Pencarian

Pembunuhan Di Sungai Nil 5

Pembunuhan Di Sungai Nil Death On The Nile Karya Agatha Christie Bagian 5


"Dia tidak memberi harapan pada saya," kata Tuan Ferguson
membantu. "Saya sendirilah yang melakukannya. Dia sebenarnya
tidak memberi dorongan apa pun, karena dia terlalu baik hati.
Cornelia, sepupumu mengatakan bahwa aku tidak cukup baik
untukmu. Tentu saja ini benar, tetapi tidak seperti yang
dimaksudkannya. Pembawaan moralku tentu saja tidak setaraf
denganmu, tapi yang dimaksudkan dia ialah bahwa aku jauh lebih
rendah darimu dalam kedudukan sosial."
"Saya rasa, hal itu sangat jelas bagi Cornelia," kata Nona Van
Schuyler. "Benarkah?" Tuan Ferguson memandang Cornelia dengan
bertanya-tanya. "Itukah sebabnya kau tak mau menikah
denganku?" "Tidak," Cornelia merah. "Kalau - kalau saya menyukai Anda, saya
akan menikah dengan Anda, tidak perduli siapa pun Anda."
"Tapi kau tidak menyukaiku?"
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
"Saya - saya rasa Anda seorang yang kasar. Cara Anda berkata
tentang sesuatu... apa yang Anda katakan. Saya - saya tidak
pernah bertemu dengan seseorang seperti itu. Saya - "
Air matanya hampir-hampir keluar. Dia berlari ke luar ruangan.
"Setidak-tidaknya," kata Tuan Ferguson, "semua ini tidak terlalu
jelek sebagai permulaan."
Dia bersandar pada kursinya, menatap langit-langit,menyilangkan
kaki, dan berkata, "Sebentar lagi saya akan menjadi saudara sepupu
Anda." Nona Van Schuyler gemetar karena marah. Pergilah dari sini
dengan segera, Tuan. Atau perlu saya panggilkan pramugara?"
"Saya telah membayar tiket saya," kata Tuan Ferguson. "Mereka
tidak akan mengusir saya dari ruangan umum. Saya akan bercanda
dengan Anda." Dia bernyanyi pelan, "Yo ho ho dan sebotol susu." Dia berdiri dan
berjalan pelan-pelan ke luar dengan tidak acuh.
Dengan marah. Nona Van Schuyler berusaha berdiri. Poirot dengan
diam-diam muncul dari tempat istirahatnya di balik majalah,
bergegas mengambil dan mengembalikan gulungan benang.
"Terima kasih. Tuan Poirot. Bisakah Anda memanggilkan Nona
Bowers - saya merasa gugup - laki-laki kurang ajar itu."
"Agak eksentrik, saya rasa," kata Poirot. "Kebanyakan dari
keluarganya memang begitu. Tentu saja manja. Cenderung untuk
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
selalu menyerang sesuatu yang tak dapat dikalahkan," Dia
menambahkan tanpa perduli, "Anda mengenalnya saya rasa?"
"Mengenalnya?" "Menamakan diri Ferguson dan tidak memakai titelnya karena
pendapat-pendapatnya yang sangat maju."
"Titelnya?" Suara Nona Van Schuyler sangat tajam.
"Ya, dia kan Lord Dawlish muda. Bergelimang uang, tentu saja, tapi
menjadi komunis ketika berada di Oxford."
Dengan wajah penuh bermacam-macam emosi Nona Van Schuyler
berkata, "Anda sudah lama tahu hal itu, Tuan Poirot?"
Poirot mengangkat bahunya. "Ada gambarnya di salah satu koran
ini - saya sudah lama menduganya, kemudian saya menemukannya." Poirot menikmati perubahan-perubahan ekspresi vang berganti-
ganti pada wajah Nona Van Schuyler. Akhirnya, dengan
memiringkan kepala dia berkata. "Saya sangat berhutang pada
Anda, Tuan Poirot" Poirot memperhatikannya dan tersenyum ketika dia keluar dari
ruangan. Kemudian dia duduk kembali. Wajahnya menjadi murung.
Dia sedang mengikuti rentetan pikiran-pikirannya. Sebentar-
sebentar dia menganggukkan kepala.
" Mais oui," akhirnya dia berkata. "Semuanya cocok."
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
BAB 26 RACE melihat Poirot masih duduk di situ. "Bagaimana, Poirot" Anda
akan menghadapi Pennington sepuluh menit lagi. Saya
menyerahkan perkara ini pada Anda."
Poirot berdiri dengan cepat. "Pertama-tama, temuilah si Fanthorp."
"Fanthorp?" Race kelihatan heran.
"Ya. Bawalah dia ke kabin saya."
Race mengangguk dan keluar. Poirot menuju kabinnya. Satu atau
dua menit kemudian Race datang dengan si Fanthorp muda. Poirot
menunjuk ke kursi dan menawarkan rokok.
"Tuan Fanthorp," katanya, "kita akan membicarakan persoalan ini!
Saya melihat Anda memakai dasi yang sama dengan dasi Hastings,
teman saya." Jim Fanthrop melihat dasinya dengan agak kebingungan. "Ini
hanyalah dasi kuno," katanya.
"Tepat. Anda harus tahu, bahwa meskipun saya orang asing, saya
mengerti pandangan-pandangan rakyat inggris misalnya, bahwa
'ada hal-hal yang harus dilakukan' dan ada 'hal-hal yang jangan
dilakukan'." Jim Fanthorp menyeringai.
"Kami tidak berbicara hal macam itu lagi sekarang, Tuan."
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
"Barangkali tidak, tetapi kebiasaan itu masih ada. Ikatan Aliran
Kuno tetap Ikatan Aliran Kuno, dan ada hal-hal tertentu (saya tahu
dari pengalaman) yang tidak dilakukan oleh Ikatan Aliran Kuno!
Salah satu hal itu, Tuan Fanthorp, adalah menyela suatu
percakapan pribadi tanpa diminta bila dia tidak kenal siapa yang
sedang bercakap-cakap."
Fanthorp termangu-mangu. Poirot melanjutkan, "Tapi beberapa
hari yang lalu, Tuan Fanthorp, Anda melakukan hal itu. Beberapa
orang sedang membicarakan suatu bisnis pribadi dalam ruangan
kaca. Anda berjalan mendekati mereka, agar dapat mendengarkan
apa yang sedang mereka bicarakan, dan akhirnya Anda menyela
dan memuji seorang wanita - Nyonya Simon Doyle - dengan
metode bisnisnya yang benar dan baik."
Wajah Jim Fanthorp menjadi merah. Poirot terus menyerang tanpa
memberi peluang. "Tuan Fanthorp, itu bukanlah sikap terpuji
seorang yang memakai dasi seperti yang dipakai teman saya,
Hastings. Hastings adalah seorang yang sopan, dan dia akan mati
menanggung malu bila melakukan hal seperti itu! Oleh sebab itu,
dengan mempertimbangkan tindakan Anda, dan mengingat fakta
bahwa Anda adalah seorang yang masih sangat muda untuk bisa
membiayai tamasya yang semahal ini, dan bahwa Anda adalah
seorang anggota suatu firma pengacara di desa, dan karenanya
mungkin tidak terlalu kaya, dan Anda bukanlah orang yang baru
sakit yang mungkin memerlukan liburan panjang di luar negeri,
saya bertanya pada diri saya sendiri - dan sekarang saya bertanya
pada Anda - apa yang menyebabkan Anda ikut dalam kapal ini?"
Jim Fanthorp menyentakkan kepalanya ke belakang. "Saya menolak
untuk memberikan keterangan apa pun. Tuan Poir0t. Saya benar-
benar menganggap Anda tidak waras."
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
"Saya tidak gila. Saya sehat, saya sehat. Di mana firma Anda" Di
Northampton. Itu tidak jauh dari Wode Hall. Pembicaraan apa yang
ingin Anda dengar" Sesuatu yang menyangkut dokumen legal.
Apakah tujuan pernyataan Anda - pernyataan yang Anda katakan
dengan penuh rasa malu dan rasa tidak enak" Tujuan Anda adalah
mencegah Nona Doyle agar tidak menandatangani suatu dokumen
tanpa dibaca terlebih dahulu."
Dia berhenti. "Di kapal ini ada satu pembunuhan, dan kemudian dua
pembunuhan lain menyusul dengan cepat. Kalau selanjutnya saya
memberitahu Anda bahwa senjata yang dipakai untuk membunuh
Nyonya Otterboume adalah revolver milik Tuan Pennington, maka
Anda barangkali menyadari bahwa sebenarnya Anda berkewajiban
untuk mengatakan segalanya pada kami."
Jim Fanthorp berdiam beberapa menit. Akhirnya dia berkata, "Cara
Anda melakukan sesuatu agak aneh, Tuan Poirot, tapi saya
menghargai hal-hal yang Anda kemukakan. Persoalannya ialah,
saya tidak punya keterangan yang tepat untuk Anda."
"Maksud Anda bahwa hal ini hanya merupakan suatu kecurigaan
saja." "Ya." "Dan karena itu, Anda berpendapat tidak baik untuk dibicarakan"
Itu mungkin benar, secara legal, tapi ini bukan pengadilan. Kolonel
Race dan saya sendiri berusaha menemukan jejak seorang
tersangka. Apa pun yang bisa membantu kami dalam soal ini sangat
berharga." Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Sekali lagi Jim Fanthorp berpikir. Kemudian dia berkata, "Baiklah.
Apa yang ingin Anda ketahui?"
"Kenapa Anda ikut tamasya ini?"
"Paman saya, Tuan Carmichael, adalah pengacara Inggris Nyonya
Doyle. Dia yang menyuruh saya pergi. Dia menangani beberapa
persoalan Nyonya Doyle. Dengan demikian dia sering
berkoresponden dengan Tuan Andrew Pennington, wali Nyonya
Doyle. Beberapa insiden-insiden kecil (saya tidak dapat menyebut
jumlahnya) membuat paman saya curiga akan adanya hal-hal yang
tidak seharusnya terjadi."
"Dengan sederhana," kata Race, "paman Anda mencurigai
Pennington sebagai seorang penipu?"
Jim Fanthorp mengangguk dengan tersenyum kecil. "Anda
mengatakannya lebih jelas dari saya. Tapi arti sebenarnya sama.
Beberapa alasan yang dibuat Pennington, keterangan-keterangan
khusus yang masuk akal mengenai pemakaian uang, semua
membuat paman saya kurang percaya."
"Ketika kecurigaannya masih keruh, Nona Ridgeway menikah di
luar dugaan dan pergi ke Mesir berbulan madu. Perkawinannya
melegakan paman saya, karena begitu dia kembali ke Inggris,
tanahnya akan diselesaikan dan diserahkan."
Tetapi dalam sebuah surat yang ditulis kepada paman dari Kairo,
dia menyebutkan tanpa sengaja tentang pertemuannya dengan
Andrew Pennington. Kecurigaan Paman bertambah-tambah. Dia
merasa yakin bahwa Pennington, yang mungkin dalam posisi
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
terjepit saat ini, mencoba mendapatkan tanda tangan Linnet yang
akan melepaskan dia dari kesalahan penggelapan uang. Posisi
Paman sangat sulit karena dia tidak punya bukti kuat untuk
menyerangnya. Satu-satunya yang bisa dipikirkan saat itu ialah
menyuruh saya ke mari dengan pesawat terbang, dengan instruksi
untuk menyelidiki apa yang sedang terjadi. Saya harus membuka
mata lebar-lebar dan bertindak secepatnya bila perlu - sebuah misi
yang sangat tidak menyenangkan. Dan pada kesempatan yang
Anda ceritakan tadi, saya harus bersikap sebagai seorang yang
tidak tahu diri. Hal itu janggal rasanya, tetapi saya puas dengan
hasilnya." "Maksud Anda. Anda menjaga Nyonya Doyle dengan ketat?" tanya
Race. "Tidak sejauh itu, tetapi saya rasa saya telah mengacaukan rencana
Pennington. Saya merasa yakin bahwa dia tidak akan mencoba-
coba bisnis yang tidak lucu untuk sementara, dan kemudian saya
berharap bisa cukup akrab dengan Tuan dan Nyonya Doyle untuk
memberikan peringatan. Nyonya Doyle terlalu rapat dengan Tuan
Pennington sehingga sulit untuk mengatakan hal-hal demikian
kepadanya. Buat saya, lebih mudah mendekati suaminya."
Race mengangguk. Poirot bertanya, "Maukah Anda memberikan pendapat sejujurnya
pada saya mengenai satu hal. Tuan Fanthorp" Bila Anda menjadi
seorang penipu, Nyonya atau Tuan Doyle-kah yang akan Anda
jadikan korban?" Fanthorp tersenyum kecil.
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
"Tuan Doyle, setiap kali. Linnet Doyle seorang yang sangat cerdas
dalam soalsoal bisnis. Suaminya, saya rasa, adalah seorang yang
selalu percaya pada orang lain dan tidak tahu apa-apa tentang
bisnis, dan selalu siap untuk 'menanda tangan di garis titik-titik'
seperti yang dikatakannya sendiri."
"Saya setuju," kata Poirot. Dia memandang Race. "Dan itu motif
Anda." Jim Fanthorp berkata, "Tapi ini hanya dugaan, bukan bukti."
Poirot berkata dengan enak, "Ah, bah! Kami akan mendapatkan
bukti!" "Bagaimana?" "Barangkali dari Tuan Pennington sendiri."
Fanthorp kelihatan ragu-ragu. "Saya ragu-ragu. Saya sangat
meragukannya." Race melihat jam tangannya. "Sebentar lagi gilirannya."
Jim Fanthorp cepat menangkap maksud mereka. Dia keluar.
Dua menit kemudian Andrew Pennington muncul. Sikapnya ramah.
Hanya garis tegang pada dagunya dan kewaspadaan pada matanya
menunjukkan bahwa seorang pejuang tulen sedang bersiap-siap.
"Nah, Tuan-tuan," katanya, "saya ada di sini." Dia duduk dan
melihat mereka dengan tanda tanya.
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
"Kami minta Anda ke mari, Tuan Pennington," Poirot memulai,
"karena sangat jelas bahwa Anda punya perhatian khusus dalam
persoalan ini." Pennington sedikit mengangkat alisnya.
"Begitukah?" Poirot berkata dengan lembut, "Tentu saja. Anda telah mengenal
Linnet Ridgeway sejak dia masih kanak-kanak."
"Oh! Itu - " wajahnya berubah, kewaspadaannya berkurang. "Maaf,
saya tidak begitu menangkap maksud Anda. Ya, seperti telah saya
katakan tadi pagi, saya telah mengenal Linnet sejak dia masih
seorang bayi lucu di dalam boks."
"Anda sangat erat dengan ayahnya?"
"Begitulah. Melhuish Ridgeway dan saya sangat dekat - sangat
dekat." "Anda begitu dekat dengan dia sehingga ketika dia meninggal, dia
menunjuk Anda sebagai pembimbing bisnis anaknya dan wali atas
kekayaan besar vang diwarisinya?"
"Ya begitulah kira-kira." Kewaspadaan itu timbul kembali. Nada
suaranya lebih hati-hati lagi. "Saya bukanlah satu-satunya wali,
tentu saja; yang lain-lain juga berhubungan dengan saya."
"Yang telah meninggal"'
"Dua di antaranya meninggal. Yang lain adalah Tuan Stemdale
Rockford, masih hidup."
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
"Patner Anda?"

Pembunuhan Di Sungai Nil Death On The Nile Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ya." "Saya kira Nyonya Ridgeway belum cukup umur ketika dia
menikah?" "Dia akan menjadi dewasa tanggal 21 Juli nanti."
"Dan dalam keadaan normal dia akan menangani sendiri
kekayaannya, kalau begitu?"
"Ya." "Tetapi perkawinannya menimbulkan perubahan?"
Dagu Pennington mengeras. Dia mengangkat dagunya pada mereka
dengan angkuh. "Maaf, Tuan. Tetapi bisnis apakah yang sedang
Tuan lakukan sebenarnya?"
"Kalau Anda tidak suka menjawab pertanyaan itu - "
"Tidak ada 'tidak suka' dengan hal ini. Saya tidak keberatan
menjawab pertanyaan Anda. Tapi saya tidak melihat hubungannya
sama sekali." "Oh, tentu saja, Tuan Pennington." Poirot membungkuk ke depan,
matanya hijau seperti kucing - ada pertanyaan tentang motif.
Dengan mempertimbangkan hal itu, kita juga mengikutsertakan
pertimbangan-pertimbangan finansial."
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Pennington berkata dengan merengut, "Dalam aturan warisan
Ridgeway, Linnet akan memegang uangnya bila dia sudah mencapai
umur dua puluh satu tahun atau bila dia menikah."
"Tidak ada pengecualian-pengecualian?"
"Tidak ada." "Dan saya yakin hal itu menyangkut jumlah jutaan."
"Ya, jutaan." Poirot berkata dengan lembut, "Tanggung jawab Anda dan partner
Anda sangat berat, Tuan Pennington."
Pennington menjawab dengan ketus, "Kami biasa bertanggung
jawab. Tidak memusingkan kami sama sekali."
"Saya ragu-ragu."
Sesuatu dalam nada suaranya membuat laki-laki itu berkobar. Dia
berkata dengan marah, "Apa maksud Anda?"
Poirot menjawab dengan wajah yang terus-te-rang, "Saya bertanya-
tanya, Tuan Pennington, apakah perkawinan Linnet yang mendadak
itu menyebabkan - menyebabkan kejutan dalam kantor Anda?"
"Kejutan?" "Itulah kata yang saya pakai."
"Apa yang Anda maksud?"
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
"Sesuatu yang sangat sederhana. Apakah perkara-perkara Linnet
Doyle semua beres sebagaimana mestinya?"
Pennington berdiri. "Cukup! Sudah cukup!"
Dia menuju pintu. "Tapi Anda akan menjawab pertanyaan saya juga bukan?"
"Semuanya beres," Pennington membentak.
"Anda begitu ketakutan ketika mendengar bahwa Linnet Ridgeway
menikah, sehingga Anda buru-buru pergi ke Eropa dengan kapal
dan membuat pertemuan yang 'tidak disengaja' di Mesir?"
Pennington kembali mendekati mereka. Dia bisa menguasai diri
lagi. "Apa yang Anda katakan tak berujung-pangkal' Saya bahkan tidak
tahu bahwa Linnet telah menikah sebelum bertemu dengannya di
Kairo. Saya benar-benar heran. Suratnya pasti terlambat sehari di
New York. Surat itu disusulkan, dan saya menerimanya kira-kira
seminggu kemudian." "Saya kira Anda mengatakan bahwa Anda ke mari dengan kapal
Carmanic." "Benar." "Dan surat itu sampai di New York setelah Carmanic berangkat?"
"Berapa kali saya harus mengulangnya?"
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
"Aneh." kata Poirot.
"Apa yang aneh?"
"Pada kopor-kopor Anda tidak ada label Carmanic. Label yang ada
pada kopor itu adalah Normandie. Dan saya ingat bahwa
Normandie berangkat dua hari setelah Carmanic."
Untuk sesaat laki-laki itu diam kebingungan. Matanya ragu-ragu.
Kolonel Race ganti menyerangnya, "Tuan Pennington," katanya.
"Kami punya beberapa alasan untuk merasa yakin bahwa Anda ke
sini dengan kapal Normandie dan bukan Carmanic, seperti telah
Anda katakan. Dalam hal ini Anda telah menerima surat Nyonya
Doyle sebelum meningggalkan New York. Tidak ada gunanya Anda
menyangkal ini, sebab mencek perusahaan-perusahaan kapal
adalah hal yang sangat mudah dilakukan."
Penington dengan linglung meraba-raba sebuah kursi dan duduk.
Wajahnya kosong tidak menunjukkan perasaan. Di balik topeng itu
otaknya yang cepat mencari jalan keluar. "Saya menyerah, Tuan-
Tuan. Anda terlalu cerdik. Tapi saya punya alasan untuk bertindak
seperti apa yang telah saya lakukan."
"Tidak diragukan." Nada suara Race sangat geram.
"Bila saya mengatakannya kepada Anda, saya harap Anda mengerti
bahwa saya melakukan hal itu dengan penuh kepercayaan."
"Saya kira Anda bisa mempercayai kami bahwa kami akan
bertindak dengan sebaik-baiknya. Tentu saja saya tidak bisa
memberikan kepastian dengan membabi buta."
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Pennington menarik napas. "Saya akan berterus terang. Ada suatu
urusan gelap yang terjadi di Inggris. Ini menguatirkan saya. Saya
tidak bisa menanganinya dengan surat saja. Yang bisa saya lakukan
ialah datang dan melihat sendiri."
"Apa yang Anda maksud dengan urusan gelap?"
"Saya mempunyai alasan kuat untuk merasa yakin bahwa Linnet
kena tipu." "Oleh siapa?" "Pengacara Inggrisnya. Tapi tuduhan ini tidak bisa dilemparkan
begitu saja. Saya bermaksud untuk datang dan melihat sendiri dari
dekat." "Saya tahu Anda memang seorang yang waspada. Tapi kenapa
harus berbohong dengan mengatakan tidak menerima surat itu?"
"Saya kira - " Pennington mengembangkan kedua tangannya,
"tidak pantas untuk menghadapi pasangan yang sedang berbulan
madu tanpa berbasa-basi. Saya pikir lebih baik saya membuat
pertemuan yang tidak disengaja. Kecuali itu, saya tidak kenal
dengan suami Linnet. Dia mungkin saja terlibat dalam soal itu."
"Jadi tindakan Anda sebenarnya didorong oleh ketulusan hati," kata
Kolonel Race. "Aku telah mengatakannya. Kolonel."
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Mereka diam. Race menoleh pada Poirot. Laki-laki kecil itu
membungkukkan badan. "Tuan Pennington, kami tidak percaya
sedikit pun dengan cerita Anda."
"Terserah! Dan apa yang Anda percayai?"
"Kami yakin bahwa perkawinan Linnet Ridgeway yang di luar
dugaan itu menyebabkan kemelut dalam urusan Anda. Bahwa Anda
datang ke mari secepat kilat untuk mencari jalan keluar dari
kemelut itu - atau dengan kata lain, Anda bermaksud
mendapatkan waktu. Bahwa Anda mencoba mendapatkan tanda
tangan Nyonya Doyle untuk dokumen tertentu tetapi gagal. Bahwa
pada tamasya menyusuri Sungai Nil, ketika berjalan di atas karang
di Abu Simbel, Anda menggulingkan sebuah batu besar, yang
kemudian jatuh dan hampir mengenai tujuannya - "
"Anda gila." "Kami yakin bahwa suatu suasana yang sama terjadi dalam
perjalanan pulang dari tamasya ini. Dengan kata lain ada
kesempatan untuk menyingkirkan Nyonya Doyle dan memberi
petunjuk yang tidak benar mengenai si pelakunya. Kami tidak
hanya yakin, tapi tahu, bahwa revolver Anda digunakan untuk
membunuh seorang wanita yang akan menyebutkan nama orang
yang akan membunuh baik Linnet Doyle maupun pelayannya,
Louise - " "Brengsek!" ia mengeluarkan seruan yang kuat dan memotong
ucapan Poirot. "Apa yang ada di kepala anda itu, hah" Apa Anda
gila" Apa motif saya membunuh Linnet" Bukan saya yang akan
mendapat uangnya, tapi suaminya. Kenapa Anda tidak mencurigai
dia saja" Dialah yang akan mendapat keuntungan - bukan saya."
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Race berkata dengan suara dingin, "Doyle tidak meninggalkan
ruangan kaca pada malam itu sampai dia ditembak dan terluka.
Dokter dan perawat telah memeriksa bahwa dia tidak mungkin
berjalan satu langkah pun - keduanya adalah saksi yang dapat
dipercaya. Simon Doyle tidak mungkin membunuh isterinya. Dia
tidak mungkin membunuh Louise Bourget. Dan tentu saja dia tidak
membunuh Nyonya Otterboume. Kita semuanya tahu."
"Saya tahu bahwa dia tidak membunuh isterinya," Pennington
kedengaran lebih lunak. "Yang saya katakan ialah, mengapa Anda
menuduh saya padahal saya tidak akan mendapat keuntungan apa
pun dengan kematiannya?"
"Tapi, Tuan," suara Poirot terdengar lembut seperti dengkuran
kucing, "itu merupakan persoalan pendapat. Nyonya Doyle adalah
seorang wanita cerdas dalam bisnis, menguasai semua urusan-
urusannya dan cepat melihat ketidakberesan. Bila dia sendiri
menangani kekayaannya, yang akan dilakukannya begitu dia
kembali ke Inggris kecurigaannya pasti akan timbul. Tetapi karena
sekarang dia telah meninggal, dan suaminya mewarisi
kekayaannya, seperti telah Anda katakan, persoalannya menjadi
lain. Simon Doyle tidak tahu apa-apa tentang urusan isterinya
kecuali bahwa dia adalah seorang wanita kaya. Pembawaannya
sederhana dan mudah percaya pada orang lain. Bagi Anda akan
mudah sekali untuk menempatkan suatu kalimat yang sulit
dimengerti, untuk mencakup pengeluaran yang sebenarnya dalam
suatu jaringan angka-angka, dan mengulur pembayaran dengan
dalih formalitas-formalitas legal dan represi yang terjadi. Saya rasa
akan sangat berbeda bila Anda harus menghadapi si suami atau si
isteri." Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Pennington mengangkat bahunya. "Teori Anda - sangat fantastis."
"Waktu akan bicara."
"Apa yang Anda katakan?"
"Saya bilang 'waktu akan bicara!' Ini adalah persoalan tiga
kematian - tiga pembunuhan. Kami akan memeriksa dengan ketat
keadaan keuangan dan kekayaan Nyonya Doyle."
Poirot melihat bahu laki-laki itu melemas dan dia tahu bahwa dia
menang. Kecurigaan Jim Fanthorp memang beralasan. Poirot
melanjutkan, "Anda telah bermain - dan kalah. Tidak ada gunanya
mengelak terus." "Anda tidak mengerti," Pennington bergumam. "Sebenarnya
semuanya sudah lunas. Tetapi ada kemerosotan harga - Wall
Street benar-benar gila. Tetapi saya telah berusaha mengembalikan. Kalau ada nasib baik, semuanya akan beres pada
pertengahan bulan Juni."
Tangannya yang mengambil rokok itu gemetar. Dia mencoba
menyalakannya, tapi gagal.
"Saya rasa," Poirot berkata sambil termenung, "batu besar itu
memang suatu godaan. Anda mengira tidak ada orang yang
melihat Anda." "Itu adalah kecelakaan. Saya bersumpah itu merupakan suatu
kecelakaan!" Badannya maju ke depan, wajahnya tegang dan
matanya ketakutan, "saya tergelincir dan jatuh mengenai batu itu.
Saya bersumpah itu kecelakaan...."
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Kedua laki-laki lainnya tidak berkata apa-apa. Pennington tiba-tiba
sadar kembali. Dia sudah kandas, tapi semangat juangnya telah
kembali lagi. Dia berjalan menuju ke pintu. Anda tidak dapat
mendesakkan hal itu pada saya, Tuan. Itu suatu kecelakaan. Dan
bukan saya yang menembak Linnet. Anda dengar" Anda tidak bisa
menuduh saya - dan tidak akan pemah bisa."
Dia keluar. Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
BAB 27 Ketika pintu di belakangnya telah menutup, Race menarik napas
panjang. "Kita mendapat hasil lebih banyak dari yang saya
bayangkan. Pengakuan seorang penipu. Pengakuan suatu
percobaan pembunuhan. Lebih dari itu, tidak mungkin lagi.
Seseorang akan mengakui, setidak-tidaknya, percobaan untuk
melakukan pembunuhan, tapi dia tidak akan mengakui hal yang
sebenarnya." "Kadang-kadang hal itu bisa dilakukan," kata Poirot. Matanya
meredup - seperti mata kucing. Race memandangnya dengan rasa
ingin tahu. "Punya rencana?"
Poirot mengangguk. Kemudian dia berkata sambil menghitung-
hitung dengan jarinya, "Taman di Aswan. Pernyataan Nyonya Allerton. Dua botol cat kuku.
Botol anggur saya. Stola beludru. Sapu tangan bernoda. Pistol yang
ditinggalkan dalam adegan kriminal. Kematian Louise. Kematian
Nyonya Otterboume. Ya, semuanya ke situ. Bukan Pennington yang
melakukannya, Race."
"Apa?" Race terkejut.
"Bukan Pennington yang melakukannya. Ya, dia memang punya
motif. Dia punya kemauan untuk melakukannya. Dia telah mencoba
melakukannya. Mais c'est tout. Untuk kriminal ini ada sesuatu yang
diperlukan tidak dipunyai Pennington. Ini merupakan suatu
kriminal yang memerlukan ketabahan, tindakan cepat dan tepat,
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
keberanian, kenekatan, dan otak yang cerdas dan penuh
perhitungan. Pennington tidak mempunyai kemampuan- kemampuan itu. Dia tidak akan melakukan perbuatan kriminal
kecuali dia tahu bahwa hal itu aman. Kriminal ini berbahaya!
Tergantung pada ujung pisau. Memerlukan keberanian. Pennington
bukan seorang yang pemberani. Dia hanya cerdik."
Race memandang Poirot dengan penuh hormat. "Anda telah
mencatat semua dengan baik," katanya.
"Saya kira demikian. Masih ada satu atau dua hal - persoalan
telegram itu misalnya, yang dibaca oleh Linnet Doyle. Saya ingin
tahu." "Ya, Tuhan, kita lupa bertanya pada Doyle. Dia baru akan bercerita
ketika Nyonya Otterboume yang malang itu datang. Kita akan tanya
dia lagi."

Pembunuhan Di Sungai Nil Death On The Nile Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Sekarang. Pertama-tama saya ingin bicara dengan orang lain."
"Siapa?" "Tim Allerton."
Race mengangkat alis matanya. "Allerton" Akan kita suruh ke sini."
Dia menekan tombol dan menyuruh pramugara menjemputnya.
Tim Allerton masuk dengan wajah bertanya-tanya.
"Pramugara mengatakan bahwa Anda ingin bertemu dengan saya?"
"Benar, Tuan Allerton. Silakan duduk."
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Tim duduk. Wajahnya penuh perhatian tetapi agak bosan.
"Ada yang bisa saya lakukan?"
Nada suaranya baik tapi tidak antusias. Poirot berkata, "Saya rasa
ada. Yang kami inginkan adalah agar Anda mendengar."
Alis maunya naik keheranan.
"Tentu saja. Saya adalah pendengar terbaik dalam dunia ini. Dan
saya akan mengucapkan 'O - begitu!' pada waktu-waktu yang
tepat." "Sangat memuaskan. 'O - begitu' akan sangat ekspresif. Eh bien,
mari kita mulai Ketika saya berjumpa dengan Anda dan ibu Anda di
Aswan, Tuan Allerton. Saya sangat tertarik untuk berkenalan
dengan Anda. Pertama-tama, saya berpendapat bahwa ibu Anda
adalah salah satu dari orang-orang yang paling menarik yang
pernah saya jumpai - "
Wajah yang bosan itu berkejap sebentar; dan suatu ekspresi
muncul di situ. "Dia - unik." katanya. "Tapi hal kedua yang menarik
perhatian saya adalah ketika Anda menyebut nama seorang
wanita." "Benarkah?" "Ya, Nona Joanna Southwood. Anda tahu, akhir-akhir ini saya sering
mendengar nama itu."
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Dia berhenti, lalu melanjutkan lagi, "Selama tiga tahun terakhir ini
terjadi pencurian-pencurian permata yang agak menggelisahkan
Scotland Yard. Barangkali bisa dikatakan sebagai pencurian di
kalangan tinggi. Cara yang dipakai biasanya sama - mengganti
permata asli dengan imitasi. Teman saya, Inspektur Kepala Japp,
mengambil kesimpulan bahwa pencurian itu tidak dilakukan oleh
satu orang saja, tetapi dua orang yang bekerja sama dengan cerdik.
Dia yakin bahwa pencurian itu dilakukan oleh seseorang yang
punya kedudukan sosial yang baik, berdasarkan pengetahuan si
pencuri akan hal-hal pribadi si korban, yang sangat jelas terlihat.
Dan akhirnya perhatiannya ditujukan pada Joanna Southwood.
Setiap korban adalah teman atau kenalannya, dan dalam setiap
perkara, dia pemah dipinjami atau memegang perhiasan tersebut.
Dan lagi, cara hidupnya jauh melebihi pendapatannya. Sebaliknya,
jelas sekali bahwa pencurian yang sebenarnya - yaitu
penggantiannya - tidak dilakukan oleh dia. Dalam beberapa
perkara, dia ada di luar Inggris ketika terjadi penukaran permata.
"Jadi, lama-kelamaan timbullah sebuah gambaran kecil dalam
pikiran Inspektur Kepala Japp. Nona Southwood pernah
berhubungan dengan Guild of Modern Jewellery. Dia mencurigai
bahwa ketika Nona Southwood meminjam permata tersebut, dia
membuat suatu gambar yang tepat, dan menyuruh membuatkan
tiruannya pada seorang ahli permata biasa yang kurang jujur.
Bagian ketiga dari operasinya adalah penggantian yang berhasil
oleh orang ketiga - seseorang yang bisa dibuktikan tidak pernah
memegang permata dan tidak pernah berurusan dengan
pembuatan permata tiruan. Mengenai identitas orang ini, Japp
masih belum tahu. Beberapa hal yang Anda bicarakan dalam
percakapan sangat menarik saya. Sebuah cincin yang hilang ketika
Anda di Majorca, fakta bahwa Anda ada di dalam suatu pesta ketika
terjadi penggantian ini, dan hubungan Anda yang erat dengan Nona
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Southwood. Juga ada fakta bahwa Anda tidak menyukai kehadiran
saya dan usaha untuk mempengaruhi ibu Anda agar tidak terlalu
ramah pada saya. Tentu saja ini bisa juga karena rasa tidak suka
secara pribadi, tapi saya rasa bukan. Anda terlalu ingin berusaha
dan menyembunyikan kebencian Anda di balik sikap ramah.
Poirot melanjutkan, " Eh bien! Setelah pembunuhan Linnet Doyle
ternyata kalung mutiaranya hilang. Anda tahu, seketika itu saya
berpikir tentang Anda! Tetapi saya tidak puas. Sebab kalau Anda
yang melakukannya dengan bekerja sama dengan Nona Southwood
yang merupakan teman dekat Nyonya Doyle, maka Anda akan
menggantinya dengan yang palsu - bukan pencurian semata-mata.
Tetapi kemudian mutiara itu ketemu kembali tanpa disangka-
sangka, dan apa yang saya lihat" Mutiara tiruan. Kemudian saya
tahu, siapa pencuri yang sebenarnya. Yang telah dicuri dan
dikembalikan adalah kalung palsu - kalung imitasi yang telah Anda
gantikan." Dia melihat pemuda yang duduk di depannya. Tim kelihatan pucat
meskipun kulitnya terbakar matahari. Dia bukanlah pejuang yang
gigih seperti Pennington. Daya tahannya rendah. Dia berkata
sambil berusaha mempertahankan sikap mengejeknya, "Benarkah"
Kalau begitu apa yang saya lakukan kemudian?"
"Saya tahu apa yang Anda lakukan."
Wajah pemuda itu berubah - pasrah. Poirot meneruskan perlahan-
lahan, "Hanya ada satu tempat persembunyiannya. Saya berpikir
dan membayangkannya, dan pemikiran saya mengatakan demikian.
Mutiara itu, Tuan Allerton, tersembunyi di dalam rosario yang
tergantung di kabin Anda. Manik-maniknya terukir dengan halus.
Saya kira Anda membuat khusus untuk itu. Manik-manik itu tidak
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
disekrup dan orang tidak akan melihatnya. Dalam sebuah manik
terdapat sebuah mutiara, ditempel dengan seccotine. Polisi-polisi
pemeriksa kebanyakan menaruh hormat pada simbol-simbol
keagamaan, kecuali bila ada sesuatu yang kelihatan aneh. Hal itu
telah Anda pertimbangkan, saya berusaha untuk mengetahui
bagaimana Nona Southwood mengirimkan kalung imitasi itu
kepada Anda. Dia pasti melakukannya, sebab Anda datang dari
Majorca ke sini ketika mendengar bahwa Nyonya Doyle sedang
berbulan madu. Teori saya ialah, kalung itu dikirimkan dalam
sebuah buku - sebuah lobang persegi di tengah-tengah buku.
Sebuah buku terbuka ujung-ujungnya, dan tidak pernah dibuka
dalam pos." Mereka diam - lama sekali. Lalu Tim berkata dengan tenang, "Anda
menang! Permainan itu menyenangkan, tapi sekarang telah
berakhir. Tidak ada lagi yang dilakukan, saya rasa, kecuali menelan
pil pahit." Poirot mengangguk dengan lembut. "Anda tahu bahwa Anda
terlihat oleh seseorang malam itu?"
"Terlihat?" tanya Tim.
"Ya, pada malam ketika Linnet Doyle meninggal, ada orang yang
melihat Anda keluar dari kabinnya kira-kira pukul satu lebih."
Tim berkata, "Anda tidak berpikir... bukan saya yang membunuh
dia! Saya bersumpah! Saya benar-benar bingung saat itu. Betapa
tolol memilih waktu malam itu. Tuhan, ini benar-benar
mengerikan!" Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Poirot berkata, "Ya. Gerakan Anda tentunya tidak mudah. Tetapi
sekarang, karena kebenarannya telah nyata. Anda mungkin bisa
menolong kami. Ketika Anda mencuri mutiara itu, apakah Nyonya
Doyle sudah meninggal atau belum?"
"Saya tidak tahu," kata Tim dengan serak. "Dengan jujur. Tuan
Poirot, saya tidak tahu! Saya menemukan tempat di mana dia
meletakkan kalung itu pada malam hari - pada meja kecil di dekat
tempat tidur. Saya merangkak, meraba meja dengan hati-hati,
mengambilnya, meletakkan yang palsu, dan merangkak ke luar lagi.
Tentu saja saya mengira bahwa dia sedang tidur."
"Apakah Anda mendengar dia bernapas" Tentunya Anda
mendengarkan hal itu?"
Tim berpikir keras. "Ketika itu sepi sekali - sangat sepi. Tidak, saya
tidak ingat saya mendengar dia bernapas."
"Apakah ada bau asap di dalam kabin, seperti bau yang kita cium
bila sebuah senjata api baru di tembakkan?"
"Saya kira tidak ada. Saya tidak ingat." Poirot menarik napas.
"Kalau begitu tidak akan kita lanjutkan."
Tim bertanya, "Siapa yang melihat saya?"
"Rosalie Otterboume. Dia berjalan memutar dari sisi kapal yang lain
dan melihat Anda meninggalkan kabin Linnet Doyle dan masuk
kabin Anda sendiri."
"Jadi dia yang mengatakannya pada Anda."
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Poirot berkata dengan lembut, "Maaf, dia tidak mengatakan apa-
apa pada saya." "Tapi bagaimana Anda tahu?"
"Karena saya Hercule Poirot. Saya tidak pernah diberitahu. Ketika
saya menanyakan hal itu pada Nona Otterboume, Anda tahu
jawabnya" Dia berkata. 'Saya tidak melihat seorang pun.' Dan dia
berbohong." "Tapi kenapa?" Poirot berkata dengan suara tanpa prasangka, "Barangkali karena
dia berpikir bahwa orang yang dilihatnya adalah si pembunuh.
Kelihatannya demikian, bukan?"
"Menurut saya itu justru akan membuat dia menceritakan apa yang
dilihatnya pada Anda."
Poirot mengangkat bahunya. "Kelihatannya dia tidak menganggap
demikian." Tim berkata dengan suara yang tineh, "Dia gadis yang luar biasa.
Dia pasti melewati masa-masa yang sulit dengan ibunya."
"Ya, hidupnya susah."
"Kasihan gadis itu," bisik Tim. Kemudian dia melihat Race.
"Apa yang akan kita lakukan sekarang" Saya mengaku telah
mengambil mutiara itu dan kabin Linnet dan Anda menemukan
tempatnya. Saya memang bersalah. Tetapi sangkut-pautnya
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
dengan Nona Southwood, saya tidak mengetahui apa-apa. Anda
tidak mempunyai bukti yang memberatkan dia. Bagaimana cara
saya memperoleh mutiara tiruan itu adalah urusan saya."
Poirot bergumam, "Sikap yang sangat benar."
Tim berkata sambil bercanda, "Laki-laki yang baik!" Dia
menambahkan, "Barangkali Anda bisa membayangkan betapa
jengkel saya melihat Ibu begitu akrab dengan Anda! Saya bukan
seorang kriminal yang cukup keras untuk bisa berhadapan terus-
menerus dengan seorang detektif terkenal sebelum melakukan
suatu tindakan berbahaya! Beberapa orang memang mungkin bisa
mengatasinya. Tetapi saya tidak. Terus terang, hal itu membuat
kaki saya dingin." "Tapi Anda tetap tidak takut melakukannya?"
Tim mengangkat bahunya. "Saya tidak bisa terlalu takut sampai sejauh itu. Pertukaran itu
harus tetap dilakukan pada suatu saat, dan saya mendapat
kesempatan yang luar biasa pada kapal ini - sebuah kabin yang
hanya berjarak dua kabin dari kabin Linnet, dan Linnet sendiri
begitu sibuk dengan persoalannya sendiri, sehingga kemungkinan
untuk mengetahui pergantian itu sangat kecil."
"Saya kurang yakin dengan hal itu - "
Tim memandangnya dengan tajam. "Apa maksud Anda."
Poirot memijit bel. "Saya akan meminta agar Nona Otterboume ke
sini sebentar." Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Tim cemberut, tetapi tidak berkata apa-apa. Seorang pramugara
masuk, menerima pesan, dan keluar lagi. Rosalie tiba beberapa
menit kemudian. Matanya yang merah karena baru menangis
melebar ketika melihat Tim, tetapi sikap curiga dan melawan yang
biasa diperlihatkan, sudah hilang. Dia duduk dan dengan lembut
melihat Race dan Poirot. "Maaf, kami mengganggu Anda, Nona Otterboume." kata Race
dengan lembut. Dia sedikit marah kepada Poirot.
"Tak apa," gadis itu berkata dengan suara rendah.
Poirot berkata, "Kami perlu membuat satu-dua hal menjadi jelas.
Ketika tadi saya bertanya kepada Anda apakah Anda melihat
seseorang di sebelah kanan perahu pukul satu sepuluh, jawaban
Anda adalah tidak melihat siapa pun. Untunglah saya dapat
menemukan jawab yang sebenarnya tanpa bantuan Anda. Tuan
Allerton mengaku bahwa dia ada di dalam kabin Linnet Doyle tadi
malam." Dia melirik Tim dengan cepat. Dengan wajah suram Tim
mengangguk kecil. "Waktunya benar, Tuan Allerton?"
Allerton menjawab, "Sangat benar."
Rosalie memandangnya. Bibirnya gemetar - dan terbuka... "Tapi
kau tidak - kau tidak - "
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Tim berkata dengan cepat, "Tidak, aku tidak membunuhnya. Aku
pencuri, bukan pembunuh. Semuanya sudah terbongkar, jadi kau
pun perlu tahu. Aku mengincar kalung mutiaranya."
Poirot berkata, "Menurut cerita Tuan Allerton, dia masuk ke kabin
Nyonya Doyle tadi malam dan mengganti mutiara yang asli itu
dengan yang palsu ."
"Benarkah?" tanya Rosalie. Matanya yang sedih murung dan
kekanakan bertanya pada Tim.
"Ya," kata Tim.
Mereka diam. Kolonel Race mondar-mandir.
Poirot berkata dengan suara sungguh-sungguh, "Seperti saya
katakan, itu adalah cerita Tuan Allerton, yang sebagian dikuatkan
oleh kesaksian Anda. Artinya ada bukti bahwa dia masuk ke kabin
Linnet Doyle tadi malam, tapi tidak ada bukti mengapa dia
melakukan hal itu." Tim memandangnya. "Tapi Anda tahu!"
"Apa yang saya tahu?"
"Anda tahu bahwa saya mengambil mutiara."
" Mais oui - mais oui! Saya tahu Anda mengambil mutiara itu, tapi
saya tidak tahu kapan Anda mengambilnya. Mungkin sebelum tadi
malam. Anda baru berkata bahwa Linnet Doyle tidak akan tahu
penukaran itu. Saya tidak begitu yakin akan hal itu. Umpamanya dia
tahu. Umpamanya, bahkan, dia tahu siapa yang melakukannya.
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Umpamanya tadi malam dia mengancam akan membuka rahasia
itu, dan Anda tahu bahwa dia benar-benar akan melakukannya dan
umpamanya Anda mendengar pertengkaran Jacqueline de Bellefort
dan Simon Doyle dalam saloon, dan begitu ruangan tersebut
kosong. Anda menyelinap dan mengambil pistol itu, dan kemudian,
satu jam kemudian, ketika semua sudah sepi, Anda merangkak ke
kabin Linnet Doyle untuk mengatasi dia agar tidak membuka
rahasia...." "Ya Tuhan!" kata Tim. Dari wajahnya yang pucat pasi, dua buah
mata yang tersiksa memandang bisu pada Poirot.
Dia meneruskan, "Tetapi ada orang lain yang melihat Anda - si
Louise. Keesokan harinya dia datang pada Anda dan memeras
Anda. Anda berpura-pura setuju. Berjanji akan datang ke kabinnya


Pembunuhan Di Sungai Nil Death On The Nile Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sebelum makan siang dengan membawa uang. Lalu, ketika dia
menghitung uang itu, Anda menikamnya."
Tetapi sekali lagi, Anda bernasib buruk. Seseorang melihat Anda
masuk kabin Louise, dia setengah berpaling kepada Rosalie - ibu
Anda. Sekali lagi Anda harus melakukan tindakan yang berbahaya -
nekat - tapi itu adalah kesempatan satu-satunya. Anda pemah
mendengar Pennington bicara tentang revolvernya. Anda berlari
masuk ke kabinnya, mengambilnya, mendengar di luar pintu kabin
Dr. Bessner dan menembak Nyonya Otterboume sebelum dia
sempat menyebutkan nama Anda."
"Tidaak!" seru Rosalie. "Dia tidak melakukannya! Dia tidak
melakukannya!" "Setelah itu. Anda melakukan satu-satunya hal yang dapat Anda
lakukan - lari memutari buritan. Dan ketika saya berlari mengejar
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Anda, Anda berbalik dan berpura-pura jalan dari arah yang
berlawanan. Anda memegang revolver itu dengan sarung tangan;
sarung tangan itu masih ada dalam saku Anda ketika saya
meminjam pada Anda."
Tim Berkata. "Demi Tuhan, saya bersumpah itu tidak benar - tidak
satu pun yang benar."
Tetapi suaranya yang tidak pasti dan gemetar itu tidak meyakinkan.
Tetapi Kemudian Rosalie Otterboume mengejutkan mereka. "Tentu
saja itu tidak benar! Dan Tuan Poirot tahu! Dia mengatakan hal itu
karena dia punya alasan sendiri."
Poirot memandangnya. Bibirnya tersenyum samar. Dia mengembangkan tangannya tanda menyerah. "Nona terlalu cerdas.
Tapi Anda setuju - itu adalah suatu perkara yang bagus?"
"Apa - " Tim mulai marah, tapi Poirot mengacungkan tangan.
"Ada suatu perkara yang bisa memberatkan Anda, Tuan Allerton.
Saya ingin agar Anda menyadari hal itu. Sekarang saya akan
menceritakan sesuatu yang lebih menyenangkan. Saya belum
memeriksa rosario dalam kabin Anda. Barangkali bila saya
melakukannya, saya tidak akan menemukan apa-apa di situ. Dan
karena Nona Otterboume tetap mengatakan bahwa dia tidak
melihat siapa pun di dek tadi malam, eh bien, Maka sama sekali
tidak ada perkara yang melibat Anda. Mutiara itu diambil oleh
seorang kleptomaniak yang kemudian mengembalikannya. Kalung
itu sekarang ada di sebuah kotak kecil di atas meja di dekat pintu,
bila Anda ingin melihatnya."
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Tim berdiri. Dia berdiri di situ sejenak, tidak bisa bicara. Ketika dia
bicara, kata-katanya kedengaran tidak memadai, tetapi mungkin
memuaskan pendengar pendengarnya.
"Terima kasih!" katanya. "Anda tidak akan memberi kesempatan
pada saya lagi!" Tim membuka pintu untuk Rosalie. Dia keluar dan sambil
mengambil kotak kecil, Tim mengikutinya. Mereka berjalan
berdampingan. Tim membuka kotak itu, mengambil untaian
mutiara di dalamnya dan melemparnya ke dalam Sungai Nil.
"Sudah hilang. Kalau saya mengembalikan kotak itu pada Poirot,
kalung yang asli akan berada di dalamnya. Alangkah tololnya aku!"
Rosalie berkata dengan suara rendah, "Mengapa kau melakukan
hal itu?" "Maksudmu, bagaimana aku mula-mula mengerjakan hal itu" Oh,
aku tidak tahu. Kebosanan - kemalasan - kesenangan melakukannya. Suatu cara yang lebih menarik untuk mencari uang
daripada bekerja membanting-tulang. Aku kira kedengaran kotor
dan rendah untukmu, tapi ada sesuatu yang menarik di dalamnya -
terutama risikonya, kurasa."
"Aku rasa aku mengerti."
"Ya, tapi kau tidak akan melakukannya."
Rosalie berpikir sejenak, kepalanya menunduk "Tidak," katanya.
"Aku tidak akan melakukannya."
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Tim berkata, "Sayangku - kau begitu cantik - begitu cantik.
Mengapa kau tidak mengatakan bahwa kau melihatku tadi
malam?" "Aku pikir - mereka akan mencurigaimu," kata Rosalie.
"Apakah kau mencurigai aku?"
"Tidak. Aku tidak percaya bahwa kau bisa membunuh seseorang."
"Benar. Aku memang tidak cukup kuat untuk menjadi pembunuh.
Aku hanya seorang pencuri."
Rosalie meletakkan tangannya pada lengan Tim dengan malu-malu.
"Jangan berkata begitu."
Tim menggenggam tangannya. "Rosalie, maukah kau - kau tahu
apa yang kumaksud" Atau apakah kau selalu akan memandang
rendah padaku dan menghinaku?"
Rosalie tersenyum kecil. "Ada hal-hal yang bisa pula membuatmu
benci padaku...." "Rosalie - Sayang......'*
Tetapi Rosalie menarik diri semenit kemudian. "Dan - Joanna?"
Tim tiba-tiba berteriak. "Joanna" Kau seburuk ibuku! Aku tidak
pedulu sedikit pun dengannya! Dia memiliki wajah seperti kuda dan
mata pemangsa. Jenis wanita yang paling tidak menarik."
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Rosalie kemudian berkata, "Ibumu tidak perlu tahu tentang
dirimu." "Aku kurang yakin," kata Tim sambil berpikir. "Aku rasa aku akan
memberitahu dia. Ibu seorang yang kuat. Dia bisa menghadapi
segala hal. Ya, aku pikir aku akan menghancurkan ilusi keibuannya
tentang aku. Namun dia akan lega kalau mengetahui bahwa
hubunganku dengan Joanna hanyalah bersifat bisnis, sehingga dia
akan memaafkan aku."
Mereka pergi ke kabin Nyonya Allerton dan Tim mengetuk pintu
dengan kuat. Pintu terbuka dan Nyonya Allerton berdiri di ambang.
"Rosalie dan saya - ," Tim mulai bicara. Dia berhenti.
"Oh, Sayangku," kate Nyonya Allerton. Dia memeluk Rosalie.
"Anakku, Anakku sayang. Aku selalu berharap - tapi Tim begitu
menjengkelkan - dan berpura-pura tidak menyukaimu. Tapi tentu
saja aku tahu itu!" Rosalie berkata dengan suara tersendat-sendat, "Ibu selalu manis
kepada saya - selalu. Saya berharap - berharap - "
Dia menangis bahagia pada bahu Nyonya Allerton.
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
BAB 28 Ketika Tim dan Rosalie telah keluar, Poirot memandang Race
dengan pandangan minta maaf. Race kelihatan agak marah.
"Anda akan menyetujui rencana kecil saya, bukan?" Poirot
memohon. "Ini tidak teratur - saya tahu tidak teratur, ya - tapi
saya sangat menghargai kebahagiaan manusia."
"Anda tidak berbuat demikian untuk saya," kata Race.
"Itu jeune fille. Saya merasa kasihan pada Nona Otterboume. Dan
dia mencintai pemuda itu. Mereka akan menjadi pasangan yang
serasi; si gadis punya karakter kuat yang diperlukan si pemuda;
ibunya menyukainya; semuanya serasi."
"Dalam kenyataannya, pernikahan ini telah direncanakan oleh
sorga dan Hercule Poirot. Yang harus saya lakukan hanyalah
menyusun sebuah kejahatan."
"Tapi mon ami, percayalah, saya hanya menduga - "
Race tiba-tiba menyeringai. "Saya tidak apa-apa," katanya.
"Saya bukan polisi, untunglah. Saya rasa si pemuda tolol itu akan
berhenti sekarang. Si gadis memang jujur. Yang tidak saya suka
ialah perlakuan Anda terhadap saya. Saya seorang yang sabar, tapi
kesabaran saya ada batasnya! Tahukah Anda siapa yang melakukan
tiga pembunuhan di atas kapal ini, atau tidak?"
"Saya tahu." Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
"Lalu kenapa berbelok ke sana ke mari?"
"Anda pikir saya menyenang-nyenangkan diri dengan perkara-
perkara sampingan" Dan itu membuat Anda marah" Sebenarnya
bukan itu. Saya pernah mengikuti suatu ekspedisi arkeologi - dan
saya belajar sesuatu di sana. Pada waktu penggalian, bila ada suatu
benda yang muncul dari tanah, di sekitarnya semua harus
dibersihkan. Kita membersihkan tanah yang longsor, dan
menggaruk ke sana dan ke sini dengan pisau, sampai akhirnya
obyek itu berdiri sendiri di situ, siap untuk dicabut dan difoto tanpa
gangguan benda-benda lain yang membingungkan. Itulah yang saya
lakukan - membersihkan benda-benda lain sehingga kita bisa
melihat kebenarannya - kebenaran yang jelas kelihatan."
"Bagus," kata Race. "Ceritakan tentang kebenaran yang jelas
kelihatan ini. Bukan Pennington. Bukan Allerton muda. Saya kira
bukan Fleetwood. Saya ingin mendengar siapa dia."
"Saya baru saja akan mengatakannya."
Ada ketukan pada pintu kabin. Race menyumpah pelan-pelan. Dr.
Bessner dan Cornelia masuk ke dalam. Si gadis kelihatan
bingung."Oh, Kolonel Race," serunya, "Nona Bowers baru bercerita
pada saya tentang Marie. Ini merupakan pukulan yang berat. Dia
bilang dia tidak bisa menerima semua tanggung jawab ini sendiri,
dan sebaiknya saya harus tahu, karena saya juga salah aeorang
anggota keluarga. Saya tidak bisa mempercayainya mula-mula, tapi
Dr. Bessner menenangkannya dengan baik."
"Ah, tidak," kata dokter itu memprotes.
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
"Dia begitu baik - menerangkan semuanya, dan bagaimana
penderita itu bisa berbuat demikian. Di kliniknya juga ada
kleptomaniak. Dan dia menerangkan pada saya bahwa hal itu
sering terjadi karena penyakit syaraf yang berat."
Cornelia mengulang kata-katanya dengan bersemangat. "Keinginan
itu tertanam jauh di bawah sadar seseorang; kadang-kadang hal itu
hanya keinginan kecil yang terjadi ketika kita masih kecil. Dan dia
telah menyembuhkan mereka dengan membuat mereka berpikir
kembali dan mengingat, keinginan apa yang ada pada waktu itu."
Cornelia berhenti, menarik napas panjang, dan mulai lagi. "Tapi hal
ini benar-benar mencemaskan saya kalau sampai keluar. Akan -
akan sangat mengerikan di New York nanti. Surat kabar-surat kabar
akan memuatnya. Marie dan Ibu dan semuanya - tidak akan bisa
menegakkan kepala lagi."
Race menghela napas. "Sudah, jangan dipikir," katanya. "Ini adalah
Rumah Simpanan." "Maaf, Kolonel?"
"Saya bilang segala sesuatu yang bukan pembunuhan akan
disimpan." "Oh!" Cornelia menepuk kedua tangannya. "Saya begitu lega. Saya
kuatir sekali." "Hatimu terlalu halus," kata Dr. Bessner sambil menepuk-nepuk
bahu Cornelia pelan-pelan. "Dia sangat sensitif dalam permasalahn
seperti itu, dia terlalu baik."
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
"Oh, saya tidak yakin. Anda terlalu berlebihan memuji saya."
Poirot berkata, "Anda sudah bertemu dengan Tuan Ferguson?"
Wajah Cornelia memerah. "Tidak - tapi Marie telah bicara tentang dia."
"Kelihatannya pemuda itu keturunan bangsawan," kata Dr.
Bessner. "Terus terang saja, dia tidak kelihatan seperti bangsawan.
Bajunya keterlaluan. Tidak pernah kelihatan seperti orang baik-
baik." "Dan bagaimana pendapat Anda, Nona?"
"Saya rasa dia seorang gila," kata Cornelia.
Poirot menoleh kepada dokter. "Bagaimana pasien Anda?"
"Ah, dia bertambah baik dengan cepat. Saya baru saja
menenangkan Nona de Bellefort. Dia benar-benar putus asa, hanya
karena suhu badan Tuan Doyle naik siang tadi! Tapi bagaimana
lagi" Memang wajar begitu. Yang mengherankan, panasnya tidak
begitu tinggi sekarang. Tapi tentu saja, dia seperti beberapa petani
di negara saya; dia punya daya tahan yang luar biasa, daya tahan
seekor sapi jantan. Saya pernah melihat beberapa sapi yang terluka
sangat dalam, tapi mereka tidak tahu. Sama dengan Tuan Doyle.
Nadinya teratur, suhu badannya hanya lebih tinggi sedikit. Saya
mengejek ketakutan gadis itu. Lucu bukan" Satu saat dia
menembaknya; kemudian menjadi histeris karena kuatir dia tidak
dapat sembuh." Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Cornelia berkata, "Gadis itu sangat mencintainya."
"Ah! Tapi tidak masuk akal. Kalau kau mencintai seorang laki-laki,
apakah kau akan menembak dia" Tidak, kau punya pikiran."
"Bagaimanapun, saya tidak suka hal-hal yang berhubungan dengan
tembakan," kata Cornelia.
"Tentu saja. Kau sangat feminin."
Race menghentikan percakapan yang mesra itu. "Karena Doyle
tidak apa-apa, tidak ada alasan lagi bagi saya untuk tidak
meneruskan percakapan kami tadi siang. Tadi dia baru akan
menceritakan tenang sebuah telegram."
Dr. Bessner mondar-mandir dalam ruangan itu
"Ho, ho, ho. Lucu sekali telegram itu! Doyle menceritakannya pada
saya. Telegram itu tentang sayur-sayuran - kentang, artichoke,
ubi." "Apa?" Dengan teriakan seperti orang tercekik Race duduk tegak di
kursinya. "Ya Tuhan," katanya. "Jadi dia! Richetti!"
Dia memandang kepada tiga wajah yang kebingungan. "Suatu kode
baru - dipakai dalam pemberontakan Afrika Selatan. Kentang
berarti senapan mesin, artichokes ledakan kuat - dan seterusnya.
Richetti bukan seorang arkeolog! Dia adalah seorang pemberontak
yang berbahaya, seorang laki-laki yang pernah membunuh lebih
dari sekali, dan saya yakin dia telah membunuh sekali lagi. Nyonya
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Doyle keliru membuka telegram itu. Seandainya dia mengulang apa
yang dibacanya di depan saya, dia tahu bahwa rahasianya akan
terbongkar!" Dia berbalik kepada Poirot, "Benarkah?" tanyanya.
"Apakah Richetti orang yang Anda cari?"
"Dia orang yang Anda cari," kata Poirot. "Saya telah lama berpikir-
pikir, ada sesuatu yang tidak beres dengan dia. Dia hampir terlalu
sempurna dalam peranannya; dia benar-benar seorang arkeolog,
bukan seorang manusia biasa."
Dia berhenti, lalu berkata, "Tapi bukan Richetti yang membunuh
Linnet Doyle. Saya dulu hanya tahu setengah dari pembunuh itu.
Sekarang saya mengetahui setengah yang lainnya. Gambaran itu
sudah lengkap. Tapi Anda tahu bahwa, meskipun saya tahu apa


Pembunuhan Di Sungai Nil Death On The Nile Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang mungkin sudah terjadi, saya tidak punya bukti mengenai apa
yang teriadi. Pada dasarnya, perkara ini sudah terpecahkan, tetapi
belumlah mendalam dan memuaskan. Pembunuhan adalah
harapan dan pengakuan. Dr. Bessner mengangkat bahunya dengan ragu-ragu. "Ah! Tapi -
hal itu akan merupakan suatu keajaiban."
"Saya kira tidak. Terutama dalam situasi seperti itu."
Cornelia berteriak. "Siapa dia" Apakah Anda tidak akan memberi
tahu kami?" Mata Poirot menjajaki ketiga orang itu berganti-ganti. Race
tersenyum mengejek. Bessner, masih kelihatan ragu-ragu. Cornelia,
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
mulutnya agak terbuka, memandangnya dengan mata yang penuh
ingin tahu. " Mais oui," katanya. "Harus saya akui, saya menginginkan suatu sidang
pendengar. Saya suka dipuji. Saya bangga dengan
kesombongan. Saya suka orang lain mengatakan 'Lihat betapa
cerdas Hercule Poirot!'"
Race menggeser sikap duduknya. "Ah," katanya pelan. "Seberapa
cerdaskah Hercule Poirot?"
Sambil menggelengkan kepala ke kiri kanan dengan sedih Poirot
berkata, "Pertama- tama, saya adalah seorang bodoh - sangat
bodoh sekali. Bagi saya penghalang utama adalah pistol Jacqueline
de Bellefort. Kenapa pistol itu tidak ditinggalkan setelah pembunuh
melakukan pembunuhan" Pembunuh itu jelas ingin melemparkan
tuduhan pada gadis itu. Kalau begitu mengapa pembunuh tersebut
membawa pistol itu" Saya begitu bodoh dengan membayangkan
sebab-sebab yang sangat fantastis. Sebab yang sebenarnya sangat
sederhana. Pembunuh itu mengambil pistol tersebut sebab dia
harus mengambilnya - sebab tidak ada pilihan lain dalam perkara
ini." Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
BAB 29 "ANDA dan saya," kata Poirot sambil bersandar ke arah Race,
"memulai suatu penyelidikan dengan suatu pemikiran yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Pemikiran itu ialah kriminal itu
dilakukan seketika pada suatu saat, tanpa adanya suatu rencana.
Seseorang ingin membunuh Linnet Doyle dan mendapat
kesempatan untuk melakukannya sambil melempar tuduhan
kepada Jacqueline de Bellefort. Oleh karena itu pembunuh tersebut
pasti mendengarkan dan melihat pertengkaran antara Jacqueline
dan Simon Doyle, dan dapat mengambil pistol setelah semua orang
meninggalkan saloon. Tetapi, kawan-kawan, bila pemikiran yang
telah ditetapkan itu salah, semua aspek perkara ini berubah. Dan
itu memang salah! Kriminal ini tidak dilakukan seketika itu juga,
tetapi sebaliknya, telah direncanakan dengan sangat teliti, dengan
waktu yang tepat, dan dengan pemikiran yang sekecil-kecilnya,
yang juga menyangkut pembiusan botol anggur Hercule Poirot
pada malam itu!" Poirot melanjutkan, "ini menyebalkan. Tapi ya, demikianlah! Saya
dibius tertidur, agar tidak dapat mengambil bagian dalam kejadian-
kejadian malam itu. Hal itu memang saya pikir sebagai suatu
kemungkinan. Saya minum anggur; kedua teman makan saya
masing-masing minum wiski dan minuman dingin. Tidak ada yang
lebih mudah daripada menyelipkan sedikit narkotik yang tidak
berbahaya dalam botol anggur saya. Botol-botol itu ada di meja
sepanjang hari. Tapi saya mengusir pikiran itu. Hari itu begitu
panas; dan saya menjadi lelah sekali; jadi sama sekali bukan suatu
hal yang luar biasa kalau pada suatu ketika saya tertidur begitu
nyenyak, tidak seperti biasanya.
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
"Saya masih mempunyai pemikiran yang telah pasti saat itu.
Seandainya saya dibius, ini akan menunjukkan suatu rencana. Ini
berarti bahwa sebelum pukul setengah delapan, ketika makan
malam, kriminal itu telah diputuskan; dan itu (selalu dari pemikiran
pertama), janggal rasanya."
"Pukulan pertama dari pemikiran yang salah itu adalah ketika
ditemukannya pistol dari Sungai Nil. Sebab, bila anggapan-
anggapan kita benar, pistol itu tidak akan dilempar ke air. Dan
banyak lagi yang menyusul kemudian."
Poirot menoleh kepada Dr. Bessner. "Dr. Bessner, Anda memeriksa
tubuh Linnet Doyle. Anda pasti ingat bahwa lubang tembakan itu
kelihatan hangus - atau dengan kata lain, pistol itu diletakkan
menempel pada kepala sebelum ditembakkan."
Bessner mengangguk. "Begitulah. Tepat."
"Tetapi ketika pistol itu ditemukan, pistol itu terbungkus di dalam
Stola beludru, dan pada beludru itu terlihat jelas bahwa pistol
ditembakkan dalam lipatan-lipatannya, kelihatannya dengan
maksud agar suara tembakan tidak terdengar. Tetapi kalau pistol
itu ditembakkan dengan beludru itu, tidak akan ada tanda hangus
pada kulit si korban. Karena itu tembakan yang dilakukan dengan
bantuan stola itu bukanlah tembakan yang mematikan Linnet
Doyle." "Mungkinkah ini tembakan lain - yang dilakukan Jacqueline pada
Simon Doyle" Sekali lagi tidak, sebab ada dua saksi dalam
penembakan itu dan kita tahu tentang hal itu. Jadi seolah-olah
kelihatan bahwa ada tembakan ketiga - yang tidak kita ketahui
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Tetapi hanya ada dua tembakan yang dilakukan dengan pistol itu,
dan tidak ada petunjuk-petunjuk tentang adanya tembakan ketiga."
"Di sini kita menghadapi suatu situasi yang mencurigakan dan sama
sekali gelap. Hal berikutnya yang menarik perhatian saya ialah
penemuan dua botol cat kuku di dalam kabin Linnet Doyle. Wanita-
wanita sekarang suka mengecat kuku mereka dengan bermacam-
macam warna. Tapi saya tahu bahwa Linnet Doyle hanya mengecat
kukunya dengan warna yang disebut Cardinal - merah tua. Botol
yang satu bertulisan Rose, atau merah muda. Tetapi beberapa
tetes yang tertinggal dalam botol itu tidak berwarna merah muda,
melainkan merah darah. Saya menjadi curiga. Tutupnya saya buka
dan isinya saya cium. Ternyata bukan bau ' peardrop' yang keras
yang tercium, melainkan bau cuka! Dengan kata lain, satu atau dua
tetes cairan yang ada di dalamnya adalah tinta merah. Memang
bukan hal yang aneh kalau Nyonya Doyle menyimpan sebotol tinta
merah. Tetapi akan lebih wajar kalau dia menyimpan tinta merah
dalam botol tinta dan bukan botol cat kuku. Ini menunjukkan
adanya hubungan dengan sapu tangan yang sedikit ternoda, yang
ditemukan sebagai pembungkus pistol yang hilang. Tinta merah
dapat hilang dengan cepat, tetapi selalu meninggalkan bekas
merah-muda. "Seharusnya saya sudah dapat meraba apa yang sebenarnya terjadi
dengan petunjuk-petunjuk itu. Tetapi kemudian terjadilah suatu hal
yang memberikan gambaran yang jauh lebih jelas. Louise Bourget
meninggal dalam keadaan yang menunjukkan dengan jelas adanya
fakta bahwa dia memeras si pembunuh. Bukan hanya serpihan
uang kertas satu mille yang menjadi petunjuk, tetapi saya ingat
akan kata-katanya yang diucapkannya tadi pagi."
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
"Baiklah Anda dengar dengan seksama, karena di sinilah terletak
pokok dasar perkara ini. Ketika saya menanyakan apakah dia
melihat sesuatu kemarin malamnya, dia memberi jawaban yang
mencurigakan. 'Tentu saja, kalau saya tidak bisa tidur, kalau saya
naik tangga, maka barangkali saya bisa melihat pembunuh itu
memasuki atau keluar dari kabin Nyonya.' Apakah yang sebenarnya
yang dikatakannya kepada kita?"
Dengan hidung berkerut menandakan minat intelektual Bessner
cepat menjawab, "Dia mengatakan bahwa dia telah naik tangga."
"Tidak, tidak; Anda kurang dapat melihat point itu. Kenapa dia
harus mengatakannya pada kita?"
"Untuk memberi isyarat."
"Tetapi mengapa memberi isyarat pada kita" Kalau dia tahu siapa
pembunuhnya, ada dua pilihan baginya - untuk mengatakan yang
sebenarnya, atau diam dan meminta uang untuk upah pembayaran
dari pembunuh itu! Tetapi dia tidak melakukan dua-duanya. Dia
tidak mengatakan, 'Saya tidak melihat siapa pun. Saya tidur.' Atau
mengatakan, 'Ya, saya melihat seseorang, dan begini begitu.'
Mengapa menggunakan kata-kata untuk menceritakan hal yang
tidak pasti" Parbleau, hanya ada satu sebab! Dia memberi isyarat
kepada pembunuh; dan oleh karenanya, pembunuh itu pasti ada
pada saat tersebut. Tetapi, di samping saya sendiri dan Kolonel
Race, hanya ada dua orang lain, yaitu Simon Doyle dan Dr.
Bessner." Dokter itu melompat dengan geram. "Ah! Apa yang Anda katakan"
Anda menuduh saya" Lagi" Tapi ini aneh - sangat menghina."
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Poirot berkata dengan tajam, "Diam. Saya menceritakan apa yang
saya pikirkan saat itu. Lebih baik kita mendengar."
"Dia tidak bermaksud mengatakan bahwa itu kau sekarang ini,"
kata Cornelia menghibur. Poirot melanjutkan dengan cepat, "Jadi di situlah persoalannya -
antara Simon Doyle dan Dr. Bessner. Tapi apa yang menyebabkan
Bessner membunuh Linnet Doyle" Tidak ada, setahu saya. Kalau
begitu Simon Doyle " Tapi itu tidak mungkin! Ada banyak saksi yang
dapat bersumpah bahwa dia tidak meninggalkan saloon malam itu
sampai terjadi pertengkaran. Setelah itu dia terluka dan secara fisik
tidak mungkin dia melakukan hal itu. Apakah saya punya bukti yang
baik untuk kedua hal tersebut" Ya, ada kesaksian Nona Robson, Jim
Fanthorp, dan Jacqueline de Bellefort untuk hal yang pertama, dan
ada kesaksian Dr. Bessner serta Nona Bowers untuk hal lainnya.
Tidak diragukan lagi."
"Jadi Dr. Bessner pasti yang bersalah." Untuk menunjang teori ini,
ada fakta bahwa pelayan Linnet Doyle ditikam dengan pisau bedah.
Sebaliknya, Bessner-lah yang memberitahu hal ini."
"Dan kemudian, Kawan-kawan, fakta kedua yang tidak dapat
disangkal kelihatan jelas pada saya. Isyarat Louise Bourget tidak
mungkin ditujukan pada Dr. Bessner, sebab dia dapat mengatakan
hal itu secara pribadi kapan saja dia mau. Hanya ada satu orang,
dan hanya satu orang saja, yang memang berhubungan dengan
kebutuhannya - Simon Doyle! Simon Doyle terluka, terus-menerus
dijaga Dokter, dan berada dalam kabin Dokter. Jadi kepadanyalah
dia menunjukkan kata-kata yang mempunyai dua arti itu. Sebab dia
belum tentu mendapat kesempatan lain. Dan saya ingat bahwa
selama mengatakannya iya sambil menoleh ke arah Simon Doyle,
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
'Tuan, saya mohon - bagaimana ini" Apa yang dapat saya
katakan"' Dan dia menjawab, 'Jangan bodoh. Tidak ada orang yang
mengatakan kau melihat atau mendengar sesuatu. Kau tidak apa-
apa. Aku akan melindungimu. Tidak ada orang yang menuduhmu.'
Itu adalah jawaban yang diinginkannya!"
Bessner mendengus keras. "Ah! Itu tolol! Anda pikir orang yang
retak tulangnya dan belat kakinya dapat berjalan ke sana ke mari
dan menikam orang lain" Percayalah, Simon Doyle tidak mungkin
meninggalkan kabin."
Poirot berkata dengan lembut, "Saya tahu. Itu memang benar. Hal
itu tidak mungkin, tetapi juga benar! Hanya ada satu arti yang logis
dalam kata-kata Louise Bourget."
"Jadi saya kembali ke permulaan dan memikirkan lagi perkara
tersebut dengan penerangan yang baru. Mungkinkah sebelum
pertengkaran terjadi Simon Doyle meninggalkan saloon tanpa
diketahui orang lain" Saya kira tidak. Bisakah kesaksian Dr. Bessner
dan Nona Bowers dikesampingkan" Sekali lagi, saya yakin tidak
bisa. Tetapi saya ingat ada suatu kekosongan di antara keduanya.
Simon Doyle sendirian di saloon kira-kira selama lima menit, dan
kesaksian Dr. Bessner berlaku pada waktu setelah jarak waktu
tersebut. Dalam jarak waktu tersebut kita hanya mempunyai bukti
penampilan visual, dan, meskipun hal itu kelihatannya logis, tetapi
tidak meyakinkan. Apa yang sebenarnya terlihat - dengan
mengesampingkan asumsi kita"
"Nona Robson melihat Nona de Bellefort menembakkan pistolnya,
melihat Simon Doyle terjatuh di sebuah kursi, melihat dia
menempelkan sapu tangan pada bahunya dan melihat bahwa sapu
tangan itu basah dengan warna merah. Apa yang dilihat dan
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
didengar Tuan Fanthorp" Dia mendengar tembakan, dia melihat
Doyle menempelkan sapu tangan bernoda merah pada kakinya.
Apa yang telah terjadi" Doyle meminta dengan sangat agar Nona
de Bellefort dibawa pergi dan agar dia tidak ditinggal sendirian.
Setelah itu dia meminta agar Fanthorp memanggil dokter."
"Demikianlah. Nona Robson dan Tuan Fanthorp keluar dengan
Nona de Bellefort dan mereka sibuk sekali dalam waktu lima menit
berikutnya di bagian kiri dek. Kabin Nona Bowers, Dr. Bessner, dan
Nona de Bellefort terletak di sebelah kiri. Simon Doyle hanya
memerlukan waktu lima menit. Dia mengambil pistol dari bawah
sofa, menyelinap tanpa sepatu, berlari seperti seekor kelinci diam-
diam sepanjang dek sebelah kanan, masuk kabin isterinya,
merangkak naik ketika isterinya sedang tidur, menembak
kepalanya, meletakkan botol berisi tinta merah di tempat cuci
tangan (benda itu harus tidak ditemukan sebagai miliknya), berlari
kembali, mengambil stola beludru Nona Van Schuyler, yang telah
siap disimpannya di samping kursi, melilitkannya pada pistol, dan
menembak kakinya. Kursi tempat dia jatuh (kali ini dengan
kesakitan yang benar-benar) dekat dengan jendela. Dia
mengangkat jendela dan melemparkan pistol (yang terbungkus
dalam sapu tangan dan stola beludru) ke dalam Sungai Nil."
"Tidak mungkin!" kata Race.
''Tidak, Kawan, bukan tidak mungkin. Ingat kesaksian Tim Allerton.
Dia mendengar letupan - yang diikuti oleh ceburan. Dan dia
mendengar sesuatu yang lainnya - langkah-langkah kaki orang
yang sedang berlari - seorang laki-laki berlari melewati pintu
kabinnya. Yang didengarnya adalah kaki Simon Doyle berlarian
melewati kabinnya." Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Race berkata, "Saya masih mengatakan hal itu tidak mungkin Tidak
seorang pun dapat melakukan seluruhnya dalam sekejap - lebih-
lebih lagi seorang laki-laki seperti Doyle yang sangat lamban proses
mentalnya." "Tetapi sangat cepat dan tangkas gerakan fisiknya!"
"Itu benar. Tapi dia tidak akan bisa merencanakan semuanya."
"Tetapi dia tidak merencanakannya sendiri, Kawan. Itulah
kesalahan kita semua. Kriminal ini kelihatannya dilakukan seketika
pada saat itu juga, tetapi sebenarnya bukan kriminal yang dilakukan
seketika. Seperti saya katakan, kriminal ini merupakan suatu hasil
pekerjaan yang direncanakan dengan teliti dan dipikirkan dengan
masak. Tidak mungkin menyimpan sebotol tinta merah dengan
kebetulan. Tidak, ini pasti direncanakan. Juga bukan suatu
kebetulan bila dia mempunyai sehelai sapu tangan biasa tanpa
tanda. Jacqueline juga bukan kebetulan menyepak pistol itu ke
bawah sofa, sehingga tidak kelihatan dan terlupakan sampai lama."
"Jacqueline?" "Tentu saja. Separuh bagian dari pembunuhan ini. Apa yang
memberikan alibi pada Simon" Tembakan yang dilakukan


Pembunuhan Di Sungai Nil Death On The Nile Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jacqueline. Apa yang menjadi alibi Jacqueline" Kemauan keras
Simon yang menyebabkan seorang perawat harus menjaganya
sepanjang malam. Di situlah, di antara keduanya, kita mendapatkan
segala kualitas yang diperlukan - otak yang jernih, penuh akal dan
rencana, otak Jacqueline de Bellefort, dan manusia pelaku dengan
kecepatan luarbiasa serta ketepatan mengatur tempo."
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
"Cobalah Anda perhatikan, maka semua pertanyaan akan terjawab.
Simon Doyle dan Jacqueline pernah berpacaran. Perhatikanlah,
maka mereka tetap merupakan dua orang kekasih. Itu kelihatan
jelas. Simon membunuh isterinya, mewarisi kekayaan isterinya. dan
dalam suatu ketika dia akan mengawini kekasih lamanya. Sangat
sederhana. Penyiksaan Nyonya Doyle oleh Jacqueline adalah bagian
dari rencana itu. Kemarahan Simon yang pura-pura. Namun
demikian - ada selang. Dia pernah mengatakan pada saya tentang
wanita yang posesif - dikatakannya dengan penuh kepahitan.
Sebenarnya saya sudah harus tahu bahwa dia memikirkan tentang
isterinya - bukan Jacqueline. Kemudian sikapnya pada isterinya di
depan umum. Seorang laki-laki Inggris biasa yang tidak banyak
bicara seperti Simon Doyle sebenarnya malu memperlihatkan
kemesraan di depan umum. Simon bukanlah aktor yang baik.
Sikapnya terlalu berlebihan. Juga dalam percakapan saya dengan
Nona Jacqueline. Dia berpura-pura melihat ada seseorang yang
mendengarkan percakapan itu. Tetapi saya tidak melihat seorang
pun. Dan memang tidak ada orang! Tapi ini akan bisa dijadikan
selubung kemudian. Kemudian pada suatu malam di kapal ini saya
mengira mendengar Simon dan Linnet di luar kabin saya. Dia
mengatakan 'Kita harus menghadapinya sekarang.' Itu memang
suara Doyle, tapi dia bicara kepada Jacqueline.
"Akhir drama ini direncanakan dan diatur dengan sempurna.
Mereka menyediakan pil tidur untuk saya, agar saya tidak
mengganggu acara mereka. Mereka memilih Nona Robson sebagai
saksi - pertengkaran, penyesalan Nona de Bellefort yang berlebih-
lebihan dan sikap histerisnya. Dia membuat suatu keributan agar
tembakan itu tidak terdengar. En virite, benar-benar suatu ide yang
luar-biasa. Jacqueline berkata bahwa dia menembak Doyle; Nona
Robson mengatakan begitu; Fanthorp mengatakan begitu - dan
ketika kaki Simon diperiksa, dia memang kena tembak.
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Kelihatannya tidak terjawab! Kedua orang itu memiliki alibi yang
sempurna - dengan harga kesaksian dan keadaan yang
membahayakan bagi Simon Doyle, tetapi perlu untuk menyatakan
bahwa dia tidak sehat. "Dan kemudian rencana ini mengalami kesulitan. Louise Bourget
ternyata bangun. Dia menaiki tangga dan melihat Simon Doyle
berlari menuju kabin isterinya dan kembali lagi. Sangat mudah
baginya untuk menyimpulkan apa yang terjadi keesokan harinya.
Dan begitulah. Dia mengajukan penawaran yang amat tinggi
sebagai upah penutup mulut. Dengan melakukan hal itu, dia
menandatangani surat kematiannya."
"Tetapi Tuan Doyle tidak bisa membunuh dia, bukan?" Cornelia
menyanggah. "Tidak. Patnernya yang melakukan pembunuhan itu. Begitu ada
kesempatan, Simon Doyle menyuruh panggilkan Jacqueline. Dia
bahkan meminta pada saya untuk membiarkan mereka berdua. Dia
menceritakan tentang bahaya baru. Mereka pasti bertindak
seketika. Simon tahu di mana Bessner menyimpan pisau bedahnya.
Setelah melakukan pembunuhan itu, pisau tersebut dibersihkan
dan dikembalikan, dan kemudian, Jacqueline cepat-cepat makan
siang. Dia datang sangat terlambat dengan napas terengah-engah."
"Bagaimanapun persoalan ini belum beres karena Nyonya
Otterboume melihat Jacqueline masuk ke dalam kabin Louise
Bourget. Dan dengan berapi-api dia datang pada Simon untuk
mengatakan hal tersebut. Mungkin Anda ingat betapa keras
teriakan Simon kepada wanita malang itu" Kita mengira dia gugup.
Tetapi pintu kabin terbuka waktu itu, dan dia berusaha untuk
memberitahu temannya tentang adanya bahaya. Dia mendengar
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
dan bertindak - bertindak seperti kilat. Dia ingat Pennington
pernah berbicara tentang revolver. Dia mengambilnya, bergerak
pelan-pelan di luar pintu, mendengarkan, dan pada saat yang kritis
dia menembak. Dia pernah membanggakan diri sebagai penembak
ulung, dan kata-katanya ternyata bukan omong kosong.
"Setelah kriminal ketiga ini, saya perhatikan ada tiga jalan yang bisa
ditempuh si penembak. Maksud saya dia bisa berlari ke arah
buritan (dalam hal ini Tim Allerton bisa dicurigai), dia bisa berlari ke
arah yang berlawanan (sangat tidak mungkin) atau dia bisa masuk
ke dalam sebuah kabin. Kabin Jacqueline hanya berjarak dua kabin
dari kabin Dr. Bessner. Dia hanya perlu meletakkan revolver,
meloncat masuk ke kabinnya, mengusutkan rambut dan
menghempaskan diri di atas tempat tidur. Ini sangat berbahaya,
tapi ini merupakan satu-satunya kesempatan."
Ruangan itu sunyi. Kemudian Race bertanya, "Bagaimana dengan
peluru pertama yang ditembakkan gadis itu pada Doyle?"
"Saya kira menancap pada meja. Ada sebuah lubang baru di sana.
Saya rasa Doyle masih punya waktu untuk mengeluarkannya
dengan pisau lipat dan melemparnya dari jendela. Tentu saja dia
punya peluru cadangan, sehingga seolah-olah kelihatannya hanya
dua peluru yang ditembakkan."
Cornelia menarik napas. "Mereka memikirkan segalanya," katanya.
"Mengerikan!" Poirot diam. Tetapi bukan diam biasa. Matanya seolah-olah
berkata, "Anda salah. Mereka tidak memperhitungkan Hercule
Poirot." Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Dengan keras dia berkata, "Dokter, sekarang kami akan pergi
mengunjungi pasien Anda."
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
BAB 30 Malam itu Poirot datang dan mengetuk sebuah kabin. Sebuah suara
berkata "Masuk" dan dia masuk. Jacqueline de Bellefort sedang
duduk di sebuah kursi. Di kursi lainnya, di dekat dinding, duduk
seorang pramugari besar. Mata Jacqueline memperhatikan Poirot. Dia memberi isyarat pada
pramugari itu. "Boleh keluar dia?"
Poirot mengangguk pada wanita itu dan dia keluar. Poirot menarik
kursinya dan duduk di dekat Jacqueline. Tidak seorang pun
berbicara. Muka Poirot tidak kelihatan gembira. Akhirnya gadis
itulah yang berbicara dahulu.
"Semuanya sudah berakhir! Anda terlalu cerdik buat kami, Tuan
Poirot." Poirot menarik napas. Dia mengembangkan tangannya. Kelihatan
seperti bisu. "Sama saja," kata Jacqueline sambil berpikir, "Saya tahu Anda tidak
punya cukup bukti. Tentu saja Anda benar. tetapi kalau kami
menggertak Anda - "
"Nona, hal itu tidak akan terjadi dengan cara lain."
"Ini memang bukti yang kuat dari suatu pikiran yang logis, tetapi
saya percaya tidak akan meyakinkan juri. Oh - baiklah, memang
sudah begitu. Anda melemparkan semuanya pada Simon dan dia
tenggelam seperti - . Dia benar-benar bingung, kasihan, dan
mengakui semuanya." Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Gadis itu menggelengkan kepalanya. "Dia kalah dengan cepat."
"Tapi Anda menerima kekalahan itu dengan lapang hati, Nona."
Tiba-tiba dia tertawa - tawa yang aneh, gembira dan menantang.
"Oh, ya, saya memang lapang hati." Dia memandang Poirot.
Dia berkata dengan tiba-tiba dan impulsif, "Jangan terlalu banyak
berpikir, Tuan Poirot! Tentang saya, maksud saya. Anda tidak apa-
apa, bukan?" "Ya, Nona?" "Anda tidak punya pikiran untuk melepaskan saya?"
Hercule Poirot berkata dengan tenang, "Tidak." Dia menganggukkan kepala tanda setuju.
"Tidak, tidak ada gunanya menjadi sentimentil. Saya mungkin
melakukannya lagi...." Dia melanjutkan dengan sedih, "Begitu
gampang - membunuh orang. Dan kita mulai merasa bahwa tidak
apa-apa... bahwa hanya kita sendiri yang penting! Berbahaya
sekali." Dia berhenti, kemudian berkata sambil tersenyum kecil, "Anda
memberikan yang terbaik untuk saya. Malam itu di Aswan Anda
menasehati saya untuk tidak membuka hati saya pada kejahatan....
Anda tahu saat itu apa yang saya pikir?"
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Dia menggelengkan kepala. "Saya bisa berhenti saat itu. Dan tetap
saja saya melakukannya.... Saya bisa bilang pada Simon bahwa saya
tidak akan melanjutkannya lagl. Tapi kemudian barangkali - "
Dia berhenti. Dia berkata, "Anda mau mendengarnya" Dari
permulaan?" "Kalau Anda suka menceritakannya kepada saya. Nona."
"Saya kira saya ingin mengatakannya kepada Anda. Sebenarnya
sangat sederhana sekali. Simon dan saya saling mencintai...."
Pernyataan itu adalah suatu fakta, akan tetapi di balik nada
suaranya yang ringan ada suatu gema.
Poirot hanya berkata, "Dan bagi Anda, cinta itu sudah cukup, tetapi
tidak buat dia." "Barangkali Anda bisa mengatakannya demikian. Tapi Anda tidak
begitu mengerti Simon. Dia selalu menginginkan uang. Dia
menyukai segala macam hal yang memerlukan uang - kuda dan
kapal dan sport - hal-hal yang menyenangkan, yang disukai
seorang laki-laki. Dan dia tidak pernah bisa memilikinya. Simon
benar-benar bodoh. Dia menginginkan sesuatu seperti seorang
anak kecil. "Dia tidak pernah ingin menikah dengan seorang yang kaya dan
mengerikan. Dia bukan tipe laki-laki seperti itu. Dan kemudian kami
bertemu - dan - dan bertunangan. Kami tidak tahu kapan bisa
menikah. Dia dulu mempunyai pekerjaan yang lumayan, tetapi
kemudian berhenti. Sebenarnya ini disebabkan kesalahannya
sendiri. Dia mencoba melakukan sesuatu dalam keuangan, tapi
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
dengan cepat diketahui. Saya yakin bahwa dia tidak bermaksud
tidak jujur. Dia hanya mengira bahwa hal itu biasa dilakukan orang-
orang di kota besar."
Suatu kejapan melintas pada wajah pendengarnya, tapi dia
menahan lidahnya. "Begitulah kami; kemudian saya teringat akan
Linnet dan rumah barunya yang ada di desa. Saya lari kepadanya.
Anda tahu, Tuan Poirot, saya menyayangi Linnet. Saya benar-benar
sayang. Dia dahulu teman baik saya, dan saya tak pernah mimpi
bahwa akan terjadi sesuatu di antara kami. Saya hanya berpikir,
alangkah bahagianya dia begitu kaya. Mungkin keadaan saya dan
Simon berubah bila dia mau memberi pekerjaan. Dan dia sangat
baik kepada saya dan menyuruh membawa Simon untuk
berkenalan. Kira-kira pada waktu itulah Anda melihat kami di Chez
Ma Tante. Kami bergembira dan berlagak kaya meskipun
sebenarnya tidak mampu."
Dia berhenti, menarik napas, lalu melanjutkan, "Apa yang akan saya
katakan ini benar, Tuan Poirot. Meskipun Linnet telah mati, hal itu
tidak mengubah kebenaran. Itulah sebabnya saya tidak begitu
merasa kasihan, sampai saat ini. Dia berusaha untuk memisahkan
Simon dengan saya. Ini suatu kenyataan yang benar! Saya kira dia
tidak ragu-ragu melakukan hal itu satu menit pun. Saya temannya,
tapi dia tidak perduli. Dia tetap mengejar Simon."
"Dan Simon sama sekali tidak perduli kepadanya! Saya mengatakan
pada Anda tentang pesona, tapi tentu saja itu tidak benar. Dia tidak
menginginkan Linnet. Dia mengakui bahwa Linnet cantik, tetapi
terlalu suka meraja, dan dia benci dengan wanita seperti itu! Dia
sebenarnya sangat malu melakukan hal itu, tetapi dia senang
berpikir-pikir tentang uang yang akan didapatnya."
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
"Tentu saja saya mengerti... dan akhirnya saya mengatakan
mungkin lebih baik kami berpisah dan menikah dengan Linnet. Tapi
dia menolak usul saya. Dia bilang bahwa mendapat uang atau tidak,
dan seperti neraka saja kawin dengan dia. Dia mengatakan bahwa
kalau dia menginginkan uang, maka itu untuk dirinya sendiri, bukan
dengan mengawini puteri kaya yang memegang kunci dompet. 'Aku
akan seperti suami seorang puteri saja,' katanya. Dia juga
mengatakan bahwa dia tidak menginginkan orang lain kecuali
saya." "Saya kira saya tahu kapan ide itu masuk di kepalanya. Pada suatu
hari dia berkata, 'Kalau aku bernasib baik, aku akan mengawininya
dan dia akan mati dalam waktu satu tahun dan meninggalkan
semua kekayaannya untukku. Saya melihat ada suatu pandangan
yang aneh dan mengejutkan pada maunya. Itulah ketika dia mulai
memikirkannya." "Dia mengatakan tentang hal itu - tentang alangkah senangnya
kalau Linnet mati. Saya mengatakan bahwa pikirannya sangat
mengerikan, dan dia tidak mengatakan apa-apa lagi tentang hal itu.
Kemudian, pada suatu hari, saya melihatnya membaca tentang
arsenik. Saya menanyakan hal itu dan dia tertawa dan berkata,
'Belum ada kemajuan apa-apa! Saat ini adalah satu-satunya
kesempatan di mana aku hampir dapat memegang seonggok
uang." "Saya tahu bahwa dia telah membuat suatu keputusan. Dan saya
ketakutan - benar-benar ketakutan. Sebab saya tahu bahwa dia
tidak akan menarik putusannya kembali. Dia begitu sederhana. Dia
tidak menguasai benar seluk-beluk hal itu - dan dia tidak punya
imajinasi. Dia mungkin hanya akan mencekok Linnet dengan
arsenik dan menganggap bahwa dokter akan mengatakan
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
kematiannya disebabkan oleh gastritis. Dia selalu menganggap
bahwa segalanya akan beres. Jadi saya harus ikut campur dalam hal
ini, untuk menjaga dia."
Gadis itu berkata dengan biasa, Tetapi benar-benar yakin. Poirot
sama sekali tidak ragu-ragu bahwa motifnya benar-benar seperti
apa yang dikatakannya. Dia sendiri sama sekali tidak menginginkan
uang Linnet Ridgeway, tetapi dia mencintai Simon dan
mencintainya melebihi rasio dan melebihi kejujuran dan melebihi
rasa kasihan. "Saya berpikir dan berpikir - mencoba membuat suatu rencana.
Saya pikir dasar pemikiran itu harus merupakan alibi timbal-balik.
Anda tahu - Simon dan saya bisa memberikan kesaksian yang
saling bertentangan, tetapi sebenarnya kesaksian itu melepaskan
kami dari tuduhan. Bagi saya, sangat mudah untuk berpura-pura
membenci Simon. Perasaan itu memang timbul dalam situasi


Pembunuhan Di Sungai Nil Death On The Nile Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seperti itu. Kemudian, kalau Linnet sudah terbunuh, mungkin saya
yang dicurigai seketika itu juga. Kami merencanakan dan
mempertimbangkan setiap detail, sedikit demi sedikit. Saya
menginginkan rencana itu sedemikian rupa, sehingga kalau ada
yang tidak beres, mereka akan menangkap saya dan bukan Simon."
"Tetapi Simon menguatirkan saya. "Satu-satunya hal yang
menyenangkan saya adalah bahwa bukan saya yang melakukannya.
Saya benar-benar tidak bisa! Tidak bisa mendatangi Linnet dan
membunuhnya dengan kejam ketika dia sedang tidur! Anda Tahu
bahwa saya belum memaafkannya - saya kira saya bisa
membunuhnya dengan berhadapan, tapi tidak sebaliknya."
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
"Kami merencanakan segalanya dengan teliti. Simon bahkan
menulis huruf J dengan darah. Suatu perbuatan yang tolol. Hal-hal
demikianlah yang ada di kepalanya! Tetapi tidak apa-apa."
Poirot mengangguk. "Ya. Bukan salah Anda kalau Louise Bourget
tidak bisa tidur malam itu. Dan setelah itu, Nona - "
Dia memandang mata Poirot dengan berani. Ya, katanya, "agak
mengerikan, bukan" Saya sendiri tidak percaya bahwa saya - telah
melakukannya! Saya sekarang tahu apa yang Anda maksud dengan
membuka hati untuk kejahatan."
"Anda tahu dengan baik bagaimana hal itu terjadi. Louise
mengatakan terus-terang pada Simon bahwa dia tahu. Simon
meminta agar Anda memanggil saya. Begitu kami sendirian, dia
memberitahu apa yang terjadi. Dia mengatakan apa yang harus
saya lakukan. Sedikit pun saya tidak ngeri. Saya begitu takut-takut
setengah mati. Itulah pengaruh pembunuhan terhadap kita. Simon
dan saya sudah aman - sangat aman - kecuali dengan adanya
pemerasan oleh gadis Perancis itu. Saya memberinya semua uang
yang bisa kami kumpulkan. Saya berpura-pura merendahkan diri.
Dan kemudian, ketika dia sedang menghitung uang itu, saya -
melakukannya! Mudah sekali. Itulah sebenarnya yang benar-benar
menakutkan... begitu mudah...."
"Namun demikian, kami belumlah aman. Nyonya Otterboume telah
melihat saya. Dengan bangga dia berjalan di sepanjang dek mencari
Anda dan Kolonel Race. Saya tidak punya waktu lagi untuk berpikir.
Saya hanya bertindak seperti kilat. Rasanya agak menyenangkan.
Saya tahu saat itu hanya hidup atau mati. Hal itu kelihatannya lebih
menenteramkan." Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Dia berhenti lagi. "Anda ingat ketika Anda datang ke dalam kabin saya setelah itu"
Anda mengatakan Anda tidak mengerti kenapa Anda datang. Saya
begitu sedih - begitu ketakutan. Saya pikir Simon akan mati...."
"Dan saya - mengharapkannya," kata Poirot.
Jacqueline mengangguk. "Ya, akan lebih baik untuknya."
"Itu bukan pikiran saya."
Jacqueline melihat ketegangan pada wajahnya.
Dia berkata dengan lembut, "Jangan terlalu memikirkan, saya, Tuan
Poirot. Saya sudah biasa hidup susah. Kalau kami menang, saya
akan sangat bahagia dan menikmati segalanya dan mungkin tidak
akan pernah menyesal. Tetapi kenyataannya - ya, harus kami
jalani." Dia menambahkan, "Saya kira pramugari itu dimaksudkan untuk
menjaga agar saya tidak menggantung diri atau menelan pil racun
prussic seperti yang dilakukan orang-orang dalam buku. Anda tidak
perlu takut! Saya tidak akan melakukan hal itu. Simon akan lebih
terhibur kalau saya ada di dekatnya."
Poirot berdiri, Jacqueline juga berdiri. Dia berkata sambil
tersenyum tiba-tiba, "Anda ingat ketika saya mengatakan bahwa
saya harus mengikuti bintang saya" Anda bilang mungkin bintang
itu palsu. Dan saya berkata, 'Bintang yang sangat buruk itu, bintang
itu akan jatuh'." Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Dia keluar menuju dek. Di telinganya mendenging suara tawa gadis
itu. Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
BAB 31 HARI masih subuh ketika mereka tiba di Shellal. Karang-karang
menonjol dengan kuat pada permukaan air.
Poirot bergumam. " Quel pays sauvage!"
Race berdiri di sebelahnya. "Kita telah menyelesaikan pekerjaan
kita. Saya telah mengatur agar Richetti dibawa mendarat terlebih
dahulu. Senang sekali bisa menangkap dia. Dia adalah langganan
yang paling licin. Mengelabui kami berpuluh kali."
Dia melanjutkan, "Kita harus menyediakan usungan untuk Doyle.
Luar biasa kehancurannya."
"Tidak terlalu," kata Poirot, "tipe kriminal dengan muka kekanak-
kanakan itu biasanya sering gagal. Sekali ditusuk harga dirinya
selesailah! Mereka hancur seperti kanak-kanak."
"Patut digantung," kata Race. "Dia benar-benar bajingan berdarah
dingin. Saya kasihan dengan gadis itu - tapi tidak ada lagi yang bisa
dilakukan." Poirot menggelengkan kepala. "Orang mengatakan bahwa cinta itu
buta, tapi itu tidak benar. Wanita yang mencintai laki-laki seperti
Jacqueline mencintai Simon Doyle sangatlah berbahaya. Saya telah
mengatakan hal itu ketika saya melihatnya pertama kali. 'Gadis itu
terlalu mencintainya, si kecil itu!' Dan itu benar."
Cornelia Robson muncul di samping mereka.
"Oh," katanya, "kita hampir masuk."
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Dia diam satu dua menit, lalu menambahkan, "Saya tadi bersama-
sama dia." "Dengan Nona de Bellefort?"
"Ya. Saya kira tidak menyenangkan dikurung dengan pramugari itu.
Saudara saya Marie sangat marah, saya kira."
Nona Van Schuyler berjalan pelan-pelan menuruni dek ke arah
mereka. Matanya sangat marah "Cornelia," dia membentak, "kau
bertingkah memalukan sekali. Aku harus pulang dengan segera."
Cornelia menghela napas. "Maaf, Marie, aku tidak akan pulang. Aku
akan menikah." "Jadi kau bisa berpikir akhirnya," bentak wanita tua itu.
Ferguson datang berjalan dengan tergesa-gesa. Dia berkata,
"Cornelia, apa yang telah kudengar" Tidak benar, bukan?"
"Benar," kata Cornelia. "Saya akan menikah dengan Dr. Bessner.
Tadi malam dia melamar saya."
"Dan mengapa kau mau menikah dengan dia?" tanya Ferguson
dengan marah. "Hanya karena dia kaya?"
"Tidak, tidak," kata Cornelia dengan dongkol. "Saya menyukainya.
Dia baik dan dia tahu banyak hal. Dan saya selalu tertarik dengan
orang-orang sakit dan klinik, dan saya akan hidup bahagia dengan
dia." Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
"Maksudmu," tanya Ferguson bodoh, "kau lebih suka menikah
dengan orang tua yang menjijikkan ltu daripada dengan aku?"
"Ya benar. Anda tidak bisa dipercaya! Saya tidak kira akan merasa
tenang hidup dengan orang seperti Anda. Dan dia tidak tua. Belum
ada lima puluh." "Perutnya gendut," kata Ferguson kasar.
"Bahuku juga bulat," bantah Cornelia. "Rupa seseorang tidak
menjadi ukuran. Dia bilang saya akan bisa benar-benar
membantunya dalam pekerjaannya. Dan dia bilang akan mengajari
saya tentang penyakit syaraf."
Dia pergi. Ferguson berkata kepada Poirot. "Apakah dia sungguh-sungguh
dengan perkataannya?"
"Tentu saja." "Dia lebih menyukai si tua sombong itu daripada saya?"
"Tidak diragukan lagi."
"Gadis itu gila," kata Ferguson.
Mata Poirot berkejap. "Dia adalah seorang wanita yang berpikiran
murni," katanya. "Mungkin yang pertama kali Anda temui."
Kapal itu merapat geladak. Suatu lingkaran penjaga mengelilingi
para penumpang. Mereka telah diminta untuk menunggu sebelum
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
mendarat. Richetti dengan wajah suram digiring dua orang ahli
mesin. Kemudian, setelah beberapa waktu, sebuah usungan naik.
Simon Doyle dibawa melalui lorong. Dia kelihatan lain - ngeri,
takut, wajah kekanak-kanakannya hilang. Jacqueline de Bellefort
menyusul. Seorang pramugari berjalan di sampingnya. Wajah gadis
itu pucat, tetapi kelihatan seperti biasanya. Dia mendekati usungan
itu. "Halo, Simon!" katanya.
Dia memandang kepadanya dengan cepat. Rupa kekanak-kanakan
kembali lagi pada wajahnya untuk sesaat.
"Aku mengacaukannya," katanya. "Bingung dan mengakui
semuanya! Maaf, Jackie. Aku mengecewakan kau."
Dia tersenyum pada Simon. 'Tidak apa-apa, Simon," katanya
"Permainan orang tolol, dan kita kalah. Itu saja."
Dia minggir. Para pengusung mengangkat usungan itu. Jacqueline
membungkuk dan mengikat tali sepatunya. Kemudian tangannya
naik ke batas atas stockingnya dan dia meluruskan tubuhnya
kembali. Tangannya menggenggam sesuatu. Terdengar suara
letusan yang tajam. Simon Doyle bergetar ngeri dan kemudian diam. Jacqueline de
Bellefort mengangguk. Dia berdiri semenit, dengan pistol di tangan.
Dia tersenyum kepada Poirot. Kemudian, ketika Race meloncat ke
depan, dia mengarahkan mainan kecil yang berkilau itu ke
jantungnya dan menarik pelatuknya. Dia jatuh menggeletak.
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Race berteriak, "Dari mana dia dapat pistol itu?" Poirot merasakan
sebuah tangan memegang lengannya. Nyonya Allerton berkata
dengan halus. "Anda - tahu?"
Dia mengangguk. "Dia punya sepasang pistol. Saya tahu ketika saya
mendengar bahwa sebuah pistol ditemukan dalam tas Rosalie
Otterboume ketika diadakan penggeledahan. Jacqueline duduk
bersama-sama mereka. Ketika dia tahu akan diadakan
pemeriksaan, dia menyelipkannya dalam tas Rosalie. Kemudian dia
pergi ke kamar Rosalie dan mengambilnya kembali setelah
membelokkan perhatian gadis itu dengan membanding-bandingkan
lipstick. Karena dia dan kabinnya telah diperiksa kemarin, tidak
perlu diadakan pemeriksaan lagi."
Nyonya Allerton berkata, "Anda menginginkan dia melakukan hal
itu?" "Ya. Tapi dia tidak mau melakukan sendirian. Itulah kenapa Simon
Doyle mati lebih mudah daripada yang patut dijalani."
Nyonya Allerton gemetar. "Cinta bisa menjadi hal yang sangat
menakutkan." "Itulah sebabnya kebanyakan kisah cinta merupakan tragedi."
Mata Nyonya Allerton memandang pada Tim dan Rosalie yang
berdiri berdampingan dalam sinar matahari pagi. Dia berkata
dengan tiba-tiba dan penuh emosi. 'Tapi syukurlah ada
kebahagiaan dalam dunia'."
"Seperti Anda katakan, Nyonya, syukurlah."
Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Kemudian para penumpang mendarat. Setelah itu mayat Louise
Bourget dan Nyonya Otterboume dikeluarkan dari Karnak. Yang
terakhir mayat Linnet Doyle dibawa ke darat, dan semua radio di
seluruh dunia menyiarkan berita kepada para pendengarnya bahwa
Linnet Doyle, yang dahulu bernama Linnet Ridgeway, yang terkenal,
yang kaya, dan yang cantik, telah meninggal dunia.
Sir George Wode membaca berita itu di klubnya di London, dan
Stradale Rockford di New York, dan Joanna Southwood di Swiss.
Dan hal itu dibicarakan di bar Three Crowns di Malton-Under-
Wode. Dan Tuan Burnaby berkata dengan hangat, "Kelihatannya
hal itu tidak membawa kebahagiaan. Gadis malang."
Tapi sebentar kemudian mereka berhenti membicarakan tentang
dia, dan berganti dengan pembicaraan tentang siapa yang akan
memenangkan Piala Nasional. Karena, seperti telah dikatakan Tuan
Ferguson ketika dia di Luxor, bukan masa lalu yang penting, tetapi
masa depan. TAMAT Re-write By: Kyuuki - http://marisedot.blogspot.com/
Lencana Pembunuh Naga 12 Gento Guyon 7 Topeng Hantu Muka Dua 1
^