Pencarian

Pendekar Pemanah Rajawali 17

Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong Bagian 17


rahasia itu, sedang tangan kanannya, ia menekan bahu putrinya itu.
Oey Yong lantas saja menjerit menangis.
"Ayah. lebih baik kau bunuh saja padaku!" demikian suaranya. "Tidak nanti aku menikah dengannya!"
Auwyang Hong tidak menjadi kaget menyaksikan itu semua. Sambil dengan satu tangan ia menjejalkan mutiara ke dalam telapakan tangannya Oey Yong, dengan tangan lain ia sampok tangannya Oey Yok Su yang ditekankan ke bahu putrinya.
"Putrimu tengah menguji keponakanku, kenapa kau memandangnya bersungguh-sungguh?" dia berkata
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sambil tertawa kepada tuan rumah.
Auwyang Kongcu sudah berdiri tegak pula akan tetapi ia merasakan sakit pada dadanya, maka tahulah dia yang ia telah terkena jarum rahasia itu. Dasar ia seorang yang berkepala besar, yang suka menang sendiri, ia menahan sakit, ia berpura-pura seperti tidak terjadi sesuatu, melainkan wajahnya tak dapat ia menenangkannya. Ia nampak jengah.
Auwyang Hong berkata pula sambil tertawa: "Saudara Yok, semenjak kita berpisah di gunung Hoa San sudah duapuluh tahun kita tidak pernah saling bertemu maka itu pertemuan ini sungguh membikin aku girang sekali.
Saudara, setelah hari ini kau memandang mata
kepadaku dengan menerima baik perangkap jodoh keponakanku dengan jodoh putrimu, maka selanjutnya apa juga titahmu, tidak nanti aku menolaknya!"
"Siapakah yang berani main gila terhadapmu, racun tua bangka?" menyahut Oey Yok Su. "Untuk duapuluh tahun kau berdiam diri di Wilayah Barat, kepandaian apa saja yang kau telah pahamkan, coba sekarang kau petunjuki untuk aku lihat."
Dasar sifatnya yang kekanak-kanakan, mendengar ayahnya hendak menyuruh orang mempertunjuki
kepandaiannya, Oey Yong menjadi ketarik, ia lantas saja berhenti menangis, ia menyender pada tubuh ayahnya itu, matanya diarahkan kepada Auwyang Hong, kepandaian siapa yang ia ingin saksikan.
See Tok si Racun Barat itu memegang sebatang
tongkat berwarna putih, tongkat ini banyak tekukannya mirip dengan rotan. Unjungnya tongkat diukirkan sebuah kepala orang, yang mulutnya tertawa. Di dalam mulut itu terlihat barisan gigi yang tajam dan putih bersih. Yang aneh adalah kepala tongkat itu ada
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menangkel melingkar dua ekor ular panjang, yang kulitnya berkilau putih seperti perak. Kedua ular itu merayap turun dan naik.
Auwyang Hong tertawa ketika ia menyahuti: "Dulu hari itu kepandaianku tidak dapat menyamakan kepandaian kau, sekarang setelah mensia-siakan selama duapuluh tahun, pasti sekali aku kalah jauh terlebih banyak.
Sekarang ini kita menjadi sanak, aku memikir untuk menumpang tinggal beberapa hari di pulau Tho Hoa To kau ini, untuk aku memperoleh kesempatan akan meminta pengajaran dari kau."
Ketika pertama kali Auwyang Hong mengirim utusan kepada Oey Yok Su untuk melamar Oey Yong, Oey Yok Su berpikir, dijamannya itu, orang yang dapat menandingi ia sudah tidak seberapa lagi dan Auwyang Hong adalah salah satu diantaranya. Ia ketahui baik putrinya sangat nakal, jikalau dia mendapat suami sembarangan, anka itu bakal menghina suaminya, dari itu senang ia melihat kepandaiannya Auwyang Kongcu yang berani melayani Bwee Tiauw Hong. Ia anggap, Auwyang Kongcu adalah melebihkan Kwee Ceng yang menjadi pilihan putrinya sendiri, sedang di samping itu, ia sebal terhadap pemuda she Kwee itu. Inilah sebabnya dengan gampang ia sudah menerima baik lamarannya Auwyang Hong. Tapi sekarang,
mendengar suaranya See Tok, yang putar balik, merendah dan berjumawa, ia menjadi curiga. Ia menduga-duga apa mungkin Auwyang Hong telah
pulih kesehatannya dan kepandaiannya setelah dulu hari ilmu kepandaiannya itu dipecahkan Ong Tiong Yang. Ia ketahui baik See Tok ini mulutnya tajam dan hatinya berbisa, licin dan licik. Tentu saja, ia tidak sudi mengalah, karena ia pun seorang yang berbesar kepala. Maka itu ia sudah lantas menarik keluar serulingnya sambil ia berkata: "Tetamu yang terhormat telah datang dari tempat yang jauh, baiklah aku
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
membunyikan sebuah lagu untuk menyenangkan
hatinya. Silakan duduk, sahabatku supaya kau dapat mendengarnya perlahan-lahan."
Auwyang Hong tersenyum. Ia bisa menerka tuan
rumah ini hendak memperdengarkan lagu "Thian Mo Bu Kiok" atau "Lagu tarian hantu langit" untuk mempengaruhkan padanya. Ia lantas mengibas
dengan tangannya yang kiri, atas mana tigapuluh wanita berseragam putih itu, yang memegang
tengloleng, bertindak maju sambil menekuk lutut, mereka memberi hormat pada tuan rumah. Ia lantas berkata: "Tigapuluh dua nona-nona ini adalah nona-nona yang aku menitahkan murid-muridku mencarinya di pelbagai tempat, sebagai bingkisan yang tidak berharga, aku menghadiahkan mereka kepada kau, saudara Yok. Mereka ini pernah mendapat
pengajarannya guru-guru yang pandai, mereka dapat menari, bernyanyi dan menabuh khim secara lumayan.
Hanya sayangnya mereka adalah nona-nona asal
Wilayah Barat, kecantikan mereka kalah jauh
dibandingkan dengan nona-nona dari Kanglam!"
Bab 37. Jago lawan jago Oey Yong memandang nona-nona itu. Mereka
mempunyai kulit yang putih bersih, tubuh mereka tinggi dan besar. Wajah mereka berlainan, ada yang
hidungnya mancung dan matanya dalam, sedang
rambutnya kuning dan matanya biru. Mereka beda sekali dari nona-nona Tionggoan.
Auwyang Hong menepuk tangan tiga kali, lantas delapan nona-nona itu mengasih keluar alat-alat tetabuhan mereka, untuk sesaat kemudian mereka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mulai memainkan lagu, diikut dengan tariannya sisanya duapuluh empat nona lainnya. Mereka itu berdiri lempang, lalu mendak, lalu berputar ke kiri dan kanan, gerak-gerik mereka halus dan lembut. Ada kalanya mereka berdiri berbaris seperti tubuhnya seekor ular panjang, lalu jari tangan mereka dikutik-kutik.
Oey Yong lantas ingat kepada ilmu silat "Kim Coa Kun"
atau "Ular emas" dari Auwyang Kongcu, ia lantas melirik kepada pemuda itu. Justru itu ia mendapatkan orang tengah mengawasi dirinya. Ia menjadi sebal, maka ia lantas memikir jalan untuk menghajarnya pula.
Ia menyesal sekali yang usahanya tadi sudah
digagalkan ayahnya. Ia anggap lagak orang itu sangat menjemukan.
"Kalau aku berhasil membunuh dia, biar ayah maksa aku menikah, toh sudha tidak ada orangnya dengan siapa aku dapat menikah," demikian ia pikir pula.
Karena ini puas hatinya, sendirinya ia bersenyum.
Senang Auwyang Kongcu menampak senyuman si
nona itu. Ia menduga hatinya si nona sudah berubah.
Saking girangnya, sejenak itu ia melupakan rasa nyeri pada dadanya.
Nona-nona yang tengah menari itu, menarinya menjadi semakin cepat, tetapi tetap lembut gerak-geriknya.
Dilain pihak orang-orang lelaki yang memegangi galah, ialah si penggembala-penggembala ular, semua sudah menutup rapat-rapat mata mereka. Mereka takut, dengan menyaksikan tarian itu, hati mereka tidak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
cukup kuat untuk bertahan dan nanti runtuh"..
Oey Yok Su sendirinya menonton dengan bersenyum berseri-seri, selang sekian lama barulah ia bawa serulingnya ke bibirnya, untuk meniup, untuk mengasih dengar lagunya. Baru beberapa kali ia meniup, tariannya si nona-nona tampaknya kacau. Dan tempo tuan rumah meniup terus, lantas mereka itu menari menuruti iramanya seruling.
Auwyang Kongcu kaget bukan main. Ia pernah
merasakan hebatnya lagu seruling orang itu. Kalau seruling berlangsung terus, bukannya saja si nona-noa bakal menari terus-menerus hingga mati, dia sendiri juga tidak akan luput turut menjadi korban juga. Mau tidak mau, ia berseru: "Paman".!"
Justru itu Auwyang Hong menepuk tangan, atau mana seorang nona, dengan memegang tiat-ceng, atau alat tetabuhan yang bertali duabelas, maju
menghampirkan. Ketika itu hatinya Auwayang Kongcu sudah goncang keras, sedang pria si tukang angon ular sudah mulai berlari-lari atau berlompatan di antara barisan ularnya.
Auwyang Hong lantas mementil alat tetabuhannya itu, ia mengasih dengar suara umpama kata: "Tombak-tombak emas saling beradu dan besi kaki kuda
berketoprakan" Hanya beberapa kali saja suara itu terulang, lantas nada halus dari seruling kena dibikin buyar bebarapa bagian.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yok Su tertawa. "Mari, mari!" katanya. "Mari kita berdua bersama-sama memainkan lagu!"
Hebat kesudahan sambutannya Tong Shia si Sesat dari Timur. Mereka itu yang menari itu menjadi sangat kacau, gerak-geriknya seperti orang-orang edan.
"Semua menutup kuping!" berteriak Auwyang Hong menyaksikan kehebatan itu. "Nanti aku mainkan lagu bersama-sama Oey Tocu!"
Semua orang itu seperti kalap tetapi mereka
mendengar suara majikan mereka, mereka mengerti ancaman bahaya yang bakal datang itu, mak adalam ketakutannya, mereka pada merobek ujung baju
mereka untuk menggunai robekan itu menyumbat
kuping mereka. Auwyang Kongcu yang sudah cukup lihay turut juga menyumpal kupingnya.
Menyaksikan kelakuan mereka itu, Oey Yong tertawa.
Ia sendiri tidak terpengaruh suara kedua seruling dan tiat-ceng itu. Ia berkata: "Lain orang memainkan lagu-lagu, justru dikhawatir orang tidak dapat
mendengarnya, tetapi kamu sebaliknya, kamu semua justru menutupi kuping! Tidak, aku sendiri tidak sudi menyumbat kupingku!"
Oey Yok Su dapat mendengar perkataan putrinya itu, ia menegur: "Ilmu kepandaian mementil tiat-ceng dari
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pamanmu ini sangat kesohor di kolong langit ini, kau ada mempunyai kepandaian apa maka kau berani
mendengarnya" Apakah kau kira kau dapat mencoba-coba"!"
Dari sakunya, ayah ini mengeluarkan sehelai sapu tangan, ia robek itu menjadi dua potong, terus ia pakai menyumpal kedua kuping anaknya itu.
Kwee Ceng menjadi heran sekali, hingga ia menjadi tertarik hatinya, ingin ia mendengar lagu tetabuhannya Auwyang Hong itu. Tanpa mengenal bahaya, ia justru maju beberapa tindak, supaya ia dapat mendengar dengan terlebih nyata"..
Oey Yok Su perpaling kepada tetamunya.
"Semua ularmu tentunya tidak dapat menutup kupingnya," katanya. Ia menoleh kepada bujangnya yang gagu, ia mainkan kedua belah tangannya.
Bujang gagu itu mengerti, ia mengibas-ngibaskan tangannya kepada kawanan gembala ular itu, memberi tanda untuk mereka menyingkirkan diri. Mereka ini memang menghendaki itu. Tapi mereka mengawasi dulu majikan mereka, sampai Auwyang Hong memberi tanda sambil mengangguk, baru lekas-lekas mereka mengiring ular mereka menyingkir dari situ, mengikuti petunjuk si bujang gagu.
"Jikalau aku tidak sanggup, sukalah saudara Yok mengalah sedikit," kata Auwyang Hong kemudian.
Terus dengan kelima jari tangan kanannya, ia mulai
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mementil alat tetabuhannya.
Nyaring suaranya tiat-ceng itu. Kwee Ceng
merasakan, setiap pentilan membuat hatinya goncang, dan selagi lagu bertambha cepat, goncangan hatinya itu bertambah cepat juga, dadanya bergerak-gerak, ia merasa tak enak sendirinya. Ia terkejut, segera ia menginsyafinya. Katanya dalam hati: "Kalau suara jadi hebat, tidakkah hatiku pun akan concang hingga aku mati?" Karena ini lekas-lekas ia menjatuhkan dirinya untuk duduk bersila, akan memusatkan pikirannya, akan mengempos tenaga dalamnya. Cuma sesaat
saja, suara tiat-ceng itu tidak dapat lagi
menggoncangkan hatinya. Suara tiat-ceng itu benar-benar makin lama jadi makin keras, bagaikan tambur dan gembreng berbunyi
berbareng, seperti laksaan ekor kuda bercongklang bersama. Atau dilain saat terdengar suaranya yang perlahan-lahan dan halus, ialah suara dari seruling yang seperti menembusi suara tiat-ceng itu.
Mendadak Kwee Ceng merasa hatinya goncang dan mukanya panas. Ia lekas-lekas memusatkan pula perhatiannya, hingga hatinya menjadi tenang pula. Ia sekarang mendapat kenyataan, walaupun hebat
suaranya tiat-ceng, suara itu tidak dapat menindih melenyapkan seruling, yang perlahan tetapi tegas.
Maka juga heran, dua suara terdengar berbareng.
Kalau suara tiat-ceng ada bagaikan pekiknya kera diatas gunung atau mengalunnya hantu iblis di tengah malam buta rata, suara seruling ada laksana bunyinya burung hong atau kasak-kusuknya si nona manis di
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dalam kamarnya. Kedua suara itu tinggi dan rendah, keras dan perlahan, maju dan mundur, sama-sama tidak mau mengalah"..
Oey Yong ketarik hatinya, ia menonton sambil tertawa geli. Ia mengawasi orang memintil tiat-ceng dan meniup seruling. Lama-lama, ia pun merasa aneh.
Lama-lama, wajahnya kedua orang yang tengah
mengadu tetabuhan itu berubah menjadi bersungguh-sungguh, menjadi tegang. Ia lantas melihat ayahnya dari duduk menjadi bangun berdiri, meniup serulingnya sambil bertindak, bertindak ke delapan penjuru menuruti kedudukan pat-kwa, segi delapan. Ia tahu itulah dasar kedudukan ayahnya setiap waktu ayahnya melatih diri dalam ilmu dalam. Teranglah musuh itu lihay sekali maka ayahnya mengambil tindakan itu.
Kemudian si nona memandang ke arah Auwyang
Hong. Juga jago dari Barat ini menunjuki wajah dan sikap bersungguh-sungguh. Dari kepalanya terlihat hawa mengepul naik seperti uap, itulah hawa panas mengkedus yang keluar naik. Dengan kedua
tangannya dia menerus mementil alat tetabuhannya, sampai ujung bajunya menerbitkan suara angin. Nyata sekali dia tidak berani berlaku alpa.
Kwee Ceng di tempat persembunyiannya memasang kuping, ia tidak mengerti ada apa hubungannya di antara seruling dan tiat-ceng itu. Ia heran kenapa masing-masing suara alat tetabuhan itu dapat
mempengaruhkan orang menjadi tidak tenang. Di dalam ketenangan, perlahan-lahan ia dapat
membedakan juga. Kedua suara itu seperti lagi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
serang, keras lawan lemah, lemah melawan keras.
Sebentar kemudian, lantas ia mengerti seluruhnya.
"Tidak salah lagi, Oey Tocu dan Auwyang Hong tengah mengadu ilmu dalam mereka," pikirnya. Karena ini, ia lantas menutup rapat kedua matanya, ia mendengari terus dengan penuh perhatian.
Tadinya Kwee Ceng mesti mengeluarkan banyak
tenaga melawan desakan tiat-ceng dan seruling, sekarang tidak demikian. Sekarang dengan tenang ia bisa mendengari kedua suara itu. Ia merasa
bagaimana seruling seperti berkelit sana dan berkelit sini dari rangsakan tiat-ceng yang hebat, atau setiap kali ada lowongan, seruling lantas membalas
menyerang. Satu kali ia mendengar, suara tiat-ceng menjadi lemah, sebaliknya seruling menjadi kuat.
Tiba-tiba Kwee Ceng ingat ajarannya Ciu Pek Thong
"Keras tak dapat bertahan lama, lemah tak dapat menjaga terus." Ia lantas menduga, tiat-ceng bakal membalas menyerang.
Benar-benar, berselang sesaat suara tiat-ceng menjadi keras pula.
Ketika Kwee Ceng menghapali ajarannya Ciu Pek Thong itu, ia tidak tahu bahwa itulah rahasia dari Kiu Im Cin-keng, dan ia pun tidak mengerti jelas
maksudnya. Baru sekarang ia merasakan ada hubungannya ajaran itu dengan pertarungannya Oey Yok Su dan Auwyang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Hong ini. Karena insyaf ini, ia menjadi girang sekali.
Hanya ia masih belum mengerti akan jalannya terus pertempuran itu. Ada kalanya seruling dapat
menghajar, ketika baik itu dilewatkan dengan begitu saja, demikian juga sebaliknya. Toh itu tidak mirip-miripnya dengan orang yang bersikap saling
mengalah. Mendengari terlebih jauh, Kwee Ceng jadi menanya dirinya sendiri; "Mungkinkah pengajarannya Ciu Toako ada terlebih lihay daripada kepandaiannya Oey Tocu dan Auwyang Hong ini" Mungkinkah mereka ini tidak dapat melihat cacad masing-masing maka juga
kelemahan itu mereka sama-sama tidak dapat
menggunainya" Tapi heran! Kalau benar Ciu Toako telebih lihay, mestinya pada limabelas tahun yang lalu dia sudah dapat mencari Oey Tocu di sini untuk menghajarnya, tidak peduli pulau ini banyak terjaga dengan barisan sesat patkwa itu, tidak nanti ia membiarkan dirinya terkurung di dalam gua"."
Masih Kwee Ceng mendengari. Lagi-lagi ia mendapat kenyataan telah tiba saat yang sangat genting, hingga ada kemungkinan kali ini bakal datang keputusan siapa menang dan siapa kalah. Ia berkhawatir untuk Oey Tocu"
Justru itu waktu dari arah laut, dari tempat yang jauh, terdengar siulan panjang dan lama. Suara itu samar-samar tetapi toh dua-dua Oey Yok Su dan Auwyang Hong terkejut hingga sendirinya suara seruling dan tiat-ceng mereka berubah menjadi kendor. Siulan pun terdengar semakin nyata. Itu tandanya orang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mendatangi dan orang itu berada semakin dekat.
Auwyang Hong mementil dua kali, keras sekali, suara tiat-ceng sampai terdengar seperti suara cita terobek.
Habis itu, suara siulan terdengar bernada tinggi.
Rupanya siulan dan tiat-ceng tengah kebentrok.
Tidak antara lama, suara seruling dari Oey Yok Su pun nyebur dalam bentrokan siulan dan tiat-ceng itu. Maka selanjutnya, sering terdengar, siualan bentrok tiat-ceng, siulan bentrok seruling, atau seruling bentrok tiat-ceng. Atua lagi, kedtiganya bentrok berbareng.
Sekarang Kwee Ceng menduga apsti ada seseorang yang lihay yang telah datang ke pulau Tho Hoa To ini.
Ia biasa main-main bertarung sempat tangan dengan Ciu Pek Thong, karena itu ia dapat menbedakan suara bentrokannya ketiga lawan ini: seruling, tiat-ceng dan siulan".
Setelah memperhatikan terlebih jauh. Kwee Ceng merasa orang yang bersiul itu sudah tiba di dalam rimba di dekat itu. Ia mendengar lebih nyata siulan orang itu, yang tinggi dan rendah bergantian, yang selalu berlainan. Ketika ia merasa, bentrokan menjadi demikian hebat, saking kagumnya, tanpa ia merasa ia berseru: "Bagus!". Kemudian ia terkejut sendirinya.
Bukankah ia lagi bersembunyi" Ia lantas memikir untuk menyingkir. Tapi sudah kasep. Satu bayangan lantas berkelebat di depannya. Di situ berdiri Oey Yok Su.
"Anak yang baik, mari!" berkata Tocu dari Tho Hoa To itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ketika itu semua tetabuhan sudah berhenti.
Dengan membesarkan hati, Kwee Ceng ikut Tong Shia pergi ke paseban.
Oey Yong tersumpal kupingnya, ia tidak mendengar seruannya si anak muda, maka heran ia menampak munculnya pemuda itu. Ia pun menjadi sangat girang, maka ia lari memapaki, untuk menyambar kedua
tangan orang. "Engko Ceng, akhirnya kau datang juga"!" serunya.
Tapi ia girang bercampur sedih, tanpa merasa air matanya meleleh turun.
Melihat pemuda ini, panas hatinya Auwyang Kongcu.
Maka itu, menyaksikan kelakuannya si nona, ia panas berbareng gusar sekali. Tidak dapat ia mengendalikan diri, sambil berlompat ia menghajar kepalanya si anak muda itu.
"He, bocah busuk, kau pun datang ke mari!" ia mendamprat.
Kwee Cneg melihat datangnya serangannya, dengan sebat ia berkelit. Sekarang ini ilmu silatnya sudah maju jauh, ia beda dengan waktu ia masih di rumah abu Keluarga Lauw di Poo-eng, dimana ia menempur
pemuda she Auwyang itu. Ia tidak cuma berkelit, terus ia membalas menyerang. Dengan tangan kiri
memainkan "Naga sakti menggoyang ekor", dengan tangan kanan ia menggunai "Naga Menyesal", dua-
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
duanya merupakan jurus-jurus dari Hang Liong Sip-pat Ciang yang lihay. Sejurus saja sudah hebat, apapula dua jurus itu hampir berbareng.
Auwyang Kongcu terkejut merasakan tangan kiri orang tahu-tahu menekan iga kanannya. Ia mengerti lihaynya Hang Liong Sip-pang Ciang, yang cuma dapat diegos, tidak ditangkis, dari itu lekas-lekas ia menyingkir ke kiri. Celaka untuknya, justru ia berkelit, justru tangan yang lain dari lawannya tiba. Tidak ampun lagi, dada kirinya kena terpukul, bahkan sebuah tulangnya patah sekali.
Sebenarnya Auwyang Kongcu sudah cukup lihay dan ia mengerti lihaynya lawan, ketika serangan sampai, ia mencoba berkelit pula. Kali ini ia berkelit dengan mengapungi diri, untuk berlompat tinggi naik ke atas pohon bambu, habis itu baru ia lompat turun. Tapi ia tidak bisa membebaskan diri. Ia turun dengan muka merah bahna malu, dadanya juga dirasakan sakit. Ia bertindak dengan perlahan.
Menyaksikan perlawannya Kwee Ceng itu, dua-duanya Oey Yok Su dan Auwyang Hong heran berbareng
murka. Oey Yong sebaliknya, nona ini bertepuk-tepuk tangan saking girangnya.
Sebenarnya, Kwee Ceng sendiri kurang mengerti.
Inilah kemenangan di luar dugaannya. Ia bukan menginsyafi bahwa ia sudah maju jauh, ia mau
menyangka si anak muda lawannya itu sudah beralpa atau kurang sebat bergeraknya hingga kena terhajar.
Ia khawatir pemuda ini nanti menyerang pula secara
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kejam, ia mundur setindak smabil memasang mata, untuk bersiap-siap.
Auwyang Hong melirik pemuda itu dengan mata merah saking mendongkolnya. Kemudian ia dia berkata dengan nyaring: "Pengemis she Ang, aku beri selamat padamu yang sudah mendapatkan murid yang jempol!"
Oey Yong sudah membuka sumpalannya ketika ia
mendengar suaranya Auwyang Hong itu, ia lantas mengetahui Ang Cit Kong telah tiba, maka itu, lupa segala apa ia lari ke arah rimba sambil memanggil-manggil: "Suhu! Suhu!" Ia kegirangan karena ia tahu bintang penolong sudah datang.
Mendengar suara putrinya itu, Oey Yok Su melengak.
"Eh, mengapa anakku memanggil guru kepada si pengemis tua?" pikirnya.
Itu waktu sudah lantas terlihat munculnya Ang Cit Kong si ketua pengemis. Di punggungnya ia
menggondol cupu-cupunya merah, tangan kanannya memegang tongkatnya, tangan kirinya menuntuk Oey Yong. Ia berjalan sambil tertawa haha-hihi.
"Eh, Yong-jie, kau memanggil apa padanya"!" tanya Oey Yok Su gusar.
Bukannya ia lantas menjawab ayahnya itu, Oey Yong justu menuding Auwyang Kongcu dan berkata dengan sengit, "Ini manusia busuk sudah menghina aku, jikalau tidak ada lojinkee Ang Cit Kong ynag menolongi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
aku, sudah tentu sudah semenjak lama kau tidak melihat Yong-jie, Ayah!"
"Jangan ngaco belo!" membentak Oey Yok Su, walaupun sebenarnya ia heran. "Dia toh anak baik-baik, cara bagaimana dia menghina padamu!"
"Jikalau Ayah tidak percaya, nanti aku tanyakan dia!"
berkata si nona. Ia lantas mengawasi pemuda she Auwyang itu. Ia kata dengan keras; "Kau mesti lebih dulu mengangkat sumpah! Jikalau dalam jawabanmu kepada ayahku berdusta, kau nanti digigit mampus ular-ular di ujung tombaknya pamanmu itu!"
Mendengar itu Auwyang Kongcu kaget hingga
mukanya pucat. Auwyang Hong tidak kurang kaget dan herannya. Jago dari Wilayah Barat ini kaget sebab ia ketahui dengan baik, dua ekor ular pada tongkatnya itu adalah ular-ular piarannya selama sepuluh tahun, yang ia piara sedari baru diteteskan hasil dari kawinan beberapa macam ular yang paling berbisa. Kalau dia menghukum bawahannya yang berkhianat atau orang yang paling ia benci, ia bisa menghukum dengan menggunai kedua ularnya ini. Asal seorang digigit ularnya, lantas ia kegatalan luar biasa, dalam waktu yang pendek ia bakal mati, tidak ada pertolongan lagi sekalipun seandainya Auwyang Hong sendiri berbalik berkasihan dan hendak mengampunkannya. Oey Yong menyebut ular itu karena ia menduga saja, sebab kedua binatang itu lain daripada yang lain, tidak tahunya, ia menyebut tepat pantangannya See Tok si Racun dari Barat itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Terhadap pertanyaanya gakhu tayjin, mana aku berani mendusta," Auwyang Kongcu menjawab. Ia telah terdesak si nona, ia pun tidak berani menyangkal.
"Cis!" berseru Oey Yong. "Jikalau kau berani mengacu belo, lebih dahulu aku akan gaplok kupingmu
beberapa kali! Sekarang dengar pertanyaanku! Kita pernah bertemu di istananya Chao Wang di Pak-khia, benar atau tidak?"
Auwyang Kongcu mengangguk. Tidak berani ia
membuka suara. Hajarannya Kwee Ceng membikin ia merasakan sangat nyeri. Kalau ia membuka mulutnya untuk berbicara, rasa sakitnya itu menghebat. Ia pun memangnya berkepala besar. Kalau ia merasa sakit, kepalanya pusing dan mengeluarkan peluh. Dengan tidak bersuara, ia dapat menahan napas, ia bisa menguatkan diri.
Oey Yong menanya pula; "Ketika itu kau ada bersama See Thong Thian, Pheng Lian Hauw, Nio Cu Ong dan Leng Tie Siangjin, bersama-sama kau mengepung aku satu orang. Benar atau tidak?"
Auwyang Kongcu berniat menyangkal ia bekerja sama dengan rombongannya See Thong Thian itu, bahwa bukan sengaja ia mengepung si nona, tetapi ketika ia paksa menyahut, lantas ia merasakan dadanya sakit, maka ia cuma bisa bilang; "Aku"aku tidak bekerja sama dengan mereka itu?"
"Baiklah, aku pun tidak memerlukan jawabanmu dengan mulutmu!" berkata Oey Yong. "Jikalau aku
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menanya kau, cukup asal kau mengangguk atau
menggeleng kepala. Sekarang kau dengar
pertanyaanku: 'See Thong Thian bersama-sama
Pheng Lian Houw, Nio Cu Ong dan Leng Tie Siangjin toh memusuhkan aku. Benar tidak"'"
Auwyang Kongcu mengangguk. Ia menuruti kata-kata orang dan tidak berani membuka mulutnya.
"Mereka itu hendak membekuk aku tetapi mereka itu tidak berhasil," berkata Oey Yong pula. "Kemudian kau muncul. Benar tidak?"
Itulah hal yang sebenarnya, Auwyang Kongcu
mengangguk. "Ketika itu aku berada di ruang besar dari istana Chao Wang. Di situ aku bersendirian saja, tidak ada siapa juga yang membantu aku, keadaanku sungguh
menyedihkan. Ayahku pun tidak ketahui bahaya yang mengancam aku, ayah tidak dapat menolong aku.
Benar tidak?" Auwyang Kongcu mengangguk dengan terpaksa. Ia ketahui, pertanyaan kali ini dari si nona, yang membawa-bawa nama ayahnya, cuma untuk
memancing kemurkaannya si ayahnya dia itu.
Setelah mendapat jawaban itu, Oey Yong tarik tangan ayahnya. Timbullah kemanjaannya.
"Ayah, kau lihat," katanya. "Kau sedikit juga tidak menyayangi anakmu".Kalau ibu masih hidup, tidak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
nanti ia perlakukan aku begini rupa?"
Mendengar orang menyebut istrinya, yang ia cintai itu, pilu hatinya Oey Yok Su. Ia ulur tangan kirinya untuk merangkul putrinya itu.
Auwyang Hong sangat cerdas dan licin, ia melihat suasana buruk untuk pihaknya, maka belum lagi Oey Yong menanya pula, ia sudah mendahului.
"Nona Oey," ia berkata, "Begitu banyak orang Rimba Persilatan yang kenamaan hendak membekuk kau, karena lihay ilmu silat keluargamu, mereka tidak dapat berbuat sesuatu terhadapmu, bukankah?"
Oey Yong tertawa, dia mengangguk.
Oey Yok Su pun tersenyum. Ia senang orang puji ilmu silatnya.
Auwyang Hong berpaling kepada tuan rumah, ia
berkata: "Saudara Yok, keponakanku telah melihat putrimu demikian lihay, ia jadi sangat jatuh hati, inilah sebabnya kenapa sekarang kami datang kemari
dengan tidak memperdulikan jalan jauh ribuan lie untuk meminangnya.
Oey Yok Su tertawa. "Ya, sudahlah!" katanya.
Auwyang Hong menolah kepada Ang Cit Kong, ia
berkata: "Saudara Cit, kami paman dan keponakan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mengagumi orang-orang Tho Hoa To, kenapa kau
sebaliknya lain pandanganmu" Kenapa kau berlaku sungguh-sungguh sama segala bocah" Coba
bukannya keponakanku itu panjang umurnya, pastilah siang-siang dia telah mati di bawah hujan jarum emas yang menjadi kepandaianmu yang istimewa"."
Dengan kata-katanya ini Auwyang Hong hendak
menimbulkan urusan ketika dulu hari Ang Cit Kong menolong Auwyang Kongcu dari serbuan jarum
rahasia dari Oey Yong, hanya See Tok telah membalik duduk perkaranya mungkin itu disebabkan Auwyang Kongcu telah membaliknya waktu melaporkan hal ini kepada pamannya. Tapi Cit Kong adalah seorang polos dan sabar sekali, ia tidak mengambil mumat perkataan orang, bahkan tertawa lebar, malah dengan membuka tutup cupa-cupanya, ia menengak isinya.
Tidak demikian adanya Kwee Ceng yang jujur, yang benci kedustaan. Anak muda ini lantas menyampur bicara.
"Sebenarnya Cit Kong yang menolongi keponakanmu itu, kenapa sekarang kau bicara begini rupa"!" ia menegur.
Tapi Oey Yok Su membentak; "Kita lagi bicara, bagaimana kau bocah berani campur mulut"!"
Kwee Ceng penasaran, dengan nyaring ia kata kepada Oey Yong: "Yong-jie, kau beberlah urusannya Auwyang Kongcu merampas Nona Thia supaya
ayahmu mendapat tahu!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yong tidak meluluskan permintaan anak muda itu.
Ia kenal baik sifat ayahnya. Ayahnya itu dijuluki Tong Shia si Sesat dari Timur, justru karena tabiatnya yang aneh itu. Ada kalanya Tong Shia membenarkan apa yang tidak benar dan sebaliknya. Maka ada
kemungkinan, perbuatan ceriwis dan busuk dari Auwyang Kongcu dipandang sebagai perbuatan umum pemuda-pemuda doyan pelesiran. Ia pun ketahui baik ayahnya tak sukai pemuda pujiannya itu. Maka ia menggunai siasat. Ia lantas berpaling pula kepada Auwyang Kongcu.
"Bicaraku masih belum habis!" katanya. "Dulu hari itu di dalam istana Chao Wang, kau mengadu kepandaian dengan aku. Dengan sengaja kau menelikung
kebelakang kedua tanganmu, kau bilang bahwa tanpa menggunai tangan, kau bisa mengalahkan. Benar bukan?"
Auwyang Kongcu mengangguk membenarkan
pertanyaan itu. "Kemudian aku telah mengangkat lojinkee Ang Cit Kong menjadi guruku," berkata Oey Yong. "Lalu di Poo-eng kita mengadu silat untuk kedua kalinya. Itu waktu kau menyebutnya aku boleh menggunakan
kepandaian yang diwariskan ayahku atau Ang Cit Kong, kau bilang aku boleh keluarkan berapa banyak juga, sebaliknya kau sendiri, kau cuma akan
menggunakan semacam ilmu kepandaian warisan
pamanmu dengan apa kau sanggup mengalahkan aku.


Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Benar tidak?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mendengar itu Auwyang Kongcu berkata di dalam hatinya; "Semuanya itu ditetapkan olehmu sendiri, bukan ditetapkan olehku?"
Menampak orang bersangsi, Oey Yong mendesak. Ia kata: "Bukankah itu hari kita telah menetapkannya demikian baru kita bertempur?"
Mau tidak mau, Auwyang Kongcu mengangguk.
"Ayah, lihatlah!" berkata Oey Yong kepada ayahnya.
"Dia tidak memandang mata kepada Cit Kong, dia juga tidak menghormati padamu! Dia mau bilang, Cit Kong dan ayah berdua kalah jauh dengan pamannya itu!
Bukankah itu berarti, meski Cit Kong dan ayah berdua mengepung pamannya, pamannya itu masih tak dapat dikalahkan. Tapi ini aku tidak percaya!"
"Ah, budak cilik, jangan kau mainkan lidahmu!" berkata Oey Yok Su si ayah. "Diantara kaum persilatan di kolong langit ini, siapakah yang tidak kenal baik ilmu silatnya Tong Shia, See Tok, Lam Tee dan Pak Kay?"
Di mulutnya Oey Yok Su berkata demikian, di dalam hatinya ia mulai tidak puas terhadap Auwyang Kongcu, karena itu ia ingin hal pemuda itu jangan dibicarkan pula. Ia lantas menoleh kepada Ang Cit Kong.
"Saudara Cit, kau datang berkunjung ke Tho Hoa To, ada urusan apakah?" ia menanya.
"Aku datang untuk memohon sesuatu dari kau," sahut
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Cit Kong singkat. Cit Kong jenaka tetapi jujur dan polos dan benci sekali kejahatan, inilah Tong Shia ketahui baik. Karena ini, ia menghormati si raja pengemis ini. Ia pun ketahui, biasanya, kalau ada urusan, Cit Kong tentu
mengerjakannya itu sendiri bersama-sama pengikut-pengikutnya dari Kay Pang, belum pernah ia memohon bantuan dari orang. Sekarang orang datang untuk memohon sesuatu, ia menjadi girang sekali. Lekas-lekas ia menjawab: "Persahabatan kita adalah persahabatan dari beberapa puluh tahun, saudara Cit, maka itu kalau ada titah dari kau, mana aku berani tidak menurutinya?"
"Ah, janganlah kau begitu menerima baik
permohonanku itu," berkata Cit Kong. "Aku khawatir permohonanku ini sulit untuk dilakukannya"."
Oey Yok Su tertawa, ia kata: "Kalau urusan gampang tidak nanti saudara Cit sampai memikir untuk meminta bantuanku!"
Cit Kong tertawa seraya menepuk-nepuk tangannya.
"Benar-benar!" katany. "Kau barulah saudara yang sejati! Jadi kau pasti menerima baik?"
"Sepatah kata-kataku menjadi kepastian!" sahut Oey Yok Su, kembali cepat dan singkat. "Lompat ke api, terjun ke air, sama saja!"
Mendengar itu Auwyang Hong melinttangi tongkat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ularnya. "Saudara Yok, tunggu dulu!" ia menyelak, "Perlu kita menanya dulu saudara Cit, urusan itu sebenarnya urusan apa?"
Ang Cit Kong tertawa. Ia berkata; "Racun tua bangka, inilah urusan tidak ada sangkut pautnya dengan kau, jangan kau ikut campur! Lebih baik kau sedia-sedia dengan ususmu yang kosong untuk nanti kau
menenggak arak kegirangan!"
Auwyang Hong heran. "Eh, minum arak kegirangan?" ia menanya.
"Tidak salah! Minum arak kegirangan!" memastikan Cit Kong. Dengan tangan kanannya ia menunjuk kepada Kwee Ceng dan Oey Yong bergantian. "Mereka berdua adalah murid-muridku, aku telah berikan janji kepada mereka untuk memohon kepada saudara Yok agar
mereka dibiarkan menikah satu pada lain! Dan
sekarang saudara Yok sudah menerima baik
permohonanku itu!" Kwee Ceng dan Oey Yong terperanjat bahna girang, keduanya lantas saling memandang. Sebaliknya
Auwyang Hong dan keponakan serta Oey Yok Su
menjadi terkejut sekali. "Saudara Cit, kau keliru!" Auwyang Hong cepat berkata. "Putrinya saudara Yok sudah dijodohkan dengan keponakanku dan hari ini aku datang ke Tho
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Hoa TO ini untuk mengambil ketetapannya."
"Saudara Yok, benarkah itu?" tanya Cit Kong.
"Benar," menjawab Oey Yok Su. "Aku minta, saudara Cit jangan kau berkelakar denganku!"
Cit Kong memperlihatkan roman bersungguh-sungguh.
"Siapa yang main-main dengan kamu?" dia berkata.
"Kau menjodohkan seorang putrimu kepada dua keluarga. Apakah artinya ini?" Ia lantas menoleh kepada Auwyang Hong. Ia kata: "Akulah orang perantaraan dari Keluarga Kwee! Kau sendiri, mana orang perantaanmu?"
Auwyang Hong tidak menyangka bakal ditanya begitu rupa, dia tidak dapat menjawab, ia tercengang. Baru kemudian ia berkata; "Suadara Yok sudah menerima baik, aku pun sudah akur, maka itu, perlu apa lagi orang perantaan?"
"Apakah kau ketahui masih ada satu orang yang tidak menerima baik?" Cit Kong tanya.
"Siapakah dia"!" Auwyang Hong menegaskan.
Ang Cit Kong menyahuti: "Maafkan aku, itulah aku si pengemis tua!"
Auwyang Hong berdiam. Ia mengerti, tidak dapat ia tidak menempur pengemis ini, maka itu ia lantas memikirkan daya perlawanan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ang Cit Kong tertawa, ia berkata pula: "Keponakanmu itu tidak bagus kelakuannya, mana dia cocok untuk dijodohkan dengan putri yang cantik manis dari saudara Yok ini" Umpama kata benar kamu berdua memaksa mereka menikah, habis bagaimana kalau mereka sendiri tidak akur, setiap hari mereka berkelahi saja" Apakah artinya itu?"
Tertarik hati Oey Yok Su mendengar perkataan
pengemis itu, ia lantas melirik kepada putrinya. Ia mendapatkan Oey Yong, dengan sinar mata penuh kecintaan, lagi mengawasi Kwee Ceng. Sebaliknya melihat Kwee Ceng, timbul pula rasa jemunya.
Oey Yok Su ini ada seorang yang terang otaknya, pandai ilmu silat dan surat, pandai juga memainkan khim, menulis huruf-huruf dan melukis gambar. Sedari masih muda, semua sahabatnya ada orang-orang
cerdik pandai. Pun istrinya serta putrinya ini, orang-orang pintar juga. Maka, mengingat anaknya yang cantik dan pintar itu mesti dipasangi dengan Kwee Ceng yang tolol-tololan itu, sungguh ia tidak mufakat.
Dipadu dengan Auwyang Kongcu, Kwee Ceng kalah berlipat ganda. Maka itu, ia lebih penuju keponakannya See Tok itu. Tapi di situ ada Ang Cit Kong. Maka akhirnya, ia memikir satu jalan.
"Saudara Hong," katanya kemudian, "Keponakanmu terluka, baik kau obati dulu padanya, urusan nanti kita damaikan pula."
Inilah apa yang Auwyang Hong harap-harapkan, maka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lantas ia menggapai pada keponakannya, lalu
bersama-sama mereka masuk ke dalam hutan bambu.
Lewat sesaat, mereka sudah kembali ke paseban.
Auwyang Hong telah berhasil mengeluarkan jarum emas dan menyambung pula tangan keponakannya
itu. Oey Yok Su sudah lantas berbicara, katanya: "Anakku bertubuh lemah dan nakal, sebenarnya sulit untuk dia merawati seorang budiman, maka adalah diluar
dugaanku, saudara Cit dan saudara Hong telah
memandang mukaku dan sama-sama melamarnya.
Hal ini adalah suatu kehormatan untukku. Sebenarnya anakku ini sudah dijodohkan dengan pihak Auwyang tetapi sekarang ada titahnya saudara Cit, sukar aku tolak. Kejadian ini menyulitkan aku. Sekarang, aku pikir, baik diatur begini saja. Coba kedua saudara lihat, pemecahan ini dapat dilakukan atau tidak?"
"Lekas bilang, lekas bilang!" berkata Ang Cit Kong.
"Aku, si pengemis tua paling tidak suka omong pakai segala aturan!"
Oey Yok Su tersenyum, ia berkata pula: "Sebenarnya anakku tidak mengerti segala apa, akan tetapi meskipun demikian, aku masih mengharap dia nanti menikah dengan seorang suami yang baik-baik.
Auwyang Sieheng ada keponakannya saudara Hong dan Kwee Sieheng ada murid pandai dari saudara Cit, kedua-duanya baik, sukar untuk aku memilihnya, tidak dapat aku membuang salah satunya, karena itu, aku pikir baiklah mereka diuji saja. Di sini aku ada mempunyai tiga macam syarat. Pendeknya siapa yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lulus, anakku akan dijodohkan dengannya, tidak nanti aku berlaku berat sebelah. Bagaimana, sahabat-sahabatku?"
Auwyang Hong sudah lantas bertepuk tangan.
"Bagus, bagus!" serunya. "Cuma sekarang keponakanku sedang terluka, kalau buat adu silat, aku minta supaya itu ditunda sampai ia sudah sembuh."
Mendengar itu, Ang Cit Kong berpikir: "Kau, si Oey tersesat, kau banyak akalnya, jikalau kau majukan ilmu surat, syair atau nyanyi, tentulah muridku yang tolol gagal. Kau bilang kau tidak mau berat sebelah, sebenarnya pikiranmu sudah lain. Maka tidak ada lain jalan, baiklah aku ambil caraku!" Ia lantas tertawa sambil berlenggak, terus ia berkata: "Kita semua tukang silat, kalau kita tidak adu silat, apa kita mesti adu main gembul-gembulan" Keponakanmu terluka, kau sendiri tidak, marilah, mari kita berdua yang main-main lebih dulu!"
Begitu ia selesai bicara, tanpa menantikan jawaban, Ang Cit Kong sudah lantas menyerang ke bahu orang.
Auwyang Hong berkelit, ia mundur.
Ang Cit Kong meletaki tongkat bambunya di meja kecil di sampingnya.
"Kau membalaslah!" ia menantang. Ia menantang tetapi kembali ia menyerang, beruntun hingga tujuh jurus.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Auwyang Hong berkelit berulang-ulang, ke kiri dan ke kanan, habis tujuh serangan itu, dengan tangan kanannya ia menancap tongkatnya, sedang dengan tangan kirinya ia pun membalas tujuh kali.
Oey Yok Su menyaksikan itu, ia bersorak memuji. Ia tidak mau datang memisahkan, karena ingin ia melihat kemajuan orang sesudah berselang duapuluh tahun semejak mereka mengadu kepandaian.
Dua-dua Ang Cit Kong dan Auwyang Hong adalah
ketua-ketua partai, pada duapuluh tahun dulu mereka sudah lihay, habis menguji kepandaian di Hoa San, mereka masing-masing menyakinkan lebih jauh
kepandaian mereka, bisa di mengerti yang mereka telah maju banyak. Maka sekarang, bertarung di Tho Hoa To ini, mereka beda jauh daripada waktu di Hoa San. Mereka saling serang dengan cepat sekali tetapi semua itu adalah permulaan saja, untuk saling menggertak.
Kwee Ceng menonton dengan perhatian sepenuhnya.
Ia melihat gerakan kedua pihak sangat lincah. Untuk kegirangannya, ia mengerti semua jurus itu. Ia telah hapal kitab Kiu Im Cin-keng, sekarang ia mendapat kenyataan, semua gerak-gerik mirip sama kitab itu.
Untuk menyaksikan ini, ia mimpi pun tidak. Semua yang ia lihat ini termuat dalam kitab bagian atas.
Semua itu ilmu silat yang lihay. Tanpa disadari, ia menjadi gatal sendirinya.
Dengan cepat kedua jago itu sudah bertempur hingga
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tigaratus jurus lebih. Dua-dua Ang Cit Kong dan Auwyang Hong kagum
sendirinya, mereka saling memuji secara diam-diam.
Oey Yok Su yang menonton pun kagum, ia menghela napas. Di dalam hatinya ia berkata: "Aku berdiam di Tho Hoa To ini dengan melatih diri sungguh-sungguh, aku percaya setelah Ong Tiong Yang meninggal dunia, aku bakal jadi orang gagah nomor satu di kolong langit ini, siapa tahu sekarang si pengemis tua bangka ini dan si biang racun tua telah mengambil jalannya masing-masing yang hebat sekali!"
Auwyang Kongcu dan Oey Yong sama-sama tegang
hatinya, mereka mengahrapi kemenangan pihaknya masing-masing. Mereka mengerti silat tetapi mereka todak mengerti ilmu silatnya dua jago yang lagi bertarung itu. Sama-sama mereka terus mengawasi dengan perhatian penuh.
Satu kali Oey Yong melirik ke samping, lantas ia menjadi heran sendirinya. Ia melihat bayangan orang di sampingnya itu, bayangan yang lagi bergerak-gerak, terutama kaki tangannya, seperti orang menari. Ia lantas menoleh, maka itu ia kenali, itulah bayangannya Kwee Ceng. Wajah si pemuda tegang dan seperti menjadi korban kegirangan luar biasa.
"Engko Ceng!" ia memanggil perlahan. Ia heran dan menjadi berkhawatir karenanya, apapula panggilannya itu tidak disahuti si anak muda, yang terus masih bergerak tak hentinya. Nyata sekali lagi bersilat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
seoarng diri. Mau tidak mau, Oey Yong mengawasi. Lama juga ia meminta tempo, baru ia mengerti. Terang sekarang, Kwee Ceng berlatih silat menuruti gerak-geriknya kedua jago tua itu.
Perubahan terjadi dalam cara bertempurnya kedua jago itu. Kalau tadinya mereka berperang sebat sekali, sekarang mereka manjadi lambat, ada kalanya mereka menyerang dulu dengan dipikirkan lebih dahulu.
Bahkan anehnya, ada kalanya, habis bergebark, mereka sama-sama duduk bersila, untuk beristirahat, kemudian berbangkit pula, akan mulai bertempur lagi.
Mereka bukan seperti mengadu silat, bahkan juga bukan juga kedua saudara seperguruan lagi berlatih.
Toh wajah mereka menunjukkan ketegangan yang
bertambah-tambah. Oey Yong berpaling kepada ayahnya, ia mendapatkan ayahnya itu bengong mengawasi kedua jago itu. Ayah ini nampaknya tegang hatinya.
Ketika nona ini menoleh kepada Auwyang Kongcu, ia mendapat kenyataan pemuda itu tenang seperti biasa, kipasnya dipakai mengipas perlahan-lahan.
Kwee Ceng berhenti bersilat, ia mengawasi kedua orang itu, lalu seperti lupa pada dirinya sendiri, ia bersorak dengan pujiannya.
"He, bocah tolol, kau mengerti apa"!" Auwyang Kongcu menegur, murka. "Apa perlunya kau membikin
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
banyak berisik"!"
"Apa perlunya kau banyak rewel"!" Oey Yong balas menegur. "Kau pun mengerti apa"!"
Ditegur begitu, pemuda ini tertawa.
"Bocah ini bergerak secara tolol!" dia berkata. "Dia masih sangat muda, mana dia ketahui kepandaian istimewa dari pamanku ini?"
"Kau toh bukannya dia, mana kau ketahui dia mengerti atau tidak"!" Oey Yong menegur pula.
Selagi muda-mudi ini berselisih mulut, Oey Yok Su tidak mengambil mumat, dia tetap mengawasi sepak terjangnya dua sahabatnya itu. Kwee Ceng pun
memperhatikan dengan diam-diam saja.
Gerakkannya Ang Cit Kong dan Auwyang Hong
menjadi terlebih lambat pula. Yang mengangkat tangan kirinya, dengan jari tengahnya dia menyentil perlahan batok kepalanya. Yang lainnya lagi, dengan kedua tangan di kuping, berjongkok di tanah dengan romannya lagi berpikir keras. Hanya sejenak
kemudian, keduanya sama-sama berseru, terus
mereka berlompat bangun untuk saling serang pula.
"Bagus! Bagus!" Kwee Ceng berseru-seru melihat serangan itu.
Habis itu, kedua lawan itu berpisah pula. Kembali mereka berpikir. Terang sudah, masing-masing seperti
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sudah mengetahui ilmu silat lawan, maka itu, perlu mereka memikirkan cara penyerangannya.
Duapuluh tahun sejak dua lawan ini berpisah sehabis bertempur di Hoa San, mereka masing-masing satu tinggal di Tionggan, satu yang lain di See Hek, Wilayah Barat. Sebegitu jauh tidak pernah mereka
berhubungan satu dengan lain, sama-sama mereka menyakinkan lebih jauh ilmu silat mereka. Mereka pun tidak ketahui kemajuannya masing-masing. Sekarang ternyata, mereka sama gelapnya seperti duapuluh tahun dulu itu. Mereka mempunyai kepandaiannya, mereka pun sama-sama jeri. Dengan begitu, mereka membuang-buang tempo, sampai matahari sudah
mulai menyingsing di arah Timur.
Yang beruntung adalah Kwee Ceng, yang dapat
memberi perhatian seluruhnya. Adakalanya ia memikir, pihak sana tentu bakal menyerang begini, tetapi buktinya, dugaannya penyerangan pihak lain dan ada terlebih sempurna dari apa yang ia pikir. Karena ini, ia menjadi mendapat tambahan kepandaian. Kejadian ini terulang banyak kali. Ia dapat menyangkok ilmu silatnya dua-dua jago tua itu.
Oey Yong mengawasi pemudanya itu, ia bertambah heran.
"Baru belasan hari aku tidak lihat dia, mungkinkah dia telah dapat pelajaran silat dari malaikat?" berpikir nona ini. "Benarkah dia memperoleh kemajuan begini pesat"
Kenapa ia agaknya girang sekali?" Ia baru berpikir begitu, atau ia menjadi berkhawatir. Katanya di dalam
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
hatinya: "Apa mungkin engko Ceng ini mendadak pikirannya terganggu?"
Karena ini, ingin ia mendekati si anak muda, untuk menarik tangannya. Begitu berpikir, begitu ia bekerja.
Itu waktu, Kwee Ceng tengah meniru gerakkannya Auwyang Hong, yang menyerang sambil memutar
tubuhnya. Kelihatannya serangan itu sangat umum akan tetapi tenaga yang dikerahkan tak terkira-kirakan.
Maka itu tatkala tangannya si nona dapat memegang tangan si pemuda, mendadak ia merasa kena tertolak keras, dengan tiba-tiba saja ia mental tinggi seperti terbang. Melihat itu, Kwee Ceng terkejut hingga ia menjerit tetapi pun tubuhnya terus berlompat
menyusul. Pinggang langsing dari Oey Yong dapat kena disambarnya, karena mana dapatlah ia menaruh kaki di atas wuwungan paseban dengan tidak kurang suatu apa, di situ terus ia berduduk.
Kwee Ceng sendiri, sebelum turut naik, telah menaruh tangannya di payon di mana ia menekan keras, hingga dilainnya saat dia jadi dapat duduk berendeng sama nona itu. Hingga dari situ, dengan memandang ke bawah, mereka dapat menonton pertaruhan.
Telah terjadi perubahan pula dalam caranya kedua jago itu bertempur. Sekarang terlihat Auwyang Hong bejongkok dengan kedua tangannya dikasih turun, hingga ia memperlihatkan sikapnya seekor kodok, sedang dari mulutnya kadang-kadang terdengar suara seperti suaranya kerbau. Lucu sikap itu hingga Oey Yong tertawa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Engko Ceng, dia bikin apakah itu?" dia menanya berbisik. Tertawanya pun perlahan sekali.
"Aku tidak tahu," Kwee Ceng menyahuti. Ia baru menjadi demikian atau tiba-tiba ia ingat kata-katanya Ciu Pek Thong tengan Ong Tiong Yang dengan
pukulan jeriji IT-yang-cie sudah memecahkan Kap-mo-kang atau Ilmu Kodok dari Auwyang Hong. Maka ia lekas menambahkan; "Inilah semacam ilmu silat yang lihay sekali, namanya Ilmu Kodok!"
Oey Yong meresa lucu hingga ia bertepuk tangan.
"Ya, sungguh mirip kodok buduk!" serunya.
Sementara itu Auwyang Kongcu telah melihat orang duduk berendeng dan bicara-bicara sambil tertawa dengan asyik, bukan main ia mendongkolnya. Ia menjadi sangat bercemburu. Menuruti hatinya, hendak ia melompat naik ke atas, untuk menggusur Kwee Ceng. Celaka untuknya, ia merasakan dadanya masih sakit, hingga tidak dapat ia mengeluarkan tenaga. Ia mendengar Oey Yong menyebut-nyebut kodok buduk, hatinya bertambah panas, ia menyangka ialah yang dikatakan si kodok buduk yang mengharap mencaplok daging angsa kayangan. Sekarang ia tidak dapat menguasai lagi dirinya, dengan tangan kanan
menggenggam tiga biji torak Hui-yang Gin-so, ia bertindak perlahan-lahan mutar ke belakang paseban itu, lalu dengan diam-diam juga ia menyerang ke atas pesaben, kepada sepasang muda-mudi itu. Ia dapat berbuat demikian dengan leluasa karena lain-lain
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
orang tengah menonton pertempuran yang nampaknya lucu itu. Ia mengarah punggungnya Kwee Ceng.
Pemuda she Kwee ini tidak curiga suatu apa. Ia lagi asyiknya mengawasi pertempuran yang justru tiba disaatnya Ang Cit Kong, gurunya hendak
menggunakan Hang Liong Sip-pat Ciang akan
melayani terus kepada Auwyang Hong.
Oey Yong tidak ketahui Pak Kay dan See Tok ini, dua orang paling kosen di jaman itu, tengah menghadapi pertempuran yang memutuskan, yang membahayakan salah satu diantaranya, karena itu ia masih dapat tertawa haha-hihi dan dengan tangannya tunjuk sana-sini. Secara kebetulan saja, ia melihat satu tubuh di luar paseban bambu. Dasar cerdik sekali, ia
menyangka kalau-kalau Auwyang Kongcu main gila.
Maka hendak ia memasang matanya. Justru itu waktu ia mendengar desiran angin dari senjata rahasia, yang melesat ke arah punggungnya Kwee Ceng, sedang Kwee Ceng sendiri tidak mengetahui itu. Tidak sempat lagi ia menangkis, segera ia bergerak menubruk diri ke punggungnya si anak muda, dengan begitu tubuhnya mewakilkan anak muda itu menyambuti serangan tiga biji Hui-ya Gin-so yang tepat mengenai punggungnya sendiri.
Nona ini mengenakan baju lapis joan-wie-kah, ia tidak terluka, cuma saking kerasnya serangan, ia
merasakan nyeri juga. Dengan sebat ia memutar balik tangannya, akan menyambar ketiga biji torak,
kemudian sembari tertawa ia berkata; "Kau menggaruki gatal dipunggungku, bukankah" Banyak-
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
banyak terima kasih! Nah, ini aku kembalikan
garukanmu!" Auwyang Kongcu terperanjat, ia memasang matanya.
Ia khawatir si nona benar-benar nanti menyerang padanya. Ia tidak mau mempercayai si nona itu sudi dengan baik hati memulangi toraknya itu. Hanya ia menanti dengan sia-sia. Si nona masih memegangi senjata rahasianya itu, dia tidak mengayunkan tangannya.
Menampak demikian, kongcu ini segera menjejak tanah dengan kakinya yang kiri, untuk mengapungkan diri berlompat ke atas pesaben bambu itu. Ia hendak membanggakan ringannya tubuhnya. Disitu ia berdiri di satu pojok, bajunya yang putih berkibaran di antara sampokannya angin, hingga nampak sikapnya yang bagus, baguskan seorang suci.
"Sungguh bagus ilmu ringan tubuhmu!" Oey Yong berseru dengan pujiannya. Lalu dia maju setindak untuk berlompat naik ke atas pesaben, untuk
menghampirkan, untuk membayar pulang torak orang.
Butek pikirannya Auwyang Kongcu menyaksikan
tangan si nona yang putih halus dan montok itu, putih bagaikan salju. Ia lantas mengulurkan tangannya, guna menyambuti senjata rahasianya, sekalian ingin ia meraba tangan yang halus itu, tatkala tiba-tiba saja ia mendapat lihat sinar kuning keemas-emasan
berkelebat di depan matanya. Dua kali sudah ia merasakan tangannya si nona, maka tanpa bersangsi pula, ia lompat berjumpalitan turun dari atas pesaben
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
itu. Sambil berkelit secara demikian, ia juga mengibas-ngibaskan tangan bajunya, maka juga berhasil ia meruntuhkan jarum emasnya si nona.
Oey Yong tertawa terkekeh walaupun serangannya itu gagal. Ia tidak berhenti sampai di situ. Dengan sekonyong-konyong saja, ia menyerang pula dengan tiga biji toraknya si anak muda, untuk menghajar embun-embunnya pemuda itu.
"Jangan!" berseru Kwee Ceng kaget, menampak perbuatannya si nona itu, untuk dibawa lompat turun.
Belum lagi anak muda ini dapat menginjak tanah, kupingnya dapat mendengar satu suara nyaring, yang mana dengan suara cegahannya Oey Yok Su,
"Saudara Hong, berlakulah murah hati!"
Kwee Ceng segera merasakan dorongannya angin
yang keras, bagaikan gunung roboh menguruk lautan, mengenakan dadanya. Berbareng dengan itu, ia
khawatir, Oey Yong nanti terluka, dari itu lekas-lekas ia mengerahkan tenaganya, ia menggunai jurus "Melihat naga di sawah" dari Hang Liong Sip-pat Ciang.
Dengan jurusnya itu ia menolak dorongan keras itu.
Dimana dua-dua pihak menggunai tenaga besar,
kedua tenaga itu bentrok keras sekali. Sebagai kesudahannya, Kwee Ceng tertolak mundur tujuh atau delapan tindak, karena pertahanannya tidak dapat mengalahkan Ilmu Silat Kodok dari Auwyang Hong yang lihay itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lekas-lekas Kwee Ceng melepaskan tubuh Oey Yong
, lekas-lekas juga ia memasang kuda-kudanya, guna melayani terlebih jauh See Tok si Bisa dari Barat itu, yang sudah hendak menyerang pula padanya. Hanya belum lagi mereka bentrok pula, Ang Cit Kong berdua Oey Yok Su sudah berlompat maju menghalang di antara mereka.
"Sungguh malu," berkata Auwyang Hong. "Tak keburu aku menahan diri! Apakah si nona terluka?"
Sebenarnya Oey Yong kaget bukan main, tetapi
mendengar pertanyaan orang itu, ia memaksakan diri tertawa.
"Ayahku berada disini, mana dapat kau melukakan aku?" katanya.
Oey Yok Su pun berkhawatir. Ia lantas cekal tangan anaknya itu. Ia menarik.
"Apakah kau merasakan sesuatu yang beda pada tubuhmu?" tanyanya. "Lekas kau mainkan napasmu!"
Oey Yong menurut, ia lantas menarik dan
mengeluarkan napas dengan beraturan. Ia tidak merasakan apa juga yang mengganggu
pernapasannya itu. Maka ia lantas tertawa seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Melihat itu, barulah hati Oey Yok Su lega.
"Kedua pamanmu lagi berlatih silat di sini, kenapa kau
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
main gila, budak"!" ayah ini menegur putrinya itu.
"Kee-mo-kang dari Auwyang pepe hebat luar biasa, jikalau bukannya dia menaruh belas kasihan
kepadamu, apakah kau kira sekarang kau masih
mempunyai jiwamu" Coba kau lihat paseban itu!"
Oey Yong berpaling, akan melihat paseban seperti kata ayahnya itu. Diam-diam ia terperanjat. Paseban itu telah runtuh sebagiannya, tiang bambunya, yang mendam ke dalam tanah, telah terbongkar tercabut dan remuk bekas kena hajaran Silat Kodk. Tanpa merasa, ia mengulur lidahnya.
Ilmu silat Kee-mo-kang dari Auwyang Hong itu dimulai dari mendiamkan diri disusul sama gerakan tubuhnya, ketika itu seluruh tenaganya telah dikerahkan, kalau ia diserang, segera ia dapat menolak balik serangan itu.
Untuk menyerang pun ia mesti berdiam dulu,
memasang kuda-kudanya yang aneh bagaikan kodok nongkrong. Barusan ia melayani Ang Cit Kong, ia bersiap dengan kuda-kudanya yang aneh itu, disaat ia hendak menyerang, mendadak Oey Yong pun
berlompat turun sebab dipondong Kwee Ceng, jadi tepat di nona melintang di tengah.
Auwyanng Hong pun kaget melihat arah serangannya adalah si nona, yang ia hendak ambil sebagai istri dari keponakannya. Ia menginsyafi bahwa si nona
terancam bahaya maut, jiwanya tak bakal tertolong lagi. Ia juga dapat mendengar cegahannya Oey Yok Su. Begitulah ia mencoba menarik pulang pukulannya tetapi gagal, paseban kena terhajar runtuh,
doronganya tenaga itu berlangsung terus. Lalu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mendadak ia merasakan ada satu tenaga lain yang menahannya. Ketika ia sudah berhenti menyerang, ia memasang mata tajam ke depannya. Terlihat olehnya, penolong dari si nona adalah si pemuda Kwee Ceng.
Diam-diam ia mengagumi Ang Cit Kong, katanya
dalam hatinya: "Benar-benar lihay ini pengemis bangkotan, dia berhasil mengajari muridnya ilmu yang begini sempura!"
Oey Yok Su pun berpikir melihat sepak terjangnya Kwee Ceng itu, yang selama di Kwie-in-chung pernah ia saksikan ilmu kepandaiannya. Katanya dalam hatinya: "Ini bocah tidak tahu tingginya langit tebalnya bumi, dia berani melayani Auwyang Hong, tidak memandang aku, tidakkah urat-urat dan tulang-tulangnya bakal putus dan remuk?" Ia mengatakan demikian karena tidak tahu, Kwee Ceng yang
sekarang bukan lagi Kwee Ceng yang sama di Kwie-in-chung itu. Ia ketahui, barusan adalah Kwee Ceng yang sudah menolong putrinya, maka tanpa merasa kesannya yang kurang baik untuk pemuda itu menjadi berkurang tujuh atau delapan bagian. Bukankah bocah itu sudah berani berkorban untuk Oey Yong"
Diakhirnya ia berpikir: "Bocah ini jujur dan baik hatinya, walaupun tidak dapat aku nikahkan anakku
kepadanya, mesti menghadiahkan sesuatu
kepadanya." Selagi Tong Shia berpikir demikian, ia mendapat dengar suaranya Ang Cit Kong.
"Makhluk beracun bangkotan, sungguh kau hebat!"
demikian Pak Kay, si Pengemis dari Utara. "Kita
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berdua belum ada yang kalah dan menang, mari kita bertempur pula!"
"Baik, bersedia aku melayani seorang budiman!"
menjawab See Tok, si racun dari Barat.
Ang Cit Kong tertawa. "Aku bukannya seorang budiman, aku hanyalah pengemis!"
Dengan hanya sekali berlompot, raja pengemis ini sudah berada dalam gelanggang.
Auwyang Hong juga hendak masuk ke dalam
gelanggang itu tatkala Oey Yok Su mencegahnya seraya Tong Shia melonjorkan tangannya yang kiri.
"Tunggu dulu, saudara Cit dan saudara Hong!"
katanya. "Kamu berdua sudah bertarung lebih daripada seribu jurus, kamu tetap belum memutuskan menang atau kalah, karena hari ini kamu berdua adalah tetamu-tetamu terhormat dari Tho Hoa To, lebih baik kamu berdua duduk minum beberapa cawan arak pilihan yang aku nanti menyediakannya. Saatnya merundingkan pedang di Hoa San akan tiba di depan mata, maka itu wkatu bukan cuma kamu berdua yang bakal mengadu kepandaian pula, juga aku dan Toan Hong Ya akan bersama turun tangan! Bagaimana
jikalau pertempuran ini hari disudahi sampai disini?"
"Baiklah!" menyahut Auwyang Hong tertawa, "Kalau kita bertempur pula, pastilah aku bakal kalah!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ang Cit Kong menarik pulang dirinya. Ia pun tertawa.
"Si makhluk berbisa bangkotan dari Wilayah Barat lain mulutnya lain hatinya!" berkata dia. "Kau memang sudah sangat tersohor! Kau membilang bakal kalah, itu artinya kau bakal menang! Tidak, aku si pengemis tua tidak dapat mempercayainya!"
"Jikalau begitu, hendak aku mencoba pula kepandaianmu, saudara Cit!" Auwyang Hong menantang.
"Tidak ada yang terlebih baik daripada itu!" Ang Cit Kong menyambut. Dan ia pun bersiap pula.
"Sudahlah!" berkata Oey Yok Su tertawa, melihat orang hendak bertempur lagi. "Nyatalah kamu berdua hari ini datang ke Thoa Hoa To untuk
mempertunjukkan kepandaian kamu!"
Ang Cit Kong tertawa lebar.
"Pantas kau mengur aku, saudara Yok!" katanya.


Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Sebenarnya kami datang kemari untuk mengajukan lamaranku, bukannya untuk mengadu kepandaian."
"Bukankah aku telah mengatakan hendak aku mengajukan tiga syarat untuk menguji kedua
sieheng?" berkata pula Oey Yok Su. "Siapa yang lulus, dialah yang aku akan ambil sebagai menantuku, dan siapa yang jatuh, dia pun tidak bakal aku membuatnya pulang kecewa."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Cit Kong agaknya heran. "Apa"! Apakah kau masih mempunyai lain putri lagi?"
tanyanya. "Sekarang ini belum!" sahut Oey Yok Su tertawa.
"Umpama kata aku lekas-lekas menikah pula dan mendapatkan satu anak perempuan, sekarang ini sudah tidak keburu lagi! Aku ini mengerti juga kasar-kasar tentang ilmu pengobatan dan meramalkan, maka itu sieheng yang mana yang tidak lulus, jikalau ia tidak mencelanya dan sudi mempelajari dia boleh memilih pelajaran yang mana ia penuju, nanti aku
mengajarinya dengan sungguh-sungguh."
Ang Cit Kong memang tahu Oey Yok Su banyak
pengetahuannya, ia anggap lumayan juga andaikata orang tak dapat menjadi menantunya tetapi dapat semacam kepandaian daripadanya untuk kepentingan seumur hidupnya.
Bab 38. Memilih Baba Mantu.
Auwyang Hong melihat Cit Kong tidak segera
menjawab, ia mendahului: "Baiklah begini keputusan kita! Sebenarnya saudara Yok sudah menerima naik keponakanku tetapi karena memandang mukanya
saudara Cit, biarlah kedua bocah itu diuji pula! Aku lihat cara ini tidak sampai merenggangkan kerukunan."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ia lantas berpaling kepada keponakannya, akan membilang: "Sebentar, apabila kau tidak sanggup melawan Kwee Sieheng, itu tandanya kau sendiri yang tidak punya guna, kau tidak dapat menyesalkan lain orang, kita semua mesti dengan gembira meminum arak kegirangannya Kwee Sieheng itu! Jikalau kau memikir lainnya, hingga timbul lain kesulitan, bukan saja kedua locianpwee bakal tidak menerima kau, aku sendiri pun tidak gampang-gampang memberi ampun padamu!"
Ang Cit Kong tertawa berlenggak.
"Makhluk berbisa bangkotan, teranglah sudah kau merasa sangat pasti untuk kemenangan pihakmu ini!"
ia berkata. "Kata-katamu ini sengaja kau perdengarkan untuk kami mendengarnya, supaya kami tidak usah mengadu kepandaian lagi dan lantas saja menyerah kalah!"
Auwyang Hong tertawa pula.
"Jikalau kau ketahui itu, bagus! Saudara Yok, silahkan kau menyebutkan syarat atau cara ujianmu itu!"
Oey Yok Su sudah berkeputusan akan menyerahkan gadisnya kepada Auwyang Kongcu, ia telah
mengambil putusan akan mengajukan tiga soal yang mesti dapat dimenangkan calon baba mantunya.
Tetapi, sedang ia memikir untuk membuka mulutnya, Ang Cit Kong dului ia.
"Main ujian" Itu pun baik!" kata Pak Kay. "Kita ada
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bangsa memainkan pukulan dan tendangan, maka itu saudara Yok, jikalau kau mengajukan syarat, mestilah itu mengenai ilmu silat. Umpama kata kau mengajukan urusan syair dan nyanyian, atau soal mantera dan melukis gambar dan lainnya, maka kami berdua
terang-terang akan mengaku kalah saja, kami akan menepuk-nepuk kempolan kami dan mengangkat kaki, tak usah lagi mempertontonkan keburukan kami di depan kamu!"
"Itulah pasti!" Oey Yok Su memberikan kepastiannya.
"Yang pertama-tama ialah mengadu silat?"
"Itulah tak dapat!" Auwyang Hong menyelak.
"Sekarang ini keponakanku tengah terluka."
"Inilah aku ketahui," kata Oey Yok Su tertawa. "Aku juga tidak nanti membiarkan kedua sieheng mengadu kepandaian si Tho Hoa To ini, sebab itu dapat merenggangkan kerukunan kedua pihak."
"Jadi bukannya mereka berdua mengadu silat?"
Auwyang Hong menegaskan. "Tidak salah!" sahut Oey Yok Su.
Auwyang Hong girang, ia tertawa.
"Benar!" katanya. "Apakah kepala penguji hendak memperlihatkan beberapa jurus untuk setiap orang mencoba-coba jurus itu?"
"Itu juga bukan," Oey Yok Su menggeleng kepalanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Dengan cara itu sudah dipertanggungjawabkan yang aku nanti tidak berlaku berat sebelah. Bukankah diwaktu menggeraki tangan dapat orang membikin enteng atau berat sesuka hati" Saudara Hong,
kepandaianmu dan sudara Cit sudah sampai
dipuncaknya kemahiran dan barusan pun, sampai seribu jurus lebih, kamu masih sama tangguhnya.
Sekarang baiklah kau mencoba Kwee Sieheng dan saudara Cit mencoba Auwyang Sieheng."
Mendengar itu Ang Cit Kong tertawa.
"Cara ini tidak jelek!" bilangnya. "Mari, mari kita coba-coba!" sembari berkata, ia terus menggapaikan Auwyang Kongcu.
"Tunggu dulu!" berkata Oey Yok Su cepat. "Kita harus mengadakan aturannya. Pertama-tama; Auwyang
Sieheng lagi terluka, tidak dapat ia mengempos semangatnya dan berkeras menggunkana tenaganya, dari itu kita harus menguji kepandaiannya tetapi bukan tenaganya. Kedua; kamu berempat harus bertempur di atas bambu, siapa yang terlebih dulu jatuh ke tanah, dialah yang kalah. Dan yang ketiga; Siapa yang melukai pihak anak muda, dialah yang kalah."
Ang Cit Kong heran. "Melukai anak muda dihitung kalah?" dia bertanya.
"Demikian selayaknya!" menjawab Oey Yok Su. "Kamu berdua sangat lihay, jikalau tidak diadakan aturan semacam ini, sekali kamu turun tangan, apakah kedua
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sieheng masih ada nyawanya" Saudara Cit, asal kau membikin lecet saja kulitnya Auwyang Sieheng, kau teranggap kalah! Demikian juga dengan saudara Hong!"
Pak Kay menggaruk-garuk kepalanya. Tapi ia tertawa.
"Oey Lao Shia si Sesat bangkotan benar-benar sangat ajaib bin aneh, bukan percuma namanya disohorkan!"
katanya. "Pikir saja, siapa yang melukai musuh dia justru yang kalah! Aturan ini adalah aturan paling aneh sejak jaman purbakala! Tapi baiklah, mari kita bertindak menurut aturan ini!"
Oey Yok Su memberi tanda dengan kipasan
tangannya, keempat orang itu sudah lantas berlompat naik ke atas pohon, merupakan dua rombongan; Ang Cit Kong bersama Auwyang Kongcu di kanan, dan Auwyang Hong bersama Kwee Ceng di kiri.
Oey Yok Su masgul. Ia ketahui baik, Auwyang Kongcu terlebih llihay daripada Kwee Ceng, benar pemuda itu terluka tetapi dengan mengadu ringan tubuh, dia masih terlebih unggul.
Oey Yok Su sudha lantas berseru; "Asal aku menghitung habis satu, dua dan tiga, kamu semua boleh mulai bertempur! Auwyang Sieheng dan Kwee Sieheng, siapa saja di antara kamu yang jatuh lebih dulu, dialah yang kalah!"
Mendengar begitu, Oey Yong berpikir keras,
memikirkan daya untuk membantu Kwee Ceng. Ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bingung, Auwyang Hong sangat lihay, bagaimanaia dapat menyelak di antara mereka itu"
Segera Oey Yok Su menghitung: "Satu! Dua"! Tiga!"
Maka bergeraklah keempat orang di atas tiang bambu itu, bergerak-gerak bagaikan bayangan.
Oey Yong mengkhawatirkan Kwee Ceng, ia
memasang mata. Ia melihat, cepat sekali sudah lewat belasan jurus. Ia menjadi heran, tidak kecuali Oey Yok Su, yang tidak menyangka pemuda itu demikian pesat kemajuannya.
"Aneh, mengapa dia masih belum kalah?" pikir Tong Sia si Sesat dari Timur.
Auwyang Hong sendiri berduka sangat, ia menjadi bergelisah sendirinya, dengan sendirinya ia mulai gunai tenaganya, untuk mendesak. Ia heran untuk lihaynya si bocah. Dipihak lain, tidak dapat ia melukakan si bocah itu. Tapi ia berpikir keras, maka lekas juga ia mendapat jalan. Dengan tiba-tiba saja ia menyapu dengan kedua kakinya untuk membikin
lawannya roboh, begitu lekas serangan pertama gagal, ia mengulanginya saling susul, bertubi-tubi.
Diserang secara hebat berantai begitu, Kwee Ceng membuat perlawanan dengan Hang Liong Sip-pat
Ciang jurus "Naga Terbang di Langit", tubuhnya beruulang-ulang berlompat, membal ke atas, sedang kedua tangannya, yang dibuka dan nampaknya tajam seperti golok atau gunting, senantiasa dipakai
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
membabat ke arah kaki lawannya yang lihay itu. Ia jadi selalu berkelit sambil menyerang.
Hatinya Oey Yong berdebaran menyaksikan
pertempuran dahsyat itu. Ketika ia melirik kepada Ang Cit Kong dan Auwyang Kongcu, ia mendapatkan cara mereka bertempur pun beda.
Auwyang Kongcu memperlihatkan kepandaian enteng tubuhnya, ia berlari-lari ke Timur dan Barat, sama sekali ia tidak sudi berhadapan sama Ang Cit Kong untuk bertempur sekalipun satu jurus. Kalau Ang Cit Kong merangsak, ia lekas-lekas menyingkir.
"Binatang ini main menyingkir saja, ia memperlambat tempo," pikir Cit Kong. "Kwee Ceng sebaliknya tolol, dia melayani Auwyang Hong emngadu tenaga dan
kepandaian, pasti dia bakal jatuh lebih dulu?"
Pengemis dari Utara ini segera berpikir. "Hm!" ia perdengarkan suara di hitungnya, lalu tiba-tiba saja ia lompat mencela tinggi, menubruk kepada si anak muda, kedua tangannya diulur dengan sembilan
jarinya dibuka merupakan cengkeraman ceker baja.
Menampak demikian, Auwyang Kongcu terkejut.
Segera ia menjejak dengan kaki kirinya, berkelit berlompat ke kanan.
Ang Cit Kong menubruk tempat kosong tetapi ia sudah dapat menduga orang bakal menyingkir ke kanan itu, maka juga dengan menjumpalitkan tubuhnya, ia
mendahului lompat ke kanan, di sana segera ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bersiap dengan kedua tangan sambil ia berseru:
"Biarlah aku kalah asal kau mampus lebih dulu!"
Auwyang Kongcu kaget bukan main, kaget karena gerakan orang yang sebat, yang seperti memegat jalannya, dan kaget untuk ancaman. Tidak berani ia menangkis serangan itu untuk membela dirinya. Di luar keinginannya, belum sempat ia memikirkan daya, kakinya sudah menginjak tempat kosong, maka terus saja ia jatuh. Ia telah memikir, kalahkah ia dalam pertandingan ini" Hanya ketika itu, Kwee Ceng pun jatuh di sampingnya!
Auwyang Hong telah berpikir keras karena sudah sekian lama ia tidak dapat merobohkan bocah
lawannya. Kejadian ini membuatnya bergelisah. ia telah berpikir: "Jikalau aku mesti melayani dia sampai lebih daripada limapuluh jurus, ke mana perginya pamornya See Tok?" Karena ini ia mendesak, bagaikan kilat tangan kirinya menyambar ke belakang lehernya Kwee Ceng. Ia pun berseru: "Kau turunlah!"
Pemuda itu berkelit sambil mendak, tangan kirinya diulur, niatnya untuk menangkis, disaat mana, mendadak Auwyang Hong mengerahkan tenaganya. Ia menjadi kaget hingga ia menegur; "Kau"kau"." Ia hendak menanya: "Kenapa kau tidak menaati peraturan?" dan ia mengerahkan tenaganya. Atau mendadak Auwyang Hong tertawa dan menanya: "Aku kenapa?" Dengan mendadak juga ia membatalkan pengerahan tenaganya itu.
Kwee Ceng mengatur tenaganya, untuk melawan. Ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berkhawatir jago tua itu nanti menggunai kuntauw kodoknya, ia takut nanti terluka di dalam. Siapa sangka tengah ia berkuat-kuat, tiba-tiba saja penyerangnya itu lenyap dari hadapannya. Di dalam latihan dan
pengalaman, sudha tentu ia kalah jauh dibandingkan dengan See Tok, maka syukur untuknya, dari Ciu Pek Thong ia telah memperoleh ilmu silat "Kong Beng Kun"
yang terdiri dari tujuhpuluh dua jurus itu, yang sifatnya dalam "keras ada kelembekannya", kalau tidak pastilah akan terjadi seperti di Kwie-in-chung tempo melayani Oey Yok Su, tangannya salah urat. Meski demikian, ia toh terjerumuk, kakinya limbung, tidak ampun lagi ia jatuh kepala di bawah, kaki di atas!
Kalau Auwyang Kongcu jatuh lurus, berdiri, Kwee Ceng menjadi terbalik. Keduanya jatuh berbareng.
Tubuh mereka pun berada berdekatan. Auwyang
Kongcu melihat tegas saingannya itu, mendadak saja timbul pikirannya yang sesat. Mendadak ia majukan kedua tangannya, untuk menekan kedua kakinya
Kwee Ceng itu, berbareng dengan mana, meminjam kaki orang, ia apungi tubuhnya naik. Dengan demikian, selagi ia mumbul, Kwee Ceng sendiri turun semakin cepat.
Oey Yong kaget tidak terkira. Itulah artinya Kwee Ceng pemuda pujaannya bakal kalah. Tanpa merasa, ia menjerit; "Ayo!"
Hampir berbareng dengan jeritan itu, terlebihlah tubuh Kwee Ceng berbalik mencelat ke atas, di lain pihak, tubuhnya Auwyang Kongcu turun pula, bahkan terus jatuh ke tanah. Di lain pihak lagi, Kwee Ceng telah tiba
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
di atas pohon, berdiri di sebatang cabang, lalu dengan meminjam tenaga cabang itu ia mendekam!
Menyaksikan kejadian itu dari kaget bukan main, Oey Yong menjadi girang bukan kepalang. Sungguh-sungguh ia tidak mengerti kenapa bisa terjadi demikian rupa sedang pada Kwee Ceng ia tidak nampak
sesuatu aksi. Bukankah pemuda itu terpisah hanya lagi beberapa kaki dari tanah"
Auwyang Hong dan Ang Cit Kong pun sudah sama-
sama berlompat turun, Ang Cit Kong tertawa terbahak-bahak, berulang-ulang ia berseru: "Sungguh indah!
Bagus!" Parasnya See Tok, sebaliknya muram.
"Saudara Cit, muridmu yang lihay ini campur aduk sekali ilmu kepandaiannya!" ia berkata, "Dia pun sampai dapat mempelajari ilmu gulat dari bangsa Mongolia!"
Ang Cit Kong tertawa. "Tetapi aku sendiri tidak becus ilmu gulat itu!" katanya, mengaku terus-terang. "Bukanlah aku yang mengajarkan dia, maka itu janganlah kau main gila denganku!"
Sebenarnya Kwee Ceng kaget sekali yang Auwyang Kongcu sudah menekan kakinya itu berbareng si kongcu sendiri mengapungkan diri. Dia mengerti, hebat kalau dia jatuh, sedang si kongcu itu bakal
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berada di atasannya. Itulah artinya ia kalah dan bercelaka. Disaat segenting itu, ia tidak menjadi gugup. Ia melihat kaki orang di depan mukanya, hebat luar biasa, ia menyambar dengan kedua tangannya, menarik dengan keras seraya tubuhnya pun
diapungkan ke atas. Memang itulah ilmu gulat orang Mongolia, supaya sesudah roboh dapat berlompat.
Itulah ilmu gulat yang tak ada bandingannya turun temurun. Kwee Ceng menjadi besar di gurun pasir, sebelum ia berguru dengan Kanglam Cit Koay, ia sudah bergaul erat dengan Tuli dan lainnya bocah bangsa Mongolia itu, dengan sendirinya sering mereka adu gulat. Sekarang ia menghadapi bahaya, hampir tanpa berpikir, ia menggunai ilmu kepandaiannya itu.
Ia pun meminjam tenaga lawan sama seperti Auwyang Kongcu meminjam tenaganya. Dan ia memperoleh
kemenangan! "Kali ini Kwee Sieheng yang menang!" Oey Yok Su sudah lantas mengasih dengar putusannya. "Kau jangan bersusah hati, saudara Hong, jangan panas.
Auwyang Sieheng lebih lihay, siapa tahu pertandingan kedua dan ketiga dia nanti yang menang?"
"Kalau begitu, silahkan saudara Yok menyebutkan acara pertandingan yang kedua itu," meminta Auwyang Hong.
"Pertandingan yang nomor dua dan nomor tiga ini adalah pertandingan sacara bun," berkata Oey Yok Su.
Cara "bun" ialah cara halus, tanpa kekerasan.
Mendengar ayahnya itu, Oey Yong menjerit.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ayah, terang-terangan kau berat sebelah!" katanya.
"Kenapa kau menggunai cara bun" Ah, engko Ceng, sudahlah kau jangan mau bertanding pula!"
"Kau tahu apa"!" berkata sang ayah. "Dalam ilmu silat, kalau telah dicapai puncaknya kemahiran, apa orang akan terus main keras-kerasan saja" Acaraku yang kedua ini, kau tahu, adalah untuk meminta kedua sieheng mengenal sebuah lagu serulingku"."
Girang Auwyang Kongcu mendengar halnya acara itu.
Katanya dalam hatinya: "Si tolol ini, apakah tahunya tentang ilmu tetabuhan" Kali ini pastilah aku ynag bakal menang?"
Auwyang Hong tapinya berkata; "Anak-anak muda masih lemah sekali latihannya bersemedhi
menenangkan hati, aku khawatir tidak dapat mereka bertahan dari lagumu, saudara Yok."
"Laguku lagu biasa saja, saudara Hong, jangan kau khawatir," Oey Yok Su menghibur. Lalu ia menghadapai Auwyang Kongcu dan Kwee Ceng,
untuk berkata: "Kedua sieheng, silahkan kau masing-masing mematahkan secabang pohon, kapan nanti kamu mendengar suara laguku, lantas kamu
menimpali dengan mengetok-ngetok batang pohon itu.
Siapa yang dapat menimpali paling tepat, paling bagus, dialah yang menang."
Kwee Ceng maju menghampirkan tuan rumah, ia
menjura. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Oey tocu," katanya hormat. "Teecu ini sangat tolol, tentang ilmu tetabuhan teecu tidak vtahu satu nol puntul, maka itu dalam pertandingan yang kedua ini teecu menyerah kalah saja"."
"Jangan kesusu, jangan kesusu!" Ang Cit Kong mencegah. "Biar bakal kalah, apakah halangannya untuk mencoba dulu" Apakah kau khawatir nanti ditertawakan orang" Jangan takut!"
Mendengar perkataan gutu itu, pikiran Kwee Ceng berubah. Ia pun melihat Auwyang Kongcu sudah
lantas mematahkan sebatang cabang, maka ia lantas mencari secabang yang lain.
Oey Yok Su tertawa, ia berkata, "Saudara Cit berada disini, sungguh siauwtee membuatnya kau nanti menertawainya!"
Pemilik Tho Hoa To ini sudah lantas membawa
seruling ke bibirnya, maka sedetiknya kemudian, ia sudah mulai meniup.
Auwyang Kongcu memasang kuping mendengar
irama, cuma sebentar, ia lantas menabuh cabang pohonnya itu, memperdengarkan suara seperti
timpalan kecrek. Ia mengerti lagu, dapat ia menimpali dengan baik.
Sebaliknya Kwee Ceng agaknya bingung, ia angkat bambunya tetapi ia tidak mengetok itu, maka juga ketika serulingnya Oey Yok Su sudah berbunyi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lamanya sehirupan teh, ia masih belum menimpali sekali juga".
Melihat itu Auwyang Hong dan keponakannya menjadi girang sekali. Mereka merasa pasti, kali ini mereka bakal menang. Bukankah acara yang ketiga pun acara bun" Mereka percaya, mereka pun bakal menangi acara yang ketiga itu".
Oey Yong adalah sebaliknya dari itu paman dan keponakan. Ia bergelisah sangat. Ia berkhawatir sekali Kwee Ceng kalah. Maka dengan jari tangannya yang kanan, ia menepuk-nepuk lengannya yang kiri. Ia mengharap-harapi si anak muda melihatnya dan nanti menelad caranya itu. Untuk kecelenya, ia mendapat Kwee Ceng dongak mengawasi langit, berdiam saja, tak ia melihat pertandaannya itu".
Oey Yok Su masih meniup terus lagunya.
Sejenak kemudian, mendadak Kwee Ceng menepuk
batang bambunya itu. Ia menepuk di tengah-tengah antara bagian dua tepukan.
Auwyang Kongcu tertawa terkekeh.
"Baru mengetok, dia sudah kalah!" pikirnya pemuda ini.
Kwee Ceng kembali menepuk pula, kembali di bagian tengah seperti tadi. Ketika ia mengulangi sampai empat kali, semuanya itu tidak tepat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yong menggeleng-geleng kepala.
"Aku punya engko tolol ini tidak mengerti ilmu tetabuhan, tidak selayaknya ayah justru menguji ia dengan lagu!" katanya dalam hatinya. Sembari berpikir begitu, ia menoleh kepada ayahnya. Untuk herannya, ia menampak air muka ayahnya yang berubah. Ayah itu agaknya merasa aneh.
Kwee Ceng masih memperdengarkan pula kecrek
bambunya itu, atas mana lau terdengar irama seruling seperti rancu, hanya sebentar kemudian, irama itu balik kembali dengan rapi menuruti lagunya.
Masih saja Kwee Ceng menepuk, tetap ia sama
caranya itu, di tengah-tengah di antara dua bagian kecrekan, hanya caranya sebentar cepat sebentar perlahan, sebentar mendahului, sebentar ketinggalan.
Cara ini hampir-hampir mengacaukan lagunya Oey Yok Su.
Kejadian ini bukan cuma mengherankan pemilik pulau Tho Hoa To itu, yang perhatiannya menjadi tertarik sekali, juga Auwyang Hong dan Ang Cit Kong tidak mengerti. Mereka turut menjadi heran.
Tadi Kwee Ceng telah mendengarnya suara
pertempuran di antara seruling, ceng dan siulan, tanpa merasa ia menginsyafinya irama pertempuran
istimewa itu, sekarang mendengar lagunya Oey Yok Su, mulanya ia memasang kuping dengan melongo, lalu akhirnya ia mengasih dengar suara bambunya untuk mengacau itu. Ia mengetok dengan keras,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
suaranya "Bung! Bung! Bung!"
Tidak peduli telah mahir ilmu menetapkan atau menenangkan hati dari Oey Yok Su, ia pun tergempur suara bambu orang itu, beberapa kali hampir ia membuatnya lagunya berbalik mengikuti ini suara kecrek istimewa dari Kwee Ceng: "Bung! Bung!"
Lantas Oey Yok Su mengasih bangun semangatnya.
"Hebat kau, bocah!" pikirnya. Ia meniup pula serulingnya, sekarang dengan irama perlahan tetapi banyak perubahannya, selalu berganti tekukannya.
Auwyang Kongcu memasang kupingnya, untuk
menangkap lagu itu, baru sesaat, tanpa merasa ia mengangkat bambunya, sendirinya terus ia bergerak-gerak menari!
Auwyang Hong terkejut, ia menghela napas. Segera ia maju, untuk mencekal lengan keponakannya itu, menekan nadinya. Menyusuli itu, ia mengelarkan sapu tangan sutera, untuk menyumbat kuping orang, supaya Auwyang Kongcu tidak dapat mendengar lagu itu.
Ketika kemudian si keponakan mulai tetap hatinya, baru ia lepaskan cekalan dan tekanannya itu.
Oey Yong sendiri tidak terganggu seruling ayahnya itu.
Seperti sang ayah, ia sudah biasa mendengar itu lagu
"Thia Mo Bu" atau "Tarian Hantu Langit". Ia hanya berkhawatir untuk Kwee Ceng, takut si anak muda tak dapat menenangi diri, menetapi hati, untuk
mempertahankan diri?"?"..
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Ceng sudah lantas duduk bersila di tanah, ia menenangkan diri dengan latihan tenaga dalam Coan Cin Kauw, dengan begitu ia menentang rayuan atau bujukannya irama seruling yang menggoncangkan hati itu. Berbareng dengan itu, tak hentinya ia
memperdengarkan kecrek bambunya, untuk
mengacau lagu itu. Tadi Oey Yok Su bertiga Ang Cit Kong dan Auwyang Hong, dengan lagu-lagu mereka telah mengadu irama, mereka dapat saling menyerang, saling membela diri, mereka tidak saja tak kena terbujuk atau terserang, sebaliknya mereka dapat menyerang. Sekarang Kwee Ceng kalah latihan tenaga dalam, ia tidak dapat menyerang, ia cuma bisa membela diri, malah rapat penjagaannya itu. Benar ia tidak bisa melakukan penyerangan membalas tetapi juga benar oey Yok Su tidak dapat menaklukinya.
Selang sesaat kemudian, suara seruling semakin lama jadi makin perlahan dan halus, sampai sukar
terdengarnya. mendengar itu, Kwee Ceng berhenti dengan ketokan bambunya, ia memasang kupingnya.
Justru inilah lihaynya Oek Yok Su. Makin perlahan suara serulingnya, makin besar tenaga menariknya.
Begitu Kwee Ceng diam mendengari, bekerjalah
pengaruh menarik itu. Irama seruling dan irama bambu bergabung menjadi satu, mestinya pemusatan pikiran si anak muda kena terbetot.
Tetapi Kwee Ceng bukannya lain orang. Coba lain
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
orang, mestinya ia sudah runtuh, tak dapat ia meloloskan diri. Ia pernah menyakinkan ilmu saling serang dengan tangan sendiri, sebagimana ia telah lama berlatih dengan Ciu Pek Thong, maka itu, hatinya satu tetapi ia dapat memecahnya menjadi dua. Maka begitu ia mendengar suara aneh itu, yang membetot keras hatinya, ia memecah hatinya menjadi dua. Ia insyaf akan bahaya yang mengancam. Dengan
demikian, sambil menetapi hati, menenangi diri, ia memperdengarkan pula suara sebatang bambunya
yang ia pegang dengan tangan kirinya, maka
mendengung pulalah suara bung-bung.
Oey Yok Su menjadi terperanjat saking herannya.
"Bocah ini mempunyai kepandaian luar biasa, tidak dapat ia dipandang enteng," pikirnya. Tapi ia penasaran, ia mencoba pula. Tidak lagi ia berdiri diam, dengan mengangkat kakinya, ia bertindak dalam penjuru patkwa, delapan persegi, sembari jalan ia meniup terus serulingnya.
Kwee Ceng masih menepuk terus, kedua tangannya mengasih dengar tepukan yang berbeda, dengan
begitu ia bagaikan dua orang yang menentang Oey Yok Su satu orang. Tenaganya pun bertambha
sendirinya. Oey Yocu bukan sembarang orang, makin ditentang ia jadi makin gagah, lalu nada serulingnya menjadi tinggi dan rendah, makin luar biasa terdengarnya iramanya itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Ceng terus melawan, tetap ia mempertahankan diri, sampai mendadak ia dapat merasakan dari suara seruling itu seperti ada hawa dingin yang menyambar kepadanya, bagaikan hawa dingin dari es
membungkus dirinya. Tanpa merasa, ia mengigil.
Biasanya suara seruling halus dan lemah mengalun, panjang kali ini perubahannya ialah menjadi keras, bagaikan penyerangan dahsyat, maka itu Kwee Ceng merasakan hawa dingin meresap ke tulang-tulangnya.
lekas-lekas ia memusatkan pikirannya lagi, ia memecah dua pula. Ia mengingat kepada matahari panas terik tergnatung di udara, di waktu musim panas memukul besi, atau dengan tangan memegang obor besar memasuki dapur ynag apinya marong dan panas sekali. Pemusatan perumpamaan ini berhasil
mengurangi serangannya hawa dingin itu.
Kembali Oey Yok Su menjadi heran. Ia melihatnya ditubuh sebelah kiri Kwee Ceng ada sifat dingin, sebaliknya di tubuh sebelah kanan tertampak keringat keluar tanda dari hawa panas. Ia lantas merubha pula irama lagunya. Ia melenyapkan hawa dinginnya, ia mengganti itu dengan hawa panas dari musim panas.
Kwee Ceng terkejut karena perubahan itu, disaat ia hendak menentang lagi, suara batang bambunya
sudah menjadi kacau sendirinya.
Oey Yok Su menyaksikan itu, katanya dalam hatinya:
"Kalau ia memaksa melawan, ia masih dapat bertahan sekian lama, hanya kalau ia tetap terserang terus hawa panas dan dingin bergantian, kesudahannya ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bakal dapat sakit berat." Karena memikir demikian, ia berhenti meniup serulingnya, maka sedetik saja, iramanya seperti lenyap di rimba. Maka berhentilah lagu seruling itu.
Kwee Ceng segera mengerti orang telah mengalah terhadapnya, ia lantas berlompat bangun, untuk memberi hormat kepada Oey Yok Su seraya
menghanturkan terima kasih untuk kebaikan hati orang, yang ia bahsakan "Oey Tocu."
Oey Yok Su heran hingga ia mau menduga; "Bocah ini masih sangat muda usianya, siapa tahu ilmu dalamnya begini bagus. Mustahilkah sengaja ia memperlihatkan sikap ketolol-tololan sedang sebenarnya ia cerdas luar biasa" Jikalau tapat dugaanku ini, anakku mesti dijodohkan dengannya. Baiklah aku mencoba pula!"
Begitulah ia tersenyum. "Kau baik sekali!" katanya manis. "Kau masih memanggil Oey Tocu kepadaku?"
Dengan pertanyaannya itu Oey Yok Su hendak
memberi tanda, "Dari tiga ujian, kau sudah lulus yang dua, karenanya sudah boleh kau mengubah panggilan menjadi gakhu tayjin."
Arti "gakhu tayjin" ialah ayah mertua yang terhormat.
Kwee Ceng ada seorang yang jujur dan polos, ia tidak mengerti yang kata-kata orang mengandung dua
maksud, maka ia menjadi gugup.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku"aku?" katanya, lalu ia tak dapat meneruskannya. Lalu matanya mengawasi kepada
Oey Yong, untuk memohon bantuan dari si nona"..
Oey Yong girang bukan main. Ia lantas menekuk-nekuk jempol kanannya. Itu berarti anjuran untuk Kwee Ceng bertekuk lutut kepada Oey Yok Su.
Kebetulan Kwee Ceng mengerti tanda itu, tanpa bersangsi lagi ia menjatuhkan diri di depan tuan rumah sambil mengangguk sampai empat kali. Meski ia memberi hormat secara begitu, tetapi mulutnya tetap bungkam.
"Kau memberi hormat kepadaku, kenapa?" tanya Oey Yok Su tertawa.
"Yong-jie yang menyuruh aku," sahut si tolol.
"Ah, dasar tolol, tetap tolol!" pikir Oey Yok Su. Ia lantas mengulur tangannya kepada Auwyang Kongcu, guna menyingkirkan sumbatan di kuping anak muda itu sembari ia berkata; "Bicara dari hal tenaga dalam, Kwee Sieheng yang terlebih mahir, akan tetapi ketika aku menguji dengan lagu, kaulah, Auwyang Sieheng, ynag lebih mengerti".Begini saja, acara nomor dua ini aku anggap seri. Sekarang hendak aku memulai
dengan acara yang ketiga, supaya dengan ini didapat keputusan siapa di antara kedua sieheng, siapa yang menang dan siapa yang kalah."
"Aku, akur!" Auwyang Hong cepat-cepat memberi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
persetujuannya. Ia tahu keponakannya sudah kalah, ia tidak menyangka yang Oey Yok Su si juru pemisah sudah berbuat berat sebelah.
Ang Cit Kong menyaksikan itu semua, ia cuma
tersenyum, tidak ia memperdengarkan suaranya.


Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Melainkan di dalam hatinya ia bilang: "Si Sesat bangkotan, anak ialah anakmu, jikalau kau suka menikahkan dia sama pemuda doyang berfoya-foya, lain orang tidak dapat mencampur tahu! Tetapi aku si pengemis tua, aku ingin sekali menempur padamu.
Sekarang aku berada bersendirian saja, dua tanganku tidak nanti sanggup melayani empat buah tangan, biarlah, nanti aku mencari dulu Toan Hongya, untuk ia membantu aku. Sampai itu waktu nanti jelaslah segala apa!"
Itu wkatu Oey Yok Su sudah merogoh sakunya untuk mengeluarkan sejilid buku yang bagian mukanya dilapisi cita merah, sembari berbuat begitu, ia berkata:
"Bersama istriku aku mempunyai cuma ini seorang anak perempuan, tidak beruntung istriku itu, ia menutup mata habis melahirkan anaknya ini, sekarang aku merasa beruntung yang saudara Cit dan saudara Hong memandang mata kepadaku, bersama-sama
kamu melamar gadisku ini. Jikalau istriku masih hidup, tentu ia girang sekali?"".."
Merah matanya Oey Yong mendengar ayahnya
menyebut-nyebut almarhum ibunya.
"Buku ini ialah buku yang ditulis sendiri oleh istriku semasa hidupnya istriku itu," Oey Yok Su berkata pula.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Jadi inilah warisan dari hati dan darahnya" Sekarang aku minta kedua sieheng membaca buku ini, setelah selesai kau mesti membaca pula di luar kepala, siapa yang dapat menghapalnya lebih banyak kali dan tidak bersalah, akan aku serahkan anakku ini kepadanya?"
Ia berhenti sebentar. Ia menoleh kepada Ang Cit Kong, ia mendapatkan Pak Kay tersenyum. Lalu ia
meneruskan; "Menurut aturan, Kwee Sieheng sudah menang satu pertandingan, tetapi kitab ini ada sangkut pautnya dengan kehidupanku, dan istriku pun
meninggal dunia karena kitab ini, maka itu sekarang hendak aku memuji di dalam hatiku supaya ialah sendiri yang nanti memilih baba mantunya, biar ia memayungi salah satu sieheng ini."
Sampai di situ habis sudah sabarnya Ang Cit Kong.
Tadi ia masih dapat menguasai diri, dia hanya bersenyum. Sekarang tidak.
"Oey si bangkotan sesat!" ia berkata nyaring. "Siapa kesudian mendengari obrolan setanmu panjang-panjang" Terang kau mengetahui muridku tolol, dia tidak mengerti ilmu surat dan syair, sekarang kau suruh ia membaca dan menghapalnya di luar kepala, lalu kau menggertak dengan istrimu ynag sudha mati!
Sungguh kau tidak tahu malu!"
Habis berkata, si pengemis mengibas tangannya, terus ia memutar tubuhnya untuk bertindak pergi.
Oey Yok Su tertawa dingin.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Saudara Cit!" ia berkata, "Jikalau kau datang ke Tho hoa To ini untuk banyak tingkah, mestinya kau belajar pula ilmu silatmu untuk lagi beberapa tahun!"
Ang Cit Kong membalik pula tubuhnya, sepasang alisnya berbangkit.
"Apa"!" tanyanya bengis.
"Kau tidak mengerti ilmu Kie-bun Ngo-heng, jikalau kau tidak dapat perkenan dari aku, jangan kau harap nanti dapat keluar dari pulau ini!" menjawab si tuan rumah.
"Akan aku melepaskan api membakar ludas semua bunga dan pohonmu ynag bau!" Cit Kong berkata keras.
"Jikalau kau ada mempunyai kepandaianmu, cobalah kau bakar!" Oey Yok Su menentang.
Melihat kedua orang tua itu hendak berkelahi, Kwee Ceng maju sama tengah.
"Oey Tocu! Ang Locianpwee!" ia berkata. "Biarlah nanti teecu mencoba bersama Auwyang toako membaca
buku itu dan menghapalnya di luar kepala. Teecu memang bebal, umpama teecu kalah, itulah sudah selayaknya?"
Oey Yok Su mendelik kepada si anak muda.
"Kau memanggil apa kepada gurumu"!" ia menegur.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Teecu baru saja mengangkat guru, oleh karena teecu masih belum memberitahukan itu kepada enam
guruku, sekarang ini belum berani teecu merubah panggilan," Kwee Ceng memberi keterangan.
"Hah! Di mana sih ada sekian banyak kerewelan!"
katanya Tong Shia sebal. Luas pengetahuannya Oey Yok Su tetapi sepak
terjangnya biasa menyalahi aturan atau kebiasaan, maka itu tidaklah ia puas mendapatkan pemuda itu demikian menjunjung ada peradatan.
"Bagus!" berseru Ang Cit Kong. "Aku masih belum terhitung gurumu! Kau sudi mendapat malu, terserah padamu! Silahkan, silahkan!"
Oey Yok Su tidak membilang suatu apa, hanya
berpaling kepada anaknya.
"Kau duduklah baik-baik, jangan kau main gila!"
katanya. Ia memesan demikian, karena ia khawatir anak itu membantu pula Kwee Ceng.
Oey Yong tersenyum, ia tidak menyahuti. Tapi ia berdiam dengan hatinya bekerja. Ia tahu kali ini pastilah Kwee Ceng bakal kalah, maka ia mengasah otaknya mencari jalan keluar untuk nanti buron bersama-sama pemuda itu".
Oey Yok Su lantas menitahkan Kwee Ceng dan
Auwyang Kongcu duduk berendeng di sebuah batu besar, ia berdiri di depan mereka, ia memegangi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kitabnya, yang ia ansurkan untuk mereka itu
melihatnya, sebab mereka mesti membaca dengan berbareng.
Judul kitab ada "Kiu Im Cin-keng" Bagian Bawah, model hurufnya model Toan-jie. Begitu melihat itu, Auwyang Kongcu girang luar biasa. Ia berkata dalam hatinya: "Dengan segala macam akal aku memaksa Bwee Tiauw Hong menyerahkan kitab ini, siapa tahu sekarang mertuaku ini hendak berbuat baik kepadaku, ia membiarkan aku membaca kitab luar biasa ini!"
Kwee Ceng melihat enam huruf itu, tak sehuruf juga yang ia kenal. Ia berpikir: "Dia sengaja hendak membikin susah padaku! Surat yang berlugat-legot bagaikan cacing ini mana aku kenal" Biarlah, aku menyerah kalah?"
Ketika itu Oey Yok Su sudah mulai membalik kulitnya buku itu. Nyata huruf-huruf di dalamnya mermodel huruf Kay-jie, ialah huruf biasa dan huruf-hurufnya tertulis bagus sekali. Teranglah itu tulisannya seorang wanita. Ketika ia sudah membaca baris pertama, hatinya goncang. Baris itu berbunyi: "Aturan dari langit, rusak itu berlebihan, tambalan tak kecukupan, maka itu kosong lebih menang daripada luber, tak cukup menang menang". Semuanya itu sudah pernah ia
mendengarnya dari Ciu Pek Thong, yang pernah ia sudah menghapalnya. Maka ia lantas melihat lebih jauh. Untuk kegirangannya, semua itu adalah huruf-huruf yang ia sudah hapal benar.
Oey Yok Su menunggu sampai ia merasa orang sudah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
membaca habis, ia membalik pula halaman lainnya.
Hal ini dilakukan terus selang sesaat. Hanya huruf-huruf itu makin lama makin tak lengkap susunannya, di bagian belakang menjadi kacau, sedang tulisannya sendiri makin lemah, seperti ditulis dengan kehabisan tenaga.
Terkesiap hati Kwee Ceng, karena sekarang ia ingat keterangannya Ciu Pek Thong halnya Oey Hujin, yaitu istrinya Oey Yok Su, yang sudah menuliskan isi kitab secara dipaksakan, kerana tubuhnya menjadi lemah, hingga diwaktu melahirkan Oey Yong, tenaganya habis dan menjadi meninggal dunia. Inilah kitab yang ditulis disaat-saat kematiannya nyonya itu.
"Mungkinkah yang Ciu Toako menitahkan aku menghapalkannya adalah isi kitab ini?" Kwee Ceng berpikir pula. "Adakah ini Kiu Im Cin-keng" Tidak, tidak bisa jadi! Kitab itu bagian bawahnya sudah dibikin lenyap oleh Bwee Tiauw Hong, bagaimana sekarang bisa berada di tangannya Oey Yok Su ini?"
Oey Yok Su melihat orang bengong, ia menduga
mestinya kepala pemuda ini sudah pusing. Ia tidak mengambil mumat, ia terus membalik-balik pelbagai halaman setelah temponya, ia merasa, orang sudah membaca habis.
Mulanya Auwyang Kongcu dapat membaca dengan
baik, kemudian toba kepada penjelasan cara
melatihnya ilmu silat itu, ia bingung karena kata-katanya seperti terputar balik. Kemudian lagi, hatinya mencelos akan mendapatkan ada huruf-huruf yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berlompatan, hingga karangan tak lagi lancar. Di dalam hatinya ia menghela napas dan berkata:
"Kiranya dia masih tidak hendak memperlihatkan kitab yang tulen?" Tapi ia dapat memikir sebaliknya; "Benar aku tidak dapat melihat isi kitab yang lengkap, tetapi toh aku jauh lebih banyak dapat mengingatnya
daripada si tolol ini, mak adalam ujian ini pastilah aku yang bakal menang. Oh, si nona yang sangat cantik manis yang bagaikan putri kayangan ini, akhirnya toh bakal menjadi orangku juga"!"
Kwee Ceng juga melihat dan membaca setiap
halaman yang dibalik terus oleh Oey Yok Su itu, ia mendapat kenyataan semua isinya itu sama seperti yang ia diajarkan Ciu Pek Thong, cuma bagian-bagian yang lompat saja yang tak terbaca tetapi ia ketahui itu, sebab ia masih hapal semua ajaran kakak angkatnya si orang tua yang jenaka dan berandalan itu. Ia mengangkat kepalanya, memandang ke arah pohon, ia tidak dapat menduga apa hubungannya ajaran Ciu Pek Thong itu dengan kitab ini.
Tidak lama, setelah membalik halaman terakhir, Oey Yok Su emngawasi kedua pemuda itu.
"Nah, siapa yang hendak membaca terlebih dulu di luar kepala?" dia menanya.
Sebelum menjawab, Auwyang Kongcu sudah berpikir untuk jawaban itu. Pikirnya: "Isi kitab kacau sekali, sangat sukar untuk dihapalkannya, maka baiklah aku menggunakan ketika aku baru saja habis membaca akan menghapalnya, dengan begitu pastilah aku akan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dapat membaca lebih banyak?" Ia mau mengartikan, kesalahannya apstilah lebih sedikit. Karenanya, segera ia menyahuti: "Aku yang menghapal lebih dulu!"
Oey Yok Su mengangguk. "Kau pergi ke ujung rimba ini, jangan kau mendengari dia lagi menghapal," ia menitahkan Kwee Ceng kepada siapa ia berpalinng.
Kwee Ceng menurut, ia pergi jauhnya beberapa puluh tindak.
Oey Yong menjadi girang sekali. Ia pikir inilah ketikanya yang paling baik. Bukankah dengan begitu ia bisa mengajak si anak muda kabur bersama" Maka ia lantas angkat kakinya, hendak ia bertindak perlahan-lahan menghampirkan pemuda itu. Atau mendadak:
"Yong-jie, mari!" memanggil Oey Yok Su. "Kau juga mendengarinya mereka membaca diluar kepala,
supaya kau jangan nanti mengatakannya aku berat sebelah!"
Mencelos hatinya si nona. Katanya ayah itu adil, tetapi kenyataannya sangat berat sebelah untuknya.
Bukankah ia jadinya dicegah mendekati Kwee Ceng"
maka itu ia berkata: "Ayah yang berat sebelah, tak usah ayah menyebutkannya orang lain!"
Oey Yok Su tidak gusar, bahkan ia tertawa.
"Tidak tahu aturan! Mari!" dia memanggil pula.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku tidak mau datang!" sahut si anak, membelar. Di mulut ia mengucap demikian, tapi kakinya bertindak menghampirkan. Ia cerdik sekali, ia pun tahu tabiat ayahnya itu, kalau si ayah berjaga-jaga, sulit untuk ia kabur pula. Maka juga ia hendak memikir perlaha-lahan, untuk mencari akal. Ketika ia sudah datang dekat, ia memandang Auwyang Kongcu sambil tertawa manis.
"Auwyang Toako, ada apakah sih bagusnya aku?" ia bertanya. "Kenapa kau begini sangat menyukai aku?"
Bukan main girangnya Auwyang Kongcu. Manis sekali si nona. Hingga hatinya berdenyutan. Inilah ia tidak sangka.
"Adik, kau"." katanya kegirangan sangat, hingga ia seperti lupa ingatan, hingga tak dapat ia meneruskan kata-katanya.
"Toako, janganlah kau terburu-buru hendak pulang ke See Hek," berkata pula Oey Yong, tetap dengan manis budi. "Kau diamlah di Tho Hoa To ini untuk beberapa hari lagi. Di See Hek itu sangat dingin, bukankah?"
"See Hek itu luas sekali wilayahnya," menyahut Auwyang Kongcu. "Memang di sana ada banyak daerahnya yang dingin tetapi pun ada yang hangat dan nyaman seperri Kanglam."
"Ah, aku tidak percaya!" berkata lagi si nona, yang membawa aksinya yang menggiurkan. Ia tertawa. "Kau
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
memang paling suka memperdayakan orang!"
Auwyang Kongcu masih hendak melayani bicara,
untuk membantah si nona itu, atau segera ia dihalangi oleh Auwyang Hong. See Tok sudah lantas dapat membade maksud Oey Yong si cerdik ini, bahwa sikap manisnya itu adalah daya belaka untuk mengacau otaknya Auwyang Kongcu, supaya pikirannya
disesatkan ke lain soal, si keponakan jadi lupa kepada isinya kitab Kiu Im Cin-keng.
"Eh, anak!" demikian menegurnya. "Omongan yang tak perlunya baiklah kau bicarakan perlahan-lahan nanti, mari belum kasep. Sekarang lekas kau membaca di luar kepala!"
Auwyang Kongcu terkejut. Memang, karena
perhatiannya ditarik Oey Yong, ia dapat melupakan apa yang barusan dihapalnya. Dan benar-benar ada yang ia lupa. Maka lekas-lekas ia memusatkan
pikirannya. Sesudah itu, barulah dengan perlahan-lahan ia mulai membaca. Ia berhasil membaca
permulaannya, ia lantas melanjuti. Tentu saja ia lupa di bagian-bagian yang penjelasan ilmu silatnya sulit, seperti Oey Hujin sendiri tidak ingat seanteronya.
Oey Yok Su tertawa kapan pemuda yang dipenujunya itu selesai membaca.
"Kau telah mendapat membaca banyak, bagus!"
katanya. "Kwee sieheng, mari, sekarang giliranmu!"
Kwee Ceng bertindak menghampirkan. Ia melihat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Auwyang Kongcu kegirangan, ia kagum, di dalam hatinya ia kata:" Anak ini benar-benar lihay, sekali membaca saja ia sudah dapat menghapal di luar kepala sedang tulisan itu kacau balau. Benar-benar aku tidak sanggup, maka sekarang baiklah aku
emngahapal seperti yang Ciu Toako ajari aku."
Ang Cit Kong melihat sikap muridnya itu, ia tertawa.
"Anak tolol, mereka itu sengaja hendak membikin kita bagus ditonton!" Ia berkata. "Baiklah kita mengaku kalah saja!"
"Memang aku pun sebenarnya tak dapat melawan Auwyang Toako," Kwee Ceng membilang.
Mendadak Oey Yong berlompat ke ke atas payon
paseban, yang telah roboh sebagian, di sana ia berdiri seraya menghunus pisau belati, yang ia letaki di depan dadanya. Ia berseru; "Ayah! Jikalau kau memaksa aku ikut si manusia busuk itu pergi ke See Hek, hari ini anakmu akan binasa untuk kau lihat!"
Oey Yok Su kenal baik tabiat anaknya itu.
"Letaki senjatamu!" ia berkata, "Kita dapat berbicara dengan perlahan-lahan."
Sementara Auwyang Hong telah bekerja. Mendadak ia menekan tongkatnya ke tanah, segera terdengar satu suara aneh, terus dari tongkat itu melesat serupa senjata gelap yang luar biasa, menyambar ke arah Oey Yong.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Hebat melesatnya senjata rahasia ini, belum Oey Yong menginsyafinya, pisau belati di tangannya sudah kena terhajar hingga terlepas dan jatuh ke tanah. Dilain pihak tubuh Oey Yok Su pun berkelebat, sedetik saja ia sudah sampai di atas pesaben, dimana ia mengulur tangan merangkul pinggang putrinya.
"Benar-benarkah kau tidak sudi menikah?" katanya, perlahan. "Baiklah! Mari kau berdiam di Tho Hoa To menemani ayahmu seumur hidupmu!"
Oey Yong meronta-ronta, ia menangis.
"Ayah, kau tidak sayang Yong-jie, kau tidak sayang Yong-jie"!" katanya.
Menyaksikan itu, Ang Cit Kong tertawa berkakak. Ia tidak nyana Oey Yok Su, yang hatinya keras dan telangas, kewalahan melayani putrinya itu.
Selagi Ang Cit Kong berkpikir begitu, Auwyang Hong berpikir lain. Ia ini kata di dalam hatinya; "Baik aku menanti hingga sudah ada keputusan ujian ini, setelah itu hendak aku membikin habis pengemis tua serta si bocah she Kwee ini. Urusan lainnya pasti gampang diurus belakangan. Anak itu manja sekali, apa aku peduli?"
Karena ini, ia berkata: "Kwee Sieheng lihay sekali, kau sungguh satu pemuda gagah, maka itu di dalam ilmu surat kau tentu pandai juga. Saudara Yok, silahkan minta Kwee Sieheng mulai menghapal!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Itulah kata-kata baik tetapi itu sebenarnya adalah desakan.
"Baiklah," menyahut Oey Yok Su. "Yong-jie, kalau kau mengacau lagi, nanti kacau juga pikirannya Kwee Sieheng."
Mendengar itu, benar-benar Oey Yong lantas menutup mulutnya.
Auwyang Hong ingin sekali si anak muda mendapat malu, ia mendesak; "Kwee Sieheng, silahkan mulai!
Kami ramai-ramai akan mendengar dengan perhatian pembacaanmu di luar kepala."
Mukanya Kwee Ceng merah seluruhnya.
"Mana dapat aku menghapal?" pikirnya pula. "Baik aku membaca ajarannya Ciu Toako?" Dan lantas ia membaca. Sebenarnya sudah beratus kali ia
menghapal "Kiu Im Cin-keng", karena Ciu Pek Tong tak bosannya mengajari ia, dari itu, ia masih ingat dengan baik itu semua. Demikian kali ini, mulai dengan perlahan, ia menghapal terus, makin lama makin lancar, selama itu tak sepatah kata yang salah atau berlompatan.
Orang semua tercengang. Bukankah bocah ini baru melihat hanya satu kali kitab yang dijadikan ujian itu"
Maka kesannya ialah: "Bocah ini cerdas sekali tetapi ia nampaknya tolol. Kiranya dia sebenarnya berotak sangat terang!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yok Su heran, apa pula setelah Kwee ceng sudah habis menghapal halaman keempat. Ia dapat
kenyataan, kata-katanya si anak muda lebih rapi daripada kitabnya, seperti ditambahkan sepuluh lipat.
Dan itulah memang bunyinya atau isi aslinya "Kiu Im Cin-keng" itu. Karena ini, tanpa merasa ia mengeluarkan peluh dingin.
"Mustahilkah istriku yang telah menutup mata itu demikian cerdas hingga di alam baka dia dapat mengingat kitab yang asli dan dia telah mengajarinya semuanya kepada pemuda ini?" ia bertanya dalam hatinya. Selagi ia berpikir, kupingnya mendengar terus suara yang lancar dan terang dari Kwee Ceng, yang menghapal terus-terusan. Maka ia mau percaya benar-benar istrinya sudah mewariskannya kepada si anak muda. Ia lantas mengangkat kepalanya, mendongak ke langit, dari mulutnya terdengar suara tak tedas: "A Heng, A Heng, sungguh kau sangat mencinta
kepadaku, hingga kau pinjam mulutnya pemuda ini untuk mengajari aku Kiu Im Cin-keng?" Kenapa kau membiarkan aku tak dapat melihat pula wajahmu barang satu kali lagi" Setiap malam aku meniup serulingku, kau dengarkah itu?"
Pusaka Rimba Hijau 4 Pedang Bunga Bwee Karya Tjan I D Rahasia Istana Terlarang 16
^