Pencarian

Tat Mo Cauwsu 11

Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong Bagian 11


Jilid 18 MAKA ia telah berkelit dengan gerakan seperti orang yang
sempoyongan mabok arak, tubuhnya bergoyang kekiri dan
kekanan tidak hentinya, dan diwaktu itu ia juga telah beberapa
kali mempergunakan serulingnya untuk menangkis. Cepat
sekali serulingnya itu telah menghantam berulang kali,
membuat pedang Thio Su Ing seperti tergetar dan sering
hampir terlepas dari cekalannya.
Begitulah, kedua orang ini terus juga bertempur dengan
saling mengeluarkan tenaga dan kepandaian mereka, terutama
sekali Thio Su Ing yang telah mempergunakan ilmu
pedangnya, dimana ia mempergunakan Kiam-hoat, ilmu
pedang yang paling istimewa yang dimilikinya.
Sinar pedang itu ber-gulung2 menyambar kepada Yin Sui
Hong. Walaupun memang tampaknya ia tidak bisa merubuhkan
Yin Sui Hong, kenyataannya memang terlihat jelas betapa ia
berlaku nekad, sehingga dengan kenekadannya itu, ia memaksa
Yin Sui Hong harus berlaku hati2, karena Yin Sui Hong tidak
mau terbinasa atau bercelaka bersama dengan lawannya.
Koleksi kang zusi.com 630
Sam Liu Taisu yang melihat jalannya pertempuran tersebut,
menghela napas. Ia akhirnya merangkapkan kedua tangannya
sambil memuji kebesaran sang Buddha : "Omitohud!
Omitohud! Hentikanlah......hentikanlah!"
Tetapi Thio Su Ing yang tengah memutar pedangnya
tersebut sama sekali tidak memperdulikan teriakan Sam Liu
Taisu, ia terus dengan gencar meluncurkan tikaman dan
tabasan pedangnya itu pada lawannya.
Yin Sui Hong ketika mendengar teriakan Sam Liu Taisu,
cepat-cepat berkata : "Baik Taisu......!" lalu ia menggerakkan
serulingnya dengan cepat, seperti kitiran, dimana berulang kali
serulingnya menyampok pedang Thio Su Ing, sehingga
terdengar suara berkerontangan nyaring.
Kali ini Yin Sui Hong telah menggerakkan tujuh bagian
tenaga lwekangnya yang disalurkan pada serulingnya itu,
sehingga serulingnya tersebut kuat sekali, walaupun
membentur pedang Thio Su Ing, tokh yang tergetar adalah
pedang lawannya, dan memaksa Thio Su Ing melompat
mundur untuk membenarkan cekalan pedangnya.
Mempergunakan kesempatan tersebut tampak Yin Sui
Hong telah menjejakkan kakinya, tubuhnya telah melompat
kebelakang, dengan cepat ia menghampiri Sam Liu Taisu, lalu
katanya : "Taisu.... rupanya wanita itu memang harus
disingkirkan....!" Tetapi Sam Liu Taisu telah menggelengkan kepalanya
beberapa kali, sambil katanya : "Omitohud.... sabar... sabar....!"
dan kemudian menoleh kepada Thio Su Ing, sambil katanya :
"Nyonya.... dapatkah nyonya menahan diri sebentar ?"
Muka Kie-san Nio-cu Thio Su Ing telah berobah merah
padam, bentaknya : "Keledai gundul, apakah engkau hendak
mencampuri urusan kami ?"
Koleksi kang zusi.com 631
Sam Liu Taisu tidak marah oleh bentakan Thio Su Ing,
dengan senyum penuh welas asih, ia berkata : "Jika memang
nyonya meneruskan pertempuran nyonya dengan Siecu itu,
tentu yang rugi adalah nyonya sendiri......tadi telah Lolap
melihat bahwa kepandaian nyonya masih berada dibawah
beberapa tingkat dari kepandaian Siecu itu......!"
Muka Kiesan Niocu jadi berobah merah padam karena
gusar, ia mengibaskan pedangnya :"Jika memang engkau ingin
merasakan tajamnya pedang Kie Niocu, maka terimalah
serangan ini......!" membarengi dengan perkataannya itu
tampak Kie san Niocu telah menggerakkan pedangnya, ia
menikam dengan cepat sekali ke dada Sam Liu Taisu. Gerakan
yang dilakukannya merupakan tikaman yang bisa mematikan.
Tetapi Sam Liu Taisu tetap berdiri tenang ditempatnya, ia
merangkapkan kedua tangannya, dan waktu itulah pedang Thio
Su Ing telah menikam lengan jubah pendeta tersebut. Tetapi
aneh sekali, lengan jubah yang terbuat dari kain itu seperti
telah berobah menjadi lempengan besi, karena waktu mata
pedang menikam mengenai tepat, terdengar suara "trang.....!"
dan sama sekali mata pedang itu tidak bisa menembusi lengan
jubah tersebut. Ternyata Sam Liu Taisu telah mengerahkan lwekangnya
pada lengan jubahnya, sehingga lengan jubahnya itu telah
diselubungi oleh kekuatan tenaga dalamnya yang membuat
lengan jubah itu berobah seperti juga lempengan besi, yang
tidak tertembuskan oleh senjata tajam.
Jika saja Thio Su Ing memiliki lwekang yang lebih tinggi
dari pendeta tersebut, mungkin ia bisa memecahkan lwekang
yang menyelubungi lengan jubah tersebut dan melobanginya,
tetapi kenyataannya, lwekang dari Sam Liu Taisu lebih tinggi
dari Kie-san Niocu tersebut. Dengan demikian, sama sekali ia
tidak berdaya untuk menembusi lengan jubah itu
mempergunakan mata pedangnya. Berulang kali ia menyerang,
Koleksi kang zusi.com 632
berulang kali pula mata pedangnya ditangkis oleh Sam Liu
Taisu mempergunakan lengan jubahnya dan setelah pula
tikaman dari Kie san Niocu telah gagal menembusinya, karena
mata pedangnya itu seperti membentur lempengan besi yang
keras sekali, malah membuat tangannya jadi tergetar dan
pergelangan tangannya seperti menjadi lumpuh oleh
berbaliknya tenaga tikaman itu, memaksa Kie san Niocu
berulang kali harus melompat mundur dengan telapak tangan
terasa pedih. Disaat Kie san Niocu menikam lagi dengan tikaman yang
jauh lebih kuat dan nekad, diwaktu itulah Sam Liu Taisu telah
mementang sedikit kedua tangannya, kemudian waktu pedang
nyonya itu menyambar dekat, ia merangkapkan kedua telapak
tangannya, pedang lawannya telah dijepit oleh kedua telapak
tangannya dan pedang itu tidak bisa meluncur lebih jauh,
tertahan ditelapak tangan Sam Liu Taisu!
Itulah lwekang yang telah tinggi dan mahir sekali, karena
Kie san Niocu walaupun telah menarik pulang pedangnya
dengan seluruh kekuatan lwekang, tokh ia tidak berhasil.
Begitu juga ketika ia mendorong untuk meneruskan
tikamannya, pedangnya itu tidak bergeming sama sekali.
Sam Liu Taisu telah bersenyum dengan sabar, sambil
katanya : "Nyonya, tenangkan hatimu, sabarlah.... dengarlah
dulu kata-kata Lolap.....!"
Tetapi Kie-san Nio-cu telah memperdengarkan suara
bentakan bengis : "Lepaskan pedangku.... biarlah aku akan
mengadu jiwa dengan engkau, keledai kepala gundul.....!" dan
dengan sekuat tenaganya Thio Su Ing menarik pedangnya,
namun tetap pedang itu tidak bergeming.
Sam Liu Taisu telah tertawa sabar, katanya : "Nyonya, tidak
ada manfaatnya kau menuruti nafsu angkara murkamu itu !"
Koleksi kang zusi.com 633
Tetapi muka Kie-san Niocu merah padam, dia penasaran
sekali, berulang kali ia telah menarik pulang pedangnya, tetap
tidak bergeming dari jepitan telapak tangan pendeta tersebut.
Waktu Kie-san Niocu tengah menarik pula dengan kuat
sekali, diwaktu itulah pendeta tersebut mendadak sekali
mengendorkan jepitan telapak tangannya.
Karena begitu mendadak, dan juga di waktu itu ia tengah
mempergunakan tenaga yang sangat kuat untuk menarik
pulang pedangnya, dengan sendirinya, telah membuat tubuh
Thio Su Ing kehilangan keseimbangan tubuhnya, hampir saja ia
jatuh terjengkang. Untung saja Kie-san Niocu cepat memusatkan kekuatan
lwekang pada kedua kakinya, dengan demikian tubuhnya
seperti juga sebatang kayu yang akan kejengkang dan
kemudian balik berdiri lagi.
Sam Liu Taisu telah berkata, "Maaf, maaf......bukan maksud
Lolap hendak mempersakiti dirimu, nyonya......!"
Tetapi Kie-san Niocu telah mengeluarkan suara bentakan
nyaring, dengan penasaran sekali ia melancarkan tikamantikaman lagi dengan pedangnya.
Rupanya Sam Liu Taisu sudah habis sabar melihat kepala
batunya nyonya itu. "Baiklah nyonya......engkau tidak bisa diajak bicara secara
baik-baik ......!" kata Sam Liu Taisu, dan ketika pedang itu
menyambar datang, diwaktu itulah Sam Liu Taisu telah
menggerakkan tangan kanannya, dan mempergunakan jari
telunjuknya, untuk menyentil.
"Tringgg........!" pedang lawannya telah kena disentilnya
dengan keras sekali, dengan mempergunakan tenaga lwekang
pada jari telunjuknya, dan hebat kesudahannya, karena pedang
Kie san Niocu telah patah menjadi dua !
Koleksi kang zusi.com 634
Muka Kie-san Niocu jadi berobah merah padam dan pucat
pias bergantian. Ia kaget dan marah sekali, tetapi sekarang dia
hanya mencekal pedang buntung belaka, membuat ia jadi tidak
bisa menyerang kembali. Sam Liu Taisu telah tersenyum, dengan suara yang sabar ia
berkata, "Nyonya........percuma saja engkau mengumbar
kemarahanmu, walaupun nyonya selalu menikam dan
menyerangnya dengan jurus2 yang mematikan. Karena itu,
nyonya juga harus mengerti, bahwa semua itu tidak akan
membawa suatu keuntungan bagi nyonya sendiri. Jika memang
nyonya berhasil membinasakan diri Siecu itu, berarti selembar
jiwa akan melayang, berarti menambah dosa nyonya saja.......!
Untuk apa" Bukankah lebih baik jika kalian bersahabat dengan
baik ?" Muka Thio Su Ing berobah merah padam karena marah dan
penasaran, dengan suara yang serak diliputi oleh kemarahan, ia
telah berkata kepada Yin Sui Hong : "Bagus ! Rupanya engkau
memang mengandalkan pendeta gundul ini untuk menghadapi
aku ! Biarlah, kali ini kembali aku harus menyingkir darimu,
tetapi dilain waktu, aku pasti akan mencarimu untuk
memperhitungkan kembali urusan kita........!" dan setelah
berkata begitu, Thio Sui Ing telah menjejakkan kakinya,
tubuhnya dengan ringan telah melayang ke tengah udara dan
berlari meninggalkan tempat tersebut, meninggalkan Yin Sui
Hong dan Sam Liu Taisu. Sedangkan Yin Sui Hong menghela napas dalam dalam,
tampaknya ia berduka. "Ia masih juga tidak mau mengerti....!" gumamnya dengan
suara yang mengandung kedukaan.
Sam Liu Taisu telah bersenyum sabar, tanyanya, "Bolehkah
Lolap mengetahui pangkal urusan yang sebenarnya antara
Siecu dengan nyonya itu ?"
Koleksi kang zusi.com 635
Yin Sui Hong tampak ragu2, tetapi setelah berdiam diri
sejenak, ia mengangguk: "Ya, Taisu memang patut
mendengarkannya, nanti aku hendak meminta petunjuk dari
Taisu....!" Sam Liu Taisu telah mengawasi Yin Sui Hong, pendeta
tersebut telah berkata dengan suara yang sabar: "Jika memang
urusan itu adalah urusan pribadi, maka tidak perlu Siecu
menceritakannya." Yin Sui Hong telah menggeleng perlahan, kemudian
menghela napas. "Dalam hal ini, sesungguhnya aku merasa yang telah salah
pilih teman hidup.... isteri itu yang bernama Thio Su Ing,
adalah seorang pendekar wanita yang memiliki kepandaian
tinggi. Diwaktu gadisnya, ia merupakan seorang gadis yang
cantik rupawan, dan waktu aku berkenalan dengannya, ia
merupakan seorang pendekar wanita yang sangat dihormati
oleh jago-jago rimba persilatan. Perkenalan kami itu, diawali
dengan pertempuran untuk mengadu ilmu yang dimenangkan
olehku, dan sejak saat itu Thio Su Ing jatuh cinta padaku. Dan
memang aku pun sangat mencintainya. Tetapi disamping
diriku, rupanya banyak pemuda lainnya yang menaruh hati
pada Thio Su Ing, dimana mereka jadi menaruh perasaan tidak
senang terhadap hubungan kami dan berusaha untuk
merintanginya. Namun kami bisa menghadapi mereka dengan
baik, mengatasi persoalan itu tanpa perlu jatuh korban....."
bercerita sampai disitu, Yin Sui Hong telah menghela napas
dalam dalam, ia memandang jauh sekali, seperti juga tengah
mengenang peristiwa-masa silamnya.
Sam Liu Taisu hanya mengawasi saja.
"Dan," melanjutkan pula Yin Sui Hong kemudian,
"Kamipun telah menikah, puluhan tahun kami menjadi suami
istri, kami hanya bisa mencurahkan seluruh waktu dan
Koleksi kang zusi.com 636
perhatian kami melatih ilmu silat kami yang memperoleh
kemajuan pesat sekali. Tetapi sejauh itu, kami tidak dikaruniai
keturunan. Ia yang telah mengecewakan kami. Hidup kami
terasa kosong, sunyi dan tidak terdapat kegembiraan lain,
selain hanya melatih ilmu silat memperdalamkan kepandaian
kami belaka....Sampai akhirnya diantara kami berdua sering
timbul pertengkaran2 yang memang sering diawali oleh
masalah anak... Tetapi akhirnya pertengkaran2 itu menjalar
kebidang lain, dimana setiap hari kami bertengkar dan akhirnya
kami sering mempergunakan ilmu silat kami untuk bertempur.
Tentu saja aku selalu mengalah, walaupun isteriku selalu
melancarkan serangan dengan nekad setiap kali ia berada dalam kemarahan yang sangat....dan peristiwa seperti itu terjadi
sampai puluhan, bahkan ratusan kali, akhirnya aku merasa
bahwa di antara kami tidak terdapat kecocokan lagi...hidup
dalam pertengkaran2 terus menerus merupakan siksaan yang
tidak kecil, maka aku telah memutuskan untuk berpisah saja.
Tetapi Thio Su Ing, isteriku itu, tetap dengan keadaannya,
selalu hendak bertengkar denganku, tetapi juga tidak mau
diceraikan........ maka dari itu, aku dalam keadaan yang sulit
sekali. Jika memang setiap hari aku harus bertengkar dan
bahkan bertanding ilmu silat, melayani perangai isteriku itu,
apalah gunanya semua itu...... dan setelah dapat bertahan
sepuluh tahun lagi, akhirnya aku memutuskan, untuk
mengambil keputusan tegas, kutinggalkan isteriku itu.........aku
berusaha bersembunyi di tempat sunyi dan isteriku tentu tidak
akan mengetahui jejakku, karena aku bermaksud melewati
hari-hari tuaku dengan tenang. Tetapi rupanya memang isteriku
itu selalu dapat saja mengikuti jejakku, maka ia bagaikan
bayanganku belaka, dimana aku berada, disitu pula ia ada.
Maka setiap kami berjumpa, selalu pula kami bertempur, malah
akhirnya kami seperti juga dua orang yang bermusuhan
hebat......!" Koleksi kang zusi.com 637
Dan Yin Sui Hong menghela napas dalam-dalam lagi,


Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

wajahnya murung bukan main.
Sam Liu Taisu menghela napas juga, ia merasa kasihan
terhadap nasib dari orang she Yin tersebut. Tetapi pendeta ini
berdiam diri saja, ingin mendengarkan terus cerita dari orang
she Yin tersebut. "Dan seperti apa yang Taisu lihat, tadi kami telah bertemu
lagi......dan bagaikan seorang musuh besar, isteriku telah
menyerangku dengan jurus-jurus silat yang bisa mematikan.
Dan memang begitulah aku selalu melayaninya, berusaha
memberikan pengertian padanya...... kenyataannya ia selalu
keras kepala, dari perasaan cintanya terhadapku, rupanya kini
telah beralih menjadi suatu perasaan marah dan dendam, sakit
hati, dan juga benci...... sulit sekali aku memberikan pengertian
padanya, bahwa apa yang kulakukan dulu itu hanya untuk
kepentingan kami berdua, agar kami bisa memperoleh
ketenteraman dengan adanya perpisahan itu, tanpa perlu setiap
hari dibuntuti oleh pertengkaran-pertengkaran yang tiada
hentinya.....!" Selesai bercerita sampai disitu, Yin Sui Hong telah
memandang kepada Sam Liu Taisu tanyanya : "Lalu menurut
pandangan Taisu cara bagaimana sebaiknya yang kulakukan
untuk menyadari isteriku itu, bahkan aku menghendaki agar
kami tetap bersahabat baik walaupun kami telah berpisah,
janganlah menjadi pasangan musuh yang bagaikan memiliki
dendam yang tiada habisnya......!"
Sam Liu Taisu menghela napas dalam-dalam.
"Itu hanya disebabkan oleh tindakan Siecu yang melakukan
segalanya menuruti isi hatimu sendiri......mengapa dulu Siecu
meninggalkannya begitu saja" Bukankah ada baiknya jika
Siecu berusaha untuk memberikan pengertian padanya.
Masalah anak, jika memang kalian tokh tidak mungkin lagi
Koleksi kang zusi.com 638
memperoleh keturunan, itu sudah nasib kalian.... dan kalian
boleh saja memungut anak, dan mendidiknya dengan baik.
Dengan demikian, kekosongan dalam hidup kalian berdua akan
terisi dengan baik !"
Yin Sui Hong menundukkan kepalanya dalam-dalam, ia
menghela napas lagi, wajahnya tetap murung.
"Dalam persoalan ini, seperti apa yang telah kukatakan tadi,
bahwa memang aku mengakui kesalahan berada dalam tanganku. Dulu, karena aku tidak memikirkan akibatnya akan
berakhir seperti sekarang ini, dimana kami menjadi dua orang
yang seperti dilibat permusuhan yang tidak berkesudahan....!"
"Jika memang urusan telah terjadi demikian, mengapa
Siecu tidak berusaha untuk memberikan pengertian kepada
nyonya itu, agar ia mau mengerti akan kesulitanmu itu?" tanya
Sam Liu Taisu. Yin Sui Hong menghela napas dalam2.
"Seperti yang Taisu saksikan, betapa ia sulit sekali
diberikan pengertian..dan setiap kali kami bertemu, tentu ia
tidak pernah memberikan kesempatan kepadaku untuk
memberikan penjelasan padanya, dan ia selalu melancarkan
serangan2 yang mematikan!"
Sam Liu Taisu berdiam sejenak, seperti juga tengah
berpikir, sampai akhirnya ia berkata, "Atau memang Siecu
tidak pernah berpikir, bahwa kalian bisa rujuk kembali ?"
Yin Sui Hong menghela napas dalam.
"Memang sejak berpisah dengan isteriku aku tidak menikah
lagi, dan begitu juga halnya dengan isteriku itu, ia tidak
menikah lagi...... tetapi kukira, kami telah sama sama berusia
lanjut, telah lebih dari dua puluh tahun kami berpisah, dan
kukira.....untuk rujuk, itulah suatu hal yang benar-benar tidak
Koleksi kang zusi.com 639
dapat kami lakukan...... kami malu oleh diri kami sendiri......
dan itulah suatu hal yang kukira tidak mungkin, Taisu....!"
Sam Liu Taisu telah tertawa sambil katanya, "Jika memang
demikian, Lolap juga tidak bisa mengatakan apa apa......!"
Yin Sui Hong menghela napas, ia menengadah memandang
langit, kemudian menggumam perlahan : "Ya, semuanya
berlalu begitu cepat....... kini kami sama sama telah tua.......
sedangkan aku hampir tujuh puluh tahun......dan dia......dia
telah hampir enam puluh tahun ! Usia yang tidak muda lagi,
dan sebentar lagi kami akan masuk kubur.....mengapa pula
kami harus meneruskan ganjalan yang tidak ada artinya sama
sekali ini " Mengapa " Bukankah terlebih baik kami
mempergunakan sisa waktu kami untuk mengambil murid,
mewariskan seluruh kepandaian kami kepada murid itu, agar ia
menjadi manusia yang berguna untuk sesama manusia......"
"Itulah pemikiran yang baik....." kata Sam Liu Taisu. "Jika
memang Siecu dan nyonya itu bisa memiliki pemikiran yang
sama seperti itu, tentu urusan bisa diselesaikan dengan baik.
Memang disebabkan usia kalian yang telah lanjut, telah sama2
tua, masalah rujuk sudah tidak berarti banyak, namun dapat
hidup bersama dengan tenang dan akur, bukankah itu
merupakan urusan yang menggembirakan, membahagiakan,
dapat ber-sama2 mencurahkan seluruh sisa hidup kalian untuk
melakukan suatu kebaikan dengan mengambil seorang murid
dan menurunkan seluruh kepandaian kalian, Lolap kira
tentunya murid itupun akan menjadi jago yang memiliki
kepandaian tangguh........!"
Yin Sui Hong telah merangkapkan kedua tangannya, ia
menjura memberi hormat, sambil katanya, "Baiklah...... Taisu
telah cukup banyak memberikan wejangan kepadaku, dan
mungkin kelak aku akan berusaha mencari isteriku itu, untuk
berusaha memberikan pengertian padanya, syukur kalau ia bisa
menerima kenyataan yang ada!"
Koleksi kang zusi.com 640
Dan setelah berkata begitu, Yin Sui Hong pamitan untuk
berlalu kepada hweshio yang sabar dan memiliki kepandaian
tinggi tersebut. Sam Liu Taisu hanya mengawasi kepergian orang tua itu
dengan tatapan mata memancarkan belas kasih, karena pendeta
ini mengetahui, kedukaan yang tengah menggeluti hati Yin Sui
Hong. "Inilah suatu segi dari sekelumit perjalanan
hidup.......dan tidak bisa diingkari lagi, menanam sesuatu akan
memetik buahnya, menanam semangka akan memperoleh
buahnya, menanam kericuhan, akan memperoleh persoalan........!" Setelah menggumam begitu, Sam Liu Taisu melangkah
perlahan-lahan meninggalkan tempat itu juga.
Pendeta tersebut telah menuju kepuncak gunung, ia
memang datang ke gunung Siong San hendak menikmati
keindahan alam digunung itu.
Samar-samar ia mendengar gemercik air, pendeta tersebut
segera menduga pada sebuah air terjun dipuncak gunung itu. Ia
segera mempercepat langkahnya dan memang tidak jauh dari
tempatnya berada, tampak sebuah air terjun, walaupun tidak
begitu tinggi, tetapi menambah keindahan alam di sekitar
tempat tersebut, yang tenang sekali, udara yang sejuk dan juga
pohon-pohon bunga yang banyak bertumbuhan ditempat itu
menyiarkan harum semerbak.........
Namun, sebagai seorang hweshio yang memiliki
kepandaian tinggi, Sam Liu Taisu segera mendengar suara
sesuatu yang agak aneh. Terdengarnya samar, tetapi ia bisa
mengetahui itulah suara pecahnya dari batu-batu yang menjadi
hancur karena hantaman sesuatu yang keras sekali. Setelah
berdiri sejenak ditempatnya mendengarkan sesaat suara yang
aneh tersebut, akhirnya Sam Liu Taisu mengetahui bahwa
Koleksi kang zusi.com 641
suara pecahnya batu-batu itu berasal dari balik air terjun
tersebut. Segera Sam Liu Taisu menjejakkan kakinya, tubuhnya
melompat gesit mendekati air terjun tersebut.
Air yang turun kebawah itu seperti juga sutera putih yang
halus sekali, suara air terjun yang menimpa batu-batu
dibawahnya juga terdengar semakin keras dan berisik waktu
Sam Liu Taisu tiba didekatnya, namun suara pecahnya batubatupun dapat didengarnya lebih jelas.
Sam Liu Taisu mengawasi dengan sorot mata tajam
menyelidik, mengawasi sekitar tempat itu. Dan akhirnya, ia
melihat dibalik dari tirai air terjun tersebut tampak sesosok
bayangan yang tengah menggerak-gerakkan kedua tangannya,
menghantam batu batu yang besar dan menimbulkan suara
yang keras dari pecahnya batu yang terpukul itu.
Sam Liu Taisu mendekati beberapa langkah, kemudian
melompat menerjang tirai air terjun, ia tiba disebuah tempat
yang cukup luas, merupakan tempat yang berbatu batu.
Orang yang berada dibalik tirai air terjun tersebut ternyata
seorang pendeta asing, yang bertubuh tinggi dan berhidung
mancung. Sedangkan pendeta asing tersebut, ketika melihat
kedatangan Sam Liu Taisu, telah menoleh dan bersenyum
ramah, kemudian merangkapkan kedua tangannya memberi
hormat: "Siapakah Taisu......." Tentu ada keperluan yang
hendak Taisu sampaikan kepada Siauwceng......?" katanya
dengan suara yang sabar dan ramah.
Sam Liu Taisu tidak segera menyahuti, karena matanya
terbeliak melihat pemandangan yang ada ditempat itu yaitu
batu batu yang telah hancur sebagian menjadi bubuk dan
sebagian lagi merupakan pecahan batu batu kerikil yang kecil
Koleksi kang zusi.com 642
kecil. Yang membuat Sam Liu Taisu terkejut, karena dengan
adanya pemandangan seperti itu, ia bisa menarik kesimpulan
bahwa pendeta asing yang berusia diantara tiga puluh tahun
lebih itu, memiliki ilmu pukulan yang hebat sekali. Apa lagi
tadi Sam Liu Taisu masih sempat melihat betapa pendeta asing
tersebut hanya memukul dengan telapak tangan kosong belaka
menghancurkan batu itu. Dengan demikian, tentunya pendeta
asing itu bukan orang sembarangan.
Setelah tersadar dari tertegunnya, Sam Liu Taisu cepat2
merangkapkan kedua tangannya membalas hormat pendeta
asing tersebut. "Kebetulan sekali Lolap lewat ditempat ini dan tertarik oleh
keindahan alam disekitar tempat ini," kata Sam Liu Taisu
kemudian. "Dan tidak disangka2 akan bertemu dengan seorang
sakti seperti Taisu...!"
Pendeta asing itu telah bersenyum dengan sikapnya yang
rendah, kemudian katanya: "Sesungguhnya Siauw-ceng
melewati waktu senggang ditempat ini! Seperti apa yang
dikatakan oleh Taisu, bahwa tempat ini memang memiliki
pemandangan yang indah... Sungguh menyenangkan untuk
berdiam ditempat indah seperti ini....!"
"Siapakah Taisu?"" tanya Sam Liu Taisu
mengawasi pendeta asing tersebut sejenak lamanya.
setelah Pendeta asing itu telah merangkapkan kedua tangannya
lagi, ia menyahuti sambil memberi hormat: "Siauw-ceng
berasal dari Thian tiok (India), dan bernama Gunal Sing. tetapi
sahabat sahabat didaratan Tionggoan ini memberikan gelaran
kepada Siauwceng dengan sebutan Tat Mo Cauwsu !"
"Tat Mo Cauwsu ?" tanya Sam Liu Taisu dengan mata yang
terbuka lebar. "Orang yang begitu terkenal sekali, yang akhir-akhir ini telah menggemparkan rimba persilatan dengan segala
tindak tanduknya yang membela kebenaran....! Tidak Lolap
Koleksi kang zusi.com 643
sangka akan bertemu dengan orang liehay dan sakti itu
ditempat ini, sunggah merupakan jodoh Lolap yang baik
sekali....!" "Taisu terlalu memuji...!" Tat Mo Cauwsu cepat-cepat
merendahkan diri. Sam Liu Taisu telah memperlihatkan sikap yang
bersungguh-sungguh, katanya: "Memang sebenarnya, Lolap
telah banyak mendengar perihal sepak terjang Taisu..... dan
terutama tahun-tahun terakhir ini, di mana banyak orang-orang
gagah rimba persilatan yang merasa kagum dan hormat kepada
Taisu.....! Memang telah lama juga Lolap mengandung niat
hendak bertemu dengan Taisu, guna bertukar pikiran, namun
selama itu belum juga memiliki kesempatan untuk bertemu
dengan Taisu...." Tat Mo Cauwsu kembali merendah, lalu katanya :
"Sungguh menggembirakan ditempat ini Siauwceng bisa
bertemu dengan orang yang sama-sama memeluk agama
Buddha, dan tentunya kita bisa bercakap-cakap dengan
menggembirakan......"
Sam Liu Taisu mengangguk.
"Ya, seperti yang telah Lolap katakan bahwa Lolap hendak
bertukar pikiran dengan Taisu...maka kesempatan yang kali ini
ada dimana Lolap bisa bertemu dengan Taisu merupakan hal
yang menggembirakan sekali, Lolap bergelar Sam Liu
Taisu....!'' Beginilah, kedua pendeta tersebut, yang seorang pendeta
asing dari India sedangkan yang seorangnya lagi adalah
pendeta dari daratan Tionggoan, telah bertemu dan gembira
sekali saling tukar pikiran.
Pertama-tama yang mereka bicarakan adalah urusan agama,
untuk melihat persamaan-persamaan dan kelainan2 yang
Koleksi kang zusi.com 644
terdapat pada pelajaran agama Buddha di India maupun agama
Buddha didaratan Tionggoan.
Dan mereka bisa melihat betapa banyaknya persamaan
pandangan2 mereka untuk agama mereka yang memang sama
itu, hanya bedanya Tat Mo Cauwsu memiliki pengetahuan
yang jauh lebih luas dan juga memiliki pandangan yang benar2
mendalam untuk agama tersebut. Dan Sam Liu Taisu sendiri
menyadari, bahwa ia sangat bersyukur bisa bertemu dengan
pendeta India ini, karena bukankah agama Buddha bersumber
dari negerinya Tat Mo Cauwsu itu "
Akhirnya, Sam Liu Taisu lebih banyak bertanya kepada Tat
Mo Cauwsu, dimana masih banyak pelajaran sang Buddha
yang tidak dimengerti oleh Sam Liu Taisu. Tetapi setelah Tat
Mo Cauwsu membentangkan dan memberikan tafsiran2nya
yang mendalam, terbukalah pikiran dan pandangan Sam Liu
Taisu. Betapa kagumnya Sam Liu Taisu terhadap pendeta dari
India ini, yang walaupun usianya jauh lebih muda dari dia,
namun memiliki pengetahuan yang begitu mendalam untuk
agama mereka. "Apakah Taisu juga mempelajari ilmu silat Tionggoan?"
tanya Sam Liu Taisu kemudian, aambil melirik kepada
hancuran batu-batu yang tadi telah dipukul hancur oleh Tat Mo


Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Cauwsu. Tat Mo Cauwsu bersenyum. "Memang, selain Yoga dan ilmu berkelahi dari daratan
India, Siauwceng juga telah mengubah ilmu silat yang
disesuaikan dengan daratan Tionggoan ini....! Ilmu berkelahi
dari negeri Siauwceng merupakan ilmu berkelahi yang
dicampur dengan keakhlian menguasai ilmu yoga....Dan Taisu
maksudkan ilmu silat itu dalam hal bertangan kosong atau
bersenjata tajam ?" "Kedua-duanya.....!"
Koleksi kang zusi.com 645
"Ohhh, itulah merupakan suatu hal yang terlalu luas untuk
diungkapkan, Siauw ceng akan berusaha mengungkapkan
singkatnya saja. Ilmu berkelahi seperti itu, yaitu dengan
bertangan kosong, jauh lebih baik jika dibandingkan dengan
ilmu berkelahi dengan menggunakan senjata tajam.......maka
dari itu, dalam hal ini, harus diperhatikan dengan seksama,
seperti yang Taisu tentunya mengetahui, didaratan Tionggoan
umumnya mengandalkan ilmu berkelahi dengan mempergunakan senjata tajam, yang dianggap lebih unggul
dari ilmu berkelahi dengan mempergunakan tangan kosong.
Namun justru kami di India lebih mementingkan ilmu
berkelahi dengan tangan kosong, yaitu dengan disertai latihan
Yoga. Namun setelah bertahun-tahun Siauw-ceng mengembara
didaratan Tionggoan, Siauw-ceng telah berhasil meneliti
seluruh sari ilmu silat yang terdapat dinegeri ini, yang
kemudian Siauw-ceng mengubahnya menjadi semacam ilmu
silat yang mungkin bisa dipelajari oleh jago-jago daratan
Tionggoan ini dikemudian hari.........!"
"Jadi maksud Taisu, ilmu yang Taisu ciptakan itu lebih
mementingkan ilmu pukulan tangan kosong........?" tanya Sam
Liu Taisu. "Itupun tidak benar keseluruhannya...!" menyahuti Tat Mo
Cauwsu. "Dalam ilmu pukulan, tanpa disertai dengan latihan
tenaga dalam yang mahir, tentu akan menyebabkan sia sia
belaka seseorang mempelajari ilmu pukulan tangan kosong
itu...... dengan demikian, harus dimengerti oleh Taisu, yang
diutamakan adalah latihan tenaga dalam, kemudian diolah
menjadi semacam kekuatan yang meresap kedalam diri kita,
sehingga leluasa kita untuk mempergunakannya. Apa yang
disebut lunak, bisa kita robah menjadi keras dan yang keras
bisa kita robah menjadi lunak...... itulah semacam sari pelajaran
yang akan Siauwceng siarkan.....!"
Koleksi kang zusi.com 646
"Bisakah Taisu memberikan contoh ?" tanya Sam Liu Taisu
kemudian, parasnya memancarkan perasaan kagum. Ia
memang mengakui, bahwa jago-jago yang terdapat didaratan
Tionggoan pada masa itu, lebih mementingkan senjata tajam,
yang dianggap lebih tangguh dari ilmu pukulan tangan kosong.
Dan Sam Liu Taisu juga tahu, sebagai seorang pendeta India,
tentunya Tat Mo Cauwsu memiliki ilmu Yoga dan semacam
ilmu berkelahi yang berasal dari negerinya itu, tetapi sama
sekali ia tidak menyangka bahwa pendeta dari Thian-tiok
tersebut ternyata memiliki pandangan yang begitu luas
mengenai seluk beluk ilmu silat didaratan Tionggoan. Dengan
demikian, tersirat didalam hati Sam Liu Taisu hendak mencoba
berapa tinggi tenaga dalam yang dimiliki Tat Mo Cauwsu.
Memang sebelum-belumnya Sam Liu Taisu telah banyak
mendengar nama Tat Mo Cauwsu dari jago-jago rimba
persilatan baik untuk ilmu sihir pendeta India tersebut yang
benar-benar hebat sekali maupun juga ilmu bertempurnya,
yang dicampur adukkan dengan ilmu Yoga. Tetapi sama sekali
Sam Liu Taisu tidak menyangka bahwa Tat Mo Cauwsu
sesungguhnya berkelana didaratan Tionggoan untuk melihat
seluruh ilmu silat ilmu silat yang terdapat didaratan Tionggoan
ini untuk diolahnya dan dicampur adukkan dengan kepandaian
yang dimilikinya guna menciptakan semacam ilmu yang hebat.
Tat Mo Cauwsu waktu itu telah mengangguk, sambil
katanya: "Jika memang Taisu menginginkan Siauwceng
memberikan contoh, hal itu bisa saja Siauwceng
lakukan......tetapi tentunya Taisu mau menemani satu dua
jurus....!" "Dengan cara apa kita bertempur ?" tanya Sam Liu Taisu.
Tat Mo Cauwsu menggelengkan kepalanya.
"Tidak," sahutnya, "Kita hanya main-main dengan suatu
permainan yang menarik. Silahkan Taisu duduk disini...!"
Koleksi kang zusi.com 647
sambil berkata begitu, Tat Mo Cauwsu telah menunjuk kepada
sebuah batu. Sam Liu Taisu tidak rewel telah duduk ditempat yang
ditunjuk oleh Tat Mo Cauwsu, sedangkan Tat Mo Cauwsu
telah duduk dihadapannya.
"Silahkan Taisu menyerang diri Siauw ceng dengan seluruh
kekuatan yang ada pada Taisu.....!" kata Tat Mo Cauwsu lagi.
Sam Liu Taisu jadi terkejut.
"Ini.... ohh, itu tidak mungkin !" kata Sam Liu Taisu.
"Apakah Taisu kuatir kalau nanti Siauwceng tidak sanggup
menerima serangan Taisu ?" tanya Tat Mo Cauwsu sambil senyum.
"Begini," kata Sam Liu Taisu kemudian. "Lolap akan
memukul dengan lima bagian dari tenaga Lolap.....!"
"Boleh !" mengangguk Tat Mo Cauwsu.
Sam Liu Taisu telah menarik napas dalam2, mengempos
semangatnya dan mengerahkan tenaga dalamnya yang
disalurkan pada kedua telapak tangannya. Ia mengerahkan lima
bagian dari tenaga lwekangnya.
"Jagalah serangan....!" kata Sam Liu Taisu, yang telah
mendorong kedua telapak tangannya itu kepada Tat Mo
Cauwsu. Tat Mo Cauwsu tetap duduk berdiam di tempatnya tanpa
bergerak, tanpa menangkis.
"Blesss...!" kedua telapak tangan Sam Liu Taisu seperti
memukul kumpulan kapas waktu kedua telapak tangan itu
menghantam jitu sekali pada dada Tat Mo Cauwsu.
Sam Liu Taisu kaget bukan kepalang, ia menarik pulang
kedua tangannya dengan cepat.
Koleksi kang zusi.com 648
Tat Mo Cauwsu tetap duduk tenang sambil tersenyum, lalu
katanya: "Inilah yang disebut ilmu lunak, dari yang keras kita
membuat menjadi lunak........Seperti Taisu ketahui, dada
seorang manusia dilindungi oleh daging, tulang2 iga dan juga
isi dada lainnya. Tetapi jika kita tidak melatih dengan baik
untuk bagian anggota tubuh tersebut, tentu tidak bisa menerima
hantaman yang mengandung kekerasan padanya yang bisa
membawa kerusakan hebat.... dengan mempergunakan ilmu
yang telah Siauw ceng ciptakan, dari yang keras menjadi lunak,
maka Siauwceng berhasil membuat seluruh bagian dari dada
Siauwceng ini bisa menerima hantaman yang bagaimana kuat
sekalipun, tanpa perlu memberikan daya lawan sama sekali,
tenaga hantaman itu akan punah sendirinya........!"
Sam Liu Taisu tercengang sejenak, namun akhirnya ia
mengangguk, dengan penasaran ia berkata, "Baiklah, Lolap
akan mencobanya satu kali lagi.....!" dan membarengi dengan
selesainya perkataan Sam Liu Taisu, pendeta ini telah
menggerakkan lagi kedua tangannya, ia telah menghantam
dengan sembilan bagian dari tenaga dalamnya.
Tat Mo Cauwsu tetap tidak menyingkir dari tempat
duduknya, ia menantikan pukulan kedua telapak tangan Sam
Liu Taisu dengan tenang. "Bukkkk !" hantaman Sam Liu Taisu mengenai tepat sekali
dada Tat Mo Cauwsu, dan menimbulkan suara benturan yang
keras. Sam Liu Taisu kaget setengah mati, semula ia menduga
dada Tat Mo Cauwsu akan lunak seperti tadi, seperti gumpalan
kapas, tetapi untuk kagetnya, begitu kedua telapak tangannya
menghantam telak, ia merasakan kedua telapak tangannya
bagaikan menghantam batu karang yang tidak tergoyahkan,
keras sekali, melebihi perbentengan besi sekalipun. Kedua
telapak tangannya juga sakit bukan main.
Koleksi kang zusi.com 649
Malah yang membuat Sam Liu Taisu jadi lebih kaget lagi,
tubuhnya tahu2 telah "terbang" dari tempat duduknya, terpental
menerjang tirai air terjun, jatuh diluar dengan keras sekali.
Untung Sam Liu Taisu memiliki kepandaian yang tinggi,
begitu tubuhnya menyentuh tanah, segera ia menggerakkan
tangan kanannya menepuk tanah dan tubuhnya meletik bangun.
Iapun cepat melompat masuk ke balik tirai air terjun, sambil
merangkapkan kedua tangannya memberi hormat pada Tat Mo
Cauwsu. "Sungguh mengagumkan sekali !" kata Sam Liu Taisu
kemudian. "Memang kami dari daratan Tionggoan pun
mengenal akan istilah Im dan Yang, tetapi tenaga lunak dan
keras itu tidak bisa dipergunakan sebaik seperti yang telah
dilakukan oleh Taisu.... seperti membuat dada menjadi lunak
bagaikan gumpalan kapas memunahkan tenaga hantaman
lawan, dan merobah menjadi keras sekali seperti lempengan
besi......benar-benar menakjubkan........!"
Tat Mo Cauwsu bersenyum. "Ya, memang telah Siauwceng pelajari, umumnya jagojago rimba persilatan didaratan Tionggoan ini mempergunakan
lwekang mereka untuk menghantam dengan kekerasan, dimana
mereka melatih ilmu tenaga dalam tersebut sama halnya seperti
melatih tenaga gwakang (tenaga luar). Mereka melupakan
sesuatu yang kecil dari pelajaran tersebut, namun sangat besar
artinya, yaitu mereka tidak menyalurkan kekuatan tenaga
lwekang yang telah mereka pelajari itu untuk meresap kedalam
tubuh, sehingga setiap detik, setiap saat kita menghendakinya,
dengan sendirinya tubuh kita akan dapat dibuat menjadi lunak
maupun menjadi keras, dilindungi oleh kekuatan tenaga itu
sendiri......! Apa yang disebut hitam untuk menjadi putih, dan
yang merah menjadi hijau, merupakan kata-kata yang tepat
untuk ilmu yang dilatih oleh Siauw ceng......"
Koleksi kang zusi.com 650
"Apa maksud Taisu dengan perkataan yang hitam menjadi
putih dan yang merah menjadi hijau ?" tanya Sam Liu Taisu
tidak mengerti. Tat Mo Cauwsu tersenyum. "Jika kita memejamkan mata, belum tentu kita tidur, tetapi
jika kita membuka sepasang mata, bukan berarti pula kita
tengah sadar. Itulah makna dari apa yang telah Siauwceng
katakan tadi. Seseorang melihat hitam, tetapi warna hitam itu
sesungguhnya tidak ada, yang ada hanya putih. Dan jika dilihat
warna merah, sesungguhnya yang ada hanyalah warna hijau.
Itulah kesempurnaan dari ilmu tenaga dalam hasil ciptaan
Siauwceng..... Dengan cara demikian, kita bisa sekehendak hati
membuat tubuh kita menjadi lunak, menjadi keras, menjadi
ringan, menjadi berat. Dan semuanya itu dapat dilakukan setiap
detik kita kehendaki."
Sam Liu Taisu berpikir agak lama, tetapi akhirnya ia
berjingkrak. "Tepat !" serunya dengan gembira dan mengandung
perasaan kagum. "Apa yang dikatakan oleh Taisu memang
tepat ! Jika yang hitam bisa menjadi putih, dan yang merah bisa
menjadi hijau, tentulah itu merupakan hal yang benar-benar
berarti sekali dalam latihan tenaga dalam, dan Taisu tentunya
ingin mengartikan jika kita telah melatih sempurna tenaga
dalam kita sehingga kita berhasil menyalurkan meresap
kedalam sekujur tubuh kita, maka akan membuat lawan kita
menjadi bingung, di mana ia melihat kosong, namun
sesungguhnya berisi dan jika ia melihat berisi, sesungguhnya
kosong.....! Bukankah begitu maksud Taisu ?"
"Tidak tepat seluruhnya.....!" menyahuti Tat Mo Cauwsu.
"Dapatkah Taisu memberikan petunjukmu lagi ?" tanya
Sam Liu Taisu. Koleksi kang zusi.com 651
"Arti dari perkataan Siauwceng tadi, memang termasuk
juga akan hal yang kosong, tetapi disamping itu, yang lebih
diutamakan adalah "Kosong tetapi berisi, berisi menjadi
tunggal". Itulah makna yang sesungguhnya. Dengan hanya
mengandalkan taktik kosong tetapi berisi, berisi tetapi kosong,
itulah belum sempurna. Harus dimengerti, jika memang
seorang lawan memiliki kepandaian yang sungguh-sungguh
tinggi, lalu secara membabi buta kita mempergunakan taktik
seperti itu, yang akan hancur adalah diri kita sendiri. Tetapi
jika kita menyempurnakan hal itu, yaitu kosong tetapi berisi
dan berisi menjadi tunggal, itulah kesempurnaan dari latihan
tenaga dalam, dimana seluruh tenaga dalam yang telah terlatih
mahir dan baik, akan disalurkan secara merata keseluruh tubuh
kita, dengan demikian, dari ujung rambut sampai keujung kaki,
semua anggota tubuh akan dapat kita kendalikan sesenang hati
kita, dan jika diperlukan dalam saat-saat tertentu, sehelai
rambut kitapun bisa dipergunakan untuk menjadi senjata yang
meruntuhkan lawan....!"
Sam Liu Taisu telah merangkapkan kedua tangannya
memberi hormat lagi, ia menyatakan kekagumannya yang
bukan main pada Tat Mo Cauwsu. Dan dihatinya, Sam Liu
Taisu mengakui, bahwa apa yang didengarnya selama ini
tentang diri pendeta India tersebut memang tidak salah, dimana
Tat Mo Cauwsu benar-benar seorang pendeta India yang sakti.
Seperti tadi ia telah merasakan, betapa dengan mudah
sekali, tanpa menggerakkan kedua tangan atau kedua kakinya,
dan juga dengan tubuh yang diam tidak bergerak di-tempatnya
ia telah bisa dibuat terpental begitu rupa oleh Tat Mo Cauwsu,
padahal Sam Liu Taisu didaratan Tianggoan ini sudah
merupakan seorang tokoh persilatan yang memiliki kepandaian
sangat tinggi. Koleksi kang zusi.com 652
"Ada satu lagi yang hendak Lolap tanyakan, Taisu..........
yaitu ilmu silat dengan senjata tajam..... bisakah Taisu
memberikan petunjukmu ?" tanya Sam Liu Taisu lagi.
Tat Mo Cauwsu bersenyum lagi, dengan sabar pendeta
India ini berkata : "Mengenai ilmu silat yang mempergunakan
senjata tajam baik pedang, golok, atau senjata tajam lainnya,
semua itu sesungguhnya merupakan pelajaran tidak berjauhan
dengan apa yang telah Siauwceng katakan tadi..... jika
seseorang telah memiliki tenaga dalam yang sempurna, tentu
mempergunakan senjata apa saja akan memiliki arti yang sama
besarnya, sampai pun jika kita mempergunakan sebatang


Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ranting sebagai pengganti pedang, tidak akan kalah hebatnya
jika kita mempergunakan pedang yang sesungguhnya....!"
Sam Liu Taisu memang sering berusaha memperdalam
kepandaiannya untuk mempergunakan senjata tajam, dan ia
telah mempelajari delapan belas macam senjata tajam termasuk
ilmu melepaskan senjata rahasia. Namun, pengetahuan dan
kepandaiannya mempergunakan senjata tajam tersebut, sama
liehaynya jika ia mempergunakan ilmu pukulan kedua telapak
tangan kosong, sehingga akhirnya Sam Liu Taisu jarang
mempergunakan senjata tajam. Setiap kali menghadapi
lawannya, ia mempergunakan kedua tangan kosong belaka,
yang merupakan kepandaiannya yang menakjubkan. Juga Sam
Liu Taisu sering mempergunakan cabang atau ranting pohon
sebagai pengganti pedang, dimana ia mempergunakan tenaga
dalamnya untuk disalurkan pada cabang atau ranting pohon
ditangan untuk menghadapi senjata tajam lawan. Maka
penjelasan Tat Mo Cauwsu mengenal ranting pohon yang bisa
dipergunakan sebagai gantinya pedang, tidak begitu
mengherankannya. "Maksud Taisu, dengan mempergunakan ranting ditangan
dan kita menyalurkan kekuatan lwekang kita pada ranting itu,
Koleksi kang zusi.com 653
sehingga sama lihaynya dan tajamnya dengan pedang biasa ?"
tanya Sam Liu Taisu. Tat Mo Cauwsu menggeleng.
"Tidak tepat seluruhnya lagi," kata pendeta dari India itu.
"Bagi seorang jago silat yang memang memiliki lwekang
belum sempurna, sering mempergunakan lwekang itu untuk
disalurkan pada benda yang dipegangnya, untuk dijadikan
senjata yang ampuh. Semua itu bisa dilakukan oleh seluruh
jago2 silat yang memang memiliki lwekang cukup untuk
melaksanakannya. Tetapi yang Siauwceng maksudkan disini
adalah sebilah pedang sangat tajam, bisa menabas dan
memotong sesuatu yang memang bisa dipotong atau
ditabasnya, namun jika harus memotong selempeng besi atau
sebungkah batu, tentu pedang itu sendiri yang akan menjadi
semplak atau rusak. Perkataan bahwa tajam itu lunak dan lunak
itu tajam, merupakan perkataan yang sesuai untuk persoalan
ini....!" Kembali Sam Liu Taisu dibuat bingung oleh perkataan Tat
Mo Cauwsu. "Apa yang Taisu maksudkan ?" tanya Sam Liu Taisu.
"Perkataan itu tajam, tetapi tajamnya pedang belum berarti
bisa disebut kuat. Coba Taisu buktikan, pergunakan sebilah
pedang, tabaslah batu ini, dan apa akibatnya........! Bukan batu
yang keras itu akan hancur, namun pedang itu sendiri yang
akan rusak, bagaikan sebuah benda lunak menghantam suatu
yang keras. Tetapi sekarang coba Taisu lihat, Siauwceng akan
memperlihatkan, bahwa yang lunak itu tajam, yaitu dari
sesuatu yang lunak, akan memiliki ketajaman yang melebihi
tajamnya pedang...." dan setelah berkata begitu, Tat Mo
Cauwsu membuka angkinnya, pengikat pedangnya, yang terdiri
dari sehelai kain berwarna kuning gading.
Koleksi kang zusi.com 654
Sam Liu Taisu telah mengawasi angkin Tat Mo Cauwsu
dan men-duga2 apa yang hendak dilakukan oleh pendeta India
tersebut. Sambil memegangi angkinnya itu, Tat Mo Cauwsu telah
berkata : "Cobalah Taisu lihat.....!" dan tahu2 Tat Mo Cauwsu
telah menggerakkan tangan kanannya, yang mencekal ujung
dari angkinnya itu, dimana angkin tersebut yang terdiri dari
sehelai kain, yang memiliki sifat yang lemas dan lunak, tahu2
telah menjadi tegak dan kaku, kata Tat Mo Cauwsu : "Inilah
yang disebut yang lunak menjadi keras, dengan cara seperti ini,
kita bisa mempergunakan kelunakan untuk menghancurkan
sesuatu yang keras. Tetapi yang terpenting lagi, lunak adalah
tajam, lihatlah !" dan setelah berkata begitu, Tat Mo Cauwsu
telah menghentak tangannya, angkinnya telah menjadi lemas
dan berkibar-kibar digerakkan tangan kanan Tat Mo Cauwsu,
dimana pendeta India tersebut seperti juga tengah menari,
angkinnya itu telah berseliwiran kesana kemari, dan tahu-tahu
telah menyambar kearah sebungkah batu yang berukuran
cukup besar, tanpa bersuara, angkin itu telah menyambar
memotong batu itu menjadi dua potong besar ! Luar biasa
sekali ! Angkin tersebut seperti juga menjadi senjata yang
paling tajam di dunia, dimana membelah batu itu seperti
membelah "tahu" dengan senjata tajam ! Tidak menerbitkan
suara sama sekali, hanya tahu-tahu batu tersebut telah
menjeblak dan berjatuhan menimbulkan suara berisik.
Sam Liu Taisu berdiri bengong di tempatnya, ia tidak
menyangka begitu hebat kepandaian yang dimiliki Tat Mo
Cauwsu. Apa yang dikatakannya lunak adalah tajam, ternyata
memang benar-benar telah dibuktikannya didepan mata
hidungnya Sam Liu Taisu sendiri.
"Dan kini Taisu lihatlah lagi.....!" kata Tat Mo Cauwsu, ia
telah mengerakkan angkinnya itu, yang menyambar pula kepaKoleksi kang zusi.com 655
da sebungkah batu besar lainnya. Angkin itu lemas sekali, jatuh
pada batu tersebut, menempel dibatu itu. Namun ketika Tat Mo
Cauwsu menarik pulang angkinnya, tidak terdapat sesuatu yang
terjadi, batu itu tetap tidak terbelah seperti tadi.
Sam Liu Taisu mengawasi dengan penuh perhatian pada
batu itu, tidak ada suatu kelainan pada batu tersebut.
Sambil tersenyum Tat Mo Cauwsu melangkah mendekati
batu itu, ia memonyongkan mulutnya sedikit, meniupnya.
Seketika batu itu meluruk, telah hancur menjadi bubuk halus,
yang sebagian telah bertebaran kemana-mana.
Pertunjukan yang telah disaksikan Sam Liu Taisu membuat
pendeta ini seperti tidak mempercayai apa yang telah terjadi.
Lama ia berdiri bengong mengawasi tumpukan abu dari
hancuran batu itu. "Lihatlah Taisu, tidak mungkin sesuatu yang keras dapat
memenangkan yang lunak. Segala apapun, akan dapat dikuasai
dengan sebaik mungkin, jika kita telah berhasil
menyempurnakan latihan menurut kata-kata kosong tapi berisi,
berisi menjadi tunggal. Dan buktinya telah Taisu lihat, bukan"
Dengan tenaga tunggal Siauwceng telah mempergunakan
sehelai angkin yang begini lemas dan sesungguhnya menurut
pandangan manusia biasa tidak memiliki arti, ternyata bisa
menghancurkan sebungkah batu yang besar dan keras
itu.........!" Sam Liu Taisu untuk sejenak lamanya tidak bisa berkatakata dan hanya berdiri bengong saja sampai akhirnya ia
merangkapkan kedua tangannya, memberi hormat kepada Tat
Mo Cauwsu berulang kali, katanya juga dengan hati diliputi
kekaguman yang bukan main : "Taisu telah membuka
mataku..........hari ini aku telah berhasil menemukan sesuatu
yang sangat berharga sekali ! Terima kasih Taisu ! Terimakasih
Taisu...." Koleksi kang zusi.com 656
Begitulah Tat Mo Cauwsu dan Sam Liu Taisu ber-cakap2
beberapa saat lamanya lagi. Dan Tat Mo Cauwsu juga
menyatakan bahwa ia hendak mencari sebuah tempat untuk
membangun sebuah kuil, yang akan dijadikan tempat untuk
menerima murid dan menyiarkan pelajarannya, baik ilmu
silatnya maupun agama Buddha yang dianutnya.
Mendengar perkataan Tat Mo Cauwsu, tiba2 Sam Liu Taisu
telah menjatuhkan dirinya, berlutut dihadapan Tat Mo Cauwsu.
"Jika memang Taisu tidak mentertawakan, dan juga tidak
keberatan, Lolap Sam Liu Taisu ingin sekali mengangkat Taisu
menjadi guru....Inilah maksud hati yang setulusnya, Taisu, dan
itulah suatu kebahagiaan yang tidak terkira jika saja Taisu mau
meluluskan permohonan Lolap ini...."
Tat Mo Cauwsu telah mengulurkan
membangunkan Sam Liu Taisu dari berlututnya.
tangannya, "Jangan Taisu berkata begitu, kepandaian yang dimiliki
oleh Siauwceng mungkin tidak berarti banyak buat
Taisu........Menurut penglihatan Siauwceng, Taisu sudah
memiliki dasar yang baik sekali, memiliki kepandaian yang
tidak rendah, jika memperoleh latihan yang baik, jelas Taisu
akan bisa mencapai kesempurnaan dari ilmu yang dimiliki
Taisu......!" "Justru Lolap membutuhkan sekali petunjuk-petunjuk dari
Taisu, untuk memperoleh kesempurnaan itu........dan juga
disamping meyakinkan ilmu silat, Lolap juga ingin
mencurahkan seluruh sisa hidup Lolap untuk lebih
memperdalam pelajaran agama Buddha yang memang dianut
oleh Lolap...!" Tat Mo Cauwsu tidak segera menyahuti, ia mengangkat
kepalanya, mengawasi langit, kemudian ia bersenandung
dengan suara yang perlahan : "Bunga salju turun kebumi,
akhirnya mencair, manusia terlahirkan dan akhirnya kembali
Koleksi kang zusi.com 657
kebumi..........Apakah yang dicari didalam dunia ini" Hanya
satu, kebajikan!" Dan setelah bersenandung begitu, Tat Mo Cauwsu telah
tertawa sambil katanya kepada Sam Liu Taisu: "Baiklah,
keinginanmu kuterima....!"
"Suhu....!" Sam Liu Taisu telah menjatuhkan dirinya
berlutut dihadapan Tat Mo Cauwsu, bukan main girang
hatinya, dan diwaktu itu, kebahagiaan dihatinya sama halnya
seperti ia memperoleh sesuatu yang sangat berharga sekali.
Rupanya Sam Liu Taisu tidak memperdulikan bahwa
usianya jauh lebih tua dari Tat Mo Cauwsu, karena ia telah
membuktikan, walaupun usia Tat Mo Cauwsu jauh lebih muda
dari dia, tetapi ilmu silat mau pun pengetahuannya dan
pandangannya dalam pelajaran agama Buddha, melebihi dia
beberapa tingkat. Dan memang Sam Liu Taisu juga yakin,
bahwa Tat Mo Cauwsu pantas menjadi gurunya.
Begitu juga halnya dengan Tat Mo Cauwsu, ia tidak
mempersoalkan masalah usia. Persoalan itu telah dianggapnya
hanyalah disebabkan oleh sang waktu belaka dan tidak
memiliki suatu keharusan yang merintangi untuk hubungan
seorang guru dan murid. Dan memang Tat Mo Cauwsu juga
melihat bahwa Sam Liu Taisu merupakan seorang yang
memiliki bakat cukup baik untuk digembleng mempelajari
ilmu silat dan pelajaran agama yang sama2 mereka anut yaitu
agama Buddha. Dan kemudian hari, Sam Liu Taisu dikenal sebagai murid
pertama Tat Mo Cauwsu, murid yang membantu banyak pada
gurunya tersebut, untuk mendirikan kuil Siauw Lim Sie, dan
merupakan satu2nya murid Tat Mo Cauwsu yang menerima
penuh seluruh pelajaran dari pendeta India yang sakti tersebut.
Setelah mengangkat guru dan murid itu selesai, Tat Mo
Cauwsu merundingkan bersama Sam Liu Taisu perihal maksud
Koleksi kang zusi.com 658
Tat Mo Cauwsu yang akan memilih gunung Siong San sebagai
tempat mereka membangun kuil. Dan setelah meneliti seluruh
keadaan gunung tersebut, dipilihnya tempat didekat air terjun
itu. Cukup banyak tukang2 yang dipergunakan oleh Tat Mo
Cauwsu untuk membangun kuil tersebut dimana pembangunan
kuil itu langsung diawasi oleh Tat Mo Cauwsu dan Sam Liu
Taisu. Waktu yang dipergunakan hampir satu tahun, dan
akhirnya rampunglah pembangunan kuil tersebut.
Karena Tat Mo Cauwsu memang telah memiliki nama yang
sangat harum didalam rimba persilatan, dan juga ia dikagumi
dan dihormati oleh orang2 gagah rimba persilatan didaratan
Tionggoan, maka banyak yang berdatangan untuk ikut
membantu, disamping memberi ucapan selamat kepada Tat Mo
Cauwsu. Waktu kuil itu diresmikan, dan Tat-Mo Cauwsu
merundingkan nama yang baik untuk kuil tersebut, banyak
sekali orang2 gagah yang telah mengajukan nama yang
bermacam-macam, tetapi akhirnya Tat Mo Cauwsu memilih
nama untuk kuil tersebut terdiri tiga huruf "Siauw Lim Sie"
(kuil Kurang Rimba). Tat Mo Cauwsu memilih ketiga huruf tersebut, yaitu Siauw
Lim Sie untuk nama kuilnya itu berdasarkan tempat
dibangunnya kuil tersebut, di dekat air terjun itu memang
jarang sekali terdapat pohon, dan yang terdapat disitu hanya
batu-batu gunung yang berukuran besar.
Tetapi makna dari nama yang dipergunakan Tat Mo
Cauwsu untuk kuilnya tersebut, memiliki arti yang sangat
dalam sekali. Dengan perkataan "Kurang Rimba", Tat Mo
Cauwsu hendak mengartikan bahwa tiada yang sempurna
didalam dunia ini, karena itu walaupun ia merupakan tokoh
persilatan yang sakti, tokh ia merasa bahwa kuilnya tersebut
merupakan tempat berkumpulnya orang-orang rimba
persilatan, dan selain menyiarkan pelajaran agama dan ilmu
Koleksi kang zusi.com 659
silat, tentu Siauw Lim Sie pun memiliki banyak kekurangankekurangannya. Dan perkataan "Lim" yang diambil dari
perkataan "Bu-lim", yang artinya rimba persilatan, karena
Siauw Lim Sie selain menyiarkan agama Buddha, juga
memang seluruh murid murid Siauw Lim Sie mempelajari ilmu
silat, dan tentu akan berkecimpung juga didalam rimba
persilatan. Sejak saat itulah Tat Mo Cauwsu telah menerima banyak
murid, dan telah mengharuskan setiap murid Siauw Lim Sie
mencukur rambut, menggundulkan kepala menjadi hweshio.
Seluruh pelajaran agama diberikan oleh Sam Liu Taisu, dan
jika memang terdapat pelajaran yang sulit, barulah Tat Mo
Cauwsu sendiri yang memberikan bimbingannya.
Kuil Siauw Lim Sie sebagai pintu perguruan silat dan juga
menyiarkan agama Buddha, kian hari berkembang pesat sekali.
Dan didaratan Tionggoan telah terlahir sebuah pintu perguruan
yang hebat dan kelak akan menjadi sebuah pintu perguruan
yang paling disegani oleh semua jago-jago silat didaratan
Tionggoan.......! Malah ilmu silat ciptaan Tat Mo Cauwsu yang kemudian
ditulis seluruhnya dalam bentuk sebuah kitab, yang diberi
nama Tat-mo Pit-kip, yang dipecah menjadi empat bagian,
yaitu Kiu Yang Cin Keng, Kiu Im Cin Keng, Ih Kin dan Swe
Jwe, merupakan kitab-kitab silat yang membuat seluruh jagojago rimba persilatan menjadi ngiler untuk memilikinya, karena
siapa saja yang bisa mempelajari ilmu silat yang terdapat
didalam kitab itu, tentu akan menjadi seorang jago tanpa
tandingan. Dengan berdirinya pintu perguruan Siauw Lim Sie, maka
ilmu silat yang terdapat didaratan Tionggoan pun mengalami
banyak perobahan, karena jago-jago rimba persilatan didaratan
Tionggoan lebih banyak mengikuti ajaran yang disiarkan oleh


Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Koleksi kang zusi.com 660
Tat Mo Cauwsu, yang lebih mengutamakan ilmu yang lurus
dan juga bersih dari kesesatan.
X dwXkz X SUARA air terjun yang jatuh menimpa batu menimbulkan
irama yang tidak beraturan dipagi hari itu, dan suara burung
burung yang bercicit, serta cahaya matahari yang bersinar
sangat hangat, menyebabkan pemandangan sekitar tempat
tersebut, yang berada dipuncak sebelah barat gunung Siong
San, sangat menarik dan nyaman. Memberikan juga
ketenteraman bagi siapa saja yang berada disitu, terlebih lagi
dengan terdapat sebuah kuil yang dibangun megah dan luas
sekali disisi air terjun tersebut, yang memiliki tiga bangunan
utama dan puluhan perumahan kecil. Warna kuil itu seluruhnya
terdiri dari warna merah, begitu juga halnya dengan pintu
utama kuil tersebut, yang berwarna merah dengan diberi
penghias ditepinya lukisan air emas. Suara pendeta yang
tengah Liam-keng dan ketukan kayu bokkie mendatangkan
perasaan tenteram untuk mendengarnya.
Air terjun yang turun bergemuruh itu tepat berada
dibelakang kuil tersebut, dan dihalaman belakang serta depan
kuil tersebut juga terdapat cukup banyak pohon-pohon bunga,
yang rupanya belum begitu lama ditanam. Keangkeran
terpancar dari kuil yang megah tersebut, karena itulah Siauw
Lim Sie, kuil yang telah dibangun selama satu tahun dan
memakan tenaga pekerja yang banyak sekali, disamping juga
kegotong royongan dari orang-orang gagah rimba persilatan
yang ikut membantu membangun kuil tersebut. Sekarang, di
saat kuil telah diresmikan sebagai tempat kediaman Tat Mo
Cauwsu, cakal bakal pintu perguruan Siauw Lim Sie tersebut,
kuil itu merupakan sumber dari penyiaran ilmu silat dan agama
Buddha didaratan Tionggoan.......
Dipagi hari yang tenang seperti ini, tampak tidak jauh dari
kuil Siauw Lim Sie tersebut, seorang pendeta bertubuh gemuk
Koleksi kang zusi.com 661
dengan keadaannya yang aneh, tengah berdiri memandangi kuil
tersebut. Dia merupakan seorang pendeta berkepala botak dan
memakai jubah kependetaannya yang telah robek di-sana sini,
koyak bagaikan pakaian pengemis penuh juga dengan
tambalan. Ditangan kanannya mencekal sebatang Sianthung,
tongkat kependetaannya, yang pada ujungnya yang satu
berukiran dalam bentuk kepala naga.
Sebagai seorang hweshio, yang mengenakan Khashe
(pakaian kependetaan) yang telah compang camping seperti itu,
memang keadaan pendeta tersebut merupakan suatu yang
ganjil, karena iapun berada dekat sekali dengan Siauw Lim Sie,
yang seluruh penghuninya terdiri dari pengikut2 sang Buddha.
Memang luar biasa di tempat seperti itu bisa terdapat seorang
hweshio yang berpakaian serupa itu.
Usia hweshio tersebut mungkin hampir lima puluh tahun,
wajahnya biasa saja, hanya karena ia gemuk, semuanya serba
bulat. Daging pipinya yang bulat, dagunya yang bulat, dan
matanya yang seperti bengkak menyipit itu, dan juga
hidungnya yang bundar pesek besar melebar kesamping kiri
kanannya, sama sekali hweshio ini tidak memelihara kumis
atau jenggot. Lama juga hweshio yang berkhashe compang-camping
tersebut berdiri mengawasi bangunan kuil Siauw Lim Sie
tersebut, akhirnya ia tertawa dingin, "Hemmm, luar biasa, luar
biasa, tempat yang cukup baik untuk aku berdiam
didalamnya.....!" Ia pun telah melangkah menghampiri pintu kuil. Setelah
dekat, tahu-tahu ia menggerakkan Sianthungnya kearah pintu
kuil. "Tukkk.." perlahan ketukan itu, seperti juga ia
menggerakkan Sianthungnya tanpa mempergunakan tenaga.
Koleksi kang zusi.com 662
Tetapi kesudahannya hebat sekali. Daun pintu itu menjeblak
terbuka dan terlepas engselnya, lalu terlempar ambruk ditanah !
Pintu kuil Siauw Lim Sie terbuat dari kayu yang tebal
sekali, yang dibuat dari semacam kayu jati, selain berukuran
besar dan berat, pun terpasang kuat sekali oleh puluhan engsel,
namun sekali ketuk seperti itu, hweesio aneh tersebut bisa
membuat daun pintu yang semula terkunci jadi terbuka
menjeblak serta telah terlepas dari engselnya, merupakan hal
yang mengejutkan sekali. "Hahahahahahaha........!" hweshio aneh tersebut telah
tertawa keras sekali, suara tertawanya itu seperti bergema
disekitar tempat tersebut, dan karena disitu memang
merupakan daerah pegunungan, suara tertawa pendeta itu
seperti bergema bersahut sahutan.
"Tat Mo Cauwsu......keluarlah untuk menemui Lolap, Lu
Kak Siansu !" Suara itu nyaring sekali, mengejutkan beberapa orang
murid Siauw Lim Sie, yang segera keluar untuk melihat apa
yang terjadi. Pemandangan yang mereka lihat, yaitu pintu kuil yang telah
rusak menggeletak di atas tanah, dan seorang pendeta aneh
dengan pakaian compang camping tengah berteriak2 seperti
itu, membuat mereka jadi berdiri tertegun.
Tetapi salah seorang diantara mereka, yang cepat sekali
tersadar, telah melompat kedekat pendeta aneh tersebut,
tanyanya : "Siapakah Toa Suhu....?" tegurnya. "Mengapa
merusak pintu kuil ?"
Pendeta aneh itu tertawa aneh, dan telah berkata dengan
suara yang sinis, "Pergi panggil Tat Mo Cauwsu, katakan ia
harus menemui aku Lu-Kak Siansu...!"
Koleksi kang zusi.com 663
Melihat sikap pendeta berpakaian compang camping yang
begitu kurang ajar, pendeta yang menegur itu, seorang hweshio
berusia tiga puluh tahun telah mengerutkan sepasang alisnya.
"Toa Suhu....Jika memang Toa Suhu hendak menghadap
pada Cauwsu kami, tentunya engkau harus mematuhi aturan
yang baik, sikap dengan cara demikian....."
"Oho, engkau terlalu rewel....!" kata pendeta aneh tersebut,
dan telah menggerakkan Sianthungnya...Perlahan sekali
gerakan yang dilakukannya itu, tetapi hebat kesudahan dan
akibatnya untuk hweshio muda itu. Tubuhnya telah terpental
dan terpelanting, ambruk diatas tanah dengan memuntahkan
darah segar, mengerang erang kesakitan.
Beberapa orang saudara seperguruan hweshio muda itu jadi
kaget dan marah. Mereka segera melompat kedekat hweshio
berpakaian compang camping tersebut.
"Toa Suhu, mengapa kau membuat keonaran disini ?"
bentak beberapa orang diantara mereka hampir serentak.
Tetapi hweshio aneh tersebut telah tertawa dengan suara
yang panjang dan aneh, seperti suara burung hantu, kemudian
ia berkata : "Kalian tidak cepat-cepat memanggil Tat Mo
Cauwsu agar menemui aku " Apa memang kalian sudah bosan
hidup ?" Tadi mereka telah menyaksikan betapa hebatnya Sianthung
pendeta tersebut yang sekali menggerakkan tongkatnya telah
membuat saudara seperguruan mereka terpental dan terluka
parah seperti itu. Maka hweshio Siauw Lim Sie itu membawa
sikap yang ber-hati2. "Apa yang dikehendaki Toa Suhu sesungguhnya ?" tanya
mereka. Koleksi kang zusi.com 664
"Aku ingin bertemu dengan Tat Mo Cauwsu... panggil dia
keluar ! Atau memang aku perlu masuk tanpa undangan lagi ?"
menyahut hweshio itu dengan suara yang dingin.
"Baiklah, karena Toa Suhu telah melakukan keonaran
disini, dan melukai seorang saudara seperguruan kami, kau
harus kami tangkap...." kata salah seorang murid Siauw Lim
Sie yang segera maju untuk mencekal lengan pendeta aneh itu.
Sedangkan murid2 Siauw Lim Sie yang lainnya telah
memencar diri untuk mengurung pendeta tersebut.
Tetapi pendeta aneh itu telah tertawa lagi keras sekali,
kemudian memutar Sianthungnya, maka disaat tongkat itu
diputarnya berkesiuran angin yang kuat sekali, tidak ampun
lagi, tanpa memiliki kesempatan untuk mengelakkan diri,
murid murid Siauw Lim Sie itu yang berjumlah delapan orang,
telah berhamburan terpental dan semuanya terluka
memuntahkan darah segar !
"Ilmu iblis......!" menggumam dua orang murid Siauw Lim
Sie yang terluka paling ringan, malah salah seorang dari
mereka telah berlari dengan sisa tenaga yang ada padanya,
untuk masuk kedalam kuil, guna melaporkan keributan itu.
Pendeta aneh tersebut telah mengeluarkan suara tertawa
yang panjang dan menggema ditempat itu, lalu disusul dengan
kata-katanya : "Tat Mo Cauwsu apakah engkau tidak mau
keluar menemui aku......" Atau memang engkau menghendaki
semua murid-murid Siauw Lim Sie terluka dan mampus
diujung tongkatku ini?"
Tetapi baru saja perkataan pendeta aneh itu selesai
diucapkan, disaat itulah tampak bergegas keluar beberapa
orang pendeta. Mereka merupakan murid murid Siauw Lim Sie
dari tingkat kedua. Jalan paling depan dari murid murid Siauw
Lim Sie tingkat kedua itu, tampak Sam Liu Taisu. Tadi ia telah
menerima laporan bahwa diluar kuil timbul keributan oleh
Koleksi kang zusi.com 665
tingkah seorang pendeta aneh, yang memiliki sifat telengas dan
kejam sekali, yang telah mengacau.
Ketika sampai didepan pendeta aneh itu yang menamakan
dirinya Lu Kak Siansu, Sam Liu Taisu telah merangkapkan
tangannya memberi hormat.
"Omitohud ! Omitohud ! Siapakah Toa Suhu.......mengapa
menimbulkan kekacauan disini ?" tanya Sam Liu Taisu dengan
suara yang sabar. Lu Kak Siansu telah memperdengarkan suara tertawanya
yang tidak sedap ditelinga kemudian ia berkata dengan nada
yang mengejek : "Aku ingin bertemu dengan Tat Mo Cauwsu
bukan dengan kau !" Sam Liu Taisu telah bersenyum sabar, ia berkata : "Cauwsu
tengah berada dalam kamar semedhi, tidak bisa
diganggu.....maafkan, Toa Suhu tentu kecewa dengan hal ini..!
Lolap Sam Liu yang akan mewakilinya untuk menerima
petunjuk-petunjuk dari Toa Suhu, agar nanti bisa lolap
menyampaikannya kepada Cauwsu........!"
"Hemmm.....!" mendengus pendeta aneh itu, "Engkau
anggap apa aku ini yang disambut dengan segala manusia
seperti engkau.... pergilah !"
Sambil membentak begitu, ia telah menggerakkan
tongkatnya, yang menyambar kepada Sam Liu Taisu.
Tetapi Sam Liu Taisu memiliki kepandaian yang tinggi.
Sebelum ia mengangkat guru pada Tat Mo Cauwsu, Sam Liu
Taisu memang telah memiliki kepandaian yang tinggi, dengan
demikian sekarang setelah menjadi murid Tat Mo Cauwsu,
dengan sendirinya ia memperoleh kemajuan yang pesat untuk
ilmu silatnya. Koleksi kang zusi.com 666
Melihat menyambarnya tongkat pendeta aneh itu, Sam Liu
Taisu telah memiringkan tubuhnya kekanan, dan kemudian
menyentil jari telunjuknya.
"Tukkkk !" tongkat itu telah kena disentilnya dengan kuat,
sampai tongkat itu jadi miring karenanya.
Pendeta aneh itu sesungguhnya menggerakkan tongkat
kependetaannya dengan mempergunakan tenaga dalam yang
tangguh sekali. Sama halnya seperti tadi murid2 Siauw Lim Sie telah bisa
dirubuhkan dengan gerakan tongkatnya tersebut. Tetapi
sekarang, di waktu tongkatnya bisa disanggah dan dibuat
miring arahnya oleh sentilan jari telunjuk Sam Liu Taisu
membuat pendeta aneh tersebut benar2 jadi terkejut sekali, ia
sampai mengeluarkan suara seruan tertahan, dan cepat-cepat
menarik pulang tongkatnya.
Tetapi Lu Kak Siansu bukan hanya menarik pulang
tongkatnya untuk berdiam diri, ia telah menggerakkan
tongkatnya itu lagi menyerampang pada Sam Liu Taisu.
Menyambarnya Sianthung si pendeta aneh itu kuat sekali,
karena ia mempergunakan tenaga dalam beberapa kali lipat lebih kuat dibandingkan dengan tadi.
Sam Liu Taisu yang hanya dalam satu jurus telah melihat
bahwa kepandaian Lu Kak Siansu ini memang tinggi sekali, ia
telah berlaku hati-hati. Ketika tongkat hampir tiba, Sam Liu Taisu mengelakkan
diri. Tubuhnya melompat kesamping, dan berbareng dengan
itu, ia telah menghantam dengan telapak tangannya.
Namun pukulan telapak tangan dari Sam Liu Taisu
mengenai tempat kosong. Lu Kak Siansu bisa mengelakkannya
dengan mudah. Walaupun serampangan tongkatnya itu gagal
Koleksi kang zusi.com 667
mengenai sasaran, ia tidak berhenti disitu saja, tongkatnya
menyambar terus akan mengemplang kepala Sam Liu Taisu.
"Toa suhu, engkau keterlaluan....!" kata Sam Liu Taisu
yang habis sabar, kemudian ia bersilat dengan gesit sekali,
kedua tangannya menyambar-nyambar. Tiga kali beruntun Sam
Liu Taisu mengelakkan diri, dan setelah itu ia berhasil
menghantam telak sekali punggung Lu Kak Siansu.
Namun pukulan telapak tangan Sam Liu Taisu seperti
mengenai daging yang berminyak, seperti menghantam tubuh
belut, licinnya bukan main, telapak tangannya melejit, dan
tenaga serangannya punah dengan sendirinya.
Lu Kak Siansu tertawa ber-gelak2 keras sekali, ia memutar
tongkatnya. "Engkau pendeta bawel yang mencari mampus !" kata Lu
Kak Siansu, "Sudah kukatakan, kau panggil Tat Mo Cauwsu,
jiwamu tidak akan mengalami bencana...... tetapi engkau tidak
tahu diri.....!" dan kata2nya itu telah disusul dengan tongkatnya
yang bergerak sangat cepat sekali, men-deru2 seperti angin
topan yang bergulung menyambar kepada Sam Liu Taisu,
mengurung tubuh pendeta Siauw Lim Sie ini.
Sam Liu Taisu juga kaget melihat hebatnya kepandaian Lu
Kak Siansu, sama sekali ia tidak menyangka, pendeta yang
berpakaian compang camping seperti ini bisa memiliki
kepandaian yang begitu tangguh.
Tetapi disebabkan dirinya telah diserang begitu hebat oleh
putaran tongkat Lu Kak Siansu, yang telah memutar
tongkatnya dengan mempergunakan tenaga lwekangnya yang
tinggi dan mahir sekali, Sam Liu Taisu juga tidak bisa berdiam
diri, ia memberikan perlawanan.


Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lewat belasan jurus, Sam Liu Taisu segera menyadari
bahwa lawannya menang satu tingkat kepandaiannya, maka
Koleksi kang zusi.com 668
Sam Liu Taisu telah mengempos semangatnya
mengerahkan seluruh tenaga dan kepandaiannya.
dan Mereka bertempur dengan seru, semakin lama Sam Liu
Taisu jatuh dibawah angin dan terdesak, napas pendeta Siauw
Lim Sie ini juga telah memburu keras, dimana ia tampaknya
letih sekali, telah mempergunakan tenaga yang berlebihan.
Lu Kak Siansu sambil menyerang tertawa tidak hentinya,
tampaknya semakin lama ia semakin bersemangat.
Diwaktu itu murid2 Siauw Lim Sie lainnya berdiri
menyaksikan jalannya pertempuran tersebut dengan hati yang
ber-debar2. Mereka tidak bisa membantuinya, karena dengan
berdiri diluar gelanggang saja, terpisah sepuluh tombak lebih,
mereka masih merasakan hebatnya samberan angin dari
putaran tongkat Lu Kak Siansu.
Disaat Sam Liu Taisu tengah terdesak seperti itu, terdengar
seseorang berkata : "Mengapa harus bertempur seperti ?" dan
disusul dengan terlihatnya seorang pendeta India yang sudah
berusia antara empat puluh tahun lebih, melangkah mendekati
gelanggang pertempuran. Itulah Tat Mo Cawsu cakal-bakal
dari pintu perguruan Siauw Lim Sie tersebut.
"Suhu !" teriak Sam Liu Taisu girang bukan main melihat
datangnya gurunya. Semangat bertempurnya jadi bangkit lagi.
Tetapi Tat Mo Cauwsu yang telah melangkah kedalam
gelanggang pertempuran itu, telah mengibaskan ujung
jubahnya ke arah tongkat Lu Kak Siansu. Luar biasa sekali,
tongkat yang tengah menyambar kearah Sam Liu Taisu dengan
memiliki tenaga mengemplang ribuan kati itu, telah kena
disampok terpental, dan bahkan terlepas dari cekalan tangan Lu
Kak Siansu, dimana telapak tangan Lu Kak Siansu telah pecah,
menimbulkan perasaan pedih bukan main.
Koleksi kang zusi.com 669
Lu Kak Siansu kaget bukan kepalang, ia mengeluarkan
suara seruan dan melompat mundur, mengawasi Tat Mo
Cauwsu dengan mata terpentang lebar.
Sam Liu Taisu telah berdiri disisi gurunya, guru besar
Siauw Lim Sie tersebut. Tat Mo Cauwsu merangkapkan kedua tangannya, dengan
sabar ia berkata : "Omitohud.... apa yang dikehendaki oleh
Taisu ?" Lu Kak Siansu mengawasi sejenak lamanya kepada Tat Mo
Cauwsu, kemudian mengeluarkan suara dengusan tertawa
dingin. "Engkaukah Tat Mo Cauwsu ?" tanyanya dengan suara
teguran yang tidak enak didengar. Walaupun tadi ia telah
merasakan kebutan lengan baju Tat Mo Cauwsu yang kuat
sekali, tokh ia tidak menjadi jeri.
Tat Mo Cauwsu mengangguk sabar.
"Benar.... apakah Taisu memerlukan sesuatu dari
Siauwceng ?" tanya Tat Mo Cauwsu sambil tersenyum sabar,
sama sekali tidak terlihat perasaan marah diwajahnya atau
perasaan tidak senang karena pendeta aneh ini telah mengacau
dikuilnya. Lu Kak Siansu tertawa bergelak gelak.
"Bagus! Bagus! Akhirnya kesampaian juga maksudku !
Kedatanganku kemari memang hendak bertemu denganmu
guna mengadu ilmu.......!" kata Lu Kak Siansu.
Tat Mo Cauwsu merangkapkan kedua tangannya.
"Siancai ! Siancai ! Apakah Taisu telah memikirkannya
masak-masak mengenai maksud Taisu itu......?" tanya Tat Mo
Cauwsu. Koleksi kang zusi.com 670
"Dengan kedatanganku kemari tentu saja telah
kupertimbangkan dengan baik sebelumnya......!" menyahuti Lu
Kak Siansu dengan sikap yang berang. "Hemmm, Tat Mo
Cauwsu merupakan pendiri Siauw Lim Sie tetapi aku tidak
percaya bahwa kau memiliki kepandaian yang begitu tinggi
dan sakti seperti cerita dari sahabat-sahabatku....!"
"Siauwceng memang tidak memiliki kepandaian apa
apa....... dan juga tidak ada sesuatu yang pantas untuk
dipertandingkan. Sekarang coba Taisu jawab........!" Dan
berkata sampai disitu Tat Mo Cauwsu memandang Lu Kak
Siansu dengan sinar mata yang tajam dan wajah yang
bersungguh-sungguh, sehingga membuat Lu Kak Siansu yang
semula menatap Tat Mo Cauwsu dengan sikap menantang, jadi
tidak berani terlalu lama menentang tatapan mata Tat Mo
Cauwsu yang angker itu, ia jadi menundukkan kepalanya.
"Jika memang benar kita nanti bertanding, dan Taisu
memperoleh kemenangan, apa keuntungannya buat Taisu ?"
"Banyak! Aku akan menjadi pemimpin kalian !" menyahuti
Lu Kak Siansu cepat. "Dan semua orang-orang rimba
persilatan tentu mengetahui bahwa Tat Mo Cauwsu hanya
memiliki nama kosong, dan sesungguhnya Lu Kak Siansu
merupakan jago nomor satu di dalam rimba persilatan.......!"
"Baik !" kata Tat Mo Cauwsu sabar. "Jika memang Taisu
hendak memimpin kami, silahkan, kami menerima kehadiran
Taisu dengan kedua tangan terbuka dan hati yang senang.....!
Dan Siauw Lim Sie juga selalu terbuka untuk setiap orang yang
sungguh2 sujud untuk melaksanakan ajaran2 sang Buddha.....Mengenai keinginan Taisu, agar Taisu merupakan
seorang jago nomo satu didalam rimba persilatan, sekarangpun
memang telah tercapai ! Taisu merupakan jago tanpa
tandingannya. Murid2 Siauwceng telah banyak yang luka, dan
Siauwceng-pun mengaku kalah...!"
Koleksi kang zusi.com 671
Muka Lu Kak Siansu jadi berobah merah.
"Kau hendak menghinaku, heh ?" bentak Lu Kak Siansu
gusar. Tat Mo Cauwsu tersenyum sabar.
"Kita tidak memiliki persoalan dan permusuhan apa2 juga,
sebagai seorang pengikut sang Buddha, tentu Taisu juga tahu,
tiada gunanya menanam benih permusuhan..... juga bukankah
kita sama-sama penganut ajaran Sang Buddha" Mengapa hanya
disebabkan ingin disebut diri sebagai jago nomor satu, harus
saling bertempur mempertaruhkan jiwa?"
"Tetapi aku menghendaki kau menemani aku main-main
beberapa jurus, agar aku bisa melihat berapa tinggi
kepandaianmu yang begitu dipuji-puji oleh orang-orang rimba
persilatan! Terimalah pukulanku ini......!" dan tanpa banyak
komentar lagi, Lu Kak Siansu telah menggerakkan tangan kiri
dan tangan kanannya serentak, ia telah menyerang dengan
hebat, dengan mempergunakan kekuatan tenaga lwekang yang
penuh. Tadi ia telah merasakan kebutan ujung lengan baju Tat
Mo Cauwsu, yang membuat tongkatnya terlepas dari
cekalannya dan telapak tangannya pecah terluka, sehingga
sekarang ia menyerang dengan kuat sekali, bersungguhsungguh.
Tat Mo Cauwsu sabar sekali, dengan wajah welas asih, ia
memuji akan kebesaran Sang Buddha.
"Siancai.....Siancai......" katanya. "Jangan menuruti bisikan
hati yang tidak baik, Taisu.....!" dan waktu itu kedua tangan
dari Lu Kak Siansu telah menyambar dekat pada tubuhnya, Tat
Mo Cauwsu sama sekali tidak mengelak, hanya mengulurkan
kedua tangannya, tahu2 mencekal pergelangan kedua tangan
Lu Kak Siansu. Koleksi kang zusi.com 672
Bagaikan dijapit oleh japitan besi, Lu Kak Siansu
merasakan pergelangan tangannya sakit luar biasa, dan iapun
tidak bisa meneruskan pukulannya itu. Bahkan ketika ia
hendak menarik pulang kedua tangannya itu, ia tidak berdaya
sama sekali, walaupun ia telah mempergunakan seluruh tenaga
lwekangnya, kedua tangannya itu tidak bergeming dalam
cekalan Tat Mo Cauwsu. Muka Lu Kak Siansu jadi merah padam, ia penasaran
bukan main. "Lepaskan cekalanmu !" bentaknya sengit.
Tat Mo Cauwsu menyahuti, "Baik !" dan ia melepaskan
cekalannya. Tetapi begitu cekalan tangan Tat Mo Cauwsu dilepaskan,
begitu tubuh Lu Kak Siansu terpental ke tengah udara.
Tetapi Lu Kak Siansu memiliki kepandaian yang tinggi, ia
berpoksay beberapa kali ditengah udara, waktu tubuhnya
meluncur turun, ia telah tiba lebih dulu dengan kedua kakinya
menginjak tanah, maka ia tidak perlu sampai terguling.
"Saudara Taisu, apa yang dilakukan oleh Taisu tidak ada
gunanya....!" kata Tat Mo Cauwsu dengan sabar.
"Hemm, terimalah seranganku lagi..jika memang aku kalah
ditanganmu, biarlah aku Lu Kak akan mengangkat kau menjadi
guruku !" dan membarengi dengan perkataannya itu, Lu Kak
Siansu telah menerjang lagi.
Tetapi Tat Mo Cauwsu sama sekali tidak bergerak dari
tempatnya. Waktu serangan tangan Lu Kak Siansu yang
mengandung maut itu tiba, ia membiarkan menghantam
tubuhnya. Anehnya, bukan Tat Mo Cauwsu yang terpental oleh
pukulan yang kuat dan mematikan itu, justru Lu Kak Siansu
Koleksi kang zusi.com 673
sendiri yang terpental keras sekali, tubuhnya terapung diudara,
dan terbanting diatas tanah.
Nyali Lu Kak Siansu mulai pecah, tetapi ia penasaran
sekali. Beberapa kali ia mengulangi serangannya, namun berulang
kali pula ia harus terbanting keras.
Akhirnya dengan nekad, Lu Kak Siansu telah memutar
kedua tangannya seperti titiran, dan kemudian dibarengi
dengan lompatan tubuhnya yang pesat, ia telah menerjang
menggerakkan kedua tangannya, menyerang hebat sekali.
Itulah serangan yang merupakan pukulan untuk mengadu jiwa,
yang bisa mematikan kedua pihak.
Tat Mo Cauwsu merangkapkan kedua tangannya sambil
memuji akan kebesaran sang Buddha, lalu berkata dengan
sabar : "Taisu telah cukup pelajaran yang Siauwceng
berikan.........!" dan waktu gempuran yang dilancarkan oleh Lu
Kak Siansu hampir tiba pada sasaran, diwaktu itulah cepat
sekali Tat Mo Cauwsu bergerak setengah memutar, dan tahutahu ia telah berada dibelakang Lu Kak Siansu yang tengah
meluncur ditengah udara, cepat sekali Tat Mo Cauwsu
mengulurkan tangannya mencekal baju dipunggung pendeta
tersebut. Cengkeraman Tat Mo Cauwsu begitu kuat, dan tubuh Lu
Kak Siansu yang tengah melayang ditengah udara, jadi
tertahan, turun tidak, meluncurpun tidak.
Lu Kak Siansu terkejut bukan main, ia berusaha
menggerakkan kedua tangannya untuk menyampok
kebelakang. Tetapi hatinya lebih kaget lagi waktu ia merasakan seluruh
tenaganya seperti lenyap dari raganya.
Koleksi kang zusi.com 674
Lemaslah Lu Kak Siansu pecahlah nyalinya dan ciutlah
hatinya. Habis pula harapannya bisa melakukan perlawanan. Ia
jadi berdiam diri saja, tergantung ditengah udara dalam
cengkeraman tangan Tat Mo Cauwsu.
Sedangkan Tat Mo Cauwsu telah melemparkan tubuh Lu
Kak Siansu, diiringi perkataannya: "Kembalilah ke jalan lurus,
Taisu....!" Lu Kak Siansu yang tenaganya telah lenyap, menduga
tubuhnya akan terbanting keras diatas tanah. Tetapi
kenyataannya tubuhnya itu meluncur dengan baik dan juga ia
jatuh dengan kedua kaki terlebih dulu, sama sekali tidak
terbanting. Cepat bukan main Lu Kak Siansu telah memutar tubuhnya,
melompat ke dekat Tat Mo Cauwsu, kemudian menekuk kedua
kakinya berlutut dihadapan Tat Mo Cauwsu.
"Cauwsu-ya (guru besar), terimalah murid murtad ke jalan
Sang Buddha.....!" kata Lu Kak Siansu.
"Sang Buddha maha pengasih dan penyayang, jika memang
engkau setulus hati hendak kembali ke jalan Sang Buddha,
maka pintu Sang Buddha terbuka lebar untukmu.....!"
Bukan main gembiranya Lu Kak Siansu, ia menganggukanggukkan kepalanya berulang kali, sampai keningnya
menghantam tanah dengan keras sekali. Tadi ia telah
merasakan hebatnya Tat Mo Cauwsu, yang hanya beberapa
jurus telah membuatnya tidak berdaya. Kini benar2 Lu Kak
Siansu tunduk pada kehebatan pendeta India itu, yang menjadi
guru besarnya Siauw Lim Sie ini.
Begitulah, Lu Kak Siansu telah diangkat menjadi murid Tat
Mo Cauwsu. Walaupun kepandaian Lu Kak Siansu lebih tinggi
dari Sam Liu Taisu, tetapi disebabkan ia diterima dalam pintu
perguruan Siauw Lim Sie untuk menjadi murid pintu perguruan
Koleksi kang zusi.com 675
ini lebih belakang dari Sam Liu Taisu, dengan sendirinya ia
menjadi Sute (adik seperguruan) Sam Liu Taisu. Dalam hal
ilmu silat Lu Kak Siansu memang menang setingkat dari Sam
Liu Taisu, tetapi mengenai pelajaran agama Buddha, ia
tertinggal jauh sekali oleh Sam Liu Taisu. Untuk membuang
kenangan masa lalunya, dimana Lu Kak Siansu dulu banyak
melakukan perbuatan2 yang kejam dan telengas, juga ia
merupakan seorang hweshio yang jahat, maka setelah diterima
menjadi murid Siauw Lim Sie, Lu Kak Siansu mengganti nama
gelarannya menjadi Sin Ceng Siansu yang berarti pendeta yang
baru. Dengan mempergunakan gelarnya yang baru itu, SinCeng Siansu telah mulai dengan hidupnya yang baru, penuh
dengan welas kasih terhadap sesamanya.
Dan kelak Sin Ceng Siansu merupakan seorang tokoh yang
terkemuka dari Siauw Lim Sie, yang telah banyak sekali
melakukan perbuatan perbuatan mulia, mengangkat nama
Siauw Lim Sie menjadi sangat terkenal dan harum.
Hari hari telah lewat, dan Siauw Lim Sie pun tetap
berkembang dengan murid muridnya yang semakin banyak,
begitu juga ilmu silat Siauw Lim Sie yang tersiar semakin luas.
@-dewikz~Hendra-@ TAMAT KISAH "Tat Mo Cauw Su" telah tamat, tetapi jika memang
para pembaca ingin mengetahui perkembangan dari pintu
perguruan tersebut, dimana Tat Mo Cauwsu akan terlibat
dalam perbagai persoalan yang ditimbulkan oleh tokoh2 aneh
dan sakti daratan Tionggoan, yang tidak senang dengan
berdirinya kuil Siauw Lim Sie tersebut, dapat anda
mengikutinya dalam kisah "BADAI DI SIAUW LIM SIE".
Koleksi kang zusi.com 676


Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Meraba Matahari 1 Pendekar Pedang Sakti Munculnya Seorang Pendekar Bwee Hoa Kiam Hiap Karya Liong Pei Yen Senja Jatuh Di Pajajaran 1
^