Pencarian

Pedang Keadilan 41

Pedang Keadilan Karya Tjan I D Bagian 41


berdiri, dengan menggunakan darah yang mengucur dari
tubuhnya ia menulis beberapa huruf di atas pakaian
Nyonya Li yang berwarna putih itu, tulisan tersebut
berbunyi: "Biarkan mereka ibu dan anak pulang kembali
ke Lam-hay" Dengan air mata bercucuran Nyonya Li
mengangguk, bisiknya: "Tak usah kuatir saudara Lim,
akan kupenuhi permintaanmu itu." Kembali raja pedang
menulis di atas pakaian Nyonya Li dengan darahnya:
"Dengan darah telah kubayar semua hutangku, kini
hutang piutang telah impas, perasaan hatiku juga ikut
lega." "Kekasih Lim, kenapa kau anggap semuanya ini terlalu
serius..." pekik perempuan berbaju sederhana itu sambil
berpekik sedih. Raja pedang menggeleng, kepada pendeta wanita
yang berdiri di hadapannya kembali dia menulis:
"Aku mewakili anakku meminang anak putrimu, harap
putrimu bersedia menjadi istri Han kim."
3430 Dengan air mata bercucuran pendeta wanita itu
mengangguk. katanya: "Pada dasarnya mereka memang pasangan sejoli yang
setimpal, aku pasti akan mengawinkan mereka berdua."
Sekujur badan raja pedang mulai gemetar keras, tapi
ia memaksakan diri untuk menulis kembali:
"Kalau teringat kembali cinta kasih kita semua di masa
lalu, aku menyesal kenapa Thian menimpakan nasib
buruk untuk kita semua."
Dengan menahan sesenggukan karena sedih kata
Nyonya pedang patah hati:
"Sebelum bertemu denganmu, memang timbul rasa
benci dalam hatiku, tapi sekarang, melihat cucuran
darahmu, aku merasa amat menyesal..."
Mendadak raja pedang menggeliat sambil melompat
bangun, ia genggam tangan kanan perempuan berbaju
sederhana itu erat-erat, lalu mata kirinya terpejam dan
menghembuskan napas terakhir.
"Kekasih Lim... Kekasih Lim..." pekik perempuan
berbaju sederhana itu sambil memeluk jenasah raja
pedang erat-erat. Isak tangis pun segera meledak memecahkan
keheningan lembah Ban-siong-kok, suasana menjadi
amat murung dan memedihkan hati.
Entah berapa saat sudah lewat, sampai lama
kemudian Nyonya Li baru membesut air matanya,
membangunkan perempuan berbaju sederhana itu dan
berusaha membujuk: 3431 "Ji-moay (adik kedua), orang yang telah mati tak akan
hidup kembali, menangis terus juga tak ada gunanya kau
harus menjaga kesehatan badanmu." sambil menahan
rasa sedih yang mendalam jawab perempuan itu:
"Semenjak kupunahkan seluruh kepandaian silatku,
sebenarnya perasaan hatiku telah mengering, aku
merasa banyak berhutang kepadanya maka akan
kugunakan sisa hidupku untuk menemani kuburannya,
lagipula anakku Han-kim sudah dewasa, aku berharap
cici mau mewakili aku untuk mengawasinya."
Selesai berkata ia bopong jenasah raja pedang dan
beranjak pergi dari situ dengan langkah lebar.
"Mari kuantar" bisik Nyonya pedang patah hati sambil
mengintil di belakangnya.
Sepeninggal kedua orang wanita itu, Nyonya Li baru
berpaling ke arah pendeta wanita itu sambil berkata:
"Sam-moay (adik ketiga), akhir dari drama ini kelewat
tragis... aaai, yang harus kita pikirkan sekarang adalah
bagaimana dengan keturunan kita, ayoh kita bereskan
perkawinan dari Han-kim dengan putrimu..."
Kemudian setelah angkat wajahnya dan
menghembuskan napas panjang, lanjutnya:
"Tugasku menjaga keadilan dan kebenaran dunia
persilatan telah berakhir, tanggung jawabku terhadap
perkampungan keluarga Hong-san juga telah usai, aku
rasa semua tugas ini menjadi giliran Lim Han-kim untuk
melanjutkan. Aku percaya dengan bantuan Pek si-hiang
yang cerdik dan hebat, dalam tiga puluh tahun
mendatang dunia persilatan tak akan terjadi masalah
3432 lagi, semoga saja mereka dapat memimpin dunia
persilatan secara adil dan bijaksana, hingga kita sebagai
angkatan tua bisa beristirahat dengan tenang ..."
Dan sampai di sini pula kisah "PEDANG KEADILAN",
semoga kita dapat bersua kembali dalam cerita silat lain.
Terima kasih. TAMAT Pedang Darah Bunga Iblis 5 Kisah Si Rase Terbang Karya Chin Yung Pendekar Gila 2
^