Pencarian

Gadis Penyelamat Bumi 1

Dewi Ular 62 Gadis Penyelamat Bumi Bagian 1


Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seri Dewi Ular-Tara Zagita 62
Gadis Penyelamat Bumi
Karya : Tara Zagita
Sumber DJVU : Editor : Jisokam
Ebook oleh : Dewi KZ
TIRAIKASIH WEBSITE
http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Daftar Isi : GADIS PENYELAMAT BUMI
DAFTAR ISI : SINOPSIS : 1 2 3 4 5 6 7 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sinopsis : GADIS PENYELAMAT BUMI
Oleh Tara Zagita
Serial: Dewi U lar
Gambar sampul oleh Fan Sardy
Penerbit Sinar Matahari. Jakarta
Hak cipta pada Penerbit
Dilarang mengcopy atau memperbanyak
sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin terlulis dari penerbit
(Oo-dwkz-234-oO)
Bumi dan seisinya sebentar lagi akan hancur. Badai
halilintar akan menyapu habis benda-benda yang tergabung
dalam susunan galaksi kita. Tak akan ada sisa organik yang
tertinggal jika badai halilintar sudah melanda kehidupan di
muka bumi. Tanda-tanda kehadiran badai halilintar sudah ada. Langit
terbakar, dentuman dahsyat berkali-kali mengguncangkan
bumi, dan seekor kucing bisa bicara. Bahkan kucing itu bisa
bercinta dengan pemuda imut-imut yang bernama Alvan.
Pemuda itulah yang datang menemui Dewi Ular alias Kumala
Dewi, membawa pesan keramat bagi Kumala.
Konon, badai halilintar hanya dapat ditangkal oleh
kesaktian Kumala Dewi. Tetapi ketika Kumala ingin
menggunakan kesaktiannya, ternyata yantung Kumala
mengalami luka akibat kekuatan gaibnya membentur inti gaib
yang ada dalam diri titisan anak Dewa Zeus. Sementara itu
nanti malam badai halilintar akan datang menyapu bumi.
Lalu apa yang harus dilakukan Kumala dalam keadaan yang
serba berbahaya itu " Dapatkah seekofr kucing membantunya
menyelesaikan tugasnya sebagai gadis penyelamat bumi "
(Oo-dwkz-234-oO)
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
1 SENJA belum tua. tapi langit sudah berwama merah saga.
Tak biasanya warna merah di langit setajam sore itu. Banyak
orang menyangka dengan was-was. bahwa langit sedang
terbakar dan mungkin akan runtuh Memang mengerikan
pemandangan sore itu. Sempat membuat panik para pegawai
yang pulang dari kantornya. Jalanan pun menjadi macet Dua
kali lipat dari kemacetan biasanya.
Jegaaaarr! Suara halilintar mengejutkan para penghuni kota Jakarta
dan sekitarnya. Dentuman itu tergolong cukup dahsvat. Sudah
dua kali terjadi kilatan cahaya guntur biru menoreh langit
merah dan mengeluarkan dentuman yang membuat
permukaan bumi sempat bergetar. Mengerikan. Membuat hati
siapa pun dicekam kecemasan. Termasuk hati orang-orang
yang belum meninggalkan kantornya Sebab saat itu bangunan
mana pun yang tingginya lebih dari lima lantai akan
merasakan getaran ini dengan jelas.
"Ada apa ini" Sepertinya sore ini sore yang aneh?"'
"Kayaknya sih memang begitu "
"Aku jadi merinding nih "
"Kurasa yang lainnya juga begitu
"Coba tengok. ada misteri apa lagi yang datang kebumi."
"Ini baru tanda-tandanya. Belum jelas wujudnya "
"Lihat para pejalan kaki itu, mereka tampak terburu-buru
semua. Dan, ya ampun. bis Patas AC mana dipenuhi
penumpang sampai sepadat itu" Kayak bis reguler saja!"
"Itulah warna kepanikan manusia Mungkin mereka ingin
lekas sampai rumah, supaya jika terjadi apa-apa pada alam ini
mereka bisa tetap berada bersama keluaga."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Percakapan di dalam BMW kuning itu tetap berlangsung
dengan sedikit tegang Rona kecemasan paling terlihat jelas di
wajah sang sopir, sementara majikan cantiknya yang duduk di
samping kiri justru cenderang tenang. Kalem Tapi punya
kesungguhan dalam menanggapi kata-kata sopirnya. Mereka
tampak sabar, meskipun BMW kuning itu berjalan seperti
merayap di tengah kerumunan kendaraan lain yang sama-
sama terjebak di jalur macet.
"Apakah kita tetap menuju ke apartemennya Zus Morry?"
"Ya. Dia sudah menungguku dengan penuh harap "
"Tapi cuaca dan alam seperti ini lho. Mencurigakan. Apakah
bukan lebih baik kita pulang saja menunggu cuaca nggak
seaneh ini baru berangkat ke apartemen ?"
"Menepati janji adalah nilai kepribadian kita sang cukup
tinggi, dan sangat berharga bagi masa depan Makanya aku
nggak mau ingkar janji kepada siapapun. Aku akan selalu
berusaha menepati janjiku kepada klien atau kepada siapa
pun." "Tapi sekarang ini kita kan dalam... keadaan terhalang oleh
..." "Kita belum terhalang Selama masih bisa bergerak,
bergeraklah terus. Jangan menyerah hanya karena perkara
kecil." "Perkara kecil"! Langit sudah terbakar begitu masih kau
anggap halangan kecil"!"
"Langit bukan terbakar secara sungguh-sungguh, kan"
Warna merah itu hanyalah pantulan bias cahaya matahari
yang barangkali tak terhalang oleh kabut apapun."
Blegaaaarrrr...!!
Kilatan cahaya biru kemerahan seperti pedang ingin
memancung bumi Cahaya itu diikuti dengan dentuman
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggelegar mengejutkan. Permukaan bumi bergetar lagi
Lebih kuat dan terasa jelas guncangannya. Dinding kaca
beberapa ruko mengalami keretakan Mungkin di tempat lain
pun ada dinding kaca retak. karena dentuman tadi
mengandung semacam gclombang hawa padat yang
menghempas agak kuat. Tingkat kepanikan manusia pun
makin bertambah.
Bunyi klakson bersahutan di jalur macet itu ikut
memperkuat ketegangan jiwa manusia. Tapi BMW kuning
menyala itu tidak ikut menyerukan suara klaksonnya. Sedan
berkaca agak gelap itu tetap meluncur pelan-pelan bagaikan
berada dalam iring-iringan para penghantar jenazah ke tanah
makam. Mobil itu memang kelihatannya tenang dan sabar;
merangkak. tapi sopirnya ternyata mulai mengalam i krisis
ketenangan. Kesabarannya pun berkurang. Hal itu terlihat dari
desah napasnya yang diikuti kerutan dahi tajam, tanda
kecemasan jiwanya cukup mencekam.
"Terus terang. aku mulai takut berada di jalanan sekarang
ini. Kumala. Tolong gunakan kekuatan supranaturalmu agar
kita bisa lekas sampai tujuan dan bisa berlindung dari
ancaman bencana di tempat itu."
Gadis cantik jelita berkacamata hitam vang duduk di
samping sang sopir itu ternyata adalah Kumala Dewi, alias si
anak bidadari yang dibuang ke bumi dari Kahyangan. Sopir
pribadinya, Sandhi, sangat mengetahui kemampuan gadis
cantik itu dalam melakukan tindakan-tindakan yang bersifat
gaib. Sebab. Sandhi tahu, majikannya adalah anak Dewa
Permana dan Dewi Nagadini yahg terlahir dengan nama Dewi
Ular. Karena hubungannya yang sudah sangat dekat dengan
Kumala dan dianggap seperti saudara sendiri, maka Sandhi
berani mendesak sang majikan untuk menggunakan
kesaktiannya, guna mengatasi keadaan menegangkan seperti
sore itu. Tapi agaknya si wanita cantik yang kala itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengenakan kacamata hitam tidak menanggapi kata-kata
sopirnya. Kumala Dewi duduk tersandar. Terkesan santai sekali.
Wajahnya tetap tegak, menatap ke depan, mulutnya tertutup
rapat, dan badannya tak bergerak sedikit pun, kecuali gerak
yang ditimbulkan oleh getaran mesin mobil. Sebenarnya
Sandhi ingin mengulangi desakannya tadi. tapi ia buru-buru
menyadari bahwa Kumala dalam keadaan tak boleh diganggu.
Diamnya sikap anak bidadari itu membuat Sandhi cepat
berkesimpulan, bahwa saat itu ada sesuatu yang sedang
dilakukan Kumala Meditasi, misalnya. Atau menggunakan
kekuatan batinnya untuk menerawang cuaca yang sangat
ganjil itu. Jlegaaaarr...!!
Barangkali satu-satunya orang yang tidak terkejut
mendengar dentuman dahsyat sang halilintar adalah Kumala
Dewi. Meski semua kaca mobil tertutup rapat, toh dentuman
besar itu masih bisa membuat badan Sandhi tersentak kaget.
apalagi mereka yang berada di jalanan. Ada yang berteriak
ketakutan sambil berlari mencari pelindung. Tapi si gadis
berhidung mancung dan berbibir mungil ranum itu tetap
bersandar tenang di tempatnya. Konsentrasinya tak terganggu
sedikit pun. "Kalau udah begitu kayak orang tuli , dia !" gerutu Sandhi
dalam hatinya. antara heran dan kagum. Rupanya gerutuan
hati itu tertangkap oleh pendengaran batin Kumala, sehingga
napasnya pun mulai tampak dihembuskan panjang, tangan
mulai bergerak membuka kacamatanya, dan sepasang mata
indah bak berlian termahal sedunia itu mulai melirik sandhi.
Tak enak hati Sandhi. la merasa yakin bahwa kecaman hatinya
yang mirip orang menggerutu itu pasti didengar oleh Kumala.
la pun salah tingkah sesaat, dan Kumala hanya tersenyum
manis. Senyum kecil. tapi menghadirkan keindahan berlesung
pipit yang dapat menurunkan stress pada jiwa seseorang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan salah sangka. San. Orang tuli justru sangat bangga
karena ia dapat mendengar sesuatu yang tak didengar
manusia normal sepertimu."
"Sorry, aku tadi cuma iseng saja kok."
Suara Sandhi lirih sekali. tapi buru-buru disambung dengan
yang lebih jelas lagi untuk menghindari kecaman atas
kelancangan ucapan batinnya tadi.
"Jadi, bagaimana nih kita" Menurutmu apa masih perlu
tetap menuju ke apartemennya Zus Morry " Jalanan macetnya
kayak gini dan cuaca tampaknya semakin angker nih."
"Memang ada yang nggak beres pada alam sore ini. Belum
berhasil kutemukan penyebabnya. Tapi arah kita tetap ke
apartemennya Zus Morry. Sepertinya ada orang lain yang juga
mengharap kedatanganku di sana."
"Yaah. okelah kalau gitu," sambil menghembus napas,
membuang rasa kecewanya. Kini matanya melirik arloji
Citizennya yang berantai titanium, lalu berkata. "Sampai sana
bisa pukul tujuh malam lho, habis macetnya kayak gini sih.
Masih jauh, lagi."
"Siapa bilang masih jauh?" desis Kumala pelan. Sandhi
agak menggeragap karena matanya seperti terkena kilatan
cahaya petir. Ternyata bukan. Tak ada suara petir, guntur
atau halilintar. Yang didengarnya adalah suara Dewi Ular
menyambung desisan lirihnya tadi.
"Tinggal masuk ke pintu gerbang apartemen kok dikatakan
masih jauh" Gimana sih kamu. San?" .
"Hahhh..."!"
Mata sandhi benar-benar melebar kaget. Lalu pandangannya beralih kesana-sini dengan bingung. Ternyata
saat itu ia sudah bukan berada di tepi jalan raya super macet,
tapi berada di jalanan sepi menuju gerbang Trance
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Apartement. Hanya 200 meter lagi dari tempatnya
meluncurkan mobil pelan-pelan itu.
"Gila"!" gumamnya sendiri. "Sialan. Kamu ngerjain aku,
ya"!"
Kumala Dewi tersenyum tipis sambil beralih pandang ke
samping kiri. Sandhi pun tersenyum geli, hilang kebingungannya. muncul perasaan terheran-heran kagum
sambil kepalanya digeleng-gelengkan. la sadar, Dewi Ular
telah menggunakan kesaktiannya untuk mempercepat
perjalanan tersebut. Jika sebelumnya jarak yang harus
ditempuh masih sekitar 10 km lagi, tapi sejak mata Sandhi
seperti terkena sinar menyilaukan tadi, jarak mereka dengan
apartemennya Zus Morry tinggal 200 meter.
Meski keajaiban seperti itu sering ia a lami bersama Kumala,
tetapi tetap saja menghadirkan rasa kagum dan takjub dalam
hatinya terhadap kesaktian Dewi Ular itu. Biasanya jika sudah
begitu, sesampainya di rumah, dia akan bercerita dengan
bangga kepada Buron, bahwa ia dan Kuma la habis melakukan
perjalanan menembus dimensi waktu, walaupun hanya


Dewi Ular 62 Gadis Penyelamat Bumi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

beberapa menit waktu yang ditembusnya.
(Oo-dwkz-234-oO)
Wanita berdarah Spanyol-Bali itu memang belum lama
kenal Kumala Dewi. Sekitar 3 bulan yang lalu mereka
berkenalan dalam sebuah seminar di hotel berbintang. Tante
Riza, relasi bisnisnya Kumala dan Pramuda itulah yang
memperkenalkan Zus Morry kepada Kumala. Tante Riza
sendiri seorang wanita karir yang berdarah indo Spanyol.
Keduanya memang sama-sama berstatus janda, tapi usia Zus
Morry lebih muda dibandingkan usia tante Riza. Dan rupanya
sore itu Tante Riza juga ada di apartemen tersebut,
menunggu-nunggu kedatangan Kumala Dewi.
"Syukurlah kau datang. Baru saja aku mau meneleponmu
supaya cepat-cepat kemari, Kumala."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pucat amat, Tante" Ada apa sih?"
Kumala masuk ke ruang tamu. Sandhi diizinkan
mendampinginya, sehingga pemuda berpakaian rapi itu seperti
bukan sopirnya Kumala saja. Ia juga menatap curiga kepada
Tante Riza yang sudah dikenalnya beberapa waktu yang lain.
(Baca serial Dewi Ular dalam episode:'TERJEBAK BENCANA
GAIB"). Tatapan kedua orang itu membuat Tante Riza
semakin menampakkan kecemasannya.
"Morryta semakin menyedihkan. Ia tak bisa meneleponmu
lagi." "Ada di mana dia, Tante?"
"Masuklah ke ruang tidur: la ada di sana bersama Lulu,
orangku." Ketika anak bidadari itu bergegas masuk ke ruang
berikutnya, Sandhi sempat menahan Tante Riza yang ingin
mengikuti Kumala.
"Saya boleh masuk juga, Tante?"
"Oh, iyy lya, iya... masuklah, Sandhi."
Beberapa bulan yang lalu, Zus Morry yang bertubuh tinggi,
sekal dan berdada montok itu masih menjadi istri kojntrakan
seorang investor asing dari Korea. Tetapi sekarang sudah
tidak lagi. Nilai ikatan kawin kontraknya sudah terlepas sejak
pria itu pulang ke negaranya, 2 bulan yang lalu. Kini wanita
berkulit putih belum 'bertuan' lagi. Dalam usianya yang ke 34
ini ia memang tampak semakin sibuk dengan bisnisnya
bersama Tante Riza.
" Astaga. . "! Kenapa bisa jadi begitu "!" desis Sandhi yang
berdiri di belakang Kumala.
Mereka sama-sama memandangi Zus Morry yang terbaring
di atas ranjang. la mengenakan kimono tipis dari bahan sutera
berwarna hijau tua. Tapi kimono itu penuh dengan bercak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
darah ada yang sudah lembab ada pula yang masih segar.
Darah segar terlihat jelas membasahi bagian pundak hingga
menodai bantal yang sengaja dilapisi oleh kain tebal untuk
menyerap cairan merah. Agaknya darah itu tadi keluar dari
kedua telinganya. Belum lama.
Dewi Ular sedikit menyeringai ngeri bereampur iba melihat
keadaan Zus Morry. T adi siang, sekitar pukul satu lewat, Zus
Morry menelepon ke kantornya Kumala. la memohon dengan
sangat agar Kumala datang ke apartemennya la tidak bisa
datang sendiri karena keadaannya kurang sehat Tapi ia tak
jelaskan secara detil mengenai kondisi kesehatannya itu,
sehingga Kumala tetap berjanji akan datang menengoknya.
"Saya nggak sangka kalau sampai separah ini," ujar
Kumala, seolah-olah ditujukan pada Tante Riza, tapi matanya
tertuju kepada Zus Morry.
" Pukul tiga tadi, kata Tante Riza. "Lulu sudah kusuruh
datang lebih dulu kemari. Eeh, tahu-tahu dia kasih laporan
padaku kalau keadaan Morryta menakutkan. Aku buru-buru
kemari." "Tadi belum separah ini. Kak Mala," timpal Lulu, gadis
bermata bundar yang manis dan mungil. "Tadi hanya
mengeluarkan cairan bening berbau amis dari hidung dan
mulutnya. Tapi tubuhnya sudah menggelepar-gelepardan
membuat saya ketakutan sekali."
Lulu menjelaskan apa yang dilihatnya sejak ia datang ke
apartemen itu sampai saat Kumala belum masuk ke tempat
tersebut. Menurutnya, suara dentuman guntur aneh di
angkasa yang sejak tadi menakut-nakuti umat manusia itu
membawa pengaruh buruk pada diri Zus Morry. Dentuman
halilintar yang pertama, terjadi sekitar pukul tiga lebih, telah
membuat Zus Morry menggelepar-gelepar seperti ayam
disembelih. sambil mengeluarkan cairan putih bening berbau
amis dari mulutnya. Sejak itu Zus Morry mulai sulit bicara
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Urat-urat di sekitar mulut dan tenggorokannya seperti menjadi
kaku. Sulit untuk bicara.
Dentuman besar yang kedua membuat tubuh Zus Morry
menggelepar lagi. tapi kali itu yang keluar dari mulut dan
hidung adalah darah segar. Zus Morry hanya bisa mengerang
tak bisa bicara lagi. Tenggorokannya seperti penuh dengan
lendir darah. Tak beberapa lama Tante Riza datang. Janda
yang memiiiki tahi lalat dibawah bibirnya itu juga menyaksikan
sendiri reaksi aneh pada diri Zus Morry ketika suara guntur
menggelegar menggetarkan bangunan apartemen tersebut.
Dari lubang mulut. hidung. telinga.dan bahkan dari lubang
vitalnya menyemburkan darah segar. Tubuhnya menyentak-
nyentak seperti sedang sekarat tapi hanya beberapa saat.
Sekitar dua menit kurang. Setelah itu tenang kembali.
"Tapi dia sudah lama sekali tak bisa bicara selain,
mengerang lemah. Tenaga pun sepertinya berkurang secara
drastis," timpal Tante Riza bersamaan dengan merindingnya
bulu kuduk Sandhi membayangkan kejadian yang diceritakan
itu. ''Seprai dan pakaiannya ini baru saja saya ganti yang kedua
kalinya." tambah Lulu. "Tapi karena tadi ada suara petir
sekeras itu, maka dia mengalam i hal serupa. Saya belum
sempat menggantinya lagi, Kak Mala."
"Tolong lekas tangani dia. Kasihan sekali, Kumala!" desak
Tante Riza sambil mengguncang lengan Dewi Ular. Gadis itu
bersikap tenang, namun penuh perhatian. Ia mengangguk-
angguk tanda mengerti betul pcrasaan Tante Riza saat itu.
Siapa pun orangnya tak akan tega melihat keadaan Zus
Morry yang kesehariannya dikenal sebagai wanita cantik
berambut hitam kemilau sepanjang punggung. Daya tarik
sensualitasnya cukup tinggi. terutama jika dilihat dari bentuk
tubuhnya yang sintal. sexy, berpinggul indah. ditambah
bibirnya yang memancing hasrat lelaki untuk segera
melumatnya. Ia memiliki sepasang mata yang membelalak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
agak lebar. berbulu lentik dan beralis tebal. Serasi dengan
bentuk hidungnya yang mancung ditengah garis oval wajah
indonya itu. Sekarang semua daya tarik di wajahnya bagaikan
lenyap.Tinggal bekasnya yang samar-samar.
Kulit wajahnya terlihat pucat pasi dihiasi bercak-bercak
darah yang belum terbasuh bersih sekali Pipinya pun tampak
sedikit kempot dengan tulang-tulangnya agak menonjol
keluar. Matanya yang saban hari tampak terkesan galak di
ranjang dan juga memiliki daya tarik sekuat magnit bagi kaum
lelaki, sekarang kelihatan sedikit cekung, sayu dan keruh
Diam-diam Sandhi mendesis sambil tubuhnya bergetar
merinding melihat sebentuk kecantikan yang telah berubah
menjadi kengerian.
"Seharusnya tadi siang dia ada pertemuan dengan relasi
kami di restoran Apple Rose, bersamaku juga." kata Tante
Riza. "Tapi pukul sebelas ia sudah meneleponku dan
mengateikan bahwa tiba-tiba saja sekujur badanma terasa
pegal-pegal."'
"Waktu itu alam belum seaneh ini. Tapi angin terasa panas
dan sedikit menyesakkan pernapasan. Bukankah begitu.
Tante?" kata Sandhi mengingatkan mereka.
"Aku nggak begitu memperhatikan cuaca dan alam yang
kutahu anjing piaraanku sering meringkik aneh berkepanjangan dan... dan sedikit mendung. kalau nggak
salah." Lulu mengangguk karenaTante Riza memandangnya,
seakan meminta kejelasan dari keragu-raguan ucapan terakhir
itu. Dewi Ular tetap menyimak dalam bungkam, tapi matanya
memperhatikan mata Zus Morry yang melek semu. Sepertinya
mata itu sudah tak dapat melihat apa-apa lagi. alias buta.
Blegaaaarrr...!!
Tiba-tiba dentuman dahsyat terdengar lagi. Gelombang
dentuman itu juga menggetarkan permukaan bumi Mereka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjadi tegang karena bangunan bertingkat 20 itu seperti
mau rubuh. Untung hanya terjadi beberapa detik saja setelah
itu tenang kembali Namun keadaan di ruangannya Zus Morry
masih belum bisa tenang. Sebab saat itu tubuh Zus Morry
tersentak hingga dada serta perutnya terlonjak naik.
Bersamaan dengan itu terserumburlah darah sugar lewat
lubang hidung. telinga, dan mulut. Agaknya bagian bawahnya
juga menyemburkan darah segar walau tak banyak.
Tubuh wanita kelahiran Madrid, Spanyol, itu mulai
menggelepar-gelepar memporak-porandakan seprai
dan bantal gulingnya. Gerakannya cukup kuat dan brutal, sehingga
sulit ditahan oleh tenaga Lulu serta Sandhi Sambil
menggelepar-gelepar seperti ayam disembelih, mulut Zus
Morry mengeluarkan busa merah. Seolah-olah ia menderila
pcnyakit epilepsi atau ajan..tapi sebenarnya tidak.
"Lepaskan saja! " perintah Dewi Ular yang ketika itu
mundur serentak bersama T ante Riza Hanya saja. Tante Riza
mundur menjauh dengan wajah tegang dan sangat ketakutan,
sedangkan Kumala hanya mundur selangkah dengan ekspresi
sedikit cemas. lalu cepat berubah menjadi tenang kembali.
Putri tunggal Dewa Permana yang masih mengenakan
pakaian kerja semi jas itu segera menyodorkan kedua
tangannya ke depan dengan telapak tangan tengadah. T inggi
kedua tangan hanya sebatas pinggangnya. Tapi dari kedua
tangan itu segera membias dua sinar hijau berbintik-bintik.
Sinar itu seakan menyanggah tubuh Zus Morry dari bawah.
Guncangan menggelepar pun berhenti seketika. Kemudian
dengan mata memandang tak berkedip penuh pemusatan
konsentrasinya, Dewi Ular mengangkat tubuh Zus Morry
menggunakan bias sinar hijaunya.
Pelan-pelan tubuh Zus Morry pun mengambang di udara,
sekitar 30 cm dari permukaan ranjang. Wanita itu masih
merintih kecil sisa erangannya tadi. Ia masih seperti tidur
beralaskan kasur. Makin lama tubuhnya semakin naik lagi. dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kini bias sinar hijau telah membungkusnya. Keadaan Zus
Morry seperti berada di dalam tabung yang terbuat dari
cahaya hijau berbentuk menyerupai kapsul. Ketebalan cahaya
hijau itu sekitar 10 cm dari sekujur tubuhnya Posisi wanita itu
tetap mengambang di udara setinggi 50 cm dari ranjang Diam
tak bergerak. tanpa suara apa pun. Seakan rintihan kecilnya
tenggelam dan teredam oleh gumpalan cahaya hijau.
Sementara itu. Dewi Ular sudah tidak mengulurkan kedua
tangannya lagi. Sudah tidak memancarkan sinar hijau dari
kedua tangan itu. Ia bebas bergerak, bebas bicara dan
sengaja membiarkan tubuh Zus Morry mengambang di udara.
Lulu dan Tante Riza memandang tak berkedip terperangah
melihat kesaktian Dewi U lar.
Senja makin tua Warna merah di langit kian gelap Warna
itu semakin menyerupai darah. Langit benar-benar layak
dikatakan berdarah. Sedangkan hembusan angin sejak tadi
tetap misterius. Seperti tak ada angin yang berhembus. Kalau
toh ada sangat kecil sekali gerakannya. Suhu udara agak
panas. Sandhi, Lulu dan Tante Riza tampak berkeringat.
Hanya Kumala yang tidak. Namun dari tubuhnya tetap
menyebarkan aroma wangi cendana bercampur pandan serta
rempah-rempah Kahyangan yang sulit disebut jenisnya.
"Padamkan semua lampu di sini, kecuali di ruang tamu!"
perintah Kumala kepada Sandhi. "Rapatkan seluruh gordyn
penutup dinding kaca yang menghadap ke arah luar. Jangan
sampai ada cahaya yang masuk ke ruangan ini."
Bukan hanya Sandhi yang mengerjakan perintah bernada
lembut namun penuh wibawa itu. Tante Riza dan Lulu ikut
melakukan apa yang diinginkan Dewi Ular Maka dalam waktu
singkat ruangan tersebut telah tertutup cahaya lain. Y ang ada
hanya cahaya hijau pembungkus tubuh Zus Morry itu. Cahaya
tersebut membuat suasana menjadi remang-remang. Sementara bias cahaya di ruang tamu tak sampai ke ruangan
tempat mereka berada.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mereka bertiga mendekati Kumala Dewi, saling dicekam
rasa ingin tahu, dan sama-sama masih mengkhawatirkan
keselamatan Zus Morry. Mereka bicara dengan suara pelan,
namun bukan berarti berbisik-bisik Ketiganya sama-sama
berdiri di kanan-kirinya Kumala sambil sesekali menatap wajah
Kumala lalu kembali memandangi tabung cahaya hijau
pembungkus raga yang melayang di udara itu.
"Apa sebenarnya yang terjadi pada Morryta itu, Kumala"'.'
tanya Tante Riza. Jawabannya sama-sama ditunggu oleli
Sandhi dan Lulu juga.
"Entahlah," sambil membuang napas lembut. "Tapi
menurutku, sepertinya ia terkena kutukan Entah kutukan dari
siapa dan bagaimana mulanya, yang jelas. .. ada
hubungannya dengan perubahan alam saat ini. Keganjilan
cuaca yang ada sekarang ini berkaitan dengan misteri
penderitaannya."
"Apakah dia akan selamat?" bisik Sandhi tak terlalu pelan.
"Mudah-mudahan saja begitu. Kita lihat saja beberapa saat
lagi, apakah usahaku ini berhasil atau tidak."
"Mengapa kau biarkan dia mengambang terus begitu?"


Dewi Ular 62 Gadis Penyelamat Bumi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tanya Tante Riza lagi.
"Karena sebentar lagi akan ada guntur dahsyat seperti
tadi." Kumala menjawab sambil membuka pakaian perangkap
blusnya yang semi jas kantor itu. Rupanya gadis itu juga
kegerahan. AC yang ada di ruangan tersebut sepertinya bukan
menyemburkan hawa sejuk, melainkan hawa hangat seperti
udara di jalanan sana .
"Kalau guntur dahsyat nanti terjadi lagi, dan Zus Morry
jatuh terhempas ke bawah, lalu cahaya hijau itu padam,
berarti aku gagal Dia tidak akan bisa diselamatkan oleh siapa
pun Dan, kita akan sulit mengenali jenis kutukan yang berlaku
saat ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lulu menyela pelan, "Tapi kelihatannya Zus Morry seperti
tertidur dengan nyenyak sekali tuh ?"
Kumala seperti berguman. "Hanya ada dua alternatif, tidur
atau mati"!"
Lalu ia menarik napas Prihatin sekali Tapi bagi Lulu, Sandhi
dan Tante Riza, guman lirih Kumala tadi justru rnempercepat
debar-debar jantungnya, dan kulit lengan mereka pun terasa
merinding semua.
"Menurut keterangan security di bawah tadi," kata Tante
Riza mencoba mengisi keheningan yang sempat terjadi
beberapa saat itu. " Sudah dua. hari Morryta tidak pergi ke
mana-mana: kemarin dan Seharian ini. Dan, menurutku itu
memang benar. Sebab kemarin aku sendiri masih berada di
Bandung. Baru pulang tadi pagi. Menurut kebiasaannya, setiap
hari Morryta punya acara keluar dari tempat tinggalnya
walaupun hanya sebentar Kecuali kalau dia sedang sakit
parah. Dan itu pun menurut pengakuannya belum pernah
terjadi selama ia tinggal di apartemen ini."
"Jadi baru kemarin dan hari ini Zus Morry tidak keluar dari
apartemen, ya Tante?" tegas Sandhi.
"Ya. Maka, aku jadi curiga dan bertanya-tanya, jika kemarin
dia memang benar-benar tidak keluar kemana- mana, lalu apa
yang dia' lakukan di dalam apartemennya ini seharian itu?"
Hening tercipta sesaat Masing-masing merenungi kalimat
terakhir dari kata-katanya T ante Riza itu. Sandhi segera ingin
meinberikan tanggapan, namun kata-katanya terputus
seketika. "Barangkali saja dia ...."
Blegaaaaarrrrr !!
Mereka berempat terguncang secara serentak. Bangunan
itu sepertinya mau tumbang akibat diguncang gempa. Gempa
itu timbul dari dentuman besar yang menggelegar di langit
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
petang. Beberapa benda kecil sempat berjatuhan akibat
guncangan yang lebih keras dari sebelumnya. Rasa takut
secara mendadak membuat mereka saling menahan napas
dalam gerakan panik, kecuali Kumala yang tetap tenang
walaupun kedua tangannya terpaksa menyambar pundak
Sandhi serta dibuat pegangan Tante Riza kuat-kuat.
Alam tenang kembali. Perhatian mereka segera tertuju
pada sosok tubuh Zus Morry yang mengambang di udara.
Ternyata cahaya hijau yang membungkus tubuh itu tidak
padam, dan Zus Morry tetap diam pada posisi semula. Tidak
mengalami guncangan atau getaran sedikit pun. Juga tidak
menyemburkan darah atau menggelepar seperti tadi. Padahal
kalau dipikir-pikir dentuman halilintar kali ini lebih dahsyat lagi
dari yang sebelumnya.
"Dia masih utuh di tempatnya, Kumala!" sergah Tante Riza
seraya menunjuk tubuh Zus Morry dengan wajah siap-siap
gembira. "Kalau begitu, ada kemungkinan kekuatanku bisa dipakai
menyelamatkan nyawanya. Hanya saja... mampukah hawa
saktiku memagari jiwanya jika nanti muncul lagi dentuman
halilintar yang lebih dasyat dari yang baru saja terjadi ini?"
Mereka tercekam kecemasan kembali. Bisu dan sepi.
(Oo-dwkz-234-oO)
2 WANITA yang lahir di Madrid itu memiliki nama asli bergaya
Spanyol: Amorryta Voliena Dalam usia 13 tahun itu dibawa
pulang ke Denpasar oleh mamanya, karena mamanya bercerai
dari suaminya yang berdarah Spanyol itu. Di Denpasar ia
dibesarkan oleh sang mama, kemudian pindah ke Yogyakarta
dan sempat kuliah di sana. Sayang sekali, mamanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
meninggal dan Amorryta Volien pun terpaksa DO dari masa
kuliahnya. la pindah ke Jakarta. Ikut keluarga tantenya yang memiliki
salon kecantikan para selebritis
di beberapa pusat
perbelanjaan bergengsi. Menurut pengakuannya, Morryta
pernah menikah secara resmi dengan seorang duda kaya. Tapi
belum genap satu tahun mereka telah bercerai. Sejak itu
janda cantik tersebut lebih menyukai menjadi istri sewaan
para pengusaha kaya. Pada akhimya ia memilih hidup single
untuk masa-masa sekarang.
"Hidup sendirian begini rasa-rasanya lebih enak daripada
ada yang mengikatnya. Aku memilih kebebasan yang punya
nilai kebahagiaan tersendiri dalam hidupku," akunya kepada
beberapa rekan dekatnya.
Tentu saja ia berpandangan demikian, karena petualangannya selama menjadi istri sewaan telah membuatnya memiliki investasi yang cukup lumayan. Dari
hasil kawin kontraknya dengan orang Korea itu Zus Morry
sebenarnya sudah mempunyai rumah sendiri, juga mobil
pribadi yang cukup prestisius: sebuah Audi warna salem.
Rumahnya yang ada di pemukiman elite itu dikontrakkan
kepada orang asing, dan sampai sekarang belum habis masa
kontraknya. Sehingga, hidup di apartemen masih menjadi
alternatif pilihannya yang memang masih digemari.
"Aku ingin menikmati kemerdekaanku dulu sepuas-
puasnya. Tidak mau buru-buru terikat oleh siapa pun,
ah!"tuturnya kepadaTante Riza di suatu hari "Sebab dengan
begini aku bisa lebih leluasa mengembangkan bisnisku,
termasuk lebih leluasa menikmati sentuhan pria mana pun."
"Dasar bandel kau ini."
"Bukankah Zus Riza sendiri yang ngajarin bandel" Hii, hii..!"
Barangkali kebandelannya itulah yang membuat Zus Morry
mengalami kemisteriusan seperti itu. Tante Riza mengatakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kemungkinannya itu kepada Kumala ketika Zus Morrv baru
saja selesai disembuhkan. Sayangnya wanita berhidung
mancung itu belum bisa diajak bicara. sehingga belum
diketahui penyebab kemisteriusannya malam itu. Zus Morry
masih tertidur nyenyak sekalipun kondisi kesehatannya dan
fisiknya pun telah normal seperti biasanya. Efek sampingan
dari sistem pengobatan yang dilakukan Kumala Dewi malam
itu adalah membuat si pasien kehilangan rasa sakit, hingga
yang dialam i adalah kenyenyakan dalam tidur.
"Dia akan bangun sete lah 12 jam nanti. Jadi, mungkin
memang butuh orang untuk menunggunya sampai ia bangun
esok hari."kata Kumala sebelum pulang dari apartemen
tersebut. Agaknya, Tante Riza dan Lulu telah mempersiapkan
diri untuk tinggal di situ sampai Zus Morry bangun dari
tidurnya. "Menurutku sih... lebih aman lagi kalau kau ikut
menungguinya di sini. Kumala. Soalnya, kalau nanti ada suara
halilintar lagi dan Morryta kejang-kejang lagi, aku akan
kebingungan me..."
"Jangan khawatir, Tante," potong Kumala.
"Saya telah menvumbat saluran pendengarannya dengan
gclombang hawa gaib yang membuatnya tuli selama 12 jam.
Meskipun ada bom meledak di sampingnya. dia tidak akan
mendengar sedikit pun, Tante."
"0, begitu, ya .. ?"
"Saya harus pulang sekarang juga, Tante. Sepertinya ada
seseorang yang datang ke rumah dan membutuhkan saya
seecpatnya."
Diam-diam Sandhi sedikit berkerut dahi mendengar kata-
kata itu. la mencoba menerka-nerka siapa orang yang datang
ke rumah untuk bertemu Dewi Ular. Tapi jawaban yang
diperoleh dari hasil terkaannya terlalu banyak nama. sehingga
justru membingungkan dirinya sendiri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi sopir pribadi yang menjadi asisten si Dewi Ular itu
yakin betul bahvva apa yang dikatakan Kumala itu memang
benar-benar terjadi. Pasti ada tamu yang menunggu
kedatangan mereka secepatnya.
Dentuman halilintar yang masih terjadi setiap beberapa
menit sekali itu tak dihiraukan oleh Kumala. Rupanya gadis itu
cenderung memperhatikan suasana di rumahnya, sehingga
Sandhi pun diminta mempercepat laju mobil mereka agar
lekas sampai ke rumah. Waktu Sandhi menanyakan siapa
orang yang datang ke rumah pada saat itu, Kumala tidak
menjelaskan secara gamblang.
"Lihat saja nanti, siapa yang hatinya memanggil-manggil
diriku dalam penantiannya di rumah itu!"
Jawaban itu cepat sekali dipahami oleh Sandhi. bahwa
Kumala tak ingin memperpanjang percakapan. Konsentrasinya
ingin dipusatkan ke satu arah, dan tentunya hal tersebut
menjadi lebih penting daripada nama seorang tamu.
"Jangan-jangan aku sendiri belum kenal dengan tamu itu?"
pikir Sandhi. Dan ternyata dugaan tersebut memang benar
Baik dia maupun Buron atau Mak Bariah memang belum
pernah kenal dengan tamu tersebut.
Sewaktu Kumala dan Sandhi tiba di rumah, sang tamu
masih dalam keadaan pingsan la seorang pemuda berwajah
imut-imut dan berkulit bersih Dipcrkirakan masih berusia
sekitar 22 tahun Badannya agak kurus, berambut pendek rapi,
dan tanpa kumis maupun jerawat. Sepertinya ia seorang
mahasiswa yang terlahir dari keluarga kaya, Terlihat dari jenis
T-shirt dan jaketnya yang bermerek. jelas dibeli dengan harga
mahal. la datang ke rumah Kumala mengendarai sebuah
motor yang masih tampak baru dengan stang rendah.
menyerupai motor balap.
"Saya sendiri kebingungan sekali. Non," keluh Mak Bariah.
pelayan bagian dapur "Sudah ada satu jam anak ini pingsan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan belum sadar-sadar sampai sekarang. Ini semua gara-gara
Buron. Dia pingsan sewaktu Buron mau ikut menemuinya di
teras Entah apa yang dilakukan Buron pada saat muncul di
antara kami berdua, tahu-tahu dia kaget melihat Buron.
Ketakutan sebentar. lalu jatuh pingsan begini."
Mak Bariah memang orang pertama yang menemui anak
muda tersebut di teras. Mereka sempat berbincang-bincang
sebentar, sehingga Mak Bariah mengetahui namanya: Alvan.
la mendapatkan alamat tempat tinggal Kumala Dewi dari
seorang kenalannya yang pernah ditolong Kumala beberapa
waktu yang lalu. Ia merasa dalam keadaan yang sangat
terdesak sehingga ingin segera bertemu dengan Kumala.
"Anak ini mengaku mendapat amanah dari seorang untuk
segera disampaikan kepada Non Mala. Siapa orang yang
menitipkan amanah darinya, itu belum disebutkan. Tapi dia
bilang. amanah itu ada hubungannya dengan keganjilan alam
yang sekarang sedang terjadi ini, Non. Kata dia sih hanya Non
Mala yang bisa menghentikan gangguan halilintar itu.
Secepatnya Non Mala dimohon untuk segera bertindak
sebelum suasana menjadi lebih buruk lagi."
"Lebih buruk lagi?" gumam Kumala. "Seperti apa keburukan
yang dikhawatirkan itu, Mak"''
"Entahlah. Dia nggak jelaskan pada saya kok, Non
Sebaiknya kalau; ingin tahu, sadarkan saja anak ini sekarang
juga. Sebab, Buron saya suruh menyadarkan anak itu nggak
bisa " "Sudah kupakai berbagai cara tapi dia nggak bisa sadar dari
pingsannya, Kumala. Aku sendiri heran," kata Buron, agak
cemas: Sandhi menatap pemuda berambut kucai yang adalah
jelmaan dari sesosok jin yang pernah dikalahkan oleh Kumala,
yaitu Jin Layon. T api, ia juga dijuluki sebagai jin usil lantaran
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sering mengganggu tamu yang satu kali datang ke rumah itu
dengan hal-hal aneh yang mengerikan.
"Pasti elu usilin tuh anak, sampai pingsan begitu!" tuduh
Sandhi. Buron membantah dengan bersungut-sungut menjauhi sofa
panjang yang di pakai membaringkan anak muda itu.
"Enak aja luh kalau ngomong. Gue nggak apa-apain kok!"
"Kenapa dia pingsan begitu melihat elu"!"
"Ya, nggak tahu! Mungkin, dia memang punya hobby
pingsan." "Konyol sih luh. Kumala bisa marah kalau kamu masih suka
jahilin tamu baru lho, Ron!"
"Gue nggak jahilin dia! Ngerti nggak sih"!"
Buron agak ngotot, suaranya keras. Kumala Dewi
mendesis, mengingatkan agar mereka tidak bikin brisik di
ruang tengah itu. Akhirnya Buron pergi, masuk ke kamar
sambil menggerutu tak jelas, sementara Sandhi kembali
mendekati Kumala yang sedang berusaha membuat anak
muda itu siuman. Hawa sejuk dari tangan Kumala yang tanpa
sinar dan tanpa terlihat bentuknya itu meresak ke dalam dada
tamu tersebut. T ak berapa lama anak itu tersedak, dan itulah
tanda bahwa pemuda imut-imut itu telah siuman dari
pingsannya. "Oh, rupanya dia punya isi"!" gumam Kumala lirih saat
Alvan belum siuman. Matanya tetap memandangi Alvan,
menunggunya sadar. Sandhi berkerut dahi dan berbisik pula di
samping Kumala.


Dewi Ular 62 Gadis Penyelamat Bumi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Punya ilmu, maksudmu?"
"Entahlah. Yang jelas dia punya gelombang gaib cukup
besar. Getarannya terasa jelas di tanganku, tadi."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Percakapan itu terhenti oleh suara batuknya Alvan. Anak itu
pun segera terkejut mengetahui berada di samping gadis
cantik jelita yang mengagumkan Ia buru-buru bangun dan
duduk di sofa itu dengan salah tingkah. Namun, Kumala Dewi
segera menenangkan kegugupannya. Kumala memperkenalkan diri lebih dulu dengan keramahan yang
terkesan akrab Sikap itu agaknya melegakan hati Alvan dan
membuat sikapnya tak sekikuk tadi.
"Apa yang membuatmu tadi jatuh pingsan?"
"Saya.. hmm, saya melihat mahluk mengerikan muncul dari
sini menuju ke teras. tempat saya dan Bibi sedang bicara," ia
menunjuk Mak Bariah.
"Mahluk itu.. menyeramkan sekali. Tinggi, besar. hitam, iiih.
saya takut sekali melihatnya, Kak."
Sandhi bergumam kepada Kumala, "Bukankah yang
dilihatnya tadi adalah si Buron."
Mak Bariah menyahut juga, "Tapi Buron tampil biasa-biasa
saja kok. Nggak macam-macam ulahnya."
"Kalau begitu," kata Kumala bernada membisik juga. "... dia
tadi telah melihat wujud Buron yang asli Y aitu sosok seramnya
si Jin Layon."
"Oh. berarti dia bisa melihat roh halus dong" Atau ... "
"Itulah gelombang gaibnya yang kukatakan tadi!" potong
Kumala yang membuat Sandhi akhirnya manggut-manggut
Tanpa disengaja pandangan mata Alvan tertuju ke pintu
kamarnya Sandhi, yang juga pintu kamamya Buron. Saat itu
Buron keluar dari kamar itu untuk mengambil sesuatu dari
dapur. "Hahh... "! Itu... itu dia... diia... Oh. oooah... tolong. tolong
saya, Kak Mala ... !" Alvan langsung ketakutan dengan wajah
pucat pasi kembali. la berusaha berlindung di balik
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
punggungnya Kumala Dewi dengan gemetar dan terengah-
engah Sandhi semakin yakin bahwa ternyata Alvan memang
mempunyai penglihatan tak normal, la bisa melihat dengan
matanya wujud sesosok jin yang dimiliki Buron. Mata bening
pemuda bertampang baby face itu bisa digunakan untuk
melihat roh halus, walaupun ia sendiri sebenarnya ketakutan
melihat sosok roh halus itu Berarti pemuda tersebut bukan
sengaja mempelajari ilmu untuk melihat apa saja yang ada di
alam gaib, tapi secara kebetulan ia memiliki kemampuan
memandang tembus alam gaib di mana saja ia berada.
Dewi Ular terpaksa menenangkan jiwa Alvan Tidak cukup
dengan kata-kata saja, tapi juga dibantu dengan menyalurkan
kekuatan gaibnya melalui pandangan mata, sehingga rasa
takut itu makin lama makin berkurang. Alvan pun menjadi
tenang kembali Kumala segera menjelaskan siapa Buron
sebenarnya. Namun penjelasan itu sempat terputus oleh dentuman
halilintar di angkasa yang mengejutkan dan membuat Alvan
menjadi tegang kembali Ia tampak sangat cemas terhadap
dentuman besar, sehingga buru-buru membicarakannya
dengan penuh keseriusan Waktu itu Buron sudah tidak ada,
karena memang disuruh masuk ke kamar oleh Kumala, supaya
kehadirannya tidak mengganggu ketenangan pemuda imut-
imut itu. "Kakak harus segera menghentikan bencana dari angkasa
itu! Kalau perlu sekarang juga Kak Mala harus bertindak,
supaya tidak terjadi malapetaka yang mengerikan di bumi kita
ini." "Malapetaka apa maksudmu?"
"Hancur, Kak. Bumi ini akan terbelah menjadi delapan
bagian, atau bahkan hancur menjadi serpihan abu tanpa sisa-
sisa peradaban lagi jika badai halilintar benar-benar melanda
galaksi kita, Kak Semua planet akan berbenturan dan pecah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tak akan ada lagi sisa-sisa organik yang bisa menjadi tanda-
tanda sejarah jika badai halilintar benar-benar terjadi."
"Tunggu dulu!" sergah Kumala dengan keseriusan yang
tetap memancarkan kharisma dan kecantikan yang anggun
mempesona. "Apa benar akan terjadi badai halilintar dalam waktu dekat
ini"! Sejak kapan kau mengetahuinya?"
"Sejak... sejak tujuh hari yang lalu, Kak Tapi baru kemarin
malam saya mengetahui bahwa Kak Kumala Dewi adalah
orang yang dapat inencegah terjadinya badai halilintar."
"Dari mana kau tahu dan yakin bahwa akulah orangnya?"
"Dari... dari ..." Alvan agak bingung, ragu-ragu
menjawabnya. Tapi tatapan mata bening Kumala yang
memiliki ketajaman tersendiri itu telah membuat Alvan
memaksakan hatinya untuk tetap harus menjawab yang
sebenarnya. Sepertinya kekuatan pandangan mata Dewi Ular
itu mendesak nuraninya, membuat dirinya didesak kuat-kuat
untuk bersikap jujur di depan gadis cantik tersebut.
"Hmmm, terus terang saja... saya mengetahui semua itu
dari kucing putih piaraan saya, Kak "
Spontan dahi Sandhi dan Kumala sama-sama berkerut tipis.
Tatapan mata mercka yang ditujukan pada Alvan semakin
tajam, seakan butuh penjelasan yang lebih meyakinkan lagi.
Maka tanpa diminta pun Alvan segera menyambung kata-
katanya dengan masih sedikit ragu-ragu.
"Saya memang memelihara seekor kucing berbulu putih.
Kak. Tapi .. tapi kucing itu agak aneh Hmm, maksud saya...
kucing itu punya keajaiban tersendiri. Saya ... saya
memberinya nama; si Ayu. Sebab menurut saya dia memang
ayu." "Keajaiban apa yang dimilikinya?" potong Sandhi, tampak
penasaran sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dia. .. dia tidak seperti kucing-kucing lainnya. Bang. Hmm.
. terus terang saja, dia. . dia bisa bicara, Bang."
"Bisa bicara"!" Sandhi bernada terheran-heran melirik
Kumala. Gadis itu tampak tetap tenang menanggapi
pengakuan tamunya. Biasanya jika tamunya berkata bohong
atau menuturkan pengalaman palsu. Dewi Ular akan
menyunggingkan senyum kecil dan me lirik Sandhi, atau sedikit
membuang pandangan matanya ke arah lain. Agaknya kali ini
pandangan mata Kumala tetap tertuju pada Alvan tanpa kesan
meremehkan penjelasan pemuda tersebut. Berarti apa yang
dikatakan Alvan itu bukan sebuah tipuan licik.
"Si Ayulah yang memberitahu kepada saya bahwa sebentar
lagi akan terjadi badai halilintar yang mengerikan. Kemarin
malam saya disuruh mencari seorang gadis yang dapat
menangkal terjadinya badai halilintar itu. Gadis yang dimaksud
bernama Kumala Dewi, alias Dewi Ular Dia putrinya Dewa
Permana dan Dewi Nagadini dari Kahyangan..."
Kumala kali ini tampak terperanjat kecil Pandangan
matanya beradu dengan lirikan mata Sandhi yang juga kaget
mendengar Alvan dapat menyebutkan nama kedua orang tua
Kumala. Keduanya kembali bersikap tenang, semakin serius
mendengarkan keterangan pemuda bermata jernih itu.
"Lalu, saya ingat seorang teman saya yang pernah terlibat
masalah gaib dan dapat terselesaikan akibat bantuan seorang
gadis paranormal la menyebut nama gadis itu: Kumala. la
sering menceritakan, sehingga nama Kumala akhirnya terekam
dalam ingatan saya. Maka saya segera menghubungi teman
saya itu dan meminta alamat rumah ini."
Bleeggaaarrrr...!!
Dentuman dahsyat mengguncang bumi semakin kuat.
Getaran pada pcrmukaan tanah seperti ingin membuat lapisan
tanah terbelah menjadi beberapa bagian. Bangunan apapun
yang ada di permukaan bumi mengalami getaran yang cukup
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
serius. sebab jam dinding di ruang tamu sempat jatuh dan
pecah Lukisan dan foto Kumala bersama beberapa pejabat
eksekutif juga ikut jatuh dan pecah Bahkan boks telepon di
mejanya hampir jatuh terguling akibat meja itu oleng ke
kanan-kiri . Tentu saja keadaan tersebut semakin menegangkan Alvan,
demikian juga Sandhi bahkan Mak Bariah sempat lari dari
dapur menuju ke ruang tengah. karena takut sendirian di
ruang belakang dalam keadaan mencemaskan itu. Namun
dengan sorot pandangan matatnya yang lembut Kumala
mengisyaratkan kepada orang-orangnya agar tetap tenang.
termasuk kepada sang tamu.
Tamu muda dan tampan itu justru menjadi sangat tegang
setelah Buron keluar dari kamar. Ia gemetar dan bergegas
bangkit pindah tempat ke samping Kumala. Napasnya
terengah-engah dengan mata nanar seperti melihat sosok
hantu yang amat menyeramkan. Padahal jelmaan Jin Layon
itu tidak bermaksud. menakut-nakuti anak muda itu,
melainkan ingin menemui Kumala sehubungan dengan
guncangan hebat yang kini telah normal kembali tu.
''Aku mau ke alam perbatasan untuk melihat apa
sebenarnya yang terjadi sejak sesore tadi. Bagaimana?"
Dewi Ular diam sesaat memperhatikan si rambut kucai itu.
Buron menunggu izin sanibil memperhatikan Alvan, tapi sang
tamu sengaja tak ingin memandangnya terlalu lama. Alvan
berpaling muka dengan sesekali melirik was-was. Beberapa
detik kemudian terdengar suara Kumala yang ditujukan
kepada asistennya dalam urusan gaib itu.
"Pergilah Tapi jangan bertindak apa-apa di sana selain
hanya mencari informasi tentang keganjilan alam ini.
Mengerti"!"
"Ya Mengerti."'
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bluubs... ! Buron meletup dengan semburan asap putih
menghambur ke atas Letupan itu menimbulkan lonjakan kecil
pada diri Alvan yang terkejut dan kian ketakutan. Tapi setelah
asap itu lenyap dan Buron pun bagaikan ditelan bumi.
ketegangan Alvan pun berangsur-angsur reda la menyeka
dahinya yang berkeringat dingin dengan ujung lengan
jaketnya. Sandhi tersenyum sedikit geli me lihat pemuda imut-
imut itu menghembuskan napas panjang membuang rasa
takutnya dan menghirup kelegaan hatinya lewat tarikan napas
berikutnya. ''Sejak kapan kau bisa melihat sosok jin seperti Buron tadi?"
tanya Kumala mengawali percakapannya lagi.
"Sejak... entahlah," Alvan mendesah bimbang "Pokoknya
sejak saya memelihata s i Ayu, tanpa saya sengaja saya sering
melihat hal-hal aneh, menyeramkan. kadang juga sangat
menakutkan seperti tadi. Hal itu terjadi biasanya kalau dalam
keadaan jantung saya berdetak cepat. entah karena ketakutan
atau karena tegang. Berlari cepat atau turun dari tangga
dengan cepat pun dapat membuat jantung saya berdetak-
detak. dan saat itulah pandangan mata saya menemukan
sosok-sosok mengerikan di sekitar tempat saya berada "
" Boleh kuperiksa kucingmu si Ayu itu?"
" Boleh saja, Kak. Boleh!" jawabnya penuh semangat. "Tapi
sekarang dia saya tinggal di rumah. Kalau Kak Kumala mau,
sebaiknya datanglah ke rumah saya malam ini juga. Mungkin
Kakak dan Bang Sandhi bisa langsung berkomunikasi dengan
si Ayu." Belum sempat paranormal cantik itu mengambil keputusan.
tahu-tahu terdengar suara dering handphone dari kamarnya.
Ia segera bergegas ke kamar, karena HP itu sewaktu datang
tadi. sengaja dibawa masuk oleh Mak Bariah bersama tas
kerjanya. Diletakkan di meja kerja yang ada dalam kamar tidur
Kumala. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau nanti kita jadi ke rumah saya, Bang." kata Alvan
kepada Sandhi sebelum Kumala kembali dari kamar. ". .. terus
terang saja nih saya nggak berani naik motor sendirian. Saya
harus ikut dalam mobil Kak Mala," sambil matanya melirik
sepintas ke arah serambi samping, karena mobil itu memang
diparkirkan oleh Sandhi di depan serambi tersebut.
"Memangnya kenapa kok nggak berani naik motor
sendirian?"
"Saya pasti melihat hal-hal aneh yang menyeramkan, Bang.
Pokoknya sejak saya sadari ada gangguan penglihatan pada
diri saya, saya jarang keluar ma lam Sebisa mungkin saya
hindari pergi malam hari. Pemandangan yang muncul di
malam hari lebih mengerikan jika dibanding pada siang hari.
Bang." "Tapi kalau jantungmu nggak deg-degan, nggak begitu
kan?" "Nggak, Bang. Normal-normal saja!" jawabnya penuh
semangat. "Si Ayu sendiri juga menyarankan agar saya jangan
keluar rumah kalau hari sudah hampir petang."
"0. begitu" Lalu... siapa saja yang pernah mendengar
kucing itu bisa bicara" Keluargamu" Temanmu?"
"Nggak ada, Bang! Saya masih merahasiakannya, takut
kalau kucing itu dicuri teman sendiri atau orang lain yang
mengetahui keajaiban si Ayu, Bang!" jawabnya dengan kesan
lugu sekali. Kata-kata Alvan hilang sete lah Kumala muncul
kembali sambil masih bicara melalui HP-nya. Rupanya si
penelepon bukan orang asing lagi bagi Kumala maupun
Sandhi. Orang tersebut adalah s i pemandu acara teve 'Lorong
Gaib" yang sangat dikenal oleh masyarakat, yaitu Niko
Madawi. "Begini aja deh, Nik. .. Elu jemput gue aja, ntar kita pergi
ke Sana barengan Biar Sandhi menemani tamumu dulu di
rumah!" begitu akhir pembicaraan Kumala dengan pria
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tampan yang pernah dihidupkan kembali dari kematiannya
yang tragis beberapa waktu yang lalu, (Baca serial Dewi Ular
dalam episode: "WANITA PENJINAK HANTu).
Alvan membatin saat itu. "Wah, kayaknya Kak Mala ini
gadis supel dan trendy banget Bisa dibawa dalam suasana
gaul, bicaranya pun bisa elu-gue kalau sudah benar-;benar
akrab dengan seseorang. Tapi kalau lagi serius lagaknya


Dewi Ular 62 Gadis Penyelamat Bumi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seperti dosen Sosiologiku saja: Bu Henny."
Sementara itu Kumala Dewi berkata kepada Sandhi bahwa
ia diminta datang ke suatu tempat oleh Niko malam itu juga.
Ada suatu peristiwa aneh dan cukup misterius yang perlu
ditangani oleh Kumala secepatnya.
"Seekor kelabang raksasa warna merah muneul secara
misterius dijalan tol, membuat mobil-mobil terpaksa berhenti
mendadak. Akibatnya terjadi tabrakan beruntun yang belum
diketahui berapa jumlah korban nyawa di tempat itu."
"Seekor kelabang raksasa warna merah"! Aneh .."!"
gumam Sandhi, sambil bersungut-sungut
dalam keheranannya. Alvan mendengar kata-kata itu, sehingga ia
tampak terperanjat dan segera menyahut dengan tegang.
"Apa yang muncul, Kak" Kelabang raksasa"!"
"Benar. Katanya sih.. kelabang itu melintang sepanjang
jalan tol dengan kulit merah seperti lempengan besi membara.
Kelabang itu memang hanya melintang jalan tanpa bergeser
dari tempatnya, tapi sebentar-sebentar menghembuskan asap
berbau tak sedap dari mulutnya."
"Kepalanya sebesar kepala kerbau, begitu?"
"Benar. Niko, temanku, memang menjelaskan begitu."
"Gawat!" kedua mata Alvan kian melebar tegang Ia
memandaug Sandhi. "Si Ayu kemarin juga menyinggung-
nyinggung tentang kemunculan kelabang merah, Bang!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lalu ia menatap Kumala. "Apa yang dikatakan Ayu benar
semua deh, Kak. Kucing saya itu juga berpesan agar saya
lebih hati-hati lagi jika mendengar kabar munculnya kelabang
merah!" "Apa saja yang dikatakan oleh kucingmu tentang kelabang
tersebut" Tolong jelaskan semua, Alvan!" pinta Kumala
bernada lebih serius lagi.
"Ayu bilang, kalau ada kabar tentang munculnya kelabang
merah, seperti Seorpio, berbadan panjang sebesar batang
kelapa dengan kepala sebesar kepala kerbau, berarti bencana
besar sudah di ambang pintu. Karena kemunculan kelabang
merah itu merupakan tanda-tanda gaib, bahwa tak lama lagi
badai halilintar akan datang menyapu bumi. Katanya lagi,
kelabang merah itu adalah mahluk asing yang ketakutan dan
mencari tempat persembunyian di bumi, supaya selamat dari
badai halilintar. Dia tak segan-segan merusak apa saja,
termasuk menewaskan manusia, demi mencari tempat untuk
menyelamatkan dirinya."
"Kucingmu tahu juga siapa kelabang merah itu
sebenarnya?" sahut Sandhi sebelum Kumala mengajukan
pertanyaan lebih dulu.
"Ya, kalau tak salah... si Ayu mengatakan bahwa kelabang
merah itu, sebenarnya penjaga istana iblis yang akan selamat
dari amukan badai halilintar apabila dia menelan perempuan
titisan Artemis."
Kumala menggumamjbeniada heran. "Artemis ... "!"
"Siapa itu Artemis?" tanya Sandhi kepada Kumala dengan
nada pelan seperti orang menggumam.
"Artemis sering diartikan sebagai Dewi Rembulan. Tapi
sebenarnya dia adalah Dewi Mumi atau ..dewi perburuan.
Pelindung kelahiran binatang buas. Dia anak dari dewa
tertinggi orang-orang Yunani atau Romawi kuno, yaitu Dewa
Zeus!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"0, ya ... "!" Sandhi terbelalak "Lalu, titisathnya Artemis itu
siapa" Kau tahu, Al?"
"Wah, saya sih nggak tahu soal itu, Bang Cuma .. Ayu
bilang, ciri-cirinya wanita titisan Artemis adalah perempuan
yang sekarat dan sangat menderita jika mendengar suara
dentuman guntur dahsyat itu. Tapi jika kekuatan wanita itu
ditelan oleh kelabang merah, maka kekuatan itu akan
menyatu dan bisa digunakan sebagai penangkal keganasan
Halilintar tersebut. Maka ...... "
"Gawat! Wanita itu pasti Zus Morry!" sahut Sandhi makin
berwajah tegang. Alvan sendiri tertegun mendengar nama Zus
Morry, seperti ingin mendengar lebih lanjut tentang segala
sesuatunya dari Zus Morry.
Dewi Ular diam saja setelah berkata tegang. "Aku harus
segera menemui kelabang itu!"
Bulu kuduk Sandhi pun merinding.
(Oo-dwkz-234-oO)
3 SEEKOR kucing bisa bicara, sungguh sensasional dan
mengundang rasa ingih tahu yang sangat besar di hati setiap
orang. Pada umumnya mereka akan menganggap berita itu hanya
sebuah isapan jempol yang tak perlu didengar ceritanya. Tapi
bagi yang mempercavai berita sensasi tersebut, tentunya ia
ingin membuktikan kebenarannya Setidak-tidaknya
mendengar kisah kemunculan kucing misterius itu.
Tak heran jika Sandhi selalu memancing-mancing
pertanyaan kepada Alvan ketika Kumala dan Niko pcrgi ke
tempat munculnya kelabang merah itu. Kebetulan malam itu
Kumala menyarankan agar Alvan tetap di rumahnya, jangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pulang sebelum Kumala kembali dari tempat kemunculan
kelabang merah itu. Sandhi bertugas menemani sang tamu
muda itu, sehingga ia punya kesempatan untuk mengetahui
lebih banyak tentang kucing putih yang bisa bicara.
Alvan menemukan binatang berbulu lebat itu ketika pulang
dan menghadiri pesta ultah seorang teman kampus Waktu itu
ia mengendarai motor dalam kecepatan tinggi karena jalanan
memang telah sepi Malam agak gerimis itu telah menunjukkan
pukul satu lewat. Alvan harus bisa segera sampai di tempat
kost-nya sebelum gerimis menjadi hujan deras .
Ketika tiba di jalanan gelap tanpa lampu pcncrang, tiba-tiba
sepasang mata uranium tampak melintas di depan motornya.
Seketika itu juga AI van menginjak rem kuat- kuat. karena ia
tahu binatang yang menyeberang itu adalah seekor kucing.
Hampir saja motor itu jatuh terbanting karena menghindari
kucing tersebut Untung saja ban depan membentur tepian
trotoar. sehingga motor tersebut berhasil tertahan walau
dalam posisi miring Hampir rubuh ke kanan.
"Sialan!" geramAlvan dengan hati dongkol sekali Binatang
yang tak jadi tatabrak olehnya itu justru diam merundukkan
badan sambil mengeong tak jauh dari roda depan. Lampu
motor yang terang menyorot ke arahnya, membuat perhatian
Alvan semakin tertarik pada kucing yang ternyata berbulu
putih seperti gumpalan serat-serat sutera itu .
"Ih. lucu sekali kucing itu"! " gumamnya sendiri. Ia segera
tersenyum girang, seakan kedongkolan hatinya lenyap dengan
tuntas. Hatinya berseri-seri girang dan berhasrat untuk
memilikinya. "Puush, puush"puush.. !"' Alvan terpaksa turun dari motor
yang mesinnya masih menyala. Ia mendekati kucing itu
Ternyata binatang tersebut diam saja, membiarkan tangan
Alvan menyentuhnya Pada saat tangan menyentuh punggung
kucing, hati Alvan tiba-tiba berdesir indah dengan sekujur
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tubuh merinding Aliran darahnya menjadi deras dan terasa
jelas sekali mengalir mengelilingi tubuhnya Namun hal itu
segera tak dihiraukan Alvan, karena kucing tersebut buru-buru
digendongnya. "Meeeoong... !" Binatang lucu. itu mengeong dengan suara
jernih. Merdu dan enak didengar. Maka, tanpa ragu-ragu lagi
Alvan membawanya pulang ke tempat kost. Kebetulan jarak
tempat kostnya sudah dekat, sekitar 500 meter lagi. Alvan tak
menyadari bahwa saat itu gerimis di belakangnya telah
berubah menjadi hujan cukup deras. Tapi sekalipun jalannya
motor sangat pelan, ternyata derasnya hujan tak pernah
mendului perjalanan Alvan. Hujan itu bagaikan mengikuti
Alvan dalam jarak 100 meter, sementara jalanan yang dilalui
Alvan menjadi kering. Tanpa gerimis setetes pun.
Begitu Alvan masuk kekamar kostnya, barulah hujan deras
mengguyur tempat itu. Seakan dapat berjalan cepat
membasahi tempat mana pun yang ia sukai. Alvan merasa
lega, tak jadi kehujanan. Tapi ia segera sibuk dengan kucing
temuannya itu. Dalam penerangan lampu kamarnya, ternyata kucing
tersebut sangat indah. Bulunya yang putih rata tanpa sehelai
pun yang berwarna hitam itu sangat tebal dan halus lembut.
Enak untuk diusap-usap. Setiap usapan tangan menghadirkan
desiran indah yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.
Kebetulan dari sejak kecil Alvan memang gemar
memelihara kucing. Mamanya pernah marah-marah ketika
Alvan tak mau turun dari ranjang dan enggan pergi ke sekolah
hanya karena sibuk bercanda dengan seekor kucing di tempat
tidurnya. Setelah menginjak di bangku SMU, barulah Alvan
meninggalkan kegemarannya itu. Ia mempunyai kegemaran
baru, yaitu motor balap. Hanya saja, kedua orang tuanya tak
setuju jika Alvan menjadi pembalap, sehingga hobby motornya
hanya bisa disalurkan melalui bengkel temannya. la jago
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengubah mesin motor biasa menjadi motor balap. dan ia
sangat menekuninya sampai sekarang.
Baru sekarang ia kembali tertarik dengan kelembutan
seekor kucing. Seolah-olah kenangan masa lalunya terulang
kembali, sehingga ia sendiri memperkirakan akan malas pergi
ke bengkelnya teman untuk mengutak-atik motor seperti hari-
hari kemarin. Terbukti ma lam itu Alvan tak punya niat sedikit
pun untuk segera tidur. la ingin ... bercanda dengan kucing
lucu itu sepuas-puasnya.
Tidak sulit bagi Alvan untuk membedakan kucing betina
dengan kucing jantan. Dan ia tahu persis, kucing yang saat itu
diberinya makan sisa persediaan daging corned-nya adalah
kucing betina. Menurutnya kucing itu kucing yang cantik dan
lucu. Diduga milik orang kaya yang tinggal tak jauh dari
tempat ditemukannya tadi. Mungkin lepas dari rumah
majikannya tanpa diketahui oleh sang majikan.
"Aku tahu kau kucing yang mahal dan cantik sekali. Tapi
aku suka dengan kecantikanmu. Berapa pun majikanmu ingin
menebusmu tak akan kuberikan. Kau kuberi nama Ayu saja,
ya?" "Miiaaaaoong... !" kucing itu menggeliatkan kepalanya
sambil matanya yang indah mengerjap-ngerjap, menandakan
rasa suka terhadap usapan-usapan lembut di tengkuknya.
Alvan tertawa geli melihat mimik si Ayu pada saat itu.
"Atau.... kau kunamakan si Demi Moore saja" Habis
kecantikanmu yang lembut ini kayak Demi Moore sih," sambil
jari tangan Alvan menggelitik bagian bawah dagu kucing itu.
Si kucing tampak semakin menikmati. Keenakan diperlakukan
demikian. "Pilih mana, kunamakan Demi Moore atau kupanggil Ayu
saja?" "Terserah...."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Alvan terperanjat dan kebingungan sendiri. Ia mendengar
suara lembut yang tak tahu dari mana asalnya.. Ia
memandang ke sana-sini, tak ada siapa pun di kamarnya.
Sebab ia memang menempati kamar itu sendirian, tanpa
teman. Tapi ia merasa jelas-jelas mendengar suara gadis yang
seolah-olah menanggapi kata-katanya. Maka setelah menyingkapkan gordyn jcndela kamar dan tak menemukan
siapa pun di luar kamarnya, ia pun kembali ke ranjang.
Mengusap-usap kucing itu lagi. Ia tak menghiraukan suara
tadi. Dianggapnya suatu halusinasi dari suara batinnya sendiri.
"Sorry, kutinggal sebentar tadi. Kamu nggak marah kan,
Ayu" Atau... kamu sudah ngantuk, ya" Ayu mau tidur
sekarang saja " Sini tidur dekat aku sini. Ayu...!"
Alvan berbaring miring, menopang kepala dengan tangan
kirinya, sementara tangan kanan dipakai mengusap-usap bulu
halus si Ayu yang berada di seberang dadanya.
"Kamu pasti tadi sedang nyariin pacarmu, ya Ayu" Pacarmu
pergi ke mana sih" Kasihan amat kau. Hampir saja aku tadi
menabrakmu. Tapi kamu juga hampir bikin aku terbanting
bersama motorku. Coba kalau sampai hal itu tadi terjadi.
bagaimana?"
"Aku akan menyesal."
"Hahh ... "!" Alvan mendengar suara gadis berbicara
padanya. Kali ini sangat jelas dari mana asal suara itu. Karena
pada saat terdengar suara tersebut mata Alvan sedang
memandangi mulut kucing itu dengan ujung jari mengusap-
usap keningnya. Tak sangsi lagi Alvan bahwa suara itu berasal
dari kucing tersebut.
Meski takut dan merinding, tapi Alvan tetap tak mau turun
dari ranjang. Ia hanya bergegas duduk dan sedikit menjauh,
sementara si kucing mungil itu memandangi dengan mata
indahnya. Alvan membelalakkan mata dengan mulut
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ternganga beberapa saat. Lidahnya terasa kelu setelah hatinya
yakin betul bahwa kucing itu pasti bukan kucing sembarangan.
"Kenapa takut" Aku tidak jahat padamu, bukan?"
"Gila, .. "!" Alvan turun dari ranjang pelan-pelan.
Wajahnya semakin tegang. Kucing itu bertambah jelas-jelas
bersuara. Ia terang-terangan bicara kepada Alvan. Sengaja
mulut Alvan tetap sedikit terbuka tanpa suara dengan mata
tetap beradu pandang, sampai beberapa saat lamanya,
barulah ia mendengar kucing itu berbicara lagi padanya.
"Aku sedih kalau kau takut padaku. Padahal aku suka
bersahabat dengan pemuda sepertimu."
Pendekar Bodoh 5 Keris Pusaka Dan Kuda Iblis Karya Kho Ping Hoo Rajawali Hitam 6
^