Pencarian

Sumpah Palapa 22

Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana Bagian 22


." pada suatu saat dalam kehilangan faham dan keputus-asaan,
nyi Tanca mencabut patrem pusaka dan hendak dibenamkan
dalam dadanya. Tiba-tiba terdengar juara orang batuk-batuk. Dan terkejutlah
nyi Tanca sehingga patrempun terhenti. Ketika berpaling dia
melihat seorang lelaki tua melangkah masuk terbungkuk-
bungkuk. Wajahnya penuh keriput, badan telanjang tak
mengenakan baju dan hanya menyampirkan sehelai kain pada
bahunya. "Paman Kadipira !" teriak nyi Tanca setelah tahu siapa
pendatang itu. "Hm, syukur nyai, ingatanmu sudah sadar dan engkaupun
mengenali aku" sahut orang tua itu yang bukan lain adalah ki
Kaiipira, paman dari ra Tanca.
"Paman, mengapa engkau berkunjung kemari?" kata nyi
Tanca agak heran. "Jangan seperti si T anca, anakku. Apakah engkau juga merasa
malu karena mempunyai seorang paman sejelek aku ini?"
Nyi Tanca menyadari kesalahan ucap "Ah, tidak paman,
maafkan aku" "Ya, kutahu nyai" kata ki Kadipira "kata-katamu itu engkau
ucapkan diantara sadar tak sadar. Dalam hatimu engkau
menerima kedatanganku ini. Namun dalam alam pikiranmu yang
sedang gelap, engkau tak menginginkan kedatanganku pada saat
1314 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seperti ini. Bukankah engkau tak senang karena aku
mengganggu tindakanmu hendak bunuh diri?"
"Ah, paman Kadipira, mengapa paman menuduh aku begitu?"
"Nyai" seru ki Kadipira pula "engkau dapat mengatakan begitu
kepadaku namun engkau tak dapat membohongi hatimu sendiri
Apa maksudmu menggenggam patrem dan engkau tujukan ke
arah dadamu itu?" "Paman....." nyi T anca terus menubruk dan menelungkupi kaki
ki Kadipira. Ia terisak isak bagai seorang anak kecil
Ki Kadipira yang bungkuk itu membelai-belai kepala ny i T anca
"Menangislah nyi Tanca, arakku. Karena tangis itu memang
diperuntukkan percurah isi hati"
Ki Kadipira adalah paman ra Tanca. Dengan nyi Tanca dia
mempunyai hubungan sebagai paman mentua. Sebenarnya ki
Kadipira itu di tempatkan di kebun belakang, terpisah dengan
tembok belakang dari rumah ra Tanca.
Ra Tanca seorang rakryan mentri dari kerajaan Majapahit
yang berkedudukan tinggi. Dharmaputera adalah mentri-mentri
yang langsung diangkat oleh baginda Jayanagara sendiri sebagai
mentri yang mendapat kepercayaan dari baginda. Dan ra Tanca
termasuk salah seorang anggauta Dharmaputera. Ia merasa malu
apabila para rekan dan priagung yang sering datang berkunjung
ke rumah kediamannya akan berjumpa dengan ki Kadipira dan
tahu kalau orang tua itu adalah paman ra Tanca. Dia harus
menjaga gengsi, menegakkan kewibawaan. Demikian perasaan
ra Tanca, demikian pula perasaan orang-orang yang lupa pada
asalnya. Setelah mendapat kedudukan tinggi, ma lu kalau
mempunyai orang tua, paman, saudara atau sanak keluarga yang
kurang memadai dengan derajatnya. Bukan hanya ra Tanca,
tetapi banyaklah manusia manusia yang bersikap berpikiran
sedemikian. 1315 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Namun ki Kadipira tak marah dan menganggap bahwa
tindakan putera kemanakannya itu adalah wajar. Walaupun
kewajaran itu hanya pada orang yang berpikiran tidak wajar atau
lepas dari kewajaran asal usul dirinya, namun ki Kadipira tidaklah
marah. Dia hanya mempunyai seorang putera kemanakan. Hanya
ra Tancalah satu satunya kadang di dunia ini. Dan sebagai
seorang tua, dia harus rela berkorban demi kebahagiaan
puteranya. Berbeda dengan suaminya, nyi Tanca lebih bersikap manis
terhadap ki Kadipira. Apabila ra Tanca ke luar dan lama tak
pulang maka sering nyi Tanca berkunjung ke belakang untuk
menjenguk ki Kadipira. Di luar persangkaannya, ternyata dalam
diri seorang tua bungkuk seperti ki Kadipira Itu, nyi Tanca telah
menemukan seorang guru yang luas pengetahuan. pengetahuannya tentang ramuan obat, tidak kalah dengan ra
Tanca. Pandangan hidup dan wejangan-wejangannya sangat
meresap dalam hati nyi Tanca.
Demikian pula pada hari-hari permulaan dari tewasnya ra
Tanca, ki Kadipiralah yang berada disamping nyi Tanca untuk
menenangkan guncangan hati wanita itu dengan menyalakan
kesadaran tentang segala sesuatu yang menimpali manusia
sebagai suatu kodrat yang memang sudah digariskan oleh Hyang
Widdhi T unggal. "Memang dapat dimaklumi betapa berat perasaan hatimu
karena ditinggal oleh Tanca" kata Kadipira "jangankan ditinggal
mangkat oleh suami itu merupakan putus katresnan atau patah
kasih yang paling berat, bahkan apabila ada ayam, itik, burung
dan binatang peliharaan kita yang matipun, kita juga kecewa"
Orang tua itu berhenti sejenak untuk mengatur napas "Namun
apa yang sudah terjadi, takkan mungkin dapat kita harapkan
kembali lagi. Tanca telah meninggal. Dia tidak kecewa tetapi
puas karena sudah dapat melaksanakan dendam keinginannya.
Adalah suatu kebahagiarn bagi orang meninggal yang telah dapat
1316 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melakukan apa yang dicita-citakan. Engkau boleh bersedih tetapi
janganlah kesedihan itu akan menjadi suatu awan gelap yang
menutup perjalanan Tanca ke alam asalnya, nini"
"Sesungguhnya yang harus dikasihani adalah engkau yang
masih hidup ini. Tanca sudah pulang ke asal mulanya tetapi
engkau nyai, engkau masih harus menanggung derita siksa di
alam kenyataan ini. Maka nya, hematkanlah airmata untuk
peristiwa peristiwa yang mungkin lebih hebat dalam kehidupanmu yang masih panjang ini"
Dengan penjelasan itu maka dapatlah hati nyi Tanca terhibur.
Apa yang dikatakan ki Kadipira itu memang benar. Setiap
manusia tentu akan mati, mati raganya dan pulanglah sang atma
ke asal mulanya. Setiap manusia tahu dan yakin akan hal itu.
Hanya waktu dari keberangkatan meninggalkan sang badan
kasar yang sudah rapuh itu, tiada scorangpun yang dapat
mengetahui dengan pasti. "Ki T anca sudah dapat melaksanakan keinginan hatinya. Tentu
dia sudah puas. Hidup apabila masih mendendam kandungan
hati yang tak dapat dicurahkan, ki Tanca tentu lebih menderita.
Dan rasanya kematian ki Tanca itu suatu kematian besar karena
nilainya sepadan dengan kematian baginda Jayanagara" suatu
perenungan lebih lanjut maka dapat meredakan kesedihan nyi
Tanca. Malam itu tepat jatuh pada hari peringatan setahun dari
meninggalnya ki Tanca. Nyi Tanca yang selalu me lakukan sesaji
selamatan dan doa mohon pengampunan dosa untuk suaminya,
tentu saja tahu hari peringatan itu. Diapun tak lupa mengadakan
doa dan sesaji memperingati hari itu. Dan setelah sehari sibuk
menyelenggarakan upacara sesaji dan doa, malamnya dia
menyepi seorang diri uatuk bersemedhi, menyatukan segenap
pikiran dalam kehsningan, agar dapat melayangkan DIRInya ke
alam loka di mana arwah ki T anca berada.
1317 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sayup-sayup diantara sadar tak sadar dalam alam kehampaan
yang teduh, ia merasa pintu hatinya terketuk oleh suara gaib
"Hai, nyi T anca ...."
"Siapa engkau?" tegur nyi T anca dalam hati.
"Aku" sahut suara itu "tak perlu engkau tahu dan tak guna
engkau tahu karena belum sampai saatnya engkau tahu"
"O apa maksudmu?"
"Engkau merasa sebagai isteri T anca?"
"Ya" "Engkau merasa telah melakukan kesalahan besar terhadap
suamimu walaupun bukan atas kehendakmu sendiri?"
"Ya ...." "Engkau merasa salah tetapi engkau tak mau menebus
kedosaanmu. Kebalikannya engkau malah menambah dosa lagi"
"O, bagaimana mungkin hal itu?"
"Setelah engkau merasa kehormatanmu dirampas baginda,
mengapa engkau tidak bunuh diri saja untuk mencuci tubuhmu
yang kotor itu sebagaimana dahulu telah dilakukan Dewi Shinta
dengan api Pancaka?"
"Uh . . ." nyi Tanca merintih.
"Karena engkau masih sayang akan tubuh dan jiwa? mu yang
sudah berlumur dosa itu maka ra Tancapun marah dan rela
mengorbankan diri untuk menebus dosamu"
"Duh, pukulun, hamba . . ." seketika nyi Tanca tak kuat lagi
menahan serangan kata kata tajam yang menikam hatinya itu. Ia
rubuh dan pingsan. Beberapa saat kemudian ketika sadar, dia menangis terisak
isak, mengutuk dirinya yang telah kehilangan harga dan martabat
1318 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seorang wanita utama. Maka gelaplah pikirannya dan bulatlah
sudah tekadnya. Ia beranjak lalu mengambil patrem pusaka
dalam biliknya. "Pukulun, hamba merasa bersalah dan sekarang hamba
hendak menebus dosa yang telah hamba lakukan. Ki Tanca, aku
datang kepadamu ..." saat itu patrem hendak diayunkan ke dada
tetapi serempak pada saat itu pula terdengar suara ki Kadipira
batuk-batuk. Dan kini nyi Tanca masih merintih-rintih menelung-
kupi kaki ki Kadipira. "Paman, mengapa paman merintangi maksudku?"
"Apa maksud keinginanmu, nyai?"
"Hamba hendak mencuci tubuh yang kotor berlumuran dosa
ini dengan darah hamba, paman"
"Hendak bunuh diri?"
"Daripada hidup berkalang bangkai lebih baik mati bercermin
kubur, paman" "Benar" kata ki Kadipira pelahan "memang bunuh diri
merupakan jalan yang terakhir namun bukan merupakan
penyelesaian yang sempurna, anakku"
"Hamba tak mengerti maksud ucapan paman"
"Benar, nyai. Karena selama ini aku belum pernah memberi
keterangan tentang tindak bunuh diri itu karena aku tak pernah
menyangka bahwa kelak seperti pada saat ini, engkau akan
berhadapan dengan pilihan itu"
Nyi Tanca menegakkan kepala dan duduk bersimpuh
dihadapan ki Kadipira. Maka berkatalah ki Kadipira dengan nada yang tenang "Nyi,
bahwa mati itu sudah kodrat a lam, adalah suatu kenyataan yang
tak dapat dibantah. Dimana terdapat kelahiran tentu akan
1319 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berakhir dengan kematian sebagaimana ada Asal tentu ada Akhir
..." "Dan mati itupun sudah ada ketentuannya, menurut apa yang
telah ditakdirkan oleh yang Memberi. Bunuh diri, tidak dapat
dibenarkan karena menyalahi kodrat dan menentang kehendak
Hyang Murbeng Gesang, mengelak tanggung jawabnya sebagai
titah manusia. Oleh karena itu maka manusia yang bunuh diri,
memaksakan sesuatu yang belum masanya, tak dapat naik ke
alam kesempurnaan melainkan masih gentayangan di alam
Trantunan. Alam yang ngrambyang tak menentu, ibarat angin
meniup ke selatan akan ikut ke selatan, meniup ke utarapua
aVan ikut ke utara. Dia baru akan naik ke alam yang lebih tinggi
atau alam tempat yang sebenarnya, setelah sampai masanya dia
mati menurut kodrat hidupnya. Dengan demikian ibaratnya, dia
masih menunggu" "Kita manusia yarg hidup di dunia ini juga bersifat menunggu
kematian, menanti giliran untuk dipanggil Hyang Widdhi. Roh
yang bergentayangan di alam Trantunan itu juga demikian. Dia
masih harus menunggu. Dengan demikian bunuh diri itu juga
suatu penantian. Maka kukatakan bunuh diri itu memang suatu
cara yang baik tetapi bukan cara penyelesaian yang
sempurna....." "Dengan begitu jelas kita dihadapi oleh dua macam hal yamg
sama tetapi berbeda. Bunuh diri dan mati menurut kodrat, adalah
sama-sama suatu penantian. Yang berbeda adalah bunuh diri itu
memaksa sesuatu yang belum tiba saatnya. Mati secara kodrat
itu suatu kematian wajar yang menurut garis ketentuan Hyang
Widdhi....." "Nah, apabila sudah mengetahui bahwa kita akan sama-sama
menanti, manusia di alam dunia dan mereka yang bunuh diri di
alam Trantunan, maka kita harus memilih. Adakah kita akan
menanti di alam terang ini ataukah kita senang menanti di alam
Trantunan" 1320 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berhenti sejenak maka ki Kadipira berkata lebih lanjut "Kalau
kita menanti di alam jagad ini, kita tetap menjalankan titah
Hyang Purbeng Gesang untuk memenuhi wajib dharma kita
dititahkan sebagai manusia. Di situ kita akan mendapat
kesempatan untuk menjalankan dharma kebaikau dan ajaran-
ajaran yang diamanatkan dalam agama. Kita masih sempat untuk
melakukan sesuatu untuk menebus kesalahan atau kedosaan
kita. Namun kalau kita menanti di alam Trantunan, kesempatan


Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu rasanya tiada lagi. Nah, nyai, cobalah engkau renungkan kata-
kataku ini. Andaikata dalam perenunganmu itu engkau merasa
bahwa menanti di alam Trantunan itu lebih tepat dan lebih sesuai
bagimu, nah, silakan engkau melanjutkan niatmu hendak bunuh
diri. Paman tidak akan menghalangi kehendakmu ...."
Nyi Tanca terdiam. Dalam hati mulai memercik renungan
untuk meresapi kebenaran daripada ucapan ki Kadipira itu.
"Nyai" kata ki Kadipira pula "engkau tentu tahu bahwa
manusia buruk dan tua renta, bungkuk seperti paman itu, pun
tak mau bunuh diri. Mengapa " Apakah paman masih temaha
hidup, masih sayang akan kehidapan paman yang sudah serba
menderita ini" Mengapa paman masih segan mati" Tak lain
karena paman i-ngin menjunjung barkah amanat dari Hyang
Widdhi yang tdah menitahkan paman menjelma sebagai
manusia. Dengan demikian paman dapat meluhurkan titah Hyang
Wisesa. Paman tak ingin menjadi manusia pengecut karena takut
hidup menghadapi derita2 yang telah dilimpahkan Hyang Wdihi
kepada diri paman. Paman setiap saat akan menyerahkan jiwa
paman jika dikehendaki oleh Hyang Purbeng Gssang dan atas
kehendakNya" Ki Kadipira mengangkat nyi T anca bangun dan dipimpin duduk
di atas kursi "Nah, anakku, aku tak mau menganggu ketenangan
hatimu. Aku akan kembali ke belakang dan silahkan engkau
merenungkan apa yang telah kuwedarkan kepadamu tadi, nini"
1321 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi baru saja ki Kadipira hendak melangkah, nyi Tancapun
berseru "Paman ...."
"O, ada sesuatu yang hendak engkau katakan?" ki Kadipira
hentikan langkah. "Paman, wejangan paman bagaikan genta yang mengetuk
pintu hatiku" kata nyi Tanca "namun aku masih ragu-ragu untuk
membika pintu hati itu dan menerima amanat dari dentang genta
paman canangkan itu"
"Sifat ragu itu ada dua hal" jawab ki Kadipira "karena belum
mengetahui jelas dan karena masih menyamankan kebenarannya" "Benar, paman" kata nyi Tanca "uraian paman tentang sifat
dari perbuatan bunuh diri, telah menyentuh dan menggugah
kesadaranku. Namun masih ada hal lain yang masih iagin ku
mohonkan petanjuk paman"
"Katakanlah nyai"
"Bagaimana pandangan orang terhadap diriku sebagai seorang
isteri yaag tak setya terhadap suami?"
"Apa maksudmu dengan kata tak setya terhadap suami itu?"
tanya ki Kadipira "adakah karena persoalan dirimu dengan
baginda Jayanagara" Kalau demikian yang engkau maksudkan
maka sifat tak setya itu bukan tak setya yang murni tetapi
keadaan yang memaksa menciptakan engkau kedalam sifat yang
dianggap tak setya. Bukankah jauh dari keinginanmu bahwa hal
itu akan terjadi" Bukankah hal itu karena ulah baginda yang
memaksamu harus melayani keinginannya?"
"Benar paman" jawab nyi Tanca "tetapi setiap peristiwa
semacam itu tentulah bukan atas kehendak dari wanita yang
bersangkutan melainkan karena paksa yang dilakukan oleh fihak
pria. Bukankah peristiwa yang menimpali diriku ini sama dengan
1322 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
peristiwa yang terjadi pada Dewi Shinta dengan prabu
Rahwanaraja?" "Ya, benar nyai" kata ki Kadipira "memang sifat daripada
bentuk peristiwa itu sama. Tetapi ada suatu hal yang berbeda
pada peristiwa dirimu dengan Dyah Shinta"
"Apa sajakah perbedaan itu, paman?"
"Keadaannya nyai" kata ki Kadipira "keadaan dari s i pelaku itu.
Apabila yang melarikan Dewi Shinta itu adalah seorang raja dari
kerajaan lain maka yang mengganggu engkau adalah baginda
Jayanagara, rajamu sendiri"
"Ah, apakah beda raja lain dengan raja sendiri, paman?"
"Apabila ditinjau dari perbuatannya memang tak berbeda
yaiah suatu perbuatan angkara dan nista" kata ki Kadipira "tetapi
jka ditilik dari wajib yang ada pada seorang kawula terhadap
raja, maka ada setitik perbedaan. Dengan raja lain kita tak
mempunyai suatu ikatan apa-apa dan setiap perbuatan buruk
yang dilakukan terhadap diri kita, harus kita tanggapi sebagai
suatu hinaan. Wajib kita berantas....."
"Namun terhadap raja junjungan sendiri, kita mempunyai
wajib untuk mentaati dan menyerahkan diri sebagai dharma-bakti
. . . ." "Ah, tetapi paman, dharma-bakti bukanlah harus merelakan
diri untuk memenuhi keinginannya yang tak senonoh" tukas nyi
Tarca. "Tetapi ada suatu rasa setya raja yang mewajibkan kita untuk
melakukan hal itu. Sebagai seorang kawula kita wajib
menyerahkan jiwa dan raga kita kepada raja, termasuk pula
harta benda, anak isteri dan orang yang kita sayangi"
"Ah, tidak paman" bantah nyi Tanca "nista bagi seorang raja
apabila menginginkan isteri mentri atau kawulanya"
1323 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Memang benar nyai" kata ki Kadipira yang sesungguhnya
sudah bergelar seorang resi "bahwa nista adalah cap yang kita
berikan kepada seorang raja atau priagung yang bertindak
demikian. Tetapi nama cemar itu adalah persoalan bagi diri raja
itu. Bukan persoalan kita. Sedangkan wajib kita haruslah
meutaati perintah raja"
"Ah, tidak paman" masih nyi T anca berkeras membantah "aku
menentang hal itu dan seharusnya aku bunuh diri pada saat
perbtiwa itu terjadi"
"Masih ada suatu wajib bagi seorarg kawula terhadap negara.
Yalah untuk menjaga keamanan dan keselamatan kerajaan. Hal
itu tak mungkin dapat engkau lakukan apabila engkau bunuh diri
pada saat itu. Peristiwa bunuh dirimu pasti akan menimbulkan
kegemparan besar yang akibatnya mungkin akan luas.
Diantaranya akan memancing musuh-musuh kerajaan untuk
mengadakan gerakan menghasut dan menyalakan pemberontakan lagi. Dharmaputera telah ditumpas rakyat karena
hendak merebut kekuasaan kerajaan. Sekarang apabila engkau
bunuh diri dan perbuatan baginda tersiar maka rakyat tentu akan
timbul perasaan tak senang kepada baginda dan mudah diperalat
oleh sisa-sisa pengikut Dharmaputera untuk mengadakan
kraman. Tidakkah kerajaan Majapahit akan menderita kegoncangan lagi hanya akibat seorang wanita?"
"Dalam keadaan seperti itu nyai, engkau dituntut oleh dua
macam pengorbanan. Engkau rela mengorbankan dirimu sendiri
atau engkau ingin mengorbankan berpuluh ribu jiwa yang akan
mati dalam huru hara pemberontakan nanti. Pengorbananmu itu
luhur nyai. Engkau teiah menunaikan suatu dharma yang jarang
dilakukan oleh sesama kaummu. Dan pengorbananmu itu akan
semerbak diharumkan oleh kenistaan perilaku seorang raja.
Engkau tak perlu malu. Yang malu dan nista adalah raja
Jayanagara" "Ah, apakah paman membenarkan tindakan raja?"
1324 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jika berbicara soal Kebenaran, jelas hal itu tidak benar dan
tidak senonoh" jawab Kadipira "tetapi aku berbicara soal bhakti
terhadap negara. Dengan nilai-nilai bhakti yang luhur akan dapat
memperoleh suatu Kebenaran yang lain bentuknya tetapi tetap
sama sifat-nya" "Paman, berilah hamba keterangan yang tegas dari maksud
ucapan paman" "Jelasnya begini nyai" kata Kadipira "aku tak setuju akan
perbuatan baginda Jayanagara. Kuanggap dia seorang raja yang
nista. Tetapi akupun tak setuju apabila saat itu engkau
melakukan bunuh diri. Karena dalam hal itu engkau dituntut oleh
wajib pengorbananmu terhadap keselamatan kerajaan Majapahit"
Nyi Tanca menghela napas, katanya "Lalu bagaimana
pertanggungan jawabku sebagai isteri ra Tanca?"
"Ra Tanca harus memaklumi bahwa keadaan dirimu itu bukan
atas kehendakmu, melainkan atas paksaan dari seri baginda.
Telah kukatakan dalam hubungan antara raja dan kawula,
terdapatlah suatu ikatan wajib bhakti. Tanca mempunyai dua
pilihan. Kesatu, sebagai seorang mentri dan kawula, dia dapat
menganggap hal itu sebagai suatu bhakti kepada raja dan
negara. Karena jika dia mengadakan suatu tindak balasan, jelas
dia lebih mementingkan kepentingan peribadi daripada
kepentingan negara. Kedua, sebagai seorang lelaki, seorang
suami, dia harus melaksanakan wajibnya sebagai seorang
pengayom dan pelindung. Dan sibagai seorang lelaki dia
menganggap hal itu sebagai suatu hinaan yang amat menista
peribadinya ..." "Dan ternyata Tanca telah memilih yang kedua, melaksanakan
wajib seorang suami terhadap isteri, seorang pria menghapus
nista yang mencontreng mukanya. Dan dibunuhnyalah baginda
Jayanagara. Itulah jawab Tanca atas pertanggungan jawabmu,
nyai" 1325 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidakkah hina bagiku apabila aku masih berat untuk
melepaskan nyawaku dari tubuh yang sudah cemar ini, paman?"
"Hina atau tidak, tergantung dari penilaiannya. Jika menurut
penilaian derajat dan martabat, bahwa engkau seorang isteri
narapraja telah dikehendaki oleh seorang raja, maka derajatmu
yang naik dan martabat baginda yang merosot. Beda apabila
yang mengganggu engkau ini seorang penjahat biasa" kata ki
Kadipira "namun apabila ditilik daripada arti nilai itu sendiri, baik
dilakukan oleh raja atau oleh penjahat, adalah sama artinya yalah
tercemar. Dalam hal ini engkau bebat untuk menentukan pilihan,
adakah engkau akan tetap bertahan hidup atau akan bunuh diri.
Hanya seperti yang telah kuuraikan tadi, bunuh diri hanya cara
untuk menyelamatkan tetapi bukan penyelesa ian yang
sempurna" Nyi Tanca terdiam. "Dua orang luhur telah mengorbankan jiwanya. Adakah
hendak engkau tambah dengan jiwamu lagi?" tanya Kadipira.
"Paman, aku tak mengerti bagaimana diriku. Aku kehilangan
faham, paman....." "Tidak nyai" kata Kadipira "engkau masih memiliki faham
hanya karena pikiranmu kalut maka engkau tak melihat fahaaa
itu. Nah, sekarang cobalah engkau jawab pertanyaanku ini.
Engkau malu dan engkau hendak bunuh diri. Baiklah. Tetapi
apakah dengan bunuh diri itu persoalannya sudah selesai?"
"Persoalan itu sudah selesai. Hanya tinggal persoalan diriku,
paman" "Jika persoalan itu sudah selesai, mengapa engkau harus
mempersoalkan dirimu?"
"Aku malu paman"
"Itu perasaanmu sendiri. Apakah orang akan menghinamu"
Ah, kurasa tidak. Orang akan merasa kasihan kepadamu daripada
1326 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menganggapmu hina. Rasa hina semua orang akan tercurah
kepada baginda Jayanagara, bukan kepadamu. Dan ingat nyai"
kata Kadipira "engkau adalah tuan dari dirimu. Engkaulah yang
dapat menentukan nasibmu, bukan nasib yang menentukan
dirimu. Engkaulah yang mempunyai hak penuh untuk
menentukan bagaimana dirimu, bukan anggapan orang"
Nyai Tanca tertegun. "Untuk menebus suatu kejalahan, bukanlah dengan cara
membunuh diri. Tetapi dengan cara menyadari kesalahan itu lalu
berdaya untuk melakukan perbuatan yang benar dan dharma
yang baik. Mengapa keberanianmu untuk bunuh diri tidak engkau
gunakan untuk bertahan hidup melakukan dharma kebaikan"
Nah, kiranya cukuplah apa yang harus kukatakan. Renungkanlah"
ki Kadipira terus melangkah pergi.
Demikian semalam itu nyi Tanca merenungkan segala
kenangan pahit dari peristiwa yang menggemparkan itu. Namun
dia belum dapat menentukan keputus-an, apa yang harus ia
lakukan. Kata-kata ki Kadipira terlalu tajam untuk dapat cepat-
cepat dihapus dari lubuk pertimbangannya.
Menginjak malam ketiga ia masih belum dapat mengambil
keputusan. Bahkan dia terkejut karena dayang menghadap dan
melaporkan bahwa ada tiga tetamu hendak bertemu nyi Tanca.
"Siapa?" "Gusti Arya Kembar dengan Arya Warak dan Arya Lembang"
kata dayang itu. Nyi Tanca terkejut. Memang sudah berulang kali ia menerima
kunjungan Arya Kembar yang kecuali untuk menghibur
kesedihannya pun juga memperbincangkan tentang peristiwa ra
Tanca. Dalam salah satu pembicaraan ketika Arya Kembar
berkunjung, pernah Arya Kembar mengutarakan suatu
1327 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kecurigaan terhadap patih Dipa yang dianggap sebagai penyebab
atau perencana dari piristiwa ra Tanca dengan baginda


Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jayanagara. Namun saat itu ia belum menanggapi dengan
sungguh-sungguh kecurigaan Arya Kembar itu.
"O, silakan mereka masuk" katanya kepada dayang.
Tak berapa lama dayangpun muncul lagi mengiring tiga lelaki
berbusana sebagai seorang arya. Ia cepat mengenal salah
seorang dari ketiga tetamu itu sebagai Arya Kembar. Serta merta
ia menyambut dan mempersilakan ketiga tetamunya duduk.
"Maaf, nyi Tanca, jika kedatangan kami bertiga mengganggu
ketenanganmu" kata Arya Kembar.
"Ah, tidak raden" sahut nyi T anca "karena aku percaya bahwa
raden tentu membawa persoalan penting sehingga pada saat
malam seperti ini memerlukan berkunjung ke pondokku"
Arya Kembar tertawa "Mudah-mudahan apa yang hendak
kubicarakan dengan nyai ini dapat berkenan di hati nyai sebagai
sesuatu yang penting"
"Silakan raden"
"Begini nyi Tanca" kata Arya Kembar "kedatangan kami
bertiga ini tak lain hanya ingin mendapat keterangan yang lebih
jelas tentang peristiwa yang terjadi atas diri ra Tarca di istana"
"O, tentang pembunuhan baginda oleh ra Tanca itu?"
Arya Kembar mengiakan. "Bukankah hal itu sudah jelas bahwa ki Tanca mendendam
atas perbuatan baginda terhadap diriku" balas nyi T anca.
"Benar, nyi Tanca" sambut Arya Kembar "memang hal itu
sudah engkau katakan dahulu kepadaku. Tetapi apa yang hendak
kubicarakan dengan nyai adalah lingkar dari peristiwa itu. Marilah
kita perbincangkan dengan cara meneknuri lorong-lorong ingatan
nyai dalam mengenangkan peristiwa itu terutama asal mulanya"
1328 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"O, apakah raden menghendaki aku supaya menceritakan lagi
secara terperinci peristiwa itu?"
"Kurasa tidak perlu" sahut Arya Kembar.
"Lalu bagaimana maksud raden?"
"Apakah sekira tidak mengganggu ketenangan hati nyai jika
aku mengajukan beberapa pertanyaan?"
"O, tidak apa-apa, raden, silakan"
Setelah mengucap terima kasih maka Arya Kembarpun mulai
membuka pembicaraan "Untuk mencari sesuatu sebab daripada
suatu masalah atau peristiwa, kita harus menelusuri mata
sumbernya. Demikian pula yang terjadi dengan peristwa ra
Tanca" "Bahwa ra Tanca telah mencidera nyawa baginda Jayanagara
hanyalah merupakan letusan akibat dari suatu sebab. Dan
tahukah engkau nyi Tanca, apa dan bagaimana kesimpulan orang
tentang peristiwa itu, kumaksudkan, kesimpulan orang tentang
latar belakang dari tindakan ra Tanca itu?"
"Karena isterinya diganggu, raden"
"Tidak nyi Tanca" sambut Arya Kembar "para kawula bahkan
hanya sebagian kecil dari para mentri dan gusti yang tahu akan
hal itu. Pada umumnya orang menganggap bahwa tindakan ra
Tanca itu adalah sebagai kelanjutan dari balas dendam atas
terbunuhnya para Dharmaputera. Seluruh kawula tahu bahwa ra
Tanca adalah salah seorang rakryan dari Dharmaputera itu"
"Tetapi tidakkah orang tahu bahwa di samping hal itu juga
karena ra Tanca murka atas perbuatan baginda terhadap diriku?"
seru nyi Tanca. "Telah kukatakan bahwa hal itu banyak yang belum tahu,
nyai" "Aneh" gumam nyi Tanca agak heran.
1329 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak aneh, nyai" kata Arya Kembar "karena hal itu memang
telah diatur dengan baik"
Nyi Tanca terkesiap "Diatur kata raden?" Arya Kembar
mengangguk. "Ah, aku benar-benar tak mengerti maksud raden. Siapa yang
mengatur dan untuk kepentingan apakah maka hal itu harus
diatur?" "Sudah tentu agar peristiwa nyai diganggu seri baginda itu
jangan sampai tersiar ke luar sehingga menimbulkan cemar pada
keluhuran nama baginda"
"O, benar" "Tetapi disamping itu" kata Arya Kembar pula "sesungguhnya
tersembunyi suatu maksud tertentu yang lain dari orang yang
kusebut sebagai pelaku utama atau perencananya"
Nyi Tanca makin terbeliak "Apa " Perencananya" Apakah hal
itu memang sengaja direncanakan oleh seseorang?"
Arya Kembar tenang-tenang menjawab dengan mengajukan
pertanyaan "Nyi Tanca, apakah apakah nyai memberi tahu hal
perbuatan baginda itu kepada ra Tanca?"
"Ya" sahut nyi T anca "tetapi aku terpaksa mengaku kepada ki
Tanca" "Jadi bukan atas kehendak nyai sendiri?"
"Bukan" "Sedianya nyai hendak merahasiakan hal itu, bukan?"
Nyi Tanca mengiakan. "Apakah maksud merahasiakan hal itu atas kehendak nyai
sendiri atau karena mendapat anjuran dari orang?"
"Ada orang yang meminta kepadaku"
1330 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapa?" "Patih Dipa" "Tepat" sambut Arya Kembar "tadi nyai mengatakan bahwa
nyai terpaksa mengaku karena ra Tanca bertanya. Dengan begitu
bukankah ra Tanca sudah mendengar berita tentang diri nyai" "
Nyi Tanca mengangguk. "Dan bukan nyai yang memberitahukan kepadanya lebih
dulu?" "Bukan" nyi Tanca gelengkan kepala.
"Aneh" gumam Arya Kembar "dari siapakah ra Tanca
mendengar berita itu?"
"Tentulah dari orang lain, mungkin dari kawannya di kalangan
mentri" "Cobalah nyi Tanca merangkai dugaan, kira-kira siapakah
orang yang memberitahukan hal itu kepada ra Tanca"
Nyi Tanca merenung diam beberapa saat kemudian berkata
"Wah, sukar juga untuk merangkai dugaan itu, raden. Lalu
siapakah kalau menurut pendapat raden"
"Dia adalah orang yang memberi nasihat kepada nyai agar
jangan membocorkan rahasia itu kepada ra Tanca"
"Patih Dipa?" "Ya" Arya Kembar mengangguk sarat.
"Ah, tidak raden" nyi Tanca menolak "bagaimana mungkin hal
itu dapat terjadi" Patih Dipalah yang memberitahu kepadaku agar
jangan mengatakan rahasia itu kepada ki Tanca. Mengapa pula
dia yang memberitahu hal itu kepada ki T anca sendiri" Bukankah
dia hendak merahasiakan peristiwa itu agar jangan sampai
keluhuran nama baginda tercemar?"
1331 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apabila orang menganggap tak mungkin dan tak percaya,
barulah tindakan itu benar-benar layak disebut suatu siasat yang
tinggi. Nyai, kenalkah engkau siapa patih Dipa itu?"
"Dia adalah seorang yang cerdas, berani tegas dan setya"
"Itulah letak kelebihannya sehingga di mata para kawula, dia
seolah-olah insan unggul tanpa cela. Rakyat sudah terpesona
oleh jasa-jasanya sehingga terbius dalam suatu pemujaan bahwa
tak mungkin manusia seperti dia akan berbuat kesalahan"
"Raden" seru nyi Tanca terkejut karena melihat kata-kata yang
dilontarkan Arya Kembar terhadap patih Dipa itu terlampau
tajam. "Maaf, nyi Tanca, apabila kata-katakn itu mengusik rasa
kekaguman nyai terhadap patih Dipa. Tetapi apa yang kukatakan
itu memang suatu kenyataan. Apabila nyai merasa tak sedap
mendengarkan hal itu, akupun takkan melanjutkan lagi"
"Jangan salah faham, raden. Sama sekali aku tak merasa
kurang sedap mendengar kata-kata raden itu. Bahkan
kebalikannya, aku ingin sekali mendengar sesuatu dari segi lain
atas insan yang selama ini menimbulkan rasa kagum dan hormat
para kawula termasuk aku"
"Benar nyai" sambut Arya Kembar "untuk memperkokoh rasa
kagum dan memuja terhadap seseorang kita harus berani
mengujinya dengan mendengarkan keterangan-keterangan dari
warna lain tentang diri orang yang kita kagumi itu"
"Raden, mengapa engkau menjatuhkan praduga raden
terhadap patih Dipa?"
"Karena patih Dipalah yang memegang peran penting dalam
peristiwa atas diri seri baginda dan ra Tanca" kata Arya Kembar
"mari kita lanjutkan penelusuran kita terhadap patih Dipa. Dalam
hal ini kuminta nyai harus menjawab sejujurnya atas pertanyaan
yang kuajukan" 1332 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nyi Tanca mengangguk "Baik"
"Siapa-siapakah wanita yang berada dalam keraton waktu
peristiwa baginda mengganggu nyai itu terjadi?"
Nyi Tanca berdiam diri untuk menggali ingatannya kearah
peristiwa yang telah terjadi setahun yang lalu.
"Kurasa hanya aku sendiri, raden" kata nyi Tanca.
Arya Kembar menghela napas.
"Benarkah itu bibi rakryan?" Arya Kembal beralih nada
sebutan. Nyi Tanca tertegun. "Apakah bibi rakryan masih ingat akan peristiwa mengapa bibi
rakryan sampai terperangkap dalam ruang peraduan baginda
Jayanagara?" "O, benar, benar" kata nyi Tanca "rupanya karena diremas
oleh kesedihan dan dihempas oleh badai kekalutan hati yang
mengoyak batin serta pikiran, sehingga aku sampai lupa pada
suatu peristiwa yang sesungguhnya baru berlangsung pada
setahun lebih yang lalu"
"Benar, raden" nyi Tanca melanjut pula "yang menjadi gara-
gara adalah seorang wanita muda lagi cantik dari Bali, bernama
Saraswati. Ketika raden mengundang ra Tanca ke istana untuk
mengobati gusti ratu Indreswari yang agak gering karena ra
Tanca tiada di rumah maka radenpun meminta aku yang
mewakili ra Tanca ..."
Arya Kembar mengangguk. "Sesungguhnya aku kurang faham akan ilmu obat obatan
namun demi penyembuhan gusti ratu Indreswari berangkat juga
aku mengikuti raden ke istana. Setelah membuatkan ramuan
obat untuk gusti ratu sesungguhnya aku terus hendak pulang
tapi pada waktu itu aku tak berhasil mendapatkan raden.
1333 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Terpaksa aku berjalan sendiri dan karena tak faham keadaan
dalam keraton akhirnya aku tiba di sebuah ruang dan bertemu
dengan seri baginda Jayanagara ...."
"Ah, itulah pangkal mula dari segala hal yang menjadi
malapetaka bagiku. Entah bagaimana baginda menitahkan
supaya aku memberi ramuan penghilang lelah. Raja yang
bertitah, akupun tak berani membantah. Dalam ruang peraduan
baginda aku dititahkan memijati kaki dan tubuh baginda. Dan
entah bagaimana tiba tiba baginda hendak ...."
"Dengan segala rintih permohonan ampun dan persembahan
kata untuk menyadarkan kekhilafan baginda, berhasillah aku
mengetuk hati baginda yang meluluskan untuk membebaskan
diriku dengan syarat, aku harus mempersembahkan Saraswati ke
hadapan seri baginda ...."
"Raden tentu tahu siapa wanita cantik Saraswati itu, bukan?"
"Ya, gadis Bali itu adalah isteri dari tumenggung Kuda
Pengasih" "Lalu di mana tumenggung Kuda Pengasih?"
"Beberapa waktu sebelumnya, seri baginda telah mengutus
tumenggung Kuda Pengasih bersama aku dan Arya Damar ke
Sadeng untuk memperingatkan agar Adipati Sadeng menghadap
seri baginda di pura Majapahit. Tetapi ternyata sikap dan nada
Adipati Sadeng menolak bahkan di tengah perjalanan rombongan
kami telah disergap oleh suatu gerombolan. Dalam pertempuran,
tumenggung Kuda Pengasih telah tewas. Dan ternyata baginda
mga berkenan menginginkan wanita Bali yang cantik itu"
"Benar raden" kata nyi Tanca "dalam pembicaraan kuketahui
bahwa Saraswati seorang wanita yang setya kepada suaminya ki
tumenggung Kuda Pengasih. Namun dengan alasan yang agak
mengelabuhi, akhirnya dapatlah kuajak ny i Saraswati menghadap
baginda. Tetapi winita Bali itu memang pintar. Dia dapat
1334 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
meredakan nafsu baginda yang berkobar dan menghancurkan
diriku. Di manakah wanita itu sekarang?"
"Dia telah ditolong patih Dipa dan disembunyikan di suatu
tempat yang rahasia, bibi rakryan"
"Kepada baginda Saraswati mengatakan bahwa saat itu
dirinya sedang kotor. Karena percaya baginda melepaskannya
dan sebagai gantinya, nafsu keinginan baginda tertumpah
kepada diriku .... Hm, wanita Bali itulah yang mencelakai diriku.
Aku bersumpah untuk membalas dendam kepadanya"
Arya Kembar mengangguk "Terima kasih, bibi rakryan.
Rupanya bibi rakryan sudah pulih kembali pada kenangan atas
peristiwa itu. Rahasia bibi berada dalam pengetahuan waniia Bali
yang bernama Saraswati dan wanita cantik itu telah
disembunyikan patih Dipa. Dan pula jika bibi rakryan hendak
melampiaskan dendam kepada wanita Bali itu, tiada lain jalan
kecuali harus diusahakan pada patih Dipa"
"Bagaimana maksud raden " Adakah aku hafal minta
keterangan kepada ki patih Dipa?"
Arya Kembar gelengkan kepala "Kurasa sia-sia belaka, bibi
rakryan. Patih Dipa akan menjadikan diri wanita Bali itu sebagai
suatu senjata untuk menghantam aku dan para arya, juga bibi
rakryan" "Oh " desis nyi Tanca.


Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dengan memiliki Saraswati sebagai sumber pembuktian,
patih itu dapat mengadili atau mengadukan perbuatan kami yang
telah menghaturkan Saraswati kepada baginda Jayanagara.
Demikian pula bibi rakryan"
"Apa yang akan dituntut patih Dipa kepada diriku?"
"Bahwa bibi telah membujuk Saraswati untuk dihaturkan
baginda dan kemudian Saraswati sampai berani menusuk
baginda. Walaupun baginda tak sampai tewas tetapi bibi rakryan
1335 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapat dituntut menjadi penyebab daripada suatu malapetaka
yang hampir mencelakai baginda. Dalam hal ini, patih Dipa tentu
mahir untuk mencari dalih agar bibi rakryan dihukum"
"Adakah perlu bagi patih Dipa untuk menuntut aku " Apa
kepentingannya?" "Karena bibi rakryan dianggap sebagai orang yang tahu akan
rahasia patih Dipa yang telah memberitahukan rahasia dari
peristiwa baginda dengan bibi rakryan, kepada ra Tanca.
Pengetahuan itu memang mencemaskan patih Dipa. Apabila bibi
rakryan diadili dan dijatuhi hukuman berat, mungkin patih Dipa
akan berusaha untuk memperoleh hukuman mati bagi bibi
rakryan, maka bebaslah patih itu dari ancaman"
"Ancaman " Raden aku benar-benar belum mengerti jelas,
ancaman bagaimanakah yang sesungguhnya dirasakan patih
Dipa itu?" Berkata Arya Kembar dengan nada sarat "Patih Dipa melarang
bibi rakryan dan para dayang keraton agar jangan sampai
membocorkan peristiwa baginda. Tetapi kemudian dia lendiri
yang sengaja mengatakan kepada ra Tanca. Dengan demikian
jelai disdah yang menjadi perencana pembunuhan baginda
Jayanagara. Tetapi karena dia teorang cerdik maka dia tak mau
langsung turun tangan sendiri melainkan meminjam tangan ra
Tanca" "Ah" desah nyi Tanca "jadi patih Dipa mempunyai rencana
begitu jahat terhadap baginda?"
"Ya" "Tetapi" berhenti sejenak merenung, berkata pula nyi Tanca
"apakah bukti yang menyatakan bahwa patih Dipa mempunyai
maksud hendak membunuh baginda, raden"
"Siapa yang membunuh ra Tanca waktu hendak lolos dari
ruang peraduan baginda?"
1336 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Patih Dipa" "Mengapa patih Dipa terus langsung membunuh ra Tanca?"
"Karena jelas ra Tanca telah mencidera baginda. Menjadi
tugas patih Dipa sebagai bhayangkara utama untuk meliadungi
baginda" Arya Kembar geleng geleng kepala "Ah, lagi-lagi bibi rakryan
terbius oleh gemerlapan pangkat dan jasa patih Dipa sehingga
bibi tak dapat melihat apa sesungguhnya yang berada dalam hati
patih itu" "Lalu bagaimanakah penilaian raden?"
"Jelas dia hendak menghilangkan jejak ra Tanca agar ra Tanca
tak dapat memberi kesaksian atas segala peristiwa yang telah
dialam inya, terutama ra Tanca tentu akan membuka rahasia
bahwa patih Dipalah yang memberitahu tentang peristiwa
baginda mengganggu nyi Tacca, kepadanya"
Nyi Tanca termenung. Ia membayangkan pula semua
peristiwa yang telah terjadi ketika itu. Tiba-tiba ia teringat
sesuatu. "Raden" katanya pelaban "ada sesuatu yang kuingat sekarang.
Ya, benar, pada waktu ra Tanca marah kepadaku dan
mendamprat aku sebagai wanita tak setya, semula aku tak mau
mengaku. Aku teringat akan pesan patih Dipa. Namun ra Tanca
makin marah sekail dan pada saat itu hendak membunuh aku.
Dalam pembelaan diri yang terakhir, akupun bertanya kepada
almarhum, siapakah yang memberitahu hal itu kepadanya. Dan
apa jawabnya, raden ...."
Arya Kembar terbeliak. Seketika wajahnya meregang tegang
"Apa katanya, bibi rakryan?"
"Almarhum mengatakan bahwa raden berdualah yang
memberitahukan hal itu kepadanya"
1337 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapa" Aku?" teriak Arya Kembar.
"Raden dan raden Arya Damar"
"Ah, tidak" bantah Arya Kembar "aku tak pernah bertemu
dengan paman ra Tanca"
"Raden, bibi harap raden jangan marah. Tetapi aku hanya
menceritakan apa saja yang dikatakan almarhum ra Tanca
kepadaku waktu hendak memperkokoh tuduhannya kepadaku
itu. Almarhum mengatakan bahwa pada waktu almarhum sedang
berburu burung platuk bawang di sebuah lembah, almarhum
telah tergelincir jatuh ke dalam jurang. Untung almarhum dapat
menyambar akar pohon yang tumbuh dalam jurang itu. Pada
waktu itu raden dan raden Arya Damar lalu di tempat itu dan
mendengar jerit minta tolong ra Tanca. Raden berdua lalu
menolongnya. Dan dalam pembicaraan selanjutnya, raden
berdua telah membocorkan rahasia keraton itu kepadanya ...."
"Jangan percaya!" teriak Arya Kembar. Tetapi sesaat
kemudian airmukanyapun cepat tenang kembali "bibi rakryan,
apakah bibi tidak percaya kepadaku " Bukan aku bibi, yang
memberitahukan hal itu kepada mendiang paman Tanca"
"Hm" desuh nyi Tanca. Suatu desuh yang masih
mengumandangkan nada kesangsian.
"Bibi rakryan" kata Arya Kembar pula "maksud kedatanganku
kemari adalah untuk membicarakan kepentingan kita bersama.
Percayalah bibi, bahwa aku dan kawan-kawan sangat perihatin
sekali atas diri bibi rakryan. Terus terang bibi rakryan, kami para
arya masih mempunyai andalan yang dapat menjadi tiang
sandaran kami da'am melindungi keselamatan dan kepentingan
kami. Andaikata terjadi pengaduan dari patih Dipa, tentulah bibi
Indreswari masih dapat melindungi kami. Paling banyak hukuman
bagi kami adalah diperintahkan pulang ke Swarnadwipa...."
"Namun bagi bibi rakryan?" kata Arya Kembar "inilah yang
memperihatinkan hati kami. Paman ra Tanca telah melakukan
1338 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kesalahan yang maha besar, dalam kedudukan itu saja sudah
beratlah bagi bibi rakryan apabila menghadapi pengaduan patih
Dipa. Belum nanti apabila patih Dipa dapat mengajukan wanita
dari Bali itu sebagai saksi atas keterlibatan bibi rakryan dalam
peristiwa itu. T idakkah bibi rakryan akan merasa 'kedinginan'?"
"Tidak, raden" sahut nyi Tanca serempak "aku tak merasa
'kedinginan'. Karena akupun sudah tak mempunyai selera untuk
hidup lebih lama" "Bibi T anca!" Arya Kembar terkejut.
(Oo-dwkz-ismoyo-oO) 1339 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 18 1340 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
SUMPAH PALAPA Dicetak dan diterbitkan oleh:
Penerbit :Margajaya Surakarta Karya : SD DJATILAKSANA Hiasan gambar : Oengki.S Hak cipta dilindungi oleh undang-undang
Pembuat Ebook : Scan DJVU : Koleksi Ismoyo
http://cersilindonesia.wordpress.com/
Convert, edit teks & PDF Ebook : Dewi KZ
http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/
http://kang-zusi.info http://cerita-silat.co.cc/
Tersentuh kalbu digetar samar ketika sunyi berbisik namamu
membias relung-relung renung menyayup bahana sumpahmu
lamun buwus kalah nusantara isun amukti palapa...
Hasrat membubung, suksma menderu
menuju gunduk dataran ria
Gurun, Seran, Tanjungpura,
Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda,
Palembang, Tumasik untaian ratna harapan tempat citamu bersemi satu
Duhai, ksatrya wira-bhayangkara
Kini kita telah menemuinya ketika sunyi berbisik namamu entah
di arah belah penjuru mana tetapi kita tahu
bahwa bisik itu sebuah amanatmu inilah
daerah Nusantara yang bersatu dialas Pulau Yang Delapan.
Penulis 1341 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
I "YADI NASMI MAHA PAPI, KO 'RTHAH SARANE MAMA.
Jikalau aku bukan pendosa beiar, apakah perlunya aku
memerlukan perlindungan dewa ?"
Kata-kata itu cukup jelas. Barangsiapa tidak melakukan dosa,
tidak dikuasai hawa nafsu, tentu takkan merasa takut. Hanya
karena diliputi rasa takut akan dosa, akan perbuatan-perbuatan
yang dikuasai hawa nafsu maka orang perlu berlindung pada
kekuasaan dewa. Memohon ampun dan menyatakan bertaubat, memang baik
karena hal itu merupakan langkah awal dari seribu langkah
menuju ke arah kebenaran dan kesucian. Namun biasanya,
segala sesuatu yang digerakkan oleh dorongan hawa nafsu tentu
memberi kenikmatan pada lahiriyah Oleh karena kerangka
lahiriyah manusia itu berbentuk jasad atau badan kasar, sesuatu
yang mendatangkan kenikmatan itu mudah bersemayam.
Kenikmatan hidup yang bersumber pada rasa malas dan nafsu
angkara menuntut sarana perbuatan ke arah kejahatan,
kemaksiatan dan kemewahan. Bagi daki yang selalu melekat
pada tubuh maka sukarlah kenikmatan itu kita bersihkan dari
kerangka lahiriyah. Oleh karenanya maka bertaubat itu baik tapi yang lebih baik
bahkan yang paling baik adalah tidak melakukan perbuatan-
perbuatan yang dikuasai oleh nafsu jahat. Semisal lebih baik
menjaga supaya jangan diserang penyakit daripada mengobati
penyakit itu. Demikianlah yang berlaku pada Arya Damar dan kawan-
kawannya. Seharusnya dia bertaubat akan perbuatan-perbuatan
yang telah dilakukannya sehingga secara tak langsung dia telah
menimbulkan peristiwa besar yang berupa musibah pada diri raja
Jayanagara. Adalah karena dia hendak mengambil hati baginda
1342 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jayanagara dengan seorang wanita cantik dari Bali dan sekalian
hendak melampiaskan dendam iri hatinya terhadap Kuda
Pengasih, maka dicurinya akal untuk melibatkan nyi Tanca agar
mau membujuk wanita Bali yang bernama Sawitri itu.
Tetapi akhirnya bukan Sawitri yang ternoda, kebalikannya
adalah nyi Tanca sendiri yang tercemar. Dan karena itu maka ra
Tanca marah lalu membunuh baginda Jayanagara.
Tetapi seperti yang berlaku pada setiap kenikmatan, pun
perbuatan yang dikuasai oleh nafsu jahat itu memang sukar
dibersihkan apabila sekali diri kita terlilit, Demikian pula Arya
Kembar dan para arya itu.
Selama baginda Jayanagara masih hidup, kedudukan para
arya yang menetap di pura Majapahit, memang mewah.
Kedudukan mewah itu memberikan rasa nikmat pada merka. Dan
untuk mempertahankan kernikmatan hidup itulah maka mereka
berusaha keras agar apa yang telah dimiliki, dinikmati, selalu
melekat pada mereka, Arya Kembar mengira bahwa dengan bayang-bayang ancaman
yang akan timbul dari pihak patih Dipa, tentulah nyi Tanca akan
ketakutan dan menurut apa yang akan diperintahkannya. Namun
di luar dugaan ternyata nyi Tanca membuyarkan ancaman
ancaman itu. Ny i Tanca tak gentar menghadapi apapun yang
akan terjadi pada dirinya karena isteri ra Tanca itu sudah
menyerahkan raga, jiwa dan hidupnya pada setiap apapun yang
akan menjadi ketentuan pada dirinya.
Menghadapi seorang yang sudah kehilangan gairah hidupnya,
yang sudah tiada keinginan hidup, yang sudah mempersiapkan
kepaserahan hidupnya kepada segala apa yang akan terjadi
seperti nyi Tanca itu, Arya Kembar benar-benar menderita
tamparan kejut yang cukup menyibak ketenangan hatinya.
"Bibi rakryan" serunya tergetar "mengapa bibi sedemikian
paserah kepada keputusasaan ?"
1343 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Raden" sahut nyi Tanca datar "apalagi yang kuharapkan dari
hidupku sekarang ini kecuali hanya menunggu saat hyang
Yamadipati merenggut jiwaku?"
"Bibi rakryan, engkau salah"
"Tidak, raden, bibi tidak salah" bantah nyi T anca "bahkan aku
akan menemukan kebahagian apabila Hyang Yamadipati segera
datang. Apakah arti hidup bagiku, raden " Kematian lebih
membahagiakan aku daripada aku masih hidup"
"Itu putus asa namanya, bibi"
"Bukan raden" sanggah nyi Tanca itu Suatu kepaserahan"
"Kepaserahan itu salah, bibi rakryan"
"Mengapa salah raden " Bukankah kita titah dewata ini hanya
harus paserah saja keada kebendakNYA?"
"Tidak, bibi" kata ra Kembar "dewata tak pernah mengatakan
demikian. Itu hanya angan-angan manusia sendiri yang sudah
menyerah pada keputusasaan. Yatha ekana cakrena rathasya na
gatir bhavet, evam purusa, karena vina daivam na sdhyati.
Artinya, Seperti dengan sebuah roda, kereta tidak mungkin
berjalan, demikian pula tanpa usaha, nasib orangpun takkan


Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berhasil. Bibi rakryan, camkanlah kata-kata mutiara itu"
"Sia-sia, raden" keluh nyi Tanca "apa guna aku harus
berusaha apabila akhirnya aku harus menyerah kepada nasib jua
?" "Dewata tak merestui orang yang menyerahkan diri pada
nasib" kata ra Kembar "karena titah dewata dikala merestui
setiap kelahiran, selalu ditandai dengan tangis bayi itu. Itu berarti
bahwa kepada sang jabang bayi telah diberi amanat bahwa
kehidupan itu suatu samsara, suatu derita"
"Dan bayipun meronta-ronta tatkala menerima hembusan
nafas sebagai pertanda kehidupan. Itu berarti bahwa hidup itu
1344 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
suatu gerak. Gerak tak lain adalah istana, usaha untuk menopang
derita yang ditandai tangis kelahirannya. Dengan demikian,
dewata telah memberi amanat pada setiap bayi manusia yang
lahir bahwa. Hidup itu suatu derita maka harus bergerak atau
berusaha. Dan karena bayi telah menerimanya maka janganlah
kita ingkar janji kepada dewata. Berusaha itu merupakan wajib
bagi setiap manusia" kata ra Kembar pula.
"Tetapi bukankah bayi itu sendiri tak minta dilahirkan?" bantah
nyi T anca. "Tiada atma yang senang dilahirkan kembali. Tetapi karmalah
yang membuat manusia itu harus lahir kembali untuk mencuci
karma yang jahat agar bersih dan suci. Engkau bibi dan aku serta
kedua adi ini, hanyalah atma-atma yang masih kotor sehingga
lahir kembali ke dunia. Peningkatan karma yang kotor kea-rah
yang bersih, bukanlah dengan jalan bei putus asa dan paserah
melainkan harus dengan gerak usaha. Apabila bibi putus asa dan
paserah, karma bibi tetap akan membawa bibi kepada kelahiran
kembali" Nyi T anca tertegun. Memang dari paman resi Kadipira, pernah
ia mendengar wejangan tentang hukum karma dalam kaitannya
dengan apa yang disebut tumimbal lahir.
"Lalu apa yang raden inginkan dari bibi" akhirnya ia bertanya.
"Berusaha sesuai dengan wajib kita sebagai manusia" jawab
ra Kembar. "Apa yang harus bibi usahakan?"
"Itulah yang harus kurundingkan dengan bibi sekarang.
Namun yang penting apabila bibi sudah menanggalkan pendirian
paserah dan putus asa, dapatlah bibi melaksanakan wajib bibi
sebagai insan yang diharuskan berusaha"
"Apakah dengan menjatuhkan nama baik patih Dipa itu akan
memberikan karma baik kepadaku?"
1345 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bibi rakryan" kata arya Kembar "janganlah bibi tergesa
menyimpulkan suatu pendapat sebelum bibi tahu jelas akan
persoalannya. Diantara dharma hidup yang mulia adalah
meluhurkan keadilan dan kebenaran. Dalam rangka segala
peristiwa yang telah menimpa paman ra T anca dan bibi rakryan,
bukan suatu tindakan yang tercela apabila kita berusaha untuk
menyingkap tabir yang menyelimuti peristiwa itu. Agar yang
salah, benar benar dapat meaerima hukuman dan yang tidak
berdoia akan terbebas dari hinaan dan hukuman"
Nyi Tanca tak menyatakan apa-apa.
"Bahwa paman ra Tanca telah membunuh baginda
Jayanagara, memang wajib menerima hukuman mati. Namun
benarkah perbuatan itu timbul dari keputusan hati paman ra
Tanca sendiri " Nah, di sinilah letak persoalan yang hendak
kubicarakan dengan bibi rakryan"
Ra Kembar berhenti sejenak. Setelah memperhatikan nyi
Tanca tak memberi pernyataan suatu apa, ia anggap isteri ra
Tanca itu mulai menaruh perhatian maka diapun melanjutkan
pula. "Marilah kita mulai untuk menelusuri jawabnya" katanya "Kita
dapat menerima jawab orang yang mengatakan bahwa tindakan
ra Tanca itu memang berasal dari keputusannya sendiri.
Alasannya karena mendiang pamin Tanca mengetahui peristiwa
aib yang bibi derita dari baginda. Baik, jawaban itu memang
benar. Karena membunuh seorang raja, bukanlah suatu tindakan
yang kecil melainkan merupakan suatu langkah yang hebat dan
beraai. Apabila tidak timbul dari keputusan hatinya sendiri, tak
mungkin pamin ra Tanca berani bertindak sedemikian. Jelas
pembunuhan itu merupakan peristiwa besar yang akan
menggoncangkan sendi kehidupan kerajaan Majapahit"
"Mari kita telusur terus. Dari mana paman ra Tanca
mendengar tentang peristiwa bibi dengan baginda itu" Tak
mungkin paman ra Tanca akan tahu apabila tiada orang yang
1346 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memberi tahu. Lalu dengan memberi tahu hal itu kepada paman
Tanca, apakah maksud tujuan orang itu " Apakah dia tak
menyadari bahwa tindakannya memberitahu peristiwa bibi
kepada paman ra Tanca dapat menimbulkan akibat yang hebat "
Kukatakan, tidak mungkin kalau orang itu tak menyadarinya. Dia
tentu tahu dan sadar apa akibatnya nanti. Mengapa kukatakan
kalau dia tentu tahu akibatnya" Karena dia tentu tahu jelas siapa
paman ra Tanca itu dan bagaimana kedudukan paman ra Tanca
di kerajaan ini" "Namun kalau sudah tahu dan menyadari" sambung arya
Kembar pula "mengapa dia tetap memberitahukan peristiwa bibi
itu kepada paman Tanca " Nah, di sinilah kita mulai terlepas dari
kabut tebal yang menyelimuti kenyataan daripada peristiwa itu.
Jelasnya, orang itu mempunyai maksud tertentu. Apa maksud
tujuannya" Apakah supaya paman Tanca menceraikan atau
bahkan membunuh bibi " Apa manfaat baginya kalau paman
Tanca mencerai atau membunuh bibi " Kemungkinan memang
ada manfaat bagi orang itu. Tetapi kemungkinan itu kecil. Lebih
besar kemungkinan kalau dia tak merasakan manfaat suatu apa"
"Lalu kemungkinan lain apa saja yang bermanfaat bagi orang
itu ?" tanya arya Kembar "sebelumnya akan kutegaskan akibat
apa yang akan terjadi jika paman ra Tanca mendengar peristiwa
yang bibi derita. Pertama, paman Tanca akan menindak bibi.
Entah dicerai entah dibunuh. Tapi seperti yang kusimpulkan tadi,
kecil sekali manfaat baginya jika paman Tanca melakukan
tindakan kepada bibi. Karena itu mari kita melangkah pada akibat
yang kedua. Akibat yang kedua tak lain adalah paman ra Tanca
akan membunuh baginda. Apa manfaat bagi orang itu jika akibat
itu terjadi ?" "Sebelum mengupas tentang manfaatnya, marilah kita tinjau
dulu, siapa-siapa saja yang menginginkan kematian baginda"
Pertama, adalah musuh-musuh kerajaan Majapahit. Kedua adalah
orang-orang yang tak menyukai paribadi baginda. Nah sekarang
1347 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kita dapat menarik kesimpulan, bahwa orang yang merasakan
manfaatnya apabila baginda tewas, adalah mereka yang menjadi
musuh kerajaan Majapahit dan musuh peribadi seri baginda"
"Diantara kedua golongan musuh itu, rasanya golongan kedua
yani orang yang tak senang kepada baginda yang lebih besar
kemungkinannya. Banyak sumber alasan dari rasa tak suka
kepada seri baginda Jayanagara itu Pada umumnya, rasa tak
suka kepada baginda itu, bersumber pada keturunan seri baginda
yang ibundanya berasal dari tanah Malayu. Tetapi sejak
tertumpasnya pemberontakan Dharmaputera ra Kuti, kini ruang
gerak bagi golongan itu, sudah sangat sempit apabila tak dapat
dikatakan hampir lenyap"
"Oleh karena itu, kita harus mencari sasaran lain yani pada
golongan yang tak senang kepada baginda karena rasa dendam.
Rasa dendam itu memang banyak sekali coraknya. Tetapi
dendam yang paling dahsyat, adalah apabila menyangkut
kepentingan putera dan isteri. Sebagai bukti, dendam karena
isterinya diganggu baginda telah menyebabkan paman ra Tanca
berani membunuh baginda"
"Dengan demikian tibalah pada suatu kesimpulan bahwa
orang yang menginginkan baginda terbunuh, adalah orang yang
menderita dendam seperti yang diderita paman ra Tanca, yalah
karena isterinya diganggu baginda ....."
Mendengar sampai disitu, tampak nyi Tanca terkesiap.
"Sekarang kita makin dekat pada sumber yang hendak kita
cari" kata arya Kembar "siapakah diantara mentri senopati
kerajaan yang paling dekat dan paling berpengaruh kepada
paman ra Tanca" Banyak, kataku. Banyak diantara mentri dan
senopati yang akrab dengan paman ra Tanca. Tetapi mereka
tidak dapat mempengaruhi paman Tanca. Kurasa hanya satu
yang paling memberi pengaruh kepada paman Tanca yani patih
Dipa ...." 1348 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mengapa paman Tanca percaya pada patih Dipa" Karena
siapakah mentri, senopati bahkan kawula Majapahit yang tak
tahu siapa patih Dipa itu" Patih Dipa adalah ssorang pahlawan
yang berjasa dan paling mendapat kepercayaan penuh dari
baginda Jayanagara. Apabila paman Tanca percaya penuh
apabila yang memberitaku peristiwa bibi itu adalah patih Dipa,
memang dapat dimaklumi dan wajar. Andaikata aku sebagai
pimva T anca, akupun tentu akan percaya kepada patih itu. Nah,
sekarang kita makin jelas dan makin dekat pada sasaran yang
kita cari" "Pertanyaan terakir adalah, apa sebab patih Dipa memberitahu peristiwa di istana itu kepada paman Tanca " Tak
lain karena patih Dipa menghendaki agai paman Tanca
membunuh baginda. Tidak masuk di akal bukan " Patih Dipa
adalah patih yang mendapat kepercayaan penuh dari seri
baginda, mengapa dia menginginkan paman Tanca membunuh
baginda ?" "Suatu rencana yang berlawanan dengan anggapan umum
dan tentu sukar di terima oleh akal biasa, barulah layak disebut
siasat" kata Arya Kembar "dalam hal ini patih Dipa memang amat
cerdik sehingga ia berhasil melaksanakan siasatnya"
Tampak nyi Tanca mengerut dahi.
"Mengapa patih Dipa menginginkan tewasnya baginda" Kuj-
twab, karena dia mendendam rasa tidak puas dan marah kepada
seri baginda Jayanagara. Aneh bukan. Dia dimanjakan sekali oleh
seri baginda, mengapa dia masih mendendam " Bibi rakryan,
dapatlah bibi menebak pertanyaanku ini ?"
Terpancing oleh uraian yang panjang lebar dari Arya Kembar
mengenai duduk perkara peristiwa di keraton yang menggemparkan itu, terhanyutlah pikiran nyi Tanca dan tanpa
sadar ia menjawab "Karena patih Dipa marah isterinya digarggu
baginda" 1349 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, bibi" sambut Arya Kembar "tapi hal itu bukan
merupakan alasan seutuhnnya melainkan salah satu bagian dari
rangkaian keinginannya yang besar"
"Aku tak mengerti ucapan mu raden"
"Bibi, akan kubuka sebuah tabir rahasia dari seorang patih
yang besar nafsu dan tinggi cita-citanya" kata Arya Kembar
"Dalam kebatinan, patih Dipa lebih cenderung apabila Rani
Kahuripan yang menjadi prabu puteri di tahta kerajaan
Majapahit, daripada baginda Jayanagara. Maka sikapnya
terhadap golongan yang tak menyukai seri baginda karena asal
keturunannya, dia lebih lunak. Kebalikannya terhadap golongan
yang mendukung baginda Jayanagara, dia tak suka"
"Dan kedua kalinya, apabila Rani Kahuripan yang menggantikan duduk di tahta, patih Dipa tentu akan mendapat
kekuasaan yang besar. Mungkin akan diangkat sebagai patih
Majapahit, atau mungkin sebagai mahapatih yang besar
kekuasaannya. Dahulu ketika baginda Jayanagara memerlukan
prajurit bhayangkara keraton untuk mengganti pssukan
bhayangkara yaag terlibat dalam pemberontakan ra Kuti maka R
ani Kahuripan mengirim Dipa ke pura Majapahit. Dengan begitu,
jelas sebelum menjadi patih, Dipa sudah mempunyai hubungan
erat dengan Ra-ni Kahuripan. Entah sampai dimana hubungan itu
. . ." "Arya Kembar!" teiiak nyi Tanca "jangan menghambur fitnah
nista" Arya Kembar tertawa "Maaf, bibi, tetapi aku bukan memfitnah
melainkan mengatakan suatu kenyataan. Begini bibi, ada suatu
peristiwa yang memperkuat dugaanku itu. Yang bibi ketahui,
yang beberapa dayang keraton tahu dan yang kita lihat, nyi Dipa
ketika di keiaton menyertai Rani Kahuripan, telah diganggu
baginda. Pada saat itu patih Dipa muncul dan melihat dengan
mata kepala sendiri bahwa isterinya sedang didekap baginda ...."
1350 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ih" terdengar nyi Tanca mendesis ngeri seolah peristiwa itu
terulang membayang di pelapuknya.
"Bibi menduga, orang menduga dan kita semua menduga
bahwa patih Dipa tentu marah. Tetapi kukatakan, tidak !"
"Arya Kembar, engkau dapat mengetahui hati dan peribadi
patih Dipa seperti engkau melihat dalam cermin. Apakah aku
harus menerimanya sebagai suatu kebenaran" Tidakkah aku
layak menilai bahwa engkau cenderung kukatakan memfitnah?"


Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Arya Kembar tertawa pula.
"Bibi, bertahun-tahun aku menyelidiki patih itu dan mengikuti
perkembangannya, sejak dia mendapat tugas baginda untuk
mengamankan kersjaan Bedulu-Bali hingga sampsi dia diangkat
sebagai pauh Kahuripan lalu dipindah ke Daha. Segala gerak
gerik dan sepak terjangnya selama di pura Majapahit seblu
kuikuti dengan seksama. Itulah sebabnya maka aku tahu jelas
tentang patih itu. Sampai aku pun tahu bahwa nyi Dipa itu adalah
Rani Kahuripan yang memilihkan untuk isteri Dipa. Bibi tentu
heran apabila akan kuceritakan bagaimana pendirian patih Dipa
terhadap isterinya. Dan hal ini adalah ketika pada suatu hari Rini
Kahuripan mendesak patih Dipa supaya menikah. Apa kata patih
Dipa saat itu ?" "Patih Dipa menyatakan bahwa ia akan menikah dengan
seorang wanita yang mau menerima syaratnya. Bahwa baginya
isteri itu hanya sebedar kelengkapannya hidup dari kehidupan
manusia layaknya. Bahwa ia akan lebih mementingkan tugas
kewajibannya terhadap negara daripada terhadap isteri dan
rumahtangganya. Nah, hanya dengan wanita yang mau
menerima syarat itulah dia bersedia akan menikahinya"
"Raden, mengapa engkau tahu jelas hal itu ?" tanya nyi T anca
penuh keraguan. "Aku mempunyai orang kepercayaan di keraton Kahuripnn
bibi. Tetapi maaf, demi keselamatannya dan karena akupun
1351 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah berjanji, maka takkan kusebut siapa namanya. Cukup jika
kukukuhkan pernyataanku ini, apabila aku berbohong, semoga
Hyang Batara Agung menumpasku !"
Nyi Tanca menghela napas.
"Nah dengan dasar dari pendirian patih Dipa maka kukatakan
bahwa patih Dipa tak mungkin akan begitu mendendam kepada
baginda karena baginda telah mengganggu nyi Dipa"
"Lalu apa yang menyebabkan patih Dipa mendendam kepada
seri baginda seperti yang engkau tuduhkan itu?" tanya nyi T anca.
"Karena Rani Kahuripan"
"Apa ?" nyi Tanca terbeliak kaget.
"Karena persoalan Rani Kahuripan, bibi"
"Raden, jangan selalu membuat aku harus menuduhmu
memfitnah, raden. Dapatkah engkau mempertanggung-jawabkan
uopanmu ?" "Tentu bibi" kata Arya Kembar "telah kukatakan tadi bahwa
patih Dipa erat sekali hubungannya dengan Rani Kahuripan maka
dia lebih senang apabila Rani Kahuripan naik tahta"
"Ya" sambut nyi Tanca "dengan begitu patih Dipa dapat
mencapai kedudukan yang tinggi. Bukankah kata raden, dia
seorang yang haus kekuasaan" Karena itu sudah menjadi sifat
manusia maka akupun tak menyangkal pernyataan raden"
"Masih ada yang lebih jauh dari itu, bibi"
"Arya Kembar !" teriak nyi Tanca "aku benar-benar merasa
engkau telah mempermainkan aku seperti anak kecil"
"Mengapa bibi beranggapan demikian ?"
"Tiap mata, tiap keteranganmu selalu membuat aku
kebingungan seperti anak yang sedang belajar mengenal nama
dari setiap benda yang dilihatnya ?"
1352 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Arya Kembar tertawa "Jangan salah faham, bibi. Tentu akan
kuterangkan apa yang kukatakan itu. Tetapi kuharap bibi dapat
menerima dengan kehampaan"
"Apa maksudmu ?"
"Dalam menanggapi setiap persoalan, apabila pikiran kita
sudah lebih dulu terlekat dengan kesan-kesan yang telah kita
keuhui tentang soal itu, maka mau tidak mau kita tentu sukar
menerima suatu pendapat yang berbeda dengan kesan kita.
Misalnya, kalau ada orang yang membawa kabar bahwa ada
seorang brahmana yang ditangkap penduduk karena mencuri,
bibi seketika tentu tak peicaya dan menganggap orang itu
membual. Mengapa " Karena bibi sudah terpengaruh oleh kesan
bahwa seorang brahmana itu seorang yang suci pikiran dan luhur
budi" "Hai" desuh nyi Tanca.
"Pada hal memang benar brahmana itu telah mencuri. Tetapi
mencuri dan mencuri ada dua macam" kata Arya Kembar
"beginilah kisahnya. Ketika brahmana itu berjalan di sebuah
hutan ia bertemu dengan seorang lelaki tua yang bertubuh kurus
dan terhampar di jalan. Orangtua itu seorang peminta-minta
yang kelaparan dan sakit. Iba hati sang brahmana. Dia mencari
rumah penduduk yang jabang terdapat di daerah itu tetapi
akhirnya ia menemukan juga. Sebenarnya brahmana itu hendak
memintakan makanan kepada yang empunya rumah. Tetapi
ternyata penghuninya tak ada. Mungkin penghuni rumah ini
sedang mencari kayu atau berburu di hutan. Biasanya mereka
pulang sore hari, pikir brahmana itu. Dan terbayanglah dalam
ingatan brahmana itu bahwa apabila tak segera diberi
pertolongan, tentulah lelaki tua itu akan mati. Akhirnya brahmana
itu memutuskan untuk mengambil makanan dalam rumah itu.
Setelah dicari ke dapur, ia mendapatkan dalam sebuah bakul
terdapat nasi dan ikan kering. Dibawanya bakul nasi itu dan ikan
kering. Lelaki tua itupun dapat ditolong jiwanya"
1353 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lelaki tua dapat me lanjutkan perjalanan, sedang brahmana
itu tetap menunggu di rumah tadi. Ia hendak mempertanggung
jawabkan perbuatannya. Ketika lepas tengah hari, pulanglah
yang empunya rumah, sepasang suami isteri dengan seorang
anaknya yang masih kecil. Suaminya berburu dan isterinya
mencari kayu di hutan. Anak itu menangis minta makan. Ketika
mendapatkan seorang brahmana menunggu di depan rumah dan
menceritakan tentang perbuatannya mengambil nasi dalam bakul
dan ikan kering, marahlah pemburu itu. Di bawanya brahmana
itu kepada buyut desa dengan tuduhan mencuri. Begitulah bibi
kisah seorang brahmana yang dituduh mencuri. Dan memang
suatu kenyataan bahwa mengambil barang orang tanpa seidin
yang empunya, adalah mencuri ...."
"Tapi brahmana itu bukan mencuri dengan maksud jahat
tetapi hendak menolong jiwa orang" bantah nyi Tanca.
"Ya, setelah bibi mendengar tentang perbuatan. Tetapi pada
waktu bibi mendengar kabar bahwa seorang brahmana telah
mencuri, tentulah bibi tak mungkin mau. percaya. Mengapa "
Karena sebelumnya bibi sudah msmpunyai kesan bahwa seorang
brahmana itu seorang yang suci. Inilah yang kumaksudkan dalam
penintaanku tadi agar bibi mau menghampakan pikiran dulu
apabila akan kuungkapkan hubungan patih Dipa dengan Rani
Kahuripan. Dengan mengosongkan pikiran tentulah bibi takkan
menolak a-papun kenyataan yang terjadi pada patih Dipa. Tetapi
kalau bibi tudah terlekat dengan kesan tentang diri patih itu, tak
mungkin bibi mau menerima apa yang akan kuceritakan ini"
Nyi Tanca mengangguk pelahan. Dalam hal yang dikemukakan
oleh Arya Kembar mengenai cara menerima suatu persoalan
dengan mengosongkan diri dari kesan soal itu, memang benar.
Dan pernah iapun telah mendapat ajaran dari resi Kadipiro.
"Menurut kesimpulan dari laporan orang yang kutanam di
keraton Kahuripan, hubungan patih Dipa ketika masih menjabat
patih di Kahuripan dengan Rani, memang erat sekali. Bahkan
1354 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sangat mencurigakan sekali. Kadang keduanya terlibat dalam
pembicaraan berdua pada malam hari. Patih Dipa mendapat
kepercayaan penuh sehingga setiap saat dapat masuk keluar di
keraton dengan leluasa sekali"
"Itu hanya kesanmu, raden. Tetapi engkau tidak memiliki
bukti" karena tak tahan nyi Tanca menyanggahnya.
"Bibi rakryan" kata Arya Kembar "pergaulan antara pria dan
wanita itu memang berbahaya. Itulah sebabnya dalam undang-
undang kerajaan Majapahit, dilarang seorang pria berbicara
dengan wanita yang telah diperisteri orang tanpa ada orang lain
yang hadir. Hal ini jelas untuk menjelaskan asas kesusilaan dan
mencegah hal yang tak senonoh"
"Tetapi Rani Kahuripan dan patih Dipa itu adalah gusti dengan
patih. Mereka tentu membicarakan saal tata-praja"
"Justeru anggapan itulah yang memberi kebebasan mereka
lebih leluasa" sahut Arya Kembar "bibi rakryan, hubungan pria
dan wanita itu apabila sudah bersua pada kecocokan hati, tiada
lagi terpancang antara junjungan dengan hamba, kawula dengan
gusti. Dan jangan lupa bibi, bahwa patih Dipa itu seorang
pemuda yang belum menikah dan Rani itu juga masih gadis....."
"Kembar !" teriak nyi T anca.
"Bibi, bukankah bibi setuju untuk me luluskan permintaanku
bahwa dalam menanggapi cerita ini hendaknya bibi dapat
menghampakan pikiran dulu?"
Nyi Tanca menghela napas.
"Ada sebuah bukti yang memperkuat dugaanku" kata Arya
Kembar "bahwa walaupun sudah mencapai kedudukan sebagai
patih namun Dipa tetap tak mau menikah. Bahkan waktu didepak
Rani Kahuripan, dia tetap mengajukan syarat bahwa isterinya itu
hanya akan dianggap sebagai kelengkap dari kelayakan adat
manusia" 1355 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukankah itu menunjukkan betapa besar bhakti patih Dipa
terhadap kerajaan Majapahit ?"
"Sudah barang tentu dia takkan mengatakan bahwa hatinya
hanya tertumpah pada Rani seorang. Tentu dia akas dibunuh.
Oleh karena iti dia menyelimutinya dengan kata-kata yarg indah.
Tetapi bagi Rani, tentu saja tahu apa yang dimaksudkan patih
Dipa" "Ah" nyi Tanca mengeluh geram. Diam-diam dia tak puas akan
keterangan Arya Kembar "tapi bukankah Rani Kahuripan sudah
menjalin hubungan dengan raden Kertawardhana dan akhirnya
menikah ?" "Sudah tentu bibi" kata Arya Kembar "bahkan dalam persoalan
itu patih Dipalah yang berusaha keras agar perjodohan itu
terlaksana" "Tidakkah hal itu menunjukkan kesetyaan dan kesucian hati
patih Dipa terhadap junjungannya?"
"Demikianlah memang yang dikehendaki patih Dipa agar para
kawula memiliki anggapan begitu" sambut Arya Kembar "tetapi
sesungguhnya, dia memang cerdik sekali menggunakan siasat
'membuang bekas'. Agar hubungannya dengan Rani tidak
terbongkar, Disamping itu dia tetap melangsungkan hubungan itu
tanpa dicurigai orang lagi"
"Dan bukti kedua" kata Arya Kembar tanpa memberi
kesempatan nyi T anca "adalah peristiwa yang terjadi di keraton.
Ternyata baginda Jayanagara telah bertindak terlampau sesat
sehingga baginda tak menghiraukan adat susila lagi, hendak
menikahi Rani Kahuripan dan Rani Daha, ayunda dari baginda
sendiri. Dan inilah sumber utama dari dendam kemarahan patih
Dipa terhadap baginda ...."
"Aneh" gumam nyi Tanca "jika patih Dipa merelakan
perjodohan antara Rani Kahuripan dengan raden Kertawardhana,
1356 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengapa dia mendendam atas perbuatan bagiada terhadap gusti
Rani ?" "Tidak aneh, bibi" jawab Arya Kembar "karena memang
terdapat perbedaan antara kedua hal itu. Apabila Rani menikah
dengan Kertawardhana, patih Dipa masih dapat melangsungkan
hubungannya dengan Rani. Mengapa " Karena yang menjadi
prabu adalah Rani, bukan Kertawardhana. Kekuasaan sepenuhnya ada pada Rani. Raden Kertawardhana tentu tak
dapat berbuat banyak. Kebalikannya, apabila Rani dipersunting
baginda Jayanagara, tentulah patih Dipa tak banyak bertingkah
karena kekuasaan ada pada seri baginda"
Nyi Tanca tertegun. Apa yang dipertanyakan kepada Arya
Kembar telah dijawab dengan keterangan yang beralasan.
Walaupun dalam lubuk hatinya, ia masih belum percaya, namun
sukarlah ia menolak kenyataan-kenyataan pada uraian Arya
Kembar. Setelah merenungkan segala sesuatu yang terkandung dalam
uraian dan pernyataan Arya Kembar maka berkatalah nyi Tanca
pula "Raden, apakah gerangan yang raden inginkan kepadaku ?"
Arya Kembar mengangguk "Akhirya kita sampai juga pada uj
jng pembicaraan. Setelah kukatakan siapa dan bagaimana
sesungguhnya peribadi seorang patih yang bernama Dipa se lama
ini, akan kupersembahkan kepada bibi suatu untaian kesimpulan.
Dan dari kesimpulan itulah kita harus berpijak untuk memulaikan
langkah-langkah selanjutnya"
Berhenti sejenak, berkata pula Arya Kembar "Bibi, telah
menjadi tekadku, bahwa aku ingin membalas budi kebaikan dari
rahyang ramuhun Jayanagara. Satelah rahyang ramuhun
Kertarajasa mangkat, maka seri baginda Jayanagara yang
sebelumnya bernama raden Kala Gemet itu mendapat tugas
berat untuk menjaga, mengelola dan melangsungkan kelestarian
tegaknya kerajaan Majapahit di bumi Jawadwipa. Namun rupanya
dewata tak mangijinkan seri baginda Jayanagara menderita
1357 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
beban yang seberat itu Sehinggi dalam usia yang masih muda,
baginda Jayanagara sudah dipanggil Hyang Widdhi T unggal"
"Lepas dari segala tindakan seri baginda yang buruk, namun
aku dan para arya sekalian, selama baginda masih hidup, telah
mendapat perlakuan yang baik. Oleh karena itu sebagai seorarg
manusia, seorang arya, aku wajib membalas budi kebaikan seri
baginda itu. Wujut pelaksanaan dari balas budi kami itu tak lain
hanyalah bantu menjaga dan menegakkan kewibawaan kerajaan
Majapahit. Dalam rangka itulah maka aku mempunyai kewajiban
untuk membasmi kutu-kutu yang mengotorkan dan merusak


Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kewibawaan Majapahit"
"Diantara berjenis bentuk perongrongan kepada kerajaan
Majapahit, apa yang dilakukan patih Dipa itu termasuk noda
hitam yang harus disikat, sampai bersih, termasuk juga mereka-
mereka yang hendak menggerogoti tubuh kerajaan Majapahit.
Dengan demikian kami dapat membalas budi kebaikan prabu
Jayanagara yang telah mendapat tugas menjaga warisan yang
amat besar itu" "O, raden hendak menjatuhkan patih Dipa ?" tanya nyi Tanca.
"Telah kukatakan, aku mengikat diri dalam kewajiban untuk
membalas budi seri baginda Jayanagara dengan cara
membersihkan kutu-kutu yang merusak kewibawaan kerajaan
Majapahit. Terhadap patih Dipa, tiada pengecualian, bibi"
Nyi Tanca meigbela napas.
"Mengapa bibi menghela napas?" tanya Arya Kembar agak
kaget. "Menilik kedudukan dan kekuasaannya, dewasa ini patih Dipa
merupakan orang kuat dalam pemerintahan Majapahit.
Bagaimana mungkin engkau dapat menghadapinya, raden ?"
"Benar, bibi rakryan" sahut Arya Kembar "memang perasaan
gentar itu pernah mencengkeram diri dan mengoyak-oyak
1358 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nyaliku. Tetapi kemudian semangatku bangkit kembali.
Kesukaran berarti suatu tantangan. Kalau kita tak berani
menghadapi tantangan, lebih baik jangan hidup"
Nyi Tinca terkedap. Diam-diam dia mengakui bahwa ucapan
arya itu menang benar. Hidup itu sendiri sudah merupakan suatu
soal. Daa setiap soal berarti suatu tantangan untuk di hadapi dan
diatas i. "Lalu apa rencana raden untuk menghadapi patih Dipa ?"
tsnyauya sesaat kemudian.
"Banyak sekali, bibi" kata Arya Kembar "pada garis besarnya
kubagi menjadi dua, luar dan dalarn. Rencana luar, telah
kutanamkan. Dan itu termasuk tugas orang lelaki. Kelak bibi
rakryan tentu akan mengetahui sendiri apabila peristiwa itu
terjadi" "Kemudian rencana dalam" kata Arya Kembar pula "karena
ada kaitan dengan diri bibi rakryan maka kuminta bibi rakryan
berkenan membantu" "Maksud raden yang mengenai peristiwa terbunuhnya rakryan
Tanca ?" "Benar, bibi rakryan" Arya Kembar mengia-kan "peristiwa itu
merupakan rahasia besar yang akan membongkar perbuatan
patih Dipa" "Tetapi" teriak nyi Tanca dengan cemas karena ia
membayangkan sesuatu "tidakkah hal itu akan menyangkut
keluhuran nama seri Ratu Teribuanatunggadewi ?"
Arya Kembar gelengkan kepala "Jika menyangkut seri ratu,
jelas tentu gagal bahkan kita akan menerima hukuman ying
berat. Hal itu harus kita hindari. Cakup kita batasi ruang lingkup
persoalan itu pada periitiwa tewasnya paman ra Tanca"
1359 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Legah hati nyi Tanca namun ia belum dapat menggambarkan
bagaimana cara yang direncanakan Arya Kembar. Ia meminta
keterangan. "Begini bibi" kata Arya Kembar "atas nama seorang isteri, bibi
dapat menghaturkan pengaduan ke hadapan Sapta Prabu atau ke
bawah duli seri Ratu, bahwa dalam peristiwa terbunuhnya paman
ra Tanca yang lalu, bibi merasa ada sesuatu yang tidak wajar.
Memang karena telah mencedera seri baginda, layak apabila
paman ra Tanca mendapat hukuman berat, namun seharusnya
peristiwa itu harus diadili agar dapat terungkap bagaimanakah
sesungguhnya latar belakang daripada peristiwa itu"
"Ah" desis nyi Tanca "tidakkah hal itu akan merupakan suatu
persoalan yang besar" Menggugat seorang tokoh besar seperti
patih Dipa, tidakkah ibarat hendak merobohkan sebuah gunung
?" Arya Kembar tesenyum "Tidak, bibi rakryan. Prabu
Krrtanagara dari kerajaan Singasari, Jayakatwang dari Daha,
baginda Jayanagara dari Majapahit, adalah raja raja yang
berkuasa besar. Tetapi akhir merekapun dapat ditumbangkan.
Apapula hanya seorang patih Dipa yang berasal dari keturunan
orang kecil. Sudahlah, bibi, serahkan saja hal itu pada hamba.
Nanti akan kuusahakan suatu rencana yang dapat memungkinkan hal itu. Bibi rakryan hanya melaksanakan sajalah"
"Tetapi...." Arya Kembar mendekat ke tempat nyi Tanca dan dengan
suara yang berbisik, ia memberitahukan rencananya dan
menggariskan pengarahan bagaimana nyi Tanca harus
melaksanakan. Nyi Tanca mengangguk-angguk.
"Ah, jika demikian rencana itu, memang dapat diharapkan
bahwa tujuan kita untuk menggugat patih Dipa pasti dapat
diterima oleh Sapta Prabu" katanya.
1360 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kurasa pasti demikian" sambut Arya Kembar "sebagai
junjungan yang baru saja menduduki tahta kerajaan, seri Ratu
tentu akan berkenan menerima pengaduan bibi, demi
menegakkan kepercayaan para kawula akan keadilan dan
kebijaksanaan sang Ratu"
(Oo-dwkz-Ismoyo-oO) II Walaupun lecara resmi jabatan patih Dipa itu adalah patih
Daha, namun sejak prabu Jayanagara masih hidup, patih Dipa
lebih banyak menetap di pura Majapahit daripada berada di
Daha. Pada waktu itu seri baginda Jayanagara telah menganugerahi
sebuah tempat tinggal bagi patih Dipa yang terletak di luar pintu
gerbang keraton Majapahit. Pintu gerbang itu disebut puri Bajang
Ratu. Sisa peninggalan dari puri Bajang Ratu itu sampai kini
masih terdapat di daerah Trowulan.
Hari itu gedung kepatihan tempat kediaman patih Dipa
menerima kunjungan seorang wanita yang hendak menjenguk
keadaan nyi Dipa. Wanita yang berkunjung itu mengenakan
pakaian serba hitam, memakai kain penutup kepala juga warna
hitam. Pertanda bahwa wanita itu sedang berkabung.
"Ah, nyi rakryan Tanca" seru nyi Dipa ketika menyambut sang
tetamu. Memang tetamu itu tak lain adalah nyi Tanca "angin
apakah gerangan yang meniup langkah ny i rakryan untuk datang
ke pondok kediamanku yang kotor ini ?"
Nyi Tanca menjabat tangan nyi Dipa dengan mesra "Ah,
janganlah nyi patih memperlakukan aku sedemikian rupa
sehingga aku merasa seperti seorang asing"
1361 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kedua wanita agung itu segera duduk di dalam. Dan keduanya
segera tetlibat dalam pembicaraan yang asyik.
"Kedatanganku ke mari, nyi patih" kata nyi Tanca "tiada
mempunyai suatu keperluan penting kecuali hanya ingin
menjenguk keadaan nyi patih, sebagai pelepas rindu sudah lama
tak berjumpa" "Ya, akupun sebenarnya juga mengandung maksud demikian,
nyi rakryan" sahut nyi Dipa "hanya kesibukan sebagai ibu
rumahtangga memang banyak menyita waktu"
"Bukan soal waktu rasanya, nyi patih. Tetapi a-da lain
persoalan yang menyebabkan nyi patih segan berkunjung
kepadaku" "Benar, nyi rakryan, memang soal waktu. Bukan . . ."
"Ah, kutahu" nyi T anca tersenyum.
Beda dengan nyi Tanca, nyi Dipa memang agak kurang
cerdas. Hal itu disebabkan karena dia seorang yang jujur dan
lugu. Pada umumnya, sifat keluguan dan kejujuran itu
menampilkan suatu pemikiran yang tidak terlalu jauh dan
berbelit-belit. "Nyi rakryan agaknya tahu sesuatu yang aku sendiri tak tahu.
Apakah itu?" tanya nyi Dipa dengan nada yang polos.
"Ah, tidaklah, nyi patih" nyi Tanca menghela napas "karena
kuanggap hal itu memang sudah wajar"
Tetapi rupanya nyi Dipa makin tertarik. Dalam keluguannya ia
merasakan sesuatu yang tidak lugu. Dan sebagai seorang yang
lugu, ia ingin mengetahui apakah sesuatu yang tidak lugu itu.
"Nyi rakryan, apabila nyi rakryan tak mau memberi petunjuk
kepadaku, berarti ny i rakryan sampai hati untuk membiarkan aku
berada dalam kebodohan karena tak tahu apa yang terjadi pada
diriku" kata nyi Dipa.
1362 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, sesungguhnya bukan suatu persoalan yang jelek. Dan
kuanggap hal itu sudah wajar. Tetapi apabila nyi patih tetap
menginginkan untuk mengetahui, akan kukatakan" kata nyi
Tanca "Begini nyi patih. Sifat manusia itu, pada umumnya tentu
menginginkan dan memilih yang enak, yang selamat, yang aman.
Oleh karena itu, wajarlah kalau orang mengatakan bahwa apabila
orang sedang jaya, banyaklah dikerumuni oleh sahabat-sahabat.
Namun apabila orang itu jatuh, orang akan berpaling muka dan
para sahabat itupun akan meninggalkannya. Hal ini memang
sudah umum. Oleh karena itu akupun tak mengeluh ataupun
marah kepada mereka"
Kini terbukalah pikiran nyi Dipa ke arah mana ucapan nyi
Tanca itu ditujukan "Adakah nyi rakryan maksudkan dengan
keadaan nyi rakryan sendiri ?"
"Benar, nyi patih" sahut nyi Tanca "karena aku merasa hanya
berhak untuk membicarakan diriku sendiri. Keadaan orang lain,
bukanlah menjadi wewenangku"
"O, nyi rakryan maksudkan bahwa sekarang nyi rakryan di
tinggalkan para sahabat, termasuk aku ?"
"Aku tak berhak mengatakan bagian orang lain tetapi hanya
kubataii pada keadaan diriku selama keluargaku tertimpa dengan
malapetaka dari peristiwa yang dilakukan oleh ra Tanca"
"Tidak, nyi rakryan" seru nyi Dipa "aku tak mengandung
pikiran begitu. Lama aku tak berkunjung ke rumah nyi rakryan
bukanlah di karenakan pertimbangan itu, melainkan karena
waktu yang hampir tak memberi peluang kepadaku"
"Tetapi andaikata begitu, nyi patih" kata nyi Tanca "engkau
tidak salah. Karena seorang isteri harus taat pada suami dan
mengikuti jejak gurulakinya"
Nyi Dipa geleng-geleng kepala "Nyi rakryan, suamiku ki Dipa,
memang seorang pria yang aneh. Mungkin orang tak percaya
tapi kenyataan memang demikian. Beliau banyak sekali memberi
1363 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bimbingan dan petunjuk dalam kehidupanku. Antara lain, beliau
memberi kebebasan berpikir kepadaku. Apapun keputusan dari
pemikiranku itu, beliaupun tak melarang"
"Ah" desah nyi Tanca "hal itu sukar dipercaya. Karena pada
umumnya, wanita itu harus taat dalam kesetyaannya kepada
sang suami" "Benar, memang ki Dipa selalu menanamkan ajaran itu
kepadaku" "Nah, apakah tidak sesuai dengan yang kukatakan tadi ?"
"Sesuai, nyi rakryan" jawab nyi Dipa "tetapi tidak sama"
Nyi Tanca kerutkan dahi "Tidak sama " Bagaimana yang
engkau maksudkan, nyi patih ?"
"Menurut ki Dipa, kesetyaan yang murni itu adalah kesetyaan
yang sadar, bukan kesetyaan yang buta. Misalnya, apabila suami
bertindak salah, tidaklah tepat apabila sang isteri setya
mendukungnya. Tetapi haruslah isteri berusaha untuk menyadarkan dan meluruskan apa yang bengkok pada suaminya
itu. Demikianlah kesetyaan yang sadar menurut ki Dipa. Oleh
karena itu beliau memberi kebebasan kepadaku untuk berpikir,
menimbang dan memutuskan segala sesuatu, sekalipun itu
menyangkut tindakan ki Dipa. Ki Dipa menyadari, bahwa tiada
manusia itu yang sempurna. Suami isteri harus saling isi mengisi
untuk menciptakan suatu kesetyaan yang sadar dan lurus"
"Ah" kembali nyi Tanca mendesah. Benar-benar ia tak
menyangka bahwa warisan pusaka yang diberikan dalam ajaran-
ajaran orangtua terhadap puteri-puterinya, ajaran masyarakat
yang telah menjadi anggapan umum bahwa seorang isteri harus
taat dan setya kepada suami, mendapat tafsiran yang lain dari
seorang manusia pria yang dewasa itu menjadi pengemban
pusara kerajaan Majapahit.
1364 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dalam rangka itulah" kata nyi Dipa lebih lanjut "maka akupun
mempunyai pertimbangan lain pada peristiwa yang telah terjadi
beberapa waktu yang lalu. Peristiwa yang telah menggoncangkan
kerajaan Majapahit. Peristiwa yang telah merenggut jiwa seorang
raja besar dan seorang rakryan yang berkedudukan tinggi"
"Bagaimana pertimbangan adi ?"
"Bahwa suamiku, patih Dipa, membunuh rakryan Tanca,
adalah dalam rangka kewajiban sebagai seofang baayanglcafa
yang bertugas menjaga keselamatan seri baginda. Namun
bagiku, walaupun membenarkan langkah yang diambil oleh ki
patih Dipa itu, pun aku mempunyai pertimbangan lain bahwa ra
Tanca sebagai seorang manusia memang tidak sepenuhnya salah
melakukan hal itu" "Apa yang engkau maksudkan sebagai manusia itu "
Bukankah lebih tegas kalau disebut sebagai seorang pria yang
menjadi suami dari seorang isteri yang diganggu baginda ?" seru


Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

nyi T anca. Nyi Dipa mengangguk "Sebagai seorang wanita, sebagai
seorang isteri, aku tak menolak pernyataan nyi rakryan itu.
Memang peristiwa itu mengundang berbagai tafsiran. Yang jelas
antara kepentingan peribadi dengan kepentingan negara yang
justeru terus saling bertentangan"
"Ya" "Itulah sebabnya, di hadapan ki Dipa, akupun pernah
mengutarakan pertimbangan hatiku. Dengan kesimpulan,
kukatakan kepada beliau, bahwa aku harus sering berkunjung
kepada nyi rakryan untuk menghibur kesedihan ny i rakryan"
"Tetapi nyatanya, nyi patih hampir tak pernah datang ke
tempatku sejak hari pelayatan dari jenasah ra Tanca itu usai"
"Benar, karena soal waktu saja" kata nyi Dipa "namun hal itu
tetap tak merobah pendirianku dalam menilai peristiwa itu"
1365 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Terima kasih nyi patih" kata nyi Tanca "kini aku baru sadar
bahwa setya dan bhakti kepada gurulaki itu, bukan suatu
kesetyaan yang membuta, tetapi harus berlambarkan rasa
kesadaran. Engkau telah membuka suatu lembaran baru dari
naluri warisan ajaran yang merupakan pusaka yang dianut oleh
kaum wanita" "Pujian itu bukan aku yang layak menerima melainkan ki Dipa"
nyi Dipa tertawa lalu pamit masuk ke dalam.
Tak berapa lama dia keluar dengan membawa seperangkat
alat minum terbuat dari tembikar.
"Ah, sungguh indah nian cangkir dan teko ini, nyi patih" seru
nyi T anca "rasanya tentu bukan buatan daerah kita"
Nyi Dipa tersenyum "Memang teko dan cangkir ini kata ki
Patih, berasal dari mancanagara"
"Dari mana ?" "Buah tangan dari gusti Adityawarman ketika pulang dari
negeri Cina. Waktu itu baginda Jayanagara mengutus gusti
Adityawarman sebagai utusan ke negeri Cina. Raja negeri itu
amat bersukacita dan menghadiahi beberapa barang berharga
antara lain seperangkat alat miuuman. Kemudian gusti
Adityawarman memberikan kepada ki patih Dipa"
"Engkau sungguh beruntung menjadi isteri dari seorang patih
termasyhur seperti patih Dipa, adi" kata nyi Tanca "tidak semua
wanita mendapat kebahagiaan seperti dikau, termasuk diriku ini"
"Nyi rakryan salah apabila beranggapan begitu" sanggah nyi
Dipa. "Lho, mengapa salah?"
"Soal kebahagiaan" jawab nyi Dipa "adalah soal rasa. Dan
apabila kita membicarakan soal rasa, maka hendaknya janganlah
kita cemarkan dengan unsur lain diluar rasa itu"
1366 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tetapi unsur lain, misalnya benda-benda yang berada di
sekeliling kita, dapat mempengaruhi rasa itu" sanggah nyi Tanca.
"Jika begitu halnya" jawab nyi Dipa "itu bukan rasa dari
rasanya perasaan, melainkan rasa dari perasaan yang sudah tak
murni, yang sudah tercemar oleh lain rasa"
"Tetapi bagaimana rasa dari perasaan yang murni itu tidak
terpengaruh dan terbaur dengan rasa yang lain?"
"Tergantung dari pemurnian kita terhadap rasa itu. Kalau kita
benar-benar jujur menghendaki suatu rasa dari perasaan yang
murni, kita harus menolak terbaurnya rasa itu dengan perasaan
terhadap benda-benda yang berada di sekeliling kita. Memang
sukar tetapi bukan berarti rasa murni itu tidak ada"
Nyi Tanca tertegun. Ia tak menyangka bahwa nyi Dipa yang
masih lebih muda dari dia, dapat berbicara mengenai sesuatu
yang rawan. Rasa bahagia, setiap carang tahu, sadap orang
mengalami dan merasakan. Tetapi tidak setiap orang tahu
sesungguhnya dan tidak setiap orang mengalami dan merasakan
dalam penghayatan yang semurni-murninya.
Adakah besar pengaruh seorang suami itu terhadap alam dan
jalan pikiran isterinya " Ah, nyi Tanca teringat. Memang sebagai
isteri rakryan Tanca, diapun mengerti juga tentang ilmu meramu
obat obatan dan menerima pengaruh dari pendirian hidup
suaminya terhadap pentingnya ilmu pengobatan untuk menolong
sesama manusia. Suatu langkah yang mendambakan perikemanusiaan. Dan kini ia me lihat penampilan nyi Dipa juga banyak
menerima pengaruh dari pandangan hidup ki patih Dipa.
"Bagaimana pandangan adi tentang rasa kebahagiaan itu ?"
tanyanya. Nyi Dipa menjawab "Setiap manusia ingin mendambakan
kebahagiaan, rindu akan kebahagiaan dan berusaha mencari
1367 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kebahagiaan. Tetapi pada hakckatnya mereka yaog mendambakan, rindu dan mencari kebahagiaan itu tentu belum
pernah mengetahui apakah kebahagiaan itu. Oleh karena itu
mereka tetap mencarinya. Mencari sesuatu yang belum diketahui,
semisal mencari kebahagiaan tetapi tak mengetahui apa dan
bagaimana kebahagiaan itu, tentu akan menimbulkan keresahan
dan kegelisahan yang sia-sia"
Nyi Tanca mengangguk. "Kebahagiaan itu berada di mana-mana. Setiap saat dapat kita
peroleh. Karena sebenarnya kebahagiaan itu adalah rasa. Dan
rasa itu adalah milik peribadi kita. Rasa seorang dengan lain
orang, tak sama. Oleh karena itu kebahagiaan yang diinginkan
oleh setiap orangpun tidak sama pula. Pada umumnya, o-rang
menganggap bahwa seorang yang kaya, berkuasa dan
berpangkat tinggi, itu bahagia. Ya, tentu bahagia. Tetapi
benarkah demikian ?"
"Kalau dia sudah bahagia dengan apa yang dipunyai dan
dimilikinya, itulah kebahagiaan yang dicarinya. Dia sudah
menemukannya. Tetapi apabila demikian halnya, dunia ini
tenang, manusiapun damai. Karena pada umumnya, makin
bertambah makin kurang. Ini berlaku pada manusia yang tak
kunjung habis nafsu keinginannya. Yang kaya, minta lebih kaya.
Yang berkuasa, minta lebih berkuasa. Dan seterusnya. Dan hal
inilah yang menimbulkan rasa tidak bahagia, selalu gelisah resah"
"Lalu dimana kebahagiaan dan bagaimana kebahagiaan itu?"
lanjut nyi Dipa pula "kebahagiaan itu hanya terletak pada rasa
hati perasaan kita. Kalau kita sudah menghentikan nafsu
keinginan dan menganggap apa yang telah kita capai itu sudah
tiba pada tingkat tertinggi dari keinginan kita, maka disitulah kita
akan menemukan kebahagiaan. Ya, itulah keadaan, bentuk dan
wujut dari kebahagiaan"
"Kebahagiaan dari rasa yang murni, jangan diukur dengan
benda-benda yang mengelilingi kehidupan kita. Karena semakin
1368 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kita terpengaruh oleh benda-benda itu semakin hanguslah hati
kita dibakar oleh nafsu keinginan yang tak kunjung padam.
Tetapi kalau kita dapat melepaskan rasa murni itu dari
selongsong pengaruh benda-benda, barulah
kita dapat menemukan mutiara kebahagiaan yang aseli. Maka salahlah
apabila nyi rakryan mengukur kebahagianku ini dikaitkan dengan
kedudukan, pangkat dan kemasyhuran ki patih Dipa"
"Lalu dengan apa ukuran Itu harus kuambil?" sela nyi T anca.
"Seperti telah kukatakan tadi" kata nyi Dipa "dengan ukuran
rasa. Memang kuakui aku merasa bahagia. Tetapi kebahagiaanku
itu bukan dikarenakan ki Dipa seorang yang kaya, berpangkat
dan berkuasa. Tidak. Aku merasa bahagia karena telah mendapat
seorang gurulaki yang dapat membimbing dan memberi
kesadaran pada batin dan alam pikiranku. Semisal, apabila diukur
dengan kekayaan dan pangkat tinggi dari ki Dipa itu, maka
pengorbanan batinku lebih besar dari apa yang kunikmati dalam
kehidupan rumahtangga ini"
"Lho, apa yang adi maksudkan pengorbanan batin itu ?" seru
nyi T anca. "Pertama, pernyataan dan sikap ki patih Dipa dikala menerima
aku sebagai sisihan hidupnya. Kepada sang Ratu yang kala itu
masih sebagai Rani Kahuripan, ki Dipa menyatakan bahwa dia
mau menerima wanita yang dianugerahkan gusti Rani sebagai
isteri, dengan syarat. Bahwa calon isterinya itu harus mau
menerima pendirian hidup ki Dipa bahwa isterinya itu hanya
sebagai pelengkap dari kehidupan seorang pria. Isterinya itu
harus menyadari bahwa seluruh hidup patih Dipa itu adalah
dibaktikan untuk meugabdi kepada kerajaan Majapahit. Oleh
karena itu, waktu, tenaga dan pikiran patih Dipa, hanya sebagian
dari keseluruhannya yang tersisa, akan diberikan kepada
isterinya. Jika wanita calon isteri itu bersedia menerima syarat
itu, barulah ki Dipa berkenan menikahinya. Coba, bayangkanlah,
nyi T anca. Engkau sebagai seorang wanita, tidakkah engkau akan
1369 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kecewa bahkan mungkin akan tersinggung menghadapi seorang
suami dengan syarat demikian itu ?"
"Ya" nyi Tanca tersenyum "tetapi nyatanya adi menerirnanya,
bukan ?" "Benar, nyi rakryan" kata nyi Dipa "karena secara kebetulan
saja, pendirian ki Dipa itu sesuai dengan cita citaku. Dalam
kelemahan jasmaniah sebagai seorang wanita, tertanamlah suatu
cita-cita dalam hatiku bahwa hidup seseorang itu hanyalah untuk
melaksanakan darma hidup dari apa yang dititahkan oleh Dewata
agung. Dan diantara darma hidup itu, pengabdian kepada
negara, bangsa dan sejama manusia, adalah amat luhur. Jika
patih Dipa memiliki rasa pengabdian terhadap negara yang
sedemikian besarnya, tidakkah itu sesuai dengan pendirian
hidupku" Oieh karena itulah, nyi rakryan, kuterima syarat dari ki
Dipa itu dengan penuh kesadaran dan ketulusan"
"Dan engkau merasa bahagia, bukan ?"
"Diukur dari kehidupan suami isteri yang wajar, tentulah orang
akan heran kalau aku mengatakan bahagia. Karena tiada seorang
isteri yang tak mendambakan perhatian dan kasih sayang dari
suaminya. Pada hal, hampir seluruh waktu, tenaga dan pikiran ki
Dipa itu dicurahkan untuk kepentingan pemerintahan. Sedikit
sekali waktu yang tersisa, digunakannya untuk memperhatikan
isterinya" "Ah, jangan bergurau adi" nyi T anca tertawa.
"Benar, nyi rakryan. Memang begitulah keadaan rumahtangga
kami. Tetapi karena aku sudah menerima syarat itu dengan
penuh kesadaran, akupun tak merasa kecewa"
"Ya, benar dan buktinya ...." tiba-tiba nyi Tanca menunjuk
pada perut nyi Dipa "tidakkah hal itu sebagai pertanda dari kasih
ki Dipa kepadamu, adi ?"
1370 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nyi Dipa tersipu-sipu merah mukanya. Ia gopoh menutupkan
kedua tacginnya ke perutnya yang tampak sudah membegap.
Suatu tanda dari kehamilan seorang wanita.
"Ah, ada saja nyi rakryan ini. Mari minumlah" nyi Dipa
mencurahkan teko ke pada cangkir yang terletak di hadapan nyi
Tanca. Kemudian dia juga menuang pada lain cangkir, untuknya
sendiri. Tiba-tiba ia berbangkit "maaf, ada sesuatu yang
kulupakan . . . ." ia terus berbangkit dan berjalan masuk ke
dalam. Beberapa saat kemudian nyi Dipa muncul membawa hidangan
ketan "Ini masakanku sendiri, ketan campur kepala muda. Ki
Dipa tidak begitu menggemari"
"Kalau dia tak gemar, mengapa engkau membuat juga ?"
"Entah bagaimana, nyi Tanca, beberapa waktu terakhir ini,
aku sering diserang oleh suatu keinginan secara tiba-tiba. Kadang
tiba-tiba saja aku kepingin makan buah nenas. Kalang indn
rnakan ikan bader dan ah, banyak keinginan yang merangsang
seleraku secara tiba tiba. Kadang yang aneh-aneh"
Nyi Tanca tertawa "Itulah yang disebut nyidam, adi. Memang
demikian wanita yang baru mengandung. Ingin makan yang
aneh2. Dan biasanya yang, segar dan masam"
"Juga dalam rangka itulah aku merasa tubuhku selalu tak
enak, malas dan ingin tidur. Kadang lunglai semangat. Itulah
sebabnya walaupun ada keinginan terkandung dalam hati untuk
berkunjung ke tempat nyi rakryan, namun selalu dipatahkan oleh
kelesuan semangat" "Ah, tak apa" sahut nyi Tanca "tetapi adi, tidakkah
keinginanmu untuk menjenguk aku itu itu takkan mendapat
tentangan dari ki Dipa ?"
"Mengapa beliau menentang?"
1371 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Seperti yang engkau katakan tadi, dia adalah kepala
bhayangkara penjaga keamanan keraton. Atas terbunuhnya
baginda, ki patih tentu menganggap bahwa ra Tanca dan
keluarganya itu seorang durjana hianat. Bagaimana mungkin
keluarga, terutama isteri dari seorang patih yang terhormat,
dapat dibenarkan berkunjung pada rumah seorang hianat ?"
"Anggapan demikian, bukan melainkan tersangka pada ki
Dipa, pun setiap mentri, narapraja dan para kawula Majapahit"
jawab nyi Dipa "tetapi tidak pada diriku"
"O, tidakkah hal itu akan mencemarkan keluhuran nama ki
patih Dipa ?" "Meman" jawab nyi Dipa " tetapi bagi mereka yang tak dapat
membedakan antara jabatan dan manusianya. Dalam kedudukan
sebagai isteri seorang pejabat tinggi, memang tindakanku
berkunjung kepada nyi rakryan itu tentu menimbulkan tafsiran
yang tidak sedap. Tetapi ingat, aku adalah seorang wanita. Dan


Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

akupun menentukan hak dan sifatku sebagai seorang wanita.
Sebagai wanita aku iba dan harus belasungkawa atas nasib yang
diderita oleh wanita kaumku. Dan perasaan iba itu kudasarkan
atas pengetahuan tentang keadaan sebenarnya dari peristiwa
yang terjadi itu" Nyi Tanca mengangguk-angguk dalam. Ia tak menyangka
bahwa isteri dari patih Dipa, juga seorang wanita yang memiliki
pandangan pendirian yang berlainan dari apa yang menjadi
anggapan umum. Dengan pernyataan itu, nyi Dipa menempatkan
diri pada suatu garis yang saling bertentangan. Ia membenarkan
tindakan ki Dipa membunuh ra Tanca. Tetapi iapun tak
menyalahkan ra Tanca membunuh baginda Jayanagara.
Sebagai seorang wanita, nyi Dipa memisahkan diri pada kedua
kedudukan. Sebagai isteri seorang patih dan sebagai wanita yang
berkewanitaan. 1372 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, aku kagum sekali atas pandaagan dan pendirianmu. Tapi
segalanya sudah terlambat, adi" kata nyi Tanca "karena
semuanya telah terjadi. Hanya agak kesallah perasaan hatiku
apabila teringat akan peristiwa itu"
"O, apakah yang nyi rakryan sesalkan ?"
"Bahwa perbuatan ki Tanca itu mendapat hukuman mati, itu
memang sudah tepat. Tetapi mengingat kerajaan Majapahit itu
sebuah negara yang memiliki perundang-undangan hukum,
seyogyanya ra Tanca harus menerima peradilan dulu sebelum
diputuskan hukumannya. Namun apa yang diderita ra Tanca,
seorang rakiyan yang pernah mendapat kedudukan tinggi dalam
pemerintahan sebagai anggauta Dharmaputera, ternyata juga tak
luput dari pelakuan sebagai seorang penjahat biasa"
Nyi Dipa tak cepat menjawab melainkan merenungkan hal itu.
Ada sesuatu perasaan yang hampir cenderung untuk
membenarkan keluh nyi Tanca. Tetapi kemudian memancar
suatu titik terang yang menerangi rasa keraguan terhadap
tindakan patih Dipa. "Ah, semua sudah terjadi, nyi rakryan" kata nyi Dipa "marilah
kita haturkan peristiwa itu dengan mrnyongsongkan doa kepada
Dewata Agung agar ra Tanca mendapat pengampunan yang
layak dengan dharma hidupnya"
Demikian sete lah berbincang-bincang beberapa waktu, nyi
Tancapun pamit pulang. (Oo-dwkz-ismoyo-oO) Patih Dipa yang saat itu sedang mengadakan
permusyawarahan dengan patih mangkubumi Arya Tadah,
mengenai sikap adipati Sadeng dan tindakan-tindakan yang barus
1373 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diambil, dikejutkan oleh kehadiran seorang pengawal kepatihan
yang hendak mohon bertemu dengan patih Dipa.
Patih Dipa bergegas ke luar. Ternyata yang datang itu adalah
seorang kadehan yang mengurus tempat kediaman patih Dipa di
Majapahit. "O, engkau kakang Suta ?" tegur patih Dipa.
"Benar, gusti patih" kata kadehan yang setengah tua usianya
itu "hamba hendak menghaturkan kabar kepada gusti patih
bahwa gusti puteri tiba-tiba jatuh pingsan"
"Kenapa ?" patih Dipa terkejut.
"Entah apa sebabnya, gusti" kata kadehan itu "sejak sore tadi
gmti puteri muntah-muntah dan beberapa saat yang lalu,
pingsan" "Lalu apakah tidak minum obat ?"
"Hamba bingung, gusti. Maka hamba bergegas datang kemari
untuk menghaturkan warta kepada gusti"
"Baik, pulanglah lebih dulu. Sebentar aku segera pulang" patih
Dipa terus masuk lagi. Patih mangkubumi Arya Tadah menegur, siapakah gerangan
yang datang hendak menghadap patih Dipa tadi.
"O, hanya seorang kadehan dari rumah hamba" jawab patih
Dipa "paman, sebaiknya persoalan Adipati Sadeng itu tak boleh
dibiarkan berlarut larut berkepanjangan. Kita harus menghadap
gusti Ratu untuk menghaturkan laporan bahwa Adipati Sadeng
saat ini memang mencurigakan sekali. Tindakannya untuk
menghimpun para muda menjadi prajurit Sadeng, bukan tiada
mempunyai latar belakang tujuan tertentu"
"Ya" patih msngkubumi Arya Tadah mengangguk "tetapi ki
patih Dipa, apakah gerangan yang dilaporkan oleh kadehanmu
kepadamu tadi ?" 1374 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, tidak penting paman"
"Apa ?" "Nyi Dipa muntah-muntah terus dan pingsan "
"Eh, dia tentu sakit, mengapa engkau katakan tak penting?"
patih mangkubumi Arya Tadah terkejut.
"Hamba rasa biasa saja. Kata orang memang demikian gejala
orang yang sedang ...."
"Sedang bagaimana?" tukas Arya Tadah heran.
"Sedang mengandung muda"
"O" wajah Arya Tadah merekah gembira tetapi pada lain saat
tiba-tiba beiobah tegang "patih Dipa, memang benar. Wanita
yang mengandung pada bulan-bulan permulaan memang sering
menunjukkan gejala suka muntah-muntah. Tetapi kalau sampai
pingsan, itu bukan gejala nyidam lagi. Lekas engkau pulang, ki
Dipa. Mengapa engkau meremehkan kesehatan isterimu ?"
Semula patih Dipa tidak mau sebelum pembicaraan mengenai
Adipati Sadeng mencapai kata sepakat. Tetapi karena patih Arya
Tadah menolak untuk melanjutkan pembicaraan itu dan
mendesak supaya dia lekas pulang, akhirnya patih Dipapun
menurut. Setiba di rumah, beberapa pelayan masih sibuk menolong
untuk menyadarkan nyi patih. Mereka serempak menyingkir
ketika patih Dipa muncul.
"Mengapa nyi patih" " tegurnya.
Pelayan memberi keterangan sama seperti yang disampaikan
Suta tadi. Patih Dipa memeriksa pergelangan tangan nyi Dipa.
Denyut kurang teratur, suatu gejala bahwa peredaran darah
dalam tubuhnyapun tidak wajar. Dipandangnya wajah wanita
yang menjadi isterinya. Pucat.
1375 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Timbul selintas kenangan dalam benak patih Dipa. Wajah nyi
Dipa itu memang bukan penampilan wajah wanita yang cantik.
Tetapi ada sesuatu yang menarik. Wajah itu bersih, polos dan
sabar. Wajah yang bersih menampilkan cermin hati yang bersih.
Wajah polos, mengandung kejujuran hati. Dan wajah sabar,
adalah sumber daripada kekuatan batin.
Kini wajah itu tampak pucat tak bercahaya. Dan belum pernah
seperti saat itu patih Dipa menatap wajah isterinya sedemikian
tajam. Dia merasa bahwa selama ini, tidak banyak sisa waktu
yang dicurahkan untuk memberi perhatian kepada sang isteri.
Iapun teringat bagaimana dengan ketulusan dan kepaserahan,
nyi Dipa telah menerima syarat yang diajukan oleh Rani
Kahuripan sesuai dengan permohonannya.
Memang ia telah me lakukan apa yang telah dia katakan dalam
syarat itu. Namun iapun merasa, bahwa sekalipun tidak besar
perhatian yang diberikan kepada nyi Dipa, iapun tak pernah
membagi duka, kepada wanita sisihannya itu. Segala persoalan
negara, yang mencemaskan dan gawat, selalu disimpan dalam
hatihya sendiri. Ia seadiri menganggap, bahwa karena ia tak
memberi perhatian besar kepada nyi Dipa, mengapa ia harus
memberi kabar dan rata duka kepada wanita itu. Bukankah iiu
tak adil " Namun dalam beberapa bulan terakhir ini, ia terkejut ketika
nyi Dipa menyongsong kedatangannya pada larut malam. Waktu
itu ia baru selesa i menghadiri rapat penting yang diadakan oleh
patih mangkubumi Arya Tadah. Persoalan yang dibahas cukup
gawat rumit sehingga memedakan waktu dan pemikiran yang
lama. Hingga larut malam rapat itu baru usai. Ia mengira
tentulah nyi Dipa sudah tidur. Tetapi ternyata isterinya itu masih
duduk di kursi menanti kedatangannya. Mungkin karena suasana
yang sunyi, nyi Dipapun sejenak terlena di atas kursi duduknya.
Tetapi sesaat patih Dipa melangkah masuk, nyi Dipapun
serentak terjaga "O, ki patih, engkau sudah pulang ?"
1376 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Terkesiap patih Dipa menerima sapa itu. Bukankah hari sudah
amit larut malam " Tidakkah lebih sesuai apabila nyi Dipa
menegur, mengapa sampai begini larut malam baru pulang "
Mengapa tidak demikian me lainkan dengan lain nada yang
menyatakan bahwa mengapa patih Dipa sudah pulang pada
waktu itu " "Ya" kata patih Dipa "mengapa nyai mengatakan begitu ?"
"Maaf, ki patih" kata nyi Dipa "aku telah terlena di kursi
Bara Dendam Menuntut Balas 6 Wanita Gagah Perkasa Karya Liang Ie Shen Petualang Asmara 28
^