Pencarian

Naga Sakti Sungai Kuning 2

Naga Sakti Sungai Kuning Huang Ho Sin-liong Karya Kho Ping Hoo Bagian 2


Setelah membunuh lima orang itu, dengan tenang sekali wanita cantik ini melemparkan mata uang keatas meja, lalu
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
meninggalkan kedai itu dengan langkah tenang, lenggangnya menarik sekali, membuat kedua pinggulnya menari-nari di balik celana sutera yang ketat.
Semua orang cepat minggir memberi jalan kepada wanita itu dan ketika ia lewat, terciumlah bau harum yang menyengat hidung, harum bercampur amis, seperti bau ular. Seorang diantara para penonton, seorang tokoh kang-ouw yang berpengalaman, berbisik kepada temannya.
"Ia adalah Ban-to Mo-li ?".!" Nama ini terdengar oleh penonton lain dan mereka pun bergidik.
Siapa yang belum pernah mendengar Ban-to Mo-li"
Andaikata belum pernah bertemu dengan orangnya, namanya tentu sudah pernah didengar karena nama ini terkenal di dunia kang-ouw. Ban-to Mo-li (Iblis Betina Selasa Racun) adalah seorang datuk sesat yang amat terkenal karena kelihaiannya, juga karena kekejamannya. Terbukti kekejamannya ketika dengan mudah saja ia membunuh Jeng-San Ngo-liong hanya karena ia digoda.
Si Kian dan Bu Hok Gi yang tadinya hendak membeli makanan di kedai itu dan menjadi penonton, tentu saja terkejut dan muka mereka pucat sekali.
Baru tadi mereka menyaksikan perkelahian diatas perahu-perahu itu dan melihat maut menyeret belasan orang, dan kini di depan mata mereka, demikian dekatnya, mereka melihat lima orang tewas dengan muka menghitam dan membengkak, mata melotot, dibunuh oleh seorang wanaita cantik! Tentu saja nyali mereka seperti terbang melayang dan tapa banyak cakap lagi keduanya meninggalkan tempat itu dengan muka pucat dan kedua kai gemetaran.
Mereka kembali ke tepi sungai dimana mereka meninggalkan keluarga mereka tadi tanpa membawa
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
sedikitpun makanan karena mereka sudah ketakutan untuk tinggal lebih lama lagi di perkampungan itu.
"Kita harus cepat meninggalkan tempat ini, melanjutkan perjalan kita," kata Bu Hok Gi yang masih ketakutan.
"Memang benar, Bu-toako," kata Si Kian. "Akan tetapi kita harus berhati-hati. Sekarang, didepan sana masih banyaknya mereka sekali perahu berseliweran dan agaknya mereka adalah orang-orang jahat yang mudah membunuh orang.
Sebaiknya kita menanti sampai malam menjadi sunyi, diam-diam kita melanjutkan perjalanan dan lolos dari daerah yang berbahaya ini."
Bu Hok Gi membenarkan pendapat Si Kian dan mereka pun menanti sampai malam menjadi larut. Karena ayah mereka tidak membawa makanan, Si han Beng dan Bu Giok Cu, dua orang anak dua keluarga itu, segera mencoba untuk memancing ikan. Bu Giok Cu sejak tadi mengomel terus karena perutnya terasa lapar dan ayahnya yang sejak tadi dinanti-nanti, datang tanpa membawa makanan. Dan lebih sial lagi, sejak tadi ia mengail, tidak ada ikan yang menyambar umpannya.
Bu Giok Cu yang baru berusia sepuluh tahun itu sudah memperlihatkan tanda yang jelas bahwa kelak ia akan menjadi seorang wanita yang cantik jelita. Akan tetapi, sebagai puteri tunggal seorang kepala dusun, ia amat manja. Biarpun manja, Giok Cu adalah seorang anak yang tidak malas dan cerdik, juga nakal. Berbeda dengan Giok Cu, Si han Beng lebih pendiam dan biarpun usianya baru dua belas tahun, Han Beng tidak kekanak-kanakan, bahkan seperti seorang yang sudah dewasa saja. Hal ini adalah karena sejak kecil dia hidup dalam keluarga yang tidak mampu, memaksanya sejak kecil ikut bekerja membantu ayahnya, baik mencari ikan sebagai nelayan atau bekerja di sawah lading sebagai petani.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Tubuhnya juga tinggi besar dan kuat karena sudah terbiasa bekerja berat sejak kecil. Wajahnya tampan, mewarisi wajah ibunya yang termasuk wanaita cantik walaupun orang dusun.
Suasana di daerah Pusaran Maut itu makin malam menjadi semakin sunyi. Agaknya, ketegangan terasa diantara para tokoh kang-ouw yang hendak memperebutkan anak nag.
Ketegangan menanti munculnya anak naga, ditambah dengan ketegangan karena terjadinya perkelahian dan pembunuhan besar-besaran yang terjadi sore tadi, mencekam hati semua orang dan banyak diantara mereka yang kini bersiap-siap saja di tepi sungai.
Mereka percaya akan berita atau dongeng bahwa anak naga itu muncul pada tengah malam, maka mereka pada siap di tepi sungai dengan perahu mereka, menanti datangnya malam.
Bulan sudah muncul, bulan purnama yang membuat permukaan air sungai nampak keemasan. Malam telah larut biarpun tengah malam masih dua tiga jam lagi, sudah mulai ada perahu yang bersiliweran di luar daerah Pusaran maut.
Menurut dongeng, anak naga akan muncul di tengah pusaran itu dan berenang keluar dari arus pusaran, karena anak naga itu ingin mencari ikan di air yang tenang. Ikan tidak terdapat di air yang terseret arus pusaran. Karena tidak dapat menentukan, di bagian mana dari luar pusaran yang akan didatangi oleh anak naga, maka perahu-perahu itu hanya berseliweran di sekitar daerah pusaran.
Bulan purnama sudah naik tinggi ketika nampak dua buah perahu di dayung perlahan-lahan dan dengan hati-hati sekali, dengan tenang meluncur di luar daerah pusaran berbahaya.
Itu adalah perahu yang ditumpangi kega Si Kian dan Keluarga Bu Hok Gi. Perahu Si Kian didayung oleh Si Kian sendiri, dibantu oleh Han Beng, sedangkan perahu Bu Hok Gi didayung oleh seorang pembantunya dan oleh Bu Hok Gi sendiri.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Mereka mendayung perahu perlahan-lahan sambil mata mereka memandang kea rah beberapa buah perahu yang berseliweran di daerah itu dengan mata takut-takut.
Bulan purnama cukup terang sehingga para penumpang dua buah perahu ini dapat melihat betapa daerah ini dikelilingi oleh banyak sekali perahu. Akan tetapi perahu-perahu itu hanya diam saja, seperti menanti sesuatu, dan hanya sedikit yang berseliweran.
Tiba-tiba terdengar suara rebut dan banyak perahu yang tadinya diam itu bergerak semua. Hal ini mengejutkan dan menakutkan Si Kian dan Bu Hok Gi. Mereka menghentikan perahu mereka yang dibiarkan berhimpitan, takut kalau sampai ketahuan perahu-perahu lain dan terlibat dalam keributan itu. sejak tadi Bu Giok Cu masih enak-enakan memancing ikan, tidak peduli akan semua itu dan mencurahkan perhatiannya ke ujung tangkai pancingnya.
Keributan terjadi di dekat daerah pusaran ketika seorang diantara para tokoh kang-ouw melihat adanya benda yang mengeluarkan cahaya di permukaan air. Cahaya itu berkilau seperti beberapa ekor binatang laut kalau muncul di tengah malam dan mengeluarkan semacam sinar dari tubuhnya, seperti udang dan beberapa macam ikan lainnya.
Dan tokoh kang-ouw itu kemudian melihat jelas bahwa yang sedang berenang melawan arus air pusaran itu adalah eekor binatang seperti ular atau belut warnanya kehitaman, sebesar lengan orang dewasa dan panjangnya kurang lebih satu setengah meter.
"Anak ?"" anak naga ?"?"!" teriaknya di luar kesadarannya saking kaget, girang dan tegangnya. Kalau saja dia tidak panic, tentu dia diam saja agar jangan ada orang lain mendengarnya dan akan diam-diam berusaha menangkap binatang yang ditunggu-tunggu itu.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Dia mendayung perahunya, meluncur dekat binatang yang seperti ular itu. akan tetapi ketika dia menjulurkan tangan hendak menangkapnya, binatang itu mengelak dan berenang kembali ke pusaran. Tokoh kang-ouw itu mengejar dengan perahunya, tidak sadar bahwa binatang it uterus berenang ke tengah. Dia baru tahu ketika tiba-tiba perahunya terseret oleh arus yang amat kuat dan binatang itu lenyap. Dia terbelalak melihat perahunya meluncur cepat tanpa dapat dikuasainya lagi. Dia mencoba untuk mendayung sekuat tenaga, namun tetap saja tenaganya tidak mampu menahan kekuatan arus yang menyeret perahunya. Mulailah dia panic.
"Tolooooooooong ?"?"..!" Tanpa malu-malu dia berteriak ketika perahunya terseret pusaran air, dibawa berpusing oleh pusaran air, makin lamaa makin cepat dan makin menyempit garis lingkarannya. Saking takutnya, diapun melompat dari perahunya, mencoba untuk berenang. Akan tetapi sia-sia sajaa, tubuhnya terseret dan beberapa kali terdengar dia menjerit minta tolong, juga perahunya, disedot oleh pusat pusaran air!
Akan tetapi teriakannya tentang anak naga tadi sudah menarik perhatian semua tokoh. Mereka ini sama sekali tidak peduli akan nasib orang yang tersedot pusaran air itu.
perhatian mereka seluruhnya ditujukan kepada benda berkilau yang tadi berenang dan kemudian lenyap.
Tiba-tiba, dua buah perahu yang ditumpangi oleh delapan orang gagah, para anggota perkumpulan Jit-Seng-pang (Perkumpulan Tujuh Bintang) di Cin-an nampak sibuk. Dua orang diantara mereka mempergunakan jala yang bergagang bamboo panjang dan mereka agaknya telah berhasil menjala anak naga yang dihebohkan itu. di dalam jala mereka itu nampak benda panjang yang mengeluarkan sinar berkeliuan bergerak-gerak hendak lepas.
Melihat betapa delapan orng anggota Jit-seng-pang itu agaknya berhasil menangkap "Anak Naga", banyak perahu
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
meluncur mendekati mereka. Melihat ini, para anggota Jit-seng-pang siap dengan senjata mereka, dan kepala rombongan mereka berseru :
"Kami dari Jit-seng-pang dan ular naga kecil ini sudah kami tangkap. Kami yang berhak memilikinya, harap para sahabat yang gagah tidak mengganggu kami!"
Akan tetapi, nampak seorang laki-laki tinggi gemuk bermuka hitam meloncat dari perahunya, ketas perahu orang-orang Jit-seng-pang. Dua orang anggota Jit-seng-pang yang menyambutnya dengan bacokan golok, dibuat terjungkal dari perahunya oleh tendangan laki-laki gemuk itu dan sekali dia menyambar, jala itu telah dirampasnya. Dengan kecepatan luar biasa, dia sudah meloncat ke perahunya sendiri. Akan tetapi ketika dia hendak melarikan diri dengan perahunya, membawa jala yang membungkus ular berkilauan itu terdengar bentakan halus.
"Tinggalkan anak naga itu padaku dan sinar hitam meluncur cepat sekali kerah laki-laki gemuk bermuka hitam. Laki-laki yang amat lihai itu hendak menangkis, akan tetapi ternyata ada sianr kedua menyambar dan mengenai pundaknya. Dia roboh dalam perahunya, jala itu terlepas dari tangannya kedalam air. Laki-laki yang roboh di dalam perahunya itu tidak dapat bergerak lagi, mukanya berubah membiru dan dia tewa seketika terkena senjata rahasia jarum yang tadi dilepaskan oleh Bn-to Mo-li, wanita cantik yang tadi membunuh Ceng-san Ngo-liong di kedai!
Sebelum Ban-to Mo-li dapat menangkap ular dalam jala yang terlempar agak jauh dari perahunya, sebuah perahu lain meluncur dekat dan seorang laki-laki tinggi kurus menyambar jala itu dan dia cepat mengeluaarkan ular dari dalam jalan.
Tiba-tiba dia memekik, ular itu telah mengigit pangkal lengannya dan begitu kena digigit, dia berkelonjotn dan ular itu melesat kedalam air dan menghilang!
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Orang tinggi kurus itu hanya sebentar berkelonkotan karena dia sudah tewas dalam perahunya dengan tubuh membengkak seluruhnya, seperti balon yang ditiup. Ternyata racun gigitan ular atau anak naga itu tidak kalah hebatnya dibandingkan racun yang terkandung dalam jarum yang dilemparkan Ban-to Mo-li.
Keadaan menjadi makin kacau karena anak naga itu lenyap lagi. Perahu-perahu berseliweran dan semua mata mengamati air dan mencari-cari anak naga yang tadi terlepas dan menyelam. Karena semua orang tenggelam dalam perhatian mereka untuk mencari "anak naga" itu, keadaan menjadi sunyi sekali.
Perahu-perahu semua diam dan tak seorangpun mengeluarkan suara seolah-olah takut kalau ada suara gaduh, anak naga yang tadi sudah memeperlihatkan diri akan tetapi tidak berani muncul muncul kembali.
Dari ketegangan memuncak karena semua orang maklum bahwa untuk memperebutkan anak naga itu, para tokoh kangouw tidak segan-segan untuk merampas dan membunuh, seperti dilakukan oleh si Muka Hitam, kemudian Ban-to Mo-li.
Keadan yang sunyi itulah yang menyebabkan suara anak perempuan itu terdengar nya.
"Heiiiii! Umpan pancingku disambar ikan!" teriakan ini mengandung kegembiraan besar dan Bu Giok Cu yang sejak tadi memancing dan tidak pedulikan keadan sekitarnya, nampak bersusah payah menahan pancingnya sehingga tangkai pancingnya melengkung dan Giok Cu harus mengeluarkan seluruh tenaganya untuk menahan diri.
"Wah, ikannya besar dan kuat sekali ?""!" katanya dan di lain saat tubuhnya terjatuh kedalam air karena terbawa oleh
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
tarikan ikan pada pancingnya yang amat kuat dan ia tidak mau melepaskan gagang pancingnya.
"Byuuuuurrrrr?".!"
Dua keluarga itu terkejut bukan main. Akan tetapi yang lebih dulu bergerak adalh si Han Beng. Melihat betapa kawan barunya itu terjatuh kedalam air, diapun tanpa membuang waktu lagi segera melepaskan dayung ditangannya dan melompat kedalam air. Sebagai seorang anak nelayan, Han Beng pandai berenang, demikian pula Giok Cu yang dusunnya terletak di tepi sungai.
"Iiiiihhh?".! Ular ?"". Ular ?"?"." Giok Cu menjerit dan ia berenang menjauh. Akan tetapi ular yang ternyata menjadi korban pancingannya itu agaknya marah. Karena anak perempuan itu lupa melepas gagang pancingnya, maka ular itu pun terseret dan ular itu menggunakan tubuhnya yang panjang untuk membelit tubuh Giok Cu! Anak perempuan itu menjerit karena merasa jijik dan takut.
Pada saat itu, Han Beng sudah berenang dekat. Melihat anak perempuan itu dibelit ular yang besarnya selengan orang tua dan panjangnya satu setengah meter, membuat anak perempuan itu tidak dapat berenang lagi dan gelgapan, Han Beng lalu merasa kuatir dan menjadi nekat. Dia memegang leher ular itu menarik-narik lilitannya agar terlepas dari tubuh Giok Cu! Ular itu memang melepas lilitannya pada tubuh Giok Cu, akan tetapi kini dengan marah menggerakkan kepalanya dan mulutnya tahu-tahu sudah mengigit pundak Han Beng!
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Jilid 3 Rasa nyeri yang amat hebat membuat tubuhnya seperti kejang dan panas dan juga seolah-olah ada ribuan semut berapi yang mengigit seluruh tubuhnya. Pundaknya terasa seperti dibakar. Han Beng Tiba-tiba menjadi marah sekali pada ular itu. kepala ular itu masih menempel di pundaknya dan tubuh ular itu mulai membelit dada dan lehernya.
Dia menjadi nekatdan dengan mengerahkan sepenuh tenaganya, dia menangkap tubuh ular itu, menariknya ke dekat tubuh ular itu, menariknya kedekat mulutnya dan diapun menggigit tubuh ular itu dibagian leher.
Begitu dia mengigit dengan sekuat tenaga sehingga menembus kulit ular yang licin dan amis itu, dia merasakan sesuatu yang manis dan juga amis membasahi mulutnya.
Itulah darah ualar! Diapun teringat bahwa ular itu masih menggigitnya, pundaknya nyeri bukan main, maka dalam kemarahannya, untuk membalas kepada ular itu, diapun menggigit semakin kuat dan menghisap darah ular itu, ditelannya sampai berteguk-teguk!
Aneh sekali, begitu dia menelan darah ular itu, hatinya merasa senang! Rasakan kamu, pikirnya. Kalau perlu, kita mati berbareng! Dia menghisap terus tanpa mengendurkan gigitannya sedikitpun juga.
Sementara itu, melihat kawannya digigit ular pada pundaknya dan tubuh ular itu membelit tubuh Han Beng, Giok Cu tidak tinggal diam. Ia tadi ditolong oleh Han Beng sehingga belitan ulr pada tubuhnya terlepas. Kini iapun tidak mau tinggal diam, dan ia pun meniru perbuatan Han Beng yang mengigit leher ualar.
Giok Cu tidak dapat membantu karena ia tidak memegang senjata, maka satu-satunyA senjatanya hanyalah gigi dan
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
iapun mengigit ekor ular itu sekuat tenaga! Dan seperti Han Beng, ia merasakan darah ular manis dan amis, akan tetapi ia tidak melepaskan gigitannya dan bahkan menghisap sehingga sedikit darah ular memasuki perutnya!
Tadinya, para tokoh kang-ouw mengerutkan alis dan marah melihat dan mendengar kegaduhan yang dibikin seorang anak perempuan, akan tetapi ketika mereka melihat bahwa yang kena pancing itu anak naga yang dijadikan rebutan, semua orang terkejut dan perahu-perahu itu meluncur datang. Karena banyaknya perahu, terjadi kekacauan dan ada perahu-perahu yang bertabrakan!
Hal ini membuat mereka agak lambat mendekati Han Beng dan Giok Cu yang bergulat dengan ular yang oleh para tokoh kang-ouw disebut anak naga itu.
Han Beng terus menggigit leher ular dan menghisap darah ular sekuatnya. Demikian pula Giok Cu yang juga menghisap darah ular yang dirasakan manis dan amis itu. akan tetapi karena anak perempuan itu menggigit baagian ekor ular atau
"Anak Naga" itu, darahnya dihisapnya tidaklah sebanyak yang dihisap Han Beng.
Han beng yang tadinya merasa pundaknya yang digigit itu amat nyeri dan panas, bahkan tubuhnya seperti ditusuki ribuan jarum di dalam, kini merasa betapa ada hawa panas yang berputaran di seluruh tubuhnya dan rasa nyeri di pundak itu pun lenyap.
Kini terganti oleh hawa panas yang seolah-olah membakar tubuhnya didalam. Karena siksaan hawa panas itu di menjadi nekat dan menggigit semakin kuat. Kini gigitan ular pada pundaknya terlepas dan ular itu menjadi lemas gerakannya tidak sekuat tadi.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Pada saat itu, sebuah perahu sudah datang paling dekat dan seorang kakek tua berperut gendut dengan muka selalu berseri, mulut yang selalu menyeringai, telah menggerakkan tangannya dan di lain saat, kakek itu telah menyambar tengkuk Han Beng dan ditariknya anak itu naik keAtas perahunya.
Han beng yang sudah berkunang matanya, pening kepalanya dan hawa panas seperti membakar seluruh isi perut dan kepala, seperti tidak sadar bahwa ia diangkat orang naik ke perahu. Dia masih terus menggigit leher ular dan menghisap daraahnya, dan ketika dia ditarik ketas perahu, ular itu pun ikut pula tertarik.
Dan di ujung ularitu, Giok Cu yang menggigit ekor dan menghisap darah, ikut pula tertarik! Anak perempuan ini pun mulai merasa pening dan tubuhnya terasa panas seperti dibakar.
Biarpun ia tidak sehebat Han Beng terasa oleh hawa panas karena darah ular yang dihisapnya tidak sebanyak yang dihisap Han Beng, namun ternyata hawa panas dalam tubuhnya hampir tak tertahankan dan anak perempuan ini pun dalam keadaan tidak begitu sadar ketika tubuhnya tertarik ke atas perahu kakek gendut.
Kakek gendut yang kepalanya bulat seperti bal itu terkekeh girang melihat anak naga yang masih menggeliat-geliat lemah.
"Ha-ha, anak naga terdapat olehku ha-ha!"
Dia menangkap tubuh ular itu dan terdengar dia berteriak kaget
"Wah, celaka! Anak naga ini hampir mati, darahnya hampir habis! Wah, kiranya kau hisap darahnya, anak setan!"
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Kakek gendut berkepala bulat itu adalah seorang tokoh kong-ouw kenamaan bernama Ci Kai Liat, seorang bajak sungai yang terkenal lihai sekali dan ditakuti banyak orang.
Biarpun mukanya selalu berseri dan mulutnya selalu menyeringai lebar, nampaknya seperti orang yang selalu riang dan ramah, namanya sesungguhnya dia memiliki watak yang amat kejam dan berdarah dingin.
Dia dapat membunuh atau menyiksa orang sambil tertawa-tawa, dan melihat penderitaan orang lain seperti sebuah hal yang amat menggembirakan dan lucu.
Ci Kiat Liat marah sekali melihat bahwa "Anak Ular" itu sudah hampir habis darahnya, dihisap oleh anak laki-laki dan anak perempuan itu, akan tetapi sebelum dia menentukan apa yang harus dilakukannya, tiba-tiba nampak bayangan hitam meluncur datang. Sebuah perahu yang didayung oleh Liu Bhok Ki sudah tiba dan kakek perkasa ini membentak dengan suaraa keren.
"Bajak Hina Ci Kai Liat, berikan anak naga itu kepadaku!"
Berkata demikian, Liu Bhok Ki meloncat keatas perahu bajak itu. ci Kai Hiat sudah mengenal pria perkasa itu, maka dia melepaskan ular yang sudah lemas dan masih digigit oleh Han Beng dan Giok Cu, lalu menyambut tubuh Liu Bhok Ki dengan hantaman dayungnya yang terbuat dari pada baja!
Dihantamkan sekuat tenaga kearah kepala orang yang melompat ke perahu itu.
"Dukkkk!" Liu Bhok Ki menangkis dengan lengannya dank arena tubuhnya masih berada di udara, pertemuan tenaga itu membuat tubuhnya melayang kembali ke atas perahunya sendiri, sedangkan Ci Kai Hiat terjengkang di dalam perahunya karena hebatnya benturan lengan Liu Bhok Ki ketika menangkis dayungnya.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Dari kenyataan ini saja dapat diketahui bahwa dalam hal tenga sin-kang bajak ini bukanlah lawan Liu Bhok Ki yang lihai.
"Hayo, lepaskan anak naga ini!" Ci Kai Hiat membentak dan dia menendang tubuh Giok Cu. Anak perempuan yang sudah merasa pening ini terkena tendangan, gigitannya pada ekor ular terlepas dan ia pun terjatuh ke dalam air!
Melihat ini, han Beng marah sekali. Dia merasa bahwa darah ular itu telah habis dan ular itu agaknya sudah tidak mampu bergerak lagi. Akan tetapi dia tidak sudi menyerahkan ular kepada si Gendut yang dengan kejam menendang Giok Cu, maka dia segera melemparkan tubuh ular yang sudah lemas itu kearah perahu yang di tumpangi Liu Bhok Ki!
Orang gagah ini segera menangkap "anak naga" itu dan tanpa ragu-ragu lagi, dia lalu menggigit kepala naga sampai pecah, dan didalam kepala itu terdapat sebuah benda kuning, seperti kuning telur. Cepat benda ini dimasukkan ke dalam mulut dan ditelannya!
Tiba-tiba wajah Liu Bhok Ki menjadi pucat, kerut merut dan dia menggigit bibirnya. Terasa betapa perutnya seperti diremas-remas dari dalam, nyeri bukan main dan akhirnya, orang gagah perkasa itu roboh pingsan di dalam perahunya!
Sementara itu, Han beng sudah meloncat ke dalam air untuk menolong Giok Cu kalau-kalau anak perempuan itu terancam bahaya. Namun, dia merasa lega melihat Giok Cu berenang dan dalam keadaan selamat.
"Giok Cu ?"!" Han Beng berseru
"Mari kita kembali ke perahu kita!"
"Han Beng, aku".. aku pening sekali?"" Anak perempuan itu terengah-engah. Han beng juga merasa pening sekali, dan
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
tubuhnya seperti sebuah balon yang penuh dengan hawa panas, seperti akan meledak setiap saat. Namun dia tidak mau menyatakan hal ini, melainkan menangkap lengan Giok Cu da menariknya.
"Hayo kita cari perahu kita?".."Akan tetapi, biarpun bulan purnama menerangi permukaan air, tetap saja sukar untuk mencari perahu keluarga mereka diantara banyak perahu berseliweran itu.
"Ha-ha, kau hendak pergi ke mana." Tiba-tiba ada suara terdengar di dekat mereka. Kiranya kakek gendut berkepala bulat tadi sudah berada di dekat mereka sambil menyeringai.
"Anak naga tidakdapat, akan tetapi darah naga bisa kuperoleh dari tubuh kalian. Ha-ha-ha! Mari ikut dengan aku, ana-anak manis!" Orang itu adalah Ci Kai Liat. Setelah melihat betapa anak naga itu tadi terjatuh ke tangan Liu Bhok Ki, Ci Kai Liat merasa terkejut, menyesal dan penasaran. Namun, dia teringat betapa dua orang anak itu telah menghisap darah anak naga sampai hampir habis. Dengan demikian, darah kedua orang anak itu amat bermanfaat, mengandung darah naga! Demikian dia mendengar dongeng tentang naga. Maka, kini timbul niatnya untuk menangkap dua orang anak yang telah minum habis darah naga, dan dia akan mengambil darah kedua orang anak itu.
"Tidak, tidak sudi ikut denganmu" Han Beng membentak.
Anak ini memang memiliki ketabahan luar biasa disamping keuletan dan tahan uji. Tubuhnya seperti dibakar dari dalam, kepalanya pening berdenyut-denyut, namun, dia masih tabah menghadapi kakek gendut yang menyeringai menyeramkan itu. Bahkan, ketika kakek itu mengulurkan tangan hendak menangkapnya, Han Beng mengelak dengan menyelam. Akan tetapi, dia tidak tahu bahwa dia berhadapan dengan seorang bajak sungai yang tentu saja mempunyai keahlian di dalam air selain ilmu silat yang tinggi. Dia tidak mungkin dapat meloloskan diri hanya dengan menyelam terhadap pengejaran
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
kakek ini. Tahu-tahu Han Beng sudah tertangkap lengannya dicengkeram kakek itu. Melihat Han Beng meronta-ronta hendak melepaskan diri dari pegangan kakek itu Giok Cu menjadi marah. Ia tidak rela melihat temannya ditangkap, maka anak perempuan yang pandai renang ini pun meluncur maju dan memukul tangan kanannya kea rah punggung kakek itu.
"Lepaskan dia! Lepaskan!"
"Dukkk!" Pukulan kepalan kecil ke arah punggung itu mengejutkan Ci Kai Liat karena terasa kuat dan menimbulkan nyeri pada punggungnya! Tak disangkanya anak perempuan kecil itu memiliki tenaga sebesar itu. Punggung seperti dipukul palu besi dengan keras. Untung dia memiliki kekebalan. Dia pun membalik dan menangkap pula lengan Giok Cu dan menyeret kedua orang anak itu dan membuat mereka lumpuh tak mampu bergerak lagi. Dengan mudah dia melemparkan tubuh kedua anak itu ke atas perahunya dan dia sendiri menyusul naik.
"Heh-heh-heh, mari ikut dengan aku, anak-anak manis!"
katanya sambil mulai mendayung perahunya.
Han Beng yang tetotok tadi, seketika menjadi lumpuh kaki tangannya. Akan tetapi hanya sebentar saja karena hawa panas itu membuat tubuhnya pulih kembali dan dia mampu bergerak lagi. Dia bangkit duduk dan membentak.
"Kakek jahat! Mau apa engkau membawa kami berdua"
Kami ingin kembali kepada keluarga kami"
"Ehhh?"?"!" Ci Kai Liat terkejut sekali melihat Han Beng telah dapat Bergerak lagi. Bagaimana mungkin ini"
Totokannya amat kuat. Dan dia melihat anak perempuan itu pun mulai menggerak-gerakkan kakinya! Dia pun teringat!
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aha, kalian sudah menghabiskan darah naga, di tubuh kalian ada darah naga! Kalian harus ikut bersamaku!" dan lalu menubruk Han Beng dan sebelum pemuda itu mampu meronta, dia sudah menotoknya lagi dan dalam keadaan lumpuh sementara itu, Han Beng diikat kaki tangannya. Juga Giok Cu diikat kaki tangannya oleh kakek gendut.
"Hem, bajak rendah, berikan kedua orang anak itu kepadaku!" tiba-tiba terdengar bentakan halus dan nampak sebuah perahu meluncur cepat sekali, tahu-tahu perahu itu sudah dekat dan penumpangnya hanya seorang wanita cantik yang berpakaian mewah, sikapnya dingin dan angkuh. Melihat wanita ini, wajah Ci kai Hiat berubah pucat. Tentu saja dia mengenal Ban-tok Mo-li Phang Bi Cu.
"Ban-tok Mo-li, engkau carilah anak naga, aku tidak akan mencarinya lagi, aku ?" aku suka kepada dua orang anak ini, hendak kuajak pulang, karena aku tidak mempunyai anak, tidak mempunyai murid. Harap jangan halangi aku, Mo-li ?"?"
katanya dengan suara jelas mengandung rasa takut menghadapi wanita cantik itu.
"Berani engkau hendak membohongi aku?" wanita itu membentak.
Tiba-tiba tubuhnya seperti terbang melayang dan tahu-tahu ia sudah berada diatas perahu Ci Kai Liat yang menjadi semakin pucat. Bau harum yang aneh menyengat hidung dan Ci kai Liat yang biasanya merupakan seorang bajak yang amat kejam dan tidak mengenal takut, sekarang nampak menggigil.
Sungguh mengherankan sekali betapa seorang bajak yang diikuti banyak orang itu kini menggigil berhadapan dengan seorang wanita cantik.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hayo terangkan mengapa engkau hendak mengambil darah kedua orang bocah ini!" Ia mengacungkan jari telunjuknya yang berkuku panjang dan kini Ci Kai Liat bergidik.
"Maaf, Mo-li. Aku tidak ingin berbohong. Kedua orang anak ini ?" entah bagaimana tadi dibelit dan digigit ?".. anak naga!
Dan kedua orang bocah ini juga menggigit, bahkan menghisap darah anak naga sampai kedalam tubuh mereka. Oleh karena itu ?""."
"Pergi kau! Dua orang anak ini untuk aku!" tiba-tiba kaki wanita itu bergerak.
Cepat sekali tendangannya itu dan tahu-tahu tubuh Ci Kai Liat yang gendut telah terlempar kedalam air!
"Byuuuur ?""!" air muncrat dan Ci kai Liat menyelam, tidak berani muncul ke permukaan air sebelum jauh dari perahunya yang kini dirampas wanita itu berikut dua orang anak kecil. Dia menyumpah-nyumpah, namun tetap saja tidak berani berbuat sesuatu. Ci kai Liat sudah mengenal benar siapa adanya Ban-tok Mo-li Phang Bi Cu, bahkan pernah dia hampir tewas di tangan iblis betina itu. maka kini, begitu bertemu dia seperti tikus bertemu seekor kucing.
Ban-tok Mo-li Phang Bi Cu mendekati dua orang anak yang terikat itu, tidak tahu bahwa Ci kai Hiat yang penasaran, melampiaskan rasa penasarannya dengan mengabarkan tentang dua orang anak yang menghisap habis darah anak naga itu kepada para tokoh kang-ouw yang berputar-putar di sekitar tempat itu.
Kini semua tokoh sudah tahu belaka bahwa naka ulat telah hilang, darahnya telah disedot habis oleh dua orang anak kecil laki-laki dan perempuan yang kini tertawan oleh ban-tok Mo-li.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Ketika Ban-tok Mo-li meraba tubuh Han Beng dan Giok Cu, ia terkejut dan menarik kembali tangannya. Wajahnya berseri dan matanya berkilat. Tubuh dua orang anak kecil itu panas seperti api!
"Bagus," katanya mengangguk-angguk
"Kalian harus ikut denganku!" Ia pun mempergunakan dayung untuk mengerakkan perahu meninggalkan tempat itu.
Tiga buah perahu, masing-masing ditumpangi dua orang, menghadangnya. Mereka adalah enam orang tokoh kang-ouw yang juga mendengar berita yang disebar luaskan oleh Ci Kai Hiat, maka kini mereka menghadang perahu Ban-tok Mo-li dengan senjata terhunus. Dua orang memegang golok, dua orang lagi memegang pedang, dan dua orang yang lain memegang trisula. Wajah mereka garang dan agaknya enam orang itu walaupun bukan dari satu kelompok, karena jerih kalau harus menghadapi Ban-tok Mo-li sendiri saja, sudah sepakat untuk mengeroyok iblis betina ini.
"Hemmmm, kalian ini enam ekor tikus mau apa menghadang perahuku!" Ban-tok Mo-li berkata dengan suara dingin.
Seorang berkumis tebal yang memegang trisula, mewakili teman-temannya menjawab :
"Ban-to Mo-li, kami berenam mohon agar engaku suka menyerahkan seorang diantara dua orang anak itu kepada kami."
Wanita cantik itu tersenyum. Senyuman yang membuat wajahnya manis sekali, akan tetapi juga penuh ejekan.
"Huh, enak saja berbicara. Tak seorangpun boleh menjamah dua orang anak yang menjadi milikku ini!"
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aih, Mo-li, harap berlaku adil dan jangan tamak. Seorang pun lebih dari cukup untukmu. Berilah yang seorang kepadaku agar dapat kami bagi berenam."
"Tikus-tikus busuk, pergilah dan jangan ganggu aku!
Ataukah kalian sudah bosan hidup barangkali?"
Karena mengandalkan banyak teman, enam orang ini tidak mau menyingkir bahkan mendekatkan perahu mereka, dengan senjata terangkat dan sikap mengancam mereka menyerbu.
"Berikan seorang kepada kami atau kami terpaksa akan merampas keduanya!" bentak pula si kumis tebal.
"Kiranya kalian sudah bosan hidup!" bentak Ban-tok Mo-li dan tanpa memperdulikan enam orang dalam tiga perahu itu, ia mendayung terus ke depan. Sebuah perahu menghadang didepan, yang du buah lagi menyerang dari kanan kiri. Enam orang itudengan nekat, berlompatan dari perahu mereka keatas perahu Ban-to Mo-li sambil menggerakkan senjata masing-masing!
Namun, ban-tok Mo-li Phang Bi Cu dengan sikap tenang saja menyambut serbuan enam orang itu dengan kipas ditangan kiri mengebut-ngebut lehernya seperti orang kepanasan, sedangkan tangan kanan tetap mendayung perahu. Melihat enam orang itu berloncatan, tiba-tiba ia menggerakkan kipasnya kekiri kanan dan depan. Terdengar suara berciut bersama dengan menyambarnya sinar hitam ketiga penjuru dan lima orang yang sedang berloncatan menyerbu itu mengeluaran teriakan dan tubuh mereka runtuk keatas air yang bergelombang.
Seorang diantara mereka berhasil menghindarkan diri dari sambaran jarum yang keluar dari gagang kipas dengan memutar pedangnya, dan dia berhasil turun keatas perahu didepan Ban-tok Mo-li.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Melihat lima orang temannya tewas semua, dia menjadi marah dan mengangkat pedangnya lalu menerjang Ban-to Mo-li yang masih duduk dengan tenang. Wanita itu tersenyum, lalu meludah kearah orang yang menyerangnya dengan pedang.
Air ludah meluncur keluar dari mulut yang manis itu, tepat mengenai muka si penyerang. Orang itu terkejut, lalu berteriak-teriak kesakitan sambil mencakari muka sendiri.
Pedangnya terlempar dan dia pun roboh jatuh ke air sambil masih mencakari mukanya dan berteriak-teriak!
Han Beng dan Giok Cu yang dalam keadaan tertotok dan terbelunggu kaki tangan mereka itu menyaksikan ini semua dan keduanya terbelalak dengan muka pucat. Wanita cantik ini sungguh lihai bukan main, dalam sekejap mata lelaki yang berkepandaian tinggi. Han beng ngeri dan takut, akan tetapi juga kagum bukan main.
Kembali ada banyak perahu menghadang, bahkan kini mengepung. Tidak kurang dari lima belas buah perahu mengepung Perahu yang ditumpangi Ban-tok Mo-li, Han beng dan Giok Cu. Semua tokoh kini tahu belaka bahwa mereka tidak lagi memperbutkan anak naga, melainkan memperebutkan dua orang bucah yang kabarnya menghisap habis darah anak naga sehinggadua aorang bocah itu kini memiliki darah yang mengandung darah naga.
oooOOooo Melihat betapa perahunya dihadang dan dikepung banyak orang, Ban-to Mo-li menjadi marah bukan main. Ia berhenti mendayung dan kini ia bangkit berdiri tegak di tengah perahunya, pedang telanjang di tangan kanan dan kipas di tangan kiri, sikapnya ganas dan penuh ancaman. Teriakan-teriakan banyak orang yang minta agar seorang diantara dua anak yang berada dalam perahunya diserahkan kepada mereka membuat Ban-to Mo-li mengerti bahwa mereka itu sudah tahu tentang dua orang bocah yang telah menghisap habis darah anak naga.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Tahulah ia bahwa ia harus mempertahankan anak itu mati-matian dan banyak bicara tidak ada gunanya lagi. Perebutan anak naga itu kini berubah menjadi perebutan dua orang anak ini.
"Kalian ini tikus-tikus yang sudah bosan hidup!" teriaknya dan kipasnya dikebutkan kedepan, kanan dan kiri berhamburan jarum-jarum beracun yang amat berbahaya.
Senjata-rahasia ini amat kecil, berwarna hitam pula dan ketika meluncur keluar dari ujung gagang kipasnya amatlah cepatnya. Dalam cuaca yang hanya diterangi sinar bulan purnama, pula dengan adanya kebisingan mereka, bagaimana mungkin dapat melihat atau mendengar datangnya jarum-jarum pembawa maut itu"
Segera terdengar teriakan-teriakan kesakitan disusul robohnya banyak orang yang terjungkal dari perahu mereka kedalam air. Tubuh mereka diseret air yang mulai deras arusnya karena mereka semakin dekat dengan tepi pusaran air sudah mulai bergolak.
Terjadilah perkelahian hebat diatas permukaan air itu ketika ban-tok Mo-li di keroyok. Perahunya dikepung dan wanita itu dengan pedang di tangan ditangan kanan, kipas di tangan kiri, berkelabat dan berloncatan dari perahu ke perahu. Hebat mukan main gerakan wanita ini. Pedangnya menjadi gulungan sinar yang menyambar-nyambar mendahului tubuhnya yang berkelebat dan kemanaa pun tubuhnya melayang, tentu ada seorang dua orang yang terjungkal keluar dari perahunya.
Akan tetapi, tiba-tiba pengeroyokan terhadap Ban-tok Mo-li terhenti dan sisa orang yang mengeroyoknya, kini mendayung perahunya mengejar ke suatu jurusan. Ban-tok Mo-li memandang dan ia terkejut. Kiranya, perahunya yang ia tinggalkan ketika mengamuk dan berloncatan dari perahu yang satu ke perahu yang lain, perahunya yang ditumpangi dua orang bocah yang masih dalam keadan tertotok lumpuh
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
dan terikat kaki tangannya, kini meluncur kedepan, didayung oleh dua orang bocah itu yang entah bagaimana telah dapat bergerak kembali dan tidak terikat kaki tangan mereka! Ia tidak tahu bahwa telah terjadi keanehan pada diri Han Beng dan Giok Cu.
Dua orang bocah ini telah menghisap darah ular yang aneh, yang membuat tubuh mereka panas seperti dibakar dan menimbulkan kekuatan dasyat sekali. Hal ini tadipun sudah nampak ketika dua orang anak itu tertotok oleh Ci kai Liat.
Totokan itu buyar dengan sendirinya dilanda hawa pasas yang berputar-putar di seluruh tubuh mereka.
Ketika Ban-tok Mo-li tadi dikeroyok orang dan perahu itu ditinggalkan, Han Beng dan Giok Cu yang tersiksa oleh hawa panas, berusaha untuk menggerakkan kaki tangan mereka.
Dan ?"". Begitu Han Beng menggerakkan kaki tangannya, maka tali ikatan kaki tangan yang amat kuat itupun putus!
Dia melihat Giok Cu meronta dan mencoba melepaskan kaki tangannya, lalu dibantunya anak perempuan itu dan dengan mudah saja dia dapat membikin putus tali pengikat kaki tangan Giok Cu. Tali itu seolah-olah rambut bertemu api saja ketika tersentuholeh tangannya! Mereka merasa semakin tersiksa oleh hawa panas yang kini membuat mereka seperti hendak melayang-layang, kepala seperti membengkak dan akan meledak.
"Hayo kita lari ?"..!" kata Han Beng dan dia pun mengambil dayung dalam perahu itu. Giok Cu mengambil dayung kedua dan mereka pun mendayung perahu untuk melarikan diri.
Anehnya, begitu mereka mendayung, maka gerakan mereka mengandung tenaga yang amat kuat sehingga perahu meluncur cepat sekali.
Melihat betapa dua orang anak yang diperebutkan itu melarikan diri mereka yang mengeroyok Ban-tok Mo-li segera meninggalkan iblis betina itu dan melakukan pengejaran.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Ban-tok Mo-li mengeluarkan teriakan marah. Tubuhnya berkelebat dan dua orang penumpang perahu terlempar keluar. Ia lalu dengan cepatnya melakukan pengejaran pula.
Terjadilah kejar-kejaran yang hiruk-pikuk dan mengangkan.
Perahu yang didayung oleh dua orang anak kecil itu ternyata dapat melaju dengan amat cepatnya sehingga membikin banyak orang menjadi heran dan juga bingung. Perahu itu menyelinap diantara perahu-perahu yang menghadang, mengepung dan mengejar dan sampai lama tidak dapat orang menangkap mereka. Akan tetapi, Han Beng dan Giok Cu jadi bingung karena mereka tidak dapat menemukan dua buah perahu keluarga mereka.
Mereka berputar-putar dan pandang mata mereka semakin berkunang, kepala semikin pening dan tubuh semakin panas.
Tiba-tiba ada benda hitam menyambar dar atas dan tahu-tahu selembar jala hitam telah jatuh menimpa tubuh Han Beng dan Giok Cu. Dua orang anak ini terkejut, akan tetapi karena sudah pening, ketika jala itu menyelimuti mereka dan kemudian ditarik, mereka pun jatuh ke air, di dalam jala yang amt kuat itu.
Mereka meronta, namun tidak berdaya dan mereka terseret kedalam air oleh tiga orang yang memegangi tali dan ujung jala. Bagaikan tiga ekor ikan saja, tiga orang ini menyelam dan menyeret jala yang terisi dua orang anak itu.
Han beng dan Giok Cu gelagapan, namun karena mereka sudah biasa bermain di dalam air, mereka segera menahan napas dan membiarkan diri mereka diseret.
"Huang-ho Saam-ki (Tiga setan Huang-ho) telah menawan anak-anak itu!" terdengar teriakan dan keadaan kacau. Mereka semua mengejar siapa adanya Huang-ho Sam-kwi.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Mereka semua mengenal siapa adanya Huang-ho Sam-kwi, tiga orang tokoh sesat yang amat terkenal di sepanjang sungai Huang-ho. Ilmu silat tiga orang ini tidaklah amat tinggi, akan tetapi mereka memiliki ilmu di dalam air yang membuat semua orang merasa jerih kalau harus melawan mereka di air.
Mereka tiada ubahnya ikan-ikan saja. Dan kini mereka menawan dua orang bocah yang dijadikan rebutan itu dan membawa dua orang aanak-anak itu menyelam kedalam air.
Hal ini sungguh membuat tidak tahu kemana dua orang itu dibawa oleh tiga orang Huang-ho Sam-kwi. Perahu-perahu hilir mudik mencari-cari dan mengharapkan melihat tiga setan itu muncul di permukaan air membawa dua orang tawanannya agar mereka dapat menyerang dan merampas dua orang anak itu.
Betapun pandainya Huang-ho Sam-kwi bermain di air, mereka tetap saja manusia biasa dan bukan ikan. Mereka harus keluar untuk menghirup udara sgar dan tidak mungkin mereka bersembunyi terus di dalam air.
Mereka segera berenang di dalam air, menyeret dua orang tawanan mereka, menuju ke tepi sungai sebelah selatan.
Sebagai tiga setan Huang-ho, mereka agaknya hafal akan keadaan sungai itu, bahkan ketika berada di dalam air, mereka dapat mengira-ngira ke tepi bagaian mana mereka dapat mendarat tanpa diketahui orang lain. Mereka memilih tepi yang sunyi, tepi yang merupakan bagian dari hutan lebat.
Akhirnya, Huang-ho sam-kwi mendarat di tepi yang landai dan yang bersambung dengan padang rumput di tepi jalan itu.
mereka mendarat dan menyeret jala yang berisi Han Beng dan Giok Cu. Dua orang anak itu kini pingsan dengan perut agak kembung kemasukan air ketika mereka diseret di bawah permukaan air. Dua orang anak itu masih berada di dalam jala dan tidak bergerak seperti dua ekor ikan besar terjala.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Begitu tiga orang pria yang bertubuh tinggi kurus dan berpakaian serba hitam itu mendarat dan menyeret jala termuat dua orang bocah itu, tiba-tiba berkelebat bayangan dua orang dari kanan kiri.
"Serahkan seorang anak kepadaku!" bentak orang yang datang dari kiri. Dia adalah Kiu-bwe-houw Gan Lok yang bertubuh tinggi kurus dan di tangan kanannya nampak sebatang pecut berekor sembilan. Senjata inilah yang membuat dia dijuluki Kiu-bwe-houw (Harimau ekor sembilan) dan di dunia kang-ouw namanya cukup terkenal.
"Yang seorang lagi serahkan kepadaku!" bentak orang yang datang dari kanan dan dia ini adalah Kim-kauw-pang Pouw In Tiang, pendekar dari Luliangsan yang berperut gendut dan tubuhnya pendek itu. sebatang tongkat berada di tangannya dan dia bertolak pinggang dengan sikap angkuh.
Tiga orang Huang-ho Sam-kwi terkejut mereka memandang kepada dua orang itu. di bawah sinar bulan purnama mereka dapat mengenal kedua orang itu yang merupakan tokoh-tokoh persilatan yang tangguh. Orang pertama dari Huang-ho sam-kwi, yang dahinya terdapat beks luka memanjang, segera memberi hormat kepada mereka berdua.
"Harap Ji-wi Eng-hiong (kalian berdua orang gagah) tidak mengganggu kami. Dua ekor ikan ini adalah hasil jala kami dan menjadi hak kami."
Kim-kauw-pang Pouw In Tiang menggoyangkan tongkatnya yang berselaput emas itu sambil tersenyum mengejek.
"Huang-ho Sam-kwi, kita semua tahu bahwa dua orang anak ini menjadi perebutan diantara kita semua. Siapa yang unggul ilmunya, dialah yang berhak mendapatkan mereka!"
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Biarpun tiga orang setan Sungai Kuning itu maklum akan kelihaian dua orang ini, namun karena mereka sudah merasa berhasil mendapatkan dua orang abak itu, tentu saja mereka tidak menyerahkan korban itu begitu saja kepada orang lain.
Mereka segera mencabut pedang masing-masing yang tergantung dipunggung, siap melakukan perlawanan.
Dua orang jagoan itu pun menggerakkan senjata masing-masing menyerbu kedepan, disambut oleh Huang-ho Sam-kwi dan terjadilah perkelahian mati-matian di tepi sungai yang sunyi itu.
Sementara itu, Han Beng lebih dulu siuman dari pingsannya. Dia merasa betapa tubuhnya masih panas terbakar dari dalam, akan tetapi perutnya kembung penuh air.
Aneh sekali, ketika dia menggunakan tangan menekan perutnya ada hawa panas yang kuat mendesak perut itu dan Han Beng membuka mulutnya, memuntahkan air dari dalam perut seperti pancuran. Dan air itu pun panas, mengeluarkan uap! Akana tetapi sebentar saja perutnya mengempis dan tidak terasa kembung lagi.
Pada saat itu, Giok Cu juga mengeluh dan bergerak. Han Beng membantu anak perempuan itu melepaskan diri dari libatan tali jala dan ketika Giok Cu mengeluh tentang perutnya yang membesar kembung, Han Beng teringat akan keadaan dirinya.
"tekan perutmu itu dengan tangan agar airnya keluar lagi melalui mulutmu!" Giok Cu menurut dan menekan-nekan perutnya, akan tetapi tidak berhasil.
"Mari kubantu," kata han Beng dan tanpa ragu-ragu diapun ikut menekan perut kembung anak perempuan itu dengan telapak tangannya. Dan seketika ada hawa panas yang kuat menekan perut dan mendesak keluar air dari perut kembung itu. giok Cu muntah-muntah dan air dari dalam perutnya
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
memancur keluar. Air ini pun panas, namun tidak sepanas air yang keluar dari perut han Beng.
Biarpun kepala mereka masih pening dan tubuh panas sekali namun kedua orang anak ini masih dapat melihat betapa tiga orang yang menjala mereka dan menyeret mereka ke dalam air tadi kini berkelahi melawan dua orang laki-laki yang usianya sudah lima puluh tahun lebih.
Melihat betapa tiga orang yang tadi menangkap dia dan Giok Cu berkelahi melawan dua orang yang kelihatan gagah, Han Beng mengambil kesimpulan bahwa tentu dua orang gagah itu yang berusaha menolong dia dan Giok Cu. Dia memandang dengan hati kuatir, lalu memegang tangan Giok Cu dan berbisik "Giok Cu, mari kita cepat lari!"
Akan tetapi anak perempuan itu mengeluh.
"Aku ?"" aku merasa panas sekali, Han Beng ?"?"
rasanya mual dan hendak muntah ?".. ah, perutku panas sekali ?""!"
Memang terdapat perbedaan antara Han Beng dan Giok Cu sebagai akibat mereka menghisap darah ualar yang disebut anak naga oleh para tokoh kang-ouw tadi. Han Beng menghisap darah jauh lebih banyak dari Giok Cu dan andaikata dia tidak tergigit oleh ular itu tentu dia sudah tidak kuat bertahan dia sudah tewas. Akan tetapi, Han beng digigit ular pundaknya, dan racun ular itu menyerangnya. Perlu diketahui bahwa ular itu memang merupakan semacam ular yang langka, ular yang kalau malam mengeluarkan cahaya di bagian kepalanya dan di dalam kepalanya itu terdapat semacam benda yang dianggap mustika oleh para tokoh kangouw, benda yang amat langka dan juga ampuh. Akan tetapi, gigitan ular ini mengandung racun yang mematikan! Dan Han Beng tentu sudah sejak tadi tewas kalau saja dia tidak menghisap darah ular itu.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Darah itu yang sekaligus menjadi obat penawar racun, bahkan pencampuran dua benda beracun, yang satu melalui gigitan dan yang kedua melalui darah ular, mendatangkan kekuatan luar biasa di dalam tubuhnya. Namun, tetap saja Han Beng terancam maut karena racun yang memasuki tubuhnya itu sungguh amat ampuh. Adapun Giok Cu hanya menghisap darah ular, tidak tergigit. Namun darah ular itu pun memabukkan dan mengandung racun yang dasyat disamping mengandung kekuatan yang aneh pula. Seperti juga Han Beng, Giok Cu juga terancam maut dengan adanya darah ular dalam tubuhnya, darah yang dihisapnya dari ekor ular untuk menolong temannya tadi.
Perkelahian itu berjalan dengan seru. Sebetulnya, tingkat kepandaian Huang-ho Sam-kwi masih kalah dibandingkan dengan Kiu-bwe-houw Gan Lok ataupun Kim-kauw-pang Pouw In Tiang. Akan tetapi, kiranya kedua orang jagian itu tidak bekerjasama. Agaknya mereka berdua yang juga tadinya memperebutkan anak naga, kebetulan saja menghadang Huang-ho Sam-kwi di pantai sunyi itu secara berbareng.
Setelah terjadi perkelahian, mereka berdua maju sendiri-sendiri dan tidak saling Bantu. Hal ini menguntungkan Huang-ho Sam-kwi yang maju bertiga.
Seorang diantara mereka dapat membantu teman kanan kiri untuk mengeroyok dua orang lawan itu. bagaimanapun juga, permainan pecut ekor sembilan dari Kiu-bwe-houw dan permainan tongkat sakti dari Kim-kauw-pang memang hebat dan membuat tiga orang Huang-ho Sam-kwi itu kocar-kacir dan permainan pedang mereka menjadi kacau balau.
Melihat ini, orang pertama dari Huang-ho Sam-kwi merasa kuatir lalu berseru kepada adiknya yang ketiga.
"Cepat larikan dua orang bocah itu, kami akan menahan mereka!"
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Orang ketiga dari Huang-ho Sam-kwi yang tinggi dan kurus sekali sampai seperti ikan layur, maklum akan maksud kakaknya. Satu-satunya jalan bagi mereka adalah melarikan diri lewat dalam air! Dan sebelum melarikan diri tentu saja lebih dulu dua orang anak itu harus disingkirkan agar jangan terjatuh ke tangan orang lain.
Kalau mereka bertiga melawan terus akhirnya akan roboh, dua orang anak dengan darah naga sakti itu tentu akan terampas, bahkan keselamatan nyawa mereka terancam.
Maka dia lalu menubruk Han Beng dan Giok Cu. Kedua tangannya hendak mencengkeram dan menangkap dua orang anak itu untuk dibawa loncat kedalam air.
Han Beng dan Giok Cu mampu menghindarkan diri dan lengan kiri Han beng sudah tertangkap, juga lengan kanan Giok Cu. Keduanya meronta dan tiba-tiba Han-beng mengangkat tangan kiri, dikepalnya tangan itu dan memukul kearah perut orang termuda Huang-ho Sam-kwi.
"Desssss?"".!"
Hebat bukan main akibat pukulan anak laki-laki berusaha dua belas tahunan itu. tubuh tinggi kurus itu terjungkang terbanting keatas tanah dan dia bergulingan mengaduh-aduh sambil memegangi perutnya.
"Aduhhh ?"?" panas ?"?" panas ?"". !" Dan dia pun berkelonjotan tak mampu mengeluh lagi! Tentu saja dua orang saudaranya terkejut. Melihat keadaan tidak menguntungkan itu, mereka lalu meloncat kebelakang, menyambar tubuh saudara yang terluka, lalu membawanya loncat ke dalam air, lalu menyelam lenyap.
Kiu-bwe-houw gan Lok dan Kim-kauw-pang Pouw In Tiang daling pandang dengan mata terbelalak. Mereka terkejut dan merasa heran sekali melihat peristiwa tadi. Seorang diantara
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Huang-ho Sam-kwi sekali pukul oleh bocah berusia dua belas tahun itu! bagaimana mungkin ini! Mereka berdua tahu benar betapa lihainya Huang-ho Sam-kwi, walaupun tingkat masing-masing anggota Tiga Setan Sungai Kuning masih kalah oleh mereka namun selisihnya hanya sedikit dan tidak sembarang orang akan mampu mengalahkan mereka.
Dan kini, sekali pukul saja anak itu dapat merobohkan seorang diantara mereka yang mengaduh-aduh mengatakan bahwa perut yang dipukul itu terasa panas! Mereka berdua adalah tokoh kang-ouw yang berpengalaman dan cerdik, maka mereka sudah dapat menduga bahwa tentu kehebatan bocah itu adalah akibat dari minum darah anak naga tadi!
Makin gembira dan bersemangat hati mereka untuk dapat memiliki dua orang anak kecil itu dan mereka lalu menghampiri Han Beng dan Giok Cu.
Han Beng masih bergandeng tangan dengan Giok Cu dan kini dia berkata kepada dua orang gagah itu.


Naga Sakti Sungai Kuning Huang Ho Sin-liong Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Terima kasih atas pertolongan paman berdua. Sekarang orang-orang jahat itu telah tidak ada, kami hendak pergi mencari keluarga kami." Dan dia hendak menarik lengan Giok Cu, diajak pergi dari situ, kedua anak itu berjalan terhuyung-huyung seperti mabuk.
"Nanti dulu, anak-anak baik ?" dua orang jagoan itu melompat menghadang di depan dua orang anak itu Kim-bwe-houw Gan Lok menyentuh lengan Han Beng dan Kim-kauwpang Pouw In Tiang menyentuh lengan Giok Cu.
Keduanya mengeluarkan seruan kaget dan meloncat mundur karena ketika mereka menyentuh lengan kedua orang anak itu terasa amat panas seolah-olah mereka menyentuh besi membara! Diam-diam mereka merasa semakin gembira.
Dua orang ini telah menjadi anak yang luar biasa!
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
"Anak baik, jangan dikira bahwa kalian terlepas dari orang-orang jahat. Ketahuilah, hampir semua orang di permukaan air sungai itu sedang mencari untuk menangkap kalian. Marilah kalian ikut bersama kami, dan kami akan mencarikan keluarga kalian," kata Kiu-bwe-houw.
"Benar," sambung Kim-kauw-pang. Jangan kalian pergi sendiri mencari mereka. Kalian sedang sakit, lihat, jalan darah pun terhuyung. Biarlah kami yang akan mengkabari keluarga kalian dengan berpencar."
Giok Cu mengangguk dan ia melepaskan tangan Han Beng, menghampiri Kim-kauw-pang Pouw In Tiang dan hendak memegang tangan orang ini. Akan tetapi, Kim-kauwpang mengelak.
"Jangan ?"?" jangan pegang tanganku. Tanganmu panas sekali. Kita berjalan berdampingan saja," kata jagoan itu.
Akan tetapi, sebelum mereka pergi tiba-tiba bermunculan belasan orang di tempat itu. mereka berloncatan dan sudah mengepung tempat itu. terkejut sekali hati dua orang jagoan itu ketika mereka melihat bahwa belasan orang itu adalah orang-orang kang-ouw yang agaknya sudah dapat mencari mereka dan tiba di tempat ini, siap memperebutkan dua orang bocah yang sudah terjatuh ke tangan mereka.
Ini pun hasil perbuatan Hiuang-ho Sam-Kwi!
Setelah mereka dikalahkan karena seorang diantara mereka terluka parah oleh pukulan Han Beng mereka melarikan diri dengan hati menyesal, kecewa dan penuh penasaran. Maka, mereka lalu memberitahukan kepada para tokoh kang-ouw yang masih berseliweran di atas perahu mereka bahwa dua orang bocah itu telah terjatuh ke tangan Kiu-bwe-houw dan Kim-kauw-pang yang berada di tepi sungai dalam hutan yang sunyi itu.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Mendengar keterangan ini tentu saja para tokoh kang-ouw berbondong-bondong pergi ke tempat itu dan sebelum dua orang jagoan itu sempat membawa dua orng bocah itu, para tokoh kang-ouw sudah berdatangan dan mengepung tempat itu.
"Kiu-bwe-houw perlahan dulu! Anak laki-laki itu harus diserahkan kepadaku!" kata seorang laki-laki tinggi besar muka hitam yang sudah memalangkan toyanya dengan sikap bengis.
"Kim-kauw-pang, anak perempuan itu bagianku!" kata pula seorang laki-laki tua yang berpakaian seperti sastrawan sambil melintangkan sepasang pedang di depan dadanya.
Juga banyak orang lain yang mengambil sikap mengancam dan siap untuk menyerang siapa saja demi memperebutkan dua orang anak yang mereka percaya mempunyai darah yang ajaib dan yang akan banyak sekali manfaatnya bagi mereka.
Tentu saja Kiu-bwe-houw dan Kim-kauw-pang yang tadi telah menguasai dua orang anak yang diperebutkan, andaikan orang makan daging sudah dipegang dan dibawa ke depan mulut, tinggal telan saja, tidak rela menyerahkan anak itu kepada siapapun juga. Mereka pun menggerakkan senjata dan tak dapat dicegah lagi terjadilaha perkelahian kacau-balau. Tidak ada kawan tertentu atau lawan tertentu.
Setiap orang lain menjadi musuh dan diserang karena mereka semua beranggapan bahwa siapa yang keluar menjadi pemenang tunggal dialah yang akan menguasai dua orang anak itu!
Suasana menjadi rebut dan ramai bukan main, seperti terjadi perang campuh saja dan beberapa orang sudah nampak roboh menjadi korban. Darah mulai mengalir dan nyawa melayang.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Tiba-tiba terdengar bentakan nyaring sekali, suaranya membawa getaran yang terasa oleh semua orang.
"Haiiiiiii! Semua saudara, hentikan perkelahian gila ini ?"".!"
Di dalam suara itu terkandung tenaga khi-kang yang amat kuat, dan semua orang merasa betapa jantung mereka tergetar hebat. Mereka terkejut dan otomatis semua orang menghentikan perkelahian dan menengok kearah orang yang mengeluarkan teriakan itu. mereka melihat seorang laki-laki berusia lima puluh tahun lebih, bertubuh tinggi besar dan gagah perkasa, dengan mata mencorong penuh wibawa, pakainnya sederhana sekali mendekati miskin, namun sikapnya anggun dan jelas bahwa dia bukan orang sembarangan. Akan tetapi, para tokoh kang-ouw itu tidak mengenalnya dan semua orang memandang heran.
"Siapakah engkau dan perlu apa menghentikan perkelahian kami?" Tanya Kiu-bwe-houw Gan Lok dengan suara heran.
"Tidak penting mengetahui siapa adanya aku," jawab pria itu yang bukan lain adalah Liu Bhok Ki.
Seperti kita ketahui, orang gagah ini berhasil mendapatkan tubuh ular yang dijadikan perebutan sebagai anak naga itu, menggigit kepalanya dan menelan "mustika" yang terdapat di dalam kepala ular, lalu roboh pingsan di dalam perahunya.
Karena dia pingsan, tidak ada orang lain yang tahu apa yang telah terjadi dan mengira bahwa anak naga itu lenyap setelah darahnya dihisap oleh dua orang anak itu. Lama juga Liu Bhok Ki jatuh pingsan. Setelah sadar, dia merasa girang sekali mendapat kenyataan bahwa luka akibat pedang di tangan Sim Lan Ci, luka oleh pedang Cui-mo Hek-kiam yang mengandung raun jahat itu ternyata telah bersih dari racun.
Tidak lagi ada tanda menghitam, dan tidak ada perasaan nyeri. Ternyata "mustika" naga itu benar-benar ampuh dan
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
telah menyembuhkannya! Dia merasa bersukur sekali, akan tetapi juga kuatirkan nasib dua orang anak kecil yang tadi digigit oleh anak naga.
Dia lalu bangkit duduk mendayung perahunya sampai dia mendengar bahwa dua orang anak yang dikabarkan telah menghisap darah anak naga itu, kini terjatuh ke dalam tangan Kiu-bwe-houw dan Kim-kauw-pang di sebuah tepi sungai.
Cepat diapun melakukan pengejaran kesana bersama-sama oraorang lain dan ketika para tokoh kang-ouw itu berkelahi untuk memperebutkan dua orang anak itu, dia lalu turun tangan dan berteriak menyuruh mereka semua berhenti berkelahi.
"Kalian semua tahu bahwa mereka bukanlah binatang seperti anak naga, bukan pula benda seperti mustika naga yang boleh dipakai perebutan begitu saja. Mereka adalah dua orng anak manusia, oleh karena itu sungguh tidak patut kalau kalian memperebutkan mereka dan hendak memaksa mereka dengan maksud buruk! Sebagian dar kalian adalah pendekar yang gagah, bagaimana mempunyai niat buruk untuk membunuh mereka dan mengambil darah mereka?"
Mendengarucapan ini, Han Beng dan Giok Cu terkejut bukan main. Kiranya mereka diperebutkan untuk dibunuh dan diambil darah mereka! Han Beng kini memandang kepada mereka semua dengan mata terbelalak dan muka yang panas itu kini menjadi marah sekali. Dia marah! Kemarahan luar biasa yang belum pernah dialami selama hidupnya.
Kemarahan yang seolah terdorong oleh hawa panas di tubuh dan dalam perutnya itu.
Sementara itu, para tokoh pendekar merasa rikuh mendengar ucapan Liu Bhok Ki. Dua orng diantara para tokoh itu, segera melangkah maju mendekati Han Beng dan Giok Cu. Mereka tersenyum dan seorang diantara mereka berkata kepada Han Beng.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
"Anak baik, memang seharusnya engkau diajak secara baik-baik. Marilah engkau ikut bersamaku. Kau akan hidup berkecukupan, minta apapun akan kubelikan dan kalu ingin belajar silat akan kuajari ilmu silat tinggi sehingga kelak engkau akan menjadi seorang gagah perkasa!"
"Dan engkau ikut dengan aku, anak manis. Kau akan kuanggap seperti anakku sendiri," kata orang kedua kepada Giok Cu.
Han Beng sejak tadi sudah marah bukan main. Hawa panas di dalam tubuhnya seperti berpusing di dalam tubuhnya, membuat kepalanya semakin pening dan pandang matanya berkunang. Sepasang matanya mencorong seperti mata harimau dan wajahnya menjadi ganas sekali.
Kini melihat dua orang itu membujuk dia dan Giok Cu, teringat dia akan ucapan laki-laki gagah tadi bahwa mereka semua itu hendak membunuh dia dan Giok Cu dan mengambil darah mereka berdua. Teringat ini, kemarahannya berkobar dan dia pun menerjang maju, menghantam dengan tangan terbuka, beruntun kepada dua orang itu. Dua orang kang-ouw itu adalah orang-orang pandai, tentu saja tidak mempedulikan serangan Han Beng, seorang anak kecil berusia dua belas tahun.
"Desss! Dessss!! Dua tubuh orang itu terlempar sepeerti daun-daun kering tertiup angina, terhuyung kemudian roboh dan tidak bangkit kembali. Dari mulut, hidung, mata dan telinganya keluar darah dan jelas bahwa dua orang itu tidak dapat diselamatkan lagi!
Keadaan menjadi gempar! Semua orang kini hendak menangkap Han Beng karena mereka semua semakin yakin bahwa anak itu benar- benar menjadi kuat berkat minum darah anak naga! Dan kini Han
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Beng mengamuk. Dia kini sudah seperti mabuk, terhuyung-huyung dan memejamkan mata, mulutnya mengeluarkan suara tidak karuan. Dia merasa betapa tubuhnya ringan dan seperti hendak terbang keatas, seluruh tubuh yang panas itu berdenyut-denyut tidak karuan, seolah-olah setiap saat dada, kepala dan perutnya akan meledak!
Dan setiap kali ada tangan menyentuhnya, dia menghantam. Juga telinganya dapat menangkap setiap gerakan orang, maka tanpa membuka matanya dia mengetahui bahwa ada orang mendekatinya dari belakang, depan kanan atau kiri dan setiap kali tanganya menghantam, tentu bertemu tubuh orang.
Dia tidak tahu betapa setiap pukulannya membuat seorang jagoan terlempar dan terbanting, ada yang tewas seketika, ada pula yang terluka parah atau ringan, tergantung dari tingkat kepandaian orang itu.
Nampaklah pemandangan yang luar biasa sekali, lucu dan aneh. Orang-orang yang terkenal sebagai orang-orang gagah di dunia persilatan, yang bertubuh tinggi besar, bersikap garang dan bertenaga besar, seperti mengeroyok seorang anak kecil dan anak itu mngamuk, memukul sana-sini tanpa gerakan silat sama sekali, melainkan gerakan ngawur dan memukul biasa saja terdorong kemarah. Seperti seorang anak yang nekat. Akan tetapi hebatnya, setiap kali pukulannya mengenai sasaran, yang dipukul tentu roboh terlempar dan terbanting keras, seperti ditumbuk oleh kekuatan yang amat dasyat!
Tentu saja org-orang itu tadinya tidak bermaksud mengeroyok, melainkan hendak menangkapnya, akan tetapi kini juga menyerang untuk merobohkan anak itu agar dapat mereka paksa dan mereka bawa pergi. Kembali han Beng menjadi perebutan.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Giok Cu adalah seorang anak perempuan yang lincah dan memang bagi anak perempuan tergolong berani dan nakal. Ia pun pening dan mabuk, akan tetapi ternyata ia memiliki perasan setiakawan yang tinggi.
Biarpun perasaan tubuhnya tidak karuan, begitu melihat Han Beng dikeroyok, iapun menjadi marah dan ia ikut pula memukul-mukul! Dan hebatnya, biarpun pukulannya tidak sekuat han Bng, namun pukulan tangannya mengandung hawa panas yang membuat orang yang terpukul cukup menderita nyeri dan kepanasan dan mereka pun terhuyung kebelakang. Akan tetapi, Giok Cu tidak sekuat han Beng karena sebuah tendangan membuat ia jatuh tersungkur. Akan tetapi begitu ada tangan hendak menangkap anak perempuan yang terjatuh itu, han Beng menerjang kedepan dan pukulan tangannya yang menampar mengenai pundak orang yang hendak menangkap Giok Cu.
"Auhhh ?"". !" orang itu terjungkal dan berguling menjauh sambil mengaduh-aduh.
Han Beng mengamuk terus. Biarpun kepalanya pening, namun agaknya mengenai sasaran dan berhasil menghalau orang-orang yang hendak menangkap dia dan Giok Cu. Maka, anak itu kini bukan hanya membela diri, bahkan memukul siapa saja yang berani mendekat tanpa menanti untuk ditangkap lagi.
Dan akibatnya memang hebat. Orang-orang kang-ouw itu terheran-heran karena bocah ini memang memiliki tenaga yang dasyat sekali, selain kuat, juga gerakan kedua tangannya yang memukul dengan ngawur itu mengandung hawa panas yang luar biasa.
Beberapa orang yang mencoba untuk menangkis pukulan anak itu, ketika lengan mereka bertemu dengan lengan kecil Han Beng, mereka mengaduh dan terpelanting keras. Bahkan ada yang tulang lengannya patah, dan setidaknya mereka
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
tentu merasa betapa lengan mereka itu nyeri dan panas seperti bertemu dengan besi panas!
Liu Bhok Ki yang tadinya muncul dan hendak melindungi dua orang bocah yang telah berjasa kepadanya karena anak laki-laki itu tadi melemparkan anak naga kepadanya, kini memandang dengan bengong.
Tidak mungkin bocah sekecil itu memiliki kepandaian tinggi.
Apalagi melihat gerakan bocah itu ketika memukul, sama sekali tidak menggunakan gerakan ilmu silat. Namun, pukulannya amat ampuh! Bahkan ketika ada beberapa orang yang menyerang bocah itu dan dia melihat betapa pukulan tangan mereka itu mengenai tubuh anak yang mengamuk, pemukul itu menarik kembali tangannya dan seperti dibakar rasanya, dan anak yang terpukul sama sekali tidak bergoyang!
Liu Bhok Ki juga amat cerdik.
Tentu ini akibat darah anak naga, pikirnya. Kalau begitu memang anak-anak telah menghisap darah anak naga sampai habis. Ketika dia menerima tubuh anak naga itu, binatang ajaib itu sudah lemas dan kehilangan darah, bahkan ketika dia menggigit pecah kepala anak naga itu, hampir tidak ada darah keluar. Agaknya, setelah menghisap darah binatang ajaib itu, kedua anak itu, terutama anak laki-laki itu, memiliki tenaga yang bukan main dasyatnya!
Semua orang terkejut dan heran, apalagi kini mendengar han Beng mengeluh dan mengerang seperti kesakitan sambil terus menyerang ke kanan kiri secara kalang kabut. Memang terjadi keanehan pada tubuh Han Beng. Begitu ketika menggerakkan kaki tangan memukul dan menyerang, seperti ada tenaga dasyat dan panas menguasainya sepenuhnya, dan tenaga itu tidak mau berdiam lagi, terus berpusing di dalam tubuhnya sehingga dia pun tidak dapat lagi menghentikan gerakan kai tangannya!
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Rasa nyeri makin menghebat terutama di dada dan bawah pusar, sedangkan kedua pasang kai tangannya setiap kali digerakkan mengeluarkan bunyi berkerotokan! Ini menandakan bahwa tenaga mukjijat itu, hawa sakti yang panas itu, muli menyusup kedalam tulang-tulangnya!
Orang-orang kang-ouw itu menjadi gentar setelah belasan orang roboh malang melintang oleh pukulan-pukulan Han Beng dan kini mereka mundur mengatr jarak menjauhkan diri.
Han Beng memukul-mukul terus sambil melangkah maju dan terhuyung-huyung, kedua matanya terpejam. Dari kedua tangan anak yang memukul-mukul secara ngawur itu keluar hawa pukulan yang mengeluarkan uap panas! Sementara itu, Giok Cu sudah terjatuh terduduk, tidak kuat menahan kepeningannya dan anak perempuan itu pun hanya menundukkan muka sambil memejamkan kedua matanya.
Sejak tadi Liu Bhok Ki memandang dengan penuh kagum dan heran melihat sepak terjang anak laki-laki itu. akan tetapi, kini dia menjadi kuatir sekali. Dilihatnya betapa wajah anak yang kerut-merut menahan nyeri itu makin lama berubah semakin merah sehingga kini kehitaman!
Celaka, pikirnya karena dia tahu bahwa anak itu ternyata keracunan hebat. Agaknya gogitan dan darah anak naga itu terlampau kuat dan menimbulkan racun yang amat dasyat yang menguasai tubuh anak itu akan kuat bertahan. Dan anak perempuan itu pun agaknya sudah hampir tidak kuat lagi, sudah duduk dengan lemas.
Liu Bho Ki sudah siap hendak meloncat ke depan ketika han Beng yang terus melangkah maju itu kini tiba didekat ban-to Mo-li Phang Bi Cu yang agaknya baru muncul.
Mendengar ada langkah kaki ringan di sebelah kanannya, Han Beng lalu menyerang ke kanan, memukul dengan kepalan
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
tangan kanannya. Pukulan itu mengeluarkan angina pukulan yang mengandung hawa panas sekali. Ban-to Mo-li meringkan tubuh mengelak dari sambaran hawa panas itu dan dari samping ia menampar kearah leher Han Beng.
"Plakkkk" tubuh Han Beng terpelanting dan anak itu pun tak mampu bangkit kembali.
Tamparan ban-tok Mo-li itu mengandung racun, dan memang disengajanya ia memukul anak itu terjatuh ke tangan orang lain, anak itu atau darahnya tidak dapat dipergunakan lagi karena mengandung racun maut! Sebaliknya, ia tentu saja akan mampu melenyapkan pengaruh racun dari tubuh anak itu karena ia memiliki obat penawarnya!
Han Beng yang tadinya sudah pening, kini mendadak merasa betapa tubuhnya lumpuh. Dia berusaha menggerakkan kaki tangannya, namun gagal dan dia membuka matanya, memandang kepada wanita cantik itu tanpa mampu bergerak lagi. Ada terjadi keanehan di dalam tubuhnya. Kalau tadinya, tubuh itu seperti menggembung rasanya, seolah-olah kemasukan angina panas dan akan meledak, kini perlahan-lahan hawa panas itu berkurang seolah-olah tubuhnya mulai mengempis dan hawa panas yang berputaran cepat sekali ditubuhnya itu kini mulai agak tenang, ketika dia membuka kedua matanya, pandangannya tidak berkunang dan tidak kelihatan berputaran lagi.
Rasa mual di perutnya juga hilang dan dia bahkan mulai merasakan suatu kenyamanan yang aneh, seolah-olah orang yang tadinya dipanggang terik matahari kini berteduh di bawah pohon yang rindang, dan menghirup hawa yang sejuk sekali.
Akan tetapi, dia masih belum mampu menggerakkan kaki tangannya yang seperti lumpuh. Ada rasa dingin yang hebat masuk ke tubuhnya melalui leher dan agaknya hawa dingin inilah yang membuat rasa panas di tubuhnya bekurang. Dan memang sesungguhnya demikianlah. Telah terjadi sesuatu kebetulan yang berulang pada diri Han Beng. Anak ini
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
mestinya sudah tewas oleh gigitan ular Sungai Huang-ho karena gigitan itu mengandung racun yang amat kuat.
Akan tetapi, hawa panas dasyat yang amat kuat itu yang membuat setiap pukulan Han Beng tidak dapat ditahan oleh seorang jagoan silat, juga mendatangkan bencana dan ancaman maut lain lagi.
Tubuhnya yang tidak terlatih itu, biarpun masih bersih, tidak kuat menahan kekuatan dasyat di dalamnya dan Han Beng terancam maut untuk kedua kalinya. Hal ini nampak ketika wajahnya berubah semakin merah lalu menghitam. Akan tetapi, pada saat itu "Kebetulan" sekali ban-to Mo-li diserangnya dan wanita iblis ini hendak menguasai dirinya dengan memberi tmparan beracun pada lehernya.
Sama sekali diluar dugaan Ban-to Mo-li sendiri bahwa racun dari kukunya yang amat kuat itu, yang mengandung hawa dingin, ternyata malah menyelamatkan nyawa Han Beng!
Racun dingin inilah yang mengurangi tekanan hawa panas di tubuh Han Beng sehingga keadaan dalam tubuh anak itu menjadi seimbang. Dan sebaliknya, racun dingin ini pun kehilangan daya serangnya yang berbahaya karena bertemu dengan hawa panas itu.
Memang racun bertemu racun yang bertentangan itu kehilangan daya serangnya yang mematikan, bahkan sebaliknya dapat menjadi obat yang amat ampuh!
Melihat han Beng roboh dan lemas, para tokoh kang-ouw menjadi girang dan mereka pun kini kembali berebut maju untuk dapat lebih dulu menangkap dan melarikan anak itu. ada pula sebagian yang lari untuk menubruk dan melarikan Giok Cu. Akan tetapi, Liu Bhok Ki sudah meloncat kedepan dan tangan kakinya bergerak cepat dan menyerang mereka yang
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
hendak memperebutkan Han Beng. Empat orang terlempar ke belakang terkena tendangan kaki Liu Bhok Ki yang sudah marah sekali.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Jilid 4 "Manusia-manusia buas seperti iblis!" Liu Bhok Ki membentak.
"Kalian menjadi kejam dan jahat oleh dorongan nafsu ingin memperoleh darah anak naga! Tidakkah kalian melihat betapa anak ini menderita dan keracunan hebat?"
Tiba-tiba terdengar suara ketawa merdu, yaitu suara ketawa ban-tok Mo-li.
"Hi-hi-hik, Liu Bhok Ki ! jangan berlagak menjadi pendekar budiman! Engkau sendiripun memperebutkan anak naga dan tentu engkau menginginkan pula darah anak itu!"
Semua orang terkejut. Baru sekarang mereka tahu bahwa orang tinggi besar yang melindungi Han Beng itu adalah pendekar Liu Bhok Ki yang namanaya pernah mengemparkan dunia persilatan puluhan tahun yang lalu!
Liu Bhok Ki juga mengenal wanita cantik itu. teringat dia akan mendiang isterinya. Memang terdapat banyak persamaan baik bentuk tubuh maupun wajah antara isterinya dan wanita itu bukan lain adalah enci dari isterinya.
"Phang Bi Cu," katanya halus dan menyebut nama wanita itu karena dia tidak mau menyebutkan julukannya yang mengerikan itu.
"Aku sama sekali tidak menginginkan darah anak ini, melainkan hendak melindunginya karena dikeroyok oleh jagoan-jagoan dunia persilatan yang tidak tahu malu!"
"Bohong!" kata ban-to Mo-li sambil melirik kepada semua tokoh yang mengepung tempat itu.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
"Siapa tidak tahu bahwa tadi engkau telah pula menelan mustika naga?"
Liu Bhok Ki terkejut. Tak disangkanya bahwa wanita ini sungguh cerdik dan dapat mengetahui hal iyu.
"Benar, akan tetapi aku hanya ingin melindungi anak ini karena dialah yang tadi memberikan anak naga itu kepadaku."
Mendengar ini, para tokoh kang-ouw sudah menrjang lagi dan disambut oleh Liu Bhok Ki. Kini pendekar inilah yang dikeroyok, akan tetapi dia memang hebat bukan main, ilmu silatnya tinggi dan tenaga sin-kangnya sukar dilawan sehingga banyak diantara para apengeroyok itu roboh oleh pukulan atau tendangan kakinya.
Seorang tosu yang sudah tua, usianya kurang lebih tujuh puluh tahun, bertubuh pendek kate dan jubahnya berwarna kuning, di punggungnya terdapat sebuah pedang yanag panjang, meloncat kea rah Giok Cu dan cepat sekali tangannya menyambar tubuh anak itu dan dibawanya lari!
Melihat ini, Ban-tok Mo-li berseru marah.
"Tosu keparat, kembalikan bocah itu kepadaku!" dengan gerakan tubuhnya yang ringan bagaikan seekor burung wallet, Ban-tok Mo-li sudah berlari mengejar. Ia melihat Han Beng masih lumpuh sedangkan Liu Bhok Ki dikeroyok banyk orang.
Untuk sementara waktu tidak akan ada yang mampu melarikan Han Beng, maka lenih dulu ia harus merampas anak itu lebih dajulu ia harus merampaskan anak perempuan itu. ia tidak akan membiarkan siapapun melarikan dua oran anak itu yang akan dibawanya semua.
Tosu yang melarikan Giok Cu itu pun memiliki ilmu lari cepat yang cukup hebat. Dia adalah Tung-hai Cin-jin, seorang tosu perantau yang namanya terkenal sekali di daerah pentai
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
timur. Ilmu silatnya tinggi, terutama sekali ilmu pedang samurainya yang panjang, dan ilmu tendangan yang disebut Tendngan terbang.
Sebagai seorang tokoh kang-ouw, tentu saja Tung-hai Cin-jin juga ingin mendapatkan anak naga. Dia membutuhkan mustika dan darah naga karena menurut dongeng, satu diantara khasiat darah naga dan mustika naga itu adalah memperpanjang usia! Dia sudah berusia tujuh puluh tahun dan merasa betapa usia tua menggerogoti tubuhnya dan kkuatannya. Karena itu, dia ingin sekali mempermuda dirinya dan memperpanjang usianya!
Memang kalau dilihat kenyataan ini amatlah aneh. Semua manusia merasakan betapa kehidupan ini bergelimang, kekecewaab, penyesalan, duka, rasa takut, permusuhan, apalagi kalau usia tua sudah mencengkeram diri, maka banyak penderitaan dialami, terutama sekali penderitaan jasmani yang sudah mulaia lemah dan berpenyakitan. Akan tetapi anehnya, semua orang ingin berusia panjang!
Dua orang itu terlalu tangguh untuknya. Maka, begitu melihat Ban-tok Mo-li turun tangan, juga Liu Bhok Ki melindungi anak laki-laki, dia melihat betapa perhatian orang semua ditujukan kepada anak laki-laki dan seakan melupakan anak perempuan yang hampir roboh karena lemas itu. maka, dia pun berpikir bahwa kalau tidak bisa mendapatkan keduanya, memperoleh anak perempuan itu pun sudah cukup berharga.
Dia lalu mempergunakan Gin-kang nya, melompat, menyambar tubuh Giok Cu dan melarikan anak perempuan itu.
dia merasa betapa ketika dia menyentuh tubuh anak itu, terasa amat panas dan hawa panas yang luar biasa menyerangnya.
Namun, dia cukup pandai dan memiliki sin-kang yang kuat untuk melindungi dirinya dari serangan hawa panas itu. dia berhasil memondong lalu mengempit tubuh anak perempuan itu dan dibawanya lari secepat terbang.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Akan tetapi, belum ada lima ratus meter dia lari, tiba-tiba berkelebat bayangan yang cepat sekali melewatinya dan ada angina menyambar kearah kepalanya.
Tung-hai Cin-jin mengelak kesamping dan ketika dia memandang, ternyata ban-tok Mo-li telah berada dihadapannya!
Peristiwa sejak perebutan anak naga di permukaan sungai tadi sudah berjalan dengan cepatnya dan tanpa terasa, kini malam telah mulai terusir kegelapaannya dan terganti cuaca pagi yang remang-remang. Namun Tung-hai Cin-jin mengenal baik siapa wanita di depannya maka tanpa banyak cakap lagi dia lalu mencabut pedang samurainya dan melintangkan pedang panjang itu didepan dada.
"Tosu tua bangka tak tahu diri! Apakah engkau lebih mementingkan anak perempuan itu daripada nyawamu" Hayo berikan anak itu atau terpaksa kuambil nyawamu lebih dulu!"
bentak ban-tok Mo-li dengan siakap garang.
"Sian-cai ?"", Ban-tok Mo-li, pinto (saya) amat membutuhkan anak ini, disana masih ada anak laki-laki itu yang akan lebih berguna bagimu daripada anak ini.dengan siakap garang.
"Sian-cai ?"", Ban-tok Mo-li, pinto (saya) amat membutuhkan anak ini, disana masih ada anak laki-laki itu yang akan lebih berguna bagimu daripada anak ini. Berilah kesempatan kepada pinto, Phang-toanio (Nyonya besar Phang), dan pin-to tidak akan melupakan budimu ini."
"Persetan denganmu!" bentak ban-tok Mo-li. "Serahkan anak itu!"
Tung-hai Cin-jin menggeleng kepalanya. "Tidak, Toanio, pin-to membutuhkannya!"
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
"Keparat, mampuslah!" Ban-tok Mo-li sudah menggerakkan tangannya dan tahu-tahu ada sinar kilat menyambar kearah leher tosu itu. kiranya wanita cantik itu telah mencabut pedang dan sambil terus melakukan serangan kilat.
Demikian cepatnya gerakan wanita ini sehingga mengejutkan hati Tung-hai Cin-jin! Cepat dia memutar pedang samurai di tangan kanannya dengan pengerahan tenaga.
Pedang itu besar dan berat dia menangkis dengan sekuatnya dengan maksud membuat pedang wanita itu terpental dan terlepas.
Akan tetapi, ban-to Mo-li adalah seorang datuk sesat yang selain amat lihai ilmu silatnya, juga cerdik bukan main. Ia tidak mau mengadu tenaga dengana lawan kakek pendek ini, apalagi pedang di tangan lawan itu berat dan besar. Biarpun ia tidak takut kalau sin-kangnya kalah kuat, setidaknya ia kuatir kalau-kalau pedangnya akan rusak.
Cepat ia mengelebatkan pedangnya menghindarkan pertemuan dengan samurai lawan dan tangan kirinya sudah menggerakkan kipas. Kipas itu menutup dan gagangnya menotonk kearah pundak kanan Tung-hai Cin-jin.
Kakek kate ini terkejut bukan main, namun dia masih dapat melempar tubuh kebelakang dan berjungkir balik sampai lima kali membuat salto. Gerakannya cepat dan indah sehingga Ban-tok Mo-li kagum juga. Kakek yang sudah amat tua itu ternyata masih gesit bukan main.
Sementara itu, ketika dibawa jungkir balik, Giok Cu yang sudah lemas dan hampir pingsan itu, tiba-tiba menjadi sadar kembali.
Begitu sadar dan melihat dirinya dikempit oleh seorang kakek kate dan wanita cantik itu menyerang penawannya, iapun berpendapat bahwa lebih baik terjatuh ke tangan wanita
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
cantik itu daripada ke tangan kakek pendek yang tua dan bau pakaiannya apak itu. maka, ia pun lalu memukul dengan tangan kanannya dan kepalanya berada di belakang, dengan sekuatnya anak perempuan ini memukul kearah punggung Tung-hai Cin-jin.
"Dukkk?"?".!"
"Aduhhh?"". Ahhh, panas ?""..!" kakek pendek itu terpaksa melepaskan kembali kempitannya dan dia terpelanting, lalu cepat berguling sambil memutar pedang melindungi tubuhnya. Ketika dia melihat bahwa Ban-tok Mo-li tidak mengejarnya, kakek it uterus berguling menjauh, kemudian meloncat bangun dan melarikan dir dengan muka kecewa sekali.
Dia gagal memperoleh obat awet muda, bahkan sebaliknya menerima pukulan dai punggungnya yang walaupun tidak mendatangkan luka parah, namun hawa panas itu mengacaukan jalan darah di punggungnya dan mungkin akan membuat dia menderita penyakit encok yang berat di punggung!
Ban-to Mo-li menghampiri Giok Cu yang tadi terlempar ketika kakek itu melepaskannya dan memandang anak perempuan itu penuh perhatian. Seorang anak perempuan yang amat cantik, pikirnya. Bentuk hidungnya, mulutnya, terutama sepasang matanya amat indah dan kelak menjadi seorang wanita yang cantik sekali.
"Hemmm, siapakah namamu?" tanyanya mendekati.
Giok Cu sudah bangkit berdiri, dan biarpun tubuhnya lemas dan kepalanya masih pening, namun aneh, setelah ia melakukan pukulan tadi, kini keadaannya mendingan. Ia tidak tahu bahwa kalau ia mempergunakan tenaganya, maka hawa
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
panas yang ditimbulkan oleh darah ular tadi sebagaian akan keluar sehingga dirinya tidak begitu tertekan.
Dengan tabah ia memandang wanita itu dan Giok Cu juga merasa suka karena wanita itu memang cantik sekali dan pakaiannya indah, juga mulutnya tersenyum manis.
"Namaku Bu Giok Cu," jawabnya singkat.
"Giok Cu (batu kemala)" Wah, namamu indah. Giok Cu, kenapa kau tadi memukul kakek itu?"
"Karena aku tidak suka padanya, bajunya berbau apak dan dia tentu tidak akan bersikap baik kepadaku."
"Hemmmm, apakah engkau tidak tahu bahwa aku pun akan membawamu?" ia berhenti sebentar melihat sepasang mata yang memandangnya dengan terbuka lebar tanpa sedikitpun perasaan takut terbayang di dalamnya itu.
Seorang anak yang baik sekali, pikirnya. Kelak tentu menjadi seorang gadis yang selain cantik jelita, juga pemberani. Akan tetapi darah naga ditubuhnya itu! ia amat membutuhkannya.
"Apakah engkau memilih aku daripada dia?"
Giok Cu mengangguk. "Aku memilih engkau. Engkau cantik dan ramah."
"Baiklah, kalau begitu mari ikut aku. Aku akan mengajak pula anak laki-laki itu."
"Han Beng" Ah, sungguh hatiku senang sekali kalau begitu, bibi. Kau tolonglah dia!" Dan Giok Cu sedikit pun tidak membantah, bahkan ikut berlari disamping wanita itu yang menggandeng tangannya.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Melihat betapa anak perempuan itu dapat berlari ringan dan cepat, Ban-tok Mo-li merasa heran dan ia mempercepat larinya. Aneh sekali! Giok Cu dapat mengimbangi larinya tanpa banyak kesukaran! Dan tanpa diketahui oleh Giok Cu, ketika ia berlari, berarti ia mempergunakan tenaga dan hawa panas di tubuhnya itu pun menerobos keluar an membuat keadaan tubuhnya menjadi lebih baik lagi!
Diam-diam wanita iblis itu kagum dan girang. Ia tahu bahwa anak ini tidak pernah mempelajari ilmu berlari cepat, akan tetapi secara tiba-tiba saja menguasai tenaga yang amat hebat. Tentu berkat darah anak naga, pikirnya!
Mereka tiba ditempat tadi, dimana Liu Bhok Ki masih dikeroyok banyak orang. Pria perkasa itu mengamuk dan biarpun para tokoh kang-ouw mulai mengeroyoknya dengan senjata di tangan, Liu Bhok Ki melawan hanya untuk menjaga diri dan melindungi Han Beng saja. Dengan sabuknya, dia menghalau semua senjata, merobohkan beberapa orang tanpa bermaksud membunuh mereka.
Tiba-tiba terdengar suara ketawa merdu.
"Hi-hi-hik, kalian ini semua adalah orang-orang kang-ouw yang tolol! Lihat baik-baik, anak laki-laki itu telah terluka oleh kuku tanganku! Dia sudah keracunan dan siapa pun yang mendapatkan dia, hanya akan melihat dia mati dengana daging dan darah yang membusuk! Darahnya tidak ada gunanya lagi bagi siapapun juga. Hanya aku yang dapat mengobatinya. Untuk pa kalian masih memperebutkan dia?"
Mendengar ini, semua orang tertegun dan menahan senjata mereka. Kalau benar apa yang dikatakan wanita iblis itu, maka memang tidak ada gunanya memiliki bocah itu, dan mereka tadi pun sudah melihat Han Beng ditampar oleh wanita iblis itu. Juga Liu Bhok Ki menjadi tertegun, lalu dia menghampiri Han Beng.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Dilihatnya betapa ada bekas tapak tangan menghitam di leher anak itu, dan ada guratan kuku yang lebih hitam lagi, wanita iblis itu tidak berbohong! Akan tetapi, dia merasa semakin kasihan kepada Han Beng dan bermaksud untuk menolongnya, dan untuk berusaha mencarikan obatnya kalau benar anak itu terancam racun maut. Maka, dia lalu mengangkat tubuh Han Beng keatas punggungnya. Bocah itu membuka mata dan Liu Bhok Ki Berbisik kepadanya.
"Jangan takut, rangkul leherku kuat-kuat dan aku akan melindungimu dari mereka."
Han beng memang sudah menaruh kepercayaan
sepenuhnya kepada Liu Bhok Ki semenjak dia melihat pria gagah perkasa ini diatas perahu. Tadi dia melihat betapa kakek itu membelanya mati-matian maka dia pun menurut saja dan dia merangkul pundak dan leher kakek itu. liu Bhok Ki sambil memutar sabuknya hendak melarikan Han Beng, akan tetapi para tokoh kang-ouw tidak membiarkan dia lolos begitu saja.
Mereka ini menghadang dan mengepung sehingga kembali terjadi perkelahian sambil menggendong tubuh han Beng.
Bocah ini tidak tinggal diam. Biarpun dia digendong, kedua tangannya tidak mau tinggal diam dan setiap kali ada lawan yang dekat, dia berusaha memukul dengan kedua tangannya yang masih mengeluarkan hawa panas!
Tiba-tiba terdengar suara orang tertawa bergelak.
"Ha-ha-ha! Sungguh lucu sekali! Aku tidak lagi dapat membedakan mana pendekar dan orang kang-ouw, dan mana anjing-anjing kelaparan yang memperebutkan tulang! Dan agaknya orang-orang dunia persilatan sudah kehilangan kegagahan mereka, karena nafsu yang menyala-nyala lupa akan kegagahan sehingga main keroyok seperti ini! Sungguh tidak tahu malu dan aku tidak boleh membiarkan begitu saja!"
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Lenyaplah suara ini digantikan munculnya seorang laki-laki tua yang pakaiannya penuh tambalan, bertubuh tinggi kurus seperti orang kurang makan, namun wajahnya selalu gembira dan tangananya memegang sebatang tongkat butut.
Begitu dia muncul, dia mengobat-abaitkan tongkat bututnya, menghantam sana-sini dan orang-orang yang mengeroyok Liu Bhok Ki menjadi kacau balau!
Tongkat butut ini lihai bukan main. Ke mana pun menyambar, sukar dielakkan atau ditangkis karena gerakannya memukul dan biarpun ditangkap, tongkat itu dapat menyelinap, luput dari tangkisan lawan namun tetap saja mengenai sasaran. Terdengar suara bak-bik-buk karena ada saja punggung, pinggul atau kaki orang yang kena gebuk!
Melihat munculnya kakek berpakaian pengemis ini, Liu Bhok Ki menjadi senang.
"Sin-Ciang kai-ong, terima kasih atas bantuanmu!" katanya sambil memutar sabuknya semakin cepat untuk mencari jalan keluar.
"Ha-ha-ha-ha-ha, Sin-tiauw (Rajawali Sakti), begitu muncul engkau menggegerkan dunia persilatan! Engkau tahu, tidak ada pohon tak berbunga, tidak ada perbuatan tanpa pamrih!
Ha-ha-ha!" Sambil menangkisi senjata para pengeroyok dengan sabuknya, Liu Bhok Ki mengerutkan alisnya. Betapa bodohnya dia mengira bahwa Raja Pengemis ini mau membantunya tanpa pamrih!
"Apa kehendakmu, Kai-ong?"
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku mengagumi bocah itu. Berjanjilah untuk membiarkan dia menjadi muridku selama lima tahun setelah dia menjadi muridmu lima tahun!"
Liu Bhok Ki mengenal baik Raja Pengemis itu. seorang gagah perkasa yang amat terkenal karena dia berhasil merajai semua perkumpulan pengemis dan dapat mencegah para apengemis menjadi penjahat-penjahat, sebaliknya memberi bimbingan kepada para jembel sehingga banyak diantara mereka itu yang dapat kembali ke masyarakat sebagai orang-orang berguna. Bahkan semenjak dia menjadi Kai-ong (Raja pengemis), bermunculanlah pengemis-pengemis yang lihai dan berjiwa pendekar!
Orang seperti Sin-ciang Kai-ong (Raja Pengemis Tangan Sakti) ini tidak mungkin akan berbohong dan tidak akan sudi membunuh anak ini untuk diambil darahnya! Dan tidak aneh kalau Sin-Ciang Kai-ong ingin mengambil anak ini menjadi murid karena tertarik melihat sepak terjang Han Beng tadi.
"Baiklah, aku berjanji!" kata Liu Bhok Ki,
"Ha-ha-ha, janji seorang Liu Bhok Ki takkan berubah walaupun langit runtuh dan bumi kiamat! Nah, bawalah pergi anak itu, biar aku yang menghadapi mereka ini!"
Melihat majunya Sin-Ciang Kai-ong yang membantu Liu Bhok Ki, orang kang-ouw menjadi jerih dan mereka pun tidak mempunyai harapan lagi untuk merampas han Beng, apalagi mendengar ucapan ban-tok Mo-li bahw darah anak itu telah keracunan hebat oleh kuku tangan iblis betina itu. mereka mundur, bahkan sebagian besar lalu pergi, ada pula yang merawat teman yang terluka dalam pertempuran tadi.
Akan tetapi ban-tok Mo-li Phang Bi Cu masih merasa penasaran. Sambil memondong Giok Cu, ia melompat dan hendak mengejar Liu Bhok Ki.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hendak lari kemana kau" Serahkan dulu bocah itu kepadaku!" bentaknya, dan begitu kipasnya mengebut, ada belasan batang jarum hitam beracun menyambar kea rah Liu Bhok Kid an Sin-ciang kai-ong.
Liu Bhok Ki cepat memutar sabuknya dan melompat ke samping, sedangkan Sin-Ciang kai-ong terkekeh dan tongkat bututnya memukul kesana-sini meruntuhkan semua jarum hitam.
"Heh-heh-heh, ban-tok Mo-li kini semakin cantik akan tetapi juga semakin beracun dan kejam! Heh-heh, orang lain hanya berambut pada kepala dan beberapa tempat lagi di luar tubuh, akan tetapi agaknya engkau lain, di dalam hatimu juga berbulu, berambut. Engkau membunuhi orang seperti membunuh semut saja."
"Jembel busuk, engkau pun akan kubunuh!" bentak ban-to Mo-li Phang Bi Cu marah.
Ia mengenal raja pengemis ini yang selalu bersikap ugal-ugalan dan memandang rendah orang lain walaupun juga amat lihai, maka kini ia menyerang dengan hebat, mengerahkan seluruh tenaganya. Pedangnya menyambar dasyat dan ketika Sin-ciang kai-ong meloncat jauh kebelakang, dari kipasnya menyambar sinar hitam dengan cepat sekali.
Sin-ciang Kai-ong memutar tongkat butut dan mengelak, akan tetapi tiba-tiba ia mengeluh dan tubuhnya terguling, jatuh miring di atas tanah! Agaknya ada satu dua batang jarum beracun yang mengenai tubuhnya dank arena jarum beracun itu mengandung racun yang berbahaya, maka dia pun tak mampu bangkit kembali.
"Huh!" Ban-tok Mo-li mendengus dan mencibir. Kiranya hanya sekian saja kelihaian orang yang disebut Raja
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Pengemis itu. sambil memondong tubuh Giok Cu yang kini juga berada di punggungnya digendong seperti halnya han Beng digendong Liu Bhok Ki, wanita ini mengerahkan tenaga dan lari mengejar, karena Liu Bhok Ki sudah melarikan diri sambil mengendong han Beng.
Ketika Ban-tok Mo-li meloncati tubuh kai-ong, tiba-tiba ia mengeluarkan seruan kaget dan hampir saja ia jatuh terguling karena tiba-tiba sebatang tongkat butut telah menjegal kakinya dan ketika ia meloncat untuk menghindar, ujung tongkat itu menotok kearah kedua kututnya, dan yang ke tiga kalinya menotot lebih keatas lagi di antara kedua pahanya!
Tentu saja iblis betina itu mengeluarkan suara kaget dan nyeri, namun ia memang lihai bukan main. Tubuhnya yang meloncat lebih tinggi lagi, lalu menukik dan kepalanya ke bawah, pedangnya diputar untuk menyerang Sin-Ciang Kai-ong yang ternyata tadi hanya pura-pura jatuh saja!
Raja pengemis itu bergulingan dan meloncat berdiri sambil menyeringai lebar, lagaknya mengejek sekalai, bahkan dia menjulur lidahnya kepada Ban-tok Mo-li seperti ejekan diantara kanak-kanak.
"Ha-ha, ban-to Mo-li. Kaukira aku begitu mudah jatuh oleh jarum-jarummu yang kotor itu?" dia mengebutkan bajunya dan beberapa batanag jarum runtuh keatas tanah.
"Sayang, lain kali kirimilah aku jarum-jarum yang bersih untuk menjahit dan menambal pakaianku, Mo-li."
Sin-ciang Kai-ong sengaja mengejek dan menggoda untuk memancing kemarahan Ban-to Mo-li dan dia berhasil mengalihkan perhatian iblis betina itu sehingga tidak dapat mengejar Liu Bhok Ki yang sudah berlari jauh. Wanita itu marah sekali.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sin-ciang Kai-ong! Selama ini, diantara kita tidak ada urusan dan kita tidak saling mengganggu. Akan tetapi sekarang, agaknya engkau mencari mampus!" Berkata demikian, ban-to Mo-li Phang Bi Cu menggerakkan pedang dan kipasnya, melakukan serangan dengan dasyat. Kebutan kipasnya mengandung angina dan pedangnya membentuk gulungan sinar yang mengeluarkan bau amis dan harum aneh karena mengandung racun yang amat jahat.
"Heiiiiiiiit ?"!" Dengan gerakana lucu Sin_ciang kai-ong mengelak sambil menggerakkan tongkat bututnya.
"Tok-takkk-trangggg?""..!" Berulang kali tongkat butut itu, dengan gerakan yang aneh dan lucu, dapat menangkis kipas dan pedang. Gerakan kai-ong memang aneh sekali, dan kadang-kadang kelihatan kaku dan tidak teraatur, namun setiap kali tubuhnya terancam pedang atau gagang kipas, selalu tongkat itu sudah datang menolongnya dan menangkis senjata lawan dengan amat kuatnya mengandung tenaga yang dasyat sehingga Ban-tok Mo-li merasa betapa tangannya tergetar hebat ban-to Mo-li terkejut.
Ia sudah banyak mendengar tentang kelihaian Raja Pengemis ini, akan tetapi baru sekarang ia mengadu kepandaian. Kai-ong adalah seorang ahli permaianan tongkat yang beraneka macam. Yang dimainkan ini mungkin yang dinamakan Ilmu Tongkat Setan Arak (Ciu-kwi Tung-hoat), kelihatan seperti orang mabuk mengobat-abit tongkat secara ngawur, akan tetapi hebatnya, kemana pun pedang dan kipas Ban-to Mo-li menyambar, selalu kedua senjata itu bertemu dengan ujung tongkat yang menangkis dengan kuatnya.
Dan serangan balasan dari ujung tongkat yang lain menyambar secara tidak terduga-dua sehingga beberapa kali Mo-li terkejut dan terpaksa harus meloncat tinggi ke belakang untuk menghindarkan diri.
Setelah mereka bertanding selama belasan jurus, tahulah ban-to Mo-li bahwa tingkat kepandaian lawannya ini memang
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
tinggi dan tidak boleh dibuat main-main. Ia baru mengerti mengapa orang ini dapat menjadi Raja Pengemis dan kekuasaannya diakui oleh semua kai-pang (perkumpulan pengemis) di empat penjuru dunia! Setidaknya, tingkat Raja Pengemis ini tidak berada dibawahnya, dan dalam keadaan menggendong Giok Cu, sungguh tidak mudah bagi ban-to Mo-li untuk mengalahkan Sin_ciang kai-ong.
"Ha-ha-ha, Ban-to Mo-li, kiranya selain makin cantik, engkau pun semakin lihai saja! Akan tetapi, bocah di punggungmu itu mengganggu gerakanmu. Bagaimana kalau bocah itu kau titipkan dulu kepadaku" Biarlah aku yang mengendong dan melawanmu. Kalau begitu baru seru. Dan aku pun tidak menolak kalau menjadi guru anak perempuan itu!"
Diejek demikian, ban Tok Mo-li menjadi semakin marah, akan tetapi ia juga merasa kuatir. Kalau sampai si jembel ini benar-benar hendak merampas Giok Cu, repot juga ini!
Apalagi kalau Bhok Ki muncul dan membantu jembel itu, ia akan celaka. Maka, ia pun menuding pedangnya kepada jembel tua itu dan membentak.
"Sin-ciang kai-ong, hari ini aku tidak sempat melayanimu, biarlah lain hari aku ingin menguji sampai dimana kepandaianmu. Hendak kulihat apakau engkau mempunyai tiga buah kepala!"
"Ha-ha-ha!" Sin-ciang kai-ong meraba-raba muka dan kepalanya dengan gaya lucu mempermainkan.
"Sebuah kepala saja sudah repot mengurus cuci muka, rambut, kumis, jenggot dan menggosok gigi, apalagi tiga buah kepala. Wah repotnya! Tapi kau tentu senang mempunyai kekasih dengan tiga buah kepala, Mo-li. Tentu dia pandai merayu dan bercinta, heh-heh!"
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
"Keparat!" Wanita itu memaki dan kedua tangannya bergerak cepat. Berhamburanlah jarum dan paku kearah tubuh Sin-ciang kai-ong, puluhan batang banyaknya! Tentu saja Sin-ciang Kai-ong tidak berani main-main lagi menghadapi serangan senjata rahasia dari seorang Ban-to Mo-li.
Repotlah dia memutar tongkat bututnya dan berloncatan ke sana-sini untuk menghindarkan diri dari serangan senjata-senjata rahasia kecil yang amat berbahaya karena kesemuanya mengandung racun yang mematikan itu. dan ketika dia berhenti bergerak lalu mengangkat muka memandang, ternyata wanita itu telah lenyap!
Sin-ciang Kai-ong menghentikan senyumnya dan dia menarik napas panjang.
"Huiiiii! Sungguh berbahaya sekali wanita itu ?"".!" Diapun segera meninggalkan tempat itu yang kini menjadi sunyi kembali karena para tokoh kang-ouw sudah sejak tadi pergi meninggalkan tempat itu setelah mereka melihat munculnya orang-orang sakti seperti Ban-to Mo-li, Liu Bhok Ki, dan Sin-ciang Kai-ong.
Mereka maklum bahwa tidak ada harapan lagi bagi mereka untuk membawa pulang seorang di antara dua orang anak yang minum darah anak naga itu, apalagi setelah mengetahui bahwa anak laki-laki itu telah terluka oleh pukulan beracun Ban-tok Mo-li sehingga darahnya pun tentu telah beracaun.
Tempat di tepi pantai Sungai Kuning itu kembali sunyi seperti sebelum terganggu oleh kehadiran banyak tokoh kangouw tadi. Dan matahari sudah naik tinggi.
oooOOooo Gedung itu besar dan Indah, juga dalamnya mewah dengan perabot rumah yang serba mahal. Akan tetapi rumah di luar
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
kota Ceng-touw itu jauh dari tetangga dan mempunyai kebun yang luas di sekelilingnya.
Rumah terpencil dan bukan hanya terpencil, akan tetapi juga dijauhi oleh semua orang yang tinggal di sekitar kota Ceng-touw di Propinsi Shan-tung.
Rumah itu terkenal oleh semua penduduk sebagai rumah Phang Toa-nio (Nyonya Besar Phang) yang tinggal bersama puterinya yang dikenal dengan sebutan Phang Siocia (Nona Phang) bersama belasan orang pelayan wanita.
Yang membuat orang segan dan menjauhi rumah itu adalah karena keluarga Phang yang hanya terdiri dari ibu dan anak serta belasan orang pelayan wanita itu terkenal sebagai keluarga yang memiliki ilmu kepandaian silat tinggi, bahkan mereka itu ringan tangan, sedikit-sedikit memukul orang, bahkan kalau ada yang berani melawan, tentu akan tewas dalam keadaan mengerikan.
Bagi orang kang-ouw, keluarga itu, terutama ibunya, lebih dikenal lagi dengan perasaan takut karena nyonya rumah itu bukan lain adalah Phang Bi Cu yang berjuluk Ban-tok Mo-li.
Ban-tok Mo-li Phang Bi Cu adalah seorang janda yang mempunyai seorang saja anak, seorang anak perempuan yang diberi nama Sim Lan Ci. Memang Ban-to Mo-li seorang yang amat aneh. Sejak menjadi pengantin baru, dua tahun saja ia sudah tidak cocok dengan suaminya. Dan ia mempunyai seorang kekasih baru seorang pemuda she Sim.
Ketika suaminya menyeleweng dengan wanita lain suami itu dibunuhnya! Dan ketika hubungannya dengan pemuda she Sim itu berlarut sampai beberapa tahun dan ia kemudian mengandung karena perhubungan mereka, ia pun membunuh pemuda she Sim itu!
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Ketika anaknya terlahir perempuan ia meberinya nama Lan Cid an memakai she (nama keluarga ) Sim! Memang seorang wanita yang aneh dan juga kejam sepeti iblis! Seperti kita ketahui, Phang Bi Cu adalah kakak perempuan dari Phang Hui Cu yang telah meninggal dunia, dahulu isteri dari Liu Bhok Ki.
Ban-to Mo-li Phang Bi cu mengembleng puterinya sehingga Sim lan Ci memiliki kepandaian yang tinggi walaupun belum dapat menyamai tingkat ibunya.
Phang Bi Cu mendengar bahwa adik kandungnya, yaitu Ohang Hui Cu dibunuh oleh suaminya sendiri, akan tetapi ia tidak mempedulikan hal ini. Ia sendiri juga membunuh suaminya, juga kekasihnya, maka perbuatan Liu Bhok Ki yang membunuh isterinya, yaitu adik kandungnya, dianggapnya hal yang lumrah dan ia tidak mau mencampurinya. Akan tetapi tidak demikian dengan Sim Lan Ci. Dari ibunya, ia mendengar akan nasib bibinya yang tewas di tangn Liu Bhok Ki itu. maka, Sim Lan Ci lalu meninggalkan rumah ibunya dan pergi mencari Liu Bhok Ki yang berjuluk Sin-tiauw (Rajawali Sakti) di Kui-san.
Dan seperti kita ketahui di bagian pertama dari kisah ini, Sim Lan Ci bukan hanya gagal membunuh bekas suami bibinya itu, bahkan ia sendiri diberi obat perangsang sehingga melakukan hubungan badan dengan Coa Siang Lee. Karena mereka saling tertarik dan saling jatuh cinta, maka peristiwa yang terjadi diluar kesadaran mereka karena keduanya diberi oabat perangsang oleh Liu Bhok Ki ketika mereka berdua tertawan dan pingsan, keduanya segera mengambil jalan terbaik, yaitu akan menjadi suami isteri.
Demikianlah, Sim lan Cid an Coa Siang Lee lalu pergi menghadap ibu kandung dan kakek pemuda itu di Hek-houw-pang.
Ketua Hek-houw-pang, yaitu Coa Song yang telah berusia enam puluh lima tahun, hanya menarik napas panjang ketika
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/


Naga Sakti Sungai Kuning Huang Ho Sin-liong Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

cucunya tidak berhasil membunuh musuh besar itu, bahkan Liu Bhok Ki telah menewaskan para murid Hek-houw-pang.
Ketika dia mendengar betapa cucunya itu bersama gadis Sim Lan Ci bahkan tertawan oleh Liu Bhok Ki akan tetapi tidak dibunuh melainkan diberi obat perangsang ketika pingsan sehingga keduanya melakukan hubungan badan dan kini mereka menghadap untuk minta izin agar mereka berdua menikah, Coa Song menarik napas panjang dan ibu kandung Coa Siang Lee menangis.
Pertempuran Di Lembah Bunga Hay Tong 6 Pendekar Wanita Penyebar Bunga Karya Liang Ie Shen Lencana Pembunuh Naga 1
^