Pencarian

Misteri Bocah Jelmaan 2

Dewi Ular 46 Misteri Bocah Jelmaan Bagian 2


Misalnya pergi ke kamar mandi atau ke dapur cari makanan,
gitu?" "Hmmm... nggak tuh. Eeh... nggak tahu deh. Pokoknya
waktu Uca bangun, Oom Kanda udah ada di samping Uca. Uca
senang sekali. Tapi Uca nggak tahu kapan Oom Kanda
pulangnya. Pasti lewat dari jam dua belas malam, ya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, nggak. Oom sampai rumah pukul sepuluh malam kok.
Kata ?"k Sanah, Uca baru aja tidur."
"Terus, kok nggak bawa oleh-oleh buat Uca?"
"O, iya. Oom Kanda lupa. Habis buru-buru mau sampai
rumah sih. Jadi lupa beli martabak manis deh."
"Awas, ya. Besok lagi kalau Oom lupa, Uca suruh balik
lagl!" ancam anak itu dengan lugu.
Kanda menertawakan lagak sok tuanya.
Percakapan itu pun dituturkan kembali di depan Dewi Ular.
Kanda mendesak agar Dewi Ular dapat memberikan analisa
yang positif tentang misteri hilangnya Uca itu.
"Pertama-tama aku ingin tahu, apakah Uca benar-benar
hilang dari ranjang pada malam sebelum aku tidur di rumah?"
Kumala diam sebentar. Tidak mernejamk?" mata, namun
pandangannya lurus ke permukaan meja. Kekuatan supranaturalnya digunakan urituk melongok masa yang telah
berlalu, yaitu masa ketika ?"k Sanah dgn Rusmi kebingungan
mencari Uca. Beberapa saat kemudian Kumala menganggukkan kepala.
"Ya. ?"" yang dikatakan pekayanmu itu memang benar.
Uca hilang dari penglihatan- nya. Dia muncul lagi saat kau tiba
di depan pintu gerbang, lalu gadis muda berusia 18 tahun
membukakan pintu itu."
"Rusmi," gumam Kanda, lalu benaknya disibukkan oleh
kebingungan yang tidak ada hentinya. Detak-detak jantung
menjadi cepat, timbul rasa cemas dan sedih membayangkan
keadaan Uca sebenarnya. Pernyataan Kumala menurutnya
merupakan suatu kenyataan yang harus dipercayai kebenarannya, karena ia tahu. Kumala tak mungkin
menipunya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jika benar begitu, lalu ke mana perginya Uca pada malam
itu" ?"" yang membuatnya menghilang secara gaib begitu?"
"Ke mana perginya, aku nggak tahu. Saat ini aku belum
melacaknya. Karena melacak persoalan begitu butuh waktu
tersendiri bagiku. Tapi ?"" yang membuatnya bisa lenyap dari
pandangan mata kedua pelayanmu, mungkin bisa kujelaskan
bahwa hal itu dikarenakan adanya kekuatan gaib hitam pada
diri anak itu."
"Gaib hitam"!" Kanda makin tegang, makin membelalakkan
mata. Kumala buru-buru menetralisir agar tak terlalu menyinggung perasaan Kanda.
"Sebaiknya bawalah anak itu kemari. Temukan dia padaku,
supaya aku bisa lebih mudah menelusuri siapa dirinya
sebenarnya."
"Bagaimana kalau nanti sore kubawa padamu?"
"Aku ada di rumah setelah pukul enam petang. Pintuku
terbuka untukmu di atas pukul enam."
Rasa penasaran Kanda membuatnya tak ingin menunda
kesempatan membawa Uca kepada Dewi Ular. ?"k" sejak
sebelum magrib tiba, ia sudah mempersiapkan diri dengan
mengikut sertakan Rusmi. Ia akan membawa Uca yang
didampingi Rusmi menjadi pelayan khusus keperluan gadis
kecilnya itu. "Kita mau pergi ke mana, Oom?" tanya Uca dengan polos.
"Kita akan bermain di rumah Tante Kumala. Uca masih
ingat dengan Tante Kumala yang ketemu, kita di Mc Donalds
dulu?" Wajah mungil manis itu mulai tampak murung.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yaah, kirain Uca mau di bawa jalan-jalan ke Sogo. Katanya
Oom Kanda mau belikan sepatu Uca yang Uca lihat dulu,
waktu kita jalan-jalan di Sogo?"
"Pulang dari rumah Tante Kumala, kita bisa langsung ke
Sogo." "Kenapa mesti ke sana segala sih. Oom."
"Memangnya Uca nggak suka ketemu tante cantik itu?"
"Uca kan malu!" gerutu anak itu sambil bersungut-sungut.
"Kenapa mesti malu?"
"Habis, tante cantik itu suka pandangi Uca nggak kedip-
kedip sih. Uca kan jadi malu, Oom. Memangnya Uca boneka
dari kayu, kok dipandangi terus nggak kedip-kedip."
Kanda tertawa sambil mengusap-usap kepala gadis kecil itu
dengan penuh kasih sayang. Salah pengertian bocah itu bukan
penghalang yang patut dipertimbangkan. Kanda tetap
menyuruh Rusmi bersiap-siap ikut mendampingi Uca.
Tapi di luar dugaan, Feroza Hijau itu ternyata mogok.
Mesinnya ngadat. Entah bagian yang mana yang rusak.
Jelasnya, mobil itu tak bisa hidup waktu distarter berkali-kali.
"Sialan! Tumben banget mobil ini mogok" Biasanya nggak
pernah begini kok!" gerutu Kanda sambil memeriksa accu
mobil. Ternyata semua bagian yang rawan kemogokan dalam
kondisi baik. Tapi toh mesin mobil masih tetap tidak bisa
dihidupkan. Waktu itu, petang sudah menunjukkan hampir
pukul tujuh. Kanda terpaksa kutak-katik lagi mesin mobilnya
dengan rasa penasaran.
Tiba-tiba HP-nya berdering. Bobby meneleponnya.
"Ada ?"", Bob?"
"Elu datang ke cafe agak sorean dikit deh. Tenda sebelah
jadi kita pakai, Da. Gue butuh bantuanmu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yaah... gue lagi mau ada urusan penting nih."
"Soalnya kalau tenda sebelah nggak buru-buru kita
tempati, katanya sih mau dipakai oleh cafenya Zus Merry
malam ini juga."
"Ya, udah kalau gitu langsung saja kita tempati, Bob."
"lya, tapi hitung-hitungannya aku nggak tahu nih. Elu dong
yang susun perhitungan sama pihak pengelola. Makanya elu
mesti buru-buru kemari, Da."
"Mobil gue lagi mogok nih, Bob. Coba ntar kalau mobil ini
bisa gue akalin jadi hidup, gue ke sana deh."
"Ya, udah. Gue taruh barang kita dulu aja, ya" Ntar hitung-
hitungannya biar elu yang beresin!"
0o-dwkz-234-o0 Kanda makin mendesah jengkel. Bobby bersifat mendesaknya agar datang ke cafe. Pasti urusan itu memakan
waktu lama. ?"k mungkin hanya satu jam. Kalau harus
membawa Uca, terlalu malam nantinya. Lagi pula gadis kecil
itu sejak tadi sudah menguap berkali-kali. Sambil duduk di
sofa panjang depan teve, Uca yang sudah berpakaian rapi itu
menunggu keputusan Kanda.
"Tuan, Non Uca kayaknya udah ngantuk tuh," kata Rusmi.
Kanda mendesah lagi. Serba salah jadinya."Ya, udah... suruh
tidur aja deh. Besok aja perginya," kata Kanda. Meski Rusmi
sudah menyuruh Uca tidur, tapi gadis itu belum mau beranjak
dari sofa. Terpaksa Kanda yang membujuknya, barulah Uca
mau pindah ke ranjang.
"Oom Kanda mau ke rumah Tante Kumala sendiri?"
"Nggak. Kita tunda besok aja rencana pergi ke rumah Tante
Kumala. Oom harus ke warung tenda, ada yang harus
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diselesaikan malam ini,Uca. Makanya, Uca nggak usah ikut,
ya" Udah ngantuk dan mata Uca udah merah tuh."
"Uca di rumah aja deh, Oom. T api jangan lupa pulangnya
bawa martabak manis yang banyak coklatnya, ya?"
"lya. Oom akan bawakan martabak, asal Uca nggak ke
mana-mana."
"He'eh!" Uca mengangguk, lalu menguap lagi.
?""k," kata Kanda kepada pelayannya. "Tungguin anak ini
sampai aku kembali. Jangan ada yang tidur. Kalau perlu,
nonton teve pakai teve dalam kamarku aja sana. Ngerti?"
"Mengerti, Tuan," jawab ?"" Sanah dengan patuh.
Kanda bermaksud pergi ke cafenya meng- gunakan taksi.
Tapi ketika dia coba sekali lagi untuk menstarter mobilnya,
ternyata mesin mobil dapat hidup dengan mudah, seperti tidak
mengalami kerusakan sedikit pun, Kanda jadi menggerutu
sendiri. "Brengsek! T adi nggak mau hidup, sekarang giliran mau ke
cafe bisa hidup dengan mudah. Dasar mesin brengsek!"
Feroza Hijau itu pun me luncur ke arah monas. Dalam
perjalanan itu Kanda sempat menghubungi Kumala melalui
HP-nya. "Sorry, aku nggak jadi datang malam ini, besok malam aja
deh." "Kenapa" Diganggu olehnya, ya?"
"Ada yang harus kuselesaikan di cafe sekarang juga."
"Goo... kirain kamu diganggu oleh si kecil Uca itu."
Terperanjat Kanda mendengar kata-kata itu. Sadar akan
kemungkinan tersebut. Tapi ia tak berani memastikan diri
bahwa ngadatnya mobil tadi adalah gangguan halus dari Uca.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau ingat kata-kata Kumala, bahwa Uca bukan bocah
sembarangan, dan punya kekuatan,gaib hitam pada dirinya,
memang bisa saja ia membuat mobil ini nggak bisa hidup
mesinnya lantaran gangguan kecil darinya. Uca mengganggu
dengan ?"?" begitu, karena ia kurang setuju diajak bertemu
Kumala. Hrnmm, tapi ?"" benar begitu kenyataan yang ada?"
Bergidik merinding tengkuk Kanda membayangkan hal itu.
Menurutnya, jika Uca benar-benar bisa mengganggu dengan
cara seperti tadi, maka besar kemungkinan bocah itu akan
melakukan gangguan gaib yang lebih parah lagi dari yang tadi.
Mungkin saja bisa membuat mobil Feroza Hijau itu me ledak
sewaktu-waktu. "Ah, itu hanya khayalan buruk aja!" Kanda menetralisir diri
sendiri. Pikirannya segera difo- kuskan pada cafe begitu ia
memasuki area! Taman Monas. Ia sempat terperanjat melihat
banyak mobil yang diparkir tak jauh dari cafe tendanya. Dari
kejauhan pun dapat dilihat banyak pengunjung yang
memadati cafenya, sementara di cafe-cafe tenda lainnya
tampak sepi. Hanya dua-tiga pengunjung yang ada di sana.
"Menyolok sekali. Bisa menimbulkan kecemburuan kalau
begini caranya. Orang sangka aku dan Bobby pakai dukun dari
Gunung Kawi. Pasti issue nggak sedap mulai menyebar di
kalangan pemilik cafe."
Celoteh hati Kanda berhenti begitu mobilnya diparkir di
tempat biasa. Saat ia turun dari mobil, seseorang segera
memanggilnya dari balik pohon.
"Kanda...!" Orang itu bergegas menghampirinya.
"Hei, Tika..."! Kau sudah ada di sini sejak tadi, ya?"
"Nggak. Hampir barengan dengan mobilmu masuk sini
tadi." "Sama siapa kamu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sama temanku. Tapi dia nggak mampir ke sini, dia mau
langsung ke rumah pamannya. Mungkin nanti ma lam-malam
baru bisa kemari menjemputku. Kalau nggak dijemput, ya
pulang sendiri."
Tika diperkenalkan kepada Bobby. Dalam pembicaraan
masalah tempat baru, Tika tidak ikut ambil bagian. Ia duduk
menyudut sendirian, di belakang counter makanan. Sesekali
membantu pelayan menunjuktan tamu yang butuh pelayanan.
Setelah urusan cafe baru bisa diselesa ikan, Kanda kembali
menghampiri Tika yang dengan sabar dan penuh pengertian
menunggu selesainya kesibukan Kanda.
"Kok nggak pesan makanan atau minuman" Ayo dong...!
Mau makan ?"" kamu, Tik?"
"Nggak usah. Aku cuma mau sedikit ngerepotin kamu kalau
kamu sudah nggak sibuk."
"Ngerepotin apaan?"
"Mau antar aku nggak?"
"Ke mana?"
"Ke Roxan Hotel."
"Maksudmu ke Coin Diskotek lagi?"
"Itu sih soal nanti. Kalau mood ke sana, ya ke sanalah kita.
Kalau lagi nggak mood ya nggak usah ke sana. Yang penting,
ada teman lamaku baru datang dari Canberra. Dia bermalam
di Roxan Hotel. Tadi kutelepon, dia bilang nggak bisa keluar
karena sedang lakukan urusan bisnis dengan kliennya. Aku
dimintanya datang ke sana malam ini. Kamu mau nggak
temani aku ke sana?"
"Boleh aja," sambil Kanda manggut-manggut dengan
senyum ceria mekar di bibir. Hati pun berdesir-desir, kembali
ditaburi bunga indah seperti kemarin malam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi selesaikan dulu kesibukanmu di sini, Kanda. Kalau
udah ngak sibuk, baru kita ke sana."
"Okey, aku bicara dulu sama Bobby deh."
Ketika Bobby mendengar penjelasan dari Kanda, ia
mencibir dalam canda. "Kamu pasti mau check-in sama cewek
itu!" "Sumpah! Dia minta ditemani karena mau menemui


Dewi Ular 46 Misteri Bocah Jelmaan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

temannya yang baru datang dari Canberra!" Kanda agak
ngotot. Akhirnya Bobby merasa tidak keberatan ditinggal
Kanda. Tika pun meluncur ke Roxan Hotel dengan di-
dampingi Kanda.
Tika mengeluarkan handphone dari jaket hitam yang
malam itu dikenakannya dan menambah penampilannya
semakin tomboy lagi. Ia bicara dengan temannya yang dari
Canberra itu memakai bahasa Inggris dengan lancar dan fasih
sekali. Kanda menyimpulkan bahwa Tika pasti pernah tinggal
di luar negeri cukup lama. Percakapan dalam bahasa Inggris
sama sekali mirip percakapan orang bule asli.
"Yaah, dia sedang keluar dengan kliennya tuh. K ita disuruh
menunggunya. Gimana nih?" kata Tika selesai bicara melalui
HP. "Yaah, terserah kamu. Kalau harus menunggu, terlalu lama
nggak waktu menunggunya?"
"Dia cuma bilang beberapa saat, gitu. Tapi dia suruh kita
menunggu di salah satu kamar. Oia sudah buka kamar khusus
buat kita menunggu "
"Kamar...?" gumam hati Kanda semakin berdcbar-debar.
Terbayang olehnya banyak hal yang dapat dilakukan dua
pasang manusia bcrlaimn jenis dalam satu kamar hotel.
Mungkinkah dirinya dapat melakukan sesuatu yang lebih indah
dari pertemuan malam kemarin"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bingung juga Kanda memutuskan sikapnya. Haruskah ia
menjaga sikap dengan berlagak sopan, supaya tidak dikecam
sebagai cowok hidung belang" Atau... harus terus terang
terhadap ?"" pun yang dikehendaki hati kecil- nya"
"Bagaimana kalau di dalam kamar itu nanti aku bergairah
padanya" Ntar dia sangka aku cowok kurang ajar, nggak bisa
menghargai nilai sebuah persahabatan sejati"!" pikir Kanda
dengan gelisah.
0o-dwkz-234-o0 4 TANPA sepengetahuan Kanda, Dewi Ular malam itu datang
ke rumahnya. Ia hanya berdua bersama Sandhi, yang kadang-
kadang berfungsi sebagai asisten untuk urusan riel.
Sedangkan asisten Kumala untuk urusan gaib adalah Buron,
yaitu seorang pemuda berambut kucai jelmaan dari Jin Layon.
Tapi malam itu Buron tidak ikut. Ia ditugaskan jaga rumah,
sambil menemani ?"k Bariah, pelayan setia Kumala untuk
urusan dapur. Hanya saja, sewaktu-waktu Kumala rnembutuhkan dari tempat jauh, Buron dapat dipanggilnya
secara gaib. Ia akan muncul dari lapisan udara, tepat di mana
Kumala berada. "Kalau memang tadi Kanda meneleponmu dan memberi
tahu bahwa dia nggak ada di rumah,. kenapa kamu justru
datang ke rumahnya?" tanya Sandhi dalam perjalanan itu.
"Justru aku ingin tahu ?"" yang dilakukan gadis kecilnya
apabila Kanda tidak ada di rumah."
"Menurutmu apakah gadis kecil itu memang berbahaya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yang jelas aku merasakan dia inempunyai getaran
gelombang gaib cukup besar. Aku pe- riasaran sekali ingin
tahu, siapa sih dia itu sebenarnya" Anak siapa dan mengapa
bisa mempunyai getaran gaib sebesar itu?"
?"?" nggak bisa kamu kontrol dari rumah saja "
"Itulah kehebatan anak itu. Nggak bisa ditembus dari jauh.
Gelombang energi gaibnya agak lain dari yang lain. Hanya bisa
terdeteksi jika kita berada dalam jarak dekat dengannya.
Itulah sebabnya kemarin kukatakan pada Kanda bahwa gadis
kecil itu punya energi gaib hitam. Artinya, gaib yang sukar
diteropong dari jarak jauh."
?"k berapa lama BMW kuning metalik itu sampai di rumah
Kanda. Kumala Dewi langsung berkerut dahi me lihat pintu
gerbang dan pintu ruang tamu terbuka, sementara suasana di
rumah itu tampak sepi.
"Ada yang nggak beres nih, San!"
"Ada apaan"!"
"Aku ke dalam dulu deh!" sambil Kumala bergegas turun
dan melangkah lebih dulu, sementara Sandhi membetulkan
posisi parkir mobilnya. Setelah itu Sandhi pun berlari kecil
menyusul Kumala yang sudah sampai teras rumah dan
disambut oleh ?"k Sanah.
Wajah ?"k Sanah tampak tegang. Pasti ada sesuatu yang
terjadi dan membuatnya ketakutan. Kumala pun mendesak
?"k Sanah, sehingga perempuan setengah baya itu akhirnya
mengungkapkan ketegangannya dengan suara bergetar dan
bibir gemetar. "Non Uca hilang lagi, Nona. Hmmm... Non Uca adalah...."
"Ya, aku tahu," sahut Kumala. "Di mana tempatnya
menghilang?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tadi.. tadi dia tidur di ranjang, tapi... tapi tahu-tahu lenyap
begitu saja saat saya dan anak saya nonton teve, Nona.
Saya... oooh, saya pasti akan kena marah oleh Tuan Kanda.
Mungkin juga saya akan diusirnya...."
Kumala tidak mendengarkan lagi keluhan ?"k Sanah yang
dituturkan dengan sedih, melainkan langsung memeriksa
kamar tempat tidurnya Uca. Sandhi pun ikut menerobos
masuk dan berdiri sampai di pintu kamar tersebut. Kumala
berani sampai ke tepian ranjang, memandangi selimut yang
seolah-olah tetinggal, lalu meraba kasur ranjang itu. Matanya
terpejam, merasakan getaran gaib yang dapat terpantau oleh
kepekaan supranaturalnya.
"Saya sudah mencarinya ke mana-mana," kata ?"k Sanah
kepada Sandhi. "Tapi dia tidak kami temukan. Bahkan anak
saya sekarang sedang mencari sampai ke tepi jalan raya sana.
Entah bagaimana hasilnya."
"Tenang, ?"k. Tenang...," kata Sandhi dengan ada ikut
prihatin atas ketakutan ?"k Sanah. "Majikanku ini orang
pintar. Mungkin ?"k masih ingat kami berdua : aku Sandhi,
dan majikanku itu bernama Kumala Dewi. Kami teman baik
Kanda. Dulu pernah kemari kan?"
?"k Sanah hanya manggut-manggut. Entah ingat betul
atau tidak, yang jelas ia tampak bersikap pasrah dan
mengharap bantuan siapa saja untuk menemukan kembali si
kecil Uca. "Dia menjauh dari sini," kata Kumala dengan nada datar,
seolah-olah tidak dituju kan kepada siapa pun. Tapi tangannya
segera bergerak mengambang, mengikuti sisa getaran gaib
yang terpantau oleh kekuatan supranaturalnya.
"Dia bergerak kemari...," sambil Kumala berjalan pelan-
pelan seperti dituntun oleh tangannya. Sandhi dan ?"k Sanah
sama-sama diam dengan hati berdebar-debar dan bulu kuduk
meremang merinding.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Akhirnya tangan Kumala itu mepempel pada dinding dekat
pintu. "Dia menembus dinding ini."
"Menembus dinding, oooh..."!" ?"k Sanah semakin
ketakutan. Pada saat itu Rusmi datang dan dengan wajah
ingin menangis ia melaporkan bahwa di jalanan ia tidak
menemukan Uca. Begitu melihat Kumala Dewi sedang
berkonsentrasi dengan mata terpejam dan tangan menempel
dinding, Rusmi diam tanpa berani bicara. la mulai paham
bahwa Kumala adalah orang pintar yang dapat diha- rapkan
membantu mereka menemukan si kecil Uca.
Gerakan tangan Kumala meraba dinding dari bawah sampai
naik dalam ketinggian tertentu. Kini justru kedua tangannya
yang meraba dinding, seolah-olah mengikuti lekuk tubuh
seseorang yang menempel di dinding tersebut.
"Besar sekali" Bekas getaran gaibnya siapa ini"!"
gumamnya pelan, seolah-olah bicara pada diri sendiri.
"Ukuran bocah itu tidak setinggi yang kau raba, Kumala."
"Ya, tapi... tapi aku merasakan ada orang kedua yang
mempunyai getaran gaib dan sisanya masih bisa kurasakan
membekas di dinding ini. Dia orang dewasa. Maksudku, bukan
anak-anak lagi. Mungkin dialah yang membawa pergi Uca
atau... atau...."
Kumala tidak metanjutkannya. Ia bergegas pergi keluar
kamar. Bermaksud mengikuti jejak getaran gaib sete lah
menembus dinding. Satu tangannya masih terangkat lurus
mengikuti daya magnetisme yang dapat dirasakan. Ia berjalan
seperti orang buta, sampai akhirnya membentur dinding kaca
ruang tamu. "Dia menembus dinding kaca ini!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sandhi, ?"k Sanah dan Rusmi yang mengikuti dari
kejauhan menjadi saling pandang dalam ketegangan. Sandhi
segera berseru dari tempatnya berdiri.
?"?"?"h dia menembus dinding kaca itu bersama si orang
kedua?" "Ya. Aku rasakan bekas getaran gaibnya sarna tingginya
dengan yang ada di kamar tadi."
Rusmi berbisik kepada emaknya dengan suara gemetar,
"Jangan-jangan anak itu digondol jin, ?"k " "
"Mudah-mudahan jangan begitu deh. Kita bisa dimampusin
sama Tuan kalau sampai Non Uca digondol jin."
Kumala Dewi keluar ke teras. Mereka menyusul secara
serempak. Tapi di teras kedua tangan Kumala terangkat
bebas, matanya terbuka, napasnya dihempaskan saat
menatap kepada Sandhi.
"Hilang...!" katanya dengan nada sedikit. kecewa. "Sampai
di sini getaran gaib itu tidak tersisa lagi. Hilang. Aku nggak
bisa melacaknya."
"Berarti dia memang keluar dari rumah ini?"
Sambil melangkah masuk kembali ke ruang tamu, Kumala
berkata, "Dia memang keluar, meninggalkan rumah ini. Ada
yang membawanya. Tapi nggak bisa dilacak siapa yang
membawanya pergi."
"Jin..."!" celetuk Rusmi pelan sekali.
"Mungkin saja jin, mungkin saja roh iblis, atau... mungkin
roh dari orang tuanya sendiri."
"Oooh, Maaak... aku takut, ?"k...," Rusmi menangis
semakin menggigil memegangi emaknya.
"Lalu ?"" yang harus kami lakukan, Nona Kumala" Kami
pasti disalahkan oleh Tuan Kanda."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan takut. Aku akan menjelaskan segalanya pada
Kanda biar dia nggak marah- marah padamu," sambil Kumala
menepuk-nepuk pundak ?"k Sanah, memberi ketenangan.
Tepukan itu mengandung hawa sakti yang dapat membuat
ketakutan dan kesedihan ?"k Sanah berkurang sedikit demi
sedikit. Tepukan tangan itu pun juga diberikan kepada Rusmi,
sehingga tangis Rusmi mulai reda dan jiwanya tenang
kembali. "Kita susul Kanda ke cafenya, San!"
"Okey," jawab Sandhi sambil manggut- manggut sangat
setuju dengan rencana itu.
"Kami di rumah saja, Nona Kumala?"
"Ya. Kalian tetap saja di rumah, dan perhatikan tempat
tidur Uca. Aku yakin sewaktu-waktu bocah itu akan muncul
lagi dalarn keadaan tidur seperti semula. Jangan lakukan ?""-
?"" kalau dia kembali. Bersikaplah biasa-biasa saja."
"Baik, Nona. Terima kasih banyak atas bantuannya."
"Kita cabut sekarang, San! " tegas gadis cantik jelita itu.
Aroma wangi yang ditinggalkan di rumah Kanda membuat
perasaan ?"k Sanah dan Rusmi semakin tenang lagi. Seolah-
olah ada kedamaian dan ketenteraman di hati mereka berdua.
0o-dwkz-234-o0 Menunggu di sebuah kamar VIP dari hotel berbintang
sungguh pekerjaan yang tidak membosankan bagi Kanda.
Lebih-Iebih ditemani oleh seorang wanita muda bertubuh
sexy, cantik, dan punya pandangan mata yang memukau hati
lawan jenisnya. sungguh suasana yang amat menyenangkan
bagi pemuda berkulit putih itu.
Tika membuka jaket hitamnya la hanya mengenakan blus
tanpa lengan yang ketat badan. Bentuk dadanya terlihat
menonjol padat, dan Kanda dapat melihat sesuatu yang
menonjol kecil di balik kain blus itu. Kanda "akin, sesuatu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang menonjol kecil itu adalah pucuk-pucuk bukit kemesraan
Tika. Dengan rambut diikat ke belakang asa asalan, keberadaan
bentuk dada itu semakin terlihat jelas, juga lehernya yang
jenjang dan berkulit putili mulus bagaikan bentangan cinta
yang menantang untuk dikecup dengan lembut.
Sekalipun kedua rnata Kanda selalu memandang dengan
nakal, tapi Tika cuek saja. Seolah-olah tidak merasa
dipandang, seakan-akan tak pedulikan ?"" yang terkandung
dalam debar-debar keindahan hati Kanda. Ia duduk di sola
dengan gaya seorang lelaki gagah. Sebatang rokok diambil
dan disulutnva tanpa sungkan-sungkan lagi. Kanda yang
duduk di samping kanannya sengaja memperhatikan sejak
tadi tanpa sepatah kata pun dan diiringi senyum tipis yang
menawan hati lawan jenisnya.
"Aku boleh pesan minuman Pink Lady, nggak?"
"Boleh saja. Pokoknya ?"" yang menyenangkan hatimu,
lakukan aja. Asal jangan sampai membuatmu sakit."
Sambil mendekati telcpon kamar Tika berkata, ?"?" saja
boleh kulakukan"
Wah, repot dong. Kalau yang menyenangkan hatiku adalah tidur di pangkuanmu,

Dewi Ular 46 Misteri Bocah Jelmaan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bagaimana" Harus kulakukan juga?"
"Aku nggak akan keberatan."
Tika tersenyum dengan sedikit mencibir. Ia segera bicara
dengan petugas di restorasi untuk memesan minuman Pink
Lady. Sementara itu, Kanda membuka satu kaleng bir hitam
yang tadi diambilnya dari kulkas kecil. Satu kaleng bir hitam
lagi masih belum dibuka, tapi sudah berada di meja. Waktu
Tika kembali dari menelepon pesanannya, ia langsung
membuka bir yang satunya lagi- itu.
Sepatunya dilepas. Kakinya yang bcrsih. putih mulus,
terlihat jelas karena kedua kaki itu ditumpangkan di atas sofa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
depannya. Dia benar-benar cuek, duduk sambil angkat kedua
kaki tanpa sungkan-sungkan. Dan sikap seperti itu justru
menyenangkan hati Kanda. Ia memang suka gadis yang tidak
bermain dalam kemunafikan.
Waktu pelayan datang
membawakan pesanana, Tika tetap cuek, kaki tetap
ditumpangkan di sofa depannya.
"Bill-nya biar temanku yang tanggung."
"Nggak usahlah," kata Kanda sambil menyerahkan uang
kepada pelayan. Ia menanggung bill m inuman itu.
"Jam berapa temanrnu kembali ke hotel ini?"
"Nggak tahu. Ntar dia pasti telepon ke HPku kalau sudah
kembali. Memangnya kenapa sih?"
"Nggak apa-apa. Cuma tanya saja ?"" nggak boleh?"
Kanda duduk di tempat semula, sebelah kiri Tika. Gadis itu
mencari acara teve menggunakan remote control yang ada di
tangannya. Ketika ditemukan acara musik, ia berhenti
memainkan remote dan meletakkan benda itu di meja.
Minuman Pink Lady diteguknya dengan segar. Lalu duduk
kembali dengan sedikit merebah dan bersandar santai.
Kamu suka suasana terang begini atau remang-remang?"
tanya Tika seraya memandangi beberapa lampu yang menyala
terang di plapon kamar.
"Terlalu terang bagiku. Kurang romantis," pancing Kanda.
"Uuhh, maunya romantis terus!" Tika tertawa sambil
mencolek pipi Kanda. Tapi pada saat itu, tiga lampu menjadi
padam. Tinggal satu lampu yang menyala di sudut kamar.
Suasana menjadi remang-remang. Kanda heran, mengapa tiga
lampu itu bisa padam. Tapi rasa herannya itu segera
terlupakan karena Tika mengajukan pertanyaan yang butuh
jawaban secepatnya.
"Begini masih kurang romantis nggak?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Cukup. Menurutmu sendiri bagaimana?"
"Aku nggak tahu yang romantis itu yang bagaimana,"
jawab Tika dalam nada berkelakar.
"Romantis itu mesra."
"Setahuku mesra itu nggak pakai baju."
Kanda tertawa lepas. Tika sendiri terkikik geli. Bahkan ia
menambahkan kelakarnya, "Jadi seekor sapi, kebo, kuda, itu
mesra semua, karena nggak pakai baju."
"Apakah kita harus seperti sapi?"
"Melepas baju" Oh, itu terserah kamu. Yang pasti, nggak
usah melepas baju pun kita berdua sudah mirip sapi dan
kebo." Renyah ceria tawa mereka, penuh ungkapan rasa suka c ita
yang cukup dalam. Kanda ikut-ikutan melepas sepatunya dan
menumpangkan kedua kaki di atas meja. Sekaleng bir hitam
tergenggam di tangan kirinya.
"Tik, seingatku kemarin ma lam kau bilang bahwa gairah
hidupmu nyaris pudar. Dan kau berjanji akan menjelaskannya
padaku dalam situasi dan tempat yang layak. Mungkin di sini
adalah tempat yang layak untuk menjelaskan alasanmu itu.
Apakah kau masih keberatan menjelaskannya padaku?"
Tika menghembuskan napas panjang. "Kau benar-benar
ingin tahu?"
"Kurasa begitu."
" Tapi janji, kalau habis kujelaskan kamu nggak boleh pergi
meninggalkan diriku?"
"Aku tetap akan menjadi sahabatmu yang paling dekat
dengan hatimu. Swear!"
"Kamu janji juga kalau habis itu mau belikan aku makanan
kesukaanku?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Makanan ?"" itu?"
"Martabak manis! Coklatnya agak banyakan. Okey?"
Kanda tertawa pelan. "Okey, itu soal mudah. Yang
kupikirkan adalah kesungguhanmu menuturkan alasan
tersebut. Aku nggak mau kalau kau mengarang-ngarang cerita
untuk menutupi kenyataan yang ada. Aku mau kau
mengatakannya dengan jujur. ?"" adanya."
"Aku nggak mungkin dapat membohongimu, Kanda."
"Aku juga nggak akan berbuat licik padamu. Kita sama-
sama terbuka saja, supaya persahabatan kita menjadi kekal.
Kau setuju?"
"Ya, aku setuju." Tika mengubah posisi duduknya, lebih
tegak lagi. Abu rokok dijentikkan ke asbak. Ia meneguk
minumannya satu kali. Sofa panjang itu memberi peluang bagi
kakinya untuk ditekuk dan diletakkan di tempat duduknya.
Posisinya menghadap Kanda dengan tangan kiri disandarkan
di sandaran sofa.
"Kau tahu kenapa gairah hidupku nyaris pudar, itu lantaran
aku kehilangan harapan sete lah sekian lama mencari tak
menemukan sekerat hati yang kuinginkan."
"Kamu patah hati karena ditinggal pacarmu, begitu?"
"Beberapa waktu yang lalu, aku dikhianati oleh suamiku...."
"Oh, kau pernah bersuami!" potong Kanda agak terkejut.
Tika mengangguk. "Pernah. Tapi belum sampai punya
keturunan, suamiku sudah berkhianat. Lalu kutinggal pergi
dan aku tak mau bertemu dengannya lagi. Aku berkelana
mencari pengganti cinta yang kandas. Ternyata sampai sekian
lama belum ada hati yang dapat menjadi pengobat luka
jiwaku. Aku nyaris putus asa. Tapi sebelum aku benar-benar
putus asa, aku bertemu denganmu. Kau meman carkan daya
pikal yang sesuai dengan harapan hatiku. Terbukti kemarin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
malam kau dapat membuatku bersemangat dan bahagia
sekali." "Apakah kau sudah lama mengenalku?"
"Ya. Sudah beberapa waktu kupantau pribadimu. ternyata
aku suka dengan pribadimu yang sebenarnya menyimpan
sejuta kelernbutan serta kasih sayang. Kau pantas menjadi
seorang suami, sekaligus scorang ayah. Kau tipe lelaki yang
punya perhatian kepada keluarga. Dan yang utarna
kutemukan cahaya terang di malamu. Cahaya itu menunjukkan bahwa kau bukan tipe lelaki yang suka
berkhianat kepada istri dan keluarga. Mudah-mudahan cahaya
terang itu tidak padam di kemudian hari, sehingga aku tidak
kecewa padamu."
Jantung pemuda tampan itu berdetak cepat. la merasa
tersanjung, sekaligus merasa telah menerima pernyataan
sikap dari Tika, yaitu sikap menyukaihya. Rasa-rasanya ia
telah dibukakan pintu selebar-lebar dan dipersilakan masuk ke
relung hati T ika.
"Sejak kapan kau mempelajari diriku?"
"Nanti kau akan tahu sendiri. ?"" perlu menjawab
sekarang. Hanya saja, agaknya kau perlu tahu bahwa ada satu
hal yang menyangsikan diriku dalam mempelajari dirimu."
?"?" yang membuatmu sangsi?"
Tika diam. Mematikan rokoknya setelah dihisap panjang-
panjang. Seteguk minuman pun ditelannya. Ia kembali duduk
seperti semula, menatap Kanda dengan senyurn tipis dan
pandangan mata lembut menantang gairah. Kanda jadi salah
tingkah sendiri, ikut-ikutan meneguk bir hitamnya, lalu
meletakkan kaleng bir itu di meja .
"Aku nggak bisa jelaskan secara lisan ?"" yang kusangsikan
itu. Tapi dengan perbuatan, kurasa semuanya bisa kuketahui,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
apakah nantinya aku masih sangsi, atau semakin percaya
pada dirimu."
"Aku sulit menerjemahkan arti kata-katamu, Tika. yang
simpel-simpel saja deh. ?"" rnaksudnya"! "
Tika justru manggut-manggut kecil. "Sudah kuduga, kamu
nggak suka perkataan yang berbelit-belit, mendayu-dayu, atau
bertele-tele. Kau suka sesuatu yang bersifat to the point.
Begitu kan?"
"Ya. Karena hidup ini membutuhkan kejelasan yang
singkat." "Aku sependapat denganmu. Tapi bagaimana kalau aku
benar-benar mempersingkat dan mempertegas keinginan
hatiku, apakah kau bisa menerimanya dan tidak salah persepsi
terhadap diriku?"
"Aku mencoba selalu berpikir positif dalam menilai
seseorang."
"Aku percaya, walau semula masih kusangsikan. Aku hanya
khawatir kalau pikiran positifmu itu lupa nggak kamu bawa
dan tertinggal di rumah, sehingga kau akan rnenilaiku sebagai
perempuan murahan jika kukatakan ?"" keinginanku secara
singkat dan tegas."
Aku berjanji lidak akan menilaimu seburuk itu. Jadi
sekarang katakan saja ?"" keinginanmu sebervarnya?"
Tika diam, menatap tak berkedip, namun sorot pandangan
matanya itu pelan-pelan berubah sayu.
"Kanda, aku ingin kau menciumku!"
Bergetar hati Kanda mendengarnya. Kikuk ia menjawab
dan memberikan respon yang se- mestinya. T ika berkata lagi
tanpa basa-basi dan tanpa malu-malu lagi.
"Aku ingin me lihat keberanian dan kebolehanmu dalam
bercinta. Dari situ aku bisa menilaimu, apakah kau lelaki yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapat memuaskan harapanku, atau hanya sekedar hiburan
selayang pandang saja."
Tantangan terang-terangan itu membuat Kanda semakin
gemetar. Secara jujur diakui dalam hatinya, bahwa ia belum
pernah menerima tantangan sejelas itu. Diakuinya, ia telah
kalah satu point dari Tika. Mentalnya sempat guncang dan
limbung menghadapi tantangan yang sangat di luar dugaan
itu. Tika melepaskan blusnya. Cuek sekali. Blus itu dibuang ke
lantai. Temyata dugaan awal Kanda memang benar, di balik
blu itu Tika tidak mengenakan kutang. Dua bukitnya tampak
membusung sekal, kencang dan mulus sekali. Rambutnya jadi
lerlepas dari ikatannya dan kini bergerai meriap sepanjang
punggung,sebagian rambut jatuh di sekitar bukit dadanya.
Makin gemetar tubuh Kanda menerima tantangan yang
lebih seru itu. la masih diam saja, terpana memandangi
keindahan tubuh tika. Senyum wanita itu semakin menggoda.
Tangannya melepas ikat pinggang celana jeans-nya. la sempat
berdiri sambil tetap mengarahkan tatapan matanya pada
Kanda. Rupanya wanita itu nekat melepaskan celana jeans-
nya. "Kanda, aku telah to the point," katanya sambil mendekat
lagi. Perutnya yang mulus dan ramping itu berada tepat di
depan mata Kanda. la berkata lagi dengan suara parau.
"Sekarang ?"" yang dapat kau lakukan padaku, Kanda"
Tunjukkan kebolehanmu agar aku tak kecewa pada harapanku
sendiri." Kanda menelan ludahnya sendiri setelah menarik napas,
menenangkan deburan kuat dalam dadanya. la tak mau
terbengong lagi. la harus menghadapi tantangan itu dengan
keberaniannya yang didambakan oleh perempuan sepanas
Tika. ?"k" senyumnya pun melebar, kedua tangannya mulai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengusap lembut pinggul Tika. Usapan itu menuju ke atas,
hingga kedua bukit T ika menjadi ajang kenakalan tangannya.
Tika mendesah pelan sekali, nyaris tak terdengar.Kedua
tangannya menyingkapkan rambut ke belakang, tapi kedua
tangan itu belum mau kembali ke depan atau turun. Masih
memegangi rambut di belakang kepala sehingga dada pun
tampak lapang dan lebih kencang dari sebelumnya.
"Hanya itukah yang bisa kau 1"kuk"n, Kanda?"
"Lebih...," jawab Kanda parau. Kemudian tangannya turun
ke pinggul. ?"k dapat dihindari lagi, pertarungan mesra pun terjadi
pada malam itu. T ika dibaringkan di ranjang, dan Kanda mulai
mengganas. Ia tunjukkan kebolehannya dalam bercinta,
mengarungi samudera cinta di bentangan tubuh rnulus tanpa
cacat sedikit pun itu. T ika menerima keganasan Kanda dengan
hati riang dan bahagia. Semakin lama ia sendiri tak bisa
rnenahan diri, sehingga keganasan cintanya pun tercurah
keluar menyerang Kanda.
Temyata Tika bukan perempuan yang mudah mencapai
puncak keindahannya. Kanda sendiri pria yang tangguh dan
kokoh dalam pendiriannya, karena sampai sekian lama ia
masih mampu melayani keinginan Tika tanpa mencapai
puncak keindahan lebih dulu. Keduanya sama-sama tangguh,
dan sama-sama mencapai puncak kemesraan secaraan
bersama-sama. 'Ternyata kau telah mampu membuktikan harapanku
menjadi kenyataan, Kanda," tutur Kanda sambil membiarkan
peluhnya mengering sendiri. "Kau telah berhasil menghapus
kesangsianku. Kau memang pria pilihanku, yang selama ini
kucari-cari dalam pengembaraanku. Aku ingin memilikimu,
Kanda. Maukah kau memilikiku juga?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku cuma tidak ingin melepaskan dirimu, Tika. Aku suka
sekali padamu, Sayang...," sambil Kanda mencium kening
Tika. "Kamu nggak akan kecewa menerima kenyataan yang ada
padaku?" "Aku bersumpah tak akan melepaskan dirimu, ?"" pun
kenyataan yang ada pada dirimu. Tika sayang...," tutur Kanda
dengan lembut. Tika pun memeluk pria itu erat-erat.


Dewi Ular 46 Misteri Bocah Jelmaan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Oohh, Kanda... bahagia sekali hatiku malam ini, jauh lebih
bahagia dari sebelumnya."
"Aku lebih bahagia, T ika. Karena baru sekarang kutemukan
wanita yang... aah, yang luar biasa bagi hidupku."
"Tapi jangan lupa, Kanda...."
"Soal ?"" itu, Sayang?"
"Belikan aku martabak manis, ya?"
Kanda tertawa geli menerima kemanjaan seorang tomboy.
Hatinya gembira sekali menanggapi kemanjaan seperti itu.
Sekalipun kata-kata Tika bernada canda, tapi Kanda benar-
benar punya keinginan untuk membelikan martabak manis
agar Tika semakin bahagia dan semakin suka padanya.
"Masih pukul satu kurang," pikirnya. "Aku bisa mencari
martabak manis di sekitar Pecenongan atau Mangga besar."
Ketika Kanda mengajak Tika keluar hotel, perempuan
cantik yang punya ladang kenikmatan itu menolak ikut.
"Aku capek, Kanda. Aku mau tinggal di sini aja deh. Kamu
pergi sendiri. Nggak apa-apa kan?"
"Okey-lah kalau begitu. Tapi ingat, jangan masukkan lelaki
lain lho!"
"Idih, gila luh, ya"!" Tika tertawa ceria, mencubit pipi
Kanda, lalu memagut bibir pemuda itu dengan mesra.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam perjalanan menuju Pecenongan, Kanda tersentak
dalam kesadarannya. la ingat Uca yang juga memesan
martabak manis. ?"k" itu pun buru-buru menghubungi
telepon rumahnya menggunakan HP. Hanya saja, sebelum ia
menekan nomor telepon rumahnya, tiba-tiba handphone itu
berdering lebih dulu.
"Bobby...?" guman hati Kanda saat mengenali nomor
telepon yang muncul dalam layar displaynya.
"Hallo, ada ?"", Bob?" sapanya langsung.
"Da. buruan pulang ke rumah."
"Memangnya kenapa?"
"Gue ama Kumala sedang meluncur ke rumahmu."
"Kanda..."!"
"Anakmu hilang lagi tuh."
"Uca..."!" Kanda terbelalak.
Ia buru-buru menghubungi T ika.
"Kalau begitu, cepat kau pulang. Jangan pikirkan aku. Aku
juga mau pulang pakai taksi. Kita ketemu besok malam aja!
Atau besok siang aku meneleponmu, kta makan siang
bersama. Okey?"
Setulus itukah pengertian Tika" Pikir Kanda. Ia justru
dihinggapi perasaan sangsi terhadap sikap Tika itu. Jangan-
jangan di balik pengertiannya, Tika merasa punya kesempatan
untuk berburu lelaki lain"
0o-dwkz-234-o0 5 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
BOBBY merasa penasaran juga setelah mendapat
penjelasan dari Kumala tentang keadaan di rumah Kanda.
Sementara Kanda yang ditunggu-tunggu tidak kunjung tiba di
cafe, maka Bobby memutuskan untuk menunggu Kanda di
rumahnya. Bobby sudah mencoba menghubungi HP-nya
Kanda sebelum itu, tapi HP Kanda dalam keadaan tidak
diaktifkan. Sepuluh menit sebelum Bobby dan Kumala tiba di rumah
Kanda, handphone itu baru bisa dihubungi. Maka, mereka tiba
di rumah Kanda lebih dulu, dan Bobby melihat sendiri tempat
tidur di kamar Kanda dalam keadaan kosong.
"Aku akan melakukan jebakan untuk bocah itu," kata
Kumala, entah ditujukan kepada siapa. Yang jeias gadis cantik
itu segera keluar. Bobby dan Sandhi mengikutinya.
Kumala Dewi berdiri di halaman rumah yang tak seberapa
lebar itu. Ia menyentilkan tangannya ke langit. Claap...!
Segumpal cahaya hijiiu berkabut meluncur ke atas. Kecil
seukuran gundu. Tapi dalam ketingglan tertentu cahaya hijau
kedl itu pecah bagaikan kembang api.
Pyaaaarrrr...! Kabut hijau turun ke bawah sete lah
menyebar memayungi rumah tersebut. Cahaya hijau itu
padam, tapi aroma wangi cendana dan pandan semakin
tajam. Rupanya kabut hijau tipis yang sekarang tak kentara itu
menyebarkan wewangian lembut yang memenuhi setiap
jengka! tanah. "Kalau roh bocah itu masih bisa menerobos masuk pagar
gaibku, berarti ilmunya lebih tinggi dariku. Dan ia patut untuk
semakin dicurigai," kata Dewi U lar kepada Sandhi.
Bobby memang belum tahu persis, siapa Kumala
sebenamya. Tapi melihat sinar hijau yang keluar dan sentilan
tangan Kumala, Bobby hanya bisa menyimpulkan bahwa
Kumala pasti orang pintar, yang mempunyai kekuatan
supranatural cukup tinggi. Mereka duduk di ruang tamu,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menunggu kedatangan Kanda. ?"k Sanah dan IRusmi di
ruang tengah, menunggu perintah. Pintu kamar tidur Kanda
dibuka lebar-lebar, supaya jika terjadi sesuatu di dalam kamar
itu, ?"k Sanah dan Rusmi dapat mengetahuinya."Coba
hubungi Kanda, sudah sampai mana dia !" perintah Kumala
kepada Bobby. Tanpa rasa keberatam Bobby segera
mengambil HP-nya.
"Hallo, Da... seudab sampai mana kamu?"
"Hmmm... sampai Apotik Mulya. Lima menit lagi aku tiba di
rumah. Kalian sudah ada di rumahku, ?"?"
"Ya. Dan aku tihat sendiri, anakmu memang nggak ada.
Kata Kumala, dia akan muncul lagi setelah kau tiba di rumah."
"Kita lihat saja nanti bagaimana hasilnya. Tapi tolong beri
tahu kepada Kumala agar jangan mengganggu Uca kalau dia
benar-benar kembali dalam keadaan masih tertidur seperti
kemarin." Tiba-tiba terdengar suara ledakan sebelum percakapan
melalui handphone berakhir. Ledakan itu sangat keras,
menggelegar, mengguncangkan rumah dan sekitarnya. ?"k
Sanah sempat terpelanting jatuh bersimpuh akibat guncangan
menyerupai gempa bumi itu. Semua orang tersentak kaget
dan menjadi tegang, termasuk Kumala Dewi. Sementara itu,
suara Kanda sempat terdengar berseru meminta balasan dari
Bobby. Pada saat itu Bobby yang sangat terkejut dan menjadi
takut itu tak sempat menjawab seruan Kanda."Bobbyyyy...!
Heei... Boob, ada ?"" tuh"! Aku mendengar suara ledakan
dahsyat! Bobby...! Halloooo... hallooo Bobbyyyy...!!"
"Kanda...!" Bobby baru sadar dan membalasnya. Tapi
hubungan telepon itu segera terputus. Gemerisik mendesis
kasar. Sepertinya jaringan komunikasi itu telah rusak, dan ada
pihak yang sengaja merusak saluran tersebut.
"Kumala, ledakan ?"" itu tadi"!" tanya Sandhi setelah
getaran bumi berhenti.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ada kekuatan gaib yang menabrak pagai gaibku! K ita lihat
di luar sana, siapa yang berani coba-coba menerjang pagar
gaibku!" Tanpa kecuali, ?"k Sanah dan Rusmi pun ikut
berhamburan ke luar rumah. Mereka mencari-cari sesuatu di
sana. Tapi yang ada hanya suasana sepi dan kegelapan
malam dengan lampu penerang jalan serta penerang halaman
tak seberapa besar. Dewi Ular memeriksa sampai keliling
rumah sendirian, sementara yang lain hanya sampai batas
samping rumah saja.
?"?" yang kau temukan di belakang sana?" tanya Bobby.
"Nggak ada apa-apa. T api aku yakin, pasti pagar qaihku di
terobos oleh sesuatu yang ..." Kumala diam sebentar, lalu
terperanjat kaget. Seperti ingat sesuatu yang nyaris dilupakan.
"Bocah itu"! Bocah itu pasti sudah pulang!"
Deru mobil Kanda terdengar ngebut dari kcjauhan. Tapi
mereka sudah tidak pedulikan lagi kedatangan Kanda, karena
Kumala lari ke dalam rumah untuk melihat keadaan di kamar
tidur. Hal itu menarik perhatian mereka, sehingga mereka
ikut-ikutan ingin melihat ?"" "ang terjadi di kamar tidur
tersebut. "Astaga!" Sandhi tersentak kaget Mereka semua tertegun
bengong bagaikan patung, karna mereka berlima akhirnya
melihat dengan jelas sesosok bocah cilik yang tidur miring
memeluk boneka Panda dengan nyenyak sekali. Bocah itu
dalam keadaan telah berselimut dan menimbulkan kesan
tertidur sejak tadi. Kumala Dewi mundur dua langkah. Tegang
sekali wajahnya. Sandhi belum pernah melihat Kumala
setegang itu. "Pasti benar-benar ada bahaya yang tak bisa diremehkan
olehnya," pikir Sandhi sambil semakin berdebar-debar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kanda masuk dengan terburu-buru. Wajahnya stidah
tegang sejak dari luar. Ketika ingin masuk ke kamar,
langkahnya dicegah oleh Kumala Dewi.
"Jangan dekati dulu gadis kecil itu!"
?"?" yang terjadi sebenarnya"!" sambil Kanda memandang
ke arah ranjang dan sedikit lega melihat Uca dalam keadaan
tertidur nyenyak. Tapi ia jadi terheran-heran sekali ketika
Kumala membawanya duduk di ruang tengah, di mebel yang
menghadap ke arah kamar tidurnya. Sandhi, Bobby, ?"k
Sanah dan Rusmi mengelilingl mereka berdua, menyimak
pembicaraan Kumala yang dituturkan dengan nada sangat
serius. "Anak angkatmu itu benar-benar berbahaya. Dia bisa
menerobos pagar gaibku. Padahal selama ini belum ada yang
sanggup menerobos pagar gaibku dengan selamat. Biasanya
yang nekat melakukan hal itu pasti menemui kehancuran, atau
setidak-tidaknya terpental dalam keadaan hangus."
"Tampaknya Uca sehat-sehat saja tuh"!"
"Itulah yang membuatku menganggapnya benar-benar
berbahaya! Dia bukan saja bocah misterius, tapi juga sosok
gaib yang sulit kuterka jati dirinya. Terus terang saja, Kanda...
kalau dia bisa menerobos pagar gaibku, berarti dia punya
kckuatan lebih tinggi dariku."
"Kekuatan gaib hitam, maksudmu?"
"Semacam itulah. Dan kekuatan gaib hitam hanya dimiliki
oleh Damasscus. Maksudku, kekuatan gaib hitam yang
tertinggi dan terhebat!"
"Siapa Damasscus itu?"
Sandhi menyahut, "Raja iblis!"
"Hahh..."!" Kanda memucat seketika. Ia sangat percaya
dengan jawaban itu, sebab ia yakin Sandhi punya banyak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pengetahuan tentang dunia iblis, karena dia selalu bersama
Dewi Ular. Bobby menimpali, "Kalau begitu, Uca harus disingkirkan."
"Jangan!" sergah Kanda.
"Dia akan membawa bencana sendiri bagimu, Kanda! Dia
harus dihancurkan sebelum nyawamu jadi korban!"
"Tapi selama ini dia baik padaku. Dia manja sekali padaku
dan membutuhkan kasih sayang dariku!" Kanda ngotot agak
keras. Kumala mengangkat kedua tangan, memberi isyarat agar
keduanya berhenti berdebat. Kanda langsung bicara pada
Kumala. "Jangan lakukan apa-apa pada anak itu, Kumala. Aku
nggak rela!"
"Tenang dulu. Tenang...!"
"Aku nggak izinkan siapa pun menyakitinya!"
"Okey, okey...! Aku nggak akan menyakitinya. Tapi kalau
benar dia adalah titisan dari si Raja Iblis, maka kau sendiri
yang akan menanggung resikonya."
Kanda diam sesaat, diliputi kebimbangan. Sebentar-
sebentar melirik ke arah ranjang. Gelisah sekali pemuda itu,
sehingga tampak gusar dan beremosi tinggi.
"Benarkah dia titisan Raja Iblis, Kumala?"
"Baru kemungkinan."
"Bagaimana untuk memastikannya?" desak Kanda.
"Okey, sekarang kau ingin aku memastikan siapa dia,
bukan?" "Aku butuh kepastian buat menentukan sikapku."
"Baiklah. Sekarang izinkan aku memeriksanya dari sini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sandhi menyahut, "Kenapa nggak dari dalam kamar saja?"
"Aku nggak sanggup menahan hawa panas yang terpancar
dari tubuh bocah itu. Entah hawa panas kekuatan gaibnnya
atau hawa panas kemarahannya. Yang jelas, terlalu berbahaya
kalau aku harus melawan hawa panas itu, walau belum tentu
aku kalah. Yang jelas, aku bisa memeriksanya dari sini saja."
"Okey," Kanda mengangguk lega. "Lakukan sesuatu asal
jangan sampai menyakitinya."
Mereka menyingkir, memberi ruang pandang bagi Dewi
Ular agar bisa langsung menatap ke dalam kamar. Dari tempat
duduknya, Dewi Ular menatap Uca dengan pandangan mata
tajam tak berkedip. Semua yang ada di situ tak berani
bergerak, tak berani bersuara, namun semuanya sama-sama
merasakan merinding sekujur tubuh. Suasana hening itu
bukan saja menegangkan, tapi juga menakutkan jiwa masing-
masing. Mereka seperti terbawa ke lorong kubur mendekati
neraka. ?"k heran jika ?"k Sanah berkeringat dingin dan
Rusmi menggigil tanpa bisa berhenti.
Beberapa saat kemudiari dari kedua mata Kumala keluar
sinar hijau berbentuk ular bermahkota. Sinar hijau itu tidak
seberapa besar, tapi panjang dan gerakannya meliuk-liuk
seperti naga terbang. Sinar tersebut melesat masuk ke dalam
kamar. Langsung menghantam tubuh Uca yang miring
menghadap ke arah pintu keluar.
Blaaaabb...! Sekujur tubuh Uca menyala hijau terang Tapi baru sekejap
sudah berubah menjadi biru keungu-unguan. Cahaya aneh itu
pecah menyebar arah, beberapa bias cahaya ada yang
melesat kembali ke mata Dewi U lar. Wuiiizzz..
"Aaaaoow...!" Kumala terpekik dengan tubuh tersentak ke
belakang. Begitu kerasnya sentakan itu membuat Kumala
terlonjak dan jatuh di tempat duduknya kembali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kumalaaaa...!" seru Sandhi dengan tegang sekali. la buru-
buru meraih pundak. Kumala. Tapi tangannya dikibaskan.
Kumala rnenunduk dengan mendesis kesakitan. Kanda dan
Bobby jadi salah tingkah sendiri.
Panik. Keduanya


Dewi Ular 46 Misteri Bocah Jelmaan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memandangi Uca. Nyala sinar aneh tadi telah hilang. Uca
masih tetap tertidur nyenyak, merasa tak terganggu oleh
suara ?"" pun.
"Kumala...! Kumala, ?"" yang terjadi pada dirimu"!" Sandhi
mengguncang-guncang tubuh majikannya
yang sudah dianggap seperri saudaranya sendiri itu.
Kumala mengangkat wajah pelan-pelan, melepaskan
tangannya yang dipakai menutupi wajah. Ketika tangan itu
tersingkirkan dari wajah cantik, semua orang terkejut
memandang dengan mata lebar.
"Hahh..."! ?"" yang terjadi, Kumala!"
Wajah Kumala rusak sebagian, seperti terbakar. Kerusakan
itu diderita di sekitar kedua kelopak matanya. Seperti lilin yang
meleleh karena panas, bola mata yang jernih indah itu
tertutup kulit kelopak mata yang merah bercampur darah
beku. Napas Kumala terengah-engah, bibirnya gemetar,
namun ia tidak merintih. la hanya menggeram bagaikan
menahan sakit dan menahan amukan.
"Aku sudah tahu siapa dia. Tapi... bawa iku pulang
sekarang juga. Aku tidak bisa melihat lagi, Sandhi."
"Kumala..."! Kau... kau tidak bisa melihat" Kau buta"!"
"Jangan banyak tanya, Sandhi. Bawa aku pulang sekarang
juga, sebelum seluruh wajahku menjadi rusak parah!"
"Ba. . baik...!"
"Kumala, ?"" yang harus kulakukan dengan anak itu?"
Kanda bersuara mendesah karena dicekam perasaan takut
yang menggetarkan jiwanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan lakukan tindakan apa-apa dulu sebelum aku siap
berhadapan dengannya!" bisik Kumala, seolah-olah berusaha
agar kata-katanya tidak didengar oleh bocah yang masih
tertidur itu. Sebenarnya Kanda ingin menjauhi Uca. Peristiwa malam itu
sempat memukul jiwanya, membuat ia was-was jika berada di
dekat Uca. Tapi ia ingat pesan Kumala yang terakhir, sebelum
gadis itu masuk ke mobilnya.
"Bersikaplah
seperti biasa, dan jangan pancing kemarahannya!"
Pesan itulah yang membuat Kanda mengendalikan dirinya
baik-baik dan berusaha untuk bersikap wajar di depan Uca. Ia
tetap berlaku lembut dan penuh kesabaran. Kasih sayang
diberikan dalam bentuk permainan akting belaka. Dalam hati
Kanda sebenarnya selalu curiga dan cepat tegang jika Uca
melakukan tindakan yang di luar dugaannya. Misalnya,
melemparkan sendok karena ngambek pada Rusmi, atau
menomplok pinggang Kanda dari belakang dalam kelakarnya.
"Oom Kanda mau pergi ke kantor, ya?"
"Nggak. Hari ini Oom Kanda sengaja libur untuk bermain
dengan Uca." .
"Asyiiik...! Kita bermain ke pantai, ya Oom?"
"Jauh amat. Kita bermain di rumah aja. Kan kemarin Uca
habis beli boneka baru. Jadi sekarang Uca punya berapa
boneka, coba?"
"Lima. Enam sama si Cucun ini," sambil Uca menunjukkan
boneka pandanya yang diberi nama si Cucun. Entah ?""
maksudnya memberi nama Cucun, hal itu tak pernah
dipermasalahkan oleh Kanda.
Hari itu, Kanda sengaja tidak ke mana-mana Ia bermain
dengan Uca di ruang tengah. Anehnya, bocah itu
menampakkan sikap kekanak-kanakan yang wajar. Sangat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
wajar. ?"k ada kesan aneh yang sebenarnya patut dicurigai.
Bahkan kemanjaannya dan kenakalannya, adalah kemanjaan
dan kenakalan seorang bocah yang wajar. Prilaku iblis tak
terlihat sama sekali.
?"?" benar bocah ini titisan iblis" Alangkah menyedihkannya kalau sampai dia benar-benar titisan si Raja
Iblis, Damasscus, seperti yang dikatakan Kumala kemarin?"
Kanda berpikir dan berkecamuk sendiri dalam hatinya. Saat
itu, ia mengusap-usap punggung Uca karena malam telah tiba
dan Uca sudah mulai mengantuk. Dengan penuh kasih sayang
dan kesetiaannya yang bukan sekedar akting lagi, Kanda
memperlakukan Uca bagaik"n meninabobokan "n"k sendiri.
Hatinya memang membendung kesedihan manakala ia ingat
kata-kata Kumala kemarin.
Semakin malam semakin hening. Kesedihan di hati Kanda
semakin terasa begitu menggores jiwa. Akhirnya sebelum
pukul dua belas tengah malam, tanpa disadari Kanda telah
tertidur dengan tangan memeluk Uca.
Entah berapa lama ia telah tertidur, yang jelas
dipertengahan kenyenyakannya itu ia terbangun. Ada sesuatu
yang menghangat di pipinya. Ketika ia terbangun dan
memandangi sesuatu yang menyentuhnya, ia sangat terkejut.
Ternyata ia te lah diciumi oleh seseorang, Bibir hangat sensual
yang menciuminya itu tak lain adalah bibirnya T ika, si tomboy
cantik. "Hai...," sapa Tika dengan senyum mengagumkan.
"Terganggu tidurmu, ya?"
"Tika..."!" Kanda mendesah. Ia bangkit, duduk berhadapan
dengan T ika yang mengenakan mini set warna hitam, kontras
dengan kulitnya yang putih mulus. Rambut wanita caniik itu
disanggul asal-asalan. Ia tampak cantik sekali, dan langsung
membakar gairah Kanda.
"Dari mana kau bisa masuk kemari?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Seizin pelayanmu. ?"" Sanah."
"Oh, lalu... lalu di mana anakku" Di rnana Uca?"
"Ada di kamar sebelah. Aku yang memindahkannya. Boleh
kan?" "Tapi dia adalah...."
"Nanti akan kupindahkan kemari lagi. Malam ini aku butuh
kehangatanmu. Nggak baik akibatnya kalau sampai Uca
melihat kita sedang bercumbu."
"Memang nggak baik sih kalau dilihat dia, tapi tapi aku
nggak sangka kalau kau akan datang kemari. Kenapa nggak
telepon aku dulu, Tika?" sambil Kanda membelai rambut
wanita itu dengan penuh ungkapan kasih sayang.
"Aku sengaja ingin bikin kejutan buatmu. Biasanya dengan
memberikan kejutan seperti ini, gairah seorang lelaki akan
lebih berkobar- kobar lagi."
Kanda tertawa sumbang. la meneguk air putih yang selalu
tersedia di meja dekat ranjangnya.
"Kanda, kau kecewa aku datang kemari?"
"Nggak. Cuma kaget aja."
"Kamu lagi nggak mood untuk bercinta, ya?"
"Setelah kau datang, mood-ku pun datang juga. Tapi...
sebentar, aku mau tengok Uca dulu."
Tika bersikap tidak keberatan. Ia biarkan Kanda menengok
Uca di kamar sebelah. Kamarnya Erwan. Di sana Kanda
melihat Uca tertidur dengan nyenyak sekali. Terselimuti rapat
dengan boneka Panda ada di sampingnya. Kanda merasa lega
dan bahkan sempat bangga, karena Tika telah memperlakukan Uca dengan baik.
Kanda sempat merasa terperanjat dalam hati melihat ada
boneka baru di samping boneka Panda. Boneka itu lebih kecil
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan warnanya ungu. Bagus sekali. Terbuat dari bulu sintetis
yang lembut dan berwajah lucu. Kanda yakin, Uca pasti akan
menyukainya. Lalu, siapa yang membelikan boneka baru itu"
"Siapa lagi kalau bukan T ika!" jawab hati Kanda sendiri.
Kembali ke kamarnya, Kanda melihat wanita itu telah
mengenakan gaun yang terbuat dari bahan tipis warna ungu
transparan. Kanda berdebar-debar melihat tubuh molek itu
tergeletak di ranjang menunggu jamahan. Senyum Kanda pun
membias lebar sambil naik ke ranjang. Ia mengusap dada Tika
dengan lembut. " Kau yang membelikan boneka ungu itu bukan?"
"Biar anak itu semakin senang hidupnya."
"Terima kasih. Kau telah ikut menyenangkan anak itu. Aku
semakin terkesan pada pribadimu, Tika."
"Upahnya mana dong?"
Tika mcnyodorkan bibirnya. Kanda mulai mendekat dan
mengecup lembut bibir itu. Tapi Tika mcmbalas dengan
melumat bibir Kanda lebih hangat lagi. Semakin lama semakin
liar lumatan bibir itu, sehingga Kanda tak bisa menghindari
tantangan untuk bercumbu. Maka ia biarkan seluruh
pakaiannya dilepasi oleh tangan nakal Tika. Sebentuk
kehangatan dan kenikmatan diberikan untuk Tika dengan
penuh semangat dan berapi-api sekali.
Dering HP terdengar. Waktu itu jarum jam sudah
menunjukkan pukul dua dini hari. Mereka baru saja selesai
menikmati kehangatan cinta. Tika belum sempat mengenakan
pakaiannya, demikian juga halnya dengan Kanda. Namun
agaknya Kanda harus menerima telepon itu, karena di layar
display tertera nomor telepon nimahnya Kumala Dewi.
"Ada ?"" dengan Kumala?" pikir Kanda. Ia pun segera
menyapa dengan suara pelan, agak parau.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hallo...."
"Kanda, bagaimana keadaan anak itu malam ini?"
"Tidur nyenyak."
"Nggak hilang lagi?"
"Nggak. Baru saja tadi kutengok. Dia ada di kamar
sebelah." "Di kamar sebelah" Kenapa kau taruh di sana?"
"Hmm, eeh... anu...," Kanda agak bingung menjawabnya.
Sebelum pertanyaan itu terjawab, suara Kumala sudah
terdengar lebih dulu.
"Kanda, kau tahu mataku sekarang ini masih buta. Nggak
ada yang bisa menyembuh- kan mataku kecuali anak itu."
"Uca..."! Ah, masa dia bisa sembuhkan kebutaanmu sih?"
"Dengar, Kanda... ternyata aku salah duga. Pantas saja Uca
mempunyai kekuatan besar dan mampu menerobos pagar
gaibku, ternyata dia bukan titisan Raja Iblis."
"Lalu...."
"Aku telah berkonsultasi dengan ayahku, beberapa jam
yang lalu."
"Jadi ?"" kesimpulannya?" desak Kanda tak sabar.
"Uca adalah dewa perempuan. Dia adalah Dewi Cantika,
yaitu Dewi penguasa kecantikan."
"Oh, ya..."!"
"Dalam silsilahnya, dia termasuk kakak sepupuku. ?"k"
ilmuku kalah tinggi dengannya. Jadi kumohon padamu,
bawalah anak itu kemari agar dia bisa sembuhkan
kebutaanku."
"Malam ini"! Sekarang juga"!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya. Karena kesempatan sembuhku hanya tiga hari. Jika
dalam tiga hari aku belum bisa sembuh, maka aku akan buta
selamanya."
"Oh, kalau begitu... kalau begitu aku akan ke sana
sekarang juga. Aku akan membawanya demi kesembuhanmu,
Kumala." "Sorry, aku nggak bisa datang sendiri ke rumahmu, karena
malam ini adalah ma lam purnama, aku tak boleh ke mana-
mana." Kanda tidak tahu bahwa pada malam purnama, Kumala
berubah menjadi seekor ular bersisik emas tapi berkepala
manusia. Karenanya, setiap malam bulan purnama, Kumala
selalu mengurung diri dalam kamarnya, sampai esok lusa baru
keluar. Karena esok paginya,. ia telah berubah menjadi gadis
cantik lagi. "Aku harus membawa Uca kepada Kumala malam ini juga,
Tika." "Gila kamu, ya"! Malam-malam begini mau bawa dia
pergi"!"
"Kumala butuh bantuannya. Dia harus disembuhkan dari
kebutaannya malam ini juga, T ika!"
"Tidak. Aku tidak izinkan kau membawa anak itu."
Kanda berkerut dahi. "Kenapa kau melarangku"!"
"Karena Kumala pantas
menerima hukuman atas
kelancangannya! Biar saja dia buta, supaya dia tahu bahwa
bukan hanya dia yang mempunyai kesaktian kedewaan
Apakah mentang-mentang dia anak Dewa Permana dan Dewi
Nagadini, lantas dia boleh berbuat sesukanya begitu?"
Kanda semakin terheran-heran mendengar ucapan Tika.
"Dari mana kau tahu kalau dia anak diswa"! Apakah kau kenal
dia"!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tika turun dari ranjang, mengenakan pakaiannya: mini set.
Ia memandang Kanda dengan senyum tipis.
"Aku kenal betul siapa dia. Kalau aku mau, aku bisa
menghancurkannya!"
'Si... siapa kau sebenarnya, Tika?" sambil Kanda merinding.
Aku... adalah Uca-mu," Tika mendekat dengan wajah
lembut. la mengusap pipi Kanda dengan kedua tangan. "Aku
adalah Dewi Cantika Puri, kakak sepupu Dewi Ular?"
Kanda semakin tegang, tak bisa bicara. Tiba tiba sosok
cantik Tika lenyap. Sluuub...! ia berubah menjadi Uca yang
manja dan mungil. Gadis itu tersenyum memandangi Kanda
yang terperangah tegang sekali. Sluuub...! Uca berubah lagi


Dewi Ular 46 Misteri Bocah Jelmaan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menjadi T ika yang sexy dan mengairahkan.
"Puas kau sekarang, Kanda?"
Pemuda itu masih tak bisa bicara. Tika melanjutkan
ucapannya. "Aku diizinkan oleh Sang Hyang Maha Dewa untuk turun ke
bumi, mencari obat luka hati karena dikhianati oleh suamiku :
Dewa Garda. Dalam pengelanaanku, akhirnya kutemukan
dirimu. Kucoba kasih sayangmu kepada seorang anak, dan
kurasakan betapa sayangmu kepada bocah sekecil Uca. Tanpa
kau sadari kau telah mencurahkan kasih sayangmu padaku.
Karena itu aku memilih dirimu untuk menjadi suamiku, Kanda.
Tapi aku punya resiko sendiri untuk itu, yakni tidak bisa
kembali ke Kahyangan dan tetap menjadi manusia yang
mempunyai hak kesaktian dewi separuh bagian. Kusanggupi
resiko itu demi mendapatkan kebahagiaan cinta yang sejati
darimu, Kanda...."
Setelah bungkam sekian lama, akhirnya Kanda berkata,
"Aku bersedia menjadi suamimu, tapi ada satu syarat yang
harus kau penuhi. Sembuhkan kebutaan Dewi Ular, sebab dia
tidak tahu siapa Uca yang sebenarnya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tika menghembuskan napas. "Kau mendesakku melakukan
hal yang tak ingin kulakukan. Tapi demi kasih sayangku
padamu, tak ada masalah untuk memenuhi keinginanmu itu,
Kanda...."
Dalam sekejap mata, Tika mampu membawa Kanda berada
di rumah Kumala Dewi. Dengan wibawa yang ada, Tika
berseru memanggil adik sepupunya itu.
"Kumala Dewi, keluarlah sekarang juga! Matamu akan
kusembuhkan demi cintaku pada Kanda!"
Terdengar suara Kumala berseru dari dalam kamar.
"Kakak sepupu, maafkan aku yang telah lancang ini. Tapi
semestinya kau tahu, malam ini adalah malam purnama. Aku
tak ingin keluar kamar. Kumohon masuklah kemari, Kakak
Dewi Cantika!"
"Rese juga luh!" geramnya, tapi Tika segera menerobos
masuk ke kamar Dewi Ular dengan cara menembus pintu.
Bleeesss...! Akhirnya keduanya menjadi rukun dan damai. Dewi Ular
dan Dewi Cantika Puri saling berhubungan akrab. Kumala
benar-benar tclah disembuhkan dari kebutaannya. Wajahnya
menjadi cantik kembali. Sementara itu, sebagai imbalannya,
Kumala bersedia merayakan pesta perkawinan Kanda dengan
Dewi Cantika Puri.
Sejak perkawinan itu, Dewi Cantika kehilangan separuh
kesaktiannya dan menjadi manusia biasa. Tapi ia sangat
bahagia karena mendapatkan seorang suami yang sangat
setia padanya, penuh kasih sayang dan selalu memanjakan
dirinya.. Ikuti serial Dewi Ular selanjutnya dalam episode :
MAKHLUK SEBERANG ZAMAN.
SELESAI Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Telapak Setan 1 Rahasia Mo-kau Kaucu Karya Khu Lung Rajawali Lembah Huai 6
^