Pencarian

Gadis Hari Ketujuh 2

Gadis Hari Ketujuh Karya Sherls Astrella Bagian 2


Pangeran menyesal tidak dapat melihat rupa gadis itu dengan jelas. Pangeran menyesal tidak dapat berbicara dengan gadis itu. Segala macam perasaan menyesal dan ingin tahu terus berkecamuk di hati Pangeran dan menyiksanya.
Ketika melihat kegembiraan rakyat Pienlang, hati Pangeran terasa damai tetapi ia tidak merasa sempurna. Ia merasa ada yang terlewatkan olehnya dan itu adalah gadis asing itu.
Gadis itu mengetahui siapa dirinya tetapi Pangeran tidak mengetahui siapa dia.
Pangeran menyesal, sedih, kecewa juga marah.
Gadis itu tidak akan datang lagi ke Pienlang. Tidak setelah semua yang telah dilakukannya. Tidak setelah Pangeran Evangellynn mengetahui keadaan penduduknya yang malang.
Gadis itu menghindarinya. Ketika tahu Pangeran datang, ia tidak mau menemuinya bahkan menghilang.
Siang malam, kehidupan Pangeran tidak lagi menyenangkan seperti dulu. Kesibukannya di Pienlang tidak membuatnya melupakan gadis asing itu bahkan membuatnya semakin ingin tahu.
Setiap berada di Pienlang ia selalu berharap melihat kembali gadis itu. Sayangnya, harapan itu tak pernah terwujud.
Gadis itu benar-benar menghilang dari Pienlang seperti yang telah dikatakannya. Satu-satunya yang tak hilang darinya adalah peninggalannya.
Siang hari setelah kepergian gadis itu, seorang pria bertubuh besar dan berjenggot hitam tebal dengan rambut coklat keritingnya yang gerondong, muncul. Pria itu adalah Lancetlon.
Lancetlon datang memenuhi panggilan gadis itu untuk melihat keadaan Pienlang hingga ke sungai terdekat yang berjarak lebih kurang dua mil.
Sepanjang hari itu Lancetlon mengukur dan menghitung saluran yang akan dibuatnya. Menjelang malam, Lancetlon pergi tetapi ia kembali lagi keesokan harinya bersama puluhan pekerja.
Bersamaan kedatangan para pekerja itu, berdatangan pula banyak kereta. Segala yang diperlukan bagi pembangunan saluran didatangkan oleh berpuluh-puluh kereta barang.
Dua buah kereta penuh berisi peralatan membangun terutama cangkul. Kereta-kereta yang lain membawa kayu dan perlengkapan untuk tidur yakni selimut hangat.
Di antara kereta-kereta itu ada sebuah kereta yang khusus berisi peralatan memasak dan bahan-bahan memasak.
Tujuh pekerja yang telah diperintahkan Lancetlon untuk membangun rumah kayu sederhana, segera melaksanakannya.
Tiga orang laki-laki bertopi putih tinggi, turun dari kereta yang berisi perlengkapan memasak itu dan segera menurunkan barang-barang yang perlu.
Ketika rumah kayu untuk dapur mereka usai dibangun, mereka dengan bantuan pekerja lain, segera memindahkan barang-barang di kereta ke rumah itu.
Pekerja yang lain juga membangun perkampungan sementara mereka dari kayu-kayu yang telah didatangkan. Di tempat yang mereka bangun itulah mereka menempatkan selimut hangat yang akan mereka gunakan untuk tidur di malam hari.
Sepanjang hari itu mereka sibuk mempersiapkan pembangunan saluran air dari sungai ke Pienlang.
Penduduk Pienlang berlalu lalang mengawasi para pekerja itu. Kemarin gadis itu telah meminta Tervis untuk mengatakan kedatangan Lancetlon dan para pekerjanya pada penduduk, hari ini beberapa penduduk tampak di antara para pekerja.
Penduduk merasa sangat berterima kasih pada kesukarelaan para pekerja itu untuk membangun saluran yang kelak akan menyejahterahkan hidup mereka. Mereka merasa perlu terlibat dalam usaha pembangunan ini.
Pria-pria yang telah dinyatakan sehat oleh dokter, membantu para pekerja membangun perkampungan sementara.
Wanita-wanita yang telah pulih dari sembuhnya, membantu para koki itu menyiapkan makanan bagi pekerja.
Anak-anak yang mendapatkan kembali keceriaan mereka, dengan riang melakukan segala pekerjaan ringan yang dibebankan pada mereka. Suasana kerja sama hari itu menakjubkan Pangeran.
Mereka yang tidak saling mengenal bisa bekerja bersama tanpa perasaan asing untuk satu tujuan. Mereka membantu tanpa peduli kenal atau tidak.
Pangeran terharu melihat rakyatnya.
Pangeran pun tidak mau ketinggalan. Bila kemarin-kemarin gadis itu yang mendatangkan banyak bantuan untuk Pienlang, kali ini Pangeran ingin memberikan bantuan.
Kedatangan para pekerja itu disambut Pangeran dengan memerintahkan prajurit segera ke Istana untuk mengumpulkan bahan makanan bagi para pekerja. Pangeran juga memerintahkan Roger untuk mengumpulkan bahan bangunan bagi pembangunan saluran ini.
Barang apa saja yang kauperlukan untuk pembangunan ini, Lancetlon" tanya Pangeran sebelum menugaskan Roger.
Saya tidak membutuhkan banyak bahan bangunan, Pangeran, jawab Lancetlon, Tuan Puteri menginginkan sebuah saluran buatan yang terlihat alami.
Pangeran hanya menatap Lancetlon.
Kemarin saya telah menemui Tuan Puteri untuk membicarakan saluran ini. Saya memberikan padanya rancangan saluran yang akan bangun. Saat itulah Tuan Puteri menyatakan keinginannya. Ia ingin kami membuat anak cabang sungai itu ke Pienlang. Untuk mencegah bila ada hujan deras yang menyebabkan anak sungai meluap, ujung anak cabang akan dibuat dalam dan besar menyerupai kolam besar. Pada tepi-tepinya akan dibangun dinding yang sangat kuat untuk mencegah luapan air. Itulah yang kemarin dikatakan Tuan Puteri. Sebagian besar pekerjaan kami adalah menggali anak cabang ke Pienlang.
Pangeran mendengarkan dengan tercengang.
Lancetlon adalah pria keras kepala yang tidak mau ditolak rancangannya. Ia adalah arsitektur terbagik Evangellynn tetapi ia tidak memiliki sifat yang menyenangkan. Lancetlon tidak mau orang lain mengkritik apa yang dibuatnya. Baginya, apa yang ia rencanakan adalah yang terbaik. Tak peduli siapapun yang memerintahkannya, Lancetlon akan membangun apa yang ia rencanakan walau orang itu tak setuju. Itulah sifat keras kepala Lancetlon yang sering membuat orang lain jengkel. Tetapi harus diakui hasil pekerjaan Lancetlon selalu memuaskan.
Anda mungkin bisa membawakan tambahan cangkul dan alat pencongkel batu. Melihat penduduk yang ikut membantu, saya khawatir peralatan yang disediakan Tuan Puteri tidak mencukupi.
Berapa yang kaubutuhkan"
Saya tidak dapat memastikannya, Pangeran.
Aku akan melihat dulu seberapa banyak penduduk Pienlang yang akan membantu pembuatan saluran ini kemudian akan kuputuskan berapa yang harus didatangkan.
Itu adalah ide yang baik, Pangeran.
Pekerjaan membangun dimulai pada keesokan harinya. Pagi hari ketika langit masih malam, para pekerja telah bangun dan bersiap-siap untuk memulai pekerjaan mereka.
Ketiga koki juga bangun dan mulai mempersiapkan sarapan. Ketika penduduk Pienlang bangun, mereka telah terlambat. Pekerjaan telah dimulai. Penduduk bergegas membantu menggali sungai kecil.
Pekerja yang jumlahnya hampir 80 orang itu dipimpin oleh Lancetlon untuk menggali saluran dari sungai ke Pienlang. Lancetlon mengawasi pekerjaan para pekerja itu tanpa berhenti memberi komando.
Ketika Pangeran tiba, suasana desa kembali menjadi sangat sepi. Bahkan jauh lebih sepi dari saat pertama kali Pangeran datang.
Tawa anak kecil yang telah muncul, kembali menghilang. Para wanita dan pria pergi ke sungai untuk memberikan bantuan.
Pangeran sungguh tidak tahu bagaimana harus berterima kasih pada gadis asing itu. Gadis itu telah membuat segalanya menjadi jauh lebih mudah bagi Pangeran. Ia membuka jalan untuk diteruskan Pangeran.
Pangeran menemukan Lancetlon berada di tepi sungai bersama anak buahnya yang telah menggali anak sungai.
Air sungai mengalir deras. Riak-riaknya menerjang tepi sungai dengan keras. Percikan-percikan air berhamburan dari batu-batu di tengah sungai. Warna airnya yang biru jernih, semakin indah biru oleh langit. Awan-awan putih mengambang di permukaan air.
Di sampingnya, para pekerja yang penuh keringat, menggali tanpa kenal lelah. Bunyi cangkul terdengar bertalu-talu bagai nyanyian ombak di laut. Bagaimana perkembangannya"
Semuanya berjalan lancar sesuai yang direncanakan, lapor Lancetlon. Air sungai sangat deras, apakah tidak berbahaya bagi Pienlang" tanya Pangeran.
Tidak, Pangeran. Ketika melewati anak sungai yang kami buat, aliran air makin lama kian melambat dan ketika tiba di Pienlang, airnya tidak akan meluap.
Air sungainya akan merupakan air mati yang tidak dapat mengalir. Air akan mengalir ke Pienlang tetapi setelah itu ia tidak dapat pergi ke manapun. Ia akan terperangkap di ujung anak sungai. Air itu tidak akan sehat. Kalau kita mengembalikannya ke sungai atau ke laut, air akan terus mengalir.
Anda tidak perlu mengkhawatirkannya, Pangeran. Tuan Puteri telah memikirkannya. Air anak sungai buatan ini, akan dapat mengalir masuk dan pergi. Selama sungai induknya deras, air dapat pergi dan kembali. Pangeran memikirkannya.
Anda tidak perlu memikirkannya, Pangeran. Kemarin malam Tuan Puteri menemui saya untuk merubah pembangunan saluran. Ia ingin kami membelokkan anak sungai ke Herbranchts kemudian mengembalikan kepada induknya.
Herbranchts" Pangeran kebingungan, Apakah desa itu mengalami nasib yang sama seperti Pienlang"
Tidak, Pangeran. Dibandingkan Pienlang, Herbranchts jauh lebih makmur. Jaraknya dengan Pienlang tidak jauh hanya sekitar 2 mil. Anda dapat melihat keadaan di sana bila Anda ingin. Dengan kuda Anda, saya yakin Anda bisa mencapainya dalam waktu kurang dari seperempat jam. Seorang pria mendekati Lancetlon dan berbisik padanya. Maafkan saya, Pangeran. Ada yang perlu saya urus. Pangeran memperhatikan Lancetlon yang menjauh bersama pria itu. Pria itu tidak terlalu tua juga tidak terlalu muda, Pangeran menilai pria yang menganggu pembicaraannya dengan Lancetlon, mungkin umurnya sekitar empat puluh tahun. Pakaian yang dikenakannya rapi. Bajunya berwarna hitam mengkilat seperti celananya. Pakaiannya sangat rapi seperti seorang bangsawan.
Mereka berbicara dengan serius. Entah apa yang dikatakan pria itu sehingga membuat Lancetlon mengangguk berulang kali. Tak lama kemudian mereka berjabat tangan dan pria itu pergi.
Lancetlon kembali ke tempat Pangeran dengan wajah berseri-seri. Pangeran menduga pria itu adalah utusan Putri negeri tetangga itu. Kedatangannya menemui Lancetlon adalah untuk memberitahunya berapa bayaran yang akan didapatkan Lancetlon setelah pekerjaannya selesai. Hal itu terlihat jelas di wajah berseri Lancetlon.
Maafkan atas gangguan ini, Pangeran, kata Lancetlon, Ia adalah utusan Tuan Puteri.
Pangeran sudah menduganya.
Sekarang kita dapat meneruskan kembali pembicaraan kita, kata Lancetlon, Sebelum saya lupa, Pangeran, saya ingin memberitahu Anda bahwa bantuan Anda telah saya terima kemarin. Saya sangat berterima kasih atas bantuan yang sangat banyak itu, tetapi sayang saya tidak memerlukan bahanbahan bangunan itu lagi.
Ya, Pangeran mengangguk, Engkau hanya menggali anak sungai. Tidak, Pangeran. Kami tetap akan membangun tetapi kami tidak memerlukan banyak bahan bangunan. Tuan Puteri ingin kami membangun beberapa sumur di tempat yang telah ditentukan oleh geologis yang dikirim Tuan Puteri. Hari ini para geologis itu akan datang ke Pienlang untuk mulai menentukan sumber air di dalam tanah.
Begitu banyak yang ia keluarkan untuk Pienlang, pikir Pangeran, Kerajaan ini berhutang banyak pada kerajaannya. Entah dari kerajaan mana ia berasal.
Berpuluh-puluh orang mendekat dengan cangkul di tangannya. Lancetlon menepuk tangannya dan dengan puas berkata, Akhirnya mereka datang juga.
Pangeran keheranan melihat puluhan pria itu.
Lancetlon meninggalkan Pangeran dan berseru pada pria-pria itu, Kalian cepat membantu yang lain menggali!
Tanpa perlu diperintah dua kali, orang banyak itu segera berjajar di antara para pekerja yang lain dan mulai menggali.
Mereka adalah para pekerja yang dikirim Tuan Puteri pagi ini. Pria itu tadi datang untuk memberitahukan kedatangan mereka, Lancetlon memberitahu Pangeran.
Pangeran terpana melihat deretan pria yang berjajar berhadaphadapan sejauh seratus meter lebih itu.
Kalian akan membutuhkan banyak makanan. Aku akan mengirimkannya untuk kalian.
Terima kasih, Pangeran. Kami sangat mengharapkan bantuan itu. Aku tak dapat membayangkan berapa banyak uang yang Tuan Puteri kalian itu keluarkan untuk membiayai pembangunan besar-besaran ini.
TIDAK SAMA SEKALI!!! Mandletron membelalak kaget. Engkau tidak bercanda"
Tidak, Mandletron, kata Pangeran tegas, Lancetlon sendiri yang mengatakannya padaku. Aku juga tidak percaya tetapi Lancetlon berkata, Benar, Pangeran. Untuk pembangunan ini, Tuan Puteri tidak perlu mengeluarkan uang sedikitpun. Tuan Puteri tidak perlu mengeluarkan uang untuk membayar para pekerja maupun saya. Lancetlon meyakinkanku untuk mempercayainya.
Gadis ini benar-benar menakjubkan! seru Mandletron. Pangeran mengangguk.
Ibumu akan senang sekali bila mendengarnya.
Karena itu aku tidak memberitahu kedua orang tuaku. Mereka pasti akan berkata, Sayang engkau menjumpainya setelah ia bertunangan. Katakata itu sungguh memerikan telingaku. Aku bosan mendengarnya.
Harus diakui, Eduardo. Sayang sekali engkau tidak menjumpainya sebelum ia bertunangan. Engkau tidak mau menikah dengan wanita manapun, tetapi aku tertarik untuk menikah dengan gadis yang katamu mempesona itu. Andai aku dapat berjumpa dengannya.
Aku juga berharap mempunyai kesempatan untuk berjumpa dengannya tetapi kurasa ia telah kembali ke kerajaannya.
Gadis ini mempunyai kekuasaan yang besar, kata Mandletron. Aku setuju denganmu. Aku sendiri belum tentu bisa membuat Lancetlon meninggalkan banyak pekerjaannya tanpa ganti rugi. Aku juga belum tentu bisa mendatangkan banyak pekerja tanpa dibayar.
Aku benar-benar ingin berjumpa dengannya.
Aku juga ingin berjumpa lagi dengannya untuk mengucapkan terima kasihku. Tetapi kesempatan itu tidak ada lagi. Baik Tervis maupun Lancetlon mengatakan gadis itu tidak dapat kembali lagi karena masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya.
Setidaknya Lancetlon bisa memberi informasi mengenai gadis ini. Tidak, kata Pangeran, Seperti Tervis, Lancetlon tidak mengetahui apa-apa tentang gadis ini. Ketika kutanya siapa gadis yang ia panggil Tuan Puteri itu, ia menjawab, Saya tidak banyak mengetahui dirinya, Pangeran. Lancetlon juga terlalu sibuk untuk dimintai banyak keterangan.
Sudah satu bulan Pangeran menangani masalah Pienlang, tempat itu telah mengalami banyak perkembangan yang memuaskan.
Tim medis yang dulu Pangeran bawa, sekarang telah ditarik kembali. Tervis juga telah kembali ke rumahnya. Di Pienlang, Pangeran meninggalkan dua orang dokter dan beberapa perawat.
Rumah besar yang dulu digunakan gadis itu untuk rumah sakit, ternyata gedung pertemuan Pienlang. Pangeran meminta Lancetlon untuk merenovasi tempat itu menjadi rumah sakit setelah penggalian anak sungai selesai. Tanpa banyak bertanya, Lancetlon menyetujuinya,
Saya telah berjanji pada Tuan Puteri untuk melakukan yang terbaik bagi Pienlang. Saya akan segera melaksanakannya saat ini juga walaupun penggalian anak sungai belum selesai.
Pembangunan anak sungai yang diinginkan gadis itu juga mengalami banyak kemajuan. Para pekerja itu bekerja tanpa kenal lelah demi gadis itu. Siang malam mereka terlihat di jalur anak sungai buatan. Hingga satu bulan berlalu, penggalian anak sungai itu telah mencapai desa Pienlang. Beberapa hari lagi, penggalian akan diteruskan ke Herbranchts dan akhirnya dikembalikan lagi ke induk sungai.
Para geologis yang dikirim gadis itu telah menemukan sumber mata air bawah tanah. Lancetlon kemudian memerintahkan beberapa dari pekerja itu untuk menggali tempat yang disarankan para geologis.
Sumur-sumur telah bermunculan di desa Pienlang. Galian anak sungai juga telah mencapai tempat itu. Setelah anak sungai dilewatkan Herbranchts dan dikembalikan ke sungai, sekat pemisan antara air sungai dengan anak sungai buatan akan dibuka dan air akan mengalir deras.
Desa Pienlang tidak akan mengalami musim kemarau yang berkepanjangan lagi. Mereka akan hidup makmur sejak saat ini.
Setelah beberapa sumur selesai dibangun, penduduk memulai kegiatan mereka mengolah ladang. Kegiatan di Pienlang telah dimulai sejak kehidupan rakyat tempat itu membaik.
Telah sebulan lebih Pangeran menghabiskan hari-harinya di Pienlang. Artinya sudah sebulan lebih pula Pangeran memendam keingintahuannya yang tak terjawab. Selama itu Pangeran tidak pernah melihat gadis itu lagi. Siapa gadis itu, hingga kini Pangeran tidak mengetahuinya. Ingin Pangeran berkunjung ke kerajaan-kerajaan tetangga untuk menemukan gadis itu tetapi ia tidak bisa. Pienlang belum pulih benar. Walaupun ada Roger yang telah diperintahkannya untuk menangani Pienlang, Pangeran merasa lebih puas bila ia sendiri yang terjun ke Pienlang.
Di samping itu, Pangeran juga berharap suatu saat nanti ia dapat bertemu kembali dengan gadis asing itu.
Sudah lama kita tidak berkuda bersama, kata Mandletron, Bagaimana bila besok kita berkuda ke Pienlang"
Ke Pienlang" Untuk apa"
Aku juga ingin bertemu dengan gadis itu.
Ia tidak ada di sana. Sejak aku datang, ia tidak pernah terlihat lagi. Sudah lama kita tidak bertemu karena engkau selalu sibuk dengan urusan Pienlang. Sepanjang hari engkau berada di Pienlang hingga para gadis menangisi sikapmu.
Aku setuju dengan idemu selama engkau tidak mengungkit masalah gadis. Aku bosan mendengarnya.
Tetapi engkau tidak bosan untuk mendengar tentang gadis yang kautemui di Pienlang, bukan"
Aku ingin mengetahui siapa dia untuk memberikan ucapan terima kasihku yang sebesar-besarnya.
Terserah padamu, Eduardo, tetapi aku melihat kenyataan yang lain. Sebelum Pangeran terbangkitkan kemarahannya, Mandletron berkata, Jadi, engkau mau atau tidak"
Baiklah, besok pagi kita akan berkuda. Aku akan menyuruh Roger menangani Pienlang selama aku berkuda.
Rupanya engkau tidak bisa meninggalkan Pienlang walau hanya sehari. Aku harus membantu mereka sampai tuntas.
Aku tidak sabar menanti esok hari. Semoga besok gadis itu datang
lagi. Ia adalah seorang putri, Mandletron. Ia memiliki banyak pekerjaan di kerajaannya sendiri daripada mengurusi kerajaan orang lain.
Tidak baik memadamkan harapan orang lain, nasehat Mandletron. Hari ini sudah akan berakhir. Sebaiknya aku pulang. Aku harus beristirahat banyak untuk bersiap menghadapi pacuan denganmu besok.
Aku pasti menang darimu. Semoga tidak, sahut Mandletron, Selamat malam. Mandletron meninggalkan Istana.
Pangeran tersenyum membayangkan kekecewaan Mandletron esok hari. Teah sebulan lebih Pangeran berada di Pienlang tetapi sekalipun ia tidak pernah bertemu dengan gadis itu. Pernah suatu kali gadis itu datang, tetapi Pangeran tidak bertemu dengannya.
Saat itu hari sangat panas. Matahari bersinar sangat terik hingga tanah terasa membara. Tak sedikitpun angin bertiup.
Para pekerja telah kelelahan. Tangan mereka terus mencangkul tanah tetapi tenaga mereka banyak berkurang. Gerakan mereka tidak selincah pagi harinya. Mereka seperti mencangkul dengan malas-malasan.
Hari ini sangat panas, Lancetlon mengeluh, Para pekerja menjadi cepat lelah. Kalau panas ini tidak segera berakhir, pembangunan saluran ini tidak akan selesai pada waktunya.
Mungkin kita harus membiarkan para pekerja beristirahat dan menikmati sesuatu yang menyegarkan. Terjun ke sungai di hari yang panas ini, tentu sangat menyegarkan, usul Pangeran.
Tepat sekali, Pangeran! Lancetlon berseru, Para pekerja memang membutuhkan istirahat. Alangkah menyegarkannya bila di hari sepanas ini kita berenang di sungai dan meminum sesuatu yang dingin.
Lancetlon memperhatikan air sungai yang bersinar-sinar. Airnya yang biru jernih terus mengalir deras ke tempat yang sangat jauh. Air biru jernih itu mengundang setiap orang untuk terjun ke dalamnya dan menikmati kesegaran airnya di hari yang panas.
Aku akan menyuruh juru masak membuat minuman yang menyegarkan untuk kalian, Pangeran menawarkan dirinya.
Tidak perlu merepotkan Anda, Pangeran. Saya bisa melakukannya sendiri.
Engkau harus mengawasi para pekerja. Pangeran menepuk pundak Lancetlon dan meninggalkan tempat penggalian.
Pangeran bergegas menemui para juru masak yang sibuk memasak untuk makan siang.
Hari sangat panas. Buatkan sesuatu yang menyegarkan untuk para pekerja, perintah Pangeran.
Kami akan segera membuatnya, Pangeran, sahut wanita-wanita di sana. Kami akan segera mengirimnya.
Mereka akan senang mendengarnya, kata Pangeran lalu Pangeran kembali ke tempat para pekerja menggali.
Hari ini matahari di angkasa sungguh angkuh. Pagi tadi udara terasa sejuk. Matahari bersinar hangat menyapa semua yang ada di bumi ini.
Pangeran menyeka keringat yang membasahi wajahnya. Punggung bajunya basah oleh keringat.
Cuaca hari ini sangat kejam.
Pangeran menengadah ke langit sambil melindungi matanya dari sinar matahari.
Langit tetap biru tetapi awan putih yang biasanya menaungi langit, tidak terlihat. Semua awan-awan putih bersembunyi entah di mana.
Pangeran tidak dapat menikmati kesegaran udara di bawah pohon ketika ia melewati rerimbunan pohon hutan.
Pohon-pohon sepertinya juga enggan mengeluarkan udara segarnya di udara sepanas ini. Daun-daunnya menunduk melindungi diri dari matahari yang terik.
Perlahan-lahan, terdengar suatu cangkul bertalu-talu membentuk lagu
kerja. Pangeran yakin ia sudah dekat dengan tempat para pekerja. Lagu para pekerja terdengar nyaring dan penuh semangat. Pangeran keheranan melihat para pekerja yang mendapatkan kembali semangat mereka. Tangan-tangan kekar mereka tanpa henti memukulkan cangkul. Udara yang panas tidak lagi terasa oleh mereka. Wajah-wajah kepanasan yang beberapa saat lalu ada di wajah mereka, digantikan oleh wajah riang.
Apa yang baru saja terjadi" tanya Pangeran kebingungan. Tuan Puteri baru saja datang. Beliau mampir dalam perjalanannya untuk melihat perkembangan pekerjaan kami, jawab Lancetlon. Tuan Puteri"
Lancetlon tersenyum. Pangeran baru menyadari kelelahan di wajah Lancetlon telah digantikan oleh wajah ceria.
Tuan Puteri mengkhawatirkan kami. Beliau memang orang yang lembut. Tetapi, Tuan Puteri mengeluh karena sifatnya itu. Aku mempunyai banyak pekerjaan yang tidak bisa kutinggalkan tetapi aku merasa tidak tenang bila tidak menangani Pienlang sampai tuntas, katanya pada saya. Ia tidak perlu cemas. Sudah ada aku yang menangani tempat ini. Saya sudah mengatakan hal itu pada Tuan Puteri. Tuan Puteri berkata, Aku tahu Pangeran dapat menangani Pienlang, tetapi sifatku ini membuatku tidak tenang. Aku selalu mengkhawatirkan kalian. Bila Pienlang telah pulih, aku baru akan merasa tenang. Tuan Puteri memang gadis seperti itu. Ia selalu penuh perhatian. Dan, bila ia menangani suatu masalah, ia baru akan merasa lega setelah masalah itu selesai.
Entah mengapa aku merasa ia tidak dengan sepenuh hati meninggalkan Pienlang dan menyerahkan masalah ini padaku.
Anda salah, Pangeran. Ketika memanggil saya, Tuan Puteri berkata, Aku datang hanya untuk meminta bantuanmu. Selanjutnya, engkau akan bekerja sama dengan Pangeran. Semua masalah di Pienlang saat ini telah ditangani oleh Pangeran sendiri. Aku sungguh lega akhirnya ada orang Istana yang mengetahui keadaan Pienlang sehingga aku tidak perlu memunculkan diri untuk memberitahu mereka.
Tuan Puteri benar-benar senang atas kedatangan Anda di Pienlang. Sudah sifatnya bila ia tidak merasa lega sebelum melihat sebuah masalah selesai. Tadi Tuan Puteri berkata, Pangeran telah melakukan semuanya seperti yang aku harapkan. Seharusnya aku merasa lebih lega setelah menjumpai kalian hari ini.
Bahkan, Tuan Puteri berkata, Setelah hari ini, aku tentunya dapat dengan lebih tenang mencurahkan perhatianku pada pekerjaanku yang lain. Pienlang telah ditangani oleh Pangeran negeri ini.
Anda tidak perlu khawatir Tuan Puteri tidak sungguh-sungguh menyerahkan masalah Pienlang pada Anda.
Ia menghindari pertemuan denganku, gumam Pangeran. Gumaman itu ditangkap oleh Lancetlon.
Tidak, Pangeran. Tuan Puteri adalah gadis yang selalu sibuk. Jangankan Anda, saya sendiri selalu sulit menemui Tuan Puteri. Kalau bukan Tuan Puteri yang menemui saya, kami tidak akan pernah bertemu.
Aku telah banyak merepotkannya. Demi Evangellynn, ia meninggalkan urusan kerajaannya yang penting. Entah bagaimana kita bisa membalas kebaikkan hatinya.
Mungkin kita bisa mendirikan patungnya dan memujanya seperti dewi, gurau Lancetlon.
Pangeran tersenyum membayangkan patung seorang gadis asing yang cantik berdiri di salah satu sudut di Schildi. Kemudian orang-orang akan bertanya siapa gadis yang dipuja-puja oleh Lancetlon itu.
Gadis misterius itu sangat aneh. Kedatangannya bisa membangkitkan semangat para pekerja yang telah menghilang. Kedatangannya mengusir panas menyengat matahari dari sekitar para pekerja. Ia adalah putri yang mampu membangkitkan semangat orang lain dengan kemunculannya.
Gadis itu sangat aneh, kata Pangeran sebelum ia jauh tertidur. Pagi harinya, Pangeran terbangun dengan tubuh segar.
Tidur Pangeran sangat nyenyak. Pangeran merasa seperti baru saja terbangun dari tidur panjang.
Pangeran bergegas bangkit dari tempat tidur dan membasuh mukanya. Secepat mungkin, Pangeran menuju Ruang Makan untuk sarapan.
Pangeran tidak menanti kedatangan kedua orang tuanya. Hari ini Pangeran ingin segera berkuda bersama Mandletron.
Telah lama ia dan Mandletron, kawannya sejak kecil, berkuda. Perkembangan Pienlang sangat memuaskan. Dalam waktu singkat, kemajuan Pienlang telah terlihat.
Pangeran merasa bisa meninggalkan Pienlang untuk sehari. Sebelum menuju kandang kuda, Pangeran mencari Roger. Kepada pria itu, Pangeran berkata, Katakan pada Lancetlon hari ini aku tidak dapat datang ke Pienlang karena aku mempunyai janji lain. Besok aku pasti akan datang lagi. Kuserahkan Pienlang padamu. Bila mereka membutuhkan bantuan, segera hubungi Barnett.
Baik, Pangeran. Pangeran melanjutkan langkahnya menuju istal di kebun belakang. Kuda untuk Anda telah kami siapkan, Pangeran, sambut para pekerja
istal. Terima kasih. Pangeran meloncat ke atas kudanya yang berbulu coklat mengkilat dan melaju secepat kilat ke Kastil Ollcyswe.
Penjaga gerbang yang mengenali Pangeran, segera menyambutnya, Selamat pagi, Pangeran. Adakah yang bisa saya lakukan untuk Anda" Selamat pagi. Aku mencari Mandletron.
Silakan masuk, Pangeran. Terima kasih. Penjaga gerbang membuka gerbang untuk Pangeran. Pangeran memacu kudanya hingga di depan kastil abu-abu itu. Seorang pelayan segera muncul dari dalam rumah dan mengambil kuda Pangeran. Pelayan yang lain muncul untuk menyambut kedatangan Pangeran di pagi yang dini ini.
Selamat pagi, Pangeran, sambutnya, Anda datang ke tempat ini pagipagi, ada keperluan apa"
Aku mencari Mandletron, jawab Pangeran. Tuan Muda masih tidur, Pangeran.
Kemarin ia mengajakku untuk berkuda pagi-pagi, sekarang ia masih tidur. Aku akan membangunkannya.
Pangeran memasuki kastil.
Sejak kecil, entah sudah berapa ratus kali Pangeran memasuki Kastil Ollcyswe. Segala tempat di kastil ini, Pangeran mengetahuinya. Sama seperti Mandletron yang mengetahui seluruh seluk beluk Istana Welyn.
Tanpa kesulitan, Pangeran menemukan kamar Mandletron. Pangeran membuka pintu kamar Mandletron perlahan-lahan tanpa menimbulkan suara. Kemudian dengan hati-hati, Pangeran mendekati ranjang tempat Mandletron berbaring.
Mandletron tidur dengan pulas. Matanya terpejam rapat. Di bibirnya tersungging sebuah senyum.
Bangun. Hari sudah siang, Pangeran mengguncang tubuh Mandletron. Mandletron sama sekali tidak bergerak. Ia tetap tidur dengan pulas. Dengan kesal, Pangeran menarik selimut Mandletron.
Dalam keadaan setengah sadar, Mandletron menggapai-gapai mencari selimut tebalnya yang hangat.
Bangun! Hari sudah siang, kata Pangeran.
Mandletron tidak mendengarkan. Ia melirik sebentar Pangeran. Mengetahui selimutnya dibawa Pangeran, Mandletron tidak peduli. Pria itu kembali tidur pulas.
Kalau engkau tidak ingin bertemu dengannya, aku akan pergi sendiri. Selamat pagi.
Pangeran melemparkan selimut ke tubuh Mandletron dan melangkah
pergi. Mungkin nasibmu memang buruk tidak dapat bertemu dengan gadis yang kauimpikan dalam mimpimu. Sungguh sayang sekali, Pangeran menggelengkan kepalanya dengan penuh penyesalan, Gadis itu hanya muncul saat pagi.
Tunggu!!! Pangeran pura-pura tidak mendengar. Tunggu! Aku ikut denganmu! seru Mandletron. Pangeran sudah membuka pintu ketika Mandletron berteriak, EDUARDO, AKU IKUT DENGANMU!!
Oh& engkau sudah bangun" Pangeran pura-pura terkejut. Sialan kau! Mandletron melempar bantalnya.
Pangeran menangkapnya. Cepat bangun kalau tidak ingin tertinggal kereta, Pangeran melemparkan kembali bantal itu kepada tuannya dan meninggalkan kamar Mandletron.
Pangeran menuju pintu masuk.
Mandletron sudah bangun, sebaiknya kalian segera menyiapkan sarapan untuknya. Jangan lupa kudanya.
Baik, Pangeran. Pelayan-pelayan itu segera menghilang ke dalam.
Pangeran mendekati kudanya.
Pelayan yang sedang menyikat bulu kudanya segera menghentikan pekerjaannya. Silakan, Pangeran, katanya sambil menyerahkan tali kendali kuda.
Terima kasih. Pangeran tidak segera menaiki kudanya. Ia mengelus kudanya sambil menanti kemunculan Mandletron.
Selang beberapa waktu, Mandletron muncul di hadapan Pangeran dengan wajah lega.
Aku kira engkau telah meninggalkanku.
Hampir, Pangeran menciutkan kelegaan Mandletron.
Seorang pelayan bergegas mendekat bersama seekor kuda coklat. Kuda Anda telah siap, Tuan Muda.
Mandletron menerima kendali kudanya.
Pangeran naik ke punggung kudanya dan menanti Mandletron. Mandletron naik ke punggung kudanya kemudian berseru, Mari kita temui gadis itu!
Mandletron memacu kudanya dengan kencang meninggalkan Ollcyswe. Pangeran segera mengejar di belakangnya.
Selama melalui Schildi, kedua pria itu saling mengejar.
Lari kuda mereka yang kencang meninggalkan debu di mana-mana. Orang-orang terbatuk-batuk oleh debu yang berterbangan itu tetapi tidak seorangpun di antara mereka yang mempedulikannya. Mereka terlalu sibuk dengan perlombaan mereka sendiri.
Pada awalnya, Pangeran dapat menyamai Mandletron tetapi lama kelamaan ia berhasil mendahului pria itu.
Kejar aku kalau engkau bisa! seru Pangeran mendahului Mandletron. Aku pasti bisa! geram Mandletron.
Mandletron jengkel. Dalam mimpinya, ia berhasil mengalahkan Pangeran tetapi dalam kenyataannya, ia dikalahkan lagi. Sudah lama ia tidak berhasil membalas kekalahannya. Kekalahannya semakin bertumpuk seperti dendamnya untuk menang.
Mandletron mencambuk kudanya dan mempercepat larinya. Sebulan tidak berlomba kuda, membuat Pangeran merasa agak kaku. Tetapi ia tetap tidak dapat dikalahkan oleh Mandletron yang tidak pernah berhenti berlatih untuk mengalahkannya.
Pangeran membawa kudanya meninggalkan Schildi dan terus berlari menuju daerah-daerah yang hijau di luar ibukota Evangellynn.
Rumah-rumah sepanjang tepi Schildi perlahan-lahan menghilang. Rerimbunan pohon di kedua tepi jalan, mulai menggantikan tempat rumahrumah.
Angin segar bertiup di jalan dan menerbangkan debu-debu semakin
tinggi. Pangeran mencambuk kudanya untuk mempercepat lajunya. Di belakang, Mandletron sudah kelelahan mengejar Pangeran. Perlahanlahan, ia mulai tertinggal dari Pangeran.
Pangeran tidak lagi memperhatikan Mandletron yang telah tertinggal. Ia menikmati angin yang dengan kencang menerpa wajahnya ketika ia melajukan kudanya dengan kencang.
Tiba-tiba seseorang menyeberang dari rerimbunan pohon. Pangeran terkejut. Ia cepat-cepat menarik tali kekang kudanya sebelum menabrak orang itu.
Ringkikan kuda mengejutkan orang itu. Ia berteriak kaget. Tangannya terangkat melindungi wajahnya.
Kuda berhenti tepat sebelum Pangeran menabraknya. Anda baik-baik saja" tanya Pangeran khawatir.
Debu tebal yang menghalangi pandangan Pangeran, perlahan-lahan tersingkap. Pangeran tertegun melihat rambut hitam panjang menutupi wajah gadis itu.
Gadis itu menurunkan tangannya dan menggeleng perlahan. Pangeran tertegun. Sepasang mata hijau cerah menatapnya dengan penuh rasa kaget. Wajah pucat itu tampak sangat cantik.
Gadis itu& Gadis itu adalah gadis yang selama ini ingin ditemui Pangeran. Gadis itu tersenyum pada Pangeran kemudian melanjutkan perjalanannya seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Tunggu! Pangeran melompat turun dari kudanya dan mengejar gadis yang berjalan cepat itu.
Gadis itu masuk ke dalam semak-semak tinggi.
Jangan pergi! seru Pangeran, Saya ingin berbicara dengan Anda! Pangeran menyikap semak-semak tinggi itu. Dan, ia melihat gadis itu berada beberapa meter di depannya dengan seekor kuda putih yang indah. Tunggu! Pangeran mengejar gadis itu.
Gadis itu melajukan kudanya dengan cepat tanpa mempedulikan panggilan Pangeran.
Pangeran tidak dapat mengejar gadis itu dengan kuda putihnya yang lincah. Ia tertegun melihat gadis itu semakin menjauh.
Ada apa, Eduardo" tanya Mandletron. Kulihat kudamu di jalan. Pangeran menggelengkan kepalanya. Tidak, katanya, Tidak ada apa-
apa. Kau yakin" Ya, kecuali aku hampir saja menabrak seorang gadis.
Sungguh" Mandletron tak percaya. Karena itu jangan melajukan kudamu terlalu cepat sehingga aku tidak dapat mengejarmu, Mandletron mengingatkan.
Kuharap peristiwa ini tidak membuatku jera bertanding denganmu. Mandletron tersenyum mengejek. Di mana gadis itu" Ia baik-baik
saja" Ia baik-baik saja. Aku berhasil menghentikan kudaku sebelum menabraknya tetapi aku tidak berhasil berbicara dengannya. Ia langsung pergi ke sini. Dan ketika aku tiba, ia telah menunggangi kudanya dan pergi jauh.
Luar biasa! seru Mandletron kagum. Dia masih bisa bertahan setelah hampir ditabrak kuda apalagi olehmu, sang Pangeran yang selama ini dipuja para gadis di Evangellynn" Sedikitpun ia tidak melirik padamu" Pangeran tidak menjawab.
Tak kusangka ternyata ada juga gadis yang tidak tertarik padamu. Kupikir semua gadis di dunia ini selalu tertarik padamu.
Pangeran tidak menyahut juga tidak menanggapi. Ia membiarkan Mandletron berkeliling dengan pikirannya sendiri.
Ayo kembali ke Schildi, Pangeran kembali ke tempat kudanya berada. Kembali!" Mandletron tidak percaya, Aku bahkan belum berhasil mengalahkanmu.
Hari sudah siang. Apakah engkau ingin meneruskan perlombaan ini sampai sore" tanya Pangeran, Sekarang sudah waktunya kita pulang untuk mengisi perut. Aku sudah lapar, entah denganmu.
Mandletron diam mendengar bunyi-bunyi di perutnya. Perutku merintih kelaparan, keluhnya. Aku akan kembali untuk mengisinya dengan penuh lalu kita kembali bertanding.
Aku bertaruh engkau tidur setelah makan kenyang. Pangeran tertawa. Kali ini tidak! Mandletron bersungguh-sungguh.
Kedua pria itu berjalan bersama ke tempat kuda mereka berada kemudian kembali ke Schildi.
Matahari semakin tinggi di langit ketika mereka tiba Schildi. Sungguh sial! keluh Mandletron, Aku tidak dapat bertemu dengan Putri itu.
Itu salahmu sendiri. Engkau tidak mau bangun pagi.
Salahmu juga, Mandletron balas menuduh, Engkau berjanji membawaku ke Pienlang tetapi engkau membawaku ke tempat yang aku sendiri tidak tahu.
Sudah lama aku tidak berkuda. Tiba-tiba saja aku ingin berlomba denganmu. Jangan lupa, engkau yang memulai pertandingan ini.
Baiklah, aku mengaku salah. Besok aku akan bangun lebih pagi. Aku berani menjamin besok aku telah siap sebelum engkau.
Walaupun Mandletron berkata demikian, keesokan harinya tetap Pangeran yang lebih siap dulu.
Seperti kemarin, Pangeran segera menuju Ollcyswe setelah ia selesai sarapan. Yang berbeda adalah Mandletron sudah bangun ketika Pangeran tiba. Pria itu sedang memakan sarapannya ketika Pangeran menemuinya.
Sial! umpat Mandletron pada dirinya sendiri, Aku kalah darimu sebelum perang.
Pangeran tertawa. Habiskan makananmu lalu kita berangkat ke Pienlang.
Tentu, kata Mandletron, Engkau telah berjanji pada Roger untuk menemui kembali ke Pienlang hari ini.


Gadis Hari Ketujuh Karya Sherls Astrella di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Seorang pelayan muncul dengan membawa segelas air jeruk. Silakan diminum, Pangeran, katanya sambil meletakkan gelas itu di depan Pangeran.
Secepat kedatangannya, pelayan itu mengundurkan diri. Pangeran menyilangkan tangan di meja. Hari ini apa rencanamu" Melihat keadaan di Pienlang. Aku ingin tahu seperti apa anak sungai yang dibangun oleh arsitektur terkenal Evangellynn. Aku ingin melihat hasil pekerjaan sang Putri. Siapa tahu aku beruntung bisa menemuinya. Semoga, gumam Pangeran.
Pangeran kembali teringat tingkah gadis itu kemarin. Gadis itu cepatcepat pergi seakan-akan ingin menghindarinya. Pangeran merasa gadis itu tidak ingin menemuinya padahal Pangeran ingin sekali bertemu dengannya dan berbicara banyak.
Baru kali ini Pangeran merasa bagaimana bila mempunyai perasaan berat sebelah. Rasanya benar-benar menyakitkan dan mengecewakan.
Pangeran mengerti bila gadis itu ingin mencegah tunangannya cemburu. Gadis itu sangat cantik. Tak heran bila tunangannya selalu cemburu setiap gadis itu bersama lelaki lain.
Kalau Pangeran adalah tunangan gadis itu, Pangeran juga tidak akan membiarkan gadis itu bersama lelaki lain. Ia pasti akan merasa sangat cemburu bila melihat gadis itu bersama lelaki lain.
Kita berangkat sekarang! Pangeran terkejut. Jangan mengulur waktu lagi! Kali ini aku tidak ingin kesiangan untuk menemui sang Putri yang cantik itu.
Mandletron berjalan setengah berlari ke depan.
Pangeran mengusir semua bayangan tentang gadis itu di benaknya dan cepat-cepat mengikuti Mandletron. Semenjak bertemu gadis itu, Pangeran tidak pernah benar-benar merasa tenang. Ia selalu merasa dibayangi oleh gadis itu. Setiap saat Pangeran selalu memikirkannya dan membayangkan wajahnya yang cantik.
Pangeran mengeluh atas keadaannya saat ini yang seperti orang sakit
parah. Sejak melihat gadis aneh itu, ia selalu mudah melamun. Pikirannya dengan mudah melayang-layang tanpa tujuan.
Gadis itu seperti telah menghinoptisnya. Gadis itu seperti memenuhi seluruh pikiran Pangeran dan Pangeran tidak dapat membuangnya. Mandletron sangat puas dan gembira ketika mereka tiba di Pienlang. Langkah pertama yang dilakukannya ketika ia tiba di tempat itu adalah mendatangi rumah yang dijadikan rumah sakit oleh gadis itu.
Luar biasa! Mandletron kagum pada apa yang dilihatnya. Tak kusangka di sini ada rumah sakit yang menyenangkan seperti ini. Aku akan betah tinggal sebulan di sini.
Mandletron menatap dinding-dinding putihnya yang mengkilat. Dari pintu, terlihat ranjang-ranjang berjajar rapi di kanan kiri. Ruangan ini tidak terlalu besar tetapi juga tidak kecil.
Lorong panjang dari pintu terus menuju ke dalam ruang tempat para dokter berkumpul.
Dari jendela-jendela besar di dinding, terlihat hijau pohon. Angin yang segar terus mengalir ke dalam ruangan yang penuh warna putih itu. Mandletron mengawasi lekat-lekat bentuk ruangan itu. Dulu tempat apa ini"
Tempat berkumpul penduduk, jawab Pangeran, Mengapa" Ada masalah"
Aku merasa tempat ini seperti gereja. Bukankah gereja juga mempunyai lorong panjang dari pintu ke dalam dan di kanan-kirinya adalah bangku umat.
Bukan, tempat ini bukan gereja. Lancetlon menyempurnakan apa yang telah dilakukan gadis itu. Gadis itu yang menata tempat ini seperti ini. Mandletron hanya termangu-mangu. Tiba-tiba ia berkata, Di mana
dia" Dia siapa" Pangeran kebingungan, Gadis itu" Mandletron mengangguk penuh semangat.
Apakah engkau lupa aku telah berulang kali mengatakan padamu bahwa ia tidak akan datang lagi ke tempat ini"
Aku yakin ia akan datang. Entah bagaimana, aku merasa yakin! Mandletron mengepalkan tangannya. Matanya bersinar penuh keyakinan.
Pangeran hanya dapat mengangkat bahunya. Sudah lama ia berada di sini tetapi sebentarpun ia tidak melihat gadis itu.
Akan kuantar kau ke tempat penggalian sungai.
Mereka meninggalkan rumah sakit yang telah selesai diperbaiki Lancetlon itu.
Penggalian anak sungai telah meninggalkan desa Pienlang. Penggalian kini terarah menuju Herbranchts.
Setelah sebulan berada di Pienlang, para pekerja terus menggali dengan penuh semangat. Mereka tidak merasa bosan pada pekerjaan mereka yang melelahkan. Semua ingin menyelesaikan pekerjaan ini demi keinginan gadis itu. Semua ingin menyenangkan gadis yang selalu memberikan perhatiannya walau ia tidak pernah lagi datang ke Pienlang.
Bagaimana perkembangannya, Lancetlon" tanya Pangeran dari kejauhan.
Semua berjalan lebih cepat dari yang direncanakan, Pangeran, seru Lancetlon gembira, Tuan Puteri pasti akan sangat senang.
Ke mana sungai ini akan kauarahkan" tanya Mandletron. Tuan Puteri ingin kami mengarahkan sungai ini ke Herbranchts sebelum dikembalikan ke induknya.
Keadaan di Herbranchts seperti di Pienlang"
Tidak. Desa itu sudah makmur. Keadaannya jauh lebih baik daripada di Pienlang. Kalau Anda ke sana, Anda akan menjumpai desa itu menyerupai kota kecil daripada sebuah desa.
Pangeran memperhatikan para pekerja. Tiba-tiba ia berkata, Aku merasa pekerja ini lebih banyak dari yang kemarin-kemarin.
Anda orang yang jeli, puji Lancetlon, Para pekerja memang bertambah. Banyak penduduk Herbranchts yang datang membantu ketika mengetahui anak sungai ini akan digali melalui Herbranchts. Dengan bantuan ini, aku yakin pekerjaan ini akan segera selesai. Pasti, Pangeran.
Berbicara tentang Herbranchts, aku merasa heran. Kalau desa itu lebih makmur dari Pienlang, mengapa Putri kalian ingin anak sungai ini dilewatkan Herbranchts"
Saya kurang mengetahuinya. Tuan Puteri sangat sulit ditemui bahkan ia lebih sibuk dari saya yang kata orang adalah orang yang paling sibuk di Evangellynn. Lancetlon tertawa geli. Tuan Puteri adalah gadis yang tidak pernah berhenti bekerja. Sepanjang yang saya ketahui, ia selalu mempunyai banyak tugas.
Selain mengurusi Pienlang, ia masih harus mengurusi pekerjaan di kerajaannya sendiri.
Ayah dari kerajaan mana yang membiarkan putrinya berkeliaran seorang diri. Kalau benar ia secantik yang kalian katakan, aku takkan membiarkan ia berkeliaran di kerajaan orang lain.
Pangeran tertegun menyadari kebenaran ucapan Mandletron. Tidak selalu sendirian, bantah Lancetlon, Pernah Tuan Puteri menemui saya bersama seorang pria. Saya juga sering melihatnya bersama beberapa pelayannya. Ayah gila mana yang akan membiarkan putri secantik itu berkeliaran sendirian.
Tidak ada, sahut Mandletron.
Aku ingin melihat keadaan Herbranchts. Aku ikut!
Apakah engkau ingin menitipkan sesuatu"
Tidak, Pangeran. Semua yang kami butuhkan telah Anda siapkan, kami tidak kekurangan apapun.
Baiklah. Aku pergi melihat keadaan Herbranchts untuk membandingkannya dengan Pienlang.
Selamat pagi, Pangeran, kata Lancetlon. Selamat siang.
Pangeran dan Mandletron menunggang kembali kuda mereka dan menujuHerbranchts.
Keadaan desa itu benar-benar berbeda dengan keadaan Pienlang, seperti yang dikatakan Lancetlon.
Jalanan desa itu sudah rata. Di kanan kiri jalan, terdapat rumah-rumah yang indah. Rumah-rumah mewah turut menghiasi desa yang tak jauh lebih besar dari Pienlang itu.
Di beberapa tempat terlihat kaca-kaca toko kecil dengan tulisannya yang besar-besar. Di sudut lain, terlihat toko besar.
Kereta kuda berlalu lalang di jalanan yang ramai.
Penduduk berlalu lalang dengan baju mereka yang sederhana tetapi indah. Para pria memakai topi hitam yang tinggi dan para wanita mengenakan gaun yang panjang berumbai.
Aku merasa seperti berada di kota daripada di desa, komentar Mandletron.
Desa ini sudah makmur. Mengapa gadis itu masih membelokkan sungai ke tempat ini"
Aku tidak mempunyai ide tentang itu. Jadi, jangan bertanya padaku. Kuda kedua pria itu berjalan dengan perlahan di sepanjang jalan Herbranchts yang besar dan ramai.
Mereka berhenti di sebuah bangunan besar. Di depan bangunan kayu itu terdapat tulisan besar yang berbunyi, Toko Serba Ada. Anda dapat menemukan segala yang Anda perlukan di sini.
Kurasa ini adalah toko terbesar di sini.
Pangeran memperhatikan bangunan tak bertingkat itu. Dari kanan ke kiri, bangunan itu membentang sejauh sepuluh meter dan dari depan ke belakang, membentang sejauh tujuh meter.
Luasnya menyerupai toko-toko di kota, Pangeran sependapat. Tak heran bila Lancetlon mengatakan tempat ini jauh lebih menyerupai kota kecil daripada desa.
Pintu toko itu terbuka. Seorang pria muncul dengan barang yang tingginya hampir menutupi pandangannya. Di belakangnya masih ada seorang pria yang membawa barang yang banyak pula. Mereka membawa barangbarang itu ke kereta yang berdiri tak jauh dari pintu.
Penduduk desa ini juga kaya, komentar Mandletron.
Seorang pria tengah baya muncul membawa sebuah kotak besar. Ia tersenyum pada seseorang yang mengikuti di belakangnya.
Dari belakang pintu, muncul seseorang bergaun jingga. Rambut hitam panjangnya, menutupi pinggangnya yang ramping. Matanya bersinar lembut bagaikan cahaya matahari pagi hari.
Pangeran tertegun. Itulah gadis yang kemarin dilihatnya. Itulah sang Putri yang selama ini dibicarakan penduduk Pienlang.
Gadis itu tersenyum pada pria tengah baya itu. Mereka berbicara dengan penuh keakraban kemudian pria itu mengantar gadis itu ke kereta yang telah menanti di depannya.
Seorang pria berbaju hitam, telah berdiri di samping kereta kuda coklat itu.
Pria itu menyerahkan kotak besar yang dibawanya pada gadis itu. Gadis itu mengangguk pada pria tua kemudian pria berbaju hitam itu membantunya naik ke dalam kereta.
Pria berbaju hitam itu kemudian duduk di samping kusir kuda. Pria itu melambaikan tangan pada gadis itu ketika kereta mulai bergerak. Ia terus berada di depan pintu sampai kereta itu membelok di tikungan.
Cantik sekali! seru Mandletron setelah pria itu masuk kembali ke dalam toko. Luar biasa! Baru kali ini aku melihat gadis secantik itu. Aku merasa aku sedang jatuh cinta.
Tidak ada sahutan. Tetapi, Mandletron tidak peduli ia terus berkata, Tidak rugi aku bangun pagi dan berkuda bersamamu. Aku yakin malam ini aku tidak dapat tidur karena terus terbayang wajah cantiknya.
Pangeran tidak mendengarkan apa yang dikatakan Mandletron. Dalam pikirannya terdengar kebingungannya sendiri.
Mengapa gadis itu bisa berada di sini" Apa yang dilakukannya di tempat
ini" Pangeran tiba-tiba turun dari kudanya.
Mandletron terkejut dan cepat-cepat mengejar Pangeran. Pangeran memasuki toko itu.
Pria tengah baya yang tadi berdiri di depan meja kasir. Melihat kedatangan Pangeran, ia segera berkata, Selamat datang, Tuan. Adakah yang bisa saya bantu"
Apakah Anda mengetahui siapa gadis yang baru Anda antar itu" Gadis yang mana, Tuan" pria itu kebingungan, Pelanggan saya banyak.
Gadis yang baru saja Anda antar ke kereta kudanya. Gadis yang bergaun jingga itu dan berambut hitam, Pangeran menjelaskan. Oh& Tuan Puteri yang Anda maksud.
Benar, Pangeran tidak sabar.
Tuan Puteri adalah salah satu pelanggan saya, Pangeran. Beliau sering membeli bahan makanan di sini untuk diberikan pada orang lain. Karena itu, saya tidak pernah mengambil untung darinya. Bahkan, saya sering ikut menyumbang. Tuan Puteri adalah gadis yang baik hati.
Tanpa diminta, pria itu meneruskan ceritanya,
Penduduk di sini semua mengenal Tuan Puteri. Sebab, Tuan Puteri banyak membantu kami ketika kami kesulitan seperti Pienlang. Karena itu ketika mendengar keadaan di Pienlang, kami banyak memberikan bantuan. Banyak dari pemuda kami yang ikut membantu menggali anak sungai. Saya mendengar Tuan Puteri menginginkan anak sungai itu digali melalui tempat ini agar kami terhindar dari bencana yang sama.
Bencana itu terjadi dua tahun lalu. Keadaan kami waktu itu sama seperti keadaan di Pienlang. Daerah ini memang sulit mendapatkan air. Kalau musim kemarau berlangsung lama, tempat ini akan mengalami musim kemarau yang berkepanjangan. Tuan Puteri tidak ingin hal ini terjadi lagi.
Ketika mendengar niat baik Tuan Puteri untuk menggali anak sungai bagi kedua desa ini, kami tidak mau tinggal diam. Para pemuda kami dan para pria yang masih kuat, berangkat ke sana tiap pagi untuk memberikan bantuan.
Pangeran merasa pria itu telah berbicara terlalu menyimpang jauh. Apakah Anda mengetahui siapa gadis itu" katanya mengulangi pertanyaan. Gadis itu adalah putri yang menolong kami, jawab pria itu. Maksud adalah saya adalah nama keluarga gadis itu.
Maafkan saya, Tuan. Saya tidak pernah menanyakannya. Saya hanya mengetahui para pelayan Tuan Puteri memanggilnya demikian. Pangeran kecewa mendengarnya.
Gadis itu adalah Putri yang selama ini selalu kauceritakan" Pangeran terkejut.
Benarkah itu" Ya, kata Pangeran. Pangeran menghadap pria itu dan berkata, Terima kasih atas cerita Anda, Tuan. Selamat pagi.
Senang bisa membantu Anda, Tuan. Selamat pagi. Pangeran meninggalkan tempat itu dengan kecewa.
Aku tidak menyangka Putri itu sangat cantik. Jauh lebih cantik dari yang kubayangkan.
Pangeran tidak menyahut. Wajah gadis itu ketika tersenyum tadi, kembali terlintas di matanya. Mata bersinar lembut.
Caranya memandang sekitarnya, sangat anggun. Ia menatap sekitarnya dengan penuh kelembutan.
Senyumannya sangat manis dan anggun. Ia terlihat sangat anggun ketika menundukkan kepala.
Langkah-langkah kakinya ringan tetapi tegas. Tubuhnya ketika berpaling ke kereta, sangat luwes bagaikan sekuntum bunga yang menari bersama angin. Gerakan tubuhnya sangat luwes. Lebih luwes dan lebih anggun dari bunga manapun.
Malam ini tidak hanya Mandletron yang tidak akan dapat tidur. Pangeran juga tidak akan dapat tidur karena di matanya selalu terlintas wajah gadis itu yang cantik.
Pangeran merasa gila. Setiap hari ia semakin sulit tidur karena gadis itu. Sejak pertemuan terakhir mereka, Pangeran tidak dapat memejamkan mata di malam hari.
Hatinya terus terusik oleh gadis itu. Gadis itu sangat luwes dan anggun tetapi ia tidak angkuh. Dengan penuh kelembutan ia membantu setiap orang tak peduli orang itu miskin atau tidak.
Semakin hari, mata Pangeran semakin merah karena kurang tidur. Untuk berbaring di tempat tidur, sangat mudah bagi Pangeran tetapi untuk dapat memasuki dunia mimpi&
Pangeran benar-benar gila karena gadis itu.
Siapa gadis itu Pangeran tidak tahu. Apakah ia akan bertemu dengannya lagi, Pangeran juga tidak tahu.
Seminggu telah berlalu sejak perjumpaannya yang terakhir dengan gadis itu di Herbranchts. Bila seminggu lagi Pangeran bertahan dalam keadaan ini, matanya akan semakin membengkak seperti seekor katak. Garis-garis hitam di sekeliling matanya mulai muncul.
Setiap malam, Pangeran merasa sangat lelah dan ingin segera tidur. Tetapi, ketika ia berbaring di ranjang, ia tidak dapat memejamkan mata. Ia selalu teringat pada gadis cantik yang telah memporak-porandakan seluruh pikirannya.
Pikiran Pangeran kusut. Ia tidak tahu bagaimana terbebas dari penyakit ingin tahu ini.
Andai saja ada dokter yang bisa menyembuhkan penyakit ini, Pangeran akan segera menemuinya.
Entah mengapa ia tidak pernah berhenti teringat pada gadis itu walau ia tahu pertemuannya kembali dengan gadis itu sangat mustahil. Gadis itu sulit ditemui.
Itulah yang dikatakan Lancetlon padanya. Bahkan Lancetlon berkata, Ia lebih sibuk dari saya.
Lancetlon adalah orang yang selalu dicari oleh setiap orang yang ingin membangun atau memperbaiki rumah. Setiap hari, ia selalu mendapat pekerjaan baru.
Bila gadis itu lebih sibuk dari Lancetlon, ia tidak mempunyai banyak waktu untuk berbicara dengan Pangeran. Belum lagi gadis itu selalu menghindari Pangeran.
Pangeran tidak mengerti mengapa ia merasa gadis itu menghindari pertemuan dengannya. Apakah ia takut tunangannya cemburu atau ia enggan berjumpa dengan Pangeran"
Kecemburuan muncul di hati Pangeran setiap ia teringat pada tunangan gadis itu.
Pria itu sangat beruntung. Ia mendapatkan gadis tercantik di seluruh dunia dan juga gadis yang paling mempesona. Seluruh jiwa raga gadis itu mempesona setiap orang yang melihatnya.
Tua muda, semua mencintai gadis itu. Pria maupun wanita menyukainya. Walaupun ke manapun ia pergi selalu menarik perhatian para pria, takkan ada wanita yang dapat membenci gadis berhati lembut itu.
Pangeran melangkahkan kudanya semakin dalam ke desa yang tak pernah dikunjunginya itu.
Langkah kaki Pangeran tak berhenti seperti pikiran yang terus berkecamuk di kepalanya. Mata Pangeran memandang jalanan tetapi yang terlihat olehnya adalah wajah gadis itu. Wajah ovalnya yang cantik mempesona.
Kuda Pangeran berjalan dengan santai. Pangeran tidak memberi perintah apa-apa padanya. Ia berjalan selangkah demi selangkah dengan perlahan.
Dari kejauhan tampak seorang gadis bergaun nila berjalan bersama seorang anak.
Pangeran menatap lekat-lekat wajah gadis yang mendekat itu. Tangan kanan gadis itu menggendong seorang anak kecil dan tangan kirinya menggandeng yang lain. Wajahnya tersenyum. Sinar senyumannya menakjubkan. Gadis itu seperti tidak hanya tersenyum dengan bibirnya tetapi juga dengan jiwanya.
Gadis itu berhenti di depan sebuah rumah lalu menurunkan anak dalam gendongannya. Gadis itu mencium dahi kedua anak itu lalu beranjak dari tempat itu.
Pangeran segera memacu kudanya mengejar gadis itu.
Gadis itu menuju sebuah kereta yang telah menantinya. Seorang pria berbaju hitam membuka pintu kereta untuknya dan membantunya naik sebelum duduk di samping kusir kuda.
Setelah gadis itu naik, kereta meluncur dengan cepat. Pangeran tertegun melihat cepatnya gadis itu pergi.
Gadis itu datang secepat angin dan pergi lebih cepat dari kilat. Gadis itu selalu datang dan pergi dengan cepat.
Tiba-tiba terlintas dalam benak Pangeran bahwa gadis itu berasal dari kerajaan yang berbatasan langsung dengan Evangellynn.
Gadis itu tidak akan dengan mudah muncul di Evangellynn bila kerajaannya jauh dari Evangellynn. Kerajaan gadis itu pasti ada di antara kerajaan-kerajaan tetangga yang tepat berbatasan dengan Evangellynn.
Pangeran yakin ia akan dapat menemukan gadis itu di antara kerajaankerajaan tetangga.
Dengan penuh semangat, Pangeran membelokkan kudanya ke Schildi. Pangeran ingin segera menyelidiki silsilah kerajaan-kerajaan tetangga. Pangeran ingin segera mengirim dirinya sendiri untuk berkunjung ke negaranegara tetangga.
Pangeran tidak sabar menyusun rencana kepergiaannya ke negaranegara tetangga.
Setibanya di Istana Welyn, Pangeran segera meloncat turun dari kudanya dan berlari ke Ruang Perpustakaan.
Tanpa mempedulikan kebingungan penjaga perpustakaan, Pangeran mencari-cari buku di lemari-lemari perpustakaan yang tingginya memenuhi seluruh dinding ruang yang sangat luas itu.
Dengan asyiknya, Pangeran mencari silsilah kerajaan-kerajaan tetangga.
Eduardo! Pangeran menghentikan kesibukannya mendengar panggilan ibunya. Apa yang kaulakukan di atas sana" tanya Ratu dengan suara keras. Aku mencari buku, jawab Pangeran dengan suara keras pula. Turunlah! Ada yang ingin kubicarakan denganmu.
Pangeran menuruni tangga tinggi yang digunakan untuk mencari buku di tempat yang tinggi.
Kemarilah. Kita akan berbicara di Viridis Cella.
Pangeran mengikuti langkah Ratu dengan enggan. Pangeran dapat menduga apa yang akan dikatakan Ratu padanya.
Ratu akan menyuruhnya memikirkan pernikahan!
Sudah bosan Pangeran mendengar hal itu. Ia malas mendengar hal yang terus diajukan padanya itu.
Ratu membuka pintu dan membiarkan Pangeran masuk lebih dulu. Pangeran dan Ratu duduk berhadap-hadapan.
Ratu diam mengawasi putranya sebelum akhirnya berkata, Masalah Pienlang telah selesai"
Hampir, Pangeran membenarkan, Penggalian sungai hampir rampung. Lancetlon memperkirakan dalam waktu tiga minggu lagi, anak sungai itu akan rampung. Tetapi, melihat orang yang membantu terus bertambah, Lancetlon berpikir dua minggu lagi pekerjaan ini akan rampung.
Bagaimana dengan penduduk Pienlang"
Pangeran keheranan mendengar pertanyaan Ratu. Biasanya ibunya hanya tertarik untuk mengetahui apakah ia jatuh cinta pada seorang gadis atau kapan ia akan menikah. Ibunya tidak pernah bertanya tentang pekerjaannya. Rajalah yang biasanya selalu bertanya tentang masalah ini.
Keadaan rakyat sudah jauh lebih baik. Penduduk Herbranchts banyak memberikan bantuan bagi penduduk Pienlang. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Penduduk Pienlang telah mulai mengolah lahan mereka dengan sumur-sumur yang dibangun. Penduduk yang sakit sudah hampir sembuh semua. Di rumah sakit masih terdapat beberapa orang yang penyakitnya parah. Tetapi sekarang mereka sudah jauh lebih baik. Bagus, kata Ratu, Pekerjaanmu sangat memuaskan, anakku. Pangeran ingin tahu apa yang ingin dikatakan Ratu.
Pienlang dapat dikatakan telah selesai. Engkau bisa mewakilkan tugasmu pada Roger, bukan"
Benar. Bagus sekali, Ratu puas. Sekarang engkau bisa membantuku, bukan" Tentu. Kapanpun Mama membutuhkan bantuan, kata Pangeran kebingungan. Cepat-cepat Pangeran menambahkan, Kecuali masalah pernikahan.
Tentu. Aku tidak akan membicarakan masalah pernikahan lagi. Aku sudah bosan. Aku tidak tahu bagaimana membuatmu mau menikah, aku Ratu, Aku hanya ingin mengingatkanmu pada tugas-tugasmu sebagai Putra Mahkota.
Sejak engkau menangani masalah Pienlang, aku melihat engkau semakin tidak menjaga kesehatanmu. Akhir-akhir ini aku melihat engkau semakin lesu. Kalau engkau lelah, beristirahatlah. Jangan biarkan dirimu sakit. Aku baik-baik saja.
Satu hal lagi yang perlu kauperhatikan adalah engkau mempunyai banyak pekerjaan di luar Pienlang. Masalah Pienlang bia kaulimpahkan pada Roger dan sekarang waktunya engkau mengerjakan tugas-tugas kenegaraanmu. Dulu aku pernah berjanji akan memberimu kebebasan setelah bertemu putri keluarga Horthrouth. Tetapi kebebasan yang kuberikan itu tidak berlaku untuk selamanya. Satu setengah bulan sudah cukup.
Aku mengerti. Aku akan menyuruh Roger menggantikan aku menangani Pienlang. Dan, mulai besok aku akan mulai melaksanakan tugas-tugas kenegaraanku.
Aku senang mendengarnya. Besok pagi aku akan menyuruh pelayan mengantarkan jadwal kegiatanmu. Langkah pertama yang harus kaulakukan adalah berkunjung di beberapa tempat di Evangellynn. Sejak engkau mengetahui keadaan Pienlang, engkau mengabaikan keadaan di tempat lain. Ayahmu khawatir rakyat yang lain cemburu pada penduduk Pienlang yang mendapat banyak perhatianmu.
Aku mengerti kekhawatiran kalian. Besok aku akan memulai kunjunganku.
Jangan kecewakan aku pada hal ini, Ratu mengingatkan, Aku sudah cukup kecewa oleh sikap keras kepalamu. Jangan membuatku semakin kecewa. Engkau putraku yang bisa kubanggakan. Aku yakin akan hal itu. Ratu meninggalkan Pangeran sendirian di Veridis Cella.
Semangat Pangeran yang semula membara, menyusut. Pangeran sedih dengan keputusan Ratu tetapi Pangeran tidak dapat berbuat apa-apa.
Ratu benar. Ia telah mengabaikan daerah-daerah yang lain dan menganakemaskan Pienlang. Walaupun Pienlang telah dapat ditinggalkannya, Pangeran tetap menangani tempat itu. Ia tidak melihat pada daerah lain selain Pienlang.
Mulai besok, kesibukannya sebagai Putra Mahkota akan dimulai. Dan, ia tidak akan mempunyai waktu lagi untuk mencari sang Putri.
Pangeran berharap setelah mengunjungi daerah-daerah lain di Evangellynn, Raja akan menyuruhnya berkunjung ke kerajaan-kerajaan tetangga. Pangeran sangat mengharapkannya karena ia ingin sekali menemukan sang Putri. Pangeran ingin berjumpa dengannya untuk mengucapkan terima kasihnya yang dalam.
Pagi hari ketika Pangeran bangun, seorang pelayan datang dengan daftar kegiataan Pangeran.
Pangeran berganti baju dan bersiap-siap sarapan bersama kedua orang tuanya.
Engkau sudah menerima jadwal kegiatanmu" tanya Raja. Sudah.
Jangan sampai terlambat, Ratu mengingatkan, Jangan membuat mereka terlalu lama menanti kedatanganmu.
Baik, Mama, jawab Pangeran tanpa semangat.
Pangeran merasa enggan memulai pekerjaannya, kesibukannya. Ia ingin mencari putri itu. Sebelum ia berhasil menemukannya, Pangeran tidak akan merasa lega. Ia merasa berhutang pada gadis itu dan ia perlu melakukan sesuatu untuk menebusnya.
Sesuatu apa, Pangeran tidak tahu. Ia tidak tahu apa yang masih belum dimiliki oleh putri secantik dia yang selalu disukai semua orang. Pangeran tidak tahu apa yang masih diinginkan Putri yang mempunyai segala sesuatu yang ia inginkan itu.
Tetapi, kelak bila Pangeran bertemu lagi dengannya, Pangeran akan melakukan segala sesuatu untuk membalas budi baik Putri itu pada rakyatnya. Pangeran akan melakukan segalanya untuk Putri yang luhur budi itu.
Pangeran mengucapkan janji itu berulang kali ketika kereta kuda membawanya ke tempat pertama yang harus didatanginya pagi ini.
Pertemuan-pertemuan yang dulu menjadi makanan sehari-hari Pangeran, sekarang terasa membosankan. Dulu Pangeran dengan senang hati menghadiri setiap pertemuan. Pangeran senang mengetahui apa yang sedang berkembang di kalangan rakyatnya.
Sekarang& Entahlah. Pangeran sendiri tidak mengerti mengapa ia merasa sangat enggan untuk melakukan semua kegiatannya.
Belum ia melihat kegiatannya, ia telah merasa jenuh. Ingin Pangeran cepat-cepat menyelesaikan semua pertemuan hari ini dan segera ke Pienlang serta Herbranchts untuk mencari sang Putri.
Kejenuhan Pangeran ini mengingatkannya pada kejenuhannya pada saat ia harus menemui para gadis keluarga Horthrouth. Seperti saat itu, Pangeran ingin segera menyelesaikan tugasnya.
Belum satu pertemuanpun didatangi, tetapi Pangeran sudah merasa sangat lelah. Pangeran ingin mencari sang Putri di Herbranchts. Seperti dulu, keinginan Pangeran dikurung oleh titah Ibunda Ratu. Kereta yang membawa Pangeran akhirnya berhenti.
Banyak orang yang telah ebrada di depan menanti kedatangan Pangeran.
Selamat pagi, Pangeran, sambut seorang pria berjas hitam. Selamat pagi, Pangeran berusaha bersikap seramah mungkin. Semoga perjalanan Anda ke sini nyaman.
Pangeran memasuki Gedung Utama.
Di gedung ini sering diadakan pertemuan-pertemuan. Sering juga jamuan besar oleh suatu badan diadakan di tempat ini. Hari ini Pangeran datang untuk membuka acara diskusi para ahli ekonomi Evangellynn. Dengan datangnya Pangeran, acara segera dimulai.
Mula-mula Heckock, pria yang tadi menyambut Pangeran sekaligus ketua panitia acara ini memberikan pidato panjang lebarnya.
Terima kasih atas kehadiran kalian, para undangan yang terhormat pada acara ini. Terima kasih pula atas kehadiran Yang Mulia Pangeran Eduardo yang berkenan membuka acara ini. Dalam kesempatan ini, saya mewakili seluruh panitia mengucapkan selamat datang pada Anda semua. Semoga perjalanan Anda menyenangkan.
Heckock memulai pidatonya dengan kata-kata yang menjemukan. Di manapun Pangeran berada, ia selalu mendengar kata-kata itu dalam kata-kata pertama pidato.
Hari ini kita berkumpul di tempat ini untuk membicarakan beberapa masalah ekonomi kerajaan ini. Seperti yang kita lihat, perekonomian Evangellynn mengalami banyak kemajuan dalam beberapa tahun terakhir ini. Tetapi, masih banyak rakyat di luar sana yang menderita kemiskinan. Hari ini kita berkumpul untuk mencari jalan yang terbaik untuk lebih menyejahterahkan kerajaan ini dan membawanya pada kehidupan yang lebih makmur.
Tindakan lebih berarti daripada kata-kata seperti itu, kata Pangeran pada dirinya sendiri, Ketika melihat orang miskin di depan mereka, apakah mereka akan membantu" Aku yakin kalian akan merasa jijik. Lihatlah sang Putri! Ia tidak mempedulikan statusnya sebagai putri kerajaan. Tanpa rasa jijik ia mencium anak-anak miskin itu. Tanpa rasa takut, ia merawat orangorang yang menderita itu. Tetapi apa yang dapat kalian lakukan dengan omong kosong ini"
Pangeran tidak mendengar kelanjutan pidato pria itu. Ia kembali teringat saat ia melihat gadis itu berjalan bersama dua anak laki-laki dari desa kumuh.
Seperti yang selalu dilihat Pangeran, gadis itu tampak bersinar. Ia menggendong anak kecil tanpa perasaan terpaksa. Wajahnya berseri cantik saat itu.
Tubuh kedua anak itu kotor. Tubuh mereka penuh debu. Mereka seperti selepas bermain tanah. Tetapi, gadis itu tidak takut anak-anak kecil itu mengkotori gaun nilanya yang indah. Tanpa rasa jijik ia mencium dahi kedua anak itu dengan penuh kasih sayang.
Pangeran melihat sinar kasih sayang yang besar di mata gadis itu ketika ia menatap kedua anak itu.
Semua orang di dalam gedung bertepuk tangan sangat keras. Pangeran terkejut. Ia melihat semua orang melihat padanya. Mengertilah Pangeran bahwa telah tiba saat baginya untuk memberikan pidato.
Pangeran berdiri dan menuju podium.
Selamat pagi, kata Pangeran membuka pidatonya, Selamat datang bagi Anda semua. Saya sungguh berterima kasih pada Anda semua yang telah menyempatkan diri untuk datang. Saya hanya ingin menekankan beberapa hal.
Pertama, pertemuan ini adalah penting bagi Evangellynn. Apa yang Anda bicarakan dalam pertemuan ini, saya harap bisa membantu perkembangan Evangellynn. Saya sangat berharap seseorang menyampaikan pada Istana apa yang menjadi hasil dari pertemuan ini. Kedua dan yang terpenting, perkataan tanpa perbuatan adalah omong kosong. Beberapa saat lalu Heckock mengatakan tujuan pertemuan ini antara lain untuk meningkatkan kemakmuran Evangellynn terutama rakyat yang miskin. Tetapi saya mengatakan pertemuan ini sungguh tidak berguna bila kalian hanya berbicara. Tunjukkan perbuatan kalian yang benar-benar ingin membantu rakyat yang masih miskin. Tunjukkan! Jangan hanya berbicara tetapi tunjukkan pada dunia keinginan kalian untuk memperbaiki kehidupan ini! Semua yang ingin Pangeran katakan telah tersampaikan. Pangeran mengakhiri pidatonya dengan berkata,
Dengan ini saya menyatakan Pertemuan Para Ahli Ekonomi Evangellynn yang kedua puluh resmi dibuka.
Semua bertepuk tangan dengan meriah ketika Pangeran menuruni podium ke tempatnya semula.
Setelah acara ini dinyatakan dibuka oleh Pangeran, beberapa orang maju ke depan untuk memimpin pertemuan ini.
Pangeran mendengarkan ceramah panjang lebar di pertemuan para ahli ekonomi dengan jenuh. Pembicaraan mereka tidak pernah berubah. Selalu dan selalu yang dibicarakan kemajuan ekonomi Evangellynn dan ramalan mereka atas ekonomi yang mendatang.
Segala masalah ekonomi yang ada sampai yang akan muncul, dibicarakan dengan tuntas. Pertentangan pun tak terlewatkan. Pangeran tidak tertarik mendengar perdebatan yang panjang lebar ini. Pembicaraan ini hanya akan memperlambat kepulangan Pangeran di Istana.
Dulu Pangeran merasa tertarik mengikuti pembicaraan bahkan ia juga ikut memberikan pendapat. Sekarang ia lebih tertarik untuk ke Herbranchts. Pangeran melakukan pekerjaannya dengan setengah hati. Pembicaraan yang tiada berujung pangkal antar para ahli ekonomi membuat Pangeran merasa lelah. Hari telah siang. Sudah waktunya Pangeran meninggalkan tempat ini untuk menuju tempat lain.
Pangeran mendekat Heckock yang duduk tak jauh darinya. Acara ini sungguh menarik untuk diikuti tetapi sayang aku tidak dapat terlalu lama berada di sini, bisik Pangeran.
Heckock segera berdiri. Saya mengerti, Pangeran. Tentunya masih banyak kegiatan yang harus Anda lakukan. Saya akan mengantar Anda.
Tidak perlu. Aku yakin engkau ingin mengikuti acara ini dari awal sampai akhir.
Saya merasa senang dapat mengantar kepergian Anda, Heckock melawan dengan sopan.
Duduklah yang nyaman dan dengarkan pembicaraan ini. Aku tidak ingin menganggu yang lain.
Sesuai kehendak Anda, Pangeran, Heckock mengalah.
Pangeran meninggalkan tempat itu. Semua orang sibuk mencurahkan perhatian pada pembicaraan yang semakin memanas hingga tak memperhatikan kepergiaan Pangeran.
Kereta kuda Istana terus menanti Pangeran di depan Gedung Utama.
Prajurit segera membuka pintu kereta ketika melihat kedatangan Pangeran bersama beberapa pengawalnya.
Sekarang kita menuju Xelnyz, prajurit memberitahu. Pangeran mendengarkan dengan malas.
Biasanya, setiap kali selesai menyelesaikan suatu kegiatan, Pangeran selalu bertanya, Sekarang kita ke mana"
Lama kelamaan kebiasaan itu membuat Fahrein selalu memberitahu ke mana tujuan mereka selanjutnya sebelum Pangeran bertanya.
Fahrein tidak merasakan kejanggalan pada sikap Pangeran hari ini. Ia mengira Pangeran lelah.
Pangeran bersandar dengan malas. Ingin sekali ia menyuruh prajurit berbelok ke Pienlang. Tetapi ia telah berjanji pada Ratu untuk melepaskan Pienlang pada Roger.
Pangeran sudah tidak peduli lagi ke mana kereta membawanya. Ia hanya ingin segera menyelesaikan semua ini dan segera melanjutkan pencariaannya pada Putri asing itu.
Perjalanan kali ini lebih lama dari saat mereka meninggalkan Istana. Kali ini kereta membawa Pangeran ke Xelnyz yang letaknya 100 mil dari Schildi.
Kereta perlahan-lahan melambatkan jalan dan akhirnya berhenti. Pangeran tidak menanti prajurit membukakan pintu baginya. Ia ingin segera menyelesaikan kegiatan hari ini dan menghibur diri di Pienlang. Mungkin hari ini di sana Pangeran akan bertemu dengan Putri yang telah memenuhi seluruh isi kepalanya itu.
Fahrein terkejut pintu kereta tiba-tiba dibuka sebelum ia membukanya.
Pangeran keluar dari dalam kereta dengan wajahnya yang menahan kebosanan.
Melihat dua orang suster mendekat, Pangeran cepat-cepat memasang wajah tersenyum.
Selamat datang, Pangeran, sambut seorang suster yang telah tua. Semoga perjalanan Anda menyenangkan.
Terima kasih, kata Pangeran.
Perkenalkan saya adalah Suster Theodore yang mengepalai Panti Asuhan Popolo. Saya bertanggung jawab atas semua kegiatan di Panti Asuhan ini. Ini adalah Suster Bernadetta.
Mari saya antar berkeliling, Pangeran, kata suster itu pula.
Seorang suster yang masih muda memapah suster tua itu dengan hati-
hati. Anda tidak perlu repot-repot mengantar saya, kata Pangeran, Saya tidak ingin merepotkan Anda. Sebaiknya Anda beristirahat. Saya melihat Anda kurang sehat.
Suster tua itu tersenyum lembut. Selama saya masih hidup, saya mampu melakukannya.
Suster lanjut usia itu melangkah dengan hati-hati mengantar Pangeran ke dalam gereja tua itu.
Ini adalah gereja tempat kami biasa mengadakan misa. Saat ini pastor sedang pergi sehingga ia tidak dapat menyambut Anda.
Tidak perlu dipikirkan. Saya mengerti kesibukan Anda semua. Pangeran melihat beberapa anak yang berdiri di samping altar. Mereka bernyanyi lagu-lagu pujian dengan penuh semangat.
Mereka adalah anak-anak yang bertugas menyanyi lagu gereja dalam tiap misa. Setiap anak kami latih untuk menjadi anggota paduan suara dan mereka bertugas sesuai jadwal yang kami atur.
Pangeran mendengarkan tetapi pikirannya melayang-layang jauh. Kedua suster itu mengantar Pangeran ke bagian belakang gereja. Inilah tempat anak-anak itu dirawat, kata Suster Theodore. Di sini kami menampung anak-anak yang malang itu.
Tidak ada pembatas antara gereja dengan panti asuhan selain sebuah pintu kayu coklat yang seperti siap hancur.
Pangeran melihat banyak anak bermain-main di dalam ruangan. Tempat itu cukup luas. Tetapi tidak cukup luas untuk menampung anak-anak banyak itu.
Setiap tahun, banyak anak yang masuk ke tempat ini tetapi anak yang diadopsi sangat sedikit. Bila keadaan ini terus berlangsung, kami khawatir tidak mampu menampung semua anak-anak malang ini. Saat ini kami sudah mengalami kesulitan dalam menampung mereka, kata Suster Bernadetta.
Kami berencana membangun sebuah bangunan di samping tempat ini untuk menampung mereka. Tempat ini sudah terlalu sesak untuk anak-anak, kata Suster Theodore, Anak-anak selalu membutuhkan tempat yang luas untuk bermain.
Walaupun anak-anak itu kekurangan tempat untuk bermain kejar mengejar, mereka tampak senang. Walaupun anak-anak itu harus duduk di lantai dan bermain dengan mainan sederhana, wajah mereka berseri-seri.
Di dalam ruangan itu tampak dua orang suster yang kewalahan menjaga anak-anak yang jumlahnya sekitar lima puluh itu.
Kami juga kekurangan orang untuk merawat mereka, jelas Suster Bernadetta. Tetapi dalam waktu dekat ini, bantuan akan datang. Biara pusat telah mengirimkan orang untuk membantu kami.
Sekarang akan saya tunjukkan tempat belajar anak-anak, kata Suster Theodore.
Mereka terus melangkah semakin ke dalam.
Kami mengajari anak-anak dengan cara yang sederhana. Kami tidak mampu memberikan pendidikan yang baik untuk mereka. Untuk membiayai kehidupan mereka, kami menanti bantuan orang lain. Anda perlu melakukan sesuatu untuk anak-anak ini, kata Suster Theodore sambil berjalan. Pangeran mengangguk.
Kedua suster itu menunjukkan semua tempat pada Pangeran. Ruang belajar yang sederhana dengan beberapa kursi, ruang makan yang kecil dengan meja panjang dikelilingi puluhan kursi, ruang perpustakaan dengan buku-buku agama yang tebal. Semua mereka tunjukkan pada Pangeran.
Seperti yang dikatakan Suster Theodore, tempat ini luas tetapi tidak cukup untuk menampung lebih dari 130 anak yang tiap tahunnya terus bertambah. Untuk itu ia mengatur pemakaian setiap tempat secara bergiliran.
Saat Pangeran melihat Ruang Belajar, beberapa anak sedang belajar di ruangan itu tetapi beberapa saat lagi mereka akan berganti giliran dengan anak yang lain. Sayang sekali anak-anak yang ingin mengetahi banyak itu tidak dapat menggunakan waktu sepanjang hari untuk belajar. Mereka harus rela mengalah dengan teman-teman mereka.
Seorang guru yang didatangkan dari tempat lain mengajari anak-anak itu. Semula, kata Suster Theodore, hanya ada seorang suster yang mengajar anak-anak sepanjang hari. Tetapi sejak tahun lalu beberapa guru didatangkan dari luar untuk mengajar anak-anak. Mereka mengajar secara bergiliran dan suster yang semua menjadi guru itu bisa mencurahkan perhatiannya pada perawatan anak-anak.


Gadis Hari Ketujuh Karya Sherls Astrella di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kedua suster itu mengantar Pangeran ke sebuah ruangan sangat luas dengan ranjang-ranjang berderet rapi. Lima lajur tempat tidur memenuhi ruangan itu dan membuatnya tampak sesak.
Tempat ini adalah ruang tidur anak-anak. Karena terbatasnya tempat, kami terpaksa mengumpulkan mereka di tempat ini. Anak-anak terpaksa tidur seranjang dengan teman mereka. Sebab masih ada teman mereka yang tidak bisa tidur berdua dengan yang lain.
Pangeran melihat beberapa anak berbaring tak berdaya di tempat tidur. Sementara itu banyak tempat tidur kosong yang rapi.
Mereka adalah anak-anak yang sejak lahir cacat fisik
. Mereka tidak dapat meninggalkan tempat ini. Selain anak-anak yatim piatu, kami juga menerima anak-anak yang cacat. Setiap minggu ada seorang dokter yang khusus didatangkan untuk memeriksa mereka dan anak-anak lain bila ada yang sakit, jelas Suster Theodore pula.
Mata Pangeran yang menjelajahi ruangan luas itu tertumbuk pada rambut hitam panjang yang bergelombang di samping tempat tidur di seberang ruangan. Rambut hitam yang bergelombang pada bagian bawah itu membangkitkan perasaan ingin tahu Pangeran.
Seperti mengetahui apa yang ada di benak Pangeran, Suster Theodore berkata, Ia adalah gadis yang banyak membantu kami. Tanpa dia, kami tidak akan dapat bertahan hingga hari ini. Selain memberikan bantuan barang dan uang, ia juga membantu kami merawat&
Suster Theodore belum menyelesaikan kalimatnya, Pangeran telah meninggalkannya.
Pangeran mendekati gadis itu. Perasaannya tidak keruan ketika ia semakin mendekati rambut hitam yang menutupi gadis bergaun coklat muda itu.
Pangeran ingin segera berlari mendekat tetapi ia juga ingin berjalan perlahan-lahan hingga gadis itu tidak mengetahui kedatangannya dan tidak sempat menghindar.
Pangeran ingin memanggil gadis itu tetapi ia tidak ingin gadis itu mengetahui kedatangannya.
Pangeran ingin bergegas tetapi ia juga ingin menahan langkahnya. Pangeran menyeberangi ruangan itu dengan hati-hati. Ia tidak ingin menimbulkan bunyi sedikitpun yang dapat menyadarkan gadis itu akan kedatangannya.
Ketika akhirnya Pangeran tiba tepat di belakang gadis itu, Pangeran kebingungan. Pangeran tidak tahu harus berbuat apa. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Pangeran tidak tahu harus melakukan apa. Ia bingung. Harus memanggil gadis itu atau menepuk bahunya atau mengajaknya berbicara.
Sementara itu dua suster berdiri di ambang pintu dengan kebingungan. Beberapa pengawal Pangeran yang terus mengikutinya, juga tidak tahu harus mendekat atau tetap di tempat.
Gadis itu perlahan-lahan membalikkan badannya.
Pangeran terpesona oleh mata hijau bening yang menatapnya lembut. Wajah cantik itu tersenyum padanya dan suaranya yang lebih lembut dari nyanyian burung surga berkata,
Selamat siang, Pangeran. S& selamat siang.
Pangeran tidak dapat melepaskan pandangannya dari wajah cantik di depannya. Matanya yang hijau dengan bingkai rambut hitam yang bersinar seperti membawa sinar misterius yang membuat Pangeran terjebak di dalam pesonanya.
Pangeran menatap gadis itu lekat-lekat.
Seperti yang biasa dilihat Pangeran, gadis itu mengenakan baju sederhana. Tidak ada pita berumbai yang menghiasi. Tidak ada lekukanlekukan yang rumit. Gaun yang dikenakannya benar-benar gaun sederhana tanpa model yang selalu dikenakan oleh para gadis desa. Tetapi kain yang digunakan untuk membuat gaunnya adalah kain katun yang halus.
Gadis itu tampak manis dengan gaun coklat mudanya yang serasi dengan kulitnya yang kuning kecoklatan. Pipinya yang selalu memerah membuatnya tampak kekanak-kanakan. Tetapi sinar matanya yang lembut dan garis wajahnya yang klasik menunjukkan kedewasaannya.
Bila Anda tidak tersinggung, Yang Mulia Pangeran, dapatkah Anda memberitahu saya apakah yang membuat Anda terus menatap saya" gadis itu bertanya sopan dengan suaranya yang membawa Pangeran terbuai oleh perasaan.
T& tidak. Tidak ada apa-apa, sahut Pangeran cepat-cepat. Sungguh tidak ada apa-apa.
Gadis itu tersenyum mempesona.
Dari mana Anda mengetahui kedatangan saya" Pangeran kebingungan, Saya yakin saya telah berjalan sepelan mungkin hingga tak menimbulkan suara sedikitpun.
Gadis itu memalingkan kepala pada anak di tempat tidur. Kedua tangannya mengelus penuh kasih sayang wajah anak itu. Ia yang memberitahu saya.
Rupanya aku telah meremehkanmu. Anak itu tersenyum.
Bagaimana Anda bisa sampai ke tempat ini" Dengan kendaraan tentunya, jawab gadis itu.
Pangeran benar-benar terpesona oleh suara merdu yang tegas itu. Suara maupun gerakan gadis itu sangat luwes dan anggun. Pangeran tidak pernah menemukan gadis seperti itu di tempat mana pun.
Apa yang Anda lakukan di sini"
Saya membantu para suster merawat anak-anak. Mereka membutuhkan pengasuh terutama anak-anak yang berada di ruangan ini dan tidak dapat meninggalkan tempat ini. Mereka kesepian dan membutuhkan kawan.
Mengapa mereka tidak dapat meninggalkan tempat ini" Sebenarnya mereka dapat, tetapi bila mereka di luar, tidak ada yang dapat menjaganya. Kami kekurangan tenaga. Saat ini kami berharap para suster segera datang untuk membantu. Tetapi, beberapa hari lalu saya mendengar kabar dari biara pusat bahwa mereka kekurangan orang.
Permintaan biarawati banyak tetapi yang mendaftarkan diri menjadi biarawati sedikit. Menurut saya, yang membuat sedikit orang yang mendaftarkan diri menjadi biarawati adalah ketatnya peraturan biara. Biarabiara hanya mau menerima orang dari kalangan tertentu. Andai mereka mau terbuka pada setiap orang, entah itu miskin atau kaya, akan banyak biarawati yang kita miliki.
Saya sungguh menyesali keadaan ini. Pimpinan gereja pun menggunakan kekuasaan mereka untuk memeras rakyat. Entah kapan seorang pastor benarbenar mengabdikan diri mereka pada Tuhan.
Pangeran terkesan oleh pengetahuan gadis itu yang luas. Andai dalam waktu sebulan, seperti yang dijanjikan pimpinan biara, para biarawati itu tidak datang, saya akan bertindak.
Tindakan apa yang akan Anda ambil"
Saya akan melanggar wewenang pihak gereja. Saya akan mengirim orang ke tempat ini. Saya tidak akan mempedulikan apakah tempat ini dikelola oleh gereja atau tidak. Anak-anak membutuhkan pengasuh.
Pangeran kagum oleh keberanian gadis itu. Ia tidak pernah melihat seorang gadis seberani gadis ini. Biasanya ia mendengar kata-kata para gadis yang berani tetapi keberanian mereka hanya dalam kata-kata. Gadis ini lain. Pangeran melihat sinar perlawanan di mata hijau bening yang mengagumkan itu.
Gadis itu benar-benar ciptaan yang paling mempesona!
Matanya hijau bening seperti kelereng kaca yang dalam. Sinar matanya yang lembut seperti tidak pernah terlepas darinya. Di dalamnya terdapat banyak kejutan-kejutan yang mengagumkan. Sungguh menyenangkan untuk terus dipandang.
Saya mendukung Anda, kata Pangeran.
Saya sangat berterima kasih pada kebaikan hati Anda, Pangeran. Tetapi Anda tidak perlu repot-repot melakukannya. Saya tidak ingin kerajaan ini bertengkar dengan pihak gereja. Anda mengerti apa akibatnya bila kita berseteru dengan Roma. Dengan seluruh Raja Eropa tunduk padanya, Uskup Agung Roma bisa membuat Evangellynn dibenci semua negara. Jangan mempersulit kerajaan Anda sendiri demi rakyat dan juga demi keturunan Anda kelak.
Bagaimana dengan kerajaan Anda" Gadis itu kebingungan. Kerajaan saya"
Kalau Anda membuka perselisihan dengan biara, kerajaan Anda bisa terkena dampaknya.
Gadis itu tertawa geli membuat Pangeran keheranan.
Dari mana Anda mendapatkan ide itu" tanyanya tanpa dapat menyembunyikan senyum gelinya yang manis.
Pangeran kebingungan oleh tindakan gadis itu.
Bukan kehendak saya mengecewakan Anda, tetapi Anda harus tahu saya tidak mempunyai kerajaan apapun.
Dari mana Anda bisa memperoleh semua bantuan yang Anda berikan untuk penduduk Pienlang"
Bila saya tidak salah, tentunya Anda berpikir sayalah yang mendatangkan semua bantuan itu. Gadis itu menatap Pangeran dengan pandangannya yang menghanyutkan. Sungguh menyesal saya membuat Anda kecewa. Semua bantuan itu tidak berasal dari saya. Dengan rendah hati, saya mengakui bahwa saya tidak mampu memberikan semua bantuan itu. Sebagian besar bantuan yang saya berikan kepada penduduk Pienlang berasal dari penduduk Evangellynn pula. Saya hanya membantu menyalurkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.
Pangeran tidak percaya. Tidak seorangpun yang dapat memberikan bantuan yang setiap hari membutuhkan uang jutaan selama satu bulan lebih termasuk saya dan Anda. Kerajaan tidak dapat membiayai kehidupan Pienlang sampai mereka mampu bangkit kembali tanpa bantuan rakyat.
Pangeran menatap gadis itu. Ia tidak mempercayai kata-kata gadis itu.
Saya tidak ingin meremehkan kekayaan Evangellynn tetapi apa yang saya katakan ini benar. Pikirkanlah, Pangeran. Bila Anda tidak tersinggung, saya menyarankan Anda menghitung berapa pengeluaran yang harus Anda keluarkan untuk memenuhi semua kebutuhan penduduk Pienlang. Cukup dalam satu hari.
Sehari kurang lebih tujuh ratus lima puluh ribu Golpie atau delapan ribu lima ratus Poundsterling tetapi itu belum termasuk bila mereka ke dokter.
Gadis itu menatap anak kecil itu dan tersenyum. Engkau pintar. Setiap hari engkau makin pintar menghitung. Berapa orang yang kauhitung dalam perkiraanmu itu"
Saya mengira jumlah penduduk desa itu dua ribu orang. Hampir sesuai, sayang. Engkau pandai. Suatu hari nanti aku akan mengusulkan orang mengambilmu sebagai akuntan mereka.
Sungguh" Saya ingin sekali menjadi ahli keuangan yang pandai. Tentu, sayang. Tetapi engkau harus rajin berlatih bila ingin citacitamu terwujud. Ingat kata dokter. Engkau harus rajin berlatih kalau ingin kakimu sembuh benar.
Saya pasti rajin berlatih, Nona.
Gadis itu tersenyum senang. Ia menepuk kepala anak itu dengan lembut.
Jangan sampai aku mendengar Suster Bernadetta mengeluh karena engkau tidak mau melatih kakimu. Bila aku mendengarnya, aku akan membatalkan semua janjiku padamu. Engkau mengerti"
Saya mengerti! Bagus, anak manis. Aku bangga padamu. Gadis itu mencium dahi anak
itu. Saya berjanji melaporkannya pada Anda bila ia membandel lagi, Nona. Pangeran terkejut oleh kedatangan suara wanita lain.
Gadis itu membalikkan badannya dan tersenyum. Aku berharap tidak mendengarkan laporannya, Suster Bernadetta.
Saya juga berharap tidak melaporkannya.
Adakah sesuatu yang terjadi hingga Anda ke sini, Suster" Suster Theodore ingin Anda dan Pangeran, bila Pangeran tidak keberatan, untuk makan siang bersama kami. Sekarang sudah waktunya makan.
Saya sangat menghargai tawaran itu, Suster. Saya sangat senang bisa menikmati makan siang bersama Anda semua. Gadis itu menatap Pangeran. Bagaimana dengan Anda, Pangeran"
Aku juga tidak keberatan. Aku merasa sangat tersanjung. Mari, Pangeran, Nona. Suster Bernadetta mengantar mereka ke ruang makan.
Anak-anak telah berkumpul di dalam ruangan. Mereka telah duduk rapi menghadapi piring mereka. Mereka menanti saat membuka hidangan-hidangan di atas meja yang tertutup oleh kain. Mereka tidak sabar untuk segera makan. Kedua tangan mereka telah menggenggam erat sendok makan mereka. Puluhan pasang mata kecil itu mengawasi kedatangan mereka. Pangeran duduk bersama suster-suster lain di meja kecil yang terpisah dari meja besar di dalam ruangan itu.
Di seputar meja kecil itu tertata rapi piring dan sendok. Di tengah, terdapat berbagai hidangan yang tertutup oleh kain putih yang telah menguning. Kursi-kursi kayu sederhana mengitari meja kotak kecil itu. Silakan duduk, Pangeran.
Terima kasih, Suster. Pangeran menoleh pada gadis di sampingnya. Ia ingin berbuat sopan dengan menarikkan kursi bagi gadis itu tetapi gadis itu telah mengangkat bangku kayu itu lalu duduk di atasnya.
Sekarang kita bisa memulai makan siang, kata Suster Theodore. Suster Bernadetta berjalan ke samping meja besar itu dan berkata, Anak-anak sekarang waktunya kita berdoa agar Tuhan memberkati makan siang kita ini.
Anak-anak meletakkan sendok mereka dan melipat tangan di atas meja. Seperti biasa, Suster Bernadetta menunjuk seorang anak untuk memimpin doa.
Tuhan, terima kasih Engkau telah memberikan kesempatan pada kami untuk menikmati makan siang ini. Berkatilah makanan ini. Semoga kami masih dapat menyantap hidangan seperti ini esok hari. Berkatilah pula orang-orang yang telah menyiapkannya untuk kami.
Untuk mengakhiri doa yang diucapkan anak itu, Suster Bernadetta mengajak semua berdoa Bapa Kami.
Pangeran merasa asing dengan suasana ini. Biasanya ia tidak pernah berdoa sebelum makan maupun setelah makan.
Suster Bernadetta kembali menempati tempat duduknya. Suara riang anak-anak yang sudah tidak sabar memenuhi Ruang Makan. Bunyi sendok yang beradu dengan piring menyemarakkan riuh anak-anak.
Pangeran tertarik oleh suasana ini. Ia tidak pernah berada dalam suasana seperti ini sebelumnya.
Pangeran mengamati anak-anak yang berebut mengambil makanan duluan. Anak-anak itu sudah tidak sabar mengisi perut mereka.
Mereka selalu ribut saat makan, Suster Theodore memberitahu, Berulang kali kami ajarkan untuk tidak berebut tetapi mereka tetap seperti ini.
Pangeran memalingkan kepala dari anak-anak itu. Pangeran kebingungan melihat makanan yang telah tersaji di meja.
Di Istana, pelayan-pelayan muncul membawakan makanan. Seorang pelayan membawa satu jenis makanan. Ia mendatangi Pangeran dan menawarkan makanan yang dibawanya pada Pangeran. Bila Pangeran mau, ia mengambilkannya untuk Pangeran setelah itu ia kembali ke dapur bersama makanan yang dibawanya.
Gadis di samping Pangeran tersenyum. Ia mengambil piring Pangeran dan berkata, Bisakah Anda memberitahu saya apa yang Anda sukai, Pangeran"
Pangeran terdiam. Kami menyesal tidak dapat menghidangkan makanan selezat yang koki Istana buat.
Tidak apa-apa, Pangeran cepat-cepat berkata, Aku tidak kecewa dengan yang telah kalian siapkan untuk menjamuku. Aku hanya tidak tahu harus makan apa. Semua ini menggiurkan.
Gadis itu mengambilkan segala sesuatu yang dikiranya akan disukai Pangeran kemudian ia meletakkan piring yang penuh berisi makanan itu ke depan Pangeran.
Silakan, Pangeran. Saya berharap saya tidak salah memilih. Pangeran menatap mata hijau yang tersenyum lembut itu. Terima kasih, kata Pangeran canggung. Pangeran tidak biasa diperlakukan seperti ini oleh seorang wanita.
Pangeran menatap makanannya dengan terkagum-kagum. Gadis itu menatakan makanannya dengan indah. Sayur-mayur yang hijau menghiasi piring di satu sudut. Di atasnya terdapat ikan bakar yang menggiurkan. Di sisi yang lain, bulir-bulir nasi yang putih memanjang seperti sebuah pulau kecil.
Tatanan sederhana buatan gadis itu menambah selera makan Pangeran. Tangannya yang terampil tidak kalah dari koki Istana.
Tengah Pangeran asyik menghabiskan makanan yang menurutnya adalah makanan terlezat yang pernah dinikmatinya, gadis itu berdiri.
Bila Anda tidak keberatan, saya ingin membawakan makanan bagi anakanak di Ruang Tidur.
Saya akan membantu Anda, Nona.
Tidak perlu. Kalian bisa menghabiskan makanan Anda setelah itu membantu saya. Saya tidak ingin menganggu saat makan Anda. Gadis itu menuju dapur yang letaknya tepat di samping Ruang Makan. Pangeran cepat-cepat menghabiskan makanannya. Ia tidak ingin gadis itu menghilang lagi. Baru pertama kali ini Pangeran bisa berbicara dengan gadis menarik itu. Karena itu Pangeran tidak ingin ditinggal begitu saja.
Seusai menghabiskan makan siangnya, Pangeran bangkit sambil berkata, Bila Anda semua tidak keberatan, saya ingin undur diri dulu. Silakan, Pangeran.
Pangeran meninggalkan Ruang Makan dan bergegas ke Ruang Tidur. Pangeran lega melihat rambut hitam bergelombang di tepi sebuah tempat tidur.
Anak manis harus makan yang banyak setelah itu harus minum obat, terdengar suara merdu gadis itu membujuk.
Gadis itu tersenyum senang ketika memasukkan sesuap nasi ke dalam mulut anak itu.
Pintar, katanya. Pangeran berdiri di belakang gadis itu dan mengawasinya dengan penuh kekaguman. Pangeran tidak akan menemukan gadis lain yang selembut gadis ini. Hatinya lembut dan penuh kasih sayang. Sungguh gadis yang sulit ditemukan.
Beberapa saat kemudian beberapa suster muncul dengan beberapa anak. Mereka datang untuk menyuapi anak-anak yang lain.
Ayo, sayang, tinggal satu sendok. Setelah ini semuanya habis, bujuk gadis itu, Jadilah anak pintar. Jangan membuat nasi ini sedih. Temantemannya telah meninggalkannya. Ia tentu ingin menyusul kawan-kawannya. Gadis kecil itu membuka mulutnya.
Pintar, sayang. Engkau telah menghabiskan makan siangmu. Gadis itu meletakkan piring di meja samping tempat tidur dan mengambil gelas dan sebutir pil. Dengan sabar, gadis itu menanti anak itu menelan makanannya.
Sekarang waktunya minum obat, gadis itu mengangkat tubuh anak itu dengan hati-hati. Dengan penuh kelembutan ia membantu anak itu meminum air putih yang telah disiapkannya bersama obatnya.
Setelah itu gadis itu menunduk mencium pipi gadis kecil itu. Engkau anak yang pintar, sayang, katanya kemudian meninggalkan anak itu.
Gadis itu melakukan pekerjaan yang sama kepada beberapa anak. Dengan penuh perhatian, ia menyuapkan sesendok demi sesendok makanan ke dalam mulut anak-anak itu. Dengan penuh kasih sayang ia menyodorkan gelas ke mulut anak-anak itu.
Pangeran senang mengawasi gadis itu.
Tubuhnya yang luwes berputar-putar di dalam ruangan luas itu. Gerakannya yang anggun menyertai setiap lambaian rambut hitamnya yang tergerai panjang.
Walaupun di ruangan ini masih ada suster-suster lain dan anak-anak yang cukup dewasa untuk membantu pekerjaan para suster, Pangeran masih dapat menemukan gadis itu. Walaupun gadis itu tersembunyi di antara puluhan gadis lain, Pangeran yakin ia masih dapat menemukan gadis itu.
Gadis itu sangat unik. Kulitnya kuning berseri kecoklatan seperti orang timur. Pipinya kemerahan. Rambutnya hitam lebat dan bergelombang indah pada ujungnya. Matanya hijau tua bening seperti sebuah kelereng. Perpaduan antara mata, rambut dan kulitnya yang berseri membuatnya tampak unik. Unik tak terkatakan.
Wajahnya yang manis memancarkan keanggunan. Matanya yang bening mengantarkan suasana lorong yang dalam dan penuh misteri. Rambut hitam legamnya menambah kesan misteriusnya.
Pipinya selalu merona kemerahan seperti bibir mungilnya yang selalu memerah.
Pangeran& Gadis itu tersenyum dan mengulangi, Pangeran, apakah yang Anda pikirkan"
Pangeran terkejut. Gadis itu tiba-tiba saja berada di depannya. Wajah gadis itu dekat dengan wajahnya. Mata hijau bening itu menatapnya dengan penuh kegelian. Mulut mungilnya membentuk seulas senyum lembut. Apa yang terjadi" tanya Pangeran menyembunyikan kekagetannya. Kita harus meninggalkan ruangan ini. Sudah waktunya anak-anak ini
tidur. Kita tidak boleh menganggu mereka, bukan"
Gadis itu tersenyum dan meninggalkan ruangan itu. Pangeran mengikuti gadis itu.
Sebelum meninggalkan ruangan itu, gadis itu menutup pintu. Anda telah melihat keadaan anak-anak di Panti ini. Saya bisa berharap Anda melakukan sesuatu untuk membantu mereka.
Pangeran merasa suasana seperti ini pernah terjadi. Gadis itu lebih dulu memberi bantuan. Akhirnya Pangeran mengetahui keadaan rakyatnya dan setelah itu gadis itu pergi dengan keyakinan Pangeran akan melakukan sesuatu untuk membantu rakyat.
Anda akan pergi" tanya Pangeran menahan kekecewaan. Gadis itu tersenyum sebagai jawabannya.
Ke mana Anda akan pergi" Bolehkah saya mengantar Anda ke penginapan Anda"
Tidak perlu merepotkan Anda, Pangeran. Saya tidak akan pergi ke mana-mana.
Maksud Anda" Saya baru saja berjanji pada seorang anak untuk menginap di sini untuk beberapa hari.
Pangeran gembira mendengarnya. Ia tidak perlu lagi kesulitan mencari gadis itu. Dalam hari-hari mendatang, saya bisa menemui Anda di sini" tanya Pangeran sambil menahan luapan kegembiraannya.
Tentu saja, Pangeran. Saya tidak melarang Anda untuk menemui saya. Pangeran tersenyum senang. Anda tidak keberatan saya menemui Anda. Betapa sangat melegakan.
Gadis itu memandang Pangeran dengan keheranan tetapi ia tidak mau bertanya. Ia pergi ke Aula tempat anak-anak bermain.
Kedatangan gadis itu segera disambut oleh anak-anak. Nona, mainlah bersama kami.
Tidak. Mainlah bersama kami. Bersama kami saja.
Gadis itu melerai anak-anak itu. Aku akan bermain dengan kalian semua.
Kata Suster Bernadetta Anda akan menginap di sini. Benarkah itu" Benar.
Anak-anak itu berlompat-lompatan gembira. Mereka tertawa dan menari senang.
Gadis itu tersenyum. Sudah, suaranya yang lembut menenangkan anak-anak itu, Jangan berlompat-lompatan lagi. Kalau kalian jatuh, aku akan dimarahi oleh Suster Theodore.
Beberapa anak bergelayutan di tangan gadis itu tetapi ia tidak merasa keberatan. Ia menggandeng anak-anak itu ke tengah ruangan.
Hari ini aku tidak bisa bermain bersama kalian. Ada sesuatu yang harus kubicarakan bersama Suster Theodore dan Pangeran. Anak-anak itu mendesah kecewa.
Aku berjanji akan segera menyelesaikannya kemudian kita akan bermain sampai puas. Sepanjang hari esok aku ada di sini. Besok aku akan menemani kalian bermain.
Janji" tanya anak-anak itu. Gadis itu tersenyum. Aku janji.
Baiklah, Anda boleh pergi bersama Pangeran.
Gadis itu tersenyum cantik. Mari, Pangeran. Para pengawal kecil saya telah memberikan ijin.
Pangeran mengikuti gadis itu ke ruangan Suster Theodore. Selamat siang, Suster Theodore. Saya berharap saya tidak menganggu istirahat siang Anda.
Tidak. Anda tidak menganggu saya. Saya belum berencana untuk beristirahat. Silakan masuk, Nona.
Silakan, Pangeran. Gadis itu membiarkan Pangeran memasuki ruangan kecil itu kemudian ia menutup pintu.
Silakan duduk, Pangeran, kata Suster Theodore. Pangeran menatap sebuah kursi kayu di depan meja.
Silakan duduk, Pangeran. Saya lebih senang berdiri, kata gadis itu. Pangeran ragu-ragu.
Silakan, Pangeran, ulang gadis itu.
Pangeran duduk dengan perasaan mengganjal. Sudah menjadi suatu kebiasaan di sini untuk memperlakukan wanita dengan sopan. Segala sesuatu pertama kali untuk wanita tetapi gadis ini lain. Ia tidak berusaha diperlakukan sopan tetapi memperlakukan orang lain dengan sopan.
Apakah yang membuat Anda menemui saya, Nona"
Saya merasa Anda harus melaporkan segala sesuatu di tempat ini kepada Pangeran agar Pangeran tahu harus berbuat apa untuk menolong anakanak ini.
Sejujurnya, saya merasa tidak ada lagi yang perlu dilakukan oleh Pangeran. Semua telah Anda atasi sejak dua tahun lalu. Anda tidak pernah membiarkan kami kekurangan sesuatu apapun.
Sebaliknya, saya tidak dapat melakukan apa yang bisa dilakukan Pangeran.
Apakah itu, Nona" Sudah waktunya tempat ini mendapatkan bangunan baru. Tahun ini, Popolo masih dapat menampung anak walaupun berdesak-desakkan tetapi tahun depan, saya tidak yakin lagi. Sudah waktunya pula tempat ini mempunyai dokter tetap yang tinggal di tempat ini dan selalu siap memberikan bantuan pada anak-anak yang cacat. Mereka juga membutuhkan orang yang ahli dalam bidang ini.
Anda juga memerlukan sebuah sekolah besar yang dapat menampung semua anak. Kasihan anak-anak yang harus belajar hingga larut malam. Mereka telah merasa sangat lelah ketika memulai pelajaran mereka.
Perawat-perawat yang sabar juga diperlukan dalam pelatihan dan perawatan anak-anak yang cacat. Saya berharap suatu hari nanti mereka bisa seperti kawan-kawan mereka. Mereka ingin keluar dari ruang tidur dan kita tidak boleh mengurung mereka. Saya tidak setuju kebebasan anak-anak itu terus dikurung.
Dan, yang tidak kalah pentingnya. Seorang guru yang khusus bagi anak-anak cacat itu perlu didatangkan agar kelak mereka bisa bekerja seperti orang normal lainnya. Anak-anak buta perlu mendapat guru yang bisa mengajari mereka menulis. Anak-anak tuli perlu belajar mendengar dengan melihat gerak mulut lawan bicara. Mereka juga perlu diajari berbicara dengan normal.
Anda benar, Nona. Saya merasa malu tidak memikirkan semua itu. Jangan merasa seperti itu, Suster. Anda membuat saya merasa tidak enak telah mengatakan semua itu. Mungkin sebaiknya saya tidak mengatakannya di depan Anda.
Anda adalah gadis yang cerdas, Nona. Semua yang Anda pikirkan belum pernah terlewat dalam pikiran saya walaupun saya telah mengelola tempat ini selama puluhan tahun. Anda seperti sebuah berkah yang diberikan Tuhan pada kami.
Terima kasih atas pujian Anda yang tulus, Suster. Saya sangat menghargainya tetapi saya merasa Anda terlalu melebih-lebihkan kenyataan. Saya membantu karena saya merasa sudah sepatutnya saya membantu. Gadis itu melirik Pangeran dan melanjutkan. Sekarang bukan waktunya untuk berparade pujian, Suster Theodore. Saya menemui Anda di sini untuk membicarakan masalah-masalah Popolo dengan Pangeran. Agar Pangeran tahu harus berbuat apa untuk Popolo.
Saya mengaku kalah, Nona. Suster Theodore tersenyum. Apakah semuanya telah jelas bagi Anda, Pangeran"
Ya. Apa yang Anda katakan telah memberikan banyak bantuan bagi Evangellynn. Saya sangat menghargai usul-usul Anda yang sangat bagus itu. Saya merasa senang bisa berguna bagi Evangellynn.
Apa yang menyebabkan kecacatan anak-anak itu"
Sebagian besar dari mereka cacat sejak lahir. Dan, beberapa cacat akibat kecelakaan. Anak-anak yang lumpuh setelah kecelakaan inilah yang mempunyai harapan besar untuk sembuh. Dibanding anak-anak yang lumpuh sejak lahir, mereka bisa berjalan dengan normal bila setiap hari rajin berlatih. Karena kekurangan orang, kami tidak dapat melakukannya secara rutin setiap hari. Dengan sangat menyesal, kami melatih mereka seminggu dua kali.
Besok bantuan yang saya minta akan datang, kata gadis itu. Saya sangat menyesal tidak bisa sering datang ke sini hingga tidak menyadari kekurangan Popolo.
Anda sudah berkenan datang sudah membuat kami sangat senang, Nona. Anda tidak perlu merasa bersalah. Kami sudah mengirim permintaan bantuan kepada biara pusat sejak tahun lalu tetapi hingga kini belum ada balasan.
Aku akan menghubungi biara pusat untuk memperhatikan masalah Popolo, Pangeran menawarkan bantuan.
Terima kasih, Pangeran. Sejujurnya saya berharap Anda melakukannya. Tetapi, jangan sampai membuat perselisihan dengan mereka. Saya yakin Anda telah mengetahui keadaan saat ini.
Saya akan mengingat baik-baik pesan Anda, janji Pangeran. Tiba-tiba pintu diketuk.
Gadis itu segera menuju pintu.
Fahrein berdiri di depan pintu dengan raut wajahnya yang cemas. Kepala Pengawal Anda datang mencari Anda, Pangeran. Pangeran segera menemui Fahrein. Pangeran menutup pintu dan berkata perlahan, Ada apa"
Sudah waktunya kita menuju tempat lain, Pangeran. Waktu berkunjung Anda di tempat ini telah usai sejak satu setengah jam yang lalu. Biasanya, Pangeran akan marah karena Fahrein terlambat memberitahunya. Tetapi sekarang Pangeran berkata,
Lupakan saja. Di sini masih ada urusan penting yang harus kuselesaikan.
Tetapi, Pangeran& Mereka tentu telah menunggu Anda. Kirim prajurit untuk mengatakan pada mereka untuk tidak menungguku. Aku harus menyelesaikan urusan penting ini.
Te& Tidak ada bantahan! Pangeran membalikkan badan dan membuka
pintu. Fahrein tidak bisa berbuat apa-apa selain melihat Pangeran menghilang ke dalam ruangan kecil itu.
Maafkan atas gangguan kecil ini, kata Pangeran, Sekarang kita bisa melanjutkan pembicaraan kita.
Lonceng berdentang dengan keras.
Gadis itu tersenyum. Dengan sangat menyesal, saya memberitahu bahwa waktu tidak mengijinkan kita untuk melanjutkan pembicaraan ini. Anda akan pergi" tanya Pangeran khawatir.
Apakah Anda lupa, Pangeran" Saya telah berjanji pada puluhan anak untuk menginap di sini. Saya tidak ingin mengecewakan Anda. Pangeran lega diingatkan kembali oleh janji gadis itu pada anak-anak. Sekarang sudah waktunya tidur siang bagi penghuni Popolo, gadis itu memberitahu, Anda juga, Suster Theodore. Jangan sampai Anda jatuh sakit lagi karena lelah.
Gadis itu berdiri di samping Suster Theodore dan membantunya berdiri.
Saya masih cukup sehat untuk berjalan sendiri , Nona. Ijinkanlah saya membantu Anda, Suster Theodore, bujuk gadis itu. Dengan penuh hati-hati, ia memapah Suster Theodore.
Pangeran cepat-cepat membukakan pintu.
Terima kasih, Pangeran, gadis itu tersenyum pada Pangeran. Pangeran tidak ingin kehilangan gadis itu lagi. Ia mengikuti gadis itu yang memapah Suster Theodore ke ruang tidurnya.
Mereka berjalan melalui lorong panjang yang terang benderang dengan jendela-jendela yang berjajar rapi di dindingnya.
Ruang tidur para suster terletak di belakang ruang tidur anak-anak. Bila sewaktu anak-anak itu membutuhkan para suster, dengan mudah mereka bisa menuju tempat para suster itu. Sebuah lorong kecil menghubungkan kedua lorong itu.
Pangeran membukakan pintu ruang tidur Suster Theodore. Terima kasih, Pangeran, kata gadis itu lagi. Gadis itu memapah Suster Theodore ke dalam ruangan kemudian menutupnya dengan perlahan. Tak lama kemudian ia muncul kembali.
Panti Asuhan yang ramai ketika Pangeran datang, sekarang menjadi sepi. Anak-anak telah naik ke tempat tidur masing-masing.
Gadis itu menuju di Ruang Tidur anak-anak.
Anak-anak yang sudah berbaring itu duduk tegak di tempat tidurnya. Anda akan tidur bersama kami"
Samurai 17 Pendekar Rajawali Sakti 195 Petaka Gelang Kencana The Name Of Rose 11
^