Pencarian

Padang Bulan 6

Padang Bulan Karya Andrea Hirata Bagian 6


uwakku, melalui jaringan nepotisme, aku masuk tim.
Namun, aku hanya duduk di bangku cadangan. Sampai seluruh
pertandingan sepak bola 17 Agustus selesai, aku tak pernah
dimainkan. Padahal, kostumku sudah mentereng.
Yang kulihat hanya Zinar mengambil tendangan bebas dari jarak
tiga puluh meter sekuat sepakan center back Belanda asal Groningen:
Ronald Koeman. Bola berdentum, penjaga gawang kalang kabut. Para
penonton gegap gempita melihat tembakan kanon dari lelaki gagah
bertangkai panjang itu. 148 Sementara itu, nun di situ, di bangku cadangan, dalam kostum
yang meriah seperti tim Honduras, tubuhku meriang. Bulu-bulu
seakan tumbuh di telingaku, karena cemburu yang meluap-luap.
149 Mozaik 30 Bulan di Atas Kota Kecilku yang Ditinggal Zaman
DEMAM, dua hari aku menderita demam panas yang misterius
karena kekalahan-kekalahan itu. Tak mempan diobati dengan apa
pun. Tidak juga dengan obat malaria pil kina. Semua jerih payah dan
harapan telah gagal, dan gagal secara sangat menyedihkan. Sore hari,
kesepian kembali memangsaku.
Malam, aku mimpi dikejar-kejar raksasa. Raksasa yang kulihat
waktu bertanding catur melawan Zinar itu.
Tengah malam, aku terbangun karena mimpi yang amat buruk.
Kubuka jendela kamar. Kulihat bulan mengambang pucat. Aku
berbalik dan melihat diriku sendiri di depan kaca. Aku tak kenal siapa
yang berdiri di dalam kaca itu. Seseorang yang suram, itulah yang
kulihat. Cinta, rupanya telah menyita segala-galanya dariku.
Setelah hari tergeletak, aku bangkit. Kutarik napas dalam-dalam
dan Kuambil secarik kertas.
Kutulis di atas kertas itu: Rencana E. Nomor pertama dari
rencana E adalah kembali mengirim surat-surat lamaran kerja ke
Jakarta. Ketika mengirim surat itu di kantor pos, tuan menyerahkan
sepucuk surat yang membuatku makin tertekan. Surat itu dari
Margareth Grace Tumewu. Satu halaman penuh ia marah-marah
karena aku tak datang ke Jakarta untuk memenuhi panggilan
wawancara itu. Ia mengakhiri suratnya dengan satu kalimat yang
12 19. Naga Kemala Putih Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
anggun: Pe bodo' ngana! 150 Lalu, datanglah Enong. Rupanya ia tahu bahwa aku telah dilipat
Zinar. Ia adalah sahabat yang baik. Ia berusaha membesarkan hatiku.
Pembicaraan kami merambat ke soal kursusnya. Matanya bersinar
menceritakan senangnya ia belajar dan lingkaran baru
perkawanannya. "Kami mendapat tugas membuat puisi dalam bahasa Inggris,
Boi, maukah kau membantuku?"
Cukup adil. Enong mengeluarkan pulpen dan buku catatannya,
siap mencatat. Kemudian, kata demi kata mengalir begitu saja dari
mulutku, tak tahu dari mana asalnya.
B u l a n d i at as k o t a k ec i l k u
y a n g d i ti n g g a l k a n z a m a n
Bulan di atas kota kecilku yang ditinggalkan zaman Enong
cepat-cepat menulis judul itu dan aku teringat waktu membuka
jendela tengah malam lalu dan kulihat bulan yang pucat.
Orang asing Orang asing Seseorang yang asing Kutatap diriku sendiri di muka cermin.
Berdiri di dalam cermin Tak percaya aku pada pandanganku
Begitu banyak cinta telah diambil dariku
Kulihat sekeliling, ramai orang di kantor pos, tapi aku merasa sendiri.
Aku kesepian Aku kesepian di keramaian
Mengeluarkanmu dari ingatan
Bak menceraikan angin dari awan
Lalu, aku merasa takut. Takut 151 Takut Aku sangat takut Kehilangan seseorang yang tak pernah kumiliki.
Dan aku lelah, lelah karena cemburu.
Gila, gila rasanya Gila karena cemburu buta Dan aku merana, merana karena ditinggalkan.
Yang tersisa hanya kenangan
Saat kau meninggalkanku sendirian
Di bawah rembulan yang menyinari kota kecilku yang ditinggalkan zaman
akhirnya aku meratap, meratap karena cinta yang hilang.
Sejauh yang dapat kukenang
Cinta tak pernah lagi datang
13 19. Naga Kemala Putih Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Bulan di atas kota kecilku yang ditinggalkan zaman
Bulan di atas kota kecilku yang ditinggalkan zaman
Enong menulis semuanya dengan cepat. Ia tak menunjukkan
ekspresi apa-apa, kecuali gembira.
Kutaksir, ia tak mengerti puisi. Ia mengatakan mungkin ia perlu
kamus bahasa Inggris yang lebih besar untuk menerjemahkan puisi
itu ke dalam bahasa Inggris. Ia mengeluarkan dari tasnya segepok
katalog, dan minta pendapatku soal kamus baru yang ingin
dipesannya. Begitu banyak katalog yang telah diserahkan Tuan Pos pada
Enong. Tampak katalog yang menawarkan produk kasur: kasur
kapuk, kasur yang berisi air, dan kasur pegas. Jika membeli, akan
mendapat gratis dua bantal. Jika pembelinya masih bujang, diberi
bonus bantal-guling. Ada kompor yang dapat dihidupkan lewat tepuk tangan dan
kompor untuk para pelupa.
152 Kompor ini bisa mengeluarkan air setiap 30 menit untuk
memadamkan sumbunya. Ada pengisap debu temuan terbaru.
Dilarang dipakai di dekat anak-anak berusia di bawah dua tahun.
Daya isapnya yang luar biasa akan mengakibatkan anak-anak yang
akar rambutnya belum kuat tercabut sehingga gundul.
Ada pula sekolah yang beriklan sedemikian rupa, bersilat kata
begitu lincahnya, dengan maksud terselubung, agar pembaca iklan
secara tersamar akan mengartikan bahwa peserta didik tidak perlu
datang dan masuk kelas. Tidak perlu belajar, tidak perlu membaca
buku, da tidak ada ujian. Asal mau membayar dan dapat
menunjukkan keterangan sehat secara rohani, tidak gila, maka ijazah
dapat diantar ke rumah. Ada pula berupa-rupa alat kesehatan. Ada alat untuk mengukur
tekanan darah dengan jaminan uang kembali jika tekanan darah
selalu tinggi. Ada alat untuk mencabut gigi secara mandiri.
Katalog buku, menawarkan mulai novel-novel Agatha Christie
sampai buku-buku mujarobat tentang bagaimana beristri banyak, tapi
tetap masuk surga, tentang cara cepat kaya, tentang memelihara
bebek agar tak berhenti bertelur. Ada pula roman-roman picisan
tentang kehidupan bebas bergelimang dosa di ibu kota dan buku
risalah salat lengkap. Aku terpana melihat katalog-katalog itu dan seakan terjerumus
ke dalam dunia baru yang tak pernah kukenal sebelumnya. Betapa
hebat kreativitas dan inovasi yang dapat ditemukan dalam katalog.
Aku mulai berpikir, Enong pasti mengumpulkan katalog bukan
hanya karena menyukai kata-kata Inggris di dalamnya, melainkan
karena energi dan optimisme yang diembuskan oleh katalog. Seluruh
energi katalog adalah positif karena semuanya menawarkan jalan
keluar, semuanya menganjurkan kebaikan, kemudahan, dan inovasi
yang cerdas untuk mengatasi suatu masalah. Baru kusadari, banyak
masalah hidup ini sebenarnya dapat diselesaikan lewat katalog.
14 19. Naga Kemala Putih Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
153 Mereka yang bermuram durja, patah hati, dan selalu ingin bunuh diri,
seharusnya melihat katalog!
Dan sebuah katalog membuat hatiku berdesir.
Anda merasa rendah diri dalam pergaulan karena tinggi badan Anda"
Anda ditolak melamar menjadi pilot dan pramugari/pramugara karena kurang
tinggi" Anda susah mendapat pasangan karena tubuh Anda pendek"
Jangan cemas, jangan khawatir! Derita batin Anda segera berakhir!
Kami Ortoceria! Hadir untuk anda. Serahkan masalah tinggi badan Anda
pada ahli-ahli ortopedi yang berpengalaman di Ortoceria.
Tanpa diketahui Enong, Kuambil katalog itu dan kumasukkan
ke dalam tasku. Kubatalkan mengirim surat lamaran kerja.
Enong membereskan katalognya. Ia seperti kehilangan sesuatu.
"Boi, tadi kautengokkah katalog alat peninggi badan itu?"
Aku menggeleng. "Mungkin ketinggalan di rumah."
Kualihkan perhatiannya dengan berbicara soal musim dengan
Tuan Pos. diam-diam, aku menyelinap pulang.
154 Mozaik 31 Impian Empat Centimeter AKU berjalan pulang, setengah berlari. Sampai di rumah, tak
sabar, kubuka lagi katalog Ortoceria!.
Sungguh meyakinkan. Dipropagandakan di sana:
Akhirnya, tiba juga di Indonesia! Teknologi baru dari negeri sakura, yang
akan membantu Anda meninggikan badan minimal 8 sentimeter dalam
waktu kurang dari sebulan! Ya, benar! Mata Anda tidak salah!
Sebulan! Sukar dipercaya, tapi nyata! Inilah penemuan revolusioner
dari ahli ortopedi yang berpengalaman 30 tahun mengatasi masalah
tinggi badan di seluruh dunia!
Bahkan, Jimmy Carter pernah berobat padanya! Bintang-bintang film
Hollywood juga. Semuanya sukses! Tidak pernah ada yang gagal. Jika
tinggi badan Anda tak bertambah, uang kembali! Dan akan kami
tambah 10% uang kecewa. Bagian katalog yang kubaca berulang-ulang adalah testimoni
dari mereka yang telah sukses.
Drs. Iwan Setiawan (28), karyawan swasta, Jakarta: Karena
Ortoceria! saya bertambah tinggi badan dua puluh senti. Karena itu,
saya mendapat promosi. Lisa Amelia (26), sekretaris, Surabaya: Ortoceria! membuat
tubuh saya langsing dan tinggi. Suami saya yang telah tujuh bulan
15 19. Naga Kemala Putih Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
meninggalkan saya, kembali ke pelukan saya lagi. Oh, betapa
bahagianya. Terima kasih Ortoceria!
155 Putri Anggita (15), pelajar SMA: Ortoceria! I Love You, cup3x
muah. Lalu, ada foto seorang lelaki yang berwajah kusut masai dan
seperti hendak membenturkan kepalanya ke tembok. Ia mengalami
depresi berat. Itulah yang dialami Agus Hermawan, S.H. (34), seorang
notaris di Palembang. Foto itu diambil sebelum ia menggunakan alat
Ortoceria!. Namun, kemudian disebelahnya, sebulan setelah
wajahnya seperti habis diacak-acak Mak Lampir itu, Agus
Hermawan, S.H., berseri-seri sambil memeluk pundak seorang
perempuan yang maaf---bahenol.
Perubahan nasib yang drastis dialami saudara Agus Hermawan,
tak lain karena ia telah menggunakan alat peninggi badan Ortoceria!.
Katalog itu dilengkapi dengan foto pria tampan yang jangkung,
sedang tertawa-tawa bersama wanita-wanita muda yang cantik
memakai rok mini. Mereka memandang penuh ejekan pada seorang
pria bertubuh pendek di pojok sana. Ia tampak rendah diri dan
kesepian. Rambutnya belah samping. Ikal pula. Kasihan sekali pria
pendek itu. Aku segera teringat akan diriku sendiri.
Lalu, ada kalimat: Pesanlah segera, persediaan terbatas.
Hati-hati barang palsu. Jika terjadi salah urat karena barang palsu,
kami tidak bertanggung jawab. Pemesanan sebelum 30 September
akan mendapat bonus sebuah tempat air minum yang mewah.
Katalog itu diakhiri dengan moto Ortoceria!: Badan panjang,
pikiran panjang! Sekarang aku paham mengapa orang-orang pendek
suka nekat. Dulu, guru mengajiku pernah mengajarkan bahwa pertemuan
dengan seseorang mengandung rahasia Tuhan. Maka, pertemuan
sesungguhnya adalah nasib. Orang tak hanya bertemu begitu saja,
pasti ada sesuatu di balik itu.
156 Begitu banyak hidup orang berubah lantaran sebuah pertemuan.
Disebabkan hal itu, umat Islam disarankan untuk melihat banyak
tempat dan bertemu dengan banyak orang agar nasibnya berubah.
Namun sayang, tak semua dapat mengungkap rahasia itu dan
beruntunglah sedikit orang yang memahami maksud dari sebuah
pertemuan. Yang kupahami adalah, aku bertemu dengan Enong,
menjadi sahabatnya, membantunya membuat puisi, namun maksud
sesungguhnya tak lain Tuhan ingin menunjukkan katalog peninggi
badan itu padaku. Maka, termasuklah aku dalam golongan sedikit
orang yang beruntung itu.
Aku telah digulung Zinar di papan catur. Aku telah di
makzulkannya di meja pingpong. Aku telah dicadangkan secara
abadi di lapangan sepak bola. Sekarang, kebenaran yang hakikat telah
16 19. Naga Kemala Putih Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
datang. Yaitu, Taruhlah, tidak ada hal-hal lain yang mempengaruhi,
dan seorang perempuan yang dihadapkan pada pilihan antar pria
yang pendek dan pria yang tinggi, andai kata ia memilih pria yang
pendek, maka ijazah perempuan itu harus diterawang di bawah sinar
matahari. Sesederhana itulah logika---kalaupun itu bisa disebut
logika---dari seluruh kejadian konyol yang telah kualami. Fokusku
seharusnya tidak pada catur, pingpong, atau sepak bola, tapi pada
katalog Ortoceria! Itu. Katalog itulah ratu adil hidupku yang
sesungguhnya. Harapanku terbit lagi. Zinar pasti dapat kuatasi kali ini. Sakit
demam panas aneh yang telah merundungku selama empat hari,
tiba-tiba menguap. Aku sehat walafiat secara mendadak. Lebih sehat
dari orang yang sehat. Tinggi badan adalah persoalan laten bagiku. Waktu masih di
Sekolah Dasar dan lomba baris-berbaris, aku selalu di pasang di
banjar paling belakang. Akibatnya, kalau difoto tak pernah tampak.
157 Jika main voli, aku dan M. Nur tak pernah diajak. Kami berdua
adalah tukang bongkar-pasang net, tukang pompa bola, dan tukang


Padang Bulan Karya Andrea Hirata di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengambil bola yang terpelencat ke bawah rumah panggung.
Mengambilnya harus bertengkar dengan ayam beranak.
Sementara mereka yang tinggi---Mahar, Trapani, dan Kucai---sentosa
benar dipuja-puji penonton setelah men-smes bola yang kami
perebutkan dengan ayam beranak tadi. Sungguh tak adil dunia ini.
Mereka---Mahar, Trapani, dan Kucai---juga tak mengajak kami main
lompat tinggi. Mereka main basket, aku dan M. Nur main kasti.
Mereka ikut paduan suara, aku dan M. nur ikut samroh.
Jika menghapus papan tulis, aku harus naik bangku dan
ditertawakan seisi kelas. Pada lomba azan, tiang mikrofon harus
diturunkan. Karena tak bisa diturunkan lebih rendah lagi, mikrofon
harus dipegangi panitia sehingga menimbulkan pemandangan yang
menggelikan. Karena panitianya capek dan kesal, mikrofon
kadangkala dijauhkannya dari mulutku sehingga suaraku timbul
tenggelam. Itulah sebabnya mengapa aku selalu dapat juara harapan
tiga! Padahal, azanku jauh lebih merdu dari azan Mahar, Trapani, dan
Kucai. Aku dan M. Nur tak pernah sukses berebut uang koin yang
dihamburkan tuan rumah dalam kenduri menyelamati bayi.
Uang-uang koin yang dimasukkan ke dalam stoples dicampur beras
dan irisan kembang sepatu itu, dihamburkan dari beranda rumah
panggung ke pekarangan. Anak-anak yang jangkung macam Mahar, Trapani, dan Kucai
menengadahkan tangan untuk menangguk koin sebanyak mungkin.
Aku dan M. Nur meliuk-liuk di antara kaki mereka. Yang kami dapat
hanya beras dan kembang sepatu.
Jika tiba masa memangkas rambut, aku dan M. Nur terlalu
rendah di bangku sehingga kami harus dipangkas sambil berdiri.
17 19. Naga Kemala Putih Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Orang-orang yang melihatnya tertawa terpingkal-pingkal melihat
manusia dipangkas sepert biri-biri dikuliti.
158 Beranjak remaja, jika menonton film di Markas Pertemuan
Buruh, aku harus duduk paling depan.
Layar dan pengeras suara TOA terlalu dekat membuat
pandangan berpendar, telinga berdengung, dan kepala pening.
Keluar dari gedung, aku berjalan limbung seperti orang yang habis
diputar-putarkan. Kalau ada pemilihan pengibar bendera dan bujang Melayu, pasti
Mahar, Trapani, dan Kucai terpilih. Aku dan Detektif M. Nur,
jangankan terpilih, mendaftar saja tak boleh.
Setelah dewasa, semuanya kurang satu jinjit. Jika aku berjinjit,
segala urusan beres. Di atas meja kupasang bangku, naiklah aku ke atas bangku itu
untuk mengganti bohlam yang putus, dan betapa menyedihkan,
tanganku masih tak dapat menggapai bohlam. Aku masih harus
berjinjit agar dapat memutarnya.
Kopiah di kapstok Ayah, bisa kujangkau hanya dengan berjinjit.
Obat-obatan Ibu, di atas lemarinya, jika ia minta bantuanku, hanya
dapat kuraih jika aku berjinjit. Mengambil kunci di atas kusen pintu,
jika harus berjinjit, pun mengambil barang dari rak-rak di toko.
Duduk di atas sadel sepeda yang diam, kaki harus berjinjit agar
tak terjungkal. Suatu ketika sepedaku berhenti di lampu merah, di
sebuah perempatan jalan di sebuah tempat di Groningen.
Serombongan anak Belanda, yang kutaksir anak-anak SD saja,
juga berhenti, namun tak seorang pun turun dari sepeda. Dengan
mantap setiap orang tetap duduk di sadel dengan kaki teguh
menahan sepeda. Hanya aku yang turun, lalu berdiri di samping sepeda seperti
gembala ngangon sapi. Padahal, sepedaku adalah sepeda anak-anak.
Mereka berbisik-bisik geli melihatku. Penderitaan sepeda ini sifatnya
diamdiam. 159 Derita ini hanya dipahami dan merupakan rahasia pahit
orang-orang pendek. Mereka yang jangkung tak pernah tahu soal itu.
Menonton pertandingan bulu tangkis di barisan belakang, harus
berjinjit. Menyembunyikan sandal guru ngaji di dalam beduk, juga
harus berjinjit. Jika ketahuan, disuruh mengambilnya, kembali harus
berjinjit. Nyolong jeruk di pekarangan rumah uwak haji, harus pula
berjinjit. Mengambil tas dari kompartemen di dalam pesawat terbang,
harus berjinjit. Adakalanya mesti dibantu pramugari, yang
melakukan itu sambi tersenyum simpul, betapa memalukan.
Menggapai palang besi pegangan di dalam bus kota atau
gerbong kereta, harus berjinjit.
Menaikkan tombol sekering pada meteran listrik, harus pula
18 19. Naga Kemala Putih Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
berjinjit. Padahal, listrik di rumah kami sering sekali mati karena
hanya 2 ampere. Jika di toko melihat sepatu perempuan berhak tinggi.
Tubuh rasanya merinding, dan hati dipenuhi doa agar dunia segera
kiamat. Begitu baknya soal dapat kupecahkan dalam hidupku dalam
satu jinjit. Singkat kata ringkas cerita, satu jinjit adalah resolusi abadi
hidupku. Tahun demi tahun aku mendambakannya. Ini bukan melulu
soal teknis menyangkut bohlam, nyolong jeruk, sepeda, atau meteran
listrik tadi, namun seandainya aku bertambah satu jinjit saja---yang
secara matematika ternyata seperti onak dan duri dengan 4
sentimeter, maka terbebaslah aku dari batas psikologis orang pendek
yang menyiksa pria-pria kurang percaya diri di republik ini. Aku pun
telah punya konsep yang jelas untuk mendefinisikan batas itu, yaitu
160 sentimeter. Jika terlaksana, aku akan terlempar ke dalam
lingkaran pergaulan yang lebih luas dan profesi-profesi yang hebat.
Maskapai penerbangan, bank, militer, jawatan kereta api,
umumnya memicingkan mata untuk mereka yang bertubuh di bawah
160 centimeter. Kantor pajak pun mulai ikut -ikutan. Biar saja, kalau
nanti mereka kongkalikong dengan penegak hukum untuk
160 menggelapkan pajak, bui akan dipenuhi orang-orang tinggi, dan
orang-orang pendek selamat. Aturan yang kurang adil itu makin
membuat angka 4 semakin keramat bagiku. Belum menghitung soal A
Ling yang telah membuatku senewen. Ia menjadi setengah hati
padaku, bukanlah soal lain, bukan, melainkan soal satu jinjit itu.
Hanya selama ini ia tak tega mengatakannya padaku.
Kudekap katalog Ortoceria!. Dadaku dipenuhi perasaan haru
sekaligus melambung. Kuambil sepucuk kertas dan kutulis: Rencana
F: Menambah tinggi badan 4 sentimeter. Kuanggap rencana ini
sebagai gagasan linier dari catur, pingpong, dan sepak bola dengan
tujuan sederhana dan jelas: mengalahkan Zinar. Kubayangkan A Ling
kembali dari Tanjung Pinang, lalu terbelalak melihat penampilan baru
yang mendebarkan. 161 Mozaik 32 Puisi TAPI, rupanya alat peninggi badan Ortoceria! Itu sangat mahal.
Tak mengapa, dengan senang hati aku kerja lembur di warung kopi
sampai jauh malam. Apa yang susah untuk sebuah resolusi seumur
hidup" Tidak ada. Apakah saya mengeluh karena bekerja 16 jam sehari
demi mengumpulkan uang receh rupiah demi rupiah demi alat
peninggi badan itu" Tidak. Apakah saya merasa malu berkata kepada
paman saya, Pamanda, sudikah kiranya Pamanda meminjami uang"
Tidak. 19 19. Naga Kemala Putih Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Paman bertanya, untuk apa aku secara mendadak perlu uang"
Adakah berhubungan dengan halhal yang melanggar hukum"
Selidiknya. Aku diam seribu bahasa. Ia menatapku dengan tajam, dan
ia tahu, meskipun akan dicampakkan ke api neraka yang
berkobar-kobar, aku tak mau menjawab. Ia berhenti bertanya. Ia
merogoh kantongnya dan meminjamiku uang, melalui satu kebijakan
tata buku seperti ini. Itu artinya, bulan depan aku tidak akan diupah Paman karena ia
memberiku utangan. Kucium tangan Paman dan tanpa ambil tempo
kusambar sepeda, pontang-panting ke kantor pos dan mengirim
162 wesel pada Ortoceria!. Pada kolom berita wesel, kumohon agar alat
itu cepat dikirim. Maksudku, sebelum semuanya terlambat dan A
Ling benar-benar digondol Zinar. Cinta, kali ini membuatku berkelahi
dengan waktu. Mulai malam setelah mengirim wesel itu, tak semalam pun
lewat tanpa aku memanjatkan pinta pada Tuhan yang Maha Pemurah
agar menambah tinggi badanku 4 sentimeter saja, tak lebih dari itu.
Sambil sedikit menggerutu, apakah 4 senti itu terlalu banyak
untuk diminta" Setelah itu, aku berdebar-debar menunggu pesananku
datang. Hampir setiap hari aku ke kantor pos menanyakannya. Di
sana, aku selalu berjumpa dengan Enong, dan perempuan yang
memang berpembawaan jenaka itu, tampak makin gembira saja.
Enong tetap teguh dengan pendiriannya untuk menguasai
bahasa Inggris meski semua orang mengatakan sudah sangat
terlambat untuk belajar dan tak ada gunanya pintar berbahasa
Inggris. Ingin bicara dengan siapa"
Orang-orang itu telah melupakan bahwa belajar tidaklah melulu
untuk mengejar dan membuktikan sesuatu, namun belajar itu sendiri
adalah perayaan dan penghargaan pada diri sendiri.
Pastilah hal itu yang dialami Enong. Adapun aku, adalah orang
yang bersedia melakukan upaya apa pun meskipun konyol dan tak
masuk akal, untuk merebut lagi cinta yang telah diambil orang
lain. Kombinasi dua harapan yang ganjil itu membuatku dan Enong
dekat dengan cara yang unik.
Enong mengeluarkan buku catatannya dan memperlihatkan
puisi yang dulu pernah kubuatkan untuknya.
Bulan di atas kota kecilku yang ditinggalkan zaman
Orang asing Orang asing 163 Seseorang yang asing Berdiri di dalam cermin Tak kupercaya aku pada pandanganku
Begitu banyak cinta telah diambil dariku
20 19. Naga Kemala Putih Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Aku kesepian Aku kesepian di keramaian
Mengeluarkanmu dari ingatan
Bak menceraikan angin dari awan
Takut Takut Aku sangat takut Kehilangan seseorang yang tak pernah kumiliki
Gila, gila rasanya Gila karena cemburu buta Yang tersisa hanya kenangan
Saat kau meninggalkanku sendirian
Di bawah rembulan yang menyinari kota kecilku yang ditinggalkan zaman
Sejauh yang dapat kukenang
Cinta tak pernah lagi datang
Bulan di atas kota kecilku yang ditinggalkan zaman
Bulan di atas kota kecilku yang ditinggalkan zaman
Enong mengeluarkan lagi selembar kertas dari dalam tasnya. Di
bagian atas kertas itu terdapat tulisan excellent dan sebuah paraf.
"Diparaf Ibu Indri sendiri. Nilai terbaik, Boi!" di bawah tulisan
excellent kubaca terjemahan puisi itu.
164 Moon Over My Obscure Little Town
Stranger Stranger Someone stranger Standing in a mirror I can't believe what I see
How much love has been taken away from me
My heart cries out loud Everytime I feel lonely in the crowd
Getting you out of my mind
Like separating the wind from the cloud
Afraid Afraid I'm so afraid Of losing someone I never have
Crazy, oh, crazy Finding reasons for my jealousy
All I can remember When you left me alone Under the moon over my obscure little town
As long as I can remember
Love has turned to be as cold as December
The moon over my obscure little town
The moon over my obscure little town
165 21 19. Naga Kemala Putih Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Aku terpesona. Kubaca puisi itu berulang-ulang. Kupandangi
Enong, puisiku telah digubah
dengan sangat bagus, jauh lebih bagus dari puisi asli yang
kutulis. "Ada surat dari Bu Indri untukmu,"
Kubaca: Kak Enong yang menerjemahkan puisi itu ke dalam bahasa Inggris dan saya
membantunya. Maaf, saya telah mengganti beberapa bagian, bahkan
menambahi nya, agar berima dalam kalimat Inggris. Ini semacam terjemahan
bebas saja. Saya adalah pecinta puisi. Saya juga senang menulis puisi. Saya
punya buku puisi koleksi pribadi. Saya harap suatu hari kita bisa berjumpa
untuk membaca dan ngobrol tentang puisi.
Kurasa, aku dapat menerima penerjemahan secara bebas yang
dilakukan Bu Indri atas puisiku
dan kurasa hal itu indah dan pintar. Aku pun dapat merasakan
bahwa ketika menulis surat itu, Bu Indri
dilanda perasaan senang. 166 Mozaik 33 Revolusi AKU menerima lagi beberapa pucuk surat dari Bu Indri yang ia
titipkan melalui Enong. Pada surat ketiga, ajakan ngobrol tentang
puisi, berubah menjadi ajakan membaca bersama koleksi puisinya.
Pada surat keempat, guru bahasa Inggris itu mulai mengirimkan
puisi-puisinya. Ia sangat berbakat.
Setelah surat kelima, aku dapat mengendus ke mana arah
surat-surat itu. Jika menyerahkan surat dari Bu Indri, Enong
mengerling dan tersenyum penuh rahasia. Satu perasaan suka


Padang Bulan Karya Andrea Hirata di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memukul hatiku. Namun, setiap kali membaca surat itu, aku teringat pada A Ling.
Satu perasaan duka memukul hatiku pula. Akankah Ia kembali lagi ke
kampung" Akankah aku dapat menemuinya lagi" Lalu, aku
terpelencat ke sebuah lamunan. Dunia ini rupanya penuh dengan
orang kita inginkan, tapi tak menginginkan kita, dan sebaliknya.
Kurasa itulah postulat pertama hukum keseimbangan alam. Jika kita
selalu mendapatkan apa yang kita inginkan, seseorang akan naik ke
puncak bukit, lalu meniup sangkakala, dunia kiamat.
Dalam pada itu, berusaha untuk mendapatkan apa yang kita
inginkan, barangkali akan membuat Tuhan memperlambat kiamat.
Untuk menghindari Bu Indri dari harapan yang kosong, setelah tiga
kali, kuputuskan berhenti membalas suratnya. Bukan, bukan karena
ia kurang hebat bagiku, atau aku terlalu bagus untuknya, sama sekali
bukan. Tapi, lantaran sebuah senyum, satu kerlingan mata yang lain
telah mengokupasi seluruh hidupku. Maka, kufokuskan kembali
22 19. Naga Kemala Putih Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
167 perhatianku pada impian 4 sentimeterku dan upaya merebut A Ling
dari tangan Zinar. Tujuan yang sederhana dan sangat jelas.
Bagian yang paling menentukan dari tujuan itu, yang telah
Kutunggu-tunggu hampir 2 minggu, hampir selama hidupku,
akhirnya datang. Paket Ortoceria! tiba dari Jakarta! Paket itu sangat
besar. Tuan Pos kesusahan membawanya dengan sepeda.
Seluruh sisa sore, aku hampir tak mengerjakan apa pun selain
memandanginya dan mendugaduga alat macam apa yang ada di
dalam bungkusan itu, yang mampu membuat seseorang, tiga minggu
dari sekarang menjadi seorang yang tinggi menawan, tak perlu
berjinjit-jinjit. Gugup hati ini dibuatnya.
Kuputuskan menunggu malam untuk membuka paket itu.
Alasannya macam-macam, antara lain, keseluruhan proyek 4
sentimeter ini, haruslah rahasia. Tak seorang pun, bahkan Ibu, Ayah,
Enong, Paman, dan Detektif M. Nur---orang-orang terdekatku
sekarang---tak boleh tahu. Karena, dari sisi mana pun melihatnya,
sesungguhnya proyek peninggian badan ini adalah hal yang agak
memalukan. Biarlah nanti mereka terkagum-kagum melihat hasilnya.
Hal lain, benda yang amat berfaedah semacam itu haruslah
diperlakukan dengan rasa hormat. Maka, kuputuskan membuka
paket itu pada malam nan syahdu, dengan penuh perenungan
spiritual. Setelah Ayah dan Ibu tidur, ayam-ayam, bebek, kucing, dan
cecak-cecak juga sudah tidur, aku berjingkat-jingkat ke sudut kamar.
Aku bersimpuh di dekatnya, lalu membukanya pelan-pelan.
Kuungkap lembar demi lembar penutupnya. Tak lama
kemudian kutemukan sebuah tas plastik hitam seperti tas kasur lipat
dengan ritsleting yang panjang. Tas itu menggelembung karena
menampung benda besar yang dimasukkan dengan cara
dijejal-jejalkan. Jantungku berdegup-degup karena dari kemasannya
saja tampak Ortoceria! memang tidak main-main. Rasanya tak
168 sanggup kubuka tas itu untuk melihat benda ajaib macam apa yang
akan mengubah jalan hidupku. Jika seseorang telah dirundung suatu
masalah seumur hidupnya, dan tahu-tahu jaraknya dengan
penyelesaian masalah itu hanya dengan sekali tarik ritsleting, maka
wajarlah orang itu menjadi gegap gempita dadanya.
Aku bangkit lalu hilir mudik di dalam kamar. Mataku lekat
memandangi tas itu. Tapi, kusadarkan diriku sendiri bahwa musuh
terbesarku adalah waktu. Maka, tak ada tempo untuk
berkhayal-khayal. Kukuatkan hati, Kudekati tas itu, lalu kubuka ritsletingnya. Baru
setengah kubuka, ritsleting itu bingkas dengan sendirinya sebab
seonggok benda bertali-tali di dalamnya memberontak ingin keluar.
Ia pun rupanya sudah tak sabar ingin menemuiku, ingin
menyelesaikan masalahku. Aku terjajar ke belakang dan terduduk di
lantai, kulihat benda itu menyeruak serupa anak gurita raksasa yang
23 19. Naga Kemala Putih Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
baru lahir. Aku terpana. Alat peninggi badan itu rupanya semacam kostum tali-temali
yang bentuknya sulit dilukiskan dengan kata-kata. Menatapnya, aku
teringat akan banyak hal, misalnya pakaian algojo untuk meregang
orang yang mau dihukum mati di kursi listrik, atau baju perangkap
dari kulit yang dipasangkan pada kuda agar dapat
mengendalikannya saat dikebiri. Aku kian takjub melihat sebuah
benda tertinggal di dalam tas: tabung oksigen!
Kudekati kostum itu dan Kuangkat seperti mengangkat bayi.
Tampaknya ia terbagi menjadi tiga bagian. Bagian bawah adalah
cawat dari bahan kulit, persis celana dalam---tepatnya celana luar--Superman. Bagian tengah,
adalah korset dengan satu slang kecil yang
membingungkan. Bagian atas, sarung kulit selebar telapak tangan
yang agaknya harus dililitkan di leher. Ketiga bagian itu ditautkan
satu sama lain melalui cincin klem aluminium mirip perkakas para
pendaki gunung. Begitu banyak tali dan ban kulit yang susah
dipahami maksudnya. 169 Namun, aku tak cemas sebab ada buku manualnya, tebal, meski
hanya dalam bahasa Indonesia saja. Kubaca dengan saksama dan
terang benderanglah semuanya bahwa hukum alam adalah kunci
kesuksesan alat peninggi badan itu.
Idenya sangat genius meskipun juga, amat sederhana. Yaitu,
tubuh manusia dianggap seperti karet dan dapat ditinggikan dengan
membetot tulang belakang. Caranya dilakukan dengan menggantungkan tubuh dengan menopangkan seluruhnya berat
badan pada sarung leher kulit itu. Dalam keadaan tergantung-gantung seperti buah nangka, tubuh akan ditahan oleh
korset dan celana dalam Superman tadi, selebihnya biarlah gravitasi
yang bekerja. Kostum itu jelas merupakan sebuah sistem, sebab jika satu ujung
tali ditarik akan berakibat pada seluruh kostum, termasuk
mengecilkan sarung leher itu. Dengan demikian, jika salah tarik, pasti
pemakaianya akan tersengal-sengal. Pada korset tampak cap
tengkorak dengan silang merah dan tulisan Danger.
Dalam keadaan darurat, misalnya mekanisme tali-temali yang
semrawut itu kemudian mencekik leher sehingga mengundang
24 19. Naga Kemala Putih Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
malaikat maut, slang yang terhubung dengan tabung
oksigen---dengan cepat mesti bisa disambar dengan dibekapkan ke
mulut, supaya nyawa tidak melayang. Aku kagum pada perancang
kostum itu. Jika bukan seorang yang cerdas luar biasa, ia pasti seorang
psikopat---yang punya bakat menjadi pembunuh berantai.
Kubaca manual itu berulang-ulang dan kukerahkan seluruh
kemampuanku berpikir. Soal ini lebih runyam dari matematika
ekuilibrium, hal tersulit yang pernah kutemui. Akhirnya, aku
mencapai dua kesimpulan, bahwa secara teoritis, di atas kertas, secara
buku manual, ide yang dibangun atas alat itu amat masuk akal. Maka,
ia harusnya memberi hasil andai kata digunakan secara santun sesuai
dengan buku petunjuknya, dan semua itu tak lain membuatku senang
tak kepalang. 170 Kesimpulan kedua, jika alat pengekang kuda itu berhasil
meninggikan badan, yang patut dikalungi medali emas adalah
hukum gravitasi, yang merupakan ciptaan Tuhan.
Jika gagal, yang harus disalahkan juga Tuhan yang sedang
duduk di langit. Karena pendek dibuat-Nya menjadi nasib manusia,
karena jika menciptakan wanita cantik, pasti selalu tinggi-tinggi.
Maka, berhasil atau gagal, Tuhan tetap dapat bagian. Namun
dalam seluruh kejadian ini, selain Tuhan, harus ada yang kita
persalahkan. Orang itu adalah pemerintah Republik Indonesia, yang
membuat rakyat tak cukup gizi sehingga menjadi pendek.
Kucoba mengenakannya. Sungguh hebat rasanya. Dibungkus
kostum itu, aku seakan memakai baju ajaib untuk diterbangkan ke
bulan. Empat sentimeter. Bukalah lagi masalah yang harus
dirisaukan. Tiba-tiba, sangat jarang terjadi, aku merasa mengantuk. Lalu,
aku tertidur. Inilah tidurku yang paling pulas sejak kudengar berita A Ling
diboncengan Zinar. Lalu, aku bermimpi naik sepeda juga
membonceng A Ling. Di lampu merah, aku berhenti. Kedua telapak
kakiku rapat menginjak jalan. Tak perlu berjinjit. A Ling duduk di
belakang, anggun, tak bergerak sedikit pun. Ia tak perlu menjulurkan
kakinya ke jalan untuk turut menjaga keseimbangan sepeda, seperti
yang selalu ia lakukan jika kubonceng. Aku menoleh padanya, ia tak
acuh, karena ia sedang sibuk menguteksi kukunya. Ah! Hidup
memang terlalu pendek untuk dilalui sebagai orang pendek!
171 Mozaik 34 Piala SELURUH pertandingan untuk 25 19. Naga Kemala Putih Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
memperingati hari Kemerdekaan 17 Agustus usai. Zinar tak berjaya di papan catur,
namun ia menggondol tempat pertama pada kejuaraan pingpong. Hal
itu membuat perasaanku lapang sebab aku memang dikalahkan oleh
seorang juara. Pemikiranku adalah: orang-orang lain juga kalah
darinya. Persoalan apakah mereka mengendap atau tidak di bawah
meja pingpong untuk menyelamatkan diri dari smes Zinar, Kuanggap
soal teknis semata. Orang yang kalah memang punya seribu alasan.
Dalam hal sepak bola, tim Zinar juga berjaya. Ia naik ke undakan
paling tinggi dari tiga undakan untuk menerima piala karena ia
adalah sang kapten tampan bertungkai panjang dengan tembakan
bebas sejauh 30 meter, menggelegar bak peluru meriam. Ia juga
menerima piala untuk pertandingan voli karena ia juga sang kapten.
Berminggu-minggu sebelumnya, pernah Kubayangkan bahwa
tubuhku akan meriang melihat Zinar menerima piala-piala itu.
Karena piala-piala itu adalah pengejawantahanku sebagai seorang
lelaki pecundang yang pacarnya direbut oleh orang lain, dan orang
lain itu tak perlu bersusah-susah untuk merebutnya. Saat itu aku
menganggap: tak rela mengakui keunggulan orang lain adalah salah
satu sifat paling misterius dari cemburu. Bahwa cemburu, juga seperti
iri, dan seperti dengki, yaitu seekor omnivor---binatang pemangsa
segala---yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui darah, lalu
bercokol di dalam perut dan membunuh orang yang memeliharanya
dengan memakan hatinya, sedikit demi sedikit.
172 Orang yang cemburu sepertiku, jika bercermin, akan membelah
cermin. Jika Pemilu- menjual suara. Jika tak punya uang-jadi penipu.
Jika punya uangjadi rentenir. Jika menjadi supporter-menyalahnyalahkan wasit. Jika mencintai-menyakiti. Jika
menjadi politisi-korupsi.
Namun, adakah aku menggelapkan uang kas masjid di mana
kedudukanku sebagai sekretaris Dewan Kemakmuran Masjid" Tidak.
Adakah aku benci melihat wajahku sendiri di cermin" Tidak.
Adakah tubuhku meriang waktu melihat Zinar menerima
berupa-rupa piala" Tidak. Aku bahkan, seperti orang lain, bertepuk
tangan salut padanya. Wahai Zinar, tak apa-apa, terimalah seluruh
piala yang ada di dunia ini sebab aku sudah punya senjata rahasia
yang akan membalasnya secara setimpal: Ortoceria!, ini juga sifat
paling misterius dari cemburu.
Sementara itu, selain jiwaku yang bergelora, semuanya kembali
berjalan sebagaimana biasa. Warung kopi tetap ramai, papan catur
digelar lagi, dan Agustus masih meniup-niupkan ujung angin selatan.
26 19. Naga Kemala Putih Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Enong, tetap mendulang timah, dan Detektif M. Nur makin
tergila-gila pada burung dara. Sore hari, ia melatih burung-burung
daranya di halaman luas gudang-gudang instalasi pertambangan
timah yang telah diabaikan di pinggir Sungai Linggang.
173 Mozaik 35 Lihai PERSOALAN baru muncul, yaitu menemukan tempat untuk
mempraktikkan alat peninggi badan itu. Aku tak mungkin
melakukannya di rumah karena rumah kami hanyalah rumah
panggung kuno Melayu. Seluruhnya dari kayu dan telah berumur hampir 150 tahun. Jika
angin kencang, penghuninya gugup.
Sedangkan alat itu, harus digantungkan pada palang yang
teguh, dan meski pendek---kurang satu jinjit---tubuhku tidaklah
ringan. Seumpama kupraktikkan di rumah, bisa-bisa rumah kami
ambruk. Selain itu,pasti ketahuan Ibu karena ia adalah ibu rumah
tangga full time, tak pernah ke mana-mana selain belanjasayur ke
pasar atau ke masjid. Di masjid, takut ketahuan guru ngaji, lagi pula tidak etis. Di
belakang rumah ada pohon Kamboja tua yang dahannya cukup kuat
dan letaknya tersembunyi. Namun, seorang pria tergantung di dahan
pohon Kamboja kuburan, tak elok nian tampaknya.
Pening aku mencari tempat untuk alat itu. Sampai
berkeliling-keliling kampung. Namun, beruntung ketika melewati
jembatan Linggang, kutemukan tempat yang sangat pas.
Tempat itu adalah gudang-gudang tua bekas instalasi pencucian
timah, persis di pinggir Sungai Linggang. Sejak maskapai timah
gulung tikar, bangunan itu diabaikan. Dindingnya seng tebal dan
rangkanya besi. Di belakangnya ada halaman luas yang dulu
merupakan tempat parkir. Tempat itu sangat sepi, jarang didatangi
174 orang. Hanya M. Nur yang sesekali melatih burung merpati di
lapangan tadi atau pendulang timah mencari timah di pinggir sungai.


Padang Bulan Karya Andrea Hirata di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Minggu sore, waktu yang telah kupilih dengan teliti, dengan
semangat menggebu, dan ribuan harapan yang manis, kudatangi
gudang-gudang kosong itu. Mulanya aku berpura-pura duduk di
sebuah bangku di depan sebuah gudang dengan sikap seolah tak
sedang ingin melakukan apa pun. Hanya duduk malas saja di situ
untuk menghabiskan waktu.
Aku mengecek kiri-kanan. Yang ada hanya riak halus Sungai
Linggang, teriakan burung-burung camar yang berputar-putar di atas
dermaga, dan anjing-anjing pasar yang menguap dan sesekali
bertengkar. Agar lebih meyakinkan, seperti anjing-anjing pasar itu,
aku juga menguap-uap. Sebenarnya dadaku bergemuruh.
27 19. Naga Kemala Putih Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Setelah yakin, aku berlari mengendap-endap menuju pintu
gudang sambil membopong tas besar berisi kostum Ortoceria! itu.
Pelan-pelan kubuka pintunya yang tinggi, berderit-derit.
Gudang itu besar. Di sudutnya bertumpuk-tumpuk benda
usang, tong, meja, dan bangku-bangku yang berdebu. Di Dindingnya
masih ada papan tulis jadwal shift kerja kuli tambang.
Langit-langitnya dipenuhi sarang burung layang-layang. Di tengah
gudang, melintang palang besi penyangga plafon.
Kutarik sebuah meja ke bawah palang itu dan kuletakkan
bangku di atasnya. Dengan perasaan meluap-luap, tegang bercampur gembira,
kuletakkan buku manual di atas meja. Kukeluarkan kostum dari
tasnya dan mulai kuikuti 12 langkah cara menggunakannya.
Bagian mula cukup sulit, yaitu menyambungkan tabung oksigen
dengan slang melalui sebuah derat yang dikuatkan dengan mur. Tapi,
aku sukses. Tak lama kemudian, tali-temali yang runyam dan centang
perenang telah mengikat sekujur tubuhku mulai dari mata kaki
175 sampai ke leher. Korset dan cawat Superman pun telah terpasang
dengan ketat dan mantap. Mendebarkan.
Aku naik ke atas meja, lalu ke atas bangku. Tindakan berikutnya
adalah melemparkan dua ujung tali ke palang besi, untuk mengaitkan
dua klem aluminium yang menjadi kepala tali itu. Pada dua tali itulah
aku akan bergelantungan. Kulemparkan dua tali tadi seperti koboi menibar leher sapi.
Sukses. Tahap final, meletakkan dagu di atas semacam penampang
dari kulit yang merupakan bagian dari sarung leher. Sayangnya,
bangku itu masih kurang tinggi untuk menggapai penampang tadi.
Sekali lagi, kurang satu jinjit! Kurang ajar dan ironis sekali. Dalam
hatiku kesal dan berjanji bersungguh-sungguh, bahwa itulah satu
jinjit terakhir dalam hidupku!
Maka, aku berjinjit, namun sial, masih kurang beberapa
milimeter saja. Aku berjinjit lagi sampai sakit ujung-ujung jari kakiku.
Masih kurang sedikit lagi, sangat sedikit. Setelah mencoba beberapa
kali dan gagal terus, akhirnya aku marah. Kukerahkan seluruh
tenagaku, aku berjinjit lagi dan gagal lagi.
Sekarang aku benar-benar marah. Kutahan napasku,
kutumpukan semua kekuatan pada di ujung jempol kakiku seperti
penari balet dan terjadilah petaka itu. Sentakan tubuhku yang
memaksa berjinjit membuat penampang leher yang seharusnya
menopang daguku meleset ke belakang dan langsung menjerat
leherku. Lebih sial lagi, sentakan itu juga membuat bangku yang
kupijak jatuh. Maka, seluruh tubuhku langsung bergantung serupa
buah nangka. Aku meronta-ronta mencoba melepaskan cekikan di leherku,
tapi jeratan itu sangat kuat karena ditarik oleh berat badanku sendiri.
Ini hukum alam yang sederhana, namun kejam tiada ampun, yaitu
gravitasi yang seharusnya menjadi pahlawan dalam seluruh rencana
agung meninggikan badan ini, malah berubah menjadi senjata yang
28 19. Naga Kemala Putih Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
176 mematikan karena gravitasi menyebabkan leherku akan semakin
tercekik semakin aku meronta.
Dalam waktu singkat megap-megap, lalu tersedak-sedak.
Kemudian, lidahku menjadi pendek dan bola mataku mau meloncat.
Aku terus meronta untuk membebaskan diri dari maut, lalu kepalaku
mulai tak terasa. Aku seperti tak berkepala. Oksigen yang terhambat
menuju otak membuatku mulai tak sadar. Napasku tinggal satu-satu.
Begini rupanya rasanya orang gantung diri. Sungguh mengerikan.
Lalu kakiku mulai tak terasa. Baal itu naik ke atas sehingga aku
merasa tak punya pantat. Pergi entah ke mana. Selangkang, jangan
dibilang. Karena aku terus berontak, gudang tua itu
bergoyanggoyang. Aku tak dapat bernapas. Keadaanku kritis. Lorong-lorong gelap
berkelebat, kadang-kadang tampak kilatan warna putih. Aku tahu,
semua itu bayangan menuju ajal. Aku panik. Dengan sisa tenaga aku
terus meronta. Kuharap bangunan itu roboh dan aku selamat, namun
tali semakin likat menjerat leherku. Nyawa telah sampai di
tenggorokanku. Inilah saatnya aku mati. Tiba-tiba di luar gudang
kudengar suara sepeda, lalu terdengar lagi sepeda itu seperti
dibanting. Sekonyong-konyong pintu gudang terbuka. Seseorang
tertegun di ambang pintu: Enong! Ia membanting dulang timahnya
dan menjerit sejadi-jadinya.
"Astaghfirullah! Innalillahi! Boi! Boi!!"
Lalu, berlari menyongsongku.
"Innalillahi! Apa yang kau kerjakan itu"!"
Ia menangkap kedua kakiku dan mengangkat tubuhku. Aku
tersedak-sedak. Enong pucat dan merepet tak henti-henti
mengucapkan asma Allah. "Pa ... pa ... r ...!" kataku sambil tersengal. Ia berusaha
memahami bicaraku, tapi bingung karena leherku tercekik suaraku
177 menjadi lucu seperti suara dakocan. Aku menunjuk parang di
pinggangnya. "Apa katamu! Tak tahu diuntung! Tak bisa mati menggantung
diri kini kau mau pakai parang"!"
"Pa ... pa ... rang!" bentakku lagi dengan suara kecil yang aneh
sambil memberi isyarat bahwa aku ingin memotong tali yang
menggantungku. Enong menghunus parang dari pinggangnya.
Kupotong tali itu, kami terjerembap seperti dua karung beras. Enong
bangkit. "Apa yang kaukerjakan, Boi"! Masya Allah!"
Pandanganku gelap. Seluruh persendianku rasanya remuk. Aku
baru saja meregang nyawa.
Enong tahu aku harus segera ditolong. Ia berlari keluar, lalu
berteriak. 29 19. Naga Kemala Putih Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Detektif! Kemari kau!"
Oh, betapa sialnya, Detektif M. Nur pasti sedang melatih
merpati di halaman gudang. Karma apa yang harus kutanggung"
Segala hal seperti telah disusun rapi untuk menyempurnakan aibku.
Detektif masuk dan terkejut melihatku.
"Kawanmu, sudah gelap mata! Kalau tadi tak kulihat,
almarhum, Boi! Almarhum!"
Detektif M. Nur melihat tali-temali yang terkulai di tanah dan
sisa tali gantungan di besi alangan plafon yang tadi kutebas dengan
parang. Mulutnya menganga, matanya terbelalak.
"Gantung diri?"
Enong mengangguk tegas. "Gantung diri, Boi!"
Detektif M. Nur menatapku dengan pandangan yang ganjil.
Sementara itu, aku berusaha mengumpul-ngumpulkan lembar demi
178 lebar nyawaku. Enong menepuk bahu Detektif. Ia sadar. Dari saku
lutut sebelah kanan bahu terusannya ia mengeluarkan minyak kayu
putih dan mengipas-ngipaskannya dihidungku. Ia terus
memandangku dengan wajah yang aneh, takut, dan tegang, namun
aku tak dapat dibohongi, dalam hatinya ia pasti girang tak kepalang.
Aku tersandar lemas dikaki meja. Lidahku yang tadi memendek
perlahan-lahan melar lagi seperti semula. Kedua bola mataku kembali
ke cangkangnya, dan mengerjap-ngerjap. Aku berusaha bicara karena
aku perlu minum. Tiba-tiba aku merasa sangat haus. Namun, Enong
dan Detektif M. Nur tak memahami kalimatku sebab suaraku lucu,
nyaring, dan terjepit, serupa suara dakocan.
Enong memotong tali yang masih mengikat tubuhku dan
membuka korset serta cawat Superman itu. Lalu, ia dan Detektif M.
Nur membopong tubuhku keluar gudang. Kami berjalan menuju
sepeda. Sebelum sampai ke sepeda, Enong mengayun-ayunkan kostum
Ortoceria! itu. "Benda durjana ini harus dibuang ke sungai!" katanya. Kulihat
benda itu melayang dilemparkan Enong, lalu berdentum di
permukaan Sungai Linggang. Kostum itu timbul tenggelam,
terombang-ambing dibawa arus ke muara, menuju Jakarta, kembali
ke tempat asal-muasalnya.
Detektif M. Nur mengambil sepedanya. Katanya aku harus
segera dibawa ke puskesmas. Aku tak mampu lagi berpendapat.
Mereka mengangkatku dan memasukkanku ke dalam keranjang
pempang di boncengan sepeda itu. Aku tak berdaya seperti seonggok
daging kurban saja. Detektif M. Nur menuntun sepeda. Enong
memegangiku sambil mendorong sepeda. Puji-pujiannya pada Allah
berderet-deret. Detektif M. Nur tampak prihatin. Sebuah sikap prihatin yang
canggung karena sambil menahan senyum.
179 30 19. Naga Kemala Putih Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kami melintasi pasar. Para penjaga toko, para pengujung
warung kopi, orang-orang yang tengah berjalan atau bersepeda,
anak-anak yang sedang bermain, bahkan kucing-kucing di jendela
loteng tokotoko, menghentikan apa yang sedang mereka kerjakan
karena memperhatikan kami. Memang sebuah pemandangan yang
tak biasa sekaligus lucu tak terkira: seorang lelaki dewasa berada di
dalam kerajang pempang di atas boncengan sepeda. Orang yang
dibawa bersepeda dengan cara seperti itu hanyalah anak kecil
berumur lima tahun agar kakinya tak dilibas jari-jari ban. Tambah
aneh lagi, orang itu dipegangi seorang perempuan setengah baya, dan
sepeda dituntun seorang lelaki kontet yang susah payah menahan diri
agar tidak tertawa. Sepeda kadang-kadang bergetar sebab lelaki
kontet itu menggigil-gigil tubuhnya. Kami tak ubahnya orang yang
terlepas dari rombongan pawai.
Karena melihat banyak orang melihat sesuatu, mereka yang
tengah berbelanja ikut-ikutan ingin tahu, ini adalah sifat massa.
Mereka keluar dari toko dan seperti berbaris menonton kami. Mereka
mulanya memandang heran, lalu berbisik-bisik, lalu tertawa, lalu
terpingkal-pingkal. Sungguh sial nasibku hari itu karena kami harus
melawati toko Zinar. Kulihat ia dan beberapa pelangganya ikut
menonton kami dan tertawa dari balik jendela tokonya yang indah.
Lelaki ganteng itu sama sekali tak menyadari bahwa dialah
sesungguhnya biang keladi sehingga aku berada di dalam keranjang
pempang, digiring oleh Enong dan Detektif M. Nur seperti sapi ingin
dijual ke pasar. Beberapa orang sempat bertanya apa yang terjadi. Mereka cemas
melihat wajahku yang pucat dan tampak seperti orang sakit parah.
Detektif M. Nur dan Enong mengambil sikap bijaksana untuk tidak
membuka aibku. Dengan kompak mereka mengatakan bahwa
penyakit ayanku kambuh waktu aku sedang melamun di dermaga.
Orang-orang itu memandangku dengan sedih dan memberiku nasihat
yang sangat simpati padaku bahwa kalau punya penyakit ayan,
jangan sering melamun. Mereka berharap aku cepat sembuh. Seorang
180 ibu mengatakan bahwa ia telah kenal denganku sejak aku bayu.
Katanya ia dulu suka menimang-nimangku. Katanya, rambutku telah
ikal sejak aku kecil, namun ia tak pernah menduga setelah dewasa
aku kena penyakit seperti itu. Disarankannya berbagai ramuan
tradisional untukku. Seorang ibu yang lain membelai-belai rambutku. Kupandangi
mereka dengan mata yang kuyu.
Di puskesmas, aku dibaringkan di atas brankar. Perawat datang
dan kukatakan dengan bersungguh-sungguh pada Detektif M. Nur
dan Enong agar jangan bercerita pada siapa pun soal kejadian di
gudang itu. Perawat menusuk lenganku untuk memasukkan infus.
Mengapa aku diinfus" Aku tak tahu. Lalu, ia memberiku obat yang
membuatku tertidur. Pukul tujuh malam aku terbangun. Kulihat
31 19. Naga Kemala Putih Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Enong duduk dengan wajah kesal di sudut ruangan.
"Aku kecewa padamu, Boi! Kecewa betul! Tak kusangka
pikiranmu sependek itu. Sungguh memalukan tabiatmu itu! Kau
orang Islam, apa bukan" Tak pernah sebelumnya Enong berkata keras
padaku. Sebenarnya aku bermaksud menjelaskan semuanya. Tapi,
situasiku runyam. Siapa pun yang melihatku waktu itu, cecak
sekalipun, pasti menduga aku mau gantung diri. Bahwa alat itu
sebenarnya untuk meninggikan badan, adalah hal yang sungkan
Kuungkap. Pilihanku antara disangka mau bunuh diri atau
menanggung malu karena mau meninggikan badan dengan cara yang
konyol. Aku tahu betul kaumku yang sangat gemar mengejek orang.
Jika kejadian di gudang itu terbongkar, aku akan menjadi
bulan-bulanan seumur hidupku. Aih, tak sanggup aku. Maka, kupilih
diam saja. "Kau tahu" Sampai
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
3220. Pendekar Naga Mas Yen To (Gan To) m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
pendek napasku karena terkejut melihat
kelakuanmu itu!" 181 Gusti Allah Yang Mahatahu, mengapa ironi tak kunjung luntur
dari hidupku. Aku hampir tewas karena bosan menjadi orang pendek,
dan dalam waktu kurang dari semenit Enong telah dua kali menyebut
kata pendek. "Panjang-pendeknya hidup manusia, berada di tangan Allah,
Boi! Kau tak boleh seenaknya saja mengambil alih tugas dan
wewenang malaikat maut!"
Tiga kali. "Tugas dan wewenangmu adalah hidup! Terus hidup, berjuang
untuk hidup! Masya Allah, Boi!
Hanya karena cinta kau sampai gelap mata! Perempuan di dunia
ini tak hanya A Ling!"
Enong makin bersemangat memarahiku, tapi tertunda karena
seorang perawat masuk. Perawat itu mengatakan mau mengganti
infusku karena slangnya terlalu pendek sehingga aku susah bergerak.
Empat kali. Perawat keluar, Enong kembali melotot.
"Masuk banyak perempuan lain, Boi! Kalau kau kesulitan


Padang Bulan Karya Andrea Hirata di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mencari jodoh, mengapa tak bicara
padaku" Masih banyak Keponakanku perawan tua di udik
sana!" Ia menarik napas panjang.
"Apa sukamu hanya anak Tionghoa" Usah kau cemas.
Kenalanku banyak perempuan Tionghoa yang tak laku-laku! Mau
Hokian, Khek, Ho Pho, Tongsan, lengkap!"
Aku memandangi langit-langit puskesmas. Cecak-cecak yang
tadi bergerak-gerak, diam menyimak Enong.
"Janganlah berputus asa. Lihatlah Kakak, ni, dari kecil Kakak
susah. Cobaan datang bertubitubi, tapi mana pernah Kakak patah
182 harapan. Tak pernah! Hidup ini harus tabah. Memang benar
badanmu pendek, tapi mukamu tak jelek-jelek betul. Paling tidak, kau
lihai berbahasa Inggris!"
183 Mozaik 36 Akrobat BEBERAPA hari setelah kejadian di gudang pencucian timah itu,
Enong mengundang Bu Indri ke rumahnya dan mengatur
1 20. Pendekar Naga Mas Yen To (Gan To) m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
perjumpaan kami di sebuah warung kopi.
Diamati dari dekat, guru bahasa Inggris itu memiliki mata anak
kecil yang besar, tapi bagus. Bulu matanya lentik seperti palsu, tapi
asli. Ia memiliki bentuk wajah yang mungkin tak banyak berubah
sejak ia remaja. Agak susah digambarkan, tembam tapi tidak, tidak
tembam tapi iya. Namun, senyumnya menawan. Ia cantik secara
moderat. Ia menunjukkan sebuah buku. Itulah buku puisi koleksi
pribadinya yang pernah diceritakannya padaku. Ia memintaku
membaca salah satu puisinya, ada bait macam ini:
Love walks on two feet just like a human being
It stands up on tiptoes of insanity dan misery
Puisi yang hebat. Kubaca sampai tiga kali dan aku terpengaruh.
Ternyata jika bersedia memasukkan sedikit saja puisi ke dalam diri
kita, perasaan bisa menjadi luar biasa. Namun, puisi itu bergema di
dalam hatiku sebagai sebuah ironi.
Aku mengerti maksud Enong mengatur pertemuan itu, dan
ketika Ibu Indri mengatakan bahwa ia mempersembahkan puisi itu
untukku, caranya mengatakan hal itu, tekanan di dalam ayunan
napasnya, dan sinar matanya ketika mengatakannya, membuatku
mengerti apa yang sedang terjadi.
184 Tapi, mari kubuat jelas sesuatu, walaupun selama belasan tahun
aku hanya mengenal satu perempuan saja, namun orang itu telah
membuat perasaanku melakukan semacam gerakan-gerakan akrobat.
Gerakan akrobat terakhir yang kulakukan adalah serupa burung
berekek hama padi kena jerat petani di tiang alangan di gudang tua
pencucian timah itu. Oleh karena itu, wahai Ibu Indri yang cantik dan budiman, di
dalam kalbuku berkata, saat kau gubah puisimu itu, kutaksir kau tak
benar-benar paham makna insanity---kegilaan---dan
misery---kesengsaraan. Kau patut menggali lebih dalam dengan
mewawancaraiku perihal dua perkara itu.
Besar kemungkinan, dirimu membuat puisi itu terdorong oleh
perasaan melankolis setelah menonton sebuah sinetron atau memang
kemampuan sastrawimu telah membuat kata-kata itu bernapas, lalu
hidup untuk menemukan ujung nan berima-rima. Namun, tak
tahukah dirimu" Cinta, akan membawa pelakunya pada kegilaan dan
kesengsaraan yang tak terbayangkan. Cinta, adalah sebuah tempat di
mana orang dapat menyakiti dirinya sendiri. Cinta, dapat pada
seseorang, atau pada cinta itu sendiri, dan keduanya mengandung
bahaya yang tidak kecil. Pertemuan yang menyenangkan itu terasa cepat dan tiba-tiba
Ibu Indri harus pamit. Ia berpesan padaku agar menulis puisi lagi
karena ia ingin membacanya. Kujawab di dalam hati, bahwa aku tak
menginginkan perempuan ini, tapi aku senang berada di dekatnya.
2 20. Pendekar Naga Mas Yen To (Gan To) m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Beberapa hari kemudian kuterima surat lagi dari Ibu Indri yang
dititipkan melalui Enong. Aku tak membalasnya, namun kupesankan
pada Enong untuk menceritakan bahwa aku sudah bersama A Ling,
tak bisa berpindah ke orang lain. Kukatakan semua itu dalam keadaan
A Ling telah disita oleh Zinar. Namun, Kawan, bukankah baru saja
kukatakan padamu soal insanity tadi"
185 Kurasa, Enong menyampaikannya dengan cara yang dramatis
pada guru bahasa Inggris itu, mungkin pula ditambahinya dengan
kejadian di gudang pencucian timah tempo hari sebab jawaban Bu
Indri kuterima dengan cepat.
Kupikir, Bu Indri akan mempermaklumkan keadaanku dan akan
memadamkan api asmara yang meletup-letup di dalam dadanya.
Namun, yang terjadi sebaliknya. Ditulisnya beruntai-untai puisi
dalam dua bahasa sekaligus tentang bagaimana ia semakin kagum
padaku. Bahwa ia tertarik padaku bukan karena penampilan
fisikku---terima kasih---melainkan bagaimana kesetiaanku selama
belasan tahun pada seorang perempuan telah menginspirasinya.
Menurut pandangannya, apa yang kulakukan demi cintaku
adalah sebuah tindakan yang heroik, dan lelaki semacam aku sudah
langka di dunia ini dan akan punah mirip nasib burung Dodo. Sedikit
catatan untukmu, Kawan, konon burung tak bisa terbang itu terakhir
terlihat dalam keadaan bernapas, dan tinggal seekor, pada 1921, di
Madagaskar. Kata perempuan lulusan fakultas sastra Inggris itu,
lelaki macam akulah yang telah ia cari seumur hidupnya, insane!
Insane! Pernah kubaca tanya-jawab kejiwaan di sebuah koran tentang
seseorang yang tak mudah jatuh cinta, namun ketika jatuh cinta ia
menjadi senewen. Mungkin Bu Indri termasuk tipe semacam itu.
Bagiku, situasi dengan Bu Indri menjadi dilematis. Ia menarik.
Daya tarik terbesarnya terletak pada keberaniannya untuk jujur. Di
sisi yang lain, aku melihat diriku seperti seekor kucing yang
malumalu didekati ikan goreng. Kucing itu naik mimbar, lalu
menyampaikan pidato penolakan. Andai kata Bu Indri datang dalam
situasi yang berbeda, dan di dalam hidupku tidak pernah ada
perempuan bernama A Ling, aku takkan ambil tempo untuk
mengakuisisinya. Namun, sekali lagi, A Ling, bersamaku atau tidak, tak mampu
membuatku berpaling pada siapa pun. Sebaliknya, Bu Indri
186 memperlihatkan tabiat wanita cantik umumnya, yaitu jika kita
mendekati mereka, mereka selalu telah menjadi milik orang lain, dan
jika mereka mendekati kita, situasinya pasti selalu tidak mungkin.
Sedangkan perempuan yang tidak kita inginkan, selalu berada di
sana, bak patung selamat datang, tak seorang pun mau
mengambilnya. 3 20. Pendekar Naga Mas Yen To (Gan To) m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
187 Mozaik 37 Koper MAKA, disinilah aku sekarang. Duduk di atas sepedaku yang
tersandar pada tiang jembatan Sungai Linggang. Kubayangkan alat
peninggi badan itu hanyut menuju samudra membawa impian 4
sentimeterku. Sempat kukirimkan surat kepada Ortoceria! bahwa alat mereka
bisa membuat orang celaka.
Suratku mendapat balasan dengan cepat dari direktur
perusahaan itu. Nama orang itu seperti nama latin tulang belulang.
Katanya, ia telah mendapat surat serupa dari banyak pelanggan dan
betapa ia berterima kasih atas masukkan yang sangat berharga.
Jangan cemas, kami telah melakukan peningkatan mutu keselamatan pada alat
peninggi badan itu dan telah sukses melalui percobaan pada monyet. Terbukti monyet-monyet itu
bertambah jangkung dan tak seekor pun tercekik.
Demikian jawaban dari kami. Terima kasih yang sebesar-besarnya atas
perhatian Saudara pada perusahaan kami. Ortoceria! Tinggi dan ceria! Dari tempatku melamun, tampak halaman gudang pencucian
timah. Sepi dan kosong. Hanya Detektif M. Nur bersuit-suit dengan
188 peluit kayunya, melatih beberapa ekor burung merpati. Sesekali
terdengar letusan mercon cabe rawit. Dengan cara itu, ia memacu
deras terbang merpati. Selain itu, sepi, hanya sepi.
Nun di ujung sana, di bantaran Sungai Linggang sebelah utara,
Enong dan beberapa penambang lainnya mendulang timah. Mereka
sesungguhnya tidak menambang, tapi mengais timah yang dulu
tercecer dari alat berat dan karung timah yang bocor ketika timah itu
dimuat ke kapal tongkang untuk dibawa ke PT Peleburan Timah di
Mentok, Bangka. Kukayuh sepeda, untuk melarikan hati yang sedih, ke
satu-satunya tempat yang selalu menjadi penghiburanku sejak kecil
dulu: kapal keruk tua di pinggir sungai. Namun, sampai di sana,
kapal keruk yang sangat besar itu tak tampak lagi. Aku sempat heran,
bagaimana sebuah bangunan besi raksasa seukuran lebih dari
setengah lapangan sepak bola dan begitu hebat engineering-nya bisa
lenyap" Padahal, aku tahu mesinnya sudah rusak dan tongkangnya
sudah lumpuh. Ke mana raibnya ratusan mangkuk besi untuk
mengeruk timah dengan berat berton-ton setiap mangkuknya itu"
Apakah ia telah disihir oleh seorang ilusionis" Ataukah mataku sudah
4 20. Pendekar Naga Mas Yen To (Gan To) m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
tak beres lantaran jiwaku terguncang karena cinta dan cemburu"
Rupanya tidak, mataku baik-baik saja. Seorang pemancing
memberi tahuku bahwa kapal keruk itu, kapal keruk satu-satunya
peninggalan kejayaan maskapai timah yang menguasai pulau kami
selama ratusan tahun itu, telah dipotong-potong dan dijadikan besi
kiloan. Aku terhenyak dan merasa makin merana. Kapal keruk adalah
tempat ayahku dan ayah-ayah kami---anak-anak Melayu---dulu
bekerja. Memotong-motongnya, sama dengan memotong-motong
kebudayaan kami. Tsunami telah melanda sejarah budaya dan
industrial archeology di kampung kami. Perasaan seni dan estetika
telah menemui jalan yang gelap dan sempit di kantor-kantor
birokrasi. Semakin lama semakin sempit, lalu buntu.
189 Dari bantaran sungai yang menyedihkan itu, kukayuh lagi
sepeda ke rumah Mualim Syahbana untuk mengatakan bahwa aku
akan ikut dengannya berlayar ke Jakarta minggu depan. Lalu,
kutemui pamanku untuk pamit.
Paman pun menasihatiku, panjang dan lebar.
"Rasulullah sendiri hijrah dari Mekkah ke Madinah demi
kemaslahatan. Lalu, dikatakan pula oleh junjungan, Kejarlah ilmu
sampai ke negeri China, kau tentu paham maksudnya, Boi?"
Aku diam saja karena kalau kujawab aku paham, nanti aku pasti
dikatainya sok tahu, lalu aku disemprotnya.
"Itu bukan berati kau harus mendaftar sekolah ke Tiongkok
sana, tapi jangan pernah sungkan bepergian untuk menimba ilmu.
Ingat, orang berilmu, ditinggikan derajatnya di muka Allah."
Terpesona aku. Baru kusadari, jika berada di dekat Paman dalam
keadaan ia tenang, sesungguhnya banyak mutiara yang dapat digali
darinya. Kata-katanya lembut, penuh empati, dan pengertian.
Percakapan antara paman dan keponakan itu berlanjut ke soal nasib
malangku dalam hal hubungan pria-wanita.
"Oh, untuk persoalan itu, kita harus kembali kepada hal-hal
mendasar, Boi." Na! Hal mendasar, ini pasti menarik.
"Maksud Pamanda ?"
Ia mengamatiku. "Maksudku, kalau melihat penampilanmu yang mirip guru
honorer enam belas tahun tak diangkat itu, tinggi badanmu, dan
baumu yang selalu macam bau ban sepeda, kurasa agak berat masa
depanmu di bidang percintaan, Boi."
Begitulah akhir wejangan dari Paman. Ia mengambil buku
panjang catatan utang pelanggan kopi.
190 Di buku itu pula ia mencatat utangku demi membeli alat
Ortoceria! itu. "Sebelum pergi, aku tak mau ada sangkut paut utang piutang
5 20. Pendekar Naga Mas Yen To (Gan To) m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
denganmu. Oleh karena kau sangat miskin, kuputihkan utangmu
sekarang juga." Kuucapkan terima kasih atas kemurahan hatinya. Akhirnya, aku
pamit. "Tunggu sebentar, Boi, aku punya kenang-kenangan untukmu."
Aku terkejut sekaligus senang. Setahuku, Paman tak pernah
memberi kenang-kenangan pada siapa pun. Ia masuk ke rumah, lalu
kembali membawa sebuah koper kecil seperti koper direktur bank.
Aku terbelalak melihat koper itu karena banyak tempelan stiker
uang kertas berbagai pecahan bergambar presiden-presiden Republik
Indonesia. "Kalau ingin bertahan di Jakarta, kau harus berjiwa dagang,
Boi." Ia mengelus-elus koper itu.
"Koper ini sengaja kubelikan untukmu di Tanjong Pandan dan
kutempeli gambar-gambar uang ini, demi membentuk mental
bisnismu." Paman menepuk-nepuk punggungku.
"Kejarlah cita-citamu. Boi. Kau bisa menjadi apa saja. Pedagang,
guru, seniman, tak soal. Namun, pesanku, jangan sekali-kali kau mau menjadi politisi,
Boi. Nanti semua benda milikmu disangka orang dari duit rakyat.
Selamat merantau ke Jawa, semoga sukses!"
Lalu, hampir aku tak percaya, Paman memelukku!
Semua kebijakan Paman kugenggam erat-erat, termasuk hal
mendasar tadi. Pulang dari rumahnya, kulihat langit di sebelah barat
gelap dan berarak-arak menuju timur. Segera aku tersadar
191 bahwa bulan telah masuk Oktober. Akankah tahun ini hujan
pertama jatuh pada 23 Oktober" Aku tak lagi peduli. Cemburu dan
patah hati telah menghancurkan setiap sendi diriku, juga keindahan
menunggu hujan pertama itu.
192 Mozaik 38 Kepada Yth.

Padang Bulan Karya Andrea Hirata di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

SEJAK kejadian bunuh diri yang gagal itu, Enong menunjukkan
sikap sayang secara agak berlebihan padaku. Jika kami berjumpa di
masjid, ia menatapku lama dengan mulut komat-kamit. Pasti ia
meminta pada Ilahi Rabbi agar aku ditunjuki jalan yang benar, dan
agar sanak familinya tidak ada yang berbuat seperti kulakukan di
gudang itu. Jika melihatku di pasar, ia serta-merta menyongsongku
dan bertanya apa yang kuperlukan. Jangan khawatir, katanya sambil
mengeluarkan dompetnya yang gendut, ia baru menjual timah.
"Kopi" Tiket bioskop" Film Hongkong" Film Barat" Film
Jakarta" India" Orkes" Kuaci berhadiah" Karet gelang" Hmm, tak ada
masalah, Boi! Cincai! Bilang saja sama kakakmu ini."
6 20. Pendekar Naga Mas Yen To (Gan To) m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Uangnya seperti hendak melakukan pemberontakan atas
dompet plastik murahan itu. Ia buka ritsleting dompetnya, dan
terlompatlah segepok uang receh seratus perak, merah, layu, dan
lusuh. Uang-uang itu tampak lega setelah kesulitan bernapas karena
berdesak-desakan di dalam dompet. Kutolak uang pemberian Enong.
Uang-uang kertas lusuh itu tak senang harus masuk ke dalam
dompetnya lagi. Dompet itu pun tak senang menerima mereka kembali. Dan
mereka---dompet dan uang itu---juga tak senang pada Enong.
Kemudian, Enong berceloteh soal keponakan-keponakannya di
udik. Ternyata ia punya banyak saudara dan kenalan dayang lapuk.
"Perempuan kampung baik-baik, Boi. Tidur pukul 7 malam,
bangun pukul 3 pagi. Jarang keluar rumah, maka kulitnya putih.
193 Keluar rumah hanya untuk berburu kijang. Mereka tak takut pada
binatang buas. Mereka pemberani!"
Aku diam saja. "Aku tahu, kau pasti malu mau bertanya macam mana rupa
mereka, kan?" Aku diam saja. "Di sana tak ada listrik, Boi, gelap, jadi buat apa kau pentingkan
rupa"' Aku diam saja. "Atau amoi kebun" Tidur pukul 5 sore, bangun pukul 2 pagi.
Kasih makan babi, siram tanaman
sawi. Tak banyak bicara, tapi kuat tenaganya!"
Aku diam saja. "Atau dayang suku bersarung. Ahli mengumpulkan teripang.
Mereka macam ikan. Bisa menyelam selama lima belas menit! Lima
belas menit, Boi, bayangkan itu! Nyawanya panjang, tak gampang
habis napas!" Aku diam saja. "Macam mana, Boi" Cincai?"
Aku diam saja. Jika kami berjumpa di kantor pos, Enong membawakanku
pisang rebus atau buah kembili di dalam daun telinsong. Adakalanya
ia mengusap-usap pundakku seperti menenangkan pasien rumah
sakit jiwa yang buas, sembari berulang kali mengatakan betapa aku
beruntung karena paling tidak aku bisa bahasa Inggris. Semua itu
membuatku benci. Adapun Detektif M. Nur, secara natural memang sesosok
malaikat bertanduk. Di satu sisi ia prihatin akan peristiwa di gudang
itu, di sisi lain ia memanfaatkannya sepanjang waktu. Jika sedang
194 kesal padaku atau sedang menuntutku untuk melakukan sesuatu
sesuai kehendak hatinya dan aku menolak, ia menunjukkan sikap
seakan-akan mau membongkar kejadian memalukan itu pada
orang-orang. Ia mencekik lehernya sendiri dan menjulur-julurkan
7 20. Pendekar Naga Mas Yen To (Gan To) m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
lidahnya. Sungguh menyebalkan. Maka, menghambalah aku padanya
dan ia terkekeh-kekeh. Namun, jika sedang baik hati, ia pun sering
menasihatiku. Pagi ini, kami---kami itu adalah aku, Enong, dan Detektif M.
Nur---bertemu di kantor pos. usai terpekur mendengarkan ceramah
Enong soal dosa besar bunuh diri, tibalah giliran Detektif.
Aku selalu senang menerima wejangan dari Detektif sebab
wejangannya tak sekadar teori. Ia menyarikan kebijakan hidup
benar-benar dari pengalaman pribadinya yang pahit sebab
keluarganya, seperti keluargaku, sama-sama melarat.
Dengan demikian, nasihatnya selalu kudengar. Dan ada alasan
lain mengapa aku lebih nyaman dinasihatinya yaitu, maaf-maaf kata,
banyak kelebihanku dibanding dia. Lihatlah, aku lebih tinggi sepuluh
sentimeter darinya. Namun, sekali pun, tak barang sekali pun, pernah
kudengar ia mengeluh soal itu. Ia adalah seseorang yang penuh
dengan kekurangan dan aku iri padanya karena ia selalu gembira.
"Tak selembar pun daun jatuh tanpa sepengetahuan Tuhan, Boi.
Bagaimana keadaan kita sekarang, itulah yang diinginkan-Nya,"
katanya dengan khidmat sambil menatap langit-langit kantor pos.
"Meskipun rupa kita buruk dan kekasih kita meninggalkan kita
demi lelaki lain yang lebih tampan, semua itu adalah cobaan yang
harus kita terima dengan jiwa yang lapang. Jangan gampang putus
asa." Pandangan Detektif beralih, dari langit-langit kantor pos ke
jendela. Aku tersentuh mendengar nasihatnya karena aku tahu persis,
bukan sekali dua, tapi sampai tak cukup jumlah jari tangan dan kaki,
195 ia ditinggalkan atau belum apa-apa, sudah ditolak perempuan.
Bahkan, baru mengirim salam saja ditolak.
Sungguh menggiriskan nasib lelaki itu. Warna kulitnya tidak
ideal berdasarkan versi orang marketing produk-produk kecantikan
yang tak tahu adat itu. Semuanya karena satu alasan, yaitu penampilan Detektif
memang kurang meyakinkan. Ia adalah lelaki kontet dengan rambut
ikal kusut seperti telah diaduk anak-anak tawon.
"Pasrah, hanya itu yang bisa kita lakukan. Pasrah sumerah.
Terima saja kekurangan kita.
Anggaplah itu sebagai berkah dari yang mahatinggi, dan
bersyukurlah atas apa yang ada pada kita."
Sekarang aku paham mengapa Detektif selalu gembira
meskipun hidupnya susah. Kata kuncinya adalah bersyukur. Aku
membenam-benamkan nasihatnya ke dalam kalbuku agar selalu
ingat. Ketika mau pergi dari kantor pos, Detektif memintaku
menunggu sebentar karena ia mau mengirim surat. Dikeluarkannya
surat itu dari dalam tasnya dengan hati-hati. Ia tersenyum penuh
makna. Wajahnya memancarkan cahaya harapan. Ia menjentikkan jari
dan berbalik dengan satu gerakan yang mengesankan, lalu
8 20. Pendekar Naga Mas Yen To (Gan To) m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
melenggang menuju loket. Sempat kubaca alamat penerima surat itu:
Kepada Yth. Ortoceria! .... 196 Mozaik 39 Rukun Islam BERMALAM-MALAM aku sulit tidur dan berusaha
menguat-nguatkan diri karena harapanku akan A Ling telah punah.
Jika tak tertanggungkan, aku keluar rumah, ke dermaga naik sepeda
dengan hati yang lebam, remuk.
Dari dermaga kupandangi muara. Kuharap, nun di sana muncul
layar perahu. Di dermaga itulah terakhir aku bertemu dengannya.
Sejak itu, jika merapat kapal dari Tanjong Pinang, kuamati
penumpang turun satu per satu. A Ling tak pernah datang. Riak-riak
halus sungai seakan tak peduli.
Kepadaku, anak-anak buaya muara, kecipak Sungai Linggang,
dan daun-daun ketapang mengatakan bahwa A Ling takkan pulang
karena seseorang telah menawan hatinya. Aku tenggelam dalam
kesedihan. Aku telah melakukan segala cara, mulai dari rencana yang
sangat hebat, kekalahankekalahan yang sangat memalukan, sampai
pada kekonyolan yang membahayakan jiwa demi mencegah agar
perempuan itu tak dibawa pergi oleh Zinar, semuanya sia-sia.
Mengalahkan Zinar telah menjadi utopia bagiku. Satu-satunya
hal yang dapat kubanggakan dari kenyataan ini adalah bahwa aku
telah melawan Zinar secara laki-laki dan menerima kekalahan secara
laki-laki pula. Cinta itu terlalu kuat untuk kulawan. Harapan kosong,
itulah yang selama in kugantang.
Sering aku disiksa oleh pertanyaan: mengapa A Ling bisa
begitu" Apa salahku sehingga ia begitu"
197 Apa yang ada di dalam kepala seorang perempuan" Apakah
pertimbangan yang bijak" Kecemasan" Atau sekadar dengungan"
Sungguh aku tak mengerti. Namun, perlukan aku mengerti" Kurasa
tidak. Yang kuperlukan hanyalah menghormati keputusannya, dan
karena Tuhan telah menciptakan manusia dengan hati dan pikiran
yang boleh punya jalan masing-masing, penghormatan seharusnya
tidak memerlukan pengertian.
Akhirnya, akhir dari semua hal yang menyakitkan itu adalah
keputusan yang pahit harus Kuambil, yaitu meninggalkan kampung
dan takkan pernah kembali. Aku tak dapat tinggal di sini. Aku tak
dapat melihat A Ling tanpa merasa patah hati. Aku tak dapat melihat
ibuku tanpa merasa malu, dan aku tak dapat melihat ayahku tanpa
merasa bersalah. Aku berusaha bertindak positif, antara lain dengan membuat
9 20. Pendekar Naga Mas Yen To (Gan To) m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
daftar kegiatan yang akan kulakukan di Jakarta nanti untuk
melupakan A Ling. Misalnya, kursus yoga, menjadi filatelis,
menghindarkan diri sedapat mungkin dari melihat sepeda. Tidak
akan pernah lagi melihat burung punai meski hanya gambarnya.
Berhenti mendengarkan lagi dangdut---terutama yang berjudul
Hidup di Antara Dua Cinta, dan menjadi vegetarian.
Namun, setiap melihat daftar itu, dadaku penuh dan aku
disergap sepi. Meski cinta itu telah karam dan tekadku untuk
berangkat sudah bulat seperti pelampung pukat, tak dapat kubujuk
diri sendiri agar berhenti memikirkan perempuan Tionghoa itu.
Memisahkan diri darinya, bak menceraikan melati dari harumnya.
Berat rasanya berkemas-kemas lagi untuk ke Jakarta.
Sebenarnya, sejak kudengar kabar Zinar akan melamar A Ling, aku
telah menyiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Namun,
ternyata, jika seseorang hanya memikirkan seseorang, bertahun-tahun, dan waktu ke waktu mengisi hatinya sendiri dengan
cinta hanya untuk orang itu saja, maka saat orang itu pergi,
198 kehilangan menjelma menjadi sakit yang tak tertanggungkan,
menggeletar sepanjang waktu.
Saat berkemas, kutemukan buku puisiku waktu SD dulu. Aku
takjub melihat banyak puisi yang pernah kutulis, tapi tak berani
kuberikan pada A Ling. Puisi-puisi tentang komidi putar tempat kami
sering berjumpa, tentang naik sepeda ke danau-danau, tentang bunga
trompet, tentang musim hujan.
Aku terlena, di dalam kata yang saling bertaut, di dalam
ungkapan rindu yang sambut-menyambut, di dalam ujung kalimat
nan berima-rima, tersembunyi dahsyatnya tenaga cinta pertama.
Kemudian, pikiranku terlempar ke masa lalu, saat kulihat
paras-paras kuku A Ling untuk pertama kalinya di toko kelontong itu,
dan aku jatuh cinta. Andai kata kebahagiaan dapat dilipat, kuingin
perasaan yang kualami di toko kelontong itu kulipat saja, lalu
kumasukkan ke dalam saku. Kan kubawa, ke mana pun aku pergi.
Dan andai kata kesedihan karena putus cinta dapat dibasuh air hujan,
aku mau berdiri di bawah hujan dan halilintar, sepuluh musim
sekalipun. Makin dalam kubongkar kertas-kertas lama, kian memesona
penemuanku. Kubuka ikatan setumpuk kertas dan terkejut melihat
berlembar-lembar kertas berisi tulisan tanganku ketika masih kelas
empat SD. A Ling, hari ini aku belajar menyanyikan lagi "Rukun Islam".
Apakah kau bisa menyanyikan lagu "Rukun Islam?"
Tampak coretan di sana sini, seakan berkali-kali salah dan susah
10 20. Pendekar Naga Mas Yen To (Gan To) m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
payah diperbaiki. Lalu, ada pula tulisan tangan orang lain. Tulisan itu
isinya sama, namun sangat susah dibaca karena buruk sekali. Lebih
buruk dari tulisan tanganku yang hanya selalu dapat nilai enam
untuk mata pelajaran menulis rangkai indah. Pada kertas-kertas itu
tampak, tulisan tangan yang buruk itu selalu diikuti tulisan tanganku.
199 Nyata benar aku telah mencontoh tulisan orang lain itu. Apa
yang terjadi antara aku dan A Ling waktu itu" Aku berpikir keras.
Kulihat catatan bulan di salah satu kertas: Agustus. Aku terhenyak
karena sadar bahwa berpuluh tulisan itu adalah aku berlatih
membuka pembicaraan jika bertemu dengan A Ling pada acara
sembahyang rebut, bulan Agustus itu. Tulisan yang buruk satunya itu
tak lain tulisan M. Nur. Karena aku gugup akan bertemu A Ling, M. Nur menyarankan
agar aku bercerita soal lagu "Rukun Islam" dan dilatih dengan cara
menulisnya berpuluh-puluh kali.
Sesungguhnya kalimat itu amat konyol, mana mungkin A Ling,
orang Tionghoa tulen dan beragama Konghucu akan belajar
menyanyikan lagu "Rukun Islam". Aku pasti sangat gugup waktu itu.
Dalam ikatan kertas yang lain, kutemukan surat ini:
Kalau rindu, ucapkan namaku lima puluh kali. Nanti tak rindu
lagi. Kupejamkan mata. Kuucapkan nama A Ling lima puluh kali.
Kubuka mata, kulihat sekeliling.
Lampu padam. Malam diam. Aku masih rindu. So close, I can smell the sound.
200 Mozaik 40 Tupai HARI-HARI menjelang keberangkatan ke Jakarta, aku lebih
banyak melewatkan waktu dengan Ayah dan Ibu. Jika sore
menjelang, dari jendela rumah sering kupandangi bangunan pasar
yang indah dan simetris, gabungan dua gay arsitektur. Lisplang
berenda-renda itu jelas gaya Melayu, tapi ventilasi dengan cara
melubangi dinding papan hanya dilakukan orang Khek. Mengecat
rumah dengan ter hitam juga bukan kebiasaan orang Melayu.
Bangunan-bangunan antik itu tak pernah berubah sejak 1900-an.
Namun, segera kupahami, pasar itu indah bukan hanya karena


Padang Bulan Karya Andrea Hirata di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

arsitekturnya, atau karena ia berada di pinggir Sungai Linggang yang
melegenda, sungai yang pandai pasang surut karena tersambung
11 20. Pendekar Naga Mas Yen To (Gan To) m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dengan laut. Bukan pula karena barusan perahu bertiang layar
ramping dan ditenggeri burung-burung camar, melainkan karena
sebuah irama. Asap dupa dari topekong kecil yang mengalir melalui ventilasi
papan tadi mengalun seirama dengan gerak lauk orang pasar yang
kelelahan. Seirama dengan langkah para pedagang kue yang
melenggang menjunjung baskom. Seirama dengan kepak burung dara
yang pulang ke rumah kotak mereka. Seirama pula dengan pukulan
halus ombak sungai ke dermaga. Mengapa terlewatkan olehku detail
keindahan itu selama ini"
Lamunan itu berakhir dengan pandanganku ke dermaga.
Melihat-lihat kalau ada kapal sandar dari Tanjong Pinang. Dalam
lamunan aku berdoa. Kalaupun aku harus pergi, biarlah kulihat A
201 Ling meski sekali saja. Ibu membuyarkan lamunanku. Katanya di
pekarangan ada seseorang ingin berjumpa denganku.
Aku melangkah menuju pintu, membukanya, dan aku
terperanjat tak kepalang melihat seorang perempuan berdiri di tengah
pekarangan: A Ling! Sungguh aku tak percaya dengan pandangan mataku sendiri.
Apakah aku tengah bermimpi"
Kuentakkan kakiku berkali-kali ke lantai papan. Terdengar
bunyi gemeretak. Tidak, aku masih menginjak bumi dan tak sedang
bermimpi! A Ling berdiri terpaku di tengah pekarangan sambil memegangi
sepedanya. Aku tak mampu berkata-kata. Kudekati ia, dan aku
merasa seperti menyongsong lautan yang biru. Aku melangkah, tapi
seakan tak sampai-sampai padanya. Tahu-tahu, aku telah berdiri di
depannya. Jika ia menjentikku sedikit saja dengan ujung jarinya, aku
pasti roboh. Ia tampak jengkel. Dengan ketus mengatakan kesal
padaku karena mau berlayar dengan Mualim Syahbana ke Jakarta
tanpa memberi tahunya. Na, aku siap menghamburkan seribu alasan mengapa aku
sampai mau minggat begitu: bagaimana dengan tak mau berjumpa
denganku lagi tempo hari" Bagaimana dengan ia sendiri ke
Tanjung Pinang tanpa memberi tahuku" Bagaimana dengan
pemilik toko gula dan tembakau yang ganteng dan tinggi itu"
Belum sempat Kuambil ancang-ancang, dua bilah alis pedang
tertarik ke atas. Perempuan Ho Pho itu merepet dalam bahasa Khek
campur Melayu. Katanya ia tak bisa menemuiku lantaran sibuk
membantu sahabat pamannya membuka toko dan menyiapkan
perkawinannya. Di sela-sela omelan
dengan kecepatan gigi empat itu kudengar beberapa kali ia
menyebut moi nyin, khet fun. Aku paham kebiasaan lama orang Ho
202 Pho menggunakan jasa moi nyin, semacam comblang untuk
memasangmasangkan calon mempelai.
12 20. Pendekar Naga Mas Yen To (Gan To) m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Ngai ini moi nyin!"
Matanya merah karena menahan tangis.
Drama berlangsung dengan sangat cepat. Tak perlu ia bilang,
orang yang dibicarakannya itu pasti Zinar. Katanya lagi, ia tak bisa
ribut-ribut berangkat ke Tanjong Pinang karena urusan moi nyin itu
berdasarkan tradisi mereka haruslah rahasia sebab menyangkut
kehormatan dua keluarga. Kutatap matanya, di lapisan yang terdalam, tampak olehku
padang rumput yang terhampar. Aku menyesal. Bagaimana hal
konyol bisa terjadi" Ini tak lain ulah detektif swasta tengik itu: M.
Nur! Ah, hampir saja kubuat kesalahan terbesar dalam hidupku
gara-gara informasi yang menyesatkan dari intel Melayu kontet itu.
A Ling menyerahkan undangan untukku dan ayahku agar hadir
acara perkawinan Zinar esok sore. Ia melengos, lalu berderak-derak
pergi naik sepeda. Jengkelnya tak reda.
Aku tertegun di tengah pekarangan macam orang kena tenung.
Sekonyong-konyong aku disergap perasaan senang yang tak
terperikan. Sesosok makhluk seperti bangkit di dalam diriku,
menghidupkan lagi sendi-sendi jemariku. Cinta jenis apakah ini"
Kupandangi A Ling yang terseok-seok naik sepeda. Kulihat ia
mengusap air mata dengan lengannya. Sejak kecil aku tak pernah
mampu berpaling pada perempuan lain. Aku menggenggam
jemariku sendiri yang gemetar. Betapa aku sayang pada orang itu.
Malam itu, aku tak bisa tidur. Kegembiraan sore tadi masih
terasa-rasa. Jika aku memejamkan mata, rasanya aku seperti diangkat
ke langit. Tak sabar aku ingin berjumpa dengan A Ling esok di
perkawinan Zinar. 203 Dini hari aku tertidur dan aku bermimpi berjumpa lagi dengan
James Bond 007 di pasar ikan.
Sebuah pertemuan yang sangat dirahasiakan. Top secret. Tak
boleh diketahui, bahkan oleh M16---dinas rahasia Inggris---sekalipun,
yang merupakan majikan spion itu.
Tak seperti biasanya, James Bond tampak gundah gulana dan
penuh penyesalan. Ia mengeluarkan magasin dari pistolnya dan
membuang peluru-pelurunya ke Sungai Linggang. Ia juga membuka
arlojinya yang dapat dipakai untuk membunuh orang tanpa kentara
itu. Dari saku-saku tersembunyi di bagian dalam jasnya, ia
mengeluarkan pulpen yang mengandung bahan peledak tinggi,
permen narkoba, dan korek kuping yang rupanya sebuah transmiter
sekaligus alat perekam yang canggih. Ternyata ia punya banyak sekali
senjata rahasia. Ada yang berbentuk seperti klip kertas, seperti rokok,
dan seperti kue kroket. Ia adalah lelaki yang penuh rahasia. Lalu, ia
membuka dasinya. "Lihatlah ini, Boi," katanya. Dasi itu dicelupkannya ke dalam
botol minuman ringan, lalu dijatuhkannya ke air. Tak lama kemudian,
kulihat sekawan ikan kecil kemuring yang tadi bersuka ria
berputar-putar, bertimbulan dengan mata melotot dan perut
13 20. Pendekar Naga Mas Yen To (Gan To) m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kembang, tewas. James Bond 007
mendesah dan berbalik menatapku, wajahnya sembap.
"Aku sudah muak dengan benda-benda durjana ini, Bujang,
muak!" dibuangnya ke Sungai Linggang, pistol dan semua senjata
rahasianya tadi. Setelah mencampakkan semua itu, kulihat matanya
berkaca-kaca. Tak sampai hati aku melihatnya. James Bond 007
menunduk. Sambil terbata-bata ia mengatakan padaku bahwa ia ingin
bertobat karena telah terlalu banyak membunuh orang dan ia mau
masuk Islam. Aku terbangun. Sisa malam itu, tak dapat lagi aku terpejam.
Kulewatkan waktu dengan membaca sebuah puisi yang pernah
kutulis untuk A Ling ketika aku masih kecil dulu, namun tak berani
204 ku berikan padanya. Sejurus kemudian, aku merasa seakan sedang
duduk di sebuah bangku komidi putar bersama seorang perempuan
kecil yang tersipu-sipu, dan aku jatuh cinta. Sungguh jatuh cinta
padanya. Aku baru saja melihat A Ling tadi sore, tapi rindu padanya tak
tertahankan. Aku sering menjumpainya, beratus-ratus kali, namun
pertemuan esok membuatku berdebar-debar seperti aku akan
menemuinya untuk pertama kali. Rasa rindu itu lalu menjelma
menjadi tupai yang berputar-putar menggigit ekornya sendiri, tak
berkesudahan. 205 Mozaik 41 Hujan Pertama PAGI itu, Jose Rizal bertengger di kawat jemuran. Kubuka kertas
pesan yang dibawanya. Ke hadapan kawanku, Ikal ....
Melalui Jose Rizal, kusampaikan permohonan maaf karena telah keliru
memberi informasi soal A Ling dan Zinar tempo hari. Lapanglah
dadamu untuk mengampuni sahabatmu yang malang dan penuh
kesilapan ini. Sebagai tebusan kesalahanku, marilah kita ke bioskop A
Nyam menonton pelem Drakula Mantu. Karcis" Usahlah kauresahkan,
serahkan urusan itu padaku.
M. Nur, detektif, yang penuh penyesalan.
Langsung kujawab: M. Nur sahabatku .... Bereslah itu, jangankan engkau, CIA pun sering keliru sehingga banyak
presiden kena bedil. Ikal, yang berbahagia. Jose Rizal tampak sangat gembira menunaikan tugasnya.
Kubelai sedikit, aduh, ia berputar-putar tak karuan, lalu ia terbang.
14 20. Pendekar Naga Mas Yen To (Gan To) m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Tak lama kemudian, ia kembali.
Jadi, apakah kau memaafkanku dan kita nonton pelem Drakula Mantu"
Kujawab: Tak masalah semua itu, Boi, cincai.
Jose Rizal terbang lagi, lalu kembali lagi.
Maksudmu dengan tak masalah itu, yaitu kau memaafkanku dan kita nonton
pelem Drakula Mantu"
206 Kujawab: Baiklah. Jose Rizal terbang lagi, lalu kembali lagi.
Baiklah macam mana maksudmu" Maaf atau pelem Drakula Mantu"
Kujawab: Sekali lagi Jose Rizal datang ke sini, masuklah ia ke penggorengan.
Jose Rizal terbang lagi, tak kembali-kembali.
Sorenya, aku naik sepeda dengan perasaan senang ke rumah
Detektif M. Nur. Ia juga telah diundang ke acara perkawinan Zinar
dan kami akan bersepeda bersama ke sana. Ketika tiba di kantor
detektifnya, kulihat map berwarna pink yang berjudul A Ling vs Ikal
telah berada di dalam kotak dokumen selesai.
Sungguh mengesankan. Acara perkawinan Zinar sore berlangsung amat menarik karena
bergaya tradisional Tionghoa.
Zinar yang menyenangkan telah bersahabat dengan begitu
banyak orang. Perkawinan itu seperti pertemuan beragam suku
dalam masyarakat kami. Banyak sekali orang dari suku bersarung,
orang Melayu, orang Tionghoa sendiri, dan orang Sawang hadir di
sana. Ayahku pun datang dengan baju terbaiknya sepanjang masa:
safari empat saku. Keluarga mempelai lelaki hadir dari Tanjung Pinang. Di antara
barisan lelaki dan perempuan Tionghoa itu tampak beberapa orang
tua berwajah Pakistan. Kutaksir, dari sanalah sang mempelai pria itu
mendapat nama Zinar, sepasang bahu yang teguh, dan sepasang mata
yang teduh. Di tengah keramaian kulihat A Ling berdiri sendiri di ujung
beranda. Aku menghampirinya. Di dekatnya, hatiku tak keruan. Aku
gugup, persis seperti pertama kali aku berjumpa dengannya belasan
207 tahun lalu. Kuberikan padanya puisiku. Kukatakan, dulu waktu
masih SD aku pernah menulis puisi untuknya, tapi terlalu malu untuk
memberikan padanya. Ia membuka lipatan kertas puisi itu dan
membacanya. Sesekali ia menarik napas dan terhenti. Ia terpana dan
menunduk. Lalu, ia menatapku.
15 20. Pendekar Naga Mas Yen To (Gan To) m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kemudian, ia membaca lagi puisi itu pelan-pelan.
membacanya sambil tersenyum, namun matanyanberkaca-kaca.
Ia Ada komidi putar di padang bulan
Kutunggu Ayahku Akan kurayu agar mengajakku nanti petang
Nanti petang, Kawan, ada komidi putar di Padang Bulan
Ada kereta kuda Ada selendang berenda-renda
Ada boneka dari India Komidi berputar pelan Lampu-lampunya dinyalakan
Komidi melingkar tenang Hatiku terang Terang benderang menandingi bulan
Ayah, pulanglah saja sendirian
Tinggalkan aku Tinggalkan aku di Padang Bulan
Biarkan kasmaran Perkawinan Zinar bak ritual yang penuh perlambang itu, usai.
Pembawa cara mempersilahkan Bang
Zaitun naik ke atas pentas yang rendah. Disampaikan oleh
pembawa acara bahwa, diam-diam, sejak berminggu-minggu lalu,
Zinar telah memesan pada Bang Zaitun untuk membawakan sebuah
208 lagu dengan akordion. Lagu itu adalah lagi kesayangan Zinar sejak ia
remaja di Tanjung Pinang dulu. Lagu itu akan dipersembahkannya
untuk istrinya. Bang Zaitun naik ke atas pentas. Seluruh hadirin berdiri rapat
mengelilingi pentas kecil itu. Lalu,
Bang Zaitun memainkan akordionnya dan mengalirlah irama
yang sendu. Lagu itu lagu lama "Morning Has Broken". Zinar terpaku.
Ia berdiri di situ, tampak betul seperti seorang berjiwa seni yang halus
perasaannya. Ia menggenggam tangan istrinya. Hadirin yang
mengelilingi pentas terpesona mendengar alunan akordion Bang
Zaitun. Indah sekali. Bang Zaitun membuat sore itu takkan mudah
dilupakan. Di sudut sana kulihat ayahku. Ia memperhatikanku dan A Ling,
dan ia tersenyum. Aku tak tahu apa yang akan terjadi pada hari-hari
mendatang. Masa depan milik Tuhan. Tapi, saat itu aku tahu bahwa
pertikaian antara aku dan Ayah telah berakhir dengan damai.
Usai lagu "Morning Has Broken", hadirin berhamburan ke
halaman, menari dan berdendang meningkahi dentum gendang
dalam lagu Melayu nan rancak: "Selayang Pandang". Orang Melayu,
Sawang, Tionghoa, dan suku bersarung yang hadir di sana larut
menjadi satu. Sejenak lupa akan rumah yang tak laku dan masa depan
16 20. Pendekar Naga Mas Yen To (Gan To) m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
yang tak tentu. Sejurus kemudian, di antara ingar-bingar itu, kudengar suara
gemeretak di atas atap seng.
Kulihat awan hitam yang dari pagi tadi tak mau beranjak dari
barat, berarak-arak menuju timur. Kini mereka merajai angkasa di
atas kampungku. Titik hujan turun berinai-rinai. Hatiku girang tak
kepalang. Aku melompat dan bergabung dengan orang-orang yang
berdendang di pekarangan meski hujan mulai turun.


Padang Bulan Karya Andrea Hirata di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

209 Seperti impian diam-diamku selalu, hujan pertama jatuh tepat
pada 23 Oktober sore, pada hari kudapatkan lagi A Ling dan ayahku.
Hujan membasahiku. Kurentangkan kedua tangan lebar-lebar. Aku
menengadah dan kepada langit kukatakan: Ini aku! Putra ayahku!
Berikan padaku sesuatu yang besar untuk kutaklukkan! Beri aku
mimpi-mimpi yang tak mungkin karena aku belum menyerah!
Takkan pernah menyerah. Takkan pernah!
TAMAT 210 WAWANCARA (Catatan tentang Tetralogi Laskar Pelangi dan Dwilogi Padang
Bulan. Wawancara dengan Evelyn lee dan Peter Sternagel)
SEBELUM Andrea Hirata menerbitkan novel Laskar pelangi
(2006), sulit dibayangkan sebelumnya, di Indonesia, jutaan orang
akan membaca sebual novel. Laskar Pelangi telah beredar jutaan copy
dan seorang mahasiswa yang melakukan penelitian untuk sebuah
tesis memperkirakan tidak kurang dari 12 juta copy novel itu telah
beredar secara tidak resmi (pirated copies). Ketika novel tersebut
diadaptasi menjadi film, jumlah audience juga memecahkan rekor
dalam sejarah film Indonesia dan telah mendapat sepuluh
penghargaan internasional.
Laskar Pelangi adalah novel pertama Tetralogi Laskar Pelangi,
yaitu Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov.
Pada 23 Maret 2010 telah ditandatangani Publisher Agreement antara
Penerbit Bentang Pustaka dengan Amer-Asia Books, Inc. , Tucson,
Arizona, USA. Peristiwa ini tidak hanya penting bagi Andrea Hirata,
tetapi juga tonggak bagi perkembangan buku Indonesia. Karena
barangkali ini untuk pertama kali penulis Indonesia direprentasikan
oleh agenbuku komersial internasional sehingga karya Andrea Hirata
dapat tersedia di luar Indonesia dan berkompetensi dalam industri
buku global. Agreement itu sekaligus menempatkan Andrea Hirata di
dalam peta novelis dunia. Penerbit Yillin Press, China, dan Penerbit
Nha Nam Publishing and Communications, Vietnam, akan
mendistribusikan Laskar Pelangi dalam bahasa masing-masing,
segera disusul kerja sama dengan Uni Agency, sebuah literary agent
17 20. Pendekar Naga Mas Yen To (Gan To) m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
terkemu di Jepang, dan penerbit-penerbit di Amerika, Jerman,
Prancis, Korea, serta beberapa negara Asia dan Eropa lainnya. Novel
The Rainbow Troops (edisi internasional Laskar Pelangi) sendiri
mendapat sambutan hangat diberbagai festival diluar negeri
(Fukuota, Vancouver, Singapura, dan Worstrom-Australia).
211 Diwawancarai tentang alasan ketertarikan agen buku
internasional akan Tetralogi Laskar Pelangi (The Rainbow Troops
Quartet), kapasitas tulisan Andrea, dan peluangnya untuk pembaca
global, Evelyn Lee, solicitor karya sastra berpengalaman dari
Amer-Asia Books menjawab:
Ia mvery, very enthusiastic about representing Andrea's works. Of
course, till now, the only one of his books that we have read is The
Rainbow Troops, but I expect the following ones to be just as great. The
reader cannot help but feel strongly about the characters, their struggles
& hopes, and then particularly foreign readers can get an understanding
and felling for the problems brought to Indonesia by foreign countries. I
do think, however that there will be great erreception of the books in some
countries than in others. Also, right now, with people in so many
countries having their own problems such as loss of jobs & money, we are
finding that many readers just want "thrillers" and police
procedurals-perhaps just so they can forget their problems for a little
while. We have been in contact with a number of publishers In the U. S. &
it is appearing to us that we will probably make a sale to one of the
so-called "literary publisher" who are seeking books of true worth &
quality rather than the thrillers that many big publishers concentrate on.
We are, however, convinced that thereis a market here & also a much
stronger market in many other countries, particularly Europe. We have
started marketing inAsia, but think that we should have sales in 20
countries where we do most of our work & that this should lead to further
sales. Having just started, we have already completed sales to the large.
Well known Yillin Press in China that's done many best-selling U.S.
books & to Nha Nam in Vietnam.
Peter Sternagel yang saat kini sedang menerjemahkan Laskar
Pelangi ke dalam bahasa Jerman berpendapat:
Up to now from all the books Andrea wrote I only know the novel
Laskar Pelangi, which I happen to translate right now. I like this book
very much, because of the great variety of scene, situations and characters
Andrea presents us in this text. In general Andrea's stories are full of
212 humor, he is great in describing different personalities, know show to
create tension in hisstories, he is an excellent observer of people,
environment and nature, anyway, he is a gifted story teller, but from time
to time he likes redundancy of would exaggeratea little bit, so one has to
curb him. To be frank, literature from Indonesia---and generally from
South-East-Asian countries---is not so popular in Germany, would not
attract somany readers. You will probably find the same situation in other
European countries, may be except the Netherlands. Of course I hope with
18 20. Pendekar Naga Mas Yen To (Gan To) m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Andrea Hirata it will become different.
Tetralogi Laskar Pelangi diterjemahkan kedalam bahasa
inggris oleh penerjemah Amerika: Angie Kilbane dan John
Colombo. Penerjemahan dilakukan sedemikian rupa sehingga edisi
bahasa Inggris ini dapat dibaca dengan mudah oleh pembaca di
Indonesia, terutama para siswa, untuk kajian ilmiah budaya,
bahkan untuk referensi belajar bahasa Inggris. The Rainbow Tropps
and The Dreamer (edisi internasional Sang Pemimpi) selain beredar
diluar negeri, saat ini telah beredar pula di Indonesia. Segera
disusul oleh edisi internasional Edensor dan Maryamah karpov.
Novel-novel Andrea Hirata setelah Tetralogi Laskar Pelangi
adalah Dwilogi Padang Bulan, yaitu dua karya Padang Bulan dan CInta
di Dalam Gelas, dengan urutan Padang Bulan terlebih dulu. Dwilogi itu
mengukuhkan Andrea Hirata sebagai cultural novelist sekaligus
periset sosial dan budaya. Watak manusia yang penuh kejutan,
sifat-sifat unik sebuah komunitas, parodi, dan cinta, ditulis dengan
cara membuka pintu-pintu baru bagi pembaca untuk melihat budaya,
diri sendiri, dan memahami cinta dengan cara yang tak biasa.
Keindahan kisah, kedalam intelektualitas, humordan histeria
kadang-kadang, serta kehati-hatian sekaligus kesembronoan yang
disengaja telah menjadi ciri gayanya. Dia sesunggunya tahu arti cape
diem (Cinta di Dalam Gelas) dan tahu bahwa Benjamin Franklin tidak
pernah manjadi presiden Amerika (Edensor). Ia pun dengan jeli
menghindari permintaan penjelasan dari para matematikawan atas
teori lirikan matanya (Padang Bulan) dengan mengembangkan
213 kepastian panjang sebuah meja pingpong.
Ide tulisan dengan hasrat bereksperimen yang kuat serta
kemampuan menyeimbangkan mutu dan penerimaan yang luas dari
masyarakat adalah daya tarik sekaligus misteri terbesar Andrea
Hirata. Ia mampu menjangkau semua kalangan. Laskar Pelangi dibaca
anak berusia 7 tahun sampai profesor universitas berusia 70tahun.
Dinikmati penggila sastra sampai orang yang sama sekali tidak
pernah membaca novel. Karya-karyanya diwacakan di Fakultas
Sastra, dijadikan skripsi, maskawin, bacaan wajib di sekolah, dan
dibaca orang di dalam bus kota, sambil tertawa dan menangis,
sendirian. Godaan untuk membaca tulisannya telah berkembang
menjadi sama besarnya dengan godaan untuk mengetahui siapa
novelis eksentrik ini, sama pula besarnya dengan godaan untuk
membajak karya-karyanya. Andrea Hirata lulus cum laude dari program post graduate di
Sheffield Hallam University, United Kingdom, melalui beasiswa Uni
Eropa. Ia sempat menjalani riset di Groningen, Holland dan
Sorbonne, Paris. Bidang yang ditekuninya adalah pengembangan
model-model pricing, terutama untuk teori ekonomi telekomuinikasi
di Indonesia, tapi tidak mendapat kebahagiaan dikedua tempat itu.
Tahun 2010 andrea mendapat writing scholarship dari
University of Lowa, USA. Beasiswa ini menjadi pengalaman
pendidikan writing pertama bagi Andrea. Andrea termasuk 13
19 20. Pendekar Naga Mas Yen To (Gan To) m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
penulis di antara 90 penulis dunia yang dinominasikan untuk
program beasiswa itu untuk tahun 2010.
Saat Andrea lebih banyak tinggal di tempat kelahirannya di
Pulau Belitong. Di pulau itulah seluruh kisah Laskar Pelangi terjadi.
Film dan novel Laskar Pelangi yang telah di apresiasi secara
internasional telah mengenal kan pulau itu kepada dunia dan
membuatnya dijuluki Negeri Laskar Pelangi. Di sana Andrea tinggal
bersama orangtuanya, namun lebih banyak melewatkan waktu di
sebuah kabin di pinggir sungai, di tepi kampung, tanpa jaringan
214 telepon, tanpa internet, dan tanpa listrik.
Setelah menyelesaikan novel Padang Bulan dan Cinta di Dalam
Gelas, Andrea berencana memelihara beberapa ekor sapi dan
berharap sapi-sapinya itu akan menerbitkan keinginannya kembali
untuk menulis novel. Kadang-kadang ia mengisi waktu dengan
sukarela mengajar matematika dan bahasa Inggris untuk
anak-anakkecil, dan sesekali keluar dari Pulau itu untuk menghadiri
undangan festival buku dan film diluar negeri. Ia juga sering
mencoba suaranya sebagai tukang azan di masjid. Selain itu, dia
banyak melamun saja. Tapi, dari kejauhan ia melihat-lihat jika di
kampung ada komidi putar. Naik komidi putar adalah hobinya dari
dulu hingga sekarang. Chloe Meslin, for excentrique-About the world's writers
www. chloemeslincousteau. multiply. com
Diterjemahkan oleh Paulina Tjai Juni, 2010
215 Sekedear Berbagi Ilmu & Buku Attention!!! Please respect the author's
copyright and purchase a legal copy of
this book AnesUlarNaga. BlogSpot. COM (http://cerita-silat.mywapblog.com)
20 Pangeran Berdarah Campuran 7 Sungai Lampion Karya Ching Yun Bezine Dendam Empu Bharada 40
^