Pencarian

Bangau Sakti 29

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 29


i lagi, seketika juga macan-macan itu bangkit sambil
mengaum keras. Bee Kun Bu terperanjat sebab macan-macan itu sangat
menurut pada suara terompet.
"Aku harus berhati-hati!" ujarnya dalam hati, "Aku tidak
melihat orang itu, tapi dia mampu memberi perintah pada
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
macan-macan dengan suara terompet, itu membuktikan
bahwa orang itu berkepandaian tinggi, aku tidak boleh
meremehkannya!" Terdengar lagi suara terompet berbunyi aneh. Mendadak
macan-macan itu berputar-putar mengelilingi Bee Kun Bu
sambil mendongak-dongakkan kepala menatapnya tajam.
"Bee Kun Bu, engkau masih muda dan sudah terkenal di
rimba persilatan Tionggoan, kenapa engkau malah ingin cari
mati di tempat ini" Aku beri kesempatan terakhir padamu,
cepatlah tinggalkan tempat ini! kalau tidak, begitu aku
memberi perintah pada macan-macan itu, sulit bagimu untuk
meloloskan diri!" sesungguhnya Bee Kun Bu memang sudah amat terkejut
menyaksikan barisan macan-macan itu, tapi ketika mendengar
ucapan orang itu, timbullah rasa panas dalam hatinya, lalu
tertawa panjang. "Mati atau hidup bukan merupakan masalah besar, maka
engkau tidak perlu bermurah hati padaku!" ujar Bee Kun Bu
lantang, "Aku berani memasuki Swat Ling San ini, tentunya
sudah tidak menghiraukan soal mati lagi! Oleh karena itu,
cepatlah perintahkan macan-macanmu itu menyerangku!"
Tiada sahutan, rupanya orang itu amat kagum pada
keberanian Bee Kun Bu. sementara macan-macan itu sudah
tampak tidak sabaran, sebab sudah sekian lama menunggu
perintah, dan mereka pun mulai kacau.
"Yaaah!" Terdengar suara helaan nafas, "Kalau be-gitu,
harap Bee siauhiap berhati-hati!"
Terompet berbunyi lagi tiga kali dengan nada aneh, Begitu
mendengar suara terompet itu, tampak tiga ekor macan
langsung menerkam Bee Kun Bu.
Tanpa ayal lagi Bee Kun Bu pun segera mengayunkan
pedangnya, ia menyerang ketiga ekor macan itu dengan jurus
Thui Coan Moh Goat (Mendorong jendela Memandang Bulan),
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kemudian disusul pula dengan jurus Ceh Li Thou Cun (Gadis
Menenun Sutera). Akan tetapi, ketika ia menyerang ketiga ekor macan itu,
tiba-tiba terompet berbunyi lagi, lalu tampak enam ekor macan
menerkam Bee Kun Bu dari belakang.
Bee Kun Bu langsung memutar pedangnya dengan jurus
Um Coan Hui Uh (UIar Terbang Menari Lincah), yaitu salah
satu jurus dari ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat yang diserti
Lweekang. Sungguh dahsyat jurus itu, sehingga tiga ekor macan
terpental terkena serangan tersebut Namun pada waktu
bersamaan, lima ekor macan lainnya menerkam ke arahnya .
Bee Kun Bu terpaksa memutar pedangnya membentuk
sebuah payung melindungi dirinya, Kelima ekor macan itu
terdorong mundur Ternyata Bee Kun Bu menyalurkan
Lweekang pada pedangnya, sehingga menimbulkan segulung
angin berhembus ke arah macan-macan yang menerkamnya
itu. Walau kelima ekor macan itu terdorong mundur, tapi maju
lagi macan lain menerkamnya, sehingga Bee Kun Bu
kewalahan menghadapinya, Cepat-cepat ia mengerahkan
ginkangnya lalu meloncat ke atas.
Di saat itu terdengar lagi suara terompet Semua macan itu
langsung mundur, kemudian duduk diam, tentunya membuat
Bee Kun Bu tereengang. "Bee Kun Bu, apakah engkau punya hubungan dengan
Tan Cun Goan?" tanya orang itu.
Ternyata ketika bertanding dengan Tan Cun Goan di
permukaan sungai, secara diam-diam Bee Kun Bu telah
mempelajari ginkang Tan Cun Goan, Maka tadi tanpa pikir
lagi, ia langsung mengerahkan ginkang tersebut
"Aku memang pernah dua kali bertemu, namun aku tiada
hubungan dengannya!" sahut Bee Kun Bu dingin.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau begitu, kenapa engkau mahir ilmu ginkangnya yang
disebut Ti Yun Chung (Menembus Kelangit)?"
"ltu bukan ilmu rahasia, maka aku mahir ilmu ginkang itu,"
sahut Bee Kun Bu sambil tertawa.
"Hm!" dengus orang itu dingin. "Meskipun engkau
berkepandaian tinggi, tetap sulit bagimu untuk meloloskan diri
dari kepungan barisan macan ini!"
Usai berkata begitu, orang itu pun langsung meniup
terompetnya, Macan-macan yang diam itu segera mengaum
keras dan menyeringai Tiga puluh enam ekor macan itu mulai
mendekati Bee Kun Bu, dan siap menerkamnya.
Tiba-tiba terdengar suara terompet meninggi, dan seketika
juga tampak empat ekor macan menerkam ke arahnya, Kali ini
Bee Kun Bu tidak bertindak main-main lagi, kecuali bergerak
cepat dan mengayunkan pedangnya secepat kilat
Keempat ekor macan itu tersabet pedang, dan langsung
roboh dan tak bangun lagi, sedangkan yang tiga puluh dua
ekor lagi kelihatan bertambah garang dan berpular-putar
mengurung Bee Kun Bu. Mendadak muncul lagi empat ekor,
ternyata menggantikan macan yang terluka tadi, sehingga
jumlah mereka tiga puluh enam ekor seperti semula.
Terompet berbunyi lagi, dan seketika juga macan-macan
itu menerkam Bee Kun Bu secara bergantian Bee Kun Bu
terpaksa memutar-mutar pedangnya untuk melindungi diri,
Akan tetapi, macan-macan itu terus-menerus menerkamnya.
"Bee Kun Bu!M Terdengar suara dingin. Tidak gampang
engkau memperoleh kepandaian tinggi, lebih baik engkau
pergi sekarang! jangan sampai aku perintahkan macan-macan
itu mencabik-cabik tubuhmu!"
"Aku bukan orang yang takut mati dan gampang digertak!"
sahut Bee Kun Bu sambil tertawa gelak, "Eng-kau boleh
perintahkan macan-macan ini untuk mencabik-cabik tubuhku!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika menyahut, Bee Kun Bu juga pasang kuping untuk
mendengar suara tadi berasal dari mana, Sebab macanmacan itu tunduk pada orang yang meniup terompet, maka
jalan satu-satunya adalah menangkap orang itu.
"Aku cukup baik memperingatkanmu, namun engkau tidak
mau menurut!" ucap orang yang bersembunyi itu. "Apa boleh
buat, jangan mempersalahkanku berlaku kejam padamu!"
Ketika orang itu baru mau meniup terompetnya, Bee Kun
Bu segera mengayunkan tangannya, Ternyata ia sudah tahu
orang itu bersembunyi di mana, dan segeralah menyerangnya
dengan jarum Toan Meng Cin.
"Aakh!" Terdengar suara jeritan, orang itu roboh dan
sekaligus terguling keluar dari tempat persembunyiannya.
Bee Kun Bu tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. ia pun
segera menyerang mata dua ekor macan. Kedua macan itu
mengaum keras, karena mata masing-masing telah tertusuk
pedang Bee Kun Bu. Sesungguhnya, tiga puluh enam ekor macan itu bergerak
menurut suara terompet Kalau tidak mendengar suara
terompet, maka barisan macan itu akan kacau dengan
sendirinya, Apalagi dua ekor macan telah buta matanya,
sehingga mengamuk ke sana ke mari membuat barisan itu
bertambah kacau. Kesempatan itu dimanfaatkan Bee Kun Bu. Cepat-cepat ia
mengayunkan pedangnya menyerang macan-macan itu.
Empat ekor roboh mandi darah, sedangkan Bee Kun Bu tidak
berhenti sampai di situ. Macan-macan itu tergeletak mandi
darah, sisa beberapa ekor langsung kabur ke dalam rimba.
Hening seketika suasana di tempat itu. Bee Kun Bu berdiri
termangu-mangu, beberapa saat kemudian, barulah
mengayunkan kakinya mendekati orang yang terkena senjata
rahasianya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Orang itu berusia enam puluhan, namun nyawanya telah
putus, Bee Kun Bu menarik nafas panjang sambil
menggeleng-gelengkan kepala, timbul rasa ibanya pada orang
tua itu. Maka ia berjanji dalam hati, tidak akan sembarangan
menggunakan jarum Toan Meng Cin lagi.
Pada saat bersamaan, tiba-tiba terdengar semacam suara
siulan yang amat tajam, Bee Kun Bu segera bersiap-siap
menghadapi apa yang akan terjadi
sekonyong-konyong tampak puluhan panah meluncur ke
arah Bee Kun Bu. Begilu cepat luncuran panah itu, membuat
Bee Kun Bu tidak sempat berpikir lagi, ia langsung
memutarkan pedangnya untuk melindungi diri dan puluhan
panah itu tersapu rontok oleh putaran pedang Bee Kun Bu.
"Jangan bertindak secara sembunyi-sembunyi, itu adalah
pengecut! Ayoh! Cepat perlihatkan diri kalian!" bentaknya.
Sebagai sahutan, meluncur lagi puluhan panah ke
arahnya, Kali ini Bee Kun Bu memutar pedangnya sambil
meloncat ke tempat luncuran panah-panah tersebut
Akan tetapi, di tempat itu tidak tampak seorang pun,
namun Bee Kun Bu yakin ada orang bersembunyi di situ.
"Aku tahu kalian bersembunyi di balik air terjun itu!" ujar
Bee Kun Bu lantang, Ternyata di tempat itu terdapat air terjun,
"Kalau kalian tidak keluar, aku pasti menyerang kesitu!"
"Engkau mundur beberapa depa, kami akan segera
keluar!" Terdengar suara sahutan lirih.
Suara sahutan itu membuat Bee Kun Bu terheran-heran,
sebab suara itu mirip suara wanita tapi juga mirip suara lelaki,
Walau terheran-heran, ia tidak lupa meloncat mundur
beberapa depa. "Aku sudah mundur beberapa depa, harap kalian keluar!"
sahutnya. Tampak dua anak kecil melesat keluar, Usia anak kecil itu
sekitar lima belasan, dengan rambut dikuncir ke atas, Masing-
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
masing menggenggam pedang, dan langsung menyerang Bee
Kun Bu. Bee Kun Bu agak melongo ketika melihat dua anak kecil
melesat keluar dari balik air terjun, justru ia tidak menyangka
kalau kedua anak kecil itu akan menyerangnya secara
mendadak, ia langsung meloncat mundur dan ujarnya sambil
tertawa. "Kalian berdua masih kecil, ada dendam apa kalian berdua
denganku" Kenapa menyerangku dengan panah, dan kini
menyerangku lagi dengan pedang?"
Kedua anak kecil itu tidak menyahut, sebaliknya malah
menyerang Bee Kun Bu lagi dari dua arah.
Meskipun masih kecil, kedua anak itu memiliki ilmu pedang
yang cukup lihay, sayangnya mereka masih kecil sehingga
Lweekang mereka belum tinggi.
"Eeh?" Bee Kun Bu tertawa geli, "Kalian berdua sudah
tidak menyayangi nyawa sendiri" Aku bertanya sekali lagi,
kenapa kalian menyerangku" Kalau kalian tidak menjawab,
aku pasti menghajar kalian!"
Kedua anak kecil itu tetap tidak menyahut, Salah satunya
malah menyerang Bee Kun Bu dengan sengit menggunakan
jurus Tou Ciok Mun Lou (Menyambit Batu Menanya Jalan),
Yang satu lagi menyerang Bee Kun Bu dengan jurus Pat Hong
Hong Ih (Hujan Angin Delapan Penjuru).
Bee Kun Bu terkejut juga menyaksikan serangan-serangan
mereka, ia langsung menangkis menggunakan jurus Thian
Kang Loh Mo (lb!is Terbang Kelangit), itu merupakan jurus
yang sangat dahsyat Akan tetapi mendadak kedua anak kecil
itu membuang pedang masing-masing, kemudian
menjatuhkan diri sambil menangis gerung-gerungan.
Bee Kun Bu terbelalak ia tidak mengerti kenapa kedua
anak kecil itu mendadak menangis begitu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hei, bocah! Kalian berdua tiada permusuhan denganku
kenapa melancarkan serangan gelap terhadap-ku?" tanya
nya. "Engkau kejam!" sahut salah seorang anak kecil itu sengit
"Engkau telah membunuh kakekku dengan senjata rahasia,
maka kami harus menuntut balas! Tapi kami masih kecil,
bukan lawanmu! Kalau kelak sudah besar kami berdua pasti
membunuhmu untuk membalas dendam kakekku!"
Bee Kun Bu teriegun, ia memandang kedua anak kecil itu,
kemudian tanyanya heran. "Apakah orang tua itu kakek kalian?"
Kedua anak kecil itu tidak menyahut, melainkan terus
menangis sedih, itu membuat Bee Kun Bu salah tingkah, dan
tidak tahu harus berbuat apa"
"Sudahlah!" ujar Bee Kun Bu seakan menghibur "Kalian
berdua tidak perlu menangis, orang sudah mati tidak bisa
hidup lagi, Kakek kalian menurut pada perintah Lima Setan
Swat Ling San, itu pertanda ia bukan orang baik. Oleh karena
itu, kalian berdua jangan mencontohi kakek kalian itu, dan
harus jadi orang baik."
"Siapa bilang kakekku bukan orang baik" Engkau yang
jahat!" bentak salah seorang anak itu.
"Adik, jangan mencaci orang!" ujar anak yang memakai
baju hijau, "Kakak akan bertanya padanya."
Tanyalah!" sahut Bee Kun Bu cepat
"Engkau bukan orang Swat Ling San?" tanya anak yang
berbaju hijau. "Aku datang dari Kwat Cong San di Tionggoan, murid
partai Kun Lun," jawab Bee Kun Bu memberitahukan, "Aku ke
mari ingin membuat perhitungan dengan Lima Setan Swat
Ling San, maka bagaimana mungkin aku orang Swat Ling
San?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau begitu, engkau naik ke mari dari mana?" Bocah
berbaju hijau menatapnya tajam.
"Aku ke mari melalui Bo Cih Hong (Puncak ibu Jari),"
jawab Bee Kun Bu heran, "Memangnya kenapa?"
"Apakah engkau bertemu formasi di tempat itu"
Bagaimana caramu meloloskan diri dari formasi itu?" Tanya
bocah berbaju hijau dan tampak bingung pula.
"Di tempat itu memang ada formasi lima unsur, tapi telah
kupecahkan." Bee Kun Bu memberitahukan.
Kedua bocah itu tampak kurang pereaya, Mereka


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memandang Bee Kun Bu dengan mata terbelalak
"Bukankah tadi aku sudah bilang pada kakek kalian,
apakah kalian berdua tidak mendengar?" Bec Kun Bu
tersenyum. "Kakak!" ujar bocah berbaju merah pada saudaranya,
"Tidak salah, orang ini bukan orang Swat Ling San."
"Dia telah membunuh kakek," sahut bocah berbaju hijau,
"Dia... dia bukan orang baik."
Pereakapan kedua bocah itu membuat Bee Kun Bu tidak
habis berpikir, sebab kedengaran kakek mereka bukan anak
buah Lima Setan Swat Ling San, namun kenapa kakek
mereka menjaga di tempat itu bersama macan-macan.
"Adik kecil, kalian berdua jangan emosi," ujar Bee Kun Bu
lembut. "Biar aku menjelaskan persoalan itu. Aku ke mari
justru ingin membasmi Lima Setan Swat Ling San, tapi kakek
kalian menghalangiku, bahkan memberi perintah pada macanmacannya untuk menerkam ku. Aku harus meloloskan diri,
maka terpaksa turun tangan jahat terhadap kakek kalian.
Kalian harus berterus terang padaku, kalau kalian bukan
orang Swat Ling San, aku pasti mewakili kakek kalian
membalas dendam, bahkan akan membawa kalian pergi
meninggalkan Swat Ling San ini. Setujukah kalian?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkau bukan orang Swat Ling San, tentunya orang baik,"
ujar bocah berbaju hijau, "Tapi kenapa engkau tega
membunuh kakek kami?"
"Kalian harus tahu, barisan macan itu sangat lihay, Kalau
aku tidak melukai kakek kalian, tentunya diriku yang bakal
celaka, Kakek kalian juga bersalah, kenapa mau menjual
nyawanya demi Lima Setan Swat Ling San?"
"Jangan mempersalahkan kakek kami!" Sahut bocah
berbaju hijau, "Tubuh kakek kami mengidap racun ular, maka
tidak bisa jalan, Kalau engkau tidak pereaya, aku akan
mengajakmu pergi melihatnya."
"Sebelumnya memang aku tidak tahu," ujar Bee Kun Bu.
"Baiklah! Mari kita pergi melihat mayat kakekmu!"
Mereka bertiga menuju tempat mayat orang tua itu
tergeletak Ternyata di tempat itu terdapat sebuah kali kecil
"Lihatlah!" Bocah berbaju hijau menunjuk mayat kakeknya,
"Bukankah di punggung kakekku dibelenggu dengan rantai?"
Bee Kun Bu memandang punggung orang tua yang lelah
jadi mayat itu, memang ada rantai halus membelenggunya.
"Kenapa begitu" Bolehkah kalian memberitahukan
padaku?" tanya Bee Kun Bu.
"Kakek kami ditangkap Lima Setan Swat Ling San,
kemudian Ling Coa Hong Tok meracuni kakek, setelah itu
mengurung kakek di balik air terjun untuk menjaga tempat ini."
Bocah berbaju hijau memberitahukan. "Kakek kami pawang
macan, tapi Lima Setan Swat Ling San khawatir kakek akan
kabur, maka tulang punggung kakek dibelenggu dengan rantai
besi. Sudah beberapa tahun kami ikut kakek tinggal di balik air
terjun." "Aakh.J" keluh Bee Kun Bu dan merasa menyesal sekali
telah menggunakan jarum Toan Meng Cin untuk membunuh
orang tua itu, ia tak menyangka bahwa orang tua itu bukan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
orang Swat Ling San. "Adik-adik, mari kita kubur mayat kakek
kalian!" "Kini kakek sudah tidak punya nyawa!" sahut bocah
berbaju merah, "Mayat itu jangan diganggu, biarkan saja
begitu!" "Kenapa?" tanya Bee Kun Bu heran.
"Kakek pernah berpesan begitu pada kami," Bocah berbaju
hijau memberitahukan. "Kalau begitu...." Bee Kun Bu menarik nafas panjang,
"Baiklah! Oh ya, kenapa kakek kalian bisa ditangkap Lima
Setan Swat Ling San?"
"Beberapa tahun lalu, kakek mengajak kami berdua ke
gunung mencari rumput obat, tak disangka bertemu Lima
Setan Swat Ling San, akhirnya mereka bertarung Padahal
kakek tidak kalah melawan mereka, tapi kami berdua
ditangkap duluan untuk dijadikan sandera, maka kakek
terpaksa menyerah," tutur bocah berbaju hijau, "Setelah itu,
Ling Coa Hong Tok meracuni dan mengurung kakek di balik
air terjun, bahkan memasang rantai besi di punggungnya, agar
kakek tidak bisa kabur."
"Aaakh...!" Bee Kun Bu menarik nafas panjang dan
bertambah menyesal, karena telah salah tangan membunuh
orang tua itu dengan jarum Toan Meng Cin. "Kalian berdua
harus ingat, aliran Swat Ling San adalah musuh kalian, Maka
setelah kalian dewasa kelak, kalian harus menuntut balas!"
"Kakek sudah bilang, kalau kakek mati, kami berdua harus
berusaha kabur dari tempat ini," ujar bocah berbaju hijau.
"Kakek kalian pernah bilang, bahwa kalian harus pergi
mencari siapa?" tanya Bee Kun Bu sambil memandang
mereka berdua. "Kami akan pergi mencari paman," sahut bocah berbaju
merah. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut, "Kalian tahu jalan
keluar dari tempat ini?"
"Tahu." Bocah berbaju merah mengangguk "Setiap hari
kami berdua berkeluyuran di gunung ini, maka tahu jalan
keluar." "Engkau bukan orang Swat Ling San, lebih baik aku
beritahukan," sambung bocah berbaju hijau, "Kakek memang
punya rencana untuk membalas dendam, maka kami disuruh
belajar ginkang agar lebih leluasa berkeluyuran di gunung ini.
Kami telah menemukan sebuah jalan di belakang gunung,
Memang agak sulit melewati jalan itu, tapi aman sebab tiada
penjaga di sana, Lagi pula orang-orang Swat Ling San pun
tidak tahu jalan itu, maka gampang sekali kami kabur dari
sini." "Kalau begitu, apakah kalian tahu jalan yang menuju Siang
Cing Koan?" tanya Bee Kun Bu mendadak, "Tahu." Bocah
berbaju hijau mengangguk "Bagus." Bee Kun Bu girang.
"Kalau begitu, maukah kalian menunjukkan jalan itu, agar aku
dapat membalas dendam kakek kalian?"
Kedua bocah itu saling memandang, kemudian bocah
berbaju merah mengarah pada mayat kakeknya, Ternyata
mayat orang tua itu telah masuk sungai, dan mulai tengge!am.
"Kakek mulai tenggelam! Kakek mulai tenggelam!" teriak
bocah berbaju merah. Bee Kun Bu pun mengarah ke sana, mayat orang tua itu
memang sudah mulai tenggelam, seketika juga Bee Kun Bu
berlutut menghadap ke arah mayat orang tua itu.
"Aku Bee Kun Bu mohon maaf, karena tidak tahu hal yang
sebenarnya, maka menggunakan jarum Toan Meng Cin
melukai Cianpwee, sehingga membuat Cian-pwee menemui
ajal." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sementara mayat itu terus tenggelam, akhirnya tidak
kelihatan lagi, Bee Kun Bu menarik nafas panjang, kemudian
ujarnya kepada kedua bocah itu.
"Tempat ini amat bahaya, maka aku akan mengantar
kalian turun gunung, Sebelum berhasil mempelajari ilmu silat
tinggi, janganlah kalian ke mari!"
"Kami sudah tahu jalan ke luar itu, tidak perlu diantar,"
sahut bocah berbaju hijau, "Sebaliknya engkau tidak tahu jalan
ke Siang Cing Koan, maka harus bagai-mana?"
"Walau tidak tahu jalan ke sana, aku tetap harus maju."
Bee Kun Bu tersenyum. "Ngo Cih Hong (Puncak Lima Jari) terdiri dari lima puncak,
dan setiap puncak merupakan tempat yang amat bahaya,
Kalau engkau maju terus ke depan, itu sangat membahayakan
dirimu," ujar bocah berbaju hijau dan menambahkan "Tadi
engkau kelihatan menyesal, itu membuktikan engkau adalah
orang baik, Jadi lebih baik kita bekerja sama, kami berdua
akan menunjukkan jalan rahasia yang menuju Siang Cing
Koan, Cepal sampai bisa pula cepat membunuh Lima Setan
Swat Ling San, maka kakek pun dapat tenang di alam baka."
"Baiklah." Bee Kun Bu mengangguk "Setelah itu, aku pun
akan mengantar kalian turun gunung,"
"Kakek sudah berpesan, apabila dia mati, aku harus
segera membawa adikku meninggalkan Swat Ling San. Aku
tidak berani melanggar pesan itu, Aku akan menunjukkan
jalan rahasia itu, lalu akan membawa adikku pergi," sahut
bocah baju hijau, "Apakah engkau setuju?"
"Baiklah, aku setuju!" Bee Kun Bu mengangguk "Nah,
sekarang engkau boleh menunjukkan jalan itu, aku ikut di
belakang kalian." "Tadi suara terompet bergema sampai ke Siang Cing
Koan, maka setiap tempat pasti dijaga ketat," ujar bocah
berbaju hijau, "Jalan rahasia itu memang tiada seorang pun
tahu, tapi kita tetap harus waspada."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"BetuI." Bee Kun Bu kagum sekali akan ketelitian bocah
itu. "Jalan rahasia itu berada di salah sebuah gua di balik air
terjun Kita harus melalui gua itu, Tapi gua itu sangat gelap,
engkau harus hati-hati." Bocah berbaju hijau memberitahukan
Setelah itu, ia dan adiknya segera melesat ke arah air
terjun itu, dan Bee Kun Bu segera melesat mengikuti kedua
bocah itu. Tiba-tiba Bee Kun Bu melihat sebuah gua. Kedua
bocah itu melesat ke dalamnya, kemudian Bee Kun Bu
mengikuti mereka. Di dalam gua gelap gulita, Bee Kun Bu langsung
menghimpun Lweekangnya untuk menjaga segala
kemungkinan "Meskipun tempat ini amat gelap, kami tidak pernah
menyalakan lampu, itu agar tidak terlihat orang, Coba
perhatikan ke depan, itu adalah tempat duduk kami," ujar
bocah berbaju hijau memberitahukan Bee Kun Bu melihat ke
depan, memang tampak beberapa buah batu tempat duduk.
"Dapatkah engkau melihat keanehan gua ini?" tanya bocah
berbaju merah mendadak sambil tersenyum
Bee Kun Bu segera memperhatikan gua tersebut, namun
ia sama sekali tidak melihat keanehan apa pun.
Tidak ada jalan keluar kan?" Bocah baju merah tertawa.
"Kalian mengajakku ke mari, maka aku yakin di dalam gua
ini terdapat jalan rahasia, Ya, kan?" Bee Kun Bu tersenyum
"Betul Di dalam gua ini memang ada jalan rahasia," sahut
bocah berbaju merah, "Namun Lima Setan Swat Ling San
sama sekali tidak tahu, kalau kami berdua yang membuat
jalan rahasia itu." "Oh?" Bee Kun Bu terbelalak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kedua bocah itu mendekati salah sebuah batu, lalu
menggeserkannya, Ternyata di bawah batu itu terdapat
sebuah lubang. "Lubang ini merupakan mulut terowongan di bawah tanah,
panjang terowongan sekitar tiga mil, tapi banyak tanah becek
di sana, maka engkau harus mengikuti langkah kami," ujar
bocah baju hijau. Bee Kun Bu semakin kagum pada kedua bocah itu. Usia
mereka masih begitu kecil, tapi justru memiliki daya pikir yang
begitu panjang. "Ayolah! Mari kita meloncat ke dalam!" ajak bocah berbaju
merah dan langsung meloncat ke dalam lubang itu, Bocah
berbaju hijau lalu menyusul, begitu juga Bee Kun Bu.
Sungguh di luar dugaan, ia merasa menginjak tanah keras.
sedangkan bocah berbaju hijau segera menekan sebuah
tombol, dan seketika lubang itu tertutup kembali.
Dapat dibayangkan, betapa gelapnya terowongan itu.
"Jalan di terowongan ini banyak turun naiknya, maka
engkau harus berhati-hati!" pesan bocah berbaju merah.
"Kalian boleh segera melangkah, aku pasti mengikuti
langkah kalian," sahut Bee Kun Bu sambil tersenyum
Kedua bocah itu mengangguk lalu mulai melangkah ke kiri,
ke kanan dan ke depan, Bee Kun Bu terus mengikuti langkah
mereka. "Aku sama sekali tidak kenal ke dua bocah itu. Walau
mereka berdua sangat mendendam pada Lima Setan Swat
Ling San, tapi yang membunuh kakek mereka adalah aku.
Kalau mereka menjebak aku di terowongan ini, bukankah aku
akan menjadi repot sekali?" ujar Bee Kun Bu dalam hati, "Oleh
karena itu, aku pun harus waspada."
Kedua bocah itu terus melangkah semakin cepat, Bee Kun
Bu terus mengikuti mereka dengan berhati-hati.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Berselang beberapa saat kemudian, kedua bocah itu
berhenti, Bee Kun Bu pun mengikuti berhenti dan tereengang
"Kenapa berhenti di sini?" Tanyanya.
"Tidak lama lagi kita akan keluar dari terowongan ini,
berarti kita sudah sampai di puncak ke dua dan terdapat dua
jalan pula," jawab bocah berbaju hijau memberitahukan "Yang
satu adalah jalan rahasia yang akan menembus ke belakang
Siang Cing Koan, jalan yang lain harus melalui sisi puncak,
tapi bisa secara diam-diam menuju Siang Cing Koan, Nah,
engkau mau pilih jalan yang mana?"
"Bagaimana selisih waktu di antara kedua jalan itu?" tanya
Bee Kun Bu. "Kalau melalui jalan rahasia, itu akan memakan waktu
sehari semalam," jawab bocah baju hijau, "Kalau melalui sisi
puncak, mungkin akan terhalang oleh salju, maka menurutku
lebih baik engkau menempuh jalan rahasia saja."
"Baiklah. Aku akan menempuh jalan rahasia itu. Kalian
boleh menunjukkan jalan rahasia itu, aku akan mengikuti
kalian dari belakang," sahut Bee Kun Bu.
"Maaf!" ucap bocah berbaju hijau, "Sebelum kakek mati,
dia sudah berpesan pada kami, jangan ke puncak ke tiga
kalau kepandaian kami masih rendah, Oleh karena itu, kami
tidak bisa menemanimu lagi."
"Lalu bagaimana dengan kalian?" tanya Bee Kun Bu. "Kini
kakek kalian telah mati, kalau kalian tidak ikut aku ke atas,
kalian mau ke mana?"
"Aku akan pergi mencari paman, itu amanat kakek
sebelum mati," jawab bocah berbaju hijau dengan mata
basah, "Kami sudah tahu jalan untuk meninggalkan Swat Ling
San ini, engkau tidak usah mengkhawatirkan kami!"
"Yaah!" Bee Kun Bu menarik nafas panjang, "Aku pun


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sangat menyesal Karena mengira kakek kalian itu orang Swat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ling San , maka aku menggunakan senjata membunuhnya:
Harap kalian berdua jangan menaruh dendam padaku!"
"Engkau telah membunuh kakek dengan senjata rahasia,
kelihatannya kita sudah punya dendam berdarah,
sesungguhnya kakek sudah punya rencana, dan
memberitahukan pada kami berdua, bahwa dia sangat
mendendam pada Lima Setan Swat Ling San. Akan tetapi
kakek malah harus menjaga tempat itu agar tidak di-masuki
orang lain, Kalau orang yang berkepandaian rendah, kakek
pasti mengusirnya." "Kenapa begitu?" tanya Bee Kun Bu. "Kakek kalian
mendendam pada Lima Setan Swat Ling San tapi kenapa mau
membantu mereka mengusir orang yang ingin memasuki
tempat itu?" "Kakek bilang, kalau ada orang datang, tentunya ingin
membunuh Lima Setan Swat Ling San. Tapi kalau yang
datang itu tidak mampu memecahkan barisan ma-can,
bagaimana mungkin melawan Lima Setan Swat Ling San itu"
Lalu untuk apa harus mengantar nyawa ke Siang Cing Koan"
Bukankah lebih baik pergi" ketika terkena senjata rahasia itu,
kakek pun berpesan pada kami untuk menanyakan
perguruanmu dan melarang kami memusuhimu, Namun...."
Bocah berbaju hijau mulai terisak, "Kakek kami mati secara
mengenaskan, maka kami berdua sangat sedih sehingga
menyerangmu dengan panah, kemudian menyerang lagi
dengan pedang. Kami telah melanggar pesan kakek, harap
engkau sudi memaafkan kami kakak beradik!"
"Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut
"Aku tahu engkau bernama Bee Kun Bu, tapi belum tahu
dari perguruan mana," ujar bocah berbaju hijau, "Bolehkah
engkau memberitahukan pada kami?"
"Aku murid partai Kun Lun." Bee Kun Bu memberitahukan
sambil tersenyum, "Hian Ceng Totiang adalah guruku, aku
datang dari Tionggoan."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Pantas engkau berkepandaian tinggi, ternyata berasal dari
partai terkemuka di Tionggoan!" ujar bocah berbaju hijau
terbelalak "Adik-adik kecil!" Bee Kun Bu tersenyum lagi, "Bolehkah
aku tahu nama kalian dan nama kakek kalian itu?"
"Nama kami adalah Cui Cing Hiong dan Cui Cing Bun,"
jawab bocah berbaju hijau memberitahukan "Kakek bernama
Cui It Peng, julukannya adalah Ju Houw Koai Siu (Kakek Aneh
Penakluk Harimau)." "Kalian berdua masih kecil, bagaimana mungkin dapat
menemukan paman kalian" Lebih baik ikut aku ke Siang Cing
Koan, Setelah aku meratakan tempat itu, aku akan mengantar
kalian pergi mencari paman kalian itu," usul Bee Kun Bu.
"Maafl" ucap Cui Cing Hiong, "Kami kakak beradik tidak
berani melanggar amanat kakek, kita berpisah di sini, Kalau
punya jodoh, kelak kita pasti berjumpa kembali
"Jalan rahasia yang menuju belakang Siang Cing Koan itu,
apakah kalian yang membuatnya" Selain katian, siapa yang
tahu jalan rahasia tersebut?" tanya Bee Kun Bu.
"Jalan rahasia itu memang sudah ada," jawab Cui Cing
Hiong dan menambahkan "Tapi kami berdua yang
memperbaikinya, Kami yakin tidak ada orang lain yang tahu
jalan rahasia itu." "Kalau begitu, kita terpaksa berpisah di sini, mudahmudahan kita akan berjumpa kelak!" ucap Bee Kun Bu.
"Sebelum kakek menghembuskan nafas penghabisan dia
pun menyuruh kami memberitahukan padamu," ujar Cui Cing
Hiong. "Katanya, Lima Setan Swat Ling San sangat licik dan
banyak akal busuk, maka engkau harus berhati-hati menuju ke
Siang Cing Koan," Terimakasih!" ucap Bee Kun Bu terharu, "Lima Setan Swat
Ling San amat jahat, mereka berlima pasti akan mendapat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ganjarannya! Aku akan segera ke sana, kalian berdua boleh
pergi sekarang." "Mari kita naik ke atas dulu!" ajak Cui Cing Hiong.
ia dan adiknya langsung naik ke atas, Bee Kun Bu pun
menyusul Ternyata mereka berada di dalam rimba. Bee Kun
Bu menengok ke sana ke mari, kemudian matanya melihat
sebuah jalan setapak. "Jalan setapak itu menuju ke belakang Siang Cing Koan?"
tanya Bee Kun Bu. "Bukan." Cui Cing Hiong menggelengkan kepala, "ltu
adalah jalan yang akan melalui sisi puncak. Sedangkan jalan
rahasia yang menuju belakang Siang Cing Koan berada di
dalam gua." "Di mana gua itu?" tanya Bee Kun Bu cepat.
"Tuh!" Cui Cing Hiong menunjuk sebuah batu besar,
"Gcser batu itu, dibalik batu itu terdapat sebuah gua."
"Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut Terima-kasih!"
"Kalau begitu, kami harus segera meninggalkan tempat ini,
sampai jumpa!" ucap Cui Cing Hiong, lalu mengajak adiknya
meninggalkan tempat itu. Setelah mereka berdua pergi jauh, barulah Bee Kun Bu
mendekati batu besar itu. ia menggeserkan batu tersebut,
tampaklah sebuah gua di balik batu itu.
Bee Kun Bu memasuki gua itu, kemudian menutupnya
kembali dengan batu tersebut, Gelap sekali di dalam gua itu
tapi Bee Kun Bu tidak melihat dengan jelas, ia tidak bergerak
maju, melainkan berdiri di situ sambil memperhatikan lorong
gua itu. Setelah itu, ia menghunus pedangnya, barulah melangkah
ke dalam dengan hati-hati sekali, sebab ia sama sekali tidak
tahu bagaimana keadaan di gua itu.
***** KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bab ke 18 - Pertarungan di Siang Cin Koan
Bee Kun Bu terus melangkah dengan hati-hati di dalam
lorong itu. ia berlega hati karena tidak mengalami suatu
kejadian apa pun. Entah berapa lama kemudian, ia sudah
berada di ujung lorong, tapi tiada jalan menuju luar.
Bee Kun Bu merasa heran, ia menengok ke sana ke mari,
tetapi tidak melihat adanya jalan keluar itu membuatnya
kebingungan Tidak mungkin kedua bocah itu membohonginya,
namun berada di mana jalan ke luar itu?"
sementara Bee Kun Bu berdiri sambil berpikir, tiba-tiba
tampak sedikit cahaya menyorot ke dalam, tapi cepat sekali
sudah hilang. Walau begitu, Bee Kun Bu sudah tahu cahaya
itu berasal dari langit-langit lorong.
Segeralah ia meloncat ke atas sebuah batu, lalu
tangannya meraba-raba langit-Iangit lorong tersebut seketika
wajahnya berseri, ternyata tempat yang dirabanya itu bisa
bergerak dan akhirnya terbuka sedikit
Bee Kun Bu melongok ke luar dan terbelalak, karena
melihat sebuah halaman yang penuh ditumbuhi berbagai jenis
bunga. Menyaksikan itu, hatinya merasa girang, Tiba-tiba ia
pun bersiap-siap, ternyata melihat beberapa orang membawa
lentera. Kelihatannya mereka itu pe-ronda, sedangkan cahaya
yang dilihat Bee Kun Bu di dalam lorong tadi adalah cahaya
lentera tersebut Setelah para peronda itu pergi, Bee Kun Bu menggeserkan
batu yang di atas itu, lalu melompat ke luar sekaligus
bersembunyi Batu yang digesernya itu adalah semacam batu
hiasan di taman itu. Tak lupa Bee Kun Bu menggeserkan
kembali, setelah itu barulah berendap-endap mendekati
bangunan yang ada di situ.
Mendadak ia melihat dua sosok bayangan, maka cepatcepatlah bersembunyi di tempat yang gelap, Siapa ke dua
orang itu, tidak lain adalah Ling Coa ilmu Tok-Oey Hue dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kui Tok Ciu-Liu Bwce, yang sedang berjalan sambil bereakapcakap, Namun kemudian, tampak lagi sosok bayangan
melewati kedua orang itu, bahkan memperdengarkan suara
keluhan, ternyata Ciak Bin , Sat Sin.
"kepandaian Ji Suheng semakin maju," ujar Ling Coa Hong
Tok. "Ginkangnya sungguh mengejutkan!"
Kiu Tok Ciu tertawa dingin, lalu sahutnya dengan suara
nyaring. "Dugaan adik telah salah, Ji Suheng terkena senjata
rahasia, maka dia harus cepat ke Siang Cing Koan menemui
Toa Suheng, agar segera diobati."
"Pantas dia sama sekali tidak meladeni kita!" ujar Ling Coa
Hong Tok. "Oh ya! Kok engkau tahu badannya terkena senjata
rahasia" Lagi pula siapa yang menggunakan senjata rahasia
melukainya?" "Siapa yang menggunakan senjata rahasia melukainya,
aku pun tidak tahu, mungkin salah seorang dari tiga orang
yang kita jumpai itu," jawab Kiu Tok Ciu dan melanjutkan "Tadi
ketika melewati kita, dia mengeluarkan suara keluhan, lagi
pula tangan kirinya memegang erat-erat lengan kanannya, itu
pertanda lengan kanannya terkena senjata rahasia."
"Dua lelaki dan satu wanita yang kujumpai itu, salah satu
lelakinya telah kita pukul ke dalam jurang, Meskipun dia
berkepandaian tinggi, tidak akan selamat sedangkan lelaki
dan wanita itu, jelas sudah memasuki puncak Lima Jari,
mungin mereka masih terkurung di dalam formasi Lima Unsur,
Tapi... kenapa Ji Suheng berlari begitu kencang seperti dikejar
selan?" "Walau Bee Kun Bu telah kita pukul ke dalam jurang,
namun lelaki dan wanita itu juga berkepandaian tinggi," ujar
Kiu Tok Ciu memberitahukan. "Engkau harus tahu, bahwa
wanita itu yang mengalahkan Souw Peng Hai, namanya Pek
Yun Hui. jangankan berdua, mungkin Toa Suheng masih tidak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mampu mengalahkannya, Nah, alangkah baiknya kalau kita
pergi menemui Toa Suheng untuk melaporkan itu."
Kiu Tok Ciu segera mengerahkan ginkangnya, Ling Coa
Hong Tok pun mengerahkan ginkangnya untuk mengikuti Kiu
Tok Ciu. sedangkan Bee Kun Bu girang bukan main, karena secara
tidak langsung ia telah tahu keadaan Pek Yun Hui dan Gin Tie
Suseng-Kim Eng Hauw, Terlintas pula suatu pikiran, yakni
mengikuti kedua orang itu.
Bee Kun Bu segera mengerahkan ginkangnya menguntit
kedua orang itu, dan sekaligus memperhatikan tempat
sekitarnya. Sementara Kiu Tok Ciu dan Ling Coa Hong Tok terus
melesat ke depan, sama sekali tidak bereuriga ada orang
menguntit mereka. Betapa girangnya Bee Kun Bu, tapi juga tidak habis
berpikir, tempat mereka muncul tadi merupakan tempat apa"
ia sama sekali tidak mengetahuinya. sesungguhnya itu adalah
pos terakhir jadi setiap orang yang ingin ke Siang Cing Koan,
harus melalui pos tersebut yang merupakan sebuah
bangunan, Cvii Cing Hiong dan Cui Cing Bun, kedua bocah
tersebut mengira bahwa bangunan itu adalah Siang Cing
Koan, maka memberitahukan pada Bee Kun Bu, bahwa lorong
rahasia itu akan menembus ke belakang Siang Cing Koan.
Berselang beberapa saat kemudian, mereka sudah sampai
di sebuah tebing yang sangat tinggi menjulang seakan
menyambung dengan langit Di sisi tebing itu terdapat jurang
yang sangat dalam, bahkan jalan yang menuju ke tebing itu
pun sangat berbahaya, itu adalah Moh Siang Ngai (Tebing
Memandang Kampung Hala-man), Siang Cing Koan berada di
situ. Tampak sebuah bangunan yang amat besar berdiri tegar
di tebing itu, yakni bangunan Siang Cing Koan yang megah.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sementara Ciak Bin Sat Sin terus berlari menuju ke
bangunan itu, Saat ini pintu Siang Cing Koan terbuka lebar,
maka ia langsung menerobos ke da!am. Ling Coa Hong Tok
dan Kiu Tok Ciu terlambat Setelah Ciak Bin Sat Sin
menerobos ke dalam, barulah giliran Ling Coa Hong Tok dan
Kiu Tok Ciu. Bee Kun Bu yang terus menguntit itu sudah tahu, bahwa
bangunan itu adalah Siang Cing Koan, markas Lima Setan
Swat Ling San. Karena tidak tahu jelas bagaimana keadaan di
dalammu maka ia tidak berani bertindak ceroboh ikut
menerobos ke dalam, melainkan bersembunyi di balik sebuah
batu. Ketika Bee Kun Bu bersembunyi dari dalam bangunan itu
terdengar suara lonceng yang amat nyaring, berkumandang
sampai puluhan mil jauhnya.
Bee Kun Bu mengira, bahwa bunyi lonceng itu sebagai
tanda pemanggilan kepada para murid Swat Ling San untuk
berlatih ilmu silat Namun setelah didengarkan dengan
seksama, suara lonceng itu agak kacau, Mungkin telah terjadi
sesuatu di dalam Siang Cing Koan itu.
Selama menguntit Ling Coa Hong Tok dan Kiu Tok Ciu,
Bee Kun Bu sama sekali tidak melihat orang lain, tapi
kenapa... mungkinkah Pek Yun Hui telah sampai duluan ke
dalam Siang Cing Koan" Tanya Bee Kun Bu dalam hati.
Tiha-tiba ia melihat puluhan sosok bayangan berkelebat
menuju ke Siang Cing Koan, Ketika melihat bayanganbayangan itu, ia pun berpikir, bagaimana cara menyelinap ke
dalam Siang Cing Koan, karena ia ingin tahu apa yang telah
terjadi di dalamnya. Tampak beberapa sosok bayangan melewati Bee Kun Bu
menerobos ke dalam Siang Cing Koan, sedangkan yang lilin
masih belum menyusui Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu. ia segera mengerahkan ginkangnya mengikuti
mereka menuju pintu masuk bangunan itu.
Begitu sampai di dalam, hati Bee Kun Bu pun tersentak,
ternyata di dalam terdapat suatu disiplin, yakni setiap orang
berdiri ditempat yang sesuai dengan kedudukan masingmasing.
Keempat orang yang baru masuk itu, segera menuju ke
tempat sebelah Timur, lalu berdiri diam di tempat
Kini Bee Kun Bu jadi serba salah, ia tidak tahu harus
berdiri di mana, sebab kalau mundur pasti ketahuan, lagi pula
telah masuk empat orang di belakangnya, posisinya memang
dalam bahaya, tapi ia bernyali besar dan dapat berlaku tenang
di saat demikian Kemudian secepat kilat ia melesat ke
belakang kursi yang berkulit macan.
Begitu melesat ke tempat itu untuk bersembunyi, empat
orang yang di belakangnya juga lelah masuk ke dalam,
mereka menuju ke tempat sebelah Barat, lalu berdiri diam di


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

situ. Tempat persembunyian Bee Kun Bu memang stra-tegis,
bisa melihat jelas seluruh ruangan itu, Tak seberapa lama
kemudian, masuk lagi belasan orang, Bee Kun Bu pun
menghitung, jumlah orang yang berada di dalam ruang
tersebut sekitar empat puluhan dan masing-masing membawa
senjata. Berselang beberapa saat, tampak seorang anak berbaju
hijau berjalan ke luar dari dalam ruangan, menuju sebuah
meja yang terdapat sebuah lonceng kecil di atas-nya.
Kemudian anak lelaki itu mengambil sebuah alat, lalu
memukul lonceng itu tiga kali, dan terdengarlah suara lonceng
yang amat nyaring, Sebelum suara lonceng itu hilang, di
belakang ruangan itu muncul enam orang.
Orang yang berjalan duluan itu tampak serius, namun Bee
Kun Bu tidak mengenal inya, sedangkan lima orang lainnya
adalah Souw Peng Hai, Ciak Bin Sat Sin-Sang Yang, Tan Cun
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Goan, Kiu Tok Ciu-Liu Bwee dan Ling Coa Hong Tok-Oey
Hue. Keenam orang itu duduk di kursi masing-masing yang
telah tersedia di ruang Siang Cing Koan. Lengan kanan Ciak
Bin Sat Sin-Sang Yang telah dibalut, akan tetapi, orang yang
pertama itu mendadak bangkit berdiri lalu memandangnya.
"Adik ke dua, bagaimana luka di lenganmu" Biar kuperiksa
lukamu itu!" ujar orang itu.
Ciak Bin Sat Sin tampak menghormat sekali pada orang
itu. ia langsung bangkit berdiri, lalu membuka balutan dan
memperlihatkan luka itu. Orang itu memperhatikan luka di lengan Ciak Bin Sat Sin,
lalu tertawa dingin "Melihat luka di lenganmu, dapat diketahui bahwa senjata
rahasia itu mirip jarum Pho Yong Cin, tapi justru bukan jarum
tersebut," ujar orang itu sambil mengernyitkan kening, "Untung
jarum itu cuma melukai kulit luar, kalau masuk ke dalam,
sulitlah untuk mengeIuar-kannya, Yang jelas jarum itu tidak
mengandung racun, hanya jalan darah di lenganmu itu tertotok
sedikit, sehingga lenganmu tidak bisa digerakkan Aku akan
membantumu dengan Lweekang, agar lenganmu bisa
digerakkan seperti semuIa."
Orang itu langsung menggenggam lengan Ciak Bin Sat
Sin, kemudian mengerahkan Lweekangnya untuk menembus
ke jalan darah yang tertotok itu. Tak seberapa lama, ubunubun orang itu tampak mengeluarkan semacam kabut.
Bee Kun Bu terkejut ia yakin bahwa orang itu memiliki
Lwekang yang amat tinggi, Saat ini Bee Kun Bu sudah tidak
bersembunyi di balik kursi lagi. Ternyata ketika anak lelaki tadi
memukul lonceng, ia pun mengerahkan ginkangnya melesat
ke atas, dan sekaligus bersembunyi di balik sebuah tiang yang
melintang di atas sana, seandainya ia tidak bergerak cepat,
tentunya ke-enam orang itu akan tahu keberadaannya di situ.
sementara Bee Kun Bu terus memperhatikan orang itu.
Orang itu berusia enam puluhan, memakai jubah hitam, dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
wajah kekuning-kuningan, Mendadak Bee Kun Bu teringat
sesuatu dan membatin Orang itu pasti Lam Thian It Sat-Kwa Ih Kang, tapi kenapa
wajahnya kekuning-kuningan?"
Tidak sa!ah, orang tersebut memang Lam Thian It Sat-Kwa
Ih Kang, tetapi kenapa wajahnya kekuning-kuningan" Apakah
terpengaruh oleh ilmu silat yang dipelajarinya.
Berselang beberapa saat, Ciak Bin Sat Sin menarik nafas
ringan, sedangkan Lam Thian It Sat pun melepaskan
tangannya. "Terimakasih, Toa Suheng!" ucap Ciak Bin Sat Sin,
Tangannya yang terluka itu sudah bisa bergerak.
Lam Thian It Sat diam saja, ia kembali duduk kemudian
menyebarkan pandangannya dengan sorotan tajam
"Bee Kun Bu!" ujar Lam Thian It Sat dingin, "Engkau
seorang pendekar sejati, tetapi kenapa harus bersem-bunyi"
cepatlah turun!" Puluhan pasang mata langsung mengarah ke atas, melihat
Bee Kun Bu bersembunyi di atas tiang yang melintang itu.
Namun tiada seorang pun berani me-nyerangnya, karena
tiada perintah dari ketua aliran Swat Ling San.
Betapa terkejutnya Bee Kun Bu, karena sama sekali tidak
menyangka kalau Lam Thian It Sat akan tahu dirinya
bersembunyi di situ, ia lalu tertawa panjang sambil meloncat
turun. "llmu silat Swat Ling San memang hebat, sungguh
membuatku kagum sekali!" ujar Bee Kun Bu.
"Pihak kami tidak bermusuhan dengan partai Kun Lun,
kenapa engkau ke mari melukai Ji Suteeku dan memecahkan
formasi Lima Unsur" Apa maksudmu?" tanya Lam Thian It Sat
dingin. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Partai Thian Liong telah bubar, kalau isteri Souw Peng Hai
tidak bermohon pengampunan Souw Peng Hai pasti sudah
mati ditanganku! Dia menyatakan mau bertobat dan ikut
isterinya ke Kuil Yang Sim Am! Tidak tahunya malah punya
rencana untuk menimbulkan bencana di rimba persilatan lagi,
bahkan minta bantuan pada beberapa aliran yang ada di luar
perbatasan dan di seberang laut! Aku tiada permusuhan
dengan aliran Swat Ling San, jadi ke mari cuma karena Souw
Peng Hai! Harap ketua maklum dan bersedia menyerahkan
Souw Peng Hai padaku, aku pasti berterima kasih sekali!"
Lam Thian It Sat tertawa gelak, lalu menatap Bee Kun Bu
dalam-dalam seraya berkata.
"Souw Peng Hai punya hubungan erat denganku, dia
sangat mendendam sehingga berkunjung ke mari menemuiku!
Bagaimana mungkin aku menyerahkannya padamu" Lagi pula
kami berprinsip, orang tidak gangguku, aku pun tidak ganggu
orang! Namun engkau memasuki Swat Ling San, bahkan telah
melukai beberapa orangku! Kini engkau harus bagaimana
mempertanggungjawabkan perbuatanmu itu?"
Mendengar itu, Bee Kun Bu sudah tahu bahwa Lam Thian
It Sat membela Souw Peng Hai, maka jelas pertarungannya
tak akan terhindar lagi. Oleh karena itu, ia tertawa seraya
berkata. "Apa yang harus kupertanggungjawabkan" Aku ke mari
secara baik-baik, tapi disambut dengan cara tidak karuan,
bahkan hendak membunuhku! itu bagaimana
pertanggungjawabanmu?"
"Bocah!" bentak Lam Thian It Sat mengguntur, "Berapa
tinggi kepandaianmu sehingga engkau berani bertingkah di
Siang Cing Koan" Hari ini engkau mengantarkan diri, maka
kalau hari ini aku tidak mencincang-mu, mungkin engkau akan
merasa tidak puas!" Wajah Lam Thian It Sat bertambah kuning, pertanda
kegusarannya telah memuncak Maka Bee Kun Bu pun
bersiap-siap, akan tetapi, Lam Thian It Sat masih tetap duduk,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
hanya mengibaskan memberi isyarat pada tiga puluh enam
orang yang berkumpul di tempat itu
Seketika juga tiga puluh enam orang itu maju mengurung
Bee Kun Bu. tentunya Bee Kun Bu tahu akan maksud Lam
Thian It Sat yang ingin mencoba kepandaiannya dengan
semacam formasi "Hm!" dengus Bee Kun Bu dalam hati. "Aku telah
memecahkan formasi Lima Unsur dan barisan macan! Kini
aku pun harus berhati-hati, dan harus pula menghancurkan
formasi yang ada di sini!"
Bee Kun Bu menghunus pedangnya, kemudian mengambil
segenggam jarum Toan Meng Cin.
Lam Thian It Sat terus menatap Bee Kun Bu, kemudian
memberi aba-aba pada tiga puluh enam orang itu. Seketika
juga tiga puluh enam orang itu membentuk formasi Lima
Unsur, dan sekaligus menyerang Bee Kun Bu.
Bee Kun Bu sudah cukup berpengalaman menghadapi
formasi tersebut, maka ia tampak tenang sekali, dan langsung
menggerakkan pedangnya mengeluarkan ilmu pedang
andalannya untuk balas menyerang orang-orang itu.
Beberapa jurus kemudian, Bee Kun Bu sudah tahu, bahwa
formasi Lima Unsur ini berbeda dengan formasi Lima Unsur
yang pernah dihadapinya, jauh lebih hebat dan banyak
variasinya. "Selain tiga puluh enam orang ini, masih ada enam orang
yang amat sulit dihadapi. Kalau aku tidak segera
menghancurkan formasi ini, aku pasti celaka!" ujar Bee Kun
Bu dalam hati. sementara tiga puluh orang itu terus bergerak, maju
mundur dan lain sebagai nya. sedangkan Bee Kun Bu berdiri
diam di tempat sambil menengok ke sana ke mari, Tiba-tiba ia
melihat beberapa pilar di situ, sekelebatan timbullah suatu ide
dalam hatinya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu segera memutar-mutarkan pedangnya,
kemudian mendadak menyerang mereka, Tapi secara diamdiam ia pun melancarkan pukulan tangan kosong ke salah
sebuah pilar Braaak! Pilar itu hancur membuat ruangan Siang Cing
Koan itu tergetar Tiga puluh enam orang itu tampak tertegun, karena tidak
menyangka kalau Bee Kun Bu akan menghancurkan pilar itu.
Bee Kun Bu tidak menyia-nyiakan kesempatan itu,
langsung menyerang melukai empat orang. Kini cuma tinggal
tiga puluh dua orang, maka formasi itu pun mulai kacau balau.
Tampak sinar pedang berkelebatan, dan korban pun
berjatuhan Pada waktu bersamaan, terdengarlah suara
bentakan keras, seketika juga orang-orang yang menyerang
Bee Kun Bu pun berhenti, kemudian mereka me-mapah yang
terluka lalu ditaruh di tengah pintu.
"Formasi Lima Unsur itu cuma begitu saja!" ujar Bee Kun
Bu dingin "Namun berani berniat ingin menguasai rimba
persilatan Tionggoan! Sungguh tak tahu diri! Hari ini aku
memang cuma datang seorang diri, namun kelak kalau kaum
pesilat rimba persilatan Tionggoan bergabung menyerbu ke
mari, bukankah Siang Cing Koan akan musnah" Nah, menurut
aku, lebih baik sekarang saja serahkan Souw Peng Hai dan
Co Hiong padaku! Aku pun akan memberitahukan pada kaum
Bu Lim di Tionggoan agar tidak menyerbu ke mari!"
Lam Thian It Sat diam saja, ia memang licik tapi sangat
kagum akan kepandaian Bee Kun Bu, sementara yang paling
tidak tenang adalah Souw Peng Hai.
"Bee Kun Bu ke mari karena diriku dan Co Hiong, maka
kalau aku diam tentunya tidak akan enak terhadap pihak Swat
Ling San. Saat ini Bee Kun Bu cuma seorang diri, lebih baik
aku turun tangan duluan!" ujarnya dalam hati.
Setelah membatin, Souw Peng Hai pun bangkit berdiri
sambil menatap Bee Kun Bu tajam
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bee Kun Bu! Kau jangan banyak bertingkah di sini! Biar
aku bertarung beberapa jurus denganmu!" bentaknya lalu
menghampiri Bee Kun Bu. Ketika melihat Souw Peng Hai tampil, Bee Kun Bu pun
langsung tertawa dingin "Souw Peng Hai!" bentaknya, "Di Toan Hun Ya, kalau
bukan isterimu bermohon pengampunan untukmu, engkau
pasti sudah mati! Aku kira engkau mau bertobat, tidak tahunya
malah bergabung dengan para setan iblis luar perbatasan dan
seberang laut untuk menimbulkan bencana di rimba persilatan
Tionggoan! Oleh karena itu, hari ini aku harus menangkapmu
dan Co Hiong!" "Ha ha ha!" Souw Peng Hai tertawa keras, "Hei! Murid Kun
Lun, berapa tinggi kepandaianmu sehingga berani omong
besar di sini" Hari ini kalau aku tidak membunuhmu, rasanya
hatiku tidak akan puas!"
Usai berkata begitu, ia pun langsung menyerang Bee Kun
Bu dengan ilmu Kan Goan Cih. Dapat dibayangkan betapa
dahsyatnya serangan itu, sebab Souw Peng Hai menyerang
dalam keadaan gusar Bee Kun Bu tidak mau menyambut serangan itu, dan
cepat-cepat mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu
(Langkah Ajaib) untuk menghindarinya.
Oleh karena itu, serangan tersebut jadi mengarah kepada
belasan orang yang berdiri di belakang Bee Kun Bu.
Belasan orang itu tidak tahu kelihayan Kan Goan Cih.
Ketika angin pukulan itu sudah mendekat, barulah mereka
serentak kaget dan segera menangkis.
"Aaakh!" Terdengar suara jeritan, ternyata belasan orang
itu telah terluka oleh Kan Goan Cih.
Betapa gusarnya Souw Peng Hai, ia tidak menyangka Bee
Kun Bu dapat menghindar sehingga melukai orang-orang
Swat Ling San. Setelah itu, Souw Peng Hai mulai menyerang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu lagi dengan ilmu Kan Goan Cih, tapi kati ini ia
sangat berhati-hati, agar tidak melukai orang lain.
Bee Kun Bu tetap menggunakan ilmu Ngo Heng Mie Cong
Pu untuk menghindar agar membuat Souw Peng Hai
penasaran sekali. "Aku sebagai tamu di sini, kalau aku tidak dapat
merobohkan Bee Kun Bu, tentunya Lam Thian It Sat akan
memandang rendah diriku, bahkan mungkin juga tidak jadi
bekerja sama denganku, maka aku harus segera
merobohkannya," ujar Souw Peng Hai dalam hati sambil
menyerang Bee Kun Bu. Setelah mengambil keputusan ini, Souw Peng Hai
menyalurkan Lweekangnya ke jari tangannya, ia ingin
menyerang Bee Kun Budari tigajurusan, agar tidak dapat
menghindar lagi. Bee Kun Bu sudah siap, maka ketika Souw Peng Hai
menyerangnya, langkah ajaibnya pun bergerak.
Souw Peng Hai terkejut, karena tidak menyangka kalau
Bee Kun Bu akan bergerak begitu cepat Ketika melihat Bee
Kun Bu sudah berdiri, giranglah hatinya dan memekik keras
sambil menyerang dengan ilmu Kan Ooan cih.
Akan tetapi, kali ini Bee Kun Bu tidak menggunakan Ngo
Heng Mie Cong Pu untuk menghindar melainkan menyambut
serangan itu dengan jari tangannya, Ternyata Bee Kun Bu
menggunakan Tan Cih Sin Kang (llmu Telunjuk Sakti).
Souw Peng Hai sama sekali tidak tahu bahwa Bee Kun Bu
memiliki ilmu tersebut, maka membuat hatinya tersentak
Sungguh di luar dugaan Souw Peng Hai, ilmu Telunjuk Sakti


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu mampu membuyarkan tenaga Kan Goan Cih, bahkan
langsung menyerangnya. Betapa terkejutnya Souw Peng Hai, dan tanpa banyak pikir
lagi ia langsung meloncat mundur
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu tidak mengejarnya, cuma tersenyum hambar
sambil menatapnya, lalu berkata.
"Belum lama ini aku bertemu dengan isterimu dan Nona
Souw Hui Hong. Mereka berdua bermohon padaku agar tidak
membunuhmu! Aku masih memandang muka isterimu dan
Nona Souw Hui Hong, Padahal kalau aku ingin melukaimu
saat ini, tentunya gampang sekali! Tapi mengingat usiamu
sudah mulai lanjut maka aku pun tidak mau melukaimu
Namun engkau harus segera kembali ke Kuil Yang Sim Am
untuk bertobat!" Akan tetapi, mendadak melayang sosok bayangan, tampak
seseorang sudah berdiri di hadapan Bee Kun Bu. Orang itu
tidak lain adalah Lam Thian It Sat-Kwa Ih Kang, ia tersenyumsenyum seraya berkata lantang.
"Tidak sampai satu jam, engkau sudah memperlihatkan
ilmu pedang, pukulan dan telunjuk, bahkan melukai orangorangku! Engkau memang berkepandaian tinggi, sungguh
membuatku kagum sekali! Selama ini aku cuma berada di
Swat Ling San, jarang bertemu orang berkepandaian tinggi!
Sungguh tak disangka, hari ini justru muncul engkau yang
berkepandaian tinggi, itu membuat tanganku jadi gatal! Kalau
engkau dapat mengalahkanku, segalanya aku akan menurut
padamu! sebaliknya kalau engkau kalah, aku pasti
membawamu ke gunung Kun Lun menemui Hian Ceng
Totiang untuk minta pertanggungjawabannya!"
"Partai Kun Lun dan aliran Swat Ling San tiada
permusuhan apa pun! Aku ke mari cuma ingin menangkap
Souw Peng Hai dan Co Hiong berdua!" sahut Bee Kun Bu
sambil tersenyum. "Asal engkau tidak turut campur, aku akan
segera membawa mereka pergi!"
"Ha ha ha!" Lam Thian It Sat tertawa ge!ak. "Engkau
memasuki Swat Ling San dan melukai orang-orangku, itu
membuktikan engkau sama sekali tidak memandang sebelah
mata pada pihak Swat LingSan! Apakah aku harus menyudahi
begitu saja?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bagaimana baiknya menurutmu?" tanya Bee Kun Bu. ia
tahu bahwa pertarungan tak akan terhindar lagi.
"Hari ini, kalau engkau tidak menyerahkan nyawamu,
jangan harap bisa lolos dari tempat ini!" bentak Lam Thian It
Sat melotot "Kalau begitu, silakan maju!" tantang Bec Kun Bu.
"Lihat serangan!" seru Lam Thian It Sat sambil menyerang
Bee Kun Bu dengan pukulan.
Bee Kun Bu menangkis serangan itu, tapi diam-diam ia
memperhatikan pukulan Lam Thian It Sat.
Mendadak badan Lam Thian It Sat melambung ke atas,
lalu menyerang Bee Kun Bu secepat kilat Bee Kun Bu tidak
berani berlaku ayal lagi. Cepat-cepat ia menghunus
pedangnya, dan sekaligus menangkis serangan itu dengan
jurus Thai Ong Hu Kiam (Raja Thai Memutar Pedang).
Seketika juga berkelebat sinar pedang berbentuk seperti
pelangi, ternyata jurus itu mematahkan serangan Lam Thian It
Sat. Lam Thian It Sat merasa kagum menyaksikannya, sebab
Bee Kun Bu mampu menangkis serangannya, bahkan
sekaligus menyerangnya, Walau badannya masih terapung,
Lam Thian It Sat masih bisa berkelit, dan menyerang Bee Kun
Bu dengan tendangan Bee Kun Bu segera meloncat mundur, sedangkan Lam
Thian It Sat melayang turun, Sesaat mereka saling
memandang. Lam Thian It Sat tidak habis berpikir, kenapa
Bee Kun Bu begitu gampang menghindari seranganserangannya.
Tiba-tiba bahu Lam Thian It Sat bergerak, kemudian
melesat ke arah Bee Kun Bu sambil menyerang dengan jurus
aneh, Bee Kun Bu cepat-cepat menggerakkan pedangnya
menggunakan jurus Kim Sih Jauw Wua (Benang Emas Melilit
pergelangan Tangan). KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mendadak Lam Thian It Sal merubah jurusnya, seketika
juga tampak berpuluh pasang tangan mengarah pada
pergelangan tangan Bee Kun Bu. Kelihatannya Lam Thian It
Sat ingin merebut pedang yang ditangannya.
Sungguh aneh jurus itu, bahkan sepasang kaki Lam Thian
It Sat pun bergerak maju, Bee Kun Bu segera berkelit Ketika
melihat serangan itu, ia pun merasa heran lantaran tangan kiri
Lam Thian It Sat sama sekali tidak bergerak.
Bee Kun Bu memang tidak tahu bahwa tangan kiri Lam
Thian It Sat khusus untuk melancarkan Kiu Tok Im Sat Ciang
Hoat (llmu PukuIan Sembilan Racun Dingin) yang amat ganas.
sesungguhnya Lam Thian It Sat sudah ingin melancarkan
ilmu tersebut, namun ketika menyaksikan kegagahan Bee Kun
Bu, hatinya pun tergerak dan merasa sayang akan bakatnya,
Maka ia tidak mau mengeluarkan ilmu itu.
Tiba-tiba Bee Kun Bu tertawa panjang, dan sekaligus
menyerang lengan kiri Lam Thian li Sat secepat kilat Ketika
pedang itu hampir menusuk lengan kirinya, mendadak Lam
Thian It Sat menggerakkan bahu kirinya, sehingga pedang
Bee Kun Bu jadi luput justru pada waktu bersamaan, Bee Kun Bu pun
melancarkan pukulannya ke arah punggung Lam Thian It Sat
Tanpa melihat, Lam Thian It Sat menggerakkan tangan
kanannya menotok jalan darah di lengan Bee Kun Bu. Untung
Bee Kun Bu sudah menduga akan serangan itu, maka dapat
mengelak, Lam Thian It Sat semakin kagum, sehingga tanpa
sadar ia pun berseru. "Bagus!" Setelah mengelak, Bee Kun Bu tidak tinggal diam, ia
segera menyerang dengan pedangnya lagi, Sungguh dahsyat
serangan itu. Ciak Bin Sat Sin yang pernah merasakan kelihayan Bee
Kun Bu, begitu melihat serangan itu, berseru tak tertahan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Toa Suheng, hati-hati!"
Setelah berseru, Ciak Bin Sat Sin bangkit berdiri, begitu
pula Tan Cun Goan, Kiu Tok Ciu dan Ling Coa Hong Tok.
Kalau Lam Thian It Sat tidak dapat mengelak serangan itu,
mereka berempat akan melancarkan serangan serentak pada
Bee Kun Bu. Akan tetapi, Lam Thian It Sat sudah tahu akan kelihayan
serangan itu. ia ingin mengeluarkan ilmu Kiu Tok Im Sat Ciang
Hoat, namun mendadak dibatalkannya, sebaliknya malah
menangkis serangan itu dengan pukulan tangan kanannya,
dan sekaligus menotok jalan darah di lengan Bee Kun Bu
pula. Kalau Bee Kun Bu terus melanjutkan serangan itu,
tentunya mereka berdua akan terluka bersama. Bee Kun Bu
tidak menghendaki hal itu, maka ia pun cepat-cepat merubah
jurus pedangnya, yakni membabat lengan Lam Thian It Sat.
"Dia masih begitu muda, namun kepandaiannya sudah
begitu tinggi," ujar Lam Thian It Sat dalam hati, "Kalau aku
tidak segera merobohkannya, tentunya akan ditertawakan
semua orang yang berada di sini. Aku terpaksa bertindak
kejam terhadapnya." Lam Thian li Sat menggeserkan badannya, sekaligus
mendorongkan telapak tangan kirinya, ternyata ia telah
mengeluarkan ilmu Kiu Tok Im Sat Ciang Hoat.
Bee Kun Bu terkejut melihat pukulan yang tampak
sederhana itu. Segera ia mengerahkan ginkangnya meloncat
ke atas, kemudian menangkis pukulan itu dengan ilmu Tan
Cih Sin Kang. ia ingin membuyarkan tenaga pukulan itu
dengan ilmu telunjuk saktinya.
ilmu Tan Cih Sin Kang berasal dari kitab ajaib Kui Goan Pit
Cek, sudah tentu sangat dahsyat dan dapat membuyarkan
tenaga pukulan Lam Thian It Sat.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Akan tetapi, sungguh mengherankan Ternyata tenaga
pukulan itu mendadak menyatu lagi menyerang ke arah Bee
Kun Bu. Betapa terkejutnya Bee Kun Bu, cepat-cepat ia
mengerahkan ginkang Ling Khong Sih Tou untuk menghindari
pukulan itu. Ketika melihat Bee Kun Bu mengeluarkan ilmu ginkangnya
itu, timbullah suatu niat aneh dalam benak Lam Thian It Sat.
Ternyata ia pernah mendengar tentang ilmu ginkang Ling
Khong Sih Tou, namun tidak pernah menya ks ikan nya. Kini
ia telah menyaksikan ilmu ginkang tersebut, sehingga
membuatnya tertarik, dan ingin menangkap Bee Kun Bu
hidup-hidup, lantaran berniat mempelajari ilmu ginkang
tersebut Setelah itu, barulah membunuhnya.
Karena niat itu, maka ia pun segera menyerang Bee Kun
Bu dengan sepasang tangannya, yakni pukulan Kiu Tok Im
Sat Ciang Hoat, ia menyerang Bee Kun Bu dari dua arah, agar
Bee Kun Bu tidak dapat menghindar
Bee Kun Bu sama sekali tidak tahu itu dan ia pun berkelit
itu membuat Lam Thian It Sat bergirang dalam hati, Secepat
kilat ia menyerang lagi dengan pukulan Kiu Tok Im Sat Ciang
Hoat. Kini Bee Kun Bu telah terperangkap di dalam pukulannya,
ia tampak gugup, apalagi ketika Lam Thian It Sat
membentaknya. "Lihat pukulan!"
Bee Kun Bu langsung berkelit, akan tetapi mendadak ia
mendengar suara "Braaaak", ternyata lantai yang diinjak Bee
Kun Bu terbuka secara tiba-tiba, sehingga badan Bee Kun Bu
terperosok ke dalamnya, Namun ia memiliki ginkang yang
amat tinggi, sehingga dapat dengan cepat mengerahkan
ginkangnya dengan cara sebelah kaki menginjak kaki lain,
maka badannya melambung ke atas.
Akan tetapi, Lam Thian It Sat tidak memberi kesempatan
padanya untuk mencapai ke atas, ia langsung melancarkan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pukulan Kiu Tok Im Sat Ciang Hoat ke arah Bee Kun Bu,
Karena badan sedang melambung, maka sulit bagi Bee Kun
Bu untuk menghindari maupun menangkis, Dari pada terluka
oleh pukulan itu, lebih baik masuk ke lubang itu! Pikirnya. Oleh
karena itu, ia pun memberatkan badannya agar merosot ke
bawah, sekaligus merogoh ke dalam bajunya, dan secepat
kilat melemparkan sesuatu ke ruang Siang Cing Koan.
Ternyata ia melempar semacam bahan peledak, ingin
membakar ruang Siang Cing Koan dengan bahan peledak itu.
Benda itu melayang ke arah jendela, kemudian meledak di
situ mengeluarkan api. Lam Thian It Sat terkejut bukan main.
ia langsung mengibaskan lengan bajunya ke arah jendela, dan
seketika juga api itu pun padam.
sedangkan Bee Kun Bu terus merosot ke bawah, namun
cepat menghimpun Lweekangnya untuk menjaga diri, khawatir
masih ada jebakan lain di dalam lubang itu.
Akhirnya Bee Kun Bu terjatuh ke dalam air. Sungguh di
luar dugaannya, di tempat itu persisnya di bawah Siang Cing
Koan terdapat sebuah telaga yang airnya sangat dingin
menusuk tu!ang. ***** Bab ke 19 - Bertarung di Ruang Bawah Tanah
Bee Kun Bu yang terjatuh di dalam air, langsung
menggerakkan pedangnya ke sana ke mari, khawatir ada
binatang beracun di dalam air itu. Tapi tidak, itu membuatnya
menarik nafas Iega. Setelah itu, barulah ia meloncat ke pinggir
telaga itu. Gelap gulita di tempat itu, Tiba-tiba Bee Kun Bu teringat
akan Pit Giok Cak pemberian Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin,
wanita tua picak yang tinggal di dalam gua.
Cepat-cepat ia mengeluarkan benda tersebut, dan seketika
juga tampak cahaya kehijau-hijauan menerangi tempat itu,
Bee Kun Bu menengok ke sana ke mari dan hati pun
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tersentak, ternyata dinding-dinding itu dibuat dari baja, bahkan
sudah berlumut, maka sulit baginya untuk naik ke atas.
ia tahu, bahwa kali ini tidak bisa meloloskan diri dari lubang
tersebut, mungkin akan mati di tempat ini.
"Lam Thian It Sat berkepandaian tinggi, tapL." gumam Bee
Kun Bu sambil berpikir "Kenapa dia menjebak aku di dalam
lubang ini" Lagi pula kelihatannya dia tidak ingin melukai
diriku dengan Kiu Tok Im Sat Ciang Hoatnya, itu dikarenakan
apa" Aku harus memperhatikan hal tersebut!"
Pada waktu bersamaan, ia mendengar suara hiruk-pikuk di
atas. Suara itu sangat lirih, tapi ia dapat mendengar dengan
jelas, Kemudian terdengar pula suara seruan kebakaran
Mendengar suara seruan itu, ia pun tertawa gembira.
"Siang Cing Koan pasti terjadi kebakaran, gara-gara aku
melempar bahan peledak itu!" ujarnya sambil tertawa.
Tidak salah, Di Siang Cing Koan itu memang lelah terjadi
kebakaran, Ternyata bahan peledak yang dilemparkan Bee
Kun Bu tadi berupa bahan peledak istimewa, dapat meledak
berkali-kali dan api pun semakin membesar.
Lam Thian It Sat mengibaskan lengan bajunya
memadamkan api itu, namun kemudian bahan peledak itu
meledak dan meledak lagi, Apinya pun bertambah besar,
sehingga kibasan lengan baju Lam Thian It Sat sudah tiada
artinya. Dalam waktu sekejap, api itu sudah berkobar-kobar,
sekaligus menjalar ke mana-mana, Betapa gusarnya Lam
Thian It Sat begitu melihat api itu tidak bisa dipadamkan lagi,
Segeralah ia menyuruh orang-orangnya cepat menyingkir
ia masih ingat Bee Kun Bu berada di dalam lubang itu, tapi
tidak mau menolongnya, lantaran sangat gusar padanya yang
telah melempar bahan peledak itu.
Toa Suheng! Bagaimana baiknya?" tanya Ciak Bin Sat Sin.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Mari kita mundur!" sahut Lam Thian It Sat dan
menambahkan "Agar api itu tidak menjalar ke bangunan
belakang, kita harus menghancurkan ruang Siang Cing Koan
ini!" "Baiklah." Ciak Bin Sat Sin mengangguk
Mereka mundur sambil memancarkan pukulan ke arah
tiang-tiang, tembok dan berbagai tempat, akhirnya robohlah
ruang Siang Cing Koan itu.
Pada waktu bersamaan, tanpa setahu siapa pun, Tan Cun


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Goan membuka sebuah pintu rahasia, lalu secepat kilat
masuk ke dalam, pintu rahasia itu pun tertutup kembaiL
Sungguh di luar dugaan, ternyata pintu rahasia itu
menembus ke lubang tempat Bee Kun Bu terjatuh, Akan
tetapi, mendadak Tan Cun Goan mendengar suara beradunya
senjata tajam, Segeralah ia memandang ke arah suara itu,
ternyata Bee Kun Bu sedang bertarung dengan Co Hiong.
Kenapa Tan Cun Goan datang di tempat itu" Tidak lain
ingin menolong Bee Kun Bu, namun justru tidak disangka, Co
Hiong sudah muncul duluan di situ, bahkan sedang bertempur
dengan Bee Kun Bu. Serangan-se-rangan Co Hiong ganas
sekali, kelihatannya ia memang ingin membunuh Bee Kun Bu.
"Hm!" dengus Tan Cun Goan dingin. "Sungguh licik Co
Hiong, tapi aku tidak pernah menyaksikan kepandaiannya,
Biar aku menonton sebentar Kalau Bee Kun Bu kalah, barulah
aku muncul." sementara pertarungan itu semakin sengit Tidak disangka
kepandaian Co Hiong sudah begitu tinggi, terus menyerang
Bee Kun Bu dengan jurus-jurus yang mematikan
"Celaka!" seru Tan Cun Goan dalam hati mengkhawatirkan Bee Kun Bu.
Walau diserang bertubi-tubi, Bee Kun Bu masih dapat
melayaninya dengan baik, bahkan sekali-kali batas
menyerang. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tidak bertemu beberapa bulan, kepandaianmu sudah
begitu maju!" ujar Co Hiong dingin, "Hari ini kita bertemu di
sini, maka harus ada yang mati di antara kita berdua!"
"Co Hiong!" bentak Bee Kun Bu. "Semula kuanggap
engkau sebagai lelaki sejati, tidak tahunya begitu licik dan
jahat! Bahkan memaksaku menelan racun Hua Kut Siau Yen
San, sehingga aku diusir dari gunung Kun Lun! Kini aku
terkurung di sini, engkau malah menyerangku! Baik, hari ini
kita memang harus membuat pernitunganl"
Ternyata saat ini Bee Kun Bu berada di atas permukaan
telaga. Co Hiong terus-menerus menyerangnya, agar dia tidak
bisa melompat ke pinggir "Ha ha ha!" Co Hiong tertawa gelak, "Siapa suruh engkau
berani mencuri cinta adik seperguruanku itu" Oleh karena itu,
aku sangat mendendam padamu!"
Co Hiong menyerang lagi, Bee Kun Bu membentak keras,
kemudian mengerahkan ginkangnya, sehingga badannya
meluncur ke atas, dan sekaligus menangkis serangan itu.
Menyaksikan itu, Tan Cun Goan kagum bukan main.
sebaliknya ia malah tersentak kaget, karena tidak menyangka
kalau kepandaian Bee Kun Bu sudah sedemikian tinggi"Kalau aku tidak membunuhnya sekarang, sudah tiada
kesempatan lagi!" ujar Co Hiong dalam hati, lalu menyerang
Bee Kun Bu. Bee Kun Bu terpaksa menangkis, kemudian badannya
melayang turun ke atas permukaan air. Akan tetapi, Co Hiong
pun langsung menyerangnya lagi, Kalau Bee Kun Bu tidak
memiliki kepandaian tinggi, pasti sudah tenggelam ke dasar
telaga itu. "Kepandaianmu memang tinggi, maka jangan
menyalahkan kalau aku turun tangan jahat terhadapmu!" ujar
Co Hiong dingin. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kini Co Hiong menyerang Bee Kun Bu dengan Kan Kun
Kiam Hoat (llmu pedang Jagat), ilmu pedang tersebut
memang dahsyat sekali, namun Na Hai Peng pernah
menguraikannya pada Bee Kun Bu, maka Bee Kun Bu
mengcnalinya. Oleh karena itu, ia cuma menangkis, sama sekali tidak
balas menyerang. "Co Hiong!" ujar Bee Kun Bu dingin, "llmu pedang Kan Kun
Kiam Hoatmu tidak bisa melukai diriku!"
Co Hiong terperanjat ia tidak menyangka kalau Bee Kun
Bu mengenali ilmu pedangnya, Namun kenapa dia tidak
berani balas menyerang" Pikir Co Hiong, Mungkin dia takut
akan ilmu pedangku ini! Karena berpikir begitu, Co Hiong pun terus-menerus
menyerangnya dengan jurus-jurus yang mematikan
Akan tetapi, Bee Kun Bu tetap dapat mematahkan jurusjurus ilmu pedangnya, malah masih tidak balas menyerang.
Tan Cun Goan yang mengintip pertarungan itu juga tertarik
akan ilmu pedang Kan Kun Kiam Hoat Ternyata ia pernah
mendengar kehebatan ilmu pedang itu, Tan Cun Goan pun
memusatkan perhatiannya pada ilmu pedang itu.
Memang hebat dan dahsyat ilmu pedang Kan Kun Kiam
Hoat, batu-batu yang berada di sekitarnya pun mulai hancur
tersambar hawa pedang. sementara Tan Cun Goan juga memandang ke arah Bee
Kun Bu. ia sama sekali tidak mengerti, kenapa Bee Kun Bu
cuma bertahan, tidak mau balas menyerang.
Di saat ia terheran-heran, tiba-tiba pedang Bee Kun Bu
bergerak agak lamban, dan badan Bee Kun Bu pun tampak
agak sempoyongan seakan mau jatuh. Betapa girangnya Co
Hiong, ia membentak keras dengan badan melambung ke
atas, kemudian menukik ke bawah bagaikan burungelang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menyerang Bee Kun Bu, dan pedangnya mengarah pada
dada Bee Kun Bu. Tan Cun Goan pergi ke ruang bawah tanah itu justru ingin
menolong Bee Kun Bu, maka ketika melihat serangan yang
sangat membahayakan pemuda tersebut, segeralah ia
membentak "Hentikan!" Tan Cun Goan melesat ke luar dari tempat
persembunyiannya, sepasang tangannya dijulurkan ke depan
ingin mencengkeram bahu Co Hiong.
Akan tetapi, pada waktu bersamaan, ia melihat Bee Kun
Bu melesat ke arah Co Hiong, menyerang dengan pedang dan
sebuah pukulan sambil membentak
"Pergi!" Ketika mendengar suara bentakan Tan Cun Goan, Co
Hiong terkejut sehingga menoleh ke arahnya, sesungguhnya
Bee Kun Bu di saat itu cuma pura-pura mau jatuh, itu agar Co
Hiong menyerangnya. Saat ini Co Hiong tidak berani menyambut serangan Bee
Kun Bu, dan segera melesat menerobos ke dalam pintu
rahasia. cengkeraman Tan Cun Goan jatuh di tempat ko-song,
justru di hadapan Bee Kun Bu. sementara Bee Kun Bu cuma
berdiri acuh tak acuh, namun sepasang matanya menatap
tajam pada Tan Cun Goan, seakan menunggunya membuka
mulut Tan Cun Goan tahu, kalau ia tidak segera membuka mulut,
niseaya akan menimbulkan kesalah pahaman.
"Sungguh hebat dan tinggi kepandaian Bee siauhiap!" Tan
Cun Goan membuka mulut duluan sambil tersenyum "Aku
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ceroboh mengeluarkan suara bentakan, sehingga Bee
siauhiap kehilangan kesempatan untuk membasmi Co Hiong."
Setelah Tan Cun Goan berkata begitu, Bee Kun Bu
menyarungkan pedangnya seraya menyahut dingin.
Terimakasih atas pujian Cianpwee! Kini aku telah dijebak
Kwa Ih Kang ke dalam lubang ini, maka aku sudah
bermusuhan dengan aliran Swat Ling San, kenapa Cian-pwee
masih datang ke mari" Kalau aku tidak salah lihat, Cianpwee
tadi menyerang Co Hiong, seakan ingin membantuku
Bagaimana penjelasan tentang itu?"
Tan Cun Goan kagum, sebab meskipun dalam keadaan
bahaya Bee Kun Bu masih sempat melihat gelagat Terus
terang," sahut Tan Cun Goan sambil tersenyum, "Kita ada
kecocokan dan berjodoh pu!a. padahal ketika di Sungai Bu
Han, aku telah memperingatkan Bee siauhiap agar jangan
menempuh bahaya ke Swat Ling San. Dan sesungguhnya
tindakanku itu telah melanggar peraturan aliran Swat Ling
San. Namun Bee siauhiap tetap datang ke mari, bahkan telah
bentrok dengan Suhengku, Aku datang ke mari ingin
menolong Bee siauhiap keluar dari ruang bawah ini, tapi harap
Bee siauhiap memikirkan nasihatku!"
"Sebenarnya aku tidak punya permusuhan apa-apa
dengan aliran Swat Ling San, dan aku datang ke mari hanya
karena Souw Peng Hai dan Co Hiong, Tadi Cianpwee sudah
menyaksikan betapa liciknya Co Hiong, Dia memasuki tempat
ini dan menyerangku yang masih dalam kondisi lemah. Asal
pihak Swat Ling San bersedia menyerahkan Souw Peng Hai
dan Co Hiong padaku, aku pasti berterimakasih dan segera
meninggalkan Swat Ling San."
"Bee siauhiap...." Tan Cun Goan menarik nafas pan-jang.
"Aku kagum akan kegagahanmu, bahkan sudah ada suatu
perhitungan dalam hati, Kalau tidak, bagaimana mungkin aku
akan turun tangan membantumu tadi" Namun malah
membuat Co Hiongdapat meloloskan diri, dalam hal itu aku
minta maaft" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"ltu tidak menjadi masalah," sahut Bee Kun Bu.
"Mengenai Souw Peng Hai dengan Suhengku, mereka
berdua memang punya hubungan istimewa," lanjut Tan Cun
Goan, "Ceritanya agak panjang, namun waktu sudah tidak
mengijinkan lagi, sekarang alangkah baiknya Bee siauhiap ikut
aku meloloskan diri dari tempat ini, sebab api sudah berkobarkobar di Siang Cing Koan, Kalau terlambat kita akan menemui
kesulitan untuk meninggalkan ruang bawah tanah ini."
Akan tetapi, mendadak tampak api bergulung-gulung
menerobos masuk melalui kedua pintu rahasia ruangan itu.
"Celaka!" seru Tan Cun Goan. "Api telah menjalar ke mari,
kita tidak bisa ke luar melalui kedua pintu rahasia itu lagi!"
pada waktu Tan Cun Goan berkata begitu, tampak
beberapa balok kecil yang menyala jatuh ke dalam telaga, dan
seketika juga air telaga itu menyala.
"Haah?" Tan Cun Goan terkejut menyaksikannya, "Kok
bisa begitu?" Tadi Co Hiong telah menuang semacam minyak ke dalam
telaga ini!" sahut Bee Kun Bu.
"Sungguh jahat Co Hiong!"Tan Cun Goan berkertak gigj,
"Dia menghendaki kita mati terbakar di sini!"
"Ha ha ha!" Terdengar suara tawa Co Hiong dari luar "Bee
Kun Bu! Aku tiada waktu menunggumu! Mudah-mudahan
engkau akan terpanggang di situ! Selamat tinggal!"
"Co Hiong!" bentak Bee Kun Bu. "Kalau lain kali kita
bertemu, aku tidak akan melepaskanmu!"
"Bee siauhiap!" Tan Cun Goan mengernyitkan ke-ning,
"Kini kita telah terkurung api, harus cepat-cepat cari jalan ke
luar!" "Keluar dari mana?" Bee Kun Bu menggeleng-geleng
kepala, "Aku tak menyangka sama sekali, kita akan mati
terbakar di sini!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sementara api semakin besar, karena tanpa setahu Bee
Kun Bu, seluruh ruang bawah tanah itu telah disiram dengan
minyak. "Co Hiong sungguh licik dan jahat!" ujar Tan Cun Goan,
"Belum ada satu bulan dia berada di Swat Ling San ini, sudah
tahu jelas tentang rahasia ruang bawah tanah ini! Untung aku
ke mari, kalau tidak Bee siauhiap pasti mati terbakar di sini!"
"Maksud Cianpwee?"
"Aku teringat ada sebuah jalan rahasia lain, yang Co Hiong
dan Suhengku tidak tahu sama sekali!" Tan Cun Goan
memberitahukan "Bee siauhiap, cepatlah ikut aku!"
Tan Cun Goan melesat ke suatu tempat melewati api yang
tengah berkobar-kobar, dan Bee Kun Bu segera mengerahkan
ginkang mengikutinya, Ketika menginjak tempat itu, api pun
telah berkobar di sana. "Cianpwee, di mana pintu rahasia itu?" tanya Bee Kun Bu.
"Kalau tidak salah, pintu rahasia itu berada di tempat ini!"
sahut Tan Cun Goan sambil memperhatikan dinding-dinding
ruang itu, Kemudian ia melihat ada dinding yang agak
berbeda, dan seketika juga wajahnya berseri, "Di sini!"
Tan Cun Goan mulai mendorong pintu rahasia itu, namun
tidak terbuka, sehingga membuatnya terheran-heran.
"Cianpwee!" ujar Bee Kun Bu, "Mungkin ada tombol
rahasia untuk membukanya!"
"Mungkin!" sahut Tan Cun Goan sambil memeriksa kian ke
mari, tapi tidak melihat apa pun.
sementara api semakin membesar, bahkan mulai menjalar
ke tempat mereka sehingga membuat Tan Cun Goan semakin
tegang. "Cianpwee!" seru Bee Kun Bu. "Lihatlah! Bukankah batu
yang di atas itu tampak anch" Jangan-jangan batu aneh itu
tombol untuk menggerakkan pintu rahasia ini!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Benar!" Tan Cun Goan tertawa gembira, lalu melesat ke
atas, dan sekaligus menekan batu berbentuk aneh itu.
"Kraaak!" Pintu rahasia itu terbuka.
Tan Cun Goan meloncat turun, kemudian secepat kilat
melesat ke dalam pintu rahasia itu seraya berseru.
"Bee siauhiap cepat masuki Api sudah menjalar ke mari!"
Tanpa banyak pikir lagi, Bee Kun Bu langsung melesat ke
dalam pintu rahasia itu. setelah berada di dalam pintu rahasia
tersebut mereka berdua pun menarik nafas lega.
"Bee siauhiap, kita nyaris terpanggang," ujar Tan Cun
Goan sambil tertawa. "Kalau tidak ada Cianpwee, aku pasti mati terbakar di silu,"
ucap Bee Kun Bu. Terimakasih, Cianpwee!"
"Ha ha ha!" Tan Cun Goan tertawa gelak, "Engkau tidak
perlu mengucapkan terimakasih kepadaku! Kita berdua
memang ada kecocokan, dan pada dasarnya kita memang
berjodoh." "Cianpwee...." Bee Kun Bu ingin mengatakan se-suatu,
tapi dibatalkannya. "Bee siauhiap!" Tan Cun Goan tersenyum. "Jangan banyak
curiga, aku menolongmu tanpa pamrih!"
Terimakasih, Cianpwee!" ucap Bee Kun Bu setulus hati.
"Bee siauhiap, kita tidak bisa lama-lama di sini, harus
segera pergi," ujar Tan Cun Goan sungguh-sungguh. "Kalau
tidak salah, panjang terowongan ini hampir dua miI. Keluar
dari terowongan ini, barulah engkau aman."
Tan Cun Goan segera mengayunkan kakinya, dan Bee
Kun Bu mengikutinya dari belakang ia tetap tidak habis
berpikir, kenapa Tan Cun Goan mau menoIongnya"
Mungkinkah mengandung suatu maksud tertentu" Pikir Bee


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kun Bu dan terus mengikuti Tan Cun Goan dari belakang.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
***** Tan Cun Goan dan Bee Kun Bu sudah sampai di ujung
terowongan. Namun sungguh mengherankan, di ujung
terowongan itu tiada jalan ke luar
"Cianpwee! Kok tidak ada jalan keluar?" tanya Bee Kun Bu
heran. "Pasti ada," sahut Tan Cun Goan. "Cuma kita belum
menemukannya." Tan Cun Goan menengok ke sana ke mari. Watau
keadaan di dalam terowongan itu amat gelap, tapi Tan Cun
Goan dapat melihat dengan jelas, begitu pula Bee
Kun Bu. Akan tetapi, di tempat itu sama sekali tidak terdapat pintu
rahasia untuk ke luar Tan Cun Goan segera memeriksa
dinding-dinding terowongan itu, namun tetap tidak
menemukan jalan ke luar dari terowongan tersebut
"Cianpwee!" ujar Bee Kun Bu sambil menatapnya, "Hingga
saat ini, aku masih merasa bingung...."
"Bingung kenapa?" Tan Cun Goan tersenyum.
"Kenapa Cianpwee mau melanggar peraturan aliran Swat
Ung San demi menoIongku" Apakah ada suatu maksud
tertentu dalam hati Cianpwee?"
"Bee siauhiap jangan salah paham!" sahut Tan Cun Goan
sambil tersenyum lagi. "Aku menolongmu meloloskan diri dari
ruang bawah tanah itu, sama sekali tiada maksud tertentu."
"Kalau begitu, aku harus bagaimana berterimakasih
kepada Cianpwee?" tanya Bee Kun Bu sungguh-sungguh.
"Tidak perlu berterimakasih kepadaku," jawab Tan Cun
Goan. "Asal Bee siauhiap tidak kembali ke Swat Ung San lagi
setelah meloloskan diri dari sini, aku sudah merasa puas."
Tapi..." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bee siauhiap jangan keras hati!" Tan Cun Goan menarik
nafas panjang, Tentunya engkau sudah tahu bahwa Suheng,
Sutee dan Sumoyku berkepandaian ting-gi, terutama
suhengku itu. sedangkan Suteeku, Ling Coa Hong Tok ahli
dalam hal racun, belum ditambah Ciak Bin Sat Sin dan Kiu
Tok Ciu, maka bagaimana mungkin engkau dapat
menghadapi mereka" Kalian cuma bertiga datang ke mari,
bahkan sudah berpencar Kekuatan kalian masih belum
mampu untuk memusnahkan Swat Ling San. Apalagi kini
Siang Cing Koan telah terbakar, otomatis membuat suhengku
amat mendendam padamu, Oleh karena itu, janganlah engkau
menyia-nyiakan pertolonganku ini!"
"Tapi itu menyangkut keselamatan Bu Lim Tiong-goan,
apakah aku harus berhenti sampai di sini?" Bee Kun Bu
menggeleng-gelengkan kepala, "Mungkinkan Cianpwee punya
kesulitan" Kalau ada, tolong beritahukan agar aku bisa
menceritakan pada kedua temanku itu!"
"Aku memang ada kesulitan, namun terlampau panjang
kalau diceritakan Asal Bee siauhiap tidak mencurigaiku, aku
sudah merasa puas," ujar Tan Cun Goan dan menambahkan,
"Setelah Bee siauhiap keluar dari terowongan ini, selanjutnya
kita adalah musuh atau kawan, itu bergantung pada Bee
siauhiap." "Cianpwee...." Ketika Bee Kun Bu ingin mengatakan
sesuatu, tiba-tiba terdengar suara senjata tajam beradu.
"Mulut terowongan ini pasti berada di sini. Kita tidak tahu
siapa yang bertarung di luar, maka kita harus berhati-hati,
Harus keluar sekarang atau menunggu, bagaimana menurut
Bee siauhiap?" "Cianpwee saja yang memutuskan!" jawab Bee Kun Bu.
sementara suara senjata beradu tajam di luar se makin
kedengaran jelas, Berdasarkan suara itu, Bee Kun Bu berani
memastikan bahwa di luar sedang terjadi pertarungan hebat.
"Siapa yang bertarung itu?" tanyanya dalam hati.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sementara Tan Cun Goan pun membatin sambil
mengerutkan kening. "Bagian belakang tebing Moh Siang Ngai merupakan
tempat yang amat berbahaya, banyak batu curam yang tajam,
tapi justru ada orang bertarung di situ, Siapa yang sedang
bertarung itu?" Mendadak terdengar suara tawa dingin di luar, menyusul
terdengar pula suara yang sangat dikenal, yakni suara Co
Hiong. "llmu silat Tay Pah San ternyata cuma begini! Kalau hari ini
engkau tidak mati di ujung pedangku, engkau pasti tidak akan
puas!" "Sungguh tidak beruntung rimba persilatan Tiong-goan
muncul pesilat tak bermoral! Meskipun engkau licik dan
berakal busuk, tapi tak akan bisa berbuat apa-apa terhadap
diriku! Aku akan mewakili rimba persilatan Tionggoan untuk
melenyapkanmu!" Terdengar suara sa-hutan, yakni suara Gin
Tie Suseng-Kim Eng Hauw. "Ha ha ha!" Co Hiong tertawa panjang, "Aku licik atau
banyak akal busuk, tapi masih tidak seperti engkau yang cuma
bersembunyi di tempat ini! Ternyata engkau bukan pendekar
sejati!" Kemudian terdengar lagi suara senjata tajam beradu, Bee
Kun Bu dan Tan Cun Goan tahu, bahwa kedua orang itu mulai
bertarung mati-matian Iagi.
"Kepandaian Gin Tie Suseng cukup tinggi, tapi kalau
bertarung lama, dia pasti kalah melawah Co Hiong," ujar Bee
Kun Bu dalam hati. "Bee siauhiap!" seru Tan Cun Goan girang, "Batu besar itu
agak menonjo!, mungkin menyumbat mulut terowongan ini!"
Bee Kun Bu memperhatikan batu besar yang agak
menonjol itu, lalu manggut-manggut seraya berkata.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Memang mungkin!"
"Kalau begitu, aku akan mencoba mendorongnya," ujar
Tan Cun Goan. Didorongnya batu batu besar itu dengan
Lweekangnya, tapi batu besar itu sama sekali tidak
bergeming. ia merasa penasaran, lalu menambah
Lweekangnya, akan tetapi batu besar itu tetap tidak
bergeming sedikit pun. "Cianpwee, biar kubantu!" Bee Kun Bu mengerahkan
Lweekangnya, membantu Tan Cun Goan mendorong batu
besar itu. seketika juga batu besar itu bergerak perlahan-lahan.
Mereka berdua terus mendorong, dan tak lama batu besar itu
pun tergeser bahkan tampak sebuah lubang.
Bee Kun Bu langsung melesat ke luar menggunakan
ginkangnya, Tepat pada saat bersamaan, kedua orang yang
sedang bertarung mati-matian itu terkejut rupanya mereka
mendengar suara batu bergerak
Gin Tie Suseng langsung mengarah ke sana, sehingga
perhatiannya terpecah. Co Hiong tidak menyia-nyiakan
kesempatan itu, dan secepat kilat ia menyerang Gin Tie
Suseng. Pada waktu bersamaan, Bee Kun Bu sudah melesat ke
luar dan melihat serangan yang dilancarkan Co Hiong.
"Hati-hati Saudara Kim!" serunya.
Gin Tie Suseng tersentak, karena merasa ada suara
desiran di belakangnya, Tanpa banyak pikir lagi ia langsung
mengayunkan suling peraknya menggunakan jurus Kwan Im
Hu Coh (Dewi Kwan Im Duduk Bersila).
Setelah mengayunkan suling perak, ia pun menjatuhkan
diri dan secepat kilat berguling menjauhi tempat itu.
Bagaimana mungkin Co Hiong akan melepaskannya begitu
saja" Akan tetapi ia justru mendengar suara bentakan Bee
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kun Bu yang membuatnya terkejut sehingga perhatiannya
terpecah Gin Tie Suseng yang bergulingan itu mendadak melesat
pergi, maka ia terluput dari serangan yang nyaris merenggut
nyawanya, sedangkan Co Hiong tidak melanjutkan
serangannya lagi, malah berdiri di tempat karena Bee Kun Bu
sudah muncul di sisi nya.
"Co Hiong!" Bee Kun Bu menudingnya, "Engkau
membakar ruang bawah tanah itu agar aku mati terbakar,
namun aku masih hidup! Kini setelah kita bertemu di sini,
engkau mau bilang apa lagi sekarang?"
"ltu bukan kesalahanku!" sahut Co Hiong sambil tertawa.
"Gin Tie Suseng yang membakar ruang belakang Siang Cing
Koan, maka api itu menjalar ke dalam ruang bawah tanah itu!"
Bee Kun Bu cuma tertawa dingin sambil menatap Co
Hiong dengan penuh kebencian Co Hiong menatapnya dingin,
kemudian mendadak menyerangnya secepat kilat, karena
melihat Bee Kun Bu tidak siap.
Kini Co Hiong memang memiliki kepandaian tinggi, begitu
pula Lweekangnya, sebab ia telah memperoleh kepandaian
dari Leng Yan Su Cun, yaitu orang tua aneh berambut
panjang di Kuil Toa Ciok Si.
sebetulnya ia tidak memandang sebelah mata akan
kepandaian Bee Kun Bu, tetapi setelah bertarung di ruang
bawah tanah itu, ia pun amat terkejut lantaran Bee Kun Bu
juga memiliki kepandaian tinggi, Oleh karena itu, ia ingin
menghabiskan Bee Kun Bu dengan cara membakar ruang
bawah tanah itu. Namun sungguh di luar dugaannya, kini Bee
Kun Bu masih hidup segar bugar
Co Hiong melancarkan serangan mendadak,
menggunakan jurus Ciau Ceh Lam Hai (Ombak Laut Selatan
Menderu). KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu berkelit sambil tertawa dingin lalu balas
menyerang dengan jurus Kim Sih Jauw Wua (Benang Emas
Melilit pergelangan Tangan).
jurus tersebut selain dapat mematahkan serangan Co
Hiong, juga menyerang urat nadi di pergelangan tangannya.
Akan tetapi, Co Hiong sama sekali tidak gugup, malah
langsung meloncat mundur dua depa sambil tersenyum licik.
"Baru berapa bulan tak bertemu, tetapi kepandaianmu
kelihatan begitu maju! Aku turut gembira, juga ingin minta
pelajaranmu!" "Bagaimana mungkin aku berani memberi pelajaran
padamu?" sahut Bee Kun Bu dingin, "Hanya aku harus
membual perhitungan denganmu! Kalau tidak, Sumoymu pasti
tidak senang!" Mendengar ucapan ilu, air muka Co Hiong langsung
berubah, kemudian membentak gusar dengan suara
menggunlur. "Bee Kun Bu! Apakah engkau ke Toan Hun Ya menemui
Souw Hui Hong, maka tahu jejakku dan guru-ku?"
Ketika melihat air muka Co Hiong berubah dan
mengajukan pertanyaan tersebut, Bee Kun Bu tidak berani
sembarangan menjawab, Sebab kalau ia salah menjawab,
tentu akan menimbulkan masalah lain yang menyangkut Souw
Hui Hong dan ibunya, Oleh karena itu ia diam saja.
"Hmm!" dengus Co Hiong dingin, "Engkau berani ke Toan
Hun Ya, bahkan juga memecah belah hubungan ayah dengan
anak, maka hari ini aku harus mencincangmu!"
Setelah berkata begitu, ia pun langsung menyerang Bee
Kun Bu dengan pedangnya, Tampak berkelebat sinar pedang,
berkelebat mengarah pada Bee Kun Bu.
Begitu melihat serangan itu, Bee Kun Bu tahu bahwa Co
Hiong menggunakan jurus Cong Sing Cui Goat (Semua
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bintang Mengelilingi Butan), Kemudian pedang Co Hiong
berubah menjadi puluhan pasang mengelilingi Bee Kun Bu.
"Sungguh kejam Co Hiong!" ujar Bee Kun Bu dalam hati.
"Dia ingin membunuhku dengan jurus itu.Dia begitu licik, jahat
dan kejam, maka kalau aku tidak membunuhnya sekarang,
kelak dia pasti menimbulkan bencana dalam rimba persilatan
Apa boleh buat, aku harus turun tangan jahat terhadapnya!"
Bee Kun Bu menangkis serangan itu. Akan tetapi, sebelum
Bee Kun Bu menyerang, Co Hiong sudah melanjutkan
serangannya dengan jurus Pek Lang Thau Thian (Ombak
Putih Menjulang Ke Langit)
Bee Kun Bu sama sekali tidak mundur atau berkelip
sebaliknya malah balas menyerang menggunakan jurus Wei
Kam Ngo Gak (Menindih Lima Gunung), jurus tersebut juga
sangat membahayakan diri sendiri, sebab tidak menangkis
melainkan langsung menyerang dengan kecepatan dan
disertai Lweekang, Bee Kun Bu memang sengaja
mengeluarkan jurus ini, sebab meskipun menyerempet
bahaya, namun jurus tersebut dapat melukai dada Co Hiong.
Betapa terkejutnya Co Hiong, Kalau ia terus melanjutkan
serangannya, paling juga dapat melukai lengan Bee Kun Bu,
namun dadanya pasti tertembus oleh pedang Bee Kun Bu.
Oleh karena itu, ia tidak mau mengambil risiko, dan cepatcepat merubah jurusnya dengan jurus Tong Cu Hian Hud
(Bocah Menyembah Buddha), Jurus ini membuyarkan
Lweekang Bee Kun Bu dan sekaligus menangkis serangannya
Ternyata Bee Kun Bu sudah menduga, bahwa Co Hiong
pasti mengeluarkan jurus tersebut Maka ia telah menyalurkan
Lweekangnya pada lengan kirinya, dan langsung menyerang
perut Co Hiong dengan lengan kirinya itu.
Co Hiong sama sekali tidak tampak gugup, sebab ia telah
memperhitungkan, bahwa Bee Kun Bu akan memukul
perutnya, Segeralah ia melesat ke atas dan terpaksa
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menangkis pukulan itu, sehingga terdengarlah suara benturan
keras. Blamm! Co Hiong terpental hampir lima depa, sedangkan Bee Kun
Bu terdorong mundur tiga langkah.
Betapa penasarannya Co Hiong, karena dirinya terpental
sekian jauh, namun Bee Kun Bu cuma terdorong mundur tiga
langkah Selain penasaran, ia pun terkejut bukan main karena
merasa dadanya sesak. sementara Gin Tie Suseng menyaksikan pertarungan itu
dengan penuh perhatian, dan bertambah kagum pada Bee
Kun Bu. Kalau ia tadi terus melawan Co Hiong, kini mungkin
sudah tergeletak tak bernyawa, Demikian pikirnya sambil
menarik nafas panjang. Saat ini Bee Kun Bu dan Co Hiong berdiri dalam jarak
kurang lebih tujuh depa dan saling menatap dengan tajam.


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bee Kun Bu meluruskan pedangnya ke samping, sedangkan
Co Hiong meluruskan pedangnya ke atas.
Mendadak terdengar suara bentakan keras, mereka
berdua mulai saling menyerang lagi, bahkan mengeluarkan
jurus-jurus andalan masing-masing. Dapat dibayangkan
betapa seru dan dahsyatnya pertarungan kali ini, pedang
mereka pun mengeluarkan hawa dingin.
Sekian lama Co Hiong tidak mampu merobohkan Bee Kun
Bu, sehingga membuatnya amat penasaran dan merasa
gugup. Oleh karena itu, ia lalu mencari-cari akal bagaimana cara
merobohkan Bee Kun Bu. Tiba-tiba timbul suatu akal
busuknya, yakni berpura-pura lengah supaya Bee Kun Bu
menyerangnya, lalu ia akan balas menyerang secara
mendadak KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah timbul akal busuknya, gerakan pedangnya pun
tampak lamban, Jurus itu adalah jurus Kim Cin Teng Hai
(Jarum Emas Menenangkan Laut).
Ketika melihat jurus yang lamban itu, Bee Kun Bu jadi
merasa girang dan langsung menyerang perut Co Hiong
dengan pedangnya, sambil tangan kirinya melancarkan
sebuah pukulan. Co Hiong tidak berkelit tetapi menangkis, sebab ia sudah
menduga bahwa Bee Kun Bu pasti menyerangnya dengan
cara demikian Kemudian ia mengganti jurusnya dengan jurus
Tok Hu Tang Koan (Menjaga Pintu seorang Diri) untuk
mematahkan jurus dan pukulan Bee Kun Bu. Setelah itu
secepat kilat ia menyerang dengan jurus andalannya, yakni
jurus Cian Kun Ban Ma (Ribuan prajurit Laksaan Kuda).
Dengan jurus tersebut, Co Hiong ingin membunuh Bee
Kun Bu. ia yakin Bee Kun Bu tidak akan menduga
serangannya, Tidak salah, Bee Kun Bu memang tidak
menduganya, Namun sejak ia bertarung dengan Lima Setan
Swat Ling San, pengalamannya dalam hal bertarung pun
bertambah Karena itu, serangan yang di luar dugaannya tersebut
sama sekali tidak membuatnya jadi panik, ia bergerak cepat
mengeluarkan jurus Thui Poh Pang Lan (Men-dorong
Gelombang), dan seketika juga tampak sinar pedang
berkelebatan mengarah pada Co Hiong. padahal
sesungguhnya jurus itu merupakan jurus pelindung diri,
namun membuat Co Hiong harus meloncat mundur Ternyata
jurus itu telah menangkis serangan Co Hiong, dan Co Hiong
segera meloncat mundur, karena khawatir Bee Kun Bu akan
menyerangnya. pertarungan itu membuat Gin Tie Suseng mengucurkan
keringat dingin, Apalagi ketika Bee Kun Bu mendapat
serangan dengan jurus amat dahsyat itu, Gin Tie Suseng
hampir menjerit KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Gin Tie Suseng tahu, bahwa kepandaian Bee Kun Bu
masih di atas Co Hiong, maka kalau pertarungan itu masih
berlanjut, Bee Kun Bu pasti menang, Akan tetapi, Co Hiong
amat licik dan banyak akal busuknya, bahkan mampu berbuat
curang dalam saat bertarung, itu yang dikhawatirkan Gin Tie
Suseng. Setelah mendapat serangan, Bee Kun Bu pun mulai
berhati-hati, sebab ia tahu bahwa lawannya itu amat jahat, licik
dan akan berbuat curang. "Dia selalu melancarkan serangan curang, kalau mau
menang haruslah melukainya duIu, Kalau tidak, sulit
merobohkannya, seandainya dia masih dapat meloloskan diri
lagi, sulitlah mencarinya," ujarnya dalam hati.
Dengan adanya pikiran begitu, Bee Kun Bu terus-mencrus
menyerang Co Hiong, bahkan diam-diam mengerahkan
Lweekangnya di tangan kirinya, siap untuk melancarkan Tan
Cih Sin Kang (llmu Telunjuk Sakli).
Namun sungguh di luar dugaannya, karena Bee Kun Bu
tampak begitu serius, Co Hiong pun bereuriga dan yakin
bahwa Bee Kun Bu sedang menunggu kesempatan untuk
melancarkan jurus andalannya.
Oleh karena itu, kini Co Hiong lebih banyak bertahan dari
pada menyerang, Walau demikian, masih sulit bagi Bee Kun
Bu untuk melukainya. Tak terasa mereka bertarung sudah lebih dari tiga puluh
jurus, Dalam tiga puluh jurus ini, Bee Kun Bu terus-menerus
menyerang Co Hiong dengan jurus-jurus andalannya, tapi Co
Hiong terus bertahan dengan jurus-jurus simpanannya pu!a.
Karena itu, Bee Kun Bu cuma mampu mendesaknya, sama
sekali tidak bisa melukainya.
Gin Tie Suseng yang menyaksikan pertarungan itu merasa
sangat kagum, sehingga tanpa sadar mengeluarkan suara
pujian. "llmu pedang yang sungguh hebat!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu yang sedang menyerang Co Hiong, tidak
menyangka bahwa Gin Tie Suseng akan mengeluarkan suara
pujian itu, maka langsung'melirik ke arahnya, Co Hiong
melihatnya, dan kesempatan tersebut tidak disia-siakannya, ia
langsung menyerang Bee Kun Bu bertubi-tubi dengan
pedangnya, bahkan juga dengan tendangan
Bee Kun Bu terkejut menyaksikan serangan yang amat
dahsyat itu, ia terpaksa mengelak, tetapi Co Hiong justru tidak
melanjutkan serangannya, melainkan mengerahkan
ginkangnya melesat ke rimba.
Bee Kun Bu ingin mengejar, tapi Co Hiong sudah masuk
rimba, maka Bee Kun Bu pun tidak jadi mengejarnya.
"Co Hiong! Hari ini engkau masih bisa meloloskan diri, tapi
jangan bertemu aku lagi, aku tidak akan mengampunimu!"
seru Bee Kun Bu. Gin Tie Suseng menyesal sekali, karena seruannya tadi
telah membuat Co Hiong dapat meloloskan diri, ia merasa
lidak enak terhadap Bee Kun Bu, lagi pula tidak tahu ada
permusuhan apa di antara mereka, Karena itu, ia segera
menghampiri nya. "llmu pedang Saudara Bee sungguh hebat, maka saking
kagumnya membuatku mengeluarkan suara pujian Namun
justru menyebabkan Co Hiong punya kesempatan untuk
meloloskan diri, Aku harap Saudara Bee sudi memaafkanku!"
ucap Gin Tie Suseng. "Co Hiong memang licik dan banyak akal busuk, dia dapat
kabur tiada kaitan nya dengan Saudara Kim," sahut Bee Kun
Bu dan memberitahukan "Aku telah ke Siang Cing Koan dan
bertarung dengan Lam Thian It Sat-Kwa Ih Kang, tapi aku
justru terjebak ke dalam ruang bawah tanah, Untung Tan Cun
Goan Cianpwee turun tangan meno!ongku, kalau tidak,
mungkin aku sudah mati ter-bakar."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Oh?" Gin Tie Suseng mendongakkan kepala, ia melihat
Tan Cun Goan berdiri tak jauh dari situ, tentunya ia tidak habis
berpikir Padahal Tan Cun Goan adalah salah seorang dari
Lima Setan Swat Ling San, yang boleh dikatakan adalah
musuh besar Bee Kun Bu. Tapi kenapa justru dia
menoIongnya" itu sungguh aneh!
Walau berpikir demikian, ia tetap menghampiri Tan Cun
Goan, dan lalu memberi hormat
Menyaksikan sikap Gin Tie Suseng, Tan Cun Goan sudah
dapat menduga apa yang dipikirkannya.
"Tay Pah San dengan Swat Ling San, pada dasarnya
memang punya sedikit hubungan Saat ini di Siang Cing Koan
masih berlangsung kebakaran, maka aku akan memanfaatkan
kesempatan ini untuk menjelaskan agar kalian berdua tidak
diliputi teka-teki," ujarnya sambil tersenyum
"Terimakasih, Cianpwee!" ucap Bee Kun Bu.
Tan Cun Goan menarik nafas panjang, kemudian
memandang jauh ke depan seraya berkata.
"Hampir tiga puluh tahun aku berkecimpung di rimba
persilatan Kalau dipikirkan kembali, itu bagaikan dalam impian
Segala sesuatu yang terjadi, boleh dikatakan merupakan
permainan hidup." Tan Cun Goan meng-geleng-gelengkan
kepala, lalu melanjutkan "Kalau di-bicarakan, amat memakan
waktu, maka lebih baik ku-persingkat saja."
"Cianpwee, kini Co Hiong sudah kabur, dan kami berdua
pun tidak akan tergesa-gesa melanjutkan perjalanan Alangkah
baiknya Cianpwee duduk dulu sambil menceritakan," ujar Bee
Kun Bu. "Aku justru harus segera kembali untuk melapor," sahut
Tan Cun Goan lalu duduk, "Setelah kuceritakan, harap kalian
berdua mengerti akan maksudku!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau begitu, silakan Cianpwee menceritakannya!" Bee
Kun Bu duduk di hadapan Tan Cun Goan, sedangkan Gin Tie
Suseng duduk di sisi Bee Kun Bu.
"Aku adalah orang Tionggoan, yang sejak kecil senang
sekali akan ilmu silat Oleh karena itu, aku merantau ke luar
perbatasan, dan akhirnya masuk aliran Swat Ling San Dalam
tiga puluh tahun ini, aku melihat ada perbedaan antara Bu Lim
Tionggoan dengan Bu Lim luar perbatasan maupun seberang
laut, dan ilmu silatnya pun agak berbeda pula."
"llmu silat luar perbatasan maupun seberang laut memang
hebat dan aneh," ujar Bee Kun Bu. "Kalau tidak cenderung
pada kesesatan, tentunya dapat menyamai rimba persilatan
Tionggoan," "Padahal sesungguhnya.,." sahut Tan Cun Goan sambil
menarik nafas, "llmu silat di luar perbatasan maupun di
seberang laut, semuanya bersumber dari ilmu silat Tionggoan
Tentunya kalian sudah tahu tentang itu."
"Bolehkah Cianpwee menjelaskan?" tanya Gin Tie Suseng.
"Engkau berasal dari Tay Pah San, murid kesayangan
Kuang Ti Taysu yang tergolong aliran terkemuka di luar
perbatasan tentunya sudah tahu tentang itu."
"Ya." Gin Tie Suseng mengangguk
"Lalu kenapa Cianpwee menolongku?" tanya Bee Kun Bu
mendadak. "Ketika kita bertemu di sungai Bu Han, aku dapat melihat
Bee siauhiap adalah pendekar sejati, maka berulang kali aku
menasihatimu agar tidak pergi ke Swat Ling San. Tunggu
setelah waktunya tiba, barulah Bee siauhiap bertindak itulah
tujuan dari semula."
"Kenapa Cianpwee mau melanggar peraturan aliran Swat
Ling San untuk memberi nasihat padaku?" tanya Bee Kun Bu
heran. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sudah kukatakan tadi, Bee siauhiap adalah pendekar
sejati, bahkan juga berbudi luhur dan berhati bajik, lagi pula
aku merasa cocok dengan Bee siauhiap dan kita pun
berjodoh. Oleh karena itu, kalau Bee siauhiap gugur di Swat
Ling San, bukankah sangat sayang sekali?" ujar Tan Cun
Goan dan melanjutkan "Ketika suhengku bertarung dengan
Bee siauhiap, untung timbul suatu niat dalam hatinya, kalau
tidak, Suhengku dan Bee siauhiap pasti sama-sama terluka
parah, seandainya terjadi itu, lalu kini harus bagaimana?"
"Kalau begitu, selanjutnya aku harus bagaimana?" tanya
Bee Kun Bu mendadak. "Aku merasa cocok dan kagum akan kepandaian Bee
siauhiap, sehingga secara tidak langsung telah berkhianat
pada perguruan demi menolong Bee siauhiap keluar dari
ruang bawah tanah itu, Namun selanjutnya kita adalah kawan
atau lawan, itu sulit dipastikan Menurut aku, lebih baik Bee
siauhiap meninggalkan Swat Ling San. jangan menempuh
bahaya seorang diri, setelah punya rencana matang, barulah
bertindak," jawab Tan Cun Goan memberi saran.
Mendengar itu, Bee Kun Bu diam saja, begitu pula Gin Tie
Suseng, ia tidak berani turut campur dalam pembicaraan itu,
karena apa yang dikatakan Tan Cun Goan ditujukan pada Bee
Kun Bu. sepasang mata Tan Cun Goan menyorot tajam
memandang Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng, kemudian
menjura seraya berkata. "Baiklah! pembicaraanku sampai di sini, benar atau salah
Bee siauhiap yang memutuskannya, selanjutnya diriku pun
akan terikat oleh peraturan Swat Ling San, maka kalau kita
bertemu lagi, aku pun tidak bisa menyambut dengan hormat
Harap Bee siauhiap sudi memaafkanku di waktu itu, Sudah
lama aku meninggalkan Siang Cing Koan, maka aku harus
kembali dan sampai jumpa!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tan Cun Goan menatap Bee Kun Bu sejenak, lalu
mengerahkan ginkangnya melesat pergi menuju Siang Cing
Koan. Setelah Tan Cun Goan pergi, Bee Kun Bu meng-gelenggelengkan kepala sambil menarik nafas panjang.
"Orang tua itu berhati luhur, boleh dijadikan teman, Tapi
sayang dia adalah salah seorang dari Lima Setan Swat Ling
San," gumamnya. "Walau dia salah seorang dari Lima Setan Swat Ling San,
namun tidak begitu jahat," ujar Gin Tie Suseng, "Apa yang
dikatakannya itu memang ada benarnya juga, tidak tahu
bagaimana rencana Saudara Bee?"
Padahal sesungguhnya, hati Bee Kun Bu sudah tergerak
oleh nasihat Tan Cun Goan akan tetapi, ia tidak berani
memutuskannya karena belum berunding dengan Pek Yun
Hui. "Aku yakin orang tua itu berkata sejujurnya, sama sekali
tidak menakuti kita," ujar Bee Kun Bu. "Kebakaran di Siang
Cing Koan, boleh dikatakan gara gara aku, tentunya Lam
Thian It Sat tidak akan tinggal diam, Kita pun tidak bisa tinggal
diam membiarkan Souw Peng Hai menimbulkan bencana di
rimba persilatan Oleh karena itu, kita tetap harus
memusnahkan Swat Ling San."
"Ha ha!W Gin Tie Suseng tertawa, "Memang sungguh
kebetuIan, aku ke sana melalui jalan belakang, lalu
bersembunyi dan timbul pula suatu pikiran, yakni membumihanguskan Siang Cing Koan, Oleh karena itu aku
membakar Siang Cing Koan itu dari belakang, tidak tahunya
Saudara Bee justru membakar dari depan! Bu-kankah itu
sangat kebetulan sekali?"
"Ha ha!" Bee Kun Bu juga tertawa, "Aku yakin Lam Thian It
Sat pasti kebakaran jenggot saking gusarnya."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ohya!" Gin Tie Suseng teringat sesuatu, "Nona Pek


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengerahkan ginkangnya melesat ke mari, apakah saudara
Bee sudah bertemu dengannya?"
"Lho?" Bee Kun Bu heran, "Aku justru ingin bertanya pada
Saudara Kim, tapi Saudara Kim malah bertanya padaku."
"Yah!" Gin Tie Suseng menggeleng-gelengkan kepala.
"Setelah Nona Pek melesat pergi, aku pun kehilangan
jejaknya dan belum bertemu dengannya."
"Heran!" gumam Bee Kun Bu. "Kenapa Kakak Pek belum
muncul...." Ucapan Bee Kun Bu terputus, karena mendengar suara
letusan. ia dan Gin Tie Suseng segera menoleh, tampak asap
membumbung di atas Siang Cing Koan, dan bunyi letusan itu
berasal dari sana. Begitu melihat asap itu, Bee Kun Bu tahu bahwa itu
merupakan suatu tanda dari pihak Swat Ling San, namun
tidak tahu pertanda apa itu, tentunya di Siang Cing Koan itu
telah terjadi sesuatu lagi.
"Saudara Kim, telah terjadi sesuatu lagi di Siang Cing
Koan, mari kita ke sana! Jangan-jangan Kakak Pek sudah tiba
di sana," ujar Bee Kun Bu.
Karena mengkhawatirkan keselamatan Pek Yun Hui, maka
tanpa menunggu Gin Tie Suseng membuka mulut, ia sudah
mengerahkan ginkangnya melesat ke arah Siang Cing Koan.
Begitu melihat Bee Kun Bu melesat pergi, Gin Tie Suseng
tidak banyak berpikir lagi, langsung mengerahkan ginkangnya
mengikuti Bee Kun Bu. Tak seberapa lama kemudian, Bee Kun Bu sudah sampai
di depan Siang Cing Koan, sementara api masih berkobarkobar bagaikan lautan api.
"Apakah Kakak Pek berada di dalam?" tanyanya dalam
hati, Tapi aku tidak tahu bagaimana keadaan di dalam."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Perlu diketahui, bahwa bangunan Siang Cing Koan itu
amat besar, luasnya hampir sepuluh hektar, yang terbakar itu
bagian depan dan belakang, Oleh karena itu, Bee Kun Bu
segera melesat ke samping, kemudian mengerahkan
ginkangnya Ling Khong Sih Tou. Badannya meluncur ke atas,
maksudnya ingin melihat keadaan di dalam.
"Kakak Pek!" serunya sambil menarik nafas dalam-dalam,
Tampak badannya melesat ke suatu tempat, ternyata ia
melihat Pek Yun Hui. "Aku datang mem bantu-mu!"
Saat ini Pek Yun Hui dikurung Lima Setan Swat Ling San
dan para anak buah mereka, namun tidak tampak Souw Peng
Hai. Pek Yun Hui memandang Bee Kun Bu yang sedang
melayang ke arahnya dengan wajah serius.
ketika melihat Pek Yun Hui, dapat dibayangkan betapa
girangnya Bee Kun Bu. Maka ia mengerahkan ginkangnya
menuju tempat Pek Yun Hui terkurung, lalu melayang turun di
sisinya. Begitu melihat kemunculan Bee Kun Bu, air muka Lam
Thian It Sat langsung berubah.
"Siang Cing Koan sudah terbakar, dan Bee Kun Bu sudah
meloloskan diri, bahkan kini muncul di sini! Eng-kau masih
mau omong apa?" ujar Pek Yun Hui dingin pada Lam Thian It
Sat. Lam Thian It Sat tereengang, Bee Kun Bu dapat
meloloskan diri dari ruang bawah tanah itu sungguh di luar
dugaannya, maka membuatnya bereuriga.
"Kalau tiada orang menolongmu aku yakin engkau tidak
dapat meloloskan diri dari tempat itu! Beritahukan, siapa yang
menolongmu keluar dari sana?" tanya Lam Thian It Sat.
Bee Kun Bu tertawa gelak sambil menatap Lam Thian It
Sat tajam, lama sekali barulah menjawab.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Apakah ruang di bawah tanah itu dapat mengurung
diriku" Engkau sebagai ketua aliran Swat Ling San, tapi sama
sekali tidak merasa malu menjebakku ke dalam ruang di
bawah tanah itu! Ayoh, mari kita bertarung lagi!" tantang Bee
Kun Bu. ***** Bab ke 20 - Terjadi pertarungan Lagi
Kemunculan Bee Kun Bu memang mengejutkan Lam
Thian It Sat-Kwa Ih Kang, namun ia pun sangat gusar ketika
ditantang, sehingga langsung tertawa dingin.
"Aku justru tidak ingin membunuhmu, maka mengurungmu
di ruang bawah tanah, Akan tetapi sebaliknya engkau malah
melempar semacam bahan peledak yang menyebabkan
kebakaran di Siang Cing Koan! Karena itu, janganlah engkau
menyalahkan kalau aku turun tangan jahat terhadapmu pula!"
ujar Lam Thian It Sat membentak lalu menghampiri Bee Kun
Bu selangkah demi selangkah
Mendadak Bee Kun Bu teringat sesuatu, yakni apa yang
dipesankan Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin, wanita tua buta yang
tinggal di dalam gua, tentang bagaimana cara menghadapi
Lam Thian It Sat ini. Dalam jarak sepuluh langkah, ilmu
pukulan Im Hong Toan Hun Ciang dapat melukai siapa pun.
Teringat akan pesan itu, Bee Kun Bu lalu menyebarkan
pandangannya, ia melihat tempat itu tidak lebih dari sepuluh
depa, bahkan terkurung oleh Lima Setan Swat Ling San dan
para anak buah mereka, Setelah menyaksikan tempat
tersebut, timbul pula suatu rencana dalam hatinya.
Maka ketika Lam Thian It Sat mendekatinya, ia pun
tertawa dingin seraya membentak keras.
"Lihat serangan!" Bee Kun Bu menyerang Lam Thian It Sat
dengan sebuah pukulan, kemudian mendadak memutarkan
badannya, dan sambil menghantam lengan kiri Lam Thian It
Sat. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Menyaksikan serangan itu, Lam Thian It Sat tertawa gelak,
lalu bergerak cepat menghindari serangan Bee Kun Bu,
kemudian menjulurkan tangan kirinya menotok jalan darah di
ketiak Bee Kun Bu. Bee Kun Bu juga tertawa gelak, lalu secepat kilat ia
meloncat mundur sehingga punggungnya menghadap ke
Empat Setan Swat Ling San. Melihat itu, Lam Thian It Sat
terkejut "Selain berkepandaian tinggi, dia pun amat cerdik." ujar
Lam Thian It Sat dalam hati, "Dia memancingku
menyerangnya dengan Im Hong Toan Hun Ciang, lalu akan
mengelak agar pukulanku mengarah pada adik-adik
seperguruanku Kalau aku ingin menguasai rimba persilatan
Tionggoan, terlebih dahulu harus meroboh kan-nya. Aku tidak
akan mempergunakan ilmu pukulan Im Hong Toan Hun Ciang,
melainkan akan mengadu Lwee-kang dengannya, Akan
kulihat apakah dia mampu menandingi Lweekangku atau tidak
Lam Thian It Sat menatap Bee Kun Bu tajam, kemudian
mendorongkan tangannya ke depan mengarah pada Bee Kun
Bu. Saat ini Bee Kun Bu sudah tahu, bahwa Lam Thian It Sat
tidak akan mengeluarkan ilmu andalannya, karena keadaan di
tempat itu tidak mengijinkannya. Ketika Lam Thian It Sat
menyerangnya dengan pukulan yang penuh mengandung
Lweekang, ia tidak mau menyambut serangan itu, melainkan
mengerahkan ginkangnya melesat ke atas, Setelah angin
pukulan itu lewat, barulah ia melayang turun.
Sebelum kaki Bee Kun Bu menginjak tanah, Lam Thian It
Sat sudah bergerak cepat menyerang Bee Kun 6u lagi. Bukan
main terkejutnya Bee Kun Bu, namun tidak gugup dan
langsung menghindar dengan cara ber-salto ke belakang.
pertarungan barusan tampak begitu santai, tapi semua
orang yang berada di situ tahu, bahwa kalau salah satu di
antara kedua orang itu lengah, pasti terpukul oleh pihak lawan,
Setelah bersalto ke belakang, Bee Kun Bu yakin bahwa Lam
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Thian It Sat pasti melancarkan serangan lagi, maka ia pun
menggerakkan kakinya me-nendang.
Dugaan Bee Kun Bu tidak meleset, Lam Thian It Sat
memang menyerangnya, Karena Bee Kun Bu sudah
menendang, Lam Thian It Sat terpaksa menarik serangan nya.
"Hm!" dengus Lam Thian It Sal dingin, "Ginkangmu
sungguh tinggi! Sudah belasan tahun aku tidak bertarung
dengan orang berkepandaian tinggi! Hari ini bisa bertarung
denganmu, memang merupakan jodoh! Bagai-mana kalau kita
mengadu tenaga dalam sekarang?"
sesungguhnya Bee Kun Bu cuma menjaga pukulan Im
Hong Toan Hun Ciang yang dimiliki Lam Thian It Sat, namun
kalau mengadu Lweekang, ia pun tidak akan merasa takut
"Kwa Ih Kang!" sahut Bee Kun Bu dingin, "Nama busukmu
sudah tersiar sampai ke Tionggoan! jangan menganggap ilmu
Im Hong Toan Hun Ciangmu itu tiada tanding! Menurut aku, itu
cuma merupakan pukulan cakar ayam belaka! Engkau mau
mengeluarkan ilmu itu atau tidak adalah urusanmu! Tidak
perlu menaruh belas kasihan padaku!"
Betapa gusarnya Lam Thian It Sat, dan seketika juga ia
membungkam. Kemudian timbullah niatnya untuk membunuh
Bee Kun Bu, dan langsung melancarkan pukulan ke arah dada
Bee Kun Bu. Bee Kun Bu tahu bahwa kegusaran Lam Thian It Sat telah
memuncak Ketika melihat pukulan yang amat dahsyat itu, ia
segera mengumpulkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu (llmu
Langkah Ajaib) untuk menghindar
Lam Thian It Sat bisa menyusun formasi Ngo Heng Kun
Goan Tin, tentunya memahami Lima Unsur tersebut Akan
tetapi, ia justru dibuat bingung oleh Ngo Heng Mie Cong Pu
itu, sehingga ia tampak tertegun.
"Sungguh ajaib ilmunya itu. Kalau aku tidak menyerangnya, dia pasti tahu kalau aku tidak mampu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
memecahkan ilmunya itu," ujar Lam Thian It Sat dalam hati.
"Aku harus menyerangnya dengan pukulan!"
sepasang mata Lam Thian It Sat menyorot tajam,
kemudian menyerang Bee Kun Bu dengan kedua tangan-nya,
bahkan mengarah pada dua jurusan.
Sungguh dahsyat pukulan-pukulan yang dilancarkannya,
sehingga baju Pek Yun Hui dan Empat Setan yang berdiri tak
jauh dari situ bergoyang-goyang terhembus angin pukulan
tersebut Bee Kun Bu tetap menggunakan ilmu langkah ajaib untuk
menghindar, tapi juga menunggu kesempatan untuk mengadu
Lweekang. Ketika Lam Thian It Sat menyerangnya lagi dengan
pukulan, Bee Kun Bu menghimpun Lweekangnya, lalu
sepasang tangannya mendorong ke depan menyambut
pukulannya. Blammm! Terdengar suara benturan keras.
Bee Kun Bu dan Lam Thian It Sat sama-sama terdorong
mundur lima langkah, setelah itu barulah mereka bisa berdiri
tegak. Bee Kun Bu sama sekali tidak menyangka kalau Lam
Thian I( Sal memiliki Lwcekang begitu tinggi, maka tidak heran
kalau ia berdiri termangu di tempat
Lam Thian It Sat lebih terkejut lagi, bahkan menatap Bee
Kun Bu dengan mata terbelalak, sama sekali tidak menyangka
kalau Bee Kun Bu memiliki Lweekang begitu tinggi, dan
mampu membuatnya sempoyongan ke belakang sampai lima
langkah. Akan tetapi, Lam Thian It Sat memang sudah kenyang
akan pengalaman bertarung, Ketika melihat Bee Kun Bu
berdiri termangu di tempat, cepat-cepat ia menyerangnya
dengan Im Hong Toan Hun Ciang.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hati-hati Saudara Bee!" seru Gin Tie Suseng, yang
ternyata sudah sampai di tempat itu.
Bee Kun Bu tersentak, lalu secepat kilat meloncat ke
samping menghindari pukulan maut itu. Lam Thian It Sat
melancarkan pukulan itu dengan sembilan bagian
Lweekangnya, maksudnya ingin membunuh Bee Kun Bu
dengan sekali pukul. Tapi tak disangka, Bee Kun Bu masih
mampu mengelak. Yang celaka adalah para anak buah Lam Thian It Sat yang
berdiri di belakang Bee Kun Bu. Mereka sama sekali tidak bisa
berkelit, maka seketika juga terdengar suara-suara jeritan
yang memilukan hati. "Aaakh!" "Aaaakh...." Beberapa orang itu memuntahkan darah segar, kemudian
terkulai dan nafas mereka pun putus seketika.
Begitu melihat Bee Kun Bu masih mampu mengelak ke
samping, Lam Thian It Sat langsung menyerangnya lagi
dengan ilmu pukulan Im Hong Toan Hun Ciang.
Akan tetapi, kali ini Bee Kun Bu sudah siap. Sebelum
angin pukulan itu menyambar ke arahnya, ia sudah
menjatuhkan diri lalu berguling sejauh dua depa, otomatis
terluput dari pukulan itu.
Terjadi suatu hal yang amat mengejutkan yakni tempat
yang tersambar angin pukulan itu, langsung berubah kuning,
lalu berubah hitam dan hancur seperti tepung.
Padahal Pek Yun Hui cuma menonton, tapi begitu melihat
diri Bee Kun Bu dalam keadaan bahaya, ia pun membentak
keras sambil mengibaskan lengannya menyambut pukulan
Lam Thian It Sat. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dua gulung tenaga beradu, Tenaga Pek Yun Hui
terdorong, tapi kemudian menerjang lagi ke arah Lam Thian It
Sat, sehingga membuat Lam Thian It Sat terpaksa meloncat
ke samping, ke arah empat adik seperguruannya.
"Wanita itu memiliki kepandaian yang amat luar biasa,"
ujarnya dengan suara rendah. "Kita harus segera membentuk
formasi Ngo Heng Kun Goan Tin, bertarung mati-matian
dengannya!" Empat Setan Swat Ling San langsung berpencar
mengambil posisi mengurung Pek Yun Hui. seketika juga Pek
Yun Hui tertawa dingin, kemudian ujarnya dengan suara
nyaring. "Kwa Ih Kang! Pada dasarnya engkau masih bersumber
pada partai Butong, dan boleh dikatakan masih berhubungan
dengan rimba persilatan Tionggoan, hanya saja engkau
tinggal di luar perbatasan! Tapi kenapa engkau justru ingin
bergabung dengan Souw Peng Hai" Aku kagum akan
kepandaianmu! Asal engkau menyerahkan Souw Peng Hai
dan Co Hiong, kami pun akan meninggalkan tempat ini! Kalau


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak, engkau pasti menyesal
Setelah mendengar ucapan Pek Yun Hui, Lam Thian It Sat
tertawa getir sambil menunjuk Siang Cing Koan yang terbakar
itu. "Selama ini aliran Swat Ling San tidak berhubungan
dengan dunia luar, tapi bagaimana akhirnya" Kini Siang Cing
Koan telah terbakar, ini memang gara-gara Souw Peng Hai
dan Co Hiong!" ujar Lam Thian It Sat. "Tapi aku ingin bertanya
pada Nona, Kuil Toa Ciok Si di Cie Lian San, sama sekali
tiada kaitannya dengan Souw Peng Hai, tapi kenapa kuil itu
hancur dan Hweeshio-hweeshio di sana pun terbunuh?"
Pek Yun Hui tahu bahwa kegusaran Lam Thian It Sat telah
memuncak, tentunya urusan pun tidak bisa diselesaikan
dengan baik, lagi pula saat ini kebakaran itu belum padam,
bahkan mulai menjalar ke tempat ini pula.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Menyaksikan itu, wajah Lam Thian It Sat berubah merah
padam, dan kemudian tampak ke hijau-hijauan. Hatinya terasa
sakit sekali, karena Siang Cing Koan yang megah itu akan
musnah ditatap api. "Pek Yun Hui, sebelumnya aku amat kagum padamu! Tapi
kalian kaum Bu Lim Tionggoan, hanya manis di mulut tetapi
keji di dalam hati! Oleh karena itu, biar bagaimana pun, hari ini
kita harus bertarung mati-mati-an!"
Usai berkata begitu, Lam Thian It Sat pun segera memberi
aba-aba pada keempal saudara seperguruannya untuk
menyusun formasi Ngo Heng Kun Goan Tin. seketika juga
keempat saudara seperguruannya bergerak berputar-putar
mengitari Pek Yun Hui. sementara Pek Yun Hui masih tidak habis berpikir, kenapa
api itu bertambah besar" Setelah matanya menyapu semua
orang yang ada di situ, barulah ia tahu bahwa Gin Tic Suseng
tidak berada di tempat, tentunya Gin Tic Suseng yang
membakar bangunan itu. sedangkan Lima Selan Swat Ling San sudah mulai
menyerang Pek Yun Hui berdasarkan Ngo Heng Kun Goan
Tin. Pek Yun Hui memang ahli dalam Ngo Heng, Kiu Kong
dan Pat Kwa, maka dengan mudah ia berkelit ke sana ke mari
tanpa balas menyerang. "Kwa Ih Kang!" ujarnya sambil tersenyum dingin. "Pereuma
engkau membentuk formasi ini untuk menye-rangku! Ngo
Heng Kun Goan Tin ini tidak akan dapat berbuat apa-apa
terhadap diriku! Lebih baik kita damai, serahkan Souw Peng
Hai dan Co Hiong padaku!"
Lam Thian It Sat tidak menyahut, karena tidak tahu
keputusan apa yang harus diambilnya. Pada waktu
bersamaan terdengar suara Kiu Tok Ciu-Liu Bwee.
"Adik ke lima! Cepat gunakan racun!"
Kiu Tok Ciu memang merupakan wanita licik. ia tahu
bahwa kepandaian Pek Yun Hui sangat tinggi, maka segera
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menyuruh Ling Coa Hong Tok mempergunakan racun
menghadapi Pek Yun Hui. Ling Coa Hong Tok memang selalu menurut pada Kiu Tok
Ciu. Begitu mendengar suara Kiu Tok Ciu, ia pun segera
merogoh ke dalam bajunya, kemudian mengeluarkan sebuah
alat tiup yang dibikin dari bambu.
Setelah itu, ditiupnya alat tersebut sekuat tenaga, dan
terdengarlah suara yang amat aneh bergema ke mana-mana.
Ling Coa Hong Tok terus meniup alat itu, tak lama
terdengarlah suara "Ngung-Ngungan", menyusul tampak
ribuan tawon beracun beterbangan menuju tempat itu. Akan
tetapi, ribuan tawon beracun itu masih tidak berani terbang
lurun, karena tidak tahan akan hawa panas, lantaran api
masih berkobar-kobar di tempat itu.
Pek Yun Hui tahu akan kelihayan racun tawon itu, maka
ketika melihat ribuan tawon beracun itu masih belum turun, ia
pun berpikir harus cepat-cepat menghancurkan formasi Ngo
Heng Kun Goan Tin itu, Pada waktu bersamaan, Bee Kun Bu
mendekalinya, lalu menyerahkan sebutir obat pemberian Ku
Cu Cen padanya seraya berbisik.
"Kakak Pek, cepat masukkan obat itu ke dalam mulut!
Obat itu pemberian Ku Cu Cen Cianpwee, khusus untuk
memunahkan racun tawon."
Pek Yun Hui mengangguk, sambil menerima obat itu lalu
dimasukkannya ke mulut Tepat di saat bersamaan, Ling Coa Hong Tok meniup alat
itu lagi, seketika juga ribuan tawon beracun beterbangan turun
mengarah pada Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu. Sebelum
memberikan obat itu pada Pek Yun Hui, Bec Kun Bu sendiri
sudah memasukkan sebutir obat tersebut ke mulutnya, Ketika
melihat tawon-tawon beracun itu menyerbu ke arah mereka, ia
segera memutar badannya dengan punggung menempel
punggung Pek Yun Hui. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah memasukkan obat itu ke mulut, Pek Yun Hui pun
berlega hati dan tampak tenang, Ketika ribuan tawon beracun
itu menyerbu, ia memukul ke arah tawon-tawon itu dengan
disertai tenaga dalam yang sejak tadi telah dikumpulkannya.
Ribuan tawon beracun itu berhambur pergi.
Tampak ratusan tawon beracun itu mati seketika, tetapi
tawon-tawon beracun lainnya tidak kabur, bahkan mulai
menyerbu lagi. Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu segera memukul dengan
serentak, Walau sudah banyak yang mati, namun tawontawon beracun itu masih tetap menyerbu, bahkan kini
bertambah banyak. Mereka berdua memang sudah memasukkan obat
penawar racun tawon ke mulut, tapi tawon-tawon beracun itu
terus-menerus menyerbu ke arah mereka dan semakin
bertambah banyak, sehingga membuat mereka agak
kewalahan "Tawon-tawon beracun itu bertambah banyak, Kalau terusmenerus menyerbu, tentunya akan membuat kami berdua
kehabisan tenaga, maka harus cari jalan untuk membasmi
tawon-tawon beracun itu," pikir Pek Yun Hui.
Tiba-tiba terdengar suara pekikan Bangau Sakti yang
dipanggil Hian Giok, Seketika juga hati Pek Yun Hui tergerak,
karena ingat Bangau saktinya pernah dilukai tawon-tawon
beracun itu. ia ingin bersiul mencegah Bangau Sakti turun ke
tempat itu, tapi sudah terlambat, sebab Hian Giok telah
meluncur ke sana sambil me-ngibas-ngibaskan sepasang
sayapnya. Bukan main dahsyatnya kibasan sepasang sayapnya,
membuat ribuan tawon beracun terhembus bubar, bahkan
banyak yang mati jatuh ke tanah.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kenapa kali ini Bangau Sakti tersebut begitu gagah"
Ternyata lukanya telah sembuh, lagi pula punggungnya tidak
dibebani apa pun, maka ia dapat bergerak dengan leluasa.
KemuncuIan Bangau Sakti sungguh di luar dugaan Ling
Coa Hong Tok. Betapa gusarnya orang itu, maka ia segera
meniup alat yang dipegangnya, agar tawon-tawon beracun itu
berkumpul untuk menyerbu ke arah Pek Yun Hui dan Bee Kun
Bu. Ketika tawon-tawon beracun itu baru mau berkumpul
mendadak Bangau Sakti meluncur ke arah itu, lalu mengibasngibaskan sepasang sayapnya, Entah berapa banyak tawontawon beracun yang mati seketika, Setelah itu, Bangau Sakti
terbang ke atas menembus awan.
Ling Coa HongTok betul-betul gusar ketika melihat tawontawon beracunnya diserang dua kali oleh Bangau Sakti,
sehingga menyebabkan banyak yang gugur, Namun ia tidak
bisa berbuat apa-apa selain meniup alat yang di tangannya,
agar tawon-tawon beracunnya berkumpul kembali
Akan tetapi, kali ini Ling Coa Hong Tok tidak
memerintahkan tawon-tawon beracunnya menyerbu Pek Yun
Hui dan Bee Kun Bu, melainkan menjaga serangan Bangau
Sakti itu. Hian Giok tidak menduga itu, maka ketika melihat tawontawon beracun itu mulai berkumpul, segera ia meluncur ke
bawah. Ling Coa Hong Tok bergirang dalam hati begitu melihat
Bangau Sakti meluncur ke bawah, Segeralah ia meniup alat
itu lagi, dan tawon-tawon beracun itu pun langsung terbang
jadi dua kelompok Salah satu kelompok segera menyerbu ke
arah Pek Yun Hui, sedangkan kelompok yang satu lagi
terbang menghindari serangan Bangau Sakti.
Setelah terbang menghindar mendadak kelompok tawontawon beracun itu berbalik menyerang Bangau Sakti, Apa
boleh buat, Bangau Sakti segera mengibas-ngibaskan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sepasang sayapnya, lalu terbang meluncur ke atas
menghindari serangan-serangan tawon-tawon beracun itu.
Dari tadi Lam Thian It Sat terus menyaksikan, ternyata
tawon-tawon beracun itu tidak bisa berbuat apa-apa terhadap
Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu. Maka ia membentak sambil
menyerang mereka berdua dengan ilmu Im Hong Toan Hun
Ciang, bahkan menggunakan sembilan bagian Lweekangnya.
Padahal Pek Yun Hui sedang memperhatikan pertarungan
antara Bangau Sakti dengan tawon-tawon beracun itu, namun
ketika mendengar suara bentakan Lam Thian It Sat, ia sudah
tahu Lam Thian It Sat pasti turun tangan jahat terhadap
mereka berdua, ia cepat-cepat mengibaskan lengannya, dan
sekaligus mendorong Bee Kun Bu ke samping.
"Hmm!" dengusnya dingin. "Engkau seorang ketua suatu
aliran, tapi justru begitu tak tahu malu!"
pada waktu bersamaan, Bee Kun Bu juga mendorongkan
sepasang tangannya, sehingga membuat tenaga pukulan Lam
Thian It Sat terdorong ke samping. Tampak beberapa orang
yang berdiri di situ terkulai, hidung dan mulut mereka
mengeluarkan darah, nyawa mereka pun melayang seketika.
"Kakak Pek!" ujar Bee Kun Bu setelah menyaksikan itu,
"Berhati-hatilah! itu adalah pukulan Im Ho
Pedang Kayu Harum 23 Pendekar Cengeng Karya Kho Ping Hoo Naga Sakti Sungai Kuning 9
^