Pencarian

Manusia Srigala 9

Manusia Srigala Karya Can I D Bagian 9


sekali kau telah salah mencari, Thian cu san bukan terlah di
Thian cu hong." "Lantas dimana sih letak Thian cu hong itu?" seru si nona
sambil cemberut. "Aku tak bisa memberitahukan kepadamu, katakan dulu
ada urusan apa kau datang mencariku?"
"Aku ingin bertemu dengan Pangeran Serigala langit, pingin
kulihat sampai dimanakah kemampuan yang dimilikinya."
"Haaah, haaah, haaah, budak cilik, besar amat nyalimu,
berani betul kau datang mencari gara-gara dengan Pangeran
Serigala langit, tapi... sudahkah kau bertemu dengannya?"
kata kakek cebol berjalan di bawah tanah sambil tertawa
tergelak. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar pertanyaan ini s i nona segera berpaling ke arah
si Kalajengking kecil Siu Cing, artinya Siu Cing telah
dianggapnya sebagai Pangeran Serigala langit.
Sementara itu si Kalajengking kecil Siu Cing pun sudah
mengenali siapakah lawannya, cepat-cepat dia memberi
hormat. Tiba-tiba terdengar nona cilik itu berkata : "Ay susiok,
benarkah dia... adalah Pangeran Serigala langit?"
Sekali lagi Kakek cebol berjalan di bawah tanah tertawa
terbahak-bahak, katanya kemudian : "Haaah, haaah, haaah,
budak cilik, masa dengan bocah muda ini kamu tidak kenal?"
"Atau mungkin dia bukan Pangeran Serigala langit" Lantas
siapakah dia?" tanya nona cilik itu kebingungan.
Siu Cing turut tertawa pula : "Ay susiok, siapa sih nona ini?"
Kakek cebol berjalan di bawah tanah tidak menjawab
pertanyaan dari kedua orang itu, dia hanya mendongakkan
kepalanya dan tertawa tergelak tiada hentinya, membuat
kedua orang itu semakin kebingungan dan tidak habis
mengerti. Akhirnya mereka hanya saling berpandangan dengan wajah
penuh tanda tanya. Sebaliknya si tolol Wan Poo segera menimbrung : "Bila Ay
susiok mulai tertawa, itu berarti dia mau main setan, siapa
tahu dia mau mempermainkan seseorang di antara kita."
Mendadak si Kakek cebol menghentikan tertawanya,
kemudian sambil mendelik serunya, "Bocah tolol, bila susiok
mau menghukum orang, kaulah orang pertama yang menjadi
sasaran." Si tendangan geledek Wan Poo menjadi ketakutan
setengah mati setelah mendengar perkataan itu, cepat-cepat
dia menyembunyikan diri ke belakang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sikapnya yang kocak dan lucu ini kontan saja membuat si
nona cilik itu tertawa terpingkal-pingkal.
"Bagaimana bocah tolok, kau merasa ketakutan?" ejek si
kakek cebol kemudian sambil tertawa.
Si tendangan geledek Wan Poo menggelengkan kepalanya
berulang kali, ujarnya dengan wajah tertegun : "Asalkan kau
tidak main setan kepadaku, aku tak bakal takut."
"Susiok," si Kalajengking kecil Siu Cing segera menyela,
"bagaimana kalau kau jangan mengacau terus, belum kau
jelaskan kepadaku siapakah nona ini?"
Nona cilik itupun berseru pula dengan cepat : "Hey susiok,
kau belum memberitahukan kepadaku, benarkah dia bernama
Pangeran Serigala langit?"
Kakek cebol itu tertawa. "Bocah muda ini bukan Pangeran Serigala langit, dia
bernama kalajengking Siu Cing."
"Lalu siapakah namanya?" seru Siu Cing segera.
"Dia bernama Sin Cui, murid dari subomu Pek hun jin, masa
kalian tidak saling mengenal?"
Tidak heran kalau jurus "Awan mengambang angin
berhembus yang dia pergunakan tadi sangat hebat, rupanya
dia adalah adik seperguruanku sendiri!" kata Siu Cing sambil
melongo-longo. Sin Cui mengerdipkan matanya berulang kali, tiba-tiba ia
membentak keras : "Kau tak usah berlagak sok di hadapanku,
siapa sih yang kesudian menjadi sumoaymu?"
"Lho... bukankah kau adalah murid suboku" Kalau bukan
sumoayku, memangnya suciku?" seru Siu Cing sambil melotot.
Dengan bibir mencibir Sin Cui berseru : "Dari suhu pernah
kudengar katanya Pek hunlojin adalah manusia paling jahat di
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kolong langit, dia berpesan kepadaku bila suatu saat bertemu
dengannya, maka aku harus berdaya upaya untuk
membunuhnya." "Kau berani?" bentak Siu Cing dengan marah.
"Mengapa tidak" Kalau tak percaya kita boleh buktikan
dengan perkelahian!" tantang Sin Cui sambil membentak pula.
Si kakek cebol yang mendengar percekcokan itu buru-buru
melerai sambil tertawa : "Apa sih yang kalian berdua
cekcokkan" Suhu dan subo kalian sudah banyak tahun hidup
berpisah sebagai muridnya kalian wajib untuk mendamaikan
mereka berdua, masa belum apa-apa sudah cekcok duluan?"
"Toh dia yang menantangku lebih dulu" Memangnya dia
kira aku takut kepadanya?" seru Siu Cing segera.
"Memangnya kau anggap aku takut juga kepadamu"
Hehhh... tampangnya saja soknya luar biasa," balas Sin Cui.
"Tentu saja aku harus sok, ilmu silatku lebih hebat daripada
kepandaianmu. Kau tidak percaya?"
"Tidak percaya, tidak percaya, sekali aku bilang tidak
percaya selamanya tak akan percaya, atau bagaimana kalau
kita buktikan saja dengan perkelahian."
Sambil cekcok kedua orang itu mulai menggosok kepalan
dan siap beradu otot kembali.
Mendadak si kakek cebol berjalan di bawah tanah
membentak keras : "Hentikan perbuatan kalian berdua, pingin
digebuk rupa-rupanya kalian berdua ini..."
Terpaksa kedua orang muda mudi itu menarik kembali
gerakan masing-masing dan mundur selangkah namun
mereka masih tetap saling melotot dengan penuh kegusaran.
"Bukan kalian sedang mencari bocah she Sik itu...?" tiba-
tiba kakek cebol berkata lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Belum selesai perkataan itu diutarakan, Siu Cing dan Sin
Cun berdua hampir bersamaan waktunya berseru bersama :
"Susiok..." Namun ketika mendengar pihak lawan memanggil dengan
kata yang sama, kedua orang itu sama-sama menutup
mulutnya kembali sambil berpandangan dengan mata melotot.
Menyaksikan keadaan dari muda mudi dua orang itu, kakek
cebol segera tersenyum katanya : "Kalau dilihat dari tampang
kalian berdua, tak ubahnya persis seperti dua ekor ayam jago
aduan." Mendadak Sin Cui mendepakkan kakinya berulang kali
seraya berseru keras : "Kalau mau bicara, ayohlah cepat
katakan sebenarnya Pangeran Serigala langit berada dimana?"
"Tidak terlalu jauh, di dalam bukit Bian peng san..."
"Bian peng san luasnya mencapai ratusan li, kemana kita
harus mencarinya?" sela Siu Cing.
"Aku sendiripun tidak tahu, tapi tak ada salahnya kalau kita
mencarinya secara berpisah."
"Baik, aku akan menempuh perjalanan bersama Ay susiok,"
seru Sin Cui cepat-cepat.
"Biar aku bersama si Kalajengking kecil," cepat-cepat si
tolol Wan Poo menambahkan.
Maka keempat orang itupun memisahkan diri menjadi dua
rombongan. Si Kakek cebol bersama Sin Cui menuju ke
belakang bukit, sementara Siu Cing dan Wan Poo mencari di
depan bukit. Sementara itu, Siu Cing mengandalkan ilmu meringankan
tubuhnya yang sempurna dapat bergerak lincah di antara
tebing-tebing batu yang curam, biarpun pegunungan yang
ditempuh susah dilalui namun tidak terlampau menyulitkan
baginya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sedangkan si tendangan geledek Wan Poo meski bodoh
orangnya, berhubung kepandaian andalannya terletak pada
kaki, secara otomatis kekuatan kakinya sangat mengagumkan
dimana dia berjalan batu dan debu segera beterbangan
kemana-mana Begitulah dengan mengandalkan kemampuan
dan kelebihan yang dimiliki masing-masing pihak, bergeraklah
kedua orang itu melakukan pencarian, tak sampai setengah
harian kemudian, tujuh delapan buah bukit telah dilalui
dengan cepat, namun yang dicari belum juga ditemukan.
Akhirnya habis sudah kesabaran si tendangan geledek Wan
Poo, dia berteriak : "Hey Kalajengking kecil, mau berjalan
kemana lagi?" "Bila kau sudah tak mampu berjalan lagi, berbaring saja
kau disini dan tidur dulu sepuasnya!" sahut Siu Cing tertawa.
"Siapa bilang aku sudah tak kuat" Cuma perutku lapar
sekali!" jawab Wan Poo.
"Tahanlah sebentar lagi, di tengah pegunungan yang sepi
tak bakal ada makanan lezat, cuma batu sih banyak sekali,
kalau doyan silahkan saja kau kunyah batu-batu itu sebagai
pengisi perut." Sementara mereka sedang bergurau, mendadak dari
kejauhan sana terdengar seseorang berteriak keras : "Susiok
cepat kemari, orangnya berada disini."
Hanya teriakan itu yang terdengar, sedang ucapan
selanjutnya seperti terputus di tengah jalan, tapi kedengaran
sekali bahwa suara itu sangat dikenal.
Tergerak hati Siu Cing setelah mendengar teriakan itu,
cepat-cepat dia memberi tanda kepada Wan Poo sambil
serunya : "Wan tolol, ayoh berangkat, kita segera mencari
makanan." Mendengar ada makanan untuk dicari, si tolol Wan Poo
segera merasakan semangatnya berkobat kembali, sambil
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tertawa terbahak-bahak ia segera mengerahkan tenaganya
untuk mengejar di belakang rekannya.
Dua buah bukit kembali dilalui, kemudian sete lah
menelusuri sebuah hutan akhirnya di bawah sebuah tebing
dijumpai sebuah gua. Di depan gua itu terdapat sebuah air terjun yang sangat
deras, air yang mengalir ke bawah mendatangkan suara
gemuruh yang memekikkan telinga.
Di bawah air terjun itu merupakan sebuah telaga dan
telaga ini merupakan sumber dari air sungai Siau keng kang
yang berair amat jernih. Di sekitar telaga tumbuh pepohonan siong yang rindang
dengan suasana yang hening, benar-benar sebuah tempat
yang berpemandangan alam sangat indah menawan.
Tapi suasana di sekitar situ amat sepi dan tak nampak
sesosok bayangan manusiapun disitu.
Siu Cing merasa sangat keheranan setelah menyaksikan
keadaan tersebut, dia mencoba untuk memperhatikan
keadaan di sekitar sana. Ia semakin keheranan lagi sete lah
mengetahui bahwa tempat itu merupakan sebuah lembah
buntu yang dikelilingi tebing curam, bentuknya persis seperti
sebuah bule-bule, sehingga jalan keluarnya praktis hanya
terdapat sebuah saja. "Kalau didengar dari teriakan tadi, agaknya suara tersebut
berasal dari tempat ini. Tapi heran, mengapa tak nampak
sesosok bayangan manusiapun" Jangan-jangan orangnya
sudah masuk ke dalam gua?"
Sementara dia masih berpikir, si tolol Wan Poo telah
berteriak kembali : "Hey Kalajengking kecil, bukankah kau
berjanji untuk mencari makanan, mana makanannya
sekarang?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Satu ingatan kembali melintas di dalam benak Siu Cing, dia
segera menuding ke dalam gua sambil katanya : "Itu dia,
berada di dalam gua. Ehmm, sudah kuendus bau harumnya
daging sapi masak ang siu. Aduh... harumnya."
Si tendangan geledek Wan Poo tidak menyangka kalau Siu
Cing sengaja membohonginya, dia mengira apa yang
dikatakan memang betula maka sambil tertawa lebar katanya
: "Ya betul, akupun sudah mengendusnya, agaknya seekor
kijang yang lagi dipanggang."
Sambil berkata dia segera lari masuk ke dalam gua itu
bahkan mulutnya berkecap-kecap seperti sudah tak dapat
menahan rasa laparnya lagi.
Dalam hati kecil Siu Cing mengerti bahwa gua tersebut
bukan tempat yang aman, maka dengan kesiapsiagaan yang
tinggi ia mengikuti terus di belakang tubuh Wan Poo.
Apa yang diduga ternyata benar, belum sampai berapa
langkah mereka memasuki gua tersebut, mendadak terdengar
suara dentingan lirih berkumandangan datang dari dinding
batu sebelah depan. Sekalipun suara dentingan itu sangat lirih dan tak gampang
didengar oleh orang awam, namun dengan ketajaman
pendengaran dari Siu Cing ia dapat menangkap suara
dentingan itu dengan amat jelas sekali, cepat-cepat dia
berseru : "Engkoh tolol, hati-hati!"
Sambil berseru dia segera menyelinap ke samping dan
menyembunyikan diri di belakang batu besar.
Dengan jelas sekali dia saksikan segumpal cahaya perak
sedang meluncur ke dinding sebelah bawah dengan kecapatan
luar biasa. Si tendangan geledek Wan Poo adalah seorang manusia
tolol, dia tak tahu apa yang terjadi waktu itu, ketika
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendengar seruan dari Siu Cing cepat-cepat dia membalikkan
badannya seraya berseru : "Kalajengking kecil, kau, hmm!"
Belum habis perkataannya diutarakan, benda tersebut telah
menumbuk di atas punggungnya dengan telak.
Diiringi dengusan tertahan, tubuhnya segera terjungkal ke
atas tanah. Biarpun usia Siu Cing masih kecil tapi berhubung sudah
banyak tahun mengembara di dalam dunia persilatan
ditambah lagi gurunya sering memberi wejangan dan
penjelasan kepadanya, pengetahuan yang dimilikinya luas
sekali. Dengan cepat dia kenali senjata rahasia tersebut adalah


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kan khi san hoa (hawa murni pembuyar bunga) yang
merupakan senjata paling lihay dalam kalangan hitam, tanpa
sadar sekujur badannya basah kuyup oleh keringat dingin
saking kagetnya. Perlu diketahui bahwa senjata rahasia semacam ini tak
dapat dilontarkan dengan tenaga manusia, melainkan harus
ditembakkan dengan tabung khusus yang dilengkapi dengan
pegas berkekuatan tinggi.
Adapun segumpal cahaya perak tersebut tak lain terbuat
dari lapisan baja yang mengandung puluhan jarum tajam,
apabila lapisan baja itu ditahan oleh hawa murni seseorang,
maka benda itu akan meledak dan jarum tajam yang
terkandung di dalamnya pun akan menyebar kemana-mana
serta melukai korbannya, serangan macam ini paling susah
untuk dihindari. Untung saja si tendangan geledek Wan Poo memiliki tiga
belas macam ilmu kebal yang hebat, ditambah pula dia
sedang membalikkan badannya dan segera roboh dengan
cepat ketika tertumbuk dengan begitu tubuhnya tak sampai
dilukai sedikitpun juga. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Coba kalau ilmu kebalnya tidak terlatih dengan sempurna,
dapat dipastikan dia akan terluka parah.
Siu Cing yang bersembunyi di belakang batu diam-diam
mengeluh ketika melihat Wan Poo roboh terjungkal ke atas
tanah, pikirnya : "Musibah yang dialam i engkoh tolol kali ini
sudah jelas gara-gara ulahku. Andaikata aku tidak bohong dan
mengatakan gua ituada hidangan yang lezat, tak mungkin dia
akan menerobos masuk ke dalam gua secara semberono.
Makin dipikir, dia merasa semakin sedih. Dia merasa dialah
yang mengakibatkan orang lain menjadi celaka, dia merasa
malu terhadap engkoh bodoh.
Sementara dia masih menegur atas kesalahan sendiri,
serangan senjata rahasia itu sudah habis, tiba-tiba tampak si
tolol Wan Poo merangkak bangun dari atas tanah dan lari ke
arahnya sambil berteriak keras : "Kalajengking kecil kau jahat,
mengapa kau melepaskan lebah untuk menyengat badanku?"
Siu Cing merasa amat lega setelah mengetahui Wan Poo
sama sekalitak terluka, cepat-cepat dia berseru : "Engkoh tolo,
apakah kau terluka?"
Wan Poo segera menghentikan langkahnya, meluruskan
tangannya dan membungkam seribu bahasa setelah mendengar perkataan itu, untuk sesaat ia hanya bisa
mengawasi wajah Siu Cing dengan wajah termangu : Dari atas
sampai ke bawah Siu Cing memeriksa seluruh badan Wan Poo
dengan seksama, ketika tidak menjumpai sesuatu cedera di
tubuhnya, kembali dia berseru : "Engkoh tolol, sebetulnya kau
terluka tidak?" Wan Poo memutar biji matanya berulang kali lalu
menggeleng : "Hey kalajengking kecil, kau sedang main gila
nampaknya" Bila kau tidak berbuat lebih jujur hati-hati kalau
kulaporkan kejadian kepada ayahmu!"
"Ngaco belo," bentak Siu Cing keras-keras. "Itukan senjata
rahasia orang, ayo cepat jawab, kau terlupa apa tidak, kalau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ngoceh tidak karuan terus jangan sa lahkan kalau kutinggalkan
dirimu disini." Wan Poo tertawa nyaring, "Jangan lupakan aku toh
mempunyai ilmu kebal badan, senjata lebah tersebut tak akan
mampu melukai aku, badanku hanya terasa sedikit gatal."
"Kau jangan main-main saudaraku yang tolol, senjata
rahasia itu merupakan senjata terhebat dari golongan hitam."
"Aku tidak takut dengan senjata rahasia, tubuhku ini kebal
sekali." "Tapi senjata rahasia itu hebat sekali dan khusus
menghancurkan perlindungan tenaga murni seseorang."
"Akupun tidak takut, suhuku telah berjaga-jaga terhadap
keadaan semacam ini, karena itu beliau telah menghadiahkan
sebuah sarung pelindung tubuh."
Diam-siam Siu Cing merasa amat terkejut, pikirnya : "Tak
heran kalau dia sangat kebal, rupanya Ku supek telah
menghadiahkan tameng Tou liong ka yang merupakan salah
satu mestika dari dunia persilatan kepadanya, dengan
perlindungan mestika tersebut, jangan lagi senjata rahasia
Kan Khi Jan Hoa, biarpun guntur pelenyap kesunyian Ciu Miat
Sin Lui pun tak akan mampu melukainya."
Ketika menjumpai Siu Cing berdiam saja, Wan Poo mengira
rekannya ini tak percaya, cepat-cepat katanya lagi :
"Kalajengking kecil, apakah kau tak percaya" Baiklah akan
kulepas untuk diperlihatkan kepadamu."
Seraya berkata, ia benar-benar bersiap sedia melepaskan
pakaiannya. "Tidak usah, tidak usah," cepat-cepat Siu Cing mencegah.
"Aku percaya dengan perkataanmu itu, tapi masih beranikah
kau memasuki gua ini?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Berani saja... cuma benarkah disana ada makanan yang
lezat?" "Tentu saja ada! Apabila kau merasa takut, biar aku saja
yang berjalan di muka."
"Tidak bisa, tidak bisa," buru-buru Wan Poo berseru lagi.
"Siapa bilang aku takut" Biar aku yang berjalan di depan."
Selesa i berkata ia lantas membalikkan badan dan berjalan
masuk ke dalam gua, langkahnya begitu terburu-buru,
seakan-akan kuatir kalau ada orangyang hendak merampas
makanannya. Sebaliknya Siu Cing tetap berjalan dengan langkah yang
berhati-hati, siap menghadapi segala kemungkinan yang tidak
diinginkan. Setelah me lewati dinding batu itu sepanjang
perjalanan mereka tidak menjumpai serangan lagi tapi Siu
Cing tetap tak berani bertindak gegabah lagi.
Gua itu sangat besar, dalam serta penuh dengan
simpangan-simpangan jalan yang mudah membuat orang
tersesat, jalan di dalam gua itupun berputar seperti
gangsingan dimana yang tersempit hanya bisa dilalui satu
orang. Terutama sekali bagian tengah gua itu, udarannya sangat
lembab dan tanahnya basah, biarpun mereka berdua memiliki
mata yang luar biasa, itupun secara paksa hanya dapat
melihat setitik bayangan hitam.
"Kalajengking kecil..." akhirnya tak tahan lagi Wan Poo
berseru. "Engkoh tolol, jangan keras keras-keras kalau berbicara,"
buru-buru Siu Cing memperingatkan, "kalau sampai mengejutkan si empunya hidangan jangan salahkan aku."
Wan Poo benar-benar memperkecil suaranya, kembali dia
berkata : "Kalajengking kecil, kau benar-benar tidak
membohongi aku" Betulkah disitu ada makanan lezat?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau toh punya hidung, masa tak dapat mendengus
sendiri?" hardik Siu Cing cepat.
Wan Poo segera memasang hidungnya dan mencoba untuk
mendengus di sekitar tempat tersebut, kemudian katanya :
"Eeeem... memang terasa juga, cuma kok baunya sedap?"
Hampir meledak gelak tertawa Siu Cing sesudah
mendengar perkataan itu, buru-buru dia berkata lagi : "Kau
betul-betul tolol, masa bau busuk atau harum pun tak dapat
kau beda-bedakan?" Di bawah ejekan dari Siu Cing, Wan Poo benar-benar tak
bisa membedakan bau tersebut, busuk atau harum terpaksa
diapun melanjutkan kembali perjalanan.
Puluhan kaki kemudian medang lorong guanya itu semakin
melebar, dimana-mana terlihat batu stalagtit dan stalagnit
bergantungan di seluruh ruangan gua, bentuknya beraneka
ragam dan indah dipandang.
Selain itu terdapat pula banyak lorong gua yang tersebar
disana sehingga membuat Siu Cing berdua kehilangan jalan
keluar, untuk sesaat kedua orang itu masih berdiri
kebingungan, dan Wan Poo belum sempat mengucapkan
sesuatu, mendadak dari kejauhan sana terdengar suara
seorang wanita sedang tertawa terbahak-bahak : "Haaaa...
haa... haaa..." Dengan perasaan tertegun kedua orang itu segera
berpaling ke arah mana asal suara tawa itu, rupanya suara
tersebut berasal dari balik gua ketujuh di sebelah kanan.
Siu Cing segera memberi tanda kepada Wan Poo kemudian
dengan suatu gerakan cepat meluncur ke muka.
Setelah melalui pintu gua dan belok ke kanan, tiba-tiba dari
depan sana muncul sebuah lorong yang panjangnya sepuluh
kaki dan berdinding bening seperti kaca kristal. Kalau dari
depan gua sampai tempat itu gelap gulita tidak nampak setitik
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cahayapun, maka hanya di tempat ini saja suasananya terang
benderang bagaikan di tengah hari.
Maju lebih ke depan, tempat tersebut kembali berupa
sebuah gua yang berbentuk bulat, dari s itulah agaknya cahaya
tersebut berasal. Gelak tertawa yang amat keras tadi kembali
berkumandang dari balik gua tersebut, bahkan kali suaranya
kedengarannya jauh lebih keras, malah secara lamat-lamat
kedengaran seperti ada orang sedang bertanya jawab,
kenyataan tersebut sudah barang tentu membuat Siu Cing
merasa keheranan. Berada dalam keadaan seperti ini bocah tersebut tidak
berani bertindak gegabah, ia menembunyikan diri lebih rapat
lagi. Tiba-tiba terdengar suara seseorang perempuan sedang
berkata : "Pangeran Serigala ku yang manis, kau harus
mengerti, biar kau berteriak sampai suaramu serak, jangan
harap ada orang yang tahu kalau kau berada di dalam gua
ini!" "Bila kau menginginkan kematianku hari ini, itu mah soal
mudah tapi kalau menginginkan aku menyerah... hmmm...
lebih baik tak usah bermimpi di siang hari bolong," suara
seseorang menjawab dengan nyaring dan penuh bertenaga.
Siu Cing segera merasakan dadanya menjadi sesak dan
hampir saja ia berteriak keras, diam-diam pikirnya : "Aaah...!
Rupanya engkoh Giok berada disini!"
Sambil berpekik di dalam hati, ia melangkah maju lebih ke
depan lagi, kemudian mengintip dari celah-celah batu gua.
Ternyata tempat itu merupakan sebuah ruangan gua yang
luasnya delapan sembilan kaki, semuanya dilapisi dengan batu
kristal berwarna putih di atas langit-langit gua terdapat
sebuah batu permata yang memancarkan sinarnya menerangi
seluruh ruangan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sinar tersebut amat lembut dan halus, sama sekali tidak
menyolok mata. Berbagai macam perabot berserakan di dalam ruangan gua
itu, semula dia mengira Pangeran Serigala yang disekap tentu
di belenggu oleh lawan sehingga sama sekali tak dapat
bergerak. Namun setelah dapat menyaksikan apa yang tertera di
depan mata, bocah itu benar-benar tertegun dan berdiri
melongo. Rupanya orang yang disekap di dalam gua itu bukan hanya
Sik Tiong Giok seseorang malahan Sin Cui si nona yang binal
itupun telah disekap orang.
Kedua orang itu duduk di atas tanah saling berhadapan, Sik
Tiong Giok duduk membungkam sambil memejamkan
matanya rapat-rapat, tampaknya sudah berada dalam
keadaan lupa segalanya, sebaliknya nona Sin Cui melototkan
sepasang matanya seperti lagi mengumpat musuhnya, tapi
entah mengapa tak sepatah katapun yang kedengaran.
Di antara kedua orang itu berdiri seorang perempuan
berdandan keraton yang memakai baju halus dan mewah,
dandanannya seperti seorang bidadari, dengan wajah yang
cantik dan senyuman yang manis ia sedang menuding kedua
orang itu sambil mengolok-olok.
Bila berada di hari-hari biasa, Siu Cing tentu sudah
menerjang keluar dan melancarkan serangan mautnya ke arah
lawan, tapi kali ini ia tidak berani bertindak gegabah, apalagi
setelah menyaksikan Pangeran Serigala yang begitu
tangguhpun berhasil dirobohkan lawan.
"Terserah bila kau enggan menyerah, tapi kau harus
menyerahkan sebuah benda kepadaku sebelum kubebaskan."
Sik Tiong Giok tetap membungkam diri dalam seribu
bahasa, bahkan matanya berkedippun tidak, sedangkan Sin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cui kelihatan menggerakan bibirnya seperti lagi mencaci maki,
namun tak sepotong katapun yang kedengaran.
Sambil tertawa terkekeh-kekeh perempuan itu segera
berkata : "Budak cilik, biar kau memiliki selembar bibir yang
tajam, sayang sekali nampak sangat jelek bila tak kedengaran
suaranya." "Apakah kau telah menotok jalan darah bisunya?" belum
habis ia berkata, Sik Tiong Giok telah membuka matanya
sambil menegur. Perempuan cantik itu tertawa.
"Mulut si budak ini kelewat jahat, kalau jalan darah bisunya
tidak ditotok, ia pasti akan mencaci maki tak karuan."
"Bebaskan dulu jalan darah bisunya, akan kunasehati dia
agar tak mengumpat lagi."
"Urusan tak akan semudah itu, kecuali kau memberitahukan jejak kotak wasiat Giok Hap Kui Siau. Kalau
tidak... hm kau sendiripun jangan harap bisa bebas dari sini."
"Bukankah sudah kukatakan sejak tadi, kalau benda itu
telah direbut oleh An Kiau Nio?"
"Aku tak akan percaya dengan perkataan mu itu!" bentak
perempuan cantik itu dengan gusar. "An Kiau Nio hanya
berhasil mendapat sepotong balok kayu."
"Kalau begitu, bisa jadi telah dibegal oleh bocah iblis langit


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

An Cun di tengah jalan."
Perempuan cantik itu nampak tertegun setelah mendengar
perkataan itu, lalu gumamnya : "Bocah iblis langit" Mengapa
An Kiau nio tidak menyinggung soal ini?"
"Siapa tahu kalau kedua orang itu memang berkomplot
untuk menipu nona..." sambung Sik Tiong Giok lebih jauh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perempuan cantik itu segera mendelik besar : "Huuh ia
berani" Majikan ular Pek Soh Cing pun tak berani menipu
nonamu Thi cu." "Mau percaya atau tidak terserah kepadamu sendiri, yang
jelas aku tak punya kotak wasia apapun, bila ingin membunuh
atau mencincang, silahkan saja lakukan."
Habis berkata kembali ia pejamkan matanya rapat-rapat
dan tidak berbicara lagi.
Thi cu mengerdipkan matanya berulang kali, lalu ujarnya
dengan suara dingin : "Baiklah, untuk sementara waktu aku
percaya dengan perkataanmu itu, tapi bukan berarti aku akan
membebaskan dirimu, tunggu saja sampai urusan ini selesai
kuselidiki hingga tuntas."
Dalam pada itu Wan Poo si bocah dungu itu berteriak
secara tiba-tiba dengan suara keras : "Kalajengking kecil, kau
ada dimana" Mengapa aku tidak menjumpai jalan keluarnya?"
Biarpun Siu Cing dapat mendengar teriakan Wan Poo itu
dengan jelas, namun dia tak berani menjawab.
Sebaliknya Thi cu menjadi tertegun setelah mendengar
teriakan itu, dengan suatu gerakan cepat dia membalikkan
badan dan melompat keluar dari gua langsung menuju ke
arah mana berasalnya suara teriakan itu.
Siu Cing merasa kesempatan baik ini tak boleh disia-siakan
dengan begitu saja, dengan suatu gerakan cepat dia
menyelinap ke dalam gua, lalu bisiknya : "Engkoh Sik, Siu Cing
telah datang, siluman perempuan itu telah pergi, ayoh cepat
bangun." Sik Tiong Giok membuka matanya dan tertawa getir,
"Saudara Siu, terima kasih atas jerih payahmu, sayang sekali
aku tak bisa bangkit berdiri, sebab bila aku mampu bangkit,
semenjak tadi aku sudah angkat kaki dari s ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mengapa demikian?" tanya Sc dengan perasaan gelisah,
"apa jalan darahmu telah ditotok siluman perempuan itu"
Baik, tunggulah sebentar segera akan kubebaskan totokan
jalan darahmu itu." Sambil berkata diapun bersiap sedia untuk menghampiri Sik
Tiong Giok. Mendadak Sik Tiong Giok membenak keras : "Berhenti!"
Siu Cing segera menghentikan langkahnya, kemudian
berseru dengan wajah tercengang : "Engkoh Sik, mengapa
sih?" "Siluman perempuan itu telah menaburkan bubuk racun
penghancur tulang di sekitar tempatku berada seluas tiga
depa, siapa saja yang tersentuh bubuk beracun itu maka
daging dan tulangnya akan hancur dan berubah menjadi
segumpal air kuning, oleh sebab itu lebih baik kau mundur
saja dari s ini." Tak terlukiskan rasa kaget Siu Cing setelah mendengar
keterangan itu, dengan cepat dia melayangkan pandangan
matanya ke atas tanah. Benar juga, di atas permukaan tanah memang sudah
ditaburi selapis bubuk berwarna hijau muda, jaraknya hanya
satu depat di hadapannya, itu berarti bila dia maju setengah
langkah lagi maka kakinya akan menginjak bubuk beracun itu.
Dengan perasaan terperanjat, cepat-cepat pemuda itu
melompat lima depa ke belakang lal serunya agak tertegun :
"Engkoh Sik, benarkah bubuk beracun itu begitu hebatnya?"
Sik Tiong Giok kembali menghela napas panjang : "Aaai,
andaikata tidak hebat, masa bubuk tersebut dapat menyekap
ku disini..." Belum selesa i dia berkata, tiba-tiba kedengaran seseorang
berseru keras : "Bocah tolol, kemana larinya ilmu ilmu
tendangan geledek yang kau latih?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu mendengar seruan tersebut, Siu Cing segera berseru
dengan perasaan terkejut bercampur girang : "Aman sudah
sekarang, paman cebol pun telah datang kemari, tunggulah
sebentar, biar kucari dia agar mengusahakan suatu cara yang
baik." Dengan cepat dia membalikkan badan dan lari menuju
keluar. Sementara itu terdengar suara Wan Poo sedang berteriak
keras : "Perempuan ini berputar terus mengitari badanku,
bagaimana mungkin aku bisa menendangnya?"
Terdengar kakek cebol segera membentak keras : "Kau
betul-betul seorang yang amat tolol, kau toh bisa menendang
batuan tersebut?" Rupanya sewaktu keluar dari lorong tadi, Siu Cing keluar
lebih duluan dan Wan Poo terlambat selangkah sehingga dia
salah memasuki jalan cabang lainnya, dengan begitu dia
terkurung dalam sebuah barisan batu kerikil yang bertumpuk-
tumpuk. Akibatnya dia menjadi tersesat dan tak mampu keluar dari
situ lagi, Wan Poo telah berusaha untuk me loloskan diri,
namun semua usahanya menemui kegagalan total, di dalam
gelisahnya dengan keringat bercucuran dia pun mulai
berteriak-teriak memanggil si Ka lajengking kecil.
Siapa tahu teriakannya itu justru memancing kehadiran
perempuan iblis tersebut, sedang perempuan berbaju perlente
ini sesungguhnya adalah murid dari Tok sim Siancu (dewi
berhati racun) Yu Siang atau guru dari Tong tiang ngo yan
(lima walet dari telaga tong ting) yang bernama perempuan
iblis Thi cu. Jangan dilihat usianya masih kelihatan sangat muda,
padahal umurnya waktu itu sudah mencapai lima puluh
tahunan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perempuan iblis T hi cu tersebut bukan saja menjagoi dunia
persilatan dengan mengandalkan bubuk beracun penghancur
tulang, diapun memiliki sejenis ilmu silat maha dahsyat yang
sanggup membetot sukma dan menguasai pikiran.
Betapapun lihaynya tenaga dalam yang dimiliki seseorang,
apabila namanya sempat kena disebut tiga kali olehnya,
niscaya pikiran dan kesadarannya menjadi terpengaruh dan
serta merta korban akan menuruti semua perintahnya tanpa
membantah. Satu-satunya cara untuk memecahkan ilmu kepandaian
tersebut adalah tidak menyebut apabila dipanggil, dengan
begitu kendatipun dia akan berteriak dengan suara macam
apa pun, korbannya tak akan terpengaruh bila tidak
menggubris. Wan Poo yang bodoh tentu sja tak menduga akan
kelihayan musuhnya itu, ketika menyaksikan datangnya
seorang perempuan cantik secara mendadak ia segera
berteriak lebih dahulu : "Perempua ayu, apakah Kalajengking
kecil yang menyuruh kau datang kemari" Tempat ini benar-
benar menawan hati, cepatlah ajak aku keluar dari sini."
Thi cu si perempuan iblis itu sama sekali tidak menjawab,
diawasinya pemuda tolol itu sekejap, lalu dengan mengerahkan ilmu gerakan tubuhnya yang sempurna dia
berputar mengitari tubuh pemuda tersebut sampai tujuh
delapan kali kemudian setelah berhenti baru ujarnya dengan
suara dingin. "Hey pemuda tolol, siapa namamu?"
Wan Poo tidak ambil perduli apakah dia sedang dimaki
orang sebagai pemuda tolol atau tidak, ditambah lagi hatinya
sudah jengkel karena terlalu lama terkurung disana, maka
sambil melotot bear penuh amarah segera teriaknya : "Hey
perempuan ayu, sebetulnya kau bersedia mengajak aku keluar
dari s ini atau tidak?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Asal kau bersedia memberitahukan namamu, aku pasti
akan mengajakmu keluar dari situ, kalau tidak akan kubiarkan
kau terkurung sampai mampus disitu."
Biarpun Wan Poo kelihatan agak ketolol-tololan, sesungguhnya hal ini disebabkan karena kejujuran serta
kepolosan hatinya, jadi bukan berarti otaknya begitu bebal
sehingga tak bisa memikirkan apa-apa.
Tatkala menjumpai sikap musuhnya yang dingin dan
angkuh, pemuda itu segera berpikir : "Hmm, bila aku enggan
menyebutkan namaku, apa pula yang bisa kau perbuat?"
Berpikir sampai disitu diapun menggelengkan kepalanya
berulang kali sambil menutup mulut rapat-rapat, sementara
sepasang matanya yang melotot besar mengawasi lawan
tanpa berkedip. Perempuan iblis Thi cu sama sekali tidak menyangka kalau
pemuda yang nampaknya ketolol-tololan tersebut ternyata
begitu cekatan dan waspada, dia segera mengerdipkan
matanya berulang kali, lalu pikirnya di dalam hati : "Baiklah,
akan kusekap dulu bocah muda ini dengan bubuk beracun
penghancur tulang." Dengan suatu gerakan cepat kembali dia bergerak
mengitari pemuda tersebut.
Wan Poo tidak paham apa gerangan yang sedang dilakukan
lawannya, melihat perempuan itu berputar, diapun segera ikut
berputar, tapi baru beberapa kali putaran saja ia sudah mulai
pusing dan pandangan matanya berkunang-kunang.
Di saat yang kritis inilah terdengar suara kakek cebol
memberi petunjuk padanya agar menendang dengan kaki,
semula dia mengira tendangannya tak mengena karena lawan
berputar terlalu cepat, tapi kemudian kakek cebol kembali
menyuruhnya menendang batu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wan Poo memang bodoh di luar cerdik di hati, sekali
berpikir saja ia sudah memahami maksudnya, bila barusan
batu itu sudah terhajar hancur, bukankah secara otomatis dia
dapat lolos pula dari kurungan tersebut?"
Maka dia segera menghimpun seluruh tenaga dalam yang
dimilikinya, lalu sambil merendahkan badan, sepasang kakinya
mulai melancarkan sapuan-sapuan berantai.
Sebaliknya Thi cu yang mendengar ada orang memberi
petunjuk kepada Wan Poo secara diam-diam, lalu melihat pula
cara Wan Poo melancarkan tendangannya, dalam hati kecilnya
diapun berpikir : "Hmm, akan kulihat sampai dimanakah
kehebatan ilmu tendanganmu itu, memangnya bisa menghancurkan tumpukan batuan cadas tersebut" Huuh,
sekali kau terkena bubuk racunku, baru tahu rasa nantinya..."
Siapa tahu belum habis ingatan tersebut melintas lewat,
mendadak terdengar suara ledakan keras yang memekikkan
telinga berkumandang memecahkan keheningan.
"Blaaammm...!" Menyusul tendangan dari Wan Poo itu, batu cadas
beterbangan keempat penjuru, batu-batu yang terkena
tendangan tadi segera menumbuk dinding gua dan hancur
berantakan kemana-mana, keadaannya sungguh mengerikan
hati. Akibatnya gerakan tubuh Thi cu menjadi termangu dan
semakin me lamban, malah beberapa kali hampir saja
tubuhnya tertimbun oleh hancuran dinding gua yang roboh
menimpa dirinya. Tiba-tiba terdengar kakek cebl berseru lagi : "Hay bocah
tolol, ayoh cepat keluarkan ilmu tendangan simpananmu..."
"Kakek cebol, apakah kau maksudkan ilmu tendangan
geledek Kan khi lu itui?" tanya Wan Poo.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau bukan tendangan api guntur, memangnya kau
anggap panggangan kaki babi?"
"Tapi suhuku pernah berpesan, ilmu tendangan tersebut
tak boleh digunakan pada sembarangan tempat," kata Wan
Poo ragu-ragu. "Bila suhumu marah, biar aku yang menanggung, ayoh
cepatan sedikit." Belum selesai perkataan itu diucapkan, rupanya Thi cu
berhasil menemukan tempat persembunyian dari si kakek
cebol, dengan suatu gerakan cepat dia melepaskan ikatan
rambutnya dan berpekik amat keras.
Suara pekikan itu tinggi melengking dan amat menusuk
pendengaran, membuat siapa saja yang mendengarkan
segera merasakan darah yang mengalir dalam tubuhnya
serasa mendidih. Menyusul pekikan tersebut, kembali terjadi perubahan yang
luar biasa, suasana di sekeliling tempat itu seperti berubah
menjadi menyeramkan dan menggidikkan hati sehingga
membuat bulu kuduk siapa saja yang berada disitu sama-
sama pada bangun berdiri.
"Kongsun Swan... Kongsun Swan," teriakan memanjang
bergema menyusul suara pekikan tadi.
Suasana di dalam gua tersebut kembali terjadi perubahan
yang drastis, keadaan yang menyeramkan dan menggidikkan
hati membuat hati orang berdebar dan merasa amat tak
tenang. Wan Poo menjadi tertegun untuk sesaat, apalagi sete lah
menyaksikan mimik muka Thi cu yang begitu aneh dan
menyeramkan, dia segera menggaruk-garuk kepalanya sambil
berpikir : "Aneh betul, entah lagi apa-apaan perempuan ayu
itu" Sungguh tak sedap dipandang..."


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam pada itu kakek cebol yang menyembunyikan diri di
balik gua sudah gemetar keras dibuatnya, apalagi sesudah
mendengar beberapa kali teriaknya yang memanggil
namanya, pucat pias selembar wajahnya, hatinya berdebar
dan anggota badannya menjadi lemas tak bertenaga.
Saat itu dia cuma dapat melototkan matanya, membuka
lebar mulutnya dan berteriak dengan paksa : "Bocah tolol,
ayoh cepat menendang..."
Belum selesai perkataan itu diucapkan orangnya sudah
roboh tak sadarkan diri dan melingkar di dalam liang gua
seperti ulat berburu yang mati kedinginan.
Wan Poo masih termangu untuk beberapa saat lamanya,
mendadak dia melotot besar, seakan-akan terdorong oleh
sesuatu kekuatan besar, tiba-tiba saja dia melepaskan sebuah
sapuan kilat dan berseru sambil tertawa tergelak :
"Perempuan ayu, sekarang kau sudah tidak berputar lagi, lihat
tendanganku!" Biarpun pemuda tolol itu berseru lebih dulu sebelum
melancarkan tendangannya, akan tetapi Thi cu sama sekali
tidak menduga kalau lawannya akan berbuat demikian.
Menanti keadaan sudah tak beres, segulung kekuatan yang
maha dahsyat telah menggulung ke arah tumpukan batuan
cadas. Thi cu amat terperanjat setelah menyaksikan keadaan ini,
dengan gelagapan dia putar sepasang tangannya untuk
menahan serangan maut tersebut, maksudnya dia hendak
membendung ancaman lawan sambil berusaha mencari
peluang untuk mengundurkan diri dari s itu.
Siapa tahu dalam keragu-raguan tadi, bukan saja serangan
itu tak berhasil dibendung olehnya sehingga hancuran batu
menyebar kemana-mana dengan menimbul suara keras,
bahkan perempuan itu dapat dibuat menderita kerugian besar
dan kelabakan setengah mati.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena kurang berhati-hati atau mungkin juga bersikap
terlalu gegabah, tahu-tahu saja sebuah hancuran batu cadas
menghantam paha kirinya keras-keras.
Perempuan iblis itu segera menjerit kesakitan, lalu
membalikkan badan dan melarikan diri terbirit-birit.
Melihat kejadian ini, Wan Poo segera tertawa terbahak-
bahak, serunya keras-keras : "Haah... haaah... haaah...
perempuan itu sudah kabur terkena tendanganku."
Belum habis teriakan itu, tiba-tiba tengkuknya sudah
dihantam orang keras-keras, menyusul kemudian terdengar
seseorang menegurnya dengan suara nyaring : "Kau benar-
benar tolol, sekalipun berhasil mengusir perempuan itu tapi
kau telah menyiksa paman guru cebol. Hmm, tunggu saja
nanti, akan kuminta kepada dewa guntur untuk menghukummu!" Dengan perasaan terkejut Wan Poo bepaling, ketika
menjumpai orang itu adalah Siu Cing, dia segera mendelik
sambil serunya dengan penuh amarah : "Kalajengking kecil,
aku toh suhengmu, masa kau memukulku..?"
"Hmm, terhadap manusia yang tidak setia kawan dan tidak
berbakti seperti kau, setiap orang pantas menghajarmu."
"Tapi kesalahan apa yang telah kuperbuat?"
"Kau telah mencelakai paman guru cebol sampai mampus,
coba katakan sendiri, kau pantas dihukum atau tidak?"
Wan Poo segera menggaruk-garuk kepalanya yang tak
gatal sambil katanya : "Kalajengking Kecil, kau jangan bicara
sembarangan, kalau sampai ketahuan guruku dia tentu akan
membakarku sampai mati."
"Siapa yang bicara sembarangan" Coba kau lihat sendiri,
bukankah paman guru cebol telah mati di tanganmu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi dimanakah orangnya sekarang?" tanya Wan Poo
keheranan, "bayangan tubuhnya saja tidak kelihatan,
bagaimana mungkin aku bisa mencelakai jiwanya?"
"Baiklah," kata Siu Cing kemudian sambil mengerdipkan
matanya berulang kali, "ayoh cepat ikuti aku!"
Selesa i berkata dia lantas membalikkan badan dan beranjak
pergi sedang Wan Poo mengikut di belakangnya dengan wajah
termangu. Setelah menerobosi tumpukan demi tumpukan batu cadas,
akhirnya sampailah mereka di dalam sebuah liang gua
berbatu. Ketika menyaksikan keadaan di dalam gua tersebut, Wan
Poo segera berseru lebih dulu sambil tertawa : "Aaah, kenapa
paman guru cebol berubah menjadi seekor ulat berbulu yang
sedang melingkar?" "Huuh, kau masih bisa bergurau?" bentak Siu Cing,
"andaikata kau sudah melancarkan tendangan sebelum
perempuan siluman itu menjerit-jerit tadi, paman guru cebol
tak akan berubah menjadi begini rupa."
Wan Poo segera menggoyangkan kepalanya berulang kali,
kembali dia berkata : "Kalajengking kecil, bagaimana
sekarang?" Dengan kening berkerut Siu Cing berpikir beberapa saat,
tiba-tiba ia mendapat akal, ditariknya tangan Wan Poo lalu
bisiknya : "Ayoh berangkat, ikuti aku dulu, yang penting
sekarang kita harus menolong engkoh Sik lebih dulu!"
Biarpun Wan Poo berperawakan tinggi besar, tapi ia kena
ditarik sampai terhuyung oleh Siu Cing dan terseret menuju ke
gua dimana Sik Tiong Giok terkurung.
Sik Tiong Giok menjadi amat keheranan setelah melihat Siu
Cing muncul kembali sambil menyeret Wan Poo, dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
wajah tercengang segera tegurnya : "Saudara Siu, mau apa
kau datang kemari?" "Kami datang utnuk menolongmu," jawab Siu Cing sambil
tertawa, "engkoh bodoh, cepat angkut kemari batuan cadas
yang berhasil kau rontokkan tadi."
Wan Poo segera membalikkan badan dan lari keluar gua
setelah mendengar perkataan itu, tak selang berapa saat
kemudian dari kejauhan sana berkumandang suara gemuruh
yang amat keras. Siu Cing segera tertawa. "Saudara perguruanku yang tolol sedang mengangkuti batu
kerikil, tentunya dia sedang menyepak batuan tersebut
dengan tendangan mautnya."
"Masa mengangkuti batu pun tidak pakai tangan tapi
menggunakan kaki, hopo tamon?" kata Sik Tiong Giok
tertawa. "Dia memang sudah terbiasa memakai kaki, selain
bersantap menggunakan tangan, rasanya pekerjaan yang lain
hampir total menggunakan kakinya."
Sementara pembicaraan masih berlangsung tampak batu
gunung yang besar satu per satu menggelinding langsung
menumbuk ke arah gua dimana Sik Tiong Giok sedang duduk.
Tanpa menggerakkan posisi duduknya, tahu-tahu Sik Tiong
Giok sudah melejit ke tengah udara, dimana ia menggerakkan
badannya dengan lincah untuk melompat ke atas batu, dari
situ dia melejit kembali dan meluncur keluar dari gua.
Setibanya di luar gua, pemuda itu baru menarik napas
sambil bisiknya pelan : "Ooh, sungguh berbahaya!"
Sementara itu Siu Cing ikut melejit pula ke tengah udara,
lalu dengan gerakan 'elang sakti menangkap kelinci' dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sambar tengkuk nona Sin Cui dan segera dilontarkan ke arah
Sik Tiong Giok keras-keras.
"Engkoh Sik, sambutlah tubuhnya!" bentaknya.
Sedang dia sendiri berjumpalitan pula di tengah udara
dengan jurus naga sakti berjalan di angkasa, tubuhnya
meluncur keluar dari gua dengan tak kalah gesitnya.
Baru saja tubuhnya melayang turun ke atas tanah,
mendadak sebuah batu cadas meluncur datang lagi dengan
membawa desingan angin tajam, untung Sik Tiong Giok
bertindak cepat dan menarik Siu Cing sehingga menyingkir
jauh beberapa depa dari posisi semula.
"Blaammm...!" Benturan keras menggelegar memecahkan keheningan,
batuan cadas itu tahu-tahu sudah menumbuk di atas batuan
cadas yang lain. Seketika itu juga hancuran batu menyebar ke empat
penjuru dengan membawa suara desingan tajam yang
menggidikkan hati. Begitu cepat peristiwa tersebut berlangsung sehingga tak
sempat bagi beberapa orang itu untuk menghindarkan diri.
Dengan perasaan terkejut Siu Cing melejit ke udara, lalu
bagaikan seekor burung walet meluncur keluar dari gua.
Sementara itu si tolol Wan Poo sedang menyepak batu-batu
dengan santai, lagaknya macam orang sedang bermain-main,
tapi seperti juga lagi berlatih ilmu, rupa-rupanya dia sudah
melupakan ketiga orang yang masih berada di dalam gua.
Waktu itu, baru saja ia berhasil menendang sebuah batu
cadas yang amat besar ke arah mulut gua, sambil tertawa
terbahak-bahak serunya : "Haa haaahh haaaah... tendanganku benar-benar amat jitu, coba lihat dengan
tendangan ku yang ini!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi belum lagi tendangannya dilancarkan tahu-tahu
tengkuknya telah ditabok oleh orang keras-keras, menyusul
kemudian terdengar Siu Cing membentak keras : "Bocah tolol,
apakah kau belum puas susiok cebol sudah kau celakai,
sekarang ingin mencelakai pula kami dengan batu cadas?"
Wan Poo tertegun lalu memandang sekejap wajah Siu Cing,
serunya agak mendongkol : "Kalajengking kecil, mengapa kau
selalu memperolok-olok diriku?"
"Hmm, siapa suruh kau membandel terus" Kau anggap
menolong orang pun seperti perma inan kanak-kanak?" hardik
Siu Cing dengan tak kalah gusarnya.
Sementara kedua orang itu masih cekcok sendiri, Sik T iong
Giok bersama Sim Ciu telah munculkan diri pula disitu, segera
ujarnya kepada Siu Cing sambil tertawa : "Saudara Siu, tak
usah cekcok lagi lebih tinggalkan tempat ini secepatnya."
"Susiok cebol terluka parah di dalam liang gua, apakah kita
harus berpeluk tangan belaka?"
"Apa?" seru Sik Tiong Giok terkejut, "apakah susiok cebol
pun telah datang" Dia berada dimana sekarang?"
"Berada dalam liang gua sana, ayoh berangkat, kita tengok
keadaannya, siapa tahu engkoh Sik punya ide untuk
menolongnya." Mereka berempat segera berangkat menelusuri batuan
kerikil menuju ke liang gua tersebut.
Ketika tiba di tempat tujuan dan memandang ke arah liang
gua tersebut, seketika itu juga semua orang dibuat tertegun.
Ternyata si kakek cebol yang semula tergeletak melingkar
di dalam liang gua tersebut, kini sudah hilang lenyap tak
berbekas. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 17 "AAAH..." Siu Cing segera berseru kaget, "tadi susiok cebol
menderita luka dalam yang cukup parah, mengapa ia bisa
lenyap tak berbekas?"
"Luka dalam apa sih yang dideritanya?" anya Sik Tiong
Giok. "Ia terpengaruh oleh irama sesat dari siluman perempuan
itu sehingga tidak sadarkan diri."
"Kalau dugaanku tak salah, siluman perempuan itu pasti
muncul kembali setelah kabur tadi," sela Sim Cui tiba-tiba,
"lalu menggunakan kesempatan di saat kita tak siap, dia te lah
menculik susio cebol."
Sik Tiong Giok termenung dan berpikir sejenak, tiba-tiba ia
bertepuk tangan sambil berseru : "Betul, ayoh kita kejar
secepatnya!" Begitu selesai berseru dia segera kabur lebih dulu keluar
dari gua itu disusul Siu Cing sekalian.
Tak selang berapa saat kemudian, mereka berempat sudah
keluar dari gua tersebut.
Belum keempat orang itu berhenti berlari, tiba-tiba dari
kejauhan sana tampak serombongan kuda berlarian cepat
menerobos hutan. Ketika pemimpin rombongan tersebut
mengulapkan tangan kirinya, para penunggang kuda itu
segera menyebarkan diri membentuk setengah lingkaran dan
mengepung Sik Tiong Giok berempat di muka gua.
Waktu itu sudah menjelang senja, tujuh delapan buah
lentera telah disulut lawan untuk menerangi sekeliling tempat
itu, namun suasananya amat menyeramkan dan menggidikkan
hati, terutama sekali kawanan manusia tersebut mengenakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
topeng kulit serigala, sehingga tampangnya lebih menyeramkan. Biarpun Sim Cui adalah seorang nona yang bernyali besar,
toh belum pernah selama hidupnya mengalami kejadian
seperti ini, dia segera mendekati Sik T iong Giok dan berbisik :
"Hey, makhluk aneh apa sih mereka itu?"
"Jangan takut, mereka hanya manusia-manusia bengis dari
Siuu le pang, bila bertarung nanti kaupun tak usah sungkan-
sungkan lagi terhadap mereka."
Sim Cui mengangguk dan mundur ke belakang, lalu
diawasinya kawanan makhluk aneh itu dengan menggenggam
gagang pedangnya erat-erat, setiap saat dia sudah bersiap
sedia untuk melancarkan serangan.


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pemimpin dari rombongan manusia aneh berkepala serigala
itu segera mencemplak kudanya sambil maju ke muka, lalu
teriaknya keras-keras : "Sik Tiong Giok, akan kulihat kau dapat
kabur kemana lagi hari ini?"
Sik Tiong Giok memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu
lalu mendengus dingin setelah tertawa bergelak baru katanya
: "Orang she Cu, tak usah berlagak macam setan dedemit di
hadapanku, sekalipun kau mengenakan kulit harimau, jangan
harap bisa membuat kami ketakutan."
Ternyata pemimpin dari rombongan tersebut adalah Rasul
serigala Cu Bu Ki. Ia segera tertawa bergelak sesudah mendengar teguran
itu, katanya dengan lantang : "Haaah... haaah... haaah...
bocah keparat, tak nyana kau memiliki ketajaman mata yang
mengagumkan!" Sik Tiong Giok tersenyum.
"Itu mah belum terhitung seberapa, sekalipun sang kelinci
liar berperawakan tinggi besar, masa aku menganggapnya
sebagai unta?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cu Bu Ki mendengus dan melepaskan sarung tangan
kulitnya, kemudian berkata dingin : "Mengingat kita terhitung
masih sesama saudara perguruan, aku tidak ingin cekcok
dengan saudara sendiri..."
"Huuh... tak nyana kau masih bertebal muka berani
mengucapkan perkataan tersebut, siapa sih yang bersaudara
seperguruan denganmu" Tak tahu malu!"
Tiba-tiba Cu Bu Ki merubah sikapnya seratus delapan puluh
derajat, sambil tersenyum katanya : "Sekalipun kau tak
mengakui aku sebagai suheng mu, tapi bagaimanapun juga
kau toh masih terhitung adik seperguruanku."
Tiba-tiba Sik Tiong Giok membentak keras : "Tutup mulut,
bila kau mengaku sebagai anggota perguruan T hian Long bun,
ayoh segera menyerahkan diri dan ikut aku menjumpai
suhu..." "Coba kau terangkan dulu, berada dimana sih suhu, apa
salahnya kalau aku turuti kemauanmu untuk menghadapnya?"
"Dia..." Mendadak Sik Tiong Giok merasa telah salah berbicara,
cepat-cepat serunya : "Soal ini tak usah kau tanyakan, asal
kau mengaku salah, aku dapat membawamu ke sana."
Cu Bu Ki segera berkerut kening sementara dalam hatinya
merasa kagum atas kecerdasan otak Sik Tiong Giok, dia tahu
pemuda tersebut tak bisa ditipu, maka sambil mengulapkan
tangan kepada kawanan manusia serigala itu, serunya lantang
: "Kepung rapat-rapat beberapa orang bocah keparat ini,
jangan lepaskan seorangpun dari mereka."
Baru selesai dia berkata, dari sisi kiri sudah terdengar pula
seseorang berseru keras : "Pangcu ada perintah untuk
mengepung rapat-rapat sekeliling tempat ini, jangan lepaskan
seorangpun dari beberapa orang setan cilik itu, siapa yang
melanggar perintah akan dibunuh!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suara derap kuda yang ramai kembali berkumandang
memecahkan keheningan, sementara lingkaran kepungan
makin lama menyusut semakin kecil...
Sik Tiong Giok tertawa dingin, sambil berpaling ke arah Siu
Cing sekalian katanya : "Hari ini kita akan beradu jiwa,
semoga saja kita semua berhasil lolos dari kepungan, bila ada
yang berhasil kabur, tak usah menunggu yang lain, segeralah
berangkat ke Pay lau san, kita bersua lagi disana."
"Baik, biar aku yang bertarung pada babak pertama," seru
Wan Poo sambil tertawa keras.
Baru selesai ia berkata, sepasang kakinya sudah mulai
bergerak. Hembusan angin puyuh yang sangat keras diiringi suara
gemuruh yang memekikkan telinga segera berkumandang
meenuhi angkasa, angin kencang bercampur hancuran batu
gunung bagaikan sapuan ombak samudera, langsung
menyambar kawanan manusia serigala itu.
Dalam waktu singkat suasana menjadi kacau dan barisan
kepungan lawan menjadi kocar kacur tak keruan, jeritan
manusia, pekikan kuda dan jeritan-jeritan kaget serta pekikan
bergema susul menyusul. Rasul serigala yang memegang komando menjadi
terperanjat sekali, tanpa terasa teriaknya, "Kepandaian apakah
yang dimiliki bocah keparat ini" Benar-benar sepasang kaki
yang amat lihay." Sementara Wan Poo masih saja mengayunkan tendangannya berulangkali, serunya sambil tertawa bergelak :
"Haaa, haaa, haaa dugaanmu memang benar. Kepandaian
silat yang diandalkan aku si A poe adalah sepasang kaki."
Sementara pembicaraan masih berlangsung kembali ada
tiga orang musuh yang rontok dari atas kuda.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berada dalam keadaan demikian, Rasul serigala Cu Bu Ki
tak berdiam lebih lagi disitu, serta merta dia melompat ke
udara dan melarikan diri ke dalam hutan.
Sedang kawanan manusia serigala lainnya sudah lari
pontang panting dan berusaha menyelamatkan diri sedari tadi.
Menyaksikan keadaan ini Sik Tiong Giok berteriak keras :
"Saudara Cu, mari kita terjang keluar dari kepungan dengan
mengikuti di belakang suheng."
Maka sambil meneruskan perjalannya, Wan Poo mengayunkan kakinya berulang kali menendang batuan cadas
disitu, batu-batu cadas itu pun beterbangan di angkasa dan
meluncur ke dalam hutan. Makin menyepak Wan Poo semakin bersemangat, tiba-tiba
teriaknya keras-keras : "Haaah, haaah, haaah, benar-benar
puas aku menendang. Hay, Kalajengking kecil, bagaimana
dirimu?" Makin berjalan semakin dalam mereka memasuki hutan itu
akhirna suasana semakin gelap, batuan pun habis disepak.
Lagi-lagi Wan Poo berteriak keras : "Kalajengking kecil,
bagaimana sekarang" Sudah tak ada batu lagi yang
ditendang." "Kau memang sangat tolol, kalau batunya habis, apakah
kau tidak bisa menendang pohon?" hardik Siu Cing.
Belum habis ucapan itu diutarkan tiba-tiba terdengar
seseorang menyambung sambil tertawa : "Di dalam hutan ini
paling tidak terdapat selaksa batang pohon, akan ku lihat
berapa besarkah kepandaian yang kalian miliki sehingga dapat
menumbangkan semua pepohonan tersebut."
"Cu Bu Ki," Sik Tiong Giok segera membentak keras, "kalau
punya nyali ayoh cepat menampilkan diri, mari kita bertarung
mati-matian untuk menentukan siapa yang lebih unggul di
antara kita." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cu Bu Ki yang berada di tempat kegelapan, segera
menyahut sambil tertawa nyaring : "Binatang cilik, kalian
sudah terjebak ke dalam perangkapku, tidak perlu aku mesti
turun tangan. Jangan harap seorangpun di antara kalian yang
bisa meloloskan diri."
Tidak sampai Sik Tiong Giok menyahut, Sim Cui sudah tidak
sanggup menahan diri lagi, sambil mempersiapkan sepasang
pedangnya ia membentak keras : "Aaah, belum tentu begitu."
Bersamaan dengan bentakan tersebut, tubuhnya segera
meluncur ke depan diiringi dua gulung cahaya tajam yang
menyelimuti seluruh tubuhnya.
Menjumpai nona cilik menyerempet bahaya, timbul
perasaan kuatir dalam hati kecil Siu Cing, ia segera
membentak nyaring dan menyusul pula dari belakang.
Dengan terjadinya keadaan tersebut, tentu saja Sik Tiong
Giok tak bisa berpeluk tangan belaka, dia segera berkelebat ke
depan dan menyusup ke sebelah kiri.
Dalam waktu singkat, hutan tersebut sudah dipenuhi
dengan suara bentakan keras, suara caci maki serta suara
senjata yang saling beradu satu sama lainnya.
Dalam pada itu si Rasul serigala Cu Bu K i sama sekali tidak
turun tangan, secara diam-diam ia mengawasi terus setiap
perubahan situasi disana sementara timbul rasa girang dalam
hatinya, pikirnya : "Akan kulihat kalian beberapa orang
manusia kecil, apakah mampu untuk menembus kepunganku
ini." Dalam waktu singkat suara pertarungan telah mereda,
bahkan suara Wan Poo yang menendang pohon pun mereda.
Kejadian tersebut dengan segera menimbulkan perasaan
heran dalam hati kecil Cu Bu K i, pikirnya lagi : "Jangan-jangan
beberapa orang manusia kecil itu sudah melarikan diri" Tapi...
mustahil secepat ini mereka berhasil meloloskan diri... lalu...
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kemana perginya orang-orang yang kubawa, mengapa tak
seorang pun yang kelihatan?"
Semakin dipikir dia merasa tercengang, makin dipikir
semakin merasa kalau keadaan tidak beres maka diapun
menghimpun tenaga dalamnya dan melompat keluar dari balik
sebatang pohon besar, lalu menjejakkan kakinya ke atas
dahan pohon lain dan melayang turun ke atas tanah.
Baru saja tubuhnya melayang turun, mendadak terlihat
sesosok bayangan manusia menerjang datang ke arahnya.
Cu Bu Ki tidak tahu siapa yang datang, diapun tak tahu
sampai dimanakah taraf kepandaian silat yang dimiliki orang
itu, buru-buru ia mengeluarkan jurus 'serigala menelan setan
sial' menyodok tubuh manusia tersebut.
Jurus serangan itu merupakan salah satu dari dua belas
ilmu cacad dari perguruan serigala langit yang paling keji dan
buas. Begitu serangan dilontarkan, tubuhnya segera berputar
kencang dan menyelinap ke belakang bayangan hitam
tersebut. Tapi sungguh aneh, biarpun bayangan hitam itu sudah
termakan oleh serangannya yang ganas, bukan saja tidak
bersuara, bahkan gerakan tubuhnya sama sekali tak berhenti
dan terus menerjang ke hadapannya.
Baru sekarang Cu Bu Ki merasa kalau keadaan kurang
beres, dengan suatu gerakan cepat dia maju ke muka dan
menyambar ikat pinggang orang tersebut.
Begitu jari tangannya menyentuh manusia itu, dia baru
merasa terkejut sebab tubuh itu sudah menjadi kaku.
Apalagi setelah me lihat jelas raut wajah orang tersebut,
hawa amarahnya semakin memuncak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata orang itu adalah seorang pembantu andalannya
yang bernama Shantung ta sha (Tikus pencuri dari Shantung)
Cu Goan hoa. Sewaktu tubuhnya dilemparkan ke udara tadi, sesungguhnya ia sudah ditotok jalan darahnya, apalagi
sekarang sudah termakan oleh pukulan Cap ji jiak jiu dari Cu
Bu Ki tentu saja selembar jiwanya tidak dapat diselamatkan
lagi. Dalam kagetnya Cu Bu Ki sadar kalau ada orang sedang
mengganggunya, ia semakin tak berani berayal lagi, sambil
menekan hawa amarahnya, ia meluncur ke depan mengikuti
arah datangnya tubuh Cu Goan hoa tersebut.
Baru saja tubuhnya melayang dan hinggap di atas tanah,
dari balik kegelapan malam kembali terdengar suara orang
sedang tertawa dingin. Cu Bu Ki membalikkan tubuhnya dengan kecepatan tinggi,
tampak sesosok bayangan manusia hitam menyelinap ke
belakang sebatang pohon besar.
Tanpa sangsi lagi Cu Bu Ki segera mengeluarkan ilmu
gerakan tubuh kelitan serigala untuk menyusul pula ke
belakang pohon itu. Biarpun gerakan tubuh dari bayangan hitam itu cepat
namun tidak secepat ilmu kelitan serigala, begitu melihat
musuh mendesak datang, dan agaknya dia tahu kalau tak
sempat menghindar lagi, orang itu celingukan kian kemari
berusaha untuk mencari peluang untuk meloloskan diri.
Waktu itu Cu Bu Ki telah mengayunkan telapak tangannya
melepaskan sebuah pukulan sambil jengeknya : "Hmmm,
memangnya kau akan mampu untuk meloloskan diri dari
tempat ini?" "Tentu saja mampu!" jawaban nyaring kembali menggema.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bersamaan dengan bergemanya ucapan tersebut, tiba-tiba
saja bayangan hitam itu memisahkan diri menjadi dua, bayang
berada di belakang segera menyelinap ke tempat kegelapan,
sebaliknya orang yang berada di muka justru maju ke depan
serta menyongsong datangnya serangan bacokan dari Cu Bu
Ki. Melihat hal ini Cu Bu Ki mengerti bahwa dia akan tertipu
lagi bila meneruskan serangannya, tak bisa disangkal lagi
orang yang akan dihantamnya sekarang, sudah pasti salah
seorang anak buahnya. Tapi sayang keadaan sudah terlambat dan tak sempat lagi
baginya untuk menarik kembali serangan itu sehingga tak
ampun lagi pukulan itu bersarang telak di tubuh orang itu.
Apa yang diduga memang tak salah, dimana angin pukulan
itu menyambar, robohlah bayangan manusia itu dengan perut
pecah dan usus berserakan dimana-mana, ketika diamati lebih
seksama, orang itu adalah salah seorang busu dari siu le bun
nya. Bisa dibayangkan betapa gusarnya Cu Bu Ki menghadapi
kejadian semacam itu, dengan sepasang mata berapi-api dan
mendengus penuh amarah, dia segera menjejakan kakinya


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan mengejar ke arah mana bayangan hitam itu melarikan
diri. Dalam sepanjang perjalanan, secara beruntun dia saksikan
pada belakang setiap pohon besar selalu muncul sesosok
bayangan manusia yang berdiri kaku, semuanya sudah
berubah menjadi mayat dan hal yang paling menggusarkan
hatinya adalah orang-orang itu semuanya merupakan busu
dari Siu le pang. Lebih jauh Cu Bu Ki melakukan pengejaran, semakin
banyak ditemukan mayat-mayat dari anak buahnya, tak heran
kalau hatinya penuh diliputi perasaan gusar dan kaget.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak dari sisi tubuhnya berkumandang suara
hembusan ujung baju yang terkena angin, tanpa berpikir
panjang dia segera melepaskan sebuah pukulan sementara
badannya menyingkir ke kanan.
Namun orang itupun me layang pula ke samping kanannya
sehingga dengan demikian kedua belah pihak berdiri saling
berhadapan dan dapat saling melihat wajah lawan dengan
jelas. Tiba-tiba terdengar orang itu menjerit kaget : "Hey,
rupanya kau!" Dengan gusar Cu Bu Ki membentak pula : "Sik Tiong Giok,
tindakanmu benar-benar kejam dan tidak berperikemanusiaan."
Di tengah bentakan itu tubuhnya bukan mundur ma lahan
maju ke depan dengan jurus burung hitam menggubat pasir,
dia lepaskan sebuah pukulan dahsyat ke muka.
Orang itu tak lain adalah Pangeran Serigala Sik T iong Giok,
diapun sampai disitu karena mengejar sesosok bayangan
hitam. Sepanjang perjalanan banyak sudah ditemukan anggota Siu
le pang yang telah berubah menjadi mayat, kejadian tersebut
cukup mengejutkan hatinya tapi dia tak mengira kalau
akhirnya orang yang dijumpai adalah si Rasul serigala Cu Bu
Ki. Bertemu dengan Sik Tiong Giok bagi Cu Bu Ki ibaratnya
musuh besar bertemu muka, rasa marah dan bencinya segera
berkecamuk menjadi satu membuat orang itu segera
mengeluarkan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk
melancarkan serangan yang mematikan.
Sik Tiong Giok sendiripun berniat membersihkan perguruan
ayah angkatnya dari murid durhaka, tentu saja dia tak sudi
melepaskan musuhnya dengan begitu saja. Setelah saling
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bertemu apalagi membunuh Cu Bu Ki sama halnya dengan
melenyapkan bibit bencana bagi umat persilatan.
Begitu melihat datangnya serangan lawan, dia segera
mendengus dingin, bukannya berkelit, telapak tangan kirinya
melakukan gerakan mendayung di depan badan, sementara
tangan kanannya dengan mengepal tinju menjotos ke depan.
Di bawah gerakan Sik Tiong Giok ini, jurus serangan
'burung hitam mengerat tanah' dari Cu Bu Ki kehilangan daya
gunanya. Ia berteriak kaget lalu serunya : "Sebuah jurus hati Budha
gigi serigala yang sangat hebat, tampaknya si tua bangka
celaka itu benar-benar telah mewariskan segenap kepandaian
simpanannya kepadamu."
"Dugaanmu tepat sekali," bentak Sik Tiong Giok, "hari ini
juga aku akan membersihkan perguruan serigala langit dari
oknum tak bertanggungjawab macam kau!"
Sebuah serangan maut dengan jurus 'setan gantung
pemetik hati' daridua belas ilmu cacad segera dilontarkan ke
depan, dengan kelima jari tangan dipentangkan lebar-lebar dia
sambar dada Cu Bu Ki. Sebagai sesama murid perguruan serigala langit, tentu Cu
Bu Ki mengetahui akan kelihayan jurus serangan tersebut, dia
tak berani menerima ancaman itu dengan kekerasan, dengan
gerakan cekatan tubuhnya menyelinap mundur sejauh enam
tujuh langkah. Tanpa merubah gerakan serangannya Sik Tiong Giok
mendesak lebih jauh, ia masih tetap mengancam dada Cu Bu
Ki dengan cengkeraman mautnya.
Sesudah didesak berulang kali, lama kelamaan meledak
juga amarah Cu Bu Ki, sambil membentak keras ia segera
mengeluarkan jurus 'ulat beracun mengisap darah' ajaran dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pat Huang Sin Mo untuk mematahkan serangan Sik Tiong Giok
tersebut. Begitu sepasang telapak tangan saling bertemu, tiba-tiba
saja Sik Tiong Giok merasa kepalanya menjadi pusing,
seketika itu juga dia merasa kalau luka lamanya telah kambuh
kembali sehingga tenaga dalamnya tak dapat digunkan
dengan lancar. Kenyataan ini kontan saja membuat paras mukanya
berubah hebat saking kaget dan terkesiapnya.
Pada mulanya Cu Bu Ki mengira tenaga dalam lawan jauh
lebih tangguh daripada kemampuan sendiri sehingga dalam
setiap tindakan dia selalu mengalah.
Siapa tahu setelah terjadi bentrokan barusan ditemukan
bahwa kemampuan Sik Tiong Giok sangat lemah dan tak
berkemampuan apa-apa, hal ini langsung saja melegakan
hatinya. Sambil tertawa menyeringai segera ujarnya : "Heee...heeeh... heeeh... binatang cilik, dengan mengandalkan
kemampuan semacam inipun kau berani membalaskan
dendam bagi tua bangka tersebut?"
Baru mendengar gelak tertawa menyeramkan dari
musuhnya, Sik Tiong Giok merasakan datangnya suatu
kekuatan besar yang menekan tubuhnya, sadarlah pemuda itu
bahwa tiada peluang lagi baginya untuk menghindarkan diri,
terpaksa dia pejamkan matanya menunggu kematian.
Di saat yang amat kritis inilah mendadak muncul segulung
kekuatan besar yang datangnya dari sisi arena dan langsung
mengangkat tubuh Sik Tiong Giok serta melemparkannya
sejauh beberapa kaki sehingga lolos dari ancaman kematian.
Betapa kagetnya Sik Tiong Giok menghadapi kejadian
tersebut, cepat-cepat dia berusaha merangkak bangun dan
melayangkan pandangan matanya ke sekeliling situ, tapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kecuali Cu Bu Ki seorang, ternyata tak nampak bayangan
manusia lainnya. "Siapa yang telah menyelamatkan aku...?" demikian ia
berpikir di dalam hati. Sementara dia masih termenung, Cu Bu Ki sendiripun
dibuat amat terkesiap oleh peristiwa ini.
Menurut Pat Huang Sin Mo yang mewariskan kepandaian
tersebut kepadanya, konon ilmu iblis tersebut merupakan
suatu kepandaian maut yang tak pernah bisa dipunahkan oleh
siapa pun termasuk si kakek serigala langit sendiri, tapi
kenyataannya sekarang, serangan tersebut menemui kegagalan total di tangan seorang pemuda ingusan.
Dalam kaget dan tertegunnya, tiba-tiba ia menemukan
rahasia dari kejadian tersebut, tampak sesosok bayangan
hitam yang tinggi besar muncul di sisi kirinya, cuma saja
karena jaraknya terlampau jauh sehingga sulit baginya untuk
menentukan apakah bayangan itu manusia ataukah pohon.
Dia mendengus marah, sepasang tangannya segera
disiapkan bersamadgn mengerahkan tenaga iblisnya mencapai
dua belas bagian, lalu sambil menerjang ke depan sebuah
pukulan yang maha dahsyat dilontarkan pula ke arah
bayangan tersebut. Bayangan hitam itu masih tetap bergerak, sekalipun angin
serangan yang dahsyat dan amat beracun itu sudah mengenai
tubuhnya, namun bayangan hitam itu masih berdiri tidak
bergerak di tempat semula.
Cu Bu Ki yang sudah beberapa kali tertipu, kali inipun
mengira dirinya tertipu lagi oleh siasat musuh terutama
setelah menjumpai serangan beracunnya tak mendatangkan
hasil, dia menganggap bayangan hitam itu sebagai salah
seorang anak buahnya yang telah menjadi mayat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak bayangan hitam itu mendengus dingin seraya
membentak : "Binatang laknat, kau berani me lancarkan
serangan terhadapku" Hmm, rasakan pula sebuah pukulanku
ini!" Cu Bu Ki amat terkesiap setelah mendengar suara itu,
segera pikirnya dengan cepat : "Heran, kenal amat dengan
suara ini, siapakah dia?"
Mendadak bayangan tubuh seseorang melintas di dalam
benaknya, munculnya bayangan itu membuat hatinya serasa
mau copot saking ngeri dan takutnya, tanpa banyak
membuang waktu lagi dia segera membalikkan badan dan
melarikan diri terbirit-birit.
Bayangan hitam yang tinggi besar itu mendengus dingin,
ujung bajunya segera dikebaskan ke depan, dua gulung
tenaga pukulan yang maha dahsyat langsung menyambar
tubuh Cu Bu Ki dan melemparkannya sejauh beberapa kaki
dari tempat semula. "Blaaaammm...!"
Akhirnya tubuh itu terbanting keras-keras di atas tanah,
membuat Cu Bu Ki merasa pandangan matanya berkunang-
kunang, kepalanya pusing dan hampir saja tak sadarkan diri.
Tampaknya Cu Bu Ki merasa takut sekali dengan bayangan
hitam itu, setelah berguling di atas tanah beberapa kali, dia
melompat bangun dan segera melarikan diri terbirit-birit.
Walaupun saat itu Sik Tiong Giok merasakan luka dalamnya
kambuh kembali sehingga tak dapat mengeluarkan tenaga
lagi, namun dia tak sudi membiarkan Cu Bu Ki melarikan diri.
Sambil memaksakan diri untuk menghimpun tenaga
dalamnya, dia hadang jalan pergi orang itu sambil melepaskan
sebuah bacokan maut. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam keadaan demikian nampaknya Cu Bu Ki merasa
takut sekali dengan manusia berbaju hitam itu sehingga
niatnya untuk melarikan diri besar sekali.
Itulah sebabnya tatkala Sik Tiong Giok mengayunkan
telapak tangannya melancarkan sebuah pukulan, dia tidak
menanggapi ancaman mana, sebaliknya membalikkan tubuh
dan melarikan diri terbirit-birit ke arah sebelah kanan.
Gagal dengan serangannya, Sik T iong Giok merasa tak rela
melepaskan musuhnya begitu saja, belum lagi dia melakukan
pengejaran mendadak terdengar manusia berbaju hitam yang
berada di samping arena telah membentak keras : "Hey,
apakah kau hendak menyusulnya untuk menghantarkan
selembar jiwamu?" Sembari berkata dia mengebaskan ujung bajunya ke depan
dan menahan tubuh Sik Tiong Giok yang sedang meluncur ke
muka itu dengan kekerasan.
Cu Bu Ki segera memanfaatkan kesempatan untuk
meloloskan diri, dia tak berani berayal lagi, laksana anak
panah yang terlepas dari busurnya dia melesat ke dalam
hutan untuk menyelamatkan diri.
Sik Tiong Giok sendiri dibuat tertegun setelah menangkap
logat suara manusia berbaju hitam, dia merasa suara itu
sangat dikenalnya sehingga tanpa terasa diawasinya orang itu
dengan seksama. Manusia aneh itu mempunyai perawakan tubuh yang tinggi
besar, rambutnya yang panjang hampir menutupi mukanya,
waktu itu dia berdiri di bawah sebatang pohon besar yang
gelap. Setelah saling berpandangan sekejap, terdengar manusia
berbaju hitam itu berkata dengan suara dingin : "Ketiga orang
sahabatmu telah kuselamatkan semua dari sini, mau apa lagi
kau berdiri terus disitu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ucapan mana sekali menggetarkan perasaan Sik Tiong
Giok, kembali dia berpikir : "Suara orang ini mirip sekali
dengan suara ayah angkatku... tapi sepasang kaki dia orang
tua telah putus, padahal orang ini berperawakan tinggi besar,
lalu siapakah dia?" "Sik Tiong Giok mengucapkan banyak terima kasih atas
budi pertolongan dari locianpwee, bolehkah kiranya aku she
Sik mengetahui nama locianpwee sehingga suatu ketika di
masa mendatang bisa kubalas budi kebaikan ini."
Sembari berkata dia memberi hormat dengan membungkukkan badannya dalam-dalam, tapi sewaktu tidak
mendengar suara jawaban dari lawannya dia mendongakkan
kepalanya lagi, namun pemuda itu segera berseru tertahan
dan berdiri tertegun. Ternyata manusia berbaju hitam itu sudah lenyap tak
berbekas dari tempat semula, pemuda itu mencoba untuk
memperhatikan keadaan di sekitar sana, namun tak sesosok
bayangan manusiapun yang nampak, akhirnya sambil
menghela napas dia berjalan keluar dari hutan itu.
Pepohonan yang tumbuh dalam hutan itu sangat lebat,
dengan membawa perasaan tercengang dan penuh keraguan
Sik Tiong Giok berjalan menelusuri hutan itu, sementara
dalam hati kecilnya membayangkan kelihayan dari manusia
berbaju hitam yang baru saja ditemuinya.
Entah berapa lama dia berjalan, menjelang fajar mulai
menyingsing akhirnya dia keluar dari hutan lebat tersebut.


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tempat itu merupakan sebuah tebing berbatu yang sedikit
tetumbuhannya namun ilalang sangat tinggi, jalan terputus
dan suasananya amat menyeramkan.
Sik Tiong Giok memperhatikan sekejap keadaan di sekitar
situ, lalu bergumam : "Kemanakah aku telah pergi...?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Belum selesai dia bergumam, mendadak terdengar
seseorang menjawab : "Tempat ini adalah tebing pembekuk
serigala!" "Siapa disitu?" dengan perasaan terperanjat Sik Tiong Giok
membentak keras, "kalau ingin berbicara, ayoh cepat
munculkan diri dari tempat persembunyian, jangan main
kucing-kucingan semacam cucu kura-kura saja."
"Haah... haah... haaa..."
Di tengah gelak tertawa yang amat keras muncul tiga
orang manusia dari balik semak belukar, ketiga orang itu
mengenakan pakaian yang bersih dengan dandanan yang
mirip satu dengan lainnya.
Mereka bertiga rata-rata sudah berusia lima puluh tahunan
dengankedua lubang hidungnya menghadap ke atas, seorang
lagi alis matanya lentik dan terakhir mulutnya lebar dengan
gigi yang besar. Sik Tiong Giok merasa asing terhadap ketiga orang ini,
setelah mengawasi mereka sekejap segera tegurnya dingin :
"Tiga orang ini bernama tiga orang manusia jelek dari Say
juan, orang yang berhidung menghadap ke atas bernama Cho
kun he (menantu jelek) Huan Sim, alis matanya yang keriting
bernama Cho siang bun atau si kuda jelek Huan Ki dan orang
yang bermulut lebar bergigi besar bernama Cho lai kang (si
guntur jelek) Huan Siau. Di antara ketiga orang ini, tabiat si guntur jelek Huan Siau
paling berangasan. Ketika mendengar ucapan dari Sik Tiong Giok amat tak
sedap didengar, amarahnya segera berkobar, sambil
mementangkan mulutnya lebar-lebar dia mengayunkan
telapak tangannya siap melancarkan serangan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi si menantu jelek Huan Sim cepat-cepat menghalangi
niatnya itu sambil berkata : "Lo sam kau tak boleh bersikap
kurang ajar terhadap majikan kecil...!"
Dengan cepat si guntur jelek HuanSiau menarik kembali
serangannya dan menyahut sambil tertawa : "Hey bocah,
untung kau adalah majikan kecil kami, coba kalau orang lain
yang bersikap kurang ajar kepada kami, hmmm! aku pasti
akan mengajaknya berduel habis-habisan."
"Itu mah urusanmu sendiri," kata Sik Tiong Giok ketus,
"sekarang aku hanya ingin bertanya kepada kalian, ada urusan
apa kamu bertiga menghalangi jalan pergiku?"
"Ada suatu urusan penting sedang membabani pikiran
kami, dan hanya majikan tua seseorang yang bisa
membereskan persoalan kami itu," ucap si menantu jelek
Huan Sim sambil tertawa. "Lantas mengapa kalau tidak langsung mencari ayah
angkatku?" Kembali si menantu jelek Huan Sim menghela napas
panjang : "Aaai, majikan tua telah kembali ke alam baka,
kemanakah kami harus mencarinya?"
"Hmm, kalian jangan sembarangan berbicara," seru Sik
Tiong Giok menjadi marah, "ayah angkatku jelas masih hidup
dengan segar bugar, mengapa kau katakan..."
Belum selesai ucapan tersebut diutarakan, dengan wajah
berseri karena kegirangan ketiga orang manusia jelek itu
berseru bersama : "Apa" Jadi majikan tua masih hidup" Dia
berada dimana sekarang?"
"Akupun tidak tahu!" Sik Tiong Giok menggeleng.
"Kaupun tidak tahu?" seru si guntur jelek Huan Siau dengan
suara menggeledek, "lantas bagaimana mungkin kau bisa tahu
jika majikan tua masih hidup segar bugar?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tentu saja aku tahu! Segenap kepandaian silat yang
kumiliki ini merupakan warisan langsung dari ayah angkat,
seandainya dia orang tua sudah meninggal dunia, lantas siapa
yang mengajarkan ilmu silat ini kepada ku?"
Sekali lagi berseri paras muka ketiga orang manusia jelek
itu, setelah saling berpandangan sekejap si kuda bermuka
jelek Huan Ki berkata lagi sambil tertawa : "Kalau begitu, kau
tentu sudah mempelajari dua belas ilmu cacad secara
lengkap?" "Tentu saja, kalau tidak masa ayah angkat mengijinkan aku
turun gunung?" "Haaah, haaah, haaah, kalau begitu bagus sekali, kalau
begitu bagus sekali!" seru si guntur jelek Huan Siau sambil
tertawa terbahak-bahak. Si menantu jelek Huan Sim berkata pula sambil tertawa :
"Kami tiga bersaudara berhasrat untuk mengundang majikan
kecil berkunjung ke Sun juan dan berdiam beberapa hari di
rumah kami, entah bagaimanakah pendapatmu?"
Sik Tiong Giok merasa terkejut bercampur keheranan
setelah menerima undangan ini, sebab tawaran tersebut
diajukan sangat mendadak dan sama sekali di luar dugaan.
Sebetulnya dia berniat menampik, tapi diapun tahu bahwa
tiga manusia jelek dari Sun juan ini sudah banyak tahun
mengikuti ayah angkatnya serta dianggap sebagai orang
kepercayaan, sudah barang tentu dia enggan menampik
secara kasar. Maka sembari menjura katanyasambil tertawa : "Sebenarnya aku harus memenuhi keinginan paman bertiga,
sayang sekali aku masih ada urusan penting di bukit Pay lau
san, bagaimana kalau lain waktu saja baru aku berkunjung ke
rumah kalian?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa?" si guntur jelek Huan Siau segera melotot besar,
"kau enggan pergi" Kau menolak arak kehormatan ini?"
Berubah pula paras muka Sik Tiong Giok, sahutnya cepat :
"Boanpwee memang sudah terbiasa makan arak hukuman,
apakah paman bertiga berniat hendak memaksa dengan
menggunakan kekerasan?"
Tidak menunggu sampai Sik Tiong Giok menyelesaikan
perkataannya, si menantu jelek Huan Sim telah mendesak
maju ke depan dan secepat kilat me lancarkan serangan
dahsyat untuk menotok tiga buah jalan darah penting di tubuh
anak muda tersebut. Serunya kemudian sambil tertawa terbahak-bahak : "Haah,
haah, haah, apa boleh buat jika kau menolak, terpaksa aku
harus menggunakan kekerasan.. aduh!"
Belum selesai ucapan tersebut diucapkan tahu-tahu Sik
Tiong Giok telah menggerakkan tangan kanannya ke bawah
sehingga membuat menantu jelek Huan Sim menjerit
kesakitan, tubuhnya harus mundur sejauh tiga langkah
sebelum dapat berdiri tenang.
Cepat-cepat si kuda bermuka jelek Huan Ki maju
membimbing tubuhnya sambil bertanya : "Toako, bagaimana
rasanya sekarang?" Menantu jelek Huan Sim menarik napas : "Bocah ini benar-
benar telah mendapat warisan dari majikan tua, jurus 'sapuan
elang' yang barusan digunakan memang tepat sekali, untung
saja jalan darahnya sudah keburu kutotok sehingga tak
sampai membuat isi perutku menderita luka parah."
Berbicara sampai disini, dia lantas membalikkan badan dan
berkata lagi kepada Sik Tiong Giok yang tak berkutik karena
tertotok jalan darahnya : "Berhubung kami bertiga mempunyai
kesulitan yang tak bisa diutarakan sehingga perlu berangkat
ke Say juan, terpaksa kami akan menyiksa majikan kecil untuk
beberapa saat." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sik Tiong Giok tidak sanggup bergerak atau pun membuka
suara, terpaksa dia hanya bisa mengawasi ketiga orang
manusia jelek itu dengan pandangan gusar.
Si menantu jelek Huan sim pun tidak memberi banyak
penjelasan, ia segera memberi tanda kepada s i duka bermuka
jelek Huan Ki untuk membangunkan Sik Tiong Giok dari atas
tanah, lalu beranjak pergi dari s itu.
Menjelang pukul sembilan mereka telah sampai di Gay bun
si, disitu mereka menyewa sebuah kereta dan memasukkan
Sik Tiong Giok ke dalam ruang kereta untuk melanjutkan
perjalanan menuju ke Sau Juan.
Waktu itu, sekalipun Sik Tiong Giok tidak mengetahui
apakah maksud tujuan yang sebenarnya dari ketiga manusia
jelek itu, namun iapun dibuat tak berdaya, apalagi dengan
membawa luka parah di tubuh, terpaksa pemuda itu hanya
bisa pasarahkan nasib pada takdir.
Ketika sudah melewati Tok tian, si menantu jelek Huan Sim
kuatir jalan darah Sik Tiong Giok yang terlalu lama ditotok bisa
mengakibatkan isi perutnya terluka, maka dia pun segera
turun tangan sendiri untuk menguruti semua jalan darah di
tubuhnya. Namun setelah melakukan pengurutan, tiba-tiba wajahnya
berubah hebat, sepasang alis matanya berkernyit dan untuk
sesaat lamanya terbungkam dalam seribu bahasa.
Si duka bermuka jelek Huan Ki yang menyaksikan kejadian
tersebut, buru-buru bertanya : "Toako bagaimana keadaan
dari majikan kecil?"
Dengan perasaan terkejut bercampur keheranan, sahut
menantu jelek Huan Sim : "Aneh benar, mengapa bocah ini
bisa menderita penyakit yang begini parah" Bila tidak
disembuhkan secepatnya, meskipun jiwanya dapat diselamatkan namun kepandaian silatnya akan punah sama
sekali." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Penyakit apa yang dideritanya" Apakah masih bisa
disembuhkan?" tanya si duka bermuka jelek Huan Ki agak
gugup. Menantu bermuka jelek Huan Sim menggelengkan
kepalanya seraya menghela napas : "Untuk berapa saat sulit
bagiku untuk menduga penyakit apa yang dideritanya, tapi
untuk pengobatan jelas sulit sekali."
"Apa sulitnya?" sela si guntur bermuka jelek Huan Siau,
"bukankah toako mempunyai bubuk teratai salju dari gunung
Thian san yang bisa memunahkan berbagai macam racun dan
mengobati pelbagai penyakit" Asal setiap hari kita beri satu
kali kepadanya, sekalipun dia terkena pukulan Kiu yu tok ciang
dari Siu thian lo ong pun, tanggung dalam setengah bulan
kemudian penyakitnya akan sembuh total."
Si menantu bermuka jelek Huan Sim melirik sekejap ke
arah rekannya, kemudian berkata : "Lo sam, enak benar
perkataanmu itu, tapi tahukah kau bahwa bubuk teratai salju
dari bukit Thian san ini selain sukar dibuat, dicari pun bukan
alang kepalang sulitnya."
"Tapi kita toh pernah menerima budi kebaikan dari majikan
tua di masa lalu," kata guntur bermuka jelek Huan Siau
segera, "kini majikan kecil ditemukan menderita penyakit
aneh, biarpun kita gunakan obat mestika itu sampai habis
pun, itu sudah sewajarnya."
Menantu bermuka jelek Huan Sim menghela napas
panjang. "Aai perkataan Losam memang betul, asa l kalian rela,
akupun tak akan merasa sayang untuk menggunakan obat
mestika itu untuk membalas budi kebaikan dari majikan."
Sembari berkata dia mengeluarkan sebuah botol porselen
dari sakunya dan meneteskan beberapa tetes ke mulut Sik
Tiong Giok. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu cairan obat itu mengalir masuk ke dalam mulut, Sik
Tiong Giok segera merasakan timbulnya hawa segar yang
harum sekali mengalir ke dalam kerongkongan dan me lalui
ujung lidah menyambar ke seluruh jalan darah penting di
dalam tubuhnya. Sik Tiong Giok mengerti bahwa dia telah diberi obat
mestika yang amat langka, diam-diam hawa murninya segera
diatur untuk menggiring sari obat tersebut menyambar ke
seluruh tubuhnya. Begitulah selanjutnya saban hari si menantu bermuka jelek
Huan Sim tentu memberi beberapa tetes obat mestika bubuk
Sik Tiong Giok membuat luka beracun yang diderita pemuda
itu lambat laun menjadi lenyap dengan sendirinya.
Setengah bulan kemudian mereka sudah sampai di Heo
kang, waktu itu luka beracun yang diderita Sik T iong Giok pun
telah sembuh seluruhnya, hawa murnipun berhasil menebusi
jalan darahnya, namun anak muda itu menggunakan
kesempatan mana untuk beristirahat dan mengatur tenaga.
Heo kang terletak di kaki bukit An lek san yang berada di
hilir sungai T iang kang kota itu amat ramai dan makmur.
Malam itu mereka menginap di dalam kota tersebut, ketika
baru saja melangkah masuk ke dalam rumah penginapan,
mendadak terdengar seseorang berseru sambil tertawa
tergelak : "Haah, haahh, haahh... mengapa sampai hari ini
tiga manusia gagah dari Say juan baru ada disini" Kau tahu,
aku si cebol sudah tiga hari menunggu di tempat ini."
Mendengar seruan itu Sik Tiong Giok segera melirik ke
depan, namun hatinya segera dibuat terperanjat.
Ternyata orang itu tak lain adalah si kakek cebol berjalan di
bawah tanah Kongsun Swan yang pernah lenyap di liang gua
tempo hari, tanpa terasa pikirnya : "Susiok cebol memang
benar-benar berkemampuan tinggi, mengapa dia pun muncul
di wilayah Say juan ini?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru saja ingatan tersebut me lintas lewat, terdengar si
menantu bermuka jelek Huan Sim berkata sambil tertawa
terbahak-bahak : "Haaah... haah... haah tikus tanah, mengapa
kau pun muncul di wilayah ini?"
Kakek cebol menghela napas panjang : "Aaai, sukar untuk


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

diterangkan dengan sepatah dua patah kata, ayoh kita
bicarakan pelan-pelan dalam kamar saja! Musibah yang ku
alami kali ini benar-benar merupakan penitisan bagi
kehidupanku di dunia ini."
Sementara berbicara mereka bersama semua memasuki
ruangan. Pertama-tama si menantu bermuka jelek Huan Sim
membaringkan tubuh Sik Tiong Giok ke atas pembaringan,
kemudian baru keluar dari ruangan tersebut.
Selesa i mencuci muka, si guntur bermuka jelek baru
berseru dengan tak sabaran : "Tikus tanah, ayoh cepat bicara,
apa gerangan yang sebenarnya telah terjadi?"
"Aku telah dibuat pingsan oleh irama sesat dari si iblis
perempuan Thi cu hingga tak sadarkan diri di liang gua di
bawah bukit Bian pian san, dalam keadaan begitu seandainya
ada orang menotok kepalaku ini, sudah pasti selembar jiwaku
bakal melayang." "Apa?" seru si duka bermuka jelek Huan Ki dengan rasa
kaget bercampur keheranan, "bukankah si iblis perempuan Thi
cu sudah banyak tahun tak pernah munculkan diri dalam
dunia persilatan?" "Loji, masa kau tidak tahu, saat ini hawa besar telah
menyelimuti dunia persilatan, lagi bahkan Pat Huang Sin Mo
pun munculkan diri untuk kedua kalinya."
"Soal itu sih sudah pernah kudengar," sela menantu
bermuka jelek Huan Sim, "malah Mo Sia yu pernah tiga kali
munculkan diri di wilayah Say juan ini. Aku tebak dunia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
persilatan akan dilanda badai besar lagi, tapi bagaimana
ceritanya sampai siluman perempuan Thi cu melepaskan
dirimu?" "Siapa bilang dia melepaskan aku" Asal dia tidak
mencincang tubuhku menjadi berkeping-keping pun sudah
untung." "Lalu bagaimana caramu meloloskan diri dari sana?"
"Aku telah bertemu dengan seorang manusia lihay yang
menyelamatkan jiwaku, kalau bukan begitu, mungkin tulang
dan jenasahku sekarang telah hancur menjadi pasir."
"Kau maksudkan manusia aneh berbaju hitam yang
perawakan tubuhnya mencari satu kaki lima depa itu?" tanya
menantu bermuka jelek Huan Sim secara tiba-tiba.
"Hey, jadi kalian pun telah bertemu dengannya?" seru
kakek cebol dengan perasaan terkejut bercampur keheranan.
"Yaa, losam kami yang telah berjumpa dengannya, malah
sempat bertarung dengannya!"
"Bagaimana hasilnya" Aku rasa biarpun kalian tiga manusia
jelek dari Say juan bersama pun, belum tentu sanggup
menghadapi sepuluh jurus serangannya."
Menantu bermuka jelek Huan Sim segera menghela napas
panjang : "Aaai, ilmu silat yang dimiliki orang itu memang
lihay sekali, tidak sempat dua gebrakan, losam telah dibuat
terjerambab mencium tanah!"
"Apakah kalian dapat mengenali jurus serangan darimanakah yang digunakanorang itu?"
"Bila ditinjau dari gerakan tubuhnya, aku rasa mirip sekali
dengan jurus tangguh dari perguruan serigala langit,"
sambung si guntur bermuka jelek Huan Siau.
Kakek cebol manggut-manggut berulang kali, katanya :
"Yaa betul! Aku pun merasakan juga kalau gerakan tubuhnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
banyak sekali yang mirip dengan si kakek serigala di masa
lalu, tapi mungkinkah dia muncul kembali di dunia persilatan?"
"Aku rasa tak mungkin, sebab sepasang kaki majikan kami
telah putus, sekalipun beliau berhasil lolos dari musibah di
bukit serigala tempo hari, mustahil kakinya bisa tumbuh
sepanjang itu." "Apakah dia tak bisa menggunakan sepasang kaki palsu...?"
seru kakek cebol segera. Sik Tiong Giok yang menyadap pembicaraan tersebut dari
ruang samping diam-diam mengangguk setelah mendengar
ucapan ini, pikirya : "Yaa, betul! Kemungkinan besar dia orang
tua telah menggunakan kaki palsu."
Belum selesa i dia berpikir, mendadak terdengar si guntur
bermuka jelek Huan Siau telah berseru keras : "Pokoknya
pada suatu hari, aku akan berduel lagi dengannya serta
menyingkap teka-teki ini."
Tak heran kalau si guntur bermuka jelek Huan Siau merasa
amat penasaran, sebab dia memang telah dikalahkan manusia
berbaju hitam itu secara mengenaskan.
Kakek cebol segera tertawa, katanya : "Seandainya dia
benar-benar adalah kakek serigala, apakah kalian bertiga pun
berani bertarung melawannya?"
ooodOwooo "TENTU SAJA kami bertiga tak berani bertarung melawan
majikan tua, tapi sebelum posisi kita menjadi jelas, paling
tidak kami akan tetap menguji kemampuannya," kata Huan
Sim. "Aku rasa orang itu tidak berniat jelek, lagi pula pasti
mempunyai hubungan yang akrab dengan kalian bertiga."
"Bagaimana kau bisa tahu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ia memerintahkan aku menunggu kalian bertiga di Hap
kang bahkan mengajarkan kepadaku cara untuk menyembuhkan penyakit aneh yang diderita putrimu, dari hal
ini saja dapat diketahui kalau orang itu sangat mengenali
kalian bertiga." Si duka bermuka jelek Huan Ki segera mengerut kening
hingga alis matanya kelihatan keren dan tak sedap dipandang,
pelan-pelan katanya kemudian : "Peristiwa ini memang aneh
sekali, tidak banyak orang yang tahu tentang penyakit yang
diderita anak Li, mengapa dia... dia bisa tahu?"
"Bukan saja dia tahu kalau putrimu sedang sakit, bahkan
tahu pula bahwa penyakit itu timbul karena melatih semacam
ilmu s ilat, bukankah begitu?"
Begitu ucapan tersebut diutarakan, ketiga orang manusia
aneh itu semakin terperanjat dibuatnya, untuk sesaat mereka
hanya bisa saling berpandangan muka tanpa mengucapkan
sepatah katapun. Selang beberapa saat kemudian, si menantu bermuka jelek
Huan Sim baru mengangkat kepalanya dan berkata : "Hey
tikus tanah, kau tak usah jual mahal lagi cepat katakan
siapakah orang itu."
"Aku sendiripun tidak tahu," sahut kakek cebol sambil
menggeleng. "Enak amat kalau bicara," seru si guntur bermuka jelek
Huan Siau, "bukankah kau berjalan bersama dia selama
setengah bulan lebih" Masa tidak kau ketahui siapakah orang
itu" Hey tikus busuk, kau jangan jual mahal dengan teman
sendiri!" "Losam, kau jangan memfitnah yang bukan-bukan, sampai
di tempat inipun aku si cebol belum mendusin dari tidurku,
sampai aku bangun tidur, tahu-tahu tubuhku sudah berbaring
disini dan pemilik rumah penginapan menyerahkan sepucuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
surat kepadaku, dari saat inilah aku baru tahu apa gerangan
yang telah terjadi."
"Sudah kau tanyakan kepada pemilik rumah penginapan ini,
siapa yang menghantar dirimu sampai disini?"
"Sudah, tapi jawabannya membuat kepalaku bertambah
pusing, dia bilang orang itu adalah seorang pemuda biasa."
Menantu bermuka jelek Huan Sim segera berpikir lagi
beberapa saat lamanya kemudian ia baru berkata : "Waaaah,
itu tak benar, lantas darimana pula bisa kau ketahui jika orang
itu adalah seorang manusia aneh berbaju hitam?"
"Semalam dia telah menampakkan diri di rumah
penginapan ini dan memberitahukan kepadaku bahwa kalian
akan tiba disini hari ini, kemudian dia pun memberi petunjuk
kepadaku bagaimana caranya menyembuhkan penyakit aneh
yang diderita putrimu itu, tatkala aku bertanya siapa namanya,
bagaikan hembusan angin malam saja, tahu-tahu bayangan
tubuhnya sudah lenyap tak berbekas."
Tiga manusia jelek dari Say juan sekali lagi saling
berpandangan muka dengan perasaan kaget bercampur
seram. Lama setelah termenung, si guntur bermuka jelek Huan
Siau baru berkata lagi : "Perduli amat siapakah dia, asal anak
Li bisa disembuhkan, kamipun tak perlu kuatir lagi."
"Perkataan losam memang benar," kata si muka jelek Huan
Ki sambil manggut-manggut, "tapi... bagaimana dengan
majikan kecil kita?"
"Tentu saja harus dibebaskan."
"Tidak bisa," seru Huan Ki sambil menggeleng, "kita telah
mengundangnya sampai disini, paling tidak kita harus menjadi
seorang tuan rumah yang baik, dengan demikian kitapun tak
sampai melupakan budi kebaikan majikan tua terhadap kita di
masa lampau." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yaa, betul, apalagi penyakit yang dideritanya pun belum
sembuh seratus persen..." sambung si menantu bermuka jelek
Huan Sim. Mendadak si kakek cebol berkerut kening lalu bertanya :
"Apakah orang yang kalian maksud adalah si bocah yang
bernama Pangeran Serigala?"
"Pangeran Serigala" Siapakah dia?" tanya si guntur
bermuka jelek Huan Siau dengan terperanjat.
Kakek cebol tertawa. "Dia adalah anak angkat si kakek serigala, yaitu majikan
kecil kalian Sik Tiong Giok atau si bocah yang ada dalam
ruangan itu." "Jadi kau kenal dengannya?" tanya Huan Sim tertegun.
"Sudah bebeapa bulan lamanya kami melakukan perjalanan
bersama-sama, malahan ketika tertawan oleh si iblis
perempuan Thi cu pun aku turut berusaha menolongnya,
tentu saja kami kenal baik."
"Apakah kau sudah tahu kalau dia menderita suatu
penyakit dalam yang amat parah."
"Penyakit dalam apalagi" Bukankah bocah itu kekar seperti
seekor kerbau liar?"
Huan Sim bertiga saling berpandangan sekejap, lalu si duka
bermuka jelek Huan Ki berkerut kening dan berkata : "Lotoa
kami telah memeriksa denyutan nadinya dijumpai hawa
murninya tak bisa mengumpul dan nadi pentingnya bergeser
tempat, masa pemeriksaan kami ini keliru?"
Kakek cebol gantian jadi tertegun, lalu seperti memahami
akan sesuatu, segera katanya : "Ehmm... rupanya cara kalian
memeriksa denyutan nadi kurang tepat, masa sejenis luka
beracun kalian anggap sebagai penyakit dalam?"
"Kekeliruan kalian terlampau jauh..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hey tikus tanah, cepat katakan luka apa yang dideritanya"
Aku kuatir slah memberi obat," seru menantu bermuka jelek
Huan Sim terkejut. Kakek cebol agak tertegun pula, tapi cepat-cepat dia
berkata : "Ia terluka oleh pukulan beracun Kiu yu tok ciang
dari Pat Huang Sin Mo, lantas obat apa yang telah kalian
berikan padanya?" "Ooooh..." Menantu bermuka jelek Huan Sim menghela
napas panjang, "untung sekali bubuk teratai salju dari bukit
Thian san pun merupakan obat mujarab untuk menyembuhkan luka tersebut, hanya tidak kuketahui apa
sebabnya luka itu belum juga sembuh sekalipun sudah diberi
obat hampir setengah bulan lamanya?"
"Mungkin hal ini dikarenakan hawa murninya sempat
membuyar setelah berulang kali menjumpai musuh tangguh..." Begitulah kalau beberapa orang anggota persilatan saling
bertemu, mereka mengobrol terus sampai kentongan kedua
lewat sebelum kembali ke kamar masing-masing untuk
beristirahat. Sementara itu, Sik Tiong Giok yang mendapat pengobatan
yang seksama bukan saja lukanya telah sembuh, malahan
tekunnya selama setengah bulan terakhir ini membuat hawa
murninya berhasil dilatih hingga mencapai tingkatan yang luar
biasa. Hanya saja di bawah pengawasan tiga manusia jelek yang
amat ketat, dia kurang leluasa dalam bergerak.
Malam sudah kelam, tiga bersaudara dari Say juan pun
telah tertidur nyenyak setelah menempuh perjalanan berat
selama bebeapa hari. Tinggal Sik Tiong Giok seorang yang belum tertidur,
pikirannya amat gundah, berulang kali ia mencoba menduga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mungkinkah manusia aneh berbaju hitam itu adalah hasil
penyaruan dari ayah angkatnya.
Menyusul kemudian dia pun teringat dengan Siu Cing
sekalian, apakah mereka akan gelisah dan panik karena tidak
menjumpai kehadirannya"
Mendadak... Dari sepuluh kaki di luar ruangan dia mendengar suara lirih
yang amat pelan, dengan perasaan terkejut pemuda itu


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

segera memasang telinga baik-baik, segera terbukti kalau
suara itu berasal dari orang yang berjalan malam.
Pikirannya yang semula kalut seketika menjadi terhenti,
seluruh perhatiannya segera dipusatkan ke luar ruangan.
Belum lama pemuda itu membaringkan diri, tiba-tiba
terdengar bunyi gemerutuk dari daun jendela kamar.
Si kakek cebol yang berada di sudut ruangan segera
berkerut kening, pikirnya : "Berani amat manusia-manusia
laknat ini, masa mereka berani menyatroni langsung ke
kamar..." Baru saja dia melangkah ke muka, tiba-tiba hatinya
terkesiap dan segera teringat kembali dengan tugas sendiri,
serta merta dia menyambar tubuh Sik Tiong Giok lalu
menyelinap kembali ke belakang pintu ruangan.
Baru saja tubuh mereka berdua menyembunyikan diri, tiba-
tiba terdengar bunyi gemericit dan muncul dua buah tabung
dari balik jendela yang menyemburkan dua gumpal cairan ke
arah pembaringan, bau busuk yang menusuk penciuman
segera menyebar ke seluruh ruangan tersebut.
Peluh dingin tanpa terasa bercucuran keluar membasahi
seluruh tubuh Sik Tiong Giok setelah menyaksikan peristiwa
ini, dia benar-benar meras amat terperanjat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebab begitu mendengus bau busuk itu, Sik Tiong Giok
segera dapat mengenali sebagai bau busuk bubuk beracun
penghancur tulang dari s i iblis perempuan Thi cu.
Kakek cebol pun terhitung jago kawan dalam dunia
persilatan, tentu saja bau busuk ini tak dapat mengelabui
dirinya, begitu tahu bila musuh telah menaburkan bubuk
beracun penghancur tulang ke arah pembaringan, amarahnya
kontan saja berkobar. Sebagai seorang kakek yang bertabiat keras dan
berangasan, ia segera mendengus dingin, setelah membaringkan tubuh Sik Tiong Giok di atas lantai, dia
membalikkan badan dan siap melompat keluar dari jendela.
Siapa tahu baru saja dia membalikkan badan, tiba-tiba
terasa desingan angin jari menyergap tiba dari belakang.
Kembali terdengar suara yang lirih, kali ini suara tersebut
berasal dari tempat yang lebih dekat lagi ma lah kedengaran
lebih jelas daripada semula.
Sik Tiong Giok mencoba untuk memeriksa kamar sebelah,
dari sana terdengar suara napas orang yang tertidur nyenyak,
agaknya tiga manusia jelek dari Say juan masih pulas.
Dengan perasaan terkejut pemuda itu mulai bersiap siaga,
sebetulnya ia bermaksud memberitahukan kehadiran manusia
yang tak dikenal itu kepada mereka, tapi tiba-tiba saja ia
menangkap desingan angin lirih berkelebat lewat dari depan
pembaringan. Sik Tiong Giok merasakan hatinya berdebar keras, hampir
saja dia ikut melompat turun dari pembaringan.
Tahu-tahu di hadapannya telah berdiri empat sosok
bayangan manusia, ternyata mereka adalah si kakek cebol
Kongsun Swan beserta tiga manusia aneh dari Say juan.
Keempat orang itu sama sekali tidak mengubris Sik Tiong
Giok, mereka sedang memberi tanda dan ketiga manusia jelek
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menerobos keluar dari ruangan, sementara kakek cebol
menyelinap ke sudut ruangan.
Baru sekarang Sik Tiong Giok tahu bahwa nama besar tiga
manusia jelek dari Say juan bukan nama kosong belaka, suara
desingan angin lirih yang terdengar olehnya tadi, sama sekali
tidak lolos dari pendengaran mereka.
Rupanya mereka telah berunding secara matang dengan
tiga manusia jelek yang munculkan diri menghadapi musuh
sementara si kakek cebol bertugas melindungi dirinya.
Berpikir begitu, dia pun segera membaringkan diri lagi ke
atas pembaringan. Waktu itu si kakek cebol sedang memusatkan sema
perhatiannya untuk menghadapi musuh, dengan sendirinya
dia tak sempat memperhatikan semua gerak gerik dari Sik
Tiong Giok. Sesungguhnya kakek cebol ini memiliki kepandaian silat
yang lihay, namun dia tak pernah menyangka kalau ada orang
bakal menyergapnya dari belakang, otomatis pula baginya
untuk menghindarkan diri.
Untung saja dia sudah banyak tahun termashur di dunia
persilatan, pengalamnnya pun amat luas, dalam keadaan
demikian bukannya maju dia malah mundur, tiba-tiba saja
sikut kirinya disodok ke belakang menyusul kaki kanannya
melepaskan sebuah tendangan.
Dalam satu jurus terdapat dua gerakan yang menyerang
bersama, dia menduga musuhnya pasti akan gelagapan atau
paling tidak bisa mendesak mundur lawannya.
Siapa tahu apa yang terjadi sama sekali di luar dugaan,
bukan saja sikutannya gagal, bahkan tendangannya pun
mengenai sasaran kosong sementara hatinya merasa terkejut,
jalan darah Cian keng hiatnya sudah tertotok dengan telak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak ia mendengar seseorang berbisik lirih :
"Ruangan ini sudah dipenuhi bubuk racun penghancur tulang,
lebih baik jangan terlalu lama berdiam disini, ayoh cepat
pindah ke kamar sebelah."
Dalam keadaan tertotok, si kakek cebol mati kutunya dan
terpaksa menurut dengan pindah ke kamar sebelah, tapi di
hati kecilnya segera timbul pula kecurigaan karena suara
bisikan tadi terasa amat dikenal olehnya.
Jilid 18 "SIAPAKAH ORANG ITU" Kedengarannya dia tak bermaksud
memusuhi aku..." demikian ia berpikir.
Setibanya di kamar sebelah, tiba-tiba terdengar orang yang
berada di belakangnya tertawa terkekeh-kekeh menyusul
kemudian jalan darahnya yang tertotok pun dibebaskan.
Dengan penuh keraguan dan ingin tahu si kakek cebol
segera membalikkan badan, tapi setelah mengetahui siapakah
orangnya, dia sendiripun tak tahan ikut tertawa geli.
Ternyata orang itu tak lain adalah Pangeran Serigala langit
Sik Tiong Giok. Sambil menahan rasa gelinya kakek cebol segera
mengomel : "Aaah, rupana kau si bocah yang sedang main
setan, masa dengan aku si orang tua pun berani bergurau."
"Bila aku tak berbuat begini, kau tentu tak akan pergi, dan
seandainya sampai terluka bukankah urusan akan semakin
berabe?" "Kau tahu racun apakah yang ditebarkan disana?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bubuk racun penghancur tulang dari s i iblis perempuan Thi
cu; bukankah begitu" Nah, kalau tubuh kita sampai terkena
sedikit saja, siapa yang dapat menolong?"
"Bocah muda, tak nyana kau memang hebat, biar kecil
orangnya hebat otaknya, kau tak malu menjadi putra angkat si
kakek serigala. T api kau telah mengelabuhi tiga manusia jelek
dari Say juan habis-habisan."
"Yaa, apa boleh buat," Sik Tiong Giok tertawa, "siapa
suaruh dia menawan aku duluan?"
"Hey anak muda, kalau bicara harus mengetuk sanubari
sendiri lebih dulu, tiga bersaudara jelek khusus mengundangmu untuk menyembuhkan penyakit yang diderita
putrinya, untuk itu mereka telah membayar mahal, apakah
kau ingin mencoba menghindarkan diri?"
"Aku toh bukan tabib mana mungkin bisa menyembuhkan
penyakit, apalagi kau toh sudah mengetahui bagaimana cara
menyembuhkan penyakit tersebut?"
"Sekalipun aku dapat menyembuhkan penyakit aneh itu,
sayang sekali aku tidak mengerti soal dua belas jurus ilmu
cacad." Sik Tiong Giok menjadi keheranan : "Mengobati penyakit
adalah mengobati penyakit, mengapa kau hubungkan dgn dua
belas jurus ilmu cacad?"
"Aku ingin bertanya kepadamu, ilmu Thian long eng dari
dua belas ilmu cacad tersebut merupakan kepandaian macam
apa?" "Semua jurus serangan dari dua belas ilmu cacad
merupakan serangan yang ganas dan buas, hanya jurus itu
saja yang digunakan untuk menangkis dan memunahkan
ancaman musuh, dari mana kau bisa tahu kalau ilmu tersebut
terdapat dalam dua belas ilmu cacad?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sebab di antara dua belas ilmu cacad ada sepuluh jurus
merupakan jurus jahat dan cuma jurus Thian long eng yang
bisa memunahkannya, mengerti?"
"Dulu ketiga orang manusia jelek pernah mengikuti ayah
angkatku banyak tahun, apakah mereka tak pernah
mempelajari kepandaian tersebut...?"
"Ayah angkatmu itu paling mencurigai orang lain, bahkan
ke delapan orang muridnya saja hanya bisa tiga lima jurus,
tentu saja tiada kesempatan bagi ketiga manusia jelek itu
untuk mempelajari kepandaian tersebut."
"Tapi aku telah mempelajari seluruhnya..."
"Yaa, siapa suruh kau menjadi putranya, orang tua mana di
dunia ini yang tidak menyayangi anaknya sendiri," kata kakek
cebol tertawa. Sik Tiong Giok ikut tersenyum.
"Kalau begitu hanya aku seorang dalam dunia persilatan
saat ini yang bisa mempergunakan ilmu cacad."
"Apalagi yang mesti dikatakan, sekarang tinggal melihat
bagaimana caramu menampilkan diri di dalam dunia
persilatan, tapi kau harus tahu, meskipun bunga Botan itu
indah dipandang namun ia tumbuh karena ditunjang daunnya,
bila suatu saat kau berhasil nanti, jangan lupa pula dengan
orang-orang lain yang menunjangmu, mengerti?"
"Maksud paman guru cebol, aku harus bersekongkol
dengan ketiga manusia jelek itu?" tanya Sik T iong Giok sambil
mengerdipkan matanya berulang kali.
"Benar!" kakek cebol mengangguk, "hanya tiga manusia
jelek yang bisa menunjangmu, bila hal ini berhasil maka
usahamu untuk memimpin dunia persilatan menjadi mudah
sekali." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bila aku membohongi mereka terus, apakah hal ini tak
akan menimbulkan kemarahannya?" tanya Sik Tiong Giok
sambil berkerut kening. Kakek cebol segera tersenyum.
"Aku punya akal untuk menghadapinya, sekarang kau boleh
berlagak sakit dan tak bisa bangun, bila kita sudah sampai di
ciong lay san nanti, aku baru mengusahakan cara lain."
"Tidak bisa," Sik Tiong Giok cepat-cepat mengeleng, "aku
Kisah Membunuh Naga 6 Pendekar Kelana Karya Kho Ping Hoo Siluman Goa Tengkorak 1
^