Pencarian

Si Racun Dari Barat 10

Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong Bagian 10


KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Cu Kuo Cia dan Su Bun Seng mengangguk.
Cha Ceh Ih segera berseru.
"Satu! Dua . . ."
Mereka langsung menyantap ayam bakar di tangan masing-masing dengan serentak. Perut mereka memang sudah lapar sekali. Sekejap ayam bakar di tangan masing-masing tinggal tersisa tulang saja.
Su Bun Seng masih memegang tulang ayam yang tersisa itu, kelihatannya masih merasa enggan untuk membuangnya.
Diperhatikannya sisa tulang ayam itu, tampak putih tidak ternoda warna lain. Dia bergirang dalam hati, kali ini aku yang menang, walau susiok amat licik, namun tetap terkena siasatku!
Saat Su Bun Seng merasa puas, justru mendadak air mukanya berubah hebat, ternyata sisa tulang ayam yang di tangannya berubah merah perlahan-lahan.
"Susiok, kau . . . kau menaruh racun! Kau menaruh racun! Racun . .
. racun Sam Seng Yan! Racun Sam Seng Yan . . ." Su Bun Seng berteriak-teriak, lalu langsung berlari ke dalam rimba. Sedangkan Cha Ceh Ih cuma tertawa dingin, tidak pergi mengejarnya, karena tahu Su Bun Seng pasti mati.
Cu Kuo Cia memandang Cha Ceh Ih dengan tertegun, sepasang matanya menyorot ketakutan. Namun setelah itu mendadak mereka berdua tampak terkejut. Ternyata sisa tulang ayam di tangan masing-masing sudah berubah warna jadi kehitam-hitaman.
Menyadari apa yang terjadi, wajah Cha Ceh Ih berubah memerah.
"Cu Kuo Cia, kau menaruh racun apa" Cepat heritahukan, apakah racun Hek Si Ih" Cepat beri-tahukan!" bentuk Cha Ceh Ih, tak sabaran.
Sedangkan Cu Kuo Cia terus mencaci maki Su Bun Seng.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Bangsat! Su Bun Seng, kau betul-betul bangsat! Dari dulu aku sudah harus meracunimu, agar kau mampus! Susiok, sungguh bagus kau menaruh racun itu! Sungguh bagus!"
Mendadak Cha Ceh Ih menjambak baju Cu Kuo Cia, kemudian mencekik lehernya dengan penuh kegeraman.
"Cu Kuo Cia, apakah kurang bagus kau menaruh racun itu" Cepat beritahukan padaku, racun apa itu" Hek Si Ih atau bukan?"
Cu Kuo Cia tidak menyahut, melainkan tertawa gelak seraya bergumam.
"Istri, anak, menantu, dan cucuku! Aku akan membalaskan dendam kalian!"
Cu Kuo Cia menjulurkan tangannya mencakar muka Cha Ceh Ih.
Namun saat itu nafasnya sudah hampir putus. Sementara, di langit tiba-tiba tampak awan hitam menutupi sang rembulan, terdengar pula suara halilintar yang seakan membelah bumi, dan hujan pun mulai turun. Cu Kuo Cia dan Cha Ceh Ih roboh tergeletak di tanah, racun sudah mulai menjalar ke seluruh tubuh . . .
Begitulah kejadian yang dituturkan oleh Su Bun Seng. Orang itu lalu menatap Ouw Yang Hong dengan mata penuh harap.
"Ouw Yang Hong, aku kemari karena ingin memohon padamu .. ."
Mendadak Su Bun Seng menghunus pedangnya. Dengan hati tersentak kaget Ouw Yang Hong langsung melangkah mundur.
Namun ternyata Su Bun Seng tidak menyerangnya, melainkan menaruh pedang itu pada lehernya sendiri. Wajahnya tampak berubah memucat, dengan mata menatap Ouw Yang Hong.
"Ouw Yang Hong, aku adalah penjahat dari perkampungan Liu Yun Cun. Kalau aku mati, pasti banyak orang bersorak kegirangan. Tapi apabila aku mati di hadapanmu, kau pasti akan merasa tidak tenang!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Mendengar itu, Ouw Yang Hong malah tertawa.
"Orang-orang perkampungan Liu Yun Cun memang jahat semua, aku adalah murid Si Racun Tua. Melihat kau mati, aku akan mewakili suhu tertawa tiga kali! Mengapa aku harus merasa tidak tenang?"
"Ouw Yang Hong, orang jahat tetap orang jahat. Namun dia tidak akan bentrok dengan orangnya sendiri. Kau bisa memperoleh kedua macam ilmu silat itu, dan memperoleh Iwee kang dari suhu, karena aku yang membawamu ke perkampungan
Liu Yun Cun. Kalau tidak, kurasa percuma meskipun kau menyambung syair yang kuperlihatkan di kota Ciau Liang, karena kau tidak akan punya kesempatan untuk pergi ke perkampungan Liu Yun Cun!"
Ouw Yang Hong merasa ada benarnya juga perkataan Su Bun Seng itu. Kalau tidak ada Su Bun Seng yang membawanya ke daerah utara, tentu dia tidak akan memperoleh kedua macam ilmu silat itu, bahkan juga tidak akan memperoleh Iwee kang gurunya.
'Baik! Memang benar apa yang kau katakan. Tapi aku harap Suheng maju sedikit berbicara denganku!" ujarnya kemudian.
Namun Su Bun Seng tak bergerak. Ia diam menatap Ouw Yang Hong. Matanya basah dan mulai menangis.
"Ouw Yang Hong, aku memohon padamu untuk membalaskan dendamku! Aku tahu sebelum suhu mati, pasti berpesan padamu agar membunuhku, juga terhadap susiok dan Cu Kuo Cia! Mengingat aku yang membawamu ke perkampungan Liu Yun Cun, maka kumohon padamu membunuh susiok itu demi membalaskan dendamku. Asal aku dapat melihatnya mati, aku pasti akan membunuh diri di hadapanmu. Aku tidak akan ingkar janji."
Mendengar itu, hati Ouw Yang Hong tersentuh.
Sebelum mati, Si Racun Tua memang berpesan pada Ouw Yang Hong untuk membunuh mereka.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Aku harus berbuat apa?" tanya Ouw Yang Hong seperti kebingungan.
"Ouw Yang Hong, kau pergi bersamaku! Kita berdua membunuh susiok itu. Dia sudah terkena racun toa suheng, maka gampang sekali untuk membunuhnya!"
Ouw Yang Hong mengangguk.
"Baik, aku ikuti permintaanmu . . ."
Ouw Yang Hong mengikuti Su Bun Seng menuju ke sebuah telaga kecil. Di tengah-tengah telaga kecil itu, tampak sesosok tubuh pendek dan kecil berdiri. Orang itu tak lain Cha Ceh Ih.
Terperanjat Ouw Yang Hong menyaksikan itu. Dia mengira Cha Ceh Ih menggunakan ginkang berdiri di permukaan telaga. Setelah diperhatikan, ternyata Cha Ceh Ih berdiri di atas sebuah batu di tengah-tengah telaga.
Ketika melihat kemunculan Su Bun Seng bersama Ouw Yang Hong, Cha Ceh Ih kelihatan gusar sekali. Dia menatap mereka berdua tajam.
"Su Bun Seng, kau kira dengan membawa Ouw Yang Hong ke mari, kau bisa lolos dari tanganku?"
Su Bun Seng tersenyum sinis.
"Cha Ceh Ih! Kau mencelakaiku hingga tidak bisa mati dan tidak bisa hidup, lihatlah!" Su Bun Seng memperlihatkan lengan kirinya, ternyata dagingnya bergumpal jadi satu. Lalu ia melanjutkan dengan sengit, "Susiok, kita sama-sama orang perkampungan Liu Yun Cun, mengapa kau mencelakaiku" Apa gunanya bagimu?"
Cha Ceh Ih tertawa terkekeh.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Ha ha! Tiada gunanya bagiku" Orang-orang perkampungan Liu Yun Cun jahat semua. Kalau aku tidak membunuhmu, tentu kau yang akan membunuhku. Kenapa merasa heran . . .?"
Su Bun Seng berkata dengan air mata bercucuran.
"Cha Ceh Ih, kau mencelakaiku hingga menderita begini. Mati tidak bisa, hidup pun susah! Setiap hari aku harus bersandar pada pohon, menggunakan hawa pohon untuk mengisi hawa di dalam tubuhku.
Kalau aku meninggalkan pohon, aku pasti akan mati. Kau . . ."
Cha Ceh Ih tertawa gembira mendengar keluhan Su Bun Seng, lalu mengejeknya.
"Su Bun Seng, kau memang srigala yang bermuka manis! Setiap hari kau tersenyum padaku, bahkan juga tampak amat berbakti padaku.
Karena itu, aku akan memberitahukan padamu satu cara.
Seandainya kau ingin ke mana, harus membawa sebatang pohon, tidur pun harus memeluk pohon itu. Kalau tidak, kau pasti akan mati
. . ." Su Bun Seng menatapnya bengis dan geram bukan main.
'Cha Ceh Ih. Kau lelah terkena racun toako, kini bertemu Ouw Yang Hong, maka kau pasti mampus!"
Cha Ceh Ih hanya tersenyum.
"Ouw Yang Hong" Dia terhitung barang apa" Oh ya! Su Bun Seng, aku lupa memberitahukan padamu, kau tidak boleh tidur bersama kaum wanita, sebab kau akan mati dengan daging mencair. Lebih baik kau jadi hweeshio saja! Ha ha ha . . ."
Cha Ceh Ih tertawa gelak, Su Bun Seng menatapnya penuh kegeraman.
"Cha Ceh Ih, kau kira aku tidak tahu racun apa yang bersarang di dalam tubuhmu" Kau terus berdiri di permukaan air, pertanda kau terkena racun Hek Si Ih! Tentunya kau pun amat menderita dan
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
tersiksa seperti diriku, kau juga akan mati dan berubah jadi segumpal cairan darah!"
Mendadak Cha Ceh Ih tertawa gelak seakan merasa puas.
"Cha Ceh Ih! Apa yang kau tertawakan?"
Ca Ceh Ih menunjuk ke arah sebuah pohon di pinggir telaga, lalu berkata, "Kalian lihat, apa itu?"
Ouw Yang Hong dan Su Bun Seng menengok ke atas pohon itu, tampak seseorang bergantung di sana, sepertinya sudah mati. Mata orang itu terbeliak lebar, seakan melototi mereka berdua. Siapa orang itu, tidak lain adalah Cu Kuo Cia.
"Cha Ceh Ih, kau apakan toa suhengku?" bentak Su Bun Seng semakin geram.
"Apakah kau tidak bisa melihat" Dia sudah sekarat, kau bilang harus bagaimana?"
Su Bun Seng dan Cu Kuo Cia sudah puluhan tahun menjadi saudara seperguruan. Maka menyaksikan keadaan Cu Kuo Cia yang seperti itu timbullah rasa iba dalam hatinya.
"Toa suheng! Toa suheng! Kau . . . kau masih kenal aku" Aku ji sutemu . . ."
Cu Kuo Cia tidak menghiraukannya, melainkan terus menatap Ouw Yang Hong sambil berkata dengan suara terputus-putus.
"Cucuku . . . cucuku . . .! Kau adalah cucuku, kan" Oh . . . cucuku . .
.!" Ternyata Cu Kuo Cia sudah tidak mengenali Ouw Yang Hong dan Su Bun Seng, malah mengira Ouw Yang Hong adalah cucunya.
"Dia terkena racun, terkena racunmu! Kau yang meracuninya hingga jadi seperti itu . . ." ujar Cha Ceh Ih memberitahukan.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kalau dia terkena racunku, dia pasti mati, tidak akan berubah begitu!" Su Bun Seng membantah sengit.
Cha Ceh Ih malah tertawa-tawa gembira.
"Tidak salah, tapi aku menambah sedikit racun lain, maka dia jadi begini, lho!"
"Kau menambah racun apa?" tanya Su Bun Seng.
"Aku menambah sedikit hawa racun . . ." sahut Cha Ceh Ih dengan wajah berseri-seri.
Su Bun Seng mengerutkan kening.
"Hawa racun apa" Kok aku tidak mendengar dengan jelas?"
"Aku ingin membuatnya cepat-cepat mampus. Namun tak disangka kebetulan mendadak terjadi hujan deras, sehingga nyawanya tertolong . . ."
Su Bun Seng menatap Cha Ceh Ih dengan penuh kebencian.
"Susiok, lihatlah! Ouw Yang Hong datang men-carimu," ujar Su Bun Seng sambil tertawa ter-kekeh-kekeh, seakan merasa kegirangan.
"Aku sudah melihat kedatangan Ouw Yang Hong! Hei . . . Ouw Yang Hong, mau apa kau kemari" Kau ingin membunuhku?"
Ouw Yang Hong tampak tenang, menatap Cha Ceh Ih.
"Ada perintah dari guruku, kalian semua harus mati satu persatu!"
sahutnya, perlahan dan datar tanpa tekanan sama sekali.
Cha Ceh Ih kembali tertawa.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Ouw Yang Hong, sungguh besar muka gurumu! Dia menghendakimu membunuhku" Kalau kau mampu membunuhku kenapa tidak mencobanya?"
"Kau kira aku tidak berani mencobanya?" tukas Ouw Yang Hong, dingin.
Cha Ceh Ih cuma tertawa. Dalam hal ilmu ginkang, Ouw Yang Hong memang lebih tinggi dari susioknya itu. Namun dia yakin susioknya tidak bisa berlaku licik di dalam telaga kecil itu. Maka tiba-tiba . ..
"Baik, aku akan ke sana!"
Akan tetapi, mendadak Su Bun Seng berseru, "Sute! Sute! Tunggu sebentar!"
Ouw Yang Hong memandangnya. Di bawah sinar rembulan, Ouw Yang Hong melihatnya me-ngucurkan air mata.
"Sute, kalau kau ingin membunuhnya, aku akan bersamamu! Begitu aku teringat akan ke-baikan suhu, aku amat menyesal dalam hati!
Sute, kalau kau ingin membunuhnya, aku harus mem-bantumu!" Su Bun Seng terisak-isak menangis.
Ouw Yang Hong manggut-manggut.
"Baik, Suheng. Mari kita membunuhnya!" Ouw Yang Hong tidak menyangka, Su Bun Seng yang terkenal sangat jahat, ternyata masih memiliki nurani. "Suheng, mari kita lakukan . . .! Tapi bagaimana dengan racun di tubuhmu?"
Su Bun Seng menyahut dengan mata membara, "Sute, aku tidak apa-apa! Setelah membunuhnya, aku pun akan mati untuk menebus dosaku terhadap suhu!"
Ouw Yang Hong menatap dengan perasaan trenyuh. Tidak pernah menduga kalau orang sejahat Su Bun Seng ternyata masih menyisakan pikiran baik seperti itu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Mendadak Ouw Yang Hong berseru. Maka tampak keduanya melesat ke tengah-tengah telaga kecil.
Melihat Ouw Yang Hong dan Su Bun Seng melesat ke arahnya, Cha Ceh Ih tampak jadi gugup dan panik.
"Ouw Yang Hong, kalau kau berani kemari, kau pasti akan menyesal
. . .!" teriak orang pendek itu sekeras-kerasnya.
Ouw Yang Hong tertawa gelak.
"Susiok, kau pasti mampus! Kenapa masih berkata begitu?"
Ketika menyahut, Ouw Yang Hong dan Su Bun Seng sudah melesat ke sana. Namun sebelum keduanya berdiri di tengah-tengah telaga kecil itu, Cha Ceh Ih sudah membentak keras sambil mendorong sepasang telapak tangannya ke arah mereka. Ouw Yang Hong sama sekali tidak gentar menghadapi serangan itu. Sebab, ilmu Ha Mo Kang-nya sudah dilatih hingga cukup sempurna, dapat dilancarkan dan ditarik kembali sesuka hatinya.
Oleh karena itu, Ouw Yang Hong cepat meng-hentakkan sepasang telapak tangannya ke arah Cha Ceh Ih. Namun mendadak saja . . .
"Ouw Yang Hong, kau turunlah!" seru Su Bun Seng. Kemudian dengan cepat dia melancarkan serangan, dengan menggunakan tiga batang jarum beracun. Ternyata serangan itu ditujukan ke arah tiga buah jalan darah di punggung Ouw Yang Hong.
Bagaimana mungkin Ouw Yang Hong dapat berkelit" Karena sepasang telapak tangannya tengah digunakan untuk menyerang Cha Ceh Ih. Namun Ouw Yang Hong masih sempat menggeserkan badannya sedikit, maka ketiga batang jarum beracun tidak berhasil mengena pada sasarannya.
Ouw Yang Hong memekik gusar sambil badannya melesat ke atas.
Namun, secepat itu pula kemudian badannya justru meluncur ke arah air telaga.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ketika Ouw Yang Hong jatuh ke dalam telaga kecil, Cha Ceh Ih dan Su Bun Seng tertawa gembira, ternyata telaga kecil itu amat dangkal, namun telah ditaruh obat beracun. Kalau Ouw Yang Hong jatuh ke sana, mereka akan memanfaatkan kesempatan itu untuk membunuhnya.
Bukan main menyesalnya hati Ouw Yang Hong. Karena dia begitu mempercayai Su Bun Seng, akhirnya harus mati di dalam telaga kecil itu.
Saat sepasang kaki Ouw Yang Hong menyentuh permukaan telaga kecil, tiba-tiba terdengar suara seruan:"Kena!"
Tampak segulung asap meluncur ke arah Cha Ceh Ih dan Su Bun Seng.
"Hati-hati!" seru Cha Ceh Ih memperingatkan.
Cha Ceh Ih mencelat ke atas, namun setelah itu badannya merosot kembali meluncur ke dalam telaga.
Sementara itu, Su Bun Seng terkejut bukan main, sebab mencium bau yang amat menusuk hidung. Dia tahu itu adalah bubuk beracun perguruannya. Siapa yang menghisap racun bubuk itu, akan merasa mabuk lalu mati perlahan-lahan.
Cha Ceh Ih pun terkejut sekali. Siapa yang datang" Apakah kedua bersaudara yang pendiam itu" Mereka tidak tahu, kedua orang itu sudah mati di tangan Ouw Yang Hong.
Su Bun Seng dan Cha Ceh Ih tercebur ke dalam telaga. Sungguh celaka! Mereka yang menaruh racun ke dalam telaga, justru mereka juga yang terkena racun tesehut. Senjata makan tuan!
Mereka berdua mendongakkan kepala. Seketika keduanya pun terbelalak, karena Cu Kuo Cia yang tadi bergantung di pohon sudah tidak kelihatan. Ternyata dia berdiri di sisi Ouw Yang Hong. Tampak Ouw Yang Hong berhasil berdiri di atas batu di tengah-tengah telaga.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong memandang Cu Kuo Cia.
"Toa suheng, bukankah kau tidak bisa bergerak karena terkena racun?"
"Omong kosong! Bagaimana aku tidak bisa bergerak" Mereka membunuh seluruh keluargaku, sejak itu setiap hari aku terus berpura-pura jadi orang idiot. Aku kuatir mereka tetap waspada terhadapku, maka aku berpura-pura jadi orang idiot! Mereka terkena siasatku! Ha ha ha . .."
Cu Kuo Cia tertawa gelak, kemudian berkata dengan suara lantang.
"Cha Ceh Ih, Su Bun Seng! Kalian berdua terhitung apa" Tahukah kalian, murid pertama Si Racun Tua itu adalah diriku. Aku adalah toa suheng, tak kan kusia-siakan diriku menjadi toa suheng?"
Ouw Yang Hong bingung memandang mereka bertiga. Dia tidak pernah tahu di antara mereka bertiga terjerat urusan apa.
"Kau kira racunmu akan mencelakai diriku" Jangan bermimpi!
Lihatlah!" Cu Kuo Cia membuka mulutnya lebar-lebar dan berkata.
"Kalian sudah melihat secara jelas?"
Cha Ceh Ih dan Su Bun Seng segera memperhatikan mulut Cu Kuo Cia yang terbuka lebar itu, namun tidak melihat sesuatu yang aneh.
"Aku memiliki suatu benda di dalam mulut yang kuciptakan setelah suhu mulai meracuniku. Benda itu kunamai kantong Seratus Racun, benda tersebut bergantung di dalam mulutku. Kalian menghendakiku makan apa, aku pasti makan. Tapi makanan yang beracun kutaruh ke dalam kantong Seratus Racun. Nah, racun apa yang dapat mencelakaiku?"
Mendengar itu, Ouw Yang Hong amat kagum, tidak menyangka Cu Kuo Cia begitu cerdik. Lalu dia menoleh ketika Cu Kuo Cia memanggilnya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kau saksikan saja di sini, aku akan menghabiskan Cha Ceh Ih. Aku juga akan membunuh Su Bun Seng!"
Cu Kuo Cia tertawa terkekeh-kekeh sambil dengan cepat menerjang ke arah Cha Ceh Ih seraya membentak.
"Cha Ceh Ih, kau harus mengganti nyawa seluruh keluargaku!"
Cu Kuo Cia menyerang Cha Ceh Ih dengan sengit. Kepandaiannya memang tidak jauh di bawah kepandaian susioknya itu. Untungnya kini susioknya sudah keracunan berat.
Plak! Plak! Pukulan yang dilancarkan Cu Kuo Cia bersarang pada tubuh Cha Ceh Ih, membuat Cha Ceh Ih menjerit-jerit.
Cu Kuo Cia berteriak-teriak.
"Tau Ji! Tau Ji! Oh, cucuku! Kakek akan membalas dendammu!
Lihatlah, kakek akan menghabisi Cha Ceh Ih! Kakek akan membunuh Su Bun Seng! Kakek menghendaki mereka mati!"
Cu Kuo Cia melancarkan sebuah pukulan lagi ke arah Cha Ceh Ih, kemudian menyerang Su Bun Seng. Setelah itu, dia pun menggigit lehernya seraya berteriak-teriak.
"Cucuku! Kau lihat, aku akan menggigit mati pamanmu! Dia tidak bisa melakukan kejahatan lagi!"
Cu Kuo Cia terus menggigit leher Su Bun Seng hingga putus.
"Su Bun Seng! Bukankah kau berkepandaian tinggi" Kenapa diam saja?" bentaknya.
Bagaimana mungkin Su Bun Seng menyahut, karena nafasnya sudah putus, lehernya berlumuran darah.
Cu Kuo Cia menatap Cha Ceh Ih tajam, kemudian tertawa terkekeh.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kau juga harus mati, tapi aku tidak akan membiarkanmu begitu cepat mati. Kau harus mati perlahan-lahan; di dalam rimba itu sudah kubuatkan api unggun, aku akan membakarmu hidup-hidup, lalu menyantap dagingmu! Aku tahu dagingmu tidak enak, namun aku terpaksa harus menyantapnya. Kau membunuh keluargaku berjumlah tiga belas orang, maka aku akan menyantap dagingmu tiga belas potong. Bukankah itu me-rupakan ide yang bagus?"
Usai berkata, Cu Kuo Cia langsung menjambak baju Cha Ceh Ih dan langsung membawanya ke dalam rimba itu.
Ouw Yang Hong mengikutinya perlahan-lahan. Dia tahu Cu Kuo Cia tidak akan melepaskan Cha Ceh Ih, pasti akan membunuhnya demi membalas dendam keluarganya. Oleh karena tu, dia tidak perlu turut campur.
Tampak Cu Kuo Cia sedang menambah kayu bakar, agar api yang dinyalakan tadi bertambah nyala, sedangkan Cha Ceh Ih tergeletak.
"Bagaimana rasanya daging manusia" Tentunya aku tidak tahu, namun aku harus mencicipinya!" gumam Cu Kuo Cia, menoleh dengan senyum sinis kepada Cha Ceh Ih.
Cu Kuo Cia mengiris sepotong daging Cha Ceh lh dengan pisau tajam, kemudian dibakar. Setelah matang, dia pun menyantapnya.
Dilihatnya pula Ouw Yang Hong yang sudah berdiri di dekatnya.
"Ouw Yang Hong, kau mau mencicipinya?" tanyanya, tertawa mengekeh.
Ouw Yang Hong menggeleng.
"Aku tidak mau makan daging manusia!"
Ketika daging Cha Ceh Ih diiris, orang berbadan kecil itu pun menjerit-jerit.
Cu Kuo Cia segera membentak, "Cha Ceh Ih, kau jangan menjerit-jerit! Kalau kau terus menjerit, bagaimana aku tega menyantap dagingmu" Kau membunuh keluargaku berjumpa tiga belas orang,
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
aku akan menyantap dagingmu tiga belas potong, itu adil sekali, kan?"
Karena Cha Ceh Ih terus menjerit, Cu Kuo Cia jadi jengkel, maka langsung menotok jalan darah gagunya, hingga Cha Ceh Ih tidak hisa menjerit lagi.
Cu Kuo Cia memang sadis, dia mengiris daging Cha Ceh Ih sampai tiga belas potong, dibakar, dan disantapnya semua.
"Bagus! Hari ini aku menyantap daging Cah Ceh Ih hingga kenyang sekali! Esok . . ."
Mendadak Cu Kuo Cia menundukkan kepala, kemudian muntah.
Sementara Cha Ceh Ih masih belum mati, dia menatap Cu Kuo Cia dengan mata berapi-api dan mencacinya.
"Cu Kuo Cia, kau memang anjing yang telah putus turunan! Kalau aku tidak membunuhmu, rasanya hatiku tidak akan merasa puas!"
Cu Kuo Cia tidak gusar karena cacian itu, malah menatap Cha Ceh Ih.
"Kau masih ingin membunuhku" Sudahlah! Jangan bermimpi di siang hari bolong! Aku akan menghabiskanmu, setiap hari mengiris dagingmu untuk dibakar! Kuberitahukan, aku bukan seorang jahat!"
Cha Ceh Ih tidak berani menyahut, takut Cu Kuo Cia akan mengiris daging di kakinya, yang akan membuatnya menderita sekali.
Mendadak Cu Kuo Cia memandang Ouw Yang Hong, sambil berkata perlahan-lahan.
"Ouw Yang Hong, kau baik sekali!"
Cu Kuo Cia bangkit berdiri perlahan-lahan, mereka berdua pun saling memandang dengan mata tak berkedip.
Ouw Yang Hong memandang Cu Kuo Cia yang mengiris daging di kaki Cha Ceh Ih. Dia sama sekali tidak merasa heran atau merasa
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
kasihan, karena suhunya sudah berpesan padanya harus membunuh Cah Ceh Ih. Lagi pula Cah Ceh Ih pun meracuni Lo Ouw dan Ceh Liau Thou, kedua pelayannya hingga mati secara mengenaskan.
Maka melihat Cu Kuo Cia mengiris daging di kaki Cha Ceh Ih, Ouw Yang Hong tampak hanya tenang memperhatikan-nya.
Kalau Cha Ceh Ih sudah mati, berarti hanya tersisa Cu Kuo Cia, dia akan membunuh orang itu dengan tangannya sendiri.
Setelah mengiris daging di kaki Cha Ceh Ih, Cu Kuo Cia bertanya padanya dengan membentak.
"Mengapa kau membunuh seluruh keluargaku" Mengapa kau membunuh cucu kesayanganku itu?"
Cha Ceh Ih sedang menahan rasa sakit, wajahnya pucat pias, tak mampu membuka mulut.
"Kau membunuh keluargaku berjumlah tiga belas orang, aku harus dengan cara apa membunuhmu?"
Cha Ceh Ih diam saja. Tak mampu menjawab kebringsan Cu Kuo Cia.
"Dengan membunuh istriku, sama juga kau melepaskan pakaianku!
Aku pun harus mengupas kulitmu agar dendamku terhitung habis!
Kau membunuh anakku, berarti memutuskan tanganku, aku pun harus memutuskan sebelah tanganmu. Dendam itu terhitung habis!
Kau membunuh cucu kesayanganku, itu sama seperti mengorek keluar jantung hatiku! Karena itu, aku pun harus mengorek keluar hatimu, agar dendam itu habis!"
Ouw Yang Hong tertawa dingin. Dalam hati dia berkata, orang perkampungan Liu Yun Cun melakukan sesuatu amat sadis dan sesat, berbeda dengan orang lain! Cu Kuo Cia ingin membunuh orang dengan membuat orang menderita dulu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Kini Cha Ceh Ih sudah tidak bisa tertawa me-nyengir lagi, melainkan mengucurkan air mata dan menangis terisak-isak. Terdengar isakan tangisnya kepada Ouw Yang Hong.
"Kau . . . kau harus ingat, aku adalah adik seperguruan gurumu, kau tidak boleh membiarkan Cu Kuo Cia membunuhku!"
Ouw Yang Hong menyahut perlahan-lahan.
"Kalau Cu Kuo Cia tidak membunuhmu, aku pun akan membunuhmu! Kau mati saja habis perkara, tidak usah memohon padaku!"
Mendengar itu, Cha Ceh Ih jadi putus asa, dan memejamkan mata dengan mulut membungkam. Sementara Ouw Yang Hong memandang Cu Kuo Cia.
"Suhu telah berpesan padaku, harus membunuh kalian! Setelah kau membunuh Cha Ceh Ih, aku menunggumu di sana!"
Usai berkata, Ouw Yang Hong lalu melesat pergi. Ternyata dia kembali ke perkampungan Pek Tho San Cung. Walaupun cukup banyak penjaga di sana, Ouw Yang Hong tetap mencemaskan Bokyong Cen.
Sementara Bokyong Cen duduk di pinggir tempat tidur, dia tampak termenung sambil memandang lilin-lilin yang menyala.
Ouw Yang Hong juga merasa heran, karena melihat Bokyong Cen duduk termenung di pinggir tempat tidur, apakah dia mendengar sesuatu, sehingga membuatnya terjaga di tengah malam"
Ouw Yang Hong memang amat menyayangi Bokyong Cen. Perlahan-lahan dia memasuki kamar. Kemudian dipeluknya erat-erat wanita itu.
"Mengapa kau tidak tidur" Kok malah duduk di sini?"
"Ouw Yang Hong, jangan berbicara!" sahut
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Bokyong Cen dengan suara ringan.
Hati Ouw Yang Hong tersentak. Dia segera memeriksa seluruh kamar itu, namun tidak tampak ada keanehan.
Ouw Yang Hong kembali duduk di sisi Bokyong Cen. Dipandangnya wanita itu dengan penuh perhatian.
"Mengapa kau menyalakan begitu banyak lilin?"
Bokyong Cen berpaling, sepasang matanya tiada biji matanya, hanya merupakan dua buah lubang hitam. Dengan sungguh-sungguh dia menyahut.
"Jangan bersuara, dia sudah datang!"
Terperangah Ouw Yang Hong mendengar itu. Siapa dia" Manusia atau hantu" Lelaki atau wanita" Apakah musuhnya" Mungkinkah pihak Kay Pang sudah tahu dia yang membunuh kedua Tetua itu, maka datang menuntut balas"
"Siapa dia" Mau apa dia kemari?" tanya Ouw Yang Hong dengan suara rendah.
"Dia adalah orang yang menolongku!" sahut Bokyong Cen.
"Siapa yang menolongmu itu?" Ouw Yang Hong tampak semakin keheranan.
Bokyong Cen menjawab dengan tidak begitu jelas, membuat Ouw Yang Hong tidak mengerti.
Ternyata ketika Bokyong Cen ditaruh ke dalam kotak yang penuh perhiasan di perkampungan ini, dia sama sekali tidak dapat melarikan diri, sebab Si Kerdil Pek Tho San San Kun menjaganya dengan ketat. Suatu malam, Bokyong Cen merasa kotak tersebut bergerak seakan dibawa pergi. Dugaannya memang tidak salah, kotak itu dicuri orang. Siapa pencuri itu Bokyong Cen tidak tahu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Lelaki atau wanita, tua atau muda, Bokyong Cen sama sekali tidak mengetahuinya. Dalam sekejap kotak itu telah dibawa pergi sejauh belasan mil. Orang itu mencuri semua perhiasan yang ada di dalamnya, lalu melesat pergi. Maka Bokyong Cen tidak tahu siapa orang itu, bahkan hingga kini ia telah melupakan kejadian itu.
Malam ini ketika Ouw Yang Hong pergi menemui Su Bun Seng, mendadak Bokyong Cen terjaga dari tidurnya, ia berseru-seru memanggil Ouw Yang Hong, namun tiada sahutan. Karena gugup dan cemas akhirnya ia menangis.
Saat itulah ia mendadak terdengar suara orang menegurnya.
"Seharusnya aku tidak menolongmu, tapi aku melihat kau adalah orang baik-baik. Bukankah sayang sekali disekap di dalam kotak itu"
Karena itu, aku menolongmu, juga mencuri sedikit benda yang di dalam kotak itu. Sungguh beruntung aku memperoleh mutiara-mutiara yang tak ternilai harganya. Kau pun merupakan orang yang beruntung.
Tapi mengapa sekarang kau malah menangis" Apakah ada hal yang membuat hatimu sedih" Beritahu-kanlah padaku . . ."
Bokyong Cen hanya bisa mendengar, tanpa bisa melihat orangnya.
Tak aneh kalau ia ketakutan. Namun kemudian mendadak hatinya tergerak, bukankah orang ini yang pernah menolongnya" Seketika juga dia berseru.
"Cianpwe, terimakasih atas pertolonganmu hari itu . . ."
"jangan sungkan! Jangan sungkan!" ujar orang itu. "Mengapa kau menangis?"
"Sepasang mataku tidak bisa melihat . . ." jawab Bokyong Cen, memberitahukan.
Orang itu tertawa. "Bolehkah aku melihat sepasang matamu?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Di dalam kamar ini pasti amat gelap, bagaimana mungkin kau dapat melihat sepasang mataku?"
Orang itu tertawa lagi. Ramah.
"Kalau begitu, aku akan menyalakan lilin!"


Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Orang itu segera menyalakan semua lilin yang ada di dalam kamar, sehingga kamar itu berubah terang benderang.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Bokyong Cen ragu.
Orang itu menyahut sambil tertawa.
"Aku sedang menyalakan lilin, agar suamimu merasa gembira begitu dia pulang. Nah, dia pasti memelukmu dengan mesra, tentunya kau akan merasa bahagia! Ya, kau?"
Bokyong Cen diam, namun wajahnya tampak kemerah-merahan, agak tersipu.
Orang itu tertawa lagi. "Nona Bokyong, semua lilin yang menyala berjumlah delapan puluh satu batang. Kuambil dari angka sembilan kali sembilan, itu merupakan angka keberuntungan, khusus kuhadiahkan kepada Nona. Karena pada waktu itu, Nona membiarkan-ku mengambil batu permata dan perhiasan yang di dalam kotak itu, maka aku harus berterimakasih kepada Nona!"
Wajah Bokyong Cen kelihatan berseri. Bukan main gembiranya hati Bokyong Cen mendengar itu. Kemudian, dia pun mendengar suara Plak! Plak! Ternyata bunyi lilin-lilin merah itu.
"Aku menggunakan lilin merah, bukan main indahnya, kau lihat saja!"
Bokyong Cen menyahut sambil menggeleng-geleng kepala.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Aku yakin indah sekali! Tapi . . . aku tidak bisa melihat!"
"Memang indah sekali!" ujar orang itu, lalu diam tak berbicara lagi.
"Mengapa kau tidak bicara lagi?" tanya Bokyong Cen setelah beberapa lama terdiam.
Orang itu menyahut dengan serijs, tidak seperti tadi sambil tertawa-tawa.
"Kamarmu ini jadi indah sekali, di dinding dan di meja tertancap lilin merah yang menyala, membuat kamar ini kemerah-merahan, bukan main indahnya . .."
"Terimakasih! Terimakasih . .. atas pertolong-anmu!"
Orang itu tertawa, tidak berkata apa-apa.
"Sebetulnya siapa kau?"
Orang itu diam, lama sekali haru menyahut.
"Aku akan membuat sebuah teka-teki, kalau kau dapat menerkanya, berarti kau tahu namaku!"
Bokyong Cen mengangguk. "Baik! Apa teka-tekimu itu?"
"Pejabat bukan pejabat, semua orang menyebutnya pejabat. Ada angin datang dari delapan penjuru, tiada angin rumput dingin sendiri. Nah, terkalah!"
Bokyong Cen langsung menerka.
"Kau bermarga Siangkoan, bernama Wie! Ya, kan?"
Orang itu tertawa gelak. KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Ha ha ha! Nona, kau sungguh pintar! Aku memang bernama Siangkoan Wie. Nona pernah bertemu aku, pada waktu itu diriku amat mengenaskan!"
Tiba-tiba Bokyong Cen teringat ketika berada di sebuah rumah makan. Dia memang melihat Siangkoan Wie yang bertarung dengan Su Ciau Hwa Cu. Siangkoan Wie kalah. Karena seorang anak kecil yang memohon pada Su Ciau Hwa Cu, maka nyawa Siangkoan Wie diampuni.
Teringat akan kejadian itu, Bokyong Cen pun tertawa gembira.
"Betulkah kau Siangkoan Wie ketua Tiat Ciang Pang itu?"
"Tidak salah!" sahut orang itu yang tak lain memang Siangkoan Wie.
Bokyong Cen diam, ada senyum di bibirnya. Merasa gembira sekali.
Namun kemudian senyum itu lenyap, sepertinya ia teringat akan sesuatu.
Mereka bilang Tiat Ciang Pang merupakan perkumpulan para penjahat, apakah benar tentang itu?" tanyanya tiba-tiba dengan suara lemah.
Air muka Siangkoan Wie agak berubah ketika mendengar itu, lalu menjawab dengan serius.
"Kaum lelaki kalau melakukan sesuatu harus tegas. Orang lain mau bilang apa, itu tidak penting. Asal kau melakukan itu dengan baik, mengapa harus takut orang mentertawakannya?"
Walau berkata demikian, namun dalam hati Siangkoan Wie merasa tidak enak sekali. Sebab ketua yang dulu merupakan orang gagah, belum pernah membuat nama perkumpulan tercemar, bahkan juga berkepandaian amat tinggi. Tapi sotelah dirinya jadi ketua, Tiat Ciang Pang justru merosot drastis dan para anggotanya sering melakukan kejahatan. Padahal sebenarnya kepandaiannya tak dapat menyamai orang lain, sungguh tak pantas dirinya jadi ketua.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Siangkoan Wie tidak melanjutkan, maka Bokyong Cen segera bertanya lagi dengan suara rendah.
"Siangkoan Pangeu, apakah Tiat Ciang Pang begitu . . . jahat?"
Siangkoan Wie tidak menyahut, hanya meng-geleng-geleng kepala.
Di saat bersamaan, mendadak Bokyong Cen teringat pada Ouw Yang Hong. Mengapa begitu lama belum kembali" Apakah telah terjadi sesuatu" Wajah Bokyong tampak berubah, itu tidak terlepas dari mata Siangkoan Wie.
"Nona Bokyong, malam ini Ouw Yang Hong akan bertarung sengit.
Sebab ada orang dari perkampungan Liu Yun Cun yang mencarinya.
Tentunya di antara mereka akan terjadi pertarungan mati-matian 1"
Bukan main terkejutnya Bokyong Cen mendengar pemberitahuan itu.
"Haaah?" "Ouw Yang Hong berkepandaian tinggi, sudah pasti dapat mengalahkan mereka itu. Aku justru mencemaskanmu, kemungkinan besar mereka akan mencelakaimu di sini!"
Bokyong Cen menghela nafas panjang.
"Aku sudah buta, menjadi orang cacat, tentunya tidak akan terjadi apa-apa lagi. Tapi. .."
Bokyong Cen tidak melanjutkan. Tak mampu ia memberitahukan tentang kehamilannya pada orang lain. Akhirnya dia tersenyum, tidak berbicara apa-apa . . .
Ketika melihat Bokyong Cen terus termenung dan kadang-kadang tersenyum-senyum, Ouw Yang Hong terheran-heran dan berkata dalam hati. Dia sudah buta, tidak mungkin menyalakan lilin sebanyak itu, sedangkan orang-orang perkampungan Pek Tho San Cung tidak berani memasuki kamar ini, lalu siapa yang menyalakan lilin-lilin itu"
Ouw Yang Hong baru mau bertanya ketika mendadak pintu kamar terbuka. Tampak Cu Kuo Cia berjalan masuk perlahan-lahan,
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
wajahnya lesu dan murung, pakaiannya pun bernoda darah. Dia berdiri di hadapan Ouw Yang Hong bagaikan sosok mayat hidup.
"Suheng, selesai sudah tugasmu .. .?"
Cu Kuo Cia tidak menyahut. Matanya yang sayu memandang Ouw Yang Hong, kemudian beralih kepada Bokyong Cen. Setelah itu, harulah dia memberi isyarat dengan tangan pada Ouw Yang Hong.
Meskipun tahu akan maksud kode itu, Ouw Yang Hong diam tak mengeluarkan suara apa pun.
Ternyata Cu Kuo Cia tidak mau bersuara, kuatir Bokyong Cen akan merasa takut mendengar suaranya.
Sesungguhnya Bokyong Cen sudah mendengar suara saat pintu kamar terbuka juga suara langkah yang amat ringan. Dia tahu ada pesilat tangguh memasuki kamarnya.
"Siapa dia" Mau apa dia kemari?" tanyanya dengan tiba-tiba.
Ketika Ouw Yang Hong baru mau menyahut, mendadak Cu Kuo Cia menjatuhkan diri berlutut di hadapannya, dengan air mata bercucuran.
"Ouw Yang sute, aku sungguh menyesal. Cha Ceh membunuh anak, istri, dan cucuku! Bagaimana mungkin aku bersama mereka"
Tentunya nyawaku akan melayang di tangan mereka. Aku ... aku . .
." Cu Kuo Cia menangis terisak-isak, air matanya terus berderai-derai.
Menyaksikan keadaan Cu Kuo Cia yang amat mengenaskan, bahkan juga menyatakan penyesalannya, hati Ouw Yang Hong merasa tidak tega untuk turun tangan terhadapnya.
Bokyong Cen tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Ouw Yang Hong. Dia hanya mendengar ucapan Cu Kuo Cia yang mengibakan hati, sehingga timbul pula rasa kasihannya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Ouw Yang Hong, suhengmu sudah merasa menyesal, untuk apa kau mendesaknya lagi?" ujarnya, seakan mengingatkan kesabaran Ouw Yang Hong.
Ouw Yang Hong diam. Keningnya tampak berkerut-kerut tajam.
"Sute! Apakah kau tidak bersedia mengampuniku?" tanya Cu Kuo Cia.
Ouw Yang Hong menatapnya tajam. Lama sekali barulah dia membuka mulut.
"Bukan aku tidak mau mengampunimu, tapi suhu menghendakimu mati!"
Ternyata Ouw Yang Hong sudah berpikir panjang. Su Bun Seng dan Cha Ceh Ih yang begitu licik saja harus terjungkal di tangan Cu Kuo Cia. Ini membuktikan bahwa orang ini lebih licik, lebih lihai dan hebat. Kalau tidak membunuhnya sekarang, kelak dia justru akan turun tangan membunuh Ouw Yang Hong. Akan tetapi, Ouw Yang Hong pun ingat akan kejadian itu, kalau Cu Kuo Cia tidak muncul dan secara tidak langsung menyelamatkan-nya, saat itu dirinya pasti tewas di tangan kedua orang licik. Karena itu, Ouw Yang Hong belum dapat mengambil keputusan.
"Sungguhkah sute tidak bersedia mengampuniku?" tanya Cu Kuo Cia dengan terisak-isak.
Ouw Yang Hong masih diam. Sepertinya sulit baginya menjawab pertanyaan itu.
Bokyong Cen ingin menasihati Ouw Yang Hong, namun Cu Kuo Cia sudah herkata lagi.
"Siapa suruh aku jadi orang perkampungan Liu Yun Cun" Yang paling jahat di kolong langit adalah perkampungan Liu Yun Cun.
Yang terjahat di perkampungan Liu Yun Cun adalah Si Racun Tua dan dia sudah mati. Kini yang terjahat tentunya kau! Kau jahat aku kejam. Itu merupakan hal wajar di kolong langit. Namun siapa yang hisa seperti kau yang sedemikian jahat?" Cu Kuo Cia bangkit berdiri dan melanjutkan, "Baik, aku akan membunuh diri saja!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Cu Kuo Cia langsung menyambar pedang pendek yang bergantung di dinding. Dihunusnya pedang itu lalu diayunkan ke arah lehernya.
Maka suara tebasan pedang pun merobek keheningan di ruangan bercahaya lilin itu. Darah muncrat dari leher Cu Kuo Cia yang langsung ambruk di lantai. Ouw Yang Hong yang tetap berperasaan dingin sempat menatap robohnya orang tua itu. Sementara Bokyong Cen yang mengetahui juga kejadian me-ngenaskan itu sempat gugup dan panik.
"Ouw Yang Hong! Ouw Yang Hong! Bagaimana dia?" serunya dengan gugup sekali.
Ouw Yang Hong menyahut dengan dingin.
"Dia sudah mati, membunuh diri dengan pedang pendekmu itu!"
Mendengar itu, Bokyong Cen meraba-raba ke arah Cu Kuo Cia.
Teraba juga tubuh tua yang tergeletak di lantai, berlumuran darah.
"Sudah mati" Dia sudah mati" Kau membunuh orang-orang perkampungan Liu Yun Cun" Kau membunuh mereka semua"
Tahukah kau aku sudah hamil anakmu, anak dalam kandungan tidak boleh terkena hawa darah, bagaimana dia jadi orang baik kelak?"
Ouw Yang Hong menyahut lantang.
"Jadi orang baik apa" Aku jadi orang baik tiada gunanya sama sekali.
Ketika berada di gurun pasir, kau menghina dan bahkan mempermainkan diriku. Mereka pun melukai sepasang matamu hingga buta. Aku jadi orang baik, justru tadi mereka nyaris membunuhku. Aku tidak mau jadi orang baik, aku harus jadi penjahat besar! Begitu anakku lahir, aku akan mengajarnya jadi orang jahat untuk malang melintang di kolong langit! Kalau kau melahirkan anak lelaki, aku akan menamainya Ouw Yang Kek.
Apabila anak perempuan, akan kunamai Ouw Yang Giok. Dia pasti merupakan gadis yang tercantik di kolong langit. Aku pun tahu kau tidak gembira, karena kau tidak bersedia kusebut sebagai istri. Tapi kini kau sudah hamil anakku, dia adalah darah dagingku! Mengapa kau masih memandang rendah diriku" Dan mengapa kau juga tampak tidak gembira . . .?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Suara Ouw Yang Hong makin keras, seakan sedang melampiaskan kemarahan. Diam-diam Bokyong Cen menghela nafas panjang, lalu berkata dengan suara ringan.
"Ouw Yang Hong, mengapa kau harus marah-marah" Aku menikah dengan kakakmu secara resmi, kau memanggilku kakak ipar, mengapa harus diubah?"
Begitu Bokyong Cen menyinggung tentang Ouw Yang Coan kakaknya, Ouw Yang Hong pun tidak banyak bicara lagi. Kalau kakaknya tidak pergi bersama Pek Bin Lo Sat, tentunya Ouw Yang Hong tidak dapat hidup bersama Bokyong Cen. Bokyong Cen menikah dengan Ouw Yang Coan, namun kini bersama Ouw Yang Hong. Apabila orang lain mengetahuinya, muka wanita itu mau ditaruh ke mana" Oleh karena itu, Ouw Yang Hong jadi diam, tak berani bersuara lagi.
Mendadak Bokyong Cen menghela nafas, sambil berkata perlahan-lahan.
"Urusan aneh apa pun terdapat di kolong langit, seperti halnya perkampungan Liu Yun Cun. Guru mengajar murid untuk membunuh murid pula, bahkan sang murid pun ingin membunuh guru. Itu merupakan urusan kejahatan, lebih baik jangan melakukannya . . ."
Ketika sedang berbicara seperti itu, mendadak Cu Kuo Cia bangkit berdiri. Dengan cepat dia mencengkeram leher Bokyong Cen, dengan sebelah tangannya memegang pedang pendek.
"Ouw Yang Hong, kali ini habislah kau! Malam ini kau pasti mampus di tanganku! Si Racun Tua yang telah mampus itu, menghendakimu membunuh kami. Tua bangka bangsat itu tidak berpikir sama sekali, aku adalah murid tertua. Bagaimana mungkin kau dapat mengadu kelicikan denganku?"
Cu Kuo Cia tertawa terkekeh merasa puas.
Bukan main terkejutnya Ouw Yang Hong, sebab Bokyong Cen berada di tangan Cu Kuo Cia. Kalau bertindak ceroboh, Bokyong Cen pasti mati di tangannya. Ouw Yang Hong betul-betul tidak tahu
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
harus berbuat apa. Seandainya tahu Cu Kuo Cia begitu licik, sudah pasti dia yang turun tangan membunuhnya tadi. Ternyata tadi Cu Kuo Cia berpura-pura mati, sehingga Ouw Yang Hong terperangkap oleh kelicikannya.
"Ouw Yang Hong, tahukah kau wanita ini sudah hamil" Kalian berdua berjina hingga menghasilkan anak haram! Kalau kau tidak mendengar perkataanku, wanita ini pasti mampus di tanganku!"
ancam Cu Kuo Cia bengis dan penuh kemarahan.
Setelah berkata, Cu Kuo Cia pun menggores leher Bokyong Cen.
Seketika juga leher wanita itu mengucurkan darah.
"Cu Kuo Cia, sebetulnya kau ingin apa?"
Cu Kuo Cia tertawa gelak.
"Aku ingin apa" Hm! Ouw Yang Hong, cepatlah kau berlutut di hadapanku!"
Ouw Yang Hong tahu, apabila membangkang, Bokyong Cen pasti mati. Karena itu, dia berlutut.
"Kau adalah suhengku, memang pantas aku berlutut di hadapanmu."
Cu Kuo Cia mendengus dingin.
"Hm! Kau pun harus memanggutkan kepala di hadapanku!"
Ouw Yang Hong menurut, dia segera me-manggut-mangguIkan.kepalanya di hadapan Cu Kuo Cia. Namun hal itu ternyata membuat Bokyong Cen amat gusar.
"Ouw Yang Hong, dirimu seperti orang yang tak berguna! Dia suruh apa harus kau turuti" Lebih baik kau membiarkannya membunuhku, kemudian harulah kau membunuhnya!"
Ouw Yang Hong tidak menyahut, melainkan memandang ke arah Cu Kuo Cia.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Suheng, jangan mendengarnya! Dia agak sinting, jangan menghiraukannya!"
"Ouw Yang Hong, pantas suhu memilihmu sebagai pewarisnya, ternyata kau cukup pintar!"
Ouw Yang Hong tersenyum. "Suheng, pikiranku sudah terbuka! Suhu telah mati, perkampungan Liu Yun Cun ini hanya tersisa kita berdua, mengapa aku harus membunuhmu" Kau lepaskan Bokyong Cen, lalu kau boleh pergi, dan selanjutnya kita mengambil jalan yang sama!"
Cu Kuo Cia berkata dengan dingin sekali, "Kau akan mengambil jalan yang sama denganku" Kau akan membunuh kami semua, bagaimana mungkin kau akan melepaskanku?"
Ouw Yang Hong menyahut dengan sungguh-sungguh, "Suheng, percayalah padaku! Kalau tidak, tiada gunanya kau membunuh kakak iparku, sebab aku pun akan membunuhmu ..."
Cu Kuo Cia manggut-manggut.
"Tidak salah! Kau memang akan membunuhku, namun sebelumnya aku pasti membunuh wanita ini, apakah kau tidak sayang padanya?"
Mendadak Ouw Yang Hong tertawa gelak, lalu memandang Bokyong Cen seraya berkata dalam hati. Mengapa kau harus jadi orang baik"
Apakah kau tidak tahu sulit jadi orang baik di dunia ini" Kau ingin jadi orang baik, sebaliknya aku malah ingin jadi penjahat besar.
"Cu Kuo Cia, kau telah keliru! Kalau aku berhasil menangkapmu, aku pasti akan menyiksamu hingga menderita sekali!" ujarnya kepada orang tua itu.
Cu Kuo Cia menyahut dengan dingin.
"Ouw Yang Hong, kau ingin mengancamku" Kau kira aku tidak tahu kau amat menyayangi wanita ini" Kalau kau menghendakinya hidup, maka kau harus segera membunuh diri!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Cu Kuo Cia langsung mengeluarkan sebungkus racun, kemudian ditaburkan ke bawah kaki Ouw Yang Hong.
"Asal kau sudah mampus, wanita ini pasti selamat, maka keluarga Ouw Yang pun bisa punya keturunan!"
Ouw Yang Hong sadar benar kalau kata-kata Cu Kuo Cia itu tidak boleh dipercaya. Dia memandang Bokyong Cen. Wanita itu tampak tidak merasa takut mati. Wajahnya kelihatan tenang, tidak menyiratkan rasa takut. Sejak sepasang matanya jadi buta, dia memang ingin cari mati. Maka meskipun Cu Kuo Cia mengancamnya dia tak merasa takut.
Beda dengan Ouw Yang Hong. Dia tidak ingin mati hanya demi seorang wanita. Seandainya pun dirinya mati Bokyong Cen pasti dibunuh juga.
Ouw Yang Hong tersenyum, kemudian menatap Cu Kuo Cia dalam-dalam seraya berkata perlahan-lahan, "Cu Kuo Cia, kau keliru.
Mengapa kau harus terus mencengkeramnya bagaikan sebuah benda mustika" Aku hanya ingin memberi-tahukan, kalau kau membunuhnya, justru akan mengurangi bebanku. Tahukah kau" Dia adalah istri kakakku, dia adalah kakak iparku!"
"Kakak ipar" Kakak ipar yang tidur bersama paman, juga boleh bermesra-mesraan! Ouw Yang Hong, kau jangan membohongiku!"
ejek Cu Kuo Cia. "Tidak salah, dia memang kakak iparku. Namun urusan keluargaku, tidak perlu kubeberkan padamu! Hanya asal kau tahu saja, kalau kau berani membunuh kakak iparku, aku pun akan menghabisi nyawamu! Lagi pula apabila kau membunuhnya, masih banyak wanita lain yang cantik jelita. Apabila kau membunuhnya, jelas tiada urusan denganku!" Ouw Yang Hong tertawa gelak, kemudian melanjutkan dengan suara dalam, "Aku adalah Ouw Yang Hong, orang yang paling jahat di kolong langit! Maka kalau kau mengancamku, bukankah akan sia-sia?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Mendengar itu, hati Cu Kuo Cia tampak jadi gugup. Aku lihat Ouw Yang Hong bersama wanita ini, bahkan wanita ini sudah hamil. Aku kira dia pasti mencintainya dan juga terhadap anak yang dalam kandungan wanita ini. I Ih . . . ternyata dia malah tidak memperdulikan wanita ini Kalau begitu, apakah aku akan mati di tangan Ouw Yang Hong"
Ketika mendengar apa yang diucapkan Ouw Yang Hong, hati Bokyong Cen jadi panas bukan main. Mereka berdua sudah menjalin hubungan suami istri, bahkan kini Bokyong Cen sudah hamil. Tentu saja ucapan Ouw Yang Hong tadi amat menyakitkannya.
Sementara Cu Kuo Cia mulai panik. Ingin melarikan diri, namun dia tahu kepandaian Ouw Yang Hong amat tinggi. Tentu sulit baginya untuk melarikan diri. Tapi untuk melepaskan Bokyong Cen, rasanya juga tidak rela.
"Ouw Yang Hong!" bentak Cu Kuo Cia kemudian, "Wanita ini cantik jelita. Dia sudah hamil pula. Apa kau tidak takut, keluarga Ouw Yang akan putus turunan?"
Bab 27 Ouw Yang Hong malah tertawa mendengar ancaman itu.
"Cu Kuo Cia! Kalau kau membunuhnya, aku pun akan menghabismu!
Namun dengan suatu cara yang paling sadis! Kau pernah mengirim daging Cha Ceh Ih, kau pun pernah meracuni orang! Aku tidak akan melakukan itu terhadapmu, melainkan dengan suatu cara . . ." Ouw Yang Hong tertawa dingin sambil melanjutkannya, "Aku akan mengambil semacam ulat untuk menyantap daging dan menghisap darahmu, itu akan membuatmu mati perlahan-lahan dengan tersiksa sekali!"
Bukan main takutnya Cu Kuo Cia. Dia ingin segera melarikan diri, tapi khawatir ilmu ginkang-nya tidak dapat menyamai Ouw Yang Hong.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Sementara itu Bokyong Cen terus berpikir. Ouw Yang Hong pernah mencetuskan kata-kata yang manis dan mesra terhadapnya, apakah itu cuma perkataan bohong belaka" Kalau begitu, apa gunanya hidup" Lebih baik mati, habis perkara!
Ouw Yang Hong terus memperhatikan perubahan air muka Cu Kuo Cia. Ketika menyaksikan air mukanya tampak panik, dia merasa gembira. Mungkin apabila ditambah beberapa patah kata lagi, dia pasti akan melepaskan Bokyong Cen.
Ouw Yang Hong cuma memperhatikan Cu Kuo Cia, namun sama sekali tidak memperhatikan air muka Bokyong Cen yang terus berubah.
"Cu Kuo Cia, kukatakan sejujurnya, aku bukan orang yang sudah tua hingga tidak bisa punya anak lagi. Di daerah See Hek ini banyak terdapat wanita cantik, kalau aku mau, mereka pasti kemari menemaniku!"
Ouw Yang Hong berkata dengan wajah berseri-seri, kemudian tertawa gelak. Tentu saja hati Bokyong Cen semakin teriris. Rasa duka dan marahnya membuatnya terisak-isak.
"Ouw Yang Hong! Ouw Yang Hong! Kau . . . kau sungguh tak berperasaan . . ." ujar wanita itu, menangis.
Hati Cu Kuo Cia merasa tersentuh mendengar ucapan Bokyong Cen.
Namun diam-diam dia jadi mengetahui siasat Ouw Yang Hong, sehingga yang semula dia sudah berniat melepas Bokyong Cen, akhirnya dibatalkan.
Cu Kuo Cia tertawa terkekeh.
"Ouw Yang Hong, lebih baik kau bunuh aku saja! Asal kau melancarkan sebuah pukulan, nyawaku pasti melayang! Tapi kau pun akan kehitangan anak dan wanita kesayanganmu ini, bahkan kau pun tidak punya musuh lagi, damai dan aman bagimu! Ya, kan?"
ujar Cu Kuo Cia sambil terus tertawa mengekeh.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Tadi Ouw Yang Hong mengatakan begitu, sebetulnya hanya sebagai suatu siasat, namun Bokyong Cen menganggapnya bersungguh-sungguh. Hal itu membuat Ouw Yang Hong berkeluh dalam hati.
Bokyong Cen! Bokyong Cen! Mengapa kau begitu bodoh" Aaakh . . .
"Ouw Yang Hong, kau mau segera membunuh diri ataukah ingin menyaksikan kematian wanita ini bersama anak di dalam kandungannya?"
Ouw Yang Hong berdiri diam di tempat, tak bergerak sama sekali.
Sementara Bokyong Cen tertawa sedih.
"Cu Kuo Cia, percuma kau berkata begitu, kau kira Ouw Yang Hong akan berkorban demi diriku" Kau jangan bermimpi itu!" ujarnya pelan.
Cu Kuo Cia tertawa gelak sambil memandang Ouw Yang Hong.
"Kusediakan sebungkus racun, kau harus makan racun itu!"
Ouw Yang Hong tetap berdiri tak bergerak di tempat. Mana mungkin Ouw Yang Hong mengambil racun itu, sedang dirinya tak ingin mati.
Bokyong Cen tidak mendengar suara apa pun. Hal itu .semakin membuatnya kecewa, bahkan merasa putus asa pula. Ouw Yang Hong tidak akan berkorban demi diriku, percuma aku hidup . . . Pikir wanita itu, kesal dan marah.
Saat Bokyong Cen berkata dalam hati, mendadak terdengar suara di belakang Cu Kuo Cia.
"Cu Kuo Cia, ajalmu sudah tiba!"
Terdengar suara bentakan diiringi dengan munculnya sesosok bayangan ke arah Cu Kuo Cia. Orang itu mendorongnya dengan sekuat tenaga, sekaligus mengancam tiga buah jalan darah di punggung Cu Kuo Cia.
"Cu Kuo Cia, cepat lepaskan dia!" hentak orang itu lagi dengan suara keras.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Bokyong Cen sedang kecewa dan putus asa, ketika mendengar suara itu. Seketika muncul rasa tenang, sebab dia tahu siapa orang itu. Ya, sosok bayangan itu Siangkoan Wie, orang yang pernah menolongnya.
Akan tetapi, mana mungkin Cu Kuo Cia begitu gampang melepaskan Bokyong Cen.
"Kau punya kepandaian apa, keluarkan saja! Aku tidak akan mati sia-sia di tanganmu!" sahut Cu Kuo Cia tanpa rasa takut sedikit pun.
Orang itu tertawa. "Cu Kuo Cia, kau tidak mau melepaskannya?"
Mendadak terdengar suara 'Plak!' Ternyata orang itu telah melancarkan sebuah pukulan ke arah punggung Cu Kuo Cia hingga terpental. Bokyong Cen pun terlepas dari tangannya.
Ouw Yang Hong segera maju, sekaligus menarik Bokyong Cen ke belakangnya. Setelah itu, dia pun menghentakkan sepasang tangannya ke depan, mengarah pada Cu Kuo Cia. Dorongan itu mengandung tenaga yang amat dahsyat, membuat Cu Kuo Cia menjerit menyayat hati. Dia roboh dan nyawanya melayang seketika.
Ouw Yang Hong menoleh ke belakang, memandang orang itu.
"Tuan siapa . ..?"
Siangkoan Wie cuma tersenyum, tidak menghiraukan Ouw Yang Hong, melainkan berkata pada Bokyong Cen.
"Semoga lilin-lilin yang disukai Nona selalu me-nyala, membuat hati Nona terang benderang!"
Usai berkata demikian, Siangkoan Wie pun berjalan pergi, sama sekali tidak menoleh lagi.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ketika mengetahui badan Bokyong Cen kian hari kian bertambah berat, Ouw Yang Hong amat berhati-hati sekali. Dia masih ingat akan pesan gurunya, harus membunuh para suheng, susiok, dan semua penghuni perkampungan Liu Yun Cun. Kini para suheng dan susiok telah mati semua, begitu pula para penghuni perkampungan Liu Yun Cun. Sudah banyak yang mati dan kabur entah ke mana.
Legalah hatinya, karena pesan mendiang gurunya telah dilaksanakannya dengan baik. Saat ini dia belum mulai berlatih ilmu Ha Mo Kang, sebab Bokyong Cen dalam keadaan hamil. Dia harus menjaganya dengan cermat. Setelah Bokyong melahirkan, kelak dia akan mulai berlatih lagi.
Apabila ilmu Ha Mo Kangnya sudah sempurna, lima tahun kemudian dia pasti akan ke Gunung Hwa San, untuk mengadu kepandaian dengan Ong Tiong Yang, Toan Hong Ya, Ouw Yok Su, dan Ang Cit Kong. Dia berambisi sekali untuk memperoleh kitab pusaka Kiu Im Cin Keng.
Akan tetapi, dia hanya mahir ilmu tangan kosong, karena belum pernah belajar ilmu pedang atau ilmu tongkat dan lain sebagainya.
Kalau dia bisa menggunakan tongkat ular kakaknya, tentunya amat membantu jika kelak berangkat ke Gunung Hwa San.
Oleh karena itu, dia mengambil keputusan untuk mulai berlatih kungfunya di ruang latihan. Keluar dari ruang latihan, dia pasti menengok Bokyong Cen.
Sejak kejadian dirinya diancam oleh Cu Kuo Cia, juga mendengar apa yang diucapkan Ouw Yang Hong di waktu itu, hati Bokyong Cen jadi tawar. Jarang bicara dengan Ouw Yang Hong.
Entah sudah berapa kali Ouw Yang Hong men-jelaskan, bahwa ucapannya itu hanya suatu siasat untuk menghadapi Cu Kuo Cia.
Namun Bokyong Cen cuma tersenyum dingin.
Kali ini seperti biasa, keluar dari ruang latihan, Ouw Yang Hong pergi menengok Bokyong Cen. Tetapi Bokyong Cen tetap tidak mau bersuara.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kau pernah bilang, terlampau berduka dan melihat darah akan mempengaruhi anak di dalam kandungan. Karena itu, kau harus menjaga dirimu baik-baik!"
Bokyong Cen menyahut dengan dingin, "Kau adalah Ouw Yang Hong, bersama wanita lain sudah pasti akan punya anak, lalu mengapa kau masih menaruh perhatian pada anak di dalam kandunganku?"
Ouw Yang Hong tahu bahwa Bokyong Cen masih marah atas ucapannya tempo hari. Maka dia tidak banyak bicara lagi, meninggalkan kamar itu perlahan-lahan.
Dia berdiri di halaman menatap angkasa dengan pikiran menerawang. Sebenarnya Ouw Yang Hong adalah seorang sastrawan. Namun, tanpa sengaja dia memperoleh ilmu Ha Mo Kang, Hong Hoang Lak, dan sekaligus memperoleh tenaga lwee kang dari Cen Tok Hang gurunya, sehingga membuat dirinya jadi pesilat tangguh. Akhirnya dia bahkan berhasil membunuh Si Kerdil Pek Tho San San Kun, hingga jadi majikan perkampungan Pek Tho San Cung.
Ketika Ouw Yang Hong sedang berdiri termenung di halaman, mendadak Cong Koan (Kepala Pengurus Rumah Tangga) menghampirinya. Namun orang itu tak berani bersuara, hanya berdiri di belakang Ouw Yang Hong.
"Apa ada urusan yang harus kau laporkan?" tanya Ouw Yang Hong.
Cong Koan itu memberi hormat.
"Sejak Majikan datang di perkampungan Pek Tho San Cung, para penghuni perkampungan ini amat menghormati Majikan, juga amat kagum. Semua urusan besar dan urusan kecil telah hamba selesaikan dengan baik. Namun, ada satu urusan yang hamba tidak tahu harus bagaimana, mohon Majikan beri petunjuk!"
"Mengenai urusan apa?" tanya Ouw Yang Hong ingin tahu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Majikan lama adalah Jen It Thian, kesukaannya mengumpulkan berbagai macam benda mustika, perhiasan dan wanita cantik. Kini Jen It Thian sudah mati, sedangkan Majikan amat sibuk. Apakah sekarang Majikan ingin pergi melihat-lihat benda mustika, perhiasan dan para wanita cantik itu?"
Ouw Yang Hong berpikir sejenak. "Baik, kau bawa aku ke sana melihat-lihat!" sahutnya kemudian.
Cong Koan membawa lentera, berjalan ke dalam melalui beberapa ruang dan koridor. Ouw Yang Hong mengikutinya dari belakang.
Cong Koan itu mengajak majikannya melalui tujuh buah pintu dimana setiap pintu pasti memiliki jebakan. Setelah itu, barulah sampai di sebuah rumah yang berbentuk aneh.
Cong Koan mengajak Ouw Yang Hong ke dalam. Rumah tersebut tiada berjendela, namun dinding dan lantainya dibuat dari semacam batu pualam, memancarkan cahaya yang bergemerlapan. Sebuah bangunan yang sangat indah.
"Di sini terdapat dua belas benda mustika kolong langit, apakah Majikan ingin menyaksikannya?"
"Baik, aku ingin menyaksikannya!" Ouw Yang Hong mengangguk.
Cong Koan manggut-manggut. Lalu mendadak badannya mencelat ke atas. Dia duduk di atas sebuah batu yang menonjol di dinding.
"Majikan juga harus duduk di atas batu itu!"
Ouw Yang Hong segera mencelat ke atas dengan ringan, dia duduk di atas batu yang ditunjuk Cong Koan. Mendadak terdengar suara yang hiruk-pikuk. Ternyata kedua buah batu itu berbalik, membuat Ouw Yang Hong dan Cong Koan itu masuk ke dalam. Begitu berada di dalam, Ouw Yang Hong langsung terbelalak. Ternyata ruang itu berbeda dengan ruang tadi yang berbentuk segi empat, melainkan berbentuk bulat. Di sana terdapat dua belas buah kotak yang amat indah.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Majikan, kotak itu berisi sebuah mahkota dari Dinasti Tang!"
Ouw Yang Hong tercengang, bagaimana mahkota Dinasti Tang berada di dalam ruang ini"
"Apakah majikan ingin melihat?" Cong Koan itu menawarkan kepada Ouw Yang Hong.
Ouw Yang Hong mengangguk.
Cong Koan mendekati kotak itu, namun dengan langkah-langkah yang tertentu, lalu mengambil kotak itu dan dibawa ke hadapan Ouw Yang Hong.
Mata Ouw Yang Hong jadi silau ketika Cong Koan membuka kotak itu, karena di dalamnya berisi sebuah mahkota yang amat indah, terbuat dari giok dan benang emas. Bukan main kagumnya Ouw Yang Hong akan keindahan mahkota itu.
"Selain mahkota ini, masih terdapat sebelas macam benda mustika kolong langit, yaitu Han Giok Seng (Bintang Giok Dingin), Kim Giok Pian (Sabuk Emas dan Giok), Li Beng Beng Cu (Mutiara Yang Memancarkan Cahaya Terang), Pit Tok Sui Hwe Siang Tam (Sepasang Batu Air dan Api Pemunah Racun), Yun Ong Cah (Payung Raja Awan) dan lain sebagainya!"
Setelah memberitahukan, Cong Koan itu pun mengambil semua kotak tersebut, kemudian dibukanya satu persatu. Ouw Yang Hong menyaksikan semua benda mustika itu dengan mata terbelalak dan mulut berdecak-decak kagum.
"Bukan main . . ." gumamnya.
Cong Koan tersenyum sambil menunjuk sebuah pintu yang di atasnya terdapat tulisan 'Rumah Emas'.
"Rumah itu menyimpan kaum wanita cantik, apakah majikan mau ke sana melihat-lihat?" Ouw Yang Hong mengangguk. "Baik, bawa aku ke sana melihat-lihat!" Cong Koan menekan sebuah tombol maka pintu itu langsung terbuka. Segera diajaknya Ouw Yang Hong masuk
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
ke dalam. Begitu sampai di dalam, Ouw Yang Hong jadi melongo.
Ternyata di dalam rumah itu terdapat begitu banyak wanita cantik.
Semua memandang Ouw Yang Hong sambil ter-senyum-senyum.
Tampak beberapa wanita setengah tua langsung menghampiri mereka berdua dengan wajah berseri-seri, lalu memberi hormat.
"Selamat datang Cong Koan . . ." Cong Koan tersenyum dan mengangguk. "Ini adalah majikan baru perkampungan Pek Tho San Cung," ujarnya memberitahukan.
Beberapa wanita setengah tua itu segera memberi hormat lagi.
"Kalian adalah pengurus rumah emas ini?" tanyanya kepada para wanita itu.
"Ya!" sahut ketiga wanita itu bersamaan.
Kemudian salah seorang wanita setengah tua itu menjelaskan sambil tersenyum-senyum.


Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Rumah emas ini terdiri dari tiga ruangan, yaitu Ruangan Manusia, Ruangan Bumi, dan Ruangan Langit. Di setiap ruangan itu terdapat sembilan wanita cantik jelita. Ruang Manusia terdiri dari wanita muda cantik-cantik, yang jarang terdapat di permukaan bumi ini.
Ruangan Bumi terdapat wanita cantik yang amat genit, lelaki mana yang melihat mereka, pasti tidak tahan. Ruang Langit berisi wanita-wanita yang amat cantik lembut, jarang terdapat di kolong langit!"
Cong Koan itu membentak. "Sudahlah! Jangan terus menyerocos, cepat bawa majikan melihat-lihat di Ruang Manusia!"
Ketiga wanita setengah tua itu mengangguk, lalu mengajak Ouw Yang Hong memasuki sebuah ruangan, yaitu Ruangan Manusia.
Sampai di dalam, Ouw Yang Hong pun terbelalak. Ternyata ruangan itu dilapisi dengan kaca. Terlihat sembilan anak gadis berada di dalam, ada yang sedang tidur, menyisir, dan lain sebagainya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Apa yang sedap dipandang para gadis itu?"
Wanita setengah tua menyahut sambil tersenyum.
"Majikan lama amat senang memandang mereka, dia pasti tertawa gembira . . ,"
Ouw Yang Hong mengerutkan kening.
"Apa yang sedap dipandang dari para gadis itu?"
Wanita setengah tua itu tersenyum lagi.
"Pokoknya sebentar lagi Majikan akan me-ngetahuinya!" Mendadak wanita setengah tua itu berseru, "Pelayan, cepat kemari!"
Seketika juga muncul seorang gadis pelayan kecil, membawa sebuah nampan yang berisi sembilan buah cangkir dan sebuah teko.
"Bawa ke dalam untuk mereka minum!" perintah wanita setengah tua itu.
Gadis pelayan kecil mengangguk, lalu berjalan ke dalam melalui sebuah pintu kaca. Nampan itu ditaruh ke atas sebuah meja. Para anak gadis yang berada di situ segera menuang minuman dari teko ke dalam cangkir. Mereka lalu mulai minum.
Wanita setengah tua berkata sambil tertawa ringan.
"Sebentar lagi Majikan akan menyaksikan suatu pertunjukan istimewa dari para anak gadis itu!"
Ouw Yang Hong memperhatikan para anak . gadis itu. Tak seberapa lama kemudian, tampak para anak gadis itu merintih-rintih seakan menginginkan sesuatu. Mata mereka merem-melek diiringi suara-suara mendesah lirih.
Ouw Yang Hong tampak memperhatikan mereka.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Apa yang mereka minum?" tanya Ouw Yang Hong kepada wanita setengah tua di sampingnya.
"Itu adalah arak majikan lama, disebut Cun Sim Fou Tong (Kalbu Tergetar-getar)!"
Ouw Yang Hong mengerutkan kening. Dia tahu itu adalah arak perangsang. Wanita setengah tua itu meliriknya, kemudian tersenyum.
"Majikan lama hanya bisa memandang, apakah Tuan Besar . . . juga hanya bisa memandang saja?"
Sesungguhnya ketika menyaksikan para anak gadis yang sudah terangsang itu, darah Ouw Yang Hong mulai bergejolak. Tapi Iwee kangnya amat tinggi, hingga mampu menekan gejolak itu.
Ouw Yang Hong menyahut perlahan-lahan.
"Baik, bawa aku ke dalam melihat-lihat Ruang Bumi saja!"
Wanita setengah tua itu tertawa ringan.
"Tuan Besar dapat mengendalikan diri, itu sungguh hebat . . ."
Wanita setengah tua lalu membawa Ouw Yang Hong menuju ke Ruang Bumi. Sampai di ruangan tersebut, Ouw Yang Hong bertanya,
"Apakah para anak gadis dalam Ruang Bumi ini juga harus minum arak Cun Sim Fou Tong?"
"Tidak usah, anak-anak di ruangan ini tidak usah minum arak itu.
Tuan Besar akan tahu setelah menyaksikannya!"
Ouw Yang Hong manggut-manggut, lalu menengok ke sana ke mari.
Di dalam ruangan ini terdapat sembilan buah kamar yang pintu masing-masing tertulis nama para penghuni. Semua kamar juga dibuat dari kaca, maka dapat dipandang jelas dari luar.
Ketika melihat seorang wanita muda yang di dalam kamar kaca, Ouw Yang Hong sudah tahu wanita muda itu amat genit.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Siapa dia?" tanyanya.
"Tuan Besar belum tahu" Dia adalah wanita pelacur yang amat terkenal di daerah Kang Lam, entah sudah berapa banyak kaum lelaki mati karena wanita pelacur itu!"
Ouw Yang Hong sempat heran sebab wanita itu masih muda sekali, namun sudah begitu hebat.
Ouw Yang Hong memasuki kamar itu. Ketika dia baru mau membuka mulut, wanita muda itu sudah mendahuluinya.
"Apa hubunganmu dengan makluk aneh itu" Kok dia memperbolehkanmu kemari memandangku?"
"Aku adalah majikan baru perkampungan ini." Wanita muda itu terbelalak seakan kaget dan tak percaya.
"Kau bilang apa" Dia ... dia sudah mati?"
Ouw Yang Hong mengangguk. "Tidak salah, dia memang sudah mati."
Mendadak wanita muda itu mengucurkan air mata, namun kemudian tertawa gelak.
Ouw Yang Hong terperangah melihat perubahan sikap wanita itu.
"Mengapa kau menangis dan tertawa?"
"Dia sudah mati. Di kolong langit berarti akan berkurang seorang yang mabuk kepayang! Kau tidak tahu itu?"
Ouw Yang Hong diam saja. "Tahukah kau" Dia adalah Kepala Udang!"
Ouw Yang Hong tertawa dalam hati mendengarnya.
"Apa artinya Kepala Udang?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Wanita muda itu tertawa seraya menunjuk Ouw Yang Hong.
"Kau kemari, aku ingin lihat apakah kau juga seperti Kepala Udang"
Setelah aku melihatmu, aku pasti tahu!"
Wanita muda itu tertawa cekikikan. Kamar lain yang tembus pandang itu dihuni seorang wanita kurus dan seorang wanita gemuk.
Kedua wanita itu pun ikut tertawa cekikikan.
"Majikan baru itu kepala udang atau bukan, harus kucoba dulu baru bisa mengetahuinya!"
Wanita kurus menyahut, "Kau begitu gemuk, bagaimana akan tahu setelah mencobanya?"
Wanita gemuk tertawa. "He he! Pokoknya beres ..." sahutnya sambil terus tertawa-tawa.
Wanita kurus tertawa cekikikan.
"Hi hi hi! Karena dia majikan baru, maka kau ingin memikatnya?"
Ouw Yang Hong menggeleng-geleng ketika mendengar pembicaraan mereka.
"Tuan Besar, cepatlah kemari!" seru wanita gemuk mendadak.
Ouw Yang Hong melangkah memasuki kamar itu. Wanita gemuk tersebut terus memperhatikannya, kemudian memeriksa sekujur badan Ouw Yang Hong. Sikapnya seperti seorang tabib sedang memeriksa pasiennya.
Berselang sesaat, wanita gemuk itu tertawa seraya berseru-seru.
"Kalian semua boleh bergembira, sebab majikan baru kita ini bukan Kepala Udang!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Semua wanita yang berada di situ pun langsung bersorak-sorai penuh kegembiraan.
"Tuan Besar, bolehkah kami tahu namamu" Apakah kami setiap hari harus memanggilmu tuan besar?" sela salah seorang wanita itu.
Salah seorang wanita lagi bertanya, "Tuan Besar, kau suka wanita memanggilmu apa" Dan kau suka wanita yang bagaimana?"
Wanita-wanita itu terus saling menyerocos. Hanya seorang gadis yang tidak ikut menyerocos, gadis itu bernama Sui Cing Cing.
Ouw Yang Hong tampaknya tertarik sikap diam wanita itu.
"Mengapa kau tidak ikut bicara?"
"Mengapa aku harus ikut bicara?" jawab Sui Cing Cing, balik bertanya.
Ouw Yang Hong tersenyum. "Kalau begitu, kau ingin apa?"
Sui Cing Cing tersenyum manis seraya memandang Ouw Yang Hong.
"Kau adalah majikan baru perkampungan ini?" tanyanya, lembut.
Ouw Yang Hong manggut-manggut.
"Betul!" "Katakanlah siapa dirimu" Pendekar dalam rimba persilatan, berasal dari golongan putih atau golongan hitam" Dan apakah kau seorang pesilat tangguh di dunia persilatan?"
"Bagus sekali pertanyaanmu. Aku merupakan orang yang paling jahat di kolong langit, Si Racun Tua Ouw Yang Hong!" jawab Ouw Yang Hong menjelaskan.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Sui Cing Cing tertawa. "Kau mau apakan kami" Dilepaskan atau tetap tinggal di sini menye-nangkanmu" Ataukah . .. seperti majikan lama itu, setiap hari terus memandang kami?"
Ouw Yang Hong menyahut, namun Sui Cing Cing sudah keburu tertawa, sehingga membuat
Ouw Yang Hong tercengang.
"Mengapa kau tertawa?"
"Jen It Thian itu setiap hari datang memandang kami. Kami semua sudah bersepakat, akan membuatnya mati dengan cara kami! Kau percaya itu?"
Ouw Yang Hong menggelengkan kepala.
"Aku tidak percaya!"
Sui Cing Cing tertawa ringan.
"Kau harus percaya. Kalau kau tidak percaya, silakan coba!"
"Cara bagaimana aku mencobanya?" tanya Ouw Yang Hong.
Sui Cing Cing menatapnya, begitu pula wanita-wanita lain, semuanya juga menatap Ouw Yang Hong. Kini Ouw Yang Hong agak percaya bahwa wanita-wanita itu dapat membuat kaum lelaki mati.
Wanita setengah tua yang membawa Ouw Yang Hong ke dalam juga menatapnya.
"Tuan Besar, mereka bersedia dicoba. Apakah Tuan Besar tidak mau mencobanya di dalam Istana Semi?"
Ouw Yang Hong mengangguk. "Baiklah!"
Meski Ouw Yang Hong tidak tahu apa itu Istana Semi, tidak menghiraukan itu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Sedangkan wanita setengah tua itu membuka sebuah pintu.
Ternyata di dalam pintu itu terdapat sebuah ruang bawah tanah yang amat indah. Terlihat pula sehuah ranjang yang amat besar, cukup untuk tidur dua-tiga puluh orang.
Kesembilan wanita itu mendekati ranjang besar, kemudian duduk di pinggir-pinggirnya. Mereka terus melirik Ouw Yang Hong dengan genit dan penuh gairah. Darah Ouw Yang Hong pun mulai bergolak lagi.
Sui Cing Cing bersandar pada seorang wanita. Dia berkata pada Ouw Yang Hong dengan perlahan-lahan.
"Tuan Besar Ouw Yang, kami adalah kaum wanita. Kalau kaum lelaki dan kaum wanita saling mendekat, itu baru nikmat. Tapi tahukah kau, Jen It Thian itu tidak bisa melakukan apa-apa!"
Ouw Yang Hong manggut-manggut, kemudian menengok wanita-wanita lain, ternyata mereka sedang bercumbu-cumbuan dengan mesra. Hal itu membuat hati Ouw Yang Hong berdebar-debar.
Sui Cing Cing berkata sambil tersenyum, "Tuan Besar, mengapa kau tidak mau bersama kami" Apakah kau orang jahat di kolong langit"
Tahukah kau, apa yang menjadi kepala orang jahat?"
"Penjahat berhati jalang!" sahut Ouw Yang Hong.
Sui Cing Cing mengangguk. "Betul! Tapi tahukah kau, apa yang disebut jalang?"
Ouw Yang Hong menggeleng. "Aku tidak tahu!"
Sui Cing Cing tersenyum, sambil mendekati Ouw Yang Hong, lalu memegang tangannya.
"Tuan Besar Ouw Yang, kau harus mencobanya . . ."
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Sementara itu Bokyong Cen sedang menunggu kelahiran anaknya.
Hatinya kini betul-betul telah hampa, dia tidak ingin mati sebelum anaknya lahir. Namun dia sudah mengambil keputusan untuk mati, maka tidak mau bicara dengan Ouw Yang Hong.
Mendadak dia mendengar suara Yang Khim (Semacam Alat Musik Cina Kuno), yang membuat hatinya tersentak. Segera ia berkata pada pelayannya.
"Ada suara Yang Khim, kalian mendengar suara Yang Khim itu?"
Pelayan menggelengkan kepala.
Bokyong Cen mengerutkan kening.
"Kalian tidak mendengar?"
Pelayan menggeleng lagi. Berselang beberapa saat, suara Yang Khim itu hilang dari pendengaran Bokyong Cen. Dia menghela nafas sambil menggeleng-gelengkan kepala, kemudian mengusap perutnya seraya bergumam.
"Oh, anakku! Kau lahir di keluarga Ouw Yang. Tidak tahu kelak kau akan jadi apa, semoga ibumu di alam baka nanti dapat melindungimu!"
Seusai bergumam, Bokyong Cen lalu bertanya pada salah seorang pelayannya yang berdiri di situ.
"Kalian tahu tuan besar pergi berbuat apa?"
Salah seorang pelayan menyahut.
"Kami dengar, di tempat itu tersimpan berbagai macam benda mustika dan wanita cantik, mungkin tuan besar ke sana melihat-lihat!"
Bokyong Cen manggut-manggut.
"Aku sudah tahu, kalian boleh pergi beristirahat!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Setelah kedua pelayan pergi, Bokyong Cen duduk tercenung dengan mata bersimbah air. Dia tahu, sesudah Ouw Yang Hong pergi ke tempat itu, tentunya akan terpikat oleh wanita-wanita cantik di sana, tidak akan kemari menengoknya lagi. Itu membuat air matanya meleleh deras . . .
Sementara itu, Ouw Yang Hong merasa puas sekali, karena dikerumuni wanita-wanita cantik. Ouw Yang Hong merupakan lelaki normal. Tentu akan membutuhkan kaum wanita menemaninya.
Sementara wanita-wanita cantik itu dapat memuaskannya, membuatnya merasa senang, gembira dan nyaman.
Sui Cing Cing tiduran di kakinya. Anak gadis itu memang luar biasa, dapat menghangatkan hati Ouw Yang Hong dengan perkataan-perkataan yang menyentuh hati.
"Kau gembira tidak?"
Ouw Yang Hong tidak menyahut. Dia bangkit berdiri perlahan-lahan sambil memandangi para wanita cantik.
"Kalian katakan, apakah aku ini merupakan Kepala Udang?"
Para wanita cantik itu langsung memeluknya erat-erat, wajah mereka tampak berseri-seri.
"Kalian tidak usah tinggal di sini lagi, tinggal bersama saja! Kalian setuju?"
Para wanita cantik itu bersorak girang sambil manggut-manggut.
"Kalian dengar baik-baik, kalau tak ada perintah dariku, kalian jangan melakukan apa-apa! Siapa berani membangkang, pasti kuhukum mati!"
Para wanita cantik itu mengangguk, semua setuju peringatan Ouw Yang Hong itu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Aku memang menyukai wanita cantik, juga menyukai warna putih.
Maka mulai sekarang, kalian tidak boleh mengenakan pakaian warna lain, harus mengenakan pakaian warna putih, itu agar aku lebih menyukai kalian."
Sui Cing Cing berkata sambil tersenyum, "Tuan Besar sungguh luar biasa, dapat membuat kami tunduk padamu. Pokoknya mulai sekarang, Tuan Besar bilang apa, kami pasti menurut."
Sui Cing Cing dan wanita cantik lainnya, segera pergi bersalin pakaian dengan wajah beseri-seri penuh kegembiraan.
Ouw Yang Hong duduk di ranjang besar itu termenung. Tak lama kemudian terdengar suara Sui Cing Cing.
"Tuan Besar, kami masuk! Silakan melihat kami yang telah mengenakan pakaian putih!"
Ouw Yang Hong manggut-manggut.
"Masuklah!" Sui Cing Cing dan wanita cantik lain berjalan ke dalam, mereka berjalan dengan lemah gemulai. Setelah mengenakan pakaian putih, mereka kelihatan lebih cantik.
Sui Cing Cing berkata dengan lembut, "Tuan Besar, kami sembilan orang sudah mengambil ke-putusan untuk melayanimu selama-lamanya . . ."
Ouw Yang Hong manggut-manggut, kemudian berkata pada Cong Koan.
"Sudah cukup aku melihat wanita-wanita ini, kau kumpulkan mereka semua, agar mereka dapat melayaniku secara baik. Kalau mereka bisa menyenangkan hatiku, sudah pasti akan memperoleh manfaatnya. Tapi apabila mereka tidak menurut kepadaku, aku pasti membunuh mereka!"
Cong Koan mengangguk. KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Beritahukan pada mereka, kalau mereka setuju, kau boleh mengatur suatu tempat yang lebih layak untuk mereka dan sewaktu-waktu aku akan berkunjung ke sana."
Cong Koan mengangguk, kemudian memberi hormat dan berjalan pergi meninggalkan tempat itu.
Sejak Ouw Yang Hong menjadi majikan per-kampungan Pek Tho San Cung, kian hari kian bertambah sewenang-wenang, sehingga membuat para penghuni perkampungan itu amat segan dan takut padanya.
Kini Ouw Yang Hong sudah tidak bersama Bokyong Cen, dan Bbkyong Cen pun tidak memper-dulikannya, hanya berharap cepat-cepat melahirkan anaknya.
Pada suatu hari Ouw Yang Hong mendekati Bokyong Cen. Ternyata Ouw Yang Hong juga berharap anaknya cepat-cepat lahir.
"Kakak ipar, bagaimana keadaanmu" Baik-baik saja?"tanyanya.
Sesungguhnya Bokyong Cen tidak mau meng-gubrisnya, namun merasa tidak enak, maka segera menyahut.
"Terimakasih atas perhatianmu, aku baik-baik saja."
"Beberapa hari ini aku amat sibuk berlatih, maka tidak datang menengokmu. Aku harap kau tidak mempersalahkanku!" kata Ouw Yang Hong sambil memandangnya.
Mendadak Bokyong Cen mengucurkan air mata.
"Ouw Yang Hong, mengapa kau membohongi-ku" Mengapa kau kemari membohongiku" Kau pergi ke tempat para wanita cantik itu!
Ya, kan?" katanya dengan sengit.
Ouw Yang Hong tidak menyahut.
"Kau sungguh gembira kan" Aku tahu kau sudah tidak memperdulikan mati hidupku, kau pun tidak memperdulikan anak yang ada di dalam kandunganku! Kuberitahukan padamu, aku masih memandang muka Ouw Yang Coan dan mengingat pula hubungan
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
kita, maka aku akan melahirkan anak ini. Setelah itu, aku akan cari mati, kau tidak perlu berpura-pura menaruh perhatian padaku.
Ouw Yang Hong tidak mengucapkan sepatah kata pun, hanya tampak keningnya berkerut-kerut.
"Kau bersama wanita-wanita itu, bukan?" tanya Bokyong Cen.
Mendengar pertanyaan Bokyong Cen itu, Ouw Yang Hong makin merasa sebal kepadanya.
"Tidak salah, aku memang bersama mereka!" sahutnya.
Bokyong Cen manggut-manggut.
"Ouw Yang Hong, di sana ada dua puluh tujuh wanita cantik, tentunya kau merasa puas sekali, kan?" katanya.
"Betul! Aku adalah seorang lelaki yang membutuhkan wanita. Karena kau tidak bisa bersamaku, maka aku bersama mereka, itu wajar, kan?" sahut Ouw Yang Hong.
"Memang wajar! Kini kau adalah majikan per-kampungan ini, siapa berani membangkang perintahmu" Saat ini kau merupakan orang yang beruntung di kolong langit ..." kata Bokyong Cen dengan dingin.
Bokyong Cen tidak mampu melanjutkan ucapannya karena tidak tahan menahan rasa kesal dan duka dalam hatinya.
Ouw Yang Hong menatapnya sambil tertawa dingin. Dulu dia amat mencintai Bokyong Cen, namun kini cintanya sudah sirna entah ke mana. Semua itu memang sudah merupakan nasib Bokyong Cen.
Seandainya pada waktu itu dia mau mendengar penjelasan Ouw Yang Hong, tentunya sikap Ouw Yang Hong tidak akan berubah menjadi seperti itu.
"Ouw Yang Hong, lebih baik kau jangan kemari lagi! Kalau aku sudah melahirkan, kau pasti ku-beritahu," kata Bokyong Cen.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong tampak agak tertegun. Dia menatap wanita itu dengan kening berkerut-kerut, namun tidak berkata sepatah pun.
"Ketika itu aku telah salah melihat, aku telah salah melihat . . ." kata Bokyong Cen lagi.
Akan tetapi kata-katanya terputus, karena tidak kuat menahan rasa sedih. Dia terisak-isak dan air matanya mengucur deras.
Sedangkan Ouw Yang Hong jadi serba salah. Berselang sesaat barulah dia membuka mulut.
"Kakak ipar, aku kemari karena rindu padamu. Kau jangan bersikap demikian padaku!"
"Ouw Yang Hong, sudah kukatakan, kau tidak perlu berkata apa pun lagi di hadapanku. Kalau bayi ini sudah lahir, pasti kuserahkan padamu, karena memang darah dagingmu. Setelah itu, aku akan mati di hadapanmu," sahut Bokyong Cen.
Mendadak Ouw Yang Hong teringat sesuatu.
"Kakak ipar, aku memperoleh sebuah Yang Khim di dalam perkampungan ini. Aku ingin memainkannya agar hatimu bisa tenang," katanya segera.
"Tidak perlu! Aku justru tidak tahu apa yang masih kau inginkan dalam hatimu! Namun aku tahu, kau akan tidak memperoleh apa pun!" sahut Bokyong Cen dingin.
Kening Ouw Yang Hong berkerut-kerut mendengar kata-kata itu.
"Baik! Aku tidak akan kemari lagi!" ujarnya dengan tegas.
Ouw Yang Hong membalikkan badannya me-ninggalkan kamar itu.
Dia menuju ruang latihan dengan kepala tertunduk.
Sampai di ruang itu, dia duduk termenung. Teringat olehnya akan kehebatan kepandaian Ong Tiong Yang, Toan Hong Ya, Oey Yok Su, Su Ciau Hwa Cu dan Ang Cit Kong. Oleh karena itu, dia mengambil
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
keputusan untuk terus berlatih Ha Mo Kang, Hong Hoang Lak, Tongkat Ular dan Yang Khim besi yang kini telah dijadikan senjata.
Ouw Yang Hong pun berpikir tentang kitab pusaka Kiu Im Cin Keng.
Kitab itu pasti merupakan kitab pelajaran ilmu silat yang amat luar biasa. Kalau tidak, bagaimana mungkin begitu banyak tokoh persilatan ingin memilikinya"
Karena itu, Ouw Yang Hong bertekad merebut kitab pusaka tersebut di Gunung Hwa San lima tahun kemudian. Bahkan dia juga ingin merebut gelar Jago Nomor Wahid di Kolong Langit.
Di saat dia sedang berpikir, mendadak terdengar suara langkah yang amat ramai, dan suara teriak-teriakan.
"Maling! Jangan sampai dia lolos!"
Ouw Yang Hong segera berhambur ke luar dan langsung meloncat ke atas atap rumah. Dilihatnya seseorang terus melesat, justru menuju kamar Bokyong Cen.
Pada hal Ouw Yang Hong tidak ingin bertemu Bokyong Cen lagi.
Namun dia masih ingat bahwa
Bokyong Cen sedang hamil. Anak dalam kandungannya adalah darah dagingnya sendiri. Maka dia segera melesat ke kamar Bokyong Cen dengan mengerahkan ginkang.
Akan tetapi, mendadak bayangan itu berkelebat laksana kilat, seketika juga lenyap dari pandangannya.
"Sungguh hebat ginkang orang itu!" pujinya.
Ouw Yang Hong meloncat turun ke halaman di depan kamar Bokyong Cen. Dia menengok ke sana ke mari, tapi tidak melihat siapa pun dan juga tidak terdengar suara apa pun.
Mendadak hati Ouw Yang Hong tersentak. Mungkinkah orang itu masuk ke kamar Bokyong Cen" Tanyanya dalam hati.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Dia cepat-cepat mendekati jendela kamar Bokyong Cen, lalu mengintip ke dalam. Tampak lampu kamar itu masih menyala, namun dia tidak tahu Bokyong Cen sudah tidur atau belum.
Ouw Yang Hong ingin menerobos ke dalam, tapi tadi Bokyong Cen sudah melarangnya datang. Maka dia menjadi termangu-mangu di luar kamar itu.
Di saat dia sedang termangu-mangu, mendadak terdengar suara Bokyong Cen. "Siapa kau?"
Orang itu menyahut dengan suara rendah, maka Ouw Yang Hong tidak dapat mendengar dengan jelas.
"Aku tidak kenal kau!" kata Bokyong Cen.
Orang itu berkata lagi dengan suara rendah. Maka Ouw Yang Hong tetap tidak mendengarnya. Hal itu membuatnya amat penasaran, lalu menghimpun hawa murninya untuk mendengar. Setelah itu barulah dapat mendengar kata-kata orang itu dengan jelas.
"Pangcu (Ketua) mengutusku kemari untuk mengundang Nona.
Kalau Nona leluasa, harap segera ke markas! Pangcu juga bilang, kalau Nona kurang enak badan, maka aku harus baik-baik memperlakukan Nona." Terdengar orang itu berkata.
"Kau bilang pangcumu sakit keras, betulkah itu?" tanya Bokyong Cen.
"Agar Nona tahu, pangcu sudah mengatur semua urusan besar di dalam markas, karena pangcu tahu kali ini sulit terhindar dari bahaya," sahut orang itu.
Bokyong Cen diam sesaat. "Seharusnya aku ikut kau pergi menjenguk pangcu. Namun badanku sulit untuk diajak berjalan jauh. Harap kau sudi memberitahukan kepada pangcu!" katanya kemudian.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Pangcu sudah sekarat. Beliau ingin melihat Nona, tapi Nona menolak. Sungguh kami kecewa!"
Bokyong Cen mengangguk. "Baiklah! Aku akan ikut kau ke sana!"
Betapa girangnya orang itu. Dia langsung mengucapkan terimakasih kepada Bokyong Cen.
"Beritahukan kepada tuan besar bahwa aku sudah pergi! Mengenai anak dalam kandunganku, setelah lahir pasti kuserahkan kepadanya," kata Bokyong Cen kepada pelayannya.
Usai berkata, Bokyong Cen lalu membuka pintu Orang itu berjalan duluan, Bokyong Cen mengikutinya dari belakang.
Ouw Yang Hong ingin menghalangi mereka, namun niatnya itu dibatalkannya. Kemudian dia berpikir selama ini Bokyong Cen tidak memper-du (ikannya, tapi begitu mendengar pangcu itu ingin menemuinya, dia langsung pergi tanpa memikirkan kandungannya.
Oleh karena itu, Ouw Yang Hong ingin tahu sebetulnya siapa pangcu itu.
Dia menguntit mereka berdua. Tak lama mereka sampai di sebuah rimba. Tampak lima enam orang berpakaian hitam berdiri di sana.
Ketika melihat orang itu berhasil membawa Bokyong Cen, mereka langsung bersorak girang.
Salah seorang berpakaian hitam menarik seekor kuda ke hadapan Bokyong Cen, lalu mempersilakannya naik.
Bokyong Cen menurut dan segera meloncat ke punggung kuda.
Kemudian yang lain pun segera meloncat ke punggung kuda masing-masing.
Begitu menyaksikan cara mereka meloncat ke punggung kuda, Ouw Yang Hong tahu bahwa mereka adalah kaum rimba persilatan yang berkepandaian tinggi.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Sementara kuda-kuda itu sudah mulai berlari dengan kencang sekali meninggalkan tempat itu. Ouw Yang Hong mengerahkan ilmu ginkang Hong Hoang Lak untuk mengikuti mereka.
Tak seberapa lama kemudian, kuda-kuda itu sudah berlari belasan mil, lalu sampai di sebuah rimba Mereka berhenti, sekaligus menambatkan kuda masing-masing di pohon.


Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Orang itu memapah Bokyong Cen turun dari kuda, kemudian menuntunnya ke dalam rimba itu.
Mendadak terdengar suara bentakan keras.
"Siapa" Cepat berhenti!"
Ternyata suara bentakan itu ditujukan kepada Ouw Yang Hong yang menguntit mereka. Bahkan terdengar pula suara desiran di belakangnya.
Ouw Yang Hong cepat-cepat membalikkan badannya, sekaligus melancarkan sebuah pukulan.
Seketika terdengar suara teriakan. Ouw Yang Hong memandang, tampak seseorang berdiri tak bergerak di depan pohon. Sepasang tangan orang itu berada di depan dada, kelihatannya ingin mengadu nyawa dengan Ouw Yang Hong.
Ouw Yang Hong tercengang, sebab pukulannya tadi mengandung tenaga yang amat kuat, tapi orang itu tak bergeming sedikit pun.
Ouw Yang Hong memperhatikannya. Ternyata nafas orang itu sudah putus, hanya saja badannya bersandar pada pohon.
Ouw Yang Hong melesat ke depan, tak lama sudah sampai di depan sebuah kuil tua. di sekitar kuil itu tumbuh rumput ilalang yang amat tinggi.
Ouw Yang Hong berendap-endap mendekati kuil itu. Tampak begitu banyak orang duduk mengerumuni seseorang yang sedang sekarat.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Orang yang membawa Bokyong Cen memberi hormat, lalu berkata.
"Lapor pada Pangcu, hamba sudah berhasil mengundang Nona Bokyong kemari!"
Bokyong Cen berdiri di belakang orang itu. Setelah orang tersebut melapor kepada sang pangcu, barulah Bokyong Cen memandang pangcu itu lalu membungkukkan badannya meraba sang pangcu.
"Kau ya" Kok tidak bersuara?" tanyanya.
Sang pangcu menghela nafas perlahan, lalu berkata terputus-putus.
"Seharusnya kau tahu siapa aku. Pertama kali aku menolongmu, kau tidak melihat wajahku. Kita bertemu kedua kalinya, matamu sudah buta, tidak dapat melihat wajahku. Nona Bokyong, kau baik-baik saja?"
"Setelah mendengar suaramu, aku sudah tahu siapa kau. Lain kali kalau kita bertemu aku pasti mengenali suaramu," sahut Bokyong Cen.
Sang pangcu itu tertawa getir.
"Aku menyuruhmu kemari karena aku amat mencemaskanmu. Aku sudah hampir mati, bagaimana masih ada lain kali untuk bertemu?"
"Hidup memang harus mati. Manusia mana yang tidak akan mati"
Kau hampir mati, aku pun begitu juga. Maka kita tidak akan bertemu kembali," kata Bokyong Cen.
Pangcu itu terpaksa tertawa, lalu berkata dengan suara parau.
"Nona Bokyong, kau jangan bergurau! Aku sudah tua, lagi pula menderita sakit keras yang tak bisa diobati. Kau masih muda, kenapa bilang sudah hampir mati?"
Usai berkata, orang itu terbatuk-batuk beberapa kali.
Bokyong Cen menjulurkan tangannya untuk meraba mulut sang Pangcu seraya bertanya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kau muntah darah kan?"
"Bukan cuma muntah darah, nafasku pun hampir putus . . ." sahut sang Pangcu.
"Orang itu memberitahukan padaku, bahwa kau sakit keras. Kini aku sudah berada di sini, apa yang harus kulakukan untukmu?" tanya Bokyong Cen.
Sang Pangcu tertawa sedih lalu menyahut.
"Fiat Cang Pang turun-temurun sudah hampir sepuluh generasi. Tiap generasi pasti diketuai oleh seorang gagah, namun sampai di tanganku justru mengalami kemerosotan. Dendam perkumpulan sulit dibalas, maka sungguh percuma aku jadi ketua Tiat Ciang Pang . . ."
Ketika berkata sampai di situ, pangcu yang bernama Siangkoan Wie itu mengucurkan air mata.
"Bagaimana kau bukan seorang gagah" Menurutku kau adalah seorang yang amat gagah," kata Bokyong Cen.
Siangkoan Wie tersenyum sedih mendengar kata-kata Bokyong Cen itu, sementara semua orang cuma diam. Yang berbicara hanya sang Pangcu dan Bokyong Cen.
Ouw Yang Hong yang bersembunyi di tempat yang gelap, mendengar semua pembicaraan mereka. Dia pun sudah tahu bahwa orang tua yang sekarat itu adalah Siangkoan Wie, ketua Tiat Ciang Pang. Dia berkata dalam hati, walau ketua Tiat Cang Pang itu pernah menyelamatkan Bokyong Cen, tapi masih tidak pantas disebut sebagai seorang gagah, dan juga Bokyong Cen tidak usah merasa berhutang budi padanya, lagi pula tidak perlu bersikap begitu ramah dan lembut terhadapnya. Ternyata ketika menyaksikan sikap Bokyong Cen terhadap Siangkoan Wie, hati Ouw Yang Hong pun merasa panas sekali. Kalau bukan karena
Siangkoan Wie sudah sekarat, Ouw Yang Hong pasti sudah turun tangan membunuhnya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Sedangkan Bokyong Cen mana tahu keberadaan Ouw Yang Hong di tempat yang gelap memperhatikan gerak geriknya.
Kemudian Siangkoan Wie berkata lagi.
"Nona Bokyong, aku lihat kau di Perkampungan Pek Tho San Cung,'tidak begitu gembira. Kalau kau merasa bosan tinggal di sana, lebih baik ikut para anggotaku ke markas Tiat Ciang Pang di Gunung Ngo Ci Hong. Apabila Ouw Yang Hong ke sana mencarimu, tentu para anggotaku akan bertanggung jawab tentang itu. Dia pasti tidak bisa berbuat apa-apa. Bagaimana menurutmu?"
Semula Bokyong Cen mengangguk, tapi kemudian menggelengkan kepala. Dia amat ber-terimakasih atas kebaikan Siangkoan Wie. Tapi kalau dia ikut ke markas Tiat Ciang Pang, sudah barang tentu akan menyusahkan perkumpulan tersebut, sebab Ouw Yang Hong pasti
.ke sana mencarinya, dan itu akan membuat hatinya tidak te-nang.
Sedangkan Ouw Yang Hong yang bersembunyi itu berkertak gigi. Dia sudah mengambil suatu keputusan, apabila pihak Tiat Ciang Pang berhasil membujuk Bokyong Cen berangkat ke Gunung Ngo Ci Hong, maka dia akan membunuh mereka semua.
Siangkoan Wie mendongakkan kepala. Kelihatannya pangcu itu sedang mencari seseorang yang berada di tempat itu.
Orang yang membawa Bokyong Cen tadi berlutut di hadapannya.
"Suhu, semua anggota berada di sini. Suhu ingin bicara dengan siapa?" katanya dengan hormat.
"Cepat papah aku bangun!" perintahnya, tanpa menjawab pertanyaan orang itu.
Orang itu segera memapah Siangkoan Wie. Pangcu itu duduk lalu memandang para anggotanya.
"Sejak berdirinya Tiat Ciang Pang di Gunung Ngo Ci Hong, memang pernah melahirkan seorang aneh yang berkepandaian tinggi. Akan tetapi, begitu sampai di tanganku, Tiat Ciang Pang justru mengalami kemerosotan dan juga bernama busuk di dunia persilatan" Siapa
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
yang melakukan kejahatan-kejahatan itu, kalian pasti tahu. Aku tidak akan mengusut tentang itu. Namun setelah kuturunkan kedudukanku kepada generasi baru, kuharap dia dapat mengangkat tinggi partai Tiat Ciang Pang kita, mampu bersaing dengan Kay Pang maupun dengan Siau Lim Pay."
Para anggota Tiat Ciang Pang berlutut serentak di hadapan Siangkoan Wie. Mereka semua menunggu pesan sang ketua.
Siangkoan Wie mengeluarkan suatu benda dari dalam bajunya.
Warnanya agak kehitam-hitaman. Ternyata benda itu adalah benda kepercayaan Partai Tiat Ciang Pang, yaittu sebuah Telapak Tangan Besi.
Begitu melihat benda tersebut, mereka semua segera memberi hormat. Siangkoan Wie mengangkat tinggi Telapak Tangan Besi itu seraya berkata.
"Para anggota Tiat Ciang Pang dengarlah baik-baik! Aku akan menyerahkan benda kepercayaan Tiat Ciang Pang ini kepada Ciu Cian Jen. Dialah yang akan menggantikan kedudukanku sebagai ketua Tiat Ciang Pang."
Bukan main terkejutnya para anggota Tiat Ciang Pang itu. Mereka semua tidak menduga sebelumnya. Sebab mereka yang hadir itu rata-rata berkepandaian tinggi dalam Tiat Ciang Pang dan dalam pertemuan itu hadir pula tiga orang paman guru Siangkoan Wie dan saudara seperguruannya. Usia Ciu Cian Jen paling muda di antara mereka, tapi justru dia yang akan menggantikan kedudukan Siangkoan Wie. Hal itu membuat mereka terkejut dan kemudian mengajukan protes.
"Tunggu, Siangkoan Wie! Apakah kau sudah pikun?" kata seorang tua berjenggot panjang dengan dingin.
"Susiok (Paman Guru), urusan ini amat penting. Bagaimana mungkin aku pikun?" sahut Siangkoan Wie sambil menatapnya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kau masih ingat memanggilku susiok" Kedudukan ketua sampai di tanganmu, justru Tiat Ciang Pang mengalami kemerosotan. Ketika berada di rumah makan itu Su Ciau Hwa Cu, ketua Kay Pang telah menghinamu habis-habisan, tapi kau diam saja membiarkannya menghinamu, itu sudah merupakan kesalahanmu. Kini kau malah ingin menyerahkan kedudukanmu kepada murid yang termuda. Lalu bagaimana Tiat Ciang Pang menjejakkan kaki di dunia persilatan lagi?"
Siangkoan Wie memandang orang tua itu, lalu berkata perlahan-lahan.
"Apakah Susiok menganggapku pilih kasih, maka menyerahkan kedudukan ketua kepada Ciu Cian Jen?"
Orang tua itu mengangguk.
"Tidak salah, baru beberapa tahun menjadi anggota Tiat Ciang Pang.
Lagi pula usianya masih di bawah dua puluh tahun. Bagaimana mungkin boleh diangkat sebagai ketua" Kepandaiannya masih rendah, tentunya para anggota tidak akan setuju!"
Nafas Siangkoan Wie memburu. Dia memandang para anggota Tiat Ciang Pang, kemudian bertanya terputus-putus.
"Kalian . . . kalian juga sependapat dengan susiok?"
Mereka saling memandang sejenak, kemudian menyahut dengan serentak dan tegas.
"Tidak salah! Kami tidak setuju Ciu Cian Jen menjadi pangcu!"
Sementara Ciu Cian Jen diam saja.
"Ciu Cian Jen, kenapa kau diam saja?" tanya Siangkoan Wie sambil memandangnya.
"Suhu sedang berbicara dengan thai susiok (Kakek Paman Guru) dan para susiok, teecu tidak berani turut campur," sahut Ciu Cian Jen sambil memberi hormat.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Orang tua itu tampak gusar sekali.
"Kau bilang apa" Tidak berani turut campur" Apakah kau ingin menentang kami?" bentaknya.
Ouw Yang Hong yang besembunyi di tempat gelap juga merasa heran, sebab Siangkoan Wie cukup terkenal di dunia persilatan, namun mengapa begitu ceroboh memilih seorang ketua baru"
Muridnya itu masih begitu kecil, bagaimana mungkin menjadi ketua"
Akan tetapi, setelah mendengar apa yang dikatakan orang tua itu, kini Ouw Yang Hong sudah ingat siapa anak muda itu. Ternyata dia anak kecil yang telah menyelamatkan nyawa Siangkoan Wie, ketika Su Ciau Hwa Cu ingin membunuh ketua itu. Mungkin karena itu Siangkoan Wie memilihnya menjadi ketua. Namun, para tetua dan para saudara seperguruan Siangkoan Wie, sudah pasti tidak akan menyetujui anak muda itu diangkat menjadi ketua baru Tiat Ciang Pang.
Mendadak badan Siangkoan Wie sempoyongan. Bokyong Cen cepat-cepat menahannya agar tidak jatuh.
"Susiok, tadi Susiok bilang berdasarkan kungfu yang dimilikinya, Ciu Cian Jen dapat menundukkan para anggota?"
Orang tua itu mengangguk.
"Tidak salah!" "Nona Bokyong, silakan duduk di sisiku!" kata Siangkoan Wie kepada Bokyong Cen.
Bokyong Cen juga tergolong kaum rimba persilatan. Dia tahu saat ini mereka sedang berdebat. Kalau emosi tentu akan terjadi gebrakan.
Maka Siangkoan Wie menyuruh Bokyong Cen duduk di sisinya, itu demi keselamatan wanita tersebut.
Bokyong Cen amat gusar dalam hati, sebab keadaan Siangkoan Wie sudah terdesak, tapi Ciu Cian Jen itu cuma diam saja, tidak
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
melakukan suatu apa pun. Bagaimana dia bisa menggantikan kedudukan Siangkoan Wie"
Sementara Siangkoan Wie sudah duduk. Mendadak dia menunjuk Hiolou (Tempat Pendupaan) dengan Telapak Tangan Besi seraya berkata.
"Kita adalah Tiat Ciang Pang, malang melintang di rimba persilatan tidak mengandalkan senjata, melainkan mengandalkan sepasang telapak tangan! Kalian bilang Ciu Cian Jen tidak mampu, lalu siapa yang mampu" Nah, siapa yang mampu memukul Hiolou besar ini hingga telapak tangannya berbekas di situ boleh diangkat menjadi ketua Tiat Ciang Pang!?
Tampak seseorang berjalan mendekati hiolou besar itu. Dia adalah adik seperguruan Siangkoan Wie.
"Suheng, selama ini aku selalu menuruti per-kataanmu. Tapi kali ini merupakan urusan besar, aku harus melakukannya," ujarnya sambil memberi hormat.
Usai berkata, orang itu langsung memukul ke arah hiolou besar tersebut dan telapak tangannya berbekas di situ.
Ouw Yang Hong merasa kagum akan kehebatan ilmu pukulan telapak besi orang itu.
Sementara yang lain juga sudah ikut melakukannya. Tampak enam belas bekas telapak tangan di hiolou besar itu, ada yang tampak samar-samar, ada juga yang tampak jelas dan dalam. Terutama orang tua yang berdebat dengan Siangkoan Wie. Telapak tangannya berbekas paling jelas dan dalam di hiolou tersebut.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Bab 28 Siangkoan Wie kelihatan tidak mau menyaksikan bekas telapak tangan di hiolou besar itu. Dia memejamkan matanya seraya berkata kepada Ciu Cian Jen.
"Kau juga harus melakukannya!"
Ciu Cian Jen segera memberi hormat.
"Suhu, kepandaian teecu masih rendah, lebih baik teecu tidak melakukannya."
Siangkoan Wie tersenyum. "Ciu Cian Jen, tadi kau tidak memapahku, sebaliknya membiarkan Nona Bokyong Cen memapahku duduk. Aku tahu kau ingin menjadi ketua. Siapa tidak paham tentang itu" Aku menghendaki Tiat Ciang Pang berkembang pesat di dunia persilatan dengan dirimu yang penuh akal. Namun kalau kau tidak bersedia menjadi ketua, aku pasti akan membiarkan (hai susiok dan susiokmu mem-bunuhmu!
Karena kau tidak mau mengembangkan Tiat Ciang Pang, maka harus dilenyapkan!"
Ketika mendengar apa yang dikatakan Siangkoan Wie, hati Ouw Yang Hong gembira sekali. Sebab semua orang bilang Ouw Yang Hong merupakan si Racun Tua yang tak berperasaan dan amat sadis. Namun semua orang di kolong langit justru bersifat demikian.
Seperti halnya dengan Siangkoan Wie, berpura-pura baik terhadap siapa pun, tapi ketika menghadapi urusan besar, malah ingin melenyapkan muridnya sendiri. Hati semua orang di kolong langit memang serupa. Kata Ouw Yang Hong dalam hati.
Sedangkan Ciu Cian Jen terkejut bukan main, sehingga berdiri tertegun di tempat.
'Cian Jen, urusan hari ini kalau kau tidak mau jadi ketua, maka harus mati!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ciu Cian Jen kelihatan serba salah. Dia memandang thai susiok dan para susioknya, lalu memandang gurunya yang telah kehilangan kekuasaannya itu sampai lama sekali.
"Baik! Karena itu perintah guru, maka teecu akan melaksanakannya," katanya kemudian.
Semua orang tidak memandang Ciu Cian Jen dalam mata, sebab semua telapak tangan yang berbekas di hiolou besar itu, rata-rata memiliki Iwee kang yang amat tinggi, sedangkan Ciu Cian Jen cuma merupakan seorang pemuda, bagaimana mungkin memiliki Iwee kang seperti mereka"
Sementara Ciu Cian Jen sudah mendekati hiolou besar itu. Mendadak dia membentak keras sambil mendorongkan sepasang tangannya pada hiolou besar tersebut. Menyaksikan itu, semua orang tertawa dalam hati.
Setelah telapak tangan Ciu Cian Jen menempel pada hiolou besar itu, berselang sesaat, barulah ditarik kembali sambil melangkah mundur dengan wajah murung.
Semua orang tertawa dingin, begitu pula orang tua itu.
"Siangkoan Wie, lihatlah baik-baik! Telapak tangan yang berbekas paling jelas dan dalam adalah telapak tanganku."
Orang tua itu mendekati hiolou besar dengan dada terangkat.
Semua orang yang berada di situ, tak seorang pun berada di dalam matanya. Ketika dia memandang hiolou besar itu, mendadak air mukanya berubah hebat sepertinya melihat hantu di tengah malam, dan mulutnya bergumam. "Ini ... ini . . ."
Semua orang tidak tahu apa sebabnya air muka orang tua itu berubah. Oleh karena tu, mereka pun maju mendekati hiolou besar itu. Setelah memperhatikan hiolou besar itu, mulut mereka pun ternganga lebar. Ternyata pada bagian atas hiolou besar itu terdapat bekas sepasang telapak tangan yang amat jelas dan dalam, kelihatannya seperti dicetak ke dalam. Itu adalah bekas sepasang telapak tangan Ciu Cian Jen.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Setelah menyaksikan bekas telapak tangan itu, semua orang membungkam. Mereka tidak menyangka bahwa Ciu Cian Jen yang masih semuda itu telah memiliki Iwee kang yang amat tinggi. Kalau mereka tidak menyaksikannya dengan mata kepala sendiri, tentu tidak akan percaya bahwa itu adalah bekas sepasang telapak tangan Ciu Cian Jen.
Siangkoan Wie tidak berbicara dan sepasang matanya tetap terpejam. Sedangkan yang lain berdiri diam di tempat.
Berselang beberapa saat, barulah orang tua itu berkata.
"Ciu Cian Jen, aku sungguh kagum akan Iwee kangmu yang begitu tinggi! Tapi tidak cukup hanya berdasarkan Iwee kang, harus disertai pula dengan ilmu ginkang yang tinggi, itu merupakan ilmu an-dalan Tiat Ciang Pang."
Tanpa sepatah kata pun Cu Cian Jen berjalan ke hadapan semua orang dengan wajah tidak memperlihatkan ekspresi apa pun. Dia mengeluarkan belasan uang tembaga, kemudian dilemparkannya ke atas.
Semua orang tidak tahu apa yang sedang di-lakukannya, hanya ikut memandang ke atas. Belasan uang tembaga itu jatuh dan menancap separuh di lantai.
Ciu Cian Jen mengambil benang yang amat halus, lalu diikatkannya pada lubang salah satu uang tembaga itu, dan kemudian disambungkan pada uang tembaga yang lain.
Semua orang terbelalak, karena tidak tahu apa yang akan dilakukannya. Ciu Cian Jen memberi hormat kepada gurunya, lalu mendadak mencelat ke atas benang itu, dan berkelebat ke sana ke mari di atas benang tersebut. Berselang sesaat, barulah dia berhenti di hadapan semua orang.
Semua orang memandang uang tembaga yang menancap di lantai, juga memperhatikan benang yang terikat pada uang tembaga itu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Mata mereka terbelalak dan mulut ternganga lebar. Ternyata uang tembaga yang menancap di lantai itu sama sekali tidak berubah dan benang itu pun tidak putus, bahkan di lantai tidak berbekas jejak kaki.
Bukan main! Siapa pun tidak menyangka bahwa Ciu Cian Jen yang masih muda itu memiliki ginkang yang begitu tinggi.
Semua orang memandang Ciu Cian Jen dengan kagum. Walau masih muda tapi kepandaiannya sudah hampir menyamai kepandaian Siangkoan Wie.
Ouw Yang Hong juga terkejut menyaksikannya, sebab Ciu Cian Jen baru berusia belasan tahun, namun sudah memiliki kepandaian yang begitu tinggi. Kelak dia pasti akan menjadi orang aneh dalam rimba persilatan.
Ouw Yang Hong juga berpikir, apabila bertanding dengan Ciu Cian Jen, dalam sepuluh jurus belum tentu dapat mengalahkannya.
Sementara Siangkoan Wie berbicara dengan Bokyong Cen. Wajah wanita itu tampak berseri. Akan tetapi, orang lain tidak dapat mendengar pembicaraan mereka sebab Siangkoan Wie menggunakan ilmu penyampai suara. Hanya tampak bibirnya bergerak-gerak, sedangkan Bokyong Cen manggut-manggut.
Setelah itu, barulah Siangkoan Wie berkata.
"Siapa yang tidak setuju jabatan ketua kuserahkan kepada Ciu Cian Jen?"
Semua orang diam, hanya orang tua itu yang berkata.
"Kau ingin menyerahkan jabatan ketua kepadanya, kami pun tidak akan bilang apa-apa lagi. Kau adalah ketua, urusan besar dalam partai memang ada di tanganmu!"
Para anggota Tiat Ciang Pang amat menghormati orang tua itu. Kini dia berkata begitu, secara tidak langsung telah mengakui Ciu Cian Jen sebagai ketua baru Tiat Ciang Pang.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Siangkoan Wie berkata dengan suara parau.
"Aku Siangkoan Wie ketua Tiat Ciang Pang generasi kedua puluh, dengan rela menyerahkan jabatan ketua kepada murid pewaris bernama Ciu Cian Jen. Julukannya adalah Tiat Ciang Sui Sang Phiau (Telapak Besi Mengambang Di Permukaan Air). Kuserahkan benda kepercayaan partai kepada Ciu Cian Jen, harap ketua dapat mengembangkan Tiat Ciang Pang hingga sejajar dengan Kay Pang dan Siau Lim Si!"
Ciu Cian Jen segera maju untuk menerima Telapak Besi benda kepercayaan Tiat Ciang Pang. Setelah menerima Telapak Besi itu, dia bersumpah.
"Aku Ciu Cian Jen menerima jabatan ketua. Mulai hari ini aku pasti berjuang demi mengangkat nama Tiat Ciang Pang, agar tidak tersisih oleh partai lain!"
Setelah Ciu Cian Jen mengangkat sumpah, nafas Siangkoan Wie bertambah lemah, namun wajahnya tampak berseri-seri.
"Suruhlah mereka pergi! Aku tidak ingin melihat mereka lagi,"
perintahnya kepada Ciu Cian Jen dengan suara rendah. Tapi kini dia adalah ketua Tiat Ciang Pang, maka melakukan sesuatu harus tegas, sesuai dengan kewibawaan seorang ketua. Dia mengangkat sebelah tangannya, kemudian berkata.
"Kalian semua mundur!"
Semua orang memberi hormat, lalu mengundurkan diri dari tempat itu. Kini kuil tua itu hanya tinggal Siangkoan Wie, Bokyong Cen dan Ciu Cian Jen. Siangkoan Wie menyuruh Ciu Cian Jen memapahnya ke dalam, lalu mereka bertiga duduk di ruang dalam kuil tua.
Siangkoan Wie memandang Bokyong Cen, ke-lihatannya seperti ingin berbicara. Menyaksikan gerak-gerik Siangkoan Wie itu, Ciu Cian Jen segera berkata.
"Suhu mau bicara apa, silakan!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Bibir Siangkoan Wie bergerak, berkata dengan lemah dan perlahan sekali.
"Lilin . . . lilin . . ."
Bokyong Cen tertegun mendengar ucapan itu. Mungkin ajalnya hampir tiba, maka Siangkoan Wie berubah menjadi pikun. Di ruang dalam itu cukup terang karena tersorot sinar rembulan, maka tidak perlu lilin. Tapi kenapa Siangkoan Wie mengatakan lilin"
Ciu Cian Jen memandang Bokyong Cen.
"Nona Bokyong, suhuku ingin menyalakan delapan puluh satu batang lilin. Kalau Nona tahu bagaimana cara menyalakan lilin-lilin itu, harap Nona sudi mengajariku!"
Sementara Ouw Yang Hong masih bersembunyi di tempat gelap.
Ketika melihat semua orang berjalan ke luar, dia cepat-cepat melesat ke ruang dalam kuil tua itu, lalu bersembunyi di belakang sebuah patung. Dia mengintip ke arah mereka bertiga, karena ingin tahu apa yang akan dilakukan Siangkoan Wie dan Ciu Cian Jen terhadap Bokyong Cen. Kalau mereka berdua berani berlaku kurang hormat pada Bokyong Cen, maka Ouw Yang Hong akan membunuh mereka.
Tampak Ciu Cian Jen mengeluarkan delapan puluh satu batang lilin, yang terdiri dari lilin besar, kecil, panjang dan pendek.
"Nona Bokyong, bagaimana cara memasang lilin ini" Tolong beritahu, sebab aku ingin memasang lilin-lilin ini, agar hati suhuku bisa tenang!"
Bokyong Cen mengangguk. "Baik!"
Bokyong Cen memberitahu bagaimana cara malam itu Siangkoan Wie menancapkan lilin-lilin di dalam kamarnya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ciu Cian Jen manggut-manggut, lalu segera menancapkan lilin-lilin itu. Setelah semuanya tertancap barulah dinyatakannya. Setelah itu dia mendekati Siangkoan Wie sambil memanggil.
"Suhu! Suhu! Bangunlah!"
Perlahan-lahan Siangkoan Wie membuka matanya, lalu memandang lilin-lilin itu dengan wajah berseri-seri.
"Nona Bokyong, semua lilin itu telah nyala. Perlukah aku beritahukan padamu betapa indahnya lilin-lilin itu?" katanya.
Bokyong Cen menundukkan kepala.
"Aku tahu . . . indah sekali lilin-lilin itu."
Siangkoan Wie tersenyum, lalu berkata per-lahan-lahan.
"Aku yakin kau akan punya anak. Pernah terpikirkan juga olehku bahwa kelak anakmu harus ikut aku belajar ilmu silat. Aku pun tahu bahwa guru Ouw Yang Hong adalah si Racun Tua yang bermukim di daerah Utara. Walau ilmu silatnya amat tinggi, namun si Racun Tua itu amat jahat dan kejam. Kalau anakmu ikut Ouw Yang Hong, tentu akan berubah jahat dan kejam pula. Akan tetapi, aku sudah tidak dapat bertahan lagi, tidak bisa mengurusi masalah ini ..."
Air mata Bokyong Cen langsung meleleh. Sejak dia kabur dari Vihara Cin Am, belum ada seseorang yang memperhatikannya bagaikan seorang ayah. Kini Siangkoan Wie amat memperhatikannya, bahkan juga memperhatikan anak di dalam kandungannya, itu membuat hatinya amat terharu sekali.
"Terimakasih atas perhatian Siangkoan Pang-cu!" ucapnya terisak-isak.
Betapa panasnya hati Ouw Yang Hong, sebab Bokyong Cen bersikap acuh tak acuh terhadapnya, namun sebaliknya malah- begitu ramah dan lembut terhadap Siangkoan Wie, bahkan amat sabar pula.
Panji Tengkorak Darah 7 Pendekar Aneh Dari Kanglam Karya Sin Liong Pedang Darah Bunga Iblis 17
^