemudian:
"Aaaai...! Siapa tahu bukan orang persilatan saja, jika aku adalah musuh bebuyutan dari Tay
hong tong, maka aku pasti akan menggunakan pelbagai cara yang bisa kulakukan untuk
membunuh orang lebih dulu".
Perkataan itu benar-benar diutarakan tepat pada saatnya.
Orang yang dapat mengucapkan kata-kata semacam itu, menandakan bahwa hatinya lurus dan
terbuka, tak nanti dia bisa melakukan perbuatan seperti apa yang telah ia ucapkan.
564 Bu ki menghela napas panjang.
"Aaai.... terus terang, seandainya ia sampai ketimpa sesuatu kejadian yang diluar dugaan, bagi
Tay hong tong sesungguhnya hal ini adalah suatu kerugian yang besar sekali, oleh sebab
itu........" Tiba-tiba sikapnya menunjukkan jauh lebih tegang dan serius, suara pembicaraannya juga
makin merendah: "Oleh sebab itu hari ini, mau tak mau aku harus bertindak lebih waspada dan berhati-hati
lagi" "Ooooo...h! Jadi orang yang akan datang kemari hari ini adalah orang itu?"
"Yaa, sebelum tengah malam nanti, dia pasti akan sampai di sini".
WALAUPUN Tong Giok selalu tenang dan pandai menguasai diri dalam masalah apapun,
tapi sekarang ia merasa bahkan jantungnya pun ikut berdebar dengan kerasnya.
Apabila ia dapat melenyapkan orang ini, pada hakekatnya seperti memenggal sebuah kaki dari
Tay hong tong. Orang itu bakal datang kemari pada malam ini juga.
Terhadap Tong Giok, kejadian ini benar-benar merupakan rangsangan yang besar sekali.
Tapi dia terus-menerus memperingatkan diri sendiri, janganlah sekali-kali memperlihatkan
perubahan di atas wajahnya, janganlah membuat suatu gerak-gerik yang bisa menimbulkan
kecurigaan lawan. "Walaupun ia bukan seorang anggota dunia persilatan, tapi ia ternama sekali", kata Bu ki
lebih jauh, "rumah-rumah uang yang berada di sekitar wilayah Kwan tiong, paling tidak ada
separuh di antaranya yang mempunyai hubungan dengannya, oleh sebab itu orang lain selalu
menyebutnya sebagai Cay Sin (Dewa harta)!".
"Dewa Harta" Ketika dua patah kata itu masuk ke dalam pendengaran Tong Giok, seakan-akan digores
dengan pisau segera melekat dalam-dalam di lubuk hatinya.
Asal ia sudah menemukan titik terang tersebut, tidak sulit untuk melacak jejaknya dan


Harimau Kemala Putih Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menemukan orang itu. 565 Tong Giok memperlihatkan paras muka yang amat serius, katanya dengan nada bersunggusungguh:
"Persoalan ini adalah rahasia paling besar dari Tay hong tong kalian, tidak seharusnya kau
memberitahukan kepadaku"
"Aku harus memberitahukan kepadamu!" seru Bu ki.
"Kenapa?" "Sebab kau adalah sahabat karibku, aku amat percaya kepadamu dan lagi....."
Ditatapnya Tong Giok lekat-lekat, kemudian pelan-pelan dia melanjutkan lebih jauh,
"Ada suatu persoalan, terpaksa aku harus minta bantuanmu"
"Asal aku dapat melakukannya, aku pasti akan melakukannya untukmu!", Tong Giok segera
berjanji. "Persoalan ini pasti dapat kau lakukan dan cuma kau seorang yang dapat melakukannya".
Tong Giok tidak berkata apa-apa lagi, secara lamat-lamat ia mulai merasa bahwa ada seekor
domba yang lagi menghantarkan dirinya ke mulut harimau.
Cawan arak itu masih berada di tangan, masih belum dilepaskan kembali ke meja.
Akhirnya Bu ki menghirup setegukan, arak Toa mi yang wangi dan pedas menelusuri
lidahnya dan pelan-pelan mengalir masuk ke dalam tenggorokannya.
Bagaimanapun juga, sekarang ia merasa jauh lebih bersemangat, ia telah mengemukakan
semua kemurungan dan kemasgulamn yang telah bersarang dalam dadanya selama ini......
Di tempat ini Tay hong tong juga mempunyai kantor cabang.
Karena tempat ini adalah pos terakhir dari Tay hong tong, juga merupakan garis depan yang
berhadapan dengan lawan, inilah sebabnya bukan saja kantor cabang di sini agak besar,
jumlah anggotanya juga jauh lebih banyak.
Di atas bukit tak dapat memuat dua ekor harimau.
Tapi kedua orang tocu itu bisa hidup dengan rukun dan damai, sebab mereka hanya tahu
untuk bekerja bagi Tay hong tong, mereka tidak memiliki ambisi pribadi untuk merebut
kekuasaan dan kedudukan. 566 Dalam kitab catatan paling rahasia Tay hong tong tercantum beberapa keterangan tentang
mereka, di antaranya bisa terbaca sebagai berikut:
Nama : Huam Im san Julukan : Giok bin kim to kek (Jago golok emas berwajah pualam) Poan san-To jin (Tosu di
tengah gunung) Usia : lima puluh enam tahun.
Senjata : Golok Ci kim to, tiga puluh enam batang Ci kim piau.
Perguruan : Ngo hau toa bun to
Istri : Phong Siong tin (telah meninggal)
Putra : Tidak ada Hobby : Waktu muda suka nama besar, usia pertengahan belajar agama to
Pujian dari Sugong Siau hong terhadapnya: Pintar, teliti memegang teguh peraturan
perguruan, bertanggung jawab, disiplin dan sangat berguna.
Sedangkan yang lain adalah:
Nama : Ting Bau Julukan : To pit-sin eng (Elang sakti bertangan tunggal).
Usia : Dua puluh sembilan tahun.
Senjata : Pedang (pedang kutung)
Perguruan : Tidak ada Istri : Tidak ada Putra : Tidak ada Hobby : Suka berjudi, suka minum arak.
SUGONG Siau hong tersohor karena pandai melihat orang, diapun seorang ternama karena
pandai memilih pembantu, di dalam setiap catatan yang berada dalam Tay hong tong, di
bagian belakangnya selalu dicantumkan pujian atau kritikan.
567 Hanya Ting Bau serang yang terkecuali. Siapapun tak tahu, apakah dikarenakan Sugong Siau
hong enggan memberikan penilaiannya terhadapa orang ini, ataukah ia tak dapat memberikan
penilaiannya terhadap orang ini.
"Aku tahu tentang orang ini", Tong Giok berkata.
"Kau juga tahu?"
"Yaa, beberapa tahun belakangan ini, To pit sin eng termashur sekali namanya dalam dunia
persilatan, lagipula dia telah melakukan beberapa pekerjaan yang sangat besar '
Setelah tertawa, dia menambahkan.
"Tidak kusangka ia telah menjadi anggota Tay hong tong!".
Sebab walaupun Ting Bau memiliki nama yang terkenal, sayang sekali nama besarnya itu
sama sekali tak ada harganya untuk menerima pujuan serta sanjungan.
Sebetulnya ia mempunyai nama keluarga yang baik
Ayahnya adalah seorang murid preman dari perguruan Bu tong pay, keluarga Ting merupakan
keluarga persilatan yang tersohor di wilayah Kanglam.
Punya nama, kedudukan, punya harta kekayaan.
Tapi ketika berusia lima belas tahun, ia telah diusir ayahnya dari rumah.
Di antara empat jago pedang Bu tong pay, yang paling termashur namanya adalah Kim ki
tojin, dia adalah kakek seperguruan dari ayahnya, memandang di atas wajah ayahnya ia telah
menerimanya sebagai murid.
Tak disangka, selama berada dalam kuil Hian tian koan di atas bukit Bu tong san yang dikenal
orang persilatan sebagai tempat suci itu, sikap maupun ulahnya masih ugal-ugalan ia masih
suka bertindak menuruti suara hati sendiri, minum arak dan mabuk-mabukan sudah bukan
suatu kejadian yang aneh di sana.
Suatu ketika, dikala ia sedang mabuk hebat, ternyata dia telah menantang seorang sahabat
karib gurunya untuk berduel di bawah gunung.
Lengan kanannya kutung dalam pertarungan sengit itu, dia sendiri juga diusir dari Bu tong
pay, bahkan pedangnya patah menjadi dua bagian.
568 Tak disangka, tujuh delapan tahun kemudian, ternyata ia muncul kembali, muncul sambil
membawa pedang kutungnya.
Walaupun lengannya telah kutung, pedangnya telah patah namun ia berhasil melatih
serangkaian ilmu pedang aneh, ganas dan luar biasa.
Seorang diri dia mendatangi bukit Butong san dan mengalahkan Kim ki tojin bekas gurunya.
Oleh sebab itu, ia menyebut dirinya sebagai Sin eng (si elang sakti).
Setelah ternama ulahnya masih ugal-ugalan, ia masih bergelandangan seorang diri tanpa
tujuan, perbuatannya masih menuruti suara hati, selama banyak tahun ia memang telah
melakukan pekerjaan yang luar biasa.
Sayang semua perbuatan yang pernah dilakukan olehnya, seperti pula wataknya, tak bisa
membuat orang merasa kagum dan menaruh hormat.
Untung saja ia sendiri acuh terhadap semuanya itu dia tak pernah ambil perduli.
Bu ki dapat memahami perasaan Tong Giok, diapun dapat menangkap ejekan serta cemoohan
di balik senyumannya itu.
Tapi pandangan Bu ki sendiri justru jauh berbeda,
"Tak peduli dahulunya dia adalah seorang manusia macam apa, yang pasti sejak menjadi
anggota Tay hong tong, ia betul-betul menyumbangkan semua pikiran dan tenaganya demi
kesejahteraan dan kejayaann Tay hong tong....."
Tong Giok tersenyum, "Mungkin saja ia telah berubah", demikian ia berkata,"mungkin juga ia telah melepaskan
golok pembunuh dan kembali ke jalan yang benar".
"Ia memang telah bertobat!".
"Mengapa Giok bin kim to khek disebut juga Poan san tojin" kedua nama itu seharusnya
melambangkan dua orang yang sama sekali berbeda".
"Sudah banyak tahun Huam Im san kehilangan istrinya, semenjak itulah dia mulai belajar
ilmu agama To, maka dari Giok bin kiam to julukannya berubah menjadi Poan san tojin".
Tong Giok segera tertawa tergelak.
569 "Tidak kusangka di antara tocu dari Tay hong tong ternyata masih ada yang suka belajar
agama To". Bu ki tertawa pula. Tapi tertawanya itu dengan cepat telah lenyap kembali, ujarnya lebih jauh:
"Walaupun peraturan Tay hong tong sangat ketat, namun selamanya tak pernah mencampuri
urusan pribadi orang lain, Ting Bau yang suka mabuk-mabukan, Huam Im san yang suka
belajar agama To sama sekali tidak mempengaruhi tugas dan kewajiban mereka selama
melaksanakan pekerjaan partai, selama ini mereka selalu merupakan dua orang yang paling
setia dan paling berguna di antara tuocu-tuocu lainnya dalam perkumpulan Tay hong tong.
Tiba-tiba suaranya direndahkan, kemudian pelan-pelan berbisik:
"Tapi sekarang aku telah menjumpai salah seorang di antara mereka berdua ternyata adalah
penghianat" "Apa?" Tong Giok seperti terperanjat dibuatnya.
"Penghianat!" dengan wajah sedih dan marah Bu ki melanjutkan. "ternyata salah seorang di
antara mereka berdua telah menghianati Tay hong tong dan menjual rahasia kepada musuh
Tay hong tong!". Tong Giok seperti belum mau percaya dengan perkataan itu, tak tahan dia bertanya lagi:
"Darimana kau tahu?".
Pelan-pelan Bu ki mengangguk, katanya:
"Sebab semua orang yang kami kirim ke pihak lawan sebagai mata-mata, telah dikhianati
olehnya!". Kemudia ia memberi penjelasan lagi:
"Sesungguhnya mereka semua memiliki perlindungan yang sangat baik, bahkan ada yang
sudah lama sekali menyusup ke tubuh lawan tanpa berhasil ditemukan, tapi belakangan
ini.......". Mendadak suaranya menjadi sesenggukan, lewat lama sekali dia baru melanjutkan.
"Belakangan ini, secara tiba-tiba mereka semua telah dibunuh mati , ternyata tak seorangpun
di antara mereka yang berhasil lolos dalam keadaan selamat!".
570 Tong Giok ikut pula menghela napas.
Padahal terhadap persoalan-persoalan semacam itu bukan saja dia tahu semuanya, bahkan
jauh lebih jelas dari siapapun juga.
Dalam pembunuhan yang dilakukan waktu itu, bukan saja ia turut ambil bagian, bahkan ornag
yang dibunuh olehnya tidak lebih sedikit dari siapapun.
Bu ki berkata lebih jauh.
"Semua masalah yang menyangkut diri mereka selama ini hanya diketahui oleh Huan Im san
serta Ting Bau, kedua orang itu pula yang melakukan kontak dengan mereka, semua gerakgerik
serta rahasia mereka juga hanya diketahui oleh mereka berdua, maka...."
"Maka hanya mereka berdua pula yang ada kemungkinan telah menghianati mereka",
sambung Tong Giok cepat. "Benar !". "tapi di antara mereka berdua, siapakah yang menjadi penghianatnya" Huan Im san" atau
Ting Bau?" Pertanyaan seperti itu ternyata diucapkan dari mulut Tong Giok, bahkan Tong Giok
sendiripun merasa sangat geli.
Orang yang menemukan penghianat itu adalah dia, orang yang bertanggung jawab
mengadakan kontak dan hubungan dengan penghianat itu juga dia, siapa lagi yang bisa lebih
jelas mengetahui persoalan ini dari padanya?"
Kalau Tio Bu ki mengetahui akan persoalan ini, entah bagaimana mimik wajahnya nanti",
Entah bagaimana pula perasaannya.
Dalam keadaan seperti ini, ternyata Tong Giok masih sanggup menahan diri agar jangan
tertawa, kepandaiannya memang terbukti hebat luar biasa.
Bu ki menatap terus setiap perubahan wajahnya, tiba-tiba ia bertanya:
"Siapakah di antara kedua orang ini yang sesungguhnya adalah penghianat, hanya kau
seorang yang dapat memberitahukan kepadaku".
Seandainya orang lain yang mendengar perkataan itu, dia pasti akan merasa amat terperanjat,
Namun Tong Giok sedikitpun tidak bereaksi, ia tahu ucapan tersebut nanti ada kelanjutannya.
571 Benar juga Bu ki segera melanjutkan kata-katanya,
"Karena hanya kau baru bisa membantuku untuk menemukan si penghianat di antara mereka
berdua". "Kenapa?". "Kau tidak kenal dengan kedua orang ini bukan?"
"Tentu saja tidak kenal".
"Kalau aku mengatakan kau adalah orang dari keluarga Tong, dapatkah mereka
mempercayainya?". Paras muka Tong Giok masih tetap tenang tanpa perubahan.
"Agaknya mereka tak punya alasan untuk tidak mempercayainya", ia menjawab.
"Kalau toh orang-orang keluarga Tong bisa membeli Toucu dari Tay hong tong, apakah Tay
hong tong juga sama saja dapat membeli orang-orang keluarga Tong?"
"Agaknya dapat?"
Jawaban yang diberikannya kali ini diucapkan dengan sangat berhati-hati, setiap kali
menjawab dia selalu menambahkan kata "agaknya" di depan jawaban tersebut, sebab ia masih
belum bisa memahami maksud dan tujuan Tio Bu ki yang sebenarnya.
"Oleh sebab itu, sekarang baik Huan Im san maupun Ting Bau kedua-duanya mengira aku
telah berhasil membeli seorang penghianat dari keluarga Tong", kata Bu ki lebih jauh.
"Aku datang kemari disebabkan karena aku ingin berjumpa dengan orang itu, kami telah
berjanji akan bertemu hari ini".
"Kalau kau berkata demikian, agaknya mereka tak punya alasan lagi untuk tidak
mempercayainya". "Bahkan berulang kali aku telah berpesan kepada mereka agar hati-hati, sebab orang ini
adalah seorang yang penting sekali, ada semacam benda yang sangat penting hendak
diserahkan kepadaku, maka kita harus sekuat tenaga untuk melindunginya, jangan biarkan dia
sampai jatuh ketangan orang lain!"
"Tahukah mereka, siapa orang itu?".
"Tidak tahu". 572 "Kalau mereka tak tahu, bagaimana caranya untuk melindungi orang itu?".
"Karena aku sendiripun tak pernah berjumpa dengan orang itu, maka kami telah menjanjikan
cara untuk mengenal identitasnya".
"Asal dia sudah datang maka orang itu akan pergi ke rumah obat Jin tong yang ada di jalan
besar sana untuk membeli empat Chee Tan pi dan empat chee Tang kwee, setelah itu dia akan
pergi ke toko penjual daging di seberang jalan untuk membeli empat tahil ayam goreng dan
empat tahil daging sapi, dia bersikeras untuk menimbangnya secara tepat, sedikitpun tak
boleh lebih, sedikitpun tak boleh kurang.....".
"Manusia semacam ini memang tidak banyak jumlahnya, gampang sekali untuk mengenali",
kata Tong Giok. "Yaaa, kemudian orang itu akan menenteng Tan pi dan ayam goreng di tangan kiri, Tang
kwee dan daging sapi di tangan kanan, dari jalan besar dia akan menuju timur laut, lalu belok
ke kiri kemudian berjalan menuju hutan, menggantungkan Tan pi dan ayam goreng di atas
pohon, membuang Tang kwe dan daging sapi di atas tanah, pada saat itulah kami baru
munculkan diri untuk bertemu dengannya".
Tong Giok tertawa, "Menggunakan cara semacam ini untuk bertemu, betul-betul menarik sekali", katanya.
Pendekar Cacad 12 Tiga Mutiara Mustika Karya Gan Kl Naga Naga Kecil 12
^