Sumpah Palapa 24
Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana Bagian 24
sayangkan bahwa seorang ra Tanca tabib yang sakti harus
dibunuh. Tetapi lebih harus disayangkan apabila seorang ra
Tanca pembunuh hianat tidak harus dibunuh !"
Resi terkejut mendengar ucapan patih Dipa yang bernada
agak keras. Namun sesaat ia memaklumi apa yang ditegaskan
patih itu memang benar. Resi berkata atas pandangan seorang
resi tetapi patih Dipa berbicara sebagai seorang patih yang
bertanggung jawab akan keselamatan negara. Walaupun ada titik
perbedaan namun akhirnya menuju ke satu kesimpulan, bahwa
setiap dosa harus mendapat pidana lahir maupun batin. Dosa,
1439 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akan menimbulkan karma yang akan menuntut batin dan
perjalanan hidup manusia itu sendiri. Dosa, pun akan dituntut
dengan pidana oleh undang2 negara. Deruikian secara batin dan
lahir, tuntutan yang akan membayangi setiap perbuatan salah
dan dosa. "Benar, ki patih" sesaat kemudian resi Kawaca menemukan
kewajaran dari persoalan diri ra Tanca "ilmu itu merupakan
berkah apabila diamalkan untuk kebaikan. Tetapi akan
merupakan kutuk apabila untuk maksud yang jahat. Mungkin ki
patih mendengar, adakah ra Tanca mempunyai murid atau
putera yang mewarisi kepandaiannya ?"
"Ra Tanca tidak berputera"
"Sayang" resi menghela napas.
"Tetapi keluarganya masih hidup"
Resi Kawaca tersengat kejut "Keluarganya " Siapa yang ki
patih maksudkan sebagai keluarganya ?"
"Nyi Tanca" "Nyi Tanca ?" resi berteriak kaget.
"Ya" sahut Dipa "yang bersalah adalah ra Tanca maka ra
Tanca yang harus menerima pidana. Nyi Tanca tetap hidup di
pura dengan selamat tak kurang suatu apa"
"Ah" kembali resi menghela napas. T etapi kali ini napas yang
longgar "jika demikian ada harapan bagi nyi Dipa. Di manakah
letak kediaman nyi Tanca"
"Akan kuperintahkan seorang kadehan untuk mengantar ki
resi kesana" kata patih Dipa "tetapi adakah kunjungan ki resi
kepada nyi T anca itu mempunyai hubungan dengan penyakit nyi
Dipa?" Resi mengiakan. Ia mangatakan bahwa ia berharap nyi T anca
masih mempunyai simpanan ramuan dari ra Tanca.
1440 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Putuslah percakapan dengan suatu keputusan, bahwa hari itu
resi Kawaca akan diantar seorang ponggawa kepatihan,
berkunjung ke tempat kediaman nyi T anca.
Demikian setelah beristirahat dan diajak makan bersama oleh
patih Dipa maka berangkatlah resi ketempat nyi T anca.
Nyi Tanca menyambut kedatangan resi dengan penuh kejut
keheranan. Ia merasa belum kenal dengan resi itu namun
sebagai seorang tuan rumah, disambutnya kedatangan resi itu
dengan ramah dan dipersilahkannya duduk di pendapa.
Setelah memperkenalkan diri maka berlanjutlah resi
menerangkan hubungannya dengan ra Tanca.
"Tigapuluh tahun yang lampau, ketika itu kakang Tanca dan
aku masih seorang pemuda, sama-sama pernah berguru pada
seorang resi yang sakti, resi Saniyasa"
"O, dengan demikian resi ini saudara seperguruan dengan ki
Tanca?" seru nyi Tanca. Ia teringat dulu, entah berapa lama,
memang ki Tanca pernah menceritakan bahwa dia pernah
mempunyai seorang saudara seperguruan. Tetapi sejak sang
guru wafat, keduanya berpisah dan sampai sekarang belum
pernah berjumpa lagi. "Demikianlah nyi rakryan" kata resi "tetapi hal itu berlangsung
lebih kurang tigapuluh tahun yang lalu. Menurut keterangan
guru, ada perbedaan sifat dan tujuan dari kami berdua. Kakang
Tanca amat berbakat dan gemar sekali mempelajari ilmu
pengobatan. Dalam hal itu beliau, guru kami, memang
mempunyai sebuah kitab pusaka yang memuat berbagai ramuan
obat yang berkhasiat tinggi"
"Sedang penilaian guru kepada diriku, aku dikatakan
mempunyai jodoh untuk meresapi kitab-kitab veda yang berisi
ajaran keagamaan. Memang aku sendiri tak tahu dan tak merasa,
bahwa minatku amat besar sekali untuk menggali mutiara-
mutiara yang terpendam dalam ajaran kitab-kitab veda itu"
1441 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sesekali pernah aku dan kakang Tanca sempat bercakap
cakap tentang tujuan hidup kita masing-masing. Kakang Tanca
mengatakan, bahwa menolong manusia dari penderitaan
penyakit, baginya merupakan suatu darma yang luhur. Alam
telah mengaruniai kita manusia dengan segala sesuatu yang
lengkap. Sandang, pangan dan keperluan hidup termasuk sarana
kehidupan, diantaranya ramuan obat untuk menghindari
gangguan kesejahteraan hidup manusia" kata kakang Tanca.
Beliaupun menambahkan, bahwa dasar daripada kejernihan
pikiran, kebersihan jiwa adalah bersumber pada kesehatan
jasmani. Didalam jasmani yang sehat akan bertahta pikiran dan
jiwa yang sehat. Dan ini merupakan sarana penting untuk
melaksanakan darma hidup sebagai insan yang baik"
"Aku setuju dengan pendapat kakang Tanca. Namun aku lebih
cenderung untuk mengobati dan menyehatkan jiwa. Kukatakan,
jiwa dan batin merupakan sumber uuma dari arti nilai manusia
hidup. Jasmani yang sehat, belum tentu jiwanya sehat. Sehat
dalam arti kata sehat pada jalan kesucian. Banyak pula
kejahatan-kejahatan itu dilakukan oleh manusia-manusia yang
memiliki tubuh yang sehat dan kuat. Tetapi dalam jiwa ymg
sehat, belum tentu jasmani akan sehat pula. Ini kuakui. Namun
karena jiwa sehat, walaupun tubuh tidak sehat, tetap akan dapat
menghindari pikiran dan perbuatan yang jahat"
"Diantara kakang Tanca dan aku, terdapat dua perbedaan
tentang cara dan tujuan mengabdi kepada keselamatan manusia"
kata resi Kawaca lebih lanjut "singkatnya, kakang T anca menitik
beratkan pada kesehatan jasmani sebagai sumber dari kehidupan
bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan daa kesejahteraan
lahir batin. Dan aku menelungkup! pendirian, bahwa batin itu
adalah sumber dari segala gerak dan perbuatan. Oleh karena itu
kuuta makan untuk menyehatkan batin ke arah keluhuran.
Ajaran-ajaran dalam kitab veda yang menjadi sumber dari agama
Syiwa, Buddha dan Brahma, harus lebih dikembangkan dalam
1442 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jiwa setiap insan, agar tercapailah kehidupan yang sejahtera,
lahir batin" "Walaupun berbeda pandangan tapi kakang Tanca dan aku
sependapat, bahwa kita mempunyai tujuan yang sama yani
mengabdi kepada kepentingan manusia. Hanya caranya yang
berlainan. Oleh karena itu kami pun tidak mengadakan
pertentangan, bahkan satu sama lain saling menghormati
pendirian masing-masing"
"Ternyata amat singkatlah kami hidup dalam asrama
pertapaan resi Saniasa. Hanya tiga tahun lamanya, tiba-tiba guru
telah menutup mata karena terserang penyakit mendadak.
Sebelumnya, semasa guru masih hidup, beliau telah berpesan,
keiak apabila beliau wafat maka kitab-kitab dalam perpustakaan
beliau, supaya dibagi. Kakang Tanca memperoleh kitab pusaka
tentang ilmu pengobatan. Dan aku mendapat kitab-kitab veda
yang berisi ajaran agama"
"Setelah selesai menyempurnakan jenasah guru dalam api
pancika, terpaksa kami berdua berpisah untuk me lanjutkan cita-
cita hidup kami. Aku tetap bertapa di pur.ckk gunung untuk
menekuni isi kitab vida dan mengajarkan ajaran yang terdapat
dalam kitab itu. Sedang kakang Tanca sejak turun gunung, tak
pernah berjumpa lagi dengan aku. Baru lebih kurang sepuluh
tabun yang lalu, kudengar bahwa kakang Tanca telah tnenjadi
tabib yang termasyhur di seluruh kerajaan Majapahit. Dan
bahkan pula, kakang Tanca telah diangkat sebagai priagung yang
bergelar rakryan" Nyi Tanca mengangguk "Ki Tanca pernah menceritakan diri
adi resi kepadaku. Diapun terkenang juga kepada adi resi. Tetapi
ki T anca tak tahu dimana adi berada sehingga tak dapat mencari
adi" "Memang demikian, ayunda rakryan. Kesibukan telah
menenggelamkan diriku"
1443 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah" nyi Tanca menghela napas "adakah adi resi tak dapat
menyelinapkan waktu dari kesibukan adi itu " Atau apakah
benar-benar kesibukan itu telah menelan seluruh waktu adi resi
?" Resi mengiakan. "Adi resi, maafkan aku" kata nyi Tanca "tetapi apa sajakah
kesibukan-kesibukan adi itu ?"
"Aku sibuk mencari sesuatu yang tak kuketahui"
"O, tentulah sebuah benda yang tak ternilai?"
"Ya, tetapi bukan berwujut benda padat, melainkan angan-
angan" Nyi Tanca terkesiap "Ah, aneh benar ucap adi resi. Apakah
angan-angan itu ?" "Mungkin hanya terjadi pada diriku atau mungkin memang
demikian yang dirasakan oleh setiap orang yang membenamkan
diri dalam alam ajaran-ajaran kejiwaan dan agama. Makin
memperoleh, makin terasa iurang. Makin terang makin merasa
gelap sehingga terus-menerus mencari dan mencari sesuatu yang
belum diketahui. Terus terang, ayunda rakryan, apa yang kucari
itu bukanlah sesuatu yang baru, bukan pula sesuatu yang ganjil
dan aneh. Melainkan sesuatu yang terjadi sejak Dewua Agung
menciptakan manusia. Dan merupakan sesuatu yang wajar dan
harus terjadi pada diri manusia"
N/i Tanca makin tertarik. Ia mendesak agar resi mengatakan
secara terus terang. "Aku mencari apakah Arti Hidup itu" kata reii Kawaca.
"Arti hidup ?" ulang ny i T anca.
"Ya, arti hidup. Karena kita ini hidup maka haruslah kita
mengerti apa aiti hidup kita itu. Dan hal itu kucari pada
sumbernya yani dari mana kita hidup, apa arti kita hilup dan
1444 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kemana tujuan kita hidup ini. Sangkan paraning dumadi atau Asal
dan keakhiran hidup"
"Ah" nyi Tanca mendesis "mendengar uraian adi, teringatlah
aku pada keadaan diriku selama ini"
"Apakah itu ayunda Tanca ?"
"Tiap pagi aku mendengar burung berkicau, melihat bunga
mekar dan menyaksikan tang surya terbit. Namun aku tak
mengerti apa maksud dan tujuan kesemuanya. Ketidak-
pengertian itu didasarkan oleh anggapan bahwa hal itu kuanggap
kodrat yang wajar. Demikian pula dengan makna dan tujuan
hidup manusia itu" "Benar" sahut resi mingiakan "memang sebenarnya banyak hal
dalam alam kehidupan kita ini yang belum kita ketahai, namun
kita anggap hanya sebagai kodrat yang wajar. Adalah karena
aaggspm itulah maka kita mengabaikan untuk t'.iak menumpahkan perhatian kita mencari arti yang sesungguhnya
dari kesemuanya itu. Semisal hidup ini, kita hanya tahu dan
merasa bahwa kita hidup. Tetapi kita tak mengerti apa arti
sesungguhnya dari hidup itu. K ita lalu menganggap bahwa hidup
itu suatu gerak dan gsrak itu mengandung darma. Dan
kesemuanya itu memang sudah ter-cangkum dalam kodrat hidup.
Tetapi beaarkah demikian " Nah, inilah yang kutekuni dalam
pencarian lalang buana di alam cipta pikiranku"
"Adakah adi resi sudah menemukannya ?"
"Sudah tetapi belum keseluruhannya. Dan aku-pun masih
belum yakin bahwa penemuanku itu beaar adanya"
"Dapatkah adi mewjdarkan penemuan adi itu?" Resi Kawaca
tertegun sejenak. Ia tak menyangka bahwa nyi Tanca memiliki
sifat yang agak lain dari suam inya. Apabila merundingkan
tentang unsur-unsur arti hidup maka selalu ra Tanca menghindar.
Hidup ya hidup, katanya. Perlu apa kita pikirkan arti dan
tujuannya " Apabila mencapai pada pembicaraan mengenai
1445 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tujuan hidup maka ra Tanca selalu menekankan bahwa hidup itu
adalah suatu darma yang wajib dilaksanakan. Demikian ra Tanca
dahulu. Tetapi berbeda dengan nyi T anca. Rupanya isteri ra T anca itu
lebih cenderung untuk menerima uraian-uraian mengenai hidup
dan falsafahnya. Resi Kawaca mendapat kesan yang baik
terhadap wanita itu. "Aku mencari dan menemukannya pada sumber hidup itu
sendiri. Setiap yang hidup tentu mempunyai sumber asalnya.
Maka kukembalikan segala sesuatu yang mengenai asal dan
keakhiran hidup, arti dan tujuan hidup itu pula, kepada
sumbernya. Dari sumber itulah kita berasal. Dari sumber itu pula
kita dilahirkan dan hidup, dari sumber itulah kelak kita akan
kembali pada asal. Dan sumber agung itu tak lain dari yang
Maha-pencipta, yang kuasa menciptakan kelahiran, kehidupan
dau kematian. Tujuan hidup tak lain hanyalah melaksanakan apa
yang menjadi titah dari Sarghyang Mahapencipta itu. Oleh karena
itu, di dalam mencari apa yang menjadi keinginanku dai?m
angan-anganku selama ini, yang pertama-tama aku menyadari.
Bahwa pertama, kita harus mengarti kepada yang menciptakan.
Setelah mengerti, wajiblah kita melaksanakan apa yang menjadi
titah NYA. Dan terakhir, kita serahkan segala sesuatu hidup itu
pulang kepadaNYA pula"
Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Setelah memiliki pengertian itu, wajib pula kita laksanakan
dalam amal yang nyata yaitu manyembah kepada Hyang
Mahapencipta" Nyi Tanca mengangguk-angguk.
"Tercapainya sujud menembah itu, bilamana kita lebih
mengenal kepada yang kita sembah. Dan pengenalan itu harus
melalui kesadaran, pengendapan dan kesempurnaan batin dalam
jiwa kita. Tanpa melalui pertumbuhan dan peningkatan
kesadaran dan batin, tindakan manembah itu hanyalah terbatas
dalam ucapan mulut" 1446 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nyi Tanca mengangguk pula "Setelah mendengar uraian adi
resi, aku baru tahu dan merasakan betapa berbeda pengetahuan
tentang keadaan yang terjadi di sekeliling kehidupan ini. Terima
kasih adi resi, andika telah membuka mata hatiku dalam
menyongsong cahaya penerangan pada hari hari di ujung senja
kehidupan hayatku" "Ah, apa yang kukatakan ini hanyalah kesimpulan dalam hati
peribadiku. Dan aku masih belum yakin bahwa apa yang
kutemukan itu tentu sempurna.
Nyi Tanca dapat menyelami makna ucapan resi yang tak lain
hanyalah bersifat merendah diri. Demikian setelah terlibat dalam
percakapan mengenai bermacam masalah terutama yang
mengenai peristiwa dalam pengalaman selama ini maka tibalah
saatnya nyi Tanca untuk meminta keterangan tentang maksud
kunjungan resi itu kenadanya.
"Benar, ayunda rakryan" kata resi Kawaca "selain untuk
memperkenalkan diri dalam rangka melangsungkan kesinambungan hubungan peribadi, akupun membawa tujuan
lain yang mempunyai kepentingan untuk memohon bantuan
ayunda rakryan di sini"
"O, jika demikian, silakan adi resi segera saja mengatakan"
"Terima kasih" kata resi Kawaca "baru-baru ini rakryan patih
Dipa telah menyempatkan waktu untuk berkunjung ke
padepokanku di gunung Penanggungan"
"Patih Dipa ?" ulang ny i T anca terkejut.
Resi mengiakan "Ya, rakryan patih Dipa meminta baatuanku
untuk mengobati penyakit yang diderita nyi rakryan patih"
Nyi Tarca makin terkejut.
"Itulah sebabnya mengapa aku sampai tertiup datang ke pura
kerajaan" 1447 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah penyakit yang diderita nyi patih ?"
"Menurut pemeriksaan yang kulakukan, nyi patih telah
menderita keracunan dari makanan atau minuman yang
didaharnya. Racun itu termasuk jenis ramuan racun yang ganas,
walaupun bekerjanya secara pelahan-lahan"
"O" desuh nyi Tanca untuk menyalurkan getar-getar kejut
yang mendebar dadanya "lalu apakah adi berhasil mengobatinya
?" "Kepandaianku dalam ilmu pengobatan amat terbatas. Apabila
kakang Tanca masih hidup, tentulah penyakit itu dapat
disembuhkan" kata resi Kawaca "tetapi lain halnya dengan aku.
Dalam batas kemampuanku yang masih jauh dari kesempurnaan
itu, aku hanya berhasil untuk menekan racun dalam lingkup yang
jinak. Tetapi belum berhasil menghalaunya sampai tuntas. Dalam
keadaan itu, walaupun kese lamatan jiwa ny i rakryan patih sudah
terhindar dari bahaya maut tetapi keadaan tubuhnya akan tetap
lemah" Diam diam nyi Tanca terkejut demi mendengar keterangan
resi bahwa ny i patih akan terhindar dari bercana maut.
"Lalu apa hubungan keadaan nyi patih dengan kurjungan adi
ke rumahku ini?" tanyanya.
"Bahwa kakang Tanca semasa hidupnya tentu banyak sekali
menyimpan persediaan ramuan obat untuk segala jenis penyakit
termasuk keracunan. Apabila ayunda berkenan, demi menyelamatkan jiwa calon putera ki patih yang berada dalam
kandungan nyi Dipa, kumohon ayunda rakryan berkenan
memberikan ramuan obat pemunah racun itu"
Nyi Tinca terkesiap. Sesaat kemudian ia berkata "Dalam hal
itu, adi resi, aku sendiripan tidak menguasai jenis-jenis
persediran ramuan yang tersimpan dalam ruang peribadi ki
Tanca. Karena terus terang, walaupun aku ini isteri dari tabib
yang sakti, tetapi sedikitpun aku tak memiliki ilmu pengobatan"
1448 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tetapi, ayunda rakryan" seru resi "bukankah dalam ruang
peribadi kakang T anca itu masih terdapat sisa simpanan berbagai
ramuan obat?" Nyi Tarca mengiakan"Masih cukup banyak. Tetapi sayang aku
tak mengerti mana-mana ramuan yang diperlukan itu"
"Ya, memang" kata resi "dalam memilih jenis obat yang tepat
untuk mengobati penyakit nyi patih itu diperlukan orang yang
tahu tentang ilmu pengobatan. Yang lebih tepat pula, orang yang
pernah dekat hubungannya dengan mendiang kakang Tanca.
Tetapi diaarn Isi ini, ayunda rakryan sendiri tentu dapat
melakukannya" Sebenarnya dalam hati, resi Kawaca mengharap agar nyi
Tanca memberikan kesempatan itu kepadanya. Dalam harap itu,
ia sudah memberikan pandangan bahwa yang paling tepat untuk
meneliti simpanan persediaan obat dari ra Tanca, adalah orang
yang dekat hubungannya dengan tabib itu. Dalam hubungan itu,
ia telah mengantarkan keterangan dalam perkenalan diri tadi,
bahwa dia adalah saudara seperguruan dari ra T anca. Kiranya nyi
Tanca tentu maklum apa yang dikehendakinya.
Namun diluar dugaan, resi Kawaca agak terkejut dan sukar
menafsirkan entah apakah memang ada unsur kesengajaan
ataukah hanya karena kurang menyadari persoalannya sehingga
dalam jawabannya nyi T anca mengatakan lain.
"Dalam hal ini akan kubantu keinginan adi resi. Aku akan
berusaha untuk meneliti obat itu. Dan besok pagi, apabila obat
itu dapat kutemukan, tentu akan kuberikan kepada adi resi"
demikian kata nyi T anca dalam jawabannya.
Karena nyi Tanca mengatakan begitu, tiada alasan lagi bagi
resi Kawaca untuk tidak menerima, walaupun bukan demikian
yang diharap dari pernyataan nyi Tanca.
"Dalam hal ini kuharap adi resi jangan kecewa" tiba-tiba nyi
Tanca menambah keterangan "sesungguhnya terkandung suatu
1449 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maksud dalam hatiku, bahwa dalam mencari obat yang adi resi
perlukan itu, aku harus memohon perkenan mendiang ki T anca"
Resi Kawaca kerutkan dahi "Memohon perkenan mendiang
kakang Taaca?" ulangnya.
"Tentulah adi resi sudah mengetahui bahwa kematian suamiku
ra Tanca itu bukanlah kematian yang wajar menurut kodratnya.
Melainlan suatu kematian yang dipaksakan oleh tangan penguasa
yang telah membunuhnya"
Resi Kawaca mulai merenyah.
"Jiwa dari orang yang dibunuh atau mendapat kecelakaan,
belumlah sempurna. Masih melayang-layang di alam trantunan.
Dan hal itu kubuktikan sendiri karena aku sering dapat menga
iakan hubungan batin dengan mendiang ki T anca. Setiap kali aku
bersemedhi menyatukan persembahan keinginan hati untuk
bertemu dengan beliau, maka kurasakan arwah beliau selalu
muncul dalam alam cipta semedhiku itu dan kamipun dapat
melakukan hubungan percakapan"
"Dengan kepercayaan dan pembuktian yang sudah sering
kulakukan itu maka dalam persoalan ini, akupun akan
bersemedhi lagi untuk menemui arwah ki Tanca. Aku akan
meminta perkenannya tentang permintaan adi itu. Namun....."
"Ya, silakan ayunda, rakryan"
"Namun hendaknya adi resi maklum bahwa arwah dari orang-
orang yang menderita dibunuh itu, tentu masih diliputi oleh rasa
penasaran. Rasa dendam penasaran itu memang merupakan
beban yang merintangi mereka dalam mencapai alam
kesempurnaan. Tetapi hal itu memang sukar untuk kita
memaksakan kehendak kepada mereka. Mereka sendirilah yang
akan menyadari hal itu"
"Adi resi" sejenak memulangkan napas, berkata nyi Tanca
lebih lanjut "ra Tanca telah mati dibunuh ki patih Dipa. Ki patih
1450 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dipa mendasarkan pada landasan sebagai seorang patih yang
bertanggung jawab atas keselamatan seri baginda maka ia
bertindak membunuh ki Tanca. Tetapi ki Tanca juga mempunyai
a-lasan mengapa dia sampai mencidera baginda. Maka dalam
soal landasan, masing-masing mempunyai alasan sendiri"
"Maksud ayunda rakryan" resi Kawaca menanggapi "kemungkinan nanti kakang Tanca dapat menolak permohonanku, bukan?"
"Aku akan berusaha untuk menyadarkan beliau, tetapi
keputusan adalah pada ki T anca"
Resi Kawaca mempunyai naluri yang tajam. Bahwa dalam
percakapan dengan nyi Tacca itu, ia serasa mempunyai kesan
bahwa dalam persoalan permintaannya akan ramuan pemunah
racun yang diderita ny i Dipa, nyi Tanca mempunyai percik-percik
keberatan. Adakah nyi Tanca masih menaruh dendam atas
kematian suaminya di tangan patih Dipa" Adakah nyi Tanca
mempunyai persoalan sendiri dalam kaitan dengan penyakit yang
diderita nyi Dipa" Entahlah. Ia hanya menduga-duga tetapi tak dapat
menentukan kepastiannya. Praduga itu hanya didasarkan atas
pengamatan akan sikap dan nada nyi Tanca dalam memberi
tanggapan terhadap permintaannya tadi.
"Jika demikian, baiklah ayunda rakryan. Aku mohon diri dan
besok akan mohon menghadap untuk meminta keterangan"
karena ada sesuatu yang menjadi pemikiran resi, maka diapun
terus pamit. Resi Kawaca hendak memberi laporan kepada patih Dipa dan
meminta keterangan tentang peristiwa pembunuhan ra Tanca
secara lebih terperinci. Demikian mengenai sikap nyi Tanca
dalam kehidupan sehari-hari selama suaminya meninggal.
Sementara itu nyi Tanca pun masih termenung di tempat
duduk "Ah, untunglah aku segera mendapat akal untuk menunda
1451 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hal ini sampai besok pagi. Baiklah kubicarakan hal itu dengan
Arya Kembar. Mungkin raden itu dapat memberi jalan yang
tepat" Nyi Tanca mengutus seorarg bujang tua untuk mengundang
Arya Kembar. Arya Kembar terkejut dan bergegas menuju ke
gedung kediaman ra Tanca. Karena menduga tentu terjadi
sesuatu perkembangan yang penting dalam rencana mereka
maka diapun singgah di tempat kediaman Arya Warak untuk
diajak bersama menghadap nyi Tanca.
Kedua Arya itu sebelumnya telah mendapat laporan tentang
hasil usaha nyi Tanca untuk mencelakai nyi Dipa. Kini mereka
terkejut mengapa nyi Tanca meminta kedatangannya.
"Kakang Kembar, apakah kemungkinan nyi Tanca mendapat
berita tentang keadaan nyi Dipa ?" tanya Arya Warak.
"Mungkin" sahut Arya Kembar "karena setelah melaksanakan
rencana itu, kita akan menunggu bagaimana hasil perkembangan
selanjutnya" "Adakah mungkin .... mungkin suatu berita buruk tentang nyi
Dipa ?" "Mudah-mudahan begitulah" jawab Arya Kembar.
"Ah, jika begitu kita harus menyambutnya dengan gembira
dan merayakan dengan berpesta, kakang"
"Engkau salah adi Watak" tegur Arya Kembar.
"Salah " Mengapa salah " Apakah tidak layak kalau kita harus
menyambut peristiwa itu, apabila benar-benar terjadi dengan
suatu pesta besar ?"
"Memang tidak layak" kata Arya Kembar "bahkan kita harus
lebih berhati-hati untuk menyimpan diri, jangan sampai
menunjukkan sikap yang dapat menarik kecurigaan mereka.
Mengadakan pesta dan mengunjukkan sikap gembira, tentu
1452 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cepat akan diketahui dan dicurigai, logat, adi, kedudukan kita di
pura kerajaan saat ini bagaikan telur di ujung tanduk. Sedikit
kurang berhati-hati tentu akan tergelincir dan berhamburan
pecahlah telur itu. Ingatlah akan ajaran Mawas diri"
Arya Warak mengangguk. Diam-diam dia membenarkan
peringatan Arya Kembar. Saat itu merekapun sudah tiba di
kediaman ra Tanca. "Tentulah ada suatu berita penting sehingga bibi rakryan
berkenan menitahkan hamba menghadap kemari" kata Arya
Kembar. "Benar, raden" kata nyi Tanca. Dia lalu menuturkan tentang
kunjungan resi Kawaca dari gunung Penanggungan dan maksud
kedatangannya.
Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Ah, sial benar resi itu." Arya Kembar men-desuh kaget
"mengapa dia harus campur tangan dalam hal ini ?"
"Patih Dipalah yang memintanya datang ke pura" kata nyi
Tanca "lalu bagaimana aku harus bertindak"
Arya Kembar tidak cepat menjawab melainkan diam berpikir.
Tetapi Arya Warak serentak berkata "Mudah saja bibi rakryan.
Cukup bibi mengatakan bahwa dalam simpanan persediaan
ramuan obat yang ditinggalkan paman ra Tanca, tidak terdapat
jenis obat pelepas racun"
Nyi Tanca gelengkan kepala "Ah, tidak semudah itu, arya.
Memang aku dapat mengatakan begitu tetapi tentulah resi
Kawaca tak dapat menerima dengan rela"
"Lalu apakah resi itu akan bertindak untuk memaksa ?"
"Arya Warak" kata nyi Tanca dengan nada mantap "tentulah
engkau takkan melupakan bagaimana pandita yang sudah
mencapai tingkat resi itu. Mereka tentu memiliki kepandaian yang
sakti. Demikian halnya dengan resi Kawaca. Bukankah dia
saudara seperguruan dengan mendiang ki T anca ?"
1453 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Arya Wara k terkesiap. "Yang kumakiudkan dengan cara paksa itu, bukanlah semata
hanya dengan kekerasan secara terang-terangan, misalnya dia
terus langsung masuk ke dalam ruang peribadi ki Tanca. Bukan
begitu. T etapi sebagai seorang yang berilmu sakti, dapat saja dia
menggunakan ilmu kepandaiannya untuk mengambil ramuan
obat itu secara halus"
"Ya, benar" kata Arya Warak "bagaimana kalau bibi rakryan
berkenan menyerahkan ramuan itu kepada kakang Kembar agar
dapat dijaga. Dan mungkin rasi takkan tahu hal itu"
Nyi Tanca gelengkan kepala "Seorang resi yang sakti, akan
dapat mengetahui hal itu semua. Sekalipun kita sembunyikan
dalam liang semut, dia tetap akan tahu juga. Dan apabila sudah
tahu, tentulah dia akan menggunakan cara yang tak wajar untuk
mengambilnya" Kali ini Arya Warak tak dapat membantah lagi. Apa yang
diucapkan nyi Tanca itu memang bukan sesuatu yang mustahil
bagi seorang resi yang sakti.
Saat itu Arya Kembar masih pejamkan mata. Rupanya dia
sedang tenggelam dalam pemikiran yang dalam.
"Arya Kembar" seru nyi Tanca lirih "adakah raden sudah
menemukan jalan yang terbaik dalam memecahkan persoalan ini
?" Tampak Arya Kembar mengangguk pelahan "Sudah, bibi
rakryan" "O" teriak nyi Tanca penuh harap "jika demikian lekaslah
raden mengatakan kepadaku"
"Begini bibi" Atya Kembar mulai beringsut untuk mengatur
sikap duduknya supaya lurus "besok apabila resi datang, baiklah
bibi sambut dengan pernyataan bahwa bibi telah berhasil
1454 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengadakan percakapan dengan mendiang paman rakryan
Tanca" Nyi Tanca mengangguk.
"Dan dalam percakapan itu, baiklah bibi mengatakan bahwa
paman rakryan setuju untuk memberikan obat itu kepada resi
Kawaca ..." "Apa katamu " Ki Tanca setuju ?" tukas nyi Tanca.
"Ya" sahut Arya Kembar "tetapi tidak begitu saja paman Tanca
meluluskan. Harus ada syaratnya"
"Syarat apa ?" seru nyi Tanca.
"Hanya sederhana saja" kata Arya Kembar "yalah agar patih
Dipa memulihkan nama baik paman Tanca"
Nyi Tanca terkesiap "Memulihkan nama baik ki Tanca "
Bagaimana caranya ?"
"Bahwa paman Tanca tidak bermaksud membunuh baginda
Jayanagara. "Ah, arya jangan mengada-ada" seru nyi Tanca "tak mungkin
hal itu akan terjadi. Kenyataan ki T anca telah dinyatakan sebagai
pembunuh seri baginda. Mungkinkah hal itu akan dicabut kembali
?" Arya Kembar meugangguk penuh yakin "Pernyataan bahwa
paman Tanca telah membunuh seri baginda, adalah dari patih
Dipa. Mencabut pernyataan itu seharusnya dia juga yang harus
melakukan. Bukankah patih Dipa itu kini menjadi orang yang
paling terpandang di pura kerajaan ?"
"Ya" kata nyi Tanca "tetapi peristiwa itu menyangkut urusan
kerajaan yang besar. Bagaimana mungkin dapat dicabut begitu
saja ?" "Mengapa tak dapat, bibi rakryan ?" balas bertanya Arya
Kembar. 1455 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nyi Tanca kerutkan dahi. Dia berusaha untuk menyelami,
dengan alasan apakah patih Dipa akan dapat mencabut
keputusan yang telah di umumkan itu. Namun ia tak berbasil
menemukannya. "Arya" katanya sesaat kemudian "cobalah cngkau beritahukan
bibi, apa alasan yang dapat diterima patih Dipa sehingga dia
dapat melakukan pemulihan nama baik ki T anca itu"
"Hal itu dapat diatur begini" kata Arya Kembar setelah
dilakukan penyelidikan dan pemeriksaan secara lebih mendalam,
ternyata dalam peristiwa pembunuhan seri baginda Jayanagara
itu, terdapat kesalah Tanaman, Sesungguhnya ra Tanca tidak
bermaksud hendak membunuh seri baginda. Melainkan ketika dia
membelek bisul baginda, karena kesakitan dan terkejut, baginda
berjingkat sehingga pisau ra Tanca telah menyusup ke dalam
ptrut baginda. Baginda meregang, darah berhamburan ke luar.
Karena kaget dan ketakutan ra Tanca lari ke luar dan berpapasan
dengan patih Dipa. Karena menyangka ra Tanca telah membunuh
seri baginda, maka patih Dipa terus membunuh ra Tanca"
Nyi T anca menaruh perhatian besar akan ucapan Arya Kembar
"Tetapi masih ada kelemahannya, arya. Mengapa ki T anca harus
lari ke luar kalau benar dia tak sengaja bermaksud membunuh
seri baginda ?" "Paman Tanca terkejut dan ketakutan, bibi"
"Tidak tepat" seru nyi Tanca "bukan layak seorang tabib
termasyhur seperti ki T anca kalau melihat orang yang diobatinya,
betapapun parah keadaannya, akan lari ketakutan"
"Benar, bibi rakryan" jawab Arya Kembar "tetapi yang
metderita sakit itu adalah seri baginda, seorang raja besar.
Apakah tidak mungkin paman Tanca menjadi gugup dan lari ke
luar ?" "Karena melihat baginda berlumuran darah ?" nyi Tanca
menegas "ah, tidak, arya. Justeru sifat ki T anca adslah berlainan.
1456 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Beliau amat bertanggung jawab sekali terhadap orang yang
diobatinya. Makin orang itu bertambah parah keadaannya, ki
Tanca makin lebih menekuninya. Tidak, arya, ra Taaca bukan
seorang tabib yang berr fat selicik itu"
Arya Kembar kerutkan dahi "Habis dengan dalih apa kita dapat
memberi alasan untuk menyelamatkan tindakan paman Tanca
lari ke luar itu ?" "Karena ra Tanca hendak pulang untuk mengambil obat
penghenti pendarahan. Rasanya alasan itu lebih layak, arya"
"Bukankah saat menghadap ke keraton, ra Tanca membekal
beberapa ramuan obat?" tanya Arya Kembar.
"Benar, tetapi luka yang diderita seri baginda itu di luar
persangkaan ki T anca. Ki T anca tentu tidak membawa persediaan
ramuan untuk luka yang sedemikian gawatnya"
Arya Kembar mengangguk. Ujian pertanyaannya telah di
jawab dengan baik oleh nyi T anca. Dan alasan yang diberikan nyi
Tanca memang dapat diterima secara layak.
"Baiklah bibi rakryan" akhirnya Arya Kembar menerima "kita
menggunakan alasan itu sebagai saran supaya patih Dipa mau
mencabut kembali keputihannya tentang diri paman Tanca dalam
peristiwa kematian seri baginda"
"Tetapi adakah patih Dipa bersedia menerima syarat yang
kuajukan itu, arya ?" masih nyi T anca meragukan.
"Jika dia tak mau menerima, ramuan obat itu-pun takkan
diberikan. Dia tentu bingung. Sebagai seorang suami, dia tentu
menginginkan kesembuhan sakit isterinya. Sebagai seorang ayah,
dia pasti akan memperhatikan keadaan calon anaknya. Aku tak
percaya kalau dia akan menolak , bibi rakryan"
"Bagaimana kalau dia main paksa menggunakan kekerasan
untuk mengambil ramuan itu ?" tanya nyi T anca.
1457 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bibi dapat mengatakan" kata Arya Kembar "bahwa bibi
sendiri sebenarnya tak tahu manakah yang disebut ramuan
pemunah racun itu. B bi akan bertemu dengan arwah paman
Tanca lagi untuk memohon petunjuk"
"Apabila patih Dipa mengambil tindakan secara paksa ?"
"Bibi dapat merintanginya dengan berbagai cara. Antara bibi
dapat rrengancamnya. Kalau patih itu berani menginjak-injak hak
bibi sebagai yang dipertuan dari rumah ini, bibi akan bunuh diri"
Wajah nyi Tanca berseri. Peturjuk Arya Kembar itu memang
tepat. Dan diapun sudah siap untuk mempertaruhkan jiwa
raganya. "Baiklah, arya" katanya sesaat kemudian "akan kulakukan hal
itu." Sepulang Arya Kembar dan Arya Warak, tak berapa lama
datanglah resi Kawaca menemui nyi Tanca. Dia meminta
keterangan tentang perioalan yang dibicarakan kemarin.
Berkata nyi Tanca "Adi resi, rupanya kunjungan adi telah
menggugah semangat ki Tanca. Biasanya, tidak secepat itu aku
dapat bertemu dengan arwah ki Tanca. Kadang sampai tiga
bahkan lima malam bersemedhi, barulah arwah ki Tanca datang
menemui aku. Tetapi semalam, aku sudah berhasil menemuinya"
"Syukurlah, ayunda rakryan" kata resi Kawaca "lalu bagaimana
hasilnya ?" "Ki T anca menyetujui permintaan adi resi"
"O, terima kasih, ayunda rakryan" cepat reii Kawaca menyela.
"Namun ki T ancapun juga mengajukan permintaan kepada adi
resi" "O" resi terkesiap "apakah yang dikehendaki kakang rakryan
?" 1458 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Adi resi" kata nyi Tanca "sebagaimana telah kukatakan
kemarin, bahwa kematian ki Tanca itu telah menimbulkan raia
dendam penasaran dalam hatinya. Dan karena terikat oleh rasa
dendam itu maka belumlah arwah ki Tanca itu dapat sempurna
melayang ke alam kelanggengan"
Resi Kawaca menghela napas "Ya, memang, setiap orang
mempunyai alasan untuk mempertahankan pendiriannya. Namun
salah dan benar, bukanlah semata menjadi hak anggapan orang
itu sefihak. Harus ditinjau dari berbagai pertimbangan dan
kepentingan. Dan keputusannya akan dikokohkan dengan bukti
kenyataan" "Adi resi benar" sahut nyi Tanca yang melihat bahwa nada
ucapan resi yang cenderung untuk membenarkan tindakan patih
Dipa membunuh ra Tanca, masih terdapat percik kelemahan
"justeru permintaan ki Tanca sangat berkaitan dengan kata-kata
adi resi yang terakhir yalah keputusan harus dikokohkan dengan
bukti kenyataan'" Berhenti sejenak, nyi T anca melanjut "Bahwa dalam soal bukti
itulah yang dikehendaki ki Tanca, agar benar dapat
dipertanggung jawabkan sebagai suatu kenyataan yang
sebenarnya" Timbul sedikit rasa heran dalam hati resi Kawaca atas kata-
kata nyi Taaca. Dia bertanya "O, apakah ayunda maksudkan
bahwa kakang Tanca menghendaki bukti akan kesalahannya?"
Nyi Tanca mengiakan. "Tetapi bukankah peristiwa itu sudah selesai jauh beberapa
waktu yang lalu" "Adi maksudkan bahwa peristiwa itu sudah selesai, bukan?"
"Apakah tidak demikian, ayunda?"
"Ya" sahut nyi Tanca "tetapi yang selesai Itu adalah peristiwa
terbunuhnya seri baginda dan kematian ki T anca"
1459 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dan apakah masih ada persoalan lain yang belum
terselesaikan setelah kedua beliau itu sama-sama terbunuh?"
"Ada" sahut nyi Tanca mantap "bukankah adi resi tadi
mengatakan tentang soal bukti sebagai pengokoh dari setiap
keputusan?" "Benar, ayunda rakryan. Lalu bukti apakah yang ayunda
maksudkan?" "Bukti bahwa ki T anca itu bersalah"
Resi Kawaca terkesiap. Ia hampir kehilangan pemikiran untuk
menangkap dan menyelami apa yang tersirat dakm ucapan nyi
Tanca "Ayunda rakryan, mohon anda menjelaskan apa yang
dikehendaki ki T anca"
"Tak lain adi resi" kata nyi Tanca "yalah bukti yang
menyatakan bahwa ki Tanca memang bersalah membunuh seri
baginda" "Tetapi ayunda, bukankah karena sudah berbukti melakukan
kesalahan itu maka patih Dipa lalu bertindak membunuh ki
Tanca" "Siapa yang mengatakan kalau ra Tanca telah membunuh seri
baginda?" "Tentu saja ki patih Dipa"
"Adakah ki patih Dipa itu sudah merupakan barang yang
kekuasaannya dapat menentukan sesuatu " Adakah keputusannya sud ih merupakan keputusan dalam undang-
undang Majapahit" Adakah dia sejajar dengan kemutlakan
Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kekuasaan seri baginda raja Majapahit ?"
Terkejut resi Kawaca mendengar kata-kata nyi Tanca yang
penuh dengan luap nada kemarahan dan tuntutan. Resi berusaha
untuk menenangkan rasa kejutnya, setelah itu baru dia mulai
menilai apa yang terkandung dalam ucapan nyi Tanca.
1460 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Didapatinya, bahwa patih Dipa bertindak membunuh ra Tanca,
tidak dapat ditafsirkan bahwa patih itu mempunyai kekuasaan
mutlak yang sama dengan kekuatan undang undang. Melainkan
dalam rangka tugas yang diembannya sebagai patih yang
bertanggung jawab akan keselamatan seri baginda. Demikian
pendapatnya. "Patih Dipa mendapat tugas untuk menjaga keselamatan seri
baginda. Apayang dilakukannya terhadap kakang Tanca adalah
rangka wewenang yang diberikan dalam tugas kewajibannya"
katanya. "Tetapi siapakah yang mengetahui bahwa ki Tanca benar-
benar telah mencidera seri baginda, adi resi ?"
"Ki patih Dipa"
"Hanya dia seorang dan dia seorang pula yang mengatakan
bahwa ki Tanca telah membunuh seri baginda" Adakah cakup
keterangan patih Dipa itu menjadi bukti yang tak bobh diganggu
gugat lagi ?" Resi Kawaca tertegun. Ia mendapat kesan bahwa rasanya nyi
Tanca mempunyai penilaian lain terhadap peristiwa itu, terutama
tentang tuduhan bahwa ra Tanca telah membunuh seri baginda.
"Ayutda rakryan, dalam masalah itu rasanya ayunda
mempunyai pandangan lain. Silakan ayunda mengatakan"
"Memang benar, adi resi" kata nyi Tanca "karena aku tahu
bahwa ki Tanca mempunyai dua pendirian hidup. Pertama, setya
mengabdi kepada ilmu yang dipelajarinya. Kedua, setya
mengabdi kepada kerajaan Majapahit"
"Cobalah adi resi sejenak merenungkan" kata nyi Tanca pula
"waktu terjadi huru hara yang dilakukan Dharmaputera ra Kuti
dan kawan-kawan, ra Tanca telah dibebaskan dari hukuman,
karena terbukti tak tersangkut langsung dalam pemberontakan
itu. Pernah dalam menanggapi keputusan itu, ki Tanca
1461 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengatakan kepadaku bahwa seri baginda Jayanagara itu
seorang junjungan yang adil bijaksana karena dapat menilai
dengan tepat menurut duduk persoalan yang sewajarnya. Ki
Tanca ingin menunjukkan, bahwa kepercayaaan seri baginda atas
kejetyaannya itu, akan dibalas dengan rasa pengabdian dan
kesetyaan yang lebih mendalam. Nah, dengan dasar pernyataan
ki Tarca itu, adakah adi resi pererya bahwa ki Tarca akan
mengandung maksud buruk untuk mercidera seri baginda.
Bukankah seperti yang adi kenal dan akupun demikian, bahwa ki
Tarca itu seorang manusia yang kenal membalas budi orang?"
Resi Kawaca tertegun. Apa yang dikatakan nyi T anca itu memang
harus diakui mengandung kebenaran.
"Tetapi ayunda rakryan" kata resi sesaat kemudian "mengapa
pada waktu itu kakang Tanca gopoh lari keluar dari ruang
peraduan seri baginda. Dan karena saat itu patih Dipa melihat
bahwa seri baginda telah berlumuran darah maka ki patih lalu
menarik kesimpulan bahwa kakang Tanca telah mencidera seri
baginda, lalu dibunuhnya"
"Seri baginda menderita sakit bisul" sanggah nyi T anca "dan ki
Tarca tentu melakukan pembedahan. Mungkin waktu berlangsung pembedahan itu, terdapat dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama, karena merasa sakit maka seri baginda
lalu meronta dan akibatnya pisau yang tengah berada di bisul,
makin menancap lebih dalam kedalam tubuh seri baginda. Dan
kemungkinan kedua, bisul yang dibedah itu telah banyak
mengeluarkan darah sehingga ki T anca gopoh lari keluar"
"Mengapa kakang Tanca harus lari?"
"Mungkin karena terjadi pendarahan yang banyak, baik
dikarenakan gerakan seri baginda sendiri maupun karena
keadaan bisul itu sendiri, ra Tanca menjadi gopoh. Kemungkinan
dia tak memperkirakan lebih dulu bahwa akan terjadi pendarahan
yang sedemikian hebat sehingga dia tak membawa ramuan untuk
1462 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghentikan pendarahan. Maka dia bergegas lari hendak
pulang mengambil ramuan itu"
"Ah" desah resi Kawaca "apabila benar demikian, mengapa
kakang Tanca tak memberi keterangan kepada patih Dipa ?"
"Yang ada saat itu hanyalah ki T anca dan patih Dipa. Siapakah
yang dapat menjadi saksi, ki Tanca sudah mengatakan hal itu
kepada patih Dipa ?"
Resi Kawaca mulai terhanyut dalam pembicaraan. Tanpa
disadari dia mengejarkan pertanyaan "Apakah ki patih telah
membuat kesaksian palsu ?" .
"Adakah ki patih telah memberi kesaksian sejujurnya ?" nyi
Tanca cepat mengembalikan pertanyaan itu pula.
"Ah, aku benar-benar tak mengerti apa sesungguhnya yang
ayunda maksudkan" "Apapun yang terjadi di ruang peraduan seri baginda, tiada
orang yang mengetahui. Demikian pula apa yang berlangsung
dalam pembunuhan terhadap ki T anca itu, juga tiada orang yang
menyaksikan. Yang ada hanya ki patih Dipa dan kakang Tanca.
Dan kenyataannya kakang Tanca mati dibunuh patih itu"
"Ah, ayunda rakryan" timbul keheranan hati resi sete lah
mendengar ucapan nyi T anca "apakah gerangan kepentingannya
ki patih harus membunuh kakang Tanca, apabila tidak karena
kakang Tanca dianggap telah mencidera seri baginda ?"
"Adi resi" sanggah nyi Tanca "apabila dalam hal itu kita
melekatkan diri pada 'anggapan' saja, maka kita telah
menempatkan diri dalam anggapan umum, yang menerima
mentah-mentah dan membenarkan tindakan patih Dipa terhadap
kakang Tanca" Resi Kawaca tertegun. 1463 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jika dalam peristiwa sebesar itu kita hanya menggantungkan
pada dasar 'anggapan" saja, maka Keadilan dan Kebenaran akan
pudar kewibawaannya dalam kerajaan Majapahit. Layakkah jika
Keadilan dan Kebenaran itu hanya dipercayakan pada anggapan
seseorang saja?" Walaupun diam tetapi resi Ka waca tengah sibuk mencernakan
inti hamburan kata-kata nyi Tanca. Memang layak jika sebagai
seorang isteri, nyi T anca akan menggugat peristiwa pembunuhan
ra Tanca. Namun apakah tuduhan-tuduhan dalam gugatannya itu
tepat pada arah dan sasarannya. Ataukah kesemuanya itu hanya
merupakan lupa dendam penasaran nyi Tanca belaka"
"Adakah ki patih Dipa dapat bertindak menyimpang dari wajib
dan wewenang yang diberikan dalam tugasnya sebagai patih
yang bertanggung jawab akan keselamatan seri baginda?" ia
mulai menyusuri jejak jejak yang membercik dalam peristiwa itu
dengan pertama-tama menyorot peribadi patih Dipa "ah,
mengingat pengabdian dan kesetiaan ki patih yang diakui seri
baginda sehingga ki patih telah diberi kepercayaan sedemikian
besar, rasanya sukar untuk meragukan hal itu"
"Apabila tuduhan nyi Tanca itu benar, lalu apa dasarnya ki
patih harus membunuh kakang Tanca" ia melanjutkan
renungannya "hal itu mungkin terjadi, apabila ki patih
mempunyai dendam peribadi terhadap kakang Tanca. Tetapi
benarkah ki patih memiliki perasaan demikian ?"
la tak tahu jelas. Kuem selama ini ia berada di padepokan
yang jauh dari pura kerajaan.
"Ayunda rakryan" katanya setelah tak berhasil dalam
penafsiran "aku tak dapat menemukan suatu alasan mengapa
patih Dipa membunuh kakang Tanca, kecuali ki patih mempunyai
rasa dendam kepada kakang Tanca. Dalam hal ini aku benar-
benar tak tahu" "Hai" nyi T anca mendesuh.
1464 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jika memang terdapat unsur seperti itu, maukah ayunda
memberitahu kepadaku ?" resi melangkah ke pertanyaan.
"Adi resi" kata nyi Tarca "betapapun aku berbicara sehingga
sampai berkering ludah, namun aku percaya bahwa tiada
seorangpun yang akan percaya, apabila pembicaraan itu
mengarah untuk mencemarkan nama baik patih Dipa yang telah
disanjung sebagai pahlawan pelindung kerajaan Majapahit"
Resi diam-diam terkejut. Dari nada ucapan wanita itu, resi
mendapit kesan bahwa nyi Tanca memiliki bahan-bahan peristiwa
yang menunjukkan kecemaran nama patih Dipa. Timbul
keinginan resi untuk mengetahui.
"Ayunda rakryan" katanya "agar dalam mempertimbangkan
peristiwa yang terjadi pada diri kakang T anca aku d?p?t memberi
ksjimpulaa yang tepat, perlulah kiranya aku mempunyai bahan
bahan keterangan yang tepat pula. Dalam hal ini, rasanya
ayunda tentu tak berkeberatan untuk memberitahukan hal itu
kepadaku" "Ah, betapa keinginanku untuk meluluskan permintaan adi
resi, namun aku harus berkaca diri. Pertama, sebagai isteri dari
seorang tokoh yang telah dijatuhi hukuman mati sebagai seorang
penghianat, apakah masih ada orang yang mau mendengar
keterangan-ku, apalagi mempercayainya ?"
"Kedua" katanya lebih lanjut "telah kukatakan tadi, bahwa
setiap orang yang berbicara tentang keburukan patih Dipa, dia
tentu akaa disambut dengan caci maki dan kemarahan oleh
rakyat. Oleh karena itu adi resi, kusarankan agar adi resi
meminta keterangan itu dari ki patih sendiri"
Resi terkesiap "Dari ki patih " Adakah beliau bersedia
memberikan keterangan " Dan andaikata bersedia, adakah
keterangan itu akan memiliki sifat yang murni dari kenyataannya
?" 1465 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Adi resi, jangan meragukan keperibadian patih Dipa. Beliau
seorang ksatrya yang luhur dan seorang pahlawan yang berjasa
besar. Mungkinkah seorang ksatrya akan berlaku tak jujur dalam
ucapannya ?" Resi tertegun menerima lontaran kembali kata-kata nyi T anca,
Setelah sejenak merenung, ia harus menerima hal itu
Bagaimanapun, tentulah nyi Tanca tak mau memberi keterangan
lagi. Satu satunya jalan yang dapat ditempuh, apabila dia
memang menginginkan untuk mengetahui peristiwa itu, terpaksa
harus berwawancara dengan ki patih Dipa.
"Baiklah, ayunda rakryan" katanya "soal itu akan mendapat
perhatianku. Namun apa dasar daripada rasa tak puas ayunda,
mengenai tindakan ki patih Dipa terhadap kakang Tanca itu ?"
"Tak lain, adi resi, mengapa ki patih bergegas membunuh ra
Tanca. Mengapa tidak ditangkap saja ki Tanca lebih dahulu. Dan
untuk membuktikan, dia bersalah atau tidak, haruslah diadakan
peradilan. Agar dapat diungkap secara keseluruhan, apa
sebenarnya yang terjadi dalam keraton waktu itu"
Resi mengangguk. Tuntutan nyi Tanca itu memang beralasan
dan layak. Menang seseorang tersangka, salah atau tidak,
haruslah diberi peradilan. Undang-undang kerajaan Majapahit,
bukan suatu alat untuk menghukum orang, melainkan suatu
sarana untuk mencari keadilan dan memberi pengayoman.
"Tetapi apabila ki patih memberi alasan bahwa semula dia
memang hendak menangkap, tetapi karena ra Tanca menolak,
terpaksa ki patih bertindak membunuhnya"
"Segala alasan memang dapat saja dirangkai. Tetapi yang
jelas dalam peristiwa pembunuhan kakang Tanca itu, jelas tidak
adil karena kakang Tanca tidak mendapat kesempatan untuk
diadili. Dalam peradilan, apabila memang ki Tanca bersalah,
jatuhkanlah hukuman mati. Tetapi apabila ada hal-hal yang
1466 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
meringankan, tentulah ki Tanca akan diberi keringanan pidana
atau bahkan mungkin pembebasan"
Resi mengangguk. Ia menganggap bahwa cukup lama dia
terlibat dalam pembicaraan dengan nyi Tanca. Soalnya gugatan
nyi Tanca, apabila dipandang perlu, akan ia bicarakan dengan
patih Dipa. Yang penting saat itu, dia harus mendapat ramuan
pemunah racun bagi nyi Dipa.
"Nyi Tanca, maaf, baiklah kita kembali pada pokok
pembicaraan, bahwa demi menolong penyakit yang diderita nyi
patih Dipa, maka aku akan mohon kerelaan ayunda agar
berkenan memberikan ramuan obat itu kepadaku. Alangkah
luhurnya apabila kita dapat membalas dendam dengan budi
kebaikan. Andaikata perasaan hati kita belum mencapai pada
tingkat itu, sekurang kurangnya matilah kita dapat memisahkan
persoalan antara dendam dengan budi kebaikan"
"Ah" nyi Tanca menghela napas "luka dalam hatiku atas
kcmatian ki Tanca, dapatlah kuhibur dengan rasa nalangsa dan
paierah akan kekuasaan Hyang Isywara. Namun cemar yang
mencontreng keluhuran nama ki Tanca, takkan terhapus sampai
beberapa keturunan. Sejarah tetap akan mencatat bahwa ra
Tanca, seorang penghianat besar yang telah membunuh r&ja
Majapahit. Adi resi, tidakkah adi menaruh belas kasihan akan
nasib ki Tanca yang akan dikutuk oleh anak cucu sepanjang
masa ?" "Ah" berderai selepas mutiara barhamburan jatuh dari
ikatannyalah napas yang dihembuskan resi Kawaca. Tanggapan
dan jawaban nyi Tanca memang amat menyentuh sanubari.
Namun sesaat kemudian terhenyaklah ia dari cengkaman raca
kati setelah percik-percik pikirannya mulai bertaburan "memang
pahit dan pedih sekali perasaan yang ayunda tampung dalam hati
itu. Namun apa daya keinginan itu kalau harus beradu dengan
kenyataan ?" 1467
Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Keinginan adalah sumber dari segala sikap dan langkah kita"
sahut nyi T anca "keinginan kuasa pula untuk menggugah pikiran
yang paserah. Keinginanku, hanyalah sesuatu yang wajar dan
sesuai dengan hak yang dibenarkan dalam undang-undang
kerajaan sebagai sarana pengayoman. Bukankah meminta suatu
peradilan untuk seseorang yang tersangka melakukan tindak
kejahatan itu, bukan suitu hal yang berlebihan, adi resi?"
Kembali resi harus terkesiap. Berulang kali selama dalam
pembicaraan tadi, nyi Tanca telah dapat menyambut
pertanyaannya dengan melontarkan kembali tanggapannya
menjadi suatu pertanyaan yang sukar dijawab. Diam diam resi itu
memuji akan kelincahan dan ketangkasan berpikir nyi T anca.
"Baiklah ayunda rakryan" katanya "lalu bagaimana permintaan
ayunda ?" "Ra Tanca meluluskan memberi ramuan obat itu dengan
permintaan supaya patih Dipa mencabut keputusan terhadap ra
Tanca dan memulihkan kembali nama baik suamiku"
"Tetapi apa guna, ayunda rakryan" Bukankah kakang sudah
terlanjur meninggal?"
"Yang mati adalah jasad ki Tanca, tetapi namanya tetap
hidup. Yang kuminta bukanlah untuk menghidupkan jasadnya
yang sudah mati itu melainkan menghidupkan namanya dari
lumpur kehinaan" sahut nyi T anca.
"Bagaimana kalau ki patih tak meluluskan?"
"Itu hak sepenuhnya dari patih Dipa untuk meluluskan atau
menolak" sambut nyi Tanca "sedemikian pula menjadi hak
sepenuhnya dari ki Tanca untuk memberikan atau merolak
memberikan ramuan itu, setelah menerima keterangan ki patih
Dipa" 1468 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Baiklah ayunda rakryan. Terpaksa aku mohon diri un'uk
menemui patih Dipa dan menyampaikan keterangan ayunda"
akhirnya resipun pamit. Malam itu Arya Kembar, Arya VVarak dan Arya Lembang
berkunjung ke tempat kediaman nyi Tanca. Mereka memuji-muji
nyi T anca dalam percakapannya dengan resi Kawaca.
"Namun janganlah kita bergirang dulu dalam peristiwa ini"
kata Arya Kembar "karena hal itu hanya merupakan pangkal tolak
dari awal suatu keadaan yang harus kita hadapi. Mungkin
keadaan itu akan merupakan suasana yang berbahaya bagi bibi
rakryan, mungkin pula akan berakhir dengan kedamaian. Kita
belum dapat menduganya"
"Ya, engkau benar Arya" kata nyi Tanca "kita harus
menghadapi bagaimana tindakan patih Dipa nanti. Lalu
bagaimana tindakan kita, menurut pendapatmu?"
"Selama berada di rumah, telah kurenungkan dalam-dalam
soal ini. bibi rakryan" kata Arya Kembar.
"Engkau sudah mempunyai rencana?"
"Benar" Arya Kembar mengiakan "beginilah bibi. Resi Kawaca
tentu akan kembali kemari. Bahkan mungkin patih Dipa sendiri"
"Mengapa dia akan datang sendiri, kakang Kembar?" seru
Arya Warak. "Ya, apakah dia akan meluluskan permintaan bibi rakryan?"
Arya Lembang ikut bersuara juga.
"Tidak" jawab Arya Kembar "apabila dia meluluskan, yang
datang tentulah hanya resi Kawaca. T etapi apabila dia menolak,
dia akaa datang sendiri"
"Lho, mengapa begitu, kakang ?" Warak heran.
"Apabila dia meluluskan, cukuplah apabila dia hanya meminta
rsii itu yang datang untuk menyampaikan kepada bibi rakryan.
1469 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi apabila dia menolak, kemungkinan dia akaa datang kemiri
untuk berhadapan dengan bibi rakryan sendiri"
"Apakah dia akan msngata-ngatai bibi rakryan ?"
"Mungkin" "Apakah dia akan melakukan kekerasan untuk memaksa bibi
rakryan menyerahkan ramuan obat itu ?"
"Mungkin" sahut Arya Kembar.
"Wah, jika begitu, dia bertindak sewenang-wenang" saru Arya
Lembang. "Kita ikut menjaga keselamatan bibi rakryan" serentak Arya
Warak berseru. Arya Kembar tak lekas menolak atau membenarkan suara dari
Arya Lembang maupun Arya Warak. Tenang-tenang saja dia
menatap pada nyi Tanca "Bagaimana pendapat bibi rakryan ?"
"Kuserahkan saja persoalan itu kepada kalian" jawab nyi
Tanca "seorang diripun aku berani menghadapi apa yang akan
terjadi di ru nah ini. Namun kalau kalian ingin memberi bantuan,
akupun tak berkeberatan"
Arya Kembar mengangguk "Bibi rakryan, dalam hal ini, aku
mempunyai pandangan begini. Kami bertiga akan memberi
bantuan penuh kepada bibi rakryan, namun caranya tidak secara
terang-terangan. "Bagaimana maksudmu?"
"Kami akan menyembunyikan diri di sebuah tempat yang
berada di dekat kediaman bibi ini. Selekas terjadi hal hal yang
akan menuju ke arah kekerasan yang mengancam keselamatan
bibi rakryan, serentak kami sebera akan meluruk kemari"
1470 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mengapa harus bersembunyi, kakang Kembar " Bukankah
kalau kita secara terang-terangan berada di sisi bibi untuk
menjaga keselamatan beliau ?" seru Arya Warak.
Arya Kembar geleng geleng kepala "Itu kurang tepat" katanya
"kalau kita hadir di samping bibi rakryan, tentulah kita memberi
kesan bahwa dalam hal ini kitalah yang berdiri di belakang bibi
rakryan. Ini akan tidak menguntungkan pada diri bibi rakryan
sendiri demikian kepada kita. Oleh karena itulah maka aku lebih
suka untuk bertindak seperti yang kukatakan tadi, menyembunyikan diri di luar gedung ini lebih dulu. Ini tentu
menghapus kesan patih Dipa terhadap hubungin bibi rakyan
dengan kita" "Tetapi bukankah patih Dipa tetap akan dapat menduga kalau
hal itu sudah kita rencanakan dulu ?" bantah Arya Warak.
"Menduga, adalah hak setiap orang termasuk patih Dipa.
Tetapi kita akan memberi alasan bahwa pada saat itu hanya
secara kebetulan saja kita sedang lalu di sini dan mendengar
suara ramai-ramai dalam kediaman bibi rakryan. Karena kuatir
terjadi sesuatu pada bibi rakryan maka kita bertiga lalu masuk
untuk mengetahui apa yang terjadi. Soal patih Dipa percaya atau
tidak dengan keterangan itu, terserah saja kepadanya"
"Engkau benar Arya Kembar" kata nyi Tanca "rasanya
memang teliti sekali jalan pemikiranmu"
"Terima kasih bibi" kata Arya Kembar "pada waktu itu, apabila
benar patih Dipa hendak me lakukan kekerasan terhadap bibi
rakryan, kita dapat bertindak menurut hukum"
Arya Lembang dan Arya Warak mengangguk.
"Andaikata dalam perbantahan nanti akan meningkat menjadi
bentrokan, janganlah kita sampai mengalahkan patih Dipa" kata
Arya Kembar pula. 1471 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa kata kakang " Kita berkelahi tetapi tak boleh
memenangkan perkelahian itu?" seru Arya Warak.
"Ya, kakang Kembar, mengapa kesempatan itu tak kita
manfaatkan sebaik-baiknya untuk memberi hajaran kepadanya ?"
Arya Lembang ikut mendukung.
Arya Kembar geleng-gwleng kepala "Itu tidak benar, adi.
Nafsu keinginan harus ditekan apabila pikiran mempunyai
perhitungan yang lebih menguntungkan"
"Aku tak mengerti maksud kakang" kata Warak.
"Kalau kita menang, berarti kita kalah. Tetapi kalau kita kalah,
berarti kita menang. Menang untuk kalah, kalah untuk menang.
Memang demikian ajaran sebuah siasat dalam ilmuperang " kata
Arya Kembar. "Ah, aku kurang jelas kakang Kembar" seru Arya Warak.
"Begini" kata Arya Kembar "kalau kita menang dan patih Dipa
sampai menderita cidera yang berat, gusti ratu Tribuanatunggadewi pasti murka, seluruh rakyat pura Majapahit
pasti akan mencincang kita"
Arya Warak mengangguk "Benar, tetapi bagaimana kalau kita
kalah?" "Kita dapat mengadukan perbuatan patih itu kepada ratu dan
sekaligus tentu akan terbongkar peristiwa di gedung kediaman
bibi rakryan ini. Kita beramai-ramai akan memohon peradilan
kepada sang Ratu apakah seorang patih kerajaan dibenarkan
untuk bertindak seweaang-wenang terhadap seorang wanita
sepuh yang sudah janda pula" kata Arya Kembar "bahkan apabila
terbuka kesempatan dapatlah bibi rakryan membongkar tindakan
patih Dipa yang secara sefihak saja telah membunuh paman
Tacca, tanpa diadili lebih dahulu. Kita ramaikan persoalan itu
menjadi suatu masalah besar yang dapat mengundang
1472 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pertimbangan para nsentti dan senopati bahkan sampai kepada
setiap kawula Majapahit"
"Bagus, kakang Kembar" teriak Arya Warak seraya
mengacungkan ibu jarinya sebagai tanda memuji "kakang
Kembar benar-benar seorang pemikir yang tiada tandingan.
Hebat!" Nyi Tanca juga menyetujui "Kita harus mencip-takan suatu
suasana untuk memungkinkan patih Dipa tersudut dan harus
mengakui bahwa dalam membunuh ra Tanca itu, dia tak lepas
dari maksud kotor" "Bibi maksudkan karena dia mempunyai kepentingan
peribadi?" "Ya, kepentingan untuk membalas dendam"
"Tetapi adakah ki patih Dipa punya dendam peribadi kepada
paman Tanca?" tanya Arya Lembang.
"Entahlah" sahut nyi T anca "tetapi dendam patih Dipa itu tidak
ditujukan kepada ki Tanca"
Arya Lembang dan Warak terbeliak. Bahkan Arya Kembarpun
mengernyit dahi. "Apabila tidak ditujukan kepada mendiang paman rakryan, lalu
kepada siapakah dendam patih itu hendak diarahkan?" tanya
Arya Warak. "Apakah engkau tak mengerti?" balas nyi Tanca. Arya Warak
gelengkan kepala "Ah, bibi rakryan, apabila sudah tahu mergapa
aku harus bertanya. Bukankah itu suatu ulah yang tak layak
terhadap bibi?" Nyi Tanca mengangguk "Dendam patih itu tak lain hanya
ditujukan kepada seri taginda Jayanagara"
"Bibi rakryan!" teriak Arya Warak terkejut.
1473 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukankah demikian Arya Kembar" nyi Tanca beralih tanya
kepada Arya Kembar dan Arya itu mengangguk "Kurasa benarlah
penilaian bibi itu" "Jika demikian, mintalah keterangan kepada Arya Kembar,
Wara" seru nyi Tanca kepada Arya Warak.
Arya Warak beralih melekatkan pandang ke arah Arya Kembar.
Pandang matanya menuntut penjelasan. Tetapi Arya Kembar
mengalihkannya "Nanti apabila senggang, akan kuceritakan hal
itu sejelas-jelasnya kepada kalian"
"Kakang Kembar ...." Arya Warak hendak menuntut tetapi
cepat dicegah Arya Kembar "yang penting sekarang ini kita sudah
men iliki satu langkah untuk menghadapi patih Dipa. Bukankah
bibi rakryan sudah menyetujui akan rencana kami tadi?"
Nyi Tanca mengiakan. "Jika demikian maka kamipun hendak mohon diri" Arya
Kembar dan kedua kawannya lalu pamit dan pulang ketempit
Arya Kembar. Mereka merundingkan pula persiapan untuk
melaksanakan rencana mereka untuk melindungi ny i T anca.
Sementara itu di kepatihan, pun terjadi percakapan yang
hangat antara patih Dipa dengan Resi Kawaca. Resi melaporkan
tentang hasil pembicaraannya dengan nyi T anca dan syarat yang
dikehendakinya dalam memberikan ramuan obat itu.
Tampak wajah patih Dipa berobah di saat mendengar tuntutan
nyi Tanca itu "Tidak, ki resi, takkan kululuskan permintaan
begitu. Ra Tanca sudah jelas mencidera baginda dan karena
melarikan diri waktu hendak kutangkap, terpaksa dia kubunuh"
"Ki patih, apakah alasan ki Tanca hendak mencidera seri
baginda itu ?" tanya resi Kawaca.
Patih Dipa terkesiap, la tidak dapat lekas menjawab karena
harus terbentur dengan suatu pertimbangan. Apabila dia
mengatakan tujuan ra Tanca membunuh baginda, tentulah
1474 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masalah yang meujadi rahasia keraton mengenai tingkah laku
baginda yang tak terpuji itu, akan diketahui juga.
"Adakah nyi Tanca tak mengatakan apa-apa mengenai alasan
mengapa suaminya sampai berani mencidera seri baginda ?"
patih Dipa balik bertanya.
"Tidak, ki patih" sahut resi Kawaca "dia hanya mengatakan
bahwa andika telah berbuat sewenang-wenang karena tak
memberikan pengadilan kepada ra Tanca, melainkan terus
Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
langsung menindaknya sendiri"
"Mengapa harus diberi peradilan" Jelas bahwa ra Tanca telah
menikam seri baginda sehingga baginda tewas, adakah hal itu
masih meragukan hati nyi Tanca ?"
"Wanita itu tetap pada pendirian. Bahwa betapapun besar
kesalahan seorang tertuduh, tetapi undang-undang kerajaan
tetap memberi kesempatan untuk melaksanakan suatu peradilan
baginya, agar hukumannya nanti benar-benar adil dan tepat"
"Ya, benar" kata patih Dipa "tetapi keadaan pada saat itu tak
memberi kesempatan lagi kepadaku kecuali harus menindaknya"
"Mengapa " Apakah ra Tanca melawan ?"
"Ya, dia berusaha melawan untuk meloloskan diri"
"Adakah ra Tanca tak memberi keterangan apa-apa, mengapa
dia melarikan diri itu ?"
"Tidak sepatahpun juga, kecuali kata-kata makian yang
ditujukan kepadaku karena hendak Menangkapnya"
Resi Kawaca sejenak merenung lalu berkata "Adakah pada
saat itu ki patih tak mempunyai pemikiran untuk menangkapnya
saja dan diberi peradilan lebih dulu?"
Sejenak patih Dipa berdiam diri. Rupanya dia sedang menggali
timbunan kenangan yang menyelimuti peristiwa lampau itu "Ki
resi, sebagai seorang bhayang-kara yang bertaaggung jawab
1475 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
atas keselamatan raja, apabila mengetahui raja telah dibunuh
orang. Adakah bhayangkara itu masih memiliki kesadaran
pertimbangan yang lain kecuali hanyut dalam luap kemarahan
yang tak terkendalikan lagi" Adakah di kala bengawan brantas
meluap, masih dapat memilih mana mana tempat yang harus
dilandanya" Dapukah air bah membeda bedakan mana sawah
yang berguna mana padas yang gersang ?"
"Terus terang, ki resi" jawab patih Dipa lebih lanjut "pada
waktu itu hanya kemarahan yang telah menghanguskan seluruh
kesadaran pikiranku. Hanya satu dalam angan-anganku saat itu,
hutang nyawa bayar nyawa. Penghianat harus dibasmi. Manusia
yang berani membunuh raja jununganku, harus dibunuh
Demikianlah yang telah terjadi dalam pikiranku saat itu. Bahwa
kini setelah hampir dua tahun hal itu diungkat pula dengan
menggugat soal peradilan bagi yang bersalah, adalah soal
sekarang. Soal yang diteropong dari pikiran yang terang dan dari
segi hukum. Peradilan hanyalah suatu sarana yang mengatur
tata-tertib hukum. Namun dalam peristiwa ra Tan:a, kiranya tiada
yang lebih ringan hukumannya daripada hukum mati"
Resi Kawaca mengangguk pelahan. Namun dalam hati masih
ada percik percik rasa kurang mantap dalam menerima jawatan
patih Dipa. Muagkin dia tebih terkesan akan tuntutan nyi Tanca
yang melolong jeritan peradilan yang layak bagi yang tersangka,
betapa berat kedosaanya, dari pada menerima suatu perasaan
tentang suasana yang berbeda antara pada saat terjadinya
peristiwa itu dengan sekarang.
Rupanya patih Dipa dapat menyimak liuk liuk pada dahi resi
yang masih meregang. Suatu pertanda bahwa resi itu belum
dapat menerima alasan tadi secara keseluruhannya.
"Andaikata terdapat sepasang suami isteri atau dua orang
anak beranak sedarg berjalan, lalu tiba-tiba muncul seorang tidak
dikenal yang tanpa alasan telah membunuh Isteri atau suami,
anak atau ayah itu, masihkah salah seorang dari yang hidup itu
1476 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akan memiliki pertimbangan untuk menangkap pembunuh itu
untuk diserahkan kepada yang berwajib" Ataukah dia terus
langsung balas membunuh orang itu" Ah, memang dari segi
hukum, perbuatan itu kurang dapat dibenarkan karena bertindak
main hakim sendiri. Tetapi guncang perasaan marah yang
menggampa dalam hati sanubarinya, mungkin saat itu
menghapus seluruh kesadarannya"
Patih Dipa berhenti sejenak lalu melanjut "Seperti halnya
orang yang dituduh bertindak main hakim itu dapat diadili, pun
apabila memang seharusnya demikian, akupun bersedia
menghadap dalam pengadilan yang akan menuntut pertanggung
in jawabku atas tindakan membunuh ra Tanca. Aku bertanggung
jawab sepenuhnya atas tindakanku membunuh ra Tanca,
sebagaima sepenuh tanggung jawabku terhadap tugasku sebagai
bhayangkara yang menjaga keselamatan seri baginda"
"Ya, tuan benar, ki patih" akhirnya resi berkata "apabila
memang dikehendaki demikian, tuan harus berani menghadapi
tuduhan itu. Walaupun pada akhirnya, ku percaya pengadilan
tentu akan memutuskan kebebasan murni kepada tuan, tetapi
demi meajaga tegaknya ketertiban undang-undang, tuan harus
bersedia" "Memang demikianlah pendirianku, ki resi"
"Lalu bagaimana pendirian tuan atas permintaan nyi Tanca?"
"Supaya aku mencabut keputusan untuk memulihkan nama
baik ra Tanca?" patih Dipa menegas lalu geleng-geleng kepala
"tidak, ki resi. Bila nyi Tanca meminta apa saja, aku dapat
meluluskan asal jangan yang itu"
"Bagaimana andaikata nyi Tanca mengajukan tuntutannya
kehadapan gusti Ratu?"
"Itu dibenarkan dalam undang-undang"
"Bagaimana kalau gusti Ratu mengabulkan gugatannya?"
1477 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Itu wewenang sepenuhnya dari gusti Ratu"
"Bagaimana kalau dalam peradilan yang dibentuk gusti Ratu,
ki patih akan diminta menghadap?"
"Aku takkan lari"
"Bagaimana pula apabila peradilan mempersalahkan tindakan
tuan?" "Ki resi" seru patih Dipa dengan nada lantang "aku mengabdi
kepada kerajaan Majapahit, bukanlah untuk mengejar pangkat
dan memburu kedudukan ataupun mendambakan kenikmatan
hidup. Tetapi aku masuk menjadi narapraja adalah dengan
tujuan untuk mengabdi kerajaan Majapahit Apat i'a kerajaan
tidak memerlukan tenagaku dan oleh karena tindakanku
membunuh ra Tanca itu diputuskan bersalah dan aku dicopot dari
jabatan patih yang sekarang, alupun dengan rela akan
rrengundurkan diri. Tetapi mengundurkan diri sebagai patih dan
sebagai narapraja. Namun aku takkan mengunduikan diri dari
pengabdianku kepada negara. Aku tetap akan berjuang
menegakkan kewibawaan Majapahit, menurut kadar kedudukan,
cara dan kemampuanku sendiri. Karena seorang prajurit, seorang
pejuang, takkan mati melainkan layu"
Tertegun resi Kawaca mendengar ucapan patih Dipa yang
menggema bagai kumandang halilintar di lembah gunung. Dan
lebih terkejut pula resi itu ketika melihat penampilan wajah patih
Dipa pada saat itu. Seolah dalam pandang matanya, patih itu
bukan lagi patih Dipa yang biasa dilihatnya melainkan telah
berobah dalam bentuk pengejawantahan seorang batara yang di
ingatnya sebadai Batara Ganesya.....
"Maaf resi, aku telah tak kuasa mengendalikan diri" sesaat
kemudian patih Dipa berkata.
"Ah, tak apa tuan patih" sahut resi "tetapi bolehkah
kulanjutkan pertanyaanku lagi?"
1478 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Silakan" "Ki patih. Aku menghargai dan kagum akan pendrian hidupmu
dalam mengabdi kepada negara Majapahit. Tetapi bagaimana
andaikata engkau menolak dan nyi Tanca tak dapat memberikan
ramuan obat itu" Apakah engkau tak memikirkan kepentingan nyi
Dipa?" "Ki resi" sahut patih Dipa "wanita itu adalah isteriku. Dia
adalah sebagian dari hidupku. Diapun akan menjadi calon ibu
dari puteraku yang masih dikandungnya, kepentingan mereka
adalah kepentinganku. Namun kalau kepentingan itu harus
disajajarkan dengan kepentingan pendirianku, dengan kepentingan pengabdianku kepada negara Majapahit, maka aku
tetap akan memilih kepentingan yang terakhir"
"Tetapi tuan patih ...."
"Mereka adalah bagian dari hidupku. Kalau diriku saja, jiwa
dan raga, kuserahkan keptda negara Majapahit, adakah mereka
harui lebih kunamakan dari kepentingan negara" Tidak, ki resi.
Biarlah nyi Tanca menolak untuk memberikan ramuan obat itu,
tetapi jangan dia mengharap aku untuk meluluskan syarat
permintaannya itu" "Ah, ki patih, mengapa tuan harus bersikap demikian?"
"Ki resi" nada patih Dipa makin keras "jika tuanpun hendak
mengganggu kemurnian dari pendirianku dalam pengabdian
kepada negara Majapahit, maaf, ki resi, aku bersedia untuk
mengantarkan tuan pulang ke padepokan. Biarlah nyi Dipa binasa
sebagai tumbal dalam perjalananku mengabdi negara"
"Ki patih !" teriak resi "ah ... . harap ki patih jangan salah. Aku
adalah seorang resi. Apa yang kuucapkan takkan kutarik kembali.
Aku sudah bersedia menyembuhkan penyakit nyi Dipa, tentu
akan kuusahakan dengan sekuat kemampuanku"
1479 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Maaf, ki resi. Jauh dari maksud yang terkandung dalam
hatiku untuk menghina atau menyinggung perasaan tuan. Tapi
demikianlah sikap dan ucapanku menghadapi siapa saja, entah
dia itu raja, brahmana ataupun musuh, aku tetap akan membela
pendirianku itu" Resi Kawaca menjabat tangan patih Dipa "Dalam diri tuan, aku
telah menemukan seorang pejuang yang benar-benar berani,
tegas dan setya. Semoga pendirian ki patih ini akan menjadi
pegangan bagi setiap pejuang dalam bidang masing-masing. Aku
akan menerima warisan pendirian tuan itu, dalam tugasku untuk
menjaga kelestarian agamaku"
"Terima kasih ki resi. Aku hanya pengemban dari suara hati
sanubariku" kata patih Dipa.
Demikian sang resi menanamkan kesan yang makin mendalam
tentang peribadi seorang manusia bernama Dipa yang saat itu
sedang melaksanakan dharma hidupnya sebagai patih kerajaan
Majapahit. Antara peribadi patih Dipa dengan kerajaan Majapahit,
memang terdapat suatu perpaduan corak yang sama.
Dari hutan lebat diatas bumi gersang yang disebut Terik, yang
penuh ditumbuhi pohon wilwa, timbullah sebuah perumahan baru
yang diberi nama sesuai dengan hasil pengeluaran buminya yani
wilwa yang pahit. Dinamakan kerajaan Wilwatikta atau Majapahit.
Kerajaan yang dibangun dengan cucuran keringat; darah dan
penderitaan itu, kini tumbuh menjadi sebuah kerajaan yang
besar, berkembang makin besar dan makin besar.
Muncul dalam pergolakan masa pertumbuhan kerajaan itu
seorang manusia yang dari asa l keturunannya kebetulan berada
dalam golongan atau kasta Sudra. Dia harus merintis perjalanan
dharma hidupnya dengan cucuran keringat, darah dan airmata.
Dia tumbuh dan mekar dalam siraman derita dan pengabdian.
Dia merintis jalan hidupnya dalam tempaan kesalahan dan
pengalaman pahit. Sepahit buah wilwa yang menjadi lambang
kebesaran nama kerajaan Majapahit maka sepahit itu pula hidup
1480 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
manusia Dipa menjadi salah seorang soko-guru negara
Majapahit. Karena keturunannya atau mungkin karena garis kodrat
hidupnya, dia bukanlah raja yang berkuasa. Namun namanya
seolah bersenyawa dengan kerajaan Majapahit. Majapahit adalah
Dipa, Dipa adalah Majapahit. Demikian kesan yang berhamburan
dalam benak sang resi setelah mengenal keperibadian sang patih
Dipa. Resi Kawaca menyadari, akan sia-sia jualah kata dilontarkan
karena pendirian patih Dipa laksana gunung Mahameru yang
tegak kokoh sepanjang masa.
Berhadapan resi dengan dua kenyataan yang saling
bertentangan. Nyi Tanca hanya mau menyerahkan ramuan obat
asal patih Dipa bersedia untuk mencabut keputus-annya
mengenai ra Tanca yang dianggap sebagai seorang penghianat
negara. Patih Dipa tetap pada pendiriannya mengenal perbuatan
fa Tanca, walaupun dia haru? kehilangan jiwa isterinya karena
tiada mendapat ramuan obat dari nyi T anca.
Di cela-cela tentang antara kedua pendirian itu, resi melihat
suatu kenyataan yang dihadapinya. Y alah diri nyi Dipa. Sakit nyi
patih itu sudah mencapai titik yang sukar disembuhkan.
Walaupun jiwanya tertolong tetapi keadaan tubuhnya lemah dan
ini jelas berbahaya bagi bayi yang tengah dikandungnya.
Setelah merenungkan hal itu beberapa saat, timbullah suatu
percik pikiran. Hampir ia mengatakannya kepada rakryan patih
Dipa tetapi pada lain saat timbullah perbantahan dalam hatinya
"Ah, hal itu kurang layak"
Dia berusaha untuk mencari lain jalan tetapi sampai beberapa
waktu, tetap buntu. Dan karena ia merasa bertanggung jawab
akan kesembuhan penyakit nyi patih, akhirnya dia memberanikan
diri untuk mencoba pemikiran yang pertama itu.
1481 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ki patih" katanya "tidaklah terbertik dalam pikiran tuan untuk
mendapatkan ramuan dari nyi T anca itu ?"
"Jika harus memenuhi syarat permintaannya, aku tidak mau"
"Benar, memang demikian" kata resi "tetapi tidakkah tuan
menghendaki cara lain untuk mengusahakan terlaksananya hal
itu ?" "Bagaimana makiud ki resi ?"
"Pertama, ki patih menghaturkan persoalan itu ke hadapan
Ratu. Tentu gusti Ratu berkenan untuk menurunkan amanat,
menitahkan nyi T anca menyerahkan ramuan itu"
"Hm" "Kedua, dalam kedudukan seorang patih, tetulah tuan
mempunyai wewenang untuk menguasai harta milik ra Tanca
yang oleh kerajaan telah dinyatakan bersalah melakukan
Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
penghianatan besar" "Lalu yang ketiga ?"
"Kurasa cukup salah satu saja, kiranya sudah cukup untuk
membuahkan hasil, ki patih"
"Terima kasih atas perhatian ki resi" sahut patih Dipa "namun
sayang aku tak dapat melakukannya. Untuk menghaturkan
kepada gusti Ratu dengan harapan agar sang Ratu berkenan
menitahkan nyi Tanca menyerahkan ramuan obat itu, aku tak
mau. Karena hal itu menyangkut kepentingan peribadi
keluargaku. Bukan kepentingan negara dan rakyat"
"Kedua, untuk menggunakan kekuasaan sebagai patih akupun
harus mempertimbangkan. Walaupun ra Tanca telah dinyatakan
penghianat, namun persoalan itu sudah selesai. Apabila akan
diadakan penyitaan atas harta miliknya, seharusnya dilaksanakan
pada waktu itu. Kenyataan bahwa gedung kediaman, harta milik
dan bahkan nyi Tanca, tetapi diberi kebebasan, menandakan
1482 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahwa kerajaan sudah memutuskan tidak akan mengganggu
mereka lagi kecuali apabila nyi Tanca terbukti masih melakukan
gerak yang membahayakan kepentingan Majapahit. Sebagai
pemerintah, haruskah menarik kembali keputusannya" Sebagai
seorang patih, haruskah aku tidak me laksanakan pendirian
kerajaan" Tidak, ki resi, aku tak mau menggunakan kekuasaan
secara tidak pada tempatnya hanya karena kepentingan peribadi"
Kembali resi Kawaca menghela napas dalam hati. Dia benar-
benar mengagumi patih yang keras kepala dalam mempertahankan pendiriannya. Dan diapun harus mengakui pula
bahwa pendirian patih Dipa itu memang suatu pendirian yang
luhur. "Ki resi" kata patih Dipa pula "aku sangat berterima kasih
kepada tuan karena tuan telah berusaha sekuat kemampuan
tuan untuk menolong penyakit nyi Dipa. Bahwa bukan kesalahan
ki resi apabila tak dapat menyembuhkan sama sekali penyakit nyi
Dipa itu. Hanya dikarenakan suatu halangan dalam memperoleh
ramuan obat itu saja maka penyakit nyi Dipa terpaksa belum
dapat disembuhkan sampai tuntas"
Makin malu hati resi Kawaca mendengar ucapan patih Dipa.
Dia merasa bertanggung jawab atas kesembuhan nyi patih. Oleh
karena itu, dia makin merasa harus mengusahakan upaya agar
dapat memperoleh ramuan itu.
"Baiklah, ki patih" katanya "aku hendak menemui nyi Tanca
untuk menyampaikan keputusan tuan"
"Ah, mengapa ki resi harus menyampaikan jawaban itu" kata
patih Dipa "apabila ki resi tak ke sana, berarti bahwa kita tak jadi
meminta pertolongannya"
Resi Kawaca mengatakan, sebaiknya ia menyampaikan berita
itu kepada nyi Tanca. Ia akan mencoba untuk memberi
pangertian kepada nyi Tanca, mudah-mudahan wanita itu akan
memperoleh kesadaran. Katanya.
1483 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Demikian lepas senja, di kala lampu-lampu mulai menghias
rumah-rumah penduduk, resi Kawaca ayunkan langkah menyusur
lorong yang menuju ke tempat kediaman ra Tanca.
Rupanya resi itu mempunyai suatu pertimbangan yang aneh.
Dan pertimbangan itu agaknya belum menemui titik pertemuan
antara perasaan dan pikiran. Bagi seorang resi yang sudah
mencapai pengertian tinggi dalam ajaran kesucian, tiada
persesuaian antara Rasa dan Pikir dalam dirinya itu tentulah tiada
persesuaian antara batin dengan pikiran yang melahirkan nafsu
keinginan. "Haruskah aku melakukan hal itu demi menyelamatkan jiwa
seorang wanita yang sedang mengandung?" demikian pertanyaan yang berulang muncul lenyap dalam hatinya.
Sebelum pertanyaan itu sempat mendapat keputusan diapun
sudah tiba di muka pintu regol kediaman rakryan Tanca. Dan
seorang bujang sudah siap menyambut. Dia seorang lelaki yang
masih muda. Resi agak heran. Namun sebelum dia sempat
mengeluarkan pertanyaan, lelaki muda itu sudah memperkenalkan diri. "Hamba Sawung, bujang baru dari gusti rakryan puteri, sang
resi" kata bujang itu.
Resi Kawaca mengiakan. Dia tak mau menjangkau dugaan
apa-apa dan menerima keterangan itu. Sawung mengantar resi
masuk kedalam pendapa. Nyi Tancapun gopoh keluar
menyambut. Setelah berbincang-bincang beberapa saat, mulailah mereka
meningkat pada pokok pembicaraan dan resi Kawacapun
menyampaikan jawaban patih Dipa.
"Ki patih Dipa tak berkenan meluluskan permintaan ayunda
rakryan" kata resi. 1484 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mengapa " Apakah dia takut kehilangan martabat, kedudukan
dan pangkat, bukanlah soal penting. Bahkan tak segan-segan
beliau menyebut tentang asal keturunannya tanpa merasa
tersinggung dan rendah. Yang penting, bukan soal martabat, soal
kedudukan, pangkat ataupun keturunan, melainkan jiwa
seseorang yang dinilai dalam dharma hidupnya"
"Ya" kata nyi T anca "dan adi resi percaya bahwa ucapan patih
itu sesuai dengan suara hatinya?"
"Kepercayaan itu bukan milik seseorang tetapi milik seluruh
rakyat majapahit. Merekalah yang menilai, benar tidaknya kata
patih Dipa dengan perbuatannya"
Nyi Tanca tertegun mendapat jawaban itu. Namun iapun cepat
dapat menghindarkan diri beralih ke lain persoalan "Benar, adi
resi. Memang selama ini hampir se'uruh kawula dan dan keraton
Majapahit, menaruh kepercayaan penuh kepada patih Dipa.
Tetapi bagiku tetap akan berpijak kepada anggapan. Bahwa yang
banyak itu belum tentu benar. Untuk mendapatkan peni'aian
rakyat banyak, memang dapat dibuat atau dibentuk dengan
pelbagai cara dan sikap. Tetapi yang penting a-dalah isi hati
orang itu" "Benar ayunda rakryan" seru resi Kawaca "bukankah dem ikian
pula halnya para Dharmaputera yang dipimpin ra Kuti dahulu"
Kudengar, Dharmaputcra itu diangkat dan dilantik oleh seri
baginda Jayanagara sendiri. Dengan demikian Dharmaputeta
merupakan mentri pilihan yang telah teruji, baik dalam kesetyaan
maupun pengabdiannya. Namun kenyataan, mentri-mentri
kepercayaan seri baginda itu sendirilah yang berusaha hendak
merebut kekuasaan tata"
Untuk yang kedua kalinya, nyi T anca seperti tertikam hatinya.
Apa yang hendak ia nyatakan, malah justeru dimanfaatkan resi
untuk menyinggung kelompok di mana ra Tanca termasuk jadi
warganya 1485 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Namun nyi Tanca dapat menerima luka itu untuk secepatnya
sembuh kembali dau mengembalikan pula "Yang jelas, aku tetap
tak percaya bahwa patih Dipa sudah sepi dari pamrih untuk
mencapai kedudukan dan pangkat tinggi. Dia masih tetap
seorang manusia, bukan dewa, Manusia yang m isi h dijajah oleh
naf m kdngin-an. Salah satu bukti, mengapa dia terus langsung
membunuh ki T anca tanpa diadili lebih dahulu, tak lain karena dia
bernafsu besar untuk menerima pujian, ganjaran dan kenaikan
pangkat atas jasanya sebagai seorang pahlawan"
Resi Kawaca berdiam diri.
"Baik, akan kubuktikan lagi" kata nyi Tanca melanjut
"mengapa patih Dipa menolak permintaanku" Bukankah dia
kuatir apabila dalam sidang peradilan itu akan terbuka maksud-
maksud kotor yang tersembunyi di balik tindakannya membunuh
ki Tanca itu " Dan manusia yang ketakutan akan terbuka
kesalahannya, adalah mereka yang mendambakan akan
kenikmatan pangkat, kedudukan dan kekuasaan. Haruskah aku
ikut dengan suara orang banyak yaag menganggap bahwa patih
Dipa itu seorang manusia yang sepi pamrih ?"
Tajam dan mengena sekali ucapan nyi Tanca sehingga resi
Kawaca sejenak memangu tertegun. Namun pada saat ia
merenungkan pembicaraannya dengan patih Dipa, segera
membertiklah sinar terang dalam benaknya.
"Dalam satu hal, ayunda memang benar" kata resi Kawaca
"tetapi pada lain, tidaklah demikian, inti dari penolakan patih
Dipa adalah, bahwa dia tak ingin membawa persoalan negara
untuk kepentingan peribadi atau keluarganya. Keputusan tentang
diri kakang Tanca adalah keputusan kerajaan dan penyakit nyi
Dipa adalah urusan keluarga"
Semula resi mengira dengan jawaban itu tentulah nyi Tatca
tak dapat membantah. Tetapi ternyata tidak demikian.
1486 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku menghormati pendirian patih Dipa yang sedemikian
tegasnya itu" kata nyi Tanca "tetapi sayang kenyataannya tidak
begitu. Peristiwa yang terjadi di keraton Majapahit, sesungguhnya tak lepas pada sumber urusan peribadi atau
keluarga. Adi resi, karena sudah menjadi suatu kenyataan yang
sudah bukan rahasia lagi, maka terus terang kukatakan sekarang,
bahwa tindakan nekad dari ki Tanca untuk mencidera seri
baginda itu tak lain karena ki Tanca hendak menghapus hinaan
seri baginda yang telah dilakukan terhadap diriku"
"Ah, dengan demikian ayunda rakryan mengakui bahwa
kakang Tanca memang mcmbekal tujuan untuk membunuh seri
baginda" cepat resi menegas.
"Kalau memang benar itu, begitulah keteranganku dalam
menilai tindakan ki Tanca" jawab nyi Tanca "tetapi karena ki
Tanca tak menceritakan hal itu kepadaku maka akupun masih
meragukan. Adakah dia memang berbuat begitu atau peristiwa
itu terjadi karena suatu hal yang tak terduga waktu pembedahan
itu berlangsung. Oleh karena itu maka aku menghendaki suatu
peradilan untuk menjernihkan peristiwa itu"
Resi Kawaca terdiam. "Andaikata ki Tanca sengaja membunuh seri baginda maka
jelas dia hendak membalas dendam peribadi. Tetapi tindakan
patih Dipa untuk membunuh ki Tanca, juga tidak lepas dari
kepentingan peribadi, adi resi"
Resi terbeliak. (Oo-dwkz-ismoyo-oO) 1487 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 20 1488 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
SUMPAH PALAPA Dicetak dan diterbitkan oleh:
Penerbit :Margajaya Surakarta Karya : SD DJATILAKSANA Hiasan gambar : Oengki.S Hak cipta dilindungi oleh undang-undang
Pembuat Ebook : Scan DJVU : Koleksi Ismoyo
http://cersilindonesia.wordpress.com/
Convert, edit teks & Ebook : Dewi KZ
http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/
http://kang-zusi.info http://cerita-silat.co.cc/
Tersentuh kalbu digetar samar ketika sunyi berbisik namamu
membias relung-relung renung menyayup bahana sumpahmu
lamun buwus kalah nusantara isun amukti palapa...
Hasrat membubung, suksma menderu
menuju gunduk dataran ria
Gurun, Seran, Tanjungpura,
Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda,
Palembang, Tumasik untaian ratna harapan tempat citamu bersemi satu
Duhai, ksatrya wira-bhayangkara
Kini kita telah menemuinya ketika sunyi berbisik namamu entah
di arah belah penjuru mana tetapi kita tahu
bahwa bisik itu sebuah amanatmu inilah
daerah Nusantara yang bersatu dialas Pulau Yang Delapan.
Penulis 1489 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
I ROGAH SATRAVA IVA PRAHARANTI DEHAM. Penyakit,
seakan-akan musuh, akan membinasakan badan. Penyakit
apapun, akan merupakan benalu yang menghisap darah
manusia, membinasakan jiwanya.
Demikian penyakit yang menghinggapi jasmani, demikian pula
penyakit yang tumbuh pada pikiran dan jiwa manusia. Bahkan
Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kalau penyakit yang tumbuh pada jasmani itu hanya merusak-
binasakan tubuh si penderita tetapi penyakit pada jiwa dan
pikiran lebih berbahaya lagi. Penyakit itu bukan saja
membahayakan diri sendiri, pun merusak-hancurkan lain orang.
Marah, dendam, dengki, loba, sombong dan bohong, termasuk
penyakit-penyakit yang merusak jiwa dan pikiran. Dan
berbahayanya, penyakit-penyakit semacam itu memerlukan
orang dan lawan untuk penumpahnya.
Maka penyakit, baik penyakit pada jasmani maupun jiwa dan
pikiran, seakan-akan musuh yang akan membinasakan badan.
Nyi T anca sedang menderita penyakit. Penyakit pada jiwa dan
pikirannya yani dendam kesumat yang tengah membakar
hatinya. Memang dalam penilaian, layak bahkan utama sekali sebagai
seorang isteri, nyi Tanca akan menuntut balas atas kematian
suaminya. Dan ditambah pula dengan tujuan Arya Kembar yang
hendak memperalat nyi Tanca untuk menjatuhkan patih Dipa,
maka ibarat api bertemu minyak, seketika berkobarlah api
dendam dalam hati nyi T anca.
Berpijak pada pendirian seorang wanita utama, menelungkupi
bhakti setya sebagai seorang isteri terhadap guru lakinya maka
nyi Tanca gigih melakukan perjuangan antuk menuntut balas
1490 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepada patih Dipa. Baginya, patih Dipa adalah pembunuh dari Ra
Tanca. Sesungguhnya, dalam hati kecil nyi Tanca, sudah memiliki
kesadaran bahwa tindakan patih Dipa itu adalah tugas kewajiban
dari teorang patih dan bhayangkara yang memikul tanggung
jawab menjaga keselamatan seri baginda. Pun sudah pula nyi
Tanca mengetahui bahwa tindakan suaminya membunuh raja itu
merupakan tindak pidana yang tiada berampun lagi. Nyi Tanca
tahu kesemuanya itu. Namun berkat angin yang dihembuskan
Arya Kembar untuk menghidupkan api kemarahan nyi T anca atas
kematian suaminya, berhasil menyulut dan membakar hati wanita
itu. "Salah atau benar, Tanca adalah suamiku. Baik atau buruk, dia
adalah guru lakiku. Seorang isteri u-tama harus dan wajib
membela suaminya" demikian pendirian yang menjadi pegangan
nyi T anca. Memang benar pendirian yang dianut nyi Tanca itu manakala
ia tidak menyadari beberapa hal yang dapat menggugurkan
pendiriannya itu. Dia tidak menyadari, bahkan mungkin tidak
mau menyadari bahwa tindakan Tanca tidak mengandung
kebenaran yang meyakinkan.
Pertama, membunuh raja, akan menggoncangkan sendi-sendi
tiang negara. Apabila Jayanagara hanya seorang pangeran atau
orang biasa, kematiannya tentu hanya terbatas pada dirinya
beserta keluarga. Tetapi tidak sampai menimbulkan kegoncangan
besar bagi seluruh negara.
Ini bukan berarti bahwa jiwa seorang kawula biasa lebih hina
daripada jiwa seorang raja. Dalam nilai jiwa dari titah dewata,
adalah sama. Tetapi bagi kepentingan negara, jauh sekali
bedanya. Raja adalah junjungan para kawula, pimpinan tampuk
negara. Tidak mudah untuk memperoleh pengganti raja yang
dapat dan mampu memegang pusara pemerintahan dengan
cakap dan bijaksana. Kematian seorang Jayanagara tentu akan
1491 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memerlukan waktu dan perjalanan yang cukup lama untuk
mencapai kewibawaan, kepercayaan dan rasa patuh dari rakyat
sebagaimana yang dimiliki baginda Jayanagara.
Lepas dari beberapa segi kelemahan baginda Jayanagara
secara peribadi, namun baginda telah berhasil dalam
perjuangannya untuk menegakkan kewibawaan dan kekuasaannya. Peristiwa mahapatih Nambi di Lumajang, huru
hara Dharmaputera ra Kuti dan beberapa kerusuhan di daerah-
daerah merupakan duri-duri dalam perjalanan baginda untuk
menguasai pusara negara. Dan apabila dinobatkan pula seorang
raja baru untuk mengganti seri baginda, tentulah akan makan
waktu yang cukup lama pula, sebagaimana yang telah dialami
seri baginda Jayanagira. Karena tidak semua mentri, gusti, tanda
dan para senopati yang diangkat oleh seri baginda Jayanagara,
akan tunduk dan taat sepenuh hati kepada sang prabu puteri
Teribuanatunggadewi. Demikian dosa yang terbesar dari tindakan
ra Tanca membunuh seri baginda Jayanagara.
Kedua, ra Tanca sudah mendapat apa yang dicita-citakan. Dia
hendak membunuh baginda Jayanagara dan bagindapun telah
tewas. Bahwa dia tentu akan mendapat pidana mati itu sudah
jelas, baik oleh tangan patih Dipa maupun oleh undang-undang
kerajaan Majapahit. Ketiga, apabila diukur dengan nilai martabat, maka ra Tanca
sudah beruntung. Dia mati tetapi dia dapat membunuh seorang
raja besar. Dengan tiga buah penilaian itu seharusnya nyi Tanca sudah
puas atas keaiatian suaminya. Bahkan seharusnya dia takut
untuk mengganggu-gugat soal terbunuhnya ra Tanca. Bahwa dia
sebagai isteri dari seorang pembunuh yang berdosa besar.
Seharusnya pun berterima kasih kepada kerajaan Majapahit
karena membebaskannya dari segala hukuman. Dan siapakah
yang gigih me lindunginya itu " Ah, kalau saja nyi Tanca tahu
bahwa patih Dipalah yang berusaha keras untuk memintakan
1492 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kebebasan bagi nyi Tanca karena wanita itu tidak bersalah,
tentulah nyi Tauca harus malu hati karena sekarang dia malah
gigih untuk menuntut patih Dipa.
Tetapi nyi Tanca memang sakit. Sakit dalam hati ditinggal
suaminya. Dan penyakit itu, mudah sekali menginginkan
kesembuhan. Arya Kembar tahu benar akan perasaan hati nyi
Tanca dan diapun pandai sekali untuk memberikan sesuatu yang
dapat dan cepat disambut nyi Tanca sebagai obat penyakit
jiwanya. Maka dalam berbantah dengan resi Kawaca mengenai
permintaan patih Dipa untuk obat penawar racun yang diderita
nyi Dipa, nyi Tanca telah menyerang dengan tajam sekali
tindakan patih Dipa membunuh ra Tanca yang dikatakan sebagai
tindak sewenang-wenang main hakim sendiri tanpa harus diadili.
Sejenak tedepig daii kejut yang membeliakkan perasaannya
maka resi Kawacapun bertanya "Nyi Tanca, menuduh tanpa
menyertakan bukti-bukti yang kuat, akan cenderung ke arah
fitnah. Apalagi memfitnah seorang priagung yang berkedudukan
penting dalam pemerintahan akan membawa akibat yang tak
terperikan. Nyi Tanca tersenyum hambar "Walaupun aku hanya seorang
wanita bodoh tetapi rasanya aku tidaklah sebodoh sebagai orang
yang tak tahu akibat dari memfitnah seorang patih kerajaan yang
sedang dipuja orang"
"Jika begitu" lambut resi Kawaca "silakan nyi rakryan
menguraikan tuduhanmu"
"Rakryan patih Dipa tahu tentang peristiwa yang tak senonoh
dalam keraton Majapahit"
"Peristiwa apakah itu ?"
Nyi Tanca merah mukanya "Apakah engkau benar-benar tak
mendengar hal itu, ki resi?"
1493 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Resi Kawaca gelengkan kepala "T idak sama sekali"
Nyi Tanca termangu sejenak. Rupanya dia sedang
mempertimbangkan adakah dia harus menceritakan hal itu
kepada resi Kawaca atau tidak. Namun akhirnya ia mengambil
keputuian. Karena perkembangan persoalan itu sudah sampat
pada suasana yang sukar ditutupi lagi maka diapun segera
menceritakan tentang peristiwa seri baginda Jayanagara yang
telah mengganggu dirinya.
"Ah" desah resi Kawaca. Secara selentingan ia pernah
mendengar hal itu. Tetapi baru peitama kali itu dia benar-benar
mendengar dari orang bersangkutan.
"Jika benar ra Tanca membunuh baginda karena hendak
membalas dendam, salahkah itu ?" tanya nyi Tatca.
"Salah atau benar harus dilihat pertimbangan dari segi mana,
nyi rakryan" kata resi Rawaca "tetapi bagaimana pendapat andika
sebagai seorang isteri?"
"Aku bangga mempunyai seorang tuami seperti ki Tanca "
sahut nyi Tanca dengan psnuh keangkuhan.
"Walaupun kebanggaan andika itu akan menggoncangkan
pemerintah kerajaan Majapahit ?" tegas resi.
"Itu ... " nyi Tanca gelagapan.
"Dalam kedudukan sebagai seorang kawula Majapahit,
gembirakah andika karena melihat kerajaan dari negara andika
ini menderita kegoncangan besar?" resi makin mendesak.
"Tetapi aku isteri ra Tanca"
"Bukankah andika ini kawula Majapahit pula?"
"Ah" desah nyi Tanca "bagaimana mungkin aku harus
membagi diriku menjadi dua bagian ?"
1494 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagaimana mungkin andika harus mengelompokkan diri
dalam satu bagian saja. Karena kenyataan andika memang
kawula Majapahit, bukan ?"
"Lalu bagaimana aku harus menjawab ?"
"Sederhana" sambut resi Kawaca "berat mana pengabdian
andika sebagai seorang isteri dengan sebagai seorang kawula
negara ?" "Seorang isteri harus mengabdi dengan penuh kesetyaan
kepada suami" "Seorang kawula harus mengabdikan seluruh jiwa raga dan
hidupnya untuk negara. Seorang boleh hidup tanpa suami tetapi
tak mungkin hidup tanpa negara"
Nyi Tanca terbeliak. "Jika kepentingan negara tersangkut maka segala kepentingan
harus disisihkan, termasuk kepentingan keluarga dan peribadi.
Andika mengatakan mengabdi kepada suami, tetapi andika lupa
sebagai seorang kawula harus mengabdi juga kepada negara.
Seharusnya andika menimbang, adakah kepentingan kepada
suami itu tidak mengganggu kepentingan negara. Jika andika
menyadari hal itu, tentulah andika dapat mencegah suami andika
melakukan sesuatu yang merusak kepentingan negara"
"Andika salah, resi" seru nyi Tanca "ra Tanca tidak
mengatakan tujuan membunuh baginda itu kepadaku"
"Tetapi bagaimana mungkin ki Tanca tahu apa yang telah
terjadi pada diri andika apabila andika tidak memberitahukan
kepadanya?" "Benar" sahut nyi Tanca "memang aku terpaksa memberitahukan hal itu kepadanya karena dia sebelumnya sudah
mendengar peristiwa itu"
"Dari s iapa ?"
1495 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Patih Dipa" seru nyi Tanca setengah berteriak. Sejak tadi dia
merasa sesak napas karena didesak pertanyaan resi yang tajam.
Kini dia merasa mendapat kesempatan untuk menghamburkan
kesesakan napasnya. "Patih Dipa?" teriak resi Kawaca "bagaimana andika tahu?"
"Ki T anca yang memberitahukan"
"Apa alasan ki patih Dipa memberitahukan peristiwa itu
kepada ki T anca ?" "Licik sekali" kata nyi Tanca "patih Dipa memberitahukan
psmtiwa itu disertai dengan peringatan keras agar kakang T anca
jingan sampai berbuat menurut sekehendak hatinya sendiri.
Apabila kakang Tanca tetap hendak melakakan tindakan yang
mengganggu keselamatan seri baginda maka patih Dipa sendiri
yang akan menindak kakang Tanca"
"Tindakan ki patih bermaksud baik karena hendak mencegah
supaya ki Tanca jangan berbuat sesuatu yang membahayakan
diri seri baginda?" tanya resi Kawaca.
"Memang orang akan bcrpintai kesan demikian" jawab nyi
Tanca "tetapi mengapa ki patih harus perlu memberitahu hal itu
kepada kakang Tanca"
"Salahkah itu ?"
"Berlawanan sekali dengan ucapannya di keraton" kata nyi
Tanca "ki patih telah memberi ancaman keras kepada kepala
dayang yang mengetahui peristiwa itu dan minta kepadaku agar
jangan membocorkan hal itu kepada kakang Tanca. Peristiwa itu
harus dirahasiakan serapat-rapatnya, demi kepentingan kerajaan.
Tetapi mengapa patih itu sendiri yang memberitahukan kepada
kakang Tanca ?" "Ki patih tentu merasa bahwa lambat laun ki T anca pasti akan
mendengar hal itu. Maka dia tentu mengambil keputusan, lebih
1496 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
baik secara terang-terangan memberitahu dan disertai peringatan
yang keras" "Jika benar seperti menurut jalan pikiran andika, ki resi"
sambut nyi T anca "berarti ki patih telah menyudutkan aku dalam
suatu kesulitan. Karena akhirnya ki Tanca bertanya kepada ku
juga" "Dan apa jawab andika?"
"Karena pauh Dipa sudah membocorkan, terpaksa akupun
mengaku. Aku minta kepadanya supaya jangan melakukan suatu
tindak yang membahayakan keselamatan raja"
"Dia menurut ?"
Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Bermula kakang Tanca hendak mengamuk tetapi dengan
ratap tangii, aku dapat mengendapkan kemarahannya"
Resi Kawaca merenung sejenak lalu berkata pula
"Dengan demikian ki patih tidak bersalah, andikapun juga
tidak salah" "Bagaimana andika dapat cepat menarik kesimpulan bahwa
patih Dipa tidak bersalah, ki resi ?"
"Ki patih telah melakukan tindak pencegahan. Karena
mencegah itu lebih aman daripada bertindak setelah terjadi hal
yang tak diinginkan" tiba tiba resi Kawaca teringat akan kata-kata
nyi Tanca tadi yang mengatakan bahwa tindakan ki patih
memberitahukan peristiwa itu kepada ra Tanca adalah licik. Licik
berarti bertindak dengan tidak jujur, mengandung tipu muslihat,
tetapi adakah andika menganggap hal itu kurang benar ?"
"Sekali lagi kukatakan licik" ulang nyi Tanca "karena jetes
tindakannya itu mengandung bsa yang berbahaya. Mulutnya
mergandung madu, hatinya beracun. Itulah patih Dipa"
Reii Kuwaca makin tertarik perhatiannya. Dia ingin mengetahui
apa yang tersembunyi dibalik kata-kala nyi Tanca yang bernada
1497 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mencaci maki itu "Maukah andika mengatakan, mengapa
tindakan patih Dipa itu andika anggap licik ?"
"Karena andika sudah separoh mengetahui tentang peristiwa
yang memalukan di keraton, kurasa tiada halangan akan kubuka
sama sekali selubung yang menutup rahasia keraton itu" kata nyi
Tanca. Resi Kawaca mengangguk. Nyi Tanca lalu menuturkan peristiwa apa yang telah terjadi di
keraton Tikta-Sripala ketika seri baginda Jayanagara masih hidup.
Bagaimana dia karena diminta oleh Arya Kembar supaya datang
ke keraton untuk m:ngobati penyakit gusti ratu Indreswari,
ibunda baginda Jayanagara, akhirnya harus menderita suatu
peristiwa yang pahit. Ia menceritakan lebih jauh bahwa
sebenarnya ada tiga wanita yang terancam cemar oleh tingkah
baginda yang tidak terpuji. Mereka adalah nyi Tanca dan nyi
Dipa. Tetapi yang terkena cemar, hanyalah dia sendiri.
"Sebenarnya apabila patih Dipa tidak datang tepat pada
waktunya, tentulah nyi Dipa juga akan menderita cemar seperti
aku. Sekalipun begitu, walaupun kehormatannya belum sampai
terganggu, namun baginda sempat pula untuk mendekap nyi
Dipa dan ...." "Cukuplah" seru resi Kawaca yang tak mau mendengar
sesuatu yang tak Kedap di telinga. Sebagai seorang resi, dia
harus berpantang untuk mendengar dan melihat perbuatan-
perbuatan tak senonoh yang cenderung ke arah kecabulan
"pokok, nyi Dipa belum sampai tercemar kehormatannya, bukan
?" "Ya, tetapi patih Dipa telah menyaksikan dengan mata kepala
sendiri bagaimana isterinya telah direjeng-rejeng oleh seri
baginda. Sudah tentu dia marah sekali. Hanya secara kebetulan
saja dia datang pada saat-saat yang gawat, andaikata tidak,
tentulah nyi Dipa sudah tercemar"
1498 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hanya karena alasan itukah maka patih Dipa mendendam
kepada seri baginda ?" tanya resi Kawaca "kurasa ki patih
bukanlah peribadi yang begitu. Pengabdian dan kesetyaannya
kepada negara Majapahit, di atas segala kepentingan peribadi"
"Ki resi" kata nyi Tanca "janganlah terpancang oleh
kemasyhuran nama seseorang sehingga engkau tempatkan dia
sebagai manusia yang tidak mungkin bersalah. Sedangkan
dewapun tak luput dari kekhilafan apalagi hanya seorang titah
dewata, insan biasa. Jangan pula andika agungkan seseorang
yang masih hidup, Karena selama dia masih belum mati maka
belum putuslah perjalanan hidupnya yang penuh goda dan coba
ini. Sekali tergelincir, dia akan jatuh dari tempat yang tinggi ke
dalam pelimpahan yang hina. Dan segunung sanjung puji serta
rasa kagum orang akan segera berobah menjadi sumpah serapah
yang tak kenal ampun"
Resi Kawaca terdiam. Memang ia harus mengakui bahwa kata-
kata nyi Tanca itu benar adanya. Tiada yang lebih suci dan agung
daripada Hyang Widdhi Agung. Insan manusia itu lemah. Masih
mudah tergelincir dalam kekhilafan dan kesesatan.
"Patih Dipa tetap hanya seorang insan biasa betapapun tinggi
kedudukan serta besar kemasyhuran namanya. Dia mengatakan
bahwa kepentingan negara Majapahit di atas segala kepentingan
peribadinya. Itu katanya sebelum dia beristeri. Tetapi setelah dia
menikah, siapakah pula yang tahu akan perobahan hatinya ?"
Resi Kawaca telah mendapat kesan yang jelas akan watak dan
pendirian patih dalam persoalan sakit nyi Dipa. Dia rela melihat
isterinya meninggal kalau memang nasib menentukan demikian
daripada harus menarik kembali keputusaunya tentang diri ra
Tanca. Resi gelengkan kepala "Terima kasih atas nasehat andika, nyi
Tanca. Tetapi andika boleh mengatakan bagaimana saja, namun
kepercayaanku terhadap sesuatu atau seseorang yang telah
memberi keyakinan kepadaku, takkan luntur barang sedikitpun
1499 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jua. Kalau hanya begitu saja pendirianmu dalam menilai peribadi
patih Dipa, aku tak me lihat sesuatu yang baru yang dapat
menggoyahkan kepercayaanku kepada ki patih"
Nyi Tanca tersenyum ewah "Bukan hanya itu saja. Masih ada
sebuah hal lain yang menimbulkan dendam patih Dipa kepada
seri baginda" "Oh" desuh resi Kawaca seraya membeliak penuh kejut heran
"apakah itu ?" "Salah satu dari rahasia keraton yang sangat dirahasiakan oleh
patih Dipa, adalah tentang tingkah laku baginda yang gemar
sekali akan wanita cantik"
"Yah, mungkin sudah demikianlah anggapan dalam naluri raja-
raja dan para pembeiar kerajaan Majapahit. Setiap pembesar
yang berkedudukan tinggi, baik di pura kerajaan maupun di
daerah, tentu akan menyunting beberapa wanita sebagai selir
untuk menyemarakkan kewibawaannya sebagai seorang priagung. Tentulah seorang raja seperti baginda Jayanagara juga
tak luput dari kebiasaan itu"
"Benar" sahut nyi Tanca "tetapi perbuatan baginda itu benar-
benar di luar susila. Dan apabila hal itu terlaksana, tentu
Majapahit akan dilanda gempa kegemparan yang akan
menghancurkan sendi sendi ketataprajaan negara Majapahit.
Dapat dipastikan tentu akan timbul pemberontakan besar"
"Ah, mengapa sampai begitu genting sekali " Apakah yang
telah terjadi ?" "Seorang pria menyukai wanita, menurut naluri kodrat,
memang dapat dibenarkan. Tetapi kalau seorang pria suka akan
saudara perempuannya sendiri,
adakah hal itu dapat dibenarkan?" 1500 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa kata andika ?" teriak resi Ka waca terkejut sekali "apakah
andika hendak mengatakan bahwa seri baginda Jayanagara
hendak menyukai saudaranya sendiri ?"
"Ya" "Siapa ?" "Gusti puteri Teribuanatunggadewi Rani Kahuripan dan gusti
puteri Mahadewi Rani Daha"
"O, Hyang Isywara Agung" seru resi seraya menengadahkan
kedua tangan memandang ke atas "adakah kesemuanya itu
dapat dipercaya ?" "Resi seru nyi Tanca" apabila seekor ayam jantan bertelur,
tentulah orang akan membantah dan mengatakan mustahil.
Tetapi nyata pada masa itu, timbullah kegemparan di negara
Majapahit karena terjadi peristiwa-peristiwa alam yang aneh.
Ayam jantan bertelur, seekor harimau mati di tanduk kambing,
seorang perawan di sebuah desa tiba-tiba berobah menjadi anak
laki dan lain-lain kejadian alam. Seolah suatu perlambang bahwa
jaman sudah berobah dari kodratnya. Maka tidakkah andika
masih kurang percaya apabila seorang pria menyukai saudara
perempuannya sendiri" Bukankah seorang raja itu tak terbatas
kekuasaannya " Tak boleh diganggu gugat lagi ?"
"Tetapi tata-susila dan kodrat naluri, berlaku untuk setiap
insan tanpa membedakan siapapun juga" sahut resi Kawaca.
"O, andika, ngeri mendengar peristiwa itu?" Resi Kawaca
terkesiap. "Jika benar demikian maka perasaan andika itu sama dengan
perasaan setiap rakyat Majapahit yang masih mempunyai setitik
rasa susila. Jika demikian pula, apakah andika masih heran dan
tak percaya apabila patih Dipa tak puas dengan diri seri baginda
itu?" 1501 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Terperangkap dalam suatu lingkaran kata-kata yang penuh
liku dan jebakan itu, resi Kawaca tak dapat berkata apa-apa.
"Aku mendapat ajaran dari para sesepuh yang bijak bahwa
diam itu berarti setuju" masih nyi Tanca mendesak "tetapi
benarkah andika juga setuju akan perasaan yang dimiliki patih
Dipa terhadap seri baginda ?"
Resi kembali terdesak dalam pokok kesulitan. Rupanya dia
masih belum siap untuk memberi penilaian.
"Katakanlah resi" desak nyi Tanca "apabila engkau mengaku
sebagai saudara seperguruan dari ra Tanca, ingin kubuktikan
satu ciri sifat ra Tanca yang terdapat dalam dirimu"
"Apa yang andika kehendaki?"
"Ra Tanca seorang pendiam, tak suka banyak bicara. Tetapi
dia jujur dan berani. Dia menganggap perbuatan baginda
Jayanagara itu sangat nista. Dan dia-pun berani mengatakan itu
dengan terus terang. Dia tahu dan akan bertanggung jawab
untuk apa yang dikatakannya itu. Adakah andika berbeda dengan
kakang Tanca?" Resi Kawaca gelengkan kepala "T ak ada bedanya"
"Mengapa andika tak berani mengatakan apa-apa ?"
"Sebenarnya sudah kujawab walaupun dengan cara yang lebih
lunak" sahut resi Kawaca "bukankah tadi telah kukatakan bahwa
tata-susila dan kodrat naluri itu, berlaku untuk sedap insan tanpa
mempedu-likan siapa dan bagaimana kedudukannya" Jelas,
bahwa barangsiapa yang menyalahi hal itu, tentulah salah"
"Engkau mengatakan perbuatan baginda Jayanagara itu salah
Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Persilatan 8 Ksatria Negeri Salju Karya Sujoko Pedang Langit Dan Golok Naga 7
sayangkan bahwa seorang ra Tanca tabib yang sakti harus
dibunuh. Tetapi lebih harus disayangkan apabila seorang ra
Tanca pembunuh hianat tidak harus dibunuh !"
Resi terkejut mendengar ucapan patih Dipa yang bernada
agak keras. Namun sesaat ia memaklumi apa yang ditegaskan
patih itu memang benar. Resi berkata atas pandangan seorang
resi tetapi patih Dipa berbicara sebagai seorang patih yang
bertanggung jawab akan keselamatan negara. Walaupun ada titik
perbedaan namun akhirnya menuju ke satu kesimpulan, bahwa
setiap dosa harus mendapat pidana lahir maupun batin. Dosa,
1439 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akan menimbulkan karma yang akan menuntut batin dan
perjalanan hidup manusia itu sendiri. Dosa, pun akan dituntut
dengan pidana oleh undang2 negara. Deruikian secara batin dan
lahir, tuntutan yang akan membayangi setiap perbuatan salah
dan dosa. "Benar, ki patih" sesaat kemudian resi Kawaca menemukan
kewajaran dari persoalan diri ra Tanca "ilmu itu merupakan
berkah apabila diamalkan untuk kebaikan. Tetapi akan
merupakan kutuk apabila untuk maksud yang jahat. Mungkin ki
patih mendengar, adakah ra Tanca mempunyai murid atau
putera yang mewarisi kepandaiannya ?"
"Ra Tanca tidak berputera"
"Sayang" resi menghela napas.
"Tetapi keluarganya masih hidup"
Resi Kawaca tersengat kejut "Keluarganya " Siapa yang ki
patih maksudkan sebagai keluarganya ?"
"Nyi Tanca" "Nyi Tanca ?" resi berteriak kaget.
"Ya" sahut Dipa "yang bersalah adalah ra Tanca maka ra
Tanca yang harus menerima pidana. Nyi Tanca tetap hidup di
pura dengan selamat tak kurang suatu apa"
"Ah" kembali resi menghela napas. T etapi kali ini napas yang
longgar "jika demikian ada harapan bagi nyi Dipa. Di manakah
letak kediaman nyi Tanca"
"Akan kuperintahkan seorang kadehan untuk mengantar ki
resi kesana" kata patih Dipa "tetapi adakah kunjungan ki resi
kepada nyi T anca itu mempunyai hubungan dengan penyakit nyi
Dipa?" Resi mengiakan. Ia mangatakan bahwa ia berharap nyi T anca
masih mempunyai simpanan ramuan dari ra Tanca.
1440 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Putuslah percakapan dengan suatu keputusan, bahwa hari itu
resi Kawaca akan diantar seorang ponggawa kepatihan,
berkunjung ke tempat kediaman nyi T anca.
Demikian setelah beristirahat dan diajak makan bersama oleh
patih Dipa maka berangkatlah resi ketempat nyi T anca.
Nyi Tanca menyambut kedatangan resi dengan penuh kejut
keheranan. Ia merasa belum kenal dengan resi itu namun
sebagai seorang tuan rumah, disambutnya kedatangan resi itu
dengan ramah dan dipersilahkannya duduk di pendapa.
Setelah memperkenalkan diri maka berlanjutlah resi
menerangkan hubungannya dengan ra Tanca.
"Tigapuluh tahun yang lampau, ketika itu kakang Tanca dan
aku masih seorang pemuda, sama-sama pernah berguru pada
seorang resi yang sakti, resi Saniyasa"
"O, dengan demikian resi ini saudara seperguruan dengan ki
Tanca?" seru nyi Tanca. Ia teringat dulu, entah berapa lama,
memang ki Tanca pernah menceritakan bahwa dia pernah
mempunyai seorang saudara seperguruan. Tetapi sejak sang
guru wafat, keduanya berpisah dan sampai sekarang belum
pernah berjumpa lagi. "Demikianlah nyi rakryan" kata resi "tetapi hal itu berlangsung
lebih kurang tigapuluh tahun yang lalu. Menurut keterangan
guru, ada perbedaan sifat dan tujuan dari kami berdua. Kakang
Tanca amat berbakat dan gemar sekali mempelajari ilmu
pengobatan. Dalam hal itu beliau, guru kami, memang
mempunyai sebuah kitab pusaka yang memuat berbagai ramuan
obat yang berkhasiat tinggi"
"Sedang penilaian guru kepada diriku, aku dikatakan
mempunyai jodoh untuk meresapi kitab-kitab veda yang berisi
ajaran keagamaan. Memang aku sendiri tak tahu dan tak merasa,
bahwa minatku amat besar sekali untuk menggali mutiara-
mutiara yang terpendam dalam ajaran kitab-kitab veda itu"
1441 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sesekali pernah aku dan kakang Tanca sempat bercakap
cakap tentang tujuan hidup kita masing-masing. Kakang Tanca
mengatakan, bahwa menolong manusia dari penderitaan
penyakit, baginya merupakan suatu darma yang luhur. Alam
telah mengaruniai kita manusia dengan segala sesuatu yang
lengkap. Sandang, pangan dan keperluan hidup termasuk sarana
kehidupan, diantaranya ramuan obat untuk menghindari
gangguan kesejahteraan hidup manusia" kata kakang Tanca.
Beliaupun menambahkan, bahwa dasar daripada kejernihan
pikiran, kebersihan jiwa adalah bersumber pada kesehatan
jasmani. Didalam jasmani yang sehat akan bertahta pikiran dan
jiwa yang sehat. Dan ini merupakan sarana penting untuk
melaksanakan darma hidup sebagai insan yang baik"
"Aku setuju dengan pendapat kakang Tanca. Namun aku lebih
cenderung untuk mengobati dan menyehatkan jiwa. Kukatakan,
jiwa dan batin merupakan sumber uuma dari arti nilai manusia
hidup. Jasmani yang sehat, belum tentu jiwanya sehat. Sehat
dalam arti kata sehat pada jalan kesucian. Banyak pula
kejahatan-kejahatan itu dilakukan oleh manusia-manusia yang
memiliki tubuh yang sehat dan kuat. Tetapi dalam jiwa ymg
sehat, belum tentu jasmani akan sehat pula. Ini kuakui. Namun
karena jiwa sehat, walaupun tubuh tidak sehat, tetap akan dapat
menghindari pikiran dan perbuatan yang jahat"
"Diantara kakang Tanca dan aku, terdapat dua perbedaan
tentang cara dan tujuan mengabdi kepada keselamatan manusia"
kata resi Kawaca lebih lanjut "singkatnya, kakang T anca menitik
beratkan pada kesehatan jasmani sebagai sumber dari kehidupan
bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan daa kesejahteraan
lahir batin. Dan aku menelungkup! pendirian, bahwa batin itu
adalah sumber dari segala gerak dan perbuatan. Oleh karena itu
kuuta makan untuk menyehatkan batin ke arah keluhuran.
Ajaran-ajaran dalam kitab veda yang menjadi sumber dari agama
Syiwa, Buddha dan Brahma, harus lebih dikembangkan dalam
1442 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jiwa setiap insan, agar tercapailah kehidupan yang sejahtera,
lahir batin" "Walaupun berbeda pandangan tapi kakang Tanca dan aku
sependapat, bahwa kita mempunyai tujuan yang sama yani
mengabdi kepada kepentingan manusia. Hanya caranya yang
berlainan. Oleh karena itu kami pun tidak mengadakan
pertentangan, bahkan satu sama lain saling menghormati
pendirian masing-masing"
"Ternyata amat singkatlah kami hidup dalam asrama
pertapaan resi Saniasa. Hanya tiga tahun lamanya, tiba-tiba guru
telah menutup mata karena terserang penyakit mendadak.
Sebelumnya, semasa guru masih hidup, beliau telah berpesan,
keiak apabila beliau wafat maka kitab-kitab dalam perpustakaan
beliau, supaya dibagi. Kakang Tanca memperoleh kitab pusaka
tentang ilmu pengobatan. Dan aku mendapat kitab-kitab veda
yang berisi ajaran agama"
"Setelah selesai menyempurnakan jenasah guru dalam api
pancika, terpaksa kami berdua berpisah untuk me lanjutkan cita-
cita hidup kami. Aku tetap bertapa di pur.ckk gunung untuk
menekuni isi kitab vida dan mengajarkan ajaran yang terdapat
dalam kitab itu. Sedang kakang Tanca sejak turun gunung, tak
pernah berjumpa lagi dengan aku. Baru lebih kurang sepuluh
tabun yang lalu, kudengar bahwa kakang Tanca telah tnenjadi
tabib yang termasyhur di seluruh kerajaan Majapahit. Dan
bahkan pula, kakang Tanca telah diangkat sebagai priagung yang
bergelar rakryan" Nyi Tanca mengangguk "Ki Tanca pernah menceritakan diri
adi resi kepadaku. Diapun terkenang juga kepada adi resi. Tetapi
ki T anca tak tahu dimana adi berada sehingga tak dapat mencari
adi" "Memang demikian, ayunda rakryan. Kesibukan telah
menenggelamkan diriku"
1443 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah" nyi Tanca menghela napas "adakah adi resi tak dapat
menyelinapkan waktu dari kesibukan adi itu " Atau apakah
benar-benar kesibukan itu telah menelan seluruh waktu adi resi
?" Resi mengiakan. "Adi resi, maafkan aku" kata nyi Tanca "tetapi apa sajakah
kesibukan-kesibukan adi itu ?"
"Aku sibuk mencari sesuatu yang tak kuketahui"
"O, tentulah sebuah benda yang tak ternilai?"
"Ya, tetapi bukan berwujut benda padat, melainkan angan-
angan" Nyi Tanca terkesiap "Ah, aneh benar ucap adi resi. Apakah
angan-angan itu ?" "Mungkin hanya terjadi pada diriku atau mungkin memang
demikian yang dirasakan oleh setiap orang yang membenamkan
diri dalam alam ajaran-ajaran kejiwaan dan agama. Makin
memperoleh, makin terasa iurang. Makin terang makin merasa
gelap sehingga terus-menerus mencari dan mencari sesuatu yang
belum diketahui. Terus terang, ayunda rakryan, apa yang kucari
itu bukanlah sesuatu yang baru, bukan pula sesuatu yang ganjil
dan aneh. Melainkan sesuatu yang terjadi sejak Dewua Agung
menciptakan manusia. Dan merupakan sesuatu yang wajar dan
harus terjadi pada diri manusia"
N/i Tanca makin tertarik. Ia mendesak agar resi mengatakan
secara terus terang. "Aku mencari apakah Arti Hidup itu" kata reii Kawaca.
"Arti hidup ?" ulang ny i T anca.
"Ya, arti hidup. Karena kita ini hidup maka haruslah kita
mengerti apa aiti hidup kita itu. Dan hal itu kucari pada
sumbernya yani dari mana kita hidup, apa arti kita hilup dan
1444 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kemana tujuan kita hidup ini. Sangkan paraning dumadi atau Asal
dan keakhiran hidup"
"Ah" nyi Tanca mendesis "mendengar uraian adi, teringatlah
aku pada keadaan diriku selama ini"
"Apakah itu ayunda Tanca ?"
"Tiap pagi aku mendengar burung berkicau, melihat bunga
mekar dan menyaksikan tang surya terbit. Namun aku tak
mengerti apa maksud dan tujuan kesemuanya. Ketidak-
pengertian itu didasarkan oleh anggapan bahwa hal itu kuanggap
kodrat yang wajar. Demikian pula dengan makna dan tujuan
hidup manusia itu" "Benar" sahut resi mingiakan "memang sebenarnya banyak hal
dalam alam kehidupan kita ini yang belum kita ketahai, namun
kita anggap hanya sebagai kodrat yang wajar. Adalah karena
aaggspm itulah maka kita mengabaikan untuk t'.iak menumpahkan perhatian kita mencari arti yang sesungguhnya
dari kesemuanya itu. Semisal hidup ini, kita hanya tahu dan
merasa bahwa kita hidup. Tetapi kita tak mengerti apa arti
sesungguhnya dari hidup itu. K ita lalu menganggap bahwa hidup
itu suatu gerak dan gsrak itu mengandung darma. Dan
kesemuanya itu memang sudah ter-cangkum dalam kodrat hidup.
Tetapi beaarkah demikian " Nah, inilah yang kutekuni dalam
pencarian lalang buana di alam cipta pikiranku"
"Adakah adi resi sudah menemukannya ?"
"Sudah tetapi belum keseluruhannya. Dan aku-pun masih
belum yakin bahwa penemuanku itu beaar adanya"
"Dapatkah adi mewjdarkan penemuan adi itu?" Resi Kawaca
tertegun sejenak. Ia tak menyangka bahwa nyi Tanca memiliki
sifat yang agak lain dari suam inya. Apabila merundingkan
tentang unsur-unsur arti hidup maka selalu ra Tanca menghindar.
Hidup ya hidup, katanya. Perlu apa kita pikirkan arti dan
tujuannya " Apabila mencapai pada pembicaraan mengenai
1445 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tujuan hidup maka ra Tanca selalu menekankan bahwa hidup itu
adalah suatu darma yang wajib dilaksanakan. Demikian ra Tanca
dahulu. Tetapi berbeda dengan nyi T anca. Rupanya isteri ra T anca itu
lebih cenderung untuk menerima uraian-uraian mengenai hidup
dan falsafahnya. Resi Kawaca mendapat kesan yang baik
terhadap wanita itu. "Aku mencari dan menemukannya pada sumber hidup itu
sendiri. Setiap yang hidup tentu mempunyai sumber asalnya.
Maka kukembalikan segala sesuatu yang mengenai asal dan
keakhiran hidup, arti dan tujuan hidup itu pula, kepada
sumbernya. Dari sumber itulah kita berasal. Dari sumber itu pula
kita dilahirkan dan hidup, dari sumber itulah kelak kita akan
kembali pada asal. Dan sumber agung itu tak lain dari yang
Maha-pencipta, yang kuasa menciptakan kelahiran, kehidupan
dau kematian. Tujuan hidup tak lain hanyalah melaksanakan apa
yang menjadi titah dari Sarghyang Mahapencipta itu. Oleh karena
itu, di dalam mencari apa yang menjadi keinginanku dai?m
angan-anganku selama ini, yang pertama-tama aku menyadari.
Bahwa pertama, kita harus mengarti kepada yang menciptakan.
Setelah mengerti, wajiblah kita melaksanakan apa yang menjadi
titah NYA. Dan terakhir, kita serahkan segala sesuatu hidup itu
pulang kepadaNYA pula"
Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Setelah memiliki pengertian itu, wajib pula kita laksanakan
dalam amal yang nyata yaitu manyembah kepada Hyang
Mahapencipta" Nyi Tanca mengangguk-angguk.
"Tercapainya sujud menembah itu, bilamana kita lebih
mengenal kepada yang kita sembah. Dan pengenalan itu harus
melalui kesadaran, pengendapan dan kesempurnaan batin dalam
jiwa kita. Tanpa melalui pertumbuhan dan peningkatan
kesadaran dan batin, tindakan manembah itu hanyalah terbatas
dalam ucapan mulut" 1446 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nyi Tanca mengangguk pula "Setelah mendengar uraian adi
resi, aku baru tahu dan merasakan betapa berbeda pengetahuan
tentang keadaan yang terjadi di sekeliling kehidupan ini. Terima
kasih adi resi, andika telah membuka mata hatiku dalam
menyongsong cahaya penerangan pada hari hari di ujung senja
kehidupan hayatku" "Ah, apa yang kukatakan ini hanyalah kesimpulan dalam hati
peribadiku. Dan aku masih belum yakin bahwa apa yang
kutemukan itu tentu sempurna.
Nyi Tanca dapat menyelami makna ucapan resi yang tak lain
hanyalah bersifat merendah diri. Demikian setelah terlibat dalam
percakapan mengenai bermacam masalah terutama yang
mengenai peristiwa dalam pengalaman selama ini maka tibalah
saatnya nyi Tanca untuk meminta keterangan tentang maksud
kunjungan resi itu kenadanya.
"Benar, ayunda rakryan" kata resi Kawaca "selain untuk
memperkenalkan diri dalam rangka melangsungkan kesinambungan hubungan peribadi, akupun membawa tujuan
lain yang mempunyai kepentingan untuk memohon bantuan
ayunda rakryan di sini"
"O, jika demikian, silakan adi resi segera saja mengatakan"
"Terima kasih" kata resi Kawaca "baru-baru ini rakryan patih
Dipa telah menyempatkan waktu untuk berkunjung ke
padepokanku di gunung Penanggungan"
"Patih Dipa ?" ulang ny i T anca terkejut.
Resi mengiakan "Ya, rakryan patih Dipa meminta baatuanku
untuk mengobati penyakit yang diderita nyi rakryan patih"
Nyi Tarca makin terkejut.
"Itulah sebabnya mengapa aku sampai tertiup datang ke pura
kerajaan" 1447 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah penyakit yang diderita nyi patih ?"
"Menurut pemeriksaan yang kulakukan, nyi patih telah
menderita keracunan dari makanan atau minuman yang
didaharnya. Racun itu termasuk jenis ramuan racun yang ganas,
walaupun bekerjanya secara pelahan-lahan"
"O" desuh nyi Tanca untuk menyalurkan getar-getar kejut
yang mendebar dadanya "lalu apakah adi berhasil mengobatinya
?" "Kepandaianku dalam ilmu pengobatan amat terbatas. Apabila
kakang Tanca masih hidup, tentulah penyakit itu dapat
disembuhkan" kata resi Kawaca "tetapi lain halnya dengan aku.
Dalam batas kemampuanku yang masih jauh dari kesempurnaan
itu, aku hanya berhasil untuk menekan racun dalam lingkup yang
jinak. Tetapi belum berhasil menghalaunya sampai tuntas. Dalam
keadaan itu, walaupun kese lamatan jiwa ny i rakryan patih sudah
terhindar dari bahaya maut tetapi keadaan tubuhnya akan tetap
lemah" Diam diam nyi Tanca terkejut demi mendengar keterangan
resi bahwa ny i patih akan terhindar dari bercana maut.
"Lalu apa hubungan keadaan nyi patih dengan kurjungan adi
ke rumahku ini?" tanyanya.
"Bahwa kakang Tanca semasa hidupnya tentu banyak sekali
menyimpan persediaan ramuan obat untuk segala jenis penyakit
termasuk keracunan. Apabila ayunda berkenan, demi menyelamatkan jiwa calon putera ki patih yang berada dalam
kandungan nyi Dipa, kumohon ayunda rakryan berkenan
memberikan ramuan obat pemunah racun itu"
Nyi Tinca terkesiap. Sesaat kemudian ia berkata "Dalam hal
itu, adi resi, aku sendiripan tidak menguasai jenis-jenis
persediran ramuan yang tersimpan dalam ruang peribadi ki
Tanca. Karena terus terang, walaupun aku ini isteri dari tabib
yang sakti, tetapi sedikitpun aku tak memiliki ilmu pengobatan"
1448 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tetapi, ayunda rakryan" seru resi "bukankah dalam ruang
peribadi kakang T anca itu masih terdapat sisa simpanan berbagai
ramuan obat?" Nyi Tarca mengiakan"Masih cukup banyak. Tetapi sayang aku
tak mengerti mana-mana ramuan yang diperlukan itu"
"Ya, memang" kata resi "dalam memilih jenis obat yang tepat
untuk mengobati penyakit nyi patih itu diperlukan orang yang
tahu tentang ilmu pengobatan. Yang lebih tepat pula, orang yang
pernah dekat hubungannya dengan mendiang kakang Tanca.
Tetapi diaarn Isi ini, ayunda rakryan sendiri tentu dapat
melakukannya" Sebenarnya dalam hati, resi Kawaca mengharap agar nyi
Tanca memberikan kesempatan itu kepadanya. Dalam harap itu,
ia sudah memberikan pandangan bahwa yang paling tepat untuk
meneliti simpanan persediaan obat dari ra Tanca, adalah orang
yang dekat hubungannya dengan tabib itu. Dalam hubungan itu,
ia telah mengantarkan keterangan dalam perkenalan diri tadi,
bahwa dia adalah saudara seperguruan dari ra T anca. Kiranya nyi
Tanca tentu maklum apa yang dikehendakinya.
Namun diluar dugaan, resi Kawaca agak terkejut dan sukar
menafsirkan entah apakah memang ada unsur kesengajaan
ataukah hanya karena kurang menyadari persoalannya sehingga
dalam jawabannya nyi T anca mengatakan lain.
"Dalam hal ini akan kubantu keinginan adi resi. Aku akan
berusaha untuk meneliti obat itu. Dan besok pagi, apabila obat
itu dapat kutemukan, tentu akan kuberikan kepada adi resi"
demikian kata nyi T anca dalam jawabannya.
Karena nyi Tanca mengatakan begitu, tiada alasan lagi bagi
resi Kawaca untuk tidak menerima, walaupun bukan demikian
yang diharap dari pernyataan nyi Tanca.
"Dalam hal ini kuharap adi resi jangan kecewa" tiba-tiba nyi
Tanca menambah keterangan "sesungguhnya terkandung suatu
1449 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maksud dalam hatiku, bahwa dalam mencari obat yang adi resi
perlukan itu, aku harus memohon perkenan mendiang ki T anca"
Resi Kawaca kerutkan dahi "Memohon perkenan mendiang
kakang Taaca?" ulangnya.
"Tentulah adi resi sudah mengetahui bahwa kematian suamiku
ra Tanca itu bukanlah kematian yang wajar menurut kodratnya.
Melainlan suatu kematian yang dipaksakan oleh tangan penguasa
yang telah membunuhnya"
Resi Kawaca mulai merenyah.
"Jiwa dari orang yang dibunuh atau mendapat kecelakaan,
belumlah sempurna. Masih melayang-layang di alam trantunan.
Dan hal itu kubuktikan sendiri karena aku sering dapat menga
iakan hubungan batin dengan mendiang ki T anca. Setiap kali aku
bersemedhi menyatukan persembahan keinginan hati untuk
bertemu dengan beliau, maka kurasakan arwah beliau selalu
muncul dalam alam cipta semedhiku itu dan kamipun dapat
melakukan hubungan percakapan"
"Dengan kepercayaan dan pembuktian yang sudah sering
kulakukan itu maka dalam persoalan ini, akupun akan
bersemedhi lagi untuk menemui arwah ki Tanca. Aku akan
meminta perkenannya tentang permintaan adi itu. Namun....."
"Ya, silakan ayunda, rakryan"
"Namun hendaknya adi resi maklum bahwa arwah dari orang-
orang yang menderita dibunuh itu, tentu masih diliputi oleh rasa
penasaran. Rasa dendam penasaran itu memang merupakan
beban yang merintangi mereka dalam mencapai alam
kesempurnaan. Tetapi hal itu memang sukar untuk kita
memaksakan kehendak kepada mereka. Mereka sendirilah yang
akan menyadari hal itu"
"Adi resi" sejenak memulangkan napas, berkata nyi Tanca
lebih lanjut "ra Tanca telah mati dibunuh ki patih Dipa. Ki patih
1450 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dipa mendasarkan pada landasan sebagai seorang patih yang
bertanggung jawab atas keselamatan seri baginda maka ia
bertindak membunuh ki Tanca. Tetapi ki Tanca juga mempunyai
a-lasan mengapa dia sampai mencidera baginda. Maka dalam
soal landasan, masing-masing mempunyai alasan sendiri"
"Maksud ayunda rakryan" resi Kawaca menanggapi "kemungkinan nanti kakang Tanca dapat menolak permohonanku, bukan?"
"Aku akan berusaha untuk menyadarkan beliau, tetapi
keputusan adalah pada ki T anca"
Resi Kawaca mempunyai naluri yang tajam. Bahwa dalam
percakapan dengan nyi Tacca itu, ia serasa mempunyai kesan
bahwa dalam persoalan permintaannya akan ramuan pemunah
racun yang diderita ny i Dipa, nyi Tanca mempunyai percik-percik
keberatan. Adakah nyi Tanca masih menaruh dendam atas
kematian suaminya di tangan patih Dipa" Adakah nyi Tanca
mempunyai persoalan sendiri dalam kaitan dengan penyakit yang
diderita nyi Dipa" Entahlah. Ia hanya menduga-duga tetapi tak dapat
menentukan kepastiannya. Praduga itu hanya didasarkan atas
pengamatan akan sikap dan nada nyi Tanca dalam memberi
tanggapan terhadap permintaannya tadi.
"Jika demikian, baiklah ayunda rakryan. Aku mohon diri dan
besok akan mohon menghadap untuk meminta keterangan"
karena ada sesuatu yang menjadi pemikiran resi, maka diapun
terus pamit. Resi Kawaca hendak memberi laporan kepada patih Dipa dan
meminta keterangan tentang peristiwa pembunuhan ra Tanca
secara lebih terperinci. Demikian mengenai sikap nyi Tanca
dalam kehidupan sehari-hari selama suaminya meninggal.
Sementara itu nyi Tanca pun masih termenung di tempat
duduk "Ah, untunglah aku segera mendapat akal untuk menunda
1451 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hal ini sampai besok pagi. Baiklah kubicarakan hal itu dengan
Arya Kembar. Mungkin raden itu dapat memberi jalan yang
tepat" Nyi Tanca mengutus seorarg bujang tua untuk mengundang
Arya Kembar. Arya Kembar terkejut dan bergegas menuju ke
gedung kediaman ra Tanca. Karena menduga tentu terjadi
sesuatu perkembangan yang penting dalam rencana mereka
maka diapun singgah di tempat kediaman Arya Warak untuk
diajak bersama menghadap nyi Tanca.
Kedua Arya itu sebelumnya telah mendapat laporan tentang
hasil usaha nyi Tanca untuk mencelakai nyi Dipa. Kini mereka
terkejut mengapa nyi Tanca meminta kedatangannya.
"Kakang Kembar, apakah kemungkinan nyi Tanca mendapat
berita tentang keadaan nyi Dipa ?" tanya Arya Warak.
"Mungkin" sahut Arya Kembar "karena setelah melaksanakan
rencana itu, kita akan menunggu bagaimana hasil perkembangan
selanjutnya" "Adakah mungkin .... mungkin suatu berita buruk tentang nyi
Dipa ?" "Mudah-mudahan begitulah" jawab Arya Kembar.
"Ah, jika begitu kita harus menyambutnya dengan gembira
dan merayakan dengan berpesta, kakang"
"Engkau salah adi Watak" tegur Arya Kembar.
"Salah " Mengapa salah " Apakah tidak layak kalau kita harus
menyambut peristiwa itu, apabila benar-benar terjadi dengan
suatu pesta besar ?"
"Memang tidak layak" kata Arya Kembar "bahkan kita harus
lebih berhati-hati untuk menyimpan diri, jangan sampai
menunjukkan sikap yang dapat menarik kecurigaan mereka.
Mengadakan pesta dan mengunjukkan sikap gembira, tentu
1452 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cepat akan diketahui dan dicurigai, logat, adi, kedudukan kita di
pura kerajaan saat ini bagaikan telur di ujung tanduk. Sedikit
kurang berhati-hati tentu akan tergelincir dan berhamburan
pecahlah telur itu. Ingatlah akan ajaran Mawas diri"
Arya Warak mengangguk. Diam-diam dia membenarkan
peringatan Arya Kembar. Saat itu merekapun sudah tiba di
kediaman ra Tanca. "Tentulah ada suatu berita penting sehingga bibi rakryan
berkenan menitahkan hamba menghadap kemari" kata Arya
Kembar. "Benar, raden" kata nyi Tanca. Dia lalu menuturkan tentang
kunjungan resi Kawaca dari gunung Penanggungan dan maksud
kedatangannya.
Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Ah, sial benar resi itu." Arya Kembar men-desuh kaget
"mengapa dia harus campur tangan dalam hal ini ?"
"Patih Dipalah yang memintanya datang ke pura" kata nyi
Tanca "lalu bagaimana aku harus bertindak"
Arya Kembar tidak cepat menjawab melainkan diam berpikir.
Tetapi Arya Warak serentak berkata "Mudah saja bibi rakryan.
Cukup bibi mengatakan bahwa dalam simpanan persediaan
ramuan obat yang ditinggalkan paman ra Tanca, tidak terdapat
jenis obat pelepas racun"
Nyi Tanca gelengkan kepala "Ah, tidak semudah itu, arya.
Memang aku dapat mengatakan begitu tetapi tentulah resi
Kawaca tak dapat menerima dengan rela"
"Lalu apakah resi itu akan bertindak untuk memaksa ?"
"Arya Warak" kata nyi Tanca dengan nada mantap "tentulah
engkau takkan melupakan bagaimana pandita yang sudah
mencapai tingkat resi itu. Mereka tentu memiliki kepandaian yang
sakti. Demikian halnya dengan resi Kawaca. Bukankah dia
saudara seperguruan dengan mendiang ki T anca ?"
1453 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Arya Wara k terkesiap. "Yang kumakiudkan dengan cara paksa itu, bukanlah semata
hanya dengan kekerasan secara terang-terangan, misalnya dia
terus langsung masuk ke dalam ruang peribadi ki Tanca. Bukan
begitu. T etapi sebagai seorang yang berilmu sakti, dapat saja dia
menggunakan ilmu kepandaiannya untuk mengambil ramuan
obat itu secara halus"
"Ya, benar" kata Arya Warak "bagaimana kalau bibi rakryan
berkenan menyerahkan ramuan itu kepada kakang Kembar agar
dapat dijaga. Dan mungkin rasi takkan tahu hal itu"
Nyi Tanca gelengkan kepala "Seorang resi yang sakti, akan
dapat mengetahui hal itu semua. Sekalipun kita sembunyikan
dalam liang semut, dia tetap akan tahu juga. Dan apabila sudah
tahu, tentulah dia akan menggunakan cara yang tak wajar untuk
mengambilnya" Kali ini Arya Warak tak dapat membantah lagi. Apa yang
diucapkan nyi Tanca itu memang bukan sesuatu yang mustahil
bagi seorang resi yang sakti.
Saat itu Arya Kembar masih pejamkan mata. Rupanya dia
sedang tenggelam dalam pemikiran yang dalam.
"Arya Kembar" seru nyi Tanca lirih "adakah raden sudah
menemukan jalan yang terbaik dalam memecahkan persoalan ini
?" Tampak Arya Kembar mengangguk pelahan "Sudah, bibi
rakryan" "O" teriak nyi Tanca penuh harap "jika demikian lekaslah
raden mengatakan kepadaku"
"Begini bibi" Atya Kembar mulai beringsut untuk mengatur
sikap duduknya supaya lurus "besok apabila resi datang, baiklah
bibi sambut dengan pernyataan bahwa bibi telah berhasil
1454 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengadakan percakapan dengan mendiang paman rakryan
Tanca" Nyi Tanca mengangguk.
"Dan dalam percakapan itu, baiklah bibi mengatakan bahwa
paman rakryan setuju untuk memberikan obat itu kepada resi
Kawaca ..." "Apa katamu " Ki Tanca setuju ?" tukas nyi Tanca.
"Ya" sahut Arya Kembar "tetapi tidak begitu saja paman Tanca
meluluskan. Harus ada syaratnya"
"Syarat apa ?" seru nyi Tanca.
"Hanya sederhana saja" kata Arya Kembar "yalah agar patih
Dipa memulihkan nama baik paman Tanca"
Nyi Tanca terkesiap "Memulihkan nama baik ki Tanca "
Bagaimana caranya ?"
"Bahwa paman Tanca tidak bermaksud membunuh baginda
Jayanagara. "Ah, arya jangan mengada-ada" seru nyi Tanca "tak mungkin
hal itu akan terjadi. Kenyataan ki T anca telah dinyatakan sebagai
pembunuh seri baginda. Mungkinkah hal itu akan dicabut kembali
?" Arya Kembar meugangguk penuh yakin "Pernyataan bahwa
paman Tanca telah membunuh seri baginda, adalah dari patih
Dipa. Mencabut pernyataan itu seharusnya dia juga yang harus
melakukan. Bukankah patih Dipa itu kini menjadi orang yang
paling terpandang di pura kerajaan ?"
"Ya" kata nyi Tanca "tetapi peristiwa itu menyangkut urusan
kerajaan yang besar. Bagaimana mungkin dapat dicabut begitu
saja ?" "Mengapa tak dapat, bibi rakryan ?" balas bertanya Arya
Kembar. 1455 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nyi Tanca kerutkan dahi. Dia berusaha untuk menyelami,
dengan alasan apakah patih Dipa akan dapat mencabut
keputusan yang telah di umumkan itu. Namun ia tak berbasil
menemukannya. "Arya" katanya sesaat kemudian "cobalah cngkau beritahukan
bibi, apa alasan yang dapat diterima patih Dipa sehingga dia
dapat melakukan pemulihan nama baik ki T anca itu"
"Hal itu dapat diatur begini" kata Arya Kembar setelah
dilakukan penyelidikan dan pemeriksaan secara lebih mendalam,
ternyata dalam peristiwa pembunuhan seri baginda Jayanagara
itu, terdapat kesalah Tanaman, Sesungguhnya ra Tanca tidak
bermaksud hendak membunuh seri baginda. Melainkan ketika dia
membelek bisul baginda, karena kesakitan dan terkejut, baginda
berjingkat sehingga pisau ra Tanca telah menyusup ke dalam
ptrut baginda. Baginda meregang, darah berhamburan ke luar.
Karena kaget dan ketakutan ra Tanca lari ke luar dan berpapasan
dengan patih Dipa. Karena menyangka ra Tanca telah membunuh
seri baginda, maka patih Dipa terus membunuh ra Tanca"
Nyi T anca menaruh perhatian besar akan ucapan Arya Kembar
"Tetapi masih ada kelemahannya, arya. Mengapa ki T anca harus
lari ke luar kalau benar dia tak sengaja bermaksud membunuh
seri baginda ?" "Paman Tanca terkejut dan ketakutan, bibi"
"Tidak tepat" seru nyi Tanca "bukan layak seorang tabib
termasyhur seperti ki T anca kalau melihat orang yang diobatinya,
betapapun parah keadaannya, akan lari ketakutan"
"Benar, bibi rakryan" jawab Arya Kembar "tetapi yang
metderita sakit itu adalah seri baginda, seorang raja besar.
Apakah tidak mungkin paman Tanca menjadi gugup dan lari ke
luar ?" "Karena melihat baginda berlumuran darah ?" nyi Tanca
menegas "ah, tidak, arya. Justeru sifat ki T anca adslah berlainan.
1456 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Beliau amat bertanggung jawab sekali terhadap orang yang
diobatinya. Makin orang itu bertambah parah keadaannya, ki
Tanca makin lebih menekuninya. Tidak, arya, ra Taaca bukan
seorang tabib yang berr fat selicik itu"
Arya Kembar kerutkan dahi "Habis dengan dalih apa kita dapat
memberi alasan untuk menyelamatkan tindakan paman Tanca
lari ke luar itu ?" "Karena ra Tanca hendak pulang untuk mengambil obat
penghenti pendarahan. Rasanya alasan itu lebih layak, arya"
"Bukankah saat menghadap ke keraton, ra Tanca membekal
beberapa ramuan obat?" tanya Arya Kembar.
"Benar, tetapi luka yang diderita seri baginda itu di luar
persangkaan ki T anca. Ki T anca tentu tidak membawa persediaan
ramuan untuk luka yang sedemikian gawatnya"
Arya Kembar mengangguk. Ujian pertanyaannya telah di
jawab dengan baik oleh nyi T anca. Dan alasan yang diberikan nyi
Tanca memang dapat diterima secara layak.
"Baiklah bibi rakryan" akhirnya Arya Kembar menerima "kita
menggunakan alasan itu sebagai saran supaya patih Dipa mau
mencabut kembali keputihannya tentang diri paman Tanca dalam
peristiwa kematian seri baginda"
"Tetapi adakah patih Dipa bersedia menerima syarat yang
kuajukan itu, arya ?" masih nyi T anca meragukan.
"Jika dia tak mau menerima, ramuan obat itu-pun takkan
diberikan. Dia tentu bingung. Sebagai seorang suami, dia tentu
menginginkan kesembuhan sakit isterinya. Sebagai seorang ayah,
dia pasti akan memperhatikan keadaan calon anaknya. Aku tak
percaya kalau dia akan menolak , bibi rakryan"
"Bagaimana kalau dia main paksa menggunakan kekerasan
untuk mengambil ramuan itu ?" tanya nyi T anca.
1457 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bibi dapat mengatakan" kata Arya Kembar "bahwa bibi
sendiri sebenarnya tak tahu manakah yang disebut ramuan
pemunah racun itu. B bi akan bertemu dengan arwah paman
Tanca lagi untuk memohon petunjuk"
"Apabila patih Dipa mengambil tindakan secara paksa ?"
"Bibi dapat merintanginya dengan berbagai cara. Antara bibi
dapat rrengancamnya. Kalau patih itu berani menginjak-injak hak
bibi sebagai yang dipertuan dari rumah ini, bibi akan bunuh diri"
Wajah nyi Tanca berseri. Peturjuk Arya Kembar itu memang
tepat. Dan diapun sudah siap untuk mempertaruhkan jiwa
raganya. "Baiklah, arya" katanya sesaat kemudian "akan kulakukan hal
itu." Sepulang Arya Kembar dan Arya Warak, tak berapa lama
datanglah resi Kawaca menemui nyi Tanca. Dia meminta
keterangan tentang perioalan yang dibicarakan kemarin.
Berkata nyi Tanca "Adi resi, rupanya kunjungan adi telah
menggugah semangat ki Tanca. Biasanya, tidak secepat itu aku
dapat bertemu dengan arwah ki Tanca. Kadang sampai tiga
bahkan lima malam bersemedhi, barulah arwah ki Tanca datang
menemui aku. Tetapi semalam, aku sudah berhasil menemuinya"
"Syukurlah, ayunda rakryan" kata resi Kawaca "lalu bagaimana
hasilnya ?" "Ki T anca menyetujui permintaan adi resi"
"O, terima kasih, ayunda rakryan" cepat reii Kawaca menyela.
"Namun ki T ancapun juga mengajukan permintaan kepada adi
resi" "O" resi terkesiap "apakah yang dikehendaki kakang rakryan
?" 1458 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Adi resi" kata nyi Tanca "sebagaimana telah kukatakan
kemarin, bahwa kematian ki Tanca itu telah menimbulkan raia
dendam penasaran dalam hatinya. Dan karena terikat oleh rasa
dendam itu maka belumlah arwah ki Tanca itu dapat sempurna
melayang ke alam kelanggengan"
Resi Kawaca menghela napas "Ya, memang, setiap orang
mempunyai alasan untuk mempertahankan pendiriannya. Namun
salah dan benar, bukanlah semata menjadi hak anggapan orang
itu sefihak. Harus ditinjau dari berbagai pertimbangan dan
kepentingan. Dan keputusannya akan dikokohkan dengan bukti
kenyataan" "Adi resi benar" sahut nyi Tanca yang melihat bahwa nada
ucapan resi yang cenderung untuk membenarkan tindakan patih
Dipa membunuh ra Tanca, masih terdapat percik kelemahan
"justeru permintaan ki Tanca sangat berkaitan dengan kata-kata
adi resi yang terakhir yalah keputusan harus dikokohkan dengan
bukti kenyataan'" Berhenti sejenak, nyi T anca melanjut "Bahwa dalam soal bukti
itulah yang dikehendaki ki Tanca, agar benar dapat
dipertanggung jawabkan sebagai suatu kenyataan yang
sebenarnya" Timbul sedikit rasa heran dalam hati resi Kawaca atas kata-
kata nyi Taaca. Dia bertanya "O, apakah ayunda maksudkan
bahwa kakang Tanca menghendaki bukti akan kesalahannya?"
Nyi Tanca mengiakan. "Tetapi bukankah peristiwa itu sudah selesai jauh beberapa
waktu yang lalu" "Adi maksudkan bahwa peristiwa itu sudah selesai, bukan?"
"Apakah tidak demikian, ayunda?"
"Ya" sahut nyi Tanca "tetapi yang selesai Itu adalah peristiwa
terbunuhnya seri baginda dan kematian ki T anca"
1459 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dan apakah masih ada persoalan lain yang belum
terselesaikan setelah kedua beliau itu sama-sama terbunuh?"
"Ada" sahut nyi Tanca mantap "bukankah adi resi tadi
mengatakan tentang soal bukti sebagai pengokoh dari setiap
keputusan?" "Benar, ayunda rakryan. Lalu bukti apakah yang ayunda
maksudkan?" "Bukti bahwa ki T anca itu bersalah"
Resi Kawaca terkesiap. Ia hampir kehilangan pemikiran untuk
menangkap dan menyelami apa yang tersirat dakm ucapan nyi
Tanca "Ayunda rakryan, mohon anda menjelaskan apa yang
dikehendaki ki T anca"
"Tak lain adi resi" kata nyi Tanca "yalah bukti yang
menyatakan bahwa ki Tanca memang bersalah membunuh seri
baginda" "Tetapi ayunda, bukankah karena sudah berbukti melakukan
kesalahan itu maka patih Dipa lalu bertindak membunuh ki
Tanca" "Siapa yang mengatakan kalau ra Tanca telah membunuh seri
baginda?" "Tentu saja ki patih Dipa"
"Adakah ki patih Dipa itu sudah merupakan barang yang
kekuasaannya dapat menentukan sesuatu " Adakah keputusannya sud ih merupakan keputusan dalam undang-
undang Majapahit" Adakah dia sejajar dengan kemutlakan
Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kekuasaan seri baginda raja Majapahit ?"
Terkejut resi Kawaca mendengar kata-kata nyi Tanca yang
penuh dengan luap nada kemarahan dan tuntutan. Resi berusaha
untuk menenangkan rasa kejutnya, setelah itu baru dia mulai
menilai apa yang terkandung dalam ucapan nyi Tanca.
1460 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Didapatinya, bahwa patih Dipa bertindak membunuh ra Tanca,
tidak dapat ditafsirkan bahwa patih itu mempunyai kekuasaan
mutlak yang sama dengan kekuatan undang undang. Melainkan
dalam rangka tugas yang diembannya sebagai patih yang
bertanggung jawab akan keselamatan seri baginda. Demikian
pendapatnya. "Patih Dipa mendapat tugas untuk menjaga keselamatan seri
baginda. Apayang dilakukannya terhadap kakang Tanca adalah
rangka wewenang yang diberikan dalam tugas kewajibannya"
katanya. "Tetapi siapakah yang mengetahui bahwa ki Tanca benar-
benar telah mencidera seri baginda, adi resi ?"
"Ki patih Dipa"
"Hanya dia seorang dan dia seorang pula yang mengatakan
bahwa ki Tanca telah membunuh seri baginda" Adakah cakup
keterangan patih Dipa itu menjadi bukti yang tak bobh diganggu
gugat lagi ?" Resi Kawaca tertegun. Ia mendapat kesan bahwa rasanya nyi
Tanca mempunyai penilaian lain terhadap peristiwa itu, terutama
tentang tuduhan bahwa ra Tanca telah membunuh seri baginda.
"Ayutda rakryan, dalam masalah itu rasanya ayunda
mempunyai pandangan lain. Silakan ayunda mengatakan"
"Memang benar, adi resi" kata nyi Tanca "karena aku tahu
bahwa ki Tanca mempunyai dua pendirian hidup. Pertama, setya
mengabdi kepada ilmu yang dipelajarinya. Kedua, setya
mengabdi kepada kerajaan Majapahit"
"Cobalah adi resi sejenak merenungkan" kata nyi Tanca pula
"waktu terjadi huru hara yang dilakukan Dharmaputera ra Kuti
dan kawan-kawan, ra Tanca telah dibebaskan dari hukuman,
karena terbukti tak tersangkut langsung dalam pemberontakan
itu. Pernah dalam menanggapi keputusan itu, ki Tanca
1461 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengatakan kepadaku bahwa seri baginda Jayanagara itu
seorang junjungan yang adil bijaksana karena dapat menilai
dengan tepat menurut duduk persoalan yang sewajarnya. Ki
Tanca ingin menunjukkan, bahwa kepercayaaan seri baginda atas
kejetyaannya itu, akan dibalas dengan rasa pengabdian dan
kesetyaan yang lebih mendalam. Nah, dengan dasar pernyataan
ki Tarca itu, adakah adi resi pererya bahwa ki Tarca akan
mengandung maksud buruk untuk mercidera seri baginda.
Bukankah seperti yang adi kenal dan akupun demikian, bahwa ki
Tarca itu seorang manusia yang kenal membalas budi orang?"
Resi Kawaca tertegun. Apa yang dikatakan nyi T anca itu memang
harus diakui mengandung kebenaran.
"Tetapi ayunda rakryan" kata resi sesaat kemudian "mengapa
pada waktu itu kakang Tanca gopoh lari keluar dari ruang
peraduan seri baginda. Dan karena saat itu patih Dipa melihat
bahwa seri baginda telah berlumuran darah maka ki patih lalu
menarik kesimpulan bahwa kakang Tanca telah mencidera seri
baginda, lalu dibunuhnya"
"Seri baginda menderita sakit bisul" sanggah nyi T anca "dan ki
Tarca tentu melakukan pembedahan. Mungkin waktu berlangsung pembedahan itu, terdapat dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama, karena merasa sakit maka seri baginda
lalu meronta dan akibatnya pisau yang tengah berada di bisul,
makin menancap lebih dalam kedalam tubuh seri baginda. Dan
kemungkinan kedua, bisul yang dibedah itu telah banyak
mengeluarkan darah sehingga ki T anca gopoh lari keluar"
"Mengapa kakang Tanca harus lari?"
"Mungkin karena terjadi pendarahan yang banyak, baik
dikarenakan gerakan seri baginda sendiri maupun karena
keadaan bisul itu sendiri, ra Tanca menjadi gopoh. Kemungkinan
dia tak memperkirakan lebih dulu bahwa akan terjadi pendarahan
yang sedemikian hebat sehingga dia tak membawa ramuan untuk
1462 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghentikan pendarahan. Maka dia bergegas lari hendak
pulang mengambil ramuan itu"
"Ah" desah resi Kawaca "apabila benar demikian, mengapa
kakang Tanca tak memberi keterangan kepada patih Dipa ?"
"Yang ada saat itu hanyalah ki T anca dan patih Dipa. Siapakah
yang dapat menjadi saksi, ki Tanca sudah mengatakan hal itu
kepada patih Dipa ?"
Resi Kawaca mulai terhanyut dalam pembicaraan. Tanpa
disadari dia mengejarkan pertanyaan "Apakah ki patih telah
membuat kesaksian palsu ?" .
"Adakah ki patih telah memberi kesaksian sejujurnya ?" nyi
Tanca cepat mengembalikan pertanyaan itu pula.
"Ah, aku benar-benar tak mengerti apa sesungguhnya yang
ayunda maksudkan" "Apapun yang terjadi di ruang peraduan seri baginda, tiada
orang yang mengetahui. Demikian pula apa yang berlangsung
dalam pembunuhan terhadap ki T anca itu, juga tiada orang yang
menyaksikan. Yang ada hanya ki patih Dipa dan kakang Tanca.
Dan kenyataannya kakang Tanca mati dibunuh patih itu"
"Ah, ayunda rakryan" timbul keheranan hati resi sete lah
mendengar ucapan nyi T anca "apakah gerangan kepentingannya
ki patih harus membunuh kakang Tanca, apabila tidak karena
kakang Tanca dianggap telah mencidera seri baginda ?"
"Adi resi" sanggah nyi Tanca "apabila dalam hal itu kita
melekatkan diri pada 'anggapan' saja, maka kita telah
menempatkan diri dalam anggapan umum, yang menerima
mentah-mentah dan membenarkan tindakan patih Dipa terhadap
kakang Tanca" Resi Kawaca tertegun. 1463 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jika dalam peristiwa sebesar itu kita hanya menggantungkan
pada dasar 'anggapan" saja, maka Keadilan dan Kebenaran akan
pudar kewibawaannya dalam kerajaan Majapahit. Layakkah jika
Keadilan dan Kebenaran itu hanya dipercayakan pada anggapan
seseorang saja?" Walaupun diam tetapi resi Ka waca tengah sibuk mencernakan
inti hamburan kata-kata nyi Tanca. Memang layak jika sebagai
seorang isteri, nyi T anca akan menggugat peristiwa pembunuhan
ra Tanca. Namun apakah tuduhan-tuduhan dalam gugatannya itu
tepat pada arah dan sasarannya. Ataukah kesemuanya itu hanya
merupakan lupa dendam penasaran nyi Tanca belaka"
"Adakah ki patih Dipa dapat bertindak menyimpang dari wajib
dan wewenang yang diberikan dalam tugasnya sebagai patih
yang bertanggung jawab akan keselamatan seri baginda?" ia
mulai menyusuri jejak jejak yang membercik dalam peristiwa itu
dengan pertama-tama menyorot peribadi patih Dipa "ah,
mengingat pengabdian dan kesetiaan ki patih yang diakui seri
baginda sehingga ki patih telah diberi kepercayaan sedemikian
besar, rasanya sukar untuk meragukan hal itu"
"Apabila tuduhan nyi Tanca itu benar, lalu apa dasarnya ki
patih harus membunuh kakang Tanca" ia melanjutkan
renungannya "hal itu mungkin terjadi, apabila ki patih
mempunyai dendam peribadi terhadap kakang Tanca. Tetapi
benarkah ki patih memiliki perasaan demikian ?"
la tak tahu jelas. Kuem selama ini ia berada di padepokan
yang jauh dari pura kerajaan.
"Ayunda rakryan" katanya setelah tak berhasil dalam
penafsiran "aku tak dapat menemukan suatu alasan mengapa
patih Dipa membunuh kakang Tanca, kecuali ki patih mempunyai
rasa dendam kepada kakang Tanca. Dalam hal ini aku benar-
benar tak tahu" "Hai" nyi T anca mendesuh.
1464 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jika memang terdapat unsur seperti itu, maukah ayunda
memberitahu kepadaku ?" resi melangkah ke pertanyaan.
"Adi resi" kata nyi Tarca "betapapun aku berbicara sehingga
sampai berkering ludah, namun aku percaya bahwa tiada
seorangpun yang akan percaya, apabila pembicaraan itu
mengarah untuk mencemarkan nama baik patih Dipa yang telah
disanjung sebagai pahlawan pelindung kerajaan Majapahit"
Resi diam-diam terkejut. Dari nada ucapan wanita itu, resi
mendapit kesan bahwa nyi Tanca memiliki bahan-bahan peristiwa
yang menunjukkan kecemaran nama patih Dipa. Timbul
keinginan resi untuk mengetahui.
"Ayunda rakryan" katanya "agar dalam mempertimbangkan
peristiwa yang terjadi pada diri kakang T anca aku d?p?t memberi
ksjimpulaa yang tepat, perlulah kiranya aku mempunyai bahan
bahan keterangan yang tepat pula. Dalam hal ini, rasanya
ayunda tentu tak berkeberatan untuk memberitahukan hal itu
kepadaku" "Ah, betapa keinginanku untuk meluluskan permintaan adi
resi, namun aku harus berkaca diri. Pertama, sebagai isteri dari
seorang tokoh yang telah dijatuhi hukuman mati sebagai seorang
penghianat, apakah masih ada orang yang mau mendengar
keterangan-ku, apalagi mempercayainya ?"
"Kedua" katanya lebih lanjut "telah kukatakan tadi, bahwa
setiap orang yang berbicara tentang keburukan patih Dipa, dia
tentu akaa disambut dengan caci maki dan kemarahan oleh
rakyat. Oleh karena itu adi resi, kusarankan agar adi resi
meminta keterangan itu dari ki patih sendiri"
Resi terkesiap "Dari ki patih " Adakah beliau bersedia
memberikan keterangan " Dan andaikata bersedia, adakah
keterangan itu akan memiliki sifat yang murni dari kenyataannya
?" 1465 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Adi resi, jangan meragukan keperibadian patih Dipa. Beliau
seorang ksatrya yang luhur dan seorang pahlawan yang berjasa
besar. Mungkinkah seorang ksatrya akan berlaku tak jujur dalam
ucapannya ?" Resi tertegun menerima lontaran kembali kata-kata nyi T anca,
Setelah sejenak merenung, ia harus menerima hal itu
Bagaimanapun, tentulah nyi Tanca tak mau memberi keterangan
lagi. Satu satunya jalan yang dapat ditempuh, apabila dia
memang menginginkan untuk mengetahui peristiwa itu, terpaksa
harus berwawancara dengan ki patih Dipa.
"Baiklah, ayunda rakryan" katanya "soal itu akan mendapat
perhatianku. Namun apa dasar daripada rasa tak puas ayunda,
mengenai tindakan ki patih Dipa terhadap kakang Tanca itu ?"
"Tak lain, adi resi, mengapa ki patih bergegas membunuh ra
Tanca. Mengapa tidak ditangkap saja ki Tanca lebih dahulu. Dan
untuk membuktikan, dia bersalah atau tidak, haruslah diadakan
peradilan. Agar dapat diungkap secara keseluruhan, apa
sebenarnya yang terjadi dalam keraton waktu itu"
Resi mengangguk. Tuntutan nyi Tanca itu memang beralasan
dan layak. Menang seseorang tersangka, salah atau tidak,
haruslah diberi peradilan. Undang-undang kerajaan Majapahit,
bukan suatu alat untuk menghukum orang, melainkan suatu
sarana untuk mencari keadilan dan memberi pengayoman.
"Tetapi apabila ki patih memberi alasan bahwa semula dia
memang hendak menangkap, tetapi karena ra Tanca menolak,
terpaksa ki patih bertindak membunuhnya"
"Segala alasan memang dapat saja dirangkai. Tetapi yang
jelas dalam peristiwa pembunuhan kakang Tanca itu, jelas tidak
adil karena kakang Tanca tidak mendapat kesempatan untuk
diadili. Dalam peradilan, apabila memang ki Tanca bersalah,
jatuhkanlah hukuman mati. Tetapi apabila ada hal-hal yang
1466 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
meringankan, tentulah ki Tanca akan diberi keringanan pidana
atau bahkan mungkin pembebasan"
Resi mengangguk. Ia menganggap bahwa cukup lama dia
terlibat dalam pembicaraan dengan nyi Tanca. Soalnya gugatan
nyi Tanca, apabila dipandang perlu, akan ia bicarakan dengan
patih Dipa. Yang penting saat itu, dia harus mendapat ramuan
pemunah racun bagi nyi Dipa.
"Nyi Tanca, maaf, baiklah kita kembali pada pokok
pembicaraan, bahwa demi menolong penyakit yang diderita nyi
patih Dipa, maka aku akan mohon kerelaan ayunda agar
berkenan memberikan ramuan obat itu kepadaku. Alangkah
luhurnya apabila kita dapat membalas dendam dengan budi
kebaikan. Andaikata perasaan hati kita belum mencapai pada
tingkat itu, sekurang kurangnya matilah kita dapat memisahkan
persoalan antara dendam dengan budi kebaikan"
"Ah" nyi Tanca menghela napas "luka dalam hatiku atas
kcmatian ki Tanca, dapatlah kuhibur dengan rasa nalangsa dan
paierah akan kekuasaan Hyang Isywara. Namun cemar yang
mencontreng keluhuran nama ki Tanca, takkan terhapus sampai
beberapa keturunan. Sejarah tetap akan mencatat bahwa ra
Tanca, seorang penghianat besar yang telah membunuh r&ja
Majapahit. Adi resi, tidakkah adi menaruh belas kasihan akan
nasib ki Tanca yang akan dikutuk oleh anak cucu sepanjang
masa ?" "Ah" berderai selepas mutiara barhamburan jatuh dari
ikatannyalah napas yang dihembuskan resi Kawaca. Tanggapan
dan jawaban nyi Tanca memang amat menyentuh sanubari.
Namun sesaat kemudian terhenyaklah ia dari cengkaman raca
kati setelah percik-percik pikirannya mulai bertaburan "memang
pahit dan pedih sekali perasaan yang ayunda tampung dalam hati
itu. Namun apa daya keinginan itu kalau harus beradu dengan
kenyataan ?" 1467
Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Keinginan adalah sumber dari segala sikap dan langkah kita"
sahut nyi T anca "keinginan kuasa pula untuk menggugah pikiran
yang paserah. Keinginanku, hanyalah sesuatu yang wajar dan
sesuai dengan hak yang dibenarkan dalam undang-undang
kerajaan sebagai sarana pengayoman. Bukankah meminta suatu
peradilan untuk seseorang yang tersangka melakukan tindak
kejahatan itu, bukan suitu hal yang berlebihan, adi resi?"
Kembali resi harus terkesiap. Berulang kali selama dalam
pembicaraan tadi, nyi Tanca telah dapat menyambut
pertanyaannya dengan melontarkan kembali tanggapannya
menjadi suatu pertanyaan yang sukar dijawab. Diam diam resi itu
memuji akan kelincahan dan ketangkasan berpikir nyi T anca.
"Baiklah ayunda rakryan" katanya "lalu bagaimana permintaan
ayunda ?" "Ra Tanca meluluskan memberi ramuan obat itu dengan
permintaan supaya patih Dipa mencabut keputusan terhadap ra
Tanca dan memulihkan kembali nama baik suamiku"
"Tetapi apa guna, ayunda rakryan" Bukankah kakang sudah
terlanjur meninggal?"
"Yang mati adalah jasad ki Tanca, tetapi namanya tetap
hidup. Yang kuminta bukanlah untuk menghidupkan jasadnya
yang sudah mati itu melainkan menghidupkan namanya dari
lumpur kehinaan" sahut nyi T anca.
"Bagaimana kalau ki patih tak meluluskan?"
"Itu hak sepenuhnya dari patih Dipa untuk meluluskan atau
menolak" sambut nyi Tanca "sedemikian pula menjadi hak
sepenuhnya dari ki Tanca untuk memberikan atau merolak
memberikan ramuan itu, setelah menerima keterangan ki patih
Dipa" 1468 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Baiklah ayunda rakryan. Terpaksa aku mohon diri un'uk
menemui patih Dipa dan menyampaikan keterangan ayunda"
akhirnya resipun pamit. Malam itu Arya Kembar, Arya VVarak dan Arya Lembang
berkunjung ke tempat kediaman nyi Tanca. Mereka memuji-muji
nyi T anca dalam percakapannya dengan resi Kawaca.
"Namun janganlah kita bergirang dulu dalam peristiwa ini"
kata Arya Kembar "karena hal itu hanya merupakan pangkal tolak
dari awal suatu keadaan yang harus kita hadapi. Mungkin
keadaan itu akan merupakan suasana yang berbahaya bagi bibi
rakryan, mungkin pula akan berakhir dengan kedamaian. Kita
belum dapat menduganya"
"Ya, engkau benar Arya" kata nyi Tanca "kita harus
menghadapi bagaimana tindakan patih Dipa nanti. Lalu
bagaimana tindakan kita, menurut pendapatmu?"
"Selama berada di rumah, telah kurenungkan dalam-dalam
soal ini. bibi rakryan" kata Arya Kembar.
"Engkau sudah mempunyai rencana?"
"Benar" Arya Kembar mengiakan "beginilah bibi. Resi Kawaca
tentu akan kembali kemari. Bahkan mungkin patih Dipa sendiri"
"Mengapa dia akan datang sendiri, kakang Kembar?" seru
Arya Warak. "Ya, apakah dia akan meluluskan permintaan bibi rakryan?"
Arya Lembang ikut bersuara juga.
"Tidak" jawab Arya Kembar "apabila dia meluluskan, yang
datang tentulah hanya resi Kawaca. T etapi apabila dia menolak,
dia akaa datang sendiri"
"Lho, mengapa begitu, kakang ?" Warak heran.
"Apabila dia meluluskan, cukuplah apabila dia hanya meminta
rsii itu yang datang untuk menyampaikan kepada bibi rakryan.
1469 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi apabila dia menolak, kemungkinan dia akaa datang kemiri
untuk berhadapan dengan bibi rakryan sendiri"
"Apakah dia akan msngata-ngatai bibi rakryan ?"
"Mungkin" "Apakah dia akan melakukan kekerasan untuk memaksa bibi
rakryan menyerahkan ramuan obat itu ?"
"Mungkin" sahut Arya Kembar.
"Wah, jika begitu, dia bertindak sewenang-wenang" saru Arya
Lembang. "Kita ikut menjaga keselamatan bibi rakryan" serentak Arya
Warak berseru. Arya Kembar tak lekas menolak atau membenarkan suara dari
Arya Lembang maupun Arya Warak. Tenang-tenang saja dia
menatap pada nyi Tanca "Bagaimana pendapat bibi rakryan ?"
"Kuserahkan saja persoalan itu kepada kalian" jawab nyi
Tanca "seorang diripun aku berani menghadapi apa yang akan
terjadi di ru nah ini. Namun kalau kalian ingin memberi bantuan,
akupun tak berkeberatan"
Arya Kembar mengangguk "Bibi rakryan, dalam hal ini, aku
mempunyai pandangan begini. Kami bertiga akan memberi
bantuan penuh kepada bibi rakryan, namun caranya tidak secara
terang-terangan. "Bagaimana maksudmu?"
"Kami akan menyembunyikan diri di sebuah tempat yang
berada di dekat kediaman bibi ini. Selekas terjadi hal hal yang
akan menuju ke arah kekerasan yang mengancam keselamatan
bibi rakryan, serentak kami sebera akan meluruk kemari"
1470 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mengapa harus bersembunyi, kakang Kembar " Bukankah
kalau kita secara terang-terangan berada di sisi bibi untuk
menjaga keselamatan beliau ?" seru Arya Warak.
Arya Kembar geleng geleng kepala "Itu kurang tepat" katanya
"kalau kita hadir di samping bibi rakryan, tentulah kita memberi
kesan bahwa dalam hal ini kitalah yang berdiri di belakang bibi
rakryan. Ini akan tidak menguntungkan pada diri bibi rakryan
sendiri demikian kepada kita. Oleh karena itulah maka aku lebih
suka untuk bertindak seperti yang kukatakan tadi, menyembunyikan diri di luar gedung ini lebih dulu. Ini tentu
menghapus kesan patih Dipa terhadap hubungin bibi rakyan
dengan kita" "Tetapi bukankah patih Dipa tetap akan dapat menduga kalau
hal itu sudah kita rencanakan dulu ?" bantah Arya Warak.
"Menduga, adalah hak setiap orang termasuk patih Dipa.
Tetapi kita akan memberi alasan bahwa pada saat itu hanya
secara kebetulan saja kita sedang lalu di sini dan mendengar
suara ramai-ramai dalam kediaman bibi rakryan. Karena kuatir
terjadi sesuatu pada bibi rakryan maka kita bertiga lalu masuk
untuk mengetahui apa yang terjadi. Soal patih Dipa percaya atau
tidak dengan keterangan itu, terserah saja kepadanya"
"Engkau benar Arya Kembar" kata nyi Tanca "rasanya
memang teliti sekali jalan pemikiranmu"
"Terima kasih bibi" kata Arya Kembar "pada waktu itu, apabila
benar patih Dipa hendak me lakukan kekerasan terhadap bibi
rakryan, kita dapat bertindak menurut hukum"
Arya Lembang dan Arya Warak mengangguk.
"Andaikata dalam perbantahan nanti akan meningkat menjadi
bentrokan, janganlah kita sampai mengalahkan patih Dipa" kata
Arya Kembar pula. 1471 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa kata kakang " Kita berkelahi tetapi tak boleh
memenangkan perkelahian itu?" seru Arya Warak.
"Ya, kakang Kembar, mengapa kesempatan itu tak kita
manfaatkan sebaik-baiknya untuk memberi hajaran kepadanya ?"
Arya Lembang ikut mendukung.
Arya Kembar geleng-gwleng kepala "Itu tidak benar, adi.
Nafsu keinginan harus ditekan apabila pikiran mempunyai
perhitungan yang lebih menguntungkan"
"Aku tak mengerti maksud kakang" kata Warak.
"Kalau kita menang, berarti kita kalah. Tetapi kalau kita kalah,
berarti kita menang. Menang untuk kalah, kalah untuk menang.
Memang demikian ajaran sebuah siasat dalam ilmuperang " kata
Arya Kembar. "Ah, aku kurang jelas kakang Kembar" seru Arya Warak.
"Begini" kata Arya Kembar "kalau kita menang dan patih Dipa
sampai menderita cidera yang berat, gusti ratu Tribuanatunggadewi pasti murka, seluruh rakyat pura Majapahit
pasti akan mencincang kita"
Arya Warak mengangguk "Benar, tetapi bagaimana kalau kita
kalah?" "Kita dapat mengadukan perbuatan patih itu kepada ratu dan
sekaligus tentu akan terbongkar peristiwa di gedung kediaman
bibi rakryan ini. Kita beramai-ramai akan memohon peradilan
kepada sang Ratu apakah seorang patih kerajaan dibenarkan
untuk bertindak seweaang-wenang terhadap seorang wanita
sepuh yang sudah janda pula" kata Arya Kembar "bahkan apabila
terbuka kesempatan dapatlah bibi rakryan membongkar tindakan
patih Dipa yang secara sefihak saja telah membunuh paman
Tacca, tanpa diadili lebih dahulu. Kita ramaikan persoalan itu
menjadi suatu masalah besar yang dapat mengundang
1472 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pertimbangan para nsentti dan senopati bahkan sampai kepada
setiap kawula Majapahit"
"Bagus, kakang Kembar" teriak Arya Warak seraya
mengacungkan ibu jarinya sebagai tanda memuji "kakang
Kembar benar-benar seorang pemikir yang tiada tandingan.
Hebat!" Nyi Tanca juga menyetujui "Kita harus mencip-takan suatu
suasana untuk memungkinkan patih Dipa tersudut dan harus
mengakui bahwa dalam membunuh ra Tanca itu, dia tak lepas
dari maksud kotor" "Bibi maksudkan karena dia mempunyai kepentingan
peribadi?" "Ya, kepentingan untuk membalas dendam"
"Tetapi adakah ki patih Dipa punya dendam peribadi kepada
paman Tanca?" tanya Arya Lembang.
"Entahlah" sahut nyi T anca "tetapi dendam patih Dipa itu tidak
ditujukan kepada ki Tanca"
Arya Lembang dan Warak terbeliak. Bahkan Arya Kembarpun
mengernyit dahi. "Apabila tidak ditujukan kepada mendiang paman rakryan, lalu
kepada siapakah dendam patih itu hendak diarahkan?" tanya
Arya Warak. "Apakah engkau tak mengerti?" balas nyi Tanca. Arya Warak
gelengkan kepala "Ah, bibi rakryan, apabila sudah tahu mergapa
aku harus bertanya. Bukankah itu suatu ulah yang tak layak
terhadap bibi?" Nyi Tanca mengangguk "Dendam patih itu tak lain hanya
ditujukan kepada seri taginda Jayanagara"
"Bibi rakryan!" teriak Arya Warak terkejut.
1473 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukankah demikian Arya Kembar" nyi Tanca beralih tanya
kepada Arya Kembar dan Arya itu mengangguk "Kurasa benarlah
penilaian bibi itu" "Jika demikian, mintalah keterangan kepada Arya Kembar,
Wara" seru nyi Tanca kepada Arya Warak.
Arya Warak beralih melekatkan pandang ke arah Arya Kembar.
Pandang matanya menuntut penjelasan. Tetapi Arya Kembar
mengalihkannya "Nanti apabila senggang, akan kuceritakan hal
itu sejelas-jelasnya kepada kalian"
"Kakang Kembar ...." Arya Warak hendak menuntut tetapi
cepat dicegah Arya Kembar "yang penting sekarang ini kita sudah
men iliki satu langkah untuk menghadapi patih Dipa. Bukankah
bibi rakryan sudah menyetujui akan rencana kami tadi?"
Nyi Tanca mengiakan. "Jika demikian maka kamipun hendak mohon diri" Arya
Kembar dan kedua kawannya lalu pamit dan pulang ketempit
Arya Kembar. Mereka merundingkan pula persiapan untuk
melaksanakan rencana mereka untuk melindungi ny i T anca.
Sementara itu di kepatihan, pun terjadi percakapan yang
hangat antara patih Dipa dengan Resi Kawaca. Resi melaporkan
tentang hasil pembicaraannya dengan nyi T anca dan syarat yang
dikehendakinya dalam memberikan ramuan obat itu.
Tampak wajah patih Dipa berobah di saat mendengar tuntutan
nyi Tanca itu "Tidak, ki resi, takkan kululuskan permintaan
begitu. Ra Tanca sudah jelas mencidera baginda dan karena
melarikan diri waktu hendak kutangkap, terpaksa dia kubunuh"
"Ki patih, apakah alasan ki Tanca hendak mencidera seri
baginda itu ?" tanya resi Kawaca.
Patih Dipa terkesiap, la tidak dapat lekas menjawab karena
harus terbentur dengan suatu pertimbangan. Apabila dia
mengatakan tujuan ra Tanca membunuh baginda, tentulah
1474 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masalah yang meujadi rahasia keraton mengenai tingkah laku
baginda yang tak terpuji itu, akan diketahui juga.
"Adakah nyi Tanca tak mengatakan apa-apa mengenai alasan
mengapa suaminya sampai berani mencidera seri baginda ?"
patih Dipa balik bertanya.
"Tidak, ki patih" sahut resi Kawaca "dia hanya mengatakan
bahwa andika telah berbuat sewenang-wenang karena tak
memberikan pengadilan kepada ra Tanca, melainkan terus
Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
langsung menindaknya sendiri"
"Mengapa harus diberi peradilan" Jelas bahwa ra Tanca telah
menikam seri baginda sehingga baginda tewas, adakah hal itu
masih meragukan hati nyi Tanca ?"
"Wanita itu tetap pada pendirian. Bahwa betapapun besar
kesalahan seorang tertuduh, tetapi undang-undang kerajaan
tetap memberi kesempatan untuk melaksanakan suatu peradilan
baginya, agar hukumannya nanti benar-benar adil dan tepat"
"Ya, benar" kata patih Dipa "tetapi keadaan pada saat itu tak
memberi kesempatan lagi kepadaku kecuali harus menindaknya"
"Mengapa " Apakah ra Tanca melawan ?"
"Ya, dia berusaha melawan untuk meloloskan diri"
"Adakah ra Tanca tak memberi keterangan apa-apa, mengapa
dia melarikan diri itu ?"
"Tidak sepatahpun juga, kecuali kata-kata makian yang
ditujukan kepadaku karena hendak Menangkapnya"
Resi Kawaca sejenak merenung lalu berkata "Adakah pada
saat itu ki patih tak mempunyai pemikiran untuk menangkapnya
saja dan diberi peradilan lebih dulu?"
Sejenak patih Dipa berdiam diri. Rupanya dia sedang menggali
timbunan kenangan yang menyelimuti peristiwa lampau itu "Ki
resi, sebagai seorang bhayang-kara yang bertaaggung jawab
1475 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
atas keselamatan raja, apabila mengetahui raja telah dibunuh
orang. Adakah bhayangkara itu masih memiliki kesadaran
pertimbangan yang lain kecuali hanyut dalam luap kemarahan
yang tak terkendalikan lagi" Adakah di kala bengawan brantas
meluap, masih dapat memilih mana mana tempat yang harus
dilandanya" Dapukah air bah membeda bedakan mana sawah
yang berguna mana padas yang gersang ?"
"Terus terang, ki resi" jawab patih Dipa lebih lanjut "pada
waktu itu hanya kemarahan yang telah menghanguskan seluruh
kesadaran pikiranku. Hanya satu dalam angan-anganku saat itu,
hutang nyawa bayar nyawa. Penghianat harus dibasmi. Manusia
yang berani membunuh raja jununganku, harus dibunuh
Demikianlah yang telah terjadi dalam pikiranku saat itu. Bahwa
kini setelah hampir dua tahun hal itu diungkat pula dengan
menggugat soal peradilan bagi yang bersalah, adalah soal
sekarang. Soal yang diteropong dari pikiran yang terang dan dari
segi hukum. Peradilan hanyalah suatu sarana yang mengatur
tata-tertib hukum. Namun dalam peristiwa ra Tan:a, kiranya tiada
yang lebih ringan hukumannya daripada hukum mati"
Resi Kawaca mengangguk pelahan. Namun dalam hati masih
ada percik percik rasa kurang mantap dalam menerima jawatan
patih Dipa. Muagkin dia tebih terkesan akan tuntutan nyi Tanca
yang melolong jeritan peradilan yang layak bagi yang tersangka,
betapa berat kedosaanya, dari pada menerima suatu perasaan
tentang suasana yang berbeda antara pada saat terjadinya
peristiwa itu dengan sekarang.
Rupanya patih Dipa dapat menyimak liuk liuk pada dahi resi
yang masih meregang. Suatu pertanda bahwa resi itu belum
dapat menerima alasan tadi secara keseluruhannya.
"Andaikata terdapat sepasang suami isteri atau dua orang
anak beranak sedarg berjalan, lalu tiba-tiba muncul seorang tidak
dikenal yang tanpa alasan telah membunuh Isteri atau suami,
anak atau ayah itu, masihkah salah seorang dari yang hidup itu
1476 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akan memiliki pertimbangan untuk menangkap pembunuh itu
untuk diserahkan kepada yang berwajib" Ataukah dia terus
langsung balas membunuh orang itu" Ah, memang dari segi
hukum, perbuatan itu kurang dapat dibenarkan karena bertindak
main hakim sendiri. Tetapi guncang perasaan marah yang
menggampa dalam hati sanubarinya, mungkin saat itu
menghapus seluruh kesadarannya"
Patih Dipa berhenti sejenak lalu melanjut "Seperti halnya
orang yang dituduh bertindak main hakim itu dapat diadili, pun
apabila memang seharusnya demikian, akupun bersedia
menghadap dalam pengadilan yang akan menuntut pertanggung
in jawabku atas tindakan membunuh ra Tanca. Aku bertanggung
jawab sepenuhnya atas tindakanku membunuh ra Tanca,
sebagaima sepenuh tanggung jawabku terhadap tugasku sebagai
bhayangkara yang menjaga keselamatan seri baginda"
"Ya, tuan benar, ki patih" akhirnya resi berkata "apabila
memang dikehendaki demikian, tuan harus berani menghadapi
tuduhan itu. Walaupun pada akhirnya, ku percaya pengadilan
tentu akan memutuskan kebebasan murni kepada tuan, tetapi
demi meajaga tegaknya ketertiban undang-undang, tuan harus
bersedia" "Memang demikianlah pendirianku, ki resi"
"Lalu bagaimana pendirian tuan atas permintaan nyi Tanca?"
"Supaya aku mencabut keputusan untuk memulihkan nama
baik ra Tanca?" patih Dipa menegas lalu geleng-geleng kepala
"tidak, ki resi. Bila nyi Tanca meminta apa saja, aku dapat
meluluskan asal jangan yang itu"
"Bagaimana andaikata nyi Tanca mengajukan tuntutannya
kehadapan gusti Ratu?"
"Itu dibenarkan dalam undang-undang"
"Bagaimana kalau gusti Ratu mengabulkan gugatannya?"
1477 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Itu wewenang sepenuhnya dari gusti Ratu"
"Bagaimana kalau dalam peradilan yang dibentuk gusti Ratu,
ki patih akan diminta menghadap?"
"Aku takkan lari"
"Bagaimana pula apabila peradilan mempersalahkan tindakan
tuan?" "Ki resi" seru patih Dipa dengan nada lantang "aku mengabdi
kepada kerajaan Majapahit, bukanlah untuk mengejar pangkat
dan memburu kedudukan ataupun mendambakan kenikmatan
hidup. Tetapi aku masuk menjadi narapraja adalah dengan
tujuan untuk mengabdi kerajaan Majapahit Apat i'a kerajaan
tidak memerlukan tenagaku dan oleh karena tindakanku
membunuh ra Tanca itu diputuskan bersalah dan aku dicopot dari
jabatan patih yang sekarang, alupun dengan rela akan
rrengundurkan diri. Tetapi mengundurkan diri sebagai patih dan
sebagai narapraja. Namun aku takkan mengunduikan diri dari
pengabdianku kepada negara. Aku tetap akan berjuang
menegakkan kewibawaan Majapahit, menurut kadar kedudukan,
cara dan kemampuanku sendiri. Karena seorang prajurit, seorang
pejuang, takkan mati melainkan layu"
Tertegun resi Kawaca mendengar ucapan patih Dipa yang
menggema bagai kumandang halilintar di lembah gunung. Dan
lebih terkejut pula resi itu ketika melihat penampilan wajah patih
Dipa pada saat itu. Seolah dalam pandang matanya, patih itu
bukan lagi patih Dipa yang biasa dilihatnya melainkan telah
berobah dalam bentuk pengejawantahan seorang batara yang di
ingatnya sebadai Batara Ganesya.....
"Maaf resi, aku telah tak kuasa mengendalikan diri" sesaat
kemudian patih Dipa berkata.
"Ah, tak apa tuan patih" sahut resi "tetapi bolehkah
kulanjutkan pertanyaanku lagi?"
1478 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Silakan" "Ki patih. Aku menghargai dan kagum akan pendrian hidupmu
dalam mengabdi kepada negara Majapahit. Tetapi bagaimana
andaikata engkau menolak dan nyi Tanca tak dapat memberikan
ramuan obat itu" Apakah engkau tak memikirkan kepentingan nyi
Dipa?" "Ki resi" sahut patih Dipa "wanita itu adalah isteriku. Dia
adalah sebagian dari hidupku. Diapun akan menjadi calon ibu
dari puteraku yang masih dikandungnya, kepentingan mereka
adalah kepentinganku. Namun kalau kepentingan itu harus
disajajarkan dengan kepentingan pendirianku, dengan kepentingan pengabdianku kepada negara Majapahit, maka aku
tetap akan memilih kepentingan yang terakhir"
"Tetapi tuan patih ...."
"Mereka adalah bagian dari hidupku. Kalau diriku saja, jiwa
dan raga, kuserahkan keptda negara Majapahit, adakah mereka
harui lebih kunamakan dari kepentingan negara" Tidak, ki resi.
Biarlah nyi Tanca menolak untuk memberikan ramuan obat itu,
tetapi jangan dia mengharap aku untuk meluluskan syarat
permintaannya itu" "Ah, ki patih, mengapa tuan harus bersikap demikian?"
"Ki resi" nada patih Dipa makin keras "jika tuanpun hendak
mengganggu kemurnian dari pendirianku dalam pengabdian
kepada negara Majapahit, maaf, ki resi, aku bersedia untuk
mengantarkan tuan pulang ke padepokan. Biarlah nyi Dipa binasa
sebagai tumbal dalam perjalananku mengabdi negara"
"Ki patih !" teriak resi "ah ... . harap ki patih jangan salah. Aku
adalah seorang resi. Apa yang kuucapkan takkan kutarik kembali.
Aku sudah bersedia menyembuhkan penyakit nyi Dipa, tentu
akan kuusahakan dengan sekuat kemampuanku"
1479 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Maaf, ki resi. Jauh dari maksud yang terkandung dalam
hatiku untuk menghina atau menyinggung perasaan tuan. Tapi
demikianlah sikap dan ucapanku menghadapi siapa saja, entah
dia itu raja, brahmana ataupun musuh, aku tetap akan membela
pendirianku itu" Resi Kawaca menjabat tangan patih Dipa "Dalam diri tuan, aku
telah menemukan seorang pejuang yang benar-benar berani,
tegas dan setya. Semoga pendirian ki patih ini akan menjadi
pegangan bagi setiap pejuang dalam bidang masing-masing. Aku
akan menerima warisan pendirian tuan itu, dalam tugasku untuk
menjaga kelestarian agamaku"
"Terima kasih ki resi. Aku hanya pengemban dari suara hati
sanubariku" kata patih Dipa.
Demikian sang resi menanamkan kesan yang makin mendalam
tentang peribadi seorang manusia bernama Dipa yang saat itu
sedang melaksanakan dharma hidupnya sebagai patih kerajaan
Majapahit. Antara peribadi patih Dipa dengan kerajaan Majapahit,
memang terdapat suatu perpaduan corak yang sama.
Dari hutan lebat diatas bumi gersang yang disebut Terik, yang
penuh ditumbuhi pohon wilwa, timbullah sebuah perumahan baru
yang diberi nama sesuai dengan hasil pengeluaran buminya yani
wilwa yang pahit. Dinamakan kerajaan Wilwatikta atau Majapahit.
Kerajaan yang dibangun dengan cucuran keringat; darah dan
penderitaan itu, kini tumbuh menjadi sebuah kerajaan yang
besar, berkembang makin besar dan makin besar.
Muncul dalam pergolakan masa pertumbuhan kerajaan itu
seorang manusia yang dari asa l keturunannya kebetulan berada
dalam golongan atau kasta Sudra. Dia harus merintis perjalanan
dharma hidupnya dengan cucuran keringat, darah dan airmata.
Dia tumbuh dan mekar dalam siraman derita dan pengabdian.
Dia merintis jalan hidupnya dalam tempaan kesalahan dan
pengalaman pahit. Sepahit buah wilwa yang menjadi lambang
kebesaran nama kerajaan Majapahit maka sepahit itu pula hidup
1480 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
manusia Dipa menjadi salah seorang soko-guru negara
Majapahit. Karena keturunannya atau mungkin karena garis kodrat
hidupnya, dia bukanlah raja yang berkuasa. Namun namanya
seolah bersenyawa dengan kerajaan Majapahit. Majapahit adalah
Dipa, Dipa adalah Majapahit. Demikian kesan yang berhamburan
dalam benak sang resi setelah mengenal keperibadian sang patih
Dipa. Resi Kawaca menyadari, akan sia-sia jualah kata dilontarkan
karena pendirian patih Dipa laksana gunung Mahameru yang
tegak kokoh sepanjang masa.
Berhadapan resi dengan dua kenyataan yang saling
bertentangan. Nyi Tanca hanya mau menyerahkan ramuan obat
asal patih Dipa bersedia untuk mencabut keputus-annya
mengenai ra Tanca yang dianggap sebagai seorang penghianat
negara. Patih Dipa tetap pada pendiriannya mengenal perbuatan
fa Tanca, walaupun dia haru? kehilangan jiwa isterinya karena
tiada mendapat ramuan obat dari nyi T anca.
Di cela-cela tentang antara kedua pendirian itu, resi melihat
suatu kenyataan yang dihadapinya. Y alah diri nyi Dipa. Sakit nyi
patih itu sudah mencapai titik yang sukar disembuhkan.
Walaupun jiwanya tertolong tetapi keadaan tubuhnya lemah dan
ini jelas berbahaya bagi bayi yang tengah dikandungnya.
Setelah merenungkan hal itu beberapa saat, timbullah suatu
percik pikiran. Hampir ia mengatakannya kepada rakryan patih
Dipa tetapi pada lain saat timbullah perbantahan dalam hatinya
"Ah, hal itu kurang layak"
Dia berusaha untuk mencari lain jalan tetapi sampai beberapa
waktu, tetap buntu. Dan karena ia merasa bertanggung jawab
akan kesembuhan penyakit nyi patih, akhirnya dia memberanikan
diri untuk mencoba pemikiran yang pertama itu.
1481 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ki patih" katanya "tidaklah terbertik dalam pikiran tuan untuk
mendapatkan ramuan dari nyi T anca itu ?"
"Jika harus memenuhi syarat permintaannya, aku tidak mau"
"Benar, memang demikian" kata resi "tetapi tidakkah tuan
menghendaki cara lain untuk mengusahakan terlaksananya hal
itu ?" "Bagaimana makiud ki resi ?"
"Pertama, ki patih menghaturkan persoalan itu ke hadapan
Ratu. Tentu gusti Ratu berkenan untuk menurunkan amanat,
menitahkan nyi T anca menyerahkan ramuan itu"
"Hm" "Kedua, dalam kedudukan seorang patih, tetulah tuan
mempunyai wewenang untuk menguasai harta milik ra Tanca
yang oleh kerajaan telah dinyatakan bersalah melakukan
Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
penghianatan besar" "Lalu yang ketiga ?"
"Kurasa cukup salah satu saja, kiranya sudah cukup untuk
membuahkan hasil, ki patih"
"Terima kasih atas perhatian ki resi" sahut patih Dipa "namun
sayang aku tak dapat melakukannya. Untuk menghaturkan
kepada gusti Ratu dengan harapan agar sang Ratu berkenan
menitahkan nyi Tanca menyerahkan ramuan obat itu, aku tak
mau. Karena hal itu menyangkut kepentingan peribadi
keluargaku. Bukan kepentingan negara dan rakyat"
"Kedua, untuk menggunakan kekuasaan sebagai patih akupun
harus mempertimbangkan. Walaupun ra Tanca telah dinyatakan
penghianat, namun persoalan itu sudah selesai. Apabila akan
diadakan penyitaan atas harta miliknya, seharusnya dilaksanakan
pada waktu itu. Kenyataan bahwa gedung kediaman, harta milik
dan bahkan nyi Tanca, tetapi diberi kebebasan, menandakan
1482 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahwa kerajaan sudah memutuskan tidak akan mengganggu
mereka lagi kecuali apabila nyi Tanca terbukti masih melakukan
gerak yang membahayakan kepentingan Majapahit. Sebagai
pemerintah, haruskah menarik kembali keputusannya" Sebagai
seorang patih, haruskah aku tidak me laksanakan pendirian
kerajaan" Tidak, ki resi, aku tak mau menggunakan kekuasaan
secara tidak pada tempatnya hanya karena kepentingan peribadi"
Kembali resi Kawaca menghela napas dalam hati. Dia benar-
benar mengagumi patih yang keras kepala dalam mempertahankan pendiriannya. Dan diapun harus mengakui pula
bahwa pendirian patih Dipa itu memang suatu pendirian yang
luhur. "Ki resi" kata patih Dipa pula "aku sangat berterima kasih
kepada tuan karena tuan telah berusaha sekuat kemampuan
tuan untuk menolong penyakit nyi Dipa. Bahwa bukan kesalahan
ki resi apabila tak dapat menyembuhkan sama sekali penyakit nyi
Dipa itu. Hanya dikarenakan suatu halangan dalam memperoleh
ramuan obat itu saja maka penyakit nyi Dipa terpaksa belum
dapat disembuhkan sampai tuntas"
Makin malu hati resi Kawaca mendengar ucapan patih Dipa.
Dia merasa bertanggung jawab atas kesembuhan nyi patih. Oleh
karena itu, dia makin merasa harus mengusahakan upaya agar
dapat memperoleh ramuan itu.
"Baiklah, ki patih" katanya "aku hendak menemui nyi Tanca
untuk menyampaikan keputusan tuan"
"Ah, mengapa ki resi harus menyampaikan jawaban itu" kata
patih Dipa "apabila ki resi tak ke sana, berarti bahwa kita tak jadi
meminta pertolongannya"
Resi Kawaca mengatakan, sebaiknya ia menyampaikan berita
itu kepada nyi Tanca. Ia akan mencoba untuk memberi
pangertian kepada nyi Tanca, mudah-mudahan wanita itu akan
memperoleh kesadaran. Katanya.
1483 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Demikian lepas senja, di kala lampu-lampu mulai menghias
rumah-rumah penduduk, resi Kawaca ayunkan langkah menyusur
lorong yang menuju ke tempat kediaman ra Tanca.
Rupanya resi itu mempunyai suatu pertimbangan yang aneh.
Dan pertimbangan itu agaknya belum menemui titik pertemuan
antara perasaan dan pikiran. Bagi seorang resi yang sudah
mencapai pengertian tinggi dalam ajaran kesucian, tiada
persesuaian antara Rasa dan Pikir dalam dirinya itu tentulah tiada
persesuaian antara batin dengan pikiran yang melahirkan nafsu
keinginan. "Haruskah aku melakukan hal itu demi menyelamatkan jiwa
seorang wanita yang sedang mengandung?" demikian pertanyaan yang berulang muncul lenyap dalam hatinya.
Sebelum pertanyaan itu sempat mendapat keputusan diapun
sudah tiba di muka pintu regol kediaman rakryan Tanca. Dan
seorang bujang sudah siap menyambut. Dia seorang lelaki yang
masih muda. Resi agak heran. Namun sebelum dia sempat
mengeluarkan pertanyaan, lelaki muda itu sudah memperkenalkan diri. "Hamba Sawung, bujang baru dari gusti rakryan puteri, sang
resi" kata bujang itu.
Resi Kawaca mengiakan. Dia tak mau menjangkau dugaan
apa-apa dan menerima keterangan itu. Sawung mengantar resi
masuk kedalam pendapa. Nyi Tancapun gopoh keluar
menyambut. Setelah berbincang-bincang beberapa saat, mulailah mereka
meningkat pada pokok pembicaraan dan resi Kawacapun
menyampaikan jawaban patih Dipa.
"Ki patih Dipa tak berkenan meluluskan permintaan ayunda
rakryan" kata resi. 1484 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mengapa " Apakah dia takut kehilangan martabat, kedudukan
dan pangkat, bukanlah soal penting. Bahkan tak segan-segan
beliau menyebut tentang asal keturunannya tanpa merasa
tersinggung dan rendah. Yang penting, bukan soal martabat, soal
kedudukan, pangkat ataupun keturunan, melainkan jiwa
seseorang yang dinilai dalam dharma hidupnya"
"Ya" kata nyi T anca "dan adi resi percaya bahwa ucapan patih
itu sesuai dengan suara hatinya?"
"Kepercayaan itu bukan milik seseorang tetapi milik seluruh
rakyat majapahit. Merekalah yang menilai, benar tidaknya kata
patih Dipa dengan perbuatannya"
Nyi Tanca tertegun mendapat jawaban itu. Namun iapun cepat
dapat menghindarkan diri beralih ke lain persoalan "Benar, adi
resi. Memang selama ini hampir se'uruh kawula dan dan keraton
Majapahit, menaruh kepercayaan penuh kepada patih Dipa.
Tetapi bagiku tetap akan berpijak kepada anggapan. Bahwa yang
banyak itu belum tentu benar. Untuk mendapatkan peni'aian
rakyat banyak, memang dapat dibuat atau dibentuk dengan
pelbagai cara dan sikap. Tetapi yang penting a-dalah isi hati
orang itu" "Benar ayunda rakryan" seru resi Kawaca "bukankah dem ikian
pula halnya para Dharmaputera yang dipimpin ra Kuti dahulu"
Kudengar, Dharmaputcra itu diangkat dan dilantik oleh seri
baginda Jayanagara sendiri. Dengan demikian Dharmaputeta
merupakan mentri pilihan yang telah teruji, baik dalam kesetyaan
maupun pengabdiannya. Namun kenyataan, mentri-mentri
kepercayaan seri baginda itu sendirilah yang berusaha hendak
merebut kekuasaan tata"
Untuk yang kedua kalinya, nyi T anca seperti tertikam hatinya.
Apa yang hendak ia nyatakan, malah justeru dimanfaatkan resi
untuk menyinggung kelompok di mana ra Tanca termasuk jadi
warganya 1485 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Namun nyi Tanca dapat menerima luka itu untuk secepatnya
sembuh kembali dau mengembalikan pula "Yang jelas, aku tetap
tak percaya bahwa patih Dipa sudah sepi dari pamrih untuk
mencapai kedudukan dan pangkat tinggi. Dia masih tetap
seorang manusia, bukan dewa, Manusia yang m isi h dijajah oleh
naf m kdngin-an. Salah satu bukti, mengapa dia terus langsung
membunuh ki T anca tanpa diadili lebih dahulu, tak lain karena dia
bernafsu besar untuk menerima pujian, ganjaran dan kenaikan
pangkat atas jasanya sebagai seorang pahlawan"
Resi Kawaca berdiam diri.
"Baik, akan kubuktikan lagi" kata nyi Tanca melanjut
"mengapa patih Dipa menolak permintaanku" Bukankah dia
kuatir apabila dalam sidang peradilan itu akan terbuka maksud-
maksud kotor yang tersembunyi di balik tindakannya membunuh
ki Tanca itu " Dan manusia yang ketakutan akan terbuka
kesalahannya, adalah mereka yang mendambakan akan
kenikmatan pangkat, kedudukan dan kekuasaan. Haruskah aku
ikut dengan suara orang banyak yaag menganggap bahwa patih
Dipa itu seorang manusia yang sepi pamrih ?"
Tajam dan mengena sekali ucapan nyi Tanca sehingga resi
Kawaca sejenak memangu tertegun. Namun pada saat ia
merenungkan pembicaraannya dengan patih Dipa, segera
membertiklah sinar terang dalam benaknya.
"Dalam satu hal, ayunda memang benar" kata resi Kawaca
"tetapi pada lain, tidaklah demikian, inti dari penolakan patih
Dipa adalah, bahwa dia tak ingin membawa persoalan negara
untuk kepentingan peribadi atau keluarganya. Keputusan tentang
diri kakang Tanca adalah keputusan kerajaan dan penyakit nyi
Dipa adalah urusan keluarga"
Semula resi mengira dengan jawaban itu tentulah nyi Tatca
tak dapat membantah. Tetapi ternyata tidak demikian.
1486 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku menghormati pendirian patih Dipa yang sedemikian
tegasnya itu" kata nyi Tanca "tetapi sayang kenyataannya tidak
begitu. Peristiwa yang terjadi di keraton Majapahit, sesungguhnya tak lepas pada sumber urusan peribadi atau
keluarga. Adi resi, karena sudah menjadi suatu kenyataan yang
sudah bukan rahasia lagi, maka terus terang kukatakan sekarang,
bahwa tindakan nekad dari ki Tanca untuk mencidera seri
baginda itu tak lain karena ki Tanca hendak menghapus hinaan
seri baginda yang telah dilakukan terhadap diriku"
"Ah, dengan demikian ayunda rakryan mengakui bahwa
kakang Tanca memang mcmbekal tujuan untuk membunuh seri
baginda" cepat resi menegas.
"Kalau memang benar itu, begitulah keteranganku dalam
menilai tindakan ki Tanca" jawab nyi Tanca "tetapi karena ki
Tanca tak menceritakan hal itu kepadaku maka akupun masih
meragukan. Adakah dia memang berbuat begitu atau peristiwa
itu terjadi karena suatu hal yang tak terduga waktu pembedahan
itu berlangsung. Oleh karena itu maka aku menghendaki suatu
peradilan untuk menjernihkan peristiwa itu"
Resi Kawaca terdiam. "Andaikata ki Tanca sengaja membunuh seri baginda maka
jelas dia hendak membalas dendam peribadi. Tetapi tindakan
patih Dipa untuk membunuh ki Tanca, juga tidak lepas dari
kepentingan peribadi, adi resi"
Resi terbeliak. (Oo-dwkz-ismoyo-oO) 1487 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 20 1488 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
SUMPAH PALAPA Dicetak dan diterbitkan oleh:
Penerbit :Margajaya Surakarta Karya : SD DJATILAKSANA Hiasan gambar : Oengki.S Hak cipta dilindungi oleh undang-undang
Pembuat Ebook : Scan DJVU : Koleksi Ismoyo
http://cersilindonesia.wordpress.com/
Convert, edit teks & Ebook : Dewi KZ
http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/
http://kang-zusi.info http://cerita-silat.co.cc/
Tersentuh kalbu digetar samar ketika sunyi berbisik namamu
membias relung-relung renung menyayup bahana sumpahmu
lamun buwus kalah nusantara isun amukti palapa...
Hasrat membubung, suksma menderu
menuju gunduk dataran ria
Gurun, Seran, Tanjungpura,
Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda,
Palembang, Tumasik untaian ratna harapan tempat citamu bersemi satu
Duhai, ksatrya wira-bhayangkara
Kini kita telah menemuinya ketika sunyi berbisik namamu entah
di arah belah penjuru mana tetapi kita tahu
bahwa bisik itu sebuah amanatmu inilah
daerah Nusantara yang bersatu dialas Pulau Yang Delapan.
Penulis 1489 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
I ROGAH SATRAVA IVA PRAHARANTI DEHAM. Penyakit,
seakan-akan musuh, akan membinasakan badan. Penyakit
apapun, akan merupakan benalu yang menghisap darah
manusia, membinasakan jiwanya.
Demikian penyakit yang menghinggapi jasmani, demikian pula
penyakit yang tumbuh pada pikiran dan jiwa manusia. Bahkan
Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kalau penyakit yang tumbuh pada jasmani itu hanya merusak-
binasakan tubuh si penderita tetapi penyakit pada jiwa dan
pikiran lebih berbahaya lagi. Penyakit itu bukan saja
membahayakan diri sendiri, pun merusak-hancurkan lain orang.
Marah, dendam, dengki, loba, sombong dan bohong, termasuk
penyakit-penyakit yang merusak jiwa dan pikiran. Dan
berbahayanya, penyakit-penyakit semacam itu memerlukan
orang dan lawan untuk penumpahnya.
Maka penyakit, baik penyakit pada jasmani maupun jiwa dan
pikiran, seakan-akan musuh yang akan membinasakan badan.
Nyi T anca sedang menderita penyakit. Penyakit pada jiwa dan
pikirannya yani dendam kesumat yang tengah membakar
hatinya. Memang dalam penilaian, layak bahkan utama sekali sebagai
seorang isteri, nyi Tanca akan menuntut balas atas kematian
suaminya. Dan ditambah pula dengan tujuan Arya Kembar yang
hendak memperalat nyi Tanca untuk menjatuhkan patih Dipa,
maka ibarat api bertemu minyak, seketika berkobarlah api
dendam dalam hati nyi T anca.
Berpijak pada pendirian seorang wanita utama, menelungkupi
bhakti setya sebagai seorang isteri terhadap guru lakinya maka
nyi Tanca gigih melakukan perjuangan antuk menuntut balas
1490 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepada patih Dipa. Baginya, patih Dipa adalah pembunuh dari Ra
Tanca. Sesungguhnya, dalam hati kecil nyi Tanca, sudah memiliki
kesadaran bahwa tindakan patih Dipa itu adalah tugas kewajiban
dari teorang patih dan bhayangkara yang memikul tanggung
jawab menjaga keselamatan seri baginda. Pun sudah pula nyi
Tanca mengetahui bahwa tindakan suaminya membunuh raja itu
merupakan tindak pidana yang tiada berampun lagi. Nyi Tanca
tahu kesemuanya itu. Namun berkat angin yang dihembuskan
Arya Kembar untuk menghidupkan api kemarahan nyi T anca atas
kematian suaminya, berhasil menyulut dan membakar hati wanita
itu. "Salah atau benar, Tanca adalah suamiku. Baik atau buruk, dia
adalah guru lakiku. Seorang isteri u-tama harus dan wajib
membela suaminya" demikian pendirian yang menjadi pegangan
nyi T anca. Memang benar pendirian yang dianut nyi Tanca itu manakala
ia tidak menyadari beberapa hal yang dapat menggugurkan
pendiriannya itu. Dia tidak menyadari, bahkan mungkin tidak
mau menyadari bahwa tindakan Tanca tidak mengandung
kebenaran yang meyakinkan.
Pertama, membunuh raja, akan menggoncangkan sendi-sendi
tiang negara. Apabila Jayanagara hanya seorang pangeran atau
orang biasa, kematiannya tentu hanya terbatas pada dirinya
beserta keluarga. Tetapi tidak sampai menimbulkan kegoncangan
besar bagi seluruh negara.
Ini bukan berarti bahwa jiwa seorang kawula biasa lebih hina
daripada jiwa seorang raja. Dalam nilai jiwa dari titah dewata,
adalah sama. Tetapi bagi kepentingan negara, jauh sekali
bedanya. Raja adalah junjungan para kawula, pimpinan tampuk
negara. Tidak mudah untuk memperoleh pengganti raja yang
dapat dan mampu memegang pusara pemerintahan dengan
cakap dan bijaksana. Kematian seorang Jayanagara tentu akan
1491 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memerlukan waktu dan perjalanan yang cukup lama untuk
mencapai kewibawaan, kepercayaan dan rasa patuh dari rakyat
sebagaimana yang dimiliki baginda Jayanagara.
Lepas dari beberapa segi kelemahan baginda Jayanagara
secara peribadi, namun baginda telah berhasil dalam
perjuangannya untuk menegakkan kewibawaan dan kekuasaannya. Peristiwa mahapatih Nambi di Lumajang, huru
hara Dharmaputera ra Kuti dan beberapa kerusuhan di daerah-
daerah merupakan duri-duri dalam perjalanan baginda untuk
menguasai pusara negara. Dan apabila dinobatkan pula seorang
raja baru untuk mengganti seri baginda, tentulah akan makan
waktu yang cukup lama pula, sebagaimana yang telah dialami
seri baginda Jayanagira. Karena tidak semua mentri, gusti, tanda
dan para senopati yang diangkat oleh seri baginda Jayanagara,
akan tunduk dan taat sepenuh hati kepada sang prabu puteri
Teribuanatunggadewi. Demikian dosa yang terbesar dari tindakan
ra Tanca membunuh seri baginda Jayanagara.
Kedua, ra Tanca sudah mendapat apa yang dicita-citakan. Dia
hendak membunuh baginda Jayanagara dan bagindapun telah
tewas. Bahwa dia tentu akan mendapat pidana mati itu sudah
jelas, baik oleh tangan patih Dipa maupun oleh undang-undang
kerajaan Majapahit. Ketiga, apabila diukur dengan nilai martabat, maka ra Tanca
sudah beruntung. Dia mati tetapi dia dapat membunuh seorang
raja besar. Dengan tiga buah penilaian itu seharusnya nyi Tanca sudah
puas atas keaiatian suaminya. Bahkan seharusnya dia takut
untuk mengganggu-gugat soal terbunuhnya ra Tanca. Bahwa dia
sebagai isteri dari seorang pembunuh yang berdosa besar.
Seharusnya pun berterima kasih kepada kerajaan Majapahit
karena membebaskannya dari segala hukuman. Dan siapakah
yang gigih me lindunginya itu " Ah, kalau saja nyi Tanca tahu
bahwa patih Dipalah yang berusaha keras untuk memintakan
1492 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kebebasan bagi nyi Tanca karena wanita itu tidak bersalah,
tentulah nyi Tauca harus malu hati karena sekarang dia malah
gigih untuk menuntut patih Dipa.
Tetapi nyi Tanca memang sakit. Sakit dalam hati ditinggal
suaminya. Dan penyakit itu, mudah sekali menginginkan
kesembuhan. Arya Kembar tahu benar akan perasaan hati nyi
Tanca dan diapun pandai sekali untuk memberikan sesuatu yang
dapat dan cepat disambut nyi Tanca sebagai obat penyakit
jiwanya. Maka dalam berbantah dengan resi Kawaca mengenai
permintaan patih Dipa untuk obat penawar racun yang diderita
nyi Dipa, nyi Tanca telah menyerang dengan tajam sekali
tindakan patih Dipa membunuh ra Tanca yang dikatakan sebagai
tindak sewenang-wenang main hakim sendiri tanpa harus diadili.
Sejenak tedepig daii kejut yang membeliakkan perasaannya
maka resi Kawacapun bertanya "Nyi Tanca, menuduh tanpa
menyertakan bukti-bukti yang kuat, akan cenderung ke arah
fitnah. Apalagi memfitnah seorang priagung yang berkedudukan
penting dalam pemerintahan akan membawa akibat yang tak
terperikan. Nyi Tanca tersenyum hambar "Walaupun aku hanya seorang
wanita bodoh tetapi rasanya aku tidaklah sebodoh sebagai orang
yang tak tahu akibat dari memfitnah seorang patih kerajaan yang
sedang dipuja orang"
"Jika begitu" lambut resi Kawaca "silakan nyi rakryan
menguraikan tuduhanmu"
"Rakryan patih Dipa tahu tentang peristiwa yang tak senonoh
dalam keraton Majapahit"
"Peristiwa apakah itu ?"
Nyi Tanca merah mukanya "Apakah engkau benar-benar tak
mendengar hal itu, ki resi?"
1493 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Resi Kawaca gelengkan kepala "T idak sama sekali"
Nyi Tanca termangu sejenak. Rupanya dia sedang
mempertimbangkan adakah dia harus menceritakan hal itu
kepada resi Kawaca atau tidak. Namun akhirnya ia mengambil
keputuian. Karena perkembangan persoalan itu sudah sampat
pada suasana yang sukar ditutupi lagi maka diapun segera
menceritakan tentang peristiwa seri baginda Jayanagara yang
telah mengganggu dirinya.
"Ah" desah resi Kawaca. Secara selentingan ia pernah
mendengar hal itu. Tetapi baru peitama kali itu dia benar-benar
mendengar dari orang bersangkutan.
"Jika benar ra Tanca membunuh baginda karena hendak
membalas dendam, salahkah itu ?" tanya nyi Tatca.
"Salah atau benar harus dilihat pertimbangan dari segi mana,
nyi rakryan" kata resi Rawaca "tetapi bagaimana pendapat andika
sebagai seorang isteri?"
"Aku bangga mempunyai seorang tuami seperti ki Tanca "
sahut nyi Tanca dengan psnuh keangkuhan.
"Walaupun kebanggaan andika itu akan menggoncangkan
pemerintah kerajaan Majapahit ?" tegas resi.
"Itu ... " nyi Tanca gelagapan.
"Dalam kedudukan sebagai seorang kawula Majapahit,
gembirakah andika karena melihat kerajaan dari negara andika
ini menderita kegoncangan besar?" resi makin mendesak.
"Tetapi aku isteri ra Tanca"
"Bukankah andika ini kawula Majapahit pula?"
"Ah" desah nyi Tanca "bagaimana mungkin aku harus
membagi diriku menjadi dua bagian ?"
1494 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagaimana mungkin andika harus mengelompokkan diri
dalam satu bagian saja. Karena kenyataan andika memang
kawula Majapahit, bukan ?"
"Lalu bagaimana aku harus menjawab ?"
"Sederhana" sambut resi Kawaca "berat mana pengabdian
andika sebagai seorang isteri dengan sebagai seorang kawula
negara ?" "Seorang isteri harus mengabdi dengan penuh kesetyaan
kepada suami" "Seorang kawula harus mengabdikan seluruh jiwa raga dan
hidupnya untuk negara. Seorang boleh hidup tanpa suami tetapi
tak mungkin hidup tanpa negara"
Nyi Tanca terbeliak. "Jika kepentingan negara tersangkut maka segala kepentingan
harus disisihkan, termasuk kepentingan keluarga dan peribadi.
Andika mengatakan mengabdi kepada suami, tetapi andika lupa
sebagai seorang kawula harus mengabdi juga kepada negara.
Seharusnya andika menimbang, adakah kepentingan kepada
suami itu tidak mengganggu kepentingan negara. Jika andika
menyadari hal itu, tentulah andika dapat mencegah suami andika
melakukan sesuatu yang merusak kepentingan negara"
"Andika salah, resi" seru nyi Tanca "ra Tanca tidak
mengatakan tujuan membunuh baginda itu kepadaku"
"Tetapi bagaimana mungkin ki Tanca tahu apa yang telah
terjadi pada diri andika apabila andika tidak memberitahukan
kepadanya?" "Benar" sahut nyi Tanca "memang aku terpaksa memberitahukan hal itu kepadanya karena dia sebelumnya sudah
mendengar peristiwa itu"
"Dari s iapa ?"
1495 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Patih Dipa" seru nyi Tanca setengah berteriak. Sejak tadi dia
merasa sesak napas karena didesak pertanyaan resi yang tajam.
Kini dia merasa mendapat kesempatan untuk menghamburkan
kesesakan napasnya. "Patih Dipa?" teriak resi Kawaca "bagaimana andika tahu?"
"Ki T anca yang memberitahukan"
"Apa alasan ki patih Dipa memberitahukan peristiwa itu
kepada ki T anca ?" "Licik sekali" kata nyi Tanca "patih Dipa memberitahukan
psmtiwa itu disertai dengan peringatan keras agar kakang T anca
jingan sampai berbuat menurut sekehendak hatinya sendiri.
Apabila kakang Tanca tetap hendak melakakan tindakan yang
mengganggu keselamatan seri baginda maka patih Dipa sendiri
yang akan menindak kakang Tanca"
"Tindakan ki patih bermaksud baik karena hendak mencegah
supaya ki Tanca jangan berbuat sesuatu yang membahayakan
diri seri baginda?" tanya resi Kawaca.
"Memang orang akan bcrpintai kesan demikian" jawab nyi
Tanca "tetapi mengapa ki patih harus perlu memberitahu hal itu
kepada kakang Tanca"
"Salahkah itu ?"
"Berlawanan sekali dengan ucapannya di keraton" kata nyi
Tanca "ki patih telah memberi ancaman keras kepada kepala
dayang yang mengetahui peristiwa itu dan minta kepadaku agar
jangan membocorkan hal itu kepada kakang Tanca. Peristiwa itu
harus dirahasiakan serapat-rapatnya, demi kepentingan kerajaan.
Tetapi mengapa patih itu sendiri yang memberitahukan kepada
kakang Tanca ?" "Ki patih tentu merasa bahwa lambat laun ki T anca pasti akan
mendengar hal itu. Maka dia tentu mengambil keputusan, lebih
1496 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
baik secara terang-terangan memberitahu dan disertai peringatan
yang keras" "Jika benar seperti menurut jalan pikiran andika, ki resi"
sambut nyi T anca "berarti ki patih telah menyudutkan aku dalam
suatu kesulitan. Karena akhirnya ki Tanca bertanya kepada ku
juga" "Dan apa jawab andika?"
"Karena pauh Dipa sudah membocorkan, terpaksa akupun
mengaku. Aku minta kepadanya supaya jangan melakukan suatu
tindak yang membahayakan keselamatan raja"
"Dia menurut ?"
Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Bermula kakang Tanca hendak mengamuk tetapi dengan
ratap tangii, aku dapat mengendapkan kemarahannya"
Resi Kawaca merenung sejenak lalu berkata pula
"Dengan demikian ki patih tidak bersalah, andikapun juga
tidak salah" "Bagaimana andika dapat cepat menarik kesimpulan bahwa
patih Dipa tidak bersalah, ki resi ?"
"Ki patih telah melakukan tindak pencegahan. Karena
mencegah itu lebih aman daripada bertindak setelah terjadi hal
yang tak diinginkan" tiba tiba resi Kawaca teringat akan kata-kata
nyi Tanca tadi yang mengatakan bahwa tindakan ki patih
memberitahukan peristiwa itu kepada ra Tanca adalah licik. Licik
berarti bertindak dengan tidak jujur, mengandung tipu muslihat,
tetapi adakah andika menganggap hal itu kurang benar ?"
"Sekali lagi kukatakan licik" ulang nyi Tanca "karena jetes
tindakannya itu mengandung bsa yang berbahaya. Mulutnya
mergandung madu, hatinya beracun. Itulah patih Dipa"
Reii Kuwaca makin tertarik perhatiannya. Dia ingin mengetahui
apa yang tersembunyi dibalik kata-kala nyi Tanca yang bernada
1497 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mencaci maki itu "Maukah andika mengatakan, mengapa
tindakan patih Dipa itu andika anggap licik ?"
"Karena andika sudah separoh mengetahui tentang peristiwa
yang memalukan di keraton, kurasa tiada halangan akan kubuka
sama sekali selubung yang menutup rahasia keraton itu" kata nyi
Tanca. Resi Kawaca mengangguk. Nyi Tanca lalu menuturkan peristiwa apa yang telah terjadi di
keraton Tikta-Sripala ketika seri baginda Jayanagara masih hidup.
Bagaimana dia karena diminta oleh Arya Kembar supaya datang
ke keraton untuk m:ngobati penyakit gusti ratu Indreswari,
ibunda baginda Jayanagara, akhirnya harus menderita suatu
peristiwa yang pahit. Ia menceritakan lebih jauh bahwa
sebenarnya ada tiga wanita yang terancam cemar oleh tingkah
baginda yang tidak terpuji. Mereka adalah nyi Tanca dan nyi
Dipa. Tetapi yang terkena cemar, hanyalah dia sendiri.
"Sebenarnya apabila patih Dipa tidak datang tepat pada
waktunya, tentulah nyi Dipa juga akan menderita cemar seperti
aku. Sekalipun begitu, walaupun kehormatannya belum sampai
terganggu, namun baginda sempat pula untuk mendekap nyi
Dipa dan ...." "Cukuplah" seru resi Kawaca yang tak mau mendengar
sesuatu yang tak Kedap di telinga. Sebagai seorang resi, dia
harus berpantang untuk mendengar dan melihat perbuatan-
perbuatan tak senonoh yang cenderung ke arah kecabulan
"pokok, nyi Dipa belum sampai tercemar kehormatannya, bukan
?" "Ya, tetapi patih Dipa telah menyaksikan dengan mata kepala
sendiri bagaimana isterinya telah direjeng-rejeng oleh seri
baginda. Sudah tentu dia marah sekali. Hanya secara kebetulan
saja dia datang pada saat-saat yang gawat, andaikata tidak,
tentulah nyi Dipa sudah tercemar"
1498 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hanya karena alasan itukah maka patih Dipa mendendam
kepada seri baginda ?" tanya resi Kawaca "kurasa ki patih
bukanlah peribadi yang begitu. Pengabdian dan kesetyaannya
kepada negara Majapahit, di atas segala kepentingan peribadi"
"Ki resi" kata nyi Tanca "janganlah terpancang oleh
kemasyhuran nama seseorang sehingga engkau tempatkan dia
sebagai manusia yang tidak mungkin bersalah. Sedangkan
dewapun tak luput dari kekhilafan apalagi hanya seorang titah
dewata, insan biasa. Jangan pula andika agungkan seseorang
yang masih hidup, Karena selama dia masih belum mati maka
belum putuslah perjalanan hidupnya yang penuh goda dan coba
ini. Sekali tergelincir, dia akan jatuh dari tempat yang tinggi ke
dalam pelimpahan yang hina. Dan segunung sanjung puji serta
rasa kagum orang akan segera berobah menjadi sumpah serapah
yang tak kenal ampun"
Resi Kawaca terdiam. Memang ia harus mengakui bahwa kata-
kata nyi Tanca itu benar adanya. Tiada yang lebih suci dan agung
daripada Hyang Widdhi Agung. Insan manusia itu lemah. Masih
mudah tergelincir dalam kekhilafan dan kesesatan.
"Patih Dipa tetap hanya seorang insan biasa betapapun tinggi
kedudukan serta besar kemasyhuran namanya. Dia mengatakan
bahwa kepentingan negara Majapahit di atas segala kepentingan
peribadinya. Itu katanya sebelum dia beristeri. Tetapi setelah dia
menikah, siapakah pula yang tahu akan perobahan hatinya ?"
Resi Kawaca telah mendapat kesan yang jelas akan watak dan
pendirian patih dalam persoalan sakit nyi Dipa. Dia rela melihat
isterinya meninggal kalau memang nasib menentukan demikian
daripada harus menarik kembali keputusaunya tentang diri ra
Tanca. Resi gelengkan kepala "Terima kasih atas nasehat andika, nyi
Tanca. Tetapi andika boleh mengatakan bagaimana saja, namun
kepercayaanku terhadap sesuatu atau seseorang yang telah
memberi keyakinan kepadaku, takkan luntur barang sedikitpun
1499 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jua. Kalau hanya begitu saja pendirianmu dalam menilai peribadi
patih Dipa, aku tak me lihat sesuatu yang baru yang dapat
menggoyahkan kepercayaanku kepada ki patih"
Nyi Tanca tersenyum ewah "Bukan hanya itu saja. Masih ada
sebuah hal lain yang menimbulkan dendam patih Dipa kepada
seri baginda" "Oh" desuh resi Kawaca seraya membeliak penuh kejut heran
"apakah itu ?" "Salah satu dari rahasia keraton yang sangat dirahasiakan oleh
patih Dipa, adalah tentang tingkah laku baginda yang gemar
sekali akan wanita cantik"
"Yah, mungkin sudah demikianlah anggapan dalam naluri raja-
raja dan para pembeiar kerajaan Majapahit. Setiap pembesar
yang berkedudukan tinggi, baik di pura kerajaan maupun di
daerah, tentu akan menyunting beberapa wanita sebagai selir
untuk menyemarakkan kewibawaannya sebagai seorang priagung. Tentulah seorang raja seperti baginda Jayanagara juga
tak luput dari kebiasaan itu"
"Benar" sahut nyi Tanca "tetapi perbuatan baginda itu benar-
benar di luar susila. Dan apabila hal itu terlaksana, tentu
Majapahit akan dilanda gempa kegemparan yang akan
menghancurkan sendi sendi ketataprajaan negara Majapahit.
Dapat dipastikan tentu akan timbul pemberontakan besar"
"Ah, mengapa sampai begitu genting sekali " Apakah yang
telah terjadi ?" "Seorang pria menyukai wanita, menurut naluri kodrat,
memang dapat dibenarkan. Tetapi kalau seorang pria suka akan
saudara perempuannya sendiri,
adakah hal itu dapat dibenarkan?" 1500 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa kata andika ?" teriak resi Ka waca terkejut sekali "apakah
andika hendak mengatakan bahwa seri baginda Jayanagara
hendak menyukai saudaranya sendiri ?"
"Ya" "Siapa ?" "Gusti puteri Teribuanatunggadewi Rani Kahuripan dan gusti
puteri Mahadewi Rani Daha"
"O, Hyang Isywara Agung" seru resi seraya menengadahkan
kedua tangan memandang ke atas "adakah kesemuanya itu
dapat dipercaya ?" "Resi seru nyi Tanca" apabila seekor ayam jantan bertelur,
tentulah orang akan membantah dan mengatakan mustahil.
Tetapi nyata pada masa itu, timbullah kegemparan di negara
Majapahit karena terjadi peristiwa-peristiwa alam yang aneh.
Ayam jantan bertelur, seekor harimau mati di tanduk kambing,
seorang perawan di sebuah desa tiba-tiba berobah menjadi anak
laki dan lain-lain kejadian alam. Seolah suatu perlambang bahwa
jaman sudah berobah dari kodratnya. Maka tidakkah andika
masih kurang percaya apabila seorang pria menyukai saudara
perempuannya sendiri" Bukankah seorang raja itu tak terbatas
kekuasaannya " Tak boleh diganggu gugat lagi ?"
"Tetapi tata-susila dan kodrat naluri, berlaku untuk setiap
insan tanpa membedakan siapapun juga" sahut resi Kawaca.
"O, andika, ngeri mendengar peristiwa itu?" Resi Kawaca
terkesiap. "Jika benar demikian maka perasaan andika itu sama dengan
perasaan setiap rakyat Majapahit yang masih mempunyai setitik
rasa susila. Jika demikian pula, apakah andika masih heran dan
tak percaya apabila patih Dipa tak puas dengan diri seri baginda
itu?" 1501 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Terperangkap dalam suatu lingkaran kata-kata yang penuh
liku dan jebakan itu, resi Kawaca tak dapat berkata apa-apa.
"Aku mendapat ajaran dari para sesepuh yang bijak bahwa
diam itu berarti setuju" masih nyi Tanca mendesak "tetapi
benarkah andika juga setuju akan perasaan yang dimiliki patih
Dipa terhadap seri baginda ?"
Resi kembali terdesak dalam pokok kesulitan. Rupanya dia
masih belum siap untuk memberi penilaian.
"Katakanlah resi" desak nyi Tanca "apabila engkau mengaku
sebagai saudara seperguruan dari ra Tanca, ingin kubuktikan
satu ciri sifat ra Tanca yang terdapat dalam dirimu"
"Apa yang andika kehendaki?"
"Ra Tanca seorang pendiam, tak suka banyak bicara. Tetapi
dia jujur dan berani. Dia menganggap perbuatan baginda
Jayanagara itu sangat nista. Dan dia-pun berani mengatakan itu
dengan terus terang. Dia tahu dan akan bertanggung jawab
untuk apa yang dikatakannya itu. Adakah andika berbeda dengan
kakang Tanca?" Resi Kawaca gelengkan kepala "T ak ada bedanya"
"Mengapa andika tak berani mengatakan apa-apa ?"
"Sebenarnya sudah kujawab walaupun dengan cara yang lebih
lunak" sahut resi Kawaca "bukankah tadi telah kukatakan bahwa
tata-susila dan kodrat naluri itu, berlaku untuk sedap insan tanpa
mempedu-likan siapa dan bagaimana kedudukannya" Jelas,
bahwa barangsiapa yang menyalahi hal itu, tentulah salah"
"Engkau mengatakan perbuatan baginda Jayanagara itu salah
Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Persilatan 8 Ksatria Negeri Salju Karya Sujoko Pedang Langit Dan Golok Naga 7