Pencarian

Pusaka Golok Iblis 1

Pusaka Golok Iblis Dari Tanah Seberang Seri Pengelana Tangan Sakti Seri Ke 2 Karya Lovelydear Bagian 1


Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
~Seri Pengelana Tangan Sakti~
Seri ke II Pusaka Golok Iblis Dari Tanah Seberang
Karya LovelyDear di Indozone
Ebook oleh : Dewi KZ http://kangzusi.com/ atau http://dewi.0fees.net/
Salam kembali saya hadirkan petualangan dari Pengelana Tangan Sakti Sian Lee.
Cerita ini adalah CERITA PENDEK yang tamat tiap serinya Kisah ini saya tambahkan
dengan ilmu-ilmu baru yang mahasakti dari Legenda Sian Thian San (Gunung Para
Dewa) saya dan juga sedikit ilmu-ilmu pinjaman dari beberapa partai di
Indonesia, hehehe...Cerita ini adalah cerita pendek yang tamat tiap serinya.
Semoga dapat menghibur pembaca.
0oo LovelyDear oo0 Seri 2. Pusaka Golok Iblis dari Tanah Seberang
Siang itu di salah satu selat di tepi pantai laut Po Hai. Seorang nenek yang
sedang duduk bertapa di atas sebuah batu karang terjal di pinggir selat
tersebut, di kejutkan dengan adanya sesosok tubuh yang terdampar di pinggir
pantai tersebut. Sejenak dia memicingkan matanya, setelah yakin tubuhnyapun segera melesat dan
menyambar tubuh tersebut lalu kembali ke tempatnya semula. Semua ini di
lakukannya hanya dalam waktu dua hitungan.
Tubuh itu dia letakkan di depannya. Setelah di amati, ternyata sosok itu adalah
seorang pria berperawakan asing yang berusia kurang lebih limapuluh tahun.
Pakaiannya sudah setengah hancur sedangkan pria itu sendiri tampak pingsan.
Segera nenek itu menotok di beberapa bagian tubuhnya. Tak lama kemudian pria itu
tersadar dan membuka matanya.
"Di mana aku?" Logat pria itu kedengaran kaku. Melihat di depannya ada seorang
nenek, matanya menatap tajam penuh tanda tanya.
Nenek tersebut hanya tersenyum padanya dan jari tangan kirinya menunjuk ke laut.
"Aku menemukanmu di sana...ku lihat tubuhmu lemah, sebaiknya kau makan ini?" Kata
nenek itu sambil menyodorkan tiga potong roti yang dia ambil dari buntelannya.
Pria itu segera menyambutnya dan tanpa mengucapkan terima kasih langsung saja
memasukkannya ke dalam mulut. Tampaknya dia memang sedang kelaparan sekali.
Si nenek membiarkannya sampai selesai makan. Setelah itu diapun bertanya tentang
asal-usul orang itu. Namun yang di tanya hanya diam saja tanpa menjawab,
melainkan segera duduk bersila sambil mengerahkan tenaga dalam.
Tampaknya seperti sedang memulihkan keadaannya. Sepeminuman teh kemudian dia pun
membuka matanya dan memandang si nenek.
"Terima kasih kau sudah menolongku, entah bagimana ku dapat membalas kebaikan
anda?" Pria tersebut menjura memberi hormat tapi bahasanya tidak lancar.
Saat itu dari arah barat berkelebat sebuah bayangan dengan ringan sekali.
Sebentar saja sudah berada di dekat mereka. Pria itu segera melompat berdiri
tanpa menggerakkan kakinya. Tapi melihat nenek di depannya hanya terdiam saja
sedangkan bayangan yang datang ternyata adalah seorang gadis yang sangat cantik,
pria itu menjadi tenang kembali. Dia pikir mungkin gadis ini ada hubungannya
dengan si nenek. "Hebat, ilmu meringankan tubuh yang bagus...siapakah yang mengajari nona?" Tanya
pria tersebut sambil tersenyum.
"Maaf, locianpwe, beliau ini adalah suboku yang ke dua yang mengajarkanku ilmu
meringankan tubuh ini" Gadis itu yang bukan lain adalah Hong Er Yong menyahut
sambil menunjuk nenek di sampingnya.
"Hahaha...Naga sakti tak nanti menetaskan cacing, maaf mataku buta tidak melihat
orang pandai..." Kembali pria tersebut menjura sambil merangkapkan kedua tangannya
di depan dada. "Akhh...antar sesama golongan sendiri buat apa pakai banyak peradaban...silahkan
tuan menceritakan kenapa tuan sampai terdampar di pinggir pantai ini, padahal
kalau di lihat dari tenaga dalam tuan, saya yakin tuan pasti berilmu sangat
tinggi...?" Nenek menjawab sambil juga merangkapkan kedua tangannya di depan dada.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hemm...kalau mau di ceritakan sangat panjang ceritanya, tapi perkenalkan, nama
saya Paksi Pamungkas, orang di negeriku Jawadwipa menjulukiku "Batara Angin
Pencabut Nyawa" Sesungguhnya saya bersama salah seorang teman saya sedang dalam perjalanan
mengejar seorang murid murtad kerajaan Atas Angin...sayangnya di tengah laut kapal
kami terjerat badai sehingga tidak ada yang selamat kecuali saya sendiri." Pria
itu terdiam sejenak, kemudian melanjutkan kembali.
"Kami mengejarnya sampai ke tanah Tinggoan ini karena murid murtad tersebut di
kabarkan lari kemari. Dia adalah seorang pemuda berdarah Tionggoan. Sedari kecil
kami temukan dia terdampar di pinggir pantai dekat kerajaan Atas Angin dan kami
mengambilnya sebagai murid, tapi ternyata dia memiliki sifat yang jahat. Setelah
besar dia melarikan diri dan melarikan juga Pusaka terlarang yang sudah lama di
segel di kerajaan kami"
"Eh, pusaka apakah itu locianpwe?" Er Yong memotong dengan tertarik.
"Itu adalah Pusaka Sepasang Golok iblis yang selama ini tersimpan dalam ruang
penyimpanan rahasia di kerajaan kami. Kalau sampai di salah gunakan maka akan
merupakan bencana bagi dunia."
"Hem, paman jangan kuatir, aku akan membantu paman mencari murid murtad tersebut
itu dan merampas kembali Pusaka Sepasang Golok iblis agar dapat di bawa kembali
ke negri paman...subo pasti akan mengijinkan, bukan" Hong Er Yong tiba-tiba
berseru dengan penuh semangat.
Nenek itu hanya tersenyum. "Muridku, itu sudah menjadi tugasmu untuk mencegah
dunia ini dari bencanayang mungkin bisa terjadi, tapi kau harus waspada dan
berhati-hati..." Melihat ini Pria bernama Paksi Pamungkas itu tersenyum lagi. "Nona, aku orang
tua sangat menghargai bantuanmu, tapi bukannya aku meragukan, hanya saja setelah
menguasai ilmu sepasang golok iblis tersebut, murid murtad itu sangat berbahaya.
aku sendiripun susah menaklukkan kekuatan golok itu, maukah nona melayaniku
bermain-main sebentar, hanya untuk menenangkan hatiku saja?"
Er Yong itu memandang subonya yang hanya di balas dengan anggukan kepala saja
oleh nenek itu. Maka dengan tenang dia lalu melangkah maju.
"Silahkan paman, aku sudah siap...!'
"Baik, kerahkan seluruh kepandaianmu...Heaaaatttt!" Paksi Sampurna memulaikan
serangannya dengan mendorong kedua telapak tangan ke depan sambil mengerahkan
enampuluh persen tenaganya. Pukulannya mendatangkan kesiuran angain dingin yang
berpusigan amat kuat menggempur ke arah Er Yong, berusaha menggempur kuda-
kudanya. Melihat ini Er Yong tidak mau menunjukkan kelemahannya, segera di kerahkan
tenaganya menyambut serangan itu dengan manis sekali. Terjadi adu tenaga yang
singkat, namun itu cukup membuat mereka mengerti sampai di mana tingkat tenaga
lawan. Paksi Pamungkas berdecak kagum. Tak di sangkanya semuda ini tapi gadis di
depannya itu mampu melawan hampir seimbang dengannya. Maka tanpa ragu lagi dia
mengerahkan ilmu olah kanuragannya yang sakti yaitu ilmu "Sepulu Jurus Amukan
Batara Angin". Gerakannya aneh dan dahsyat. Mendatangkan angin padat yang
berpusingan yang membuatnya sulit di dekati.
Er Hong mengerahkan segenap kemampuan ilmu silatnya, tapi tetap tak mampu
mendesak lawan. Setelah limapuluh jurus berlalu, segera dia melompat dan
menyambar senjata payungnya yang di tancapkan di tanah.
"Paman aku akan menggunakan senjataku..." Seru gadis itu. Paksi Pamungkas
tersenyum dan segera menyambar sepotong kayu terdekat.
"Silahkan..." Er Yong langsung mengerahkan Hok Mo Cap Sha Kiam Sut dan menyerang dengan hebat.
Pertarunganpun kembali berlanjut, dan ini membuat Er Hong terkejut. Ternyata
Pria yang berjuluk Batara Angin Pencabut Nyawa ini memiliki ilmu pedang yang
dapat menandingi ilmu pedangnya.
Subonya sendiripun tidak dapat menandinginya lebih dari tigapuluh jurus bila dia
menggunakan Hok Mo Cap Sha kiam sut.
"Cukup...!" Tak lama kemudian Paksi Pamungkas menarik serangannya di ikuti oleh Er Hong.
"Nona kau hebat, tapi maukah kau mempelajari ilmu pedang yang baru ku mainkan
ini" jangan kuatir ,kita tidak ada hubungan guru dan murid, anggap saja ini
sebagai hadiah dariku karena kalian sudah berbaik hati membantuku., dan juga
sebagai tambahan pengetahuan untuk melawan pengkhianat itu jika kau bertemu
dengannya, bagaimana?" Pria itu menatap Er Yong dan subonya bergantian.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hong Er Yong, menatap subonya meminta kepastian.
"Anak bodoh, orang mau memberi hadiah kau malah bengong dan tidak berterima
kasih, mau tunggu apa lagi...?" Bentak nenek itu. Mendengar itu sserta merta Er
Yong bersujut. "Terima kasih paman, Er Yong akan belajar dengan baik!"
"Bagus, Kau sudah memiliki dasar yang baik, dalam waktu satu bulan saja pasti
kau dapat menguasai ilmu Sepuluh Jurus Titisan Dewa Angin dan Ajian Cakra Bayu!"
Demikianlah mulai saat itu selama sebulan, Paksi Pamungkas menyalurkan energi
Ajian Cakra Bayu dan melatih juga mewariskan ilmu pedangnya pada Er Yong.
--------------------------
Seekor kuda merah di larikan dengan cepat ke arah selatan. Penunggangnya seorang
perempuan berpakaian merah muda dan berkerudung merah muda juga. Dari bentuk
tubuhnya yang langsing dan menarik, dapat di ketahui kalau dia itu seorang gadis
yang masih muda belia. Gadis itu melarikan kudanya dengan cepat ke selatan, seperti ada yang sedang di
burunya. Rupanya kuda yang dia tunggangi juga adalah kuda pilihan yaitu Ang Hiat Ma (Kuda
Darah Merah). Gadis itu bukan lain adalah Lian Giok Hui, gadis sakti yang menguasai ilmu dari
salah satu kitab Wasiat Dewa, Thian Liong Sip Pat Kiam Sut. Setelah melarikan
kudanya seharian Giok Hui menambatkan kudanya dan duduk di bawah sebuah pohon
yang rindang. Baru saja dia beristirahat, tiba-tiba telinganya menangkap orang-orang yang
sedang bertempur. Segera dia waspada dan berkelebat ke arah pertarungan tersebut. Tak lama
kemudian dia melihat tiga orang yang sedang bertempur dengan sengitnya. Satu
lawan dua. Giok Hui terus memperhatikan. Melihat ciri-ciri orang orang yang sedang
bertarung di keroyok itu, kalau tak salah perkiraannya adalah tiidak mirip
penduduk pribumi. Maka dia diam saja dan memperhatikan.
"Hahaha...manusia, kalau tidak segera menyerah dan, maka jangan salahkan kami Bu
Tek To Kui dan Bu Tek Pian Sian Li yang bertindak kejam..."
Giok Hui tekejut, dia ingat! Menurut gurunya Bu Tek To Kui dan Bu Tek Pian Sian
Li saat ini adalah merupakan tokoh-tokoh tingkat atas yang kepandaian mereka
masih setingkat di atas 5 Iblis dan 5 Siluman.
Saat dia memperhatikan pertarungan tersebut, dia dapati bahwa pria yang di
keroyok itu hampir terdesak. Segera jiwa kependekarannya timbul untuk menolong.
Maka sambil mencabut pedang lemasnya, Giok Hui melayang ke tengah-tengan
pertempuran dan menyerang Bu Tek Pian Sian Li dengan hebat.
Bantuan ini sungguh tak terduga-duga oleh kedua iblis tanpa tanding tersebut,
namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Dengan masuknya Giok Hui yang
menyerang ganas sambil mengerahkan Thian Liong Sip Pat Kiam Sut yang dahsyat,
keadaan berobah kedua iblis itu akhirnya terdesak.
Perlahan, namun pasti Bu Tek To Kui dan Bu Tek Pian Sian Li mulai tersudut. Mau
tidak mau mereka akhirnya memilih untuk angkat kaki dari situ daripada
membahayakan nyawa mereka.
"Terima kasih nona, bantuanmu sangat berarti bagi saya..." Orang asing itu
bersuara dan menjura dengan membungkukkan badan. Giok Hui tertawa geli, karena
suara orang tersebut sangat telo. Dia amati umur orang ada sekitar limapuluhan
tahun. "Akh, paman sebenarnya tidak perlu bantuan saya...Eh paman kau terluka?" Giok Hui
segera maju untuk menolong pria yang di lihatnya memuntahkan darah segar itu
"Tidak, kepandaian kedua orang itu sungguh sangat hebat, aku keracunan hebat,
untung Ajian Lebur Samudraku sudah ku kuasai sempurna, kalau tidak aku pasti
sudah mati dari tadi." Pria itu tersenyum, sementara di sela-sela bibirnya masih
mengalir darah kental. "Tapi buktinya paman masih bisa berdiri, itu membuktikan bahwa racun mereka
tidak berarti bagi paman?"
"Akhh, sejak awal aku telah kecolongan. Aku mengira mereka orang baik sehingga
tidak berprasangka, tapi mereka membokongku saat aku tidak siap...sekarang nyawaku
tidak lebih dari tiga hari lagi, maukah engkau menolongku...?" Pria itu memandang
Giok Hui dengan tatapan penuh harap.
"Baiklah paman, apa yang bisa ku lakukan untukmu?"
"Aku akan mewariskan dua ilmu kepadamu, yaitu Ajian Lebur Samudra dan Ajian
Gelap Sewu kepadamu, gunakanlah itu untuk mencari murid murtad yang membawa lari
pusaka kerajaan Atas Angin yaitu Sepasang Golok iblis. Kemudian carilah
sahabatku yang bernama Batara Angin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pencabut Nyawa. Ku tahu dia masih hidup dan ada di daratan tionggoan ini...maukah
kau?" Kembali pria itu menatap Giok Hui.
"Baik Paman, aku bersedia?"
Mulai saat itu selama tiga hari Pria itu tidak memberi kesempatan Giok Hui untuk
istirahat kecuali makan. Setiap pagi dan malam dia menyalurkan tenaga dalam dari
Ajian Lebur Samudra dan Ajian Gelap Sewu pada Giok Hui sehingga dia mendapat
kemajuan yang hebat. Hari ke empat Giok Hui berdiri di depan sebuah kuburan yang baru saja di
buatnya. Dia tidak tahu siapa laki-laki yang telah mengajarnya dua ilmu pukulan
yang dahsyat itu. Bukannya dia tidak bertanya, tapi dia tidak di beri kesempatan
bertanya. Perlahan kakinya berjalan meninggalkan kuburan itu. Arahnya tak tentu, namun
hatinya saat itu sedang senang.
------------------------------------
Hoa san pai adalah partai yang terkenal selama ratusan tahun. Murid-muridnya
banyak yang menjadi pendekar-pendekar pembela kejahatan. Banyak ilmu-ilmu
warisan Hoa San Pai yang hebat-hebat telah di kuasai oleh banyak anak muridnya
yang berbakat. Hari itu suasana di puncak Hoa San Pai ini tampak lain. Mereka kedatangan banyak
tamu. Kurang lebih 50-an orang. Namun mereka bukan datang untuk berdamai, tpi memaksa
Hoa San Pai untuk tunduk dan bergabung dengan Perkumpulan Golok Iblis.
Nama ini nama baru yang baru saja muncul. Dunia kang-ouw sama sekali tidak tahu
darimana munculnya perkumpulan ini. Yang jelas, bahwa satu bulan terakhir ini
Hoa San Pai adalah yang ke lima di datangi oleh Perkumpulan Golok Iblis dengan
ancaman akan di musnahkan jika tidak mau menurut.
Seorang pria tampan berjubah hitam berdiri di atas sebuah puncak menara. Dua
golok yang aneh tersampir di punggungnya. Matanya berwarna merah memandang tak
berkedip ke bawah. Tampak pertarungan berdarah sedang terjadi di bawah sana. Di kanan kirinya
tampak bayangan dua tokoh sesat yang sangat sakti, yaitu Bu Tek To Kui dan Bu
Tek Pian Sian Li. Dia bukan lain adalah murid murtad dari Kerajaan Atas Angin yang sedang di kejar
oleh Batara Angin Pencabut Nyawa dan rekan-rekannya. Pemuda tersebut adalah
Pangeran Ragakaca. Sebenarnya pangeran Ragakaca ini masih berdarah Tionggoan. Baik perawakan maupun
penampilannya memang lebih mirip orang pribumi. Saat dia tiba dan mulai
merajalela, dia bertemu dengan dua iblis mahasakti yang bersedia mewariskan
ilmu-ilmu mereka padanya. Dia kemudian mengganti namanya menjadi Thian Bu Tek.
Ketua Hoa San Pai saat itu adalah Ceng Sin Cinjin. Berusia kurang lebih
enampuluh tahun saat dia sedang bersamadilah terjadi serangan ini. Jadi yang
menyambut para perusuh ini hanyalah ke dua sutenya yaitu, Ceng Hui Cinjin dan
Ceng Tek Cinjin bersama barisan andalan Chit Seng Tin (Barisan Tujuh Bintang)
yang terkenal dari Hoa San Pai.
Mayat-mayat bergelimpangan sangat mengerikan. Tampak Ceng Hui Cinjin dan Ceng
Tek Cinjin mengamuk di antara para pasukan Golok iblis yang telah membunuhi para
anak murid mereka. Wajah mereka sedih. Tak di sangka akan terjadi malapetaka seperti ini sementara
ciangbunjin mereka sedang bersemedi tiga bulan bersama dengan muridnya di tempat
rahasia di belakang gunung.
Namun apa mau di kata. Malapetaka datang secara tiba-tiba. Hari itu dunia kang-
ouw menerima pengumuman yang di bawa oleh berita angin bahwa Hoa San Pai telah
di hancurkan. Dan ini membuat dunia kang-ouw resah.
Satu minggu setelah itu, seorang pemuda tampan berbaju putih dengan rompi kulit
harimau putih tampak berkelebat mendaki puncak Gunung Hoa San Pai tersebut.


Pusaka Golok Iblis Dari Tanah Seberang Seri Pengelana Tangan Sakti Seri Ke 2 Karya Lovelydear di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Siapa lagi kalau bukan Sian Lee. Setelah sampai di atas dia segera menuju ke
belakang bangunan-bangunan yang sudah porak-poranda itu. Saat itulah dari atas
puncak berkelebat dua orang dengan cepat.
Tampak dua orang yang berbeda usia di hadapannya. Yang satu seorang kakek yang
sudah tua sekali, sedangkan yang satunya pemuda yang sebaya dengannya
"Siancai...siancai, orang muda siapakah kau dan apa keperluanmu di sini?" Sian Lee
mendengar suara kakek itu yang tenang bagai air. Dia kagum, orang tua ini pasti
lihai sekali. "Maafkan tee-cu, apakah siauw-tee berhadapan dengan Locianpwe Ceng Sin Cinjin,
ciangbunjin Hoa San Pai yang mulia?"
"Benar anak muda, tapi seperti yang kau saksikan sekarang, Hoa San Pai hanya
tinggal nama lagi...." Suara orang tua itu terdengar datar, mengandung nada kecewa
yang amat sangat. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siauw-tee turut berduka akan peristiwa ini locianpwe, siauw-tee berjanji akan
turut membantu menyelidiki siapa dalang semua ini..." Sian Lee berhenti sejenak,
setelah menarik nafas panjang, dia melanjutkan: "Kedatangan siauw-tee adalah
mendapat bisikan Kakek Tanpa Nama untuk menyerahkan sesuatu pada anda."
Tangannya merogoh ke balik baju dan mengeluarkan sejilid kitab yang baru kepada
Ceng Sin Cinjin. "Ini adalah kitab Kim Tiauw Sian Kang (Tenaga Dewa Rajawali Emas) yang baru saja
selesai siauw-tee tulis kembali. Menurut Kakek Tanpa Nama, dari antara Sembilan
Kitab Wasiat Dewa, ada empat kitab yang kurang beruntung sehingga terjatuh ke
tangan golongan sesat, dua di antaranya sudah siauw-tee temukan jejeknya ketika
bertarung dengan dua dari Lima Siluman Bumi. Nah kitab ini, mohon di jaga oleh
Hoa San Pai dan di wariskan kepada yang berbakat .
"Siancai...Siancai, Sembilan Kitab Wasiat Dewa adalah kitab yang tertinggi di
dunia kang-ouw. Pantas saja siluman-siluman tersebut menjadi sangat lihai. Dan sekarang, hanya
dengan melihat saja, sicu sudah dapat menuliskan kembali, akhh orang tua itu
sungguh memiliki penerus yang hebat...."
Sian-Lee lalu memohon diri dari Ceng Sin Cinjin dan berkelebat dari tempat
tersebut bagaikan asap saja. Hal ini membuat Ciangbunjin Hoa San pai itu
menggelang kepala sambil meleletkan lidah saking kagumnya.
"Suhu, dia sangat hebat sekali, apakah aku bisa jadi sama seperti dia?" Suara
seorang pemuda memecah kesunyian itu.
"Sayang sekali ilmu gurumu ini belum dapat melampaui kepandaian guru pemuda itu,
tapi jika kau sungguh-sungguh belajar, kau akan tetap menjadi pendekar yang
pilih tanding, tinggallah kau tiga bulan lagi sambil mempelajari kaukoat dari
Kim Tiauw Sian Kang (Tenaga Dewa Rajawali Emas) ini. Dengan tingkat yang kau
miliki sekarang, tak sulit bagimu untuk mempelajarinya."
--------------- Satu bulan berlalu dengan cepat. Di salah satu puncak di pegunungan Wu Yi San,
yaitu Puncak Pelangi tampak sebuah bayangan berlari dengan sangat cepat sekali.
Sekajap saja dia sudah berada di puncak tersebut.
Saat dia tiba di puncak, di lihatnya dua orang yang sudah sangat tua sekali
sedang duduk saling berhadapan menghadap sebuah papan catur. Melihat ini pemuda
itu yang bukan lain adalah Sian Lee segera berlutut.
?"Maaf lojin, teecu terlambat..."
"Hehehe..Sian Lee, kau tidak punya banyak waktu lagi, segera kau jajal
kepandaian kakek bangkotan aneh ini."
Sian Lee terkejut, tapi dia tidak berani membantah. Di lihatnya kekek aneh yang
mungkin sebaya dengan Si Kakek Tanpa Nama itu memandang kepadanya dengan tatapan
mata yang lembut. Dia terkejut, karena tatapan tersebut adalah tatapan orang
yang sudah memiliki Iweekang yang maha sempurna seperti gurunya. Sekilas dia
segera dapat tahu bahwa dia tak mungkin menang.
"Maafkan tee-cu, locianpwe...kepandaian teecu tidak ada artinya bila di bandi g
dengan locianpwe, tapi tee-cu tidak berani membantah perintah lo-jin, biarlah
tee-cu yang bodoh mohon pelajaran..."
Selesai berkata demikian, segera Sian Lee mengerahkan tenaganya sepenuhnya dan
di lain saat dia telah menyerang kakek tersebut dari delapan penjuru dengan
jurus ke delapan dari Pat Sian Giam Lie Ciang (Tarian Maut Delapan Dewa) nya,
yaitu Tarian Kemurkaan Delapan Dewa.
Ilmu ini sangat dahsyat sekali, karena merupakan perpaduan tujuh jurus yang di
jadikan satu. Namun anehnya, tidak terjadi kerusakan apapun di sekitar tempat tersebut oleh
karena kakek tersebut yang ternyata mengerahkan apa yang di sebut "pembatas" .
Pembatas ini menyebabkan mereka seperti sedang bertarung dalam sebuah arena yang
tertutup rapat sehingga pengaruh dari pertempuran tersebut hanya berada sebatas
lingkaran yang telah di buat itu.
Hanya bahayanya ialah, kalau yang mengerahkan pembatas itu kalah, maka efeknya
akan langsung menghancurkan area yang sekitarnya yang seharusnya hancur. Sian
Lee kagum sekali akan kehebatan kakek itu, karena hanya orang-orang yang sudah
mencapai tingkat tenaga dalam yang amat tinggi seperti kakek ataupun gurunya
sajalah yang dapat membuat "pembatas" seperti ini.
Pertarungan tidak terlalu lama karena keadaan Sian Lee kemudian berubah aneh,
tadinya dia dalam posisi menyerang tapi sekarang matanya terpejam dan duduk
bersila dengan cara yang aneh sekali Sementara dari dalam tubuhnya keluar
bayangan semu tiga orang yang bersilat memainkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
empat macam ilmu yang asing. Sementara kakek aneh itupun sudah duduk bersila di
hadapannya sambil tangan kanannya menunjuk ke dahi Sian Lee.
Lima jam kemudian, kedua orang itu berhenti. Sian Lee bangun sambil menjura
kepada kakek itu. "Terima kasih locianpwe mau memberi petunjuk yang berharga ini
pada tee-cu, tapi kalau boleh tahu, apakah nama-nama dari ketiga ilmu tersebut?"
"Anak muda kau berbakat, itu sebabnya aku sangat gembira kau dapat menguasai
ketiga ilmu itu dengan baik. Ilmu yang pertama adalan Ajian Tapak Begawan
Pamungkas, Ilmu kedua adalah Ajian Cakra Pancasona, ketiga adalah Ilmu Tarian
Jari Sembilan Dewa..." kakek itu menarik nafas panjang, kemudian melanjutkan
"Sebenarnya itu adalah ilmu terlarang dan rahasia dan kau bukan muridku, tapi
dunia membutuhkan tanganmu maka aku mengajarkannya padamu, tapi kau harus ingat
jika suatu hari ku dapati kau menggunakan ilmu-ilmu tersebut untuk kejahatan,
aku akan datang mencabutnya sendiri"
"Terima kasih locianpwe, namun ku tahu bahwa bukan tiada maksudnya, locianpwe
mengajarkan ilmu ini pada teecu...bolehkan aku mengetahui..."
"Hemm...Dunia persilatan sekarang sedang dalam keadaan bahaya. Sepasang Golok
Iblis adalah sepasang Golok tumbal penghisap darah yang tak dapat di musnahkan
oleh ilmu apapun selain oleh Ajian Tapak Begawan Pamungkas dan Ajian Cakra
Pancasona...." "Heh, apa maksudmu ilmu yang ku ajarkan padanya tidak bisa menandingi Golok
tersebut, tapi ku lihat ilmu-ilmu yang kau ajarkan padanya tidaklah di sebelah
atas dari jurus Tarian Kemurkaan Delapan Dewa...?" Tiba-tiba Kakek tanpa nama
menyelutuk penasaran dengan tatapan miring...
"Hohoho...siapa bilang" Hanya maksudku, walaupun ilmu-ilmu yang lain bisa
mengalahkan kekuatan golok tersebut, tapi hanya Ajian Tapak Begawan Pamungkas
dan Ajian Cakra Pancasona-lah yang bisa memusnahkan keberadaan kedua senjata
tersebut...." "Anak muda, Ilmu pemegang Sepasang Pusaka itu tidaklah mengatasi tingkat yang
kau miliki, tapi saat dia memegang sepasang pusaka tersebut, maka para iblis
dalam pusaka itu akan merasuki dirinya dan membuat tenaganya meningkat puluhan
kali lipat, berhati-hatilah..."
"Satu lagi, kalau kau bertemu muridku, mengalahlah sedikit padanya...hahaha"
Setelah selesai berkata demikian kedua orang kakek tua itu raib dari situ,
meninggalkan Sian Lee yang hanya termenung. Dia sadar bahwa kedua pusaka yang
harus dia musnahkan itu memang suatu ancaman yang sangat serius bagi dunia kang-
ouw. Tak lama kemudian tubuhnyapun berlalu bagai asap dari tempat itu.
------------- Hari itu Perkumpulan Kay Pang di propinsi See-Ouw tampak sibuk. Para angota
perkumpulan sibuk menyambut para undangan yang datang. Rupanya ada peristiwa
istimewa yang sedang mereka laksanakan, yaitu hari ulang tahun ketua Kai-pang
yang bernama Tung Ci berjuluk Sian Tung Sin Kai (Pengemis Sakti Tongkat Dewa).
Acara itu juga sebenarnya di laksanakan untuk mengumpulkan para tokoh-tokoh
utama dunia persilatan untuk merundingkan isu dunia persilatan akhir-akhir ini
mengenai munculnya Perkumpulan Golok Iblis yang merajalela.
Hari menjelang siang, di tengah perjamuan yang di hadiri oleh hampir seratus
undangan, acara kemudian di buka oleh Ciang Hok Sun. Ciang Hok Sun ini adalah
wakil ketua Kaipang. Julukannya adalah Liong Tung Sin Kai. Perawakannya tinggi
besar dan berwibawa. Dia terkenal dengan tongkat Naganya yang lihai, dan dia
juga sudah menguasai dua belas jurus dari pukulan Hang Liong Sip Pat Ciang yang
menggegerkan dunia kangouw ratusan tahun silam.
"Cuwi sekalian, terima kasih atas kesediaan cuwi menyambut baik undangan dari
Pang-cu kami, silahkan menikmati hidangan ala kadarnya..." Suaranya lantang dan
kuat sehingga di dengar oleh semua orang sehingga mereka kagum akan tenaga orang
ini. Di sebelah atas panggung tampak sebuah meja khusus yang lebih besar di kelilingi
oleh 24 tempat duduk. Semuanya penuh dan ternyata mereka adalah orang-orang penting dari
berbagai partai besar serta beberapa perkampungan yang ada.
Di sela-sela tertawa dan senda gurau yang terjadi di antara mereka tiba-tiba
seorang hwesio bertanya dengan nada serius.
"Hemm...Tung-pangcu,kami tahu bahwa ada hal lain yang cukup serius yang hendak di
bicarakan dengan kami, apakah itu?" Dia adalah Hong Sin Hwesio yang merupakan
wakil dari ketua Siauw Lim Pai.
Tung Ci memandang semua orang sambil tersenyum: "Cuwi sekalian yang terhormat,
tentunya cuwi sekalian tahu berita menggeparkan akhir-akhir ini mengenai
kemunculan Perkumpulan Golok
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Iblis yang merajalela" Ini adalah suatu hal yang perlu kita pikirkan bersama...
bagaimana menurut cuwi sekalian?" Berkata demikian kakek yang telah berusia
kurang lebih enampuluh tahun ini menyapu semua yang hadir di situ dengan wajah
tersenyum. "Benar, sampai saat ini Lima partai sesat dan enam perkumpulan telah bergabung
dengan mereka, bahkan ada empat perguruan besar yang telah mereka hancurkan,
yaitu: Khong Tong pai, Cing San Pai, Go Bi Pai dan terakhir Hoa San Pai...ini
tidak bias di biarkan terus karena kekuatan mereka makin bertambah besar, cepat
atau lambat mereka akan menyantroni semua partai yang lain..." Seorang kaket
menyambung dengan nada emosi.
"Saya setuju dengan apa yang di katakan Kow Ceng Cinjin dari Kun Lun Pai, saya
punya satu usul yang sekiranya bisa kita boleh lakukan bersama-sama...?" Yang
bertanya kali ini adalah Kwan Tin Ok, dia adalah wakil ketua dari Cing Ling Pai.
"Hemmm...silahkan saudara Kwan mengemukakan maksud saudara, kami akan
mendengarkan..." Kembali Tung Ci berkata sambil tersenyum.
"Agaknya masa damai yang kita nikmati selama ini sudah mulai berakhir sehingga
kita harus mulai angkat senjata lagi...Aku mengusulkan agar kita dapat memilih
seorang Beng-cu yang akan memimpin pergerakan kita menghadapi para tokoh sesat
tersebut, bagaimana?"
Semua orang terdiam. Melihat suasana vakum ini, Ciangbunjin Siaw Lim Pai, Khong
Bok Hwesio angkat suara: "Siancai-siancai, memang sudah waktunya bagi kita untuk memilih seorang Beng-Cu
yang baru...tapi kalau kita memilih sekarang tidak adil karena tidak semua yang
telah hadir. Dan lagi siapa yang cocok untuk memikul tugas yang berat ini
tentunya harus berjiwa ksatria dan pemimpin yang bias di jadikan teladan, juga
haruslah memiliki kepandaian yang cukup tinggi....Hemm, baiknya sekarang kita
pilih dulu pemimpin sementara yang akan memimpin kita untuk mengadakan persiapan
selama tiga bulan ke depan ini, bagaimana?"
"Kalau soal kepandaian, kami tidak meragukan sama sekali akan keberadaan Siauw
Lim Pai, Cuma entah Khong Bok Suhu bersedia menerima tugas sementara ini ataukah
tidak" Bagaimana menurut pendapat cuwi sekalian...?"
"AKUUUURRRR....!"
"Kami setuju.....!"
Semua orang sama tahu akan pamor dari Siauw Lim Pai yang mengatasi semua partai-
partai lainnya, sehingga tidak ada yang menolak ketika akhirnya Khong Bok Hwesio
di pilih sebagai pemimpin sementara sambil mempersiapkan rapat pertemuan kaum
pendekar untuk memilih Beng-cu baru.
"HOHOHOHOHOOOOHHOHOOOO.........Sungguh suatu reuni yang menyenangkan! Tapi mengapa
kalian tidak mengundang kami"..."
Tiba-tiba tempat itu di kejutkan oleh suara tertawa yang keras memekakkan
telinga. Beberapa orang yang memiliki kepandaian tinggi segera duduk bersila
untuk menahan terjangan suara yang amat kuat tersebut, tapi bagi anak-anak murid
yang masih rata-rata segera roboh tak sadarkan diri dengan telinga serta hidung
mengeluarkan darah. Melihat keadaan ini, Khong Bok Hwesio segera mengerahkan segenap tenaganyaa dan
berseru:"Omitohud, keluarlah...", namun sayang suaranya masih kurang kuat melawan
suara tertawa aneh tersebut sehingga akibatnya gentakan tenaganya membalik dan
membuatnya luka dalam. Saat semua orang berseru khawatir terhadap hwesio tersebut, tiba-tiba di tempat
itu telah muncul tiga orang yang berdiri tegak di tengah panggung. Mereka bukan
lain adalah Thian Bu Tek atau Pangeran RagaKaca di ikuti oleh Bu Tek To Kui dan
Bu Tek Pian Sian Li. Di belakang mereka mengikuti se-pasukan besar kurang lebih lima ratus orang,
lengkap dengan semua tokoh-tokohnya yang hebat-hebat.
"Hem, kalian memang memiliki rencara yang bagus, tapi sayang sekali karena
tempat ini akan menjadi kuburan kalian...hahahaha!" Suara Thian Bu Tek menggema
dengan nada sombong. Para tokoh-tokoh yang berkumpul terkejut melihat akan hal ini, apalagi melihat
momok Bu Tek To Kui dan Bu Tek Pian Sian Li yang menggetarkan dunia itu, segera
mereka sadar bahwa tidak ada seorangpun dari antara mereka yang akan mampu
menghadapi ke dua datuk sesat tersebut..
Namun Tung Ci si Sian Tung Sin Kai sudah nekat da tidak mau kehiangan wibawa.
Bagaimanapun semua yang hadir di situ adalah para tamunya. Segera memberi kode
pada salah satu anak buahnya yang segera melepaskan tanda bunga api ke udara.
"Hehehe...kau boleh Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
senang, tapi kami masih memiliki hampir seribu orang murid kaipang yang akan
segera muncul membantu. "Bagus kita lihat saja, Bu Tek Pian Sian Li, bungkam pengemis kelaparan bau
tanah ini..." Thian Bu Tek memberi perintah.
Belum habis suaranya, Tubuh nenek sakti itu segera melayang ke depan dengan
sangat cepat sekali dan sudah menyerang dengan cambuk saktinya yang aneh.
"Barisan Teratai Lima Unsur" Segera Tung Ci berteriak, dan serentak empat orang
yang merupakan wakil-wakilnya bergerak dengan cepat mengerahkan jurus-jurus
terkuat dari Hang-Liong Sip pat Ciang yang mereka kuasai untuk menahan serangan
Bu Tek Pian Sian Li tersebut.
"Wuuuuttt....Tarr...tarrr..." "Ciuuut...syuuuut---syuuuut....Pletarrrr!"
Terjadi bentrokan tenaga dalam yang singkat, namun itu sudah membuat kelima
orang itu terpental mundur dengan mulut melelehkan darah segar. Semua orang
segera sadar apa yang terjadi. Peta kekuatan terlalu besar, dan banyak yang
mulai putus asa. "Masih tidak mau menyerah, mau tunggu apa lagi?" Kembali terdengar suara dingin
dari Thian Bu Tek..."
"Huh, Siapa yang mau menyerah"...Kau gembira kepagian manusia pengkhianat!"
Suatu suara yang merdu di ikuti sesosok tubuh yang amat cantik bagaikan bidadari
yang turun dari kayangan ang entah lewat mana, telah berdiri di tempat itu.
Gadis itu memiliki tubuh yang langsing dan wajah yang ayu. Dia bukan lain adalah
Lian Gion Hui. Kali ini dia tidak memakai kerudung sehingga terlihatlah wajahnya
yang amat cantik menawan itu, sedang tersenyum simpul.
Melihat Gadis ini, Thian Bu Tek terbelalak, sedangkan kedua iblis Bu Tek To Kui
dan Bu Tek Pian Sian Li tertawa girang.
"Gadis liar, akhirnya kau muncul juga di sini, hah...apakah orang yang kau tolong
tempo hari itu sudah menjadi mayat"...pasti...pasti...karena tidak ada orang yang
dapat bertahan lebih dari satu hari bila terkena racun kami yang mematikan..." Bu
Tek Pian Sian Li bertanya dengan lagak sombong.
"Hehehe, Bu Tek Pian Sian Li kau mundurlah dulu, biar aku menangkap gadis ini
untuk ketua..." Bu Tek To Kui memotong pembicaraan mereka.
Giok Hui jadi marah mendengar ini, tanpa banyak bicara segera di loloskannya
pedang lemasnya dan menyerang Bu Tek To Kui dengan dahsyat. Kepandaian Giok Hui
sudah maju pesat di banding tiga bulan yang lalu. Serangan-serangnnya yang
dahsyat dan mematikan sangat merepotkan Bu Tek To Kui sehingga mau-tak-mau dia
harus mengeluarkan goloknya dan melayani gadis itu.


Pusaka Golok Iblis Dari Tanah Seberang Seri Pengelana Tangan Sakti Seri Ke 2 Karya Lovelydear di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Semua orang terkagum-kagum dan heran melihat gadis itu yang dapat menempur Bu
Tek To Kui sama kuat tersebut. Diam-diam muncul setitik harapan di antara mereka
untuk lolos. Tapi mereka melihat bahwa di sana masih ada Bu Tek Pian Sian Li dan
pemuda yang di sebut ketua itu sertapara pengikutnya yang belum turun.
"Hihihihi Setan Golok, sisakan lawan ini untukku saja, biar aku menjajalnya..."
"Tunggu dulu, masih ada aku yang akan melayanimu, nenek jahat!..." Tiba-tiba di
tempat itu juga telah berdiri sorang gadis lain yang tak kalah cantiknya dari
gadis yang sedang menempur Bu Tek To Kui tersebut.
Gadis ini memegang sebuah payung hitam pendek di tangannya, dan memandang Bu Tek
Pian Sian Li sambil tersenyum.
"Ayolah nenek peot, aku akan melayanimu bermain sebentar sebelum aku menghukum
pengkhianat dan pencuri pusaka itu...!" Sambil berkata demikian, tangan kirinya
menunjuk ke arah Thian Bu Tek.
"Anak bau kencur kurang ajar, kau akan merasakan penderitaan yang tak akan
habisnya...hiiaaaaatt!"...Ctarrrrr...tarrrr...." Nenek itu berkelebat menyerang ke dua
puluh tiga jalan darah di tubuh gadis itu yang bukan lain adalah Er Yong.
Dahsyat sekali serangan tersebut. Namun Er Yong tidak gugup. Cepat dia lalu
membentangkan payung kecilnya memutari tubuhnya. Dalam satu gerakan saja, semua
totokan itu di patahkan dengan mudah, dan di lain saat dia telah memainkan Hok
Mo Cap Sha kiam sut dengan payungnya.
Pertempuran berlangsung seru antara keempat orang tersebut. Tanpa terasa seratus
jurus berlalu. Baik Bu Tek To Kui maupun Bu Tek Pian Sian Li tak menyangka sama
sekali jika kedua lawan mereka yang masih muda ini sanggup menandingi mereka.
Walaupun sudah mengerahkan jurus-jurus tingkat tinggi mereka, namun tetap saja
tidak bisa membuat perubahan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Saat-saat menentukan Bu Tek To Kui mengerahkan ilmu Golok puncaknya yang sakti,
tiba-tiba Lian Giok Hui bergerak dengan cara aneh. Tangan kirinya tiba-tiba
menancarkan sinar biru terang, dan menghantam ke arah datuk itu yang tidak
sempat menangkis dan langsung terpental ke belakang.
Di saat yang sama suara berpusingan bagai guntur Menggelegar di sertai terpaan
angin aneh terdengar datang dari arah pertempuran Er Yong dan Bu Tek Pian Sian
Li. Nenek sesat inipun sudah sangat terdesak hebat sekali.
"Ajian Lebur Samudra...:" "Jurus Titisan Dewa Angin...!" Terdengar suara Thian Bu
Tek yang terkejut sekaligus gentar. Segera dia mencabut sepasang golok Iblis di
punggungnya dan melompat ke tengah-tengah pertarungan sambil berseru:
"Minggir kalian, biar Golok Iblis yang menghadapi mereka"
Kedua datuk sesat itu sudah pernah merasakan kehebatan Sepasang Golok Iblis
segera merangkak menjauhi pertempuran tersebut. Tampak wajah Thian Bu Tek
berubah menjadi hitam semua dengan mata merah dan dengan gencar menyerang ke
arah ke dua gadis tersebut.
"Bagus, ternyata kaulah pencuri dan pengkhianat itu...Hari ini kau akan menerima
balasanmu". "Heh...heh...heh...Golok ini sudah di keluarkan, artinya hanya bisa di sarungkan oleh
tumbal darah kalian...Heaaaattt..." Segera Thian Bu Tek berseru nyaring dan goloknya
berkelebat cepat mengarah pada kedua gadis tersebut. Dalam waktu singkat saja
mereka bertiga sudah terlibat pertempuran yang dahsyat dan aneh.
Golok itu berputar-putar mengelilingi pemuda tersebut. Sedangkan sinar pedang
dan payung serta pukulan-pukulan ke dua gadis tersebutmenggempur hebat dari
jarak yang agak sedikit jauh.
Dalam waktu singkat saja limapuluh jurus telah mereka lewati. Dan sebentar saja
telah memasuki tahap puncak. Er Yong segera memindahkan pedang ke tangan kiri
sambil mamainkan jurus Titisan Dewa Angin sementara tangan kirinya penuh dengan
pengerahan Ajian Cakra Bayu yang dahsyatnya bukan kepalang.
Sementara itu Giok Hui menyalurkan kekuatan Ajian Gelap Sewu di ujung pedangnya
dan tangan kiri tetap mengerahkan kekuatan tertinggi dari Ajian Lebur Samudra.
Tanpa di beri aba-aba, kedua gadis itu seperti sehati saja, menyerang dari kedua
sisi kanan dan kiri yang segera di sambut oleh sepasang Golok Iblis yang
mengaum-ngaum dahsyat. "Ziiing.....Ciiiit.....BLARRR.......BLAARRRR!" Pancaran sinar yang memekakkan telinga
dan menyilaukan mata terjadi saat kekuatan-kekuatan tersebut beradu. Tampak dua
sosok tubuh terlempar sambil memuntahkan darah segar. Dua gadis itu terluka
parah. Sementara tubuh Thian Bu Tek juga tertanam dalam tanah sampai di lutut.
"Hehehe...masihkah kalian hendak melawan...?" Suara Thian Bu Tek terdengar sambil
mengejak. "Huh, Golok Iblis yang jahat, sudah waktunya untuk di musnahkan...." Tiba-tiba
terdengan suara yang lembut. Sesosok bayangan telah berdiri di hadapan Thian Bu
Tek. "Siapa kau..." Tanyanya dengan marah.
"Aku, Aku datang untuk memusnahkan Golok Iblis, akhh...sayang aku sedikit
terlambat." Pemuda yang bukan lain adalahh Sian Lee itu menjawab dengan suara menyesal
sambil memandang ke arah dua gadis tersebut yang memandang kepadanya dengan
girang. "Lee-Koko!!!" Serempak mereka berseru hampir bersamaan. Sian Lee membalas
menatap mereka berdua dengan tersenyum.
"Masih bisakah kalian bertahan sebentar?"
Kedua gadis itu mengangguk perlahan.
Sian lee segera memandang lagi Thian Bu Tek didepannya itu dan berkata dengan
suara lembut: "Sadarlah, dan berikan senjata itu untuk di musnahkan. Pusaka itu akan berbahaya
bagimu karena kau bukanlah pewaris sahnya. Jika kau tetap melanjutkan
menggunakannya, kau akan hancur sendiri"
"Huh, siapa kau yang berani memerintahku...makan ini...!" Tiba-tiba tangan Thian Bu
Tek bergerak cepat melemparkan kedua senjata tersebut ke arah dada dan perut
Sian Lee" "AWAAAssss..." Terdengar teriakan dari Er Yong yang khawatir, yang diikuti seruan
tertahan dari Giok Hui serta para tokoh-tokoh yang hadir.
Jarak yang begitu dekat itu sangat susah untuk menghindar sehingga tidak sampai
satu detik kedua ujung Golok itu telah menancap di dada dan perutnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semua orang menahan nafas sambil menunggu. Namun aneh, tidak ada jeritan
kesakitan dari mulun Sian Lee. Ketika semua orang memandang lebih teliti. Mereka
di kejutkan oleh suatu keaneha.
Betapa tidak" Kedua Golok itu menembus sampai ke belakang tubuh si pemuda tapi
tidak membunuhnya. Justru saat itulah keluar asap hitam berbau amis yang sangat
banyak dari tubuh pemuda tersebut tepat di tempat tembusnya kedua golok iblis
itu. Sesosok bayangan melesat memasuki arena dan langsung menyambar sepasang Golok
yang keluar dari tubuh Sian Lee sebelum ada seorangpun mencegahnya.
Semua orang terkejut dan memandang penuh selidik. Mereka melihat seorang pria
asing yang bertopi aneh telah berdiri di tengah-tengah panggung.
Pria itu mengangkat kedua tangannya dan membenturkan kedua pusaka tersebut.
Terdengar seruan nyaring dan kedua pusaka itu yang telah berwarna putih, lenyap
dari kedua tangannya. Saat asap hitam yang keluar dari tubuh Sian Lee lenyap, lukanya kembali seperti
sedia kala,hanya tubuhnya saja yang berkeringat. Pria itu membalikkan tubuh dan
menghadap Sian Lee. ?"Orang muda aku adalah Paksi Pamungkas, julukanku Batara Angin Pencabut Nyawa,
Aku mengejar murid murtad ini yang mencuri pusaka kami, dan berkat pertolonganmu
ke dua golok ini bahkan sudah di bersihkan unsur jahatnya oleh darah gaib."
"Darah Gaib" Aku tak mengerti paman!" Tanya Sian Lee heran.
"Itulah yang mengherankanku, Ilmu darah Gaib adalah ilmu terlarang yang hanya di
warisi oleh para leluhur Kerajaan Atas Angin, hem...apakah kau menguasai dua ilmu
yang di sebut Ajian Tapak Begawan Pamungkas dan Ajian Cakra Pancasona?" Kembali
Paksi pamungkas bertanya.
"Benar paman, aku menguasai ke dua ilmu itu..."
"Pantas....pantas...ketahuilah anak muda, perpaduan kedua ilmu itu, bila sudah
mencapai tingkat yang paling tinggi akan membuat pemiliknya memiliki Ilmu Darah
gaib yang tanpa tanding. Banyak sekali kegunaan ilmu itu, kau harus hati-hari
karena ilmu itu sangat dahsyat sekali" Sesudah itu pria tersebut berpaling
mendekati Er Yong. "Suhu...aku tidak bisa bergerak, racun golok itu sangat hebat." Er Yong berkata
pada pria itu. "Jangan khawatir, hanya pemuda itu yang bisa menyembuhkanmu, tapi..." Mendadak dia
terdiam. "Tapi apa guru?" Er Yong balas menatap gurunya yang justru menatap ke arah Giok
Hui yang saat itu juga memandang pada mereka dan mendengar kata-katanya.
"Tampaknya hatimu harus sedia berbagi, karena gadis itu juga terluka sepertimu..."
Kedua gadis itu saling menatap lama, kemudian keduanya saling menganggukkan
kepala sambil tertunduk. Sementara itu Sian Lee tidak mendengar percakapan ketiga orang itu karena dia
telah menghadap ke arah Thian Bu Tek, sementara ke dua datuk sesan Bu Tek To Kui
dan Bu Tek Pian Sian Li sudah tidak nampak lagi di situ.
"Huh, kau mau bunuh, bunuhlah...kau kira aku takut mati. Kau tidak lebih hanyalah
seorang pengecut yang berlagak di hadapan lawan yang sudah tidak berdaya." Seru
Thian Bu Tek pada Sian Lee."Huh, manusia sepertimu layak mampus, tapi aku merasa
kasihan jika kau harus mati menggenaskan. Biarlah paman ini membawamu pulang,
tapi semua ilmumu harus lebih dahulu di hilangkan." Tak seorangpun melihat
bayangannya bergerak, tiba-tiba Thian Bu Tek menjerit dan terlempar. Dia coba
bangkit sambil mengerahkan tenaga, tapi semua tenaganya telah musnah.
Sian Lee kemudian membalikkan badan dan berkelebat lenyap dari tempat itu sambil
membawa Er Yong dan Giok Hui.
"Paman silahkan bawa, pengkhianat itu..."
TAMAT Hati Budha Tangan Berbisa 10 Wiro Sableng 096 Utusan Dari Akhirat Pendekar Pendekar Negeri Tayli 2
^