The Ultimate 2
Animorphs - 50 The Ultimate Bagian 2
yang hiburan di sini" Kami atau kalian?"
70 69 Marco menyapukan jubahnya yang berkilau.
"Kami," dia berkata dramatis.
James dan cewek itu diam saja, menatapnya
dengan sangat lama. "Pesonaku yang terkenal sepertinya tidak
mempan di sini," Marco berbisik pelan.
Kemudian terdengar suara dari kamar di
belakang James. "Sampai nanti," James berkata. Si cewek
pucat mengangguk dan meluncur kembali ke
arah kami. James berputar balik dengan cepat dan
meluncur masuk ke dalam kamar. Kami
mengikuti, sekali lagi. Seorang anak cowok berbaring di tempat tidur
yang paling dekat dengan pintu. Rambut
hitamnya dipotong sembarangan. Matanya
71 mengikuti James. Anggota badannya yang lain
diam tak bergerak. James meluncur ke sisi tempat tidur cowok itu.
"Perawat sedang mengambilkan obatmu, Pedro.
Jangan khawatir. Sebentar lagi datang. Kau mau
dengar musik?" Mata Pedro memejam dan membuka lagi.
"Rock?" Pedro tidak berkedip. "Musik country?"
Mata Pedro mengedip-ngedip.
"Musik country berarti." James berkata,
meluncur menuju radio. "Aku tidak mengerti
kenapa kau suka musik begitu," ujarnya. "Yakin
tidak mau kuputarkan Blink 182?"
Kami mundur dari pintu. "Bagaimana?" Jake berbisik. "Bagaimana cara
kita mengajak mereka?"
"Tidak akan bisa." Marco. "Mereka benci kita."
"Maafkan atas sambutan yang tidak meriah."
Cewek bercelana olahraga yang tadi. "Aku
Collette." "Hai, aku Cassie. Ini Marco. Dan itu Jake. Kami
datang untuk menghibur, um, tapi sepertinya kami
malah membuat kalian tidak senang."
"Yeah," Marco menambahkan. "Padahal anakanak di lantai bawah gembira melihat kami. Apa
masalah orang-orang di atas sini?"
Collette mulai meluncur kembali ke kelompok.
Kami berjalan di sebelahnya.
"Begini ya," dia berkata. Tidak terdengar marah
ataupun pahit di dalam suaranya. "Anak cacat
72 sama seperti anak kucing. Ketika masih kecil,
semua orang ingin menyayangi dan bermain
denganmu. Tapi begitu besar, kau cuma
nyusahin. Beberapa orang di sini malah belum
pernah pulang ke rumah."
Dia menunjuk kamar James. "Saat sudah
dewasa, dia akan dikirim ke panti. Dan dia
sudah di sini sejak dia masih kecil. Dia tertabrak
mobil saat usianya empat tahun. Ibunya
membawa dirinya ke sini untuk operasi namun
sampai sekarang tidak pernah kembali untuk
menjemputnya pulang."
"Oke." Marco. "Dia boleh bersikap seperti
tadi." Jake berdehem. Aku mendengar apa yang
didengar Jake. James, keluar dari kamarnya.
Dia melewati kami dan meluncur di aula.
"Ke mana dia?" aku bertanya.
"Ada ruangan lain di ujung aula. Di balik dua
pintu itu. Tempat yang bagus kalau kau ingin
mendapat sedikit privasi. Pintunya tertutup.
James sering berdiam di sana."
"Menurutmu kami bisa berbicara dengannya?" aku bertanya.
"Coba saja," Collette menjawab. "James
tidak terlalu ramah. Tapi dia baik. Dia lah yang
selalu memastikan kami mendapat apa yang
butuhkan. Bahkan para dokter dan perawat
mendengarkan kata-katanya."
"Pemimpin." Jake berkata.
73 "Yeah. Dia sudah sering membantuku.
Bukannya aku sering dapat masalah," kata Collette
cepat-cepat. "Aku masih punya keluarga."
"Jadi, kenapa cuma kau yang tidak bersikap
dingin kepada kami?" Marco bertanya.
Collette menepuk pinggiran kursinya. "Aku
cuma sementara duduk di sini. Aku biasanya tidak
pakai kursi. Aku kecelakaan saat main ski dan
tempat ini adalah ortopedik terbaik di sekitar sini.
Aku ke sini untuk mengoperasi lututku. Kalian
pernah main ski?" "Sekali," Marco menjawab. "Aku tidak suka.
Terlalu dingin dan cewek-cewek akan mengejekmu
kalau kau terjatuh setiap tiga detik sekali."
Collette memandang seolah Marco sudah gila.
"Oh, kau melewatkan olahraga paling asyik di
dunia. Mungkin kau lebih suka ice skating" Aku
suka skating tapi terlalu jinak untukku. Aku suka
hal-hal yang ekstrim, yang resikonya tinggi."
"Collette!" Si cewek pucat memanggilnya dari
ujung aula. "Mau main kartu, tidak?"
Collette meletakkan tangan di roda kursinya.
"Aku harus kembali. Itu Kelly. Dia sakit cystic
fibrosis, asma akut. Saat kumat dia sangat lemah,
dia bahkan tidak sanggup mengocok kartu. Kami
sering bermain jika dia merasa baikan. Cowok
yang tadi namanya Timmy," dia menambahkan.
"Mampirlah sebelum kalian pergi." Collette
mengedip kepada Marco. "Aku senang ada teman."
"Jika kecelakaannya baru-baru ini, dia mungkin
saja seorang Pengendali," Jake berkata begitu
Collette sudah bergabung bersama Kelly.
74 "Betul," Marco menjawab sambil nyengir.
"Tapi entahlah. Dia terlalu imut buat Yeerk. Kau
lihat tadi" Dia mengedipku!"
"Jangan keterusan," Jake berkata lelah.
"Hidup mungkin lebih singkat dari yang kau
bayangkan." Cengiran Marco menghilang. "Kau tahu,
Jake" Kau tak perlu mengingatkan aku soal itu."
Untuk beberapa detik, Jake terlihat malu.
"Maaf." Katanya.
"Tidak apa-apa, bung. Kadang kita terlalu
semangat." "Ayo," Jake berkata cepat. "Kita cari James."
Ekspresi James tidak pernah berubah.
Tidak sekalipun. Tidak saat Jake bercerita tentang pasukan alien
yang disebut Yeerk sedang menyerbu planet.
Tidak saat Jake bercerita tentang kami
menemukan pesawat luar angkasa yang rusak
diserang. Tidak saat Jake bercerita tentang Elfangor,
bangsa Andalite, dan Kubus Pengubah-Wujud.
Tidak saat Jake bercerita tentang Visser One,
yang saat itu masih Visser Three, memakan
Elfagor. Dia menonton Jake tanpa berkedip. Tidak
bergerak. Luar biasa tidak tertarik.
Ekspresinya bahkan tidak berubah saat Jake
memberitahunya kami sedang mencari anggota
baru Animorphs. 75 76 Begitu Jake selesai bercerita, yang ada
hanya kesunyian yang panjang.
Akhirnya, James melihat dari Jake ke
Marco. Lalu ke aku. Dan dia menghela napas
dengan berat, seolah bosan dan menghina.
"Aku yakin saat kalian menceritakan ini
semua nanti di sekolah, akan terlihat sebagai
lelucon yang bagus. Tapi saat kalian kembali,
kalian bisa memberikan kepada teman-teman
kalian pesan dari "sekelompok-anak-cacatyang-tidak-tahu-terima-kasih-di-pusat-rehab." "
"Tapi.." aku bicara.
Dia memotongku. Suaranya bernada
sarkastik. "Kalian bisa bilang kepada teman-teman
idiot kalian, yeah, kami punya masalah sendiri.
Tapi paling tidak kami tidak berkeliaran seperti
pengungsi dari teater sekolah murahan dan
bermain tipuan dengan orang-orang di kursi
roda." "Kau tahu?" Jake berkata, sambil tertawa
pahit. "Aku tidak butuh ini. Aku menceritakan
yang sebenarnya. Kau boleh percaya atau
tidak. Terserah, init oh pemakaman mu sendiri."
Wajah James berubah merah. Dia mulai
meluncur ke luar ruangan tapi Jake menahan
tangannya. "Tunggu!"
Marco dan aku mundur. Kaget mendengar
kata-kata kasar Jake. James menarik tangannya dari pegangan
Jake. "Jangan sentuh aku," dia memperingatkan. "Aku memang di kursi roda,
tapi aku bisa menghajarmu kalau aku mau."
77 Jake berusaha menahan James lagi. Dengan
gerakan cepat, James memegang tangan Jake
yang satunya, memposisikan kursinya di belakang
tumit Jake, dan membalikkan Jake ke lantai.
"Umpff!" Apa aku tadi bilang James tidak berdaya"
James memandang ke arah Jake di bawah dan
mengangkat alisnya. "Kau tidak akan mau tahu apa
yang akan dilakukan Kelly kepadamu, dia sudah
cukup marah." Jake terbaring meringkuk di lantai, seperti orang
yang baru saja diguyur dengan air dingin.
Dia mulai bangkit berdiri. "Lihat?" dia berhenti
dan menggelengkan kepalanya.
"Waktunya demonstrasi."
Marco menyilangkan lengan ke dada. "Silahkan
saja. Kita sudah kepalang tanggung."
Jake menutup matanya. Melihat Jake berubah di sebelah orang yang
belum pernah melihat prosesnya sama dengan
melihat nya sendiri untuk pertama kali.
Pemandangan yang mengerikan, jelek, jijik, dan
menarik sekaligus. Pertama, tenggorokan Jake menggembung
seolah dia baru saja menelan jeruk. Bulat-bulat.
Kemudian lehernya bergeliat dan memanjang
seolah ada sesuatu yang hidup di dalamnya.
Lalu, dalam satu gerakan, wajah manusianya
membentuk wajah bangsa kucing. Ciri-ciri
manusianya hampir tak tampak.
Aku menoleh ke James. Dia tidak terlihat takut. Hanya waspada.
Khawatir. 78 Dia meluncur mundur sedikit. "Tenang,
man," dia menggumam. "Tenangkan dirimu."
Kaki Jake memendek dan membengkok ke
arah yang sepertinya mustahil.
"Kupanggilkan dokter." James berbalik tajam
ke pintu. "Jangan!" Marco menahan pegangan kursi
James dan memutarnya balik menghadap Jake.
POP! POP! Mata Jake membesar dan berkilat seperti
kelereng kuning. Rongga matanya memipih.
Jarak antara hidung dengan pipinya menjadi
dekat. Warna hitam dan orange mulai muncul,
menyebar semakin cepat berupa loreng yang
kabur. Dua setengah detik kemudian perubahannya selesai. Seorang gadis gipsi. Pesulap. Anak berkursi
roda. Dan seekor harimau. Itulah kami.
"Kurasa aku salah minum obat," James
terengah. "Aku mengkhayal. Bisakah kalian
panggil dokter" Untuk aku."
Pintu terbuka dan kami dengar suara
Animorphs - 50 The Ultimate di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pekikan tertahan. "Menakjubkan!" James berputar. Collette duduk di ambang
pintu, mulutnya terbuka. "Aku minta maaf untuk
kata-kata Kelly tadi. Menurutku Siegfried dan
Roy tidak akan bisa membawa seekor harimau
menyelinap masuk ke sini."
James berkedip. "Kau melihatnya juga?"
79 Collette tidak mendengarkan. Dia meluncur
mendekati Jake. "Dia jinak kan" Boleh aku
pegang" Wow! Aku sangat terkesan. Akan
kupanggil yang lain."
"Tunggu!" James meblokir pintu dengan
kursinya. "Apa?" ada harimau di sini, Pengendali-manusia yang jadi
pegawai di sini pasti akan langsung tahu itu kami.>
Collette terlonjak. "Siapa yang bicara?"
James menunjuk Jake, "Dia. " jawabnya lemah.
"Kau bisa bahasa perut?" Collette bertanya
kepada Marco. Marco menarik napas dalam-dalam. "Kita perlu
bercerita sekali lagi."
80 Apa yang bisa kukatakan"
Beberapa orang bisa dengan begitu gampang
percaya. Collette adalah salah satunya.
Pertama, aku menjelaskan tentang Jake.
Bahwa dialah si harimau. Aku jelaskan tentang
perubahan wujud. Bahwa itu bisa dilakukan. Dan
kami sedang mencari anggota baru untuk
Animorphs. "Kami bisa melakukan ini?" Collette terkesiap.
"Aku bisa melakukan ini?"
Jake, sudah kembali jadi manusia, mengangguk. "Kau bercanda" Bagaimana caranya" Kapan
aku bisa mulai coba?"
"Tunggu dulu," James bersuara. "Kau belum
mendengar seluruh ceritanya.Ini bukan semacam
permainan virtual reality. Ini" aku tidak
menjelaskannya," dia mengakui. "Kau yang
cerita." 81 Jadi Jake menceritakan Collette tentang Yeerk.
Mata Collette melebar. "Jadi, berubah wujud
ini" Berbahaya?"
"Sangat," Marco memastikan. "Bukan sesuatu
yang kami lakukan untuk bersenang-senang. Yah,
kebanyakan gitu sih. Ini adalah sebuah senjata.
Aku pribadi, benci bagian berbahaya nya," dia
mengaku. "Tapi kau suka hal-hal berbahaya, kan"
Olahraga ekstrim, bungy jumping, gulat melawan
buaya." Collette terlihat malu dan tidak menjawab.
"Mengapa kami?" James tiba-tiba bertanya.
"Ada ribuan anak-anak yang pasti mau ikut misi
seperti ini. Mungkin jutaan. Anak-anak dengan
fantasi yang keren-keren. Anak-anak yang kakinya
sehat. Paru-paru sehat. Anak-anak yang haus
untuk membuktikan sesuatu. Anak-anak yang bisa
berlari dan melompat. Yang tidak perlu bantuan ke
kamar kecil." Bagaimana cara kau memberitahu orang yang
bahkan alien saja menganggap mereka "cacat?"
"Karena Yeerk kurang ajar," aku keceplosan.
Jake dan Marco tersenyum. Kurang ajar.
Terlalu merendahkan. Tapi benar.
"Mereka tidak menginginkan tubuh kalian
sebagai induk semang."
"Kau bilang kami tidak berguna?" Suara James
langsung naik dengan nada berbahaya. Mata
birunya menggelap. "Bukan menurut kami," Jake berkata cepat.
"Karena itulah kami ada di sini."
82 "Jadi apa yang kalian inginkan dari aku"
Secara spesifik?" dia bertanya.
"Aku mau kau membantu kami. Kau
sepertinya pemimpin di sini. Anak-anak yang
lain akan mendengarmu. Bicaralah kepada
mereka. Setidaknya tiga atau empat orang
dulu." James menggelengkan kepalanya. "Tidak
perlu. Aku tidak mau ada yang terluka " atau
mati " karena diriku. Kau boleh saja berpikir
nyawa tidak berarti banyak bagi kami, karena
memang kami tak banyak artinya di mata
orang-orang. Tapi kami menghargai nyawa
kami. Dan nyawa teman-teman kami."
Aku tahu James berkata jujur pada setiap
kata-katanya. "Ayo, Collette." James berbalik untuk pergi,
kemudian berbalik ke kami lagi. "Jangan
khawatir, kami akan jaga rahasia kalian ini. Aku
tak akan bicara. Dan bahkan jika Collette yang
cerita, yah.. jangan khawatirkan soal itu."
"Kau betul tidak mau bicarakan dengan yang
lain dulu?" Marco memohon.
"Tidak," jawab James datar.
"Begini," aku berkata. "Kau tadi marah. Kau
pikir kami bermain dengan kepalamu,
meledekmu karena kau duduk di kursi roda.
Tapi tidakkah kau sadar" Itulah yang kau
lakukan kepada yang lain. Kepada temantemanmu?"
"Apa?" James emosi.
"Memperlakukan mereka seperti bayi," aku
berkata. 83 Sukar dipercaya aku yang bicara.
"Atau seperti orang bodoh. Seolah mereka tidak
mampu memberikan informasi yang rumit. Begini,
James." Aku berlutut di sebelahnya sehingga aku
bisa berhadapan langsung dengan wajahnya. "Aku
tahu cerita tentang Yeerk ini sulit untuk dipercaya,
tapi kau harus percaya. Hidup teman-temanmu
sudah dipertaruhkan. Kalian harus punya cara
untuk melindungi diri jika pasukan Yeerk menjadi
semakin kuat. Mereka mungkin tidak mau
menyusupi kalian. Tapi mereka akan membunuh
kalian." Kata-kataku meluncur tanpa ada yang
memotong. Tapi di dalam, nurani ku memberontak
pada setiap suku kata. Aku berusaha meyakinkan
James untuk bergabung, untuk membawa temantemannya bergabung kepada misi kami. Aku, orang
yang paling menentang rencana ini sedari awa.
Tapi berada di sini, bicara kepada James,
melihat anak-anak ini, aku sadar sebenar-benar
sadar, mungkin untuk pertama kalinya, mereka
tidak tak berguna. Seperti orangtua kami. "Kau tahu," aku melanjutkan. "Kau tidak punya
pilihan. Ini adalah tugas. Kau sudah ditunjuk. Jadi
bangkit, majulah. Apapun. Faktanya adalah kami
butuh kau. Teman-temanmu butuh dirimu."
Marco dan Jake melihat aku dengan alis
terangkat. James diam. 84 Akhirnya, dia melihat Jake dengan mata
menyipit. Jake balas menatapnya. Mereka tidak
mengalihkan pandangan. "Aku punya dua syarat," James berkata
pelan. "Yeah?" "Satu. Aku pilih tim ku sendiri. Kau mungkin
nanti tidak setuju. Tapi jika itu timku, maka aku
yang memilih anggotanya. Aku yang bertanggung jawab kepada mereka."
Jake mengangguk. "Baiklah."
"Dua. Apapun yang terjadi, aku mau Pedro
bisa berubah wujud. Jadi sesuatu yang bagus.
Dia terus di tempat tidur selama hidupnya.
Empat belas tahun, berbaring. Bahkan jika aku
tidak berhasil selamat, aku mau Pedro
setidaknya punya dua jam kebebasan."
Jake mengangguk. "Kami menyanggupinya."
James mengulurkan tangan.
Jake menyalaminya. 85 James mengumpulkan Collette, Timmy, dan
Kelly. Marco menjaga pintu yang menuju ruang
kecil ini. Collette dengan mudah percaya.
Tapi Timmy dan Kelly selalu "buktikan dulu."
Pertama, Jake memberitahu mereka tentang
Yeerk. Collette dan James memastikan mereka
mendapat informasi yang sama. Timmy dan Kelly
masih ragu. Jadi Jake, Marco, dan aku harus berubah wujud
menjadi bermacam-macam binatang yang kami
punya sebelum akhirnya mereka yakin itu bukan
sebuah trik murahan. Tidak ada tipuan asap dan
cermin. Tidak ada proyeksi cahaya dan
sebagainya. Begitu mereka percaya, mereka jadi bersemangat. Sangat bersemangat.
86 "Akhirnya kita bisa keluar dari tempat ini
selamanya," Kelly terkesiap, menggenggam
tangan Timmy. "Tidak," Jake berkata tegas. "Tidak peduli
apapun yang terjadi dalam misi, kalian harus
kembali ke sini. Ke pusat rehab ini."
"Tapi?" "Begini," Marco menjelaskan, "jika ada
perawat atau dokter atau satpam yang
Pengendali dan mereka menyadari ada anakanak yang hilang, mereka akan curiga. Dan
mereka akan menangkapmu. Dan kami."
"Kami akan tetap di sini," James berkata.
"Seperti misi penyamaran rahasia!" Collette.
Jake berdehem. "Bukan cuma itu. Tinggal di
sini mungkin akan lebih susah dari yang kalian
kira." Dia berhenti sebelum melanjutkan. "Kami
tidak tahu bagaimana, atau kenapa, atau entah
kapan saja. Tapi terkadang, kebanyakan,
proses berubah memperbaiki DNA."
"Apa maksudmu?" tuntut James.
"Mungkin saja jika di antara kalian ada yang
tidak cacat dari lahir, maka dia akan
tersembuhkan," aku memberi tahu mereka.
"Jika kalian sembuh, maukah kalian tetap
berpura-pura masih sakit" Paling tidak selama
perang masih berlangsung?"
James, Collette, dan Kelly diam. Wajah
mereka tidak menunjukkan apa-apa.
Tapi Timmy tidak mampu menahan
emosinya. 87 "Jjj"kkk" jjjkk bssa.."
"Jika aku bisa?" James menerjemahkan.
"Bu..baik" YA."
"Katanya "jika aku bisa berbuat baik, maka iya.?"
Timmy maju mundur, menyetujui terjemahan
James. Jake beralih ke Collette. "Bagaimana denganmu" Patah kakiku karena kecelakaan.
Besar kemungkinan akan sembuh lagi sesudah
berubah wujud." Tangan Collette bergerak gelisah di pangkuannya. "Ummm.. aku" Begini. Aku tidak patah kaki
karena kecelakaan." Timmy memandang James dan nyengir.
"Aku bohong," kata Collette.
Timmy mengeluarkan suara siul tertawa yang
panjang. Collette bengong.
Animorphs - 50 The Ultimate di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kalian tahu?" "Semua tahu kau lumpuh dari kecil," James
berkata pelan. "Tercantum di daftar pasien."
"Kenapa kalian tidak bilang apa-apa?" Collette
memekik. Kelly tersenyum. "Tidak apa-apa, Collette."
"Kami suka cerita-ceritamu," James menjawab.
"Aku yakin kita semua sering berangan yang kerenkeren. Tapi ceritamu punya gaya yang berbeda."
"Mengapa kau berbohong?" aku bertanya
kepadanya. Mata hitam Collette berlinang air mata.
88 "Untuk mengabaikan kenyataan," jawabnya
pelan. "Ibuku meninggal dua tahun yang lalu.
Setelah itu, aku tinggal bersama abangku dan
istrinya. Tapi mereka dipindahkan ke benua
lain. Mereka di angkatan bersenjata. Aku
mestinya tinggal di sini sampai mereka
menjemputku. Tapi kemudian mereka mengirim
surat dan tempat mereka tinggal tidak cocok
untukku. Jadi aku tetap tinggal di sini sampai
tugas mereka selesai dan kembali. Bisa
bertahun-tahun." Marco mencondongkan badan dan meletakkan tangan pundak Collette. "Tidak apaapa," katanya pelan. "Aku terkenal suka
melebih-lebihkan dalam beberapa kesempatan." "Kalian masih mau menerima ku jadi
anggota?" dia bertanya. "Meski aku ini
pembohong?" Jake hendak menjawab, namun memandang James dulu. James memberikan anggukan tanda setuju.
"Yup," Jake berkata.
Aku tersenyum. "Collette, kau tidak harus
mengarang cerita lagi. Kenyataan akan menjadi
jauh lebih aneh daripada cerita manapun.
Percayalah." Marco nyengir. "Bagus. Sekarang setelah
kita semua sepakat" voila!" Dia merogoh ke
dalam jubahnya dan menarik seekor merpati.
Setelah yang sudah James dan teman-temanya
lihat tadi, pertunjukkan Marco tidak begitu
mengagumkan. Apalagi saat merpati tersebut buang kotoran di
tangan Marco. 90 89 Wujud merpati tidak akan menarik perhatian.
Sama seperti burung camar.
Kami menjelaskan dengan hati-hati cara
menyadap DNA dan bagaimana rasanya proses
berubah wujud. Kami menunggu sampai malam.
Lalu Jake berubah menjadi alap-alap. Marco
dan aku jadi osprey. Dan para Animorphs baru menjadi merpati.
Tiga burung pemangsa hinggap di atap
pusat rehab dan menonton balap merpati paling
gila, paling heboh, dan paling meriah yang
pernah ada. Karena begitu James dan yang lainnya
punya sayap, mereka " berubah.
Dan bahasa-pikiran" Bagi Timmy, sebuah
keajaiban terbesar. 91 Satu sate tujuh tusuk,> dia ngomong berulangulang. termewah.> Timmy menertawakan bahasanya sendiri. tahu neraka bumi itu seperti apa> Dia bertanya.
punya pengetahuan teater musik selengkap
ensiklopedia, dan kesulitan berbicara.>
Collette mendarat pada ter di sebelahku.
yang pernah aku lakukan. aku tidak percaya ini
benar-benar terjadi!> aku
bertanya.
berubah wujud tidak lagi menjijikkan! Seperti,
semudah makan yogurt dari selang!>
Marco menjelaskan. burung pemangsa sungguhan, salah satu dari kami
mungkin akan memakan kalian.>
Collette tertawa liar dan terbang lagi. banget!> Marco berkata. suka padaku.> Kelly memekik. pertama kalinya aku benar-benar bernapas sejak
aku sakit.> Jake memanggil. Ingat, kita tidak ingin menarik perhatian.
Bersikaplah seperti merpati asli.>
92 James berkata. diri.> Dan mereka melakukan itu. Mereka
mematuhi James tanpa ragu-ragu.
Lalu Jake membentuk kami dalam satu
formasi " terlindung di malam yang tidak
berbulan " dan kami terbang ke The Gardens.
mendarat,> Jake berkata.
Dia terbang berputar dengan cepat dan
memberi kami sinyal aman.
dia berkata kepada
semua orang. Kepada Marco dan aku, dia
menambahkan,
Siapa yang akan sembuh"
Aku mempercepat proses perubahanku.
Merasakan wajah manusia mendorong paruh
burung. Paruh tersebut tertarik semakin lebar,
dan menghilang begitu saja ke dalam mulutku
dengan sedikit sensasi geli.
Tubuh osprey bergetar saat kaki burungku
yang kecil memanjang menjadi kaki manusia
yang kuat. Pusat gravitasi menghilang, aku
terhuyung menjaga keseimbangan saat bagian
tubuh manusia ku yang lain muncul.
Anggota baru kami tidak seberuntung itu.
Timmy terjerembab ke rumput. Terbaring di
tanah dalam posisi tengkurap selama bulu-bulu
nya menghilang. Collette menahan tubuhnya dengan tangan.
Memandang kakinya, yang terjulur di depannya
begitu saja tanpa kekuatan untuk menopang.
93 Kelly berusaha berdiri, tapi terjatuh karena
terbatuk-batuk. Timmy menepuk pelan punggung
Kelly dengan tangannya yang lumpuh, posisinya
aneh. Aku merasa sedih melihat mereka. Mereka tak
berdaya tanpa kursi roda dan alat-alat penyokong
mereka. Bahkan lebih tak berdaya dari yang
kubayangkan. Apakah mereka memikirkan hal yang sama"
Menyesali keputusan bergabung dengan kami"
Tidak. Sesuatu menarik perhatian mereka.
Berdiri di depan kelompok itu, tegap dan gagah,
James. Dia lebih tinggi daripada Jake. Bahunya juga
lebar. Dia menunduk menatap pasukannya, dan
menoleh ke Jake. Dia berjalan berputar, seolah mencoba kakinya.
Kaki yang tadinya tidak tumbuh sempurna karena
kecelakaan bertahun-tahun yang lalu. Kaki yang
hanya satu jam yang lalu masih cacat tidak bisa
digunakan. Tapi sekarang kakinya panjang dan
berotot. "Kau beruntung," Kelly berbisik.
James tersenyum singkat. "Yeah."
"Apa kau mau belajar main skateboard?"
Collette. "A"p" p". akau"."
"Apakah aku tetap tinggal?" James bertanya.
Timmy mengangguk, wajahnya tampak tegang,
seolah dia percaya James akan menjawab dia
tidak akan tinggal. Percaya James yang sekarang
94 sudah bisa meninggalkan pusat rehab, akan
melanggar janjinya dan kabur.
James berjongkok sehingga dia hadaphadapan sama teman-temannya.
"Aku tetap tinggal. Kita ini tim, kan?" Dia
menoleh kepada Jake. Matanya berkilat karena
air mata. "Apa selanjutnya?"
Malam yang panjang. Jake, Marco, James, dan aku menggotong
Kelly, Timmy, dan Collette, satu per satu, ke
kandang beberapa binatang buas.
Aku tak pernah tahu bagaimana kami bisa
berhasil tanpa terluka. Bagaimana kami bisa tidak
ketahuan penjaga atau Yeerk, aku juga tidak
mengerti. Fakta bahwa kami bertindak cukup
terang-terangan membuktikan betapa putus
asanya kami. Hal yang lain" Hal yang paling membuat kami
takjub" Para anggota baru dengan cepat mengendalikan wujud-wujud baru mereka. Maksudku, benar-benar cepat tanpa ada kendala.
Insting hewan masuk dan dengan segera, James
dan yang lain langsung mengendalikan mereka.
Tidak ada amukan atau kepanikan.
95 96 Aku sudah memikirkan hal itu. Aku menduga
hal tersebut karena James dan yang lainnya
telah bertahun-tahun lamanya " atau mungkin
seumur hidup mereka " bertahan hidup dengan
membiarkan pikiran mereka mendominasi
menggantikan benda-benda. Tubuh mereka
memang lemah, tapi kekuatan pikiran mereka
lebih kuat dari kami. Tim baru kami kembali ke pusat rehab
malam itu. Masuk melalui jendela dan kembali
ke tempat tidur sebelum ada yang sadar
mereka menghilang. Kami percaya mereka dan mereka sudah
membuat kami bangga. Malam berikutnya, setelah lampu pusat
rehab dimatikan, kami berkumpul lagi di
ruangan kecil itu. Wujud gorilla Marco berjagajaga sementara Jake menjelaskan kepada
calon anggota yang baru " dipilih oleh James "
bahwa yang sedang berjaga di pintu asli,
bukanlah seorang anak dalam kostum monyet.
Dan tentang pasukan Yeerk.
Tiga malam berikutnya beberapa dari kami
langsung terbang ke pusat rehab untuk
mengulangi proses tadi. Belum ada tanda-tanda aktivitas Yeerk di
sini. Yang artinya, sejauh kami tahu, rencana
kami belum mereka ketahui.
Di akhir malam kelima, Jake, Ax, dan aku
terbang kembali ke perkemahan. Marco,
Rachel, dan Tobias sudah menunggu kami.
Subuh masih beberapa jam lagi.
97 "Yang tadi adalah rekrutan yang ketujuhbelas,"
kata Jake bersemangat. "Ditambah kita berenam,
jadi dua puluh tiga Animorphs."
anggota gerakan perlawanan Yeerk yang masih
aktif,> Ax menambahkan.
Tobias.
Suasana sedang membaik. Tidak seheboh apa,
tapi lebih baik dari yang kemaren-kemaren.
Meski demikian, perasaanku campur aduk.
Apakah aku bisa mengenali kesemua anggota baru
tersebut sebaik aku mengenal " dan peduli
kepada"teman-temanku. Aku bertanya-tanya
Animorphs - 50 The Ultimate di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
apakah hal itu penting. Aku merasa bertanggung jawab terhadap
mereka. Seperti ibu mereka. Kakak, paling tidak.
Aku juga bertanya-tanya: apakah Animorphs
dengan dua puluh tiga anggota bisa berfungsi
sebaik saat kami masih berenam" Dengan James
sebagai pemimpin sebagian besar anggota "
meskipun masih Jake yang memegang komando
tertinggi" Begitu banyak pertanyaan.
Bahkan lebih banyak lagi pertanyaan tentang
apa yang sudah kami lakukan.
Yeah, tentu, kami sudah memberitahukan
kepada James dan yang lainnya tentang bahaya
yang mereka hadapi sebagai pejuang. Mereka
sepakat bergabung meski sudah kami peringatkan.
manusia, mereka secara fisik tidak berdaya.
Betul"> Ax. 98 "Ya," Jake menjawab, terdengar defensive.
"Kecuali James dan dua anak lain. Tapi
setidaknya kita tahu merek bukan Pengendali."
mereka tidak berguna dalam pertempuran,> Ax
membalas. para rekrutmen baru ini tidak dilatih, tidak punya
pengalaman dengan dunia pertempuran atau
olahraga fisik, maka mereka tidak ada gunanya
untuk kita.> "Begini, Ax," Marco memotongnya. "Kita
sudah pernah bicarakan masalah ini. Ini Bumi.
Masing-masing orang berharga dalam cara
yang berbeda-beda. Manusia saling menghargai satu sama lain. Tidak peduli
apakan mereka cacat atau tidak."
Ax berkedip. mengapa mereka dipisahkan dari manusia lain"
Mengapa mereka tidak dilihat" Sungguh
inkonsistensi yang mengganggu.>
Ax selalu mengungkap kebenaran yang
menyakitkan. Tentu, aku juga bisa saja mengungkap cela
di kebudayaan Andalite yang bisa dibilang
sombong. Aku bisa saja menyinggung tentang
Mertil lagi. Tapi aku sedang tidak tertarik berdebat. Aku
hanya ingin tidur dan bangun dan ternyata
semua ini cuma mimpi buruk.
Ax mengangguk serius. pemimpinnya. Dia pangeranku. Aku akan
percaya kepada penilaiannya.>
"Terima kasih, Ax," Jake berkata pelan. "Sangat
berarti." 100 99 Ax menyerahkan sebuah selebaran kepada
Jake.
Marco melihat selebaran yang diprint Ax dari
belakang pundak Jake. "Sekolah untuk orang
buta. Tidak jauh. Jika kita berangkat sekarang,
kita bisa dapat empat atau lima rekrutan
menjelang sore." Jake mengangguk. Untuk pertama kalinya
aku menyadari ada garis-garis di sekitar mulut
Jake. Dia agak kurusan. "Ayo. Kita berangkat semua, sekarang kita
sudah punya pasukan cadangan. Rachel, jadi
rajawali dan bawa kubusnya. Tobias, kita akan
menggunakan wujud elangmu lagi untuk
disadap rekrutan yang baru. Kecuali, tentu saja,
Marco menangkap camar di tengah jalan."
Sebelum kami pergi Jake memutuskan
sudah saatnya memberitahu Toby tentang misi
perekrutan kami ini. Reaksi Toby susah untuk
dibaca. 101 Aku yakin, seperti yang kurasakan, Toby juga
tidak terlalu suka dengan metode kami. Akan
tetapi, juga seperti yang kulakukan, dia tidak
mengungkapkannya karena dia sudah meletakkan
kepercayaan kepada Jake sebagai pimpinan. Dan
dia sangat setia. "Berhati-hatilah, Jake," dia berkata. "Aku akan
tempatkan lebih banyak penjaga dan menunggu
kalian kembali." Mendadak, dedaunan bergemirisik.
Ayahku melangkah keluar dari bayang-bayang.
"Aku tidak bisa tidur jadi aku jalan-jalan keluar
kamar mencari udara segar," dia berkata. "Dan aku
tak sengaja mendengar percakapan kalian."
Wajahnya terlihat kurus dan tirus dalam cahaya
fajar. Dia tampak sudah menjadi sepuluh tahun
lebih tua dalam waktu dua puluh empat jam
terakhir ini. Dad memandangku untuk waktu yang lama.
Aku tidak berani menerjemahkan ekspresi yang
tampak di wajahnya. Dia melihatku seolah sedang melihat musuh.
Seperti dia mendadak sadar kejahatan bukan
hanya ada di dunia, bukan cuma sedang terjadi di
halaman belakang kami, tapi juga ada pada
anaknya sendiri. Darah dan dagingnya sendiri.
"Tolong katakan aku salah mengerti," dia
berkata. "Tolong katakan padaku kalian tidak
benar-benar meyakinkan anak-anak cacat itu untuk
ambil bagian dalam mimpi buruk ini."
Jake yang bicara. "Kami tidak punya pilihan."
102 "Selalu ada pilihan," ayahku berkata dengan
marah. "Jake, aku pikir kau tahu itu. Mana anak
laki-laki yang dulu kukenal" Anak yang tahu
batasan jelas antara benar dan salah."
Aku juga mempertanyakan hal yang sama.
Jake sudah bukan Jake lagi. Matanya
mengeras. Mungkin hatinya juga. Dan aku tidak
suka tatapan yang tampak pada wajahnya
sekarang. Seperti tatapan Rachel saat dia memutuskan untuk menang bagaimanapun
caranya. Seperti Tobias saat dia sedang
menyergap seekor tikus. "Kami akan menunggumu di sana." Jake
memberitahuku. Dia tidak menjawab pertanyaan ayahku. Dia bersama Toby dan
yang lain pergi begitu saja.
Bahkan punggung Jake pun kelihatan
berbeda. Lebih lurus. Tampak lebih keras.
Jake, Jake yang aku kenal dulu, sudah
pergi. Dan aku tidak tahu cara mendapatkannya
kembali. Tapi aku masih merasa perlu untuk
membelanya. "Dad," aku berkata. "aku tidak punya banyak
waktu untuk berdebat soal etika. Aku tidak
punya waktu untuk meyakinkan ayah bahwa
terkadang kita harus melakukan sesuatu "
meski tidak etis " untuk sebuah kebenaran
pada akhirnya. Ini perang. Setiap menitnya
berharga. Kami berjuang untuk menyelamatkan
umat manusia." 103 "Umat manusia?" ayahku mengulang. "Oke,
jawab ini, Cassie. Itukah yang kalian lakukan
terhadap anak-anak-anak cacat itu secara
kemanusiaan?" Ayahku terdengar persis seperti aku.
Seperti aku yang dulu. Tapi aku tidak lagi senaif itu.
Aku tidak punya jawaban. Aku berbalik dan berjalan pergi. Mulai berubah
menjadi osprey. "Cassie!" dia berteriak. "Cassie! Tunggu!"
Tapi aku tidak menunggu. Aku selesaikan
proses berubah dan terbang.
Yang lain menungguku di pepohonan. Rachel
dalam wujud rajawali bondol. Jake menjadi alapalap. Ax, burung harrier. Marco, osprey sepertiku.
Dan Tobias seekor elang ekor-merah.
Di pagi hari, enam burung pemangsa tidak akan
pernah terbang bersama. Akan menarik perhatian.
Tapi saat masih gelap, orang-orang akan sulit
mengenali kami. Dan wujud-wujud ini adalah wujud
kami yang paling kuat dan paling aman untuk
bepergian. Aku mendengar mereka mulai mengepakkan
sayap, meninggalkan cabang pohon, dan
menembus langit di sekitarku.
Tujuan kami, sekolah untuk anak-anak yang
buta. Hanya beberapa mil dari pusat rehab.
Tapi buatku, perjalanannya terasa jauh sekali.
Satu mil terasa bagaikan sepuluh. Satu menit
terasa satu jam. Jantung ospreyku mulai berdetak kencang.
104 Bagaimana jika kami tidak berhasil"
Bagaimana jika Yeerk menemukan perkemahan saat kami pergi" Bagaimana jika
aku tidak punya kesempatan untuk melihat atau
berbicara dengan ayahku lagi"
Sanggupkah aku hidup tanpa pernah
melihatnya lagi, mengingat percakapan terakhir
kami" Aku berputar balik dengan tajam, kembali
menuju perkemahan. Terdengar suara kepakan berat sayap alapalap.
Jake.
aku menjawab.
bicara dengan ayahku.>
panik,> Jake berkata dengan tegas.
memegang kendali. Mengapa sekarang kau
berdebat denganku">
Burung tidak menangis. Jadi aku juga tidak.
Tapi hanya karena aku tidak bisa.
Aku menderita. Aku hanya ingin melindungi.
Melindungi orangtuaku. Melindungi temantemanku. Melindungi kelompok yang baru.
Beginikah perasaan Jake setiap waktu"
Mungkin. Iya. Bagaimana dia bisa tahan"
Tidak heran dia ingin keluar.
106 105 Sekolah tuna netra tersebut tidak susah
untuk disusupi. Dalam lima belas menit
pengawasan, kami sudah mengetahui di lantai
mana asramanya berada. Kami masuk melalui ventilasi dalam wujud
serangga, berubah kembali di ruang bawah
tanah, kemudian naik tangga ke lantai empat.
Begitu tiba di aula, kami berhenti.
"Apa cuma aku yang kepikiran kita bakal
susah meyakinkan anak-anak yang bahkan
tidak bisa melihat kita?" Marco berbisik.
"Aku juga berpikir begitu," Rachel menjawab. "Aku kira Jake punya rencana."
hal ini,> Ax. melihat bukanlah prospek yang bagus sebagai
sekumpulan pejuang yang baru.>
"Dengar, Ax?" 107 "Shhh!" Jake berkata ketus.
Semua mata memandang ke arahnya.
Menunggu dirinya untuk mengatakan apa yang
harus kami lakukan. "Jadi?" Marco berkata. "Apa rencananya?"
"Nanti kupikirkan," Jake berkata dengan kesal.
Dia mendorong pintu kamar yang pertama dan
Animorphs - 50 The Ultimate di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
melangkah masuk. Sekitar dua puluh anak, sebagian besar seusia
kami, sedang tidur di tempat tidur yang berbaris
sejajar sepanjang dinding aula.
Cahaya dari lampu jalan bersinar lembut
melalui jendela, terlihat seram sekaligus indah.
"Siapa di situ?" sebuah suara bertanya pelan.
Di ujung ruangan, seorang gadis duduk di
kasurnya. Rambut merah panjang tergerai di
pundaknya. Rachel berjingkat ke sana dan berlutut di
sebelah gadis itu. "Namaku Rachel," dia berbisik.
"Uh, maaf sudah membangunkan. Tapi aku butuh
bantuanmu." "Apa?" Gadis itu terkejut tapi tidak terdengar
marah. Permulaan yang bagus.
"Jangan takut," Rachel berkata. "Kami ada
berenam. Aku dan teman-teman."
"Apa yang kalian mau?"
Jake bergabung dengan Rachel di sisi tempat
tidur gadis itu dan mulai bercerita dengan suara
pelan. Ax berjaga di pintu, ekor belatinya dalam
posisi siaga. Tobias bertengger di atas rak dekat
jendela. Marco diam-diam berubah menjadi gorilla.
108 Semua kelihatan baik saja. Dan kemudian
aku mendapat perasaan tak nyaman seolah
kami sedang diawasi. Aku memeriksa. Semua anak kecuali gadis
tadi sedang tidur. Selimut biru mereka turun naik seirama
dengan hembusan napas mereka yang pulas.
Damai. Jake dan Rachel masih berbicara
kepada gadis itu. Ax, Marco, dan Tobias
sepertinya tenang-tenang saja. Tapi tetap aja"
mungkin aku melewatkan sesuatu.
Aku berubah menjadi burung hantu
bertanduk. Penglihatan malamnya sangat
menakjubkan. Tiba-tiba, semua detil kecil ruangan ini bisa
terlihat olehku. Laron-laron terbang berkumpul
di sekitar lampu jalan yang terpantul di jendela.
Awan-awan debu yang berkilau. Seekor
cicak, merayap di sepanjang palang. Tidak ada
yang mencurigakan. Tidak ada yang bersembunyi, mengawasi. Dengusan napas yang cukup keras. Jake,
berubah menjadi harimau sementara tangan
gadis berambut merah itu memegang
kepalanya. Rachel memegang tangan gadis itu
sekarang. Sekarang dia terlihat mengantuk.
Dan terjadi lagi. Perasaanku tidak enak. Ada
yang salah. Ada sesuatu yang sangat salah.
Aku berubah kembali untuk kemudian
menjadi lalat. 109 Saat itulah aku melihatnya. Titik, yang sangat
kecil sekali, lampu inframerah. Ada kamera yang
mengawasi ruangan ini. aku berteriak.
Terlambat! Pintu mengayun terbuka. Sepuluh Pengendali
Hork-Bajir dengan ban-lengan berwarna biru
menyerbu masuk. Mengepung Ax sebelum dia
sempat bereaksi. Mengarahkan senjata Dracon
kepada Tobias dan Marco. Keributan! Anak-anak terbangun. Beberapa menjerit.
Beberapa meneriakkan pertanyaan. "Apa yang
terjadi" Siapa di sana" Sedang apa kalian?"
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Suara
manusia. "Cuma tukang bikin onar."
Pasukan Hork-Bajir minggir ke dinding. Dan
masuklah, Tom. Tom. Abang Jake. Pengendali-manusia.
Tom berjalan menuju Jake, yang sudah jadi
manusia lagi. "Beberapa anak mendobrak masuk untuk
mengerjai kalian dengan lelucon," kata Tom,
nyengir. "Tapi leluconnya tidak lucu dan kami akan
membawa mereka keluar sekarang."
Tom memegang tangan Jake.
Jake membisikkan perintah kepada Rachel. Dia
mundur selangkah, wajahnya penuh kemarahan.
Jake tidak melawan. Begitu juga dengan Marco. Tobias. Ax. Mereka
tidak bisa melawan. Tidak dengan begitu banyak
anak-anak tidak bersalah di dalam ruangan.
110 Tom membuka telapak tangannya. "Berikan
kepadaku." Jake tidak bergerak. Tom menarik tangan Jake. Membuatnya
mendekat. "Berikan kepadaku. Sekarang."
Perlahan, tanpa mengalihkan pandangan
dari Tom, Jake merogoh kantong. Mengeluarkan Kubus Pengubah-wujud biru.
Meletakkannya ke telapak tangan Tom.
Tom mengunci jarinya ke kubus tersebut.
Menyeringai. "Oke," katanya. "Mari kita pergi dengan
tenang." Dua Pengendali-Hork-bajir berdiri seperti
penjaga. Yang delapan lagi membariskan Jake
dan yang lainnya ke luar aula.
aku
berkata. Dia bisa mendengarku tapi tidak bisa
balas menjawab. Marco. panggil James.> Saat kami di lorong, Tom menutup pintu di
belakang kami. Lalu dia berbalik dan meninju
wajah Jake dengan keras. "Adik induk
semangku!" Jake terhuyung dan Hork-Bajir menangkapnya. Membuatnya berdiri tegak
kembali. Tom meninju lagi. "Apa kau tahu apa yang
sudah kau lakukan kepadaku" Selama ini kami
mencari bandit Andalite. Ternyata kau
111 orangnya! Satu atap rumah denganku. Di ruangan
yang sama. Aku bisa membunuhmu sejuta kali!
Visser One hampir membiarkanku mati kelaparan
gara-gara kebodohan ku sendiri."
Wajah Rachel memerah karena amarah.
Frustasi. Mata tanduk Ax melotot. Ekornya ditahan
oleh Hork-Bajir. Marco diam saja, senjata Dracon tertodong di
kepalanya. Tobias dipegang oleh satu Hork-Bajir.
Ini paling parah yang pernah kami alami.
Tapi Jake tetap tidak berkata apa-apa.
Wajahnya tidak terbaca. "Bawa mereka ke garasi geladak bongkar
muat," Tom memerintahkan para Pengendali-HorkBajir. "Jika cewek itu berusaha berubah atau kabur,
bunuh saja. Paksa gorilla dan burung itu berubah
jadi manusia. Jaga ketat si Andalite. Tubuhnya
sangat berharga dijadikan induk semang. Dan
kabarkan kepada Visser One kita sudah
menangkap para pemberontak. Dan kubus nya."
Tom berbalik lagi kepada Jake. "Orang tua
induk semangku," dia berkata kejam. "diberikan
kepada Yeerk berpangkat rendah. Supaya kami
bisa membunuh mereka tanpa menyesal jika kami
perlu. Jadi, jika ada di antara kalian yang membuat
masalah?" 112 Begitu mereka sudah pergi, aku mulai
bergerak dari tempatku terpaku di atas pintu.
Aku harus pergi ke jendela, keluar, jadi
manusia! Dengan terbang zig-zag, naik turun,
seperti lalat gila, aku akhirnya sampai ke
jendela aula. Menyusup lewat celah kecil,
menuju ke tanah. Aku dengan cepat berubah kembali dan
berubah lagi menjadi burung hantu di balik
sebuah pohon besar. Naik naik naik! Aku terbang ke pusat rehab.
Mencoba untuk tidak terus memikirkan apa
yang akan terjadi kepada Jake. Aku tahu jika
kami tidak menghentikan Tom sebelum dia
meninggalkan sekolah itu, maak kami akan
harus menyerang kolam Yeerk. Aku, James,
dan tim yang baru. Dan itu adalah hal yang tidak ingin aku
lakukan. 113 Tidak ada waktu untuk mengendap-ngendap.
Aku masuk lewat jendela kamar James yang
terbuka. Mendarat keras di kaki tempat tidurnya.
James melempar selimutnya dan melompat dari
kasur. Mata burung hantuku melihat Pedro mengawasi
dengan heran. James mecodongkan badan ke
arah temannya itu. "Nanti kujelaskan," dia
membisiki. "Aku janji akan kembali."
Lalu dia melompat duduk di kursi roda. Aku
hinggap di pangkuannya dan dia menutupiku
dengan selimut. Kami meluncur di lorong. Berhenti
dari kamar ke kamar. Beberapa saat kemudian, para Animorphs yang
baru sudah berkumpul di kamar Timmy.
Tujuh belas orang. Aku melompat turun dan pangkuan James dan
berubah kembali menjadi manusia.
Timmy berusaha bangkit untuk duduk.
"Sss..ss?" "Ya," James setuju sambil tersenyum. Dia
memandang teman-teman yang sudah dipilihnya
untuk ikut berjuang. "Sebentar lagi. Kita tahu
semua ini sangat serius."
James memberi isyarat kepada cowok bernama
Craig. Dan cewek yang bernama Erika. Sama
seperti James, mereka juga sembuh akibat proses
berubah wujud. Dan seperti James pula, mereka
bersedia berpura-pura masih sakit. Bagaimana
cara mereka berpura-pura, aku tidak tahu.
Craig dan Erica, bisa disebut sebagai, letnan
nya James. 114 "Semuanya berubah menjadi wujud untuk
bepergian," James menginstruksi. "Kita akan
mengikuti Cassie ke sekolah."
Aku memberi tahu arahnya dengan singkat.
Menginstruksikan kepada mereka untuk berkumpul di belakang gedung sekolah
tersebut. Di luar pintu baja yang menuju garasi
dan geladak bongkar muat. Untuk beberapa
saat, para Animorphs baru tersebut membeku.
Semuanya. Lalu, setelah disemangati oleh
James, Craig, dan Erica, mereka meledak
penuh semangat. Lantas aku jadi berada di ruangan yang
penuh dengan aneka ragam binatang. Tidak
semuanya burung. Ada babun, anjing laut, dan
landak. James berteriak.
Kelly meminta maaf.
sudah berubah.> "Kau harus fokus." Aku berkata. "Ingat apa
yang akan kau lakukan. Pusatkan pikiran
kepada wujudmu." James mendorong
mereka.
Kali ini, mereka berhasil. Dalam semenit aku
sudah jadi cewek di antara burung-burung
merpati dan elang ekor-merah.
Aku tak bisa menahannya. Aku merasa
sangat bangga. 115 Aku berubah lagi menjadi burung hantu.
Memimpin jalan menuju sekolah tuna netra.
Animorphs - 50 The Ultimate di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Mengingatkan kepada mereka untuk tetap
bertingkah seperti burung.
Sekitar setengah mil dari tempat tujuan kami,
aku melihat mobil limosin sedang melaju diapit oleh
mobil polisi.
Delapan belas Animorphs mendarat di daerah
berhutan di belakang geladak bongkar muat. Visser
One akan sampai satu menit lagi.
James.
bagaimana
mungkin aku bohong" Aku tidak bisa bilang semua
akan baik saja " saat semua tidak baik saja, kan"
aku berteriak. belakang pintu itu ada pasukan Pengendali-HorkBajir. Mereka akan membuatmu takut setengah
mati. Mereka juga punya senjata. Tapi kita harus
melawan mereka. Kita harus bertempur dan kita
harus menang.> seorang
cewek di kelompok Erica. Namanya Jessie.
cowok
bernama Liam. Salah satu regu Craig. suka dengan pistol.> Lalu Timmy bicara. berkelahi seumur hidupku. Siapa yang akan
menjatuhkan seorang anak dari kursi rodanya">
Erica berkata.
untuk menang dari orang lain. Tentang bikin
strategi.> 116 Hatiku serasa tenggelam. Ini tidak akan
berhasil! Dan Jake sedang menunggu kami,
menunggu aku. "Semuanya, dengar dulu!" James sudah
manusia lagi. Langkahnya tepat menurutku.
Tubuh sehatnya memancarkan aura percaya
diri dan kekuatan. "Ya, kalian tahu cara
bertempur," dia berkata dengan semangat.
"Kalian tahu cara untuk menang. Orang-orang
seperti kita berjuang dan menang setiap menit
setiap hari." Kelly membantah. memang yang harus kita lakukan untuk
bertahan hidup. Kau kan tahu itu.>
"Oke!" James mengaku. "Tapi bahkan jika
kehidupan sehari-hari kita bukan tentang
menjatuhkan orang jahat, kehidupan Animorphs
kita seperti itu. Kita sudah janji. Inilah
tempatnya, sekaranglah waktunya. Siap atau
tidak, kita akan lakukan. Semuanya, berubah
jadi manusia!" Keajaiban kecil. Para Animorphs baru
mengatasi keengganan dan ketakutan mereka.
Dan mereka mulai berubah kembali.
Tengkorak burung Kelly mulai membesar.
Mata kecil hitamnya tenggelam ke dalam
rongga mata manusia. Dan dengan segera dada manusia
terbentuk, dia mulai terbatuk.
Kaki manusia Timmy menembus keluar dari
badannya, membuatnya naik dari tanah. Tapi
kaki-kaki tersebut terlalu lemah untuk
menyokong tubuh manusianya. Dengan pekik
117 tertahan, dia jatuh ke tanah. Aku mendengar bunyi
kepalanya yang membentur batu.
Collette menjadi manusia dengan kesulitan
yang relatif lebih sedikit. Sekarang dia sedang
menyeret tubuhnya menuju Timmy. Dahi Timmy
berdarah. Aku sendiri tidak mengalami masalah apa-apaa.
Tapi, melihat para anggota baru ini, membuat
tanganku tidak bisa digerakkan. Anak-anak dengan
keterbatasan fisik ini, anak-anak dengan keberanian yang luar biasa ini akan masuk ke
medan pertempuran. Mereka tidak akan selamat.
James berjalan menuju Timmy, memeriksa
dahinya. "Kau akan baik saja," katanya.
Timmy mengangguk. Dia mengangkat tangannya yang lunglai untuk meraba lukanya
sendiri. Gerakannya itu membuat hatiku tersadar. Aku
tidak mau anak-anak ini terluka.
Mengapa aku tidak mendengarkan ayahku"
Bagaimana mungkin kami melakukan hal yang
sungguh tidak bertanggung jawab seperti ini"
Begitu bodoh! Begitu kejam. Kami " Animorphs "
sama jahatnya dengan Yeerk.
Tidak, kami lebih parah dari Yeerk!
Aku mencengkeram lengan James. "Sudahlah.
Kami bisa mengatasi ini tanpa kalian. Berubah jadi
burung dan pulanglah bersama semua orang.
Terbang secepat mungkin kalian bisa!"
"Tidak, Cassie." James menunduk memandangku. Dengan pelan meremas tanganku
yang memegang lengannya. 118 "Mereka tidak akan selamat, James. Mereka
tidak bisa." James tersenyum dan melangkah menjauh.
"Perhatikan kami." Kepada yang lain dia bilang:
"Wujud tempur. Sekarang."
Kelly. Garis warna hitam bermunculan di
wajahnya. Hidungnya memesek, menjadi besar
dan berwarna merah muda. Dua tanduk keluar
dari kepalanya. Dalam beberapa detik saja, dia
sudah menjadi seekor banteng yang kekar.
Collette. Lengannya memendek. Kakinya
menekuk. Mulutnya memanjang. Kulit hitam
kehijauan muncul di sepanjang garis hidungnya,
terus sampai ke sepanjang tubuhnya. Dia jadi
buaya. Pundak Timmy menjadi bungkuk, menjadi
membundar. Keningnya mengecil, dagunya
tertarik. Tubuhnya menjadi ramping dan berotot.
Bulu-bulu pendek keluar dari hidung sampai ke
ekor. Gigi-gigi tajam menerobos keluar dari gusi
atas dan bawahnya. Dia menjadi kucing hutan.
Di sekelilingku, prajurit bermunculan. Seekor
gorilla, wujud favorit Marco. Seekor gajah lain.
Meskipun akan membuat Rachel iri, seekor
beruang grizzly, dipilih oleh cowok bernama
Julio. Ularderik, badak, serigala, macan
kumbang, rajawali emas. Wujud tempur pilihan James cukup ironis.
Walaupun saat memilih wujud singa jantan itu,
dia tidak tahu kalau David, Animorph yang
bernasib-malang, juga memilih wujud yang
sama. Jake tidak percaya takhayul. Meski kami
memandangnya dengan penuh arti, dia tidak
berkata apa-apa. Kecuali, "Pilihan bagus, James."
Sekarang, melihat surai-surai emas bermunculan dari rambut James yang juga pirang
emas, wujud singa itu memang terlihat cocok
sekali. dia berkata. atau tanpa kau. Apa kau akan membantu kami">
Aku mengangguk, menutup mataku, dan
berubah jadi serigala. 120 119 Sebuah jalan beton yang mendaki
mengarah ke geladak bongkar muat dan pintu
garasi yang terbuat dari logam. Kami berkumpul
di turunan jalan tersebut.
James, dalam wujud singa, berkata kepada
seluruh tim. cacat lagi. Kita tidak perlu orang lain
membukakan pintu. Kelly, tubruk dan hancurkan. Ayo kita serbu.>
Kelly mundur, mendengus, dan menapak
tanah keras-keras. Dan dia berlari di atas jalan beton, bunyi
langkahnya menggelegar. Saat kepalanya yang
besar menghantam pintu logam, pintu tersebut
penyok. WHAM! Dia mundur. Memberi jalan untuk Judy,
dalam wujud gajah, untuk menghantam pintu
sekali lagi. Kali ini, pintunya terbang membuka.
121 Dan di situlah mereka. Tom, pasuka Hork-Bajir, dan Animorphs.
Jake masih hidup. Darah mengucur dari
keningnya, tapi dia masih hidup.
James berteriak.
Kelly menyerang tiga Hork-Bajir yang berdiri
bersebelahan. BLAM! Mereka jatuh seperti pin boling.
Tseeew! Tseeeew! Tiga Hork-Bajir lagi maju, menembakkan sinar
Dracon. Collette maju dengan kecepatan buaya yang
tak terduga. Ekornya yang berotot menyapu mata
kaki para Hork-Bajir. Satu jatuh dengan keras.
Yang lainnya menggerung marah dan menyabet,
membuat luka panjang menganga di punggung
buaya. Tidak cukup dalam untuk bisa disebut
mematikan. Tapi Collette adalah korban pertama
kami. aku berteriak.
Collette mengatupkan rahangnya dan maju
terus ke untuk bertarung.
hijau ini!> dia memekik.
Mungkin olahraga ekstrim memang beneran
favoritnya. Tom mengangkat tangan. Mengarahkan pistol
ke Timmy. James memperingatkan.
122 Dan dengan keanggunan yang luar biasa,
Timmy melompat mengandalkan kekuatan kakikaki kucing hutan yang berotot.
"Ooof!" Tom jatuh ke tanah. Kucing hutan menimpa
dadanya. Menahan pergelangan tangan Tom
hingga senjatanya terlepas. Menepisnya jauh
ke dalam bayang-bayang dengan cakar nya.
Kemudian kubus pengubah-wujud berguling
keluar dari kantong baju Tom.
James melesat maju dan mengambil kubus
tersebut dengan giginya. "Hentikan dia!" Tom menjerit.
Dia berusaha untuk duduk tapi Timmy terus
menekan dadanya. Jake dan yang lain merunduk di balik
tumpukan kardus dan berubah. Ax sudah
membebaskan diri dari penangkapnya, yang
sekarang lengannya tinggal satu. Tobias
berubah kembali menjadi elang ekor-merah.
Tepat pada waktunya. Aku berputar. Melalu lubang bekas pintu aku
melihat limosin hitam panjang itu berhenti.
Pintunya membuka. Visser One keluar dalam wujud manusianya.
Dan dengan segera berubah kembali menjadi
Andalite. Sebuah truk pindahan yang besar berhenti
di belakang limosin. Lalu satu lagi. Pintu truk yang pertama terbuka dan
turunlah satu batalion Hork-Bajir lagi.
123 Pintu truk yang kedua terbuka dan turunlah
sekawanan Taxxon. Tidak sabar untuk makanmakan.
Visser One berderap di jalan beton. Timmy
menghilang ke dalam
Animorphs - 50 The Ultimate di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bayang-bayang, meninggalkan Tom terbaring di lantai.
Visser
One meminta. Tidak ada salam. Tidak ada formalitas atau
basa-basi. Tom gelagapan dengan gugup. Perlahan dia
bangkit berdiri, matanya terpaku kepada si Visser.
"Ada di sini. Di suatu tempat. Si singa
mengambilnya" "
Visser mengamuk. terakhir kalinya. Jika bandit-bandit itu tidak
membunuhmu, aku sendiri yang akan membunuhmu.> "Tadi aku berhasil mendapatkan kubus itu,"
Tom panik. "Sudah di tanganku!"
dimaafkan!> Visser One membentak.
Dia bergabung dengan kami.
dia berkata.
Jake berkata.
keluar dari sini.> Perlahan pasukan kami membentuk barisan.
Beruang Grizzly. Gorila. Harimau. Andalite. Elang.
Serigala. Lalu regu James. Singa. Buaya. Kucing hutan.
Banteng. 124 Kemudian tim Craig. Dan tim Erica.
Visser menyadari keberadaan kami. Mungkin aku membayangakn ekspresi ketakutan yang tampak di wajah Andalite nya
saat dia melihat jumlah kami.
Mungkin juga tidak. Tapi untuk pertama kalinya sejak perang ini
dimulai, pertarungan jadi seimbang.
Kerjasama sepertinya hal yang mudah bagi
Animorphs baru. Suatu hal yang bagus. "Rrrrooooooow!"
Timmy melompat ke kepala Hork-Bajir. Collette
menggigit kaki Hork-Bajir.
"Gaaaallaaaaffff!"
Hork-Bajir tersebut jatuh mundur ke belakang,
pisaunya berayun di udara. Timmy dan Collette
bergegas menuju target mereka berikutnya.
Meninggalkan Hork-Bajir yang tumbang dan
berdarah tadi kepada Taxxon yang kelaparan.
"Hhhhrroooowwwrrr!"
James! Raungan singanya yang menggetarkan
seisi garasi, membuat dinding seolah hendak
rubuh. James menampar seekor Taxxon dengan
cakarnya yang besar. Isi perut Taxxon tersebut
bermuncratan keluar dari luka yang disebabkan
125 126 goresan kuku singa. Lalu James berbalik,
melompati Hork-Bajir, menancapkan giginya ke
dalam leher makhluk itu sampai terbaring. Tak
bisa bernapas. Tenggorokannya digigit habis.
Kelly menolong Marco membersihkan jalan
dari sekelompok Taxxon. Tanduknya melubangi
tubuh-tubuh Taxxon yang seperti kantung tidur,
isi dalamnya berserakan ke tanah. Marco
menyingkirkan sisa- sisanya agar kami bisa
lewat. Rachel kesempatan kalian!> Perlahan tapi pasti James memimpin tim
nya masuk ke dalam garasi. Diikuti oleh tim
Craig dan Erica. Menebas, menggigit, memukul.
Menghantam Taxxon, menghindari pisau HorkBajir, melewati kolam darah.
Visser One mengangkat ekornya ke atas kepala, mengancam Ax. buat seorang prajurit Yeerk yang pantas. Itu
juga kalau kau selamat beberapa menit ke
depan.> Fwap! Ax dengan mudah menghindar dari
serangan itu. Ax
mengejek. Jake berbalik dan bergabung dengan Ax.
untuk menghadapi ku!> 127 Ax meneruskan. membawa satu truk penuh pasukan untuk
menghadapi sebagian kecil dari kami.>
Lagi, Visser One mengayunkan belati di
ekornya ke tenggorokan Ax. Meleset hanya
beberap senti. Jake merapatkan ke empat kakinya dan
melompat. Mendarat persis di belakang Visser
One. Dia mencakar punggung Visser dalam-dalam,
kemudian melompat kabur. Visser One mengutuk dan berbalik. Terhuyung
namun masih dapat menguasai diri.
dia berkata, mencoba
untuk terdengar tidak khawatir, lebih banyak dari biasanya">
Jake
berbohong.
hidup,> Visser One mengibul. Empat matanya
waspada. akan kubiarkan kau hidup,> Jake membalas.
harimau ini adik Tom. Kau akan menyesali sifat
aroganmu itu, manusia. Kau akan menyesali
semuanya.> Kemudian Visser One mulai berubah. Aku
harus memperingatkan yang lainnya. Pertempuran
ini akan menjadi mimpi buruk.
Aku mundur. Tseeeew! Tseeeew! Sinar Dracon dari segala arah.
128 Teriakan, jeritan, lenguhan.
Darah bermuncratan" jika kalian terluka!> aku berteriak.
Tseeeew! Tseeeew! Aku harus menemukan James. Aku berdiri
di atas kaki belakangku. Saat itulah aku melihat Tom. Berdiri di atas
tumpukan palang kayu yang disusun dekat
dinding. Membidikkan senjata Dracon!
Tseeew! Sinarnya menembus bahu Kelly. Dia
meraung keras dan memutar kepala bantengnya untuk mencari siapa yang sudah
menembaknya. Terlambat! Seekor Taxxon memanjatnya dari samping.
Kaki Kelly terlipat di bawah tubuhnya dan dia
pun terjatuh. Taxxon itu menghujamkan giginya
yang seperti jarum ked aging merah menganga
di bahu banteng itu. aku menjerit.
Satu Hork-Bajir mengayunkan pisau lengannya, mencoba menebas dadaku. Untuk
menghentikanku. Aku melompati mata pisau itu
seperti melompati pagar. Taxxon tadi masih memakan Kelly, empat
tetes air liur mengalir ke lukanya. Menghisap
darah banteng. 129 Marco! Menubrukkan tubuh gorilanya kepada si
Taxxon! Membuatnya terpelanting menghantam
Hork-Bajir yang sedang mengejarku. Tubuh
Taxxon tersebut tertembus oleh mata pisau Horkbajir.
Marco berteriak.
dia berbisik.
Tidak se"kecil" itu. Luka yang disebabkan oleh
sinar Dracon itu lebih parah dari yang kuduga. Dan
Taxxon tadi memperparahnya dengan membuka
lebar satu area daging. Kelly dengan cepat
kehilangan darah dan kekuatan.
aku bertanya.
"Grraaaath!" Satu lagi Hork-Bajir, menuju ke
arah kami, mata pisaunya terangkat.
Marco meraung. Si Hork-Bajir berhenti berlari,
bingung, Dengan mengerang keras penuh usaha, Kelly
bangkit
Dan jatuh dengan keras. Dia terluka. Dia harus berubah wujud.
Atau dia akan mati. 130 Visser One sekarang berwujud seperti cumicumi raksasa. Tubuh gendutnya ditutupi oleh
sisik hitam yang mengkilap. Mata merahnya
melotot dari dagingnya yang gelap. Dua puluh
tentakel raksasa yang penuh duri-duri bergerakgerak dan mencambuk udara.
Aku memeriksa tubuh Kelly. Dia masih
hidup, tapi sangat kritis. Dan yang menjaga
kami dari para Taxxon hanya Marco seorang.
WHAP! Tentakel sebesar batang pohon menyapu
area sekitar pertempuran.
Rachel maju di antara celah-celah.
Menyerbu! Jake bergabung bersamanya.
"Tsseeeer!" Dari arah lain" 131 Tobias! "Aaaaah!" Tom mendekap wajahnya. Darah mengalir di
antara jari-jarinya. Dia berlutut.
Swaaaap! Si Visser! Tentakel berduri menancap di pundak Rachel.
Dengan raungan mara dia terpuruk di atas lututnya.
Swaaap! Tentakel yang lain, menggulung leher Jake
seperti tali laso! Seperti sulur tanaman berduri.
aku memanggil. Jake!> Jake memukul dengan cakarnya. Menarik
kepalanya ke kanan dan ke kiri. Berusaha matimatian melepaskan diri dari cengkeraman Visser.
Dengan perlahan, namun tak bisa dihentikan, ia
ditarik mendekati Visser.
Dengan perlahan, tak bisa dihentikan, seluruh
pertarungan juga bergerak mendekati Visser One
dan tawanannya. Taxxon dan Hork-Bajir terus
maju. Beberapa masih lanjtu bertempur dengan
Animorphs. Beberapa yang lain membentuk
lingkaran di sekeliling kami, tak sabar untuk
menonton pemimpin mereka akhirnya menghabisi
para bandit. Tidak ada yang memperhatikan kami. Ini
saatnya untuk membawa Kelly keluar.
dia berkata pelan.
aku berkata.
Animorphs - 50 The Ultimate di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berubah.> 132 membunuhku.> aku berkata.
akan tahu siapa aku. Mereka akan mengetahui
semuanya. Dan lalu semua orang akan
terancam bahaya.> aku berkata
kepadanya. keluar.> Matanya menutup. Dia tidak menjawab.
Tetap tak ada jawaban. Kubiarkan kepala serigalaku mendongak ke
langit dan melepaskan lolongan panjang yang
memilukan. Kemudian: Marco berbisik. melakukannya. Dia sedang berubah.>
Ternyata benar. Banteng itu mulai mengerut. Seperti banteng
dari karton yang dibiarkan kehujanan. Ototnya
mengecil. Sampai menjad seperti selimut basah
yang terbuat dari koran lusuh, menutupi tubuh
kecil yang rapuh. Beberapa saat kemudian, Kelly berbaring di
tanah, seutuhnya manusia, mencoba untuk
bernapas. Marco berkata, dengan
mudah mengangkatnya ke dalam gendongan.
133 Dia berlari bersama Kelly, menjauh dari garasi.
Menghilang dalam kegelapan dan bayang-bayang.
teriaknya.
Beberapa dari kami mungkin tidak akan
selamat. Jika begitu dan Yeerk menang, seseorang
di suatu tempat harus mengetahui kebenaran ini.
Bahwa beberapa anak biasa dan anak luarbiasa
pernah mencoba untuk menghentikan semua
kegilaan ini. Jeritan dan sorak-sorai. Aku berbalik. Visser One sedang bermain-main dengan Jake.
Menggulung tentakel untuk menarik Jake
mendekat. Mencambuk dan melemparkannya.
Membantingnya ke lantai. Kepala dan leher harimau itu berdarah-darah.
Jake tidak akan selamat dari siksaan ini lebih lama
lagi. Satu per satu, Animorphs mencoba mendekat.
Menyerang tubuh besar hitam itu. Mencakar atau
menggigit. Tapi setiap kalinya, mereka selalu
terlempar oleh ayunan tentakel.
James. Rachel. Timmy. Ax.
"Tsseeer!" Tobias! Menukik menuju wajah aneh Visser
One. Cakarku terarah kepada sepasang mata
merah. Lidah monster itu mendadak muncul keluar
seperti cambuk. Mengenai Tobias dengan sangat
keras. Mengirimnya terbang ke ujung ruangan.
Tobias menabrak dinding logam! Jatuh ke tanah
dalam gundukan bulu-bulu.
134 aku berlari menuju tubuhnya.
Dengan canggung mengangkatnya dengan
mulutku. Dia masih hidup. Aku bisa merasakan detak
jantungnya di gigi dan mulutku. Begitu kami di
luar lingkup pandangan mereka, dia bisa
berubah dan berubah lagi dan dia akan baik
saja. Aku akan kembali ke sana. Aku akan
berjuang sampai akhir. Tidak peduli apa, aku
akan berjuang bersama Jake.
Aku menjatuhkan Tobias di tanah begitu
kami sudah tak terlihat oleh mereka. Dia sudah
dalam proses berubah. aku
memberitahunya, suaraku pecah. kepada mereka untuk bersiap-siap evakuasi.>
135 Jake terbaring, terlentang, tentakel si visser
melilit tenggorokannya. Visser
meraung. Tidak ada jawaban. Visser One mempererat cengkeramannya.
Suara kecil yang menyedihkan keluar dari leher
Jake. Tenggorokan harimau itu sedang dihancurkan.
Rachel menerjang. Jake meraung.
Tentakel-tentakel Visser One melempar mereka
berdua. Visser
One menuntut lagi. Jake sekarat di depan mataku.
Dan pada saat itu" "ARGHHHGHGHGH!" Visser One memekik
kesakitan. 136 Tentakel yang melilit Jake terpotong rapi
hingga putus. Jake melompat bangkit. Dengan perlahan
menggeleng untuk melepaskan bagian dari
tentakel yang masih nempel di sekitar lehernya.
Visser One melambaikan pangkal tentakel
yang berdarah itu ke udara.
Kerumunan Hork-Bajir bergerak dengan
gugup, saling melihat satu sama lain. Siapa
yang melakukannya" Hanya berarti satu hal. Gerakan Perdamaian
Yeerk masih ada! Di antara barisan PengendaliHork-Bajir itu, ada beberapa pejuang yang
merdeka. Dan dia sudah menyelamatkan Jake.
Sebelum ada Hork-Bajir yang memberitahu
Visser One siapa yang berkhianat, keributan
kembali terjadi. Para Taxxon, tidak bisa menahan nafsu
lapar mereka, maju menyerang Visser One dan
bekas tentakelnya yang berdarah.
Pasukan Pengendali-Hork-Bajir yang setia
mencoba menjauhkan mereka. Melindungi
Visser One sehingga dia bisa berubah wujud
dengan aman. Dan saat Taxxon, Hork-Bajir, dan Visser
One sedang sibuk, Jake memberi aba-aba
untuk mundur.
James mengulangi aba-aba tersebut. Dan
para Animorphs mulai berlari ke kegelapan
malam. Kami bisa selamat. Tapi"
137 aku menjerit memanggilnya secara
pribadi.
Aku berhenti di tempat. Karena di sana berdiri Tom, sedikit limbung,
darah dan bekas cakaran di wajahnya.
Menggenggam kotak berwarna biru. Dan
senjata Dracon. Matanya melebar liar. Memandang Visser One.
Aku membayangkan apa yang sedang dipikirkan
Tom. Siapa pun yang memegang kubus pengubahwujud, memegang masa depan planet ini.
Kenapa dia harus menyerahkannya kepada
Visser One" Tom kabur. Aku mengikutinya ke pinggir jalan beton.
Melihat sepasang mata yang bersinar dari
kegelapan di bawahku. Tubuh besar, hitam dan
orange. Jake! Dia melihat Tom berlari lewat. Kemudian
mengejarnya. Telapak kakinya nyaris tanpa suara.
Sekali lagi, aku mengikuti. Ke dalam
pepohonan. Di luar jangkauan penglihatan orangorang di sekolah. Nyaris tidak bisa melihat ke arah
mana Jake, yang berdarah tapi sangat hening,
berlari. Tom pasti merasakan sesuatu. Karena
mendadak dia melihat ke belakang pundaknya.
Berbalik Dan menembak. Sinar Dracon mengenai bahu Jake! Tapi dia
tetap maju. Menuju Tom. 138 "Mundur!" Tom menjerit. "Aku serius, aku
akan membunuhmu!" Jake terus melangkah maju.
Tsseeeew! Tom menembak lagi. Tembakannya mengenai kaki belakang Jake. Dia jatuh
berdebam. Tom berlari kabur. Yakin bahwa Jake tidak
akan, tidak bisa, mengikuti.
Tapi Jake mengangkat tubuhnya yang
seberat tujuh-ratus-pon dengan tiga kaki dan
mulai berjalan mengikuti abangnya. Ke dalam
bayang-bayang. Ke dalam tempat tergelap yang
pernah Jake datangi. Tempat di mana dia akan
membunuh abangnya. Atau akan terbunuh oleh
abangnya. Mendadak, aku teringat wajah ayahku.
Suaranya. "Apakah yang kau lakukan
manusiawi?" Apapun yang akan terjadi di antara Jake dan
Tom, aku akan kehilangan Jake.
Karena jika Jake membunuh Tom, dia tidak
akan pernah sama lagi. Dia akan melewati
entah garis apa yang memisahkan mereka dari
kami. Dan aku sangat yakin tidak ada cara untuk
balik melewatinya lagi. Aku berlari ke kegelapan. mengikuti jejak
darah Jake. Tom berlari serabutan menembus pepohonan di depanku. Bunyi debam langkah yang pelan-pelan.
Jake. 139 Menguntit abangnya. Bersiap untuk membunuhnya. Demi apa"
Demi sebuah kubus pengubah wujud. Untuk"
Harganya tidak sebanding.
Mendadak, aku tahu jawabannya.
Aku mencapai tempat terbuka di mana mereka
berdua berada. Tom kehabisan napas. Berdiri goyah.
Jake hanya satu atau dua meter di
belakangnya. Tom berbalik. Mengangkat tangannya. Membidikkan senjata. "Aku akan membunuhmu, Jake," dia berkata,
suaranya serak. "Lihat saja."
Jake menggeram. Membongkok. Bersiap untuk
menerkam. Saat itulah aku melompat maju dan menggigit
kaki belakang Jake yang tidak terluka.
Menahannya. Jake mengaum. Berbalik menghadapku.
Memukul kepalaku dengan cakarnya. Pukulan itu
membuatku terlempar. Luka cakar yang cukup
dalam pada sisi tubuhku. Tapi itu harga yang kubayar. Rasa sakit,
semuanya. Aku sudah melakukan apa yang harus
kulakukan. Aku membuat pengorbanan. Tom menghilang ke dalam pekatnya malam.
Jake dan aku terbaring di sana, sakit dan
kelelahan. 140
Animorphs - 50 The Ultimate di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kami tidak mendapat apa-apa yang bisa
dipamerkan dari pertempuran ini. Kecuali kami
masih hidup untuk berjuang lagi.
Dan besok, Jake masih bisa menghadapi
dirinya di cermin. 141 Tim yang baru berhasil pulang dengan selamat
ke pusat rehab dan kembali ke tempat tidur tanpa
diketahui. Semuanya, termasuk Kelly.
James melaporkan bahwa semuanya dalam
keadaan baik. Tidak ada yang ingin keluar. Tidak
ada yang mengancam akan melaporkan.
Jika Jake mengira tidak ada yang bisa
menggantikannya sebagai pemimpin, dia salah.
James adalah pilihan yang cocok. Jika kami kalah,
masih ada sedikit harapan untuk umat manusia.
Gadis buta berambut merah yang tertangkap
kamera bicara dengan Jake dan Rachel itu berhasil
melarikan diri. Sebelum Yeerk kembali untuk
menangkapnya, dia sudah keluar dari tempat itu
dalam wujud Rachel. Dan kami berenam" 142 Apakah kami masih satu tim"
Aku tidak tahu. Sudah dua belas jam kami
kembali dan Jake masih belum bicara
kepadaku. Dia bahkan tidak melihat kepadaku.
Tidak ada selain kami berdua yang tahu.
Mereka hanya tahu Tom kabur membawa
kubus itu. Membuat Jake sangat terpukul.
Dan mereka tahu ada sesuatu yang salah di
antara aku dan Jake. Tapi mereka tidak tahu
kenapa. Akhirnya aku memutuskan untuk
membahas masalah ini dengan Jake.
Jake memandangku, matanya dingin dan
keras. "Jadi?" "Berhenti memperlakukanku sebagai musuh," aku berkata.
Jake berbalik dan mulai melangkah
menjauh. Aku mengikuti di sampingnya dan
menahan lengannya. Dia menarik lepas peganganku dan
menghadap wajahku. Wajahnya putih karena
marah. Bibirnya bergetar. "Mengapa kau
melakukan itu?" dia berteriak, suaranya pecah.
"Mengapa?" Aku tercekik. "aku berusaha melindungimu!"
"Melindungiku?" alisnya terangkat takjub.
"Bagaimana?" "Kau terluka. Dia mungkin akan membunuhmu." "Terus mengapa kau bukannya mengejar
dirinya?" Jake bertanya keras. "Kau tidak
terluka. Dengan perlindungan pepohonan dan
kecepatan serigala, kau bisa menjatuhkannya!"
Aku tidak bisa menjelaskan. Karena aku sendiri
juga tidak mengerti. Yang kutahu adalah
membiarkan Tom kabur dengan membawa kubus
pengubah-wujud adalah hal yang benar.
Dan sesuatu masih memberitahuku bahwa aku
benar. 144 143 Translated by @aryaapepe Pedang Penakluk Cinta 1 Pendekar Rajawali Sakti 118 Dukun Dari Tibet Tusuk Kondai Pusaka 14
yang hiburan di sini" Kami atau kalian?"
70 69 Marco menyapukan jubahnya yang berkilau.
"Kami," dia berkata dramatis.
James dan cewek itu diam saja, menatapnya
dengan sangat lama. "Pesonaku yang terkenal sepertinya tidak
mempan di sini," Marco berbisik pelan.
Kemudian terdengar suara dari kamar di
belakang James. "Sampai nanti," James berkata. Si cewek
pucat mengangguk dan meluncur kembali ke
arah kami. James berputar balik dengan cepat dan
meluncur masuk ke dalam kamar. Kami
mengikuti, sekali lagi. Seorang anak cowok berbaring di tempat tidur
yang paling dekat dengan pintu. Rambut
hitamnya dipotong sembarangan. Matanya
71 mengikuti James. Anggota badannya yang lain
diam tak bergerak. James meluncur ke sisi tempat tidur cowok itu.
"Perawat sedang mengambilkan obatmu, Pedro.
Jangan khawatir. Sebentar lagi datang. Kau mau
dengar musik?" Mata Pedro memejam dan membuka lagi.
"Rock?" Pedro tidak berkedip. "Musik country?"
Mata Pedro mengedip-ngedip.
"Musik country berarti." James berkata,
meluncur menuju radio. "Aku tidak mengerti
kenapa kau suka musik begitu," ujarnya. "Yakin
tidak mau kuputarkan Blink 182?"
Kami mundur dari pintu. "Bagaimana?" Jake berbisik. "Bagaimana cara
kita mengajak mereka?"
"Tidak akan bisa." Marco. "Mereka benci kita."
"Maafkan atas sambutan yang tidak meriah."
Cewek bercelana olahraga yang tadi. "Aku
Collette." "Hai, aku Cassie. Ini Marco. Dan itu Jake. Kami
datang untuk menghibur, um, tapi sepertinya kami
malah membuat kalian tidak senang."
"Yeah," Marco menambahkan. "Padahal anakanak di lantai bawah gembira melihat kami. Apa
masalah orang-orang di atas sini?"
Collette mulai meluncur kembali ke kelompok.
Kami berjalan di sebelahnya.
"Begini ya," dia berkata. Tidak terdengar marah
ataupun pahit di dalam suaranya. "Anak cacat
72 sama seperti anak kucing. Ketika masih kecil,
semua orang ingin menyayangi dan bermain
denganmu. Tapi begitu besar, kau cuma
nyusahin. Beberapa orang di sini malah belum
pernah pulang ke rumah."
Dia menunjuk kamar James. "Saat sudah
dewasa, dia akan dikirim ke panti. Dan dia
sudah di sini sejak dia masih kecil. Dia tertabrak
mobil saat usianya empat tahun. Ibunya
membawa dirinya ke sini untuk operasi namun
sampai sekarang tidak pernah kembali untuk
menjemputnya pulang."
"Oke." Marco. "Dia boleh bersikap seperti
tadi." Jake berdehem. Aku mendengar apa yang
didengar Jake. James, keluar dari kamarnya.
Dia melewati kami dan meluncur di aula.
"Ke mana dia?" aku bertanya.
"Ada ruangan lain di ujung aula. Di balik dua
pintu itu. Tempat yang bagus kalau kau ingin
mendapat sedikit privasi. Pintunya tertutup.
James sering berdiam di sana."
"Menurutmu kami bisa berbicara dengannya?" aku bertanya.
"Coba saja," Collette menjawab. "James
tidak terlalu ramah. Tapi dia baik. Dia lah yang
selalu memastikan kami mendapat apa yang
butuhkan. Bahkan para dokter dan perawat
mendengarkan kata-katanya."
"Pemimpin." Jake berkata.
73 "Yeah. Dia sudah sering membantuku.
Bukannya aku sering dapat masalah," kata Collette
cepat-cepat. "Aku masih punya keluarga."
"Jadi, kenapa cuma kau yang tidak bersikap
dingin kepada kami?" Marco bertanya.
Collette menepuk pinggiran kursinya. "Aku
cuma sementara duduk di sini. Aku biasanya tidak
pakai kursi. Aku kecelakaan saat main ski dan
tempat ini adalah ortopedik terbaik di sekitar sini.
Aku ke sini untuk mengoperasi lututku. Kalian
pernah main ski?" "Sekali," Marco menjawab. "Aku tidak suka.
Terlalu dingin dan cewek-cewek akan mengejekmu
kalau kau terjatuh setiap tiga detik sekali."
Collette memandang seolah Marco sudah gila.
"Oh, kau melewatkan olahraga paling asyik di
dunia. Mungkin kau lebih suka ice skating" Aku
suka skating tapi terlalu jinak untukku. Aku suka
hal-hal yang ekstrim, yang resikonya tinggi."
"Collette!" Si cewek pucat memanggilnya dari
ujung aula. "Mau main kartu, tidak?"
Collette meletakkan tangan di roda kursinya.
"Aku harus kembali. Itu Kelly. Dia sakit cystic
fibrosis, asma akut. Saat kumat dia sangat lemah,
dia bahkan tidak sanggup mengocok kartu. Kami
sering bermain jika dia merasa baikan. Cowok
yang tadi namanya Timmy," dia menambahkan.
"Mampirlah sebelum kalian pergi." Collette
mengedip kepada Marco. "Aku senang ada teman."
"Jika kecelakaannya baru-baru ini, dia mungkin
saja seorang Pengendali," Jake berkata begitu
Collette sudah bergabung bersama Kelly.
74 "Betul," Marco menjawab sambil nyengir.
"Tapi entahlah. Dia terlalu imut buat Yeerk. Kau
lihat tadi" Dia mengedipku!"
"Jangan keterusan," Jake berkata lelah.
"Hidup mungkin lebih singkat dari yang kau
bayangkan." Cengiran Marco menghilang. "Kau tahu,
Jake" Kau tak perlu mengingatkan aku soal itu."
Untuk beberapa detik, Jake terlihat malu.
"Maaf." Katanya.
"Tidak apa-apa, bung. Kadang kita terlalu
semangat." "Ayo," Jake berkata cepat. "Kita cari James."
Ekspresi James tidak pernah berubah.
Tidak sekalipun. Tidak saat Jake bercerita tentang pasukan alien
yang disebut Yeerk sedang menyerbu planet.
Tidak saat Jake bercerita tentang kami
menemukan pesawat luar angkasa yang rusak
diserang. Tidak saat Jake bercerita tentang Elfangor,
bangsa Andalite, dan Kubus Pengubah-Wujud.
Tidak saat Jake bercerita tentang Visser One,
yang saat itu masih Visser Three, memakan
Elfagor. Dia menonton Jake tanpa berkedip. Tidak
bergerak. Luar biasa tidak tertarik.
Ekspresinya bahkan tidak berubah saat Jake
memberitahunya kami sedang mencari anggota
baru Animorphs. 75 76 Begitu Jake selesai bercerita, yang ada
hanya kesunyian yang panjang.
Akhirnya, James melihat dari Jake ke
Marco. Lalu ke aku. Dan dia menghela napas
dengan berat, seolah bosan dan menghina.
"Aku yakin saat kalian menceritakan ini
semua nanti di sekolah, akan terlihat sebagai
lelucon yang bagus. Tapi saat kalian kembali,
kalian bisa memberikan kepada teman-teman
kalian pesan dari "sekelompok-anak-cacatyang-tidak-tahu-terima-kasih-di-pusat-rehab." "
"Tapi.." aku bicara.
Dia memotongku. Suaranya bernada
sarkastik. "Kalian bisa bilang kepada teman-teman
idiot kalian, yeah, kami punya masalah sendiri.
Tapi paling tidak kami tidak berkeliaran seperti
pengungsi dari teater sekolah murahan dan
bermain tipuan dengan orang-orang di kursi
roda." "Kau tahu?" Jake berkata, sambil tertawa
pahit. "Aku tidak butuh ini. Aku menceritakan
yang sebenarnya. Kau boleh percaya atau
tidak. Terserah, init oh pemakaman mu sendiri."
Wajah James berubah merah. Dia mulai
meluncur ke luar ruangan tapi Jake menahan
tangannya. "Tunggu!"
Marco dan aku mundur. Kaget mendengar
kata-kata kasar Jake. James menarik tangannya dari pegangan
Jake. "Jangan sentuh aku," dia memperingatkan. "Aku memang di kursi roda,
tapi aku bisa menghajarmu kalau aku mau."
77 Jake berusaha menahan James lagi. Dengan
gerakan cepat, James memegang tangan Jake
yang satunya, memposisikan kursinya di belakang
tumit Jake, dan membalikkan Jake ke lantai.
"Umpff!" Apa aku tadi bilang James tidak berdaya"
James memandang ke arah Jake di bawah dan
mengangkat alisnya. "Kau tidak akan mau tahu apa
yang akan dilakukan Kelly kepadamu, dia sudah
cukup marah." Jake terbaring meringkuk di lantai, seperti orang
yang baru saja diguyur dengan air dingin.
Dia mulai bangkit berdiri. "Lihat?" dia berhenti
dan menggelengkan kepalanya.
"Waktunya demonstrasi."
Marco menyilangkan lengan ke dada. "Silahkan
saja. Kita sudah kepalang tanggung."
Jake menutup matanya. Melihat Jake berubah di sebelah orang yang
belum pernah melihat prosesnya sama dengan
melihat nya sendiri untuk pertama kali.
Pemandangan yang mengerikan, jelek, jijik, dan
menarik sekaligus. Pertama, tenggorokan Jake menggembung
seolah dia baru saja menelan jeruk. Bulat-bulat.
Kemudian lehernya bergeliat dan memanjang
seolah ada sesuatu yang hidup di dalamnya.
Lalu, dalam satu gerakan, wajah manusianya
membentuk wajah bangsa kucing. Ciri-ciri
manusianya hampir tak tampak.
Aku menoleh ke James. Dia tidak terlihat takut. Hanya waspada.
Khawatir. 78 Dia meluncur mundur sedikit. "Tenang,
man," dia menggumam. "Tenangkan dirimu."
Kaki Jake memendek dan membengkok ke
arah yang sepertinya mustahil.
"Kupanggilkan dokter." James berbalik tajam
ke pintu. "Jangan!" Marco menahan pegangan kursi
James dan memutarnya balik menghadap Jake.
POP! POP! Mata Jake membesar dan berkilat seperti
kelereng kuning. Rongga matanya memipih.
Jarak antara hidung dengan pipinya menjadi
dekat. Warna hitam dan orange mulai muncul,
menyebar semakin cepat berupa loreng yang
kabur. Dua setengah detik kemudian perubahannya selesai. Seorang gadis gipsi. Pesulap. Anak berkursi
roda. Dan seekor harimau. Itulah kami.
"Kurasa aku salah minum obat," James
terengah. "Aku mengkhayal. Bisakah kalian
panggil dokter" Untuk aku."
Pintu terbuka dan kami dengar suara
Animorphs - 50 The Ultimate di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pekikan tertahan. "Menakjubkan!" James berputar. Collette duduk di ambang
pintu, mulutnya terbuka. "Aku minta maaf untuk
kata-kata Kelly tadi. Menurutku Siegfried dan
Roy tidak akan bisa membawa seekor harimau
menyelinap masuk ke sini."
James berkedip. "Kau melihatnya juga?"
79 Collette tidak mendengarkan. Dia meluncur
mendekati Jake. "Dia jinak kan" Boleh aku
pegang" Wow! Aku sangat terkesan. Akan
kupanggil yang lain."
"Tunggu!" James meblokir pintu dengan
kursinya. "Apa?"
pegawai di sini pasti akan langsung tahu itu kami.>
Collette terlonjak. "Siapa yang bicara?"
James menunjuk Jake, "Dia. " jawabnya lemah.
"Kau bisa bahasa perut?" Collette bertanya
kepada Marco. Marco menarik napas dalam-dalam. "Kita perlu
bercerita sekali lagi."
80 Apa yang bisa kukatakan"
Beberapa orang bisa dengan begitu gampang
percaya. Collette adalah salah satunya.
Pertama, aku menjelaskan tentang Jake.
Bahwa dialah si harimau. Aku jelaskan tentang
perubahan wujud. Bahwa itu bisa dilakukan. Dan
kami sedang mencari anggota baru untuk
Animorphs. "Kami bisa melakukan ini?" Collette terkesiap.
"Aku bisa melakukan ini?"
Jake, sudah kembali jadi manusia, mengangguk. "Kau bercanda" Bagaimana caranya" Kapan
aku bisa mulai coba?"
"Tunggu dulu," James bersuara. "Kau belum
mendengar seluruh ceritanya.Ini bukan semacam
permainan virtual reality. Ini" aku tidak
menjelaskannya," dia mengakui. "Kau yang
cerita." 81 Jadi Jake menceritakan Collette tentang Yeerk.
Mata Collette melebar. "Jadi, berubah wujud
ini" Berbahaya?"
"Sangat," Marco memastikan. "Bukan sesuatu
yang kami lakukan untuk bersenang-senang. Yah,
kebanyakan gitu sih. Ini adalah sebuah senjata.
Aku pribadi, benci bagian berbahaya nya," dia
mengaku. "Tapi kau suka hal-hal berbahaya, kan"
Olahraga ekstrim, bungy jumping, gulat melawan
buaya." Collette terlihat malu dan tidak menjawab.
"Mengapa kami?" James tiba-tiba bertanya.
"Ada ribuan anak-anak yang pasti mau ikut misi
seperti ini. Mungkin jutaan. Anak-anak dengan
fantasi yang keren-keren. Anak-anak yang kakinya
sehat. Paru-paru sehat. Anak-anak yang haus
untuk membuktikan sesuatu. Anak-anak yang bisa
berlari dan melompat. Yang tidak perlu bantuan ke
kamar kecil." Bagaimana cara kau memberitahu orang yang
bahkan alien saja menganggap mereka "cacat?"
"Karena Yeerk kurang ajar," aku keceplosan.
Jake dan Marco tersenyum. Kurang ajar.
Terlalu merendahkan. Tapi benar.
"Mereka tidak menginginkan tubuh kalian
sebagai induk semang."
"Kau bilang kami tidak berguna?" Suara James
langsung naik dengan nada berbahaya. Mata
birunya menggelap. "Bukan menurut kami," Jake berkata cepat.
"Karena itulah kami ada di sini."
82 "Jadi apa yang kalian inginkan dari aku"
Secara spesifik?" dia bertanya.
"Aku mau kau membantu kami. Kau
sepertinya pemimpin di sini. Anak-anak yang
lain akan mendengarmu. Bicaralah kepada
mereka. Setidaknya tiga atau empat orang
dulu." James menggelengkan kepalanya. "Tidak
perlu. Aku tidak mau ada yang terluka " atau
mati " karena diriku. Kau boleh saja berpikir
nyawa tidak berarti banyak bagi kami, karena
memang kami tak banyak artinya di mata
orang-orang. Tapi kami menghargai nyawa
kami. Dan nyawa teman-teman kami."
Aku tahu James berkata jujur pada setiap
kata-katanya. "Ayo, Collette." James berbalik untuk pergi,
kemudian berbalik ke kami lagi. "Jangan
khawatir, kami akan jaga rahasia kalian ini. Aku
tak akan bicara. Dan bahkan jika Collette yang
cerita, yah.. jangan khawatirkan soal itu."
"Kau betul tidak mau bicarakan dengan yang
lain dulu?" Marco memohon.
"Tidak," jawab James datar.
"Begini," aku berkata. "Kau tadi marah. Kau
pikir kami bermain dengan kepalamu,
meledekmu karena kau duduk di kursi roda.
Tapi tidakkah kau sadar" Itulah yang kau
lakukan kepada yang lain. Kepada temantemanmu?"
"Apa?" James emosi.
"Memperlakukan mereka seperti bayi," aku
berkata. 83 Sukar dipercaya aku yang bicara.
"Atau seperti orang bodoh. Seolah mereka tidak
mampu memberikan informasi yang rumit. Begini,
James." Aku berlutut di sebelahnya sehingga aku
bisa berhadapan langsung dengan wajahnya. "Aku
tahu cerita tentang Yeerk ini sulit untuk dipercaya,
tapi kau harus percaya. Hidup teman-temanmu
sudah dipertaruhkan. Kalian harus punya cara
untuk melindungi diri jika pasukan Yeerk menjadi
semakin kuat. Mereka mungkin tidak mau
menyusupi kalian. Tapi mereka akan membunuh
kalian." Kata-kataku meluncur tanpa ada yang
memotong. Tapi di dalam, nurani ku memberontak
pada setiap suku kata. Aku berusaha meyakinkan
James untuk bergabung, untuk membawa temantemannya bergabung kepada misi kami. Aku, orang
yang paling menentang rencana ini sedari awa.
Tapi berada di sini, bicara kepada James,
melihat anak-anak ini, aku sadar sebenar-benar
sadar, mungkin untuk pertama kalinya, mereka
tidak tak berguna. Seperti orangtua kami. "Kau tahu," aku melanjutkan. "Kau tidak punya
pilihan. Ini adalah tugas. Kau sudah ditunjuk. Jadi
bangkit, majulah. Apapun. Faktanya adalah kami
butuh kau. Teman-temanmu butuh dirimu."
Marco dan Jake melihat aku dengan alis
terangkat. James diam. 84 Akhirnya, dia melihat Jake dengan mata
menyipit. Jake balas menatapnya. Mereka tidak
mengalihkan pandangan. "Aku punya dua syarat," James berkata
pelan. "Yeah?" "Satu. Aku pilih tim ku sendiri. Kau mungkin
nanti tidak setuju. Tapi jika itu timku, maka aku
yang memilih anggotanya. Aku yang bertanggung jawab kepada mereka."
Jake mengangguk. "Baiklah."
"Dua. Apapun yang terjadi, aku mau Pedro
bisa berubah wujud. Jadi sesuatu yang bagus.
Dia terus di tempat tidur selama hidupnya.
Empat belas tahun, berbaring. Bahkan jika aku
tidak berhasil selamat, aku mau Pedro
setidaknya punya dua jam kebebasan."
Jake mengangguk. "Kami menyanggupinya."
James mengulurkan tangan.
Jake menyalaminya. 85 James mengumpulkan Collette, Timmy, dan
Kelly. Marco menjaga pintu yang menuju ruang
kecil ini. Collette dengan mudah percaya.
Tapi Timmy dan Kelly selalu "buktikan dulu."
Pertama, Jake memberitahu mereka tentang
Yeerk. Collette dan James memastikan mereka
mendapat informasi yang sama. Timmy dan Kelly
masih ragu. Jadi Jake, Marco, dan aku harus berubah wujud
menjadi bermacam-macam binatang yang kami
punya sebelum akhirnya mereka yakin itu bukan
sebuah trik murahan. Tidak ada tipuan asap dan
cermin. Tidak ada proyeksi cahaya dan
sebagainya. Begitu mereka percaya, mereka jadi bersemangat. Sangat bersemangat.
86 "Akhirnya kita bisa keluar dari tempat ini
selamanya," Kelly terkesiap, menggenggam
tangan Timmy. "Tidak," Jake berkata tegas. "Tidak peduli
apapun yang terjadi dalam misi, kalian harus
kembali ke sini. Ke pusat rehab ini."
"Tapi?" "Begini," Marco menjelaskan, "jika ada
perawat atau dokter atau satpam yang
Pengendali dan mereka menyadari ada anakanak yang hilang, mereka akan curiga. Dan
mereka akan menangkapmu. Dan kami."
"Kami akan tetap di sini," James berkata.
"Seperti misi penyamaran rahasia!" Collette.
Jake berdehem. "Bukan cuma itu. Tinggal di
sini mungkin akan lebih susah dari yang kalian
kira." Dia berhenti sebelum melanjutkan. "Kami
tidak tahu bagaimana, atau kenapa, atau entah
kapan saja. Tapi terkadang, kebanyakan,
proses berubah memperbaiki DNA."
"Apa maksudmu?" tuntut James.
"Mungkin saja jika di antara kalian ada yang
tidak cacat dari lahir, maka dia akan
tersembuhkan," aku memberi tahu mereka.
"Jika kalian sembuh, maukah kalian tetap
berpura-pura masih sakit" Paling tidak selama
perang masih berlangsung?"
James, Collette, dan Kelly diam. Wajah
mereka tidak menunjukkan apa-apa.
Tapi Timmy tidak mampu menahan
emosinya. 87 "Jjj"kkk" jjjkk bssa.."
"Jika aku bisa?" James menerjemahkan.
"Bu..baik" YA."
"Katanya "jika aku bisa berbuat baik, maka iya.?"
Timmy maju mundur, menyetujui terjemahan
James. Jake beralih ke Collette. "Bagaimana denganmu" Patah kakiku karena kecelakaan.
Besar kemungkinan akan sembuh lagi sesudah
berubah wujud." Tangan Collette bergerak gelisah di pangkuannya. "Ummm.. aku" Begini. Aku tidak patah kaki
karena kecelakaan." Timmy memandang James dan nyengir.
"Aku bohong," kata Collette.
Timmy mengeluarkan suara siul tertawa yang
panjang. Collette bengong.
Animorphs - 50 The Ultimate di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kalian tahu?" "Semua tahu kau lumpuh dari kecil," James
berkata pelan. "Tercantum di daftar pasien."
"Kenapa kalian tidak bilang apa-apa?" Collette
memekik. Kelly tersenyum. "Tidak apa-apa, Collette."
"Kami suka cerita-ceritamu," James menjawab.
"Aku yakin kita semua sering berangan yang kerenkeren. Tapi ceritamu punya gaya yang berbeda."
"Mengapa kau berbohong?" aku bertanya
kepadanya. Mata hitam Collette berlinang air mata.
88 "Untuk mengabaikan kenyataan," jawabnya
pelan. "Ibuku meninggal dua tahun yang lalu.
Setelah itu, aku tinggal bersama abangku dan
istrinya. Tapi mereka dipindahkan ke benua
lain. Mereka di angkatan bersenjata. Aku
mestinya tinggal di sini sampai mereka
menjemputku. Tapi kemudian mereka mengirim
surat dan tempat mereka tinggal tidak cocok
untukku. Jadi aku tetap tinggal di sini sampai
tugas mereka selesai dan kembali. Bisa
bertahun-tahun." Marco mencondongkan badan dan meletakkan tangan pundak Collette. "Tidak apaapa," katanya pelan. "Aku terkenal suka
melebih-lebihkan dalam beberapa kesempatan." "Kalian masih mau menerima ku jadi
anggota?" dia bertanya. "Meski aku ini
pembohong?" Jake hendak menjawab, namun memandang James dulu. James memberikan anggukan tanda setuju.
"Yup," Jake berkata.
Aku tersenyum. "Collette, kau tidak harus
mengarang cerita lagi. Kenyataan akan menjadi
jauh lebih aneh daripada cerita manapun.
Percayalah." Marco nyengir. "Bagus. Sekarang setelah
kita semua sepakat" voila!" Dia merogoh ke
dalam jubahnya dan menarik seekor merpati.
Setelah yang sudah James dan teman-temanya
lihat tadi, pertunjukkan Marco tidak begitu
mengagumkan. Apalagi saat merpati tersebut buang kotoran di
tangan Marco. 90 89 Wujud merpati tidak akan menarik perhatian.
Sama seperti burung camar.
Kami menjelaskan dengan hati-hati cara
menyadap DNA dan bagaimana rasanya proses
berubah wujud. Kami menunggu sampai malam.
Lalu Jake berubah menjadi alap-alap. Marco
dan aku jadi osprey. Dan para Animorphs baru menjadi merpati.
Tiga burung pemangsa hinggap di atap
pusat rehab dan menonton balap merpati paling
gila, paling heboh, dan paling meriah yang
pernah ada. Karena begitu James dan yang lainnya
punya sayap, mereka " berubah.
Dan bahasa-pikiran" Bagi Timmy, sebuah
keajaiban terbesar. 91
ensiklopedia, dan kesulitan berbicara.>
Collette mendarat pada ter di sebelahku.
benar-benar terjadi!>
bertanya.
semudah makan yogurt dari selang!>
mungkin akan memakan kalian.>
Collette tertawa liar dan terbang lagi.
aku sakit.>
Bersikaplah seperti merpati asli.>
92
mematuhi James tanpa ragu-ragu.
Lalu Jake membentuk kami dalam satu
formasi " terlindung di malam yang tidak
berbulan " dan kami terbang ke The Gardens.
Dia terbang berputar dengan cepat dan
memberi kami sinyal aman.
semua orang. Kepada Marco dan aku, dia
menambahkan,
Siapa yang akan sembuh"
Aku mempercepat proses perubahanku.
Merasakan wajah manusia mendorong paruh
burung. Paruh tersebut tertarik semakin lebar,
dan menghilang begitu saja ke dalam mulutku
dengan sedikit sensasi geli.
Tubuh osprey bergetar saat kaki burungku
yang kecil memanjang menjadi kaki manusia
yang kuat. Pusat gravitasi menghilang, aku
terhuyung menjaga keseimbangan saat bagian
tubuh manusia ku yang lain muncul.
Anggota baru kami tidak seberuntung itu.
Timmy terjerembab ke rumput. Terbaring di
tanah dalam posisi tengkurap selama bulu-bulu
nya menghilang. Collette menahan tubuhnya dengan tangan.
Memandang kakinya, yang terjulur di depannya
begitu saja tanpa kekuatan untuk menopang.
93 Kelly berusaha berdiri, tapi terjatuh karena
terbatuk-batuk. Timmy menepuk pelan punggung
Kelly dengan tangannya yang lumpuh, posisinya
aneh. Aku merasa sedih melihat mereka. Mereka tak
berdaya tanpa kursi roda dan alat-alat penyokong
mereka. Bahkan lebih tak berdaya dari yang
kubayangkan. Apakah mereka memikirkan hal yang sama"
Menyesali keputusan bergabung dengan kami"
Tidak. Sesuatu menarik perhatian mereka.
Berdiri di depan kelompok itu, tegap dan gagah,
James. Dia lebih tinggi daripada Jake. Bahunya juga
lebar. Dia menunduk menatap pasukannya, dan
menoleh ke Jake. Dia berjalan berputar, seolah mencoba kakinya.
Kaki yang tadinya tidak tumbuh sempurna karena
kecelakaan bertahun-tahun yang lalu. Kaki yang
hanya satu jam yang lalu masih cacat tidak bisa
digunakan. Tapi sekarang kakinya panjang dan
berotot. "Kau beruntung," Kelly berbisik.
James tersenyum singkat. "Yeah."
"Apa kau mau belajar main skateboard?"
Collette. "A"p" p". akau"."
"Apakah aku tetap tinggal?" James bertanya.
Timmy mengangguk, wajahnya tampak tegang,
seolah dia percaya James akan menjawab dia
tidak akan tinggal. Percaya James yang sekarang
94 sudah bisa meninggalkan pusat rehab, akan
melanggar janjinya dan kabur.
James berjongkok sehingga dia hadaphadapan sama teman-temannya.
"Aku tetap tinggal. Kita ini tim, kan?" Dia
menoleh kepada Jake. Matanya berkilat karena
air mata. "Apa selanjutnya?"
Malam yang panjang. Jake, Marco, James, dan aku menggotong
Kelly, Timmy, dan Collette, satu per satu, ke
kandang beberapa binatang buas.
Aku tak pernah tahu bagaimana kami bisa
berhasil tanpa terluka. Bagaimana kami bisa tidak
ketahuan penjaga atau Yeerk, aku juga tidak
mengerti. Fakta bahwa kami bertindak cukup
terang-terangan membuktikan betapa putus
asanya kami. Hal yang lain" Hal yang paling membuat kami
takjub" Para anggota baru dengan cepat mengendalikan wujud-wujud baru mereka. Maksudku, benar-benar cepat tanpa ada kendala.
Insting hewan masuk dan dengan segera, James
dan yang lain langsung mengendalikan mereka.
Tidak ada amukan atau kepanikan.
95 96 Aku sudah memikirkan hal itu. Aku menduga
hal tersebut karena James dan yang lainnya
telah bertahun-tahun lamanya " atau mungkin
seumur hidup mereka " bertahan hidup dengan
membiarkan pikiran mereka mendominasi
menggantikan benda-benda. Tubuh mereka
memang lemah, tapi kekuatan pikiran mereka
lebih kuat dari kami. Tim baru kami kembali ke pusat rehab
malam itu. Masuk melalui jendela dan kembali
ke tempat tidur sebelum ada yang sadar
mereka menghilang. Kami percaya mereka dan mereka sudah
membuat kami bangga. Malam berikutnya, setelah lampu pusat
rehab dimatikan, kami berkumpul lagi di
ruangan kecil itu. Wujud gorilla Marco berjagajaga sementara Jake menjelaskan kepada
calon anggota yang baru " dipilih oleh James "
bahwa yang sedang berjaga di pintu asli,
bukanlah seorang anak dalam kostum monyet.
Dan tentang pasukan Yeerk.
Tiga malam berikutnya beberapa dari kami
langsung terbang ke pusat rehab untuk
mengulangi proses tadi. Belum ada tanda-tanda aktivitas Yeerk di
sini. Yang artinya, sejauh kami tahu, rencana
kami belum mereka ketahui.
Di akhir malam kelima, Jake, Ax, dan aku
terbang kembali ke perkemahan. Marco,
Rachel, dan Tobias sudah menunggu kami.
Subuh masih beberapa jam lagi.
97 "Yang tadi adalah rekrutan yang ketujuhbelas,"
kata Jake bersemangat. "Ditambah kita berenam,
jadi dua puluh tiga Animorphs."
aktif,> Ax menambahkan.
Suasana sedang membaik. Tidak seheboh apa,
tapi lebih baik dari yang kemaren-kemaren.
Meski demikian, perasaanku campur aduk.
Apakah aku bisa mengenali kesemua anggota baru
tersebut sebaik aku mengenal " dan peduli
kepada"teman-temanku. Aku bertanya-tanya
Animorphs - 50 The Ultimate di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
apakah hal itu penting. Aku merasa bertanggung jawab terhadap
mereka. Seperti ibu mereka. Kakak, paling tidak.
Aku juga bertanya-tanya: apakah Animorphs
dengan dua puluh tiga anggota bisa berfungsi
sebaik saat kami masih berenam" Dengan James
sebagai pemimpin sebagian besar anggota "
meskipun masih Jake yang memegang komando
tertinggi" Begitu banyak pertanyaan.
Bahkan lebih banyak lagi pertanyaan tentang
apa yang sudah kami lakukan.
Yeah, tentu, kami sudah memberitahukan
kepada James dan yang lainnya tentang bahaya
yang mereka hadapi sebagai pejuang. Mereka
sepakat bergabung meski sudah kami peringatkan.
Betul"> Ax. 98 "Ya," Jake menjawab, terdengar defensive.
"Kecuali James dan dua anak lain. Tapi
setidaknya kita tahu merek bukan Pengendali."
membalas.
pengalaman dengan dunia pertempuran atau
olahraga fisik, maka mereka tidak ada gunanya
untuk kita.> "Begini, Ax," Marco memotongnya. "Kita
sudah pernah bicarakan masalah ini. Ini Bumi.
Masing-masing orang berharga dalam cara
yang berbeda-beda. Manusia saling menghargai satu sama lain. Tidak peduli
apakan mereka cacat atau tidak."
Ax berkedip.
Mengapa mereka tidak dilihat" Sungguh
inkonsistensi yang mengganggu.>
Ax selalu mengungkap kebenaran yang
menyakitkan. Tentu, aku juga bisa saja mengungkap cela
di kebudayaan Andalite yang bisa dibilang
sombong. Aku bisa saja menyinggung tentang
Mertil lagi. Tapi aku sedang tidak tertarik berdebat. Aku
hanya ingin tidur dan bangun dan ternyata
semua ini cuma mimpi buruk.
Ax mengangguk serius.
percaya kepada penilaiannya.>
"Terima kasih, Ax," Jake berkata pelan. "Sangat
berarti." 100 99 Ax menyerahkan sebuah selebaran kepada
Jake.
Marco melihat selebaran yang diprint Ax dari
belakang pundak Jake. "Sekolah untuk orang
buta. Tidak jauh. Jika kita berangkat sekarang,
kita bisa dapat empat atau lima rekrutan
menjelang sore." Jake mengangguk. Untuk pertama kalinya
aku menyadari ada garis-garis di sekitar mulut
Jake. Dia agak kurusan. "Ayo. Kita berangkat semua, sekarang kita
sudah punya pasukan cadangan. Rachel, jadi
rajawali dan bawa kubusnya. Tobias, kita akan
menggunakan wujud elangmu lagi untuk
disadap rekrutan yang baru. Kecuali, tentu saja,
Marco menangkap camar di tengah jalan."
Sebelum kami pergi Jake memutuskan
sudah saatnya memberitahu Toby tentang misi
perekrutan kami ini. Reaksi Toby susah untuk
dibaca. 101 Aku yakin, seperti yang kurasakan, Toby juga
tidak terlalu suka dengan metode kami. Akan
tetapi, juga seperti yang kulakukan, dia tidak
mengungkapkannya karena dia sudah meletakkan
kepercayaan kepada Jake sebagai pimpinan. Dan
dia sangat setia. "Berhati-hatilah, Jake," dia berkata. "Aku akan
tempatkan lebih banyak penjaga dan menunggu
kalian kembali." Mendadak, dedaunan bergemirisik.
Ayahku melangkah keluar dari bayang-bayang.
"Aku tidak bisa tidur jadi aku jalan-jalan keluar
kamar mencari udara segar," dia berkata. "Dan aku
tak sengaja mendengar percakapan kalian."
Wajahnya terlihat kurus dan tirus dalam cahaya
fajar. Dia tampak sudah menjadi sepuluh tahun
lebih tua dalam waktu dua puluh empat jam
terakhir ini. Dad memandangku untuk waktu yang lama.
Aku tidak berani menerjemahkan ekspresi yang
tampak di wajahnya. Dia melihatku seolah sedang melihat musuh.
Seperti dia mendadak sadar kejahatan bukan
hanya ada di dunia, bukan cuma sedang terjadi di
halaman belakang kami, tapi juga ada pada
anaknya sendiri. Darah dan dagingnya sendiri.
"Tolong katakan aku salah mengerti," dia
berkata. "Tolong katakan padaku kalian tidak
benar-benar meyakinkan anak-anak cacat itu untuk
ambil bagian dalam mimpi buruk ini."
Jake yang bicara. "Kami tidak punya pilihan."
102 "Selalu ada pilihan," ayahku berkata dengan
marah. "Jake, aku pikir kau tahu itu. Mana anak
laki-laki yang dulu kukenal" Anak yang tahu
batasan jelas antara benar dan salah."
Aku juga mempertanyakan hal yang sama.
Jake sudah bukan Jake lagi. Matanya
mengeras. Mungkin hatinya juga. Dan aku tidak
suka tatapan yang tampak pada wajahnya
sekarang. Seperti tatapan Rachel saat dia memutuskan untuk menang bagaimanapun
caranya. Seperti Tobias saat dia sedang
menyergap seekor tikus. "Kami akan menunggumu di sana." Jake
memberitahuku. Dia tidak menjawab pertanyaan ayahku. Dia bersama Toby dan
yang lain pergi begitu saja.
Bahkan punggung Jake pun kelihatan
berbeda. Lebih lurus. Tampak lebih keras.
Jake, Jake yang aku kenal dulu, sudah
pergi. Dan aku tidak tahu cara mendapatkannya
kembali. Tapi aku masih merasa perlu untuk
membelanya. "Dad," aku berkata. "aku tidak punya banyak
waktu untuk berdebat soal etika. Aku tidak
punya waktu untuk meyakinkan ayah bahwa
terkadang kita harus melakukan sesuatu "
meski tidak etis " untuk sebuah kebenaran
pada akhirnya. Ini perang. Setiap menitnya
berharga. Kami berjuang untuk menyelamatkan
umat manusia." 103 "Umat manusia?" ayahku mengulang. "Oke,
jawab ini, Cassie. Itukah yang kalian lakukan
terhadap anak-anak-anak cacat itu secara
kemanusiaan?" Ayahku terdengar persis seperti aku.
Seperti aku yang dulu. Tapi aku tidak lagi senaif itu.
Aku tidak punya jawaban. Aku berbalik dan berjalan pergi. Mulai berubah
menjadi osprey. "Cassie!" dia berteriak. "Cassie! Tunggu!"
Tapi aku tidak menunggu. Aku selesaikan
proses berubah dan terbang.
Yang lain menungguku di pepohonan. Rachel
dalam wujud rajawali bondol. Jake menjadi alapalap. Ax, burung harrier. Marco, osprey sepertiku.
Dan Tobias seekor elang ekor-merah.
Di pagi hari, enam burung pemangsa tidak akan
pernah terbang bersama. Akan menarik perhatian.
Tapi saat masih gelap, orang-orang akan sulit
mengenali kami. Dan wujud-wujud ini adalah wujud
kami yang paling kuat dan paling aman untuk
bepergian. Aku mendengar mereka mulai mengepakkan
sayap, meninggalkan cabang pohon, dan
menembus langit di sekitarku.
Tujuan kami, sekolah untuk anak-anak yang
buta. Hanya beberapa mil dari pusat rehab.
Tapi buatku, perjalanannya terasa jauh sekali.
Satu mil terasa bagaikan sepuluh. Satu menit
terasa satu jam. Jantung ospreyku mulai berdetak kencang.
104 Bagaimana jika kami tidak berhasil"
Bagaimana jika Yeerk menemukan perkemahan saat kami pergi" Bagaimana jika
aku tidak punya kesempatan untuk melihat atau
berbicara dengan ayahku lagi"
Sanggupkah aku hidup tanpa pernah
melihatnya lagi, mengingat percakapan terakhir
kami" Aku berputar balik dengan tajam, kembali
menuju perkemahan. Terdengar suara kepakan berat sayap alapalap.
Jake.
berdebat denganku">
Burung tidak menangis. Jadi aku juga tidak.
Tapi hanya karena aku tidak bisa.
Aku menderita. Aku hanya ingin melindungi.
Melindungi orangtuaku. Melindungi temantemanku. Melindungi kelompok yang baru.
Beginikah perasaan Jake setiap waktu"
Mungkin. Iya. Bagaimana dia bisa tahan"
Tidak heran dia ingin keluar.
106 105 Sekolah tuna netra tersebut tidak susah
untuk disusupi. Dalam lima belas menit
pengawasan, kami sudah mengetahui di lantai
mana asramanya berada. Kami masuk melalui ventilasi dalam wujud
serangga, berubah kembali di ruang bawah
tanah, kemudian naik tangga ke lantai empat.
Begitu tiba di aula, kami berhenti.
"Apa cuma aku yang kepikiran kita bakal
susah meyakinkan anak-anak yang bahkan
tidak bisa melihat kita?" Marco berbisik.
"Aku juga berpikir begitu," Rachel menjawab. "Aku kira Jake punya rencana."
sekumpulan pejuang yang baru.>
"Dengar, Ax?" 107 "Shhh!" Jake berkata ketus.
Semua mata memandang ke arahnya.
Menunggu dirinya untuk mengatakan apa yang
harus kami lakukan. "Jadi?" Marco berkata. "Apa rencananya?"
"Nanti kupikirkan," Jake berkata dengan kesal.
Dia mendorong pintu kamar yang pertama dan
Animorphs - 50 The Ultimate di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
melangkah masuk. Sekitar dua puluh anak, sebagian besar seusia
kami, sedang tidur di tempat tidur yang berbaris
sejajar sepanjang dinding aula.
Cahaya dari lampu jalan bersinar lembut
melalui jendela, terlihat seram sekaligus indah.
"Siapa di situ?" sebuah suara bertanya pelan.
Di ujung ruangan, seorang gadis duduk di
kasurnya. Rambut merah panjang tergerai di
pundaknya. Rachel berjingkat ke sana dan berlutut di
sebelah gadis itu. "Namaku Rachel," dia berbisik.
"Uh, maaf sudah membangunkan. Tapi aku butuh
bantuanmu." "Apa?" Gadis itu terkejut tapi tidak terdengar
marah. Permulaan yang bagus.
"Jangan takut," Rachel berkata. "Kami ada
berenam. Aku dan teman-teman."
"Apa yang kalian mau?"
Jake bergabung dengan Rachel di sisi tempat
tidur gadis itu dan mulai bercerita dengan suara
pelan. Ax berjaga di pintu, ekor belatinya dalam
posisi siaga. Tobias bertengger di atas rak dekat
jendela. Marco diam-diam berubah menjadi gorilla.
108 Semua kelihatan baik saja. Dan kemudian
aku mendapat perasaan tak nyaman seolah
kami sedang diawasi. Aku memeriksa. Semua anak kecuali gadis
tadi sedang tidur. Selimut biru mereka turun naik seirama
dengan hembusan napas mereka yang pulas.
Damai. Jake dan Rachel masih berbicara
kepada gadis itu. Ax, Marco, dan Tobias
sepertinya tenang-tenang saja. Tapi tetap aja"
mungkin aku melewatkan sesuatu.
Aku berubah menjadi burung hantu
bertanduk. Penglihatan malamnya sangat
menakjubkan. Tiba-tiba, semua detil kecil ruangan ini bisa
terlihat olehku. Laron-laron terbang berkumpul
di sekitar lampu jalan yang terpantul di jendela.
Awan-awan debu yang berkilau. Seekor
cicak, merayap di sepanjang palang. Tidak ada
yang mencurigakan. Tidak ada yang bersembunyi, mengawasi. Dengusan napas yang cukup keras. Jake,
berubah menjadi harimau sementara tangan
gadis berambut merah itu memegang
kepalanya. Rachel memegang tangan gadis itu
sekarang. Sekarang dia terlihat mengantuk.
Dan terjadi lagi. Perasaanku tidak enak. Ada
yang salah. Ada sesuatu yang sangat salah.
Aku berubah kembali untuk kemudian
menjadi lalat. 109 Saat itulah aku melihatnya. Titik, yang sangat
kecil sekali, lampu inframerah. Ada kamera yang
mengawasi ruangan ini.
Terlambat! Pintu mengayun terbuka. Sepuluh Pengendali
Hork-Bajir dengan ban-lengan berwarna biru
menyerbu masuk. Mengepung Ax sebelum dia
sempat bereaksi. Mengarahkan senjata Dracon
kepada Tobias dan Marco. Keributan! Anak-anak terbangun. Beberapa menjerit.
Beberapa meneriakkan pertanyaan. "Apa yang
terjadi" Siapa di sana" Sedang apa kalian?"
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Suara
manusia. "Cuma tukang bikin onar."
Pasukan Hork-Bajir minggir ke dinding. Dan
masuklah, Tom. Tom. Abang Jake. Pengendali-manusia.
Tom berjalan menuju Jake, yang sudah jadi
manusia lagi. "Beberapa anak mendobrak masuk untuk
mengerjai kalian dengan lelucon," kata Tom,
nyengir. "Tapi leluconnya tidak lucu dan kami akan
membawa mereka keluar sekarang."
Tom memegang tangan Jake.
Jake membisikkan perintah kepada Rachel. Dia
mundur selangkah, wajahnya penuh kemarahan.
Jake tidak melawan. Begitu juga dengan Marco. Tobias. Ax. Mereka
tidak bisa melawan. Tidak dengan begitu banyak
anak-anak tidak bersalah di dalam ruangan.
110 Tom membuka telapak tangannya. "Berikan
kepadaku." Jake tidak bergerak. Tom menarik tangan Jake. Membuatnya
mendekat. "Berikan kepadaku. Sekarang."
Perlahan, tanpa mengalihkan pandangan
dari Tom, Jake merogoh kantong. Mengeluarkan Kubus Pengubah-wujud biru.
Meletakkannya ke telapak tangan Tom.
Tom mengunci jarinya ke kubus tersebut.
Menyeringai. "Oke," katanya. "Mari kita pergi dengan
tenang." Dua Pengendali-Hork-bajir berdiri seperti
penjaga. Yang delapan lagi membariskan Jake
dan yang lainnya ke luar aula.
berkata. Dia bisa mendengarku tapi tidak bisa
balas menjawab.
belakang kami. Lalu dia berbalik dan meninju
wajah Jake dengan keras. "Adik induk
semangku!" Jake terhuyung dan Hork-Bajir menangkapnya. Membuatnya berdiri tegak
kembali. Tom meninju lagi. "Apa kau tahu apa yang
sudah kau lakukan kepadaku" Selama ini kami
mencari bandit Andalite. Ternyata kau
111 orangnya! Satu atap rumah denganku. Di ruangan
yang sama. Aku bisa membunuhmu sejuta kali!
Visser One hampir membiarkanku mati kelaparan
gara-gara kebodohan ku sendiri."
Wajah Rachel memerah karena amarah.
Frustasi. Mata tanduk Ax melotot. Ekornya ditahan
oleh Hork-Bajir. Marco diam saja, senjata Dracon tertodong di
kepalanya. Tobias dipegang oleh satu Hork-Bajir.
Ini paling parah yang pernah kami alami.
Tapi Jake tetap tidak berkata apa-apa.
Wajahnya tidak terbaca. "Bawa mereka ke garasi geladak bongkar
muat," Tom memerintahkan para Pengendali-HorkBajir. "Jika cewek itu berusaha berubah atau kabur,
bunuh saja. Paksa gorilla dan burung itu berubah
jadi manusia. Jaga ketat si Andalite. Tubuhnya
sangat berharga dijadikan induk semang. Dan
kabarkan kepada Visser One kita sudah
menangkap para pemberontak. Dan kubus nya."
Tom berbalik lagi kepada Jake. "Orang tua
induk semangku," dia berkata kejam. "diberikan
kepada Yeerk berpangkat rendah. Supaya kami
bisa membunuh mereka tanpa menyesal jika kami
perlu. Jadi, jika ada di antara kalian yang membuat
masalah?" 112 Begitu mereka sudah pergi, aku mulai
bergerak dari tempatku terpaku di atas pintu.
Aku harus pergi ke jendela, keluar, jadi
manusia! Dengan terbang zig-zag, naik turun,
seperti lalat gila, aku akhirnya sampai ke
jendela aula. Menyusup lewat celah kecil,
menuju ke tanah. Aku dengan cepat berubah kembali dan
berubah lagi menjadi burung hantu di balik
sebuah pohon besar. Naik naik naik! Aku terbang ke pusat rehab.
Mencoba untuk tidak terus memikirkan apa
yang akan terjadi kepada Jake. Aku tahu jika
kami tidak menghentikan Tom sebelum dia
meninggalkan sekolah itu, maak kami akan
harus menyerang kolam Yeerk. Aku, James,
dan tim yang baru. Dan itu adalah hal yang tidak ingin aku
lakukan. 113 Tidak ada waktu untuk mengendap-ngendap.
Aku masuk lewat jendela kamar James yang
terbuka. Mendarat keras di kaki tempat tidurnya.
James melempar selimutnya dan melompat dari
kasur. Mata burung hantuku melihat Pedro mengawasi
dengan heran. James mecodongkan badan ke
arah temannya itu. "Nanti kujelaskan," dia
membisiki. "Aku janji akan kembali."
Lalu dia melompat duduk di kursi roda. Aku
hinggap di pangkuannya dan dia menutupiku
dengan selimut. Kami meluncur di lorong. Berhenti
dari kamar ke kamar. Beberapa saat kemudian, para Animorphs yang
baru sudah berkumpul di kamar Timmy.
Tujuh belas orang. Aku melompat turun dan pangkuan James dan
berubah kembali menjadi manusia.
Timmy berusaha bangkit untuk duduk.
"Sss..ss?" "Ya," James setuju sambil tersenyum. Dia
memandang teman-teman yang sudah dipilihnya
untuk ikut berjuang. "Sebentar lagi. Kita tahu
semua ini sangat serius."
James memberi isyarat kepada cowok bernama
Craig. Dan cewek yang bernama Erika. Sama
seperti James, mereka juga sembuh akibat proses
berubah wujud. Dan seperti James pula, mereka
bersedia berpura-pura masih sakit. Bagaimana
cara mereka berpura-pura, aku tidak tahu.
Craig dan Erica, bisa disebut sebagai, letnan
nya James. 114 "Semuanya berubah menjadi wujud untuk
bepergian," James menginstruksi. "Kita akan
mengikuti Cassie ke sekolah."
Aku memberi tahu arahnya dengan singkat.
Menginstruksikan kepada mereka untuk berkumpul di belakang gedung sekolah
tersebut. Di luar pintu baja yang menuju garasi
dan geladak bongkar muat. Untuk beberapa
saat, para Animorphs baru tersebut membeku.
Semuanya. Lalu, setelah disemangati oleh
James, Craig, dan Erica, mereka meledak
penuh semangat. Lantas aku jadi berada di ruangan yang
penuh dengan aneka ragam binatang. Tidak
semuanya burung. Ada babun, anjing laut, dan
landak.
yang akan kau lakukan. Pusatkan pikiran
kepada wujudmu."
mereka.
Kali ini, mereka berhasil. Dalam semenit aku
sudah jadi cewek di antara burung-burung
merpati dan elang ekor-merah.
Aku tak bisa menahannya. Aku merasa
sangat bangga. 115 Aku berubah lagi menjadi burung hantu.
Memimpin jalan menuju sekolah tuna netra.
Animorphs - 50 The Ultimate di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Mengingatkan kepada mereka untuk tetap
bertingkah seperti burung.
Sekitar setengah mil dari tempat tujuan kami,
aku melihat mobil limosin sedang melaju diapit oleh
mobil polisi.
Delapan belas Animorphs mendarat di daerah
berhutan di belakang geladak bongkar muat. Visser
One akan sampai satu menit lagi.
mungkin aku bohong" Aku tidak bisa bilang semua
akan baik saja " saat semua tidak baik saja, kan"
mati. Mereka juga punya senjata. Tapi kita harus
melawan mereka. Kita harus bertempur dan kita
harus menang.>
cewek di kelompok Erica. Namanya Jessie.
bernama Liam. Salah satu regu Craig.
menjatuhkan seorang anak dari kursi rodanya">
strategi.> 116 Hatiku serasa tenggelam. Ini tidak akan
berhasil! Dan Jake sedang menunggu kami,
menunggu aku. "Semuanya, dengar dulu!" James sudah
manusia lagi. Langkahnya tepat menurutku.
Tubuh sehatnya memancarkan aura percaya
diri dan kekuatan. "Ya, kalian tahu cara
bertempur," dia berkata dengan semangat.
"Kalian tahu cara untuk menang. Orang-orang
seperti kita berjuang dan menang setiap menit
setiap hari."
bertahan hidup. Kau kan tahu itu.>
"Oke!" James mengaku. "Tapi bahkan jika
kehidupan sehari-hari kita bukan tentang
menjatuhkan orang jahat, kehidupan Animorphs
kita seperti itu. Kita sudah janji. Inilah
tempatnya, sekaranglah waktunya. Siap atau
tidak, kita akan lakukan. Semuanya, berubah
jadi manusia!" Keajaiban kecil. Para Animorphs baru
mengatasi keengganan dan ketakutan mereka.
Dan mereka mulai berubah kembali.
Tengkorak burung Kelly mulai membesar.
Mata kecil hitamnya tenggelam ke dalam
rongga mata manusia. Dan dengan segera dada manusia
terbentuk, dia mulai terbatuk.
Kaki manusia Timmy menembus keluar dari
badannya, membuatnya naik dari tanah. Tapi
kaki-kaki tersebut terlalu lemah untuk
menyokong tubuh manusianya. Dengan pekik
117 tertahan, dia jatuh ke tanah. Aku mendengar bunyi
kepalanya yang membentur batu.
Collette menjadi manusia dengan kesulitan
yang relatif lebih sedikit. Sekarang dia sedang
menyeret tubuhnya menuju Timmy. Dahi Timmy
berdarah. Aku sendiri tidak mengalami masalah apa-apaa.
Tapi, melihat para anggota baru ini, membuat
tanganku tidak bisa digerakkan. Anak-anak dengan
keterbatasan fisik ini, anak-anak dengan keberanian yang luar biasa ini akan masuk ke
medan pertempuran. Mereka tidak akan selamat.
James berjalan menuju Timmy, memeriksa
dahinya. "Kau akan baik saja," katanya.
Timmy mengangguk. Dia mengangkat tangannya yang lunglai untuk meraba lukanya
sendiri. Gerakannya itu membuat hatiku tersadar. Aku
tidak mau anak-anak ini terluka.
Mengapa aku tidak mendengarkan ayahku"
Bagaimana mungkin kami melakukan hal yang
sungguh tidak bertanggung jawab seperti ini"
Begitu bodoh! Begitu kejam. Kami " Animorphs "
sama jahatnya dengan Yeerk.
Tidak, kami lebih parah dari Yeerk!
Aku mencengkeram lengan James. "Sudahlah.
Kami bisa mengatasi ini tanpa kalian. Berubah jadi
burung dan pulanglah bersama semua orang.
Terbang secepat mungkin kalian bisa!"
"Tidak, Cassie." James menunduk memandangku. Dengan pelan meremas tanganku
yang memegang lengannya. 118 "Mereka tidak akan selamat, James. Mereka
tidak bisa." James tersenyum dan melangkah menjauh.
"Perhatikan kami." Kepada yang lain dia bilang:
"Wujud tempur. Sekarang."
Kelly. Garis warna hitam bermunculan di
wajahnya. Hidungnya memesek, menjadi besar
dan berwarna merah muda. Dua tanduk keluar
dari kepalanya. Dalam beberapa detik saja, dia
sudah menjadi seekor banteng yang kekar.
Collette. Lengannya memendek. Kakinya
menekuk. Mulutnya memanjang. Kulit hitam
kehijauan muncul di sepanjang garis hidungnya,
terus sampai ke sepanjang tubuhnya. Dia jadi
buaya. Pundak Timmy menjadi bungkuk, menjadi
membundar. Keningnya mengecil, dagunya
tertarik. Tubuhnya menjadi ramping dan berotot.
Bulu-bulu pendek keluar dari hidung sampai ke
ekor. Gigi-gigi tajam menerobos keluar dari gusi
atas dan bawahnya. Dia menjadi kucing hutan.
Di sekelilingku, prajurit bermunculan. Seekor
gorilla, wujud favorit Marco. Seekor gajah lain.
Meskipun akan membuat Rachel iri, seekor
beruang grizzly, dipilih oleh cowok bernama
Julio. Ularderik, badak, serigala, macan
kumbang, rajawali emas. Wujud tempur pilihan James cukup ironis.
Walaupun saat memilih wujud singa jantan itu,
dia tidak tahu kalau David, Animorph yang
bernasib-malang, juga memilih wujud yang
sama. Jake tidak percaya takhayul. Meski kami
memandangnya dengan penuh arti, dia tidak
berkata apa-apa. Kecuali, "Pilihan bagus, James."
Sekarang, melihat surai-surai emas bermunculan dari rambut James yang juga pirang
emas, wujud singa itu memang terlihat cocok
sekali.
Aku mengangguk, menutup mataku, dan
berubah jadi serigala. 120 119 Sebuah jalan beton yang mendaki
mengarah ke geladak bongkar muat dan pintu
garasi yang terbuat dari logam. Kami berkumpul
di turunan jalan tersebut.
James, dalam wujud singa, berkata kepada
seluruh tim.
membukakan pintu. Kelly, tubruk dan hancurkan. Ayo kita serbu.>
Kelly mundur, mendengus, dan menapak
tanah keras-keras. Dan dia berlari di atas jalan beton, bunyi
langkahnya menggelegar. Saat kepalanya yang
besar menghantam pintu logam, pintu tersebut
penyok. WHAM! Dia mundur. Memberi jalan untuk Judy,
dalam wujud gajah, untuk menghantam pintu
sekali lagi. Kali ini, pintunya terbang membuka.
121 Dan di situlah mereka. Tom, pasuka Hork-Bajir, dan Animorphs.
Jake masih hidup. Darah mengucur dari
keningnya, tapi dia masih hidup.
Kelly menyerang tiga Hork-Bajir yang berdiri
bersebelahan. BLAM! Mereka jatuh seperti pin boling.
Tseeew! Tseeeew! Tiga Hork-Bajir lagi maju, menembakkan sinar
Dracon. Collette maju dengan kecepatan buaya yang
tak terduga. Ekornya yang berotot menyapu mata
kaki para Hork-Bajir. Satu jatuh dengan keras.
Yang lainnya menggerung marah dan menyabet,
membuat luka panjang menganga di punggung
buaya. Tidak cukup dalam untuk bisa disebut
mematikan. Tapi Collette adalah korban pertama
kami.
Collette mengatupkan rahangnya dan maju
terus ke untuk bertarung.
Mungkin olahraga ekstrim memang beneran
favoritnya. Tom mengangkat tangan. Mengarahkan pistol
ke Timmy.
Timmy melompat mengandalkan kekuatan kakikaki kucing hutan yang berotot.
"Ooof!" Tom jatuh ke tanah. Kucing hutan menimpa
dadanya. Menahan pergelangan tangan Tom
hingga senjatanya terlepas. Menepisnya jauh
ke dalam bayang-bayang dengan cakar nya.
Kemudian kubus pengubah-wujud berguling
keluar dari kantong baju Tom.
James melesat maju dan mengambil kubus
tersebut dengan giginya. "Hentikan dia!" Tom menjerit.
Dia berusaha untuk duduk tapi Timmy terus
menekan dadanya. Jake dan yang lain merunduk di balik
tumpukan kardus dan berubah. Ax sudah
membebaskan diri dari penangkapnya, yang
sekarang lengannya tinggal satu. Tobias
berubah kembali menjadi elang ekor-merah.
Tepat pada waktunya. Aku berputar. Melalu lubang bekas pintu aku
melihat limosin hitam panjang itu berhenti.
Pintunya membuka. Visser One keluar dalam wujud manusianya.
Dan dengan segera berubah kembali menjadi
Andalite. Sebuah truk pindahan yang besar berhenti
di belakang limosin. Lalu satu lagi. Pintu truk yang pertama terbuka dan
turunlah satu batalion Hork-Bajir lagi.
123 Pintu truk yang kedua terbuka dan turunlah
sekawanan Taxxon. Tidak sabar untuk makanmakan.
Visser One berderap di jalan beton. Timmy
menghilang ke dalam
Animorphs - 50 The Ultimate di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bayang-bayang, meninggalkan Tom terbaring di lantai.
One meminta. Tidak ada salam. Tidak ada formalitas atau
basa-basi. Tom gelagapan dengan gugup. Perlahan dia
bangkit berdiri, matanya terpaku kepada si Visser.
"Ada di sini. Di suatu tempat. Si singa
mengambilnya" "
membunuhmu, aku sendiri yang akan membunuhmu.> "Tadi aku berhasil mendapatkan kubus itu,"
Tom panik. "Sudah di tanganku!"
Beruang Grizzly. Gorila. Harimau. Andalite. Elang.
Serigala. Lalu regu James. Singa. Buaya. Kucing hutan.
Banteng. 124 Kemudian tim Craig. Dan tim Erica.
Visser menyadari keberadaan kami. Mungkin aku membayangakn ekspresi ketakutan yang tampak di wajah Andalite nya
saat dia melihat jumlah kami.
Mungkin juga tidak. Tapi untuk pertama kalinya sejak perang ini
dimulai, pertarungan jadi seimbang.
Kerjasama sepertinya hal yang mudah bagi
Animorphs baru. Suatu hal yang bagus. "Rrrrooooooow!"
Timmy melompat ke kepala Hork-Bajir. Collette
menggigit kaki Hork-Bajir.
"Gaaaallaaaaffff!"
Hork-Bajir tersebut jatuh mundur ke belakang,
pisaunya berayun di udara. Timmy dan Collette
bergegas menuju target mereka berikutnya.
Meninggalkan Hork-Bajir yang tumbang dan
berdarah tadi kepada Taxxon yang kelaparan.
"Hhhhrroooowwwrrr!"
James! Raungan singanya yang menggetarkan
seisi garasi, membuat dinding seolah hendak
rubuh. James menampar seekor Taxxon dengan
cakarnya yang besar. Isi perut Taxxon tersebut
bermuncratan keluar dari luka yang disebabkan
125 126 goresan kuku singa. Lalu James berbalik,
melompati Hork-Bajir, menancapkan giginya ke
dalam leher makhluk itu sampai terbaring. Tak
bisa bernapas. Tenggorokannya digigit habis.
Kelly menolong Marco membersihkan jalan
dari sekelompok Taxxon. Tanduknya melubangi
tubuh-tubuh Taxxon yang seperti kantung tidur,
isi dalamnya berserakan ke tanah. Marco
menyingkirkan sisa- sisanya agar kami bisa
lewat.
nya masuk ke dalam garasi. Diikuti oleh tim
Craig dan Erica. Menebas, menggigit, memukul.
Menghantam Taxxon, menghindari pisau HorkBajir, melewati kolam darah.
juga kalau kau selamat beberapa menit ke
depan.> Fwap! Ax dengan mudah menghindar dari
serangan itu.
mengejek. Jake berbalik dan bergabung dengan Ax.
menghadapi sebagian kecil dari kami.>
Lagi, Visser One mengayunkan belati di
ekornya ke tenggorokan Ax. Meleset hanya
beberap senti. Jake merapatkan ke empat kakinya dan
melompat. Mendarat persis di belakang Visser
One. Dia mencakar punggung Visser dalam-dalam,
kemudian melompat kabur. Visser One mengutuk dan berbalik. Terhuyung
namun masih dapat menguasai diri.
untuk terdengar tidak khawatir,
berbohong.
waspada.
aroganmu itu, manusia. Kau akan menyesali
semuanya.> Kemudian Visser One mulai berubah. Aku
harus memperingatkan yang lainnya. Pertempuran
ini akan menjadi mimpi buruk.
Aku mundur. Tseeeew! Tseeeew! Sinar Dracon dari segala arah.
128 Teriakan, jeritan, lenguhan.
Darah bermuncratan"
Tseeeew! Tseeeew! Aku harus menemukan James. Aku berdiri
di atas kaki belakangku. Saat itulah aku melihat Tom. Berdiri di atas
tumpukan palang kayu yang disusun dekat
dinding. Membidikkan senjata Dracon!
Tseeew! Sinarnya menembus bahu Kelly. Dia
meraung keras dan memutar kepala bantengnya untuk mencari siapa yang sudah
menembaknya.
Kaki Kelly terlipat di bawah tubuhnya dan dia
pun terjatuh. Taxxon itu menghujamkan giginya
yang seperti jarum ked aging merah menganga
di bahu banteng itu.
Satu Hork-Bajir mengayunkan pisau lengannya, mencoba menebas dadaku. Untuk
menghentikanku. Aku melompati mata pisau itu
seperti melompati pagar. Taxxon tadi masih memakan Kelly, empat
tetes air liur mengalir ke lukanya. Menghisap
darah banteng. 129 Marco! Menubrukkan tubuh gorilanya kepada si
Taxxon! Membuatnya terpelanting menghantam
Hork-Bajir yang sedang mengejarku. Tubuh
Taxxon tersebut tertembus oleh mata pisau Horkbajir.
Tidak se"kecil" itu. Luka yang disebabkan oleh
sinar Dracon itu lebih parah dari yang kuduga. Dan
Taxxon tadi memperparahnya dengan membuka
lebar satu area daging. Kelly dengan cepat
kehilangan darah dan kekuatan.
"Grraaaath!" Satu lagi Hork-Bajir, menuju ke
arah kami, mata pisaunya terangkat.
bingung,
bangkit
Dan jatuh dengan keras. Dia terluka. Dia harus berubah wujud.
Atau dia akan mati. 130 Visser One sekarang berwujud seperti cumicumi raksasa. Tubuh gendutnya ditutupi oleh
sisik hitam yang mengkilap. Mata merahnya
melotot dari dagingnya yang gelap. Dua puluh
tentakel raksasa yang penuh duri-duri bergerakgerak dan mencambuk udara.
Aku memeriksa tubuh Kelly. Dia masih
hidup, tapi sangat kritis. Dan yang menjaga
kami dari para Taxxon hanya Marco seorang.
WHAP! Tentakel sebesar batang pohon menyapu
area sekitar pertempuran.
Rachel maju di antara celah-celah.
Menyerbu! Jake bergabung bersamanya.
"Tsseeeer!" Dari arah lain" 131 Tobias! "Aaaaah!" Tom mendekap wajahnya. Darah mengalir di
antara jari-jarinya. Dia berlutut.
Swaaaap! Si Visser! Tentakel berduri menancap di pundak Rachel.
Dengan raungan mara dia terpuruk di atas lututnya.
Swaaap! Tentakel yang lain, menggulung leher Jake
seperti tali laso! Seperti sulur tanaman berduri.
kepalanya ke kanan dan ke kiri. Berusaha matimatian melepaskan diri dari cengkeraman Visser.
Dengan perlahan, namun tak bisa dihentikan, ia
ditarik mendekati Visser.
Dengan perlahan, tak bisa dihentikan, seluruh
pertarungan juga bergerak mendekati Visser One
dan tawanannya. Taxxon dan Hork-Bajir terus
maju. Beberapa masih lanjtu bertempur dengan
Animorphs. Beberapa yang lain membentuk
lingkaran di sekeliling kami, tak sabar untuk
menonton pemimpin mereka akhirnya menghabisi
para bandit. Tidak ada yang memperhatikan kami. Ini
saatnya untuk membawa Kelly keluar.
Animorphs - 50 The Ultimate di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berubah.> 132
semuanya. Dan lalu semua orang akan
terancam bahaya.>
kepadanya.
Tetap tak ada jawaban. Kubiarkan kepala serigalaku mendongak ke
langit dan melepaskan lolongan panjang yang
memilukan. Kemudian:
Ternyata benar. Banteng itu mulai mengerut. Seperti banteng
dari karton yang dibiarkan kehujanan. Ototnya
mengecil. Sampai menjad seperti selimut basah
yang terbuat dari koran lusuh, menutupi tubuh
kecil yang rapuh. Beberapa saat kemudian, Kelly berbaring di
tanah, seutuhnya manusia, mencoba untuk
bernapas.
mudah mengangkatnya ke dalam gendongan.
133 Dia berlari bersama Kelly, menjauh dari garasi.
Menghilang dalam kegelapan dan bayang-bayang.
Beberapa dari kami mungkin tidak akan
selamat. Jika begitu dan Yeerk menang, seseorang
di suatu tempat harus mengetahui kebenaran ini.
Bahwa beberapa anak biasa dan anak luarbiasa
pernah mencoba untuk menghentikan semua
kegilaan ini. Jeritan dan sorak-sorai. Aku berbalik. Visser One sedang bermain-main dengan Jake.
Menggulung tentakel untuk menarik Jake
mendekat. Mencambuk dan melemparkannya.
Membantingnya ke lantai. Kepala dan leher harimau itu berdarah-darah.
Jake tidak akan selamat dari siksaan ini lebih lama
lagi. Satu per satu, Animorphs mencoba mendekat.
Menyerang tubuh besar hitam itu. Mencakar atau
menggigit. Tapi setiap kalinya, mereka selalu
terlempar oleh ayunan tentakel.
James. Rachel. Timmy. Ax.
"Tsseeer!" Tobias! Menukik menuju wajah aneh Visser
One. Cakarku terarah kepada sepasang mata
merah.
seperti cambuk. Mengenai Tobias dengan sangat
keras. Mengirimnya terbang ke ujung ruangan.
Tobias menabrak dinding logam! Jatuh ke tanah
dalam gundukan bulu-bulu.
134
Dengan canggung mengangkatnya dengan
mulutku. Dia masih hidup. Aku bisa merasakan detak
jantungnya di gigi dan mulutku. Begitu kami di
luar lingkup pandangan mereka, dia bisa
berubah dan berubah lagi dan dia akan baik
saja. Aku akan kembali ke sana. Aku akan
berjuang sampai akhir. Tidak peduli apa, aku
akan berjuang bersama Jake.
Aku menjatuhkan Tobias di tanah begitu
kami sudah tak terlihat oleh mereka. Dia sudah
dalam proses berubah.
memberitahunya, suaraku pecah.
135 Jake terbaring, terlentang, tentakel si visser
melilit tenggorokannya.
meraung. Tidak ada jawaban. Visser One mempererat cengkeramannya.
Suara kecil yang menyedihkan keluar dari leher
Jake. Tenggorokan harimau itu sedang dihancurkan.
Rachel menerjang. Jake meraung.
Tentakel-tentakel Visser One melempar mereka
berdua.
One menuntut lagi. Jake sekarat di depan mataku.
Dan pada saat itu" "ARGHHHGHGHGH!" Visser One memekik
kesakitan. 136 Tentakel yang melilit Jake terpotong rapi
hingga putus. Jake melompat bangkit. Dengan perlahan
menggeleng untuk melepaskan bagian dari
tentakel yang masih nempel di sekitar lehernya.
Visser One melambaikan pangkal tentakel
yang berdarah itu ke udara.
Kerumunan Hork-Bajir bergerak dengan
gugup, saling melihat satu sama lain. Siapa
yang melakukannya" Hanya berarti satu hal. Gerakan Perdamaian
Yeerk masih ada! Di antara barisan PengendaliHork-Bajir itu, ada beberapa pejuang yang
merdeka. Dan dia sudah menyelamatkan Jake.
Sebelum ada Hork-Bajir yang memberitahu
Visser One siapa yang berkhianat, keributan
kembali terjadi. Para Taxxon, tidak bisa menahan nafsu
lapar mereka, maju menyerang Visser One dan
bekas tentakelnya yang berdarah.
Pasukan Pengendali-Hork-Bajir yang setia
mencoba menjauhkan mereka. Melindungi
Visser One sehingga dia bisa berubah wujud
dengan aman. Dan saat Taxxon, Hork-Bajir, dan Visser
One sedang sibuk, Jake memberi aba-aba
untuk mundur.
James mengulangi aba-aba tersebut. Dan
para Animorphs mulai berlari ke kegelapan
malam. Kami bisa selamat. Tapi"
137
pribadi.
Aku berhenti di tempat. Karena di sana berdiri Tom, sedikit limbung,
darah dan bekas cakaran di wajahnya.
Menggenggam kotak berwarna biru. Dan
senjata Dracon. Matanya melebar liar. Memandang Visser One.
Aku membayangkan apa yang sedang dipikirkan
Tom. Siapa pun yang memegang kubus pengubahwujud, memegang masa depan planet ini.
Kenapa dia harus menyerahkannya kepada
Visser One" Tom kabur. Aku mengikutinya ke pinggir jalan beton.
Melihat sepasang mata yang bersinar dari
kegelapan di bawahku. Tubuh besar, hitam dan
orange. Jake! Dia melihat Tom berlari lewat. Kemudian
mengejarnya. Telapak kakinya nyaris tanpa suara.
Sekali lagi, aku mengikuti. Ke dalam
pepohonan. Di luar jangkauan penglihatan orangorang di sekolah. Nyaris tidak bisa melihat ke arah
mana Jake, yang berdarah tapi sangat hening,
berlari. Tom pasti merasakan sesuatu. Karena
mendadak dia melihat ke belakang pundaknya.
Berbalik Dan menembak. Sinar Dracon mengenai bahu Jake! Tapi dia
tetap maju. Menuju Tom. 138 "Mundur!" Tom menjerit. "Aku serius, aku
akan membunuhmu!" Jake terus melangkah maju.
Tsseeeew! Tom menembak lagi. Tembakannya mengenai kaki belakang Jake. Dia jatuh
berdebam. Tom berlari kabur. Yakin bahwa Jake tidak
akan, tidak bisa, mengikuti.
Tapi Jake mengangkat tubuhnya yang
seberat tujuh-ratus-pon dengan tiga kaki dan
mulai berjalan mengikuti abangnya. Ke dalam
bayang-bayang. Ke dalam tempat tergelap yang
pernah Jake datangi. Tempat di mana dia akan
membunuh abangnya. Atau akan terbunuh oleh
abangnya. Mendadak, aku teringat wajah ayahku.
Suaranya. "Apakah yang kau lakukan
manusiawi?" Apapun yang akan terjadi di antara Jake dan
Tom, aku akan kehilangan Jake.
Karena jika Jake membunuh Tom, dia tidak
akan pernah sama lagi. Dia akan melewati
entah garis apa yang memisahkan mereka dari
kami. Dan aku sangat yakin tidak ada cara untuk
balik melewatinya lagi. Aku berlari ke kegelapan. mengikuti jejak
darah Jake. Tom berlari serabutan menembus pepohonan di depanku. Bunyi debam langkah yang pelan-pelan.
Jake. 139 Menguntit abangnya. Bersiap untuk membunuhnya. Demi apa"
Demi sebuah kubus pengubah wujud. Untuk"
Harganya tidak sebanding.
Mendadak, aku tahu jawabannya.
Aku mencapai tempat terbuka di mana mereka
berdua berada. Tom kehabisan napas. Berdiri goyah.
Jake hanya satu atau dua meter di
belakangnya. Tom berbalik. Mengangkat tangannya. Membidikkan senjata. "Aku akan membunuhmu, Jake," dia berkata,
suaranya serak. "Lihat saja."
Jake menggeram. Membongkok. Bersiap untuk
menerkam. Saat itulah aku melompat maju dan menggigit
kaki belakang Jake yang tidak terluka.
Menahannya. Jake mengaum. Berbalik menghadapku.
Memukul kepalaku dengan cakarnya. Pukulan itu
membuatku terlempar. Luka cakar yang cukup
dalam pada sisi tubuhku. Tapi itu harga yang kubayar. Rasa sakit,
semuanya. Aku sudah melakukan apa yang harus
kulakukan. Aku membuat pengorbanan. Tom menghilang ke dalam pekatnya malam.
Jake dan aku terbaring di sana, sakit dan
kelelahan. 140
Animorphs - 50 The Ultimate di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kami tidak mendapat apa-apa yang bisa
dipamerkan dari pertempuran ini. Kecuali kami
masih hidup untuk berjuang lagi.
Dan besok, Jake masih bisa menghadapi
dirinya di cermin. 141 Tim yang baru berhasil pulang dengan selamat
ke pusat rehab dan kembali ke tempat tidur tanpa
diketahui. Semuanya, termasuk Kelly.
James melaporkan bahwa semuanya dalam
keadaan baik. Tidak ada yang ingin keluar. Tidak
ada yang mengancam akan melaporkan.
Jika Jake mengira tidak ada yang bisa
menggantikannya sebagai pemimpin, dia salah.
James adalah pilihan yang cocok. Jika kami kalah,
masih ada sedikit harapan untuk umat manusia.
Gadis buta berambut merah yang tertangkap
kamera bicara dengan Jake dan Rachel itu berhasil
melarikan diri. Sebelum Yeerk kembali untuk
menangkapnya, dia sudah keluar dari tempat itu
dalam wujud Rachel. Dan kami berenam" 142 Apakah kami masih satu tim"
Aku tidak tahu. Sudah dua belas jam kami
kembali dan Jake masih belum bicara
kepadaku. Dia bahkan tidak melihat kepadaku.
Tidak ada selain kami berdua yang tahu.
Mereka hanya tahu Tom kabur membawa
kubus itu. Membuat Jake sangat terpukul.
Dan mereka tahu ada sesuatu yang salah di
antara aku dan Jake. Tapi mereka tidak tahu
kenapa. Akhirnya aku memutuskan untuk
membahas masalah ini dengan Jake.
Jake memandangku, matanya dingin dan
keras. "Jadi?" "Berhenti memperlakukanku sebagai musuh," aku berkata.
Jake berbalik dan mulai melangkah
menjauh. Aku mengikuti di sampingnya dan
menahan lengannya. Dia menarik lepas peganganku dan
menghadap wajahku. Wajahnya putih karena
marah. Bibirnya bergetar. "Mengapa kau
melakukan itu?" dia berteriak, suaranya pecah.
"Mengapa?" Aku tercekik. "aku berusaha melindungimu!"
"Melindungiku?" alisnya terangkat takjub.
"Bagaimana?" "Kau terluka. Dia mungkin akan membunuhmu." "Terus mengapa kau bukannya mengejar
dirinya?" Jake bertanya keras. "Kau tidak
terluka. Dengan perlindungan pepohonan dan
kecepatan serigala, kau bisa menjatuhkannya!"
Aku tidak bisa menjelaskan. Karena aku sendiri
juga tidak mengerti. Yang kutahu adalah
membiarkan Tom kabur dengan membawa kubus
pengubah-wujud adalah hal yang benar.
Dan sesuatu masih memberitahuku bahwa aku
benar. 144 143 Translated by @aryaapepe Pedang Penakluk Cinta 1 Pendekar Rajawali Sakti 118 Dukun Dari Tibet Tusuk Kondai Pusaka 14