Irama Seruling Menggemparkan 22
Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa Bagian 22
Dari perbuatannya yang mencarikan obat untukmu, ketika nona dalam keadaan tidak ingat orang, dapat dibuktikan bahwa perkataanku ini bukan perkataan kosong."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nie Suat Kiao menundukkan kepala untuk berpikir, tiba-tiba ia angkat muka dan berkata;
"Baiklah! Aku terima baik permintaanmu."
Dibawah sinar matahari nampak nyata sepasang mata nona itu berkaca-kaca, namun ia agaknya takut dilihat oleh Siangkoan Kie, maka buru-buru memutar tubuhnya dan berlalu dengan cepat.
Siang-koan Kie berkata sambil mengangkat tangan
memberi hormat; "Kujunjung tinggi janji nona, saudaraku ini kuserahkan kepadamu."
Nie Suat Kiao seolah-olah tidak mendengar, berjalan
lambat2 tanpa menoleh, angin sepoi meniup gaunnya yang putih.
Wan Hauw mengawasi berlalunya Nie Suat Kiao kemudian
dengan tiba2 ia menjatuhkan diri dan berlutut dihadapan Siang-koan Kie seraya kerkata:
"Toako,toako " Mendadak tenggorokkannya seperti tersumbat, hanya itu saja yang keluar dari mulutnya.
Siang-koan Kie buru2 membimbing bangun dan berkata ;
"Saudara Wan, lekas bangun, nona Nie sudah terlalu jauh.
Waktu masih panjang, dikemudian hari kita tokh masih ada waktu untuk berjumpa lagi."
"Begitu baik toako perlakukan diriku, seumur hidupku Wan Hauw tidak akan melupakan budi toako ini."
Siangkoan Kie tiba-tiba merasa pilu, hampir saja ia
mengeluarkan airmata, tetapi ditahannya jangan sampai keluar. Kemudian ia berkata sambil mengulapkan tangannya; Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Saudara, lekaslah pergi! Nona Nie sudah hampir tidak kelihatan."
"Selamat tinggal toako," berkata Wan Hauw, ia segera bangkit dan berlalu menyusul Nie Suat Kiao.
Mengawasi berlalunya dua bayangan itu, Siang-koan Kie seperti kehi'angan apa-apa, ia berdiri terpaku sambil menarik napas panyang, lama baru berlalu meninggalkan tempat itu.
Ia menuju kearah timur. Wan Hauw dan Nie Suat Kiao berjalan menuju ke utara,
disebelah selatan berkumpul orang2 golongan pengemis, sedangkan disebelah barat sisa api yang membakar semak-semak masih belum padam seluruhnya, hanya dibagian timur yang tidak kelihatan bayangan manusia.
Siang-koan Kie berjalan lambatlambat, pikirannya kusut, hatinya kosong; bayangan Nie Suat Kiao yang cantik molek dan luwes, selalu terbayang di otaknya- Diwaktu biasa, ia tidak merasakan itu,tetapi sekarang, gadis cantik kosen itu ternyata mendapat tempat sangat penting dalam hatinya. Kini ia merasakan betapa pentingnya gadis itu bagi dirinya, tetapi gadis itu bukan saja sudah berlalu dari depan matanya, bahkan sudah diberikan kepada saudaranya. Cinta kasih yang tumbuh tanpa disadarinya itu, ia harus simpan kedalam hatinya untuk selama-lamanya
Karena pikirannya terganggu, sehingga daya pantangan
dan pendengarannya juga terpengaruh
Tiba-tiba dibelakang terdengar suara yang menegur
kepadanya : "Saudara Siang-koan"
Siang-koan Kie agak terkejut, dengan cepat ia nenoleu kebelakang, matanya segera tertumbuk dengan seorang laki-laki berpakaian warna hitam, ia bukan lain daripada si Pecut sakti Touw Thian
Ia memberi hormat sambil tersenyum dan berkata;
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Touw toako" Touw Thian Gouw menghela napas perlahan dan berkata :
"Disini bukan tempat yang aman untuk kita bicara."
Dengan menarik tangan Siang-koan Kie, Touw Thian Gouw lari menuju kelain tempat.
Berlari-larian kira-kira enam tujuh pal, tibalah disuatu tempat yang terdapat banyak kuburan tua Touw Thian Gouw ajak Siang-koan Kie kesuatu tempat tersembunyi dibelakang sebuah makam tua yang terdapat banyak pohon besar,
kemudian berkata : "Dalam keadaan sangat berbahaya seperti sekarang ini, setiap saat setiap tempat kita dapat diserang secara tiba2 oleh musuh. Aku Iihat saudara seperti sedang memikirkan apa2, sedikitpun tidak pikir kan menjaga diri sendiri; Saudaramu ini ingin mengucapkan sepatah dua patah kata yang mungkin kurang pantas, harap saudara jangan kecil hati.'
"Toako katakan saja," berkata Siang-koan Kie sambil tersenyum
"Apabila saudara tadi bukan bertemu dengan aku tetapi berjumpa dengan Kun-liong Ong, atau anak buahnya, coba saudara pikir, bagaimana akana terjadi atas diri saudara!"
" Paling banter mereka akan membunuhku," jawab Siangkoan Kie sambil tertawa hambar.
Touw Thian Gouw tercengang, ia berkata
"Saudara, apakah artinya perkataanmu ini"'
Siang-koan Kie tiba2 seperti baru sadar dari mimpinya, ia menjawab sambil memberi hormat
"Pikiran siaote sedang kusut, sehingga kelakuanku sudah menyimpang dari kebiasaan, harap toaki jangan
memasukkannya dihati."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau se-olah2 terganggu oleh persoalan rumit."
Siang-koan Kie menghela napas panyang, lama baru
berkata ; "Kita orang yang berkecimpung dalam dunia Kang-ouw,
tidak luput dari ancaman bahaya, soal Kematian, juga kita tidak perlu hiraukan. Tetapi kalau sampai dalam keadaan melamun seperti keadaan saudara tadi, apabila terbokong oleh musuh sehingga jiwa melayang, kematian serupa itu sesungguhnya sangat mengecewakan sekali....................."
"Siaote mengarti kesalahan siaote," berkata Siang koan Kie sambil memberi hormat.
"Toakomu ini sebagian besar hidup berkecimpung dalam
dunia Kang-ouw, apakah mungkin mata kelilipan pasir tidak berasa" Sikap saudara yang termenung2 dan berjalan seorang diri dengan tindakan limbung, sudah tentu sedang terganggu pikiranmu. Apabila dugaanku tidak keliru, saudara pasti terlibat dalam urusan asmara."
"Bagaimana kau tahu?" Bertanya Siang-koan Kie heran.
"Toakomu sudah hidup begini tua, apakah kau kira hidupku itu percuma?"
Siang-koan Kie berdiam sambil menundukkan kepala,
akhirnya ia berkata ; "Siaote sangat malu dan menyesal sampai menimbulkan
perhatian toako." "Kesatria yang bagaimana kuat imannya, juga tidak
sanggup menahan gempuran asmara saudara."
Siang-koan Kie tiba2 mengangkat muka, sepasang matanya memancarkan sinar tajam.
"Touw toako, mengorbankan kepentingan sendiri untuk
keberuntungan orang lain, apakah itu perbuatan seorang gagah?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mengorbankan diri untuk keberuntungan orang lain,
bukan saja sifat luhur seorang jantan, tetapi juga suatu perbuatan mulia yang patut dipuji."
Semangat Siang-koan Kie mendadak terbangun, ia
menghormat dalam2, kemudian berkata ;
"Terima kasih atas keterangan toako, siaotee baru
mengerti" Kemudian ia mendongakkan kepalanya memandang
gumpalan awan dilangit, lalu tertawa terba-hak-bahak.
Touw Thian Gouw meskipun sudah banyak penglaaman
hidup, tetapi juga dikejutkan dan meresa heran melihat kelakuan Siang-koan Kie yang mendadak tertawa ter-bahak2
itu. Lama ia baru bertanya ; "Hiantee, mengapa kau tertawa?"
Siang-koan Kie berhenti tertawa, sambil mengawasi Touw Thian Gouw ia berkata ;
"Siaotee pikir seseorang hidup dalam dunia..."
Ucapan itu diputuskan oleh suara tindakan o rang, hingga Touw Thian Gouw dengan cepat menarik tangan Siang-koan Kie, diajak sembunyi di tempat yang lebih aman.
Tidak berapa lama, dua imam berjenggot panjang yang
memakai jubah berwarna hijau dengan tangan membawa
pedang panjang, tiba ditempat itu.
Satu diantaranya setelah mengawasi disekitar sebentar, lalu berkata ;
"Sungguh aneh, nyata aku tadi dengar suara tertawa yang datangnya dari tempat ini. mengapa tidak tampak orangnya?"
Yang satunya segera menjawab :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Suara tertawanya itu sangat nyaring, sehingga dapat
didengar dengan nyata, tidak mungkin kita salah dengar.
Menurut pikiran siaotee, orang itu mungkin sembunyi ditempat dekat2 sini saja, mari kita coba cari."
"Sudahlah, kalau orang itu sembunyi, sudah tentu melihat kedatangan kita, tetapi ia tidak mau keluar menemui kita, jelas bahwa ia tidak ingin berkenalan dengan kita, perlu apa kita harus paksa orang menjumpai kita?"
Touw Thian Gouw diam2 berpikir ; kalau ditilik dari
pembicaraan dua imam itu, nampaknya orang-orang golongan kebenaran. apalagi kelihatannya jarang keluar dikalangan Kang-ouw.
Sementara itu, nampak datang lagi seorang imam yang
usianya lebih tua, jenggotnya sudah bewarna dua, namun sepasang matanya memancarkan sinar tajam, hingga dapat diduga bahwa imam tua itu berkepandaian sangat tinggi.
Dua imam yang lebih dulu, segera memberi hormat kepada imam tua itu yang lakunya sangat menghormat sekali.
Imam tua itu menganggukkan kepala dan berkata sambil
bersenyum ; "Jiwie sutee, berhasilkah kalian menemukan orang yang tertawa tadi?"
"Ketika kita disini, orang itu sudah tidak ada mungkin tidak suka bertemu dengan kita" menyawab dua iman itu dengan serentak.
Imam tua itu matanya berputaran dua kali, kemudian
dengan tiba-tiba berkata :
"Tuan-tuan berdua, silahkan keluar sebentar." Dua imam yang lebih dulu tadi merasa heran atas perkataan imam tua itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Belum Ienyap perasaan heran mereka, dari satu tempat
tersembunyi Yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri, muncul Touw Thian Gouw dan Siang-koan Kie.
Touw Thian Gouw Ia!u berkata sambil memberi hormat;
"Totiang, selamat berternu."
Imam tua itu memandang mereka bergiliran, lalu berkata sambil tertawa ;
"Jiwie congcu."
Dua imam yang tiba lebih dulu itu diam-diam memuji
kepandaian suhengnya yang mempunyai daya pemandangan
sangat tajam. Siang-koan Kie juga memberi hormat seraya berkata
"Bolehkah boanpwee bertanya, apakah ketiga totiang ini"
Imam tua itu segera menjawab :
"Pinto bertiga datang dari gunung Bu-tong-san."
"Kalau begitu, boanpwee minta maaf se-besar2nya atas
kelakuan boanpwee tadi," berkata Siang-koan Kie. "Partay Bu-tong-pay sudah lama mendapat nama baik dikalangan Kangouw sehingga sangat dihormati"
"Ah, congcu terlalu memuji" berkata imam tua itu, matanya berputaran diatas diri
Touw Thian Gouw, kemudian berkata pula ;
"Jiwie congsu dari golongan mana, sudikah kiranya
memberi tahukan kepada pinto?"
Touw Thian Gouw mengerti bahwa imam itu timbul curiga karena melihat pakaiannya maka buru- menjawab ;
"Siaotee Touw Thian Gouw."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiga imam itu agaknya jarang berkelana didunia Kang-ouw, hingga agaknya belum pernah dengar nama Touw Thian
Gouw. Mereka tertawa dan kemudian berkata ;
"Touw tayhiap."
Siang-koan kie berkata sambil memberi hormat:
"boanpwee Siang-koan Kie, pendatang baru di dunia kangouw, masih mengharap petunjuk ciapwe sekalian."
Imam tua itu berkata : "Siang-koan tayhiap...sejenak ia berdiam, kemudian
berkata pula: "Jiwie kiranya sudah lama berkelana didunia iang-ouw, pinto ingin menanya dirinya seseorang, entah jiwie kenal atau tidak?"
"Siapa?" bertanya Touw Thian Gouw.
Siang-koan Kie tiba2 bertanya :
"Bolehkah boanpwee bertanya nama locianpwee yang
mulia?" "Pinto Yang Ceng...." menjawab imam tua itu, "apakah jiwie kenal dengan seorang yang mempunyai nama julukan Kun-liong Ong?"
"Boleh dikata kenal boleh dikata tidak," menyawab Touw Thian Gouw.
"Apa artinya perkataanmu ini?" Bertanya imam ia itu heran.
"Meskipun siaote sudah pernah melihat Kun-liong Ong,
tetapi belum pernah melihat wajah aslinya; Bukan hanya siaote seorang saja, sekalipun orang gagah dalam rimba persilatan dewasa ini, benar2 pernah melihat wajah aslinya, jumlahnya juga tidak banyak."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pinto jarang keluar pintu, terhadap urusan dalam dunia Kang-ouw, banyak yang tidak tahu atau dengar, sebaiknya Touw tayhiap memberi keterangan yang lebih jelas."
"Sepanjang tahun Kun-liong Ong mengenakan kedok kulit manusia, untuk menutupi wajah aslinya. Tiada seorangpun yang pernah melihat wajah aslinya itu, juga tiada seorang yang dapat menngetahui peraSaannya dari sikap wajahnya itu."
"Oo, kiranya begitu," berkata Yang Ceng, Siang-koan Kie diam2 berpikir ; "imam ini sudah demikian tua, tetapi masih belum tahu keadaan dalam dunia Kang-ouw, sesungguhnya sangat mengherankan."
Sementara itu Yang Ceng sudah berkata ;
"Pinto pernah dengar orang kata, bahwa anak buah Kun-
liong Ong, ada yang disebut sebagai pengawal pribadinya, yang disebut sebagai pengawal berbaju hitam. Rombongan orang2 itu baik waktu siang maupun diwaktu malam, selalu memakai seragam berwarna hitam."
"Itu memang benar, dan pakaian yang siaotee pakai ini, justru pakaian dari pasukan pengawal baju hitam itu"
Wajah Yang Ceng berubah seketika, ia berkata ;
"Kalau begitu, jiwie tentunya orang2nya Ki liong Ong?"
Touw Thian Gouw berpikir sejenak, baru berkata sambil tertawa ; "Apakah totiang hendak mencari Kun-liong Ong"
"Kalau jiwie benar adalah orang2nya Kun-Iiong Ong, harap ikut pinto," berkata Yang Ceng denyan sikap serius.
"Kemana?" bertanya Siang-koan Kie.
"Untuk menjumpai ketua pinto."
"Baiklah, harap totiang menunjukkan jalannya" berkata Touw Thian Gouw tanpa ragu2.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang Ceng totiang sambil memberi isyarat kepada kedua sutenya, lalu berjalan lebih dulu.
Untuk apakah sebetulnya Yang Ceng mengajak Touw Thian Gouw dan Siang-koan Kie menjumpai ketuanya" Dan
bagaimana kesudahannya pertempuran antara Kun-liong Ong dengan orang2 golongan pengemis"
Silahkan pembaca mengikuti jalan cerita selanjutnya.
-oo0dw0oo- Jilid 18 Bab 69 Dua imam berbaju hitam yang tiba terdahulu itu, sedikitpun tidak mempunyai pengalamaan, apa yang terpikir dalam
hatinya segera diwujudkan dalam sikapnya mereka
nampaknya demikian tegang dengan berpencaran kekanan
kiri, terus mengikuti dibelakang Siang-koan Kie dan Touw Thian Gouw.
Siang-koan Kie tersenyum dan berkata ;
"Dari suhu sudah lama aku dengar nama Yang-goan
Totiang dari Bu-tong-pay, baik juga kita pergi
mengunjunginya." Touw Thian Gouw berpaling mengawasi dua-imam itu
sejenak, lalu berkata sambil tertawa :
"Berdua Toheng, tidak perlu gelisah, kita tokh tidak akan lari."
Dua imam itu saling berpandangan sebentar, muka mereka merah seketika.
Yang Ceng dengan tindakan lebar ajak mereka, sehabis
melalui jalan kuburan tua itu, dari jauh nampak sebuah kuil kecil yang sudah rusak keadaannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siang-koan Kie berpaling mengawasi imam yang berada
dibelakangnya, lalu bertanya
"Ketua kalian berada dimana" Apakah masih jauh
tempatnya?" "Ketua kita sekarang berada didalam kuil kecil itu,"
menjawab imam tua itu sambil menunjuk kuil kecil yang sudah rusak keadaannya.
Sebentar kemudian tibalah mereka didepan kuil kecil yang sudah rusak itu.
Kuil kecil itu, didalamnya hanya terdapat tiga buah
ruangan, begitu masuk pintu, segala apa yang ada didalam kuil bisa dilihat dengan nyata.
Seorang imam tua yang rambut dan jenggotnya sudah
putih seluruhnya, duduk bersila disamping meja sembahyang, imam itu memejamkan dua matanya, sikapnya agung,
sehingga menimbulkan rasa hormat bagi yang melihatnya,
"Jiwie harap tunggu sebentar, pinto hendak melaporkan diri......" berkata Yang Ceng Totiang dengan suara perlahan.
Imam tua yang duduk sambil memejamkan mata itu tiba2
membuka matanya dan berkata ;
"Tidak usah." Yang Ceng buru2 berkata sambil merangkapkan kedua
tangannya ; "Siaote telah berhasil mengajak kemari dua orang yang kenal baik dengan gerakkan Kun-liong Ong..........'"
imam tua itu bersenyum, kemudian berkata ;
"Jiwie silahkan masuk!"
Touw Thian Gouw masuk lebih dulu, lalu di-ikuti oleh Siangkoan Kie, sesudah berada dihadapan imam itu sejarak kira2
lima kaki, mereka memberi hormat sambil berkata ;
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Totiang............"
"Pinto Yang Goan, belum tahu bagaimana sebutan Jiwie
Congsu yang terhormat?" kata imam tua itu sambil tersenyum.
"Boanpwee Touw Thian Gouw," memperkena1kan dirinya sambil memberi hormat.
"Boanpwee Siang-koan Kie," berkata Siang-koan Kie sambil menghormat.
Yang Goan menganggukan kepala dan berkata sambil
tertawa ; "Didalam kuil bobrok tanah pegunungan yang sepi,
sehingga tidak ada bangku yang dapat digunakan untuk
tetamu duduk. Jiwie Congsu terpaksa pinto silahkan duduk dilantai saja!"
Siang-koan Kie dan Toaw Thian Gouw menurut duduk
diatas lantai, Siang-koan Kie lalu berkata .
"Locianpwee undang kita datang kemari, entah ada
keperluan apa?" "Bukan untuk apa2, hanya minta sedikit keterangan dari Jiwie Congsu, " menjawab Yang Goan.
"Totiang silahkan saja," berkata Touw Thian Gouw.
Sepasang mata Yang Goan yang tajam menatap pakaian
yang dikenakan oleh Touw Thian Gouw, kemudian berkata :
"Pinto karena usia sudah terlalu lanjut, sepuluh tahun berselang sudah mengundurkan diri, tidak mau mencampuri urusan dalam rimba persilatan lagi, tak disangka, dalam sepuluh tahun ini didalam rimba persilatan ternyata sudah terjadi perobahan yang sangat mengejutkan, bahkan ada banyak hal, yang langsung menyangkut diri pinto, oleh karena itu, terpaksa aku siorang tua yang sudah lama mengundurkan diri ini, mau tidak mau harus terjun lagi kedunia Kang-uow......Pinto lihat pakaian Tow Congsu sangat mirip dengan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pakaian seragam pengawal baju hitam yang tersiar didalam dunia Kang-ouw, pinto tidak tahu apakah dugaan Pinto ini tepat atau salah?"
"Dugaan Totiang memang tidak salah, pakaian yang
boanpwee pakai ini, memang pakaian seragam pasukan
pengawal baju hitam," berkata Touw Thian Gouw terus terang.
"Kalau demikian halnya, jadi Touw Congsu adalah seorang yang mumpunyai kedudukan baik dibawah Kun-liong Ong,"
berkata Yang Goan sambil menganggukkan kepala.
"Jikalau boanpwee berkata, barangkali agak sulit Totiang mau percaya, meskipun boanpwee mengenakan pakaian
seragam pengawal Kun-liong Ong akan tetapi bukanlah
orangnya Kun-lioa Ong."
"Perkataanmu ini memang benar, Pinto tidak habis
mengerti....... " Pada saat itu diluar kuil tiba2 terdengar suara Yang Ceng berkata ; "Sicu harap tunggu sebentar didalam kuil sedang ada tetamu.........."
Dari pembicaraan Yang Ceng itu, jelas ada orang datang yang hendak langsung memasuki kuil tua itu.
Orang itu agaknya tidak mendengar atau tidak
menghiraukan perkataan Yang Ceng tadi, karena segera
disusul oleh suara Yang Ceng yang agak keras; Minta kau menunggu, kau dengar atau tidak?"
Kini terdengarlah suara jawaban orang itu yang dingin kaku; "Sudah dengar, tetapi kau mau apa?"
Yang Ceng lalu berkata; "Sudah dengar tetapi kau tidak mau tunggu, ini berarti kau sengaja mencari ribut dengan Pinto."
Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suara Yang Ceng itu kedengarannya semakin dekat,
mungkin orang itu hendak memaksa masuk hingga Yang Ceng terpaksa mengucapkan perkataaanya itu sambil mengejar.
Terdengar pula suaranya orang itu: "Kaki tangan tidak ada matanya, kau berani menghalang dihadapanku, apabila
terluka ditanganku, kau jangan sesalkan aku."
Yang Goan yang mendengarkan pertengkaran mu-lut itu
mengerutkan alisnya yang putih panjang, kemudian berkata kepada Yang Ceng;
"Yang Ceng, biarkan dia masuk."'
Tidak lama kemudian seorang tua berbaju hijau dengan
mendukung seorang gadis berambut panjang yang terurai kebawah, berjalan masuk dengan tindakan lebar.
Siang-koan Kie segera dapat mengenali orang tua itu,
adalah orang tua yang pernah berlindung dalam, tempat pertahanan golongan pengemis ditanah datar yang digunakan sebagai medan pertempuran dengan orang2 Kun-liong Ong, maka segera memberi hormat seraya berkata;
"Locianpwee." Orang tua itu hanya menganggukkan kepala, matanya
menatap Touw Thian Gouw, kemudian perdengarkan suara
tertawa dingin, dan secara mendadak tangannya bergerak untuk menyerang.
Suatu kekualan tenaga dalam yang kuat, meluncur keluar dari tangannya.
Siang-koan Kie yang kebetulan duduk berhadapan dengan orang tua itu, sangat khawatir Touw Thian Gouw terluka ditangannya, maka buru-buru angkat tangannya untuk
mencegah serangan itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
. Ketika kedua kekuatan tenaga saling beradu, Siang koan Kie merasa tergoncang hebat, sehingga tanpa dirasa sudah roboh kesamping,
Yang Goan dengan cepat mengulur tangannya menanggapi
tubuh Siang-koan Kie, sehingga tidak jatuh.
Siang-koan Kie diam-diam mengagumi kekuatan tenaga
orang tua itu. Sementara itu orang tua itu sudah berkata sambil tertawa dingin;
"Bocah, kau ternyata sanggup menyambut serangan
tanganku." "Locianpwee terlalu memuji," berkata Siang-koan Kie sambil tersenyum.
Yang Goan Totiang tersenyum dan berkata;
"Kiang Tayhiap, ternyata juga ikut terlibat dalam pertikaian dunia Kang-ouw."
"Sudah aku dengar kau sudah mengundurkan diri, tidak
mau tahu urusan dunia Kang-ouw lagi, sungguh tak kusangka, kau juga ikut2an dalam keramaian ini," berkata orang tua itu sambil tertawa;
"Pin-to seorang tidak berguna, dahulu karena kesalahan menanam bibit, sekarang buahnya itu meskipun pahit, mau tidak mau juga harus menerima," berkata Yang Goan sambil menghela napas,
Orang tua berbaju hijau itu tiba2 menghela napas panjang, ia meletakkan anak perempuannya dari dalam pondongannya.
Siang-koan Kie tiba-tiba bertanya :
"Apakah luka putri locianpwee sudah agak baik"'
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang tua itu tiba2 mengangkat muka, dengan sinar mata tajam menatap wajah Siang-koan Kie lama sekali, agaknya hendak marah.
Siang-koan Kie terpaksa harus waspada sedang dalam
hatinya diam2 berpikir; "Orang tua ini benar-benar sangat aneh, aku menanyakan secara baik, mengapa ia hendak
marah?" Orang tua itu berkata : "Kau bocah ini, keberanianmu sungguh besar, apakah kau tidak takut setelah kau merasakan seranganku tadi?"
"Boanpwee bertanya dengan maksud baik......'" berkata Siang-koan Kie.
"Urusanku selamanya tidak ingin minta perhatian orang lain, dalam hal ini kau sudah melanggar pantanganku."
Siang-koan Kie terpaksa diam sementara dalam hatinya
merasa geli menghadapi orang yang demikian aneh.
Yang Goan Totiang meskipun kenal baik dengan orang tua itu, tetapi tidak suka banyak bicara dengannya, ia berkata sambil mengawasi Siang-koan Kie:
"Touw Congsu ini, kalau benar bukan orangnya Kun-liong Ong, tetapi ia memakai pakaian seragam pengawal hitam, Pinto sesungguhnya tidak habis mengerti apa sebabnya?"
"Orang-orang yang sedang bermusuhan, masing2
menggunaka akal muslihat, satu sama lain mengirim
orang2nya yang pandai sebagai mata2 untuk mencari
keterangan keadaan musuh, dalam hal ini Locianpwee tidak perlu khawatirkan dirinya," berkata Siang-koan Kie.
"Kun-liong Ong banyak akal bangsatnya, apabila Touw
Congsu tidak dapat mengeluarkan bukti, Pinto sesungguhnya kurang percaya," berkata Yang Coan.
Orang tua berbaju hijau itu tiba2 berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Toheng tidak perlu banyak curiga, orang ini adalah
seorang yang namanya sangat terkenal diluar perbatasan daerah Tiong Goan, dia bukanlah anak buah Kun-liong Ong, apabila salah, semua ini aku siorang tua yang akau
bertanggung jawab." "Kalau Kiang tayhiap sudah berkata demikian bagaimana Pinto tidak percaya?" berkata Yang-Coan sambil tertawa.
Tiba2 terdengar suara sangat lemah yang keluar dari mulut gadis Itu;
"Aku haus, aku hendak minum air.. aku....aku......"
Orang tua berbaju hijau itu terhadap orang lain meskipun sikapnya dingin, tetapi terhadap anaknya sendiri, demikian sayang, sambil didukungnya ya berkata:
"Anak baik, jangan merintih lagi......" kemudian ia mengangkat muka dan berkata:
"Tuan2 siapa yang membawa air?"
Touw Thian Gouw segera menyerahkan tempat airnya
kepada Siang-koan Kie dan berkata padanya dengan suara perlahan;
"Saudara, kau berikanlah kepadanya."
Siang-koan Kie tercengang, tetapi ia segera menyambut tempat air yang diberikannya kemudian di serahkan kepada orang tua seraya berkata;
"Locianpwee......"
Orang tua itu menyambut botol air yang diberikan, juga tanpa menyatakan terima kasih; segeraa memondong
anaknya dan segera berdiri, kemudian berjalan keluar.
Siang-koan Kie mengawasi berlalunya orang tua itu,
pikirannya sangat heran atas sifat aneh orang tua itu.
Yang Goan Totiang segera berkata;
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lam Ong Kiang Su Im, namanya sangat terkenal dengan
sifatnya yang aneh itu, selama hidupnya, belum pernah mau menerima bantuan orang lain, ia selalu bertindak menuruti kesenangannya hatinya sendiri, tetapi orang ini kecuali perangainya yang aneh luar biasa dan dingin ketus tidak kenal aturan terhadap orang, namun tindak tanduknya, tidak
menunjukkan kejahatan."
Siang-koan Kie segera bertanyi sambil tertawa:
"Sudah berapa lamakah locianpwee kenal dengannya?"
"Sudah beberapa puluh tahun, tetapi kita sudah seperti tidak kenal satu sama lain." berkata Yang Goan.
Siang-koan Kie tiba2 menghela napas panjang dan
berkata;- "Seorang yang mempunyai adat demikian aneh, dalam
hidupnya tentu susah mendapat sahabat, ini juga merupakan suatu hal yang sangat menyedih-kan."
"Kejadian dalam dunia, kadang tidak seperti apa yang
dipikir oleh minusia, seandai Pinto juga mempunyai adat aneh seperti Kiang Su Im itu, juga tidak sampai melakukan
kesalahan besar seperti sekarang ini, yang membuat pinto sangat menyesal seumur hidup," berkata Yang Goan sambil menghela napas.
"Locianpwee seorang berkedudukan tinggi, nampaknya
sangat terkeaal diseluruh rimba persilatan siapa yang tidak junjung tinggi locianpwee" Bagamana dapat disamakan
dengan Kiang Su Im?"
"Justru karena hatiku terlalu lemah dan cinta kasihku terlalu tebal terhadap sesama manusia, sehingga membawa akibat sekarang ini, aih, kalau dipikir sesungguhnya sangat mengenaskan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sudikah kiranya locianpwee menceritakan sebab-sebab
yang menimbulkan akibat itu, supaya boanpwee menambah sedikit pengetahuan?"
Sepasang mata Yang Goan tiba-tiba memancarkan sinar
tajam, dengan bergiliran menyapu wajah Siang koan Kie dan Touw Thian Gouw, kemudian berkata;
"Pada empat puluh tahun berselang, jikalau bukan
disebabkan kelemahan hati Pin-to yang menolong seorang terluka parah sudah harnpir mati ditepi jalan, maka rimba persilatan hari ini, sudah tentu tidak akan ada raja iblis yang menamakan diri Kun-liong Ong itu."
Siang-koan Kie tercengang, ia berkata;
"Kalau begitu Totiang pernah menolong jiwa orang yang menamakan diri Kun-liong Ong itu?"
"Jikalau bukan karena kesalahan Pinto yang, menolong
dirinya, maka dalam dunia sekarang ini juga tidak ada Kun-liong Ong lagi........ ai Andaikata kala itu Pinto hanya menolong saja jiwanya dan tidak menurunkan kepandaian ilmu silat Bu-tong-pay kepadanya, mungkin juga tidak sampai kejadian seperti sekarang ini. Apa mau kala itu karena Pinto ingin menurunkan kepandaian pinto kepadanya, tanpa dirasa, orang itu sudah berdiam beberapa bulan digunung Bu-tong-san, karena bakatnya yang luar biasa, meskipun hanya
beberapa bulan saja, tetapi ia sudah berhasil mempelajari banyak ilmu silat golongan Bu-tong, untung waktu itu Pinto segera ingat bahwa ia bukan orang golongan Bu-tong;
bagaimana boleh diberi pelajaran ilmu silat Bu-tong
seluruhnya, maka Pinto segera menghentikan dan pergi
merantau........" Siang-koan Kie terkejut, ia bertanya;
"Apakah orang itu adalah yang kemudian menamakan diri Kun-liong Ong?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Waktu itu dalam dunia rimba persilatan belum ada orang yang bernama Kun-liong Ong, ia sebetulnya hanya seorang murid murtad dari golongan siao-liem-pay, yang dikejar dan dihajar hampir mampus oleh padri Siao-liem-sie, sehingga roboh ditepi jalan........"
Yang Goan mengliela napas panjang dan berkata pula;
"Aih! Apabila kedatangan Pinto agak terlambat, !ia juga sudah binasa karena luka lukanya atau sudah dimakan oleh binatang buas"
"Apabila lukanya ringan, Pinto juga tidak akan
bembawanya pulang untuk diberi pertolongan. Apa loleh buat ketika Pinto sedang berjalan dan karena melihat ia terluka parah dan sudah harnpir binasa, sebagai seorang yang
menganut pelajaran agama Budha, Pinto tidak dapat berpeluk tangan menyaksikan begitu saja, oleh karena luka didalamnya terlalu hebat, bukanlah hanya dengan pertolongan obat-obatan saja yang dapat menyembuhkan, Pinto terpaksa
menggunakan kekuatan tenaga dalam disalurkan kedalam
badannya untuk menyembuhkan luka dalam dirinya, tak
disangka maksud baik itu kemudian telah menimbulkan akibat seperti sekarang ini."
"Maksud locianpwee menolong jiwa orang, itu adalah suatu perbuatan luhur dan menjadi kewajiban bagi manusia,
bagaimana dapat disalahkan?"
"KesaIahan yang tidak disengaja itu, masih dapat
dimaafkan, tetapi kesalahan yang disengaja, itulah yang menjadikan sesal seumur hidup bagi Pinto."
"Apakah artinya ini" Boanpwee tidak mengerti."
"Setelah Pinto menolong jiwanya, seharusnya sudah saja, tak disangka pada setengah tahun kemudian ia telah datang kegunung Bu-tong-san, waktu itu Pinto sudah melihat bahwa hati orang itu kurang baik, tetapi karena Pinto merasa sayang akan bakatnya yang luarbiasa maka timbullah pikiran hendak Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menciptakan seorang luarbiasa bagi golongan Bu-tong-pay, Pinto ingin menarik ia menjadi murid Bu-tong-pay, lalu menurunkan kepandaian Pinto kepadanya, semangatnya
belajar oran itu sesungguhnya patut dipuji, Pinto diam2 juga merasa girang, karena mengharap dikemudian hari ia akan mengangkat nama golongan Bu-tong-pai dirimba persilatan.
Aih: Justru karena pikirannya yang ingin mengangkat nama baik golongan Bu- tong-pay dan kagum akan bakatnya,
sehingga menciptakan kekeruhan seperti sekarang ini."
"Dia setiap hari dan malam mendapat didikan Totiang,
apakah sedikitpun tidak merobah dirinya menuju kejalan yang baik."
"Jikalau ia berobah baik, tentunya tidak ada kejadian seperti hari ini. Sang waktu sangat pesat, sejak ia berada digunung Bu-tong-san tanpa dirasa dua tahun sudah berlalu, selama dua tahun itu, ia belum pernah turun gunung, ilmu silatnya mendapat kemajuan demikian pesat, ia sudah
mewarisi harnpir delapan bagian seluruh kepandaian-ku.
Selagi Pinto ingin menurunkan ilmu silat Thii kek-koan, ilmu simpanan Bu-tong-pay, tiba2 Pinto mendapat kunjungan dua padri dan Siao-liem-sie, dua padri itu berkedudukkan tinggi, maka Pinto undang mereka masuk kekuil, dalam psmbicaraan kedua padri itu segera menyalahkan Pinto yang tidak
seharusnya menerima murid Siao-liem-sie yang murtad, waktu itu meskipun Pinto menyadari tetapi masih mencoba
melindungi murid yang murtad itu."
"Apakah karena itu sehiugga locianpwee menanam bibit
permusuhan dengan Siao-liem-sie?"
"Tidak-tidak, masih untung sewaktu Pinto mendengar
keterangan mereka dan lukisan wajah dan bentuk murid
murtad itu ternyata sangat mirip dengan orang itu, waktu itu segera perintah orang upaya minta orang itu segera datang menghadap, asal ia dapat menjelaskan sebab-sebabnya
meninggalkan Siao-liem-sie, Pinto scbetulnya sudah sedia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk membela dirinya, tak disangka dicari kesana kemari, ternyata tidak berhasil diketemukan."
"Orang2 yang berbuat salah memang selalu ketakutan,
mungkin ia sudah kabur."
"Kabur masih tidak apa, tidak seharusnya waktu ia turun gunung, telah membunuh seorang sutenya yang ditugaskan menjaga jalan keluar gunung itu."
"Kiranya begitu......." berkata Siang-koan Kie sambil mengerutkan slisnya.
"Kita partai Bu-tong pay sejak terjadinya itu, kejadian itu, Pinto juga tidak dapat menjelaskan duduk perkara sebenarnya kepada dua padri siao-lim-sie itu, Pinto terpaksa
memberitahukan kepada mereka bahwa Pinto sudah
menyuruh dia turun gunung untuk melakukan sesuatu
pekerjaan, satu bulan kemudian pasti pulang, maka meminta dua padri itu datang lagi satu bulan kemudian.. ." berkata Yang Goan sambil menghela napas perlahan,
"Pinto sebetulnya berpikir bahwa dalam waktu satu bulan pasti dapat mengejar jejak murid yang jahat itu, baik tertangkap 'hidup maupun dibunuh mati, setidak2nya dapat menyelesaikan urusan ini kepada Siao-lim-sie, tak disangka apa yang terjadi dikemudian hari ternyata jauh diluar dugaan Pinto."
"Bagaimana, apakah tidak berhasil mengejar jejak orang itu?"
"Sudah berhasil mengejarnya, tak disangka ia telah
memberi perlawanan, empat anak murid golongan bu tong pay terluka ditangannya. Bu-tong-pay terluka ditangannya.
sewaktu Pinto mendengar kabar itu, terpaksa pergi mengejar sendiri, tetapi ia sudah merat......."
"Kun-liong Ong memang sangat licik, hendak menangkap
hidup dirinya, bukankah suatu perkara yang mudah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pinto merasa sedih menyaksikan anak murid golongan
kita yang terbinasa dan terluka ditangannya apabila waktu sebelumnya Pinto tidak serakah dengan bakatnya, atau ingin mengangkat nama golongan Bu-tong-pay, sudah tentu tidak akan terjadi tragedi yang menyedihkan itu----"
Imam tua itu agaknya merasa sangat pilu, lama ia berdiam, baru melanjutkan penuturannya;
"Waktunya padri Siao-lim-sie datang lagi untuk mengambil muridnya yang murtad semakin hari semakin dekat. Pinto sangat gelisah bagaimana harus menjawab kepada mereka"
Tetapi anak murid yang Pinto kirim untuk menyelidiki jejaknya, tidak satupun yang kembali dengan membawa kabar yang
sebenarnya, sehingga satu hari dimuka sebelum hari yang Pinto janjikan dengan dua padri Siao-lim-sie itu tiba, barulah Pinto menerima kabar yang dikirim oleh salah seorang murid dengan perantaraan burung dara pos, menurut laporan itu, katanya didaerah Khay-hong, telah muncul seseorang yaug menamakan diri Kun-liong Ong, oleh karena keadaaah sudah mendesak, Pinto terpaksa meninggalkan surat untuk dua padri Siao-lim-sie itu, menjelaskan duduk perkaranya, kemudian Pinto turun gunung langsung menuju kekota Khay-hong........"
"Sudahkah Totiang menjumpai Kun-liong Ong" bertanya
Siang-koan Kie. "Meskipun Pinto tidak menemukan dia, dikota itu, tetapi soal mengenai adanya dia dikota Khay hong sedikitpun tidak salah." "Bagaimana locianpwee mengetahui dengan pasti?"
"Kedatangan Pinto terlambat setindak, dua murid Bu-tong-pay yang mengejar jejaknya, sudah mati terbunuh olehnya diluar kota Khay-hong."
Siang-koan Kie menghela napas panjang, kemudian berkata
: "Orang ini benar2 berhati kejam bertangan ganas,
sesungguhnya jarang ada didalam dunia."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sejak golongan kita mengalami banyak kematian, Pinto sudah mengeluarkan perintah kepada semua anak murid,
siapa saja yang melihat murid durhaka itu, harus segera berusaha memberitahukan kepada Pinto, jangan bertindak sendiri mencoba menangkapnya, Pinto yakin kecuali Kun-liong Ong semua murid tidak ada satupun yang berani melawan perintah Pinto.
"Maka itu, kematian dua anak murid itu, sudah pasti bukan mereka yang bertindak sendiri.
Setelah Kun-liong Ong membinasakan mereka, mungkin ia sudah mengetahui ada orang yang mengintai jejaknya, maka ia segera membunuhnya.
Kematian dua orang itu menunjukan tanda yang tidak
memberi perlawanan sedikitpun juga-tidak ada tanda darah, entah dibinasakan, dengan cara bagaimana?"
"Apakah lociapwee belum pernah melihat dia"'' Jenggot putih Yang Goan Totiang tiba2 nampak gemetar, mungkin hatinya tergoncang hebat, lama ia berpikir baru berkata ;
"Sudah." Siang-koan Kie menyesal, ia tahu bahwa pertanyaan yang tidak sengaja itu, telah membangkitkan luka dalam hati Yang Goan Totiang, tetapi perkataan sudah terlanjur keluar, sudah tentu tidak dapat ditarik kembali.
Yang Goan Totiang mengurut2 jenggotnya yang panjang
kemudian berkata : "Ketika Pinto menyaksikan jenazah dua anak murid itu, kemurkaan Pinto harnpir tidak dapat terkendalikan, Pinto telah bertekad hendak mencari murid durhaka itu, tidak perduli keujung langit atau kedasar lautan.
Setelah pinto mengubur jenazah dua anak murid itu,
dengan seorang diri Pinto melanjutkan perjalanan menuju keutara, tak disangka disungai Huang-ho Pinto telah berjumpa Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengannya. Waktu itu orang yang menyeberang sungai
jumlahnya terlalu banyak, Pinto meskipun harnpir tidak dapat mengendalikan perasaan hati, tetapi masih khawatir apabila sampai terjadi perkelahian sudah tentu akan menimbulkan banyak korban orang-orang ang tidak berdosa. Terpaksa Pinto membujuknya dengan perkataan manis supaya ia ikut Pinto pulang, tak disangka murid durhaka itu sudab mempunyai rencana sendiri, ia menerima baik permintaan Pinto dan selagi berjalan dipantai sungai Huang-ho yang agak sepi, tiba-tiba ia menghunus pedangnya dan melawan Pinto........"
Siang-koan Kie dapat kenyataan dari sikapnya imam tua itu yang ternyata masih sangat marah dan' tidak dapat
melupakan kejadian itu. Lama sekali Yang Goan berdiam, sehingga Siang koan Kie dan Touw Thian Gouw tidak berani ber suara.
Entah berapa lama telah berlalu, baru terdengar suara helahan napas Yang Goan Totiang yang kemudian berkata;
"Tiga jam lebih Pinto bertempur dengan murid durhaka itu, sehingga lohor masih belum diketahui siapa yang menang dan yang kalah. ilmu silat yang dipelajari olehnya itu, ternyata terdiri dari banyak golongan, kecuali ilmu silat golongan Bu-tong dan Siao-hem, masih mempunyai kepandaian ilmu silat yang aneh-aneh, pinto terpaksa mengeluarkan kepandaian ilmu simpanan Bu-tong, Tay-kek Hui-kiam, untuk melawannya, sehingga tidak sampai terluka ditangannya, akan tetapi akhirnya ia masih bisa merat waktu hendak berlalu, ia menyerbarkan bubuk, sehingga Pinto yang tidak berjaga-jaga sudah kena menyedot bubuk yang ternyata mengandung
racun. Pinto terpaksa melepaskan maksud yang hendak
menangkap dirinya untuk sementara, lalu, pulang kegunung untuik mengobati racun yang masuk kedalam tubuh, racun itu ternyata sangat jahat, Pinto makan obat pemunah racun yang sangat mujarab sampai sebelas butir, baru sembuh.
Tetapi pada saat itu, murid durhaka itu sudah menghilang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
entah kemana, Pinto dan orang2 golongan siao-liem sie, pergi mencari bersama2 sudah beberipa tahun lamanya, masih
belum berhasil meemukan jejaknya. setahun kemudian waktu Pinto pulang kegunung, kembali telah menyaksikan suatu peristiwa yang mengerikan........"
"Apakah Kun-liong Ong......," sambungnya. siang-koan Kie, tetapi tiba2 ia merasa bahwa ucapan itu akan menodakan nama baik Bu-tong-pay, maka buru2 ia menutup mulut.
"Waktu Pinto pulang, kuil Sam-goan-koan diatas unung
telah terjadi peristiwa mengerikan, satu malam dimuka sebelum pinto tiba diatas gunung, orang yang pakai kedok dengan seorang diri dan sebila pedang ditangan, malam2
mendaki gunung Bu-tong-san, empat pelindung hukum Kuil Sam-wian-kuan, seorang terbunuh, tiga terluka, kemudian ia bisa berlalu dengan mudah dibawah kepungan anak murid Bu-tong pay. Dari gambaran yang diceritakan oleh beberapa anak murid kita, Pinto dapat menduga bahwa orang itu pasti adalah murid2 yang menamakan diri Kun-liong Ong itu, tak disangka karena cinta kasih sesama manusia yang ada dalam hati Pinto itu, akhirnya, mengakibatkan kejadian yang sangat
menyedihkan itu.'' Melihat sikap padri tua itu, yang menunjukkan perasaan sedihnya, terhadap peristiwa itu tentu masih mengandung penyesalan yang sangat dalam, Siang koan Kie berpikir hendak mengatakan beberapa patah kata untuk menghibur hatinya yang terluka itu, tetapi ia tidak tahu bagaimana harus membuka mulut, maka akhirnya ia membungkam saja sambil menghela napas Yang Goan Totiang mendongakan kepala
mengawasi atap rumah katanya pula :
"Pinto masih ada suatu hal yang sangat menyulitkan
sehingga kini masih tersimpan dalam hati, karena urusan ini Pinto selalu merasa tidak enak!''
"Totiang masih ada urusan apa, katakanlah semuanya,
asal boanpwee sanggup, sudah tentu...." berkata Siang-koan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kie tiba2 ia merasa bahwa ia orang sebagai pemimpin Bu-tong-pay, sudah tentu berkedudukan tinggi, begitupun dalam partay itu tentunya terdapat banyak anak muridnya yang kuat" bagaimana ia boleh menawarkan diri untuk memberi bantuan" Maka ia buru2 membalikan maksudnya, yang hampir dikeluarkan dari mulutnya.
Mata Yang Goan Totiang beralih kearah Siang-koan Kie, lama menatapnya kemudian berkata ;
"Rahasia ini sudah lama tersimpan dalam hati Pinto, belum pernah diberitahukan kepada siapa-pun juga.........."
"Apabila hal itu mengenakan urusan yang bersifat rahasia bagi partay Totiang, boanpwee tidak berani turut campur mulut."
"Aih! Waktunya sudah tidak banyak lagi, Pinto tidak boleh tidak perlu menerangkan juga." berkata Yang Goan Totiang sambil menarik napas panjang,
"partay Bu-tong-pay, pada sepuluh tahun yang terakhir ini, sangat merasakan kekurangan orang yang berbakat baik, Pinto oleh karena mencari orang berbakat, pernah
mengembara menjelajahi seluruh negeri, sepasang kaki Pinto ini sudah menginjak tanah2 pegunungan atau kota2 daerah selatan dan utara sungai Tiang-kang, tetapi orang yang berbakat baik diketemukan namun tidak bisa diminta, apakah yang Pinto dapat perbuat" Ketika Kun-liong menyatakan ingin menjadi murid Bu-tong dan kemudian Pinto menerimanya, sebahagian besar juga disebabkan karena mengharap kepada dirinya supaya dapat mempertahankan nama baik partay Bu-tong-pay..................",
"Oh! Locianpwee ternyata mempunyai kesulitan seperti itu, sudah tentu tidak dapat disesalkan........"
Sepasang mata Yang Goan Totiang yang tajam, terus
mengawasi Siang-koan Kie dari atas sampai kebawah,
kemudian mengangguk2kan kepala seraya berkata ;
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sebagai ketua atau pemimpin dari satu partay, dalam soal apakah yang paling kita utamakan" Tahukah kau?"
"Hal ini bagaimana boanpwee tahu......" menjawab Siangkoan Kie sambil menggelengkan kepala.
Menjaga nama baik partay, memimpin daam usaha untuk
melanjutkan jiwa partay; dua soal ini sebetulnya juga merupakan satu, itu adalah harus mencari seorang yang berbakat dan cerdik serta berkelakuan baik dari antara para anggautanya, kemudian dididik dan diwarisi kepandaian simpanan dari partay itu, untuk melanjutkan bahkan
meninggikan derajat partay itu."
"Pelajaran locianpwee sesungguhnya membuka pikiran
boanpwee." "Soal ini bagi satu partay yang mempunyai banyak tenaga kuat, bukanlah merupakan satu persoalan lagi, tetapi bagi partay yang kekurangan tenaga kuat, merupakan satu hal yang memusingkan kepala. Ada kalanya sampai berpuluh2
tahun tidak rnenemukan orang yang berbakat baik, dan
keadaan serupa ini sering terjadi pada partay-persilatan besar.
Partay Bu-tong-pay pernah mengalami satu masa yang sangat jaya, tetapi kemudian merosot lagi, sehingga pimpinan jatuh ditangan Pinto, keadaan ini bertambah gawat, nampaknya partay ini akan mengalami nasib keruntuhan...."
"Aaaaaa! Hal serupa ini benar2 boanpwee belum pernah
mendengarnya." "Apalagi, partay kita masih menanam bibit permusuhan
dengan seorang jahat kejam yang berupa Kun-liong Ong. Aih!
Sekarang ini dalam partay Bu-tong kecuali Pinto seorang, sudah tidak ada orang lain lagi yang sanggup menandinginya.
Kelak apabila Pinto meningggal dan ia datang menyerang keatas gunung, tidak sulit baginya untuk menghancurkan Bu-tong-pay. Aih.' Pinto sudah tidak mampu mencarikan orang yang dapat menggantikan kedudukan Pinto, juga tidak lagi Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapat melindungi keselamatan atau keutuhan partay Bu-tong.
Benar kita tidak tahu bagaimana harus menaruh muka
terhadap para pemimpin partay kita yang sudah bersemayam dialam baka."
"OIeh karena itu sampai perlu totiang meninggalkan
pertapaan dan terjun lagi kedunia Kang-ouw untuk
mengejar jejak Kun-Yiong Ong," berkata Touw Thian Gouw.
"Kali ini Pinto muncul lagi kedunia Kang-ouw sebetulnya mengandung dua maksud :
Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kesatu melanjutkan cita2 Pinto yang belum tercapai untuk mencari seorang yang dapat melanjutkan kehidupan partay Bu-tong-pay dan kedua mencari murid yang murtad itu untuk melakukan pertempuran yang menentukan, agar partay Bu-tong pay terhindar dari ancaman angkara murka..............,"
berkata Yang Goan totiang.
Matanya perlahan-lahan beralih pula kewajah ,Siang-koan Kie, kemudian berkata sambil menarik napas ;
"Akan tetapi, nampaknya kedua maksud Pinto ini semua ini tidak akan tercapai........"
"Locianpwee tidak perlu cemas, partay Bu-tong, merupakan salah satu partay persilatan golongan kebenaran terbesar pada masa ini, dalam rimba persilatan mempunyai reputasi sangat baik. Asal totiang menemukan orang yang berbakat baik, orang itu tidak nanti akan menolak mentah2 kehendak totiang yang Iuhur ini," berkata Siang-koan Kie.
"Orang baik sukar dicari, atau lebih tepat kalau dikatakan sukar dipinta, sudah beberapa puluh tahun lemanya Pinto berkecimpungan didalam rimba persilatan, entah berapa banyak orang yang Pinto sudah lihat atau kenal, tetapi kecuali Kun-liong Ong seorang, selama itu belum menemukan
seorangpun yang berbakat baik untuk dapat menerima
warisan kepandaian Pinto....." berkata Yang Goan totiang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sambil menghela napas, "namun demikian Tuhan agaknya tidak memutuskan pengharapan pinto......."
Siang-koan Kie terkejut, dengan cepat memotongnya ;
"Apa" Totiang...."
Tiba2 ia merasa bahwa ucapan yang akan dikeluarkan itu terlalu ceroboh, buru2 menutup mulut
Yang Goan totiang berkata sambil mengangguk kan kepala
; "Pinto sudah mendapat firasat bahwa dalam tubuh pinto sudah terjadi perobahan, mungkin tidak dapat
mempertahankan nyawa Pinto untuk sepuluh hari lagi,
sehingga sudah tidak ada harapan menemukan Kun-liong Ong untuk membuat perhitungan akan dosanya."
Touw Thian Gouw berkata sambil mengangguk anggukkan
kepala : "Cita2 totiang ini, memang benar susah akan tercapai, jangankan Kun-liong Ong itu jejaknya selalu sangat
dirahasiakan, sehingga sulit diketemukan, sekalipun dapat melihatnya, barangkali totiang juga sulit mendekatinya.
Pengawal berbaju hitam setiap orang mempunyai kepandaian istimewa. Terlebih2 duabelas pengawal pribadi Kun-liong Ong setiap orang mempunyai kepandaian luar biasa tingginya.
Orang2 ini apabila maju ber-sama2 sudali cukup memusingkan totiang. Kun-liong Ong ingin bertempur sendiri atau
menyerahkan lawannya kepada pengawalnya, hanya ia sendiri yang tahu. Maka sekalipun totiang dapat menemukannya, apa gunanya!"
"Pinto juga tahu bahwa Kun-liong Ong kini sudah kokoh kedudukannya, sekalipun Pinto mengerahkan seluruh anak murid Bu-tong-pay, juga belum tentu dapat menangkapnya, aih! Tetapi, betapapun juga kita juga harus tetap berusaha sehingga detik pinto terakhir......"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemudian padri tua itu menoleh dan berkata kepada Yang Ceng yang menjaga dipintu:
"Kalian menjaga keras keadaan sekitar kuil ini, asal ada orang datang, lekas beritahukan kepadaku."
Yang Ceng yang mendengar perintah itu, segera berlalu untuk menjalankan tugasnya.
Yang Goan totiang mengulurkan tangannya lambat2 dan
berkata kepada Siang-koan Kie dengan suara perlahan:
"Kau coba rabah tangan Pinto, kau rasakan dingin atau tidak?"
Siang-koan Kie mengulurkan tangannya dan meraba
tangan Yang Goan kemudian berkata:
"Ah, tidak!" Mendadak lima jari tangannya tergenggam erat oleh tangan Yang Goan totiang.
Siang-koan Kie merasakan bahwa genggaman itu semakin
kuat, sehingga ia tidak berdaya sama sekali.
Touw Thian Gouw yang menyaksikan itu semua nampak
terkejut dan terheran2, katanya;
"Totiang, apakah maksudmu ini?"
-oo0dw0oo- Bab 70 WAJAH kedua orang itu sernua nampak rnerah, bahkan
keringat mulai mengucur keluar, jelaslah sudah, bahwa kedua orang itu sedang mengadu kekuatan tenaga dalam, yang
perlahan2 mulai meningkat kebabak yang sangat penting.
Touw Thian Gouw mendadak berdiri, ia berkata dengan
nada gusar; Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa maksud tindakan totiang ini?"
Yang Goan totiang bersenyum, sekonyong2 melepaskan
tangan Siang-koan Kie dan berkata;
"Touw tayhiap jangan salah paham, Pinto hanya ingin
mencoba kekuatan tenaga dalam Siang-koan siaohiap."
"Boanpwee sekali2 tidak sanggup menandingi kekuatan
tenaga dalam totiang." berkata Siang-koan Kie.
Dengan sikap serius Yang Goan Totiang berkata:
"Kekuatan tenaga dalam Siang-koan siaohiap, sudah cukup untuk digunakan mempelajari ilmu pedang Thay-kek Hui-kiam, ilmu simpanan partay kita."
Siang-koan Kie masih tidak mengerti apa yang terkandung dalam ucapan Yang Goan Totiang, maka ia hanya berkata sambil tertawa;
"Totiang terlalu memuji."
Tidak demikian dengin Touw Thim Gouw yang merupakan
seorang Kang-ouw kawakan, dari tindakan dan perkataan Yang Goan Totiang, sedikit banyak ia sudah dapat menyelami maksud yang terkandung dalam hati pemimpin partay Bu-tong-pay itu.
Lambat2 ia duduk lagi kemudian berkata;
"Adakah Totiang timbul keinginan untuk mewariskan
pelajaran simpanan itu?"
"Dewasa ini dalam murid golongan partay Bu-tong-pay,
tiada terdapat seorangpun yang mempunyai bakat demikian bagus untuk mempelajari ilmu pedang simpanan itu, apabila Pinto meninggal dunia, ilmu pedang ini, akan kandas dan hilang jangan Pinto, untuk menjaga supaya ilmu kepandaian simpanan Bu-tong ini jangan sampai lenyap dari dunia, satu2nya jalan hanya Pinto mewariskan ilmu pedang ini Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepada Siang-koan siaohiap......." berkata Yang Goan Totiang sambil menarik napas dalam.
Siangkoan Kie buru2 berkata;
"Tentang ini, bagaimana boanpwee sanggup
menerima......" "Siang-koan siaohiap jangan salah paham dengan maksud Pinto, orang yang berbakat baik seperti kau ini, didalam dunia tidak banyak jumlahnya. Dalam usia yang masih sangat muda sekali, kekuatan tenaga dalammu sudah demikian sempurna, sudah tentu kau sudah mempunyai guru yang terlebih dulu mendidikmu, untuk merebut murid orang, Pinto tidak akan berbuat demikian. Oleh karena itu, meskipun Pinto ada maksud hendak mewariskan kepandaian Pinto, namun ini
bukan berarti Pinto bermaksud mengambil kau sebagai
murid." "Kalau begitu kecintaan Totiang ini sungguh sangat berat bagi boanpwee."
"Pinto sudah tahu bahwa Pinto tidak dapat hidup lebih lama dari sepuluh hari, maka dalam sepuluh hari ini, Pinto hendak menggunakan sebaik2-nya untuk menurunkan ilmu
pedang simpanan partay Bu-tong ini kepadamu, Pinto tidak berani merebut murid orang dan memaksamu menjadi murid golongan Bu-tong-pay, hanya ada tiga syarat. Pinto
mengharap dengan sangat supaya siaohiap suka menerima baik."
Siang-koan Kie masih hendak menolak, tetapi Touw Thian Gouw buru2 berkata;
"Tiga syarat apa yang Totiang maksud?"
"Pertama, setelah berhasil mewarisi kepandaian ilmu ini, tidak boleh diturunkan kepada orang lain sekalipun anak atau istrinya sendiri, juga tidak terkecuali."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Itu sudah seharusnya, dan syarat yang kedua?" berkata Touw Thian Gouw sambil mengangguk kan kepala.
"Kedua, diharuskan sewaktu-waktu memberi pertolongan
kepada partay Bu-tong, untuk menjaga keselamatan kuil Sam-goan-koan,"
"Itupun seharusnya, dan ketiga?"
"Dikemudian hari apabila partai Bu-tong menerima murid yang berbakat baik dan cerdik serta berkelakuan baik, maka Siang-koan siaohiap harus meneruskan ilmu pedang ini
kepada murid itu." "Tiga syarat ini semuanya merupakan suatu keharusan."
Siang-koan Kie bangkit dan berkata sambil memberi hormat:
"Kecintaan Totiang ini, kalau boanpwee menolak itu berarti kurang hormat, tetapi kalau menerima sesungguhnya merasa malu terhadap diri sendiri.........."
Yang Goan Totiang berkata sambil menarik napas dalam:
"Meskipun Pinto tidak berani mengatakan bahwa ilmu
pedang tay-kek-hui-kiam ini, adalah ilmu pedang yang tertingi, tetapi setidak-tidaknya, merupakan salah satu ilmu pedang terampuh dalam ilmu pedang dirimba persilatan. Ilmu pedang golongan tinggi ini, nampaknya tidak seberapa, tetapi memerlukan kekuatan tenaga dalam yang hebat, ini adalah suatu ilmu pedang yang paling susah dipelajari, kecuali tergantung dari gurunya, juga diharuskan orang yang
berbakat sangat baik dan sudah mempunyai dasar kekuatan tenaga dalam yang sempurna, tentang kekuatan tenaga
dalammu dan kecerdasan-mu, merupakan salah satu bakat terbaik untuk belajar ilmu pedang; batas waktu sepuluh hari ini meskipun sangat pendek, mungkin tidak dapat mempelajari seluruh rahasianya, tetapi asal kau sudah hafal benar, dikemudian hari apabila kau rajin melatih, dalam waktu satu tahun sudah tentu akan mencapai tingkat yang sudah
sempurna........" ia berdiam sejenak, "kau tidak perlu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengucapkan terima kasih kepada Pinto, sebab kau hanya ditugaskan untuk melindungi ilmu pedang warisan ini, jangan sampai musnah didalam dunia, seharusnya justru Pinto yang mengucapkan terima kasih kepada Kamu."
Siang-koan Kie memberi hormat lagi, dengan sikap
sungguh-sungghh ia berkata;
"ApabiIa Siang-koan Kie tidak binasa, dalam waktu
duapuuh tahun, pasti hendak berusaha untuk mencari orang berbakat yang boleh diwarisi ilmu pedang ini, apabila boanpwee tidak menepati janji itu, biarlah dikutuk oleh Tuhan."
Yang Goan Totiang buru-buru mengeluarkan tangannya
membimbing Siang-koan Kie seraya berkata;
"Perlu apa sampai bersumpah demikian berat apabila
Pinto tidak percaya kepadamu, juga tidak akan berani
menurunkan pelajaran ini."
Touw Thian Gouw tiba-tiba melambaikan tangannya dan
berkata kepada Siang-koan Kie:
"Saudaraku, aku hendak pergi, marilah antar aku
kedepan." Tanpa menunggu jawaban Siang-koan Kie, ia sudah
bangun dan berjalan keluar.
Siang-koan Kie buru-buru mengejar dan berjalan
berendeng sampai diluar pekarangan.
Touw Thian Gouw menghentikan kakinya dan| berkata:
"llmu pedang Tay-kek-hui-kiam dari partay Bui tong ini.
merupakan salah satu ilmu pedang ternama dalam rimba
persilatan, apabila saudara dapat mewarisi ilmu pedang ini, kau dapat menandingi kepandaian Kun-liong Ong, inilah suatu kesempatan yang paling baik, kau harus belajar dengan sungguh-sungguh."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Terima kasih atas petunjukan toako."
Touw Thian Gouw tersenyum dan berkata pula;
"Aku seorang yang mempunyai sifat aneh, selamanya tidak suka bergaul dengan orang, tetapi denganmu, sungguh heran mengapa begitu melihatmu, aku merasa simpati.........." Ia berhenti sejenak," kau berdiam disini untuk belajar ilmu pedang itu, sepuluh hari kemudian, aku akan datang lagi untuk mencari kau, sebelum kita berjumpa kau jangan pergi."
Siang-koan Kie mengangkat tangan memberi hormat, lama ia berpikir, kemudian baru berkata:
"Toaw toako maaf siaote tidak dapat mengantar lebih
jauh." Touw Thian Gouw yang sudah lama berkecimpung didalam
dunia Kang-ouw dan sudah banyak pengetahuannya, ketika menyaksikan sikap Siang-koan Kie, ia merasa agak heran, maka segera bertanya;
"Saudara, kau agaknya ada apa2 yang mengganggu
pikiranmu?" "Siaote merasa..........", menjawab Siang-koan Kie dengan suara perlahan.
Touw Thian Gouw dengan cepat memotongdan berkata
dengan sungguh-sungguh; "Orang belajar ilmu pedang paling pantang pikirannya
bercabang, apalagi kau hanya mempunyai waktu sepuluh hari saja, apabila kau kealpaan satu atau dua jurus saja, nanti akan meninggalkan suatu kemenyesalan besar seumur
hidupumu, segala urusan untuk sementara kau tinggalkan, kau gunakan seluruh pikiranmu untuk mempelajari ilmu pedang itu, setelah berhasil pelajaranmu, kita tokh masih ada waktu untuk dibicarakan lagi."
"Siaote akan ingat baik-baik."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Touw Thian Gouw berjalan beberapa langkah berhenti lagi dan berkata pula dengan suara nyaring:
"Tenangkanlah pikiranmu, apabila ada urusan apa-apa,
aku nanti bisa datang untuk memberi kabar kepadamu."
Suaranya itu tidak lama lalu menghilang dengan orangnya.
Siang-koan Kie memandang sambil berdiri ter-paku, ia
menarik napas dalam-dalam, kemudian balik lagi kedalam kuil.
Yang Goan Totiang berdiri didepan meja sem-bahyang
dengan wajahnya yang sangat agung .
Siang-koan Kie buru2 menghampiri dan berlutut
dihadapannya seraya berkata;
"Teecu memberi hormat kepada Totiang."
Yang Goan Totiang tersenyum dan berkata:
"Waktu tidak banyak, bagi kita sangat berharga, kau lekas bangun, perhatikanlah Pinto hendak melakukan pertunjukan ilmu pedang itu."'
Siang-koan Kie baru saja berdiri, Yang Goan Totiang sudah menghunus pedangnya dan lambat-lambat melakukan
gerakan tikaman, Siang-koan Kie tidak keburu berpikir lagi, terpaksa memusatkan semua perhatiannya untuk menyaksikan gerakan Yang Goan Totiang.
Yang Goan Totiang sejurus demi sejurus melakukan
pelajaran ilmu pedang itu, gerakannya sangat lambat,
sehingga dapat disaksikan dengan jelas.
Siang-koan Kie yang menyaksikan dengan seluruh
perhatian, setiap gerakkan diingatnya baik-baik.
Dalam waktu kira-kira setengah jam, Yang Goan Totiang sudah selesai dengan pelajaran ilmu pedang itu, ia
memasukkan pedang kedalam sarungnya, lalu berkata sambil tersenyum:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah kau sudah mengerti?"
"Sebahagian besar dari semua gerakan itu, boanpwee
dapat mengerti, hanya ada sebagian yang nampaknya sangat dalam sekali, masih belum dapat dipahami," menjawab Siang koan Kie.
"Kau dapat mengerti sebahagiaan besar, ini sesungguhnya tidak mudah, mari, aku akan segera mulai menurunkan
pelajaran ini kepadamu, waktu sepuluh hari itu, sesungguhnya sangat pendek sekali, sekalipun kau mempunyai kecerdasan otak luar biasa, barangkali juga tidak mudah untuk mengingat seluruhnya, tetapi perobahan gerakan ilmu pedang ini, seolah-olah sebuah perahu berantai, apabila kau kurang hgat sedikit bagian kepala dan ekor, masih dapat digunakan untuk
menghadapi musuh, tetapi apabila kau lupa beberapa gerakan penting dibagian tengah ini, dapat mempengaruhi seluruh gerakan, sehingga sangat sulit untuk mengeluarkan seluruh kepandaian."
Siang-koan Kie menurut, ia menghampiri sambil
menghunus pedangnya, dengan mengikuti setiap gerakkan Yang Goan Totiang, ia mulai melakukan pelajarannya.
Mula-mula ia tidak merasakan terlalu sulit, tetapi semakin dipelajari ia merasa semakin dalam dan banyak sekali
perobahannya, sehingga sulit dimengerti seluruhnya.
Karena ia belajar dengan tekun, tanpa dirasa hari sudah mulai gelap.
Yang Goan Totiang menyimpan pedangnya dan krkata
sambil tertawa: "Kita hanya menggunakan waktu setengah hari saja, tetapi kau sudah banyak yang ingat, nampaknya waktu sepuluh hari ini mungkin aku dapat menurunkan seluruh kepandaiaa ilmu pedang ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Teecu sangat bodoh, sehingga Totiang mengeluarkan
terlalu banyak tenaga," berkata Siang-koan-kie
"Kau tidak usah merendahkan diri, kecepatan
kemajuanmu, sesungguhuya diluar dugaanku, sekarang sudah malam, mari kita makan dan beristirahat, aku nanti akan menurunkan pelajaran latihan ilmu kekuatan tenaga dalam golongan Yu-tong kepadamu."
"Demikian besar kecintaan Totiang, sesungguhnya
boanpwee susah untuk membalas budi yang besar ini."
"Kau jangan pikirkan semua itu, aku menurunkan ilmu
pedang kepadamu, maksud yang utama adahh supaya ilmu
simpanan golongan Bu-tong ini ada orang yang meneruskan, sehingga tidak sampai terlenyap, dan kedua adalah untuk melindungi keselamatan golongan Bu tong" berkata Yang Goan Totiang, kemudian tangannya menepuk tigakali.
Tidak lama kemudian, Yang Ceng Totiang muncul dengan
tangan membawa nampan yang berisi hidangan, lalu
diletakkan dihadapan Yang Goan Totiang.
Yang Goau Totiang berpaling dan berkata kepa da Siangkoan Kie;
"Kiranya perutmu juga sudah lapar, mari .kita
makan..........", ia berhenti sejenak, lalu berkata kepada Yang Ceng Totiang;
"Suhengmu hendak merundingkan urusan penting dengan
Siang-koan siaohiap, dalam waktu sepuluh hari ini, apabila suhengmu tidak panggil, siapapun tidak boleh masuk, juga tidak boleh mengintip."
Yang Ceng terima baik pesan itu, ia segera mengundurkan diri, namun sebentar2 ia masih berpaling mengawasi Siangkoan Kie, jelas bahwa dalam hati imam itu, merasa heran terhadap urusan ini, ia tidak dapat menduga, mengapa
suhengnya yang sebagai pemimpin partai itu harus
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pergunakan waktu sampai sepuluh hari lamanya untuk
berunding dengan seorang anak muda yang belum terkenal ini, bahkan melarang orang masuk atau mengintip.
Namun demikian, ia tidak berani bertanya kepada
suhengnya. Yang Goan Totiang agaknya dapat mengerti pikiran
suteenya itu namun ia tidak menghiraukan, setelah suteenya itu keluar ia baru berkata kepada Siang-koan Kie;
"Keistimewaan ilnu pedang ini, adalah mengharuskan
orang yang menggunakannya mengeluarkan seluruh
kepandaian dan kekuatan tenaga dalam, sering melatih ilmu pedang ini, akan menambah banyak kemajuan bagi kekuatan tenaga dalam orang yang melatih, tetapi bagi orang yang kekuatan tenaga dalamnya semakin sempurna, tiap kali
menggunakan, kekuatan tenaga dalamnya yang digunakan
juga semakin besar; rahasia dalam hal ini, tidak dapat dipahami hanya dengan sepatah dua patah kata saja, nanti setelah kau sudah paham seluruhnya ilmu pedang ini, dengan sendirinya dapat mengerti sebab-sebabnya........tadi waktu aku mengajarkan ilmu pedang ini kepadamu, sudah
merasakan bahwa dalam diriku sudah ada perobahan, dapat hidup sampai sepuluh hari atau tidak, masih susah diduga, oleh karena itu, aku ingin sebelum kematianku tiba, dengan mengandalkan kekuatan tenaga dalamku yang sudah
mempunyai latihan berpuluh-puluh tahun, sedapat mungkin aku lekas menurunkan pelajaran ini kepadamu........"
Siang-koan Kie buru2 berkata:
"Locianpwee, apabila badanmu merasa kurang enak,
sebaiknya beristirahat beberapa hari dulu, nanti setelah enak locianpwee mulai pelajarannya lagi, perlu apa harus memaksa diri?"
"Dalam dunia tidak ada pesta yang tidak berahir, tidak ada manusia yang tidak mati, aku sudah hidup seratus tahun, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kematian hanya soal waktu saja, urusan ini tidak perlu kau pikirkan, yang penting adalah kau harus menerima baik permintaanku"
"Silahkan locianpwee perintahkan saja, apa yang
boanpwee dapat lakukan, pasti tidak menolak."
"Aku melihat bahwa pikiranmu, agaknya masih terganggu oleh urusan besar yang tidak dapat di-singkirkan."
Siang-koan Kie terkejut, ia hendak berkata tetapi kemudian maksudnya itu dibatalkan.
"Kau tidak perlu memberitahukan kepadaku uusan apa
yang mengganggu pikiranmu itu, tetapi aku mengharap
selama kau belajar ilmu pedang dalam beberapa hari ini, untuk sementara kau dapat menyingkirkan seluruhnya apa yang mengganggu pikiranmu, bertekunlah dengan pelajarann yang waktunya sangat singkat itu."
"Pesan locianpwee, sudah tentu boanpwee akan turut."
"Itu bagus, sekarang beristirahatlah dulu dengan
memejamkan matamu, bersihkanlah pikiranmu dari segala gangguan, aku akan mengajarkan hafalannya lebih dulu
kepadamu, kemudian akan memberikan pelajaran setahap
demi setahap." Siang-koan Kie menurut, memejamkan matanya mengatur
pernapasannya dan rnenjernihkan pikirannya.
Tatkala ia sudah sadar lagi Yang Goan Totiang segera
memulai dengan pelajaran hafalannya, kemudian pedangnya memberi petunjuk bagaimana paranya menggunakan
pelajaran itu. Sang waktu berlalu cepat sekali, sebentar saja tujuh hari sudah berlalu, selama tujuh hari itu Yang Goan Totiang memberikan pelajarannya dengan keras, kecuali Waktu makan dan beristirahat hampir seluruh waktunya digunakan untuk menurunkan pelajaran ilmu pedang itu kepada Siang-koan Kie.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Meskipun Siang-koan Kie mempunyai kecerdasan luar biasa tetapi karena pelajaran ilmu pedang Thay-kek-hui-kiam itu sangat dalam, ia merasa samakin lama semakin ruwet dan sulit dimengerti.
Hingga hari kedelapan waktu tengah hari, Siang koan Kie baru dapat mengingat seluruhnya perobahan2 gerakkan ilmu pedang yang sangat Sulit.
Tetapi keadaan Yang Goan Totiang sudah seperti pelita yang kehabisan minyak sehabis menurunkan pelajaran bagian terakhir, napasnya tiba-tiba tersengal-sengal.
Siang-koan Kie terkejut yang menyaksikan keadaan itu, ia buru2 membimbingnya untuk duduk kemudian bertanya ;
"Locianpwee kenapa?"
"Batas umurku sudah habis, tetapi aku Sudah habis, tetapi aku sudah boleh merasa puas karena cita2ku telah tercapai, ilmu pedang Thay-kek hui-kiam ini akan terus hidup didalam dunia...............''
Ia bersenyum, kemudian berkata pula sambil
ltienggapaikan tangannya ;
"Lekas undang mereka masuk."
Siang-koan Kie sebagai seorang yang tebal perasaannya, tanpa dirasa airmata mengalir keluar dari matanya.
"Apabila Totiang tidak memberi pelajaran ilmu pedang
kepada boanpwee, sehingga menghamburkan kekuatan
tenaga dalam tidak sedikit juga tidak simpai seperti
ini.............." "Lekas panggil mereka masuk, kalau tidak barangkali
sudah tidak keburu."
Siang-koan Kie tidak berani bertanya lagi, ia buru2 lari keluar untuk mencari Yang Ceng.
Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika dua orang itu balik kembali masuk kedalam kuil, Yang Goan Totiang sedang duduk bersila sambil memejamkan matanya.
Mereka tidak berani mengganggu, berdiri disamping
dengan meluruskan kedua tangannya
Wajah Yang Goan Totiang, timbul warna merah, napasnya yang tadi memburu, sudah tidak terdengar lagi, sikapnya tenang sekali tidak nampak tanda2 yang mencurigakan.
Yang Ceng Totiang memandang Siang-koan Kie sejenak,
bibirnya ber-gerak2, tetapi tidak sepatah kata keluar dari mulutnya, agaknya takut mengganggu Yang Goan Totiang.
Dua orang itu menunggu cukup lama, Yang Goaii Totiang tiba2 membuka matanya dan tersenyum, kemudian berkata kepada Yang Ceng dengan suara perlahan :
"Siang-koan siaohiap ini, adalah sahabat erat suhengmu, dikemudian hari apabila ia datang dikuil kita Sam-goan-koan, harus disambut dengan baik."
"Sutee menerima baik pesan suheng," berkata Yang Ceng, Yang Goan tiba2 menahela napas dan berkata :
"Didalam dunia tiada ada pesta yang tidak berakhir, nanti setelah aku meninggal, kaulah yang mewakili aku memimpin partai Bu-tong.........."
Yang Ceng terkejut, dan berkata: "Mengapa suheng
mengeluarkan perkataan seperti ini?"
"Batas umur suhengmu sudah habis, sekarang suhengmu
hendak berangkat kelain dunia, urusan dalam partay, aku serahkan kepada sutee."
Yang Ceng agaknya terharu mendengar ucapan terakhir
suhengnya itu, ia berdiri terpaku ditempatnya dengan mata terbuka dan mulut terkancing. sehingga tidak sepatah katapun keluar dari mulutnya-Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang Goan Totiang dengan bibir tersungging senyuman
berkata pula ; "Setelah aku nanti mati, kalian segera bawa pulang
jenazahku kekuil Sam-goan-koan, kalian harus menutup
rapat2 rahasia kematianku ini, jangan sampai tersiar keluar, juga tidak perlu mengubur dengan peraturan partay"
"Tentang ini.............."
"Apabila kalian mengubur dengan menggunakan upacara
besar, hal ini pasti akan menimbulkan banyak perhatian orang."
"Sutee ingat pesan suheng ini."
Yang Goan lambat2 memejamkan matanya dan berkata:
"Kalian berdua masing2 supaya membawa diri baik-baik."
Se-konyong2 Yang Goan menundukkan kepala lambat-
lambat. Yang Ceng segera berseru;
"Suheng! Suheng............"
Beberapa kali ia memanggil, namun tidak mendapat
jawaban, ketika ia meraba badannya ternyata sudah putus nyawanya.
Seorang pemimpin besar dari partay rimba persilatan,
dengan demikian telah meninggalkan dunianya secara tenang.
Perasaan duka timbul dalam hati Siang-koan Kie, air mata mengalir keluar dengan derasnya, ia segera menjatuhkan diri dan berlutut dihadapan jenazah Yang Goan seraya berkata ;
"Antara Totiang dengan boanpwee, meskipun tidak ada
namanya sebagai guru dengan murid, tetapi hal itu sudah menjadi kenyataan, selama jiwa boanpwee masih ada, tidak akan melupakan budi Totiang yang memberi pelajaran kepada boanpwee."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang Ceng menyusut air matanya yang keluar, berkata
dengan suara perlahan : "Pesan terakhir Ciang-bun-jin kami, suruh kita segera membawa pulang jenazahnya kegunung Siang-koan Kie
siaohiap dikemudian hari apabila kebetulan meliwati gunung Bu-tong-san, jangan lupa mampir kekuil Sam-goan-koan."
"Dalam waktu setahun, aku yang rendah pasti akan datang kekuil Sam-goan-koan untuk mengunjungi Totiang," berkata Siang-koan Kie dengan mengendalikan perasaan sedihnya.
"Pinto tidak berani meminta terlalu banyak, kedatangan siaohiap pasti akan Pinto sambut dengan tangan terbuka."
Setelah itu memondong jenazah Yang Goad Totiang dan
berjalan dengan tindakan lebar.
Siang-koan Kie bangkit, ia mengejar keluar, tetapi hanya menyaksikan Yang Ceng sedang lari dengan cepatnya
bersama dua imam yang menjaga diluar kuil.
Siang-koan Kie menyaksikan berlalunya tiga imam itu
sehingga menghilang dari depan matanya, dalam hatinya timbul perasa tidak keruan, dalam otak-nya masih tegas terbayang bagaimana Yang Goan Totiang memberikan
pelajaran kepadanya ilmu pedang Thay-kek-hui kiam, tetapi orang yang baru saja bersamanya beberapa hari dimuka
memberi pelajaran kepadanya itu, kini ternyata sudah tidak ada. Hidup matinya seseorang, ternyata demikian mudah semua nama baik dan kemashuran dimasa hidup telah ikut terbawa kedalam tanah.
Siang-koan Kie berdiri termenung dengan sikap keperti seorang yang kehilangan semangatnya, entah perapa berapa lama telah berlalu, matahari sudah terbenam kebarat,
sehingga dilangit timbul awan perah diwaktu senja.
Sekonyong-konyong terdengar suara seorang yang
memanggilnya ; Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Saudara Siang-koan."
Siang-koan Kie seperti orang baru tersadar dari mimpinya, ia berpaling, segera menampak diri Touw yang berdiri
ditempat sejauh satu tombak yang mengawasi dirinya sambil tersenyum. Ia lalu menyapanya sambil menarik napas
panjang. "Touw toako----........"
Tanpa dapat ditahan lagi, air mata mengalir kedua
membasahi pipinya. Touw Thian Gouw mengerutkan alisnya, lambat2
menghampirinya dan berkata padanya dengan suara perlahan
; "Saudara kenapa?"
"Yang Goan Totiang sudah wafat," demikian menjawab Siang-koan Kie.
Touw Thian Goaw agaknya masih tidak percaya
pendengarannya sendiri, tetapi itu memang benar ia telah mendengar dengan jelas, sehingga tidak enak untuk menanya lagi, dengan suara agak gelagapan ia berkata ;
"Apa Yang Goan Totiang sudah wafat?"
"Ya, "Dimana jenazahnya" aku hendak memberi hormat untuk
terakhir kali." "Sudah dibawa pulang kegunung Bu-tong-san. aih! Touw
toako....." berkata Siang-koan Kie. setelah berpikir lama, ia baru berkata pula ;
"Tentang kematian Yang Goan Totiang ini harap toako
rahasiakan, karena kematiannya ini, besar sekali hubungannya dengan nasib partay Bu-tong."
Setelah berpikir agak lama Touw Thian Gouw bertanya ; Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah sudah selesai menurunkan ilmu pedangThay-kek-
hui-kiam kepadamu?" "Ilmu pedang itu itu meskipun sudah diturunkan semua, tetapi justru karena itu merupakan salah satu sebab
menjadikan kematian; sehingga siaote merasa sangat tidak enak."
"Saudara juga tidak perlu berpikir demikia Yang Goan
Totiang sudah tahu dirinya akan mati maka ia mencari dan memilih orang untuk menurunkan kepandaiannya, asal kau tidak mengecewakan harapannya menurunkan kepandaian
ilmunya itu, sudah cukup."
"Siaote sekarang teringat pesan Yang Goan To tiang,
siaote merasa tugas itu besar sekali, mungkin tenaga siaote tidak dapat memenuhi keinginanya.'' Touw Thian Gouw
mendongakan kepala mengawasi gumpalan awan putih diatas langit, kemudian berkata ;
"Kita, orang yang bergerak dilapangan Kang-ouw, ibarat awan yang bergerak diangkasa bebas, tidak mempunyai tetap tinggal menetap, dimana saja kita harus menempatkan diri, banyak hal sebetulnya tidak dapat dilakukan dengan tenaga satu dua orang saja........"
Pada saat itu suara mengaung yang panjang telah
terdengar ditelinga mereka, sehingga memutuskan
pembicaraan Touw Thian Gouw.
Siang-koan Kie wajahnya berubah tiba2 ia segera berkata ;
"Sungguh aneh!'"
"Ada apa" Kun-liong Ong dan orang2 golongan pengemis
masih saling berhadapan ditempat dekat sini, meskipun tanah datar seluas sepuluh pal itu sudah terbakar gundul, tetapi belum membakar kekuatan Kun-liong Ong, perhitungan dan siasat serta kepandaian Siaoyao-siucai, barulah merupakan yang terpandai dalam rimba persilatan dewasa ini akan tetapi Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun-liong Ong agaknya juga mempunyai banyak tenaga kuat, hanya kedua pihak sekarang ini dari pertempuran secara terang sudah berubah meujadi pertempuran diam2, kedua pihak agaknya sedang mengumpulkan kekuatan masing2
mungkin dalam waktu dekat, akan melakukan pertempuran yang menentukan lagi, suara mengaung tadi apa yang dibuat heran?"
"Bukan itu yang siaote maksudkan, siaote merasa suara itu mirip dengan................."
"Mirip dengan orang kuat golongan kelas satu lagi kau maksudkan" Haha, tahukah saudara orang orang yang
berkumpul sekitar tempat ini, meskipun bukan seluruhnya merupakan orang terkuat dalam rimba persilatan, tetapi sedikitnya ada tujuh atau delapan persen........"
Siang-koan Kie meng-geleng2kan kepalanya dan berkata :
"Kataku suara itu mirip dengan suara saudara Wan Hauw itu, ia pergi Sudah sepuluh hari lebih bagaimana masih berada ditempat sekitar in;?"
"Kalau begitu mengapa kita tidak pergi menengok saja?"
"Mari kita pergi lihat!" berkata Siang-koan Kie yang sergera bergerak lari menuju kesuara itu.
Setelah melalui sebuah rimba lebat, dari jauh nampak
serombongan orang berpakaian hitam sedang mengeroyok
seorang, sinar golok dan pedangnya berkelibatan, agaknya sedang berlangsung suatu pertempuran sengit.
-odwo- Bab 71 SLANG KOAN KIE berpaling memandang yuw Thian Gouw
dan berkata : Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Rombongan orang2 berpakaian hitam itu sudah jelas
pasukan pengawal baju hitam Kun-liong ong, kau
mengenakan pakaian seragam mereka, tidak baik untuk pergi kesana, untuk sementara harap toako sembunyi dan
menantikan siaote didalam rimba ini, siaotee hendak pergi melihat apa yang telah terjadi disana."
"Apabila kau menemukan tandingan yang sulit Untuk
hadapi, harap kau panggil aku," berkata kw Thian Gouw.
Siang-koan Kie segera menghunus pedangnya dan lari
menuju kemedan pertempuran itu Benar saja, orang yang sedang dikeroyok itu memang Wan Hauw.
Dengan sepasang tangan kosong, Wan Hauw menahan
musuh2 yang mengeroyok dirinya, hembusan angin yang
keluar dari kedua tangannya, merupakan dinding kuat yang susah ditembusi oleh musuh-musuhnya. Beberapa puluh
orang berpakaian hitam, percuma saja dengan senjata
mereka, seorangpun tidak mampu mendekati dirinya. Dibawah perlindungan sangat kuat Wan Hauw, narnpak Nie Suat Kiao yang duduk bersila dengan paras pucat pasi, peluh sudah membasahi dahinya, agaknya sedang melakukan pernapasan dengan menahan penderitaan hebat.
Siang-koan Kie terperanjat, pikirnya ; "apakah nona yang bernasib malang ini telah menderita luka parah lagi?"
Sementara berpikir pedang ditangannya sudal bergerak
melancarkan serangan. Rombongan pengawal baju hitam itu meskipur sebagian
besar terdiri dari orang2 yang berkepandaian tinggi, tetapi mengeroyok Wan Hauw seorang diri saja sudah merasa
kewalahan, kini di ambil dengan kedatangan Siang-koan Kie, bagaimana mereka sanggup bertahan" Dalam waktu sangat sing kat, Siang-koan Kie sudah berhasil membobolkan
kepungan mereka. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil membentak dengan suara keras, Wan Hauw
melancarkan satu serangan hebat, seorang diantara orang2
yang mengepung dirinya itu telah jatuh tersungkur dan binasa seketika itu juga Siang-koan Kie yang menyerbu masuk, juga sudah berhasil membinasakan satu musuh.
Yang lainnya mungkin tahu bahwa pihaknya tidak sanggup memberi perlawanan, dengan serentak mengundurkan diri.
Wan Hauw mengawasi berlalunya rombongai pengawal
baju hitam itu, tetapi tidak mengejar Perlahan2 ia berpaling kearah Siang-koan Kie, ke mudian berkata;
"Toako, kita telah bertemu lagi."
"Saudara, kita berpisahan sudah sepuluh hari lebih,
mengapa kau masih berada disini?", demikian Siang-koan Kie balas bertanya.
Wan Hauw mengawasi Nie Suat Kiao sejenak, kemudian
menjawab; "Dia tidak mau pergi, katanya hendak berdiam disini dulu untuk menantikan kedatangan seseorang!"
"Menantikan kedatangan seseorang" siapa?"
"Mana aku tahu" Dia suruh aku menunggu, terpaksa aku
berdiam disini juga."
Siang-koan Kie bertanya-tanya kepada diri sendiri; Setan ini entah mempunyai maksud apa lagi" Apakah ia masih belum cukup dengan penderitaan yang diterima dari Kun-liong Ong"
Namun demikian, ia juga tidak berani bertanya, maka
disimpannya didalam hati, hendak menantikan kesempatan yang lebih baik.
Sementara itu rombongan pengawal baju hitam tadi, sudah kabur semuanya.
Disebidang tanah yang kosong itu kini hanya tinggal Siangkoan Kie, Wan Hauw dan Nie Suat Kiao.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suasana nampak sunyi, lama baru terdengar suara Siangkoan Kie yang amat perlahan:
"Nona Nie." Nie Suat Kiao perlahan membuka matanya, ia memandang
Siang-koan Kie sejenak kemudian bertanya;
"Ada apa?" "Apakah nona hendak menantikan seseorang?"
"Benar!" "Siapa?" Nie Suat Kiao tiba2 berdiri, ia berkata. lambat lambat;
"Orang itu adalah kau sendiri, aku tahu didalam sepuluh hari, tidak boleh tidak aku harus bertemu denganmu."
Siang-koan Kie ternganga, ia berkata;
"Bukankah ini terlalu berbayai" Apabila aku tidak lantaran ada urusan sehingga waktuku tertambat sepuluh hari,
mungkin kita tidak dapat bertemu".
"Tidak perduli apa sebabnya, bagaimanapun ju ga apa
yang kupikir itu tokh tidak salah.
Siang-koan Kie bertanya sambil tertawa menyeringai;
"Ada urusan apa kau menunggu aku?"
Nie Suat Kiao memperdengarkan suara batuk perlahan,
kemudian baru berkata: "Bukankah kau minta aku menurut perkataan saudaramu?"
"Ya!" Penderitaan yang terkilas diwajah Nie Suat Kiao tadi, seketika telah lenyap dan diganti dengan cahaya terang yang samar2 tampak diatas keningnya, ia bertanya pula;
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Menurut keterangan saudaramu ini, katanya ditempat
kediamannya, ada sebilah golok mas, apakah itu benar?"
"Kenapa?" "Katanya itu adalah sebilah golok yang paling baik didalam dunia."
Siang-koan Kie terkejut, tiba2 ia teringat apa yang
dilihatnya didalam gua digunung Pek-ma-san, Wan Hauw
berasal dari daerah pegunungan itu, dengan sendirinya tahu bahwa didalam gua itu terdapat dua jenazah laki2 dan wanita, waktu itu ia masih bodoh tidak mengerti apa-apa, tetapi semua keadaan didalam gua itu, meninggalkan kesan yang sangat dalam didalam otaknya, semua itu kini timbul kembali dalam ingatannya............"
Sepasang mata Nie Suat Kiao, terus ditujukan diwajah
Siang-koan Kie, katanya: "Apa yang kau sedang pikir" Mengapa kau tidak bicara?"
Siang-koan Kie hanya mengeluarkan sepatah kata
Namun pikirannya masih terkenang apa yang di-
saksikannya didalam gua itu, golok mas didalam gua itu kelihatannya seperti puntul, sebetulnya tajam luar biasa, samar2 ia masih ingat diatas gagang golok itu terukir beberapa huruf yang berbunyi; "golok mengejutkan sukma, dapat menghancurkan apapun juga."
"Apakah kau sudah berobah menjadi seorang gagu?", bertanya pula Nie Suat Kiao.
Siang-koan Kie seperti baru sadar dari mimpi-nya, ia
menjawab tetapi bukan apa yang ditanya oleh sinona;
"Benar, disana memang betul ada sebuah golok mas,
saudaraku itu tidak akan menipu kau!"
Nie Suat Kiao menggeleng-gelengkan kepala, ia berkata sambil menarik napas:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benarkah kau mengharap supaya aku ikut pergi dengan
saudaramu?" Siang-koan Kie hanya melongo, tidak tahu bagaimana
harus menjawab. Kepalanya mendongak memandang
gumpalan awan putih diangkasa.
Telinganya tiba2 mendengar suara Nie Suat Kiao yang
tegas nyaring; "Aku sudah memikir sepuluh hari sepuluh malam lamanya, sekarang aku percaya, bahwa kau benar2 ingin aku ikut pergi dengan saudaramu."
Ia mengulurkan tangannya yang putih halus untuk
membereskan rambutnya yang terurai dikedua pundaknya, dibawah penerangan sinar matahari, wajahnya nampak
kemerah-merahan, hingga nampak nyata kecantikannya, duka yang tadi meliputi mukanya, kini juga mendadak lenyap, samar2 nampak sikapnya yang kemalu-maluan.
Dalam hati Siang-koan Kie diam2 memuji: "benar-benar
seorang yang sangat cantik, suruh ia menjadi kawan hidup saudara Wanku itu, sesungguhnya sangat berat baginya."
Sementara itu Wan Hauw berjongkok jauh2 ditempat kira2
satu tombak lebih, sepasang matanya terbuka memandang kepadanya, dari sinar mata itu, menunjukkan perasaan rendah diri, didalam hati sanubarinya, agaknya juga tahu bahwa keadaan diri sendiri yang jelek. sesungguhnya tidak pantas menjadi kawan hidup Nie Suat Kiao.
Siang-koan Kie memperdengarkan suara batuk2 ringan,
kemudian berkata; "Nona Nie." "Ada apa........" bertanya Nie Suat Kiao sambil tersenyum.
"Aih! Dalam beberapa hari ini aku telah merasa bahwa diriku banyak berobah, aku juga memikirkan bahwa sebagai Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seorang perempuan, betapapun gagahnya harus menikah
juga.............." Perasaan malu tiba2 timbul, hingga tidak me-lanjutkan kata-katanya.
Perasaan aneh mendadak timbul dalam hati Siang-koan
Kie, ia bertanya ; "Bagaimana apabila apa yang kukatakan itu semua adalah keadaan sebenarnya?"
Wajah Nie Suat Kiao mendadak berubah, ia kerkata :
"Supaya aku pergi bersama saudaramu?"
"Dia telah dilahirkan sebagai seorang gagah, lagi pula mendapat warisan kepandaian dari seorang guru pandai, apabila mendapat kesempatan, ia pasti akan menjadi seorang kuat tanpa tandingan, apalagi jika dibantu dengan kepintaran dan kecerdikan nona, tidak sulit akan menjadi satu pendekar kenamaan di kemudian hari untuk membasmi segala
kejahatan didalam rimba persilatan......"
"Aku menantikan kedatanganmu sehingga sepuluh hari
lamanya dengan menempuh segala bahaya maksudku hanya
ingin mendengar sepatah dua katah perkataanmu............"
Dua butir air mata mengalir keluar tar
"Aku sudah berkata, diulangi lagi saja."
"Sekali lagi kukatakan, jangan sala hatimu sendiri,
katakanlah yang "Harap nona baik2 menjaga sa' menjawab Siang-koan Kie, sampa dak terdiam.
"Mengapa kau tidak melanjutkan
"Hanya itu saja, kuucapkan seratus kali, juga sama saja."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Paras Nie Suat Kiao yang merah, pucat, badannya ter-
huyung2 hampir ditanah. Siang-koan Kie menarik napas panjang dian memanggil
Wan Hauw ; "Saudara Wan, lekas kemari."
Wan Hauw berbangkit per-lahan2 menghan seraya berkata
;
Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Toako panggil aku?"
"Lekas bimbing nona ini, ia masih kurang sehat
keadaannya, dikemudian hari kau harus baik2
memperlakukannya." Wan Hauw mengulurkan kedua tangannya, tetapi dengan
cepat ditariknya kembali.
Dia gagah dan suka berkelahi, lagi pula sanga berani tanpa kenal takut kepada siapapun juga, tetapi terhadap Nie Suat Kiao ia sangat takut sekali.
Rasa pilu timbul dalam hati Siang-koan Kie, ia buru2
menoleh, dua butir air mata mengalir keluar dari kelopak matanya.
Telinganya telah mendengar kata2 Nie Suat Kiao yang
menyayat hati ; "Apakah kau kira aku tidak berani niengikuti dia?"
Siang-koan Kie per-lahan2 menoleh kearahnya, ia berkata sambil menghormat ;
"Aku mengharap supaya nona baik2 mengawasi saudaraku
itu, selama siang-koan Kie masih hidup selalu akan mengingat budimu ini."
Nie Suat Kiao tiba-tiba menentang kedua tangannya, air mata mengalir bercucuran, sambil mengawasi Wan Hauw ia berkata dengan suara perlahan:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lekas kemari."
Wan Hauw menurut, ia menghampiri dengan takut-takut,
tidak tahu apa yang harus diperbuat.
"Lekas gendong aku," berkata Nie Suat Kiao.
Wan Hauw baru berani mengulurkan kedua tangannya
untuk memondong tubuh Nie Suat Kiao.
Sambil melendot dipundak Wan Hauw, Nie Suat Kiao
berkata dengan suara perlahan;
"Apakah kau hendak bawa aku pergi mengambil golok mas itu?"
"Ya! Golok itu tidak sama dengan golok yang ada didalam dunia."
"mari lekas jalan!"
"Aku hendak mengucapkan beberapa patah kata jagan
toako, baru berangkat, bolehkah?"
"Tidak usah, setelah kita pergi, selamanya aku tidak ingin melihat dia lagi " Wan Hauw tercengang;
"Tetapi toako memperlakukan aku baik sekali,"
"Aku dapat memperlakukan kau lebih baik."
"Tetapi toako, toako ..........."
Wan Hauw merasa sangat terharu, perkataannya tak dapat menyampaikan maksudnya hanya beberapa patah kata toako saja yang keluar dari mulut, tidak ada kata-kata lain yang dapat diucapkan.
"Saudara Wan, kalian pergilah, nanti jikalau kau bertemu suhu, jangan lupa sampaikan hormatku" berkata Siang-koan Kie sambil melambaikan tangannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wan Hauw sejenak merasa terkejut. Tibaa2 mengeluarkan suara mengaung, kemudian melompat melesat dan lari
sekencang-kencangnya. Siang-koan Kie mengawasi berlalunya dua orang itu, dalam hatinya timbul perasaan tidak keruan, rasa pilu yang
mendadak telah memukul hebat perasaannya, sehingga tanpa dirasa mulutnya sudah menyemburkan darah segar.
Perlahan-lahan ia duduk, kemudian menutup latanya untuk mengatur pernapasannya. ia hanya merasa pikirannya terlalu kalut, susah ditenangkan lagi, ia tidak sanggup mengusir semua perasaan yang menggangu pikirannya, tanpa
disadarinya matanya sudah penuh dengan air mata-
Dalam keadaan demikian tiba-tiba terdengar suara tarikan napas panjang; kemudian disusul oleh Touw Thian Gouw ber-bisik2 pada Siang-koan Kie :
"Saudara, didalam keadaan demikian, aku mengharap
dengan sangat supaya kamu suka dengar perkataanku, aku hendak membuka totokaanmu, tetapi bagaimanapun juga kau harus menahan sabar, jika tidak dipergoki musuh jangan bertindak apa2."
Setelah itu ia lalu membuka totokan Siang-koan Kie dan mengurut badannya,
Siang-koan Kie menarik napas dalam2, kemudian berkata ;
"Entah nona Nie dan saudaraku itu, sudah dapat
meloloskan diri atau tidak?"
"Mereka sudah lama berhasil menghindari penyelidikan
pasukan berbaju hitam itu, saat itu mungkin sudah berada sejauh beberapa puluh pal" berkata Touw Thian Gouw.
Siang-koan Kie kembali menarik napas, ia menyandarkan dirinya disebuah dahan besar sambil memejamkan matanya.
Jelas bahwa keadaan penyakitnya bertambah keras.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Touw Thian Gouw bertanya dengan suara perlahan :
"Saudara sedihkah hatimu"', Siang-koan Kie
menganggukan kepala tidak menjawab.
Touw Thian Gouw meraba dahinya, bukan kepalang
terkejutnya, karena dahi Siang-koan Kie yang tadi panas membara, kini telah berubah dingin.
Ia mengamat2i muka Siang-koan Kie yang tadi merah, kini sudah berubah menjadi pucat pasi.
Suara beradunya senjata terdengar semakin hebat.
Pengalamannya yang laas, mernbuat Touw Thian Gouw
segera dapat mengenali dari suara itu bahwa dalam rimba itu sedang berlangsung pertempuran sengit, hingga seketika itu hatinya merasa sangat girang, ia berkata dengan suara perlahan ;
"Saudara harap kau bersabar lagi sebentar, rombongan ini pengawal baju itu agaknya sudah berjumpa dengan orang2
kuat dari golongan pengemis.." belum lagi habis
perkataannya, tiba2 terdengar suara siulan gencar, suatu tanda bahwa rombongan pengawal baju hitam itu
mengundurkan diri. Seorang laki2 tinggi besar berpakaian abu2, dengan tangan menenteng pedang berjalan lebih dulu memasuki rimba hijau, laki2 itu bukan lain daripada Koan Sam Seng dari golongan pengemis,
Dibelakang dirinya diikuti oleh beberapa puluh orang.
Touw Thian Gouw Sarnbil memondong Siang-koan Kie
lompat turun dari atas pohon.
Karena ia memakai pakaian seragam pengawal baju hitam maka begitu menginjak tanah, segera dikurung oleh orang2
golongan pengemis Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Koan Sain Seng dapat mengenali diri Touw Thian Gouw,
maka lalu berkata ; "Apakah ini bukan saudara Touw" Mengapa mengenakan
pakaian demikian?" Touw Thian Gouw tersenyum, ia juga tidak memberi
keterangan, hanya berkata sambil menunjuk Siang-koan Kie yang berada dalam pondongan.
"Saudaraku sakit keras, perlu mencari obat, sudah lama siaote dengar Teng sianseng pandai sekali ilmu obat maka saudara Koan supaya suka bawa siaote kesana, segala-galanya nanti setelah bertemu dengan Teng sianseng akan siaote ceritakan semua"
Koan Sam Seng memandang Siang-koan Kie sejenak,
pemuda itu nampak sedang pejamkan matanya, wajahnya
pucat, penyakitnya agaknya memang benar sangat keras, setelah berpikir sejenak ia lalu berkata;
"Aku memang sedang diminta oleh Teng sianseng
membawa empat puluh delapan pasukan berani mati untuk merebut rimba ini, sekarang rombongan pengawal baju hitam itu, meskipun semua sudah diusir dari sini tetapi aku masih perlu tinggal disini untuk mengatur orang2ku, untuk
sementara barangkali sulit membagi diriku......." ia berhenti sejenak, "begini saja Dari empat puluh delapan pasukan berani mati itu akan kupilih empat orang untuk membawa kalian berdua menjumpai Teng sianseng."
-odwo- Bab 72 TOUW THIAN GOUW mengerti bahwa empat orang
anggauta pengemis itu, meskipun dikatakan sebagai
pengantar, sebetulnya disuruh mengawasi gerak geriknya, tetapi dibawah keadaan demikian sudah tentu ia juga tidak Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapat menyalahkan tindakan Koan Sam Seng itu, maka ia lalu memberi hormat seraya berkata :
"Terima kasih atas bantuan saudara."
"Penasehat kita Teng Sianseng, pengetahuannya dan ilmu obat2annya serta memeriksa orang sakit, sesungguhnya
memang pandai, saudara Touw ini, rasanya tidak sulit
disembuhkan penyakitnya," berkata Koan Sam Seng sambil tertawa.
Touw Thian Gouw dibawah kawalan empat orang dari
golongan pengemis, setelah melalui rimba itu, lari menuju ketanah datar yang luas, berjalan kira2 setengah jam, dari jauh telah tampak suatu perkampungan kecil.
Dua dari antara empat pengawal itu tiba2 memperlambat gerak kakinya, berjalan kedalam perkampungan kecil.
Touw Thian Gouw mengawasi Siang-koan Kie yang berada
dalam pondongannya, pemuda itu memejamkan matanya,
agaknya sedang tidur nyenyak sekalipun lari demikian jauh dan lama ternyata sedikitpun tidak tersadar. Keadaan ini sangat mengherankan Touw Thian Gouw.
Dua orang golongan pengemis lagi yang mengikuti
dibelakang Touw Thian Gouw, mendadak berkata dengan
suara perlahan ; "Harap tuan tunggu disini sebentar, mereka sedang
memberi lapor lebih dahulu."
Tidak berapa lama, nampak muncul Teng Soan yang
datang menyambut dengan diikuti oleh dua orang dari
golongan pengemis tadi, orang cerdik dan pandai itu segera berkata sambil tertawa;
"Kedatangan Touw tayhiap sangat kebetulan, mari masuk kedalam perkampungan ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mata Teng Soan berputaran menatap wajah Siang-koan Kie seraya berkata :
"Kenapa, apakah ia terluka?"
"Ia sedang dihinggapi penyakit, tolong sianseng
memeriksa badannya," berkata Touw Thian Gouw.
"Silahkan masuk dulu," berkata Teng Soan yang, segera memutar tubuhnya dan berjalan lebih dulu.
Touw Thian Gouw mengikuti dibelakangnya, menuju
kesebuah gubuk yang dikitari oleh pagar bambu.
Disebuah ruangan yang cukup luas dalam gubuk itu,
terdapat sebuah meja kayu merah. diatas meja itu penuh tumpukan kertas dan alat2 tulis.
Teng Soan setelah mengajak tetamunya duduk, lalu
memerintahkan dua orang tadi keluar.
Teng Soan meletakkan kipasnya diatas meja se raya
berkata: "Menolong orang seperti menolong kebakaran biarlah
siaote periksa dulu nadinya."
"Penyakitnya datangnya secara mendadak dan aneh sekali, barangkali bukan penyakit biasa......"
Teng Soan hanya menganggukkan kepala tidak
mengucapkan apa2, ia memegang dan memeriksa getaran
nadi Siang-koan Kie sambil memejamkan natanya.
Lama sekali, baru membuka matanya dan berkata;
"Penyakitnya memang benar agak berat."
"Apakah masih dapat ditolong?"
"Tidak ada bahaya bagi jiwanya, tetapi memerlukan waktu yang cukup untuk mengobatinya.
"Tolong Sianseng memberikan obatnya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Diperkampungan yang sepi ini, mana ada toko obat,
terpaksa siaote akan meniberikannya lebih dulu beberapa butir obat pel buatan siaote sendiri, untuk sekedar memberi bantuan tenaga, kemudian siaote akan menyuruh orang
membelikan obatnya."
"Semua terserah kepada Sianseng."
"Saudara jangan khawatir," berkata Teng Soan, lalu mengeluarkan dua butir obat pel lebih dulu ia mencairkan dengan air panas, lalu memasukan dalam mulut Siang-koan Kie, kemudian ia bertanya kepada Touw Thian Gouw dengan suara perlahan;
"Penyakit saudara Siang-koan ini, rupanya seperti
disebabkan kerena terganggu pikirannya dan menggunakan tenaga terlalu banyak serta terkena angin dingin pula............"
"Keterangan Sianseng ini semua benar, selama berapa hari ini, ia memang benar-benar terlalu letih."
"Ada sedikit yang siaote masih kurang mengerti, harap saudara memberi keterangan sebenar-benar-
"Apa yang siaote tahu sudah tentu siaote akan
beritahukan," "Itu adalah yang paling baik, saudara Siang-koan Kie ini, didalam waktu beberapa hari ini, apakah mengalami kejadian yang melukai hatinya?"'
"Memang ada, aih! Jiwa jantannya berlawanan dengan hati sanubarinya dan perasaannya yang halus, selalu bertindak untuk kebaikan orang lain, sedang ia sendiri, mandah hatinya menderita dan hancur luluh."
"Apakah artinya perkataanmu ini?"
Touw Thian Gouw terpaksa menceritakan semua nya apa
yang dialami oleh Siang-koan Kie, tetapi tentang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pengalamannya belajar ilmu pedang dikuil tua itu, ia sengaja tidak diceritakan.
"Benar-benar seorang gagah yang berjiwa besar dan
berhati mulia, pantas ia seolah-olah sudah tidak ingin hidup, tidak mau menggunakan kekuatan tenaganya untuk melawan penyakit."
"Benarkah disebabkan karena urusan asmara itu?"
"Dalam pemeriksaanku, gerak nadinya meskipun lemah
tetapi tidak berbahaya, penyakitnya nampak berat, tetapi kekuatan tenaga dalamnya tidak terganggu."
"Kalau demikian halnya, ia ternyata suka kepada nona Nie itu, sehingga pikirannya terganggu dan hendak menutup jalan hidupnya sendiri."
Teng Sian berpikir sejenak, tiba2 mengangka kepala dan berkata ;
"Menurut pikiran siaotee, tindakan saudara Siang koan ini, bukan saja menunjukkan jiwa kesatrianya yang besar, tetapi juga ingin supaya nona Nie itu dapat hidup dengan saudara Wannya "
"Dugaan Sianseng sangat jitu, mungkin Sian seng masih mempunyai pikiran diluar dugaan siaotee, bolehkah kiranya Sianseng memberi keterangan lebih jelas?"
"Siaote mengerti sedikit tentang ilmu bintang, nona Nie itu dibalik kecantikan parasnya, mempunyai sifat keras bagaikan baja, sifatnya tidak kalah dengan sifat seorang jantan, seharusnya ia mempunyai watak sebagai seorang pemimpin."
"seorang wanita dapat memimpin satu golongan, jikalau tidak mempunyai kepintaran dan kepandaian luarbiasa,
sesungguhnya tidak mudah, keterangan sianseng ini memang benar."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nie Suat Kiao mempunyai sifat dan bakat seorang
pemimpin yang memegang kekuasaan, kemauannya keras,
lagi pula pintar dan cerdas, semua ini masih diatas saudara Siang-koan, apabila mereka menjadi suami istri, nona ini mau tidak mau pasti tunduk kepada suaminya, bahkan mungkin meninggalkan pelajaran ilmu silatnya dan mengganti dengan pekerjaan sebagai istri yang bijaksana, bukankah ini berarti tidak akan menyiakan kecerdasan dan kepandaiannya"........
Didalam dunia tiada satu urusan yang semuanya baik, begitu pula dengan manusia, tidak ada yang sempurna seratus
persen, Nie Suat Kiao seorang gadis cantik mendapat suami sebagai Wan Hauw, penghidupan suami istri mungkin kurang kesenangan, tetapi terhadap kepandaian ilmu silat mereka akan memberi banyak bantuan, Wan Hauw yang dilahirkan dengan pembawaannya, sehingga menjagoi seorang yang
bertenaga, meskipun diluarnya kelihatan buruk, namun
didalamnya cerdik, oleh karena ia sendiri mengerti bahwa paras yang jelek tidaklah pantas menjadi kawan hidup gadis cantik seperti Nie Suat Kiao, dengan sendirinya ia akan mencurahkan seluruh perhatiannya untuk mempertinggi
kepandaian ilmu silatnya, hal ini akan mendorong padanya menjadi seorang yang gagah yang mungkin susah dicari
tandingannya." "Keterangan Sianseng ini, benar2 sangat mengagumkan."
"Nie Suat Kiao ada seorang yang keras kepala dan tinggi hati, meskipun rasa tidak pantas mendapat suami jelek, tetapi ia juga pasti akan melakukan kewajiban sebagai istri tidak akan berlaku serong, didalam keadaan demikian, bagaimana harus melewatkan harinya" Wan Hauw tidak bisa berlaku ramah dan lemah lembut, sedang ia sendiri juga tidak dapat berlaku lemah lembut pula, dengan sendirinya pasti akan curahkan seluruh pikiran kepada segala ilmu siasat.
Kecerdikan nona itu untuk menganalisa sesuatu urusan
sesungguhnya tidak dibawah siaote, apabila bisa
mendapatkan.............."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sianseng hampir tidak ada waktu untuk beristirahat, hari ini Sianseng nampak agak kurus, kalau siaote boleh
mengutarakan pikiran siaote yang agak gegabah, siaote melihat keadaan Sianseng............."
Teng Soan per-lahan2 bangkit lalu berkata;
"Terima kasih atas perhatian saudara, hari sudah akan gelap, saudara Touw juga seharusnya beristirahat dulu."
Touw Thian Gouw menarik napas perlahan, ia bangkit dan memberi hormat, kemudian lambat berjalan keluar.
Tiba diambang pintu, tiba2 ia merandek dan berkata;
"Keselamatan Siang-koan Kie kuserahkan kepada Teng
Sianseng." "Saudara jangan khawatir, begitu nanti pikiran saudara Siang-koan sudah jernih kembali, siaote pasti akan berusaha sedapat mungkin untuk menasihatkannya, supaya ia terbuka pikirannya."
Touw Thian Gouw baru melangkah keluar, sudah disambut oleh seorang anggauta golongan pengemis, diajak kesuatu tempat peristirahatannya.
Selama beberapa hari ini, Touw Thian Gouw tidak ada
waktu untuk beristirahat, karena ia harus hati2 terhadap Kun-liong Ong, jangan sampai rahasianya diketahui oleh orang-orangnya, ia juga harus berlaku hati2 jangan sampai
menimbulkan Salah paham dari orang2 golongan pengemis, sebab dengan pakaian seragamnya pengawal berbaju hitam, bila kurang hati2 dapat menimbulkan akibat tidak enak bagi dirinya, tetapi ia juga harus mengadakan perhubungan
dengan orang2 dari barisan pengawal baju hitam untuk
mencari gerak geriK kun-liong Ong.
Masih untung orang-orangnya Kun-liong Ong sebagian
besar sudah diberi obat yang membuat lupa dirinya, sehingga hubungan satu sama lain sangat dingin, kecuali beberapa Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
anggauta penting, kebanyakkan satu sama lain seperti tidak saling kenal mengenal, dengan pengalamannya yang luas didunia Kang-ouw, Touw Thian Gouw berada diantara mereka, dengan segala kecerdikannya, ternyata berhasil menempatkan diri dengan selamat sampai sepuluh hari lebih, tetapi selama itu, ia harus memutar otak dan menggunakan tenaga yang tidak sedikit sehingga dirasakan terlalu berat, kini setelah mendapatkan tempat yang aman untuk beristirahat, maka semua tegangan yang dirasakan selama itu, telah lenyap seluruhnya tanpa disadari ia sudah tertidur pulas. Entah berapa lama telah berlalu, waktu ia tersadar, matahari sudah naik tinggi, tetapi ia tidak tahu apakah itu matahari terbit ataukah selam"
Suara batuk2 perlahan terdengar diluar kamar, lalu nampak muncul dirinya Teng Soan yang berjalan masuk lambat2
sambil membawa kipas yang selalu tidak terlepas dari
tangannya. Touw Thian Gouw buru2 bangkit dan menyambutnya
seraya berkata: "Maafkan kehiapan siaote yang tidak keluar me-nyambut."
Teng Soan berkata sambil menggelengkan kepala serta
tertawa; "Untuk kepentingan kita, saudara telah menempuh
bahaya, memberikan banyak info tentang gerakan Kun-Iiong Ong, pangcu kita dan siaote sendiri, sangat berterima kasih atas bantuan saudara ini."
"Sumbangan sedikit tenaga yang tidak berarti, untuk apa Sianseng anggap begitu tinggi."
Ketika melihat wajah Teng Soan yang pucat samar2
menunjukan tanda letih, diam2 ia merasa malu sendiri, pikirnya : "dia seorang yang sama sekali tidak mempunyai kepandaian ilmu silat, badannya lemah, akan tetapi semangat bekerja menyala2 bagaikan baja, sesungguhnya jarang ada."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Teng Soan menarik napas dalam2 dan berkata dengan
sikap serius : "Siaote tadi ingin membangunkan saudara, tetapi karena melihat saudara sedang tidur nyenyak, siaote tidak berani mengganggu, maka siaote menunggu disini "
Mendengar kata2 itu, Touw Thian Gouw terkejut, ia
bertanya ; "Sianseng ada keperluan apa?"
"Penyakit sahabatmu terjadi perobahan, ini diluar dugaan siaote............."
Touw Thian Gouw terperanjat, katanya ; "Apakah sakitnya bertambah keras?"
"Hingga saat ini, pikirannya belum pernah jernih."
"Apakah membahayakan bagi jiwanya"
"Sekarang masih susah dikata, harap saudara pergi
menengoknya!" "Tolong Sianseng ajak siaote."
Teng Soan membalikkan badannya, lalu berjalan keluar
dengan tindakan lebar Touw Thian Gouw mengikuti
dibelakangnya, berjalan kira2 tujuh delapan tombak masuklah ke-sebuah gubuk yang dibangun disebuah pohon besar.
Gubuk itu meskipun kecil, tetapi dalamnya sangat bersih, didalam sebuah kamar, terdapat sebuah balai kayu, diatas balai itu rebah Siang-koan Kie yang masih memejamkan
matanya. Touw Thian Gouw segera memanggilnya :
"Saudara, apakah penyakitmu berat?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suara itu meskipun cukup nyaring, tetapi Siang kom Kie seperti tidak mendengar, ia masih memejamkan matanya
tanpa bergerak. Touw Thian Gouw yang menyaksikan keadaan de mikian,
diam2 juga terkejut. Teng Soan yang berada disampingnya berkata dengan
suara perlahan ; "Sakit pikiran harus diobati dengan pikiran pula! saudara Touw coba ingat2 urusan apa yang kiranya masih tidak bisa terlepas dari pikiran sahabatmu ini, coba saudara
mengingatkan dengan kata2 yang mengenakan tepat urusan itu, hal ini lebih mustajab dari segala obat yang bagaimanapun manjurnya."
Touw Thian Gouw mengangguk2an kepala, dan berkata ;
"Pendapat Sianseng ini memang tepat."
Setelah itu ia lalu duduk dipinggir balai sambil putar otaknya.
Teng Soan mengawasi mereka sejenak, tidak berkata apa2, kemudian berlalu dengan diam-diam.
Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sebentar kemudian, Touw Thian Gouw yang selama itu
sedang berpikir sambil pejamkan matanya, tiba2 wajahnya mengunjukan senyum girang lain membuka matanya dan
Si Pemanah Gadis 2 Naga Dari Selatan Karya Liang Ie Shen Pendekar Kembar 6
Dari perbuatannya yang mencarikan obat untukmu, ketika nona dalam keadaan tidak ingat orang, dapat dibuktikan bahwa perkataanku ini bukan perkataan kosong."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nie Suat Kiao menundukkan kepala untuk berpikir, tiba-tiba ia angkat muka dan berkata;
"Baiklah! Aku terima baik permintaanmu."
Dibawah sinar matahari nampak nyata sepasang mata nona itu berkaca-kaca, namun ia agaknya takut dilihat oleh Siangkoan Kie, maka buru-buru memutar tubuhnya dan berlalu dengan cepat.
Siang-koan Kie berkata sambil mengangkat tangan
memberi hormat; "Kujunjung tinggi janji nona, saudaraku ini kuserahkan kepadamu."
Nie Suat Kiao seolah-olah tidak mendengar, berjalan
lambat2 tanpa menoleh, angin sepoi meniup gaunnya yang putih.
Wan Hauw mengawasi berlalunya Nie Suat Kiao kemudian
dengan tiba2 ia menjatuhkan diri dan berlutut dihadapan Siang-koan Kie seraya kerkata:
"Toako,toako " Mendadak tenggorokkannya seperti tersumbat, hanya itu saja yang keluar dari mulutnya.
Siang-koan Kie buru2 membimbing bangun dan berkata ;
"Saudara Wan, lekas bangun, nona Nie sudah terlalu jauh.
Waktu masih panjang, dikemudian hari kita tokh masih ada waktu untuk berjumpa lagi."
"Begitu baik toako perlakukan diriku, seumur hidupku Wan Hauw tidak akan melupakan budi toako ini."
Siangkoan Kie tiba-tiba merasa pilu, hampir saja ia
mengeluarkan airmata, tetapi ditahannya jangan sampai keluar. Kemudian ia berkata sambil mengulapkan tangannya; Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Saudara, lekaslah pergi! Nona Nie sudah hampir tidak kelihatan."
"Selamat tinggal toako," berkata Wan Hauw, ia segera bangkit dan berlalu menyusul Nie Suat Kiao.
Mengawasi berlalunya dua bayangan itu, Siang-koan Kie seperti kehi'angan apa-apa, ia berdiri terpaku sambil menarik napas panyang, lama baru berlalu meninggalkan tempat itu.
Ia menuju kearah timur. Wan Hauw dan Nie Suat Kiao berjalan menuju ke utara,
disebelah selatan berkumpul orang2 golongan pengemis, sedangkan disebelah barat sisa api yang membakar semak-semak masih belum padam seluruhnya, hanya dibagian timur yang tidak kelihatan bayangan manusia.
Siang-koan Kie berjalan lambatlambat, pikirannya kusut, hatinya kosong; bayangan Nie Suat Kiao yang cantik molek dan luwes, selalu terbayang di otaknya- Diwaktu biasa, ia tidak merasakan itu,tetapi sekarang, gadis cantik kosen itu ternyata mendapat tempat sangat penting dalam hatinya. Kini ia merasakan betapa pentingnya gadis itu bagi dirinya, tetapi gadis itu bukan saja sudah berlalu dari depan matanya, bahkan sudah diberikan kepada saudaranya. Cinta kasih yang tumbuh tanpa disadarinya itu, ia harus simpan kedalam hatinya untuk selama-lamanya
Karena pikirannya terganggu, sehingga daya pantangan
dan pendengarannya juga terpengaruh
Tiba-tiba dibelakang terdengar suara yang menegur
kepadanya : "Saudara Siang-koan"
Siang-koan Kie agak terkejut, dengan cepat ia nenoleu kebelakang, matanya segera tertumbuk dengan seorang laki-laki berpakaian warna hitam, ia bukan lain daripada si Pecut sakti Touw Thian
Ia memberi hormat sambil tersenyum dan berkata;
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Touw toako" Touw Thian Gouw menghela napas perlahan dan berkata :
"Disini bukan tempat yang aman untuk kita bicara."
Dengan menarik tangan Siang-koan Kie, Touw Thian Gouw lari menuju kelain tempat.
Berlari-larian kira-kira enam tujuh pal, tibalah disuatu tempat yang terdapat banyak kuburan tua Touw Thian Gouw ajak Siang-koan Kie kesuatu tempat tersembunyi dibelakang sebuah makam tua yang terdapat banyak pohon besar,
kemudian berkata : "Dalam keadaan sangat berbahaya seperti sekarang ini, setiap saat setiap tempat kita dapat diserang secara tiba2 oleh musuh. Aku Iihat saudara seperti sedang memikirkan apa2, sedikitpun tidak pikir kan menjaga diri sendiri; Saudaramu ini ingin mengucapkan sepatah dua patah kata yang mungkin kurang pantas, harap saudara jangan kecil hati.'
"Toako katakan saja," berkata Siang-koan Kie sambil tersenyum
"Apabila saudara tadi bukan bertemu dengan aku tetapi berjumpa dengan Kun-liong Ong, atau anak buahnya, coba saudara pikir, bagaimana akana terjadi atas diri saudara!"
" Paling banter mereka akan membunuhku," jawab Siangkoan Kie sambil tertawa hambar.
Touw Thian Gouw tercengang, ia berkata
"Saudara, apakah artinya perkataanmu ini"'
Siang-koan Kie tiba2 seperti baru sadar dari mimpinya, ia menjawab sambil memberi hormat
"Pikiran siaote sedang kusut, sehingga kelakuanku sudah menyimpang dari kebiasaan, harap toaki jangan
memasukkannya dihati."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau se-olah2 terganggu oleh persoalan rumit."
Siang-koan Kie menghela napas panyang, lama baru
berkata ; "Kita orang yang berkecimpung dalam dunia Kang-ouw,
tidak luput dari ancaman bahaya, soal Kematian, juga kita tidak perlu hiraukan. Tetapi kalau sampai dalam keadaan melamun seperti keadaan saudara tadi, apabila terbokong oleh musuh sehingga jiwa melayang, kematian serupa itu sesungguhnya sangat mengecewakan sekali....................."
"Siaote mengarti kesalahan siaote," berkata Siang koan Kie sambil memberi hormat.
"Toakomu ini sebagian besar hidup berkecimpung dalam
dunia Kang-ouw, apakah mungkin mata kelilipan pasir tidak berasa" Sikap saudara yang termenung2 dan berjalan seorang diri dengan tindakan limbung, sudah tentu sedang terganggu pikiranmu. Apabila dugaanku tidak keliru, saudara pasti terlibat dalam urusan asmara."
"Bagaimana kau tahu?" Bertanya Siang-koan Kie heran.
"Toakomu sudah hidup begini tua, apakah kau kira hidupku itu percuma?"
Siang-koan Kie berdiam sambil menundukkan kepala,
akhirnya ia berkata ; "Siaote sangat malu dan menyesal sampai menimbulkan
perhatian toako." "Kesatria yang bagaimana kuat imannya, juga tidak
sanggup menahan gempuran asmara saudara."
Siang-koan Kie tiba2 mengangkat muka, sepasang matanya memancarkan sinar tajam.
"Touw toako, mengorbankan kepentingan sendiri untuk
keberuntungan orang lain, apakah itu perbuatan seorang gagah?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mengorbankan diri untuk keberuntungan orang lain,
bukan saja sifat luhur seorang jantan, tetapi juga suatu perbuatan mulia yang patut dipuji."
Semangat Siang-koan Kie mendadak terbangun, ia
menghormat dalam2, kemudian berkata ;
"Terima kasih atas keterangan toako, siaotee baru
mengerti" Kemudian ia mendongakkan kepalanya memandang
gumpalan awan dilangit, lalu tertawa terba-hak-bahak.
Touw Thian Gouw meskipun sudah banyak penglaaman
hidup, tetapi juga dikejutkan dan meresa heran melihat kelakuan Siang-koan Kie yang mendadak tertawa ter-bahak2
itu. Lama ia baru bertanya ; "Hiantee, mengapa kau tertawa?"
Siang-koan Kie berhenti tertawa, sambil mengawasi Touw Thian Gouw ia berkata ;
"Siaotee pikir seseorang hidup dalam dunia..."
Ucapan itu diputuskan oleh suara tindakan o rang, hingga Touw Thian Gouw dengan cepat menarik tangan Siang-koan Kie, diajak sembunyi di tempat yang lebih aman.
Tidak berapa lama, dua imam berjenggot panjang yang
memakai jubah berwarna hijau dengan tangan membawa
pedang panjang, tiba ditempat itu.
Satu diantaranya setelah mengawasi disekitar sebentar, lalu berkata ;
"Sungguh aneh, nyata aku tadi dengar suara tertawa yang datangnya dari tempat ini. mengapa tidak tampak orangnya?"
Yang satunya segera menjawab :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Suara tertawanya itu sangat nyaring, sehingga dapat
didengar dengan nyata, tidak mungkin kita salah dengar.
Menurut pikiran siaotee, orang itu mungkin sembunyi ditempat dekat2 sini saja, mari kita coba cari."
"Sudahlah, kalau orang itu sembunyi, sudah tentu melihat kedatangan kita, tetapi ia tidak mau keluar menemui kita, jelas bahwa ia tidak ingin berkenalan dengan kita, perlu apa kita harus paksa orang menjumpai kita?"
Touw Thian Gouw diam2 berpikir ; kalau ditilik dari
pembicaraan dua imam itu, nampaknya orang-orang golongan kebenaran. apalagi kelihatannya jarang keluar dikalangan Kang-ouw.
Sementara itu, nampak datang lagi seorang imam yang
usianya lebih tua, jenggotnya sudah bewarna dua, namun sepasang matanya memancarkan sinar tajam, hingga dapat diduga bahwa imam tua itu berkepandaian sangat tinggi.
Dua imam yang lebih dulu, segera memberi hormat kepada imam tua itu yang lakunya sangat menghormat sekali.
Imam tua itu menganggukkan kepala dan berkata sambil
bersenyum ; "Jiwie sutee, berhasilkah kalian menemukan orang yang tertawa tadi?"
"Ketika kita disini, orang itu sudah tidak ada mungkin tidak suka bertemu dengan kita" menyawab dua iman itu dengan serentak.
Imam tua itu matanya berputaran dua kali, kemudian
dengan tiba-tiba berkata :
"Tuan-tuan berdua, silahkan keluar sebentar." Dua imam yang lebih dulu tadi merasa heran atas perkataan imam tua itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Belum Ienyap perasaan heran mereka, dari satu tempat
tersembunyi Yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri, muncul Touw Thian Gouw dan Siang-koan Kie.
Touw Thian Gouw Ia!u berkata sambil memberi hormat;
"Totiang, selamat berternu."
Imam tua itu memandang mereka bergiliran, lalu berkata sambil tertawa ;
"Jiwie congcu."
Dua imam yang tiba lebih dulu itu diam-diam memuji
kepandaian suhengnya yang mempunyai daya pemandangan
sangat tajam. Siang-koan Kie juga memberi hormat seraya berkata
"Bolehkah boanpwee bertanya, apakah ketiga totiang ini"
Imam tua itu segera menjawab :
"Pinto bertiga datang dari gunung Bu-tong-san."
"Kalau begitu, boanpwee minta maaf se-besar2nya atas
kelakuan boanpwee tadi," berkata Siang-koan Kie. "Partay Bu-tong-pay sudah lama mendapat nama baik dikalangan Kangouw sehingga sangat dihormati"
"Ah, congcu terlalu memuji" berkata imam tua itu, matanya berputaran diatas diri
Touw Thian Gouw, kemudian berkata pula ;
"Jiwie congsu dari golongan mana, sudikah kiranya
memberi tahukan kepada pinto?"
Touw Thian Gouw mengerti bahwa imam itu timbul curiga karena melihat pakaiannya maka buru- menjawab ;
"Siaotee Touw Thian Gouw."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiga imam itu agaknya jarang berkelana didunia Kang-ouw, hingga agaknya belum pernah dengar nama Touw Thian
Gouw. Mereka tertawa dan kemudian berkata ;
"Touw tayhiap."
Siang-koan kie berkata sambil memberi hormat:
"boanpwee Siang-koan Kie, pendatang baru di dunia kangouw, masih mengharap petunjuk ciapwe sekalian."
Imam tua itu berkata : "Siang-koan tayhiap...sejenak ia berdiam, kemudian
berkata pula: "Jiwie kiranya sudah lama berkelana didunia iang-ouw, pinto ingin menanya dirinya seseorang, entah jiwie kenal atau tidak?"
"Siapa?" bertanya Touw Thian Gouw.
Siang-koan Kie tiba2 bertanya :
"Bolehkah boanpwee bertanya nama locianpwee yang
mulia?" "Pinto Yang Ceng...." menjawab imam tua itu, "apakah jiwie kenal dengan seorang yang mempunyai nama julukan Kun-liong Ong?"
"Boleh dikata kenal boleh dikata tidak," menyawab Touw Thian Gouw.
"Apa artinya perkataanmu ini?" Bertanya imam ia itu heran.
"Meskipun siaote sudah pernah melihat Kun-liong Ong,
tetapi belum pernah melihat wajah aslinya; Bukan hanya siaote seorang saja, sekalipun orang gagah dalam rimba persilatan dewasa ini, benar2 pernah melihat wajah aslinya, jumlahnya juga tidak banyak."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pinto jarang keluar pintu, terhadap urusan dalam dunia Kang-ouw, banyak yang tidak tahu atau dengar, sebaiknya Touw tayhiap memberi keterangan yang lebih jelas."
"Sepanjang tahun Kun-liong Ong mengenakan kedok kulit manusia, untuk menutupi wajah aslinya. Tiada seorangpun yang pernah melihat wajah aslinya itu, juga tiada seorang yang dapat menngetahui peraSaannya dari sikap wajahnya itu."
"Oo, kiranya begitu," berkata Yang Ceng, Siang-koan Kie diam2 berpikir ; "imam ini sudah demikian tua, tetapi masih belum tahu keadaan dalam dunia Kang-ouw, sesungguhnya sangat mengherankan."
Sementara itu Yang Ceng sudah berkata ;
"Pinto pernah dengar orang kata, bahwa anak buah Kun-
liong Ong, ada yang disebut sebagai pengawal pribadinya, yang disebut sebagai pengawal berbaju hitam. Rombongan orang2 itu baik waktu siang maupun diwaktu malam, selalu memakai seragam berwarna hitam."
"Itu memang benar, dan pakaian yang siaotee pakai ini, justru pakaian dari pasukan pengawal baju hitam itu"
Wajah Yang Ceng berubah seketika, ia berkata ;
"Kalau begitu, jiwie tentunya orang2nya Ki liong Ong?"
Touw Thian Gouw berpikir sejenak, baru berkata sambil tertawa ; "Apakah totiang hendak mencari Kun-liong Ong"
"Kalau jiwie benar adalah orang2nya Kun-Iiong Ong, harap ikut pinto," berkata Yang Ceng denyan sikap serius.
"Kemana?" bertanya Siang-koan Kie.
"Untuk menjumpai ketua pinto."
"Baiklah, harap totiang menunjukkan jalannya" berkata Touw Thian Gouw tanpa ragu2.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang Ceng totiang sambil memberi isyarat kepada kedua sutenya, lalu berjalan lebih dulu.
Untuk apakah sebetulnya Yang Ceng mengajak Touw Thian Gouw dan Siang-koan Kie menjumpai ketuanya" Dan
bagaimana kesudahannya pertempuran antara Kun-liong Ong dengan orang2 golongan pengemis"
Silahkan pembaca mengikuti jalan cerita selanjutnya.
-oo0dw0oo- Jilid 18 Bab 69 Dua imam berbaju hitam yang tiba terdahulu itu, sedikitpun tidak mempunyai pengalamaan, apa yang terpikir dalam
hatinya segera diwujudkan dalam sikapnya mereka
nampaknya demikian tegang dengan berpencaran kekanan
kiri, terus mengikuti dibelakang Siang-koan Kie dan Touw Thian Gouw.
Siang-koan Kie tersenyum dan berkata ;
"Dari suhu sudah lama aku dengar nama Yang-goan
Totiang dari Bu-tong-pay, baik juga kita pergi
mengunjunginya." Touw Thian Gouw berpaling mengawasi dua-imam itu
sejenak, lalu berkata sambil tertawa :
"Berdua Toheng, tidak perlu gelisah, kita tokh tidak akan lari."
Dua imam itu saling berpandangan sebentar, muka mereka merah seketika.
Yang Ceng dengan tindakan lebar ajak mereka, sehabis
melalui jalan kuburan tua itu, dari jauh nampak sebuah kuil kecil yang sudah rusak keadaannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siang-koan Kie berpaling mengawasi imam yang berada
dibelakangnya, lalu bertanya
"Ketua kalian berada dimana" Apakah masih jauh
tempatnya?" "Ketua kita sekarang berada didalam kuil kecil itu,"
menjawab imam tua itu sambil menunjuk kuil kecil yang sudah rusak keadaannya.
Sebentar kemudian tibalah mereka didepan kuil kecil yang sudah rusak itu.
Kuil kecil itu, didalamnya hanya terdapat tiga buah
ruangan, begitu masuk pintu, segala apa yang ada didalam kuil bisa dilihat dengan nyata.
Seorang imam tua yang rambut dan jenggotnya sudah
putih seluruhnya, duduk bersila disamping meja sembahyang, imam itu memejamkan dua matanya, sikapnya agung,
sehingga menimbulkan rasa hormat bagi yang melihatnya,
"Jiwie harap tunggu sebentar, pinto hendak melaporkan diri......" berkata Yang Ceng Totiang dengan suara perlahan.
Imam tua yang duduk sambil memejamkan mata itu tiba2
membuka matanya dan berkata ;
"Tidak usah." Yang Ceng buru2 berkata sambil merangkapkan kedua
tangannya ; "Siaote telah berhasil mengajak kemari dua orang yang kenal baik dengan gerakkan Kun-liong Ong..........'"
imam tua itu bersenyum, kemudian berkata ;
"Jiwie silahkan masuk!"
Touw Thian Gouw masuk lebih dulu, lalu di-ikuti oleh Siangkoan Kie, sesudah berada dihadapan imam itu sejarak kira2
lima kaki, mereka memberi hormat sambil berkata ;
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Totiang............"
"Pinto Yang Goan, belum tahu bagaimana sebutan Jiwie
Congsu yang terhormat?" kata imam tua itu sambil tersenyum.
"Boanpwee Touw Thian Gouw," memperkena1kan dirinya sambil memberi hormat.
"Boanpwee Siang-koan Kie," berkata Siang-koan Kie sambil menghormat.
Yang Goan menganggukan kepala dan berkata sambil
tertawa ; "Didalam kuil bobrok tanah pegunungan yang sepi,
sehingga tidak ada bangku yang dapat digunakan untuk
tetamu duduk. Jiwie Congsu terpaksa pinto silahkan duduk dilantai saja!"
Siang-koan Kie dan Toaw Thian Gouw menurut duduk
diatas lantai, Siang-koan Kie lalu berkata .
"Locianpwee undang kita datang kemari, entah ada
keperluan apa?" "Bukan untuk apa2, hanya minta sedikit keterangan dari Jiwie Congsu, " menjawab Yang Goan.
"Totiang silahkan saja," berkata Touw Thian Gouw.
Sepasang mata Yang Goan yang tajam menatap pakaian
yang dikenakan oleh Touw Thian Gouw, kemudian berkata :
"Pinto karena usia sudah terlalu lanjut, sepuluh tahun berselang sudah mengundurkan diri, tidak mau mencampuri urusan dalam rimba persilatan lagi, tak disangka, dalam sepuluh tahun ini didalam rimba persilatan ternyata sudah terjadi perobahan yang sangat mengejutkan, bahkan ada banyak hal, yang langsung menyangkut diri pinto, oleh karena itu, terpaksa aku siorang tua yang sudah lama mengundurkan diri ini, mau tidak mau harus terjun lagi kedunia Kang-uow......Pinto lihat pakaian Tow Congsu sangat mirip dengan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pakaian seragam pengawal baju hitam yang tersiar didalam dunia Kang-ouw, pinto tidak tahu apakah dugaan Pinto ini tepat atau salah?"
"Dugaan Totiang memang tidak salah, pakaian yang
boanpwee pakai ini, memang pakaian seragam pasukan
pengawal baju hitam," berkata Touw Thian Gouw terus terang.
"Kalau demikian halnya, jadi Touw Congsu adalah seorang yang mumpunyai kedudukan baik dibawah Kun-liong Ong,"
berkata Yang Goan sambil menganggukkan kepala.
"Jikalau boanpwee berkata, barangkali agak sulit Totiang mau percaya, meskipun boanpwee mengenakan pakaian
seragam pengawal Kun-liong Ong akan tetapi bukanlah
orangnya Kun-lioa Ong."
"Perkataanmu ini memang benar, Pinto tidak habis
mengerti....... " Pada saat itu diluar kuil tiba2 terdengar suara Yang Ceng berkata ; "Sicu harap tunggu sebentar didalam kuil sedang ada tetamu.........."
Dari pembicaraan Yang Ceng itu, jelas ada orang datang yang hendak langsung memasuki kuil tua itu.
Orang itu agaknya tidak mendengar atau tidak
menghiraukan perkataan Yang Ceng tadi, karena segera
disusul oleh suara Yang Ceng yang agak keras; Minta kau menunggu, kau dengar atau tidak?"
Kini terdengarlah suara jawaban orang itu yang dingin kaku; "Sudah dengar, tetapi kau mau apa?"
Yang Ceng lalu berkata; "Sudah dengar tetapi kau tidak mau tunggu, ini berarti kau sengaja mencari ribut dengan Pinto."
Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suara Yang Ceng itu kedengarannya semakin dekat,
mungkin orang itu hendak memaksa masuk hingga Yang Ceng terpaksa mengucapkan perkataaanya itu sambil mengejar.
Terdengar pula suaranya orang itu: "Kaki tangan tidak ada matanya, kau berani menghalang dihadapanku, apabila
terluka ditanganku, kau jangan sesalkan aku."
Yang Goan yang mendengarkan pertengkaran mu-lut itu
mengerutkan alisnya yang putih panjang, kemudian berkata kepada Yang Ceng;
"Yang Ceng, biarkan dia masuk."'
Tidak lama kemudian seorang tua berbaju hijau dengan
mendukung seorang gadis berambut panjang yang terurai kebawah, berjalan masuk dengan tindakan lebar.
Siang-koan Kie segera dapat mengenali orang tua itu,
adalah orang tua yang pernah berlindung dalam, tempat pertahanan golongan pengemis ditanah datar yang digunakan sebagai medan pertempuran dengan orang2 Kun-liong Ong, maka segera memberi hormat seraya berkata;
"Locianpwee." Orang tua itu hanya menganggukkan kepala, matanya
menatap Touw Thian Gouw, kemudian perdengarkan suara
tertawa dingin, dan secara mendadak tangannya bergerak untuk menyerang.
Suatu kekualan tenaga dalam yang kuat, meluncur keluar dari tangannya.
Siang-koan Kie yang kebetulan duduk berhadapan dengan orang tua itu, sangat khawatir Touw Thian Gouw terluka ditangannya, maka buru-buru angkat tangannya untuk
mencegah serangan itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
. Ketika kedua kekuatan tenaga saling beradu, Siang koan Kie merasa tergoncang hebat, sehingga tanpa dirasa sudah roboh kesamping,
Yang Goan dengan cepat mengulur tangannya menanggapi
tubuh Siang-koan Kie, sehingga tidak jatuh.
Siang-koan Kie diam-diam mengagumi kekuatan tenaga
orang tua itu. Sementara itu orang tua itu sudah berkata sambil tertawa dingin;
"Bocah, kau ternyata sanggup menyambut serangan
tanganku." "Locianpwee terlalu memuji," berkata Siang-koan Kie sambil tersenyum.
Yang Goan Totiang tersenyum dan berkata;
"Kiang Tayhiap, ternyata juga ikut terlibat dalam pertikaian dunia Kang-ouw."
"Sudah aku dengar kau sudah mengundurkan diri, tidak
mau tahu urusan dunia Kang-ouw lagi, sungguh tak kusangka, kau juga ikut2an dalam keramaian ini," berkata orang tua itu sambil tertawa;
"Pin-to seorang tidak berguna, dahulu karena kesalahan menanam bibit, sekarang buahnya itu meskipun pahit, mau tidak mau juga harus menerima," berkata Yang Goan sambil menghela napas,
Orang tua berbaju hijau itu tiba2 menghela napas panjang, ia meletakkan anak perempuannya dari dalam pondongannya.
Siang-koan Kie tiba-tiba bertanya :
"Apakah luka putri locianpwee sudah agak baik"'
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang tua itu tiba2 mengangkat muka, dengan sinar mata tajam menatap wajah Siang-koan Kie lama sekali, agaknya hendak marah.
Siang-koan Kie terpaksa harus waspada sedang dalam
hatinya diam2 berpikir; "Orang tua ini benar-benar sangat aneh, aku menanyakan secara baik, mengapa ia hendak
marah?" Orang tua itu berkata : "Kau bocah ini, keberanianmu sungguh besar, apakah kau tidak takut setelah kau merasakan seranganku tadi?"
"Boanpwee bertanya dengan maksud baik......'" berkata Siang-koan Kie.
"Urusanku selamanya tidak ingin minta perhatian orang lain, dalam hal ini kau sudah melanggar pantanganku."
Siang-koan Kie terpaksa diam sementara dalam hatinya
merasa geli menghadapi orang yang demikian aneh.
Yang Goan Totiang meskipun kenal baik dengan orang tua itu, tetapi tidak suka banyak bicara dengannya, ia berkata sambil mengawasi Siang-koan Kie:
"Touw Congsu ini, kalau benar bukan orangnya Kun-liong Ong, tetapi ia memakai pakaian seragam pengawal hitam, Pinto sesungguhnya tidak habis mengerti apa sebabnya?"
"Orang-orang yang sedang bermusuhan, masing2
menggunaka akal muslihat, satu sama lain mengirim
orang2nya yang pandai sebagai mata2 untuk mencari
keterangan keadaan musuh, dalam hal ini Locianpwee tidak perlu khawatirkan dirinya," berkata Siang-koan Kie.
"Kun-liong Ong banyak akal bangsatnya, apabila Touw
Congsu tidak dapat mengeluarkan bukti, Pinto sesungguhnya kurang percaya," berkata Yang Coan.
Orang tua berbaju hijau itu tiba2 berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Toheng tidak perlu banyak curiga, orang ini adalah
seorang yang namanya sangat terkenal diluar perbatasan daerah Tiong Goan, dia bukanlah anak buah Kun-liong Ong, apabila salah, semua ini aku siorang tua yang akau
bertanggung jawab." "Kalau Kiang tayhiap sudah berkata demikian bagaimana Pinto tidak percaya?" berkata Yang-Coan sambil tertawa.
Tiba2 terdengar suara sangat lemah yang keluar dari mulut gadis Itu;
"Aku haus, aku hendak minum air.. aku....aku......"
Orang tua berbaju hijau itu terhadap orang lain meskipun sikapnya dingin, tetapi terhadap anaknya sendiri, demikian sayang, sambil didukungnya ya berkata:
"Anak baik, jangan merintih lagi......" kemudian ia mengangkat muka dan berkata:
"Tuan2 siapa yang membawa air?"
Touw Thian Gouw segera menyerahkan tempat airnya
kepada Siang-koan Kie dan berkata padanya dengan suara perlahan;
"Saudara, kau berikanlah kepadanya."
Siang-koan Kie tercengang, tetapi ia segera menyambut tempat air yang diberikannya kemudian di serahkan kepada orang tua seraya berkata;
"Locianpwee......"
Orang tua itu menyambut botol air yang diberikan, juga tanpa menyatakan terima kasih; segeraa memondong
anaknya dan segera berdiri, kemudian berjalan keluar.
Siang-koan Kie mengawasi berlalunya orang tua itu,
pikirannya sangat heran atas sifat aneh orang tua itu.
Yang Goan Totiang segera berkata;
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lam Ong Kiang Su Im, namanya sangat terkenal dengan
sifatnya yang aneh itu, selama hidupnya, belum pernah mau menerima bantuan orang lain, ia selalu bertindak menuruti kesenangannya hatinya sendiri, tetapi orang ini kecuali perangainya yang aneh luar biasa dan dingin ketus tidak kenal aturan terhadap orang, namun tindak tanduknya, tidak
menunjukkan kejahatan."
Siang-koan Kie segera bertanyi sambil tertawa:
"Sudah berapa lamakah locianpwee kenal dengannya?"
"Sudah beberapa puluh tahun, tetapi kita sudah seperti tidak kenal satu sama lain." berkata Yang Goan.
Siang-koan Kie tiba2 menghela napas panjang dan
berkata;- "Seorang yang mempunyai adat demikian aneh, dalam
hidupnya tentu susah mendapat sahabat, ini juga merupakan suatu hal yang sangat menyedih-kan."
"Kejadian dalam dunia, kadang tidak seperti apa yang
dipikir oleh minusia, seandai Pinto juga mempunyai adat aneh seperti Kiang Su Im itu, juga tidak sampai melakukan
kesalahan besar seperti sekarang ini, yang membuat pinto sangat menyesal seumur hidup," berkata Yang Goan sambil menghela napas.
"Locianpwee seorang berkedudukan tinggi, nampaknya
sangat terkeaal diseluruh rimba persilatan siapa yang tidak junjung tinggi locianpwee" Bagamana dapat disamakan
dengan Kiang Su Im?"
"Justru karena hatiku terlalu lemah dan cinta kasihku terlalu tebal terhadap sesama manusia, sehingga membawa akibat sekarang ini, aih, kalau dipikir sesungguhnya sangat mengenaskan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sudikah kiranya locianpwee menceritakan sebab-sebab
yang menimbulkan akibat itu, supaya boanpwee menambah sedikit pengetahuan?"
Sepasang mata Yang Goan tiba-tiba memancarkan sinar
tajam, dengan bergiliran menyapu wajah Siang koan Kie dan Touw Thian Gouw, kemudian berkata;
"Pada empat puluh tahun berselang, jikalau bukan
disebabkan kelemahan hati Pin-to yang menolong seorang terluka parah sudah harnpir mati ditepi jalan, maka rimba persilatan hari ini, sudah tentu tidak akan ada raja iblis yang menamakan diri Kun-liong Ong itu."
Siang-koan Kie tercengang, ia berkata;
"Kalau begitu Totiang pernah menolong jiwa orang yang menamakan diri Kun-liong Ong itu?"
"Jikalau bukan karena kesalahan Pinto yang, menolong
dirinya, maka dalam dunia sekarang ini juga tidak ada Kun-liong Ong lagi........ ai Andaikata kala itu Pinto hanya menolong saja jiwanya dan tidak menurunkan kepandaian ilmu silat Bu-tong-pay kepadanya, mungkin juga tidak sampai kejadian seperti sekarang ini. Apa mau kala itu karena Pinto ingin menurunkan kepandaian pinto kepadanya, tanpa dirasa, orang itu sudah berdiam beberapa bulan digunung Bu-tong-san, karena bakatnya yang luar biasa, meskipun hanya
beberapa bulan saja, tetapi ia sudah berhasil mempelajari banyak ilmu silat golongan Bu-tong, untung waktu itu Pinto segera ingat bahwa ia bukan orang golongan Bu-tong;
bagaimana boleh diberi pelajaran ilmu silat Bu-tong
seluruhnya, maka Pinto segera menghentikan dan pergi
merantau........" Siang-koan Kie terkejut, ia bertanya;
"Apakah orang itu adalah yang kemudian menamakan diri Kun-liong Ong?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Waktu itu dalam dunia rimba persilatan belum ada orang yang bernama Kun-liong Ong, ia sebetulnya hanya seorang murid murtad dari golongan siao-liem-pay, yang dikejar dan dihajar hampir mampus oleh padri Siao-liem-sie, sehingga roboh ditepi jalan........"
Yang Goan mengliela napas panjang dan berkata pula;
"Aih! Apabila kedatangan Pinto agak terlambat, !ia juga sudah binasa karena luka lukanya atau sudah dimakan oleh binatang buas"
"Apabila lukanya ringan, Pinto juga tidak akan
bembawanya pulang untuk diberi pertolongan. Apa loleh buat ketika Pinto sedang berjalan dan karena melihat ia terluka parah dan sudah harnpir binasa, sebagai seorang yang
menganut pelajaran agama Budha, Pinto tidak dapat berpeluk tangan menyaksikan begitu saja, oleh karena luka didalamnya terlalu hebat, bukanlah hanya dengan pertolongan obat-obatan saja yang dapat menyembuhkan, Pinto terpaksa
menggunakan kekuatan tenaga dalam disalurkan kedalam
badannya untuk menyembuhkan luka dalam dirinya, tak
disangka maksud baik itu kemudian telah menimbulkan akibat seperti sekarang ini."
"Maksud locianpwee menolong jiwa orang, itu adalah suatu perbuatan luhur dan menjadi kewajiban bagi manusia,
bagaimana dapat disalahkan?"
"KesaIahan yang tidak disengaja itu, masih dapat
dimaafkan, tetapi kesalahan yang disengaja, itulah yang menjadikan sesal seumur hidup bagi Pinto."
"Apakah artinya ini" Boanpwee tidak mengerti."
"Setelah Pinto menolong jiwanya, seharusnya sudah saja, tak disangka pada setengah tahun kemudian ia telah datang kegunung Bu-tong-san, waktu itu Pinto sudah melihat bahwa hati orang itu kurang baik, tetapi karena Pinto merasa sayang akan bakatnya yang luarbiasa maka timbullah pikiran hendak Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menciptakan seorang luarbiasa bagi golongan Bu-tong-pay, Pinto ingin menarik ia menjadi murid Bu-tong-pay, lalu menurunkan kepandaian Pinto kepadanya, semangatnya
belajar oran itu sesungguhnya patut dipuji, Pinto diam2 juga merasa girang, karena mengharap dikemudian hari ia akan mengangkat nama golongan Bu-tong-pai dirimba persilatan.
Aih: Justru karena pikirannya yang ingin mengangkat nama baik golongan Bu- tong-pay dan kagum akan bakatnya,
sehingga menciptakan kekeruhan seperti sekarang ini."
"Dia setiap hari dan malam mendapat didikan Totiang,
apakah sedikitpun tidak merobah dirinya menuju kejalan yang baik."
"Jikalau ia berobah baik, tentunya tidak ada kejadian seperti hari ini. Sang waktu sangat pesat, sejak ia berada digunung Bu-tong-san tanpa dirasa dua tahun sudah berlalu, selama dua tahun itu, ia belum pernah turun gunung, ilmu silatnya mendapat kemajuan demikian pesat, ia sudah
mewarisi harnpir delapan bagian seluruh kepandaian-ku.
Selagi Pinto ingin menurunkan ilmu silat Thii kek-koan, ilmu simpanan Bu-tong-pay, tiba2 Pinto mendapat kunjungan dua padri dan Siao-liem-sie, dua padri itu berkedudukkan tinggi, maka Pinto undang mereka masuk kekuil, dalam psmbicaraan kedua padri itu segera menyalahkan Pinto yang tidak
seharusnya menerima murid Siao-liem-sie yang murtad, waktu itu meskipun Pinto menyadari tetapi masih mencoba
melindungi murid yang murtad itu."
"Apakah karena itu sehiugga locianpwee menanam bibit
permusuhan dengan Siao-liem-sie?"
"Tidak-tidak, masih untung sewaktu Pinto mendengar
keterangan mereka dan lukisan wajah dan bentuk murid
murtad itu ternyata sangat mirip dengan orang itu, waktu itu segera perintah orang upaya minta orang itu segera datang menghadap, asal ia dapat menjelaskan sebab-sebabnya
meninggalkan Siao-liem-sie, Pinto scbetulnya sudah sedia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk membela dirinya, tak disangka dicari kesana kemari, ternyata tidak berhasil diketemukan."
"Orang2 yang berbuat salah memang selalu ketakutan,
mungkin ia sudah kabur."
"Kabur masih tidak apa, tidak seharusnya waktu ia turun gunung, telah membunuh seorang sutenya yang ditugaskan menjaga jalan keluar gunung itu."
"Kiranya begitu......." berkata Siang-koan Kie sambil mengerutkan slisnya.
"Kita partai Bu-tong pay sejak terjadinya itu, kejadian itu, Pinto juga tidak dapat menjelaskan duduk perkara sebenarnya kepada dua padri siao-lim-sie itu, Pinto terpaksa
memberitahukan kepada mereka bahwa Pinto sudah
menyuruh dia turun gunung untuk melakukan sesuatu
pekerjaan, satu bulan kemudian pasti pulang, maka meminta dua padri itu datang lagi satu bulan kemudian.. ." berkata Yang Goan sambil menghela napas perlahan,
"Pinto sebetulnya berpikir bahwa dalam waktu satu bulan pasti dapat mengejar jejak murid yang jahat itu, baik tertangkap 'hidup maupun dibunuh mati, setidak2nya dapat menyelesaikan urusan ini kepada Siao-lim-sie, tak disangka apa yang terjadi dikemudian hari ternyata jauh diluar dugaan Pinto."
"Bagaimana, apakah tidak berhasil mengejar jejak orang itu?"
"Sudah berhasil mengejarnya, tak disangka ia telah
memberi perlawanan, empat anak murid golongan bu tong pay terluka ditangannya. Bu-tong-pay terluka ditangannya.
sewaktu Pinto mendengar kabar itu, terpaksa pergi mengejar sendiri, tetapi ia sudah merat......."
"Kun-liong Ong memang sangat licik, hendak menangkap
hidup dirinya, bukankah suatu perkara yang mudah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pinto merasa sedih menyaksikan anak murid golongan
kita yang terbinasa dan terluka ditangannya apabila waktu sebelumnya Pinto tidak serakah dengan bakatnya, atau ingin mengangkat nama golongan Bu-tong-pay, sudah tentu tidak akan terjadi tragedi yang menyedihkan itu----"
Imam tua itu agaknya merasa sangat pilu, lama ia berdiam, baru melanjutkan penuturannya;
"Waktunya padri Siao-lim-sie datang lagi untuk mengambil muridnya yang murtad semakin hari semakin dekat. Pinto sangat gelisah bagaimana harus menjawab kepada mereka"
Tetapi anak murid yang Pinto kirim untuk menyelidiki jejaknya, tidak satupun yang kembali dengan membawa kabar yang
sebenarnya, sehingga satu hari dimuka sebelum hari yang Pinto janjikan dengan dua padri Siao-lim-sie itu tiba, barulah Pinto menerima kabar yang dikirim oleh salah seorang murid dengan perantaraan burung dara pos, menurut laporan itu, katanya didaerah Khay-hong, telah muncul seseorang yaug menamakan diri Kun-liong Ong, oleh karena keadaaah sudah mendesak, Pinto terpaksa meninggalkan surat untuk dua padri Siao-lim-sie itu, menjelaskan duduk perkaranya, kemudian Pinto turun gunung langsung menuju kekota Khay-hong........"
"Sudahkah Totiang menjumpai Kun-liong Ong" bertanya
Siang-koan Kie. "Meskipun Pinto tidak menemukan dia, dikota itu, tetapi soal mengenai adanya dia dikota Khay hong sedikitpun tidak salah." "Bagaimana locianpwee mengetahui dengan pasti?"
"Kedatangan Pinto terlambat setindak, dua murid Bu-tong-pay yang mengejar jejaknya, sudah mati terbunuh olehnya diluar kota Khay-hong."
Siang-koan Kie menghela napas panjang, kemudian berkata
: "Orang ini benar2 berhati kejam bertangan ganas,
sesungguhnya jarang ada didalam dunia."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sejak golongan kita mengalami banyak kematian, Pinto sudah mengeluarkan perintah kepada semua anak murid,
siapa saja yang melihat murid durhaka itu, harus segera berusaha memberitahukan kepada Pinto, jangan bertindak sendiri mencoba menangkapnya, Pinto yakin kecuali Kun-liong Ong semua murid tidak ada satupun yang berani melawan perintah Pinto.
"Maka itu, kematian dua anak murid itu, sudah pasti bukan mereka yang bertindak sendiri.
Setelah Kun-liong Ong membinasakan mereka, mungkin ia sudah mengetahui ada orang yang mengintai jejaknya, maka ia segera membunuhnya.
Kematian dua orang itu menunjukan tanda yang tidak
memberi perlawanan sedikitpun juga-tidak ada tanda darah, entah dibinasakan, dengan cara bagaimana?"
"Apakah lociapwee belum pernah melihat dia"'' Jenggot putih Yang Goan Totiang tiba2 nampak gemetar, mungkin hatinya tergoncang hebat, lama ia berpikir baru berkata ;
"Sudah." Siang-koan Kie menyesal, ia tahu bahwa pertanyaan yang tidak sengaja itu, telah membangkitkan luka dalam hati Yang Goan Totiang, tetapi perkataan sudah terlanjur keluar, sudah tentu tidak dapat ditarik kembali.
Yang Goan Totiang mengurut2 jenggotnya yang panjang
kemudian berkata : "Ketika Pinto menyaksikan jenazah dua anak murid itu, kemurkaan Pinto harnpir tidak dapat terkendalikan, Pinto telah bertekad hendak mencari murid durhaka itu, tidak perduli keujung langit atau kedasar lautan.
Setelah pinto mengubur jenazah dua anak murid itu,
dengan seorang diri Pinto melanjutkan perjalanan menuju keutara, tak disangka disungai Huang-ho Pinto telah berjumpa Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengannya. Waktu itu orang yang menyeberang sungai
jumlahnya terlalu banyak, Pinto meskipun harnpir tidak dapat mengendalikan perasaan hati, tetapi masih khawatir apabila sampai terjadi perkelahian sudah tentu akan menimbulkan banyak korban orang-orang ang tidak berdosa. Terpaksa Pinto membujuknya dengan perkataan manis supaya ia ikut Pinto pulang, tak disangka murid durhaka itu sudab mempunyai rencana sendiri, ia menerima baik permintaan Pinto dan selagi berjalan dipantai sungai Huang-ho yang agak sepi, tiba-tiba ia menghunus pedangnya dan melawan Pinto........"
Siang-koan Kie dapat kenyataan dari sikapnya imam tua itu yang ternyata masih sangat marah dan' tidak dapat
melupakan kejadian itu. Lama sekali Yang Goan berdiam, sehingga Siang koan Kie dan Touw Thian Gouw tidak berani ber suara.
Entah berapa lama telah berlalu, baru terdengar suara helahan napas Yang Goan Totiang yang kemudian berkata;
"Tiga jam lebih Pinto bertempur dengan murid durhaka itu, sehingga lohor masih belum diketahui siapa yang menang dan yang kalah. ilmu silat yang dipelajari olehnya itu, ternyata terdiri dari banyak golongan, kecuali ilmu silat golongan Bu-tong dan Siao-hem, masih mempunyai kepandaian ilmu silat yang aneh-aneh, pinto terpaksa mengeluarkan kepandaian ilmu simpanan Bu-tong, Tay-kek Hui-kiam, untuk melawannya, sehingga tidak sampai terluka ditangannya, akan tetapi akhirnya ia masih bisa merat waktu hendak berlalu, ia menyerbarkan bubuk, sehingga Pinto yang tidak berjaga-jaga sudah kena menyedot bubuk yang ternyata mengandung
racun. Pinto terpaksa melepaskan maksud yang hendak
menangkap dirinya untuk sementara, lalu, pulang kegunung untuik mengobati racun yang masuk kedalam tubuh, racun itu ternyata sangat jahat, Pinto makan obat pemunah racun yang sangat mujarab sampai sebelas butir, baru sembuh.
Tetapi pada saat itu, murid durhaka itu sudah menghilang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
entah kemana, Pinto dan orang2 golongan siao-liem sie, pergi mencari bersama2 sudah beberipa tahun lamanya, masih
belum berhasil meemukan jejaknya. setahun kemudian waktu Pinto pulang kegunung, kembali telah menyaksikan suatu peristiwa yang mengerikan........"
"Apakah Kun-liong Ong......," sambungnya. siang-koan Kie, tetapi tiba2 ia merasa bahwa ucapan itu akan menodakan nama baik Bu-tong-pay, maka buru2 ia menutup mulut.
"Waktu Pinto pulang, kuil Sam-goan-koan diatas unung
telah terjadi peristiwa mengerikan, satu malam dimuka sebelum pinto tiba diatas gunung, orang yang pakai kedok dengan seorang diri dan sebila pedang ditangan, malam2
mendaki gunung Bu-tong-san, empat pelindung hukum Kuil Sam-wian-kuan, seorang terbunuh, tiga terluka, kemudian ia bisa berlalu dengan mudah dibawah kepungan anak murid Bu-tong pay. Dari gambaran yang diceritakan oleh beberapa anak murid kita, Pinto dapat menduga bahwa orang itu pasti adalah murid2 yang menamakan diri Kun-liong Ong itu, tak disangka karena cinta kasih sesama manusia yang ada dalam hati Pinto itu, akhirnya, mengakibatkan kejadian yang sangat
menyedihkan itu.'' Melihat sikap padri tua itu, yang menunjukkan perasaan sedihnya, terhadap peristiwa itu tentu masih mengandung penyesalan yang sangat dalam, Siang koan Kie berpikir hendak mengatakan beberapa patah kata untuk menghibur hatinya yang terluka itu, tetapi ia tidak tahu bagaimana harus membuka mulut, maka akhirnya ia membungkam saja sambil menghela napas Yang Goan Totiang mendongakan kepala
mengawasi atap rumah katanya pula :
"Pinto masih ada suatu hal yang sangat menyulitkan
sehingga kini masih tersimpan dalam hati, karena urusan ini Pinto selalu merasa tidak enak!''
"Totiang masih ada urusan apa, katakanlah semuanya,
asal boanpwee sanggup, sudah tentu...." berkata Siang-koan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kie tiba2 ia merasa bahwa ia orang sebagai pemimpin Bu-tong-pay, sudah tentu berkedudukan tinggi, begitupun dalam partay itu tentunya terdapat banyak anak muridnya yang kuat" bagaimana ia boleh menawarkan diri untuk memberi bantuan" Maka ia buru2 membalikan maksudnya, yang hampir dikeluarkan dari mulutnya.
Mata Yang Goan Totiang beralih kearah Siang-koan Kie, lama menatapnya kemudian berkata ;
"Rahasia ini sudah lama tersimpan dalam hati Pinto, belum pernah diberitahukan kepada siapa-pun juga.........."
"Apabila hal itu mengenakan urusan yang bersifat rahasia bagi partay Totiang, boanpwee tidak berani turut campur mulut."
"Aih! Waktunya sudah tidak banyak lagi, Pinto tidak boleh tidak perlu menerangkan juga." berkata Yang Goan Totiang sambil menarik napas panjang,
"partay Bu-tong-pay, pada sepuluh tahun yang terakhir ini, sangat merasakan kekurangan orang yang berbakat baik, Pinto oleh karena mencari orang berbakat, pernah
mengembara menjelajahi seluruh negeri, sepasang kaki Pinto ini sudah menginjak tanah2 pegunungan atau kota2 daerah selatan dan utara sungai Tiang-kang, tetapi orang yang berbakat baik diketemukan namun tidak bisa diminta, apakah yang Pinto dapat perbuat" Ketika Kun-liong menyatakan ingin menjadi murid Bu-tong dan kemudian Pinto menerimanya, sebahagian besar juga disebabkan karena mengharap kepada dirinya supaya dapat mempertahankan nama baik partay Bu-tong-pay..................",
"Oh! Locianpwee ternyata mempunyai kesulitan seperti itu, sudah tentu tidak dapat disesalkan........"
Sepasang mata Yang Goan Totiang yang tajam, terus
mengawasi Siang-koan Kie dari atas sampai kebawah,
kemudian mengangguk2kan kepala seraya berkata ;
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sebagai ketua atau pemimpin dari satu partay, dalam soal apakah yang paling kita utamakan" Tahukah kau?"
"Hal ini bagaimana boanpwee tahu......" menjawab Siangkoan Kie sambil menggelengkan kepala.
Menjaga nama baik partay, memimpin daam usaha untuk
melanjutkan jiwa partay; dua soal ini sebetulnya juga merupakan satu, itu adalah harus mencari seorang yang berbakat dan cerdik serta berkelakuan baik dari antara para anggautanya, kemudian dididik dan diwarisi kepandaian simpanan dari partay itu, untuk melanjutkan bahkan
meninggikan derajat partay itu."
"Pelajaran locianpwee sesungguhnya membuka pikiran
boanpwee." "Soal ini bagi satu partay yang mempunyai banyak tenaga kuat, bukanlah merupakan satu persoalan lagi, tetapi bagi partay yang kekurangan tenaga kuat, merupakan satu hal yang memusingkan kepala. Ada kalanya sampai berpuluh2
tahun tidak rnenemukan orang yang berbakat baik, dan
keadaan serupa ini sering terjadi pada partay-persilatan besar.
Partay Bu-tong-pay pernah mengalami satu masa yang sangat jaya, tetapi kemudian merosot lagi, sehingga pimpinan jatuh ditangan Pinto, keadaan ini bertambah gawat, nampaknya partay ini akan mengalami nasib keruntuhan...."
"Aaaaaa! Hal serupa ini benar2 boanpwee belum pernah
mendengarnya." "Apalagi, partay kita masih menanam bibit permusuhan
dengan seorang jahat kejam yang berupa Kun-liong Ong. Aih!
Sekarang ini dalam partay Bu-tong kecuali Pinto seorang, sudah tidak ada orang lain lagi yang sanggup menandinginya.
Kelak apabila Pinto meningggal dan ia datang menyerang keatas gunung, tidak sulit baginya untuk menghancurkan Bu-tong-pay. Aih.' Pinto sudah tidak mampu mencarikan orang yang dapat menggantikan kedudukan Pinto, juga tidak lagi Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapat melindungi keselamatan atau keutuhan partay Bu-tong.
Benar kita tidak tahu bagaimana harus menaruh muka
terhadap para pemimpin partay kita yang sudah bersemayam dialam baka."
"OIeh karena itu sampai perlu totiang meninggalkan
pertapaan dan terjun lagi kedunia Kang-ouw untuk
mengejar jejak Kun-Yiong Ong," berkata Touw Thian Gouw.
"Kali ini Pinto muncul lagi kedunia Kang-ouw sebetulnya mengandung dua maksud :
Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kesatu melanjutkan cita2 Pinto yang belum tercapai untuk mencari seorang yang dapat melanjutkan kehidupan partay Bu-tong-pay dan kedua mencari murid yang murtad itu untuk melakukan pertempuran yang menentukan, agar partay Bu-tong pay terhindar dari ancaman angkara murka..............,"
berkata Yang Goan totiang.
Matanya perlahan-lahan beralih pula kewajah ,Siang-koan Kie, kemudian berkata sambil menarik napas ;
"Akan tetapi, nampaknya kedua maksud Pinto ini semua ini tidak akan tercapai........"
"Locianpwee tidak perlu cemas, partay Bu-tong, merupakan salah satu partay persilatan golongan kebenaran terbesar pada masa ini, dalam rimba persilatan mempunyai reputasi sangat baik. Asal totiang menemukan orang yang berbakat baik, orang itu tidak nanti akan menolak mentah2 kehendak totiang yang Iuhur ini," berkata Siang-koan Kie.
"Orang baik sukar dicari, atau lebih tepat kalau dikatakan sukar dipinta, sudah beberapa puluh tahun lemanya Pinto berkecimpungan didalam rimba persilatan, entah berapa banyak orang yang Pinto sudah lihat atau kenal, tetapi kecuali Kun-liong Ong seorang, selama itu belum menemukan
seorangpun yang berbakat baik untuk dapat menerima
warisan kepandaian Pinto....." berkata Yang Goan totiang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sambil menghela napas, "namun demikian Tuhan agaknya tidak memutuskan pengharapan pinto......."
Siang-koan Kie terkejut, dengan cepat memotongnya ;
"Apa" Totiang...."
Tiba2 ia merasa bahwa ucapan yang akan dikeluarkan itu terlalu ceroboh, buru2 menutup mulut
Yang Goan totiang berkata sambil mengangguk kan kepala
; "Pinto sudah mendapat firasat bahwa dalam tubuh pinto sudah terjadi perobahan, mungkin tidak dapat
mempertahankan nyawa Pinto untuk sepuluh hari lagi,
sehingga sudah tidak ada harapan menemukan Kun-liong Ong untuk membuat perhitungan akan dosanya."
Touw Thian Gouw berkata sambil mengangguk anggukkan
kepala : "Cita2 totiang ini, memang benar susah akan tercapai, jangankan Kun-liong Ong itu jejaknya selalu sangat
dirahasiakan, sehingga sulit diketemukan, sekalipun dapat melihatnya, barangkali totiang juga sulit mendekatinya.
Pengawal berbaju hitam setiap orang mempunyai kepandaian istimewa. Terlebih2 duabelas pengawal pribadi Kun-liong Ong setiap orang mempunyai kepandaian luar biasa tingginya.
Orang2 ini apabila maju ber-sama2 sudali cukup memusingkan totiang. Kun-liong Ong ingin bertempur sendiri atau
menyerahkan lawannya kepada pengawalnya, hanya ia sendiri yang tahu. Maka sekalipun totiang dapat menemukannya, apa gunanya!"
"Pinto juga tahu bahwa Kun-liong Ong kini sudah kokoh kedudukannya, sekalipun Pinto mengerahkan seluruh anak murid Bu-tong-pay, juga belum tentu dapat menangkapnya, aih! Tetapi, betapapun juga kita juga harus tetap berusaha sehingga detik pinto terakhir......"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemudian padri tua itu menoleh dan berkata kepada Yang Ceng yang menjaga dipintu:
"Kalian menjaga keras keadaan sekitar kuil ini, asal ada orang datang, lekas beritahukan kepadaku."
Yang Ceng yang mendengar perintah itu, segera berlalu untuk menjalankan tugasnya.
Yang Goan totiang mengulurkan tangannya lambat2 dan
berkata kepada Siang-koan Kie dengan suara perlahan:
"Kau coba rabah tangan Pinto, kau rasakan dingin atau tidak?"
Siang-koan Kie mengulurkan tangannya dan meraba
tangan Yang Goan kemudian berkata:
"Ah, tidak!" Mendadak lima jari tangannya tergenggam erat oleh tangan Yang Goan totiang.
Siang-koan Kie merasakan bahwa genggaman itu semakin
kuat, sehingga ia tidak berdaya sama sekali.
Touw Thian Gouw yang menyaksikan itu semua nampak
terkejut dan terheran2, katanya;
"Totiang, apakah maksudmu ini?"
-oo0dw0oo- Bab 70 WAJAH kedua orang itu sernua nampak rnerah, bahkan
keringat mulai mengucur keluar, jelaslah sudah, bahwa kedua orang itu sedang mengadu kekuatan tenaga dalam, yang
perlahan2 mulai meningkat kebabak yang sangat penting.
Touw Thian Gouw mendadak berdiri, ia berkata dengan
nada gusar; Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa maksud tindakan totiang ini?"
Yang Goan totiang bersenyum, sekonyong2 melepaskan
tangan Siang-koan Kie dan berkata;
"Touw tayhiap jangan salah paham, Pinto hanya ingin
mencoba kekuatan tenaga dalam Siang-koan siaohiap."
"Boanpwee sekali2 tidak sanggup menandingi kekuatan
tenaga dalam totiang." berkata Siang-koan Kie.
Dengan sikap serius Yang Goan Totiang berkata:
"Kekuatan tenaga dalam Siang-koan siaohiap, sudah cukup untuk digunakan mempelajari ilmu pedang Thay-kek Hui-kiam, ilmu simpanan partay kita."
Siang-koan Kie masih tidak mengerti apa yang terkandung dalam ucapan Yang Goan Totiang, maka ia hanya berkata sambil tertawa;
"Totiang terlalu memuji."
Tidak demikian dengin Touw Thim Gouw yang merupakan
seorang Kang-ouw kawakan, dari tindakan dan perkataan Yang Goan Totiang, sedikit banyak ia sudah dapat menyelami maksud yang terkandung dalam hati pemimpin partay Bu-tong-pay itu.
Lambat2 ia duduk lagi kemudian berkata;
"Adakah Totiang timbul keinginan untuk mewariskan
pelajaran simpanan itu?"
"Dewasa ini dalam murid golongan partay Bu-tong-pay,
tiada terdapat seorangpun yang mempunyai bakat demikian bagus untuk mempelajari ilmu pedang simpanan itu, apabila Pinto meninggal dunia, ilmu pedang ini, akan kandas dan hilang jangan Pinto, untuk menjaga supaya ilmu kepandaian simpanan Bu-tong ini jangan sampai lenyap dari dunia, satu2nya jalan hanya Pinto mewariskan ilmu pedang ini Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepada Siang-koan siaohiap......." berkata Yang Goan Totiang sambil menarik napas dalam.
Siangkoan Kie buru2 berkata;
"Tentang ini, bagaimana boanpwee sanggup
menerima......" "Siang-koan siaohiap jangan salah paham dengan maksud Pinto, orang yang berbakat baik seperti kau ini, didalam dunia tidak banyak jumlahnya. Dalam usia yang masih sangat muda sekali, kekuatan tenaga dalammu sudah demikian sempurna, sudah tentu kau sudah mempunyai guru yang terlebih dulu mendidikmu, untuk merebut murid orang, Pinto tidak akan berbuat demikian. Oleh karena itu, meskipun Pinto ada maksud hendak mewariskan kepandaian Pinto, namun ini
bukan berarti Pinto bermaksud mengambil kau sebagai
murid." "Kalau begitu kecintaan Totiang ini sungguh sangat berat bagi boanpwee."
"Pinto sudah tahu bahwa Pinto tidak dapat hidup lebih lama dari sepuluh hari, maka dalam sepuluh hari ini, Pinto hendak menggunakan sebaik2-nya untuk menurunkan ilmu
pedang simpanan partay Bu-tong ini kepadamu, Pinto tidak berani merebut murid orang dan memaksamu menjadi murid golongan Bu-tong-pay, hanya ada tiga syarat. Pinto
mengharap dengan sangat supaya siaohiap suka menerima baik."
Siang-koan Kie masih hendak menolak, tetapi Touw Thian Gouw buru2 berkata;
"Tiga syarat apa yang Totiang maksud?"
"Pertama, setelah berhasil mewarisi kepandaian ilmu ini, tidak boleh diturunkan kepada orang lain sekalipun anak atau istrinya sendiri, juga tidak terkecuali."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Itu sudah seharusnya, dan syarat yang kedua?" berkata Touw Thian Gouw sambil mengangguk kan kepala.
"Kedua, diharuskan sewaktu-waktu memberi pertolongan
kepada partay Bu-tong, untuk menjaga keselamatan kuil Sam-goan-koan,"
"Itupun seharusnya, dan ketiga?"
"Dikemudian hari apabila partai Bu-tong menerima murid yang berbakat baik dan cerdik serta berkelakuan baik, maka Siang-koan siaohiap harus meneruskan ilmu pedang ini
kepada murid itu." "Tiga syarat ini semuanya merupakan suatu keharusan."
Siang-koan Kie bangkit dan berkata sambil memberi hormat:
"Kecintaan Totiang ini, kalau boanpwee menolak itu berarti kurang hormat, tetapi kalau menerima sesungguhnya merasa malu terhadap diri sendiri.........."
Yang Goan Totiang berkata sambil menarik napas dalam:
"Meskipun Pinto tidak berani mengatakan bahwa ilmu
pedang tay-kek-hui-kiam ini, adalah ilmu pedang yang tertingi, tetapi setidak-tidaknya, merupakan salah satu ilmu pedang terampuh dalam ilmu pedang dirimba persilatan. Ilmu pedang golongan tinggi ini, nampaknya tidak seberapa, tetapi memerlukan kekuatan tenaga dalam yang hebat, ini adalah suatu ilmu pedang yang paling susah dipelajari, kecuali tergantung dari gurunya, juga diharuskan orang yang
berbakat sangat baik dan sudah mempunyai dasar kekuatan tenaga dalam yang sempurna, tentang kekuatan tenaga
dalammu dan kecerdasan-mu, merupakan salah satu bakat terbaik untuk belajar ilmu pedang; batas waktu sepuluh hari ini meskipun sangat pendek, mungkin tidak dapat mempelajari seluruh rahasianya, tetapi asal kau sudah hafal benar, dikemudian hari apabila kau rajin melatih, dalam waktu satu tahun sudah tentu akan mencapai tingkat yang sudah
sempurna........" ia berdiam sejenak, "kau tidak perlu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengucapkan terima kasih kepada Pinto, sebab kau hanya ditugaskan untuk melindungi ilmu pedang warisan ini, jangan sampai musnah didalam dunia, seharusnya justru Pinto yang mengucapkan terima kasih kepada Kamu."
Siang-koan Kie memberi hormat lagi, dengan sikap
sungguh-sungghh ia berkata;
"ApabiIa Siang-koan Kie tidak binasa, dalam waktu
duapuuh tahun, pasti hendak berusaha untuk mencari orang berbakat yang boleh diwarisi ilmu pedang ini, apabila boanpwee tidak menepati janji itu, biarlah dikutuk oleh Tuhan."
Yang Goan Totiang buru-buru mengeluarkan tangannya
membimbing Siang-koan Kie seraya berkata;
"Perlu apa sampai bersumpah demikian berat apabila
Pinto tidak percaya kepadamu, juga tidak akan berani
menurunkan pelajaran ini."
Touw Thian Gouw tiba-tiba melambaikan tangannya dan
berkata kepada Siang-koan Kie:
"Saudaraku, aku hendak pergi, marilah antar aku
kedepan." Tanpa menunggu jawaban Siang-koan Kie, ia sudah
bangun dan berjalan keluar.
Siang-koan Kie buru-buru mengejar dan berjalan
berendeng sampai diluar pekarangan.
Touw Thian Gouw menghentikan kakinya dan| berkata:
"llmu pedang Tay-kek-hui-kiam dari partay Bui tong ini.
merupakan salah satu ilmu pedang ternama dalam rimba
persilatan, apabila saudara dapat mewarisi ilmu pedang ini, kau dapat menandingi kepandaian Kun-liong Ong, inilah suatu kesempatan yang paling baik, kau harus belajar dengan sungguh-sungguh."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Terima kasih atas petunjukan toako."
Touw Thian Gouw tersenyum dan berkata pula;
"Aku seorang yang mempunyai sifat aneh, selamanya tidak suka bergaul dengan orang, tetapi denganmu, sungguh heran mengapa begitu melihatmu, aku merasa simpati.........." Ia berhenti sejenak," kau berdiam disini untuk belajar ilmu pedang itu, sepuluh hari kemudian, aku akan datang lagi untuk mencari kau, sebelum kita berjumpa kau jangan pergi."
Siang-koan Kie mengangkat tangan memberi hormat, lama ia berpikir, kemudian baru berkata:
"Toaw toako maaf siaote tidak dapat mengantar lebih
jauh." Touw Thian Gouw yang sudah lama berkecimpung didalam
dunia Kang-ouw dan sudah banyak pengetahuannya, ketika menyaksikan sikap Siang-koan Kie, ia merasa agak heran, maka segera bertanya;
"Saudara, kau agaknya ada apa2 yang mengganggu
pikiranmu?" "Siaote merasa..........", menjawab Siang-koan Kie dengan suara perlahan.
Touw Thian Gouw dengan cepat memotongdan berkata
dengan sungguh-sungguh; "Orang belajar ilmu pedang paling pantang pikirannya
bercabang, apalagi kau hanya mempunyai waktu sepuluh hari saja, apabila kau kealpaan satu atau dua jurus saja, nanti akan meninggalkan suatu kemenyesalan besar seumur
hidupumu, segala urusan untuk sementara kau tinggalkan, kau gunakan seluruh pikiranmu untuk mempelajari ilmu pedang itu, setelah berhasil pelajaranmu, kita tokh masih ada waktu untuk dibicarakan lagi."
"Siaote akan ingat baik-baik."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Touw Thian Gouw berjalan beberapa langkah berhenti lagi dan berkata pula dengan suara nyaring:
"Tenangkanlah pikiranmu, apabila ada urusan apa-apa,
aku nanti bisa datang untuk memberi kabar kepadamu."
Suaranya itu tidak lama lalu menghilang dengan orangnya.
Siang-koan Kie memandang sambil berdiri ter-paku, ia
menarik napas dalam-dalam, kemudian balik lagi kedalam kuil.
Yang Goan Totiang berdiri didepan meja sem-bahyang
dengan wajahnya yang sangat agung .
Siang-koan Kie buru2 menghampiri dan berlutut
dihadapannya seraya berkata;
"Teecu memberi hormat kepada Totiang."
Yang Goan Totiang tersenyum dan berkata:
"Waktu tidak banyak, bagi kita sangat berharga, kau lekas bangun, perhatikanlah Pinto hendak melakukan pertunjukan ilmu pedang itu."'
Siang-koan Kie baru saja berdiri, Yang Goan Totiang sudah menghunus pedangnya dan lambat-lambat melakukan
gerakan tikaman, Siang-koan Kie tidak keburu berpikir lagi, terpaksa memusatkan semua perhatiannya untuk menyaksikan gerakan Yang Goan Totiang.
Yang Goan Totiang sejurus demi sejurus melakukan
pelajaran ilmu pedang itu, gerakannya sangat lambat,
sehingga dapat disaksikan dengan jelas.
Siang-koan Kie yang menyaksikan dengan seluruh
perhatian, setiap gerakkan diingatnya baik-baik.
Dalam waktu kira-kira setengah jam, Yang Goan Totiang sudah selesai dengan pelajaran ilmu pedang itu, ia
memasukkan pedang kedalam sarungnya, lalu berkata sambil tersenyum:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah kau sudah mengerti?"
"Sebahagian besar dari semua gerakan itu, boanpwee
dapat mengerti, hanya ada sebagian yang nampaknya sangat dalam sekali, masih belum dapat dipahami," menjawab Siang koan Kie.
"Kau dapat mengerti sebahagiaan besar, ini sesungguhnya tidak mudah, mari, aku akan segera mulai menurunkan
pelajaran ini kepadamu, waktu sepuluh hari itu, sesungguhnya sangat pendek sekali, sekalipun kau mempunyai kecerdasan otak luar biasa, barangkali juga tidak mudah untuk mengingat seluruhnya, tetapi perobahan gerakan ilmu pedang ini, seolah-olah sebuah perahu berantai, apabila kau kurang hgat sedikit bagian kepala dan ekor, masih dapat digunakan untuk
menghadapi musuh, tetapi apabila kau lupa beberapa gerakan penting dibagian tengah ini, dapat mempengaruhi seluruh gerakan, sehingga sangat sulit untuk mengeluarkan seluruh kepandaian."
Siang-koan Kie menurut, ia menghampiri sambil
menghunus pedangnya, dengan mengikuti setiap gerakkan Yang Goan Totiang, ia mulai melakukan pelajarannya.
Mula-mula ia tidak merasakan terlalu sulit, tetapi semakin dipelajari ia merasa semakin dalam dan banyak sekali
perobahannya, sehingga sulit dimengerti seluruhnya.
Karena ia belajar dengan tekun, tanpa dirasa hari sudah mulai gelap.
Yang Goan Totiang menyimpan pedangnya dan krkata
sambil tertawa: "Kita hanya menggunakan waktu setengah hari saja, tetapi kau sudah banyak yang ingat, nampaknya waktu sepuluh hari ini mungkin aku dapat menurunkan seluruh kepandaiaa ilmu pedang ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Teecu sangat bodoh, sehingga Totiang mengeluarkan
terlalu banyak tenaga," berkata Siang-koan-kie
"Kau tidak usah merendahkan diri, kecepatan
kemajuanmu, sesungguhuya diluar dugaanku, sekarang sudah malam, mari kita makan dan beristirahat, aku nanti akan menurunkan pelajaran latihan ilmu kekuatan tenaga dalam golongan Yu-tong kepadamu."
"Demikian besar kecintaan Totiang, sesungguhnya
boanpwee susah untuk membalas budi yang besar ini."
"Kau jangan pikirkan semua itu, aku menurunkan ilmu
pedang kepadamu, maksud yang utama adahh supaya ilmu
simpanan golongan Bu-tong ini ada orang yang meneruskan, sehingga tidak sampai terlenyap, dan kedua adalah untuk melindungi keselamatan golongan Bu tong" berkata Yang Goan Totiang, kemudian tangannya menepuk tigakali.
Tidak lama kemudian, Yang Ceng Totiang muncul dengan
tangan membawa nampan yang berisi hidangan, lalu
diletakkan dihadapan Yang Goan Totiang.
Yang Goau Totiang berpaling dan berkata kepa da Siangkoan Kie;
"Kiranya perutmu juga sudah lapar, mari .kita
makan..........", ia berhenti sejenak, lalu berkata kepada Yang Ceng Totiang;
"Suhengmu hendak merundingkan urusan penting dengan
Siang-koan siaohiap, dalam waktu sepuluh hari ini, apabila suhengmu tidak panggil, siapapun tidak boleh masuk, juga tidak boleh mengintip."
Yang Ceng terima baik pesan itu, ia segera mengundurkan diri, namun sebentar2 ia masih berpaling mengawasi Siangkoan Kie, jelas bahwa dalam hati imam itu, merasa heran terhadap urusan ini, ia tidak dapat menduga, mengapa
suhengnya yang sebagai pemimpin partai itu harus
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pergunakan waktu sampai sepuluh hari lamanya untuk
berunding dengan seorang anak muda yang belum terkenal ini, bahkan melarang orang masuk atau mengintip.
Namun demikian, ia tidak berani bertanya kepada
suhengnya. Yang Goan Totiang agaknya dapat mengerti pikiran
suteenya itu namun ia tidak menghiraukan, setelah suteenya itu keluar ia baru berkata kepada Siang-koan Kie;
"Keistimewaan ilnu pedang ini, adalah mengharuskan
orang yang menggunakannya mengeluarkan seluruh
kepandaian dan kekuatan tenaga dalam, sering melatih ilmu pedang ini, akan menambah banyak kemajuan bagi kekuatan tenaga dalam orang yang melatih, tetapi bagi orang yang kekuatan tenaga dalamnya semakin sempurna, tiap kali
menggunakan, kekuatan tenaga dalamnya yang digunakan
juga semakin besar; rahasia dalam hal ini, tidak dapat dipahami hanya dengan sepatah dua patah kata saja, nanti setelah kau sudah paham seluruhnya ilmu pedang ini, dengan sendirinya dapat mengerti sebab-sebabnya........tadi waktu aku mengajarkan ilmu pedang ini kepadamu, sudah
merasakan bahwa dalam diriku sudah ada perobahan, dapat hidup sampai sepuluh hari atau tidak, masih susah diduga, oleh karena itu, aku ingin sebelum kematianku tiba, dengan mengandalkan kekuatan tenaga dalamku yang sudah
mempunyai latihan berpuluh-puluh tahun, sedapat mungkin aku lekas menurunkan pelajaran ini kepadamu........"
Siang-koan Kie buru2 berkata:
"Locianpwee, apabila badanmu merasa kurang enak,
sebaiknya beristirahat beberapa hari dulu, nanti setelah enak locianpwee mulai pelajarannya lagi, perlu apa harus memaksa diri?"
"Dalam dunia tidak ada pesta yang tidak berahir, tidak ada manusia yang tidak mati, aku sudah hidup seratus tahun, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kematian hanya soal waktu saja, urusan ini tidak perlu kau pikirkan, yang penting adalah kau harus menerima baik permintaanku"
"Silahkan locianpwee perintahkan saja, apa yang
boanpwee dapat lakukan, pasti tidak menolak."
"Aku melihat bahwa pikiranmu, agaknya masih terganggu oleh urusan besar yang tidak dapat di-singkirkan."
Siang-koan Kie terkejut, ia hendak berkata tetapi kemudian maksudnya itu dibatalkan.
"Kau tidak perlu memberitahukan kepadaku uusan apa
yang mengganggu pikiranmu itu, tetapi aku mengharap
selama kau belajar ilmu pedang dalam beberapa hari ini, untuk sementara kau dapat menyingkirkan seluruhnya apa yang mengganggu pikiranmu, bertekunlah dengan pelajarann yang waktunya sangat singkat itu."
"Pesan locianpwee, sudah tentu boanpwee akan turut."
"Itu bagus, sekarang beristirahatlah dulu dengan
memejamkan matamu, bersihkanlah pikiranmu dari segala gangguan, aku akan mengajarkan hafalannya lebih dulu
kepadamu, kemudian akan memberikan pelajaran setahap
demi setahap." Siang-koan Kie menurut, memejamkan matanya mengatur
pernapasannya dan rnenjernihkan pikirannya.
Tatkala ia sudah sadar lagi Yang Goan Totiang segera
memulai dengan pelajaran hafalannya, kemudian pedangnya memberi petunjuk bagaimana paranya menggunakan
pelajaran itu. Sang waktu berlalu cepat sekali, sebentar saja tujuh hari sudah berlalu, selama tujuh hari itu Yang Goan Totiang memberikan pelajarannya dengan keras, kecuali Waktu makan dan beristirahat hampir seluruh waktunya digunakan untuk menurunkan pelajaran ilmu pedang itu kepada Siang-koan Kie.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Meskipun Siang-koan Kie mempunyai kecerdasan luar biasa tetapi karena pelajaran ilmu pedang Thay-kek-hui-kiam itu sangat dalam, ia merasa samakin lama semakin ruwet dan sulit dimengerti.
Hingga hari kedelapan waktu tengah hari, Siang koan Kie baru dapat mengingat seluruhnya perobahan2 gerakkan ilmu pedang yang sangat Sulit.
Tetapi keadaan Yang Goan Totiang sudah seperti pelita yang kehabisan minyak sehabis menurunkan pelajaran bagian terakhir, napasnya tiba-tiba tersengal-sengal.
Siang-koan Kie terkejut yang menyaksikan keadaan itu, ia buru2 membimbingnya untuk duduk kemudian bertanya ;
"Locianpwee kenapa?"
"Batas umurku sudah habis, tetapi aku Sudah habis, tetapi aku sudah boleh merasa puas karena cita2ku telah tercapai, ilmu pedang Thay-kek hui-kiam ini akan terus hidup didalam dunia...............''
Ia bersenyum, kemudian berkata pula sambil
ltienggapaikan tangannya ;
"Lekas undang mereka masuk."
Siang-koan Kie sebagai seorang yang tebal perasaannya, tanpa dirasa airmata mengalir keluar dari matanya.
"Apabila Totiang tidak memberi pelajaran ilmu pedang
kepada boanpwee, sehingga menghamburkan kekuatan
tenaga dalam tidak sedikit juga tidak simpai seperti
ini.............." "Lekas panggil mereka masuk, kalau tidak barangkali
sudah tidak keburu."
Siang-koan Kie tidak berani bertanya lagi, ia buru2 lari keluar untuk mencari Yang Ceng.
Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika dua orang itu balik kembali masuk kedalam kuil, Yang Goan Totiang sedang duduk bersila sambil memejamkan matanya.
Mereka tidak berani mengganggu, berdiri disamping
dengan meluruskan kedua tangannya
Wajah Yang Goan Totiang, timbul warna merah, napasnya yang tadi memburu, sudah tidak terdengar lagi, sikapnya tenang sekali tidak nampak tanda2 yang mencurigakan.
Yang Ceng Totiang memandang Siang-koan Kie sejenak,
bibirnya ber-gerak2, tetapi tidak sepatah kata keluar dari mulutnya, agaknya takut mengganggu Yang Goan Totiang.
Dua orang itu menunggu cukup lama, Yang Goaii Totiang tiba2 membuka matanya dan tersenyum, kemudian berkata kepada Yang Ceng dengan suara perlahan :
"Siang-koan siaohiap ini, adalah sahabat erat suhengmu, dikemudian hari apabila ia datang dikuil kita Sam-goan-koan, harus disambut dengan baik."
"Sutee menerima baik pesan suheng," berkata Yang Ceng, Yang Goan tiba2 menahela napas dan berkata :
"Didalam dunia tiada ada pesta yang tidak berakhir, nanti setelah aku meninggal, kaulah yang mewakili aku memimpin partai Bu-tong.........."
Yang Ceng terkejut, dan berkata: "Mengapa suheng
mengeluarkan perkataan seperti ini?"
"Batas umur suhengmu sudah habis, sekarang suhengmu
hendak berangkat kelain dunia, urusan dalam partay, aku serahkan kepada sutee."
Yang Ceng agaknya terharu mendengar ucapan terakhir
suhengnya itu, ia berdiri terpaku ditempatnya dengan mata terbuka dan mulut terkancing. sehingga tidak sepatah katapun keluar dari mulutnya-Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang Goan Totiang dengan bibir tersungging senyuman
berkata pula ; "Setelah aku nanti mati, kalian segera bawa pulang
jenazahku kekuil Sam-goan-koan, kalian harus menutup
rapat2 rahasia kematianku ini, jangan sampai tersiar keluar, juga tidak perlu mengubur dengan peraturan partay"
"Tentang ini.............."
"Apabila kalian mengubur dengan menggunakan upacara
besar, hal ini pasti akan menimbulkan banyak perhatian orang."
"Sutee ingat pesan suheng ini."
Yang Goan lambat2 memejamkan matanya dan berkata:
"Kalian berdua masing2 supaya membawa diri baik-baik."
Se-konyong2 Yang Goan menundukkan kepala lambat-
lambat. Yang Ceng segera berseru;
"Suheng! Suheng............"
Beberapa kali ia memanggil, namun tidak mendapat
jawaban, ketika ia meraba badannya ternyata sudah putus nyawanya.
Seorang pemimpin besar dari partay rimba persilatan,
dengan demikian telah meninggalkan dunianya secara tenang.
Perasaan duka timbul dalam hati Siang-koan Kie, air mata mengalir keluar dengan derasnya, ia segera menjatuhkan diri dan berlutut dihadapan jenazah Yang Goan seraya berkata ;
"Antara Totiang dengan boanpwee, meskipun tidak ada
namanya sebagai guru dengan murid, tetapi hal itu sudah menjadi kenyataan, selama jiwa boanpwee masih ada, tidak akan melupakan budi Totiang yang memberi pelajaran kepada boanpwee."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang Ceng menyusut air matanya yang keluar, berkata
dengan suara perlahan : "Pesan terakhir Ciang-bun-jin kami, suruh kita segera membawa pulang jenazahnya kegunung Siang-koan Kie
siaohiap dikemudian hari apabila kebetulan meliwati gunung Bu-tong-san, jangan lupa mampir kekuil Sam-goan-koan."
"Dalam waktu setahun, aku yang rendah pasti akan datang kekuil Sam-goan-koan untuk mengunjungi Totiang," berkata Siang-koan Kie dengan mengendalikan perasaan sedihnya.
"Pinto tidak berani meminta terlalu banyak, kedatangan siaohiap pasti akan Pinto sambut dengan tangan terbuka."
Setelah itu memondong jenazah Yang Goad Totiang dan
berjalan dengan tindakan lebar.
Siang-koan Kie bangkit, ia mengejar keluar, tetapi hanya menyaksikan Yang Ceng sedang lari dengan cepatnya
bersama dua imam yang menjaga diluar kuil.
Siang-koan Kie menyaksikan berlalunya tiga imam itu
sehingga menghilang dari depan matanya, dalam hatinya timbul perasa tidak keruan, dalam otak-nya masih tegas terbayang bagaimana Yang Goan Totiang memberikan
pelajaran kepadanya ilmu pedang Thay-kek-hui kiam, tetapi orang yang baru saja bersamanya beberapa hari dimuka
memberi pelajaran kepadanya itu, kini ternyata sudah tidak ada. Hidup matinya seseorang, ternyata demikian mudah semua nama baik dan kemashuran dimasa hidup telah ikut terbawa kedalam tanah.
Siang-koan Kie berdiri termenung dengan sikap keperti seorang yang kehilangan semangatnya, entah perapa berapa lama telah berlalu, matahari sudah terbenam kebarat,
sehingga dilangit timbul awan perah diwaktu senja.
Sekonyong-konyong terdengar suara seorang yang
memanggilnya ; Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Saudara Siang-koan."
Siang-koan Kie seperti orang baru tersadar dari mimpinya, ia berpaling, segera menampak diri Touw yang berdiri
ditempat sejauh satu tombak yang mengawasi dirinya sambil tersenyum. Ia lalu menyapanya sambil menarik napas
panjang. "Touw toako----........"
Tanpa dapat ditahan lagi, air mata mengalir kedua
membasahi pipinya. Touw Thian Gouw mengerutkan alisnya, lambat2
menghampirinya dan berkata padanya dengan suara perlahan
; "Saudara kenapa?"
"Yang Goan Totiang sudah wafat," demikian menjawab Siang-koan Kie.
Touw Thian Goaw agaknya masih tidak percaya
pendengarannya sendiri, tetapi itu memang benar ia telah mendengar dengan jelas, sehingga tidak enak untuk menanya lagi, dengan suara agak gelagapan ia berkata ;
"Apa Yang Goan Totiang sudah wafat?"
"Ya, "Dimana jenazahnya" aku hendak memberi hormat untuk
terakhir kali." "Sudah dibawa pulang kegunung Bu-tong-san. aih! Touw
toako....." berkata Siang-koan Kie. setelah berpikir lama, ia baru berkata pula ;
"Tentang kematian Yang Goan Totiang ini harap toako
rahasiakan, karena kematiannya ini, besar sekali hubungannya dengan nasib partay Bu-tong."
Setelah berpikir agak lama Touw Thian Gouw bertanya ; Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah sudah selesai menurunkan ilmu pedangThay-kek-
hui-kiam kepadamu?" "Ilmu pedang itu itu meskipun sudah diturunkan semua, tetapi justru karena itu merupakan salah satu sebab
menjadikan kematian; sehingga siaote merasa sangat tidak enak."
"Saudara juga tidak perlu berpikir demikia Yang Goan
Totiang sudah tahu dirinya akan mati maka ia mencari dan memilih orang untuk menurunkan kepandaiannya, asal kau tidak mengecewakan harapannya menurunkan kepandaian
ilmunya itu, sudah cukup."
"Siaote sekarang teringat pesan Yang Goan To tiang,
siaote merasa tugas itu besar sekali, mungkin tenaga siaote tidak dapat memenuhi keinginanya.'' Touw Thian Gouw
mendongakan kepala mengawasi gumpalan awan putih diatas langit, kemudian berkata ;
"Kita, orang yang bergerak dilapangan Kang-ouw, ibarat awan yang bergerak diangkasa bebas, tidak mempunyai tetap tinggal menetap, dimana saja kita harus menempatkan diri, banyak hal sebetulnya tidak dapat dilakukan dengan tenaga satu dua orang saja........"
Pada saat itu suara mengaung yang panjang telah
terdengar ditelinga mereka, sehingga memutuskan
pembicaraan Touw Thian Gouw.
Siang-koan Kie wajahnya berubah tiba2 ia segera berkata ;
"Sungguh aneh!'"
"Ada apa" Kun-liong Ong dan orang2 golongan pengemis
masih saling berhadapan ditempat dekat sini, meskipun tanah datar seluas sepuluh pal itu sudah terbakar gundul, tetapi belum membakar kekuatan Kun-liong Ong, perhitungan dan siasat serta kepandaian Siaoyao-siucai, barulah merupakan yang terpandai dalam rimba persilatan dewasa ini akan tetapi Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun-liong Ong agaknya juga mempunyai banyak tenaga kuat, hanya kedua pihak sekarang ini dari pertempuran secara terang sudah berubah meujadi pertempuran diam2, kedua pihak agaknya sedang mengumpulkan kekuatan masing2
mungkin dalam waktu dekat, akan melakukan pertempuran yang menentukan lagi, suara mengaung tadi apa yang dibuat heran?"
"Bukan itu yang siaote maksudkan, siaote merasa suara itu mirip dengan................."
"Mirip dengan orang kuat golongan kelas satu lagi kau maksudkan" Haha, tahukah saudara orang orang yang
berkumpul sekitar tempat ini, meskipun bukan seluruhnya merupakan orang terkuat dalam rimba persilatan, tetapi sedikitnya ada tujuh atau delapan persen........"
Siang-koan Kie meng-geleng2kan kepalanya dan berkata :
"Kataku suara itu mirip dengan suara saudara Wan Hauw itu, ia pergi Sudah sepuluh hari lebih bagaimana masih berada ditempat sekitar in;?"
"Kalau begitu mengapa kita tidak pergi menengok saja?"
"Mari kita pergi lihat!" berkata Siang-koan Kie yang sergera bergerak lari menuju kesuara itu.
Setelah melalui sebuah rimba lebat, dari jauh nampak
serombongan orang berpakaian hitam sedang mengeroyok
seorang, sinar golok dan pedangnya berkelibatan, agaknya sedang berlangsung suatu pertempuran sengit.
-odwo- Bab 71 SLANG KOAN KIE berpaling memandang yuw Thian Gouw
dan berkata : Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Rombongan orang2 berpakaian hitam itu sudah jelas
pasukan pengawal baju hitam Kun-liong ong, kau
mengenakan pakaian seragam mereka, tidak baik untuk pergi kesana, untuk sementara harap toako sembunyi dan
menantikan siaote didalam rimba ini, siaotee hendak pergi melihat apa yang telah terjadi disana."
"Apabila kau menemukan tandingan yang sulit Untuk
hadapi, harap kau panggil aku," berkata kw Thian Gouw.
Siang-koan Kie segera menghunus pedangnya dan lari
menuju kemedan pertempuran itu Benar saja, orang yang sedang dikeroyok itu memang Wan Hauw.
Dengan sepasang tangan kosong, Wan Hauw menahan
musuh2 yang mengeroyok dirinya, hembusan angin yang
keluar dari kedua tangannya, merupakan dinding kuat yang susah ditembusi oleh musuh-musuhnya. Beberapa puluh
orang berpakaian hitam, percuma saja dengan senjata
mereka, seorangpun tidak mampu mendekati dirinya. Dibawah perlindungan sangat kuat Wan Hauw, narnpak Nie Suat Kiao yang duduk bersila dengan paras pucat pasi, peluh sudah membasahi dahinya, agaknya sedang melakukan pernapasan dengan menahan penderitaan hebat.
Siang-koan Kie terperanjat, pikirnya ; "apakah nona yang bernasib malang ini telah menderita luka parah lagi?"
Sementara berpikir pedang ditangannya sudal bergerak
melancarkan serangan. Rombongan pengawal baju hitam itu meskipur sebagian
besar terdiri dari orang2 yang berkepandaian tinggi, tetapi mengeroyok Wan Hauw seorang diri saja sudah merasa
kewalahan, kini di ambil dengan kedatangan Siang-koan Kie, bagaimana mereka sanggup bertahan" Dalam waktu sangat sing kat, Siang-koan Kie sudah berhasil membobolkan
kepungan mereka. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil membentak dengan suara keras, Wan Hauw
melancarkan satu serangan hebat, seorang diantara orang2
yang mengepung dirinya itu telah jatuh tersungkur dan binasa seketika itu juga Siang-koan Kie yang menyerbu masuk, juga sudah berhasil membinasakan satu musuh.
Yang lainnya mungkin tahu bahwa pihaknya tidak sanggup memberi perlawanan, dengan serentak mengundurkan diri.
Wan Hauw mengawasi berlalunya rombongai pengawal
baju hitam itu, tetapi tidak mengejar Perlahan2 ia berpaling kearah Siang-koan Kie, ke mudian berkata;
"Toako, kita telah bertemu lagi."
"Saudara, kita berpisahan sudah sepuluh hari lebih,
mengapa kau masih berada disini?", demikian Siang-koan Kie balas bertanya.
Wan Hauw mengawasi Nie Suat Kiao sejenak, kemudian
menjawab; "Dia tidak mau pergi, katanya hendak berdiam disini dulu untuk menantikan kedatangan seseorang!"
"Menantikan kedatangan seseorang" siapa?"
"Mana aku tahu" Dia suruh aku menunggu, terpaksa aku
berdiam disini juga."
Siang-koan Kie bertanya-tanya kepada diri sendiri; Setan ini entah mempunyai maksud apa lagi" Apakah ia masih belum cukup dengan penderitaan yang diterima dari Kun-liong Ong"
Namun demikian, ia juga tidak berani bertanya, maka
disimpannya didalam hati, hendak menantikan kesempatan yang lebih baik.
Sementara itu rombongan pengawal baju hitam tadi, sudah kabur semuanya.
Disebidang tanah yang kosong itu kini hanya tinggal Siangkoan Kie, Wan Hauw dan Nie Suat Kiao.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suasana nampak sunyi, lama baru terdengar suara Siangkoan Kie yang amat perlahan:
"Nona Nie." Nie Suat Kiao perlahan membuka matanya, ia memandang
Siang-koan Kie sejenak kemudian bertanya;
"Ada apa?" "Apakah nona hendak menantikan seseorang?"
"Benar!" "Siapa?" Nie Suat Kiao tiba2 berdiri, ia berkata. lambat lambat;
"Orang itu adalah kau sendiri, aku tahu didalam sepuluh hari, tidak boleh tidak aku harus bertemu denganmu."
Siang-koan Kie ternganga, ia berkata;
"Bukankah ini terlalu berbayai" Apabila aku tidak lantaran ada urusan sehingga waktuku tertambat sepuluh hari,
mungkin kita tidak dapat bertemu".
"Tidak perduli apa sebabnya, bagaimanapun ju ga apa
yang kupikir itu tokh tidak salah.
Siang-koan Kie bertanya sambil tertawa menyeringai;
"Ada urusan apa kau menunggu aku?"
Nie Suat Kiao memperdengarkan suara batuk perlahan,
kemudian baru berkata: "Bukankah kau minta aku menurut perkataan saudaramu?"
"Ya!" Penderitaan yang terkilas diwajah Nie Suat Kiao tadi, seketika telah lenyap dan diganti dengan cahaya terang yang samar2 tampak diatas keningnya, ia bertanya pula;
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Menurut keterangan saudaramu ini, katanya ditempat
kediamannya, ada sebilah golok mas, apakah itu benar?"
"Kenapa?" "Katanya itu adalah sebilah golok yang paling baik didalam dunia."
Siang-koan Kie terkejut, tiba2 ia teringat apa yang
dilihatnya didalam gua digunung Pek-ma-san, Wan Hauw
berasal dari daerah pegunungan itu, dengan sendirinya tahu bahwa didalam gua itu terdapat dua jenazah laki2 dan wanita, waktu itu ia masih bodoh tidak mengerti apa-apa, tetapi semua keadaan didalam gua itu, meninggalkan kesan yang sangat dalam didalam otaknya, semua itu kini timbul kembali dalam ingatannya............"
Sepasang mata Nie Suat Kiao, terus ditujukan diwajah
Siang-koan Kie, katanya: "Apa yang kau sedang pikir" Mengapa kau tidak bicara?"
Siang-koan Kie hanya mengeluarkan sepatah kata
Namun pikirannya masih terkenang apa yang di-
saksikannya didalam gua itu, golok mas didalam gua itu kelihatannya seperti puntul, sebetulnya tajam luar biasa, samar2 ia masih ingat diatas gagang golok itu terukir beberapa huruf yang berbunyi; "golok mengejutkan sukma, dapat menghancurkan apapun juga."
"Apakah kau sudah berobah menjadi seorang gagu?", bertanya pula Nie Suat Kiao.
Siang-koan Kie seperti baru sadar dari mimpi-nya, ia
menjawab tetapi bukan apa yang ditanya oleh sinona;
"Benar, disana memang betul ada sebuah golok mas,
saudaraku itu tidak akan menipu kau!"
Nie Suat Kiao menggeleng-gelengkan kepala, ia berkata sambil menarik napas:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benarkah kau mengharap supaya aku ikut pergi dengan
saudaramu?" Siang-koan Kie hanya melongo, tidak tahu bagaimana
harus menjawab. Kepalanya mendongak memandang
gumpalan awan putih diangkasa.
Telinganya tiba2 mendengar suara Nie Suat Kiao yang
tegas nyaring; "Aku sudah memikir sepuluh hari sepuluh malam lamanya, sekarang aku percaya, bahwa kau benar2 ingin aku ikut pergi dengan saudaramu."
Ia mengulurkan tangannya yang putih halus untuk
membereskan rambutnya yang terurai dikedua pundaknya, dibawah penerangan sinar matahari, wajahnya nampak
kemerah-merahan, hingga nampak nyata kecantikannya, duka yang tadi meliputi mukanya, kini juga mendadak lenyap, samar2 nampak sikapnya yang kemalu-maluan.
Dalam hati Siang-koan Kie diam2 memuji: "benar-benar
seorang yang sangat cantik, suruh ia menjadi kawan hidup saudara Wanku itu, sesungguhnya sangat berat baginya."
Sementara itu Wan Hauw berjongkok jauh2 ditempat kira2
satu tombak lebih, sepasang matanya terbuka memandang kepadanya, dari sinar mata itu, menunjukkan perasaan rendah diri, didalam hati sanubarinya, agaknya juga tahu bahwa keadaan diri sendiri yang jelek. sesungguhnya tidak pantas menjadi kawan hidup Nie Suat Kiao.
Siang-koan Kie memperdengarkan suara batuk2 ringan,
kemudian berkata; "Nona Nie." "Ada apa........" bertanya Nie Suat Kiao sambil tersenyum.
"Aih! Dalam beberapa hari ini aku telah merasa bahwa diriku banyak berobah, aku juga memikirkan bahwa sebagai Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seorang perempuan, betapapun gagahnya harus menikah
juga.............." Perasaan malu tiba2 timbul, hingga tidak me-lanjutkan kata-katanya.
Perasaan aneh mendadak timbul dalam hati Siang-koan
Kie, ia bertanya ; "Bagaimana apabila apa yang kukatakan itu semua adalah keadaan sebenarnya?"
Wajah Nie Suat Kiao mendadak berubah, ia kerkata :
"Supaya aku pergi bersama saudaramu?"
"Dia telah dilahirkan sebagai seorang gagah, lagi pula mendapat warisan kepandaian dari seorang guru pandai, apabila mendapat kesempatan, ia pasti akan menjadi seorang kuat tanpa tandingan, apalagi jika dibantu dengan kepintaran dan kecerdikan nona, tidak sulit akan menjadi satu pendekar kenamaan di kemudian hari untuk membasmi segala
kejahatan didalam rimba persilatan......"
"Aku menantikan kedatanganmu sehingga sepuluh hari
lamanya dengan menempuh segala bahaya maksudku hanya
ingin mendengar sepatah dua katah perkataanmu............"
Dua butir air mata mengalir keluar tar
"Aku sudah berkata, diulangi lagi saja."
"Sekali lagi kukatakan, jangan sala hatimu sendiri,
katakanlah yang "Harap nona baik2 menjaga sa' menjawab Siang-koan Kie, sampa dak terdiam.
"Mengapa kau tidak melanjutkan
"Hanya itu saja, kuucapkan seratus kali, juga sama saja."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Paras Nie Suat Kiao yang merah, pucat, badannya ter-
huyung2 hampir ditanah. Siang-koan Kie menarik napas panjang dian memanggil
Wan Hauw ; "Saudara Wan, lekas kemari."
Wan Hauw berbangkit per-lahan2 menghan seraya berkata
;
Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Toako panggil aku?"
"Lekas bimbing nona ini, ia masih kurang sehat
keadaannya, dikemudian hari kau harus baik2
memperlakukannya." Wan Hauw mengulurkan kedua tangannya, tetapi dengan
cepat ditariknya kembali.
Dia gagah dan suka berkelahi, lagi pula sanga berani tanpa kenal takut kepada siapapun juga, tetapi terhadap Nie Suat Kiao ia sangat takut sekali.
Rasa pilu timbul dalam hati Siang-koan Kie, ia buru2
menoleh, dua butir air mata mengalir keluar dari kelopak matanya.
Telinganya telah mendengar kata2 Nie Suat Kiao yang
menyayat hati ; "Apakah kau kira aku tidak berani niengikuti dia?"
Siang-koan Kie per-lahan2 menoleh kearahnya, ia berkata sambil menghormat ;
"Aku mengharap supaya nona baik2 mengawasi saudaraku
itu, selama siang-koan Kie masih hidup selalu akan mengingat budimu ini."
Nie Suat Kiao tiba-tiba menentang kedua tangannya, air mata mengalir bercucuran, sambil mengawasi Wan Hauw ia berkata dengan suara perlahan:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lekas kemari."
Wan Hauw menurut, ia menghampiri dengan takut-takut,
tidak tahu apa yang harus diperbuat.
"Lekas gendong aku," berkata Nie Suat Kiao.
Wan Hauw baru berani mengulurkan kedua tangannya
untuk memondong tubuh Nie Suat Kiao.
Sambil melendot dipundak Wan Hauw, Nie Suat Kiao
berkata dengan suara perlahan;
"Apakah kau hendak bawa aku pergi mengambil golok mas itu?"
"Ya! Golok itu tidak sama dengan golok yang ada didalam dunia."
"mari lekas jalan!"
"Aku hendak mengucapkan beberapa patah kata jagan
toako, baru berangkat, bolehkah?"
"Tidak usah, setelah kita pergi, selamanya aku tidak ingin melihat dia lagi " Wan Hauw tercengang;
"Tetapi toako memperlakukan aku baik sekali,"
"Aku dapat memperlakukan kau lebih baik."
"Tetapi toako, toako ..........."
Wan Hauw merasa sangat terharu, perkataannya tak dapat menyampaikan maksudnya hanya beberapa patah kata toako saja yang keluar dari mulut, tidak ada kata-kata lain yang dapat diucapkan.
"Saudara Wan, kalian pergilah, nanti jikalau kau bertemu suhu, jangan lupa sampaikan hormatku" berkata Siang-koan Kie sambil melambaikan tangannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wan Hauw sejenak merasa terkejut. Tibaa2 mengeluarkan suara mengaung, kemudian melompat melesat dan lari
sekencang-kencangnya. Siang-koan Kie mengawasi berlalunya dua orang itu, dalam hatinya timbul perasaan tidak keruan, rasa pilu yang
mendadak telah memukul hebat perasaannya, sehingga tanpa dirasa mulutnya sudah menyemburkan darah segar.
Perlahan-lahan ia duduk, kemudian menutup latanya untuk mengatur pernapasannya. ia hanya merasa pikirannya terlalu kalut, susah ditenangkan lagi, ia tidak sanggup mengusir semua perasaan yang menggangu pikirannya, tanpa
disadarinya matanya sudah penuh dengan air mata-
Dalam keadaan demikian tiba-tiba terdengar suara tarikan napas panjang; kemudian disusul oleh Touw Thian Gouw ber-bisik2 pada Siang-koan Kie :
"Saudara, didalam keadaan demikian, aku mengharap
dengan sangat supaya kamu suka dengar perkataanku, aku hendak membuka totokaanmu, tetapi bagaimanapun juga kau harus menahan sabar, jika tidak dipergoki musuh jangan bertindak apa2."
Setelah itu ia lalu membuka totokan Siang-koan Kie dan mengurut badannya,
Siang-koan Kie menarik napas dalam2, kemudian berkata ;
"Entah nona Nie dan saudaraku itu, sudah dapat
meloloskan diri atau tidak?"
"Mereka sudah lama berhasil menghindari penyelidikan
pasukan berbaju hitam itu, saat itu mungkin sudah berada sejauh beberapa puluh pal" berkata Touw Thian Gouw.
Siang-koan Kie kembali menarik napas, ia menyandarkan dirinya disebuah dahan besar sambil memejamkan matanya.
Jelas bahwa keadaan penyakitnya bertambah keras.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Touw Thian Gouw bertanya dengan suara perlahan :
"Saudara sedihkah hatimu"', Siang-koan Kie
menganggukan kepala tidak menjawab.
Touw Thian Gouw meraba dahinya, bukan kepalang
terkejutnya, karena dahi Siang-koan Kie yang tadi panas membara, kini telah berubah dingin.
Ia mengamat2i muka Siang-koan Kie yang tadi merah, kini sudah berubah menjadi pucat pasi.
Suara beradunya senjata terdengar semakin hebat.
Pengalamannya yang laas, mernbuat Touw Thian Gouw
segera dapat mengenali dari suara itu bahwa dalam rimba itu sedang berlangsung pertempuran sengit, hingga seketika itu hatinya merasa sangat girang, ia berkata dengan suara perlahan ;
"Saudara harap kau bersabar lagi sebentar, rombongan ini pengawal baju itu agaknya sudah berjumpa dengan orang2
kuat dari golongan pengemis.." belum lagi habis
perkataannya, tiba2 terdengar suara siulan gencar, suatu tanda bahwa rombongan pengawal baju hitam itu
mengundurkan diri. Seorang laki2 tinggi besar berpakaian abu2, dengan tangan menenteng pedang berjalan lebih dulu memasuki rimba hijau, laki2 itu bukan lain daripada Koan Sam Seng dari golongan pengemis,
Dibelakang dirinya diikuti oleh beberapa puluh orang.
Touw Thian Gouw Sarnbil memondong Siang-koan Kie
lompat turun dari atas pohon.
Karena ia memakai pakaian seragam pengawal baju hitam maka begitu menginjak tanah, segera dikurung oleh orang2
golongan pengemis Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Koan Sain Seng dapat mengenali diri Touw Thian Gouw,
maka lalu berkata ; "Apakah ini bukan saudara Touw" Mengapa mengenakan
pakaian demikian?" Touw Thian Gouw tersenyum, ia juga tidak memberi
keterangan, hanya berkata sambil menunjuk Siang-koan Kie yang berada dalam pondongan.
"Saudaraku sakit keras, perlu mencari obat, sudah lama siaote dengar Teng sianseng pandai sekali ilmu obat maka saudara Koan supaya suka bawa siaote kesana, segala-galanya nanti setelah bertemu dengan Teng sianseng akan siaote ceritakan semua"
Koan Sam Seng memandang Siang-koan Kie sejenak,
pemuda itu nampak sedang pejamkan matanya, wajahnya
pucat, penyakitnya agaknya memang benar sangat keras, setelah berpikir sejenak ia lalu berkata;
"Aku memang sedang diminta oleh Teng sianseng
membawa empat puluh delapan pasukan berani mati untuk merebut rimba ini, sekarang rombongan pengawal baju hitam itu, meskipun semua sudah diusir dari sini tetapi aku masih perlu tinggal disini untuk mengatur orang2ku, untuk
sementara barangkali sulit membagi diriku......." ia berhenti sejenak, "begini saja Dari empat puluh delapan pasukan berani mati itu akan kupilih empat orang untuk membawa kalian berdua menjumpai Teng sianseng."
-odwo- Bab 72 TOUW THIAN GOUW mengerti bahwa empat orang
anggauta pengemis itu, meskipun dikatakan sebagai
pengantar, sebetulnya disuruh mengawasi gerak geriknya, tetapi dibawah keadaan demikian sudah tentu ia juga tidak Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapat menyalahkan tindakan Koan Sam Seng itu, maka ia lalu memberi hormat seraya berkata :
"Terima kasih atas bantuan saudara."
"Penasehat kita Teng Sianseng, pengetahuannya dan ilmu obat2annya serta memeriksa orang sakit, sesungguhnya
memang pandai, saudara Touw ini, rasanya tidak sulit
disembuhkan penyakitnya," berkata Koan Sam Seng sambil tertawa.
Touw Thian Gouw dibawah kawalan empat orang dari
golongan pengemis, setelah melalui rimba itu, lari menuju ketanah datar yang luas, berjalan kira2 setengah jam, dari jauh telah tampak suatu perkampungan kecil.
Dua dari antara empat pengawal itu tiba2 memperlambat gerak kakinya, berjalan kedalam perkampungan kecil.
Touw Thian Gouw mengawasi Siang-koan Kie yang berada
dalam pondongannya, pemuda itu memejamkan matanya,
agaknya sedang tidur nyenyak sekalipun lari demikian jauh dan lama ternyata sedikitpun tidak tersadar. Keadaan ini sangat mengherankan Touw Thian Gouw.
Dua orang golongan pengemis lagi yang mengikuti
dibelakang Touw Thian Gouw, mendadak berkata dengan
suara perlahan ; "Harap tuan tunggu disini sebentar, mereka sedang
memberi lapor lebih dahulu."
Tidak berapa lama, nampak muncul Teng Soan yang
datang menyambut dengan diikuti oleh dua orang dari
golongan pengemis tadi, orang cerdik dan pandai itu segera berkata sambil tertawa;
"Kedatangan Touw tayhiap sangat kebetulan, mari masuk kedalam perkampungan ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mata Teng Soan berputaran menatap wajah Siang-koan Kie seraya berkata :
"Kenapa, apakah ia terluka?"
"Ia sedang dihinggapi penyakit, tolong sianseng
memeriksa badannya," berkata Touw Thian Gouw.
"Silahkan masuk dulu," berkata Teng Soan yang, segera memutar tubuhnya dan berjalan lebih dulu.
Touw Thian Gouw mengikuti dibelakangnya, menuju
kesebuah gubuk yang dikitari oleh pagar bambu.
Disebuah ruangan yang cukup luas dalam gubuk itu,
terdapat sebuah meja kayu merah. diatas meja itu penuh tumpukan kertas dan alat2 tulis.
Teng Soan setelah mengajak tetamunya duduk, lalu
memerintahkan dua orang tadi keluar.
Teng Soan meletakkan kipasnya diatas meja se raya
berkata: "Menolong orang seperti menolong kebakaran biarlah
siaote periksa dulu nadinya."
"Penyakitnya datangnya secara mendadak dan aneh sekali, barangkali bukan penyakit biasa......"
Teng Soan hanya menganggukkan kepala tidak
mengucapkan apa2, ia memegang dan memeriksa getaran
nadi Siang-koan Kie sambil memejamkan natanya.
Lama sekali, baru membuka matanya dan berkata;
"Penyakitnya memang benar agak berat."
"Apakah masih dapat ditolong?"
"Tidak ada bahaya bagi jiwanya, tetapi memerlukan waktu yang cukup untuk mengobatinya.
"Tolong Sianseng memberikan obatnya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Diperkampungan yang sepi ini, mana ada toko obat,
terpaksa siaote akan meniberikannya lebih dulu beberapa butir obat pel buatan siaote sendiri, untuk sekedar memberi bantuan tenaga, kemudian siaote akan menyuruh orang
membelikan obatnya."
"Semua terserah kepada Sianseng."
"Saudara jangan khawatir," berkata Teng Soan, lalu mengeluarkan dua butir obat pel lebih dulu ia mencairkan dengan air panas, lalu memasukan dalam mulut Siang-koan Kie, kemudian ia bertanya kepada Touw Thian Gouw dengan suara perlahan;
"Penyakit saudara Siang-koan ini, rupanya seperti
disebabkan kerena terganggu pikirannya dan menggunakan tenaga terlalu banyak serta terkena angin dingin pula............"
"Keterangan Sianseng ini semua benar, selama berapa hari ini, ia memang benar-benar terlalu letih."
"Ada sedikit yang siaote masih kurang mengerti, harap saudara memberi keterangan sebenar-benar-
"Apa yang siaote tahu sudah tentu siaote akan
beritahukan," "Itu adalah yang paling baik, saudara Siang-koan Kie ini, didalam waktu beberapa hari ini, apakah mengalami kejadian yang melukai hatinya?"'
"Memang ada, aih! Jiwa jantannya berlawanan dengan hati sanubarinya dan perasaannya yang halus, selalu bertindak untuk kebaikan orang lain, sedang ia sendiri, mandah hatinya menderita dan hancur luluh."
"Apakah artinya perkataanmu ini?"
Touw Thian Gouw terpaksa menceritakan semua nya apa
yang dialami oleh Siang-koan Kie, tetapi tentang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pengalamannya belajar ilmu pedang dikuil tua itu, ia sengaja tidak diceritakan.
"Benar-benar seorang gagah yang berjiwa besar dan
berhati mulia, pantas ia seolah-olah sudah tidak ingin hidup, tidak mau menggunakan kekuatan tenaganya untuk melawan penyakit."
"Benarkah disebabkan karena urusan asmara itu?"
"Dalam pemeriksaanku, gerak nadinya meskipun lemah
tetapi tidak berbahaya, penyakitnya nampak berat, tetapi kekuatan tenaga dalamnya tidak terganggu."
"Kalau demikian halnya, ia ternyata suka kepada nona Nie itu, sehingga pikirannya terganggu dan hendak menutup jalan hidupnya sendiri."
Teng Sian berpikir sejenak, tiba2 mengangka kepala dan berkata ;
"Menurut pikiran siaotee, tindakan saudara Siang koan ini, bukan saja menunjukkan jiwa kesatrianya yang besar, tetapi juga ingin supaya nona Nie itu dapat hidup dengan saudara Wannya "
"Dugaan Sianseng sangat jitu, mungkin Sian seng masih mempunyai pikiran diluar dugaan siaotee, bolehkah kiranya Sianseng memberi keterangan lebih jelas?"
"Siaote mengerti sedikit tentang ilmu bintang, nona Nie itu dibalik kecantikan parasnya, mempunyai sifat keras bagaikan baja, sifatnya tidak kalah dengan sifat seorang jantan, seharusnya ia mempunyai watak sebagai seorang pemimpin."
"seorang wanita dapat memimpin satu golongan, jikalau tidak mempunyai kepintaran dan kepandaian luarbiasa,
sesungguhnya tidak mudah, keterangan sianseng ini memang benar."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nie Suat Kiao mempunyai sifat dan bakat seorang
pemimpin yang memegang kekuasaan, kemauannya keras,
lagi pula pintar dan cerdas, semua ini masih diatas saudara Siang-koan, apabila mereka menjadi suami istri, nona ini mau tidak mau pasti tunduk kepada suaminya, bahkan mungkin meninggalkan pelajaran ilmu silatnya dan mengganti dengan pekerjaan sebagai istri yang bijaksana, bukankah ini berarti tidak akan menyiakan kecerdasan dan kepandaiannya"........
Didalam dunia tiada satu urusan yang semuanya baik, begitu pula dengan manusia, tidak ada yang sempurna seratus
persen, Nie Suat Kiao seorang gadis cantik mendapat suami sebagai Wan Hauw, penghidupan suami istri mungkin kurang kesenangan, tetapi terhadap kepandaian ilmu silat mereka akan memberi banyak bantuan, Wan Hauw yang dilahirkan dengan pembawaannya, sehingga menjagoi seorang yang
bertenaga, meskipun diluarnya kelihatan buruk, namun
didalamnya cerdik, oleh karena ia sendiri mengerti bahwa paras yang jelek tidaklah pantas menjadi kawan hidup gadis cantik seperti Nie Suat Kiao, dengan sendirinya ia akan mencurahkan seluruh perhatiannya untuk mempertinggi
kepandaian ilmu silatnya, hal ini akan mendorong padanya menjadi seorang yang gagah yang mungkin susah dicari
tandingannya." "Keterangan Sianseng ini, benar2 sangat mengagumkan."
"Nie Suat Kiao ada seorang yang keras kepala dan tinggi hati, meskipun rasa tidak pantas mendapat suami jelek, tetapi ia juga pasti akan melakukan kewajiban sebagai istri tidak akan berlaku serong, didalam keadaan demikian, bagaimana harus melewatkan harinya" Wan Hauw tidak bisa berlaku ramah dan lemah lembut, sedang ia sendiri juga tidak dapat berlaku lemah lembut pula, dengan sendirinya pasti akan curahkan seluruh pikiran kepada segala ilmu siasat.
Kecerdikan nona itu untuk menganalisa sesuatu urusan
sesungguhnya tidak dibawah siaote, apabila bisa
mendapatkan.............."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sianseng hampir tidak ada waktu untuk beristirahat, hari ini Sianseng nampak agak kurus, kalau siaote boleh
mengutarakan pikiran siaote yang agak gegabah, siaote melihat keadaan Sianseng............."
Teng Soan per-lahan2 bangkit lalu berkata;
"Terima kasih atas perhatian saudara, hari sudah akan gelap, saudara Touw juga seharusnya beristirahat dulu."
Touw Thian Gouw menarik napas perlahan, ia bangkit dan memberi hormat, kemudian lambat berjalan keluar.
Tiba diambang pintu, tiba2 ia merandek dan berkata;
"Keselamatan Siang-koan Kie kuserahkan kepada Teng
Sianseng." "Saudara jangan khawatir, begitu nanti pikiran saudara Siang-koan sudah jernih kembali, siaote pasti akan berusaha sedapat mungkin untuk menasihatkannya, supaya ia terbuka pikirannya."
Touw Thian Gouw baru melangkah keluar, sudah disambut oleh seorang anggauta golongan pengemis, diajak kesuatu tempat peristirahatannya.
Selama beberapa hari ini, Touw Thian Gouw tidak ada
waktu untuk beristirahat, karena ia harus hati2 terhadap Kun-liong Ong, jangan sampai rahasianya diketahui oleh orang-orangnya, ia juga harus berlaku hati2 jangan sampai
menimbulkan Salah paham dari orang2 golongan pengemis, sebab dengan pakaian seragamnya pengawal berbaju hitam, bila kurang hati2 dapat menimbulkan akibat tidak enak bagi dirinya, tetapi ia juga harus mengadakan perhubungan
dengan orang2 dari barisan pengawal baju hitam untuk
mencari gerak geriK kun-liong Ong.
Masih untung orang-orangnya Kun-liong Ong sebagian
besar sudah diberi obat yang membuat lupa dirinya, sehingga hubungan satu sama lain sangat dingin, kecuali beberapa Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
anggauta penting, kebanyakkan satu sama lain seperti tidak saling kenal mengenal, dengan pengalamannya yang luas didunia Kang-ouw, Touw Thian Gouw berada diantara mereka, dengan segala kecerdikannya, ternyata berhasil menempatkan diri dengan selamat sampai sepuluh hari lebih, tetapi selama itu, ia harus memutar otak dan menggunakan tenaga yang tidak sedikit sehingga dirasakan terlalu berat, kini setelah mendapatkan tempat yang aman untuk beristirahat, maka semua tegangan yang dirasakan selama itu, telah lenyap seluruhnya tanpa disadari ia sudah tertidur pulas. Entah berapa lama telah berlalu, waktu ia tersadar, matahari sudah naik tinggi, tetapi ia tidak tahu apakah itu matahari terbit ataukah selam"
Suara batuk2 perlahan terdengar diluar kamar, lalu nampak muncul dirinya Teng Soan yang berjalan masuk lambat2
sambil membawa kipas yang selalu tidak terlepas dari
tangannya. Touw Thian Gouw buru2 bangkit dan menyambutnya
seraya berkata: "Maafkan kehiapan siaote yang tidak keluar me-nyambut."
Teng Soan berkata sambil menggelengkan kepala serta
tertawa; "Untuk kepentingan kita, saudara telah menempuh
bahaya, memberikan banyak info tentang gerakan Kun-Iiong Ong, pangcu kita dan siaote sendiri, sangat berterima kasih atas bantuan saudara ini."
"Sumbangan sedikit tenaga yang tidak berarti, untuk apa Sianseng anggap begitu tinggi."
Ketika melihat wajah Teng Soan yang pucat samar2
menunjukan tanda letih, diam2 ia merasa malu sendiri, pikirnya : "dia seorang yang sama sekali tidak mempunyai kepandaian ilmu silat, badannya lemah, akan tetapi semangat bekerja menyala2 bagaikan baja, sesungguhnya jarang ada."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Teng Soan menarik napas dalam2 dan berkata dengan
sikap serius : "Siaote tadi ingin membangunkan saudara, tetapi karena melihat saudara sedang tidur nyenyak, siaote tidak berani mengganggu, maka siaote menunggu disini "
Mendengar kata2 itu, Touw Thian Gouw terkejut, ia
bertanya ; "Sianseng ada keperluan apa?"
"Penyakit sahabatmu terjadi perobahan, ini diluar dugaan siaote............."
Touw Thian Gouw terperanjat, katanya ; "Apakah sakitnya bertambah keras?"
"Hingga saat ini, pikirannya belum pernah jernih."
"Apakah membahayakan bagi jiwanya"
"Sekarang masih susah dikata, harap saudara pergi
menengoknya!" "Tolong Sianseng ajak siaote."
Teng Soan membalikkan badannya, lalu berjalan keluar
dengan tindakan lebar Touw Thian Gouw mengikuti
dibelakangnya, berjalan kira2 tujuh delapan tombak masuklah ke-sebuah gubuk yang dibangun disebuah pohon besar.
Gubuk itu meskipun kecil, tetapi dalamnya sangat bersih, didalam sebuah kamar, terdapat sebuah balai kayu, diatas balai itu rebah Siang-koan Kie yang masih memejamkan
matanya. Touw Thian Gouw segera memanggilnya :
"Saudara, apakah penyakitmu berat?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suara itu meskipun cukup nyaring, tetapi Siang kom Kie seperti tidak mendengar, ia masih memejamkan matanya
tanpa bergerak. Touw Thian Gouw yang menyaksikan keadaan de mikian,
diam2 juga terkejut. Teng Soan yang berada disampingnya berkata dengan
suara perlahan ; "Sakit pikiran harus diobati dengan pikiran pula! saudara Touw coba ingat2 urusan apa yang kiranya masih tidak bisa terlepas dari pikiran sahabatmu ini, coba saudara
mengingatkan dengan kata2 yang mengenakan tepat urusan itu, hal ini lebih mustajab dari segala obat yang bagaimanapun manjurnya."
Touw Thian Gouw mengangguk2an kepala, dan berkata ;
"Pendapat Sianseng ini memang tepat."
Setelah itu ia lalu duduk dipinggir balai sambil putar otaknya.
Teng Soan mengawasi mereka sejenak, tidak berkata apa2, kemudian berlalu dengan diam-diam.
Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sebentar kemudian, Touw Thian Gouw yang selama itu
sedang berpikir sambil pejamkan matanya, tiba2 wajahnya mengunjukan senyum girang lain membuka matanya dan
Si Pemanah Gadis 2 Naga Dari Selatan Karya Liang Ie Shen Pendekar Kembar 6