Pencarian

Irama Seruling Menggemparkan 14

Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa Bagian 14


Demikianlah pertempuran itu telah berlangsung seratus jurus dengan memakan waktu kurang lebih setengah jam.
Gadis itu ternyata menepati janjinya, selewatnya seratus jurus, tiba-tiba menarik kembali serangannya, pedangnya dimasukan kedalam sarungnya, kemudian mengangkat tinggi kedua tangannya:
"Aku tidak sanggup melawanmu, sekarang aku menyerah."
Terjadinya perobahan itu benar2 diluar dugaan semua
orang, Auwyang Thong, Tiat Bok dan Kie-bok taysu serta Hui Kong Leang semua melengak.
Nyonya Ho segera menotok jalan darah gadis berbaju putih itu.
Gadis itu menggerakkan bibirnya, agaknnya hendak
menggatakan sesuatu, tetapi sebelum dapat mengeluarkan perkataan apa-apa jalan darahnya sudah tertotok. Auwyang Thong lalu memberi hormat dan berkata kepada nyonya Ho;
"Gadis ini sangat kejam dan banyak akalnya, kita lebih cepat menanyakan urusannya adalah lebih baik, bagaimana kalau aku meminjam tempatmu ini?"
Nyonya Ho mendadak tertawa terbahak-bahak dan berkata:
"Hingga saat ini, aku baru tahu maksud kedatangan tuan-tuan yang sebenarnya, tidak lain dari pada hendak meminjam tempatku yang sangat rahasia ini, untuk mengompres gadis ini."
"Kesatu aku berkunjung menengokmu, kedua meminjam tempat nyonya ini sebentar dan tiga minta supaya nyonya menyediakan dua orang untuk melakukan siksaan terhadap gadis ini," berkata Auwyang thong sambil tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nyonya Ho berpaling mengawasi nyonya tua berpakaian
compang-camping yang duduk disuatu sudut, lalu berkata:
"Dia satu orang saja sudah cukup."
Perempuan tua itu tiba-tiba bangkit dan "berjalan menghampiri, sepasang matanya yang selalu dipejamkan.
Mendadak terbuka lebar, denngan sinar matanya tajam
menatap wajah nyonnya Ho, kemudian berkata:
"Nyonya, maafkan aku terlalu banyak mulut,"
Nyonya Ho agaknya sangat menghargai perempuan tua itu, ia tersenyum dengan sikap menghormat, berkata: "Nenek hendak berkata apa" Katakanlah terus terang."
Dengan sinar Mata yang tajam perempuan tua itu menyapu kearah gadis berbaju putih kemudian berkata:
"Bocah ini dengan kita orang dari rimba hitam tidak mempunyai permusuhan apa-apa, kita betulnya tidak perlu menanam bibit permusuhan oleh kerena perbuatan golongan pengemis."
"Auw-yang Pangcu selama bersahabat baik dengan kita, apakah hendak meminjam tempat saja juga tidak boleh?"
Perempuan yang disebut nenek Ie tadi, menarik napas
panjang dan berkata: "Nenek lihat bocah ini tadi waktu sedang bertempur dengan nyonya, caranya menggunakan pedang,
keepandaiannya, mendadak mengingatkan aku sesuatu
kejadian dimasa lampau."
"Kejadian apa?" bertanya nyonya Ho.
Nenek Ie itu agaknya masih agak ngeri apa yang telah
terjadi pada masa yang lampau itu, kepalanya mendongak keatas, sepasang matanya berputaran, lama baru berkata: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Itu sebetulnya adalah sesuatu pembunuhan besar2an yg sangat menakutkan, dua puluh empat orang kuat rimba
persilatan, telah mati dibakar hidup2....."
"Itu bukankah kejadian yang telah terjadi pada tiga puluh tahun berselang?" bertanya Tiat-bok Taysu.
Nenek itu menganggukkan kepala. "Diantara duapuluh empat orang itu, dua memakai pakaian jubah padri, barang kali mereka itu adalah murid kuil Siaow-lim-sie?"
"Memang pada tiga puluh tahun berselang, dua orang anak murid kuil kita yang termasuk orang2 yang berkepandaian tinggi telah hilang di dunia Kangouw, ketua kita telah mengutus beberapa anak muridnya yang terkuat untuk
mencari, tetapi tiada kabar apa2." berkata Tiat-bok Taysu.
Perbuatan orarg itu meskipun kejam, tetapi diwaktu
bertempur, tidak menggunakan akal busuk...." berkata nenek itu, sinar matanya perlahan2 beralih kediri nyonya janda Ho.
"Oleh karena itu, tadi ketika nenek melihat kepandaian yang digunakan oleh gadis itu, segera teringat kejadian dimasa yang lampau itu ilmu pedang yang mengancam seluruh jalan darah lawannya yang digunakan oleh orang itu serupa benar dengan ilmu pedang yang digunakan oleh gadis ini, apabila hari ini kita membantu golongan pengemis memeriksa gadis ini, mungkin untuk selanjutnya keadaan didalam rimba hitam ini tidak akan aman lagi."
Auw-yang Thong mengawasi nona janda Ho sambil
tersenyum, kemudian kerkata: "Apabila nyonya merasa takut, aku juga tidak berani mengganggu lagi."
Nyonya janda Ho berpikir sejenak, kemudian berkata:
"Selama aku dalam petapaan, Auw-yang Pangcu telah memberikan banyak bantuan kepada kita, mengadakan
pemeriksaan kepada gadis itu didalam rimba hitam ini, meskipun dapat membawa malapetaka besar, tetapi itu juga Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merupakan suatu kewajiban dari kita untuk menerima
permintaan Auw-yang Pangcu."
Perkataannya itu agaknya ditujukan kepada perempuan tua yang dipanggil neneknya itu, juga pada Auw-yang Thong, tetapi sudah nyata bahwa ia sudah menerima baik permintaan Auwyang Thong.
Hui Kong Leang tiba2 maju selangkah dan menyambar
badan gadis itu seraya berkata:
"Waktu sudah tidak pagi lagi, jikalau hendak bertanya lekaslah, supaya jangan sampai membuang waktu, apalagi kedua taysu ini masih perlu hendak membawanya kekuil Siao-lim-sie."
"Ucapan saudara Hui benar...." berkata Auw-yang Thong, lalu berpaling dan berkata kepada nyonya Ho; "Harap nyonya ambil pedang dibadannya dan, buka totokannya."
Nyonya Ho berpaling mengawasi nenek Le, kemudian
berkata dengan suara perlahan:
"Gadis ini bukan tertangkap oleh kita, sekalipun kita orang dari rimba hitam terlibat dalam urusan ini, ia nanti juga akan mencari golongan pengemis dan Siao-lim-sie lebih dahulu barulah kepada kita, kau tak usah khawatir."
Nenek itu menarik nafas panjang, per-lahan2 memutar
tubuhnya, balik ketempat duduknya sendiri.
Nyonya Ho menghampiri gadis berbaju putih itu, lalu
mengambil pedang dari badannya, kemudian membuka
totokannya. Gadis itu tiba2 menarik nafas panjang, ia membuka
matanya, selagi hendak bicara, Hui Kong Leang dengan cepat sudah menotok jalan darah Hong hu-hiat dilengan tangan kanannya, Kiranya ia takut gadis itu akan melawan lagi, hingga merepotkan orang banyak,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gadis itu meskipun sudah tertotok jalan darahnya, tetapi masih bisa membuka mulut, dengan sinar mata dingin ia mengawasi Hui Kong Leang sejenak, lalu berkata:
"Dikemudian hari apabila kau terjatuh di tanganku, aku akan cincang tubuhmu."
Hui Kong Leang tertawa ter-bahak2 katanya:
"Kejadian yang akan datang masih susah diduga, nanti kalau waktunya tiba boleh kau berbuat sesukamu, tetapi sekarang ini sebaiknya kau jangan bertingkah, supaya tidak menghalangi siksaan badan."
Gadis itu meskipun sudah tak berdaya, tetapi masih keras kepala, sambil ketawa dingin ia berkata;
"Sekarang ini disekitar rumah ini mungkin sudah terkurung rapat, hm,... Aku ingin lihat masih berapa lama kalian bisa berlaku garang seperti ini?"
Auw-yang Thong berkata: "Satu hal hendak kuperingatkan kepadamu, itu adalah sebelum bala bantuanmu tiba, kita bisa menggunakan
berbagai cara kejam untuk mengompres kau....."
Ia berhenti sejenak, kemudian berkata pula: "Hanya, kecuali keadaan memaksa, kita tidak akan menggunakan
siksaan itu terhadap diri nona."
"Asal aku terlepas dari bahaya ini, tindakanku yang pertama ialah membasmi pengaruh golongan pengemis,
sekalipun anak kecil, apabila masuk menjadi anggota golongan pengemis, jangan harap bisa hidup," berkata gadis itu dengan nada suara dingin.
"Urusan dikemudian hari, dikemudian hari kita bicarakan lagi, jikalau kau tetap membandel, jangan sesalkan aku nanti akan memberikan kau sedikit ajaran," berkata Auw-yang Thong agak mendongkol.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalian hendak menanyakan apa" Tanyalah!" berkata gadis itu.
"Itulah sikap seorang gagah......" berkata Auw-yang Thong sambil tersenyum, "siapakah sebetulnya orang yang menamakan diri Kun-liong Ong itu?"
"Kun-liong Ong adalah Kun-liong Ong", siapa dia"
Bukankah ini merupakan suatu pertanyaan aneh?"
"Aku peringatkan kepadamu, kau jangan terlalu main gila menuruti adatmu sendiri, kalau tidak terpaksa, aku sebetulnya tidak suka menggunakan penyiksaan terhadap dirimu."
"Apa yang aku tahu aku menjawab tahu, tetapi apa yang aku tidak tahu, sekalipun kau bunuh aku juga tidak bisa menjawab."
"Kau mendapat gelar Khiun-cu dari mana dan apa
sebabnya kau ia mendapat gelar itu?"
"Aku adalah salah satu anak angkat dari empat anak perempuan Kun-liong Ong, dengan sendirinya mendapat gelar Khiun-cu."
Djawaban itu singkat dan tegas, sehingga membuat orang tidak dapat mencari kesalahannya, juga seperti bukan omong kosong.
Auw-yang Tong mengawasi Tiat-bok, Kie Bok dan Hui Kong Leang, Kemudian berkata:
"Kau nyelundup didalam gedung keluarga Pan dan menyaru sebagai anak perempuan Pan loya, apakah maksud
perbuatanmu ini?" "Pertama hendak menyelidiki dimana adanya tiga benda wasiat dan kedua hendak menuntut balas atas kematian
ayahku." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sudah berapa tahun lamanya kau menyelundup kedalam gedung keluarga Pan" Apakah Pan loya tahu asal usulmu"
Siapakah nama aslimu?"
"Aku nyeludup dalam gedung keluarga Pan sudah lima tahun, oleh karena hubungan yang tawar dengan anak2nya, dan adat orang tua itu yang sangat dingin, sehingga antara ayah dan anak jarang sekali bertemu muka, pada mulanya aku menempel orang2 bawahannya, membuat diri orang tua itu terpencil, kemudian memaksanya supaya manyerahkan tiga benda wasiat itu."
"Dimana sekarang adanya tiga benda wasiat itu?" bertanya Hui Kong Leang.
"Apabila aku sudah berhasil mendapatkan tiga benda wasiat itu, aku juga tidak bisa berdiam beberapa tahun lamanya dikeluarga itu." menjawab gadis itu, kemudian matanya mengawasi Auwyang Thong dan berkata pula:
"Satu tahun setelah aku berada didalam keluarga Pan itu, tua bangka she Pan itu baru mengetahui kalau aku bukan anak perempuannya, tetapi waktu itu, aku sudah
menggunakan pengaruh obat yang diberikan oleh ayah
angkatku! Kun-liong Ong, aku berhasil menundukkan
beberapa orang penting dalam rumah keluarga itu, seperti kepala pegurus rumah tangga Kim-siao Ho dan anak lelaki tunggalnya orang tua itu Pan tjeng Leang serta lain2nya....."
"Entah kemana anak perempuan Pan lo-enghiong?"
bertanya Tiat-bok Taysu. "Kalian orang2 bertanya tidak karuan, suruh aku menjawab kepada siapa?" berkata gadis itu gusar.
"O Mie Tho Hud, ucapan Lie-sicu memang benar, kita minta kepada Auwyang Pangcu seorang saja yang bertanya."
berkata Tiat-bok Taysu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Silahkan nona melanjutkan keterangannya." berkata Auwyang Thong.
"Setelah mempengaruhi beberapa orang penting dalam gedung keluarga Pan." demikian gadis itu melanjutkan keterangannya, "Aku mulai melakukan pertanyaan dan pemeriksaan kepada orang tua she Pan itu, lebih dulu aku menggunakan ilmu totokan yang diajarkan oleh ayah
angkatku, menotok beberapa bagian jalan darahnya, supaya ia tidak bisa bunuh diri, kemudian setiap hari aku majukan pertanyaan dimana adanya tiga benda wasiat itu, semula aku mengira ia tidak mau berkata terus terang tetapi kemudian aku baru tahu bahwa ia memang benar2 tidak tahu dimana adanya tiga benda wasiat itu....."
"Aku kira Pan loya itu dibawah pemeriksaan yang begitu keras, pasti mengalami rupa-rupa siksaan badan?"
"Ia adalah seorang yang sangat licin, dengan perbuatannya yang sangat rendah, dan akal licik sehingga mendapat nama baik dikalangan Kang-ouw, sekalipun mengalami sedikit siksaan badan toh tidak apa?"
"Nona Pan yang sebenarnya, seharusnya tidak berdosa, sekarang kau sembunyikan dimana?"
"Ia masih hidup dalam keadaan sehat dan baik-baik saja."
"Dimana sekarang berada?"
"Ia sebetulnya dikurung dalam rumah keluarga Pan, tetapi sekarang sudah dibawa pergi oleh ayah angkatku ke istananya sendiri."
"Nona berterus terang aku juga tidak menyulitkan dirimu, asal kau menjawab beberapa pertanyaanku lagi, segera aku serahkan kepada dua taysu ini untuk dibawa kekuil Siao-liem-sie, kuil Siao-liem-sie yang selama ini dianggap sebagai pemimpin semua partay besar rimba persilatan daerah Tiong-Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
goan, tidak nanti akan menanyakan nona dengan
menggunakan siksaan."
"Tidak perlu kau coba menghiburi aku," berkata gadis itu sambil tertawa terkekeh-kekeh.
"Soal hidup atau mati, aku sudah tidak hiraukan
lagi......tetapi aku sudah merupakan bibit bencana, kemana saja aku pergi, selalu membawa bencana bagi tempat itu."
"Tentang itu kau tidak perlu bicarakan lagi, nama asli dan tempat asalmu, kau masih belum menerangkan."
Gadis berbaju putih itu nampak berpikir, lama baru
menjawab; "Ayahku adalah Nie San Po, namaku sendiri Nie Soat Kiao.
tentang diriku, hanya begitu saja yang dapat kuberitahukan, kau tanya banyak-banyak aku juga tidak bisa menjawab."
"Sudah cukup! Nona Nie kalau memang tidak suka
membicarakan asal usul dirimu, aku juga tidak akan menanya lagi, sekarang marilah kita bicarakan soal lain!"
"Nie San Po, Nie San Po, nama ini agaknya tidak asing....."
berkata Hui Kong Leang sambil mengkerutkan keningnya.
Jenasah dan tulang-tulang ayah sudah berada didalam
tanah, tidak perlu kau mengunakan banyak pikiran
memikirkan dirinya," berkata Nie Soat Kiao.
Hui Kong Leang ternyata berlaku sabar, ia hanya tertawa saja tidak balas mengejek.
"Nona ini sebagai anak angkat Kun-liong Ong dan
mendapat kedudukan Khiun-cu, tentunya
mengetahui asal usul Kun-liong Ong itu......" berkata Auwyang Thong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ayah angkatku bagaikan seekor naga yang kelihatan kepalanya tidak kelihatan ekornya bagaimana aku bisa
mengetahui asal usul dirinya?"
Mungkin kau benar-benar tidak tahu tetapi juga mungkin kau tidak mau bicara, aku juga tidak akan memaksamu....."
Bicara sampai disitu, tiba-tiba terdengar suara bagaikan geruduk.
Nie Soat Kiao tersenyum girang, katanya: "Bila bantuan yang mencari aku sudah datang mereka sudah berada dekat ditempat ini, dalam waktu sejam, mereka dapat mencari tempat ini."
Nyonya Ho tiba-tiba melambaikan tangannya dan berkata kepada empat orang wanita yang menjadi pengawalnya:
"Kalian keluar membawa perintahku suruh mereka menjaga keras dimasing-masing posnya, jangan keluar menyambut musuh."
Empat wanita yang usianya masing-masing sudah lebih tiga puluh tahun, menyahut dengan serentak dan keluar
meninggalkan tempat tersebut.
Tiat-bok Taysu mengawasi sutenya sejenak, lalu berkata;
"Toa sutee hitung, waktu kita harus pulang kegunung, masih berapa hari lagi?"
"Dengan hari ini, masih ada tujuh hari," menjawab Kei-bok Taysu.
Nie Soat Kiao tiba-tiba berkata:
"Tidak perlu dihitung, dalam waktu beberapa jam lagi, bala bantuanku yang hendak menolong aku sudah akan tiba, kalian masih memikirkan urusan dalam waktu tujuh hari, bukankah itu seperti orang mimpi?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Djangan kata bahwa rimba hitam ini sekitarnya merupakan rimba yang sangat lebat, jalanannya ruwet, penjagaannya kuat, sehingga tidak dapat ditembus oleh orang-orang yang hendak menolong kau, sekalipun bisa masuk kemari, kita juga belum tentu tidak dapat menahannya, sebaiknya kau jangan merasa lebih dulu." berkata auwyang Thong sambil tersenyum.
"Nanti kau akan ketahuinya sendiri asal aku berada disini, batapapun tersembunyinya tempat itu, mereka pasti dapat menemukan," berkata Nie Soat Kiao bangga.
Sikap gadis itu nampak tenang dan senang, sedikitpun
tidak dibuat-buat, dengan orang-orang seperti Auw-yang Thong dan Hui kong Leang yang sudah banyak
berpengalaman, ketika mendengengar perkataan dan melihat sikap nona itu, segera dapat membedakan bahwa ucapan
nona itu bukanlah bohong.
Dengan agak tercengang Auw-yang Thong berkata:
"Perkataanmu itu mungkin benar, tetapi bagaimana kau dapat memastikannya?"
"Tentang ini maaf aku tidak dapat membuka rahasianya, nanti kalian akan mengetahui sendiri."
Seorang wanita berbaju hijau yang rambutnya dikepang
menjadi dua tiba-tiba lari masuk dengan tindakan tergesa-gesa, kemudian berkata kepada nyonya Ho:
"nyonya! celaka, orang yang datang telah menyerbu masuk melalui jalan rahasia didalam taman bunga!"
Paras nyonya Ho berubah seketika, ia berkata sambil
mengawasi Auwyang Tong: "Tadi sewaktu tuan2 masuk dari pintu rahasia didalam taman bunga, apakah pernah meninggalkan bekas?"
"Tentang ini nyonya tak usah khawatir, aku yakin kita tidak meninggalkan bekas." berkata Auw-yang Thong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ini aneh, Dijalanan rahasia di taman bunga itu adalah suatu jalanan yg sangat dirahasiakan dalam golongan kita orang2 rimba hitam ini apabila tidak meninggalkan bekas, mengapa ada orang mencari kemari" hal ini sesungguhnya sangat mengherankan."
"Apa yang heran" Apakah aku tidak bisa meninggalkan tanda2 rahasia?" berkata Nie Soat Kiao sambil tersenyum.
"Waktu itu jalan darahmu tertutup, bergerak sajapun tidak bisa, bagaimana masih bisa meninggalkan tanda rahasia" Kau jangan coba mengoceh disini." berkata Hui Kong Leang dingin.
"Ayahku Kun-liong Ong adalah orang berilmu sakti, perhitungannya sangat jitu, bagaimana kalian dapat
menduganya?" berkata Nie Soat Kiao sambil tertawa ter-kekeh2.
Auw yang Tbong berpikir sejenak, lalu berkata sambil
menarik napas: "Apabila Teng siangseng juga berada disini dia pasti dapat membuka rahasia ini."
Nyonya Ho berpaling mengawasi nenek Ie yang duduk
disuatu sudut, kemudian berkata: "Sekarang ini waktunya sudah sangat mendesak, musuh kuat sudah menyerbu dari taman bunga yang tidak ada penjagaan sedikitpun juga , nenek Ie lekas pergi menahan, jangan sampai mereka dapat masuk kemari."
Tiat-bok Taysu berkata sambil mengawasi suteenya: "Sutee harap ikut Lie-sicu ini pergi menyambut musuh."
Nenek tua itu perlahan2 berbangkit dari tempat duduknya, berkata kepada diri sendiri: "Aih, Tidak mau dengar kata orang tua, itulah jadinya,"
Dengan tindakannya yang sempoyongan ia berjalan keluar.
Kie-bok Taysu juga berbangkit berjalan mengikuti nenek tua itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nie Soat Kiao mengawasi berlalunya dua orang itu, lantas tertawa ter bahak2.
"Kau tertawa apa" Sekalipun benar bala bantuan yang mencari kau itu datang, juga belum tentu dapat menolong dirimu." berkata Hui Kong Leang sambil mendelikkan matanya.
"Tuan2 apabila benar yakin dapat menahan bala bantuanku yang hendak menolong aku, sebaik2nya tuan2 dapat
membasmi mereka, sebab kalau masih ada satu saja yang hidup, itu berarti suatu mala petaka besar dikemudian hari."
Auw-yang Thong tercengang, pikirnya: 'ucapan itu
sekalipun benar, tetapi juga tidak seharusnya keluar dari mulutnya.'
Sementara itu Nie Soat Kiao sudah memejamkan matanya, rebah ditanah se-olah2 sedang tidur nyenyak.
Auw-yang Thong mengerutkan alisnya, berkata kepada
Tiat-bok Taysu dengan suara perlahan:
"Sebelum kita berhasil memukul mundur bala bantuan yang datang hendak menolong dirinya, barang kali ia tidak mau menjawab pertanyaan kita lagi."
"Benar!' berkata Tiat-bok Taysu.
"Oleh karena itu, siaotee usulkan totok lagi jalan darah gagunya gadis ini, lalu disembunyikan, kita sama2 keluar pergi melihat, orang kuat bagaimana yang datang itu?"
-odwo- Bab-42 HUI KONG LEANG menotok jalan darah gagu Nie Soat Kiao seraya berkata:
"Aku selalu merasa bahwa perempuan ini terlalu licin susah dihadapinya, sebaiknya menggunakan kesempatan ini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memusnahkan saja kepandaiannya, entah bagaimana pikiran tuan-tuan?"
Nie Soat Kiao meskipun sudah tertotok jalan darahnya, tetapi ia masih bisa dengar ucapan Hui Kong Leang, maka seketika itu ia pentang lebar kedua matanya.
"Pikiran saudara Hui baik sekali, siaotee setuju," berkata Auw yang thong.
Nie Soat Kiao berpaling mengawasi Tiat Bok taysu, dari pandangan matanya mengunjukkan suatu perasaan yg minta dikasihani.
Sebab apabila paderi tua itu juga setuju pikiran Hui Kong Leang, maka Hui Kong Leang pasti akan memusnahkan
kepandaiannya. Tiat Bok taysu berkata sambil menghela napas panjang:
"Seorang yang belajar ilmu silat, paling takut adalah kalau seluruh kepandaiannya dimusnahkan, tetapi gadis ini sangat kejam dan ganas perbuatannya, apabila kalian berdua
bermaksud hendak memusnahkan kepandaiannya, lolap juga tidak menentang."
Bicara sampai disitu, dari luar terdengar pula dua kali suara getaran hebat. Paras nyonya Ho berubah seketika, dengan cepat ia melesat keluar.
Tiat Bok taysu lalu berkata dengan suara perlahan:
"Kita bawa gadis ini kemari, kini telah menimbulkan kesukaran bagi orang lain, bagaimana kita dapat berpeluk tangan" Kalian berjaga disini, lolap akan keluar untuk melihat apa yang telah terjadi?"
Setelah itu, paderi itu juga keluar menyusul nyonya Ho.
Hui Kong Leang meletakkan gadis itu dan, kemudian
berkata sambil tertawa; "Tolong Auw-yang Pangcu menjagai perempuan ini, siaote juga hendak keluar."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kini dalam ruangan ini hanya tinggal Auw-yang Thong
bersama Nie Soat Kiao. Auw-yang Thong membuka totokan jalan darah gadis itu
dan berkata dengan sungguh2:
"Nona, kau pikirlah baik-baik, bala bantuan yang datang hendak menolong kau, barangkali Kun-Liong Ong tidak
datang sendiri......"
"Jikalau ayah angkatku datang sendiri, barangkali kalian tidak ada satupun yg hidup," berkata Nie Soat Kiao dingin.
"Kalau bukan Kun-liong Ong yang datang sendiri,
bagaimana kepandaian orang yang datang itu?" bertanya Auw-yang Thong.
"Kalau hanya mengandalkan kepandaian saja, orang yang datang itu mungkin bukan tandingan kalian, tetapi mereka meminjam kekuatan barang untuk menundukkan
lawannya....." Sementara itu dari luar terdengar pula suara bentakan orang.
Auw-yang Thong tercengang, ia merasa heran bagaimana
orang itu demikian cepat sudah berada diluar pintu" Apakah Tiat Bok, Kie Bok, Hui Koan Leang dan nyonya Ho tidak sanggup menahan kedatangan orang itu"
Dalam Keadaan gawat pemimpin golongan pengemis itu
dapat mengambil keputusan dengan cepat. Ia menotok lagi jalan darah gadis itu, kemudian diletakkan dibelakang pintu dan ia sendiri lalu berjalan keluar.
Baru saja tiba diambang pintu, masih belum sempat untuk melihat apa yang telah terjadi, hembusan angin keras
dirasakan menyambar diatas kepdanya.
Auw-yang Thong terperanjat, dengan cepat ia
mengerahkan tangannya untuk menangkis.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi barang yang menyambar kepalanya itu dengan
cepat melesat lagi keatas. Ia heran, siapakah yang dapat bergerak demikian gesit"
Tatkala mendongakkan kepalanya, matanya segera dapat
melihat seekor burung berbulu putih dengan paruhnya yang merah terbang berputar-putaran diatas kepalanya, agaknya hendak menyerang dirinya.
Burung itu berbulu putih mulus, paruhnya yang panjang kira2 tiga dim, warnanya merah membara Auw-yang Thong meskipun sudah lama berkelana didunia Kang-ouw, tetapi juga belum pernah melihat burung yang demikian bagusnya,


Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hingga ia memandangnya sekian lama.
Tetapi burung itu berputar semakin lama semakin kencang, sebentar saja sudah berubah gulungan putih, berputar tidak berhentinya diatas kepala Auwyang Tong.
Pada saat itu, dari sebelah barat tiba2 terdengar suara saling bentak.
Auw-yang Thong dikejutkan oleh suara bentakan itu, ketika ia menoleh kearah tersebut, segera menyaksikan nyonya Ho.
Tiat bok Taysu sedang bertempur dengan beberapa orang laki-laki.
Menyaksikan kejadian itu, Auw-yang Thong diam2 memuji kepandaiannya ramalannya penasehatnya sebab apabika ia tidak bawa gadis berbaju putih itu kemari, tempatnya disungai Tiang-kang sudah diserbu oleh musuh kuat.....
Sementara itu, burung putih itu sudah menyambar
kepalanya lagi. Auw-yang Thong menyerang burung itu dengan tangan
kanannya, karena ia merasa sayang dengan burung yg
berwarna indah dan tidak jahat itu. maka serangannya itu tidak menggunakan kekuatan tenaga terlalu besar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Diluar dugaannya, burung itu ternyata sangat licin, setelah berhasil mengelakkan serangan Auwyang Thong, tiba2 melejit dan menyambar kearah samping, sesaat lengan tangan
Auwyang Thong merasa jeri, dalam kagetnya ia menyerang lagi dengan tangan kirinya.
Burung itu agaknya mengerti bahwa serangan ini sangat hebat, dengan cepat terbang keatas.
Auwyang Thong memeriksa lengan yang sakit, pada baju
bagian itu kejambret hancur, dari bekas baju tampak darah mengucur.
Pemimpin golongan pengemis itu diam2 merasa heran,
sebab saat itu ia sudah mengerahkan kekuatannya untuk melindungi badannya, orang biasa saja tidak mudah melukai dirinya, tidak disangka paruh burung itu dapat merobek baju dan kulitnya.
Dalam sengitnya, Auwyang Thong memusatkan kekuatan
tenaganya menyerang burung itu.
Diluar dugaan, burung itu ternyata sangat cerdik, dengan terbang miring ia mengelakkan serangan Auwyang Thong.
Auw-yang Tong mengerutkan keningnya, dalam hati diam2
berpikir; 'burung ini meskipun hanya merupakan seekor binatang kecil, tetapi merupakan suatu gangguan yang tidak kecil, sebaiknya lekas kusingkirkan.'
Ia telah bertekad hendak membinasakan burung itu, ia
pusatkan kekuatan tenaganya, matanya mengawasi gerak
gerik burung itu tetapi diluarnya tidak mengunjukkan apa2.
Burung itu meskipun cerdik, tetapi biar bagaimana
bukanlah manusia, maka ia tidak insyaf jikalau dirinya diincer.
Benar saja setelah ia berputaran dua kali diatas kepala Auw-yang Thong, selagi hendak turun menyambar Auwyang Thong yang tidak mengunjukan sikap apa2, kemudian dengan cepat melancarkan serangannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Burung itu tidak keburu menyingkir, badannya menukik
turun terpental lagi keatas. Burung itu terpental setinggi dua tombak, baru jatuh melayang ketanah.
Selagi Auwyang Thong hendak mengambil burung itu, tiba2
terdengar suara anjing menggonggong, dua ekor anjing besar lari kearahnya.
Dilain pihak musuh yang bertempur dengan Tiat Bok dan nyonya Ho, jumlahnya nampak semakin bertambah banyak.
Dua ekor anjing besar itu larinya pesat sekali, dalam waktu singkat sudah berada dihadapan Auwyang Thong.
Auwyang Thong menggunakan, kaki dan tangannya
menyerang dua ekor anjing besar itu, sementara dalam
hatinya berpikir: 'musuh telah membawa dua jenis binatang yang aneh itu, entah apa maksudnya"'
Dua ekor anjing itu meskipun galak tetapi juga tidak
sanggup melawan kekuatan Auwyang Thong, seekor jatuh
ketempat sejauh kira2 empat kaki dan yang lain tertendang jumpalitan.
Sementara itu nyonya Ho yang menghadapi musuh
berjumlah agak banyak, agaknya sudah tidak sanggup
melawan, dua dari musuhnya dapat melepaskan diri dan lari kearah Auwyang Thong.
Pada saat itu burung aneh yang jatuh ditanah sudah
bangkit dan terbang lagi, sebentar sudah tidak tambak bayangannya.
Auw-yang Thong tercengang, sebab serangannya tadi
cukup hebat, tidak disangka burung itu masih hidup.
Sementara itu dua orang dari pihak musuh sudah
melakukan serangan terhadap dirinya, satu langsung
menyerang kearah dirinya, yang lain menyerbu kedalam
kamar. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Auw-yang Thong berpikir jumlahnya musuh yang datang
tidak sadikit, apabila tidak menggunakan tangan ganas, tidaklah mungkin lekas dibereskan, maka segera
menggunakan ilmu serangannya yang paling ganas,
tangannya menyambar pergelangan tangan musuhnya, tangan yang lain melancarkan serangan keorang yang hendak masuk kekamar.
Musuh yang menyerang dirinya, segera menarik kembali
serangannya, menghindarkan sambaran tangan Auwyang
Thong, sedang musuh yang menyerbu dalam kamar telah
mendorong tangan kanannya, menyambut serangan Auw-
yang Thong. Ketika kekuatan saling beradu, Auwyang Thong mundur
satu langkah, sedang musuhnya terpental mundur sejauh lima kaki.
Auwyang Thong diam2 terkejut menghadapi kekuatan
musuhnya itu, kemudian mengerahkan tenaganya lagi
melancarkan serangannya yang kedua.
Ia sudah mengetahui maksud musuhnya yang hendak
menyerbu kekamar untuk menolong gadis baju putih, apabila tidak turun tangan kejam untuk membinasakan orang yang terlebih dahulu akan membuat keadaan semakin meruncing.
Musuh yang hendak menyerbu kekamar itu setelah
menyambut serangan Auw-yang Thong, sudah tahu bahwa
kekuatan tenaga dalam lawannya jauh lebih kuat dari dirinya sendiri, namun demikian, ketika Auw-yang Thong melancarkan serangan lagi, ia masih tetap tidak mau menyingkir dan menyambut serangan itu dengan kedua tangannya.
Dalam mengadu tenaga untuk kedua kali ini, segera
mendapat kepastian siapa yang lebih unggul, Auwyang Thong hanya merasa kesemutan pada tangan kanannya, sedang
musuhnya itu kedua pundaknya tergoncang, mulutnya
mengeluarkan darah, kemudian roboh ditanah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Musuh yang satunya ketika menyaksikan kawannya terluka parah, nampaknya bersikap acuh tak acuh, semangatnya
masih tak menurun, dengan suatu bentakan keras ia
melancarkan serangannya lagi.
Auw-yang Thong sudah marah benar, sambil memiringkan
sedikit badannya, tangan kanannya dengan cepat menyambar lengan kanan musuhnya, lalu dengan lima jari tangannya ia memelintir lengan itu, sehingga lengan musuhnya itu patah.
Tetapi orang itu ternyata sangat galak, meskipun
lengannya patah dan sekujur badannya sudah mandi keringat, mulutnya masih bungkam, sedikitpun tidak mengeluh.
Auw-yang Thong merasa gemas, dengan tangan kirinya ia menepuk jalan darah lengan atas orang itu, kemudian lengan bawah itu ditarik dengan paksa sehingga terlepas dari tanganya.
Auw-yang Thong sebetulnya adalah seorang yang berjiwa besar, ia jarang sekali melakukan perbuatan demikian kejam, tetapi kerena waktu itu jumlah musuh bertambah banyak, dan bencana itu terjadi karena dirinya sendiri, sehingga dalam hati merasa tidak enak, justru karena itu ia telah bertekad hendak membasmi musuhnya dengan cara yang sangat ganas.
Tiat-bok Taysu sendiri yang juga merupakan seorang
beribadat tinggi, juga sudah mengeluarkan serangannya dengan menggunakan gerak tipu simpanannya, hingga dalam waktu sangat singkat ia sudah berhasil menotok roboh empat orang musuhnya.
Sisanya karena menyaksikan serangan hebat padri itu,
segera menghentikan tindakannya.
Nyonya Ho yang menyaksikan kejadian itu lalu bertanya dengan nada suara dingin: "Kalian semua ada berapa orang yang datang?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Satu diantaranya menjawab: "Rimba ini sudah terkurung rapat."
"Sekarang ini kalian masih ada enam orang yang masih belum terluka, sekarang ini kalian mau hidup atau mati?"
berkata nyonya Ho sambil tertawa dingin.
Orang yang tadi menjawab itu, yang mungkin menjadi
kepala rombongan, ganti bertanya: "Mau mati atau mau hidup bagaimana?"
"Mau mati mudah sekali, sekali aku turun tangan
membunuh kalian, sebentar saja sudah beres, kalau kau ingin hidup, untuk sementara kalian harus berlaku sabar sedikit, jangan coba-coba berlaku nekad....." berkata nyonya Ho.
Musuh yang menyerang masuk itu, dua sudah terluka
ditangan Auw-yang Thong, empat ditotok oleh Tiat-bok taysu, enam orang lagi meskipun belum terluka, tetapi serangannya juga lenyap mereka tahu apabila pertempuran dilanjutkan, juga akan terluka atau binasa ditangan musuhnya, karena saat itu burung berbulu putih itu sudah terbang pergi untuk menyampaikan kabar, bala bantuan dalam waktu satu jam pasti akan tiba, maka siasat yang paling baik pada waktu itu ialah mengulur waktu.
Nyonya Ho agaknya mengerti maksud musuh2nya, sambil
mengkerutkan alisnya ia berkata:
"Kalian tidak perlu mencoba main gila hendak mengulur waktu, itu berarti suatu perbuatan seolah-olah mimpi disiang hari, keadaan sudah nyata, kalau kau terima baik tawaranku segera serahkan diri kalian, dan kalau tidak menerima baik, aku akan segera turun tangan."
Sebelum orang itu menyawab, tiba-tiba terdengar suara tambur sangat riuh.
Wajah nyonya Ho berubah, ia berkata kepada Tiat Bok-
taysu dengan suara perlahan: "Harap losiansu menggunakan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangan kejam kepada orang-orang ini, jangan memikirkan soal kasihan lagi."
Setelah memberikan pesannya, ia segera berlalu
meninggalkan tempat itu. Tiat Bok taysu yang menyaksikan sikap tergesa nyonya
janda itu, segera mengerti bahwa dalam rimba itu pasti sudah terjadi perubahan besar, suara tambur yang tidak berhentinya itu mungkin merupakan tanda bahaya dari orang, rimba hitam.
Ia berpaling mengawasi enam orang yang berdiri berbaris dalam hatinya timbul perasaan bingung, menurut pesan
nyonya Ho tadi, sudah jelas menyuruh ia membereskan enam orang ini, dengan kepandaian ilmu silat yang dipunyai, memang tidak sukar untuk membereskan enam orang itu
tetapi ia adalah seorang yang beribadat tinggi meskipun namanya sudah kesohor, tetapi berhati penuh welas asih, menyuruh ia membinasakan enam jiwa orang sekaligus,
sesungguhnya amatlah berat. Tetapi bencana besar yang akan menimpa orang2 rimba hitam kali ini, disebabkan karena kedatangannya ketempat itu, meskipun bukan biang
keladinya, tetapi biar bagaimana juga harus turut bertanggung jawab, apalagi ia juga perlu melindungi gadis berbaju putih ini, supaya jangan sampai terjatuh lagi ketangan musuh2nya.....
Sesaat lamanya otaknya bekerja keras, sukar untuk
mengambil keputusan..... Selagi Tiat Bok taysu masih belum mendapat keputusan, tiba2 mendengar beberaapa kali suara siulan yang amat tajam.
Suara itu agaknya mempunyai maksud tertentu, satu sama lain saling bersahutan, seperti orang yang sedang berbicara, meskipun Tiat Bok taysu tak mengerti apa maksudnya, tetapi samar2 seperti orang yg saling bertanya keadaan masing2.
Enam orang itu agaknya juga sudah mendapat dengar suara Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
siulan itu, perasaan girang terlintas diwajah mereka, satu diantaranya berkata dengan suara keras:
"Bala bantuan kita sudah tiba, jikalau kau kenal gelagat, lekas menyerah....."
Belum habis ucapan orang itu, sesosok bayangan orang, melayang turun ketempat dimana berdiri enam orang itu, kemudian tangannya bergerak melancarkan serangan, orang yang berbicara tadi yang menjadi sasaran pertama, serangan itu tepat mengenai dadanya, hingga ia belum keburu
menangkis, hanya suara jeritan ngeri keluar dari mulutnya, badannya roboh ditanah.
Saat itu Tiat-bok Taysu baru tahu bahwa orang yang baru datang itu bukan lain dari pada Hui kong Leang.
Hui-kong Leang setelah berhasil membinasakan satu
musuhnya, agaknya masih belum merasa puas, kembali
tangannya bergerak melancarkan serangannya lagi.
Ia agaknya sudah marah benar-benar, setiap serangannya dilakukan secara ganas.
Lima orang yang masih hidup agaknya merasa jeri oleh
keganasan Hui Kong Leang, mereka pada berdiri tertegun.
Dalam keadaan demikian, dua orang lagi roboh ditangan Hui Kong Leang.
Tiat Bok taysu yang menyaksikan kematian korban Hui
Kong Leang yang sangat mengganas hanya merasa tak tega, maka lalu berkata:
"Orang2 semacam ini bagaimana sanggup menahan
serangan Hui-tayhiap" Harap hentikan seranganmu, kita bicara baik-baik....."
Hui Kong Leang menyahut sambil mengeluarkan suara dari hidung: "Kau padri tua ini selalu ingin berbuat berdasar hatimu yang penuh kasih sayang itu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata ia tidak menghiraukan ucapan padri itu,
tangannya bergerak lagi menghantam seorang diantaranya, hingga orang itu jatuh sambil menekan perutnya.
Sejak muncul melakukan serangannya, setiap korban yang terkena serangannya hampir roboh tanpa berdaya.
Tiat Bok taysu ingin menjawab, tetapi akhirnya
mengurungkan sendiri maksudnya.
Dua orang yang masih hidup, ketakutan menyaksikan
keganasan Hui Kong Leang, hingga mereka hendak melarikan diri.
Hui Kong Leang yang sudah kalap, tidak memberikan
kesempatan bagi mereka, tangannya bergerak lagi menyerang orang yang hendak kabur itu.
Sesaat kemudian terdengar suara jeritan dari seorang
diantaranya terkena serangan itu, tubuhnya terpental tinggi, kemudian jatuh ditanah dan mati seketika itu juga.
Tinggal satu yang masih hidup dalam keadaan terkejut dan ketakutan, masih belum tahu bagaimana harus bertindak, tangan Hui Kong Leang sudah sampai, bagaikan seekor ayam orang itu diterkamnya, kemudian dihajar belakang
punggungnya, sehingga jatuh tersungkur tidak bisa bergerak lagi.
Sekaligus Hui Kong Leang membinasakan enam orang,
dengan tenang ia mengawasi Tiat Bok taysu sejenak kemudian berjalan menghampiri.
"Sudah lama mendengar nama besar Hui-tayhiap, hari ini lolap baru membuka mata, kalau begitu dalam pertempuran dengan gadis berbaju putih diatas perahu itu, Hui-tayhiap tentunya belum mengeluarkan seluruh tenaga?" berkata Tiat Bok taysu.
"Pandangan losiansu memang tidak salah, pertama karena ilmu silat si gadis itu sangat aneh, kedua siaotee tidak ingin Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengeluarkan seluruh tenaga menghadapi gadis itu dihadapan mata banyak orang kuat," berkata Hui Kong Leang.
"Kepandaian Hui-tayhiap, lolap sesungguhnya sangat kagum, hanya terlalo ganas."
"Losiansu yang berhati emas dan penuh kasih sayang, siaotee sesungguhnya sangat tertarik, tetapi kebodohan taysu yang tidak mengenal keadaan musuh, sesunggunnya
membuat siaotee merasa geli."
"Meskipun lolap tidak menghiraukan hinaan Hui-tayhiap ini, tetapi nama baik kuil Siau-liem-sie tidak boleh dibikin noda, maka ucapan Hui-tayhiap sebaiknya jangan keterlaluan......"
"Kalau aku tidak membinasakan enam orang itu, barangkali sebelum kita bisa bicara, musuh tangguh sudah dapat mencari ketempat ini."
Tiat Bok taysu memasang telinganya, benar saja ia
mendengar suara siulan itu Sebentar jauh sebentar dekat, agaknya Kehilangan arah.
Hui Kong Leang lalu berkata pula:
"Tentang nama baik taysu dan nama besar Siao-liem-sie, betapapun besar keberanian siaote, juga tidak berani
menghina, hanya disebabkan karena keadaan, tidak boleh tidak siaote harus memberi penjelasan, musuh tangguh dan berjumlah besar sudah menyerang rimba hitam dari berbagai penjuru, kalau mereka sebegitu jauh belum masuk kemari, itu semata-mata karena jalan dalam rimba hitam yang berliku-liku, sehingga mereka kehilangan tujuan, apabila kita tidak lekas membinasakan orang-orang yang sudah masuk kemari, sehingga mereka berhasil mengeluarkan tanda petunjuk, dalam waktu sangat singkat musuh itu sudah akan menyerbu kemari."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiat Bok taysu yang mendengar keterangan itu agak
tercengang, katanya: "Hui-tayhiap adalah seorang yang banyak pengalaman dan pengetahuan, lolap sangat kagum."
"Bencana yang menimpa orang-orang rimba hitam hari ini, disebabkan karena kita, biar bagaimana, kita harus melawan sepenuh tenaga."
"Itu memang benar, tetapi entah bagaimana keadaan musuh pada saat ini?"
"Rimba hitam sudah sembunyikan tanda bahaya untuk menghadapi segala kemungkinan, musuh agaknya menyerang berbagai penjuru, nyonya Ho sendiri nampaknya sudah agak bingung,
orang-orang rimba hitam, mungkin sudah keluar semua
untuk menyambut kedatangan musuh."
"Apakah benar keadaan sampai sedemikian kacau?"
Sebelum Hui Kong Leang menjawab, tiba-tiba terdengar
suara burung, seekor burung berbulu putih dan berparuh merah, terbang diatas kepala mereka.
Setelah burung itu muncul, suara siulan yang ter-putus2 itu terdengar.
"Orang2 ini dibawa masuk oleh dua ekor anjing besar, burung aneh ini, mungkin juga piaraan musuh." berkata Hui Kong Leang.
Dari jauh terdengar suara Auwyang Thong: "Losiansu, Hui-tayhiap, burung aneh itu adalah mata2 yang digunakan oleh musuh, nanti apabila kalian melihat burung itu lagi, sebaiknya lekas binasakan."
Tiat-bok Taysu mendongak keatas, diatas hanya tampak
langit biru, sedang burung putih aneh tadi sudah tidak kelihatan lagi, ia lalu berkata sambil menarik napas: "Jikalau Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
musuh menggunakan burung sebagai petunjuk jalan, ini
benar2 susah dijaganya."
"Losiansu sudah tahu musuh itu jahat, sebaiknya jangan ada pikiran kasihan lagi...."
berkata Hui Kong Leang sambil tertawa. "Taysu lurus tahu bahwa kita berhadapan dengan musuh, siapa yang kuat
berarti yang menang dan yang lemah akan binasa, losiansu tidak mau turun tangan kejam terhadap musuh, tetapi musuh sedikit pun tidak akan memberi kesempatan hidup bagi siansu, tadi aku turun tangan dengan sepenuh tenaga, meskipun sekaligus membinasakan enam orang, tetapi badanku samar2
merasa tidak enak racun yang masuk dalam badanku melalui buku kematian itu, mungkin tidak salah."
Setelah berkata demikian tiba2 lompat melesat dan
meninggalkan Tiat-bok Taysu seorang diri.
Pada saat itu, suara siulan itu tiba2 berhenti disitu tidak dengar suara apa2, tetapi kesunyian itu sebaliknya
menimbulkan perasaan tegang.
Rimba itu dinamakan rimba hitam, ini memang tepat
dengan keadaannya, sebab rimba yang lebat itu keadaannya gelap gulita, hanya pohon yang tumbuh dalam rimba itu bukanlah pohon2 besar, melainkan pohon2 yg penuh rotan, oleh karena rotan yang melibat pohon sehingga daunnya yang rindang menutupi rimba itu, hingga kecuali tiga rumah yang berada di tengah2 rimba, tidak tampak bangunan apa2 lagi.
Tiat-bok Taysu merasa heran, sebab ia tidak tahu kemana perginya nyonya Ho dan empat wanita yg menjadi
pengawalnya itu" Selagi masih berpikir, tiba2 terdengar suara seorang
wanita: "Losiansu......"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiat-bok Taysu berpaling, seorang gadis cilik berusia kira2
limabelas tahun, berpakaian warna merah berdiri
dibelakangnya sejauh satu tombak lebih.
Gadis cilik itu berparas cantik, rambutnya dikepang menjadi dua, sikapnya masih ke-kanak2an,
Gadis cilik itu tiba2 bertanya dengan suara nyaring:
"Kemana enci?" "Siapa encimu?" bertanya Tiat-bok Taysu.
"Enciku biasanya suka memakai pakaian warna putih....."
Tiat-bok Taysu terkejut, ia segera mengetahui bahwa yang dicari itu pasti adalah Nie Soat Kiao, entah bagaimana gadis cilik ini bisa masuk kemari tanpa bersuara.
Meskipun dalam hati merasa heran, tetapi diluarnya masih berlaku tenang, ia bertanya lagi sambil tersenyum:
"Apakah encimu itu Seorang she Nie?"
"Ya! Dimana sekarang ia berada?"
Tiat-bok Taysu lalu berpikir: 'Gadis ini masih kekanak-kanakan, apabila menggunakan sedikit akal mungkin dapat sedikit keterangan tentang diri Kun-liong Ong.'
"Apakah nona juga anak angkat Kun-liong ong?", demikian ia bertanya.
"Kau agaknya tahu terlalu banyak!" berkata gadis itu sambil tertawa, "Apakah enci Nie yang memberitahukan kepadamu?"
"Enci Nie-mu itu sudah tertangkap hidup-hidup oleh lolap!"
"Tentang ini aku sudah tahu, aku hanya menanyakan dimana sekarang ia berada" "
"Apakah ayah angkatmu itu juga datang?"
"Apabila ayah angkatku datang kemari, rimba ini sudah lama terbakar habis!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiat-bok Taysu dalam hidupnya jarang mendapat
kesempatan berbicara dengan anak gadis, maka baru
beberapa patah kata saja ia rasakan sudah kehilangan bahan, terpaksa hendak meninggalkan gadis itu.
Gadis berbaju merah itu tiba-tiba berkata: "Kau hendak kemana?"
Tiat-bok Taysu terpaksa berhenti dan bertanya: "Nona masih ingin bertanya apa?"
"Enciku itu kau sembunyikan dimana" lekaS beritahukan kepadaku, nanti apabila orang banyak datang kemari yang menemukannya, urusan akan menjadi rewel."
"Lolap sudah berani menangkap encimu, sudah tentu tidak takut kerewelan."
Gadis itu tiba-tiba mempelototkan matanya, katanya
dengan suara gusar: "Kau paderi tua ini benar-benar tidak mengetahui maksud baik orang, orang dengan baik hati meminta kehadapanmu, kau sebaliknya banyak tingkah, hem, kau nanti akan
merasakan sendiri....."
"Nona jangan sembarangan memaki orang."
"Kau tidak mau memberitahukan dimana enciku, sudah tentu aku memaki kau!"
Tiat-boK Taysu adalah seorang beribadat, sudah tentu
hendak memegang derajatnya, ia tidak bisa membalas
memaki orang, juga tidak bisa menggertak sembarangan, ia takut gadis itu nanti akan memaki dengan perkataan mesum, ini akan merupakan suatu kehinaan baginya, maka lalu
berkata dengan sungguh-sungguh:
"Lolap adalah seorang beribadat, peraturan didalam agama sangat keras, tidak suka bersenda gurau."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gadis cilik itu lalu mengeluarkan sebuah suitan kemudian ditiupnya, suara itu menggema didalam rimba.
Tiat-bok Taysu coba mencegah, tetapi gadis itu tidak
menghiraukan. Tiat-bok Taysu yang selalu hendak pegang derajatnya,
tidak mau turun tangan terhadap seorang gadis kecil, tetapi setelah perkataanya tidak mengindahkan, ia terpaksa turun tangan.
Gadis cilik itu dengan masih tetap meniup suitannya badannya bergerak menyingkir.
Tiat Bok taysu mengira gadis ciiik itu ketakutan hingga menghentikan serangannya. Diluar dugaan gadis itu masih menunjukkan paras berseri-seri, sedikitpun tidak ada tanda2
ketakutan, ia teringat pula gerak badannya mengelakkan seranganya sendiri tadi, diam-diam menghela napas sendiri...


Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sementara itu dari berbagai penjuru terdengar suara siulan yang agaknya menyambuti suara siulan gadiS tadi itu.
Gadis cilik itu menyimpan lagi suitannya dan berkata sambil tersenyum:
"Kau tidak mau memberitahukan dimana enciku
disembunyikan, aku terpaksa minta pertolongan orang lain untuk mencari!"
"Lolap tidak suka melukai seorang perempuan seperti kau ini, sehingga kau mendapat kesempatan untuk membunyikan suitanmu, apabila orang lain yang menghadapimu, barangkali kau sekarang sudah menjadi bangkai."
"Paderi tua kau tidak perlu omong besar, apakah kau kira aku ini gampang dibinasakan?"
-odwo- Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bab-43 TIAT BOK TAYSU, mengamati paras gadis itu, ternyata
amat cantik, meskipun nakal, tapi jelas sifat keagungannya sebagai gadis sebetulnya ia tidak tega melukai dirinya, maka ia mengulapkan tangannya sambil berkata:
"Kau lekas pergi.........''
"Kau suruh aku pergi kemana?" berkata gadis berbaju merah itu.
"Lekas meninggalkan tempat ini, sebentar lagi kau boleh kembali......"
"Kenapa?" "Meskipun lolap sendiri tiada maksud melukai dirimu, tetapi dua sahabatku itu, semua merupakan orang yang ganas dan kejam, kau berada disini, apabila terlihat oleh mereka, jiwamu dalam bahaya."
Paras gadis cilik itu mendadak berubah, tidak menunjukan kenakalannya lagi, otaknya berpikir sambil mengawasi Tiatbok Taysu, kemudian berkata dengan suara sedih sambil menghela napas:
"Aih, kau padri tua ini, benar2 seorang yang terlalu baik, semua orang mengatakan bahwa orang yang mensucikan diri, hatinya baik dan penuh dengan belas kasih, nampaknya
memang benar sedikitpun tidak salah."
Sementara itu suara siulan yang timbul dari berbagai jurus kedengarannya semakin nyaring, kiranya orang2 itu perlahan2
sudah mendekati tempat yang merupakan pusatnya rimba
hitam itu. Yang mengherankan ialah nyonya Ho setelah pergi, tidak mengunjukkan diri lagi, dan orang2 rimba hitam juga tidak kelihatan barang satupun juga.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hui Kong Leang dan Auw-yang Thong juga tidak tampak
lagi, hingga tempat seluas sepuluh tombak lebih itu, kecuali gadis cilik berbaju merah, hanya beberapa bangkai, manusia yang menggeletak ditanah.
Gadis cilik berbaju merah itu tiba2 memutar tubuhnya, dengan tindakan lambat2 berjalan kedalam gubuk.
Suara siulan yang menyeramkan itu, memecahkan
kesunyian rimba hitam itu, menimbulkan suasana tegang, dengan seorang yang sudah mempunyai latihan sempurna
seperti Tiat Bok taysu juga merasa tidak tenang pikirannya karena terganggu oleh suasana yang agak misterius itu.
Ia menarik napas perlahan, kemudian berkata kepada
dirinya sendiri: "keadaan seperti ini sangat mengganggu perasaan orang, ada lebih baik musuh itu mengunjukkan diri, supaya kita bisa bertempur terang terangan...."
Suara burung aneh itu terdengar lagi dan melayang diatas kepalanya, selagi hendak terbang masuk kedalam gubuk, tiba2
balik lagi dan terbang balik kearah asalnya.
Tiat-bok Taysu ketika menyaksikan gadis cilik berbaju merah itu sudah berada diambang pintu rumah gubuk, lalu membentak dengan suara keras: "jangan masuk." kemudian ia terus lompat mengejar.
Gadis cilik itu tiba2 melompat kesamping mengelakkan
serbuan Tiat-bok Taysu, kemudian dengan satu gerakan
membalik ia melancarkan satu serangan.
Tiat-bok Taysu mengibaskan lengan jubahnya, badannya
mendadak memutar kedepan gadis cilik itu, ia berdiri
diambang pintu dan berkata:
"Nona sebelum mendapat ijin penghuni rimba hitam ini, sebaiknya jangan sembarangan memasuki kamar itu."
"Kalian semua sudah dalam kepungan orang-orang kita, asal aku mengeluarkan perintah, dalam waktu sekejap mata Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saja, berbagai penjuru rimba ini akan timbul kebakaran besar." berkata gadis cilik itu sambil menghela napas.
"Apakah nona sebagai pemimpin yang menyerbu rimba hitam ini?" bertanya Tiat Bok taysu heran.
"Kenapa" Atau kau tidak pandang mata kepadaku?"
"Nona sudah sanggup memimpin satu pasukan besar, kepandaianmu atau kecerdikanmu pasti melebihi orang biasa."
"Kau tidak perlu bicara secara berputar-putaran terhadap aku, kalau kau memang ingin mengajak aku berkelahi, kau boleh turun tangan sesukamu, apakah kau anggap aku
seorang perempuan yang masih terlalu muda, sehingga tidak pantas menjadi lawanmu, betul tidak?"
Tiat Bok taysu diam-diam merasa kagum atas kecerdikan gadis cilik itu, bukan saja sanggup pandai bicara, tetapi juga dapat menduga perasaan orang,
Karena pikirannya sudah tertebak oleh gadis cilik itu, Tiat Bok taysu terpaksa mengiringi kehendak gadis itu, hanya dengan menggunakan lengan jubahnya ia menyerang kepada gadis itu.
Tiat Bok taysu tidak begitu percaya pengakuan gadis itu, yang katanya sebagai pemimpin rombongan orang2 yang
menyerbu rimba hitam, maka serangannya itu hanya
menggunakan tiga bagian tenaganya saja.
Gadis cilik itu mengawasi dengan sepasang matanya yang berputaran, tiba-tiba memiringkan badannya dan terus
menyerbu masuk kedalam gubuk. Ia tidak melompat untuk mengelakkan diri dari serangan, juga tidak menyambut
serangan itu, sebaliknya dengan secara berani terus menyerbu kedalam.
Tiat bok Taysu meskipun tiada maksud hendak melukai
dirinya, tetapi setelah melakukan serangannya juga tidak Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keburu menarik kembali, maka ia lalu berkata dengan suara cemas:
"Lekas mundur....."
Baru saja ucapannya itu keluar dari mulutnya ia telah dapat merasakan bahwa serangannya itu seolah-olah mengenakan batu licin, kekuatannya tiba-tiba meleset kesamping, hingga diam-diam juga terperanjat. Ia tidak tahu entah kepandaian ilmu apa yang digunakan oleh gadis itu.
Sementara itu gadis cilik itu dengan kecepatan bagaikan kilat sudah masuk kedalam gubuk.
Tiat bok Taysu buru-buru memutar balik badan, tangannya menyambar tubuh gadis itu. Kali ini ia menggunakan lima bagian dari kekuatan tenaganya, gerakannya juga sangat cepat pikirannya pasti berhasil menangkap dirinya gadis itu.
Diluar dugaan, ketika jari tangannya menyentuh belakang badan gadis itu, ia rasakan seolah-olah memegang ikan dalam air, begitu licin sehingga gadis itu terlepas lagi.
Gadis cilik itu seolah-olah tidak terjadi apa-apa, matanya dengan cepat menyapu keadaan sekeliling kamar itu,
kepalanya tanpa menoleh, agaknya tidak tahu bahwa
dibelakang dirinya masih ada Tiat-bok Taysu.
Tiat-bok Taysu yang dua kali gagal dalam usahanya hendak menangkap gadis cilik itu, baru merasa bahwa gadis itu benar-benar mempunyai kepandaian luar biasa, sehingga pikirannya untuk memandang ringan lenyap seketika.
Sementara itu dalam gubuk itu sudah kosong melompong, Auw-yang Thong dan Nie Soat Kiao sudah tidak tampak lagi entah kemana perginya.
Gadis cilik itu perlahan-perlahan membalikan mukanya, ia berkata dengan nada suara dingin:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Gubuk yang kosong melompong ini, apakah merupakan pusat tempat yang digunakan untuk memberi komando bagi pemimpin orang2 rimba hitam?"
Pertanyaannya itu seolah mengandung sesalan terhadap
Tiat-bok Taysu yang dianggapnya telah memperdayai dirinya.
Ia tidak tahu bahwa Tiat-bok Taysu sendiri juga merasa heran, kalau Auwyang Thong dan Hui Kong Leang tidak disitu, itu masih dapat dimengerti, tetapi orang orang rimba hitam, satupun tidak tampak batang hidungnya, benar-benar sangat mengherankan, apakah dalam rimba hitam itu masih
mempunyai tempat persembunyian lainnya untuk mereka
sembunyikan diri, ataukah mencari jalan rahasia yang lainnya"
Karena ia memikirkan kejadian yang aneh itu, sehingga sudah lupa menjawab pertanyaan gadis cilik itu.
Gadis cilik yang tidak mendapat jawaban, lalu menanya lagi: "Aku sedang berbicara denganmu, kau dengar atau tidak?"
Tiat-bok Taysu yang memang tidak tahu keadaan yang
Sebenarnya sudah tentu tidak dapat menjawab sembarangan, maka ia hanya dapat menjawab:
"Lolap bukan orang rimba hitam, terhadap keadaan dalam rimba ini tidak banyak yang tahu."
Gadis cilik itu tiba-tiba tertawa bergelak-gelak dan berkata:
"coba kau menoleh dan lihat sendiri....."
Tiat-bok Taysu berpaling, segera menampak dua orang tua yang berusia kira-kira lima puluh tahun berdiri diambang pintu dengan sikapnya yang dingin.
"Paderi tua, apakah kau kenal dengan dua orang ini?"
Tiat-bok Taysu mengamat-amati dua orang itu, ia merasa bahwa keadaan dua orang itu, jauh berbeda dengan orang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
biasa, dua orang itu seolah-olah datang dari kutub utara yang hampir tidak pernah melihat matahari, kulitnya putih kebiru-biruan, tidak tampak sedikit ada darahnya.
Keadaan luar biasa dua orang itu, agaknya sudah pernah mendengar orang berkata, tetapi untuk sesaat itu ia tidak ingat lagi siapa yang mengatakan itu.
Dua orang tua berpakaian warna abu-abu itu, menatap
wajah Tiat-bok Taysu dengan sinar mata dingin tanpa
berkedip. Tiat-bok Taysu diam-diam mengerahkan kekuatan
tenaganya, kemudian baru berkata;
"Keadaan kedua tuan ini, lolap seperti pernah dengar orang berkata, tetapi sekarang sudah tidak ingat lagi....."
Salah satu dari orang tua itu yang berdiri sebelah kiri lalu berkata dengan suara nada dingin;
"Dalam rimba persilatan, orang-orang yang pernah mendengar nama kita dua bersaudara entah berapa banyak jumlahnya, tidak perlu kau coba memuji."
Orang tua yang berdiri disebelah kanan mendadak
mengangkat kakinya melangkah masuk kedalam rumah.
Tiat-bok Taysu segera mencegah, ia berkata dengan sikap, sungguh-sungguh: "Sebelum mendapat ijin tuan rumah rimba hitam ini, tuan-tuan jangan masuk sembarangan."
Orang tua yang berdiri disebelah kanan itu perdengarkan suara tertawa dingin, kemudian berkata:
"Orang didalam kolong langit ini ada berapa jumlahnya yang berani melarang perbuatanku siorang tua,"
Ia lalu menyambut tangan Tiat-bok Taysu dengan tangan kanannya. Kedua tangan telah mengadu kekuatan, sesaat kemudian timbul angin bergulung-gulung ditempat itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiat-bok Taysu diam2 berpikir: 'Aku sudah menggunakan tujuh bagian dari kekuatan tenagaku, orang ini ternyata dapat menyambuti dengan enak, nampaknya hari ini aku akan
berhadapan dengan lawan yang sangat tangguh.'
Sementara itu orang tua yang berdiri disebelah kiri juga sudah melangkah masuk. Tiat-bok Tuysu sudah merasa
bahwa tidak mungkin untuk mencegah masuknya dua orang itu dengan hanya mengandalkan kekuatan tenaga, maka
dengan cepat ia mundur empat langkah berdiri disatu sudut.
Jelas bahwa ia sudah siap2 hendak mengadu kepandaian
dengan dua lawan tangguhnya yang menyerbu masuk itu, ia memilih disatu tempat yang strategis untuk menghindarkan bokongan dari belakang.
Gadis cilik berbaju merah itu telah menggunakan
kesempatan selagi dua orang tua berbaju abu2 berbicara, dengan cepat sudah melakukan pemeriksaan didalam kamar itu.
Tiat-bok Taysu lalu berkata dengan nada suara dingin:
"Apabila kalian bertiga tidak keluar dari dalam ruangan ini, jangan sesalkan lolap berlaku tidak sopan."
Gadis cilik berbaju merah itu tidak menemukan diri Nie Soat Kiao yang sedang dicari, sehingga hatinya merasa cemas, ia membentak dengan suara keras:
"Kau paderi tua yang tidak tahu diri ini, bukan saja rimba hitam sudah didalam kepungan orang-orang kita, begitupun keadaannya dengan rimba ini, betapapun tinggi
kepandaianmu seorang, juga tidak sanggup melawan kita yang jumlahnya lebih banyak, apalagi kawan-kawanmu semua sudah berlalu meninggalkanmu, apa perlunya kau masih
menjual jiwa untuk mereka ?"
"Lolap kau anggap orang apa, bagaimana mau mendengar ucapanmu yang bersifat mengadu domba ini...." berkata Tiatbok Taysu sambil tertawa hambar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gadis cilik itu membuka lebar kedua matanya berkata
dengan suara keras: "Entah apa sebabnya dalam hati kecilku sejak anak2 aku mempunyai kesan baik yang aneh teradap kalian bangsa orang suci, barulah aku tadi berbicara begitu banyak denganmu, jikalau kau tidak mau dengar nasihatku jangan kau sesalkan kita akan menghadapimu dengan orang yang lebih banyak jumlahnya."
"Dalam seumur hidup lolap, belum pernah bertempur dengan menggunakan seluruh kekuatan tenaga, apabila nona mempunyai kegembiraan, boleh saja nona mengeluarkan
perintah untuk mengeroyok, lolap masih yakin sanggup
menghadapi." Gadis cilik itu nampak berpikir sejenak, kemudian dengan mendadak melancarkan satu serangan.
Serangannya itu dilakukan demikian cepat diluar dugaan Tiat-bok Taysu, hingga paderi tua itu diam-diam juga terkejut.
Tiat-bok Taysu menggunakan satu tangan kanan
menyambut serangan gadis cilik itu. Gerak badan gadis itu sangat lincah, bagaikan anak, panah yang melesat dari busurnya itu melompat kesamping menghindarkan serangan balasan Tiat-bok Taysu kemudian berkata kepada dua orang tua itu dengan suara perlahan:
"Tahan dia, jangan sampai ia keluar dari kamar ini."
Setelah itu gadis, itu keluar dari dalam gubuk. Tindakan gadis cilik itu yang mengundurkan diri tanpa bertempur, benar2 diluar dugaan Tiat bok taysu, ia sepera mengibaskan lengan jubahnya sambil membentak:
"Kau hendak kemana!" Dengan cepat ia juga bergerak mengejar keluar.
Orang tua yg berdiri disebelah kiri berkata dengan nada suari dingin: "Balik.''
Serentak dengan itu tangannya melakukan suatu serangan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiat Bok taysu mengandalkan tenaga dalam yang sudah
sempurna, apalagi ia sudah mempelajari ilmu Kim kong-ciang dari Siao-liem-sie, sehingga setiap kali berhadapan dengan musuh, dengan sendirinya menyambut serangan lawannya
dengan kekerasan. Maka ketika diserang ia lalu melintangkan tangan kirinya sambil berkata:
"Lolap tidak percaya kau sanggup menggempurkan lolap!"
Dua tangan menempel satu sama lain, masing2
mengeluarkan kekuatan tenaga dalam.
Badan Tiat Bok taysu yang bergerak maju ternyata sudah tertahan oleh orang tua itu, tetapi orang tua itu Sendiri juga terpental mundur dua langkah oleh dorongan tenaga dalam Tiat Bok taysu.
Orang tua yang berdiri disebelah kanan lalu berseru:
"Nama paderi dari kuil Siao-liem sie, benar-benar bukan nama kosong belaka."
Dengan cepat orang itu menggunakan kakinya menendang
jalan darah dibagian perut Tiat Bok taysu.
Tiat Bok taysu dengan badan tidak bergerak dua jari
tangan kanan meluncur menotok jalan darah Koan-goan-hiat kaki kanan orang tua itu.
Kaki kiri orang tua itu berputar, kaki kanannya ditarik mundur, kemudian menyerang dengan tinjunya,Orang tua
yang menyeraag lebih dulu juga menyerang lagi dengan
hebat. Dengan seorang diri Tiat Bok taysu melawan dua orang tua itu, setelah pertempuran berlangsung limabelas jurus, meskipun tidak ada tanda tanda akan kalah, tetapi juga sudah merasa berat.
Kiranya dua orang itu, bukan saja mempunyai kekuatan
tenaga dalam yang sudah sempurna, tetapi juga sangat aneh Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gerak tipu serangannya, apalagi mereka berdua bisa bekerja sama sangat rapi.
Tiat Bok taysu bertahan beberapa jurus, diluar tiba-tiba terdengar suara saling bentak, sehingga membuat cemas pikirannya.
Terang bahwa diluar juga sedang berlangsung suatu
pertempuran hebat. Untuk menyingkirkan kedua lawannya yang tangguh itu,
Tiat Bok taysu mau tidak mau harus mengeluarkan seluruh kepandaiannya dan membuka pantangan membunuh, maka
gerak tipunya mendadak berubah, ilmu simpanan yang
menyerang orang tua yang sebelah kiri.
Serangan itu memang hebat, orang tua sebelah kiri itu agaknya merasa jeri oleh serangan itu, ia tidak berani menyambut dengan kekerasan lagi, dengan cepat lompat
menyingkir mengelakkan serangan tersebut.
Dengan sikapnya yang agung dan keren Tiat-bok Taysu
membentak dengan suara keras: "Siapa yang berani merintangi aku akan mati, sekarang siapa yg berani
menyambut seranganku?"
Ia mengeluarkan serangannya lagi dengan menggunakan
ilmu Kim-kong-ciang yang ternyata lebih hebat dari yang pertama.
Dua orang tua itu, entah merasa jeri terhadap serangan Tiat-bok Taysu yang hebat itu ataukah karena mengandung lain maksud" Tiba-tiba melompat keluar.
Tiat-bok Taysu juga lari menyusul. Diluar ternyata sudah berdiri banyak orang, yang jumlahnya lebih dua puluh orang, kecuali gadis cilik yang berpakaian warna merah, yang lainnya semua mengenakan pakaian ringkas warna hitam.
Orang-orang itu sudah mengambil posisi mengurung,
agaknya sedang menantikan keluarnya Tiat-bok Taysu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dua orang tua itu dengan cepat sudah berada dikedua
samping gadis cilik itu. Tiat bok Taysu memperhatikan sikap orang2 itu, tidak
menampak ada orang yang bertempur, suara saling bentak tadi juga sudah tidak terdengar lagi, sehingga dalam hatinya diam-diam merasa heran..
"Kau melihat kesana kemari, apa yang kau cari?", bertanya gadis cilik itu sambil tertawa dingin
Tiat-bok Taysu tercengang, ia tidak dapat menjawab.
Gadis cilik itu menggerakan tangannya dan berkata;
"Apakah kau hendak melihat orang-orangmu?"
Empat laki laki pakaian hitam yang berdiri di belakang gadis itu lantas berpencar.
Saat itu ia segera melihat dua wanita berpakaian warna warni telah tertawan oleh dua orang berpakaian hitam, mereka menundukan kepala tidak berkata apa-apa agaknya sudah tertotok jalan darahnya.
Gadis cilik itu berpaling kearah dua wanita itu sejenak, kemudian berkata sambil tertawa dingin:
"Sekarang kau seharusnya bisa mengerti, dalam rimba hitam ini, sekarang kecuali dua wanita yang sudah tertawan ini, hanya kau seorang saja."
Meskipun diluarnya Tiat-bok Taysu bersikap tenang, tetapi dalam hatinya dikejutkan oleh ucapan gadis cilik itu. Dalam hatinya berpikir: 'sungguh aneh! Kalau mau dikata bahwa Auw-yang Thong, Hui Kong Leang dan lain-lainnya berlalu meninggalkan aku, hal ini tidak mungkin sama sekali, tetapi beberapa orang itu telah menghilang secara mendadak,
sesungguhnya sangat mengherankan, ditilik dari kekuatan dan kepandaian beberapa orang itu rasanya juga tidak mungkin terjatuh ditangan musuh, dan yang paling mengherankan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
adalah orang-orang dari rimba hitam, kecuali dua wanita yang tertawan itu, mengapa seorangpun tidak tampak"'
Gadis cilik itu nampak Tiat Bok taysu diam saja tidak menunjukkan reaksi apa-apa, lalu berkata pula:
"Aku memberikan waktu sebentar kepadamu untuk
berpikir, kau ingin bertempur terus, atau hendak menyerah?"
Tiat Bok taysu mengawasi keadaan disekitarnya sebentar lalu menjawab sambil tertawa dingin:
"Sekalipun lolap ingin menyerah, tetapi tidak boleh mencemarkan nama baik Siao-liem-sie."
"Kalau begitu kau sudah bertekad hendak bertempur lagi?"
"Tangan tidak ada matanya, nona seharusnya pikir dulu masak-masak, apabila keadaan memaksa sehingga lolap tidak mempunyai pilihan lain, hari ini barangkali akan terjadi suatu pertumpahan darah yang mengerikan."
Gadis cilik itu berpaling kearah dua orang berbaju hitam yang berdiri dibelakangnya, lalu berkata dengan suara perlahan: "Bunuh dulu dua orang itu."
Dua orang berbaju hitam itu dengan serentak
mengeluarkan dua bilah pisau tajam, kemudian membuka
totokan jalan darah dua wanita itu...
Tiat Bok taysu menyaksikan tindak tanduk gadis kecil itu, diam-diam merasa aneh. "Seorang gadis yang masih muda belia seperti kau, ternyata mempunyai hati yang demikian kejam dan perbuatan demikian telengas." demikian Tiat Bok taysu berkata, diam-diam dua jari tangannya menyentil, hingga dua butir biji tasbeh melesat keluar.
Sebentar kemudian terdengar suara seruan tertahan, dua orang yang tangannya memegang pisau tajam, tiba-tiba
pisaunya terlepas dan orangnya roboh terjengkang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Paras gadis cilik itu mendadak berubah, ia berkata dengan nada suara dingin: "Bagus sekali perbuatanmu paderi tua ini, Kau benar2 tidak tahu diri."
Sehabis berkata demikian ia lalu lompat melesat menyerbu Tiat Bok taysu.
Hati Tiat Bok taysu tergerak, pikirnya: 'menangkap maling harus menangkap kepalanya, gadis ini meskipun usianya masih terlalu muda, tetapi rupanya seperti kepala rombongan orang orang ini, maka aku harus berusaha menangkapnya lebih dulu, baru mencari dimana Auw-yang Thong dan lain-lainnya.'
Ia segera membuka serangan, tangan kiri melakukan
serangan dengan menggunakan ilmu Lohan-ciang, tangan
kanan menggunakan ilmu menangkap pergelangan tangan
lawannya, belum sampai gadis cilik itu bertindak, ia sudah menyerang lebih dulu. Tetapi gerak badan gadis itu sangat aneh dan lincah sekali, meskipun Tiat Bok taysu menyerang lebih dulu, tetapi semua serangannya dapat dielakan dengan mudah, hingga Tiat Bok taysu diam-diam juga terperanjat.
Tidak banyak kesempatan bagi gadis cilik itu melakukan serangan pembalasan, Tiat Bok taysu yang sudah
melancarkan serangan tiga kali itu, ia baru balas menyerang satu kali, agaknya ia sengaja hendak mempertunjukkan
kelincahan dirinya, pertempuran sudah berlangsung sepuluh jurus lebih, keadaan masih tetap sama.
Tiat Bok taysu per-lahan2 mulai tidak sabar gerak tipu serangannya mendadak berubah, ia menggunakan ilmu Tay-kek-kimkong-ciang, dengan beruntun melancarkan dua kali serangan, serangannya itu meski hanya dua kali saja, tetapi setiap kalinya mengandung kekuatan tenaga dalam sangat hebat yang dapat menghancurkan batu keras. Gadis cilik itu agaknya kena digertak oleh serangan hebat itu, ia melompat mundur sejauh delapan kaki dan berdiri sambil tersenyum.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiat Bok taysu setelah melancarkan serangannya itu,
matanya tiba2 merasa gelap, kepalanya puyeng sehingga dalam hatinya diam2 merasa terkejut dan heran.
Sebentar kemudian ia merasakan bahwa orang2
disekitarnya pada ber-goyang2, bumi yang diinjak seperti berputaran.
Ia adalah seorang yang banyak pengetahuan, begitu
merasakan gelagat tidak beres, segera mengetahui bahwa dirinya sudah terbokong oleh semacam kekuatan obat mabuk, maka buru2 memejamkan kedua matanya, mengatur
pernapasannya, ia ingin mengunakan ilmu dan golongan
Buddha untuk menenangkan pikirannya.
Ilmu dari golongan Buddha benar saja mengandung
kekuatan yang mujijat, Tiat Bok taysu yang menggunakan ilmu itu, sebentar saja rasa puyeng dikepalanya lenyap. Tetapi dihadapannya masih berdiri begitu banyak musuh tangguh, bagaimana ia dapat mengatur pernapasannya.
Tiba2 ia melihat gadis itu melambaikan tangannya, dua laki2 berpakaian hitam segera lari kearahnya.
Gadis ciik itu berkata sambil tertawa: "Paderi tua, bukalah matamu, kau saksikan sendiri!"
Tiat Bok taysu meskipun tahu bahwa saat itu mendapat
kesempatan sejenak saja untuk mengatur pernapasnnya,
berarti menambah kekuatan tenaganya, tetapi gadis itu karena memanggil namanya, mau tidak mau harus membuka matanya.
Ketika ia membuka mata, per-tama2 yang dilihatnya adalah dua bilah pedang gemerlap yang mengancam dikedua sisi badannya.
Menyaksikan keadaan demikian hati Tiat Bok taysu
tergoncang hebat, katanya dengan sinar mata gusar:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nona masih demikian muda, tetapi perbuatanmu begini ganas, orang2 bawahan Kun-liong Ong benar saja satu lebih kejam dari pada yang lain, dikemudian hari apabila lolap bisa berjumpa lagi, pasti lolap hancurkan dengan tongkat lolap tanpa ampun lagi."
Sementara itu dua perempuan anggota rimba hitam, baju bagian dada sudah dirobek, hingga berdiri dengan dada terbuka, bagian hati dua wanita itu, masing2 tertancap sebilah pisau tajam. Pisau itu menancap sehingga gagangnya, tetapi tidak setetes darah nampak mengalir keluar, karena dua wanita itu tertotok jalan darahnya, sehingga tidak bisa bergerak juga tidak bisa bicara, hanya dari sikap mereka mengunjukkan betapa hebat penderitaan itu.
Apabila pisau itu tidak dicabut, dua wanita itu untuk sementara masih bisa hidup.
Itu merupakan satu pemandangan yang sangat
mengerikan, hingga Tiat-bok Taysu yang menyaksikan itu hatinya berdebaran, tetapi ia juga tidak tahu bagaimana harus berbuat.
Gadis cilik itu mengangkat muka dan berkata sambil
tertawa: "Dalam waktu sekejap mata saja, seluruh rimba terbakar, tetapi sekarang ini yang masih dapat mewakili rimba hitam untuk berbicara denganku, hanya kau seorang saja, meskipun kau bukan penghuni rimba ini, tetapi pada saat ini kau memegang kunci untuk mati hidupnya atau
kemusnahannya rimba hitam ini...."
"Lolap tidak mengerti maksud perkataanmu ini." berkata Tiat-bok Taysu, sementara dalam hatinya berpikir: 'tuan rumah rimba hitam ini dan Hui Kong Leang ini serta lain-lainnya entah kemana perginya, bagaimana sekian lamanya tidak muncul, apakah mereka benar-benar seperti apa yang dikatakan oleh gadis ini, semua sudah meninggalkan aku"'
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba-tiba ia teringat kepada jalanan rahasia yang dilalui ketika ia masuk kedalam rimba ini, mungkin Auw-yang Thong dan Hui Kong Leang sudah berlalu melalui jalan rahasia itu, karena menganggap dia sudah mengetahui jalan rahasia itu maka tidak memberitahukan kepadanya....
Dalam keadaan dan suasana seperti itu, ia hanya dapat menduga demikian saja untuk menghilangkan kecurigaannya.
"Sekarang kau sudah tidak mempunyai waktu untuk


Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berpikir lagi," berkata gadis cilik itu.
Tiat bok Taysu yang didesak oleh gadis cilik itu, terpaksa menjawab: "Kau hendak berkata apa" Katakanlah saja."
"Kau sudah terima baik" Demikianlah kita tetapkan."
"Urusan yang menyangkut diri lolap, kalau aku sudah terima baik, sudah tentu tidak akan mungkin, tetapi urusan yang menyangkut diri orang orang rimba hitam, lolap tidak berhak untuk mengambil keputusan."
"Kalau begitu kau tidak usah pedulikan lagi."
Tiat-bok Taysu matanya mendadak merasa berkunang-
kunang, dengan tanpa dapat Kuasai dirinya lagi lalu roboh ditanah.
Dia ada seorang yang berpengetahuan luas dan sudah
sempurna kekuatan tenaga dalamnya sesaat itu sudah
mengetahui bahwa dirinya sudah Kena perangkap akal jahat gadis cilik itu dalam keadaan demikian, ia terpaksa
mengerahkankan kekuatan tenaga dalamnya, kemudian
berusaha untuk bangkit dan menghampiri gadis cilik itu.
Paderi tua yang selamanya berlaku welas kasih, sudah
mendapat firasat bahwa dirinya dalam waktu yang sangat singkat, sudah akan kehilangan kekuatan melawan musuh-musuhnya, tetapi gadis cilik itu sengaja berbicara yang bukan-bukan untuk mengalihkan perhatiannya sehingga obat racun yang masuk dalam tubuhnya bisa bekerja.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Paderi tua yang sudah mempunyai latihan kekuatan tenaga dalamnya beberapa puluh tahun lamanya, membuatnya
mempunyai kekuatan dan daya bertahan menghadapi racun yang melebihi dari manusia biasa, kekuatan tenaga dalam yang mengalir disekujur badannya telah berhasil menunda kembali bekerjanya racun dalam tubuhnya.
Dengan wajah gusar ia per-lahan2 mengangkat tangan
kanannya ia berkata dengan sikap gusar:
"Nampaknya meski usiamu masih terlalu muda, tetapi hatimu merupakan seorang yang paling kejam dan berbahaya dari pada orang2 yang pernah lolap ketemukan, tetapi
sebelum racun dalam tubuhku bekerja dan selama aku masih mempunyai tenaga, kalian semua harus merasakan dulu
dengan tetesan darah sesuai dengan perbuatanmu sendiri....."
"Untuk menghadapi musuh tidak perlu takut dikatakan orang jahat...." berkata gadis cilik itu sambil tertawa ringan,"kau sudah merupakan seorang yang sudah hampir habis tenaganya sebentar lagi racun dalam tubuhmu akan bekerja dan tamatlah riwayatmu."
Tiat Bok taysu menggerakkan tangannya, kekuatan tenaga dalam yang sangat hebat meluncur keluar.
Sebentar kemudian terdengar suara jeritan ngeri, seorang berpakaian hitam jatuh rubuh ditanah sambil mengeluarkan darah dan binasa seketika itu juga.
Gadis cilik itu agaknya tidak menduga bahwa paderi tua itu mempunyai kekuatan yang demikian hebat, sambil berpaling kekanan dan kekiri ia berkata kepada orang2nya:
"Paderi tua ini sudah terkena racun tetapi masih berani berlaku demikian jahat, pergilah kalian dan musnahkan kepandaiannya!"
Empat laki2 muncul berpakaian hitam keluar dan menyerbu Tiat Bok taysu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiat bok taysu berkata sambil merangkapkan kedua
tangannya: "O Mie Tho Hut Buddha yang belas kasihan, maafkan muridmu terpaksa akan melanggar pantangan
membunuh." Kemudian dengan kedua tangannya itu ia menyerang
kepada orang2 yang menyerbu dirinya. Seorang berpakaian hitam terpental mundur empat langkah dan jatuh ditanah tidak bisa bangun lagi.
Tiat Bok taysu yang sudah murka, dengan beruntun
melanjutkan seranganya, dua orang lagi terluka dibawah tangannya, tetapi dengan cara demikian, kekuatan tenaga dalamnya telah terhambur, ini membuat bekerjanya racun semakin cepat, sehingga kemudian matanya berkunang-kunang dan kepala berat dan akhirnya ia rubuh ditanah.
Seorang berpakaian hitam segera maju dan mencekal
pergelangan tangan Tiat Bok taysu.
Pada saat itu pikiran Tiat Bok taysu sudah kurang terang, hanya kemurkaan dan napsu membunuh yang ada pada
dirinya, ketika merasa pergelangan tangannya dicekal, segera mengeluarkan bentakan keras, tangannya balik menyambar pergelangan tangan orang itu dengan tangan yang lain
menyerang dada orang berpakaian hitam itu,
Orang berpakaian hitam itu tidak menduga sama sekali Tiat Bok taysu akan menyerang dirinya, ia hanya bisa
mengeluarkan seruan tertahan kemudian badannya terpental dan binasa seketika itu juga.
Dua orang tua berpakaian abu-abu, menyaksikan orang-
orang berpakaian hitam yang bergerak mengepung Tiat Bok taysu, sebegitu jauh tidak berhasil menawannya, sebaliknya malah ada empat orang terbinasa ditangannya, satu sama lain saling berpandangan sebentar, kemudian berkata dengan berbareng;
"Kalian minggir."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang2 baju hitam yang mengepung Tiat-bok Taysu benar saja lalu mengundurkan diri. Tiat-bok Taysu melihat orang2 itu mendadak mengundurkan diri, buru2 mengatur
pernapasannya. Namun pada saat itu racun dalam tubuhnya sudah mulai
bekerja, hanya mengandalkan kesempurnaan kekuatan
tenaganya berhasil menindasnya, setelah mendapat
kesempatan mengatur pernapasannya kembali, tetapi belum sampai berhasil mencegah bekerjanya racun lebih lanjut, bumi yang diinjak mendadak seperti berputar, hingga akhirnya ia tidak sanggup mempertahankan dirinya lagi dan terpaksa jatuh roboh ditanah.
-oodwoo- Jilid 12 Bab-44 DUA ORANG TUA berbaju abu2 itu belum lagi turun tangan, Tiat-bok Taysu sudah kehilangan tenaganya untuk memberi perlawanan, empat orang berbaju hitam dengan cepat maju menotok dua bagian jalan darahnya kemudian dibawa
kabur...... Entah berapa lama telah berlalu, Tiat-bok Taysu tiba2
tersadar dari mabuknya. Ia hanya merasakan tempat dimana ia rebah, dingin sekali, dengan sendirinya ia hendak bangun berdiri.
Satu suara yang lembut tapi dingin, terdengar dari
sampingnya: "jangan bergerak."
Tiat-bok Taysu membuka matanya, seketika ia terkejut, karena duabelas bilah ujung pisau yang tajam, ditujukan kepada semua bagian jalan darah terpenting disekujur
badannya, juga kepada kaki tangan dan lehernya, asal ia bergerak segera terluka diujung pisau.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pisau2 tajam itu, bukan terpegang oleh manusia, melainkan menancap diatas sebuah lapisan besi selebar badan manusia, sedang ia sendiri rebah di-tengah2 besi seolah2 dalam kurungan, hanya bentuknya dan bayangannya agak berlainan.
Suara lembut dan dingin itu terdengar pula ditelingannya.
"Asal aku menggerakkan pesawat yang mengendalikan alat ini, segera akan ada kekuatan yang menggerakkan alat ini untuk menindih kau, sehingga dua belas ujung pisau itu akan menancap disemua jalan darah sekujur badanmu..."
Terdengar suara tertawa panjang, lalu dilanjutkan
perkataannya: "Dibawah alat ini, aku boleh menumpuk kayu dan
kemudian kubakar, sehingga kau terbakar hidup2."
Tiat Bok taysu melirikkan matanya, sehingga ia dapat
melihat bahwa orang yang berbicara itu adalah gadis cilik berbaju merah yang dijumpainya dilembah hitam itu.
"Lolap percaya kau memang dapat melakukan perbuatan itu....." demikian Tiat Bok taysu berkata.
"Kalau kau percaya itu bagus." berkata gadis cilik itu sambil tertawa.
"Kalian sebetulnya boleh mengambil jiwaku sejak tadi, tetapi mengapa kau lambat2an tak mau turun tangan, pasti masih memerlukan diri lolap."
"Dugaanmu tidak salah, tetapi aku juga sudah tahu bahwa kau tidak akan menghiraukan soal mati hidupmu, namun
siksaan yang membuat orang tak bisa mati dan hidup,
bukanlah setiap orang sanggup menerimanya."
Tiat Bok taysu terkejut mendengar ucapan itu, kalau benar gadis itu hendak memperlakukan dirinya demikian rupa, itu memang merupakan suatu siksaan yang paling hebat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena ia adalah seorang beribadat tinggi dan mempunyai ketenangan luar biasa, meskipun dalam hati merasa cemas, tetapi diluarnya masih tetap tenang.
"Sebelum aku majukan pertanyaan, bagaimana kalau lolap menanyakan dulu beberapa soal kepadamu?" demikian Tiat Bok taysu berkata.
Gadis cilik itu agaknya tidak menduga akan ditanya oleh paderi tua itu, untuk sesaat ia tercengang, kemudian berkata:
"Boleh saja kau ingin menanyakan apa?"
"Bagaimana keadaan rimba hitam sekarang?"
"Sudah merupakan sebidang tanah gersang."
"Apakah kau sudah membakarnya?"
"Ya! Kubakar habis sebatang rumput pun tidak
ketinggalan." "Bagaimana dengan orang-orang rimba hitam" Sudah kabur ataukah kau bakar?"
Gadis cilik itu sikapnya sangat tenang, atas pertanyaan itu ia sambut dengan senyuman kemudian berkata:
"Asal dalam rimba hitam itu ada orang, sudah tentu tidak bisa kabur, api yang menyala itu, telah membakar apa yang ada dalam rimba seluas lima pal persegi itu, tiga hari tiga malam api itu belum padam, apabila disitu masih ada orang hidup itu akan merupakan suatu keajaiban."
"Usiamu meskipun masih terlalu muda, tetapi perbuatanmu terlalu ganas, api itu mungkin juga akan membakar mati encimu sendiri." berkata Tiat Bok taysu sambil menghela napas.
"Kalau sampai mati terbakar, ia harus sesalkan nasibnya sendiri yang mati dalam usia muda, aku toh tidak boleh hanya karena ia, hingga tidak membakar rimba ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau terlalu kejam, apakah diantara kalian bersaudara, sedikitpun tidak mempunyai perasaan persaudaraan?"
"Kau bertanya terlalu banyak."
Tiat Bok taysu tiba-tiba tergoncang pikirannya, suatu perasaan cemas yang belum pernah ada telah timbul dalam hatinya itu adalah suatu perasaan yang belum pernah timbul sejak dia menganut agama Buddha.
Ia menghela napas panjang, kemudian berkata sambil
memejamkan matanya: "Lolap bersedia menjawab
pertanyaanmu apa yang Lolap tahu, tetapi dalam agama
Buddha mempunyai pantangan ketat, maka jawaban lolap
sudah tentu hanya terbatas dalam urusan yang lolap tahu."
"Aku tidak minta kau bicara, asal kau sanggup dengan
penderitaan badan, tidak usah berkata."
"Lolap selamanya berbuat baik, kalau toch memang harus menderita siksaan apa yang harus disesalkan."
"Aku bukan untuk mendengar kau berkotbah tidak perlu kau mensucikan diriku."
"O Mie Tho Hut! Baik atau jahat hanya tergantung pikiran seseorang sendiri.. .."
"Siapa mau mendengar ocehanmu, aku hanya ingin
menanyakan kepada kau siapa2 orang yang turut dalam
pertempuran dirimba hitam" Kalau kau salah jawab satu orang saja akan memotong satu jari tanganmu."
Pada saat itu tiba2 terdengar suara orang teriakan nyaring, kemudian disusul dengan perkataan:
"Budak perempuan kau terlalu sombong."
Tiat Bok taysu membuka matanya, ia melihat pemimpin
golongan pengemis Auw-yang Thong berdiri kira2 dua
tombak, dibelakangnya diikuti oleh sipengawal besi Ciu Tay Cie dan delapan orang anak buah golongan pengemis yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
semuanya mengenakan ikat pinggang kulit selebar setengah kaki, diatas ikat pinggang itu tergatung duabelas buah senjata rahasia aneh yg bentuknya seperti binatang kelelawar.
Gadis cilik itu agaknya dikejutkan oleh munculnya Auwyang Thong secara mendadak ini lama baru membuka suara:
"Kau siapa"'' "Budak apakah kau merupakan salah satu Kiuncu Kun-liong Ong?" berkata Auw-yang Thong sambil tertawa ber-gelak2.
"Aku sedang bertanya kepadamu, siapa kau suruh kau bertanya kepadaku?" berkata gadis itu gusar.
"Aku bukan seperti Tiat Bok taysu yang belas kasih, maka segala perkataanmu, sebaiknya berhati2 sedikit, sekalipun kau belum pernah melihat aku, seharusnya juga sudah pernah mendengar namanya orang yang berpakaian sepertiku ini."
Mata gadis kecil itu berputaran, katanya: "O, ya, aku sekarang tahu. Bukankah kalian orang2 dari golongan
pengemis?" "Kau membakar rimba hitam ini, kecuali membikin hangus rimba ini dengan cuma2, tidak ada seorangpun yang mati atau terluka...." berkata Auwyang Thong, kemudian berkata ia sambil mengawasi Tiat Bok taysu: "Meskipun kau mempunyai keberanian dan kepandaian untuk mengambil sesuatu
keputusan, tetapi dimataku masih merupakan seorang gadis yang belum dewasa. Bukan aku hendak pandang tinggi
kedudukan dan derajat sendiri, kalau tidak perlu sekali, aku masih belum perlu bertempur denganmu, asal kau
membebaskan Tiat Bok taysu....."
Gadis cilik itu memperdengarkan suara tertawa dingin, katanya:
"Asal aku menggerakkan pesawatnya, pisau2 tajam di atas alat besi ini, segera menembusi tubuhnya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Itu memang benar, tetapi begitu kau menggerakan pesawatnya, kau juga jangan harap bisa keluar dari sini dalam keadaan hidup."
Ia tertawa terbahak-bahak kemudian berkata pula:
"Didalam dunia Kang-ouw, golongan pengemis belum pernah memberi hati kepada lawannya, jika kau tidak dengar nasehatku, hari ini mungkin tidak terhindar terjadinya penumpahan darah!"
Gadis cilik itu menatap wajah Auw-yang Thong, ia
merasakan bahwa pemimpin golongan pengemis itu
mempunyai kewibawaan besar sekali, setelah berpikir sejenak, akhirnya ia berkata:
"Mendengar perkataanmu, kau seperti berkedudukan sebagai pemimpin golongan pengemis?"
"Benar, aku adalah Auw-yang Thong......" menjawab Auwyang Thong. "Kalau kau nanti bertemu dengan ayah angkatmu, katakan padanya bahwa Auw-yang Thong sudah
lama ingin bertemu dengannya, dalam waktu tiga bulan, aku tunggu kedatangannya dimarkas kita digunung Kun-san."
"Kemana Kun-liong Ong sampai, disitu selain banjir darah, aku tak tahu berapa banyak jiwa kalian di Kun-san nanti yang akan menjadi korbannya?"
Melihat sikap gadis cilik itu yang demikian sengit, Auw-yang Thong tergetar juga perasaannya. Sebagai seorang kenamaan yang sudah banyak mengalami dan menghadapi musuh-musuh berkaliber besar, tetapi mendengar perbuatan musuh lalu tergetar perasaannya. Hal demikian belum pernah terjadi pada waktu-waktu sebelumnya. Entah apa sebabnya, ketika mendengar perkataan gadis cilik itu, hatinya tergoncang.
Gadis cilik itu memperdengarkan suara dihidung, kemudian melanjutkan perkataannya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Markas golongan pengemis digunung Kun-san suatu waktu Kun-liong ong pasti akan pergi. Hanya menanti waktunya saja, yang tak dapat ditentukan oleh kalian."
"Ada kemungkinan kita orang-orang golongan pengemis yang akan mencarinya dulu, oleh karena kau tidak dapat mengambil keputusan dalam hal ini, maka urusan ini
sementara jangan kita bicarakan saja..... Tetapi, keadaan pada dewasa ini, kau sudah berada dalam genggaman kita, juga tidak mampu kau melawanku. Sebaiknya kau bebaskan Tiat Bok taysu, supaya dapat menghindarkan pertumpahan darah."
Gadis itu berpikir sejenak baru berkata: "Mendengar perkataanmu ini, didalam rimba ini agaknya tiada seorangpun yang mati terbakar. Kalau itu betul, apakah enciku juga masih hidup?"
"Kau bebaskan dulu Tiat Bok taysu, aku nanti akan mengajakmu menjumpainya."
Gadis cilik itu tiba-tiba mengulur tangannya dan
mengerakan pesawat yang mengendalikan alat siksa itu, dan alat besi jang diperlengkapi dengan pisau tajam itu perlahan-lahan telah terbuka sendiri.
Tiat Bok taysu lalu melompat bangun. Ia berkata kepada Auwyang Thong sambil merangkapkan kedua tangannya:
"Terima kasih atas pertolongan Pangcu."
"Kedatanganku agak terlambat, sehingga Siansu mengalami sedikit penderitaan. Sesungguhnya aku merasa tak enak dihati." berkata Auw-yang thong.
Tiat Bok taysu mengalihkan pandangan matanya kepada
delapan anak buah golongan pengemis yang berdiri berbaris dibelakang pemimpinnya itu, ia lalu bertanya:
"Apakah Hui-tayhiap dan orang2 rimba hitam ini semua sudah terlepas dari bahaya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"kecuali mengalami sedikit kerusakan, kebakaran semua sudah berlalu dari tempat ini dalam keadaan selamat. Tentang losiansu......" berkata Auw-yang Thong, tiba2 ia merasa kelepasan omong. Buru2 menutup mulutnya.
Tiat Bok taysu menarik napas dan berkata:
"Kepandaian lolap kurang sempurna, sehingga dapat ditangkap hidup2. Hal ini tak dapat lolap salahkan orang lain!"
Gadis cilik itu tiba2 berkata dengan nada suara dingin:
"Aku sudah bebaskan padri tua ini, kaupun sudah
seharusnya segera menepati janjimu! Bawalah pergi aku pada enciku."
Auwyang Thong meratap beberapa orang yang berdiri
dibelakang gadis cilik itu, kemudian berkata sambil tertawa:
"Untuk membawamu pergi menengok encimu bukanlah
soal sulit. Tetapi, aku tak tahu apakah kau mempunyai cukup keberanian?"
"Keberanian apa yang kau maksudkan!"
"Aku hanya dapat mengajak kau sendiri saja. Semua orang bawahanmu tak boleh ikut serta."
Gadis cilik itu nampak berpikir sejenak sebelum berkata,
"Baiklah," akhirnya ia berkata, "aku akan pergi seorang diri!"
Kemudian ia berkata kepada orang2nya: "Kalian semua tunggu aku di ini!"
Setelah itu dengan tindakan lebar ia berjalan menghampiri Auwyang Thong.
Tiat Bok Taysu yang sudah mengalami sendiri penderitaan dari akal muslihat gadis cilik itu, ketika melihat gadis cilik itu menghampiri Auw-yang Thong, buru2 berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Auwyang pangcu, budak hina itu pandai menggunakan obat yang bisa memabukkan orang! Pangcu harap hati2
sedikit menghadapinya !"
Si pengawal besi Ciu Tay Cie yang berdiri dibelakang Auwyang Thong tiba2 melangkah maju setapak, menghadang
didepan Auwyang Thong. Sambil melambungkan perutnya
yang gendut ia merintangi majunya gadis cilik itu seraya katanya;
"Jangan maju lebih jauh!''
"Kau mau apa?" hardik sigadis cilik itu dengan alis berdiri.
"Betapa tinggi derajat Pangcuku, apakah kau kira dapat dipersamakan dengan kau yang masih sebagai anak kemarin sore ini" Jangan kau berbuat dengan sesuka hatimu!"
Gadis cilik itu perdengarkan suara dari hidung, lalu
menghentikan kakinya. Setelah mana ia berkata sambil
mengeretakkan gigi: "Satu hari kelak kau jatuh ditanganku, pasti akan kubelek perutmu yang gendut itu......"
"Perutku ini apakah semudah itu dapat dibelek" jikalau kau tidak percaya, marilah kita coba2 dahulu." berkata si Pengawal Besi sambil tertawa ter-bahak2.
Tiat Bok taysu terkejut mendengar perkataan si gendut itu, Ia buru2 memperingatkan:
"Budak perempuan itu berkepandaian tinggi, setiap turun tangan selalu menggunakan ilmunya yang bersifat ganas. Kau tidak boleh bertempur dengan dia."
Sebaliknya dengan Auwyang Thong, orang ini bersikap
acuh tak acuh seolah2 tidak tahu menahu kejadian
sekelilingnya, bahkan terhadap ucapan padri itupun ia tak memberikan reaksi sedikit juga.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gadis cilik per-lahan2 mengangkat tangan kanannya, ia berkata dengan nada suara dingin:
"Seranganku ini kalau sampai menghancurkan ususmu, jangan kau sesalkan aku."
"Aku yakin masih sanggup menerima beberapa kali
seranganmu! Lekaslah turun tangan dengan sesuka hatimu."
berkata Ciu Tay Cie sambil tertawa.
Gadis cilik itu meskipun sudah mengangkat tangannya,
tetapi matanya menatap Auw-yang Thong, agaknya meminta persetujuan darinya dahulu sebelum ia turun tangan.
Auwyang Thong agaknyapun telah mengerti akan maksud
gadis cilik itu yang segan turun tangan, maka ia lalu berkata sambil tersenyum:
"Itu salahku, sehingga orangku ini sampai begitu berani berlaku kurang sopan terhadap Kiuncu. Tidak halanganlah rasanya untuk Kiuntju ajar adat dia sekali ini, supaya lain kali jangan dia berani2 lagi."
Tiat Bok taysu yang mendengar perkataan Auw-yang
Thong itu, dalam hatinya diam2 merasa cemas sendiri, tetapi ia tidak bisa melarang, ia hanya secara diam2 memuji nama Buddha.
Paras gadis cilik itu merah membara. Dari situ dapat
dibayangkan betapa besar napsunya yang akan mencelakakan Sigendut itu. Matanya menatap perut Ciu Tay Cie yang gendut itu, karena perut yang gendut bulat bagaikan tambur itu, sehingga ia tak dapat menemukan ditempat mana bagian
jalan darahnya. Auw-yang Thong yang menyaksikan sikap sigadis cilik yang agaknya ragu2, lalu berkata dengan suara dingin:
"Jikalau kau tidak berani mencoba, kamipun takkan memaksamu! Bila kau berani main gila, itu sama artinya kau cari....."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Belum lagi selesai ucapannya, sigadis cilik dengan suatu gerakan yang luar biasa hebat telah mengadakan
penyerangan yang mengarah perut orang gendut
dihadapannya. Serangan tersebut menimbulkan suara keras ketika sampai pada sasarannya, terdengar bagaikan pukulan pada tambur besar. Tetapi Ciu Tay Cie tertawa ter-bahak2 benar saja sedikitpun, ia tak terluka.
Tiat bok Taysu yang menyaksikan kejadian aneh di depan matanya, mengerutkan alisnya.
Dalam hati diam2 berpikir: "Kepandaian gadis ini sangat tinggi, pukulannya itu cukup keras, sungguh aneh mengapa Ciu Tay Cie tidak men dapat halangan suatu apa2."
Ciu Tay Cie menghentikan suara tertawanya kemudian
berkata: "Kau sudah memukul perutku sekali, sekarang haruslah aku balas menyerang atau tidak?"
Gadis cilik itu tercengang mendengar pertanyaan yang agak jenaka itu, ia tak tahu bagaimana harus menjawab.
Auw-yang Thong lalu berkata sambil tertawa; "Khuncu adalah seorang dari golongan tinggi bagaimana kau boleh melanggar sembarangan" Lekas menyingkir!"
Ciu Tay Cie minggir kesamping dua langkah sambil berkata:
"Khuncu, silahkan,"
Auw-yang Thong membalikkan badannya seraya berkata
sambil tertawa: "Aku akan jalan dimuka, harap Khuncu mengikuti jejakku."
Ia lalu berlalu dan jalan berendeng dengan Tiat-bok Taysu.
Gadis cilik itu ternyata sungguh berani. Dengan tak ragu2 ia mengikuti dari belakang. Sementara itu Ciu Tay Cie juga berjalan dibelakang gadis cilik itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sedangkan delapan orang anak buah golongan pengemis
tiba2 berpencaran, masing2 mengeluarkan senjata rahasianya yg terikat disabuk pinggangnya.
Dengan sinar mata gusar mengawasi gadis cilik itu, asal ia berani sedikit bertindak gegabah, segera akan diserangnya lebih dahulu.
Sampai Auw-yang Thong dan gadis itu tidak kelihatan
jejaknya, barulah delapan orang itu meninggalkan tempat tersebut.
Auw-yang Thong yang membawa gadis cilik itu, berjalan kira2 lima pal jauhnya, tibalah dihadapan sebuah rumah gubuk yang terkurung oleh pagar bambu.
Pintu pagar bambu terbuka. Seorang wanita pertengahan umur yang ayu menyambut kedatangannya sambil tersenyum.
Tiat Bok taysu terkejut bukan main melihat siapa adanya wanita itu. Ia berkata sambil mengangkat tangan memberi hormat:
"Nyonya Ho!" Sikap nyonya janda Ho yang agak genit itu agaknya telah banyak berubah. Ia tersenyum dan berkata:
"Losiansu, aku sekarang sudah menjadi anggota golongan pengemis. Atas kebaikan Pangcu aku kini telah diangkat sebagai Tongcu bagian hukum."
Auw-yang Thong berkata: "Keputusan saudara Teng yang meninggalkan golongan pengemis, sudah cukup. Sebelum pergi ia tak dapat
melupakan orang-orang yang menduduki jabatan-jabatan
penting dalam golongan kita. Orang2 yang akan menduduki jabatan2 itu semua diajukan atas usulnya. Mengenai Tongcu bagian hukum ini, juga atas usul yang sangat dari saudara Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Teng..... Sekarang, semua jabatan yang penting itu sudah terisi, mungkin waktu berlalunya semakin mendekat."
Orang kuat yang sangat berpengaruh didalam rimba


Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

persilatan daerah Tiong-goan itu, dalam pembicaraannya itu dipengaruhi oleh perasaan dukanya yang tidak terhingga, dari sikapnya saja sudah jelas mengunjukan betapa besar
penghargaannya terhadap penasehatnya.
Tiat-bok Taysu berkata sambil menghela napas perlahan:
"Sewaktu lolap masih berada digereja Siao-liem-sie, juga pernah mendengar kepandaiannya Siao-yao Siucai Teng Soan, ia sudah mau membantu golonganmu, sehingga sepuluh
tahun lebih lamanya, sudah tentu bukan tidak ada sebabnya, apabila Pangcu bisa menahan maksud hendak mengundurkan diri dengan secara yang sebaik-baiknya. mungkin ia dapat menarik kembali maksudnya."
"Golongan pengemis bisa mendapat kedudukkan seperti sekarang ini, sebahagian besar adalah berkat tenaga Teng Soan, apabila ia bertekad hendak mengundurkan diri, hal ini, bagi kita golongan pengemis sesungguhnya merupakan Suatu kerugian yang besar sekali," berkata Auwyang Thong sambil bersenyum.
Nyonya janda Ho tiba2 berkata:
"Oleh karena rencana si Siucay tua itu, sehingga rimba hitam yang diusahakan oleh suamiku dengan jerih payah, kini telah musnah dimakan api, dan aku jandanya ini mau tidak mau terseret lagi untuk terjun ke dunia kang-ouw, sedangkan ia sendiri hendak mengundurkan diri, sehingga memaksa aku untuk menduduki jabatan yang sekarang ini, nanti bila aku bertemu dengannya, aku pasti hendak minta penjelasan
darinya." Setelah itu ia mundur kesamping untuk memberi jalan
kepada tetamunya. Auwyang Thong lalu mempersilahkan
tetamunya masuk kedalam. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selagi Tiat Bok taysu hendak berjalan masuk, gadis cilik itu tiba2 bergerak mendahuluinya.
Dibelakang pagar bambu, terdapat sebuah taman bunga
yang cukup luas, tiga buah bangunan atap yang sangat rapih bentuknya, berdiri di tengah2 taman bunga itu.
Didalam rumah itu nampak bergerak bayangan orang,
tetapi tidak terdengar suaranya.
Gadis cilik itu tiba2 mempercepat gerak kakinya, dengan mendahului tuan rumahnya langsung menuju kesalah satu diantaranya.
Nyonya Ho yang menyaksikan tingkah laku gadis cilik itu, lalu berkata sambil tertawa dingin:
"Nona cilik, kau sedikitpun tidak mengenal aturan."
Tangannya segera bergerak menyambar tangan kanan gadis itu.
Dengan satu gerakan yang amat gesit, gadis cilik itu
dengan mudah dapat mengelakkan sambaran tangan nyonya Ho.
Tetapi karena itu, tindakannya agak terlambat, dengan demikian sehingga Tiat Bok taysu dapat menyusulnya, untuk masuk kedalam rumah.
Nyonya Ho yang menyaksikan semua itu, segera
menggeser kakinya menghadang dihadapan gadis cilik itu, kemudian mempersilahkan Pangcunya masuk lebih dulu.
Dengan diikuti oleh Tiat Bok taysu, Auwyang Thong masuk kedalam rumah. Setelah itu, nyonya Ho lalu mempersilahkan gadis cilik itu masuk kedalam.
Gadis cilik itu mengawasi nonya Ho dengan sinar mata
dingin, kemudian berkata: "kau ingat baik2 kejadian hari ini, dikemudian hari kau harus bayar atas perbuatanmu ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Urusan dikemudian hari, dikemudian hari saja kita bicarakan, sekarang kau sebaiknya hati2 sedikit, supaya tidak menyusahkan dirimu sendiri," berkata nyonja Ho,
Gadis cilik itu meskipun nakal, tetapi sangat cerdik dan mengenal gelagat, karena mengetahui dirinya hanya seorang diri, ia tahu harus mengandalkan perasaannya sendiri, maka ia lalu masuk kerumah tanpa berkata apa2.
Tiba didalam rumah, ia baru tahu bahwa di dalam rumah itu sudah penuh oleh manusia, disatu sudut sebelah barat, diatas bangku kayu, duduk seorang gadis berbaju putih dengan rambut yang panjang terurai dikedua pundaknya.
Gadis cilik itu lalu memburunya sambil berseru: "Enci!"
Gadis berbaju putih itu, bukan lain dari pada Nie Soat Kiao yang menyaru menjadi anak perempuan Pan-lo enghiong,
waktu itu ia membuka matanya perlahan-perlahan dan
berkata sambil tertawa hambar:
"Kau juga datang kemari!"
Gadis cilik itu tidak mengeluarkan perkataan lagi, hanya dengan sinar matanya tajam mengawasi diri Nie Soat Kiao, lama baru berkata:
"Adakah mereka tidak menyiksamu?"
"Tidak, mereka kecuali menotok beberapa bagian jalan darahku, masih belum menggunakan siksaan terhadap diriku,"
berkata Nie Soat Kiao. "Apakah mereka pernah menanyakan kepadamu sesuatu urusan?"
"Sudah tentu ada."
"Apakah kau sudah menjawab sejujurnya?"
Nie Soat Kiao tiba-tiba buka lebar matanya menatap paras gadis cilik itu, kemudian berkata dengan nada suara dingin; Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah maksudmu dengan cara begini menanyai aku ini?"
Gadis cilik itu tidak bisa menjawab pertanyaan encinya mendadak berpaling dan berkata kepada Auw-yang Thong:
"Apakah ucapanmu tadi berlaku semua?"
"Satu laki-laki harus pepang semua janjinya bagaimana tidak berlaku?" berkata Auwyang Thong.
"Kalau begitu bagus, dengan seorang diri dan tangan kosong aku ikut kalian datang kemari, sudah tentu aku juga boleh pergi dengan bebas betul tidak?" bertanya gadis cilik itu sambil tersenyum.
"Tentang ini aku agaknya belum pernah memberi janji kepadamu, tetapi karena sekarang kau sudah majukan sendiri, jikalau aku tidak terima baik, agaknya kurang layak....."
"Jadi kau terima baik baik permintaanku!"
"Baiklah, aku terima baik permintaanmu.... tetapi, hanya untuk sekali ini saja, nanti setelah kau berlalu dari sini dan bergabung dengan orang-orangmu lagi, perjanjian ini sudah tidak berlaku lagi."
"Itu sudah tentu," berkata gadis cilik itu, kemudian dengan sekonyong-konyong ia berpaling dan berkata kepada Nie Soat Kiao:
"Jikalau enci membuka rahasia ayah, sekalipun adikmu berhasil menolong kau keluar dari sini, barangkali juga tidak luput dari hukuman ayah yang keras......"
"Siapa kata aku membocorkan rahasia?" berseru Nie Soat Kiao dengan suara tajam.
Sikap gadis cilik itu seperti biasa, sedikitpun tidak menunjukkan perasaan kasihan dengan tenang ia berkata sambil tersenyum:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau kau tidak membocorkan rahasia, itulah yang paling baik....." tangannya dimasukan kedalam saku, lalu mengeluarkan sebutir obat pel, kemudian berkata pula: "Lekas makan obat ini! Supaya selanjutnya tidak usah dikhawatirkan kau akan membocorkan rahasia lagi."
Wajah Nie Soat Kiao berubah, sekujur badannya
gemetaran, katanya: "Bie-siem-wan?"
Gadis cilik itu menjawab sambil menganggukkan kepala:
"Benar, tetapi enci harus mengerti, semua untuk
kebaikanmu, setelah kau makan obat ini ayah tidak akan mencurigai kau membocorkan rahasia lagi, tidak peduli mereka menggunakan siksaan badan bagaimana beratnya
terhadap kau, kau juga tidak usah khawatir."
Ujung jidat Nie Soat Kiao sudah basah dengan air peluh, suatu tanda bahwa dalam hatinya sangat takut dengan obat itu.
Gadis cilik itu berkata lagi dengan lemah lembut: "Aku tahu bahwa dengan mengandalkan kekuatan dan kepandaianku
sendiri, aku tidak dapat menolongmu, apabila urusan ini dibiarkan terus, terhadap kau akan banyak ruginya dari pada untungnya, pikir saja, kalau makan obat ini, apakah bukan lebih baik dari pada menahan siksaan badan?"
Perkataan itu, keluar dari mulutnya seorang gadis belasan tahun, ternyata diucapkan dengan sikap begitu tenang, sedikitpun tidak ada tanda-tanda terpengaruh perasaannya, ini benar benar merupakan suatu kejadian yang aneh.
Nie Soat Kiao yang beradat sombong dan tinggi serta
menganggap kematian sebagai soal biasa dengan perasaan gusar matanya mengawasi obat pel ditangan gadis cilik itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Auw-yang Thong, Tiat Bok taysu dan lain2nya, semua
tujukan perhatiannya kepada dua gadis itu, terutama terhadap perubahan sikap nie Soat Kiao.
Sikapnya yang semula nampak sangat tegang per-lahan2
pulih kembali, dengan memandang Auwyang Thong dan
lainnya, gadis itu berkata sambil menghela napas perlahan:
"Baiklah. Masukan obat itu kedalam mulutku!"
Paras gadis cilik itu, mengunjukkan suatu senyuman, lalu berkata dangan suara lembut:
"Enci setelah makan obat ini, boleh istirahat disini dengan tenang, aku akan berusaha selekas mungkin untuk
memberitahukan urusan ini kepada ayah, minta supaya dikirim orang kuat lekas menolong kau keluar dari sini."
Dengan gerakan lambat2 ia mengangsurkan obat itu
kemulut Nie Soat Kiao. Auw-yang Thong bergerak dengan cepat, ia berhasil
merebut obat itu dari tangan gadis itu. Tindakan luar biasa cepatnya pemimpin golongan pengemis itu benar2
mengejutkan Tiat Bok taysu, pikirnya: 'orang ini bukan saja berkepandaian sangat tinggi, tetapi juga dapat mengambil keputusan dengan cepat.'
Gadis cilik itu meskipun sudah waspada, tetapi karena gerakan Auwyang Thong terlalu gesit, sehingga membuatnya tidak berdaya, Nie Soat Kiao agaknya juga tidak sudi makan obat itu, ia sengaja memperlambat membuka mulutnya,
sewaktu membuka mulutnya, obat pel itu sudah berada
ditangan Auwyang Thong, Auwyang Thong sekilas lintas
mengawasi pel ditangannya, kemudian diberikan kepada Ciu Tay Cie seraya berkata:
"Simpanlah baik2...."
Kemudian matanya ditujukan kepada gadis cilik itu, lalu berkata padanya sambil tertawa dingin: "Aku hanya berjanji Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membawa kau bertemu dengan encimu, tetapi tidak
Lencana Pembunuh Naga 8 Nona Berbunga Hijau ( Kun Lun Hiap Kek ) Karya Kho Ping Hoo Bukit Pemakan Manusia 8
^