Bangau Sakti 16
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 16
tersenyum dan ia berkata: "Cici sangat
bijaksana, Aku pun yakin bahwa Na Cici akan melihat
keketiruannya kelak,"
"Kau jangan khawatir Jika aku masih ada, Bu Koko-mu tak
akan dibiarkan menderita lagi," kata Pek Yun Hui. Lalu ia
panggil Tan Pao dan menyuruhnya memberitahukan kepada
Pang Siu Wie untuk menjaga mulut goa dengan waspada.
"Jika musuh tidak masuk ke kamar Tian Kie Ciok Hu, aku
tak akan pedulikan musuh-musuh itu, Biarlah mereka setelah
saling bunuh membunuh dulu baru dapat mencari kita di
dalam kamar Tian Kie Ciok Hu!" kata Pek Yun Hui kepada Lie
Ceng Loan. Tan Pao tidak perlu diberitahukan dua kali, ia segera lari
dan bersama-sama Pang Siu Wie menjaga mulut goa.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Entah kapan terdengar suara siulan yang panjang di
sekitar puncak Pek Yun Siat, tetapi Tan Pao dan kawankawannya telah dipesan bahwa jika musuh tidak datang
menyerang kamar Tian Kie Ciok Hu, mereka jangan
memperdutikannya. Mereka berdiri diam di tempatnya,
Meskipun suara siulan itu terdengar berulang kali, akan
tetapi mereka tak melihat musuh yang mendatangi
Ketika hampir jam dua malam, Bee Kun Bu keluar dengan
membawa pedangnya, Setelah beristirahat, iapun merasa
segar sekali Pang Siu Wie yang telah diberi petunjuk oleh Pek
Yun Hui tidak menghalangi ia berlalu.
Malam itu cuaca agak gelap, karena awan hitam menutupi
bulan, Angin gunung meniup-niup daun-daun pohon, Bee Kun
Bu melihat keadaan di sekitarnya, tetapi ia tidak tampak Pek
Yun Hui menyertai ia. Dengan ilmu meringankan tubuh ia
berlari-!ari menuju ke tempat dimana ia berjanji menjumpai
Souw Hui Hong. Karena ia selalu memikirkan akan kitab-kitab
Kui Goan Pit Cek yang akan dikembalikan, maka ia berlari
dengan pesat sekali, dan segera tiba di tempat yang dijanjikan
Malam yang gelap gulita itu menyukarkan Bee Kun Bu
melihat keadaan di sekitarnya meskipun hanya dua depa
jauhnya, ia menunggu tidak lama ketika mendengar suara
orang berlari-lari, Lalu terdengar suara yang gembira menegur
ia: "Aku tidak menduga kau betul-betul datangi.
Bee Kun Bu yang sudah tidak sabar itu lalu menanya
tanpa melihat orangnya lagi: "Souw Siocia, apakah sudah
dapat mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek?"
Ketika itu Souw Hui Hong hanya berdiri terpisah beberapa
kaki jauhnya dari Bee Kun Bu. ia menyahut, "Meskipun hari ini
aku belum berhasil mencari kitab-kitab itu akan tetapi besok
tentu aku akan berhasil mencarinya, Walau bagaimanapun,
aku tak akan gagal di dalam tempo tiga hari."
Bee Kun Bu menjadi kecewa, ia berkata: "Sebetulnya aku
tidak memaksa Siocia untuk mencari kitab-kitab itu. Aku
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menghaturkan banyak terima kasih atas bantuan Siocia, Hawa
di atas puncak ini sangat dingin, dan Siocia tak harus berdiam
lama-lama di sini, Lagi pula sebagai salah satu pemimpin
partai silat Thian Liong, Siocia tentu masih mempunyai banyak
urusan yang harus dibereskan Aku tidak berani membikin
Siocia berabe lagi, dan aku minta diri!" Lalu iapun lari pergi
Souw Hui Hong sangat tersinggung akan sikapnya Bee
Kun Bu yang adem itu. ia mengejar dan mencekal pundaknya
Bee Kun Bu. Cengkeraman gadis itu diluar dugaannya Bee Kun Bu, dan
ia tidak menjaga, sehingga jalan darahnya di-pundaknya
tersumbat ia berhenti dan berbalik Dengan tersenyum ia
menanyai "Souw Siocia, mengapa kau harus menotok jalan
darahku?" Souw Hui Hong yang masih merasa gusar membentak
Hm! Aku belum pernah menyinggung kau, tapi mengapa kau
perlakuan aku demikian rupa?"
Bee Kun Bu terperanjat dan menanya: "Souw Siocia,
kapan aku pernah menyinggung kau, dan kapan aku bersikap
tak perdulikan terhadap Siocia?"
Souw Hui Hong berbalik terperanjat, karena ia tak dapat
berpikir kapan Bee Kun Bu pernah menyinggung padanya. ia
berdiri bengong, Lalu Bee Kun Bu menghibur: "Partai silat Thian Liong
sekarang sangat kuat, dan aku dari partai silat Kun Lun,
meskipun tidak mempunyai dendam terhadap partai silat
Thian Liong, akan tetapi karena keadaan, aku tak dapat turut
campur urusan partai silat Thian Liong, Souw Siocia yang
telah berlaku baik terhadap aku, dan yang telah berulang kali
membantu aku, budi yang maha besar ini aku tak akan
lupakan Bila aku ada kesempatan aku pasti membalasnya."
Sambil bicara Bee Kun Bu berusaha membebaskan jalan
darahnya yang tersumbat dipundaknya dengan menggunakan
tenaga dalam nya. Souw Hui Hong yang mendengar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
penjelasan yang ikhlas itu, air matanya tak tahan lagi keluar
mengucur. ia berkata: "Disebelah barat propinsi Sucoan kau
pernah menolong jiwaku, dan dengan demikian kau telah
membalas budiku, Aku tidak seharusnya menyalahkan kau!
aku harus menyalahkan diri sendiri..." Lalu iapun berbalik dan
berlari pergi entah kemana!
Bee Kun Bu tertegun melihat sikap yang ganjil dari Souw
Hui Hong, Tiba-tiba terdengar lagi suara orang memaki
dibarengi dengan suara tertawa dan mengejek Suara tersebut
makin lama makin dekat. Ketika kilat berkeredep, dari tempat
jauh Bee Kun Bu dapat melihat si kakek berbetis dan
berlengan satu duduk didalam tandu yang digotong oleh dua
orang, dia dicegat Tu Wee Seng dan satu orang yang
bertubuh kecil dan pendek, berjubah putih, bertali pinggang
merah dan berjenggot seperti jenggotnya kambing gunung,
Yang berjubah putih itu adalah Teng Lee, pemimpin partai silat
Siat San. Ketika Bee Kun Bu dan Co Hiong berada di dalam kamar
goa, ia pernah mendengar bahwa pemtmpin-pe-mimpin ketiga
partai silat Hua San, Siat San, Tiam Cong telah bermufakat
berserikat untuk menggempur partai silat Thian Liong. Tapi
ketika itu ia berada di dalam kamar, dan tak dapat melihat
wajahnya Teng Lee, Dalam cuaca yang gelap itu ia merasa
bahwa banyak orang sudah berada disekitarnya.
Tiba-tiba suara guntur mendobrak suasana yang sunyi
tetapi seram itu! justru pada saat itu, Bee Kun Bu disentuh
pundaknya oleh Pek Yun Hui dari betakang, Pek Yun Hui
berbisik "Jangan bersuara, ikut aku bersembunyi Pada
dewasa ini aku telah lihat banyak sekali jago-jago silat
disekitar kita, Ayo, kita bersembunyi dan menonton mereka
bertempur!" Dengan matanya yang luar biasa awas Pek Yun Hui dapat
melihat dengan tegas segala apa dimalam yang gelap itu, ia
tarik tangannya Bee Kun Bu, dan jalan ke sebuah pohon
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
cemara yang besar Kemudian dengan tenaga dalam ia
meloncat ke satu dahan yang kuat sambil menarik Bee Kun
Bu. Di atas dahan pohon itu mereka duduk bersembunyi di
balik daun-daun pohon yang lebat,
Sebentar-sebentar mereka mendengar suara gaduh dari
mereka yang bertempur dan suara orang menjerit karena
menderita luka parah, Ketika Bee Kun Bu sedang mendengarkan suara-suara itu
tiba-tiba ia mendengar Pek Yun Hui yang duduk di
sampingnya menyodok tinjunya ke belakang.
Lalu ia mendengar suara cabang pohon yang diinjak dan
suara tersentuhnya daun-daun. Co Hiong telah da-tang, dan ia
berkata: "Hei, kalian berdua juga datang ke sini" Kita harus
waspada, karena jika orang tahu kita berada di atas pohon ini
kita tak dapat menonton lagi."
Baru saja Pek Yun Hui ingin menjawab, tiba-tiba terdengar
suara tawanya Tu Wee Seng yang berkata: "Hei, kakek Mo!
Kau sekarang telah terkurung! Hanya jika kau dapat terbang
ke atas langit, kau baru dapat meloloskan diri! Demi
kepentinganmu sendiri, kau lebih baik bunuh diri saja daripada
harus dibunuh kami!"
Si kakek menjawab sambil mengejek: "Apakah kau kira
kau menipu aku dengan tipu muslihatnya" Ha! Ha! Aku hanya
khawatir kau tak dapat keluar dari lembah ini!"
Lalu terdengar suara orang yang menjerit-jerit, memaki
dan suara pertempuran yang hebat.
Dengan suara yang gaduh itu Pek Yun Hui mengirim
jotosan dengan tangan kirinya ke tempat dimana Co Hiong
bersembunyi dengan menggunakan tenaga dalam Tian Kong
Cit Shing Kong, Tetapi jotosan itu sangat mengecewakan Pek
Yun Hui. Co Hiong tidak kelihatan mengegos, dan juga tidak
menangkis, Hanya daun-daun pohon jatuh berserakan!
Setelah keheranannya lenyap, ia mengerahkan tenaga
dalamnya lagi sambil berpikir "Bagaimanapun kelicikanmu, jika
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
malam ini kau tidak mengembalikan kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek, kau jangan harap dapat hidup!"
Terdengar Co Hiong berkata, suaranya rendah: "Rupanya
di sekitar tempat ini sudah datang banyak jago-jago silat,
Siocia jangan sembarangan menyerang orang lain! Barusan
jika tidak karena suara yang gaduh di sekitar kita, mungkin
seranganmu itu dapat menerbitkan onar!"
Pek Yun Hui berpikir "Hai! Manusia ini betul-betul licik!"
Lalu ia menegur: "Aku tidak pedu!i keadaan di sekitar ini. Kau
jangan pikir dapat melarikan diri!"
"Kau tak usah khawatir Meskipun kau biarkan aku
melarikan diri, akupun tak dapat lari sekarang," jawabnya Co
Hiong, agak mengejek sebetulnya ketika Pek Yun Hui terheran-heran mengapa
serangannya tak berhasil, Co Hiong telah meloncat ke atas
dahan pohon dimana Bee Kun Bu duduk, dan dengan
demikian Bee Kun Bu duduk di antara Co Hiong di sebelah
kanan dan Pek Yun Hui di sebelah kiri. Oleh karena itu Pek
Yun Hui tak dapat menyerang Co Hiong lagi.
Setelah kilat berkeredep dan guntur menderu-deru dengan
hebat, maka turunlah hujan yang besar sekali, dan mereka
tetap duduk di atas dahan pohon,
Apakah hujan telah menghentikan pertempuran atau
kedua belah pihak tengah mengatur siasat, entahlah, Tetapi
selama setengah jam tidak terdengar suara pertempuran lagi.
Setelah hujan berhenti, langit menjadi agak terang dengan
keluarnya bulan, Selama setengah jam itu, Pek Yun Hui
menganjurkan Bee Kun Bu mengumpulkan tenaga dalamnya,
-ooo0oooSi Kakek melawan dua jago-jago silat
Karena terangnya sinarnya bulan, maka terlihat banyak
orang di sekitar pohon cemara itu, bahkan terlihat juga tujuhdelapan orang yang bersenjata tengah siap sedia, Ketika tadi
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
hujan turun dengan derasnya, kedua belah pihak telah
memanggil kumpul orang-orangnya.
Lalu terdengar Tu Wee Seng tertawa gelak-gelak sambil
berkata: "Hei, Kakek Mo! Barusan hujan besar sekali,
Mengapa kau tidak melarikan diri" Kini kau tak dapat
melarikan diri lagi," Lalu dengan mengangkat toya bambunya
ia berkata kepada Teng Lee: "Teng-heng, si kakek yang cacat
itu adalah Mo Lun, dengan julukan Ngo Tok Sauw (lblis
beracun) yang pernah menggemparkan kalangan Kang-ouw
dahulu, Dua puluh tahun berselang, aku dan kawan-kawan
dari partai silat Siau Lim dan partai silat Bu Tong pernah
berserikat menggempur dia.
Meskipun dia terluka, dia masih berhasil melarikan diri dari
kepungan kami. Selama dua puluh tahun ini, dia
mengasingkan diri, kiraku dia sudah mati, Dia memiliki banyak
senjata rahasia, terutama senjata Siat-Ciam (Jarum beracun)
yang dapat dilepaskannya beberapa puluh sekaligus, Maka
kita harus waspada menggempur dia!"
Mo Lun hanya menyengir mendengar penjelasan Tu Wee
Seng kepada kawannya Lalu ia mengancam: "Siat-bi-ciam
tidak lihay, Malam ini kalian dapat merasai Ngo Tok Shin
Ciang (Tinju maut beracun) yang aku telah dapat pelajari!"
Tu Wee Seng berkata lagi kepada Teng Lee: "Aku tidak
menduga bahwa si kakek ini juga datang membantu partai
silat TianLiong. Jika kita tidak basmi dia sekarang, dikemudian
hari kita sukar mencari tempat yang bebas dari kekhawatiran!"
Dengan tenang Teng Lee menjawab: "Ditempat
pertapaanku, akupun pernah dengar julukan Ngo tok Sauw itu.
Malam ini aku beruntung bisa menguji silat, Nah, Tu-heng kau
gempur dia dulu, dan aku akan menggempur di dalam taraf
kedua!" "Ha! Menggempur si kakek ini tidak dapat kita mentaati
peraturan Kang-ouw..." kata Tu Wee Seng,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Belum lagi habis Tu Wee Seng bicara, tiba-tiba Mo Lun
meloncat keluar dari tandunya dan menjotos Tu Wee Seng
dengan tinju kanan nya. Tu Wee Seng menjerit dan lekas-lekas menangkis jotosan
itu dengan toya bambunya, lalu menyapu kepala lawannya,
Mo pun loncat kebelakang menghindarkan diri dari sapuan
toya bambu itu, lalu melonjak ke atas untuk menyergap
lawannya dari atas, Tu Wee Seng angkat toya bambunya melindungi
kepalanya lalu meloncat mundur dua tindak untuk mengemplang si kakek bila dia turun ke tanah, Tetapi belum lagi
si kakek menginjak tanah, dengan satu geprakan ke arah
tubuhnya Tu Wee Seng, ia dapat meloncat ke belakang lagi
dan jatuh berdiri di atas satu kakinya, Geprakan itu hebat
sekali, Tu Wee Seng terkejut ia lekas-lekas mengerahkan
tenaga dalamnya untuk memulihkan semangat nya.
Mo Lun mengejek "Hei! Tu Wee Seng, cobalah terima
jotosan lagi!" Lalu secepat kilat ia meloncat dan menjotos
lawan nya. Tu Wee Seng pada dua puluh tahun yang lalu telah
bersama-sama seorang jago silat dari partai Siauw Lim dan
seorang jago silat dari partai Bu Tong menggempur Mo Lun,
bahkan dapat melukainya, Ketika itu ia yakin bahwa ia tak
dapat melawan Mo Lun seorang diri, Kini ia diserang dengan
jotosan lagi, ia tidak berani menangkis, ia mengegos, lalu
mengemplang berkali-kali lima kali dengan toya bambunya,
Lima kemplangan itu merupakan keistimewaan dari jurus-jurus
Hut Mo Cong (llmu toya iblis) dan berhasil menggagalkan
jotosan-jotosan nya Mo Lun.
Teng Lee yang menonton pertempuran itu merasa heran
mengapa Tu Wee Seng selalu terdesak ia berpikir: "Bukankah
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tu Wee Seng itu pemimpin dari partai silat Hua San yang
terkenal" Mengapa dia tidak berani menyerang terus" Apakah
dia jeri?" Tetapi ketika ia melihat Tu Wee Seng menyerang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dengan jurus-jurus Hut Mo Congnya, ia berpendapat lain,
"Jurus-jurus Hut Mo cong itu betul-betul lihay!" Lalu iapun
keluar membantu dengan menjotos punggungnya Mo Lun dari
belakang dengan mengerahkan tenaga dalamnya, Hembusan
angin dari jotosan itu seolah-olah angin taufan yang menyapu
ombak. Tu Wee Seng merasa girang, melihat Teng Lee datang
membantu, ia segera menyerang lagi lawannya, Satu sodokan
yang hebat ditujukan ke dadanya Mo Lun.
Mo Lun yang disodok dadanya dari depan dan dijotos
punggungnya dari belakang, ditambah pula dengan keadaan
tubuhnya yang cacat, rupanya tak berdaya meng-egosi
serangan-serangan itu. Tapi sambil menyengir, ia lekas-lekas
menjatuhkan diri, dengan demikian jotosan dari belakang
maupun sodokan dari depan terhindar! Tu Wee Seng tarik
kembali toya bambunya lalu dengan jurus Kim Cian Teng Hai
atau jarum emas menenteramkan lautan, ia tusuk Mo Lun
yang berharap di tanah. Tapi jotosannya Teng Lee yang dikerahkan dengan
seluruh tenaga dalam nya, setelah menjotos angin, rupanya
tak dapat ditahan dan ia terjerunuk ke depan! Tu Wee Seng
yang ingin menusuk lawannya dengan jurus Kim Cian Teng
Hai terpikir menggunakan lengan kirinya menangkis jotosan
Teng Lee dan dengan tangan kanannya ia menusuk Mo Lun.
jotosan yang ditangkis oleh Tu Wee Seng telah membikin
kedua belah pihak terpental sedikit, karena jotosan maupun
tangkisan dikerahkan dengan tenaga yang besar sekali, justru
pada saat itu, Mo Lun dapat kesempatan untuk bangkit dan
melonjak ke atas untuK jatuh beberapa depa jauhnya dari
mereka. Tu Wee Seng terkejut, ia berpikir "Hai! Si kakek ini hanya
dengan satu kaki dan satu lengan dapat melawan aku berdua
Teng Lee. Aku harus lebih waspada." Lalu ia ambil satu
kantong besi dari kantongnya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sebetulnya setelah gagal menjotos Mo Lun. Teng Lee ingin
mengejar dan menyerang lagi. Tetapi ketika ia melihat Tu Wee
Seng tidak mengejar, ia menjadi curiga, ia berpikir di kalangan
Kang-ouw, Tu Wee Seng terkenal sangat licik, Apakah dia
ingin menggunakan aku untuk bertarung mati-matian melawan
Mo Lun, sedangkan dia sendiri menonton?"
Tu Wee Seng yang melihat sikapnya Teng Lee segera
dapat menebak isi hatinya, ia memperingatkan: Teng Lee kita
jangan bertempur melawan dia dengan semberono, Hati-hati
terhadap Siat Bi Ciamnya..."
Belum habis kata-kata itu diucapkan tiba-tiba sambil
tertawa gelak-gelak Mo Lun meloncat maju dan menjotos Tu
Wee Seng lagi! Dengan menjatuhkan diri, Mo Lun berhasil menghindari
kedua serangan itu. justru pada saat itu dari tempat yang tidak jauh berkelebat
keluar suatu benda yang mengkilap dari semak belukar, dan
menyambar kearah Mo Lun, dan terdengar suara orang
berseru: "Tu-heng! Teng-heng! Lekas-lekas mundur! jangan
tangkis Ngo Tok Ciangnya!"
Tu Wee Seng segera mencelat ke atas sampai tiga depa
tinggi nya f dan dari atas ia menyambit dengan kan-cing
besinya sambil turun menerkam dengan jurus Cong Eng Ki
Yan atau Burung Garuda Menerkam Burung Walet, Tetapi
dengan tenang Mo Lun tangkap senjata rahasia yang
menyambar dari semak-semak dan yang merupakan satu
pisau be!ati, dan dengan pisau belati iiu. Mo Lun terus
menyerangnya dan dalam keadaan terdesak Tu Wee Seng
melancarkan Hut Mo Cangnya dan berhasil mengemplang
terpental pisau belati di tangannya Mo Lun.
Bee Kun Bu yang menonton sambil tersenyum merasa
kagum menyaksikan pertempuran itu yangdilakukan dengan
ilmu silat yang lihay, ia memandang kepada Pek Yun Hui yang
segera berkata: "Ya, mereka semua adalah jago-jago silat
yang memiliki ilmu silat yang luar biasa tingginya, Sabar saja,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mungkin kita masih dapat menyaksikan pertempuran yang
lebih hebat." Pada saat itu sekonyong-konyong terdengar suara orang
tertawa gelak-gelak, demikian nyaringnya sehingga
menggetarkan Bee Kun Bu menoleh ke bawah lagi dan di
bawah sinarnya bulan ia dapat melihat Souw Peng Hai,
pemimpin dari partai silat Thian Liong datang menghampiri
diikuti oleh Ouw Lam Peng, pemimpin cabang bendera merah,
Yap Eng Ceng, pemimpin cabang bendera putih, dan keempat
iblis yang selalu mendampingi Souw Peng Hai.
Ketika itu Teng Lee dan Tu Wee Seng juga telah melihat
bahwa orang-orang dari partai Thian Liong telah menjadi lebih
banyak daripada pihaknya. Dengan satu isyarat dari Tu Wee
Seng, Teng Lee meloncat berdiri disamping Tu Wee Seng,
menghadapi Souw Peng HaL Dengan mengejek Souw Peng Hai membentak "Aku
menjadi heran mengapa partai Tian Liong sering-sering harus
bertempur melawan partai Hua San dan partai Siat San!"
"Mungkin dunia ini sempit, maka kita sering-sering
berjumpa!" jawab Tu Wee Seng.
"Mungkin juga," kata Souw Peng Hai, "dan untuk
membereskan semua ini, aku mempunyai usu!, sebetulnya
partai Thian Liong kami kelak akan mengundang para jago
silat dari kesembilan partai di kalangan Bu Lim untuk mengadu
silat: tetapi partai Hua San dan partai Siat San rupanya selalu
bermusuhan terhadap kami. Oleh karena itu, malam ini kita
dapat mendahului pertemuan tersebut, dan mengadu silat
sekarang!" sebelumnya Tu Wee Seng atau Teng Lee menjawab,
terdengar satu suara yang nyaring menjawab sambil
mengejek, "Aku telah mendengar nama Souw Cong Piauw
Tou yang terkenal, dan aku selalu mengaguminya! Tetapi
malam ini aku telah menjumpai sendiri dan melihat dengan
kepala mata sendiri watak Souw Peng Piauw Touw dan aku
menjadi kecewa. Yang terkenal bijaksana itu hanya seorang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
yang tergila-gila dengan nama, Ha! Ha! apakah Souw Cong
Piauw Touw anggap malam ini dapat menaklukkan kami"
Belum tentu!" Souw Peng Hai menoleh ke arah orang itu, dan melihat
dari semak belukar berjalan keluar seorang pendeta yang
berusia setengah abad, bersenjata pedang, berjubah,
brewokan dan seram wajahnya, pada waktu itu ia tak dapat
mengenali pendeta itu, dan ia ingin menanya, Tetapi Yap Eng
Ceng berkata, suaranya keras: "Di kalangan Kang-ouw telah
tersiar kabar bahwa Sia Totiang yang memimpin partai Tiam
Cong telah pergi bertapa di pegunungan Tiam Ciong San, dan
selama dua puluh tahun ini tidak terdengar lagi, Tapi malam ini
kita beruntung dapat bertemu disini!"
Sia Yun Hong tertawa dan berkata: "Yap-heng adalah satu
jago silat yang termashur, tetapi bagaimana dapat
menggabungkan diri dengan partai Thian Liong, dan rela
diperintah orang lain" Aku betul-betul menjadi kecewa!"
Ejekan tersebut sangat menyakiti hatinya Yap Eng Ceng,
dan dalam hatinya ia memaki: "Bangsat! Sebentar lagi kau
rasai hadiahku!" Telapi dengan wajah tersenyum ia menjawab:
"Sia-heng selalu bersikap congkak, dan selalu menganggap
partai Tiam Cong yang paling jempol di antara kesembilan
partai silat lainnya, Aku harus menggabungkan diri jika tidak
ingin diperlakukan se-wenang-wenang oleh partai silat yang
lain." Sia Yun Hong mengejek lagi: "Oh! jadinya Yap-heng betulbetul rela bernaung di bawah perlindungan orang lain-.?"
Bukan main pedasnya ejekan tersebut hingga Yap Eng
Ceng menjadi merah sekali mukanya. Baru saja ia ingin
menyerang ketika sia Yun Hong bicara terhadap Souw Peng
Hai: "Aku sangat mengagumi cara Souw Cong-piauw-louw
menakluki para jago silat.,."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sia Totiang pandai bicara, tetapi tiap-tiap perkataan
menusuk hati orang lain." kata Souw Peng Hai. "Malam ini kita
dapat bertemu, dan kesempatan ini dapat kita gunakan untuk
mengadu silat, karena aku ingin mengetahui kelihayan silat
Tiam Cong yang tekenal!"
Sia Yun Hong tidak menjawab ia mengawasi kawankawannya dengan maksud agar mereka siap sedia untuk
bertempur Latu ia berkata: "Jika demikian kehendak Souw
Cong-piauw-touw, akupun tak dapat menolak.
Tetapi kita harus bertempur dengan perjanjian Jika aku
kalah melawan toya Souw Cong-piauw-touw, aku segera
berlalu dari pegunungan Koat Cong San.,."
Souw Peng Hai tertawa gelak-gelak dan berkata: "Jika aku
si tua bangka kalah melawan pedang Sia To-tiang, aku segera
bubarkan partai Thian Liong, dan aku akan pergi bertapa
disuatu pegunungan dengan syarat bahwa aku tak keluar lagi
selama Sia Totiang masih hidup!"
"Nah, itulah syaratnya!" kata Sia Yung hong, "Silah-kan
Souw Cong-piauw-touw mulai du!u!"
Baru saja Souw Peng Hai ingin menyerang dengan
toyanya, tapi Ouw Lam peng membentak: "Cong-piauw-touw!
Sabar!" Souw Peng Hai menanya: "Apa yang dibuat sabar lagi?"
Ouw Lam Peng berkata: "Cong-piauw-touw adalah
pemimpin kita, Biarlah aku yang memberi hajaran kepada
pendeta yang congkak ilu."
Souw Peng Hai berpikir "Maksud kita ialah mencari kitabkitab Kui Goan Pit Cek. Sia Yun Hong mungkin tidak mudah
dikalahkan, dan mungkin aku harus menghamburkan banyak
waktu mengalahkan dia." Lalu ia mengawasi Mo Lun.
Mo Lun mengerti maksudnya Souw Peng Hai. De-ngan
sekali loncat ia berdiri diatas satu kaki didampingi Souw Peng
Hai. ia berkata: "Souw Cong-piauw-touw dapat melaksanakan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kehendaknya Ouw-heng, Urusan ini aku dapat bereskan
bersama-sama Ouw Lam Peng!"
Lalu Ouw Lam Peng angkat kedua arit bajanya dan maju
menentang Sia Yun Hong: "Aku siap menguji kepandaian Sia
Totiang!" "Ha! Ha! Aku khawatir kau tak dapat menahan tiga tusukan
pedangku!" kata Sia Yun Hong, mengejek
Ouw Lam Peng yang terkenal di kalangan Kang-ouw dan
yang dapat menggunakan kedua arit bajanya dengan lihay
sekali, bahkan dapat dikatakan tak ada tandingannya dan
telah membunuh atau melakukkan banyak jago-jago silat,
menjadi murka sekali diejek demikian Baru saja ia ingin
menyerang, tiba-tiba ia ingat dan berpikir "Mungkin dia
sengaja membikin aku marah sehingga aku tak dapat
mengendalikan semua pikiran dan semangat karena kegusaranku, Aku harus waspada melawan bangsat ini!" Lalu ia
mundur tiga langkah dan berkata dengan senyuman terpaksa:
"Sia Totiang adalah pemimpin suqtu partai silat yang terkenal,
sedangkan aku. Ouw Lam Peqg, hanya seorang pemimpin
kecil yang tak terkenal jika aku kalah, aku tidak terlalu ma!u.
Telapi jika kau kalah melawan aku, apakah kau masih ada
muka menjadi pemimpin lagi?"
Dengan tenang Sia Yun hong menjawab: "kita jangan tarik
urat lagi! Kau cobai tiga tusukan pedangku!" Lalu dengan
pedang terhunus ia berdiri tegak mengawasi lawan nya.
Ouw Lam Peng juga berdiri siap sedia dengan satu arit
baja menjaga atas, dan arit baja lainnya menjaga bagian
bawah, ia menantang: "Silahkan mulai!"
"Kau boleh menyerang dulu agar kau tidak penasaran jika
kalah!" kata Sia Yun Hong yang terus mengejeknya,
"Ha! Ha! Mengapa seorang pemimpin tak dapat dipegang
omongannya?" berkata Ouw Lam Peng. "Barusan kau
mengatakan akan menusuk aku, tetapi sekarang kau
menyuruh aku menyerang lebih dulu... Ha! Ha! Betul-betuI
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lucu! Jika aku tidak ingin menyerang, kau boleh berdiri terus
menghadapi aku sampai delapan atau sepuluh hari."
Sebetulnya kedua belah pihak ingin mengulur waktu untuk
mencari kesempatan baik melancarkan pukulan yang
mematikan Ketika itu Souw Peng Hai telah memimpin Yap Eng Ceng
dan keempat iblis berlalu dari tempat tersebut
Mo Lun telah berdiri menjagal Tu Wee Seng dan Teng Lee
sambil mengumpulkan tenaga dalamnya, dan Tu Wee Seng
dan Teng Lee juga sedang mencari siasat membasmi lawanlawannya.
seperempat jam telah berlalu dalam suasana tegang itu.
Tu Wee Seng tiba-tiba mengawasi keadaan di se-kitarnya,
dan mengetahui bahwa tempat dimana mereka berada telah
dikurung oleh orang-orangnya partai silat Tian Liong, ia
berkata kepada Mo Lun: "Hei! Kakek Mo! Jika kau tidak
bubarkan orang-orangmu, aku terpaksa membunuh mereka
semua!" Mo Lun tertawa dan berkata: "Hm! Tu Wee Seng! Apakah
kau kira kau dapat lolos dari sini?"
"Jangan omong besar!" kata Tu Wee Seng, "Meski-pun
kau kurung aku dengan tembok baja, aku masih dapat loIos!"
Lalu ia serang Mo Lun dengan toya bambunya,
Mo Lun meloncat ke belakang menghindari serangan ilu,
lalu ia batas mengirim jotosannya,
Tu Wee Seng sudah berniat menangkis jotosan itu.
Seteiah serangan toyanya gagal, dengan lengan kirinya ia
menangkis jotosannya Mo Lun sambil menjerit Tang-kisan itu
dikerahkan dengan seluruh tenaga dalamnya dan dapat
merobohkan gunung, dan ketika itu berhasil menangkis
jotosannya Mo Lun. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mo Lun tersenyum, lalu mengirim lagi jotosannya. Kali ini
jotosannya lebih menghebat! Tu Wee Seng segera merasa
bahwa jika ia menangisnya lagi, mungkin tinjunya akan
menjadi remuk! ia Ickas-lekas loncat ke samping mengegos
dari jotosan maut itu! Tetapi Mo Lun mengancam sambil tertawa: "Hei! Tu Wee
Seng! Rasai jotosan Ngo Tok Ciangku ini!" Terlihat tubuhnya
condong ke depan ketika jotosan itu ia kirim dengan tenaga Ju
Lek Tonya, Tenaga dalam lunak tetapi dahsyat
Baru saja Tu Wee Seng hendak mengegos lagi, tiba-tiba
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
terdengar Teng Lee loncat menerkam Mo Lun dari belakang!
Meskipun Mo Lun memiliki ilmu silat yang tinggi sekali, ia
terpaksa berbalik menangkis terkaman dari belakang yang
curang itu, dan membatalkan maksudnya menjotos Tu Wee
Seng, ia melonjak ke atas,
jotosan yang dikerahkan dengan tenaga Ju Lek To
berlainan daripada jotosan-jotosanyangdilancarkan oleh para
jago silau Kelihatannya lunak, akan tetapi hembusan anginnya
saja dapat menumbangkan sebuah pohon, jika jotosan itu
ditangkis, maka orang yang menangkisnya akan terluka atau
terbunuh, Untung bagi Tu Wee Seng, Teng Lee telah datang
menolong dari belaka ng. Setelah Mo Lun jatuh lagi di tanah, ia harus menghadapi
dua lawan yang lihay, Berkali-kali ia melancarkan Ngo Tok
Ciangnya, tapi selalu gagal ia menginsyafi bahwa ia tak dapat
menaklukkan lawa n-1 awan nya, maka ia lalu mundur
Dipihak Tu Wee Seng dan Teng Lee juga boleh dikatakan
mereka beruntung nyaris dari kebinasaaa sebetulnya Tu Wee
Seng telah merencanakan untuk memancing semua jago-jago
silat dari partai Thian Liong ke jalan yang menuju ke goa batu,
Lalu jalan ke goa itu ditutup dengan batu-batu gunung yang
besar, dan dari atas lereng gunung ia akan melemparkan
daun-daun kering yang dibakar kepada musuh-musuhnya.
Akan tetapi pihak partai Thian Liong lebih pintar ia dan kawankawannya dipancing datang ke tempat tersebut di atas untuk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dikurung dan menghadapi lawan-lawan yang memiliki ilmu
silat yang sangat tinggi seperti Mo Lun,
Setelah berhasil menolong Tu Wee Seng dari jotosannya
Mo Lun, Teng Lee terus menatap Mo Lun yang setelah
meloncat mundur memejamkan matanya seolah-olah sedang
mengumpulkan atau memulihkan tenaga dalamnya, Segera ia
mengetahui bahwa Mo Lun itu telah terluka karena telah
terdampar oleh hembusan angin tinjunya, ia berkata kepada
Tu Wee Seng: Tu-heng, si kakek itu betul-betul lihay, Kita
harus lekas-lekas bereskan dia selagi dia menderita luka!"
"Maksudmu serupa maksudku," jawab Tu Wee Seng, lalu
sekonyong-konyong ia menjerit dan datang menyerang Mo
Lun: "Hei! Kakek Mo, rasai toya bambuku ini!" serangannya itu
dilancarkan dengan jurus Hiap San Cauw atau Sungai Deras
menerjang Ke Laut, Tapi Mo Lun hanya menyengir, dan dengan mengejutkan
lengan bajunya ia elaki toya bambu lawannya,
Tu Wee Seng mengemplang lagi, justru gerak itu yang
dikehendaki oleh Mo Lun. ia mengegos dari kemplangan itu,
lalu loncat ke belakang lawannya untuk menjotos
punggungnya, Gerak itu semua dilakukan secepat kilat Tu
Wee Seng keburu mengelakkan diri, segera mengirim
jotosannya ke punggung Mo Lun.
Mo Lun juga insaf bahwa ia harus singkirkan jotosannya
Teng Lee, tetapi ia sungkan melepas kesempatan memukul
Tu Wee Seng, ia loncat tiga langkah ke samping, tetapi
meneruskan jotosannya. Tu Wee Seng yang tidak pereuma menjadi pemimpin
partai silat Hua San, dalam keadaan yang terdesak itu masih
dapat menjejakkan kedua kakinya untuk meloncat ke atas
menghindari tinju Ngo Tok Ciangnya Mo Lun. Namun, jika
Teng Lee tak lekas-Iekas membantu, ia pasti telah menjadi
mayat! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tu Wee Seng baru merasa dirinya selamat ketika ia jatuh
lagi ke tanah beberapa depa jauhnya dari Mo Lun.
Mo Lun juga terpengaruh oleh hembusan angin dari
tinjunya Teng Lee, ia merasa seluruh tubuhnya menjadi
panas. Baru saja ia ingin pejamkan matanya untuk
memulihkan tenaganya ketika Teng Lee datang menyerang
lagi, dan Tu Wee Seng pun loncat mengemp!ang dengan toya
bambunya, Sambil tertawa gelak-gelak Mo Lun melonjak ke atas
menghindarkan diri dari kedua serangan berbareng dari kedua
lawannya, lalu dengan hanya satu lengan dan satu kaki ia
melawan selama dua puluh jurus lebih.
Teng Lee tak dapat melawan terus, dan ia mundur teratur
Tu Wee Seng mengetahui bahwa Teng Lee hanya mundur
untuk beristirahat sebentar, untuk kemudian dengan sepenuh
tenaga akan menggempur lawannya lagi, Maka ia putar dan
mengayun toya bambunya dengan jurus-jurus dari partai Hua
San. sebetulnya Mo Lun kalah tenaga melawan kedua musuh
itu, akan tetapi dengan ilmu meringankan tubuhnya dan
tinjunya Ngo Tok Ciangnya ia dapat membikin kedua
lawannya bingung Ketika melihat Teng Lee mundur teratur, ia
menjadi girang dan ia memperoleh kesempatan untuk
melancarkan tinju Ngo Tok Ciangnya lebih gencar lagi, Tetapi
sebagaimana telah dituturkan Tu Wee Seng telah memutarkan
dan ayun toya bambunya demikian lihaynya seolah-olah
ombak menerjang ke pantai dengan tak mengenal kasihan!
Sejenak kemudian Teng Lee datang lagi sambil menjerit.
Dengan kedua tinjunya ia menerkam Mo Lun. justru pada
saat itu terdengar suara jeritan dan terlihat berkelebatnya
senjata-senjata tajam. Sia Yun Hongdan Ouw Lam Peng juga
sudah mulai bertarung dengan sengitnya,
Mo Lun yang licin dan lincah telah insaf bahwa ia tak dapat
melawan terus kedua lawannya itu, ia melonjak lagi ke atas
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
untuk menghindari serangan-serangan dari depan dan
belakang lagi, dan Mo Lun terpaksa lekas-lekas loncat ke
belakang pu!a, Kemudian terlihat Teng Lee tiba-tiba tertahan oleh suatu
tenaga ketika ia sedang mengejar, dan talu seluruh tubuhnya
bergemetaran, karena Mo Lun sudah loncat ke belakang lima
depa jauhnya sambil mengirim jotosan ke arah Teng Lee,
TixWee Seng yang menyaksikan semua itu mengerti bahwa
kedua belah pihak telah menggunakan tenaga dalam
mengirim jotosan-jotosannya dan hembusan angin dari kedua
jotosan tersebut telah beradu, maka kedua belah pihak telah
terluka, ia yang berwatak licik merasa gembira melihat akan
kesudahannya, Kemudian terlihat Teng Lee memejamkan kedua matanya,
tangan kanannya meraba-raba dada dan tangan kiri merabaraba perutnya, berdiri diam menghadapi Mo Lun yang juga
telah terluka tetapi masih dapat berdiri di atas satu kaki sambil
mengawasi kedua lawannya dan mengerahkan tenaga
dalamnya untuk menyembuhkan luka-lukanya
Tu Wee Seng loncat mendekati Teng Lee dan menanyai
"Teng-heng kau terluka" Perlu aku membantu?"
Teng Lee memejamkan kedua matanya dan meng-gelenggelengkan kepala, "Sayang ketika ini aku berhawa n. jika
tidak, dengan sekali pukul saja, aku dapat memukul Teng Lee
mati dan partai Siat San akan turut terkubur!"
Ia terperanjat lagi ketika mengingat bahwa ia sendiri
sedang menghadapi banyak musuh, Maka ia menghibur
"Teng-heng, tenanglah! Biarlah aku membunuh mati Mo Lun
dulu!" Lalu ia loncat menerkam Mo Lun yang sedang
memulihkan tenaga dan berusaha menyembuhkan Iuka-luka
di dalam tubuhnya. Toya bambunya menyodok Mo Lun untuk
menotok jalan darah di dadanya!
Mo Lun menyengir, dan secepat kilat ia mengibaskan
lengan kanannya, dan segera bergeredep berpuluh-ptiluh
sinar datang menyambar Tu Wee Seng,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tu Wee Seng terkejut Lekas-Iekas ia putar toya bambunya
dan meloncat ke atas lagi untuk menghindarkan diri dari
jarum-jarum beracun itu. Ketika itu orang-orangnya partai TKan liong juga sudah
keluar dari tempat sembunyinya, dan terlihat lima-enam orang
yang bertubuh tinggi besar mendatangi dengan senjata
terhunus! Tu Wee Seng setelah nyaris dari Siat Bi Ciam (jarum-jarum
beracun) segera berpikir "Ai! Hampir saja aku binasa oleh
jarum beracunnya si kakek itu. Mengapa aku bisa lupa kepada
senjata rahasianya?" Dan ketika ia melihat banyak orang
berlari-lari mendatangi, ia segera keluarkan kancing-kancing
besinya dan melontarkan lima biji ke arah orang-orang yang
tengah mendatangi itu. Harus diketahui bahwa kancing-kancing besinya Tu Wee
Seng juga merupakan senjata rahasia yang sangat dimalui,
Bukan saja cepat dilontarkannya, bahkan juga jarang sekali
meleset Segera terdengar jeritan orang yang kena senjata
rahasia itu untuk kemudian jatuh ter!uka. Mo Lun menyaksikan
lihaynya senjata rahasia Tu Wee Seng itu. Dengan tak
menghiraukan luka-lukanya ia meloncat dan menerkam Tu
Wee Seng sambil melepaskan jarum-jarum beracunnya.
Tu Wee Seng terpaksa loncat ke samping sambil
melepaskan kancing-kancing besinya.
Jarum beracun bentrok dengan kancing besi dengan
mengeluarkan sinar terang! Terlihat juga tiga kancing-kancing
besi terus menyerang kedua mata dan dahinya Mo Lun yang
sangat bernapsu sekali ingin segera membunuh Tu Wee Seng
dengan Siat Bi Ciamnya! -ooo0oooTiga partai silat besar menghajar partai Thian Liong
Dengan cepat Mo Lun mengerahkan tenaga dalamnya dan
dengan lengan bajunya ia kebut jatuh tiga kancing-kancing
besi yang datang menyerang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Karena Mo Lun belum dapat memulihkan tenaga
dalamnya, kebutan yang ia lakukan itu telah melukai hebat
beberapa bagian di dalam tubuhnya, ia jatuh di tanah dengan
napas sengal-sengal. Tu Wee Seng yang telah loncat mundur dua depa lebih
untuk menghindarkan diri dari jarum-jarum beracun tiba-tiba
mendengar hembusan angin,
Ouw Lam Peng yang sedang bertempur dengan Sia Yun
Hong dapat melihat Mo Lun jatuh, Untuk menolong kawannya,
ia menyerang Sia Yun Hong bertubi-tubi dan mendesak
lawannya mundur, lalu ia sambit Tu Wee Seng dengan arit
baja di tangan kanannya, Tapi secepat kilat pedangnya Sia
Yun Hong sudah menyambar ke depan dadanya, ia tak dapat
mengegoskan diri lagi, maka ia menjatuhkan diri di tanah dan
menangkis pedangnya Sia Yun Hong berhasil mengores
dadanya sepanjang seratus cm, dan darah mengalir keluar
Dengan tak menghiraukan lukanya itu Ouw Lam Peng
segera bangun dan menyerang dengan beringas dengan arit
bajanya. Sia Yun Hong berdiri jejak, dan dengan pedangnya ia
tangkis semua serangan-serangan,
Harus diketahui bahwa arit bajanya Ouw Lam Peng luar
biasa kerasnya, dan pedangnya Sia Yun Hong tak dapat terus
menerus menangkis tanpa menjadi rompang,
Tiba-tiba Sia Yun Hong tertawa keras dan membentak
"Ouw Lam Peng! sekarang kau sambutlah serangan
pedangku!" Lalu ia robah jurus-jurusnya dan menyerang
dengan cepat dan hebat sehingga Ouw Lam Peng harus
meloncat ke kiri dan ke kanan mengelit atau mengegosi
tusukan-tusukan atau bacokan-bacokan pedang itu.
sebetulnya Sia Yun Hong belum lagi mengeluarkan
seluruh tenaga dan kepandaian nya. ia hanya ingin menguji
sampai di mana kelihayan lawannya, Barulah sekarang ia
menyerang dengan jurus-jurus Thian Kan Hong Lee (Angin
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Topan dan Geledek Maut) yang meliputi tujuh puluh dua
langkah atau siasat Tentu saja Ouw Lam Peng tak dapat
melawan lagi, Ketika itu, Co Hiong, yang menonton sambil bersembunyi
di atas pohon juga telah melihat Ouw Lam Peng berada dalam
bahaya, apabila ia tidak turun menolong, mungkin Ouw Lam
Peng tak dapat bertahan lagi, Tetapi iapun khawatir kalau Pek
Yun Hui pun turut campur Untuk sementara waktu ia masih
ragu-ragu. Tiba-tiba Ouw Lam Peng menjerit keras, dan segera
orang-orangnya partai Thian Liong yang bersembunyi di
semak belukar lari keluar dengan senjata terhunus!
Arit bajanya Ouw Lam Peng yang dilontarkan untuk
menyerang Tu Wee Seng telah dipukul jatuh oleh toya
bambunya Tu Wee Seng sehingga ia terhindar dari bahaya
maut! Ketika itu orang-orangnya partai Thian Liong sudah datang
membantu, Dengan tertawa gelak-gelak Tu Wee Seng
mengancam: "Hai! Gundal-gundal dari partai Thian Liong!
Yang tidak takut mati boleh maju!" Lalu ia lontarkan senjata
rahasianya lagi, dan segera terdengar suara orang menjerit
kesakitan terkena kancing- kancing besinya, Da!am sekejapan
saja beberapa belas orangnya partai Thian Liong telah runtuh,
Co Hiong tak dapat tahan sabar lagi melihat kekalahan jika
partai-partai Hua San, Tiam Cong, dan Siat San berserikat di
pihaknya itu, ia berkata kepada Bee Kun Bu: "Bee Heng..., jika
partai-partai Hua San, Tiam Cong dan Siat San berserikat
mengalahkan partai Thian Liong, mungkin mereka pun akan
menggempur kalian...."
Pek Yun Hui menjawab dengan mengejek: "Kau tak usah
pasang perangkap lagi, Jika ketika partai itu telah
mengalahkan partai Thian Liong, maka akibatnya bahkan
bermanfaat bagi kami...."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong yang licin berkata dengan tenang: "Apakah kau
mengetahui bahwa semua jago-jago silat yang datang ke
pegunungan Kwat Cong San ini bermaksud merebut kitabkitab Kui Goan Pit Cek...."
"Kau tak usah bicara pura-pura!" bentak Pek Yun Hui.
"Untuk membikin mereka menggempur kalian, cukup
dengan hanya sepatah kata bahwa kalianlah yang menyimpan
kitab-kitab itu!" kata Co Hiong, "Oleh karena itu, aku minta
kalian pikir-pikir lagi, karena aku mengetahui bahwa kitab-kitab
Kui Goan Pit Cek ada di dalam tangannya Na Siocia, Jika aku
memberitahukan pada jago silat yang telah datang ke
pegunungan Kwat Cong San ini bahwa Na Siocia yang simpan
kitab-kitab itu, mereka tentu menyerbu kalian, bukan?"
"Orang ini betul-betul hatinya busuk, Jika dia laksanakan
siasatnya, maka para jago silat tentu menggempur pihakku,
sedangkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek telah dia curi dan
disembunyikannya, Jika malam ini aku tidak merampasnya,
mungkin sukar dirampas kembali dikemudian hari." Lalu ia
berkata: "Apa yang kau ingin-kan?"
"Aku ingin turun membantu kawan-kawanku, dan aku
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
minta kalian berdua tidak turut campur," kata Co Hiong,
"Aku dapat memenuhi permintaanmu, tapi kau harus
mengembalikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dulu, Jika tidak,
kau jangan harap dapat hidup sampai besok!"
Co Hiong tidak segera menjawab, ia berpikir: "Jika aku
tidak mengaku bahwa aku yang mencuri kitab-kitab Kui Goan
Pit Cek itu, dia tentu merintangi aku. Baik aku minta mereka
membantu Ouw Lam Peng dan Mo Lun, aku dapat
menggempur mereka berdua." Lalu sambil tersenyum ia
berkata: "Aku belum pernah lihat kitab-kitab Kui Goan Pit Cek.
Hanya di kamarnya Na Siocia, aku telah mengambil satu kotak
dari batu Giok, Jika kau memaksa aku mengembalikan kitabkitab Kui Goan Pit Cek, di mana aku harus mencarinya"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu menjadi panas, ia menyindir "Jika demikian,
kau datang bukannya bermaksud menengoki aku yang
menderita sakit tetapi untuk mencuri!" Diam-diam ia sesali
dirinya sendiri mengingat betapa baiknya ia terhadap Co
Hiong, tetapi Co Hiong mengkhinati padanya.
Jika aku mengetahui bahwa kotak tersebut berisi kitabkitab Kui Goan Pit Cek, aku tentu tidak serahkan kotak itu
kepada partaiku." kata Co Hiong.
Pek Yun Hui membentak: "Hm! Masih saja berbelit-belit!"
"Jika kau tidak pereaya, kau boleh suruh bahwa Bee-heng
menggeledah badanku...." kata Co Hiong, "Nanti setelah aku
tolong mereka, aku pasti mencari orang yang membawa kotak
itu." "Apakah janjimu dapat dipereaya?" "Seorang laki-laki tak
akan mengingkari janjinya!" jawab Co Hiong.
Setelah melihat Bee Kun Bu setuju menerima usul Co
Hiong, Pek Yun Hui berkata: "lngat! Malam ini jika kau tidak
mengembalikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, kau jangan
harap dapat lolos!" Co Hiong tidak menyahut lagi, ia bersiul keras sambil
meloncat turun dari pohon dengan pedang terhunus, Dengan
tangan kirinya ia lontarkan jarum-jarum beracun ke arah Tu
Wee Seng, dan dengan pedang di tangan kanannya ia tahan
pedangnya Sia Yun Hong. Ouw Lam Peng yang sudah menunggu ajalnya, tiba-tiba
merasa hembusan angin dari pedang yang menahan
pedangnya Sia Yun Hong, dan segera mendengar Co Hiong
berkata: "Ouw piauw Touw, harap mundur dan beristirahat
Bangsat ini biarlah aku yang memberi ha-jaran!" iapun segera
menyerang kepada Sia Yun Hong, Serangan-serangan yang
dilakukan Co Hiong selalu dengan jurus-jurus yang ia dapat
pelajari dari buku catatannya San Im Shin Ni. Sia Yun Hong
terpaksa melangkah mundur
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ha! ilmu silatnya seorang pemimpin partai hanya begitu
saja" Nah, coba terima serangan-seranganku lagi!" kata Co
Hiong mengejek, pada saati itu Tu Wee Seng telah berhasil menghindari
jarum-jarum beracunnya Co Hiong telah menghampiri Sia Yun
Hong, dan ia berbisik: "Pemuda ini hebat sekali ilmu silatnya,
Sia Totiang harus waspada!"
Sia Yun Hong yang berangasan menjadi semakin murka
setelah diperingatkan demikian ia berkata: Teng-heng tak
usah khawatir! Aku dapat membasmi anak kemarin dulu ini...."
Lalu ia menyerang Co Hiong dengan jurus Thian Kan Hong
Lee, Tetapi Co Hiong bukannya Co Hiong dahulu haii ia telah
dapat belajar banyak dari kitab catatannya Sam Im Shin Ni.
Maka dengan mudah ia dapat mengelaki serangan -serangan
1 awan nya. Tu Wee Seng yang menyaksikan caranya Co Hiong
menghindar dari serangan-serangan itu menjadi terperanjat ia
berpikir: "Lihay betul pemuda itu. Agaknya maksudku untuk
membasmi Ouw Lam Peng dan Mo Lun malam ini tak akan
terkabul!" ia melihat ke sekitar nya, dan menyaksikan bahwa ia
telah dikurung oleh orang-orangnya partai Thian Liong,
Keadaan itu tidak menguntungkan baginya, ia khawatir
kalau-kalau Co Hiong berhasil mengalahkan Sia Yun Hong
atau Ouw Lam Peng menyambit lagi dengan arit bajanya, ia
lekas-lekas mengambil kancing-kancing besi nya. ia tampak
Mo Lun masih memejamkan matanya untuk memulihkan
tenaga dalamnya dan menyembuhkan luka~lukanya. ia juga
lihat Teng Lee sedang dikurung oleh orang-orangnya partai
Thian Liong, terdengar Co Hiong mengejek: "Hei! Kalian telah berunding
di dekat goa, maksud kalian itu tak akan terkabul Lagi pula
dengan ilmu silat yang kalian punyai aku yakin kalian tak akan
berhasi1...." Ejekan itu ia teruskan dengan satu tusukan
secepat kilat kepada Sia Yun Hong.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sia Yun Hong yang telah melukai pemuda itu dengan
jurus-jurus Tian Kan Hong Leenya menjadi lebih was-pada, ia
tak berani menangkis tusukan itu. ia lekas-lekas loncat
mundur beberapa "langkah! ia dapat meloncat dengan
menggunakan seluruh tenaga dalamnya,
Ouw Lam Peng telah membalut luka-lukanya, dan bersedia
melontarkan arit-arit bajanya Iagi. Tiba-tiba terdengar siulan
yang keras dan nyaring, Di bawah sinar bulan terlihat dua
sosok tubuh berlari-lari mendatangi dan dalam sekejap saja
kedua orang itu telah tiba di sampingnya Ouw Lam Peng.
Kedua orang itu adalah pemimpin cabang bendera kuning dari
partai Thian Liong, Oug Han Siong, dan pemimpim cabang
bendera hitam, Kiok Goan Hoat. Dengan datangnya mereka
berdua, maka kelima pemimpin dari cabang- cabang partai
Thian Liong telah tiba semuanya.
Setelah melihat Tu Wee Seng maka Ong Han Siong
menegur: Teng Heng, sudah lama kita tak berjumpa! Apakah
kau masih mengenal aku?"
Meskipun hatinya berdebar-debar namun Tu Wee Seng
menjawab juga dengan tersenyum: "Ong Heng, kau baik-baik
saja! Ya, sudah 10 tahun kita tidak berjumpa,"
Sambil tersenyum Ong Han Siong berkata: "Aku telah
mendengar tentang kepandaian melontarkan kancing-kancing
besi dari Tu Heng, aku sangat beruntung sekarang akan
datang menyaksikannya...." Tiba-tiba ia menbentak: "Malam
ini banyak orang-orang partai Thian Liong kami binasa karena
kancing- kancing besimu, apakah betul?"
Melihat gelagat demikian Tu Wee Seng tidak berani
sembarangan bertindak "Ong Heng, bagaimana dan apa yang kau akan perbuat
jika kau dikerubuti oleh orang banyak?" balik tanya Tu Wee
Seng. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Jika kau takut melawan banyak orang, kau dapat
bertarung melawan aku sendiri!" jawab Ong Han Siong,
"Betul" berkata Tu Wee Seng dengan gembira, "Tetapi kita
harus bertarung dengan syarat!"
Ong Han Siong mengawasi Sia Yun Hong dan Teng Lee,
lalu ia berkata: "Jika aku kalah melawan kau, bukan saja aku
lepas kau, juga Sia Totiang dan Teng Lee dapat keluar dari
sini dengan di kawal oleh orang-orang partai Thian Liong...."
Sia Yun Hong yang tidak kenal Ong Han Siong menjadi
murka. ia membentak "Kau tidak usah lepas kami, Kami dapat
membebaskan diri sendiri!" Lalu ia lompat menusuk Ong Han
Siong. Kiok Goan Hoat pun segera loncat mencegat sambil
menjotos, Sia Yun Hong segera merasa ia tertahan, dan ia
berhenti, Untuk Kiok Goan Hoat tidak mengirim jotosannya
lagi. jotosan pertama hanya untuk menahan Sia Yun Hong
dengan hembusan angin tinjunya.
Harus diketahui bahwa Kiok Goan Hoat dengan julukan
Kai Pi Ciangnya (Tinju yang dapat menggempur gunung
karang) sangat dimalui sekali di kalangan Kang-ouw. Biasanya
ia melepaskan tinjunya berturut-turut, jotosan pertama
menahan musuh, dan jotosan berikut menghajar musuh,
Lalu Ong Han Siong mengejek: "Hei! Totiang itu
sebetulnya manusia macam apa" Kami dengan baik hati ingin
membebaskannya, tetapi dia datang menyerang dengan
membabi-buta!" Sia Yun Hong yang karena sangat napsunya me nyerang
sehingga ia tak dapat mengegosi jotosan Kiok Goan Hoat
telah menderita agak payah, ia tidak men jawab tetapi
berusaha memulihkan semangatnya,
"Ong-heng bicara tanpa pikir, Apakah kau tak per nah
mendengar bahwa Sia Yun Hong adalah pemimpin partai silat
Tiam Cong! Jika kau tidak pernah men-dengarnya, orang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dapat berkata bahwa kau seperti seekor kodok di dalam
sumur!" jawab Tu Wee Seng,
Teguran tersebut membikin Ong Han Siong merasa malu,
dan ia berkata: "Aku pernah mendengar dan mengetahui
pemimpin-pemimpin dan partai-partai silat Siauw Lim, Bu
Tong, Kun Lun, Ngo Bi dan Hua San, tetapi pemimpin dari
partai-partai silat lainnya, aku tidak mengetahuinya...."
Dengan lekas Sia Yun Hong berhasil memulihkan
semangat dan tenaganya, dan ia mengejek: Teng Heng orang
yang congkak itu mungkin juga seorang pemimpin cabang
partai Thian Liong, bukan?"
Tu Wee Seng tertawa gelak-gelak dan berkata: "Ha! Ha!
Ternyata kedua pihak belum saling kenal-mengenal" Baiklah
aku memperkenalkan" Tetapi Ong Han Siong menyindir "Terima kasih. Tapi aku
tak sudi berkenalan dengan jago silat yang luar biasa
pandainya itu!" Sia Yun Hong balas mengejek: "Aku telah berkecimpung di
kalangan Kang-ouw lebih daripada dua puluh tahun, tetapi
belum pernah menemui jago silat yang demikian kasarnya!"
Tu Wee Seng menjadi cemas, karena ia yakin kedua belah
pihak sudah menjadi panas. ia khawatir juga jika terjadi
pertempuran lagi, ia tak dapat me lawan nya. ia lekas-lekas
berkata: "Sia Totiang, aku telah berjanji bertarung melawan
Ong Piauw Touw, Jika aku kalah, Sia Totiang masih dapat
giliran untuk melawannya."
Setelah diserang oleh Co Hiong. Sia Yun Hong sudah
mulai gelisah, ia yakin bahwa pihak lawan menjadi lebih kuat
dengan bertambah jumlannya, Untuk mencari jalan sebaikbaiknya, ia terpaksa bersikap sabar ia berkata:
"Jika Tu-heng bermaksud demikian, aku turut saja, Tetapi
dengan ilmu Hut Mo Cong (llmu Toya Membasmi iblis) itu, aku
yakin Tu Heng dapat menunaikan janji."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lalu Tu Wee Seng angkat toya bambunya dan sambil
menghadap Ong Han Siong ia menantang: "Ong Piauw Touw!
Boleh mulai menyerang, dan malam ini kita bertanding sampai
ada yang kalah!" Ong Han Siong tersenyum dan sambil mengangkat kedua
lengannya ia berkata: "Aku hanya menggunakan kedua
tanganku ini!" Lalu Tu Wee Seng maju dan mengemplang dengan toya
bambunya tetapi Ong Han Siong telah mengegos ke samping
untuk mengirim kedua tinjunya berbareng ke punggung I awan
nya. Tu Wee Seng mengelit dan jotosan-jotosan itu memukul
angin, Ong Han Siong menggeram keras sambil loncat mundur
delapan kaki lalu dengan menggenjot sekuat tenaga ia loncat
maju menerkam Tu Wee Seng. Ter-kaman itu dilakukan
secepat kilat Namun Tu Wee Seng masih dapat
menghindarinya dengan loncat ke samping untuk
mengemplang lagi dua kali beruntun
Sia Yun Hong yang menyaksikan cara Ong Han Siong
bertarung dengan hanya kedua tangan tanpa senjata menjadi
kagum, ia berkata seorang diri: "Tidak heran jika di dalam
waktu dua puluh tahun saja partai silatThian Liong telah
menjadi termasyur di kalangan Kang-ouw, karena mempunyai
banyak sekali jago-jago silat."
Lalu terdengar Tu Wee Seng membentak: "Ong Piauw
Touw! Jaga toyaku ini!" dan ia menyerang dengan jurus Hut
Mo Congnya, Di bawah sinar bulan itu, Ong Han Siong ber!oncat-loncat
mengelaki sodokan atau sabetan toya lawannya sambil
mencari lowongan untuk mengirim jotosan-jotosan,
Demikian kedua jago silat bertempur selama dua puluh
jurus lebih, dan belum juga terlihat pihak mana yang akan
kalah karena kedua-keduanya memiliki ilmu silat yang maha
tinggi Setelah pertempuran berlangsung lima puluh jurus,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
rupanya jurus-jurus Hut Mo Cong dari Tu Wee Seng yang
terdiri dari delapan puluh satu langkah hanya ketinggalan
sembilan langkah lagi. Kalah atau menang bergantung atas
sembilan langkah itu. Tu Wee Seng bertindak mundur tiga
kaki, siap menyerang lagi.
Ong Han Siong melihat sikap lawannya menjadi lebih
waspada, ia menanti serangan lawannya yang menyodok
maju dengan terputar-putar sehingga sukar diduga arahnya !
Meskipun Ong Han Siong memiliki ilmu silat yang lihay
pada saat itu ia terperanjat, ia tak dapat menduga sodokan itu
akan menyerang bagian mana dari tubuhnya, Tapi setelah
toya itu dekat sekali, secepat kilat ia minggir dan dengan
tangan kanannya ia berusaha merampas toya lawannya,
justru gerak tersebut yang dikehendaki Tu Wee Seng.
Setelah Ong Han Siong berhasil menjambret ujung toya nya,
ia tekan toyanya itu ke bawah untuk disodokkan lagi dengan
tenaga yang hebat sekali ke bagian perut Iawannya.
Ong Han Siong terkejut ia memegang erat-erat ujung toya
itu, dan menekan sekuat tenaga sambil meng-egoskan
tubuhnya, Tapi Tu Wee Seng, setelah gagal menyodok, lalu
membetot toyanya untuk mengemplang kepala lawan nya.
jurus itu adalah jurus Hui Hong Pik Jit atau Burung Hong
Menutupi Surya. Kemplangan yang dahsyat itu cepat sekali dan Ong Han
Siong tidak keburu meloncat mundur ia hanya
menyondongkan tubuhnya sedikit ke belakang, lalu menangkis
dan mendorong toya y lawannya ke depan. Namun, toya itu
berhasil mengemplang betisnya, Kemplangan yang telah
didorong itu tidak hebat, dan Ong Han Siong masih dapat
mengirim tinjunya ke betis kanannya Tu Wee Seng,
Kedua-duanya meloncat mundur setelah masing-masing
kena kemplangan dan pukulan dan rupanya kedua pihak
terpengaruh oleh kemplangan dan pukulan tersebut
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sambil tersenyum Tu Wee Seng menanyai "Ong Piauw
Touw kena dikempIang, apakah ini terhitung seri?"
Ong Han Siong mengejek: "Hh! Kita harus bertarung lagi
untuk menentukan siapa yang kalah!"
Tu Wee Seng menjadi gusar dan ia memperingatkan "Ong
Piauw Touw adalah seorang pemimpin, mustahil hendak
mengingkari janji"!"
Ketika mereka berjanji Co Hiong telah mendengar
semuanya, ia telah mengetahui ilmu silatnya Ong Han Siong,
dan juga ilmu silat toyanya Tu Wee Seng, Maka ia campur
bicara: "Sebetulnya jika satu kemplangan telah dibalas dengan
satu pukulan harus terhitung seri, jika dipandang dari sudut
lain, orang yang bertarung dengan tanpa senjata melawan
orang yang bersenjata harus dikagumi
Mendengar pembelaan itu. Tu Wee Seng ingin membentak
Tetapi didahului Teng Lee yang membentak: Tu-heng
mengapa mau tarik urat terhadap anak kemarin dulu ini" Kita
sudah masuk perangkap, Ayo, kita lekas-lekas berlalu!"
perkataan itu ia barengi dengan dua jotosan ke depan. Dan
segera dua orang menjerit dan jatuh ke tanah memuntahkan
darah. Kedua orang itu adalah orang-orangnya partai Thian
Liong yang mengurung Teng Lee.
"Perkataannya Teng-heng betul." berkata Sia Yun Hong,
"Jika kita terus bertempur di sini kitab-kitab Kui Goan Pit Cek
sudah di jalan keluar, dan dua orang-orangnya partai ITiian
Liong tertusuk mati! Tu Wee Seng juga menjerit dan memutar-mutarkan toya
bambunya membuka jalan dan lari mengikuti Sia Yun Hong,
Dengan demikian mereka dapat berdiri berkumpul
menghadapi lawan-lawannya, Lalu Sia Yun Hong berkata:
"Aku membuka jalan Tu-heng di belakang dan Teng-heng
dapat mengikuti di tengah!" Lalu ia menyabet dengan
pedangnya ke kiri dan ke kanan membuka jalan,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tetapi Co Hiong segera meloncat dan mencegat mereka,
Sia Yun Hong menusuk dengan jurus Siauw Jit Thian Lam
atau Telunjuk Sakti Menusuk ke Selatan, Co Hiong mengegos,
Tetapi tusukan Sia Yun Hong segera berubah menjadi
menyabet dengan jurus Hie Ang San Bong atau Nelayan
Menebar Jaring, Co Hiong tangkis sabetan itu dengan
pedangnya, Sebetulnya tusukannya Sia Yun Hong yang pertama hanya
untuk memancing lawan. Setelah sabetannya di-tangkis, ia
menjadi girang, ia tarik pedangnya dan menusuk secepat kilat
bertubi-tubi tiga kali, dan tiga tusukan itu dikerahkan dengan
ilmu Thian Kan Hong Lee dan hanya terlihat pedangnya
berkeredep-keredep di bawah sinarnya bulan dengan
menerbitkan hembusan angin yang santar sekali,
Co Hiong harus putar pedangnya menangkis tu-sukantusukan itu, dan segera terdengar suara kedua pedang
beradu, Co Hiong kalah tenaga daripada Sia Yun Hong, dan
pedangnya terlepas dari cekalannya, dan ia merasa
lengannya menjadi lumpuh, Kesempatan itu digunakan
sebaik-baiknya oleh Sia Yun Hong yang secepat kilat
menusuk dadanya Co Hiong dengan jurus Pek In Cut Cu atau
Awan Putih dari Sisi Gunung.
Co Hiong tidak keburu mengegos dan juga tak dapat
meloncat ke belakang, Pada saat itu ia gunakan ilmu Yu Hie
Gek Long atau ikan Berenang Melawan Ombak dengan
mengibarkan lengan kirinya dan ia lolos keluar dari tusukan
pedang lawannya, ilmu tersebut adalah ajaran dari Kok Gie
Hweeshio, dan sukar dihadapi Sia Yun Hong terkejut
menyaksikan lawannya masih dapat lolos dari tusukantusukan mautnya, dan pada saat itu juga Co Hiong sudah
berada di sampingnya memijat lengan kanannya yang
memegang pedang, Tapi secepat kilat, Sia Yun Hong berbalik
dan menggeprak pundaknya Co Hiong,
Co Hiong menjerit, seluruh tubuhnya tergetar dan ia
terdampar. Sia Yun Hong mengejar untuk menusuk lagi!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tiba-tiba satu bentakan sekeras geledek terdengar
dibarengi dengan menyambarnya kaitan besi ke pedangnya
Sia Yun Hong, "Tang!" suara pedangnya Sia Yun Hong
mendengung terbentur kaitan besi, Ong Han Siong dengan
ilmu Pat Po Teng Kong atau Delapan Langkah Melonjak ke
langit telah berhasil menyeret Co Hiong ke samping,
Demikianlah Co Hiong terhindar dari tusukan maut pedangnya
Sia Yun Hong! Kemudian ternyata Kiok Goan Hoat yang telah
melontarkan kaitan besinya menahan tusukan pedangnya Sia
Yun Hong, dan ia sendiri telah loncat ke depan mencegat
lawan-lawannya, Tu Wee Seng terpaksa melepaskan kancing-kancing
besinya membuka jalan sambil berseru: Teng-heng! Ayo lekas
enyah. Kita harus mencegat Souw Peng Hai."
Sia Yun Hong, setelah mengumpulkan semangatnya, dan
berhasil menghalaukan kaitan besinya Kiok Goan Hoat, juga
membuka jalan lagi sambil memutar-mutarkan pedangnya,
lalu dengan ilmu Hui Yan Cwan In atau Burung Walet Terbang
Melalui Awan, ia loncat dan lari mengejar Tu Wee Seng dan
Teng Lee. Beberapa orang-orangnya partai Tian Liong coba
mencegat nya, tetapi semuanya tak dapat menahan ia,
bahkan empat orang lagi dibunuh mati olehnya,
Meskipun banyak orang-orangnya partai Thian Liong telah
dibinasakan oleh mereka bertiga, namun pemimpinpemimpinnya tak berdaya, karena Mo Lun sedang
memulihkan tenaga nya, Ong Han Siong sedang
membebaskan jalan darahnya Co Hiong yang telah digeprak
pundaknya oleh Sia Yun Hong, dan Ouw Lam Peng juga
masih menderita luka, Hanya Kiok Goan Hoat yang masih
bebas, dan ia sendiri tak dapat melawan mereka bertiga, Oleh
karena itu mereka dapat lolos dari kepungan, setelah mereka
berhasil membunuh dan melukai lebih kurang tiga puluh
orang-orangnya partai Thian Liong.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lalu Ouw Lam Peng dan Kiok Goan Hoat menyuruh orangorangnya menggotong kawan-kawannya yang luka dan
mengubur yang tewas dengan seksama,
ilmu Mie Cong Pu (Langkah Ajaib) mempesona pada jago
silat Ouw Lam Peng dan Kiok Goan Hoat menghampiri Ong
Han Siong, yang dengan wajah penuh kekhawatiran, tengah
menolong Co Hiong, Rupanya Co Hiong menderita luka parah. ia pejamkan
kedua matanya, dan wajah pucat pasi Lalu Ouw Lam Peng
berkata: "Malam ini dia telah menolong kita dengan ilmu
silatnya yang luar biasa, Aku yakin ilmu silat itu dia dapati
bukan dari Souw Cong Piauw Touw...."
Tiba-tiba Ong Han Siong bangun dan dengan cemas
berkata: "Dia menderita luka parah, dan aku tak dapat mencari
di mana letak lukanya, Aku kira hanya Souw Cong Piauw
Touw dapat menolongnya dengan ilmu Kan Goat Cit Sin
Kongnya (Jari sakti)."
"Apakah dia terluka parah?" tanya Ouw Lam Peng dengan
heran. "Betul!" jawab Ong Han Siong, "Meskipun dia berusaha
membebaskan jalan-jalan darahnya yang tersumbat dengan
mengerahkan tenaga dalamnya, tetapi hampa...."
Kiok Goan Hoat berkata dengan kedua matanya
membelalak: "Lukanya itu betul-betul mengherankan!"
Ong Han Siong menjelaskan "Biasanya jika dia dipukul
pundaknya, maka bagian tersebut menjadi luka atau patah
tulangnya, dan bagian-bagian lain tak akan terluka, Tetapi
setelah aku berusaha menolongnya dengan membebaskan
beberapa jalan-jalan darahnya yang penting, dia masih tetap
tak berdaya...." Pada saat itu Co Hiong membuka kedua matanya dan
berkata, suaranya lemah: "Ong Piauw Touw tak usah khawatir
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Aku tak perlu disembuhkan oleh Suhu-ku. Aku sendiri dapat
menyembuhkannya." Lalu ia memejamkan matanya pula.
Di dalam beberapa bulan belakangan ini Co Hiong telah
mempelajari dan memahami banyak ilmu-ilmu dari kitab
catatannya San Im Shin Ni. Dalam keadaan sadar ia dapat
menggunakan ilmu-ilmu yang ia telah pahami, dan ia hanya
memerlukan waktu untuk melaksanakan cara pengobatan dari
kitab San Im Shin Ni setelah selang seperempat jam terlihat
wajahnya menjadi merah kembali, dan sejenak kemudian ia
pun dapat berdiri lagi. Sambil tersenyum ia berkata: "Aku barusan kena kegeprak dan beberapa jalan-jalan darahku tersumbat tetapi aku
telah berhasil menyembuhkan luka-luka itu. Kita harus lekaslekas mencari Suhuku, karena mereka dari partai silat Hua
San, Siat San dan Tiam Cong tentu tidak puas dan akan
segera memanggil orang-orangnya untuk membikin
pembalasan!" "Betul!" kata Ong Han Siong, "Akupun khawatir mereka
akan mengajak juga jago-jago silat dari partai lain untuk
menggempur kita, Kita harus lekas-lekas pergi mencari Souw
Cong Piauw Touw!" Sambil berjalan Mo Lun berkata: Teng Lee telah
menyambuti tinju Ngo Tok Ciangku dengan kedua tinju-nya.
Aku yakin, jika tenaga dalamku berhasil merembes ke dalam
tubuhnya, dia akan menderita hebat dari akibat Ngo Tok
Ciangku itu!" "Ngo Tok Ciang dari Mo-heng dapat dikatakan tak ada
taranya di kalangan Bu Um. Teng Lee tak akan luput dari
nasib yang buruk itu," kata Ong Hon Siong memuji, "Hanya
sayang sekali ketika dia menerima Ngo Tok Ciangku," kata Mo
Lun, "Aku telah menghamburkan banyak tenaga setelah
bertarung beberapa puluh jurus, Lain kali jika aku menghadapi
dia lagi, aku akan me-lancarkannya dengan seluruh tenaga."
Ketika Co Hiong ingat akan Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu,
ia mendesak: "Ayo kita harus lekas-lekas mencari Suhuku!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tetapi dari belakang satu batu gunung yang besar
terdengar suara yang memperingatkan "Orang-orang dari
partai silat Hua San, Siat San dan Tiam Cong telah kabur
Menurut perjanjian, kami juga tidak turut campur Barang yang
kau curi harus dikembalikan!"
Ouw Lam Peng, Ong Han Siong, Kiok Goan Hoat dan Mo
Lun semuanya berhenti dan menoleh ke arah datangnya
suara itu, dan mereka segera tampak seorang gadis
berpakaian hitam datang menghampiri tanpa bersenjata.
Pemimpin-pemimpin cabang bendera merah, kuning, biru
dan hitam dari partai Thian Liong itu semuanya sudah sering
menjumpai musuh-musuh yang lihay, akan tetapi ketika
mereka mengawasi gadis itu, mereka semuanya terpesona,
Gadis itu ialah Pek Yun Hui.
Pek Yun Hui hanya mengawasi Co Hiong yang mengerti
maksudnya, dan setelah sudah dekat sekali, ia menegur Co
Hiong: "Seorang ksatria dan laki-laki sejati tak akan
mengingkari janji! Hei! Bagaimana perjanjiannya
Co Hiong berlagak seperti orang yang tak bersalah dan
berbalik menanyai "Siocia, kapan aku pernah salah janji?"
Dengan marah Pek Yun Hui membentak "Kau telah
berjanji bahwa jika orang-orang dari partai Hua San, Tiam
Cong dan Siat San berlalu, kau akan mengembalikan kotak
batu Giok kepadaku, Mengapa kau tidak memenuhi janjimu
itu?" Ouw Lam Peng yang khawatir Co Hiong diserang karena
baru saja sembuh dari luka-lukanya segera loncat di depan Co
Hiong untuk menjaganya. Pek Yun Hui menegur: "Urusan ini tak ada sangkut
pautnya dengan kau! Ayo, minggir!"
Tetapi Ouw Lam Peng berkepala batu, ia berdiri tetap di
depan Co Hiong, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ong Han Siong juga menghampiri dengan perasaan heran,
Sambil tersenyum ia menanyai "Mohon tanya siapakah Siocia
ini" Sudikah Siocia memberitahukan agar kami dapat
membereskan soal ini?"
Pek Yun Hui berpikir "Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek adalah
benda yang dibuat perebutan oleh para jago silat di kalangan
Bu Lim. jika aku beritahukan terus terang, mungkin Co Hiong
tak akan mengembalikannya." Lalu dengan suara yang agak
keras ia menjawab: "Dia telah curi sebuah kotak batu Giok,
dan dia berjanji akan mengembalikannya. Tetapi sekarang dia
mengingkari janji, dan ingin ngeloyor!"
Ong Han Siong yang yang tidak mengetahui seluk
beluknya lalu berkata kepada Co Hiong: "Sebuah kotak batu
Giok tidak sangat berharga, Co Piaw-su, ayo lekas
kembalikan!" Tetapi Co Hiong yang busuk itu masih juga berusaha
menyelimuti pokok soalnya, ia berkata: Tentang janjiku
mengembalikan kotak itu, aku ingat bukannya terhadap
Siocia." Pek Yun Hui menjadi lebih murka dan ia membentak lagi:
"Kau boleh bicara membelit-belit, Malam ini apabila kau tidak
mengembalikan kotak itu, kau jangan harap dapat lolos!"
Ketika itu Bee Kun Bu juga meloncat keluar dari belakang
batu dan berkata: "Maksud Co-heng tentu telah berjanji
terhadap aku" Aku ada di sini."
Co Hiong lalu ambil sebuah kotak dari kantong di dadanya
dan dilemparkannya kepada Bee Kun Bu sambil berkata:
"Bee-heng, coba periksa kotak itu!"
Bee Kun Bu menyambutnya dan segera memeriksa-nya,
karena ia khawatir tertipu lagu
Harus diketahui bahwa Bee Kun Bu sebenarnya adalah
seorang yang cerdasj tetapi oleh karena ia berbudi luhur, ia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tak dapat lupakan pertolongannya Co Hiong terhadap Lie
Ceng Loan ketika mereka mulai berkenalan dan ia selalu
berhasrat membalas budi kasih itu, Setelah Pek Yun Hui
menjelaskan kebusukannya Co Hiong, ia terpaksa bersikap
waspada terhadap manusia yang pintar tetapi busuk itu.
Betul saja ketika ia membuka kotak itu, Co Hiong segera
berubah wajahnya, Tetapi karena Pek Yun Hui berdiri di
sampingnya, ia tak berani bergerak Ternyata kotak itu kosong!
Bukan main marahnya Bee Kun Bu. ia mengejek: "Semenjak
aku berkenalan dengan kau, aku senantiasa bersikap jujur,
tetapi ternyata kau selalu mempermainkan aku!"
Co Hiong masih juga berlagak dungu, jawabnya: "Beeheng, aku tak mengerti maksudmu."
"Kotak itu kosong!" bentak Bee Kun Bu, "Kau sudah ambil
isinya, dan mengembalikan sebuah kotak kosong! Apakah ini
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bukannya mempermainkan aku?"
"Aku hanya mengambil kotak ini. Apa isinya akupun tak
mengetahui, karena aku belum pernah membukanya." jawab
Co Hiong, menyangkal Pek Yun Hui hanya menyengir, dan ia mengawasi Bee Kun
Bu karena ingin melihat apa yang Bee Kun Bu akan perbuat.
Setelah menarik napas, Bee Kun Bu berkata: "Aku selalu
yakin kau seorang yang jujur, dan aku senantiasa bersikap
jujur terhadapmu isi daripada kotak itu sangat erat
hubungannya terhadap mati dan hidupku, Dan sekali lagi, aku
mohon kau ingat akan hubungan kita dan mengembalikan
isinya juga!" Keempat pemimpin-pemimpin cabang partai Thian Liong
yang telah menyaksikan sikap yang sungguh-sungguh dari
Bee Kun Bu mulai menaruh curiga terhadap Co Hiong, dan
empat pasang mata ditujukan kepadanya, Ong Han Siong
menegur "Co Piaw-su...." Tetapi Co Hiong telah tertawa gelakgelak dan berkata: "Ha, apakah kalian tidak pereaya
omonganku?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Melihat Co Hiong yang terus memungkirinya. Bee Kun Bu
menjadi marah sekali, dan ia membentak: "Dalam
persahabatan kita selalu menghargai kepereayaan Katakatamu ini membuktikan bahwa kau tidak menghargai
persahabatan dan telah berkhianat/
Sambil menyengir Co Hiong menjawab: "Aku berjanji
mengembalikan kotak, dan aku telah mengembalikannya,
Apakah itu salah janji?"
Jawaban tersebut sukar dibantah, dan untuk sementara
waktu Bee Kun Bu menjadi bungkam
Kesempatan itu digunakan dengan baik sekali oleh Co
Hiong yang berbalik menanya, "Sebetulnya di dalam kotak itu
berisikan benda apa?"
Pek Yun Hui berkata kepada Bee Kun Bu: "lni dia yang kau
anggap saudara angkat yang baik! Sekarang kau dapat
menyaksikan sendiri kepalsuannya!"
Dengan mengawasi Co Hiong, Bee Kun Bu berkata
dengan gusar: "Kau selalu coba pungkir, Aku tidak menduga
seorang laki-laki yang memiliki ilmu silat yang tinggi demikian
palsu dan khianat!" Pek Yun Hui pun membentak: "Hai! Bangsat! Jika tidak
mengembalikan isinya kotak ini, kau harus bayar dengan
jiwamu!" Meskipun mereka bertiga telah bertengkar agak lama,
akan tetapi tidak seorangpun yang menyebut-nyebut tentang
Kui Goan Pin Cek, sehingga keempat pemimpin-pemimpin
cabang partai Thian Liong itu menjadi bingung, sebetulnya
benda apakah yang diartikan di dalam kotak itu.
Co Hiong masih juga berlagak dungu dan berkata kepada
Bee Kun Bu: "Bee-heng anggap aku khianat, tetapi sebetulnya
aku belum pernah membuka kotak itu dan tidak mengetahui
isinya, Bagaimanakah dapat aku mengembalikan barang yang
tidak ada?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Selagi Bee Kun Bu hendak berkata, Pek Yun Hui
membentak lagi: "Manusia busuk kau! Aku tak dapat ditipu lagi
olehmu, Jika malam ini kau tidak mengembalikan barang yang
kau curi itu, kau harus bayar dengan jiwamu!"
Co Hiong terus berlagak pilon, katanya: "Pek Siocia kata
barang, sebetulnya barang apa?"
Seumur hidupnya Pek Yun Hui belum pernah
dipermainkan demikian, ia menjadi murka sekali, ia segera
mengumpulkan tenaga dalamnya siap menyerang,
Tiba-tiba Kiok Goan Hoat menanyai "Apakah isi dari kotak
itu kitab-kitab Kui Goan Pit Cek?"
Pada satu tahun berselang, ia pernah pergi ke
pegunungan Koat Cong San bersama-sama Souw Peng Hai,
dan pernah turut memperebutkan kitab-kitab tersebut yang
ditaruh di dalam kotak dari batu Giok, Hanya ketika itu yang
direbut adalah kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang pa!su.
Setelah melihat kotak yang dipegangi Bee Kun Bu, ia teringat
akan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, Oleh karena itu, ia
menanya demikian, Dan pertanyaan itu membikin semua
orang menjadi terperanjat karena masing'masing sangat ingin
memiliki kitab-kitab yang ajaib itu,
Lalu Ouw Lam Peng menanya: "Kiok Piauw Touw mungkin
tidak salah tebak, Tahun yang lalu Hian Ceng Totiang juga
pernah memperlihatkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang
palsu dan ditaruhnya di dalam kotak serupa itu."
Ong Han Siong yang berwatak satria lalu mengawasi Co
Hiong, Dan Mo Lun menanya Co Hiong: "Co Piaw-su dari
manakah kau dapati kotak itu" Apakah soal itu telah
dilaporkan kepada Souw Cong Piauw Touw?"
Co Hiong yang mengetahui kerasnya peraturan partai
Thian Liong menjadi cemas karena ia telah melanggar
peraturan partai, Tetapi karena ia seorang yang cerdik dan
licik ia segera menjawabnya: "Aku belum berjumpa dengan
Cong piauw-tauw, dan belum mengetahui isi daripada kotak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
itu. Aku belum sempat memberitahukan kepada Cong piauwtauw."
Jawaban yang dibuat-buat itu terlihat bukan saja oleh Pek
Yun Hui, bahkan oleh keempat pemimpin cabang partai Thian
Liong. Lalu Ong Han Siong berkata kepada Bee Kun Bu: "Kitabkitab Kui Goan Pit Cek itu sangat berharga, dan karena kitabkitab itu, banyak jago-jago silat telah menjadi korban karena
memperebutkan kitab-kitab itu, jika kau sembarangan
menuduh orang, kau harus bertanggung jawab atas semua
akibatnya!" Bee Kun Bu telah merasa bahwa meskipun ia tidak sebutsebut tentang kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, pertempuran
tak dapat dielakkan lagi, maka ia menjawab: "Pikirlah oleh
kalian, mustahil seorang jago silat seperti Co Hiong ingin
mencuri hanya satu kotak batu Giok! Meskipun anak kecil tak
akan pereaya bahwa Co Hiong mencuri hanya satu kotak
yang kosong tak berisi. Kotak itu berisi kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek!" Co Hiong berkata: "Jika Bee-heng masih juga mendesak
akupun tak dapat membuktikan sekarang terserah kepada
Bee-heng!" Harus diketahui bahwa Co Hiong telah pandai ilmu silatnya
daripada Bee Kun Bu. ia hanya jeri terhadap Pek Yun Hui,
Maka ia sengaja menantang Bee Kun Bu.
Betul saja jawaban itu membikin Bee Kun Bu menjadi
murka, ia menjawab: "Jika kau ingin melawan aku, aku siap
meladeni!" Lalu ia cabut pedangnya,
Co Hiong berkata sambil tersenyum: "Kita pernah
bersahabat dan kita bertarung hanya untuk memastikan kalah
dan menang, dan tidak perlu sampai ada yang binasa, Jika
aku kalah, aku akan mengembalikan kitab Kui Goan Pit Cek
itu, Tetapi jika aku menang, bagaimana perhitungannya?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui mendahului menjawab: "Kau harus melawan
aku dulu!" Co Hiong berubah wajahnya dan ia bertindak mundur
beberapa langkah sambil berkata: "Aku telah berjanji terhadap
Bee-heng. Pek siocia jika ingin melawan aku, kita bertarung
setelah pertarunganku melawan Bee-heng,"
Bee Kun Bu loncat maju dan berkata kepada Pek Yun Hui:
"Pek Siocia aku minta kau mundur Biarlah aku yang
membereskan soal ini."
Pek Yun Hui berbisik: Tapi ilmu silatnya lihay, Rupanya
dari partai San Im Shin Ni dari pegunungan Thay San, Aku
khawatir kau tak dapat menandinginya!"
Bee Kun Bu menjawab sambil tersenyum: "Aku rela binasa
untuk membereskan soal ini. Jika aku gugur, aku minta Cici
antarkan Lie Ceng Loan kembali ke pegunungan Kun Lun, dan
mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek untuk dikembalikan
kepada pemiliknya yang sejati."
Pek Yun Hui yang mengetahui wataknya Bee Kun Bu dan
melihat ketekatannya tidak dapat mencegah lagi, ia
memperingatkan "Kau harus waspada, Kau harus gunakan
jurus-jurus Coa Cauw Ing Hoan (Ular Ngeloyor dan Garuda
Terjun) dan Ngo Heng Seng Khe (Lima Langkah Mencari
Lowongan)." Dengan tenang Bee Kun Bu menjawab: "Jika aku kalah
melawan Co Hiong, aku rela menggorok leher sendiri
membunuh diri!" jawaban itu membikin Pek Yun Hui
terperanjat dan cemas. Co Hiong yang dapat mendengar
ucapan itu juga tertawa dan berkata: "Bee-heng, mengapa kau
mesti bersumpah demikian" Kita hanya menguji silat, dan
tidak perlu demikian nekatnya."
Tetapi ucapan Bee Kun Bu itu keluar dari isi hatinya yang
tulus, dan ia telah bertekad mengambil kembali kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek untuk diserahkan kepada pemiliknya, Na Siao
Tiap, Sebagai seorang murid partai Kun Lun, ia akan bersikap
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ksatria dan luhur demi nama partai Kun Lun, dan dalam
pertempuran melawan Co Hiong, ia mempertaruhkan jiwanya!
Co Hiong lalu bertindak maju dan menantang: "Bee-heng
kau dapat segera mulai menyerang!"
Bee Kun Bu tidak menjawab ia menusuk Co Hiong dengan
pedangnya, Co Hiong mengelit dengan mudah, sambil berkata: "Aku
akan menerima serangan-seranganmu tiga kali dan tidak
membalas, Tetapi seterusnya.,.,"
Bee Kun Bu tidak memperdulikan ucapan itu, ia
menyerang lagi dengan hebat dengan jurus-jurus khas ilmu
silat pedang Kun Lun, Tetapi Co Hiong yang jauh lebih pandai hanya tersenyum
dan dapat menghindari serangan-serangannya dengan
mudah, Lalu ia memperingatkan "Bee-heng jaga hati-hati! Aku
mulai menyerang!" Lalu satu tusukan dengan jurus To Hoan
Im Yang atau Membalikkan Awan ia lancarkan dengan penuh
tenaga. Bee Kun Bu terkejut, dan lekas-lekas mundur lima
Iangkah. Belum lagi ia berdiri jejak ketika pedangnya Co Hiong
menyambar lagi ke dadanya, ia tak keburu meng-egos, dan ia
harus menangkis dengan pedangnya, Trang!" terdengar suara
kedua pedang itu beradu! Co Hiong tertawa dan berkata: "Bee
Heng coba sambut tiga seranganku lagi!" dan ia terus
melancarkan serangan-serangannya dengan jurus-jurus Hai Ti
Cin Lo (Menyerok Mutiara dari dasar laut), Ya Poa Hong Yen
(Menghalau Tawon di tengah malam) dan Thian Bong Lo Ciok
(Memasang jaring menangkap burung),
Bee Kun Bu segera merasa ia dikurung oleh pedangnya
Co Hiong, seolah-olah tak ada lowongan untuk
menghindarkan diri dari serangan-serangan itu, ia tidak
menangkis dengan pedangnya, ia hanya menggunakan ilmu
Ngo Heng Mie Cong Pu yang ia dapat pelajari dari Pek Yun
Hui, dan berhasil lolos dari ketiga serangan-serangan yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dilancarkan dengan hebatnya itu, Gerak yang luar biasa itu
membikin Co Hiong terheran-heran, Lekas-lekas ia loncat
mundur tiga tindak, dan menanya: "Bee-heng! ilmu apakah
yang kau gunakan untuk meloloskan diri dari tusukantusukanku?"
Bee Kun Bu terus membungkam, bahkan ia menyerang
kembali. Kiok Goan Hoat yang menyaksikan pertempuran itu
berkata kepada Ouw Lam Peng: "Coba kau lihat cara Si-Bee
itu meloloskan diri! Aku khawatir Co Piauw-su tak mudah
menangi dia!" Pada saat itu Co Hiong membentak: "Jika Bee-heng tidak
ingin berhenti bertarung aku terpaksa menghajar lebih dahsyat
lagi,.,!" dan ia menusuk pula kepada Bee Kun Bu, Kali ini ia
berusaha menusuk kepalanya, Dan tusukan itu adalah jurus
yang ia dapat pahami dari kita catatannya San Im Shin Ni,
Kelihatannya hanya satu tusukan, Tetapi setelah dekat
sasarannya, tusukan itu berubah menjadi tiga tusukan bertubitubi, Bee Kun Bu sukar mengegos atau berkelit
Tetapi di luar dugaan semua orang yang menyaksikan,
ketika ujung pedang sudah dekat sekali, tiba-tiba Bee Kun Bu
berbalik, dan secepat kilat meloncat ke atas dan melalui di
atas kepalanya Co Hiong untuk turun di belakang lawannya!
Lagi-lagi Co Hiong menusuk angin, dan ia lekas-lekas
berbalik Bee Kun Bu lagi-lagi menggunakan ilmu Ngo Heng Bi
Cong Pu, dan segera menusuk kembali, tetapi dapat diegosi
oleh Co Hiong, Setelah berkali-kali gagal Co Hiong tidak berani
memandang enteng lagi kepada lawannya. ia loncat mundur
beberapa depa dan berdiri tegak mengawasi lawan-nya,
dengan maksud mencari kesempatan menyerang pu!a,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah melihat Ngo Heng Bi Cong Pu sudah cukup
meladeni Co Hiong yang congkak dan busuk itu. Pek Yun Hui
mulai tidak khawatir lagi.
Bee Kun Bu telah berhasil meloloskan diri dari seranganserangan yang dahsyat ia berpikir "zBenar-benar aku tak
dapat menduga wataknya, Tahun lalu, ketika aku bersamasama dia melawan hweeshio-hwee-shio dari kuil Toa Ciok Si,
ilmu silatnya tidak lebih tinggi daripada ilmu silatku, dan ilmu
silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam-ku (ilmu silat pedang
mengusir roh dengan dua belas jurus) lebih baik daripada ilmu
silat pedangnya, Tapi hanya dalam satu tahun, dia telah
banyak maju, Aku betul-betul heran!"
Demikianlah kedua belah pihak saling mengawasi karena
kedua-duanya merasa jeri untuk menyerang sembarangan
Kemudian Co Hiong maju menghampiri Kali ini Bee Kun Bu
tidak memberikan kesempatan lawannya menyerang lebih
dulu, Dengan jurus Heng Hua Cun Ji atau Hujan Menghantam
bunga mekar, ia putar-putar pedangnya sambil mendesak
maju, jurus itu adalah salah satu jurus dari Cui Hun Cap Ji
Kiam, dan Co Hiong tak dapat pandang remeh. ia harus
menggunakan jurus Peng Hong Cang Ho atau Es
Membekukan Sungai untuk melindungi diri.
Ketika itu terdengar suara kedua pedang beradu berkalikali, dan memuncratkan lelatu api yang terlihat nyata di malam
itu. Beradunya pedang mereka segera terlihat akibatnya, Co
Hiong rupanya tidak merasa bahwa pergelangan tangannya
yang memegang pedang mulai lumpuh, Tiba-tiba Co Hiong
berseru: "Bee-heng awas!" Dalam pertarungan yang seri itu
tiba-tiba ia menusuk Bee Kun Bu dengan jurus Shin Liong Cut
In atau Naga Sakti Keluar dari Awan,
Tusukan tersebut sangat dahsyat Gagangnya tergetar dan
pedangnya berkebat Hembusan angin tusukan itu terasa jauh,
Bee Kun Bu tidak berani menangkis, karena ia insyaf
bahwa tangkisan nya hanya akan melumpuhkan tangan-nya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lagi-lagi ia menggunakan Ngo Heng Bi Cong Pu, dan lagi-lagi
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ia luput dari tusukan maut itu!
Co Hiong sengaja menusuk demikian karena ia ingin
mengetahui Bee Kun Bu menggunakan ilmu apakah untuk
meloloskan diri. Tetapi ia hanya melihat Bee Kun Bu berbalik
secepat kilat, dan dengan cepat pula Bee Kun Bu seolah-olah
lenyap dari penglihatan nya, ia tidak mengetahui kelihayan
ilmu Ngo Heng Bi Cong Pu itu!
Co Hiong tidak menanti serangan kembali dari lawannya,
ia lekas-lekas meloncat mundur lima tindak, dan berkata
sambil tersenyum: "Aku tidak menduga Bee-heng memiliki
ilmu yang sakti,." talu secepat kilat ia menyerang lagi dengan
jurus Gie Heng Hoan Wie atau Merubah Bentuk dan Menukar
Tempat, Hanya terlihat bayangannya berkelebat dan
berkeredepnya pedangnya yang menyerang Bee Kun Bu
bertubi-tubi, jurus itu lagi-lagi dari kita catatannya San Im Shin
Ni yang terkenal pada tiga ratus tahun berselang, dan yang
bersama-sama Tian Ki Cin Jin telah menyusun ilmu-ilmu silat
ajaib dan sakti ke dalam kitab-kitab yang terkenal dengan
nama Kui Goan Pit Cek. Meskipun Co Hiong telah berkata sebelumnya mereka
mulai bertempur bahwa ia tak mau bertempur sampai ada
yang tewas, tetapi dalam hatinya ia ingin membunuh mati Bee
Kun Bu. Berulang- ulang ia mencoba membunuh Bee Kun Bu,
namun maksudnya itu selalu gagal
Demikian kali ini ia bertekad untuk dapat membunuhnya
Semula ia khawatir Pek Yun Hui akan membantu akan tetapi
setelah mengingat bahwa iapun didampingi oleh Ouw Lam
Peng, Ong Han Siong, Mo Lun dan Kiok Goan Hoat, ia yakin
dapat menakluki Pek Yun Hui, Karena ia berkeputusan
mengakhiri jiwanya Bee Kun Bu dengan menyerang
menggunakan jurus-jurus yang ia telah pahami dari kitab
catatan San Im Shin Ni. -ooo0oooCo Hiong berbuat curang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan ilmu Ngo Heng Bi Cong Pu (Langkah Ajaib) Bee
Kun Bu berhasil mengelaki tusukan dari bacokannya Co Hiong
sehingga semua yang menyaksikan ter-pesona,
Lalu dengan menggunakan ilmu Cui Hun Cap Ji Kiam (ilmu
silat pedang khas partai Kun Lun) ia mulai menyerang lagi
sambil melindungi diri dengan jurus In Bu Kim Kong atau
Awan dan Kabut Meliputi Surya,
Harus diketahui bahwa Ngo Heng Bi Cong Pu adalah jauh
lebih lihay daripada ilmu Gie Heng Hoan Wie (ilmu merubah
bentuk dan tempat) dari Co Hiongj dan bagaimana Co Hiong
menyerangnya, ia tak berhasil melukai Bee Kun Bu.
Demikianlah pertempuran berlangsung beberapa puluh
jurus, dan kedua belah pihak mengeluarkan semua
keahliannya untuk menjatuhkan lawannya sehingga membikin
keempat pemimpin-pemimpin cabang partai silat Thian Liong
terpaku, Tiba-liba pedangnya Bee Kun Bu menusuk punggungnya
Co Hiong setelah dengan secepat kilat ia meloncat ke
belakang lawannya, Tapi dengan gesitnya Co Hiong berbalik
dan menangkis tusukan maut itu dengan jurus Tan Hong
Liauw In atau Burung Hong Melalui Awan, ia terkejut dan
merasa heran bahwa ia masih juga tak berhasil melukai
lawannya, Tiap-tiap kali ia dapatkan tusukan atau bacokannya
mengenai angin. justru pada saat ia berpikir, ia mendengar Bee Kun Bu
menjerit, dan ia merasa ujung pedangnya Bee Kun Bu sudah
dekat kepada tengkuk lehernya, ia tak dapat menangkis
tusukan itu. ia hanya dapat miringkan tubuhnya sedikit ke
samping, lalu meloncat mundur satu depa lebih. Bee Kun Bu
sudah siap menyerang lagi dengan wajah yang seram, dan
dalam sekelebatan saja ujung pedangnya sudah menempel di
atas dada lawannya ia hanya perlu mendorong sedikit lagi,
maka berakhirlah riwayatnya Co Hiong,
Tapi Bee Kun Bu berkata: "Co Hiong, dahulu kau telah
berlaku baik terhadap aku, dan budimu itu aku tak dapat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lupakan. Aku hanya minta kau memegang janji dan
mengembalikan kitab-kitab Ku Goan Pit Cek itu, dan kita se
terus nya masih menjadi kawan yang baik!"
Dalam keadaan terdesak dan jiwanya terancam itu Co
Hiong yang pintar busuk berkata: "Bee-heng telah bicara betul!
Kita masih menjadi kawan yang baik Tentang apa isinya kotak
itu, aku sebetulnya tidak mengetahui Hanya setelah aku
mengambil kotak itu, aku pernah serahkan kepada orang lain.
Akupun tidak mengetahui jika dia telah membuka kotak itu.
Tetapi kotak itu belum diberikan kepada orang ketiga, dan jika
isinya betul kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, aku yakin kitab-kitab
itu belum hilang, Oteh karena itu, aku minta Bee-heng ikut aku
menemui orang yang menyimpannya."
Pek Yun Hui membentak "Hm! Lagi-lagi kau coba menipu
kami!" "Aku memberitahukan dengan sejujurnya, Tetapi jika Pek
Siocia tidak pereaya, aku bisa berbuat apa?" jawab Co Hiong,
"Siapakah orang itu?" tanya Pek Yun Hui.
"Orang itu dikenal oleh Bee-hengj hanya dia sungkan
menemui kau." Pek Yun Hui menjadi makin marah dan ia membentak:
"Aku hendak mengikut untuk menemui orang itu!"
sebelumnya Co Hiong menjawab, Mo Lun berkata: "Co
Piauw-su. Orang itu sekarang di mana" jika kau ingin pergi,
kami semuanya pun akan turut pergi-"
"Bagus!" kata Ong Han Siong. "Kita semuanya pergi. Aku
juga ingin lihat kitab-kitab ajaib itu!"
Tiba-tiba Pek Yun Hui menggerakkan tangannya, dan dua
biji bola perak sebesar kacang tanah terbang ke udara, lalu
sekejab kemudian terdengar dua orang menjerit dan segera
jatuh di tanah. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sebetulnya setelah melihat ilmu silat Bee Kun Bu, Ong Han
Siong sudah menjadi kagum. Tetapi setelah melihat cara Pek
Yun Hui melontarkan senjata rahasia-nya, ia makin kagum. ia
berpikir "Gadis ini lihay sekali Dia pasti memiliki ilmu silat yang
sangat tinggi Jika kita berhasil mencari kitab-kitab Kui Goan
Pit Cek, dengan pemimpin-pemimpin cabang bendera merah
dan biru sudah terluka, kita sukar membawa kitab-kitab
tersebut keluar dari pegunungan ini.
Lagi pula kita harus menghadapi Tu Wee Seng, Teng Lee
dan Sia Yun Hong. Kita tak dapat mengharap bala bantuan
lekas-Iekas datang. jalan yang terbaik ialah memberitahukan
hal ini kepada Cong Piauw-tauw dulu, agar dia dapat siap
sedia menggempur lawan jika perlu," maka ia telah memberi
isyarat kepada dua orangnya berlalu,
Kedua orang yang telah disambit jatuh oleh biji bola perak
tadi adalah orang-orangnya partai Thian liong yang dilihat oleh
Pek Yun Hui hendak berlalu, Ong Han Siong menghampiri
kedua orang itu untuk segera menjadi kaget ketika melihat
bahwa mereka itu telah tertotok jalan darahnya sehingga tak
sadar. Ia segera mengetahui bahwa biji-biji tersebut dilontarkan
oleh ilmu Bi Li Pa Shing Kong (llmu sakti menotok jalan darah)
yang jarang terlihat di kalangan Kang-ouw. ia yang telah lama
berkecimpung di kalangan Kang-ouw juga jarang menjumpai
jago silat yang memiliki ilmu yang sakti itu. ia lekas-lekas
menolong membebaskan jalan-jalan darah yang tersumbat
oleh totokannya Pek Yun Hui.
Dalam suasana yang tegang itu, Co Hiong tiba-tiba
tertawa. Pek Yun Hui lekas-Iekas meloncat dan berdiri di
sampingnya Co Hiong, ia membentak: "Apa yang kau
tertawaj!" Bukankah dengan tertawa itu kau ingin mengirim
isyarat kepada orang-orang dari partai Tian Liong" Hm!
Meskipun Souw Peng Hai berada di sini, dia tak dapat
menolong kau!" Lalu Pek Yun Hui mengirim jotosannya, Co
Hiong lekas-Iekas mengegos dan dengan pedangnya coba
menyerang, Tetapi entah dengan ilmu apa, Pek Yun Hui kebat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pedangnya Co Hiong ke samping dengan tangan kirinya, dan
menusuk dadanya Co Hiong dengan satu telunjuk tangan
kanannya. Co Hiong terkejut, dan lekas-lekas menggunakan ilmu Gie
Heng Hoan Wienya, dan berhasil mengelit tusukan telunjuk
mautnya Pek Yun Hui. Bee Kun Bu yang khawatir Pek Yun Hui akan membunuh
mati Co Hiong segera loncat dan berdiri menjagai Co Hiong
sambil berkata: "Cici, aku minta kau berhenti menyerang!
jangan melukai dia!"
Pek Yun Hui yang senantiasa membantu dan membela
Bee Kun Bu terpaksa berlaku sabar lagi.
Lalu Co Hiong berkata lagi: "Orang yang kita harus temui
itu berwatak ganjil, dia sungkan menjumpai orang lain,
Keempat Piauw-touw dapat menunggu di sini, aku akan
mengajak Bee-heng menjumpai dia,.,."
"Jika dia berwatak ganjil, kamipun tidak perlu menjumpai
dia," kata Mo Lun. "Jika mereka berempat turut ikut serta," pikir Co Hiong,
"Maka Pek Yun Hui tentu juga mengikut, Bee Kun Bu sudah
dapat melawan aku, tetapi aku masih merasa ragu-ragu
keempat Piauw-touw dapat melawan Pek Yun Hui. Yang
penting ialah Pek Yun Hui jangan sampai merampas kitabkitab Kui Goan Pit Cek itu."
Bee Kun Bu telah menduga siapa orang yang
dimaksudkan itu, setelah ia yakin ia dapat melawan Co Hiong
dengan ilmu Ngo Heng Bi Cong Pu, iapun tidak khawatir
mengikuti Co Hiong seorang diri,
Ong Han Siong yang melihat Co Hiong diam saja, segera
berkata: "Jika Co Piauw-su anggap kami tak usah turut,
kamipun tidak hendak memaksanya."
Lalu Co Hiong berkata kepada Bee Kun Bu: "Mari kita
berangkat sekarang!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Baik!" jawab Bee Kun Bu, "Aku masih tetap pereaya
janjimu!" Pek Yun Hui menahan Bee Kun Bu dan berkata: "Kau
harus waspada jangan sampai kena dianiaya lagi, karena kau
telah berkali-kali dianiaya dia sehingga menderita luka-luka di
dalam tubuh!" Bee Kun Bu mengangguk, Co Hiong juga telah mendengar
peringatan itu, ia hanya menyengir
Sambil berjalan Co Hiong berkata: "Apakah Bee-heng
pereaya bahwa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu disimpan oleh
Sucimu?" "Aku telah mengatakan tadi bahwa aku masih pereaya
janjimu." jawab Bee Kun Bu.
Co Hiong menyengir dan terus berjalan
Ketika itu sudah hampir jam empat pagi, tetapi bulan masih
berada di atas memancarkan sinarnya, Setelah mereka
berjalan lebih kurang empat-lima lie, mereka tiba di suatu
lembah, dan Co Hiong mulai berjalan makin perlahan
Bee Kun Bu tidak sabar melihat sikap Co Hiong itu, ia
menegur "Co Hiong! Tidak lama lagi akan terang tanah, Ayo
jalan lekas sedikit!"
Co Hiong yang busuk menjawab sambil tersenyum:
"Apakah Bee-heng tidak memikiri Pek Cicimu?"
Bee Kun Bu tersinggung. "Pek Siocia adalah seorang yang
luhur dan agung, aku minta kau jangan menyinggung
padanya!" jawab Bee Kun Bu.
Co Hiong masih juga menyindir "O! Aku tidak boleh
menyinggung dia!" katanya mengejek
"Soal ini lebih baik kita jangan membicarakannya, Kita
lebih baik lekas-lekas menjumpai Liong Suciku!" kata Bee Kun
Bu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong terpaksa berjalan cepat lagi, dan diikuti terus
oleh Bee Kun Bu. "Dia mengajak aku ke tempat yang asing bagiku, Kini,
bukan saja aku tidak melihat kitab-kitab Kui Goan Pit Cek,
tetapi aku juga belum tentu dapat melihat Liong Suctku. Jika
dia melarikan diri, apakah yang aku harus perbuat?"
Ketika itu Co Hiong telah berbelok dan tidak kelihatan Bee
Kun Bu mengejar dengan hati berdebar-debar. Ketika ia tiba di
depannya semak-semak, ia ingat akan peringatannya Pek Yun
Hui bahwa ia harus waspada terhadap Co Hiong yang busuk
dan licin itu, ia cabut pedangnya dan bertindak maju, ia
berjalan terus sampai di kaki suatu jurang yang curam, ia
memandang ke sekitarnya dan dapatkan bahwa ia berada di
suatu lembah yang dalam dikitari oleh jurang-jurang yang
curam, ia berpikir: "Meskipun Co Hiong memiliki ilmu
meringankan tubuh yang lihay, ia tak dapat mendaki jurang
yang curam ini. Aku menunggu sampai terang tanah dan
mencari dia lagi!" Tak lama kemudian ia mendengar suara seorang wanita
memanggil Dengan kedua matanya yang tajam, ia berusaha
mencari arah di mana datangnya suara wanita itu, tetapi ia tak
melihat apa-apa yang dapat menunjukkan sesuatu kepada
nya. ia pasang kedua kupingnya dengan harapan dapat
mendengar panggilan tadi untuk kedua kali nya.
Kemudian di tempat yang jauhnya sedepa lebih terdengar
suara beberapa batu yang kecil membentur batu gunung yang
besar Apakah batu-batu yang kecil itu telah gempur dan jatuh
dari atas ke bawah" ia loncat maju ke suatu batu gunung yang
besar yang sangat melekat ke pinggir kaki jurang, ia ingat
akan peristiwa ketika ia bersama Co Hiong bersembunyi di
dalam sebuah kamar batu di dalam goa yang mulutnya
tertutup dengan batu gunung yang besar ia berpikir "Apakah di
balik batu gunung ini adalah satu goa?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Baru saja ia ingin menggeser batu gunung yang besar itu,
ketika ia mendengar suara tertawa dari tempat yang hanya
beberapa depa jauhnya, Bee Kun Bu mengenali bahwa suara tertawa itu adalah
dari Co Hiong, dan baru saja ia ingin loncat menghampirinya,
ia ingat akan pesannya Pek Yun Hui, Maka hanya berteriak:
"Co Hiong, kau lari ke mana sehingga aku tak dapat
mencarinya?" Sambil tertawa Co Hiong jalan mendekati dan setelah
berdiri berhadapan, ia berkata: "Bee-heng kotak batu Giok itu
betul berisikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan aku telah
minta kembali dari Sucimu!"
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Bee Kun Bu mengerutkan kening, lalu menanya: "Lembah
yang sempit dan terkurung ini tidak luas. sebetulnya Suciku
sekarang berada di mana?" ia menanya demikian karena
barusan ia mendengar suaranya seorang wanita, ia khawatir
Co Hiong telah menggunakan kekerasan untuk mengambil
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu dari Liong Giok Pin,
"Sebelumnya aku memperoleh persetujuan dari Suci-mu,
aku tak berani mengajak kau menengoki dia." kata Co Hiong,
Bee Kun Bu melangkah mundur dua tindak, dan dengan
heran ia menanya lagi: "Bukankah dia telah minta kau mencari
aku" Mengapa sekarang dia tak sudi melihat aku?"
Melihat Bee Kun Bu bersikap waspada, maka maksudnya
untuk membinasakannya gagal lagu ia menjawab: "Ya... orang
perempuan memang aneh, pikirannya sering-sering berubah.
Tetapi sekarang dia sudi melihat kau. Apakah kau masih juga
hendak menemuinya?" Bee Kun Bu berpikir "Pek Siocia masih menunggu, jika aku
tidak lekas-lekas kembali, dia akan menjadi cemas, Lagipula
aku khawatir dia harus menghadapi empat pemimpinpemimpin cabang partai Thian Liong yang semuanya lihay
ilmu silatnya, Paling baik aku lekas-lekas minta dan bawa
kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dari bangsat ini, untuk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
segera dikembalikan kepada pemiliknya, Na Siao Tiap,
Dengan demikian urusan ini beres sudah, dan kemudian aku
masih dapat menengoki Liong Giok Pin."
Setelah berkeputusan demikian, ia menjawab: "Jika aku
menjumpai Liong Suci, aku tentu ada banyak omongan yang
diucapkannya, Para Piauw-touw dari partai Tian Liong
tentunya akan menjadi kesal menunggui kita, Lebih baik
sekarang kau kembalikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu
kepadaku agar aku dapat segera mengembalikan kepada
pemiliknya, Kemudian dapat menemui Liong Suci bersamasama kau."
Dari kantong di dadanya Co Hiong keluarkan kitab-kitab
Kui Goan Pit Cek seraya berkata: "Karena Bee-heng sangat
bernapsu, baiklah, aku kembalikan kitab-kitab ini."
Dalam suasana yang agak gelap itu. Bee Kun Bu melihat
tiga kitab tersusun, dan di kulit muka dari kitab yang teratas ia
juga lihat empat huruf KUI GOAN PIT CEK. Sambil menerima
kitab-kitab itu, ia berkata dalam hatinya: "Kitab-kitab ini entah
berisi ilmu-ilmu silat apa, dan selama tiga ratus tahun entah
telah membinasakan berapa banyak jago-jago silat!"
"Bee-heng aku telah berjanji mengembalikan kitab-kitab
Kui Goan Pit Cek, dan sekarang aku mengembalikan kepada
Bee-heng sendiri Aku telah memenuhi janji." kata Co Hiong
sambil tersenyum, "Di kalangan Bu Lim, kita harus mengutarakan
kepereayaan, Aku senantiasa bersikap jujur terhadap Co
Hiong, dan akupun minta Co Hiong dapat bersikap jujur
terhadapku." kata Bee Kun Bu.
Co Hiong berpikir sejenak, lalu berkata: "Kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek itu merupakan benda yang berharga sekali, dan
pada dewasa ini, tidak seorang jago silat yang tidak ingin
memi!ikinya. Aku minta Bee-heng jaga baik-baik, Jika di
tengah jalan ada yang merampasnya, aku tidak bertanggung
jawab lagi!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Betapapun berharganya kitab-kitab ini, aku tak akan
merampas miliknya orang Iain...."
Tiba-tiba Co Hiong mengangkat tangan kanannya, dan
secepat kilat mencengkeram pergelangan tangan kanannya
Bee Kun Bu, dan tangan kirinya merampas kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek. Setelah berhasil ia tertawa dan berkata: "Jika
Bee-heng tidak ingin memilikinya, berikanlah kitab-kitab ini
kepadaku, karena aku sangat mengaguminya!"
Bee Kun Bu terkejut, dan secepat kilat ia menjotos dengan
tinju kirinya dengan ilmu Cit Sin Pok Liong atau Tangan
Telanjang Menerkam Naga, dan berhasil menjotos
pergelangan tangan kirinya Co Hiong, ia memaksa Co Hiong
mengembalikan kitab-kitab itu,
Tetapi Co Hiong hanya tertawa, dan ia berkata: "Jika Beeheng masih juga memaksa, jangan mempersalahkan aku lagi!"
Lalu ia membalas menjotos lengannya Bee Kun Bu sehingga
Bee Kun Bu merasa seluruh tubuhnya menjadi lumpuh, Pada
saat itu Co Hiong simpan kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Cek
di kantong di dadanya sambil berkata: "Aku telah
mengembalikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan aku telah
memenuhi janji, Sekarang aku merampas dari kau, dan
soalnya menjadi lain, bukan?"
Jotosan pembalasan itu dilakukan dengan tiba-tiba, dan
jotosan itu dilancarkan menurut petunjuk dari kitab catatan
San Im Shin Ni. Bee Kun Bu merasa seluruh tubuhnya lumpuh
dan segera keringat keluar dari seluruh tubuhnya Dengan
masgul ia berkata: "Kau menyerang aku dengan curang, itulah
bukan perbuatannya satu laki-laki!"
"Ha! Ha! Ha!" jawab Co Hiong, "Seumur hidupku aku selalu
menggunakan tipu muslihat dan jika bertempur dengan tipu
muslihat orang tak dapat mengatakan curang, Cuma kau yang
mengatakan demikian?"
Jawaban itu membikin Bee Kun Bu makin marah lagi. ia
berkata: "Aku dapat dibunuh tapi tak dapat dihina!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan kejam Co Hiong berkata: "Bee-heng, kau jangan
banyak tingkah lagi Jika ada pesan, sebutlah, sebab aku
segera akan mengakhiri riwayatmu!
Bee Kun Bu tertawa keras seperti orang hilang ingatan,
dan berkata dengan suara keras: "Apakah kau kira aku takut
kepada kematian" Ayo! Kau boleh segera membunuh mati
kepadaku!" "O, jadinya kau tidak ada pesan kepada siapapun?"
mengejek Co Hiong, "Jangan banyak bacot! Bangsat! Ayo, bunuh aku!" bentak
Bee Kun Bu. Lalu ia pejamkan kedua matanya, menerima
nasib, Tetapi Co Hiong mengambil sebungkus bubuk obat, dan
berkata: "Bee-heng, bukalah matamu, dan lihat sebungkus
obat ini!" Bee Kun Bu membuka kedua matanya, tetapi bukan untuk
melihat benda yang diunjukkan, ia hanya membentak lagi:
"Kau mempunyai pedang, Kau boleh membacok, memotong,
menusuk aku sesukamu, dan aku tak akan menjerit!"
Co Hiong menyengir dan berkata: "Ha! Kau memandang
mati seperti peristiwa remeh, Aku betul-betul kagum Aku juga
ingat akan persahabatan kita, dan aku tidak sampai hati
memotong tubuhmu menjadi berkeping-keping. sebungkus
bubuk obat ini adalah serupa racun. Jika kau makan, maka
semua tulang-tulangmu akan menjadi lemas dan lemah
setelah lewat tujuh hari, dan seterusnya kau tak dapat berlatih
silat lagi." "Fui! Bangsat! Bajingan! Kau betul-betul kejam! Kau ingin
membunuh aku dengan jalan lambat-lambat." bentak Bee Kun
Bu. "Ha! Ha! Ha!" kata Co Hiong, "Mungkin kau belum dengar
akibat seterusnya setelah makan bubuk obat ini."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan mengeluarkan seluruh tenaga Bee Kun Bu tibatiba menjotos tangan yang memegang bungkusan obat racun
itu, tetapi sia-sia belaka, karena Co Hiong telah menotok lagi
beberapa jalan darahnya yang penting. Lalu ia panggul Bee
Kun Bu dan diletakkan di atas satu batu gunung yang besar
Sambil tertawa ia berkata: "Aku harus menceritakan akibat
seterusnya kau makan bubuk racun ini-"
Bee Kun Bu yang telah menjadi tak berdaya sama sekali
tak dapat berbuat apa-apa.
Lalu Co Hiong mulai menuturkan "Sayang di tempat
terpencil ini tidak ada tempat tidur atau bantah Terpaksa aku
meletakkan kau di atas batu gunung ini." Kemudian ia buka
bungkusan bubuk obat racun sambil berkata: "Obat ajaib ini
dibuat dari benda-benda yang luar biasa dan sukar
diperolehnya, Jika kita sedot baunya, maka kita segera tak
sadarkan diri, Mungkin pada dewasa ini, tidak banyak orang
yang memiliki obat racun semacam ini, Obat ini dapat
membikin tulang-tulangmu menjadi lemas dan lemah, dan
namanya Hua Kut Siauw Goan San...."
Bee Kun Bu terkejut, dan berkata: "Kau dapat membunuh
aku dengan cara apapun, dan aku tak akan membenci kau.
Tapi aku minta kau jangan memaksa aku makan Hua Kut
Siauw Goan San itu!"
"Ha! Ha! Ha!" tertawa Co Hiong, "Justru karena aku ingat
akan persahabatan kita, maka aku tak ingin membunuh mati
kau. Aku hanya menyuruh kau makan obat ini, dan kau masih
dapat hidup beberapa tahun. Liong Sucimu sering-sering
mengatakan aku seorang yang jahat, dan kau seorang yang
baik dan berbudi luhur Oleh karena itu aku ingin dia
menyaksikan bahwa seorang yang berbudi luhur menjadi
mayat hidup, Na! Sesudah kau makan obat Hua Kut Siauw
Goan San ini, aku akan ajak kau menemui Liong Giok Pin!"
Bee Kun Bu menjawab: "Liong Suciku telah berkata betul
Kau lebih kejam dan jahat daripada binatang liar!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong hanya tersenyum. Lalu ia coba buka mulutnya
Bee Kun Bu untuk dipaksanya makan bubuk racun itu dan ia
berhasil menegukkan air dan memasukkan bubuk obat itu ke
dalam mulutnya Bee Kun Bu. Kemudian ia tersenyum dan
berkata: "Na, beres sudah! setengah jam lagi racun tersebut
kau dapat buktikan akibatnya, Kau boleh menemui Liong Giok
Pin. Setelah lewat tujuh hari, tulang-tulangmu akan menjadi
lemas dan lemah, Tetapi setelah lewat lima belas hari, kau
akan berubah menjadi seorang yang hilang ingatan dan
perasaan Seterusnya kau masih dapat hidup tiga tahun lagi,
lalu yang terakhir kau masuk ke liang kubur!"
Bee Kun Bu berkata: "Lebih baik kau bunuh mati aku. Jika
tidak, bila aku tertolong dan dapat hidup terus, aku pasti
membalas dendam terhadapmu!"
"ltulah urusan lain," kata Co Hiong. "Sekarang meskipun
Pek Yun Hui datang menolong, diapun tak berdaya, Pada
dewasa ini hanya ada tiga butir obat yang dapat menolong kau
dari akibat racun ini, Tiga butir obat itu
Co Hiong coba membuka mulut Bee Kun Bu untuk
dipaksanya makan bubuk racun itu ada di markas besarnya
partai Thian liong di sebelah utara propinsi Kwiciu, Lebih baik
kau lupakan pikiran membalas dendam agar kau dapat mati
dengan memejamkan kedua matamu!"
ketika itu Bee Kun Bu ingat tutur kata gurunya yang
mengatakan bahwa di kalangan Kang-ouw ada serupa obat
racun yang namanya Hua Kut Siauw Goan San. Pada empat
puluh tahun berselang ada dua orang hweeshio yang telah
membawa ke daerah pertengahan untuk meracuni seorang
jago silat bernama Tang Ceng Kong yang termasyur pada
zaman itu. Tetapi kedua hweeshio tersebut juga binasa di
bawah pedangnya Tang Ceng Kong yang ilmu silatnya sudah
sangat sakti, Mula-mula orang tidak pereaya akan jahatnya
racun Hua Kut Siauw Goan San itu, akan tetapi setelah lima
tahun kemudian, orang menemui mayatnya Tang Ceng Kong
di pegunungan Hua San. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Cara bagaimana kedua hweeshio itu berhasil meracuni
Tang Ceng Kong dengan Hua Kut Siauw Goan San itu masih
merupakan suatu rahasia, dan tidak ada yang mengetahui
Tapi peristiwa itu pernah menggemparkan kalangan Kang-ouw
lama juga. Seterusnya tidak terdengar lagi orang diracuni
dengan Hua Kut Siauw Goan San. Tentang bagaimana dan
berapa banyak kedua hweeshio itu membawa racun tersebut
juga merupakan teka-teki.
Namun peristiwa Tang Ceng Kong diracuni dengan Hua
Kut Siauw Goan San masih diingat oleh para jago-jago silat
yang berusaha mencari Hua Kut Siauw Goan San itu, tetapi
hampa, Namun peristiwa Tang Ceng Kong diracuni dengan
Hua Kut Siauw Goan San itu terus dianggap sebagai
perbuatan yang sangat keji, dan para pemimpin partai silat
selalu memperingatkan para murid-muridnya untuk waspada
terhadap racun yang dahsyat itu.
Semua itu Bee Kun Bu pernah dengar dari gurunya, Hian
Ceng Tojin, tetapi setelah ia mendengar lagi dari Co Hiong, ia
menjadi bergidik bereampur sedih,
Lalu Co Hiong tertawa gelak-gelak dan berkata: "Fajar
segera menyingsing, dan satu jam lagi, racun yang kau makan
itu segera menampakkan akibatnya," Lalu ia angkat Bee Kun
Bu dan turun dari batu gunung yang besar itu,
Di belakang batu gunung tersebut yang tertutup oleh
semak-semak adalah mulut goa yang sukar dilihat oleh orang
yang belum mengetahuinya.
Bee Kun Bu yang sudah tak berdaya dibawa oleh Co
Hiong masuk ke dalam goa itu, Co Hiong terus berjalan masuk
ke dalam goa yang gelap itu, dan sejenak kemudian tiba di
suatu kamar yang luasnya lebih kurang satu depa persegi.
Satu lilin menyala menerangkan kamar kecil itu,
Ketika Co Hiong bertindak masuk, seorang wanita dengan
rambut terurai dan pakaian yang kotor segera bangun dari
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tidurnya, dan membentak: "Mengapa kau berani masuk lagi!
Enyahlah kau! Aku tak sudi melihat kau lagi!"
Sambil tertawa Co Hiong menjawab: "Aku datang
membawa orang untuk menemani kau di sini! Bukankah kau
selalu memikiri Bee Suteemu" Aku sekarang membawa dia
kemari, kau dapat bereakap-cakap dengan dia sepuasnya!"
Lalu ia taruh Bee Kun Bu di samping wanita itu dan berlalu,
Wanita itu tak tahan berdiri lama, ia jatuh kembali di tanah!
Bee Kun Bu menjadi kalap karena racun Hua Kut Siauw
Goan San. Di mulut goa Co Hiong berbalik dan berkata: "Kalian
berdua telah aku totok jalan darahnya yang penting, dan
sehabis meletakkan tubuh Bee Kun Bu di hadapan wanita Wu,
Co Hiong berlalu, meskipun semua pemimpin-pemimpin partai silat Kun Lun
datang meno!ong, mereka tak akan berdaya, Na, nanti setelah
lewat tiga hari, aku datang menengok kalian lagi!" Kemudian ia
lari keluar dari goa itu.
Wanita itu adalah Liong Giok Pin, kedua betisnya menjadi
lumpuh, tetapi kedua lengannya masih bebas. Setelah melihat
Bee Kun Bu, ia terkejut dan berseru: "O! Kau betul-betul Bee
Sutee!" Sambil terlentang Bee Kun Bu berkata: "Aku betuI-betul
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Bee Kun Bu. Liong Suci bukankah sangat baik terhadap
jahanam itu, mengapa kau menjadi begini?"
Sambil mengucurkan air mata Liong Giok Pin menjawab
"Kisahku panjang sekali, Tetapi mengapa kau juga ditangkap
oleh Co Hiong?" Bee Kun Bu tersenyum pahit, dan baru saja ia ingin
menjawabnya, tiba-tiba ia merasa hawa panas timbul di dalam
perutnya dan naik ke atas dadanya sehingga ia menjadi
iermegap-megap. ia menanyai "Liong Suci, dapatkah kau
menolong membebaskan jalan-jalan darahku yang
tersumbat?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dalam suasana yang agak gelap itu, Liong Giok Pin dapat
menyaksikan bahwa wajahnya Bee Kun Bu menjadi merah. ia
menjadi sedih, lalu menjawab: "Aku pernah belajar cara
membebaskan jalan-jalan darah. Hanya aku khawatir dengan
kedua betisku yang sudah menjadi lumpuh, aku tak
mempunyai cukup tenaga untuk melakukan nya. Tetapi aku
mau coba." "Lekas-lekas bebaskan jalan-jalan darahku di bagian
tenggorokan, dada, lambung dan punggung!" kata Bee Kun
Bu. Liong Giok Pin tak menanya lagi, ia segera berusaha
keras membebaskan jalan-jalan darah yang dikatakan Bee
Kun Bu itu, Dan seperempat jam kemudian Bee Kun Bu
merasa agak reda, ia menggigit lidahnya, dan dapat bangkit
Tanpa berkata sesuatu ia lari keluar dari kamar itu,
Liong Giok Pin memanggil: "Bee Sutee, Bee Sutee!
Tunggu! Aku ada omongan penting untuk beritahukan
kepadamu!" Tetapi Bee Kun Bu, karena akibat racun Hua Kut Siauw
Goan San, tidak gubris panggilan Sucinya, ia lari makin cepat
di jalan goa yang gelap itu dan menyaksikan bahwa mulut goa
sudah tertutup oleh Co Hiong, ia berusaha mendorong batu
yang menutup mulut goa itu, tetapi tak berhasil Hanya
terdengar suara tertawa dan ejeknya Co Hiongdi luar goa:
"Hm! Bee-heng betul-betul seorang yang luar biasa,
Meskipun telah ditotok jalan-jalan darahnya, dan diserang oleh
racun ku, tetapi masih juga dapat berlari-lari. Cuma sayang"
Mulut goa ini aku telah tutup lagi! Aku menyesal harus
meninggalkan kau di dalam, Na, sampai bertemu pula!" Lalu
iapun berlalu. Ketika itu racun Hua Kut Siauw Goan San sudah mulai
bekerja, dan Bee Kun Bu merasa kepalanya pusing, iapun tak
mendengar terang ucapannya Co Hiong tadi, ia kembali lagi
ke kamar, dan menanya Liong Giok Pin: "Apakah tidak ada
jalan yang lain untuk keluar dari goa ini?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan kedua mata berlinang Liong Giok Pin menjawab:
"Aku telah menjadi orang yang segera mati. Jika aku berdosa,
aku harap Sutee dapat mengampuninya, dan aku mohon
Sutee mendengarkan pesanku ini."
Tetapi Bee Kun Bu tiba-tiba memukul dadanya dengan
kedua tinjunya. Liong Giok Pin terperanjat melihat sikapnya
yang ganjil itu, ia berpikir "Bee Suteeku ini pasti dianiaya oleh
Co Hiong sehingga ia bersikap seperti orang yang sudah gila!"
ia menjerit: "Di sudut kamar ini ada jalan untuk ke luar, Ayo,
kau lekas-lekas lari keluar!
Bee Kun Bu masih dapat dengar pemberitahuan itu. ia
menuju ke sudut itu dan berusaha sekuat tenaga mendorong
dinding kamar dengan kedua tangannya, dan segera ia
terjerunuk ke depan untuk jatuh di atas jalan goa yang sangat
gelap, Dinding kamar yang ia dorong tadi sebetulnya satu batu
gunung yang besar yang menutupi mulut jalan goa untuk
keluar ia lekas-lekas bangun lagi, dan berlari-lari dijalan goa
yang gelap itu. ia hanya merasa seluruh tubuhnya menjadi
bengkak Sejenak kemudian ia merasa ia sedang melalui jalan yang
agak curam, ia berlari-lari terus sehingga ia tiba lagi di suatu
tembok batu. ia dorong tembok itu, tetapi tembok itu tak
bergerak.... ia menjerit sekuat-kuatnya, dan berusaha
mendorong dengan tubuh maupun kepalanya. Kebetulan
kepalanya telah mendorong satu batu gunung yang menutup
lubang dan mendengar suara jeritnya seorang wanita dan
terlihat sinar api yang berkelok-kelok.
Bee Kun Bu naik dan masuk ke dalam lubang itu dan
segera berada di suatu ruang. ia berdiri mengawasi keadaan
di sekitar nya, dan dalam suasana yang agak gelap itu ia
melihat seorang wanita muda yang mengenakan pakaian
hijau, Wanita muda itu mula-mula terkejut melihat Bee Kun Bu
naik masuk ke ruang itu, Sejenak kemudian ia menjadi tenang
kembali Dengan pelita di tangannya ia jalan menghampiri Bee
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kun Bu. Lalu menanya: "Kau mengapa datang ke sini" Dan
mengapa mulutmu berdarah?" ia lekas-lekas menyeka darah
di mulut dan di mukanya Bee Kun Bu untuk segera menjadi
terkejut ketika merasa bukan main panasnya mulut dan muka
itu. Tiba-tiba Bee Kun Bu menjerit dan memukul dadanya
dengan kedua tinjunya, lalu coba memukul wanita muda itu.
"Hei! Mengapa kau menyerang aku?" bentaknya wanita itu.
"Aku Souw Hui Hong tak dapat dihina oleh siapapun!" Wanita
muda itu menangkis dan membalas mengirim satu jotosaa
Bee Kun Bu segera terpukul jatuh tersungkur,
Souw Hui Hong menghampiri lagi dengan pelita di tangan,
dan menyaksikan bahwa mukanya Bee Kun Bu sudah agak
bengkak Lalu ia berusaha menyadarkannya. Souw Hui Hong
yang sudah banyak pengalaman segera mengetahui bahwa
Bee Kun Bu telah diracuni, dan karena racun itu, maka sikap
dan pikirannya telah berubah. Dengan sebetulnya Bee Kun Bu
sudah mulai kalap, dan ia akan segera binasa jika membentur
batu karang atau jatuh tergelincir ke dalam jurang, Untung
sekali ia menjumpai Souw Hui Hong yang telah memukul jatuh
padanya menjadi pingsan. Souw Hui Hong mengawasi
sejenak, namun karena ia sendiri merasa letih, tidak lama
kemudian ia pun tertidur Ketika ia bangun dari tidurnya ruang tersebut sudah terang
benderang, ia mengawasi Bee Kun Bu yang masih juga belum
sadar ia menghampiri dan duduk di sam-pingnya, Tiba-tiba
Bee Kun Bu menarik napas, lalu membuka kedua matanya, ia
agak terkejut melihat Souw Hui Hong di sampingnya, ia
berusaha bangun sambil berkata: "Aku mengapa berada di
sini"!" Ia mengawasi keadaan di sekitarnya, dan sambil ketokketok kepalanya, ia rupanya ingat bahwa ia pernah datang ke
ruang tersebut bersama Co Hiong.... iapun coba
mengingatkan peristiwa ia dipaksa makan racun Hua Kut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Siauw Goan San oleh Co Hiong, ia merasa tak berdaya dan
pa!ing akhir ia memukul Souw Hui Hong.... Adegan-adegan itu
beriurut-turut terbayang di depan matanya... dan tiba-tiba ia
menjerit, dan berusaha menumbuk tubuhnya di atas dinding
batu dari ruang itu. Tetapi Souw Hui Hong lebih cepat bergerak ia kak kakinya
Bee Kun Bu yang segera jatuh tertiarap di tanah, ia
membentak "Hei! Mengapa kau selalu ingin mati! Hai! Mustahil
seorang pria sebagai kau demikian pendek pikirannya, dan
gampang menjadi putus asa?" ia sengaja mengejek demikian
pedasnya, karena ia yakin bahwa Bee Kun Bu sudah menjadi
nekat sekali untuk membunuh diri.
Betul saja ejekan itu membikin Bee Kun Bu merasa malu,
ia membisu agak lama, lalu berkata: "Jika aku tidak mati
sekarang, akupun tak sudi hidup lagi setelah lewat tujuh hari,
karena racun Hua Kut Siauw Goan San yang I telah aku
makan akan membikin aku menjadi mayat hidup!"
Mendengar itu, bukan main terperanjatnya Souw Hui
Hong. Dengan kedua mata terbelalak ia menanya: "Apa" Kau
makan Hua Kut Siauw Goan San" Dari manakah kau peroleh
racun itu?" Sambil duduk Bee Kun Bu menjawab: "Sebetulnya soal
mati atau hidup adalah soal yang remeh bagiku, Hanya jika
aku mati, suhengmu Co Hiong yang kejam, busuk dan jahat itu
masih dapat berkeliaran meneruskan perbuatan-perbuatannya
yang keji dan busuk Lagipula aku akan menyusahkan kau!"
"Ha!" berseru Souw Hui Hong dengan kaget sekali, "Co
Hiong yang menganiaya padamu?"
Bee Kun Bu mengangguk dan berkata: "Ketika dia
mengembalikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang dicurinya
kepadaku, dengan curang sekali dia menyerang aku dan
menotok jalan-jalan darahku. Setelah aku menjadi lumpuh dia
paksa aku makan racun Hua Kut Siauw Goan San. seingatku
aku belum pernah menyinggung dia, apalagi bersikap curang
terhadapnya, Meskipun dia ingin merampas kitab-kitab Kui
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Goan Pit Cek itu, tidak seharusnya dia memperlakukan aku
demikian kejamnya, Ai! Orang sebusuk dan sejahat suhengmu
itu mungkin sukar dicari kedua nya!"
Souw Hui Hong menjadi sangat panas dan dengan khitmat
ia berkata: "Hm! Dia mencari jalan untuk menjirat lehernya
sendiri! Partai Thian Liong tak akan membiarkannya, Lambat
laun dia akan mendapat pembalasan yang setimpal!"
Bee Kun Bu menghela nafas dan berkata: "Ya! Nasi sudah
menjadi bubur Semua ini adalah kesalahanku sendiri Aku
selalu pereaya bahwa dia ku anggap sebagai saudara, Tapi
ternyata dia lebih kejam daripada binatang. jika siocia ada
pesan, aku Bee Kun Bu menyesal sekali tak dapat
menyampaikan pesan itu, karena aku pasti akan mati di dalam
tujuh hari ini!" Souw Hui Hong menjadi beringas, dan ia menanya lagi:
"Apakah omonganmu itu tidak dibuat-buat?"
"Aku belum pernah berdusta!" jawab Bee Kun Bu. "Tibatiba perkataanku keluar dari hati yang jujur!"
Lalu Souw Hui Hong berkata: "Aku ada satu permohonan
Pertama, kau harus berjanji tidak berusaha membunuh diri!"
Bee Kun Bu berpikir sejenak, lalu mengangguk Kemudian
Souw Hui Hong merogoh kantongnya, agaknya ia mencari
sesuatu yang berharga, Lalu ia berseru: "Terima kasih Tuhan
Yang Maha Esa! untunglah barang ini belum hilang!"
Tangannya memegang satu bungkusan kecil, ia buka
bungkusan itu dan mengambil satu butir pil obat yang
berwarna merah. Lalu ia berkata lagi: "Permohonanku yang
kedua ialah kau harus segera makan pil obat ini."
Bee Kun Bu yang telah menjadi nekat ingin membunuh diri
berpikir: "Bagiku kini soal mati atau hidup serupa saja,
Meskipun aku disuruh telan racun, akupun tidak akan
menolaknya." Lalu ia ambil pil obat merah itu dan ditelannya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kekhawatiran Souw Hui Hong tampaknya agak mereda
dan sambil tersenyum ia berkata lagi: "Na, sekarang kau harus
memejamkan kedua matamu dan beristirahat
Tetapi Bee Kun Bu membantah "Aku tak akan dapat hidup
lama lagi, dan waktu sangat berharga bagiku, Jika aku terus
beristirahat di sini, aku tak mempunyai kesempatan lagi untuk
membikin pembalasan."
"Tapi." jawab Souw Hui Hong. "Kau sudah berjanji melulusi
permohonanku, Aku kini berusaha menolong dan membantu
kau. pereayalah aku, dan turutilah kehendakku!"
Bee Kun Bu tak membantah lagi, ia memejamkan matanya
dan duduk beristirahat sambil bersandar di dinding batu ruang
itu, Segera ia merasai khasiat daripada pil obat yang berwarna
merah itu, Seolah-olah semut merayap di seluruh tubuhnya,
lalu perasaan itu hilang dan berganti dengan perasaan darah
yang hangat beredar agak lancar di seluruh tubuhnya, Setelah
selang seperempat jam, ia merasa seluruh tubuhnya menjadi
demam, akan kemudian keringatnya membasahi pakaiannya,
Perubahan-perubahan tersebut diperhatikan oleh Souw
Hui Hong dengan seksama, iapun seolah-olah merasakan
perubahan-perubahan yang dialami oleh Bee Kun Bu yang
menderita, Setelah ia melihat keringatnya Bee Kun Bu
membasah, tersenyum Betul saja, entah telah berapa lama semenjak Bee Kun Bu
memejamkan kedua matanya, ia kemudian merasa semua
rasa sakit atau lumpuh telah lenyap! ia buka kedua matanya
lebar-lebar dengan perasaan yang sukar dilukiskan dengan
perkataan ia telah sembuh!
Dengan lemah lembut Souw Hui Hong menanyai
"Bagaimana kau rasakan tubuhmu sekarang?"
"Aku merasa sehat!" jawab Bee Kun Bu,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Apakah tidak merasa perutmu sakit atau ingin muntah?"
tanya Souw Hui Hong, Tidak! Aku merasa sehat wal'afial! Apakah semua ini
karena pil obat yang Souw Siocia menyuruh aku menelannya
tadi?" tanya Bee Kun Bu.
"Bagus.-." kata Souw Hui Hong, lalu ia menutupi mukanya
dengan lengan bajunya dan menangis tersedu-sedu.
Sikap Souw Hui Hong itu membikin Bee Kun Bu menjadi
serba sulit Entah dengan jalan apa ia harus menghibur gadis
yang telah menolong ia itu. Maka ia hanya menanya, suaranya
ramah sekali: "Siocia, mengapa kau bersedih hati?"
"Aku... aku... menyesal telah memberikan kau pil obat
tadi," jawab Souw Hui Hong tersedu-sedu.
"Mengapa kau menjadi menyesal" Bukankah pil obat itu
menolong aku dari maut" jika aku makan sebutir lagi, aku
yakin aku dapat menambah tenaga, Kau tak usah menyesali
hibur Bee Kun Bu. "Jika,., jika aku tidak memberikan kau pil itu, aku,., aku
masih mendapat kesempatan berada di sampingmu untuk
beberapa hari lagi." jawab Souw Hui Hong, Lalu ia bangkit dan
berkata lagi: "Sekarang permohonanku yang ketiga: "Kau
harus perlakukan Lie Ceng Loan dengan baik...!"
Bee Kun Bu tersenyum dan berkata: Tetapi bukankah aku
hanya dapat hidup untuk beberapa hari lagi?"
Souw Hui Hong mendekati dan berkata dengan sedih:
"Aku sekarang harus berpisah dan mungkin se-terusnya tak
akan menjumpai kau lagi...."
Tetapi meskipun aku sungkan berpisah dan mendampingi
kau di sini waktunya pun hanya beberapa hari saja, bukan?"
hibur Bee Kun Bu. Tetapi kau tak akan mati, justru itu aku harus berpisah!"
kata Souw Hui Hong.
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu yang tak ingin menanya lagi, segera tarik
tangannya Souw Hui Hong dan berkata: "Ayo, kita keluar dari
sini!" Ketika mereka keluar dari lubang goa, Bee Kun Bu
mendengar Lie Ceng Loan memanggil: "Bu Koko! Pek Cici
menyuruh kami menanti Koko di mulut goa ini. Betul-betul saja
kau keluar! Dan ketika ia melihat seorang wanita mengikuti di
belakangnya Bee Kun Bu, ia cabut pedangnya dan
mendatangi sambil berlari-lari. ia berseru ketika mengenali
wanita itu: "O! Hong Cici! Kau juga berada di sini?"
Souw Hui Hong tersenyum, "Bagaimanakah kau
mengetahui Bu Kokomu akan keluar dari sini?" tanyanya.
"Pek Cici yang menyuruh aku menunggu di sini." jawab Lie
Ceng Loan. Bee Kun Bu yang menyaksikan betapa mesranya kedua
gadis itu bereakap-cakap hanya berdiri di samping mereka
seperti seorang yang dungu. Tetapi ketika Lie Ceng Loan
melihat wajahnya Bee Kun Bu yang berubah ia terkejut: ia
buang pedangnya dan menubruk Bee Kun Bu seraya
menanya: "Bu Koko, kau mengapa diam saja?"
Bee Kun Bu tetap berdiri dengan mulut membungkam, ia
berpikir "Dia membenci aku, maka setelah aku meninggal
dunia dia akan sangat menderita Aku harus membikin dia
supaya membenci aku.,.," Dengan keputusan itu Bee Kun Bu
berontak dari rangkulannya Lie Ceng Loan, dan dengan
menyengir ia berlalu, Tetapi Lie Ceng Loan menjerit: "Bu Koko...!" ia tak dapat
meneruskan karena ia muntahkan darah dari mulutnya dan
jatuh di tanah tak sadarkan diri.
Bee Kun Bu tetap berkeras hati, ia terus berjalan Tiba-tiba
Pang Siu Wie datang mencegat Bee Kun Bu sambil
membentak: "Berhenti! Jika kau masih maju kau rasai pasir
beracunku!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu berhenti dan memperhatikan kantong dari kulit
menjangan yang berisikan pasir beracun itu, ia hanya
menyengir, lalu berjalan terus.
Pang Siu Wie terperanjat melihat sikap yang acuh tak acuh
dari Bee Kun Bu, dan ia berpikir "Apakah dia sudah gila tidak
takut mati?" Ketika itu ia melihat Souw Hui Hong sedang menolong
menyadari Lie Ceng Loan dari pingsannya. Dalam keadaan
serba sulit itu, Na Siao Tiap mendatangi bersama-sama empat
bujangnya, dan mencegat Bee Kun Bu. Pang Siu Wie berseru:
"Na Siocia, jangan lepaskan dia. Aku disuruh Pek siocia
membawa dia kembali ke kamar Tian Kie Ciok Hu!"
"Jangan khawatir!" seru Na Siao Tiap, "Dia tak dapat
lolos!" Pang Sui Wie yang telah mengetahui kelihaiannya Na
Siao Tiap yakin bahwa Bee Kun Bu tak akan lolos, ia berbalik
untuk menolong Lie Ceng Loan.
Bee Kun Bu yang dicegat oleh Na Siao Tiap, telah menjadi
sangat marah, pikirnya: "Jika bukannya kau yang memaksa
aku mengambil kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, aku tidak
menjadi begini" Lalu, ia cabut pedangnya hendak menyerang.
Tapi ia segera ingat kembali bahwa gadis itu telah menolong
jiwanya. Maka ia masukkan pula pedangnya ke dalam
sarungnya dan bertindak mundur lima langkah, Sikap yang
ganjil itu merupakan teka-teki bagi Na Siao Tiap, ia berdiri
tegak mengawasi sikapnya Bee Kun Bu yang aneh itu,
Sejenak kemudian Bee Kun Bu menghampiri lagi, tapi
dibentak oleh keempat bujangnya Na Siao Tiap: "Berhenti!
maju setindak lagi kami akan hajar kau!" Tetapi Bee Kun Bu
tidak menghiraukan ancaman itu, dan Na Siao Tiap juga maju
setindak dan menanyai "Mana kitab-kitab Kui Goan Pit
Cekku?" Bee Kun Bu tersenyum, tapi tidak menjawabnya, ia jalan
terus melalui Na Siao Tiap, "Hei! Apakah s
Rajawali Emas 4 Kemelut Di Cakrabuana Karya A Merdeka Permana Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak 5
tersenyum dan ia berkata: "Cici sangat
bijaksana, Aku pun yakin bahwa Na Cici akan melihat
keketiruannya kelak,"
"Kau jangan khawatir Jika aku masih ada, Bu Koko-mu tak
akan dibiarkan menderita lagi," kata Pek Yun Hui. Lalu ia
panggil Tan Pao dan menyuruhnya memberitahukan kepada
Pang Siu Wie untuk menjaga mulut goa dengan waspada.
"Jika musuh tidak masuk ke kamar Tian Kie Ciok Hu, aku
tak akan pedulikan musuh-musuh itu, Biarlah mereka setelah
saling bunuh membunuh dulu baru dapat mencari kita di
dalam kamar Tian Kie Ciok Hu!" kata Pek Yun Hui kepada Lie
Ceng Loan. Tan Pao tidak perlu diberitahukan dua kali, ia segera lari
dan bersama-sama Pang Siu Wie menjaga mulut goa.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Entah kapan terdengar suara siulan yang panjang di
sekitar puncak Pek Yun Siat, tetapi Tan Pao dan kawankawannya telah dipesan bahwa jika musuh tidak datang
menyerang kamar Tian Kie Ciok Hu, mereka jangan
memperdutikannya. Mereka berdiri diam di tempatnya,
Meskipun suara siulan itu terdengar berulang kali, akan
tetapi mereka tak melihat musuh yang mendatangi
Ketika hampir jam dua malam, Bee Kun Bu keluar dengan
membawa pedangnya, Setelah beristirahat, iapun merasa
segar sekali Pang Siu Wie yang telah diberi petunjuk oleh Pek
Yun Hui tidak menghalangi ia berlalu.
Malam itu cuaca agak gelap, karena awan hitam menutupi
bulan, Angin gunung meniup-niup daun-daun pohon, Bee Kun
Bu melihat keadaan di sekitarnya, tetapi ia tidak tampak Pek
Yun Hui menyertai ia. Dengan ilmu meringankan tubuh ia
berlari-!ari menuju ke tempat dimana ia berjanji menjumpai
Souw Hui Hong. Karena ia selalu memikirkan akan kitab-kitab
Kui Goan Pit Cek yang akan dikembalikan, maka ia berlari
dengan pesat sekali, dan segera tiba di tempat yang dijanjikan
Malam yang gelap gulita itu menyukarkan Bee Kun Bu
melihat keadaan di sekitarnya meskipun hanya dua depa
jauhnya, ia menunggu tidak lama ketika mendengar suara
orang berlari-lari, Lalu terdengar suara yang gembira menegur
ia: "Aku tidak menduga kau betul-betul datangi.
Bee Kun Bu yang sudah tidak sabar itu lalu menanya
tanpa melihat orangnya lagi: "Souw Siocia, apakah sudah
dapat mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek?"
Ketika itu Souw Hui Hong hanya berdiri terpisah beberapa
kaki jauhnya dari Bee Kun Bu. ia menyahut, "Meskipun hari ini
aku belum berhasil mencari kitab-kitab itu akan tetapi besok
tentu aku akan berhasil mencarinya, Walau bagaimanapun,
aku tak akan gagal di dalam tempo tiga hari."
Bee Kun Bu menjadi kecewa, ia berkata: "Sebetulnya aku
tidak memaksa Siocia untuk mencari kitab-kitab itu. Aku
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menghaturkan banyak terima kasih atas bantuan Siocia, Hawa
di atas puncak ini sangat dingin, dan Siocia tak harus berdiam
lama-lama di sini, Lagi pula sebagai salah satu pemimpin
partai silat Thian Liong, Siocia tentu masih mempunyai banyak
urusan yang harus dibereskan Aku tidak berani membikin
Siocia berabe lagi, dan aku minta diri!" Lalu iapun lari pergi
Souw Hui Hong sangat tersinggung akan sikapnya Bee
Kun Bu yang adem itu. ia mengejar dan mencekal pundaknya
Bee Kun Bu. Cengkeraman gadis itu diluar dugaannya Bee Kun Bu, dan
ia tidak menjaga, sehingga jalan darahnya di-pundaknya
tersumbat ia berhenti dan berbalik Dengan tersenyum ia
menanyai "Souw Siocia, mengapa kau harus menotok jalan
darahku?" Souw Hui Hong yang masih merasa gusar membentak
Hm! Aku belum pernah menyinggung kau, tapi mengapa kau
perlakuan aku demikian rupa?"
Bee Kun Bu terperanjat dan menanya: "Souw Siocia,
kapan aku pernah menyinggung kau, dan kapan aku bersikap
tak perdulikan terhadap Siocia?"
Souw Hui Hong berbalik terperanjat, karena ia tak dapat
berpikir kapan Bee Kun Bu pernah menyinggung padanya. ia
berdiri bengong, Lalu Bee Kun Bu menghibur: "Partai silat Thian Liong
sekarang sangat kuat, dan aku dari partai silat Kun Lun,
meskipun tidak mempunyai dendam terhadap partai silat
Thian Liong, akan tetapi karena keadaan, aku tak dapat turut
campur urusan partai silat Thian Liong, Souw Siocia yang
telah berlaku baik terhadap aku, dan yang telah berulang kali
membantu aku, budi yang maha besar ini aku tak akan
lupakan Bila aku ada kesempatan aku pasti membalasnya."
Sambil bicara Bee Kun Bu berusaha membebaskan jalan
darahnya yang tersumbat dipundaknya dengan menggunakan
tenaga dalam nya. Souw Hui Hong yang mendengar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
penjelasan yang ikhlas itu, air matanya tak tahan lagi keluar
mengucur. ia berkata: "Disebelah barat propinsi Sucoan kau
pernah menolong jiwaku, dan dengan demikian kau telah
membalas budiku, Aku tidak seharusnya menyalahkan kau!
aku harus menyalahkan diri sendiri..." Lalu iapun berbalik dan
berlari pergi entah kemana!
Bee Kun Bu tertegun melihat sikap yang ganjil dari Souw
Hui Hong, Tiba-tiba terdengar lagi suara orang memaki
dibarengi dengan suara tertawa dan mengejek Suara tersebut
makin lama makin dekat. Ketika kilat berkeredep, dari tempat
jauh Bee Kun Bu dapat melihat si kakek berbetis dan
berlengan satu duduk didalam tandu yang digotong oleh dua
orang, dia dicegat Tu Wee Seng dan satu orang yang
bertubuh kecil dan pendek, berjubah putih, bertali pinggang
merah dan berjenggot seperti jenggotnya kambing gunung,
Yang berjubah putih itu adalah Teng Lee, pemimpin partai silat
Siat San. Ketika Bee Kun Bu dan Co Hiong berada di dalam kamar
goa, ia pernah mendengar bahwa pemtmpin-pe-mimpin ketiga
partai silat Hua San, Siat San, Tiam Cong telah bermufakat
berserikat untuk menggempur partai silat Thian Liong. Tapi
ketika itu ia berada di dalam kamar, dan tak dapat melihat
wajahnya Teng Lee, Dalam cuaca yang gelap itu ia merasa
bahwa banyak orang sudah berada disekitarnya.
Tiba-tiba suara guntur mendobrak suasana yang sunyi
tetapi seram itu! justru pada saat itu, Bee Kun Bu disentuh
pundaknya oleh Pek Yun Hui dari betakang, Pek Yun Hui
berbisik "Jangan bersuara, ikut aku bersembunyi Pada
dewasa ini aku telah lihat banyak sekali jago-jago silat
disekitar kita, Ayo, kita bersembunyi dan menonton mereka
bertempur!" Dengan matanya yang luar biasa awas Pek Yun Hui dapat
melihat dengan tegas segala apa dimalam yang gelap itu, ia
tarik tangannya Bee Kun Bu, dan jalan ke sebuah pohon
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
cemara yang besar Kemudian dengan tenaga dalam ia
meloncat ke satu dahan yang kuat sambil menarik Bee Kun
Bu. Di atas dahan pohon itu mereka duduk bersembunyi di
balik daun-daun pohon yang lebat,
Sebentar-sebentar mereka mendengar suara gaduh dari
mereka yang bertempur dan suara orang menjerit karena
menderita luka parah, Ketika Bee Kun Bu sedang mendengarkan suara-suara itu
tiba-tiba ia mendengar Pek Yun Hui yang duduk di
sampingnya menyodok tinjunya ke belakang.
Lalu ia mendengar suara cabang pohon yang diinjak dan
suara tersentuhnya daun-daun. Co Hiong telah da-tang, dan ia
berkata: "Hei, kalian berdua juga datang ke sini" Kita harus
waspada, karena jika orang tahu kita berada di atas pohon ini
kita tak dapat menonton lagi."
Baru saja Pek Yun Hui ingin menjawab, tiba-tiba terdengar
suara tawanya Tu Wee Seng yang berkata: "Hei, kakek Mo!
Kau sekarang telah terkurung! Hanya jika kau dapat terbang
ke atas langit, kau baru dapat meloloskan diri! Demi
kepentinganmu sendiri, kau lebih baik bunuh diri saja daripada
harus dibunuh kami!"
Si kakek menjawab sambil mengejek: "Apakah kau kira
kau menipu aku dengan tipu muslihatnya" Ha! Ha! Aku hanya
khawatir kau tak dapat keluar dari lembah ini!"
Lalu terdengar suara orang yang menjerit-jerit, memaki
dan suara pertempuran yang hebat.
Dengan suara yang gaduh itu Pek Yun Hui mengirim
jotosan dengan tangan kirinya ke tempat dimana Co Hiong
bersembunyi dengan menggunakan tenaga dalam Tian Kong
Cit Shing Kong, Tetapi jotosan itu sangat mengecewakan Pek
Yun Hui. Co Hiong tidak kelihatan mengegos, dan juga tidak
menangkis, Hanya daun-daun pohon jatuh berserakan!
Setelah keheranannya lenyap, ia mengerahkan tenaga
dalamnya lagi sambil berpikir "Bagaimanapun kelicikanmu, jika
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
malam ini kau tidak mengembalikan kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek, kau jangan harap dapat hidup!"
Terdengar Co Hiong berkata, suaranya rendah: "Rupanya
di sekitar tempat ini sudah datang banyak jago-jago silat,
Siocia jangan sembarangan menyerang orang lain! Barusan
jika tidak karena suara yang gaduh di sekitar kita, mungkin
seranganmu itu dapat menerbitkan onar!"
Pek Yun Hui berpikir "Hai! Manusia ini betul-betul licik!"
Lalu ia menegur: "Aku tidak pedu!i keadaan di sekitar ini. Kau
jangan pikir dapat melarikan diri!"
"Kau tak usah khawatir Meskipun kau biarkan aku
melarikan diri, akupun tak dapat lari sekarang," jawabnya Co
Hiong, agak mengejek sebetulnya ketika Pek Yun Hui terheran-heran mengapa
serangannya tak berhasil, Co Hiong telah meloncat ke atas
dahan pohon dimana Bee Kun Bu duduk, dan dengan
demikian Bee Kun Bu duduk di antara Co Hiong di sebelah
kanan dan Pek Yun Hui di sebelah kiri. Oleh karena itu Pek
Yun Hui tak dapat menyerang Co Hiong lagi.
Setelah kilat berkeredep dan guntur menderu-deru dengan
hebat, maka turunlah hujan yang besar sekali, dan mereka
tetap duduk di atas dahan pohon,
Apakah hujan telah menghentikan pertempuran atau
kedua belah pihak tengah mengatur siasat, entahlah, Tetapi
selama setengah jam tidak terdengar suara pertempuran lagi.
Setelah hujan berhenti, langit menjadi agak terang dengan
keluarnya bulan, Selama setengah jam itu, Pek Yun Hui
menganjurkan Bee Kun Bu mengumpulkan tenaga dalamnya,
-ooo0oooSi Kakek melawan dua jago-jago silat
Karena terangnya sinarnya bulan, maka terlihat banyak
orang di sekitar pohon cemara itu, bahkan terlihat juga tujuhdelapan orang yang bersenjata tengah siap sedia, Ketika tadi
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
hujan turun dengan derasnya, kedua belah pihak telah
memanggil kumpul orang-orangnya.
Lalu terdengar Tu Wee Seng tertawa gelak-gelak sambil
berkata: "Hei, Kakek Mo! Barusan hujan besar sekali,
Mengapa kau tidak melarikan diri" Kini kau tak dapat
melarikan diri lagi," Lalu dengan mengangkat toya bambunya
ia berkata kepada Teng Lee: "Teng-heng, si kakek yang cacat
itu adalah Mo Lun, dengan julukan Ngo Tok Sauw (lblis
beracun) yang pernah menggemparkan kalangan Kang-ouw
dahulu, Dua puluh tahun berselang, aku dan kawan-kawan
dari partai silat Siau Lim dan partai silat Bu Tong pernah
berserikat menggempur dia.
Meskipun dia terluka, dia masih berhasil melarikan diri dari
kepungan kami. Selama dua puluh tahun ini, dia
mengasingkan diri, kiraku dia sudah mati, Dia memiliki banyak
senjata rahasia, terutama senjata Siat-Ciam (Jarum beracun)
yang dapat dilepaskannya beberapa puluh sekaligus, Maka
kita harus waspada menggempur dia!"
Mo Lun hanya menyengir mendengar penjelasan Tu Wee
Seng kepada kawannya Lalu ia mengancam: "Siat-bi-ciam
tidak lihay, Malam ini kalian dapat merasai Ngo Tok Shin
Ciang (Tinju maut beracun) yang aku telah dapat pelajari!"
Tu Wee Seng berkata lagi kepada Teng Lee: "Aku tidak
menduga bahwa si kakek ini juga datang membantu partai
silat TianLiong. Jika kita tidak basmi dia sekarang, dikemudian
hari kita sukar mencari tempat yang bebas dari kekhawatiran!"
Dengan tenang Teng Lee menjawab: "Ditempat
pertapaanku, akupun pernah dengar julukan Ngo tok Sauw itu.
Malam ini aku beruntung bisa menguji silat, Nah, Tu-heng kau
gempur dia dulu, dan aku akan menggempur di dalam taraf
kedua!" "Ha! Menggempur si kakek ini tidak dapat kita mentaati
peraturan Kang-ouw..." kata Tu Wee Seng,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Belum lagi habis Tu Wee Seng bicara, tiba-tiba Mo Lun
meloncat keluar dari tandunya dan menjotos Tu Wee Seng
dengan tinju kanan nya. Tu Wee Seng menjerit dan lekas-lekas menangkis jotosan
itu dengan toya bambunya, lalu menyapu kepala lawannya,
Mo pun loncat kebelakang menghindarkan diri dari sapuan
toya bambu itu, lalu melonjak ke atas untuk menyergap
lawannya dari atas, Tu Wee Seng angkat toya bambunya melindungi
kepalanya lalu meloncat mundur dua tindak untuk mengemplang si kakek bila dia turun ke tanah, Tetapi belum lagi
si kakek menginjak tanah, dengan satu geprakan ke arah
tubuhnya Tu Wee Seng, ia dapat meloncat ke belakang lagi
dan jatuh berdiri di atas satu kakinya, Geprakan itu hebat
sekali, Tu Wee Seng terkejut ia lekas-lekas mengerahkan
tenaga dalamnya untuk memulihkan semangat nya.
Mo Lun mengejek "Hei! Tu Wee Seng, cobalah terima
jotosan lagi!" Lalu secepat kilat ia meloncat dan menjotos
lawan nya. Tu Wee Seng pada dua puluh tahun yang lalu telah
bersama-sama seorang jago silat dari partai Siauw Lim dan
seorang jago silat dari partai Bu Tong menggempur Mo Lun,
bahkan dapat melukainya, Ketika itu ia yakin bahwa ia tak
dapat melawan Mo Lun seorang diri, Kini ia diserang dengan
jotosan lagi, ia tidak berani menangkis, ia mengegos, lalu
mengemplang berkali-kali lima kali dengan toya bambunya,
Lima kemplangan itu merupakan keistimewaan dari jurus-jurus
Hut Mo Cong (llmu toya iblis) dan berhasil menggagalkan
jotosan-jotosan nya Mo Lun.
Teng Lee yang menonton pertempuran itu merasa heran
mengapa Tu Wee Seng selalu terdesak ia berpikir: "Bukankah
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tu Wee Seng itu pemimpin dari partai silat Hua San yang
terkenal" Mengapa dia tidak berani menyerang terus" Apakah
dia jeri?" Tetapi ketika ia melihat Tu Wee Seng menyerang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dengan jurus-jurus Hut Mo Congnya, ia berpendapat lain,
"Jurus-jurus Hut Mo cong itu betul-betul lihay!" Lalu iapun
keluar membantu dengan menjotos punggungnya Mo Lun dari
belakang dengan mengerahkan tenaga dalamnya, Hembusan
angin dari jotosan itu seolah-olah angin taufan yang menyapu
ombak. Tu Wee Seng merasa girang, melihat Teng Lee datang
membantu, ia segera menyerang lagi lawannya, Satu sodokan
yang hebat ditujukan ke dadanya Mo Lun.
Mo Lun yang disodok dadanya dari depan dan dijotos
punggungnya dari belakang, ditambah pula dengan keadaan
tubuhnya yang cacat, rupanya tak berdaya meng-egosi
serangan-serangan itu. Tapi sambil menyengir, ia lekas-lekas
menjatuhkan diri, dengan demikian jotosan dari belakang
maupun sodokan dari depan terhindar! Tu Wee Seng tarik
kembali toya bambunya lalu dengan jurus Kim Cian Teng Hai
atau jarum emas menenteramkan lautan, ia tusuk Mo Lun
yang berharap di tanah. Tapi jotosannya Teng Lee yang dikerahkan dengan
seluruh tenaga dalam nya, setelah menjotos angin, rupanya
tak dapat ditahan dan ia terjerunuk ke depan! Tu Wee Seng
yang ingin menusuk lawannya dengan jurus Kim Cian Teng
Hai terpikir menggunakan lengan kirinya menangkis jotosan
Teng Lee dan dengan tangan kanannya ia menusuk Mo Lun.
jotosan yang ditangkis oleh Tu Wee Seng telah membikin
kedua belah pihak terpental sedikit, karena jotosan maupun
tangkisan dikerahkan dengan tenaga yang besar sekali, justru
pada saat itu, Mo Lun dapat kesempatan untuk bangkit dan
melonjak ke atas untuK jatuh beberapa depa jauhnya dari
mereka. Tu Wee Seng terkejut, ia berpikir "Hai! Si kakek ini hanya
dengan satu kaki dan satu lengan dapat melawan aku berdua
Teng Lee. Aku harus lebih waspada." Lalu ia ambil satu
kantong besi dari kantongnya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sebetulnya setelah gagal menjotos Mo Lun. Teng Lee ingin
mengejar dan menyerang lagi. Tetapi ketika ia melihat Tu Wee
Seng tidak mengejar, ia menjadi curiga, ia berpikir di kalangan
Kang-ouw, Tu Wee Seng terkenal sangat licik, Apakah dia
ingin menggunakan aku untuk bertarung mati-matian melawan
Mo Lun, sedangkan dia sendiri menonton?"
Tu Wee Seng yang melihat sikapnya Teng Lee segera
dapat menebak isi hatinya, ia memperingatkan: Teng Lee kita
jangan bertempur melawan dia dengan semberono, Hati-hati
terhadap Siat Bi Ciamnya..."
Belum habis kata-kata itu diucapkan tiba-tiba sambil
tertawa gelak-gelak Mo Lun meloncat maju dan menjotos Tu
Wee Seng lagi! Dengan menjatuhkan diri, Mo Lun berhasil menghindari
kedua serangan itu. justru pada saat itu dari tempat yang tidak jauh berkelebat
keluar suatu benda yang mengkilap dari semak belukar, dan
menyambar kearah Mo Lun, dan terdengar suara orang
berseru: "Tu-heng! Teng-heng! Lekas-lekas mundur! jangan
tangkis Ngo Tok Ciangnya!"
Tu Wee Seng segera mencelat ke atas sampai tiga depa
tinggi nya f dan dari atas ia menyambit dengan kan-cing
besinya sambil turun menerkam dengan jurus Cong Eng Ki
Yan atau Burung Garuda Menerkam Burung Walet, Tetapi
dengan tenang Mo Lun tangkap senjata rahasia yang
menyambar dari semak-semak dan yang merupakan satu
pisau be!ati, dan dengan pisau belati iiu. Mo Lun terus
menyerangnya dan dalam keadaan terdesak Tu Wee Seng
melancarkan Hut Mo Cangnya dan berhasil mengemplang
terpental pisau belati di tangannya Mo Lun.
Bee Kun Bu yang menonton sambil tersenyum merasa
kagum menyaksikan pertempuran itu yangdilakukan dengan
ilmu silat yang lihay, ia memandang kepada Pek Yun Hui yang
segera berkata: "Ya, mereka semua adalah jago-jago silat
yang memiliki ilmu silat yang luar biasa tingginya, Sabar saja,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mungkin kita masih dapat menyaksikan pertempuran yang
lebih hebat." Pada saat itu sekonyong-konyong terdengar suara orang
tertawa gelak-gelak, demikian nyaringnya sehingga
menggetarkan Bee Kun Bu menoleh ke bawah lagi dan di
bawah sinarnya bulan ia dapat melihat Souw Peng Hai,
pemimpin dari partai silat Thian Liong datang menghampiri
diikuti oleh Ouw Lam Peng, pemimpin cabang bendera merah,
Yap Eng Ceng, pemimpin cabang bendera putih, dan keempat
iblis yang selalu mendampingi Souw Peng Hai.
Ketika itu Teng Lee dan Tu Wee Seng juga telah melihat
bahwa orang-orang dari partai Thian Liong telah menjadi lebih
banyak daripada pihaknya. Dengan satu isyarat dari Tu Wee
Seng, Teng Lee meloncat berdiri disamping Tu Wee Seng,
menghadapi Souw Peng HaL Dengan mengejek Souw Peng Hai membentak "Aku
menjadi heran mengapa partai Tian Liong sering-sering harus
bertempur melawan partai Hua San dan partai Siat San!"
"Mungkin dunia ini sempit, maka kita sering-sering
berjumpa!" jawab Tu Wee Seng.
"Mungkin juga," kata Souw Peng Hai, "dan untuk
membereskan semua ini, aku mempunyai usu!, sebetulnya
partai Thian Liong kami kelak akan mengundang para jago
silat dari kesembilan partai di kalangan Bu Lim untuk mengadu
silat: tetapi partai Hua San dan partai Siat San rupanya selalu
bermusuhan terhadap kami. Oleh karena itu, malam ini kita
dapat mendahului pertemuan tersebut, dan mengadu silat
sekarang!" sebelumnya Tu Wee Seng atau Teng Lee menjawab,
terdengar satu suara yang nyaring menjawab sambil
mengejek, "Aku telah mendengar nama Souw Cong Piauw
Tou yang terkenal, dan aku selalu mengaguminya! Tetapi
malam ini aku telah menjumpai sendiri dan melihat dengan
kepala mata sendiri watak Souw Peng Piauw Touw dan aku
menjadi kecewa. Yang terkenal bijaksana itu hanya seorang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
yang tergila-gila dengan nama, Ha! Ha! apakah Souw Cong
Piauw Touw anggap malam ini dapat menaklukkan kami"
Belum tentu!" Souw Peng Hai menoleh ke arah orang itu, dan melihat
dari semak belukar berjalan keluar seorang pendeta yang
berusia setengah abad, bersenjata pedang, berjubah,
brewokan dan seram wajahnya, pada waktu itu ia tak dapat
mengenali pendeta itu, dan ia ingin menanya, Tetapi Yap Eng
Ceng berkata, suaranya keras: "Di kalangan Kang-ouw telah
tersiar kabar bahwa Sia Totiang yang memimpin partai Tiam
Cong telah pergi bertapa di pegunungan Tiam Ciong San, dan
selama dua puluh tahun ini tidak terdengar lagi, Tapi malam ini
kita beruntung dapat bertemu disini!"
Sia Yun Hong tertawa dan berkata: "Yap-heng adalah satu
jago silat yang termashur, tetapi bagaimana dapat
menggabungkan diri dengan partai Thian Liong, dan rela
diperintah orang lain" Aku betul-betul menjadi kecewa!"
Ejekan tersebut sangat menyakiti hatinya Yap Eng Ceng,
dan dalam hatinya ia memaki: "Bangsat! Sebentar lagi kau
rasai hadiahku!" Telapi dengan wajah tersenyum ia menjawab:
"Sia-heng selalu bersikap congkak, dan selalu menganggap
partai Tiam Cong yang paling jempol di antara kesembilan
partai silat lainnya, Aku harus menggabungkan diri jika tidak
ingin diperlakukan se-wenang-wenang oleh partai silat yang
lain." Sia Yun Hong mengejek lagi: "Oh! jadinya Yap-heng betulbetul rela bernaung di bawah perlindungan orang lain-.?"
Bukan main pedasnya ejekan tersebut hingga Yap Eng
Ceng menjadi merah sekali mukanya. Baru saja ia ingin
menyerang ketika sia Yun Hong bicara terhadap Souw Peng
Hai: "Aku sangat mengagumi cara Souw Cong-piauw-louw
menakluki para jago silat.,."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sia Totiang pandai bicara, tetapi tiap-tiap perkataan
menusuk hati orang lain." kata Souw Peng Hai. "Malam ini kita
dapat bertemu, dan kesempatan ini dapat kita gunakan untuk
mengadu silat, karena aku ingin mengetahui kelihayan silat
Tiam Cong yang tekenal!"
Sia Yun Hong tidak menjawab ia mengawasi kawankawannya dengan maksud agar mereka siap sedia untuk
bertempur Latu ia berkata: "Jika demikian kehendak Souw
Cong-piauw-touw, akupun tak dapat menolak.
Tetapi kita harus bertempur dengan perjanjian Jika aku
kalah melawan toya Souw Cong-piauw-touw, aku segera
berlalu dari pegunungan Koat Cong San.,."
Souw Peng Hai tertawa gelak-gelak dan berkata: "Jika aku
si tua bangka kalah melawan pedang Sia To-tiang, aku segera
bubarkan partai Thian Liong, dan aku akan pergi bertapa
disuatu pegunungan dengan syarat bahwa aku tak keluar lagi
selama Sia Totiang masih hidup!"
"Nah, itulah syaratnya!" kata Sia Yung hong, "Silah-kan
Souw Cong-piauw-touw mulai du!u!"
Baru saja Souw Peng Hai ingin menyerang dengan
toyanya, tapi Ouw Lam peng membentak: "Cong-piauw-touw!
Sabar!" Souw Peng Hai menanya: "Apa yang dibuat sabar lagi?"
Ouw Lam Peng berkata: "Cong-piauw-touw adalah
pemimpin kita, Biarlah aku yang memberi hajaran kepada
pendeta yang congkak ilu."
Souw Peng Hai berpikir "Maksud kita ialah mencari kitabkitab Kui Goan Pit Cek. Sia Yun Hong mungkin tidak mudah
dikalahkan, dan mungkin aku harus menghamburkan banyak
waktu mengalahkan dia." Lalu ia mengawasi Mo Lun.
Mo Lun mengerti maksudnya Souw Peng Hai. De-ngan
sekali loncat ia berdiri diatas satu kaki didampingi Souw Peng
Hai. ia berkata: "Souw Cong-piauw-touw dapat melaksanakan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kehendaknya Ouw-heng, Urusan ini aku dapat bereskan
bersama-sama Ouw Lam Peng!"
Lalu Ouw Lam Peng angkat kedua arit bajanya dan maju
menentang Sia Yun Hong: "Aku siap menguji kepandaian Sia
Totiang!" "Ha! Ha! Aku khawatir kau tak dapat menahan tiga tusukan
pedangku!" kata Sia Yun Hong, mengejek
Ouw Lam Peng yang terkenal di kalangan Kang-ouw dan
yang dapat menggunakan kedua arit bajanya dengan lihay
sekali, bahkan dapat dikatakan tak ada tandingannya dan
telah membunuh atau melakukkan banyak jago-jago silat,
menjadi murka sekali diejek demikian Baru saja ia ingin
menyerang, tiba-tiba ia ingat dan berpikir "Mungkin dia
sengaja membikin aku marah sehingga aku tak dapat
mengendalikan semua pikiran dan semangat karena kegusaranku, Aku harus waspada melawan bangsat ini!" Lalu ia
mundur tiga langkah dan berkata dengan senyuman terpaksa:
"Sia Totiang adalah pemimpin suqtu partai silat yang terkenal,
sedangkan aku. Ouw Lam Peqg, hanya seorang pemimpin
kecil yang tak terkenal jika aku kalah, aku tidak terlalu ma!u.
Telapi jika kau kalah melawan aku, apakah kau masih ada
muka menjadi pemimpin lagi?"
Dengan tenang Sia Yun hong menjawab: "kita jangan tarik
urat lagi! Kau cobai tiga tusukan pedangku!" Lalu dengan
pedang terhunus ia berdiri tegak mengawasi lawan nya.
Ouw Lam Peng juga berdiri siap sedia dengan satu arit
baja menjaga atas, dan arit baja lainnya menjaga bagian
bawah, ia menantang: "Silahkan mulai!"
"Kau boleh menyerang dulu agar kau tidak penasaran jika
kalah!" kata Sia Yun Hong yang terus mengejeknya,
"Ha! Ha! Mengapa seorang pemimpin tak dapat dipegang
omongannya?" berkata Ouw Lam Peng. "Barusan kau
mengatakan akan menusuk aku, tetapi sekarang kau
menyuruh aku menyerang lebih dulu... Ha! Ha! Betul-betuI
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lucu! Jika aku tidak ingin menyerang, kau boleh berdiri terus
menghadapi aku sampai delapan atau sepuluh hari."
Sebetulnya kedua belah pihak ingin mengulur waktu untuk
mencari kesempatan baik melancarkan pukulan yang
mematikan Ketika itu Souw Peng Hai telah memimpin Yap Eng Ceng
dan keempat iblis berlalu dari tempat tersebut
Mo Lun telah berdiri menjagal Tu Wee Seng dan Teng Lee
sambil mengumpulkan tenaga dalamnya, dan Tu Wee Seng
dan Teng Lee juga sedang mencari siasat membasmi lawanlawannya.
seperempat jam telah berlalu dalam suasana tegang itu.
Tu Wee Seng tiba-tiba mengawasi keadaan di se-kitarnya,
dan mengetahui bahwa tempat dimana mereka berada telah
dikurung oleh orang-orangnya partai silat Tian Liong, ia
berkata kepada Mo Lun: "Hei! Kakek Mo! Jika kau tidak
bubarkan orang-orangmu, aku terpaksa membunuh mereka
semua!" Mo Lun tertawa dan berkata: "Hm! Tu Wee Seng! Apakah
kau kira kau dapat lolos dari sini?"
"Jangan omong besar!" kata Tu Wee Seng, "Meski-pun
kau kurung aku dengan tembok baja, aku masih dapat loIos!"
Lalu ia serang Mo Lun dengan toya bambunya,
Mo Lun meloncat ke belakang menghindari serangan ilu,
lalu ia batas mengirim jotosannya,
Tu Wee Seng sudah berniat menangkis jotosan itu.
Seteiah serangan toyanya gagal, dengan lengan kirinya ia
menangkis jotosannya Mo Lun sambil menjerit Tang-kisan itu
dikerahkan dengan seluruh tenaga dalamnya dan dapat
merobohkan gunung, dan ketika itu berhasil menangkis
jotosannya Mo Lun. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mo Lun tersenyum, lalu mengirim lagi jotosannya. Kali ini
jotosannya lebih menghebat! Tu Wee Seng segera merasa
bahwa jika ia menangisnya lagi, mungkin tinjunya akan
menjadi remuk! ia Ickas-lekas loncat ke samping mengegos
dari jotosan maut itu! Tetapi Mo Lun mengancam sambil tertawa: "Hei! Tu Wee
Seng! Rasai jotosan Ngo Tok Ciangku ini!" Terlihat tubuhnya
condong ke depan ketika jotosan itu ia kirim dengan tenaga Ju
Lek Tonya, Tenaga dalam lunak tetapi dahsyat
Baru saja Tu Wee Seng hendak mengegos lagi, tiba-tiba
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
terdengar Teng Lee loncat menerkam Mo Lun dari belakang!
Meskipun Mo Lun memiliki ilmu silat yang tinggi sekali, ia
terpaksa berbalik menangkis terkaman dari belakang yang
curang itu, dan membatalkan maksudnya menjotos Tu Wee
Seng, ia melonjak ke atas,
jotosan yang dikerahkan dengan tenaga Ju Lek To
berlainan daripada jotosan-jotosanyangdilancarkan oleh para
jago silau Kelihatannya lunak, akan tetapi hembusan anginnya
saja dapat menumbangkan sebuah pohon, jika jotosan itu
ditangkis, maka orang yang menangkisnya akan terluka atau
terbunuh, Untung bagi Tu Wee Seng, Teng Lee telah datang
menolong dari belaka ng. Setelah Mo Lun jatuh lagi di tanah, ia harus menghadapi
dua lawan yang lihay, Berkali-kali ia melancarkan Ngo Tok
Ciangnya, tapi selalu gagal ia menginsyafi bahwa ia tak dapat
menaklukkan lawa n-1 awan nya, maka ia lalu mundur
Dipihak Tu Wee Seng dan Teng Lee juga boleh dikatakan
mereka beruntung nyaris dari kebinasaaa sebetulnya Tu Wee
Seng telah merencanakan untuk memancing semua jago-jago
silat dari partai Thian Liong ke jalan yang menuju ke goa batu,
Lalu jalan ke goa itu ditutup dengan batu-batu gunung yang
besar, dan dari atas lereng gunung ia akan melemparkan
daun-daun kering yang dibakar kepada musuh-musuhnya.
Akan tetapi pihak partai Thian Liong lebih pintar ia dan kawankawannya dipancing datang ke tempat tersebut di atas untuk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dikurung dan menghadapi lawan-lawan yang memiliki ilmu
silat yang sangat tinggi seperti Mo Lun,
Setelah berhasil menolong Tu Wee Seng dari jotosannya
Mo Lun, Teng Lee terus menatap Mo Lun yang setelah
meloncat mundur memejamkan matanya seolah-olah sedang
mengumpulkan atau memulihkan tenaga dalamnya, Segera ia
mengetahui bahwa Mo Lun itu telah terluka karena telah
terdampar oleh hembusan angin tinjunya, ia berkata kepada
Tu Wee Seng: Tu-heng, si kakek itu betul-betul lihay, Kita
harus lekas-lekas bereskan dia selagi dia menderita luka!"
"Maksudmu serupa maksudku," jawab Tu Wee Seng, lalu
sekonyong-konyong ia menjerit dan datang menyerang Mo
Lun: "Hei! Kakek Mo, rasai toya bambuku ini!" serangannya itu
dilancarkan dengan jurus Hiap San Cauw atau Sungai Deras
menerjang Ke Laut, Tapi Mo Lun hanya menyengir, dan dengan mengejutkan
lengan bajunya ia elaki toya bambu lawannya,
Tu Wee Seng mengemplang lagi, justru gerak itu yang
dikehendaki oleh Mo Lun. ia mengegos dari kemplangan itu,
lalu loncat ke belakang lawannya untuk menjotos
punggungnya, Gerak itu semua dilakukan secepat kilat Tu
Wee Seng keburu mengelakkan diri, segera mengirim
jotosannya ke punggung Mo Lun.
Mo Lun juga insaf bahwa ia harus singkirkan jotosannya
Teng Lee, tetapi ia sungkan melepas kesempatan memukul
Tu Wee Seng, ia loncat tiga langkah ke samping, tetapi
meneruskan jotosannya. Tu Wee Seng yang tidak pereuma menjadi pemimpin
partai silat Hua San, dalam keadaan yang terdesak itu masih
dapat menjejakkan kedua kakinya untuk meloncat ke atas
menghindari tinju Ngo Tok Ciangnya Mo Lun. Namun, jika
Teng Lee tak lekas-Iekas membantu, ia pasti telah menjadi
mayat! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tu Wee Seng baru merasa dirinya selamat ketika ia jatuh
lagi ke tanah beberapa depa jauhnya dari Mo Lun.
Mo Lun juga terpengaruh oleh hembusan angin dari
tinjunya Teng Lee, ia merasa seluruh tubuhnya menjadi
panas. Baru saja ia ingin pejamkan matanya untuk
memulihkan tenaganya ketika Teng Lee datang menyerang
lagi, dan Tu Wee Seng pun loncat mengemp!ang dengan toya
bambunya, Sambil tertawa gelak-gelak Mo Lun melonjak ke atas
menghindarkan diri dari kedua serangan berbareng dari kedua
lawannya, lalu dengan hanya satu lengan dan satu kaki ia
melawan selama dua puluh jurus lebih.
Teng Lee tak dapat melawan terus, dan ia mundur teratur
Tu Wee Seng mengetahui bahwa Teng Lee hanya mundur
untuk beristirahat sebentar, untuk kemudian dengan sepenuh
tenaga akan menggempur lawannya lagi, Maka ia putar dan
mengayun toya bambunya dengan jurus-jurus dari partai Hua
San. sebetulnya Mo Lun kalah tenaga melawan kedua musuh
itu, akan tetapi dengan ilmu meringankan tubuhnya dan
tinjunya Ngo Tok Ciangnya ia dapat membikin kedua
lawannya bingung Ketika melihat Teng Lee mundur teratur, ia
menjadi girang dan ia memperoleh kesempatan untuk
melancarkan tinju Ngo Tok Ciangnya lebih gencar lagi, Tetapi
sebagaimana telah dituturkan Tu Wee Seng telah memutarkan
dan ayun toya bambunya demikian lihaynya seolah-olah
ombak menerjang ke pantai dengan tak mengenal kasihan!
Sejenak kemudian Teng Lee datang lagi sambil menjerit.
Dengan kedua tinjunya ia menerkam Mo Lun. justru pada
saat itu terdengar suara jeritan dan terlihat berkelebatnya
senjata-senjata tajam. Sia Yun Hongdan Ouw Lam Peng juga
sudah mulai bertarung dengan sengitnya,
Mo Lun yang licin dan lincah telah insaf bahwa ia tak dapat
melawan terus kedua lawannya itu, ia melonjak lagi ke atas
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
untuk menghindari serangan-serangan dari depan dan
belakang lagi, dan Mo Lun terpaksa lekas-lekas loncat ke
belakang pu!a, Kemudian terlihat Teng Lee tiba-tiba tertahan oleh suatu
tenaga ketika ia sedang mengejar, dan talu seluruh tubuhnya
bergemetaran, karena Mo Lun sudah loncat ke belakang lima
depa jauhnya sambil mengirim jotosan ke arah Teng Lee,
TixWee Seng yang menyaksikan semua itu mengerti bahwa
kedua belah pihak telah menggunakan tenaga dalam
mengirim jotosan-jotosannya dan hembusan angin dari kedua
jotosan tersebut telah beradu, maka kedua belah pihak telah
terluka, ia yang berwatak licik merasa gembira melihat akan
kesudahannya, Kemudian terlihat Teng Lee memejamkan kedua matanya,
tangan kanannya meraba-raba dada dan tangan kiri merabaraba perutnya, berdiri diam menghadapi Mo Lun yang juga
telah terluka tetapi masih dapat berdiri di atas satu kaki sambil
mengawasi kedua lawannya dan mengerahkan tenaga
dalamnya untuk menyembuhkan luka-lukanya
Tu Wee Seng loncat mendekati Teng Lee dan menanyai
"Teng-heng kau terluka" Perlu aku membantu?"
Teng Lee memejamkan kedua matanya dan meng-gelenggelengkan kepala, "Sayang ketika ini aku berhawa n. jika
tidak, dengan sekali pukul saja, aku dapat memukul Teng Lee
mati dan partai Siat San akan turut terkubur!"
Ia terperanjat lagi ketika mengingat bahwa ia sendiri
sedang menghadapi banyak musuh, Maka ia menghibur
"Teng-heng, tenanglah! Biarlah aku membunuh mati Mo Lun
dulu!" Lalu ia loncat menerkam Mo Lun yang sedang
memulihkan tenaga dan berusaha menyembuhkan Iuka-luka
di dalam tubuhnya. Toya bambunya menyodok Mo Lun untuk
menotok jalan darah di dadanya!
Mo Lun menyengir, dan secepat kilat ia mengibaskan
lengan kanannya, dan segera bergeredep berpuluh-ptiluh
sinar datang menyambar Tu Wee Seng,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tu Wee Seng terkejut Lekas-Iekas ia putar toya bambunya
dan meloncat ke atas lagi untuk menghindarkan diri dari
jarum-jarum beracun itu. Ketika itu orang-orangnya partai TKan liong juga sudah
keluar dari tempat sembunyinya, dan terlihat lima-enam orang
yang bertubuh tinggi besar mendatangi dengan senjata
terhunus! Tu Wee Seng setelah nyaris dari Siat Bi Ciam (jarum-jarum
beracun) segera berpikir "Ai! Hampir saja aku binasa oleh
jarum beracunnya si kakek itu. Mengapa aku bisa lupa kepada
senjata rahasianya?" Dan ketika ia melihat banyak orang
berlari-lari mendatangi, ia segera keluarkan kancing-kancing
besinya dan melontarkan lima biji ke arah orang-orang yang
tengah mendatangi itu. Harus diketahui bahwa kancing-kancing besinya Tu Wee
Seng juga merupakan senjata rahasia yang sangat dimalui,
Bukan saja cepat dilontarkannya, bahkan juga jarang sekali
meleset Segera terdengar jeritan orang yang kena senjata
rahasia itu untuk kemudian jatuh ter!uka. Mo Lun menyaksikan
lihaynya senjata rahasia Tu Wee Seng itu. Dengan tak
menghiraukan luka-lukanya ia meloncat dan menerkam Tu
Wee Seng sambil melepaskan jarum-jarum beracunnya.
Tu Wee Seng terpaksa loncat ke samping sambil
melepaskan kancing-kancing besinya.
Jarum beracun bentrok dengan kancing besi dengan
mengeluarkan sinar terang! Terlihat juga tiga kancing-kancing
besi terus menyerang kedua mata dan dahinya Mo Lun yang
sangat bernapsu sekali ingin segera membunuh Tu Wee Seng
dengan Siat Bi Ciamnya! -ooo0oooTiga partai silat besar menghajar partai Thian Liong
Dengan cepat Mo Lun mengerahkan tenaga dalamnya dan
dengan lengan bajunya ia kebut jatuh tiga kancing-kancing
besi yang datang menyerang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Karena Mo Lun belum dapat memulihkan tenaga
dalamnya, kebutan yang ia lakukan itu telah melukai hebat
beberapa bagian di dalam tubuhnya, ia jatuh di tanah dengan
napas sengal-sengal. Tu Wee Seng yang telah loncat mundur dua depa lebih
untuk menghindarkan diri dari jarum-jarum beracun tiba-tiba
mendengar hembusan angin,
Ouw Lam Peng yang sedang bertempur dengan Sia Yun
Hong dapat melihat Mo Lun jatuh, Untuk menolong kawannya,
ia menyerang Sia Yun Hong bertubi-tubi dan mendesak
lawannya mundur, lalu ia sambit Tu Wee Seng dengan arit
baja di tangan kanannya, Tapi secepat kilat pedangnya Sia
Yun Hong sudah menyambar ke depan dadanya, ia tak dapat
mengegoskan diri lagi, maka ia menjatuhkan diri di tanah dan
menangkis pedangnya Sia Yun Hong berhasil mengores
dadanya sepanjang seratus cm, dan darah mengalir keluar
Dengan tak menghiraukan lukanya itu Ouw Lam Peng
segera bangun dan menyerang dengan beringas dengan arit
bajanya. Sia Yun Hong berdiri jejak, dan dengan pedangnya ia
tangkis semua serangan-serangan,
Harus diketahui bahwa arit bajanya Ouw Lam Peng luar
biasa kerasnya, dan pedangnya Sia Yun Hong tak dapat terus
menerus menangkis tanpa menjadi rompang,
Tiba-tiba Sia Yun Hong tertawa keras dan membentak
"Ouw Lam Peng! sekarang kau sambutlah serangan
pedangku!" Lalu ia robah jurus-jurusnya dan menyerang
dengan cepat dan hebat sehingga Ouw Lam Peng harus
meloncat ke kiri dan ke kanan mengelit atau mengegosi
tusukan-tusukan atau bacokan-bacokan pedang itu.
sebetulnya Sia Yun Hong belum lagi mengeluarkan
seluruh tenaga dan kepandaian nya. ia hanya ingin menguji
sampai di mana kelihayan lawannya, Barulah sekarang ia
menyerang dengan jurus-jurus Thian Kan Hong Lee (Angin
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Topan dan Geledek Maut) yang meliputi tujuh puluh dua
langkah atau siasat Tentu saja Ouw Lam Peng tak dapat
melawan lagi, Ketika itu, Co Hiong, yang menonton sambil bersembunyi
di atas pohon juga telah melihat Ouw Lam Peng berada dalam
bahaya, apabila ia tidak turun menolong, mungkin Ouw Lam
Peng tak dapat bertahan lagi, Tetapi iapun khawatir kalau Pek
Yun Hui pun turut campur Untuk sementara waktu ia masih
ragu-ragu. Tiba-tiba Ouw Lam Peng menjerit keras, dan segera
orang-orangnya partai Thian Liong yang bersembunyi di
semak belukar lari keluar dengan senjata terhunus!
Arit bajanya Ouw Lam Peng yang dilontarkan untuk
menyerang Tu Wee Seng telah dipukul jatuh oleh toya
bambunya Tu Wee Seng sehingga ia terhindar dari bahaya
maut! Ketika itu orang-orangnya partai Thian Liong sudah datang
membantu, Dengan tertawa gelak-gelak Tu Wee Seng
mengancam: "Hai! Gundal-gundal dari partai Thian Liong!
Yang tidak takut mati boleh maju!" Lalu ia lontarkan senjata
rahasianya lagi, dan segera terdengar suara orang menjerit
kesakitan terkena kancing- kancing besinya, Da!am sekejapan
saja beberapa belas orangnya partai Thian Liong telah runtuh,
Co Hiong tak dapat tahan sabar lagi melihat kekalahan jika
partai-partai Hua San, Tiam Cong, dan Siat San berserikat di
pihaknya itu, ia berkata kepada Bee Kun Bu: "Bee Heng..., jika
partai-partai Hua San, Tiam Cong dan Siat San berserikat
mengalahkan partai Thian Liong, mungkin mereka pun akan
menggempur kalian...."
Pek Yun Hui menjawab dengan mengejek: "Kau tak usah
pasang perangkap lagi, Jika ketika partai itu telah
mengalahkan partai Thian Liong, maka akibatnya bahkan
bermanfaat bagi kami...."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong yang licin berkata dengan tenang: "Apakah kau
mengetahui bahwa semua jago-jago silat yang datang ke
pegunungan Kwat Cong San ini bermaksud merebut kitabkitab Kui Goan Pit Cek...."
"Kau tak usah bicara pura-pura!" bentak Pek Yun Hui.
"Untuk membikin mereka menggempur kalian, cukup
dengan hanya sepatah kata bahwa kalianlah yang menyimpan
kitab-kitab itu!" kata Co Hiong, "Oleh karena itu, aku minta
kalian pikir-pikir lagi, karena aku mengetahui bahwa kitab-kitab
Kui Goan Pit Cek ada di dalam tangannya Na Siocia, Jika aku
memberitahukan pada jago silat yang telah datang ke
pegunungan Kwat Cong San ini bahwa Na Siocia yang simpan
kitab-kitab itu, mereka tentu menyerbu kalian, bukan?"
"Orang ini betul-betul hatinya busuk, Jika dia laksanakan
siasatnya, maka para jago silat tentu menggempur pihakku,
sedangkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek telah dia curi dan
disembunyikannya, Jika malam ini aku tidak merampasnya,
mungkin sukar dirampas kembali dikemudian hari." Lalu ia
berkata: "Apa yang kau ingin-kan?"
"Aku ingin turun membantu kawan-kawanku, dan aku
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
minta kalian berdua tidak turut campur," kata Co Hiong,
"Aku dapat memenuhi permintaanmu, tapi kau harus
mengembalikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dulu, Jika tidak,
kau jangan harap dapat hidup sampai besok!"
Co Hiong tidak segera menjawab, ia berpikir: "Jika aku
tidak mengaku bahwa aku yang mencuri kitab-kitab Kui Goan
Pit Cek itu, dia tentu merintangi aku. Baik aku minta mereka
membantu Ouw Lam Peng dan Mo Lun, aku dapat
menggempur mereka berdua." Lalu sambil tersenyum ia
berkata: "Aku belum pernah lihat kitab-kitab Kui Goan Pit Cek.
Hanya di kamarnya Na Siocia, aku telah mengambil satu kotak
dari batu Giok, Jika kau memaksa aku mengembalikan kitabkitab Kui Goan Pit Cek, di mana aku harus mencarinya"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu menjadi panas, ia menyindir "Jika demikian,
kau datang bukannya bermaksud menengoki aku yang
menderita sakit tetapi untuk mencuri!" Diam-diam ia sesali
dirinya sendiri mengingat betapa baiknya ia terhadap Co
Hiong, tetapi Co Hiong mengkhinati padanya.
Jika aku mengetahui bahwa kotak tersebut berisi kitabkitab Kui Goan Pit Cek, aku tentu tidak serahkan kotak itu
kepada partaiku." kata Co Hiong.
Pek Yun Hui membentak: "Hm! Masih saja berbelit-belit!"
"Jika kau tidak pereaya, kau boleh suruh bahwa Bee-heng
menggeledah badanku...." kata Co Hiong, "Nanti setelah aku
tolong mereka, aku pasti mencari orang yang membawa kotak
itu." "Apakah janjimu dapat dipereaya?" "Seorang laki-laki tak
akan mengingkari janjinya!" jawab Co Hiong.
Setelah melihat Bee Kun Bu setuju menerima usul Co
Hiong, Pek Yun Hui berkata: "lngat! Malam ini jika kau tidak
mengembalikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, kau jangan
harap dapat lolos!" Co Hiong tidak menyahut lagi, ia bersiul keras sambil
meloncat turun dari pohon dengan pedang terhunus, Dengan
tangan kirinya ia lontarkan jarum-jarum beracun ke arah Tu
Wee Seng, dan dengan pedang di tangan kanannya ia tahan
pedangnya Sia Yun Hong. Ouw Lam Peng yang sudah menunggu ajalnya, tiba-tiba
merasa hembusan angin dari pedang yang menahan
pedangnya Sia Yun Hong, dan segera mendengar Co Hiong
berkata: "Ouw piauw Touw, harap mundur dan beristirahat
Bangsat ini biarlah aku yang memberi ha-jaran!" iapun segera
menyerang kepada Sia Yun Hong, Serangan-serangan yang
dilakukan Co Hiong selalu dengan jurus-jurus yang ia dapat
pelajari dari buku catatannya San Im Shin Ni. Sia Yun Hong
terpaksa melangkah mundur
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ha! ilmu silatnya seorang pemimpin partai hanya begitu
saja" Nah, coba terima serangan-seranganku lagi!" kata Co
Hiong mengejek, pada saati itu Tu Wee Seng telah berhasil menghindari
jarum-jarum beracunnya Co Hiong telah menghampiri Sia Yun
Hong, dan ia berbisik: "Pemuda ini hebat sekali ilmu silatnya,
Sia Totiang harus waspada!"
Sia Yun Hong yang berangasan menjadi semakin murka
setelah diperingatkan demikian ia berkata: Teng-heng tak
usah khawatir! Aku dapat membasmi anak kemarin dulu ini...."
Lalu ia menyerang Co Hiong dengan jurus Thian Kan Hong
Lee, Tetapi Co Hiong bukannya Co Hiong dahulu haii ia telah
dapat belajar banyak dari kitab catatannya Sam Im Shin Ni.
Maka dengan mudah ia dapat mengelaki serangan -serangan
1 awan nya. Tu Wee Seng yang menyaksikan caranya Co Hiong
menghindar dari serangan-serangan itu menjadi terperanjat ia
berpikir: "Lihay betul pemuda itu. Agaknya maksudku untuk
membasmi Ouw Lam Peng dan Mo Lun malam ini tak akan
terkabul!" ia melihat ke sekitar nya, dan menyaksikan bahwa ia
telah dikurung oleh orang-orangnya partai Thian Liong,
Keadaan itu tidak menguntungkan baginya, ia khawatir
kalau-kalau Co Hiong berhasil mengalahkan Sia Yun Hong
atau Ouw Lam Peng menyambit lagi dengan arit bajanya, ia
lekas-lekas mengambil kancing-kancing besi nya. ia tampak
Mo Lun masih memejamkan matanya untuk memulihkan
tenaga dalamnya dan menyembuhkan luka~lukanya. ia juga
lihat Teng Lee sedang dikurung oleh orang-orangnya partai
Thian Liong, terdengar Co Hiong mengejek: "Hei! Kalian telah berunding
di dekat goa, maksud kalian itu tak akan terkabul Lagi pula
dengan ilmu silat yang kalian punyai aku yakin kalian tak akan
berhasi1...." Ejekan itu ia teruskan dengan satu tusukan
secepat kilat kepada Sia Yun Hong.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sia Yun Hong yang telah melukai pemuda itu dengan
jurus-jurus Tian Kan Hong Leenya menjadi lebih was-pada, ia
tak berani menangkis tusukan itu. ia lekas-lekas loncat
mundur beberapa "langkah! ia dapat meloncat dengan
menggunakan seluruh tenaga dalamnya,
Ouw Lam Peng telah membalut luka-lukanya, dan bersedia
melontarkan arit-arit bajanya Iagi. Tiba-tiba terdengar siulan
yang keras dan nyaring, Di bawah sinar bulan terlihat dua
sosok tubuh berlari-lari mendatangi dan dalam sekejap saja
kedua orang itu telah tiba di sampingnya Ouw Lam Peng.
Kedua orang itu adalah pemimpin cabang bendera kuning dari
partai Thian Liong, Oug Han Siong, dan pemimpim cabang
bendera hitam, Kiok Goan Hoat. Dengan datangnya mereka
berdua, maka kelima pemimpin dari cabang- cabang partai
Thian Liong telah tiba semuanya.
Setelah melihat Tu Wee Seng maka Ong Han Siong
menegur: Teng Heng, sudah lama kita tak berjumpa! Apakah
kau masih mengenal aku?"
Meskipun hatinya berdebar-debar namun Tu Wee Seng
menjawab juga dengan tersenyum: "Ong Heng, kau baik-baik
saja! Ya, sudah 10 tahun kita tidak berjumpa,"
Sambil tersenyum Ong Han Siong berkata: "Aku telah
mendengar tentang kepandaian melontarkan kancing-kancing
besi dari Tu Heng, aku sangat beruntung sekarang akan
datang menyaksikannya...." Tiba-tiba ia menbentak: "Malam
ini banyak orang-orang partai Thian Liong kami binasa karena
kancing- kancing besimu, apakah betul?"
Melihat gelagat demikian Tu Wee Seng tidak berani
sembarangan bertindak "Ong Heng, bagaimana dan apa yang kau akan perbuat
jika kau dikerubuti oleh orang banyak?" balik tanya Tu Wee
Seng. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Jika kau takut melawan banyak orang, kau dapat
bertarung melawan aku sendiri!" jawab Ong Han Siong,
"Betul" berkata Tu Wee Seng dengan gembira, "Tetapi kita
harus bertarung dengan syarat!"
Ong Han Siong mengawasi Sia Yun Hong dan Teng Lee,
lalu ia berkata: "Jika aku kalah melawan kau, bukan saja aku
lepas kau, juga Sia Totiang dan Teng Lee dapat keluar dari
sini dengan di kawal oleh orang-orang partai Thian Liong...."
Sia Yun Hong yang tidak kenal Ong Han Siong menjadi
murka. ia membentak "Kau tidak usah lepas kami, Kami dapat
membebaskan diri sendiri!" Lalu ia lompat menusuk Ong Han
Siong. Kiok Goan Hoat pun segera loncat mencegat sambil
menjotos, Sia Yun Hong segera merasa ia tertahan, dan ia
berhenti, Untuk Kiok Goan Hoat tidak mengirim jotosannya
lagi. jotosan pertama hanya untuk menahan Sia Yun Hong
dengan hembusan angin tinjunya.
Harus diketahui bahwa Kiok Goan Hoat dengan julukan
Kai Pi Ciangnya (Tinju yang dapat menggempur gunung
karang) sangat dimalui sekali di kalangan Kang-ouw. Biasanya
ia melepaskan tinjunya berturut-turut, jotosan pertama
menahan musuh, dan jotosan berikut menghajar musuh,
Lalu Ong Han Siong mengejek: "Hei! Totiang itu
sebetulnya manusia macam apa" Kami dengan baik hati ingin
membebaskannya, tetapi dia datang menyerang dengan
membabi-buta!" Sia Yun Hong yang karena sangat napsunya me nyerang
sehingga ia tak dapat mengegosi jotosan Kiok Goan Hoat
telah menderita agak payah, ia tidak men jawab tetapi
berusaha memulihkan semangatnya,
"Ong-heng bicara tanpa pikir, Apakah kau tak per nah
mendengar bahwa Sia Yun Hong adalah pemimpin partai silat
Tiam Cong! Jika kau tidak pernah men-dengarnya, orang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dapat berkata bahwa kau seperti seekor kodok di dalam
sumur!" jawab Tu Wee Seng,
Teguran tersebut membikin Ong Han Siong merasa malu,
dan ia berkata: "Aku pernah mendengar dan mengetahui
pemimpin-pemimpin dan partai-partai silat Siauw Lim, Bu
Tong, Kun Lun, Ngo Bi dan Hua San, tetapi pemimpin dari
partai-partai silat lainnya, aku tidak mengetahuinya...."
Dengan lekas Sia Yun Hong berhasil memulihkan
semangat dan tenaganya, dan ia mengejek: Teng Heng orang
yang congkak itu mungkin juga seorang pemimpin cabang
partai Thian Liong, bukan?"
Tu Wee Seng tertawa gelak-gelak dan berkata: "Ha! Ha!
Ternyata kedua pihak belum saling kenal-mengenal" Baiklah
aku memperkenalkan" Tetapi Ong Han Siong menyindir "Terima kasih. Tapi aku
tak sudi berkenalan dengan jago silat yang luar biasa
pandainya itu!" Sia Yun Hong balas mengejek: "Aku telah berkecimpung di
kalangan Kang-ouw lebih daripada dua puluh tahun, tetapi
belum pernah menemui jago silat yang demikian kasarnya!"
Tu Wee Seng menjadi cemas, karena ia yakin kedua belah
pihak sudah menjadi panas. ia khawatir juga jika terjadi
pertempuran lagi, ia tak dapat me lawan nya. ia lekas-lekas
berkata: "Sia Totiang, aku telah berjanji bertarung melawan
Ong Piauw Touw, Jika aku kalah, Sia Totiang masih dapat
giliran untuk melawannya."
Setelah diserang oleh Co Hiong. Sia Yun Hong sudah
mulai gelisah, ia yakin bahwa pihak lawan menjadi lebih kuat
dengan bertambah jumlannya, Untuk mencari jalan sebaikbaiknya, ia terpaksa bersikap sabar ia berkata:
"Jika Tu-heng bermaksud demikian, aku turut saja, Tetapi
dengan ilmu Hut Mo Cong (llmu Toya Membasmi iblis) itu, aku
yakin Tu Heng dapat menunaikan janji."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lalu Tu Wee Seng angkat toya bambunya dan sambil
menghadap Ong Han Siong ia menantang: "Ong Piauw Touw!
Boleh mulai menyerang, dan malam ini kita bertanding sampai
ada yang kalah!" Ong Han Siong tersenyum dan sambil mengangkat kedua
lengannya ia berkata: "Aku hanya menggunakan kedua
tanganku ini!" Lalu Tu Wee Seng maju dan mengemplang dengan toya
bambunya tetapi Ong Han Siong telah mengegos ke samping
untuk mengirim kedua tinjunya berbareng ke punggung I awan
nya. Tu Wee Seng mengelit dan jotosan-jotosan itu memukul
angin, Ong Han Siong menggeram keras sambil loncat mundur
delapan kaki lalu dengan menggenjot sekuat tenaga ia loncat
maju menerkam Tu Wee Seng. Ter-kaman itu dilakukan
secepat kilat Namun Tu Wee Seng masih dapat
menghindarinya dengan loncat ke samping untuk
mengemplang lagi dua kali beruntun
Sia Yun Hong yang menyaksikan cara Ong Han Siong
bertarung dengan hanya kedua tangan tanpa senjata menjadi
kagum, ia berkata seorang diri: "Tidak heran jika di dalam
waktu dua puluh tahun saja partai silatThian Liong telah
menjadi termasyur di kalangan Kang-ouw, karena mempunyai
banyak sekali jago-jago silat."
Lalu terdengar Tu Wee Seng membentak: "Ong Piauw
Touw! Jaga toyaku ini!" dan ia menyerang dengan jurus Hut
Mo Congnya, Di bawah sinar bulan itu, Ong Han Siong ber!oncat-loncat
mengelaki sodokan atau sabetan toya lawannya sambil
mencari lowongan untuk mengirim jotosan-jotosan,
Demikian kedua jago silat bertempur selama dua puluh
jurus lebih, dan belum juga terlihat pihak mana yang akan
kalah karena kedua-keduanya memiliki ilmu silat yang maha
tinggi Setelah pertempuran berlangsung lima puluh jurus,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
rupanya jurus-jurus Hut Mo Cong dari Tu Wee Seng yang
terdiri dari delapan puluh satu langkah hanya ketinggalan
sembilan langkah lagi. Kalah atau menang bergantung atas
sembilan langkah itu. Tu Wee Seng bertindak mundur tiga
kaki, siap menyerang lagi.
Ong Han Siong melihat sikap lawannya menjadi lebih
waspada, ia menanti serangan lawannya yang menyodok
maju dengan terputar-putar sehingga sukar diduga arahnya !
Meskipun Ong Han Siong memiliki ilmu silat yang lihay
pada saat itu ia terperanjat, ia tak dapat menduga sodokan itu
akan menyerang bagian mana dari tubuhnya, Tapi setelah
toya itu dekat sekali, secepat kilat ia minggir dan dengan
tangan kanannya ia berusaha merampas toya lawannya,
justru gerak tersebut yang dikehendaki Tu Wee Seng.
Setelah Ong Han Siong berhasil menjambret ujung toya nya,
ia tekan toyanya itu ke bawah untuk disodokkan lagi dengan
tenaga yang hebat sekali ke bagian perut Iawannya.
Ong Han Siong terkejut ia memegang erat-erat ujung toya
itu, dan menekan sekuat tenaga sambil meng-egoskan
tubuhnya, Tapi Tu Wee Seng, setelah gagal menyodok, lalu
membetot toyanya untuk mengemplang kepala lawan nya.
jurus itu adalah jurus Hui Hong Pik Jit atau Burung Hong
Menutupi Surya. Kemplangan yang dahsyat itu cepat sekali dan Ong Han
Siong tidak keburu meloncat mundur ia hanya
menyondongkan tubuhnya sedikit ke belakang, lalu menangkis
dan mendorong toya y lawannya ke depan. Namun, toya itu
berhasil mengemplang betisnya, Kemplangan yang telah
didorong itu tidak hebat, dan Ong Han Siong masih dapat
mengirim tinjunya ke betis kanannya Tu Wee Seng,
Kedua-duanya meloncat mundur setelah masing-masing
kena kemplangan dan pukulan dan rupanya kedua pihak
terpengaruh oleh kemplangan dan pukulan tersebut
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sambil tersenyum Tu Wee Seng menanyai "Ong Piauw
Touw kena dikempIang, apakah ini terhitung seri?"
Ong Han Siong mengejek: "Hh! Kita harus bertarung lagi
untuk menentukan siapa yang kalah!"
Tu Wee Seng menjadi gusar dan ia memperingatkan "Ong
Piauw Touw adalah seorang pemimpin, mustahil hendak
mengingkari janji"!"
Ketika mereka berjanji Co Hiong telah mendengar
semuanya, ia telah mengetahui ilmu silatnya Ong Han Siong,
dan juga ilmu silat toyanya Tu Wee Seng, Maka ia campur
bicara: "Sebetulnya jika satu kemplangan telah dibalas dengan
satu pukulan harus terhitung seri, jika dipandang dari sudut
lain, orang yang bertarung dengan tanpa senjata melawan
orang yang bersenjata harus dikagumi
Mendengar pembelaan itu. Tu Wee Seng ingin membentak
Tetapi didahului Teng Lee yang membentak: Tu-heng
mengapa mau tarik urat terhadap anak kemarin dulu ini" Kita
sudah masuk perangkap, Ayo, kita lekas-lekas berlalu!"
perkataan itu ia barengi dengan dua jotosan ke depan. Dan
segera dua orang menjerit dan jatuh ke tanah memuntahkan
darah. Kedua orang itu adalah orang-orangnya partai Thian
Liong yang mengurung Teng Lee.
"Perkataannya Teng-heng betul." berkata Sia Yun Hong,
"Jika kita terus bertempur di sini kitab-kitab Kui Goan Pit Cek
sudah di jalan keluar, dan dua orang-orangnya partai ITiian
Liong tertusuk mati! Tu Wee Seng juga menjerit dan memutar-mutarkan toya
bambunya membuka jalan dan lari mengikuti Sia Yun Hong,
Dengan demikian mereka dapat berdiri berkumpul
menghadapi lawan-lawannya, Lalu Sia Yun Hong berkata:
"Aku membuka jalan Tu-heng di belakang dan Teng-heng
dapat mengikuti di tengah!" Lalu ia menyabet dengan
pedangnya ke kiri dan ke kanan membuka jalan,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tetapi Co Hiong segera meloncat dan mencegat mereka,
Sia Yun Hong menusuk dengan jurus Siauw Jit Thian Lam
atau Telunjuk Sakti Menusuk ke Selatan, Co Hiong mengegos,
Tetapi tusukan Sia Yun Hong segera berubah menjadi
menyabet dengan jurus Hie Ang San Bong atau Nelayan
Menebar Jaring, Co Hiong tangkis sabetan itu dengan
pedangnya, Sebetulnya tusukannya Sia Yun Hong yang pertama hanya
untuk memancing lawan. Setelah sabetannya di-tangkis, ia
menjadi girang, ia tarik pedangnya dan menusuk secepat kilat
bertubi-tubi tiga kali, dan tiga tusukan itu dikerahkan dengan
ilmu Thian Kan Hong Lee dan hanya terlihat pedangnya
berkeredep-keredep di bawah sinarnya bulan dengan
menerbitkan hembusan angin yang santar sekali,
Co Hiong harus putar pedangnya menangkis tu-sukantusukan itu, dan segera terdengar suara kedua pedang
beradu, Co Hiong kalah tenaga daripada Sia Yun Hong, dan
pedangnya terlepas dari cekalannya, dan ia merasa
lengannya menjadi lumpuh, Kesempatan itu digunakan
sebaik-baiknya oleh Sia Yun Hong yang secepat kilat
menusuk dadanya Co Hiong dengan jurus Pek In Cut Cu atau
Awan Putih dari Sisi Gunung.
Co Hiong tidak keburu mengegos dan juga tak dapat
meloncat ke belakang, Pada saat itu ia gunakan ilmu Yu Hie
Gek Long atau ikan Berenang Melawan Ombak dengan
mengibarkan lengan kirinya dan ia lolos keluar dari tusukan
pedang lawannya, ilmu tersebut adalah ajaran dari Kok Gie
Hweeshio, dan sukar dihadapi Sia Yun Hong terkejut
menyaksikan lawannya masih dapat lolos dari tusukantusukan mautnya, dan pada saat itu juga Co Hiong sudah
berada di sampingnya memijat lengan kanannya yang
memegang pedang, Tapi secepat kilat, Sia Yun Hong berbalik
dan menggeprak pundaknya Co Hiong,
Co Hiong menjerit, seluruh tubuhnya tergetar dan ia
terdampar. Sia Yun Hong mengejar untuk menusuk lagi!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tiba-tiba satu bentakan sekeras geledek terdengar
dibarengi dengan menyambarnya kaitan besi ke pedangnya
Sia Yun Hong, "Tang!" suara pedangnya Sia Yun Hong
mendengung terbentur kaitan besi, Ong Han Siong dengan
ilmu Pat Po Teng Kong atau Delapan Langkah Melonjak ke
langit telah berhasil menyeret Co Hiong ke samping,
Demikianlah Co Hiong terhindar dari tusukan maut pedangnya
Sia Yun Hong! Kemudian ternyata Kiok Goan Hoat yang telah
melontarkan kaitan besinya menahan tusukan pedangnya Sia
Yun Hong, dan ia sendiri telah loncat ke depan mencegat
lawan-lawannya, Tu Wee Seng terpaksa melepaskan kancing-kancing
besinya membuka jalan sambil berseru: Teng-heng! Ayo lekas
enyah. Kita harus mencegat Souw Peng Hai."
Sia Yun Hong, setelah mengumpulkan semangatnya, dan
berhasil menghalaukan kaitan besinya Kiok Goan Hoat, juga
membuka jalan lagi sambil memutar-mutarkan pedangnya,
lalu dengan ilmu Hui Yan Cwan In atau Burung Walet Terbang
Melalui Awan, ia loncat dan lari mengejar Tu Wee Seng dan
Teng Lee. Beberapa orang-orangnya partai Tian Liong coba
mencegat nya, tetapi semuanya tak dapat menahan ia,
bahkan empat orang lagi dibunuh mati olehnya,
Meskipun banyak orang-orangnya partai Thian Liong telah
dibinasakan oleh mereka bertiga, namun pemimpinpemimpinnya tak berdaya, karena Mo Lun sedang
memulihkan tenaga nya, Ong Han Siong sedang
membebaskan jalan darahnya Co Hiong yang telah digeprak
pundaknya oleh Sia Yun Hong, dan Ouw Lam Peng juga
masih menderita luka, Hanya Kiok Goan Hoat yang masih
bebas, dan ia sendiri tak dapat melawan mereka bertiga, Oleh
karena itu mereka dapat lolos dari kepungan, setelah mereka
berhasil membunuh dan melukai lebih kurang tiga puluh
orang-orangnya partai Thian Liong.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lalu Ouw Lam Peng dan Kiok Goan Hoat menyuruh orangorangnya menggotong kawan-kawannya yang luka dan
mengubur yang tewas dengan seksama,
ilmu Mie Cong Pu (Langkah Ajaib) mempesona pada jago
silat Ouw Lam Peng dan Kiok Goan Hoat menghampiri Ong
Han Siong, yang dengan wajah penuh kekhawatiran, tengah
menolong Co Hiong, Rupanya Co Hiong menderita luka parah. ia pejamkan
kedua matanya, dan wajah pucat pasi Lalu Ouw Lam Peng
berkata: "Malam ini dia telah menolong kita dengan ilmu
silatnya yang luar biasa, Aku yakin ilmu silat itu dia dapati
bukan dari Souw Cong Piauw Touw...."
Tiba-tiba Ong Han Siong bangun dan dengan cemas
berkata: "Dia menderita luka parah, dan aku tak dapat mencari
di mana letak lukanya, Aku kira hanya Souw Cong Piauw
Touw dapat menolongnya dengan ilmu Kan Goat Cit Sin
Kongnya (Jari sakti)."
"Apakah dia terluka parah?" tanya Ouw Lam Peng dengan
heran. "Betul!" jawab Ong Han Siong, "Meskipun dia berusaha
membebaskan jalan-jalan darahnya yang tersumbat dengan
mengerahkan tenaga dalamnya, tetapi hampa...."
Kiok Goan Hoat berkata dengan kedua matanya
membelalak: "Lukanya itu betul-betul mengherankan!"
Ong Han Siong menjelaskan "Biasanya jika dia dipukul
pundaknya, maka bagian tersebut menjadi luka atau patah
tulangnya, dan bagian-bagian lain tak akan terluka, Tetapi
setelah aku berusaha menolongnya dengan membebaskan
beberapa jalan-jalan darahnya yang penting, dia masih tetap
tak berdaya...." Pada saat itu Co Hiong membuka kedua matanya dan
berkata, suaranya lemah: "Ong Piauw Touw tak usah khawatir
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Aku tak perlu disembuhkan oleh Suhu-ku. Aku sendiri dapat
menyembuhkannya." Lalu ia memejamkan matanya pula.
Di dalam beberapa bulan belakangan ini Co Hiong telah
mempelajari dan memahami banyak ilmu-ilmu dari kitab
catatannya San Im Shin Ni. Dalam keadaan sadar ia dapat
menggunakan ilmu-ilmu yang ia telah pahami, dan ia hanya
memerlukan waktu untuk melaksanakan cara pengobatan dari
kitab San Im Shin Ni setelah selang seperempat jam terlihat
wajahnya menjadi merah kembali, dan sejenak kemudian ia
pun dapat berdiri lagi. Sambil tersenyum ia berkata: "Aku barusan kena kegeprak dan beberapa jalan-jalan darahku tersumbat tetapi aku
telah berhasil menyembuhkan luka-luka itu. Kita harus lekaslekas mencari Suhuku, karena mereka dari partai silat Hua
San, Siat San dan Tiam Cong tentu tidak puas dan akan
segera memanggil orang-orangnya untuk membikin
pembalasan!" "Betul!" kata Ong Han Siong, "Akupun khawatir mereka
akan mengajak juga jago-jago silat dari partai lain untuk
menggempur kita, Kita harus lekas-lekas pergi mencari Souw
Cong Piauw Touw!" Sambil berjalan Mo Lun berkata: Teng Lee telah
menyambuti tinju Ngo Tok Ciangku dengan kedua tinju-nya.
Aku yakin, jika tenaga dalamku berhasil merembes ke dalam
tubuhnya, dia akan menderita hebat dari akibat Ngo Tok
Ciangku itu!" "Ngo Tok Ciang dari Mo-heng dapat dikatakan tak ada
taranya di kalangan Bu Um. Teng Lee tak akan luput dari
nasib yang buruk itu," kata Ong Hon Siong memuji, "Hanya
sayang sekali ketika dia menerima Ngo Tok Ciangku," kata Mo
Lun, "Aku telah menghamburkan banyak tenaga setelah
bertarung beberapa puluh jurus, Lain kali jika aku menghadapi
dia lagi, aku akan me-lancarkannya dengan seluruh tenaga."
Ketika Co Hiong ingat akan Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu,
ia mendesak: "Ayo kita harus lekas-lekas mencari Suhuku!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tetapi dari belakang satu batu gunung yang besar
terdengar suara yang memperingatkan "Orang-orang dari
partai silat Hua San, Siat San dan Tiam Cong telah kabur
Menurut perjanjian, kami juga tidak turut campur Barang yang
kau curi harus dikembalikan!"
Ouw Lam Peng, Ong Han Siong, Kiok Goan Hoat dan Mo
Lun semuanya berhenti dan menoleh ke arah datangnya
suara itu, dan mereka segera tampak seorang gadis
berpakaian hitam datang menghampiri tanpa bersenjata.
Pemimpin-pemimpin cabang bendera merah, kuning, biru
dan hitam dari partai Thian Liong itu semuanya sudah sering
menjumpai musuh-musuh yang lihay, akan tetapi ketika
mereka mengawasi gadis itu, mereka semuanya terpesona,
Gadis itu ialah Pek Yun Hui.
Pek Yun Hui hanya mengawasi Co Hiong yang mengerti
maksudnya, dan setelah sudah dekat sekali, ia menegur Co
Hiong: "Seorang ksatria dan laki-laki sejati tak akan
mengingkari janji! Hei! Bagaimana perjanjiannya
Co Hiong berlagak seperti orang yang tak bersalah dan
berbalik menanyai "Siocia, kapan aku pernah salah janji?"
Dengan marah Pek Yun Hui membentak "Kau telah
berjanji bahwa jika orang-orang dari partai Hua San, Tiam
Cong dan Siat San berlalu, kau akan mengembalikan kotak
batu Giok kepadaku, Mengapa kau tidak memenuhi janjimu
itu?" Ouw Lam Peng yang khawatir Co Hiong diserang karena
baru saja sembuh dari luka-lukanya segera loncat di depan Co
Hiong untuk menjaganya. Pek Yun Hui menegur: "Urusan ini tak ada sangkut
pautnya dengan kau! Ayo, minggir!"
Tetapi Ouw Lam Peng berkepala batu, ia berdiri tetap di
depan Co Hiong, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ong Han Siong juga menghampiri dengan perasaan heran,
Sambil tersenyum ia menanyai "Mohon tanya siapakah Siocia
ini" Sudikah Siocia memberitahukan agar kami dapat
membereskan soal ini?"
Pek Yun Hui berpikir "Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek adalah
benda yang dibuat perebutan oleh para jago silat di kalangan
Bu Lim. jika aku beritahukan terus terang, mungkin Co Hiong
tak akan mengembalikannya." Lalu dengan suara yang agak
keras ia menjawab: "Dia telah curi sebuah kotak batu Giok,
dan dia berjanji akan mengembalikannya. Tetapi sekarang dia
mengingkari janji, dan ingin ngeloyor!"
Ong Han Siong yang yang tidak mengetahui seluk
beluknya lalu berkata kepada Co Hiong: "Sebuah kotak batu
Giok tidak sangat berharga, Co Piaw-su, ayo lekas
kembalikan!" Tetapi Co Hiong yang busuk itu masih juga berusaha
menyelimuti pokok soalnya, ia berkata: Tentang janjiku
mengembalikan kotak itu, aku ingat bukannya terhadap
Siocia." Pek Yun Hui menjadi lebih murka dan ia membentak lagi:
"Kau boleh bicara membelit-belit, Malam ini apabila kau tidak
mengembalikan kotak itu, kau jangan harap dapat lolos!"
Ketika itu Bee Kun Bu juga meloncat keluar dari belakang
batu dan berkata: "Maksud Co-heng tentu telah berjanji
terhadap aku" Aku ada di sini."
Co Hiong lalu ambil sebuah kotak dari kantong di dadanya
dan dilemparkannya kepada Bee Kun Bu sambil berkata:
"Bee-heng, coba periksa kotak itu!"
Bee Kun Bu menyambutnya dan segera memeriksa-nya,
karena ia khawatir tertipu lagu
Harus diketahui bahwa Bee Kun Bu sebenarnya adalah
seorang yang cerdasj tetapi oleh karena ia berbudi luhur, ia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tak dapat lupakan pertolongannya Co Hiong terhadap Lie
Ceng Loan ketika mereka mulai berkenalan dan ia selalu
berhasrat membalas budi kasih itu, Setelah Pek Yun Hui
menjelaskan kebusukannya Co Hiong, ia terpaksa bersikap
waspada terhadap manusia yang pintar tetapi busuk itu.
Betul saja ketika ia membuka kotak itu, Co Hiong segera
berubah wajahnya, Tetapi karena Pek Yun Hui berdiri di
sampingnya, ia tak berani bergerak Ternyata kotak itu kosong!
Bukan main marahnya Bee Kun Bu. ia mengejek: "Semenjak
aku berkenalan dengan kau, aku senantiasa bersikap jujur,
tetapi ternyata kau selalu mempermainkan aku!"
Co Hiong masih juga berlagak dungu, jawabnya: "Beeheng, aku tak mengerti maksudmu."
"Kotak itu kosong!" bentak Bee Kun Bu, "Kau sudah ambil
isinya, dan mengembalikan sebuah kotak kosong! Apakah ini
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bukannya mempermainkan aku?"
"Aku hanya mengambil kotak ini. Apa isinya akupun tak
mengetahui, karena aku belum pernah membukanya." jawab
Co Hiong, menyangkal Pek Yun Hui hanya menyengir, dan ia mengawasi Bee Kun
Bu karena ingin melihat apa yang Bee Kun Bu akan perbuat.
Setelah menarik napas, Bee Kun Bu berkata: "Aku selalu
yakin kau seorang yang jujur, dan aku senantiasa bersikap
jujur terhadapmu isi daripada kotak itu sangat erat
hubungannya terhadap mati dan hidupku, Dan sekali lagi, aku
mohon kau ingat akan hubungan kita dan mengembalikan
isinya juga!" Keempat pemimpin-pemimpin cabang partai Thian Liong
yang telah menyaksikan sikap yang sungguh-sungguh dari
Bee Kun Bu mulai menaruh curiga terhadap Co Hiong, dan
empat pasang mata ditujukan kepadanya, Ong Han Siong
menegur "Co Piaw-su...." Tetapi Co Hiong telah tertawa gelakgelak dan berkata: "Ha, apakah kalian tidak pereaya
omonganku?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Melihat Co Hiong yang terus memungkirinya. Bee Kun Bu
menjadi marah sekali, dan ia membentak: "Dalam
persahabatan kita selalu menghargai kepereayaan Katakatamu ini membuktikan bahwa kau tidak menghargai
persahabatan dan telah berkhianat/
Sambil menyengir Co Hiong menjawab: "Aku berjanji
mengembalikan kotak, dan aku telah mengembalikannya,
Apakah itu salah janji?"
Jawaban tersebut sukar dibantah, dan untuk sementara
waktu Bee Kun Bu menjadi bungkam
Kesempatan itu digunakan dengan baik sekali oleh Co
Hiong yang berbalik menanya, "Sebetulnya di dalam kotak itu
berisikan benda apa?"
Pek Yun Hui berkata kepada Bee Kun Bu: "lni dia yang kau
anggap saudara angkat yang baik! Sekarang kau dapat
menyaksikan sendiri kepalsuannya!"
Dengan mengawasi Co Hiong, Bee Kun Bu berkata
dengan gusar: "Kau selalu coba pungkir, Aku tidak menduga
seorang laki-laki yang memiliki ilmu silat yang tinggi demikian
palsu dan khianat!" Pek Yun Hui pun membentak: "Hai! Bangsat! Jika tidak
mengembalikan isinya kotak ini, kau harus bayar dengan
jiwamu!" Meskipun mereka bertiga telah bertengkar agak lama,
akan tetapi tidak seorangpun yang menyebut-nyebut tentang
Kui Goan Pin Cek, sehingga keempat pemimpin-pemimpin
cabang partai Thian Liong itu menjadi bingung, sebetulnya
benda apakah yang diartikan di dalam kotak itu.
Co Hiong masih juga berlagak dungu dan berkata kepada
Bee Kun Bu: "Bee-heng anggap aku khianat, tetapi sebetulnya
aku belum pernah membuka kotak itu dan tidak mengetahui
isinya, Bagaimanakah dapat aku mengembalikan barang yang
tidak ada?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Selagi Bee Kun Bu hendak berkata, Pek Yun Hui
membentak lagi: "Manusia busuk kau! Aku tak dapat ditipu lagi
olehmu, Jika malam ini kau tidak mengembalikan barang yang
kau curi itu, kau harus bayar dengan jiwamu!"
Co Hiong terus berlagak pilon, katanya: "Pek Siocia kata
barang, sebetulnya barang apa?"
Seumur hidupnya Pek Yun Hui belum pernah
dipermainkan demikian, ia menjadi murka sekali, ia segera
mengumpulkan tenaga dalamnya siap menyerang,
Tiba-tiba Kiok Goan Hoat menanyai "Apakah isi dari kotak
itu kitab-kitab Kui Goan Pit Cek?"
Pada satu tahun berselang, ia pernah pergi ke
pegunungan Koat Cong San bersama-sama Souw Peng Hai,
dan pernah turut memperebutkan kitab-kitab tersebut yang
ditaruh di dalam kotak dari batu Giok, Hanya ketika itu yang
direbut adalah kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang pa!su.
Setelah melihat kotak yang dipegangi Bee Kun Bu, ia teringat
akan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, Oleh karena itu, ia
menanya demikian, Dan pertanyaan itu membikin semua
orang menjadi terperanjat karena masing'masing sangat ingin
memiliki kitab-kitab yang ajaib itu,
Lalu Ouw Lam Peng menanya: "Kiok Piauw Touw mungkin
tidak salah tebak, Tahun yang lalu Hian Ceng Totiang juga
pernah memperlihatkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang
palsu dan ditaruhnya di dalam kotak serupa itu."
Ong Han Siong yang berwatak satria lalu mengawasi Co
Hiong, Dan Mo Lun menanya Co Hiong: "Co Piaw-su dari
manakah kau dapati kotak itu" Apakah soal itu telah
dilaporkan kepada Souw Cong Piauw Touw?"
Co Hiong yang mengetahui kerasnya peraturan partai
Thian Liong menjadi cemas karena ia telah melanggar
peraturan partai, Tetapi karena ia seorang yang cerdik dan
licik ia segera menjawabnya: "Aku belum berjumpa dengan
Cong piauw-tauw, dan belum mengetahui isi daripada kotak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
itu. Aku belum sempat memberitahukan kepada Cong piauwtauw."
Jawaban yang dibuat-buat itu terlihat bukan saja oleh Pek
Yun Hui, bahkan oleh keempat pemimpin cabang partai Thian
Liong. Lalu Ong Han Siong berkata kepada Bee Kun Bu: "Kitabkitab Kui Goan Pit Cek itu sangat berharga, dan karena kitabkitab itu, banyak jago-jago silat telah menjadi korban karena
memperebutkan kitab-kitab itu, jika kau sembarangan
menuduh orang, kau harus bertanggung jawab atas semua
akibatnya!" Bee Kun Bu telah merasa bahwa meskipun ia tidak sebutsebut tentang kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, pertempuran
tak dapat dielakkan lagi, maka ia menjawab: "Pikirlah oleh
kalian, mustahil seorang jago silat seperti Co Hiong ingin
mencuri hanya satu kotak batu Giok! Meskipun anak kecil tak
akan pereaya bahwa Co Hiong mencuri hanya satu kotak
yang kosong tak berisi. Kotak itu berisi kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek!" Co Hiong berkata: "Jika Bee-heng masih juga mendesak
akupun tak dapat membuktikan sekarang terserah kepada
Bee-heng!" Harus diketahui bahwa Co Hiong telah pandai ilmu silatnya
daripada Bee Kun Bu. ia hanya jeri terhadap Pek Yun Hui,
Maka ia sengaja menantang Bee Kun Bu.
Betul saja jawaban itu membikin Bee Kun Bu menjadi
murka, ia menjawab: "Jika kau ingin melawan aku, aku siap
meladeni!" Lalu ia cabut pedangnya,
Co Hiong berkata sambil tersenyum: "Kita pernah
bersahabat dan kita bertarung hanya untuk memastikan kalah
dan menang, dan tidak perlu sampai ada yang binasa, Jika
aku kalah, aku akan mengembalikan kitab Kui Goan Pit Cek
itu, Tetapi jika aku menang, bagaimana perhitungannya?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui mendahului menjawab: "Kau harus melawan
aku dulu!" Co Hiong berubah wajahnya dan ia bertindak mundur
beberapa langkah sambil berkata: "Aku telah berjanji terhadap
Bee-heng. Pek siocia jika ingin melawan aku, kita bertarung
setelah pertarunganku melawan Bee-heng,"
Bee Kun Bu loncat maju dan berkata kepada Pek Yun Hui:
"Pek Siocia aku minta kau mundur Biarlah aku yang
membereskan soal ini."
Pek Yun Hui berbisik: Tapi ilmu silatnya lihay, Rupanya
dari partai San Im Shin Ni dari pegunungan Thay San, Aku
khawatir kau tak dapat menandinginya!"
Bee Kun Bu menjawab sambil tersenyum: "Aku rela binasa
untuk membereskan soal ini. Jika aku gugur, aku minta Cici
antarkan Lie Ceng Loan kembali ke pegunungan Kun Lun, dan
mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek untuk dikembalikan
kepada pemiliknya yang sejati."
Pek Yun Hui yang mengetahui wataknya Bee Kun Bu dan
melihat ketekatannya tidak dapat mencegah lagi, ia
memperingatkan "Kau harus waspada, Kau harus gunakan
jurus-jurus Coa Cauw Ing Hoan (Ular Ngeloyor dan Garuda
Terjun) dan Ngo Heng Seng Khe (Lima Langkah Mencari
Lowongan)." Dengan tenang Bee Kun Bu menjawab: "Jika aku kalah
melawan Co Hiong, aku rela menggorok leher sendiri
membunuh diri!" jawaban itu membikin Pek Yun Hui
terperanjat dan cemas. Co Hiong yang dapat mendengar
ucapan itu juga tertawa dan berkata: "Bee-heng, mengapa kau
mesti bersumpah demikian" Kita hanya menguji silat, dan
tidak perlu demikian nekatnya."
Tetapi ucapan Bee Kun Bu itu keluar dari isi hatinya yang
tulus, dan ia telah bertekad mengambil kembali kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek untuk diserahkan kepada pemiliknya, Na Siao
Tiap, Sebagai seorang murid partai Kun Lun, ia akan bersikap
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ksatria dan luhur demi nama partai Kun Lun, dan dalam
pertempuran melawan Co Hiong, ia mempertaruhkan jiwanya!
Co Hiong lalu bertindak maju dan menantang: "Bee-heng
kau dapat segera mulai menyerang!"
Bee Kun Bu tidak menjawab ia menusuk Co Hiong dengan
pedangnya, Co Hiong mengelit dengan mudah, sambil berkata: "Aku
akan menerima serangan-seranganmu tiga kali dan tidak
membalas, Tetapi seterusnya.,.,"
Bee Kun Bu tidak memperdulikan ucapan itu, ia
menyerang lagi dengan hebat dengan jurus-jurus khas ilmu
silat pedang Kun Lun, Tetapi Co Hiong yang jauh lebih pandai hanya tersenyum
dan dapat menghindari serangan-serangannya dengan
mudah, Lalu ia memperingatkan "Bee-heng jaga hati-hati! Aku
mulai menyerang!" Lalu satu tusukan dengan jurus To Hoan
Im Yang atau Membalikkan Awan ia lancarkan dengan penuh
tenaga. Bee Kun Bu terkejut, dan lekas-lekas mundur lima
Iangkah. Belum lagi ia berdiri jejak ketika pedangnya Co Hiong
menyambar lagi ke dadanya, ia tak keburu meng-egos, dan ia
harus menangkis dengan pedangnya, Trang!" terdengar suara
kedua pedang itu beradu! Co Hiong tertawa dan berkata: "Bee
Heng coba sambut tiga seranganku lagi!" dan ia terus
melancarkan serangan-serangannya dengan jurus-jurus Hai Ti
Cin Lo (Menyerok Mutiara dari dasar laut), Ya Poa Hong Yen
(Menghalau Tawon di tengah malam) dan Thian Bong Lo Ciok
(Memasang jaring menangkap burung),
Bee Kun Bu segera merasa ia dikurung oleh pedangnya
Co Hiong, seolah-olah tak ada lowongan untuk
menghindarkan diri dari serangan-serangan itu, ia tidak
menangkis dengan pedangnya, ia hanya menggunakan ilmu
Ngo Heng Mie Cong Pu yang ia dapat pelajari dari Pek Yun
Hui, dan berhasil lolos dari ketiga serangan-serangan yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dilancarkan dengan hebatnya itu, Gerak yang luar biasa itu
membikin Co Hiong terheran-heran, Lekas-lekas ia loncat
mundur tiga tindak, dan menanya: "Bee-heng! ilmu apakah
yang kau gunakan untuk meloloskan diri dari tusukantusukanku?"
Bee Kun Bu terus membungkam, bahkan ia menyerang
kembali. Kiok Goan Hoat yang menyaksikan pertempuran itu
berkata kepada Ouw Lam Peng: "Coba kau lihat cara Si-Bee
itu meloloskan diri! Aku khawatir Co Piauw-su tak mudah
menangi dia!" Pada saat itu Co Hiong membentak: "Jika Bee-heng tidak
ingin berhenti bertarung aku terpaksa menghajar lebih dahsyat
lagi,.,!" dan ia menusuk pula kepada Bee Kun Bu, Kali ini ia
berusaha menusuk kepalanya, Dan tusukan itu adalah jurus
yang ia dapat pahami dari kita catatannya San Im Shin Ni,
Kelihatannya hanya satu tusukan, Tetapi setelah dekat
sasarannya, tusukan itu berubah menjadi tiga tusukan bertubitubi, Bee Kun Bu sukar mengegos atau berkelit
Tetapi di luar dugaan semua orang yang menyaksikan,
ketika ujung pedang sudah dekat sekali, tiba-tiba Bee Kun Bu
berbalik, dan secepat kilat meloncat ke atas dan melalui di
atas kepalanya Co Hiong untuk turun di belakang lawannya!
Lagi-lagi Co Hiong menusuk angin, dan ia lekas-lekas
berbalik Bee Kun Bu lagi-lagi menggunakan ilmu Ngo Heng Bi
Cong Pu, dan segera menusuk kembali, tetapi dapat diegosi
oleh Co Hiong, Setelah berkali-kali gagal Co Hiong tidak berani
memandang enteng lagi kepada lawannya. ia loncat mundur
beberapa depa dan berdiri tegak mengawasi lawan-nya,
dengan maksud mencari kesempatan menyerang pu!a,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah melihat Ngo Heng Bi Cong Pu sudah cukup
meladeni Co Hiong yang congkak dan busuk itu. Pek Yun Hui
mulai tidak khawatir lagi.
Bee Kun Bu telah berhasil meloloskan diri dari seranganserangan yang dahsyat ia berpikir "zBenar-benar aku tak
dapat menduga wataknya, Tahun lalu, ketika aku bersamasama dia melawan hweeshio-hwee-shio dari kuil Toa Ciok Si,
ilmu silatnya tidak lebih tinggi daripada ilmu silatku, dan ilmu
silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam-ku (ilmu silat pedang
mengusir roh dengan dua belas jurus) lebih baik daripada ilmu
silat pedangnya, Tapi hanya dalam satu tahun, dia telah
banyak maju, Aku betul-betul heran!"
Demikianlah kedua belah pihak saling mengawasi karena
kedua-duanya merasa jeri untuk menyerang sembarangan
Kemudian Co Hiong maju menghampiri Kali ini Bee Kun Bu
tidak memberikan kesempatan lawannya menyerang lebih
dulu, Dengan jurus Heng Hua Cun Ji atau Hujan Menghantam
bunga mekar, ia putar-putar pedangnya sambil mendesak
maju, jurus itu adalah salah satu jurus dari Cui Hun Cap Ji
Kiam, dan Co Hiong tak dapat pandang remeh. ia harus
menggunakan jurus Peng Hong Cang Ho atau Es
Membekukan Sungai untuk melindungi diri.
Ketika itu terdengar suara kedua pedang beradu berkalikali, dan memuncratkan lelatu api yang terlihat nyata di malam
itu. Beradunya pedang mereka segera terlihat akibatnya, Co
Hiong rupanya tidak merasa bahwa pergelangan tangannya
yang memegang pedang mulai lumpuh, Tiba-tiba Co Hiong
berseru: "Bee-heng awas!" Dalam pertarungan yang seri itu
tiba-tiba ia menusuk Bee Kun Bu dengan jurus Shin Liong Cut
In atau Naga Sakti Keluar dari Awan,
Tusukan tersebut sangat dahsyat Gagangnya tergetar dan
pedangnya berkebat Hembusan angin tusukan itu terasa jauh,
Bee Kun Bu tidak berani menangkis, karena ia insyaf
bahwa tangkisan nya hanya akan melumpuhkan tangan-nya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lagi-lagi ia menggunakan Ngo Heng Bi Cong Pu, dan lagi-lagi
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ia luput dari tusukan maut itu!
Co Hiong sengaja menusuk demikian karena ia ingin
mengetahui Bee Kun Bu menggunakan ilmu apakah untuk
meloloskan diri. Tetapi ia hanya melihat Bee Kun Bu berbalik
secepat kilat, dan dengan cepat pula Bee Kun Bu seolah-olah
lenyap dari penglihatan nya, ia tidak mengetahui kelihayan
ilmu Ngo Heng Bi Cong Pu itu!
Co Hiong tidak menanti serangan kembali dari lawannya,
ia lekas-lekas meloncat mundur lima tindak, dan berkata
sambil tersenyum: "Aku tidak menduga Bee-heng memiliki
ilmu yang sakti,." talu secepat kilat ia menyerang lagi dengan
jurus Gie Heng Hoan Wie atau Merubah Bentuk dan Menukar
Tempat, Hanya terlihat bayangannya berkelebat dan
berkeredepnya pedangnya yang menyerang Bee Kun Bu
bertubi-tubi, jurus itu lagi-lagi dari kita catatannya San Im Shin
Ni yang terkenal pada tiga ratus tahun berselang, dan yang
bersama-sama Tian Ki Cin Jin telah menyusun ilmu-ilmu silat
ajaib dan sakti ke dalam kitab-kitab yang terkenal dengan
nama Kui Goan Pit Cek. Meskipun Co Hiong telah berkata sebelumnya mereka
mulai bertempur bahwa ia tak mau bertempur sampai ada
yang tewas, tetapi dalam hatinya ia ingin membunuh mati Bee
Kun Bu. Berulang- ulang ia mencoba membunuh Bee Kun Bu,
namun maksudnya itu selalu gagal
Demikian kali ini ia bertekad untuk dapat membunuhnya
Semula ia khawatir Pek Yun Hui akan membantu akan tetapi
setelah mengingat bahwa iapun didampingi oleh Ouw Lam
Peng, Ong Han Siong, Mo Lun dan Kiok Goan Hoat, ia yakin
dapat menakluki Pek Yun Hui, Karena ia berkeputusan
mengakhiri jiwanya Bee Kun Bu dengan menyerang
menggunakan jurus-jurus yang ia telah pahami dari kitab
catatan San Im Shin Ni. -ooo0oooCo Hiong berbuat curang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan ilmu Ngo Heng Bi Cong Pu (Langkah Ajaib) Bee
Kun Bu berhasil mengelaki tusukan dari bacokannya Co Hiong
sehingga semua yang menyaksikan ter-pesona,
Lalu dengan menggunakan ilmu Cui Hun Cap Ji Kiam (ilmu
silat pedang khas partai Kun Lun) ia mulai menyerang lagi
sambil melindungi diri dengan jurus In Bu Kim Kong atau
Awan dan Kabut Meliputi Surya,
Harus diketahui bahwa Ngo Heng Bi Cong Pu adalah jauh
lebih lihay daripada ilmu Gie Heng Hoan Wie (ilmu merubah
bentuk dan tempat) dari Co Hiongj dan bagaimana Co Hiong
menyerangnya, ia tak berhasil melukai Bee Kun Bu.
Demikianlah pertempuran berlangsung beberapa puluh
jurus, dan kedua belah pihak mengeluarkan semua
keahliannya untuk menjatuhkan lawannya sehingga membikin
keempat pemimpin-pemimpin cabang partai silat Thian Liong
terpaku, Tiba-liba pedangnya Bee Kun Bu menusuk punggungnya
Co Hiong setelah dengan secepat kilat ia meloncat ke
belakang lawannya, Tapi dengan gesitnya Co Hiong berbalik
dan menangkis tusukan maut itu dengan jurus Tan Hong
Liauw In atau Burung Hong Melalui Awan, ia terkejut dan
merasa heran bahwa ia masih juga tak berhasil melukai
lawannya, Tiap-tiap kali ia dapatkan tusukan atau bacokannya
mengenai angin. justru pada saat ia berpikir, ia mendengar Bee Kun Bu
menjerit, dan ia merasa ujung pedangnya Bee Kun Bu sudah
dekat kepada tengkuk lehernya, ia tak dapat menangkis
tusukan itu. ia hanya dapat miringkan tubuhnya sedikit ke
samping, lalu meloncat mundur satu depa lebih. Bee Kun Bu
sudah siap menyerang lagi dengan wajah yang seram, dan
dalam sekelebatan saja ujung pedangnya sudah menempel di
atas dada lawannya ia hanya perlu mendorong sedikit lagi,
maka berakhirlah riwayatnya Co Hiong,
Tapi Bee Kun Bu berkata: "Co Hiong, dahulu kau telah
berlaku baik terhadap aku, dan budimu itu aku tak dapat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lupakan. Aku hanya minta kau memegang janji dan
mengembalikan kitab-kitab Ku Goan Pit Cek itu, dan kita se
terus nya masih menjadi kawan yang baik!"
Dalam keadaan terdesak dan jiwanya terancam itu Co
Hiong yang pintar busuk berkata: "Bee-heng telah bicara betul!
Kita masih menjadi kawan yang baik Tentang apa isinya kotak
itu, aku sebetulnya tidak mengetahui Hanya setelah aku
mengambil kotak itu, aku pernah serahkan kepada orang lain.
Akupun tidak mengetahui jika dia telah membuka kotak itu.
Tetapi kotak itu belum diberikan kepada orang ketiga, dan jika
isinya betul kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, aku yakin kitab-kitab
itu belum hilang, Oteh karena itu, aku minta Bee-heng ikut aku
menemui orang yang menyimpannya."
Pek Yun Hui membentak "Hm! Lagi-lagi kau coba menipu
kami!" "Aku memberitahukan dengan sejujurnya, Tetapi jika Pek
Siocia tidak pereaya, aku bisa berbuat apa?" jawab Co Hiong,
"Siapakah orang itu?" tanya Pek Yun Hui.
"Orang itu dikenal oleh Bee-hengj hanya dia sungkan
menemui kau." Pek Yun Hui menjadi makin marah dan ia membentak:
"Aku hendak mengikut untuk menemui orang itu!"
sebelumnya Co Hiong menjawab, Mo Lun berkata: "Co
Piauw-su. Orang itu sekarang di mana" jika kau ingin pergi,
kami semuanya pun akan turut pergi-"
"Bagus!" kata Ong Han Siong. "Kita semuanya pergi. Aku
juga ingin lihat kitab-kitab ajaib itu!"
Tiba-tiba Pek Yun Hui menggerakkan tangannya, dan dua
biji bola perak sebesar kacang tanah terbang ke udara, lalu
sekejab kemudian terdengar dua orang menjerit dan segera
jatuh di tanah. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sebetulnya setelah melihat ilmu silat Bee Kun Bu, Ong Han
Siong sudah menjadi kagum. Tetapi setelah melihat cara Pek
Yun Hui melontarkan senjata rahasia-nya, ia makin kagum. ia
berpikir "Gadis ini lihay sekali Dia pasti memiliki ilmu silat yang
sangat tinggi Jika kita berhasil mencari kitab-kitab Kui Goan
Pit Cek, dengan pemimpin-pemimpin cabang bendera merah
dan biru sudah terluka, kita sukar membawa kitab-kitab
tersebut keluar dari pegunungan ini.
Lagi pula kita harus menghadapi Tu Wee Seng, Teng Lee
dan Sia Yun Hong. Kita tak dapat mengharap bala bantuan
lekas-Iekas datang. jalan yang terbaik ialah memberitahukan
hal ini kepada Cong Piauw-tauw dulu, agar dia dapat siap
sedia menggempur lawan jika perlu," maka ia telah memberi
isyarat kepada dua orangnya berlalu,
Kedua orang yang telah disambit jatuh oleh biji bola perak
tadi adalah orang-orangnya partai Thian liong yang dilihat oleh
Pek Yun Hui hendak berlalu, Ong Han Siong menghampiri
kedua orang itu untuk segera menjadi kaget ketika melihat
bahwa mereka itu telah tertotok jalan darahnya sehingga tak
sadar. Ia segera mengetahui bahwa biji-biji tersebut dilontarkan
oleh ilmu Bi Li Pa Shing Kong (llmu sakti menotok jalan darah)
yang jarang terlihat di kalangan Kang-ouw. ia yang telah lama
berkecimpung di kalangan Kang-ouw juga jarang menjumpai
jago silat yang memiliki ilmu yang sakti itu. ia lekas-lekas
menolong membebaskan jalan-jalan darah yang tersumbat
oleh totokannya Pek Yun Hui.
Dalam suasana yang tegang itu, Co Hiong tiba-tiba
tertawa. Pek Yun Hui lekas-Iekas meloncat dan berdiri di
sampingnya Co Hiong, ia membentak: "Apa yang kau
tertawaj!" Bukankah dengan tertawa itu kau ingin mengirim
isyarat kepada orang-orang dari partai Tian Liong" Hm!
Meskipun Souw Peng Hai berada di sini, dia tak dapat
menolong kau!" Lalu Pek Yun Hui mengirim jotosannya, Co
Hiong lekas-Iekas mengegos dan dengan pedangnya coba
menyerang, Tetapi entah dengan ilmu apa, Pek Yun Hui kebat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pedangnya Co Hiong ke samping dengan tangan kirinya, dan
menusuk dadanya Co Hiong dengan satu telunjuk tangan
kanannya. Co Hiong terkejut, dan lekas-lekas menggunakan ilmu Gie
Heng Hoan Wienya, dan berhasil mengelit tusukan telunjuk
mautnya Pek Yun Hui. Bee Kun Bu yang khawatir Pek Yun Hui akan membunuh
mati Co Hiong segera loncat dan berdiri menjagai Co Hiong
sambil berkata: "Cici, aku minta kau berhenti menyerang!
jangan melukai dia!"
Pek Yun Hui yang senantiasa membantu dan membela
Bee Kun Bu terpaksa berlaku sabar lagi.
Lalu Co Hiong berkata lagi: "Orang yang kita harus temui
itu berwatak ganjil, dia sungkan menjumpai orang lain,
Keempat Piauw-touw dapat menunggu di sini, aku akan
mengajak Bee-heng menjumpai dia,.,."
"Jika dia berwatak ganjil, kamipun tidak perlu menjumpai
dia," kata Mo Lun. "Jika mereka berempat turut ikut serta," pikir Co Hiong,
"Maka Pek Yun Hui tentu juga mengikut, Bee Kun Bu sudah
dapat melawan aku, tetapi aku masih merasa ragu-ragu
keempat Piauw-touw dapat melawan Pek Yun Hui. Yang
penting ialah Pek Yun Hui jangan sampai merampas kitabkitab Kui Goan Pit Cek itu."
Bee Kun Bu telah menduga siapa orang yang
dimaksudkan itu, setelah ia yakin ia dapat melawan Co Hiong
dengan ilmu Ngo Heng Bi Cong Pu, iapun tidak khawatir
mengikuti Co Hiong seorang diri,
Ong Han Siong yang melihat Co Hiong diam saja, segera
berkata: "Jika Co Piauw-su anggap kami tak usah turut,
kamipun tidak hendak memaksanya."
Lalu Co Hiong berkata kepada Bee Kun Bu: "Mari kita
berangkat sekarang!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Baik!" jawab Bee Kun Bu, "Aku masih tetap pereaya
janjimu!" Pek Yun Hui menahan Bee Kun Bu dan berkata: "Kau
harus waspada jangan sampai kena dianiaya lagi, karena kau
telah berkali-kali dianiaya dia sehingga menderita luka-luka di
dalam tubuh!" Bee Kun Bu mengangguk, Co Hiong juga telah mendengar
peringatan itu, ia hanya menyengir
Sambil berjalan Co Hiong berkata: "Apakah Bee-heng
pereaya bahwa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu disimpan oleh
Sucimu?" "Aku telah mengatakan tadi bahwa aku masih pereaya
janjimu." jawab Bee Kun Bu.
Co Hiong menyengir dan terus berjalan
Ketika itu sudah hampir jam empat pagi, tetapi bulan masih
berada di atas memancarkan sinarnya, Setelah mereka
berjalan lebih kurang empat-lima lie, mereka tiba di suatu
lembah, dan Co Hiong mulai berjalan makin perlahan
Bee Kun Bu tidak sabar melihat sikap Co Hiong itu, ia
menegur "Co Hiong! Tidak lama lagi akan terang tanah, Ayo
jalan lekas sedikit!"
Co Hiong yang busuk menjawab sambil tersenyum:
"Apakah Bee-heng tidak memikiri Pek Cicimu?"
Bee Kun Bu tersinggung. "Pek Siocia adalah seorang yang
luhur dan agung, aku minta kau jangan menyinggung
padanya!" jawab Bee Kun Bu.
Co Hiong masih juga menyindir "O! Aku tidak boleh
menyinggung dia!" katanya mengejek
"Soal ini lebih baik kita jangan membicarakannya, Kita
lebih baik lekas-lekas menjumpai Liong Suciku!" kata Bee Kun
Bu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong terpaksa berjalan cepat lagi, dan diikuti terus
oleh Bee Kun Bu. "Dia mengajak aku ke tempat yang asing bagiku, Kini,
bukan saja aku tidak melihat kitab-kitab Kui Goan Pit Cek,
tetapi aku juga belum tentu dapat melihat Liong Suctku. Jika
dia melarikan diri, apakah yang aku harus perbuat?"
Ketika itu Co Hiong telah berbelok dan tidak kelihatan Bee
Kun Bu mengejar dengan hati berdebar-debar. Ketika ia tiba di
depannya semak-semak, ia ingat akan peringatannya Pek Yun
Hui bahwa ia harus waspada terhadap Co Hiong yang busuk
dan licin itu, ia cabut pedangnya dan bertindak maju, ia
berjalan terus sampai di kaki suatu jurang yang curam, ia
memandang ke sekitarnya dan dapatkan bahwa ia berada di
suatu lembah yang dalam dikitari oleh jurang-jurang yang
curam, ia berpikir: "Meskipun Co Hiong memiliki ilmu
meringankan tubuh yang lihay, ia tak dapat mendaki jurang
yang curam ini. Aku menunggu sampai terang tanah dan
mencari dia lagi!" Tak lama kemudian ia mendengar suara seorang wanita
memanggil Dengan kedua matanya yang tajam, ia berusaha
mencari arah di mana datangnya suara wanita itu, tetapi ia tak
melihat apa-apa yang dapat menunjukkan sesuatu kepada
nya. ia pasang kedua kupingnya dengan harapan dapat
mendengar panggilan tadi untuk kedua kali nya.
Kemudian di tempat yang jauhnya sedepa lebih terdengar
suara beberapa batu yang kecil membentur batu gunung yang
besar Apakah batu-batu yang kecil itu telah gempur dan jatuh
dari atas ke bawah" ia loncat maju ke suatu batu gunung yang
besar yang sangat melekat ke pinggir kaki jurang, ia ingat
akan peristiwa ketika ia bersama Co Hiong bersembunyi di
dalam sebuah kamar batu di dalam goa yang mulutnya
tertutup dengan batu gunung yang besar ia berpikir "Apakah di
balik batu gunung ini adalah satu goa?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Baru saja ia ingin menggeser batu gunung yang besar itu,
ketika ia mendengar suara tertawa dari tempat yang hanya
beberapa depa jauhnya, Bee Kun Bu mengenali bahwa suara tertawa itu adalah
dari Co Hiong, dan baru saja ia ingin loncat menghampirinya,
ia ingat akan pesannya Pek Yun Hui, Maka hanya berteriak:
"Co Hiong, kau lari ke mana sehingga aku tak dapat
mencarinya?" Sambil tertawa Co Hiong jalan mendekati dan setelah
berdiri berhadapan, ia berkata: "Bee-heng kotak batu Giok itu
betul berisikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan aku telah
minta kembali dari Sucimu!"
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Bee Kun Bu mengerutkan kening, lalu menanya: "Lembah
yang sempit dan terkurung ini tidak luas. sebetulnya Suciku
sekarang berada di mana?" ia menanya demikian karena
barusan ia mendengar suaranya seorang wanita, ia khawatir
Co Hiong telah menggunakan kekerasan untuk mengambil
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu dari Liong Giok Pin,
"Sebelumnya aku memperoleh persetujuan dari Suci-mu,
aku tak berani mengajak kau menengoki dia." kata Co Hiong,
Bee Kun Bu melangkah mundur dua tindak, dan dengan
heran ia menanya lagi: "Bukankah dia telah minta kau mencari
aku" Mengapa sekarang dia tak sudi melihat aku?"
Melihat Bee Kun Bu bersikap waspada, maka maksudnya
untuk membinasakannya gagal lagu ia menjawab: "Ya... orang
perempuan memang aneh, pikirannya sering-sering berubah.
Tetapi sekarang dia sudi melihat kau. Apakah kau masih juga
hendak menemuinya?" Bee Kun Bu berpikir "Pek Siocia masih menunggu, jika aku
tidak lekas-lekas kembali, dia akan menjadi cemas, Lagipula
aku khawatir dia harus menghadapi empat pemimpinpemimpin cabang partai Thian Liong yang semuanya lihay
ilmu silatnya, Paling baik aku lekas-lekas minta dan bawa
kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dari bangsat ini, untuk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
segera dikembalikan kepada pemiliknya, Na Siao Tiap,
Dengan demikian urusan ini beres sudah, dan kemudian aku
masih dapat menengoki Liong Giok Pin."
Setelah berkeputusan demikian, ia menjawab: "Jika aku
menjumpai Liong Suci, aku tentu ada banyak omongan yang
diucapkannya, Para Piauw-touw dari partai Tian Liong
tentunya akan menjadi kesal menunggui kita, Lebih baik
sekarang kau kembalikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu
kepadaku agar aku dapat segera mengembalikan kepada
pemiliknya, Kemudian dapat menemui Liong Suci bersamasama kau."
Dari kantong di dadanya Co Hiong keluarkan kitab-kitab
Kui Goan Pit Cek seraya berkata: "Karena Bee-heng sangat
bernapsu, baiklah, aku kembalikan kitab-kitab ini."
Dalam suasana yang agak gelap itu. Bee Kun Bu melihat
tiga kitab tersusun, dan di kulit muka dari kitab yang teratas ia
juga lihat empat huruf KUI GOAN PIT CEK. Sambil menerima
kitab-kitab itu, ia berkata dalam hatinya: "Kitab-kitab ini entah
berisi ilmu-ilmu silat apa, dan selama tiga ratus tahun entah
telah membinasakan berapa banyak jago-jago silat!"
"Bee-heng aku telah berjanji mengembalikan kitab-kitab
Kui Goan Pit Cek, dan sekarang aku mengembalikan kepada
Bee-heng sendiri Aku telah memenuhi janji." kata Co Hiong
sambil tersenyum, "Di kalangan Bu Lim, kita harus mengutarakan
kepereayaan, Aku senantiasa bersikap jujur terhadap Co
Hiong, dan akupun minta Co Hiong dapat bersikap jujur
terhadapku." kata Bee Kun Bu.
Co Hiong berpikir sejenak, lalu berkata: "Kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek itu merupakan benda yang berharga sekali, dan
pada dewasa ini, tidak seorang jago silat yang tidak ingin
memi!ikinya. Aku minta Bee-heng jaga baik-baik, Jika di
tengah jalan ada yang merampasnya, aku tidak bertanggung
jawab lagi!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Betapapun berharganya kitab-kitab ini, aku tak akan
merampas miliknya orang Iain...."
Tiba-tiba Co Hiong mengangkat tangan kanannya, dan
secepat kilat mencengkeram pergelangan tangan kanannya
Bee Kun Bu, dan tangan kirinya merampas kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek. Setelah berhasil ia tertawa dan berkata: "Jika
Bee-heng tidak ingin memilikinya, berikanlah kitab-kitab ini
kepadaku, karena aku sangat mengaguminya!"
Bee Kun Bu terkejut, dan secepat kilat ia menjotos dengan
tinju kirinya dengan ilmu Cit Sin Pok Liong atau Tangan
Telanjang Menerkam Naga, dan berhasil menjotos
pergelangan tangan kirinya Co Hiong, ia memaksa Co Hiong
mengembalikan kitab-kitab itu,
Tetapi Co Hiong hanya tertawa, dan ia berkata: "Jika Beeheng masih juga memaksa, jangan mempersalahkan aku lagi!"
Lalu ia membalas menjotos lengannya Bee Kun Bu sehingga
Bee Kun Bu merasa seluruh tubuhnya menjadi lumpuh, Pada
saat itu Co Hiong simpan kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Cek
di kantong di dadanya sambil berkata: "Aku telah
mengembalikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan aku telah
memenuhi janji, Sekarang aku merampas dari kau, dan
soalnya menjadi lain, bukan?"
Jotosan pembalasan itu dilakukan dengan tiba-tiba, dan
jotosan itu dilancarkan menurut petunjuk dari kitab catatan
San Im Shin Ni. Bee Kun Bu merasa seluruh tubuhnya lumpuh
dan segera keringat keluar dari seluruh tubuhnya Dengan
masgul ia berkata: "Kau menyerang aku dengan curang, itulah
bukan perbuatannya satu laki-laki!"
"Ha! Ha! Ha!" jawab Co Hiong, "Seumur hidupku aku selalu
menggunakan tipu muslihat dan jika bertempur dengan tipu
muslihat orang tak dapat mengatakan curang, Cuma kau yang
mengatakan demikian?"
Jawaban itu membikin Bee Kun Bu makin marah lagi. ia
berkata: "Aku dapat dibunuh tapi tak dapat dihina!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan kejam Co Hiong berkata: "Bee-heng, kau jangan
banyak tingkah lagi Jika ada pesan, sebutlah, sebab aku
segera akan mengakhiri riwayatmu!
Bee Kun Bu tertawa keras seperti orang hilang ingatan,
dan berkata dengan suara keras: "Apakah kau kira aku takut
kepada kematian" Ayo! Kau boleh segera membunuh mati
kepadaku!" "O, jadinya kau tidak ada pesan kepada siapapun?"
mengejek Co Hiong, "Jangan banyak bacot! Bangsat! Ayo, bunuh aku!" bentak
Bee Kun Bu. Lalu ia pejamkan kedua matanya, menerima
nasib, Tetapi Co Hiong mengambil sebungkus bubuk obat, dan
berkata: "Bee-heng, bukalah matamu, dan lihat sebungkus
obat ini!" Bee Kun Bu membuka kedua matanya, tetapi bukan untuk
melihat benda yang diunjukkan, ia hanya membentak lagi:
"Kau mempunyai pedang, Kau boleh membacok, memotong,
menusuk aku sesukamu, dan aku tak akan menjerit!"
Co Hiong menyengir dan berkata: "Ha! Kau memandang
mati seperti peristiwa remeh, Aku betul-betul kagum Aku juga
ingat akan persahabatan kita, dan aku tidak sampai hati
memotong tubuhmu menjadi berkeping-keping. sebungkus
bubuk obat ini adalah serupa racun. Jika kau makan, maka
semua tulang-tulangmu akan menjadi lemas dan lemah
setelah lewat tujuh hari, dan seterusnya kau tak dapat berlatih
silat lagi." "Fui! Bangsat! Bajingan! Kau betul-betul kejam! Kau ingin
membunuh aku dengan jalan lambat-lambat." bentak Bee Kun
Bu. "Ha! Ha! Ha!" kata Co Hiong, "Mungkin kau belum dengar
akibat seterusnya setelah makan bubuk obat ini."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan mengeluarkan seluruh tenaga Bee Kun Bu tibatiba menjotos tangan yang memegang bungkusan obat racun
itu, tetapi sia-sia belaka, karena Co Hiong telah menotok lagi
beberapa jalan darahnya yang penting. Lalu ia panggul Bee
Kun Bu dan diletakkan di atas satu batu gunung yang besar
Sambil tertawa ia berkata: "Aku harus menceritakan akibat
seterusnya kau makan bubuk racun ini-"
Bee Kun Bu yang telah menjadi tak berdaya sama sekali
tak dapat berbuat apa-apa.
Lalu Co Hiong mulai menuturkan "Sayang di tempat
terpencil ini tidak ada tempat tidur atau bantah Terpaksa aku
meletakkan kau di atas batu gunung ini." Kemudian ia buka
bungkusan bubuk obat racun sambil berkata: "Obat ajaib ini
dibuat dari benda-benda yang luar biasa dan sukar
diperolehnya, Jika kita sedot baunya, maka kita segera tak
sadarkan diri, Mungkin pada dewasa ini, tidak banyak orang
yang memiliki obat racun semacam ini, Obat ini dapat
membikin tulang-tulangmu menjadi lemas dan lemah, dan
namanya Hua Kut Siauw Goan San...."
Bee Kun Bu terkejut, dan berkata: "Kau dapat membunuh
aku dengan cara apapun, dan aku tak akan membenci kau.
Tapi aku minta kau jangan memaksa aku makan Hua Kut
Siauw Goan San itu!"
"Ha! Ha! Ha!" tertawa Co Hiong, "Justru karena aku ingat
akan persahabatan kita, maka aku tak ingin membunuh mati
kau. Aku hanya menyuruh kau makan obat ini, dan kau masih
dapat hidup beberapa tahun. Liong Sucimu sering-sering
mengatakan aku seorang yang jahat, dan kau seorang yang
baik dan berbudi luhur Oleh karena itu aku ingin dia
menyaksikan bahwa seorang yang berbudi luhur menjadi
mayat hidup, Na! Sesudah kau makan obat Hua Kut Siauw
Goan San ini, aku akan ajak kau menemui Liong Giok Pin!"
Bee Kun Bu menjawab: "Liong Suciku telah berkata betul
Kau lebih kejam dan jahat daripada binatang liar!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong hanya tersenyum. Lalu ia coba buka mulutnya
Bee Kun Bu untuk dipaksanya makan bubuk racun itu dan ia
berhasil menegukkan air dan memasukkan bubuk obat itu ke
dalam mulutnya Bee Kun Bu. Kemudian ia tersenyum dan
berkata: "Na, beres sudah! setengah jam lagi racun tersebut
kau dapat buktikan akibatnya, Kau boleh menemui Liong Giok
Pin. Setelah lewat tujuh hari, tulang-tulangmu akan menjadi
lemas dan lemah, Tetapi setelah lewat lima belas hari, kau
akan berubah menjadi seorang yang hilang ingatan dan
perasaan Seterusnya kau masih dapat hidup tiga tahun lagi,
lalu yang terakhir kau masuk ke liang kubur!"
Bee Kun Bu berkata: "Lebih baik kau bunuh mati aku. Jika
tidak, bila aku tertolong dan dapat hidup terus, aku pasti
membalas dendam terhadapmu!"
"ltulah urusan lain," kata Co Hiong. "Sekarang meskipun
Pek Yun Hui datang menolong, diapun tak berdaya, Pada
dewasa ini hanya ada tiga butir obat yang dapat menolong kau
dari akibat racun ini, Tiga butir obat itu
Co Hiong coba membuka mulut Bee Kun Bu untuk
dipaksanya makan bubuk racun itu ada di markas besarnya
partai Thian liong di sebelah utara propinsi Kwiciu, Lebih baik
kau lupakan pikiran membalas dendam agar kau dapat mati
dengan memejamkan kedua matamu!"
ketika itu Bee Kun Bu ingat tutur kata gurunya yang
mengatakan bahwa di kalangan Kang-ouw ada serupa obat
racun yang namanya Hua Kut Siauw Goan San. Pada empat
puluh tahun berselang ada dua orang hweeshio yang telah
membawa ke daerah pertengahan untuk meracuni seorang
jago silat bernama Tang Ceng Kong yang termasyur pada
zaman itu. Tetapi kedua hweeshio tersebut juga binasa di
bawah pedangnya Tang Ceng Kong yang ilmu silatnya sudah
sangat sakti, Mula-mula orang tidak pereaya akan jahatnya
racun Hua Kut Siauw Goan San itu, akan tetapi setelah lima
tahun kemudian, orang menemui mayatnya Tang Ceng Kong
di pegunungan Hua San. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Cara bagaimana kedua hweeshio itu berhasil meracuni
Tang Ceng Kong dengan Hua Kut Siauw Goan San itu masih
merupakan suatu rahasia, dan tidak ada yang mengetahui
Tapi peristiwa itu pernah menggemparkan kalangan Kang-ouw
lama juga. Seterusnya tidak terdengar lagi orang diracuni
dengan Hua Kut Siauw Goan San. Tentang bagaimana dan
berapa banyak kedua hweeshio itu membawa racun tersebut
juga merupakan teka-teki.
Namun peristiwa Tang Ceng Kong diracuni dengan Hua
Kut Siauw Goan San masih diingat oleh para jago-jago silat
yang berusaha mencari Hua Kut Siauw Goan San itu, tetapi
hampa, Namun peristiwa Tang Ceng Kong diracuni dengan
Hua Kut Siauw Goan San itu terus dianggap sebagai
perbuatan yang sangat keji, dan para pemimpin partai silat
selalu memperingatkan para murid-muridnya untuk waspada
terhadap racun yang dahsyat itu.
Semua itu Bee Kun Bu pernah dengar dari gurunya, Hian
Ceng Tojin, tetapi setelah ia mendengar lagi dari Co Hiong, ia
menjadi bergidik bereampur sedih,
Lalu Co Hiong tertawa gelak-gelak dan berkata: "Fajar
segera menyingsing, dan satu jam lagi, racun yang kau makan
itu segera menampakkan akibatnya," Lalu ia angkat Bee Kun
Bu dan turun dari batu gunung yang besar itu,
Di belakang batu gunung tersebut yang tertutup oleh
semak-semak adalah mulut goa yang sukar dilihat oleh orang
yang belum mengetahuinya.
Bee Kun Bu yang sudah tak berdaya dibawa oleh Co
Hiong masuk ke dalam goa itu, Co Hiong terus berjalan masuk
ke dalam goa yang gelap itu, dan sejenak kemudian tiba di
suatu kamar yang luasnya lebih kurang satu depa persegi.
Satu lilin menyala menerangkan kamar kecil itu,
Ketika Co Hiong bertindak masuk, seorang wanita dengan
rambut terurai dan pakaian yang kotor segera bangun dari
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tidurnya, dan membentak: "Mengapa kau berani masuk lagi!
Enyahlah kau! Aku tak sudi melihat kau lagi!"
Sambil tertawa Co Hiong menjawab: "Aku datang
membawa orang untuk menemani kau di sini! Bukankah kau
selalu memikiri Bee Suteemu" Aku sekarang membawa dia
kemari, kau dapat bereakap-cakap dengan dia sepuasnya!"
Lalu ia taruh Bee Kun Bu di samping wanita itu dan berlalu,
Wanita itu tak tahan berdiri lama, ia jatuh kembali di tanah!
Bee Kun Bu menjadi kalap karena racun Hua Kut Siauw
Goan San. Di mulut goa Co Hiong berbalik dan berkata: "Kalian
berdua telah aku totok jalan darahnya yang penting, dan
sehabis meletakkan tubuh Bee Kun Bu di hadapan wanita Wu,
Co Hiong berlalu, meskipun semua pemimpin-pemimpin partai silat Kun Lun
datang meno!ong, mereka tak akan berdaya, Na, nanti setelah
lewat tiga hari, aku datang menengok kalian lagi!" Kemudian ia
lari keluar dari goa itu.
Wanita itu adalah Liong Giok Pin, kedua betisnya menjadi
lumpuh, tetapi kedua lengannya masih bebas. Setelah melihat
Bee Kun Bu, ia terkejut dan berseru: "O! Kau betul-betul Bee
Sutee!" Sambil terlentang Bee Kun Bu berkata: "Aku betuI-betul
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Bee Kun Bu. Liong Suci bukankah sangat baik terhadap
jahanam itu, mengapa kau menjadi begini?"
Sambil mengucurkan air mata Liong Giok Pin menjawab
"Kisahku panjang sekali, Tetapi mengapa kau juga ditangkap
oleh Co Hiong?" Bee Kun Bu tersenyum pahit, dan baru saja ia ingin
menjawabnya, tiba-tiba ia merasa hawa panas timbul di dalam
perutnya dan naik ke atas dadanya sehingga ia menjadi
iermegap-megap. ia menanyai "Liong Suci, dapatkah kau
menolong membebaskan jalan-jalan darahku yang
tersumbat?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dalam suasana yang agak gelap itu, Liong Giok Pin dapat
menyaksikan bahwa wajahnya Bee Kun Bu menjadi merah. ia
menjadi sedih, lalu menjawab: "Aku pernah belajar cara
membebaskan jalan-jalan darah. Hanya aku khawatir dengan
kedua betisku yang sudah menjadi lumpuh, aku tak
mempunyai cukup tenaga untuk melakukan nya. Tetapi aku
mau coba." "Lekas-lekas bebaskan jalan-jalan darahku di bagian
tenggorokan, dada, lambung dan punggung!" kata Bee Kun
Bu. Liong Giok Pin tak menanya lagi, ia segera berusaha
keras membebaskan jalan-jalan darah yang dikatakan Bee
Kun Bu itu, Dan seperempat jam kemudian Bee Kun Bu
merasa agak reda, ia menggigit lidahnya, dan dapat bangkit
Tanpa berkata sesuatu ia lari keluar dari kamar itu,
Liong Giok Pin memanggil: "Bee Sutee, Bee Sutee!
Tunggu! Aku ada omongan penting untuk beritahukan
kepadamu!" Tetapi Bee Kun Bu, karena akibat racun Hua Kut Siauw
Goan San, tidak gubris panggilan Sucinya, ia lari makin cepat
di jalan goa yang gelap itu dan menyaksikan bahwa mulut goa
sudah tertutup oleh Co Hiong, ia berusaha mendorong batu
yang menutup mulut goa itu, tetapi tak berhasil Hanya
terdengar suara tertawa dan ejeknya Co Hiongdi luar goa:
"Hm! Bee-heng betul-betul seorang yang luar biasa,
Meskipun telah ditotok jalan-jalan darahnya, dan diserang oleh
racun ku, tetapi masih juga dapat berlari-lari. Cuma sayang"
Mulut goa ini aku telah tutup lagi! Aku menyesal harus
meninggalkan kau di dalam, Na, sampai bertemu pula!" Lalu
iapun berlalu. Ketika itu racun Hua Kut Siauw Goan San sudah mulai
bekerja, dan Bee Kun Bu merasa kepalanya pusing, iapun tak
mendengar terang ucapannya Co Hiong tadi, ia kembali lagi
ke kamar, dan menanya Liong Giok Pin: "Apakah tidak ada
jalan yang lain untuk keluar dari goa ini?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan kedua mata berlinang Liong Giok Pin menjawab:
"Aku telah menjadi orang yang segera mati. Jika aku berdosa,
aku harap Sutee dapat mengampuninya, dan aku mohon
Sutee mendengarkan pesanku ini."
Tetapi Bee Kun Bu tiba-tiba memukul dadanya dengan
kedua tinjunya. Liong Giok Pin terperanjat melihat sikapnya
yang ganjil itu, ia berpikir "Bee Suteeku ini pasti dianiaya oleh
Co Hiong sehingga ia bersikap seperti orang yang sudah gila!"
ia menjerit: "Di sudut kamar ini ada jalan untuk ke luar, Ayo,
kau lekas-lekas lari keluar!
Bee Kun Bu masih dapat dengar pemberitahuan itu. ia
menuju ke sudut itu dan berusaha sekuat tenaga mendorong
dinding kamar dengan kedua tangannya, dan segera ia
terjerunuk ke depan untuk jatuh di atas jalan goa yang sangat
gelap, Dinding kamar yang ia dorong tadi sebetulnya satu batu
gunung yang besar yang menutupi mulut jalan goa untuk
keluar ia lekas-lekas bangun lagi, dan berlari-lari dijalan goa
yang gelap itu. ia hanya merasa seluruh tubuhnya menjadi
bengkak Sejenak kemudian ia merasa ia sedang melalui jalan yang
agak curam, ia berlari-lari terus sehingga ia tiba lagi di suatu
tembok batu. ia dorong tembok itu, tetapi tembok itu tak
bergerak.... ia menjerit sekuat-kuatnya, dan berusaha
mendorong dengan tubuh maupun kepalanya. Kebetulan
kepalanya telah mendorong satu batu gunung yang menutup
lubang dan mendengar suara jeritnya seorang wanita dan
terlihat sinar api yang berkelok-kelok.
Bee Kun Bu naik dan masuk ke dalam lubang itu dan
segera berada di suatu ruang. ia berdiri mengawasi keadaan
di sekitar nya, dan dalam suasana yang agak gelap itu ia
melihat seorang wanita muda yang mengenakan pakaian
hijau, Wanita muda itu mula-mula terkejut melihat Bee Kun Bu
naik masuk ke ruang itu, Sejenak kemudian ia menjadi tenang
kembali Dengan pelita di tangannya ia jalan menghampiri Bee
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kun Bu. Lalu menanya: "Kau mengapa datang ke sini" Dan
mengapa mulutmu berdarah?" ia lekas-lekas menyeka darah
di mulut dan di mukanya Bee Kun Bu untuk segera menjadi
terkejut ketika merasa bukan main panasnya mulut dan muka
itu. Tiba-tiba Bee Kun Bu menjerit dan memukul dadanya
dengan kedua tinjunya, lalu coba memukul wanita muda itu.
"Hei! Mengapa kau menyerang aku?" bentaknya wanita itu.
"Aku Souw Hui Hong tak dapat dihina oleh siapapun!" Wanita
muda itu menangkis dan membalas mengirim satu jotosaa
Bee Kun Bu segera terpukul jatuh tersungkur,
Souw Hui Hong menghampiri lagi dengan pelita di tangan,
dan menyaksikan bahwa mukanya Bee Kun Bu sudah agak
bengkak Lalu ia berusaha menyadarkannya. Souw Hui Hong
yang sudah banyak pengalaman segera mengetahui bahwa
Bee Kun Bu telah diracuni, dan karena racun itu, maka sikap
dan pikirannya telah berubah. Dengan sebetulnya Bee Kun Bu
sudah mulai kalap, dan ia akan segera binasa jika membentur
batu karang atau jatuh tergelincir ke dalam jurang, Untung
sekali ia menjumpai Souw Hui Hong yang telah memukul jatuh
padanya menjadi pingsan. Souw Hui Hong mengawasi
sejenak, namun karena ia sendiri merasa letih, tidak lama
kemudian ia pun tertidur Ketika ia bangun dari tidurnya ruang tersebut sudah terang
benderang, ia mengawasi Bee Kun Bu yang masih juga belum
sadar ia menghampiri dan duduk di sam-pingnya, Tiba-tiba
Bee Kun Bu menarik napas, lalu membuka kedua matanya, ia
agak terkejut melihat Souw Hui Hong di sampingnya, ia
berusaha bangun sambil berkata: "Aku mengapa berada di
sini"!" Ia mengawasi keadaan di sekitarnya, dan sambil ketokketok kepalanya, ia rupanya ingat bahwa ia pernah datang ke
ruang tersebut bersama Co Hiong.... iapun coba
mengingatkan peristiwa ia dipaksa makan racun Hua Kut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Siauw Goan San oleh Co Hiong, ia merasa tak berdaya dan
pa!ing akhir ia memukul Souw Hui Hong.... Adegan-adegan itu
beriurut-turut terbayang di depan matanya... dan tiba-tiba ia
menjerit, dan berusaha menumbuk tubuhnya di atas dinding
batu dari ruang itu. Tetapi Souw Hui Hong lebih cepat bergerak ia kak kakinya
Bee Kun Bu yang segera jatuh tertiarap di tanah, ia
membentak "Hei! Mengapa kau selalu ingin mati! Hai! Mustahil
seorang pria sebagai kau demikian pendek pikirannya, dan
gampang menjadi putus asa?" ia sengaja mengejek demikian
pedasnya, karena ia yakin bahwa Bee Kun Bu sudah menjadi
nekat sekali untuk membunuh diri.
Betul saja ejekan itu membikin Bee Kun Bu merasa malu,
ia membisu agak lama, lalu berkata: "Jika aku tidak mati
sekarang, akupun tak sudi hidup lagi setelah lewat tujuh hari,
karena racun Hua Kut Siauw Goan San yang I telah aku
makan akan membikin aku menjadi mayat hidup!"
Mendengar itu, bukan main terperanjatnya Souw Hui
Hong. Dengan kedua mata terbelalak ia menanya: "Apa" Kau
makan Hua Kut Siauw Goan San" Dari manakah kau peroleh
racun itu?" Sambil duduk Bee Kun Bu menjawab: "Sebetulnya soal
mati atau hidup adalah soal yang remeh bagiku, Hanya jika
aku mati, suhengmu Co Hiong yang kejam, busuk dan jahat itu
masih dapat berkeliaran meneruskan perbuatan-perbuatannya
yang keji dan busuk Lagipula aku akan menyusahkan kau!"
"Ha!" berseru Souw Hui Hong dengan kaget sekali, "Co
Hiong yang menganiaya padamu?"
Bee Kun Bu mengangguk dan berkata: "Ketika dia
mengembalikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang dicurinya
kepadaku, dengan curang sekali dia menyerang aku dan
menotok jalan-jalan darahku. Setelah aku menjadi lumpuh dia
paksa aku makan racun Hua Kut Siauw Goan San. seingatku
aku belum pernah menyinggung dia, apalagi bersikap curang
terhadapnya, Meskipun dia ingin merampas kitab-kitab Kui
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Goan Pit Cek itu, tidak seharusnya dia memperlakukan aku
demikian kejamnya, Ai! Orang sebusuk dan sejahat suhengmu
itu mungkin sukar dicari kedua nya!"
Souw Hui Hong menjadi sangat panas dan dengan khitmat
ia berkata: "Hm! Dia mencari jalan untuk menjirat lehernya
sendiri! Partai Thian Liong tak akan membiarkannya, Lambat
laun dia akan mendapat pembalasan yang setimpal!"
Bee Kun Bu menghela nafas dan berkata: "Ya! Nasi sudah
menjadi bubur Semua ini adalah kesalahanku sendiri Aku
selalu pereaya bahwa dia ku anggap sebagai saudara, Tapi
ternyata dia lebih kejam daripada binatang. jika siocia ada
pesan, aku Bee Kun Bu menyesal sekali tak dapat
menyampaikan pesan itu, karena aku pasti akan mati di dalam
tujuh hari ini!" Souw Hui Hong menjadi beringas, dan ia menanya lagi:
"Apakah omonganmu itu tidak dibuat-buat?"
"Aku belum pernah berdusta!" jawab Bee Kun Bu. "Tibatiba perkataanku keluar dari hati yang jujur!"
Lalu Souw Hui Hong berkata: "Aku ada satu permohonan
Pertama, kau harus berjanji tidak berusaha membunuh diri!"
Bee Kun Bu berpikir sejenak, lalu mengangguk Kemudian
Souw Hui Hong merogoh kantongnya, agaknya ia mencari
sesuatu yang berharga, Lalu ia berseru: "Terima kasih Tuhan
Yang Maha Esa! untunglah barang ini belum hilang!"
Tangannya memegang satu bungkusan kecil, ia buka
bungkusan itu dan mengambil satu butir pil obat yang
berwarna merah. Lalu ia berkata lagi: "Permohonanku yang
kedua ialah kau harus segera makan pil obat ini."
Bee Kun Bu yang telah menjadi nekat ingin membunuh diri
berpikir: "Bagiku kini soal mati atau hidup serupa saja,
Meskipun aku disuruh telan racun, akupun tidak akan
menolaknya." Lalu ia ambil pil obat merah itu dan ditelannya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kekhawatiran Souw Hui Hong tampaknya agak mereda
dan sambil tersenyum ia berkata lagi: "Na, sekarang kau harus
memejamkan kedua matamu dan beristirahat
Tetapi Bee Kun Bu membantah "Aku tak akan dapat hidup
lama lagi, dan waktu sangat berharga bagiku, Jika aku terus
beristirahat di sini, aku tak mempunyai kesempatan lagi untuk
membikin pembalasan."
"Tapi." jawab Souw Hui Hong. "Kau sudah berjanji melulusi
permohonanku, Aku kini berusaha menolong dan membantu
kau. pereayalah aku, dan turutilah kehendakku!"
Bee Kun Bu tak membantah lagi, ia memejamkan matanya
dan duduk beristirahat sambil bersandar di dinding batu ruang
itu, Segera ia merasai khasiat daripada pil obat yang berwarna
merah itu, Seolah-olah semut merayap di seluruh tubuhnya,
lalu perasaan itu hilang dan berganti dengan perasaan darah
yang hangat beredar agak lancar di seluruh tubuhnya, Setelah
selang seperempat jam, ia merasa seluruh tubuhnya menjadi
demam, akan kemudian keringatnya membasahi pakaiannya,
Perubahan-perubahan tersebut diperhatikan oleh Souw
Hui Hong dengan seksama, iapun seolah-olah merasakan
perubahan-perubahan yang dialami oleh Bee Kun Bu yang
menderita, Setelah ia melihat keringatnya Bee Kun Bu
membasah, tersenyum Betul saja, entah telah berapa lama semenjak Bee Kun Bu
memejamkan kedua matanya, ia kemudian merasa semua
rasa sakit atau lumpuh telah lenyap! ia buka kedua matanya
lebar-lebar dengan perasaan yang sukar dilukiskan dengan
perkataan ia telah sembuh!
Dengan lemah lembut Souw Hui Hong menanyai
"Bagaimana kau rasakan tubuhmu sekarang?"
"Aku merasa sehat!" jawab Bee Kun Bu,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Apakah tidak merasa perutmu sakit atau ingin muntah?"
tanya Souw Hui Hong, Tidak! Aku merasa sehat wal'afial! Apakah semua ini
karena pil obat yang Souw Siocia menyuruh aku menelannya
tadi?" tanya Bee Kun Bu.
"Bagus.-." kata Souw Hui Hong, lalu ia menutupi mukanya
dengan lengan bajunya dan menangis tersedu-sedu.
Sikap Souw Hui Hong itu membikin Bee Kun Bu menjadi
serba sulit Entah dengan jalan apa ia harus menghibur gadis
yang telah menolong ia itu. Maka ia hanya menanya, suaranya
ramah sekali: "Siocia, mengapa kau bersedih hati?"
"Aku... aku... menyesal telah memberikan kau pil obat
tadi," jawab Souw Hui Hong tersedu-sedu.
"Mengapa kau menjadi menyesal" Bukankah pil obat itu
menolong aku dari maut" jika aku makan sebutir lagi, aku
yakin aku dapat menambah tenaga, Kau tak usah menyesali
hibur Bee Kun Bu. "Jika,., jika aku tidak memberikan kau pil itu, aku,., aku
masih mendapat kesempatan berada di sampingmu untuk
beberapa hari lagi." jawab Souw Hui Hong, Lalu ia bangkit dan
berkata lagi: "Sekarang permohonanku yang ketiga: "Kau
harus perlakukan Lie Ceng Loan dengan baik...!"
Bee Kun Bu tersenyum dan berkata: Tetapi bukankah aku
hanya dapat hidup untuk beberapa hari lagi?"
Souw Hui Hong mendekati dan berkata dengan sedih:
"Aku sekarang harus berpisah dan mungkin se-terusnya tak
akan menjumpai kau lagi...."
Tetapi meskipun aku sungkan berpisah dan mendampingi
kau di sini waktunya pun hanya beberapa hari saja, bukan?"
hibur Bee Kun Bu. Tetapi kau tak akan mati, justru itu aku harus berpisah!"
kata Souw Hui Hong.
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu yang tak ingin menanya lagi, segera tarik
tangannya Souw Hui Hong dan berkata: "Ayo, kita keluar dari
sini!" Ketika mereka keluar dari lubang goa, Bee Kun Bu
mendengar Lie Ceng Loan memanggil: "Bu Koko! Pek Cici
menyuruh kami menanti Koko di mulut goa ini. Betul-betul saja
kau keluar! Dan ketika ia melihat seorang wanita mengikuti di
belakangnya Bee Kun Bu, ia cabut pedangnya dan
mendatangi sambil berlari-lari. ia berseru ketika mengenali
wanita itu: "O! Hong Cici! Kau juga berada di sini?"
Souw Hui Hong tersenyum, "Bagaimanakah kau
mengetahui Bu Kokomu akan keluar dari sini?" tanyanya.
"Pek Cici yang menyuruh aku menunggu di sini." jawab Lie
Ceng Loan. Bee Kun Bu yang menyaksikan betapa mesranya kedua
gadis itu bereakap-cakap hanya berdiri di samping mereka
seperti seorang yang dungu. Tetapi ketika Lie Ceng Loan
melihat wajahnya Bee Kun Bu yang berubah ia terkejut: ia
buang pedangnya dan menubruk Bee Kun Bu seraya
menanya: "Bu Koko, kau mengapa diam saja?"
Bee Kun Bu tetap berdiri dengan mulut membungkam, ia
berpikir "Dia membenci aku, maka setelah aku meninggal
dunia dia akan sangat menderita Aku harus membikin dia
supaya membenci aku.,.," Dengan keputusan itu Bee Kun Bu
berontak dari rangkulannya Lie Ceng Loan, dan dengan
menyengir ia berlalu, Tetapi Lie Ceng Loan menjerit: "Bu Koko...!" ia tak dapat
meneruskan karena ia muntahkan darah dari mulutnya dan
jatuh di tanah tak sadarkan diri.
Bee Kun Bu tetap berkeras hati, ia terus berjalan Tiba-tiba
Pang Siu Wie datang mencegat Bee Kun Bu sambil
membentak: "Berhenti! Jika kau masih maju kau rasai pasir
beracunku!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu berhenti dan memperhatikan kantong dari kulit
menjangan yang berisikan pasir beracun itu, ia hanya
menyengir, lalu berjalan terus.
Pang Siu Wie terperanjat melihat sikap yang acuh tak acuh
dari Bee Kun Bu, dan ia berpikir "Apakah dia sudah gila tidak
takut mati?" Ketika itu ia melihat Souw Hui Hong sedang menolong
menyadari Lie Ceng Loan dari pingsannya. Dalam keadaan
serba sulit itu, Na Siao Tiap mendatangi bersama-sama empat
bujangnya, dan mencegat Bee Kun Bu. Pang Siu Wie berseru:
"Na Siocia, jangan lepaskan dia. Aku disuruh Pek siocia
membawa dia kembali ke kamar Tian Kie Ciok Hu!"
"Jangan khawatir!" seru Na Siao Tiap, "Dia tak dapat
lolos!" Pang Sui Wie yang telah mengetahui kelihaiannya Na
Siao Tiap yakin bahwa Bee Kun Bu tak akan lolos, ia berbalik
untuk menolong Lie Ceng Loan.
Bee Kun Bu yang dicegat oleh Na Siao Tiap, telah menjadi
sangat marah, pikirnya: "Jika bukannya kau yang memaksa
aku mengambil kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, aku tidak
menjadi begini" Lalu, ia cabut pedangnya hendak menyerang.
Tapi ia segera ingat kembali bahwa gadis itu telah menolong
jiwanya. Maka ia masukkan pula pedangnya ke dalam
sarungnya dan bertindak mundur lima langkah, Sikap yang
ganjil itu merupakan teka-teki bagi Na Siao Tiap, ia berdiri
tegak mengawasi sikapnya Bee Kun Bu yang aneh itu,
Sejenak kemudian Bee Kun Bu menghampiri lagi, tapi
dibentak oleh keempat bujangnya Na Siao Tiap: "Berhenti!
maju setindak lagi kami akan hajar kau!" Tetapi Bee Kun Bu
tidak menghiraukan ancaman itu, dan Na Siao Tiap juga maju
setindak dan menanyai "Mana kitab-kitab Kui Goan Pit
Cekku?" Bee Kun Bu tersenyum, tapi tidak menjawabnya, ia jalan
terus melalui Na Siao Tiap, "Hei! Apakah s
Rajawali Emas 4 Kemelut Di Cakrabuana Karya A Merdeka Permana Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak 5