Pencarian

Pesta Halloween 2

Pesta Halloween Hallowe'en Party Karya Agatha Christie Bagian 2


dengan penuh penghargaan ke seberang meja, ke arah Ny. McKay duduk di dekat poci
teh besar berwarna coklat.
Elspeth McKay sama sekali tidak mirip saudaranya, Inspektur Spence.
Kalau Spence gemuk, dia kurus. Wajahnya yang kurus lancip melihat dunia dengan
bijak. Meskipun dia kurus bagai benang, ada juga kemiripan di antara keduanya.
Terutama pada mata dan garis rahang yang kuat.
Keduanya, Poirot berpikir, dapat diandalkan penilaian dan
pertimbangannya. Cara pengutaraan mereka mungkin berbeda, tetapi
hanya itulah perbedaannya. Inspektur Spence akan mengutarakan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
pikirannya dengan perlahan dan hati-hati, setelah dipikir dan ditimbang-timbang.
Sedangkan Ny. McKay akan menyergap, cepat dan tajam, seperti kucing melihat
tikus. "Banyak hal," kata Poirot, "yang tergantung
pada karakter anak ini. Joyce Reynolds. Itulah yang paling membingungkan aku."
Pandangannya bertanya-tanya kepada Spence.
"Jangan tanya aku," kata Spence. "Aku belum cukup lama tinggal di sini.
Lebih baik tanya Elspeth."
Poirot memandang ke seberang meja. Alisnya naik, bertanya-tanya. Seperti biasa
tanggapan Ny. McKay tajam.
"Aku bilang anak itu betul-betul pembohong kecil," katanya.
"Bukan gadis yang omongannya bisa dipercaya?"
Elspeth menggeleng yakin.
"Bukan. Suka cerita yang hebat-hebat, dan pintar lagi menceritakannya.
Tapi aku tak pernah percaya."
"Cerita dengan maksud membanggakan diri?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya. Mereka sudah katakan kepadamu tentang cerita India itu, kan"
Banyak yang percaya, kau tahu. Keluarga itu rupanya pernah pergi
berlibur. Ke luar negeri, entah ke mana. Aku tak tahu apakah itu ayah dan
ibunya, atau pamannya, atau bibinya; tapi mereka ke India dan anak itu kembali
dari liburannya dengan cerita hebat bahwa dia sudah pergi ke India dengan
mereka. Kisah bagus yang dikarangnya itu. Ada maharaja, ada perburuan harimau
dan gajah - wah, enak sekali didengarkan dan banyak orang di sekitarnya yang
percaya. Tapi aku langsung bilang, yang diceritakannya itu lebih daripada yang
sebenarnya terjadi. Mula-mula aku berpikir, mungkin dia cuma melebih-lebihkan saja. Tapi setiap kali
ceritanya terus ditambah-tambah. Harimaunya makin banyak saja, kau tentu tahu
maksudku. Terlalu banyak harimau dari yang
mungkin ada. Gajah juga. Aku juga sudah kenal siapa dia sebelumnya, suka cerita
yang hebat-hebat." "Selalu untuk menarik perhatian?"
"Ya. Kau betul. Dia paling suka menarik perhatian."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Cuma karena seorang anak pernah bercerita tentang perjalanan yang tak pernah
dia alami," kata Inspektur Spence, "kau toh tak dapat mengatakan bahwa tiap
cerita hebat yang dia ceritakan selalu bohong."
"Bisa saja tidak," kata Elspeth, "tapi menurutku, biasanya bohong."
"Jadi kaupikir jika Joyce Reynolds bercerita bahwa dia pernah melihat
pembunuhan, dia mungkin berbohong dan kau tak mau percaya bahwa
cerita itu benar?" "Itulah pendapatku," kata Ny. McKay. "Kau bisa saja salah," kata saudaranya.
"Ya," kata Ny. McKay. "Siapa saja mungkin salah. Seperti cerita lama tentang
anak laki-laki yang berteriak 'Serigala, serigala' dan dia terlalu sering
berteriak begitu, sampai ketika serigala benar-benar datang, tak ada yang
percaya dan serigala pun menerkam dia." "Jadi kesimpulanmu
-" "Aku tetap saja cenderung berpikir dia tidak
bicara yang sebenarnya. Tapi aku ini wanita yang adil. Mungkin saja anak itu
bicara benar. Mungkin saja dia telah melihat sesuatu. Tak sehebat yang
diceritakannya, tapi pokoknya sesuatu."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Dan dia membuat dirinya terbunuh," kata Inspektur Spence. "Kau harus
memperhitungkan itu, Elspeth. Dia membuat dirinya terbunuh."
"Itu betul," kata Ny. McKay. "Dan itu sebabnya aku bilang mungkin penilaianku
salah. Dan kalau demikian halnya, aku menyesal. Tapi coba tanya semua orang yang
kenal dia. Mereka pasti akan menjawab bahwa anak itu sudah biasa berbohong.
Waktu itu dia hadir di sebuah pesta, ingat, dan dia sedang bersemangat. Dia
ingin menimbulkan kesan."
"Memang, mereka tidak percaya," kata Poirot.
Elspeth McKay menggeleng ragu.
"Siapa kiranya yang dilihatnya dibunuh?" tanya Poirot.
Dia menatap kedua saudara itu, mula-mula yang laki-laki lalu yang
perempuan. "Pasti ada yang meninggal di sini, katakanlah, dalam tiga tahun belakangan ini."
"Oh itu, tentu saja," kata Spence. "Yang biasa-biasa saja - orang tua, atau
sudah sakit-sakitan, atau yang kita tak heran lagi kalau meninggal - atau
mungkin peristiwa tabrak-lari -"
"Tak ada yang meninggal dengan cara tak biasa atau mendadak?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Yah -" Elspeth ragu-ragu. "Yang kumaksud -"
Spence mengambil alih. "Aku sudah mencatat beberapa nama di sini." Didorongnya kertas itu ke arah
Poirot. "Menolongmu sedikit, tak usah repot-repot tanya ke sana kemari."
"Ini korban-korban yang kauusulkan?" "Tak sejauh itu. Katakanlah, yang termasuk
dalam cakupan kemungkinan."
Poirot membaca keras-keras.
"Nyonya Llewellyn-Smythe. Charlotte Ben-field. Leslie Ferrier. Janet White-"
Dia berhenti, memandang ke seberang meja dan mengulang nama yang
pertama. Ny. Llewellyn-Smythe.
"Bisa juga," kata Ny. McKay. "Ya, mungkin ada apa-apanya di sana."
Kemudian dia mengatakan sesuatu yang terdengar seperti "opera".
"Opera?" Poirot tampak bingung. Dia belum mendengar apa pun tentang opera.
"Dia pergi begitu saja, suatu malam," kata Elspeth, "tak pernah kedengaran
lagi." "Nyonya Llewellyn-Smythe?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Bukan, bukan. Gadis opera itu. Dia bisa dengan mudah memasukkan sesuatu ke
dalam obatnya. Dan dia mendapat begitu banyak uang, kan -
atau begitulah yang dia pikir waktu itu?"
Poirot memandang Spence memohon penjelasan.
"Dan sejak itu tak pernah kedengaran lagi kabar beritanya," kata Ny.
McKay. "Gadis-gadis asing memang semuanya sama."
Poirot mulai mengerti makna kata "opera" tadi.
"Oh, gadis au pair, gadis asing yang tinggal dan bekerja pada suatu keluarga,
benar kan?" katanya.
"Betul. Dia tinggal bersama wanita tua itu. Satu dua minggu setelah wanita tua
itu meninggal, gadis au pair itu lenyap."
"Pergi dengan laki-laki, menurutku," kata Spence.
"Yah, kalau begitu tak ada yang kenal pria itu," kata Elspeth. "Padahal orang-
orang sini biasanya banyak bicara. Biasanya tahu siapa sedang kencan dengan
siapa." "Pernah ada yang mencurigai kematian Nyonya Llewellyn-Smythe?" tanya Poirot.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tidak. Dia mengidap penyakit jantung. Dia diperiksa dokter dengan teratur."
"Tapi kau mulai daftar korban-korban tadi dengan dia, Kawan?"
"Yah, dia wanita kaya, sangat kaya. Kematiannya tidak mengejutkan, tapi
mendadak. Aku berani bilang, waktu itu Dokter Ferguson heran, walaupun cuma
sedikit. Kukira dia menyangka wanita itu akan hidup lebih lama lagi.
Tapi dokter memang kadang-kadang menghadapi kejutan macam ini.
Wanita itu bukan tipe orang yang menurut kepada dokter. Dia sudah
diberi tahu agar tidak memaksakan diri, tapi tetap saja dia lakukan apa yang dia
suka. Dia senang sekali berkebun, padahal itu kurang baik untuk pasien jantung."
Elspeth meneruskan kisah itu.
"Dia datang kemari ketika kesehatannya memburuk. Sebelumnya dia tinggal di luar
negeri. Dia kemari agar bisa dekat dengan kemenakan-kemenakannya, Tuan dan
Nyonya Drake. Dibelinya Quarry House, sebuah rumah besar bergaya Victoria yang
mencakup pula sebuah tambang yang sudah tak terpakai. Tambang itu menarik
hatinya karena dipandangnya punya banyak kemungkinan. Ribuan pound dihabiskannya
untuk Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
menyulap tambang itu menjadi taman terapung', atau entah apa istilah orang.
Dipanggilnya seorang ahli pertamanan dari Wisley atau salah satu tempat semacam
itu untuk membuat disainnya. Oh, aku bisa bilang, taman itu pantas sekali untuk
dilihat." "Aku akan pergi dan melihatnya," kata Poirot. "Siapa tahu - bisa mendatangkan
gagasan." "Ya, aku akan pergi seandainya aku jadi kau. Berharga kok untuk dilihat."
"Dan dia kaya, katamu?" kata Poirot. "Janda pemilik perusahaan besar yang
membuat kapal. Uangnya banyak sekali."
"Kematiannya tidak mengejutkan karena dia punya penyakit jantung, tapi
kematiannya itu mendadak," kata Spence. "Semua orang yakin bahwa kematian itu
karena sebab-sebab alami. Kegagalan kardiak, atau entah nama panjang yang
biasa dipakai dokter-dokter. Koroner dan seterusnya."
"Tak pernah ada yang mengusulkan supaya diadakan pemeriksaan
pendahuluan?" Spence menggeleng.
"Itu bukan yang pertama terjadi," kata Poirot. "Seorang wanita berusia lanjut
diberi tahu supaya hati-hati, supaya jangan naik-turun tangga, supaya jangan
bekerja keras di kebun, dan seterusnya, dan seterusnya. Tapi Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kalau yang kauhadapi seorang wanita bersemangat yang selama hidupnya begitu suka
berkebun dan biasa melakukan apa yang dia suka, maka dia tidak selalu menerima
nasihat-nasihat itu dengan pantas."
"Itu memang betul. Nyonya Llewellyn-Smythe membuat tambang itu jadi indah - atau
tepatnya, si ahli pertamananlah yang membuatnya. Tiga atau empat tahun mereka
membuatnya, si ahli pertamanan dan majikannya itu.
Wanita itu pernah melihat-lihat taman, di Irlandia kurasa, waktu dia ikut tur
yang mengunjungi taman-taman. Dengan taman-taman itu di dalam
bayangannya, mereka berhasil menyulap tempat itu. Oh, memang harus melihat dulu
baru percaya." "Jadi kematiannya alami, ya," kata Poirot, "dinyatakan dalam sertifikat oleh
dokter setempat. Apa itu dokter yang sama dengan yang sekarang" Yang sebentar
lagi akan kutemui?" "Dokter Ferguson - ya. Dia berusia sekitar enam puluh, baik kerjanya dan disukai
orang-orang di sini."
"Tapi kau curiga kematiannya mungkin karena dibunuh" Ada alasan-alasan lain yang
belum kausebutkan?" "Gadis opera itu, dalam satu hal," kata Elspeth.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kenapa?" "Yah, mestinya dialah yang memalsukan surat wasiat itu. Kalau bukan dia, siapa
lagi?" "Kau harus ceritakan lebih banyak lagi," kata Poirot. "Apa pula surat wasiat
palsu ini?" "Yah, terjadi ribut-ribut waktu tiba saatnya mensahkan surat wasiat wanita tua
itu." "Apa itu surat wasiat baru?"
"Itu yang namanya - kedengaran seperti ikan - codi - codicil.*"
Elspeth memandang Poirot. Yang terakhir ini mengangguk.
"Sebelumnya dia sudah membuat beberapa surat wasiat," kata Spence.
"Semuanya mirip. Sejumlah uang untuk lembaga-lembaga sosial, uang atau barang
untuk pelayan-pelayan yang sudah lama mengabdi, tapi sebagian besar harta
karunnya selalu untuk kemenakan dan istrinya itu, yang merupakan sanak
dekatnya." "Dan dalam codicil ini?"
"Semua ditinggalkan untuk gadis opera itu," kata Elspeth, "karena perhatian dan
kebaikannya. Semacam itulah."
"Coba ceritakan lebih banyak tentang gadis au pair itu."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
*codicil: suatu tambahan pada surat wasiat.
"Asalnya dari suatu negara Eropa Tengah. Panjang namanya."
"Sudah berapa lama dia tinggal bersama wanita tua itu?"
"Hanya setahun lebih."
"Kau selalu saja menyebutnya wanita tua. Berapa sih umurnya?"
"Enam puluhan. Enam lima atau enam, rasanya."
"Itu belum terlalu tua," kata Poirot penuh perasaan.
"Orang-orang bilang, dia membuat surat wasiat sampai beberapa kali,"
kata Elspeth. "Seperti yang Bert bilang, semuanya hampir sama.
Meninggalkan uang untuk satu dua lembaga sosial, lalu dia ubah lagi lembaga
sosialnya, atau cindera mata yang berbeda-beda untuk para
pelayan lamanya dan segalanya itu. Tapi sebagian besar uangnya selalu untuk
kemenakannya dan istrinya, serta beberapa saudara sepupunya yang sudah tua, yang
juga sudah meninggal waktu dia meninggal. Rumah
peristirahatan yang telah dibangunnya itu ditinggalkan untuk si ahli pertamanan.
Dia boleh tinggal di situ selama dia suka dan mendapat Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
semacam gaji agar dia merawat taman terapung itu dan agar dia
membukanya untuk umum. Seperti itulah."
"Kurasa keluarganya mengeluarkan pernyataan bahwa keseimbangan jiwanya telah
terganggu, bahwa telah hadir pengaruh yang tidak
selayaknya ada?" "Kukira mungkin akhirnya bisa ke situ," kata Spence. "Tapi para pengacara,
seperti sudah kubilang, membongkar pemalsuan itu tepat pada waktunya.
Jelas, pemalsuan itu sama sekali tidak meyakinkan. Mereka segera
mengetahuinya." "Kemudian diketahui bahwa gadis opera itu dapat memalsukan surat itu dengan
mudah," kata Elspeth. "Dia sudah sering menuliskan surat untuk Nyonya Llewellyn-
Smythe. Agaknya wanita tua ini amat tidak suka
mengirim surat kepada kawan-kawannya dengan diketik. Kalau bukan
surat bisnis, dia selalu berkata, 'Tulislah dengan tangan, buat semirip mungkin
dengan tulisanku dan tanda tangani dengan namaku.' Nyonya
Minden, pelayannya, pernah mendengar dia berkata begitu. Kukira gadis itu jadi
terbiasa melakukannya, meniru tulisan tangan majikannya dan lalu tiba-tiba dia
pikir bisa melakukan ini, dan kemudian melarikan diri. Nah, Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
begitulah jadinya. Tapi seperti kubilang, para pengacaranya cukup lihai dan bisa
mengetahuinya." "Mereka pengacara Nyonya Llewellyn-Smythe sendiri?"
"Ya. Fullerton, Harrison, dan Leadbetter. Firma yang sangat terpandang di
Medchester. Merekalah yang selalu mengerjakan urusan-urusan hukum
wanita itu. Mereka menyuruh para ahli meneliti tulisan tangan codicil itu,
bertanya sana-sini, gadis itu ditanyai dan tamatlah riwayatnya. Suatu hari dia
pergi begitu saja, barang-barangnya ditinggalkan. Mereka sebenarnya sedang
menyiapkan tuntutan terhadap gadis itu, tapi dia tentu tak mau dituntut. Dia
pergi saja. Tak terlalu sulit, sebenarnya, keluar dari negeri ini kalau belum
terlambat. Kita tinggal ikut tur siang hari ke negara lain tanpa paspor. Kalau
kita sudah membuat janji dengan seseorang di sana,


Pesta Halloween Hallowe'en Party Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

semuanya bisa beres jauh sebelum orang geger mencari kita. Mungkin dia sudah
kembali ke negaranya sendiri atau mengganti nama atau tinggal dengan kawan."
"Tapi setiap orang beranggapan Nyonya Llewellyn-Smythe meninggal secara wajar?"
tanya Poirot. "Ya, kukira tak pernah ada yang meragukannya. Aku cuma bilang kemungkinannya
ada, karena hal macam ini sudah pernah terjadi dan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dokter tidak curiga. Misalkan saja Joyce telah mendengar sesuatu,
mendengar gadis opera itu memberikan obat-obatan kepada Nyonya
Llewellyn-Smythe lalu wanita tua itu kedengaran berkata, 'Kok rasanya pahit'
atau 'Aneh rasanya.' "
"Orang bisa menyangka kau sendiri yang mendengar semua itu, Elspeth,"
kata Inspektur Spence. "Semua ini khayalanmu saja."
"Kapan dia meninggal?" kata Poirot. "Pagi, malam, di dalam rumah, di udara
terbuka, di rumahnya, atau di tempat lain?"
"Oh, di rumahnya. Suatu hari dia baru saja selesai bekerja di kebun. Dia
terengah-engah, sukar bernapas. Katanya dia merasa amat capek, lalu dia
berbaring di tempat tidur. Pendek kata, dia
tak pernah bangun lagi. Semua begitu wajar, tampaknya, secara medis."
Poirot mengeluarkan buku catatan kecil. Halamannya sudah memuat judul
"Korban." Di bawahnya dia menulis, "No. 1. Ny. Llewellyn-Smythe." Di halaman-
halaman berikutnya dia menuliskan nama-nama lain yang tadi diberikan oleh
Spence. Kemudian ia melanjutkan pertanyaannya,
"Charlotte Benfield?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Spence menjawab segera. "Penjaga toko berusia enam belas tahun. Banyak luka di
kepala. Ditemukan di jalan setapak dekat Quarry Wood. Dua
pemuda dicurigai. Keduanya sering keluar berjalan-jalan dengan gadis itu.
Bukti tak ada " "Apa dalam tanya-jawab mereka bersikap membantu polisi?"
"Seperti katamu. Biasa, mereka tak banyak membantu. Mereka takut.
Bohong sedikit, keterangan mereka saling berlawanan. Mereka tidak
dinyatakan sebagai pembunuh. Tapi mungkin saja salah satu adalah
pembunuh." "Seperti apa mereka?"
"Peter Gordon, dua puluh satu tahun. Penganggur. Pernah bekerja satu dua kali
tapi tak pernah betah. Malas. Sangat tampan. Pernah menjalani masa percobaan
satu dua kali karena pencurian kecil-kecilan. Tak ada catatan pernah melakukan
penganiayaan sebelumnya. Banyak berteman dengan
pemuda-pemuda yang suka bertindak
kriminal, tapi dia biasanya selamat dari kesulitan yang serius."
"Yang satu lagi?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Thomas Hudd. Dua puluh tahun. Gagap. Pemalu. Penggugup. Ingin menjadi guru,
tapi nilainya tak cukup. Ibunya janda. Jenis ibu yang memanjakan anak. Kurang
suka anaknya berteman dengan wanita. Terus-menerus mau melindungi anaknya. Hudd
bekerja di toko alat-alat tulis.
Tak diketahui pernah melakukan kejahatan, tapi secara kejiwaan agaknya mungkin.
Gadis itu sangat suka mempermainkan dia. Motif yang mungkin cemburu, tapi tak
ada bukti yang membuat penyelidikan perlu diteruskan.
Keduanya mempunyai alibi. Alibi Hudd adalah ibunya. Dia tentu mau
bersumpah demi kerajaan surga bahwa anaknya di rumah bersama dia
sepanjang malam itu. Tak ada yang dapat berkata dia tidak di rumah atau
melihatnya di tempat lain atau di sekitar tempat pembunuhan. Gordon mendapat
alibi dari beberapa kawannya yang kurang baik. Tak terlalu meyakinkan, tapi juga
tak dapat dibuktikan tak benar."
"Kapan terjadinya?"
"Delapan belas bulan yang lalu."
"Di mana?" "Di suatu jalan setapak di lapangan tak jauh dari Woodleigh Common."
"Tiga perempat mil lebih," kata Elspeth.
"Dekat rumah Joyce - rumah keluarga Reynolds?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Bukan, di bagian desa yang lain."
"Kelihatannya tak mungkin pembunuhan yang dibicarakan Joyce," kata Poirot
menimbang-nimbang. "Kalau kita melihat seorang gadis kepalanya dihantam keras
oleh seorang pemuda, tentunya kita langsung berpikir tentang pembunuhan. Tak
perlu sampai setahun berlalu baru kita berpikir bahwa itu pembunuhan."
Poirot membaca nama yang ketiga. "Lesley Ferrier."
Spence bicara lagi. "Juru tulis pengacara, dua puluh delapan tahun, bekerja pada
Fullerton, Harrison, dan Leadbetter di Market Street, Medchester."
"Itu kan para pengacara Nyonya Llewellyn-Smythe, menurutmu tadi."
"Ya. Memang." "Dan apa yang terjadi dengan Lesley Ferrier?"
"Punggungnya ditusuk orang. Tak jauh dari Green Swan Pub. Kata orang dia ada
main dengan istri induk semangnya, Harry Griffin. Menarik dan gagah wanita itu
dulu, sekarang pun masih. Cuma sudah sedikit tua
mungkin. Lima atau enam tahun lebih tua daripada Lesley, tapi dia suka yang
muda-muda." "Senjatanya?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Pisaunya tak ditemukan. Les kabarnya sudah putus dengan wanita itu dan main-
main dengan wanita lain, tapi wanita yang mana tak pernah terusut dengan
memuaskan." "Ah. Dan siapa yang dicurigai dalam kasus ini" Induk semang atau istrinya?"
"Betul sekali," kata Spence. "Bisa salah satu. Istrinya lebih mungkin. Dia agak
liar dan berangasan. Tapi ada kemungkinan lain. Kehidupan Lesley sebelumnya
bukannya tanpa cacat. Waktu usianya baru dua puluh lebih sedikit dia melakukan
kecurangan pada rekening banknya. Ada jejak
pemalsuan juga. Les dikabarkan berasal dari keluarga berantakan.
Majikan-majikannya memberikan kesaksian yang mendukung dia.
Dihukum penjara sebentar dan ketika keluar dia dipekerjakan oleh
Fullerton, Harrison, dan Leadbetter."
"Dan setelah itu dia baik-baik saja?"
"Yah, tak ada bukti. Tampaknya begitu selama berkaitan dengan majikannya, tapi
dia terlibat dengan transaksi-transaksi yang patut dipertanyakan dengan kawan-
kawannya. Dia jenis orang yang dapat kita sebut si jahat yang hati-hati."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Jadi alternatifnya?"
"Mungkin dia ditusuk oleh salah seorang kawannya. Kalau kita termasuk anggota
masyarakat golongan hitam, dan kita kecewakan mereka tak salah lagi, tusukan
pisaulah yang kita dapat."
"Apa lagi?" "Yah, dia punya simpanan banyak di bank. Disetorkan kontan. Tak ada petunjuk
dari mana asalnya. Itu saja sudah mencurigakan."
"Mungkin hasil permainannya di Fullerton, Harrison, dan Leadbetter?"
usul Poirot. "Mereka bilang tidak. Mereka menyewa seorang akuntan untuk melakukan
pemeriksaan." "Dan polisi tak tahu dari mana lagi uang itu mungkin berasal?"
"Tidak." "Lagi," kata Poirot, "bukan pembunuhan yang ada kaitan dengan Joyce, kukira."
Dia membaca nama yang terakhir. "Janet White."
"Ditemukan tercekik di jalan setapak yang merupakan jalan pintas antara sekolah
dan rumahnya. Di sana dia menyewa kamar bersama Nora
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Ambrose, seorang guru juga. Menurut Nora Ambrose, Janet White kadang-kadang
mengaku tak tenang karena seorang laki-laki. Setahun sebelumnya dia sudah putus
hubungan dengan laki-laki ini, tapi pada waktu-waktu tertentu laki-laki ini
mengirim surat ancaman kepada Janet. Tentang laki-laki ini tak ada yang tahu.
Nora Ambrose tidak tahu namanya, tidak tahu persis tempat tinggalnya."
"Aha," kata Poirot, "aku lebih suka ini."
Nama Janet White ditandainya dengan huruf V yang hitam, tebal, dan bagus.
"Alasannya?" tanya Spence.
"Suatu pembunuhan yang lebih mungkin disaksikan oleh gadis seumur Joyce. Mungkin
dia mengenali korbannya, guru yang dia kenal, malah mungkin mengajar dia.
Mungkin dia tak kenal penyerangnya. Dia bisa saja melihat ada orang bergulat, mendengar
pertengkaran antara wanita yang dia kenal dengan pria asing. Tapi lebih jauh tak
terpikir olehnya. Kapan Janet White terbunuh?"
"Dua setengah tahun yang lalu." "Itu lagi," kata Poirot. "Waktunya kira-kira
tepat. Waktu itu dia tak sadar bahwa pria yang tangannya melingkar di Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
sekeliling leher Janet White tidak sekadar sedang mencumbu, tapi mungkin sedang
membunuhnya. Begitu lebih dewasa, dia pun paham."
Dipandangnya Elspeth. "Setuju dengan jalan pikiranku?"
"Aku mengerti maksudmu," kata Elspeth. "Tapi apakah tidak terbalik cara kerjamu"
Kau mencari korban pembunuhan di masa lalu, bukan orang
yang membunuh seorang anak di sini, di Woodleigh Common, tak lebih dari tiga
hari yang lalu." "Kita berangkat dari masa lalu ke masa yang akan datang," kata Poirot.
"Kita tiba, katakanlah, dari dua setengah tahun yang lalu ke tiga hari yang
lalu. Dan oleh karenanya, yang harus kita pikirkan adalah - pasti kau juga sudah
berpikir ke situ - siapakah di Woodleigh Common, di antara orang-orang yang ada
di pesta itu, yang mungkin punya hubungan dengan suatu kejahatan yang pernah
terjadi?" "Sekarang bisa lebih dipersempit lagi," kata Spence. "Itu kalau kita menerima
asumsimu bahwa Joyce dibunuh karena pernyataannya hari itu juga bahwa dia telah melihat
pembunuhan. Kata-kata itu diucapkannya ketika persiapan untuk pesta sedang
berlangsung. Ingat, kita dapat saja salah percaya bahwa itulah motif Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
pembunuhannya. Tapi kukira kita tidak salah. Jadi katakan saja dia menyatakan
telah melihat pembunuhan. Seseorang yang hadir pada
persiapan pesta sore itu mungkin mendengarnya dan mengambil tindakan secepat
mungkin." "Siapa saja yang hadir?" kata Poirot. "Kau tahu, kukira."
"Ya, sudah kusiapkan daftarnya."
"Sudah diperiksa dengan saksama?"
"Ya, sudah kuperiksa dan kuperiksa lagi, tapi betul-betul membutuhkan kerja
keras. Ini kedelapan belas namanya."
Daftar nama orang-orang yang hadir dalam persiapan pesta Hallowe'en Ny. Drake
(pemilik rumah) Ny. Butler Ny. Oliver Nona Whittaker (guru) Pendeta Charles Cotterell
Simon Lampton (pendeta pembantu)
Nona Lee (asisten Dokter Ferguson)
Ann Reynolds Joyce Reynolds Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Leopold Reynolds Nicholas Ransom Desmond Holland Beatrice Ardley Cathie Johnson Diana Brent Ny. Carlton (pembantu rumah tangga)
Ny. Minden (pembantu rumah tangga)
Ny. Goodbody (Tukang sihir).
"Kau yakin semua sudah terdaftar di sini?" "Tidak," kata Spence. "Aku tak yakin.
Aku tak bisa benar-benar yakin. Tak seorang pun bisa. Soalnya ada orang-orang
tua yang datang membawakan sesuatu. Seorang membawakan beberapa bola lampu
berwarna. Orang lain mengantarkan cermin. Ada
pula yang membawakan piring. Ada yang meminjami ember plastik.
Mereka datang membawakan barang-barang, omong-omong sebentar lalu
pergi lagi. Mereka tidak tinggal untuk membantu. Maka orang yang
demikian dapat saja terlewatkan dan tak dianggap hadir. Tapi orang itu, bahkan
seandainya dia hanya meletakkan ember di lorong, dapat
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
mendengar apa yang dikatakan Joyce di ruang duduk. Dia kan berteriak.
Benar-benar kita tak dapat membatasi diri pada daftar ini saja, tapi inilah yang
terbaik yang dapat kita kerjakan. Ini. Lihatlah. Sudah kubuat catatan penjelasan
pada tiap nama." "Terima kasih. Satu pertanyaan saja. Kau tentunya telah menanyai beberapa dari
orang-orang ini, misalnya yang hadir pula di pesta. Apakah ada seseorang, siapa
pun dia, yang menyebut-nyebut apa yang dikatakan Joyce tentang pembunuhan yang
dilihatnya itu?" "Kurasa tidak. Tak ada catatan resmi tentang itu. Dari kaulah pertama kalinya
aku mendengar." "Menarik," kata Poirot. "Mungkin hampir dapat dikatakan istimewa."
"Jelas tak ada yang menanggapinya dengan serius," kata Spence.
Poirot mengangguk sambil berpikir-pikir.
"Aku harus pergi memenuhi janji dengan Dokter Ferguson, setelah ia selesai
mengoperasi," katanya.
Dilipatnya daftar dari Spence dan dimasukkan ke kantungnya.
9 Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dokter Ferguson berusia enam puluh tahun, berdarah Skotlandia dan agak kasar
sikapnya. Dengan mata pintar yang dinaungi bulu mata yang kaku dipandanginya
Poirot dari atas ke bawah. Katanya:
"Yah, ada apa ini" Duduk. Tak apa-apa kaki kursi itu. Rodanya kendur."
"Mungkin perlu saya jelaskan -" kata Poirot.
"Tak perlu," kata Dr. Ferguson. "Semua orang tahu segala hal di tempat seperti
ini. Wanita pengarang itu membawa kau kemari sebagai detektif paling hebat dari
Tuhan untuk membuat bingung polisi. Kira-kira betul, kan?"
"Sebagian," kata Poirot. "Saya datang kemari untuk menengok kawan lama, bekas
Inspektur Spence, yang tinggal di sini dengan adik perempuannya."
"Spence" Hm. Orang baik, Spence. Berani, mantap seperti bulldog. Polisi model
lama yang baik dan jujur. Tidak suka sogokan. Tak suka kekerasan.
Tidak bodoh juga. Jujur seperti dadu." "Penilaian Anda tepat."
"Jadi," kata Ferguson, "Apa yang kaukatakan kepadanya dan apa yang dia katakan?"
"Baik dia maupun Inspektur Raglan baik sekali kepada saya. Saya harap Anda
juga." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Aku tak punya apa pun untuk berbaik hati," kata Ferguson. "Aku tak tahu apa
yang terjadi. Anak itu disurukkan kepalanya ke dalam ember dan tenggelam di
tengah sebuah pesta. Keji. Membunuh anak itu sudah tidak mengagetkan lagi
sekarang. Aku sudah sering dipanggil untuk melihat anak yang dibunuh dalam tujuh
sampai sepuluh tahun belakangan ini -
terlalu sering. Banyak orang yang mestinya ada di rumah sakit jiwa tidak di
sana. Tak ada tempat lagi. Mereka berkeliaran, bicaranya sopan,
penampilannya baik dan mirip dengan orang-orang lain, tapi mereka
mencari mangsa untuk dibunuh. Dan mereka menikmatinya. Tapi biasanya tidak di
pesta, memang. Terlalu besar risiko tertangkapnya kukira. Tapi pembunuh yang
sakit jiwa pun tertarik pada hal-hal baru."
"Anda punya gagasan siapa yang membunuhnya?"


Pesta Halloween Hallowe'en Party Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau benar-benar menganggap itu pertanyaan yang bisa kujawab begitu saja" Aku
kan harus punya bukti" Aku harus yakin."
"Anda bisa menduga-duga."
"Siapa saja bisa menduga. Kalau aku dipanggil untuk suatu kasus, aku harus
menduga apakah si sakit akan sakit campak atau dia alergi terhadap kerang atau
terhadap kapuk bantal. Aku harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk
mengetahui apa saja yang baru mereka makan atau
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
minum, atau tidur di atas apakah mereka, atau siapa saja yang waktu itu biasa
mereka temui. Apakah mereka baru saja naik bis yang penuh
bersama dengan anak-anak Nyonya Smith atau Nyonya Robinson yang
semuanya sedang sakit campak, dan hal-hal lain. Lalu dari berbagai kemungkinan
itu aku menentukan pendapat sementara. Nah, kuberi tahu ya, itulah yang disebut
diagnosa. Kita tidak melakukannya cepat-cepat dan kita mesti yakin." "Anda kenal
anak ini?" "Tentu saja. Dia salah seorang pasienku. Ada dua dokter di sini. Aku sendiri dan
Worral. Kebetulan aku dokter keluarga Reynolds. Joyce anak yang sehat sekali.
Penyakitnya hanya penyakit kanak-kanak yang ringan dan biasa. Tak ada yang aneh
atau istimewa. Makan terlalu banyak, bicara terlalu banyak. Bicara terlalu
banyak tidak berakibat apa-apa. Makan terlalu banyak membuat dia sering mual dan
sakit kepala. Dia sudah pernah sakit gondok dan cacar air. Itu saja."
"Tapi mungkin dia sudah bicara terlalu banyak pada suatu saat, sesuatu yang
cenderung dikerjakannya seperti kata Anda tadi."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Oh, jadi teori itu yang kauikuti" Aku dengar desas-desus tentang hal itu.
Kejadiannya semacam 'apa yang terlihat oleh si pelayan' - apa yang dia kira
komedi ternyata tragedi. Begitu, kan?"
"Itu bisa merupakan motif, alasan."
"Oh, ya. Kuakui itu. Tapi ada alasan-alasan
lain. orang-orang yang sakit jiwa tampaknya merupakan jawaban yang umum
sekarang. Itulah yang selalu jadi jawaban di pengadilan. Tak ada yang untung
karena kematiannya, tak ada yang membenci dia. Tapi
bagiku, tampaknya dengan anak-anak zaman sekarang kita tak perlu
mencari alasan. Alasannya ada di tempat lain. Alasannya ada di dalam jiwa si
pembunuh. Jiwanya terganggu, atau jahat, atau aneh. Sesukamulah akan menyebutnya
apa. Aku bukan psikiater. Ada kalanya bosan sekali aku mendengar kata-kata:
'Dikembalikan untuk diperiksa psikiater' setelah seorang anak laki-laki masuk
rumah orang, memecah jendela, mencuri beberapa botol whisky, mencuri perhiasan,
dan memukul kepala wanita tua. Pokoknya tak peduli apa. Kembalikan mereka dan
periksakan ke psikiater." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Dan dalam kasus ini, siapa kiranya menurut Anda yang mesti diperiksa
psikiater?" "Maksudmu di antara mereka yang hadir malam itu?"
"Ya." "Si pembunuh mestinya ada di sana juga, kan" Kalau tidak tak akan ada
pembunuhan. Betul" Dia ada di antara para tamu, ada di antara orang-orang yang
datang membantu atau dia masuk lewat jendela dengan niat jahat. Mungkin dia
sudah mengenal gerendel-gerendel di rumah itu.
Mungkin dia sudah pernah ke sana, melihat-lihat. Misalkan dia seorang pria
dewasa atau masih kanak-kanak. Dia ingin membunuh orang. Sama sekali bukan hal
yang luar biasa. Di Medchester pernah ada kasus seperti itu. Baru ketahuan
setelah enam atau tujuh tahun kemudian. Anak laki-laki tiga belas tahun. Dia
ingin membunuh orang. Jadi dibunuhnya seorang anak sembilan tahun, lalu ia
mencuri mobil, mengendarainya sampai
sejauh tujuh atau delapan mil ke dalam hutan, menguburkan korbannya di sana,
lalu pergi. Sejauh yang kami tahu, sesudah itu hidupnya tanpa cacat sampai dia
dua puluh satu atau dua. Tapi ingat, kita cuma dengar dari dia tentang
pembunuhan itu. Mungkin saja dia terus melakukan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
pembunuhan-pembunuhan lain. Mungkin. Dia suka membunuh orang.
Kukira belum banyak yang dibunuhnya, sebab kalau tidak tentulah
sebelumnya polisi sudah mencari dia. Tapi kadang-kadang dorongan itu datang
dalam dirinya. Itu menurut laporan psikiater. Pembunuhan
dilakukannya pada saat jiwanya terganggu. Aku sendiri berpendapat itulah yang
baru terjadi di sini. Yah, semacam itulah. Aku sendiri bukan psikiater,
syukurlah. Aku punya beberapa kawan psikiater. Ada yang memang
bolehlah. Tapi ada yang - yah, kubilang mereka sendiri perlu diperiksa
psikiater. Orang yang membunuh Joyce ini mungkin punya orang tua yang baik,
tingkah lakunya wajar, penampilannya baik. Pokoknya tak ada yang menduga kalau
orang ini kurang beres. Pernah makan apel merah yang banyak airnya, tapi di
tengahnya ada makhluk jelek muncul dan
menggoyang-goyangkan kepalanya memandangmu" Banyak manusia yang
seperti itu. Pasti sekarang lebih banyak daripada dulu, aku berani bilang."
"Dan Anda tak dapat mencurigai siapa pun?"
"Aku toh tak dapat menjengukkan kepala lalu mendiagnosa seorang pembunuh tanpa
ada bukti-bukti." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Walau demikian, tetap Anda akui bahwa orangnya pastilah ada di pesta itu.
Pembunuhan tak mungkin terjadi tanpa ada pembunuhnya."
"Oh, bisa saja terjadi, tapi di cerita detektif. Mungkin kawanmu, si penulis
itu, menulis cerita-cerita yang demikian. Tapi dalam kasus ini, aku setuju.
Pembunuhnya pasti ada di sana. Tamu, pembantu rumah tangga, atau
orang yang menyelinap lewat jendela. Gampang saja kalau sebelumnya dia sudah
pelajari gerendel jendelanya. Mungkin saja ada orang gila yang tiba-tiba
berpikir pembunuhan di pesta Hallowe'en itu gagasan yang baru dan menyenangkan.
Cuma itu saja yang kaupunyai untuk mulai, kan" Cuma
kepastian bahwa dia ada di pesta itu."
Di bawah alis tebal itu sepasang mata berkilat-kilat menatap Poirot
"Aku sendiri ke sana," katanya. "Datang terlambat, cuma ingin melihat ada apa."
Kepalanya mengangguk keras-keras.
"Ya, itulah masalahnya, kan" Macam pengumuman di surat kabar saja:
'Di antara yang hadir terdapat seorang - Pembunuh.' "
10 Poirot memandang The Elms dan ia langsung menyukainya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dia diterima dan segera diantar oleh seseorang yang menurut perkiraannya
sekretaris, ke kantor Kepala Sekolah. Nona Emlyn bangkit dari mejanya dan
menyalami dia. "Senang berjumpa dengan Anda, Tuan Poirot. Saya sudah mendengar tentang Anda."
"Anda baik sekali," kata Poirot. "Dari teman lama saya, Nona Bulstrode. Dulu
Kepala Sekolah Meadowbank. Anda masih ingat
Nona Bulstrode, mungkin?"
"Orang akan sulit melupakan dia. Pribadi yang
hebat." "Ya," kata Nona Emlyn. "Dialah yang membuat sekolah Meadowbank jadi seperti
sekarang." Dia menarik napas sedikit dan berkata, "Sekarang sudah sedikit
berubah. Tujuan berbeda, metode berbeda, tapi tetap
mempertahankan diri sebagai sekolah yang menonjol, maju, dan bertradisi.
Ah, sudahlah, kita tak boleh terlalu mengenang masa lalu. Anda datang menemui
saya, pastilah, tentang kematian Joyce Reynolds. Saya tak tahu kalau Anda punya
perhatian khusus dalam Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kasus ini. Kasus ini saya bayangkan tidak seperti kasus-kasus yang biasa Anda
tangani. Anda kenal secara pribadi dengan dia, atau dengan
keluarganya mungkin?"
"Tidak," kata Poirot. "Saya datang atas permintaan seorang kawan lama, Nyonya
Ariadne Oliver, yang waktu itu sedang menginap di sini dan hadir di pesta itu."
"Buku-bukunya sangat menyenangkan," kata Nona Emlyn. "Saya pernah berjumpa
dengan dia, satu-dua kali. Yah, kalau demikian saya kira
masalahnya jadi jauh lebih mudah. Sejauh tidak melibatkan perasaan yang bersifat
pribadi, kita bisa langsung saja. Mengerikan kejadian itu.
Seandainya boleh saya berkata, peristiwa itu benar-benar tak dapat dipercaya.
Anak-anak yang terlibat belum cukup umur dan juga terlalu muda untuk dimasukkan
golongan usia tertentu. Suatu petunjuk kejahatan karena faktor kejiwaan. Anda
setuju?" "Tidak," kata Poirot, "Saya kira ini pembunuhan, yang seperti umumnya
pembunuhan, dilakukan karena motif, mungkin motif yang menjijikkan."
"Memang. Alasannya?"
"Alasannya adalah pernyataan yang dibuat Joyce; sebenarnya bukan di pesta itu,
tetapi lebih awal ketika persiapan pesta sedang dikerjakan oleh Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
beberapa anak yang lebih tua dan pembantu-pembantu yang lain. Dia
menyatakan bahwa dia pernah melihat pelaksanaan suatu pembunuhan."
"Dan yang lain percaya padanya?"
"Secara keseluruhan, saya kira tidak."
"Tampaknya itu memang tanggapan yang paling mungkin. Joyce - saya terang-
terangan saja kepada Anda, Tuan Poirot, karena kita tak ingin perasaan-perasaan
yang tak perlu mengaburkan daya pikir kita - dia anak yang sedang-sedang saja,
tidak bodoh juga tidak cerdas sekali. Dia, terus terang saja, suka berbohong.
Tetapi bukan penipu. Dia tidak berusaha menghindari hukuman atau berusaha jangan
sampai ketahuan karena berbuat kesalahan kecil. Dia suka membual. Dia membual tentang hal-hal yang tak
pernah terjadi, tapi mengesankan teman-teman yang
mendengarkannya. Akibatnya, mereka cenderung tidak mempercayai cerita hebat-
hebat yang dia ceritakan."
"Anda berpikir dia membual waktu berkata telah melihat pembunuhan agar dirinya
jadi penting, dan menarik perhatian seseorang?"
"Ya. Dan menurut saya tak salah lagi Ariadne Oliver-lah yang ingin dibuatnya
terkesan." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Jadi Anda berpikir Joyce sama sekali tidak melihat pembunuhan?"
"Saya amat meragukannya."
"Anda berpendapat bahwa dia hanya mengarang semua itu?"
"Tidak. Mungkin dia benar-benar menyaksikan kecelakaan mobil, atau seseorang
yang terkena bola di lapangan golf sampai terluka - sesuatu yang dapat
dikembangkannya menjadi peristiwa
yang mengesankan, yang bisa dipandang sebagai hanya dalam bayangan saja - suatu
percobaan pembunuhan."
"Jadi asumsi yang dapat kita buat dengan pasti hanyalah ada pembunuh hadir di
pesta Hallowe'en itu."
"Tentu saja," kata Nona Emlyn, tanpa gentar sedikit pun. "Tentu saja. Itu akibat
logisnya, kan?" "Anda punya gagasan siapa kira-kira pembunuh itu?"
"Pertanyaan yang benar-benar masuk akal," kata Nona Emlyn.
"Bagaimanapun, anak-anak di pesta itu umumnya berusia antara sembilan dan lima
belas, dan saya rasa hampir semuanya adalah, atau pernah, menjadi murid di
sekolah saya. Saya pasti mengetahui sesuatu tentang mereka. Juga tentang
keluarga dan latar belakang mereka."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya dengar salah seorang guru di sekolah Anda dicekik oleh pembunuh tak
dikenal sekitar satu atau dua tahun yang lalu."
"Maksud Anda Janet White" Kira-kira dua puluh empat tahun usianya.
Gadis yang emosional. Sejauh yang diketahui, waktu itu dia sedang berjalan
sendirian. Tentu saja dia mungkin sudah membuat janji untuk bertemu dengan
pemuda tertentu. Dia termasuk jenis gadis yang secara wajar saja amat menarik
bagi para pemuda. Pembunuhnya belum ditemukan. Polisi menanyai orang-orang muda
atau meminta mereka membantu
penyelidikan, demikian tekniknya, tapi mereka
tak mampu menemukan bukti yang memadai untuk menuntut siapa pun.
Urusan yang tidak memuaskan dari sudut pandangan mereka. Dan juga
dari pandangan saya."
"Anda dan saya punya satu prinsip yang sama. Kita tak suka pada pembunuhan."
Nona Emlyn menatapnya sejenak. Ekspresinya tidak berubah, tapi Poirot merasa dia
sedang dinilai dengan saksama.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya suka akan sikap Anda itu," katanya. "Dari yang kita baca dan dengar zaman
sekarang ini, pembunuhan dalam aspek-aspek tertentu secara
perlahan tapi pasti semakin diterima oleh sebagian besar masyarakat."
Dia diam beberapa saat. Poirot juga tidak berbicara. Wanita ini, pikirnya,
sedang memikirkan tindakan selanjutnya.
Nona Emlyn bangkit dan menekan bel.
"Saya kira," katanya, "lebih baik Anda berbincang-bincang dengan Nona
Whittaker." Kira-kira lima menit berlalu setelah Nona Emlyn meninggalkan ruangan.
Kemudian pintu terbuka dan seorang wanita berusia sekitar empat puluh tahun
masuk. Rambutnya coklat keemasan, dipotong pendek. Dia masuk dengan langkah-
langkah cepat. "Tuan Poirot?" katanya. "Ada yang bisa saya bantu" Nona Emlyn agaknya
berpendapat demikian."
"Kalau Nona Emlyn berpendapat demikian, maka saya yakin Anda
memang dapat membantu. Saya percaya pada kata-katanya." "Anda kenal beliau?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya baru berjumpa dengan beliau sore ini." "Tapi Anda begitu cepat memastikan
penilaian Anda." "Saya harap apa yang hendak Anda katakan adalah sava benar."
Elisabeth Whittaker menghela napas cepat dan pendek.
"Oh ya, Anda benar. Saya kira ini tentang kematian Joyce Reynolds, kan"
Saya tak tahu persis bagaimana Anda bisa terjun dalam kasus ini. Lewat polisi?"
Kepalanya digelengkan sedikit dengan sikap tak puas.
"Tidak, tidak lewat polisi. Pribadi saja. Lewat kawan."
Ditariknya kursi, didorongnya sedikit supaya bisa berhadapan dengan Poirot.
"Ya. Apa yang ingin Anda ketahui?"
"Saya kira tak perlu mengatakannya kepada Anda. Tak perlu buang-buang waktu
dengan pertanyaan yang mungkin tak penting. Ada sesuatu yang terjadi malam itu
di pesta tersebut, yang mungkin baik untuk saya ketahui.
Begitu?" "Ya." "Anda hadir di pesta itu?"
"Saya hadir." Dia mengingat-ingat sebentar. "Pesta yang baik sekali.
Dikelola dengan baik. Diatur dengan baik. Tiga puluh orang lebih ada di Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
sana, itu dengan menghitung bermacam-macam orang yang membantu.
Anak-anak - remaja - orang dewasa - dan sedikit pembantu-pembantu di belakang."
"Anda ambil bagian dalam persiapan yang, saya dengar, berlangsung sorenya atau
paginya?" "Sebetulnya tak ada yang benar-benar perlu dikerjakan. Nyonya Drake mampu
mengerjakan segala macam persiapan dengan dibantu sedikit
orang. Yang lebih diperlukan adalah persiapan makanan, peralatannya, dan lain-
lain." "Oh, begitu. Tapi Anda datang ke pesta sebagai tamu."
"Betul." "Dan apa vang terjadi?"


Pesta Halloween Hallowe'en Party Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Jalannya pesta, saya tak ragu lagi, Anda pasti sudah tahu. Anda ingin tahu
kalau-kalau ada sesuatu yang khusus terlihat oleh saya atau yang menurut saya
mungkin penting. Saya tak ingin membuang-buang waktu Anda."
"Saya yakin Anda tidak akan membuang waktu saya. Ya, Nona Whittaker, katakan
saja dengan singkat."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Acara-acaranya berlangsung menurut rencana. Acara vang terakhir, Snapdragon,
sebenarnya lebih berhubungan dengan pesta Natal daripada dengan Hallowe'en. Itu
suatu permainan di mana piring kismis yang
terbakar disiram dengan brandy. Anak-anak mengelilinginya dan berusaha mengambil
kismis - mereka memekik dan tertawa kesenangan. Ruangan
jadi panas karena kismis yang terbakar itu, maka saya keluar ke lorong.
Waktu itulah, ketika saya berdiri di sana, saya lihat
Nyonya Drake keluar dari kamar kecil di dekat tangga lantai pertama. Dia sedang
membawa satu jambangan besar berisi bunga-bunga dan
dedaunan musim gugur. Di sudut belokan tangga dia berhenti sebentar sebelum
turun ke bawah. Dia melihat ke bawah melewati anak tangga.
Tidak ke arah saya. Tapi ke arah lain, ke ujung lorong sebelah sana yang ada
pintu masuk ke perpustakaan. Pintu itu persis berseberangan dengan pintu ke
ruang makan. Seperti yang saya katakan tadi, dia sedang melihat ke arah sana,
dan berhenti sebentar sebelum turun ke bawah. Dia sedikit menggeser posisi
jambangan yang dibawanya, tampaknya barang itu susah dibawa dan berat, saya
kira, karena penuh air. Dengan hati-hati dia menggesernya supaya dapat dipeluk
dengan satu tangan sehingga tangan Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
vang satu bisa berpegangan pada susuran tangga. Waktu itu dia sampai di belokan
tangga yang sedikit melingkar itu. Dia berdiri sejenak di sana, tidak melihat
kepada apa yang dibawanya, tapi tetap ke arah lorong di bawah. Tiba-tiba dia
bergerak mendadak - seperti terlonjak - ya, pastilah ada sesuatu yang telah
mengagetkan dia. Begitu terkejutnya dia sampai pegangannya pada jambangan
terlepas dan jambangan itu jatuh terbalik, airnya tumpah membasahi dirinya.
Jambangan itu pun pecah berkeping-keping di lantai lorong."
"Oh begitu," kata Poirot. Dia berhenti sebentar, diamat-amatinya Nona Whittaker.
Matanya, pikir Poirot, pintar dan berpengetahuan.
Mata itu kini bertanya-tanya apakah pendapat Poirot tentang apa yang baru saja
diceritakannya tadi. "Menurut Anda apa yang telah mengagetkan dia?"
"Setelah saya memikirkannya kembali, saya kira dia melihat sesuatu."
"Anda berpendapat dia melihat sesuatu," ulang Poirot sambil berpikir-pikir.
"Misalnya?" "Arah pandangannya, seperti sudah saya katakan, ke pintu perpustakaan.
Bagi saya agaknya mungkin saja dia telah melihat pintu itu terbuka atau Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
pegangannya bergerak, atau bahkan sesuatu yang lebih dari itu. Dia mungkin
melihat seseorang sedang membuka pintu itu dan bersiap-siap keluar. Dia bisa
saja melihat seseorang yang tidak disangka-sangka."
"Anda sendiri melihat ke pintu itu?" "Tidak. Saya sedang melihat ke arah
sebaliknya, ke atas tangga, ke Nyonya Drake."
"Dan Anda merasa pasti dia telah melihat sesuatu yang mengagetkan."
"Ya. Mungkin tidak lebih dari itu. Pintu terbuka. Seseorang yang tak disangka-
sangka, muncul. Pokoknya cukup membuat pegangannya pada
jambangan yang amat berat penuh air dan bunga itu terlepas, sehingga jatuh."
"Anda melihat ada yang keluar dari pintu itu?" "Tidak. Saya tidak melihat ke
sana. Saya kira tidak ada orang yang benar-benar keluar dari sana dan masuk
lorong. Siapa pun dia, agaknya dia
mengundurkan diri kembali ke dalam perpustakaan."
"Apa yang dikerjakan Nyonva Drake kemudian?"
"Dia berseru jengkel, turun tangga dan berkata kepada saya, 'Lihat apa yang
sudah kulakukan ini! Berantakan!' Ditendangnya beberapa pecahan jambangan itu.
Saya membantunya menyapu sehingga pecahan-pecahan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
itu tertumpuk di sudut. Tidak praktis kalau langsung dibersihkan saat itu juga.
Anak-anak sudah mulai keluar dari ruang snapdragon. Saya ambil serbet dan saya
keringkan dia sedikit. Dan sebentar kemudian pesta selesai."
"Nyonya Drake tidak mengatakan dia baru saja terkejut atau menyebut-nyebut
sesuatu yang mungkin telah mengagetkan dia?"
"Tidak. Tak ada yang seperti itu."
"Tapi menurut Anda dia terkejut."
"Mungkin, Tuan Poirot, Anda berpikir saya meributkan sesuatu yang tak penting?"
"Tidak," kata Poirot, "Saya sama sekali tidak berpikir demikian. Saya baru
sekali bertemu dengan Nyonya Drake," sambungnya sambil berpikir-pikir,
"yaitu ketika saya ke rumahnya dengan kawan saya, Nyonya Oliver, untuk
mengunjungi yang disebut - kalau ingin kedengaran dramatis - lokasi peristiwa
kejahatan. Dalam pengamatan saya yang singkat terhadap
Nyonya Drake waktu itu, saya tak melihat bahwa dia seorang wanita yang gampang
terkejut. Anda setuju dengan pandangan saya?"
"Tentu saja. Itulah sebabnya, saya sendiri sejak itu jadi ingin tahu."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Anda tidak bertanya kepadanya waktu itu?" "Saya sama sekali tak punya alasan
untuk menanyakannya. Kalau nyonya rumah kita sedang sial dan menjatuhkan salah
satu jambangannya yang terbaik, dan jambangan itu pecah berkeping-keping,
rasanya tak pantas sebagai tamu kita berkata,
'Kenapa pula kaulakukan itu"' - dengan demikian kita menuduh dia tak hati-hati,
yang jelas bukanlah salah satu sifat Nyonya Drake."
"Dan setelah itu, seperti yang Anda katakan tadi, pesta berakhir. Anak-anak
bersama ibu atau kawan mereka pulang, dan Joyce tak dapat
ditemukan. Kini kita tahu bahwa Joyce ada di balik pintu perpustakaan waktu itu
dan Joyce tewas. Jadi siapa kira-kira yang akan keluar dari pintu perpustakaan
itu sejenak sebelumnya, katakanlah begitu, lalu karena mendengar suara di
lorong, orang itu menutup pintu lagi dan keluar beberapa saat sesudahnya, ketika
di lorong sudah banyak orang mondar-mandir saling mengucapkan selamat berpisah,
memakai mantel dan lain-lain. Baru setelah mayatnya ditemukan, Nona Whittaker,
saya kira Anda punya waktu untuk merenungkan apa yang telah Anda lihat."
"Begitulah." Nona Whittaker bangkit. "Saya rasa tak ada lagi yang dapat saya
ceritakan kepada Anda. Bahkan ini pun mungkin hal yang sangat remeh saja."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tapi mencolok. Apa pun yang menyolok pantas untuk diingat. O ya, ada satu hal
yang ingin saya tanyakan. Dua, bahkan."
Elisabeth Whittaker kembali duduk. "Silakan," katanya, "tanya saja apa yang
ingin Anda tanyakan."
"Anda dapat mengingat dengan tepat urut-urutan acara di pesta itu?"
"Saya kira, ya." Elisabeth Whittaker mengingat-ingat sebentar. "Pesta itu
dimulai dengan perlombaan sapu. Sapu yang tangkainya telah dihias.
Untuk itu ada tiga atau empat hadiah kecil. Kemudian ada kontes balon, memukul
dan menampar balon. Permainan ini agak kasar dan ribut,
sebagai pemanasan bagi anak-anak itu. Ada permainan dengan cermin.
Gadis-gadis masuk ke suatu kamar yang kecil dan memegang cermin. Di dalam cermin
itu akan tampak bayangan wajah seorang anak laki-laki atau pemuda." "Bagaimana
mengerjakannya?" "Oh, sangat sederhana. Papan di atas pintu sudah dicopot. Lewat
situlah bermacam-macam wajah muncul dan kemudian terpantul di dalam cermin yang
sedang dipegang si gadis."
"Apa gadis-gadis itu mengenali wajah yang tampak di cermin?"
"Saya rasa ada yang mengenali dan ada yang tidak. Sebagian persiapannya adalah
sedikit mendandani wajah laki-laki yang akan muncul. Yah, Anda Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tahu, dengan topeng atau wig, cambang, janggut, dan sedikit cat seperti yang
digunakan pemain sandiwara. Kebanyakan anak-anak laki itu mungkin
sudah dikenal oleh para gadis, dan mungkin ada satu dua orang asing.
Bagaimanapun juga, waktu itu terdengar banyak sekali tawa gembira," kata Nona
Whittaker, sejenak tampak meremehkan jenis hiburan macam ini.
"Setelah itu lomba lari rintangan, lalu tepung terigu dituang di gelas, dibalik,
dan di atasnya diletakkan sebuah uang logam enam pence. Setiap anak memotong dan
mengambil potongan itu. Bila tepung itu runtuh
maka anak yang bersangkutan tersingkir dari perlombaan. Yang lain tetap tinggal
sampai hanya tinggal satu orang dan dialah yang mendapatkan enam pence itu.
Setelah itu acara dansa, lalu makan malam. Kemudian sebagai acara puncaknya,
snapdragon." "Kapan Anda sendiri terakhir melihat Joyce?"
"Tak tahulah," kata Elisabeth Whittaker. "Saya tak begitu kenal dia. Dia bukan
murid di kelas saya. Dia juga bukan gadis yang amat memikat, sehingga saya tidak
memperhatikan dia. Saya ingat, saya melihat dia memotong tepung karena waktu itu
dia begitu canggung sehingga
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tepungnya segera runtuh. Jadi dia masih hidup ketika itu - tapi acara itu masih
awal sekali." "Tidakkah Anda lihat dia masuk ke perpustakaan dengan seseorang?"
"Jelas tidak. Saya pasti sudah mengatakannya jika saya melihat. Hal itu setidak-
tidaknya penting dan ada maknanya."
"Dan sekarang," kata Poirot, "pertanyaan saya yang kedua. Berapa lama sudah Anda
mengajar di sekolah ini?"
"Enam tahun pada musim gugur yang akan datang ini."
"Dan Anda mengajar -?" "Matematika dan Bahasa Latin." "Anda ingat seorang gadis
yang mengajar di sini dua tahun yang lalu - Janet White namanya?"
Elisabeth Whittaker tampak jadi tegang. Dia setengah bangkit dari kursi tapi
kemudian duduk kembali. "Tapi itu - tapi itu tentu tak ada hubungannya dengan semua ini?"
"Bisa saja ada," kata Poirot. "Tapi bagaimana" Dalam hal apa?" Ternyata
lingkungan sekolah kalah informasi dibandingkan dengan di desa, pikir Poirot.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Joyce menyatakan di depan saksi-saksi bahwa dia melihat suatu pembunuhan
beberapa tahun yang lalu. Menurut Anda mungkinkah itu
pembunuhan terhadap Janet White" Bagaimana tewasnya Janet White?"
"Dia dicekik ketika sedang berjalan pulang dari sekolah suatu malam."
"Sendirian?" "Mungkin tidak."
"Tapi tidak dengan Nora Ambrose?" "Apa yang Anda ketahui tentang Nora Ambrose?"
"Belum tahu apa-apa," kata Poirot, "tapi saya ingin tahu. Seperti apa mereka,
Janet White dan Nora Ambrose?"
"Nafsu seksnya terlalu besar," kata Elisabeth Whittaker, "tapi caranya berbeda.
Bagaimana mungkin Joyce melihat atau mengetahui, hal macam itu" Peristiwanya
terjadi di jalan setapak dekat Quarry Wood. Waktu itu dia takkan lebih dari
sepuluh atau sebelas tahun."
"Siapa yang mempunyai pacar?" tanya Poirot. "Nora atau Jane?"
"Semua ini sudah lewat." "Dosa-dosa lama panjang bayangannya," kutip Poirot.
"Sepanjang perjalanan hidup, kita tahu peribahasa itu benar. Di mana Nora
Ambrose sekarang?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Dia tinggalkan sekolah dan bekerja di Inggris Utara - dia, dengan sendirinya
sangat guncang. Mereka - sangat dekat."
"Polisi tak pernah memecahkan kasus itu?"
Nona Whittaker menggeleng. Dia bangun dan melihat arloji.
"Saya harus pergi sekarang."
"Terima kasih untuk keterangan Anda."
11 Hercule Poirot memandang ke bagian depan Quarry House. Rumah itu
sebuah contoh arsitektur zaman Victoria yang murni dan baik buatannya.
Dia dapat membayangkan interiornya - ada bupet kayu mahoni yang berat, sebuah
meja segi empat di tengah juga dari mahoni, dan mungkin sebuah ruang rekreasi
untuk main bola sodok. Dapur besarnya berhubungan
dengan dapur kecil untuk mencuci-cuci peralatan yang kotor, lalu ubin bermotif
bendera di lantai, pendiangan besar dengan bahan bakar batu bara yang tentu
telah diganti dengan listrik atau gas.
Dilihatnya tirai di jendela-jendela atas masih tertutup. Bel pintu depan
ditekannya. Pintu dibuka seorang wanita kurus berambut kelabu. Wanita Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
itu mengatakan bahwa Kolonel dan Nyonya Weston sedang ke London dan baru akan
kembali minggu depan. Poirot bertanya tentang Quarry Woods dan diberi tahu bahwa hutan itu terbuka
untuk umum tanpa dipungut bayaran. Pintu masuknya tidak jauh dari tempat itu.
Hanya perlu berjalan kaki kira-kira lima menit di sepanjang jalan raya. Dia
akan melihat papan nama hutan itu pada sebuah pintu gerbang besi.
Jalan ke sana ternyata cukup mudah. Melewati gerbang dia menuruni jalan setapak
menuju ke bawah menembus pepohonan dan semak-semak.
Tak lama kemudian, dia berhenti dan berdiri saja di sana, tenggelam dalam
pikirannya sendiri. Pikirannya tidak melulu tertuju pada apa yang
dilihatnya, pada apa yang terhampar di sekitarnya. Tapi dia juga
menggumamkan satu dua kalimat dan merenungkan satu dua fakta yang
waktu itu, sementara dia menggumamkannya, telah memaksanya berpikir keras. Surat
wasiat palsu, surat wasiat palsu, dan seorang gadis. Gadis itu menghilang. Untuk
kepentingan gadis itu, surat wasiat telah dipalsukan.
Datang seorang seniman muda profesional untuk menyulap sebuah
tambang batu-batuan kasar yang sudah tak terpakai menjadi taman,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
taman terapung. Di sini, lagi-lagi Poirot memandang sekitarnya dan mengangguk
setuju pada nama itu. Istilah taman tambang itu jelek,
mengingatkan kita pada berisiknya batu-batu karang yang diledakkan, pengangkutan
batu-batuan dengan lori-lori untuk membuat jalan.
Semuanya itu untuk memenuhi tuntutan industri. Tapi taman terapung -
kedengaran lain. Di dalam pikirannya istilah itu membawa kenang-
kenangan yang samar-samar. Jadi Ny. Llewellyn-Smythe pernah mengikuti tur
melihat taman-taman di Irlandia. Dia sendiri, dia ingat, pernah ke Irlandia lima
atau enam tahun yang lalu.
Dia ke sana untuk mengadakan penyelidikan kasus perampokan
perhiasan-perhiasan milik sebuah keluarga. Ada beberapa hal menarik dalam kasus
itu yang membangkitkan rasa ingin tahunya. Dan setelah, seperti biasa - Poirot
menyelipkan kenyataan ini dalam pikirannya -
misinya dapat dipecahkannya dengan sukses, dia melewatkan beberapa hari untuk
bepergian dan melihat-lihat.
Sekarang dia tak ingat lagi taman apa yang telah dilihatnya. Di suatu tempat,
pikirnya, tak begitu jauh dari Cork. Killarney" Bukan, bukan Killarney. Tak
begitu jauh dari Bantry Bay. Dan dia ingat pada taman itu, Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
karena taman tersebut lain dari taman-taman yang sampai saat itu
dianggapnya merupakan sukses besar zaman ini, seperti, misalnya, taman di puri-
puri Prancis, keindahan resmi Versailles. Di sini, dia ingat, dia berangkat
bersama sekelompok kecil orang dengan perahu. Perahu yang sulit untuk dimasuki,
kalau saja dia tidak diangkat oleh dua orang awak perahu yang besar-besar dan
cakap kerjanya. Perahu itu didayung ke sebuah pulau kecil, pulau yang tak
terlalu menarik, pikir Poirot waktu itu, dan dia mulai menyesal kenapa dia ikut.
Kakinya basah dan dingin sedangkan angin bertiup masuk lewat celah-celah jas hujannya.
"Keindahan apa ini," pikirnya, "keindahan macam apa yang bisa tercipta di pulau
karang ini, yang pepohonannya saja jarang" Salah - benar-benar suatu kesalahan."
Mereka mendarat di suatu dermaga kecil. Nelayan-nelayan itu
mendaratkan dia dengan kecakapan sama seperti yang telah mereka pertunjukkan sebelumnya.
Anggota-anggota kelompok yang lain telah mendului berjalan sambil
bercakap-cakap dan tertawa-tawa. Setelah membetulkan letak jas hujannya dan
mengikat tali sepatunya lagi, Poirot berjalan mengikuti mereka di Koleksi ebook
inzomnia

Pesta Halloween Hallowe'en Party Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

http://inzomnia.wapka.mobi
sepanjang jalan setapak yang agak membosankan. Di kedua sisinya ada semak-semak
dan sedikit pepohonan di sana sini. Taman yang amat tidak menarik, pikir Poirot.
Dan lalu, agak tiba-tiba, keluar dari semak-semak mereka tiba di sebuah teras
dengan tangga-tangga ke bawah. Di bawah tampak sesuatu yang
baginya segera terasa bagaikan berkekuatan sihir. Seolah-olah makhluk-makhluk
alam yang dia percaya banyak terdapat di dalam puisi-puisi Irlandia, telah
keluar dari bukitnya yang bergua-gua dan di sana telah menciptakan, bukan dengan
kerja keras yang lama tapi dengan tongkat sihirnya, sebuah taman. Lihatlah ke
bawah ke dalam taman itu.
Keindahannya, bunga-bunga dan semak-semaknya, air mancurnya dan
jalan setapak yang mengitarinya, semua mempesona, indah, sepenuhnya di luar
dugaan. Dia menduga-duga tempat apakah itu dahulu. Tampaknya
terlalu simetris sebagai sebuah tambang. Cekungan dalam ini ada di dataran
tinggi pulau itu, tetapi di kejauhan tampak air di pantai dan di sisi sana
kelihatan perbukitan berjajar, puncak-puncaknya berkabut
menyuguhkan pemandangan mempesona. Dia berpikir mungkin taman
itulah yang telah Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
menggerakkan Ny. Llewellyn-Smythe untuk memiliki sendiri taman seperti itu,
merasakan senangnya mengambil sebuah lingkungan tambang di
tengah daerah pedesaan Inggris vang rapi, sederhana, dan pada dasarnya
konvensional. Jadi Ny. Llewellyn-Smythe mencari-cari semacam budak yang cocok untuk
melaksanakan perintahnya itu, seorang budak yang akan diupahnya
dengan baik. Dan dia menemukan pemuda ini - Michael Garfield -, yang
kecakapannya memenuhi syarat, membawanya kemari, mengupahnya
dengan gaji yang pasti besar dan membangun sebuah rumah untuk
pemuda ini. Michael Garfield, pikir Poirot sambil memandang sekitarnya, memang
tidak mengecewakan majikannya.
Dia menghampiri sebuah bangku dan duduk, bangku yang letaknya begitu strategis.
Dibayangkannya pemandangan di taman terapung itu kalau
musim semi. Ada pohon-pohon beech muda, juga pohon birch yang kulit batangnya
putih berkilauan. Semak-semak duri dan mawar putih,
pepohonan juniper yang kecil-kecil. Tapi sekarang musim gugur, dan untuk musim
ini pun tanaman telah diperhitungkan. Ada acer berwarna emas dan merah, satu dua
parrotia, dan jalan setapak yang berbelok menuju tanaman-tanaman yang memikat
hati. Ada semak-semak duri
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
vang bunganya kuning-kuning, disebut juga Sapu Spanyol - Poirot tidak banyak
tahu tentang nama-nama bunga maupun tetumbuhan kecil - yang bisa
dikagumi dan dikenalinya cuma mawar dan tulip saja.
Tapi semua yang tumbuh di sini tampaknya seperti tumbuh dengan
sendirinya. Tidak diatur dan dipaksa menurut. "Padahal," pikir Poirot,
"tidak demikian sebetulnya. Semuanya diatur, dirancang dari tanaman amat kecil
yang tumbuh di sini sampai ke semak-semak besar yang
menjulang tinggi mencolok itu, yang dedaunannya merah dan keemasan.
Ya, ya. Semuanya di sini sudah direncanakan dan diatur. Yang lebih hebat lagi,
menurutku, tanaman-tanaman itu patuh."
Dia jadi menduga-duga siapakah yang dipatuhi itu. Nyonya Llewellyn-Smythe atau
Tn. Michael Garfield" "Ada bedanya," kata Poirot kepada dirinya sendiri, "ya,
ada bedanya." Ny. Llewelyn-Smythe cukup intelek, dia yakin. Wanita itu sudah
bertahun-tahun suka berkebun. Dia pasti juga anggota Masyarakat Hortikultural
Kerajaan, dia juga hadir dalam
pertunjukan-pertunjukan, dia sering melihat katalog, dan mengunjungi taman-
taman. Perjalanan-perjalanannya ke luar negeri, pastilah
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
berhubungan dengan kesukaannya itu. Dia pasti tahu apa yang dia
inginkan, dan dia. katakan apa yang diinginkannya itu. Cukupkah itu"
Menurut Poirot, belum. Dia bisa saja memerintah tukang-tukang kebun dan
meyakinkan dirinya bahwa perintah-perintahnya dilaksanakan. Tapi apa dia tahu -
betul-betul tahu - dan punya gambaran yang tepat
bagaimana bentuk perintah-perintahnya itu jika sudah dilaksanakan"
Bukan pada tahun pertama setelah penanaman, bahkan bukan juga di
tahun yang kedua, tapi yang terlihat dua tahun berikutnya, tiga tahun, mungkin
bahkan enam-tujuh tahun berikutnya. Michael Garfield, pikir Poirot, Michael
Garfield tahu apa yang diinginkan wanita itu karena wanita itu sudah memberi
tahu dia. Dan Michael Garfield tahu bagaimana
membuat tambang batu dan karang yang tandus bagai padang pasir ini menjadi taman
yang indah merekah. Dia merancang dan membuatnya jadi kenyataan. Dia pastilah
merasakan kenikmatan mendalam yang biasa
muncul kalau seorang seniman diserahi tugas oleh klien yang banyak uang.
Inilah gagasannya tentang suatu negeri khayal, terlindung di lereng bukit yang
konvensional dan agak membosankan. Dan di sinilah negeri khayal itu akan tumbuh.
Perdu mahal yang pasti telah menyebabkan ditulisnya Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
cek-cek dalam jumlah besar, tanaman-tanaman langka yang mungkin
cuma bisa diperoleh karena jasa baik seorang teman, tapi ada pula benda-benda
sederhana yang memang diperlukan yang mungkin sama sekali tak perlu dibeli.
Dalam musim semi, di tepi sebelah kiri akan berkembang primrose, dengan bunga-
bunganya yang kecil dan kuning. Poirot
mengenalinya dari rangkaian dedaunannya yang hijau sederhana dan
tumbuh di situ. "Di Inggris," kata Poirot, "orang memamerkan pagar hidupnya kepada kita.
Kita diantarnya melihat-lihat mawarnya dan mereka bicara panjang lebar soal
kebun iris-nya. Itu bunga yang
tangkainya tinggi, daunnya lebar-lebar, dan warna bunganya kuning atau merah
ungu serta biasanya tumbuh di tepi sungai. Dan untuk
menunjukkan bahwa mereka menghargai salah satu kecantikan besar yang dimiliki
Inggris, mereka mengantar kita berjalan-jalan waktu matahari bersinar cerah,
pepohonan beech kaya dengan dedaunan, dan di bawah pohon-pohon itu bertumbuhan
si lonceng biru, sejenis bakung liar yang biru warnanya. Memang pemandangan yang
indah sekali, tapi rasanya
sudah terlalu sering aku diajak melihat yang semacam itu. Aku lebih suka-"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
pikirannya terputus di situ karena membayangkan apa yang lebih
disukainya itu. Naik mobil di sepanjang jalan desa di Devon. Jalan itu berkelok-
kelok, di kanan-kirinya terbentang lereng yang luas, lereng bak permadani bunga
primrose. Kuningnya begitu pucat, begitu lembut, dan malu-malu. Dan dari sana
terciumlah bau semerbak yang manis, samar dan sukar dilukiskan. Wangi yang
timbul kalau primrose terkumpul dalam jumlah besar, wangi musim semi yang hampir
melebihi semua bau-bauan lain. Jadi di sini tidak cuma ada perdu yang langka. Di
sini ada beda antara musim semi dan musim gugur, ada cyclamen kecil yang liar,
dan ada pula crocus musim gugur. Benar-benar tempat yang indah.
Kini dibayangkannya orang-orang yang tinggal di Quarry House. Dia
sudah tahu nama mereka. Seorang pensiunan kolonel yang sudah tua
dengan istrinya, tapi tentunya, dia berpikir, Spence sudah
menceritakan lebih dari itu kepadanya. Perasaannya mengatakan bahwa siapa pun
empunva tempat ini sekarang, orang itu belum memiliki rasa cinta sebesar yang
dimiliki Nv. Llewellvn-Smythe almarhum pada tempat ini dulu. Dia berdiri dan
berjalan sedikit lebih jauh. Jalan kecil itu enak dijalani, telah diratakan
dengan saksama dan dirancang, pikirnya, agar Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
seorang tua mudah berjalan-jalan di mana pun dia suka tanpa terlalu banyak
tangga yang curam. Di tiap sudut dan jarak tertentu disediakan tempat duduk yang
tampak sudah berkarat, tetapi sebenarnya belum
terlalu berkarat. Sudut untuk sandaran dan untuk kaki yang
mendudukinya amat pas. Poirot berkata dalam hati, "Aku ingin bertemu dengan
Michael Garfield ini. Dia berhasil membuat tempat ini jadi bagus.
Dia menguasai bidangnya, dia perencana yang baik dan dia dapat
menyuruh orang-orang yang berpengalaman untuk melaksanakan
rencananya. Dia pun, kukira, berhasil mengolah rancangan majikannya sedemikian
rupa sehingga wanita itu berpikir bahwa semuanya dialah yang merancang. Tapi
kukira bukan rancangan wanita itu semuanya.
Kebanyakan Garfield-lah yang merancang. Ya, aku ingin bertemu dia.
Seandainya dia masih tinggal di pondok itu - atau rumah peristirahatan itu
- yang dibangun untuk dia, kukira - " pikirannya terputus.
Dia terpaku. Pandangannya terpaku ke seberang cekungan yang ada di dekat
kakinya. Jalan kecil itu mengitari cekungan sampai ke seberangnya.
Pandangannya tertumbuk pada semak bercabang-cabang merah keemasan
yang memigurai sesuatu, yang untuk sesaat Poirot sendiri tak tahu apakah Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
benar-benar ada ataukah cuma akibat bayangan cahaya matahari dan
dedaunan. "Apa" yang kulihat ini?" pikir Poirot. "Akibat tenung" Mungkin juga. Di tempat
macam ini, bisa jadi. Apakah manusia yang kulihat, atau - apa?"
Dia terkenang kembali pada beberapa pengalamannya bertahun-tahun
yang lalu, pengalaman yang disebutnya "Kerja Keras Hercules."
Bagaimanapun, tempat dia duduk ini bukanlah taman yang bersifat
Inggris. Suasananya. Dia mencoba menentukan suasana apakah itu. Ada sifat
magisnya, pesona, dan jelas keindahan, keindahan yang malu-malu namun liar. "Di
sinilah, kalau kita ingin mementaskan adegan sandiwara, dipentaskan bidadari-
bidadari, dewa Romawi yang berkaki dan bertanduk kambing. Kita akan memiliki
keindahan Yunani, dan kita juga akan
memiliki-" pikir Poirot, "kengerian juga. Ya," pikirnya, "ada kengerian di taman
terapung ini. Apa kata adik perempuan Spence" Ada pembunuhan di tambang yang
asli bertahun-tahun yang lalu" Darah telah mencemari karangnya, kemudian
kematian itu terlupakan, semuanya telah ditutupi, Michael Garfield datang,
merancang dan menciptakan taman yang hebat keindahannya, seorang wanita tua yang
sisa hidupnya tidak panjang lagi telah menanggung semua biayanya."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Kini kelihatanlah bahwa yang berdiri di
seberang cekungan dan dipigurai dedaunan merah keemasan itu ternyata seorang
pemuda, pemuda yang cantik luar biasa. Padahal zaman sekarang orang tidak
menggambarkan pemuda dengan cara demikian. Kita katakan pemuda itu sexy, atau
luar biasa menariknya dan pujian macam ini sering kali memang tepat. Pria dengan
wajah kasar, dengan rambut berminyak awut-awutan, dan ciri-cirinya jauh dari
orang biasa umumnya. Kita tidak mengatakan seorang pemuda itu cantik. Andai
mengatakannya pun, kita mengatakannya dengan nada menyesal, seolah-olah nilai
yang kita puji itu telah lama mati. Yang diinginkan gadis-gadis sexy sekarang
bukan Orpheus dengan gitarnya, tapi penyanyi pop dengan suara parau, mata penuh
ekspresi, dan rambut lebat yang awut-awutan.
Poirot bangkit dan berjalan mengitari cekungan. Ketika dia tiba di turunan curam
di seberang sana, pemuda itu keluar dari pepohonan menemui dia.
Kebeliaannya tampak merupakan cirinya yang paling khas, namun
demikian Poirot melihat bahwa sebenarnya dia tidak benar-benar muda.
Sudah lebih dari tiga puluh, bahkan mungkin mendekati empat puluh.
Senyum yang menghiasi wajahnya sangat, sangat samar. Bukan senyum
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
bersahabat, cuma senyum yang diam-diam menyatakan bahwa dia tahu
ada orang di situ. Ciri-ciri tubuhnya demikian sempurnanya, seperti hasil karya
pemahat klasik. Matanya hitam, rambutnya pun hitam dan pas di kepalanya seperti
helm atau topi. Sesaat Poirot bertanya-tanya dalam hati apakah pertemuannya
dengan pemuda ini dalam suatu pertunjukan. Kalau demikian, Poirot berpikir
sambil menatap sepatu karetnya, malang, aku mesti pergi ke penata busana dulu
supava didandani. Katanya,
"Saya mungkin masuk tanpa izin di sini. Kalau memang begitu, saya mesti minta
maaf. Di sini saya orang asing. Baru kemarin saya datang."
"Tak dapat dikatakan bahwa Anda masuk tanpa izin." Suara itu amat tenang; sopan
tapi anehnya kedengaran tak peduli, seolah-olah pikiran orang ini sebenarnya
berada jauh entah di mana. "Tempat ini sebenarnya tidak terbuka untuk umum, tapi
orang biasa berjalan-jalan di sini. Kolonel Weston yang tua itu dan istrinya
tidak keberatan kok. Kalau ada
perusakan, baru mereka keberatan. Tapi itu kecil sekali kemungkinannya."
"Tak ada perusakan," kata Poirot melihat sekelilingnya. "Tidak kelihatan ada
sampah. Bahkan keranjang sampah saja tidak ada. Luar biasa, kan"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dan tempat ini kelihatannya terasing- aneh. Di sini orang bisa mengira,"
sambungnya, "tempat orang berpacaran."
"Orang yang sedang berpacaran tidak datang kemari," kata orang muda itu.
"Membawa sial, entah kenapa."
"Anda arsiteknya" Tapi mungkin dugaan saya keliru."
"Nama saya Michael Garfield," kata pemuda itu.
"Saya sudah mengira begitu," kata Poirot.
Dengan tangannya dia menunjuk ke sekitarnya. "Andalah yang membuat ini."
"Ya," kata Michael Garfield.
"Sangat indah," kata Poirot. "Orang selalu merasa agak luar biasa kalau sesuatu
yang indah dibuat di - yah, terus terang saja, daerah Inggris yang
pemandangannya tak menarik. "
"Selamat untuk Anda," katanya. "Pastilah Anda puas dengan apa yang telah Anda
kerjakan di sini." "Apakah orang pernah puas" Saya ingin tahu."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Anda membuatnya, saya kira, untuk Nyonya Llewellyn-Smythe. Sudah almarhum, saya
dengar. Kemudian ada Kolonel Weston dengan istrinya.
Merekakah pemiliknya sekarang?"
"Ya. Mereka membelinya dengan harga murah. Rumahnya besar, tak menguntungkan -
tidak mudah merawatnya - bukan macam yang
diinginkan kebanyakan orang. Dalam surat wasiatnya dia
meninggalkannya untuk saya."
"Dan Anda menjualnya."
"Saya jual rumah itu."
"Dan Taman Tambangnya tidak?"
"Oh, ya. Taman Tambang dengan sendirinya ikut."
"Kenapa?" kata Poirot. "Menarik hal itu. Anda tidak keberatan kalau saya sedikit
ingin tahu?" "Pertanyaan-pertanyaan Anda agak luar biasa," kata Michael Garfield.
"Saya menanyakan fakta tidak sebanyak menanyakan alasan. Kenapa A melakukan
begini dan begitu" Kenapa B lain lagi tindakannya" Mengapa tingkah laku C berbeda dengan A
dan B?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Seharusnya Anda berbicara dengan ilmuwan," kata Michael. "Itu kan masalah -
atau begitulah kata orang sekarang - gen atau kromosom.
Penyusunannya, polanya, dan seterusnya."
"Baru saja Anda mengatakan bahwa Anda tidak sepenuhnya puas karena tak pernah
ada orang yang puas. Apakah majikan Anda, pelindung Anda, atau entah bagaimana
Anda memanggilnya - puas" Dengan barang indah ini?"
"Sampai titik tertentu," kata Michael. "Memang saya usahakan. Dia orang yang
mudah dibuat puas." "Kelihatannya tidak begitu mudah," kata Hercule Poirot. "Dia, kan, begitu yang
saya ketahui, enam puluh tahun lebih. Paling tidak enam puluh lima.
Apakah orang seusia itu mudah puas?"
"Dia saya yakinkan bahwa apa yang saya kerjakan itu adalah persis pelaksanaan
dari instruksi, imajinasi, dan gagasannya."
"Apa memang demikian?"
"Sungguh-sungguhkah Anda menanyakan itu?"
"Tidak," kata Poirot. "Tidak. Terus terang tidak."
"Agar sukses dalam hidup," kata Michael Garfield, "orang harus mengejar karier


Pesta Halloween Hallowe'en Party Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang diinginkannya, harus memuaskan kecenderungan artistik yang Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dimilikinya. Tapi dia juga harus bisa berdagang. Kita harus bisa menjual barang
dagangan kita. Jika tidak, kita terikat untuk melaksanakan gagasan orang lain
yang tidak cocok dengan gagasan kita sendiri. Yang saya laksanakan sebagian
besar adalah gagasan saya sendiri, saya menjualnya,
memasarkannya mungkin istilah yang lebih baik, kepada klien yang
mempekerjakan saya sebagai pelaksana langsung dari rencana dan skema yang
dibuatnya. Bukan seni yang sulit untuk dipelajari. Sama halnya seperti menjual
telur yang berwarna coklat, bukan putih, kepada seorang anak. Pembeli harus
diyakinkan bahwa telur coklatlah yang terbaik, yang bagus. Yang terbaik dari
pedesaan. Atau katakanlah, yang dipilih induk ayam sendiri" Pilihlah telur
coklat, dari peternakan, dari desa. Orang takkan bisa menjualnya kalau berkata,
'Ah, cuma telur. Telur-telur itu cuma satu bedanya. Yang masih baru, atau sudah
lama.' " "Anda orang muda yang luar biasa," kata Poirot. "Angkuh," katanya sambil
berpikir. "Mungkin."
"Di sini Anda sudah membuat sesuatu yang amat indah. Bahan dasar batu-batuan
yang digali karena tuntutan industri tanpa memikirkan keindahan, Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
telah Anda tambahi dengan visi dan perencanaan. Anda tambahi dengan imajinasi,
yang hasilnya terlihat oleh mata hati, sehingga Anda berhasil mendapatkan uang
yang dibutuhkan. Selamat. Saya nyatakan kekaguman saya. Kekaguman seorang tua
yang tak lama lagi akan berakhir karyanya."
"Tapi saat ini masih Anda kerjakan?"
"Kalau begitu Anda tahu siapa saya?"
Bahwa Poirot senang, tak usah ditanya lagi. Dia suka kalau orang tahu siapa dia.
Sekarang ini, dia khawatir kebanyakan orang tak tahu.
"Anda mengikuti jejak darah.... Semua sudah tahu di sini. Tak banyak orang yang
tinggal di sini, sehingga berita cepat menjalar. Seseorang terkenal lain yang
membawa Anda kemari."
"Ah, maksud Anda Nyonya Oliver."
"Ariadne Oliver. Penulis buku terlaris. Orang-orang ingin mewawancarai dia,
mengetahui pendapatnya tentang hal-hal seperti keresahan pelajar, sosialisme,
pakaian gadis-gadis muda, apakah seks harus diperlakukan agak bebas dan banyak
hal-hal lain yang bukan urusannya."
"Ya, ya," kata Poirot, "patut disesalkan, saya kira. Sudah saya perhatikan,
mereka tidak berhasil banyak tahu, dari Nyonya Oliver. Mereka cuma bisa Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tahu bahwa dia amat suka apel. Itu sudah berlangsung paling tidak selama dua
puluh tahun, saya pikir, tapi dia masih bisa mengulang soal apel itu dengan
senyum senang. Meski sekarang, saya khawatir, dia tak lagi suka apel."
"Apel-lah yang membawa Anda kemari, ya kan?"
"Apel di pesta Hallowe'en," kata Poirot. "Anda hadir di pesta itu?" "Tidak."
"Anda beruntung."
"Beruntung?" Michael Garfield mengulang kata itu, dalam suaranya terdengar
keheranan. "Menjadi salah satu tamu di pesta tempat terjadinya pembunuhan bukanlah
pengalaman yang menyenangkan. Mungkin Anda belum pernah
mengalaminya, tapi saya katakan Anda beruntung karena -" Poirot jadi sedikit
lebih asing - "il y a des ennuis, vous comprenez, membosankan, Anda tahu. Orang
bertanya kepada Anda tentang waktu, tanggal, dan
pertanyaan-pertanyaan yang kurang sopan." Sambungnya, "Anda kenal anak itu?"
"Oh ya. Keluarga Reynolds terkenal di sini. Saya kenal semua orang yang tinggal
di sekitar sini. Di Woodleigh Common kami semua saling kenal, Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
meskipun ada tingkat-tingkatnya. Ada yang kenal akrab, ada yang sampai
bersahabat, ada pula vang asal kenal saja, dan seterusnya."
"Bagaimana anak itu, Joyce?"
"Dia - bagaimana ya menerangkannya" - tak penting. Suaranya agak tak enak.
Melengking. Hanya itu yang saya ingat tentang dia. Saya bukan orang yang amat
suka pada anak-anak. Kebanyakan membosankan. Joyce membuat saya bosan. Kalau
bicara, yang dibicarakannya diri sendiri."
"Dia tak menarik?"
Michael tampak sedikit heran.
"Saya kira tidak," katanya. "Apakah dia harus menarik?"
"Saya berpendapat orang-orang yang tak punya sesuatu yang menarik, kecil
kemungkinannya untuk dibunuh. Orang dibunuh demi keuntungan, ketakutan, atau
cinta. Salah satu dari ketiganya, tapi harus ada titik awalnya -"
Bicaranya terputus dan dia melihat ke arloji.
"Saya harus pergi. Saya ada janji yang harus dipenuhi. Sekali lagi, selamat ya."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dia terus berjalan turun menelusuri jalan kecil itu dan berhati-hati mengayun
langkah. Dia senang karena sekali itu tidak mengenakan sepatu kulitnya yang
ketat. Michael Garfield bukan satu-satunya orang yang hendak ditemuinya di taman
terapung hari itu. Ketika sampai di bawah, dilihatnya dari situ ada tiga jalan
yang arahnya berbeda-beda. Di jalan masuk yang tengah,
tampaklah seorang anak duduk di batang pohon tumbang, sedang
menunggunya. Anak perempuan itu segera menyapanya.
"Kukira kau pastilah Tuan Hercule Poirot, kan?" katanya.
Suaranya bening, hampir sebening lonceng. Perawakannya lemah. Ada
sesuatu pada anak ini yang sepadan dengan taman itu. Anak ini seperti peri hutan
dalam dongeng-dongeng Yunani atau semacam peri cilik yang suka jail.
"Itu memang namaku," kata Poirot.
"Aku kemari untuk menjemputmu," kata anak itu. "Kau datang untuk minum teh
bersama kami, kan?" "Dengan Nyonya Butler dan Nyonya Oliver" Ya."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Betul. Itu Mama dan Bibi Ariadne." Dia menambahkan dengan nada mencela: "Kau
agak terlambat." "Maaf. Aku tadi omong-omong dengan seseorang. "
"Ya, aku lihat. Kau tadi bicara dengan Michael, kan?" "Kau kenal dia?"
"Tentu saja. Kami sudah tinggal di sini lama sekali. Aku kenal semua orang."
Poirot menduga-duga berapa umur anak ini. Dia pun bertanya. Kata anak itu,
"Dua belas tahun. Aku akan bersekolah di sekolah yang berasrama tahun depan."
"Kau akan sedih atau senang?"
"Aku tak tahu betul sebelum sampai di sana. Kukira aku tidak terlalu suka tempat
ini, tidak seperti dulu." Sambungnya, "Kukira lebih baik kauikuti aku sekarang,
yuk." "Tentu saja. Tentu saja. Aku minta maaf sudah terlambat."
"Oh, tak apa-apa."
"Siapa namamu?"
"Miranda." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kukira cocok untukmu," kata Poirot. "Kau teringat pada Shakespeare?"
"Ya. Kau dapat Shakespeare di sekolah?" "Ya. Nona Emlyn membacakan beberapa. Aku
minta Mama membacakan beberapa lagi. Aku
suka. Kedengarannya indah. A brave new world. Sebenarnya tak ada hal yang
seperti itu, kan?" "Kau tak percaya pada kata-kata itu."
"Kau percaya?" "Dunia baru yang berani itu selalu ada," kata Poirot, "tapi hanya, kau tahu,
untuk orang-orang yang sangat istimewa saja. Orang-orang yang
beruntung. Orang-orang yang bisa membangun dunia di dalam dirinya
sendiri." "Oh, begitu," kata Miranda. Dari gayanya jelas tampak dia bisa memahami dengan
amat mudahnya, walaupun Poirot agak meragukan apa yang dia
pahami. Dia berbalik, mulai menyusuri jalan dan berkata,
"Kita lewat sini. Tak terlalu jauh, kok. Kau bisa menerobos pagar hidup kebun
kami." Kemudian dia menoleh ke belakang, dan menunjuk sambil berkata:
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Di tengah sana, dulu ada air mancur."
"Air mancur?" "Oh, bertahun-tahun yang lalu. Kukira sekarang masih ada juga, tertimbun semak-
semak, bunga azalea dan barang-barang lain. Sudah hancur semua.
Orang mengambili pecahan-pecahannya, tapi tak ada yang membangun air mancur baru
di situ." "Tampaknya sayang, ya?"
"Tak tahu. Aku tak yakin. Kau suka sekali air mancur?"
"Ca depend" kata Poirot.
"Aku mengerti Prancis sedikit," kata Miranda. "Itu artinya 'tergantung', kan?"
"Betul sekali. Kelihatannya pendidikanmu baik sekali."
"Semua orang bilang Nona Emlyn guru yang baik sekali. Beliau kepala sekolah
kami. Disiplin dan sedikit keras, tapi kadang-kadang apa yang dia ceritakan
menarik sekali." "Kalau begitu dia memang guru yang baik," kata Hercule Poirot. "Kau hafal sekali
tempat ini - kelihatannya kau tahu semua jalan-jalannya. Sering kemari?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Oh ya, salah satu tempat yang paling kusukai untuk berjalan-jalan. Tak ada yang
tahu di mana aku, kau tahu, kalau aku kemari. Aku suka duduk di atas pohon - di
cabang-cabangnya dan memperhatikan hal-hal yang terjadi. Aku suka itu.
Memperhatikan hal-hal yang terjadi."
"Hal-hal macam apa?"
"Umumnya burung dan tupai. Burung suka sekali bertengkar, kan" Tidak seperti
yang dikatakan dalam puisi 'burung-burung berdamai di dalam sarang kecilnya.'
Sebetulnya tidak, kan" Dan aku juga memperhatikan tupai."
"Dan orang juga kauperhatikan?"
"Kadang-kadang. Tapi tak banyak orang yang kemari."
"Kenapa ya?" "Kukira mereka takut."
"Kenapa mesti takut?"
"Karena dulu ada orang dibunuh di sini.
Sebelum jadi taman, maksudku. Dulu di sini tambang dan di situ ada timbunan
kerikil atau pasir dan di situlah wanita itu ditemukan. Di dalam timbunan itu.
Kau pikir apa betul peribahasa lama yang bilang - orang Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
memang sudah ditentukan nasibnya sejak lahir: kau dilahirkan untuk digantung
atau kau dilahirkan untuk tenggelam?"
"Sekarang ini di Inggris tak ada orang yang dilahirkan untuk digantung.
Tak ada lagi hukuman gantung di negeri ini."
"Tapi di negara-negara lain ada. Mereka menggantungnya di jalan-jalan.
Aku membacanya di koran."
"Ah. Kau pikir itu baik atau buruk?"
Tanggapan Miranda tidak menjawab pertanyaan itu, tapi Poirot merasa mungkin
Miranda memang bermaksud begitu.
"Joyce tenggelam," katanya. "Mama tidak mau mengatakannya kepadaku, tapi agak
tolol kan itu" Maksudku, aku kan sudah dua belas tahun."
"Apa Joyce itu kawanmu?"
"Ya. Dalam satu hal dia kawan baik. Cerita-ceritanya menarik sekali, kadang-
kadang. Tentang gajah dan raja-raja. Dia pernah ke India.
Seandainya saja aku pernah ke India. Joyce dan aku biasa saling cerita rahasia
kami masing-masing. Aku tak punya terlalu banyak untuk
diceritakan seperti Mama. Dia pernah ke Yunani, kau tahu. Di sanalah dia kenal
dengan Bibi Ariadne, tapi waktu itu aku tak diajak."
"Siapa yang cerita tentang Joyce kepadamu?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Nyonya Perring. Juru masak kami. Waktu itu dia sedang omong-omong dengan Nyonya
Min-den yang biasa datang dan membersihkan rumah.
Ada yang menyurukkan kepala Joyce ke dalam seember air."
"Kau punya gagasan siapa orang itu?"
"Rasanya tidak. Kedua orang itu tampaknya tak tahu, tapi mereka memang agak
bodoh kok." "Kau tahu, Miranda?"
"Aku tak ada di sana. Waktu itu leherku kena radang dan badanku panas, jadi Mama
tak mau mengajakku ke pesta itu. Tapi rasanya aku bisa tahu.
Karena dia tenggelam. Itulah sebabnya aku tanya kepadamu apakah kau pikir ada
orang yang dilahirkan untuk tenggelam. Kita terobos pagar di sini. Hati-hati
pakaianmu." Poirot membuntuti dia. Jalan masuk lewat pagar dari Taman Tambang itu lebih
sesuai bagi perawakan penunjuk jalannya yang langsing kecil - praktis seperti
jalan raya saja buat dia. Namun demikian dia penuh perhatian terhadap Poirot.
Dia memperingatkan Poirot akan semak-semak berduri yang ada di sebelah situ dan
memegangi bagian pagar hidup yang tajam-tajam. Mereka muncul di suatu tempat
dalam kebun berdekatan dengan Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
setumpukan kompos. Mengitari sudut dekat bekas kerangka merambatnya tanaman
ketimun, mereka menuju ke arah dua tong sampah. Dari sana, sebuah kebun mungil
yang rapi dan sebagian besar ditanami bunga mawar membuat mereka mudah mencapai
rumah peristirahatan kecil itu.
Miranda mendahului masuk lewat pintu kaca. Dia mengumumkan, dengan nada
bangga seorang kolektor rendah hati yang baru saja berhasil
menyelamatkan sebuah contoh kumbang yang langka:
"Sudah kudapatkan dia."
"Miranda, kau toh tidak membawanya lewat pagar" Mestinya kau jalan memutar lewat
jalan kecil yang menuju ke gerbang samping."
"Ini jalan yang lebih baik," kata Miranda. "Lebih cepat dan lebih dekat."
"Dan jauh lebih sakit kukira."
"Aku lupa," kata Ny. Oliver. "Aku sudah memperkenalkan kau dengan kawanku Nyonya
Butler, kan?" "Tentu saja. Di kantor pos."
Perkenalan yang dibicarakan itu terjadi amat singkat ketika mereka sedang antre
di kantor pos. Sekarang Poirot bisa lebih mengamat-amati kawan Ny.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Oliver itu dari dekat. Sebelumnya dia cuma melihat seorang wanita
langsing yang kepalanya terbungkus syal dan mengenakan jas hujan. Usia Judith
Butler sekitar tiga puluh lima. Kalau anaknya mirip peri hutan, maka Judith
lebih mirip dengan peri air. Dia pantas menjadi peri Sungai Rhinc misalnya.
Rambutnya yang pirang panjang menjuntai ke bahu. Dia lembut. Wajahnya agak
lonjong dan pipinya agak cekung. Matanya yang hijau-laut itu dihiasi bulu-bulu
mata yang panjang. "Senang bisa mengucapkan terima kasih secara pantas kepada Anda, Tuan Poirot,"
kata Ny. Butler. "Baik sekali Anda mau datang kemari ketika Ariadne meminta Anda."
"Kalau kawan sava, Nyonya Oliver, minta pertolongan kepada saya, saya selalu
harus mau." "Omong kosong," kata Ny. Oliver.
"Dia yakin, yakin sekali bahwa Anda akan dapat memecahkan segala sesuatu tentang
hal jahanam ini. Miranda, sayang, pergilah ke dapur. Di sana ada roti di baki di
atas oven." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Miranda pun menghilang. Sambil berlalu dia tersenyum ke arah ibunya.
Senyum sekilas yang mengatakan, "Dia singkirkan aku sebentar."
"Saya mencoba jangan sampai dia tahu," kata ibu Miranda, "tentang kejadian -
mengerikan ini. Tapi saya rasa dari permulaan saja sudah sulit."


Pesta Halloween Hallowe'en Party Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ya, memang," kata Poirot. "Tak ada yang beredar secepat berita musibah di pusat
permukiman, terutama musibah yang tak menyenangkan. Dan lagi pula," sambungnya,
"tak dapat kita hidup tanpa mengetahui apa-apa yang terjadi di sekitar kita. Dan
anak-anak kelihatannya cakap sekali dalam hal macam itu."
"Aku tak tahu apakah Burns atau Sir Walter Scott yang mengatakan, 'Di antara
kalian ada anak yang turut mencatat,' " kata Ny. Oliver, "tapi jelas dia tahu
betul apa yang dia katakan."
"Joyce Reynolds agaknya pernah melihat pembunuhan," kata Nv. Butler.
"Hampir sulit dipercaya."
"Percaya bahwa Joyce telah melihat?"
"Maksud saya percaya bahwa kalau dia melihat
hal semacam itu, sebelum saat itu dia bisa tetap tutup mulut. Rasanya bukan
kebiasaan Joyce." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Hal pertama yang agaknya ingin dikatakan semua orang di sini kepada saya," kata
Poirot dengan suara lembut, "adalah bahwa gadis ini, Joyce Reynolds, seorang
pembohong." "Saya rasa bisa saja," kata Judith Butler, "seorang anak mengarang-ngarang
sesuatu yang kemudian ternyata benar."
"Itulah hal penting sebagai titik tolak kita," kata Poirot. "Joyce Reynolds tak
dapat disangkal lagi telah dibunuh orang."
"Dan kau sudah mulai. Mungkin kau sudah mengetahui semuanya
sekarang," kata Ny. Oliver.
"Madame, jangan menuntut yang tidak mungkin dariku. Kau selalu saja terburu-
buru." "Kenapa tidak?" kata Ny. Oliver. "Sekarang ini tidak ada yang bisa selesai kalau
kita tidak terburu-buru."
Pada saat itu Miranda kembali dengan sepiring roti.
"Apa kutaruh di sini saja?" dia bertanya. "Kurasa Mama sudah selesai berbicara,
kan" Atau masih ada lagi yang harus kuambil dari dapur?"
Ada sindiran dalam suaranya. Ny. Butler meletakkan baki perak Georgia itu di
atas meja rendah di depan pendiangan, menghidupkan ketel listrik Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
yang dimatikannya persis sebelum airnya mendidih, lalu dituangnya air ke poci
teh dan teh pun dihidangkan. Dengan sikap anggun yang
serius, Miranda mengedarkan roti yang masih panas dan sandwich
ketimun. "Ariadne dan saya berkenalan di Yunani," kata Judy.
"Aku tercebur di laut," kata Ny. Oliver, "waktu kami baru kembali setelah
mengunjungi salah satu pulau. Ombak waktu itu agak besar. Awak kapal selalu
berseru 'lompat', pada saat perahu berada sejauh-jauhnya dari kita dan akan
segera bergerak mendekati kita. Tapi biasanya kita pikir itu takkan mungkin
terjadi, lalu kita jadi bingung, hati kita ciut, dan kita melompat waktu perahu
kelihatannya dekat. Padahal pada saat itu perahu persis berayun menjauh." Dia
menarik napas dulu. "Judith menolongku, menarikku naik ke perahu sehingga
terjalin persahabatan di antara kita, ya?"
"Ya, memang," kata Ny. Butler. "Selain itu aku suka nama baptismu,"
sambungnya. "Entahlah, rasanya pas sekali."
"Ya, kukira namaku itu nama Yunani," kata Ny. Oliver. "Memang namaku sendiri
lho. Aku tidak menciptakan nama itu agar berbau sastra. Tapi tak Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
pernah aku mengalami sesuatu seperti Ariadne. Aku tidak pernah
ditinggalkan di sebuah pulau Yunani oleh kekasihku sendiri atau yang semacam
itu." Poirot mengangkat tangan dan memilin-milin kumisnya untuk
menyembunyikan senyum kecil yang tak tertahan, karena membayangkan bagaimana
kalau Ny. Oliver mesti berperan sebagai gadis Yunani yang
ditinggalkan kekasih. "Kita kan tidak bisa hidup menurut nama kita," kata Ny. Butler.
"Memang tidak. Tak dapat kubayangkan kau memenggal kepala
kekasihmu sendiri. Begitu kan kejadiannya. Maksudku, Judith dan
Holofernes." "Baginya itu tugas patriotik," kata Ny. Butler, "kalau tidak salah karena itu
dia mendapat penghargaan tinggi dan hadiah."
"Aku tak begitu tahu cerita tentang Judith dan Holofernes. Dalam buku Apocrypha,
ya" Tapi kalau dipikir-pikir, memang orang suka memberi nama orang lain - anak-
anaknya maksudku - yang aneh-aneh. Siapa itu yang memaku kepala orang lain" Jael
atau Sisera. Aku tak pernah ingat Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
mana yang pria dan mana yang wanitanya. Jael kurasa. Sepanjang
ingatanku tak ada anak yang dibaptis dengan nama Jael."
"Dia sajikan mentega di depan Sisera dengan piring yang mewah," cetus Miranda
tak terduga. Anak itu sedang membereskan baki teh.
"Jangan mencelaku," kata Judith Butler kepada kawannya. "Bukan aku yang
mengenalkan Miranda pada Apocrypha. Itu hasil pelajarannya di sekolah."
"Untuk sekolah zaman sekarang agak istimewa juga, ya?" kata Ny. Oliver.
"Biasanya mereka ganti dengan gagasan-gagasan tentang etika, kan?"
"Tapi Nona Emlyn tidak," kata Miranda. "Katanya, kalau kita ke gereja sekarang
yang dibacakan kepada kita hanya Injil versi modern yang berisi pelajaran dan hal-hal
lain, dan sama sekali tidak mempunyai nilai sastra. Kita sedikitnya harus tahu
indahnya prosa dan puisi bebas dalam versi aslinya. Aku suka sekali cerita
tentang Jael dan Sisera," sambungnya. "Sesuatu," katanya merenung, "yang tak
mungkin terpikir akan kukerjakan. Maksudku, memaku kepala orang waktu orang itu
sedang tidur." "Memang kuharap tidak," kata ibunya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kalau kau, bagaimana caramu melenyapkan musuh, Miranda?" tanya Poirot.
"Caranya harus baik hati," kata Miranda. Suaranya lembut dan tenang.
"Memang lebih sulit, tapi aku lebih suka begitu, karena aku tak suka menyakiti.
Akan kupakai sejenis obat yang menyebabkan kematian yang tidak sedikit. Orang
cuma akan tertidur, mimpi indah, dan tidak bangun-bangun lagi." Dia angkat
beberapa cangkir, roti, dan piring mentega. "Aku yang mencuci, Mama," katanya,
"mungkin Mama ingin mengajak Tuan Poirot melihat-lihat kebun. Masih ada mawar
Ratu Elizabeth di pagar belakang."
Dia keluar sambil membawa baki teh dengan hati-hati.
"Anak hebat dia," kata Ny. Oliver. "Anak Anda cantik sekali, madame" kata
Poirot. "Ya, kukira dia cantik sekarang. Tapi kita tak tahu bagaimana tampangnya kalau
dia besar nanti. Ada anak yang lalu jadi montok dan kadang-kadang kelihatan
seperti babi gemuk. Tapi sekarang - sekarang dia
memang seperti peri hutan."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tidak mengherankan dia suka pada Taman Tambang yang berdampingan dengan rumah
Anda ini." "Saya malah kadang-kadang berharap dia tak sesuka itu pada Taman Tambang. Kita
jadi khawatir kalau orang senang berjalan-jalan di tempat yang terpencil, bahkan
meskipun tempat itu dekat sekali dengan orang-orang atau desa. Oh, kita memang
terus-terusan ketakutan saja sekarang.
Itu sebabnya - sebabnya Anda harus menemukan kenapa hal mengerikan ini sampai
terjadi pada Joyce, Tuan Poirot. Sebelum kami tahu siapa pelakunya, kami tak
akan merasa aman sekejap pun - tentang anak-anak kami maksud saya. Coba ajak
Tuan Poirot ke kebun, Ariadne. Sebentar lagi kususul kalian."
Diambilnya kedua cangkir dan sebuah piring yang masih tersisa lalu masuk ke
dapur. Poirot dan Ny. Oliver keluar lewat pintu kaca. Kebun kecil itu sama
seperti kebanyakan kebun musim gugur. Ada beberapa tangkai goldenrod dan aster
dengan beberapa mawar Ratu Elizabeth yang
kelopaknya merah muda, agung, dan menjulang tinggi. Ny. Oliver cepat-cepat
berjalan ke bangku batu, duduk dan memberi isyarat agar Poirot duduk di
sampingnya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kau bilang Miranda itu seperti peri hutan," katanya. "Bagaimana dengan Judith?"
"Kukira Judith itu mestinya bernama Undine," kata Poirot.
"Peri air, ya. Ya, dia memang kelihatan seperti baru keluar dari Sungai Rhine,
atau dari laut, atau dari suatu danau di hutan. Rambutnya seperti baru saja
dicelup di dalam air. Tapi toh tak ada yang kurang rapi atau liar padanya, ya?"
"Dia juga wanita yang amat cantik," kata Poirot.
"Apa pendapatmu tentang dia?"
"Belum ada waktu untuk memikirkan hal itu. Aku cuma berpendapat dia cantik dan
menarik, dan ada sesuatu yang sangat mengkhawatirkan dia."
"Yah, tentu saja, kan?"
"Yang kuinginkan, madame, coba ceritakan apa yang kau tahu tentang dia."
"Yah, aku jadi kenal dekat dengan dia waktu wisata laut dulu. Dalam wisata macam
itu kan biasa kita mendapat kawan yang dekat sekali. Hanya satu-dua orang. Yang
lain kita cuma saling kenal saja, dan kita tak akan susah-Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
susah mencari mereka lagi. Tapi ada satu-dua orang yang ingin kita temui lagi.
Nah, Judith-lah salah satu orang yang ingin kutemui kembali."
"Kau belum kenal dia sebelum wisata itu?"
"Belum." "Tapi kau tahu sesuatu tentang dia?"
"Yah, hanya yang biasa-biasa saja. Dia janda," kata Ny. Oliver. "Suaminya
meninggal bertahun-tahun yang lalu. Pilot. Dia tewas dalam kecelakaan mobil.
Truk angkutan barang, rasanya, datang dari jalan M-apa-itu dekat sini, masuk ke
jalan yang biasa di suatu sore, atau semacam itulah. Kukira agak sedikit yang
ditinggalkannya untuk istrinya. Judith amat terpukul, kukira. Dia tak suka
membicarakan suaminya."
"Miranda anak satu-satunya?"
"Ya. Judith bekerja sambilan sebagai sekretaris di sekitar sini, tapi ia tak
punya pekerjaan tetap."
"Dia kenal orang-orang di Quarry House?"
"Maksudmu Kolonel dan Nyonya Weston?"
"Yang kumaksud pemilik lamanya, Nyonya Llewellyn-Smythe, kan?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kukira, ya. Kukira aku pernah dengar nama itu disebut-sebut. Tapi dia sudah
meninggal dua atau tiga tahun yang lalu, jadi tentu saja sekarang kita tak
banyak dengar tentang dia. Apa orang-orang hidup saja belum cukup buat kau?"
tanya Ny. Oliver jengkel.
"Tentu saja tidak," kata Poirot. "Aku juga harus menyelidiki orang-orang yang
mati atau lenyap." "Siapa yang lenyap?"
"Seorang gadis au pair," kata Poirot.
"Oh yah," kata Ny. Oliver, "mereka kan selalu saja lenyap" Maksudku, mereka
datang kemari, membayar tiket kendaraannya, lalu langsung
masuk rumah sakit karena hamil atau melahirkan. Bayinya lalu diberikan nama
Auguste, atau Hans, atau Boris, atau sejenis itulah. Atau mereka datang karena
ingin menikah dengan seseorang, atau membuntuti pemuda yang sedang digilainya.
Kau tak akan percaya pada apa yang diceritakan kawan-kawan kepadaku!
Kelihatannya gadis au pair ini, kalau tidak merupakan pemberian Tuhan bagi para
ibu yang terlalu sibuk sehingga tak ingin lagi berpisah dengan Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
mereka, tentu gadis yang suka mencuri kaus kaki kita - atau terbunuh -"
Dia terhenti. "Oh!" katanya.
"Tenang, madame," kata Poirot. "Kelihatannya tak ada alasan untuk percaya bahwa
ada gadis au pair yang terbunuh - malah sebaliknya."
"Apa maksudmu dengan malah sebaliknya" Tak masuk akal."
"Mungkin tidak. Meskipun begitu -"
Dia mengeluarkan buku catatan dan menulis sesuatu di situ.
"Apa yang kautulis itu?"
"Hal-hal tertentu yang sudah terjadi di masa lalu."
"Rupanya kau amat terganggu oleh masa lalu."
"Masa lalu itu bapak masa sekarang," kata Poirot dengan tegas.
Ditunjukkannya buku catatannya.
"Ingin melihat apa yang sudah kutulis?"
"Tentu saja. Tapi aku berani bilang takkan ada artinya buatku. Biasanya yang
menurutmu penting ditulis, buatku tidak."
Poirot mengulurkan buku catatan kecil berwarna hitam itu.
"Kematian: Nyonya Llewellyn-Smythe (Kaya). Janet White (Guru). Juru tulis
pengacara - ditikam. Pernah didakwa melakukan pemalsuan?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Di bawahnya tertulis, "Gadis opera menghi-lang."
"Gadis opera apa?"
"Itu istilah yang dipakai kawanku, saudara perempuan Spence, untuk apa yang kita
sebut gadis au pair."
"Kenapa dia mesti menghilang?" "Karena mungkin dia harus berhadapan dengan
masalah hukum." Jari Poirot bergeser ke bawah, ke baris selanjutnya. Kata yang tertulis cuma
"Pemalsuan" dengan dua tanda tanya di belakangnya.
"Pemalsuan?" kata Ny. Oliver. "Kenapa pemalsuan?"
"Itu yang kutanyakan. Kenapa pemalsuan?"
"Pemalsuan macam apa?"
"Pemalsuan surat wasiat, atau tepatnya codicil pada surat wasiat. Surat wasiat
yang menguntungkan gadis au pair itu."
"Pengaruh yang selayaknya tak ada?" usul Ny. Oliver.
"Pemalsuan itu kan sedikit lebih serius daripada pengaruh yang tak selayaknya
ada," kata Poirot. "Aku tak melihat hubungannya dengan pembunuhan terhadap si Joyce yang malang
itu." "Aku juga," kata Poirot. "Tapi, justru itulah, menarik."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Apa kata berikutnya ini" Aku tak dapat membacanya." "Gajah."
"Aku tak melihat hubungannya dengan apa pun."
"Bisa saja ada," kata Poirot, "percaya saja, mungkin ada hubungannya." Dia
bangkit. "Aku mesti pergi sekarang," katanya. "Tolong sampaikan maafku kepada nyonya
rumah, karena aku tak pamit. Aku senang sekali berkenalan
dengan dia dan anaknya yang cantik dan luar biasa. Katakan supaya dia menjaga
anak itu." " 'Ibuku bilang aku tak boleh bermain dengan anak-anak di hutan,'" sitir Ny.
Oliver. "Yah, sampai ketemu lagi. Kalau kau suka bersikap misterius, kurasa kau
akan tetap misterius. Apa kau juga tak mau mengatakan apa yang akan kaulakukan
selanjutnya?" "Aku sudah membuat janji besok pagi dengan Fullerton, Harrison, dan Leadbetter
di Medchester." "Untuk apa?" "Untuk bicara soal pemalsuan dan hal-hal lain." "Setelah itu?"
"Aku ingin omong-omong dengan orang-orang tertentu yang waktu itu hadir." "Di
pesta itu?" "Bukan - di persiapannya."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
12 Perkantoran Fullerton, Harrison, dan Leadbetter adalah tipikal perusahaan kuno
yang amat terhormat. Putaran waktu telah membuktikannya. Tak ada lagi Harrison,
tak ada pula Leadbetter. Yang ada Tn. Atkinson, Tn. Cole yang masih muda, dan
masih ada Tn. Jeremy Fullerton, patner senior.
Tn. Fullerton yang kurus, tua, berwajah tenang tanpa perasaan. Suaranya kering
dan resmi. Matanya, tak disangka, pintar. Di bawah tangannya tergeletak secarik
kertas. Di situ tertulis beberapa kata yang baru saja dibacanya. Dia membaca
tulisan itu sekali lagi, menimbang maknanya dengan setepat-tepatnya. Kemudian


Pesta Halloween Hallowe'en Party Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dipandangnya pria yang diperkenalkan oleh nota itu.
"Tuan Hercule Poirot?" Dia pun menetapkan penilaiannya sendiri tentang tamu ini.
Seorang pria tua, orang asing, dan sangat rapi dalam berpakaian.
Sepatu kulitnya kurang pantas buat dia dan dengan pintar. Tn. Fullerton menduga
sepatu itu terlalu kecil buat kaki orang ini. Di sudut matanya sudah tampak
garis-garis kesakitan yang samar. Seorang pesolek, genit, orang asing, yang
hebatnya, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
direkomendasikan kepadanya oleh Inspektur Henry Raglan, dari
Departemen Penyelidikan Kriminal, dan juga dijamin oleh Inspektur
Spence (purnawirawan), dulu dari Scotland Yard.
"Inspektur Spence, eh?" kata Tn. Fullerton.
Fullerton kenal Spence. Orang yang, pada masanya, telah banyak
menyelesaikan tugas dengan baik dan dipandang tinggi oleh atasan-
atasannya. Samar-samar kenangan berkelebatan di benaknya. Kasus yang agak
terkenal, bahkan sebenarnya terlalu terkenal kalau mengingat kasus itu sendiri:
sangat ringkas dan kering. Tentu saja! Teringat dia bahwa keponakannya Robert
juga ada sangkut-pautnya dengan kasus itu, sebagai pengacara muda. Sedangkan
pembunuhnya agaknya pembunuh psikopat,
sakit jiwa, orang yang hampir tak peduli untuk membela diri, bahkan bisa
dianggap seperti benar-benar ingin digantung (karena waktu itu
perbuatannya memang berarti hukuman gantung). Bukan cuma lima belas tahun, atau
penjara seumur hidup. Bukan. Kau harus bayar hukuman
sepenuhnya. Tapi lebih sayang lagi hukuman gantung sekarang sudah
dihapus, begitu pikir Tn. Fullerton dalam pikirannya. Penjahat-penjahat muda
sekarang berpikir, mereka tidak ambil risiko yang besar kalau Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
siksaan diperpanjang saja sampai tingkat kematian. Begitu korban mati, tak ada
lagi saksi yang akan mengenali mereka.
Spence waktu itu bertugas menangani kasus itu. Dia tenang dan ulet, dan dia
terus bertahan bahwa yang mereka tangkap itu orang yang salah. Ternyata mereka memang
keliru menangkap orang. Dan yang menemukan buktinya adalah seorang asing yang
amatir. Pensiunan detektif dari Kepolisian Belgia. Sudah cukup tua. Sekarang
mungkin sudah pikun, pikir Tn. Fullerton, tapi dia sendiri tetap akan mengambil
langkah yang bijak. Informasi, itu yang diinginkan darinya. Tak ada salahnya
memberikan informasi, karena dia sendiri tak tahu bagaimana dia bisa memberikan
informasi yang berguna untuk soal ini. Kasus pembunuhan anak.
Tn. Fullerton berpikir mungkin dia punya gagasan yang tajam mengenai siapa
pelaku pembunuhan itu, tapi tak bisa dia seyakin yang
diinginkannya, karena setidak-tidaknya ada tiga orang yang patut
dicurigai dalam urusan ini. Bisa saja salah satu dari ketiga berandalan itu yang
melakukannya. Ada kata-kata mengawang di kepalanya. Mental
terbelakang. Laporan psikiater. Ke situlah semua nanti akhirnya, tak salah
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
lagi. Begitu pun, menenggelamkan anak di suatu pesta - ini hidangan yang agak
lain dibandingkan dengan tak terbilang jumlahnya anak-anak
sekolah yang tak sampai pulang ke rumah, karena ikut menumpang mobil orang
walaupun sudah berkali-kali diperingatkan jangan, dan lalu
ditemukan di hutan sekitar atau di dalam sumur batu. Nah, sumur batu.
Kapan, ya" Sudah bertahun-tahun yang lalu.
Semua ini memakan waktu sekitar empat menit.
Tn. Fullerton lalu mendehem, agak seperti orang asma. Katanya,
"Tuan Hercule Poirot," katanya lagi. "Apa yang dapat saya tolong" Saya rasa
urusan gadis kecil ini, si Joyce Reynolds. Keji, betul-betul keji. Tapi
sebenarnya saya tak melihat bagaimana saya dapat menolong Anda. Saya cuma tahu
sedikit saja tentang semua itu."
"Tapi Anda penasihat hukum keluarga Drake?"
"Oh ya, ya. Hugo Drake, kasihan dia. Sangat baik. Saya kenal mereka sudah
bertahun-tahun, sejak mereka membeli Apple Trees dan datang tinggal di sini.
Menyedihkan! Dia kena polio waktu liburan ke luar negeri dulu. Dari sudut
mental, kesehatannya benar-benar tak bisa pulih. Menyedihkan karena terjadi pada
pria yang dulunya seorang atlet berbakat, olahragawan Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
yang tangguh dalam permainan. Ya. Sedih menyadari bahwa kita bakal lumpuh seumur
hidup." "Anda juga, saya percaya, bertugas mengurusi urusan-urusan hukum Nyonya
Llewellyn-Smythe." "Bibinya, ya. Wanita hebat. Dia datang kemari waktu kesehatannya menurun, agar
dekat dengan kemenakan dan istrinya. Dibelinya gajah putih, Quarry House itu,
barang besar yang tak berguna. Harganya mahal sekali - tapi uang bukan masalah
buat dia. Dia kaya sekali. Dia bisa saja mendapatkan rumah lain yang lebih
menarik, tapi tambangnyalah yang bagi dia menarik. Dipanggilnya seorang ahli
pertamanan, ahli sekali dalam profesinya. Salah satu orang muda berambut
gondrong itu, tapi dia punya kemampuan. Karyanya, taman tambang, ini banyak
menghasilkan juga untuk dirinya sendiri. Reputasinya meningkat, dan karyanya itu dijadikan
ilustrasi dalam majalah Home and Garden. Ya. Nyonya Llewellyn-Smythe memang
pandai memilih orang. Bukan sekadar memungut anak asuh yang ganteng - ada wanita
tua yang tolol begitu - tapi anak ini punya otak dan top dalam profesinya. Eh,
saya jadi agak ngelantur. Nyonya Llewellyn-Smythe meninggal hampir dua tahun
yang lalu." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Secara mendadak?"
Fullerton menatap Poirot dengan tajam.
"Yah, tidak, menurut saya, tidak. Dia sakit jantung dan dokter mencoba untuk
menghindarkan dia dari kerja yang terlalu banyak. Tapi wanita itu bukan orang
yang bisa didikte. Dia juga bukan jenis orang yang cengeng tentang
kesehatannya." Dia batuk-batuk, lalu berkata, "Tapi saya kira kita sudah
menyimpang dari masalah yang ingin Anda bicarakan di sini."
"Tidak juga," kata Poirot, "meskipun kalau boleh saya ingin bertanya-tanya
sedikit tentang hal yang sama sekali lain. Informasi tentang salah seorang
pegawai Anda, Lesley Ferrier."
Tn. Fullerton kelihatan heran. "Lesley Ferrier?" katanya. "Lesley Ferrier.
Nanti dulu. Aduh, saya benar-benar hampir lupa nama itu. Ya, ya, tentu saja.
Yang ditikam, kan?" "Itu orang yang saya maksud."
"Ya, saya tak tahu betul apakah bisa bicara banyak tentang dia. Terjadinya sudah
lama juga. Ditikam orang dekat Green Swan pada suatu malam. Tak ada orang yang
ditahan. Saya kira polisi dapat menduga siapa yang mesti bertanggung jawab, tapi
masalah utamanya, sava rasa, bukti."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Motifnya emosional?" tanya Poirot.
"Oh ya, rasanya memang begitu. Cemburu, Anda tahu. Dia berhubungan dengan
seorang wanita yang sudah menikah. Suaminya punya bar. Green Swan di Woodleigh
Common. Tempat yang sederhana. Lalu tampaknya si Lesley muda ini mulai main-main
dengan wanita muda lain - lebih dari seorang, kabarnya. Hebat juga dia di antara
gadis-gadis. Pernah ada masalah satu dua kali."
"Anda puas terhadapnya sebagai pegawai?"
"Cukup memuaskan. Dia punya kelebihan. Klien ditanganinya dengan baik dan dia
belajar juga selama magangnya di sini. Kalau saja dia lebih menaruh perhatian
pada posisinya di sini dan mempertahankan tingkah laku yang baik, tentu jadinya
juga lebih baik. Daripada bergiliran dari satu gadis ke gadis lain yang, menurut
pandangan saya yang kuno ini, berada jauh di bawah derajatnya. Suatu malam ada
pertengkaran di Green Swan dan waktu pulang, Lesley Ferrier ditikam orang."
"Menurut Anda apakah salah seorang gadis itu atau Nyonya Green Swan yang
bertanggung jawab?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Wah, dalam kasus ini sama sekali tak ada yang bisa dipastikan. Saya rasa polisi
menganggapnya sebagai kasus kecemburuan - tapi -" Dia
mengangkat bahu. "Tapi Anda tak yakin?"
"Yah, mungkin saja," kata Tn. Fullerton. " 'Neraka pun tak semurka wanita yang
dicemoohkan. ' Kata-kata itu sering disitir dalam sidang pengadilan.
Kadang-kadang benar juga."
"Tapi kalau saya tak salah tangkap, Anda sendiri sama sekali tak yakin bahwa
begitulah kasusnya."
"Yah, katakanlah saya butuh lebih banyak bukti. Polisi juga ingin lebih banyak
bukti. Penuntut umum tak mau menerima kasus ini."
"Ada kemungkinan kasus ini sebenarnya sama sekali lain?"
"Oh ya. Orang bisa saja mengajukan beberapa teori. Tidak memiliki karakter yang
stabil, si Ferrier muda itu. Dibesarkan dengan baik. Ibunya baik - janda. Ayah
tak terlalu memuaskan. Beberapa kali nyaris terlibat dalam soal di luar hukum.
Tak beruntung istrinya itu. Dalam beberapa hal anak muda kita ini mirip ayahnya.
Sekali dua kali dia berhubungan dengan lingkungan yang agak meragukan. Saya
memberinya peluang karena tak yakin bahwa dia anak jahat. Dia masih muda. Tapi
saya peringatkan dia Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
bahwa dia bergaul dengan kawanan yang salah. Terlalu dekat
Kisah Si Rase Terbang 14 Wiro Sableng 171 Malam Jahanam Di Mataram Candi Murca 1
^