Pencarian

Kembalinya Manusia Rendah 3

Kembalinya Si Manusia Rendah Karya Rajakelana Bagian 3


Pek-hak-lojin juga berumur enam puluh tahun dengan
rambutnya yang panjang putih demikian juga alis
matanya, kemudian Sin-ciu-sian seorang kakek
bertubuh pendek dengan kumis dan jenggot yang
panjang berjuntai, dan dipinggangnya tersampir guci
arak, dan calon yang terakhir adalah Liong-kiam-hiap
seorang lelaki berumur lima puluh lima tahun dengan
perawakan kekar dan tatapan mata yang tajam,
kumisnya tipis dan cambang yang tertata rapi.
"delapan calon bengcu sudah ada ditengah-tengah
kita, lalu pibu yang bagaimanakah yang akan kita
adakan untuk menentukan bengcu terpilih ?" tanya
Wan-ciangbujin dari shaolin-pai
"menurut hemat saya, pibu yang kita lakukan tidak
perlu berhadapan." sela Cia-ciangbujin dari Kunlun-pai
"maksudnya bagaimana Cia-tojin ?" tanya Liong-kiam-
hiap "maksudnya bahwa kita akan menguji tiga dasar ilmu
silat para calon, yakni menguji sin-kang, gin-kang,
gwa-kang." Sebelum orang-orang menanggapi pernyataan Cia-
tojin tiba-tiba terdengar sahutan
"tidak ada bengcu kecuali Pah-sim-sai-jin?" semua
orang terkejut dan menoleh orang yang tiba-tiba
muncul, sebagian besar berseru julukan orang yang
baru muncul yang ternyata Pah-sim-sai-jin
"phuah". apakah diantara kalian ada yang
menantangku !?" teriak Pah-sim-sai-jin dengan nada
jumawa, semuanya terdiam dengan hati kecut, tiba-
tiba orang-orang golongan hitam berseru
"hidup Pah-sim-sai-jin"hidup Pah-sim-sai-jin"."
Kemudian bebrapa rombongan bergerak hendak
meninggalkan tempat tersebut
"jangan ada yang beranjak dari tempat !" teriak Pah-
sim-sai-jin, kemudian memejamkan mata sambil
mulutnya komat-kamit "kalian semua tunduklah padaku, tidak ada ambisi
kalian kecuali hanya mengabdi kepadaku.." suara itu
demikian berat dan bergema sampai kekaki bukit,
tiga ratus orang dilapangan tersebut terdiam dan
tertunduk, suasana hening dan mencekam.
"dengarkan aku, seluruh anggota perkumpulan
mengambil tempat disebelah kiriku, dan sisanya
mengambil tempat disebelah kananku !" orang-orang
itu bergerak tangkas mengambil tempat sesuai
dengan panggilan status mereka, tiga ratus orang itu
pun terbagi dua, jumlah disebelah kiri sebanyak dua
ratus orang, sementara disebelah kanan sebanyak
seratus orang terdiri dari kauwsu, pangcu, ciangbujin,
taihap dan lihap. "sekarang kalian yang disebelah kiriku hormatlah
padaku !" "Pah-sim-sai-jin pimpinan kami, terimalah hormat
kami." sahut mereka serempak sambil bersujud
sampai ketanah "hahaha"hehehe..hahaha bagus".bagus" dan
sekarang kalian yang berada disebelah kanan saya
hormatlah padaku !" "Pah-sim-sai-jin pimpinan kami, terimalah hormat
kami." sahut mereka serempak, dan tiga puluh orang
bersujud sampai ketanah, empat puluh orang
berjongkok, delapan belas orang membungkuk dan
dua belas orang menundukkan kepala.
Adapaun yang menundukkan kepala adalah "Mo-san-
lohap" , "Ui-hai-sian" , "Pek-hak-lojin", "Sin-ciu-sian" ,
"Liong-kiam-hiap" Wan-ciangbujin dari shaolin, Song-
ciangbujin dari gobi-pai, Lou-ciangbujin dari butong-
pai, Lie-ciangbujin dari Hengsan-pai, Tung-san-sian-ji
dan seorang wanita berumur lima puluh tahun lebih
Bu-ci-lan dengan julukan "seng-teng-sianli" (dewi
puncak malaikat) Pah-sim-sai-jin tersenyum melihat ke dua belas orang
itu "kalian yang tiga puluh orang yang bersujud sampai
ketanah ambil tempat disebelah kananku !" ujar Pah-
sim-sai-jin, tiga puluh orang itu segera bergabung
dengan orang yang berkumpul sisebelah kanan,
kemudian "kalian yang berjongkok ambil tempat di sana !" ujar
Pah-sim-sai-jin sambil menunjuk sebuah batu, Cia-
peng ciang-bujin Kun-lun-pai dan tiga perguruan besar
lainnya ada pada rombongan ini
"kalian yang membungkuk ambil tempat disamping
pohon itu !" ujar Pah-sim-sai-jin sambil menunjuk
sebuah pohoh, delapan belas orang itu pun segera
mengambil tempat "dan kalian yang dua belas orang
dengarkan aku !" suara Pah-sim-sai-jin makin berat
dan dalam, sesaat hening "kalian yang dua belas orang jalan kedepan , satu".!"
ujar Pah-sim-sai-jin, dua belas orang itu melangkah
sesuai aba-aba dari Pah-sim-sa-jin.
Pah-sim-saijin menghitung sampai sepuluh, dan pada
hitungan kesepuluh ada empat orang yakni "Mo-san-
lohap" , "Ui-hai-sian" , Wan-ciangbujin, "Sin-ciu-sian",
dua langkah dibelakang mereka berdiri Lou-ciangbujin
dari butong-pai, dan satu langkah di belakang Lou-
ciangbujin berdiri , Song-ciangbujin dan "seng-teng-
sianli" dan dua langkah dibelakang keduanya berdiri
Lie-ciangbujin, dan Tung-san-sian-ji
"kalian berempat mendekatlah !" seru Pah-sim-sai-jin,
keempatnyapun melangkah mendekati Pah-sim-sai-
jin, Pah-sim-sai-jin mengangkat kedua tangannya
sambil membaca mantra, tubuh Pah-sim-saijin sudah
basah dengan keringat yang mengalir deras,
kemudian asap keluar dari kepala empat orang itu,
dari kepala Mo-san-lohap keluar asap hitam dan
dengan cepat meluncur kekepala Pah-sim-sai-jin,
sementara asap diatas kepala Wan-ciangbujin
berwarna putih, sementara diatas kepala Ui-hai-sian
dan Sin-cui-sian berwarna abu-abu, warna abu-abu itu
bergerak lambat meluncur kekepala Pah-sim-sai-jin,
sementara asap putih diatas kepala Wan-ciangbujin
masih berkutat di atas kepala Wan-ciangbujin,
peperangan batin itu berlangsung lama, wajah Wan-
ciangbujin semakin berkerut merah, urat di dahinya
semakin menonjol membiru, dan lama kelamaan asap
putih itu bergerak kearah Pah-sim-sai-jin, dan
akhirnya lennya diatas kepala Pah-sim-sai-jin.
Hal yang sama dilakukan oleh Pah-sim-sai-jin kepada
delapan orang lainnya, setelah itu kedua belas orang
itu disuruh duduk "kalian harus menghadap padaku jika aku panggil "Si-
it-ji-sam" dengar ".!" teriak Pah-sim-sai-jin sehingga
suaranya bergema jauh kekaki bukit, keempat orang
itu mengangguk tiga kali, kemudian Pah-sim saijin
menyuruh delapan belas orang itu duduk didepannya
"kalian harus menghadap padaku jika aku panggil
"Seng-Si-pat" dengar"!" kembali suara Pah-sim-sai-jin
bergema jauh, setelah itu empat puluh orang disuruh
duduk dihadapannya "kalian menghadap padaku jika aku panggil "Thian-
Tin" (barisan langit) dengar".!" Kembali suara Pah-sim-
sai-jin bergema, empat puluh orang itu mengangguk
tiga kali, dan yang terakhir dua rurus tiga puluh orang
dpanggil "tee-tin" (pasukan bumi)
Suasana pertarungan nurani dan sihir Pah-sim-sai-jin
selesai sampai matahari tenggelam, dan dalam
setengah hari itu Pah-sim-sai-jin telah membetuk
pasukan dibawah kendalinya, malam itu lewat
dengan suasana hening dan mencekam, tubuh-tubuh
manusia itu terduduk laksana arca ditengah gelapnya
malam, tidak ada sedikitpun sura walaupun itu suara
binatang malam, keadaan itu berlangsung sampai
terbit matahari Pah-sim-sai-jin membuka matanya dengan perlahan
"bangunlah kalian dan ini menhormatlah padaku !"
ujar Pah-sim-sai-jin, semuanya sujud dihadapan Pah-
sim-sai-jin "Si-it-ji-sam"!"
"kami yang mulia .." sahut dua belas orang sambil
mengangkat kepala "kalian pergi ke pulau kura-kura dan habisi nyawa
she-taihap !" "baik yang mulia, segera ditunaikan." Sahut mereka
serempak dan kemudian dua belas orang itu
berkelabat dari tempat itu
"Seng-si-pat..!"
"kami yang mulia.."
"kalian tumpas para penentang Pah-sim-sai-jin di
empat penjuru tingkok."
"baik yang mulia, segera ditunaikan."
"Thian-tin"!"
kami yang mulia?" taklukkan dan kuras harta para pejabat dan hartawan
di empat penjuru tiongkok
"baik yang mulia, segera ditunaikan
"Tee-tin..!" "kami yang mulia.."
"tebar kejahatan, tindas orang lemah, berbuatlah
sesukamu pada mereka."
"baik yang mulia, segera ditunaikan
lembah itu pun akhirnya sepi hanya tinggal Pah-sim-
sai-jin yang berdiri sambil berkomat-kamit, kemudian
Pah-sim-sai-jin menghilang sehingga tinggallah tenda-
tenda kosong dan tungku-tungku yang sudah dingin
tanpa sekam. Siang itu Yo-hun sedang sibuk menyusun rempah-
rempah, tiba-tiba dua puluh orang bertubuh kekar dan
gerakan gesit mendekati tokonya, Yo-hun yang lihai
segera menoleh dan menyapa dengan ramah
"siapakah para sicu, sepertinya dalam satu
rombongan ?" "hancurkan rumah dan habisi nyawanya!" teriak salah
seorang dari mereka "eit tunggu dulu, apa mau kalian, kenapa hendak
menghancurkan dan mau membunuh saya !?" sela Yo-
hun sambil melangkah tiga tindak kedepan
"tidak usah basa-basi, mari kita bunuh!" sahut orang
menjadi komando, serempak mereka bergerak
menyerang Yo-hun. Yo-hun melenting keudara, dan dengan gerakan
ringan menerjang pengeroyok, semua lawannya
dengan cekatan menyerang dan mendesak Yo-hun,
melihat gerakan-gerakan yang gesit dan tenaga yang
dikeluarkan juga tidak bisa dipandang ringan, Yo-hun
tanpa memberi hati mengeluarkan ilmu simpanannya
"peklek-jiu" laksana halilintar pukulan-pukulan Yo-hun
menerpa tubuh lawan-lawannya, sehingga segigih
apapun mereka merabgsak maju tetap saja mereka
terpental dan kalang kabut.
Ketika istrinya Lui-kim pulang dari belanja dari pasar
lawan Yo-hun tinggal dua orang
"siapa mereka Hun-ko !?"
"tidak tahu Kim-moi, tiba-tiba mereka datang dan
hendak membunuhku." jawab Yo-hun, dan tiba-tiba
dua orang itu menerjang dengan serangan
mematikan, Yo-hun dengan cekatan mengibaskan
pukulan halilintarnya dan
"blam?" kedua lawanya terpental dua meter dan
ambruk dengan nyawa putus
"aneh kenapa mereka ini, ilmu mereka rata-rata tinggi
dan sepertinya mereka ini tokoh-tokoh yang
mengadakan pertemuan di "Ang-coa-kok"
"hmh" bisa jadi bahwa telah terjadi sesuau yang
tidak beres di tempat pertemuan itu."
"sudahlah, saya harus menguburkan ke dua puluh
janazah ini, dan besok akan coba saya selidiki tentang
pertemuan tersebut" ujar Yo-hun dan segera menggali
tanah di belakang rumahnya.
Keesokan harinya, Yo-hun pergi menemui Bu-liong,
seorang temannya pemasok rempah-rempah, Yo-hun
berjalan buru-buru karena setelah urusan bisnisnya
selesai, dia hendak ke Ang-coa-kok, ketika sampai
dikediaman Bu-liong alangkah kagetnya Yo-hun
melihat anak buah BU-liong banyak yang terkampar
tewas dihalaman rumah, "Bu-sicu"!" panggil Yo-hun sambil melompat keteras
rumah, namun tidak ada jawaban, dan hatinya makin
penasaran ketika melihat dinding rumah itu juga
jebol. Dengan sikap waspada Yo-hun memasuki rumah Bu-
liong yang sudah berantakan, dan juga banyak mayat
bergelimpangan, Yo-hun mendapatkan Bu-liong serta
anak istrinya sudah tewas dengan dada robek besar
oleh luka bacokan pedang, karena tidak ada yang
dapat ditanyai, Yo-hun meninggalkan tempat tersebut
dan menuju sebuah toko kelontong, dan lagi-lagi Yo-
hun mendapatkan mayat-mayat bergelimpangan, Yo-
hun yang melihat keadaan itu makin geram dan
marah. Kemudian Yo-hun dengan terburu-buru menuju rumah
Kam-kungcu, dan sesampai di kediaman Kam-kungcu
seorang petugas jaga mendekat
"anda siapa " dan apa hal sehingga datang kesini ?"
"saya Yo-hun ingin bertemu dengan Kam-taijin."
"ada urusan apa ?"
"telah terjadi pembantaian di kediaman rekan saya
dan sebuah toko kelontong."
"baiklah, mari ikut saya untuk menemui Lou-


Kembalinya Si Manusia Rendah Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ciangkun." Sahut penjaga dan melangkah, Yo-hun
mengikuti dari belakang Lou-ciangkun yang sedang duduk diruang tengah
bersama beberapa kepala pengawal menghentikan
pembicaraan ketika petugas jaga bersama Yo-hun
muncul "tuan ! saudara ini hendak melaporkan sesuatu pada."
"hmh..sipakah kamu sicu !?"
"saya Yo-hun ciangkun penjual rempah-rempah."
"apa yang hendak kamu laporkan !?"
"tadinya saya hendak menemui rekan kerja saya Bu-
liong seorang pemasok rempah-rempah kekota
Sinyang, tapi setiba saya disana, rekan saya dan
keluarganya serta para anak buahnya telah
bergelimpangan tewas, kemudian sebuah toko
kelontong tidak jauh dari kediaman rekan saya itu,
juga saya dapati beberapa orang tewas."
"hmh"bawalah kami kesana !" ujar Lou-ciangkun
"baik, marilah ciangkun !" sahut Yo-hun, kemudian
merekapun dengan sepasukan polisi mendatangi
tempat tersebut, setelah memeriksa
"sepertinya ini pembantaian, dan kalau dilihat dari
luka-lukanya, mereka ini tewas oleh golongan
kangowu." "dugaan saya juga demikian ciangkun." sela Yo-hun,
dan kemudian tiba-tiba seorang polisi datang dengan
tergesa-gesa "maaf ciangkun kita harus segera kembali ke markas,
karena markas dan kediaman taijin didatangi orang-
orang sakti dan membunuhi petugas." Mendengar
laporan itu segera Lou-ciangkun berlari dan diikuti
semua pasukan, Yo-hun yang penasaran tentu tidak
tinggal diam, dia berlari sangat cepat menuju
kediaman Kam-taijin. "dikediaman Kam-taijin sudah banyak para petugas
yang tewas, Yo-hun melihat ada sepuluh orang yang
dengan sadis membunuhi para petugas yang tersisa
dua puluh orang, Yo-hun dengan tangkas memasuki
pertempuran menghalau kesepuluh orang yang
hendak menghabisi petugas
"blam"." Pukulan "pek-lek-jiu" beradu dengan pukulan
lawan, empat orang lawannya mundur empat
langkah sementara Yo-hun dua langkah, sepuluh
orang itu mengelilingi Yo-hun yang siaga dan
waspada "sicu sekalian, apa yang telah kalian perbuat ini
membunuhi orang seenaknya." tegur Yo-hun, diantara
mereka itu terdapat Lo-sian (dewa tua)
"apa pun yang kami lakukan anda tidak usah ikut
campur, jika tidak berarti anda juga harus mati
karena telah menantang Pah-sim-sai-jin." sahut Lo-
sian, Yo-hun terpana melihat sepuluh orang yang dari
gerakannya saja diketahui bahwa mereka adalah ahli
silat kalangan atas, dan terlebih Yo-hun terkejut
bahwa mereka ini pengikut Pah-sim-sai-jin.
Cianpwe, apa yang telah terjadi dengan kalian,
kenapa sampai hati berbuat telengas seperti ini."
"sial bunuh saja orang ini !" sela yang lain, dan
spontan kesepuluh orang itu menyerang Yo-hun, Yo-
hun yang sudah siaga bergerak tangkas menyambut
serangan lawan yang tidak ringan itu, pertempuran
berangsung seru, tubuh Yo-hun dikerubuti sepuluh ahli
kangowu kalangan atas, untungnya Yo-hun berbekal
ilmu langka dan luar biasa, dia dia juga termasuk
tokoh kalangan atas, dengan luar biasa ilmu
pedangnya yang luar biasa dan pukulan yang laksana
kilatan halilintar mampu mengimbangi kesepuluh
tokoh kosen itu. Dengan hati-hati dan perhitungan matang Yo-hun
memapaki semua serangan dan juga berusaha untuk
membalas menyerang lawan, dua ratus jurus sudah
berlalu, kepiawaian Yo-hun yang laksana naga
menghentak kesepuluh penyerangnya, namun
walaupun demikian sepuluh lawannya tidak ada
satupun yang mempelihatkan wajah jerih, muka
mereka biasa-biasa saja walaupun beberapa luka dan
pukulan Yo-hun mengenai mereka, mereka tidak
mengeluh, hanya memang gerakan mereka lamban
sesaat ketika mendapatkan sabetan pedang atau
pukulan Yo-hun, namun setelah agak lama
merekapun bergerak cepat seperti semula.
Hal ini membuat Yo-hun kelabakan, tiga ratus jurus
sudah berlalu, Yo-hun juga sudah beberapa terluka,
namnun semangatnya masih berkobar untuk
menundukkan sepuluh lawannya, keganjilan lawan-
lawannya ini membuat Yo-hun harus mengerahkan
seluruh kegesitan dan kepandaiannya, ketika
menjelang sore dimana pertempuran masih seru dan
menegangkan, sebuah bayangan muncul yang
ternyata yang memasuki kencah pertempuran adalah
Lui-kim istrinya, dan hal ini membuat Yo-hun makin
bersemangat, dengan kehadiran istrinya sepasang
naga ini menunjukkan kehebatannya, dan dalam
waktu satu jam, ketika malam mulai merambat,
sepuluh tokoh kosen itu harus mengakui sepasang
naga ini, mereka semua terkapar tewas.
Lou-ciangkun segera mendekat dan menjura
"sungguh tidak dinyana bahwa aku berhadapan
dengan "Ui-hai-siag-liong" ujar Lou-ciangkun sambil
menjura "ciangkun janganlah berlebihan, situasi kita sangat
genting, sebaiknya mayat-mayat ini dikuburkan dan
kita membicarakan keadaan ini." sahut Yo-hun
"hmh.. benar, marilah kita kedalam dan berbicara
dengan taijin." ujar Lou-ciangkun, ketiganya masuk
kedalam ruangan dan didalam Kam-taijin dan sepuluh
orang petugas berjaga-jaga.
"kenapa kamu sampai kesini Kim-moi !?" tanya Yo-
hun, lalu Siangkoan-lui-kim bercerita bahwa, ketika
dia sedang beres-beres di dalam toko, tiba-tiba empat
puluh orang mendatangi toko
"siapa kalian !?" tanya Lui-kim
"hmh"mari kuras hartanya dan kita ringkus wanita
cantik ini." teriak pimpinan rombongan itu, serentak
mereka memasuki toko dan hendak menangkap Lui-
kim, Lui-kim sekali hentak telah menampar empat
orang hingga terjungkal pingsan, dan Lui-kim
melompat dengan gesit keluar dari tokonya dan
menghadapi orang-orang itu dihalaman rumahnya.
Lui-kim bergerak cepat dan tangkas, kibasan pukulan
pek-lek-jiu dan kilatan pedang thian-it-kiam yang luar
biasa memporak-porandakan pengeroyok, mereka
laksana laron menubruk api yang berkobar, dalam
jangka satu jam dua puluh orang sudah ambruk tidak
berdaya, namun hal itu tidak menyurutkan serangan
para pengeroyok, mereka terus merangsak maju, Lui-
kim dengan sabar dan mantap merubuhkan lawan-
lawannya hingga akhirnya semuanya terkapar tewas,
hal ini bukan karena Lui-kim yang kejam, akan tetapi
semua penyerangnya selalu bangkit setelah ambruk,
sehingga seluruh pengeroyok itu hanya bisa diam
setelah nyawa melayang. Lui-kim semakin heran dengan kejadian yang
menimpa mereka, karena baru semalam dua puluh
orang mendatangi toko mereka dan pagi ini datang
pula empat puluh orang, dan Lui-kim juga merasa
tidak enak karena suaminya juga belum kembali,
segera Lui-kim masuk kedalam rumah dan memanggil
pelayanya "Pek-bo tolong jaga Li-ji, dan toko segera kalian tutup,
saya hendak menyusul suami saya."
"baik kouniow."
"dan ingat kalian jangan keluar dari dalam rumah,
kunci pintu rapat-rapat." ujar Lui-kim, empat
pelayannya mengangguk, lalu Lui-kim segera keluar
dan menuju tempat Bu-liong, sesampai ditempat Bu-
liong Lui kim hanya mendapatkan mayat yang
berserakan, Lu-kim bergerak kepusat kota, suara
pertempuran dikediaman Kam-taijin menjadi
perhatiannya, dan ketika melihat yang bertempur
adalah suaminya, Lui-kim langsung terjun membantu
suaminya. Diruang tengah Kam-taijin dan tiga ciangkun beserta
ui-hai-siang-liong mengadakan pembicaraan, dua
orang pelayan menghidangkan teh hangat
"taijin situasi kita ini sungguh membuat penasaran,
dimana dua pembantaian telah terjadi." ujar Lou-
ciangkun "hmh".menurut siang-taihap, siapakah mereka yang
membuat kekacauan ini ?" tanya Kam-taijin
"menurut saya ini ada hubungan dengan pertemuan
para pendekar yang diadakan di "ang-coa-kok"
"maksud taihap telah terjadi hal tidak beres pada
pertemuan tersebut ?"
"benar taijin." jawab Yo-hun
"hmh"lalu apa rencana siang-taihap ?"
"dilihat dari kepandaian para pengacau ditempat
taijin, saya yakin mereka adalah tokoh-tokoh
kenamaan, dan ini sangat mengherankan karena
ketika saya berhadapan dengan mereka, saya
merasakan keganjilan."
"keganjilan apa yang taihap maksud ?"
"kesepuluh lawan tadi seperti boneka karena mereka
menyerang tanpa basa-basi."
"kalau hanya karena tidak ada basa-basi, menurut
saya hal itu biasa saja karena mereka adalah orang
kangowu yang haus darah." sela Lou-ciangkun
"memang benar ciangkun kalau mereka penjahat
sadis, namun mereka itu adalah golongan pendekar
dan kenyataannya mereka itu adalah para cianpwe."
sahut Yo-hun "hmh".jika demikian tentu telah terjadi hal yang
dahsyat di saat pertemuan itu." sela Ma-ciang-kun
"kalau begitu apa yang harus kita lakukan siang-
taihap ?" tanya The-ciangkun
"kita tidak mengetahui persis apa yang terjadi pada
pertemuan tersebut, namun melihat prilaku mereka,
kita butuh orang yang bisa mengembalikan ingatan
mereka." "apa taihap ingin mengatakan bahwa mereka semua
telah dihypnotis ?" "benar taijin dan tentunya orang yang mengendalikan
mereka adalah orang yang sangat luar biasa."
"lalu kepada siapakah kita minta bantuan untuk itu ?"
"jalan satu-satunya kami harus ke pulau kura-kura
untuk bertemu dengan she-taihap Im-yang-sin-taihap
untuk membicarakan kemelut ini, namun sebaiknya
kita tunggu beberapa hari ini untuk melihat keadaan
disini." "hmh"benar juga dan saya atas nama seluruh
penduduk sinyang mengucapkan terimaksaih kepada
Ui-hai-siang-liong yang demikian peduli dengan
keadaan kita ini." "sudah bagian dari tugas-tugas kami tai-jin."
"baik kalau begitu, jadi Lou-ciangkun, Ma-ciangkun
dan The-ciangkun kalian perketat penjagaan dan
sebar penyidik untuk melihat kedaan kota."
"baik taijin." sahut ketiga ciangkun dan dengan sigap
meninggalkan ruangan untuk melaksanakan perintah.
"kami juga mohon pamit taijin." ujar Yo-hun
"baiklah siang-taihap, dan jika saatnya siang-taihap
akan berangkat, saya minta siang-taihap meberi tahu
saya." "baiklah tai-jin, kami permisi dulu." sahut Yo-hun dan
sepasang pendekar itu meninggalkan kediaman Kam-
tai-jin Sesampai dirumah, Ui-hai-siang-liong selalu waspada,
dan tiga hari kemudian The-ciangkun datang dan
melaporkan kekacauan di rumah Lu-wangwe, dan
tanpa menunda waktu, sepasang pendekar itu
menuju kediaman hartawan Lu, pasukan Ma-ciangkun
terdesak hebat diserang dua puluh orang pengacau
"saudara-saudara tolong mundur !" teriak Yo-hun
sambil melompat kearena pertempuran, pasukan
yang sudah kewalahan dan luka-luka mundur, Yo-hun
dengan gerakan gesit menghadang serangan
pengacau. "kali ini Yo-hun berusaha untuk tidak menjatuhkan
dengan tangan maut, karena ingin mengamati
keadaan pengacau, tapi kenyataannya jika lunak
membuat lawan makin merangsak maju, luka ringan
yang mereka derita akibat pukulan Yo-hun tidak
mereka rasakan, dan bahkan membuat Yo-hun makin
sibuk, Lui-kim maju membantu suaminya
"usahakan jangan ada yang tewas Kim-moi !" teriak
Yo-hun, Lui-kim mengangguk dan memulia serangan
dengan kelincahannya yang luar biasa, para pengacau
terus melawan tanpa sedikitpun lelah dan gentar, Ui-
hai-siang-liong dengan sabar dan kokoh merobohkan
semua pengacau, hingga menjelang sore dua puluh
orang itu ambruk semua, enam orang tewas, sepuluh
orang pingsan dan empat orang luka berat tapi masih
sadar. Yo-hun mengikat empat orang itu di tiang rumah Lu-
wangwe, Ui-hai-siang-liong dan ketiga ciangkun
berdiri mengamati emapat orang itu, mata keempat
orang itu masih menyiratkan kemarahan menatap Ui-
hai-siang-liong "bagaimana Hun-ko, keganjilan apa yang ada pada
mereka ?"

Kembalinya Si Manusia Rendah Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"sebentar Kim-moi, aku akan coba ajak mereka
bicara." jawab Yo-hun sambil maju satu langkah
"siapakah kalian " kenapa membunuhi orang-orang
dengan demikian ganas ?" tanya Yo-hun, mata empat
orang itu bersinar tajam menatap Yo-hun sambil
menggeram marah, sampai lama mereka tidak
menjawab kecuali hannya menggeram
"hmh"apakah kalian peserta pertemuan pemilihan
bengcu di ang-coa-kok ?" lagi-lagi keempat orang itu
mengerang marah "betul dugaan taihap, mereka ini seperti boneka." sela
Lou-ciangkun, Yo-hun berpikir keras untuk menyelidiki
penyebab keganjilan para pengacau ini
"apakah Ui-hai-sian memimpin pertemuan itu "
siapakah yang telah ditunjuk menjadi bengcu ?" tanya
Yo-hun, tiba-tiba empat orang itu terdiam dan
menundukkan kepala, Yo-hun saling pandang dengan
istrinya "dimanakah Ui-hai-sian ?" tanya Yo-hun, kemudian
empat orang itu mengangkat kepala dengan tatapan
tajam dan muka bringas sambil meronta
"siapakah yang telah kalian tunjuk menjadi bengcu !?"
sela Lui-kim, tiba-tiba empat orang itu diam dan
menunduk lagi, Yo-hun memandang istrinya
"bagimana menurutmu Kim-moi ?"
"mereka mengkin telah dikendalikan oleh yang diakui
sebagai bengcu." jawab Lui-kim
"siapakah sekarang bengcu dunia persilatan ?" tanya
Yo-hun, empat orang itu tetap diam dan menunduk
"apakah bengcu yang mengutus kalian dan menyuruh
berbuat onar seperti ini ?" tanya Yo-hun, namun tidak
ada jawaban yang keluar dari empat orang itu kecuali
hanya diam dan menunduk. "bagimana siang-taihap, apa yang harus kita
lakukan ?" tanya Lou-ciangkun
"hmh"yang tewas kita kuburkan, dan yang masih
hidup kita giring kepenjara, setelah itu kita akan
menemui Tai-jin." "baiklah kalau begitu." sahut Lou-ciangkun dan
memerintahkan kepada pasukan untuk menguburkan
yang tewas dan mengikat yang masih hidup, lalu
malam itu mereka kembali ketempat Kam-tai-jin,
sementara Lui-kim kembali kerumah untuk
menjemput anaknya Yo-seng.
Diruang tengah kediaman Kam-tai-jin kembali Kam-
tai-jin menerima Ui-hai-siang-liong
"bagaimana siang-taihap, apakah dalang kekacauan
ini sudah diketahui ?"
"sudah taijin, hanya sanya namanya belum kita
dapatkan." "maksudnya bagaimana taihap?"
"dalangnya adalah bengcu yang mereka tunjuk dan
nama bengcu tersebut belum kita ketahui."
"hmh"lalu bagaimana selanjutnya taihap ?"
"besok kami akan menemui mereka lagi dipenjara."
"baiklah kalau demikian siang-taihap, bermalamlah
disini." ujar Kam-tai-jin dan menyuruh pelayan
menyediakan kamar tamu bagi Ui-hai-siang-liong.
"apa yang akan kita lakukan besok Hun-ko ?"
"kita akan mengungkap siapakah bengcu yang telah
ditunjuk." "menurut Hun-ko siapakah kiranya yang menjadi
bengcu ?" kalau menurut perkiraan saya yang mungkin jadi
bengcu adalah Ui-hai-sian, tapi tidak mungkin jika
melihat reaksi dari orang-orang itu."
"benar Hun-ko, lalu siapa lagi kira-kira yah "
"hmh" saya akan coba ajukan tiga nama lagi besok."
"siapakah itu Hun-ko ?"
"Mo-san-lohap", "Pek-hak-lojin" dan "Sin-ciu-sian"
"lalu apakah kita akan tetap menemui Im-yang-sin-
tai-hap ?" "benar istriku, karena bagaimanapun, dalang yang
kita hadapi ini bukan orang sembarangan."
"baiklah, sekarang kita istirahat saja." sahut Lui-kim,
keduanya menuju ranjang empuk dan membaringkan
tubuh dan tidur sambil berpelukan.
Keesokan harinya Ui-hai-siang-liong beserta tiga
ciangkun mendatangi penjara, empat belas orang
pengacau itu semuanya diam tertunduk dibalik jeruji
besi, ketika Ui-hai-siang-liong datang, sikap mereka
masih tetap diam tertunduk.
"tolong beritahu kami siapa yang telah ditunjuk
menjadi bengcu." ujar Yo-hun, semuanya diam
tertunduk "apakah Mo-san-lohap ?" tanya Yo-hun, mereka tidak
menggubris "apakah Pek-hak-lijin".. ?"
"atau Sin-ciu-sian"." ujar Yo-hun, para pengacau tidak
ada yang menjawab, Yo-hun tercenung
"apakah mungkin bengcu kalian Pah-sim-sai-jin !?"
sela Lui-kim, tiba-tiba mereka berlutut, melihat reaksi
dari para pengacau Yo-hun dan istrinya saling
pandang. "hmh"berarti ini semua ulah dari pah-sim-sai-jin." sela
Yo-hun "kalau begitu Pah-sim-sai-jin telah kembali dan
tentunya ini adalah hal yang gawar." ujar Ma-
ciangkun. "apa yang harus kita perbuat taihap, jika pah-sim-sai-
jin telah kembali, kita akan mengalami hal-hal yang
suram." "kita akan berusaha sekuat tenaga untuk menentang
kembalinya Pah-sim-sai-jin, jadi sebaiknya kami akan
mengadakan perjalanan ke pulau kura-kura dan
mengatur langkah-langkah penanggulangan bersama
she-taihap." "benar taihap, semoga saja ui-hai-siang-liong dan she-
taihap dapat mencegah keburaman dunia kangowu
akibat kembalinya pah-sim-sai-jin." sahut Lou-
ciangkun, kemudian Ui-hai-siang-liong kembali
kerumah mereka setelah pamit kepada Kam-tai-jin.
"hwa-kok" pagi itu sangat sejuk, dedaunan penuh
bintik embun yang berkilau ditimpa cahaya mentari,
didepan sebuah pondok yang mungil dan bersih
seorang perempuan cantik dengan anggun sedang
menikmati bersihnya udara pagi, perempuan itu
adalah Kao-in-hong, namun ketenangan yang damai
itu terusik oleh kemunculan sepuluh orang yang
gerakannya begitu lincah, mereka rata-rata berumur
lima puluh tahun lebih, Kao-hong-li membuka
matanya dan segera berdiri menyambut ketangan
sepuluh orang tua tersebut
"selamat bertemu para cianpwe, siapakah gerangan
para cianpwe dan ada apakah sehingga berkunjung
ketempatku yang terpencil ini ?" tanya Kao-hong-li
lembut, namun sapaan ramah itu tidak mendapat
jawaban kecuali hanya tatapan tajam, Kao-hong-li
terkesiap setelah melihat tatapan-tatapan yang
menggiriskan itu, tiba-tiba dua orang dari mereka
menerkam kearah Kao-hong-li, Kao-hong-li dengan
gesit menghindar dan menjauh
"ada apa cianpwe, kenapa tiba-tiba menyerang tanpa
alas an." tegur Kao-hong-li, kedua orang itu makin
gencar menyerang Kao-hong-li, keadaan yang ganjil
itu membuat kao-hong-li bersikap lebih waspada.
Sampai tujuh puluh jurus Kao-hong-li masih dapat
bertahan dan menghindar, karena merasa tekanan
makin kuat, Kao-hong-li mulai membalas serangan,
pertempuran seru dan segitpun terjadi, Kao-hong-li
mengerahkan seluruh kemampuan untuk merubuhkan
dua lawannya, namun baru lima puluh jurus tiga
orang dari mereka terjun membantu kedua
temannya, keadaan yang imbang itu drastis
menyudutkan Kao-hong-li, kelima orang itu adalah
golongan yang disebut pah-sim-sai-jin dengan sebutan
thian-teen. Kao-hong-li terdesak hebat, bebrapa pukulan sudah
bersarang ditubuhnya dan mengakibatkan luka dalam,
Kao-hong-li menjadi bulan-bulanan karena dikurung
lima kawakan setarap ciangbujin, ketika Kao-hong-li
terhempas ketanah akibat dorongan pukulan sin-kang
dari seorang lawanya kemudian disusul tendangan
memataikan yang mengarah kepala Kao-hong-li
sudah tidak dapat mengindar, namun saat itu dua
bayangan gesit muncul dan menyelamatkan tubuh
Kao-hong-li. Lima orang itu dengan bringas menyerang dua orang
yang baru datang, kedua bayangan itu dengan cepat
dan akurat memmbalas serangan sehingga membuat
kelimanya terlempar laksana layangan putus, kedua
orang itu adalah Ui-hai-siang-liong yang mengadakan
perjalanan keselatan dengan mengambil jalur
ketimur, melihat keadaan lima rekan mereka yang
terlempar lima orang yang lain menyerbu.
Ui-hai-siang-liong yang paham karakter musuh yang
mengeroyok dengan kekuatan ilmu keduanya
mencoba bergerak cepat untuk menundukkan sepuluh
orang tersebut, dan dalam lima puluh jurus sepuluh
orang itu pun terbujur pingsan dengan luka dalam
akibat kekuatan pukulan pek-lek-jiu dan luka akibat
sabetan pedang, setelah semuaya rubuh, Lui-kim
mendekati Kao-hong-li yang dijaga oleh anaknya Yo-
seng yang berumur enam tahun, sementara Yo-hun
mengikat tangan dan kaki sepuluh orang itu.
Kao-hong-li siuman dari pingsannya setelah bebrapa
bagian tubuhnya di pijat oleh Lui-kim
"istrirahatlah dan jangan banyak bergerak." ujar Lui-
kim "terimakasih lihap telah menyelamatkan saya." sahut
Kao-hong-li " sama-sama, apakah pondok ini kamu yang punya ?"
"benar lihap?" "kalau begitu saya akan bawa kamu kedalam." ujar
Lui-kim dan menggendong Kao-hongli kedalam
pondok. Didalam pondok Lui-kim mencoba menyalurkan
tenaga dalam untuk memulihkan Kao-hong-li,
pengobatan itu hampir satu jam
"sudahlah lihap, lukaku semakin membaik dan
nafasku sudah kembali normal." ujar Kao-hong-li, Lui-
kim menghentikan penyaluran tenaganya, kemudian
keduanya keluar dari kamar dan diruang tengah Yo-
hun dan putranya Yo-seng sedang duduk menunggu.
"bagaimana sepuluh cianpwe itu Hun-ko ?" tanya Lui-
kim "mereka sudah saya ikat dan semuanya sudah
siuman." jawab Yo-hun, lalu ketiganya keluar melihat
sepuluh orang yang tersebut
"apa yang kita akan lakukan dengan mereka ini Hun-
ko ?" "entahlah aku juga bingung melihat mereka ini."
"lihap apakah kalian kenal orang-orang ini ?" sela Kao-
hong-li "kenal sih tidak".."
"kao-hong-li-namaku kao-hong-li." sela Kao-hong-li
karena jawaban Lui-kim tergantung
"kao-hong-li, kami tidak kenal, namun karakter
mereka ini dikendalikan oleh manusia durjana."
"maksud lihap, mereka bertindak bukan atas
kehendak mereka !" "benar, demikianlah keadaan mereka li-moi."
"lalu siapakah yang mengendalikan mereka ?"
"yang mengendalikan mereka adalah Pah-sim-sai-jin."
sela Yo-hun "hah"Pah-sim-sai-jin !?" sahut Kao-hong-li terkejut, Ui-
hai-siang-liong menatap Kao-hong-li heran
"maaf, kalau boleh tahu siapakah kalian yang telah
menolongku ini ?" "kami adalah Ui-hai-siang-liong dan ini Yo-seng anak
kami." jawab Lui-kim
"ah ternyata ui-hai-siang-liong, terimakasih sekali
laagi." sahut Kao-hong-li sambil menjura.
"sudahlah Li-moi, kita harus memikirkan bagaimana
menyelamatkan sepuluh orang ini." sela Yo-hun
"apakah kamu punya pendapat mengenai mereka ini
Li-moi ?" tanya Lui-kim
"hmh".saya selama ini mengurung diri dilembah ini
dan hanya sesekali memasuki kota, saya juga tidak
mengerti apa yang harus diperbuat." jawab Kao-hong-
li "yang jelas kita harus mencari obat penawar dari ilmu
hitam pah-sim-sai-jin ini sehingga mereka kembali
normal." sela Yo-hun
"kalau begitu bertanya pada tabib." ujar Kao-hong-li
"dimanakah kita mendapatkan tabib didaerah ini ?"
tanya Yo-hun "dipinggir kota Kunming ada seorang tabib, sebaiknya
kita Tanya saja beliau, mungkin dia dapat memberi
pendapat." jawab Kao-hong-li.
"hmh bagu juga jika kita dapat menjemput tabib itu
kesini." sela Lui-kim
"sebaiknya saya ketempat tabib tersebut dan
mengajaknya kesini." ujar Yo-hun
"benar taihap, tabib itu dipanggil wan-sinse, dan akan
lebih mudah baginya datang kesini jika taihap
mengatakan hwa-kok." ujar Kao-hong-li
"kenapa demikian LI-moi ?"
"karena tabib itu kenal baik dengan saya, karena dia
sering menitipkan belanjaan beras dan ikan asin pada


Kembalinya Si Manusia Rendah Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

saya jika saya berketepatan kekota."
"baiklah kalau begitu, saya akan segera kesana."
sahut Yo-hun, kemudian dengan lompatan gesit Yo-
hun sudah meninggalkan pondok.
Setelah Yo-hun pergi Kao-hong-li mengajak Lui-kim
masuk kedalam pondok "sebenarnya lihap beserta keluarga mau kemana ?"
tanya Kao-hong-li sambil menatap Yo-seng, Yo-seng
tersenyum dan mengangguk hormat, Lui-kim juga
menatap anaknya "sebenarnya kami mau menumui Im-yang-sin-taihap
terkait masalah yang kita hadapi ini."
"bagaimanakah situasi sebenarnya Kim-cici ?"
"situasinya sangatlah gawat Li-moi, kamu bayangkan
saja, sepertinya seluruh peserta pertemuan pemilihan
bengcu di Sinyang telah di hipnotis oleh Pah-sim-sai-
jin sehingga berkelakuan ganjil."
"hmh"memang gawat kalau begitu cici."
"dan saya yakin bahwa diantara sepuluh orang yang
dihalaman pondok ini ada yang ciangbujin partai
persilatan." tambah Lui-kim, dugaan Lui-kim ini
memang benar adanya karena karena empat orang
dari mereka yang terikat adalah Cia-tojin dari
Kunlunpai, Coa-ciangbujin dari hoasanpai, Ma-
ciangbujin dari thaisanpai dan Sim-ciangbujin dari
kotongpai. "apakah kira-kira kali ini Im-yang-sin-taihap akan
dapat menundukkan pah-sim-sai-jin ?" gumam Kao-
hong-li lirih "semoga saja, kita tidak boleh putus berharap
walaupun sepertinya pah-sim-sai-jin lebih misterius
dan ganjil daripada dulu, dan Im-yang-sin-taihap
mendapatkan jalan untuk mengendalikannya."
"hmh"dimanakah sekarang Im-yang-sin-taihap ?"
gumam kao-hong-li dengan nada gemetar karena
haru rindu yang membuncah dari kepundan jiwanya,
sehingga nada desahan itu demikian kentara pada
pendengaran Lui-kim. "apakah Li-moi kenal Im-yang-sin-taihap ?" tanya Lui-
kim "kami pernah sekali bertemu." jawab Kao-hong-li
"oh ya sebaiknya kita mempersiapkan makan
malam." ujar Kao-hong-li, kemudian keduannya sibuk
didapur sementara Yo-seng juga tidak mau diam, Yo-
seng membelah kayu dihalaman belakang.
Malam harinya Yo-hun dan Wan-sinse datang, setelah
istrirahat beberapa lama, Wan-sinse langsung
memeriksa tawanan didampingi oleh Yo-hun, setelah
memeriksa dengan seksama wan-sinse berpikir keras
"bagaimana sinse, dapatkah mereka normal
kembali ?" tanya Yo-hun
"hmh".luar biasa orang yang mempengaruhi mereka
ini, seluruh sendi saraf pada kepala dan otak telah
kacau, kasihan mereka ini, dua orang ini saya kenal,
mereka ini kalau adalah Coa-ciangbujin dari
hoasanpai, dan Sim-ciangbujin dari kotong-pai." sahut
Wan-sinse "hmh"begitukah " lalu adakah yang bisa kita lakukan
untuk memulihkan mereka, sinse ?"
"hmh"saya tidak akan mampu mengobati mereka
ini , taihap, tapi saya punya saran yang mungkin patut
dicoba." "apakah itu sinse ?" tanya Yo-hun dengan nada harap
"saya memiliki seorang supek yang tinggal di kota
Bao dan tepatnya di lembah unggas, saya tidak tahu
apakah supek saya itu dapat mengobati mereka ini,
namun yang pasti supek saya itu lebih matang dan
pandai dari saya." "hmh"saran sinse patut untuk dicoba, kalau begutu
marilah kita kembali kedalam untuk
merundingkannya." sahut Yo-hun
"bagaimana Hun-ko ?" tanya Lui-kim
"sinse menyatakan bahwa keadaan mereka itu
mengenaskan, namun kita disarankan Wan-sisnse
untuk mendatangi supeknya di Jim-kok."
"bagaimana menurutmu Li-moi ?" tanya Lui-kim
"saya juga berpikir kalau masih ada jalan kenapa
tidak kita coba, saya akan ikut membantu siang-
taihap untuk menyelamatkan tokoh-tokoh ini."
"kalau begitu sebaiknya kita bergegas, supaya besok
kita dapat berangkat."
"suapay mudah begini saja Li-ji." sela wan-sinse pada
Kao-hong-li "bagaimana siok ?" sahut Kao-hong-li
"sepuluh orang ini sebaiknya di tahan disuatu tempat
dan saya akan membuat catatan tentang apa yang
dialami oleh orang-orang ini, dan catatan saya itu
taihap serahkan pada supek saya sehingga supek
tahu apa dan bagaimana tindakan selanjutnya."
"hmh..demikian juga sangat baik menurut saya."
sahut Yo-hun "tapi dimana kita tahan mereka ini ?" sela Lui-kim
"kita minta bantuan kuncu kota kota kunming untuk
menahan mereka dalam penjara." sahut Yo-hun, lui-
kim mengangguk setuju. "baiklah wan-sinse kami akan berangkat besok ke
Kunming, dan silahkanlah sinse membuat catatan
tentang keadaan tokoh-tokoh ini." ujar Yo-hun,
kemudian merekapun istirahat.
Keesokan harinya Kao-hong-li dan semua tamunya
meninggalkan hwa-kok menuju kota Kun-ming, Kao-
hong-li bertekat akan ikut membantu usaha Ui-hai-
siang-liong untuk menanggulangi krisis rimba
persilatan oleh ulah Pah-sim-sai-jin, terlebih tujuan
kedua dari perjalanan itu adalah menemui Im-yang-
sin-taihap sang pujaan hati yang menghiasi bayangan
hidupnya sejak mereka berpisah.
Setelah mereka sampai dikota Kunming, Yo-hun dan
para tokoh yang ditawan menuju kediaman Wan-
kungcu, seorang penjaga mendekati mereka
"siapakah kalian dan apa tujuan datang kesini ?"
"kami adalah Ui-hai-siang-liong dan ingin bertemu
dengan taijin." "ada urusan apakah sehingga ingin bertemu dengan
taijin ?" "ini urusan keamanan, jadi tolong sampaikan pada
taijin." sahut Yo-hun, mendengar masalah kemanan,
penjaga itu langsung berbalik dan melapor kedalam,
sebelum penjaga itu keluar lima orang tentara
mendekati Yo-hun, dan tidak berapa lama penjaga
tadi muncul bersama seorang lelaki berbadan kekar
dan wajah lumayan beringas
"apakah kalian yang ingin menemui taijin ?" tanyanya
dengan suara lantang "benar, apakah taijin mengizinkan kami
menemuinya ?" "karena urusan kemanan, maka taijin memerintahkan
saya untuk menemui kalian, saya adalah Liem-
ciangkun, dan hal apakah yang ingin disampaikan ?"
"baiklah, kami minta tolong kepada Liem-ciangkun
supaya menahan sepuluh orang ini untuk sementara
waktu." "hmh"aneh, kenapa mereka harus ditahan, apakah
mereka melakukan kesalahan ?"
"mereka tidak melakukan kesalahan, tapi mereka ini
adalah orang yang sedang tidak normal, mereka akan
bertindak semena-mena jika dibebaskan."
"maksudmu apakah mereka ini gila ?"
"boleh juga dikatakan begitu."
"penjara bukan tempat orang gila, jadi salah jika
saudara bawa kesini."
"ciangkun ! saya tidak ingin berdebat dengan anda,
jika mereka ini dibebaskan, maka besok pagi kota ini
akan banjur darah." ujar Yo-hun lantang
"heh..kenapa , apalah anda mengancam saya !?"
sahut Liem-ciangkun marah
"tahukah ciangkun, siapa mereka ini ?"
"memangnya mereka siapa ?"
"mereka ini adalah tokoh kalangan atas rimba
persilatan, jika mereka menggila dikota anda ini maka
anda tidak akan mampu mengendalikannya, jadi
sebelum terjadi sebaiknya penjarakanlah mereka
sampai kami mendapatkan sesuatu untuk
memulihkan mereka." ujar Yo-hun, Liem-ciangkun
menatap dua rekannya "Ui-hai-siang-liong, kami salut atas julukanmu yang
harum selama ini, namun urusan ini adalah
wewenang taijin." sela kao-ciangkun
"makanya saya meminta dari awal menemui taijin."
sahut Yo-hun dengan nada kesal
"bailkah, kami akan tanya tai-jin terlebih dahulu." ujar
Kao-ciangkun, kemudian melapor kedalam, tidak
berapa lama Kao-ciangkun datang bersama Wan-taijin
"selamat bertemu wan-taijin, saya adalah Yo-hun dan
ini adalah siangkoan-lui-kim istri saya, dan ini adalah
Kao-hong-li dan ini adalah anak saya Yo-seng,
kemudian sepuluh orang ini adalah sepuluh cianpwe."
"hmh..baiklah siang-taihap, kao-ciangkun sudah
menjelaskan pada saya sebab kedatangan siang-
taihap, dan beritahukan kepada saya kenapa dengan
mereka ini." "tai-jin, sepuluh orang ini adalah peserta pertemuan
pemilihan bengcu di kota sinyang, dan mereka telah
mengalami hal yang luar biasa pada pertemuan
tersebut, dimana mereka yang hadir pada saat itu
ternyata telah di hipnotis oleh Pah-sim-sai-jin,
sehingga mereka tidak sadar akan perbuatan
mereka." jawab Yo-hun, mendengar julukan pah-sim-
sai-jin para tentara kasak-kusuk, Wan-taijin juga
terperangah "baiklah siang-taihap, lalu sampai kapan mereka
dipenjara ?" "kami akan ke kota Bao untuk menanyakan seorang
tabib disana, semoga dia dapat memberi jalan
pemulihan pada tokoh-tokoh ini."
"hmh..baiklah kalau begitu siang-taihap, Liem-
ciangkun giring mereka kepenjara."
"terimakasih tai-jin, dan kami permisi dulu." ujar Yo-
hun, kemudian merekapun meninggalkan kota
Kunming. Disalah satu bagian lembah Jim-kok tersapat sebuah
pondok, dan seorang lelaki tua berumur tujuhpuluh
tahun lebih sedang menjemur obat-obatan didepan
pondoknya yang lumayan besar, dia adalah wan-
yokong (raja obat Wan), Wan-yokong menghentikan
pekerjaannya ketika empat orang memasuki halaman
rumahnya, mereka adalah Ui-hai-siang-liong dan Kao-
hong-li "maaf loncinpawe, apakah ini kediaman Wan-
yokong ?" tanya Yo-hun
"benar.. dan kalian ini siapakah ?"
"saya adalah Yo-hun dan ini ank dan istri saya,
sementara yang ini adalah Kao-hong-li."
"hmh"sepertinya kalian dari perjalanan yang jauh,
ada apakah menemui saya ?"
"kami datang dari kota Kumning, hendak minta
bantuan yokong, dan kami juga membawa pesan dari
keponakan yokong Wan-sinse dari hwa-kok." sahut
Yo-hun sambil memberikan sepucuk surat kepada
Wan-yokong, Wan-yokong membaca surat dari
keponakannya. Agak lama juga Wan-yokong membaca surat dan
catatan keponakannya, setelah itu
"hmh"bagimana mereka dapat tertimpa hal seperti
itu, sobat muda ?" tanya Wan-yokong sambil menatap
Yo-hun, Yo-hun langsung mengerti maksud
pertanyaan Wan-yokong "sesuatu yang serius akan menimpa dunia persilatan
cianpwe, karena pah-sim-sai-jin telah kembali
menancapkan tiraninya, dan kejadian ini bermula dari
pertemuan di Sinyang untuk memilih bengcu, dan
Pah-sim-sai-jin telah menjadikan para peserta
pertemuan menjadi boneka hidup yang
mengenaskan." "ck..ck" sungguh hal yang luar biasa jika pah-sim-sai-
jin mampu melakukan hal ini, karena mampu
mempengaruhi banyak orang dan dengan waktu
yang sangat panjang."
"untuk itulah kami datang meminta pendapat dan
saran dari cianpwe, sungguh kasihan mereka itu,
karena banyak dari mereka kalangan tua didunia
persilatan." "hal ini merupakan pekerjaan yang sulit dan
memakan waktu yang tidak lama sobat muda."
"jika memang ada jalan dan mampu untuk
diusahakan, tentu akan kami coba usahakan."
"pengobatan syaraf kepala yang kacau akibat ilmu
hitam ini adalah sesuatu yang langka."
"apakah yang bisa kita lakukan cianpwe ?"
"saya akui, bahwa saya tidak akan mampu
memberikan pengobatan pada penderita yang
memiliki sin-kang di atas saya, tapi saya hanya dapat
memberikan cara pengobatan pada orang yang
memiliki sin-kang diatas dari para penderita ini."
"maksud cianpwe sin-kang yang mengobati harus
lebih tinggi dari yang diobati ?" sela Kao-hong-li
"benar nak, apakah kalian mampu untuk itu ?"
"jika cara pengobatannya cianpwe ajarkan, mudah-
mudahan kita dapat mengusahakan orang yang dapat
melakukan hal tersebut." ujar Yo-hun


Kembalinya Si Manusia Rendah Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"benar cianpwe, untuk penderita yang sepuluh orang
yang berada ditangan kami, rasanya Ui-hai-siang-liong
akan mampu atasi." sela Kao-hong-li sambil menatap
Yo-hun dan Lui-kim, Wan-yokong juga menatap Ui-
hai-siang-liong "hmh"jadi yang dihadapan saya ini Ui-hai-siang-
liong ?" tanya Wan-yokong mengaskan.
"benar cianpwe, demikianlah orang kangowu
menjuluki kami." jawab Yo-hun
"hmh"kalau begitu saya tidak ragu lagi, baiklah saya
akan ajarkan cara pengobatannya."
"kami siap cianpwe untuk menerima petunjuk." sahut
Yo-hun "marilah kita masuk kedalam pondok saya." ujar
Wan-yokong, kemudian merekapun memasuki rumah
Wan-yokong. "pertama ramuan yang harus disediakan adalah
jamur linzi, hati macan, empedu ular belang, dan akar
pohon persik serta bunga teratai salju."
"dimanakah mendapatkan jamur linzi cianpwe ?"
tanya Kao-hong-li "jamur linzi dapat diperoleh di "goat-teng" (puncak
bulan) di kota Lhasa, ular belang, banyak didapat di
pulau neraka, dan teratai salju terdapat di
pegunungan kunlun." "lalu ramuan ini di apakan cianpwe ?" tanya Lui-kim
"hati macan dan empedu ular belang di rebus untuk
diminum sipenderita, sedang jamur linzi, akar persik
dan teratai salju digodok dalam satu gentong besar
untuk rendaman bagi penderita, suhu air sesuai dan
lebih kuat dari sin-kang sipenderita."
"berapa lama waktu pengobatan cianpwe ?" tanya
Yo-hun "itu tergantung kondisi pasien, pengobatan dihentikan
jika ketika berendam asap warna merah darah keluar
dari ubun-ubunya sampai habis, semakin tinggi sin-
kang si pengobat maka akan semakin cepat asap
warna merah itu keluar."
"terus apakah ada yang lain cianpwe ?" tanya Lui-kim
"hanya itu saja, setelah asap merah keluar maka si
penderita tidak akan sadar sehari semalam, dan
ketika siuman dia akan normal kembali."
"hmh"..pengobatan yang sulit memang, namun akan
kami coba cianpwe." ujar Yo-hun
"lalu bagaimana selanjutnya, apa yang mesti
kerjakan dulu." sela Lui-kim
"yang pasti menemui Im-yang-sin-taihap menjadi satu
keharusan, karena hanya dia yang memiliki dua sin-
kang dengan kekuatan luar biasa."
"apakah kalian berencana menemuinya siang-
taihap ?" sela Wan-yokong
"benar cianpwe."
"kalau begitu kita harus bagi tugas."
"maksud cianpwe ?" tanya Kao-hong-li
"pengadaan ramuan membutuhkan waktu, belum lagi
menanggulangi kekacauan-kekacauan yang
ditimbulkan boneka Pah-sim-sai-jin ini."
"benar sekali cianpwe, sampaikanlah cianpwe
bagimana kita harus memulai." sela Yo-hun
"saya akan ke goat-teng untuk mengambil jamur linzi,
dan yang lain terserah pada siang-taihap."
"hmh"demikian juga baik cianpwe, saya dan istri
akan ke pulau neraka, karena kami dulu juga pernah
kesana, dan nona Kao-hong-li menemui Im-yang-sin-
taihap untuk menyampaikan usaha kita ini."
"lalu bagaimana dengan Seng-ji Hun-ko ?" sela Lui-
kim "Seng-ji biar ikut nona Kao menemui Im-yang-sin-
taihap sekalian kita titip dia di pulau kura-kura,
bagimana nona kao ?"
"baiklah siang-taihap, saya akan membawa Yo-seng
ke pulau kura-kura."
"Jika sudah sepakat kita berangkat besok." ujar Wan-
yokong "benar dan kita akan berkumpul kembali di rumah
cianpwe ini." sahut Yo-hun.
Keesokan harinya merekapun berangkat melakukan
tugas masing-masing, Kao-hong-li beserta Yo-seng
menuju ke wilayah selatan, dan untuk mempermudah
perjalanan Yo-hun membeli kuda untuk perjalanan
Kao-hong-li dan Yo-seng, Yo-seng walaupun masih
enam tahun memiliki kemauan yang kuat dan sudah
memliki dasar ilmu tinggi yang telah diajarkan kedua
orang tuanya "pernakah bibi bertemu Im-yang-sin-taihap?" tanya
Yo-seng pada satu kesempatan ketika mereka
istirahat disebuah hutan di pinggir kota Hanzhong,
Kao-hong-li tersenyum melihat Yo-seng, Kao-hong-li
mengakui bahwa anak siang taihap ini luar biasa,
selama empat bulan perjalanan, Yo-seng tidak pernah
mengeluh, kemauannya kuat dan pembawaannya
juga kalem. "bibi pernah sekali bertemu, kenapa kamu tanyakan
itu seng-ji ?" "ayah dan ibu sangat mengaguminya."
"bagaimana gambaran seng-ji tentang Im-yang-sin-
taihap dari kekaguman kekaguman ayah ibu mu ?"
"Im-yang-sin-taihap itu seorang yang sangat bijak,
sakti dan tampan." "benar sekali seng-ji, memang demikianlah Im-yang-
sin-taihap." "apakah dia orang tersakti dikalangan rimba
persilatan?" "mungkin saja seng-ji, karena sampai saat ini belum
ada yang dapat mengatasinyai."
"bibi, katanya bahwa penghuni pulau kura-kura
adalah orang-orang hebat."
"benar, karena leluhur mereka adalah orang luar
biasa, dan luar biasanya baik kebaikan dan kesaktian
dapat diwariskan hingga ratusan tahun.
"ayah dan ibu sangat berharap saya dapat menjadi
murid Im-yang-sin-taihap."
"jika harapan itu tercapai, alangkah beruntungnya
kamu Seng-ji." "ayah, ibu dan bibi kenyataannya tidak sering
bertemu muka dengan Im-yang-sin-taihap, namun
kenapa sepertinya kalian sangat kenal dengan Im-
yang-sin-taihap ?" "itu karena santer dan cemerlangnya julukan dan
keturunan mereka seng-ji."
"maksudnya bagimana bibi ?"
"awalnya pulau kura-kura tiga ratus tahun yang lalu
dihuni oleh Kim-khong-taihap, beliau seorang yang
bijak dan budiman serta memiliki kesaktian tanpa
tandingan, bahkan seorang bengcu seluruh wilayah,
dan keturunannya juga mewarisi semua kelebihan-
kelebihan itu, dan generasi berikutnya sudah kenal
kelebihan-kelebihan penghuni pulau kura-kura ini
sejak mereka lahir, sebagaimana yang kamu alami
akibat puja pujian orangtuamu, jadi baik kakekmu,
ayahmu, kamu sendiri mengenal kelebihan she-taihap
sejak lahir." "hmh..alangkah luarbiasanya keluarga seperti itu bibi."
"benar seng-ji, she-taihap memang keluarga luabiasa,
tidak ada seorangpun yang memungkirinya, keluarga
yang sakti, budiman, mengagumkan tanpa sedikitpun
cacat" "hmh"sudah, kita lanjutkan perjalanan kita seng-ji."
"baiklah bibi.." sahut Yo-seng sembari berkemas, lalu
merekapun memacu kuda memasuki kota Hanzhong.
Kota Hanzhong sudah selama sebulan berada dalam
kungkungan ketakutan, karena sebulan yang lalu ada
dua puluh orang persilatan memasuki kota Hanzhong,
ketika mereka memasuki kota, rumah seorang
hartawan bermarga Gak menjadi sasaran kebrutalan
mereka, dan bahkan setelah membunuh keluarga
Gak, mereka mendiami tempat itu dan berbuat
semaunya pada penduduk, penduduk menjadi gelisah
dan ketakutan. Hari itu tujuh orang dari mereka memasuki sebuah
penginapan, seorang pelayan menyambut dan
mempersilahkan mereka duduk, setelah pesanan
dihidangkan, ketujuhnya bersantap dengan lahap,
sementara dimeja kasir Yap-ling putri dari Yap-cun
pemilik likoan sedang menjaga kasir, wajah Yap-ling
tergolong cantik dengan tubuh montok.
Dua orang dari ketujuh orang itu tiba-tiba berdiri dan
mendekati meja kasir, dengan tatapan jalang kedua
orang itu menangkap tangan Yap-ling, Yap-lin yang
tidak menduga terkejut dan berteriak, lima orang
penjaga kemanan langsung masuk kedalam dan
menarik kedua orang yang sedang memegangi putri
majikan mereka, Yap-ling terlepas dari geranyangan
kedua orang itu, dan pertempuran antara para
penjaga dengan dua orang itu membuat susana jadi
hiruk pikuk. Dan para tamu menghindar keluar, kedua
orang itu babak belur karena mendapat pukulan keras
dari kelima penjaga, lalu lima orang yang lain berdiri
dan menyerang para penjaga, pertempuran pun
terjadi didalam rumah makan, kursi dan meja
menjadi hancur beratakan bahka tangga dan
ketingkat atas jebol dan hancur, namun pertempuran
terus berlanjut. Yap-cun panik sementara putrinya lari kedalam
dengan ketakutan, akhirnya lima orang penjaga itu
kewalahan, dua orang dari mereka sudah tewas,
kemudian dua orang lagi ambruk pingsan dan seorang
melarikan diri, Yap-cun tidak mengira bahwa serangan
selanjutnya diarahkan kepadanya, sebelum
tendangan menghantam kepalanya, serangkum
pukulan melanda tubuh sipenendang hingga terlempar
dan melabrak tiang, dan tidak ayal mulut dan hidung
orang itu luka dan berdarah.
Enam rekannya langsung menyerang keluar melabrak
Kao-hong-li yang berada di depan likoan, Kao-hong-li
dengan gesit mengerahkan pukulan sakti
"blam" enam orang itu terjungkal kembali masuk
kedalam rumah makan, Kao-hong-li setelah melihat
sinar mata enam orang itu, mengetahui bahwa para
pengacau ini adalah bonekanya Pah-sim-sai-jin, Kao-
hong-li pun tidak memberi kesempatan, dengan
pukulan yang kuat dan gerakan pedang yang luar
biasa mencecar para pengeroyok, dalam waktu yang
tidak berapa lama ketujuh orang itu ambruk tidak
berdaya. "tolong supaya ada dari para sicu yang melapor pada
ciangkun dikota ini supaya datang ketempat ini untuk
memenjarakan orang-orang ini." ujar Kao-hong-li, dua
orang dari mereka segera menuju tempat kediaman
kungcu dan melaporkan kejadian di penginapan,
berselang satu jam sepuluh orang polisi datang, dan
ketika mereka mengikat tujuh orang itu, tiga belas
orang mendatangi likoan, semua orang yang
menonton kejadian itu menyingkir, Kao-hong-li yang
tanggap akan keadaan langsung keluar dari likoan
menyambut ketiga belas orang itu.
Tanpa sedikitpun mengeluarkan kata-kata mereka
langsung menyergap Kao-hong-li, Kao-hongli dengan
tenang dan cekatan bergerak diantara kepungan
pengeroyok, dua puluh jurus kemudian empat orang
sudah ambruk tidak berdaya, pertempuran masih
berlangsung segit, para pengeroyok masih merangsak
maju dengan tiada gentar mencoba mendesak Kao-
hong-li, namun usaha mereka gagal, karena Kao-
hong-li masih jauh diatas mereka, sepuluh jurus
kemudian tiga orang ambruk dan tidak lama
kemudian akhirnya para pengeroyok menggeloso
tidak berkutik, lima dari mereka tewas ditempat.
"sicu mereka ini adalah orang yang dihipnotis, mereka
ini tidak sadar apa yang mereka lakukan, jadi suatu
saat saya akan datang lagi untuk mengobati mereka."
ujar Kao-hong-li kepada pimpinan polisi, pimpinan
polisi mengangguk dan mengucapkan terimakasih,
kemudia lima belas orang diikat dan digiring
kepenjara. Setelah keadaan terkendali, Kao-hong-li dan Yoseng
duduk dan memesan makanan, pelayan pun dengan
sigap melayani pesanan Kao-hong-li, karena merasa
takluk akan kehebatan wanita pendekar itu, Yo-seng
makan dengan lahap, setelah selesai makan
"bibi apakah pulau kura-kura itu masih jauh ?"
"masih Seng-ji, tapi kita ini sudah berada di wilayah
selatan." "apakah kita langsung berangkat setelah makan
bibi ?" "hari sudah sore, sebaiknya kita menginap disini dan
besok kita lanjutkan perjalanan." jawab Kao-hong-li,
Yo-seng mengangguk, lalu Kao-hong-li menyewa
sebuah kamar. "bibi, tentunya orang yang menguasai pikiran para
pendekar itu adalah orang yang luar biasa, apakah
ayah dan bibi akan dapat mengatasinya ?"
"kalau hanya kami bertiga tentu tidak akan mampu
seng-ji, namun dengan keberadaan Im-yang-sin-
taihap maka peluang sangat besar untuk mengatasi
Pah-sim-sai-jin." "Pah-sim-sai-jin siapakah dia sebenarnya bibi ?"
"pah-sim-sai-jin adalah seorang penjahat luar biasa
dan ganjil." "apa maksud ganjilnya bibi ?"


Kembalinya Si Manusia Rendah Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Pah-sim-sai-jin sulit untuk mati karena betapa
besarpun luka tubuhnya akan segera sembuh,
tubuhnya mengeluarkan bau apek yang membuat
lawannya terbius dan hilang keseimbangan."
"wah..kalau begitu sangat sulit untuk membunuhnya."
"benar seng-ji."
"lalu bagaimana Im-yang-sin-taihap mengatasinya ?"
"Im-yang-sin-taihap hanya mampu mengalahkannya
dan belum dapat membunuhnya."
"apakah dulu Pah-sim-sai-jin memiliki ilmu yang dapat
menguasai pikiran orang."
"tidak, dan itu artinya Pah-sim-sai-jin bertambah
kehebatannya." "lalu apakah menurut bibi, Im-yang-sin-taihap akan
dapat mengalahkan pah-sim-sai-jin ?"
"menurut bibi, Im-yang-sin-taihap masih mampu
mengalahkannya." "kenapa bibi bisa seyakin itu ?"
"karena Im-yang-sin-taihap merupakan gudangnya
ilmu-ilmu silat tinggi."
"apa maksud gudangnya ilmu bibi ?"
"maksudnya Im-yang-sin-taihap itu tidak hanya
memiliki ilmu-ilmu yang hebat, tapi lebih dari itu, Im-
yang-sin-taihap mampu menciptakan ilmu-ilmu yang
luar biasa." "sudahlah seng-ji, kita istirahat dulu, karena
perjalanan kita masih jauh."
"baiklah bibi." sahut Yo-seng lalu membaringkan
badan diatas tikar yang digelar diatas lantai,
benaknya membayangkan dua tokoh yang baru saja
di tanyakannya, pah-sim-sai-jin dan Im-yang-sin-
taihap. Keesokan harinya Kao-hong-li dan Yo-seng
melanjutkan perjalanan, dua bulan kemudian mereka
sampai dikota Kun-leng, keduanya memasuki sebuah
likoan untuk makan siang "A-hui kamu dengar tidak kejadian yang menimpa
kota kicu ?" "tidak, memang apa yang terjadi dikota kicu ?"
"kota itu didatangi dua puluh orang pengacau aneh."
"aneh.." maksudnya bagaimana, A-lung ?"
"dua puluh orang itu berbuat aniaya tanpa identitas,
mereka berbuat aniaya tanpa sedikitpun berbicara,
mereka itu memiliki kesaktian hebat, namun
sepertinya mereka bisu, dan katanya wajah mereka
itu dingin dan bringas."
"hmh"apakah Im-yang-sin-taihap sudah mengetahui
hal ini ?" "tidak tahu A-hui, dan bagimana kalau kita
menjumpai she-taihap setelah makan."
"hmh"baiklah A-lung, kita menjumpai she-taihap
dirumahnya." Kao-hong-li yang mendengar percakapan itu tergetar,
hatinya tiba-tiba berdegup kencang, orang yang
memenuhi relung batinnya akan segera ditemuinya.
"mari seng-ji?" ujar Kao-hong-li bergegas untuk
mengikuti kedua orang yang sudah keluar likoan, dua
orang itu memasuki sebuah gang dan diujung gang
sebuah rumah besar dengan tembok berwarna putih,
dua orang itu memasuki halaman rumah, keduanya
disambut seorang tukang kebun berumur lima puluh
tahun lebih "lopek" taihap ada ?" tanya A-lung
"tidak ada , lagi keluar, ada apa ?"
"tidak ada apa-apa, hanya pingin ngobrol saja, nanti
sajalah, kami permisi dulu." sela A-hui, keduanya pun
keluar, Kao-hong-li yang melihat keduanya kembali
"sicu"! Kenapa kalian kembali "
"eh"bukankah kamu salah satu tamu dalam kedai ?"
tanya A-hui sambil memperhatikan wajah Yo-seng
"benar sicu, saya juga ingin menemui Im-yang-sin-
taihap." jawab Kao-hong-li
"She-taihap tidak dirumah." sela A-lung
"sicu kalau boleh tahu, sudah berapa lama she-taihap
berada di Kun-leng ?"
"sudah hampir dua tahun, saudari siapa ?"
"saya dari wilayah timur, dan keponakan saya ini dari
utara." "wah..tentu sesuatu yang penting yang hendak
dibicarakan dengan she-tahap, sehingga perjalanan
demikian jauh ditempuh." sela A-hui
"demikianlah sicu, didalam rumah she-taihap siapa
saja ?" "keempat istrinya istrinya, sebaiknya saudari masuk
saja, dan menemui istri she-taihap, mereka sangat
baik dan ramah kok." sela A-lung.
"baiklah, kami akan masuk." sahut Kao-hong-li dengan
rasa hangat dan haru, perasaan ini tiba-tiba muncul
ketika mendengar perkataan empat istrinya, terbit
rasa haru dalam hati Kao-hong-li yang menimbulkan
hangat rasa ingin cepat bertemu dengan keempat istri
she-taihap. Kao-hong-li memasuki halaman rumah, tukang kebun
tadi mengehentikan pekerjaannya dan menyambut
Kao-hong-li dengan ramah "selamat siang lopek !"
"selamat siang lihap, siapakah lihap dan ada
keperluan apakah ?" "lopek saya ingin bertemu istri she-taihap."
"ohh.. sebentar saya akan laporkan kedalam tentang
kedatangan lihap." sahut situkang kebun, kemudian ia
masuk kedalam, tidak berapa lama situkang kebun
keluar dengan kwee-kim-in
"silahkan masuk lihap..!" ujar Kwee-kim-in, Kao-hong-li
masuk dan setelah duduk diruang tengah teh pun
dihidangkan, ketika Kao-hong-li hendak berbicara,
ketiga istri she-taihap yang lain keluar, Kao-hong-li
terperangah ketika melihat Khu-hong-in dan Lauw-bi-
hong "Kao-hong-li ! kamukah itu ?" seru Lauw-bi-hong
"benar , ah" Hong-in, Bi-hong kalian".?" Sahut Kao-
hong-li tidak dapat melanjutkan kata-katanya karena
terkejut "hik..hik". hong-li apa kabarmu " apakah kamu baik-
baik saja ?" sela Khu-hong-in
"saya baik-baik saja hong-in, dan kalian sendiri
bagaimana ?" "kami juga baik hong-in, dan kami sekarang tinggal
disini bersama she-taihap suami kami."
"syukurlah jika memang demikian Hong-in, bahwa
harapan kalian dapat terwujud."
"hmh..ternyata In-cici dan Hong-cici teman saudari,
kenalkan saya adalah Kwee-kim-in."
"dan saya Cia-sian-li." sela Cia-sianli
"sunngguh pertemuan ini sangat mengejutkan dan
sekaligus menggembirakan hati saya, saya adalah
Kao-hong-li dan ini adalah Yo-seng putra dari Ui-hai-
siang-liong." sahut Kao-hong-li sambil
memperkenalkan Yo-seng, Yo-seng menjura kepada
empat istri She-taihap. "Ui-hai-siang-liong, hmh" kenapa dengan mereka Li-
cici sehingga putranya bersamamu, dan hal apakah
yang mau disampaikan sehingga menemui kami ?"
ujar Kwee-kim-in "Kwee-moi keadaan Ui-hai-siang-liong baik-baik saja,
kami hanya berbagi tugas."
"berbagi tugas bagaimana maksudnya Kao-cici ?" sela
Cia-sian-li "ketahuilah oleh kalian bahwa Pah-sim-sai-jin telah
kembali menebar keonaran dirimba persilatan."
"hmh".hal yang gawat kalau begitu Hong-li." sela
Lauw-bi-hong "benar sekali bi-hong, karena itulah saya dan Ui-hai-
siang-liong bahkan seorang tabib yang bergelar Wan-
yokong berbagi tugas."
"ada tamu rupanya !" terdengar suara dan Im-yang-
sin-taihap muncul "benar Bu-koko, Bu-koko dapatkah menebak siapa
tamu kita ini ?" sahut Khu-hong-in, Kao-hong-li
menoleh dan beradu pandang dengan Kwaa-han-bu.
"salam jumpa she-taihap?" sapa Kao-hong-li
"salam berjumpa Kao-siocia."
"hik"hik" ternyata Bu-ko dapat menebak." sela Lauw-
bi-hong, Kao-hong-li dan Kwaa-han-bu tersenyum
"saya juga tidak menyangka bahwa She-taihap masih
ingat saya." ujar Kao-hong-li
"hehehe"hahaha". Kao-siocia bola matamu dengan
sinar yang indah itu sulit untuk dilupakan." sahut
Kwaa-han-bu, mendengar itu panas terasa wajah
Kao-hong-li karena jengah dan malu melirik keempat
istri She-taihap, hatinya menggelepar hangat, jiwanya
mereka sayang dan rindu. "kau dengar itu Hong-li, she-taihap kesulitan
melupakan tatapan matamu." goda Khu-hong-in
sambil senyum dan yang lainnya pun ikut tersenyum,
Kao-hong-li makin malu, dan rona wajahnya
semankin jelas. "sudahlah, saya ini kelaparan, marilah kita makan
dulu, dan nanti baru kita lanjutkan pembicaraan, dan
sobat kecil ini siapakah Kao-siocia ?"
"dia adalah Yo-seng putra Ui-hai-siang-liong."
"hmh".baiklah mari kita makan dulu." sahut Kwaa-
han-bu, kemudian merekapun menuju meja makan,
para pelayan sibuk menghidangkan makanan.
Setelah makan siang, mereka kembali ke ruang
tengah "kao-siocia bagaimana kabar Ui-hai-siang-liong ?"
"mereka baik-baik saja she-taihap, dan sekarang
mereka mengadakan perjalanan ke pulau neraka."
"hmh"..hal apakah yang membuat mereka
menempuh perjalanan jauh dan berbahaya itu ?"
"she-taihap ! Pah-sim-sai-jin telah kembali membuat
onar dan menancapkan kembali misi hidupnya di
dunia kangowu." "hmh" hal yang gawat kalau begitu dan perlu kita
waspadai." "benar she-taihap, sebenarnya Ui-hai-siang-liong yang
hendak menemui she-taihap, namun karena kondisi
yang aneh dan mendesak akhirnya saya diserahi
tugas menemui she-taihap dan meniptipkan Yo-seng
untuk sementara ditempat she-taihap, awalnya saya
kira she-taihap berada dipulau kura-kura."
"hal aneh dan mendesak yang bagaimana
maksudnya kao-siocia ?"
"Peremuan untuk pemilihan bengcu dikota Sinyang
boleh dikatakan berakhir mengenaskan."
"apa yang terjadi ?"
"menurut perkiraan Ui-hai-siang liong bahwa bengcu
sekarang adalah Pah-sim-sai-jin, Pah-sim-sai-jin telah
menghipnotis seluruh peserta pertemuan, sehingga
mereka tidak sadar dan berlaku seperti boneka hidup
yang melakukan berbagai kejahatan."
"terus hubungannya dengan perjalanan Ui-hai-siang-
liong ?" "satu ketika ditempat saya, di Hoa-kok di kota
Kunming sepuluh orang datang mengacau, dilihat dari
ilmu kesepuluh orang itu mereka itu adalah senior dan
cianpwe rimba persilatan, saya akan tewas jika tidak
ditolong oleh Ui-hai-siang-liong."
"seterusnya apa yang terjadi ?"
"oleh Ui-hai-sing-liong yang telah menelaah kondisi
para pengacau ini sejak dari kota sinyang menduga
ada kelainan dari para pengacau tersebut terlebih
beliau mengenal dua dari mereka adalah ciangbujin
dari hoasan-pai dan Kotong-pai, lalu kami minta
pendapat seorang tabib setelah memeriksa keadaan
mereka." "apa pendapat tabib tersebut ?"
"pendapat sang tabib bahwa mereka memang benar
tidak menyadari apa yang mereka lakukan, hanya dia
tidak dapat mengobati, lalu disarankan supaya kami
ke kota Bao dan menemui paman beliau Wan-
yokong, dengan surat dari wan-sinse kami menemui
Wan-yokong setelah memenjarakan sepuluh orang itu
di kota Kunming." "lalu bagaimana selanjutnya kao-siocia ?"
"Wan-yokong tidak dapat mengobati pasien karena
sin-kangnya bisa jadi dibawah pasien, tapi Wan-
yokong memberikan cara pengobatannya dan
menyampaikan ramuan yang harus diadakan."
"apa saja ramunnya ?"
"jamur linzi, hati macan, empedu ular belang, dan
akar pohon persik serta bunga teratai salju, Ui-hai-
siang-liong ke pulau neraka untuk mendapatkan
empedu ular belang, Wan-yokong pergi ke kota Lhasa
untuk mendapatkan jamur linzi dan saya di utus
menemui she-taihap untuk membicarakan keadaan
yang kita hadapi, sekaligus Ui-hai-siang-liong
menitipkan Yo-seng untuk sementara disini."
"Bu-ko !" apakah mungkin ayah juga ikut dalam
pertemuan itu ?" sela Cia-sian-li cemas
"hmh".boleh jadi Li-moi, sebaiknya kita bergerak
cepat." "apakah yang akan kita lakukan Bu-ko ?" tanya
Kwee-kim-in "bagimanakah perkiraan Ui-hai-siang-liong tentang
jumlah peserta pertemuan di kota sinyang ?" tanya
Kwaa-han-bu menatap Kao-hong-li
"menurut Ui-hai-siang-liong pertemuan itu mencapai
ratusan lebih dan enam puluhan lebih sudah


Kembalinya Si Manusia Rendah Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ditaklukkan Ui-hai-siang-liong semasa di kota
Sinyang." "hmh"kalau begitu saya, Cia-moi dan Kao-siocia akan
kembali ke wilayah timur untuk menyisir keadaan,
dan Kwee-moi berangkat ke pulau kura-kura dan
mengajak para suheng untuk menyisir wilayah barat,
sementara Khu-moi, Lauw-moi disini menjaga Kwaa-
thian-eng, Kwaa-hoa-mei, Kwaa-sin-liong dan Kwaa-
swat-hong serta seng-ji."
"baiklah Bu-ko." jawab mereka serempak
"dan juga kami menyepakati bahwa setelah tugas
masing-masing, kami akan bertemua ditempat Wan-
yokong di Jim-ok untuk membicarakan rencana
selanjutnya." sela Kao-hong-li
"hmh"kalau begitu Kwee-moi dan para suheng
nantinya juga menuju Jim-ok." sahut Kwaa-han-bu,
Kwee-kim-in mengangguk. "tiga hari kemudian kita akan berangkat supaya Kao-
siocia dapat istirahat yang cukup."
Selama dua hari Kao-hong-li di jamu ramah oleh istri-
istri She-taihap "bagaimana perasaanmu Hong-li ?" tanya Lauw-bi-
hong "hmh"alangkah nyamannya berada disisinya Bi-hong."
"terlebih jika engkau masuk bagian kami Hong-li."
"besar harapanku demikian, namun entahlah, apa
yang terjadi nantinya."
"kalimat awal pertemuan kamu dengan Bu-ko sudah
membuka pertalian hati Hong-li, entah kamu dapat
merasakan atau tidak."
"rasanya memang demikian, tapi aku merasa bingung
dan merasa terlalu muluk."
"dalam perjalanan nanti, kamu akan tahu Hong-li,
harapan kami termasuk Kwee-kim-in selaku istri
pertama Bu-ko semoga kamu dapat tempat dihati Bu-
ko." "apakah Kwee-moi tahu keadaan hatiku ?"
"dia sudah tahu, sejak Bu-ko memuji bola matamu
yang indah." "Hong-li dimanakah kamu selama ini ?"
"aku menyendiri di hwa-kok , dan baru karena urusan
kangowu ini aku keluar."
"tentunya kamu mengenang Im-yang-sin-taihap
bukan ?" "memang demikianlah Bi-hong, aku merasa hidup
dengan kenangan figur she-taihap."
"lalu kalian bagaimana ceritanya hingga dipersunting
she-taihap ?" "aku dan Hong-in tidak setabah dirimu, kami terpapar
karena rindu dan cinta, sehingga kami berkelana
sampai keselatan, dan ternyata impian kami
terwujud." "bukanlah aku lebih tabah dari kalian, hanya aku lebih
penakut dari kalian, kalian demikian terbuka masalah
perasaan, sementara aku tidak."
"wah"asik benar pertemuan dengan kawan lama
Lauw-cici ?" sela Kwee-kim-in yang muncul memasuki
taman belakang "hik..hik".maklum lam tidak berjumpa Kwee-moi, ada
apakah ?" "tidak ada apa-apa, hanya saja aku juga ingin cari
angina." "kesinilah Kwee-moi, kalian kan akan berangkat
besok, dan tentunya akan mengadakan perjalanan
yang panjang." sahut Lauw-bi-hong, Kwee-hong-in
duduk sambil menikmati belaian hembusan angin
yang sejuk "Kwee-cici, bagimana she-taihap tinggal disini dan
meninggalkan pulau kura-kura ?"
"Bu-ko masih tetap bagian dari penghuni pulau-kura-
kura, hanya sanya Bu-ko ingin tinggal di kota
kelahirannya dan membaur dengan orang banyak."
"lalu siapakah yang sekarang yang tinggal di pulau
kura-kura ?" "disana ada para suheng bagian dari memimpin Pat-
hong-heng-te." "sepertinya pulau-kura-kura tidak asing bagimu Kao-
cici ?" "semua kalangan rimba hijau sangat mengenal pulau
kura-kura kwee-moi, sudah ratusan tahun denyut
dunia persilatan ada di pulau kura-kura."
"hmh"ucapanmu kao-cici memang benar, kiranya
usaha kita dalam menanggulangi makar Pah-sim-sai-
jin dapat berhasil."
"manusia ganjil itu memang luar biasa, semoga kali
ini she-taihap dapat menammatkan hidupya."
"benar, karena kali ini pah-sim-sai-jin memiliki ilmu
yang luar biasa, hingga dapat mengendalikan pikiran
orang, semoga saja thian memberi jalan keluar pada
kita untuk mengatasinya." sela Lauw-bi-hong, dan
tidak lama kemudian senja pun semakin temaram,
Kwee-kim-in mengajak masuk kedalam.
Keesokan harinya Kwaa-han-bu, Cia-sian-li dan Kao-
hong-li berangkat meninggalkan kota Kun-leng, dan
pada tengah hari Kwee-kim-in pun berangkat menuju
pulau kura-kura, perjalanan Kwee-kim-in dilakukan
dengan cepat karena perjalanan yang akan
dilakukannya akan lebih panjang dari suaminya.
Kota Ken-lung kota ditepi pantai laut kuning aktivitas
warga berjalan sebagaimana biasanya, orang belanja
hilir mudik dan para pedagang rebut menjajakan
dagangannya, rumah makan padat di kunjungi orang
untuk makan siang, sepasang pendekar berjalan
gagah memasuki sebuah liokoan, melihat kedatangan
pengelana jauh itu pelayan dengan sigap menyambut
dan mempersilahkan duduk, sepasang pengelana itu
adalah Ui-hai-siang-liong yang sudah mengadakan
perjalanan delapan bulan dari kota Bao, setelah
memesan makanan merekapun bersantap dengan
lahap. "pelayan kami hendak membeli perahu, dapatkah
anda menunjukkan siapa yang menjual perahu ?"
tanya Yo-hun "oh, itu bisa diatur taihap, hah..itu teman saya,
majikannya biasanya menjual perahu, A-ming"A-
ming?" sahut si pelayan, seorang lelaki setengah baya
yang dipanggil dengan A-ming datang mendekat
"ada apa A-siong ?"
"apa majikanmu masih ada perahu , tuan ini butuh
perahu." "ada..ada tiga buah perahu lagi."
"saya ingin membeli sebuah perahu, bisakah kami
menemui majikanmu ?"
"ya..ya setelah makan siang, tuan akan saya antar
kekediaman majikan saya." sahut A-ming, kemudian
A-ming pun memesan makanan.
U-hai-siang-liong memasuki sebuah rumah yang
mewah di pinggiran pantai, pemilik rumah adalah Ma-
taijin. "sebenarnya ada tiga lagi perahu yang akan dijual,
namun semalam ada dua orang membeli ketiga
perahu tersebut." "lalu apakah tidak ada lagi taijin ?"
"ada taihap, tapi perahunya hari ini baru ditambal
karena ada sedikit yang bocor."
"apakah besok dapat selesai taijin ?"
"kemungkinan besar tidak taihap."
"hmh"lalu apakah adakah saran taijin supaya kami
dapat perahu?" tanya Yo-hun, dan tiba-tiba seorang
datang melapor "Tai-jin..! gawat kedua orang itu ternyata bajak laut."
"darimana kamu tahu ?"
"saya bertemu dengan seorang anak buah Cu-taijin di
kedai A-hok, dan dia menceritakan musibah yang
menimpa majikannya, dua orang itu katanya hanya
dalih menawar perahu untuk membaca situasi
rumah." "kamu jangan sembarangan menuduh A-bin !"
"benar tuan, saya tidak sembarangan, teman saya itu
melihat keduanya datang waktu malam, dan
sesampai didalam rumah seorang dari keduanya
langsung menyergap Cu-taijin dan mengancam Cu-
taijin untuk menyerahkan semua harta, sementara
semua anak buah Cu-taijin diperdaya oleh seorang
lagi dengan ilmu totokan yang hebat."
"hmh"kalau begitu perketat penjagaan, bisa jadi
nanti malam mereka akan datang kesini."
"baik taijin.." sahut A-bin dan langsung keluar.
"tidak usah panik taijin, saya dan istri saya akan coba
menghentikan aksi kedua bajak itu."
"aih..terimakasih taihap, kalau begitu menginaplah
malam ini disini." "baiklah taijin, kami akan berjaga malam ini." sahut
Yo-hun Malam kian merambat dua puluh anak buah Ma-tai-jin
hilir mudik disekeliling rumah dan gudang kayu, Ui-
hai-siang liong berada disebuah kamar yang
disediakan oleh Ma-taijin, setelah agak larut dua
orang bayangan gesit mengendap-endap diatas
genteng rumah, namun keduanya terkejut ketika
sebuah teguran datang tepat dibelakang mereka
"sungguh mengendap diatas rumah orang tidak baik."
Keduanya langsung menoleh, setelah saling
memandang keduanya langsung menyerang Yo-hun
yang berdiri tenang, namun lagi-lahi mereka tekejut
karena yo-hun dengan gesit berkelit, dan kali kedua
mereka menyerang dan "pla"plak"." dua tamparan bersarang di pipi mereka,
dengan amarah yang memuncak mereka menyerang
dan uk"duk?" dua tendangan entah bagaimana bersarang
diperut mereka hingga keduanya jatuh terlempar
kebawah, saat bangkit mereka hendak lari, namun
totokon Yo-hun sudah membuat mereka kaku.
Dua puluh anak buah Ma-tai-jin susul menyusul
mendatangi halaman belakang, kemudian mereka
melapor kepada Ma-ta-jin, Ma-tai-jin keluar dan
memperhatikan keduanya, dan memang keduanya
adalah orang yang menawar perahunya, apes
memang kedua bajak, karena bertemu Ui-hai-siang-
liong, sehingga keduanya di penjarakan oleh Ma-taijin.
Keesokan harinya Ui-hai-siang-liong mendapatkan
perahu dengan harga miring karena ucapan
terimakasih dari Ma-taijin, Yo-hun mendayung perahu
dari bibir pantai dan hal itu membuat takjub anak
buah Ma-taijin karena dayungan yang berhawa sin-
kang itu melempar perahu melejit diatas permukaan
laut dan dalam waktu sebentar saja perahu U-hai-
siang-liong hanya berupa titik saja di hamparan
samudra luas itu. Setelah dua hari, Ui-hai-siang-liong sudah mendekati
pulau neraka yang berwarna hitam pekat, Ui-hai-
siang-liong merapat dan mendarat dibibir pantai
"apakah kita akan langsung masuk kedalam hutan,
Hun-ko ?" tanya Lui-kim
"siang ini kita berburu ular hitam dan malam kita
kembali kepantai ini." jawab Yo-hun, lalu kemudian
keduanya masuk kedalam hutan, baru satu jam
mereka memasuki hutan tiba-tiba serombongan
orang-orang aneh muncul "penghuni pulau neraka, hati-hati Kim-moi" bisik Yo-
hun, gerombolan itu menyerang sambil berteriak-
teriak, gerakan mereka lincah dan gesit, Ui-hai-siang-
liong tanpa membuang waktu mengerahkan ilmu
Pek-lek-jiu, kibasan pukulan mereka yang penuh
tenaga sin-kang menderu laksana halilintar
menyambar. Penghuni pulau neraka semakin lama semakin
banyak, namun tubuh mereka susul menysul ambruk
dihantam pukulan pek-lek-jiu, karena semakin
banyaknya para pengeroyok Ui-hai-siang-liong
mencabut pedang, dua kilatan cahaya pedang dengan
rangkaian ilmu "te-thian-it-kiam" menggulung
memporak-porandakan serangan penghuni pulau
neraka, pertempuran semakin liar dan seru, untuk
merobohkan gerombolan pengeroyok yang memiliki
ilmu-ilmu aneh sangatlah sulit, walaupun sudah
banyak yang roboh, namun semakin renggang
keroyokan itu maka semakin hebat serangan para
pengeroyok. Ui-hai-siang-liong harus mengerahkan seluruh
kemampuan untuk bertahan dan menyerang, tidak
terasa siang sudah berganti malam, namun
pertempuran itu kian berlansung seru, pepohonan
disekitar tempat pertempuran sudah porak-poranda,
dan sulitnya bagi Ui-hai-siang-liong tiba-tiba suara
gaung tawon terdengar smentara keroyokan dari
penghuni pulau neraka semakin kuat
"kita menghindar dulu ke pantai Kim-moi." bisik Yop-
hun sambil meraih tangan istrinya, denagn sekali
hentakan tubuh keduanya melenting keudara dan
keduanya terbang dari pohun-ke pohon menuju
pantai, penghuni pulau neraka mengejar hingga
kepantai. "ditepi pantai pertempuran dilanjutkan, dan Ui-hai-
siang-liong dengan sabar dan telaten bertahan dan
menyerang lawan, beberapa lawan sudah ambruk
tidak bernyawa oleh sambaran pedang dan sambaran
pedang, akhirnya saat menjelang pagi tinggal empat
orang yang masih bertahan, namun mereka langsung


Kembalinya Si Manusia Rendah Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

masuk kedalam hutan. Ui-hai-siang-liong duduk menenangkan pernafasan
setelah melalui pertempuran yang melelahkan, saat
matahari terbit dua puluh mayat penghuni pulau
neraka dibuang Yo-hun kelaut, setelah itu Yo-hun
menangkap ikan sementara Lui-kim menyalakan api,
lalu merekapun membuat ikan panggang, setelah
masak merekapun makan dengan lahap, namun
sebelum selesai lima belas orang penghuni pulau
neraka keluar dari hutan.
Diantara mereka ada seorang lelaki yang sudah tua
dan uban yang memutih, dia adalah Ouw-ong
pimpinan pulau neraka "hahaha..hahhaa"haram jadah, kalian ini siapa yang
telah mengacau pulau dan membunuhi anak buahku."
teriak Ouw-ong "kami kalau tidak diganggu juga tidak akan telengas
menjatuhkan tangan maut." sahut Yo-hun
"hahaha..hahaha"anak kurangajar siapa yang
mengganggu dan siapa yang diganggu, pulau ini kami
yang menghuni, kalian ini adalah pendatang."
"benar cianpwe, tapi kami diserang tanpa bertanya,
jadi kami hanya membela diri."
"hahaha..hahaha"sialan kalian ini siapa, cepat
beritahu sebelum kucabut nyawa kalian."
"kami adalah suami istri dari daratan besar dan kami
memasuki pulau hanya untuk menangkap ular
belang." "pulau dan isinya adalah milikku, kalian sudah berbuat
lancang." "maaf kalau begitu, ularnya pun belum kami dapat
dan sudah terjadi benturan dengan kalian penghuni
pulau neraka, lalu apa yang hendak kalian lakukan ?"
"hahaha..hahhhaa, nyalimu luar biasa, demikian
tenang dan percaya diri, kalian tidak boleh mengambil
ular belang." "jika dengan cara baik-baik tidak diperkenankan,
terpaksa kami memaksa untuk mendapat ular-ular
tersebut." "hahaha..hahaha"kamu tidak memandang sebelah
matapun kepadaku, sehingga berani menantangku,
ciaattt?" Ouw-ong melompat laksana harimau marah,
Yo-hun dengan gesit menghindar dan membalas
serangan, duel yang segit dan serupun berlangsung
cepat, anak buah Ouw-ong berbarisi menonton dan
dibagian lain Lui-kim dengan waspada dan siap
memperhatikan jalannya pertempuran.
Yo-hun mengerahkan pukulan-pukulan saktinya , dan
sudah berkali-kali beradu tenaga sehingga
menimbulkan dentuman keras memekakkkan
gendang telinga, hingga seratus jurus lebih kedudukan
masih imbang, namun pada dua puluh jurus
berikutnya Yo-hun terpaksa bertahan dan mengurangi
serangan, karena serangan Ouw-ong makin kuat dan
ganas. Lui-kim yang melihat suaminya terdesak dengan
cepat terjun karena pertempuran mengeroyok Ouw-
ong, Ouw-ong yang merasa sudah diatas angin
menjadi terdesak , dua gulungan pedang yang
laksana air bah menutup gerak perlwanan Ouw-ong,
hanya tiga puluh jurus Ouw-ong bertahan sehingga
pada satu kesempatan pukulan Yo-hun mdenghantam
pundak kanannya, dan sebuah sabetan kilat dari Lui-
kim melukai pergelangan tangan, Ouw-ong makin
marah dan nekat, dia kembali menyerang, dan
setengah jam kemudian dua tusukan pedang
mengarah dada dan lambungnya, Ouw-ong melompat
kebelakang sehingga tusukan Lui-kim yang mengarah
lambung luput, namun serangan pada dadanya tidak
dapat terhindar kecuali mengorbankan perutnya.
"ouw-ong tersenyum sambil memegang perutnya.
"seraaaang"." Perintah Ouw-ong kepada anak
buahnya, empt belas orang itu merangsak maju,
nanun dua kibasan yang berada dipuncak kegesitan
merobohkan enam orang pengeroyok dengan urat
leher putus, bahkan dua orang dari mereka lehernya
hampir putus, dan tidak lama empat orang menyusul
roboh, Ouw-ong nekat melompat membantu empat
anak buahnya. Dengan komando Ouw-ong serangan-serangan yang
dilancarkan sangat berbahaya, namun Yo-hun adalah
pendekar pilihan, dengan gerakan gesit, Yo-hun
menyalib diantara kelima lawannya, dalam sepuluh
jurus, Yo-hun terdesak hebat, lalu Lui-kim masuk
kembali kedalam pertempuran, dan keadaanpun
berbalik, Ouw-ong dan anak buahnya tercerai berai,
dan pedang Lui-kim dengan cepat menyambar leher
dua orang hingga putus. Akhirnya penghuni pulau neraka harus mengakui
kekosenan Ui-hai-siang-liong, Yo-hun dan istrinya
istirahat untuk melepaskan lelah
"sebelum sore kita akan masuk kembali kedalam
hutan untuk menangkap ular belang." ujar Yohun,
istrinya mengangguk setuju.
Ui-hai-siang-liong dengan gerakan gesit dan waspada
memburu ular-ular belang yang memang banyak
berkeliaran dihutan pulau neraka, sebelum sore hari
ratusan ular belang sudah didapatkan, dan keduanya
kembali keluar hutan dan istirahat dihamparan pasir
yang landai. Keesokan harinya Ui-hai-siang-liong membelah perut-
perut bangkai ular dan mengambil empedunya dan
memasukkan kedalam guci berisi arak yang sudah
disediakan. "apakah kira-kira sudah cukup Hun-ko ?"
"rasanya empat ratus empedu ular belang sudah lebih
dari cukup jika memperkirakan peserta pertemuan."
"benar juga Hun-ko, lalu apakah siang ini kita akan
berlayar kembali ?" "benar, kita akan berlayar siang ini." sahut Yo-hun, lalu
keduanya berkemas dan menaiki perahu.
Kota Nancao termasuk daerah yang ramai dan padat
penduduk, dan siang hari yang cerah itu tiga orang
kakek memasuki kota, tatapan ketiganya tajam dan
menggetarkan siapa saja yang beradu pandang
dengan mereka, mereka adalah Mo-san-lohap, Wan-
kui, dan Bu-seng yang keduanya adalah Tung-san-
sian-ji, ketiganya disambut seorang pelayan ketika
memasuki sebuah likoan "silahkan para cianpwe duduk, dan hendak memesan
apakah ?" "sediakan arak dan makanan." ujar Wan-kui
"baik, segera cianpwe." sahut pelayan dan beranjak
dari depan ketiganya, tidak berapa lama makananpun
dihidangkan, lalu ketiganya makan
Ketika pelayan sedang lewat didepan meja mereka,
tiba-tiba tubuh pelayan itu melayang keatas
"iihh..tolooong"tolong.." jeritnya dengan wajah pucat
"pelayan tunjukkan pada kami kediaman kungcu !"
bentak Bu-seng, orang-orang yang menyaksikan
terperanjat, keadaan menjadi gaduh
"kalian semua harus tunduk pada kami." sela Wan-
kui, semuanya terdiam hening, kemudian pelayan
yang sedang mengapung itu turun dan menjejak
lantai "ayok tunjukkan kediaman kungcu !" bentak Bu-seng
"ba..baik.." sahut pelayan dengan tubuh genetar, lalu
mereka keluar dari likoan, si pelayan membawa
ketiganya kekediaman Tio-kungcu
"inilah kediaman kungcu." ujar sipelayan setelah
sampai didepan pagar kediaman kungcu, empat orang
penjaga mendekati mereka "siapa kalian dan ada urusan apa datang kesini !?"
tanya seorang penjaga, namun dengan tidak diduga
Wan-kui menampar sipenjaga sehingga terjengkang
dan ambruk dengan kepala pecah, tiga orang
rekannya terkejut dan hendak menyerang, namun
ketiganya mengalami nasib yang sama, ketiganya
ambruk dengan kepala pecah akibat tamparan Wan-
kui Sipelayan dengan wajah pucat pias menyaksikan
keganasan itu hingga dia terduduk karena tidak
mampu berdiri dan malangnya ditengah rasa takut
yang sangat kepalanya diketuk Bu-seng dan tak
bersambat nyawa si pelayan melayang.
Ketiganya memasuki halaman kediaman kungcu dan
dipintu gerbang lima puluh orang pengawal sudah
siap dengan senjata telanjang, sesaat ketiganya
melihat barisan pengawal dan kemudian Bu-seng
melompat dan menghantamkan sebuah pukulan
dahsyat, suara gemuruh dan kisuran angin kencang
melanda barisan pengawal sehingga membuat
barisan itu porak-poranda, dua kali kibasan tenaga
sakti Bu-seng telah melumpuhkan lima puluh orang
tersebut, yang memiliki tenaga dan kemampuan lebih
berusaha melawan Bu-seng, namun ditengah sesak
nafas akibat benturan tenaga sakti Bu-seng, mereka
hanya seperti laron menabrak api, tubuh mereka
melayang dan terlempar beberapa tindak dan ambruk
ketanah. Tio-kungcu dan keluarganya tidak ketinggalan dibantai
habis tiga kawanan itu, sebagian kecil dari pengawal
kungcu menyerah dan tunduk pada perintah, keadaan
nancao geger akan peristiwa di kediaman Tio-kungcu
dan penginapan. Diruangan tengah didalam rumah Tio-kungcu ketiga
kawanan itu sedang berembuk
"bagaimana hal selanjutnya lohap ?" tanya Bu-seng
"selanjutnya kita mengumpulkan pembantu-
pembantu dalam melakukan misi penaklukan dan
penyebaran momok sebagian wilayah barat dan
sebagian wilayah selatan."
"bagaimana rencana lohap untuk mewujudkannya ?"
"kita datangi bukoan dan piauwkiok untuk menarik
ketua dan kauwsu bergabung dengan kita."
"kapan hal itu kita lakukan ?"
"kita perlu data keberadaan bukoan dan piauwkiok di
kota ini." "kalau begitu kita panggil para pembantu yang sudah
tunduk kepada kita." Sela Wan-kui
"tidak usah dipanggil, sebaiknya kumpulkan saja
mereka di aula pertemuan." sahut Mo-san-lohap,
kemudian ketiganya keluar dan menyuruh sisa
pengawal berkumpul Tiga puluh orang berkumpul di dalam aula, ketiga
kawakan itu dengan angker berdiri dihadapan para
pengawal "kami ingin mengetahui berapa bukoan dan
piauwkiok yang berada di kota ini, jadi beritahukan
ada berapa "!" ujar Mo-san-lohap, seorang dari
pengawal berdiri "Bukoan ada lima sementara piauwkiok ada tiga."
"baik kalau begitu, dua orang dari kalian, membawa
saya ketempat itu dan demikian juga dengan dua
rekan saya ini." ujar Mo-san-lohap, kemudian tiga
kawanan itupun berpencar menjadi tiga rombongan.
Mo-san-lohap dan dua orang pengawal sampai di
"Hek-tung-bukoan" (perguruan tongkat hitam) yang
guru besarnya adalah Lie-kang yang berumur lima
puluh tahun, saat kedatangan Mo-san-lohap, Lie-kang
sedang memperhatikan tiga murid utamanya melatih
lima puluh orang muridnya.
Kedatangan tiga orang tanpa diundang itu kontan
menghentikan latihan, seorang murid utama bernama
A-sung mendekati Mo-san-lohap
"ada keperluan apa sehingga kalian lancing memasuki
tempat ini !" "plak"." Sebuah tamparan menghantam pipi A-sung,
untung tidak menewaskannya tapi membuat dia
pening sehingga ia limbung
"siapa yang menjadi kauwsu disini !?" bentak Mo-san-
lohap sambil menatap Lie-kang yang duduk diserambi
rumahnya, dan melihat kejadian cepat dan tidak
terduga itu Lie-kang langsung meloncat dan mendarat
ringan didepan Mo-san-lohap.
"siapa kamu " dan kenapa membuat kekacauan
disini ?" "apakah kamu kauwsu perguruan ini ?"
"benar.. lalu apa maksudmu ?" tantang Lie-kang
"bagus, sebelum kamu menyesal sebaiknya
kumpulkan murid utama yang kamu asuh dan kalian
bergabung dengan kami dirumah kungcu."
"kenapa kami harus bergabung "!"
"untuk keselamatan nyawa kalian, jawab setuju atau
tidak, dan saya hanya sekali meminta " sahut Mo-san-
lohap, Lie-kang meragu dan melihat A-sung yang
masih terduduk dengan keadaan pening
"Sebutkan dulu kamu siapa dan apa untungnya bagi
kami bergabung." "wuut".prak"buk?" tangan Mo-san-lohap bergerak
dan dengan susah payah Lie-kang menghindar
kebelakang, namun gerakan Mo-san-lohap luarbiasa
cepat dan kibasan tangan berikutnya tidak bisa
dihindarkan sehingga kepala Lie-kang pecah
berantakan dan sebuah pukulan menghantam
perutnya, Lie-kang ambruk tewas, semua muridnya
terkejut menyaksikan kejadian cepat dan luarbiasa
itu. Sebagian merangsak maju untuk membalas kematian
kauwsu mereka, namun dalam empat gebrakan Mo-


Kembalinya Si Manusia Rendah Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

san-lohap sudah merubuhkan mereka dengan tangan
maut yang dahsyat, dua puluh orang tergeletak tewas
termasuk tiga murid utama, sisanya lemas bertekuk
lutut meminta ampunan pada Mo-san-lohap, namun
Mo-san-lohap tanpa berkata sudah mengantar mereka
semua pada kematian."
"kamu kumpulkan harta berharga perguruan ini dan
bawa ke kediaman kita, dan kamu ikut saya ke
tempat berikutnya !" ujar Mo-san-lohap, seorang dari
dua pengawal tinggal ditempat dan seorang lagi
membawa Mo-san-lohap ke sebuah piauwkiok yang
bernama "Hui-coa" (ular terbang).
Hui-coa dipimpin oleh Song-Hui seorang lelaki tampan
berumur empat puluh tahun, dua orang penjaga
mendekati Mo-san-lohap yang memasuki halaman
piauwkiok "saya ingin bertemu dengan pangcu kalian, suruh dia
keluar !" ujar Mo-san-lohap, dua penjaga itu kontan
marah "orangrtua tidak tahu diri, bicara seenaknya." bentak
seorang penjaga, dan beberapa orang sudah
berdatangan dan mengurung Mo-san-lohap.
Mo-san-lohap yang mendapat hinaan tersebut
langsung bergerak bagaikan setan membinasakan
tujuh orang didepannya, ketujuh orang itu tidak
menduga akan serangan luarbiasa cepat itu terlebih
sipenjaga yang membentak, tanpa mereka sadari
pukulan maut itu telah menewaskan mereka, saat
Mo-san-lohap hendak bergerak menyerang enam
orang disampingnya Song-hui muncul
"maaf cianpawe.. ada apa ini, kenapa membunuhi
anak buah saya ?" "apakah kamu pangcu disini ?"
"benar cianpwe.."
"baik..saya perintahkan kamu bergabung dan tunduk
pada kami dan ikut ketempat kungcu." ujar Mo-san-
lohap, Song-hui yang melihat kehebatan Mo-san-lohap
ciut nyalinya "baiklah" saya akan ikut ketempat kungcu dan
bergabung dengan kalian."
"bagus, dan kalau ada yang bisa diandalkan dari anak
buahmu ini bawalah sekalian !"
"Cu-sute, Coa-sute ikutlah dengan saya !" ujar Song-
hui menatap kedua adik seperguruannya. Dua orang
yang dipanggilpun maju dan mengikuti Song-hui,
ketiganya berjalan dibelakang Mo-san-lohap.
Selama satu hari itu pekerjaan ketiga kawanan itu
selesai, dan mereka mendapatkan pendukung
sebanyak lima belas orang dari dua piauwkiok dan
dua bukoan. Lima belas orang itu dijadikan pasukan
inti gerakan mereka. Seminggu kemudian ketiga kawanan itu kembali
berpencar, dan kali ini Mo-san-lohap menuju kota
Wuhan, Bu-seng kekota Tian-an dan Wan-kui kekota
Wujin, ketiga kota itu berada diwilayah barat,
gerakan ketiga kawanan itu memang luarbiasa dalam
menundukkan para pendekar, kauwsu dan pangcu
yang berada di wilayah barat dan selatan, dalam
jangka empat bulan tujuh puluh pasukan khusus
sudah direkrut yang kesemuanya pendekar dengan
kemampuan tingkat tinggi, dan seratus pasukan inti
dengan kemampuan dua tingkat dibawah pasukan
khusus. Dan tidak hanya anak buah yang dikumpulkan
bahkan harta benda juga dikumpulkan, sehingga
ketga kawanan itu laksana kaisar, dan mereka
dikenal dengan sebutan "Nancao-mo-sam" (tiga iblis
dari Nancao) kondisi ini sudah barang tentu
mengguncangkan dunia persilatan, kabar terus
merebak menembus keutara sampai ketimur, terlebih
pada masa empat bulan itu Kota Lijiang juga
mengalami hal yang sama dengan munculnya julukan
"Lijiang-ok-sam" (Tiga sijahat dari Lijiang) dan disusul
kemudian kota Hehat dengan julukan "Hehat-kui-
sam" (tiga siluman dari Hehat) dan terakhir kota
Hanzhong dengan munculnya "Hanzhong-koai-
sam" (sitiga aneh dari Hanzhong) kota-kota tersebut
dikuasai tiga kawanan sakti luarbiasa.
Pagi itu kota Nancao dimasuki lima orang pendatang
baru, salahsatu dari mereka adalah seorang
perempuan luarbiasa cantik, dia adalah istri Im-yang-
sin-taihap Kwee-kim-in, dan empat orang tua yang
sudah berumur yakni Sim-couw-peng, Li-wan-fu, Cu-
kang dan Lauw-kun, mereka adalah she-taihap dari
pulau kura-kura. Ketika Kwee-kim-in memasuki istana pulau kura-kura
Kwee-kim-in disambut penuh suka cita para suheng
dan sosonya. "hmh"kemanakah Kwaa-sute sumoi " apakah kalian
baik-baik saja ?" tanya Coa-ban-kui.
"suamiku baik-baik saja Coa-suheng."
"lalu kenapa dia tidak ikut bersamamu ?"
"kami sedang membagi tugas suheng."
"tugas" tugas apakah itu sumoi ?"
"Pah-sim-sai-jin telah kembali, dan telah membuat hal
yang luar biasa." "apakah hal yang luarbiasa itu sumoi ?" sela Kam-
hong "Kam-suheng, Pah-sim-sai-jin telah menjadikan para
pendekar pada pertemuan pemiluhan bengcu menjadi
boneka, mereka semua dikendaalikan oleh Pah-sim-
sai-jin untuk melakukan penindasana dan kejahatan."
"hmh"gawat kalau begitu." sela Lou-bhong
"Dan suami saya menyuruh saya kesini untuk
menyampaikan kepada para suheng dan juga Bu-ko
menyuruh saya dan para suheng untuk menyisir barat
sampai kota Bao di wilayah timur."
"Kekota Bao " ada apa dengan kota Bao ?" tanya
Wan-gak "kita akan berkumpul disana baik Bu-ko, Wan-yokong,
Ui-hai-siang-liong dan yang lain-lain."
"jadi kita tidak boleh berlama-lama." gumam Coa-
ban-kui "benar sekali Coa-suheng." Sahut Kwee-kim-in
"baiklah kalau begitu, besok sumoi beserta Sim-couw-
peng, Li-wan-fu, Cu-kang dan Lauw-kun akan
berangkat menyisir ke wilayah barat sebagaimana
pesan Kwaa-sute, sementara saya dan tiga sute yang
lain akan mengantisipasi wilayah selatan."
"baik suheng?" jawab mereka serempak.
Keesokan harinya she-taihap pun keluar dari pulau
menuju daratan besar, perjalanan mereka tidak
tergesa-gesa, karena penyisiran dilakukan dengan jeli
dan teliti, namun ketika sampai dikita Hopei terdengar
berita pergolakan di kota nancao, dan para pendekar
banyak yang tunduk dibawah tiga kawanan sakti
yang bermarkas di nancao.
She-taihap memasuki likoan dan memesan makanan,
Kwee-kim-in yang melihat wajah-wajah penduduk
sepanjang perjalanan dari Hopei ke nancao sudah
paham, karena kelihatan jelas para penduduk dalam
tekanan dan ketakutan "suheng apakah rencana kita selanjutnya ?"
"kita harus datangi secara terang-terangan tiga
kawanan itu." jawab Li-wan-fu
"menurut saya tidak demikian." sela Sim-couw-peng
"menurut Sim-suheng bagaimana ?" tanya Kwee-kim-
in "kita harus menyusun rencana dan strategi yang
matang, karena yang kita hadapi bukan hanya tiga
kawanan tersebut, bahkan kumpulan pendekar
kalangan atas." "lalu ide Sim-suheng bagaimana ?"
"pertama kita selidiki dulu peta kekuatan mereka."
"demikian juga baik." sela Lauw-kun
"jadi setidaknya dua hari kedepan kita sudah dapat
mengetahui keadaan "Nancao-mo-sam" ujar Sim-
couw-peng Malam harinya kelima she-taihap menuju markas
Nancao-mo-sam, tempat itu sepi dan hening, peronda
malampun tidak ada, Kwee-kim-in mengendap-endap
diatas genteng rumah induk yang mewah, sementara
empat bayangan she-taihap juga beraksi dibangunan
lain. Kwee-kim-in semakin waspada dengan kondisi yang
demikian tenang dan mencekam, disebuah ruangan
yang besar dan redup karena hanya diterangi sebuah
lilin tiga orang tua sedang duduk siulian, Kwee-kim-in
dengan mengerahkan gin-kangnya mengendap-endap
untuk memperhatikan tiga orang tersebut
"luar biasa desahan nafas ketiganya nyaris tidak
terdengar." pikir Kwee-kim-in, Kwee-kim-in secara
seksama mempelajari seluk bangunan induk yang
ditempati Nancao-mo-sam. Selama dua jam Kwee-kim-in berada diarea
bangunan induk, lalu kemudian dia keluar dan
kembali kepenginapan, satu jam kemudian keempat
suhengnya muncul "bagaimana hasil penyelidikanmu Lauw-sute ?" tanya
Sim-couw-peng "tempat itu menurut saya aneh, semua orang yang
saya lihat dalam bangunan itu tidur pulas."
"saya juga mendapatkan hal yang serupa." sela Li-
wan-fu "benar sekali, satu hal janggal bahwa kumpulan
sebesar itu tidak memiliki struktur keemanan." sela
Kwee-kim-in "apa aktivitas dari tiga kawanan itu sumoi ?"
"mereka bertiga seperti tenggelam pada siulian,
layaknya orang yang mati."
"hmh..lalu apa yang kamu dapati semalam Cu-sute ?"
"bangunan yang saya datangi hanya berupa sebuah
gudang berisi ransum."
"walaupun markas itu kelihatan janggal menurut
pengamatan saya pada bangunan yang saya datangi
semalam, mereka terdiri dari tiga tingkatan."
"tingkatan bagaimana menurut Sim-suheng ?" tanya
Li-wan-fu "pertama tentu "nancao-mo-sam" kemudian dua
bagian yang lain adalah orang-orang yang ada
dibangunan yang saya datangi dan yang didatangi
oleh Li-sute." jawab Sim-couw-peng
"kalau begutu apa tindakan kita selanjutnya ?" tanya
Cu-kang "jika mendatangi secara terang-terangan tentu kita
akan kalah jumlah dan kekuatan, jadi kita harus
memcah belah kumpulan mereka."
"maksudnya bagaimana Sim-suheng ?" tanya Kwee-
kim-in "ada dua cara menurut saya menghadapi mereka."
"apa itu Sim-suheng ?" tanya Lauw-kun
"pertama kita mengajukan tantangan pada Nancao-
mo-sam untuk pibu." "lalu yang kedua ?" sela Cu-kang
"yang kedua kita membakar gudang ransum dan
mengambil harta mereka, dan kita usahakan mereka
terpencar pada tiga jurusan"
"sebaiknya kedua ide Sim-suheng sama-sama kita
jalankan." Sela Kwee-kim-in
"maksudmu bagaimana sumoi ?" tanya keempat
suhengnya serempak "maksudnya aku akan mengajukan tantangan pada
Nancao-mo-sam dan kemudian para suheng
melaksanakan ide kedua, sehingga dengan demikian
nancao-mo-sam tidak dapat tidak membagi
kekuatannya." "hmh"demikian juga bagus, tapi apakah sumoi dapat
mengatasi nancao-mo-sam ?"
"semoga saja, saya dapat mengatasinya suheng, dan
kalau dapat korban tewas tidak ada, kalaupun ada
kita berusaha meminimalisir"
"baiklah kalau begitu, sumoi akan mengadakan pibu
dua hari didepan di hutan persik dan besok malam
kita menjalankan trik kedua." ujar Sim-couw-peng
Keesokan harinya Kwee-kim-in bergerak menuju
markas nancao-mo-sam, Kwee-kim memasuki
halaman kediaman nancao-mo-sam, keadaannya
sama seperti malam ketika dia datang, tidak ada
seorangpun yang menyambut kedatangannya
"nancao-mo-sam..!" teriak Kwee-kim-in dengan
pengerahan sin-kang luar biasa, sehingga tempat itu
laksana dilanda gemuruh, dan dalam waktu sekejap
ratusan orang sudah mengelilingi halaman dengan
tatapan bringas, Nancao-mo-sam juga muncul dengan
dan berdiri di selaras rumah induk, Kwee-kim-in
dengan tatapan tajam memandang pada tiga lelaki
tua yang berdiri gagah diselaras rumah.
"Nancao-mo-sam ! saya adalah Kwee-kim-in"
"katakan maksudmu sebelum kamu mati disini."
"Nancao-mo-sam saya ingin mengajukan tantangan
pada kalian bertiga untuk mengadakan pibu dua hari
mendatang di hutan persik, datanglah kalian kalau
kalian punya nyali."
"sialan"ciaatt".." Bu-seng dengan lompatan gesit
menerjang Kwee-kim-in, namun dengan gesit Kwee-
kim-in menhgindar, Bu-seng menjadi penasaran dan
menerjang lagi dengan kekuatan penuh, namun
sampai sepuluh jurus Bu-seng tidak mendapatkan
sasaran. "aku sudah mengajukan tantangan, jadi jangan buat


Kembalinya Si Manusia Rendah Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

malu muka Pah-sim-sai-jin." ujar Kwee-kim-in sambil
menghilang dari hadapan mereka
"ini tidak boleh, perempuan itu harus ditewaskan."
teriak Bu-seng karena marahnya, kedua rekannya
juga menjadi sangat marah, muka mereka makin
merah laksana udang rebus, hal ini disebabkan nama
Pah-sim-sai-jin disebut. "baik..nanti kita penuhi tantangannya dan saat itu ia
tidak boleh lagi hidup." ujar mo-san-lohap dengan
nada geram, kemudian ketiganya kembali kedalam,
dan anak buahnya juga meninggalkan halaman
rumah. Pada malam esoknya pibu empat she-taihap beraksi,
Cu-kang dan Lauw-kun membakar gudang ransom,
dengan cepat api menjalar melahap bangunan, para
penghuni panik dan kacau, ketika Nancao-mo-sam
keluar melihat gudang, Sim-couw-peng dan Li-wan-fu
membobol kamar penyimpanan harta, empat peti
berisi emas dan uang diangkut keduanya menuju
selatan, sementara Lauw-kun dan Cu-kang lari ke
utara. menjelang pagi Nancao-mo-sam makin marah setelah
menyadari harta mereka juga hilang, dengan segera
semua anak buah dikumpulkan
"cepat pasukan inti mengejar pengacau yang
membakar gudang dan pasukan khusus menyelidiki
pencuri harta." ujar Mo-san-lohap
Pagi itu dua pasukan berpencar melaksanakan tugas
yang diberikan ketua mereka, sementara Nancao-mo-
sam berangkat ke hutan persik. Ketika pasukan inti
keluar dari gerbang sebelah utara, jumlah mereka
lebih dari tujuh puluh orang Lauw-kun dan Cu-kang
menghadang mereka di pinggir sebuah hutan
"siapa kalian cepat menyingkir !" bentak salah
seorang dari mereka "kamilah yang membakar gudang ransom kalian."
"sialan..seraaang"!" teriaknya dengan kesal dan
marah, sepuluh orang langsung mengurung kedua
she-taihap, she-taihap tanpa basa-basi bergerak cepat
merubuh para pengeroyok, dan dalam dua puluh jurus
sepuluh orang rubuh dan digantikan lima berang
lainnya menerjang dan mendesak kedua she-taihap,
namun dengan kemampuan keduanya yang memang
jauh diatas para lawannya, keduanya tidak gugup,
dan laksana seringat wallet dan sedahsyat rajawali
keduanya membabat barisan pengeroyok, keduanya
berusaha teidak membunuh, hanya membuat mereka
luka-luka dalam yang membuat mereka tidak
berdaya. Dalam jangka tiga setengah hari tujuh puluh lebih
pasukan inti menggeloso tidak berdaya.
"kalian semua harus ikut perintah, kami tidak akan
membunuh kalian." ujar Lauw-kun
"baiklah taihap, kalau boleh kami tahu, dengan
siapakah kami berhadapan ?"
"kami ini datang dari pulau kura-kura."
"ohh..kalau begitu ampunkan kami she-taihap."
"ampunan itu akan kalian dapatkan asal saja kalian
tidak lagi berbuat aniaya dan mengikut langkah
Nancao-mo-sam." "kami ini jauh diatas ketiganya, bagaimana kami
menghindar dari tekanannya ?"
"kalian tetaplah dihutan ini dan tunggu kondisi,
semoga saja sumoi kami dapat menaklukkan Nancao-
mo-sam." "baiklah she-taihap kami akan menunggu disini."
"ya"jika kami besok tidak datang maka kalian boleh
memasuki kota Nancao, sekarang kami pergi." ujar
Lauw-kun, lalu keduanya segera memasuki kota dan
bersegera menuju pintu gerbang sebelah selatan.
Dipintu gerbang selatan kota terjadi pertempuran
segit dimana dua she-taihap dikeroyok sepuluh orang
kosen, tapi walaupun demikian dua she-taihap masih
gigih mengadakan perlawanan, sementara dua puluh
orang lain masih mengurung dan bersiap untuk
menyerang, dan lima orang dari mereka sudah ada
yang tergeletak tidak berdaya.
Gerakan Sim-couw-peng dan Li-wan-fu demikian
mantap dan gesit, para pengeroyoknya yang terdiri
dari pasukan khusus terus menyerang dengan
ledakan marah yang semakin menjadi-jadi, Lauw-kun
dan Cu-kang segera terjun kemedan pertempuran
membantu kedua suheng mereka, dengan munculnya
dua kekuatan luar biasa ini kontan sepuluh orang itu
tercerai berai, dan dalam waktu yang tidak lama
empat dari pengeroyok terlempar dan ambruk tidak
berdaya. Delapan orang langsung memasuki pertempuran
menggantikan empat orang kawannya yang ambruk,
pertempuran semakin seru dan riuh, suara benturan
sin-kang memekakkan telinga dan kilatan pedang
bersileweran mengiriskan mata yang menontonnya,
setengah jam kemudian empat orang dari pasukan
khusus ambruk lagi, dan kontan enam orang masuk
menggantikan, pertempuran terus berlangsung dan
semakin seru walaupun senja sudah datang, empat
she-taihap dengan gigih dan sabar merobohkan para
pengeroyok, beberapa luka sabetan sudah diterima
empat she-taihap, namun karena hanya luka ringan
pasukan khusu Nancao-mo-sam harus rela bahwa
disaat malam tiba tiga puluh orang dari mereka sudah
rebah tidak berdaya, sepuluh diantaranya tewas dan
yang lainnya menderita luka parah.
Lima orang pasukan khusus terpaksa bertekuk lutut
menyerah "kami maklum kalian terpaksa melakukan penindasan
kepada orang lain, dan harapan kami kalian kembali
pada kebenaran dan tidak lagi mengikuti Nancao-mo-
sam." ujar Sim-couw-peng
"apa yang bisa kami perbuat she-taihap ! jika Nancao-
mo-sam masih ada ditengah-tengah kami."
"berdoalah kita semoga saja sumoi kami dapat
menaklukkan tiga kawanan itu, dan perlu kalian
ketahui bahwa kondisi nancao-mo-sam tidaklah
normal, ketiganya berada dalam kendali." sahut Sim-
couw-peng "oh"dibawah kendali siapakah ketiganya she-
taihap ?" "mereka dibawah kendali Pah-sim-sai-jin."
"baiklah kami akan tinggalkan kalian, dan tolong
saudara-saudara yang tewas dikuburkan dan yang
luka segera dibantu untuk berobat." ujar Sim-couw-
peng, lalu keempat she-taihap berkelabat
meninggalkan mereka. Sementara itu di hutan persik saat Kwee-kim-in
berhadapan dengan Nancao-mo-sam
"sungguh bernyali kamu nona menantang kami !" ujar
Berjalan Dalam Tidur 1 Gento Guyon 2 Tanah Kutukan Eng Djiauw Ong 25
^