Pencarian

Pengelana Rimba Persilatan 14

Pengelana Rimba Persilatan Jiang Hu Lie Ren Karya Huang Yi Bagian 14


Kemudian ada tiga orang yang meloncat ke pekarangan, dua orang diantaranya adalah orang penting dari benteng Zhang-feng, mereka bisa mendengar dan hafal suara Fu Ke-wei, makanya mengeluarkan peringatan, tapi belum habis mereka berteriak, bayangan tubuh Fu Ke-wei sudah lenyap ke bawah.
"Mungkin benar itu adalah rohnya!" kata orang ini tidak maju malah sebaliknya mundur dengan sangat ketakutan.
Kata-kata ini membuat terkejut orang-orang yang keluar berikutnya, orang yang takut pada setan memang tidak sedikit, ada orang buru-buru malah berbalik mundur ke belakang.
Ketua benteng Xi sangat waspada, selama ini dia tidak pernah muncul.
"Kekkekkek......"
Tawa aneh terdengar suaranya menusuk telinga, sumber suaranya seperti dari segala penjuru, entah ada seberapa banyak orang yang tidak berwujud sedang tertawa.
Situasinya sangat menyeramkan, menakutkan orang lebih cepat untuk pergi dari tempat itu.
"Tuan, kau melakukan ini malah hasilnya terbalik." Diatas rumah muncul bayangan Xie-shen, "kita telah membuat mereka ketakutan hingga semua kembali ke kamar bersembunyi, menghabiskan waktu kita kalau mau memeriksa setiap kamar" Biar aku Xie-shen turun kebawah memakai golok, kita lihat hasilnya bagaimana."
Fu Ke-wei muncul disisi pria yang melemparkan pisau terbang, sekali tangkap dia telah menangkap lehernya laki-laki besar itu, lalu ditekannya kebawah.
"Jangan membunuh orang di dalam penginapan, kecuali membunuh anjing tua Xi." Fu Ke-wei berteriak, sekali tendang menggulingkan dia laki-laki besar itu, "Hey marga Xi, kau keluar! Fu-jiu menunggu kau membayar hutang."
Sebuah sinar lampu pun tidak ada yang menyala, semua orang telah bersembunyi.
Namanya manusia, bayangannya pohon. Dua huruf Fu-jiu, telah membuat para jagoan benteng Zhang-feng ketakutan.
Anak buah ketua benteng Xi sekarang, sudah berkurang sepuluh kali lipat di bandingkan saat benteng Zhang-feng musnah. Kali ini pesilat tinggi yang diundang hanya beberapa saja, orang orang ini mana berani merasa dirinya paling hebat, mengajukan diri maju mempertaruhkan nyawanya"
"Sialan! Aku benar-benar mendapatkan hasil sebaliknya!" Fu Ke-wei berdiri di pekarangan menghentakan kaki menghujad, "marga Xi, kau yang brengsek bukan orang yang takut setan, juga bukan setan penakut, mengapa bersembunyi terus tidak keluar" Kau bisa menghindar hari ini, suatu hari tidak akan bisa menghindar, aku pasti akan memukul kau masuk ke dalam neraka, kau harus membayar hutangmu."
Dia memang tidak bisa terang-terangan membunuh orang di penginapan, juga tidak mau menempuh bahaya malam hari mencari orang masuk ke dalam kamar.
Diantara orang yang ikut, ada murid murid keluarga Jin dan Ceng dari aliran putih, malam hari di penginapan terang terangan menyerang dan membunuh orang, jika sampai tersiar ke dunia persilatan, bukankah akan merusak nama baiknya keluarga Jin dan Ceng" maka, dia menolak Xie-shen turun kebawah mengunjukan jurus goloknya.
Tidak seharusnya dia menyamar menjadi setan, juga dia terlalu cepat menyebutkan jati dirinya.
0-0-0 Perkumpulan Cun-qiu orangnya banyak, mata-mata yang dipilih pasti orang-orang yang amat terlatih.
Orang-orang Jin-she-dong yang tinggal jauhnya sepuluh li lebih, telah diketahui mereka. Yu-shu-xiu-shi yang membawa sekelompok orang keluar memeriksa, sampai sekarang sedikit pun tidak ada kabar beritanya, entah apa yang sedang dilakukannya"
Kemarin malam orang-orang Jin-she-dong melakukan aksi di kota Jiang-ning yang jaraknya jauh, setelah bekerja setengah malam, ketika pulang hari sudah pagi, jadi wajar jika di siang hari mereka masih istirahat.
Ketika rombongan pertama pesilat tinggi tiba di hutan bambu di selatan perkampungan petani, hari sudah terang benderang.
Di depan hutan di sebelah selatannya, sekelompok orang sudah bersiap-siap.
"Sungguh kita seperti perampok yang membumi hanguskan kampung saja, malah lebih berani di bandingkan perampok Shan-xi di daerah kami." Ketua benteng Xi menggelengkan kepala tawa pahit, "ketua perkumpulan Liu, kau sungguh hebat, di pinggiran kota Nan-jing, kau berani berperan jadi perampok, aku benar-benar salut padamu. Di benteng Zhang-feng kadang aku juga suka berperan sebagai perampok, tapi itu di daerah liar perbatasan, tidak merusak namaku. Tapi disini......tuan besar! Apakah kau tahu apa yang sedang kau lakukan?"
"Saudara Xi, Nan-jing dengan perbatasan, tidak berbeda terlalu jauh." Kata ketua perkumpulan Liu dengan bangga, "asalkan kau melakukannya dengan bagus, melakukannya dengan tuntas dan bersih, berperan jadi perampok itu biasa sekali. Saudara, demi nama dan keuntungan, melakukan hal apa atau bagaimana melakukannya, cara penggunaannya dengan hebat, itu tergantung pemikiran, jika kau terlalu memikirkan hal itu, melakukan hal apa pun tidak akan sukses, benteng Zhang-feng mu juga bukan di bangun dalam satu hari."
"Teori hebat, teori hebat." Ketua benteng Xi sangat kagum, "perkumpulan anda dalam waktu singkat, sudah bisa menduduki perkumpulan terbesar di Jiang-nan, tidak aneh namanya menggemparkan seluruh dunia, punya kesuksesan seperti ini bukanlah hal yang tanpa sebab."
"Terlalu memuji terlalu memuji." Ketua perkumpulan Liu gembira sekali, sikap sombongnya sangat kentara, "aku bertindak selalu penuh semangat, segala pekerjaan dilakukan dengan sekuat tenaga, tahu bagaimana menggunakan banyak orang untuk mencapai tujuan, banyak orang kekuatan besar adalah cara yang terbaik yang diakui oleh setiap perkumpulan, siasat yang tidak pernah gagal."
"Tapi......" "Tapi apa?" "Banyak orang belum tentu pasti bisa menang." Kata ketua benteng Xi ragu.
"Itu pandanganmu, juga karena kau tidak tahu teknik menggunakannya."
"Orang-orang Jin-she-dong rata-rata ilmu silatnya sudah sampai tingkat tertinggi."
"Lalu kenapa" Mereka hanya beberapa orang."
"Kau harus membayar dengan korban berapa banyak?"
"Perkumpulan kami orangnya banyak."
"Tapi......kau menggunakan nyawa saudara-saudara ini, menukar dengan beberapa orang lawan, rasanya terlalu......"
"Hahaha! Kau tidak mengerti, saudara."
"Aku tidak mengerti?"
"Tidak mengerti akan pikiran para pendekar ini."
"Ini......" "Begitu gelombang orang maju, mereka akan baik-baik menghindar, menghindar itu sudah kalah satu langkah dalam hal semangat, membuat kita tambah bersemangat. Aku bisa memberi jaminan padamu, walau hari ini kita tidak bisa membunuh beberapa orang dari mereka, dan di dalam pandangan orang-orang dunia persilatan, peristiwa Jin-she-dong diserang oleh perkumpulan Cun-qiu hingga kocar kacir, pasti akan bergema di dunia persilatan, kebesaran kedudukan dan nama perkumpulan Cun-qiu, pasti akan membumbung sampai tingkat perkumpulan besar dunia, dan tidak lama lagi akan menjadi perkumpulan nomor satu terbesar di Jiang-an."
Ketua benteng Xi juga adalah seorang penguasa besar di daerahnya, dia adalah penguasa Shan-xi, di Zhong Yuan kedudukannya benteng Zhang-feng selalu tidak bisa meningkat, ini adalah kenyataan, ini ada hubungannya dengan ketua benteng Xi yang kurang berniat maju.
"Aku sungguh kagum dengan kesuksesan dan kepandaianmu." Kata ketua benteng Xi dengan tulus, rasa kagum tampak diwajahnya.
"Ha ha ha! Saudara Xi, kau dan aku adalah jagoannya di antara jagoan, dalam hal mengejar kekuasaan dan kekayaan, hanya mungkin dalam hal cara dan akal ada sedikit perbedaan, tapi tujuannya adalah sama, maka keberhasilannya juga ada perbedaan, kau dan aku sudah tua, kita harus baik-baik bekerja sama, membangun kesuksesan yang lebih gemilang lagi, pasti akan berhasil."
"Harap begitu." Ketua benteng Xi senang, "He he he! Sekarang kita kan sudah bekerja sama, bukan begitu?"
"Harap saja di kemudian hari kerja sama kita lebih menggembirakan."
"Sama-sama. Ooo...! Kita mengatur anak buah yang penting di lingkaran luar, bukankah ini kebalikan dari yang seharusnya?"
"Ha ha ha! Kau tidak mengerti." Kata ketua perkumpulan Liu dengan bangga.
"Aku tidak mengerti lagi?"
"Kelompok yang menyerang, orang-orang Jin-she-dong pasti tidak berani sembarangan membunuh orang-orang kelas dua, pasti dengan terpaksa mereka mundur, saat mundur tidak mungkin berjalan bersama-sama."
"Mungkin begitu."
"Pesilat tinggi kita yang berada di luar lingkaran jadi bisa menghabisi mereka masing-masing."
"Hebat, hebat..."
"Kau lihat saja nanti, kau boleh memberi selamat sukses terlebih dulu pada kita." Wajah ketua perkumpulan Liu gembira sekali, "suatu keberhasilan pasti harus ada harga yang dibayar, aku mampu membayarnya. Dan juga, hari ini aku jamin harga yang dibayar pasti tidak akan banyak, ha ha ha ha......"
Jika dia tahu di dalam rumah petani, masih ada Fu Ke-wei yang segar bugar, mungkin dia tidak akan bisa tertawa begini.
Malah di dalamnya masih ada Xie-shen yang membunuh orang seperti menyembelih anjing, dan ada lagi Hoa-fei-hoa dan kawan-kawan yang membunuh orang tanpa mempedulikan caranya.
Terdengar suara teriakan menggetarkan langit, serangan sudah dimulai.
Pi-li-hu dengan Jin Wen-wen Hoa-fei-hoa yang baru saja membuka pintu keluar, melihat gelombang orang dari segala penjuru datang menerjang, mereka terkejut, hati menjadi dingin.
"Oh langit! sedang apa mereka?" Pi-li-hu menarik nafas dingin, tanpa sadar berteriak.
"Mereka sedang menyerang kota merebut daerah, memaksa kita melarikan diri." Kata Hoa-fei-hoa, dia membalikan kepala segera lari.
Pintu jendela tertutup rapat, orangnya sudah berada di atas atap rumah.
Lima orang Jin-she-dong sudah tidak dapat pergi! Karena Fu Ke-wei lima orang tidak pergi, mereka naik ke atap rumah semangatnya tinggi.
"Ha ha ha ha......" Fu Ke-wei mendongak tertawa keras, suara tawa menggetarkan langit, "Bagus, Fu-jiu menyambut kalian antar kerumah."
"Ha ha ha......" Darah Xie-shen juga bergolak, matanya pun jadi merah, "Xie-shen tidak takut musuh banyak, orang yang mau merasai golokku lebih banyak lebih bagus, coba rasakan hari ini golokku apa tajam atau tidak. Kalian jangan merebut lawanku, bunuh!"
Hoa-fei-hoa berlari kepada orang yang pertama meloncat ke atas atap, tapi di dahului oleh Xie-shen, goloknya sudah membabat terbang kepala orang itu, orang kedua yang datang seperti angin ribut, Xie-shen menggerakkan golok kedua kalinya seperti kilat menyambar, goloknya kembali telah membelah orang jadi dua dari pinggang, orang kedua yang terpotong pinggangnya, menyebarkan hujan darah di udara.
Hoa-fei-hoa, Nie-sha-yin-hoa dan Ouw Yu-zhen seperti tiga induk ulat besar, kebengisannya tidak kalah dari Xie-shen, tiga orang membagi menjadi tiga arah, menyerang kelompok orang yang, mendekat, memotong masuk ke tujuh orang yang baru saja meloncat naik ke atap, lalu dari dua arah menggulung menyapu, sinar pedang seperti kilat, dalam waktu hanya sekejap, sudah membabat habis tujuh orang itu.
Pedangnya Fu Ke-wei lebih bengis dari pada golok, dalam tawa kerasnya, berturut-turut berputar menari diatas tiga atap rumah, dalam sekejap sudah ada dua puluh lebih mayat berguling jatuh ke bawah, di atas atap darah mengalir seperti parit.
Pi-li-hu tidak ada pilihan lain, dia menyuruh empat orang mengawasi dan melindungi Jin Wen-wen, dia sendiri mengejar ke timur lari ke barat pedangnya bergerak tanpa ampun, di dalam situasi begini, kalau bukan kau yang mati aku tidak akan hidup, jika rasa kasihan timbul, maka diri sendiri harus membayar dengan nyawa.
Di atap rumah di atas tanah, telah menjadi penjagalan manusia.
Seratus lima puluh lebih pesilat tinggi seperti telah menjadi daging cincang.
Fu Ke-wei dan kawan-kawan sebanyak sepuluh orang, semua adalah pesilat tinggi di antara pesilat tinggi super, dengan sendirinya menjadi penyembelih yang memegang pisau, berkeliaran membunuh, menunjuk timur pukul barat, setiap jurusnya pasti mengambil nyawa, seperti macan masuk ke sekelompok kambing.
Pesilat tinggi super bertarung dengan pesilat tinggi biasa, meski orangnya lebih banyak juga tidak ada gunanya.
Satu pemandangan pembunuhan besar besaran yang mengerikan, perkampungan petani telah menjadi ladang penjagalan.
Ketika orang yang sudah mati mencapai setengah lebih, semangatnya penyerang akhirnya runtuh.
"Ohh! Langit......"
Seorang laki-laki besar seperti gila kabur melewati mayat-mayat, melintas genangan darah, sambil berteriak dia berlari keluar seperti sudah hilang kesadarannya.
Orang yang bersembunyi di lingkaran luar yang sedang menunggu orang yang melarikan diri, semuanya di bagi empat pasukan, mereka menanti kira-kira seratus langkah dan siap beraksi, siap mencegat orang yang berusaha melarikan diri dari kepungan, setiap orang penuh rasa optimis, pertempuran kali ini pasti menang.
Pengepungan sudah teratur tapi lawan tidak pernah muncul!
Perkampungan petani itu di kelilingi oleh hutan bambu, orang yang berada di lingkaran luar tidak dapat melihat keadaan di dalam perkampungan.
Ketika orang pertama yang melarikan diri terlihat, orang yang di lingkaran luar masih mengira orang itu orang Jin-she-dong!
Suara teriakan pertempuran tiba-tiba terhenti, di gantikan dengan suara teriakan mengerikan dan minta pertolongan!
Orang yang bisa melarikan diri dari delapan penjuru bermunculan.
Fu Ke-wei yang berada di depan, dari utara perkampungan petani mengejar tujuh orang yang melarikan diri, seperti singa ganas dia menerjang ke arah orang orang yang ada di lingkaran luar ini.
Pemimpin pasukan ini, adalah Lian-hun-yi-shi, jumlahnya ada sebanyak dua puluh delapan orang, mereka dengan tidak tenang menunggu, mereka bermaksud memberi bantuan pada tujuh orang teman yang melarikan diri, dan masih belum tahu teman-temannya yang menyerang sudah hampir habis dibunuh.
Di belakang Fu Ke-wei mengikuti Ouw Yu zhen, yang di tengah jalan mempercepat langkahnya, kemudian pedangnya berhasil menusuk tembus punggung seorang laki-laki besar yang lari paling belakang, di bilang kejam memang sungguh kejam.
Fu Ke-wei kembali melewatinya, senjatanya sekali lagi menghilangkan kepala seorang laki-laki besar kedua.
"Iblis pendeta dao yang memakai mantel hijau itu bagianku." Teriak Fu Ke-wei, dia kembali menjatuhkan seorang laki-laki besar, "habisi semua, jangan diberi ampun. Bunuh!"
Satu laki-laki besar kembali jatuh ditusuk mati oleh Nie-sha-yin-hoa, saat melarikan diri punggung terbuka, bagaimana tidak roboh"
Sepuluh orang lawan membagi menjadi dua bagian, dengan ganas maju menerjang.
Tubuh Xie-shen dengan goloknya seperti menjadi satu, seperti bola sinar bergulir ke dalam kelompok orang, sekali bergulir lawannya langsung bertebaran ke tanah dengan tangan putus kaki putus.
Jin Wen-wen menerjang kearah Leng-xiang-yan-xian yang maju, baru saja menerjang Hoa-fei-hoa dan Nie-sha-yin-hoa yang ada di samping kanan sudah mendekati dia, siap melangkah lebih dulu.
"Dia bagianku." Kata Hoa-fei-hoa, "putar ke belakang, hadang jalan mundurnya."
Leng-xiang-yan-xian tahu tentang dirinya Hoa-fei-hoa, dia jadi terkejut, sekali berteriak, lengan baju yang besar di kibaskan, Xiao-hun-yu-xiang menebar seperti awan.
Hoa-fei-hoa tidak berani menempuh bahaya, dia meloncat ke pinggir satu zhang lebih.
Nie-sha-yin-hoa mengangkat tangan kirinya, saat akan melemparkan sekuntum Duo-ming-yin-hua......(bunga perak perampas nyawa.)
"Xiao Ling, lepaskan dia!" Terdengar suara Fu Ke-wei dari satu zhang lebih.
Nie-sha-yin-hoa tertegun dan menghentikan tangan, hanya dalam sekejap bayangannya Leng-xiang-yan-xian menghilang tidak berjejak.
Seperti api membakar padang rumput, seperti air panas menebar es, cerita pembunuhan yang mengerikan kembali terjadi, disini kembali menjadi lapangan penjagalan.
Lian-hun-yi-shi merasa dirinya hebat, ilmu mistiknya tidak ada lawan, ilmu daonya tinggi, dia merasa sanggup untuk menghadapi orang orang Jin-she-dong, apalagi di belakangnya didukung perkumpulan Cun-qiu, dia juga orang yang menghasut ketua perkumpulan Liu untuk menyerang orang orangnya Jin-she-dong, dia sangat iri terhadap nama baik Zi-xi Shan-xian, dia merasa ilmu silat dan ilmu daonya tidak lebih rendah dari pada Zi-xi Shan-xian.
Dia masih bisa menerima tujuh serangan pedang Fu Ke-wei yang amat dahsyat, tapi telah mundur tiga empat zhang, posisinya sangat berbahaya, empat temannya telah berkorban, mati di bawah gulungan bayangan pedang yang seperti geledek, sebenarnya mati di bawah pedang siapa, sampai Fu Ke-wei sendiri juga tidak bisa memastikannya, bisa di bayangkan pertempuran kedua orang ini begitu cepat dan dahsyat.
Pertarungan yang terjadi hanya sekejap saja, hanya dua tiga kali gebrakan, dua puluh delapan orang yang tersisa tidak sampai setengahnya, dua puluh delapan orang sedikit pun tidak berdaya memenangkan pertarungan.
Lian-hun-yi-shi tidak ada kesempatan melakukan ilmu hitamnya. Menghadapi serangan pedang yang begitu dahsyat dia merasa kerepotan, sedikit saja kurang konsentrasi, pasti akan menumpahkan darah, hingga terpaksa dia mengandalkan ilmunya, sekuat tenaga menangkis dengan pedang.
Akhirnya iblis pendeta dao merasakan bahaya, orang-orang di pihaknya mengapa begitu cepat berkurang" Keadaannya tidak bagus!
"Traang traang!" kembali dia menangkis dua serangan pedang, dengan cepat berganti lima posisi, tapi tetap tidak bisa meloloskan diri dari desakan jurus Fu Ke-wei, dia sama sekali tidak ada kesempatan membalas serangan, kekuatan pedang Fu Ke-wei yang manakutkan, berhasil menguasai posisi tengah, tidak meninggalkan celah untuk lawan masuk balas menyerang, keadaannya sangat berat sebelah.
Karena sudah kalah! Hati iblis pendeta dao menjadi dingin, begitu berhasil lolos dari satu serangan pedang ke arah dada kanannya, mengambil kesempatan ini dia meloncat ke pinggir satu zhang lebih, dia berpikir asal menghindar tidak menangkisnya, tentu dia bisa meloloskan diri.
"Kau mau tidak mau harus menangkisnya!"
Fu Ke-wei mengejar seperti bayangan mengikuti tubuh, begitu suara habis orang pun sudah tiba, pedang datang dengan membelah udara, kekuatannya seperti geledek, jurus kejinya berturut-turut tidak berhenti menyerang, hawa pedang yang meledak seperti angin langit turun ke bawah.
Lian-hun-yi-shi ingin menggunakan jurus bergerilya tapi sulit terlaksana, mau tidak mau dia harus menangkis serangan lawannya, sinar listrik yang menerjang datang terlalu cepat, dengan reflek dia menggunakan pedang menangkisnya.
"Traang!" sepasang pedang beradu dengan kerasnya, kembang api bertebaran.
Pedang Tujuh Bintang iblis pendeta dao adalah pedang pusaka, pedang pusaka baru bisa timbul garis samar-samar. Sedang pedang Fu Ke-wei adalah pedang yang biasa, seharusnya pedangnya akan hancur oleh Pedang Tujuh Bintang, karena ada kembang api yang keluar.
Tapi, yang muncul cacatnya malah Pedang Tujuh Bintang.
Getaran yang amat dahsyat telah mendorong tubuh iblis pendeta dao satu zhang lebih ke pinggir, hampir saja terjatuh, kuda-kudanya menjadi kacau.
Tenaga mengendalikan pedangnya jelas berbeda terlalu jauh, orang yang telah berumur, tidak baik beradu tenaga dengan orang muda.
Sinar listrik sekali lagi datang dengan dahsyat, kekuatan tenaga Fu Ke-wei memang sangat mengejutkan orang.
Iblis pendeta dao akhirnya mendapat satu kesempatan meloloskan diri, dengan satu teriakan yang mengejutkan, yang menggetarkan kepala, dia berjongkok sedikit, lalu meloncat satu zhang lebih, lalu meloncat lagi sambil berbelok, dalam sekejap sudah loncat sejauh tiga zhang lebih.
"Jangan dikejar, cepat tinggalkan tempat ini."
Fu Ke-wei dalam rusuhnya, berteriak menghalangi sembilan orang temannya mengejar musuh yang melarikan diri kemana-mana, tapi dia sendiri malah seperti kilat, pergi mengejar iblis pendeta dao.
Begitu Xie-shen sembilan orang terdiam, sudah tidak melihat bayangan tubuhnya.
Ini adalah satu pengejaran yang kecepatan nya sulit di percaya, seperti dua bayangan yang tidak tampak jelas, di dalam celah-celah hutan bambu berubah rubah bentuk, mendadak muncul mendadak menghilang seperti sinar listrik, sama sekali sudah tidak berbentuk manusia lagi.
Suara membelah angin yang di sebabkan kecepatan, juga membuat orang yang mendengarnya menjadi ngeri.
Iblis pendeta dao memakai mantel warna hijau, hanya terlihat sinar hijau gelap mendadak muncul mendadak menghilang, bentuk tubuh manusianya sudah tidak jelas.
Jika orang biasa yang percaya mistik melihatnya, tidak diragukan lagi akan mengira itu adalah setan yang muncul.
Ilmu berbelok melarikan dirinya iblis pendeta dao sangat hebat, beberapa kali hampir saja berhasil lolos dari kejaran Fu Ke-wei.
Waktu tidak menguntungkan bagi si iblis pendeta dao, dia sudah menghabiskan tenaga yang sangat besar. Jika ditundanya lebih lama lagi, dia akan lebih kehabiskan tenaga.
Entah sudah berapa lama, sinar listrik sudah tidak terlihat lagi, bayangan orang sekarang terlihat dengan jelas, kecepatannya sudah berkurang setengahnya.
Seluruh tubuh iblis pendeta dao sudah basah kuyup oleh keringat, mantel dao yang menempel di tubuh, sekarang malah jadi mengganggu gerakannya, topi dao di atas kepala entah kapan sudah menghilang, kakinya semakin melambat, napanya sudah bisa didengar, suaranya terngengah-engah.
Fu Ke-wei juga seperti baru keluar dari dalam air, tapi nafasnya masih tampak kuat, dari sepasang matanya sorot matanya masih tetap bersinar, kakinya lebih lincah dari pada si iblis pendeta dao, dia mengikuti dengan ketat di belakang iblis pendeta dao, dia tidak terburu-buru menyelesaikan pengejaran yang makan waktu lama ini.
Melewati satu parit kecil, iblis pendeta dao agak lengah, satu kakinya terjerumus ke dalam lubang lumpur, paak... terdengar satu suara jatuh ke atas tanah lumpur, Pedang Bintang Tujuh yang disembunyikan di belakang tubuh hampir saja terlempar, sekarang dia telah menjadi manusia tanah, dengan susah payah bangkit langsung lari lagi.
Fu Ke-wei menempel ketat di sepuluh langkah lebih, mulai dengan lancar mengatur nafas.
Siapa yang bisa menggunakan kesempatan mengatur pernafasan, kesempatan menangnya lebih besar.
"Kau sudah mengatakan...... jang......jangan.......jangan ke......kejar......" Teriak iblis pendeta dao sambil terhuyung-huyung melarikan diri, sambil terngengah-engah.
"Kau ini bukan pelarian yang terdesak." Kata Fu Ke-wei dengan tenang, "didalam kantongmu, masih ada banyak benda yang bisa menakut nakuti dan membodohi orang biasa, aku tunggu kau memperagakan! Paling sedikit, Shen-xian-gao mu, aku sangat berminat sekali, permainan itu sungguh aku telah merasakan kepahitannya, jika tidak di perdalam pengenalannya, bagaimana hatiku bisa puas" Aku tidak ingin terjebak untuk kedua kalinya."
"Le......lepas......lepaskan......aku......"
"Jangan harap."
"Am......ampuni a......aku......"
"Tidak bisa!" Iblis pendeta dao sudah tidak bisa berlari lagi, dia bertahan pada satu cabang pohon, memantapkan tubuhnya dengan susah payah membalikan tubuh, tangan yang gemetar mengangkat pedang melakukan pertahanan.
"Dermawan, beri......beri sa......satu jalan hi......hidup un......untuk orang......" teriak iblis pendeta dao dengan ketakutan.
"Lian-hun-yi-shi berbuat kejahatan di dunia, tidak tahu ada berapa banyak orang bodoh yang mati di tanganmu, kau tidak pernah memberi satu jalan hidup untuk mereka, kenapa aku harus lebih pengampun dari padamu?" Fu Ke-wei sambil bicara sambil sembarangan menotokan pedang.
"Traang!" iblis pendeta dao dengan susah payah menangkis gerakan pedang yang bersifat mempermainkan, nafasnya berjalan lebih cepat lagi.
Fu Ke-wei tidak maju mendesak, seperti kucing pintar mempermainkan tikus, kadang mengulurkan cakar.
"Kau tidak bisa mengumpulkan tenaga dalam menggerakan silat mistik." Dia mengipas-ipaskan pedang dengan pelan sambil tertawa keji, "hanya terserah aku saja, kau sudah jadi seekor sapi tua yang telah menarik kereta seharian, aku punya banyak waktu menyembelihmu."
Iblis pendeta doa menggigit gigi, dari dalam kantongnya dengan terburu-buru mengeluarkan sebilah pisau, sekali berteriak, dia melemparkan pisaunya.
Kedua belah pihak sudah kehabisan tenaga, jaraknya hanya satu zhang, pisau ini walau kecepatannya terbatas, meski orang sudah kehabisan tenaga tetap sulit bisa menghindarnya.
Fu Ke-wei sembarangan menangkap, pisau kecil itu sudah ada dalam genggamannya.
"Mmm! Masih ada tenaga empat liang." Dia membuang pisau kecil, "aku adalah pakarnya senjata gelap, kau melempar pisau, sama dengan pamer kampak di depan keluarga Ban, hematlah tenaga!"
"Kau......" "Cepat keluarkan senjata yang ampuh lainnya."
"Aku adukan nyawa denganmu.'" teriak iblis pendeta dao sambil menusukan pedangnya.
"Traang!" Fu Ke-wei mementalkan pedang, "Paak!" satu suara pedang yang dipukulkan ke pipi kanan si iblis pendeta dao, tenaganya pas sekali, tentu saja lebih keras dari pada satu tamparan, untungnya mata pedang tidak mengenai daging.
"Ah...!" iblis pendeta dao terhuyung sejauh satu zhang lebih.
"Aku......ngaku kalah......" iblis pendeta dao berteriak tidak karuan.
Menurut aturan, jika kedua belah pihak tidak ada permusuhan tidak ada dendam, hanya perselisihan kecil, lawan telah terang-terangan mengaku kalah, maka tidak boleh mendesaknya lagi.
Tapi pertarungan hidup mati hari ini, bukan perselisihan kecil, juga bukan membandingkan ilmu silat, tidak boleh dengan mengaku kalah sebagai alasan.
"Jangan menggunakan alasan yang rendah ini untuk minta ampun, aku tidak terima cara ini."
Mana mau Fu Ke-wei mengangap selesai begitu saja" Satu sabetan pedang ke lengan atas si iblis pendeta dao, gerakannya cepat laksana kilat, iblis pendeta dao sedikit pun tidak ada kesempatan menghindar.
"Le......lepaskan a......aku......" iblis pendeta dao sudah menyerah dengan membuang pedang menyatakan tidak bersenjata, seperti sedang berteriak minta ampun.
"Aku ingin Shen-xian-gao......"
"Aku beri......aku berikan......." Si iblis pendeta dao buru-buru melanjutkan.
"Dan obat penawarnya."
"Aku......berikan, aku berikan......" si iblis pendeta dao buru-buru merogoh kantong mengambilnya.
Sekali tangan bergerak, sinar pedang berkelebat, punggung telapak tangan kanannya si iblis pendeta dao telah ditembus pedang, darah segar mengalir.
"Aku lepaskan dulu dua kulit pelindung tanganmu, jangan sembarangan gerak. Di dalam itu tersembunyi barangnya, jika kau sembarangan bergerak, jika sampai menimbulkan kecurigaan ku, tanpa pikir lagi aku akan membunuhmu, bukankah kau akan mati dengan menyesal?"
"Aku......" Fu Ke-wei tidak menunda waktu lagi, bagaimana pun dia telah tahu Shen-xian-gao dan penawarnya iblis pendeta dao, pasti disembunyikan di dalam dadanya, itu sudah cukup, mencarinya tidaklah sulit.
Sebuah tendangan menggulingkan iblis pendeta dao, lalu dia mengunci dua titik jalan darah di bahunya, dengan teliti dia lalu mencari di tubuhnya. Dari satu dompet kecil yang bagus di pinggangnya, Fu Ke Wei mendapatkan Shen-xian-gao dan obat penawarnya.
Fu Ke-wei merampas obat penawarnya, membuka mulutnya iblis pendeta dao, menumpahkan seluruh isi satu botol kecil Shen-xian-gao ke dalam perutnya iblis pendeta dao.
"Jangan......mmm.......mmm......" teriak iblis pendeta dao seperti gila menendangkan kaki meronta.
"Aku tidak sudi membunuhmu." Kata Fu Ke-wei dingin, "biar langit yang menghukum kau, walau kau pernah meracun aku."
"Kau......kejam......"
"Betulkah?" "Kau......" Begitu Fu Ke-wei heng membalikan tubuh dia langsung meninggalkan tempat itu dengan langkah besar.
"Bebaskan ja......jalan darahku......" teriak iblis pendeta dao dengan keras.
Fu Ke-wei membalikan tubuh, melotot pada iblis pendeta dao sekali.
"Kakimu masih bisa berjalan, aku sudah cukup memberi ampun bagimu." Habis berkata, Fu Ke-wei terbang menjauh.
"Aku tidak.......tidak bisa......menolong diri sendiri......" iblis pendeta dao masih berteriak.
Dari kejauhan terlihat ada orang yang mendekat, di dalam hati iblis pendeta dao berpikir, "ada pertolongan......"
Orang yang datang adalah seorang wanita yang sangat cantik, sambil tertawa mendekati dia, terntata dia adalah wanita simpanan iblis pendeta dao, Leng-xiang-yan-xian He Shuang-shuang.
Iblis pendeta dao bukan saja tidak berwajah gembira, wajahnya malah tampak ketakutan.
"Kau......kau......kau......"
"Aku, memangnya kenapa" Apakah kau sudah tidak kenal aku?" kata Leng-xiang-yan-xian tertawa membungkuk menatap dia, "kemarin malam sambil melampiaskan nafsu binatangmu, dengan keras kau menginterogasi aku! Kau ini sebenarnya orang macam apa?"
"Aku sangat menyesal, tidak seharusnya mencurigaimu menolong pergi anjing kecil Fu, tidak seharusnya menginterogasimu dengan kasar, tidak seharusnya......"
"Tidak, Fu-jiu memang ditolong olehku." Kata Leng-xiang-yan-xian melanjutkan.
"Apa" Kau......kau kenapa mau menolong dia?"
"Aku tidak akan memberitahukan kau apa alasannya." Leng-xiang-yan-xian berkata, "heran, kenapa dia bisa dengan mudah melepaskan kau?"
"Dia......dia menumpahkan satu botol Shen-xian-gao......kedalam perut aku......"
"Ooo! Begitu." Kata Leng-xiang-yan-xian dingin, "Ini disebut bertindak membunuh diri sendiri."
"Apakah kau mau menolongku?"
"Tentu saja tidak." Leng-xiang-yan-xian mengulurkan tangan mengusap perlahan diatas kepala iblis pendeta dao, "dia adalah seorang pria yang bisa membedakan dengan jelas dendam dan budi, pantas untuk disayang, aku tidak bisa meninggalkan penyakit tersembunyi buat dia, kau matilah!"
Kota Jiang-ning kembali menjadi tenang, para pendekar telah membubarkan diri.
Fu Ke-wei sepuluh orang, kembali menginap di penginapan tua Yue-lai.
Pi-li-hu dan tiga muridnya, mendapat luka tapi tidak serius, hampir semuanya terluka oleh senjata gelap, untungnya senjata gelapnya tidak mengenai tempat yang vital, lukanya tidak berat juga tidak ringan, paling-paling juga tidak bisa menggunakan seluruh tenaga bertarung dengan orang.
Xie-shen terkena satu sabetan pedang, lengan kanan atasnya tergores satu luka kecil.
Hoa-fei-hoa dan para perempuan malah sedikit pun tidak terluka, empat wanita itu bersatu, kerja samanya begitu bagus, sehingga sangat menguntungkan.
Sudah lewat tengah hari, pelayan telah menyiapkan makanan di dalam ruangan.
"Yu-shu-xiu-shi tidak terlihat batang hidungnya, sehingga dia bisa lolos, sungguh aku tidak bisa terima." Kata Jin Wen-wen dengan kecewa, "aku sungguh tidak bisa terima."
"Orang ini mudah dicari, serahkan pada aku." Hoa-fei-hoa tampak sangat yakin, "mungkin selamanya aku tidak bisa menemukan ketua benteng Xi, kali ini dia pasti sembunyi di ujung langit......"
"Aku tahu dia akan kemana, tunggu saja dia di jalan." Di dalam mata macannya Fu Ke-wei, bersorot sinar yang dingin, "dia tidak akan naik ke langit turun ke bawah bumi, para roh yang mati tidak berdosa sedang menunggu dia membayar hutang."
"Menunggu dia di jalan" Jalan apa?" tanya Hoa-fei-hoa.
"Jalan kembali ke Shan-xi."
"Dia berani pulang?"
"Kenapa tidak" Sebenarnya, jika dia benar benar bertekad untuk bersembunyi, di Shan-xi malah tempat bersembunyi yang aman, mencari selama lima-enam tahun juga tidak mudah menemukannya. Dia bersembunyi di Wu-chang, tujuannya ingin menghubungi teman-teman di berbagai tempat, begitu saatnya tiba, maka dia akan melakukan serangan mematikan pada kita, dan mengambil kembali harta bendanya."
"Kenyataannya begitu."
"Kali ini, dia sudah putus asa, makanya seperti roh gentayangan yang ada di neraka, dia akan melarikan diri kembali ke Shan-xi dan sungguh-sungguh bersembunyi menikmati hidup, hmmm...!"
"Kapan rencanamu mau berangkat?"
"Tidak terburu-buru." Fu Ke-wei sudah ada rencana, "sementara ini, dia akan mencari tempat persembunyian sementara menghindarkan kita."
"Kita......" "Cari Yu-shu-xiu-shi dulu, basmi akarnya perkumpulan Cun-qiu, jika membiarkan mereka kembali menjadi kuat, selanjutnya hidup kita akan susah. Nona Jin, kalian tidak perlu bermain nyawa dengan mereka, menghabisi penjahat, adalah usaha dasar orang semacam aku, serahkan dia padaku, dengan alasan kuat aku bisa mencari dia untuk membayar hutang nyawa."
"Betul! Di kota Wu-chang dia melakukan kejahatan, aku dan adik Zhen juga Xie-shen adalah saksi mata, kami ada alasan yang tepat, supaya dia membayar hutang nyawa dua orang tamu penginapan, alasannya kuat. Adik Wen, serahkan saja pada kami!" kata Hoa-fei-hoa dengan senang.
Pi-li-hu Ceng-jie, teringat bagaimana pertempuran yang telah berlangsung, dia merasa tidak nyaman.
"Dalam penjagalan besar-besaran kali ini, perkumpulan Cun-qiu telah kehilangan orangnya setengah lebih, walau pun kita tidak mencari mereka, perkumpulan Cun-qiu juga tidak akan tinggal diam." Pi-li-hu mengeluh, "aku khawatir mereka melakukan perbuatan brutal, tidak perdulikan segalanya, melakukan serangan seperti mati-matian pada Jin-she-dong dan keluarga Ceng di Nan-jing."
0-0-0 Bab 30 Tiga perahu cepat, mengangkut tidak sedikit orang, berlayar masuk ke danau Bai-ma, menghilang di kedalaman perairan.
Saat fajar, pulau Ban-ping sudah terlihat.
Ketua perkumpulan Liu, Shen-li-jin-gang berdiri diatas dak, melihat ke sekeliling.
"Kenapa tidak terlihat ada perahu nelayan yang kembali?" Dia seperti bertanya pada diri sendiri, "Mmm...! Aku tidak suka dengan situasi begini."
Di tiga perahu cepat semuanya ada dua puluh satu orang, kekuatannya cukup besar, ketua perkumpulan Liu datang dengan persiapan yang matang.
"Mungkin perahu nelayan tibanya sudah dari tadi." Kata Mi-hun-tai-sui tidak sependapat, "perairan disini terlalu tersembunyi, mungkin bukan jalur perairannya perahu nelayan, Jiu-tian-fei-long (Naga terbang sembilan langit) bisa bersembunyi ditempat seperti ini, dia ini sungguh kuat. Jika diganti aku, tinggal tiga hari saja juga bisa jadi gila."
"Kalau dipikirkan demi kehidupan generasi penerus, maka tidak akan jadi gila." Shen-shou-tian-jun pandangannya berbeda, "satu generasi bersusah payah, ratusan generasi tenang."
"Tahi anjing!" kata wakil ketua utama Wu-chang-yi-jian sinis.
"Apakah ada yang salah?"
"Siapa pun tahu, kata-kata orang dulu: kekayaan tidak akan melewati tiga generasi, kau mengerti tidak?" Wu-chang-yi-jian tawa dingin, "makanya bagi orang berkuasa seperti kami ini, atau melewati hidup dengan seadanya, semua ingin bersenang-senang saja dulu selagi masih ada kesempatan, hanya orang bodoh, yang rela menjadi kuda atau sapi nya anak cucu."
"Hm...!" "Jangan bersuara hm..., ini kenyataan. Kaisar Qin ingin berkuasa ribuan tahun, baru sampai generasi Qin kedua sudah habis, generasi ketiga juga tidak sampai...!" Wu-chang-yi-jian dengan wajah seperti guru, "uang yang di dapatkan kita ada setengahnya lebih dari uang haram, jika bisa mati tenang seumur hidup, itu sudah syukur, tuan langit bersedia membuka satu celah jaringnya, jika masih menginginkan ratusan generasi senang" sungguh sungguh orang idiot cerita mimpi, tidak ada pengetahuan."
Saat Shen-shou-tian-jun akan membantah, perahu cepat sudah bergerak secepat panah menepi ke perkampungan nelayan.
Di pantai tidak terlihat ada orang, tidak terlihat perahu yang ditarik ke darat, seluruh kampung tampak sepi, seperti sebuah kampung mati saja.
"Rasanya ada sedikit tidak beres!" kata ketua perkumpulan Liu yang meloncat kedarat dengan waspada.
"Kampung kosong!" Mi-hun-tai-sui juga curiga teriak.
"Apakah tidak salah tempatnya?" tanya Wu-chang Yi-jian juga.
"Tidak mungkin, pasti benar disini." Kata laki-laki besar pengendali perahu yang menarik perahu kedarat.
"Mungkin disini telah terjadi wabah penyakit, dan orangnya mati semua, begitu ada orang berteriak, dengan ketakutan mundur ke tepi sungai."
Jaman itu siapa yang tidak takut pada wabah penyakit" Sebuah kampung dalam satu malam bisa mati semua satu pun tidak tersisa, tidak ada orang yang bisa melarikan diri. Dewa wabah, adalah salah satu dewa yang paling jahat.
"Jangan sembarangan bicara!" tidak jauh di sebelah kanan, terdengar suara makian, "bukankah aku ini hidup sehat wal afiat" Lihat kau ini, seperti orang yang takut mati, buat apa hidup di dunia persilatan" Puuh..!"
Itu adalah sebuah gubuk rumput, tempat berkumpul yang biasa digunakan orang tua kampung duduk-duduk mengibrol, melewatkan hari. Tinggi tiangnya lima che dari tanah.
Di atas kursi panjang di dalam gubuk, duduk dengan tenang Jiu-tian-fei-long dan Da-he-shen-wen (dewa nyamuk sungai besar), karena dua orang ini tidak bicara dan tidak bergerak, dan jaraknya juga ada tiga puluh langkah lebih, samar-samar memakai tiang menghalangi pandangan, sehingga tidak bisa dengan cepat ditemukan oleh para pesilat tinggi ini.
"Ha ha ha! Suadara tua Ju, sudah lama tidak bertemu, bagaimana kabarnya?" Shen-li-jin-gang ketua perkumpulan Liu dengan senyum di buat-buat, membawa kelompok orang mendekati gubuk, "aku sengaja membawa teman-teman, khusus berkunjung pada kalian."
"Aku tersanjung, baik, baik." Jiu-tian-fei-long yang tubuhnya kurus kulitnya hitam juga dengan tertawa di buat-buat berkata, "Ini bukan musang, tikus kuning berunjung dalam tahun baru ke ibu kota kan" Kau tidak disambut disini, ketua perkumpulan Liu, orang yang kau bawa sungguh tidak sedikit. Tuan tuan, silahkan duduk."
"Ha ha ha! Tidak persilahkan kami ke rumah anda ngomong-ngomong?"
"Rumah ku sangat sempit, tidak bisa menampung tamu agung, bukankah disini sangat bagus" Sinar fajar terang benderang, sungguh tempat bagus untuk bicara terang-terangan."
"Bicara saudara Ju mengandung arti, sepertinya sudah meramalkan aku akan datang." Shen-li-jin-gang didalam hati diam-diam terkejut, bagaimana beritanya bisa bocor"
"Tidak tahu, bagaimana pun aku tidak menyambutmu datang kesini, aku akui aku takut pada kau!"
"Saudara......"
"Silahkan katakan langsung saja, tidak perlu sungkan." Jiu-tian-fei-long tertawa dingin tidak henti-hentinya, "sejak lahir aku tidak banyak akal, selalu bicara langsung, paling benci pada kelicikan, makanya, selamanya aku tidak pantas jadi pemimpin para jagoan."
Bicaranya mengandung duri, terselubung nada mengejek, ada sedikit nada bicaranya kasar.
Dua puluh satu orang itu, sudah mengurung gubuk rumput.
Mi-hun-tai-sui seperti biasanya berdiri di atas angin, saat kedua belah pihak saling menyapa, dia jadi seorang penonton, skap tenangnya sungguh membuat orang tidak tahu ada maksud apa.
Jiu-tian-fei-long dengan dingin melirik pada Mi-hun-tai-sui, pada Da-he-shen-wen mengantarkan sorot mata pengertian.


Pengelana Rimba Persilatan Jiang Hu Lie Ren Karya Huang Yi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Baik, saudara Ju sudah bicara terus terang, aku juga tidak perlu basa-basi lagi." Shen-li-jin-gang ketua perkumpulan Liu sebenarnya juga tidak mau membuang waktu, lebih cepat selesai lebih bagus, lebih cepat bisa pergi.
"Aku sedang mendengarkan."
"Kami bertemu dengan satu musuh yang menakutkan, sengaja datang minta bantuanmu, uangnya telah disediakan banyak."
"Ooh langit! Perkumpulan anda pesilat tingginya banyak sekali, kepandaiannya komplit, dengan dua puluh satu orang kalian ini, sudah cukup untuk membalikan laut meruntuhkan gunung, malah minta bantuan padaku, perampok kecil, membantu kau menghadapi musuh, apa kau ini berkelakar?"
"Bagaimana mungkin aku mau merendahkan diri sendiri?"
"Sungguh! Musuhnya berasal dari mana" Budha besar dari kuil mana?"
"Seorang bocah yang dipanggil Fu-jiu, tidak ada orang yang tahu asal-usulnya. Aku sudah gagal total, terpaksa minta bantuanmu, masalahnya mendesak, terpaksa merepotkan kau."
"Ooo...! Fu-jiu" Tidak pernah dengar ada orang ini. Aneh, kau tidak gunakan lautan orang merendam dia" Perkumpulan anda bukankah biasanya menggunakan cara dengan banyak orang menghadap musuh?"
"Menghadapi orang semacam ini, tidak bisa menggunakan cara itu." Kata Shen-li-jin-gang dengan enteng.
"Ditambah aku, apa berguna?"
"Pasti berguna, saudara Ju. ilmu bertarung di udara dan senjata gelap Man-tian-xing mu, di padukan dengan strategi golok tanah tiga saudara keluarga Lin, dengan serangan mendadak, sembilan puluh sembilan persen bisa menang."
"Tiga harimau keluarga Lin dari danau Chao?"
"Tidak salah, mereka juga dalam daftar orang yang di minta bantuan."
"Maaf, aku menolak ikut dalam rencanamu membunuh orang." Jiu-tian-fei-long dengan tegas menolak, hingga semangat untuk bertanya lagi juga sudah hilang, "aku Jiu-tian-fei-long walau seorang perampok kecil, tapi sebutan itu sulit didapatnya, sekarang dengan empat orang pesilat tinggi yang namanya menggemparkan dunia persilatan bersatu, hanya menghadapi seorang bocah yang tidak ada namanya, di kemudian hari mana ada muka aku bertemu dengan para pendekar di dunia" Ketua perkumpulan Liu, ini bukan disebut bertarung, tapi siasat pembunuhan. Aku Jiu-tian-fei-long tidak ingin jadi buronan pembunuhan, kau minta bantuan yang lain saja!"
"Kau menolak?" ketua perkumpulan Liu menekan wajahnya, suaranya keras, ekor musangnya akhirnya tampak.
"Tidak salah, dengan tegas menolak."
"Tidak ingin membicarakan lagi?"
"Tidak perlu." "Apakah kau sudah memikirkan akibatnya?"
"Jurus terbangku lebih tinggi dari padamu, kalian tidak akan bisa menghalangi aku."
"Walau kau berhasil meloloskan diri......"
"Aku pasti bisa meloloskan diri, aku jamin dengan nama baikku."
"Walau kau bisa meloloskan diri, lima tahun lalu kau di Shou-zhou, peristiwa kau membunuh adik tiri Zheng Shou-shan, akan tersebar ke seluruh dunia persilatan, nama Jiu-tian-fei-long akan terhapus di dunia persilatan, malah ada kemungkinan di hukum penggal."
"Itu adalah perselisihan setelah minum arak, peristiwa yang disesalkan yang terjadi dalam pertarungan adil, aku tidak salah. Saat itu kau sebagai saksinya, seharusnya tahu kejadian sebenarnya."
"Aku memang ada ditempat waktu itu, peristiwa yang aku lihat berbeda dengan apa yang kau katakan......"
"Orang yang di pelihara induk anjing! Kau sungguh licik!"
"Bagus bagus, tanpa racun bukan laki-laki, kau kira kedudukan ketua ku ini di dapatkan gampang begitu saja?"
"Kau......" wajah Jiu-tian-fei-long berubah, dia bangkit berdiri.
"Kau ingin main kasar" Lebih baik jangan." Ketua perkumpulan Liu tertawa keji terus-menerus, "seharusnya pernah mendengar Mi-hun-tai-sui dan saudara Huang-ji, Xiao-yao-san dia adalah salah satu racun terhebat di dunia persilatan. Asal kau mengumpulkan tenaga dalam dan menggerakannya, pasti kaki dan tanganmu mati kejang, pasti......"
"Apa benar kaki dan tangan tidak bisa gerak?"
"Pasti." Paak... Palang gubuk hancur berantakan, dipukul hancur oleh Jiu-tian-fei-long.
Pukulan ini paling sedikit bertenaga lima ratus jin, jika tidak mengumpulkan tenaga menggerakannya, tenaganya sulit disalurkan di telapak dan mengeluarkan pukulan geledek.
Da-he-shen-wen juga mengulurkan tangan besarnya, lima jari seperti kail, mencakar tiang sebesar mangkuk lalu menariknya, setelah mencakar hancur kayu, tangannya dibuka, hancuran kayu berterbangan, jurus cakarnya membuat kayu hingga hancur berkeping keping.
Semua gerakan yang dilakukan harus mengumpulkan hawa murni menggerakan tenaga dalam, baru bisa membuat lima jari sekeras logam besi.
"Iiih...!" Mi-hun-tai-sui terkejut, ternyata Xiao-yao-san dia sudah tidak ampuh lagi!
"Aku tidak bisa diperintah." Jiu-tian-fei-long tertawa dingin, "karena orang yang mau kau hadapi, sudah tiga hari menunggumu! Saudara tua Liu, aku takut padamu! Masalahmu bereskan terlebih dulu, baru bicara yang lain!"
"Iii...! Maksudmu......"
"Lihat, dia sudah datang."
Semua orang mengikuti arah telunjuknya, memalingkan kepala melihat.
Angin lembut bertiup, Jiu-tian-fei-long dan Da-he-shen-wen sudah mengambil kesempatan loncat terbang keluar gubuk, keluar dari kelompok orang yang mengepungnya.
Tampak Fu Ke-wei muncul dari sebuah gubuk, sambil mengibaskan pedangnya perlahan, dia tersenyum sedikit pun tidak tampak marah, dengan tenang berjalan perlahan mendekat.
"Anjing kecil Fu......" ada orang yang berteriak ketakutan.
"Bunuh!" terdengar teriakan seperti guntur.
Dua puluh satu orang, seperti gelombang pasang menerjang Fu Ke-wei.
Di luar Fu Ke-wei tampak santai, tapi diam-diam telah menggerakan tenaga dalam.
"Membasmi kejahatan harus tuntas." Dia seperti tertawa tapi bukan, menunggu di tempat yang lapang, "sayang Yu-shu-xiu-shi tidak ada, lain kali dia akan mendapat giliran."
Sekejap kemudian orang-orang itu sudah mengurungnya, dua puluh satu banding satu.
"Shen-li-jin-gang, silahkan perintahkan menyerang!" suaranya dipertinggi tiga kali lipat, "Siapa pun tahu, aku Fu-jiu paling suka dikeroyok, bisa bebas membunuh, supaya tidak harus repot-repot membunuh satu persatu."
Seorang setengah baya melihat ada kesempatan bagus, dari belakang dia diam-diam menyerang, tubuh dan pedang menjadi satu datang menyerang punggung Fu Ke-wei.
Tapi dibelakang punggung Fu Ke-wei seperti ada mata, tubuhnya menggeliat berjongkok, membiarkan pedang lawan lewat diatas pundak kirinya. Dan pedang dia malah dari atas kepala menjulur ke belakang, dengan tepat sekali telah membelah kepala orang setengah baya, menghindar dan membalas menyerang di lakukan dalam waktu bersamaan, tampak lancar dan hebat sekali.
Lalu dia bangkit berdiri lagi, kembali berdiri tegak. Dari awal sampai akhir, tubuhnya selalu menghadap ke depan, tidak pernah membalikan kepala melihat ke belakang, sepertinya perubahan yang terjadi dibelakang, dia sedikit pun tidak tahu, dan orang yang telah mati tidak ada hubungan dengan dirinya.
Tubuh orang setengah baya itu jatuh ke depan, jatuh di belakang kaki dia dengan kuat meregang, cairan otak yang merah dan putih mengalir ke tanah, sungguh mengerikan!
"Siapa yang punya keberanian maju bertarung?" dia kembali mendesak, "terhadap penakut yang hina, pedangku selalu tidak memberi ampun."
Terdengar teriakan marah, dua orang setengah baya mengayunkan golok menerjang, tangan kirinya berturut-turut melemparkan pisau terbang, mengikuti pisau terbang tubuhnya dengan ganas menerkam.
Tangan kirinya Fu Ke-wei seperti sedang bermain sulap, lima jarinya menotok, menjentik, menyapu, mengunci, cepatnya sulit dilihat dengan kasat mata, semuanya ada enam buah pisau terbang, dibawah jentikan dia pada jatuh ke tanah.
"Traang!" dia menghindar ke kiri, pedang menangkis golok orang setengah baya di sebelah kiri, lalu di angkat, satu sinar berkelebat, ujung pedang menembus bokong kanannya orang setengah baya.
"Pergi!" bersamaan terdengar bentakannya, tubuh orang setengah baya terangkat miring, kaki dan tangannya bergerak-gerak tidak karuan, tubuhnya terlempar menyongsong pada temannya yang datang belakangan.
Temannya terkejut, hampir saja goloknya melukai orang setengah baya, dalam kegugupannya dia menarik golok menghindar ke kanan, supaya tidak terjadi tabrakan.
Sinar kilat tanpa ampun berkelebatan, bayangan orang maju mundur seperti nyata seperti tidak.
"Aaah......" teriakan orang setengah baya yang berusaha menghindar, tubuhnya juga terbang terlempar miring.
Bahu kanannya sudah ditusuk pedang, lalu tubuhnya diterbangkan orang, kekuatan tenaganya sangat mengejutkan orang!
Sambil bersiul panjang, Fu Ke-wei dengan ganas menerjang pada ketua perkumpulan Liu yang sedang gugup.
"Ooh langit......jurus pedang apa ini!" ada orang teriak, lalu menyingkir meloloskan diri.
Mengulurkan pedang melewati atas kepala, membunuh orang dibelakang tubuhnya. Dua orang pesilat tinggi setengah baya lainnya, setelah tertusuk pedang lalu dilemparkan oleh pedangnya, gerakan ini tidak terbayangkan siapa pun, dalam teori ilmu pedang tidak pernah ada jurus pedang yang berfungsi melemparkan lawan dengan pedang sebab untuk bisa berbuat itu harus mempunyai tenaga besar dan khusus" Tidak aneh orang yang melihat kejadian ini merasa terkejut dan ketakutan, dalam keadaan ketakutan yang terpikirkan hanya melarikan diri.
Jiu-tian-fei-long dan Da-he-shen-wen tidak ikut terlibat, mereka menonton di pinggir, mereka juga merasa ketakutan, wajahnya berubah menjadi pucat.
Di sekeliling, Xie-shen bertujuh diam-diam sudah muncul, mereka menghadang dan membunuh orang yang mencoba lari keluar, datang satu bunuh satu.
Hati Ketua perkumpulan Shen-li-jin-gang menjadi gentar, keberanian Fu Ke-wei, membuat dia gentar, hingga tidak bisa mengembangkan jurus golok pada tingkat seharusnya, dia merasakan kaki dan tangan tidak bisa bergerak dengan leluasa, golok sembilan ring ditangannya seperti bertambah berat seribu jin.
Semangatnya tidak stabil, minum seteguk air saja mungkin tersedak.
Di bawah tekanan sinar kilat yang datang bertubi-tubi, dia dengan serabutan mengayunkan golok menangkis, dengan cepat menghindar, ada beberapa kali terlambat seper sekian detik, sehingga dada kanan dan bahu kanan sudah tampak berdarah, dagingnya sudah terluka.
Dalam pertarungan yang singkat ini, sudah ada lima orang yang datang membantu, semua mati di bawah pedang Fu Ke-wei, sekarang tidak ada lagi orang yang berani maju membantu dia.
"Traang traang!" dia kembali beruntung bisa menangkis dua serangan pedang lagi, juga beruntung bisa bergeser ke sudut mati di samping kiri Fu Ke-wei.
Kesempatan bagus yang sulit sekali bisa di dapat, dia senang, tenaga dan pikirannya dikumpulkan jadi satu, goloknya menyerang laksana kilat, sinar golok dengan cepat membacok ke arah dada kanan Fu Ke-wei.
Dia mendengar satu suara "Hm...!" dingin, melihat sinar goloknya hanya kurang sedikit saja mencapai sasaran, hanya sedikit ini, bukan kemampuan pikiran dan tenaga dia yang bisa membetulkannya, sekali golok keluar akibatnya sudah dipastikan, jika bukan mengenai sasaran maka akan gagal.
Hanya sedikit ini, golok dia telah gagal, saat sekejap ini Fu Ke-wei kembali berkelit memutar tubuh, sinar goloknya lewat hanya menempel bajunya, bersamaan waktu itu, dia melihat sinar kilat yang mendekati tubuhnya.
Dia sudah tidak bisa menghindar lagi, semuanya sudah terlambat, dia merasakan getaran di dada kanan, lalu matanya berkunang-kunang, tubuhnya sudah diangkat oleh tenaga yang besar dan dilemparkan membuat terguling.
Buum____ Sakit yang amat sangat mendadak timbul, dia mengeluh sekali langsung pingsan.
Ilmu silat Mi-hun-tai-sui sebenarnya cukup tinggi, hanya saja orangnya licik dan banyak akal, dia tidak mau bertarung dengan lawannya menggunakan ilmu silat, dia lebih mengandalkan Xiao-yao-san supaya tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga.
Kalau bisa tanpa menggerakan tangan tapi bisa membunuh musuh, inilah pikiran dia, terhadap sikap jantan dia tidak memikirkannya, dia tidak ingin menjadi seorang laki-laki sejati, laki-laki sejati itu matinya cepat.
Ketika dia melihat orang di sisinya semakin sedikit, dirinya juga tidak mendapat kesempatan membantu ketua perkumpulan, dia jadi ketakutan.
Sebenarnya, dia tidak berniat maju bertarung membantu ketua perkumpulan, karena dia telah melihat teman-tamannya demi membantu ketua perkumpulan, satu persatu mati konyol, semua sudah membuat dia merinding, dia jadi hilang keberanian maju bertarung, dia hanya berani di pinggir berjalan dan berteriak, sekali bentrok langsung pergi, dia lebih penting melindungi diri sendiri.
Kembali satu orang maju lagi, tapi dalam sekejap orang ini kembali tergeletak.
"Aku harus kabur......" di dalam hati Mi-hun-tai-sui yang pengecut berpikir, timbul niatnya melarikan diri melihat maju satu mati satu, lama-lama akan tiba giliran dia maju"
Sudah tidak ada seberapa orang lagi, jika dia masih tidak pergi akan terlambat!
Dari sudut matanya dia telah melihat Yin-guai sedang mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya yang hebat, dia melayang lewat di atas kepala Xie-shen, sepasang lengan digerakan, tubuh bergerak dari tidak mungkin jadi mungkin, naik keatas satu che lebih, memiringkan tubuh membuka lebar lengannya, membelok melayang turun seperti roh, menghindar hadangan Xie-shen jauh di bawah.
"Ilmu meringankan tubuh orang ini sungguh bisa dibanggakan......aduh!" ketika didalam hati sedang berpikir, tiba-tiba tidak tahan berteriak, tapi sudah tidak bisa menolong Yin-guai.
Satu bayangan orang yang tipis, dari samping menerjang naik ke atas dengan cepat, tepat melewati sisi atas Yin-guai, satu sinar kilat berkelebat, saat berpapasan darah menyembur seperti hujan.
Punggung Yin-guai telah di belah satu lubang besar oleh sebilah pedang.
Bayangan tipis dengan cepat turun ke bawah, ternyata dia adalah Jin Wen-wen.
Melihat jelas Jin Wen-wen, wanita cantik dari Jin-she-dong, hati dia meloncat, ada perasaan gembira dan ketakutan, dia menundukan kepala sepertinya tanpa sengaja menghindar pedang wanita cantik, untungnya pedang ini hanya bayangan di dalam kepalanya.
Dia membalikan kepala segera kabur, melarikan diri ke arah yang tidak ada orang.
Ketika dia melarikan diri, ketua perkumpulan Liu. Shen-li-jin-gang masih belum terkena tusukan mematikan Fu Ke-wei.
Keluar melewati sudut tembok rumah gubuk, Mi-hun-tai-sui menyedot nafas dingin.
Di depan ada lapangan lain, Hoa-fei-hoa dan Nie-sha-yin-hoa dengan sorot mata dingin sedang menunggu dia.
"Orang-orang kalian masih belum mati semua, kau sebagai tamu agung diam-diam sudah melarikan diri, apa pantas?" kata Nie-sha-yin-hoa bernada dingin, "jangan takut, kedudukanmu tinggi dan juga tetua, tidak ada alasan takut pada kami dua orang angkatan muda, saat kau ternama kami masih belum lahir! Penakut...!"
Dia melihat di sekeliling tidak ada orang, dia jadi berani, sambil menggigit gigi meloncat masuk kelapangan.
Tapi kemudian dia jadi merandek, tidak berani maju lebih lanjut.
Melihat tiga jarinya tangan kiri Nie-sha-yin hoa menjepit sekuntum Duo-ming-yin-hua, dan tangan kirinya Hoa-fei-hoa memegang tiga buah Jarum Dewa Tanpa Bayangan.
Duo-ming-yin-hua dan Jarum Dewa Tanpa Bayangan adalah senjata rahasia bagi setiap orang persilatan yang mendengarnya jadi berubah warna wajahnya, senjata ini lebih menyeramkan dari pada kartu undangannya raja neraka.
"Kami khawatir akan Xiao-yao-san mu." kata Nie-sha-yin-hoa bernada dingin, "maka kami akan menggunakan senjata ini mengantarkan kau ke neraka, kau harus dibunuh, orang yang telah kau celakai sudah terlalu banyak. Kau ingin pilih senjata yang mana" Duo-ming-yin-hua atau Jarum DewaTanpa bayangan?"
"Wanita kecil, senjata rahasia kalian tidak akan membuatku takut." Dia memaksakan diri berteriak.
Di dalam hati dia tahu, Duo-ming-yin-hua dan Jarum Dewa Tanpa Bayangan sangat menyeramkan. Satu macam senjata itu saja orang sudah ngeri, apa lagi menghadapi dua macam sekali gus" Jika ingin menghindar Jarum Dewa Tanpa Bayangan yang kecepatannya secepat kilat, dan Duo-ming-yin-hua yang keji menakutkan, dia tidak yakin sanggup.
"kami tidak menakut-nakuti, tapi langsung akan membunuhmu." Kata Hoa-fei-hoa dingin melanjutkan, "aku katakan satu pasti tidak akan dua."
"Xiao-yao-san telah aku taburkan." Dia tetap masih berharap lolos, "lihat, kalian sedang berdiri di bawah angin."
"Betul." "Kalian segera akan jatuh."
"Betulkah" Jiu-tian-fei-long juga tidak takut pada Xiao-yao-san mu, apa kami bisa takut" Kau sungguh seperti seekor babi."
"Iii! Maksudmu......"
"Kami ada obat penawarnya."
"Omong kosong! Di dunia ini, sama sekali tidak ada obat penawarnya, hanya obat penawar khusus dariku baru bisa menawarkannya......"
"Memang obat penawar darimu!"
"Apa?" "Ingat tidak" Di kota Wu-chang, taman Qing-feng, tuan muda He itu."
"Aduh!" "Dia adalah Fu-jiu, dan aku ini adalah pelayannya dia."
"Omong kosong! Aku tidak percaya, tidak percaya....."
Dia tidak bisa tidak percaya, tidak ada orang yang takut pada Xiao-yao-san nya lagi.
"Orang semacammu, tidak bisa mendengar kata-kata jujur."
Mi-hun-tai-sui jadi ketakutan, jika tidak pergi sekarang, Fu-jiu akan segera mencari dia, kali ini Fu-jiu pasti tidak akan mengampuni dia lagi!
Sekali bergerak dia meloncat tiga zhang, dia membelok lari dengan cepat.
Dua wanita ini saling berpandangan, sepertinya sudah ada saling pengertian, Hoa-fei-hoa melayangkan tangan kiri.
"Mmm!" Mi-hun-tai-sui merasa punggung di sebelah kanan bergetar, ada benda yang masuk ke dalam tubuhnya.
Tubuhnya masih tetap maju ke depan, punggungnya kembali bergetar sekali lagi.
"Serahkan padaku!" dia mendengar ada orang yang teriak, Jin Wen-wen.
Punggungnya bergetar ketiga kalinya, lalu dia merasakan sakit luar biasa.
"Enghhh......" Mi-hun-tai-sui berteriak terakhir kalinya, kaki dan tangan menjadi lumpuh, karena sakit yang amat sangat dipunggungnya, dia terjungkal jatuh ke depan.
Sekejap sebelum jatuh terjungkal, di depan mata tampak satu bayangan orang, menghadang jalannya, benar saja dia Jin Wen-wen.
"Habislah aku!" dia terakhir kalinya merintih tanpa harapan.
Kampung nelayan yang kosong melompong, setengah bayangan orang pun tidak ada, membuat setiap orang timbul perasaan kosong dan mati.
Perasaan semacam ini sangat mudah menimbulkan perasaan ketakutan di dalam hati, tidak ada orang yang mau tinggal di tempat seperti ini.
Dua puluh satu mayat, semua di lemparkan ke dalam rerumputan ilalang, bau amis darah di kampung itu membuat orang ingin muntah.
Hingga Jiu-tian-fei-long dan Da-he-shen-wen juga telah menghilang, jadi lebih menambah situasi menyeramkan.
Karena tidak menemukan tuan rumah keluar menyambut, semua orang terpaksa naik ke perahu meninggalkan kampung nelayan, siapa pun tidak bisa menduga kenapa tuan rumah menghindar tidak mau bertemu.
Lima hari kemudian, markas perkumpulan Cun-qiu di Zhen-jiang akhirnya resmi ditutup, pohon tumbang kawanan monyet pun bubar, tidak ada seorang pun yang tahu dimana ketua perkumpulan mereka berada.
Perkumpulan Cun-qiu yang disebut perkumpulan nomor satu di Jiang-nan, resmi terhapus dari dunia persilatan.
Para anggota perkumpulan bubar, tapi gelombang tersembunyi sedang mengalir.
Fu Ke-wei dan kawan-kawan, menginap di satu rumah petani di luar kota.
Setelah makan malam, semua orang berkumpul di ruangan mengobrol.
"Si brengsek tahi anjing itu sungguh masih beruntung." Xie-shen mengangkat gelas minum satu teguk, "dua kali penjagalan besar-besaran, dia bisa lolos dari mala petaka, dikemudian hari mau mencari dia akan lebih sulit lagi."
"Dia adalah orang yang tidak bisa diam, oleh sebab itu dia tidak akan bersembunyi selamanya. Dia akan menemui beberapa teman, teman persilatan yang satu haluan dengannya, malah perguruannya bisa membantu dia, supaya bisa bangkit kembali." Kata Nie-sha-yin-hoa menyunggingkan mulut.
"Si brengsek itu sungguh seperti dewa Wabah, setiap tempat yang dikunjungi mala petaka selalu mengikutinya, tiangnya jatuh juga masih menyeret orang lain jatuh, siapa yang masih berani membantu dia?" kata Xie-shen tidak sependapat.
"Bukan begitu, di dunia ini orang yang membantu dia banyak sekali, ternama dan keuntungan siapa yang tidak berminat?" Hoa-fei-hoa melanjutkan.
"Kakak Fu, bagaimana menurutmu?" tanya Jin Wen-wen tertawa melihat Fu Ke-wei berpikir tidak bicara.
"Aku sedang berpikir, mungkinkah sekarang Yu-shu-xiu-shi menggabungkan diri dengan ketua benteng Xi?" kata Fu Ke-wei memperkirakan.
"Mmm! Ada kemungkinan." Kata Pi-li-hu, "Walau perkumpulan Cun-qiu sudah bubar, tapi Yu-shu-xiu-shi masih bisa mengumpulkan sebagian anggotanya, sedang ketua benteng Xi mempunyai banyak uang. Seorang mengeluarkan uang seorang lagi mengeluarkan tenaga, kedua belah pihak bergabung, itu bisa saja."
"Asalkan mereka berkumpul jadi satu, maka para anak buahnya Pu Chao-chen tidak akan sulit melacak jejak mereka. Xiao Zhen akan segera pulang, harap saja membawa pulang kabar baik." Kata Fu Ke-wei dengan tenang.
Jam sembilan malam, Ouw Yu-zhen telah pulang, dan membawa pulang berita yang di perlukan.
Xu-zhou, adalah pusatnya lalu lintas darat selatan-utara, di jalanan kereta kuda berjalan tidak putus-putusnya.
Orang yang punya kekuasaan di Xu-zhou, mempertahankan kekuasaannya dengan sekuat tenaga, tidak saja mengeluarkan biaya mahal juga mempekerjakan pengawal yang berkepandaian tinggi menjaga rumahnya, juga melatih putra-putranya belajar silat, begitu ada gelagat tidak baik, orang-orang berkuasa ini bersatu padu melawan musuh, makanya jika orang luar mengacau di Xu-zhou, akibatnya akan sangat mengerikan. Sampai pemerintah juga tidak bisa mengaturnya, dan malas mengurusnya.
Sekitar jam empat sore, Fu Ke-wei bersama Xie-shen, Nie-sha-yin-hoa dan Ouw Yu-zhen, menginap di penginapan Liu-fu, penginapan yang paling mewah dikota itu. Penyebaran berita di dunia persilatan ternyata sangat cepat sekali.
Beritanya perkumpulan Cun-qiu di kota Jiang-ning yang terbabat habis semua, sudah menyebar keseluruh Dunia persilatan.
Masalahnya adalah, orang-orang dunia persilatan tidak tahu siapa orang yang bernama Fu-jiu ini.
Sehingga, dalam peristiwa Jiang-ning, orang yang terlibat kecuali orang-orang Jin-she-dong, Hoa-fei-hoa yang sudah ternama malah menjadi sorotan semua orang, Fu-jiu malah jadi orang yang kurang penting, malahan menjadi tawar di dalam berita.
Supaya Fu Ke-wei tidak menjadi sorotan orang, makanya hanya membawa Xie-shen bertiga menginap di penginapan, yang lainnya menginap di penginapan luar kota.
Tapi, tetap saja tidak bisa lolos dari perhatian orang yang ada maksud. Keesokan harinya, setelah sarapan pagi, sudah ada orang yang datang berkunjung.
"Bocah marga Fu, keluar!"
Di pekarangan, seorang setengah baya yang berbaju hitam seluruhnya membawa pedang perlahan berteriak kearah pintu kamar, wajahnya yang pucat kaku, tersenyum dingin yang membuat orang ingin muntah!
Pintu kamar perlahan dibuka, Fu Ke-wei melangkah keluar kamar perlahan berjalan ke pekarangan, dai kiri kanan kamar sebelah juga keluar Xie-shen, Nie-sha-yin-hoa dan Ouw Yu-zhen.
"Kau anjing tua menggonggong apa?" penampilan Fu Ke-wei berbeda sekali dengan dahulu jika menghadapi penantang dengan tersenyum senyum, mata macannya melotot, "mau bicara cepat bicara, mau buang angin segera lakukan."
"Kau ini blasteran yang tidak tahu mati, berani menghina aku." Orang berbaju hitam marah sampai wajahnya jadi lebih pucat lagi, sepasang tangan aneh, sepuluh jarinya dikepal-kepalkan, sikapnya sangat menakutkan orang.
"Kau Pedang Setan Pengail Roh walau termasuk salah satu dari Jiu-hao (Sembilan orang hebat.) dari aliran hitam, tapi masih belum termasuk Xie-shen yang menakutkan, jangan sombong di hadapan aku." Fu Ke-wei menunjukan jati diri lawannya, tampangnya yang menganggap remeh sangat jelas sekali, "aku tidak perduli kau pengangguran ingin jadi ternama, atau disuruh orang datang menakuti aku, semuanya aku tidak perduli, jangan berhayal bisa menakuti aku."
Di pintu koridor, muncul seorang setengah baya berbaju hijau.
"Sombongnya selangit, orang macam kau ini akan cepat mati." Suara orang setengah baya berbaju hijau dingin juga menusuk telinga, dia menggendong tangan pelan mendekat.
"Kau Shi-jue-jian (Pedang jagal sepuluh.) juga pernah sombongnya selangit, kau kenapa bisa hidup sampai sekarang" seharusnya sudah mati dari dulu?" Fu Ke-wei tanpa ragu menghina lawan.
"Saudara Wu, jangan ikut campur, dia bagianku!" Pedang Setan Pengail Roh berteriak dingin.
"Kau juga bagianku." Fu Ke-wei tertawa dingin, "Kau yang mencari aku, ini adalah kesalahan yang paling besar seumur hidupmu, kau akan membayar kesalahan ini dengan harga yang paling mahal."
Satu suara dengungan pedang, Pedang Setan Pengail Roh mencabut keluar pedangnya, dari pedangnya terdengar suara dengungan yang seperti auman singa siulan naga, saat mencabut pedang tenaganya sudah menonjol.
Fu Ke-wei menerima pedang panjang yang diberikan oleh Nie-sha-yin-hoa berikut sarungnya, pelan-pelan mencabut pedang, wajahnya sedikit pun tidak tampak emosi, tenang dan santai sedikit pun tidak ada emosi.
"Hati-hati! Saudara Wang." Shi-jue-jian seperti melihat ada gelagat yang tidak benar, memperingatinya.
Sia-sia dia mengkhawatirkan, Pedang Setan Pengail Roh dengan sombongnya maju menerjang, melalui jalan tengah mendesak, hawa pedangnya tiba-tiba meledak, sedikit pun tidak ada sikap seorang tetua yang ternama, dia menggunakan tenaga dalamnya yang kuat, dalam satu jurus ingin menundukan lawan.
Tidak tahu keadaan diri sendiri juga tidak tahu keadaan lawan, menjerumuskan diri sendiri ke dalam bahaya.
Satu suara tembusan terdengar, sinar listrik yang dikeluarkan oleh Fu Ke-wei tanpa ragu-ragu menghadang kearah sinar pedang yang datang, terlihat sinar berputar, angin dan geledek mendadak timbul.
Pedang Setan Pengail Roh tubuh dan pedangnya terbang terlempar dua zhang lebih, buum... dalam getaran besar, menabrak patah satu tiang koridor, menabrak lagi ke tembok, lalu roboh ke bawah.
Shi-jue-jian terkejut, wajahnya berubah, tangan kanan yang tadinya telah memegang pegangan pedang, dengan putus asa dilepaskan.
"Siapa yang menyuruh kau datang kesini?" ujung pedangnya Fu Ke-wei ditempelkan di tenggorokannya Pedang Setan Pengail Roh, "aku tidak bisa membunuhmu disini, supaya tidak di perkarakan, tapi aku bisa menghancurkan saluran hawa murni dan darahmu, biarkan lawanmu yang mencari kau."
Di sekeliling telah berkumpul beberapa pelayan penginapan dan tamu yang tidak berani mendekat mendamaikan, satu persatu melongo dengan wajah pucat.
"Le......lepaskan aku......"
"Tidak bisa." "A......adalah tuan kedua Xiao dari selatan kota......"
"Xiao apa?" "Xiao Du......"
"Ooo! Seruling Racun Xiao Du salah satu dari Tiga Seruling Dunia, rumah dia disini" Bagus bagus."
"Tuan, kau adalah orang yang di hebohkan, berjalan kemana pun akan timbul masalah, kami tidak berharap orang luar mengacau di tempat kami, sehingga......" Shi-jue-jian melanjutkan perkataannya.
"Sehingga Seruling Racun ingin mengusir aku" kata Fu Ke-wei dingin, "jika aku tidak mau pergi bagaimana?"
"Ini......didaerah kami ada beberapa orang tidak bisa terima, ingin bertarung dengan mu orang yang menghebohkan ini." Kata Shi-jue-jian dengan wajah aneh, "jika mereka mengaku kalah, maka tidak akan mengganggu kau bergerak dikota kami."
"Jika aku tidak terima bagaimana?"
"Kau akan berhadapan dengan orang-orang seluruh kota, terang-terangan, gelap-gelapan, perorangan atau berkelompok semuanya akan menghadapimu."
"Ini siasat cara mendesak" Atau ancaman?"
"Mungkin semuanya benar."
"Apakah kalian tahu aku disini akan mengurus apa?"
"Tidak tahu." Kata Shi Jue Jian tertawa, "apakah kau menerimanya?"
"Baik, aku terima." Nadanya Fu Ke-wei sangat pasti.
"Kau harus seorang diri datang bertemu, jika tidak, di sepanjang jalan pasti akan ada orang yang memblokir, setiap orang asing semua tidak di izinkan melewati jalan yang kau lalui, pasti akan terjadi peristiwa yang tidak terduga, jika kau takut, kau berhak menolaknya."
"Baik, seorang diri pergi bertemu, kapan" Dimana?"
"Dengan suara bom tengah hari di loteng benteng kota sebagai batas waktu, tepat tengah hari, di lapangan latihan tentara yang telah tidak dipergunakan lagi, tiga li dari luar gerbang kota selatan, pada waktunya akan ada orang yang menyambut kedatanganmu, waktunya tidak banyak, anda boleh memilih mau pergi atau tidak, masih belum terlambat."
"Aku pasti datang." Kata Fu Ke-wei tawar, "Kecuali di sepanjang jalan terjadi hal yang tidak terduga."
"Orang-orang di kota kami, pasti tidak akan menggunakan cara licik di sepanjang jalan." Kata Shi-jue-jian tertawa, "Pamit, dan semoga lancar."
"Silahkan." Lalu muncul dua orang pelayan penginapan, dengan tergesa-gesa membopong Pedang Setan Pengail Roh keluar.
Xie-shen bertiga, dengan tegas menolak Fu Ke-wei pergi seorang diri, mereka bersikeras akan menyamar bersama-sama pergi, tapi ditolak dengan tegas oleh Fu Ke-wei.
"Mereka sudah mengatakannya terlebih dulu, sama sekali tidak boleh ada orang asing yang mendekat, jika tidak pasti darah akan mengalir, kalau sudah begitu maka tidak bisa tidak akan diganggu oleh para ular di daerah ini, dan akan terjadi pertumpahan darah yang mengerikan, hingga mengorbankan banyak nyawa tidak berdosa." Kata Fu Ke-wei dengan nada pasti, "makanya aku harus pergi, kalian tenang saja, bila benar-benar ada bahaya, aku akan melihat situasi meloloskan diri, aku punya keyakinan bisa lolos dari kejaran pesilat tinggi super yang ilmu silat meringankan tubuhnya nomor satu di dunia, percayalah padaku."
Tiga orang itu punya keyakinan kuat akan ilmu silat meringankan tubuhnya, asalkan dia tidak bersikukuh, mau meloloskan diri, mereka percaya tidak ada orang yang bisa mencegah dia pergi.
Tiga orang itu terpaksa menganggukan kepala, tapi menyatakan akan menghubungi Hoa-fei-hoa dan kawan-kawan bersembunyi di sekitar tempat pertemuan, setiap saat siap membantu.
Seperempat jam sebelum tengah hari, Fu Ke-wei dengan berbaju hijau berkibar-kibar muncul di gerbang selatan kota.
"Saudara Fu tepat janji, kami merasa tersanjung." Kata dua orang laki-laki besar yang menyambut kedatangannya dengan hormat, "kami berdua akan membawa jalan, silahkan ikut."
"Merepotkan kalian, silahkan!" dia juga dengan ramah, kedua belah pihak sedikit pun tidak tampak permusuhan.
berjalan keselatan tiga li, tibalah di lapangan latihan tentara yang tidak digunakan lagi, rumput liar menghijaukan lapangan, lapangannya datar, sungguh satu lapangan yang cocok untuk pertarungan.
Laki-laki dan perempuan sekitar empat puluh orang lebih, membentuk setengah lingkaran menyambut tamu, empat puluh pasang mata lebih, semua melihat dengan sorot mata aneh menyambut dia.
Diantaranya ada beberapa orang tampak marah, mengira tingkah dia yang berani ini, sangat sombong dan memandang sebelah mata seluruh pendekar kota Xu-zhou.
Di atas loteng benteng kota yang jauhnya tiga li, samar-samar terdengar suara lonceng waktu bergema, dan tiga suara bom memberi tahukan waktu tengah hari, tepat waktu tengah hari.
Shi-jue-jian membawa lima orang anak buahnya, meninggalkan kelompoknya maju menyambut, mempertahankan kedudukannya sebagai tuan rumah, dengan hormat terlebih dulu belakangan baru dengan senjata.
Tuan rumahnya adalah Kuang-jian (pedang angkuh) Yu Ting-yao, dia segera menyatakan pendiriannya, dia adalah sahabatnya keluarga Xiao, mewakili Seruling Racun Xiao-du, mengundang para pendekar di dalam dan diluar kota, berniat, bersama-sama dengan kedudukan sebagai ular setempat, bertarung dengan Fu-jiu, seekor naga kuat.
Naga kuat datang tidal sopan, tidak pernah menurut aturan menemui dulu penguasa setempat, mereka tidak bisa menerima perlakuan ini, makanya hari ini ada pertemuan di lapangan latihan di selatan kota.
Setelah menyatakan kedudukannya, Kuang-jian memperkenalkan empat orang teman yang bersamanya.
Jue-jian (pedang buntung) Su Tian-chao, salah satu dari Sembilan Jago Pedang Terbesar Dunia Persilatan, menempati urutan keempat, lebih rendah dua tingkat dari ketua benteng Xi.
Luo-yin-jian (pedang dingin pahlawan) Lu-an, seorang ahli pedang yang ternama, nama besarnya walau tidak sebesar Sembilan Jago Pedang Terbesar Dunia Persilatan, tapi kemahiran jurus pedangnya tidak kalah oleh Sembilan Jago Pedang Terbesar.
Zhui-hun-biao (senjata rahasia pengejar roh) Luo Tai-he, salah satu ahli senjata rahasia masa kini.
Shen-dao (Dewa golok.) Shang-zi, ahli golok ternama di daerahnya, ilmunya sangat mantap.
Fu Ke-wei merasa lucu, orang-orang ini menyatakan dirinya sebagai ular setempat Xu-zhou, mengaku dirinya adalah pendekar Xu-zhou, tapi hanya Shen-dao Shang-zi yang asli orang dari Xu-zhou. Yang lainnya semua adalah orang yang dipekerjakan oleh penguasa setempat sebagai pengawal, bagaimana bisa mewakili ular setempat Xu-zhou"
Tuan rumah Kuang-jian, juga bukan asli orang Xu-zhou.
Orangnya terlalu banyak, tidak bisa satu persatu di kenalkan, di antaranya malah tidak tahu siapa itu Fu-jiu.
Setelah berbasa basi, Kuang-jian Yu Ting-yao masuk dalam pembicaraan pokok.
"Kita ini semua adalah para pendekar yang hidup dari golok, menghormati moral dunia persilatan dan aturannya." Kata-kata Kuang-jian tajam seperti golok, tapi di luar menampilkan jiwa pendekar, "saudara Fu baru turun gunung, mungkin di dalam hati juga mengerti, moral dan aturan bukanlah sama sekali tidak berubah, bisa mengikuti tempat atau waktu berbeda......"
"He he he! Saudara Yu, maksudmu aku mengerti, semua orang juga mengerti, aku tidak akan merasa terganggu." Fu Ke-wei tertawa melanjutkan, sangat tidak sopan, "bagus sekali kau mengatakannya, aku Fu-jiu baru turun gunung, aku sekarang sudah datang, kalian semua adalah tetua, kalian bagaimana mengatakannya, aku menurut saja, makanya ada pesan apa silahkan katakan saja, apa sudah puas!'"'
"Saudara Fu dalam kerendahan hatinya ada kesombongan, blak-blakan, aku menghormati kau." Kuang Jian tertawa bangga sepertinya telah menangkap tangan musang kuning yang mencuri ayam, "kami berlima, setiap orang dengan adil bertarung sekali denganmu, di antaranya ada waktu bisa istirahat sebentar, dalam lima pertarungan jika memenangkan tiga pertarungan, berarti menang dan bileh meneruskan perjalanan, kami para pendekar dari Xu-zhou, selanjutnya tidak akan perdulikan tingkah lakumu. Tapi jika kalah, kau harus bersujud pada kami para pendekar Xu-zhou menyatakan minta ampun, dan membawa orang-orangmu, sebelum matahari tenggelam jauh, segera pergi dan jangan kembali lagi."
"Bagus sekali, seingat adil!"
Kuang-jian mengangkat tangan diayunkan, keluarlah sepuluh orang laki-laki dan perempuan.
"Sepuluh orang ini adalah saksinya, dijamin kedua belah pihak bisa bertarung dengan adil." Kuang-jian semakin bangga, "mereka mewakili kehormatannya para pendekar Xu-zhou, pasti jadi wasit yang adil, apakah kau ada usul lain?"
"Tidak ada, bagus sekali! Aku percaya mereka akan jadi wasit adil."
Orang-orang ini telah menganggap dia daging di atas talenan, ada usul juga bisa apa"
"Terima kasih atas kepercayaannya saudara Fu, saudara Fu apakah ada kata-kata yang mau diucapkan?"
"Satu hal, kenapa tidak memperbolehkan aku membawa orang?"
"He he he......" Kuang-jian tertawa dingin dengan bangga, "kami sudah tahu, kau di luar membawa Xie-shen tiga orang, diam-diam masih membawa Hoa-fei-hoa wanita pembunuh yang membunuh orang dengan segala cara, empat orang ini semuanya adalah buronan yang tidak takut mati, jika mereka menggila, ini......kami akan membayar dengan harga yang menakutkan."
"Ooo! Begitu, aku sudah tahu bagaimana caranya menghadapi kalian." Fu Ke-wei merasa lega tersenyum, di dalam hati malah berkata, "kalian sungguh tidak beruntung, ternyata semuanya setan penakut."
Mudah menghadapi setan penakut, dan juga sudah ditakdirkan akan kalah.
"Kau bicara apa?" Kuang-jian jelas tidak mendengar kata kata dia.
"Tidak apa-apa, aku sedang menunggu saudara Yu mengumumkan dimulainya!"
"Betul, siap mengumumkan dimulainya. Ooo! Saudara Fu, masih ada satu hal......"
"Silahkan katakan."
"Saudara Fu, tidak di batasi menggunakan pedang atau golok......"
"Betul, tidak dibatasi pedang atau golok, walau pun seorang ahli silat nomor satu dunia, juga tidak berani dengan sombong mengatakan niatnya muncul gerakannya tiba, mengenal titik saluran menusukan pedangnya, menyerang mata kiri tidak akan salah mengenai mata kanan, aku mengerti."
Kata Fu Ke-wei tertawa, "kedua belah pihak bertarung, siapa pun tidak berani menjamin siapa beruntung siapa tidak beruntung, ini kan bukan berlatih silat antara guru dan murid. Tenang saja! Jika aku mati disini, orang-orang aku akan menggali lubang disini menguburkan aku, tepuk-tepuk kaki berjalan pergi, tidak akan menyalahkan langit atau manusia, karena aku kalah dan mati dalam pertarungan yang adil, mereka mengerti apa artinya kalah, orang yang takut kalah tidak akan membayar dengan nyawa."
"Bagus, blak-blakan sekali, sekarang kita mulai, Shen-dao Shang-zi saudara Shang, dia yang pertama."
Matahari terik, sedikit pun tidak ada angin, di bawah terik matahari bertarung nyawa, memerlukan tenaga yang banyak.
Harus bertarung lima babak, sungguh satu lelucon, harus menghabiskan berapa banyak tenaga"
Ini artinya, walau pun ilmu silat Fu-jiu, lebih tinggi satu lawan satu dari pada lima orang itu, tapi asalkan menggunakan cara bertempur bergerilya, menghabiskan waktu beberapa saat lalu mundur . mengaku kalah, dia pasti mati kelelahan.
Ini adalah pertarungan yang sudah di tentukan, para pendekar Xu-zhou menggunakan siasat yang sama sekali tidak adil ini, mendesak dia berjalan kejalan buntu, berniat membunuh dia.
Kedua belah pihak berhadapan hanya berbasa basi saja, tetap menjaga sikap pendekar.


Pengelana Rimba Persilatan Jiang Hu Lie Ren Karya Huang Yi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Para saksi menunggu kedua belah pihak selesai basa-basi baru mengambil posisi masing-masing.
Fu Ke-wei berdiri di bawah, menyatakan menghormati kedudukan lawan sebagai tetua.
Para saksi tidak mengumumkan aturannya, juga tidak memeriksa senjata dan senjata gelap. Ini artinya, kedua belah pihak bebas menggunakan apa saja, tidak dibatasi.
Setelah selesai menghormat, pedang pun di hunus, Fu Ke-wei dengan sopan memberi hormat pedang, lalu bersiap, otot di wajah mulai melemas, oleh karenanya diwajahnya muncul tawa yang tidak menentu yang perkasa, dibandingkan dengan mereka yang bertarung untuk menang, mata melotot marah, semangat tinggi sama sekali berbeda.
Sikap perkasanya Shen-dao telah hilang, di ganti dengan wajah yang serius, mungkin memang seorang ahli sungguhan, mengetahui lawan sudah sampai tingkat hawa murninya berkumpul di dalam, dia tidak terganggu oleh keadaan diluar, terpaksa mempertinggi kewaspadaannya.
"Maaf! Tetua Shang." Fu Ke-wei menggunakan suara yang tanpa perasaan dengan tenang berkata.
Ini maksudnya dia akan menyerang terlebih dulu, berbalik dari tamu jadi tuan rumah, dia adalah angkatan muda, orang yang lebih tua harus mengalah baru-betul.
"Silahkan." Kata Shen-dao dengan tenang, golok diangkat samar-samar terdengar dengungan siul naga.
Shen-dao mengira Fu Ke-wei pasti menyerang dengan hati-hati sekali, membentuk kekosongan untuk masuk menyerang.
0-0-0 Bab 31 Dugaannya ternyata salah, Fu Ke-wei malah dengan berani menyerang dari arah depan.
Suara silahkan masih mengngiang di telinga, sinar listrik yang keluar mendadak menerjang dari depan.
Tenaga serangan pedang Fu Ke-wei sangat dahsyat dan cepat, Shen-dao tidak bisa tidak menangkisnya, jika kurang tepat menghindar, serangan berikutnya pasti akan lebih dahsyat lagi.
Benar saja Shen-dao tidak keburu menghindar, dia membentak, sekuat tenaga menangkis, goloknya mendadak timbul kilat, menyambut datangnya sinar pedang, menangkis keluar sinar kilat.
Kecepatan tusukan pedangnya Fu Ke-wei, di tengah jalan mendadak bertambah cepat satu kali lipat.
Goloknya Shen-dao, jadi terlalu lambat menangkisnya.
"Pergilah!" Sinar kilat membelah angin masuk, terdengar teriakan dingin Fu Ke-wei.
Pedang tanpa ampun menusuk ke dalam bahu kanannya Shen-dao, dengan kuat dilemparkan.
Shen-dao mengeluarkan suara mmm... satu kali, lalu terbang berguling ke kiri satu zhang lebih, tidak bisa bangkit lagi.
"Ternyata aku memenangkan babak ini."
Fu Ke-wei mundur ke tempat semula, bertanya dingin pada sepuluh orang laki-laki dan perempuan sebagai saksi, "apakah para saksi ada keraguan" Aku menunggu keputusannya."
Di sekeliling suara orang sangat ribut, wajah setiap orang berubah.
Tidak perlu lagi menanyakan lagi siapa menang siapa kalah, dengan satu serangan sudah melemparkan orang, adalah hal yang nyata.
"Kau......kau memenangkan babak ini."
Pemimpin saksi adalah seorang setengah baya, menggunakan suara yang kurang mantap mengumumkan, wajahnya pucat, ketakutannya jelas terlihat.
"Tidak perlu aku istirahat, silahkan tetua Jue-jian-shu turun kelapangan."
Fu Ke-wei dengan pedang menunjukan ke tanah menahan tubuhnya, dia berdiri disana tegak seperti gunung.
Dia menantang menunjuk nama, memilih Jue-jian-shu Tian-chao yang diurutan keempat di Sembilan Jago Pedang Terbesar Dunia Persilatan.
Jue-jian-shu sudah keluar, kedua belah pihak seperti biasa berbasa-basi dulu.
Fu Ke-wei tetap berdiri di bawah, menyatakan menghormati lawan.
Keyakinan Jue-jian-shu berkurang karena melihat Shen-dao hanya sekali tusukan pedang sudah terluka, dia bersiap memasang kuda-kuda, merubah kebiasaannya, dia mencoba bertahan.
Fu Ke-wei melangkah maju selangkah, pedang di bawah sinar matahari berkilat-kilat.
"Aku persilahkan kau mengeluarkan seluruh kemapuanmu." Katanya dengan tenang, "kalian yang memaksa aku menggunakan pedang, hari ini aku akan menghapuskan namamu dari dunia persilatan."
"Bocah, kau sudah keterlaluan......"
Fu Ke-wei tidak menunggu Jue-jian-shu habis perkataannya, pedangnya ditusukan.
Sinar listrik menerjang, guntur mendadak timbul, serangan pedang ini membangkitkan semangat Jue-jian-shu melakukan serangkaian serangan yang amat dahsyat tanpa terputus-putus, dengan cepat merubah posisinya seperti sudah gila, tubuh dan pedangnya sudah tidak bisa dibedakan lagi.
"Traang traang traang traang......"
Serentetan suara sepasang pedang beradu yang menakutkan, keras tidak henti-hentinya menggetarkan telinga.
Fu Ke-wei di dalam lingkaran tiga che bergerak, berputar, berubah posisi, datang pedang menangkis dengan pedang, satu pun tidak ada yang ditolak, dan juga tidak mengambil kesempatan membalasnya, sebisanya membiarkan lawan mengeluarkan seluruh kemampuannya.
Dia sama sekali belum menggunakan seluruh tenaganya, sampai Satu Pedang Utara Chen Ruo-yi yang namanya di urutan pertama dari Sembilan Jago Pedang Terbesar Dunia Persilatan juga kalah ditangannya, jika dia sungguh-sungguh menyerang, Jue-jian-shu mungkin sampai kesempatan balas menyerang pun tidak ada.
Serangannya tidak ada harapan, hanya menghabiskan tenaga saja.
Setelah menyerang seratus dua ratus serangan pedang, hati Jue-jian-shu jadi gundah.
Orang yang nonton di sekeliling adalah para pakar silat, satu persatu hatinya jadi ciut, tangan berkeringat.
Luo-yin-jian Lu-an juga seorang pakar pedang yang ternama, dipinggir dia bisa melihat jelas, tahu meski dirinya maju menyerang juga tidak bisa membongkar jala pedang pertahanan Fu Ke-wei.
"Nama saudara tua Shu, hari ini benar-benar akan dihapus oleh bocah ini." Luo-yin-jian dengan amat terharu, berkata pada Zhui-hun-biao yang ada disisinya, "Ilmu pedangnya benar-benar hebat, tubuh dengan pedangnya sudah melebur menjadi satu, saudara Luo, sekarang harapan kita hanya ada pada dirimu."
"Saudara Lu, kita berharap dia tidak bisa menggunakan senjata gelap, tapi harapannya tidak besar." Zhui-hun-biao juga putus asa, "sekarang satu-satunya cara, adalah bersama-sama mengeroyok dia, kau pergi pada saudara tua Yu untuk perintahkan! Dia adalah pemimpin pertemuan kali ini."
"Itu akan mengorbankan berapa banyak nyawa" Perkumpulan Cun-qiu tidak lebih kuat dari kita?" Luo-yin-jian tertawa pahit, "celaka! Habislah sudah saudara tua Shu!"
Situasinya terbalik, tuan rumah berganti tempat dengan tamu. Fu Ke-wei sudah mulai balas menyerang, setiap Jue-jian-shu menangkis satu kali mundur dua langkah, tampak keadaanmya sudah kacau.
Tadinya Fu Ke-wei tidak mau membalas menyerang, saat ini Jue-jian-shu mau membalas juga sudah tidak ada tenaga menbalas.
"Lepas!" Fu Ke-wei teriak dingin.
Satu siulan jernih, pedangnya Jue-jian-shu berputar-putar terbang tiga zhang lebih, jatuh ke dalam rerumputan, mengeluarkan suara dengungan samar-samar!
Lalu ujung pedang Fu Ke-wei sudah ditempelkan didadanya Jue-jian-shu.
"Kau sangat beruntung, bisa tahu diri melepaskan pedang." Kata Fu Ke-wei sambil tertawa dingin.
"Kau......pedangmu ada setan!" kata Yue-jian-shu dengan wajah pucat.
"Kau sudah kalah!"
"Kau......menang."
Jue-jian-shu lolos dari dewa kematian, tapi namanya sudah terhapus dari Sembilan Jago Pedang Terbesar.
Fu Ke-wei dengan menundukan pedangnya, dengan langkah besar kembali ketempat semula.
"Apa kalian tidak akan mengumumkan?" dia bertanya pada para saksi yang terbengong-bengong.
"Kau......me......memenangkan babak ini."
Para saksi mengumumkannya dengan lesu.
Lima babak pertarungan harus memenangkan tiga babak, Fu Ke-wei sudah memenangkan dua babak!
"Kalau begitu, persilahkan saudara tua Yu turun ke lapangan." Tantang Fu Ke-wei sekali lagi dengan menunjuk nama, menunjuk nama pemimpinnya Kuang-jian.
Kuang-jian Yu Ting-yao sepertinya tidak merasa heran, dia memberanikan diri mengangkat kepala masuk kelapangan.
"Babak ketiga ini, tampaknya aku harus memenangkannya." Kata Fu Ke-wei dingin, "saudara tua Yu, apakah kau mengerti maksud ku?"
Kuang-jian Yu-Ting-yao merasa hawa dingin timbul ke atas dari bokongnya, ke atas menerjang ujung kepala, di hari panas matahari terik, malah merasa seluruh tubuhnya dingin.
Tentu saja dia tahu, Fu Ke-wei akan melakukan pembunuhan.
"Kau juga harus mengerti keadaanmu!" Kuang-jian penasaran, menggunakan kata-kata ancaman.
"Kau tidak perlu lagi mengkhawatirkan orang-orangmu." Fu Ke-wei membalas, memberi tekanan pada semangat lawan.
"Apa maksudmu?"
"Karena mereka juga akan mati, mati untuk membalaskan dendammu, walau kau berjalan lebih dulu satu langkah dari mereka, dan tidak bisa melihat pertarungannya, tapi tidak perlu menyesal."
"Kau bisa menahan......"
"Empat puluh lebih ayam liar, anjing kampung, itu tidak seberapa" Fu Ke-wei dengan sadis berkata, "Dua puluh satu pasukan inti Shen-li-jin-gang dari perkumpulan Cun-qiu, setiap orangnya lebih kuat dari pada dua orang kalian, dalam sekejap aku telah menghabisi mereka, kalian barang apa" Meski kalian semua bersama-sama maju, jika aku tidak bisa membunuh habis kalian, marga Fu selamanya tidak muncul lagi di dunia persilatan."
Perkataannya telah membuka rahasia menghilangnya sekelompok orang Shen-li-jin-gang.
Semua anggota perkumpulan Cun-qiu, termasuk Yu-shu-xiu-shi tidak tahu bagaimana orang-orang penting dan ketua perkumpulan Cun-qiu tiba-tiba menghilang, walau mereka menduga semua sudah mengalami hal yang tidak menguntungkan, tapi tetap punya sedikit harapan, jika masih hidup tentu orangnya terlihat, jika mati tentu ada mayatnya, siapa pun tidak berharap ketua perkumpulan dan kawan-kawannya sudah mati.
Perkataan Fu Ke-wei ini, walau dikatakan dengan nada tawar, tapi kekuatannya menggetarkan hati orang.
"Orang yang tidak ingin mati, lebih baik meninggalkan tempat ini." Dia dengan kejam berkata, "orang yang berani mengulurkan cakarnya padaku, akan dibunuh tanpa ampun!"
Pedang dia diulurkan ke depan, mengarah pada diri Kuang-jian.
Melihat wajah Fu Ke-wei yang sadis, Kuang-jian ketakutan, hingga mundur dua langkah ke belakang.
"Bersiaplah, jangan mengatakan langit tidak ada hukum," dia menengadah tiga che keatas ada dewa, "kalian para brengsek yang membantu orang melakukan kejahatan, tidak ada satu pun yang mempunyai sikap orang persilatan yang menjunjung moral dan kehormatan, membunuh habis kalian, walau tidak akan membuat dunia lebih baik, paling sedikit tidak akan lebih buruk dari pada sekarang, kau yang pertama harus mati."
"Kau......" Sambil bersiul panjang, dia telah menerjang maju, pelangi pedang membelah langit, bayangan orang tampak samar-samar.
Kuang-jian meloncat ke pinggir tiga zhang, lalu meloncat lagi tiga zhang lebih.
Hawa pedang menekan tubuhnya, pelangi pedang seperti bayangan mengikuti bentuk.
Ketika kakinya menginjak tanah dia langsung berjongkok membuang pedangnya.
Sinar ujung pedang yang berkilat-kilat, sudah berhenti di depan dada.
Sorot mata dingin Fu Ke-wei, setajam mata golok yang tajam.
Kuang-jian seperti kehilangan roh, seluruh tubuhnya gemetar hampir lumpuh.
"Apa apaan ini?" tanya Fu Ke-wei dengan nada dalam.
Pedangnya dibuang, artinya dia menyerah, tapi apa menyerah bisa selesai begitu saja"
Orang-orang yang ada di sekeliling, ada setengahnya diam-diam meninggalkan tempat itu.
"Se......semut juga......me......menyayangi nya.......nyawa......" kata Kuang-jian terbata-bata.
"Kentut busuk! Kau bukan semut, kau ini manusia, seorang pesilat tinggi dunia persilatan yang mempunyai kehormatan dan tanggung jawab."
"Aku......aku aku......"
"Kau tahu aku berhak memasukan pedang ke dalam dadamu, betul tidak?"
"Saudara Fu, aku telah di..dipesan orang..."
"Dipesan oleh siapa......"
"Dia...dia tu...tuan besar HuaYi-feng......"
Fu Ke-wei berpikir sejenak, lalu menarik pedang mundur ke belakang.
"Kau boleh pergi, aku akan mencari orang yang menitipkan pesan itu. Selain itu harap beri tahu Seruling Racun saudara tua Xiao, suruh dia berkelakuan baik, jika tidak dia akan menyesal!" habis bicara Fu Ke-wei membalikan kepala pergi dengan langkah besar.
Di hadapan puluhan musuh, Fu Ke-wei mengalahkan Jue-jian-shu dan pesilat tinggi ternama, berita ini tersiar di dunia persilatan, semakin tersiar malah semakin tidak masuk akal.
Masalah di dunia persilatan muncul seorang jago pedang bernama Fu-jiu, menjadi peristiwa besar di dunia persilatan.
Kuang-jian meninggalkan lapangan, ketika sedang berjalan kembali ke rumahnya, dua orang berbaju hijau yang berjalan paling depan mendadak membalikan tubuh menghadang.
Dia bersama lima orang teman, berenam orang bersama-sama memegang pegangan pedang, terlihat orang yang menghadangnya berniat tidak baik, mereka bersiap mencabut pedang, tampak orang yang sudah berpengalaman di dunia persilatan.
"Kalian bisa mundur dengan selamat, sungguh harus berterima kasih pada langit yang telah melindungi, sebenarnya kau sudah mati di bunuh." Kata orang setengah baya baju hijau dingin, "Aku jamin, lain kali keberuntungan ini tidak akan jatuh pada kalian lagi."
"Sialan! Tuan berasal dari mana?" Kuang-jian naik pitam, dia tidak bisa menerima peringatan yang berniat buruk ini.
"Seharusnya kau pernah mendengar nama aku, kita adalah satu generasi, walau kau telah lebih dulu berkelana beberapa hari."
"Siapa nama anda?"
"Pi-li-hu Ceng-jie."
"Asalkan orang-orangmu berani dengan hina mengeroyok, yang akan dihadapi bukan hanya sebilah pedang, tapi banyak golok dan pedang, tentu saja termasuk pedangku, dijamin penuh, kalian tidak ada satu pun yang hidup."
"Tuan siapanya saudara tua Fu......"
"Teman, tapi dia urus masalah dia, aku urus aku punya, masing-masing berjalan sendiri-sendiri, masing-masing mencari musuh sendiri."
"Ini......" "Aku sengaja muncul memperingati, karena aku tidak berharap saudara kecil Fu membunuh terlalu banyak orang, hingga melanggar kedamaian langit, bagaimana pun dia adalah manusia biasa, bukan dewa yang bisa menentukan hidup mati jahat baiknya manusia. Makanya, lebih baik kau hilangkan niat jahatmu, jika tidak walau dia tidak membunuhmu, aku yang akan membunuhnya, apakah sudah mengerti?"
"Aku sudah mengerti." Kata Kuang-jian dengan lesu.
"Baik kalau begitu, harap selanjutnya kita tidak bertemu lagi."
Mengantar dengan pandangan mata pada Pi-li-hu yang pergi jauh, Kuang-jian terpaku lama di tempatnya.
"Hampir saja!" Kuang-jian akhirnya tidak terpaku lagi, sambil menepuk-nepuk kepalanya terkejut, katanya, "Kita mengira Fu-jiu paling banyak hanya terdiri lima orang, siapa tahu......"
"Lima orang juga sudah membuat orang bermimpi buruk." Seorang teman dengan terkejut menyela, tidak hentinya merinding.
"Seorang marga Fu saja sudah terlalu banyak." Seorang teman lainnya mengatakannya lebih parah lagi, sama saja dengan mengaku seorang Fu saja sudah dapat membunuh habis mereka empat puluh lebih pesilat tinggi.
"Sekarang kita harus bagaimana?" seorang teman lainnya berkata, "bagaimana kalau kembali pulang?"
"Apakah kau ingin menyuruh delapan orang menggotong tandu untuk kita?" Kuang-jian ingin marah tidak bisa berkata, "kita harus melaporkan kejadian sebenarnya pada majikan masing-masing, mengenai bagaimana memutuskannya, itu urusan mereka."
"Jika ada beberapa majikan tidak mau terima, tetap saja ingin diam-diam membantu tuan besar Hua bagaimana?"
"Itu tergantung kalian sendiri, nyawa milik kalian sendiri." Kata Kuang-jian dingin.
"Ajo jalan! Aku tidak berharap bertemu dengan orang lainnya lagi, bertindak bodoh menerima hinaan orang, bagaimana pun itu hal yang tidak menyenangkan."
Ular-ular setempat Xu-zhou, dalam waktu semalam semua seperti bersembunyi, para pendekar semua juga bersembunyi dirumah-rumah besarnya para penguasa setempat, tidak perdulikan lagi masalah orang luar. bagaimana pun permusuhan antara orang luar, tidak ada hubungannya dengan mereka.
Mereka sudah terlalu takut pada Fu-jiu, mana bisa terpikir membalas dendam.
Walau pun katanya naga kuat tidak bisa menekan ular setempat, tapi naga kuat ini terlalu kuat, ular setempat terpaksa menghindarinya.
Perumahan Yin-feng yang berjarak delapan li di sebelah barat kota, adalah perumahan besar milik Hua Yi-feng tuan besar Hua adalah orang kaya di kota ini.
Berbicara tentang kekayaannya, tuan besar Hua masih kalah oleh para penguasa setempat lainnya.
Mengenai hubungan dengan penguasa pemerintahan, tuan besar Hua bisa berhubungan baik dengan semua bagian, pejabat dari bagian keamanan, ada setengah lebih hubungannya sangat baik, mereka saling memberi informasi.
Polisi Ma-fu dari bagian keamanan, ada setengahnya adalah temannya tuan besar Hua.
Orang-orang setempat semua tahu, tuan besar Hua dulu pernah berkelana di dunia persilatan, hanya beberapa orang saja yang tahu tuan besar Hua adalah Yu-nei-yi-zun (orang terhormat sejagat) yang telah menggemparkan dunia persilatan.
Para ular setempat semua ketakutan dan menyembunyikan diri. Seruling Racun yang diam-diam berhubungan erat dengan Hua Yi-feng, malah mencari alasan pergi keluar kota, jelas sekali dia tidak mau terlibat.
Hua Yi-feng terpaksa menggunakan jurus terakhirnya.
Pagi hari ini di penginapan Shang-fu kedatangan lima orang polisi, yang memeriksa para tamu penginapan.
Surat jalan Fu Ke-wei dan kawan-kawan walau memang palsu, tapi persis sama betul dengan yang asli. Surat jalannya dikeluarkan oleh kantor dari Nan-jing, tujuannya Zheng-zhou di He-nan, jangka waktunya seratus hari, masa berlakunya masih panjang sekali!
Lima orang polisi akhirnya sampai ke kamar atas tempat Fu Ke-wei menginap, lima orang polisi bertindak seperti srigala, laksana harimau.
Tapi Fu Ke-wei bertingkah seperti seorang tuan besar yang berkuasa, karena pekerjaan yang di catat di dalam surat jalannya adalah Shi-kun (pejabat yang diangkat berdasarkan pendidikan) keluaran kabupaten Shang-yuan, Ju-ren di kabupaten itu.
Ju-ren bukan pejabat pemerintah, tapi tingkatnya lebih tinggi satu tingkat dari Xiu-cai, lebih rendah dari Jin-shi, Xiu-cai sudah bisa menjadi pejabat setempat yang diangkat berdasarkan pendidikan.
Polisi mana pun, jika berhadapan dengan Xiu-cai, Ju-ren, kedudukannya pasti jauh lebih rendah, jadi sama sekali tidak berani bertindak sembarangan, walaupun Xiu-cai, Ju-ren datang dari luar daerah yang pejabat setempat juga harus selalu dengan hormat menyebut tuan besar.
Inilah gunanya pelajar mendapatkan gelar, di dalam perkara, jika pelajar masuk ke kantor polisi tidak perlu bersujud, malah disana di sediakan tempat duduk, jika benar-benar dia melanggar hukum, harus ada bukti nyata, mengundang datang ke persidangan juga harus dicopot dulu gelarnya, baru bisa di interogasi dan di hukum.
Selesai memeriksa surat jalan, lima orang polisi itu tetap saja angkuh dan tidak hormat.
"Surat jalanmu ada masalah." Kata komandan dengan nada dalam, "Akan kuperiksa dengan teliti."
Paak... terdengar suara keras!
Fu Ke-wei memukul meja, mata melotot marah.
"Berani sekali!" teriak marahnya, "Di hadapanku, kau berani teriak-teriak tidak hormat" Suruh atasanmu datang kesini, bagaimana dia harus mengurusnya" Pergi!"
"Kau......" polisi terkejut.
"Aku mengundang kau pergi ke Nan-jing memeriksa, waktu itu, menurut aturan aku harus tinggal di kamar tamu di kantor pemerintah, seluruh kerugian yang nampak atau tidak kau harus bertanggung-jawab sepenuhnya, pergi! Panggil komandan kalian kesini terlebih dulu."
"Kau......" "Kau panggil aku apa?"
"Tuan......tuan Fu." Polisi tidak bisa galak lagi, jika benar-benar keributannya sampai ke kantor pemerintah, pasti akibatnya parah sekali, "kemarin, disini terjadi pertempuran......aku......"
"Tidak salah, terjadi pertempuran, ada dua orang berandalan berlaku jahat padaku." Suara Fu Ke-wei keras sampai semua orang di pekarangan bisa mendengarnya, "keamanan daerahmu terlalu jelek, mungkin akan terjadi satu peristiwa berdarah yang besar, kalau sampai mati dua-tiga puluh orang, topi jabatan pak bupati sudah pasti akan dicopot. Dan kalian akan menjadi ujung tombaknya, jika sampai mereka marah, membunuh kalian seratus orang pun lebih mudah seperti membalikkan tangan, kalian memakai baju seragam, berjalan diatas jalan raya juga harus hati-hati punggungnya jadi sasaran senjata gelap."
"Jangan tertipu jadi korban, saudara tua." Xie-shen tanpa bergerak juga dengan sendirinya mengeluarkan hawa yang menakutkan orang, "pikirkanlah anak istri kalian! Kau tidak mendapat keuntungan seberapa, tapi menggunakan nyawa untuk menjilat, membiarkan anak istri jadi yatim piatu dan janda, apakah pantas" Jangan ganggu majikanku lagi, jika tidak segala akibatnya akan ditanggung sendiri, pergi!"
Kata-kata dua orang yang mengandung ancaman, membuat ketakutan lima orang polisi, sampai tubuhnya merinding.
Para polisi ini mendapat berita sangat cepat, mereka sudah tahu hasil akhir dari peristiwa di lapangan latihan yang terjadi kemarin, mereka juga tahu Hoa-fei-hoa dengan beberapa orang wanita lainnya sudah tiba, entah bersembunyi di mana, dan kelompok wanita ini adalah temannya Fu-jiu.
Hoa-fei-hoa, Nie-sha-yin-hoa, dan Ouw Yu-zhen, semuanya adalah wanita pembunuh yang tidak perdulikan cara menyerang musuhnya, mereka berani menggunakan senjata gelap dijalan raya, membunuh tiga lima puluh pesilat tinggi dunia persilatan adalah masalah kecil, siapa yang berani mengatakan tidak takut"
Jika benar-benar terjadi beberapa peristiwa berdarah, setiap pejabat akan melepaskan topi jabatannya, malah di copot kedudukannya dan masuk bui.
Arti perkataan Fu Ke-wei dan Xie-shen, mana mungkin para polisi tidak mengerti" Walau bisa menggerakan sekelompok besar tentara, masih diragukan bisa menangkap Fu-jiu, jika yang terjadi malah sebaliknya, tiga-lima puluh orang di bunuh oleh mereka, siapa yang bertanggung jawab"
Para polisi tahu telah bertemu dengan barang keras, dengan cara lemas atau cara keras juga tidak bisa tembus, mereka seperti bertemu dengan dewa atau setan, terpaksa lari terbirit-birit.
Hari baru saja terang, penjaga perumahan dari perumahan Yin-feng, sudah melihat pada kedua sisi jalan raya seratus langkah lebih dari gerbang perumahan, dua puluh empat penunggang kuda berpakaian mewah duduk diatas kuda, seperti sedang menunggu sesuatu.
Tidak lama kemudian, gerbang perumahan dibuka lebar, seorang laki-laki besar setengah baya yang berbadan tegap seperti singa, di pinggangnya terbelit pecut baja yang bersinar hitam, membawa delapan orang anak buah yang sama berbadan tegap, muncul di depan gerbang perumahan.
Dua puluh empat penunggang kuda turun dari kudanya, meninggalkan empat orang menjaga kuda, dua puluh orang menghentikan langkahnya tiga zhang di luar gerbang, membentuk barisan seperti sayap walet berdiri santai.
Fu Ke-wei tetap memakai baju hijau, tapi di pinggangnya terselip pedang panjang berikut sarungnya.
"Kalian datang kesini ada perlu apa" Orang orang perumahan kami tidak ada yang kenal kalian!" kata orang setengah baya yang membelitkan pecut baja, suaranya seperti guntur, sikapnya sangat keras.
"Kau hanya tidak mau mengenal saja." Sapa Fu Ke-wei maju sendirian.
"Apakah kalian perampok" Xu-zhou adalah tempat yang ada hukumnya!"
"He he he! Daerah tuan jika benar ada hukumnya, seorang seperti Shen-bian-tai-sui (dewa pecut Tai-sui = nama dewa.) Yao Guan-Bao bagaimana bisa hidup sampai sekarang" Kau seorang perampok besar, malah menjelma jadi seorang kepala pengurus perumahan seorang kaya Xu-zhou, dunia apa ini" Apa kau pantas membicarakan hukum dengan aku" Suruh Hua Yi-feng keluar!"
"Ketua perumahan kami kemarin sore pergi ke Yun-tai mengunjungi temannya, dalam waktu singkat tidak akan kembali ke perkampungan."
"Kalau begitu, kau bisa memutuskan sendiri!"
"Kau ingin apa?"
"Ooo..! aku menginginkan ketua benteng Xi beserta anaknya dan murid ketua perumahanmu Yu-shu-xiu-shi Gao Yun-fei."
"Ini......" "Aku beri kau hitungan sepuluh untuk memutuskan......"
"Tadinya mereka menginap di perumahan selatan, setelah terjadi peristiwa pertempuran di lapangan latihan dua hari lalu, malam hari itu juga sudah membawa para anak buahnya, melalui jalan raya barat pergi ke barat." Kata Shen-bian-tai-sui dengan wajah pahit keras, "tuan besar Hua karena ada perasaan hubungan guru dan murid, dan berdasarkan rasa setia kawan dunia persilatan, terpaksa menerima Yu-shu-xiu-shi dan ketua benteng Xi, juga melindungi mereka memanfaatkan waktu melarikan diri......"
"Kau telah ikut dalam pertemuan di lapangan latihan, kau yang melaporkan beritanya, betul tidak?"
"Aku......" "Aku sembelih dulu kau belasteran anjing ini!" Fu Ke-wei dalam rasa putus asanya jadi naik pitam, mencabut pedang dengan marah meloncat menerjang.
Empat orang anak buah berteriak, empat bilah pedang dengan dahsyat menyambut.
Guntur mendadak timbul, hawa pedang memenuhi udara, dalam kemarahannya Fu Ke-wei telah menggunakan jurus hebatnya, jurus pedang yang liar ganas menerjang seperti sambaran kilat.
Terdengar beberapa suara benturan logam yang menakutkan, sinar kilat seperti ular menari-nari.
"Aah......" orang pertama dengan berteriak terpental terbang dua zhang lebih, orang kedua segera terpental terbang kearah lainnya.
Satu terjangan dua kali putar, empat orang terpental terbang ketiga arah, empat bilah pedang ada dua yang patah, hujan darah segar menyebar ke tanah.
Empat orang semua terpental oleh pedang, seberapa parah lukanya bisa dibayangkan.
Pedang panjang yang berlumuran darah, menunjuk ke depan.
"Kalian telah menggagalkan urusanku, semua pantas mati, bunuh!" matanya melotot marah, penuh dengan hawa membunuh, mengeluarkan teriakan marah yang liar, mengayunkan pedang maju menyerang.
Pecut Shen-bian-tai-sui sampai tidak berani dilepaskannya, dengan ketakutan dia cepat mundur di bawah lindungan empat orang anak buahnya, wajahnya pucat ketakutan.
Jin Wen-wen dengan rok hijau melayang layang, seperti dewi turun dari khayangan terbang keluar, menarik tangan dia yang memegang pedang.
"Kakak Fu, tenang sedikit!" teriak Jin Wen-wen gelisah, "membunuh mati mereka tidak ada gunanya, ketua benteng Xi dan kawan-kawan sudah melarikan diri satu hari dua malam, jika tidak dikejar akan sulit mencari mereka......"
"Kak, aku juga merasa tidak tega." Hoa-fei-hoa juga telah tiba, dengan lembut menasihati, "terlalu banyak membunuh akan melanggar kedamaian langit, aku percaya ketua benteng Xi dan Yu-shu-xiu-shi, pasti tidak memberitahukan masalah membunuh orang tidak berdosa pada ketua perumahan Hua......"
"Jika Hua Yi-feng tidak tahu masalahnya, kenapa sampai ketakutan dan menghindar?" kata Fu Ke-wei tidak terima.
"Tuan, sekarang ini menyelidiki kenyataan sudah terlambat." Nie-sha-yin-hoa juga datang meredakan, "kita memang sudah tidak bisa menunda lagi, paman Ceng dan adik Zhen sudah lebih dulu pergi mencari anak buahnya Pu Chao-chen, semoga saja bisa mendapatkan jejaknya para penjahat itu."
"Sudahlah! Hua Yi-feng yang pantas mati ini!" Fu Ke-wei dengan terpaksa tidak melanjutkan.
Dua puluh lebih keledai, enam belas kuda, dengan santai jalan ke arah barat, hanya setelah berjalan dua puluh li lebih, terus berbelok ke jalan kecil arah barat laut. Kecepatannya diperlambat lagi, pasukan keledai dan kuda berjalan di malam hari, jika kecepatannya tidak diperlambat, yang di belakang pasti akan ketinggalan.
Hari baru saja terang, pasukan keledai dan kuda tiba di satu kampung kecil, ketua benteng Xi dan Yu-shu-xiu-shi beberapa orang penting, masuk ke dalam satu rumah petani, dan mendapat sambutan hangat dari tuan rumah.
Tuan rumah itu bermarga Zhang, dipanggil Zhang-hao, dulu juga pernah berkelana di dunia persilatan beberapa waktu, tapi tidak ada berhasil, setelah beberapa kali mengalami kegagalan, terpaksa kembali ke rumah dan hidup sederhana.
Setelah kedua belah pihak berkenalan, Zhang Hao merasa bangga, penguasa besar ini adalah salah satu dari Sembilan Jagi Pedang Terbesar Dunia Persilatan dan wakil ketuanya perkumpulan Cun-qiu, berkunjung ke rumah dia, orang persilatan yang kecil, sama dengan mengangkat kedudukan dia, tentu saja dengan hati-hati dia melayani mereka.
Peristiwa Merah Salju 1 Pendekar Wanita Penyebar Bunga Karya Liang Ie Shen Pusaka Golok Iblis Dari Tanah Seberang 1
^