Pencarian

Sepasang Naga Lembah Iblis 5

Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo Bagian 5


berlomba untuk lebih dulu dapat
meringkus dan merangkul gadis itu .
Akan tetapi , siapa yang lebih dulu menerjang gadis itu , dialah yang lebih dulu
terjengkang atau terpelanting roboh dan sekarat , karena pedang Ji Goat telah
menyambar . Begitu cepatnya gadis itu mencabut sepasang pedangnya sehingga tidak
nampak oleh orang-orang itu dan begitu dia
mengelebatkan pedangnya , mereka yang berada paling
depan roboh bergelimpangan . Dalam waktu beberapa menit saja empat orang sudah
roboh dan sekarat . Melihat ini , yang lain mundur dan kepala perampok menjadi
semakin marah . " Serang dengan senjata !" .
Semua perampok mencabut golok masing-masing dan
kepala perampok itupun sudah memainkan golok besarnya mengeroyok Ji Goat . Namun
gadis itu tidak menjadi gentar , ia mengamuk dengan sepasang pedangnya dan tidak
mudah bagi para perampok itu untuk mendekatinya . Siapa terdekat tentu akan di
sambar sinar pedang dan roboh ! .
Akan tetapi kepala perampok itu cukup lihai . Dia dapat menangkis sambaran
pedang Ji Goat dan dapat membalas
pula , di bantu oleh para anak buahnya . Sudah tujuh orang anak buahnya roboh ,
akan tetapi masih ada sepuluh orang 234
lagi dan kini mereka mengeroyok Ji Goat dengan hati-hati karena maklum bahwa
gadis itu sama sekali tidak boleh di pandang ringan .
Ji Goat menjadi semakin marah sekali . Dengan pedangnya ia mengamuk ,
mengeluarkan suara melengking panjang dan kembali tiga orang anak buah perampok
menjerit dan roboh bergelimpangan mandi darah . Pada saat itu muncul seorang
pemuda yang bukan lain adalah Lai Seng , murid Lui Koksu atau suheng dari Ji
Goat sendiri . Tanpa banyak cakap lagi Lai Seng lalu menyerbu dan sulingnya
mengeluarkan cahaya gemerlapan putih ketika menyambar-nyambar . Pertama kali adalah kepala perampok
muka bopeng itu yang menjadi
korban hantaman sulingnya . Ketika Ji Goat melihat datangnya pemuda ini ,
pedangnya juga merobohkan dua orang
pengeroyok lagi . Melihat kepala perampok sudah roboh maka sisa anak buahnya
yang hanya tinggal lima orang itu lalu melarikan diri cerai berai meninggalkan
belasan orang rekannya yang sudah rebah malang melintang dengan mandi darah .
Ji Goat berdiri saling pandang dengan Lai Seng . Biarpun mereka kakak beradik
seperguruan , namun mereka tidak pernah bergaul karena Lui Koksu melatih silat
gadis itu di rumah Perdana Menteri . maka antara mereka hanya saling mengenal
saja akan tetapi tidak bergaul akrab . Ji Goat memang tidak begitu suka kepada
suhengnya ini yang mempunyai pandang mata kurang ajar , apalagi setelah ia mendengar dari ayahnya
bahwa ia hendak di jodohkan dengan suhengnya itu , rasa tidak suka itu
berkembang menjadi kebencian . Kini , biarpun baru saja ia mendapat bantuan , ia
memandang kepada suhengnya itu dengan alis berkerut .
" Kenapa kau membantu aku ! Aku tidak membutuhkan
bantuan dan aku sendiri saja masih sanggup membasmi
mereka ! " katanya ketus .
Lai Seng juga tidak begitu akrab dengan sumoinya ini
235 karena selain mereka jarang bertemu , juga dia tentu saja harus tahu diri .
Sumoinya adalah puteri Perdana Menteri , sedangkan dia hanyalah seorang perwira
biasa saja murid Koksu . Akan tetapi , setelah dia oleh suhunya hendak di
jodohkan dengan gadis ini , tentu saja dia menjadi lebih berani
. Bukankah gadis ini telah di tunangkan padanya dan menjadi calon isterinya " .
" Sumoi , bukankah kita ini kakak dan adik seperguruan "
Tentu saja kita harus saling bantu " .
" Aku tidak butuh bantuanmu . Suheng , kenapa engkau
mengikuti aku " Pergilah dan jangan mengikuti aku lagi !" .
" Sumoi , aku tidak mengikutimu , aku memang mencarimu untuk mengajakmu pulang .
Marilah , sumoi , mari kita pulang ke kota raja " .
" Aku akan pulang sendiri kalau aku menghendaki . Aku tidak mau pulang
sekarang . Pulanglah sendiri dan jangan mengganggu aku " .
" Tidak bisa sumoi . Aku harus pulang bersamamu .
Ketahuilah , aku di utus oleh ayahmu untuk mencarimu dan membawamu pulang " .
" Aku tidak peduli siapa yang mengutusmu , pendeknya aku tidak mau pulang dan
aku tidak mau pulang bersamamu , pergilah !" .
" Kalau engkau belum mau pulang , terpaksa aku harus
menemanimu . Aku tidak ingin melihat tunanganku terancam bahaya dalam perjalanan
" . " Tunangan " Siapa tunanganmu ?" .
" Sumoi , tentu engkau juga sudah tahu bahwa kita telah di tunangkan satu sama
lain oleh suhu dan ayahmu " .
" Tidak sudi ! Aku tidak sudi bertunangan dengan mu , pergilah !" .
236 " Aku tidak mau pergi kalau tidak bersamamu " .
" Keparat , kalau begitu aku akan terpaksa mengusirmu !"
teriak Ji Goat dan iapun sudah menyerang dengan sepasang pedangnya . Lai Seng
cepat menyambut dengan sulingnya dan dua orang ini lalu bertanding dengan seru .
Akan tetapi betapa hebatnya Ji Goat memainkan pedangnya , tentu saja Lai Seng
yang seperguruan dengannya itu sudah hafal akan gerakan sepasang pedang Ji Goat
sehingga dia mampu menandingi dan mengimbangi dengan suling peraknya .
Tempat yang masih penuh dengan tubuh para perampok
itu , dimana para perampok masih merintih-rintih , kini menjadi tempat
pertandingan antara Ji Goat dan Lai Seng .
Gerakan mereka cepat sekali dan berkali-kali terdengar suara berdecing nyaring
di susul berpijar nya bunga api ketika pedang bertemu suling .
" Hyyaatttt ..... !" Pedang kiri Ji Goat menyambar dan ketika di tangkis suling ,
pedang kanan menyusul sehingga suling itu tergunting . Akan tetapi Lai Seng
sudah mengirim tendangan sehingga terpaksa Ji Goat meloncat ke belakang dan
senjata mereka tidak lagi beradu .
Lai Seng lebih banyak menangkis karena tentu saja dia tidak ingin menyerang
gadis yang membuatnya tergila-gila dan yang sudah di anggapnya sebagai calon
isterinya itu . Tingkat kepandaian mereka berimbang akan tetapi Ji Goat harus mengakui bahwa ia
masih kalah dalam hal tenaga .
Sudah lima puluh jurus lewat dan belum juga Ji Goat
mampu mendesak Lai Seng yang hanya mempertahankan diri
. Selagi seru-serunya mereka berkelahi , tiba-tiba muncul banyak orang
berpakaian hitam dan mereka itu adalah orang-orang Hek I Kaipang yang di pimpin
oleh Cu Lokai . Ketika Cu Lokai melihat Lai Seng , tentu saja dia marah sekali .
Cu Lokai sedang memimpin rombongan pengemis baju
hitam yang dari kota raja mengungsi ke selatan . Melihat Lai 237
Seng orang yang menyeludup ke Hek I Kaipang dan pernah hendak merebut kedudukan
ketua cabang , Cu Lokai menjadi marah dan tanpa banyak cakap lagi dia lalu
menggerakkan tongkatnya maju ke gelanggang perkelahian dan menyerang Lai Seng
dengan dahsyatnya ! . Lai Seng terkejut , mengenal pangcu pusat Hek I Kaipang yang amat lihai , maka
tahulah dia bahwa kalau dia
melanjutkan , tentu dia akan celaka . Maka dengan sebuah lompatan jauh , diapun
melarikan diri dari tempat itu dan memasuki hutan di sebelah . Cu Lokai tidak
mengejar , melainkan menghampiri Ji Goat yang merasa lega melihat Lai Seng
melarikan diri . ia tadi sudah kehabisan akal untuk dapat menang melawan
suhengnya itu . Maka ia pun memberi
hormat kepada kakek berpakaian itu .
" Terima kasih atas bantuan lo-cianpwe " .
Cu Lokai memandang kepada gadis itu , lalu memandang
kepada para perampok yang bergelimpangan di situ dengan heran . " Nona , kalau
tidak salah , mereka ini adalah perampok-perampok ganas , apa yang telah terjadi
dan siapakah nona ?" . " Aku adalah seorang yang sedang merantau dan tadi di sini aku bertemu dengan
para perampok ini . Mereka dapat ku hajar , akan tetapi lalu datang laki-laki
itu menyerangku " , kata Ji Goat yang tidak ingin memperkenalkan diri , juga
tidak mengaku bahwa yang menyerangnya tadi adalah suhengnya .
" Heiiii .... ! Ia adalah puteri Perdana Menteri Ji ! " tiba-tiba seorang di
antara para pengemis itu berteriak .
" A-cin , yang benar kau bicara !" tegus yang lain . " Jangan ngawur saja kau !
Puteri Perdana Menteri bagaimana dapat berada di sini seorang diri ?" .
" Aku tidak ngawur ! Pernah di kuil dulu ia memberi
sedekah kepadaku dan kabarnya puteri Perdana menteri
memang lihai , murid Lui Kok-su !" kata pula pengemis itu 238
dengan tegas . Cu Lokai memandang kepada Ji Goat dan kini dia bertanya dengan penuh selidik , "
Nona , benarkah nona ini puteri Perdana Menteri " Murid Lui Koksu ?" .
Ji Goat tidak mengenal mereka siapa . Pakaiannya seperti pengemis dan seorang di
antara mereka telah mengenalnya .
Sebaiknya ia mengaku saja agar mereka takut
mengganggunya dan akan membiarkan ia pergi dengan aman
. " Benar , aku adalah puteri Perdana Menteri Ji dan murid Lui Koksu . Aku
mengucapkan terima kasih atas bantuan kalian dan sekarang aku hendak pergi
melanjutkan perjalanan " . Berkata demikian , Ji Goat sudah melangkah hendak pergi .
" Tahan dulu !" sekali meloncat Cu Lokai sudah berada di depannya dan juga tiga
puluh lebih orang pengemis telah mengepungnya sehingga Ji Goat merasa tidak
berdaya . Ketua pengemis ini lihai sekali . Buktinya Lai Seng juga lari
ketakutan . Apalagi di situ masih terdapat puluhan anak buahnya .
Melawan akan tidak ada artinya sama sekali .
" Heiii , kalian mau apa ?" bentaknya .
Cu Lokai berkata hormat . " Nona kami tidak akan
mengganggumu , akan tetapi karena nona adalah Puteri
Perdana Menteri , maka terpaksa nona akan kami hadapkan kepada pimpinan kami .
Kemudian terserah kepada pimpinan kami apa yang akan di lakukan terhadap nona
" . " Kiranya kalian tidak lebih baik dari pada perampok ini , suka mengganggu
wanita . Tak tahu malu !"
" Harap jangan salah mengerti , nona . Kami tidak pernah mengganggu orang ,
apalagi merampok . Juga pimpinan kami tidak suka berbuat jahat . Kami adalah
orang-orang Hek I Kaipang , pejuang sejati yang tidak suka mengganggu , malah
melindungi rakyat . Akan tetapi karena nona adalah Puteri 239
Perdana Menteri , terpaksa kami hadapkan dulu kepada ketua kami !" .
Ji Goat terkejut . Kiranya mereka adalah orang-orang Hek I Kaipang yang
bersekutu dengan parapemberontak . Akan
tetapi karena untuk melawan ia tidak mungkin dapat dan pula ia ingin sekali tahu
macam apa pimpinan para pemberontak itu , ia pun mengikuti mereka pergi tanpa
banyak membantah lagi . " Baik , bawa aku kepada pimpinan mu , hendak ku lihat apa yang akan dia lakukan
kepadaku !" Katanya dengan sikap amat gagah sehingga diam-diam Cu Lokai merasa
kagum . Bagaimana mungkin Perdana Menteri Ji , si penjilat antek Mongol itu , mempunyai
puteri yang sedemikian gagah " .
***** Perkumpulan Hek I Kaipang yang tadinya berpusat di
Tiang-an , kini terpecah dua . Sebagian pindah ke Lok-yang dan sebagian pula
pergi ke selatan . Yang berada di selatan ini sekarang menjadi pusat , dan Yang
Cien bahkan telah mendahului ke sana untuk memilih tempat yang baik untuk di jadikan pusat . Dan
dia memilih sebuah bukit di tepi sungai Huai sebelah utara , tepat diperbatasan
untuk di jadikan tempat tinggal para anak buah yang tidak kurang dari tiga ratus
orang jumlahnya . Bahkan di tempat itu telah di bangun pondok-pondok
darurat untuk tempat tinggal mereka . daerah ini adalah perbatasan , maka amat
baik untuk dijadikan pusat karena tempatnya sepi . Penduduk dusun sudah lama
mengungsi meninggalkan dusun mereka karena takut akan terjadi perang di situ antara
pasukan Toba dengan pasukan Kerajaan Sun sehingga keadaan di bukit itu sunyi
sekali . Karena itu tempat ini di anggap cukup memenuhi syarat untuk menerima
kunjungan para pimpinan kaipang sebagai tempat di
selenggarakannya rapat besar memilih pimpinan para pangcu di seluruh negeri . Di
sini akan di pilih seseorang yang 240
mewakili para kaipang dalam pemilihan sebagai bengcu (
pemimpin rakyat ) kelak .
Ketika Ji Goat di bawa naik ke bukit dan tiba di
perkampungan yang menjadi pusat Hek I Kaipang itu , diam-diam ia kagum .
Perkampungan yang baru itu cukup bersih , sama sekali tidak pantas menjadi
tempat tinggal para pengemis jembel . Dan di situ terdapat banyak sekali anggota Hek I Kaipang yang
semua berpakaian hitam membawa
tongkat hitam . Mereka semua itu memberi hormat setiap kali bertemu dengan Cu
Lokai . " Dimana Yang-taihiap ?" Tanya Cu Lokai kepada seorang anggota pengemis karena
melihat pondok yang di peruntukkan Yang Cien itu kosong .
" Yang-taihiap sedang melatih para anggota di lapangan " .
" Katakan bahwa aku dapat membawa seorang tamu ingin
menghadap Yang-taihiap " , kata Cu Lokai
" Aku ingin menonton latihan para anggota kaipang " , kata Ji Goat yang merasa
tertarik . Cu Lokai mengajaknya ke lapangan dan di lapangan itu
terdapat pemandangan yang menganggumkan hati Ji Goat .
Ratusan orang pengemis dengan tongkat di tangan sedang berlatih silat , di
pimpin oleh seorang pemuda yang berdiri di tempat tinggi dan pemuda inipun
memegang tongkat , Ketika pemuda itu melihat Cu Lokai datang bersama seorang
gadis , dia kelihatan heran dan berseru kepada para pengemis agar melanjutkan
berlatih jurus yang baru saja di ajarkan .
Kemudian dia menghampiri Cu Lokai .
Ji Goat memandang dan jantungnya berdebar . Tak di
sangkanya bahwa pimpinan pengemis itu adalah seorang
pemuda yang tampan dan gagah , walaupun pakaiannya
sederhana sekali . " Paman sudah datang " Apa kabarnya , dan siapa pula nona ini
, Paman Cu ?" . 241 " Semua kawan telah tiba dengan selamat dan baik saja , taihiap . Dan tentang
nona ini , marilah kita bicara di dalam saja " .
Mereka lalu memasuki pondok tempat tinggal Yang Cien
dan tak lama kemudian mereka sudah duduk menghadapi
meja yang buatannya kasar dan bentuknya persegi empat .
" Nah , ceritakanlah siapa nona ini , paman !" kata Yang Cien dan diam-diam dia
merasa kagum karena gadis di
depannya itu memang cantik jelita dan nampak betapa
sikapnya gagah dan berani , tidak pemalu seperti gadis-gadis biasanya .
" Mula-mula kami melihat nona ini di serang oleh Lai Seng
..... " " Lai Seng ?" Tanya Yang Cien .
" Benar , taihiap , Lai Seng yang dahulu pernah
menyeludup ke dalam Hek I Kaipang . Kami lalu membantu nona ini sehingga Lai
Seng melarikan diri . Ternyata nona ini tadinya di hadang perampok yang banyak
di robohkan olehnya sampai kemudian datang Lai Seng itu . Tentu saja tadinya
kami tidak berani mengganggu nona ini lebih jauh , akan tetapi seorang anggota
kita mengenalnya sebagai puteri Perdana Menteri Ji Sun Cai . Setelah mendengar
bahwa ia puteri Perdana Menteri , terpaksa kami menawannya dan menghadapkannya
kepada taihiap untuk di beri keputusan .
Yang Cien diam-diam merasa heran sekali , karena
bagaimana mungkin seorang puteri Perdana Menteri yang berkuasa besar sekali ,
mendadak berkeliaran seorang diri " .
" Dan ketahuilah , Yang-taihiap bahwa nona ini adalah murid dari Toat-beng Giam-
ong " . " Murid Lui Koksu ?" Yang Cien semakin heran . Perdana Menteri Ji dan Lui Koksu


Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

merupakan dua orang yang besar kekuasaannya , yang mengabdi kepada kaisar Toba
dan 242 dengan adanya dua orang itulah maka semua usaha untuk menjatuhkan Kerajaan
Mongol itu gagal . Dan sekarang , puteri Perdana menteri itu berkeliaran sampai
ke perbatasan selatan . Tentu untuk menjadi mata-mata pikirnya .
" Nona , engkau adalah puteri Perdana Menteri , kenapa sampai ke tempat sejauh
ini ?" tanyanya sambil memandang penuh perhatian .
Ji Goat balas memandang sedikitpun tidak kelihatan jerih . "
Apakah tidak boleh kalau aku sampai ke tempat ini ?" ia balas bertanya dengan
sikap menantang . " tentu saja tidak ada yang melarang mu , nona . Akan tetapi rasanya janggal dan
juga luar biasa kalau puteri Perdana Menteri berkeliaran di tempat ini tanpa
pengawal " Apakah yang kau cari nona ?" .
Sepasang mata itu bernyala marah ketika ia di katakana "
berkeliaran" . " Apakah hanya orang-orang macam kalian saja yang boleh berkeliaran di tempat
ini " Aku juga mempunyai dua buah kaki
, dan kemana saja aku pergi , peduli apakah dengan engkau
?" . Yang Cien tersenyum , tidak menjadi marah . Dia tahu
bahwa gadis puteri bangsawan ini agaknya terlalu di manja sehingga apapun yang
di kehendakinya harus kesampaian .
Namun ia kagum akan keberaniannya , dan mengingat bahwa ia murid Toat-beng Giam-
ong , maka sudah pantaslah kalau ia pemberani karena tentu ilmunya cukup hebat .
" Ayahmu dan gurumu dan semua pejabat yang
menghambakan diri kepada Kerajaan Toba , melakukan
penindasan kepada rakyat jelata . Banyak pejabat melakukan korupsi , dan pasukan
Toba juga bersikap amat kejam
menindas rakyat . Karena itu , tidak mengherankan kalau di sana sini rakyat
melakukan perlawanan yang kalian namakan pemberontakan . Sekarang engkau berada
di sini , agaknya 243 hendak memata-matai gerakan rakyat , bukan ?" .
" Ku akui bahwa aku memang ingin sekali mengetahui
sampai dimana kebenaran berita yang ku terima bahwa para pemberontak adalah
pejuang-pejuang yang membela rakyat jelata . Yang ku temui adalah perampok-
perampok jahat . Apakah engkau termasuk perampok-perampok itu " Aku tidak bertugas sebagai mata-
mata oleh siapapun juga , akan tetapi aku hendak melihat keadaan di selatan
ini , benarkah penguasa bertindak kejam dan benarkah rakyat mendukung para pemberontak " Aku
mendengar di sepanjang jalan bahwa Gubernur Gak amat di sukai rakyat , dan bahwa
Panglima Coa juga di anggap sebagai pahlawan oleh rakyat . Akan tetapi aku masih
sangsi apakah mereka yang di anggap pahlawan itu kelak akan dapat memberi
kemakmuran dan ketentraman
kepada rakyat , ataukah rakyat akan menjadi lebih menderita lagi kalau terjadi
perang pemberontakan " .
Diam-diam Yang Cien kagum kepada gadis itu . Masih
muda akan tetapi telah memiliki pandangan yang luas .
" Nona , apakah nona berpikir bahwa di bawah pemerintah penjajah Mongol rakyat
hidup tenteram dan Makmur ?"
" Justeru karena menghendaki kemakmuran rakyat maka
kami bekerja kepada pemerintah , sehingga kami dapat
menggunakan kekuasaan untuk mengeluarkan peraturan yang meringankan rakyat
jelata " . " hemmm , nona . Mungkin ada seorang dua orang pejabat yang berpendirian seperti
itu . Akan tetapi apa artinya seorang dua orang saja " Buktinya , hamper semua
pejabat menjadi lintah darat , memeras dan menindas rakyat dan Kiasar Toba sama
sekali tidak berbuat apa-apa . Pemerintahan itu kuat dan baik tergantung
sepenuhnya kepada kaisarnya .
Kalau kaisarnya baik dan jujur , mencintai rakyat jelata , tentu dia akan
bertindak keras terhadap para pejabat yang tidak jujur dan menindas rakyat .
Akan tetapi bagaimana 244
mungkin mengharapkan kaisar bangsa asing untuk bertindak bijaksana terhadap
rakyat jajahannya " Itulah sebabnya maka banyak rakyat hendak memberontak ,
untuk menjatuhkan Kerajaan Toba dan menggantikan kaisarnya dengan kaisar bangsa sendiri yang lebih
dapat di harapkan bertindak bijaksana dan adil " .
Ji Goat mendengarkan dengan kagum . Sebagai seorang
wanita bangsa pribumi , ia dapat mengerti dan merasakan apa yang dimaksudkan
Yang Cien . Ayahnya pun mencinta rakyat dan dengan cara sendiri bermaksud
menolong rakyat , yaitu dengan menggunakan kedudukannya menentang peraturan
yang membertakan rakyat . Akan tetapi , ayahnya juga tidak berdaya kalau
bawahanya tidak melaksanakan peraturan , kalau bawahannya menjadi pejabat yang
korup dan menindas rakyat . Yang berwenang menindak pejabat yang korup hanya
kaisar , akan tetapi kalau kaisarnya acuh dan hanya mengejar kesenangan
sendiri , maka tetap saja keadaan rakyat tertindas dan sengsara , bagaikan
tumbuh-tumbuhan , kaisar merupakan batangnya . Kalau batangnya sakit , maka cabang ranting dan daunnya
juga sakit dan tidak akan mendatangkan bunga dan buah . Mengobati cabang dan
ranting saja tidak ada gunanya . Kalau menurut pemuda ini , cara satu-satunya
hanyalah menebang pohon itu dan menanam pohon yang
baru , dengan batang pohon yang sehat sehingga semua
bagian pohon itu akan menjadi sehat dan menghasilkan bunga dan buah yang baik .
" Akan tetapi , bukankah kalau terjadi pemberontakan
berarti perang yang akan menewaskan banyak prajurit
pejuang dan juga kalau terjadi perang , rakyatlah yang akan menderita
karenanya ?" . " Tidak mungkin ada perbaikan tanpa pengorbanan , Kalau hendak menebang pohon
yang berpenyakitan , tentu kita akan kehilangan pohon , berarti mengorbankan
pohon beserta seluruh cabang ranting dan daunnya . Kalau hendak
245 membangun rumah baru , haruslah meruntuhkan yang lama terlebih dahulu . Kalau
hendak menanam sesuatu , haruslah lading itu di cangkul dan di bajak lebih
dulu . Semua pembaruan haruslah mengorbankan yang lama , kalau tidak begitu ,
mana ada pembaharuan ?" .
Ji Goat tidak dapat membantah lagi , lalu memandang
tajam kepada Yang Cien . " Orang muda , aku melihat engkau tidak berpakaian
sebagai anggota Kaipang , bagaimana
engkau menjadi pemimpin mereka ?"
Yang Cien tersenyum geli mendengar disebut orang muda , seolah-olah gadis itu
sudah berusia tua sekali .
" Untuk memilih seorang pemimpin , tidak perlu melihat pakaiannya , bukan " Pula
, aku tidak menjadi ketua kaipang , melainkan di calonkan untuk menjadi pemimpin
seluruh pangcu dan di ajukan sebagai calon bengcu "
" Hebat sekali . dan sekarang , apa yang akan kau lakukan terhadap diriku " Akan
menghukum aku karena aku puteri Perdana Menteri yang membantu pemerintahan
Toba , penjajah asing ?" . " tidak nona . Ayahmu juga seorang pejuang , walaupun dengan cara salah . Pula ,
andaikata ayahmu bersalah
terhadap rakyat jelata , engkau tidak tersangkut sama sekali .
Bahkan kami menilai nona seorang yang gagah perkasa dan berjiwa patriot . Nona
boleh pergi kemana nona suka , kami tidak akan mengganggu lagi " .
Ji Goat tertegun . Dan ia menjadi semakin kagum . " sudah seringkali aku
mendengar dari ayah maupun dari suhu bahwa para pemberontak adalah penjahat-
penjahat yang kejam , akan tetapi apa yang ku lihat sekarang berbeda sama sekali
. Apakah para pejuang yang di anggap pemberontak ini semua seperti engkau ?" .
" Kalau memang dia seorang pejuang sejati , tentu akan bertindak dengan
bijaksana dan sama sekali tidak kejam .
246 Akan tetapi , tentu saja ada penjahat yang mengaku pejuang hanya untuk di pakai
sebagai kedok kejahatannya . Engkau mempunyai seorang guru yang terkenal sebagai
seorang datuk sesat yang amat jahat , nona . Akan tetapi sungguh mengagumkan ,
sedikitpun watak yang sesat itu tidak
menurun padamu !" . " Ah , aku senang sekali bertemu dan bersahabat
denganmu . Engkau di sebut Yang-taihiap , dan agaknya engkau memang seorang
pendekar besar . Bolehkah aku
menguji kepandaianmu agar semakin terbuka mataku
begaimana keadaan seorang pejuang sejati ?" .
Yang Cien tersenyum . Dia dapat menduga bahwa nona ini tentu lihai , karena
murid Toat-beng Giam-ong bagaimana tidak akan lihai " Dia sendiri sebetulnya
kalau menurut kata hatinya mendendam kepada Toat-beng Giam-ong . karena
ayah bundanya tewas oleh datuk itu . Bahkan ketika masih kecil , dia dan
kakeknya di kejar-kejar oleh Toat-beng Giam-ong . Akan tetapi demi perjuangan ,
dia melupakan semua dendam pribadi . Apalagi gadis ini , biarpun murid musuh
besarnya itu , sama sekali tidak ada tanda-tanda sebagai seorang yang jahat .
" Aku tahu bahwa nona adalah seorang ahli silat yang
pandai dan agaknya sudah menjadi penyakit semua ahli silat , kalau bertemu orang
selalu ingin menguji kepandaian . Baiklah nona , mari kita keluar ke halaman
depan dan kita berlatih bersama , bukan menguji kepandaian .
Ji Goat mendahului pemuda itu keluar dan setibanya di halaman luar , ia lalu
mencabut sepasang pedang pendeknya dan siap memasang kuda-kuda . Sebetulnya Yang
Cien merasa enggan menghadapi gadis itu dengan senjata di
tangan , akan tetapi kalau dia menggunakan tangan kosong , tentu gadis itu akan
menganggap dia memandang rendah , maka terpaksa diapun mencabut pedangnya .
Sinar putih menyilaukan mata ketika Pek-liong Po-kiam dia cabut . Melihat 247
sinar pedang berkilat itu Ji Goat terkejut sekali dan teringat ia kepada Hek-
liong Po-kiam milik Akauw , hanya bedanya kalau pedang milik Akauw itu bersinar
hitam , pedang di tangan pimpinan kaipang ini bersinar putih .
Melihat gadis itu seperti menanti , Yang Cien lalu berkata ,
" Nona , aku telah bersiap , silahkan mulai !" .
" Lihat pedang !" teriak Ji Goat dan ia pun mulai
menyerang dengan menggerakkan pedangnya dari kanan kiri dengan gerakan
menggunting . Inilah jurus Kim-peng-tiauw-ci ( Garuda Emas Sabetkan Sayap ) yang
dilakukan dengan cepat dan kuat sekali . Sepasang pedangnya mengeluarkan suara berdesing dan
nampak kilat dari kanan kiri menyambar dahsyat . Yang Cien melangkah mundur
dengan cepat sambil menarik tubuh atas ke belakang sehingga sambaran sepasang
pedang itu luput . Ji Goat mengayun pedangnya dan
menyerang lagi , tubuhnya membalik dan pedang kanannya sudah menyambar . Inilah
gerakan jurus Kong-ciak-tiauw-li (
Burung Merak Sabetkan Ekor ) , juga dilakukan dengan
sepenuh tenaga , karena ia menduga bahwa lawannya lihai sekali .
" Traannggg ........ ! " Yang Cien menangkis , akan tetapi tidak menggunakan mata
pedangnya dan mengendalikan
tenaganya sehingga dia tidak merusak pedang ji Goat , hanya membuat pedang yang
menyerangnya itu terpental saja .
Ji Goat merasa betapa tangannya tergetar hebat , dan ini membuatnya penasaran .
Ia lalu mengerahkan sin-kangnya dan mulailah ia menyerang kalang kabut ,
bertubi-tubi dengan pedang-pedangnya . Sepasang pedang itu membentuk
gulungan dua sinar yang berdesingan menyambar-nyambar .
Diam-diam Yang Cien kagum dan dia dapat menduga bahwa tentu ilmu kepandaian guru
silat ini amat hebat . Dia tetap saja mengelak dan kalaupun menangkis dia
menjaga agar jangan merusak pedang gadis itu . Terjadilah pertandingan yang seru
dan menarik sehingga kini tempat itu sudah penuh 248
dengan para anggota Hek I Kaipang yang menonton
pertandingan adu ilmu silat itu . Ji Goat bukan seorang gadis bodoh . Sudah tiga
puluh jurus lewat dan belum pernah satu kalipun Yang Cien membalas serangannya ,
namun semua serangannya terhadap pemuda itu sama sekali gagal . Kalau tidak di elakkan ,
tentu di tangkis , bahkan beberapa kali pedangnya terpental dan dalam keadaan
demikian , kalau pemuda itu balas menyerang tentu ia akan kalah . Ia tahu bahwa
pemuda itu memang lihai sekali . Gurunya sendiri saja belum tentu akan dapat
bertahan kalau hanya mengelak dan menangkis terhadap serangan-serangannya selama
tiga puluh jurus lebih ! .
Yang Cien sedang mencari akal bagaimana dia akan
mampu mengalahkan gadis ini tanpa merusak pedang-
pedangnya dan tanpa kemenangan yang menyolok . Di situ sudah berkumpul banyak
saksi sehingga kalau dia menang secara menyolok tentu akan membuat gadis itu
merasa malu . Tiba-tiba dia teringat akan tenaga dari Bu-tek Cin-keng yang dapat menyedot
tenaga lawan . Ketika sepasang pedang
lawan itu menyerang lagi dengan berbarengan , dia lalu menangkis dengan
pedangnya , mengerahkan tenaganya
menempel dan menyedot sehingga sepasang pedang itu tidak dapat di tarik lepas
lagi . Dalam keadaan demikian , tangan kirinya menangkap sepasang pedang dan
sekali tarik dia berhasil merampas sepasang pedang itu yang tak dapat di
pertahankan lagi oleh pemiliknya .
Yang Cien lalu memberi hormat dan mengembalikan
pedang sambil berkata " ilmu pedang nona sungguh lihai , aku merasa kagum sekali
!" . Dengan muka merah Ji Goat menerima sepasang
pedangnya . Ia tahu bahwa lawan telah banyak mengalah , bahkan tadi
mengalahkannya dengan cara halus . Hal ini membuatnya kagum dan takluk .
" Yang-taihiap terlalu mengalah , membuat aku merasa
249 tidak enak . Aku sama sekali bukanlah lawan seimbang dari yaihiap " .
" Nona , mari kita bicara di dalam " , ajak Yang Cien .
Semua penonton bubaran dan merekapun memuji ilmu
pedang nona muda itu . Dapat menandingi pemimpin mereka sampai tiga puluh jurus
sudah di katakan hebat ! .
" Yang-taihiap , apalagi yang akan kita bicarakan " Aku sudah mengaku kalah
olehmu " , kata Ji Goat sambil
memandang tajam penuh selidik .
" Pertama-tama , aku bernama Yang Cien . Jangan nona
ikut-ikutan memanggil taihiap kepadaku . Engkau adalah puteri bangsawan tinggi ,
jangan terlalu merendahkan diri , nona . Dan aku dapat mengerti bahwa nona
bukanlah seperti para puteri bangsawan yang angkuh dan memandang rendah rakyat
miskin . Aku ingin bersahabat denganmu , karena itu jangan memanggil aku taihiap
" . " Hem , lalu harus memanggil apa " Bagaimana kalau aku menyebutmu twako
( kakak ) saja ?" . " Itu yang ku inginkan , nona " .
" Wah , kalau aku menyebutmu twako , engkaupun
sepatutnya tidak menyebut nona kepadaku , melainkan adik .
Namaku Ji Goat , dan engkau boleh memanggil adik Goat saja
" . " Baiklah , Goat-moi " .
" Nah , sekarang katakana , apa yang hendak kau
bicarakan selain soal panggilan ini , cien-ko ?" .
Lega hatiku dengan sebutan ini , karena hubungan kita sebagai sahabat menjadi
lebih akrab . Goat-moi , sesungguhnya , apa yang membawamu ke sini " Benarkah
dugaan mereka bahwa engkau memang di suruh gurumu atau ayahmu untuk memata-matai
kami ?" . 250 " Tidak sama sekali . Aku lari meninggalkan rumah " .
" Ehhhh ! Maaf , aku tidak bermaksud mencampuri urusan pribadimu , akan tetapi
sungguh aneh kalau seorang anak perempuan lari meninggalkan rumah orang
tuanya !" . " Aku marah kepada ayahku . Aku menasehatkan
kepadanya bahwa kaisar brengsek dan tidak memperhatikan pemerintahan , tidak
memperdulikan para pejabat yang korup


Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

. Aku nasehatkan ayah untuk mundur saja melepaskan
jabatannya . Ayah malah marah sekali kepadaku . Aku
memang mulai tidak suka dengan pemerintah penjajah , akan tetapi ayah
berpendapat lain , katanya dengan menjadi Perdana Menteri diapun dapat berbuat
banyak untuk kebaikan rakyat . Aku mulai merasa senasib dengan para pejuang yang
bermaksud membebaskan rakyat dari cengkraman penjajah Mongol " .
" Goat-moi , cita-citamu mulia sekali . Akan tetapi untuk itu engkau harus
berkorban berat sekali . Sebetulnya perlahan-lahan engkau membujuk ayahmu ,
bukan melarikan diri karena hal itu amat tidak baik . Betapa pun juga , seorang anak harus berbakti
kepada orang tuanya dan kalau engkau melihat orang tua bertindak salah , sudah
menjadi kewajibanmu untuk membujuk dan mengingatkannya
perlahan-lahan , bukan lalu minggat dari rumah " .
" Cian-ko , enak saja engkau berkata demikian . Akan tetapi aku yang
mengalaminya sendiri ! Kau tahu , bukan karena hanya itu aku lari dari rumah ,
akan tetapi karena hal lain lagi yang membuat aku marah dan tak betah tinggal di
rumah lagi " . " Eh , urusan apalagikah itu ?" .
" Di luar persetujuanku , ayah telah mengikatkan
perjodohanku dengan pria yang tidak ku sukai , bahkan ku benci . Dia adalah Lai
Seng , suhengku sendiri " .
Yang Cien terkejut . " Kau maksudkan Lai Seng yang kata 251
Cu-pangcu telah menyerangmu dan dia membantumu
mengusirnya " Yang pernah menyeludup ke dalam Hek I
Kaipang " Dan dia itu murid Koksu ?" .
" Benar , toako . Dialah orangnya " .
" Tapi , bukankah dia itu suhengmu sendiri ?" .
" Benar , akan tetapi kami tidak pernah bergaul . Suhu mengajarkan silat
kepadaku di rumah ayah , kami jarang sekali berjumpa . Dan aku sungguh tidak
suka kepadanya , akan tetapi ayah malah menjodohkan aku dengan dia . Hati siapa
tidak akan kesal ?" .
" Aihhh , kalau ada urusan itu , aku tidak tahu lagi harus berkata apa .
Terserah kepadamu , Goat-moi . Akan tetapi engkau hendak pergi kemanakah ?" .
" Kemana saja hati dan kaki ini membawaku . Aku ingin meluaskan pengalaman dan
memperdalam ilmu pengetahuanku , sambil melupakan keadaan di rumah yang menjengkelkan " .
" Kalau saja aku dapat membantumu , Goat-moi .
Katakanlah , apakah ada sesuatu yang dapat aku
membantumu ?" . " Terima kasih , toako . Engkau sudah banyak membantu sekali . Pertama , anak
buahmu telah membantuku dari
ancaman Lai Seng . Kedua , engkau telah membuka mataku untuk mengetahui lebih
banyak lagi tentang perjuangan para patriot " .
" Kalau engkau hendak bergabung dengan kami , aku akan merasa senang sekali ,
Goat-moi " . " Terima kasih , belum saatnya , toako . Bagaimanapun juga , hati ini masih
tidak tega untuk menghadapi ayahku sendiri sebagai lawan . Nah , selamat tinggal
, toako , aku akan melanjutkan perjalananku " .
252 " Selamat jalan , Goat-moi " .
Yang Cien mengantar Ji Goat sampai keluar dari
perkampungan itu dan ketika bayangan gadis itu sudah
mengecil dan kabur , dia masih berdiri memandangnya . "
Gadis yang hebat !" pikirnya kagum . Akan tetapi dia segera mengusir bayangan
gadis itu dari pikirannya . Banyak tugas menanti dan belum saatnya bagi dia
untuk memikirkan dan mengenang seorang wanita .
***** Lai Seng berlari dengan hati mengkal sekali . Dia sudah
berhasil menemukan tunangannya , akan tetapi kembali ada saja penghalang yang
membuat gadis itu lolos lagi dari tangannya . Bagaimana dia dapat pulang ke kota
raja kalau tidak bersama Ji Goat " Dia semakin sakit hati terhadap Hek I Kaipang yang selalu menghalanginya , tentu dia
sudah dapat menawan Ji Goat dan di bawa pulang ke kota raja , dimana menurut
janji Perdana Menteri akan segera menikahkan dia dengan gadis itu kalau dia
mampu membawanya pulang .
Sekarang , dia harus mulai dari pertama lagi , mencari jejak gadis itu .
Lai Seng adalah murid pertama dari Toat-beng Giam-ong Lui Tat yang sekarang
menjadi Koksu Kerajaan Toba . Sejak kecil dia sudah menjadi murid Toat-beng
Giam-ong ketika tokoh ini masih menjadi seorang datuk persilatan golongan
sesat . Sebetulnya Lai Seng adalah putera seorang anak buah datuk itu yang tewas
ketika melakukan perampokan , tewas di tangan para pendekar dari Gobi pai . Dia
bru berusia enam tahun ketika ayahnya tewas dan ibunya mengikuti laki-laki lain
dan meninggalkannya . Melihat bakat baik kepada anak yang dapat di bilang sudah
yatim piatu ini , Toat-beng Giam-ong lalu mengambilnya sebagai murid .
Ketika Toat-beng Giam-ong menjadi Koksu , Lai Seng
sudah berusia delapan belas tahun dan diapun mendapat tugas dari gurunya untuk
membantu pekerjaan nya , kadang 253
menjadi penyelidik . Karena itu ketika Ji Goat belajar silat kepada Koksu itu
lima tahun yang lalu , dia jarang bertemu dengan Ji Goat yang belajar di
rumahnya sendiri . Kini , Lai Seng telah menjadi seorang pemuda berusia dua
puluh tiga tahun yang gagah dan berkepandaian tinggi . Dia seorang mata
keranjang dan suka pelesir . Hal ini di ketahui oleh Koksu sendiri , akan tetapi
karena Koksu sendiri bekas datuk sesat , maka dia tidak pernah menegurnya .
Ketika untuk pertama kalinya bertemu dengan Ji Goat , sudah terkandung keinginan
di hati Lai Seng agar dia dapat di jodohkan dengan Puteri Perdana Menteri ini ,
bukan hanya karena Ji Goat cantik jelita , akan tetapi terutama sekali karena
kalau hal itu dapat terjadi , dia akan mendapatkan banyak kesempatan untuk naik
pangkat dan setidaknya , sebagai menantu Perdana Menteri , dia tentu akan
terpandang dan di hormati para bangsawan lain . Maka , alangkah
girangnya ketika Perdana Menteri dan gurunya menghendaki perjodohan itu
berlangsung . Akan tetapi , Ji Goat melarikan diri dan dia gagal untuk menawannya di bawa
pulang . Dia berpikir dan mencari akal .
Andaikata dia mampu menawan Ji Goat , kalau dia
membawanya pulang sebagai seorang tawanan , hal itu akan amat merugikannya . Ji
Goat tentu akan membencinya dan alangkah tidak enaknya di benci isteri sendiri
kelak . Akan tetapi andaikata Ji Goat pulang bersamanya secara suka rela , tentu
akan senang sekali hidupnya . Beristrikan wanita cantik , dan menjadi menantu
Perdana Menteri ! Hanya saja ,
bagaimana akalnya agar Ji Goat menjadi suka kepadanya dan mau di bawanya pulang
dengan suka rela " .
Senja telah menjelang tiba dan Lai Seng mempercepat
langkahnya . Dia harus dapat menemukan dusun sebelum
malam tiba sehingga dia bisa mendapatkan tempat bermalam
. Akan tetapi ketika dia naik ke atas pohon untuk mencari arah sebuah dusun ,
ternyata di sekitar tempat itu tidak nampak 254
ada dusun . Tiba-tiba dia melihat sebuah bangunan di lereng sebuah bukit di
depan . Dia tidak tahu bangunan apa itu , hanya nampak gentengnya dan sebagian
temboknya saja . Cepat dia turun dan menuju ke bukit itu . Ternyata jaraknya cukup jauh dan
sebelum tiba di kaki bukit itu , malam telah tiba dan cuaca menjadi remang-
remang gelap . Dia menggunakan ilmu berlari cepat dan berhasil tiba di depan sebuah bangunan
besar yang sudah tua sekali , dan tidak terawatt . Keadaan amat sunyi seolah
bangunan itu kosong tidak ada penghuninya . Dia membuka pintu depan dan tiba di
ruangan depan yang amat luas dan kosong . Di sudut ada api unggun , entah di
buat oleh siapa karena di situ tidak nampak ada orangnya .
" Ada siapa di dalam ?" tanyanya dengan suara nyaring .
Suaranya bergema dari ruangan dalam yang luas dan panjang
, tersambung melalui lorong di pinggir . Tidak ada jawaban .
Dia melihat lantai cukup bersih dan ada jerami kering di lantai ruangan depan
itu , seolah di jadikan tilam .
" Heiii , kalau ada orang di dalam , harap keluar !" kembali dia berseru ke
dalam karena dia yakin bahwa apin unggun itu tentu ada yang membuatnya .
Tiba-tiba ada suatu benda mengkilap meluncur dari balik pintu sebelah dalam . Di
bawah sinar api unggun itu dia dapat melihat bahwa benda yang terbang menyambar
ke arahnya itu sebuah golok yang berkilauan saking tajamnya . Golok itu
menyambar kea rah lehernya dengan kecepatan seperti
sebatang anak panah . " Singggg ....... !! " Golok itu mengeluarkan suara berdesing ketika Lai Seng
mengelak dan golok terbang di dekat
telinganya . Dan dia terbelalak kagum ketika golok itu terbang kembali kea rah
pintu dan lenyap . Sebatang golok terbang yang agaknya di sambitkan sedemikian
rupa sehingga rupa sehingga golok itu dapat terbang kembali kalau tidak
mengenai sasaran . Penyambitnya tentu seorang yang berilmu 255
tinggi . Akan tetapi tidak ada orang keluar . Padahal dia sudah siap dengan seruling
peraknya . Untuk menyerbu ke dalam
berbahaya sekali karena ruangan di balik pintu itu gelap .
Selagi dia menanti dengan hati tegang , dia terkejut sekali mendengar suara tawa
di atas !" . " Hua-ha-ha-ha-he-he-he !"
Dia sampai terloncat ke belakang saking kagetnya , apa lagi ketika dia
mengangkat muka ke atas . Hatinya penuh
ketegangan dan seram . Di atas sana di tiang yang melintang , dia melihat
seorang menggantung dengan kaki di atas kepala di bawah , tertawa-tawa kepadanya
. Wajahnya ketika bersinar api unggun yang bergerak-gerak nampak
menyeramkan sekali . Kepalanya tergantung ke bawah dan rambutnya riap-riapan .
" Siapa kau !" bentak Lai Seng , memberanikan diri . "
Manusia atau setan ?" .
" Ha-ha-hah-heh-he , aku memang setan , Raja Setan ha-ha-ha kembali orang itu
tertawa . Kini Lai Seng tidak begitu ngeri lagi setelah melihat bahwa yang
bergantung di atas itu adalah seorang manusia , tubuhnya tinggi besar dan
kepalanya besar pula , dengan rambut riap-riapan . Dengan gerakan seperti seekor
kera saja . Tubuh yang menggantung membalik itu kini terayun dan kini dia sudah
duduk di atas tiang melintang itu , kakinya terayun-ayun ke bawah .
" Turunlah dan mari kita bicara !" kata pula Lai Seng .
" Turun " Bicara " Ha-ha-ha . mudah asal engkau dapat menandingi anak buahku .
Ngo Kwi ( Lima Iblis ) , tangkap bocah lancing yang memasuki tempat kita
ini !" . Dari balik pintu sebelah dalam berloncatan lima orang yang wajahnya seram-seram
dan mereka berlima itu masing-masing memegang sebatang golok besar yang
berkilauan . Mereka 256 segera membentuk suatu barisan segi lima . Dan entah dari mana munculnya , tahu-
tahu nampak seorang gadis
menambahkan kayu bakar pada api unggun dan selanjutnya di dia duduk dekat api
unggun , agaknya untuk menjaga api unggun agar api unggun itu tidak padam .
Gadis yang cukup cantik dengan mata yang bersinar - sinar dan mulut
tersenyum-senyum . Tentu ia memiliki gerakan yang cepat sekali karena tahu-tahu
ia sudah berada dekat pada api unggun itu . Sementara kakek yang tinggi besar
masih nongkrong di atas balok melintang sambil tertawa-tawa .
Lai Seng maklum bahwa dia harus membela diri , maka
diapun sudah siap siaga dengan suling peraknya . Sebetulnya , oleh gurunya ,
Toat-beng Giam-ong , Lai Seng juga di latih ilmu dengan senjata lain . Bahkan
gurunya seorang yang ahli memainkan senjata golok atau pedang akan tetapi dia
lebih suka menggunakan sulingnya sebagai senjata dan sulingnya ini merupakan
senjata yang ampuh . Ujung suling itu meruncing dan dapat dipergunakan untuk meniupkan jarum
beracun . Juga , biarpun di luarnya di selaputi perak , akan tetapi di sebelah
dalamnya , suling itu terbuat dari baja yang baik sehingga tidak takut untuk
menangkis senjata tajam yang manapun .
Kini , menghadapi pengepungan lima orang itu , Lai Seng berpendapat bahwa
menyerang lebih dulu yang terbaik agar dirinya jangan terkepung . Maka , tanpa
banyak cakap lagi dia lalu memutar sulingnya dan menerjang orang yang berada di
sebelah kirinya . Orang itu menangkis dengan golok , akan tetapi goloknya
terpental ketika bertemu suling sehingga dia terkejut sekali dan melompat ke
belakang . Teman-temannya segera menyerang dari belakang . Lai Seng membalikkan
tubuhnya menghadapi mereka dan pemuda itu mengamuk .
Lai Seng adalah murid pertama Toat-beng Giam-ong , maka tentu saja dia lihai
sekali . Pengeroyokan lima orang itu tidak 257
membuatnya menjadi gentar bahkan setelah menendang
roboh seorang pengeroyok dan memukul pengeroyok lain
dengan sulingnya yang mengenai pundak , membuat golok yang di pegangnya terlepas
! . " Mundur ..... !" teriak kakek yang nongkrong di atas balok melintang dan lima
orang itu lalu berloncatan menghilang di balik pintu sebelah dalam .
" Kui Hwa , maju !" kata kakek di atas dan kini gadis yang duduk dekat api
unggun , tiba-tiba saja meloncat dan pedang sudah berada di tangannya . Berbeda
dengan Ngo-kwi tadi , gadis yang bernama Kui Hwa itu berdiri berhadapan dengan
Lai Seng , memandang Lai Seng dari kepala sampai ke kaki seperti orang sedang
menaksir seekor kuda yang hendak di belinya , mulutnya tersenyum menantang dan
mataknya lirak - lirik dengan sikap genit . memang gadis ini cukup cantik sehingga sikapnya itu
menarik perhatian Lai Seng yang mata keranjang .
" Sobat , siapakah namamu ?" Tanya gadis itu .
" Namaku Lai Seng " .
" Kenapa engkau lancing memasuki tempat tinggal kami ?"
. " Aku tidak mengira bahwa rumah besar ini ada yang
menempati . Ku kira rumah kosong dan aku seorang pejalan kaki yang sedang
kemalaman , bermaksud untuk bermalam di bangunan ini . Tidak tahu bahwa bangunan
ini tempat tinggal kalian , harap membolehkan aku melewatkan malam di sini "
" Boleh asal memenuhi syaratnya " .
" Apa syaratnya ?" .
" Engkau harus dapat mengalahkan aku !" kata gadis itu dan ia melintangkan
pedangnya di depan dada .
" Ah , engkau juga ingin main-main dengan aku , nona .
258 Baik , mari kulayani !" kata Lai Seng gembira . Kemenangan tadi membesarkan
hatinya dan membuat keangkuhannya
bangkit dan dia memandang ringan kepada gadis itu .
" Awas , sambut seranganku !" bentak gadis yang bernama Kui Hwa itu dan ketika
menyerang , terkejutlah Lai Seng .
Serangan gadis itu hebat sekali , cepat dan mengandung tenaga dahsyat sehingga
pedang itu berdesing mengeluarkan angina . Diapun cepat menangkis dengan
sulingnya . " Traanggg ..... !! " Bunga api berpijar dan Lai Seng merasa betapa kuatnya tangan
yang memegang pedang itu sehingga suling peraknya tergetar hebat bertemu dengan
pedang . Namun dia pun melihat betapa gadis itu terkejut melihat kekuatan sulingnya .
Dalam hal tenaga , dalam adu tenaga pertama ini ternyata mereka seimbang .
Tahulah Lai Seng bahwa dia sama sekali salah perhitungan .
Gadis ini tidak bisa di samakan dengan kelima Ngo-kwi tadi
. maka , diapun berhati-hati dan memutar sulingnya sehingga terbentuk gulungan
sinar perak . Gadis itu tidak mau kalah , pedangnya berkelebatan dan nampak sinar bergulung-
gulung mengimbangi gulungan sinar suling . Mereka sudah saling menyerang dengan
seru dan ternyata ilmu pedang gadis itu hebat bukan main . Lai Seng harus
mengerahkan seluruh tenaga dan mengeluarkan semua ilmunya untuk mempu
menandinginya . Kakek yang duduk di atas tertawa-tawa senang dan
memuji-muji ilmu suling yang dimainkan Lai Seng . Ketika Lai Seng yang hendak
mendesak lawannya memainkan Lo-hai
Kiam-sut ( Ilmu Pedang Pengacau Lautan ) dengan sulingnya , kakek itu berhenti
tawanya dan tubuhnya melayang turun , tiba-tiba saja tangannya sudah menangkis
suling Lai Seng dan hamper saja dapat merampasnya kalau saja Lai Seng tidak
cepat-cepat menariknya kembali dan meloncat ke belakang .


Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kakek itu ternyata tinggi besar sekali , sekepala lebih tinggi darinya dan Lai
Seng memandang dengan agak jerih . Dari 259
gerakan tangkisan kakek itu tadi saja yang hamper dapat merampas sulingnya , dia
tahu bahwa kakek ini memiliki ilmu kepandaian yang tingkatnya jauh lebih tinggi
darinya . -oo0dw0ooo- Jilid 9 " Orang muda , darimana engkau mempelajari Lo-hai
Kiam-sut " Hayo katakana , dari siapa ?" suaranya
membentak-bentak seperti orang marah . kakek ini memang menyeramkan . Tidak saja
tubuhnya tinggi besar , juga wajahnya menyeramkan dengan rambut riap-riapan ,
matanya besar dan mulutnya menyerengai dengan gigi yang besar-besar .
Lai Seng yang cerdik maklum bahwa dia berhadapan
dengan seorang sakti , maka cepat dia memberi hormat dan menjawab , " Saya
mempelajarinya dari suhu , lo-cian-pwe " .
" Siapa suhumu " Apakah Toat-beng Giam-ong itu suhumu
?" . " Benar , lo-cian-pwe . Suhu sekarang telah menjadi Koksu Lui Tat " , kata Lai
Seng bangga . " Hoa-ha-ha-ha-ha , kau kira aku belum tahu " Si Raja Maut itu telah memiliki
kedudukan tinggi dan engkau muridnya tentu memiliki kedudukan tinggi pula "
Kenapa berkeliaran di sini ?" .
" Saya hanya menjadi seorang panglima muda , lo-cian-
pwe dan sekarang saya bertugas untuk mencari puteri
Perdana Menteri Ji yang melarikan diri , sekalian menyelidiki keadaan para
pejabat yang hendak memberontak terhadap Kerajaan " .
" Ho-ho-ha-ha-ha , Kui Hwa yang begini pantas menjadi suamimu . Dengar , Lai
Seng , antara aku Sin-to Kwi-ong (
260 Raja Iblis Golok Sakti ) dan gurumu Toat-beng Giam-ong terdapat hubungan baik
sebelum gurumu menjadi Koksu . Aku setuju untuk menjodohkan puteriku ini
denganmu , bagaimana pendapatmu " Kui Hwa , bagaimana dengan engkau "
Setujukah ?" . Kui Hwa melirik dan tersenyum genit . "Aku setuju , ayah ".
" Nah , Lai Seng , engkau dengar sendiri , anakku Bong Kwi Hwa ini sudah banyak
yang minta , akan tetapi ia tidak mau dan sekarang melihat engkau , ia agaknya
sudah setuju untuk berjodoh dengan mu . Bagaimana jawabanmu ?" .
Lai Seng adalah seorang mata keranjang . Melihat Kui Hwa cukup cantik menarik
dan genit , dia sudah merasa suka .
Sebetulnya dia belum ingin menikah dan agak keberatan kalau harus menikah , akan
tetapi dia tahu bahwa menolak akan menimbulkan bahaya . Orang seperti kakek ini
agaknya tidak boleh di tolak keinginannya . Dia harus cerdik , menarik
keuntungan sebanyaknya dari setiap peristiwa yang terjadi .
" Lo-cianpwe , suhu tentu akan marah kalau saya
menerima sebelum memberitahu suhu . Akan tetapi tentu suhu akan senang kalau
saja Lo-cianpwe suka berjanji bahwa lo-cianpwe dan semua anak buah lo-cianpwe
bersedia membantu suhu , membantu Kerajaan Mongol di Tang-an .
Kalau lo-cianpwe bersedia membantu , tentu suhu tidak berkeberatan untuk
menikahkan saya dengan puteri locianpwe " .
" Ha-ha-ha , bagus , bagus ! Engkau seorang panglima
yang baik sekali . Orang macam engkau ini tentu akan cepat naik pangkat dan
menduduki jabatan tinggi . Engkau selalu mengingat kepentingan kerajaan . Ha-ha-
ha , aku setuju sekali ! Memang aku ingin membonceng kemakmuran Koksu Toat-
beng Giam-ong , ha-ha-ha !" .
Demikianlah , Lai Seng tiba-tiba saja memperoleh isteri !
Mereka di nikahkan pada beberapa hari kemudian dan setelah 261
semua anak buah berkumpul , ternyata jumlah mereka
hamper dua ratus orang . Ini adalah anak buah dari
perkumpulan Kwi-to-pang ( Perkumpulan Golok Setan ) yang tersebar di daerah
perbatasan di sepanjang Sungai Huai itu .
Diam-diam Lai Seng merasa girang bahwa ayah mertuanya memiliki anak buah yang
banyak juga , apalagi semua anak buahnya adalah orang-orang yang memiliki
kepandaian . Setelah menikah , Lai Seng lalu minta bantuan anak buah ayah mertuanya untuk
mencari-cari Ji Goat . Dia
menggambarkan seorang gadis cantik yang membawa
sepasang pedang pendek yang berpakaian sederhana .
**** Dapat dibayangkan betapa girang rasa hati Lai Seng ketika beberapa hari kemudian
anak buah ayah mertuanya telah dapat menemukan gadis yang di carinya . Dia lalu
mengajak isterinya berunding .
" Sumoiku itu lihai bukan main ilmu pedangnya . Aku
seorang diri saja akan sukar untuk menawannya . Bagaimana kalau engkau
membantuku ?" . " Hemm , engkau hendak membujuk adik seperguruanmu
itu mau pulang dan bukankah engkau pernah mengatakan
bahwa ia akan di jodohkan denganmu ?" .
" Kau cemburu ?"
" Sama sekali tidak . Engkau boleh menikah seratus kali , akan tetapi aku harus
menjadi yang nomor satu . Kalau satu kali saja engkau mengesampingkan aku dan
mengalahkan aku memilih lain wanita , maka wanita itu dan engkau akan ku bunuh !
Ayah tentu akan membantuku !".
Diam-diam Lai Seng bergidik . Dia percaya sepenuhnya
ancaman itu karena isterinya adalah seorang yang sadis dan galak sekali . Juga
dia mendapatkan kenyataan bahwa ketika menikah dengan dia , isterinya bukan
perawan lagi . Akan 262 tetapi dia tidak mau ribut-ribut karena agaknya bagi golongan sesat ini perawan
atau bukan , bukan masalah lagi . Bahkan kini isterinya itu mengatakan bahwa dia
boleh kawin lagi sampai seratus kali ! Agaknya isterinya tidak akan cemburu
melihat dia mencinta gadis lain dan ini tentu ada imbalannya , yaitu diapun
tidak boleh cemburu kalau melihat Bong Kwi mencinta pria lain ! .
" Benar , ayahnya , Perdana Menteri Ji , sudah berjanji akan menikahkan aku
dengan sumoi kalau aku mampu
membawanya pulang . Akan tetapi bagaimana ia mau " Malah ia agaknya membenciku !
Jangankan menikah dengan aku , pulang bersamaku pun ia tidak mau " .
Isterinya tersenyum . " Jangan pergunakan kekerasan .
Kalau aku membantumu dan kemudian gadis itu tahu bahwa yang membantumu adalah
isterimu , tentu ia semakin
membencimu " . " Lalu bagaimana aku harus menangkapnya ?"
" Menurut keterangan anak buahku , dimana gadis itu
sekarang ?" . " Ia kelihatan di dalam sebuah kuil tua yang kosong " .
" Bagus . Tepat sekali untuk menggunakan siasat ini " .
Ia mengeluarkan sebuah bungkusan dari dalam saku
bajunya dan menyerahkan bungkusan itu kepada suaminya . "
kau dekati ia dan bakar kertas pembungkus obat bius ini di dekat jendela atau
pintu kuil . Pendeknya , sekali saja ia menghisap asap dari bakaran obat ini,
tentu ia akan pingsan ".
" Akan tetapi kalau ia siuman kembali , ia tetap tidak mau dan aku harus
mengunakan kekerasan . Ia akan semakin
benci kepadaku " . " Bodoh ! Setelah ia pingsan , engkau tundukkan ia . Sekali ia telah menjadi
milikmu , setelah sadar ia pasti bahkan memaksamu untuk mengawininya " .
263 Lai Seng terbelalak , hamper tidak percaya . " Kau
menganjurkan aku untuk .... Memperkosanya ...." Mana ada
isteri menyuruh suaminya memperkosa seorang gadis kalau bukan puteri si Raja
Iblis ! ." Kwi Hwa terkekeh dan mengangguk . " Itu satu-satunya
jalan . Kalau ia siuman dan mengetahui bahwa ia akan
menebus aib itu dengan memaksa engkau menikahinya " .
" Ah , bagus sekali . Engkau seorang isteri yang baik , Kwi Hwa . Aku cinta
padamu ! " Lai Seng merangkul dan menciumi isterinya itu dengan girang bukan
main . " Hemm , aku sudah membantumu , ada upahnya " .
" Apa upahnya " Mintalah , pasti akan ku penuhi
permintaanmu " . " Tidak banyak . Aku hanya ingin menonton kalau engkau melakukannya " .
Diam-diam Lai Seng menggeleng kepalanya . Dia sendiri murid Koksu yang dulunya
juga seorang datuk sesat , akan tetapi kesesatan yang di dengarnya dari
isterinya ini sungguh melampaui batas , membuatnya diam-diam merasa tidak
senang kepada isterinya ini . Isterinya ternyata seorang perempuan yang tidak
tahu malu sama sekali , di samping kekejaman dan kegalakannya . Isterinya adalah
seorang perempuan cabul yang tentu tidak pantang untuk berjina dengan siapapun
juga . Tidak pantas menjadi isterinya . Dia , seorang panglima dan calon mantu
Perdana Menteri ! . " Apa " Engkau menggeleng kepala " Tidak boleh ?" Kwi Hwa berkata dengan nada
mengancam . " Siapa yang tidak boleh " Tentu saja boleh , aku
menggeleng kepala hanya karena heran mendengar
permintaanmu yang aneh-aneh " .
Demikian , malam itu juga Lai Seng pergi ke kuil tua
dimana anak buah isterinya melihat Ji Goat . Malam telah larut 264
dan cuaca hanya di terangi jutaan bintang di langit . Setelah melakukan
pengintaian , benar saja Lai Seng melihat gadis itu tidur di ruangan kecil di
sudut ruangan itu masih menyala .
Cepat dia membakar bungkusan obat bius itu dan nampak banyak asap keluar . Dia
sendiri sudah menutupi hidungnya dengan sapu tangan yang dipergunakan sebagai
kedok dan cepat meninggalkan tempat itu , mengintai dari jauh betapa bungkusan
yang terbakar dan yang dia lemparkan ke dalam ruangan itu mengeluarkan banyak
asap . Terdengar suara gadis itu terbatuk-batuk dan nampak bayangannya bangkit
berdiri , terhuyung ke dekat pintu lalu roboh ! Asap beracun itu telah hasil
baik ! . Setelah asap membuyar , Lai Seng segera menghampiri
dan melihat gadis itu menggeletak dalam keadaan seperti orang tidur pulas . Dia
tidak dapat melihat wajah gadis itu dengan jelas , akan tetapi tidak salah
lagi , dari bentuk tubuhnya saja dia yakin bahwa gadis itu adalah Ji Goat .
" Hayo cepat ..... bawa masuk ke dalam ruangan itu ..... "
bisik isterinya yang ikut mengintai . Jantungnya berdebar penuh ketegangan
ketika Lai Seng memondong tubuh gadis itu ke dalam ruangan yang remang-remang
itu dan selanjutnya terjadilah dua macam perbuatan terkutuk . Yang pertama di lakukan
oleh Lai Seng yang memperkosa gadis yang sedang pingsan itu dan yang kedua
dilakukan oleh Bong Kwi Hwa yang mengintai dan menonton adengan itu dengan muka
kemerahan dan mata bersinar-sinar penuh nafsu .
Semua orang memperebutkan kekuasaan dan dalam
perebutan ini manusia menggunakan segala cara untuk
mencapai tujuan . Karena ingin sekali menjadi mantu Perdana Menteri dan
mendapatkan kekuasaan , Lai Seng tidak segan-segan melakukan perbuatan yang keji
terhadap seorang gadis. bahkan manusia tidak segan untuk membunuh sesamanya
demi mendapatkan kekuasaan itu . Mengapa kekuasaan
diperebutkan sampai sedemikan oleh manusia " Kekuasaan 265
menjamin kehidupan yang penuh dengan kesenangan dan
kemenangan . Siapa berkuasa dia akan menang dan akan
dibenarkan dalam segala hal , dan siapa berkuasa diapun dapat hidup berenang di
dalam kemuliaan , kekayaan dan juga kehormatan .
Semua itu sebenarnya hanya mempunyai satu tujuan ,
yaitu kesenangan ! . Makanan nafsu , karena nafsu haus akan kesenangan . Maka ,
nafsu menguasai manusia untuk
mengejar kesenangan sebanyak mungkin . Makin banyak yang di reguk , nafsu
menjadi semakin haus . Dan untuk
mendapatkan kesenangan yang di reguknya , nafsu membuat manusia lupa akan
kemanusiaannya , lupa diri dan lupa bahwa sebetulnya hidup yang diberikan
kepadanya bukanlah untuk menjadi budak nafsu .
Manusia tidak lagi menggunakan perikemanusiaan sebagai penuntun jalan hidup ,
melainkan menggunakan perikebinatangan atau hokum rimba . Bagi binatang , siapa kuat dia menang dan
siapa menang dia berkuasa dan siapa berkuasa dia berhak melakukan apa saja dan
tidak bisa di salahkan . Yang menyalahkan akan di hantam dengan
kekuasaannya . Sebetulnya , perikebinatangan atau hokum rimba ini hanya berlaku
bagi binantang yang tidak memiliki akal budi seperti manusia . Akan tetapi
ternyata perekebinatangan telah dipergunakan oleh manusia di seluruh dunia sebagai jalan
hidupnya . Kalau kita mau membuka mata melihat kehidupan di kanan kiri kita ,
maka akan nampaklah bahwa hokum rimba berlaku di mana-mana . Baik di dalam rumah
sendiri maupun di luar rumah . Yang lebih tinggi kedudukannya , lebih besar
kekuasaannya . Siapakah yang mampu menyalahkan seorang kaisar " Kaisar tidak
pernah bersalah dan kaisar tempat kebenaran , tempat penentu hokum . Seorang
pembesar akan di himpit dan di kalahkan oleh atasannya dan demikian seterusnya .
Persis keadaan seperti di dalam rumah sendiri . Ayah paling berkuasa ,
menghardik ibu . Ibu menjewer anaknya yang sulung dan si 266
sulung menampar adiknya yang melampiaskan
kejengkelannya kepada adiknya lagi sampai kepada si bungsu.
Dan si bungsu mempergunakan kekuasaannya memaki
pembantu rumah tangga yang karena tidak mempunyai
sasaran kemarahan lalu memukul anjing peliharaan keluarga .
Demikianlah , yang atas menghimpit ke bawah sesuai dengan hukum rimba .
Perbuatan Lai Seng yang terkutuk itu bahkan di restui oleh isterinya . Suatu
kesesatan yang tiada taranya . Namun , karena mereka berdua adalah murid dari
datuk-datuk sesat , maka peristiwa terkutuk itu sudah biasa saja bagi mereka .
Baru pada keesokan harinya Lai Seng melepaskan
korbannya . Dan ketika gadis itu sadar dan mengetahui apa yang telah terjadi
atas dirinya , dunia bagaikan kiamat baginya. Ia menangis dan menggenakan
pakaian secepatnya , kemudian menyambar pedangnya yang berada di sudut
ruangan dan ia mencari-cari pelakunya . Pada saat itu , Lai Seng yang baru saja
harus melayani isterinya memasuki ruangan .
" Jahanam keparat !" Gadis itu menyerangnya dengan
pedang , serangannya di lakukan dengan penuh kebencian dan sakit hati . Akan
tetapi , Lai Seng menangkis dengan sulingnya membuat pedang itu terpental . Akan
tetapi diapun kaget setengah mati ketika melihat gadis yang semalam telah
menjadi korban keganasannya . Gadis itu memang cantik dan ramping seperti Ji
Goat , akan tetapi sama sekali bukan Ji Goat !.
" Kau ... kau siapakah , nona " " tanyanya , penuh
keheranan dan kekecewaan karena ternyata yang
diperkosanya semalam sama sekali bukan Ji Goat melainkan gadis lain . Walaupun
dia tidak merasa menyesal karena gadis ini cantik juga , namun semua usahanya
untuk menguasai Ji Goat menjadi sia-sia . Gadis itu adalah Kwee Sun Nio , murid
Im Yang Tokouw ketua Thian-li-pang .
267 " Dan engkau siapa " Engkau jahanam busuk , apa yang
telah kau lakukan terhadap diriku ?" Sun Nio menangis . Tadi ketika pemuda itu
menangkis dengan suling peraknya , dara ini merasakan betapa besar tenaga pemuda
itu dan baru sekarang ia melihat bahwa pemuda itu adalah seorang
pemuda yang tampan dan gagah .
Akan tetapi , begitu melihat bahwa gadis itu bukan Ji Goat , Lai Seng yang
cerdik sudah mendapat akal untuk
membersihkan diri . " Ah , apa yang kau maksudkan , nona "
Aku baru saja lewat di sini dan tadi aku melihat pemimpin para pengemis itu
meninggalkan tempat ini dengan tergesa-gesa . Aku lalu masuk dan tahu-tahu
engkau menyerangku ! Aku tidak mengenalmu dan baru sekarang melihatmu , maka apa yang telah ku
lakukan terhadap dirimu , nona ?" .
Sun Nio terbelalak dan menjadi bimbang . Sudah jelas , ia telah di perkosa orang
, akan tetapi ia tidak tahu siapa pelakunya , karena ketika di perkosa ia berada
dalam keadaan tidak sadar atau setengah pingsan . Ia hanya teringat bahwa ada
laki-laki menggaulinya , akan tetapi tidak tahu siapa .


Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" Pemimpin para pengemis " Benarkah engkau melihat dia meninggalkan tempat
ini ?" . " Benar , baru saja aku melihatnya dia melompat dari sini .
Aku hendak menegurnya akan tetapi dia melompat jauh dan pergi . Orang itu memang
lihai sekali , dan jahat . Yang nona katakana melakukan sesuatu , tentulah orang
itu , bukan aku !" . Kini jelaslah bagi Sun Nio . Ia telah salah sangka . Bukan pemuda tampan
bersuling ini yang memperkosanya ,
melainkan pemimpin para pengemis ! .
" Siapa namanya dan dimana aku dapat menemukan orang
itu ?" tanyanya sambil menahan kemarahannya dan dengan sepasang mata yang
berlinang air mata . " Nanti dulu , nona . Aku lebih dulu ingin mengetahui 268
siapakah nona " Aku sendiri bernama Lai Seng , seorang panglima kerajaan yang
sedang mengadakan perjalanan ke daerah ini . Siapa nona , dan mengapa pula
berada di sini seorang diri ?" .
Sun Nio menjadi tidak sabar , akan tetapi karena ia
membutuhkan keterangan tentang pemerkosanya dari orang ini , terpaksa ia
menjawab , " namaku Kwee Sun Nio dan aku adalah seorang murid Thian-li-pang .
Lai-ciangkun , harap kau katakana , siapa pemimpin pengemis itu dan dimana aku
dapat menemukannya " .
" Ah , dia seorang yang bernama Yang Cien , pemimpin
para pengemis Hek I Kaipang " .
" Dimana dia ?" .
" Aku tidak tahu , nona . Hek I Kaipang adalah
perkumpulan pengemis liar yang berkeliaran di daerah ini .
Nona , engkau membutuhkan bantuan untuk menghadapi
Yang Cien dan Hek I Kaipang . Bukankah Thian-li-pang
merupakan perkumpulan besar " Laporkan saja kepada ketua Thian-li-pang kalau
Yang Cien melakukan sesuatu yang tidak baik , dan dengan kekuatan Thian-li-pang
maka barulah engkau akan dapat menghadapi Hek I Kaipang . Akan tetapi , apakah
yang telah di lakukan Yang Cien terhadap dirimu , nona ?" .
Wajah Sun Nio berubah merah sekali . " Tidak ada
hubungannya denganmu , ciangkun . Terima kasih atas
keteranganmu dan selamat tinggal , aku akan mencari Yang Cien !" Berkata
demikian Sun Nio lalu melompat pergi dari tempat itu , menghilang dalam
keremangan fajar . Lai Seng tersenyum dan muncullah isterinya dari balik kuil itu .
" Apa yang terjadi " Nona itu bukan Ji Goat yang kau
maksudkan ?" . 269 Lai Seng menghela napas panjang . " Ahhh , anak buahmu telah salah sangka .
Gadis itu sama sekali bukan Ji Goat , melainkan murid Thian-li-pang !" .
" Ahhh .... ! Kenapa engkau tidak mengetahuinya semalam
?" . " Bagaimana aku bisa tahu " Keadaannya gelap , mana
dapat membedakan antara ia dengan Ji Goat yang juga belum pernah aku
mendekatinya ?" . " Celaka , kita mendapatkan musuh baru , dan Thian-lipang tidak boleh di buat
main-main !" seru Kwi Hwa .
" Jangan khawatir . Aku telah mengalihkan permusuhan
mereka itu kepada musuh kita , kepada Hek I Kaipang . Aku membuat ia menduga
bahwa yang memperkosanya adalah
Yang Cien , sahabat para pimpinan Hek I Kaipang " .
" Dan ia percaya ?" .
" Tentu saja . Dalam keadaan setengah sadar itu , mana ia mengenal siapa yang
telah melakukannya " Ia marah dan kini sudah pergi mencari orang yang bernama
Yang Cien . Kita bahkan untung , dapat mengadu domba antara Thian-li-pang dan
Hek I Kaipang " . " Bagus sekali . Engkau memang pandai , suamiku !
Padahal , Thian-li-pang juga perkumpulan yang terkenal keras dan bersikap tidak
bersahabat terhadap pemerintah , sama dengan Hek I Kaipang " .
" Benar , dan kalau kita dapat mengadu domba di antara mereka , itu merupakan
keuntungan besar bagi pemerintah " .
Suami isteri ini lalu meninggalkan tempat itu dengan hati senang dan terutama
sekali Lai Seng tidak jadi kecewa .
Pertama , dia telah bersenang-senang semalam , kedua , dia telah berhasil
mengadu domba antara Hek I Kaipang dan Thian Li Pang .
270 **** Akauw terombang-ambing di dalam perahunya . Dia
merasa tidak berdaya dengan dayungnya karena ombak
semakin membesar . Sebetulnya , tukang-tukang perahu yang menjual sebuah perahu
kecil kepadanya sudah mengatakan bahwa Pulau Naga tidak mudah di datangi dengan
perahu kecil yang hanya di dayung karena seringkali di situ terjadi badai dan
ombaknya besar . Akan tetapi dengan semangat bernyala-nyala ingin mendapatkan
kembali Hek-liong Po-kiam
, Akauw yang pemberani itu tidak mundur . Setelah tidak ada tukang perahu yang
berani mengantarnya , bukan hanya takut badai akan tetapi juga takut karena di
perairan itu terkenal adanya bajak laut yang ganas , Akauw lalu mendayung
sendiri perahunya dengan penuh semangat Tenaganya besar dan
perahunya meluncur cepat ke tengah samudera , kea rah Pulau Naga yang hanya
nampak seperti titik hitam kecil dari pantai , di antara titik-titik hitam kecil
lain . Ternyata daerah itu merupakan gugusan pulau-pulau kecil dan satu di
antaranya adalah Pulau Naga yang menjadi tempat tinggal Hek-liong-ong Poa Yok Su
. Kini , di serang badai dengan ombak-ombak besar , Akauw mulai merasa pening .
Biarpun dia memiliki tubuh yang kuat , akan tetapi dia tidak biasa dengan
kehidupan di laut , maka begitu di serang badai , dia menjadi mabok laut dan
merasa mual lalu muntah-muntah .
Kini dia tidak lagi dapat menguasai perahunya . Padahal Pulau Naga sudah mulai
kelihatan sebagai benda hitam yang besar ,bukan lagi titik hitam . Perahunya
terbawa ombak dan dia tidak lagi dapat mengarahkan perahunya ke Pulau Naga .
Dayungnya sama sekali tidak ada artinya lagi dalam
menghadapi gelombang dan terpaksa dia membiarkan
perahunya di bawa ombak . Dia merasa betapa dirinya kecil sekali , kecil tidak
ada artinya di tengan gelombang lautan yang dahsyat itu . Segala macam
kepandaian , kekuatan dan 271
pengetahuannya seolah lenyap di telan gelombang dan dia menjadi seorang mahluk
yang tidak berdaya dan hanya dapat menyerahkan nasibnya ke Tangan Yang Maha
Kuasa , yang menciptakan gelombang lautan itu .
Dalam keadaan setengah pingsan karena mabok laut ,
akhirnya perahu yang di tumpanginya dilemparkan ombak dan terdampar ke sebuah
pulau ! Akauw berusaha keluar sebelum perahunya di sambar dan di seret ombak
lagi . Dia berjalan terhuyung-huyung di atas pasir danakhirnya dengan lemas dia
jatuh dan rebah miring dalam keadaan pingsan di atas pasir yang panas .
Dia tidak sadar ketika banyak tangan yang berkulit putih halus namun berotot
kuat mengangkatnya dan menggotongnya pergi dari pantai menuju ke pedalaman
pulau. Ketika Akauw siumanan , dia mendapat dirinya berada
dalam sebuah ruangan yang penuh wanita . Wanita-wanita itu berusia antara dua
puluh sampai empatpuluh tahun , rata-rata bertubuh kuat dan berpakaian seperti
wanita kangouw dan diantara mereka terdapat juga yang berwajah manis . Dan yang
duduk di dipan , dan agaknya sedang merawatnya
adalah seorang wanita berusia kurang lebih limapuluh tahun , memegang sebuah
mangkok berisi air yang berbau sedap
obat. " Minumlah ini , orang muda , engkau akan sehat kembali "
, kata wanita itu dengan lembut .
Karena dapat menduga bahwa wanita tua itu menolongnya
, Akauw tidak membantah . Dia bangkit duduk dan baru dia mengetahui bahwa
tubuhnya telah memakai pakaian kering , bukan pakaiannya sendiri . Dia
bergidik . Siapa yang telah menggantikan pakaiannya " Perempuan-perempuan itu "
Dan heran dia mengapa di antara hamper dua puluh orang wanita itu dia tidak
melihat seorangpun pria . Dia minum cairan obat itu lalu bertanya .
272 " Bibi , aku berada dimana dan siapakah kalian ?" .
" Orang muda yang gagah , engkau berada di Pulau Hiu
dan kami semua adalah anak buah dari siocia" .
" Siaocia adalah yang memimpin kami di Pulau Hiu ini , Engkau akan melihatnya
sendiri nanti . " Keluar dari ruangan ini , semuanya !" terdengar bentakan halus dan para wanita
itu sambil terkekeh genit meninggalkan ruangan itu , hanya tinggal wanita
setengah tua yang merawat Akauw saja yang tinggal dan wanita inipun cepat-cepat bangkit berdiri
ketika semua wanita sudah keluar dan ada seorang wanita muda memasuki ruangan
itu . Begitu ia masuk , tercium bau yang harum sekali dan Akauw segera
membalikkan tubuh untuk memandangnya . Dan dia
ternganga heran . Wanita itu sungguh tidak pantas berada di tengah-tengah para
wanita yang kasar tadi . Wanita ini masih muda , paling banyak dua puluh satu
tahun usianya , dan wajahnya cantik jelita , pakaiannya indah dan tidak nampak
berotot seperti para wanita tadi , akan tetapi sepasang matanya mengeluarkan
sinar mencorong dan di situlah
terletak kewibawaannya dan menunjukkan bahwa ia bukan seorang biasa dan patut
menjadi pemimpin . " Bagaimana keadaanya , bibi ?" Tanya wanita itu ,
suaranya lembut namun di balik kelembutan itu terdapat ketegasan sikap yang
membaja . " Keadaannya sudah baik , Siocia " .
" Kalau begitu , engkau keluarlah , bibi dan tinggalkan kami" .
" Baik , siocia " , wanita setengah tua itu lalu pergi dari ruangan itu dan
suasana menjadi sunyi . Agaknya para wanita tadi tidak ada yang berani mendekati
ruangan itu setelah di suruh pergi , dan ini menunjukkan pula betapa besar
wibawa gadis ini . 273 Mereka saling pandang dan Akauw melihat sinar kagum
terpancar dari sepasang mata yang indah tajam itu . " Siapa namamu ?" Tanya
wanita itu , nada suaranya adalah nada orang yang biasa memerintah dan menuntut
keterangan . " Namaku Cian Kauw Cu " , jawab Akauw dengan tegas
pula . Dia sudah sembuh dan tidak pusing lagi , hanya perutnya terasa amat lapar
. Dia melihat bahwa buntalan pakaiannya , yang juga ada sekantung emasnya ,
berada di situ pula , di atas meja .
" Darimana engkau datang ?" .
" Dari pantai seberang sana " .
" Hendak kemana ?"
Akauw merasa seperti seorang pesakitan menghadapi
hakim , akan tetapi pertanyaan itu dijawabnya juga , " Aku hendak pergi ke Pulau
Naga " . Wanita itu mengerutkan alisnya. " Mau apa ke Pulau
Naga?" " Mau mencari Hek-liong-ong " .
Kerut di alis itu makin mendalam . " Apa " Engkau mencari Hek-liong-ong " Mau
apa mencarinya ?" . " Mau minta kembali pedangku yang di rampasnya dariku ".
Kini sepasang mata itu memandangnya dengan mencorong
penuh selidik . " Hek-liong-ong merampas pedangmu dan kini engkau
hendak menemuinya untuk minta kembali pedangmu itu ?" .
" Benar " . " Kalau dia tidak mau mengembalikan ?"
" Akan ku paksa dia mengembalikan pedangku " .
" Kau berani melawannya ?"
274 " Kenapa mesti takut " Aku tidak bersalah " .
Kini gadis itu terbelalak dan matanya yang mencorong itu memandangi Akauw dari
kepala sampai kaki . " Hendak ku lihat sampai dimana kepandaianmu maka engkau
berani hendak melawan Hek-liong-ong !" .
Berkata demikian , tiba-tiba gadis cantik itu sudah
menyerang Akauw dengan sebuah tamparan kilat yang kuat sekali sehingga
mengeluarkan angina pukulan besiutan .
Akauw tidak terkejut dan dia sudah mengelak sambil
melangkah mundur . Ketika gadis itu mengejar dan
menyerangnya lagi , diapun menangkis sambil mengerahkan tenaganya .
" Duukkk !" keduanya terdorong ke belakang oleh
beradunya kedua lengan itu . Gadis itu mengeluarkan seruan heran dan kini dengan
cepat sekali ia mengirim serangan bertubi-tubi .
Akauw dapat menangkap pergelangan tangan kanan gadisi itu . " Tahan ! Aku tidak
ingin berkelahi dengan orang yang telah menyelamatkan aku dari air laut " .
" Siapa berkelahi " Aku ingin mengujimu !" kata gadis itu dan tangan kirinya
menyambar kearah dada Akauw yang
terpaksa melepaskan pegangannya dan kembali mereka sudah saling serang karena
kini Akauw juga membalas serangan gadis itu . Dia dapat merasakan bahwa gadis
itu lihai sekali , maka diapun harus mengeluarkan kepandaiannya . Kalau
gadis itu hendak mengujinya , dia harus tidak sampai kalah .
Kegesitan gadis itu mengingatkan dia akan Ji Goat , gadis yang di cintainya .
Diapun tidak tega untuk melukai , maka dalam pertandingan itu , dia lebih banyak
mengalah . Betapapun juga , karena makin lama serangan gadis itu semakin berbahaya , Akauw
lalu mengeluarkan jurus-jurus yang dipelajarinya dari dalam gua , yang dia tidak
tahu adalah Bu-tek Cin-keng . Dan benar saja , begitu dia mainkan ilmu ini 275
, gadis itu terdesak hebat dan akhirnya meloncat ke belakang karena hamper saja
pundaknya terkena tamparan tangan
yang kuat dan besar dari Akauw .
" Tahan !" katanya sambil memandang kagum .
" Maaf , nona . Ilmu kepandaianmu hebat , membuat aku kagum " .
" Cian Kauw Cu , ilmu silatmu tangguh , akan tetapi ku kira masih tidak akan
dapat menandingi ilmu silat dari guruku " .
" Gurumu ?" . " Ya , Guruku adalah Hek-liong-ong Poa Yok Su " .
" Ahhh ......... !! " Akauw terkejut dan menjadi curiga dan waspada .
" Akan tetapi kalau kita berdua menghadapinya , kurasa kita akan mampu
mengalahkannya . Apalagi kita bersenjata " .
" Eehh ! Engkau mengaku muridnya dan sekarang hendak
menghadapinya sebagai musuh " Apa artinya ini , nona ?" .
" Duduklah , dan aku akan memberi keterangan sejelasnya
" . Mereka duduk menghadapi meja dan gadis itu bertepuk tangan memanggil anak
buahnya . Dua orang anak buahnya masuk dan ia memerintahkan untuk mengambilkan
minuman . " Ambilkan arak yang baik " , katanya kepada dua orang perempuan yang menjadi
anak buahnya itu . " Jangan , nona . Aku tidak pernah minum arak " , kata Akauw cepat .
" Ah , kalau begitu ambilkan air the untuk kami " .
Setelah anak buah itu datang mengantarkan the dan di
suruh pergi lagi , gadis itu lalu mulai bercerita , " Namaku Cia Bi Kiok dan
sejak kecil aku telah menjadi murid Hek-liong-ong
. Aku telah tidak mempunyai orang tua lagi , maka guruku itu juga sebagai
pengganti orang tuaku . Tadinya aku tinggal di 276
Pulau Naga bersama suhu , akan tetapi dua tahun yang lalu , ketika isteri suhu
meninggal dunia , suhu hendak mengambil aku sebagai pengganti isterinya " .
" Hemmm .... " Akauw terkejut akan tetapi tidak berkata apa-apa ." Aku tidak mau
karena dia sudah ku anggap sebagai ayahku sendiri . Dia marah-marah dan aku di
usirnya . Aku melarikan diri ke pulau ini dan membentuk kelompok yang terdiri
dari wanita semua , ku latih ilmu silat dan aku menjadi bajak laut di sini " .
" Ahhhh ..... !"
" Tidak perlu terkejut dan heran . Kalau tidak menjadi bajak laut , habis kami
sebanyak lima puluh orang wanita mau bekerja apa " Pulau ini gersang , tidak


Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dapat di tanami apapun untuk menjadi nelayan , kami kurang keahlian . Juga , aku
perlu dengan kekuatan para anak buahku untuk menahan
serangan yang kadang dilakukan oleh suhu ke sini " .
" Hek-liong-ong menyerang ke sini ?" .
" Ya , kadang dia masih penasaran dan hendak memaksa
aku untuk menjadi isterinya . Akan tetapi kalau dia datang , dia menghadapi kami
lima puluh orang dengan anak panah kami dapat mengusirnya sebelum dia sempat
mendarat " . " Lalu sekarang engkau hendak mengajak aku untuk
mengeroyoknya , mengeroyok suhumu sendiri ?" .
" Benar . Dan lebih dari itu , Cian Kauw Cu , aku juga telah memutuskan untuk
mengambil engkau menjadi suamiku !" .
" Hahhh ...." Akauw merasa heran bukan main . Mana ada
wanita menentukan pilihannya atas diri seorang suami "
" Tidak perlu heran , Cian Kauw Cu . Untuk menolak
kehendak suhu agar tidak melanjutkan paksaannya , terpaksa aku harus mendapatkan
seorang suami yang cocok . Kalau engkau sudah menjadi suamiku , suhu tentu tidak
akan memaksaku lagi dan andaikata dia masih hendak memaksaku 277
lagi , kita berdua dapat melawannya dan mengalahkannya .
Sudah banyak pemuda yang ingin menikah denganku , akan tetapi aku tidak merasa
cocok dan baru sekarang aku bertemu denganmu . Cian Kauw Cu , maukah engkau
menjadi suamiku " Kau akan menjadi raja di pulau ini dan kita dapat berbahagia di sini " .
" Kalau aku tidak mau ?" .
" Hemmm , hanya laki-laki gila yang menolak untuk
menjadi suamiku dan engkau akan menjadi tawanan kami .
Mungkin kami kelak akan membunuhmu " . Suara yang
tadinya lembut itu kini berubah menjadi suara yang mendesis mengandung ancaman
yang mengerikan . Akauw dapat
merasakan bahwa di balik kelembutan ini tersembunyi watak yang kejam . Pantas
kalau gadis ini menjadi anak asuhan dan murid seorang datuk sesat ! .
" Bagaimana , Cian Kauw Cu " Engkau memilih menjadi
raja di pulau ini atau menjadi tawanan yang akan mati konyol
?" . " Nona Cia Bi Kiok , urusan perjodohan adalah urusan
penting , hanya satu kali seumur hidup . Karena itu harap jangan mendesakku
untuk terburu-buru . Berilah aku waktu untuk memikirkannya " .
" Baik , akan ku beri waktu sehari semalam untukmu .
Besok pagi engkau sudah harus dapat memberi jawaban yang pasti " , setelah
berkata demikian , Cia Bi Kiok kembali bertepuk tangan . Sekali ini ia bertepuk
tangan tiga kali dan yang muncul adalah wanita yang tadi merawat Akauw
bersama tujuh orang anak buah yang lain .
" Jaga dia di sini , jangan sampai dia melarikan diri . Kalau dia pergi , pukul
tanda bahaya " , pesan pemimpin bajak laut wanita itu dan ia lalu pergi
meninggalkan ruangan itu .
Akauw lalu pergi berbaring lagi di pembaringan yang tadi dan dia tidak
memperdulikan delapan orang wanita yang 278
berjaga-jaga di situ . Otaknya bekerja keras . Jelas dia tidak mau menjadi suami
gadis tadi . Biarpun cantik dan kadang dapat bersikap lembut , namun gadis itu
sebenarnya memiliki watak yang keji . Tiba-tiba dia mendengar suara rebut-ribut
diluar . " Ada kejadian apakah ?" tanyanya kepada wanita yang tadi merawatnya .
" Ah , tidak apa-apa , hanya memberi hukuman kepada
para pelaut yang tertawan karena melakukan perlawanan ketika di bajak " , kata
wanita setengah tua itu , suaranya biasa saja seolah yang di ceritakan itu soal
kecil yang sudah seringkali terjadi di situ .
" Apa yang dilakukan terhadap mereka ?" tanyanya lagi .
" Engkau hendak menonton " Mari kami antar " , kata
wanita setengah tua itu dengan tenang .
Akauw mengangguk dan diapun di antar keluar oleh
delapan orang wanita itu . Di luar Akauw melihat empat orang laki-laki di
belenggu tangannya ke belakang dan mereka di giring oleh belasan orang anggota
bajak laut wanita itu menuju ke bukit karang . Karena ingin tahu dia lalu
mengikuti dari belakang , dan tetap di kawal oleh delapan orang wanita itu .
Mereka telah tiba di tepi bukit karang , di tebing yang terjal
. Setelah tiba di sana , para wanita itu lalu membabat tali yang membelenggu
tangan ke empat orang itu dengan golok
sehingga tali-tali itu putus dan tangan mereka bebas . Akan tetapi setelah itu
mereka lalu mendorong ke bawah tebing .
" Nah , pergilah kalian berempat . Kalian bebas !" Dan para wanita itu tertawa-
tawa . Segera terdengar jerit-jerit memilukan dari bawah tebing .
Akauw ingin tahu dan menjenguk ke bawah . Dia melihat pemandangan yang
mengerikan sekali . Empat orang itu
279 dikeroyok oleh ikan-ikan hiu sebesar paha orang dan
betapapun mereka meronta dan hendak berenang menjauh , tetap saja mereka
terkejar dan segera mereka menjadi
rebutan . Air menjadi merah dan teriakan-teriakan itupun lenyap , berikut tubuh mereka
yang di tarik ke bawah oleh ikan-ikan liar itu . Kiranya itulah sebabnya maka
pulau ini dinamakan Pulau Hiu , karena banyak hiu nya itulah . Akauw bergidik .
Akan tetapi diapun melihat hal yang menarik . Tebing itu di tumbuhi pohon yang
akarnya nampak menonjol di antara
tebing karang . Biarpun bagi orang lain tebing ini tidak mungkin di panjat ,
akan tetapi bagi dia yang sudah biasa dengan panjat memanjat , tebing itu akan
dapat dia turuni tanpa mengandung bahaya terlalu besar . Kalau dia dapat
melarikan diri dari tebing ini , tentu mereka akan dapat mengejar dan mengira
dia mati pula . Malam itu gelap , namun udara bersih , langit biru dan nampak jutaan bintang
yang memberi sinar remang-remang .
Akauw memandang kea rah delapan orang wanita yang
melakukan penjagaan dengan ketat . Dia baru saja di beri makan dan tubuhnya
terasa kuat dan sehat . Inilah saatnya untuk melarikan diri , pikirnya . Dia
bangkit berdiri dan delapan orang wanita itu ikut pula berdiri .
" Jangan mencoba untuk melarikan diri " , kata wanita setengah tua itu .
" Engkau tidak akan dapat lolos dari pulau ini dan kalau siocia mendengar engkau
melarikan diri , tentu siocia akan marah sekali dan mungkin engkau akan di
jatuhi hukuman seperti yang dilakukan kepada empat orang laki-laki tadi " .
" Apa kesalahan empat orang tadi " , tanyanya .
" Kami membajak sebuah perahu dan mereka berempat
melakukan perlawanan , maka kami tawan dan bawa ke pulau ini . Adapun yang
lain , yang tidak melawan , kami biarkan 280
pergi berlayar " . " Apakah Siocia tidak minta mereka menjadi suaminya ?" .
Wanita setengah tua itu bangkit dan marah sekali . " Tutup mulutmu ! Kau kira
siocia itu orang apa " Siocia hanya mau menikah dengan laki-laki yang gagah
perkasa , bukan dengan sembarangan lelaki seperti mereka tadi !" .
" Maaf .... !" kata Akauw dan tiba-tiba saja dia menyerang wanita setengah tua itu
. Sekali tampar saja wanita yang tidak pernah menyangka itu terpelanting . Akauw
melanjutkan serangannya dan tujuh orang wanita itupun semua
terpelanting roboh dan dia cepat melarikan diri keluar dari ruangan itu .
Para wanita itu bangkit , ada yang mengejar dan ada yang memukul tanda bahaya
sehingga sebentar saja di Pulau itu terjadi kesibukan yang hebat . Semua
anggotanya yang berjumlah lima puluh orang itu berlarian keluar . Cia Bi Kiok juga sudah keluar
membawa pedangnya dan ketika
mendengar bahwa tawanan nya lari iapun ikut pula mengejar .
Akauw sudah lebih dulu tiba di tebing dan cepat dia
merayap ke bawah . Hanya berpegang pada akar dan batu menonjol , di dalam
kegelapan malam itu . Akan tetapi jari-jari tangannya sudah terlatih , bahkan
jari-jari tangan itu seperti dapat melihat saja . Dia merayap dengan cepatnya
sehingga ketika para pengejarnya tiba di tepi tebing , dia sudah merayap sampai
ke bawah dan dekat dengan air , tidak
nampak lagi dari atas . " Dia sudah hilang " .
" Akan tetapi tadi jelas dia berdiri di sini " .
" Akan tetapi tidak terdengar teriakannya " .
" Dia tentu sudah dimakan ikan hiu " .
" Tapi mana teriakannya " Tak mungkin disambar hiu tidak 281
menjerit " . Cia Bi Kiok berkata , " Sudahlah , jangan rebut . Dia memang bukan orang biasa .
Agaknya pantang baginya untuk menjerit-jerit . Dia seorang laki-laki sejati .
Sayang dia harus mati seperti itu " .
Akan tetapi Bi Kiok memerintahkan anak buahnya untuk
mencari-cari di lain tempat malam itu dan ia sendiri lalu kembali ke tempat
tinggalnya dengan hati kecewa .
Sebetulnya , ia suka sekali kepada Cian Kauw Cu yang di anggapnya seorang laki-
laki sejati , yang memiliki ilmu kepandaian tinggi pula . Dengan suami seperti
itu , ia tidak takut lagi menghadapi gurunya dan ia akan dapat melang melintang
sebagai bajak laut di perairan itu , di sepanjang gugusan pulau-pulau itu sampai
ke daratan. Akauw bergantung pada akar pohon sampai menjelang
pagi . Setelah itu , dengan merayap dia dapat keluar dari tebing itu melalui
jalan samping dan dari jauh melihat banyak perahu yang di tinggalkan . Dengan
hati-hati , dalam kegelapan fajar , dia menghampiri sebuah perahu dan
menariknya ke air lalu mendayungnya . Para wanita itu tidak ada yang mengira
bahwa buronan mereka masih hidup ,
apalagi dapat mencuri perahu maka tidak ada yang mencari ke situ .
Setelah matahari naik tinggi , Akauw sudah jauh
meninggalkan pulau itu dan tak seorangpun di antara wanita itu yang tahu ,
bahkan tidak ada yang merasa kehilangan perahu karena banyak nya perahu kecil di
situ . Kelak , kalau pemiliknya akan menggunakan perahunya , mungkin baru
akan ketahuan bahwa perahu itu lenyap .
***** Dari bentuk pulaunya , Akauw dapat mengetahui bahwa
yang kini di hampiri perahunya adalah Pulau Naga . Bentuk pulau itu memanjang
dan di bagian kiri seperti bentuk kepala 282
naga atau kepala raksasa sedangkan ekornya memanjang dan makin mengecil .
Nampaknya pulai itu kosong karena setelah perahunya mendekat dan menempel di
daratan , tidak nampak seorangpun manusia . Akauw merasa heran .
Kelirukah dia " Apakah dia terdampar di pulau yang lain lagi "
Nampaknya pulau ini tidak berpenghuni .
Akan tetapi baru saja mengikatkan perahunya dan
melangkah belum ada seratus langkah , tiba-tiba bermunculan belasan orang dari
balik semak belukar dan pohon-pohon .
Pulau ini tidak gersang seperti Pulau Hiu , terdapat banyak tanaman yang bukan
liar , melainikan di tanam orang . Melihat mereka bermunculan itu , Akauw segera
berhenti melangkah dan waspada , siap menghadapi segala kemungkinan .
Akan tetapi , orang-orang itu tidak mengepung dan
mengeroyoknya . Seorang yang usianya sudah mendekati lima puluh tahun ,
melangkah maju dan menegurnya , " Orang muda , siapakah engkau " Ketahuilah
bahwa tanpa ijin orang luar tidak boleh memasuki pulau kami ini , . Hayo cepat
mengaku engkau siapa dan apa keperluanmu ke sini , atau cepat engkau tinggalkan
pulau kami ini !" . " Sobat , apakah ini yang namanya Pulau Naga ?" Akauw bertanya .
" Benar , ini adalah Pulau Naga , pulau kami !" .
" Dan apakah benar bahwa Hek-liong-ong tinggal di pulau ini ?" .
Mereka nampak mengerutkan alis mereka . " Beliau adalah Majikan pulau ini ,
pemimpin kami !" . " Bagus sekali kalau begitu . Aku bernama Cian Kauw Cu dan aku sengaja datang ke
pulau ini untuk mencari Hek-liong-ong karena aku mempunyai urusan yang penting
sekali dengan dia " . " Kalau begitu , mari kami hadapkan engkau kepada
283 majikan kami !" kata orang setengah tua itu dan Akauw lalu di giring oleh mereka
menuju ke tengah pulau dimana terdapat semacam perkampungan dari beberapa puluh
rumah yang kokoh . Agaknya Hek-liong-ong juga mempunyai anak buah seperti halnya Cia Bi
Kiok , ketua Pulau Hiu itu . Akan tetapi anak buahnya tidak sebanyak anak buah
Pulau Hiu , karena Akauw hanya melihat belasan orang itu saja dan ketika mereka
tiba di perkampungan , dia melihat banyak wanita dan kanak-kanak , tentu
keluarga dari para anggota gerombolan di Pulau Naga itu .
Hek-liong-ong , kakek raksasa hitam berusia enam puluh tahun itu tertawa
bergelak dan juga terheran-heran melihat munculnya Akauw . Tadinya dia hamper
lupa siapa pemuda yang menghadapnya itu . Baru dia teringat ketika Akauw mengaku
siapa dirinya . " Aku bernama Cian Kauw Cu dan aku datang untuk minta kembali Hek-liong Po-kiam
yang dahulu kau rampas dari tanganku !" ucapan pemuda itu dikeluarkan dengan
nada berani sekali , sedikitpun tidak nampak keraguan pada pandang mata itu .
Hek-liong-ong adalah seorang datuk sesat yang menghargai kegagahan , maka sikap
Akauw ini sungguh menimbulkan kekaguman di dalam hatinya . Dia tertawa
bergelak . " Ha-ha-ha , orang muda . Engkau datang untuk minta
kembali pedangmu " Aku telah merampas pedang itu dengan kepandaian , apakah
engkau juga hendak memintanya
kembali mengandalkan kepandaianmu dan berani melawan
aku ?" . " Hek-liong-ong , pedang itu adalah pedangku . Karena dasar itulah aku datang
memintanya kembali , karena pedang itu sudah menjadi hakku . Sungguh bukan
merupakan perbuatan gagah darimu kalau engkau merampas benda yang menjadi hakku . Karena
itu , kembalikan pedangku . Kalau engkau menghendaki aku mengambilnya dengan
kepandaian , 284 baik , akan ku lakukan itu !" .
" Ha-ha-ha , orang muda , kepandaianmu masih terlalu
jauh untuk dapat mengalahkan aku . Melawanku berarti
mencari kematian . Apakah engkau tidak sayang kepada
nyawamu ?" . " Untuk mempertahankan apa yang menjadi hakku , aku
tidak takut mati , Hek-liong-ong . Lebih baik mati dengan gagah daripada hidup
sebagai pengecut !" Ucapan terakhir ini merupakan pelajaran yang diterimanya
dari suhengnya ! . " Ha-ha-ha , belum pernah aku bertemu dengan orang
senekat engkau . Engkau menggunakan perahu kecil untuk mencari aku di sini , itu
sudah luar biasa . Dan engkau menantangku untuk mengadu kepandaian memperebutkan
pedang , itu lebih luar biasa lagi . Engkau memiliki nyali naga !
Kauw Cu , beranikah engkau menghadapi pengeroyokan lima belas orang
pembantuku ?" . " Sudah kukatakan , Hek-liong-ong , untuk mendapatkan kembali pedang yang
menjadi hakku itu , aku tidak akan mundur melawan siapapun juga , termasuk
pengeroyokan anak buahmu !" . " Ha-ha-ha , jangan tekebur , anak muda . Aku hendak
menyuruh anak buahku yang lima belas orang mengeroyokmu untuk mengujinya ,
karena kalau aku yang maju , engkau bukanlah tandinganku . Nah , keluarkan
senjatamu menghadapi pengeroyokan lima belas orang anak buahku !" .
Akauw memperlihatkan dua tangan dan dua kakinya . "
Karena pedangku sudah kau rampas , maka senjataku tinggal kaki dan tangan inilah
. Orang-orangmu boleh maju , aku tidak takut !" .
Hek-liong-ong menjadi semakin kagum . Dia sendiri
seorang pemberani , namun agaknya dia kalah nekat
dibandingkan pemuda yang tinggi besar ini . Dia lalu berseru kepada lima belas
orang pembantunya atau anak buahnya . "
285

Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kalian keroyok pemuda ini , akan tetapi karena dia bertangan kosong , kalian
juga harus bertangan kosong . Robohkan dia dengan cara apa saja , asal tidak
dengan senjata " . Lima belas orang itu tentu saja memandang ringan seorang pemuda seperti Akauw .
Mereka adalah lima belas orang anak buah Pulau Naga yang sudah menerima latihan
ilmu silat dari majikan mereka , rata-rata memiliki ketangguhan . Kini , mereka
yang berjumlah lima belas orang di suruh mengeroyok seorang pemuda yang masih
hijau " Akan tetapi karena itu merupakan perintah , mereka tidak berani
membantah walaupun dalam hati merasa enggan untuk mengeroyok
seorang pemuda karena perbuatan ini mereka anggap tidak gagah dan memalukan .
Kini mereka maju mengepung Akauw dalam ruangan yang
luas itu . Sikap mereka seperti sekumpulan orang hendak menangkap seekor ayam
yang terlepas , dengan kedua
tangan di buka dan di kembangkan di depan tubuh mereka , tubuh agak membungkuk .
Mereka agaknya hendak meringkus pemuda itu agar tidak berdaya lagi .
Akauw juga sudah siap-siaga . Dia berdiri biasa saja , namun seluruh urat
syarafnya siap menegang . Bukan saja matanya yang waspada , juga pendengarannya
karena dia di kepung dari depan belakang , kanan dan kiri .
Tiba-tiba dua orang menubruk dari belakang untuk
meringkusnya , akan tetapi dengan sigapnya , dengan gerakan yang cepat seperti
gerakan seekor kera , dia cepat menyelinap ke kiri dan tubrukan itu mengenai
tempat kosong . Dari sebelah kiri dia di sambut dengan sebuah tamparan dan
sebuah tendangan yang bermaksud merobohkannya . Akan
tetapi kembali tubuhnya bergerak dan dua serangan itupun luput .
Kini , para pengeroyok itu menyadari bahwa pemuda ini memiliki gerakan yang
cepat sekali . Mereka lalu menubruk bersama-sama dalam waktu yang hamper
berbareng sehingga 286 agaknya tidak ada lagi jalan keluar bagi Akauw . Akan tetapi , tiba-tiba tubuh
Akauw meluncur ke atas , dengan cepatnya dan ketika dia membalik , tubuhnya
sudah menukik , dua tangannya bergerak dan dua orang pengeroyok terpelanting !.
Para pengeroyok mulai penasaran dan marah . Kini mereka semua menyerang dengan
pukulan , bukan lagi hanya sekedar ingin meringkus melainkan ingin merobohkan
pemuda yang bandel ini . Akan tetapi , kini Akauw melayaninya , menangkis dan
balas memukul . Dia menerima beberapa kali pukulan , namun tubuhnya yang kuat
dank eras itu agaknya tidak
merasakan nya , sebaliknya setiap kali pukulan atau
tamparannya mengenai tubuh lawan , lawan itu pasti
terpelanting keras ! Akauw mengamuk , menggunakan ilmu silat monyet yang membuat
tubuhnya berloncatan ke sana kemari dan kalau ada yang mengejarnya , maka
pengejar itu dirobohkan dengan tendangan atau tamparan . Dalawn waktu tidak lama
, lima belas orang itu sudah jatuh bangun ! Tidak ada seorangpun yang tidak
kebagian tamparan atau tendangan kaki Akauw . Melihat amukan pemuda itu , Hek-liong-ong mengelus
jenggotnya yang pendek . Dia semakin kagum dan
mengangguk-anggukkan kepalanya .
" Cukup !" teriaknya melihat anak buahnya jatuh bangun di hajar oleh Akauw .
Para anak buahnya berhenti menyerang dan mereka merasa malu karena dengan lima
belas orang mereka tidak mampu mengalahkan pemuda itu . Hek-liong-ong memberi
isyarat kepada mereka semua untuk keluar dari ruangan itu dan kini tinggal dia
dan Akauw sendiri yang tinggal .
" Kauw Cu , aku melihat engkau memang gagah perkasa
dan berbakat baik sekali . Aku ingin mengambilmu sebagai murid , bagaimana
pendapatmu ?" . Akauw mengerutkan alisnya , " Hek lion gong , aku datang untuk minta kembali
pedangku , bukan untuk menjadi
287 muridmu . Kembalikan pedang itu kepadaku dan aku akan meninggalkan pulau ini " .
" Hemmm , tidak semudah itu , orang muda . Engkau
memang telah mengalahkan lima belas orang pembantuku .
Akan tetapi itu hanya merupakan ujian pertama saja . Kau lihat , ini pedangmu
Hek-liong Po-kiam . Apa kira-kira akan dapat merampasnya dari tangangku ?" Dia
mengangkat pedang itu dengan sarungnya tinggi-tinggi di atas kepalanya .
" Ada dua jalan bagimu untuk dapat memperolehnya kembali .
Pertama , engkau harus merampasnya dari tanganku , dan kedua , yang lebih mudah
engkau harus menjadi muridku selama setahun . mana yang kau pilih ?" .
" Aku akan mencoba untuk merampasnya dari tanganmu ,
Hek-liong-ong !" kata Akauw dengan gagah .
" Bagus , engkau memang tidak pernah mau putus asa .
Aku senang sekali melihat keberanian dan semangatmu yang besar . Nah , coba
engkau rampas kembali pedang ini dari tanganku , Kauw Cu !" .
Raksasa hitam itu turun dari kursinya dan berdiri di depan Akauw sambil
mengacungkan pedangnya kea rah Akauw .
Akauw lalu menyambar dengan tangannya untuk merampas , akan tetapi pedang itu
sudah di tarik kembali . Akauw meloncat dengan gerakan yang cepat sekali , kedua
tangannya menyambar-nyambar untuk merampas pedang itu .
Kemanapun pedang itu di elakkan , selalu di kejar oleh tangannya untuk
merampasnya . Akan tetapi sebuah
dorongan telapak tangan mengenai pundaknya , membuatnya terjengkang dan jatuh
bergulingan . Akauw meloncat bangun dan sekali ini dia tidak hendak merampas
begitu saja . Dia maklum bahwa dengan cara demikian dia tidak akan berhasil
malah akan terkena pukulan yang amat kuat . Dia lalu mulai bersilat dengan Bu-
tek Cin-keng dan menyerang raksasa hitam itu dengan pukulan kilat .
Hek-liong-ong untuk kedua kalinya dibuat terkejut oleh 288
serangan pemuda ini . Serangan itu demikian aneh
gerakannya dan mendatangkan angina bersiutan . Dia
mengelak dan membalas . Terjadilah serang menyerang
antara mereka . Akan tetapi karena Akauw tidak memiliki tenaga sinking dari Bu-
tek Cinkeng , maka serangannya itu tidak mengandung tenaga yang tepat sehingga
selalu dapat tertangkis dan tak pernah dia berhasil merampas pedang .
Bahkan berulang kali dia terkena hantaman tangan si raksasa hitam sehingga dia
jatuh terjengkang dan terpelanting . Akan tetapi , setiap kali bangkit kembali
dan menyerang dengan ganas . Melihat ini , kembali Hek-liong-ong merasa kagum
dan senang . Bocah ini selain berbakat , juga memiliki semangat yang membaja .
Dia memperkuat pukulannya dan membuat
Akauw jatuh bangun dan babak belur . Akhirnya Akauw tidak mampu menyerang lagi ,
tubuhnya sakit-sakit dan lemas kehabisan tenaga . Namun , dia masih bangkit juga
dan berdiri dengan lemas terengah-engah dan mandi keringat .
" Nah , kau lihat bahwa tidak mungkin engkau
mendapatkan pedangmu kembali dengan kekerasan , Kauw
Cu . Jadilah muridku dan engkau akan mendapatkan kembali pedangmu berikut ilmu
pedang yang akan ku ajarkan
kepadamu . Aku suka sekali mempunyai murid seperti
engkau". Kini Akauw yakin bahwa sampai matipun tidak akan dapat merampas pedang dan jalan
satu-satunya hanya suka menjadi murid . Dan pula , setelah bertanding , dia tahu
bahwa kakek ini memang lihai luar biasa , maka kalau menjadi muridnya , dia
tidak akan rugi . Mendapatkan kembali pedang berikut ilmu baru yang hebat ! .
Dia lalu menjatuhkan dirinya yang sudah lemas itu ,
berlutut dan memberi hormat ." Suhu ..... !" .
Hek-liong-ong tertawa bergelak . " Hua-ha-ha-ha , bagus , bagus sekali , muridku
!" Dan dia lalu berteriak-teriak memanggil semua anak buahnya . Ketika mereka
289 berserabutan masuk , dia segera mengumumkan , " Lihat baik-baik , Cian Kauw Cu
ini mulai sekarang menjadi muridku .
Kalian harus bersikap baik kepadanya , bahkan kalian dapat memperoleh latihan
ilmu silat darinya " .
Semua pembantu itu memandang dengan wajah berseri
dan mereka kelihatan girang sekali . Mereka sudah melihat betapa lihainya pemuda
itu dan kalau pemuda itu mau melatih silat kepada mereka , tentu hal itu akan
menguntungkan sekali. Demikianlah , mulai hari itu Akauw tinggal di Pulau Naga dan dia menerima
pelajaran ilmu pedang dari gurunya yang baru . Hek-liong-ong sengaja merangkai
ilmu pedang yang disesuaikan dengan pedang pusaka itu dan di beri nama ilmu
pedang Hek-liong-kiam-sut . Di ambil dari inti sari ilmu silatnya
. Di waktu senggang , Akauw juga melatih ilmu silat kepada para anak buah pulau
Naga . Selain berlatih ilmu silat , seringkali Hek-liong-ong mengajak muridnya
bercakap-cakap . Dia sudah mendengar akan riwayat Akauw yang aneh dan dia
mendengar pula dari Akauw tentang Kerajaan penjajah yang membikin sengsara
rakyat jelata . " Tadinya akupun membantu Koksu sebagai seorang
panglima , suhu . Akan tetapi aku melihat bahwa Koksu bukan manusia yang baik ,
dan kebanyakan pejabat adalah orang-orang yang menekan rakyat demi kepentingan
diri pribadi . Kalau tidak ada orang-orang gagah yang bangkit melawan penjajah , ku kira rakyat
akan semakin sengsara hidupnya " .
" Hemm , maksudmu untuk memberontak terhadap
pemerintah ?" . " Suhu , pemerintah ini adalah pemerintah penjajah , maka memberontak terhadap
penjajah adalah perjuangan untuk membebaskan rakyat dari kesengsaraaan .
Suhu adalah seorang yang berkepandaian tinggi , kalau 290
hanya tinggal di Pulau ini , tidak melakukan sesuatu , alangkah sayangnya . Coba
andaikata suhu mau berjuang membela rakyat , nama suhu kelak akan di puja-puja
dan di sanjung , biarpun suhu tidak berada di dunia ini lagi , suhu tetap akan
di kenang sebagai seorang pahlawan !" .
Demikianlah , seringkali guru dan murid ini berbincang-bincang tentang keadaan
Kerajaan Toba , tentang kesengsaraan rakyatnya , dan perlahan-lahan tanpa di sengaja
, percakapan dengan Akauw itu mulai membakar semangat kepahlawanan dalam hati
Hek-liong-ong . Dia merasa bahwa dirinya semakin tua dan bahwa selama ini dia
tidak pernah melakukan sesuatu yang penting , sesuatu yang akan
mengangkat namanya . Kalau saja dia dapat melakukan
sesuatu yang hebat , sesuatu yang akan membuat namanya kelak di kenal dan di
puja sebagai seorang pahlawan , alangkah akan senangnya !
Hek-liong-ong , seperti juga kita , selalu lupa bahwa stiap perbuatan itu tidak
akan meninggalkan pamrihnya . Perbuatan yang di anggap baik , kalau itu
dilakukan dengan pamrih tertentu , maka perbuatan itu adalah palsu karena yang
menjadi tujuan adalah pamrihnya dan perbuatan itu hanya sekedar cara untuk
mendapatkan pamrih tadi . Pamrih itu adalah keinginan , dan keinginan ini adalah
dorongan nafsu dan betapapun baiknya cara yang dipergunakan , kalau itu di
tujukan untuk mendapatkan sesuatu , maka cara itupun palsu adanya , tidak
wajar . Misalnya kita menolong seseorang , kalau pamrihnya agar orang itu dapat
Suling Emas Dan Naga Siluman 6 Dewa Arak 68 Biang-biang Iblis Pendekar Satu Jurus 10
^