Pencarian

Musuh Dalam Selimut 3

Animorphs - 6 Musuh Dalam Selimut Bagian 3


duri di ujung ekornya sudah menempel di leherku.
katanya. Chapter 18 "AX! Apa-apaan kau?" seru Cassie.
"Apa kau sudah GILA?" teriak Marco.
"Ada apa, Ax?" suaraku bertanya pada si Andalite.
Tapi ia tidak bergerak. Dan ia juga tidak menjauhkan ekornya yang mematikan dari
leherku.
"Apa?" Rachel menghardik. "Mundur, Ax. Kau sudah gila."

kata Ax. melihatku. Aku bukan manusia. Aku tidak tahu setiap ekspresi manusia. Jadi,
tolong jelaskan. Apa arti ekspresi yang kalian lihat tadi">
"Ini tidak masuk akal." Si Yeerk tertawa meremehkan. "Marco... Cassie... coba
yakinkan dia bahwa aku tidak apa-apa."
Tapi aku melihat keraguan yang terpancar dari mata Marco.
"Yeah, aku yakin kau baik-baik saja, Jake. Tapi Cassie" Kaubilang Jake seperti
tidak sadar tadi" Dia tidak menjawab selama beberapa menit, padahal dia dalam
keadaan sadar?" Cassie mengangguk. Ia juga pasang tampang curiga. "Yeah. Tampangnya normal, tapi
dia tidak mau menyahut." Ia angkat bahu. "Sori, Jake, tapi tingkahmu memang aneh
tadi." ujar Ax. itu induk semangnya diam saja. Kesannya malah seperti dalam keadaan koma.>
Rasanya aku ingin mencium si Andalite. Rasanya ingin aku berteriak, "Yes! Yes!"
"Kalian tidak percaya pada omongannya, kan?" mulutku bertanya. "Maksudku, oke,
kita memang harus hati-hati. Tapi ini aku. Aku, Jake."
"Justru karena itu kau tentu mengerti bahwa kami perlu waktu untuk berpikir,"
ujar Rachel. "Ax" Bagaimana caranya supaya kita bisa tahu pasti?"
Tobias yang menjawab. Yeerk untuk menyerap sinar Kandrona. Untuk mendapat kepastian, kita harus
menyekapnya selama tiga hari.>
Kini aku menyadari rasa waswas yang mulai bangkit dalam diri si Yeerk. Ia sedang
menimbang-nimbang berbagai kemungkinan. Ia berusaha mencari jalan keluar yang
paling baik. Tapi berhubung duri di ekor Ax masih menempel di leherku, si Yeerk
memaksa tubuhku berdiri seperti patung.
"Mana mungkin kita menahannya selama tiga hari?" kata Cassie. "Orangtuanya pasti
kalang kabut. Mereka pasti akan menghubungi polisi. Chapman akan tahu bahwa Jake
tidak masuk sekolah. Dan kaum Yeerk pasti tahu apa sebabnya."
"Lihatlah. Halo" Halo-o-o" Ini aku, Jake. Masih ingat" Aku bukan Pengendali."
Marco menggelengkan kepala. "Kalau dia... kalau memang ada Yeerk di dalam
kepalanya, berarti semua rahasia kita sudah terbongkar. Kalau dia sempat
menghubungi Yeerk lain, tamatlah riwayat kita. Kita tidak bisa ambil risiko.
Mungkin Ax benar. Mungkin juga tidak. Tapi kita harus memilih jalan yang aman."
ujar Tobias. dia ternyata Pengendali, hmm, nanti kita akan tahu jawabannya.>
"Rachel?" tanya Marco.
Rachel membalas tatapanku. "Sori, Jake. Tapi kita harus cari jalan aman. Kau
tahu itu." "Begini," aku mencoba berkelit. "Cassie benar. Keluargaku pasti kalang kabut.
Mereka akan menelepon polisi. Mereka akan muncul di TV untuk menanyakan apakah
ada yang melihatku. Mereka akan memasang poster di seluruh kota. Maaf, Tobias,
tapi aku punya keluarga. Aku tidak hidup bersama bibi dan paman yang enggan
mengurusku. Orang-orang pasti tahu bahwa aku hilang."
Aku berpaling kepada Cassie. "Ayo, Cassie. Coba jelaskan semuanya kepada
mereka." Ayolah, Cassie, aku berkata dalam hati. Ayolah, kau harus tegas. Jangan merasa
kasihan padaku. Kali ini janganlah bersikap manis.
"Sebenarnya ada satu cara," Cassie berkata ragu-ragu.
"Untuk memastikan apakah dia Pengendali atau bukan?" tanya Rachel.
"Bukan," jawab Cassie. Suaranya semakin mantap. "Satu cara supaya keluarga dan
orang-orang di sekolah tidak sadar bahwa diahilang. Ax bisa melakukannya. Ax
bisa menjelma sebagai Jake."
Cassie. Cassie yang luar biasa. Ia telah menemukan satu-satunya jalan keluar.
Rasanya aku ingin memberitahunya saat itu juga betapa cerdik dan hebatnya dia.
Yeerk di dalam kepalaku sama sekali tidak gembira.
tanyaku. tak lagi sombong">
Ax mengangkat sebelah tangannya yang berjari banyak, dan menempelkannya ke
keningku. katanya. Si
Yeerk tidak tahan lagi. Sentuhan si Andalite membuatnya begitu marah sehingga ia
tidak bisa mengendalikan diri.
"Lepaskan tanganmu, sampah Andalite!" ia menjerit, suaranya melengking tinggi.
Tapi ujung ekor Ax masih siap menyambar leherku. Dan si Yeerk tahu betapa
mematikan ekor itu. Ia tidak bergerak sedikit pun.
Anak-anak lain menatapku dengan mata terbelalak.
"Hmm," ujar Rachel. "Sekarang sudah jelas."
"Tidak, kalian keliru," suaraku memohon. "Ax cuma membuatku gusar. Hei, aku
stres sepanjang pagi. Kalian harus mengerti dong."
<'Sampah Andalite'"> Tobias mengulangi makian si Yeerk.
Tidak mungkin.> "Jake," Cassie berkata sambil menatap mataku. "Aku tahu kau bisa mendengarku.
Aku tahu kau pasti ketakutan. Tapi kami akan membebaskanmu dari makhluk itu,
Jake. Percayalah." Chapter 19 "OKE," kata Marco. "Kita perlu tempat untuk menyekapnya."
"Jangan pakai rumah salah satu dari kita," ujar Cassie. "Dan jangan pakai gudang
jerami. Nanti kepergok ayahku."
kata Tobias. gubuk reyot di tengah hutan.>
"Kita bisa mengikatnya," Rachel menimpali. "Tapi salah satu dari kita harus
selalu mengawasinya, supaya dia tidak sampai kabur."
ujar Ax.
"Oke," Marco angkat bicara, "kalau begitu yang lainnya, Cassie, Rachel, dan aku,
akan bergantian bersama Tobias. Tobias bisa terus di sini, kecuali kalau dia
harus berburu." "Oke, tunggu apa lagi?" kata Rachel. "Ayo, Jake. Berdiri. Kita berangkat."
Cassie menghampiriku dan mengulurkan tangan. Ia membantuku berdiri.
Kejadiannya aneh sekali, sebab aku bisa merasakan sentuhan Cassie. Tapi aku
tidak sanggup meremas tangannya, atau memberikan tanda lain.
Si Yeerk yang melakukannya untukku. Ia sengaja memegang tangan Cassie beberapa
detik lebih lama dari seharusnya.
kata si Yeerk. Rachel pasti tegar. Sama halnya dengan si elang dan si Andalite. Tapi Marco...
dia terlalu banyak berpikir. Dan latar belakang keluarganya menarik sekali. Dia
pasti bisa dibujuk.> Aku merasa muak. Si Yeerk membedah pikiranku seenaknya. Ia mempelajari segala
sesuatu yang ingin dipelajarinya. Tak ada yang bisa kusembunyikan. Ia sudah tahu
segala sesuatu tentang teman-temanku. Kalau ia sampai berhasil lolos....
Kakiku mulai melangkah. Tobias memimpin di depan, sesaat muncul dan sesaat
menghilang di balik pepohonan di atas.
Rachel menduluiku. Marco dan Ax berada di belakang. Cassie terus di sisiku.
"Sejauh yang kami tahu, Jake, kau masih bisa mendengar dan memahamiku," kata
Cassie. "Aku tahu kau tidak bisa menyahut. Kalaupun kau menjawab, itu bukan
kau..." "Tapi ini memang aku," si Yeerk membantah. "Siapa lagi kalau bukan aku?"
"Si Yeerk," balas Cassie dengan tenang.
"Kaupikir aku Pengendali, hanya karena aku membentak Ax" Memangnya kau belum
pernah melihat aku naik pitam" Ayolah, hari ini cukup berat. Untuk kita semua,
tapi terutama untukku."
Ax berkomentar dari belakang. berendam di kolam itu" Dan berapa yang selamat" Hanya kau, karena kau menyusup
ke otak Pangeran Jake. Berapa banyak temanmu mati hari ini" >
Aku merasakan kemarahan si Yeerk dalam diriku. Aku sempat kaget karena dilanda
emosi yang begitu meluap-luap. Perasaannya tidak bisa disembunyikannya. Aku bisa
merasakan emosinya, meskipun tidak bisa menerobos alam pikirannya.
"Hei Ax," kata si Yeerk, "aku tidak pernah senang kalau ada makhluk hidup yang
dibinasakan. Tapi aku tidak merasa iba pada kaum Yeerk itu. Mereka mau
memperbudak kita. Tindakan kita sudah tepat."
Jawaban itu benar-benar pas. Aku juga akan berkata begitu seandainya aku bisa
bicara. Dari sudut mata aku melihat Cassie melirikku dengan heran.
si Yeerk berkata kepadaku. sikap haus darah yang diperlihatkan si Andalite. Dia lebih suka ucapanku.>
Apakah ia benar" Sanggupkah teman-temanku tetap tegar" Tapi bagaimana mungkin,
kalau setiap kata yang keluar dari mulutku persis seperti ucapanku sendiri"
Rasanya lama sekali kami melintasi hutan. Kami semua tidak bisa bergerak cepat,
karena tidak ada yang memakai sepatu. Setelah satu jam, kakiku terasa nyeri
karena terus tertusuk ranting patah.
Tapi sakitnya seperti teredam, seolah-olah berasal dari tempat yang jauh. Aku
serasa dirantai ke tembok. Aku tidak bisa menggerakkan jari, apalagi tangan. Aku
tidak mampu mengedipkan mataku sendiri. Aku tidak bisa memutuskan ke arah mana
aku akan menoleh, atau bunyi apa saja yang perlu kuperhatikan. Aku sepenuhnya di
bawah kendali si Yeerk. kata Tobias. daerah sekelilingnya aman.>
si Yeerk
berkomentar padaku. saja mereka takkan sanggup.>
"Kaudengar apa kata Tobias, Jake?" tanya Cassie. "Kita sudah hampir sampai.
Untung saja. Kakiku nyeri sekali. Aku perlu lebih sering jalan bertelanjang
kaki. Seperti dulu, waktu aku masih kecil. Sebagai persiapan untuk keadaan
seperti ini. Pulangnya pasti lebih mudah. Aku tinggal berubah jadi burung osprey
dan terbang ke rumah."
"Cassie, dengarkan aku," ujar si Yeerk. "Aku tahu kalian pikir perbuatan kalian
sudah benar. Tapi Ax tidak mungkin menyamar menjadi diriku. Orangtuaku pasti
tahu. Tom juga. Dan akibatnya gawat kalau dia sampai tahu. Kita semua bisa
celaka." "Diam, Yeerk!" Rachel menghardik. "Aku kenal Jake dari kecil. Marco mengenalnya
sejak kami masih anak-anak. Dan Cassie sudah mengenalnya selama bertahun-tahun.
Kami bertiga pasti bisa melatih Ax untuk tampil sebagai Jake."
"Kalian takkan berhasil," si Yeerk membantah.
Rachel berhenti. Ia berpaling dan menghalangi jalanku. Ia tersenyum puas, tapi
ia seolah menatap sesuatu yang berada di belakangku. "Oh ya" Kau tidak yakin,
Yeerk?" Si Yeerk ikut berhenti. "Rachel, kau tidak perlu menggertak untuk membuktikan
kau pemberani. Kau terlalu pintar untuk percaya omong kosong ini. Dan kau tahu
persis bahwa rencana gila kalian pasti gagal."
"Aku tidak sependapat," sebuah suara berkata di belakangku. "Manusia percaya
pada apa yang mereka lihat."
Si Yeerk membuat kepalaku menengok.
Lalu, beberapa langkah di belakangku, aku melihat... diriku.
Betul-betul seratus persen diriku.
Chapter 20 IA merupakan tiruan sempurna. Rasanya seperti melihat bayanganku di cermin.
"Aku berubah tadi," Ax menjelaskan. "Aku terus memperhatikan cara jalan dan
gerak-gerikmu. Supaya lebih mirip. Rip. Rip."
Si Yeerk menyeringai. "Tampangmu memang sama, tapi itu belum cukup. Dalam satu
jam saja Tom pasti langsung tahu."
Marco menatap Rachel sambil mengerutkan kening. Rachel menoleh ke arah Cassie,
yang kemudian menghela napas dan mengangguk.
"Nah, kau telah membuat kesalahan besar, Yeerk," kata Marco. "Kalau kau memang
Jake, kau mungkin kesal karena kami salah menuduhmu. Tapi kau pasti sadar bahwa
langkah terbaik adalah membantu Ax memainkan perannya. Kalau kau memang Jake
asli, kau pasti berharap Ax berhasil."
Rachel pun mencibir. "Kau tidak lulus ujian. Kau terus berusaha membujuk kami
untuk melepaskanmu. Seandainya kau memang Jake, kau tentu sadar bahwa jalan
keluar paling baik adalah dengan membantu kami."
Si Yeerk diam saja. Agaknya ia tahu bahwa ia telah membuat kesalahan. Tapi aku
masih merasakan rasa percaya dirinya yang hebat.
Ia bagaikan pemain kartu yang memegang kartu truf. Kami sampai di gubuk, yang
ternyata memang reyot seperti dikatakan Tobias. Lantainya dari kayu, dindingnya
dari kayu gelondongan, dan atapnya sudah setengah terbuka.
Di bawah atap yang penuh lubang ada sarang burung. Semak-semak menyembul dari
lubang di dinding. Kaleng-kaleng bir berserakan di lantai, tapi semuanya tampak
sudah usang. Tempat yang dipilih Tobias ternyata memang cocok. Kemungkinan besar takkan ada
yang mengusik kami selama tiga hari berikut.
Dengan matanya yang setajam sinar laser, Tobias menemukan seutas tali yang
ditinggalkan di bumi perkemahan. Tali itu dibawanya, dan kemudian digunakan
Marco dan Rachel untuk mengikat tanganku di punggung.
"Sori, Jake," kata Marco. "Tapi tak ada pilihan lain. Kalau kau masih ada di
dalam situ, kau pasti mengerti."
"Setiap dua jam sekali kami akan mengendurkan tali ini sejenak, supaya darahmu
bisa mengalir," ujar Rachel.
"Aku yang jaga pertama. Cassie dan Marco akan kembali bersama Ax. Dia perlu
bantuan untuk tampil sebagai penggantimu." Ia tersenyum. "Ax sudah bisa meniru
sikapmu yang serba serius dan penuh tanggung jawab. Sekarang dia tinggal melatih
rasa humornya.Dan dia harus berhenti bermain-main dengan macam-macam bunyi."
Kedengarannya cukup meyakinkan. Hanya saja aku agak kuatir karena cuma dua orang
yang akan mengawasiku. Tapi salah satunya adalah Tobias. Seandainya aku bisa lolos, aku takkan sempat
bersembunyi. Sedangkan Rachel bisa menjelma menjadi serigala, dan mengejarku.
Yang bikin jengkel adalah si Yeerk di dalam kepalaku masih juga bersikap
sombong. Ia justru semakin asyik berkhayal tentang kekuasaan dan kenaikan
pangkat yang akan diperolehnya.
yang kuketahui akan kulaporkan langsung kepada Visser Three. Berarti gerombolan
kalian akan tamat. Tamat riwayatnya! Aku akan naik pangkat lagi. Ini kenaikan
pangkat paling cepat yang pernah terjadi. Sekarang saja aku sudah masuk
peringkat seratusan. Setelah ini aku bisa naik ke peringkat sembilan puluhan.
Aku bakal jadi Visser Muda.Beberapa tahun lagi, siapa tahu" Aku bisa jadi
Visser!> Tapi itu bukan sekadar omongan. Aku juga bisa melihat semua khayalan si Yeerk.
Gambarannya samar-samar, tapi aku melihat Visser Three mengangguk kepada si
Yeerk yang masih bercokol dalam tubuhku. Teman-temanku tergeletak tak berdaya di
lantai pesawat Blade milik Visser Three.
Kenapa aku melihat semua itu" Si Yeerk mampu menyelubungi pikirannya. Apakah
khayalan ini terlalu kuat sehingga ia tak bisa menyembunyikannya" Ataukah ia
sengaja memamerkannya padaku"
tanyaku dengan nada melecehkan.
Coba kita lihat apa yang tersimpan di otakmu, Manusia.>
Dan tahu-tahu aku tak lagi berada di dalam gubuk. Aku berada di aula olahraga
yang terang benderang. Bukan, bukan aula. Tapi semacam stadion. Ya, dengan beribu-ribu penonton.
Rasanya aku ingin merangkak ke tempat gelap dan bersembunyi di situ. Aku tahu
mimpi ini. Tapi aku tidak bisa lolos. Si Yeerk bisa membongkar khayalanku
semudah memutar video. Dalam khayalanku itu, para penonton sedang bersorak-sorai. Dan kemudian aku
muncul, mengenakan seragam pemain basket profesional, seperti tim NBA. Aku sudah
lebih besar. Tapi tampangku masih seperti aku sekarang. Jam di dinding
menunjukkan bahwa waktu tersisa lima detik.
Empat. Tiga. Aku mengambil ancang-ancang untuk lemparan tiga angka dari tengah lapangan.
Swush! Kegembiraan para penonton langsung meledak! Semuanya berseru-seru. Ada yang


Animorphs - 6 Musuh Dalam Selimut di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membunyikan trompet. Namaku dielu-elukan.
Lalu aku melihat Cassie di tribun. Ia menatapku sambil tersenyum. Ia duduk
bersama orangtuaku. Tom juga hadir. Ia turun ke lapangan dan merangkulku.
"Hebat sekali," katanya. "Seperti biasa."
Selesailah khayalanku. Bayangan indah itu pun memudar.
Tiba-tiba aku merasa begitu kecil. Begitu tak berarti. Begitu lemah.
ujar si Yeerk sambil tertawa. khayalanmu. Bagiku, otakmu tidak berbeda dari komputer kalian yang primitif. Aku
bisa membuka file mana saja yang kumau. Aku bisa memutar software apa pun. Aku
menggunakanmu. Aku memilikimu. Kau bukan apa-apa. Kau cuma hantu yang
bergentayangan dalam otakmu sendiri!>
balasku. tengah hutan. Tiga hari lagi kau akan mati.>
sahut si Yeerk.
sinar Kandrona. Kau akan mengerut dan mati dan keluar dari kepalaku.>
Tadinya aku masih bersikap tenang. Tapi kemudian aku kehilangan kendali.
kalah! Kau akan KALAH! Kau tidak bisa mengendalikanku! Tidak bisa! Tidak bisa!>
< Oh, begitu"> si Yeerk berkata dengan nada mengejek. begitu. Pada awalnya. Mau lihat" Apa perlu aku memperlihatkan kenangan Tom
padamu" Ya, kau tersentak. Aku tahu kau ngeri. Ya, ya, aku akan
memperlihatkannya. Dan kau akan bernasib sama.>
Rasanya seolah-olah mendadak muncul pikiran orang ketiga.
Kesannya begitu nyata. Betul-betul nyata. Bukan seperti bayangan atau film atau
sebangsanya. Aku betul-betul merasakannya. Aku merasakannya seakan-akan aku ada
di sana. Jiwa kakakku. Pikirannya. Kenangannya, semuanya begitu jelas. Tom... sebagian
dari diri Tom yang dibawa oleh si Yeerk....
Itu kejadian beberapa hari lalu.
Tom duduk berseberangan denganku di meja dapur. Aku melihat diriku melalui
matanya. Aku tampak... dingin. Seakan-akan banyak pikiran.
"Hei, cebol, kau sibuk nanti?" ia bertanya padaku.
"Tidak juga," jawabku. "Kau sendiri?"
"Oh, aku ada pertemuan."
"The Sharing?" tanyaku.
"Yeah. Kami mau kerja bakti membersihkan taman. Sesudah itu ada acara makan-
makan. Kenapa kau tidak ikut saja" Kan enak juga kalau kita punya kegiatan
bersama-sama." Semuanya persis seperti yang kuingat. Hanya saja kali ini aku mengalami perasaan
Tom, bukan perasaanku sendiri.
Tom yang asli. Tom yang sebenarnya, yang terbelenggu di bawah kendali si Yeerk.
Ia menangis. Tak berdaya. Tanpa suara.
ia berseru. takkan pernah lagi melawanmu. Aku berjanji. Pokoknya jangan ganggu Jake.>
Si Yeerk menunggu sampai pikiran Tom mulai berpengaruh pada diriku. Tom telah
menyerah. Ia bahkan berharap ia cepat mati.
Ia telah kehilangan segala harapan akan kebebasan. kata si
Yeerk. jam demi jam dan hari demi hari mereka melihat bahwa mereka tidak sanggup
mengendalikan tubuh mereka sendiri. Si induk semang sadar bahwa tak seorang pun
tahu nasib yang menimpanya. Tak seorang pun tahu bahwa ia terperangkap di dalam
kepalanya sendiri. Dan lambat-laun, semua harapan akhirnya padam. Si induk
semang menjadi makhluk lemah yang tak berdaya. Seperti kakakmu.>
Ucapan si Yeerk benar. Itulah yang bikin ngeri. Semuanya benar. Aku bisa
merasakan perasaan putus asa yang melanda Tom.
Aku bisa merasakan bahwa ia telah menerima kekalahannya. Aku tahu ia berharap
penderitaannya akan segera berakhir.
Dan aku juga tahu bahwa aku tidak lebih kuat daripada Tom. Meskipun begitu,
masih ada harapan dalam diriku.
aku berkata kepada si Yeerk.

Chapter 21 MALAM sudah larut ketika aku menyadari kenapa si Yeerk begitu yakin.
Rachel sedang berjaga di malam pertama itu. Tobias berada di salah satu pohon di
dekat kami. Mereka membawa makanan dan minuman - beberapa potong sandwich dan jus, yang
dimakan olehku. Kemudian, sementara Rachel membaca buku dengan cahaya senter, si
Yeerk berlagak tidur. Bisa jadi aku benar-benar tertidur. Aku letih sekali. Seumur hidup belum pernah
aku secapek sekarang. Tapi aku juga takut jangan-jangan aku bermimpi, dan si
Yeerk akan memantau mimpi-mimpiku.
Ketakutanku ternyata menjadi kenyataan. Aku memang bermimpi. Mimpi yang sama
seperti sebelumnya. Aku menjadi harimau. Dan Tom mangsaku.
Kami berada jauh di tengah hutan yang gelap, dan aku memburunya dengan segenap
keahlianku sebagai harimau. Ia terhuyung-huyung, bersuara ribut, dan lemah.
Aku tahu aku bisa membunuhnya.
Akhirnya, ketika ia terlalu lelah untuk berlari lebih jauh, Tom terjatuh. Ia
menunggu, tak berdaya, sementara aku mengerahkan seluruh tenaga di tubuhku dan
siap-siap menerjang. Aku terbangun. Mataku sudah terbuka
si Yeerk berkomentar.
Aku memandang melalui mata yang dibuka si Yeerk. Rachel masih duduk bersandar ke
dinding. Bukunya terbuka di pangkuannya.
Tapi napasnya lambat dan teratur. Matanya terpejam.
Ia tertidur! Senternya masih menyala. Cahayanya menerangi lantai kayu, dan juga
menyinari tangan dan kaki kananku.
Tanganku... kakiku... semuanya berubah! Lenganku lebih kekar dan bertenaga.
Tanganku membengkak. Jari-jemariku menghilang, digantikan oleh kuku melengkung setajam pisau cukur.
Bulu berwarna jingga-hitam bermunculan, dan menyebar ke seluruh tubuhku.
Aku sedang menjelma sebagai harimau!
Aku tersentak kaget! Aku sedang berubah wujud. Si Yeerk yang sedang berubah
wujud! Kenapa aku begitu bodoh" Tentu saja! Si Yeerk mengendalikan tangan, kaki, suara,
dan juga pikiranku. Dengan sendirinya ia pun menguasai kemampuanku untuk
bermetamorfosis! Teman-temanku... mereka tidak sadar. Mereka tidak mengerti.
Mereka telah mengikatku, tapi sia-sia. Si Yeerk bisa menjelma menjadi semua
binatang yang pernah kutiru.
Tali pengikat tanganku semakin ketat ketika pergelanganku berubah menjadi cakar
yang kuat. Si Yeerk memutus tali itu dengan gigi si harimau.
Aku ingin memperingatkan Rachel. Ia masih tidur lelap. Aku harus
memperingatkannya. Si Yeerk akan lari. Mungkin ia bahkan mau membunuh Rachel.
Tapi meskipun aku sudah berusaha sekuat tenaga, aku tidak bisa mengendalikan
tubuhku sendiri. Aku tidak bisa berbuat apa-apa.
si Yeerk berkata. berubah wujud. Kalian semua akan kuserahkan kepada Visser Three, empat manusia
yang bisa berubah wujud ditambah satu Andalite brengsek.>
Kini aku memandang dunia melalui mata harimau. Malam berkesan lebih terang. Dan
aku juga mendengar melalui telinga si harimau. Telinga yang menangkap setiap
suara yang mungkin ditimbulkan oleh hewan pemangsa lain.
Si harimau mengendus-endus. Tapi tak ada tanda bahaya yang terbawa angin.
ujar si Yeerk. gesit dan mematikan.> Keadaan di hutan serbagelap dan sunyi, kecuali suara dedaunan yang berdesir-
desir. Tak ada suara ketika si harimau menyelinap di antara bayang-bayang.
Rachel tetap tidur. Dalam waktu singkat gubuk reyot itu sudah lenyap dari pandangan. Cahaya senter
Rachel tertelan dalam kegelapan malam.
Tapi si Yeerk justru ragu-ragu. Ia tidak tahu di mana ia berada.
Ia tidak tahu ke arah mana ia harus berpaling.
Tiba-tiba terdengar suara. Dan tercium bau.
Ada manusia! Si Yeerk menjelajahi ingatanku. Ia memeriksa
otakku untuk mencari penjelasan.
tengah hutan" Mau apa" >
Si Yeerk menjauhi bau manusia yang tercium olehnya. Bau itu mungkin berasal dari
pemburu. Atau petugas kehutanan. Itulah duakemungkinan yang berhasil
diperolehnya dari pikiranku.
Si Yeerk menyuruh harimau itu berlari. Tapi setelah sepuluh menit, si harimau
mengurangi kecepatan karena lelah. Harimau memang bukan pelari jarak jauh yang
andal. si Yeerk bertanya-tanya.
Kemudian... sekali lagi. Bau manusia. Suara manusia. Aku memandang berkeliling
melalui mata si harimau, namun tidak melihat apa-apa. Si Yeerk kembali menjauhi
bau manusia yang diciumnya.
Si Yeerk memeriksa ingatanku. sebelah mana" Kalau tidak ke selatan, aku akan semakin jauh masuk ke hutan.>
ujarku. Ini ucapanku yang pertama setelah lama
berdiam diri. kutuju.> aku mengingatkannya. bentuk harimau, tubuh ini tak lagi berguna bagimu. Visser Three menginginkan
tubuh yang bisa berubah wujud.>
si Yeerk menghardik. Tapi ia tahu waktu terus berlalu. Ia
terpaksa kembali ke sosokku yang asli sebagai manusia.
Sesaat kemudian aku memantau dunia dengan panca indra manusia. Pandanganku lebih
kabur. Pendengaranku pun tak lagi setajam sebelumnya. Dan hidungku nyaris tak
bisa mencium apa-apa. Si Yeerk terus maju secepat mungkin.
tanyaku.
balas si Yeerk.
Tiba-tiba ia berhenti. bisa berubah jadi elang. Aku tinggal terbang.>
Aku menyaksikannya seolah sedang menonton TV. Seakan-akan aku berada di luar
tubuhku sendiri. Penuh perhatian aku mengamati bagaimana tubuhku mengecil.
Bagaimana sayapku menyembul. Bagaimana sepasang cakar muncul. Bagaimana...
WHAM! Sosok setengah burung setengah manusia itu berguling di tanah.
tanya si Yeerk.
Dengan kalang kabut ia memandang berkeliling. Tapi mata elang hanya cocok untuk
berburu pada siang hari. Dalam keadaan terang benderang, mata elang memang luar
biasa tajam. Kalau gelap, mata elang sama sekali tidak istimewa.
Si Yeerk meneruskan proses metamorfosis. Bulu elang mulai tumbuh, bentuk
sayapnya semakin sempurna.
WHAM! Bayangan di tengah bayangan. Sosok gelap menghilang sebelum si Yeerk sempat
memalingkan kepala elangnya. Aku sadar si elang terluka. Ada goresan dalam di
pundak kanannya. Tampaknya si Yeerk mulai ketakutan.
WHAM! Benturan itu sekeras hantaman palu godam. Daging dan uratnya langsung terkoyak.
Musuh yang tidak kelihatan itu kembali menyerang. Si elang tak bisa terbang. Ia
cacat. Dilumpuhkan oleh musuh yang tidak tampak dan tidak bersuara.
Dan saat itulah aku merasakan harapan bangkit lagi dalam diriku.
Sebab ketika si Yeerk sambil mengerang kesakitan, kembali ke wujud manusia, aku
melihat musuh yang menyerang tadi.
Ia hinggap di dahan pohon. Bayangannya tampak jelas karena sinar bulan
meneranginya dari belakang.
ujarku kepada si Yeerk.
hardik si
Yeerk. terbang tanpa suara sedikit pun. Tobias suka menonton mereka berburu. Dia
bilang, burung hantu ini bisa mendengar tikus bersendawa dari jarak seratus
meter. Katanya, mereka bisa melihat kunang-kunang di tengah malam yang gelap
gulita.> Tahu-tahu, secara tak terduga, suara Cassie terdengar di dalam kepalaku. Suara
tanpa bunyi yang seolah-olah berasal dari kehidupan lain.
menduga si Yeerk akan mencoba berubah wujud. Dan kami sudah siap. Rachel hanya
pura-pura tidur. Kami berharap Yeerk ini mencoba lari justru pada saat kami
sudah siap. Bertahanlah, Jake. Teman-temanmu ada di mana-mana.>
Bau manusia yang tercium oleh si harimau ternyata teman-temanku.
Kemudian aku kembali merasakannya. Perasaan yang membuat aku tersenyum puas
dalam hati. Aku merasakan ketakutan si Yeerk.
Aku senang ia ketakutan. Senang sekali. Chapter 22 AKU merasa ingatanku kembali dibuka oleh si Yeerk, bagaikan buku. Ia mempelajari
binatang apa saja yang pernah kutiru sebelumnya.
Anjing. Ikan. Kutu. Burung camar. Lumba-lumba. Semut. Serigala.
Aku bisa menduga apa yang dipikirkannya. Binatang mana yang bisa lolos dari
pengawasan si burung hantu bertanduk itu"
Burung hantu yang bisa melihat dalam gelap, dan mampu mendengar suara yang tidak
bisa didengar oleh telinga manusia.
kata si Yeerk. waktu dua jam. Sama seperti aku.>
dari mereka yang ada di sini. Kau tidak tahu di mana mereka atau apa wujud
mereka.> si Yeerk
mencemooh. meter" Tiga puluh" Setelah itu kau harus berubah lagi, dan teman-temanku akan
dengan mudah menemukanmu.>
ia menghardik. Rupanya kesabarannya sudah mulai menipis.
Aku menikmati kemarahan si Yeerk. Artinya, ia merasa takut. Dan ada satu hal
lagi yang kusadari. Aku tidak bisa mengendalikan kaki atau tanganku. Aku bahkan
tidak mampu menyembunyikan pikiranku.
Tapi ia tidak bisa menghentikan pikiranku. Ia tidak bisa mencegahku berbicara
dengannya.Dan aku mempunyai kemampuan untuk membuatnya gusar. Untuk mengganggu
pikirannya ketika ia harus berpikir bagaimana meloloskan diri.
ia bertanya. Setiap pikiranku dibacanya begitu
melintas dalam benakku.
bisa pergi begitu saja" Tapi kau keliru. Jatah waktumu tinggal dua setengah
hari. Dan waktu terus berjalan, Yeerk.>

Ia mulai menjelma lagi. Sosok serigala termasuk sosok yang kusukai. Serigala
tidak gampang takut. Dan naluri mereka mudah dikendalikan. Tidak seperti semut.
Atau kadal. Aku melihat bulu kelabu bermunculan di seluruh tubuhku.
Wajahku menyembul ke depan, membentuk moncong panjang, sementara telingaku
bergeser ke atas. kata si Yeerk. kuduga.> Ia mulai mempercepat langkahnya. Berbeda dengan harimau, serigala pelari jarak
jauh yang hebat. Mereka bisa menempuh jarak yang mencengangkan. Dan yang lebih
gawat, otak serigala seakan-akan memiliki indra keenam untuk menentukan arah.
Nalurinya mengatakan arah mana yang menuju ke tengah hutan, dan arah mana yang
menuju ke kota. Kami berlari menerobos hutan, menembus malam yang gelap pekat. Awan menggantung
rendah di atas hutan, sehingga cahaya bulan hanya bersinar pucat.


Animorphs - 6 Musuh Dalam Selimut di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

manusia, dan teman-temanmu takkan bisa menghalangiku,> si Yeerk berkoar.
Dalam hati aku bertanya, siapa yang hendak diyakinkannya"
Aku, atau dirinya sendiri"

seluruh galaksi. Penguasa kaum Taxxon. Penakluk bangsa Hork-Bajir, Ssstram, dan
Mak. Tak lama lagi juga penakluk umat manusia.>
ujarku.
si Yeerk menyahut penuh kebencian.
Ia berhenti dan menegakkan telinga si serigala. Aku mendengar suara melolong.
Suaranya keras, dan asalnya tidak terlalu jauh.
Serigala lain menyambut lolongan yang pertama.
kata si Yeerk. Aku merasakan ia menyadap naluri si
serigala yang terpendam. Apa arti lolongan itu"
Lolongan itu berarti peringatan. Peringatan bahwa ada serigala lain di sini.
Jangan mendekat, kecuali kalau mau berkelahi.
Tiba-tiba aku tahu apa artinya. Aku langsung tertawa. < Kami sudah pernah ke
daerah ini,> kataku.
bisa membuka ingatanmu semudah kau membukanya sendiri">

aku melanjutkan sambil menikmati kekesalan si Yeerk. kaudengar" Itu teman-temanku. Mereka memanggil kawanan serigala yang satu lagi.
Sebaiknya kau lari, Yeerk. Pemimpin kawanan itu serigala jantan yang galak. >
Si Yeerk mulai berlari secepat mungkin sambil mengerahkan segenap tenaga dan
daya tahan yang tersimpan dalam tubuh serigalanya.
Kami melesat melewati pepohonan, menembus kegelapan malam, diikuti lolongan
serigala. Tiba-tiba ada bau yang terbawa angin. Bau serigala lain.
Serigala jantan. aku berkata sambil tertawa.
Si Yeerk segera berhenti.
Di depan, di antara pohon-pohon, aku melihat sepasang mata menyala mendelik ke
arah kami. Beberapa pasang mata lainnya menyusul. Lima serigala - lima serigala
sungguhan - menunggu kami bergerak maju.
aku mengejek si Yeerk. sungguhan. Jantan alfa. Sang pemimpin, yang pasti sudah terlibat lusinan
perkelahian dan selalu keluar sebagai pemenang. Ayo, Yeerk. Tunjukkanlah padanya
bahwa bangsamu penguasa jagat raya. Dia pasti akan terkesan sekali.>
Aku merasakan keraguan yang meliputi si Yeerk. Ia dilanda kebimbangan.
ia berkata kepada dirinya sendiri.
kekuatan diimbangi kekuatan lain. Setiap kelebihan diimbangi kekurangan.>

akan membuat semuanya lebih sederhana. Keadaan mesti lebih sederhana. Ya, jauh
lebih sederhana.> planet ini. Aku rasa justru kalian yang akan dipaksa bertekuk lutut.>
Tahu-tahu terdengar suara manusia. "Nah, kau sudah selesai bermain-main" Sudah
siap kembali ke gubuk?"
Ternyata Marco. Ia bertelanjang kaki dan memakai baju ketat.
Ia salah satu serigala yang menggiring kami ke wilayah musuh.
Marco menggigil. "Begini, Mr. Yeerk, di sini dingin dan aku kedinginan. Dari
dulu aku sudah tahu bahwa baju ketat ini akan jadi masalah. Ayolah, kenapa kita
tidak balik saja ke gubuk?"
Untuk sesaat si Yeerk begitu marah, sehingga ia hendak menerjang Marco dan
mencabik lehernya. Tapi saat itulah Rachel muncul di belakang Marco. Rachel dalam wujud besarnya,
dengan belalai, sepasang telinga lebar, dan dua gading panjang melengkung.
Marco rupanya bisa menebak pikiran si Yeerk. "Silakan. Coba saja. Di depan ada
kawanan serigala. Di belakang ada gajah Afrika yang besar dan sangat gesit. Dan
di sekelilingmu, masih banyak kejutan di hutan. Oh, satu hal lagi... Cassie
sedang merangkak di bulumu. Dia pasti sedang mengisap darahmu. Dia menjelma
sebagai kutu." Saat itulah aku sadar bahwa ada perbedaan mendasar antara kaum Yeerk dan
manusia. Manusia mau bertempur meskipun ia tahu tidak bisa menang. Mungkin kaum kita
memang agak gila. Tapi sejarah manusia penuh kisah segelintir orang nekat
menghadapi pasukan musuh. Mereka babak-belur, tapi mereka tetap melawan.
Kaum Yeerk tidak begitu. Mereka sangat kejam. Mereka mau melakukan apa saja
untuk meraih kemenangan. Tapi kalau situasinya tidak memungkinkan, mereka
berhenti berjuang. Mereka beranggapan akan ada Yeerk lain yang meneruskan
perjuangan mereka. Sungguh pandangan yang berbeda.
ujar si Yeerk setelah membaca pikiranku. kalau kalian tahu tidak mungkin menang">
aku membenarkan. menang.> Si Yeerk berubah kembali ke wujud manusia, kembali ke sosok aku.
Marco masuk ke hutan. Rachel pun menghilang. Dan beberapa menit kemudian, seekor
burung hantu muncul untuk menuntun kami kembali ke pondok.
Chapter 23 KEESOKAN pagi, ketika menyangka tak ada yang mengawasinya, si Yeerk mencoba
kabur lagi. Ia menjelma sebagai semut. Ia berhasil merayap sekitar satu meter
sebelum bertemu sekelompok semut dari sarang lain. Sekitar empat puluh ekor
semut langsung menyerangnya. Tubuh semut si Yeerk nyaris tercabik-cabik ketika
ia kembali ke wujud manusia.
ia berkata. kami menaklukkannya.> Tapi tampaknya ia sendiri sudah tidak yakin lagi.
Tubuh dan otakku dirampas si Yeerk sekitar pukul sembilan, pada hari Sabtu pagi.
Senin malam, ketika matahari terbenam, ia sudah semakin gelisah. Ia tidak mampu
lagi berkonsentrasi. Ketika bulan muncul di langit yang penuh bintang, ia sudah lemah karena lapar.
Seluruh tubuhnya seakan menjerit meminta sinar Kandrona, sama seperti manusia
berteriak meminta makanan atau air.
Aku merasakan bagaimana keangkuhannya menguap. Aku menyadari perasaan putus asa
yang mulai bangkit dalam dirinya.
Ia masih juga berkhayal bahwa akan ada yang datang menyelamatkan dirinya. Tapi
khayalan itu tak lagi sehebat sebelumnya. Kalaupun ia diselamatkan, ia takkan
dianggap pahlawan besar, karena ia gagal menghancurkan Animorphs.
Ia terus berusaha mencari jalan untuk mengelabui teman-temanku, tapi ia tidak
tahu pasti siapa yang berada di hutan di sekeliling kami. la tidak tahu binatang
apa yang sedang ditiru teman-temanku.
Ia mencoba menjelma sebagai burung lagi. DNA elang tidak terpengaruh oleh
serangan Cassie yang tadi menjelma menjadi burung hantu, sehingga si elang tetap
baik-baik saja. Tapi kali ini hari sudah terang, dan Tobias mendarat sebelum
proses perubahan si Yeerk usai.
Ia mencengkeram kepala si elang dengan cakarnya, lalu mengancam bahwa si Yeerk
akan mati kalau ia nekat meneruskan usahanya.
Lalu untuk pertama kali si Yeerk berbicara dengan teman-temanku sebagai Yeerk,
tidak meminjam mulutku. ia memperingatkan.
balas Tobias.

Pengendali,> sahut Tobias. cukup kalau matamu yang kucakar. Elang buta takkan bisa terbang jauh.>
Si Yeerk menyerah dan kembali menjelma sebagai diriku.
Kami menunggu. Menit demi menit, jam demi jam berlalu. Si Yeerk masih juga
mengharapkan keajaiban. Tapi rasa laparnyasungguh mengerikan, dan semakin lama
semakin parah. ia mencemooh. Bangsamu tidak mau menerima kenyataan. Kaum Andalite tidak akan menolong
kalian.> kataku. empat pagi. Waktumu tinggal lima jam.>




Si Yeerk tertawa. juga tidak mengharapkannya. Kami penguasa galaksi. Penakluk bangsa Hork-Bajir
dan...>
Setelah itu cukup lama si Yeerk tidak bicara denganku: Aku tidak bisa tidur. Ia
duduk sambil membuka mataku. Ia terlalu lapar untuk beristirahat. Rasa lapar
merasuki jiwanya. Memilin-milin pikirannya.
anggun.Cuma terdiri atas seratus spesies binatang. Berapa banyak spesies di
Bumi" Satu juta" Lebih" Untuk apa spesies sebanyak itu">
Aku tidak menjawab. Waktunya sudah mulai habis. Biar saja ia mengoceh sepuasnya.
dengan kalian, kaum manusia, kami tidak membunuh untuk makan. Kami bangsa damai.
Kami mengambil banyak spesies sebagai induk semang, salah satunya bangsa Gedd.
Dan ketika mereka berkembang, kami pun ikut berkembang. Mereka mirip monyet.
Kami masih menghuni kaum Gedd ketika kaum Andalite tiba di planet kami. Beberapa
dari kaumku masih juga hidup dalam kepala Gedd.>
tanyaku. datang ke planet kalian" >
begitu bagus. Tanyalah pada Andalite piaraan kalian. Tanyakanlah kisah kaum
Andalite dan kaum Yeerk.>
kataku. Aku berharap si Yeerk terus bicara,
tapi ia terdiam. Waktu terus berjalan. Seekor burung hantu pergi dan digantikan oleh yang lain.
Bulan terbenam. Fajar menyingsing.
ujar si Yeerk. Ia membaca pikiranku. Ahhh!> Ia mengerang tanpa bersuara.

banyak, Manusia. Kau akan belajar lebih banyak daripada yang kauharapkan -
aaaahhh!> Aku mengikuti penderitaannya dari jauh. Sebagai pengamat.
Aku cukup dekat untuk tahu apa yang dialaminya, tapi tidak merasakannya secara
langsung. Pertama, merasakan serangan rasa sakit yang datang bergelombang. Disusul
kelaparan dan kematian karena dahaga. Semua rasa sakit itu bergabung menjadi
satu. Matahari terbit. Cassie masuk ke gubuk. Ia menatapku dan menganggukkan kepala.
"Sudah mulai, ya?"
Aku ingin menjawab, tapi aku tetap belum bisa mengendalikan suaraku sendiri.
Cassie menghampiriku dan duduk di sisiku. Di sisi kami.
"Kata Ax, penderitaan ini sangat berat. Tapi aku akan menemanimu sampai semua
ini berakhir." Ia meraih tanganku. Aku bisa merasakan sentuhannya. Begitu pula si Yeerk. Tapi
ia tidak menolak, meskipun sebenarnya akulah yang dihibur Cassie, bukan dirinya.
Pikirannya semakin kacau. Semakin mudah terbaca olehku. Bagaikan film yang
sesekali jelas, sesekali kabur.
Aku melihat bayangan sebuah tempat yang ganjil, seakan-akan melalui mata yang
aneh. Cairan menggenang di mana-mana. Sosok-sosok mirip cumi-cumi berenang kian
kemari. Itulah makhluk Yeerk.
Sedang berenang di kolam Yeerk sambil menyerap sinar Kandrona. Lalu muncul
bayangan induk semang mereka yang pertama.
Makhluk Gedd. Hmm, pikirku - jadi begitulah tampang Gedd. Aku sempat melihat
makhluk serupa di pesawat induk Yeerk, tapi saat itu aku belum tahu. Wujud
makhluk itu mirip manusia, pendek dan bungkuk, dengan kaki berselaput dan tiga
jari yang kaku. Aku memandang dunia melalui mata Gedd, seperti yang dilakukan si Yeerk dulu.
Pandangannya buram. Pendengarannya lebihbaik. Si Yeerk gembira sekali karena
mendapatkan induk semangnya yang pertama. Ia berhasil menaklukkan pikiran si
Gedd. Kenangan itu membuatku muak. Aku merasakan kebingungan si Gedd. Juga
ketakutannya. Ditambah sikap si Yeerk yang begitu angkuh.
Aku mengalihkan perhatianku dan kembali ke dunia nyata. Di luar dugaan, tanganku
ternyata gemetaran. Begitu pula kakiku.
Cassie merangkul pundakku.
"Jake, kalau kau bisa mendengarku, sekarang sudah hampir jam delapan. Satu jam
lagi, Jake. Yeerk dalam kepalamu sedang sekarat."
"Ya," aku ingin berkata, "dia sudah hampir mati."
Chapter 24 TAHAP penghabisan. Jam-jam terakhir dalam hidup si Yeerk sudah tiba. Aku sedang menyaksikannya
menuju kematian. Sudah banyak yang kualami sejak aku melihat si pangeran Andalite mendarat di
tempat pembangunan yang terbengkalai. Aku mengalami lebih banyak hal aneh
daripada yang dialami orang lain sepanjang hidup mereka. Tapi inilah yang paling
aneh. Dan yang paling menyedihkan.
Si Yeerk mengerang kesakitan. Berulang-ulang. Berbagai bayangan muncul dalam
benakku, sebening kristal, seolah-olah baru saja terjadi.
Bayangan tentang masa-masa indah dalam hidup si Yeerk. Dan juga tentang masa-
masa kelabu. Emosinya sungguh ganjil bagiku.
Begitu asing. Ya, asing. Aku rasa itu kata yang paling tepat. Tak ada kenangan
mengenai cinta kasih. Rupanya kaum Yeerk tidak mengenal perasaan tersebut. Yang
ada hanya rasa sayang. Bangga. Takut.
Menyesal. Itu semua bisa kupahami.
Dan seiring dengan kenangan si Yeerk, aku juga mulai bisa menyelami jiwa para
induk semangnya. Si Gedd, yang namanya takkan pernah bisa diucapkan oleh
manusia. Si prajurit Hork-Bajir, yang setiap hari selama hidupnya melawan Yeerk
yang ada dalam kepalanya.
Si Hork-Bajir, yang sebagai budak Yeerk, dipaksa menyerang kaumnya sendiri,
membinasakan teman-temannya.
Tapi ini bukan sekadar kenangan, melainkan lebih dari itu. Si Yeerk membawa
sebagian dari sosok Hork-Bajir ke dalam dirinya.
Seperti komputer yang memindahkan file ke disket, aku berkata dalam hati.
Sebagian dari si Gedd dan sebagian dari si Hork-Bajir telah menyatu dalam diri
si Yeerk. Dan sekarang, dengan kaget aku sadar, bagian-bagian itu beralih ke dalam diriku.
Lalu... muncul kenangan yang paling kutakuti. Tom. Ia bergabung dengan The
Sharing cuma karena alasan konyol.
Cewek cantik yang diincarnya sudah lebih dulu menjadi anggota. Tom ingin
berkenalan dengannya. Ia mulai mengikuti berbagai pertemuan.
Ia terbawa arus, tanpa pernah menduga latar belakang sebenarnya. Seluruh
perhatiannya tertuju pada cewek itu.
Kemudian, tanpa sengaja, ia memergoki pertemuan rahasia para pemimpin The
Sharing. Ia pikir cewek idamannya berkencan dengan cowok lain. Tapi ternyata
cewek itu salah satu dari mereka.
Tom mengikuti cewek itu dalam suatu rapat rahasia, dan di sana melihat Visser
Three. Visser Three dalam wujud Andalite.
Aku melihat bagaimana sejumlah Pengendali menangkap Tom yang meronta sambil
menendang-nendang. Aku melihat bagaimana mereka mengikatnya. Bagaimana mereka
menggotongnya menyusuri lorong rahasia, menuju kolam Yeerk di bawah tanah.
Aku melihat bagaimana Tom berteriak-teriak ketika menyadari apa yang terjadi.
Aku merasakan ketakutannya. Aku merasakan kemarahannya ketika telinganya
dimasuki Yeerk yang kemudian menyelubungi otaknya. Aku merasakan bagaimana ia
dilanda putus asa. Dan sama seperti si Gedd dan si Hork-Bajir, Tom kakakku, juga menjadi bagian
dari diriku. Si Yeerk tak lagi kesakitan. Ia sudah mati rasa.


Animorphs - 6 Musuh Dalam Selimut di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Aku membuka mata dan menatap Cassie. Semuanya berlangsung begitu wajar. Aku
membuka mata. Atas kemauanku sendiri.
Aku tidak tahu apakah Cassie menyadarinya, tapi tampaknya ia tahu. Ia
menganggukkan kepala dan membalas tatapanku.
Setelah terdiam lebih dari satu jam, si Yeerk kembali angkat bicara. menang... hei, Manusia.>
Si Yeerk gemetaran. Aku bisa merasakannya. Ia benar-benar gemetaran. Pandanganku
berubah. Aku merasa... entahlah, sulit bagiku untuk menjelaskannya. Pandanganku
seolah-olah bisa menembus benda padat. Rasanya aku bisa melihat bagian depan dan
belakang, bagian atas dan bawah, dan juga bagian dalam dari semua benda
sekaligus. Lalu aku melihatnya. Seekor makhluk. Atau sebuah mesin. Atau gabungan dari keduanya. Tanpa lengan.
Bertengger di atas singgasana setinggi beberapa kilometer, seolah-olah tidak
bisa bergerak. Kepalanya memiliki satu buah mata. Mata itu berputar pelan... ke
kiri... ke kanan.... Aku gemetaran. Aku berdoa agar mata itu tidak menoleh ke arahku.
Tapi ia menoleh. Mata itu, mata berwarna merah darah itu, memandang tepat ke arahku.
Aku dilihatnya. DILIHATNYA! Jangan! JANGAN! aku memekik tanpa suara. Aku memalingkan muka.
Dan waktu aku membuka mata lagi, aku melihat cahaya aneh.
Cahaya itu meredup pelan-pelan.
Aku gemetaran. "Semuanya sudah berakhir, Jake," ujar Cassie.
Perlahan-lahan aku bangkit. Aku menggerakkan kaki. Tubuhku telah kembali di
bawah kendaliku. Aku memandang ke lantai kayu.
Makhluk mirip keong tanpa rumah, dengan panjang tak sampai sejengkal, terkapar
di lantai... tidak bergerak.
Dan di depan mata kami, makhluk itu mengerut hingga lenyap dari pandangan.
Chapter 25 "JAKE" Kau tidak apa-apa, Sayang?" tanya ibuku ketika kami makan malam.
Aku menoleh. Rupanya sejak tadi aku cuma menatap makanan di piringku. Ada
spageti dan ikan tuna, kalau aku tidak salah lihat.
"Apa?" tanyaku.
Mom dan Dad bertukar pandang dengan cemas. "Ehm, dari tadi kau belum menyentuh
makananmu. Kau tidak suka?"
Aku angkat bahu. "Sori. Masakan ini enak sekali. Aku cuma... sedang memikirkan
sesuatu." Dad mengangguk. "Tidak apa-apa. Hanya saja sikapmu begitu berbeda. Padahal
kemarin-kemarin kau seperti orang kelaparan."
"Masa sih?" Tom mengerutkan kening. "Wah, sekarang dia berlagak tidak ingat. Semalam kau
duduk di sini dan melahap enam potong ayam sambil terus mengoceh betapa lezatnya
ayam itu. Habis itu kau makan kue. Kue yang seharusnya dibagi untuk kita
berempat." Aku menahan senyum. Tentu saja. Ax, si Andalite telah menggantikan diriku selama
tiga hari. Ax berbahaya kalau dekat-dekat dengan makanan. Ia masih terkagum-
kagum dengan indra pengecap rasa. Kalau ia sedang berwujud manusia, ia benar-
benar "mengamuk" kalau melihat makanan.
"Kau benar-benar rakus," ujar Tom. "Ayam. Jagung. Kentang. Kau menyebutnya,
'entang. Tang. Ten-tang.' Kupikir kau sudah tidak waras."
Dan apakah kau curiga, Yeerk" aku bertanya dalam hati sambil menatap kakakku. Di
dalam kepala Tom sudah ada Yeerk yang baru.
Satu lagi penguasa galaksi yang angkuh. Kakakku terperangkap di salah satu sudut
alam pikirannya sendiri. Aku tahu ia bisa melihat, ia punya perasaan, namun ia
tak berdaya untuk berbuat sesuatu.
Malam itu aku susah tidur. Aku tidak ingin bermimpi. Aku takut mengalami mimpi
yang mengerikan. Tapi satu-satunya mimpi yang muncul ternyata mimpi yang sudah kukenal.
Aku menjelma sebagai harimau. Tom menjadi mangsaku. Tapi akhirnya, aku menjadi
kakakku. Dan Tom menjadi aku.
Siaran berita malam itu sempat menyiarkan secara singkat bahwa sebuah rumah
sakit baru telah ditutup. Tak ada penjelasan lebih lanjut. Tapi aku tahu apa
yang terjadi. Kaum Yeerk sadar rencana mereka telah gagal. Mereka sadar rencana
mereka telah diketahui oleh kami. Kami telah melancarkan pukulan yang cukup
menyakitkan. Tapi aku pun sadar kami tidak boleh terlalu gembira. Visser Three pasti semakin
bernafsu ingin membinasakan kami.
Keesokan hari aku melakukan sesuatu yang bodoh. Paling tidak itulah yang
dikatakan Marco. Tapi ia tidak memprotes. Ia mengerti.
Kami semua tengah berkumpul di gudang jerami Cassie. Dan aku meminjam telepon
genggam ayahnya untuk menghubungi Tom di rumah. Aku mulai berubah menjadi
serigala sebelum bicara di telepon. Soalnya aku ingin suaraku tak bisa dikenali.
Tom mengangkat telepon pada dering ketiga. "Halo?"
"Aku punya pesan untukmu," aku berkata dengan suara berat yang sama sekali tidak
mirip suaraku sendiri. "Apa?" tanya Tom.
"Jangan menyerah, Tom. Apa pun yang terjadi, jangan menyerah."
Aku memutuskan hubungan sebelum ia sempat menjawab.
"Kau yakin Tom... Tom yang asli... mendengarnya?" tanya Rachel.
"Dia pasti dengar," jawabku.
Dalam hati aku bertanya, bisakah ia bertahan. Apakah ia punya kekuatan"
Tapi aku tahu jawabannya. Soalnya, sebagian dari kakakku telah menyatu dalam
diriku. Berdampingan dengan bayangan Hork-Bajir yang sudah lama mati dan makhluk
Gedd yang lugu. Dan juga dengan sebagian diri si Yeerk yang sombong.
Marco menyeringai. "Bagaimana" Apakah kita akan menang melawan bangsa Yeerk?"
"Planet ini rumit sekali, Marco. Begitulah yang kudengar. Dan jagat raya pun
serba aneh. Segala sesuatu bisa terjadi."
END Ebook PDF: eomer eadig Http://ebukulawas.blogspot.com
Convert & Re edited by: Farid ZE
blog Pecinta Buku - PP Assalam Cepu
Jodoh Si Mata Keranjang 3 Wiro Sableng 177 Jaka Pesolek Penangkap Petir Pedang Sinar Emas 7
^