Pencarian

Naga Beracun 7

Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo Bagian 7


muda dan cantik-cantik itu" Maka, sebaiknya
mencari pelatih seorang wanita pula dan kalau
Kwa Bi Lan ini mempunyai kepandaian tinggi
seperti yang didengarnya, dia akan minta agar
wanita ini menggembleng regunya itu.
Karena dia ingin mengukur Bi Lan, maka
Pangeran Li Si Bin segera membalas serangan Bi
Lan dengan serangan yang tak kalah hebatnya!
Bi Lan cepat mengelak dan mengandalkan
kecapatan gerakannya untuk menghindarkan diri.
Akan te tapi pangeran itupun dapat begerak cepat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengimbangi kecepatannya, sehingga sejenak Bi
Lan te rdesak dan main mundur sambil mengelak
dan menangkis ! Karena pangeran itu te rus
mendesak, tiba-tiba Bi Lan mengubah gerakannya
dan tubuhnya mencelat ke udara lalu ia menukik
dan menyambar bagaikan seekor burung rajawali.
Ia telah memainkan ilmu silat Hui-tiauw Sin-kun (
Silat sakti Rajawali terbang ), yang dipelajarinya
dari mendiang suaminya! Begitu ia menyerang dengan ilmu silat ini,
keadaannya menjadi te rbalik! Kini pangeran itu
te rdesak dan berulang-ulang dia berseru kaget dan
kagum. De ngan serangan yang menyambar- nyambar seperti itu, pangeran Li Si Bin nampak
bingung dan beberapa kali hampir saja tangan Bi
Lan mengenai pundak dan dadanya.
Akan te tapi tentu saja wanita itu tidak berani
melanjutkan serangannya dan selalu menarik
kembali serangannya, apabila serangannya hampir
mengenai sasaran. "Cukup....!" Pangeran Li Si Bin berseru dan Bi
Lan meloncat mundur, merangkap kedua tangan
memberi hormat. "Harap paduka memaafkan hamba....."
"Wah, engkau memang hebat!" Pangeran itu
berseru, "Akan tetapi, ilmu silatmu yang te rakhir
tadi tentu bukan dari Siauw-lim-pai!"
"Maafkan hamba, karena paduka tadi mendes ak,
te rpaksa hamba mempergunakan ilmu simpanan
itu yang memang bukan dari Siauw-lim-pai."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pangeran Li Si Bin mengerutkan alisnya. Dia
merasa penasaran karena sudah banyak dia
mengenal ilmu silat, akan tetapi ilmu silat yang
menyambar-nyambar dan membingungkannya seperti tadi belum pernah dilihatnya.
"Ilmu silat apakah itu?"
"Namanya Hui-tiauw Sin-kun."
"Hemm, memang pantas. Engkau menyambar-
nyambar bagaikan burung rajawali saja. Dari siapa
engkau mempelajari ilmu hebat itu, Bi Lan?"
"Dari.... mendiang suami hamba pangeran."
"Siapakah mendiang suamimu yang lihai itu?"
"Namanya Liu Bhok Ki...."
"Si Rajawali Sakti" Aih, pantas. Kiranya engkau
isteri seorang pendekar besar. He mm, jadi engkau
ini isterinya dan dia sudah meninggal dunia"
Engkau janda pendekar itu dan itu......anakmu?"
Pangeran Li Si Bin menunjuk kepada Lan Lan.
"Benar, pangeran ."
Pada saat itu muncul Pangeran Tua Li Siu Ti
sambil tertawa-tawa. Biarpun dia paman dari
pangeran muda ini, namun karena kedudukannya
kalah tinggi, Pangeran Li Siu Ti lebih dulu member
hormat kepada keponakannya.
"Pangeran, sudah lamakah dating berkunjung"
Ai Yin, kenapa tidak member tahu kepadaku?"
"Kanda pangeran menguji kepandaian enci Bi
Lan, ayah," kata Ai Yin gembira dan bangga karena
gurunya membuat pangeran itu kagum.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Maaf, paman," kata pangeran Li Si Bin. "Saya
mendengar tentang dua orang anda yang menjadi
pengawal di sini. Saya kagum sekali setelah
menguji kepandaian Kwa Bi Lan. Paman memang
beruntung sekali mendapatkan dua orang muda
itu sebagai pengawal pribadi. Setelah menguji Kwa
Bi Lan, saya ingin mengajukan sebuah permintaan
kepada paman, harap paman suka mengabulkannya." Diam-diam pangeran Tua Li Siu Ti merasa
khawatir. Mungkinkah pute ra mahkota ini tertarik
kepada Bi Lan dan ingin mengambilnya untuk
tinggal dalam is tananya sendiri" Kalau demikian
halnya, dia akan kehilangan sekali. Sukar mencari
pengganti seorang wanita perkasa seperti Bi Lan.
Tentu saja dia tidak berani menyatakan kekhawatirannya ini. Tidak demikian dengan Ai Yin. Biarpun dia
selalu bersikap ramah dan sopan penuh hormat
kepada putera mahkota yang ia tahu memiliki
kekuasaan tertinggi, akan tetapi gadis ini lebih
berani dan terbuka, tidak se perti ayahnya.
Maka iapun segera berkata, "Aihh, kanda
pangeran, apakah paduka akan membawa enci Bi
Lan pindah dari sini ke istana paduka" Lalu
bagaimana dengan saya?"
Pangeran Li Si Bin te rsenyum. "Tidak, Ai Yin,
aku hanya ingin agar ia suka melatih pasukan
dayang pengawal khusus di istana, setiap hari
beberapa jam saja. Tentu saja kalau paman
pangeran membole hkan dan terutama sekali kalau
Bi Lan yang bersangkutan tidak berkeberatan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bi Lan te rbelalak. Pangeran ini yang kekuasaannya demikian besar, ternyata masih
bersikap demikian lunak! Kalau ia tidak berkeberatan" Sungguh sikap yang sama sekali
tidak pernah disangkanya, dan sikap pangeran ini
membuat Bi Lan semakin kagum dan suka sekali
kepada pangeran muda yang rendah hati dan tidak
sewenang-wenang itu. "Aih, tentu saja saya setuju, pangeran!" kata
Pangeran Tua Li Siu Ti dengan ramah.
"Bagus! Terima kasih, paman. Dan bagaimana
dengan engkau Bi Lan" Maukah engkau membantuku melatih pasukan dayang agar mereka
dapat menjadi pengawal yang dapat diandalkan"
Setiap hari tiga atau empat jam saja dan untuk
je rih payahmu itu, tentu saja kami akan memberi
imbalan." "Hamba akan mentaati perintah paduka, pangeran." Kata Bi Lan dengan wajah berseri.
Entah bagaimana, ia merasa senang dapat bekerja
kepada seorang pangeran seperti ini.!
"Baik, te rima kasih. Mulai besok pagi, aku akan
menyuruh je mput dengan kereta, setelah selesai
melatih, engkau akan diantar kembali kesini
dengan kereta. Kalau anakmu itu tidak dapat
berpisah darimu, boleh kau ajak ke istana." Setelah
berkata demikian, Pangeran Li Si Bin berpamit dari
rumah pamannya dan iapun melangkah keluar,
diantar oleh Pangeran tua Li Siu Ti sampai di
depan istananya. 00000ooooo000 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Betapa indahnya taman itu, seperti taman sorga
dalam dongeng. Matahari senja Nampak bulat
merah redup, seperti sebuah lampu gantung yang
besar dan bulat. Matahari sudah hamper menyelesaikan tugasnya sehari penuh dan biarpun
nampaknya tidak berkuasa dan bersinar lagi,
namun bekas kekuasaannya masih nampak
membakar langit. Langit kebakaran, merah kuning
dan ada garis -garis biru putih di sana-sini, adapula
warna seperti lautan perak dihias awan putih
le mbut begumpal-gumpal seperti sekawanan domba putih sedang berangkat pulang ke kandang.
Keindahan alam yang membuat hati te rasa
nyaman, membuat orang ingin bersenandung. Dan
sesosok bayangan seorang pria menghampiri. Bi
Lan te rsenyum dan perasaan hangat mesar
menyelubungi hatinya. Betapa besar cinta kasihnya kepada suaminya! Suaminya, Sin-tiauw
Liu Bhok Ki menghampirinya dengan langkahnya
yang te gap, dengan wajahnya yang jantan, dengan
sinar matanya yang penuh kasih dan penuh
kebijaksanaan, dengan senyumnya yang menenangkan hati. Ketika suaminya mendekat sambil mengembangkan kedua lengan, iapun membiarkan
dirinya tenggelam dalam pelukan mesra.
Bibir itu mengecup lehernya, panas. Terasa
betapa le hernya digigit dengan dengus penuh
nafsu. Suaminya tidak pernah berbuat hal seperti
ini. Suaminya selalu tenang dan tidak pernah
dilanda gairah nafs u yang menggelora seperti ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
'Thhh...!" ia merenggut dirinya le pas. Bukan
suaminya! Dan ia tidak berada di dalam taman, di
senja yang indah. Ia berada di dalam kamarnya, di
atas pembaringan dan yang tadinya muncul
sebagai suaminya dalam mimpi, ternyata adalah
Siauw Can atau Can Hong San! Ia tadi bermimpi!
Dan kenyataannya, Can Hong San telah memasuki
kamarnya seperti maling dan tadi telah memeluknya dan mengecup, menggigit le hernya
dengan penuh nafsu. "Kau.....!" bentaknya dengan lirih dan kini ia
sudah meloncat turun dari atas pembaringan.
Wajahnya menjadi merah dan terasa panas
sekali ketika melihat betapa kancing bajunya
bagian atas terlepas sebagian. Jari-jari tangannya
cepat mengancingkan kembali baju itu dan
matanya mencorong menatap wajah pemuda itu.
"Bi Lan ..Lan-moi.. ..engkau tahu betapa aku
mencintaimu, Lan-moi..! Aku cinta padamu dan
tidak tahan lagi,..Kuharap engkau tidak membuat
aku terpaksa menggunakan paksaan...."
Bi Lan te ringat bahwa kepandaian pemuda ini
jauh lebih tinggi darinya dan kalau pemuda ini
menggunakan paksaan, mungkin ia tidak akan
mampu menghindarkan diri dari penghinaan, dari


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perkosaan. Cepat ia meloncat dan di lain saat, ia telah
berada di dekat pembaringan kecil di sudut, di
mana Lan Lan tertidur, dan sekali sambar, ia telah
memondong anaknya yang masih tidur itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau engkau tidak segera pergi, aku akan
berte riak dan melawan mati-matian, aku akan
melaporkan kepada Pangeran Tua dan Pangeran
Mahkota. Akan hancur semua pekerjaan kita
selama ini!" "Lan-moi, kenapa...." Bukankah selama ini aku
baik kepadamu, selalu membantumu" Aku cinta
padamu, dan aku percaya bahwa engkaupun cinta
padaku." "Cukup, pergilah atau aku akan berte riak!"
kembali Bi Lan mengancam. Hal ini sungguh tidak
disangka sama sekali Can Hong San atau yang
sekarang dikenal sebagai Siauw Can. Tadinya dia
merasa yakin bahwa kalau dia melakukan
pendekatan, janda muda itu tentu akan menyambutnya dengan hangat. Dari sikap janda
itu, sinar matanya kalau memandangnya, senyumnya, semuanya menunjukkan bahwa janda
itu kagum dan suka kepadanya. Apalagi kalau
diingat bahwa sejak pertemuan pertama, dia selalu
menolong janda itu, bukan saja menyelamatkannya, juga selanjutnya membimbingnya sehingga mereka berdua dapat
memperoleh kedudukan yang menyenangkan dan
mulia di rumah Pangeran Tua, bahkan janda itu
kini ditugaskan melatih pasukan dayang di istana!
Dia tahu betapa Bi Lan merasa berhutang budi
kepadanya, oleh karena itu, kalau dia melakukan
pendekatan, tentu Bi Lan akan menyambutnya
dengan mesra. Ketika tadi dia memperoleh
kesempatan, berhasil menyelinap memasuki kamar
janda itu, lalu merangkul, membelai dan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengecupnya, dalam keadaan setengah sadar Bi
Lan menyambutnya dengan hangat. Akan te tapi,
kenapa sekarang keadaannya berubah sama
sekali" Tentu s aja dia merasa kecewa bukan main,
kecewa, mendongkol dan menyesal. Sia-sia saja
semua kebaikan yang dilakukannya selama ini
te rhadap Bi Lan.! "Lan-moi, benarkah engkau menolak cintaku"
Engkau mengusirku?" "Sudahlah, pergi cepat! Aku bukan menggertak
saja!" Bi Lan mencabut sepasang pedangnya yang
te rgantung di dinding. "Baik, aku pergi. Tak kusangka bahwa engkau
adalah seorang perempuan yang tidak mengenal
budi!" "Dan aku tidak menyangka bahwa engkau
hanyalah seekor binatang buas berbulu domba!"
balas Bi Lan. "Uhh!" Siauw Can keluar dari dalam kamar itu
melalui daun jendela, sepeti masuknya tadi. Bi Lan
menutupkan daun je ndela, merebahkan kembali
Lan Lan, kemudian ia terhuyung dan menjatuhkan
diri di atas pembaringannya. Seluruh tubuhnya
gemetar dan lemas, dan iapun tak dapat menahan
diri lagi, menangis tanpa suara!
Betapa mengerikan bahaya yang tadi mengancam dirinya. Kalau saja ia tidak bermimpi
berte mu mendiang suaminya, kalau saja ia tidak
sadar, betapa akan mudahnya te rjeblos, betapa
akan mudahn ya menyeleweng dan menyerahkan
dirinya kepada pemuda yang sesungguhnya amat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dikagumi dan disukainya! Dan kini ia menangis
bukan karena marah, melainkan karena penyesalan melihat kenyataan yang amat pahit itu.
Siauw Can bukanlah pria seperti yang dibayangkannya semula! Dan inilah yang membuatnya kini menangis. Ia merasa kehilangan
seorang sahabat baik, seorang yang selama ini
dianggapnya seperti kakak sendiri. Bahkan ia
harus mengakui bahwa besar sekali kemungkinannya kelak ia akan menerima cinta
kasih pemuda itu dengan hangat, dengan penuh
harapan. Akan te tapi kini semua telah musnah!
Semua telah hancur, karena perbuatan Siauw Can
malam itu. Ia kini merasa hidup seorang diri, dan
tidak dapat mengandalkan siapapun. Sementara
itu, Siauw Can memasuki kamarnya dengan wajah
muram. Berulang kali dia mengenal tinju dan
menyumpah-sumpah dalam hatinya. Dia telah
gagal sama sekali! Kegagalan yang sama sekali
tidak pernah dia bayangkan. Dia memang sengaja
hendak merayu Bi Lan, bahkan kalau perlu
menggunakan paksaan untuk menggauli janda itu.
Sekali Bi Lan te lah menyerahkan dirinya, dia tidak
akan kehilangan janda yang sesungguhnya te lah
menjatuhkan hatinya itu. Dia mencintai Bi Lan.
Inilah yang memusingkan dirinya. Kalau tidak
demikian halnya, te ntu dia tidak akan sekecewa
ini. Banyak wanita yang le bih cantik daripada Bi
Lan bias dia dapatkan. Akan te tapi dia mencintai
Bi Lan dan tidak ingin kehilangan Bi Lan. Tadinya,
usahanya malam ini adalah untuk mengikat agar
Bi Lan tidak akan terlepas lagi dari tangannya. Dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merencanakan hal yang le bih besar. Dia ingin
mendekati Li Ai Yin! Kalau dia berhasil mendapatkan dara bangsawan itu, membuatnya
te rgila-gila, dan berhasil menjadi mantu Pangeran
Tua, te ntu dia memperole h kemajuan yang hebat!
Dan biarpun hal itu tetjadi, kalau Bi Lan sudah
berhasil dikuasainya, te ntu Bi Lan tidak dapat
berbuat sesuatu! Kelak dia menikah dengan Ai Yin,
dan Bi Lan menjadi selirnya. Betapa akan
membahagiakan hatinya. Wanita yang akan mengangkat derajatnya menjadi isterinya dan
wanita yang dicintanya menjadi selirnya!
Akan te tapi, dia telah gagal sama sekali! Bi Lan
menolaknya, dan ancaman Bi Lan bisa berbahaya.
Tidak, selama dia tidak mengganggu lagi, Bi Lan
juga tidak akan begitu bodoh untuk melaporkan
apa-apa kepada Pangeran Tua maupun Putera
Mahkota. Laporan yang tidak ada buktinya! Pula,
kalau melaporkan peristiwa semalam, kedua orang
bangsawan itupun tidak akan mencampuri, dan
andaikata kedua bangsawan itu tidak suka
kepadanya, te ntu Bi Lan akan terbawa pula.
Siauw Can merebahkan diri tanpa melepas
sepatunya, rebah terlentang di atas pembaringannya sambil melamun.
Kini dia telah tahu akan segala rahasia Pangeran
Tua. Pangeran itu merupakan orang yang berambis i besar dan seorang pembenci Turki. Dan
dia sendiri telah menjadi orang kepercayaan
Pangeran Tua Li Siu Ti, disamping Poa Kiu. Baru
kemarin dia menerima tugas yang amat berat, akan
tetapi juga amat rahasia. Tugas itu saja Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menunjukkan betapa Pangeran Li Siu Ti percaya
sepenuhnya kepadanya. Dan jantungnya masih
berdebar te gang kalau dia mengenang kembali
tugasnya itu, yang dilaksanakan dengan baiknya
malam kemarin. Sebelumnya dia sudah melakukan penyelidikan
sehubungan dengan tugas rahasia itu dan dia tahu
bahwa Gala Sing, pute ra Raja Baducin, pemuda
berusia tigapuluh tahun yang tukang pelesir dan
mata keranjang itu, malam itu berada di pondok
indahnya di luar kota raja. Se perti biasa, Gala Sing
bersenang-senang di pondoknya itu, dijaga oleh
seregu anak buahnya, tukang-tukang pukulnya.
Setelah membuat rencana dengan masak,
seorang diri dia menyusup ke dalam istana bagian
pute ri dan tidak terlalu sukar baginya untuk
menangkap seorang selir kaisar, menotoknya
sehingga tidak dapat bergerak dan tak mampu
bersuara lagi. De ngan kepandaiannya yang tinggi,
Siauw Can berhasil memanggul selir yang dimasukkannya ke dalam kantung kain besar itu
keluar dari te mbok is tana, bahkan membawanya
keluar dari kotaraja, menuju ke pondok indah
milik Gala Sing di lereng sebuah bukit kecil.
Ge gerlah istana di malam hari itu.!
Beberapa orang dayang yang melayani selir itu,
hanya melihat bayangan hitam berkelebat, berkedok dan selir itu diculik si bayangan hitam.
Mereka menjerit dan para pengawal segera mencoba melakukan pencarian, namun sia-sia.
Bayangan itu telah menghilang bersama selir
kaisar. Mendengar ini, kaisar menjadi marah dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
malam itu juga, kaisar memerintahkan pasukan
keamanan untuk melakukan penggele dahan dan
pencarian di seluruh kota raja. N amun sia-sia saja
hasilnya.

Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dan pada keesokan harinya, yaitu pagi-pagi tadi,
te rjadi kejadian yang le bih menghebohkan lagi.
Para pengawal Gala Sing, pagi itu menemukan
majikan mereka, Gala Sing, sudah menggeletak di
atas pembaringan dalam keadaan telanjang bulat
dan mati! Dadanya te rluka bekas tusukan pisau
yang menembus jantungnya! Dan di sampingnya,
Nampak selir kaisar yang sudah mati dengan
tangan kanan masih memegang pisau yang
menancap di dadanya sendiri.
Seperti keadaan Gala Sing, selir inipun mati
dalam keadaan te lanjang bulat. Selain mereka
berdua, di lantai juga te rdapat mayat lain, mayat
seorang gadis penari yang malam itu dipanggil oleh
Gala Sing untuk menemaninya bersenang-senang.
Juga penari ini tewas dengan tusukan di dada dan
le her. Para penyelidik dari kota raja segera berdatangan dan menurut pemeriksaan mereka,
selir itu telah diperkosa. Mudah saja diambil
kesimpulan melihat keadaan di kamar itu. Tentu
selir itu diculik orang, dan dibawa ke kamar itu,
diperkosa oleh Gala Sing. Kemudian selir itu
mendapat kesempatan untuk menyambar pisau,
menusuk Gala Sing, juga membunuh penari yang
mungkin membantu Gala Sing, kemudian untuk
mencuci aib, membunuh diri sendiri. Tidak ada
kemungkian lain lagi, kecuali kesimpulan itu!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siauw Can te rsenyum sendiri. Dia telah bertindak cerdik sekali. Tugas rahasia itu adalah
agar Gala Sing dibunuh dan agar diatur supaya
te rjadi bentrok antara pihak kaisar dan pihak Raja
Muda Baducin. Hanya itu tugasnya dan dia sendiri
yang mengatur siasatnya. Tentu saja dia yang
menculik selir itu dan tanpa setahu para penjaga di
luar pondok indah itu, dia berhasil membawa selir
itu masuk. Dia membunuh Gala Sing dan penari
itu. Dia pula yang memperkosa selir itu kemudian
membunuhnya, akan te tapi semua itu diatur
sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesimpulan di atas tadi! Dan benar saja. Terjadi geger dan keadaan
menjadi gawat. Raja Muda Baducin marah-marah
dan berduka sekali karena pute ra tersayang tewas.
Juga kaisar mencak-mencak karena selirnya
diculik, diperkosa dan membunuh diri. Hal itu
dianggap suatu penghinaan besar sekali. Dan
Pangeran Tua Li Siu Ti merangkul pundaknya
dengan girang bukan main.
"Tidak percuma engkau menjadi tangan kananku!" bisik pangeran itu setelah mendengar
berita yang menghebohkan itu. Dan sore tadi,
Pangeran Li Siu Ti dipanggil oleh kaisar. Tentu
diadakan rapat atau perundingan yang serius
sekali sehubungan dengan peristiwa itu sehingga
sampai malam pangeran Tua belum juga kembali.
Dan kesempatan itu dia pergunakan untuk
mendekati Bi Lan. Namun sekali ini dia gagal!
Tidak mengapa, dia menghibur diri sendiri. Bi
Lan te ntu tidak akan berani menceritakan kepada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
siapapun juga. Andaikan diceritakanpun, apa
salahnya kalau dia menyatakan cintanya kepada
seorang janda, walaupun janda itu diakuinya
sebagai saudara misan" Tentu Bi Lan akan
dite rtawakan orang dan hal itu bahkan mendatangkan aib bagi dirinya sebagai janda
muda! Tidak, Bi Lan tidak akan membuka mulut.
Biarlah malam ini gagal, kelak masih banyak
kesempatan dan masih banyak cara untuk
membuat usahanya berhasil. Sekarang dia harus
mengatur langkah berikutnya, yaitu pendekatan
te rhadap Li Ai Yin! Siauw Can atau Can Hong San pernah menyesali
semua pernuatannya yang sesat, dan ketika dia
berte mu dengan Bi Lan, dia sedang berusaha
untuk menjadi orang baik! Dia ingin belajar
menjadi orang baik. Kebaikan adalah suatu keadaan batin, keadaan
batin yang bersih dari pada pengaruh nafsu daya
rendah. Keadaan batin, yaitu akal pikiran yang
sepenuhnya digerakkan oleh jiwa, dibimbing
kekuasaan Tuhan Yang Maha Kas ih! Belajar baik
atau melatih kebaikan hanya akan membuahkan
kemunafikan, karena kebaikan itu timbul dari
keinginan. Ingin Baik! Dan keinginan baik ini tentu
timbul pula ari keadaan. Seperti Hong San. Setelah
dia hidup bergelimang kejahatan, dia mendapat
kenyataan bahwa hidup secara itu tidak mendatangkan keuntungan, bahkan membuat dia
selalu gagal dan sengsara. Kegagalan hidup dan
kesengsaraan yang diakibatkan oleh perbuatan
jahatnya itulah yang menimbulkan keinginan di
dalam hatinya, ingin menjadi orang baik!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tentu saja pamrihnya adalah agar akibat
perbuatan baik itu membuat dia berhasil dan
senang dalam hidupnya. Jadi, kebaikan itu
bukanlah sasaran mutlak, melainkan hanya akan
dipergunakan sebagai suatu cara untuk mencapai
tujuannya, yaitu kesenangan. Sasaran dari nafsu
hanyalah s atu, yaitu kesenangan.!
Usaha seperti itu, yaitu belajar menjadi baik,
berlatih menjadi baik, jelas masih merupakan hasil
karya nafsu, karena sasarannya adalah kesenangan sebagai akibat kebaikannya. Kalaupun
orang menjadi baik karena itu, maka kebaikannya
hanya merupakan kemunafikan belaka. Kebaikan
seperti itu hanya polesan, mudah luntur. Karena
yang diutamakan sasarannya, yaitu kesenangan,
maka kebaikan yang hanya menjadi cadar itu
dapat saja dengan mudah diganti dengan kebalikannya, yaitu kejahatan, asalkan sasarannya
le bih cepat dapat dicapai, yaitu kesenangan.
Apakah kalau begitu kita tidak perlu belajar
menjadi orang baik" Siapa sesungguhnya yang
mengajukan pertanyaan seperti itu" Siapa yang
ingin belajar menajdi orang baik" Tentu saja
pikiaran, dan pikiran kita telah bergelimang nafsu,
telah dicengkeram oleh nafsu daya rendah. De ngan
keadaan seperti itu, apapun yang diusahakan
pikiran selalu hanya demi kepentingan diri pribadi.
Dan ini memang menjadi tugas dari pikiaran.
Pikiran merupakan satu di antara alat yang
membantu manusia agar hidupnya di dunia dapat
dipertahankan dpat diatur. Demikian pula dengan
daya-daya rendah yang menyertai jiwa dalam
kehidupannya sebagai manusia di dunia ini. Daya-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
daya rendah itu memang disertakan kepada kita
sebagai alat, sebagai pembantu.
Tanpa adanya nafsu-nafsu itu, kita tidak akan
hidup sebagai manusia. Akan tetapi, kalau sampai
nafsu-nafsu yang semula ditugaskan menjadi
pembantu kita itu dibiarkan meliar dan menjadi
majikan, mencengkeram dan menguasai hati dan
akal pikiran, maka kita akan diseret dan yang kita
kejar hanyalah kesenangan-kesenangan duniawi
yang membuat kita mabok dan tidak pantang
melakukan hal-hal yang amat
buruk. Lalu bagaimana daya kita" Kita hidup membutuhkan
nafsu, akan tetapi nafsu juga yang menyeret kita
ke dalam kegelapan. Kitapun tidak dapat mengendalikan nafsu, karena kita yang ingin
mengendalikan inipun dikemudikan nafsu!
Tidak ada kekuasaan di dunia ini yang akan
dapat menguasai nafsu kecuali kekuasaan Sang
Maha Pencipta. Tuhan yang mencipta semua itu,
dan hanya Tuhan pula yang akan dapat mengatur
dan membereskan keadaan yang menyimpang dari
kebenaran itu. Kini manusia hanya tinggal menyerah! Kita menyerah sepenuhnya dengan
tawakal dan ikhlas kepada Tuhan Yang Maha
Kuas, batin dan lahir. Batinnya menyerah kepada
Tuhan sebagai dasar yang kokoh, lahirnya kita
berusaha dan berikhtiar agar selalu melalui jalan
hidup yang benar. De ngan demikian te rdapat
keseimbangan lahir dan batin. Doa dan kerja! Yang
dua ini harus selalu jalan bersama. Hidup
bagaikan naik perahu. Doa merupakan kemudinya,
kerja merupakan pendayungnya. Tanpa kemudi
perahu akan te rsesat. Tanpa pendayung, perahu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
takkan maju. Tanpa kerjas ama antara keduanya,
perahu akan ditelan ombak.
-ooo0dw0ooo- "Sialan, semua siasat kita telah gagal akibat ulah
Pangeran Li Si Bin keparat itu!" Pangeran Tua Li
Siu Ti berjalan mondar-mandir di ruangan
rumahnya yang luas itu, wajahnya muram alisnya
berkerut dan kedua tangannya dikepal. Dia marah
sekali. Yang menjadi saksi ulahnya ini hanya dua orang
saja, dua orang kepercayaannya, yaitu Poa Kiu dan
Siauw Can! Tentu s aja kalau orang lain mendengar
ucapannya tadi, orang itu akan terkejut dan heran
bukan main mendengar pembesar itu berani
memaki Pangeran Li Si Bin! Kemudian tiba-tiba
pangeran tua itu menjatuhkan diri duduk di atas
kursinya berhadapan dengan dua orang kepercayaannya dan berkata dengan te gas, "Kalian
berdualah yang kupercaya. Kalian harus menemukan cara bagiku, dan harus berhasil! Poa
Kiu, pergunakan kecerdikanmu dan engkau Siauw
Can, pergunakan kepandaian silatmu!"
Siauw Can saling pandang dengan Poa Kiu.
Siauw Can atau Can Hong San diam-diam merasa
heran mengapa majikannya itu membenci benar
orang-orang Turki dan mengapa pula hendak
mengadu domba antara orang-orang Turki dengan
kaisar. "Harap paduka ceritakan dulu, kenapa paduka
marah-marah" Bukankah tugas saya telah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

te rlaksana dengan baik?" Tanya Siauw Can,
penas aran. "Poa Kiu, kauceritakan kepadanya." Kata Pangeran Tua Li Siu Ti. "Kauceritakan segalanya,
kemudian kalian berunding dan nanti sampaikan
usul-usul kalian kepadaku!" Setelah berkata
demikian, Li Siu Ti bangkit dan meninggalkan dua
orang kepercayaannya itu berbicara berdua saja di
ruangan tertutup itu. "Sungguh heran, mengapa dia marah-marah?"
Tanya Siauw Can setelah pembesar itu pergi.
"Bukankah tu gasku sudah kulaksanakan dengan
berhasil baik" Kenapa dia mengatakan siasat kita
gagal karena ulah Pangeran Li Si Bin" Apa artinya
itu?" Poa Kiu menghela napas panjang. Pangeran Tua
Li Siu Ti sudah menceritakan segalanya kepadanya
dan dia tahu bahwa Siauw Can dapat dipercaya.
Bukankah tadi pangeran tua itu menyuruh dia
menceritakan segalanya kepada pemuda perkasa
itu" "Tugas yang kaulaksanakan dengan baik itu
bertujuan mengadu domba antara orang-orang
Turki dan Kaisar memang hamper berhasil. Kaisar
marah-marah karena selirnya diculik dan diperkosa dan dibunuh, dan raja Muda Baducin
juga marah-marah karena pute ranya, Gala Sing,
te rbunuh. Memang keduanya sudah siap untuk
saling menyalahkan dan kemungkinan besar
te rjadi bentrokan dan permusuhan di antara
mereka. Akan tetapi muncullah Pangeran Li Si Bin
dan pangeran ini mele rai, mengakurkan kembali
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baducin dan Kaisar. Dia mengatakan bahwa
urusan pribadi tidak semestinya berkembang
menjadi urusan Negara. Dan dia menghibur kedua
belah pihak, mengatakan bahwa penculik dan
pemerkosa selir kaisar sudah terhukum dan
te rbunuh, sebaliknya pembunuh Gala Sing juga
sudah membunuh diri. Keduanya sudah mati,
semua dendam sudah te rbalas. Nah, turun
tangannya Pangeran Li Si Bin itulah yang membuat
keributan mereda, dan baik Baducin maupun
Kaisar sudah dapat menerima kenyataan dan tidak
marah-marah lagi." Siauw Can mengangguk-angguk. Pantas saja
Pangeran Li Siu Ti marah-marah karena memang
semua je ruh payahnya itu sia-sia saja, tidak ada
hasilnya. Sudah sejak dia diterima menjadi pembantu
pangeran Li Siu Ti, dia merasa heran mengapa
majikannya yang adik kaisar itu nampaknya tidak
suka kepada kaisar dan membenci orang Turki.
Kesempatan baik ini harus dia pergunakan untuk
mengetahui dasar pemikiran dan perasaan majikannya, apalagi karena dia bercita-cita untuk
dapat menjadi mantunya! "Paman Poa," kini sebagai rekan dia menyebut
paman kepada pembesar itu, "kalau boleh aku
mengetahui, kenapa Pangeran Li Siu Ti membenci
orang-orang Turki dan mengapa pula nampaknya
tidak suka kepada Pangeran Li Si Bin?"
Poa Kiu mengangguk-angguk. "Me mang sebaiknya kalau engkau mengetahui semuanya,
Siauw Can, dan pangeran juga sudah memberi ijin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepadaku untu k menceritakannya kepadamu."
Pembesar itu lalu menceritakan semua keadaan
dengan terus terang kepada Siauw Can.
Pangeran Tua Li Siu Ti merasa ikut berjasa
ketika te rjadi gerakan menggulingkan Kerajaan
Sui. Ketika kakaknya, Li Goan, diangkat menjadi
kaisar pertama Kerajaan Tang sebagai Kaisar Tang
Kao Cu, Pangeran Li Siu Ti tentu saja mengharapkan agar kelak dia menjadi pengganti
kakaknya, mengingat bahwa kakanya tidak mempunyai anak laki-laki dari permaisuri. Akan
tetapi, ketika Li SI Bin menjadi putera mahkota,
mulailah dia merasa iri dan marah. Li Si Bin
hanyalah anak dari selir bangsa Turki! Perasaan iri
hati ini membuat ia membenci orang-orang Turki
yang membantu Li Si Bin. "Demikianlah Siauw Can. Pangeran Tua Li Siu Ti
merasa bahwa dialah keturunan keluarga Li yang
asli setelah kakaknya, dan Pangeran Li Si Bin
hanyalah seorang berdarah Turki yang tidak
pantas menjadi putera mahkota dan kelak
menggantikan kedudukan kaisar. Karena orang-
orang Turki itu mendukung Pangeran Li Si Bin,
maka mereka perlu disingkirkan, dan untuk itulah
engkau bertugas mengadu domba itu. AKan te tapi
te rnyata siasat itu gagal, maka kita harus mencari
siasat baru." Siauw Can menganggu-angguk. "Ah, kalau saja
tahu lebih dahulu, tentu aku tidak menyetujui
siasat mengadu domba itu. Bagaimana mungkin
mereka diadu domba kalau Pangeran Li Si Bin
berdarah Turki pula" Tentu dia akan selalu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menentang perpecahan di antara mereka.! Sebaiknya diatur agar kedudukan pemerintahan
menjadi lemah dengan jalan membujuk Kaisar dan
Putera Mahkota agar te nggelam ke dalam kesenangan dan kurang memperhatikan pemerintahan. Dengan jalan demikian, para pejabat tinggi dan rakyat akan merasa tidak suka
kepada kaisar. Kalau sudah begitu, baru ada
kemungkinan menjatuhkan mereka. Sementara
itu, Pangeran Li SIu Ti harus dapat mengangkat
namanya agar popular di kalangan rakyat. Juga
perlu mengumpulkan orang-orang pandai untuk
membantu." "Hemm, kiranya di samping lihai ilmu silatmu,
juga engkau memiliki kecerdikan, Siauw Can.
Engkau te lah dapat melihat cita-cita menjatuhkan
kaisar dan putera mahkota, agar kedudukan kais ar
dapat beliau kuasai. Dan kalau kita membantu
sekuat tenaga, kita akan dapat menikmati hasilnya." Siauw Can mengangguk-angguk. Dalam keadaan
seperti itu, dia harus menempel orang kurus
bungkuk ini! "Baik, paman Poa Kiu. Aku akan
membantumu sekuat tenagaku. Bahkan semua
usulku tadi anggap saja sebagai buah pikiranmu
sendiri terhadap pangeran. Engkauolah yang
mengatur semuanya, aku yang melaksanakan.
Engkau menjadi otak pangeran, aku yang menjadi
kaki tangannya. Tentu kita harus saling bantu,
bukan?" Poa Kiu amat cerdik. Dia tahu bahwa a da udang
di balik batu, maka dia harus mengetahui udang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
macam apa itu. "Siauw Can, aku terima uluran
tanganmu. N ah, jangan ragu, katakan bantuan apa
yang dapat kuberikan padamu."
Siauw Can juga tidak kalah cerdiknya. Dia dapat
menjenguk isi hati orang itu, maka diapun tidak
merasa ragu lagi untuk membuka rahasia hatinya.
"Paman tentu mengerti bahwa seorang laki-laki
harus dapat memperhitungkan dan menyesuaikan
jalan pikiran dan perasaan hatinya. Nah. Terus
te rang saja, hatiku tertarik oleh pute ri Li Ai Yin,
dan aku jatuh cinta kepadanya. Aku yakin bahwa
tidak sukar menjatuhkan hati pute ri itu. Kalau
saja aku dapat menjadi suaminya, maka seiringlah
jalannya perasaan dan pikiranku. Aku mendapatkan is teri yang te rcinta, juga aku
mendapatkan mertua yang kita bantu agar kelak
menjadi kaisar. Dengan demikian maka ikatan
hubungan di antara kita dapat le bih erat lagi.
Bukankah begitu, paman?"
Poa Kiu memandang kepada pemuda itu dengan
kagum. Pemuda ini memang hebat. Tinggi ilmu
silatnya, cerdik dan mempunyai ambisi yang bes ar!
Dia menagangguk dan mengelus jenggotnya yang
jarang. "Semua itu memang baik sekali, Siauw
Can. Akan te tapi dalam hubungan asmara ini,
bagaimana aku dapat membantumu?"
Siauw Can te rsenyum. "Urusanku dengan Ai Yin,
te ntu tidak perlu dibantu, karena itu tergantung
dari diriku sendiri. Akan tetapi setidaknya paman
dapat membantu agar aku nampak berharga di
mata pangeran, agar kelak tidak timbul te ntangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
darinya kalau tiba saatnya aku melamar pute rinya." "Ahhh, baiklah. Itu mudah sekali, Siauw Can.
Tentu saja engkaupun harus memperlihatkan jasa-
jas a yang lebih banyak lagi."
"Kalau kita berkerja sama, pasti kita berdua
akan dapat membuat jasa, paman."
"Akan te tapi, bagaimana dengan nyonya muda
Kwa Bi Lan, adik misanmu itu" Apakah ia akan
suka bekerja sama dengan kita?"
"I a adalah seorang wanita dan ia belum tahu
akan kerjas ama ini, ia belum tahu pula akan cita-
cita pangeran. Menghadapi wanita haruslah
berhati-hati dan tidak te rgesa-gesa. Biarlah semua
ini kita rahasiakan dulu darinya dan perlahan-
lahan aku akan membujuknya agar ia suka
membantu kita. Serahkan saja ia kepadaku, aku
akan berusaha untuk menundukkannya."
"Baik kalau begitu. Aku merasa agak khawatir.
Pertama, ia seorang wanita yang lihai dan kedua,
dan ini yang paling berbahaya, ia telah ditarik oleh
Pangeran Li Si Bin untuk melatih pasukan dayang
setiap hari. Ini berarti ia dekat dengan pute ra
mahkota dan bisa berbahaya sekali..."
"Atau bisa menguntungkan sekali!" kata Siauw
Can tersenyum. "Kalau aku berhasil menundukkannya, bukankah

Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kedekatannya dengan pute ra mahkota itu mendatangkan keuntungan besar" Ia dapat kita jadikan mata-
mata yang dapat selalu mengamati gerak-gerik
kaisar dan putera mahkota."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Poa Kiu tertawa girang. "Ah, engkau benar dan
engkau cerdik, Siauw Can. Engkau harus dapat
menundukkan adik misanmu yang cantik dan
janda itu!" Dalam ucapan ini je las te rkandung
dorongan yang sejalan dengan pikiran Siauw Can,
yaitu bahwa dia harus dapat menundukkan Bi Lan
lahir batin, yaitu lahirnya wanita itu harus jatuh ke
dalam pelukannya, sehingga batinnya akan selalu
taat akan semua kehendak dan perintahnya! Dan
pemuda yang cerdik ini sudah dapat menemukan
cara yang amat baik dan yang pasti akan berhasil!
Akan te tapi dia tidak boleh tergesa-gesa. Baru saja
dia gagal mendekati Bi Land an membuat janda
muda itu marah. Dia harus pandai membawa diri,
memperlihatkan penyesalannya agar kemarahan Bi
Lan mereda dan wanita itu tidak menaruh
kecurigaan kepadanya. Setelah Pangeran Tua Li Siu Ti memasuki
kembali ruangan itu, mereka bertiga lalu berbisik-
bisik mengatur siasat. Sebuah siasat yang diajukan
Poa Kiu dan Siauw Can amat mengejutkan hati
Pangeran Li Siu Ti. Siasat itu adalah membunuh
Putera Mahkota, Pangeran Li Si Bin.!
Wajah Pangeran Tua Li Siu Ti seketika menjadi
pucat dan matanya te rbelalak memandang kepada
dua orang kepercayaannya. "Alangkah baiknya
kalau dapat te rjadi! Akan tetapi mana mungkin! Li
Si Bin seorang yang memiliki kepandaian tinggi,
dia tangguh dan sukar dikalahkan! Selain itu,
diapun mempunyai banyak pengawal pandai, dan
selalu terjaga. Di belakangnya ada balate ntara
seluruh kerajaan, ratusan ribu orang yang setiap
saat siap melaksanakan perintahnya! Bagaimana
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mungkin menyingkirkannya" Kalau gagal dan
ketahuan, ah, ngeri aku membayangkan a kibatnya!
Tentu seluruh anggota keluarga kita, sampai ke
para pelayan dan binatang peliharaan, akan
dibasmi habis!" "Harap paduka tidak khawatir," kata Poa Kiu.
"Hamba berdua Siauw Can te lah merencanakan
siasat yang baik dan halus. Siauw Can akan
mempergunakan kepandaiannya dan kalau sampai
berhasil siasat itu, maka Pangeran Li Si Bin akan
te was tanpa ada yang tahu siapa pembunuhnya."
Mereka bertiga lalu berbisik-bisik dan nampaknya Pangeran Tua Li Siu Ti girang sekali.
Dia nampak mengangguk-angguk dan te rsnyum-
senyum mengelus jenggotnya dan berulang kali
mulutnya berkata, "Bagus........., bagus sekali...!"
Saking girang rasa hatinya, pangeran itu lalu
menutup pembicaraan itu dengan sebuah pesta
yang meriah, pesta antara mereka bertiga yang
dihadiri pula ole h isteri dan lima orang selir
pangeran itu, dan anak tunggalnya, yaitu Li Ai Yin,
gadis cantik genit dan manja yang tidak malu-malu
lagi memperlihatkan kekagumannya kepada Siauw
Can. Mereka makan minum sampai jauh malam
dengan penuh kegembiraan dan peristiwa ini saja
sudah membesarkan hati Siauw Can, karena dari
Poa Kiu dia mendengar bahwa diajak makan
bersama seluruh keluarga pangeran berarti bahwa
dia telah dipercaya sepenuhnya, seperti halnya Poa
Kiu sendiri. o-ooo0dw0ooo-o Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
De ngan penuh kesungguhan hati, Kwa Bi Lan
mengajarkan ilmu silat kepada para dayang. Para
dayang ini merupakan gadis -gadis pilihan, bukan
saja muda dan cantik, akan tetapi rata-rata
memiliki kecerdikan dan tubuh yang se hat. Mereka
itu pandai dengan segala macam bentuk kesenian,
pandai menari, bernyanyi, memainkan alat musik,
membaca sajak. Oleh karena itu tidak sukar bagi
Bi Lan untuk mengajarkan ilmu silat kepada
tigapuluh orang dayang-dayang is tana itu. Ia
mengajarkan dasar-dasar ilmu silat Siauw-lim-pai,
kemudian, atas petunjuk Pangeran Li Si Bin, ia
mengajarkan ilmu silat menggunakan senjata
sabuk yang diambil dari Ilmu Hui-tiauw Sin-kun (
Silat sakti rajawali terbang ).
De ngan ilmu silat sabuk itu, dibentuklah Ang-
kin-tin ( Barisan sabuk merah). Ang-kin-tin ini
bukan saja dapat memainkan sabuk sebagai
senjata ampuh, akan te tapi mereka juga menggabungkan gerak silat itu dengan ilmu tarian
yang mereka kuasai, sehingga kalau tidak
dipergunakan untuk berkelahi, mereka itu dapat
menggunakan sabuk merah mereka untuk menari-
nari dengan indahnya. Sabuk sutera merah panjang di tangan mereka
dapat digerakkan membentuk bermacam-macam
bunga bahkan huruf! Pangeran Li Si Bin merasa girang bukan main
melihat kemajuan para dayang, dan tugas Bi Lan
melatih para dayang di is tana itu memberi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kesempatan kepada mereka berdua untuk saling
jumpa. Pangeran Mahkota itu semakin kagum kepada Bi
Lan, sebaliknya Bi Lan juga sangat kagum kepada
pangeran yang tampan gagah perkasa dan manis
budi ini. Ia mendapatkan segala sifat jantan pada
diri pute ra mahkota ini. Pangeran itu dapat
bersikap lemah lembut, ramah dan manis budi,
akan tetapi kalau perlu, dia dapat pula bersikap
keras dan tangan besi, sehingga selain disayang
oleh semua orang, diapun disegani dan dihormati.
Kalau ada kesempatan kedua orang itu bercakap-cakap, dari percakapan ini saja tahulah
Bi Lan bahwa pangeran itu seorang yang berjiwa
pendekar, juga amat mencinta tanah air dan
bangsa, mencintai rakyat dan ingin melakukan
segalanya demi kebaikan rakyat. Juga pangeran ini
memiliki pengetahuan luas, bahkan dekat dan
mengenal tokoh-tokoh kang-ouw dan datuk-datuk
dunia persilatan. Semenjak peristiwa yang amat mengecewakan
hatinya malam itu, ketika Siauw Can berusaha
untuk berbuat tidak senonoh kepadanya, le nyaplah
semua perasaan suka dan kagum te rhadap
pemuda itu. Dan kini semua perasaan suka dan
kagum itu beralih kepada Pangeran Li Si Bin!
Tentu saja ia tahu diri dan hanya tinggal
mengagumi saja, tidak berani mengharapkan yang
le bih daripada hubungan di antara mereka seperti
sekarang. Ia hanya seorang pekerja dan petugas,
tiada bedanya dengan ratusan orang lain yang
bekerja di lingkungan istana itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebelum te rjadi peristiwa di malam itu, ia
memang pernah merasa suka dan kagum kepada
Siauw Can, bahkan ia akan menerima dengan hati
dan tangan terbuka, seandainya pemuda itu
mengajaknya hidup bersama sebagai suami isteri.
Akan te tapi, semua harapan itu te lah hancur oleh
perbuatan Siauw Can. Kalau bukan Siauw Can
yang melakukan perbuatan itu te rhadap dirinya, ia
te ntu tidak akan mau sudah sebelum membunuh
laki-laki itu. Akan tetapi ia telah menganggap
Siauw Can sebagai sahabat baik, dan pemuda itu
telah minta maaf. I a mau melupakan peristiwa itu,
akan tetapi tentu saja semua perasaan sukanya
te rhadap pemuda itu le nyap sudah. Ia tahu bahwa
Siauw Can mencintainya, akan tetapi pemuda itu
menodai cintanya dengan perbuatan yang tidak
senonoh. Pagi itu, seperti biasa, Bi Lan melatih para
dayang bersilat dengan sabuk sutera merah
mereka. Gerakan mereka sudah cukup baik dan
tangkas, hanya masih kurang te naga. Dengan teliti
Bi Lan mengamati mereka dan dengan te kun
member petunjuk-petunjuknya. Dan pagi itu,
pangeran Li Si Bin berkenan hadir dan dengan
wajah berseri pangeran itu menonton. Hatinya
senang karena dia melihat kemajuan pesat pada
para dayang, dan dia semakin kagum karena
ketika Bi Lan memberi contoh kepada para dayang
dengan bersilat sabuk sutera merah, janda muda
itu nampak seperti seorang dewi yang turun dari
kahyangan dan menari-nari!
Setelah Bi Lan selesai memberi contoh dan kini
para dayang berlatih dengan giat, Pangeran Li Si
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bin menggapai dan memberi isyarat kepada Bi Lan
untuk mendekat. Bi Lan menghampiri dan memberi hormat dengan setengah berlutut.
"Bangkit dan duduklah di sini," kata pangeran
itu dengan ramah sambil menunjuk kea rah
sebuah bangku. Bi Lan duduk di depan pangeran
itu sambil menundukkan muka. Biar pun mereka
sudah sering bercakap dan berjumpa, tetap saja Bi
Lan tidak sanggup berpandangan te rlalu lama
dengan sepasang mata yang memiliki wibawa
sedemikian kuatnya. Ia selalu merasa seperti
seorang anak kecil berhadapan dengan gurunya,
dengan perasaan bersalah.
"Bi Lan, kalau engkau melatih pasukan dayang
di sini, lalu bagaimana dengan anakmu?"
Diam-diam Bi Lan te rkejut karena sama sekali
tidak pernah menyangka akan mendapat pertanyaan seperti itu. Pangeran Li Si Bin
menanyakan anaknya! Segera te rbayanglah wajah Hong Lan. Kalau ia
bertugas di istana, dititipkannya Hong Lan kepada
Cu-ma, pelayan wanita setengah tua tukang masak
yang menjadi sahabat baiknya di istana pangeran
Tua Li Siu Ti. Cu-ma ini dahulunya pengasuh Ai
Yin di waktu gadis ini masih kecil, dan sekarang
menjadi tukang masak gadis itu untuk keperluan-
keperluan kecil. "Lan Lan hamba tinggalkan di is tana Pangeran
Tua dalam asuhan Cu-ma, pangeran," jawabnya.
"Lan Lan" He mm, bagus sekali nama panggilan
itu. Siapa nama anakmu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Namanya Hong Lan."
"Kalau begitu nama lengkapnya te ntu Liu Hong
Lan, bukan" Mendiang suamimu yang berjuluk Si
Rajawali Sakti itu bernama Liu Bhok Ki."
Bi Lan mengangguk membenarkan. Apapun yang
te rjadi, ia akan tetap mengakui Lan Lan sebagai
anaknya, dan te ntu saja nama keluarganya Liu,
menurut nama keluarga mendiang suaminya.
"Bi Lan, kami merasa senang sekali dengan hasil
tugasmu melatih para dayang. Untuk menyatakan
te rima kasih kami, maka kami harap siang ini
sebelum engkau kembali ke rumah paman Li Siu
Ti, engkau suka kami ajak makan siang bersama
kami. N anti kalau makan siang sudah siap, engkau
akan diberi tahu." Bi Lan merasa betapa jantungnya berdebar
te gang. Diajak makan siang bersama Pangeran
Mahkota! Sungguh merupakan suatu kehormatan
yang amat luar biasa. Tentu saja ia merasa
canggung dan sungkan, akan tetapi untuk
menolak, ia tidak berani. Itu akan merupakan
suatu penghinaan terhadap pangeran itu.
"Baik, Pangeran." Katanya.
Setelah Pangeran Li Si Bin meninggalkan


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ruangan belajar silat itu, Bi Lan melamun dan
akhirnya ia membubarkan para muridnya, karena
ia tidak dapat memusatkan lagi perhatiannya. Ia
lalu pergi ke taman bunga yang amat luas di
bagian belakang is tana. Karena mendapat kepercayaan Putera Mahkota, apalagi karena
semua petugas mengenalnya sebagai guru dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pelatih para dayang, Bi Lan sudah biasa berjalan-
jalan di taman dan tidak ada seorangpun petugas
yang melarangnya. Perasaan hatinya terguncang oleh undangan
makan siang Pangeran Li Si Bin. Sampai lama dia
te rmenung, duduk di te pi kolam ikan emans, agak
te rlindung dan te rsembunyi di balik semak
berbunga. Tiba-tiba ia melihat berkelebatnya bayangan
orang. Sebagai seorang ahli silat yang sudah
bertualang di dunia persilatan, sudah te rbiasa
menghadapi bahaya, Bi Lan sudah waspada dan
cepat ia menyelinap di balik semak dan mengintai.
Bayangan itu mencurigakan sekali. Kalau orang itu
seorang tukang kebun atau petugas istana, tentu
gerakannya tidak se perti itu. Orang itu berloncatan
dari pohon ke pohon, bersembunyi, kadang
berjongkok di balik semak, menuju ke dapur yang
te rletak di bagian belakang bangunan yang menjadi
ruangan makan. Dari dapur, para petugas, yaitu
para dayang dan para thai-kam (laki-laki kebiri)
yang bertugas membawa hidangan ke kamar
makan, akan melalui lorong pendek dari dapur ke
ruangan makan yang je ndelanya menghadap ke
taman itu. Melihat bayangan itu menyelinap masuk ke
dalam dapur melalui jendela dengan gerakan
ringan, Bi Lan semakin curiga. I a lalu mengintai ke
dalam dapur melalui je ndela. Agaknya hidangan
sudah dikeluarkan dan dapur itu nampak sunyi. Ia
melihat orang tadi berdiri di dekat pintu. Ia tidak
mengenal laki-laki itu yang bertubuh gendut
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pendek, usianya kurang le bih tigapuluh tahun,
wajahnya tampan dan kulit mukanya halus tanpa
kumis dan jenggot. Tak lama kemudian, dari pintu
dapur masuklah seorang thai-kam yang biasa
bertugas membawa hidangan dari dapur ke
ruangan makan. Ketika thai-kam itu melihat laki-
laki itu, dia kelihatan terkejut. Akan tetapi, si
gendut itu sudah menangkap pergelangan tangan
thai-kam itu dan bertanya dengan suara mendesis,
"Sudah kau hidangkan guci arak itu?"
"Sudah, akan tetapi kenapa engkau memaksa
aku untuk menghidangkan guci arak yang itu" Aku
tidak mengerti dan....................." Pada saat itu, si
gendut sudah menggerakkan tangannya dan
sebatang pisau menancap ke dada thai-kam itu
dan sebelum dia sempat mengeluarkan suara, si
gendut sudah menotok lehernya, sehingga dia
te rkulai roboh tanpa dapat bersuara lagi.
"Heiiii, apa yang kau lakukan itu?" bentak Bi
Lan sambil membuka daun je ndela. Akan tetapi,
orang gendut itu tidak menjawab, bahkan cepat
melompat bagaikan seekor rusa, melarikan diri
keluar dari dapur itu ke dalam taman.
Melihat ini, Bi Lan segera lari mengejar dan
dengan mudah saja ia dapat menyusul. Orang
gendut itu tiba-tiba membalik dan di tangannya
sudah terdapat dua batang pisau seperti yang tadi
dia pakai membunuh thai-kam di dapur. Diapun
cepat menggerakkan kedua pisau itu menyerang Bi
Lan! Akan tetapi betapa kuat dan cepat gerakan
serangan kedua pisau itu, bagi Bi Lan masih
te rlalu lambat, sehingga dengan amat mudahn ya ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengelak mundur dan ketika sepasang pisau itu
menyambar le wat dari kanan dan kiri, kakinya
mencuat dan menendang kea rah lutut kiri
penyerangnya. Akan te tapi, ternyata penyerangnya
itupun bukan orang lemah.
Dia mampu meloncat ke samping sehingga
te ndangan itu luput, dan kembali dia menubruk ke
depan, menggerakkan sepasang pisaunya dengan
ganas. Orang itu menyerang untuk membunuh,
serangan orang yang nekat dan yang melihat
bahwa jalan satu-s atunya baginya untuk dapat
meloloskan diri hanya membunuh siapa saja yang
menghalanginya. "Pembunuh keparat!" Bi Lan berseru marah dan
tiba-tiba tubuhnya melayang ke atas dan bagaikan
seekor burung rajawali menyambar, tubuhnya
meluncur kea rah lawan dengan kedua tangan
mencakar dan menampar. Orang gendut itu
berusaha untuk menyambut dengan sepasang
pisaunya, akan te tapi kedua pundaknya sudah
le bih dahulu kena dicakar dan ditampar sehingga
sepasang senjata itu terlepas jatuh. Ketika orang
itu hendak melarikan diri, kembali tangan bi Lan
bergerak, sekali ini kearah tengkuk dan orang
itupun jatuh tersungkur! Bi Lan menginjak punggungnya dan membentak,
"Hayo katakan, kenapa engkau membunuh thai-
kam itu!" Akan tetapi, tangan kiri si gendut itu
memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya sendiri
dan diapun te rkulai. Ketika Bi Lan memeriksanya,
te rnyata dia telah mati dengan muka berubah
menghitam. Racun! Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Teringat akan ini, berubah wajah Bi Lan. Racun!
Dan si gendut ini agaknya menyuruh dengan paksa
thai-kam tadi menghidangkan guci arak kepada
Pangeran Mahkota! Ketika para pengawal lari berdatangan mendengar keributan itu, Bi Lan berkata, "Jaga
mayat pembunuh ini!" Dan diapun sudah melompat dan bagaikan te rbang secepatnya ia
memasuki ruangan makan, dimana ia harus hadir
atas undangan Pangeran Li Si Bin. Akan tetapi saat
itu ia sama sekali tidak teringat akan undangan
makan siang itu, dan ia memasuki ruangan itu
bukan untuk memenuhi undangan makan.
Begitu tiba di ambang pintu, dimana te rdapat
sebuah meja yang menjadi te mpat persediaan
cadangan mangkok dan sumpit,
ia melihat pangeran itu yang dilayani para dayang,sedang
mengangkat cawan arak ke mulutnya.
Celaka, pikir Bi Lan dan wajahnya pucat sekali.
Tidak ada waktu lagi untuk mencegah hal amat
dikhawatirkannya, maka tangannya menyambar
sebatang sumpit dari atas meja dan sekali tangan
itu bergerak, sumpit melayang seperti anak panah
ke arah pangeran. "Sing.....trang....!"
Cawan yang bibirnya sudah menempel di bibir
Pangeran Li Si Bin itu te rlempar dan is inya
tumpah, muncrat ke mana-mana.
Akan tetapi pangeran bersikap tenang. Dia
menoleh ke arah Bi Lan, melihat betapa wajah
wanita itu pucat sekali. Sepasang mata pangeran
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu mencorong, dan dia berkata dengan suara yang
le mbut, namun berwibawa sekali sehingga te rasa
oleh Bi Lan seperti pedang yang menembus
jantungnya. "Bi Lan, engkau kuundang makan siang dan aku
sudah menantimu. Akan tetapi, engkau datang dan
melakukan ini" Apa maksudmu?" Tentu saja
pangeran yang juga memiliki ilmu kepandaian silat
tinggi itu dapat mengenal serangan untuk membunuhnya atau serangan untuk mencegahnya
minum arak dari cawan tadi. Kalau wanita itu
menghendaki, tentu bukan sumpit yang disambitkan, melainkan senjata rahasia yang
ampuh, dan bukan cawan di tangannya yang
dijadikan sasaran, melainkan anggota tubuhnya
yang mematikan. Akan te tapi kalau demikian
halnya, tentu diapun sudah mengelak atau
menangkis . Saking tegang, gelisah dan juga sungkan, Bi Lan
menjatuhkan dirinya berlutut kepada pangeran itu.
Bias anya ia memberi hormat dengan membungkuk
atau hanya berlutut dengan sebelah kaki saja.
"Ampunkan hamba, pangeran. Akan tetapi........arak itu.....arak itu mungkin sekali
mengandung racun.!" Katanya agak gagap karena
te ntu saja ia sendiri belum yakin akan hal itu,
hanya baru dugaan saja. Sepasang mata yang mencorong itu te rbelalak.
Tanpa banyak cakap lagi Pangeran Li Si Bin yang
sejak muda sudah bergaul dengan dunia kangouw
dan mempunyai banyak pengalaman, lalu mengambil guci arak darimana tadi dia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menuangkan arak ke dalam cawannya, menciumnya, lalu mengeluarkan sebuah mainan
batu giok putih yang te rgantung di le her,
mencelupkan batu kemala itu ke dalam arak. Tak
lama kemudian dia mengangkat lagi batu giok itu
dan te rnyata warna putih itu berubah menjadi
kehijauan.! "Hemm, engkau benar Bi Lan. Kalau kuminum
arak dalam cawan tadi, mungkin aku sudah mati.
Racun ini kehijauan, tidak berbau dan tidak ada
rasanya, amat berbahaya. Akan tetapi, bagaimana
engkau bisa mengetahui bahwa arak yang akan
kuminum itu mengandung racun" Bangkitlah, dan
duduklah, ceritakan semuanya, Bi Lan."
Para dayang, tujuh orang banyaknya yang
ditugaskan melayani pangeran yang akan makan
siang dengan Bi Lan, saling pandang dengan wajah
pucat s ekali. Mereka ketakutan dan terkejut bukan
main ketika melihat bahwa arak yang hamper saja
diminum pangeran itu beracun! Andaikan pangeran itu tadi meminumnya dan te was, mereka
te ntu akan te rseret dan takkan diampuni lagi
walaupun mereka sama sekali tidak tahu menahu
akan arak beracun itu. Merekapun nyaris te was
dan baru saja lolos dari cengkeraman maut
bersama pangeran Mahkota!
Bi Lan bangkit dan dengan langkah te nang
menghampiri meja, lalu duduk menghadapi meja,
berhadapan dengan pangeran itu yang menatapnya
dengan penuh perhatian, akan te tapi dengan alis
berkerut, karena dia belum tahu atau menduga
apa yang sesungguhnya telah terjadi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pangeran, tadi ketika hamba berjalan-jalan di
taman, hamba melihat bayangan orang bergerak
cepat memasuki dapur. Hamba merasa curiga dan
membayanginya. Dia seorang laki-laki gendut dan
di dapur, dia berbicara dengan seorang thai-kam.


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Thai-kam itu berkata mengapa dia harus menghidangkan guci arak itu kepada paduka. Tiba-
tiba si gendut itu membunuh si thai-kam. Hamba
te rkejut dan melompat masuk. Si gendut melarikan
diri ke dalam taman dan hamba berhasil mengejarnya. Dia menyerang hamba dan hamba
berhasil merobohkannya dan hendak menawannya.
Akan te tapi dia membunuh diri dengan menelan
racu. Lalu hamba te ringat akan ucapan thai-kam
tadi, tentang guci arak yang dihidangkan pada
paduka. Melihat si gendut itu ahli racun, hamba
lalu menjadi curiga dan cepat hamba lari ke sini
dan te rpaksa hamba melemparkan sumpit untuk
mencegah paduka minum arak itu."
Kini pangeran itu mengangguk-angguk dan
matanya mengeluarkan sinar kagum. "Bi Lan,
engkau sungguh hebat sekali, bukan saja engkau
lihai dan cantik, akan tetapi engkau juga amat
cerdik dan setia. Hanya kecerdikanmu yang tadi
telah menyelamatkan nyawaku. Sungguh aku
berhutang budi dan nyawa kepadamu, Bi Lan.
Bagaimana kau dapat membalasnya" Terima kasih,
Bi Lan." Kalau tadi wajah Bi Lan pucat sekali karena
te gang, cemas dan juga sungkan, kini wajah itu
berubah kemerahan sehingga wajahnya menjadi
semakin manis, dan dia tidak berani menentang
pandang mata pangeran itu yang kini bersinar-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sinar penuh kagum. Melihat wanita yang dikaguminya itu menunduk dengan kedua pipi
kemerahan, Pangeran Li Si Bin yang jarang tertarik
wajah cantik itu, kini te rsenyum dan hatinya
te rtarik sekali. Dia tahu bahwa tidak mudah
mendapatkan seorang wanita seperti Bi Lan ini.
Cantik jelita, masih muda, berkepandaian silat
tinggi, cerdik dan setia! Biarpun wanita ini telah
menjadi janda dengan seorang anak, namun ia
jauh le bih menarik daripada gadis yang manapun!
Mungkin karena merasa berhutang budi dan
nyawa, saat itu sang pangeran te lah jatuh hati
kepada Kwa Bi Lan! "Me ngapa pangeran berkata demikian" Hamba
hanyalah melaksanakan tugas hamba, dan tidak
ada yang perlu dipuji," kata Bi Lan lirih tanpa
berani mengangkat mukanya.
-ooo0dw0ooo- Jilid 13 Pangeran Li Si Bin tertawa lalu berkata kepada
para dayang. "Kalian melihat sendiri. Contohlah
wanita ini! Nah. kalian singkirkan guci arak ini,
tutup dan simpan untuk penyelidikan nanti. Ambil
arak lain yang tidak te rlalu keras, dan anggur
untuk Kwa lihiap (Pendekar Wanita Kwa). Bi Lan,
mari kita makan siang, jangan sampai peristiwa
tadi mengganggu makan siang kita."
Bi Lan mengangkat mukanya, memandang
wajah pangeran itu, lalu matanya mengamati
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hidangan yang berada di atas meja, matanya
membayangkan keraguan. "Jangan khawatir, aku mempunyai batu kemala
yang dapat kita pergunakan untuk menguji apakah
ada masakan yang mengandung racun," kata
pangeran itu dan iapun mempergunakan batu
kemala tadi, setelah membersihkannya, untuk
menguji semua masakan. Ternyata hanya arak
dalam guci sajalah yang mengandung racun, maka
mereka lalu makan minum dengan hati tenang.
Sambil makan dan minum, yang di layani ole h para
dayang yang kini menjadi gembira sekali, dan
dite mani Bi Lan yang sudah tidak sungkan atau
canggung lagi, Pangeran Li Si Bin mengajak wanita
itu bercakap-cakap. Akan te tapi, tiba-tiba kepala
pengawal, yaitu Siok-ciangkun mohon menghadap.
Maklum bahwa hal itu tentu ada hubungannya
dengan yang diceritakan Bi Lan tadi, Pangeran Li
Si Bin menyuruh panglima itu masuk.
Siok-ciangkun memberi hormat dengan berlutut
sebelah kaki, melaporkan bahwa seorang thai-kam
te rbunuh di dapur is tana, dan seorang laki-laki
gendut yang te rnyata seorang bekas thai-kam
istana yang dikeluarkan, kedapatan mati terbunuh
pula di taman. "Hemm, kami sudah tahu, ciangkun. Thai-kam
itu dibunuh oleh laki-laki gendut, dan laki-laki itu
membunuh diri menelan racun ketika ditangkap
oleh Kwa-lihiap ini. Jangan perkenankan orang
keluar masuk is tana hari ini. Aku sendiri yang
akan memeriksa seluruh pelayan, thai-kam dan
pengawal dalam istana. Kumpulkan mereka dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tak seorangpun boleh meninggalkan istana hari
ini." Setelah berkata demikian. Pangeran Li Si Bin
memberi isyarat kepada Siok-ciangkun untuk
meninggalkan ruangan makan. De ngan sikap
te nang, dia lalu melanjutkan makan minum dan
bercakap-cakap. Sikap pangeran ini menambah
kekaguman dalam hati Bi Lan. Sungguh bukan
sikap seorang pembesar yang sewenang-wenang
ataupun cengeng, melainkan sikap seorang pendekar! "Bi Lan, dahulu pernah aku mendengar nama
besar Pendekar Rajawali Sakti yang kukagumi. Dia
seorang pendekar yang te rkenal dan sungguh
merupakan suatu keberuntungan bahwa kini isteri
pendekar itu mau membantu kami. Kalau boleh
kami ketahui, bagaimana semuda ini engkau
sudah menjadi janda" Apa yang menyebabkan
kematian suamimu?" Bi Lan tahu bahwa berhadapan dengan pangeran ini, tidak perlu menyembunyikan keadaan nya. Juga beberapa orang dayang itu
merupakan orang-orang kepercayaan, maka tidak
ada salahnya kalau mereka hadir pula dalam
percakapan ini, walaupun kini mereka nampak
tidak mendengarkan percakapan itu.
"Suami hamba meninggal dunia karena sakit
tua. pangeran," jawabnya singkat. "Karena tidak
betah lagi tinggal di rumah, hamba lalu mengajak
Lan Lan untuk pergi mengembara."
"Dan bagaimana dengan Siauw Can yang datang
bersamamu di kota raja?" pangeran itu bertanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seperti sambil lalu, namun pandang matanya
menyelidik. Diam-diam Bi Lan te rkejut dan semakin kagum.
Pangeran ini tentu mempunyai banyak mata-mata
yang te rsebar di seluruh kota raja, sehingga tidak
aneh kalau dia sudah tahu pula tentang Siauw
Can! Jantungnya berdebar. Tahu pulakah pangeran
ini bahwa Siauw Can sesungguhnya adalah Can
Hong San dan dahulu pernah membela Kerajaan
Sui ketika digulingkan oleh pangeran ini dan
pasukannya" Bagaimanapun juga, ia dan Siauw
Can telah memperkenalkan diri sebagai saudara
misan kepada Pangeran Tua Li Siu Ti, maka iapun
harus tetap berpegang kepada pengakuan itu.
"Dia adalah kakak misan hamba pangeran.
Diapun ingin mencari pekerjaan, dan kami
mengadakan perjalanan bersama ke kota raja."
jawabnya singkat. Kini pandang mata pangeran itu semakin tajam
penuh selidik sehingga kembali Bi Lan harus
menundukkan mukanya. "Bi Lan, apakah hanya
itu hubunganmu dengan Siauw Can" Hanya
saudara misan dan tidak ada hubungan lainnya?"
Bi Lan tidak berani mengangkat mukanya, dan
kedua pipinya te rasa panas. Terbayanglah peristiwa malam itu, di mana ulah Siauw Can
menghapus semua perasaan suka dan kagumnya
te rhadap pemuda itu. Ia tidak berbohong kalau
sekarang, ia menggelengkan kepala dengan te gas
dan mengangkat muka menentang tatapan mata
pangeran itu dengan berani dan berkata, "Kami
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hanya datang bersama ke kota raja. Selain
hubungan misan, tidak ada hubungan apapun di
antara kami. Kenapa paduka bertanya demikian,
pangeran?" "Aku ingin memperoleh kepastian tentang
dirimu, Bi Lan. Aku merasa kagum dan juga
kasihan kepadamu, Bi Lan. Engkau hidup sebagai
seorang janda, dan harus menjaga seorang anak,
dan engkau masih begini muda,......."
Bi Lan te rsenyum. Hampir lupa ia bahwa
berhadapan dengan seorang pangeran, bahkan
putra mahkota, calon kaisar, dan bahkan orang
yang paling besar kekuasaannya di seluruh negeri,
le bih besar dari pada kaisar sendiri. Ucapan
pangeran itu demikian wajar dan biasa, seperti
ucapan seorang laki-laki biasa saja. Ia menjadi
semakin kagum. "Maaf, pangeran, hamba yakin bahwa hamba
le bih tua dari paduka. Usia hamba sudah
duapuluh e mpat tahun........"
Pangeran Li Si Bin te rtawa, bebas dan bergelak
sehingga wajahnya yang tampan dan gagah itu
nampak kekanak-kana kan. "Ha-ha-ha, bagaimanapun juga, aku merasa jauh lebih tua
darimu, Bi Lan..!" Mereka tidak bercakap-cakap lagi atau lebih
te pat, pangeran itu tidak bicara lagi, maka Bi Lan
juga tidak berani berkata apapun.
Mereka melanjutkan makan minum sampai selesai dan
wajah pangeran itu cerah berseri. Dia lalu bangkit
berdiri. "Aku harus mengadakan pemeriksaan
sendiri dan melakukan pembersihan. Siapa tahu,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
di antara para pelayan dan pengawal di istana
telah dikuasai pihak yang memusuhi kami."
Bi Lan bangkit dan memberi hormat sambil
menghaturkan te rima kasih, berdiri menanti
sampai sang pangeran meninggalkan ruangan
makan itu sambil melemparkan senyum ramah
kepadanya. Seorang pangeran yang gagah perkasa, tampan,
agung dan sopan, pikir wanita itu, te rbuai
lamunan muluk ketika ia meninggalkan is tana,
kembali ke istana Pangeran Tua Li Siu Ti dengan
sebuah kereta yang te lah dipersiapkan untuk
keperluannya setiap hari.
Begitu tiba di Istana Pangeran Tua, baru ia
turun dari kereta, bukan hanya Lan Lan dalam
pondongan pengasuh Cu-ma, akan te tapi juga
nampak Siauw Can menyambutnya. Wajah pemuda itu nampak te gang dan ketika Bi Lan
memondong pute rinya yang dengan

Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

girang merangkulnya, Siauw Can bertanya, tidak memperdulikan ada Cu-ma di situ dan ada
beberapa orang pengawal yang berjaga di depan
Istana itu. "Lan-moi, apakah yang te rjadi di istana! Engkau
baru saja pulang dari sana, tentu mengetahui apa
yang telah te rjadi!" Pemuda itu nampak tegang.
Bi Lan mengerutkan alisnya dan memandang
kepada pemuda yang pernah
menggerakkan hatinya akan tetapi yang kini amat dicurigainya
itu. "Bagaimana engkau tahu bahwa ada terjadi
sesuatu di istana?" Ia balas bertanya dan sinar
matanya memandang penuh selidik.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat sinar mata Bi Lan, Siauw Can bersikap
te nang. "Aih, tentu saja aku tahu, Lan-moi. Baru
saja Pangeran Tua dipanggil ke istana dengan
pesan agar segera datang menghadap karena ada
urusan yang teramat penting. Pangeran Tua sendiri
yang berkata kepadaku bahwa panggilan itu tidak
seperti biasanya, dan hal itu hanya berarti bahwa
di istana telah terjadi sesuatu yang luar bias a. Nah,
engkau baru saja datang dari istana, tentu
mengetahui apa yang telah terjadi."
Kecurigaan hati Bi Lan menghilang. Kiranya
Pangeran Li Siu Ti telah dipanggil ke istana, tentu
ada hubungannya dengan keinginan Pangeran
Mahkota untuk melakukan pemeriksaan dan
pembersihan terhadap para pelayan dan pengawal,
semua petugas di istana. Dan tidak aneh kalau
Siauw Can menanyakan apa yang te lah terjadi di
istana. Ia tidak ingin urusan itu didengar orang lain,
maka sambil memondong Lan Lan, iapun berkata
singkat, "Kita bicara di dalam saja."
Setelah mereka berada di ruangan dalam,
mereka disambut oleh Li Ai Yin yang juga segera
mengajukan pertanyaan kepada Bi Lan, "Enci Bi
Lan, apakah yang telah terjadi di Istana?"
Bi Lan menjatuhkan diri duduk di atas kursi dan
merangkul pute rinya, lalu menarik napas panjang,
"Ada orang mencoba untuk meracuni Pangeran
Mahkota......." "I hhh.......!." Ai Yin menjerit, matanya terbelalak
dan mukanya pucat. "Betapa mengerikan. Dan
bagaimana keadaan kakanda pangeran?" Dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sikap dan ucapan gadis bangsawan itu, Bi Lan
tahu bahwa bagaimanapun juga, ada perasaan
sayang di hati gadis itu terhadap kakak sepupunya. "Jangan khawatir, nona. Beliau sehat-sehat saja
karena arak beracun itu tidak sampai diminumnya." "Lan-moi, bagaimana terjadinya" Siapa yang
hendak meracuni Pangeran Mahkota dan bagaimana pula caranya, bagaimana pula usaha
pembunuhan keji itu dapat digagalkan?" tanya
Siauw Can ingin tahu sekali.
"Benar, enci Bi Lan. Ceritakanlah, apa yang
sesungguhnya te rjadi" Akupun ingin tahu sekali."
kata Ai Yin. "Nanti kalau Pangeran Tua pulang, te ntu beliau
dapat bercerita le bih jelas," kata Bi Lan mengelak.
"Tidak, aku ingin mendengar dari sekarang, enci
Bi Lan! Aku sudah tidak sabar menanti pulangnya
ayah!" kata gadis bangsawan itu.
Bi Lan te rpaksa. Bagaimanapun juga, Pangeran
Tua te ntu akan mendengar segalanya dan kedua
orang ini akan mendengarnya juga. Kalau ia
bertahan dan tidak mau menceritakan, tentu
menimbulkan dugaan yang bukan-bukan. Iapun
menghela napas panjang. "Siang tadi, ketika aku beristirahat dan berjalan-
jalan seorang diri di taman bunga is tana, aku
melihat bayangan orang ke dapur is tana. Aku
menjadi curiga dan membayangi. Dia seorang
gendut yang berte mu dengan seorang thai-kam di
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapur. Aku mendengar thai-kam itu menegur si
gendut mengapa ia harus memberikan guci arak
itu kepada Pangeran Mahkota. Si gendut lalu
membunuh thai-kam itu. Tentu saja aku mengejarnya, dia lari ke dalam taman dan aku
berhasil merobohkannya. Ketika aku hendak
menangkapnya, dia menelan racun dan mati
seketika. Aku mengkhawatirkan kesehatan Pangeran Mahkota, maka cepat aku memasuki
ruangan makan. Ketika melihat pangeran hendak
minum arak dari sebuah guci, aku te ringat akan
ucapan thai-kam yang te rbunuh dan kusambit
cawan di tangan pangeran itu dengan sumpit.
Ketika diperiksa, arak itu memang beracun!"
Ai Yin merangkul Bi Lan. "Aih, engkau hebat,
enci Bi Lan. Engkau pantas menjadi guruku. Wah,
namamu te ntu akan tersohor di istana, aku ikut
bangga karena engkau guruku. Dan telah menyelamatkan nyawa kakanda pangeran! Bukan
main!" Gadis itu girang sekali. Karena ia dirangkul.
Bi Lan te rhalang dan tidak melihat perubahan
pada wajah Siauw Can. -ooo0dw0ooo- "Hemm, bagaimanapun baiknya siasat itu,
te rnyata telah gagal dan bagaimana kalau thai-kam
dan bekas thai-kam itu dapat te rtangkap hidup-
hiup" Tak dapat aku membayangkan akibatnya.
Kalian berdua harus bekerja lebih baik dan hati-
hati!" Pangeran Tua Li Siu Ti mengomel panjang-
pendek di dalam kamar perte muan yang te rtutup
rapat itu. Mereka bertiga, Pangeran Tua Li Siu Ti,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Poa Kiu, dan Siauw Can, membicarakan te ntang
usaha pembunuhan terhadap Pangeran Li Si Bin
yang gagal. Usaha pembunuhan itu memang hasil
siasat Poa Kiu dan Siauw Can.
Siauw Can mengepal tinju. "Pangeran, kalau
tidak karena ulah Bi Lan, kalau tidak kebetulan Bi
Lan berada di sana, tentu sekarang ini Pangeran
Mahkota telah tewas.!"
"Bagaimana juga, harap paduka tidak menjadi
khawatir. Hamba telah berlaku amat hati-hati.
Andaikata bekas thai-kam itu tertangkap hidup-
hiduppun, dia tidak akan tahu siapa yang memberi
banyak uang emas kepadanya dan yang menyurur
dia menyelundupkan arak beracun ke is tana. Juga,
dia telah kami ancam tanpa dia mengenal kami,
bahwa kalau dia tertawan, dia harus membunuh
diri dengan racun. Kalau tidak, maka seluruh
keluarganya di dusun akan kami bunuh. Dan
te rnyata ancaman itu cukup ampuh. Buktinya, dia
memilih membunuh diri dari pada tertawan,
sedangkan keluarganya di dusun dapat menikmati
hidup berkecupan dengan upah yang te lah kami
berikan kepadanya." Sang pangeran mengangguk-angguk dan wajahnya yang tadinya diliputi kegelisanan kini
menjadi terang kembali, sikapnya menjadi te nang,
lalu dia duduk berhadapan dengan dua orang
kepercayaannya. "Lalu, apa yang dapat kita
lakukan selanjutnya?"
"Harap paduka jangan tergesa-gesa. Kegagalan
itu membuat Pangeran Mahkota menjadi waspada.
Bahkan kabarnya para petugas di is tana akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dipilih dengan seksama dan penjagaan diperketat.
Tidak mungkinlah dalam waktu dekat ini menyelundupkan orang ke dalam is tana. Kita
harus nanti saat yang te pat dan kesempatan yang
baik, pangeran." "Hemm, engkau memang benar, Poa Kiu. Aku
sebagai penasihat kaisar, tadi juga menasehati
agar para petugas diganti dan dilakukan pemilihan
yang cermat. Hal itu untuk menjauhkan diriku dari
persangkaan. Akupun menasehatkan kepada kaisar agar mayat kedua orang itu digantung di
pintu gerbang agar semua rakyat melihatnya dan
agar tidak ada yang berani lagi melakukan
percobaan pembunuhan di is tana. Akan tetapi,
sampai kapan kita harus menanti kesempatan?"
"Pangeran, usaha membunuh Pangeran Mahkota, untuk sementara ini harus ditangguhkan. Hal ini selain amat sukar, juga amat
berbahaya bagi selamatan paduka sendiri. Kita
harus mencari cara lain yang lebih halus."
"Cara lain yang bagaimana?" tanya Pangeran Tua
tak sabar. "Misalnya, dengan usaha agar Pangeran Mahkota mendapat nama buruk dan dikecam
rakyat sebagai seorang pemuda yang tidak pantas
kelak menggantikan ayahnya menjadi kaisar.
Menonjolkan bahwa dia hanyalah keturunan darah
Turki, dan kalau mungkin, kita usahakan agar
Permaisuri bentrok dengan Pangeran Mahkota,
atau setidaknya ada te rjadi pertentangan di antara
mereka......". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pangeran Tua mengangguk-angguk. "Sias at ini
baik sekali dan perlahan-lahan boleh kau cari
jalannya untuk melaksanakannya. Akan te tapi aku
sendiri sama sekali tidak boleh tersangkut, karena
aku adalah penasihat kaisar, bahkan kalau perlu,
andaikata sampai terjadi kebocoran, aku tidak
segan-segan untuk menasehatkan menghukum
mereka yang mengacau di istana! Nah, engkau
harus berhati-hati sekali, Poa Kiu. Jangan sampai
rahasiamu terbongkar dan te rpaksa aku harus
menasehatkan kaisar agar menjatuhkan hukuman
seberatnya kepadamu dan keluargamu!"
Poa Kiu bergidik. "Hamba mengerti, Pangeran.
Yang pertama adalah keselamatan paduka tidak
te rsangkut, dan ke dua barulah berhasilnya siasat
itu." "Bagus kalau engkau sudah mengerti. Engkau
boleh bekerja sama dengan Siauw Can. Dan


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bagaimana dengan engkau sendiri, Siauw Can"
Apakah kau memiliki siasat lain, kecuali yang
sudah dikemukakan Poa Kiu?"
"Hamba masih mempunyai satu harapan untuk
melenyapkan Pangeran Mahkota, pangeran..."
"Hushhhhh! Engkau akan memancing bahaya
bagi kita" Tadi sudah dibicarakan bahwa untuk
sementara waktu ini, tidak mungkin sias at itu
dilaksanakan. Siapa yang akan mampu menembus
benteng pertahanan para pengawal di istana?"
"Hamba sendiri tidak dapat, akan te tapi ada
orang yang dapat, pangeran."
"Siapakah dia?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"I a adalah adik misan hamba sendiri, Bi Lan."
Sepasang mata yang cerdik dan licik dari
Pangeran Tua Li Siu Ti nampak berseri. Seketika
iapun dapat melihat kemungkinan itu. "Ah, engkau
benar.! Setiap hari Bi Lan memasuki is tana, tentu
saja ia tidak dicurigai, apa lagi baru saja ia yang
menyelamatkan nyawa Pangeran Mahkota. Akan
tetapi apakah ia mau membantu?" Pangeran Tua
mengerutkan alisnya, ragu-ragu karena dia sudah
melihat sikap Bi Lan. Wanita itu keras hati dan
agaknya sukar ditundukkan.
"Kita harus bekerja dengan tenang dan hati-hati,
pangeran. Memang adik misan hamba itu keras
kepala dan keras hati. Akan tetapi hamba akan
membujuknya perlahan-lahan agar ia mau membantu." Biarpun mulutnya berkata demikian, di dalam,
hatinya Siauw Can yakin benar bahwa Bi Lan tidak
mungkin mau kalau disuruh mencelakai Putera
Mahkota, apa lagi membunuhnya. Kalau dia berani
berjanji Kepada Pangeran Tua Li Siu Ti, itu adalah
karena dia hendak mempergunakan cara lain
untuk memaksa Bi Lan suka bekerja sama.! Ada
Poa Kiu yang dapat membantunya. Dengan kerja
sama yang baik, te ntu mereka berdua akan
mampu menundukkan Bi Lan dan kalau wanita itu
sudah mau bekerja sama, membinasakan pangeran Li Si Bin bukan merupakan hal yang
mustahil lagi. o-ooo0dw0ooo-o 'Terlalu! Sungguh keterlaluan sekali! Orang-
orang Turki mencoreng muka kita dengan kotoran,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mencemarkan kehormatan keluarga dan menghina
kita dan paduka membiarkan begitu saja" Apakah
Baducin dan anak buahnya yang biadab itu tidak
akan mente rtawakan paduka" Selir paduka di
culik, diperkosa dan dibunuh, dan paduka hanya
diam mengelus dada saja! Apakah karena permaisuri muda orang Turki, lalu paduka
membiarkan saja keluarga kita diinjak-injak kehormatannya?" Permaisuri itu berkata dengan
nada suara yang penas aran dan kesedihan, sambil
menggunakan sapu tangan menghapus air mata
yang jatuh berderai.! Kaisar Tang Kao Cu duduk dengan wajah
muram, alisnya berkerut dan berulang kali dia
menghela napas panjang. "Tenanglah dan jangan
menuruti perasaan saja. Bukankah Gala Sing,
pute ra Raja Muda Baducin yang berdosa itu telah
menerima hukumannya dan te was?"
"Apakah cukup dengan itu" Tentu orang-orang
Turki itu akan berpendapat bahwa semua wanita
dalam istana ini boleh saja diganggu dan dihina,
kalau te rtangkap mungkin dibunuh, akan te tapi
kalau tidak" Mereka semua akan menertawakan
keluarga istana!" kata pula sang permaisuri dengan
marah. Kaisar Tang Kao Cu kehilangan kesabarannya
dan memandang kepada permaisurinya dan bertanya kaku, "Habis, kalau menurut pendapatmu, kita harus berbuat apa te rhadap
mereka?" "Me reka adalah orang-orang biadab, orang-orang
asing yang sepantasnya diusir semua dari negara
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kita. Perintahkan mereka pulang ke negara mereka
sendiri dan jangan lagi memperbolehkan mereka
berada di kota raja!"
"Akan te tapi, hal itu tidak mungkin!. Engkau
tahu bahwa Pangeran Mahkota Li Si Bin amat
membutuhkan bantuan mereka untuk menundukkan para pemberontak yang masih
mengacau di sana sini. Dan engkau te ntu tahu
pula bahwa merekalah yang membantu kita
menggulingkan Kerajaan Sui. Li Si Bin sendiri yang
minta kepada kami untuk le bih mementingkan
urusan negara daripada urusan pribadi.Dan di
antara kami dan Raja Muda Baducin te lah
berdamai, saling memaafkan."
"Paduka telah dipengaruhi orang-orang Turki.!
Aihh, nasib kami sungguh celaka, dapat dihina
oleh orang-orang biadab tanpa kami dapat berdaya
sama sekali." Permais uri menangis.
Kaisar Tang Kao Cu menjadi je ngkel dan dia
meninggalkan permaisurinya. Dia tahu bahwa
permaisurinya itu bagaimanapun juga adalah
seorang wanita yang tidak lepas dari pengaruh
cemburu. Karena permaisuri tidak mempunyai
pute ra, dan dia mengangkat ibu Li Si Bin, seorang
wanita Turki, sebagai permaisuri muda, bahkan
sebagai ibu kandung pute ra mahkota, maka te ntu
saja permais uri merasa tersisihkan dan merasa
diancam kedudukann ya. Dia sendiri tadinya
memang marah bukan main kepada Raja Muda
Baducin, pemimpin orang-orang Turki karena
selirnya diculik, diperkosa dan sampai membunuh
diri, oleh putera Baducin. Akan te tapi, pute ranya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pangeran Li Si Bin membujuknya dan menyadarkannya. Dan biarpun dia seorang ayah,
biar dia yang menjadi kaisar, namun dia tahu
bahwa dia tidak mungkin dapat membantah
pute ranya itu. Puteranya yang menjadi panglima
besar, pute ranya yang berhasil memimpin pasukan
menggulingkan kerajaan Sui, bahkan pute ranya
yang mengangkat dia menjadi kaisar.!
Sejak percakapan itu terjadi, permaisuri mulai
diracuni dendam kebencian te rhadap Pangeran
Mahkota Li Si Bin, anak tirinya yang dianggapnya
keturunan bangsa biadab! Dan dengan sendirinya
iapun menerima dengan hati terhibur ketika adik
suaminya. Pangeran Li Siu Ti, mendekatinya.
Pangeran Li Siu Ti adalah adik kaisar, dan karena
keduanya sama-sama tidak suka kepada Pangeran
Mahkota yang berdarah Turki itu tentu saja
mereka merasa saling cocok dan hal ini memudahkan Pangeran Li Siu Ti untuk menyelundupkan seorang thai-kam baru sebagai
pelayan di istana bagian pute ri, tentu saja mereka
dengan bantuan Permaisuri yang tidak tahu bahwa
thai-kam baru yang diusulkan Pangeran Li Siu Ti
itu bertugas sebagai mata-mata di dalam istana.!
Bukan itu saja usaha yang dilakukan oleh
Pangeran Li Siu Ti yang menugaskan Poa Kiu dan
Siauw Can untuk mengatur segala macam siasat
demi tercapainya tujuannya, yaitu merusak nama
baik Pangeran Mahkota atau kalau mungkin
membunuhnya,agar kelak mahkota dapat te rjatuh
ke tangan Pangeran Li Siu Ti.!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seperti juga keadaan hati akal pikiran setiap
orang di dunia ini, juga Pangeran Li Siu Ti, Poa Kiu
maupun Siauw Can, sama sekali tidak merasa
bahwa mereka telah melakukan perbuatan yang
tidak baik. Setiap manusia akan selalu membenarkan tindakan mereka, selama tindakan
itu bertujuan baik bagi diri sendiri. Hati dan akal
pikiran yang sudah bergelimang nafsu selalu
mementingkan pamrih dalam setiap perbuatan,
pamrih untuk keuntungan dan kesenangan diri
sendiri, dan setiap kali hati nurani mencela dan
menegur perbuatan itu, maka hati dan akal pikiran
akan menjadi pembela yang gigih dan cerdik, selalu
akan mencari alasan-alasan kuat untuk membenarkan tindakan mereka.
Pangeran Li Siu Ti tidak pernah merasa bahwa
perbuatannya itu didorong oleh iri dan keinginan
untuk berkuasa, melainkan menganggap sebagai
perbuatan yang baik karena dia menganggap
bahwa Li Si Bin tidak pantas menjadi calon kaisar.
Seorang berdarah Turki tidak patut menjadi kaisar
dan dialah yang lebih berhak dan le bih pantas. Poa
Kiu juga menganggap semua tindakannya benar
karena hal itu menunjukkan bahwa ia adalah
seorang pembantu yang setia. Juga Siauw Can
menganggap dirinya benar karena dia ingin
memperoleh kedudukan yang baik dan wajarlah
kalau dia membantu Pangeran Li Siu Ti yang
dianggapnya akan dapat menariknya ke tingkat
yang tinggi. Hanya ada sebuah hal yang selalu meresahkan
hati Siauw Can, yaitu mengenal Kwa Bi Lan. Diam-
diam dia harus mengakui bahwa dia te lah jatuh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cinta kepada Bi Lan. Kalau malam itu dia berusaha
menggauli Bi Lan, bukan semata-mata karena ia
tidak mampu mengendalikan nafsu berahinya.
Sama sekali bukan. Dia mencinta Bi Lan dan ingin
memperisteri wanita itu. Akan tetapi, kemudian
setelah dia melihat Ai Yin, akal pikirannya bekerja
dan dia melihat betapa cita-citanya akan dapat
te rcapai kalau dia dapat memperisteri Ai Yin! Dia
akan menjadi mantu Pangeran Tua yang kelak
mungkin akan menjadi kaisar! Dia ingin memperisteri Ai Yin karena ingin memperoleh
kedudukan tinggi, berbeda dengan keinginannya
memperisteri Bi Lan karena memang mencinta
janda itu. Maka, diapun ingin menjadi suami Ai Yin
akan te tapi tidak ingin kehilangan Bi Lan, dan dia
berusaha menggauli janda itu karena sekali janda


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu telah menyerahkan diri kepadanya, te ntu
takkan dapat terlepas lagi dan dia akan mengambil
Bi Lan sebagai is teri ke dua! Akan tetapi, Bi Lan
menolak, bahkan marah-marah dan sejak itu,
sikap Bi Lan dingin te rhadapnya. Ini yang amat
meresahkan hati Siauw Can.
Sekarang, sesuai dengan rencana yang diatur
bersama Poa Kiu, bukan hanya cinta yang
mendorong Siauw Can untuk memiliki Bi Lan,
melainkan juga untuk dapat memperalat janda itu
yang kini mendapatkan kepercayaan dari Pangeran
Li Si Bin dan setiap hari memasuki istana kaisar.
Siauw Can mulai mendekati Bi Lan dan dengan
wajah penuh penyesalan, dengan suara menggetar
sedih dia membujuk Bi Lan pada suatu sore, ketika
mendapatkan kesempatan bicara empat mata
dengan janda muda itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lan-moi, kenapa engkau masih nampak marah
kepadaku" Sudah berkali-kali aku minta maaf
kepadamu. Lan-moi, aku memang bersalah malam
itu. Akan te tapi ketahuilah bahwa aku cinta
padamu, aku rindu padamu dan malam itu aku
tidak dapat menahan diri sehingga melakukan hal
yang tidak se patutnya kulakukan. Aku minta maaf,
Lan-moi." Bi Lan menarik napas panjang. Sebetulnya, ia
pernah tertarik kepada pemuda ini dan betapa
akan mudahn ya membalas cintanya. Akan te tapi,
peristiwa malam itu sungguh telah menyapu bersih
semua perasaannya terhadap Siauw Can! Biarpun
demikian, ia tidak dapat merasa benci kepada
pemuda ini, karena iapun dapat memakluminya
sekarang. Ia te ringat akan semua kebaikan Siauw
Can, teringat betapa pemuda itulah yang mengajaknya ke kota raja sehingga kini ia
mendapatkan pekerjaan yang baik dan terhormat.
Semua penghuni istana kaisar bahkan menghormatinya karena ia telah menjadi orang
kepercayaan Pangeran Mahkota. Semua itu dapat
te rjadi karena Siauw Can yang mengajaknya ke
kota raja. Kalau ia tidak bertemu dengan pemuda
itu, entah bagaimana keadaannya sekarang.
"Can-toako, aku sudah melupakan peristiwa itu.
Aku memaafkanmu, akan te tapi kuminta mulai
saat ini, engkau jangan lagi bicara tentang cinta
padaku. Aku hanya akan menjadi muak dan
te ringat akan peristiwa itu lagi saja. Kita hanya
sahabat, toako, dan untuk membalas semua
kebaikanmu, aku berjanji tidak akan membuka
rahasia dirimu kepada siapapun juga."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hanya itulah yang dapat dihasilkan Siauw Can
biarpun dia sudah mencoba untuk bersikap manis,
le mbut, merendah bahkan merengek terhadap Bi
Lan. Agaknya janda itu sudah menutup pintu
hatinya terhadap cintanya!
Sikap Bi Lan ini, selain mengecewakan hati
Siauw Can karena cintanya ditolak, juga membuat
dia bingung. Dia harus dapat memperalat Bi Lan
demi membuat jasa besar kepada Pangeran Tua.
Diapun merundingkan hal ini dengan Poa Kiu,
mengatur siasat. Siauw Can juga tak pernah lalai memperhatikan
Ai Yin. Sejak semula dia sudah berusaha
mendekati gadis bangsawan itu dan dia mengerahkan segala daya untuk menaklukkan hati
gadis itu. Dia memang tampan, lincah dan pandai
bicara. Apalagi karena dia mendapatkan kesempatan. Ai Yin bukan hanya belajar ilmu silat
dari Bi Lan, akan tetapi juga seringkali meminta
petunjuk darinya dan setiap kali Bi Lan pergi ke
istana untuk melatih para dayang is tana, Siauw
Can selalu mempergunakan kesempatan ini untuk
memberi petunjuk kepada Ai Yin. Dengan sendirinya, pergaulan mereka menjadi akrab dan
gadis bangsawan yang kurang pengalaman itu,
yang memiliki pembawaan manja dan genit, tentu
saja mudah runtuh ole h seorang pria yang
berpengalaman seperti Siauw Can. Pemuda ini
bukan saja mempergunakan ketampanan dan
kegagahannya untuk menarik perhatian, bahkan
dia mempergunakan kekuatan sihirnya yang
pernah dia pelajari dari mendiang ayahnya.
Terhadap seorang yang memiliki tenaga sakti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekuat Bi Lan, kekuatan sihirnya itu tidak akan
bermanfaat. Akan te tapi terhadap Ai Yin, guna-
guna sihir yang dipergunakan Siauw Can te ntu
saja amat ampuh! Siauw Can bersikap hati-hati
dan le mbut, tidak mau mempergunakan kekerasan, tidak mau te rse ret oleh nafsunya
sendiri yang bahkan mungkin dapat menggagalkan
usahanya. Dia harus dapat memikat Ai Yin dan
mendapatkan gadis itu sebagai isterinya secara
te rhormat, dapat diterima dengan baik oleh gadis
itu dan keluarganya. Maka diapun berperan
sebagai seorang pemuda yang sungguh jatuh cinta,
yang sopan dan menghormati gadis yang dicintanya! Ketika dia pada suatu pagi, setelah memberi
petunjuk ilmu silat kepada Ai Yin, melihat
kesempatan baik, diapun mendekati Ai Yin yang
duduk di atas bangku dalam ruangan berlatih silat
itu. Gadis itu tampak segar, kedua pipinya
kemerahan, napasnya agak terengah, dahi dan
le hernya basah oleh keringat setelah tadi berlatih
silat dan menggunakan te naga. Ia tersenyum,
cerah dan menyusut keringat dengan saputangan
sambil memandang kepada Siauw Can dengan
wajah berseri. "Bagaimana pendapatmu, toako" Sudah majukah gerakanku?" Ai Yin memanggil pemuda
itu toako (kakak) menirukan Bi Lan. Dia tidak
senang kalau disebut taihiap (pendekar besar),
maka Ai Yin menyebutnya toako yang menyenangkan kedua pihak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Baik sekali, nona. Engkau memang berbakat,
gerakanmu cukup cekatan, cukup kuat, cepat dan
indah. Bahkan gerakanmu le bih indah dibandingkan gerakan Lan-moi."
Ai Yin tertawa dan ketika mulutnya terbuka,
nampak rongga mulut yang merah dan deretan gigi
yang putih dan rapi. "Hi-hik. engkau memuji
te rlalu tinggi, toako. Mana mungkin gerakanku
le bih indah dibandingkan gerakan enci Lan"
Engkau merayu, ya?" Siauw Can te rsenyum, akan te tapi lalu berkata
dengan serius. "Sungguh mati,
aku berani bersumpah, nona. Aku tidak merayu, dan bukan
memuji kosong, hanya berkata sesungguhnya.
Tentu saja engkau tidak dapat menyamai kelihaian
Lan-moi, akan te tapi dalam keindahan gerakan,
nona jauh lebih hebat. Kalau nona bermain silat,
gerakanmu seperti seorang bidadari sedang menari, gerakan kaki tangan dan badanmu.........."
Wanita mana di dunia ini yang hatinya tidak
runtuh menghadapi pujian, apa lagi kalau pujian
itu keluar dari mulut seorang pria muda tampan"
Bahkan andaikata ia tahu bahwa pujian itu hanya
rayuan gombal sekalipun, hati wanita itu akan
berkembang dan penuh rasa senang dan bangga.!
Agaknya memang sudah pembawaan alam, berlaku
untuk mahluk apapun juga, betina selalu suka
sekali dipuji dan pria selalu suka sekali memuji.!
Percaya atau tidak bahwa pujian Siauw Can itu
benar, tetap saja hati Ai Yin menjadi senang bukan
main dan tawanya lepas dan gembira.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan bohong kau, Can-toako! Enci Lan
seringkali menegurku, mengatakan bahwa yang
membuat gerakanku kaku adalah badanku, ehh......pinggulku, katanya te rlalu menonjol ke
belakang!" Siauw Can membelalakkan matanya dan berkata
dengan nada penuh penasaran, "Ah, Lan-moi
te rlalu kejam untuk mencelamu. Hem, menurut
penglihatankku, justeru pinggulmu amat indah
bentuknya dan membuat gerakanmu nampak
serasi dan menawan!"
Kembali Ai Yin te rsenyum, akan te tapi sekali ini
ia mengerling genit dan kedua pipinya agak
kemerahan. Siauw Can yang sudah berpengalaman
dapat melihat bahwa gadis itu sudah mulai
te rpikat. Dia mengenal batas dan tidak melanjutkan rayuannya karena hal itu akan
menimbulkan kecurigaan. Dia bersikap biasa
kembali dan dengan sopan dia mulai pula memberi
petunjuk-petunjuk sehingga gadis itu kehilangan
rasa canggungnya. Akan te tapi diam-diam benih
yang ditanam Siauw Can mulai tumbuh, dan
sepasang mata yang manja itu mulai memandang
Siauw Can bukan hanya karena kagum akan
kepandaiannya, akan tetapi juga dengan perhatian
yang lain, perhatian seorang gadis remaja yang
mulai tertarik kepada seorang pria yang menyenangkan hatinya, yang pandai mengelus
perasaannya. Jerat mulai dipasang untuk menangkap kelinci muda yang belum berpengalaman itu, perangkap mulai dipasang


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

te rhadap burung yang baru belajar terbang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sikap Siauw Can yang mulai berubah, rayuan-
rayuan maut berupa pujian-pujian dengan suara
le mbut, pandang mata yang je las membayangkan
berahi, senyum-senyum penuh pikatan, membuat
Ai Yin maklum bahwa pemuda yang selama ini
dianggapnya sebagai seorang pendekar yang
membantu ayahnya itu cinta kepadanya! Hal ini
merupakan pengalaman baru bagi gadis bangsawan ini, membuat ia kadang suka melamun
dalam kamarnya. Ia mulai gelisah dan akhirnya,
pada suatu kesempatan ia berdua saja dengan Bi
Lan, ia mengaku te rus terang kepada pendekar
wanita yang menjadi sahabat dan gurunya itu.!
"Enci Bi Lan, aku ingin membicarakan sesuatu,
akan te tapi engkau harus berjanji dulu padaku
bahwa engkau akan merahasiakan semuanya ini
dan juga bahwa engkau tidak akan merasa
te rsinggung.!" Bi Lan memandang gadis itu dengan sinar mata
penuh selidik. Ia mengenal Ai Yin sebagai seorang
dara remaja yang cantik, genit dan manja. Akan
tetapi yang memiliki dasar watak yang baik, yang
akrab pula dengan saudara sepupunya, yaitu
Pangeran Mahkota Li Si Bin. Iapun merasa sayang
kepada Ai Yin, sungguhpun ia tahu bahwa gadis
itu sebagai murid tidaklah memuaskan karena
tidak memiliki bakat ilmu silat.
"Baik, nona, aku berjanji tidak akan merasa
te rsinggung dan akan merahasiakan apa yang
akan kaubicarakan," jawabnya sambil tersenyum,
merasa seperti menghadapi seorang anak-anak
yang manja. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah bersangsi sebentar, dengan kedua pipi
berubah merah, Ai Yin lalu bertata. "Enci Lan,
kakak mis anmu itu...... "
Diam-diam Bi Lan te rkejut. Ada apa dengan
Siauw Can" Jantungnya berdebar. Jangan-jangan
pemuda itu mengulang lagi perbuatannya seperti
yang pernah dilakukan kepadanya pada malam itu,
dan kini yang didekatinya adalah gadis bangsawan
ini. "Can-toako" Kenapa dengan dia?" tanyanya
cepat. Melihat Bi Lan terkejut. Ai Yin tersenyum dan
menggeleng kepala. "Tidak apa-apa. enci. Hanya
dia.......dia agaknya jatuh cinta padaku.."
Dara itu menundukkan mukanya dengan malu-
malu dan Bi Lan te rbelalak. Hemm, kiranya Siauw
Can kini mengalihkan perhatian dan perasaannya
kepada gadis bangsawan yang usianya baru
tujuhbelas tahun ini.! Akan te tapi, agaknya Ai Yin juga dapat
menerima perasaan pemuda itu. Kalau tidak
demikian, tentu akan berbeda sikapnya. Tentu
dara itu akan marah-marah, tidak bersikap malu-
malu seperti ini. Sikap malu-malu menghadapi
pernyataan cinta seorang pria sama artinya dengan
menyambut pernyataan itu dengan senang hati.
Dara ini telah terpikat dan jatuh hati pula kepada
Siauw Can! Akan tetapi, apa salahnya" Siauw Can
adalah seorang pemuda yang baik. Tampan dan
gagah, dan menjadi orang kepercayaan Pangeran
Tua, ayah gadis ini. Ia tidak melihat suatu cacat
pada diri Siauw Can, kecuali peristiwa malam itu
yang telah dapat ia maklumi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siocia (nona), dia tidak melakukan sesuatu yang
tidak semestinya kepadamu, bukan?" Bi Lan
memancing dan gadis itu cepat menggeleng kepala
dan mengangkat muka memandangnya.
"Tidak, dia amat baik kepadaku, enci."
"Hemm, kalau begitu.......kenapa kauceritakan
hal ini kepadaku?" Wajah Ai Yin menjadi semakin merah. "Aku...
.aku bingung, enci, aku........aku takut karena
belum pernah aku merasakan seperti ini. Aku tidak
tahu apa yang harus kulakukan, aku ingin
bertanya kepadamu, bagaimana pendapatmu te ntang pemuda yang menjadi kakak misanmu
itu?" Bi Lan te rharu. Sukar baginya membayangkan
bagaimana akan rasanya andaikata pernyataan
dan pertanyaan Ai Yin itu diajukan kepadanya
sebelum terjadi peristiwa malam itu.! Ia sendiri
tadinya menyukai Siauw Can.
Akan te tapi sekarang, yang ada dalam hatinya hanya perasaan
haru. Dara bangsawan itu demikian percaya
kepadanya sehingga menanyakan urusan yang
demikian pribadi kepadanya.
Bi Lan menegang tangan Ai Yin dan dengan
suara gemetar karena haru iapun berkata, "Nona,
sepanjang yang kuketahui, Can-toako adalah
seorang laki-laki yang gagah perkasa dan berjiwa
pendekar. Bagiku dia cukup gagah dan baik. Tentu
saja aku tidak mengenalnya lebih dalam karena
kamipun baru berte mu beberapa bulan yang lalu.
Nona, apakah.........engkau juga cinta padanya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kembali Ai Yin menanduk, ia memang genit dan
manja, juga lincah, akan te tapi sekali ini dalam
urusan cinta, ia berubah menjadi pemalu! Ia
menggeleng kepala. "Aku tidak tahu, enci. Aku
memang kagum padanya, dan suka padanya, dan
segala hal pada dirinya menarik hatiku, membuat
aku selalu ingat dan kadang tak dapat tidur........ "
Bi Lan te rsenyum. Itu tandanya cinta, walaupun
mungkin cinta remaja! "Nona, apakah engkau
mengharapkan nas ihat dariku?"
Ai Yin mengangkat muka dan memandang Bi
Lan dengan mata penuh harap. "Benar sekali, enci
Lan. Aku sedang bingung dan ragu, bagaimana
baiknya menghadapi urusan ini?"
"Pernahkah dia secara terang-terangan menyatakan bahwa dia cinta padamu, nona?"
"Terang-terangan memang belum, akan te tapi
gerak-geriknya, sinar matanya, suaranya, pujian-
pujiannya, semua itu sudah jelas. Agaknya diapun
merasa ragu dan bimbang, takut untuk mengatakannya." "Hem, kalau begitu, kautunggu saja sampai ia
berkata terus terang, nona. Dia seorang gagah,
kurasa dia akan berani berte rus terang kalau
memang dia cinta padamu. Dan kalau dia sudah
menyatakan cintanya, jawablah saja bahwa kalau
benar dia mencintamu, dia harus berani melamarmu kepada orang tuamu."
"Aih, mana dia berani, enci?"
"Biar itu menjadi ujian baginya, nona. Kalau
memang dia mencintamu, kenapa tidak berani!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jangankan hanya melamar kepada orang tuamu,
kalau dia benar mencinta, biar menyeberangi
lautan api umpamanya, te ntu akan dia lakukan.
Bukankah begitu?" Wajah gadis itu berseri-seri. Betapa senangnya
kalau mempunyai seorang calon suami yang
demikian besar cintanya sampai mau menyeberangi lautan api! Setelah bicara dengan Bi
Lan, makin besar rasa hati Ai Yin dan diapun kini
tidak ragu-ragu lagi, sudah bertekad untuk
menerima cinta kasih pemuda itu.
Kalau saja Bi Lan tahu! Kalau saja ia mengenal
siapa sebenarnya Siauw Can atau Can Hong San.
Tentu ia akan dengan te gas mencegah puteri
bangsawan itu te rgelincir dan te rjebak ke dalam
perangkap! -ooo0dw0ooo- Beberapa bulan kemudian. Seperti yang dinasehatkan Bi Lan, ketika pada suatu hari Siauw
Can memberanikan diri mengaku cintanya kepada
Ai Yin, gadis bangsawan itu menjawab bahwa
untuk membuktikan cintanya, Siauw Can harus
melamarnya pada ayahnya! Siauw Can terbelalak mendengar ini dan dia
nampak gelis ah. "Akan tetapi, bagaimana mungkin
itu, nona" Bagaimana aku akan berani melamarmu" Ayahmu adalah
Pangeran Tua, majikanku, dan aku sendiri sebatangkara, tiada
orang tua lagi. Aku tidak mempunyai wakil
dan........." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Cukup alas an itu, toako!" Li Ai Yin memotong
marah. "Kau bilang bahwa engkau mencintaku.
Akan te tapi baru kusuruh mengajukan pinangan
saja engkau tidak berani! Bagaimana aku dapat
mempercayaimu?" kata Ai Yin yang segera pergi
meninggalkan pemuda itu. Siauw Can te rmenung dan menjadi serba salah.
Tadinya dia ingin memikat dulu gadis bangsawan
itu sampai menjadi kekasihnya, baru perlahahan-
lahan mengatur perjodohan. Siapa kira, gadis ini
langsung saja minta dibuktikan cintanya dengan
mengajukan lamaran! Sekarang menjadi serba
salah. Tidak memenuhi permintaan Ai Yin tentu
gadis itu akan marah dan menganggap cintanya
hanya pura-pura. Memenuhi permintaan, dia
merasa takut! Karena bingung, diapun lari
menjumpai Poa Kiu dan minta nasihat rekan yang
le bih tua itu. Mendengar kete rangan Siauw Can, Poa Kiu yang
kurus bongkok mengelus je nggotnya dan mengangguk-angguk. "Hemm, jadi nona Ai Yin
jatuh cinta padamu dan minta agar ia dilamar"
Betapa baik nasibmu, Siauw Can. Baiklah, aku
akan menjadi walimu dan akan kuajukan lamaran
kepada Pangeran. Mudah-mudahan saja beliau
dapat menerima pinanganmu."
"Akan tetapi kuharap paman berhati-hati, jangan
sampai beliau marah kepada kita......" kata Siauw
Can dengan lega walaupun kekhawatirannya masih
membuatnya gelisah. De mikianlah, dengan hati-hati Poa Kiu menghadap Pangeran Li Siu Ti dan melaporkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
te ntang hubungan asmara antara Siauw Can dan
Ai Yin, dan tentang keinginan hati Siauw Can
untuk mengajukan pinangan, akan tetapi pemuda
itu takut-takut. Pangeran Tua Li Siu Ti tidak marah. Dia
memang suka kepada pemuda itu, akan te tapi
menerima seorang pemuda biasa sebagai mantu
merupakan hal yang harus diimbali dengan jas a
yang besar di pihak Siauw Can. Maka, diapun
mengajukan syarat, bahwa apabila Siauw Can


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berhasil membunuh atau setidaknya melukai
Pangeran Mahkota Li Si Bin, barulah dia akan
menerima pinangan pemuda itu.
Mendengar ini, Siauw Can segera mencari akal
dan mengatur siasat, dibantu oleh Poa Kiu yang
mengharapkan bahwa apabila kelak Siauw Can
menjadi mantu Pangeran Li Siu Ti, tentu pemuda
itu tidak akan melupakan jas anya dan diapun
akan ikut te rangkat naik derajat dan kedudukann ya. Bi Lan sama sekali tidak tahu akan persekutuan
yang dikepalai Pangeran Tua Li Siu Ti. Baginya,
pangeran itu adalah adik kaisar yang berkedudukan tinggi karena menjadi penas ihat
kaisar. Sama sekali ia tidak pernah bermimpi
bahwa pangeran itu mempunyai cita-cita untuk
kelak menjadi kaisar dan untuk cita-cita ini, dia
sanggup melakukan apa saja. Apa lagi karena
hubungannya dengan Ai Yin amat akrabnya,
sedangkan gadis bangsawan itu biarpun genit dan
manja, dinilainya seorang yang berbudi baik,
bahkan amat sayang dan hormat kepada Pangeran
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mahkota. Ia tidak tahu betapa cita-cita Pangeran
Tua Li Siu Ti itu bahkan mengancam dirinya,
karena ia dekat dengan Pangeran Li Si Bin dan
dapat keluar masuk is tana setiap hari tanpa
dicurigai dan dengan bebas pula.
Pada suatu hari, ketika seperti biasa ia berada di
istana untuk melaksanakan tugasnya melatih silat
kepada para dayang, seorang pengawal memberi
tahu kepadanya bahwa ada dua orang perajurit
pengawal dari istana Pangeran Tua datang minta
berte mu dengannya untuk menyampaikan berita
yang amat penting. Tentu saja Bi Lan menjadi
heran mendengar ini. akan tetapi ia cepat keluar
untuk menemui dua orang perajurit itu. Mereka
nampak gugup dan ketakutan, dan begitu bertemu
dengan Bi Lan, seorang di antara mereka berkata
dengan cemas. "Celaka, Kwa-lihiap! Nona kecil Lan Lan telah
hilang.........!" Sepasang mata itu terbelalak. "Apa" Bukankah
ia diasuh oleh Cu-ma?"
"Kami dapatkan Cu-ma duduk di bangku taman
dalam keadaan tak sadar, dan nona kecil tidak
ada. Sudah kami cari kemana-mana tidak berhasil." Mendengar ini, tanpa banyak cakap lagi Bi Lan
segera berlari meninggalkan pintu gerbang is tana,
membuat para penjaga di pintu gerbang te rheran-
heran dan te ntu saja mereka segera bertanya
kepada dua orang perajurit yang datang dari istana
Pangeran Tua itu. Dua orang perajurit inipun
menceritakan tentang hilangnya Lan Lan, pute ri
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kwa Bi Lan. Segera tersebarlah berita itu dari
mulut ke mulut dan sebentar saja berita itu sampai
ke telinga Pangeran Mahkota Li Si Bin. Pangeran
yang menaruh perhatian kepada Bi Lan ini merasa
khawatir dan diapun segera bergegas pergi
berkunjung ke istana Pangeran Tua.
Sementara itu, bagaikan terbang cepatnya, tanpa
memperdulikan orang-orang yang dijumpai dalam
perjalanan, yang memandang dengan heran dan
kaget ketika mereka melihat bayangan berkelebat
saking cepatnya dan tak lama kemudian ia sudah
tiba di istana Pangeran Tua. Ia disambut oleh para
penjaga dan pelayan, dan segera ia diantar ke
kamar Cu-ma, wanita pengasuh yang biasanya
mengasuh Lan Lan setiap kali ia pergi ke istana
kaisar. Mereka telah mengangkat tubuh Cu dan
membaringkannya ke dalam kamar pelayan itu
sendiri. Bi lan segera memeriksa dan melihat Cu-
ma berada dalam keadaan tidak dapat bergerak
dan tak dapat berbicara. Ia telah ditotok secara
lihai! Bi Lan cepat menotok beberapa jalan darah di
tubuh Cu-ma dan akhirnya wanita setengah tua itu
dapat bergerak dan menangis.
"Cu-ma, apa yang te lah te rjadi" Di mana Lan
Lan?" Bi Lan bertanya, suaranya tegas dan keras.
"Hentikan tangismu dan ceritakan yang jelas!"
Sambil menahan tangis dan masih nampak
gugup, Cu-ma bercerita bahwa tadi seperti biasa,
setelah Bi Lan berangkat ke istana, ia mengajak
Lan Lan bermain di dalam taman bunga. Kebetulan
musim bunga te lah tiba dan taman istana itu
indah sekali. Bunga beraneka warna dan bentuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sedang mekar dan keharuman semerbak di taman
itu. Cu-ma membiarkan Lan Lan bermain-main di
atas rumput dan dia mengawasi sambil duduk di
atas bangku. "Saya tidak tahu apa yang te rjadi, lihiap. Tiba-
tiba saja ada bayangan berkelebat dan sebelum
saya dapat berbuat sesuatu, tubuh saya tak dapat
digerakkan lagi dan saya tidak dapat mengeluarkan suara. Akan tetapi saya masih dapat
melihat betapa bayangan itu menyambar tubuh
nona kecil Lan Lan dan membawanya pergi seperti
te rbang cepatnya." Pada saat itu, Ai Yin datang berlari memasuki
kamar itu dan ia duduk di te pi pembaringan Cu-
ma, memegang tangan Bi Lan dan wajah gadis ini
pun tegang. "Aku juga ikut mencari kemana-mana,
akan te tapi tidak berhasil, enci Bi Lan." katanya
dengan wajah cemas. "Tenanglah, nona, dan biar aku mencari
keterangan dulu dari Cu-ma," kata Bi Lan. Iapun
merasa gelisah, akan te tapi sikapnya te nang. "Cu-
ma, bagaimana bentuk wajah dan tubuh bayangan
itu?" "Saya tidak sempat melihat wajahnya, lihiap.
Pakaiannya serba hitam, dan saya yang tidak
mampu bergerak, hanya sempat melihat tubuh
belakangnya saja. Rambutnya dibungkus kain
kepala warna hitam pula, dan bentuk tubuhnya
sedang." "Laki-laki atau wanita melihat bentuk tubuhnya
itu?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bentuk tubuh itu sedang saja, bisa laki laki dan
bisa juga wanita." "Dia tidak mengeluarkan kata-kata?"
"Tidak, Lihiap."
"Apakah Lan Lan tidak menangis ketika
dilarikan orang itu?"
"Saya tidak mendengar nona kecil menangis.
Semua berlangsung demikian cepatnya....." Cuma
menangis lagi. "Enci Lan, siapa kira-kira yang berani menculik
Lan Lan" Apakah engkau mempunyai musuh?"
Bi Lan hanya menggeleng kepalanya dan tiba-
tiba ia bertanya kepada gadis bangsawan itu.
"Nona, di mana kakak misanku Siauw Can?"
Dalam keadaaan seperti itu, semua orang patut
dicurigai, pikir Bi Lan. Ia tidak mempunyai alas an
untuk mencurigai Siauw Can, akan tetapi kenapa
pemuda itu tidak nampak, padahal seluruh isi
rumah nampak bingung karena lenyapnya Lan Lan
diculik orang. "Dia" Sejak pagi tadi dia pergi mengawal ayah
keluar rumah. Dia tidak tahu bahwa Lan Lan
diculik orang. Juga ayah belum tahu karena
mereka belum pulang. Enci Lan, kau harus dapat
menemukan kembali Lan Lan dan menangkap
penjahat yang menculiknya!"
Sebelum Bi lan menjawab, te rdengar suara
gaduh para pelayan yang berlutut memberi hormat
dan muncullah Pangeran Li Si Bin. "Bi Lan, kami
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendengar putrimu diculik orang! Apa yang
sesungguhnya terjadi?" tanya pangeran itu.
Bi Lan tidak kehilangan ketenangannya dan
bersama Ai Yin ia memberi hormat kepada
pangeran itu. "Kakanda Pangeran, paduka harus
menolong Lan Lan......." Ai Yin segera berkata.
"Tenanglah, Ai Yin dan biarkan Bi Lan menceritakan apa yang te rjadi," kata pangeran itu
dengan sikap te nang dan dia sudah duduk di
sebuah kursi dalam kamar pelayan itu.
Bi Lan menceritakan semua yang te rjadi dengan
sejelasnya kepada Pangeran Li Si Bin. Setelah
mendengar apa yang te rjadi, pangeran itu menjadi
marah sekali. "Jangan khawatir, Bi Lan. Sekarang
juga aku akan mengerahkan seluruh pasukan
keamanan untuk mencari anakmu itu dan engkau
boleh menghentikan dulu tugasmu mengajar di
istana dan mencari anakmu sampai dapat."
Pangeran itu lalu meninggalkan istana Pangeran
Tua memanggil panglimanya dan memerintahkan
agar panglima itu mengerahkan pasukan mencari
anak yang hilang itu. Segera para perajurit berjaga
di semua pintu gerbang, melakukan pencarian dan
penggele dahan, bahkan menangkapi orang-orang
yang dicurigai. Belum pernah terjadi keributan
seperti itu hanya karena hilangnya seorang anak
kecil, yang melibatkan seluruh perajurit pasukan
keamanan! Bi Lan sendiri tidak tinggal diam. Ia mencari ke
mana-mana, namun tidak menemukan je jak Lan
Lan. Akhirnya ia te rmenung di dalam kamarnya
seorang diri saja. Mulailah ia menduga bahwa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
besar sekali kemungkinan kini Lan Lan berada
bersama ayah ibunya! Ayah dan ibu Lan Lan, Si
Han Beng dan Bu Giok Cu, a dalah sepasang suami
isteri pendekar yang amat lihai, memiliki ilmu
kepandaian silat yang tinggi sekali. Siapa lagi yang
akan menculik Lan Lan kalau bukan mereka"
Mungkin ibu anak itu yang datang untuk
mengambil kembali pute rinya. Kalau benar mereka
yang datang mengambil kembali pute ri mereka,
iapun tidak dapat berbuat sesuatu. Kalau dulu ia
mampu melarikan Lan Lan hal itu hanya karena
suami isteri itu tidak tahu dan suami isteri itu
te ntu saja tidak berani sembarangan mengejarnya
karena takut kalau ia melaksanakannya ancamannya, yaitu akan membunuh Lan Lan
kalau mereka mengejar. Bi Lan menarik napas panjang. Ia telah terlanjur
cinta kepada anak itu dan dianggapnya sebagai
anak sendiri. Bahkan kepada Pangeran Mahkota
saja ia mengakui Lan Lan sebagai pute rinya.
Biarpun kini Pangeran Li Si Bin yang mempunyai
kekuasaan besar itu membantunya, tidak mungkin
kalau ia minta bantuan pangeran itu untuk
merampas Lan Lan dari ayah ibunya sendiri! Hal
itu berarti ia harus membuka rahasianya bahwa
selama ini ia membohongi semua orang, membohongi sang pangeran bahwa Lan Lan bukan
anaknya sendiri melainkan anak curian!
Lewat tengah hari, Pangeran Tua Li Siu Ti dan
para pengawal yang dipimpin Siauw Can pulang.
Begitu mendengar tentang terculiknya Lan Lan,
Siauw Can segera mencari Bi Lan di kamarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Lan-moi, apa yang te lah terjadi" Aku mendengar
Lan Lan diculik orang! Benarkah ini?"
Bi Lan mengamati wajah pemuda itu dan ia
mengangguk "Pagi tadi, ketika aku sedang berada
di istana, dan Lan Lan diasuh Cu-ma di taman,
ada bayangan orang menotok roboh Cu-ma dan
membawa lari Lan Lan."
"Ah, keparat! Kalau aku berada di rumah, tak
mungkin hal ini terjadi! Akan kubekuk le her
penculik jahanam itu, Lan-moi. Percayalah, aku
akan mencari dan menemukan kembali anakmu!"
Bi Lan menggele ng kepala dan menghela napas.
"Sudah kucari ke mana-mana akan te tapi tidak
ada je jaknya, Can-toako. Bahkan Pangeran Mahkota juga sudah mengerahkan pasukan untuk
mencarinya. Penculik itu agaknya lihai sekali. Dia
dan Lan Lan seperti menghilang saja...... " Wajah Bi
Lan nampak berduka sekali karena ia hampir
yakin bahwa Lan Lan te ntu diambil kembali oleh
orang tuanya dan kalau hal itu terjadi, berarti
kehilangan Lan Lan untuk selamanya. Dan tiba-
tiba saja ia merasa amat kesepian. Melihat wanita
itu hampir menangis, Siauw Can menghiburnya.
"Aku akan membantumu, Lan-moi. Betapapun
lihainya, kalau engkau dan aku maju bersama,
mustahil kita tidak akan mampu mengalahkannya
merebut kembali anakmu."
Pada saat itu Pangeran Tua Li Siu Ti datang dan
berada di luar kamar Bi Lan. Wanita itu cepat
keluar dan memberi hormat. "Aku ikut merasa
menyesal sekali mendengar anakmu diculik orang,
Bi Lan. Ah, kalau tahu akan muncul bencana,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
te ntu aku tidak mengajak Siauw Can pergi hingga
dia berada di rumah dan akan mampu mencegah
te rjadinya penculikan itu. Para penjaga yang tidak
becus itu! Akan kuhukum mereka yang bertugas
pagi tadi. Mereka lalai sehingga tidak tahu ada
penjahat masuk dan menculik anakmu!"
"Harap paduka tidak menyalahkan para penjaga,
Pangeran. Penculik itu memiliki kepandaian tinggi
sehingga tidak akan sukar baginya untuk menyelinap masuk dan melarikan Lan Lan keluar
tanpa diketahui para penjaga. Dari cara dia
menotok Cu-ma, dan betapa dia mampu bersembunyi dan meloloskan diri dari pengejaran
dan pencarian pasukan keamanan yang dikerahkan Pangeran Mahkota, saya tahu bahwa
dia lihai bukan main," kata Bi Lan yang tidak ingin
para penjaga disalahkan. Karena andaikata ia
sendiri menjadi penculiknya, iapun akan mampu
melakukan hal itu tanpa diketahui para penjaga.
Sekarang ia sama sekali tidak dapat mencurigai
Siauw Can. Sudah jelas dari penjelasan Pangeran
Li Siu Ti bahwa ketika peristiwa terjadi, Siauw Can
sedang mengawal dan menemani pangeran itu.
Akan te tapi agaknya memang tidak perlu mencurigai orang lain. Ia hampir yakin bahwa
pelaku penculikan itu pasti orang tua Lan Lan
sendiri.Hanya mereka yang berkepentingan untuk
merampas kembali Lan Lan. Kalau orang lain,
Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang 5 Rahasia Ciok Kwan Im Pendekar Harum Seri Ke 2 Karya Gu Long Musuh Dalam Selimut 1
^