Padang Bulan 4
Padang Bulan Karya Andrea Hirata Bagian 4
Delapan Langkah ............................................................................................... 137
Mozaik 29.................................................................................................. 140
Bibi ............................................................................................................. 140
Mozaik 30.................................................................................................. 150
Bulan di Atas Kota Kecilku yang Ditinggal Zaman ............................................. 150
Mozaik 31.................................................................................................. 155
Impian Empat Centimeter .................................................................................. 155
2 Mozaik 32.................................................................................................. 162
Puisi .................................................................................................................... 162
Mozaik 33.................................................................................................. 167
Revolusi .............................................................................................................. 167
Mozaik 34.................................................................................................. 172
Piala ................................................................................................................... 172
Mozaik 35.................................................................................................. 174
Lihai .................................................................................................................... 174
Mozaik 36.................................................................................................. 184
Akrobat .............................................................................................................. 184
Mozaik 37.................................................................................................. 188
Koper .................................................................................................................. 188
12 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Mozaik 38.................................................................................................. 193
Kepada Yth. ........................................................................................................ 193
Mozaik 39.................................................................................................. 197
Rukun Islam ........................................................................................................ 197
Mozaik 40.................................................................................................. 201
Tupai .................................................................................................................. 201
Mozaik 41.................................................................................................. 206
Hujan Pertama ................................................................................................... 206
TAMAT ..................................................................................................... 210
WAWANCARA ....................................................................................... 211
3 Mozaik 1 Lelaki Penyayang SYALIMAH gembira karena suaminya mengatakan akan
memberinya hadiah kejuatan. Syalimah tak tahan.
"Aih, janganlah bersenda, Pak Cik. Kita ini orang miskin. Orang
miskin tak kenal kejutan."
Mereka tersenyum. "Kejutan-kejutan begitu, kebiasaan orang kaya. Orang macam
kita, ni" Saban hari terkejut.
Datanglah ke pasar kalau Pak Cik tak percaya."
Suaminya---Zamzami---tahu
benar maksud Harga-harga selalu membuat mereka terperanjat.
istrinya. "Telah lama kau minta," kata Zamzami dengan lembut.
Syalimah kian ingin tahu. Waktu mengantar Zamzami ke
pekarangan dan menyampirkan bungkus rantang bekal makanan di
setang sepeda, ia bertanya lagi, Zamzami tetap tak menjawab.
"Sudah bertahun-tahun kauinginkan, baru bisa kubelikan
sekarang, maaf." Zamzami meninggalkan pekarangan, namun ia kembali. Ia
mengatakan ingin mengajak Syalimah melihat-lihat bendungan.
"Apa Yahnong takkan bekerja?"
Yahnong, singkatan untuk ayah bagi anak tertua mereka, Enong.
Kebiasaan orang Melayu menyatakan sayang pada anak tertua
dengan menggabungkan nama ayah dan nama anak tertua itu.
4 13 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Bendungan itu tak jauh dari rumah mereka. Dulu dipakai
Belanda untuk membendung aliran anak-anak Sungai Linggang agar
kapal keruk dapat beroperasi. Sampai di sana, mereka hanya diam
memandangi permukaan danau yang tenang,. Tak berbicara, seperti
mereka dulu sering bertemu di situ.
Mereka pulang. Zamzami berangkat kerja dan Syalimah tak
memikirkan kejutan itu. Ia bahkan lupa pernah meminta apa dari
suaminya. Delapan belas tahun mereka telah berumah tangga, baru
kali ini suaminya akan memberi kejutan. Semua hal, dalam keluarga
mereka yang sederhana, amat gampang diduga. Penghasilan
beberapa ribu rupiah mendulang timah, cukup untuk membeli beras
beberapa kilogram, untuk menyambung hidup beberapa hari.
Semuanya dipahami Syalimah di luar kepala. Tak ada rahasia, tak ada
yang tak biasa, dan tak ada harapan yang muluk-muluk. Tahu-tahu,
macam bakung berbunga di musing kemarau, suaminya ingin
memberinya kejutan. Syalimah dan Zamzami berjumpa waktu pengajian ketika
mereka masih remaja. Zamzami yang pemalu, begitu pula Syalimah,
menyimpan rasa suka diam-diam. Zamzami tak pernah berani
mengatakan maksud hatinya, dan Syalimah takut menempatkan diri
pada satu keadaan sehingga lelaki lugu itu dapat mendekatinya.
Namun, lirikan curi-curi di tengah keramaian itu kian hari kian
tak tertahankan. Zamzami mengurangi kecepatannya menambah juz
mengaji, padahal ia membaca Alquran lebih baik dari ia membaca
huruf Latin. Tujuannya agar makin lama dapat berada di dalam kelas
yang sama dengan Syalimah. Berulang kali ditanyakannya pada ustaz
hal-hal yang ia sudah tahu. Dibentak bebal, ia tersenyum sambil
menunduk. Adapun Syalimah, berpura-pura bodoh membaca tajwid,
dimarahi ustaz, biarlah. Maksudnya serupa dengan maksud
Zamzami. Semua taktik yang merugikan diri sendiri itu, jika boleh
disebut denang satu kata, itulah cinta.
5 Sungguh indah, atas saran ustaz---lantaran mencium gelagat
yang tak beres antara dua murid mengaji yang tak tahu cara
mengungkap cinta itu---mereka malah dijodohkan.
Sejak mengenal Zamzami, Syalimah tahu ia akan bahagia hidup
bersama lelaki itu, meski, ia juga mafhum, ada satu hal yang harus
selalu ia hindari: minta dibelikan apa pun. Sebab lelaki baik hati yang
dicintainya itu hanyalah lelaki miskin yan berasal dari keluarga
pendulang timah. Sebaliknya, Syalimah tak perlu dibelikan harta
benda. Ia telah punya Zamzami dan itu lebih dari cukup. Zamzami
adalah hartanya yang paling berharga, melebihi segalanya. Lelaki itu
amat penyayang pada keluarga sehingga Syalimah tak memerlukan
apa pun lagi di dunia ini.
Menjelang tengah hari. Sebuah mobil pikap berhenti di depan
rumah. Dua lelaki mengangkat benda yang dibungkus dengan terpal
dari bak mobil itu dan membawanya masuk ke dalam rumah.
Syalimah bertanya-tanya. Mereka tak mau menjawab
14 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Malam ini ada pasar malam di Manggar, Mak Cik," kata salah
satu lelaki itu sambil tersenyum.
Syalimah memandangi benda itu dengan gugup, tapi gembira.
Pasti benda itu yang dimaksud suaminya dengan kejutan. Rupanya
sungguh luar biasa pengaruh sebuah kejutan. Sekarang ia paham
mengapa orang-orang kaya menyukai kejutan. Kucing-kucingan yang
lucu melingkari benda itu, menggodanya untuk mendekat. Syalimah
melangkah maju, namun di tengah jalan, ia ragu. Ia kembali ke
ambang pintu. Syalimah menertawakan kelakuannya sendiri karena keranjingan menikmati sensasi sebuah kejutan. Lalu, ia berpilir,
kejutan itu tak sanggup ia atasi dan terlalu indah untuk ia nikmati
sendiri. Ia akan menunggu Enong, putri tertuanya itu, pulang dari
sekolah. Mereka akan menikmati kejutan itu berdua. Tentu akan
sangat menyenangkan. 6 Namun, Syalimah tak tahan untuk segera tahu apa yang
dibelikan suaminya untuknya, sedangkan Enong, baru akan pulang
sore nanti. Sesekali ia melongok ke arah benda misterirus itu. Ia
memberanikan diri dan melangkah pelan mendekatinya. Di depan
benda itu jantungnya berdebar-debar.
Ia memejamkan mata dan menarik terpal. Ia membuka matanya
dan terkejut tak kepalang melihat sesuatu berkilauan: sepeda Sim
King made in RRC! Syalimah terhenyak. Ia tak menyangka sepeda itu dihadiahkan
Zamzami untuknya sebagai kejutan. Bukan hanya karena sepeda itu
akan menjadi benda paling mahal di rumah mereka, melainkankarena
ia memintanya hampir empat tahun silam. Itu pun sesungguhnya
bukan meminta. Waktu mengandung anak bungsunya, ia berkisah
pada Zamzami, betapa dulu ia bahagia sering dibonceng almarhum
ayahnya naik sepeda ke pasar malam, dan di sana dibelikan balon gas.
"Kalau anak ini lahir," kata Syalimah sambil bercanda. "Sepeda
kita tak cukup lagi untuk membonceng anak-anak ke pasar malam."
Karena anak mereka akan menjadi empat, sedangkan mereka hanya
punya dua sepeda reyot. Syalimah tak dapat menahan air matanya. Ia terharu mengenang
suaminya telah menyimpan percakapan itu selama bertahun-tahun dan memegangnya
sebagai sebuah permintaan. Betapa baik hati
lelaki itu. Lalu, Syalimah terisak begitu ingat bahwa hari itu
Sabtu dan malam nanti ada pasar malam di Manggar. Kini ia paham
maksud lelaki yang mengantarkan sepeda itu. Suaminya pasti
merencanakan berangkat sekeluarga naik sepeda ke pasar malam,
seperti dulu ayah Syalimah selalu memboncengnya naik sepeda ke
15 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
pasar malam. Selanjutnya, Syalimah hilir mudik di dapur menghitung
bagaimana membagi anak-anaknya pada tiga sepeda. Sang ayah,
7 satu-satunya lelaki di dalam keluarga, berarti yang paling kuat, akan
membonceng keranjang pempang dan di dalamnya akan dimasukkan
si nomor dua, gadis kecil yang bongsor itu.
Si nomor tiga, yang cerewet, akan dibonceng oleh kakanya,
Enong, dan si bungsu akan dibonceng Ibu, naik sepeda baru Sim King
made in RRC, hadiah kejutan itu. Tak terperikan bahagianya
perjalanan ke pasar malam itu nanti. Meski telah menetapkan
pengaturan pembagian sepeda, Syalimah berulang kali menghitungnya di dalam hati, karena perhitungan itu menimbulkan
perasaan indah dalam hatinya.
Kemudian, Syalimah tak sabar menunggu suaminya pulang. Ia
berdiri di ambang jendela, tak lepas memandangi langit yang
mendung dan ujung jalan yang kosong. Ia ingin segera melihat
suaminya berbelok di pertigaan di ujung jalan sana, pulang menuju
rumah, ia akan menyongsongnya di pekarangan dan mengatakan
betapa indahnya sebuah kejutan. Ia mau mengatakan pula bahwa
mulai saat itu mereka harus lebih sering memberi kejutan karena
kejutan ternyata indah. Syalimah gembira melihat sesorang bersepeda dengan cepat.
Jika orang itu---sirun---telah pulang, pasti suaminya segera pula
pulang, namun, sirun berbelok menuju rumah Syalimah dengan
tergesa-gesa. Buruh kasar itu langsung masuk dan dengan gemetar
mengatakan telah terjadi kecelakaan.
Zamzami tertimbun tanah. Syalimah terpaku di tempatnya
berdiri. Napasnya tercekat. Ia tak bisa berbuat apa-apa. Sirun
memintanya menitipkan anaknya-anaknya kepada tetangga dan
mengajaknya ikut ke tambang.
Sampai di sana, Syalimah mendengar orang berteriak-teriak
panik dan menggunakan alat apa saja untuk menggali tanah yang
menimbun Zamzami. Para penambang yang tak punya cangkul
menggali dengan tanggannya, secepat-cepatnya. Syalimah berlari dan
bergabung dengan meraka. Ia menggali tanah dengan tangannya
8 sambil terseda-sedak memanggil-manggil suaminya. Keadaan
menjadi semakin sulit karena hujan turun. Tanah yang menimbun
Zamzami berubah menjadi lumpur. Para penambang berebut dengan
waktu. Jika terlambat, Zamzami pasti tak tertolong dan Zamzami
mulai memasuki saat-saat tak tertolong itu. Syalimah menggali seperti
orang lupa diri sambil menangis, sampai berdarah ujung-ujung
16 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
jarinya. Ia berdoa agar Zamzami tertimbun dalam keadaan
tertungkup. Penambang yang tertimbung dalam keadaan telentang
tak pernah dapat diselamatkan. Galian semakin dalam, Zamzami
belum tampak juga. Tiba-tiba Syalimah melihat sesuatu. Ia menjerit.
"Ini tangannya! Ini tangannya!"
Orang-orang menghambur ke arah tangan itu. Syalimah gemetar
karena tangan yang menjulur itu terbuka. Suaminya telah tertimbun
dalam keadaan telentang. Para penambang cepat-capet menarik
Zamzami. Ketika berhasil ditarik, lelaki kurus itu tampak seperti tak
bertulang. Tubuhnya telah patah.
Pakainya compang-camping menyedikan. Zamzami diam tak
bergerak. Semuanya telah terlambat.
Syalimah tersedu sedan. Ia bersimpuh di samping zamzami
yang telah mati. Ia mengangkat kepala suaminya ke atas pangkuanya.
Kepala itu terkulai seperti ingin bersandar. Syalimah membasuh
wajah Zamzami dengan air hujan. Lalu tampak seraut wajah yang
pias dan sepasang mata yang lugu.
Syalimah mendekap lelaki penyayang itu kuat-kuat. Ia
beratap-ratap memanggil suaminya.
9 Mozaik 2 Bahasa Inggris SELAIN menggabungkan nama ayah dan nama anak tertua,
orang Melayu udik biasa pula menamai anak dengan bunyi senada
seirama. Jika nama anak tertua Murad, misalnya, tujuh orang adik di
bawahnya adalah Muzir, Munaf, Munir, Muntaha, Munawaroh,
Mun'im, dan Munmun. Lantaran anak sangat banyak, hal itu kerap
menimbulkan kekacauan. Sering kali nama-nama itu tertukar. Dalam
keadaan panik, umpama, salah satu anak menyiramkan minyak tanah
pada kambing yang akan dikurbankan pada hari raya Idul Adha,
dalam rangka membuat obor---ini berdasarkan pengalaman
pribadiku---ibunya hanya bisa berteriak histeris, "Mun! Mun! Mun!"
sambil berpikir keras mengingat-ingat Mun yang mana yang
berkelakuan macam setan itu.
Ajaibnya budaya. Selidik punya selidik, ternyata huruf awal
nama anak sering tak ada hubungannya dengan huruf awal nama
Padang Bulan Karya Andrea Hirata di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ayah-ibunya. Artinya, huruf awal itu dipilih suka-suka saja sesuai
suasana hati. Maka dapat disimpulkan bahwa kekacauan itu
disengaja dan merupakan bagian dari seni punya anak banyak, dan
kasih sayang tak terperikan pada anak yang berderet-deret macam
pagar itu. Lalu, ada pula kebiasaan yang unik. Anak muda sering
dipanggil Boi. Ini tidak ada hubungannya dengan Boy dalam bahasa
Inggris sebab anak perempuan pun sering dipanggil Boi. Namun,
Enong adalah kisah yang berbeda. Enong adalah panggilan sayang
untuk anak perempuan. Begitulah cara Zamzami memanggil anak
17 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
tertuanya. 10 Enong duduk di kelas enam SD dan merupakan siswa yang
cerdas. Ia selalu menjadi juara kelas. Pelajaran favoritnya bahasa
Inggris dan cita-citanya ingin menjadi guru seperti Bu Nizam.
Ibu Nizam adalah guru senior. Ia berasal dari Pematang Siantar.
Puluhan tahun lampau ia ditempatkan pemerintah untuk mengajar di
kampung kami. Ia sangat dihormati karena keberaniannya merantau
demikian jauh dalam usia sangat muda, demi pendidikan. Dialah
guru bahasa Inggris pertama di kampung kami.
Zamzami amat bangga akan cita-cita Enong. Ia ingin Enong
mendapat kesempatan pendidikan setinggi-tingginya. Sekolah Enong
adalah nomor satu baginya. Selelah apa pun bekerja, ia tak pernah
lalai menjemput Enong. Sering Zamzami bercerita pada Sirun.
"Run, dapatkah kaubayangkan, anakku mau menjadi guru
sebuah bahasa dari barat?"
Sirun takjub. "Kita-kita ini, Run, bahasa Indonesia pun tak lancar."
"Bahasa dari Barat" Bukan main, Bang, bukan main."
Kemudian menjadi guru dari sebuah bahasa yang asing dari
Barat itu yang membuat Zamzami tak pernah mengeluh meski harus
bekerja membanting tulang seperti kuda beban. Ia berusaha
memenuhi apa pun yang diperlukan Enong untuk cita-cita hebatnya
itu. Zamzami sering mendengar Enong berbicara soal kamus bahasa
Inggris. Dari nada suaranya, ia tahu putrinya ingin sekali punya
kamus. Sebaliknya, meskipun masih kecil, Enong paham bahwa
ayahnya miskin. Ia tak pernah minta dibelikan kamus, tak pernah
minta dibelikan apa pun. Zamzami sendiri pernah melihat kamus yang hebat di pedagang
buku bekas kaki lima di Tanjong Pandan. Kamus itu adalah Kamus
11 Bahasa Inggris Satu Miliar Kata. Sejak melihat kamus itu dan
mengenang keinginan putrinya, membeli kamus telah menjadi
impian Zamzami dari hari ke hari. Ia bekerja lebih keras di ladang
tambang dan menambah penghasilan dengan berjualan air nira setiap
ada pertunjukan orkes Melayu. Hari Sabtu ia ke laut mencari kerang
untuk dijual di pasar ikan. Hari Minggu ia berjualan tebu yang
ditusuk dengan lidi. Setelah berbulan-bulan seperti itu dan
memfokuskan pikirannya hanya untuk membeli kamus bahasa
Inggris untuk anaknya, akhirnya Zamzami punya uang lebih. Dengan
gembira ia berkata, "Mulai sekarang, jangan kau cemas lagi, Nong, Ayah akan
belikan kamus untukmu. Kamus
Bahasa Inggris Satu Miliar kata!"
Enong terbelalak. "Satu miliar?" napasnya tertahan.
"Iya, Nong, tak kurang dari satu miliar kata!"
18 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Wajah Enong pucat. Ia terpana karena akan segera punya kamus
dan karena kamus itu berisi satu miliar kata! Lalu, ia saling
menyentuhkan ujung-ujung jarinya dan mulutnya komat-kamit
menghitung jumlah nol dalam satu miliar.
"Satu miliar itu banyak sekali, Nong. Ayah pun tak tahu berapa
jumlah nolnya. Tujuh belas barangkali."
Mulut Enong masih komat-kamit dan jarinya masih sibuk
menghitung jumlah nol dalam angka satu miliar.
Esoknya, mata Enong merah. Zamzami tahu, anaknya pasti tak
bisa tidur karena terus -menerus membayangkan kamus itu. Maka,
tanpa ambil tempo, ia segera mengajak Sirun ke Tanjong Pandan.
Mereka bersepeda hampir seratus kilometer.
12 Senangnya Zamzami mendapati kamus yang dilihatnya dulu
masih ada di pedagang kaki lima buku bekas itu. Terbayangkan sinar
mata anaknya nanti jika menerima kamus itu. Ia menimang-nimang
dan terkagum-kagum pada tulisan di sampulnya Kamus Bahasa
Inggris Satu miliar: 1.000.000.000 Kata.
Diikutinya pelan-pelan angka nol itu. Baru ia tahu bahwa jumlah
nol dalam satu miliar ada sembilan.
Zamzami sempat heran melihat kamus itu ternyata ringan dan
tipis saja. Padahal, isinya satu miliar kata. Jiwanya yang lugu berkata,
mungkin yang dimaksud pengarang buku itu bukan satu miliar kata,
tapi huruf. Pengarangnya mungkin salah tulis, seharusnya satu miliar
huruf. Tapi, andai kata jumlah huruf pun, masih tetaplah buku itu
terlalu tipis. Sekali lagi, hatinya yang putih, tetap saja membela
penyusun kamus itu, Drs. It. Siapa, M.B.A., B.A., yang sama sekali tak
dikenalnya. "Kurasa kamus ini macam buku Kho Ping Hoo, Run," katanya
pada Sirun. "Ini pasti baru jilid satu. Nanti kalau sudah lengkap empat
puluh delapan jilid, barulah jumlah katanya tergapai satu miliar.
Macam mana pendapatmu, Run?"
"Kemungkinan besar, Bang."
Jika menyangkut buku, Sirun serupa tikus mendengar
pembicaraan ayam. Gelap. Soal begitu, ia akan percaya apa pun yang
dikatakan oleh siapa pun, sebab ia tak pernah sekolah.
"Tak apalah, berarti aku masih harus menabung. Bukan begitu,
Run" "kemungkinan besar, Bang."
Zamzami malah senang karena akan memiliki 48 jilid kamus.
Baginya, kamus-kamus itu dapat menjadi koleksi yang berharga.
Mungkin pula ia berpikir; semakin banyak ia dapat membelikan
anaknya kamus, semakin anaknya akan senang. Ia juga kagum pada
13 orang yang mampu membuat kamus. Ia menatap deretan gelar
sarjana Drs. Siapa yang menyusun kamus itu sambil membayangkan
19 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
anaknya menjadi guru bahasa Inggris.
"Enong bisa menjadi guru bahasa Inggris yang baik dengan
kamus ini, Run" Sirun mengangguk-angguk dengan khidmat.
"Kemungkinan besar, Bang."
Pedagang buku bekas kaki lima tertarik melihat semangat
Zamzami, yang tampak seperti baru menemukan benda ajaib. Ia
bertanya, mengapa begitu riang"
"Buku ini untuk anakku, Pak Cik."
"Berarti hadiah untuk anak. Biar lebih berkesan, orang di kota
biasa menulis sesuatu di halaman muka. Tanda tangan, ucapan salam,
ucapan selamat ulang tahun, atau apa saja."
"Begitukah?" "Anak perempuankah?"
"Iya, Pak Cik, sudah kelas enam."
"Elok kalau disampuli dengan kertas kado yang cantik. Anak
perempuan akan senang hatinya."
Mata Zamzami berbinar-binar. Ia pergi sebentar, lalu kembali
membawa kertas kado dan menyampulinya di depan pedagang kaki
lima itu. Kemudian, ia minta diajari cara menulis ucapan di halaman
muka itu. Setelah berunding cukup lama, ia menemukan kalimat yang
ingin ditulisnya. Ia mengukirkannya dengan pena, kata demi kata.
Sementara itu, Enong hilir mudik di beranda menunggu
ayahnya kembali dari Tanjong Pandan.
Seharian ia tak enak makan karena pikirannya tak dapat lepas
dari Kamus Bahasa Inggris Satu Miliar
14 Kata itu. Ketika ayahnya tiba, ia menyongsongnya di
pekarangan, ia melonjak-lonjak senang menerima kamus itu.
"Ini baru jilid satu, Nong. Nanti kalau ada sambungannya, Ayah
belikan lagi," kata ayahnya sambil menyeka keringat.
Zamzami pun gembira karena pendapat pedagang buku bekas
kaki lima itu semuanya benar.
Enong berulang kali memuji indahnya sampul kamus itu.
Zamzami mengatakan bahwa ia sendiri yang memilih kertas sampul
itu da nada tulisan untuk Enong di halaman muka. Enong
membukanya dan menemukan tulisan itu. Ia membacanya.
Buku ini untuk anakku, Enong.
Kamus satu miliar kata. Cukuplah untukmu sampai bisa menjadi guru bahasa Inggris seperti Ibu
Nazam. Kejarlah cita-citamu, jangan menyerah, semoga sukses.
Tertanda, Ayahmu Enong terdiam, lalu ia menangis untuk sebuah alasan yang ia
tidak mengerti. 20 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
15 Mozaik 3 Kemarau BARANGKALI karena hawa panas yang tak mau menguap dari
kamar-kamar sempit yang dimuati tujuh anak. Barangkali lantaran
mertua makin cerewet karena gerah. Barangkali karena musim
kemarau telanjur berkepanjangan, kampung kami menjadi sangat
tidak enak setelah bulan Maret sampai Desember.
Tidak ada yang betah di rumah, dan makin menyusahkan
karena tak ada hiburan di luar. Adakalanya biduanita organ tunggal
meliuk-liuk seperti belut sawah di atas panggung berhias pelepah
kelapa di pinggir pantai, lebih menyanyikan maksiat daripada lagu.
Tapi itu hanya lama-lama sekali, pun kalau harga timah sedang
bagus - yang amat jarang bagus.
Tak ada galeri seni, gedung bioskop, kafe-kafe, atau pusat
perbelamjaan untuk dikunjungi. Yang sedikit menarik perhatian
hanya sebuah jam besar di tengah kota dan jam itu sudah rusak
selama 46 tahun. Jarum pendeknya ngerem mendadak di angka lima.
Jarum panjangnya menghembuskan napas terakhir di pelukan angka
dua belas. Jarung detik telah minggat dengan perempuan lain, tak
tahu ke mana. Melihat jam itu sejak kecil aku punya firasat bahwa jika
nanti dunia kiamat, kejadiannya akan tepat pukul lima.
Namun, tak pernah kami risaukan semua itu, karena kami
punya museum, dan museum kami paling hebat di dunia ini. Tak ada
yang bisa menandinginya, sebab ia museum sekaligus kebun
binatang. 16 Baiklah, mari bicara soal musem. Di sana ada sebuah ruangan
yang jika dimasuki harus membuka sandal dan mengucap
Assalamualaikum, demi menghormati tombak-tombak karatan,
peninggalan para hulubalang antah berantah. Uang kecil yang
diselipkan ke dalam kotak di samping tombak-tombak itu dapat
menyebabkan pendermanya awet muda dan enteng jodoh.
Anak-anak yang tak sengaja menunjuk tombak itu harus menghisap
telunjuknya, agar tidak kualat.
Dari jendela museum, istimewa sekali, tampak hewan-hewan
berkeliaran. Itulah kebun binatang kami. Setiap minggu tempat itu
dipenuhi orang yang ingin melihat kijang yang saking buduknya
sudah tampak serupa kambing. Ada pula unta gaek yang menderita
sakit batuk kering stadium 4. Setiap kali dia batuk, nyawanya seperti
mau copot. Ada zebra jompo yang hanya memandang ke satu jurusan
saja. Tak paham aku apa yang tengah berkecamuk di dalam kalbunya.
Ada orang utan uzur yang sudah ompong dan tampak
terang-terangan menafsui bebek-bebek gendut di kolam butek sebelah
sana. Tak ada malu sama sekali. Lalu ada singa tua kurapan bermata
21 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
sendu macam penyanyi dangdut. Singa itu sepertinya sangat benci
pada hidupnya sendiri. Mereka muak melihat orang-orang udik yang
menonton mereka di dalam kandang. Konon, mereka dihibahkan ke
kampung kami karena telah apkir dari sebuah kebun binatang di
Jawa, di mana mereka dianggap tidak sexy lagi, namun, seperti segala
sesuatu yang lalu kami terima apa adanya, seperti segala sesuatu tak
pernah berubah di kampung kami, makhluk-makhluk hidup segan
mati tak mau itu selau punya tempat di dalam kebun binatang kami,
di dalam hati kami. Hewan-hewan itu menguap sepanjang hari,
mereka hanya seekor saja dari jenisnya masing-masing, jadi mereka
adalah pejantan bujang lapuk seumur-umur. Seungguh mengerikan
hidup ini kadang-kadang. Jika kemarau makin menggelegak, aku menyingkir dan duduk
melamun dibelai angin di sebuah kapal keruk yang termangu-mangu
di pinggir sungai. Kapal itu hanya tinggal segunung besi rongsokan.
17 Mesin besar nan digdaya, dulu selalu dikagumi anak-anak
Melayu. Saat maskapai Timah Berjaya, jumlahnya puluhan. Mereka
mengepung kampung, menderu siang dan malam, mengorek isi bumi
untuk meraup timah. Kini, satu-satunya yang tertinggal, tempatku
melamunkan nasib ini, teronggok seperti fosil dinosaurus.
Kapal keruk pernah menjadi pendendang irama hidup kami. Ia
adalah bagian penting dalam budaya kami. Karena semua lelaki
angkatan kerja bekerja bergantian selama 24 jam. Takkan pernah
kulupa, setiap pukul dua pagi truk pengangkut buruh kapal keruk
menjemput ayahku. Kudengar suara klakson. Ayah keluar rumah di
pagi buta itu sambil menenteng rantang bekal makanan dari Ibu.
Jika melihatku terbangun, Ayah kembali untuk mengusap
rambutku dan tersenyum. Dari dalam
rumah kudengar Ayah mengucapkan salam pada kawan-kawan
kerjanya yang telah berdesakan di dalam bak truk. Kawan-kawan
kerjanya itu adalah ayah-ayah dari kawan-kawanku. Lalu kudengar
gemerencing besi saling beradu, kemuadian truk menggerung
meninggalkan rumah. Sering aku minta dibangunkan jika Ayah berangkat kerja pukul
dua pagi itu. Karena aku ingin melihat Ayah dengan seragam
mekaniknya yang penuh wibawa, yang ada taspen di sakunya, yang
berbau sangat lelaki. Ayah melangkah tangkas sambil menyandang ransel berisi tang,
ragum, dan sekeluarga kunci inggris. Kunci-kunci baja putih itu jika
dibariskan akan membentuk satu segitiga yang sangat hebat.
Kubayangkan, tugas-tugas yang berat diemban oleh bapak kunci
yang paling besar, dan tugas-tugas sepele adalah bagian
Padang Bulan Karya Andrea Hirata di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
anak-anaknya. Aku senang melihat Ayah melompat ke dalam bak truk. Dia,
pria yang gagah itu, penguasa sembilan kunci Inggris anak-beranak
18 22 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
itu, adalah ayahku, begitu kata hariku. Lalu aku tidur lagi, sambil
tersenyum. Berlangsung terus seperti itu, hari demi hari, selama
bertahun-tahun, tak berubah. Setelah dewasa, jika secara tak sengaja
aku terbangun pukul dua pagi, di negeri mana pun aku berada,
seakan kudengar suara klakson mobil truk, lalu menguar suara
orang-orang mengucapkan salam dan gemerencing besi saling
beradu, aku termangu. Kerinduan pada Ayah menjadi tak
tertanggungkan. Tanpa kusadari, air mataku mengalir, mengalir sendiri, tak
mampu kutaha-tahan. 19 Mozaik 4 Gamang JENAZAH Zamzami digotong pulang dari ladang tambang.
Setelah berunding singkat, diutuslah Sirun untuk menjemput Enong
di sekolah. Bu Nizam tengah mengajar bahasa Inggris ketika Sirun
tiba. Ia terkejut mendengar berita buruk itu.
Sirun sedih melihat Enong yang tengah menekuri bukunya
dengan tekun. Ia mendekatinya. Seisi kelas memperhatikannya. Ia
mencoba menahan persaannya ketika mengajak Enong pulang. Enong
bertanya mengapa diajak pulang. Katanya, ia sedang belajar dan ia
senang pelajaran bahasa Inggris.
"Nanti saja, sampai di rumah, kau akan tahu." Enong
bergeming. Ia tak mau pulang. Katanya, ia sedang belajar dan ia
senang pelajaran bahasa Inggris.
Sirun mendesaknya berkali-kali. Ia beranggapan tak baik
mengabarkan petaka yang menimpa keluarga anak kecil itu di depan
teman-temannya. "Harus ada alasan, Pak Cik," ujar Enong dengan jenaka.
"Harus ada alasan jika seseorang meninggalkan pelajaran, dan
alasan itu harus kuat." Pendapat itu disambut riuh persetujuan
teman-temannya. Apalagi, katanya, ia baru dibelikan ayahnya kamus.
Ia kemudian mengatakan tentang menariknya pelajaran behasa
Inggris yang tengah diajarkan Bu Nizam.
"Pelajaran tentang anggota keluarga, Pak Cik," ia memberi
contoh. 20 "Mother artinya ibu, father - ayah, daughter---anak perempuan,
son---anak laki-laki." Kawan-kawannya tertawa melihatnya
menjelaskan pelajaran bahasa Inggris pada seorang kuli tambang. Bu
Nizam tersenyum getir melihat semangat
mendengarkan pengucapannya yang kaku. Sirun
Enong 23 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dan membujuknya lagi. Enong tetap tak mau, ia bersikeras minta
alasan. Sirun tak punya pilihan lain.
"Kau harus pulang, Nong, ayahmu meninggal."
Enong yang sedang ingin mengucapkan sesuatu, tersentak.
Seisi kelas diam. Senyap. Wajah Enong pucat. Ia menapat Sirun.
"Iya, Nong, pukul tiga tadi."
Mata Enong mendadak merah.
"Pak Cik pasti salah. Aku baru dibelikan Ayah kamus bahasa
Inggris. Sebentar lagi aku dijemput Ayah," suaranya bergetar-getar. Ia
menatap Bu Nizam, minta dibela.
"Benarkah ini?"
"Benar, Nong, kecelakaan di tambang."
Mata Enong berkaca-kaca, lalu ia terisak-isak. Ibu Nizam tampak
sedih. "Pulanglah, Nong," katanya.
Enong menangis. Air matanya berjatuhan di atas halaman
kamusnya. Dari kejauhan, Enong melihat orang berduyun-duyun melayat
dengan membawa rantang berisi beras. Di dalam rumah, jenazah
ayahnya terbujur. Enong memeluk ibunya. Ia tak bisa lagi menangis.
Usungan jenazah dipikul ke pemakaman. Di antara para pelayat
menguar kabar tentang makin banyaknya tambang menelan korban.
21 Timah terbaik yang mengalir di permukaan yang dangkal dan mudah
ditambang telah dijarah Belanda selama ratusan tahun. Yang tersisa
timah yang masih baik, namun lebih dalam. Telah pula diraup
kapal-kapal keruk maskapai timah selama berpuluh tahun. Sisa dari
yang tersisa, hanyalah timah buruk yang terlipat amat dalam di
bawah tanah. Bulir demi bulir timah itu ditambang penduduk asli
dengan pacul, didulang dengan tangan, dan dengan satu sikap
dipaksa rela oleh kemiskinan untuk terkubur hidup-hidup.
Berkubang berminggu-minggu tak jarang hanya menghasilkan
beberapa ribu rupiah, di dalam tanah yang gelap itulah Zamzami
menemui ajal. Pulang dari pemakaman, Enong heran melihat banyak orang
memandanginya. Magrib menjelang. Syalimah dan anak-anaknya
mengantar pelayat terakhir ke pekarangan. Anak-beranak itu
memandangi jalanan kosong kerikil merah yang sekarang tampak
seakan tak berujung. Mereka saling merapatkan diri demi
mengumpul-ngumpulkan keberanian untuk menghadapi hidup
setelah itu, yang tak terbayangkan kerasnya.
Subuh esoknya, Syalimah lekas-lekas bangun mendengar
panggilan azan. Ia ke dapur dan menanggar air. Ketika meniup siong
untuk menghidupkan kayu bakar, ia tersentak karena sebuah
kesenyapan, ia baru sadar, untuk siapa ia menyeduh kopi" Ia bangkit
dan beranjak menjauhi tungku tanpa merasakan kakinya menginjak
24 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
lantai. Suara suaminya mengaji Alquran saban subuh telah
menemaninya menghidupkan api dapur selama berbelas tahun
Syalimah duduk termangu, berkali-kali ia mengusap air matanya.
Secara mendadak kehilangan tiang penopang, keluarga
Syalimah langsung limbung. Tak punya modal, tak punya keahlian,
dan tak ada keluarga lain dapat diminta bantuan---karena semuanya
miskin---membuat keluarga itu mati kutu. Tak pernah terpikir nasib
sepedih itu akan menimpa mereka secara sangat tiba-tiba. Sang suami
22 adalah tulang punggung keluarga satu-satunya dan hal itu baru
disadari sepenuhnya setelah ia tiada.
Sedangkan Enong, bermalam-malam tak bisa tidur. Ia gamang
memikirkan apa yang selalu dikatakan orang tentang anak tertua.
Namun, ia bahkan sepenuhnya paham makna kata tanggung jawab.
Ia takut membayangkan akibat dari kata itu. Apakah ia harus bekerja"
Bagaimana ia akan menghidupi keluarga, seorang ibu, dan tiga orang
adik" Apakah harus berhenti sekolah" Ia amat mencintai sekolahnya.
Ia bingung karena masih terlalu kecil untuk dibenturkan dengan
perkara seberat itu. Sekarang ia paham mengapa waktu itu banyak
pelayat memandanginya. Belum sebulan ditinggal suami, Syalimah
telah kehabisan beras. Bahkan, beras yang diantar orang ketika
melayat itu pun telah habis, ia mulai meminjam beras dari tetangga
demi menyambung hidup hari demi hari.
Enong tahu, beberapa anak perempuan tetangga sesama
keluarga pendulang telah berangkat ke Tanjong Pandan untuk bekerja
sebagai penjaga toko, tukang cuci di rumah orang kaya, atau buruh
pabrik. Ia berusaha meyakinkan ibunya bahwa ia bisa bekerja seperti
itu. Apa susahnya menjaga toko" Katanya.
Syalimah semula menolak. Berat baginya melepaskan Enong
dari sekolah dan harus bekerja jauh dari rumah. Anak itu baru kelas
enam SD. Tapi akhirnya ia luluh karena Enong mengatakan tak bisa
menerima jika adik-adiknya harus berhenti sekolah karena biaya. Ia
sendiri rela mengorbankan sekolahnya. Ini adalah keputusan paling
pahit bagi Syalimah. Putrinya tak pernah sekalipun meninggalkan
kampung, kini harus berjuang menghadapi hidup yang keras di kota.
Ia sendiri tak mampu berbuat apa-apa karena tak bisa mengalihkan
perhatian dari tiga anak lainnya.
23 Mozaik 5 Rahasia 23 Oktober DIAM-DIAM, sejak masih kecil dulu, telah kutandai, kalau
hujan pertama musim hujan turun pas pada 23 Oktober, dan sore,
pasti kampungku akan tampak lebih memesona. Jika sebelum dan
sesudah hari itu, alam kacau-balau macam tak bertuan. Hujan tumpah
sembarang waktu, sering menjadi badai dan banjir.
25 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kadang ia turun subuh-subuh, merepotkan orang yang ingin ke
masjid, sekolah, pasar, dan kantor.Singkat pula waktunya atau terlalu
lama, sampai Mei tahun muka.
Kalau ia pertama kali turun pada 23 Oktober, nah, ia akan
mengguyur dengan teratur, usai ashar biasanya, lembut, berkawan,
dan adakalanya syahdu. Karena itu, banyak orang kawin pada bulan
Oktober. Delima, angsana, kemang, dan kecapi akan memucuk
bersama. Jamur tiong yang indah dan dapat dimakan akan subur.
Bunga bakung akan bersemi awal sampai sempat dua kali berbuah
sepanjang musim hujan itu. Akibatnya, burung punai akan makin
besar rombongan migrasinya. Gelap awan selatan dibuatnya.
Tengah hari yang panas akan diusir awan kelabu yang dikirim
angin dari barat. Satu masa ajaib yang singkat, meruap. Semua orang
mendadak riang tanpa dapat dijelaskan mengapa. Sambil bersenda
gurau, perempuan-perempuan Melayu mengangkat jemuran pakaian
yang hampir kering, lalu memekik rara riri, krat krut krat krut
memanggil pulang ayam dan entok-entoknya. Lelakinya
tergopoh-gopoh meneduhi sepeda dan jemuran batu baterai. Pada
momen emas itu, kami melompat dari rumah panggung menghambur
24 ke pekarangan masjid Al-Hikmah, bertengkar-tengkar kecil di bawah
menara masjid soal rencana asyik untuk hujan sore yang segera
tumpah. Guruh halus menggoda-goda.
Hujan akan berhenti tak sampai matahari terbenam. Kami
beramai-ramai berlari ke tali air. Di bantaran danau. Kami duduk
saling berpeluk pundak, memandangi anak-anak belibis berenang
berbaris-baris dan lingkar terang pelangi. Saban sore, selama musim
hujan, seseorang memindahkan surga dari langit ke kampung kami.
Lalu, langit dikuasai berkawan-kawan burung punai dan kami
bertengkar lagi menentukan raja burung punai yang memimpin
kafilahnya, beribu-ribu jumlahnya. Skuadron berwarna hijau melesat
di atas danau tali air. Mereka tak peduli pada kami, bahkan tak peduli
pada kecantikan mereka sendiri, yang selalu kami kagumi sejak kami
diizinkan orangtua bermain di pinggir danau itu. Yang ada di dalam
kepala mereka hanya hamparan bakung yang ranum nun di hulu
sungai dan beradu cepat dengan kawanan lainnya agar tak kehabisan
buah bakung. Punai-punai itu menyihir kami sampai mulut-mulut kecil kami
ternganga. Mereka bak lukisan yang beterbangan di angkasa. Sang
raja punai terbang paling muka. Jika ia menukik sedikit saja, ribuan
punai di belakangnya serentak menukik. Jika ia berbelok, semuanya
berbelok. Sesekali ia bermanuver ke puncak pohon-pohon kenari
yang ada di pekarangan rumah di kampung, tapi sebentar saja, lalu
sang raja mengepakkan sayapnya, dan terangkatlah ke udara
permadani hijau itu. Hebat sekali raja punai itu.
Dialah raja diraja di angkasa raya.
Awal Februari, secara misterius hujan beranjak ke malam. Ia
mengunjungi kampung saban malam dan baru benar-benar lenyap
pada akhir Maret. Sebuah musim hujan yang sempurna telah sirna. Ia
26 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
memohon diri lewat rintik-rintik lembut di ujung musim, lalu
25 bersama kawannya sang guruh yang gagah perkasa itu, mereka pergi,
tak tahu ke mana. Demikian teoriku tentang hujan pertama pada 23 Oktober. Teori
yang konyol tentu saja sehingga tak pernah kukisahkan pada siapa
pun. Ia telah menjadi rahasiaku yang terpendam lama.
Lambat laun, teori itu berubah menjadi semacam godaan. Aku
sering meyakinkan diriku sendiri untuk memercayai sesuatu yang
dibangun di atas logika yang aneh. Aku, alam, dan hujan pertama,
telah membentuk semacam persengkokolan, yang begitu ganjil
sehingga di dunia ini, hanya aku yang boleh tahu. Aku malah sering
merahasiakannya, dari diriku sendiri.
Namun, bukankah adakalanya, menyerahkan diri pada godaan
dan memelihara rahasia, menjadi bagian dari indahnya menjalani
hidup ini" 26 Mozaik 6 Tanjong Pandan HARUSNYA sejak kemarin Syalimah menyiapkan keberangkatan Enong ke Tanjong Pandan, tapi ia tak sanggup. Jika
melihat tas yang akan dibawa putrinya, air matanya berlinang.
Satu-satunya yang bisa ia lakukan hanyalah menguatkan hati
anaknya, dan itu tak mungkin ia lakukan jika ia sendiri tampak kalah
atas situasi yang menjepit mereka.
Maka, Syalimah selalu menyembunyikan kesedihannya.
Namun, pertahanan yang sesungguhnya rapuh itu runtuh hari ini
waktu ia melihat Enong menyimpan buku-buku sekolahnya di bawah
dipan, Enong menyimpan semua buku, kecuali Kamus Bahasa Inggris
Satu Miliar Kata hadiah dari ayahnya dulu.
Katanya, ia akan membawa kamus itu ke mana pun ia pergi.
Tangis Syalimah terhambur. Ia tersedu sedan dan memohon maaf
pada putri kecilnya itu. Sebelum berangkat, Enong mengatakan ingin berjumpa dengan
teman-temannya di tempat mereka biasa bermain di lapangan
sekolah. Dulu, setiap minta izin untuk bermain di sana, Enong selalu
gembira. Kali ini ia muram. Syalimah tahu, di lapangan itu Enong
akan mengucapkan perpisahan.
Di lapangan telah menunggu Nuri, Ilham, Nizam, dan Naila.
Merekalah sahabat terdekat Enong, sesama penggemar pelajaran
27 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
bahas Inggris. Ilham hanya diam. Enong dan Ilham saling menyukai
dengan cara yang tak dapat mereka jelaskan. Ketika akan berpisah,
27 keduanya merasakan kehilangan, juga dengan cara yang tak dapat
mereka jelaskan. Anak-anak itu bergandengan tangan dan menangis.
Padang Bulan Karya Andrea Hirata di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Suatu ketika nanti, kita akan berbicara bahasa Inggris lagi!"
kata Enong menghibur teman - temannya.
"Aku akan bekerja dulu di Tanjong Pandan. Kalau dapat uang,
nanti aku akan kursus bahasa Inggris," semangatnya meluap.
Mendengar itu, teman-temannya malah makin deras tangisnya.
Esoknya, pagi buta, kelima anak-beranak Syalimah bergegas ke
tepi kampung. Sang ibu menggendong si nomor tiga sambil
menjinjing tas putrinya yang akan merantau. Enong sendiri
menggendong si bungsu. Si nomor dua berlari-lari kecil di belakang.
Mereka melintas padang ilalang, meloncati parit-parit kecil galian
tambang, memotong jalan menuju jalur truk-truk timah yang akan
berangkat ke Pelabuhan Tanjong Pandan.
Sebuah truk disamarkan halimun di kejauhan lalu mendekat dan
berhenti. Enong naik ke baknya.
Tak ada ucapan selamat tinggal, hanya sedu sedan tangis. Truk
berlalu. Enong menatap ibu dan adikadiknya sambil berpegang erat
pada bak truk. Berulang kali ia menyeka air mata dengan jilbabnya.
Pukul 7 Senin pagi, puncak kesibukan di ibu kota kabupaten.
Truk berhenti di simpang lima tengah kota. Enong menyembul di
antara tong-tong timah. Dengan takjub bercampur gugup ia
menyaksikan kendaraan yang ramai lalu-lalang, lengking klakson
yang saling gertak, dan orang yang berduyun-duyun, tergesa menuju
pasar, sekolah, dan kantor-kantor. Baru kali ini melihat kota. Sopir
truk menurunkannya di pinggir jalan lepas simpang lima pusat kota.
Ia bertanya sana-sini di mana lokasi pabrik es. Tetangganya bekerja di
pabrik itu dan di bedeng karyawan pabrik itu ia akan tinggal.
28 Setelah menemui kawannya, hari itu juga Enong langsung hilir
mudik di pasar menawar-nawarkan diri untuk bekerja apa saja.
Namun, tak semudah sangkanya, juragan menyuruhnya pulang
dan kembali ke sekolah. Banyak yang mengusirnya dengan kasar.
Ketika ditanya ijazah, ia hanya bisa menjawab bahwa ia hampir tamat
SD. Ia pun ditampik untuk pekerjaan rumah tangga atau pabrik
karena tampak sangat kurus dan lemah.
Penolakan ini ia alami berkali-kali, selama berhari-hari. Pabrik
kerupuk, kelebihan karyawan. Pabrik cincau, kekurangan order
sehingga tak perlu karyawan.
Usaha parutan kelapa, menolaknya. Restoran mi rebus,
menolaknya. Warung mi rebus, apalagi.
Kantor Syah Bandar, menolaknya karena mereka memerlukan
sarjana. Kantor bupati---menjadi tenaga suruh-suruh---misalnya,
28 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
tukang seduh kopi atau membeli rokok bagi para ajudan
bupati---menolaknya, karena sudah ada sarjana yang melakukan
semua itu. Seminggu kemudian, Enong gembira melihat pengumuman
lowongan untuk seorang pelayan toko. Pelamar bisa datang esok
pagi, pukul 10. Muda, perempuan, belum kawin, dan menarik, begitu
bunyi taklimat yang tertempel di kaca jendela.
Pukul 8, bahkan sebelum toko itu buka, Enong sudah stand by di
bawah pohon kersen. Tak ada siapa-siapa, yang ada hanya seekor
anjing pasar yang kurap dan lanjut usia, yang bahkan tak punya
tenaga lagi untuk menyalak. Salakan salam sekalipun. Anjing itu
memandangi Enong penuh tanda tanya.
Menjelang pukul 10, pesaing Enong berdatangan. Mereka adalah
gadis -gadis muda berbadan padat dan berbibir penuh. Make up tebal
macam perempuan di televisi, potongan rambut masa kini, berbaju
bak orang kota. Merona-rona. Sementara Enong, pakaiannya seperti
29 orang mau mengaji khatam Quran. Jilbabnya lusuh. Ia bahkan tak
berbedak. Toko-toko, juragan menyuruh para
Gadis-gadis cantik dipanggil satu per satu.
pelamar berbaris. Enong berada di dalam barisan, tapi tak seorang pun
memanggilnya. Anjing kurap tadi masih saja memandanginya penuh
tanda tanya. Enong tak berkecil hati. Kejadian itu me
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
2917. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
mberinya pelajaran yang berharga. Bukannya sedih karena tak dipedulikan, ia malah senang
sebab lain waktu ia tahu apa yang harus dilakukan. Hari yang
ditunggu-tunggunya tiba. Sebuah toko kembali membuka lowongan.
Enong siap meluncurkan strateginya. Sebelum masuk ke dalam
barisan pelamar bersama gadis-gadis yang semlohai itu, ia
menyelinap ke gang sepi di samping toko. Ia membuka tasnya,
mengeluarkan beberapa helai baju dan memakainya berlapis-lapis.
Baju-baju itu sebagian baju ibunya yang kebesaran untuknya. Maksud
hatinya, calon majikan akan melihatnya lebih besar, kuat, dan padat
seperti perempuan lainnya, sehingga diterima bekerja.
Strateginya sukses, paling tidak ia disuruh masuk untuk
ditanyai ini-itu. Ia melangkah bersama seribu doa. Di depan calon
majikan ia berusaha menampilkan yang terbaik dari dirinya, dan yang
terbaik itu hanyalah seorang perempuan kecil yang tak pernah
mengenal kata berdandan, bibir pias tak pernah tersentuh gincu,
wajah pucat kurang makan, dan tampak aneh karena berbaju berlapis
-lapis. Sang majikan tersenyum senang, dan menolaknya.
Enong sadar bahwa ia tak tampak cukup untuk menjual tenaga
dan tak berwajah cukup menarik untuk menjadi penjaga toko. Ia
maklum pula bahwa ia tak punya selembar pun ijazah. Ia melamun,
seandainya ayahnya meninggal tidak bulan lalu, tapi empat bulan
setelahnya, setidaknya ia akan punya ijazah SD. Ia berkeliling kota,
terus mencari kerja, lalu ia merasa haus. Di pinggir jalan ia membeli es
air nira. Ketika membuka tasnya, ia mendapat satu pencerahan, yaitu
30 uang yang dibekali ibunya tinggal tujuh ratus lima puluh rupiah.
Pencerahan itu lalu mengarahkannya pada satu profesi yang agung:
tukang cuci pakaian. Sayang seribu sayang, tukang cuci dewasa ini telah berkembang
menjadi profesi yang dilematis.
Rumah tangga yang kaya memakai mesin cuci. Nyonya rumah
hanya perlu mencemplungkan cucian ke dalam sebuah alat yang
berdesing dengan lembut, lalu membiarkan alat itu melakukan tugas
ajaib sementara sang nyonya menonton televisi. Cukup satu episode
sinetron, semua beres. Orang miskin, yang harus mencuci pakaian kumal suami dan
enam anak, tak mampu menyewa tukang cuci
Uang yang tinggal tujuh ratus lima puluh rupiah itu ternyata tak
bertahan lama meski telah dihemat sekuat tenaga dan telah dikelola
melalui kebijakan moneter yang paling servatif sekalipun. Enong
malu menumpang makan pada kawannya yang bekerja di pabrik es.
Malam itu, Enong tak pulang. Malam itu, Enong tidur beralaskan
kardus di emper toko, di Jalan Sriwijaya, dekat kantor DPRD. Malam
itu, Enong mulai menggelandang.
Hari-hari berikutnya Enong mulai terlunta-lunta, namun ia
berpantang meminta-minta. Ia makan dengan mengais-ngais sisa
1 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
makanan di pasar. Suatu malam, di emper toko itu, ia terbangun,
dibukanya Kamus Bahasa Inggris Satu Miliar kata itu, dibacanya lagi
pesan ayahnya: Kejarlah cita-citamu, jangan menyerah, semoga sukses.
Tertanda, Ayahmu 31 Semangat Enong kembali meletup. Ia kembali mencari kerja.
Pada juragan pabrik sandal cunghai ia mengatakan bersedia bekerja
apa saja, tak digaji boleh saja, asal diberi makan.
"Makan dua kali saja sehari, tak apa-apa, Pak," kata perempuan
kecil drop out kelas 6 SD itu dengan lugu. Ia malah kena hardik.
"Pulang sana! Kalau sudah besar, datang lagi!"
Padahal, Enong sudah memakai baju empat lapis. Enong
berpamitan dengan santun dan pergi dengan perut lapar. Pada
juragan pabrik tali, ia membanting harga habis -habisan.
"Tak perlu digaji, tapi diberi makan, sekali sehari, tak apa-apa."
Namun, tubuhnya memang tak tampak seperti orang yang sanggup
untuk bekerja. Ia ditolak lagi.
Enong tak patah semangat. Ia telah ditolak oleh puluhan
juragan. Strategi baju berlapis-lapis rupanya tak mampu
mengesankan siapa pun. Siang itu Enong melihat toko kelontong yang tampak seperti
akan bangkrut. Bangunan toko itu dari kayu, kuno dan reyot.
Dagangannya adalah keperluan sembahyang orang Konghucu, yaitu
beruparupa lilin dan dupa.
Seorang Tionghoa tua termangu di depan toko itu sambil
menghadapi papan catur. Ia seperti sedang menunggu lawan yang
tangguh untuk duduk di bangku kosong di depannya, namun lawan
itu tak kunjung datang. Tak seorang pun berani menghadapinya.
"Maaf, Anak Muda, aku ingin sekali membantu, tapi toko ini
mau gulung tikar." Enong pamit dan beranjak. Bapak tua itu
menyodorkan tangannya. "Ambillah ini, sedikit uang, untuk ongkos pulang ke kampung.
Enong berusaha menolak. Orang itu memaksa. Enong
memandangi toko yang kuyu dan bapak tua Tionghoa yang tulus itu.
32 Sudah berhari-hari ia terlunta-lunta. Tak ada pilihan selain pulang
dan mencari pekerjaan di kampung.
"Terima kasih, Ba, suatu hari nanti kita akan berjumpa lagi.
Akan kukembalikan uang ini."
Langit menyaksikan semua itu.
33 Mozaik 7 2 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Detektif M. Nur DI PASAR, orang-orang mengerumuni seorang pemburu yang
tampak sangat bangga pada seekor burung punai di dalam kandang
rotan, di boncengan sepedanya. Orang-orang yang merubungnya
kelihatan takjub. Memiliki burung punai adalah hal yang sangat biasa bagi kami,
jika musim hujan dan bakung berbuah, berburu punai telah menjadi
tradisi. Berpuluh ekor punai bisa ditangkap melalui umpan seekor
burung punai lain yang disebut pekatik. Hidangan burung punai
merupakan menu musim hujan yang selalu dinantikan.
Hanya melalui pekatik, punai bisa ditangkap. Sebuah cara
berburu yang unik dan mengasyikkan.
Pekatik yang terlatih ditenggerkan di dahan dan
dimain-mainkan melalui tali oleh pemburu yang bersembunyi di
bawah pohon. Kawanan punai yang terbang di udara akan tergoda
pada pekatik yang mengepak-ngepak, lalu menghampirinya, dan
terjebaklah mereka pada getah lengket yang dipasang pemburu di
sekitar pekatik. Mengapa punai di dalam kandang itu membuat
orang-orang berdecak kagum" Rupanya ia adalah salah satu dari raja
punai. Sang pemburu dianggap sangat hebat sekaligus beruntung
berhasil menangkapnya. Jika sang raja dijadikan pekatik, ia mampu
menarik kawanan besar yang berjumlah ribuan punai.
Kulihat punai itu. Tubuhnya lebih besar dari punai biasa.
Matanya hitam dan tajam. Paruhnya seperti mata panah. Bulunya
hijau berkilat-kilat. Kakinya seperti kaki rajawali. Kuku-kukunya
34 laksana besi. Ia gagah, menantang, dan tak takut. Burung itu memang
berkarisma seorang raja. Kerumunan orang-orang itu teralihkan oleh omelan Moi Kiun di
kios cincau. Ia merepet jengkel pada suaminya, Lim Phok.
Soal kedua orang tua itu yang sudah tua itu selalu berselisih,
bukan berita baru. Mereka beradu mulut soal segala rupa, mulai soal
anak sampai soal sandal tertukar. Pertengkaran kali ini gara-gara gigi
palsu. Alkisah, gigi palsu itu hilang secara misterius dari dalam mulut
Lim Phok ketika ia sedang tidur.
Keributan meletup lantaran secara sembrono Lim Phok
menuduh istrinya sendiri, Moi Kiun, yang telah mencuri gigi palsu itu
dari mulutnya, sebagai bagian dari perbuatan istrinya yang
bertahun-tahun selalu menyabotasenya.
"Bhaghaimanha ghighi phalhu bhiha hilhang dhari mhulhut
nghai, haiyaa," gerutu Lim Phok di mana-mana. Suaranya aneh.
Mulut tanpa pagar rupanya membuat huru berhamburan dan
huruf s agak susah dikendalikan.
Moi Kiun tak terima, namun sulit membela diri. Tak ada orang,
kejadian, dan tempat lain yang dapat dijadikan alibi. Didamaikan oleh
ketua RT, Lim Phok tak sudi. Ia ngotot, katanya istrinya mencongkel
3 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
gigi palsunya ketika ia sedang terlelap. Menurutnya, istrinya sengaja
menambahkan sesuatu pada makanannya sehingga ia tidur seperti
orang mati. Moi Kiun, katanya, telah melakukan kejahatan yang
termasuk terencana. Maka, hukumannya harus berat. Alasan
kejahatan itu tak lain istrinya jengkel karena ia sering main catur di
warung kopi sampai lewat tengah malam dan pulang dalam keadaan
setengah mabuk. Betapa Lim Phok dongkol. Ia sangat sayang pada lima bilang
gigi palsu itu. Ia telah berganti-ganti gigi palsu belasan kali, tapi tak
35 ada yang cocok. Hanya gigi palsu ciptaan tukang gigi ternama dari
Manggar---A Phan---itu saja yang pas dan tak membuat gerahamnya
sakit. Saking pasnya, bahkan ketika tidur tak dilepasnya. Gigi-gigi
palsu itu telah melekat seperti gigi asli. Ia makin merana karena A
Phan telah meninggal kena setrum tempo hari sehingga tak bisa
membuat duplikat gigi palsunya.
Karena tak tahan menjadi tertuduh, dalam keadaan frustrasi dan
tersinggung berat, Moi Kiun bertanya sana-sini, siapa gerangan yang
dapat membantunya menyelesaikan urusan yang runyam ini. A
Nyim, nyonya cerewet tukang mi rebus, memberi tahunya bahwa ia
kenal seorang Melayu yang pernah membantunya waktu sepedanya
hilang. Orang Melayu itu, dengan sukses berhasil menemukan
sepedanya yang ternyata telah digadaikan anaknya sendiri di Kelapa
Kampit. Ia, kata A Nyim berapi-api, bahkan bisa mencari suami yang
hilang. M. Nur, begitulah nama orang Melayu itu.
Mari kuceritakan sedikit soal Ichsanul Maimun bin Nurdin
Mustamin padamu, kawan. Ia seumur denganku dan adalah
tetanggaku. Badannya kecil. Maka, bolehlah ia disebut kontet.
Kulitnya gelap, rambutnya keriting kecil-kecil. Alisnya hanya satu
setengah. Maksudnya, setengah alis mata kirinya tak ada sebab
terbakar ketika ia meniup karbit yang menyala di dalam meriam
bambu. Sisa alis itu hanya berupa bulu yang remang-remang. Kurasa
Padang Bulan Karya Andrea Hirata di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
semua itu akibat kualat pada guru ngaji di masjid.
Namun, alis satunya, lebat sekali. Rahangnya seperti manusia
Neanderthal. Matanya, sudah mata manusia modern meski agak
juling. Namun, mata itu seperti mata anak kecil, jenaka sekali dan
selalu berbinar. Waktu kelas tiga SD ia tidak naik kelas karena pernah terjatuh
dari pohon nangka. Kalau kami naik pohon, ia memang suka
36 sesumbar paling berani naik ke dahan tertinggi. Tubuhnya berdebam
ke tanah seperti nangka disambar petir.
Karena ia tak bisa sekolah beberapa lama, setelah sembuh, ia
sekolah lagi. Tapi, ia menjadi pelupa dan sering mendengus-dengus
seperti kambing bersin: nges, nges. Mata pelajaran berhitung harus
diulang lagi seperti ia baru masuk kelas satu. Merah di rapornya yang
4 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
biasanya tiga, menjadi lima. Alhasil, tiga tahun berturut-turut ia tak
naik kelas. Ia bosan, guru-gurunya bosan, orangtuanya bosan, menteri
pendidikan bosan, ia berhenti sekolah.
Yang kutahu selanjutnya, sepulangku dari pengembaraan di
negeri-negeri antah-berantah, ia telah menjelma menjadi M. Nur,
seorang detektif swasta. Pembawaannya yang ramah dan humoris,
membuatnya amat popular. Ia pun melakukan penyelidikan atas
kasus rumit yang menimpa Moi Kiun.
Namun, penyelidikan Detektif M. Nur menghadapi jalan buntu.
Bagaimana gigi palsu secara misterius tahu-tahu raib dari dalam
mulut seseorang memang bukan perkara remeh.
Keadaan bertambah rumit lantaran A Nyim yang bawel itu
merepet sana sini. Seisi pasar tahu kejadian itu dan makin senang
menggunjingnya. Detektif M. Nur bekerja di bawah tekanan dan
merasa bertanggung jawab moral pada kliennya, Moi Kiun, yang kian
terpojok sampai tak berani ke pasar.
Jika Detektif M. Nur masuk ke warung kopi, semua orang
bertanya, dengan nada mengejek, soal kemajuan penyelidikannya,
lalu mereka terbahak-bahak. Namun, tak dinyana, dari tawa itulah
justru Detektif mendapat inspirasi yang akan memecahkan kasus
supersulit itu. Esoknya Detektif mendatangi seorang pemburu pelanduk dan
meminta anjingnya menciumi seperangkat gigi palsu yang ia pinjam
dari tukang gigi. Anjing pemburu pelanduk sangat hebat dalam
37 mencium jejak. Aku bingung. Kutanyakan padanya, apa yang ia
lakukan" Pakai anjing segala"
"Tengok saja nanti, Boi, nges, nges."
Dua hari ia melatih anjing itu untuk mengenali gigi palsu.
Tindakannya semakin menambah ledekan untuknya di warung-warung kopi. Lalu, Detektif membawa anjing itu ke warung kopi tempat
terakhir Lim Phok berada sebelum gigi palsunya raib. Dituntunnya
anjing itu ke parit di belakang warung. Anjing itu mendengus
-dengus. Ekornya mengibas-ngibas penuh semangat. Orang-orang di
warung kopi terpingkal-pingkal melihat tingkah Detektif dan anjing
itu. Sungguh besar pertaruhan Detektif. Apalagi ada Moi Kiun dan
A Nyim di situ. Jika gigi palsu itu tak ditemukan, Detektif M. Nur dan
Moi Kiun pasti jadi bahan tertawaan. Orang Melayu gemar benar
menertawakan orang. Namun, tak lama kemudian anjing itu
menyalak-nyalak. Ia mengitari sesuatu dan memungutnya dengan
mulutnya. Detektif terkekeh. Ia bersuit. Anjing itu berlari kecil ke
5 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
arahnya dan memuntahkan sebuah benda berwarna pink di
depannya: gigi palsu Lim Phok.
Semau orang terpana. Lim Phok mengucek-ngucek matanya, tak
percaya melihat gigi palsunya terbaring di tanah. Ia tampak ingin
sekali memungutnya, namun tampak pula jijik.
A Nyim memarahi Lim Phok karena sembarang tuduh pada istri
sendiri. Sebaliknya, Moi Kiun girang tak terbilang. Giliran ia menohok
suaminya dengan mengatakan gigi palsunya yang terhormat, yang
disayanginya lebih dari menyayangi istri, telah masuk ke dalam
mulut anjing. "Ni, rasakan itu! Mulut anjing kampung lagi!" letupnya
berkali-kali sambil tertawa riang. Menyaksikan semua itu, mulutku
38 ternganga. Bagaimana Detektif M. Nur bisa melakukan semua itu"
Bagaimana ia sampai pada pemikiran untuk mencari gigi palsu itu di
comberan dengan menggunakan anjing pencium jejak pelanduk"
Sungguh ia seorang detektif swasta yang berbakat!
Detektif M. Nur menghempaskan tubuhnya di atas bangku.
Kutanyakan semua keherananku padanya. Ia tak menjawab, namun
menjentikkan jarinya pada seorang gadis pelayan. Kutatap ia dan ia
menikmati kekagumanku padanya. Gadis tadi telah hafal
pesanannya, secangkir kopi, sedikit gula, dua butir cengkeh. Kopi
sempurna untuk sore yang sangat mengesankan itu.
"Nges, nges!" 39 Mozaik 8 Sungai BULAN Oktober tahun ini, dadaku tak hanya berdebar untuk
tanggal 23 menunggu hujan pertama, tapi juga untuk ayahku. Tak
pernah terbayangkan aku akan berada dalam situasi ini: memusuhi
ayahku sendiri. Genap sebulan kutinggalkan rumah. Kecewa pada ayah.
Alasannya sungguh absurd: cinta. Aku menumpang di rumah
Mapangi, orang bersarung kawan lamaku. Sering sepupu-sepupuku
datang diutus Ayah untuk membujukku pulang, aku bergeming.
Semuanya akan sempurna andai Ayah mau menerima A Ling.
Sekarang, saban hari aku menunggu Mualim Syahbana melayarkan
perahunya. Akan kubawa lari saja perempuan Tionghoa itu.
Kubawa lari ke Jakarta. Meski itu berarti terang-terangan,
seterang matahari di atas ubun-ubun, bahwa aku melawan ayahku.
Sungguh menyedihkan keadaan ini. Aku telah mengalami
banyak peristiwa yang buruk, namun permusuhan dengan Ayah
adalah hal terburuk yang pernah terjadi padaku. Tak pernah, tak
pernah meski hanya sekali sebelumnya, aku menentang Ayah. Aku
telah dibesarkan dengan cara bahwa memusuhi orangtua adalah
6 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
sesuatu yang tak mungkin terjadi. Apa yang kulakukan sekarang,
seumpama burung ronggong ingin melawan angin. Dua hal yang
diciptakan untuk tidak saling bertentangan.
Malam-malam yang senyap di perahu, sering aku kesulitan
tidur. Wajah Ayah terbayang-bayang.
40 Sering kudengar kabar, kerap kubaca kisah-kisah yang disebut
sebagai menggiriskan yang dapat orang lakukan karena cinta,
ditinggalkan keluarga bahkan sampai meninggalkan keyakinan.
Rasanya tak percaya, aku mendapati diriku sekarang menjadi bagian
dari cerita-cerita yang disebut sebagai menggiriskan itu.
Lalu, sisa malam kulewatkan dengan melamun. Sebuah
lamunan yang menyesakkan karena di dalamnya berkecamuk
kekecewaan pada Ayah dan harapan agar Mualim Syahbana segera
berlayar, agar segera dapat kutinggalkan Ayah dan kampung yang
tak lagi indah bagiku ini. Kampung yang hanya memberiku
kisah-kisah yang sedih ini. Jakarta, Jakarta berdua dengan A Ling, di
sanalah masa depanku. Usai dilanda kemarahan dan harapan sengit yang melelahkan
itu, waktu merayap ke dini hari, pukul dua pagi, kupandangi
Jembatan Linggang dari haluan perahu, dan aku rindu pada ayahku,
rindu sekali. Di dalam kepalaku lalu muncul gambar-gambar yang lama:
gambar Ayah memetikkanku jambu mawar dari puncak yang paling
tinggi; gambar Ayah mengajariku membuat perahu dari pelepah
sagu; gambar Ayah memboncengku naik sepeda ke pasar malam;
gambar Ayah membuka tas sekolahku, lalu menyerut pensil-pensilku
dan menyampuli buku-bukuku; gambar Ayah mengikat tali sepatuku
kalau aku akan berangkat sekolah; gambar Ayah mengambil raporku
dengan bajunya yang terbaik. Semua yang kutahu tentang kasih
sayang, ketulusan, pengorbanan, dan kebaikan, semuanya, berasal
dari ayahku. Ayah yang tak pernah sekalipun menaikkan kata-katanya
padaku. Ayah juara satu seluruh dunia. Kini ia harus kutentang.
Keadaan ini benar-benar menghancurkan hatiku.
Berulang kali kusesali mengapa Ayah musti berada di tengah
pilihan yang runyam ini. Mengapa ia yang tak pernah mengatakan
41 tidak padaku, mengatakan tidak untuk sesuatu yang paling
kuinginkan. Sungguh jiwaku tak kuat jika harus memusuhi ayahku sendiri,
namun kemungkinan lain yang tak dapat kutanggungkan adalah jika
harus kehilangan perempuan Tionghoa itu. Ia bak sendi pada
buku-buku jemariku. Ia bak arus dalam sungaiku. Aku tak sanggup,
tak sanggup. 7 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
42 Mozaik 9 Perempuan Pendulang KEMBALI dari Tanjong Pandan, Enong mendapati keadaan di
rumahnya amat memilukan. Yang paling ia takutkan terjadi, ibunya
harus mengeluarkan adik-adiknya dari sekolah karena tak mampu
membayar iuran. Enong semakin kalut karena, jangankan di kampung, di Tanjong
Pandan yang banyak lowongan saja, ia tak mampu mendapat
pekerjaan. Semangatnya menggebu. Ia siap menerima semua
tanggung jawab. Ia rela berkorban apa saja demi ibu dan
adik-adiknya, tapi semua jalan buntu. Sore itu, ia mengambil sepeda
dan mengayuhnya keluar kampung untuk melarikan pesanannya
yang risau. Diselusurinya padang dan bukit-bukit pasir. Lalu, ia melamun
di pinggir danau. Ia hampir sampai pada tahap putus asa. Ia tak tahu
apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan keluarganya.
Nalurinya sebagai anak tertua makin membuatnya tersiksa.
Ia membasuh wajahnya yang berlinang air mata. Di
pandanginya tubuhnya yang berpendar di atas permukaan air yang
bisu. Ditatapnya lekat-lekat matanya yang basah. Kemilau kuarsa di
dasar danau membuatnya terpesona dan satu ide yang ajaib
menamparnya. Ia mengangkat wajahnya, lalu bangkit dan terpaku. Ia
berlari menuju sepedanya dan pontang-panting pulang. Sampai di
rumah, ia mengambil pacul dan dulang milik ayahnya dulu, lalu
segera kembali ke danau. Ia menyingsingkan lengan baju, turun ke
bantaran dan mulai menggali lumpur. Ia terus menggali dan
43 menggali. Ia berkecipak seperti orang kesurupan. Keringatnya
bercucuran, tubuhnya berlumpur lumpur. Ia mengumpulkan
galiannya ke dalam dulang, mengisinya dengan air, dan
mengayakngayaknya. Sore itu, pendulang timah perempuan pertama di dunia ini,
telah lahir. Pekerjaan mendulang timah amat kasar. Berlipat-lipat lebih
kasar dari memarut kelapa, menyiangi kepiting, kerja di pabrik es,
tukang cuci, atau sekadar menjaga toko.
Pendulang timah dipanggil kuli mentah, artinya kuli yang
paling kuli. Jabatan di bawah mereka hanya kuda beban dan sapi
pembajak. Pendulang berendam seharian di dalam air setinggi pinggang
dan ditikam langsung tajamnya sinar matahari. Berkubik tanah basah
bercampur batu dan kaolin sehingga sangat berat, harus dimuat ke
dalam dulang, yang juga beratnya tak kepalang. Sendi pinggang yang
tak kuat dapat bergeser. Pendulang timah tradisional selalu pensiun dini seperti direkrut
8 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
BUMN. Bukan karena mereka telah kebanyakan duit, bosan rapat,
atau ditalak pemerintah, melainkan karena tubuh mereka soak
sebelum tua. Radang sendi, wabah kaki gajah, penyakit kulit yang
aneh karena virus lumpur, paru-paru yang hancur karena selalu
menahan dingin dengan terus-menerus merokok, dan lantaran
miskin, rokok yang dibeli adalah rokok murah sekali yang tak keruan
asal-muasalnya, lalu dirampas arus, ditimpa longsor, diisap pasir
hidup, adalah bentuk-bentuk tragis dari berakhirnya karier mereka
yang singkat dan agung. Namun, putri kecil Syalimah itu gembira bukan main mendapat
pekerjaan yang baru sebagai pendulang timah karena pekerjaan itu
tak mengharuskannya memoles gincu, berbedak, berdandan, dan tak
44 perlu membuatnya berbaju berlapis-lapis, dan terutama, karena ia
memang tak punya pilihan lain.
Usai salat subuh, ia melilit jilbabnya kuat-kuat, mengemasi
pacul, dulang, dan sepeda, mencium tangan ibunya, menggendong
adik-adiknya sebentar, lalu meluncur dengan sukacita sambil
menyiulkan lagu-lagu kebangsaan menuju bantaran danau. Kadang
kala ia menyiulkan lagu anak-anak berbahasa Inggris yang dulu
pernah diajarkan Bu Nizam padanya: if you're happy and you know it,
clap your hands. Ia adalah pendulang perempuan pertama dalam sejarah
penambangan timah. Usianya tak lebih dari 14 tahun.
45 Mozaik 10 Ulang Tahun BARANGKALI karena orang Melayu seperti kami tak pernah
merayakan ulang tahun, dan tak pernah peduli akan hari kelahiran,
sebaliknya bagi orang Tionghoa hal itu amat penting---maka waktu
masih kecil, aku sering heran mendengar A Ling berbicara tentang
hari ulang tahunnya yang kian dekat, dan betapa ia gembira. Waktu
itu aku baru kelas 3 SD, baru kenal dengannya.
Kutanyakan pada teman-teman sekelasku di sekolah Laskar
Pelangi itu, kebanyakan tak paham soal ulang tahun. Mahar
menggeleng. Kucai, ketua kelas kami yang sok pintar, menerangkan
bahwa ulang tahun adalah acara sunatan bagi orang bukan Islam.
Aku tak percaya. Sahara tak tahu dan tak mau tahu. Lintang tak
berminat pada pertanyaan bodoh semacam itu. Ia terlalu asyik
dengan geometri jurusan tiga angkanya. Perkara ulang tahun adalah
gelap bagi anak-anak Melayu melarat yang udik di kampung paling
Padang Bulan Karya Andrea Hirata di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
timur, di pulau terpencil Belitong ini.
Karena mulutku cerewet, Syahdan menjelaskan---sambil
malas-malasan---bahwa ulang tahun adalah acara untuk
memperingati arwah seorang pencipta lagu. Arwah gentayangan
9 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
itu---katanya acuh tak acuh---baru bisa disuruh pulang ke alam baka
setelah diberi kue yang di atasnya dipasangi lilin merah dan lagi
ciptaannya dinyanyikan bersama-sama. Borek, yang berotot dan
selalu ngotot---meskipun selalu salah---langsung mendebat Syahdan.
Katanya, ulang tahun justru acara untuk menghormati arwah
pencipta kue bertingkat-tingkat dan lilin merah bernomor itu.
Syahdan tersinggung. 46 "Dari mana kau dapat kabar bohong itu!?"
Borek tergagap-gagap, karena tadi
mengarang-ngarang, namun ia tak mau kalah.
jelas ia hanya Ia mencoba memojokkan Syahdan.
"Kalau begitu, mengapa hanya orang Tionghoa yang merayakan
ulang tahun, kita tidak"!"
Syahdan bangkit. "Sebab pencipta lagu itu berasal dari Taiwan!"
"Na! itu baru bohong. Dia bukan orang Taiwan, dia adalah
orang Madagaskar! Kalau kau mau tahu!"
Mengapa tahu-tahu---tak ada ombak tak ada angin---Madagaskar" Aku tak tahu. Kutaksir Borek pun begitu.
Hanya mulut dan pikirannya yang tahu. Ia sendiri tak tahu. Borek
semakin ngelunjak gara-gara merah di rapornya dari 4 telah turun
menjadi 3. Ia tertolong pelajaran PKK. Lalu, dengan serius ia
mengingatkan bahwa kue itu tidak cocok bagi perut orang kampung
macam kami. "Bisa mencret-mencret, Boi. Itulah kenyataan sebenarnya
tentang ulang tahun!"
Syahdan dan borek lalu bertengkar sengit soal kesahihan
asal-muasal arwah gentayangan ulang tahun. Pertengkaran itu
menjalar-jalar soal jin jahat, jin baik, dan jin insyaf. Untung ada
Trapani. Berkatalah si tampan Trapani, bahwa ulang tahun tak ada
sangkut pautnya dengan hantu, tapi justru dengan pangkat orangtua.
Menurutnya, ulang tahun hanya diperbolehkan bagi anak-anak orang
kaya yang tinggal di kompleks elite Gedong milik para petinggi
maskapai timah. Atau, boleh saja dirayakan anak-anak karyawan
timah di luar gedong, dengan syarat pangkat bapaknya minimal 2D
10 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
semistaf. Bahkan, sambungnya dengan serius, seorang anak yang
47 sangat kaya di Gedong berhak merayakan ulang tahun 2 kali dalam
setahun. Ia pun mengingatkan, jika anak-anak orang miskin
beraniberani melakukan ulang tahun, mereka akan ditangkapi polisi.
Lalu, Trapani yang rupawan tersenyum simpul. Katanya, ia telah
menghitung-hitung, andai kata tak ada aral melintang pada karier
bapaknya sebagai operator telepon analog di maskapai, Insya Allah,
12 tahun lagi ia berhak merayakan ulang tahun.
Mendengar itu, aku gemetar, Borek membanting bukunya,
Syahdan pucat. Karena walaupun sampai pensiun, lalu bekerja lagi
dari mula di maskapai timah, dan pensiun lagi, begitu terus sebanyak
4 kali, ayahku---selaku kuli mentah tukang cedok timah---takkan
pernah mencapai pangkat 2D. adapun Ayah Borek---seorang pejabat
teras penjaga pintu air---bahkan tak pernah diberi pangkat oleh
maskapai. Namun, Syahdanlah yang paling sial di antara kami, sebab
ayahnya tidak bekerja di maskapai. Ayahnya hanya seorang nelayan
yang kadang-kadang nyambi menjadi asisten juru dempul perahu.
Belakangan, melalui tukang azan di masjid Al-Hikmah, aku
mendapat ilmu bahwa orang Melayu kampung hanya merayakan hari
kelahiran Nabi Muhammad, itulah yang disebut Maulid Nabi, dan
darinya pula aku tahu bahwa pada hari ulang tahun orang memberi
hadiah. Maka, biarlah aku takkan pernah punya hak untuk merayakan
ulang tahun, tapi aku ingin memberi A Ling hadiah ulang tahun.
Sebuah hadiah yang paling mengesankan, yaitu layang-layang
buatanku sendiri, lengkap dengan segulung benang gelas untuk
beradu. Bahwa anak perempuan tak pernah main layang-layang, aku
tak terpikir sampai ke sana.
Layang-layang ikan bulan dari kertas kajang itu sangat indah.
Bisa berdengung pula karena dari sayap kiri ke sayap kanannya telah
kupasang pita kaset dari album Rhoma Irama: Hak Asasi, yang
48 kasetnya telah rusak lantaran terlalu sering diputar abangku.
Kupasang pula ekor bersurai-surai dari sisa kertas minyak dekorasi
perkawinan kakak sepupuku. Lalu, inilah inti yang sebenarnya, dekat
terajunya kutulis namaku: Ikal.
Waktu memberikan hadiah itu, dadaku bergemuruh, karena
itulah pengalamanku paling dekat dengan sesuatu yang bernama
ulang tahun. Aku ragu, malu, dan merasa berdosa---teringat akan
cerita tukang azan di masjid itu---sekaligus gembira dengan cara yang
tak dapat kujelaskan. Maka, kupejamkan mata dan kuserahkan layangan ikan bulan
bersurai-surai itu padanya. Sebuah penyerah diri bulat-bulat pada
godaan yang menyenangkan. A Ling menerimanya sambil
tersenyum. Senyum yang menggelembung-gelembung seperti busa sabun
11 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
ditiup lewat pelepah papaya. Aku tak tahu makna senyum itu, yang
kutahu, senyum itu membuat badanku panas dingin. Oh, ulang
tahun, ternyata sangat menakjubkan!
Setelah itu, aku berjanji pada diriku sendiri untuk selalu
memberi A Ling hadiah ulang tahun karena aku ingin lagi melihat
senyum gelembung busa sabun itu. Perkara pangkat semistaf dan
Maulid Nabi, itu perkara lain.
Pada ulang tahun berikutnya, berarti waktu aku kelas 4,
kupersembahkan padanya seuntai tasbih dari biji-biji buah berang
berjumlah 33, sejumlah puji syukur umat Islam atas keagungan Allah,
yang selalu dirapalkan usai salat. Sampai jauh malam aku memilin
akar benar dan biji-biji berang itu.
Seperti layangan dulu, tak sampai ke kenyataan bahwa A Ling
adalah umat Konghucu. Aku hanya senang membayangkan prakarya
itu pasti elok tampaknya jika dipakai A Ling sebagai kalung. Aku
masih terlalu na?f untuk mengerti implikasi angka 33 itu.
49 Aku senang A Ling selalu memakai kalung tasbih dariku. Ia
pasti tak paham pula makna angka 33. Tapi, tak pernah kulihat
layangan ikan bulan bersurai-surai mengudara.
Dewasa ini, mungkin karena terlalu banyak menonton televisi
atau mendengar lagu Barat, orang Melayu pun mulai merayakan
ulang tahun. Meriah, anak-anak kecil saling mengirim kartu
undangan yang juga kecil-kecil. Huruf-huruf di dalam kartu itu
mungil dan kalimat mengundangnya lucu. Keponakanku menulis
untuk kawannya: kalau kau tak datang, aku akan menangis. Ulang
tahun tak lagi misterius seperti kami masih SD dulu.
Kemarin aku mengunjungi A Ling. Ia sedang menggoda-goda
sepasang kenari yang ditenggerkan pamannya di dahan rendah
pohon kecapi di pekarangan rumahnya. Sore yang indah itu kami
lalui dengan percakapan soal betapa ia jatuh hati pada kenari itu.
Katanya, diam-diam sejak kecil, sebenarnya ia selalu terpesona pada
kecantikan burung. Ia berkisah, minggu lalu ia hampir pingsan
lantaran takjub melihat belasan ekor burung punai tersasar dan
hinggap di dalam kecapi itu.
"Empat ekor! Aku terpaku, tak dapat bergerak!" matanya yang
kecil terbelalak. "Dekat sekali denganku! Itulah pertama kali kulihat burung
punai dekat! Burung yang sangat megah, indah sekali!"
kejadian itu sampai terbawa-bawa ke dalam mimpinya. Setelah
itu, saban sore ia berharap satu dua ekor dari belasan kawanan punai
yang melintas kampung kami tersasar lagi ke pohon kecapinya.
Katanya, ia telah menjadi rindu pada bidadari-bidadari hijau itu.
Punai, memang burung yang penuh pesona. Tak heran A Ling tak
dapat melupakannya. Yang dapat mengalihkannya dari soal punai
hanya ulang tahunnya yang kian dekat.
50 12 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Aku merasa senang setiap kali mendengarnya bicara soal ulang
tahun. Bagiku, seseorang yang menunggu hari ulang tahun tak
ubahnya ia menempatkan diri pada suatu titik waktu di depannya,
dan ia berdiri di sana menunggu waktu menyusulnya, dan semua itu,
burung punai itu, ulang tahun itu, telah memberiku sebuah inspirasi.
51 Mozaik 11 Pasir Yang Pandai Menipu DENGAN jemari halusnya, Enong belajar menggenggam
gagang pacul. Ditariknya napas dalam-dalam, digigitnya kuat-kuat
ujung jilbabnya, untuk mengumpulkan segenap tenaga kecilnya.
Diangkatnya pacul yang besar, lalu dihantamkan ke tanah yang liat.
Lumpur pekat terhambur ke wajahnya. Begitu berulangulang,
seharian, sampai melepuh tangannya. Ia mendulang timah sampai
terbungkuk-bungkuk. Kadang ia limbung karena tak kuat menahan
berat dulang. Namun, mirisnya nasib, sejak pagi ia berkubang, setiap kali pasir
menepi di bibir dulangnya, yang tampak hanya kerikil, bulir-bulir
kuarsa, zirkon, dan ilmenit yang tak bernilai, tak sebijipun timah
mengendap. Demikian hari demi hari pasir menipunya. Seperti
Tanjong Pandan, bantaran danau itu, pelan namun pasti mulai
menghianatinya. Sebaliknya, seorang perempuan mendulang timah merupakan
hal yang tak mudah diterima di kampung. Mendulang adalah
keniscayaan lelaki, bahkan timah itu sendiri adalah seorang lelaki.
Cangkul dan ladang tambang juga lelaki.
Enong menjadi bahan gunjingan yang berakhir menjadi
olok-olok, lantaran tak kunjungmendapat timah. Namun, meski
dihina, ia tak mau berhenti karena ia bertekad mengembalikan
adikadiknyake sekolah. Ia tak boleh berhenti karena jika berhenti,
keluarganya tak makan. Gadis kecil itu terperosok pada satu pilihan
saja: kerja kasar tanpa belas kasihan sampai denyut tenaga terakhir.
52 Dan pelan-pelan, nasib kelu
mengkristalkan mentalnya.
yang meninjunya bertubi-tubi, Jika lelah, ia membuka lagi Kamus Bahasa Inggris Satu Miliar
Kata peninggalan ayahnya itu.
13 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Aneh, kamus itu selalu mampu meledakkan semangatnya, ia
sering menandai kata yang sangat asing baginya, yang belum pernah
diajarkan Bu Nizam, misalnya sacrifice, honesty, dan freedom, ia tak
paham cara memakai tiga ekor kata itu di dalam kalimat Inggris. Ia
hanya terpesona karena kata-kata itu berbunyi sangat hebat dengan
arti yang hebat pula. Pengorbanan, kejujuran, dan kemerdekaan. Arti
yang mewakili jeritan hatinya. Ia siap berkorban untuk keluarganya,
ia ingin menjadi orang yang jujur, dan ia ingin memerdekakan dirinya
dari kesedihan. Disimpannya kata-kata itu di dalam hati, disayanginya, dan
diperamnya seperti memeram mempelam di dalam bejana pualam. Ia
merasa punya janji pasti dengan tiga ekor makhluk Inggris itu.
Suatu hari nanti, ia ingin berjumpa dengan mereka pada satu
kesempatan sangat manis, di ruang kursus bahasa Inggris. Itulah
mimpi terindah Enong, yang disimpannya diam-diam.
Enong terus bekerja tanpa hasil. Semuanya menjadi semakin
sulit karena ia hanya mampu menggali pada lapisan dangkal, jarang
sekali timah ada di sana. Timah di tempat itu telah diraup Belanda,
maskapai timah, dan pendulang lelaki lainnya. Ia berusaha
menemukan lokasi baru. Namun, lokasi tambang adalah tanah perebutan yang tak jarang
menimbulkan keributan, bahkan pertumpahan darah. Ini perkara
sensitif. Jika petani bergantung pada apa yang ditanam, penambang
bergantung pada lahan yang dikuasai.
Mereka yang ngeri akan ancaman kelaparan dan gelapnya masa
depan, menguasai lahan dengan kalap. Saling intai lokasi timah yang
menghasilkan telah menjadi perang dingin yang berbahaya antar para
53 penambang. Akhirnya Enong masuk ke dalam hutan, yang
dianggapnya tak mungkin dikuasai siapa pun.
Ia menghantamkan cangkul beratus-ratus kali pada lumpur
yang pekat dan membakar semangatnya sendiri dengan menggumam
sacrifice, honestly, freedom! Lalu, ia terkejut melihat serpih tanah
berwarna hitam. Digenggamnya tanah itu. Air dan pasir meleleh di
sela jemarinya, namun tak diikuti bulir-bulir hitam di cekung
telapaknya. Ia terbelalak karena menyadari hukum kimia yang sangat
sederhana, yaitu air tak dapat membawa bulir-bulir legam itu
lantaran berberat jenis lebih dari pasir.
Diraupnya lagi segenggam tanah, dibiarkannya air dan pasir
meleleh di sela jemarinya, diangkatnya tinggi-tinggi berjatuhan di
wajahnya. Ia gemetar melihat sisa lapisan di telapaknya: bulir yang
legam, bernas, berkilau-kilau, dan berberat jenis lebih dari pasir. Maka
benda itu, tak lain tak bukan, adalah timah!
Enong melompat-lompat girang. Ia berputar dan menari. Ia
menyanyikan If you're happy and you know it, clap your hands, dan ia
bertepuk tangan, sendirian, di tengah hutan. Beban yang amat berat di
pundaknya dirasakannya terlepas seketika. Akhirnya, ia
menggenggam timah, akhirnya ia menggenggam harapan.
Ketika Enong tiba di tempat juru taksir, puluhan penambang
14 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
pria telah berkumpul di sana. Hari Rabu, tempat itu selalu dipenuhi
para penambang untuk menjual hasil dulangan mereka selama
seminggu. Priapria itu memandang heran waktu Enong masuk ke
dalam barisan antre. Mereka ingin mengejek, namun ragu sekaligus
takjub. Siapa menduga, perempuan kecil berusia 14 tahun itu
Padang Bulan Karya Andrea Hirata di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
akhirnya mampu mendapat timah. Antara kagum, malu, dan iri,
mereka kesulitan memulang-mulangkan kata meremehkan mereka
pada Enong selama ini. Enong tak memikul timah sekarung seperti pendulang pria
lainnya. Timahnya hanya sekaleng susu kecil, tapi lebih dari cukup
54 untuk sepuluh kilogram beras. Ia tak memedulikan pria-pria
penambang yang memandanginya dan tak menyadari bahwa
beberapa pria bermata jahat dan mengancam tengah mengamatinya
dari pojok sana. Malangnya, juru taksir yang culas, dengan berbagai alasan, tak
menghargai timahnya. "Kadar timahmu rendah sekali, Nong, tak lebih dari pasir!"
Enong tak paham dengan segala koefisien takaran timah. Ia bisa
dibodohi siapa saja, yang ada dalam pikirannya hanya bagaimana
mendapat uang sesegera mungkin untuk mengatasi situasi darurat di
rumah. Tanpa banyak cincong, ia menerima segenggam uang receh
dari bekerja membanting tulang sehari-hari.
Enong bangga tak terkira. Ia membeli beras. Semangatnya
meluap-luap karena untuk pertama kalinya ia merasa mampu berbuat
sesuatu untuk ibu dan adik-adiknya. Sepanjang perjalanan pulang,
sambil mengayuh sepeda dengan kencang agar cepat sampai di
rumah, air matanya mengalir tak henti-henti.
55 Mozaik 12 Seribu Malaikat AKU tahu, orang yang dapat membantuku adalah Detektif M.
Nur. Kusampaikan padanya bahwa kami harus menemui pemburu
yang berhasil menangkap raja punai yang dirubung orang di pasar
tempo hari. Di warung-warung kopi kudengar kabar, sang raja telah menjadi
seekor pekatik---umpan---yang ulung.
Detektif M. Nur bertanya mengapa, kujawab: aku memerlukan
pekatik itu karena ingin menghinggapkan punai di pohon kecapi di
pekarangan A Ling, pada hari ulang tahunnya karena A Ling sangat
kagum dan telah dirundung rindu pada burung punai. Itulah hadiah
ulang tahun dariku untuknya tahun ini.
Mendengar rencana yang ganjil sekaligus sangat ambisius itu,
Detektif M. Nur yang memang memiliki struktur mulut cenderung
menganga sendiri di luar kehendak tuannya, menjadi umpama buaya
15 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
yang mau mendinginkan tekak. Tapi, mengingat perkawanan kami,
yang telah terjadi bahkan sebelum kami lahir, serta utang uang-uang
recehnya padaku---yang dengan cara menghina kecerdasannya
sendiri, ia selalu berpura-pura lupa---ia tak punya pilihan lain selain
menyokong apa pun yang kurencanakan. Hal serupa selalu
kulakukan untuknya. Dalam sebuah kalimat bebas matematika, aku
dan Detektif M. Nur disandingkan = kesintingan simetrik.
Tapi, kurang ajar betul, pemburu itu, yang buta huruf itu, dan
berwajah seram itu, menyayangi pekatiknya lebih dari ia menyayangi
56 istrinya. Dari setiap pilihan katanya, jelas benar ia menekankan
bahwa hanya dengan melangkahi mayatnya kami bisa memanfaatkan
pekatik-nya. Semula aku jengkel, tapi kuamati sekeliling ruang tengah rumah
pondok berdinding kayu gelam yang dihuni pemburu itu dan
keluarganya, satu-satunya hal yang mungkin bisa ia banggakan
adalah sebuah almanak tahun lawas bergambar bintang film Richie
Richardo. Maka, wajar saja ia bersikap fanatik pada raja punai itu
karena hewan itulah satu-satunya benda di muka bumi ini yang dapat
menopang harga dirinya. Pekatik itu bertengger di setang sepeda. Waktu kulihat di pasar,
ia sangat liar, matanya berkilatkilat garang. Kuku-kukunya seperti
mau merobek. Sekarang, ia masih memiliki aura seorang raja, tapi
matanya redup dan gerak lakunya jinak. Pemburu menyentak setang,
pekatik terbang, dan aku ternganga. Pekatik itu hanya terbang sejauh
dimungkinkan tali rami yang menjalin kakinya, tanpa sedikitpun
menegangkan tali itu, berarti, ia telah dilatih agar lihai mengulur tali.
Pekatik mengambang macam capung, lalu hinggap kembali ke setang
dengan anggun. Luar biasa, seekor raja punai yang sangat liar, yang
pernah memimpin kawanan ribuan punai, telah dimentahkan
pemburu menjadi serupa kumbang sagu mainan. Betapa adiluhung
pemburu itu. Tanpa kemampuan mengulur tali, seekor pekatik akan
tergantung-gantung tanpa daya dengan kaku terjengkang, kepala
mengarah ke bumi, dan mata melotot. Kawanan punai yang
dipancing segera menjauh karena tahu punai kampungan macam itu
hanyalah umpan. Pembicaraan dengan pemburu selanjutnya
menyakitkan hatiku. Sambil mengaduk-aduk rambut gondrongnya
yang tak pernah disisir itu, ia mengumbar kisah tentang ribuan punai
yang berkali-kali berhasil diperdaya pekatik-nya, sampai getah
perangkapnya habis, sampai ia tak sanggup lagi menangkapi punai
yang berserakan di tanah, sampai karung kecampangnya kepenuhan
burung punai. 57 Dan bahwa, punai-punai tangkapannya disampir-sampirkannya
seantero sepeda, dan ia melewati kampung sambil mendapat aplaus.
Dan bahwa, ia dan keluarganya sampai bosan makan burung
punai, dimasak dengan cara apa pun.
16 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Dan bahwa, namanya menjadi sangat tenar gara-gara pekatik
itu. Semua itu ia ceritakan tanpa sedikit pun tercium kesan ia rela
pekatik-nya dipakai orang lain yang memerlukan. Seakan Allah
menciptakan burung punai di dunia ini hanya untuk dirinya sendiri.
Ia tak peduli padaku, tak peduli pada ulang tahun A Ling, dan tak
mau tahu bahwa cintaku yang syahdu bersangkut paut dengan
pekatik sialan itu. Berkali-kali aku dan Detektif M. Nur datang ke rumahnya, ia tak
bisa dirayu untuk meminjamkan pekatik-nya, diimingi apa pun ia
bergeming, mau dibelikan tembakau, peneng sepeda, beras, tiket
bioskop, baju Lebaran, lampu minyak, radio 2 band, ditampiknya, ia
malah ketus. Sayangnya, aku tak punya banyak uang yang mungkin
bisa membuatnya berubah pikiran, jarang kusesali diri menjadi orang
miskin, hanya pada saat-saat seperti ini, kupandangi sekeliling
pondoknya dengan menanggung perasaan putus asa. Richie Ricardo
tersenyum dari balik pilar sebuah rumah mewah.
Lalu, ajaib, Richie mengerdipkan matanya padaku. Eureka! Aku
terpikir akan sesuatu. Kubalas senyum Richie. Kudekati pemburu,
kubisikkan bahwa aku punya banyak gambar Richie Richardo. Wajah
pemburu menjadi serius. "Bersama artis-artis ibu kota, Pak Cik!"
Pemburu tersenyum. Pada hari ulang tahun A Ling, subuh-subuh, aku dan Detektif M.
Nur menyelinap dan naik ke dahan tertinggi pohon kecapi di
pekarangan rumahnya untuk menenggerkan pekatik itu. Seutas tali
rami yang tersambung ke dahan itu kami sembunyikan di pokok
58 pohon. Sore harinya, aku mengunjungi A Ling. Kupakai baju
terbaikku. A Ling tampak sangat anggun dibalut chong kiun
berwarna biru laut, pakaian kebangsaannya khusus untuk hari
istimewa. Sore itu sepi. Kami duduk di beranda. Angkasa kosong, hampa.
Menjelang pukul 4, satu per satu kawanan burung punai mulai
melintasi kampung menuju hamparan buah bakung di hulu sungai,
nun di utara. Saat makan sore mereka tiba.
Burung-burung itu berarakan dari sarang-sarangnya di puluhan
pulau terkecil Pulau Belitong.
Kawanan-kawanan beranggota puluhan punai melesat dengan
cepat, susul-menyusul dengan kawanan lain yang berjumlah ratusan.
A Ling terpesona melihat punai-punai itu dan mulai
membicarakannya. Ia bersedih karena punai tak pernah lagi hinggap
di pohon kecapinya. Kukatakan padanya, aku punya hadiah ulang
tahun untuknya, ia bertanya, hadiah apa"
"Burung-burung punai itu."
Ia tergelak. "Terima kasih, tapi punai-punai itu punya Tuhan. Mereka ada di
langit, tak bisa kauberikan padaku."
Aku memintanya berdiri di tengah pekarangan. Ia merasa heran
dan sungkan, tapi akhirnya ia menurutiku, malas-malasan ia
17 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
berjingkat-jingkat dengan terompah kayunya yang tinggi dan rok
panjang chong kiun-nya yang pas, susah untuk berjalan.
Aku menuju pokok kecapi dan mulai menarik tali yang
terhubung dengan dahan tempat pekatik bertengger. Kudengar kapak
sayapnya. A Ling memandangiku penuh tanda tanya. Ia tak mengerti
apa yang kulakukan dan ia tak tahu ada pekatik di dahan kecapi itu.
Punai-punai yang bermata sangat tajam melihat pekatik dan tertarik.
Mereka menukik dengan deras menuju kecapi, tapi kemudian
kembali ke jalur asalnya. Kawanan-kawanan di belakangnya
59 menyusul dan tampak takut dan ragu seperti kawanan tadi. Mereka
kembali terang menjauh. Keadaan mulai menegangkan. Kawanan lain
bermanuver menuju kecapi, meliuk-liuk seakan menyelidiki situasi,
pecah ke langit, semburat ke sembarang arah, bersatu kembali, lalu
meluncur kencang ke utara. A Ling terkesima melihat punai yang tadi
tinggi di angkasa tahu-tahu berkelebat-kelebat di dekatnya. Aku terus
menyentak dahan, pekatik terbang mengulur tali sehingga terlihat
oleh kawanan yang jauh. Mereka menyerbu pohon kecapi, tapi belum
seekor pun yang berani hinggap A Ling makin heran melihat
kelakuanku, namun ia tak mampu bergerak. Ia terpukau oleh
kawanan punai yang berdesingan dari berbagai penjuru, hanya
beberapa meter darinya. Wajahnya pucat, mulutnya komat-kamit.
"Punai ... punai ... punai ...."
Tiba-tiba terdengar suara kepakan yang sangat besar, makin
lama makin besar seperti puting beliung mendekat. Suara yang
dahsyat itu berasal dari arah belakang rumah. Lalu, pekarangan
menjadi gelap. A Ling menatap ke atas. Tubuhnya bergetar hebat.
Sekawanan punai, beribu-ribu jumlahnya, terbang pelan dan sangat
rendah mendekati kecapi, kemudian hinggap bergelayutan pada
setiap dahan, ranting, dan daunnya. Kecapi berubah menjadi pohon
punai, tak tampak lagi daunnya.
Aku terpana, ternyata pemburu itu tak berdusta. Ternyata cerita
yang selalu kudengar sejak kecil, tentang raja punai jika menjadi
pekatik akan mampu memancing ribuan punai, bukanlah cerita
kosong. Namun, hampir tak terdengar suara apa pun. Ribuan burung
yang cantik itu hanya diam seperti takzim di bawah daulat raja
mereka. Sinar matahari menyirami bulu mereka, memantulkan warna
hijau yang berkilauan. Sungguh sebuah pemandangan yang takkan
gampang kulupakan. Pekatik tak lagi terbang mengulur tali karena ia telah
mendapatkan seluruh rakyatnya di depannya. Ia mengamati
rakyatnya itu seperti menghitung jumlah mereka satu per satu. Ia
60 sangat berbeda dari punai lainnya. Ia tampak sangat berwibawa,
sangat dihormati. Ia benar-benar paduka raja yang penuh karisma.
Wajah A Ling pias, gabungan antara terkejut, takjub, sekaligus takut.
Namun, semuanya berlangsung hanya sekejap, tak lebih dari 30
detik. Punai-punai itu kemudian bangkit bak sesosok raksasa dengan
18 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
satu nyawa, lalu terangkat seperti helikopter ingin tinggal landas, dan
terbang melewati A Ling sampai rambutnya tersibak sebab kepakan
sayap beribu punai hanya berjarak sejengkal darinya. A Ling tak
dapat bernapas. Burung-burung yang hebat itu lalu serentak melejit
ke udara. Kepakan sayap mereka membahana memecah langit, lalu
skuadron udara itu melesat dalam kecepatan yang mengagumkan. A
Ling masih berdiri dengan gemetar. Ia memandangi punai-punai itu
sampai jauh. Pipinya basah oleh air mata. Ia seperti baru saja melihat
seribu malaikat. Lalu, ia jatuh terduduk di tengah pekarangan.
Angkasa kembali kosong, hampa.
61 Mozaik 13 Bunga Serodja BERSEMANGAT setelah mendapat timah pertama, Enong
semakin giat bekerja, ia tidak tahu, di pasar, di balik gelapnya subuh,
pria-pria bermata jahat di tempat juru taksir itu telah bersiap
membuntutinya. Mereka ingin mengintai lokasi Enong mendapat timah.
Enong melintas dengan riang sambil menyiulkan lagi If You're
Happy And You Know It, Clap Your Hands. Lima pria menjaga jarak
dengan cermat dan bersepeda diam-diam di belakangnya. Di luar
kampung, Enong memasuki jalan setapak menuju hutan. Kelima pria
itu menyebar. Siang itu, ketika tengah menggali tanah, Enong mendengar salak
anjing. Salak dari begitu banyak anjing. Ia berbalik dan terkejut
melihat beberapa orang pria berlari menyongsong dari pinggir hutan
sambil mengacung-ngacungkan parang, panah, dan senapan rakitan.
Mereka berteriak-teriak mengancam dan melepaskan tali yang
mengekang leher belasan ekor anjing pemburu.
Enong sadar mungkin ia telah memasuki lahan orang. Ia
maklum akan bahaya besar baginya. Ia berlari menyelamatkan diri.
Melihatnya kabur, orang-orang itu makin bernafsu mengejarnya.
Mereka mengokang senapan rakitan, menembaki dan memanahnya.
Enong pontang-panting menerabas gulma.
Ia panik mendengar letusan senjata dan melihat anak-anak
panah berdesingan di dekatnya. Salak anjing meraung-raung. Enong
diburu seperti pelanduk. Ia berlari sekuat tenaga karena takut
62 diperkosa dan dibunuh. Ia tak memedulikan kaki telanjangnya yang
berdarah karena duri dan pokok kayu yang tajam. Malangnya, ia tak
dapat lari lebih jauh karena di depannya mengadang tebing yang
curam. Di bawah tebing itu mengalir sungai yang berjeram-jeram.
Enong menoleh ke belakang.
Anjing-anjing pemburu sudah dekat. Ia berlari menuju tebing
dan tanpa ragu ia meloncat. Tubuh kecilnya melayang, lalu
19 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
berdentum di permukaan sungai. Ia tenggelam bak batu, tak muncul
lagi. Enong lolos dari orang-orang yang memburunya karena nekat
terjun dari tebing hulu sungai.
Harapannya untuk selamat amat kecil, namun dimakan buaya,
mati terbentur batu di dasar sungai, atau tewas tenggelam, jauh lebih
baik daripada diperkosa dan dibunuh. Di tengah hutan itu, hukum
tak berlaku, tak seorang pun akan menolongnya.
Kepalanya terhempas di dasar sungai. Ia pingsan. Arus yang
deras mengombangngambingkannya sekaligus membuatnya terlepas
Padang Bulan Karya Andrea Hirata di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dari incaran buaya. Ia terlonjak-lonjak menuju ke hilir.
Ia masih bernapas. Ketika sadar, ia mendapati dirinya tersangkut di akar bakau.
Rembulan kelam terpantul di atas sungai yang keruh. Ia bangkit
dengan susah payah, compang-camping. Kepalanya terluka dan
mengeluarkan darah, ia terseok-seok meninggalkan muara.
Sungguh mengerikan apa yang telah ia alami. Beberapa hari
Enong tak berani keluar rumah. Ia tak pernah menceritakan kejadian
itu pada siapa pun. Tidak juga pada ibunya. Sejak itu, Enong tak bisa
mendengar suara anjing menggonggong. Jika mendengarnya, ia
merinding ketakutan. Kejadian itu telah membuat Enong trauma.
Namun, di rumah ia dihadapkan pada pilihan yang amat sulit. Ia
berusaha melupakan kejadian yang menakutkan itu. Ia harus kembali
63 menambang karena ia, adik-adiknya, dan ibunya, sudah memasuki
tahap terancam kelaparan.
Suatu ketika, dalam perjalanan menuju ladang tambang, Enong
mendadak berhenti di muka warung kopi Bunga Serodja. Enong
tertegun di samping sepedanya. Tubuhnya gemetar melihat
wajah-wajah lelaki sangar yang minggu lalu memburunya di hutan.
Mereka mengelilingi seorang pria yang tampak amat disegani. Ia
paham bahwa lelaki-lelaki pemburunya itu adalah orang bayaran pria
itu. Dibenamkan wajah pria itu ke dalam benaknya. Kemudian,
setelah sekian lama menatap wajah lelaki itu, Enong mendengar
salakan belasan ekor anjing yang ganas, memekakkan telingannya.
Padahal, tak ada seekorpun anjing di situ. Enong ketakutan dan
menutup telinganya dengan tangan sehingga sepedanya terjatuh.
Pria tak menyadari bahwa Enong sedang menatapnya, bahwa
saat itu mereka terisap ke dalam pusaran nasib yang sama, dan ketika
nanti mereka berjumpa lagi, Enong yang teraniaya akan membatalkan
pria kejam itu dari ambisi besarnya.
64 Mozaik 14 Numpang Miskin 20 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
NUMPANG Miskin adalah sebuah tempat yang semula asrama
yang disediakan pemerintah untuk menampung mantan pekerja
tambang dari Tiongkok. Dulu mereka didatangkan ke pulau kami
olehBelanda. Mereka tak bisa berbahasa Melayu atau Indonesia.
Sesuai kontrak yang mereka sepakati dengan kompeni, buruh
yang setia itu tak satu pun pernah kawin. Meski kompeni sudah
terpelencat, mereka tak pernah mengkhianati kontrak itu, jika ingin
melihat contoh kehormatan akan profesi dan janji, lihatlah mereka.
Kini mereka renta dan saru per satu meninggal. Orang-orang
Tionghoa lain yang bermukim di seputar asrama itu membuat
Numpang Miskin menjadi kampung. A Ling tinggal dengan
pamannya di sana. Beberapa hari setelah kejadian burung punai itu, aku
berkunjung lagi ke Numpang Miskin, kulihat sebuah layangan ikan
bulan terapung-apung di atas atap rumah A Ling. Kuingat, layangan
itu adalah hadiah ulang tahunku yang pertama untuknya waktu aku
kelas 3 SD dulu. Masih ada Tulisan namaku, Ikal, dekat terajunya.
Ternyata ia masih menyimpannya. Lalu, aku mengunjungi pemburu.
Kudesak pemburu agar membebaskan pekatik. Tentu saja ia
menolak dengan keras sambil bertanya dengan marah, mengapa aku
memberinya usulan yang sama sekali takkan mungkin diterimanya
itu. Pekatik itu segala-galanya baginya, lambang wibawanya di
kampung. Ia merasa tersinggung. Sulit kutemukan kata-kata untuk
65 menjelaskan pada manusia berkepala batu itu tentang apayang telah
kusaksikan di pohon kecapi antara sang raja punai dan rakyatnya.
Kudekati ia, kubisikkan bahwa aku masih punya banyak gambar
Richie Richardo dan akan kubingkai dengan indah di Tanjong
Pandan. Ia mulai ragu. Kugunakan politik lain, yakni membuatnya
merasa hebat dengan meyakinkannya bahwa membebaskan pekatik
justru akan menambah harum namanya.
"Bayangkan, orang lain setengah mati ingin menangkap raja
burung punai, gagal, Pak Cik justru melepaskannya. Bukan main
agungnya jiwa Pak Cik, ni."
Hidungnya mengembang dan ia semakin ragu. Detik itu aku
tahu, pemburu berwajah seram itu sedikit banyak seorang
megalomania. Lalu, aku menjadi tendensius.
"Tengoklah, kurap di leher Pak Cik itu tak sembuh-sembuh
karena Pak Cik terlalu banyak makan daging punai!"
Pemburu terpana. Richie Richardo, nama yang harum, dan
kurap adalah kombinasi tiga hal yang melumpuhkannya. Ia
tersenyum. Aku minta diizinkan membuka tali rami yang telah lama
melilit kaki pekatik itu. Kubuka lilitan itu pelan-pelan, lalu
kugenggam pekatik dengan kedua tangan. Segenggam penuh.
Kurasakan jantungnya berdetak dengan keras pasti karena ia ingin
sekali bebas, pasti karena ia marah, merasa terhina, dan ingin
melawan, ia adalah paduka raja yang seharusnya bersama rakyatnya.
Detak jantungnya mengalir melalui telapak tanganku, melewati
21 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
pembuluh nadiku, lalu berkejaran dengan degup jantungku.
Kuangkat tanganku dan kutunjukkan sang baginda kepada
matahari. Aku merasa terhormat dapat membebaskannya.
Kulontarkan sang raja ke udara. Ia terbang dengan gagah membentuk
putaran kecil mengelilingi rumah pemburu, terus berputar, semakin
lama putarannya makin besar, kemudian ia melesat ke utara menuju
rakyatnya. Sang raja telah bebas merdeka.
66 Hari-hari selanjutnya kulalui dengan tak sabar menunggu
Mualim Syahbana berlayar ke Jakarta. Tekad untuk melarikan A Ling
semakin kuat, sekuat rasa sakit karena memusuhi Ayah, sekuat pula
rasa rindu pada kedua orang itu. A Ling dan Ayah telah berkembang
menjadi pilihan sulit yang semakin kejam menderaku. Lalu,
pelan-pelan cinta itu menang, sebuah kemenangan yang penuh
kesedihan. Jika sore, aku minta penyiar Radio AM Suara Pengejawantahan
untuk memutar lagu pesananku.
Lalu, aku bersepeda pontang-panting ke Numpang Miskin,
hanya untuk menanyakan pada A Ling apakah ia mendengar lagu
yang baru saja kukirim untuknya. Ia mengangguk sambil tersenyum,
dan aku pulang lagi, ya, aku pulang lagi, begitu saja. Tak dapat
dipungkiri, hal paling sinting yang mungkin dilakukan umat manusia
di muka bumi ini sebagian besar berasal-muasal dari cinta.
Sore itu, aku kembali mengirim lagu, dan lintang pukang ke
Numpang Miskin. Namun, tak seperti biasanya, A Ling tak ada. Aku
sedih karena tak jumpa, dan kecewa, karena ia tak mendengar lagu
kirimanku. Tetangganya memberi tahuku, seorang pria telah
menjemputnya. Pria itu memboncengnya naik sepeda ke pasar.
Selidik punya selidik, soal pria menjemput A Ling itu rupanya
telah beberapa kali terjadi.
Informasi itu kudapat dari Detektif M. Nur.
"Aku punya mata-mata ni Numpang Miskin, Boi," dengusnya.
"Lelaki yang suka menjemput A Ling itu ganteng bukan main.
Macam bintang pelem Hong Kong! Tinggi pula badannya.
Terbantinglah kau, nges, nges."
Detektif M. Nur mengipas-ngipasiku sambil menatapku dari
kaki ke kepala. Terang sekali ia menyebut kata saingan, kentara sekali
ia menyebut tinggi. Aku jengkel dan penasaran, benarkah semua
67 itu" Siapakah lelaki yang tak tahu adat itu" Geram nian hatiku.
Aku merasa telah dilahirkan ke muka bumi ini sebagai satu-satunya
lelaki yang berhak membonceng A Ling naik sepeda!
Beberapa hari kemudian, sungguh mengejutkan, melalui
jaringan penggosip warung kopi, kudengar kabar angin yang
merisaukan bahwa lelaki itu akan melamar A Ling. Skandal pun
dimulai. 68 22 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Mozaik 15 Jose Rizal AKU terkejut, seekor merpati pos hinggap di beranda rumah
Mapangi. Ia menggerung-gerung seolah aku disuruhnya mendekat.
Kuhampiri dan ia jinak. Aku terkesima melihat gulungan kertas kecil
terikat di kakinya. Astaga, rupanya burung itu bukan sekedar merpati
pos hiasan yang dipelihara para penghobi, tapi benar-benar merpati
pos yang dititipi surat. Ia berjingkat-jingkat, seakan menyuruhku
membuka ikatan kertas di kakinya itu.
Jantungku berdebar karena banyak alasan. Pesan itu pasti
bersangkut paut denganku karena keluarga Mapangi selalu berada di
laut. Hanya aku yang tinggal di rumahnya. Menerima sepucuk surat
dari seekor burung merpati, bukankah menakjubkan" Rasanya aku
berada di masa lalu, pada masa jaya Kesultanan Melaka, waktu para
punggawa saling bertukar pesan lewat burung merpati. Hebat sekali,
orang yang bisa melatih hewan sehingga begitu pintar.
Berdesir hatiku membuka gulungan pesan itu. Di sana tertulis:
Ke hadapan kawanku, Ikal ....
Melalui Jose Rizal, kusampaikan betapa aku merasa bersedih atas kesusahan
yang menimpamu. Aku tahu kau merana. Aku tahu kau tersiksa. Cinta, memang kejam tak
terperi. Tapi, aku di sini,Kawanku, siap sedia membantumu, dan aku
punya informasi lebih mendalam soal ini. Aku telah mengenal
sainganmu itu. Tegakkan badanmu, tabahkan hatimu.
Ttd, M. Nur, detektif 69 Oh, rupanya detektif swasta itu. Ia memang terkenal sebagai
pelatih merpati. Detektif M. Nur yang eksentrik. Rumahnya hanya
berjarak tujuh wuwungan dari rumah Mapangi, tapi ia harus
menyampaikan berita simpati atas penderitaanku melalui burung
merpati. Ia memang selalu terobsesi dengan rahasia, spionase,
mengintai, menyamar, menyelinap, dan mengendap-endap. Itu sakit
gila nomor 31. Mulanya aku heran, siapakah Jose Rizal" Kuamati gelang yang
melingkar di kaki kanan burung merpati itu. Mata gelang itu sebuah
lempeng aluminium dengan inisial: J.R. Na! aku mengerti, Jose Rizal
tak lain nama merpati pos itu. Sungguh luar biasa, lebih bagus dari
nama orang Melayu mana pun.
Kubelai-belai Jose Rizal. Kupikir ia akan segera terbang setelah
menyampaikan amanah. Tapi, tidak. Ia berjingkat-jingkat.
Dipatukinya kertas kecil di tanganku. Aku terpana karena paham
maksudnya. Ternyata Detektif M. Nur telah melatih Jose sedemikian
hebat. Ia tak mau pergi sebelum menerima balasan surat.
Aku mengambil pulpen, lalu menulis di belakang kertas pesan
tadi: 23 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Detektif M. Nur, Kawanku ....
Terima kasih atas kebaikanmu yang telah membesarkan hatinya yang sengsara
ini. Suratmu sungguh telah melapangkan dadaku. Betapa mulia
hatimu. Surga, itulah ganjaran yang mahatinggi untuk orang
sepertimu. Namun, Kawanku, sudikah kauberitahukan padaku,
siapakah gerangan lelaki yang telah mencuri belahan hatiku itu"
Ttd, Ikal, yang dilanda nestapa.
Menanggapi orang sakit gila nomor 31 adalah sakit gila nomor
32. Kuikatkan gulungan kertas itu di kaki Jose, ia take off. Tak lama
kemudian, Jose kembali. Pesannya:
Ikal yang budiman .... 70 Nama orang itu adalah Zinar! Nama yang hebat, bukan" Nama itu seindah
orangnya. Tampan bukan buatan, Boi. Tinggi semampai. Kurasa kau
harus datang ke rumahku untuk membicarakan hal ini!
Ttd, M. Nur, detektif Aku merinding membaca surat itu, dan tentu saja Jose Rizal tak
mau pergi sebelum aku menjawab.
Baiklah, aku akan datang ke rumahmu, nanti malam, pukul 8.
Jose Rizal terbang. Sejurus kemudian, datang lagi.
Kutunggu. Aih, betapa merepotkan, kasihan aku melihat Jose Rizal yang
agak gendut itu bolak-balik. Ia tersengal-sengal meski tetap riang.
Padahal, Detektif M. Nur bisa dengan gampang ke rumah Mapangi
untuk membicarakan semuanya. Tapi, kuikuti saja pikiran sintingnya,
lagi pula jika tak kujawab, Jose Rizal tak mau pulang.
Baiklah. Jose Rizal tak datang lagi.
71 Mozaik 16 Waktu WAKTU yang hakikat. Bagi para pesakitan, waktu adalah musuh yang mereka tipu
saban hari dengan harapan. Namun, di sana, di balik jeruji yang
dingin itu, waktu menjadi paduka raja, tak pernah terkalahkan. Bagi
para politisi dan olahragawan, waktu adalah kesempatan yang
singkat, brutal, dan mahal.
Para seniman kadang kala melihat waktu sebagai angin, hantu,
bahan kimia, seorang putri, payung, seuntai tasbih, atau sebuah
24 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
rezim. Salvador Dali telah melihat waktu dapat meleleh.
Bagi para ilmuwan, waktu umpama garis yang ingin mereka
lipat dan putar-putar. Atau lorong, yang dapat melemparkan
manusia dari masa ke masa, maju atau mundur. Bagi mereka yang
terbaring sakit, tergolek lemah tanpa harapan, waktu mereka
panggil-panggil, tak datang-datang.
Bagi para petani, waktu menjadi tiran. Padanya mereka tunduk
patuh. Kapan menanam, kapan menyiram, dan kapan memanen
adalah titah dari sang waktu yang sombong. Tak bisa diajak
berunding. Tak mempan disogok. Bagi yang tengah jatuh cinta, waktu mengisi relung dada mereka
dengan kegembiraan, sekaligus kecemasan. Karena teristimewa
untuk cinta, waktu menjelma menjadi jerat. Semakin cinta melekat,
72 semakin kuat waktu menjerat. Jika cinta yang lama itu menukik, jerat
itu mencekik. Bagiku, waktu telah menjadi spekulasi yang mendebarkan.
Akankah esok semuanya berubah.
Ah, rupanya kabar A Ling akan dilamar orang lain, Detektif M.
Nur mengejekku, dan permusuhanku dengan Ayah gara-gara cinta
yang gila itu, tak lebih dari mimpi buruk semalam. Namun, aku
bangun pagi ini, dengan dada yang penuh karena semua itu bukan
Padang Bulan Karya Andrea Hirata di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mimpi. Kucoba menemui A Ling. Sungguh celaka. Lewat bibinya ia
bilang tak berminat berjumpa denganku. Sibuk! Ketusnya. Begitu
bibinya menirukannya sepersis mungkin, lengkap dengan bentuk
bibirnya. Aku terperanjat. Sakit hati. Hal begini tak pernah terjadi
sebelumnya. Padahal, kapal Mualim Syahbana sudah mau angkat
sauh. Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, tujuannya. Sementara itu,
orang yang paling ingin kuajak malah tak peduli padaku. Belum
menghitung aku sampai pecah kongsi dengan ayahku gara-gara ia.
Betapa cepat situasi berubah. Betapa sial nasibku sekarang. Terkulai
aku dibuatnya. Selebihnya, aku didera siksa. Zinar dan A Ling, bukankah
sepasang nama yang serasi" Kedua nama yang akan dipertemukan
nasib memang untuk berpadu. Semua itu membuatku makin
menderita! Rasanya ingin aku tidur lagi, baru bangun jika mendengar
sangkakala hari kiamat. Bagi Enong dan ibunya, Syalimah, waktu adalah obat. Meski
telah lewat berbelas tahun, Syalimah masih selalu teringat akan
Zamzami, seolah baru kemarin pagi suaminya mengatakan akan
memberinya hadiah kejutan, lalu memboncengnya naik sepeda ke
73 bendungan. Jika terkenang akan hal itu, Syalimah berlinangan air
25 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
mata. Hanya waktu yang sedikit demi sedikit dapat melipur laranya.
Ketika suaminya baru meninggal dulu, sering kerabat
menyarankan agar Syalimah menikah lagi
demi menyokong keempat anaknya. "Tak terbilang banyaknya duda dan bujang lapuk di kampung
ini, Mah," kata Sirun, sepupunya.
"Rupamu masih pula elok dipandang."
Berulang kali Sirun menyarankan begitu. Namun, ia berhenti
berusaha setelah mendengar Syalimah mengatakan:
"Pak Cik, aku hanya pernah kenal cinta sekali. Sekali saja. Hanya
pada Zamzami. Itulah cinta pertamaku, yang akan kubawa sampai
mati." Syalimah sekarang telah menjadi perempuan tua yang tetap
hidup dengan satu cinta untuk seorang lelaki meski lelaki itu sudah
tak ada. Waktu pula yang mampu meredakan sesak yang dialami Enong,
mengenangkan masa remaja yang terhempas bersama ayunan
cangkul sekuat tulang di ladang-ladang tambang. Namun, waktu, tak
mampu menghapus kerinduannya akan pelajaran bahasa Inggris dan
rasa senang yang penuh misteri pada Ilham, sahabat sekelasnya dulu.
Sebuah rasa senang yang tak terjelaskan.
Aku sering melihat Enong terpana di depan televisi di balai desa
menonton film Barat. Ia duduk paling muka. Matanya tak berkedip,
bukan menonton film, melainkan melihat orang Barat bicara. Ia tak
peduli pada cerita dan tak acuh dengan gagah dan cantiknya bintang
film. Ia hanya tertarik melihat orang Barat berkata-kata. Kadang kala
ia tersenyum sendiri dan tanpa sadar mengulangi apa yang
diucapkan bintang-bintang film itu.
Suatu ketika, secara tak sengaja, Enong menemukan majalah
perguruan Muhammadiyah: majalah Kuntum. Majalah itu tergeletak
74 saja di kios jagal ayam Giok Nio di pasar ikan. Seorang murid
Muhammadiyah yang disuruh ibunya membeli ayam pasti telah
meninggalkannya dengan sembrono.
Enong tergoda untuk membacanya. Di kolom sahabat pena, ia
tertarik melihat seorang perempuan berjilbab yang mencari kawan
untuk saling berkirim surat. Minarni nama perempuan dari
Pekalongan itu. Dalam foto berukuran 3x4, Minarni tampak masih sangat muda.
Yang membuat Enong sangat tertarik adalah ada keterangan bahwa
Minarni mengajar bahasa Inggris di sebuah SD.
Pendekar Kidal 12 Pendekar Gila 36 Balada Di Karang Sewu Pendekar Guntur 20
Delapan Langkah ............................................................................................... 137
Mozaik 29.................................................................................................. 140
Bibi ............................................................................................................. 140
Mozaik 30.................................................................................................. 150
Bulan di Atas Kota Kecilku yang Ditinggal Zaman ............................................. 150
Mozaik 31.................................................................................................. 155
Impian Empat Centimeter .................................................................................. 155
2 Mozaik 32.................................................................................................. 162
Puisi .................................................................................................................... 162
Mozaik 33.................................................................................................. 167
Revolusi .............................................................................................................. 167
Mozaik 34.................................................................................................. 172
Piala ................................................................................................................... 172
Mozaik 35.................................................................................................. 174
Lihai .................................................................................................................... 174
Mozaik 36.................................................................................................. 184
Akrobat .............................................................................................................. 184
Mozaik 37.................................................................................................. 188
Koper .................................................................................................................. 188
12 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Mozaik 38.................................................................................................. 193
Kepada Yth. ........................................................................................................ 193
Mozaik 39.................................................................................................. 197
Rukun Islam ........................................................................................................ 197
Mozaik 40.................................................................................................. 201
Tupai .................................................................................................................. 201
Mozaik 41.................................................................................................. 206
Hujan Pertama ................................................................................................... 206
TAMAT ..................................................................................................... 210
WAWANCARA ....................................................................................... 211
3 Mozaik 1 Lelaki Penyayang SYALIMAH gembira karena suaminya mengatakan akan
memberinya hadiah kejuatan. Syalimah tak tahan.
"Aih, janganlah bersenda, Pak Cik. Kita ini orang miskin. Orang
miskin tak kenal kejutan."
Mereka tersenyum. "Kejutan-kejutan begitu, kebiasaan orang kaya. Orang macam
kita, ni" Saban hari terkejut.
Datanglah ke pasar kalau Pak Cik tak percaya."
Suaminya---Zamzami---tahu
benar maksud Harga-harga selalu membuat mereka terperanjat.
istrinya. "Telah lama kau minta," kata Zamzami dengan lembut.
Syalimah kian ingin tahu. Waktu mengantar Zamzami ke
pekarangan dan menyampirkan bungkus rantang bekal makanan di
setang sepeda, ia bertanya lagi, Zamzami tetap tak menjawab.
"Sudah bertahun-tahun kauinginkan, baru bisa kubelikan
sekarang, maaf." Zamzami meninggalkan pekarangan, namun ia kembali. Ia
mengatakan ingin mengajak Syalimah melihat-lihat bendungan.
"Apa Yahnong takkan bekerja?"
Yahnong, singkatan untuk ayah bagi anak tertua mereka, Enong.
Kebiasaan orang Melayu menyatakan sayang pada anak tertua
dengan menggabungkan nama ayah dan nama anak tertua itu.
4 13 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Bendungan itu tak jauh dari rumah mereka. Dulu dipakai
Belanda untuk membendung aliran anak-anak Sungai Linggang agar
kapal keruk dapat beroperasi. Sampai di sana, mereka hanya diam
memandangi permukaan danau yang tenang,. Tak berbicara, seperti
mereka dulu sering bertemu di situ.
Mereka pulang. Zamzami berangkat kerja dan Syalimah tak
memikirkan kejutan itu. Ia bahkan lupa pernah meminta apa dari
suaminya. Delapan belas tahun mereka telah berumah tangga, baru
kali ini suaminya akan memberi kejutan. Semua hal, dalam keluarga
mereka yang sederhana, amat gampang diduga. Penghasilan
beberapa ribu rupiah mendulang timah, cukup untuk membeli beras
beberapa kilogram, untuk menyambung hidup beberapa hari.
Semuanya dipahami Syalimah di luar kepala. Tak ada rahasia, tak ada
yang tak biasa, dan tak ada harapan yang muluk-muluk. Tahu-tahu,
macam bakung berbunga di musing kemarau, suaminya ingin
memberinya kejutan. Syalimah dan Zamzami berjumpa waktu pengajian ketika
mereka masih remaja. Zamzami yang pemalu, begitu pula Syalimah,
menyimpan rasa suka diam-diam. Zamzami tak pernah berani
mengatakan maksud hatinya, dan Syalimah takut menempatkan diri
pada satu keadaan sehingga lelaki lugu itu dapat mendekatinya.
Namun, lirikan curi-curi di tengah keramaian itu kian hari kian
tak tertahankan. Zamzami mengurangi kecepatannya menambah juz
mengaji, padahal ia membaca Alquran lebih baik dari ia membaca
huruf Latin. Tujuannya agar makin lama dapat berada di dalam kelas
yang sama dengan Syalimah. Berulang kali ditanyakannya pada ustaz
hal-hal yang ia sudah tahu. Dibentak bebal, ia tersenyum sambil
menunduk. Adapun Syalimah, berpura-pura bodoh membaca tajwid,
dimarahi ustaz, biarlah. Maksudnya serupa dengan maksud
Zamzami. Semua taktik yang merugikan diri sendiri itu, jika boleh
disebut denang satu kata, itulah cinta.
5 Sungguh indah, atas saran ustaz---lantaran mencium gelagat
yang tak beres antara dua murid mengaji yang tak tahu cara
mengungkap cinta itu---mereka malah dijodohkan.
Sejak mengenal Zamzami, Syalimah tahu ia akan bahagia hidup
bersama lelaki itu, meski, ia juga mafhum, ada satu hal yang harus
selalu ia hindari: minta dibelikan apa pun. Sebab lelaki baik hati yang
dicintainya itu hanyalah lelaki miskin yan berasal dari keluarga
pendulang timah. Sebaliknya, Syalimah tak perlu dibelikan harta
benda. Ia telah punya Zamzami dan itu lebih dari cukup. Zamzami
adalah hartanya yang paling berharga, melebihi segalanya. Lelaki itu
amat penyayang pada keluarga sehingga Syalimah tak memerlukan
apa pun lagi di dunia ini.
Menjelang tengah hari. Sebuah mobil pikap berhenti di depan
rumah. Dua lelaki mengangkat benda yang dibungkus dengan terpal
dari bak mobil itu dan membawanya masuk ke dalam rumah.
Syalimah bertanya-tanya. Mereka tak mau menjawab
14 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Malam ini ada pasar malam di Manggar, Mak Cik," kata salah
satu lelaki itu sambil tersenyum.
Syalimah memandangi benda itu dengan gugup, tapi gembira.
Pasti benda itu yang dimaksud suaminya dengan kejutan. Rupanya
sungguh luar biasa pengaruh sebuah kejutan. Sekarang ia paham
mengapa orang-orang kaya menyukai kejutan. Kucing-kucingan yang
lucu melingkari benda itu, menggodanya untuk mendekat. Syalimah
melangkah maju, namun di tengah jalan, ia ragu. Ia kembali ke
ambang pintu. Syalimah menertawakan kelakuannya sendiri karena keranjingan menikmati sensasi sebuah kejutan. Lalu, ia berpilir,
kejutan itu tak sanggup ia atasi dan terlalu indah untuk ia nikmati
sendiri. Ia akan menunggu Enong, putri tertuanya itu, pulang dari
sekolah. Mereka akan menikmati kejutan itu berdua. Tentu akan
sangat menyenangkan. 6 Namun, Syalimah tak tahan untuk segera tahu apa yang
dibelikan suaminya untuknya, sedangkan Enong, baru akan pulang
sore nanti. Sesekali ia melongok ke arah benda misterirus itu. Ia
memberanikan diri dan melangkah pelan mendekatinya. Di depan
benda itu jantungnya berdebar-debar.
Ia memejamkan mata dan menarik terpal. Ia membuka matanya
dan terkejut tak kepalang melihat sesuatu berkilauan: sepeda Sim
King made in RRC! Syalimah terhenyak. Ia tak menyangka sepeda itu dihadiahkan
Zamzami untuknya sebagai kejutan. Bukan hanya karena sepeda itu
akan menjadi benda paling mahal di rumah mereka, melainkankarena
ia memintanya hampir empat tahun silam. Itu pun sesungguhnya
bukan meminta. Waktu mengandung anak bungsunya, ia berkisah
pada Zamzami, betapa dulu ia bahagia sering dibonceng almarhum
ayahnya naik sepeda ke pasar malam, dan di sana dibelikan balon gas.
"Kalau anak ini lahir," kata Syalimah sambil bercanda. "Sepeda
kita tak cukup lagi untuk membonceng anak-anak ke pasar malam."
Karena anak mereka akan menjadi empat, sedangkan mereka hanya
punya dua sepeda reyot. Syalimah tak dapat menahan air matanya. Ia terharu mengenang
suaminya telah menyimpan percakapan itu selama bertahun-tahun dan memegangnya
sebagai sebuah permintaan. Betapa baik hati
lelaki itu. Lalu, Syalimah terisak begitu ingat bahwa hari itu
Sabtu dan malam nanti ada pasar malam di Manggar. Kini ia paham
maksud lelaki yang mengantarkan sepeda itu. Suaminya pasti
merencanakan berangkat sekeluarga naik sepeda ke pasar malam,
seperti dulu ayah Syalimah selalu memboncengnya naik sepeda ke
15 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
pasar malam. Selanjutnya, Syalimah hilir mudik di dapur menghitung
bagaimana membagi anak-anaknya pada tiga sepeda. Sang ayah,
7 satu-satunya lelaki di dalam keluarga, berarti yang paling kuat, akan
membonceng keranjang pempang dan di dalamnya akan dimasukkan
si nomor dua, gadis kecil yang bongsor itu.
Si nomor tiga, yang cerewet, akan dibonceng oleh kakanya,
Enong, dan si bungsu akan dibonceng Ibu, naik sepeda baru Sim King
made in RRC, hadiah kejutan itu. Tak terperikan bahagianya
perjalanan ke pasar malam itu nanti. Meski telah menetapkan
pengaturan pembagian sepeda, Syalimah berulang kali menghitungnya di dalam hati, karena perhitungan itu menimbulkan
perasaan indah dalam hatinya.
Kemudian, Syalimah tak sabar menunggu suaminya pulang. Ia
berdiri di ambang jendela, tak lepas memandangi langit yang
mendung dan ujung jalan yang kosong. Ia ingin segera melihat
suaminya berbelok di pertigaan di ujung jalan sana, pulang menuju
rumah, ia akan menyongsongnya di pekarangan dan mengatakan
betapa indahnya sebuah kejutan. Ia mau mengatakan pula bahwa
mulai saat itu mereka harus lebih sering memberi kejutan karena
kejutan ternyata indah. Syalimah gembira melihat sesorang bersepeda dengan cepat.
Jika orang itu---sirun---telah pulang, pasti suaminya segera pula
pulang, namun, sirun berbelok menuju rumah Syalimah dengan
tergesa-gesa. Buruh kasar itu langsung masuk dan dengan gemetar
mengatakan telah terjadi kecelakaan.
Zamzami tertimbun tanah. Syalimah terpaku di tempatnya
berdiri. Napasnya tercekat. Ia tak bisa berbuat apa-apa. Sirun
memintanya menitipkan anaknya-anaknya kepada tetangga dan
mengajaknya ikut ke tambang.
Sampai di sana, Syalimah mendengar orang berteriak-teriak
panik dan menggunakan alat apa saja untuk menggali tanah yang
menimbun Zamzami. Para penambang yang tak punya cangkul
menggali dengan tanggannya, secepat-cepatnya. Syalimah berlari dan
bergabung dengan meraka. Ia menggali tanah dengan tangannya
8 sambil terseda-sedak memanggil-manggil suaminya. Keadaan
menjadi semakin sulit karena hujan turun. Tanah yang menimbun
Zamzami berubah menjadi lumpur. Para penambang berebut dengan
waktu. Jika terlambat, Zamzami pasti tak tertolong dan Zamzami
mulai memasuki saat-saat tak tertolong itu. Syalimah menggali seperti
orang lupa diri sambil menangis, sampai berdarah ujung-ujung
16 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
jarinya. Ia berdoa agar Zamzami tertimbun dalam keadaan
tertungkup. Penambang yang tertimbung dalam keadaan telentang
tak pernah dapat diselamatkan. Galian semakin dalam, Zamzami
belum tampak juga. Tiba-tiba Syalimah melihat sesuatu. Ia menjerit.
"Ini tangannya! Ini tangannya!"
Orang-orang menghambur ke arah tangan itu. Syalimah gemetar
karena tangan yang menjulur itu terbuka. Suaminya telah tertimbun
dalam keadaan telentang. Para penambang cepat-capet menarik
Zamzami. Ketika berhasil ditarik, lelaki kurus itu tampak seperti tak
bertulang. Tubuhnya telah patah.
Pakainya compang-camping menyedikan. Zamzami diam tak
bergerak. Semuanya telah terlambat.
Syalimah tersedu sedan. Ia bersimpuh di samping zamzami
yang telah mati. Ia mengangkat kepala suaminya ke atas pangkuanya.
Kepala itu terkulai seperti ingin bersandar. Syalimah membasuh
wajah Zamzami dengan air hujan. Lalu tampak seraut wajah yang
pias dan sepasang mata yang lugu.
Syalimah mendekap lelaki penyayang itu kuat-kuat. Ia
beratap-ratap memanggil suaminya.
9 Mozaik 2 Bahasa Inggris SELAIN menggabungkan nama ayah dan nama anak tertua,
orang Melayu udik biasa pula menamai anak dengan bunyi senada
seirama. Jika nama anak tertua Murad, misalnya, tujuh orang adik di
bawahnya adalah Muzir, Munaf, Munir, Muntaha, Munawaroh,
Mun'im, dan Munmun. Lantaran anak sangat banyak, hal itu kerap
menimbulkan kekacauan. Sering kali nama-nama itu tertukar. Dalam
keadaan panik, umpama, salah satu anak menyiramkan minyak tanah
pada kambing yang akan dikurbankan pada hari raya Idul Adha,
dalam rangka membuat obor---ini berdasarkan pengalaman
pribadiku---ibunya hanya bisa berteriak histeris, "Mun! Mun! Mun!"
sambil berpikir keras mengingat-ingat Mun yang mana yang
berkelakuan macam setan itu.
Ajaibnya budaya. Selidik punya selidik, ternyata huruf awal
nama anak sering tak ada hubungannya dengan huruf awal nama
Padang Bulan Karya Andrea Hirata di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ayah-ibunya. Artinya, huruf awal itu dipilih suka-suka saja sesuai
suasana hati. Maka dapat disimpulkan bahwa kekacauan itu
disengaja dan merupakan bagian dari seni punya anak banyak, dan
kasih sayang tak terperikan pada anak yang berderet-deret macam
pagar itu. Lalu, ada pula kebiasaan yang unik. Anak muda sering
dipanggil Boi. Ini tidak ada hubungannya dengan Boy dalam bahasa
Inggris sebab anak perempuan pun sering dipanggil Boi. Namun,
Enong adalah kisah yang berbeda. Enong adalah panggilan sayang
untuk anak perempuan. Begitulah cara Zamzami memanggil anak
17 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
tertuanya. 10 Enong duduk di kelas enam SD dan merupakan siswa yang
cerdas. Ia selalu menjadi juara kelas. Pelajaran favoritnya bahasa
Inggris dan cita-citanya ingin menjadi guru seperti Bu Nizam.
Ibu Nizam adalah guru senior. Ia berasal dari Pematang Siantar.
Puluhan tahun lampau ia ditempatkan pemerintah untuk mengajar di
kampung kami. Ia sangat dihormati karena keberaniannya merantau
demikian jauh dalam usia sangat muda, demi pendidikan. Dialah
guru bahasa Inggris pertama di kampung kami.
Zamzami amat bangga akan cita-cita Enong. Ia ingin Enong
mendapat kesempatan pendidikan setinggi-tingginya. Sekolah Enong
adalah nomor satu baginya. Selelah apa pun bekerja, ia tak pernah
lalai menjemput Enong. Sering Zamzami bercerita pada Sirun.
"Run, dapatkah kaubayangkan, anakku mau menjadi guru
sebuah bahasa dari barat?"
Sirun takjub. "Kita-kita ini, Run, bahasa Indonesia pun tak lancar."
"Bahasa dari Barat" Bukan main, Bang, bukan main."
Kemudian menjadi guru dari sebuah bahasa yang asing dari
Barat itu yang membuat Zamzami tak pernah mengeluh meski harus
bekerja membanting tulang seperti kuda beban. Ia berusaha
memenuhi apa pun yang diperlukan Enong untuk cita-cita hebatnya
itu. Zamzami sering mendengar Enong berbicara soal kamus bahasa
Inggris. Dari nada suaranya, ia tahu putrinya ingin sekali punya
kamus. Sebaliknya, meskipun masih kecil, Enong paham bahwa
ayahnya miskin. Ia tak pernah minta dibelikan kamus, tak pernah
minta dibelikan apa pun. Zamzami sendiri pernah melihat kamus yang hebat di pedagang
buku bekas kaki lima di Tanjong Pandan. Kamus itu adalah Kamus
11 Bahasa Inggris Satu Miliar Kata. Sejak melihat kamus itu dan
mengenang keinginan putrinya, membeli kamus telah menjadi
impian Zamzami dari hari ke hari. Ia bekerja lebih keras di ladang
tambang dan menambah penghasilan dengan berjualan air nira setiap
ada pertunjukan orkes Melayu. Hari Sabtu ia ke laut mencari kerang
untuk dijual di pasar ikan. Hari Minggu ia berjualan tebu yang
ditusuk dengan lidi. Setelah berbulan-bulan seperti itu dan
memfokuskan pikirannya hanya untuk membeli kamus bahasa
Inggris untuk anaknya, akhirnya Zamzami punya uang lebih. Dengan
gembira ia berkata, "Mulai sekarang, jangan kau cemas lagi, Nong, Ayah akan
belikan kamus untukmu. Kamus
Bahasa Inggris Satu Miliar kata!"
Enong terbelalak. "Satu miliar?" napasnya tertahan.
"Iya, Nong, tak kurang dari satu miliar kata!"
18 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Wajah Enong pucat. Ia terpana karena akan segera punya kamus
dan karena kamus itu berisi satu miliar kata! Lalu, ia saling
menyentuhkan ujung-ujung jarinya dan mulutnya komat-kamit
menghitung jumlah nol dalam satu miliar.
"Satu miliar itu banyak sekali, Nong. Ayah pun tak tahu berapa
jumlah nolnya. Tujuh belas barangkali."
Mulut Enong masih komat-kamit dan jarinya masih sibuk
menghitung jumlah nol dalam angka satu miliar.
Esoknya, mata Enong merah. Zamzami tahu, anaknya pasti tak
bisa tidur karena terus -menerus membayangkan kamus itu. Maka,
tanpa ambil tempo, ia segera mengajak Sirun ke Tanjong Pandan.
Mereka bersepeda hampir seratus kilometer.
12 Senangnya Zamzami mendapati kamus yang dilihatnya dulu
masih ada di pedagang kaki lima buku bekas itu. Terbayangkan sinar
mata anaknya nanti jika menerima kamus itu. Ia menimang-nimang
dan terkagum-kagum pada tulisan di sampulnya Kamus Bahasa
Inggris Satu miliar: 1.000.000.000 Kata.
Diikutinya pelan-pelan angka nol itu. Baru ia tahu bahwa jumlah
nol dalam satu miliar ada sembilan.
Zamzami sempat heran melihat kamus itu ternyata ringan dan
tipis saja. Padahal, isinya satu miliar kata. Jiwanya yang lugu berkata,
mungkin yang dimaksud pengarang buku itu bukan satu miliar kata,
tapi huruf. Pengarangnya mungkin salah tulis, seharusnya satu miliar
huruf. Tapi, andai kata jumlah huruf pun, masih tetaplah buku itu
terlalu tipis. Sekali lagi, hatinya yang putih, tetap saja membela
penyusun kamus itu, Drs. It. Siapa, M.B.A., B.A., yang sama sekali tak
dikenalnya. "Kurasa kamus ini macam buku Kho Ping Hoo, Run," katanya
pada Sirun. "Ini pasti baru jilid satu. Nanti kalau sudah lengkap empat
puluh delapan jilid, barulah jumlah katanya tergapai satu miliar.
Macam mana pendapatmu, Run?"
"Kemungkinan besar, Bang."
Jika menyangkut buku, Sirun serupa tikus mendengar
pembicaraan ayam. Gelap. Soal begitu, ia akan percaya apa pun yang
dikatakan oleh siapa pun, sebab ia tak pernah sekolah.
"Tak apalah, berarti aku masih harus menabung. Bukan begitu,
Run" "kemungkinan besar, Bang."
Zamzami malah senang karena akan memiliki 48 jilid kamus.
Baginya, kamus-kamus itu dapat menjadi koleksi yang berharga.
Mungkin pula ia berpikir; semakin banyak ia dapat membelikan
anaknya kamus, semakin anaknya akan senang. Ia juga kagum pada
13 orang yang mampu membuat kamus. Ia menatap deretan gelar
sarjana Drs. Siapa yang menyusun kamus itu sambil membayangkan
19 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
anaknya menjadi guru bahasa Inggris.
"Enong bisa menjadi guru bahasa Inggris yang baik dengan
kamus ini, Run" Sirun mengangguk-angguk dengan khidmat.
"Kemungkinan besar, Bang."
Pedagang buku bekas kaki lima tertarik melihat semangat
Zamzami, yang tampak seperti baru menemukan benda ajaib. Ia
bertanya, mengapa begitu riang"
"Buku ini untuk anakku, Pak Cik."
"Berarti hadiah untuk anak. Biar lebih berkesan, orang di kota
biasa menulis sesuatu di halaman muka. Tanda tangan, ucapan salam,
ucapan selamat ulang tahun, atau apa saja."
"Begitukah?" "Anak perempuankah?"
"Iya, Pak Cik, sudah kelas enam."
"Elok kalau disampuli dengan kertas kado yang cantik. Anak
perempuan akan senang hatinya."
Mata Zamzami berbinar-binar. Ia pergi sebentar, lalu kembali
membawa kertas kado dan menyampulinya di depan pedagang kaki
lima itu. Kemudian, ia minta diajari cara menulis ucapan di halaman
muka itu. Setelah berunding cukup lama, ia menemukan kalimat yang
ingin ditulisnya. Ia mengukirkannya dengan pena, kata demi kata.
Sementara itu, Enong hilir mudik di beranda menunggu
ayahnya kembali dari Tanjong Pandan.
Seharian ia tak enak makan karena pikirannya tak dapat lepas
dari Kamus Bahasa Inggris Satu Miliar
14 Kata itu. Ketika ayahnya tiba, ia menyongsongnya di
pekarangan, ia melonjak-lonjak senang menerima kamus itu.
"Ini baru jilid satu, Nong. Nanti kalau ada sambungannya, Ayah
belikan lagi," kata ayahnya sambil menyeka keringat.
Zamzami pun gembira karena pendapat pedagang buku bekas
kaki lima itu semuanya benar.
Enong berulang kali memuji indahnya sampul kamus itu.
Zamzami mengatakan bahwa ia sendiri yang memilih kertas sampul
itu da nada tulisan untuk Enong di halaman muka. Enong
membukanya dan menemukan tulisan itu. Ia membacanya.
Buku ini untuk anakku, Enong.
Kamus satu miliar kata. Cukuplah untukmu sampai bisa menjadi guru bahasa Inggris seperti Ibu
Nazam. Kejarlah cita-citamu, jangan menyerah, semoga sukses.
Tertanda, Ayahmu Enong terdiam, lalu ia menangis untuk sebuah alasan yang ia
tidak mengerti. 20 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
15 Mozaik 3 Kemarau BARANGKALI karena hawa panas yang tak mau menguap dari
kamar-kamar sempit yang dimuati tujuh anak. Barangkali lantaran
mertua makin cerewet karena gerah. Barangkali karena musim
kemarau telanjur berkepanjangan, kampung kami menjadi sangat
tidak enak setelah bulan Maret sampai Desember.
Tidak ada yang betah di rumah, dan makin menyusahkan
karena tak ada hiburan di luar. Adakalanya biduanita organ tunggal
meliuk-liuk seperti belut sawah di atas panggung berhias pelepah
kelapa di pinggir pantai, lebih menyanyikan maksiat daripada lagu.
Tapi itu hanya lama-lama sekali, pun kalau harga timah sedang
bagus - yang amat jarang bagus.
Tak ada galeri seni, gedung bioskop, kafe-kafe, atau pusat
perbelamjaan untuk dikunjungi. Yang sedikit menarik perhatian
hanya sebuah jam besar di tengah kota dan jam itu sudah rusak
selama 46 tahun. Jarum pendeknya ngerem mendadak di angka lima.
Jarum panjangnya menghembuskan napas terakhir di pelukan angka
dua belas. Jarung detik telah minggat dengan perempuan lain, tak
tahu ke mana. Melihat jam itu sejak kecil aku punya firasat bahwa jika
nanti dunia kiamat, kejadiannya akan tepat pukul lima.
Namun, tak pernah kami risaukan semua itu, karena kami
punya museum, dan museum kami paling hebat di dunia ini. Tak ada
yang bisa menandinginya, sebab ia museum sekaligus kebun
binatang. 16 Baiklah, mari bicara soal musem. Di sana ada sebuah ruangan
yang jika dimasuki harus membuka sandal dan mengucap
Assalamualaikum, demi menghormati tombak-tombak karatan,
peninggalan para hulubalang antah berantah. Uang kecil yang
diselipkan ke dalam kotak di samping tombak-tombak itu dapat
menyebabkan pendermanya awet muda dan enteng jodoh.
Anak-anak yang tak sengaja menunjuk tombak itu harus menghisap
telunjuknya, agar tidak kualat.
Dari jendela museum, istimewa sekali, tampak hewan-hewan
berkeliaran. Itulah kebun binatang kami. Setiap minggu tempat itu
dipenuhi orang yang ingin melihat kijang yang saking buduknya
sudah tampak serupa kambing. Ada pula unta gaek yang menderita
sakit batuk kering stadium 4. Setiap kali dia batuk, nyawanya seperti
mau copot. Ada zebra jompo yang hanya memandang ke satu jurusan
saja. Tak paham aku apa yang tengah berkecamuk di dalam kalbunya.
Ada orang utan uzur yang sudah ompong dan tampak
terang-terangan menafsui bebek-bebek gendut di kolam butek sebelah
sana. Tak ada malu sama sekali. Lalu ada singa tua kurapan bermata
21 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
sendu macam penyanyi dangdut. Singa itu sepertinya sangat benci
pada hidupnya sendiri. Mereka muak melihat orang-orang udik yang
menonton mereka di dalam kandang. Konon, mereka dihibahkan ke
kampung kami karena telah apkir dari sebuah kebun binatang di
Jawa, di mana mereka dianggap tidak sexy lagi, namun, seperti segala
sesuatu yang lalu kami terima apa adanya, seperti segala sesuatu tak
pernah berubah di kampung kami, makhluk-makhluk hidup segan
mati tak mau itu selau punya tempat di dalam kebun binatang kami,
di dalam hati kami. Hewan-hewan itu menguap sepanjang hari,
mereka hanya seekor saja dari jenisnya masing-masing, jadi mereka
adalah pejantan bujang lapuk seumur-umur. Seungguh mengerikan
hidup ini kadang-kadang. Jika kemarau makin menggelegak, aku menyingkir dan duduk
melamun dibelai angin di sebuah kapal keruk yang termangu-mangu
di pinggir sungai. Kapal itu hanya tinggal segunung besi rongsokan.
17 Mesin besar nan digdaya, dulu selalu dikagumi anak-anak
Melayu. Saat maskapai Timah Berjaya, jumlahnya puluhan. Mereka
mengepung kampung, menderu siang dan malam, mengorek isi bumi
untuk meraup timah. Kini, satu-satunya yang tertinggal, tempatku
melamunkan nasib ini, teronggok seperti fosil dinosaurus.
Kapal keruk pernah menjadi pendendang irama hidup kami. Ia
adalah bagian penting dalam budaya kami. Karena semua lelaki
angkatan kerja bekerja bergantian selama 24 jam. Takkan pernah
kulupa, setiap pukul dua pagi truk pengangkut buruh kapal keruk
menjemput ayahku. Kudengar suara klakson. Ayah keluar rumah di
pagi buta itu sambil menenteng rantang bekal makanan dari Ibu.
Jika melihatku terbangun, Ayah kembali untuk mengusap
rambutku dan tersenyum. Dari dalam
rumah kudengar Ayah mengucapkan salam pada kawan-kawan
kerjanya yang telah berdesakan di dalam bak truk. Kawan-kawan
kerjanya itu adalah ayah-ayah dari kawan-kawanku. Lalu kudengar
gemerencing besi saling beradu, kemuadian truk menggerung
meninggalkan rumah. Sering aku minta dibangunkan jika Ayah berangkat kerja pukul
dua pagi itu. Karena aku ingin melihat Ayah dengan seragam
mekaniknya yang penuh wibawa, yang ada taspen di sakunya, yang
berbau sangat lelaki. Ayah melangkah tangkas sambil menyandang ransel berisi tang,
ragum, dan sekeluarga kunci inggris. Kunci-kunci baja putih itu jika
dibariskan akan membentuk satu segitiga yang sangat hebat.
Kubayangkan, tugas-tugas yang berat diemban oleh bapak kunci
yang paling besar, dan tugas-tugas sepele adalah bagian
Padang Bulan Karya Andrea Hirata di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
anak-anaknya. Aku senang melihat Ayah melompat ke dalam bak truk. Dia,
pria yang gagah itu, penguasa sembilan kunci Inggris anak-beranak
18 22 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
itu, adalah ayahku, begitu kata hariku. Lalu aku tidur lagi, sambil
tersenyum. Berlangsung terus seperti itu, hari demi hari, selama
bertahun-tahun, tak berubah. Setelah dewasa, jika secara tak sengaja
aku terbangun pukul dua pagi, di negeri mana pun aku berada,
seakan kudengar suara klakson mobil truk, lalu menguar suara
orang-orang mengucapkan salam dan gemerencing besi saling
beradu, aku termangu. Kerinduan pada Ayah menjadi tak
tertanggungkan. Tanpa kusadari, air mataku mengalir, mengalir sendiri, tak
mampu kutaha-tahan. 19 Mozaik 4 Gamang JENAZAH Zamzami digotong pulang dari ladang tambang.
Setelah berunding singkat, diutuslah Sirun untuk menjemput Enong
di sekolah. Bu Nizam tengah mengajar bahasa Inggris ketika Sirun
tiba. Ia terkejut mendengar berita buruk itu.
Sirun sedih melihat Enong yang tengah menekuri bukunya
dengan tekun. Ia mendekatinya. Seisi kelas memperhatikannya. Ia
mencoba menahan persaannya ketika mengajak Enong pulang. Enong
bertanya mengapa diajak pulang. Katanya, ia sedang belajar dan ia
senang pelajaran bahasa Inggris.
"Nanti saja, sampai di rumah, kau akan tahu." Enong
bergeming. Ia tak mau pulang. Katanya, ia sedang belajar dan ia
senang pelajaran bahasa Inggris.
Sirun mendesaknya berkali-kali. Ia beranggapan tak baik
mengabarkan petaka yang menimpa keluarga anak kecil itu di depan
teman-temannya. "Harus ada alasan, Pak Cik," ujar Enong dengan jenaka.
"Harus ada alasan jika seseorang meninggalkan pelajaran, dan
alasan itu harus kuat." Pendapat itu disambut riuh persetujuan
teman-temannya. Apalagi, katanya, ia baru dibelikan ayahnya kamus.
Ia kemudian mengatakan tentang menariknya pelajaran behasa
Inggris yang tengah diajarkan Bu Nizam.
"Pelajaran tentang anggota keluarga, Pak Cik," ia memberi
contoh. 20 "Mother artinya ibu, father - ayah, daughter---anak perempuan,
son---anak laki-laki." Kawan-kawannya tertawa melihatnya
menjelaskan pelajaran bahasa Inggris pada seorang kuli tambang. Bu
Nizam tersenyum getir melihat semangat
mendengarkan pengucapannya yang kaku. Sirun
Enong 23 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dan membujuknya lagi. Enong tetap tak mau, ia bersikeras minta
alasan. Sirun tak punya pilihan lain.
"Kau harus pulang, Nong, ayahmu meninggal."
Enong yang sedang ingin mengucapkan sesuatu, tersentak.
Seisi kelas diam. Senyap. Wajah Enong pucat. Ia menapat Sirun.
"Iya, Nong, pukul tiga tadi."
Mata Enong mendadak merah.
"Pak Cik pasti salah. Aku baru dibelikan Ayah kamus bahasa
Inggris. Sebentar lagi aku dijemput Ayah," suaranya bergetar-getar. Ia
menatap Bu Nizam, minta dibela.
"Benarkah ini?"
"Benar, Nong, kecelakaan di tambang."
Mata Enong berkaca-kaca, lalu ia terisak-isak. Ibu Nizam tampak
sedih. "Pulanglah, Nong," katanya.
Enong menangis. Air matanya berjatuhan di atas halaman
kamusnya. Dari kejauhan, Enong melihat orang berduyun-duyun melayat
dengan membawa rantang berisi beras. Di dalam rumah, jenazah
ayahnya terbujur. Enong memeluk ibunya. Ia tak bisa lagi menangis.
Usungan jenazah dipikul ke pemakaman. Di antara para pelayat
menguar kabar tentang makin banyaknya tambang menelan korban.
21 Timah terbaik yang mengalir di permukaan yang dangkal dan mudah
ditambang telah dijarah Belanda selama ratusan tahun. Yang tersisa
timah yang masih baik, namun lebih dalam. Telah pula diraup
kapal-kapal keruk maskapai timah selama berpuluh tahun. Sisa dari
yang tersisa, hanyalah timah buruk yang terlipat amat dalam di
bawah tanah. Bulir demi bulir timah itu ditambang penduduk asli
dengan pacul, didulang dengan tangan, dan dengan satu sikap
dipaksa rela oleh kemiskinan untuk terkubur hidup-hidup.
Berkubang berminggu-minggu tak jarang hanya menghasilkan
beberapa ribu rupiah, di dalam tanah yang gelap itulah Zamzami
menemui ajal. Pulang dari pemakaman, Enong heran melihat banyak orang
memandanginya. Magrib menjelang. Syalimah dan anak-anaknya
mengantar pelayat terakhir ke pekarangan. Anak-beranak itu
memandangi jalanan kosong kerikil merah yang sekarang tampak
seakan tak berujung. Mereka saling merapatkan diri demi
mengumpul-ngumpulkan keberanian untuk menghadapi hidup
setelah itu, yang tak terbayangkan kerasnya.
Subuh esoknya, Syalimah lekas-lekas bangun mendengar
panggilan azan. Ia ke dapur dan menanggar air. Ketika meniup siong
untuk menghidupkan kayu bakar, ia tersentak karena sebuah
kesenyapan, ia baru sadar, untuk siapa ia menyeduh kopi" Ia bangkit
dan beranjak menjauhi tungku tanpa merasakan kakinya menginjak
24 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
lantai. Suara suaminya mengaji Alquran saban subuh telah
menemaninya menghidupkan api dapur selama berbelas tahun
Syalimah duduk termangu, berkali-kali ia mengusap air matanya.
Secara mendadak kehilangan tiang penopang, keluarga
Syalimah langsung limbung. Tak punya modal, tak punya keahlian,
dan tak ada keluarga lain dapat diminta bantuan---karena semuanya
miskin---membuat keluarga itu mati kutu. Tak pernah terpikir nasib
sepedih itu akan menimpa mereka secara sangat tiba-tiba. Sang suami
22 adalah tulang punggung keluarga satu-satunya dan hal itu baru
disadari sepenuhnya setelah ia tiada.
Sedangkan Enong, bermalam-malam tak bisa tidur. Ia gamang
memikirkan apa yang selalu dikatakan orang tentang anak tertua.
Namun, ia bahkan sepenuhnya paham makna kata tanggung jawab.
Ia takut membayangkan akibat dari kata itu. Apakah ia harus bekerja"
Bagaimana ia akan menghidupi keluarga, seorang ibu, dan tiga orang
adik" Apakah harus berhenti sekolah" Ia amat mencintai sekolahnya.
Ia bingung karena masih terlalu kecil untuk dibenturkan dengan
perkara seberat itu. Sekarang ia paham mengapa waktu itu banyak
pelayat memandanginya. Belum sebulan ditinggal suami, Syalimah
telah kehabisan beras. Bahkan, beras yang diantar orang ketika
melayat itu pun telah habis, ia mulai meminjam beras dari tetangga
demi menyambung hidup hari demi hari.
Enong tahu, beberapa anak perempuan tetangga sesama
keluarga pendulang telah berangkat ke Tanjong Pandan untuk bekerja
sebagai penjaga toko, tukang cuci di rumah orang kaya, atau buruh
pabrik. Ia berusaha meyakinkan ibunya bahwa ia bisa bekerja seperti
itu. Apa susahnya menjaga toko" Katanya.
Syalimah semula menolak. Berat baginya melepaskan Enong
dari sekolah dan harus bekerja jauh dari rumah. Anak itu baru kelas
enam SD. Tapi akhirnya ia luluh karena Enong mengatakan tak bisa
menerima jika adik-adiknya harus berhenti sekolah karena biaya. Ia
sendiri rela mengorbankan sekolahnya. Ini adalah keputusan paling
pahit bagi Syalimah. Putrinya tak pernah sekalipun meninggalkan
kampung, kini harus berjuang menghadapi hidup yang keras di kota.
Ia sendiri tak mampu berbuat apa-apa karena tak bisa mengalihkan
perhatian dari tiga anak lainnya.
23 Mozaik 5 Rahasia 23 Oktober DIAM-DIAM, sejak masih kecil dulu, telah kutandai, kalau
hujan pertama musim hujan turun pas pada 23 Oktober, dan sore,
pasti kampungku akan tampak lebih memesona. Jika sebelum dan
sesudah hari itu, alam kacau-balau macam tak bertuan. Hujan tumpah
sembarang waktu, sering menjadi badai dan banjir.
25 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kadang ia turun subuh-subuh, merepotkan orang yang ingin ke
masjid, sekolah, pasar, dan kantor.Singkat pula waktunya atau terlalu
lama, sampai Mei tahun muka.
Kalau ia pertama kali turun pada 23 Oktober, nah, ia akan
mengguyur dengan teratur, usai ashar biasanya, lembut, berkawan,
dan adakalanya syahdu. Karena itu, banyak orang kawin pada bulan
Oktober. Delima, angsana, kemang, dan kecapi akan memucuk
bersama. Jamur tiong yang indah dan dapat dimakan akan subur.
Bunga bakung akan bersemi awal sampai sempat dua kali berbuah
sepanjang musim hujan itu. Akibatnya, burung punai akan makin
besar rombongan migrasinya. Gelap awan selatan dibuatnya.
Tengah hari yang panas akan diusir awan kelabu yang dikirim
angin dari barat. Satu masa ajaib yang singkat, meruap. Semua orang
mendadak riang tanpa dapat dijelaskan mengapa. Sambil bersenda
gurau, perempuan-perempuan Melayu mengangkat jemuran pakaian
yang hampir kering, lalu memekik rara riri, krat krut krat krut
memanggil pulang ayam dan entok-entoknya. Lelakinya
tergopoh-gopoh meneduhi sepeda dan jemuran batu baterai. Pada
momen emas itu, kami melompat dari rumah panggung menghambur
24 ke pekarangan masjid Al-Hikmah, bertengkar-tengkar kecil di bawah
menara masjid soal rencana asyik untuk hujan sore yang segera
tumpah. Guruh halus menggoda-goda.
Hujan akan berhenti tak sampai matahari terbenam. Kami
beramai-ramai berlari ke tali air. Di bantaran danau. Kami duduk
saling berpeluk pundak, memandangi anak-anak belibis berenang
berbaris-baris dan lingkar terang pelangi. Saban sore, selama musim
hujan, seseorang memindahkan surga dari langit ke kampung kami.
Lalu, langit dikuasai berkawan-kawan burung punai dan kami
bertengkar lagi menentukan raja burung punai yang memimpin
kafilahnya, beribu-ribu jumlahnya. Skuadron berwarna hijau melesat
di atas danau tali air. Mereka tak peduli pada kami, bahkan tak peduli
pada kecantikan mereka sendiri, yang selalu kami kagumi sejak kami
diizinkan orangtua bermain di pinggir danau itu. Yang ada di dalam
kepala mereka hanya hamparan bakung yang ranum nun di hulu
sungai dan beradu cepat dengan kawanan lainnya agar tak kehabisan
buah bakung. Punai-punai itu menyihir kami sampai mulut-mulut kecil kami
ternganga. Mereka bak lukisan yang beterbangan di angkasa. Sang
raja punai terbang paling muka. Jika ia menukik sedikit saja, ribuan
punai di belakangnya serentak menukik. Jika ia berbelok, semuanya
berbelok. Sesekali ia bermanuver ke puncak pohon-pohon kenari
yang ada di pekarangan rumah di kampung, tapi sebentar saja, lalu
sang raja mengepakkan sayapnya, dan terangkatlah ke udara
permadani hijau itu. Hebat sekali raja punai itu.
Dialah raja diraja di angkasa raya.
Awal Februari, secara misterius hujan beranjak ke malam. Ia
mengunjungi kampung saban malam dan baru benar-benar lenyap
pada akhir Maret. Sebuah musim hujan yang sempurna telah sirna. Ia
26 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
memohon diri lewat rintik-rintik lembut di ujung musim, lalu
25 bersama kawannya sang guruh yang gagah perkasa itu, mereka pergi,
tak tahu ke mana. Demikian teoriku tentang hujan pertama pada 23 Oktober. Teori
yang konyol tentu saja sehingga tak pernah kukisahkan pada siapa
pun. Ia telah menjadi rahasiaku yang terpendam lama.
Lambat laun, teori itu berubah menjadi semacam godaan. Aku
sering meyakinkan diriku sendiri untuk memercayai sesuatu yang
dibangun di atas logika yang aneh. Aku, alam, dan hujan pertama,
telah membentuk semacam persengkokolan, yang begitu ganjil
sehingga di dunia ini, hanya aku yang boleh tahu. Aku malah sering
merahasiakannya, dari diriku sendiri.
Namun, bukankah adakalanya, menyerahkan diri pada godaan
dan memelihara rahasia, menjadi bagian dari indahnya menjalani
hidup ini" 26 Mozaik 6 Tanjong Pandan HARUSNYA sejak kemarin Syalimah menyiapkan keberangkatan Enong ke Tanjong Pandan, tapi ia tak sanggup. Jika
melihat tas yang akan dibawa putrinya, air matanya berlinang.
Satu-satunya yang bisa ia lakukan hanyalah menguatkan hati
anaknya, dan itu tak mungkin ia lakukan jika ia sendiri tampak kalah
atas situasi yang menjepit mereka.
Maka, Syalimah selalu menyembunyikan kesedihannya.
Namun, pertahanan yang sesungguhnya rapuh itu runtuh hari ini
waktu ia melihat Enong menyimpan buku-buku sekolahnya di bawah
dipan, Enong menyimpan semua buku, kecuali Kamus Bahasa Inggris
Satu Miliar Kata hadiah dari ayahnya dulu.
Katanya, ia akan membawa kamus itu ke mana pun ia pergi.
Tangis Syalimah terhambur. Ia tersedu sedan dan memohon maaf
pada putri kecilnya itu. Sebelum berangkat, Enong mengatakan ingin berjumpa dengan
teman-temannya di tempat mereka biasa bermain di lapangan
sekolah. Dulu, setiap minta izin untuk bermain di sana, Enong selalu
gembira. Kali ini ia muram. Syalimah tahu, di lapangan itu Enong
akan mengucapkan perpisahan.
Di lapangan telah menunggu Nuri, Ilham, Nizam, dan Naila.
Merekalah sahabat terdekat Enong, sesama penggemar pelajaran
27 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
bahas Inggris. Ilham hanya diam. Enong dan Ilham saling menyukai
dengan cara yang tak dapat mereka jelaskan. Ketika akan berpisah,
27 keduanya merasakan kehilangan, juga dengan cara yang tak dapat
mereka jelaskan. Anak-anak itu bergandengan tangan dan menangis.
Padang Bulan Karya Andrea Hirata di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Suatu ketika nanti, kita akan berbicara bahasa Inggris lagi!"
kata Enong menghibur teman - temannya.
"Aku akan bekerja dulu di Tanjong Pandan. Kalau dapat uang,
nanti aku akan kursus bahasa Inggris," semangatnya meluap.
Mendengar itu, teman-temannya malah makin deras tangisnya.
Esoknya, pagi buta, kelima anak-beranak Syalimah bergegas ke
tepi kampung. Sang ibu menggendong si nomor tiga sambil
menjinjing tas putrinya yang akan merantau. Enong sendiri
menggendong si bungsu. Si nomor dua berlari-lari kecil di belakang.
Mereka melintas padang ilalang, meloncati parit-parit kecil galian
tambang, memotong jalan menuju jalur truk-truk timah yang akan
berangkat ke Pelabuhan Tanjong Pandan.
Sebuah truk disamarkan halimun di kejauhan lalu mendekat dan
berhenti. Enong naik ke baknya.
Tak ada ucapan selamat tinggal, hanya sedu sedan tangis. Truk
berlalu. Enong menatap ibu dan adikadiknya sambil berpegang erat
pada bak truk. Berulang kali ia menyeka air mata dengan jilbabnya.
Pukul 7 Senin pagi, puncak kesibukan di ibu kota kabupaten.
Truk berhenti di simpang lima tengah kota. Enong menyembul di
antara tong-tong timah. Dengan takjub bercampur gugup ia
menyaksikan kendaraan yang ramai lalu-lalang, lengking klakson
yang saling gertak, dan orang yang berduyun-duyun, tergesa menuju
pasar, sekolah, dan kantor-kantor. Baru kali ini melihat kota. Sopir
truk menurunkannya di pinggir jalan lepas simpang lima pusat kota.
Ia bertanya sana-sini di mana lokasi pabrik es. Tetangganya bekerja di
pabrik itu dan di bedeng karyawan pabrik itu ia akan tinggal.
28 Setelah menemui kawannya, hari itu juga Enong langsung hilir
mudik di pasar menawar-nawarkan diri untuk bekerja apa saja.
Namun, tak semudah sangkanya, juragan menyuruhnya pulang
dan kembali ke sekolah. Banyak yang mengusirnya dengan kasar.
Ketika ditanya ijazah, ia hanya bisa menjawab bahwa ia hampir tamat
SD. Ia pun ditampik untuk pekerjaan rumah tangga atau pabrik
karena tampak sangat kurus dan lemah.
Penolakan ini ia alami berkali-kali, selama berhari-hari. Pabrik
kerupuk, kelebihan karyawan. Pabrik cincau, kekurangan order
sehingga tak perlu karyawan.
Usaha parutan kelapa, menolaknya. Restoran mi rebus,
menolaknya. Warung mi rebus, apalagi.
Kantor Syah Bandar, menolaknya karena mereka memerlukan
sarjana. Kantor bupati---menjadi tenaga suruh-suruh---misalnya,
28 16. Misteri LukisanTengkorak SERI 4 OPAS ~ Wen Rui An m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
tukang seduh kopi atau membeli rokok bagi para ajudan
bupati---menolaknya, karena sudah ada sarjana yang melakukan
semua itu. Seminggu kemudian, Enong gembira melihat pengumuman
lowongan untuk seorang pelayan toko. Pelamar bisa datang esok
pagi, pukul 10. Muda, perempuan, belum kawin, dan menarik, begitu
bunyi taklimat yang tertempel di kaca jendela.
Pukul 8, bahkan sebelum toko itu buka, Enong sudah stand by di
bawah pohon kersen. Tak ada siapa-siapa, yang ada hanya seekor
anjing pasar yang kurap dan lanjut usia, yang bahkan tak punya
tenaga lagi untuk menyalak. Salakan salam sekalipun. Anjing itu
memandangi Enong penuh tanda tanya.
Menjelang pukul 10, pesaing Enong berdatangan. Mereka adalah
gadis -gadis muda berbadan padat dan berbibir penuh. Make up tebal
macam perempuan di televisi, potongan rambut masa kini, berbaju
bak orang kota. Merona-rona. Sementara Enong, pakaiannya seperti
29 orang mau mengaji khatam Quran. Jilbabnya lusuh. Ia bahkan tak
berbedak. Toko-toko, juragan menyuruh para
Gadis-gadis cantik dipanggil satu per satu.
pelamar berbaris. Enong berada di dalam barisan, tapi tak seorang pun
memanggilnya. Anjing kurap tadi masih saja memandanginya penuh
tanda tanya. Enong tak berkecil hati. Kejadian itu me
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
2917. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
mberinya pelajaran yang berharga. Bukannya sedih karena tak dipedulikan, ia malah senang
sebab lain waktu ia tahu apa yang harus dilakukan. Hari yang
ditunggu-tunggunya tiba. Sebuah toko kembali membuka lowongan.
Enong siap meluncurkan strateginya. Sebelum masuk ke dalam
barisan pelamar bersama gadis-gadis yang semlohai itu, ia
menyelinap ke gang sepi di samping toko. Ia membuka tasnya,
mengeluarkan beberapa helai baju dan memakainya berlapis-lapis.
Baju-baju itu sebagian baju ibunya yang kebesaran untuknya. Maksud
hatinya, calon majikan akan melihatnya lebih besar, kuat, dan padat
seperti perempuan lainnya, sehingga diterima bekerja.
Strateginya sukses, paling tidak ia disuruh masuk untuk
ditanyai ini-itu. Ia melangkah bersama seribu doa. Di depan calon
majikan ia berusaha menampilkan yang terbaik dari dirinya, dan yang
terbaik itu hanyalah seorang perempuan kecil yang tak pernah
mengenal kata berdandan, bibir pias tak pernah tersentuh gincu,
wajah pucat kurang makan, dan tampak aneh karena berbaju berlapis
-lapis. Sang majikan tersenyum senang, dan menolaknya.
Enong sadar bahwa ia tak tampak cukup untuk menjual tenaga
dan tak berwajah cukup menarik untuk menjadi penjaga toko. Ia
maklum pula bahwa ia tak punya selembar pun ijazah. Ia melamun,
seandainya ayahnya meninggal tidak bulan lalu, tapi empat bulan
setelahnya, setidaknya ia akan punya ijazah SD. Ia berkeliling kota,
terus mencari kerja, lalu ia merasa haus. Di pinggir jalan ia membeli es
air nira. Ketika membuka tasnya, ia mendapat satu pencerahan, yaitu
30 uang yang dibekali ibunya tinggal tujuh ratus lima puluh rupiah.
Pencerahan itu lalu mengarahkannya pada satu profesi yang agung:
tukang cuci pakaian. Sayang seribu sayang, tukang cuci dewasa ini telah berkembang
menjadi profesi yang dilematis.
Rumah tangga yang kaya memakai mesin cuci. Nyonya rumah
hanya perlu mencemplungkan cucian ke dalam sebuah alat yang
berdesing dengan lembut, lalu membiarkan alat itu melakukan tugas
ajaib sementara sang nyonya menonton televisi. Cukup satu episode
sinetron, semua beres. Orang miskin, yang harus mencuci pakaian kumal suami dan
enam anak, tak mampu menyewa tukang cuci
Uang yang tinggal tujuh ratus lima puluh rupiah itu ternyata tak
bertahan lama meski telah dihemat sekuat tenaga dan telah dikelola
melalui kebijakan moneter yang paling servatif sekalipun. Enong
malu menumpang makan pada kawannya yang bekerja di pabrik es.
Malam itu, Enong tak pulang. Malam itu, Enong tidur beralaskan
kardus di emper toko, di Jalan Sriwijaya, dekat kantor DPRD. Malam
itu, Enong mulai menggelandang.
Hari-hari berikutnya Enong mulai terlunta-lunta, namun ia
berpantang meminta-minta. Ia makan dengan mengais-ngais sisa
1 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
makanan di pasar. Suatu malam, di emper toko itu, ia terbangun,
dibukanya Kamus Bahasa Inggris Satu Miliar kata itu, dibacanya lagi
pesan ayahnya: Kejarlah cita-citamu, jangan menyerah, semoga sukses.
Tertanda, Ayahmu 31 Semangat Enong kembali meletup. Ia kembali mencari kerja.
Pada juragan pabrik sandal cunghai ia mengatakan bersedia bekerja
apa saja, tak digaji boleh saja, asal diberi makan.
"Makan dua kali saja sehari, tak apa-apa, Pak," kata perempuan
kecil drop out kelas 6 SD itu dengan lugu. Ia malah kena hardik.
"Pulang sana! Kalau sudah besar, datang lagi!"
Padahal, Enong sudah memakai baju empat lapis. Enong
berpamitan dengan santun dan pergi dengan perut lapar. Pada
juragan pabrik tali, ia membanting harga habis -habisan.
"Tak perlu digaji, tapi diberi makan, sekali sehari, tak apa-apa."
Namun, tubuhnya memang tak tampak seperti orang yang sanggup
untuk bekerja. Ia ditolak lagi.
Enong tak patah semangat. Ia telah ditolak oleh puluhan
juragan. Strategi baju berlapis-lapis rupanya tak mampu
mengesankan siapa pun. Siang itu Enong melihat toko kelontong yang tampak seperti
akan bangkrut. Bangunan toko itu dari kayu, kuno dan reyot.
Dagangannya adalah keperluan sembahyang orang Konghucu, yaitu
beruparupa lilin dan dupa.
Seorang Tionghoa tua termangu di depan toko itu sambil
menghadapi papan catur. Ia seperti sedang menunggu lawan yang
tangguh untuk duduk di bangku kosong di depannya, namun lawan
itu tak kunjung datang. Tak seorang pun berani menghadapinya.
"Maaf, Anak Muda, aku ingin sekali membantu, tapi toko ini
mau gulung tikar." Enong pamit dan beranjak. Bapak tua itu
menyodorkan tangannya. "Ambillah ini, sedikit uang, untuk ongkos pulang ke kampung.
Enong berusaha menolak. Orang itu memaksa. Enong
memandangi toko yang kuyu dan bapak tua Tionghoa yang tulus itu.
32 Sudah berhari-hari ia terlunta-lunta. Tak ada pilihan selain pulang
dan mencari pekerjaan di kampung.
"Terima kasih, Ba, suatu hari nanti kita akan berjumpa lagi.
Akan kukembalikan uang ini."
Langit menyaksikan semua itu.
33 Mozaik 7 2 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Detektif M. Nur DI PASAR, orang-orang mengerumuni seorang pemburu yang
tampak sangat bangga pada seekor burung punai di dalam kandang
rotan, di boncengan sepedanya. Orang-orang yang merubungnya
kelihatan takjub. Memiliki burung punai adalah hal yang sangat biasa bagi kami,
jika musim hujan dan bakung berbuah, berburu punai telah menjadi
tradisi. Berpuluh ekor punai bisa ditangkap melalui umpan seekor
burung punai lain yang disebut pekatik. Hidangan burung punai
merupakan menu musim hujan yang selalu dinantikan.
Hanya melalui pekatik, punai bisa ditangkap. Sebuah cara
berburu yang unik dan mengasyikkan.
Pekatik yang terlatih ditenggerkan di dahan dan
dimain-mainkan melalui tali oleh pemburu yang bersembunyi di
bawah pohon. Kawanan punai yang terbang di udara akan tergoda
pada pekatik yang mengepak-ngepak, lalu menghampirinya, dan
terjebaklah mereka pada getah lengket yang dipasang pemburu di
sekitar pekatik. Mengapa punai di dalam kandang itu membuat
orang-orang berdecak kagum" Rupanya ia adalah salah satu dari raja
punai. Sang pemburu dianggap sangat hebat sekaligus beruntung
berhasil menangkapnya. Jika sang raja dijadikan pekatik, ia mampu
menarik kawanan besar yang berjumlah ribuan punai.
Kulihat punai itu. Tubuhnya lebih besar dari punai biasa.
Matanya hitam dan tajam. Paruhnya seperti mata panah. Bulunya
hijau berkilat-kilat. Kakinya seperti kaki rajawali. Kuku-kukunya
34 laksana besi. Ia gagah, menantang, dan tak takut. Burung itu memang
berkarisma seorang raja. Kerumunan orang-orang itu teralihkan oleh omelan Moi Kiun di
kios cincau. Ia merepet jengkel pada suaminya, Lim Phok.
Soal kedua orang tua itu yang sudah tua itu selalu berselisih,
bukan berita baru. Mereka beradu mulut soal segala rupa, mulai soal
anak sampai soal sandal tertukar. Pertengkaran kali ini gara-gara gigi
palsu. Alkisah, gigi palsu itu hilang secara misterius dari dalam mulut
Lim Phok ketika ia sedang tidur.
Keributan meletup lantaran secara sembrono Lim Phok
menuduh istrinya sendiri, Moi Kiun, yang telah mencuri gigi palsu itu
dari mulutnya, sebagai bagian dari perbuatan istrinya yang
bertahun-tahun selalu menyabotasenya.
"Bhaghaimanha ghighi phalhu bhiha hilhang dhari mhulhut
nghai, haiyaa," gerutu Lim Phok di mana-mana. Suaranya aneh.
Mulut tanpa pagar rupanya membuat huru berhamburan dan
huruf s agak susah dikendalikan.
Moi Kiun tak terima, namun sulit membela diri. Tak ada orang,
kejadian, dan tempat lain yang dapat dijadikan alibi. Didamaikan oleh
ketua RT, Lim Phok tak sudi. Ia ngotot, katanya istrinya mencongkel
3 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
gigi palsunya ketika ia sedang terlelap. Menurutnya, istrinya sengaja
menambahkan sesuatu pada makanannya sehingga ia tidur seperti
orang mati. Moi Kiun, katanya, telah melakukan kejahatan yang
termasuk terencana. Maka, hukumannya harus berat. Alasan
kejahatan itu tak lain istrinya jengkel karena ia sering main catur di
warung kopi sampai lewat tengah malam dan pulang dalam keadaan
setengah mabuk. Betapa Lim Phok dongkol. Ia sangat sayang pada lima bilang
gigi palsu itu. Ia telah berganti-ganti gigi palsu belasan kali, tapi tak
35 ada yang cocok. Hanya gigi palsu ciptaan tukang gigi ternama dari
Manggar---A Phan---itu saja yang pas dan tak membuat gerahamnya
sakit. Saking pasnya, bahkan ketika tidur tak dilepasnya. Gigi-gigi
palsu itu telah melekat seperti gigi asli. Ia makin merana karena A
Phan telah meninggal kena setrum tempo hari sehingga tak bisa
membuat duplikat gigi palsunya.
Karena tak tahan menjadi tertuduh, dalam keadaan frustrasi dan
tersinggung berat, Moi Kiun bertanya sana-sini, siapa gerangan yang
dapat membantunya menyelesaikan urusan yang runyam ini. A
Nyim, nyonya cerewet tukang mi rebus, memberi tahunya bahwa ia
kenal seorang Melayu yang pernah membantunya waktu sepedanya
hilang. Orang Melayu itu, dengan sukses berhasil menemukan
sepedanya yang ternyata telah digadaikan anaknya sendiri di Kelapa
Kampit. Ia, kata A Nyim berapi-api, bahkan bisa mencari suami yang
hilang. M. Nur, begitulah nama orang Melayu itu.
Mari kuceritakan sedikit soal Ichsanul Maimun bin Nurdin
Mustamin padamu, kawan. Ia seumur denganku dan adalah
tetanggaku. Badannya kecil. Maka, bolehlah ia disebut kontet.
Kulitnya gelap, rambutnya keriting kecil-kecil. Alisnya hanya satu
setengah. Maksudnya, setengah alis mata kirinya tak ada sebab
terbakar ketika ia meniup karbit yang menyala di dalam meriam
bambu. Sisa alis itu hanya berupa bulu yang remang-remang. Kurasa
Padang Bulan Karya Andrea Hirata di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
semua itu akibat kualat pada guru ngaji di masjid.
Namun, alis satunya, lebat sekali. Rahangnya seperti manusia
Neanderthal. Matanya, sudah mata manusia modern meski agak
juling. Namun, mata itu seperti mata anak kecil, jenaka sekali dan
selalu berbinar. Waktu kelas tiga SD ia tidak naik kelas karena pernah terjatuh
dari pohon nangka. Kalau kami naik pohon, ia memang suka
36 sesumbar paling berani naik ke dahan tertinggi. Tubuhnya berdebam
ke tanah seperti nangka disambar petir.
Karena ia tak bisa sekolah beberapa lama, setelah sembuh, ia
sekolah lagi. Tapi, ia menjadi pelupa dan sering mendengus-dengus
seperti kambing bersin: nges, nges. Mata pelajaran berhitung harus
diulang lagi seperti ia baru masuk kelas satu. Merah di rapornya yang
4 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
biasanya tiga, menjadi lima. Alhasil, tiga tahun berturut-turut ia tak
naik kelas. Ia bosan, guru-gurunya bosan, orangtuanya bosan, menteri
pendidikan bosan, ia berhenti sekolah.
Yang kutahu selanjutnya, sepulangku dari pengembaraan di
negeri-negeri antah-berantah, ia telah menjelma menjadi M. Nur,
seorang detektif swasta. Pembawaannya yang ramah dan humoris,
membuatnya amat popular. Ia pun melakukan penyelidikan atas
kasus rumit yang menimpa Moi Kiun.
Namun, penyelidikan Detektif M. Nur menghadapi jalan buntu.
Bagaimana gigi palsu secara misterius tahu-tahu raib dari dalam
mulut seseorang memang bukan perkara remeh.
Keadaan bertambah rumit lantaran A Nyim yang bawel itu
merepet sana sini. Seisi pasar tahu kejadian itu dan makin senang
menggunjingnya. Detektif M. Nur bekerja di bawah tekanan dan
merasa bertanggung jawab moral pada kliennya, Moi Kiun, yang kian
terpojok sampai tak berani ke pasar.
Jika Detektif M. Nur masuk ke warung kopi, semua orang
bertanya, dengan nada mengejek, soal kemajuan penyelidikannya,
lalu mereka terbahak-bahak. Namun, tak dinyana, dari tawa itulah
justru Detektif mendapat inspirasi yang akan memecahkan kasus
supersulit itu. Esoknya Detektif mendatangi seorang pemburu pelanduk dan
meminta anjingnya menciumi seperangkat gigi palsu yang ia pinjam
dari tukang gigi. Anjing pemburu pelanduk sangat hebat dalam
37 mencium jejak. Aku bingung. Kutanyakan padanya, apa yang ia
lakukan" Pakai anjing segala"
"Tengok saja nanti, Boi, nges, nges."
Dua hari ia melatih anjing itu untuk mengenali gigi palsu.
Tindakannya semakin menambah ledekan untuknya di warung-warung kopi. Lalu, Detektif membawa anjing itu ke warung kopi tempat
terakhir Lim Phok berada sebelum gigi palsunya raib. Dituntunnya
anjing itu ke parit di belakang warung. Anjing itu mendengus
-dengus. Ekornya mengibas-ngibas penuh semangat. Orang-orang di
warung kopi terpingkal-pingkal melihat tingkah Detektif dan anjing
itu. Sungguh besar pertaruhan Detektif. Apalagi ada Moi Kiun dan
A Nyim di situ. Jika gigi palsu itu tak ditemukan, Detektif M. Nur dan
Moi Kiun pasti jadi bahan tertawaan. Orang Melayu gemar benar
menertawakan orang. Namun, tak lama kemudian anjing itu
menyalak-nyalak. Ia mengitari sesuatu dan memungutnya dengan
mulutnya. Detektif terkekeh. Ia bersuit. Anjing itu berlari kecil ke
5 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
arahnya dan memuntahkan sebuah benda berwarna pink di
depannya: gigi palsu Lim Phok.
Semau orang terpana. Lim Phok mengucek-ngucek matanya, tak
percaya melihat gigi palsunya terbaring di tanah. Ia tampak ingin
sekali memungutnya, namun tampak pula jijik.
A Nyim memarahi Lim Phok karena sembarang tuduh pada istri
sendiri. Sebaliknya, Moi Kiun girang tak terbilang. Giliran ia menohok
suaminya dengan mengatakan gigi palsunya yang terhormat, yang
disayanginya lebih dari menyayangi istri, telah masuk ke dalam
mulut anjing. "Ni, rasakan itu! Mulut anjing kampung lagi!" letupnya
berkali-kali sambil tertawa riang. Menyaksikan semua itu, mulutku
38 ternganga. Bagaimana Detektif M. Nur bisa melakukan semua itu"
Bagaimana ia sampai pada pemikiran untuk mencari gigi palsu itu di
comberan dengan menggunakan anjing pencium jejak pelanduk"
Sungguh ia seorang detektif swasta yang berbakat!
Detektif M. Nur menghempaskan tubuhnya di atas bangku.
Kutanyakan semua keherananku padanya. Ia tak menjawab, namun
menjentikkan jarinya pada seorang gadis pelayan. Kutatap ia dan ia
menikmati kekagumanku padanya. Gadis tadi telah hafal
pesanannya, secangkir kopi, sedikit gula, dua butir cengkeh. Kopi
sempurna untuk sore yang sangat mengesankan itu.
"Nges, nges!" 39 Mozaik 8 Sungai BULAN Oktober tahun ini, dadaku tak hanya berdebar untuk
tanggal 23 menunggu hujan pertama, tapi juga untuk ayahku. Tak
pernah terbayangkan aku akan berada dalam situasi ini: memusuhi
ayahku sendiri. Genap sebulan kutinggalkan rumah. Kecewa pada ayah.
Alasannya sungguh absurd: cinta. Aku menumpang di rumah
Mapangi, orang bersarung kawan lamaku. Sering sepupu-sepupuku
datang diutus Ayah untuk membujukku pulang, aku bergeming.
Semuanya akan sempurna andai Ayah mau menerima A Ling.
Sekarang, saban hari aku menunggu Mualim Syahbana melayarkan
perahunya. Akan kubawa lari saja perempuan Tionghoa itu.
Kubawa lari ke Jakarta. Meski itu berarti terang-terangan,
seterang matahari di atas ubun-ubun, bahwa aku melawan ayahku.
Sungguh menyedihkan keadaan ini. Aku telah mengalami
banyak peristiwa yang buruk, namun permusuhan dengan Ayah
adalah hal terburuk yang pernah terjadi padaku. Tak pernah, tak
pernah meski hanya sekali sebelumnya, aku menentang Ayah. Aku
telah dibesarkan dengan cara bahwa memusuhi orangtua adalah
6 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
sesuatu yang tak mungkin terjadi. Apa yang kulakukan sekarang,
seumpama burung ronggong ingin melawan angin. Dua hal yang
diciptakan untuk tidak saling bertentangan.
Malam-malam yang senyap di perahu, sering aku kesulitan
tidur. Wajah Ayah terbayang-bayang.
40 Sering kudengar kabar, kerap kubaca kisah-kisah yang disebut
sebagai menggiriskan yang dapat orang lakukan karena cinta,
ditinggalkan keluarga bahkan sampai meninggalkan keyakinan.
Rasanya tak percaya, aku mendapati diriku sekarang menjadi bagian
dari cerita-cerita yang disebut sebagai menggiriskan itu.
Lalu, sisa malam kulewatkan dengan melamun. Sebuah
lamunan yang menyesakkan karena di dalamnya berkecamuk
kekecewaan pada Ayah dan harapan agar Mualim Syahbana segera
berlayar, agar segera dapat kutinggalkan Ayah dan kampung yang
tak lagi indah bagiku ini. Kampung yang hanya memberiku
kisah-kisah yang sedih ini. Jakarta, Jakarta berdua dengan A Ling, di
sanalah masa depanku. Usai dilanda kemarahan dan harapan sengit yang melelahkan
itu, waktu merayap ke dini hari, pukul dua pagi, kupandangi
Jembatan Linggang dari haluan perahu, dan aku rindu pada ayahku,
rindu sekali. Di dalam kepalaku lalu muncul gambar-gambar yang lama:
gambar Ayah memetikkanku jambu mawar dari puncak yang paling
tinggi; gambar Ayah mengajariku membuat perahu dari pelepah
sagu; gambar Ayah memboncengku naik sepeda ke pasar malam;
gambar Ayah membuka tas sekolahku, lalu menyerut pensil-pensilku
dan menyampuli buku-bukuku; gambar Ayah mengikat tali sepatuku
kalau aku akan berangkat sekolah; gambar Ayah mengambil raporku
dengan bajunya yang terbaik. Semua yang kutahu tentang kasih
sayang, ketulusan, pengorbanan, dan kebaikan, semuanya, berasal
dari ayahku. Ayah yang tak pernah sekalipun menaikkan kata-katanya
padaku. Ayah juara satu seluruh dunia. Kini ia harus kutentang.
Keadaan ini benar-benar menghancurkan hatiku.
Berulang kali kusesali mengapa Ayah musti berada di tengah
pilihan yang runyam ini. Mengapa ia yang tak pernah mengatakan
41 tidak padaku, mengatakan tidak untuk sesuatu yang paling
kuinginkan. Sungguh jiwaku tak kuat jika harus memusuhi ayahku sendiri,
namun kemungkinan lain yang tak dapat kutanggungkan adalah jika
harus kehilangan perempuan Tionghoa itu. Ia bak sendi pada
buku-buku jemariku. Ia bak arus dalam sungaiku. Aku tak sanggup,
tak sanggup. 7 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
42 Mozaik 9 Perempuan Pendulang KEMBALI dari Tanjong Pandan, Enong mendapati keadaan di
rumahnya amat memilukan. Yang paling ia takutkan terjadi, ibunya
harus mengeluarkan adik-adiknya dari sekolah karena tak mampu
membayar iuran. Enong semakin kalut karena, jangankan di kampung, di Tanjong
Pandan yang banyak lowongan saja, ia tak mampu mendapat
pekerjaan. Semangatnya menggebu. Ia siap menerima semua
tanggung jawab. Ia rela berkorban apa saja demi ibu dan
adik-adiknya, tapi semua jalan buntu. Sore itu, ia mengambil sepeda
dan mengayuhnya keluar kampung untuk melarikan pesanannya
yang risau. Diselusurinya padang dan bukit-bukit pasir. Lalu, ia melamun
di pinggir danau. Ia hampir sampai pada tahap putus asa. Ia tak tahu
apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan keluarganya.
Nalurinya sebagai anak tertua makin membuatnya tersiksa.
Ia membasuh wajahnya yang berlinang air mata. Di
pandanginya tubuhnya yang berpendar di atas permukaan air yang
bisu. Ditatapnya lekat-lekat matanya yang basah. Kemilau kuarsa di
dasar danau membuatnya terpesona dan satu ide yang ajaib
menamparnya. Ia mengangkat wajahnya, lalu bangkit dan terpaku. Ia
berlari menuju sepedanya dan pontang-panting pulang. Sampai di
rumah, ia mengambil pacul dan dulang milik ayahnya dulu, lalu
segera kembali ke danau. Ia menyingsingkan lengan baju, turun ke
bantaran dan mulai menggali lumpur. Ia terus menggali dan
43 menggali. Ia berkecipak seperti orang kesurupan. Keringatnya
bercucuran, tubuhnya berlumpur lumpur. Ia mengumpulkan
galiannya ke dalam dulang, mengisinya dengan air, dan
mengayakngayaknya. Sore itu, pendulang timah perempuan pertama di dunia ini,
telah lahir. Pekerjaan mendulang timah amat kasar. Berlipat-lipat lebih
kasar dari memarut kelapa, menyiangi kepiting, kerja di pabrik es,
tukang cuci, atau sekadar menjaga toko.
Pendulang timah dipanggil kuli mentah, artinya kuli yang
paling kuli. Jabatan di bawah mereka hanya kuda beban dan sapi
pembajak. Pendulang berendam seharian di dalam air setinggi pinggang
dan ditikam langsung tajamnya sinar matahari. Berkubik tanah basah
bercampur batu dan kaolin sehingga sangat berat, harus dimuat ke
dalam dulang, yang juga beratnya tak kepalang. Sendi pinggang yang
tak kuat dapat bergeser. Pendulang timah tradisional selalu pensiun dini seperti direkrut
8 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
BUMN. Bukan karena mereka telah kebanyakan duit, bosan rapat,
atau ditalak pemerintah, melainkan karena tubuh mereka soak
sebelum tua. Radang sendi, wabah kaki gajah, penyakit kulit yang
aneh karena virus lumpur, paru-paru yang hancur karena selalu
menahan dingin dengan terus-menerus merokok, dan lantaran
miskin, rokok yang dibeli adalah rokok murah sekali yang tak keruan
asal-muasalnya, lalu dirampas arus, ditimpa longsor, diisap pasir
hidup, adalah bentuk-bentuk tragis dari berakhirnya karier mereka
yang singkat dan agung. Namun, putri kecil Syalimah itu gembira bukan main mendapat
pekerjaan yang baru sebagai pendulang timah karena pekerjaan itu
tak mengharuskannya memoles gincu, berbedak, berdandan, dan tak
44 perlu membuatnya berbaju berlapis-lapis, dan terutama, karena ia
memang tak punya pilihan lain.
Usai salat subuh, ia melilit jilbabnya kuat-kuat, mengemasi
pacul, dulang, dan sepeda, mencium tangan ibunya, menggendong
adik-adiknya sebentar, lalu meluncur dengan sukacita sambil
menyiulkan lagu-lagu kebangsaan menuju bantaran danau. Kadang
kala ia menyiulkan lagu anak-anak berbahasa Inggris yang dulu
pernah diajarkan Bu Nizam padanya: if you're happy and you know it,
clap your hands. Ia adalah pendulang perempuan pertama dalam sejarah
penambangan timah. Usianya tak lebih dari 14 tahun.
45 Mozaik 10 Ulang Tahun BARANGKALI karena orang Melayu seperti kami tak pernah
merayakan ulang tahun, dan tak pernah peduli akan hari kelahiran,
sebaliknya bagi orang Tionghoa hal itu amat penting---maka waktu
masih kecil, aku sering heran mendengar A Ling berbicara tentang
hari ulang tahunnya yang kian dekat, dan betapa ia gembira. Waktu
itu aku baru kelas 3 SD, baru kenal dengannya.
Kutanyakan pada teman-teman sekelasku di sekolah Laskar
Pelangi itu, kebanyakan tak paham soal ulang tahun. Mahar
menggeleng. Kucai, ketua kelas kami yang sok pintar, menerangkan
bahwa ulang tahun adalah acara sunatan bagi orang bukan Islam.
Aku tak percaya. Sahara tak tahu dan tak mau tahu. Lintang tak
berminat pada pertanyaan bodoh semacam itu. Ia terlalu asyik
dengan geometri jurusan tiga angkanya. Perkara ulang tahun adalah
gelap bagi anak-anak Melayu melarat yang udik di kampung paling
Padang Bulan Karya Andrea Hirata di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
timur, di pulau terpencil Belitong ini.
Karena mulutku cerewet, Syahdan menjelaskan---sambil
malas-malasan---bahwa ulang tahun adalah acara untuk
memperingati arwah seorang pencipta lagu. Arwah gentayangan
9 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
itu---katanya acuh tak acuh---baru bisa disuruh pulang ke alam baka
setelah diberi kue yang di atasnya dipasangi lilin merah dan lagi
ciptaannya dinyanyikan bersama-sama. Borek, yang berotot dan
selalu ngotot---meskipun selalu salah---langsung mendebat Syahdan.
Katanya, ulang tahun justru acara untuk menghormati arwah
pencipta kue bertingkat-tingkat dan lilin merah bernomor itu.
Syahdan tersinggung. 46 "Dari mana kau dapat kabar bohong itu!?"
Borek tergagap-gagap, karena tadi
mengarang-ngarang, namun ia tak mau kalah.
jelas ia hanya Ia mencoba memojokkan Syahdan.
"Kalau begitu, mengapa hanya orang Tionghoa yang merayakan
ulang tahun, kita tidak"!"
Syahdan bangkit. "Sebab pencipta lagu itu berasal dari Taiwan!"
"Na! itu baru bohong. Dia bukan orang Taiwan, dia adalah
orang Madagaskar! Kalau kau mau tahu!"
Mengapa tahu-tahu---tak ada ombak tak ada angin---Madagaskar" Aku tak tahu. Kutaksir Borek pun begitu.
Hanya mulut dan pikirannya yang tahu. Ia sendiri tak tahu. Borek
semakin ngelunjak gara-gara merah di rapornya dari 4 telah turun
menjadi 3. Ia tertolong pelajaran PKK. Lalu, dengan serius ia
mengingatkan bahwa kue itu tidak cocok bagi perut orang kampung
macam kami. "Bisa mencret-mencret, Boi. Itulah kenyataan sebenarnya
tentang ulang tahun!"
Syahdan dan borek lalu bertengkar sengit soal kesahihan
asal-muasal arwah gentayangan ulang tahun. Pertengkaran itu
menjalar-jalar soal jin jahat, jin baik, dan jin insyaf. Untung ada
Trapani. Berkatalah si tampan Trapani, bahwa ulang tahun tak ada
sangkut pautnya dengan hantu, tapi justru dengan pangkat orangtua.
Menurutnya, ulang tahun hanya diperbolehkan bagi anak-anak orang
kaya yang tinggal di kompleks elite Gedong milik para petinggi
maskapai timah. Atau, boleh saja dirayakan anak-anak karyawan
timah di luar gedong, dengan syarat pangkat bapaknya minimal 2D
10 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
semistaf. Bahkan, sambungnya dengan serius, seorang anak yang
47 sangat kaya di Gedong berhak merayakan ulang tahun 2 kali dalam
setahun. Ia pun mengingatkan, jika anak-anak orang miskin
beraniberani melakukan ulang tahun, mereka akan ditangkapi polisi.
Lalu, Trapani yang rupawan tersenyum simpul. Katanya, ia telah
menghitung-hitung, andai kata tak ada aral melintang pada karier
bapaknya sebagai operator telepon analog di maskapai, Insya Allah,
12 tahun lagi ia berhak merayakan ulang tahun.
Mendengar itu, aku gemetar, Borek membanting bukunya,
Syahdan pucat. Karena walaupun sampai pensiun, lalu bekerja lagi
dari mula di maskapai timah, dan pensiun lagi, begitu terus sebanyak
4 kali, ayahku---selaku kuli mentah tukang cedok timah---takkan
pernah mencapai pangkat 2D. adapun Ayah Borek---seorang pejabat
teras penjaga pintu air---bahkan tak pernah diberi pangkat oleh
maskapai. Namun, Syahdanlah yang paling sial di antara kami, sebab
ayahnya tidak bekerja di maskapai. Ayahnya hanya seorang nelayan
yang kadang-kadang nyambi menjadi asisten juru dempul perahu.
Belakangan, melalui tukang azan di masjid Al-Hikmah, aku
mendapat ilmu bahwa orang Melayu kampung hanya merayakan hari
kelahiran Nabi Muhammad, itulah yang disebut Maulid Nabi, dan
darinya pula aku tahu bahwa pada hari ulang tahun orang memberi
hadiah. Maka, biarlah aku takkan pernah punya hak untuk merayakan
ulang tahun, tapi aku ingin memberi A Ling hadiah ulang tahun.
Sebuah hadiah yang paling mengesankan, yaitu layang-layang
buatanku sendiri, lengkap dengan segulung benang gelas untuk
beradu. Bahwa anak perempuan tak pernah main layang-layang, aku
tak terpikir sampai ke sana.
Layang-layang ikan bulan dari kertas kajang itu sangat indah.
Bisa berdengung pula karena dari sayap kiri ke sayap kanannya telah
kupasang pita kaset dari album Rhoma Irama: Hak Asasi, yang
48 kasetnya telah rusak lantaran terlalu sering diputar abangku.
Kupasang pula ekor bersurai-surai dari sisa kertas minyak dekorasi
perkawinan kakak sepupuku. Lalu, inilah inti yang sebenarnya, dekat
terajunya kutulis namaku: Ikal.
Waktu memberikan hadiah itu, dadaku bergemuruh, karena
itulah pengalamanku paling dekat dengan sesuatu yang bernama
ulang tahun. Aku ragu, malu, dan merasa berdosa---teringat akan
cerita tukang azan di masjid itu---sekaligus gembira dengan cara yang
tak dapat kujelaskan. Maka, kupejamkan mata dan kuserahkan layangan ikan bulan
bersurai-surai itu padanya. Sebuah penyerah diri bulat-bulat pada
godaan yang menyenangkan. A Ling menerimanya sambil
tersenyum. Senyum yang menggelembung-gelembung seperti busa sabun
11 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
ditiup lewat pelepah papaya. Aku tak tahu makna senyum itu, yang
kutahu, senyum itu membuat badanku panas dingin. Oh, ulang
tahun, ternyata sangat menakjubkan!
Setelah itu, aku berjanji pada diriku sendiri untuk selalu
memberi A Ling hadiah ulang tahun karena aku ingin lagi melihat
senyum gelembung busa sabun itu. Perkara pangkat semistaf dan
Maulid Nabi, itu perkara lain.
Pada ulang tahun berikutnya, berarti waktu aku kelas 4,
kupersembahkan padanya seuntai tasbih dari biji-biji buah berang
berjumlah 33, sejumlah puji syukur umat Islam atas keagungan Allah,
yang selalu dirapalkan usai salat. Sampai jauh malam aku memilin
akar benar dan biji-biji berang itu.
Seperti layangan dulu, tak sampai ke kenyataan bahwa A Ling
adalah umat Konghucu. Aku hanya senang membayangkan prakarya
itu pasti elok tampaknya jika dipakai A Ling sebagai kalung. Aku
masih terlalu na?f untuk mengerti implikasi angka 33 itu.
49 Aku senang A Ling selalu memakai kalung tasbih dariku. Ia
pasti tak paham pula makna angka 33. Tapi, tak pernah kulihat
layangan ikan bulan bersurai-surai mengudara.
Dewasa ini, mungkin karena terlalu banyak menonton televisi
atau mendengar lagu Barat, orang Melayu pun mulai merayakan
ulang tahun. Meriah, anak-anak kecil saling mengirim kartu
undangan yang juga kecil-kecil. Huruf-huruf di dalam kartu itu
mungil dan kalimat mengundangnya lucu. Keponakanku menulis
untuk kawannya: kalau kau tak datang, aku akan menangis. Ulang
tahun tak lagi misterius seperti kami masih SD dulu.
Kemarin aku mengunjungi A Ling. Ia sedang menggoda-goda
sepasang kenari yang ditenggerkan pamannya di dahan rendah
pohon kecapi di pekarangan rumahnya. Sore yang indah itu kami
lalui dengan percakapan soal betapa ia jatuh hati pada kenari itu.
Katanya, diam-diam sejak kecil, sebenarnya ia selalu terpesona pada
kecantikan burung. Ia berkisah, minggu lalu ia hampir pingsan
lantaran takjub melihat belasan ekor burung punai tersasar dan
hinggap di dalam kecapi itu.
"Empat ekor! Aku terpaku, tak dapat bergerak!" matanya yang
kecil terbelalak. "Dekat sekali denganku! Itulah pertama kali kulihat burung
punai dekat! Burung yang sangat megah, indah sekali!"
kejadian itu sampai terbawa-bawa ke dalam mimpinya. Setelah
itu, saban sore ia berharap satu dua ekor dari belasan kawanan punai
yang melintas kampung kami tersasar lagi ke pohon kecapinya.
Katanya, ia telah menjadi rindu pada bidadari-bidadari hijau itu.
Punai, memang burung yang penuh pesona. Tak heran A Ling tak
dapat melupakannya. Yang dapat mengalihkannya dari soal punai
hanya ulang tahunnya yang kian dekat.
50 12 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Aku merasa senang setiap kali mendengarnya bicara soal ulang
tahun. Bagiku, seseorang yang menunggu hari ulang tahun tak
ubahnya ia menempatkan diri pada suatu titik waktu di depannya,
dan ia berdiri di sana menunggu waktu menyusulnya, dan semua itu,
burung punai itu, ulang tahun itu, telah memberiku sebuah inspirasi.
51 Mozaik 11 Pasir Yang Pandai Menipu DENGAN jemari halusnya, Enong belajar menggenggam
gagang pacul. Ditariknya napas dalam-dalam, digigitnya kuat-kuat
ujung jilbabnya, untuk mengumpulkan segenap tenaga kecilnya.
Diangkatnya pacul yang besar, lalu dihantamkan ke tanah yang liat.
Lumpur pekat terhambur ke wajahnya. Begitu berulangulang,
seharian, sampai melepuh tangannya. Ia mendulang timah sampai
terbungkuk-bungkuk. Kadang ia limbung karena tak kuat menahan
berat dulang. Namun, mirisnya nasib, sejak pagi ia berkubang, setiap kali pasir
menepi di bibir dulangnya, yang tampak hanya kerikil, bulir-bulir
kuarsa, zirkon, dan ilmenit yang tak bernilai, tak sebijipun timah
mengendap. Demikian hari demi hari pasir menipunya. Seperti
Tanjong Pandan, bantaran danau itu, pelan namun pasti mulai
menghianatinya. Sebaliknya, seorang perempuan mendulang timah merupakan
hal yang tak mudah diterima di kampung. Mendulang adalah
keniscayaan lelaki, bahkan timah itu sendiri adalah seorang lelaki.
Cangkul dan ladang tambang juga lelaki.
Enong menjadi bahan gunjingan yang berakhir menjadi
olok-olok, lantaran tak kunjungmendapat timah. Namun, meski
dihina, ia tak mau berhenti karena ia bertekad mengembalikan
adikadiknyake sekolah. Ia tak boleh berhenti karena jika berhenti,
keluarganya tak makan. Gadis kecil itu terperosok pada satu pilihan
saja: kerja kasar tanpa belas kasihan sampai denyut tenaga terakhir.
52 Dan pelan-pelan, nasib kelu
mengkristalkan mentalnya.
yang meninjunya bertubi-tubi, Jika lelah, ia membuka lagi Kamus Bahasa Inggris Satu Miliar
Kata peninggalan ayahnya itu.
13 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Aneh, kamus itu selalu mampu meledakkan semangatnya, ia
sering menandai kata yang sangat asing baginya, yang belum pernah
diajarkan Bu Nizam, misalnya sacrifice, honesty, dan freedom, ia tak
paham cara memakai tiga ekor kata itu di dalam kalimat Inggris. Ia
hanya terpesona karena kata-kata itu berbunyi sangat hebat dengan
arti yang hebat pula. Pengorbanan, kejujuran, dan kemerdekaan. Arti
yang mewakili jeritan hatinya. Ia siap berkorban untuk keluarganya,
ia ingin menjadi orang yang jujur, dan ia ingin memerdekakan dirinya
dari kesedihan. Disimpannya kata-kata itu di dalam hati, disayanginya, dan
diperamnya seperti memeram mempelam di dalam bejana pualam. Ia
merasa punya janji pasti dengan tiga ekor makhluk Inggris itu.
Suatu hari nanti, ia ingin berjumpa dengan mereka pada satu
kesempatan sangat manis, di ruang kursus bahasa Inggris. Itulah
mimpi terindah Enong, yang disimpannya diam-diam.
Enong terus bekerja tanpa hasil. Semuanya menjadi semakin
sulit karena ia hanya mampu menggali pada lapisan dangkal, jarang
sekali timah ada di sana. Timah di tempat itu telah diraup Belanda,
maskapai timah, dan pendulang lelaki lainnya. Ia berusaha
menemukan lokasi baru. Namun, lokasi tambang adalah tanah perebutan yang tak jarang
menimbulkan keributan, bahkan pertumpahan darah. Ini perkara
sensitif. Jika petani bergantung pada apa yang ditanam, penambang
bergantung pada lahan yang dikuasai.
Mereka yang ngeri akan ancaman kelaparan dan gelapnya masa
depan, menguasai lahan dengan kalap. Saling intai lokasi timah yang
menghasilkan telah menjadi perang dingin yang berbahaya antar para
53 penambang. Akhirnya Enong masuk ke dalam hutan, yang
dianggapnya tak mungkin dikuasai siapa pun.
Ia menghantamkan cangkul beratus-ratus kali pada lumpur
yang pekat dan membakar semangatnya sendiri dengan menggumam
sacrifice, honestly, freedom! Lalu, ia terkejut melihat serpih tanah
berwarna hitam. Digenggamnya tanah itu. Air dan pasir meleleh di
sela jemarinya, namun tak diikuti bulir-bulir hitam di cekung
telapaknya. Ia terbelalak karena menyadari hukum kimia yang sangat
sederhana, yaitu air tak dapat membawa bulir-bulir legam itu
lantaran berberat jenis lebih dari pasir.
Diraupnya lagi segenggam tanah, dibiarkannya air dan pasir
meleleh di sela jemarinya, diangkatnya tinggi-tinggi berjatuhan di
wajahnya. Ia gemetar melihat sisa lapisan di telapaknya: bulir yang
legam, bernas, berkilau-kilau, dan berberat jenis lebih dari pasir. Maka
benda itu, tak lain tak bukan, adalah timah!
Enong melompat-lompat girang. Ia berputar dan menari. Ia
menyanyikan If you're happy and you know it, clap your hands, dan ia
bertepuk tangan, sendirian, di tengah hutan. Beban yang amat berat di
pundaknya dirasakannya terlepas seketika. Akhirnya, ia
menggenggam timah, akhirnya ia menggenggam harapan.
Ketika Enong tiba di tempat juru taksir, puluhan penambang
14 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
pria telah berkumpul di sana. Hari Rabu, tempat itu selalu dipenuhi
para penambang untuk menjual hasil dulangan mereka selama
seminggu. Priapria itu memandang heran waktu Enong masuk ke
dalam barisan antre. Mereka ingin mengejek, namun ragu sekaligus
takjub. Siapa menduga, perempuan kecil berusia 14 tahun itu
Padang Bulan Karya Andrea Hirata di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
akhirnya mampu mendapat timah. Antara kagum, malu, dan iri,
mereka kesulitan memulang-mulangkan kata meremehkan mereka
pada Enong selama ini. Enong tak memikul timah sekarung seperti pendulang pria
lainnya. Timahnya hanya sekaleng susu kecil, tapi lebih dari cukup
54 untuk sepuluh kilogram beras. Ia tak memedulikan pria-pria
penambang yang memandanginya dan tak menyadari bahwa
beberapa pria bermata jahat dan mengancam tengah mengamatinya
dari pojok sana. Malangnya, juru taksir yang culas, dengan berbagai alasan, tak
menghargai timahnya. "Kadar timahmu rendah sekali, Nong, tak lebih dari pasir!"
Enong tak paham dengan segala koefisien takaran timah. Ia bisa
dibodohi siapa saja, yang ada dalam pikirannya hanya bagaimana
mendapat uang sesegera mungkin untuk mengatasi situasi darurat di
rumah. Tanpa banyak cincong, ia menerima segenggam uang receh
dari bekerja membanting tulang sehari-hari.
Enong bangga tak terkira. Ia membeli beras. Semangatnya
meluap-luap karena untuk pertama kalinya ia merasa mampu berbuat
sesuatu untuk ibu dan adik-adiknya. Sepanjang perjalanan pulang,
sambil mengayuh sepeda dengan kencang agar cepat sampai di
rumah, air matanya mengalir tak henti-henti.
55 Mozaik 12 Seribu Malaikat AKU tahu, orang yang dapat membantuku adalah Detektif M.
Nur. Kusampaikan padanya bahwa kami harus menemui pemburu
yang berhasil menangkap raja punai yang dirubung orang di pasar
tempo hari. Di warung-warung kopi kudengar kabar, sang raja telah menjadi
seekor pekatik---umpan---yang ulung.
Detektif M. Nur bertanya mengapa, kujawab: aku memerlukan
pekatik itu karena ingin menghinggapkan punai di pohon kecapi di
pekarangan A Ling, pada hari ulang tahunnya karena A Ling sangat
kagum dan telah dirundung rindu pada burung punai. Itulah hadiah
ulang tahun dariku untuknya tahun ini.
Mendengar rencana yang ganjil sekaligus sangat ambisius itu,
Detektif M. Nur yang memang memiliki struktur mulut cenderung
menganga sendiri di luar kehendak tuannya, menjadi umpama buaya
15 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
yang mau mendinginkan tekak. Tapi, mengingat perkawanan kami,
yang telah terjadi bahkan sebelum kami lahir, serta utang uang-uang
recehnya padaku---yang dengan cara menghina kecerdasannya
sendiri, ia selalu berpura-pura lupa---ia tak punya pilihan lain selain
menyokong apa pun yang kurencanakan. Hal serupa selalu
kulakukan untuknya. Dalam sebuah kalimat bebas matematika, aku
dan Detektif M. Nur disandingkan = kesintingan simetrik.
Tapi, kurang ajar betul, pemburu itu, yang buta huruf itu, dan
berwajah seram itu, menyayangi pekatiknya lebih dari ia menyayangi
56 istrinya. Dari setiap pilihan katanya, jelas benar ia menekankan
bahwa hanya dengan melangkahi mayatnya kami bisa memanfaatkan
pekatik-nya. Semula aku jengkel, tapi kuamati sekeliling ruang tengah rumah
pondok berdinding kayu gelam yang dihuni pemburu itu dan
keluarganya, satu-satunya hal yang mungkin bisa ia banggakan
adalah sebuah almanak tahun lawas bergambar bintang film Richie
Richardo. Maka, wajar saja ia bersikap fanatik pada raja punai itu
karena hewan itulah satu-satunya benda di muka bumi ini yang dapat
menopang harga dirinya. Pekatik itu bertengger di setang sepeda. Waktu kulihat di pasar,
ia sangat liar, matanya berkilatkilat garang. Kuku-kukunya seperti
mau merobek. Sekarang, ia masih memiliki aura seorang raja, tapi
matanya redup dan gerak lakunya jinak. Pemburu menyentak setang,
pekatik terbang, dan aku ternganga. Pekatik itu hanya terbang sejauh
dimungkinkan tali rami yang menjalin kakinya, tanpa sedikitpun
menegangkan tali itu, berarti, ia telah dilatih agar lihai mengulur tali.
Pekatik mengambang macam capung, lalu hinggap kembali ke setang
dengan anggun. Luar biasa, seekor raja punai yang sangat liar, yang
pernah memimpin kawanan ribuan punai, telah dimentahkan
pemburu menjadi serupa kumbang sagu mainan. Betapa adiluhung
pemburu itu. Tanpa kemampuan mengulur tali, seekor pekatik akan
tergantung-gantung tanpa daya dengan kaku terjengkang, kepala
mengarah ke bumi, dan mata melotot. Kawanan punai yang
dipancing segera menjauh karena tahu punai kampungan macam itu
hanyalah umpan. Pembicaraan dengan pemburu selanjutnya
menyakitkan hatiku. Sambil mengaduk-aduk rambut gondrongnya
yang tak pernah disisir itu, ia mengumbar kisah tentang ribuan punai
yang berkali-kali berhasil diperdaya pekatik-nya, sampai getah
perangkapnya habis, sampai ia tak sanggup lagi menangkapi punai
yang berserakan di tanah, sampai karung kecampangnya kepenuhan
burung punai. 57 Dan bahwa, punai-punai tangkapannya disampir-sampirkannya
seantero sepeda, dan ia melewati kampung sambil mendapat aplaus.
Dan bahwa, ia dan keluarganya sampai bosan makan burung
punai, dimasak dengan cara apa pun.
16 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Dan bahwa, namanya menjadi sangat tenar gara-gara pekatik
itu. Semua itu ia ceritakan tanpa sedikit pun tercium kesan ia rela
pekatik-nya dipakai orang lain yang memerlukan. Seakan Allah
menciptakan burung punai di dunia ini hanya untuk dirinya sendiri.
Ia tak peduli padaku, tak peduli pada ulang tahun A Ling, dan tak
mau tahu bahwa cintaku yang syahdu bersangkut paut dengan
pekatik sialan itu. Berkali-kali aku dan Detektif M. Nur datang ke rumahnya, ia tak
bisa dirayu untuk meminjamkan pekatik-nya, diimingi apa pun ia
bergeming, mau dibelikan tembakau, peneng sepeda, beras, tiket
bioskop, baju Lebaran, lampu minyak, radio 2 band, ditampiknya, ia
malah ketus. Sayangnya, aku tak punya banyak uang yang mungkin
bisa membuatnya berubah pikiran, jarang kusesali diri menjadi orang
miskin, hanya pada saat-saat seperti ini, kupandangi sekeliling
pondoknya dengan menanggung perasaan putus asa. Richie Ricardo
tersenyum dari balik pilar sebuah rumah mewah.
Lalu, ajaib, Richie mengerdipkan matanya padaku. Eureka! Aku
terpikir akan sesuatu. Kubalas senyum Richie. Kudekati pemburu,
kubisikkan bahwa aku punya banyak gambar Richie Richardo. Wajah
pemburu menjadi serius. "Bersama artis-artis ibu kota, Pak Cik!"
Pemburu tersenyum. Pada hari ulang tahun A Ling, subuh-subuh, aku dan Detektif M.
Nur menyelinap dan naik ke dahan tertinggi pohon kecapi di
pekarangan rumahnya untuk menenggerkan pekatik itu. Seutas tali
rami yang tersambung ke dahan itu kami sembunyikan di pokok
58 pohon. Sore harinya, aku mengunjungi A Ling. Kupakai baju
terbaikku. A Ling tampak sangat anggun dibalut chong kiun
berwarna biru laut, pakaian kebangsaannya khusus untuk hari
istimewa. Sore itu sepi. Kami duduk di beranda. Angkasa kosong, hampa.
Menjelang pukul 4, satu per satu kawanan burung punai mulai
melintasi kampung menuju hamparan buah bakung di hulu sungai,
nun di utara. Saat makan sore mereka tiba.
Burung-burung itu berarakan dari sarang-sarangnya di puluhan
pulau terkecil Pulau Belitong.
Kawanan-kawanan beranggota puluhan punai melesat dengan
cepat, susul-menyusul dengan kawanan lain yang berjumlah ratusan.
A Ling terpesona melihat punai-punai itu dan mulai
membicarakannya. Ia bersedih karena punai tak pernah lagi hinggap
di pohon kecapinya. Kukatakan padanya, aku punya hadiah ulang
tahun untuknya, ia bertanya, hadiah apa"
"Burung-burung punai itu."
Ia tergelak. "Terima kasih, tapi punai-punai itu punya Tuhan. Mereka ada di
langit, tak bisa kauberikan padaku."
Aku memintanya berdiri di tengah pekarangan. Ia merasa heran
dan sungkan, tapi akhirnya ia menurutiku, malas-malasan ia
17 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
berjingkat-jingkat dengan terompah kayunya yang tinggi dan rok
panjang chong kiun-nya yang pas, susah untuk berjalan.
Aku menuju pokok kecapi dan mulai menarik tali yang
terhubung dengan dahan tempat pekatik bertengger. Kudengar kapak
sayapnya. A Ling memandangiku penuh tanda tanya. Ia tak mengerti
apa yang kulakukan dan ia tak tahu ada pekatik di dahan kecapi itu.
Punai-punai yang bermata sangat tajam melihat pekatik dan tertarik.
Mereka menukik dengan deras menuju kecapi, tapi kemudian
kembali ke jalur asalnya. Kawanan-kawanan di belakangnya
59 menyusul dan tampak takut dan ragu seperti kawanan tadi. Mereka
kembali terang menjauh. Keadaan mulai menegangkan. Kawanan lain
bermanuver menuju kecapi, meliuk-liuk seakan menyelidiki situasi,
pecah ke langit, semburat ke sembarang arah, bersatu kembali, lalu
meluncur kencang ke utara. A Ling terkesima melihat punai yang tadi
tinggi di angkasa tahu-tahu berkelebat-kelebat di dekatnya. Aku terus
menyentak dahan, pekatik terbang mengulur tali sehingga terlihat
oleh kawanan yang jauh. Mereka menyerbu pohon kecapi, tapi belum
seekor pun yang berani hinggap A Ling makin heran melihat
kelakuanku, namun ia tak mampu bergerak. Ia terpukau oleh
kawanan punai yang berdesingan dari berbagai penjuru, hanya
beberapa meter darinya. Wajahnya pucat, mulutnya komat-kamit.
"Punai ... punai ... punai ...."
Tiba-tiba terdengar suara kepakan yang sangat besar, makin
lama makin besar seperti puting beliung mendekat. Suara yang
dahsyat itu berasal dari arah belakang rumah. Lalu, pekarangan
menjadi gelap. A Ling menatap ke atas. Tubuhnya bergetar hebat.
Sekawanan punai, beribu-ribu jumlahnya, terbang pelan dan sangat
rendah mendekati kecapi, kemudian hinggap bergelayutan pada
setiap dahan, ranting, dan daunnya. Kecapi berubah menjadi pohon
punai, tak tampak lagi daunnya.
Aku terpana, ternyata pemburu itu tak berdusta. Ternyata cerita
yang selalu kudengar sejak kecil, tentang raja punai jika menjadi
pekatik akan mampu memancing ribuan punai, bukanlah cerita
kosong. Namun, hampir tak terdengar suara apa pun. Ribuan burung
yang cantik itu hanya diam seperti takzim di bawah daulat raja
mereka. Sinar matahari menyirami bulu mereka, memantulkan warna
hijau yang berkilauan. Sungguh sebuah pemandangan yang takkan
gampang kulupakan. Pekatik tak lagi terbang mengulur tali karena ia telah
mendapatkan seluruh rakyatnya di depannya. Ia mengamati
rakyatnya itu seperti menghitung jumlah mereka satu per satu. Ia
60 sangat berbeda dari punai lainnya. Ia tampak sangat berwibawa,
sangat dihormati. Ia benar-benar paduka raja yang penuh karisma.
Wajah A Ling pias, gabungan antara terkejut, takjub, sekaligus takut.
Namun, semuanya berlangsung hanya sekejap, tak lebih dari 30
detik. Punai-punai itu kemudian bangkit bak sesosok raksasa dengan
18 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
satu nyawa, lalu terangkat seperti helikopter ingin tinggal landas, dan
terbang melewati A Ling sampai rambutnya tersibak sebab kepakan
sayap beribu punai hanya berjarak sejengkal darinya. A Ling tak
dapat bernapas. Burung-burung yang hebat itu lalu serentak melejit
ke udara. Kepakan sayap mereka membahana memecah langit, lalu
skuadron udara itu melesat dalam kecepatan yang mengagumkan. A
Ling masih berdiri dengan gemetar. Ia memandangi punai-punai itu
sampai jauh. Pipinya basah oleh air mata. Ia seperti baru saja melihat
seribu malaikat. Lalu, ia jatuh terduduk di tengah pekarangan.
Angkasa kembali kosong, hampa.
61 Mozaik 13 Bunga Serodja BERSEMANGAT setelah mendapat timah pertama, Enong
semakin giat bekerja, ia tidak tahu, di pasar, di balik gelapnya subuh,
pria-pria bermata jahat di tempat juru taksir itu telah bersiap
membuntutinya. Mereka ingin mengintai lokasi Enong mendapat timah.
Enong melintas dengan riang sambil menyiulkan lagi If You're
Happy And You Know It, Clap Your Hands. Lima pria menjaga jarak
dengan cermat dan bersepeda diam-diam di belakangnya. Di luar
kampung, Enong memasuki jalan setapak menuju hutan. Kelima pria
itu menyebar. Siang itu, ketika tengah menggali tanah, Enong mendengar salak
anjing. Salak dari begitu banyak anjing. Ia berbalik dan terkejut
melihat beberapa orang pria berlari menyongsong dari pinggir hutan
sambil mengacung-ngacungkan parang, panah, dan senapan rakitan.
Mereka berteriak-teriak mengancam dan melepaskan tali yang
mengekang leher belasan ekor anjing pemburu.
Enong sadar mungkin ia telah memasuki lahan orang. Ia
maklum akan bahaya besar baginya. Ia berlari menyelamatkan diri.
Melihatnya kabur, orang-orang itu makin bernafsu mengejarnya.
Mereka mengokang senapan rakitan, menembaki dan memanahnya.
Enong pontang-panting menerabas gulma.
Ia panik mendengar letusan senjata dan melihat anak-anak
panah berdesingan di dekatnya. Salak anjing meraung-raung. Enong
diburu seperti pelanduk. Ia berlari sekuat tenaga karena takut
62 diperkosa dan dibunuh. Ia tak memedulikan kaki telanjangnya yang
berdarah karena duri dan pokok kayu yang tajam. Malangnya, ia tak
dapat lari lebih jauh karena di depannya mengadang tebing yang
curam. Di bawah tebing itu mengalir sungai yang berjeram-jeram.
Enong menoleh ke belakang.
Anjing-anjing pemburu sudah dekat. Ia berlari menuju tebing
dan tanpa ragu ia meloncat. Tubuh kecilnya melayang, lalu
19 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
berdentum di permukaan sungai. Ia tenggelam bak batu, tak muncul
lagi. Enong lolos dari orang-orang yang memburunya karena nekat
terjun dari tebing hulu sungai.
Harapannya untuk selamat amat kecil, namun dimakan buaya,
mati terbentur batu di dasar sungai, atau tewas tenggelam, jauh lebih
baik daripada diperkosa dan dibunuh. Di tengah hutan itu, hukum
tak berlaku, tak seorang pun akan menolongnya.
Kepalanya terhempas di dasar sungai. Ia pingsan. Arus yang
deras mengombangngambingkannya sekaligus membuatnya terlepas
Padang Bulan Karya Andrea Hirata di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dari incaran buaya. Ia terlonjak-lonjak menuju ke hilir.
Ia masih bernapas. Ketika sadar, ia mendapati dirinya tersangkut di akar bakau.
Rembulan kelam terpantul di atas sungai yang keruh. Ia bangkit
dengan susah payah, compang-camping. Kepalanya terluka dan
mengeluarkan darah, ia terseok-seok meninggalkan muara.
Sungguh mengerikan apa yang telah ia alami. Beberapa hari
Enong tak berani keluar rumah. Ia tak pernah menceritakan kejadian
itu pada siapa pun. Tidak juga pada ibunya. Sejak itu, Enong tak bisa
mendengar suara anjing menggonggong. Jika mendengarnya, ia
merinding ketakutan. Kejadian itu telah membuat Enong trauma.
Namun, di rumah ia dihadapkan pada pilihan yang amat sulit. Ia
berusaha melupakan kejadian yang menakutkan itu. Ia harus kembali
63 menambang karena ia, adik-adiknya, dan ibunya, sudah memasuki
tahap terancam kelaparan.
Suatu ketika, dalam perjalanan menuju ladang tambang, Enong
mendadak berhenti di muka warung kopi Bunga Serodja. Enong
tertegun di samping sepedanya. Tubuhnya gemetar melihat
wajah-wajah lelaki sangar yang minggu lalu memburunya di hutan.
Mereka mengelilingi seorang pria yang tampak amat disegani. Ia
paham bahwa lelaki-lelaki pemburunya itu adalah orang bayaran pria
itu. Dibenamkan wajah pria itu ke dalam benaknya. Kemudian,
setelah sekian lama menatap wajah lelaki itu, Enong mendengar
salakan belasan ekor anjing yang ganas, memekakkan telingannya.
Padahal, tak ada seekorpun anjing di situ. Enong ketakutan dan
menutup telinganya dengan tangan sehingga sepedanya terjatuh.
Pria tak menyadari bahwa Enong sedang menatapnya, bahwa
saat itu mereka terisap ke dalam pusaran nasib yang sama, dan ketika
nanti mereka berjumpa lagi, Enong yang teraniaya akan membatalkan
pria kejam itu dari ambisi besarnya.
64 Mozaik 14 Numpang Miskin 20 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
NUMPANG Miskin adalah sebuah tempat yang semula asrama
yang disediakan pemerintah untuk menampung mantan pekerja
tambang dari Tiongkok. Dulu mereka didatangkan ke pulau kami
olehBelanda. Mereka tak bisa berbahasa Melayu atau Indonesia.
Sesuai kontrak yang mereka sepakati dengan kompeni, buruh
yang setia itu tak satu pun pernah kawin. Meski kompeni sudah
terpelencat, mereka tak pernah mengkhianati kontrak itu, jika ingin
melihat contoh kehormatan akan profesi dan janji, lihatlah mereka.
Kini mereka renta dan saru per satu meninggal. Orang-orang
Tionghoa lain yang bermukim di seputar asrama itu membuat
Numpang Miskin menjadi kampung. A Ling tinggal dengan
pamannya di sana. Beberapa hari setelah kejadian burung punai itu, aku
berkunjung lagi ke Numpang Miskin, kulihat sebuah layangan ikan
bulan terapung-apung di atas atap rumah A Ling. Kuingat, layangan
itu adalah hadiah ulang tahunku yang pertama untuknya waktu aku
kelas 3 SD dulu. Masih ada Tulisan namaku, Ikal, dekat terajunya.
Ternyata ia masih menyimpannya. Lalu, aku mengunjungi pemburu.
Kudesak pemburu agar membebaskan pekatik. Tentu saja ia
menolak dengan keras sambil bertanya dengan marah, mengapa aku
memberinya usulan yang sama sekali takkan mungkin diterimanya
itu. Pekatik itu segala-galanya baginya, lambang wibawanya di
kampung. Ia merasa tersinggung. Sulit kutemukan kata-kata untuk
65 menjelaskan pada manusia berkepala batu itu tentang apayang telah
kusaksikan di pohon kecapi antara sang raja punai dan rakyatnya.
Kudekati ia, kubisikkan bahwa aku masih punya banyak gambar
Richie Richardo dan akan kubingkai dengan indah di Tanjong
Pandan. Ia mulai ragu. Kugunakan politik lain, yakni membuatnya
merasa hebat dengan meyakinkannya bahwa membebaskan pekatik
justru akan menambah harum namanya.
"Bayangkan, orang lain setengah mati ingin menangkap raja
burung punai, gagal, Pak Cik justru melepaskannya. Bukan main
agungnya jiwa Pak Cik, ni."
Hidungnya mengembang dan ia semakin ragu. Detik itu aku
tahu, pemburu berwajah seram itu sedikit banyak seorang
megalomania. Lalu, aku menjadi tendensius.
"Tengoklah, kurap di leher Pak Cik itu tak sembuh-sembuh
karena Pak Cik terlalu banyak makan daging punai!"
Pemburu terpana. Richie Richardo, nama yang harum, dan
kurap adalah kombinasi tiga hal yang melumpuhkannya. Ia
tersenyum. Aku minta diizinkan membuka tali rami yang telah lama
melilit kaki pekatik itu. Kubuka lilitan itu pelan-pelan, lalu
kugenggam pekatik dengan kedua tangan. Segenggam penuh.
Kurasakan jantungnya berdetak dengan keras pasti karena ia ingin
sekali bebas, pasti karena ia marah, merasa terhina, dan ingin
melawan, ia adalah paduka raja yang seharusnya bersama rakyatnya.
Detak jantungnya mengalir melalui telapak tanganku, melewati
21 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
pembuluh nadiku, lalu berkejaran dengan degup jantungku.
Kuangkat tanganku dan kutunjukkan sang baginda kepada
matahari. Aku merasa terhormat dapat membebaskannya.
Kulontarkan sang raja ke udara. Ia terbang dengan gagah membentuk
putaran kecil mengelilingi rumah pemburu, terus berputar, semakin
lama putarannya makin besar, kemudian ia melesat ke utara menuju
rakyatnya. Sang raja telah bebas merdeka.
66 Hari-hari selanjutnya kulalui dengan tak sabar menunggu
Mualim Syahbana berlayar ke Jakarta. Tekad untuk melarikan A Ling
semakin kuat, sekuat rasa sakit karena memusuhi Ayah, sekuat pula
rasa rindu pada kedua orang itu. A Ling dan Ayah telah berkembang
menjadi pilihan sulit yang semakin kejam menderaku. Lalu,
pelan-pelan cinta itu menang, sebuah kemenangan yang penuh
kesedihan. Jika sore, aku minta penyiar Radio AM Suara Pengejawantahan
untuk memutar lagu pesananku.
Lalu, aku bersepeda pontang-panting ke Numpang Miskin,
hanya untuk menanyakan pada A Ling apakah ia mendengar lagu
yang baru saja kukirim untuknya. Ia mengangguk sambil tersenyum,
dan aku pulang lagi, ya, aku pulang lagi, begitu saja. Tak dapat
dipungkiri, hal paling sinting yang mungkin dilakukan umat manusia
di muka bumi ini sebagian besar berasal-muasal dari cinta.
Sore itu, aku kembali mengirim lagu, dan lintang pukang ke
Numpang Miskin. Namun, tak seperti biasanya, A Ling tak ada. Aku
sedih karena tak jumpa, dan kecewa, karena ia tak mendengar lagu
kirimanku. Tetangganya memberi tahuku, seorang pria telah
menjemputnya. Pria itu memboncengnya naik sepeda ke pasar.
Selidik punya selidik, soal pria menjemput A Ling itu rupanya
telah beberapa kali terjadi.
Informasi itu kudapat dari Detektif M. Nur.
"Aku punya mata-mata ni Numpang Miskin, Boi," dengusnya.
"Lelaki yang suka menjemput A Ling itu ganteng bukan main.
Macam bintang pelem Hong Kong! Tinggi pula badannya.
Terbantinglah kau, nges, nges."
Detektif M. Nur mengipas-ngipasiku sambil menatapku dari
kaki ke kepala. Terang sekali ia menyebut kata saingan, kentara sekali
ia menyebut tinggi. Aku jengkel dan penasaran, benarkah semua
67 itu" Siapakah lelaki yang tak tahu adat itu" Geram nian hatiku.
Aku merasa telah dilahirkan ke muka bumi ini sebagai satu-satunya
lelaki yang berhak membonceng A Ling naik sepeda!
Beberapa hari kemudian, sungguh mengejutkan, melalui
jaringan penggosip warung kopi, kudengar kabar angin yang
merisaukan bahwa lelaki itu akan melamar A Ling. Skandal pun
dimulai. 68 22 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Mozaik 15 Jose Rizal AKU terkejut, seekor merpati pos hinggap di beranda rumah
Mapangi. Ia menggerung-gerung seolah aku disuruhnya mendekat.
Kuhampiri dan ia jinak. Aku terkesima melihat gulungan kertas kecil
terikat di kakinya. Astaga, rupanya burung itu bukan sekedar merpati
pos hiasan yang dipelihara para penghobi, tapi benar-benar merpati
pos yang dititipi surat. Ia berjingkat-jingkat, seakan menyuruhku
membuka ikatan kertas di kakinya itu.
Jantungku berdebar karena banyak alasan. Pesan itu pasti
bersangkut paut denganku karena keluarga Mapangi selalu berada di
laut. Hanya aku yang tinggal di rumahnya. Menerima sepucuk surat
dari seekor burung merpati, bukankah menakjubkan" Rasanya aku
berada di masa lalu, pada masa jaya Kesultanan Melaka, waktu para
punggawa saling bertukar pesan lewat burung merpati. Hebat sekali,
orang yang bisa melatih hewan sehingga begitu pintar.
Berdesir hatiku membuka gulungan pesan itu. Di sana tertulis:
Ke hadapan kawanku, Ikal ....
Melalui Jose Rizal, kusampaikan betapa aku merasa bersedih atas kesusahan
yang menimpamu. Aku tahu kau merana. Aku tahu kau tersiksa. Cinta, memang kejam tak
terperi. Tapi, aku di sini,Kawanku, siap sedia membantumu, dan aku
punya informasi lebih mendalam soal ini. Aku telah mengenal
sainganmu itu. Tegakkan badanmu, tabahkan hatimu.
Ttd, M. Nur, detektif 69 Oh, rupanya detektif swasta itu. Ia memang terkenal sebagai
pelatih merpati. Detektif M. Nur yang eksentrik. Rumahnya hanya
berjarak tujuh wuwungan dari rumah Mapangi, tapi ia harus
menyampaikan berita simpati atas penderitaanku melalui burung
merpati. Ia memang selalu terobsesi dengan rahasia, spionase,
mengintai, menyamar, menyelinap, dan mengendap-endap. Itu sakit
gila nomor 31. Mulanya aku heran, siapakah Jose Rizal" Kuamati gelang yang
melingkar di kaki kanan burung merpati itu. Mata gelang itu sebuah
lempeng aluminium dengan inisial: J.R. Na! aku mengerti, Jose Rizal
tak lain nama merpati pos itu. Sungguh luar biasa, lebih bagus dari
nama orang Melayu mana pun.
Kubelai-belai Jose Rizal. Kupikir ia akan segera terbang setelah
menyampaikan amanah. Tapi, tidak. Ia berjingkat-jingkat.
Dipatukinya kertas kecil di tanganku. Aku terpana karena paham
maksudnya. Ternyata Detektif M. Nur telah melatih Jose sedemikian
hebat. Ia tak mau pergi sebelum menerima balasan surat.
Aku mengambil pulpen, lalu menulis di belakang kertas pesan
tadi: 23 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Detektif M. Nur, Kawanku ....
Terima kasih atas kebaikanmu yang telah membesarkan hatinya yang sengsara
ini. Suratmu sungguh telah melapangkan dadaku. Betapa mulia
hatimu. Surga, itulah ganjaran yang mahatinggi untuk orang
sepertimu. Namun, Kawanku, sudikah kauberitahukan padaku,
siapakah gerangan lelaki yang telah mencuri belahan hatiku itu"
Ttd, Ikal, yang dilanda nestapa.
Menanggapi orang sakit gila nomor 31 adalah sakit gila nomor
32. Kuikatkan gulungan kertas itu di kaki Jose, ia take off. Tak lama
kemudian, Jose kembali. Pesannya:
Ikal yang budiman .... 70 Nama orang itu adalah Zinar! Nama yang hebat, bukan" Nama itu seindah
orangnya. Tampan bukan buatan, Boi. Tinggi semampai. Kurasa kau
harus datang ke rumahku untuk membicarakan hal ini!
Ttd, M. Nur, detektif Aku merinding membaca surat itu, dan tentu saja Jose Rizal tak
mau pergi sebelum aku menjawab.
Baiklah, aku akan datang ke rumahmu, nanti malam, pukul 8.
Jose Rizal terbang. Sejurus kemudian, datang lagi.
Kutunggu. Aih, betapa merepotkan, kasihan aku melihat Jose Rizal yang
agak gendut itu bolak-balik. Ia tersengal-sengal meski tetap riang.
Padahal, Detektif M. Nur bisa dengan gampang ke rumah Mapangi
untuk membicarakan semuanya. Tapi, kuikuti saja pikiran sintingnya,
lagi pula jika tak kujawab, Jose Rizal tak mau pulang.
Baiklah. Jose Rizal tak datang lagi.
71 Mozaik 16 Waktu WAKTU yang hakikat. Bagi para pesakitan, waktu adalah musuh yang mereka tipu
saban hari dengan harapan. Namun, di sana, di balik jeruji yang
dingin itu, waktu menjadi paduka raja, tak pernah terkalahkan. Bagi
para politisi dan olahragawan, waktu adalah kesempatan yang
singkat, brutal, dan mahal.
Para seniman kadang kala melihat waktu sebagai angin, hantu,
bahan kimia, seorang putri, payung, seuntai tasbih, atau sebuah
24 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
rezim. Salvador Dali telah melihat waktu dapat meleleh.
Bagi para ilmuwan, waktu umpama garis yang ingin mereka
lipat dan putar-putar. Atau lorong, yang dapat melemparkan
manusia dari masa ke masa, maju atau mundur. Bagi mereka yang
terbaring sakit, tergolek lemah tanpa harapan, waktu mereka
panggil-panggil, tak datang-datang.
Bagi para petani, waktu menjadi tiran. Padanya mereka tunduk
patuh. Kapan menanam, kapan menyiram, dan kapan memanen
adalah titah dari sang waktu yang sombong. Tak bisa diajak
berunding. Tak mempan disogok. Bagi yang tengah jatuh cinta, waktu mengisi relung dada mereka
dengan kegembiraan, sekaligus kecemasan. Karena teristimewa
untuk cinta, waktu menjelma menjadi jerat. Semakin cinta melekat,
72 semakin kuat waktu menjerat. Jika cinta yang lama itu menukik, jerat
itu mencekik. Bagiku, waktu telah menjadi spekulasi yang mendebarkan.
Akankah esok semuanya berubah.
Ah, rupanya kabar A Ling akan dilamar orang lain, Detektif M.
Nur mengejekku, dan permusuhanku dengan Ayah gara-gara cinta
yang gila itu, tak lebih dari mimpi buruk semalam. Namun, aku
bangun pagi ini, dengan dada yang penuh karena semua itu bukan
Padang Bulan Karya Andrea Hirata di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mimpi. Kucoba menemui A Ling. Sungguh celaka. Lewat bibinya ia
bilang tak berminat berjumpa denganku. Sibuk! Ketusnya. Begitu
bibinya menirukannya sepersis mungkin, lengkap dengan bentuk
bibirnya. Aku terperanjat. Sakit hati. Hal begini tak pernah terjadi
sebelumnya. Padahal, kapal Mualim Syahbana sudah mau angkat
sauh. Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, tujuannya. Sementara itu,
orang yang paling ingin kuajak malah tak peduli padaku. Belum
menghitung aku sampai pecah kongsi dengan ayahku gara-gara ia.
Betapa cepat situasi berubah. Betapa sial nasibku sekarang. Terkulai
aku dibuatnya. Selebihnya, aku didera siksa. Zinar dan A Ling, bukankah
sepasang nama yang serasi" Kedua nama yang akan dipertemukan
nasib memang untuk berpadu. Semua itu membuatku makin
menderita! Rasanya ingin aku tidur lagi, baru bangun jika mendengar
sangkakala hari kiamat. Bagi Enong dan ibunya, Syalimah, waktu adalah obat. Meski
telah lewat berbelas tahun, Syalimah masih selalu teringat akan
Zamzami, seolah baru kemarin pagi suaminya mengatakan akan
memberinya hadiah kejutan, lalu memboncengnya naik sepeda ke
73 bendungan. Jika terkenang akan hal itu, Syalimah berlinangan air
25 17. Misteri Bayangan Setan Lanj Pendekar Bayangan Setan Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
mata. Hanya waktu yang sedikit demi sedikit dapat melipur laranya.
Ketika suaminya baru meninggal dulu, sering kerabat
menyarankan agar Syalimah menikah lagi
demi menyokong keempat anaknya. "Tak terbilang banyaknya duda dan bujang lapuk di kampung
ini, Mah," kata Sirun, sepupunya.
"Rupamu masih pula elok dipandang."
Berulang kali Sirun menyarankan begitu. Namun, ia berhenti
berusaha setelah mendengar Syalimah mengatakan:
"Pak Cik, aku hanya pernah kenal cinta sekali. Sekali saja. Hanya
pada Zamzami. Itulah cinta pertamaku, yang akan kubawa sampai
mati." Syalimah sekarang telah menjadi perempuan tua yang tetap
hidup dengan satu cinta untuk seorang lelaki meski lelaki itu sudah
tak ada. Waktu pula yang mampu meredakan sesak yang dialami Enong,
mengenangkan masa remaja yang terhempas bersama ayunan
cangkul sekuat tulang di ladang-ladang tambang. Namun, waktu, tak
mampu menghapus kerinduannya akan pelajaran bahasa Inggris dan
rasa senang yang penuh misteri pada Ilham, sahabat sekelasnya dulu.
Sebuah rasa senang yang tak terjelaskan.
Aku sering melihat Enong terpana di depan televisi di balai desa
menonton film Barat. Ia duduk paling muka. Matanya tak berkedip,
bukan menonton film, melainkan melihat orang Barat bicara. Ia tak
peduli pada cerita dan tak acuh dengan gagah dan cantiknya bintang
film. Ia hanya tertarik melihat orang Barat berkata-kata. Kadang kala
ia tersenyum sendiri dan tanpa sadar mengulangi apa yang
diucapkan bintang-bintang film itu.
Suatu ketika, secara tak sengaja, Enong menemukan majalah
perguruan Muhammadiyah: majalah Kuntum. Majalah itu tergeletak
74 saja di kios jagal ayam Giok Nio di pasar ikan. Seorang murid
Muhammadiyah yang disuruh ibunya membeli ayam pasti telah
meninggalkannya dengan sembrono.
Enong tergoda untuk membacanya. Di kolom sahabat pena, ia
tertarik melihat seorang perempuan berjilbab yang mencari kawan
untuk saling berkirim surat. Minarni nama perempuan dari
Pekalongan itu. Dalam foto berukuran 3x4, Minarni tampak masih sangat muda.
Yang membuat Enong sangat tertarik adalah ada keterangan bahwa
Minarni mengajar bahasa Inggris di sebuah SD.
Pendekar Kidal 12 Pendekar Gila 36 Balada Di Karang Sewu Pendekar Guntur 20