Pencarian

Racun Kecantikan 3

Dewi Ular 84 Racun Kecantikan Bagian 3


Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekujur tubuhnya penuh dengan luka sayatan. Seperti habis
disayat-sayat dengan seribu pedang. Kecantikannya pun
rusak. Namun ia tidak mengalam i kehangusan kulit seperti
yang lain. Ia tetap putih kulitnya. Hanya penuh luka sayatan
yang tidak mengeluarkan darah. Raut wajahnya hancur
bagaikan dicabik-cabik dengan seribu mata silet. Hampir saja
Buron dan Sandhi tak mengenalinya. Luka itu tak
mengeluarkan bau busuk seperti para korban lainnya. Hanya
saja, jelas wajah itu sudah tak sedap lagi di pandang mata.
Sudah tidak mempesona seperti biasanya.
Kasihan. Konon, luka-luka yang merusak kecantikannya itu akibat
pertarungannya di balik awan hitam. Dalam cerita singkatnya
Kumala mengatakan, di balik-awan hitam ada ratusan ribu
cahaya merah menyerupai kunang-kunang. Cahaya merah itu
memiliki ketajaman yang luar biasa. Ketika menyerang
Kumala, ia merasa dihujani ribuan mata pisau yang sulit
dipatahkan. Cahaya-cahaya merah mirip kunang-kunang itu bisa
beterbangan dengan gesit dan lincah. Satu dihancurkan,
seratus tumbuh kembali. Kumala terpaksa melarikan diri dari
pertarungan tak seimbang itu. Jika tidak, ia yakin tubuhnya
akan terpotong-potong oleh ketajaman cahaya-cahaya merah
kecil itu. Seandainya ia bukan anak Dewa yang memiliki
kesaktian tersendirt, mungkin ia sudah hancur sejak kemarin.
Lukanya pun akan mengalami kebusukan seperti korban yang
lain. Tapi karena dari tubuh anak Dewa itu memiliki aroma
keharuman tersendiri, ditambah berbagai energi kesaktianyang luar biasa, maka ia tak mengalami pembusukan
dan tak sampai hangus kulitnya. Y ang ia rasakan hanya rasa
perih luar biasa di sekujur tubuh dengan luka tanda merah.
Luka sayatan itu menjadi lebih perih lagi apabila terkena udara
atau angin. Oleh sebab itu, AC di kamarnya dimatikan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan ada yang menemuiku dulu sebelum aku keluar
sendiri dari kamar. Aku harus mengobati diriku lebih dulu agar
aku bisa menangkal wabah racun kecantikan itu," pesannya
kepada Buron, Sandhi dan yang lain.
Waktu itu Pramuda sekeluarga ikut mengantarnya sampai
rumah, sehingga mereka pun mendengar pesan tersebut. Kini
Pramuda sudah pulang. Penjagaan diserahkan kepada Sandhi,
Buron dan Mak Bariah. Itulah sebabnya Kumala menolak
beberapa tamu yang dari kemarin sudah datang. Buron dan
Sandhi yang bertugas menolak tamu dengan memberi
penjelasan sebisa mungkin. Pada umumnya para tamu
menyadari atas keadaan Kumala. Tapi Jessica terkesan ngotot
ingin segera kasusnya ditangani oleh Kumala. Buron agak
kewalahan memberi penjelasan pada gadis cantik itu. la tahu,
sebentar lagi pasti kecantikan Jessica juga akan menjadi
korban seperti yang lain.
"Kusarankan sebaiknya kau jangan pulang," kata Sandhi
kepada Jessica. "Sebab, barusan kuterima telepon dari Sersan
Burhan, ada tiga mayat yang menjadi korban racun
kecantikan. Mereka menggaruk wajahnya secara kesetanan,
sampai akhirnya mereka mati dalam keadaan kulit wajahnya
terkelupas."
"Ohh...?""
"Seorang mati terkelupas wajahnya akibat jatuh dari lantai
empat di kantornya. Seorang lagi tak sengaja tersengat aliran
listrik karena kebingungan menggaruk rasa gatalnya, dan
seorang lagi tewas dalam kecelakaan mobil akibat panik
menggaruk wajahnya secara membabibuta."
"Rasa gatal itu mempengaruhi jiwa seseorang hingga lupa
bahaya di sekelilingnya," tambah Buron dengan nada suara
yang datar, seakan ia bicara pada diri sendiri sambil dalam
keadaan melamun. Hal itu semakin menegangkan hati Jess ica.
Yang terpikir olehnya adalah keadaan kakaknya; Luiza. Ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bermaksud ingin pulang mendampingi kakaknya, tapi Sandhi
dan Buron berusaha mencegahnya.
"Angin dapat menjadi penghantar maut bagi wanita cantik
sepertimu. Dalam perjalananmu dari sini sampai ke rumah
bisa saja racun itu hinggap di wajahmu dan menyerangmu.
Jadi, lebih baik kau tetap di sini saja."
"Kakakku bagaimana dong"!"
"Suruh aja dia datang kemari. Suruh suaminya yang
mengantar," kata Buron tegas-tegas.
"Suaminya sedang dinas di Kalimantan. Sudah seminggu
ini." Sandhi melirik Buron. Lirikan mata Sandhi mengandung arti
yang dapat dipahami Buron secepatnya. Pemuda berambut
kucai itu akhirnya menganggukkan kapala.
"Okey-lah... biar aku yang jemput dia!" katanya setelah
menarik napas dalam-dalam. Buron juga kenal baik dengan
Luiza, terutama sejak ia menyelamatkan nyawa Jessica dulu.
Bukan hal sulit bagi Buron untuk menemui Luiza walau pun ia
menggunakan jalur gaibnya. Tiba-tiba jasadnya menghilang
dari pandangan mata Sandhi dan Jessica. Lenyap dan berubah
menjadi sinar kuning kecil seperti meteor. Bleass. .! Sinar itu
menembus dinding dan melesat entah ke mana. Yang jelas,
punya misi membawa Luiza dari tempat tinggalnya ke rumah
Kumala. (Oo-dwkz-234-oO)
Telepon berdering nyaris tiada putus-putusnya. Sandhi
yang bertugas menerima telepon dari siapa saja Umumnya
mereka adalah kenalannya Kumala yang terancam racun
kecantikan, yang cemas akan dirinya, dan yang sudah mulai
mengalami gejala gatal gatal di tubuhnya Bahkan ada yang
menangis di telepon karena sekujur tubuhnya telah mengalami
luka aneh, terutama di bagian wajahnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hampir pukul delapan malam, Sandhi dan Jessica yang ada
di ruang tengah mendengar pintu kamar Kumala dibuka. Klik...
! Secepatnya mereka memandang ke arah sana. Temyata
gadis cantik dari Kahyangan itu muncul dengan wajah masih
tak seperti semula.
"Kumala ... "! Bagaimana"!" sergah Sandhi buru-buru
menghampiri dengan pandangan mata masih penuh
kecemasan. "Lumayan," jawab Kumala dengan tenang sekali. "Oh, kau
datang juga rupanya, Jess?"
"Hmm, iya... iya. Aku... aku takut mengalami kerusakan
wajah seperti kakakku; Luiza. Tapi... wajahmu sendiri kenapa
begini, Kumala" Apakah kau belum bisa menemukan
penangkal racun itu?"
Meditasi yang dilakukan Kumala memang tidak sia-sia
sekali. Ada hasilnya. Tapi tidak sempurna. Luka sayatan di
sekujur tubuh dan wajah Kumala sudah tidak menimbulkan
rasa perih seperti semula. Tapi luka itu masih membekas
hitam. Wajah cantiknya si Dewi Ular kini penuh garis-garis
hitam. Seperti luka sayat yang mengering. Agaknya kesaktian
Kumala Dewi hanya mampu membuat luka-lukanya mengering
dan merapat. Tapi belum bisa menghilangkan bekas garis
hitamnya. Meski demikian, ia merasa sudah cukup baik,
sehingga tak perlu khawatir untuk keluar dari kamarnya.
"Mana Buron?"
"Sedang menjemput kakaknya Jessica," jawab Sandhi.
"Kumala, aku takut mengalami kerusakan wajah. Sungguh
aku takut sekali, Kumala."
"Apakah kau dalam bulan ini pernah menghadiri seminar
kecantikan yang bertemakan: 'Perawatan Kecantikan Abadi'"
Kalau nggak salah pembicaranya yang bernama: Zus
Pretisya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nggak Aku nggak pernah menghadiri kecantikan, eeh...
seminar kecantikan macam itu. Tapi kalau nggak salah,
kakakku minggu lalu pernah bilang mau menghadin seminar
kecantikan di sebuah hotel berbintang. Dia mendapat
undangan gratis dari rekannya satu club senam."
"Kalau begitu kau tak perlu khawatir sekali dengan
kecantikanmu, Jessica. Untuk sampai saat ini aku yakin kau
masih aman."
"Apa maksudmu bertanya tentang seminar macam itu,
Kumala?" Karena saat itu yang bertanya Sandhi, maka pandangan
mata jernihnya Kumala pun tertuju pada sopir pribadinya itu.
"Chevi menceritakan tentang keikut sertaannya dalam
seminar yang bertujuan memelihara kecantikan, agar orang
dapat memelihara kecantikannya dan tetap awet muda
sekaligus awet cantik tapi ia sendiri justru nyaris menjadi
korban racun kecantikan. Pada saat Chevi menceritakan hal
itu, T ante Cristy menyambung kata, bahwa ia pun hadir dalam
seminar tersebut. Dari mereka berdua aku mendengar kabar
bahwa seminar itu diadakan di berbagai tempat dalam waktu
yang berbeda, dan pembicara utamanya adalah seorang
doktor ahli kecantikan yang bernama Zus Pretisya. Aku segera
menghubungi Nyonya Ivone melalui teleponnya. Ternyata
Nyonya Ivone juga mengaku pernah diundang secara
langsung oleh Zus Pretisya dalam seminar tersebut. Tapi dia
tak hadir pada saatnya. Cuma, dia mengaku merasa aneh
sejak bertemu dengan Zus Pretisya di sebuah klinik
kecantikan."
"Ada kesamaan nama dan acara sepertinya."
"Benar. Dan, aku mencurigai wanita cantik yang bernama
Zus Pretisya itu. Aku ingin tahu, siapa dia sebenarnya. Apakah
benar dia adalah orang yang menjadi penyebab munculnya
wabah racun kecantikan ini. Jika benar, berarti dia bukan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
manusia biasa. Racun kecantikan ini adalah kekuatan gaib
kelas tinggi yang bukan dimiliki oleh manusia. Hanya iblis
betina atau sejenisnya yang memiliki racun kecantikan seperti
ini. Ketika berada di dalam kabut hitam tempo hari, aku
memerangi racun-racun itu. Ternyata mereka memiliki
kekuatan yang sulit ditaklukkan. Mereka bisa bergerak sendiri,
seperti memiliki nyawa yang punya naluri merusak semua
bentuk kecantikan."
"Siapa pemilik racun itu sebenarnya, Kumala?"
Dewi Ular menggelengkan kepala. "Aku nggak tahu. Aku
belum bisa menemukan siapa yang beraksi sebagai dalang di
balik kasus ini. Dan, aku juga belum menemukan penangkal
racun yang sebenarnya. Pengobatan yang kulakukan hanya
bersifat sementara saja."
"Tapi katamu kemarin, kau telah berhasil menyelamatkan
Chevi?" "Ya. Itu karena dia belum tercemar keseluruhan fisiknya.
Aku bisa mengangkat energi racun itu dari auranya, walau pun
racun-racun itu akan menghimpun kekuatan untuk beraksi
kembali sebagai luapan kemarahannya atas tindakanku. Tapi
bagi mereka yang sudah terkontaminasi racun secara fisik, aku
ternyata belum dapat menyembuhkan secara total. Kau lihat
sendiri, kukerahkan kekuatanku sehari semalam untuk
mengobati lukaku, tapi ternyata hanya sampai batas begini
saja kan" Aku belum punya formula untuk memulihkan
kecantikanku sendiri seperti aslinya. Itu tandanya racun itu
memiliki kekuatan yang luar biasa dan sulit ditaklukkan."
"Apakah racun itu akan mengganas dan merusak
kecantikan pada wanita yang habis berkencan, seperti
ceritanya Nyonya Ivone itu, Kumala?" tanya Sandhi lagi.
"Nggak. Bukan karena kencannya yang merusak kecantikan, tapi kondisi fisiknya Racun itu akan merusak
kecantikan pada saat stamina si calon korban mengalami
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
penurunan Biasanya orang yang kelelahan, capek habis
melakukan aktiv itas, maka dia akan langsung merasakan
gatal-gatal dan racun itu menyerang jaringan tubuhnya. Orang
dalam kondisi stress tinggi pun kayaknya bisa langsung
terkena kerusakan wajah, seperti yang dialam i Chevi."
"Jadi, orang yang sudah mulai terkontaminasi racun itu
pada auranya, jika ia dalam keadaan sehat, tidak kecapekan,
maka reaksi racunnya akan lamban. Begitu maksudmu?"
"Kira-kira begitu Sebab...," kata-katanya pun terhenti,
karena tiba-tiba seberkas sinar masuk ke dalam rumah. Sinar
kuning itu membias di ruang tamu.
Blaaap...! Padam seketika. Dan, ternyata itulah tanda
kembalinya Buron bersama seorang wanita cantik yang lebih
tua dari Jessica. Wanita cantik berambut pendek itu tak lain
adalah kakak Jessica sendiri. Luiza.
"Luii... !" pekik Jess ica dengan tegang, karena ternyata
keadaan Luiza sudah nyaris mengalami kerusakan pada wajah
dan sekitar bagian lengan dan dadanya. Leher Luiza telah
mengalami luka sayatan yang mengeluarkan cairan darah
kental hitam. Kumala Dewi segera menangani keadaan Luiza dengan
menyalurkan hawa saktinya. Berkat penanganan Kumala yang
cukup cekatan itu, luka aneh yang muncul sendiri dalam setiap
garukkan jari Luiza itu dapat dibendung. Namun wajah Luiza
masih tetap tak secantik semula. Lukanya masih ada. Kering.
Tapi tidak tertutup rapat membentuk bekas hitam seperti
Kumala. Luka itu lebih parah dan lebih mengerikan jika
dibandingkan lukanya Kumala. Tapi lebih lumayan jika
dibandingkan lukanya Nyonya Ivone dan Tante Cristy.
"Kalian tinggal di sini dulu. Jangan pergi ke mana-mana,"
kata Kumala. "Aku akan melakukan beberapa tindakan di luar
sana. Udara di sekeliling kita dapat menjadi penyebab
terjangkitnya wabah seperti yang dialam i Luiza."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi bagaimana dengan anak-anakku. Mereka pasti
mencariku. Mereka tidak tahu kalau aku dibawa kemari oleh...
Buron."

Dewi Ular 84 Racun Kecantikan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sandhi melirik Buron lagi.
"Kasihan anak-anak itu kalau tak dibawa kemari juga, Ron."
Buron tarik napas panjang. "Okey, okey... gue yang jalan
lagi jemput mereka!" ujarnya bernada keluh. Sandhi menahan
geli dalam hatinya. Buron tak berani menolak tugas seperti itu
selama ada di depan Kumala Dewi. Ia takut pada kemarahan
Kumala. Luiza mengaku pernah menghadiri seminar kecantikan
dengan pembicara tunggal Doktor Pretisya. Tiga hari yang lalu
ia menghadiri seminar tersebut. Mestinya hari ini para peserta
seminar dijadwalkan untuk bertemu lagi di tempat yang sama.
Tetapi sampai tadi sore Luiza belum menerima undangan atau
kabar dari telepon, seperti yang dijanjikan.
"Dia bilang, hari ini kami akan diundang lagi untuk
menerima pembagian cream pembersih kulit wajah. Katanya,
cream tersebut adalah obat yang akan membuat kami tetap
awet muda dan awet cantik. Meski usia kami mencapai 70
tahun, maka wajah tetap tampak cantik, muda dan tidak akan
berkerut sedikit pun. Di samping menerima cream secara
gratis kami juga akan mendapatkan perawatan kecil di wajah
kami berupa uap pengawet kulit: Peralatan uap itu
didatangkan dari Paris, berisi ramuan alam i yang tidak
mengandung bahan kimia sedikit pun. Tapi... nyatanya sampai
malam begini belum ada kabar yang kuterima dari pihak
penyelenggara seminar tersebut."
"Apakah alat penghasil uap itu tempo hari sudah
dipamerkan di depan peserta seminar?"
"Belum. Katanya sih, alat itu masih berada di tempat lain,
karena belum selesai digunakan dalam seminar di tempat
tersebut."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Cream yang akan diberikan kepada peserta seminar sudah
diperlihatkan contohnya?"
"Hanya berupa poster. Dia bilang, cream tersebut sedang
dalam perjalanan. Karena hari itu penyelenggara seminar
belum mendapat jatah obat tersebut untuk dibagikan di
tempat kami."
"Jadi, apa saja yang dilakukan dalam seminar itu?"
Kumala menyelidik lebih dalam lagi.
"Yaah... hanya semacam ceramah atau penjelasan
mengenai rencana Zus Pretisya mengawetkan semua
kecantikan kaum wanita di dunia "
"Tidak ada demo apa-apa?"
"Nggak ada. Dia hanya memberi contoh dua wanita yang
berwajah cantik dan muda, yang menurutnya sudah berusia
58 tahun. Tapi kedua wanita itu seperti masih berusia 25
tahun. Tentunya kami semua kagum dan kepingin seperti
kedua wanita tersebut."
Dewi Ular menarik napas panjang, membiarkan saasana
lengang beberapa detik. Setelah itu terdengar kembali
suaranya yang lembut dan tetap merdu sepeiti biasanya.
"Persis seperti keterangan dari Chevi. Dijanjikan cream
pengencang kulit abadi. Tante Cristy dan Nyonya Ivone pun
mengaku demikian. Tapi menurut Tante Cristy ada keganjilan
dalam suasana seminar tersebut: Apakah kau juga merasakan
suatu keganjilan dalam suasana seminarmu itu, Kak Lui?"
"Keganjilan"!"
Luiza berpikir sejenak, kemudian menyambung kata-katanya lagi.
"Satu-satunya hal yang dianggap ganjil barangkali adalah
ruangan yang digunakan sebagai tempat seminar itu,
menurutku."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ruangan itu bagaimana?" desak Jessica yang sejak tadi
diam menyimak pembicaraan tersebut.
"Ruangan yang kami tempati untuk berkumpul itu nggak
begitu besar Cukup menampung sekitar 50 orang, mungkin
kurang dari 50. Memang tergolong eksklusif tempat itu. Tapi
kami mencium bau aneh dalam ruang pertemuan itu."
"Bau aneh macam apa?"
"Seperti... bau parfum tapi aromanya nggak enak Mual di
perut, wanginya wangi aneh sekali, nggak bisa diomongin deh.
Bukan wangi bunga, bukan wangi kayu, busa, daun atau yang
lainnya. Tapi kayak bau debu. Makin lama makin tajam bau
itu. Naah... mirip kalau kamu masuk dalam gudang yang
sudah lama nggak kena udara luar. Lembab dan berdebu.
Makin sering Zus Pretisya ngomong, makin tajam baunya."
"Itulah racun!" potong Kumala Dewi. Semua menatapnya
dengan dahi berkerut tajam. Kumala tetap tenahg dalam
menyampaikan penjelasan berikutnya.
"Chevi sempat bilang padaku tentang aroma tanah basah
yang tercium dalam ruang seminar tersebut. Menurutnya,
semakin ia berada di dekat Zus Pretisya, atau berhadapan-
hadapan, semakin tajam bau tak sedap itu tercium olehnya.
Terutama pada saat Zus Pretisya sedang bicara dalam jarak
dua meter darinya Menurutku, racun Itulah yang menyebarkan
aroma tak sedap, dan dikeluarkan dari mulut atau napas
Doktor Pretisya."
"Sudah pasti begitu"!" sela Sandhi.
"Yaah... memang belum pasti. Tapi aku punya keyakinan...
90 persen keyakinanku itu benar Kita lihat. saja nanti kalau
aku sudah bisa berhadapan muka dengan yang bernama
Doktor Pretisya itu "
"Di mana bisa menemui orang tersebut, Lui?"tanya Jessica
seakan mewakili rasa ingin tahunya Kumala.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kabarnya sih dia tinggal dari hotel ke hotel, karena dia
harus melakukan pelayanan kecantikan semacam itu keliling
kota, keseluruh Indonesia. Tapi di hotel mana atau di mana
alamat tempat tinggal yang sebenarnya, aku nggak tahu."
"Penyelenggaranya" Mungkin kita bisa tanyakan kepada
pihak penyelenggara seminar tersebut," kata Jessica lagi.
"Sebuah yayasan yang aku sendiri kurang jelas, apa nama
yayasan itu dan di mana alamatnya. Tapi mungkin kita bisa
dapatkan keterangan dari pihak hotel tempat yayasan itu
menyelenggarakan seminar tersebut, Kumala," sambil Luiza
berpaling dari menatap adiknya menjadi memandang Kumala
Dewi. Dewi U lar tidak mau kehilangan jejak wanita misterius yang
mengaku ahli kecantikan tingkat dunia itu. Ia segera
menghubungi pihak hotel yang dipakai sebagai tempat
menyelenggarakan seminar tersebut.
Tetapi sungguh tak disangka-sangka oleh siapa pun,
termasuk oleh Luiza, bahwa pihak hotel mengaku tidak
menyewakan tempat untuk seminar kecantikan pada hari yang
disebutkan Luiza. Pihak hotel pun menjelaskan, seharian ini
sudah puluhan penelepon yang menanyakan tentang
penyelenggaraan seminar kecantikan lanjutan dari yang
diadakan tiga hari yang lalu. Tetapi pihak hotel selalu
menjelaskan hal yang sama. Tiga hari yang lalu tidak ada
seminar. "Mereka menanyakan alamat Yayasan Rona Saka
sementara kami benar-benar tidak pernah bekerjasama
dengan yayasan tersebut. Kami baru dengar nama Yayasan
Rona Saka hari ini!" tambah pihak hotel yang memberi
penjelasan kepada Kumala Dewi.
Tentang nama yayasan itu, Luiza akhirnya membenarkan
setelah ia ingat kop surat yang tertera dalam undangannya
tempo hari. Tapi tentang penyangkalan pihak hotel, Luiza
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
justru kebingungan, mengapa pihak hotel harus menyangkalnya. Padahal menurutnya, jelas sekali seminar
tersebut diadakan di hotel itu di lantai dua. Pihak hotel pun
mempersilakan Kumala memeriksa lantai dua, sebab di sana
tidak ada ruang pertemuan aiau tempat yang layak untuk
seminar. Lantai dua hotel itu hanya berisi kamar-kamar untuk
tamu yang bermalam di situ.
"Chevi, ini aku... Kumala."
"Oh, syukurlah kau menelepon lebih dulu. Kebetulan, aku
mau datang ke rumahmu, Kumala. Aku butuh bantuanmu
untuk..." "Di mana kau menghadiri seminar waktu itu?"
"Di Romanda Hotel. Kenapa?"
"Sekedar mau klarifikasi aja."
Kumala segera menghubungi Romanda Hotel Tapi
pengakuan pihak hotel tersebut juga aneh. Romanda Hotel
pada tanggal sekian tidak menyewakan meeting room-nya
untuk seminar dan mereka tidak mengenal nama Yayasan
Rona Saka. Tapi pihaknya mengaku banyak orang yang
menanyakan tentang yayasan tersebut dan merasa pernah
seminar di hotel itu. Katanya, pihak kepolisian telah
melakukan pemeriksaan langsung ke hotel dan memeriksa
beberapa berkas administrasi di sana, bahwa ternyata pada
hari tersebut meeting room digunakan untuk pertemuan dari
sebuah perusahaan asing yang bergerak di bidang asuransi.
Bukan di pakai oleh Yayasan Rona Saka.
"Semakin jelas sekarang," kata Kumala kepada yang lain.
"Pretisya bukan wanita biasa Dia mampu menciptakan tempat
fiktif untuk seminar dengan mengcopy tempat-tempat yang
sudah ada dan sudah dikenal oleh masyarakat. Aku harus
melacak orang yang bernama Pretisya itu!"
"Ke mana kau akan melacaknya?" tanya Jessica.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kumala diam berpikir la sendiri belum tahu, ke mana harus
melacak wanita misterius itu.
(Oo-dwkz-234-oO)
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
6 NIKO MADAWI, presenter sebuah acara di televisi swasta
yang dulu hampir menjadi pacarnya Kumala, kini datang
menemui putri tunggal Dewa Permana dan Dewi Nagadini itu.
Tentu saja Niko sangat terkejut melihat wajah Kumala rusak,
nyaris kehilangan seluruh kecantikannya. Sementara Niko
sendiri datang dalam suasana menyimpan ketegangan.
Setelah mengetahui penyebab munculnya garis-garis hitam
yang merusak wajah Kumala, Niko pun menjelaskan bahwa ia
telah mendapat kabar dari berbagai pihak tentang musibah
kecantikan kaum wanita di dunia.
"Di Jakarta sendiri sudah ada 14 wanita yang mati bunuh
diri karena malu, stress, depresi, menghadapi kerusakan pada
wajahnya. Kabarnya di Ma laysia dan beberapa negara
tetangga lainnya sudah puluhan wanita yang mati bunuh diri
karena hal yang sama. Jumlah wanita yang wajahnya rusak
serta kehilangan kecantikannya, mencapai puluhan ribu di
seluruh Asia. Aku mendapatkan data dari internet mengenai
hal ini, disamping itu juga dari beberapa rekanku lainnya."
"Sekarang mungkin lebih banyak lagi," kata Kumala tetap
tenang. "Sepertinya di Indonesia, kota pertama yang dilanda wabah
racun kecantikan adalah Jakarta. Setelah itu, mungkin di kota-
kota besar lainnya akan menyusul."
"Ya, aku juga sudah punya perhitungan begitu."
"Apakah kau akan tinggal diam saja menghadapi wabah
misterius ini, Dewi?"
"Itu pertanyaan bodoh. Tapi tak apa, aku juga kadang
menjadi bodoh jika berada dalam ketegangan jiwa."
"Cuma kamu yang bisa menghentikan wabah ini,
menurutku."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Semoga saja begitu Tapi apakah kau tahu kesulitanku?"
"Tentu saja kamu lebih tahu."
"Coba kamu can informasi tentang perempuan yang
bernama Doktor Pretisya, pakar kecantikan kelas dunia,
kaianya." "Kalau nggak salah nama itulah yang mengadakan seminar
beberapa hari yang lain di... di..."
"Benar. Tapi dia wanita misterius dan tempat yang
digunakan untuk seminar adalah fiktif. Dia ciptakan sendiri
dengan kekuatan gaibnya."
"Terus, dia sendiri sekarang ada di mana?"
"Kalau aku tahu kenapa aku harus tanya padamu?"
"Kenapa kamu tidak gunakan kekuatan maha dewamu
untuk melacaknya" Bukankah kau memiliki radar gaib yang
mampu mendeteksi...."
"Sudah kulakukan, Nik. Sudah!" sahut Kumala kalem.
"Buron pun sudah kutugaskan melacak energi gaibnya, tapi
dia juga gagal. Aku nggak bisa menemukan energi gaib
perempuan itu yang menurufku bukan berasal dari alam ini."
Niko Madawi terbungkam, karena tak tahu harus bilang apa
lagi jika Kumala sudah mengakui kegagalannya. Siang itu yang
di rumah Kumala bukan hanya Niko Madawi, tapi juga Sersan
Burhan, rekannya yang dinas di kepolisian bagian reserse,
didampingi oleh seorang polwan cantik yang akrab dengan
Kumala, yaitu Letnan Merina Swastika. Tante Christy dan
Chevi datang juga. Brion dan John ikut hadir dalam waktu
yang tidak bersamaan. Bahkan Nyonya Ivone dan beberapa
wanita yang menjadi korban racun kecantikan juga datang di
rumah itu. Mereka seolah-olah mendesak Kumala untuk
segera bertindak menghentikan wabah racun kecantikan yang
diperkirakan akan menghabiskan seluruh kecantikan yang ada
di muka bumi ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kudengar kau pernah mendapat julukan sebagai Gadis
Penyelamat Bumi," kata Nyonya Ivone.
"Darimana Nyonya mendengar kabar itu?"
"Setelah kuceritakan kemampuanmu mengobatiku yang
setengah sembuh ini kepada beberapa rekanku. Ternyata
mereka ada yang mengenalmu dan mengatakan bahwa kau
pernah mendapat julukan Gadis Penyelamat Bumi. Tapi
sekarang wajah bumi dirusak oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab. Kalau kau tak bisa menyelamatkan wajah
bumi, yaitu menyelamatkan kecantikan-kecantikan kami ini,


Dewi Ular 84 Racun Kecantikan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

maka tanggalkan gelarmu sebagai gadis penyelamat bumi. Itu
tak pantas kau sandang"
Tajam, ketus, dan menyakitkan bagi hati manusia biasa.
Buron menggeram dalam hati Begitu pula Sandhi dan
beberapa orang dekatnya Kumala Mereka mengecam kata-
kata Nyonya Ivone yang bersifat mengancam harga diri
Kumala sebagai Gadis Penyelamat Bumi. Tapi buat Kumala
kata-kata tajam itu tak perlu ditanggapi dengan berat hati. Ia
hanya tersenyum manis dan tetap kalem menyikapinya.
"Barangkali ucapan Nyonya Ivone memang ada benamya.
Saya sendiri sebenarnya tidak membutuhkan julukan atau
gelar semacam itu. Saya kepingin disejajarkan dengan
Nyonya, Tante Christy dan wanita lainnya. T api meski begitu,
dan tanpa ucapan seperti itu, saya tetap akan berusaha
menyelamatkan kecantikan kaum wanita di muka bumi ini.
Saya tidak akan membuktikan apa-apa, tapi saya hanya
menghimbau agar Nyonya sabar menunggu dan mengikuti
perkembangan berikutnya."
Menjelang maghrib beberapa dari mereka pulang. Brion
tetap tinggal di situ. Ia tidak mau mendampingi Tante Christy
yang terkesan memihak pendapat Nyonya Ivone. John pulang
juga menemani Chevi. Sersan Burhan pergi bersama anak
buahnya karena ada panggilan tugas di tempat lain,
sepertinya masalah kerusakan wajah juga. Yang tinggal di s itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hanya Jessica dan kakaknya, serta Brion dan Niko. Di samping
Niko duduk wanita cantik yang tidak berpakaian dinas, yaitu
Letnan Merina Swastika, yang akrab dipanggil Mbak Mer.
"Mak Bariah," seru Kumala. "Tolong siapkan makan malam
untuk para tamu kita ini. Sebentar lagi petang akan tiba, Mak."
"Baik, Non!"
"Makan malam itu nggak perlulah," kata Mbak Mer. "Yang
kami perlukan adalah tindakan menyelamatkan kecantikan
bumi ini, Kumala."
"Ya. Tapi jika kita lakukan dengan panik maka hasilnya
akan nihil juga, Mbak. Kita harus tenang dalam..."
"Astaga Aduh... ada yang kulupa!" sentak suara Buron
mengejutkan semua pihak. Wajah Buron menegang.
Sepertinya takut terhadap teguran atau kemarahan Kumala. Ia
agak gugup ketika bicara dengan Kumala.
"Maaf, Kumala... ada sesuatu yang kulupa dan itu
sebenarnya sangat penting. Iya, kan San..."!'
"Apaan sih"!" Sandhi justru tampak bingung.
"Ada pesan yang harus kusampaikan padamu, Kumala."
"Oooo, iya, iya... benar!" Sandhi sepeiti mau memekik
karena sekarang ia mgat sesuatu yang bant saja diingat
Buron. "Apa maksud kalian ini'"! Jangan bikin kami tegang begini.
ah!" "Ada pesan yang haius kusampaikan padamu, Kumala" '
"Pesan dari siapa"!"
Sandhi yang menjawab, "Dewa Perang!" Buron menimpali,
"Benar Sang Hyang Dewa Nathalaga datang menemui aku dan
Sandhi sewaktu kamu masih berlibur. Kami lupa Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyampaikan pesan penting ini karena kamu datang dalam
keadaan terluka dan menegangkan."
"Eyang Nathalaga datang"!" gumam Kumala Dewi seperti
bergumam. "Kau diminta menemuinya secepatnya, Kumala." Sandhi
menimpali, "Barangkali pesan ini ada hubungannya dengan
kasus wabah racun kecantikan yang tadi kita bicarakan."
Kini semua diam. Semua saling berpandangan satu dengan
yang lain. Di benak Jess ica dan Luiza masih menyangsikan
kebenaran ucapan Buron dan Sandhi. Terutama Luiza yang
tidak tahu banyak tentang siapa jati diri Buron, ia menduga
kata-kata itu hanya bualan Buron untuk mendramatisir kasus
yang sedang berkembang. Tapi bagi Kumala itu bukan hal
yang mustahil. la hanya merasa heran, apa perlunya dewa
penguasa peperangan itu turun ke bumi mencari dirinya
"Di mana aku harus menemui beliau?" tanya Kumala Sandhi
yang menjawab, "Beliau menunggu di T aman Padmanagari"
Mbak Mer berkerut dehi, "Mana ada Taman Padmanagari di
Jakarta ini" Mungkin maksudnya di alam lain, begitu?"
"Entahlah."
"Mungkin yang dimaksud dekat Taman Lawang," sela
Jessica. "Husy! Taman Lawang itu tempat bencong-bencong
mangkal. Masa' Dewa Perang 'ngetem' di sana sih"!" sahut
Buron. "Nggak mungkin!"
Setelah diam sesaat, Kumala Dewi berkata, "Aku tahu...!"
Semua mata tertuju padanya.
"Padma itu artinya bunga. Nagari artinya negara.
Padmanagari adalah Bunga Negara. Taman Bunga Negara tak
ada lain kecuali T aman Pahlawan. Bunga Negara bisa diartikan
sebagai Pahlawan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalibata!" sahut Sandhi cepat.
"Tapi apa mungkin Dewa Perang ada di Taman Pahlawan,
di Ka libata sana" Ngapain dia?"
"Di sana kan ada mall. Mungkin beliau dagang di sana,"
kata Sandhi terkesan berseloroh Kumala menatap tanpa
berkedip. Sandhi salah tingkah sendiri. Merasa bersalah telah
membuat suasana seperti itu menjadi bahan candaan.
"Mbak Mer, aku butuh freepass untuk masuk ke Taman
Pahlawan." kata Kumala "Sebagai Dewa Perang, Eyang
Nathalaga menyukai tempat-tempat seperti itu."
"Wah, izin masuk ke sana nggak mudah diperoleh,
Kumala." "Mbak Mer yang berlugas mengusahakan secepatnya. Aku
akan masuk lebih dulu mencari Eyang Nathalaga!"
Mbak Mer bingung menjawab. Tapi sebelum petang
berubah malam, Kumala sudah bergegas masuk ke mobilnya.
Mau tidak mau Mbak Mer ikut masuk ke dalam BMW hijau giok
yang menjadi ciri khas mobil Dewi Ular itu. Dia harus
mendampingi Kumala jika terjadi sesuatu yang bersifat formal
di Taman Pahlawan nanti Buron tidak diizinkan ikut, karena ia
ditugaskan menjaga rumah bersama isinya; termasuk Jessica
dan Luiza serta anak Luiza. Brion, Niko, menggunakan mobil
lain. Ikut mengantar Kumala menuju Taman Pahlawan. Niko
menyiapkan kamera handycam untuk merekam kejadian-
kejadian gaib yang dapat dijadikan materi penayangan
acaranya: Lorong Gaib. Mbak Mer sibuk menghubungi
beberapa orangnya melalui handphone.
Jalanan macet Ada kejadian yang cukup menghebohkan di
dekat lampu merah sana. Sandhi menurunkan kaca samping,
menyempatkan bertanya kepada seorang pedagang asongan
yang kebetulan melintas di trotoar samping kanannya.
"Ada apa di depan sana, Jang"!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ribut, Bung."
"Ribut apaan" Siapa yang ribut?"
"Tahu tuh perempuan-perempuan pada menjerit histeris di
dalam mobil. Ada yang berlarian keluar kayak orang gila
Mukanya digarukin sampai kulitnya terkelupas, Bang. Seram
deh!" "Mukanya digarukin"!" Sandhi menatap Kumala ke
belakang. Pedagang asongan yang sempat membungkuk
untuk melihat isi mobil mewah itu berkata lagi dengan nada
tegang. "Wah, sebaiknya jangan lewat ke sana deh, Bang. Ntar
nona-nona cantik ini ikut diserang kuman gatal-gatal lho.
Wajahnya bisa rusak seperti mereka."
"Ya, makasih atas saranmu, Jang!" potong Sandhi lalu
segera menutup kaca kembali. Suara gaduh di luar teredam
oleh kerapatan kaca.
"Bagaimana nih?" tanya Sandhi seraya melirik spion untuk
memandang Kumala Dewi yang duduk di jok belakang
bersama Mbak Mer.
"Tabrak mobil depan!"
"Apa"! Kau gila"!" sergah Mbak Mer, tak setuju dengan
perintah itu. Tapi sebagai gopir pribadi Dewi Ular yang sudah
sekian lama ikut berpetualang, Sandhi sudah cukup paham
dengan perintah itu. Maka, mobil pun dijalankan kembali.
Mbak Mer sempat mencegah Sandhi agar jangan menuruti
perintah Kumala. Tapi Sandhi tetap nekat. Dan, ternyata
ketika BMW hijau itu bergerak maju, Mbak Mer tak merasakan
adanya benturan apapun. Mobil itu seperti menembus
gumpalan kabut.
Mobil-mobil yang ditabraknya tidak mengalam i kerusakan
sedikit pun. Mereka tetap utuh. Maka, Mbak Mer pun
terperangah setelah menyadari bahwa Kumala telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggunakan kesaktiannya, yang membuat mobil meteka
berubah seperti bayangan. Tak dapat disentuh atau
menyentuh benda apapun Tak ada satu getaran pun yang
berarti. Blees, blees, wuuusst...! Lancar dan mulus.
"Stop...!" perintah Kumala mendadak.
Sandhi pun menghentikan mobil. Tahu-tahu semua orang,
termasuk petugas lalulintas yang sedang berusaha menenangkan suasana di situ, menjadi terkejut melihat
sebuah sedan mewah telah berada di tengah perempatan
jalan. Kumala tak pedulikan sama sekali keheranan mereka. la
langsung turun dari mobil. Mbak Mer turun juga, menghampiri
petugas lalulintas yang bermaksud menegur sandhi. Petugas
lalulintas itu justru buru-buru memberi hormat kepada Mbak
Mer. Lalu, mereka bicara entah apa yang dibicarakan. Sandhi
ikut turun dari mobil. Tapi tidak berjalan seperti Kumala. Ia
hanya berdiri di samping mobil dengan pintu mobil masih
terbuka Ia memandangi Kumala yang segera menghampiri
sekelompok orang. Di sana terdengar jeritan kepanikan yang
sangat menggaduhkan suasana.
"Kumala....!" seru seorang pria dari arah lain. Ia berlari-lari
menghampiri Kumala. Setelah dekat baru Kumala mengenali
pria itu yang ternyata adalah Sakom, pasangan kencannya
Nyonya Ivone. Tapi agaknya
sejak peristiwa yang
menghancurkan kecantikan Nyonya Ivone, Sakom tidak lagi
akrab dengan perempuan itu Ada perempuan lain yang
diakrabinya dan sekarang sedang bersamanya.
"Oh, kau di sini, Sa?"
"Kumala ... tolong, Dibba ada di mobil. Dia mengalam i
gejala-gejala seperti yang dialami Nyonya Ivone. Sama
dengan mereka yang berteriak-teriak di sini! Tolonglah,
Kumala" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Zus Dibba"! Ooh, dia juga terkena racun kecantikan"!"
Kumala berkata sambil bergegas menghampiri mobil merah
yang ada di sisi lain. Di dalam mobil itu tampak Zus Dibba
sedang menggaruk wajahnya dalam kepanikan. Rasa gatal tak
tertahankan lag. Luka aneh mulai bermunculan di wajah Zus
Dibba. Guru senam itu pun mengerang dan meratap-ratap
minta ditolong begitu ia tahu Kumala ada di samping mobil.
Kumala segera membuka pintu mobil dan menarik keluar
Dibba. Dengan cepat Dewi Ular mengeluarkan cahaya hijau dari
telapak tangannya yang disentakkan ke arah kepala Dibba.
Waktu itu Dibba berlutut tanpa sadar karena rasa gatal yang
luar biasa di sekujur tubuhnya. Cahaya hijau itu segera
membungkus tubuh Dibba. Kemudian dengan satu tarikan
napas dan gerakan tangan ke atas Kumala berhasil
mengangkat seluruh gumpaian kabut dan cahaya hijau yang
menyelimuti tubuh Dibba.
Wuuusst...! Kini di kedua tangan Kumala Dewi. terdapat
gumpaian kabut dan cahaya yang sudah tidak berwarna hijau
lagi, melainknn merah seperti bola api. Dibba jatuh pingsan.
Nyawanya seperti tercabut. Tapi Kumala tak mengkhawatirkan
Dibba. la tahu gadis itu hanya pingsan. Yang menjadi
persoalan sekarang adalah ke mana membuang gumpaian
kabut dan cahaya merah yang menyerupai bola api itu.
Cahaya itu merupakan kumpulan dari racun kecantikan yang
berhasil dihisap dengan kesaktiannya. Walau pun di tubuh dan
wajah Dibba masih membekas luka kering, tapi ia te lah bebas
dari racun. "Lukanya masih ada, Kumala," seru Sakom
"Biar. Tapi racunnya sudah tak ada. Kau lihat wajahku ini
Aku juga sedang mencari cara untuk memulihkan
kecantikanku. Tapi sekarang yang terpenting adalah
membuang racun ini."
"Buang saja ke selokan sana!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Berbahaya. Akibatnya akan mengenai orang lain," kata
Kumala sambil teringat saat ia membuang racun seperti itu
dari atas kapal pesiar. Sementara itu, di sisi lain semakin
banyak wanita yang menjerit histeris karena mengalami reaksi
keracunan secara serentak. Kumala yakin, pasti ada penyebab
utama yang membuat mereka keracunan secara serentak.
Akhirnya gumpalan kabut dan cahaya merah racun itu
dilemparkan keatas.
Weeess. Kecepatan bola pijar itu sangat luar biasa,
sehingga dalam waktu singkat menjadi sangat jauh dan
mengecil. Ketika sudah kelihatan tinggal sebesar telur ayam.
Kumala Dewi melepaskan sinar seperti laser berwarna hijau
bening . Claaap...! Sinar panjang itu bergerak lebih cepat lagi dan
akhirnya menghantam bola pijar tadi di angkasa sana.
Blegaaarr... !!
Dentumannya luar biasa hingga membuat pepohonan dan


Dewi Ular 84 Racun Kecantikan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tiang-tiang listrik bergetar. Nyaris terjadi korstliting listrik.
Untung Kumala segera meredakan getaran itu dengan
merentangkan kedua tangannya. Lalu, bagaimana dengan
para korban yang lain, yang berlarian keluar dari mobil, atau
bertingkah dalam kepanikan yang sangat menakutkan
masyarakat lainnya itu" Dewi Ular mengambil tindakan
spekulatif dan memang sedikit atraktif. Bukan maksudnya
untuk pamer kesaktian kepada masyarakat awam, tapi
semata-mata dilakukan lantaran terdesak dan harus segera
menyelesaikan persoalan saat itu. Dengan kekuatan ilmunya
gadis berambut panjang yang kala itu mengenakan celana
kulot serta sweater tak dikancingkan segera melesat ke udara.
Wuuut. .! Lalu berhenti di udara bebas, tepat di
pertengahan simpang empat itu. Sekujur tubuhnya memancarkan cahaya hijau bening yang berpendar-pendar,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sehingga semua orang terpancing perhatiannya untuk
menatap dengan penuh kekaguman.
"Gile! Setan mana itu"!" teriak seseorang.
"Lihat, dia seperti kunang-kunang besar!"
"Jangan-jangan makhluk planet lain tuh!"
"Ada UFO...! Lihat tuh, UFO .!"
"Mungkin dia penyebab virus gatal-gatal ini"!"
"Serang dia, serang !" Mereka yang tidak tahu-menahu
siapa Kumala Dewi segera melempari dengan batu, potongan
kayu, atau apapun yang dapat dilemparkan. Sandhi berteriak-
teriak dengan panik sendiri, begitu pula Niko dan Brion.
"Hentikan...! Hentikaaan...!"
"Dia bukan orang jahaat...! Jangan lempari dia !"'
Mbak Mer mengeluarkan pistol simpanannva, lalu memberi
tembakan peringatan ke udara.
Taaar taaar, taarr...!
Tapi mereka tetap melempari dengan berbagai macam
benda. Mereka baru berhenti melempar setelah sadar bahwa
batu atau potongan kayu yang mereka lemparkan ternyata
tidak pernah sampai pada sasaran. Waktu itu Kumala dalam
ketinggian sekitar 10 meter dari permukaan aspal. Mestinya
batu-batu tersebut bisa sampai mengenai tubuhnya. Ternyata
batu-batu itu diam dan mengambang di udara dalam jarak
dua meter dari tempatnya. Benda-benda yang dilemparkan itu
seperti kehilangan gaya gravitasi bumi, sehingga tak dapat
jatuh kembali atau naik ke atas. Hanya bergerak lamban
mengelilingi Kumala Dewi.
Brion dalam keadaan semakin terkagum-kagum. la semakin
yakin bahwa Kumala ternyata memang memiliki kesaktian
tinggi dan layak disebut-sebut sebagai anak dewa. Namun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Brion belum tahu sejarah jati dirinya Kumala Dewi yang
sebenarnya. Kedua tangan Dewi Ular saat itu terentang ke samping.
Dari tiap jari-jarinya mengeluarkan cahaya menyerupai jaring
laba-laba. Ada orang yang menyangka dia adalah Spiderman,
ada pula yang menyangka lain lagi. Yang jelas, cahaya hijau
yang menyerupai jaring laba-laba itu menyinari seluruh tempat
dalam radius hampir 1 kilometer. Semua benda, termasuk
manusia, menjadi hijau bening.
Kejap berikutnya sinar itu seperti ditarik ke asalnya. Tapi
warnanya sudah berubah. Warna kehijauan menipis dan
berganti kemerah-merahan. Seluruh sinar terkumpul ke
arahnya dan menjadi berwarna orange. Dalam sekejap saja
Kumala Dewi sudah terbungkus oleh sinar orange yang
sebenarnya adalah unsur racun dari para korban. Ia sengaja
membiarkan dirinya terbungkus racun gaib sementara para
wanita yang tadi menjerit-jerit kegatalan saling jatuh pingsan
di tempatnya masing-masing. Mereka telah kehilangan racun
yang berarti bebas dari pengaruh kekuatan gaib yang akan
menghancurkan kecantikan mereka.
"Celaka! Dia tak dapat keluar dari gumpalan kabut cahaya
merah itu," seru Niko kepada Brion.
Agaknya Brion juga ikut merasa tegang dan kasihan
melihat Kumala terbungkus energi racun itu, sehingga ia
berlari menghampiri Mbak Mer dan Sandhi agar melakukan
sesuatu untuk mcmbebaskan Kumala. Sementara Niko meski
pun khawatir akan keselamatan Kumala, ia tetap mengarahkan kamera handycamnya untuk merekam kejadian
langka tersebut
"Apa yang harus kita lakukan"! Melemparkan sesuatu pun
tak bisa sampai ke arahnya kan"!" kata Sandhi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar. Aku nggak akan bisa memecahkan bola besar yang
membungkusnya itu, karena peluruku juga nggak bisa sampai
ke sana!" ujar Mbak Mer dengan kebingungan.
Dalam keheningan cahaya yang membentuk bola besar dan
mengurung Kumala itu semua orang dapat melihat keadaan
Kumala yang sangat tersiksa. Ia seperti kehabisan napas. Ia
berusaha mendobrak dinding bola dengan berbagai cara,
dengan melepaskan cahaya hijaunya, namun tetap tak
berhasil merusak pembungkus dirinya itu. Kecantikannya yang
sudah rusak menjadi semakin rusak lagi, karena kulit tubuh
Dewi Ular saat itu menjadi merah bagaikan kepiting rebus.
"Lihat, bola besar itu semakin mengecil!" teriak Brion.
"Gawat! Kumala makin tergencet dari berbagai arah!"
geram Sandhi sangat panik. Ia bernapsu sekali uniuk turun
tangan menyelamatkan majikan cantiknya. Namun ia tak
dapat berbuat apapun karena yang di hadapi adalah sesuatu
yang super gaib.
Ruang gerak Dewi Ular memang semakin sempit. Ia
terpaksa menggunakan kesaktian tingkat tinggi, walau
sebenarnya selalu ia sembunyikan dari depan masyarakat
umum. Claaap...! Ia berubah menjadi sinar hijau kecil berbentuk
seperti seekor naga.
"Wwwwooooww...!!"
Semua orang bergumam semakin kagum dan terheran-
heran. Namun mereka tetap tak dapat berkata apa-apa lagi
karena ter pukau dengan tegang melihat nagakecil itu
berusaha keluar dari gumpalan racun yang transparan itu.
Naga tersebut bergerak dengan sangat cepat. Zig-zag.
Blegaaarr....! Dentuman dahsyat pun terjadi. Semua listrik
di sekitar tempat itu menjadi padam. Lampu-lampu mobil
banyak yang pecah akibat getaran gelombang ledakan tadi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bola merah yang mengurungnya pun pecah menyebar ke
berbagai arah. Weesst...! Namun secepat kilat pecahan sinar itu kembali
ke tempat semula.
Wuuzzt...! Duubs...! Mengurung naga kecil itu kembali
seperti semula. Dewi U lar bergerak lagi dengan zig-zag seperti
tadi. Blegaaar! Pecahlah kurungannya, namun dalam sekejap
sudah kembali menyergapnya. Menjadi semakin lebih kecil dari
ukuran semula. "Habis sudah! Habis riwayat Kumala kalau begini
caranya...!" Sandhi mengeluh, seperti ingin menangis. Ia tak
tega melihat Kumala kewalahan menghadapi lawannya yang
tak jelas dari mana asalnya itu.
Tiba-tiba semua orang terperangah ketakutan mendengar
suara yang menggema di setiap penjuru. Gema suara itu
seolah-olah telah ikut membuat setiap jantung manusia
bergetar dan terdesak sakit.
"Hiaaahhk, haaak, haaahk, hhaaahkk...! Kau tak akan bisa
lepas dari jeratanku sekarang, Dewi Ular! lnilah saat-saat
terakhirmu melihat kehidupan di alam manusia! Sebentar lagi
kau akan hancur untuk menebus kekalahan anak-anakku!
haaahk, haaahk, haaahk...!"
"Suara siapa itu"!" geram Mbak Mer sambil bersiap-siap
mengarahkan pistolnya. Suara itu berasal dari atas, tapi tak
diketahui di mana tempat kedudukan si pem ilik suara. Mereka
juga tak melihat seperti apa wajah si pemilik suara
mengerikan itu. Yang mereka tahu, suara tersebut adalah
suara wanita yang memiliki gelombang getaran menyakitkan
telinga. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tamat sudah riwayatmu, Dewi keparat! Tapi anak-anakku
harus menyaksikan kehancuranmu. Tunggu, kupanggil mereka
dulu...! Hiaak, haaaahk, haaahhk, haaahk...!"
"Anak-anakku"!" gumam Sandhi. Ia segera ingat musuh-
musuh Kumala selama ini. Venoz, Amapola, Bahorok dan yang
lainnya adalah anak-anaknya Dewa kegelapan yang disebut-
sebut dengan nama Lokapura. Tapi menurutnya Lokapura
bukan makhluk betina. Berarti suara wanita itu adalah suara
istrinya si Lokapura.
"Dewi... Dewi Penguasa... hmmm... yaah, aku tahu suara
siapa itu!" tapi Sandhi masih bingung menyebutkan nama jelas
yang dimaksud. Dugaannya dibenarkan oleh munculnya suara lelaki yang
menggema lebih menakutlcan lagi.
"Mau ke mena kau Pretisyanawa .. ."!!"
Claaaap, byaaaak...! Seberkas sinar perak terang sekali
melesat dari arah barat. Menghantam kegelapan malam di
atas sana Lalu, menimbulkan dentuman dahsyat yang
menggetarkan seluruh permukaan tanah setempat
Blegaaaaarrrrr...!!"
"Sebelum pergi kau harus berhadapan denganku lebih dulu,
Dewi Penguasa Birahi Iblis...!!" gema suara lelaki yang
menakutkan itu semakin memperjelas dugaan Sandhi.
Dentuman besar tadi membuat alam seolah-olah mendadak
sontak menjadi seperti s iang hari.T erang sekali. Dari atas bola
yang masih membungkus Kumala Dewi tampak sesosok
bayangan berpakaian seperti ratu yang melayang-layang
diikuti dengan nyala api di sekelilingnya. Bayangan itulah yang
tadi bersuara mengerikan dan sekarang menjerit-jerit
kesakitan. "Aaaaaasa ... !! Biadab kau, Nathalaga.. ! Aaaaa. ouu!
Lepaskan aku...! Lepaskaaann...!!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Blaaar, blegaaarrrrr...! Terdengar dentuman keras lagi yang
membuat bayangan Dewi Penguasa Birahi Iblis itu terlempar
bersama gumpalan api Jauh dan jauh sekali, hingga
menembus lapisan langit malam yang waktu itu menjadi
seperti senja hari.
Zzzzuuup...! Terangnya cahaya yang menyerupai siang
menjadi redup. Lalu, beberapa orang di bawah melihat
sesosok lelaki berjubah putih berdiri di atas gumpalan awan
perak. Lelaki berambut panjang, berjenggot dan berkumis
abu-abu itu tak lain adalah Dewa Nathalaga yang terpaksa
turun tangan melihat Kumala dalam bahaya.
Dengan kekuatan saktinya, cahaya merah yang membungkus seekor naga kecil bentuk cahaya itu disedotnya
ke dalam tangan kanan sekali sedot semuanya terhisap dan
lenyap, sehingga cahaya hijau berbentuk naga kecil itu
terbebas dari kekangan, lalu berubah dalam wujud Kumala
Dewi yang dilapisi cahaya hijau seperti semula.
"Eyang Nathalaga... "!" Kumala terengah-engah dan
melayang labil.
"Mestinya kau temui aku dulu baru melawan kekuatannya!"
Dewa Nathalaga menyambar tubuh Kumala dengan
tangkas. Wuusst....! Tangan kiri memegangi tubuh Kumala tangan
kanannya menyebarkan sesuatu ke alam sekitarnya.
Zlaaaap...! Seperti cahaya kecil atau bunga api yang
berwarna biru kehijauan menyebar dan nenghunjani mereka
secara keseluruhan. Bahkan angin yang ditimbulkan dari
gerakannya membawa hujan bunga api itu menyebar ke
seluruh Jakarta.
Udara mendadak sontak menjadi dingin sekali. banyak
orang yang menggigil. Tetapi udara itulah yang membuat
luka-luka akibat racun kecantikan menjadi kering, yang pada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akhirnya lenyap dari wajah mereka. Maka, kecantikan mereka
pun kembali seperti sediakala dalam waktu yang relatif
singkat. Semua orang saling gemuruh membicarakan
pemulihan kecantikan itu, tanpa menghiraukan ke mana
Kumala Dewi dibawa pergi oleh Dewa Nathalaga. Hanya
Sandhi, Niko dan Mbak Mer yang memperhatikan Kumala
sedang dibawa oleh Dewa Nathalaga ke atas sebuah gedung
bertingkat 14. Hanya Kumala yang tahu apa yang dikatakan
Dewa Nathalaga diatas sana.
"Lokapura sudah mengerahkan pasukannya untuk menyerang bumi. Kalau istri sahnya itu tadi gagal rnenangkap
atau menghancurkan dirimu, dia akan menyerang bumi dan
menghancurkan. Dia sendiri yang akan memimpin penyerangan besan-besaran itu. O leh sebab itulah aku datang
kemari atas izin Hyang Maha Dewa. Tugasku membendung
serangan mereka dan memimpin peperangan dari sini. Kau


Dewi Ular 84 Racun Kecantikan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang kupilih untuk menjadi senopati peperangan nanti, Dewi
Ular" "Eyang Nathalaga," kata Kumala penuh hormat. "Aku siap
menjadi komandan perang nanti asalkan Eyang mendampingiku. Sebab, tanpa didampingi Eyang, maka
kesaktianku akan tidak sebanding dibandingkan dengan
kesaktiannya Dewa Kegelapan itu."
"Justru aku kemari untuk memberimu bekal dalam
menghadapi mereka nanti. Tapi kau telat menemuiku. Kau
justru melakukan tindakan yang kurang tepat dengan
melawan si Pretisyanawa alias Dewi Penguasa Birahi lblis itu."
"Eyang, aku harus melakukan perlawanan sekuat apapun
dirinya, karena tugasku menyelamatkan kehidupan umat
manusia di bumi."
"Ya, ya... sekarang aku memaklumi tindakanmu, Pretisyanawa sengaja ingin menghancurkan semua kecantikan
di muka bumi karena dengan begitu ia akan memperoleh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
energi kecantikan yang akan membuat dirinya menjadi lebih
cantik lagi dari yang sekarang."
"Pantas dia menyamar sebagai ahli kecantikan bergelar
Dokter Pretisya "
"Racunnya dikeluarkan lewat napasnva. Racun itu bisa
dikendalikan olehnya dari jauh, bisa juga bekerja dengan
sendirinya di saat si calon penderita mengalami kelemahan
raga, alias kecapekan. Rupanya dia tadi mengendalikan
kekuatan racunnya di sekitar tempat ini, sehingga semua
wanita yang sudah menghirup hawa napasnya mengalami
kehancuran wajah, seperti yang kau lihat tadi."
"Untung Eyang Nathalaga cepat turun tangan. Terima kasih
sekali atas bantuannya, Eyang!"
"Ya. Sekarang kembalilah dan bersiaplah untuk menerima
bekal dariku, buat menghadapi pertempuran melawan si Dewa
Kegelapan itu!"
Dewa tua agak eksentrik tapi terkesan galak itu lenyap
begitu saja. Tanpa mau berbasa-basi lagi. Ia tinggalkan
Kumala di atas gedung yang tinggi. Tapi hal itu bukan sesuatu
yang perlu disedihkan oleh Kumala. Ia tahu bagaimana
caranya turun dan kembali bergabung dengan Mbak Mer dan
yang lainnya. Ia perhatikan sekujur tubuhnya sudah bersih dari luka yang
semula menggores hitam di bagian wajah serta lengannya. Ia
sudah kembali cantik seperti sediakala.
Kini yang ia siapkan adalah waktu dan dirinya sendiri. Ia
harus mengurangi aktiv itas manusiawinya untuk mulai
menerima bekal dari Dewa Perang. Ia harus menemui Dewa
Perang itu di Taman Pahlawan. Tentu saja dalam dimensi lain
yang berbatasan tipis dengan alam sekelilingTaman Pahlawan
itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tolong kejadian ini jangan diliput dalam acaramu,"
katanya kepada Niko Madawi.
"Sayang sekali kalau tidak ditayangkan. Ini materi paling
bagus buat acaraku. Semua orang yang mengalami kerusakan
di wajahnya sudah menjadi cantik kembali seperti sediakala.
Ini pun harus diberitakan kepada yang lain."
"Itu tidak mungkin," kata Kumala. "Memang, gelombang
cahayanya Eyang Nathalaga tadi menyebar bukan hanya
seluruh Jakarta, tapi ke seiuruh dunia, sehingga semua wanita
yang sudah terlanjur menderita karena racun kecantikan itu
dapat pulih kembali seperti sediakala. Tetapi kau tak akan bisa
menyiarkan adegan-adegan tadi, Niko."
"Kenapa begitu?"
"Film yang ada dalam handycammu lkut hangus, ikut netral
kembali, seperti belum pernah digunakan."
"Apa... ?" pekik Niko Madawi. Lalu, ia memeriksa hasil
rekaman kameranya. Ternyata benar. T idak ada satu gambar
pun yang terekam oleh kamera itu.
"Yaaaah.... siaaaal... !" Niko terkulai lemas, sementara
Kumala tersenyum geli, dan Sandhi serta yang lain
menertawakannya.
SELESAI Suling Naga 10 Pendekar Remaja Karya Kho Ping Hoo Pedang Hati Suci 2
^