Pencarian

Misteri Rumah Berdarah 2

Misteri Rumah Berdarah Karya Tjan I D Bagian 2


agak ragu-ragu, tetapi akhirnya dengan wajah penuh rasa
curiga ia mengikuti juga dari belakang tubuh Pek Thian Kie
Sesampainya didepan kamar, pemuda itu langsung
mendorong pintu berjalan masuk. Mendadak ?". Ia
dibuat berdiri tertegun !
Kiranya didalam kamar itu kini sudah tak nampak
bayangan Cu Tong Hoa lagi, saat ini kamar tersebut kosong
melompong. Bukan saja bayangan dari Cu Tong Hoa lenyap tak
berbekas, sekalpun mayat "Pak Hoa Coa" yang
menggeletak didepan pintunya pada saat ini sudah ikut
lenyap. Hal ini benar-benar merupakan suatu peristiwa yang
sama sekali tak ia duga. Tak kuasa lagi Pek Thian Kie berdiri termangu-mangu
disana, tak sepatah katapun berasil diucapkan keluar.
"Eeeei ?".. kawan Pek, dimana kawan Cu-mu?"
Tanya si lelaki berbaju perlente itu setelah melirik sekejap
kedalam ruangan kamar. Pek Thian Kie yang ditanyai demikian Cuma bisa
meringis-ringis kuda dan bungkam seribu bahasa, karena
hal ini jelas membuktikan bila Cu Tong Hoa ada maksud
untuk menyingkirkan dirinya kesamping, agar ia dapat
dengan leluasa melanjutkan tindakannya menyelesaikan
suatu rencana busuk. Tak terasa lagi hawa marahnya berkobar memenuhi
seluruh rongga dada. "Kemungkinan sekali dia baru saja keluar"." Sahutnya
terpaksa "Tapi, ada urusan apa dia memanggil aku kemari"
"Mungkin tiada urusan apa dia memanggil aku kemari "
"Ooooouw "." Tanpa banyak rewel lagi si lelaki berbaju
perlente itupun segera putar badan berlalu.
Menanti bayangan orang itu sudah lenyap dari
pandangan, dengan gerakan yang sangat cepat ia segera
menerjang masuk kedalam kamar !
Seluruh isi ruangan kamar diperiksanya dengan sangat
teliti, tetapi walaupun ia susah payah tak sedikit dijejakpun
yang berhasil ditemukan. Untuk beberapa saat pemuda ini dibuat berdiri termangumangu,
karena peristiwa ini terjadi terlalu mendadak dan
sama sekali berada diluar dugaan, maka untuk beberapa
saat lamanya ia tak sanggup berpikir lebih panjang.
Dengan kaku ia jatuh terduduk diatas pembaringan,
pikirnya melayang, entah memikirkan urusan apa ?"
Entah sudah beberapa lamanya, mendadak Pek Thian Kie
mencium bau amis yang semakin lama semakin tebal
menyerang hidungnya dari bawah pembaringan.
Hatinya terasa berdebar amat keras, buru-buru seprei
tempat tidurnya disingkap, lalu berjongkok untuk diperiksa.
Tetapi sejenak kemudian saking terperanjatnya hampirhampir
saja ia menjerit keras. Kiranya dibawah pembaringan itu berbaringlah mayat
dari si ular seratus bunga, hanya saja pada saat ini
pakaiannnya sudah dicopot orang lain, sehingga diatas
mayat tersebut hanya tertinggal pakaian dalam saja yang
sudah amat minim. Tetapi Pek Thian Kie tidak habis mengerti akan kejadian
yang sudah berlangsung ".. Sudah tentu, Cu Tong Hoa
bisa berbuat demikian, tidak mungkin tak ada suatu tujuan
tertentu, Cuma, saying pemuda ini tak mengerti apakah
tujuannya berbuat demikian"
Mendadak ?" Suatu ingatan sudah berkelebat didalam benaknya,
dengan cepat ia menerjang keluar dari kamar. Ketika sinar
matanya berputar, maka terlihatlah olehny ditengah luar
kini sudah bertambah lagi dengan puluhan orang jagoan
lihay Bu-lim. Sinar mata Pek Thian Kie kembali menyapu
kearah orang-orang itu, akhirnya dibawah tumbuhan bunga
ia menemukan seorang nenek tua berpakaian kembangan
berjongkok disana. Bukankah dia orang adalah Pak Hoa
Coa " Tetapi dalam hati Pek Thian Kie mengerti, kalau dia
bukan Pak Hoa Coa yang asli, sebaliknya seorang pak Hoa
Coa palsu, hasil penyaruhan dari si pemuda misterius Cu
Tong Hoa. Saat inilah Pek Thian Kie mulai merasakan bila Cu Tong
Hoa rada menyeramkan, apakah tujuan sebenarnya datang
kemari " Apa sebabnya berpuluh-puluh orang jagoan Bu-lim
mendatangi tempat ini pula untuk mencari dirinya "
Dalam hati Pek Thian Kie mulai mengambil keputusan
untuk bikin jelas persoalan ini, sekalipun ia harus
membocorkan rahasianya sendiri.
Diam-diam ia mulai berpikir.
"Sekarang tenaga dalamku sudah pulih enam bagian,
rasanya sudah lebih dari cukup untuk menghadapi seorang
jagoan, aku harus mulai bertindak ".."
Setelah mengambil keputusan ini, dengan langkah
tergesa-gesa ia lantas berjalan mendekati diri Cu Tong Hoa.
Sampainya disisi pengemis tersebut dengan nada mengejek
ia tertawa tawar . Cu Tong Hoa yang melihat munculnya Pek Thian Kie
disana ia Cuma melirik sekejap kearahnya, tetapi air
mukanya masih tetap tawar tak berubah sedang
suaranyapun sangat mirip dengan suara dar Pak Hoa Coa.
"Eeeeei ".. bocah kurus, kau hendak berbuat apa
disini?" "Kawanku yang berada dibawah pembaringan
mengundang kau untuk bertemu sejenak!" sahut Pek Thian
Kie tertawa. Seluruh Tubuh Cu Tong Hoa kontan saja gemeatr sangat
keras. "Aaaakh ".. ada urusan apa?" serunya sambil meloncat
bangun. "Aku sendiripun kurang jelas, lebih baik kita bicara
didalam kamar saja."
"Stttt".Pek-heng, kau tahu siapakah aku?" Tiba-tiba Cu
Tong Hoa berbisik. "Sudah tentu tahu!"
"Kalau begitu, mari kita kembali kedalam kamar!"
"Sebetulnya siapakah kau" Ayoh cepat katakana!"
bentaknya. Perubahan nada ucapan dari Pek Thian Kie ini agaknya
sama sekali berada diluar dugaan Cu Tong Hoa, maka
dengan perasaan terperanjat dan hati berdesir ia
memperhatikan pemuda itu tajam-tajam, untuk beberapa
saat lamanya pengemis muda tersebut tak sanggup untuk
mengucapkan sepatah katapun.
Lama ?"lama sekali ia baru bisa menjawab.
"Pek-heng, kau benar-benar berada diluar duagaanku.
Kiranya kau bukannya tidak mengerti akan urusan ini
?"!" "Sedikitpun tidak salah, aku memang pernah tidak
mengerti akan urusan ini, tetapi sekarang aku sudah mulai
memahami. Cu-heng, siapakah sebetulnya kau ini" Ayo
cepat jawab!" Walaupun keadaan didalam ruangan tersebut penuh
diliputi oleh suasana tegang, tetapi nada pembicaraan
mereka masih tetap ringan dan halus. Saking perlahannya,
sehingga hanya mereka berdua sajalah yang bisa
mendengarnya. Cu Tong Hoa tertawa dingin tiada hentinya.
"Sekalipun aku katakana belum tentu, kau bisa paham.
Lebih baik tak usah aku bicarakan," serunya
Air muka Pek Thian Kie berubah hebat.
"Jika kau tidak suka berbicara lagi, hati-hati aku akan
pecahkan rahasia penyamaranmu dihadapan para kawankawan
Bu-lim yang hadir ditengah lapangan!" ancamnya
"Heeeee?""heeeeee?""..heeeeeeeee?". kalau
kau berani berbuat demikian, maka hal ini akan
mendatangkan kesialan saja buat dirimu sendiri!"
"Aku sudah merasa cukup untuk jadi orang goblok, Cuheng!
Mengapa kita tidak suka bicara baik-baik. Kalau tidak
?". Siauwte pun tidak ingin menimbulkan banyak
kerepotan lagi ?"..!"
Mendengar perkataan tersebut, air muka Cu Tong Hoa
segera berubah hebat, dari sepasang matanya memancarkan
cahaya tajam yang membuat setiap orang terasa bergidik.
Perlahan-lahan ia menyapu pula sekejap kearah diri Pek
Thian Kie tajam-tajam. "Siapakah sebtulnya dirimu" Tanyanya kemudian
dengan suara seram" Nada suaranya penuh diliputi oleh perasaan kaget dan
bergidik, hal ini sebaliknya malah membuat Pek Thian Kie
jadi tertegun. "Aku adalah Pek Thian Kie!" serunya keheran-heranan.
"Bohong! Kau bukan Pek Thian Kie."
"Kenapa aku harus berbohong?"
"Aaaaaakh ?" sekarang aku baru teringat,
sesungguhnya Pek Thian Kie sudah mati, bagaimana
mungkin sekarang bisa muncul kembali seorang yang
bernama Pek Thian Kie ?"
"Apa kau kata" Pek Thian Kie sudah mati" Kapan dia
matinya?" "Setahun yang lalu, dan aku berani pastikan kalau Pek
Thian Kie benar-benar sudah mati."
Pek Thian Kie benar-benar merasakan hatinya tergetar
keras, perkataan dari Cu Tong Hoa ini ternyata mirip sekali
dengan apa yang dikatakan oleh si orang tua berbaju hitam
itu ! Bagaimana kau bisa tahu " Siapakah dia " tanyanya
terperanjat. "Sin Mo Kiam Khek! Si jagoan pedang iblis sakti."
"Aaaakh ?".!" Tak kuasa lagi saking terperanjatnya
Pek Thian Kie jadi menjerit tertahan.
"Ayo jawab, siapakah kau!" kembali Cu Tong Hoa
membentak keras, suaranya amat dingin menyeramkan.
Perlahan-lahan air muka Pek Thian Kie berunah jadi
ramah kembali, ia tertawa perlahan.
"Sekarang lebih baik kau sebutkan dulu siapakah kau"
Bukankah kau bernama Kiang To!" serunya.
"Apa?" Cu Tong Hoa menjerit kaget, "Apa kau kata
?"?" "Aku bilang apakah kau orang bernama Kiang To
?".!" Belum habis Pek Thian kie berbicara, Cu Tong Hoa
sudah tertawa terbahak-bahak seperti orang gila.
Tetapi pada saat yang bersamaan mendadak terdengarlah
suara langkah manusia berkumandang mendekat, disusul
dengan munculnya si orang tua Tiang kwee dari Istana
harta itu dan diikuti oleh si orang tua berwajah merah yang
menjabat sebagai Cong-koan disana, si setan tangan darah.
Pek Thian kie serta Cu Tong Hoa tetap berdiri
berdampingan dengan sikap yang tenang.
"Eeeeei "..nenek tua permisi!" sapa Tiang-kwee setelah
tiba dihadapan Cu Tong Hoa.
"Ada urusan apa?"
"Mengenai uang pinjamanmu seribu tahil perak, kami
sudah siapkan buat dirimu, mari silakan ikuti diriku untuk
pergi mengambil." Perkataan ini sangat biasa sekali, tetapi bagi Cu Tong
Hoa serta Pek Thian Kie kedalm hati sudah merasa sangat
paham. Agaknya pihak lawan sudah mengetahui, bila dia
bukanlah si ular seratus bunga yang asli, karena kematian
Pak Hoa Coa secara mendadak agaknya juga dilakukan
oleh orang-orang istana harta sendiri.
"Heeeee?"".heeeee?"?"heeeee?"..dia tidak
menginginkan seribu tahil perak kalian lagi," teriak Pek
Thian Kie sambil tertawa dingin tiada hentinya.
"Kenapa?" seru sang Ciang-kwee tak tertahan lagi air
mukanya berubah hebat. "Kawanku sudah pinjamkan seribu tailnya buat dia
orang, karena itu dia kini sudah tidak menginginkan uang
seribu tail perak kalian lagi."
"Siapa yang tidak suka uang?" tiba-tiba Cu Tong Hoa
berteriak keras dengan air muka berubah hebat. "Lebih
banyak uang lebih bagus, mari biar aku ikut kalian ambil
uang itu." Selesai berkata, ia lantas putar badan siap meninggalkan
ruangan tersebut. "Berhenti!" mendadak Pek Thian Kie membentak keras.
Suara bentakan yang amat keras dari Pek Thian Kie ini
seketika itu juga membuat ketiga orang itu membatalkan
niatnya untuk berlalu dari sana.
Biji mata Cu Tong Hoa berputar-putar tiada hentinya,
sedang air muka berubah amat sinis.
"Kau ingin berbuat apa?" tegurnya ketus
"Cu-heng, kau adalah seorang manusia yang cerdik,
apakah kita harus saling cakar-mencakr muka masingmasing?"
"Heeeee?"".heeeee?"?"heeeee?".. kau ingin
berbuat apa?" "Jawab dulu pertanyaan yang aku ajukan!"
"Apa?" "Kau tidak usah berlagak pilon lagi, tujuan kita masingmasing
tidak sama. Kau lakukanlah perbuatanmu sedang
aku akan melakukan pekerjaanku sendiri ".."
Sekali lagi Pek Thian kie dibuat tertegun dan berdiri
termangu-mangu disana. Perkataan dari Cu Tong Hoa barusan ini jelas
menunjukkan bila dia bernama Kiang To dan perkataan ini
ternyata sama sekali cocok dengan apa yang diucapkan si
kakek tua berbaju hitam itu kepadanya.
Hal ini sudah tentu cukup membuat hatinya merasa
sangat terperanjat. Ketika itulah ?" Cu Tong Hoa beserta kedua orang dari istana harta
sudah putar badan dan melanjutkan kembali perjalanannya
keluar dari ruangan tersebut.


Misteri Rumah Berdarah Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Berhenti! Kembali Pek Thian Kia membentak keras.
Mendengar suara bentakan tersebut, walau dengan hati
mendongkol mereka terpaksa berhenti juga.
"Eeeeei ". Sebetulnya kau ingin berbuat apa?" teriak Cu
Tong Hoa dengan amat gusar, hatinya benar-benar
mendongkol "Jelaskan dulu perkataanmu kemudian baru berlalu."
"Hei" bocah kurus, kau ingin mencari mati?" bentak
Hiat Koei So secara mendadak.
"Kenapa ?" balik Tanya Pek Thian Kie dingin
"Kalau kau memang ingin menjadi tamu dari istana
kami, ada seharusnya jangan menyusahkan kami untuk
berlalu, jika kau rebut-ribut lagi, hati-hatilah aku akan kasih
sedikit hajaran buat dirimu!"
Diatas air muka Pek Thian Kie perlahan-lahan
terlintaslah suatu perubahan yang sangat menyeramkan.
"Hmmmmm! Sekalipun kau sudah berbicara demikian,
tetapi aku tetap tidak akan mengizinkan dia berlalu."
"Hmmm! Nenek tua ayoh ikut kami pergi, jika ada
urusan biarlah aku yang tanggung." Seru si Hiat Kui So
dengan dingin. "Bagus ".. bagus sekali," Pek Thian Kiepun tidak mau
mengalah dengan begitu saja.
"Hei nenek tua, ayoh, kau oleh coba-coba berlalu dari
sini!" "Makanya, badanmu yang kurus tinggal tulang bay-kut
apa benar-benar kepingin diputus-putus untuk makanan
anjing?" "Haaaaaa?"".haaaa?"?"haaaa?".. justru aku
takut kalau kau orang tidak memiliki kepandaian semacam
itu." "Kurang ajar, bagus sekali, aku harus kasih sedikit
hajaran dulu kepadamu."
Baru saja perkataan tersebut selesai diucapkan, tubuhnya
laksana sambaran kilat sudah meluncur menerjang diri Pek
Thian Kie, tangannya dipentangkan lebar-lebar kemudian
dengan menggunakan kelima jari tangannnya yang runcing
ia mencengkeram dada pemuda tersebut.
Serangan cengkeraman dari pihak lawan ini benar-benar
sangat luar biasa dasyatnya, tampaklah bayangan putih
berkelebat tahu-tahu Pek Thian Kie sudah menyingkir
kesamping. "Kau benar-benar ingin mencari mati?" bentaknya keras.
"Sedikitpun tidak salah!"
Baru saja perkataan itu meluncur keluar cengkeraman
kedua sudah menyambar tiba, kecepatan dari serangan ini
jauh melebihi serangan pertama bahkan kedasyatannya
amat mengerikan. Pada saat itu Pek Thian kie sendiripun sudah dibuat
gusar juga oleh sikap pihak lawan, menanti cengkeraman si
Hiat Kui So hampir mencapai pada sasarannya, mendadak
tangan kanannya diputar kencang lalu dibabatkan kearah
depan. Kecepatan geraknya jauh, melebihi kecepatan pihak
lawan. Dengan bergebraknya kedua orang ini maka cepat
memancing perhatian dari berpuluh-puluh orang jagoan Bulim
yang semula sedang berkumpul ditengah lapangan itu,
dengan perasaan heran mereka pada memperhatikan
jalananya pertempuran tersebut.
Cu Tong Hoa dengan bungkam tetap berdiri disisi
kalangan. Sekonyong-konyong ?".
Si "Hiat Kui So" berturut-turut melancarkan tiga buah
serangan gencar kearah depan, angin pukulannya menderuderu,
bayangan telapak berkelebat menyilaukan mata.
Hanya didalam sekejap mata saja ia sudah mengancam
tiga buah jalan darah penting pada tubuh pemuda tersebut.
"Tong Cong-koan, buat apa kau mengganggu orang
lain?" mendadak dari samping kalangan berkumandang
datang suara seseorang yang amat merdu.
Mendengar suara teriakan tersebut, buru-buru si "Hiat
Kui So" menarik serangannya dan segera mengundurkan
diri kebelakang. Kiranya orang yang baru saja berteriak bukan lain si dara
cantik berbaju hijau. "Nona Suma, bagaimana kau bisa tahu urusan ini.
Bangsat cilik ini benar-benar liar dan seperti maknya
?""." Teriak si Hiat Kui So dengan gemas.
"Tong Cong-koan! Bukankah yang pertama-tama turun
tangan terlebih dahulu adalah kau ?"!"
"Sedikitpun tidak salah! Yang turun tangan terlebih
dahulu memang aku, tetapi bangsat cilik ini sendiri yang
mencari mati." "Heeeee?"".heeeee?"?"heeeee?".. Bangsat
Tong Coa-koan. Jangan kau kira aku menaruh rasa jeri
terhadap dirimu," seru Pek Thian Kie sambil tertawa dingin
tiada hentinya. "Terus terang saja aku beritahu padamu,
jika aku benar-benar kepingin membinasakan dirimu,
sebenarnya gampang sekali seperti membalikkan telapak
tangan sendiri." "Cuh ".. kau monyet cilik apa punya kepintaran seperti
itu." "Ooooouw ". Kau tak percaya " Bagaimana kalau kita
coba-coba dulu ?" "Bagus sekali!" Aku ingin kasih sedikit hajaran biar kau
merasa bila diatas langit masih ada langit."
Selesai berbicara tubuhnya dengan cepat kembali
berkelebat kedepan, kecepatannya laksana sambaran petir.
Diiringi dengan terjangan tersebut, sebuah pukulan yang
maha dasyat menimbulkan deruan yang memekakkan
telingga dihantmkan keatas tubuh pemuda tersebut.
Agaknya serangan ini sudah menggunakan hampir
seluruh tenaga Iweekang yang dimiliki Tong It San,
kehebatannya benar-benar bukan alang kepalang.
Jilid 3 Bab 7 Kiang Swie Tau Tau ...."
DIDALAM DUNIA Kangouw Tong It san memiliki
julukan sebagai setan tangan berdarah yang terkenal akan
keganasan serta ketelengasannya. Sudah tentu setiap
serangan yang dilacarkan sangat kejam dan tidak
berprikemanusiaan. Begitu Tong It san turun tangan dasyat, orang-orang lain
yang hadir disamping kalangan tak terasa lagi pada ikut
merasa kuatir buat keselamatan Pek Thian Kie.
"Oooooo"..kau ingin cari mati?" bentaknya
Bersamaan dengan itu pula sepasang telapak tangannya
perlahan-lahan didorong kedepan menyambut datangnya
serangan musuh, serangnnya ini dilancarkan sangat biasa
dan sama sekali tiada keistimewaannya.
Tampak bayangan manusia saling berkelebat
menyilaukan mata, ditengah suara bentrokan yang amat
keras tubuh si Hiat Kui So kontan kena terdesak mundur
puluhan tindak kearah belakang "..
"Siapakah kau ".. bangsat cilik?" tak kuasa lagi si Hiat
Kui So berseru dengan nada gemetar.
"Heeeee?"".heeeee?"?"heeeee?".. Bukankah
sewaktu aku masuk kemari sudah kuberitahutentangku
kepada kalian" Hei Bangsat tua berhati-hatilah, sekarang
adalah giliranku yang akan kasih sedikit hajaran buat
dirimu?" Telapak tangan kirinya segera diayunkan kedepan
mengirim sebuah babatan tajam.
Kali ini si Hiat Kui So benar-benar merasa terperanjat,
tangan kanannya buru-buru disilangkan didepan dada
menangkis datangnya serangan tersebut.
Tetapi sewaktu tangan kanannya diangkat diatas dada
dua kali suara tabokan nyaring sudah bersarang diatas
pipinya. Sambil menjerit keras, Hiat Kui So mundur kebelakang
dengan terhuyung-huyung pipinya sembab membengkak,
sedang dari ujung bibirnya mengucur darah segar.
Kecepatan gerak dari pemuda ini benar-benar sangat
mengerikan, walaupun disamping kalangan hadir berpuluhpuluh
orang jagoan lihay tetap tak seorangpun diantara
mereka yang berhasil melihat dengan jelas secara
bagaimana pemuda tersebut memerseni beberapa tabokan
kepada pihak musuhnya. Tak kuasa lagi bulu kuduk mereka pada berdiri, mereka
merasakan hatinya berdesir, tak disangka badan yang kurus
tinggal tulang bay-kut saja ternyata bisa memiliki
kepandaian ilmu silat yang begitu lihay.
Hal ini benar-benar merupakan suatu kejadian yang
sama sekali tak terpikirkan oleh mereka.
"Heeeee?"".heeeee?"?"heeeee?".. jika kau
masih tidak tahu baik buruknya, jangan salahkan aku akan
turun tangan lebih kejam." Bentak Pek Thian Kie dingin.
Tong It san sebagai Congkoan "Istana Harta"
kedudukannya sangat tinggi, dan terhormat, boleh dikata
didalam dunia kangouw sudah mempunyai nama yang
sangat harum pula. Siapa sangka dihadapan jagoan Bu-lim yang begitu
banyak ternyata ia kena diperseni beberapa tempelengan
oleh seorang pemuda yang kurus kering, hal ini benar-benr
merupakan suatu kejadian yang sangat memalukan.
Hatinya benar-benar merasa malu bercampur gusar,
penghinaan ini dianggap jauh lebih kejam daripada
badannya ditusuk beberapa kali dengan menggunakan
golok tajam. Ia meraung keras, tubuhnya bagaikan harimau lapar
kembali menubruk kearah pemuda tersebut, tampaklah
sepasang telpak tangannya yang sudah berubah jadi merah
darah dipentangkan lebar-lebar.
Dan hanya didalam sekejap mata saja ia sudah mengirim
tiga jurus serangan sekaligus.
"Kau cari mati ?"." Teriak Pek Thian Kie gusar.
Tubuhnya segera berkelebat menghindarkan diri dari
datangnya serangan dasyat pihak lawan, mendadak iapun
membentak keras, diantra berkelebatnya cahaya tajam,
tahu-tahu ia sudah mengirim pula sebuah pukuln dasyat,
bagaikan ambruknya gunung thay-san ia balas menggencet
lawan. Kecepatan gerak tubuhnya benar-benar luar biasa,
mengiringi menyambarnya angin pukulan kedepan suara
jeritan ngeripun berkumandang memenuhi angkasa.
Tubuh Hiat Kui So terpental sejauh dua kaki lebih roboh
keatas tanah dengan memuntahkan darah segar.
Peristiwa ini hanya terjadi dalam waktu amat singkat,
kepandaian ilmu silat dari Pek Thian Kie yang amat lihay
ini seketika itu juga membuat lima, enam puluh orang
jagoan yang hadir ditengah kalangan pada mersakan
kakinya bergidik. "Bangsat cilik, biarlah aku adu jiwa dengan dirimu,"
teriak Ciang-kwee lojin gusar.
Tampak bayangan manusia berkelebat dengan cepat
iapun sudah menubruk keatas tubuh Pek Thian Kie, telapak
tangannya bersama-sama digerakkan mengirim beberapa
serangn dasyat menghajar musuhnya.
"Kau juga ingin cari mati?" bentak pemuda itu gusar,
badannya buru-buru berkelit kesamping.
Suara bentakannya ini ternyata membawa suatu
kekuatan yang amat besar, tak terasa lagi tubuh Ciang-kwee
lojin itu kena tertahan oleh suara bentakan tersebut.
"Hei Ciang-kwee ! Lebih baik kau orang tahu diri,"
bentak Pek Thian Kie dingin.
"Jika aku ingin membinasakan dirimu, cukup didalam
tiga jurus saja aku sudah bisa melaksanakannya, kau
percaya tidak ".........."
Perkataan ini memang ada buktinya, orang-orang yang
hadir ditengah kalangan rata-rata sudah pada percaya akan
perkataannya ini. Dengan perasaan ketakutan Ciang-kwee lojin buru-buru
mengundurkan diri kebelakang, ia mengerti jikalau
diharuskan mengikuti hawa nafsu untuk mencari gara-gara,
maka sekalipun tidak mau, iapun menderita luka parah.
Hiat Kui o adalah suatu contoh yang sangat nyata dan
tak terbantah ! Pek Thian kie pun tak menggubris si orang tua itu lagi,
tubuhny dengan cepat mencelat ketengah udara, lalu
melayng kehadapan Cu Tong Hoa.
"Kau suka bicara tidak?" bentaknya dingin
"Apa yang harus aku ktakan?"
"Siapakah kau?"
"Heeeee?"".heeeee?" aku tidak sampai
membocorkan siapakah kau sebenarnya, bukankah sudah
cukup ".." dengus Cu Tong Hoa dingin
Sepasang mata Pek Thian Kie melotot lebar-lebar, nafsu
membunuh mulai terlintas diatas wajahnya.
"Kau suka bicra tidak?" bentaknya lagi dengan amat
kasar. Air muka Cu Tong Hoa kontan saja berubah hebat.
"Kiang To! Orang lain tak akan mengenali dirimu, tetapi
aku mengetahui jelas akan dirimu".!
Belum habis perkataan dari Cu Tong Hoa ini diucapkan
keluar, diantara para jago-jago Bu-lim sudah timbul
kegaduhan, bahkan ada berpuluh-puluh orang yang sudah
berteriak-teriak keras. "Aaaakh ?" diakah Kiang To?"
"Sedikitpun tidak salah, ornag yang sedang kalian cari
bukan lain adalah dirinya .." sambung Cu Tong Hoa
dengan cepat. "Kentutmu!" "Eeeei"..bagaimana" kau masih tidak berani
mengakui." "Mengaku, kaulah yang bernama Kiang To!"
"Kentut anjingmu!"
"Tidak salah, dia orang adalah Kiang Tp".." suasana
gaduh kembali menyerang seluruh kalangan.
" ?"?".. kalau bukan dia, siap lagi yang memilki
kepandaian silat yang selihay itu?""


Misteri Rumah Berdarah Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

?""..Benar, benar ?".. seratus persen dia adalah
Kiang To ?"" ?"?"" Berpuluh-puluh orang jagoan Bu-lim yang hadir mulai
gaduh, suasana berubah jadi amat ramai dan diliputi rasa
ketegangan. Perlahan-lahan diatas paras muka Pek Thian Kie terlihat
hawa nafsu membunuh yang semakin tebal, ia merasa
"Kiang To" yang ada dihadapannya atau dengan nama lain
Cu Tong Hoa benar-benar bersifat kejam dan cukup
telengas. Demi keuntungan diri sendiri, ternyata dengan tiada
sayangnya ia sudah menuduh dirinyalah orang yang
bernama Kiang To. ?"". Sudah tentu, pihak lawan adalah seorang
manusia ganas yang sudah terlalu banyak melakukan
perbuatan jahat, kalau tidak, bagaimana bisa memancing
datangnya begitu banyak jago-jago lihay Bu-lim untuk
melakukan pengejaran "
Sekarang, bagaimanapun ia tak bisa menggubris
peristiwa ini lagi! "Heeeee?"".heeeee?"?"heeeee?".. tindakan
saudara ini boleh dikatakan sama dengan siapa turun
tangan terlebih dahulu dialah yang lebih kuat," bentak Pek
Thian Kie dingin. "Cuma ?" kau berhasil menipu orang
lain, tetapi tak bakal bisa menipu diriku, kaulah yang
bernama Kiang To!" "Kentut!" Kata-kata makian ini ganti Cu Tong Hoa yang
menghadiahkan kepada diri Pek Thian Kie.
"Bagaimana" Apa kau tidak berani mengaku?"
Suara bentakan serta nada ucapannya sama sekali mirip
satu sama lainnya, hal ini seketika itu juga membuat
berpuluh-puluh orang jagoan Bu-lim yang hadir disana jadi
kebingungan dibuatnya. "Haaa?"".haaa?"?"haaa?"..bagus sekali,
bagus sekali, sebuah jurus serangan yang amat lihay ?"!"
teriak CU Tong Hoa sambil tertawa terbahak-bahak dengan
amat seram. "Kaulah yang sudah mengeluarkan sebuah jurus
serangan yang amat lihay!"
"Heeeee?"".heeeee?"?"heeeee?".. Kawan!"
seru si pengemis muda ini kembali dengan nada dingin.
"Hubungan kita sama dengan air sumur tidak melanggar air
sungai, kau melakukan perjalanan Yang Kwan To mu,
sedang aku lewat jembtan To Bok Kiauw ku, buat apa kita
harus saling cakar mencakar"
Heeeee?"".heeeee?""apa kau anggap aku sudah
takut padamu ?" "Jadi kau sudah mengakui kaulah yang bernama Kiang
To?" "Apa maksud dari perkataan saudara ini?"
"Aku ingin mengetahu apakah kau adalah manusia yang
bernama Kiang To ".."
"Kentut! Kenapa kau begitu ngotot mengatakan aku
adalah Kiang To "." Saudara tidak usah banyak bicara
lagi, kau bisa memiliki kepandaian ilmu silat yang demikian
lihaynya jelas kaulah yang bernama Kiang To, dan hal ini
sudah disaksikan oleh banyak orang ".."
?""..Tidak salah, kecuali dia tidak seorangpun yang
bisa memilki kepandaian silat yang selihay itu ".." kembali
ada orang yang berteriak.
" ?"".bangsat cilik ini benar-benar cukup ganas."
Dari antara gerombolan jago-jago lihay Bu-lim sekali lagi
terjadi kegaduhan, suasana semakin meruncing.
"Aku ingin mengetahui apakah kau adalah manusia
yang bernama Kiang To ".."
"Kentut! Kenapa kau begitu ngotot mengatakan aku
adalah kiang To ".." saudara tidak usah banyak bertanya
lagi, kau bisa memiliki kepandaian ilmu silat yang demikian
lihaynya jelaslah kaulah yang bernama Kiang To dan hal
ini sudah disaksikan oleh banyak orang ".."
?"".. Tidak salah, kecuali dia tidak seorangpun yang
bisa memiliki kepandaian ilmu silat yang selihay itu ?""
kembali ada orang yang berteriak.
Diantara gerombolan jago-jago bu-lim sekali lagi
terdapat kegaduhan, suasana semakin meruncing.
Pek Thian Kie melihat kejadian ini saking kekinya tak
sanggup untuk mengucapkan sepatah kaatapun, ia sama
sekali tidak menyangka kalau orang lain bisa mencap
dirinya sebagai manusia yang bernama Kiang To "."
Bagaimana sikap serta tindak tanduk Kiang To
sebenarnya terhadap orang lain " Jikalau urusan ini benarbenar
sampai terjatuh keatas tubuhnya, bukankah getah ini
bakal ia telan dengan hati mendongkol "
"Kawan!" serunya kemudian. "Jika kau tidak suka
mengaku, maka aku orang akan paksa kau untuk mengaku
!" "Hmm ! Orang she Kiang, kini kau sudah merusak
urusanku, akupun tidak akan mengampuni dirimu ?""
bentak Cu Tong Hoa pula dengan dingin.
"Kau cari mati "..!"
Belum hbis perkataan diucapkan keluar bagaikan
sambaran kilat Pek Thian Kie sudah berkelebat menubruk
kearah Cu Tong Hoa diiringi sebuah pukulan yang amat
dasyat. Serangan yang dilancarkan Pek Thian Kie ini benarbenar
lihay, sehingga ruangan seluas beberapa kaki itu
dengan cepat terbungkus didalam derunya angina pukulan.
Buru-buru Cu Tong Hoa meloncat ketengah udara
menghindarkan diri dari datangnya serangan tersebut, tetapi
belum sempat ia balas melancarkan serangan, Pek Thian
KIe kembali mengirim serangannya yang kedua.
Serangan tersebut dilancarkan dengan begitu mantap dan
hebatnya, hal ini membuat Cu Tong Hoa tidak berani
betrayal ditengah suara bentakan yang keras iapun
mengirim satu pukulan menerima serangan musuhnya.
"Bunuh bangsat cilik ini !" diantara gerombolan jagojago
bu-lim kedengaran ada yang berteriak.
Teriakannya ini ternyata segera memancing gusar dari
berpuluh-puluh orang lainnya.
Dasar memang tujuan kedatangan mereka kesana adalah
hendak mencari Kiang To, kini setelah mendapatkan
hasutan yang panas itu mereka tak bisa menahan diri lagi.
Tampak bayangan manusia berkelebat memenuhi
angkasa, berpuluh-puluh orang bersama-sama meluncur
kearah Pek Thian Kie dengan kecepatan penuh.
Angina pukulan datang menderu-deru bagaikan
ambruknya gunung thay-san serta tumpahnya samudera,
hal ini membuat pemuda tersebut benar-benar amat
terperanjat. Pek Thian Kie sama sekali tidak menyangka kalau
peristiwa ini bisa berubah ja begitu, segera ia membentak
keras, sepasang telapak tangannya dengan disertai tenaga
Iweekang yang hebat bersama-sama didorong kedepan.
Kontan saja berpuluh-puluh orang jagoan Bu-lim ini
kena terdesak mundur sejauh lima, enam langkah kearah
belakang. Tetapi keadaan dari orang-orang itu sudah seperti orangorang
gila saja, begitu terdesak mundur dengan nekad
kembali mereka menerjang maju kedepan.
Menggunakan kesempatan waktu para jago Bu-lim
menubruk kearah Pek Thian Kie itullah, dengan gesit dan
sebat Cu Tong Hoa mencelat dari tengah kalangan langsung
melayang kearah ruangan Cong-tong dari Istana Harta
tersebut. "Kau hendak lari kemana?" bentak Pek Thian Kie gusar.
Tubuhnyapun ikut mencelat ketengah udara lalu
melayang kearah mana Cu Tong Hoa melenyapkan diri.
Siapa sangka sewaktu badannya mencelat ketengah
udara itulah, berpuluh-puluh gulung angina pukulan yang
dasyat kembali meluncur kearahnya.
Gabungan angina pukuln dari berpuluh-puluh orang ini
benar-benar luar biasa dasyatnya, sekalipun Pek Thian Kie
terbuat dari besi bajapun sulit juga untuk menahan
datangnya serangan tersebut.
Dengan cepat tangannya disilangkan kedepan, sedang
tubuhnya balik mencelat kesamping.
Loncatannya ini ternyata dengan sangat tepat berhasil
menghindarkan diri dari datangnya sambaran angina
pukulan gabungan tersebut, sinar matanya cepat menyapu
sekejap keseluruh kalangan.
"Tahan!" bentaknya keras, suaranya amat keras,
sehingga mirip seperti halilintar yang membelah bumi.
Bentakan tersebut ternyata benar-benar berhasil menahan
gerakan dari beberapa orang jagoan yang sedang menyerang
mati-matian kearahnya itu, tetapi sinar mata mereka masih
memperhatikan diri Pek Thian Kie tajam-tajam.
"Kalian ingin berbuat apa?" bentak pemuda itu lagi
dengan sinar mata yang berkilat, hawa nafsu membunuh
yang meliputi wajahnya semakin tebal.
"Hmmm! Kenapa kau harus Tanya kepada kami"
Tanyakan saja pada dirimu sendiri." Sahut seseorang
dengan dingin. "Dapatkah aku orang minta petunjuk tentang suatu
persoalan dari kalian?"
"Coba kau katakana!"
"Sebenarnya macam apakah manusia yang bernama
Kiang To?" Baru saja perkatan dari Pek Thian Kie ini selesai
diucapkan, mendadak terdengar suara tertawa keras dari
seseorang berkumandang memenuhi angkasa.
"Pertanyan saudara ini bukankah terlalu lucu?"
"Apa maksudmu?" pemuda tersebut mulai kerutkan
dahinya. "Apakah perbuatan yang kau lakukan sendiri, kaupun
tak bisa memahami?" "Apa maksudmu?"
"Apa saudara anggap dengan mengajukan pertanyan
tersebut, lalu kita bisa percaya bila kau bukan Kiang To?"
Dengan kejadian ini maka saking kekinya hampir-hampir
saja Pek Thian Kie mencak-mencak, ia tidak mengira
bahwa urusan bisa berubah semakin ruwet. Sekalipun ada
alas an, tetapi tak bisa diterangkan, bahkan orang-orang itu
selalu saja mencap dirinya sebagai Kiang To dengan alas an
ia memiliki serangkaian ilmu silat yang lihay.
Saking keki dan mendongkolnya, sifat liarnya mulai
meliputi seluruh benaknya.
"Kalau begitu anggap saja aku bernama Kiang To, lalu
apa sangkut pautku dengan kalian?" akhirnya ia
membentak keras. "Jadi kau sudah mengaku dirimu bernama Kiang To?"
"Anggap saja perkataanku itu benar!"
"Kalau memang begitu, kita tak usah banyak bicara lagi,
seluruh jago-jago Bu-lim yang ada dikolong langit tak akan
membiarkan kau untuk hidup dengan bebas!"
Begitu perkatan tersebut selesai diucapkan, tampak
sesosok bayanagan hitam dengan kecepatan laksana
sambaran kilat menerjang datang.
Begitu orang itu turun tangan, maka berpuluh-puluh jago
lihay lainnya bagaikan manusia-manusia kalap bersamasama
menubruk kearah pemuda tersebut.
Orang-orang ini entah mempunyai dendam apa dengan
manusia yang bernama Kiang To, ternyata tindakan mereka
telah bulat untuk membinasakan pemuda tersebut.
Sebetulnya bagi Pek Thian Kie, untuk melenyaapkan
manusia-manusia itu bukanlah suatu pekerjaan yang sulit,
tetapi karena orang-orang itu tiada ikatan sakit hati apapun
dengan dirinya, bagaimana mungkin dia orang tega turun
tangan jahat" Diam-diam ia mulai berpikir :
"Aaaaaakh ?" anggap saja kedatanganku kemari
hanya mendatangkan kesialan saja ?"". Buat apa aku
harus banyak berbuatdengan manusia-manusia itu" Biarlah
aku bikin perhitungan setelah dikemudian hari bertemu
muka sendiri dengan manusia yang bernama Kiang To
".." Setelah berpikir sampai disini, tangan kanannya lantas
diayunkan kedepan berturut-turut mengirim tiga buah
pukulan gencar sedangkan tubuhnya bagaikan kilat
cepatnya meluncur kearah pintu sebelah belakang istana
harta dan berkelebat keluar.
Mendadak ?".. Sewaktu Pek Thian Kie meluncur keluar dari pintu
belakang itulah, suara jeritan ngeri bergema saling susul
menyusul dari dalam ruangan Conng-tong Istana harta.
Suara jeritan ngeri itu begitu mengerikan dan
menyayatkan hati, sehingga membuat setiap orang yang
mendengar suara orang tersebut bergidik dan bulu roma
pada berdiri. Pek Thian Kie rada tertegun sejenak, tetapi dengan cepat
ia melanjutkan kembali gerakannya meluncur masuk
kedalam ruangan lain. Sinar matanya dengan cepat menyapu sekejap seluruh isi
ruangan, tetapi sebentar kemudian ia sudah berdiri tertegun
disana. Tampaklah ditengah ruangan itu sudah menggeletak
empat sosok mayat lelaki berpakaian perlente yang
menemui ajalnya dalam keadaan sangat mengerikn.
Pek Thian Kie benar-benar merasakan hatinya bergidik,
hampir-hampir ia tak mempercayai pandangan matanya
sendiri. Siapakah orang yang sudah turun tangan sekejam ini"
Jika ditinjau dari keadannya jelas menunjukkan perbuatan
ini sudah hasil kerja Cu Tong Hoa.
Teringat akan peristiwa ini tak terasa lagi Pek Thian Kie
merasa hatinya sangat gusar, walaupun peristiwa ini tiada
sangkut paut dengan dirinya, tetapi tindakan dari Cu Tong
Hoa ini benar-benar sedikit kelewat batas.
Ruangan besar yang terdapat didalam Istana harta ini


Misteri Rumah Berdarah Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dibagi menjadi lima ruangan besar ".. masing-masing
ditandai dengan warna putih, hijau, hijaua tua, biru dan
merah. Walaupun setiap ruangan besar itu saling bersambungan
dengan ruangan pusat, tetapi masing-masing ruangan
merupakan sebuah ruangan tersendiri yang berdiri
menunggal. Saat ini Pek Thian Kie berdiri ditengah tengah ruangan
besar, pikirannya terasa amat kacau sekali setelah menemui
kejadian tersebut. "Aaaaakh ?"?"".. sudahlah, bagaimanapun juga
urusan ini tiada sangkut pautnya dengan aku, buat apa aku
harus mencari keonaran dan kerepotan buat diriku sendiri?"
pikirnya dalam hati. Teringat akan hal ini, ia mulai mengeserkan kakinya
berjalan keluar ruangan tersebut.
Mendadak ".. "Kau mau bicara tidak ".." dari belakang punggungnya
berkumandang datang suara seseorang.
"Aaaa"..aku ?" aku sungguh ?" sungguh-sungguh
tidak tahu ?"" jawab suara yang lain dengan nada
ketakutan. "Aku akan menghitung sampai lima jika kau masih tidak
suka bicara lagi, hati-hatilah aku akan turun tangan kejam
?" satu!" "Dua?"" Mendengar perkataan tersebut Pek Thian Kie benarbenar
merasakan hatinya tergetar sangat keras sambil
mengeretak gigi diam-diam pikirnya :
"Cu Tong Hoa, aku pasti akan membokar kedokmu yang
asli ?"." Tubuhnya dengan cepat berkelebat mendekati tempat
suara tersebut ?". "Tiga !......" Dengan mengikuti arah munculnya suara tersebut,
akhirnya Pek Thian Kie berhasil menemukan ada suara itu
muncul dari sebuah ruangan samping didalam ruangan
kelima. "Maka dengan cepat pemuda ini menggerakkan
badannya meluncur kesana ?"
"Empat ?"..!" suara hitungan tersebut tetap berjalan
dengan cepat. Ketika itulah Pek Thian Kie sudah berada kurang lebih
sepuluh kaki dari tempat berasalnya suara tersebut.
Kini ia terdiri didepan sebuah pintu rahasia
menghubungkan tempat tersebut dengan sebuah ruangan
dibawah tanah. Sekonyong-konyong ?".
"Kawan Pek yang ada diluar, kau benar-benar bajingan
terkutuk, buat apa kau banyak ikut campur urusan orang
lain?" suara yang amat dingin itu kembali berkumandang
keluar dari ruangan tersebut.
Diam-diam Pek Thian Kie merasa sangat terperanjat atas
ketajaman serta kelihayan kepandaian silat pihak lawan.
Ketika Pek Thian Kie sedang berdiri tertegun itulah,
suara tersebut kembali berkumandang keluar :
"urusan ini tak perlu kau ikut campur, mengapa kau
harus mengetahui jelas urusan ini?"
"Heeeee?"".heeeee?"?"heeeee?".. lalu siapa
kau?" bentak pemuda ini sambil tertawa dingin tiada
hentinya. "Kiang To!" "Bagus sekali, justru cayhe ingin sekali melihat wajahmu
yang asli!" "Heeeee?"".heeeee?"?"heeeee?"..aku nasihati
kau lebih baik jangan masuk kemari, karena hal ini tidak
bakal mendatangkan keuntungan bafi dirimu!"
Pek Thian kie Cuma tertawa dingin tiada hentinya,
mendadak tangan kanannya diayunkan kedepan mengirim
satu pukulan kearah pintu.
Diiringi suara bentrokan keras, suara jeritan ngeripun
berkumandang memenuhi angkasa.
Dengan cepat Pek Thian Kie meluncur masuk kedalam
ruangan itu, tetapi didalam ruangan tersebut saat itu hanya
tinggal sesosok mayat saja yang menggeletak diatas tanah,
pada bagian batok kepalanya tertancap sebuah bendera
kecil. Dari balik ruangan tersebut ia tak berhasil menemukan
orang yang kedua. Tak terasa lagi Pek Thian Kie berdiri termangu-mangu,
didalam ruangan tersebut tidak terdapat jalan tembus
ketempat lain, sekalipun ada, tidak lebih hanyalah sebuah
jendela yang sangat kecil.
Lalu dengan cara bagaimana pihak lawan masuk keluar
dari ruangan tersebut. Ketika ia mengintip dari sebuah lubang, maka barulah
tertampak disebelah atas ruangan tersebut nerupakan
sebuah hutan yang lebat. Dalam hati pemuda itu lantas mengambil kesimpulan,
tentunya si pembunuh tersebut menyambitkan panji kecil
itu dari luar jendela kecil itu.
Sudah tentu, dugaannya ini tak dapat dipastikan seratus
persen kejadian yang baru saja berlangsung tak terlihat
olehnya dengan dengan mata kepala sendiri.
Akhirnya dengan hati lemas ia putar badan, belum
sampai berjalan mendadak satu ingatan berkelebat didalam
benaknya. Tubuhnya segera membalik lagi untuk mencabut panji
kecil yang tertancap pada batok kepala orang itu, ketika
diperhatikan lebih teliti lagi, maka tampaklah diatas panji
tersebut bertuliskan empat buah kata yang kira-kira
berbunyi : "Kiang Swie Tau-tau."
Bab 8 Syarat-syarat Penyewaan Rumah Rejeki
INILAH TANDA dari "Kiang To"
Cepat-cepak Pek Thian Kie membersihkan darah yang
melengket pada ujung panji, lalu disusupkan kedalam saku.
Lama sekali ia berdiri termangu-mangu didepan mayat
tersebut, akhirnya ia melirik sekejap kearah mayat itu, lalu
balik kejalan semula. Sekembalinya di ruangan tengah, ia baru merasa seperti
sedang bermimpi saja, seluruh kejadian itu benar-benar
amat menarik hati. "Sudah ?" sudahlah" pikirnya kembali.
"Lebih baik aku langsung pergi kehutan Tauw liem saja
?" buat apa terlalu ikut campur dengan urusan orang lain
" bagaimanapun juga pada suatu hari peristiwa ini pasti
akan menjadi jelas dengan sendirinya."
Berpikir sampai disitu, Pek Thian Kie segera
menggerakkan badannya melayang keluar pintu, sudah
tentu dia tak bakal tahu apakah didalam Istana Harta
tersebut sudah terjadi peristiwa lain.
Dia hanya tahu Kiang To sudah melakukan
pembunuhan ditempat ini. Sedang mengenai apa sebabnya
Kiang To membunuh orang, ia tidak mau tahu dan
memang ia tidak tahu. Ketika Pek Thian Kie sedang melayang keluar dari pintu
depan Istana harta, mendadak suara seseorang yang amat
dingin berkumandang memecahkan kesunyian.
"Berhenti!" Mendengar suara bentakan itu dengan cepat Pek Thian
Kie menghentikan langkahnya lantas menengok dimana
asal suara tersebut. Siapa sangka sesosok bayangan manusiapun tidak
tampak, tetapi bagi pemuda itu cukup mendengar suara
tersebut, ia lantas sudah tahu kalau suara itu pasti berasal
dari mulut Kiang To. "Kawan Pek, kau sudah mencelekai wakil majikan dari
Istana harta ini!" seru suara itu kembali.
"Aaaa ". Apa kau kata ?"
"Berkata apa" Jika bukan karena kau, aku pun tak akan
membinasakan dirinya, hal ini bukankah sama saja kau
yang sudah membinasakan dirinya?"
"Sungguh indah sekali perkataanmu."
"Cuma, aku harus mengucapkan banyak terima kasih
karena kau sudah membantu diriku," seru pihak lawan
kembali sambil tertawa dingin tiada hentinya. "Terus terang
saja aku katakana, jkalau bukannya kau, mungkin sekali
barusan aku orang harus menemui banyak kerepotan?"."
"Kau bernama Kiang To?"
"Mungkin benar!"
"Apa maksud dari kata-kata "Mungkin" itu?"
"Aku tak bernama Kiang TO, tetapi kawan-kawan dunia
kongouw menganggap diriku sebagai Kiang TO."
"Mengapa?" "Menurut pendapatmu dapatkah dia orang datang
mencari diriku?" "Sudah tentu dapat."
"Sedikitpun tidak salah, karena hal ini sama dengan
maksud hatiku, maka akupun sedang mencari dia."
"Apa tujuanmu pergi mencari dirinya?"
"Bunuh mati orang itu!"
"Kau ingin membinasakan dirinya" Tapi ?" ada ikatan
sakit hati apa antara kau dengan dirinya " apakah kalian
merupakan musuh besar ?"
"Mungkin benar, Cuma perkataanku sudah selesai aku
utarakan, lebih baik kau jangan menggubris urusanku lagi,
dan aku harap perkataan yang aku ucapkan tadi janagan
kau bocorkan kepada orang lain, kalau tidak
heeee?"".heeeee?"?" heeeee?". Sampai
waktunya aku tak akan bersikap sungkan-sungkan lagi
terhadap dirimu." Kata terakhir begitu meluncur keluar, orangnya sudah
berkelebat sejauh puluhan kaki dari tempat itu.
Seketika itu juga Pek Thian Kie dibuat berdiri termangumangu
ditempat semula. Ia benar-benar dibuat terperanjat oleh perkataan yang
bru saja diucapkan oleh pihak lawan.
Orang yang barusan munculkan diri itu adalah
sebenarnya Kiang To ! Dan ia adalah Kiang To yang asli
atau masih ada orang lain "
Kalu ada, siapa orang itu " apakah ?" sunguh-sungguh
ia sendiri "..... Berpikir sampai disitu tak tertahan lagi Pek Thian Kie
merasakan hatinya semakin berdesir, ia merasa peristiwa ini
ada kemungkinannya benar ?" dan delapan puluh persen
kemungkinan tersebut tetap ada.
Suhunya minta dia orang pergi mencari seorang manusia
yang bernama Kiang To untuk menanyakan asal usulnya,
tetapi didalam dunia kangouw sukar sekali untuk
menemukan orang ini, bahkan ada orang yang mengatakan
dirinyalah Kiang To ".. jika hal ini dihubung-hubungkan
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dialah yang bernama
Kiang To. Bila dugaan tidak salah, maka suhunya takut ia
menggunakan nama Kiang To untuk munculkan diri dalam
dunia kangouw sehingga beliau memberikan namanya
sendiri buat dia pakai. Agaknya orang tua itu mengerti bila dia muncul dengan
nama Kiang To, maka hal ini bakal mendatangkan bencana
buat dirinya. Apakah benar maksud suhunya dalam hal ini "
Benarkah dia bernama Kiang To "
Sudah tentu semua persoalan ini ada kemungkinan yang
benar. Sekarang ia harus berusaha untuk membuat jelas
bagaimanakah bentuk orang yang bernama Kiang To itu
dan benarkah Kiang To itu adalah dirinya sendiri.
Tiba-tiba ?"?"".
Urusan lain kembali berkelebat didalam benaknya,
hingga sat ini sudah ada dua orang yang mengatakan
suhunya Pek Thian Kie telah binasa.
Sungguhkan suhunya sudah mati" Mengapa ia mati "
Ia teringat pula dengan kertas pengumuman penyewaan
rumah tersebut, apakah suhunya mati dalam rumah
tersebut" Kalu ia sudah tahu dirinya bakal mati jika masuk
ke rumah tersebut, kenapa ia sengaja mencari mati "
Akhirnya ia merasa untuk mengetahui jelas persoalan
ini, ia harus berangkat sendiri ke Hutan Tauw Liem gunung
Liong-san untuk melakukan pemeriksaan sendiri.
Berpikir sampai disitu, tanpa banyak buang waktu lagi,
tubuhnya segera meluncur kedepan.
oooOOooo Bayangan manusia bagaikan anak panah yang terlepas
dari busur bergerak ditengah kegelapan menuju kesebuah
hutan lebat yang sangat gelap.
Hutan tersebut bukan lain adalah hutan Tauw Liem.
Tiba-tiba ?"?""
Bayangan manusia itu menghentikan gerakannya,
kiranya orang itu buka n lain adalah Pek Thian Kie.
Diatas pohon-pohon dalam hutan tersebut, ia telah
menemukan berpuluh-puluh lembar kertas merah yang
sangat mencolok mata tertempel disana :
"DISEWAKAN SEBUAH RUMAH REJEKI"
Silakan Periksa di gunung Liong-san hutan Tauw-Liem
Munculnya pengumuman tersebut benar-benar membuat
Pek Thian Kie sangat terperanjat sehingga berdiri tertegun
disana. Ia menemukan saja tulisan dari pengumuman tersebut
persis mirip denan kertas pengumuman yang terjatuh dari
saku suhunya. Dengan terpesona Pek Thian Kie memperhatikan kertas
pengumuman itu, ia merasa kertas tersebut penuh diliputi
suasana pembunuhan yang sangat menyeramkan.
Mana ia tahu didalam rumah "rejeki" tersebut, pada
tahun yang lalu kembali seseorang menemuia ajalnya
sehingga hal ini menambah jumlah orang yang mati
dirumah tersebut menjadi delapan orang " jikalau tahun ini
kembali ada orang yang jadi korban, maka jumlahnya akan
meningkat jadi sembilan orang.


Misteri Rumah Berdarah Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dengan perasaan amat kaget Pek Thian Kie berdiri
melengak disana, sahutnya benar-benar sudah mati" Mati
didalam rumah itu " hal ini hampir boleh dikata suatu
kejadian yang tidak mungkin, suhunya sudah mengerti bila
masuk kerumah ini pasti akan mati " kalau memang sudah
tahu akan mati, mengapa ia ngotot menyewa juga rumah
ini " Peristiwa ini benar-benar merupakan suatu kejadian yang
penuh diliputi kabut misterius, teka-teki dan tanda Tanya
yang amat membingungkan. Setelah termangu-mangu beberapa waktu lamanya,
akhirnya ia bergerak-gerak juga menuju kedalam hutan
Tauw Liem. Mendadak ?". Suara derapan kaki bergema memecahkan kesunyian,
diam-diam Pek Thian Kie merasa amat terperanjat.
"Mana mungkin ditengah malam buta masih ada orang
yang mendatangi hutan Tauw Liem ini ?" pikirnya diamdiam.
Dengan cepat ia memperhatikan keadaan disekelilingnya
lebih teliti lagi, memang tampaknya sesosok bayangan
manusia dengan cepatnya masuk kedalam hutan.
Dengan cepat Pek Thian Kie pun menggerakkan
badannya melayang masuk kedalam hutan itu.
Ditengah lautan aneka bunga, yang menyiarkan bau
harum semerbak, muncullah rumah "rejeki" yang berbentuk
tengkorak itu. Didepan rumah ditengah semak belukar yang tebal
muncul delapan buah kuburan ada yang sudah kuno dan
ada juga yang masih baru.
Ketika itu Pek Thian Kie telah menemukan bayangan
manusia tersebut telah berdiri tegak didepan sebuah
kuburan. Orang itu memakai baju warna hijau, dan bila ditinjau
dari dandanannya, mirip dengan seorang gadis.
Kuburan yang berada paling kanan agaknya berumur
paling lama sedangkan kuburan yang ada disebelah kiri
adalah yang paling baru. Tampaklah kuburan pertama yang ada disebelah kanan
bertulislah beberapa kata diatas batu nisannya :
"Cuan Hoa Kiam Khek" atau "si Jagoan pedang
menembus bunga." Kuburan yang kedua bertuliskan : "To Liong Kiam
Khek" atau si jagoan pedang penjagal naga.
Kuburan yang ketiga bertuliskan "Sam Cie Kiam Khek"
atau si jagoan Pedang tiga jari.
Kuburan keempat bertuliskan : "Ha-Hauw Kiam Khek"
atau si jagoan pedang penakluk harimau ".."
Dan kuburan yang kedelapan ternyata bertuliskan "Sin
Mo Kiam Khek" atau si jagoan pedang Iblis sakti
"Aaaaaah ?"". !" Pek Thian Kie merasakan dadanya
seperti dihantam dengan martil besar, kepalanya terasa
amat pening, matanya berkunang-kunag, badan gemetar
dan keringat dingin mengucur keluar dengan amat deras.
Itulah nama suhunya ! Apakah dia benar-benar mati
didalam rumah "Rejeki" itu "
Dalam hati Pek Thian Kie terlintaslah suatu perasaan
sedih yang bukan alang-kepalang tetapi untuk beberapa saat
lamanya ia tak dapat membuktikan apakah si "Sin Mo
Kiam Khek" itu benar-benar suhunya.
Mendadak ?"". "Iiiiih ?"!" suara seruan tertahan berkumandang
masuk kedalam telinganya, suara tersebut agaknya berasal
dari mulut dara cantik berbaju hijau itu.
Ternyata dara berbaju hijau yang sekarang hadir
ditengah kuburan depan rumah maut tersebut, bukan lain
adalah si dara cantik berbaju hijau yang menabrak dirinya
sewaktu masih berada dalam Istana harta, hal ini benarbenar
diluar dugaannya. "Aaaaaaakh ?"..! Kau?" Tanya dara berbaju hijau itu
rada terperanjat. Perlahan-lahan Pek Thian Kie mengangguk, ia merasa
sedikit diluar dugaan dengan munculnya dara berbaju hijau
itu ditempat ini. "Bagaimana bisa kau samapi disini?" belum sempat ia
mengajukan pertanyaan ini, dara cantik itu sudah keburu
bertanya terlebih dahulu.
"Dan kau sendiri?"
"Aku datang untuk menyambangi kawanku yang sudah
mati!" Pek Thian Kie lantas mengalihkan sinar matanya
memandang batu nisan kuburan keenam orang disamping
yang ia sambangi. Ternyata diatas batu nisan tersebut bertuliskan kata-kata
: "Sian Hong Kiam Khek" atau si jagoan pedang angin
taupan "Dia adalah kawan karibmu?"
"Benar! Dan kau sedang menyambangi siapa?"
"Aku sedang datang mencari seseorang."
"Siapa ?" Kontan saja Pek Thian Kie dibuat bungkam seribu
bahasa, untuk beberapa saat lamanya dia tidak mengerti
harus mengatakan kata-kata apa untuk menjawab
pertaanyan itu. Bagaimana juga, ia tidak boleh memberitahukan kepada
seorang asing bahwa ia tak kenal siapakah nama suhunya
sendiri. Sekalipun diberitahu, belum tentu pihak lawan percaya.
"Aku sedang mencari seorang sahabat karibku!"
sahutnya kemudian sambil tertawa pahit.
"Siapa dia" Laki atau perempuan?"
"Aku juga tidak tahu siapakah namanya!"
"Sudah mati atau masih hidup ?"
"Entahlah!" "Kalau begitu, benarkah kau bernama Kiang To?"
"Tidak benar ?". Tidak benar ?"?"" buru-buru
Pek Thian Kie menggeleng. "Dugaanmu sama sekali
meleset!" "Kau bukan Kiang To?"
"Benar, aku bukan Kiang To, aku bernama Pek Thian
Kie!" "Pek Thian Kie".." Apakah kau tidak tahu siapakah
nama kawanmu itu?" "Benar!" "Bukankah hal ini merupakan suatu peristiwa yang
sangat aneh sekali?"
"Benar! Aku dengan dia Cuma pernah bertemu muka
sekali saja, dan peristiwa ini sudah berlangsung tahun yang
lalu, aku hanya tahu kemungkinan sekali dia hendak
menyewa rumah ditempat ini."
"Oooooow ?""orang yang tahun lalu menemui
ajalnya bukan lain adalah si jagoan pedang iblis sakti!"
"bagaimana kau bisa tahu?"
"Cukup ditinjau dari deretan kuburan ini sudah jelas
sekali tertera!" Terhadap si dara cantik berbaju hijau ini Pek Thian Kie
mulai menaruh perasan heran, siapakah sebenarnya dia "
Kenapa bisa muncul ditempat ini "
Tiba-tiba ?"?" Agaknya Pek Thian Kie sudah menemukan sesuatu
?".. "Aaaaaakh ?"".! Sungguh aneh sekali," teriaknya
tertahan. "Aneh" Apa yang Patut dikatakan aneh ?"
"Coba kau lihat orang yang menemui ajalnya ditempat
ini semuanya menggunakan pedang sebagai senjata
andalannya!" "Sedikitpun tidak salah, kedelapan orang yang menemui
ajalnyaa disini bukan saja menggunakan pedang sebagai
senjata andalannya, bahkan merekapun jago-jago pedang
namanya sudah menggetarkan seluruh dunia persilatan,
mereka adalah Thian He Kiu Kiam atau sembilan Jago
pedang dari kolong langit, kini diantara mereka masih
tinggal seorang saja."
"Maksudmu diantara sembilan jagoan pedang dari
kolong langit, sekarang ini sudah ada delapan orang yang
menemui ajalnya disini?"
"Sedikitpun tidak salah !" jawab dara berbaju hijau itu
sambil mengangguk. "Lalu sekarang tinggal siapa yang belum mati?"
"Pemimpin dari kesembilan jagoan pedang si "Ciang
Liong Kiam Khek" atau jagoan pedang penakluk naga!"
Mendengar penjelasan tersebut, Pek Thian Kie segera
merasakan hatinya berdesir, jikalau dikatakan "Sembilan
jagoan pedang dari kolong langit ini merupakan jago-jago
lihay didalam dunia persilatan pada saat kini kenapa
mereka harus mendatangi tempat ini untuk antar
kematian?" "Jika dugaanku tidak meleset, maka orang yang
seharusnya menyewa rumah pada tahun ini adalah si
jagoan pedang penakluk naga!" ujar dara cantik berbaju
hijau itu lagi. "Urutan tertera sangat jelas, karena kini delapan orang
dari sembilan jagoan pedang dari kolong langit sudah ada
delapan orang yang mati, dan mereka sembilan orang sudah
ditakdirkan harus mati semua disini!"
"Bagaimana kau bisa tahu?"
Agaknya dara cantik berbaju hijau itu dibuat tertegun
juga oleh pertanyaan ini, lama sekali ia berdiri mematung.
"Apakah kau anggap perkataanku ini tidak sesuai
dengan keadan yang berada dihadapan kita?" balik
ytanyanya. Pek Thian Kie termenung, ia merasa perkataan dari gadis
tersebut sebenarnya memang cengli, tetapi jikalau orang
yang benar-benar hendak menyewa rumah tersebut adalah
si jagoan pedang penakluk naga, maka peristiwa ini
rasanyaa tak masuk diakal.
Apakah orang yang hendak dibunuh oleh majikan rumah
itu adalah jago-jago pedang termasuk didalam "Sembilan
jagoan pedang dari kolong langit?" macam bagaimanakah
manusia-manusia yang disebut sebagai "sembilan Jagoan
pedang dari kolong langit" itu" Berargakah manusiamanusia
itu dibunuh " Berpikir samapai disitu tak terasa lagi dalam hati Pek
Thian Kie merasa amat gusar.
"Nona, bolehkah aku orang minta petunjuk akan suatu
persoalan ?" Tanyanya
"Silakan diutarakan!"
"Manusia-manusia yang disebut jagoan pedang dari
kolong langit ini sebetulnya termasuk masnusi-manusia dari
aliran sesat ataukah berasal dari aliran lurus"
"Jang jelas tidak termasuk aliran sesat!"
"Kalau memang berasal dari aliran lurus, mengapa
majikan rumah ini ada maksud membinasakan mereka"
"Soal ini aku sendiri tidak tahu ?"?"" tetapi yang
jelas kita tidak ada yang melihat orang-orang itu menemui
ajalnya ditangan majikan rumah terseut, lebih baik kita tak
usah mengambil kesimpulan seenaknya sendiri."
"Maksudmu orang-orang itu belum tentu menemui
ajalnya ditangan majikan rumah rejeki "
"Siapa yang tahu ?"
Untuk sesaat lamanya Pek Thian Kie tak terpikirkan
dimanakah letak alasan pembunuhan ini, alisnya dikerutkan
rapat-rapat. "Apakah rumah ini boleh juga disewa oleh siapapun "
"Benar, tetapi syarat-syarat yang diajukan terlalu aneh!"
"Apakah syarat-syart yang diajukan?"
"Majikan rumah ini sudah menempel suatu surat
keterangan didepan pintu besar, jika kau ingin tahu
mengapa tidak pergi kesana untuk melihat sendiri "
Pek Thian Kie segera mengalihkan sinar matanya
menurut apa yang dituding dara cantik tersebut.
Sedikitpun tidak salah diatas pintu besar terbuat dari besi
yang tertutup rapat-rapat tertempel secarik kertas warna
merah darah. Dengan cepat, Pek Thian Kie ameloncat kedepan, lalu
berkelebat kehadapan surat keterangannya tersebut.
Ketka diamat-amati lebih teliti, maka tampaklah diatas
kertas tersebut bertuliskan beberapa kata.
Syarat-syarat untuk menyewa rumah :
Orang itu harus seorang jagoan dunia kangouw
menggunakan ilmu pedang sebagai kepandaian
Biayaa penyewaan rumah : 1. Emas Murni seribu kati.
2. Giok Hoa Lok satu botol besar
3. Gadis cantik seorang Ketiga syarat tersebut harus diserahkan sebelum
memasuki rumah rejeki ini, barang siapa berminat harap
datang pada setiap malam kentongan yang ketiga untuk
membereskan syarat-syarat yang diminta.
Catatan : Barang siapa bisa mendiami rumah ini selama
setahun penuh akan mendapat hadiah berupa sebuah rumah
megah "Ang Wu Piat Su"
Tertanda : majikan Rumah Rejeki.
Melihat syarat yang diminta Pek Thian Kie boleh
dikatakan benar-benar tertegun, ia tidak menyangka kalau
orang itu kecuali minta uang emas murni seribu kati masih
menginginkan pula dua buah syarat lain yang aneh.
Apakah Itu "Giok Hoa Lok?"
Ia harus mencari seorang gadis cantik dari mana "
Hal ini merupakan suatu keanehan.
Mendadak hatinya rada bergerak, ketika ia menoleh
tampaklah si dara cantik berbaju hijau itu masih tetap
berdiri termangu-mangu didepan kuburan.
Dengan cepat ia enjotkan badannya meloncat kembali
kesisinya. "Bagaimana " Apa kau sudah periksa syarat-syarat
tersebut ?" sapa dara cantik itu dengan cepat.
"Benar, syarat-syarat itu sudah aku periksa."
"Bukankah syarat tersebut amat aneh?"


Misteri Rumah Berdarah Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aneh ?".. aneh, sungguh mengherankan sekali! Kalu
Cuma uang emas murni seribu kati masih tidak mengapa,
tahukah kau apa yang disebut "Giok Hoa Lok" itu ?"
"Entah, aku sendiripun tidak tahu."
"Gadis cantik seorang, buat apa majikan rumah rejeki ini
minta pula seorang gadis cantik ?"
"Soal ini, aku sendiripun tidak jelas."
Kontan saja Pek Thian Kie mengerutkan dahinya, dalam
hati ia mulai mengambil kesimpulan untuk menyewa
rumah rejeki ini, sudah tentu tujuannya yang paling utama
adalah mencari tahu apakah suhunya benar-benar bernama
Si Jagoan Pedang Iblis Sakti dan apakah sungguh-sungguh
sudah menemui ajalnya disana !
Sekonyong-konyong ?"?" ia teringat akan suatu
persoalan yang sulit, maka tak tertahan lagi serunya :
"Aaaaakh ?"?"?"".. mencari seorang gadis
cantik " Aku harus pergi kemana untuk mencarinya "
Haaaaaai ?"".. hal ini benar-benar merupakan suatu
syarat yang amat sukar."
"Tidak sukar ?"
"Benar!" "Apa maksudmu ?"
"Sebelum memberi keterangan, aku ingin mengajukan
dulu suatu pertanyaan untukmu," kata dara cantik berbaju
hijau itu. "Coba kau katakana!"
"Apakah kau punya uang emas murni seberat seribu
kati?" "Tidak punya!" "Apa kau sudah lupa bahwa didalam Istana harta paling
mudah untuk mencari uang tersebut ?"
Mendengar perkataan itu seketika itu juga Pek Thian Kie
merasakan hatinya tergetar keras.
"Aaaaakh ?"..! sedikitpun tidak salah, kenapa aku bisa
melupakan tempat itu ?"
"Menurut apa yang aku dengar "Giok Hoa Lok" adalah
semacam arak wangi !"
"Arak wangi?" "Benar! Semacam arak terkenal yang sukar dicari kecuali
didalam Istana Arak!"
"Istana Arak?" Pek Thian Kie semakin dibuat menjadi
keheranan. "benar Istana arak sama halnya dengan Istana Harta,
mereka termasuk sebuah perguruan yang didirikan sendiri!"
Perlahan-lahan Pek Thian Kie mengangguk.
"bagaimana dengan mencari gadis cantik ?"
"Soal ini sama sekali tidak sukar!"
"Walaupun dikolong langit tidak sedikit terdapat gadisgadis
cantik, tetapi bagaimanapun juga aku tak bisa
sembarangan menangkap salah satu orang untuk diserahkan
kepada Majikan rumah rejeki tersebut!"
"lalu bagaimana caranya?"
"didalam Istana Perempuan banyak terdapat gadis
cantik!" "Istana Perempuan" Nama ini benar-benar tidak jelek
kedengarannya ?"?"."
"sedikitpun tidak salah, nama ini kedengarannya
memang tidak jelek, tetapi didalam Istana Perempuan itu
terdapat hampir seratus orang gadis-gadis cantik."
"lalu apakah ada Istana Nafsu?" seru Pek Thian Kie
melengak. Bab 9 Dara Baju Hijau MENDENGAR perkataan tersebut si dara berbaju hijau
tertawa. "Pertanyaanmu sangat bagus, "Arak, perempuan, harta
serta Nafsu." Memang merupakan empat kebutuhan yang
terbesar dari kalian orang-orang laki, tetapi diantara
keempat buah kebutuhan tersebut justeru hanya kurang satu
yaity Nafsu !" "Kenapa?" "Aku lihat tiada kegunaannya."
"Aaaakh ?"..aku tidak mengerti maksudmu!"
"Bicara yang lebih jelas lagi, jikalau seorang lelaki sudah
mempunyai uang banyak bisa minum arak wangi kelas
utama ditambah lagi bisa memeluk gadis cantik, aku lihat
kebutuhan mereka sebetulnya sudah dipenuhi semua."
"Tetapi ?"?".mengapa didalam Bu-lim bisa berdiri
tiga buah perguruan yang demikian anehnya>" seru
pemuda itu kembali dengan nada keheranan.
"Sudah tentu ada sebab-sebab!"
"Apa sebabnya?"
"Kau sungguh-sungguh tidak tahu?"
"Kalau aku sudah tahu buat apa bertanya lagi
kepadamu?" "Ingin mengetahui hal ini sebetulnya tidak sulit," si dara
cantik berbaju hijau iu tertawa lebar. "Cuma, kau harus
penuhi satu syaratku."
"Apa syaratmu?"
"Lusa datanglah ke gunung Lui Im San!"
"Mau apa kesana ?"
"Aku beritahukan suatu persoalan kepadamu!"
Perlahan-lahan Pek Thian Kie mengangguk.
"Asal-usul dari si dara berbaju hijau ini sangat aneh dan
belum aku ketahui jelas, ia minta aku mendatangi gunung
Lui Im San. Rasanya tentu ada suatu tujuan tertentu ?"..
Diam-diam pikirnya dalam hati. Setelah menimbang
beberapa saat, kemudian hatinyapun merasa mantap.
"Baiklah" sahutnya kemudian sambil tertawa. "terpaksa
cayhe harus mengabulkan syarat yang kau ajukan, tetapi
aku masih ada satu urusan yang hendak minta petunjuk
dari dirimu. Istana Arak, Istana Perempuan serta Istana
harta ini apakah ada pemiliknya ?"
"Sudah tentu ada!"
"Siapa " Siapakah pemilik rumah-rumah Istana Harta,
Istana Perempuan serta Istana Arak."
"Kiang Lang ?" "Kiang Lang " Siapa itu Kiang Lang ?"
"Ayah dari Kiang To !"
Mendengar perkatan tersebut Pek Thian Kie dibuat
bingung semakin kebingungan lagi. Dengan termangumangu
dia memandangi dara cantik berbaju hijau itu
dengan terpesona. Sudah tentu Pek Thian kie tidak akan tahu siapakah
Kiang Lang itu, sedangkan apakah hubungannya antara dia
dengan Istana Arak, Istana harta ia sendiripun tidak tahu.
Oleh karena itu dengan termangu-mangu pemuda
tersebut memandang dara berbaju hijau dengan pandangan
terpesona. Lama"..lama sekali, ia baru bertanya :
"Sebenarnya hal ini disebabkan apa ?"
"Kau sungguh-sungguh tidak paham?"
"Benar, aku sedikitpun tidaka paham."
"Kalau begitu lusa datanglah ke gunung Lui Im San!"
"Kenapa harus datang ke gunung Lui Im san?"
"karena ditempat itu aku bisa beritahukan seluruh apa
yang ingin ku ketahui."
"Bukankah berbicara pada saat ini juga sama saja?"
"Sudah tentu pada saat ini ada alasan-alasan tertentu
yang membuat aku tak boleh beritahukan hal ini kepadamu
!" Kembali Pek Thian Kie termenung berpikir-pikir keras,
tapi walaupun ia sudah peras otak secara bagaimanapun
belum berhasil juga menemukan alasan-alasan tersebut.
"Aku lihat diantara majikan rumah Rejeki dengan ketiga
buah Istana tersebut tentu mempunyai hubungan yang
sangat erat ! Bahkan kemungkinan besar diantara mereka
sedang menjalankan suatu rencana yang keji ?"
"Suatu rencana yang keji ?"
"Sedikitpun tidak salah !" pemuda itu mengangguk.
"Coba kau piker, untuk menyewa rumah Rejeki ini orang
harus memenuhi ketiga syarat yang ia ajukan, setelah
mejikan rumah rejeki ini membinasakan orang yang
menyewa rumah ini, ia bisa mengembalikan lagi ketiga
macam barang itu kepada ketiga buah istana tersebut.
Bukankah hal ini jelas sekali menunjukkan bila diantara
mereka ada yang sangat erat dan suatu rencana keji yang
sedang mereka jalankan ?"
"Ehmmm ?"" dugaanmu memang tidak salah !"
"Dan yang jelas jago-jago lihay dari kalangan dunia
persilatan yang harus menanggung kerugian ini!"
"Sedikitpun tidak salah !"
"Oleh karena itu perkataan itu rumah berbentuk
tengkorak ini tak bisa terlepas dari hubungannya dengan
Istana Arak, Istana Perempuan serta Istana Harta!"
"Walaupun perkataan yang kau ucapkan sedikitpun
tidak salah, tetapi orang-orang yang hendak menyewa
rumah itu bukankah sudah mengetahui bila mereka
memasuki rumah tersebut pasti akan menemui ajalnya,
kenapa mereka masih begitu ngotot juga pergi kesana untuk
menghantarkan kematian sendiri ?"
"Titik yang perlu kita curigai justru terletak didalam soal
ini, tetapi hal ini sudah cukup membuktikan bila antara
rumah rejeki dengan ketiga buah istana tersebut nanti ada
sangkut paut serta hubungan yang sangat erat !"
"Kemungkinan sekali dugaanmu itu memang benar." Si
dara cantik berbaju hijau itu mengangguk. "Apakah dalam
hatimu sudah timbul perasan tertarik terhadap rumah aneh
ini?" "Bukan Cuma tertarik saja ?"." Diam-diam piker Pek
Thian Kie dalam hati. "Teka-teki yang menyelubungi
kematian suhunku sampai saat kini masih belum berhasil
aku bikin jelas, jutru rumah inilah yang bisa memberikan
jawaban atas seluruh persoalan yang masih merupakan
tanda Tanya didalam benakku."
Walaupun didalam hati ia berpikir demikian, tetapi
diluaran ia mengangguk. "Sedikitpun tidak salah, aku memang sudah mulai
tertarik dengan rumah berbentuk aneh ini."
"Kau ingin menyewa rumah ini?"
"Kemungkinan besar."
"Aku takut kau orang tidak punya bagian."
"Kenapa?" "Bila dugaanku tidak meleset, maka orang yang
seharusnya menyewa rumah rejeki tersebut pada tahun ini
adalah si jagoan pedang penakluk naga ?"?"
"Kenapa harus dia ?"..?"
"Eeeee". Bagaimana sih kau?" Bukankah diantara
sembilan jagoan pedang dari kolong langit, kini tinggal dia
seorang ".?" Mendengar perkataan tersebut Pek Thian Kie benarbenar
merasakan hatinya bergidik. Aaaakh ?". !
Sedikitpun tidak salah, diantara sembilan jagoan pedang
dari kolong langit kini tinggal seorang yang terakhir yaitu si
jagoan pedang penakluk naga.
Bagaimanapun juga dugaan dari dara berbaju hijau itu
tidak akan salah, tahun ini jagoaan pedang tersebut pasti
akan menyewa rumah ini. Teringat akan hal ini, mendadak pemuda itu bertanya
kembali : "Nona, pernahkah kau orang bertemu muka dengan
jagoan pedang penakluk naga itu ?"
Kembali Pek Thian Kie kerutkan dahinya, untuk
beberapa saat lamanya agaknya ia sedang merenungkan
sesuatu atau mungkin sedang mengambil suatu keputusan.
Lama ?"" lama sekali ?"" ia baru mengajukan
kembali pertanyaan. "Apakah saat ini rumah tersebut kosong tak
berpenghuni?" "Bagaimana aku bisa tahu?" sahut dara tersebut
tersenyum. Kembali pemuda itu berdiri tertegun. Ia benar-benar
dibuat kebingungan oleh persoalan yang penuh diliputi
kabut misterius ini. "Kau masih ingin mengetahui soal apa lagi" " tiba-tiba
dara cantik berbaju hijau itumenegur memecahkan
kesunyian. Pek Thian Kie tertawa pahit, ia menggeleng.
"Kalau begitu aku harus pergi dari sini."
"Silakan!" "Jangan lupa lusa aku nantikan kedatanganmu di
gunung Lui Im San "."
Belum habis perkataan tersebut diucapkan, ia sudah
berada beberapa kaki jauhnya dari tempat semula.
Dengan termangu-mangu dan pandangan terpesona Pek
Thian Kie memandang bayangan punggung gadis itu,
hingga lenyap dari pandangan, ia tidak mengerti siapakah s
dara cantik berbaju hijau itu " Apa yang ia inginkan
sehingga memintanya untuk datang ke gunung Lui Im San
besok lusa. Karena terpakurakhirnya ia melamun ?"?"
Jikalau diantara majikan rumah aneh ini dengan pihak
istana arak, istana perempuan serta istana harta tiada
sangkut paut maka ia akan dibuat semakin bingung lagi
oleh peristiwa ini. Siapakah majikan dari Istana Arak "
Macam apakah majikan dari Istana perempuan itu "
Walaupun Istana Harta pernah ia datangi, tetapi sampai
saat ini dia orang masih belum berhasil juga bertemu muka
dengan majikan istana tersebut.
Kini ditambah lagi dengan sebuah rumah yang berbentuk
demikian aneh, kesemuanya peristiwa ii segera tercipta
suatu cerita yang penuh kemisteriusan, penuh keseraman
dan kengerian, bagi dirinya. Demi keselamatan suhunya,
mau tak mau ia harus menyewa rmah tersebut.
Jika dugaan si dara cantik berbaju hijau itu tidak meleset,
maka tahun ini orang yang harus menyewa rumah ini
adalah si jagoan pedang penakluk naga.
Sebelum kena didahului orang, ia harus bertindak jauh
lebih pagian untuk memperoleh semua syarat-syarat
tersebut.

Misteri Rumah Berdarah Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bagaimana wajah si jagoan pedang penakluk naga"
?"dalam soal ini ia harus melakukan penyelidikan
terlebih dahulu kemudian baru berusaha mendahului
dirinya. Istana harta, bagaimanapun juga harus ia datangi sekali
lagi ! Istana arak serta istana perempuan bagaimana juga iapun
mendatangi pula untuk melihat keadaan disana. Ia harus
mendapatkan arak "Giok Hoa Lok" serta seorang gadis
cantik. Berpikir sampai disini mendadak dalam hati kecil Pek
Thian Kie timbul suatu keinginan untuk melihat
bagaimanakah tampang dari si majikan rumah rejeki ini !
Tubuhnya dengan cepat dienjotkan melayang kearah
pintu besar yang tertutup rapat-rapat.
Sesampainya didepan pintu tanpa banyak cakap lagi
telapak tangannya dengan disertai tenaga dalam penuh
dihantamkan keatas besi berwarna hitam pekat itu, sehingga
menimbulkan suara dengungan yang amat keras.
"Hei, adakah orang didalam?" teriaknya keras.
Kecuali suara pantulan dari gembrongannya tadi, tak
kedengaran suara jawaban dari seseorang !
Tak terasa lagi hawa amarah mulai berkobar didalam
rongga dada Pek Thian Kie, telapak kanannya dengan
disertai tenaga yang jauh lebih dasyat sekali lagi menghajar
pintu besi tersebut. Ditengah suara bentrokan yang amat keras, suara
dengungan kembali bergema memekakan telinga, tetapi
pintu tersebut masih tetap tertutup rapat.
Tak tertahan lagi Pek Thian Kie dibuat tertegun.
Tetapi sebentar kemudian ia sudah tertawa dingin tiada
hentinya. "Heeeee?"".heeeee?"?"heeeee?".. aku tidak
percaya bila dengan kekuatanku tak berhasil menghajar
roboh pintu besimu ini" teriaknya keras.
Baru saja perkataan tersebut selesai diucapkan, serangan
kedua kembali sudah menerjang lewat.
Mendadak ?"?" "Saudara, apa maksudmu datang kemari?" serentetan
suara yang amat dingin berkumandang datang.
Mendengar suara teguran tersbut Pek Thian Kie benarbenar
jadi terperanjat, tak terasa lagi angina pukulan yang
sudah dikumpulkan diats telapak tangan ditarik kembali.
Dengan cepat badannya berputar memandang suara
tersebut. Tampaklah sesosok bayangan hitam, sudah berdiri
dodepan kuburan. "Siapa kau" Bentak pemuda tersebut dingin.
Jarak antara mereka ada tiga, empat kaki jauhnya,
sehingga hal ini membuat Pek Thian Kie tak sanggup
melihat lebih jelas lagi wajahnya.
"Heeeee?"".heeeee?"?"heeeee?".. Majikan
rumah rejeki!" sahut orang itu sambil tertawa dingin.
"Apa?" Tak kuasa lagi Pek Thian Kie berseru tertahan, ia sama
sekali tidak menyangka bayanagan hitam yang secara
mendadak munculkan diri adalah Majikan Rumah Rejeki,
hal ini mana mungkin tidak membuat hatinya merasa
sangat terperanjat "
"Heeeee?"".heeeee?"?"heeeee?".. kau tidak
percaya?" kembali orang itu menegur
"Percaya!" "Kau ingin merusak rumah rejekiku ini?"
"Sedikitpun tidak salah!"
"Kenapa kau ingin merusak rumah ini" Apa salh rumah
tersebut dengan dirimu?"
"Hmmmmmm! Mudah sekali maksudku, aku ingin
mencari kau!" "Ada urusan apa>"
"Banyak pertanyan yang hendak aku tanyakan
kepadamu!" sahu sang pemuda dengan muka sinis.
"Cepat katakana, apa yang ingin kau tanyakan?"
"Rumah rekjekimu ini hendak kau sewakan kepada
orang lain?" "Hmmm! ?" kecuali kau bangsat cilik tidak bisa
membaca, bukankah disamping pintu sudah tertempel jelas
tulisan tersebut." "Lalu siapakah orang yng sudah datang menyewa rumah
ini pada tahun yang lalu?"
"Si Jagoan pedang Iblis Sakti!"
"Sekarang dimanakah orang itu?"
"Sudah mati!" "bagaimana dia bisa mati" Ia mati ditangan siapa"
Dimanakah dia orang menemui ajalnya?" tak kuasa lagi
pemuda tersebut sudah mencecer sang majikan rumah
rejeki dengan berpuluh-puluh pertanyaan yang selama ini
mengganjal didalam hatinya.
"Maaf ?"" maaf ?".. tentang soal ini aku tak bisa
memberikan jawaban!"
"Kenapa?" "karena kau bukan orang yang hendak menyewa
rumahku. Pertama tiada barang suapan, kedua tiada
hubungan persahabatan, maka dari itu aku tidak bisa
menjawab seluruh pertanyaan itu."
"Siapakah nama si jagoan pedang iblis sakti?" kembali
Pek Thian Kie bertanya "Tentang soal ini akupun tak bisa memberikan
jawaban!" "Secara bagaimana kau baru suka memberikan
jawaban?" "Kecuali orang yang menyewa rumahku ini atau orangorang
yang mempunyai hubungan persahabatan dengan
diriku." "Jadi pada saat ini sepatah katapun kau tidak suka
menjawab" "Sedikitpun tidak salah!"
"Tapi saying aku menginginkan kau orang harus
memberikan jawaban!"
"Aku piker kau tak akan sanggup memaksa diriku!" ejk
orng itu dingin "bagus sekali!" kau orang bodoh boleh coba-coba?"..
Begitu ucapan tersebut meluncur keluar dari bibirnya
tanpa membuang banyak waktu lagi tubuhnya laksana
sambaran petir cepatnya sudah menubruk kearah bayangan
hitam tersebut. Dari dua bagian tenaga dalam yang dimilki Pek Thian
Kie, pada saat ini sudah ada sembilan bagian tenaganya
yang telah pulih kembali seperti sedia kala."
Tubrukannya ini dilancarkan secepat kilat, bahkan
gerakannya amat aneh tahu-tahu ia sudah berada didepan
kuburan tersebut. Siapa sangka gerakan tubuh dari bayangan hitam itupun
tidak kalah cepatnya dari gerakan Pek Thian Kie,
tampaknya bayangan manusia berkelebat lewat, tahu-tahu
ia sudah melayang sejauh tiga, empat kaki jauhnya kearah
belakang. Diam-diam Pek Thian Kie merasakan hatinyaa bergidik
juga melihat kegesitan pihak lawannya.
"Heeeee?"".heeeee?"?"heeeee?".. Suadara !
Kau harus tahu, aku tidak ingin pamerkan kepandaian
silatku dihadapanmu." Seru orang itu sambil tertawa dingin
tiada hentinya. "Apalagi kemungkinan sekali kaupun
merupakan calon tamu yang akan menyewa rumahku.
Daripada dikemudian hari hubungan antara pemilik rumah
dan si penyewa rada riku, dan kurang enak lebih baik aku
berlalu setindak terlebih dahulu ?"?"
Belum habis perkataan tersebut diucapkan keluar,
tampaklah bayangan manusia berkelbat, tahu-tahu ia sudah
meninggalkan tempat tersebut.
"Kau ingin pergi?" bentak Pek Thian Kie keras.
Ditengah berkelebatnya bayangan manusia, Pek Thian
Kie enjotkan badannya melakukan pengejaran.
Gerakan tubuh dari pemuda ini tak dapat dikatakan
lambat, siapa sangka gerakan tubuh dari si orang berbaju
hitam itu tidak lemah "..
Laksana anak panah yang terlepas dari busur, ia berputar
satu lingkaran ditengah hutan lalu jejaknya lenyap tak
berbekas. Hal ini sudah tentu membuat Pek Thian Kie
saking gemasnya menggertak giginya kencang-kencang.
Tiba-tiba ?".. Sesosok bayangan manusia kembali meluncur kearah
rumah tersebut dengan amat ringannya menggunakan
kesempatan sewaktu pemuda tersebut berdiri termangumangu.
Dengan cepat ia menoleh dan memandang tajam orang
itu, tampaklah bayangan tersebut dengan langkah yang
berhati-hati berjalan mendekati pintu, jelas kelihatan diatas
punggungnya tersoren sebilah pedang.
Hatinya diam-diam rada bergerak, dengan tidak
menimbulkan suarapun ia segera ikut melayang kedepan
dan bersembunyi kurang lebih dua kaki dari tempat orang
itu. Tampaklah pihak lawan ternyata adalah seorang pemuda
yang berusia duapuluh tujuh, delapan tahunan, badannya
sangat kekar, hanya saja air mukanya begitu murung dan
diliputi ketegangan. Lama sekali ia memperhatikan syarat yang tertempel
diatas pintu besi tersebut, akhirnya dengan alis yang
dikerutkan ia putar badan dan berlalu dari jalanan semula.
Aaaakh ?"?"! Kiranya seorang manusia yang
khusus datang melihat rumah !
Pada waktu Pek Thian Kie ada maksud ikut berlalu dari
sana, mendadak ?".. Suara tindakan kaki manusia sekali lagi berkumandang
datang memecahkan kesunyian, diam-diam pemuda
tersebut merasakan hatinya tergetar keras.
Tampaklah sesosok bayangan manusia perlahan-latan
berjalan mendekat. "Siapa!" tegurnya kemudian dengan suara keras.
Mendengar bentakan tersebut bayangan itu rada
merendek sejenak, kemudian ia putar badan dan berjalan
mendekati Pek Thian Kie. Hanya dalam sekejap saja ia
sudah berada dihadapannya.
Ternyata orang yang baru saja datang adalah pemuda
berbaju hijau yang usianya kurang lebih baru duapuluh
tahunan, wajahnya amat tampan dengan sepasang mata
memancarkan cahaya tajam, bibirnya tersungging satu
senyuman manis. Ia memandang sekejap kearah Pek Thian Kie, lalu
tersenyum. "Heng-thay malam-malam datang kemari apakah ada
maksud hendak melihat rumah ini juga?" " tanyanya.
"Benar!" sahut Pek Thian kie agak melengak. "Dan
Heng-thay ?"" "Akupun datang kemari karena perasaan ingin tahu "..
siapa nama Heng-thay?"
"Cayhe Pek Thian Kie?"
"Oooow "..Pek-heng! Cayhe bernama Tang Liem !"
Selesai berkata, kembali ia tersenyum dan menyapu
sekejap wajah Pek Thian Kie, lalu dengan langkah yang
lambat berjalan mendekati rumah berbentuk aneh itu.
Didalam pandangan matanya itulh, mendadak Pek
Thian Kie menemukan sinar matanya yang aneh, dan lain
dari pandangan mata orang biasa, Cuma saja ia tidak
mengerti dimanakah terletak perbedaan tersebut"..
Didalam hutan Tauw Liem berturut-turut telah terjadi
berbagai macam peristiwa yang sangat aneh, semuanya ini
membuat Pek Thian Kie semakin kebingungan dan merasa
bimbang tidak karun. Tidak lma kemudian si pemuda berbaju hijau sudah balik
kembali. "Bagaimana penaksiran Pek-heng, terhadap harga rumah
ini?" tanyanya sambil tertawa dan memandang wajah
pemuda itu tjam-tajam. "Penaksiran?" "Benar! Bukankah kau merasa rumah ini rada
misterius?" "Ehmmm ?""ada sedikit, menurut pandanganmu?"
"Akupun mempunyai perasan yang sama!" sahut
pemuda berbaju hijau itu sambil mengangguk. "Si penyewa
rumah ini belum sampai satu tahun mendiami rumah ini
mendadak menemui ajalnya, bahkan setelah mengetahui
hal ini ada juga orang yang ingin menyewa, coba kau piker
bukankah sangat aneh sekali kejadian ini?"
"Memang ada sedikit keanehan?"
"Benar, barang pusaka!"
"Barang pusaka apa?"
"Bukankah didalam keterangn diatas kertas itu tercatat
sebagai hadiah akan diberikan sebuah bangunan rumah
:Ang Wu Piat Su" Aku piker rumah merah itu pasti
merupakan sebuah mustika bu-lim. Kalau tidak siapa yang
ingin pergi kesana untuk menghantarkan nyawa ?"
Mendengar ucapan tersebut, diam-diam Pek Thian Kie
merasakan hatinya tergetar.
"Aaaaaakh ?"?".. sedikitpun tidak salah."
Diam-diam pikirnya dalam hati. "Jikalau rumah merah
yang dimaksudkan bukan suatu mustika dari kalangan
dunia persilatan, mengapa jago-jago Bu-lim itu suka masuk
kedalam rumah rejeki untuk hantar kematian ?"
Berpikir akan hal ini tak terasa lagi ipun sudah bertanya
kembali. "Tetapi masih ada suatu hal yang mencurigakan
?""!" "Apa yang patut dicurigakan ?"
"Jikalau rumah merah "Ang Wu Piat Su" ini
menunjukkan semacam mustika dunia persilatan, aku piker
orang-orang Bu-lim tentu akan berusaha untuk
mendapatkannya, tetapi mengapa prang-orang yang
menemui ajalnya hanya sembilan jagoan pedang dari
kolong langit saja?"
"Menurut duganku, kemungkinan sekali hanyaa
sembilan jagoan pedang dari kolong langit saja yang


Misteri Rumah Berdarah Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengetahui rahasia rumah merah "Ang Wu Piat Su"
tersebut !" "Ehmmmm ?".. dugaanmu memang cengli!"
"Aaaaakh ?"". Ini Cuma dugaan siauw-te, benar atau
tidak aku rasa tak bakal bisa disimpulkan oleh kita."
Perlahan-lahan Pek Thian Kie mengangguk, ia merasa
apa yang diucapkan pemuda berbaju hijau ini memang
benar. "Pek-heng, apakah kau sering berkelana didalam dunia
kangouw?" Tanya Tong Liem kembali.
Pek Thian kie menggeleng.
"Siauwte baru beberapa hari berkelana didalam dunia
persilatan ?"?" sahutnya perlahan.
"Apakah Heng-tay pernah mendengar istana harta?"
"Pernah ?"." Pemuda tersebut mengangguk, hatinya
rada kaget. "Katanya Istana harta tersebut khusus
meminjamkan uang untuk kawan-kawan Bu-lim!"
"Sedikitpun tidak salah !"
"Siauwte ada maksud hendak sedikit onglos perjalanan
dari Ist tempat ini?" kembali tanya Istana Harta tersebut,
entah beberapa jauh dari tempat ini?" kembali Tanya Tong
Liem sambil tertawa pahit.
"Haaaaaa?""..haaaa?"?"".haaa ?""..
sungguh kebetulan sekali." "Siuwtepun ada maksud hendak
pergi ke Istana harta, bagaimana kalau kita berangkat
bersama-sama." "Sudah tentu sangat bagus sekali!"
Demikianlah Pek Thian Kie serta pemuda yang masih
terasa asing baginya bersama-sama mendatangi Istana
harta. Jilid 4 Bab 10 Meminjam uang di Istana Harta
SAAT INI hari baru saja terang tanah pintu Istana harta
pun baru saja dibuka. Kiang To telah melakukan pembunuhan didalam Istana
harta tersebut sehingga ada tujuh, delapan orang jatuh
korban, tetapi keadan didalam istana harta pada saat ini
tenang seperti sediakala, suasana sunyi-senyap seperti
belum pernah terjadi suatu peristiwapun.
Kali ini Pek Thian Kie bisa mengunjungi kembali Istana
Harta, tujuan yang terutama sudah tentu hendak mencari
tahu keadaan dari si jagoan pedang penakluk naga beserta
rahasia hubungan antara Istana Harta dengan rumah
misterius itu. Jikalau orang yang ingin menyewa rumah tersebut pada
tahun ini benar-benar adalah si jagoan pedang penakluk
naga, pemimpin dari sembilan naga, maka urusan bisa
diketahui dengan sangat mudah, karena untuk memperoleh
emas murni seribu kati bagaimnapun juga, ia pasti akan
mendatangi Istana Harta ini.
Bersamaan itu pula ia ingin menggunakan kesempatan
ini menyelidiki siapakah majikan dari Istana Harta ini.
Ketika Pek Thian Kie tiba didepan pintu si lelaki
berpakaian perlente penjaga pintu tersebut agaknya masih
ingat dengan diri pemuda tersebut.
Air mukannya kelihatan berubah sangat hebat, buru-buru
ia menjura memberi hormat.
"Ooooouw ?". Kiranya Pek Thay-hiap ?""
Sedikitpun tidak salah, memang cayhe adanya!"
?" Tolong Tanya apa maksud Pek Thay-hiap datang
kemari?" "Kalau tidak pinjam uang, buat apa aku harus datang
kemari" ?"?" seru pemuda itu ketus.
"Sungguh maaf, Istana harta kami hanya mengizinkan
satu orang pinjam uang satu kali saja dari sini !"
"Tetapi kemarin hari aku tidak pinjam uang!"
Si lelaki berpakaian perlente itu tertawa, sinar matanya
perlahan-lahan dialihkan keatas wajah Tang Liem.
"Dan apa pula maksud saudara ini datang kemari?"
tanyanya lagi. "Cayhepun ingin pinjam sedikit uang."
"Mau pinjam berapa?"
"Tidak banyak, Cuma seratus tahil perak saja."
"Berasal dari perguruan mana?"
"Cayhe Tang Liem berasal dari perguruan Bu-Tong
Pay!" "Kenapa?" "Karena ?".karena ?"".." agaknya si pemuda
berbaju hijau itu merasa serba susah juga untuk mengajukan
alasannya, lama sekali baru jawabnya :
"Cayhe ingin bertemy muka dengan majikan kalian !"
"Sungguh maaf, majikan kami tak ada disini."
"Kalau begitu aku ingin bertemu dengan Cong-Kooan
atau Ciang-kwee kalian!"
"kalau memang saudara mempunyai kesulitan, baiklah,
mari ikut aku masuk," ujar si lelaki berpakaian perlente itu
kemudian. Selesai berkata dengan memimpin pemuda yang
menyoren pedang itu ia berjalan masuk kedalam ruangan.
Pek Thian Kie yang dapat melihat seluruh kejadian ini,
diam-diam dalam hatinya mulai menaruh rasa curiga
?"?"". Kemarin malam pemuda tersebut sudah pergi menengok
rumah aneh itu dan kini ingin pinjam uang pula kemari, ada
sepuluh bagian ia pasti hendak menyewa rumah tersebut.
Lalu siapakah dia " Selagi Pek Thian Kie dibuat kebingungan itulah, si lelaki
berbaju perlente itu sudah mempersilakan mereka masuk.
"Saudara berdua silakan masuk!"
Pek Thian Kie melirik sekejap kerah pemuda berbaju
hijau yang menyoren pedang itu kemudian tanpa menoleh
lagi melnjutkan perjalannya kedalam.
Ciang Kwee Istana harta masih tetap si Kakek tua
tersebut, sewaktu dia orang melihat munculnya Pek Thian
Kie disana air mukanya segera berubah hebat.
"Aaaaaakh ?"?" kau ?"".. " Serunya tak
tertahan. "Benar Cayhe!" Pek Thian Kie tersenyum"
"Kan ?"" apa maksudmu datang kemari?"
"Mau pinjam uang!"
"Kiang ?".."
"Cayhe bernama Pek Thian Kie, apakah kau sudah
lupa?" buru-buru pemuda itu memotong perkataannya yang
belum selesai. "Benar?"?"..benar ?"?"benar ?"" Pek
Thay-hiap ingin pinjam berapa?"
"Tidak tentu, mungkin Cuma tiga, lima tahil
kemungkinan lima ribu tahil kemungkinan Cuma lima ribu
tahil emas murni!" Didalam anggapan Ciang-kwee lijin seratus persen Pek
Thian Kie sebetulnya adalah Kiang To, ia menganggap
korban tujuh, delapan orang yang mati didalam Istana harta
adalah hasil perbuatannya.
Melihat bagaimana luar biasa dasyatnya ilmu silat
pemuda tersebut, sudah tentu bagi sang Ciang-kwee tersebut
menemui dia, seperti pula menemui musuh tangguh yang
sangat mengerikan. "Saudara ini adalah ?"." Serunya kemudian Ciangkwee
ini berhasil menenangkan hatinya.
"Cayhe Tang Liem, anak murid partas Bu-tong.
"Kau ingin pinjam berapa?"
"Seratus tahil perak sudah cukup. Bila dibicarakan
sungguh memalukan sekali Cayhe sudah kehabisan bekal
ditengah jalan, terpaksa aku harus pinjam uang dari Istana
Harta kalian ?"".."
"Orang-orang yang sering melakukan perjalanan
ditempat luaran, kekurangan uang sudah merupakan suatu
kejadian yang sangat luar biasa ?"?" Kata ciang-kwee
lojin itu tertawa, "Hal ini bukan termasuk suatu kejadian
yang sangat memalukan, tetapi Istana kami harus
menyelidiki dulu asal-usul kalian sehingga jelas, setelah itu
baru bisa mengambil keputusan dipinjami uang atau tidak."
"Soal ini tidak mengapa!"
"Kalau begitu, kalian berdua boleh pergi istirahat?"."
Si lelaki berbaju perlente itu dengan cepat membawa
kedua orangitu menuju keruangan belakang, sengaja Pek
Thian Kie memperlambat langkah kakinya.
Terdengar si lelaki berpakaian perlente yang ada
dibelakangnya, pada saat itu sedang berkata.
"Dialah Ciang-Kwee dari Istana harta kami,"
Buru-buru si lelaki berbaju hijau itu menjura memberi
hormat. "Ciang kwee, terimalah penghormatanku!" serunya.
"Saudara tidak perlu sungkan-ungkan, apakah
kedatangan saudara kemaripun ingin pinjam uang?"
"Benar!" "Siapa nama saudara?"
"Tolong Tanya Ciang-kwee, namaku serta perguruanku
apakah bisa dirahasiakan?"
"Soal ini saudara boleh berlega hati selama puluhan
tahun ini belum pernah istana kami membocorkan nama
kawan-kawan dunia kangouw yang datang pinjam uang
kemari ?" bukan saja terhadap orang yang pinjam uang,
sekalipun terhadap orang-orang yang menitipkan barang
berharganya disinipun selalu pegang rahasia rapat-rapat,
inilah perturan dari Istana kami, karena itu harap saudara
boleh berlega hati. Diam-diam Pek Thian kei merasa dangat kaget, ia tidak
menyangka kecuali Istana Harta meminjamkan uang
kepada orang lain, merekapun dapat menyimpankan harta
benda pusaka milik orang lain didalam istna tersebut,
kejadian ini benar0-benar berada diluar dugaannya.
Tak terasa lagi ia memperhatikan orang itu lebih tajam
lagi, tampaklah ketika itu si pemuda berbaju hijau tersebut
sedang membisikkan sesuatu ketelinga sang Ciang-kwee
lojin. Selesai dibisiki, air muka Ciang-kwee lojin berubah
hebat, ia mengangguk tida hentinya.
"Kau ingin pinjam berapa?" Tanyanya kemudian.
"Seribu kati emas murni!"
"Asal-usul saudara tidak perlu diselidiki lagi. "sang
Ciang-kwee lojin itu mengangguk. "mari aku hant kau pergi
keruangan biru!" "Terima kasih atas bantuanmu!"
Selesai berkata dengan memimpin pemuda berbaju hijau
itu, ia lantas berjalan keruangan kedua sebelah paling kiri,
tampaklah diatas pintu tertera sebuah tulisan yang
bertuliskan kata-kata : "Ruan Biru !" Pek Thh=ian Kie yang dapat melihat seluruh keadaan
tersebut dengan amat jelas, tidak terasa lagi mengerutkan
dahinya, langkah yang semula berjalan sangat lambat,
mendadak sama sekali terhenti.
"Eeeee?". Saudara kenapa?" tegur si lelaki berpakaian
perlente itu. "Aku sekarang juga ingin pinjam uang!"
"Sekarang?" "Tidak salah, agaknya asal-usulku pada saat ini tidak
perlu diselidiki lagi bukan?"
"Benar!" "kalau begitu, kau bawa saja kawan Tang kebelakang!"
Selesai berkata ia langsung berjalan menuju keruang
yang ditempati Ciang-Kwee tersebut.
Ketika itu kebetulan sang Ciang-kwee lojin baru saja
keluar dari ruangan biru, sewaktu dilihatnya Pek Thian Kie
berjalan bali, air mukanya segera berubah hebat.
"Pek Thay-hiap, kau ada urusan apa!"
"Aku ingin pinjam uang sekarang juga!"
"Sekarang ?"?"?" Ciang Kwee lojin itu benar-benar
merasa amat terperanjat. "Sedikitpun tidak salah, sekarang juga aku ingin pinjam
uang tersebut." "Mau ?".. mau pinjam berapa ?"
"Lima laksa tahil emas murni!"
"Apa" Lima laksa tahil emas murni ?"
"Sedikitpun tidak salah."
"Baik?". Baik ?"baik ?"" dengan gugup dan
ketakutan Ciang-kwee lojin mengiakan.
"Heeeee?"".heeeee?"?"heeeee?".. heei Ciangkwee,
aku ingin menanyakan lagi suatu persoalan!" seru
Pek Thian Kie sambil tertawa dingin tida hentinya!
"Apakah Istana kalian juga khusus menyimpan harta serta
barang pusaka milik orang lain?"
"Benar!" "Apakah ada orang yang khusus menjaga barang-barang
tersebut!" "Maaf ?".. soal ini adalah rahasia kami,
bagaimanapun juga tak bisa aku bocorkan."
"Kalau begitu, aku ingin pinjam uang saja," kata
pemuda itu kemudian setelah berpikir sebentar.
"Soal ini ?".." seru Ciang-kwee lojin agak ragu-ragu.
"Ayoh, cepat bawa aku keruang merah!" Potong Pek
Thian Kie dengan mata melotot lebar-lebar.
"Baik ?"". Baik ?""..baik ?"?"."
Dengan langkah yang gugup, Ciang-kwee lojin itu segera
membawa Pek Thian Kie menuju keruangan yang terakhir,
pada saat ini dari dalam ruangan Biru kedengaran suara
bentakan-bentakan keras berkumandang keluar.
Tidak usah ditanya lagi, jelas sekali menunjukkan bila
sang pemuda berbaju hijau itu sedang bergebrak melawan
Tongcu dari ruang Biru. Dengan cepat Pek Thian Kie elah tiba diruangan merah,
tanpa disuruh lagi Ciang-kwee lojin itu segera mengetuk
pintu dengan nada yang gencar.
"Siapa?" dari balik ruangan berkumandang keluar suara
bentakan nyaring. "Cong-koan, tecu adalah Ciang-kwee!"
"Masuk!" "Baik?"baik".."
Ciang-kwee lojin itu segera mendorong pintu berjalan


Misteri Rumah Berdarah Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

masuk kedalam, ketika Pek Thian Kie dapat melihat
Tongcu dari ruang merah tersebut ternyata adalah si setan
darah Tong it san, ia lantas tersenyum.
Lain halnya dengan Tong It san, sewaktu melihat orang
yang bertindak masuk kedalam ternyata Pek Thian Kie,
saking kaget dan takutnya, paras mukanya kontan saja
menjadi berubah hebat. "Aaaaakh ?"". Kau" ?""." Serunya tak tertahan.
"Sedikitpun tidak salah, memang aku!"
"Kau "..kau mau apa datang kemari?"
"Heeeee?"".heeeee?"?"heeeee?".. sudah tentu
pinjam uang, apa kau kira aku khusus datang hendak
mencari setori?" "Kau ?" kau ingin pinjam berapa?"
"Kau pikir dari ruang merah ini bisa pinjam uang
seberapa besar untuk aku?"
"Lima ?"lima laksa tahil emas murni?"
"Sedikitpun tidak salah, apakah kita harus bergebrak
kembali"......"
"Tidak perlu!!!"
"kalau begitu terima kasih atas perhatian Cong-koan
yang suka memberi muka untuk diriku, kalau begitu harap
kalian segera persiapkan emas tersebut karena sekarang juga
aku hendak pergi dari sini!"
"Ciang-kwee!" buru-buru Tong It San menoleh kearah
Ciang-kwee lojin tersebut. ?" Emas murni dalam gudang
apakah cukup untuk membayar sejumlah itu?"
"Pek Thay-hiap, dapatkah kau orang memberi
kelonggaran beberapa hari untuk pihak Istana kami ?"
dengan cepat Ciang-kwee lojin berseru. "Terus terang saja
aku beritahu bahwa simpanan uang didalam gudang kami
sampai ini hari masih belum cukup untuk membayar
jumlah tersebut, tetapi didalam tiga hari ?""
"Aku orang tak bakal sanggup menunggu sedemikian
lamanya!" "Pek Thay-hiap !" seru Ciang-kwee lojin kembali,
"Bukankah kau hendak menyusahkan pihak istana kami"
Bukannya kami tidak mau memberi uang tersebut
kepadamu. Melainkan karena jumlah uang disini masih
kurang, maka dari itu ?".. harap ?"".. harap Pek
Thay-hiap suka memaklimi ?"."
"Tidak bisa jadi!"
Kedatangan Pek Thian Kie ketempat itu adalah
bertujuan pinjam uang, jika menurut keadaan yang
sebetulnya, jangan dikata pinjam uang, sekalipun menagih
hutangpun semisalnya orang tersebut minta waktu beberapa
hari, dia tak bisa berbuat apa-apa, apalagi Pek Thian Kie
adalah khusus oinjam uang dari tempat itu.
Sudah seharusnya ia tidak boleh mengelak permintaan
itu, siapa sangka ternyata pemuda tersebut dengan ngotot
sudah menolak. Pemuda tersebut menolak permintaan Ciang-kwee itu
sudah tentu hatinya mempunyai alasan-alasan tertentu.
Apalagi tujuan utama dari kedatangannya kemari adalah
pinjam uang disamping hendak paksa majikn "Istana harta"
itu untuk unjukkan diri menemui dirinya.
Begitu perkataan dari Pek Thian Kie meluncur keluar
dari ujung bibir, air muka Ciang Kwee lojin serta Tong
Cong-koan segera berubah hebat.
"Kau ingin berbuat apa?" teriak Tong It San keras.
"Ingin pinjam uang!"
"Bukankah kami sudah berkata kalau uang didalam
Istana kami sedang kekurangan ?"
"Kalau begitu silakan kalian undang keluar majikan
Istana harta!" ?"?".. selamanya majikan kami tidak menetap
disini!" "kalau begitu, kalian boleh beritahu kepadanya jika ia
tidak suka serahkan uang tersebut pada saat ini juga, maka
aku akan baker habis Istana harta ini."
"Jadi kedatangan saudara kemari sengaja hendak
mencari gara-gara dengan pihak kami ?"
"Boleh kalian anggap begitu !"
"Hmm ! Apa menurut pendapat saudara, kami orangorang
dari Istana Harta bisa dipermainkan sesuka hatimu ?"
teriak Tong It San sambil mendengus dingin. "Delapan
lembar nyawa kau bunuh kemarin hari, dari pihak majikan
kami belum melakukan perhitungan ?".."
"Heeeee?"".heeeee?"?"heeeee?".. soal ini
belum pernah cayhe pikirkan didalam hati."
"Mengenai uang lima laksana tahil emas tersebut, pada
saat ini Istana kami tak sanggup untuk membayarnya
sekaligus, dua hari kemudian ?"?"
"Tadi aku sudah bilang tidak bisa!" bentak Pek Thian
Kie dengan air muka berubah hebat.
"Kenapa tidak bisa jadi?"
"Istana kalian sendiri yang mengeluarkan syarat serta
peraturan, bila ini hari tidak kalian bayar uang itu, maka
aku akan menggunakan nyawa kalian sebagai jaminan."
"Cara bagaimana kau ingin menggunakan jaminanmu?"
Pek Thian Kie tertawa dingin tiada hentinya.
"Bila aku ingin membinasakan kalian, soal itu
merupakan suatu pekerjaan yang sangat mudah seperti
membalik telapak tangan sendiri.
Sewaktu berbicara, selintas hawa nafsu membunuh mulai
berkelebat diatas wajahnya, nada ucapanpun kedengaran
sangat menyeramkan ?"".. membuat hati siapapun
terasa bergidik. ?".. kau orang bisa diajak bicara tidak?" teriak Tong It
San dengan setengah suara menggembor air mukanya
berubah hebat. ?""Yang tidak pakai aturan adalah kalian, kenapa
kamu harus salahkan diriku?"
"Kentut !" maki Tong Cong-koan amat gusar. "Aku
akan mengadu jiwa dengan dirimu bangsat cilik !"
Begitu perkataan terakhir meluncur keluar, badannya
segera berkelebat kedepan menubruk Pek Thian Kie sedang
telapak tangannya dengan disertai angina pukulan yang
menderu-deru dihajarkan kedepan.
"Jelas, Tong It San dibuat tidak sabar dan tidak tahan
lagi oleh sikap Pek Thian Kie yang ingin menang sendiri,
oleh karena itu saking tak tahannya ia melancarkan
serangan dasyat kedepan. Menggunakan kesempatan yang sangat baik inilah Pek
Thian Kie ingin lebih memperbesar persoalan tersebut.
"Bagus sekali, kau ingin cari mati?" teriaknya gusar.
Tangan kanannya segera disilangkan didepan dada
menangkis datangnya pukulan musuh, sedang tangan
kirinya didorong kedepan mengirim serangan balasan.
Dua buah telapak tangan dengan cepat terbentur satu
sama lain diikuti suara ledakan keras, tubuh Tong It san tak
kuasa untuk menahan diri lagi seketika itu juga ia terdesak
mundur sejauh lima, enam langkah.
"Haaaaa ?"?" haaaa ?"?""haaaa?""..
tidak salah, aku memang mencari mati, jauh lebih baik lagi
jika aku ditemani dirimu ?"?"
Sekali lagi tubuhnya bergerak kedepan menubruk tubuh
Pek Thian Kie yang sudah bersiap sedia.
Mendadak ?"?" "Ada urusan apa?" serentetan suara yang amat dingin
berkemandang masuk kedalam ruangan.
Mendengar suara teguran tersebut, baik Pek Thian Kie
maupun Tong It San sama-sama menarik kembali
serangannya dan mundur kebelakang.
Dengan cepat Pek Thian Kie menoleh kearah belakang
?"" "Haaa ?" kau " ".." tak tertahan lagi ia menjerit.
Orang yang baru saja munculkan dirinya disana ternyata
bukan lain adalah si pengemis muda, Cu Tong Hoa adanya.
Cu Tong Hoa ternyata belum meninggalkan tempat itu,
hal ini benar-benar berada diluar dugaan Pek Thian Kie.
"Oooouw ?"" aku kira siapa ".. tidak tahunya kau
orang ?"." Seru Cu Tong Hoa ketika itu juga sambil
tertawa dingin. "Sedikitpun tidak salah, memang cayhe "."
"Apa yang lebih terjadi?"
"Cu Tongcu, kau bilang aku patut keki tidak," seru Tong
It San dengan gemas. "Saudara ini hendak meminjam uang
dengan Istana Kita, dan uang yang diminta belum cukup
jumlahnya. Kami minta waktu tiga hari, ternyata dia orang
tidak setuju." "Benar-benar sudah terjadi kejadian ini ?"
"Sedikitpun tidak salah !" Pek Thian Kie tertawa dingin.
"Pek-heng, kau ingin pinjam berapa?"
"Lima laksa tahil emas murni!"
"Kalau orang lain tidak punya, lebih baik kau mengalah
dan kasih waktu beberapa hari buat mereka ?"?"
"Tidak bisa jadi!"
"Begini saja," seru Cu Tong Hoa kemudian setelah
termenung sebentar. "Kalian semua lihatlah diatas
wajahku, kasihlah waktu setengah hari !"
"Waaaaah ?".. tidak bisa jadi, bagaimana mungkin
dalam setengah hari kita bisa dapatkan uang sebanyak itu ?"
teriak Tong It San tidak setuju.
"Tong Cong-koan aku lebih baik kau setujui saja
keputusan ini. Kalau tidak bilamana Istana Harta sampai
dihancurkan orang, maka seluruh tanggung jawab ini harus
kau pikul sendiri ?"."
"Baik ?".. baik, kita undur setengah hari!"
"Jikalau aku tidak setuju" Mendadak Pek Thian Kie
tertawa dingin "Tidak setuju?"
"Benar, aku tidak setuju."
"Heeeee?"".heeeee?"?"heeeee?".. Pek-heng!
Kenapa kau harus membuat orang lain susah ?" tegur Cu
Tong Hoa sambil tertawa dingin.
"Ooooouw ?".. kawan Cu, agar aku setuju, tidak sukar
syaratnya. Asalkan kau suka beritahu asal-asulmu yang
benar !" "Tetapi ?"" Pek-heng ! Apa ".. apa perlumu ?"
"Jika kau tidak setuju lebih baik cepat menggelinding
pergi dari sini, menanti perhitunganku dengan Tong
Congkoan telah selesai, aku bisa pergi mencari kau dengan
sendirinya. "Pek-heng, kau sungguh-sungguh tidak suka memberi
muka kepadaku?" "Benar! Jikalau benar-benar tak ada uang disini, harap
kalian panggil keluar Majikan Istana Harta untuk berbicara
dengan diriku ".."
"Pek Thian Kie, tindakanmu salah besar ?"." Tiba-tiba
air muka Cu Tong Hoa berubah hebat.
"Tindakanku yang mana dianggap salah ?"
"uang yang mereka miliki tidak cukup, tidak seharusnya
kau orang menggunakan cara paksaan !"
"kalau aku hendak menggunakan kekersan kau mau apa
" untuk batalkan niatku ini mundur saja ?".. kalian boleh
panggil majikan Istana Harta untuk keluar dan berbicara
beberapa patah kata dengan diriku !"
"Air muka Cu Tong Hoa berubah semakin hebat.
Bab 11 Cu Tong Hoa Majikan Istana Harta
KAWAN PEK ! Mari ?"" mari ?". Mari ?"..
selama hidup, aku memang paling suka mencampuri urusan
orang lain, sikap serta tindakan-tindakanmu ini sangat tidak
enak dipandang, maka itu aku sudah putuskan untuk
mencampuri urusan ini, " teriaknya keras.
"Heeeee?"".heeeee?"?"heeeee?".. kalau
begitu sangat bagus sekali," teriak Pek Thian Kie pula
sambil tertawa dingin. "Orang she Kiang, kedelapan lembar
nyawa yang mati didalam Istana Harta adalah kau yang
turun tangan membinasakan mereka, tidak kusangka
sekarang kau bisa memperlihatkan wajah yang begitu rmahtamah.
Hmmmm ?"".. justru aku ingin mencari kau
untuk bikin perhitungan."
"Kaulah yang bernama Kiang To!"
"Kentut !" "Haaaaaaa " Kau berani memaki aku ?". Bagus ! Aku
bunuh dulu kau orang bentak Cu Tong Hoa gusara.
Begitu selesai berbicara badannya segera menubruk
kedepan sambil melancarkan serangan dasyatnya.
Dalam hati Pek Thian Kie pun mengerti bila kepandaian
silat dari Cu Tong Hoa tak boleh dipandang enteng,
sewaktu Cu Tong Hoa sedang menggerakkan badannya
meloncat kedepan, telapak tangannya segera disilangkan
kedepan dada menanti datangnya serangan tersebut.
Bayangan manusia berkelebat saling menyambar untuk
kemudian berpisah kembali.
Ilmu silat yang dimiliki, Cu Tong Hoa ternyata amat
tinggi sekali, sehinggarada diluar dugaan Pek Thian KIe,
tetapi sewaktu teringat bahwa nama besar Kiang To bisa
begitu terkenal di dalam dunia kangouw sudah tentu
kepandaiannya sangat lihay.
Oleh sebab itu, ia tidak begitu merasa kaget.
"Heeeee?"".heeeee?"?"heeeee?".. nama besar
Kiang To ternyata bukan nama kosong belaka ?"?""
jengek pemuda itu dingin.
"Terima kasih ?"".. terima kasih ?"?""
Tubuhnya kembali bergerak kedepan, serangan-serangan
yang dilancarkan keluar semakin santer, agaknya ia
bermaksud menjatuhkan Pek Thian Kie dalam waktu yang
singkat. Pek Thian Kie sendiripun tidak ingin menunjukkan
kelemahannya, iapun membentak keras, sedang telapak
tangannya dengan membuat gerakan setengah lingkaran
ditengah udara dengan cepat ditabokkan kedepan.
Hanya didalam sekejap mata kedua orang itu masingmasing
sudah mengirim tiga jurus serangan terhadap pihak
lawan aja. "Pek Thian Kie !" Mendadak terdengar Cu Tong Hoa
membentak dengan suara yang rendah. "Kau dengarlah,
jikalau kau merasa urusan berada diluar dugaanmu, lebih


Misteri Rumah Berdarah Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

baik jangan hentikan gerakkan tanganmu !"
Mendengar perkataan tersebut, Pek Thian Kie jadi
melengak, dengar sinar mata keheranan, ia memandang si
pengemis tersebut tajam-tajam.
"Terus terang aku beritahu kepadamu," bisik Cu Tong
Hoa kembali. "Akulah Majikan dari Istana Harta ini
?"?" "Apa ?" Kali ini Pek Thian Kie tak bisa membendung
perasaan kagetnya lagi, ia berseru tertahan.
Beberapa patah perkataan tersebut terasa bagaikan
halilintar yang membelah bumi disiang hari bolong.
Kepalanya terasa pening seperti dimartil. Kejadian ini betulbetul
berada diluar dugaannya. "Pek Thian Kie, seluruh perkataanku adalah nyata ! Aku
tahu apa sebabnya kau paksa aku keluar, bukankah kau
mengira antara Istana Harta dengan Rumah Rejeki yang
disewakan ada sangkut pautnya " Kau benar-benar bodoh
?"".." "Apa maksudmu ?"
"Kau benar-benar terlalu tolol, jikalau antara Istana
Harta dengan Rumah Rejeki yang disewakan ada sangkut
pautnya, mengapa tulisan tersebut bisa ditulis demikian
jelas sehingga sekali pandang saja orang-orang Bu-lim
sudah memahami semua ?"
Pek Thian Kie termenung, ia merasa perkataan tersebut
sedikitpun tidak salah. "Pada mulanya aku anggap kau adalah Kiang To," ujar
Cu Tong Hoa lebih lanjut. "Tetapi sekarang aku baru tahu
bahwa dugaanku ternyata tidak benar. Kau bukan manusia
itu, karena kemaren sewaktu kau lagi bergebrak melawan
orang lain, ia sudah masuk dan membinasakan wakil
Majikan Istana Harta, ketika kau masih berada diruang
belakang." Pek Thian Kie jadi tertegun.
"Apakah antara Kiang To dengan Istana kalian ada
ikatan permusuhan yang mendalam ?" tanyanya.
"Tidak ada ?"" kau tahu mengapa aku sudah turun
tangan membinasakan si ular seratus bunga ?"
"Kenapa ?" "Eeeei ". Aku beritahu padamu, tahun yang lalu
sebelum "Sin Mo Kiam Khek" Pek Thian Kie memasuki
rumah tersebut, ia sudah titipkan sebuah benda didalam
Istana Harta ini !" "Benda apakah itu ?" Sang Pemuda berteriak tertahan.
"Soal ini kau jangan bertanya terlebih dahulu, benda ini
kendati kelihatannya tidak berharga, tapi "Sin Mo Kiam
Khek" sudah menggunakan tiga butir permata sebagai uang
tanggungan. Karena barang tersebut mahal harganya.
Cong-koan tidak berani terima dan laporkan urusan ini
kepadaku, akhirnya aku setuju untuk menyimpan barang
itu." Cu Tong Hoa merandek sejenak kemudian sambil
menghembuskan napas panjang sambungnya kembali :
"Selama ini barang-barang yang disimpan dalam Istana
harta, rahasianya bisa kita pegang tegug-teguh. Tetapi
mengenai peristiwa ini tidak disangka ternyata sudah tersiar
keseantero dunia kangouw?"
"Jadi Pek Hoa Coa si ular seratus bunga itu yang
membocorkan rahasia ini ?"
"Tidak salah ! si ular seratus bunga sudah kepincut
dengan Kiang To !" "Kau ?". Kau maksudkan itu ?"?". Si ular seratus
bunga ?"?" usia si ular seratus bunga masih sangat
muda " "Sedikitpun tidak salah !" kembali Cu Tong Hoa
mengangguk." Ia baru berusia duapuluh tahun. Coba kau
bayangkan ! Setelah peristiwa ini tersiar, ternyata Kiang To
sudah bersumpah akan mendapatkan benda ini, jelas sekali
kalau benda yang disimpan oleh kami sedikit banyak punya
hubungan erat dengan Kiang To ".."
"Ehmmm ?".. tidak salah, tidak salah."
"Bila kita tinjau persoalan tersebut lalu dihubungkan
pula dengan bangunan rumah aneh yang disewakan itu, aku
rasa agaknya peristiwa inipun hasil perbuatan dari Kiang
To !" "Dari mana kau dapatkan alasan ini ?"
Karena sebelum Sin Mo Kiam Khek menyewa rumah
tersebut, agaknya ia sudah dapat mengetahui segalagalanya,
karena itu benda tersebut baru ia simpan didalam
Istana harta kami, bukankah sudah jelas sekali bila tujuan
dari si penyewa rumah tersebut hanya bermaksud untuk
memperoleh barang itu ?" Pek Thian KIe merasa pendapat
ini sedikit tidak salah, tanyanya lagi : "Kalau sudah melihat
sendiri barang yang dititpkan Sin Mo Kiam Khek ".......
"Belum ia minta setahun kemudian barang itu harus
diserahkan kepada seseorang!"
"Siapa ?" "Kiang To !" "Apa ?" Pek Thian Kie ini betul-betul tersentak kaget.
"Ia perintahkan aku untuk serahkan barang itu kepada
muridnya Kiang To." "Lalu kenapa kau tidak serahkan kepadanya ?"
"Terus terang, aku beritahu padamu, dia bukan Kiang
To!" "Apa maksud dari perkataanmu itu ?"
"Jikalau dia adalah Kiang To, maka sekalipun tidak
pergi mencuripun sama saja akan peroleh barang itu !
"Ehmmmmm ".. sangat beralasan ?". Sangat
beralasan." "Sin Mo Kiam Khek beritahu pada kami bahwa
muridnya baru akan muncul setahun kemudian," sahut Cu
Tong Hoa kembali. "Sedangkan Kiang To itu sudah
muncul setengah tahun yang lalu, jelas sekali kalau Kiang
To yang asli pasti bukan dia!"
Mendadak ?".. agaknya Pek Thian Kie pun sudah
menyadari akan sesuatu, ia pernah bertemu dengan orang
itu dan pihak lawanpun pernah berterus terang mengatakan
bila ia bukan Kiang To yang asli. Kiang To adalah orang
lain. Siapakah orang itu " Apa mungkin dirinya sendiri "
Berbagai keadaaan yang ditemui selama ini
membuktikan bila kemungkinan besar dirinyalah Kiang To.
Cma samapai kini ia masih belum bisa memastikan, jika dia
adalah anak murid dari "Sin Mo Kiam Khek:,
Berpikir akan persoalan tersebut, Pek Thian Kie kembali
memandang wajah kawannya tajam-tajam.
"Benarkah Sin Mo Kiam Khek bernama Pek Thian Kie
?" "Tidak salah !" Bahkan kemungkinan besar kau adalah
anak muridnya. "Bagaimana kau bisa tahu ?"
"Karena kau adalah manusia yang mendatangi Istana
Harta kami setahun kemudian. Tempo dulu kau belum
pernah munculkan diri didalam dunia kangouw, bahkan
kaupun bernama Pek Thian Kie."
Ketika itulah Pek Thian Kie mulai memastikan jika
dialah Kiang To yang dimaksudkan ?"" Cuma ia belum
berhasil membuktikan kebenaran dari dugaan tersebut.
"Bukankah rumah itu sudah sangat lama sekali disewakan
kepada orang lain ?" seru Pek Thian Kie kemudian sk
mungkin kalau peristiwa ini hasil seperti sudah menyadari
akan sesuatu. "Tidak mungkin kalau peristiwa ini hasil
kerja dari Kiang To ?""
"Mungkin ! karena dari saku Sin Mo Kiam Khek ia tidak
berhasil menemukan barang yang dicari, maka terpaksa
mau tidak mau ia harus munculkan diri kedalam dunia
kangouw. Sekarang kau sudah paham bukan ?"
"Paham !" "Kemungkinan besar, pada saat ini Kiang To masih
berada dalam Istana Harta." Bisik Cu Tong Hoa lirih.
"Karena itu aku terpaksa harus berada di dalam ruangan
belakang terus dan melarang anak buahku membocorkan
asal-usulku yang sebenarnya?""."
"Macam apakah Kiang To itu ?"
Kejam, ganas, licik, banyak akal. Kesemua ini
merupakan watak yang sudah melekat dihati sanubarinya.
Sekarang kau boleh pergi, kau pergilah mengurusi
pekerjaanmu, jika ada persoalan aku bisa pergi mencari
dirimu, bagaimana pun juga kita harus bikin jelas persoalan
Kiang To ini." "Tapi ?"" banyak persoalan aku masih belum jelas!
?".." teriak Pek Thian Kie melengak.
"Soal ini aku tahu," potong Cu Tong Hoa tidak menanti
selesai berbicara. Tapi aku bisa beritahu kepadamu,
sekarang kau tidak usah tinggal disini lagi, karena hal ini
hanya mendatangkan banyak kerepotan saja buat diriku,
dan mulai sekarang kau harus bekerjasama dengan ku."
"Bagus ! Kapan kau akan datang mencari diriku ?"
"Beberapa hari ini!"
"Aku percaya padamu."
Seluruh pembicaran ini mereka lakukan masih dalam
keadaan bergebrak, apa lai nada ucapannya amat perlahan
dan lirih, karena itu kecuali mereka berdua tak ada yang
mendengar lagi apa yang sedang mereka bicarakan.
Mendadak ?"?". Cu Tong Hoa membentak keras, telapak tangannya
dengan gencar mengirim satu pukulan mendesak mundur
musuhnya kemudian badannya mencelat mundur sejauh
satu kaki lebih. "Tahan !" "Ada apa ?" sengaja Pek Thian Kie berseru ketus, sambil
menarik kembali serangannya, iapun meloncat mundur
kebelakang. "Dengan kepandaian silat serta kesempurnaan tenaga
iweekang yang kita miliki sekalipun bergebrak selama tiga
hari tiga malampin tak ada habis-habisnya, diantara kita
tiada ikatan sakit hati maupun dendam, kenapa kau tidak
suka kasih sedikit muka untukku ?"
"Baiklah !" pura-pura Pek Thian Kie berpikir sebentar,
"Tapi didalam tiga hari mendatang aku pasti akan datang
kembali untuk ambil uang tersebut."
Ketika Pek Thian Kie baru saja selesai berbicara,
mendadak pintu ruangan biru terbuka, dan muncullah sang
pemuda yang menggembol pedang tadi mengikuti dari
belakangnya seorang kakek berpakaian perlente.
"Ciangkwee !" terdengar si kakek tua berpakaian perlente
itu berseru. "Kepandaian ilmu pedang dari saudara ini
sangat mengagumkan sekali, berikanlah kepadanya seribu
tahil emas." "Baiklah," sang Ciangkwee itu menoleh dan
memandang sekejap kearah sang pemuda tersebut, "Seribu
tahil emas ini kapan hendak kau ambil ?"
"Dalam Tiga hari kemudian."
"Baik?". Baik ?". Kami akan persiapkan untuk
saudara, bila kau merasa buruh setiap saat boleh datang
untuk mengambil." "Terima kasih cayhe mohon diri terlebih dahulu."
Jago Kelana 11 Pendekar Kembar Karya Gan K L Pendekar Jembel 14
^