Pencarian

Kelemahan The Weakness 2

Animorphs - 37 Kelemahan The Weakness Bagian 2


mengharapkan kita. Mengharapkan adanya kekacauan lagi. Sekarang kita
sudah tidak lagi mengejutkan mereka. Mulai sekarang kita harus berhatihati.>
Marco menambahkan. sudah mencapai tujuannya, kan" Oke, peraturan Animorphs. Ayo sudahi
sebelum ada orang tak bersalah yang terluka.>
Cassie
menyarankan. Aku meratap. bukan waktunya untuk jadi penakut! Kita telah menghajar mereka. Kita
harus tetap pada rencana!>
Marco berkata dengan tenang. melakukan penyusupan. Hanya jika setelah kita tahu apa yang akan kita
hadapi dan kita punya alasan tepat untuk segera mundur.>

Kuharap aku berwujud manusia sehingga bisa
menunjukkan ekspresi jijik. yang kita lakukan sejauh ini berujung sukses. Dan sekarang kalian ingin
mengacaukannya" Pada saat kita mengecek gedung ini mungkin
pertemuan itu sudah selesai dan semua orang telah pergi! Lalu apa">
Tantangku. karena aku yang memimpin kalian boleh melakukan pemberontakan"
Kurasa tidak. Kalian yang memilihku menjadi pemimpin. Dan aku sudah
memimpin sepanjang hari. Ya kan" Ya kan">
Hening lagi. Apa Jake harus berurusan dengan keheningan yang tidak
biasa ini" Kata Tobias.
Keheningan berlanjut. Pada akhirnya, tidak ada seorang pun yang
berpaling atau terbang. Kataku. Kita akan tinggalkan Yeerk dengan pengalaman yang tidak akan pernah
mereka lupakan.> Aku melihat ke sekeliling prajurit berbuluku. Membayangkan seringai lebar,
pandangan menyala, adrenalin membanjiri wajah manusiaku. Lalu berkata,
kekuatan maksimum. Kita akan menerobos masuk sebagai beruang
kutub!> "Apa yang baru saja kudengar?" Marco, hampir sepenuhnya telah berubah.
Menangkupkan tangan di telinganya. "Karena aku tidak melihat kesalahan
dalam morf tempur kami yang biasanya."
"Dia benar, Rachel." Cassie yang sekarang berwujud manusia. Berdiri di
samping Marco yang menginjak daun-daun pinus harum yang menutupi
tanah, masih tersembunyi oleh pepohonan. "Morf-morf kami sudah
melakukan tugas mereka dengan baik sepanjang hari."
"Kita akan pergi bergerombol." Kataku. Nada bicaraku sedikit menyindirnya
karena mereka masih saja menentangku. "Kita harus bersama-sama
menampilkan pertunjukan besar. Disamping itu, kita ingin mengirim pesan
kepada mereka bahwa ada banyak pasukan bandit Andalite."
Aku tahu aku benar. Aku tahu. Jadi aku hanya menunggu dan merasakan
setiap otot di wajahku mengencang. Mengeras. Tanpa ekspresi. Akan ku
tunjukan pada mereka bagaimana pemimpin yang tak kenal takut.
Pahlawan. Ksatria. Raja yang bukanlah Marco, atau Ax, atau Cassie atau
bahkan Tobias" BAB 13 "Jadi, ayo kita lakukan." Akhirnya aku berkata.
Morf tidak selalu berjalan mulus. Terkadang tidak logis dan rasional dan
sangat tidak menyenangkan. Membayangkannya saja lebih buruk daripada
kenyataannya. Kulitku menyempit dan menyusut. Organ-organ tertarik dan
memanjang. Tulang-tulang bergesekan dan mencuat ke luar. Membesar.
Sekumpulan otot merapat pada skeleton. Sangat tidak menyenangkan
membayangkan proses metamorphosis. Terutama ketika kau berubah
menjadi sesuatu yang kecil seperti lalat. Saat ini, yang berubah pertama
kali adalah" WHUMPPFFH! WHUMPPFFH! Aku jatuh tertopang oleh dua cakar depanku. Masing-masing kakiku
menopang seperti sepatu seputih salju. Lima jari dan cakar yang tebal
berguna untuk mencengkram dan menyerang mangsa. Kaki belakangku
tebal dan kekar, terbentuk dari bulu-bulu putihku.
Lenganku menonjol. Bokongku menyembul. Dua ratus, lima ratus, seribu,
seribu lima ratus pound lapisan lemak, otot, dan bulu-bulu terbentuk. Aku
adalah mahkluk antartika seberat seribu-lima-ratus pound, karnivora
terbesar " dari belahan ujung dunia.
Ujar Marco, morf-nya hampir sempurna namun masih-tumbuh
rambut. memakai topeng. Seperti badut yang berkeliling taman sambil menakutnakuti anak-anak, kecuali kau melupakan topengmu.>
"Ya, terima kasih. Aku tidakk?"
Akhirnya, kepalaku mulai berubah. Dari bulat menjadi hampir membujur.
Kulit yang kemerahan berubah menjadi gelap dan tumbuh bulu-bulu putih,
membentuk seperti kepala beruang kutub. Seperti miniatur greenhouse
yang mengalirkan udara hangat. Tekstur kulit-gelap-ku dapat menyerap
panas. Mataku tetap berada pada tempatnya, menghadap ke depan.
Penglihatanku masih tetap sama, meskipun lebih baik dari wujud beruang
grizzly. Pendengaran" Tidak terlalu baik. Tapi penciuman!! Jadi sangat
menakjubkan. Penciuman berarti makanan dan makanan berati" daging
segar. Hampir saja aku diluar kendali. Sekarang tidak masalah.
Marco yang telah
berwujud beruang kutub sepenuhnya. Mengayunkan kepalanya yang
sebesar bola kaki ke kiri dan ke kanan. Mengendus lewat hidung hitamnya.
Kata Cassie. suka sandwich Fish-Fillet">
pusat komunitas bersedia membagi makanan daging berlemak itu pada
kita"> Kataku, berusaha melawan insting beruang kutub
yang ingin berpesta. untuk cemilan berprotein.>
Tobias terhuyung-huyung ke depan, langkahnya seperti manusia. Ia
berjalan di atas ujung jari kakinya. Ia berkata halus.
disini untuk menakut-nakuti mereka. bukan menyakiti atau membunuh.>
Aku tersentak. Ia bermaksud mengatakan itu padaku! Padaku. Aku tidak
butuh nasehat atau peringatan darinya. Aku tahu ini hanyalah misi biasa.
Aku tahu! Sepanjang hari ini aku sudah bisa mengontrol morf-ku. Bukan
salahku pria tua itu mati "
Marco berkata.
Aku ragu-ragu sejenak. "HHIISSSRRROOOAAARRRWWWW!"
Kami masuk melewati jendela kecil di belakang. Kaca-kaca
bergemerincing, potongan kusen terbang. Bingkai kayu retak dan patah.
Satu, dua, tiga, empat, lima beruang kutub! Satu demi satu meluncur dari
ruang atas dan meruntuhkan dinding menghantam beberapa pengendali.
Mereka berteriak dan terlonjak dari kursinya. Satu orang pingsan. Yang
lainnya mengompol. Biarkan mereka panik. Mereka pantas
mendapatkannya. Serangan telak.
Ini sangat mudah. Aku menghantam dan melempar kursi yang sedang
dipegang oleh salah satu manusia.
Aku memberitahunya. Kurasa ia tidak
mendengarnya. Marco berlari menuju kerumunan pengendali yang segera
berhamburan di lantai linoleum. Ax, Cassie, dan Tobias berguling,
meraung, dan mengamuk, menabrak salah satu tubuh besar dan
membenturkan kepalanya ke langit-lagit yang rendah. Merobek layar video
portabel yang ada di dinding. Melempar podium melewati jendela
belakang. Aku tertawa. Sebentar lagi kami akan menyudah serangan ini.
Kami menghantam beberapa orang, merusakan banyak perabotan dan
kemudian segera pergi. Pekik Tobias.
Peintahku. Adrenalin terpompa ke sekujur aliran darahku dan
aku melompat maju, gigi menyalang,kuku memanjang. Aku menancapkan
gigiku ke daging Hork-Bajir. Empat-puluh dua pound senjata berjalan
berjejalan di mulutku! Dengan cakar raksasaku, aku memukul,
menghantam dan merobek. Tinggiku empat kaki lebih besar dari
pengendali manapun yang ada di ruangan ini. Manusia atau alien.
"HH IISSSRRROOOAAARRRWWW!"
Aku mendorong pengendali manusia ke samping dan melihat kepalanya
menghantam sisi meja kecil. Ia terkapar di lantai, tidak sadarkan diri. Di
kananku, Cassie membenturkan kepala pengendali manusia ke kepala
pengendali manusi lain. Mengingatkanku pada Three Stooges. Di kiriku,
Marco dan Tobias melumpuhkan Hork-Bajir ke lantai. Di depanku, Ax
menghempaskan Hork-Bajir yang berlumur darah ke samping dan
menyabet pisau menyedihkan yang berada di tangan pengendali manusia.
Kami menang! Kami menghancurkan ruangan beserta segerombol
pasukan Yeerk dan melarikan diri sebelum sempat ada yang memanggil
bantuan. Sebelum semua orang menyadari kekuatan luar biasa yang telah
mengalahkan mereka. Kemudian, inspektur akan percaya bahwa Visser
Three sangat payah dan tidak kompeten"

ZZZZZZZiiiiSSSPPP! Sekelebat cahaya menyilaukan! Sesuatu yang berwarna biru.
BAB 14 Sesuatu yang tidak terlihat jelas dan kepala Marco tersentak. Lututnya
tertekuk. THWAP! Marco terjatuh berlutut dan mengerang. Perintahku. bisa melihatnya!> Teriak Cassie. Gila! Tobias menabrakan tubuh besarnya
ke inspektur. Tepat mengenai ruang kosong dimana sang inspektur tadi
berada. Kurang dari setengah detik yang lalu. THUNK! Tobias jatuh
menghantam lantai. Sang inspektur berputar-putar mengililingi Cassie
seperti Whirling Darvish, seperti Jim Carrey dalam film The Mask, seperti
Tasmania Devil yang sedang berlali mengelilingi Yosemite Sam. Cassie
menampar udara dengan sia-sia, lagi dan lagi.
Seruku. Terlambat!
Karena terlalu pusing mengikuti laju inspektur yang berputar-putar, ia tidak
sempat bereaksi pada waktunya. Tidak bisa menghindari ayunan mata
pisau dari lengan Hork-Bajir yang menjulang di belakangnya.
Ia jatuh. Hork-Bajir itu mengangkat tangannya dan
menusuknya lagi, menyayat punggung beruang kutub yang terkapar.
Tidak! Marco. Menyelengkat Hork-bajir
tersebut dari belakang sampai jatuh berlutut lalu mendorongnya menjauhi
Cassie. Aku kena. Perutku tertembak dalam jarak dekat oleh pengendali manusia
yang tak kusadari telah mengincarku. Aku terkecoh oleh kecepatan
menyebalkan inspektur yang tak terelakkan. Yeerk yang ada di kepala
manusia itu harus membayar semuanya! Itu juga kalau aku masih bisa
berdiri" ZZZIIISSSPPP! THWAAAPP! Kepalaku tersentak keras ke samping. Aku dapat merasakan tengkorakku
retak dan berderit. Dengan susah payah aku mencoba berdiri di atas kaki
depanku namun tersandung ke lantai. Ruangan serasa berputar! Tubuh
manusia dan alien saling menabrak dan terjatuh. Letupan bubuk mesiu,
hentakan pedang, geraman beruang kutub yang lemah. Aku harus bangkit
dan kembali ke dalam pertempuran! Perlahan-lahan penuh kesakitan, aku
mengangkat kepalaku yang memar dan melihat ke arah sesuatu tidak jelas
berwarna biru kira-kira dua puluh kaki tepat di depanku. Ia sedang bebicara
dengan mahkluk biru yang-mirip-rusa dengan ekor pisau berdiri di dekat
pintu. ,Visser.> Dengan keanggunan yang aneh sang inspektur berjalan ke arah pintu yang
telah dibukakan untuknya oleh pegendali manusia yang berlumuran darah.
Satu lawan telah pergi, yang lain datang. Kami tidak akan menang
melawan selusin Hork-Bajir yang masih berdiri dan dua puluh pengendali
manusia bersenjata, dan juga Visser Three. Aku tidak pernah merasa
sekalah ini. Dan rasa sakit di ususku"mungkin inilah waktunya untuk"
Pllaaaammmph! Aku mengayunkan kepalaku.
Fllooooommph! Visser Three mulai berubah menjadi sesuatu yang besar dan mengerikan.
Dari tubuh Andalite-nya muncul lipatan kulit abu-abu. Daging berbau busuk
mulai menumpuk-numpuk, berlapis-lapis. Seperti pudding yang dipadatkan
ke dalam mangkuk. Kulit segelap pasir hisap tiba-tiba membentuk enam "
tujuh " delapan " kaki monster! Tangan dan kaki muncul seperti lumpur
yang sedang dituang. Perutnya mencuat keluar seperti gelombang yang
menghantam lantai, dan terus bertambah besar!
Kulitnya berbau busuk. Seperti saluran pembuangan, mayat yang
membusuk, atau seperti udara yang dibiarkan tersekap dalam ruangan
kecil penuh sesak dengan keringat dan darah yang sudah membusuk
direbus menjadi satu bersama banyak tubuh yang telah mati. Wujud Visser
Three membuat kami kesulitan bernafas. Tubuhku serasa terpanggang.
Kulitku membentang di atas lapisan lemak padat. Bulu-buluku serasa
seperti selimut tebal yang dokter balutkan di atas tubuhmu sebelum
menembakan sinar-x ke dadamu. Sangat menyesakkan! Terlambat untuk
menyadari bahwa beruang kutub " mengeluarkan dua kali jumlah energi
lebih cepat dari pada mamalia lainnya " hewan yang tertutup lapisan lemak
hangat " sangat tidak cocok untuk misi ini.

Kata Tobias.
Ax berkata tidak
perlu. Suaranya berat. melawan. Kita harus mundur.>
Aku berteriak. ayo!>

Aku mahkluk besar putih setengah sadar, bercipratan darah, bergerak
lamban ke arah dinding. Menyeret diriku melewati tumpukan darah HorkBajir. Tumpukan para ksatria yang telah mati.
"HHHSSSRRROOOAAARRWW!"
Dengan mengumpulkan tekad dan keberanianku, aku mengangkat kaki
belakang. Kepalaku yang babak belur mengayun ke samping sementara
aku melangkah semakin dekat ke arah monster menjijikan Visser yang
terus bertambah besar. Serang! Aku menghantamkan dengan tiba-tiba tubuh lemahku ke arah monster
raksasa berdaging itu. Mencoba melakukan perlawanan dengan monster
daging berbau itu. Visser tertawa. busuk ini. Semua upayamu untuk menyerang tubuh ini sia-sia saja.>
Aku mundur lalu menghantamkan tubuhku ke arah monster daging busuk
itu lagi. Lagi dan lagi! Visser Three mengangkat tubuh seberat lima-belasribu- poundku dengan cakar busuknya " seperti simpanze yang mencabut
kutu dari perutnya, dan dengan semburan napasnya yang berbau busuk ia
melemparkan tubuhku ke arah dinding yang jauh! Aku menghantam
dinding dan jatuh ke lantai. Aku hampir kehilangan kesadaran. Api menjalar
dari sekitar punggungku. Tapi aku belum mati. Itu yang paling penting.


Animorphs - 37 Kelemahan The Weakness di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jendela! Terlihat di atasku. Aku melihat sekeliling. Marco, Ax, Cassie,
Tobias, mereka sudah tidak ada.
Baguslah. Hanya ada sekumpulan tubuh Hork-bajir dan pengendali manusia yang
merintih berusaha bangun. Tidak ada sang inspektur dan tubuh besar
Visser Three mulai menyusut. Waktunya melarikan diri. Aku terhuyunghuyung. Kepalaku serasa berputar-putar. Aku merasakan darah mengalir
dari keningku. Rasa sakit lain " yang mengerikan! " dari punggungku
ketika tulang belakangku menghantam dinding. Jendela itu tingginya tujuh
kaki di atas dinding. Kaca dan bingkainya telah hancur saat kami
menerjang tempat ini. Dengan susah payah, aku berdiri di atas kaki
belakangku, menginjak tubuh Hork-Bajir. Dengan kekuatanku yang tersisa
aku mendorong tubuhku yang remuk melewati ambang jendela dan jatuh
menimpa puing-puing tanah. Aku sudah diluar! Kami selamat!

Aku tidak melanjutkan pertanyaanku. Karena tatapan Marco, Ax, dan cara
Tobias menoleh ke arahku memberiku jawaban. Cassie masih di dalam.
BAB 15
"Luar biasa! Sempurna!" Marco marah-marah. "Kurang dari dua jam lagi
Cassie harus berubah. Tidak ada kesempatan. Disiksa" Atau
menghabiskan hidup sebagai gumpalan hewan berbulu raksasa?"
Kata Tobias datar. buruk"> "Sudah semestinya!" Marco berbalik melihatku.
Aku menunduk serta merta air mata mengalir deras dari pelupuk mataku.
"Bagus, Rachel," Bentak Marco. " "Ja-jangan k-ka-sar pada-ku, aku cewek",
itu sangat menyedihkan."
Itu Ax.
kami berada di gudang jerami Cassie. Tempat favoritnya. Yang mana,
karenaku ia tidak akan bisa melihatnya lagi.
"Kukira"..ia sudah keluar." Aku berkata pelan.
menahan Cassie dan memaksanya untuk demorf, tamatlah kita. Misi sudah
berkahir. Perang sudah usai.>
Marco mendengus. "Bukankah seharusnya kita meminta pemimpin tak
kenal takut kita untuk memutuskan langkah selanjutnya" Sejauh ini ia
sudah menyusun strategi yang fantastis. Aku terkesan."
Aku terteguk dan mengusap mataku dengan punggung telapak tanganku.
"Marco?" "Ya" Ada yang mau kau katakan padaku?" ia menyilangkan tangan dan
menatapku. "Karena aku tidak tahu ksatria macho kayak kamu mau bicara
denganku. Aku cuma orang dusun. Orang yang mengatakan, "Rachel,
bukankah sebaiknya kita melihat keadaan lebih dulu" Memata-matai
keadaan" Mempersiapkan diri" Kau tahu, sebelum mengantri menuju
ambang kematian"."
Oke, aku mulai marah. Aku sungguh sungguh mengacaukan semua ini.
Tapi bukan berarti aku tidak menyesalinya. Sumpah, aku menangis!
Menangis adalah sesuatu yang tidak biasa ku lakukan. "Aku tidak tahu
bahwa inspektur Garatron ada disana!" Teriakku sambil mengepalkan
tangan. Marco menyentakkan kepalanya merasa jijik. "Ya, kau akan tahu jika kau
mau mendengarkan." Ujar Ax. membawa Cassie ke kolam Yeerk.> Ax masih tidak memandangku sedikit
pun. Tidak sejak kami melarikan diri dari pusat komunitas dan terbang ke
gudang jerami.
Tobias memanjangkan dan melipat sayapnya. Saat ini, kita mungkin tidak suka dengan keputusan itu tapi kita semua
yang menyetujuinya. Kurasa kita semua harus mempertanggung jawabkan
keputusan kita.> Perutku serasa membeku. Semata-mata bukan karena dukungan dari
Tobias tapi karena kenapa ia masih saja mempercayaiku" Kenapa ia tetap
bersikukuh padaku" Kepemimpinanku membawa kita " kami semua ke
dalam bahaya besar. Hampir membawa kami menuju kematian. Pria tua
yang mati itu. Cassie" aku pasti sudah gila. Aku menutup mulut dengan
tanganku. Tidak. Kendalikan, Rachel. Jangan disini. Jangan saat ini.
"Tidak!" Aku menoleh ke arah Marco dan Tobias. "Ax, tolong tatap aku." Ia
menatapku dengan mata utamanya. "Aku bukanlah pemimpin kalian. Tidak
lagi. Aku tidak bisa menghidupkan kembali pria tua itu. Aku tidak bisa
menyuruh kalian pergi ke kolam Yeerk untuk menyelamatkan Cassie. Aku
tidak bisa menyuruh-nyuruh kalian lagi. Aku sedang kacau. Aku..."
sesuatu yang diinginkan tapi itulah kenyataannya. Tobias benar. Kau harus
bersikap sebagai pemimpin.>
Aku menyentakkan kepalaku. "Tidak, Ax?" Sulit berkata pada Tobias. "dan
Tobias, terima kasih atas kesetiaanmu. Pasti sangat sulit berpura-pura
mempercayaiku. Dan Marco, terima kasih sudah jujur." Aku memaksa
tertawa. Tawa sedih. "Sangat menyedihkan tapi aku berhak menerimanya.
Aku akan pergi ke kolam Yeerk sendirian. Itu satu-satunya jalan."
"Apa kau sudah gila?" Marco menepuk kepalanya dengan tangannya. "Aku
benar-benar mau memastikannya, karena pasti dosis obatmu sudah
berlebihan." "Aku akan pergi sendiri. Sudah ku putuskan. Dengar, Cassie juga pergi
kesana sendirian ketika memang harus ia lakukan."
"Ya, tapi ketika kita semua sedang terbaring sakit." Marco menimpali.
"Situasinya berbeda. Ia tidak punya pilihan tapi kau punya."
Ujar Ax. menyetujui keputusan ini.>
"Yeah, tapi Jake tidak ada disini." Bentakku. Suaraku terdengar seperti
anak kecil yang meraung. "Dan jika ia ada disini ku yakin tidak satu pun
dari kejadian ini akan terjadi."
Tobias berkata parau. mempercayai kita untuk memegang kendali saat ia tidak ada" Dan apakah
salah kami juga karena kami memilihmu menjadi pemimpin sementara"
Kau yang membuat kesalahan lalu menyalahkan kami begitu saja" Aku
tidak tahu, Rachel. Tapi sepertinya kau memang tidak pantas menjadi
pemimpin.> Tobias" Aku merasa bersalah. Merasa malu.
Sedih luar biasa. Dan marah.
Mengapa semua ini terjadi" Mengapa kejadian ini jadi sangat buruk"
Terlalu banyak. Terlalu banyak! Aku tidak bisa"
"Aku berhenti. Aku mengundurkan diri. Biar Marco yang jadi pemimpin."
Aku berteriak, sambil menendang peti kayu yang menghantam dinding.
Rakun yang terluka mengerang panik di kandangnya. "Inilah yang ia
inginkan. Aku keluar."
Marco mengikutiku keluar gudang.
"Rachel, tunggu."
Aku menghentikan langkahku. Tak tahu mengapa. Aku mengepalkan
tanganku di udara memukul pahaku dan membalikan kepalaku sambil
menggeram. Ia mendekat dan berdiri di hadapanku.
"Tidak." Katanya.
"Apa maksudmu dengan "tidak?" Tidak setuju dengan keputusanku?"
Kataku datar, menyeka air mata terakhirku dan berpura-pura itu adalah
kotoran. "Aku mengerti. Kau terjebak dalam situasi yang tidak
menguntungkan. Dan kau bukan apa-apa jika tidak pragmatis, Marco."
Marco mengangguk. "Kau benar tentang hal itu. Ada banyak rintangan
menuju keberhasilan. Dan aku memang pragmatis."
"Rintangan memang selalu buruk, tapi Jake tetap menghadapinya."
"Yeah, kita beruntung memiliki Jake, tapi ia juga pernah mengacaukannya."
"Belas kasihanmu sangat tidak membantu, Marco."
"Jake tidak pernah lari. Tidak pernah mengundurkan diri."
"Yeah, Jake yang hebat. Kau satu-satunya orang yang tidak ingin aku
memimpin. Kenapa tidak kau rayakan dan bersenang-senang setelah aku
pergi" Animorphs sekarang dibawah kekuasaanmu sampai Jake yangmaha-kuasa kembali."
"Dengar, aku tidak bisa jadi pemimpin. Tidak sekarang. Ini bukanlah
misiku." "Dengar, saat aku memimpin, aku mengacaukannya. Bahkan Jake yangmaha-kuasa juga pernah mengacau. Apa yang membuatmu istimewa,
sih?" "Yeah" Sekarang giliranmu mengacaukannya. Aku pergi."
Marco menahan tanganku. Aku menepisnya. Ia semarah diriku.
"Dengarkan aku, cewek-pencinta-mall, kita hanya punya waktu satu jam
sepuluh menit untuk mengeluarkan Cassie dari kolam Yeerk. Saat ini, aku
bisa saja punya rencana pintar. Aku bisa berfikir dari segala sudut. Aku
bisa melihat solusi yang sempurna. Tapi semuanya memakan waktu. Kita
sudah tidak punya waktu lagi, Rachel. Kita tidak punya waktu lagi untuk
rencana halus dan pintar. Kita butuh tindakan nekat. Butuh sesuatu yang
berbahaya. Kita butuh kehilangan-kendali, adrenalin murni, kegilaan total."
Ia menghunuskan jari ke wajahku. "Kita bisa saja menggunakan diriku,
kembali ke pusat komunitas Yeerk. Tapi saat ini kami membutuhkanmu.
Kita hanya punya waktu satu jam untuk menyelamatkan sahabatmu, pacar
Jake, dan seluruh umat manusia. Kau yang membawa kita semua kedalam
masalah ini, dan sekarang kaulah yang harus mengeluarkannya."
BAB 16 Tobias dan Ax masih menunggu di dalam gudang jerami.
Aku menutup pintu di belakangku. Aku berdiri di dalam, Marco terlihat
dalam jangkauan, mengawasi dalam kesuraman abu-abu-dan-biru di
dalam gudang jerami. Sudah hampir malam. Jam menunjukan pukul enam
sore. Aku sudah terlambat untuk makan malam tapi aku bisa mengurus
pertanyaan ibuku besok. Itu juga kalau ia menyadari aku tidak ada, dengan
semua waktu yang ia habiskan di kantor untuk mengurus kasus besar
akhir-akhir ini. "Tobias?" Suaraku terdengar sedikit kaku. "Kita harus cepat beraksi.
Sekarang, beritahu kami semua informasi untuk akses masuk ke kolam
Yeerk." Hening menerpa kami. Kurasa aku melihat senyum di wajah Ax, dengan
segala cara Andalite tersenyum tanpa menggunakan mulut. Pokoknya, aku
bisa tahu. Hening lagi. Tobias berkata,
Aku meninju kepalan tanganku ke lenganku sendiri. "Aku berencana untuk
mengeluarkan Cassie dari sana. Sekarang beritahu aku semua informasi
yang kau punya mengenai akses masuk ke kolam Yeerk."
komunitas.> "Ada pilihan lain?" Tanyaku cepat.
Tobias mengangkat kepalanya seperti menyadari sesuatu. "Mungkin saja.
Ada gedung kantor baru beberapa blok dari gedung McQueen, baru
dibangun hari ini. Aku mengawasinya sejak mulai dibangun dua bulan lalu.
Ada keanehan disana. Setelah dibangun, tempat itu masih saja kosong.
Tidak ada yang menyewa."
"Pasar pribadi?" Marco penasaran.
"Tidak. Aku melihat pembangunannya juga. Walaupun tersembunyi, tapi
tidak ada yang tahu bahwa seekor elang bisa mengintai. Walaupun aku
bukan insinyur, tapi aku yakin sebuah gedung itu setidaknya memiliki
tangga atau lift. Tapi tidak pada gedung ini. Dan aku juga sangat yakin
atapnya seperti kubah yang bisa terbuka.>
Kata Ax.
terselubung mendarat di atapnya. Aku memang tidak yakin. Sangat jauh
dari penglihatanku, tapi seperti yang kalian tahu, kita masih penasaran
bagaimana cara Visser Three membawa pesawat luar angkasa keluar
masuk kolam Yeerk, kan. Kurasa ->
"Berapa lama lagi sisa waktunya, Ax?"

Kata Tobias.
"Kita punya waktu setengah jam untuk sampai kesana, dan setengah jam
lagi untuk menyusup." Ujar Marco. "Jika benar itu tempat Yeerk, tempat itu
pasti dijaga lebih ketat saat ini. Lalu, kita harus masuk ke kolam Yeerk,
menemukan Cassie dan mengeluarkannya dari sana. Kita tidak bisa
melakukannya dengan sisa waktu empat puluh lima menit."
"Tidak dengan Bug Fighter." Kataku.
Timpal Ax.
Aku menarik napas dalam. Aku punya rencana mengerikan. Rencana
bunuh diri. Aku setengah tersenyum ke arah Marco. "Kau ingin kegilaan"
Aku punya rencana gila."
BAB 17 "Oke Rachel, ini gila. Sangat sangat gila. Bagaimana kita bisa
mendapatkan pesawat tanpa tertembak atau ditangkap pasukan Jerman?"
Oke, situasi kali ini terlihat suram. Pangkalan udara Morgan. Tempat jet
kecil Negara dan perusahaan swasta. Walaupun matahari belum
terbenam, tapi lampu-lampu telah menerangi lapangan terbang, yang
artinya sulit menemukan tempat untuk bersembunyi. Hanya ada lintasan
datar, terbuka, dan tidak ada penutup alami. Pagar-pagar menjulang tinggi.
Beberapa pagar itu mungkin memberikan kejutan buruk pada siapa pun
yang mencoba melewatinya. Dan jika kejutan listrik tidak mampu
menghalau penyusup, masih ada barisan kawat berduri menanti. Belum
lagi harus menghadapi delapan puluh pound anjing penjaga terlatih, dan
para penjaga di setiap gerbang. Senjata tersampir di pinggang mereka "
tapi mereka kelihatan bermalas-malasan - memakai kacamata hitam " dan
mungkin saja tertidur. Tapi aku tidak mau ambil resiko. Untuk saat ini,
semua penjagaan ketat itu semata-mata untuk melindungi jet pribadi milik
perusahaan kaya dan terkenal. Dan kami disini untuk membajak salah satu
jet itu. Aku penasaran apakah pemiliknya mempunyai asuransi. Kemudian
aku melihat logo perusahaan di salah satu jet yang sudah kami tergeti.
Disana tertulis Philip Morris. Oh, yeah. Pemilik bayi-bayi ini punya suransi.
Aku mengangkat bahu. "Tidak ada waktu lagi. Tick tock. Kembali ke
rencana awal: kita akan mengambilnya."
"Aku tahu kau akan mengatakannya." Marco melirik Ax dan Tobias. "Aku
sudah tahu ia akan mengatakannya."
"Pada hitungan ketiga, semuanya. Satu, dua, TIGA!"
Kami segera menuju kesana. Berlomba mendaki pagar pertama, tangan
menggenggam kawat, dan Sneaker bergemertak di pijakan kecil. Tidak ada
sengatan listrik tapi banyak sekali kawat berduri di atas. Kami melempar
tubuh kami melewati kumparan kawat berduri dan menjatuhkan diri ke sisi
lain pagar. "Owowow!" Baguslah kami memakai jeans dan jaket " yang kami
sembunyikan di gudang jerami Cassie untuk keadaan darurat " seperti
udara malam yang dingin. Kami segera berlari! Berlari secepat manusia
bisa. Sepertinya lama sekali. "Hey, anak-anak. Berhenti!" "TERUSTERUSTERUS!" Aku melirik melewati bahuku dan melihat tentara
Jerman, melakukan apa yang harus mereka lakukan. Menangkap
penyusup! Aku terus berlari. Sneaker kami menepak tanah seperti suara
tepuk tangan yang cepat dan sangat keras. Terdengar suara dari pengeras
suara. "Berhenti! Atas nama hukum! Atau kami akan melepaskan anjinganjing penjaga."
"Ada yang punya cemilan daging?" Kata Marco terengah-engah. "Anjing
pintar!" "Hampir sampai! Ayo!" Aku meraih pegangan tangga lipat dan melangkah
naik. Seorang mekanik muncul di bawahku, tangannya memegang alat
mekanis. Ia pasti muncul dari bawah pesawat.
"Hei, nak. Kau tidak bisa?"
Aku menatap melewati kepala botaknya.
"Oh yeah, tentu saja aku bisa."
Ia merentangkan tangan untuk menangkapku. Aku mengelak dan
menghindarinya. Aku terus berlari dan mencapai pintu pesawat, Marco,
Tobias, dan Ax tepat di belakangku.


Animorphs - 37 Kelemahan The Weakness di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"TERUSTERUSTERUS!"
"Masuk! Masuk! Masuk!" Teriakku, sambil menyeret Ax " yang bermasalah
dengan tangga " memasuki pintu yang sempit. Menarik tangga dan
menutup pintu " SLAM! "Terima kasih, Rachel. Kaki manusia ini terlalu rentan ?"
"Nanti saja, Ax. Tetap awasi penjaga."
"Aku bisa menggunakan ini semua," Kata Marco, melihat sekeliling interior
mewah di dalam jet. "Bukan masalah sama sekali. Jok kulit yang lembut.
Monitor video dua belas inchi. Ada banyak pelayan wanita" Hey, dimana
pelayan wanitanya?" "Tenanglah." Aku membentak. "Tobias, pastikan pintu terkunci rapat. Ax,
bisakah kau menerbangkan benda ini?"
"Tentu saja. Tapi pertama-tama aku harus demorf untuk mempersiapkan
diriku untuk digunakan pada waktu yang tepat?"
"Jika tidak cepat-cepat," Marco bergumam.
Aku menggeram. "Kalian sama sekali tidak membantu."
"Aku membantu, kok." Kata Marco, tiba-tiba berpaling menuju jendela di
bagian lain pesawat. "Kuberitahu kalian, ada sekitar uh, sepuluh orang
dengan senjata dan stik menyala, bersiap untuk menyerang kita. Setelah
mereka menembaki kita, tentu saja."

Ax berdiri di kokpit kecil, keempat kakinya berdesakan. Ia mulai
menyalakan panel kontrol dengan jari-jarinya yang gesit.
MMMrrrr" Mesin telah dihidupkan. Ax menekan maju perlahan-lahan stik kontrol dan
serta merta pesawat ini berubah menjadi Taxi.
"Kau yakin mengerti konsep lepas landas, Ax-man?" Marco bertanya
gugup. Ax memutar mata tambahannya dan memberikan Marco
pandangan menghina. Ia
berkata datar. Jetnya menambah kecepatan. Ax mengarahkannya kedalam landasan
kemudian memutar arah. Tapi kami masih serasa merangkak!
"Ax! Para penjaga akan segera menangkap kita! Bisakah kau ?"
Ax berbelok ke landasan pacu dan membuka tangki bahan bakar.
Akhirnya, kami mendapat kecepatan! Tiba-tiba "
BAB 18 Seekor rusa! Ia melompat keluar dari dalam hutan di sebelah kanan.
Terlalu cepat dan terlalu dekat untuk Ax bisa menghentikan pesawat.
Rusa itu membeku dua puluh yard tepat di depan kami, matanya menyala
dalam gelap, terpesona oleh cahaya depan pesawat jet, menyadari
teriakan manusia dan gonggongan anjing yang panik!
Szwoooosh ... Ax segera membelok dan jet kami segera berguling di atas lapangan
rumput. Tampaknya Hanya satu inchi hampir mengenai kaki rusa itu!
"Penyelamatan yang bagus, Ax!" Aku meringis saat ia kembali fokus pada
pesawat. Jawabnya. Suaranya berat. elakan tadi mengurangi kecepatan kita untuk mengangkat jet sampai ke
ujung landasan.> Tobias memperingatkan. mengendarai truk keamanan.>
Ia telah demorf dan sedang bertengger di salah satu kursi penumpang
yang menghadap ke depan. "Apa ada kesempatan, Ax?" Aku berteriak.

Aku memandang sekilas Marco dan Tobias.
Marco mengangguk, matanya terlihat gelap.
Tobias"denga tatapan elangnya yang tidak berubah, namun aku tahu.
"Lakukan, Ax. Lakukan saja!"
Semakin cepat. Semakin cepat. Semakin cepat. Mesin menderu. Pohonpohon terpangkas. Semakin kabur...
Aku mencengkeram erat bagian belakang kursi pilot, buku-buku jariku
memutih. Ya! Kata Ax tenang.
Aku mengusap dahiku yang diguyur keringat. Aku gugup, juga sangat
senang. Bersyukur. Misi penyelamatan ini sedang berjalan. Kami mulai
naik. Meraih ketinggian dan kecepatan. Semakin cepat. Melewati negara,
pedesaan, dan kota tak ternama dimana kami tinggal. Menuju ke menara
Beane dan kolam Yeerk. Menuju Cassie.
BAB 19 Semakin tinggi, tinggi, dan semakin cepat. Langit mulai semakin gelap, dan
cahaya biru semakin menyelimuti. Jantungku berdegup kencang.
Menghitung setiap detiknya. Tick tock. Waktu Cassie terus berjalan. Waktu
kami terus berjalan! Akhirnya " akhirnya! Kami telah berada tujuh kaki di
udara tepat di atas menara Beane.
"Siap, Ax?" Tanyaku.

"Semuanya siap" Marco, mulailah morf.>
"Aku berubah pikiran." Katanya. "Semua yang ku katakan tentang kegilaan
ini, semua itu cuma karena tekanan gula darah rendahku."
"Marco, lakukan"
Kata Ax. kukatakan padamu> "Yeah," Kataku. "Tetaplah pada rencana kita."
Szwooooosh ... "Ya tuhan?" Sembilan puluh derajat kebawah! Meluncur lurus tepat ke bawah menara
Beane! Atapnya terlihat sangat padat saat ini.
"Oke, Ax! Serahkan kemudinya!" Aku berteriak dalam raungan mesin dan
tiupan angin kencang. "Kalian bertiga morf saat keluar!"
"Tidak apa-apa, Tobias," Ujarku. "Aku akan baik-baik saja."
Ax berlutut dan menjulurkan tangan Andalite-nya yang lemah sejauh
mungkin ke arah permukaan karpet pesawat. Dengan tangan lemah
Andalite-nya ia memaksa menarik tubuhnya yang berat ke arah pintu.
Dengan kakinya yang kuat dan berotot, ia terus menarik. Sambil berjuang
agar tidak jatuh, Ax membuka pintu dan nyaris saja tubuhnya terhisap oleh
tekanan udara dari mesin jet. Aku terpaksa memegang kendali pesawat
sampai semuanya keluar. Berusaha menjaga tubuhku agar tidak terhisap
oleh vakum ganas itu dan menjaga agar kepalaku tidak membentur kaca
depan pesawat. Aku melihat samar-sama Ax berubah menjadi Northern Harrier. Seekor
Osprey dan seekor elang ekor merah segera membawa diri mereka
menghindari hisapan tekanan udara, dan segera terbang keluar dari
pesawat. Lalu, akhirnya, aku tersadar bahwa aku sendirian di dalam
pesawat jet seberat-empat-ton, terpental-pental di udara menghantam
sesuatu yang sangat, sangat keras. Apakah aku sungguh berharap
atapnya akan menarikku" Musuh-musuh itu akan tahu dan menarik jet ini
turun" Ax sudah menjelaskan tentang itu. Autopilot akan sia-sia saja. Aku
harus menunggu, menunggu sampai atap perseginya terlihat dari jarak
pandangku, sampai tidak ada yang terlewat, sampai"
Morf! Sekarang! Rajawali Bondol. Seraya aku memikirkanya, aku melepaskan peganganku dari kursi pilot.
BRUK! Aku menahan tubuhku, tapi tubuhku masih saja terlempar ke dinding lalu
menabrak kursi pilot. BRUK! Aku mengacuhkan memar-memar yang kudapat dan menarik serta
menyeret tubuhku ke arah pintu yang terbuka.
Ya! Aku berhasil. Aku melepaskan cengkramanku serta merta tubuhmanusiaku terpental dari pesawat. Gila! Aku melihat melewati tamparan
angin yang merobek mata" Pesawat jet itu memelan " kemudian jatuh
dengan sangat cepat ke bawah. Mesinnya masih terbuka lebar. Aku
merasakan gelombang panas menerpa.
Morf! Morf! Morf! Kepala sampai ke kaki! Kaki yang mengerut menjadi cakar pemburu yang
kuat. Terlalu lambat. BAB 20 Panik" Lawan, Rachel! Kau pahlawannya, Ksatria!
melakukannya. Kau harus melakukannya! Inilah dirimu.
Kau bisa Apakah seseorang baru saja menyebut namaku" Sakit, sakit" lalu aku
merasakan gelitikan di lengan, kaki, dan punggungku. Gelitikan itu berasal
dari pola bulu yang menyebar ke sekitar kulitku. Pola tato mulai menutupi
seluruh tubuhku dan pola itu berubah menjadi tiga dimensi! Tapi bulu-bulu
di tubuh manusia tetap tidak digunakan untuk terbang! Bulu-bulu manusia
ini akan menghantam tanah " BUUM! Pesawat jet tadi jatuh!
Pesawat itu menimpa atap menara Beane. Pesawat jet itu meledak dan
jatuh ke dasar lubang yang besar pada atap.
Whuuuush! Bola api! Dalam skala yang besar mendekati tubuh-setengah-morf-ku yang
terjatuh, melesat cepat di udara, tidak bisa melihat, mendengar, dan
merasakan. Ledakan demi ledakan luar biasa panas! Udara di sekitarku
berkilau sepert permukaan danau keruh yang beriak. Lalu asap hitam
mengepul dari atas menara Beane. Dan aku masih saja jatuh, jatuh menuju
neraka! Mata elang tajamku sekarang mulai terbentuk. Penglihatan yang
lebih baik untuk melihat diriku sendiri terjatuh dalam kehancuran"
"Ahhhhhhhh!" Apa aku baru saja berteriak" Atau hanya pikiranku saja" Dan apa itu
penting" Atap yang hancur itu, semakin dekat! Puing-puing metal dan
pecahan kaca mencuat dari sudut- sudut di sekitar tepi lubang. Seperti gigigigi tajam yang tak beraturan, seperti rahang mahkluk buas.
Kobaran api! Masih morf" apa tubuhku sudah lebih ringan" Apa tulang-tulangku sudah
berongga" Kecepatannya, panasnya, reruntuhannya"
ZWHUUP! Aku melewatinya! Melewati lubang mengerikan yang menganga di atas
atap! Jatuh ke dalam pesawat jet yang hancur. Bulu-buluku hangus
terbakar, paru-paruku penuh asap, tapi aku masih hidup! Morf, Rachel!
Selesaikan morfnya! Terlalu cepat! Aku jatuh terlalu cepat! Sebentar lagi
aku akan menghantam pesawat jet yang berada tepat di bawahku. Jadilah
Rajawali! Aku terus jatuh melewati satu, dua, tiga lantai kosong! Tobias
benar. Tidak ada pegawai satu pun. Tidak ada lantai, dinding, elevator,
tangga, dan lainnya. Hanya lubang besar. Terowongan ke bawah
menuju" empat, lima, enam lantai! Yes! Sayap! Tubuhku masih terlalu
besar, belum sepenuhnya tubuh Rajawali, tapi.. aku berusaha
mengepakkan sayap menarik tubuhku melawan hisapan puing-puing
pesawat jet yang hancur itu, berjuang.. tujuh, delapan lantai!
BUUM! KABUUM! Puing-puing pesawat jet itu menabrak melewati langit-langit atau sesuatu.
Begitu juga aku. Turun melewati kubah! Pesawat itu jatuh, berputar-putar dari atas kubah
tinggi kolam Yeerk! Gemuruh suara yang disertai luncuran puing jet
menyebabkan teriakan panik dari banyak induk semang sukarela. Raungan
yang sangat familiar. "GHAFRASH! AWAS!"
Terdengar kebisingan dan teriakan panik dari para pengendali Hork-Bajir.
Mereka baru saja menggiring para induk semang menjauh dari tepian
kolam-berwarna. Pesawat jet itu".SPLAAAASSHHH! SZZZZZZZZZZ!
Meluncur masuk ke kolam Yeerk! Sebagian tubuh pesawat yang masih
terbakar, terbenam dalam gelombang abu-abu gelap kolam Yeerk. Hampir
tidak kelihatan. Isi kolam itu mendesis, teraduk-aduk, dan berputar.
Memuntahkan potongan metal yang berlendir dan membara. Ratusan
bahkan ribuan Yeerk ada di kolam itu! Berapa banyak yang telah mati"
Berapa banyak yang akan segera mati" Naik, Rachel! Naik! Aku
menyeruak, mendorong cakarku ke depan, meraih kecepatan. Ya! Aku
sudah sepenuhnya berwujud Rajawali. Aku berhasil. Aku mengepak dan
melayang di atas kepanikan kompleks bawah tanah ini. Tidak ada yang
menyadari seekor unggas bumi terbang di atas keributan ini. Induk semang
yang dipaksa telah dimasukkan ke dalam jeruji. Sedangkan induk semang
sukarela yang tadinya berada di kawah kolam Yeerk digiring bersama
saudara-saudaranya, dalam kasus ini. Tapi dimana Cassie" Penglihatan
tajam Rajawali-ku meneliti ke kiri dan kanan. Aku terbang lebih tinggi,
mengitari kolam, bangunan, dermaga baja, dan akhirnya menemukannya.
Mahkluk besar putih, berbulu kusut dan dipenuhi bercak darah. Kepalanya
terkulai rendah. Kakinya diikat satu sama lain. Ia dikelilingi oleh tiga
penjaga Hork-Bajir yang salah satunya menghunuskan mata pisau ke
tenggororkannya. Tidak ada waktu lagi! Walaupun kolam Yeerk penuh
kekacauan, Visser Three tetap akan memasukan Yeerk ke dalam otak
Andalite itu secara paksa. Memaksanya demorf dan mengungkap
semuanya" Sudah berapa lama Cassie dalam wujud morfnya" Aku tidak tahu. Lima
belas menit" Lima menit" Tidak ada waktu untuk mencari yang lain.
Apakah mereka semua berhasil selamat dari lubang terbakar bergerigi di
atap" Apakah mereka berhasil bertahan melewati api, dan ledakan itu"

Hanya sedikit, sedikit saja ia menggerakan kepalanya sudah cukup
membuat penglihatan tajam Rajawali-ku mengenalinya namun tidak cukup
untuk membuat pengendali Hork-Bajir sadar.
Serangan kejutan! Seekor Rajawali bondol melawan sepasukan prajurit Yeerks! Adrenalin
terpompa ke seluruh tubuh, jiwa dan ragaku. Aku pasti sudah gila! Aku
mengepak, berkobar, mengeluarkan cakar, siap membunuh!
Swooosh! "Raaaahhh!" Aku mengoyak mata pengendali Hork-Bajir yang menghunuskan mata
pisau lengannya ke arah leher Cassie. Seketika ia jatuh berlutut, darah
mengalir dari tangan yang menutupi wajahnya.
Serang! Cakarku memanjang lagi. Hork-Bajir lainnya jatuh. Satu lagi
tumbang. Apa yang Cassie" pintar! Cassie perlahan, dengan hati-hati
mulai demorf. Mengontrol proses demorf sebisa mungkin. Mengecil, cukup
kecil untuk meloloskan diri dari borgol dan rantai yang menjeratnya.
Melarikan diri dengan kaki belakangnya, dan menceburkan diri ke dalam
kolam Yeerk yang masih bergolak. Membungkus bagian lainnya dengan
sekeliling kaki depan. Sekarang ia telah mengembalikan morf-nya. Kembali ke bobotnya semula!
Beruang kutub setinggi enam kaki! Sangat kuat, dan penuh amarah.
Cassie menayunkan rantai berat ke sekeliling kepalanya.
"HSSSSROOOAAARRR!"
Ya! THWAAMP! Hork-Bajir ketiga tersandung ketika menghindari seranganku. Cassie
menghantamkan empat cakar besarnya. Aku mendarat di bahunya yang
sudah kuat. Tanyaku.
Siapa lagi yang akan melakukan itu">
Di ujung dermaga, cakar besar berdegam dan bergemuruh, mata pisau
saling bergesekan satu sama lain, lima Hork-Bajir datang.
SWAAP! SWAAP! Satu Hork-Bajir yang berdarah dan buta segera terpental.



Animorphs - 37 Kelemahan The Weakness di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


Lebih dekat! Kemudian salah satu Hork-Bajir memimpin lima penjaga
tersebut melambat sedikit. Hanya beberapa jengkal dan mereka dapat
dengan mudah mendorong kami ke dermaga masuk ke kolam Yeerk.
Sangat mudah. Kenapa terburu-buru"
Cassie berkata dengan kasar. melawan mereka sebisaku.>
Aku mengira. selanjutnya kau akan menjadi daging cincang. Tidak. Aku akan pergi dari
sini bersamamu. Kita berdua akan keluar bersama.>
Jika mereka mengangkap salah satu dari kami, kurasa, biar aku saja yang
ditangkap. Kemudian, aku akan melakukan apa pun yang ku bisa. Apapun.
Tapi saat ini" Hampir dalam jangkauan lengannya! Tidak
Aku terpaku. Dibawah cakarku, aku dapat merasakan otot Cassie
mengeras, siap beraksi, pemimpin Hork-Bajir mengangkat lengan pisaunya
dan.. Bahasa-pikiran! Sangat keras. Bergemuruh. Hanya ada satu orang yang
dapat melontarkannya. Visser Three. BAB 21 Kelima Hork-Bajir itu berhenti dan membeku. Dan kemudian suara
mengerikan itu berbicara lagi.
pengkhianat Andalite lainnya untuk hiburan.>
Cassie setuju.
KLOP. KLOP. KLOP. KLOP. Visser Three berjalan mendekati tepi kolam. Dibelakangnya " tiba-tiba,
seperti sulap " muncul sang inspektur. Seorang mahkluk aneh, ramping,
dan berkecepatan " cahaya. Yang karenanya lah Cassie dan aku terjebak
di tempat ini. Dua alien berbulu biru, dan berkaki empat yang juga tak luput
dari fakta bahwa mereka berdua adalah " budak paksa Yeerk.
membunuh Andalite sampah ini. Tunggu, aku puny ide yang lebih bagus.>
Visser Three memutar mata pengintainya dan memandang menghina
rekannya tersebut. Permusuhan diantara mereka terlihat sangat jelas.
musuh-musuh yang melawan pemerintahan Yeerk.> Visser melanjutkan.
ini juga.> Ia melambaikan tangan ke sekitar kolam. menjadi contoh bagi saudara-saudara Yeerk kita.>
secepatdansetangkasGaratron.> Sang inspektur menjawab.
bersamamu"> Kataku. Setiap otot penglihatan Rajawali-ku yang tajam terus
waspada melihat ke arah inspektur untuk mengantisipasi gerakan.
aku tidak tahu dimana mereka.>
Visser Three tertawa kecil. Suara yang sangat tidak mengenakan.
tantanganku" Aku sama sekali tidak mengerti. Kau menghinaku karena
belum juga berhasil menundukkan bandit Andalite. Dan sekarang, saat aku
menawarkan kesempatan sebaliknya padamu, kau menolak" Aku ragu
untuk menerima pengakuan anda sebagai">

inspektur menimpali. Sang
ZZZIIISSSPPP! Sebuah wujud biru samar terlihat melintasi udara di atas kolam Yeerk.
Mahkluk itu berlari di atas air!
Whuuush! THAAWMPF! Aku jatuh! Garatron itu menghantam punggung Cassie dengan keras sebelum sempat
aku terbang! Aku terjengkang. Tersentak kaget mengepakan sayapku dengan brutal
menjauh dari dermaga, mencoba menyelamatkan diri.
Wuuuush! Wuuuush! Sang inspektur mengelilingi Cassie, dalam lingkaran. Mengitarinya di
sekeliling dermaga yang sempit.
Cassie, yang bertubuh lebih besar daripada lawannya, memukul-mukul
udara dengan cakarnya yang besar. Memukul ruang hampa!
Lalu dengan bobotnya yang besar, sekuat tenaga ia mengayunkan rantai
berat melewati kepalanya " FWUPFWUPFWUP " dan rantai itu melayang
di udara. SPAH-LUUSH! Lalu tercebur ke kolam Yeerk.

Whuuuuush! Whuuuush! Cassie memukul lagi, meleset. Ia menopang badannya ke atas empat
kakinya yang besar dan mengayunkan badannya yang besar dan "
Kaki kanan belakangnya terpeleset di dermaga! Ia berusaha bertahan, satu
kakinya tercebur ke dalam cairan kental abu-abu.
Aku mulai
kambali terbang. Udaranya memang tidak bagus untuk terbang " untuk
mendapatkan cukup ketinggian " untuk menukik dan menyerang. Tapi aku
harus mencoba! Aku adalah sang Rajawali bondol! Seekor burung
pemangsa yang dapat menyabet ikan yang ada di bawah sungai atau
danau dari ratusan kaki! Seekor burung yang dapat menukik ke arah ikan
yang sedang berenang " atau target bergerak " dan menangkapnya,
masih hidup, segar dan menggeliat dalam cengkraman cakarku. Aku
mengepak dengan cepat, cepat, dan semakin cepat. Melempar tubuhku ke
arah pergerakan, mempersiapkan diriku. Aku menukin ke arah permukaan
licin dermaga baja dimana sang inspektur tanpa mengenal lelah, terus
berputar-putar dengan liar mengelilingi Cassie, menciptakan angin puyuh
kecil di udara yang lembab, dan melambat hanya di setiap beberapa
putaran kurang dari sepersekian detik. THWAP! Menghantam Cassie
dengan ekor cepatnya. Sebuah ekor yang mulai meninggalkan luka
torehan yang dalam di tubuh beruang kutub. Aku menukik ke udara yang
lembab sambil melihat ke sekeliling kami, sorakan-sorakan dari dermaga
dan kolam seperti orang Roma yang meneriaki Gladiator, dimana para
pengendali menonton sang inspektur mengalahkan teman baikku. Para
pengendali dipimpin oleh Visser Three, hawa jahat terpancar dari tubuh
Andalite curiannya seperti bau susu yang telah membusuk.
Semua itu membuatku marah.
Sangat marah. Aku sudah mencapai cukup ketinggian, mungkin beberapa kaki di atas
Cassie dan Garatron, tidak ada satu pun sinar Dracon yang bisa
menghentikanku. Sebenarnya pun, Visser Three enggan mengganggu
pertunjukan yang menarik ini. Sesaat aku berfikir ia berada di pihak mana "
musuh bebuyutannya, sang inspektur atau para bandit Andalite. Politik,
sangat menjijikan. Aku mengunci targetku. Target bergerak. Sesosok biru
samar-samar yang mengancam temanku dan membuat kehidupan para
Animorphs dalam bahaya. Aku menukik. Lebih dekat" lebih dekat"
Tidak" sampai! Belok sedikit" tidak"
Terjun, terjun! Cakar bersiap, kaki besar berbulu membentang dan mencuat! Kena"
WHUMPF! Aku jatuh! Jatuh menghantam dermaga, memutar serta menyentakkan leherku, dan
mengendalikan sayap kiriku. Meluncur! Berhenti tepat beberapa inchi lagi
menghantam ujung dermaga. Aku gagal. Mungkin mengenai kepala
inspektur, mungkin juga tidak. Aku tidak bisa"
Aku adalah sang pahlawan. Ksatria. Raja tapi aku tidak bisa mengalahkan
musuh! Tdak bisa menyelamatkan teman baikku. Tidak bisa"
"Tseeeeer! Tseeeer!"
"Tseeeer!" Ya! Dari atap melengkung ruang bawah tanah benteng pertahanan Yeerk"
Dari apa yang nampaknya pusat dari kubah, melewati balok-balok baja,
turun, turun, melewati dinding-dinding yang kotor" datanglah pasukan
berkuda. BAB 22 Seekor elang ekor merah. Seekor Northen- Harrier. Dan dalam genggaman elang dan Northern itu - seekor kobra!
Gesit, berotot, sangat kuat. Sebuah tubuh yang tidak lebih dan tidak kurang
seperti cambuk panjang dan kuat.
Cambuk yang memiliki mulut penuh dengan taring dan kantung racun
mematikan. Sungguh morf Marco yang paling sempurna. Garatron itu
terpojok di ujung dermaga. Menjauhi Rajawali bondol dan beruang kutub
yang terluka. Visser Three. lagi yang datang.> Ia menggertak. ini, inspektur">
Seru Visser dengan nada mengejek. Suaranya berat
disertai ekspresi dibuat-buat. memanggilmu anggota dewan ketika kau berhasil menyingkirkan " musuhmusuh sialan ini.> Dengan tangan Andalite yang lemah, Visser
menyiratkan keangkuhan. Dramatis. Ia memulai.
milikmu. Bahkan, saya sangat berterima kasih karena anda telah
menyelesaikan misi yang gagal saya lakukan, dan saya akan suka rela
mengundurkan diri dari pangkat Visser Three, pemimpin dari invasi ke
bumi!! Serta saya akan mendukung sepenuhnya kenaikan anda menjadi
anggota dewan.> Sang inspektur tidak mengatakan apa-apa. tidak akan mungkin gagal membunuh para bandit ini kan, inspektur">
Timpal Visser, suaranya berubah datar dan kejam.
"Tseeer!" Sang inspektur mendongak. Memutar kakinya dan kelihatan tegang saat
melihat tiga mahkluk bumi mendekat, hanya beberapa meter di atas
kepalanya. Sekali lagi, aku berjuang untuk bangun. Menyaksikan Tobias
dan Ax melepaskan beban berbahaya mereka dalam jarak dekat yang
mencolok ke arah Garatron! Garatron itu tidak menghindar. Ia hanya
melihat mahkluk kecil yang menggeliat kemudian melihat ke atas lagi.
menyaksikan Tobias mengepak gila untuk kembali mendapatkan
ketinggian. Kemudin Tobias menukik lagi, cakarnya membuka ke arah
sang inspektur. Sang insektur menghindar, mungkin hanya beberapa inchi, tapi dengan
kecepatan yang luar biasa.
Teriakku.
Hork-Bajir! Aku tidak sempat mendengar Visser Three memanggil HorkBajir, ada sekitar sepuluh sampai lima belas Hork-Bajir menuju Garatron
dari tempat mereka di sekitar jeruji pengendali manusia.
Ini semua sebagai bantuan atau" sejenak aku bertanya-tanya.
Tapi perhatian sang inspektur terpaku pada Ax yang sedang demorf ke
wujud Andalitenya.
Marco, berhati-hati agar tidak terinjak oleh Hork-Bajir yang berlarian.
Teriakku.

ZZZIIISSSPPP! Garatron telah kembali. Ia semakin menjauh dari jarak pandang Marco. Ia
berputar mengeilingi Ax. Fwapp. Fwapp. Fwapp. Tebasan Ax selalu tidak mengenainya.
Pinta Marco sambil merayap. Bergulung,
memanjang, mengerut. Terus maju perlahan-lahan tapi pasti. Sang kobra
merayap perlahan dengan tenang di antara pasukan Hork-Bajir yang
berdiri mengitari sang inspektur dan Ax. Apakah para Hork-Bajir itu
memastikan agar sang inspektur tidak melarikan diri" Atau memastikan
agar ia bertarung sampai mati" Tapi siapa yang seharusnya mati" Mata
mereka tidak sedikitpun melihat ke bawah. Mereka tetap terpaku oleh
kecepatan spektakuler yang memukau serta perlawanan Andalite muda
yang sia-sia. Merayap, bergulung, mengkerut, memanjang.
Semakin dekat, semakin dekat.
Sangat dekat. Tinggal beberapa inchi lagi.
HSSSIIIP! Marco meloncat. Sepersekian detik aku melihat salah satu kaki dari sosok inspektur yang
berwarna biru samar-samar tertancap oleh taring Marco. Serta merta
Marco segera mengalirkan bisa mematikan ke dalam tubuh alien Garatron.
Marco telah mengenai Garatron ketika ia sedang berlari pada kecepatan
tinggi. Rasanya hampir mustahil, seperti menangkap peluru di udara.
Seru Marco.
Dan kemudian Marco mulai melepaskan korbannya sambil merayap
menjauh melewati Hork-Bajir yang kebingungan.
Namun, sang Garatron masih berlari!
Kata Cassie. pada Garatron">
Tapi sebelum sempat aku dan Cassie menarik tubuh kami yang babak
belur dari dermaga ke dalam pertempuran"
Sang inspektur mulai melambat.
Masih berlari mengelilingi Ax namun ekornya terkulai lemas.
Kaki depannya yang ramping tiba-tiba terbelit.
Teriaknya, bahkan suaranya menjadi lebih pelan
seraya pergerakan tubuhnya memelan dan berhenti.
Seru Visser
Three. Suaranya mengesankan keprihatinan yang dibuat-buat.
atau camar,> Perintahku. Aku tidak sempat menoleh ke belakang saat aku
mendengar ceburan pelan di belakangku.
tidak tahu permainan apa yang dimainkan oleh dua orang ini tapi inilah
kesempatan kita untuk keluar dari sini!>
Tobias, masih mengangkasa.
lewat jalan tadi kalian masuk.>
Sang inspektur roboh dan terbaring ke samping. Aku berusaha terbang
dengan susah payah sambil menyaksikan kaki-kaki Garatron mulai kaku
dan terjulur lurus. Lingkaran Hork-Bajir masih diam terpaku, hening dan
tidak beranjak sedikitpun tanpa menolong sang inspektur. Tidak melakukan
usaha untuk menghentikan Ax menyelesaikan morfnya. Tidak juga
memperhatikan Tobias yang menukik ke bawah untuk membawa Marco di
cakarnya. Namun Visser hanya menyaksikan dan memperhatikan semuanya.
Teriaknya.

Animorphs - 37 Kelemahan The Weakness di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

harus menangkap mereka sebelum mereka melarikan diri!>
Sang inspektur menjawab lemah dan
suaranya terputus-putus. Sahut Visser Three
terus terang. anggota dewan, inspektur yang terhormat.>
SLUUUP! Cassie! Keluar dari kolam Yeerk abu-abu berlendir sebagai burung camar.
Teriakku, bersemangat akan kemenangan, tak peduli seberapa
aneh pun cara kami mendapatkannya. Kami akan segera pulang. Kami
semua. BAB 23 Nyatanya, rasa kemenangan itu tidak ku dapatkan. Itu tidak pernah terjadi.
Kehidupan nyata itu jauh lebih rumit. Salah satunya ialah, emosi
sederhana. Aku pergi menjenguk cucu dari pria tua yang meninggal itu.
Aku ingin sekali menghadiri pemakamannya jika mereka memakamkannya
disini. Namun, mereka mengatakan bahwa keluarga almarhum telah
membawa jasadnya kembali ke kota asalnya untuk membuat upacara
pemakaman dan penguburan.
"Penguburan." Kata mereka.
Berita juga telah mengabarkan bahwa pria tua tersebut telah memiliki
riwayat penyakit jantung kronis yang berarti bahwa ia bisa saja meninggal
kapan pun. "Memang sudah saatnya." Kata saudarinya. Mungkin pergi ke
acara pemakaman akan lebih mudah. Aku tinggal duduk di kursi belakang
gereja dan memberikan rasa bela sungkawa diam-diam tanpa harus
bertatap muka dengan cucunya, tanpa harus mengatakan apa-apa
kepadanya. Seperti, "Maaf, kakekmu meninggal. Sebenarnya aku yang bertanggung
jawab atas kematiannya atau seperti itulah. Jika kau membenciku tidak
apa-apa?" Tapi aku tidak mungkin mengatakannya.
Aku mendapatkan nomor telepon cucunya - cukup mudah " dan berbicara
dengan ibunya, anak perempuan dari si pria tua. Aku menanyakan jika aku
bisa berkunjung dan" aku mengatakan bahwa saat itu aku berada di
studio TV dan ikut menyaksikan ayahnya meninggal saat itu juga"
Ternyata, ia mengijinkanku untuk menemui dan berbicara dengan anaknya.
Ia seumuran dengan Sarah.
Sekarang, ia telah merelakan kematian kakeknya.
Pada akhirnya, kelihatannya ia baik-baik saja. Kurasa, ia merasa aneh
berbicara dengan gadis pirang asing sementara ibunya menyaksikan dan
mendengarkan dengan seksama untuk memastikan bahwa aku bukanlah
orang asing yang ingin menyakiti anaknya.
"Aku minta maaf." Akhirnya aku berkata.
Anak itu mengangkat bahu. "Oke." Dan kemudian ia memandangku. "Tapi
kenapa?" Aku mencoba untuk tersenyum lalu berdiri. "Emm.. kurasa," Kataku. "Aku
harus pergi sekarang."
BAB 24 Aku berlari keluar dari rumah itu dengan sangat cepat dan menghampiri
Jake yang sedang menunggu di ujung jalan.
"Kau sudah kembali."
Jake mengangkat alisnya. "Kau sadar juga. Kekuatan pengamatanmu
sangat luar biasa, Rachel."
Aku menyeringai dan kami berbalik ke arah jalan pulang.
"Kau mendengarnya?" Tanyaku sangat takut akan jawabannya.
Jake tersenyum. "Aku pulang telat tadi malam dan ayahku menyetel berita
malam. Mereka membicarakan mengenai hewan liar "yang melarikan diri"
merusak sebuah stasiun TV serta tempat lainnya dan sebuah jet pribadi
menghantam sebuah gedung, semua itu terdengar seperti beberapa orang
yang ku kenal telah terlibat."
"Itu memang hari yang panjang."
"Jadi ku putuskan untuk menelepon Cassie. Ia menceritakan sebagian
ceritanya. Lalu aku berbicara pada Marco, dan ia menceritakan yang
sebagian lagi. Mereka berdua mengatakan mungkin kau ingin
menceritakannya sendiri padaku."
"Aku tidak ingin mengatakan apa-apa padamu." Aku mengakui. "Tapi
kurasa, aku harus melakukannya. Aku mengacaukan semuanya. Parah
sekali." Ia berjalan dalam diam di sampingku untuk beberapa saat. "Ada berapa
anggota Animorphs saat kau mulai?"
"Enam." "Dan sekarang?"
"Masih tetap enam. Yeah, aku tidak membiarkan satu pun terbunuh."
"Ya, inilah hal pertama yang harus dilakukan: Jangan biarkan siapa pun
terbunuh. Jika itu membuatmu merasa lebih baik, yang lain akan berfikir
kau melakukan hal yang benar."
"Benarkah?" Aku berfikir sejenak. Tetap membuka mataku. "Kami gagal
menyingkirkan Visser. Seperti yang Tobias katakan, kita kembali kejahatan
yang lama." Jake tertawa. "Yeah, Rachel. Visser Three memang belum berhasil
disingkirkan tapi bukan berarti kita harus berhenti mencoba." Timpalnya.
"Aku tahu. Hey, mungkin Yeerk akan menyadari bahwa Garatron adalah
induk semang yang tidak berguna." Aku berharap. "Untuk pertempuran."
"Aku tidak ingin terlalu yakin kita melihat yang terakhir dari spesies
mereka." "Apa kau tuan optimis?" Kataku merasa sedikit kecewa. Rasanya seperti
sedikit kemenangan yang telah kudapatkan dari seluruh peristiwa ini sama
sekali tidak ada gunanya.
"Kau telah melakukan yang terbaik, Rachel." Ujar Jake singkat. "Kau
melakukan apa yang harus kau lakukan."
Aku berhenti berjalan dan memandang Jake. "Bagaimana bisa kau
melakukan ini semua" Bagaimana caramu membuat keputusan yang
mungkin membahayakan seseorang" Bagaimana bisa kau tahan dengan
semua ini?" "Ini perang." Jawabnya. "Kita harus melakukan apa yang harus dilakukan
karena memang terpaksa, benarkan" Suatu hari nanti ini semua pasti akan
berakhir. Suatu hari nanti Andalite akan datang atau pada akhirnya Yeerk
akan memutuskan bahwa spesies kita tidak layak untuk mereka. suatu hari
nanti kita mungkin akan menang."
"Mungkin saja, tapi bagaimana caramu membuat keputusan yang dapat
menyakiti teman-temanmu" Bahkan membuat mereka terbunuh"
Bagaimana kau memikirkannya di dalam kepalamu dan membiarkannya
keluar begitu saja?"
Kemudian aku memperhatikan raut aneh di wajahnya. Untuk sejenak raut
wajahnya menyiratkan seorang anak ketakutan yang ingin menangis. Itu
membuatku terkejut. Aku tahu benar apa yang kulihat. Itu adalah raut
wajahku sendiri saat mengetahui pria tua itu telah meninggal. Raut
wajahku ketika kupikir aku akan kehilangan Cassie untuk selamanya.
Tapi kemudian topeng itu menutupi lagi. Dan ia kembali menjadi Jake. "Aku
tidak pernah memusingkan itu semua." Ia berbohong.
Kami kembali berjalan dalam keheningan.
"Kau baik-baik saja?" Ujar Jake akhirnya.
Aku menggelengkan kepalaku seraya mengelak pertanyaannya. "Yeah,
kau tahu, Jake?" Kami telah sampai di ujung blok dan mulai berjalan menuju rumah.
Matahari terbenam membayangi di belakang kami.
"Yeah?" "Jangan pernah pergi lagi."
JOIN US NOW!! Kami sedang mencari teman-teman sesama pecinta
Animorphs untuk bergabung bersama kami dalam :
"Animorphs Translation Project Indonesia"
Kami memiliki tujuan untuk melanjutkan
penerjemahan Animorphs yang terhenti pada serial ke27 di Indonesia. Sampai saat ini sudah ada 7 serial
Animorphs yang diterjemahkan secara pribadi.
Namun, seperti layaknya para prajurit Animorphs
yang selalu bersama dalam memerangi invasi Yeerk,
tentu akan lebih baik jika kita melakukan translation
project ini secara bersama-sama juga, kan"
So, jangan ragu lagi! Kami tunggu partisipasi kamu
di : animorphsindonesia.blogspot.com
See ya! - Anna - Pendekar Sakti 17 Wiro Sableng 075 Harimau Singgalang Sumpit Nyai Loreng 1
^