Pelarian 2
Pelarian Karya Alviorita Bagian 2
begitu setiap kali ia menghilang tidak seorangpun yang dapat menemukannya.
Ia hilang dan muncul seperti disihir."
Trent berseru kagum. "Hebat! Aku ingin belajar bersembunyi darinya."
"Kalian belum menemukannya?" tanya Duke.
"Sejak Putri hilang, kami telah berusaha mencarinya tetapi hingga saat
ini kami tetap tidak berhasil. Raja Phyllips marah sepanjang hari karenanya.
Dan hari ini ia mengadakan pencarian besar-besaran. Semua prajurit
dikerahkannya untuk mencari Tuan Puteri bahkan seluruh penduduk Kerajaan
Lyvion." "Itu artinya pesta pertunangan mereka ditiadakan?" tanya Duchess.
Wolve mengangguk. "Engkau beruntung, Nathan. Tunanganmu kabur sehingga pertunangan
kalian batal," kata Trent.
"Tidak. Bukan begitu maksudku," Wolve cepat-cepat membenarkan
kata-kata Trent, "Begitu Putri ditemukan, Paduka akan segera melangsungkan
pesta pertunangan mereka."
"Pertunanganmu tidak jadi batal, Nathan," kata Trent mengumumkan.
"Tetapi mungkin saja pertunangan itu batal," kata Wolve, "Tidak
seorangpun dapat menemukan Putri Alviorita bila ia telah bersembunyi."
Wolve tiba-tiba teringat sesuatu. "Paduka meminta maaf yang sedalamdalamnya atas
penundaan pesta pertunangan ini."
Duke tersenyum. "Tidak apa-apa. Kami mengerti."
www.ac-zzz.tk "Tugas pertamaku telah selesai. Sekarang aku harus segera kembali
untuk menyelesaikan tugas keduaku."
"Kami tidak akan menghalangimu. Kami mengerti dengan menghilangnya
Putri Alviorita ini, engkau mempunyai banyak tugas," kata Duke.
"Ya, sejak Yang Mulia Tuan Puteri kabur dari Istana Urza, aku
mendapat banyak tugas."
Merasa ia telah menyelesaikan tugasnya, Wolve bangkit. "Kurasa aku
telah menyampaikan semua pesan Paduka."
"Terima kasih, Wolve," kata Duke.
Dari tempat duduknya, Alviorita melihat Duke mengantarkan Wolve
hingga ke pintu depan. Alviorita tersenyum puas melihat Wolve telah pergi. Sekarang
Alviorita benar-benar merasa bebas. Ia senang sekali telah berhasil
membatalkan pesta pertunangan konyolnya. Alviorita yakin tidak akan ada
orang yang akan mencarinya di Castil Q`arde.
Setelah kepergian Wolve, Alviorita masih tidak ingin turun. Ia masih
ingin menikmati saat yang paling membahagiakannya ini dari atas pohon.
Kepada serombongan burung yang terbang di atasnya, Alviorita
berkata, "Sekarang aku mempunyai sayap seperti kalian dan dengannya aku
akan mengelilingi dunia."
Membayangkan ia berjalan-jalan ke bukit yang selalu dilihatnya dari
puncak menara membuat Alviorita semakin senang. Dipandanginya rumahrumah
penduduk yang tampak dari atas pohon itu. Rumah-rumah dengan
pemandangannya yang tampak kecil dari menara Istana Urza sekarang tampak
lebih besar dan lebih dekat. Sekarang dengan cepat Alviorita dapat mencapai
tempat-tempat yang ingin didatanginya.
Tanpa pengawal. Tanpa tugas rutin. Tanpa larangan setiap orang.
Dan yang lebih penting tidak seorangpun yang akan mengenalnya. Tidak
akan ada orang yang mengenalnya sebagai Alviorita. Mereka hanya tahu ia
adalah gadis yang hilang ingatan yang bernama Rosa.
Dibayangkannya hari-hari yang akan datang. Ia tidak perlu khawatir
orang-orang akan menemukannya. Sekarang yang harus dilakukannya adalah
membuat setiap orang Castil Q`arde semakin yakin ia bukan sang Putri
Mahkota. Awal dari rencana Alviorita telah berhasil dengan baik. Sekarang
Alviorita dapat meneruskan rencananya.
www.ac-zzz.tk Kepada ayahnya Alviorita telah membuktikan ia bukan gadis yang dapat
dipaksa. Ia mau dipaksa belajar keras hanya untuk penduduk Kerajaan Lyvion.
Tetapi ia tidak akan pernah mau dipaksa menikah dengan Nathan, pria yang
paling membosankan yang pernah ditemuinya.
Setelah bertemu dengan Nathan sendiri, Alviorita masih merasa pria
itu adalah pria yang paling membosankan. Pria itu sama sekali tidak peduli apa
yang terjadi di sekelilingnya. Bagaimana ia akan peduli terhadap istrinya"
Alviorita juga tidak mau mengakui pria itu adalah pria yang menarik walaupun
Alviorita mengakui pria itu tampan.
Hingga saat ini Alviorita sering merasa heran mengapa Nathan berbeda
dengan adiknya. Dulu karena terkejutnya, Alviorita tidak dapat merasakan lucunya
keluarga Kryntz. Tetapi sekarang saat Alviorita merasa senang dan lega. Ia
mulai menyadari apa yang belum disadarinya dulu. Sekarang Alviorita dapat
tersenyum geli ketika ia membayangkan Duchess yang cantik bersanding
dengan Duke yang agak gemuk. Tetapi ia lebih tersenyum geli ketika ia
membayangkan Nathan yang tinggi dan tampan dijajarkan dengan adiknya
yang pendek dan lucu. Hidup di Castil Q`arde tidak akan terasa membosankan bagi Alviorita.
Ia telah menemukan apa yang dapat membuatnya gembira.
Alviorita tersenyum. Semalam ia telah menghabiskan waktunya sesuai
dengan apa yang paling diinginkannya. Ia menghabiskan waktunya bersama
Jeffreye. Dan ia masih berada di Ruang Kanak-Kanak ketika anak itu pergi
tidur. Melihat langit telah cerah, Alviorita memutuskan untuk melihat apakah
Jeffreye sudah bangun. Dengan hati-hati Alviorita memanjat turun pohon itu.
S epasang tangan yang memegang pinggang Alviorita ketika ia hampir
sampai di tanah. Alviorita terkejut. Orang itu mengangkatnya dari batang pohon dan menurunkannya tepat
di depannya. Alviorita terkejut melihat wajah Nathan berada di dekatnya.
"Terima kasih," katanya gugup.
Nathan tersenyum sinis. "Sudah menjadi kebiasaanmu?" katanya sambil
memandang puncak pohon. Alviorita menyadari tangan pria itu belum beranjak dari pinggangnya.
"Dapatkah Anda melepaskan tangan Anda?" tanyanya sopan namun tajam.
www.ac-zzz.tk Nathan segera menarik tangannya dari pinggang Alviorita.
"Terima kasih," kata Alviorita sambil berlalu.
Tetapi Nathan tidak melepaskan Alviorita begitu saja. Nathan
menangkap lengan gadis itu. "Apa yang dapat membuatku yakin engkau tidak
akan melakukan kebiasaanmu yang berbahaya itu?"
"Lepaskan aku!" kata Alviorita.
"Ke mana engkau akan pergi?"
"Aku tidak akan memanjat pohon lagi. Saat ini aku ingin melihat
Jeffreye," kata Alviorita sambil menyentakkan lengannya.
Begitu lengannya terlepas dari pegangan Nathan, Alviorita segera
berlari ke dalam Castil Q`arde. Alviorita tahu pria itu mengikutinya tetapi ia
tidak peduli. Ia tidak suka pria itu menemukan ia tengah menuruni pohon.
Ketika mata Alviorita menangkap bayangan seseorang dari dalam Castil
Q`arde, ia berhenti berlari. Ia tahu Nathan tidak mungkin berani
menganggunya selama ada orang di Castil Q`arde. Dengan tersenyum senang,
Alviorita berjalan dengan tenang menuju bangunan utama Castil Q`arde.
Tepat seperti yang diduga Alviorita. Nathan tidak berusaha mengejar maupun
menahan Alviorita. Ia hanya berjalan di samping Alviorita.
"Engkau harus berjanji dulu padaku. Engkau tidak akan melakukan
kebiasaanmu yang berbahaya itu," kata Nathan.
"Berbahaya?" tanya Alviorita santai.
"Apakah engkau tidak menyadari engkau dapat jatuh dan terluka bila
engkau terus-menerus memanjat pohon seperti itu," kata Nathan, "Aku tidak
tahu apa yang terjadi bila aku tidak menemukanmu turun dari pohon itu."
"Akan menjadi berbahaya bila engkau mengejutkanku seperti itu," kata
Alviorita tajam, "Lagipula mengapa engkau sibuk mengurusi aku" Bukankah
masih banyak yang dapat kaulakukan" Pekerjaanmu yang membosankan itu,
misalnya." "Aku tidak melakukannya demi engkau," balas Nathan tak kalah
tajamnya, "Aku melakukannya karena aku tidak ingin engkau memperngaruhi
kemenakanku. Sejak kemarin ia tampak kagum dengan tindakan
penyelamatanmu." "Sudah kuduga," kata Alviorita santai, "Bagaimana mungkin manusia
yang paling acuh seperti engkau akan mengurusi masalah selain tanggung
jawab, tugas dan entah apa lagi pekerjaan yang membosankan."
"Aku mengingatkanmu untuk tidak mempengaruhi Jeffreye," kata
Nathan memperingati. Alviorita mengabaikan peringatan itu. "Itu tidak ada dalam rencanaku."
www.ac-zzz.tk Nathan tiba-tiba berhenti. Ia menangkap lengan Alviorita.
Alviorita memandang tajam Nathan. "Lepaskan aku!"
"Aku tidak akan melepaskanmu sebelum engkau berjanji padaku," kata
Nathan tajam. Pandangan mata Nathan yang tajam membuat Alviorita merasa kecil
dan itu membuat Alviorita semakin merasa jengkel pada tunangannya itu.
Alviorita tidak suka pada segala macam perasaan yang ditimbulkan pria itu.
"Baiklah, aku berjanji," kata Alviorita jengkel.
Dalam rencana Alviorita memang tidak ada kegiatan untuk
mempengaruhi Jeffreye. Yang ada hanya bagaimana ia dapat membatalkan
pertunangan konyolnya dengan pria yang sekarang berdiri di dekatnya.
Alviorita menatap tajam wajah Nathan tanpa menyadari wajahnya saat
itu tampak cantik sekaligus berbahaya. Kalaupun Alviorita menyadarinya,
Alviorita tidak akan merasa malu. Sebaliknya ia akan merasa senang dapat
menunjukkan wajah berbahaya seperti itu. Seperti kegiatannya yang saat ini
dapat berbahaya bagi pertunangan konyolnya.
"Bagus," kata Nathan puas.
Alviorita merasa semakin membenci pria itu ketika ia melihat sinar
kemenangan di matanya. Dengan marah ia menyentakkan lengannya. Bagi
Alviorita cukup sekian saja ia berada di dekat Nathan. Belum sempat
Alviorita menjauhi Nathan, Trent sudah muncul. Dalam hati Alviorita
mengeluh mengapa ia bertemu dengan dua pria yang menjengkelkan dalam
satu saat. Yang satu hanya mementingkan kewajibannya dan yang satu hanya
pandai menjual pujian. Tiba-tiba Alviorita menyadari ia dapat memanfaatkan
keberadaan Trent untuk menemukan perisai yang lain di Castil Q`arde.
"Siapakah pria yang tadi datang dengan kudanya bersama prajurit itu?"
tanyanya. "Orang itu adalah Kepala Pengawal Istana Urza, Wolve," jawab Nathan.
"Mengapa ia kemari?"
"Ia menyampaikan surat Raja kepada ayahku," jawab Trent.
"Apa isi surat itu?" tanya Alviorita tertarik.
"Aku tidak tahu. Tanyalah kakakku," jawab Trent sambil memandang
wajah Nathan. Walaupun enggan tetapi Alviorita tetap menatap memohon pada
Nathan. Ia ingin sekali mengetahui apa yang ditulis ayahnya untuk
mengabarkan berita menghilangnya dirinya ini.
"Untuk apa engkau mengetahuinya" Ini bukan urusanmu," kata Nathan
sinis. www.ac-zzz.tk "Apa yang akan kaulakukan bila ini memang urusanku?" tantang
Alviorita, "Engkau telah mengurusi masalahku yang bukan menjadi
masalahmu." Nathan diam saja. Dari sikapnya Alviorita tahu pria itu menolak untuk mengatakan isi
surat Raja Phyllips. Alviorita sudah tahu seperti apa isi surat itu dan ia dapat
memancing Nathan mengatakan isi surat itu dengan apa yang diketahuinya.
Tetapi ia tidak ingin membongkar penyamarannya sendiri. Alviorita tahu
sebelum tengah hari, tidak akan ada seorangpun di luar Istana Urza maupun
keluarga Kryntz yang mengetahui berita ini. Penyusunan pengumuman maupun
menyebarkan pengumuman itu membutuhkan waktu yang lama. Apalagi bila
pengumuman itu mendadak seperti ini.
"Kakakku batal menghadiri pesta pertunangannya hari ini," kata Trent
memberitahu. Alviorita terkejut mendengar nada mengejek dalam suara Trent.
Dalam hati Alviorita tersenyum senang. Tetapi di luar, ia berpura-pura
terkejut, "Pertunangan?"
"Ya, seharusnya petang hari ini kakakku akan mengumumkan
pertunangannya dengan Putri Alviorita tetapi sang Putri kabur dari Istana
Urza." Alviorita hanya dapat memandang kasihan wajah Nathan tetapi dalam
hati ia tersenyum mengejek. Alviorita ingin sekali mengatakan sesuatu tetapi
ia khawatir kata-katanya akan terdengar seperti mengejek sebab saat ini
yang paling dirasakan Alviorita hanya keinginannya untuk mengejek pria yang
tidak disukainya itu. "Bagaimana perasaanmu?" tanya Trent.
"Biasa saja," kata Nathan santai.
Telinga Alviorita yang terlatih untuk mendengarkan setiap nada suara
seseorang dengan baik, menangkap nada senang dalam suara Nathan.
"Engkau tidak lupa bukan" Setelah Putri Alviorita ditemukan, Raja
Phyllips akan segera melangsungkan pertunangan kalian sehingga Tuan Puteri
tidak dapat kabur lagi," kata Trent mengingatkan.
Nathan diam saja. Alviorita terkejut mendengarnya. Ia tidak menduga ayahnya akan
melakukan itu. Alviorita berjanji pada dirinya sendiri kelak bila ayahnya menemukan
dirinya, ia telah mempersiapkan sejumlah perisai. Dengannya, Alviorita akan
mengadakan pertempuran hanya antara dirinya dan ayahnya. Karena
www.ac-zzz.tk pertempuran ini untuk menentukan masa depan dirinya maka Alviorita harus
benar-benar mempersiapkan perisai yang banyak dan dirinya sendiri untuk
menghadapi pertempuran itu. Sekarang Alviorita telah menemukan perisai
keduanya. Ia harus menyimpan baik-baik perisai itu dan menjaga agar jangan
sampai perisai itu menjadi pedang ayahnya. Alviorita tahu bila ia ingin
memenangkan pertempuran dengan ayahnya ini, ia harus selalu bersikap hatihati.
Perisai kedua telah ditemukan Alviorita. Kemudian Alviorita segera
menuju Ruang Kanak-Kanak tanpa mengatakan apa-apa.
Mula-mula Alviorita tidak mendengar suara langkah kaki yang
mengikutinya. Tetapi ketika telah dekat Ruang Kanak-Kanak, ia mendengar
langkah kaki. Telinga Alviorita yang telah dilatih Alviorita untuk membedakan
suara langkah kaki setiap orang - tahu langkah kaki itu adalah langkah
Nathan. Alviorita jengkel menyadari pria itu masih tidak mempercayai katakatanya. Ingin
sekali ia berkata kepada pria itu, "Aku adalah Putri Mahkota
dan tidak mungkin seorang Putri Mahkota melanggar janjinya sendiri." Tetapi
bila ia mengatakan itu, semua penyamarannya akan terbongkar. Dan itu yang
paling tidak diinginkannya apalagi sebelum ia menemukan perisai yang cukup
untuk menghadapi pertempurannya dengan ayahnya.
Sebelum Nathan mendekatinya, Alviorita mempercepat langkahnya ke
Ruang Kanak-Kanak. Namun Alviorita lupa, pria itu lebih cepat dari Trent
bahkan mungkin dari dirinya sendiri.
"Engkau akan ke mana?" tanya Nathan setajam pandangan matanya.
Alviorita membalas pandangan mata itu. "Melanjutkan rencanaku."
"Kuperingatkan kepadamu. Aku tidak akan membiarkan engkau
mempengaruhi kemenakanku."
Alviorita yang keras kepala tidak mau mendengarkan nada mengancam
itu. Dengan senyum menantang, ia berkata, "Semoga aku tidak melupakannya."
Wajah Nathan tampak tegang mendengarnya.
Tetapi hal itu tidak membuat Alviorita merasa takut. Ia sudah sering
melihat wajah murka ayahnya yang lebih menakutkan dari wajah Nathan.
Pelarian Karya Alviorita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Terutama saat ia menolak pertunangan konyol yang dipersiapkan ayahnya.
"Lepaskan aku," kata Alviorita dengan kemanisan yang tajam.
Kemanisan yang ditunjukkan Alviorita sirna ketika Nathan semakin
mengetatkan pegangannya pada lengannya.
Sekuat tenaga Alviorita menyentakkan lengannya. "Aku ingin menemui
Jeffreye." www.ac-zzz.tk Nathan tidak melepaskan lengan Alviorita melainkan ia semakin
mempererat pegangannya sehingga gadis itu kesakitan.
"Lepaskan aku!" kata Alviorita tajam, "Aku hanya ingin melihat apakah
Jeffreye sudah bangun."
"Sepanjang hari kemarin engkau terus bermain dengannya hingga larut
malam. Kurasa saat ini Jeffreye belum bangun," kata Nathan sambil
melonggarkan pegangannya.
Alviorita memanfaatkan kesempatan itu untuk melepaskan diri dari
Nathan. Alviorita benar-benar tidak menyukai sikap Nathan. Ia tidak
menyukai pria yang telah membuat dirinya merasa tidak berdaya itu. Alviorita
mengerti kekhawatiran Nathan tetapi ia tidak menyukai cara pria itu.
Sebenarnya Nathan tidak perlu khawatir karena Alviorita sendiri tidak
berniat untuk membuat Jeffreye seperti dirinya.
Dalam rencana Alviorita tidak ada keinginan untuk mengajari Jeffreye
segala yang dapat dilakukannya. Tidak mungkin ia mengajari anak semanis itu
memanjat pohon. Alviorita sendiri sudah tahu bahaya yang dapat terjadi bila
ia memanjat pohon tetapi kebiasaan itu telah ada pada dirinya sejak ia kecil.
Tidak ada tempat yang dijadikan tempat persembunyiannya dari pengasuh
serta pengawal-pengawalnya selain pohon.
Bagi Alviorita hanya sekali Nathan menunjukkan perhatiannya pada hal
yang bukan menjadi masalahnya.
Kemarin ketika pria itu melihat gaun putih Alviorita yang terkena
darah Jeffreye, ia berkata, "Sebaiknya Anda mengganti gaun Anda. Gaun itu
telah kotor karena darah Jeffreye."
Saat itulah Alviorita menyadari ujung gaunnya memerah. Sejak tadi
Alviorita hanya memperhatikan Jeffreye sehingga ia melupakan gaunnya
sendiri yang telah digunakannya untuk membersihkan luka Jeffreye.
"Anda benar. Noda ini tidak akan hilang bila saya tidak segera
membersihkannya." Alviorita segera meninggalkan Ruang Kanak-Kanak untuk mengganti
gaunnya tetapi ia segera kembali lagi untuk menemui Jeffreye. Saat ia tiba
kembali di Ruang Kanak-Kanak, ia melihat Nathan telah meninggalkan ruangan
itu dan di sana telah ada Innane yang menjaga Jeffreye. Bersama Innane,
Alviorita menanti Jeffreye bangun kembali. Bersama wanita itu pula,
Alviorita menghabiskan waktunya dengan Jeffreye.
Innane sama sekali tidak marah ketika Alviorita terlarut dalam
kegembiraannya sehingga melewati batas tidur malam Jeffreye.
www.ac-zzz.tk Tadi pagi ketika Alviorita melihat Jeffreye di Ruang Kanak-Kanak,
anak itu masih tertidur. Alviorita menduga sekarang anak itu sudah bangun.
Apa yang diduga Alviorita memang tepat. Jeffreye sudah berpakaian
rapi. Anak itu segera menyambut kedatangan Alviorita.
"Engkau sudah bangun rupanya," kata Alviorita.
"Ke mana kita akan pergi hari ini?" tanya Jeffreye.
Alviorita menatap Nathan. "Tanyalah pamanmu. Aku tidak tahu ke mana
ia akan membawamu." "Ke mana kita hari ini?" tanya Jeffreye.
"Kurasa sebaiknya kita tidak pergi dulu hari ini. Luka di lututmu masih
belum sembuh," jawab Nathan.
"Paman berjanji membawaku berjalan-jalan," kata Jeffreye merajuk.
Alviorita membungkuk dan berkata lembut, "Pamanmu benar, Jeffreye.
Lukamu masih belum sembuh benar."
"Kakiku sudah tidak sakit lagi kalau aku berjalan," kata Jeffreye
merujuk. "Sungguh?" tanya Alviorita sambil tersenyum, "Coba kulihat."
Jeffreye segera mundur ketika tangan Alviorita hampir menyentuh
lututnya. Alviorita tersenyum, "Katamu sudah tidak sakit lagi?"
"Memang sudah tidak sakit lagi," kata Jeffreye mencoba membela
dirinya. Alviorita berdiri dan mendekati Jeffreye. "Mari kita mencobanya."
"Baiklah," sahut Jeffreye.
Alviorita tersenyum senang. "Bagus. Sekarang duduklah di sini," kata
Alviorita sambil meraih sebuah kursi.
Jeffreye segera duduk di kursi yang diberikan Alviorita dan menanti
apa yang akan dilakukan gadis itu untuk membuktikan kata-katanya.
Seperti halnya Jeffreye, semua orang di ruangan itu menanti apa yang
akan dilakukan Alviorita.
Innane memandang ingin tahu sedangkan Nathan hanya memandang tak
mengerti. Mereka sama-sama ingin tahu apa yang akan dilakukan Alviorita.
Alviorita membungkuk di depan Jeffreye. Ia tersenyum pada anak itu
sebelum ia memegang kaki anak itu yang luka.
Wajah Jeffreye tampak pucat ketika gadis di depannya itu menyentuh
kakinya. Ia menduga Alviorita akan memegang lukanya. Tetapi Alviorita tidak
www.ac-zzz.tk melakukannya. Alviorita tahu luka Jeffreye yang kemarin masih belum kering
dan ia tidak ingin membuat darah mengucur kembali dari luka itu.
Alviorita menekuk lutut Jeffreye. Walaupun gerakan gadis itu sangat
lembut dan perlahan tetapi itu cukup untuk membuat Jeffreye kesakitan.
Melihat Jeffreye menahan sakitnya, Alviorita melepaskan kaki anak itu
dengan hati-hati. "Sakit bukan?" tanya Alviorita sambil tersenyum.
Jeffreye mengangguk. "Engkau tidak boleh meninggalkan ruangan ini," kata Nathan
menegaskan. Alviorita terkejut. Ia tidak setuju dengan sikap Nathan yang seperti
ayahnya yang selalu mengurungnya di Ruang Belajar. Pengalamannya sendiri
membuat Alviorita tidak setuju dengan pengurungan kebebasan anak-anak. Ia
telah kehilangan masa kecilnya yang bahagia dan ia tidak ingin melihat anakanak
lainnya mendapat hal yang sama seperti dirinya. Cukup hanya dirinya
yang seorang Putri Mahkota yang tidak dapat bermain saat ia masih kecil.
Cukup hanya dirinya yang harus menghabiskan waktunya untuk belajar sejak
ia masih tiga tahun. "Tidak!" bantah Alviorita, "Engkau tidak dapat mengurungnya sepanjang
hari di sini." Nathan menatap tajam wajah Alviorita yang penuh tantangan. "Engkau
sendiri yang mengatakan lukanya masih sakit."
"Memang tetapi itu tidak berarti ia harus terus dikurung di sini," kata
Alviorita, "Aku akan membawanya keluar dari ruangan ini."
Sebelum Nathan sempat melarangnya, Alviorita telah menggendong
Jeffreye. Dan dengan tenang gadis itu mendekati Nathan. "Ia tidak perlu
berjalan untuk meninggalkan ruangan ini," kata Alviorita tajam kemudian ia
segera meninggalkan Ruang Kanak-Kanak.
Alviorita tahu Nathan mengikutinya tetapi ia tetap diam saja.
Ia benar-benar tidak menyukai tunangannya itu. Itu telah menjadi
perisainya yang lain. Bahkan menurutnya perisai yang paling kuat di antara
semua perisainya. Sampai ia telah menemukan perisai yang cukup bahkan lebih
kuat dari senjata ayahnya, Alviorita harus bertahan di Castil Q`arde.
Alviorita tahu ia tetap akan dapat bertahan di Castil Q`arde karena ia
telah menemukan kegembiraan ketika ia bersama Jeffreye. Juga pada diri
Duchess, ia menemukan sosok seorang ibu yang lain.
Bagi Alviorita yang kehilangan ibunya saat ia masih tiga tahun, sosok
seorang ibu tidak pernah dikenalnya. Pada diri Maryam ia menemukan sosok
www.ac-zzz.tk seorang ibu yang penuh pengertian dan juga sangat disiplin. Tetapi pada diri
Duchess, ia menemukan sosok seorang ibu yang lemah lembut. Alviorita
menyayangi keduanya baik Maryam yang telah bersamanya kurang lebih
selama delapan belas tahun maupun Duchess of Kryntz yang baru saja
dijumpainya. Pada diri Innanepun, Alviorita juga melihat sosok seorang ibu,
sosok seorang ibu yang pelupa.
Alviorita mengakui ia menyukai pada semua yang ada di Castil Q`arde
kecuali kedua putra Duke of Kryntz. Terlebih lagi Nathan.
Alviorita benar-benar tidak menyukai pria itu. Selama ini ia selalu
merasa tidak ada yang dapat menentang keinginannya. Ia selalu merasa apa
yang dilakukannya telah tepat. Ayahnya telah berulang kali menekankan
padanya bagaimana ia harus bersikap agar tidak mengecewakan rakyatnya. Ia
tidak boleh membuat keputusan yang akan menyebabkan rakyatnya
menolaknya. Tetapi pria itu telah membuktikan kalau Alviorita masih tidak
dapat membuktikan ia adalah seorang Putri Mahkota yang baik. Setiap
tindakannya selalu dinilai salah oleh pria itu. Bukan itu yang membuat
Alviorita tidak menyukai Nathan. Ia tidak suka perasaan tidak berdaya yang
timbul setiap kali ia bertemu dengan pria itu. Karena itulah Alviorita tidak
pernah mau mengalah bila ia telah berbicara dengan Nathan.
Setiap kata-kata yang diucapkan Alviorita hanya untuk membuktikan
dirinya tidak tak berdaya di hadapan pria itu. Ia masih seorang Putri Mahkota
yang tidak pernah merasa rendah diri walaupun ia sedang berada dalam
penyamaran. Itulah yang ingin dibuktikan Alviorita kepada Nathan.
Sesuai kata Maryam, seorang Putri tidak boleh menundukkan kepalanya
apalagi merasa rendah diri di hadapan rakyatnya, maka Alviorita juga tidak
mau merasa tidak berdaya di hadapan tunangannya.
Kepada Trent ia ingin mengatakan bahwa ia bukan gadis yang mudah
dirayu dengan pujian. Dan kepada ayahnya, Alviorita ingin mengatakan ia tidak
akan pernah mau menikah dengan pria yang tidak disukainya. Untuk
mengatakan itu kepada ayahnya, hanya ada satu jalan yaitu melalui
pertempuran. Raja Phyllips tidak tahu putrinya tengah mempersiapkan pertempuran
antara mereka untuk menentukan masa depan Alviorita. Tetapi Alviorita tahu
ayahnya telah mempunyai senjata yang sangat berbahaya bahkan sebelum
Alviorita memutuskan untuk mengadakan perang ini.
Alviorita senang tidak ada yang mengetahui penyamarannya karena itu
akan membantunya menemukan perisai yang banyak dari dalam keluarga
Kryntz. www.ac-zzz.tk "Ya, kita sudah sampai," kata Alviorita sambil menurunkan Jeffreye di
Ruang Duduk. "Bagaimana keadaanmu, Jeffreye" Lukamu sudah sembuh?" tanya Duke
ketika melihat Jeffreye datang menghampirinya.
"Belum," jawab Jeffreye.
"Mengapa engkau meninggalkan kamarmu?" tanya Duke terkejut.
"Karena aku tidak ingin siapa pun mengurung anak ini di Ruang KanakKanak," kata
Alviorita tegas. Duke tersenyum. "Apakah baik Jeffreye berjalan-jalan dengan kaki
seperti ini?" "Justru akan menjadi sangat buruk bila ia terus-terus duduk selama
lukanya masih belum sembuh," kata Alviorita tenang, "Bila kalian
memperlakukannya seperti itu, aku khawatir ia lupa bagaimana caranya
berjalan." Kalimat terakhir Alviorita membuat Duke tertawa.
"Jawaban yang tepat," puji Duke.
"Kata-katamu seperti Nanny yang telah tua saja," goda Duchess.
"Sebaliknya, saya masih bayi," sahut Alviorita tenang.
Alviorita sama sekali tidak berbohong mengenai ini. Ia masih bayi di
dunianya yang baru. Ia tidak tahu apa-apa mengenai keadaan di luar Castil
Q`arde. Tetapi tidak lama lagi segalanya akan berubah. Setelah keguncangan
penduduk Kerajaan Lyvion karena berita hilangnya dirinya mereda, Alviorita
akan segera memulai rencananya mengepakkan sayap ke seluruh penjuru
dunia. Saat itu tidak akan ada yang mencurigai dirinya.
"Engkau pandai merangkai kata-kata," kata Duke.
"Saya hanya mengatakan yang sebenarnya."
"Sayang sekali hingga saat ini kita masih belum tahu siapa dirimu," kata
Duchess, "Aku menduga engkau semenarik pribadimu."
"Menarik?" tanya Alviorita tak mengerti.
"Engkau memang menarik," kata Trent, "Telah berulang kali aku
mengatakannya." "Dan telah berulang kali pula aku membantahnya," sahut Alviorita
tajam. Alviorita mulai bosan mendengarkan suara Trent . Ia merasa pria itu
akan mulai memamerkan kepandaiannya lagi.
"Saya permisi dulu. Saya ingin berjalan-jalan," kata Alviorita.
"Sepertinya engkau tidak pernah puas berjalan-jalan di sekeliling Castil
Q`arde," kata Duke sambil tersenyum.
www.ac-zzz.tk "Tempat ini terlalu indah walaupun ribuan kali saya mengelilinginya,
saya tidak akan pernah merasa puas."
"Aku ikut," kata Jeffreye sambil mendekati Alviorita.
"Tidak, Jeffreye. Engkau tidak boleh berjalan jauh."
"Tetapi aku ingin menemanimu," kata Jeffreye merajuk.
Alviorita tersenyum. "Tunggu hingga lukamu sembuh saja. Aku yakin
saat itu tidak akan ada yang melarangmu," katanya sambil menatap tajam
wajah Nathan. Nathan tahu ia tengah diawasi oleh mata hijau yang tajam itu tetapi ia
tetap bersikap acuh. Sebelum meninggalkan ruang itu, Alviorita menangkap senyum puas di
wajah Nathan. Alviorita benar-benar tidak dapat mengerti Nathan. Pria itu
tampaknya tidak pernah peduli dengan sekitarnya tetapi masih memberikan
senyum puas ketika Alviorita memutuskan untuk pergi berkeliling seorang
diri. Bila pria itu puas Alviorita tidak mengajak serta kemenakannya yang
selalu dikhawatirkannya, Alviorita dapat mengerti hal itu. Tetapi tadi saat
menolongnya, Nathan juga memberikan senyum. Senyum yang mengejek.
Terlalu sulit bagi Alviorita untuk mengerti pria itu.
Alviorita berhenti. "Untuk apa aku berusaha mengerti dia" Aku tidak
akan menikah dengannya," katanya pada dirinya sendiri. Tetapi siapa dapat
menebak masa depan" Takdir telah membuat Alviorita terjebak dalam
pertunangan dan Takdir pula yang membawa Alviorita yang ingin melepaskan
dirinya dari pertunangan konyolnya justru berada ke Castil tunangannya.
Alviorita berjanji kepada dirinya sendiri. Apa pun yang telah
ditetapkan sang Takdir, ia tidak akan mau menyerah begitu saja. Ia berjanji
ia akan membuat pertunangan ini batal. Alviorita tidak mau menjadi korban
keinginan dua keluarga tertua di Kerajaan Lyvion. Biarlah kedua keluarga itu
mengikat hubungan keluarga asalkan tidak membuat dirinya menjadi korban.
5 "Mengapa engkau terus mengawasi mereka?" tanya Duke.
Tanpa melepaskan pandangan matanya dari Jeffreye yang tengah
bermain bersama Alviorita, Nathan berkata, "Aku mengkhawatirkan mereka."
"Engkau tidak perlu khawatir," kata Duchess, "Gadis itu telah menjaga
Jeffreye dengan baik sejak Jeffreye datang."
www.ac-zzz.tk "Tetapi...," kata Nathan ragu-ragu.
Nathan tidak tahu bagaimana harus mengatakan kepada orang tuanya
apa yang selama ini dilihatnya pada diri gadis yang mereka puji. Bayangan saat
gadis itu melompat dari pohon untuk menyelamatkan Jeffreye, tidak pernah
dapat dilupakan Nathan. Ia tidak mengerti mengapa gadis semanis itu
bertingkah di luar tata krama seperti itu. Bukan hanya sekali atau dua kali
Nathan menemukan Alviorita tengah memanjat pohon. Gadis itu masih dapat
memanjat pohon dengan mudah walaupun gaunnya panjang.
Nathan tidak tahu mana yang lebih dikhawatirkannya. Gadis itu yang
mungkin suatu saat nanti jatuh dari pohon atau kemenakannya terpengaruh
sikap gadis itu. Tetapi hingga saat ini gadis itu masih memegang janjinya.
Gadis itu tidak pernah mengajari Jeffreye memanjat pohon. Bahkan ia tidak
pernah memanjat pohon selama Jeffreye bersamanya.
Duchess terus menanti jawaban Nathan, tetapi ketika gadis itu tetap
tidak berkata apa-apa, ia bertanya, "Tetapi apa, Nathan?"
Pelarian Karya Alviorita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Tingkah gadis itu benar-benar tidak dapat dimengerti," kata Nathan.
"Maksudmu memanjat pohon?" tanya Duke.
Nathan terkejut. "Papa sudah tahu?"
Duchess tersenyum. "Bukan hanya Papamu saja yang tahu. Aku juga
mengetahuinya." "Ia memang gadis yang penuh semangat. Ia bahkan tidak pernah mau
kalah dengan siapa pun," kata Duke.
"Begitu pandangan Papa?" tanya Nathan tak mengerti.
"Aku juga berkata seperti itu. Aku menyukai semangatnya," kata
Duchess. Trent yang sejak tadi hanya terpana berkata, "Aku tidak percaya."
"Tetapi memang itulah adanya," kata Duke.
"Luar biasa!" seru Trent kagum.
"Itulah yang membuatku khawatir. Aku khawatir gadis itu akan
mempengaruhi Jeffreye," kata Nathan.
"Engkau tidak perlu mengkhawatirkan hal itu, Nathan. Gadis itu tahu
apa yang harus dilakukannya," kata Duchess.
"Tetapi aku tetap tidak dapat menghilangkan kekhawatiranku," kata
Nathan. "Sebenarnya engkau mengkhawatirkan siapa" Gadis itu atau
Jeffreye?" tanya Trent curiga.
"Keduanya," jawab Nathan singkat.
www.ac-zzz.tk "Engkau jangan lupa engkau sudah mempunyai tunangan. Walaupun
sampai hari ini tunanganmu itu belum ditemukan tetapi engkau tetap
mempunyai tunangan," kata Trent, "Jangan kau ganggu gadis itu."
"Engkau tidak perlu cemburu seperti itu. Gadis itu telah menunjukkan
sikapnya yang tidak mau dikuasai siapa pun. Aku yakin ia tidak akan senang
melihat sikapmu," kata Nathan tenang.
"Jangan kauganggu dia!" bentak Trent, "Cukup sekali engkau merebut
gadisku." "Ia bukan gadis siapa pun. Dan aku tidak pernah merebut pacarmu itu,"
kata Nathan tetap tidak terpengaruh kemarahan adiknya.
"Tetapi buktinya ia meninggalkan aku."
"Aku tidak pernah mengetahuinya hingga engkau sendiri yang
mengatakan hal itu kepadaku," kata Nathan, "Aku juga tidak pernah berminat
pada gadis-gadis." Duke tersenyum, "Sudahlah. Mengapa kalian selalu saja bertengkar?"
"Apakah engkau lupa, Trent " Kakakmu hanya tertarik pada satu gadis."
"Lupakan saja, Mama," potong Nathan, "Itu hanya masa kecilku saja
lagipula ia pasti telah melupakanku."
Nathan kembali memandang halaman. Ia terkejut ketika tidak
menemukan Alviorita maupun Jeffreye di sana . "Aku akan mencari mereka,"
kata Nathan sambil meninggalkan tempatnya.
"Ingat jangan kauganggu Rosa ," Trent memperingati kakaknya.
"Ingat pula apa yang kukatakan ini, Trent. Ia kehilangan ingatannya dan
ia mungkin saja telah menikah."
Sebelum Trent mengatakan sesuatu, Nathan segera meninggalkan
ruangan itu. Seperti Alviorita yang segera meninggalkan pintu tempatnya
berdiri. Alviorita sama sekali tidak bermaksud untuk menguping pembicaraan
mereka. Tadi Alviorita hanya ingin meminta ijin untuk membawa Jeffreye
meninggalkan Castil Q`arde. Tetapi ketika gadis itu baru tiba di depan pintu,
ia mendengar suara Trent yang tajam. Kemudian disusul suara tenang Nathan.
Suara itu membuat Alviorita merasa tertarik. Ia terus berdiri di pintu sambil
mendengarkan pembicaraan mereka.
Dari pembicaraan itu, Alviorita mendapat perisai yang lain yang sama
kuatnya dengan perisai keduanya. Pria itu mencintai gadis lain dan ia tidak
menyukai pria itu. Sebenarnya dengan itu saja, Alviorita telah dapat membuat
Raja Phyllips berpikir dua kali untuk meneruskan pertunangan konyol ini.
www.ac-zzz.tk Tetapi Alviorita masih merasa perisai yang dimilikinya tidak cukup untuk
menghadapi pedang ayahnya dalam pertempuran yang akan datang.
Ketika mendengar Nathan mengatakan ia akan mencari mereka,
Alviorita segera meninggalkan tempat itu. Dan ia segera menemui Jeffreye
yang telah bersiap di depan Castil Q`arde.
"Mengapa engkau lama sekali?"
"Maafkan aku. Aku kesulitan mencari mereka," jawab Alviorita, "Aku
tidak menemukan mereka."
"Apakah kita tetap akan pergi?" tanya Jeffreye.
"Aku tidak tahu."
Alviorita berlutut di samping Jeffreye. Ia memandang langit tanpa
mengatakan apa-apa. Sekarang tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkannya.
Apa yang diharapkannya telah terkabul. Hingga hari ini tidak ada yang
mencarinya di Castil Q`arde.
Seperti yang telah diduga Alviorita pula, penduduk Kerajaan Lyvion
gempar ketika pengumuman menghilangnya dirinya.
Alviorita yang bersembunyi di Castil tunangannya hanya tersenyum geli
melihat kebingungan orang-orang dan menanti hingga gejolak itu mereda.
Setelah gejolak yang timbul karena pengumuman itu telah reda, Alviorita
benar-benar telah mempunyai sepasang sayap untuk pergi ke semua tempat
yang ingin dikunjunginya. Tetapi ia masih tidak dapat menggunakan sayapnya.
Pertama, karena luka Jeffreye masih belum sembuh. Ketika luka anak
telah sembuh, ia masih tidak berani meninggalkan Castil Q`arde. Jeffreye
selalu mengikutinya ke mana pun ia pergi. Kedua, ia tidak dapat melanggar
janjinya kepada Nathan. Yang diinginkan Alviorita bila ia bersama Jeffreye adalah Nathan
dapat mengawasi mereka sehingga pria itu tahu ia tidak melanggar janjinya.
Alviorita ingin Nathan selalu mengawasi mereka ke mana pun mereka berada
agar pria itu dapat menghentikan kecurigaannya kepadanya.
"Sekarang aku telah mempunyai sayap tetapi aku belum dapat
mengepakkannya," kata Alviorita pada burung-burung yang terbang di langit
biru. "Apa katamu?" Alviorita terkejut. Ia mendongakkan kepalanya dan lebih terkejut lagi
ketika melihat Nathan tengah menundukkan kepalanya kepada dirinya.
"Tidak," kata Alviorita gugup, "Tidak apa-apa."
"Mengapa engkau gugup seperti itu?" tanya Nathan curiga.
Alviorita segera berdiri. "Engkau mengejutkanku," jawabnya tenang.
www.ac-zzz.tk Mata Nathan menyipit. "Aku merasa engkau sedang menyembunyikan
sesuatu dariku." "Aku tidak menyembunyikan apa pun darimu," jawab Alviorita sambil
berusaha mengendalikan perasaannya yang bergejolak mendengar tuduhan itu.
"Engkau yakin?"
Alviorita mulai kesal melihat kecurigaan Nathan. Ia ingin sekali
mengeluarkan kata-kata yang tajam tetapi ia masih ingat ada Jeffreye di
tempat itu. Dan Alviorita tidak ingin Jeffreye menirunya.
"Kami ingin berjalan-jalan di sekitar Castil Q`arde."
Alviorita senang sekali Jeffreye telah menyelamatkannya dari bahaya
yang hampir saja mengancamnya. Sesaat sebelum Jeffreye berbicara,
Alviorita hampir saja berkata,
"Aku adalah Putri Mahkota yang tidak akan mengingkari janjiku karena
itu engkau tidak perlu khawatir."
Nathan menatap wajah Alviorita.
Namun Alviorita memalingkan wajahnya. Ia benar-benar tidak ingin
melihat wajah Nathan yang selalu penuh curiga.
"Bolehkah kami pergi?" tanya Jeffreye memohon.
"Baiklah tetapi aku akan ikut dengan kalian," kata Nathan pada
akhirnya. "Memang lebih baik engkau ikut dengan kami sehingga engkau tahu aku
tidak melanggar kata-kataku sendiri," kata Alviorita dalam hatinya sambil
tersenyum jengkel. Jeffreye berseru senang. "Akhirnya aku dapat naik kuda lagi."
Kalimat yang diucapkan dengan gembira itu membuat Alviorita
terkejut. Ia tidak menduga Jeffreye masih berani naik kuda setelah
peristiwa itu. Walaupun Jeffreye lebih tua beberapa tahun dari saat
Alviorita harus meninggalkan masa bermainnya, tetapi Alviorita tidak percaya
anak itu mempunyai keberanian sebesar itu. Kehidupan anak itu berbeda
dengan kehidupan masa kecil Alviorita di mana Alviorita harus berjuang agar
dapat meloloskan diri dari kehidupan rutinnya.
"Engkau masih berani naik kuda setelah kejadian itu?" tanyanya tak
percaya. "Ya," sahut Jeffreye.
"Sungguh?" Pertanyaan yang masih mengandung nada tidak percaya itu membuat
Jeffreye menggelengkan kepalanya dan berkata dengan yakin, "Aku tidak
takut naik kuda lagi."
www.ac-zzz.tk Alviorita tersenyum. "Aku senang engkau tidak takut naik kuda lagi.
Tetapi kurasa hari ini sebaiknya kita jalan kaki saja."
"Mengapa?" tanya Jeffreye merujuk.
"Karena aku khawatir engkau lebih pandai naik kuda daripada aku,"
jawab Alviorita lembut. "Aku rasa engkau lebih pandai berkuda daripada Jeffreye. Peristiwa
pertemuan kita telah cukup membuktikannya."
Alviorita kesal karena ia selalu merasa terkejut setiap kali pria itu
berkata sesuatu terlebih lagi bila tidak terduga. Setiap kali ia mendengar
suara berat yang lantang itu, ia selalu merasa jantungnya berdegup lebih
kencang karena terkejut. Sering kali Alviorita mengeluh sendiri mengapa
Nathan tidak diberi suara yang lembut seperti adiknya sehingga tiap kali pria
itu berbicara ia tidak akan terkejut terlebih lagi bila ia berbicara dengan
tiba-tiba seperti saat ini. Suara lantang yang dimiliki Nathan merupakan
kebencian tersendiri bagi Alviorita di samping kebencian karena kecurigaan
pria itu. Entah mengapa Alviorita merasa ia terancam oleh kecurigaan Nathan.
Padahal kecurigaan Nathan sama sekali tidak ada hubungannya dengan
penyamarannya. Kecurigaan Nathan tidak akan membahayakan penyamarannya. Setiap hari Alviorita selalu berdoa agar ia tidak bertemu
Nathan tetapi doa itu tidak pernah terkabul. Selalu saja mereka bertemu.
Memang tidak ada yang melarang hal itu tetapi Alviorita semakin merasakan
kebenciannya kepada Nathan semakin bertambah. Setiap kali melihat wajah
pria itu, Alviorita merasa jengkel melihat kecurigaan di sana . Alviorita juga
tahu ia tidak suka bertemu Nathan bukan karena Nathan adalah tunangannya
tetapi karena ia menganggap Nathan adalah pria yang paling menyebalkan dan
membosankan. Setiap kali melihat Nathan, Alviorita merasa dirinya seperti
dituduh karena telah meninggalkan semua kegiatan rutinnya di Istana Urza
dan bersenang-senang di luar Istana Urza.
Harus diakui oleh Alviorita bahwa selama ia berada di Castil Q`arde,
Nathan tidak pernah melepaskan perhatiannya dari kemenakannya yang selalu
berada di dekatnya. Walaupun pria itu tidak pernah terlihat mementingkan
pekerjaannya tetapi Alviorita tetap merasa pria itu adalah pria yang
membosankan. Alviorita tidak mau mengakui Nathan adalah pria yang menarik seperti
yang dikatakan ayahnya juga orang-orang di sekitarnya.
Kebencian terhadap Nathan tidak membuat Alviorita merasa bosan
tinggal di Castil Q`arde. Aneh memang tetapi justru karena itulah ia masih
www.ac-zzz.tk bertahan di Castil Q`arde. Alviorita merasa senang dapat bertengkar dengan
Nathan. Setiap kali mereka bertengkar tidak ada orang di sekitar mereka
sehingga Alviorita dapat mengatakan semua yang ada di hatinya. Satusatunya yang
membuat Alviorita kurang menyukai pertengkarannya dengan
Nathan adalah pria itu selalu menjawab setiap kata-kata tajamnya dengan
kata yang tidak kalah tajamnya. Itulah yang mendorong Alviorita semakin
tidak mau mengalah kepada Nathan. Kadang kala bila Alviorita memikirkan
pertengkarannya dengan Nathan, ia merasa pertengkaran itu seperti
pertengkaran anak kecil di mana setiap anak sama-sama tidak mau mengalah.
Mungkin Nathan dan Alviorita lebih kecil daripada Jeffreye bila ia
membandingkan mereka sendiri dengan Jeffreye.
Tetapi Alviorita tidak pernah memperdulikan itu. Yang penting bagi
Alviorita adalah pertengkarannya dengan Nathan membuat perasaannya lebih
ringan karena dalam setiap pertengkarannya itulah ia secara tidak langsung
mengutarakan kejengkelannya. Kejengkelan karena ia terlahir sebagai Putri
Mahkota yang selalu sibuk dan akhirnya dipertunangkan dengan orang yang
sama sekali tidak pernah dijumpainya.
Melihat kebahagiaan Jeffreye, membuat Alviorita merasa rindu saatsaat ibunya
masih hidup. Hanya saat itulah ia terbebas dari kehidupan yang
rutin. Ibunya benar-benar melindunginya dari tugas kerajaan.
Karena pengalamannya sendiri pula Alviorita tidak ingin melihat anak
kecil dikurung dalam Ruang Belajarnya seperti dirinya. Sewaktu luka
Jeffreye masih belum sembuh, Alviorita masih membiarkan anak itu dikurung
di dalam Castil Q`arde, tidak di dalam Ruang Kanak-Kanak. Tetapi sekarang
Alviorita tidak ingin siapa pun mengurung Jeffreye. Karena itu Alviorita tidak
akan melepaskan kesempatan ini.
"Aku merasa sebaiknya kita berjalan kaki saja. Engkau sudah lama
tidak berjalan bukan?" kata Alviorita mengacuhkan kata-kata Nathan.
Jeffreye memandang Alviorita dengan penuh keragu-raguan seperti
suaranya ketika berkata, "Tetapi aku ingin sekali berkuda."
Alviorita tersenyum pengertian. "Aku mengerti apa yang kaurasakan
tetapi kurasa sayang sekali bila kita melewatkan hari yang indah ini untuk
berjalan-jalan sambil membawa bekal piknik. Bila engkau ingin berkuda,
pergilah bersama pamanmu."
Nathan memandang langit yang cerah. "Hari ini juga terlalu indah untuk
dilewatkan tanpa berkuda," katanya.
www.ac-zzz.tk Karena tidak ingin bertengkar dengan Nathan di hadapan Jeffreye
maka Alviorita berkata, "Terserah kalian. Silakan bila kalian ingin naik kuda.
Tetapi aku tetap ingin menggunakan kedua kakiku."
Tidak ada yang menyahut. Alviorita menggunakan kesempatan itu untuk mengundurkan diri. "Aku
akan menyiapkan bekal piknik kita."
Tanpa menanti jawaban, Alviorita segera berlalu dari tempat itu dan
segera menuju dapur. Sungguh aneh rasanya bagi Alviorita ketika ia tidak menemukan
siapapun di sana . Ia tidak tahu harus berbuat apa karena ini pertama kalinya
ia memasuki dapur. Bukan karena ia malas yang menyebabkan ia tidak pernah
masuk dapur tetapi karena kesibukannya yang juga membuatnya tidak pernah
bersantai. Alviorita memperhatikan sekeliling dapur yang cukup luas itu sambil
memikirkan tindakan yang harus dilakukannya. Bila ia berada di Istana
Urza , ia dapat membunyikan bel untuk memanggil pelayan. Tetapi saat ini ia
hanyalah seorang gadis yang tak dikenal di antara keluarga Kryntz. Walaupun
Kepala Rumah Tangga Castil Q`arde, Dinne telah mengatakan kepadanya
untuk tidak ragu-ragu bersikap sebagai majikan karena ia telah menjadi
bagian dari keluarga Kryntz, tetapi Alviorita sudah belajar mengenal watak
orang lain. Ia tahu pelayan-pelayan di Castil Q`arde pasti tidak menyukainya
bila ia yang tidak dikenal ini bertingkah seperti anggota keluarga Kryntz asli.
Saat ini ia memang bukan anggota keluarga Kryntz asli dan Alviorita
memastikan ia tidak akan pernah menjadi anggota keluarga Kryntz.
Tahu tidak ada yang dapat dilakukannya selain menyiapkan bekal
pikniknya sendiri, Alviorita tidak berpikir lama lagi.
Ia sering menghadapi situasi seperti ini di mana ia harus merubah
rencananya dengan mendadak. Sesuai dengan kebiasaannya dalam menghadapi
situasi yang gawat dan perlu segera ditangani, Alviorita mulai memeriksa isi
dapur. Setiap tempat diperhatikannya dengan baik. Setelah itu barulah ia
Pelarian Karya Alviorita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memutuskan akan membawa apa.
Setelah menimbang-nimbang, Alviorita akhirnya memutuskan untuk
membawa roti yang ditemukannya di lemari dapur. Begitu selesai
mempersiapkan bekal pikniknya, Alviorita merapikan kembali dapur yang baru
saja digunakannya sebelum ia mencari keranjang dan sehelai kain. Walaupun ia
mengalami kesulitan menemukan benda-benda itu tetapi Alviorita tidak mau
menyerah. Ia memang tidak pernah memasuki dapur tetapi ia sedikit banyak
mengetahui tentang dapur.
www.ac-zzz.tk Sambil memasukkan bekal pikniknya ke dalam keranjang yang
ditemukannya di dalam lemari dapur yang lain, Alviorita mencoba untuk
membayangkan kata-kata pengasuhnya bila melihat ia memasuki dapur.
Wanita tua itu pasti tidak setuju bila ia melihatnya tengah sibuk di dapur.
Maryam adalah seorang guru tata krama yang paling baik. Ia benar-benar
memperhatikan setiap langkah Alviorita.
Alviorita tersenyum puas melihat hasil pekerjaannya. Dan senyum itu
masih ada di sana ketika ia meninggalkan dapur yang telah dirapikannya
kembali. Alviorita tidak menduga dirinya dapat melakukan pekerjaan itu. Dan ia
merasa senang dengan pengalamannya yang pertama ini. Tinggal di Castil
Q`arde membuat Alviorita mengalami banyak pengalaman yang belum pernah
dialaminya sebelumnya. Dari semua pengalaman itu, Alviorita paling tidak
menyukai pengalaman ketahuan ketika ia memanjat pohon.
Alviorita merasa setiap kali ia memanjat pohon, Nathan selalu
mengetahuinya karena setiap kali ia turun selalu saja pria itu tiba-tiba
memeluk pinggangnya dan menurunkannya di tanah dengan hati-hati. Bila
sudah demikian, Alviorita biasanya segera pergi karena ia tidak ingin
mendengar pidato Nathan. Nathan sendiri sudah tidak lagi berniat menasehati Alviorita karena ia
merasa gadis ini tidak akan pernah dapat diatur dan tidak seorangpun dapat
mengaturnya Bila Nathan tahu Alviorita selalu merasa tidak berdaya di hadapannya
barangkali pria itu akan memanfaatkan perasaan itu untuk mengatur Alviorita.
Alviorita adalah gadis yang keras kepala yang tidak mau diatur siapapun. Ia
ingin hidup seperti yang diinginkannya, bebas tanpa kegiatan rutin seperti
yang telah menjadi bagian dari hidupnya selama kurang dari lima belas tahun.
Tidak tampak seorangpun di depan Castil Q`arde. Alviorita menduga
Nathan dan Jeffreye masih mempersiapkan kuda mereka. Baru saja Alviorita
memutuskan untuk mencari mereka di belakang Castil Q`arde ketika ia
melihat kedua orang itu datang padanya. Melihat mereka tidak membawa
kuda, Alviorita merasa heran, "Ke mana kuda kalian?"
"Kami memutuskan untuk berjalan kaki," kata Jeffreye.
"Sepertimu," tambah Nathan.
Alviorita mempercayai mereka tetapi ia masih menginginkan kepastian.
"Sungguh?" tanyanya setengah tak percaya.
"Mari kita berangkat sekarang daripada kesiangan," kata Nathan
sambil meraih keranjang yang dibawa Alviorita.
www.ac-zzz.tk Alviorita terkejut dengan tindakan yang tiba-tiba itu. Ia merasa
Nathan selalu berbuat sesuatu secara tidak terduga dan yang lebih
menjengkelkannya adalah ia selalu dibuat terkejut karenanya. Segera
Alviorita menyembunyikan rasa terkejutnya dengan meraih tangan Jeffreye.
"Mari," katanya mulai berjalan meninggalkan Castil Q`arde.
Belum jauh Alviorita meninggalkan Castil Q`arde tetapi ia sudah
merasa senang sekali. Ia melupakan keberadaan Nathan maupun Jeffreye. Ia
hanya merasakan perasaan senangnya karena dapat berjalan-jalan di jalan
setapak yang menuju kota tanpa pengawal.
Setiap pemandangan dalam perjalanan mereka tak pernah luput dari
perhatian Alviorita. Setiap sudut bumi ini diperhatikan Alviorita dengan
cermat. Bayang-bayang pohon yang tinggi tampak di jalanan yang mereka lalui
dan membuat suasana menjadi sejuk.
Melihat orang-orang yang mereka temui sama sekali tidak
mengenalinya, Alviorita merasa senang. Tanpa keberadaan pengawal serta
yang selalu membuat orang-orang mengetahui ia adalah Putri Mahkota , ia merasa sangat bebas. Ingin sekali ia berlari-lari sambil
bernyanyi senang tetapi ia merasa Nathan maupun Jeffreye akan merasa
curiga bila ia melakukan itu. Alviorita tahu tindakannya itu seperti seseorang
yang baru pertama kalinya berjalan-jalan.
Memang ini bukan pertama kalinya Alviorita berjalan-jalan tetapi hari
ini adalah saat pertama kalinya Alviorita berjalan-jalan tanpa pengawal.
Walaupun ia telah terbiasa dikawal pengawal, hidup di luar Istana Urza tanpa
pengawal tidak membuatnya merasa aneh. Ia sama sekali tidak menyadari
tidak hadirnya pengawal di sisinya bahkan ia merasa bebas tanpa pengawal.
Putri yang biasanya hanya menanti orang lain melakukan sesuatu untuknya kini
telah berubah menjadi gadis yang selalu ingin melakukan segala sesuatu yang
belum pernah dilakukannya sebelumnya.
Dengan perasaan senang, Alviorita mengamati setiap rumah yang
mereka lewati. Alviorita senang sekali melihat rumah-rumah dalam berbagai
ukuran itu berjajar rapi.
Sebuah rumah batu yang mungil membuat Alviorita tertarik. Rumah itu
mirip sekali dengan rumah dalam dongeng yang sering dibacakan Ratu
kepadanya sewaktu ia masih hidup. Cerobongnya yang tinggi menjulang di
pucuk atapnya yang berwarna merah. Andaikata saat itu adalah musim dingin,
rumah itu pasti lebih tampak seperti rumah dalam dongeng yang tertutup
www.ac-zzz.tk salju dan dari cerobongnya akan muncul asap-asap yang terus membumbung
ke langit. Seseorang menepuk pundak Alviorita.
Alviorita yang masih sibuk memandangi rumah dalam dongengnya itu
terkejut. " Ada apa?" Alviorita merasa kesal kepada dirinya. Ia selalu saja gugup bila ia
dibuat terkejut oleh Nathan. Benar-benar tidak berdaya karena perasaan
terkejut yang ditimbulkan Nathan.
"Aku telah memutuskan kita akan membuka bekal piknik kita di
lapangan yang ada di tengah hutan," kata Nathan tenang seolah-olah tidak
terjadi apa-apa. Melihat ketenangan yang ditunjukkan pria itu Alviorita merasa semakin
membenci pria i tu. Pria itu masih saja bersikap tidak peculi padahal ia telah
membuat Alviorita merasa gugup dan terkejut.
Alviorita baru saja akan mengajak Jeffreye pergi ketika ia menyadari
anak itu sudah tidak ada di sisinya.
Nathan tahu apa yang dicari Alviorita. "Ia sudah berangkat duluan,"
katanya. Alviorita diam saja. Ia tetap berdiri di tempatnya dan menanti Nathan
berjalan mendahuluinya. Andaikan saja Alviorita tahu letak lapangan yang
dimaksud Nathan, ia pasti telah berangkat ke sana tetapi ia tidak
mengetahuinya. Dan karena ia malas bertanya pada Nathan, ia hanya berdiri
dan tanpa sepatah katapun ia menatap tenang wajah tidak mengerti Nathan.
Walaupun Alviorita tahu Nathan sama sekali tidak mengerti apa yang sedang
dilakukannya tetapi ia tetap tidak berkata apa-apa.
Nathan akhirnya menyerah pada sikap Alviorita. Ia mulai berjalan ke
tempat Jeffreye berada. Alviorita tetap tidak berkata apa-apa ketika ia mengikuti Nathan. Ia
lebih memperhatikan sekitarnya daripada pria itu sendiri. Berada di bawah
kerimbunan dedaunan yang berada jauh di atasnya membuat Alviorita merasa
seperti berada dalam sebuah petualangan.
Alviorita menatap dedaunan itu dan merasa silau oleh cahaya matahari
yang berusaha menerobos masuk melalui sela-sela dedaunan untuk menerangi
hutan. Akar-akar pohon yang muncul dari batang terus tumbuh ke bawah.
Tampak juga akar-akar pohon yang muncul dari dalam tanah. Batang-batang
pohon yang patah berserakan di tanah seperti dedaunan yang menguning. Dari
antara rumput-rumput kecil serta semak-semak yang tumbuh di bawah pohon
www.ac-zzz.tk tampak beberapa batang bunga yang berwarna cerah. Ingin sekali Alviorita
memetik bunga itu tetapi ia teringat keberadaan Nathan di depannya. Ia tahu
pria yang tidak pernah peduli akan sekitarnya itu pasti akan terus berjalan
tanpa menyadari ia masih memetik bunga. Apalagi Alviorita sama sekali tidak
tahu tentang seluk beluk hutan ini, membuat Alviorita membatalkan niatnya.
Sikap acuh Nathan benar membuat Alviorita semakin jengkel karena ini
pertama kalinya ia berjalan-jalan di hutan dan ia ingin menikmatinya tetapi ia
yakin Nathan akan segera meninggalkannya tanpa peduli apakah ia tersesat
atau tidak. Sewaktu Alviorita masih dikelilingi kehidupan Istana Urza , ia masuk
hutan bukan untuk berjalan-jalan tetapi untuk menemani ayahnya atau
memenuhi undangan untuk berburu walaupun ia tidak pernah ikut berburu.
Dalam tiap perburuan ia memang selalu hadir karena ia adalah Putri Mahkota
tetapi sebagai seorang gadis ia tidak diijinkan untuk berburu. Kadang
Alviorita merasa kehadirannya dalam tiap perburuan sama sekali tidak
berguna bahkan terasa menggelikan bagi Alviorita. Ia diharapkan hadir tetapi
sebagai penonton bukan sebagai peserta. Sering kali Alviorita ingin
menggunakan kesempatan itu untuk berjalan-jalan di hutan tetapi ia
diharapkan oleh setiap orang untuk memperhatikan perburuan itu kemudian
memberi komentar. Semua keformalitasan itu membuat Alviorita benar-benar merasa
bosan tetapi apa yang dapat dilakukannya tanpa membuat penduduk Kerajaan
Lyvion merasa kecewa karena mempunyai Putri Mahkota yang jauh berbeda
dengan harapan mereka. Kepada dirinya sendiri Alviorita berjanji untuk datang lagi ke hutan itu.
Sendirian tanpa siapapun. Karena itu Alviorita berusaha mengingat setiap
jalan yang ia lalui. Pepohonan tampak semakin berkurang. Dari sela-sela pepohonan
tampak hamparan rumput hijau yang bermandikan cahaya matahari yang
cerah. Ketika mereka akhirnya tiba di lapangan itu, Alviorita mendapati ia
berada di lapangan rumput yang luas. Hijaunya rumput tampak serasi dengan
biru langit yang cerah. Bayang-bayang pohon memanjang di lapangan dan
membuat tanah di bawahnya menjadi teduh.
Tanpa berkata apa-apa Nathan segera mendekati sebatang pohon yang
paling besar dan paling teduh.
Alviorita yang sibuk meneliti sekitarnya, terkejut ketika menyadari
pria itu pergi dari sisinya. Ia segera mengikuti Nathan. Ketika Alviorita
www.ac-zzz.tk melihatnya berhenti di pohon itu, barulah ia sadar ia telah berbuat sesuatu
yang konyol. Alviorita kesal pada dirinya sendiri yang mudah terpengaruh oleh
Nathan. Sejak semula ia sudah tahu mereka telah tiba di lapangan yang
dimaksud Nathan tetapi ia tanpa sadar telah mengikuti Nathan.
Alviorita benar-benar tidak mengerti dirinya sendiri yang selalu
menjadi konyol di depan Nathan karena itu tidak heran bila Alviorita semakin
membenci Nathan yang selalu bertingkah tidak seperti biasanya. Setiap kali
akan berhadapan dengan Nathan, Alviorita selalu meyakinkan dirinya untuk
bersikap angkuh terhadap Nathan. Tetapi begitu ia bertemu segala
keyakinannya hilang yang tertinggal adalah perasaan jengkel karena merasa
tidak berdaya di hadapan pria itu. Andaikan Nathan adalah pria yang benarbenar
menarik bagi Alviorita, mungkin Alviorita tidak merasa keberatan
merasa seperti itu tetapi kenyataannya sangat berbeda. Alviorita tidak
pernah menganggap Nathan adalah pria yang menarik sebaliknya ia merasa
pria itu membosankan. Hal ini masih ditambah lagi pria itu adalah pria paling
menyebalkan yang paling ditemui Alviorita. Kebenciannya kepada Nathan
membuat Alviorita semakin bersemangat untuk menemukan perisai yang
banyak dari dalam keluarga Kryntz sendiri.
Segala perasaan jengkel Alviorita kepada dirinya sendiri segera hilang
ketika ia melihat keranjang pikniknya berada di pohon itu. Alviorita merasa ia
tidak sia-sia mengikuti Nathan karena telah menjadi tugasnya untuk membuka
keranjang piknik itu bukan Nathan!
Alviorita segera mendekati keranjang itu dan mulai melakukan
pekerjaannya. Pertama Alviorita menebarkan kain lebar di atas rumput dekat
pohon besar itu kemudian ia mulai mengeluarkan bekal piknik yang
dipersiapkannya sendiri. Tiba-tiba Alviorita merasa ia tengah diawasi.
Perasaan Alviorita yang setajam kata-katanya tidak akan pernah salah.
Alviorita memalingkan kepalanya dan melihat Nathan tersenyum melihatnya.
Alviorita jengkel melihat pria itu tersenyum mengejek padanya.
"Rupanya putri yang manja sudah berubah," kata Nathan lalu ia pergi
kepada Jeffreye yang tengah bermain di tengah lapangan.
Alviorita terkejut dan ia merasa khawatir Nathan telah mengetahui
penyamarannya. Sejak semula Alviorita selalu berhati-hati terhadap Nathan
sebab sepanjang pengalamannya, ia selalu merasa tidak dapat menahan katakatanya
bila bersama Nathan. Segala kejengkelan yang ada di hatinya selalu
ingin dicurahkan seluruhnya kepada Nathan. Alviorita juga sering merasa cara
Nathan memandangnya sangat aneh seperti mereka bertemu kembali setelah
www.ac-zzz.tk sekian tahun berpisah tetapi mereka tidak saling mengenal dan Nathan hanya
dapat menduga apakah benar ia pernah bertemu Alviorita.
Alviorita yakin ia tidak pernah mengatakan sesuatu yang dapat
membongkar penyamarannya sendiri. Walaupun ia sering hampir mengatakan
sesuatu yang dapat merusak semua rencananya tetapi ia selalu dapat
mencegah dirinya mengatakan hal itu. Alviorita yakin hingga saat ini ia tidak
pernah mengatakan apa pun tentang dirinya yang sebenarnya. Ia selalu
berusaha membuat semua orang di Castil Q`arde percaya ia adalah gadis
yang kehilangan ingatan yang sekarang bernama Rosa . Tidak mungkin Nathan
mengetahui ia adalah putri yang hilang. Bahkan walaupun pria itu sering
melihat Alviorita muncul di depan umum maupun di surat kabar.
Alviorita sering mengamati perbedaan wajahnya yang sekarang dengan
ketika ia berada di Istana Urza. Wajah Alviorita yang dulu tampak anggun
dan berwibawa serta tampak dewasa tetapi wajahnya yang sekarang tampak
seperti seorang gadis kecil yang keras kepala, sulit diatur, bahkan
kekanakkanakan. Terlalu banyak perbedaan antara Alviorita yang hidup sebagai
Putri Mahkota dengan Alviorita yang sekarang hidup sebagai Rosa .
Sekarang yang dapat dilakukan Alviorita adalah membuat Nathan yakin
ia bukan Putri Mahkota. Alviorita tengah memikirkan bagaimana cara ia
meyakinkan Nathan ketika ia melihat Jeffreye berlari mendekat.
Melihat Jeffreye yang berlari-lari di lapangan itu, Alviorita tiba-tiba
merasa ia pernah ke tempat itu. Tetapi seingat Alviorita ini pertama kalinya
ia berada di Chymnt yang berada di sisi utara Istana Urza. Dan berarti ini
pertama kalinya pula ia berada di lapangan ini. Karena itu Alviorita segera
menghapus perasaan itu. Alviorita menduga itu semua karena ia sering berada di lapangan
terbuka seperti ini tetapi bukan untuk berpiknik melainkan untuk berburu.
Walaupun demikian Alviorita sama sekali tidak dapat berhenti mengamati
lapangan itu sambil berusaha mengingat sesuatu tentangnya.
Jeffreye duduk di depan Alviorita. "Mengapa engkau tadi melamun?"
"Tadi?" tanya Alviorita tak mengerti.
"Tadi aku telah berkali-kali memanggilmu untuk mengajakmu ke sini
tetapi engkau tidak bergerak sama sekali. Kata Paman Nathan engkau sedang
melamun dan ia menyuruhku pergi dulu ke sini."
"Oh..., yang tadi. Tadi aku sedang mengamati sebuah rumah dan aku
terlalu sibuk mencurahkan perhatianku ke sana sehingga aku tidak
memperhatikanmu," kata Alviorita, "Maafkan aku."
www.ac-zzz.tk "Bagus bukan lapangan ini" Paman Nathan selalu mengajakku kemari
setiap kali aku datang," kata Jeffreye.
Melihat Nathan semakin mendekat, Alviorita enggan mengakui
Pelarian Karya Alviorita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
keindahan lapangan rumput ini tetapi ia tetap mengatakannya karena ia tidak
ingin membuat Jeffreye kecewa.
Alviorita menganggukkan kepala tanpa berkata apa-apa. Sebenarnya
Alviorita tidak mau peduli di mana Nathan akan duduk tetapi ketika pria itu
duduk di sampingnya, ia merasa kesal. Apalagi ketika Alviorita menyadari
mereka lebih tampak sebagai keluarga yang sedang berpiknik daripada teman.
Dengan Nathan yang duduk di sampingnya dan Jeffreye yang duduk di
depannya, mereka tampak seperti satu keluarga bukan dua keluarga.
Alviorita mengusir rasa jengkelnya dan bertanya setenang mungkin,
"Apa yang akan kita lakukan sekarang" Kurasa masih terlalu awal untuk
membuka bekal kita."
Nathan menyandarkan badan ke batang pohon yang besar di
belakangnya dan berkata santai, "Terserah kalian. Aku akan mengawasi kalian
dari sini." Mendengar kata-kata santai yang semalas gerakan Nathan ketika
melipat lengannya di belakang kepalanya itu, Alviorita merasa kesal. Pria itu
benar-benar tidak punya rasa peduli. Demikian yang dipikirkan Alviorita.
"Aku ingin bermain lagi," kata Jeffreye sambil bangkit.
"Engkau tidak lelah?"
"Tidak." Dan untuk membuktikan kata-katanya, Jeffreye segera
berlari ke tengah lapangan.
"Engkau tidak mengikutinya?" tanya Alviorita heran melihat Nathan
tetap bersandar sambil memejamkan mata.
"Tidak, aku menyerahkan di kepadamu," kata Nathan, "Aku ingin
beristirahat di sini."
Tiba-tiba mata Nathan membuka dan menatap tajam wajah Alviorita.
"Jangan lupa janjimu. Walaupun aku tidak melihat kalian, aku masih dapat
mengetahui apakah engkau menepati janjimu atau tidak."
Sikap angkuh yang ditambah ancaman tajam itu membuat Alviorita
marah. "Kalau engkau tidak mempercayaiku mengapa engkau tidak menjaganya
sendiri?" Suara tajam Alviorita tidak membuat Nathan bergerak bahkan dengan
santai pria itu berkata, "Aku lelah menjaga kalian terus menerus. Lagipula kali
ini aku berada di sini dan aku yakin engkau tidak berani berbuat yang anehaneh
selama aku ada di sini."
www.ac-zzz.tk "Kita lihat saja," kata Alviorita tajam.
"Kuperingati engkau untuk...."
"Tidak melanggar janjimu!" sela Alviorita kemudian dengan kata-kata
yang tajam dan dingin, Alviorita berkata, "Kalau engkau khawatir, jagalah dia
dan segala persoalan akan selesai."
"Kata orang tuaku engkau dapat dipercayai dan aku ingin
membuktikannya," kata Nathan tenang.
"Aku berkata kepadamu aku tidak pernah mengubah segala
keputusanku. Sekali aku berkata 'ya' maka seterusnya akan tetap 'ya'," kata
Alviorita tajam, "Dan kalau engkau masih tidak percaya bukalah matamu
lebar-lebar." "Aku ingin beristirahat dan sekarang jangan ganggu aku," kata Nathan
marah. Alviorita teringat ia harus meyakinkan Nathan bahwa ia bukan sang
Putri Mahkota. "Putri yang manja akan tetap manja tetapi aku tidak pernah menjadi
seorang putri," kata Alviorita tajam, "Dan engkau yang paling acuh akan
seterusnya demikian."
Sebelum Nathan mengatakan sesuatu, Alviorita segera meninggalkan
Nathan dan segera bermain bersama Jeffreye.
Bermain bersama Jeffreye di lapangan rumput yang luas itu membuat
Alviorita semakin merasa ia pernah ke lapangan ini dan bermain di sini tetapi
ingatan tajam Alviorita mengatakan ia belum pernah berada di Chymnt apalagi
di lapangan ini. Alviorita segera menghilangkan perasaan itu ketika ia melihat
sepasang kupu-kupu terbang dari satu rumput ke rumput yang lain. Kupu-kupu
itu tampak seperti bekejar-kejaran. Seperti Jeffreye, Alviorita berlari
mengikuti sepasang kupu-kupu itu. Kembali Alviorita merasa ia pernah berlari
mengejar kupu-kupu. Tetapi Alviorita tidak dapat mengingatnya. Kegembiraan
yang telah lama tidak pernah dirasakannya membuat Alviorita melupakannya.
Bermain di alam terbuka seperti inilah yang selalu diinginkan Alviorita
saat ia berada di Istana Urza. Dan sekarang setelah keinginannya terwujud,
ia tidak mau menyia-nyiakannya. Ia ingin bermain terus sepanjang hari ini di
lapangan ini. Lelah berlari-lari, Alviorita duduk di atas lapangan rumput.
Melihat Nathan yang masih bersandar di batang pohon sambil memejamkan
mata, Alviorita ingin melakukannya juga tetapi ia tidak melakukannya.
Alviorita tidak ingin Nathan menduga ia mengikuti segala tindakannya. Selain
itu Alviorita sendiri memang tidak ingin meniru segala perbuatan Nathan.
www.ac-zzz.tk Untuk mengusir rasa bosannya, Alviorita bermain rumput. Jemari
Alviorita mempermainkan rumput. Dijalinnya tiap rumput itu lalu diuraikannya
kembali. Kadang rumput-rumput kecil itu dicabutnya dari akarnya dan
dipermainkannya di atas tangannya lalu ditebarkannya di udara.
Jeffreye mendekat ia duduk di depan Alviorita dan memperhatikan apa
yang sedang dilakukan gadis itu bersama rumput-rumput kecilnya. Melihat
Jeffreye memandang ingin tahu kepadanya, tiba-tiba muncul perasaan nakal
di hati Alviorita. Alviorita tersenyum nakal dan menyiramkan rumput kecil di
tangannya ke atas kepada Jeffreye. Selagi Jeffreye sibuk menyibakkan
rumput itu, Alviorita terus menyiramkan rumput di atas rambut pirang anak
itu. Jeffreye kesal karena ia tidak dapat membersihkan rumput dari
rambutnya karena Alviorita terus menyiramkan rumput ke atas kepalanya. Ia
menghentikan usahanya dan mulai meniru perbuatan Alviorita.
Alviorita tertawa melihat kekesalan anak itu. Dan ia tertawa semakin
riang ketika Jeffreye berusaha menyiramkan rumput kepadanya. Jeffreye
berusaha menyiramkan rumput ke rambut Alviorita tetapi gadis itu selalu
dapat mengelak. Jeffreye mengejar Alviorita yang berlari menjauhinya sambil terus
berusaha menyiramkan rumput ke atas rambut hitam Alviorita. Tidak ada
yang lebih menggembirakan selain saat ini, saat ia bermain bersama Jeffreye.
Alviorita merasa dirinya kembali menjadi seorang gadis kecil yang
masih belum mengenal dunia luarnya. Dunia baru ini benar-benar
menyenangkan untuk Alviorita, hanya itu yang dipikirkan Alviorita. Alviorita
tidak mau memikirkan kebingungan ayahnya karena ia menghilang. Alviorita
yakin ayahnya lebih mencemaskan pesta pertunangannya daripada dirinya
sendiri. Memikirkan ayahnya yang selalu mementingkan Kerajaan Lyvion
daripada dirinya sudah membuat Alviorita merasa jengkel apalagi bila ia harus
ikut campur. Walaupun Alviorita tahu pelariannya telah mengemparkan penduduk
Kerajaan Lyvion tetapi Alviorita tetap tidak mau memberi kabar apapun
kepada ayahnya. Alviorita tahu seharusnya ia menulis surat kepada ayahnya
dan memberi tahu ia baik-baik saja. Tetapi ia tidak mau melakukannya.
Alviorita ingin membuat ayahnya jengkel. Selama ini dirinyalah yang dibuat
jengkel oleh sikap ayahnya yang lebih terkesan mengabaikan daripada
memperhatikan dirinya. Dan sekarang giliran Alviorita. Keinginan Alviorita
untuk menghindari pertunangan konyolnya sekaligus membuat ayahnya jengkel
www.ac-zzz.tk lebih kuat daripada kekhawatiran Alviorita bila kelak ia kembali ke Istana
Urza. Di pikiran Alviorita saat ini tidak ada keinginan untuk kembali ke
Istana Urza. Memang pada awalnya Alviorita takut menghadapi dunia barunya
di luar Istana Urza tetapi sekarang Alviorita tidak lagi memikirkannya. Dunia
baru yang dikhawatirkan Alviorita ternyata sangat menyenangkan hingga
Alviorita tidak ingin kembali ke Istana bersama segala kegiatan rutinnya.
Kadang-kadang Alviorita juga memikirkan bagaimana nasib kerajaannya
bila ia tidak mau kembali ke Istana Urza. Ia tidak tahu siapakah yang akan
meneruskan pemerintahan di kerajaan ini bila ayahnya telah turun tahta.
Selama ini dirinyalah yang diharapkan untuk menggantikan ayahnya bila ia
turun tahta. Dan setahu Alviorita tidak ada calon Putra Mahkota lain selain
dirinya. Raja Phyllips tidak mempunyai adik maupun kakak. Demikian pula
kakek Alviorita. Itu berarti hanya Alviorita saja satu-satunya putri yang
diharapkan dari keluarga kerajaan untuk menggantikan Raja Phyllips. Kalaupun
ada keluarga yang masih memiliki hubungan dengan keluarga kerajaan,
hubungan itu sangat jauh. Dan menurut peraturan Kerajaan Lyvion, hal itu
tidak dapat membuat putra dari keluarga itu menjadi calon Putra Mahkota.
Hingga saat ini memang tidak pernah terjadi Raja Kerajaan Lyvion
tidak mempunyai keturunan. Selalu ada keturunan yang mewarisi gelar Putra
atau Putri Mahkota. Menurut peraturan Kerajaan Lyvion pula, putra pertama
Raja itulah yang menjadi Putra Mahkota tidak peduli apakah ia pria atau
perempuan. Sekarang keturunan Raja Phyllips hanya ada satu yaitu Alviorita.
Sebenarnya Raja Phyllips bisa saja menikah lagi ketika Ratu meninggal tetapi
rasa cintanya kepada Ratu begitu besar sehingga ia tidak mau menikah lagi.
Bahkan tidak untuk putrinya yang masih kecil.
Sejak kematian Ratu, Alviorita yang biasanya selalu dirawat Ratu
bersama Maryam diserahkan sepenuhnya kepada Maryam. Raja Phyllips
menganggap hal itu sudah cukup untuk Alviorita apalagi gadis itu harus banyak
belajar daripada bermain. Sebagai wanita yang terbiasa hidup disiplin,
Maryam menyetujui pendapat Raja. Ia juga menganggap sebagai Putri
Mahkota, Alviorita harus banyak belajar. Tetapi siapa dapat menduga setelah
dewasa sang Putri akan kabur dari Istananya karena ia tidak ingin dipaksa
menikah. Dan dalam pelariannya ini sang Putri tidak mau terlalu jauh
memikirkan segala hal yang berhubungan dengan kerajaan.
Bermain. Hanya itu yang ingin dipikirkan dan dilakukan Alviorita saat
ini. Hari ini Alviorita telah dapat mengepakkan sayapnya walaupun ia masih
www.ac-zzz.tk diawasi. Alviorita yakin tidak lama lagi ia akan dapat mengepakkan sayapnya
ke manapun ia inginkan tanpa perlu mengkhawatirkan dicurigai.
Siang ini Nathan telah menunjukkan sedikit kepercayaannya kepada
Alviorita. Walaupun masih disertai kecurigaan, Alviorita tidak mau membuang
kesempatan ini. Selama bertahun-tahun Alviorita telah belajar untuk
menggunakan kesempatan sekecil apapun untuk menghasilkan sesuatu yang
besar. Dengan memanfaatkan kesempatan kecil yang secara tidak sadar telah
diberikan Nathan kepada dirinya, Alviorita mencoba untuk membuat Nathan
percaya bahwa ia dapat dipercayai tanpa mengatakan sesuatu yang dapat
merusak penyamarannya. Alviorita memperingati dirinya untuk lebih menjaga setiap kata-kata
serta perbuatannya di hadapan Nathan apalagi setelah pria itu baru saja
mengatakan secara tidak langsung kalau ia menduga gadis yang sekarang
berada bersamanya adalah sang Tuan Putri Alviorita.
Walupun pengalamannya bersama Nathan telah membuktikan ia tidak
dapat menahan kata-katanya bila sudah berhadapan dengan pria menyebalkan
itu, Alviorita tetap memperingati dirinya untuk tetap bersikap dingin dan
menjaga jarak antara dirinya dengan Nathan. Sedapat mungkin Alviorita
harus menghindari Nathan. Pertemuannya dan perbincangannya dengan
Nathan harus sejarang mungkin. Bila hal itu tidak dapat dihindari maka
Alviorita akan membuat percakapan mereka hanya berputar sekitar masalah
Jeffreye. Hanya Jeffreye saja yang dapat digunakan Alviorita sebagai
perisainya dalam menghadapi Nathan sedangkan untuk menghadapi ayahnya,
Alviorita harus menyiapkan banyak perisai. Semakin banyak perisai yang
dimilikinya, Alviorita yakin semakin besar pula kemungkinannya untuk
memenangkan perang antara mereka.
Alviorita masih dapat mengerti bila ia harus bersikap sesopan mungkin
karena ia tahu ia adalah Putri Mahkota tetapi Alviorita tidak mengerti dan
tidak mau mengerti mengapa ia harus menikah dengan pria pilihan ayahnya.
Hanya pikirannya tentang masa depan Kerajaan Lyvion saja yang
membuat Alviorita mau kembali ke Istana Urza. Tetapi itupun setelah
Alviorita mendapatkan banyak perisai. Hingga saat ini Alviorita telah
mempunyai cukup banyak perisai tetapi bagi Alviorita perisainya masih kurang
untuk menghadapi pedang ayahnya. Sambil menemukan lebih banyak perisai,
Alviorita menikmati kebebasannya di luar Istana Urza. Sepanjang hari tidak
ada yang dilakukan Alviorita selain bermain.
www.ac-zzz.tk Tidak seorangpun di Castil Q`arde yang mengijinkan Alviorita untuk
melakukan segala macam kegiatan. Mereka hanya ingin Alviorita menikmati
kehidupannya di Castil Q`arde sambil berusaha memulihkan ingtannya.
Mengetahui niat baik mereka terutama Duke dan Duchess of Kryntz,
sering Alviorita merasa bersalah karena ia telah membohongi mereka. Tetapi
Alviorita tahu bila ia hanya menuruti perasaan bersalahnya itu, maka ia tidak
akan pernah dapat melepaskan dirinya dari pertunangan konyolnya.
Tidak seorangpun yang memarahi Alviorita yang setiap harinya hanya
bermain-main dengan Jeffreye. Semua orang melihat Alviorita sebagai gadis
lincah yang senang bermain dan tidak ada yang memandang buruk hal itu.
Semua orang di Castil Q`arde menyukai keriangan di wajah cantik Alviorita.
Jeffreye juga menyukai gadis itu. Ia senang bermain bersamanya dan
ia hanya ingin menghabiskan waktu bersama gadis itu. Walaupun kadang
Jeffreye dibuat jengkel oleh Alviorita tetapi ia tetap menyukainya dan
semakin sering Alviorita menggodanya semakin kuat pula keinginan anak itu
untuk membalas Alviorita.
Seperti yang diduga Nathan, Jeffreye terpesona oleh gerakan
Alviorita saat gadis itu melompat dari pohon dan segera mengendalikan
kudanya yang marah. Jeffreye ingin belajar dari Alviorita bagaimana caranya
melakukan itu. Ia sering mengatakan keinginannya itu kepada Alviorita dan
setiap kali Alviorita hanya tersenyum sambil berkata, "Itu hanya kebetulan
saja." Sambil terus berusaha mengejar Alviorita yang berada jauh di
depannya, Jeffreye terus mengumpulkan rerumputan di tangannya.
Alviorita membalikkan badannya dan tersenyum mengejek pada
Jeffreye yang berusaha mengumpulkan kembali rumput di tangannya. Setelah
mengumpulkan cukup banyak rumput di tangannya, Jeffreye kembali
mengejar Alviorita. Tak lama kemudian Alviorita melihat anak itu kelelahan
mengejarnya. Bagi Alviorita yang telah terbiasa berlari menghindari para
pelayan di Istana Urza, berlari selama mungkin bukanlah masalah baginya.
Tetapi bagi Jeffreye yang tak pernah melakukan itu, berlari terus sambil
berusaha mengejar gadis yang berlari cepat itu adalah suatu masalah.
Mengingat keteguhan Jeffreye ketika ia menahan lukanya, Alviorita yakin
anak itu akan terus berlari walaupun ia lelah. Demi kebaikan anak itu,
Alviorita duduk diatas rumput. Ia tersenyum kepada Jeffreye yang terus
berlari mendekat. Setibanya di sisi Alviorita, Jeffreye segera membalas perbuatan
Alviorita kepadanya. www.ac-zzz.tk Gadis itu hanya tertawa sambil berusaha membersihkan rambutnya
dari rumput. Alviorita masih mengibaskan rambutnya ketika ia melihat
Jeffreye duduk kelelahan di sampingnya.
"Engkau lelah?" tanya Alviorita sambil menatap wajah lelah anak itu.
"Ya," jawab Jeffreye.
Ide nakal lain muncul dalam benak Alviorita ketika jemarinya
menyentuh bunga dandelion. "Sungguh?" tanya Alviorita sambil.
"Iya, aku lelah mengejarmu. Engkau berlari sangat cepat."
"Tentu saja," jawab Alviorita sambil meniupkan bunga dandelion yang
baru saja dipetiknya itu. Kelopak bunga dandelion yang berterbangan ke
wajahnya membuat Jeffreye memejamkan matanya. Alviorita tertawa
melihat wajah anak itu. Alviorita berdiri dan berlari menjauh dari Jeffreye
yang juga segera berdiri.
Sekali lagi Jeffreye berusaha mengejar Alviorita yang terus tertawa.
Alviorita memalingkan kepalanya tanpa berhenti berlari. "Ayo,
Jeffreye, kejar aku," katanya di sela-sela tawanya.
"Aku akan mengejarmu," kata Jeffreye berjanji.
Alviorita terkejut ketika tiba-tiba Nathan berdiri di depannya. Ia
segera berhenti untuk mencegah dirinya bertubrukan dengan pria itu.
Jeffreye terus berlari dan ketika melihat gadis itu berhenti, ia segera
melompat untuk menangkap gadis itu.
Alviorita terkejut. Ia belum dapat mengendalikan keseimbangannya
akibat tiba-tiba berhenti ketika Jeffreye menabrak dirinya dari belakang
dan memeluk pinggangnya erat-erat. Alviorita hampir saja jatuh bersama
Pelarian Karya Alviorita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Jeffreye bila Nathan tidak segera menangkapnya.
"Terima kasih," kata Alviorita sambil melepaskan diri dari lenganlengan kekar
yang melingkari pundaknya untuk menahan jatuhnya.
Alviorita merasa jantungnya berdebar-debar karena pria itu tiba-tiba
mengulurkan lengannya dan menangkap jatuhnya dengan pelukannya. Aneh
sekali Alviorita tidak merasa jengkel karena pria yang paling dibencinya itu
telah menjadi pria pertama yang memeluknya. Sebaliknya Alviorita merasa
malu. Begitu terlepas dari pelukan Nathan, Alviorita segera membalikkan
badannya. "Engkau hampir saja membuat kita jatuh," katanya kepada
Jeffreye yang tersenyum nakal.
"Aku berhasil menangkapmu," kata Jeffreye senang.
"Engkau hanya beruntung, anak nakal," kata Alviorita.
www.ac-zzz.tk Melihat Alviorita siap berlari menjauh lagi, Nathan segera berkata,
"Jangan bermain lagi."
"Mengapa?" tanya Jeffreye tidak mengerti.
"Lihatlah awan hitam itu. Aku yakin tak lama lagi akan turun hujan.
Sekarang juga kita harus kembali bila tidak ingin kehujanan," kata Nathan.
Alviorita memandang awan hitam di langit. Awan hitam itu tampak siap
menurunkan hujan setiap saat.
"Tetapi..." "Tidak ada bantahan. Sekarang juga kita harus kembali. Aku tidak ingin
seorangpun dari kalian sakit apalagi sakit gara-gara aku," kata Nathan
memotong kata-kata kemenakannya.
"Pamanmu kali ini benar, Jeffreye," kata Alviorita membujuk Jeffreye,
"Kita harus kembali sekarang. Jangan sampai engkau sakit. Kalau engkau sakit,
engkau tidak akan dapat bermain denganku lagi."
"Sekarang kita kembali," kata Nathan.
Alviorita tersenyum geli melihat wajah Nathan. Ia tahu ia berhasil
membuat Nathan merasa jengkel walaupun pria itu tidak mengatakannya.
Dengan sengaja ia telah menggunakan kata 'kali ini' dan kata itu telah
membuat Nathan merasa marah. Kata itu berkesan selama ini Nathan tidak
pernah mengatakan sesuatu yang benar dan hanya saat ini saja apa yang
dikatakannya benar. "Keranjangnya?" tanya Alviorita.
"Aku sudah membawanya," kata Nathan, "Lebih baik kita segera
kembali." Nathan berjalan mendahului mereka.
Alviorita yang telah mengingat jalan masuk ke lapangan itu merasa
heran melihat Nathan berjalan ke arah yang berlawanan dengan jalan yang
tadi mereka lalui. "Engkau tidak salah jalan?" tanya Alviorita.
"Aku lebih tahu tempat ini daripada engkau," jawab Nathan tajam.
"Aku tidak mengatakan aku lebih tahu daripada engkau. Aku hanya
heran melihat engkau berjalan bukan ke arah dari mana kita datang tadi,"
balas Alviorita. "Kita akan melewati jalan yang lebih singkat agar dapat terhidar dari
hujan," kata Nathan.
Alviorita kesal melihat sikap Nathan yang dingin. Ia tidak menyalahkan
pria itu bila ia masih marah karena kata-katanya yang tadi tetapi ia tidak
suka melihat pria itu terus bersikap dingin dan bermusuhan. Bagi Alviorita,
www.ac-zzz.tk bukan masalah besar bila ia harus bermusuhan dengan Nathan. Ia tidak akan
mengalami kerugian apapun malah sebaliknya ia mendapatkan keuntungan.
Karena dengan demikian ia mempunyai satu 'perisai' lagi untuk menghindari
pertunangan konyolnya. Yang menjadi masalah adalah saat ini mereka
bertengkar di hadapan Jeffreye padahal Alviorita selama ini selalu berusaha
untuk tidak bertengkar dengan Nathan di depan Jeffreye.
6 Apa yang dikhawatirkan Nathan menjadi kenyataan. Belum jauh mereka
memasuki hutan yang lebih dekat dengan Castil Q`arde daripada jalan
setapak yang tadi pagi mereka lalui, hujan mulai turun.
Nathan segera berlari. Melihat itu Alviorita juga segera berlari agar
lebih cepat sampai di Castil Q`arde.
Mula-mula hujan tidak deras. Tetapi semakin lama semakin deras hujan
turun dan semakin banyak genangan air di tanah. Lumpur terus mengotori
gaun Alviorita yang berwarna cerah. Tetapi bukan itu yang dikhawatirkan
Alviorita. Alviorita mengkhawatirkan Jeffreye. Anak yang telah mengetahui
jalan yang mereka lalui ini segera berlari ketika melihat pamannya berjalan
terburu-buru. Alviorita sudah berusaha mencegah anak itu berlari tetapi ia
tahu ia tidak dapat mengejar anak itu di dalam hutan yang berbahaya seperti
ini. Di mana-mana batang berserakan dan akar bermunculan dari dalam tanah.
Yang lebih ditakutkan Alviorita bila ia mengejar Jeffreye adalah anak itu
mengira ia sedang mengajaknya bermain kejar-kejaran lagi. Alviorita tidak
ingin anak itu terjatuh dan ia berharap Nathan mencegah Jeffreye. Tetapi
Nathan juga tidak berusaha mencegah Jeffreye. Pria itu diam saja melihat
Jeffreye berlari menjauh. Ia hanya berpesan kepada Jeffreye agar hatihati.
Melihat hal itu, Alviorita marah kepada Nathan yang tetap bersikap
acuh. Pria itu seakan-akan tidak peduli apakah nanti Jeffreye akan jatuh atau
tidak. "Mengapa engkau tidak mencegahnya?" tanya Alviorita, "Apakah engkau
tidak khawatir ia akan jatuh?"
"Jangan khawatir. Jeffreye tahu jalan ini dan ia tidak akan jatuh
karena ia telah terbiasa berlari dari sini ke Castil," jawab Nathan tenang.
"Bagaimana bila ia terjatuh?"
www.ac-zzz.tk "Jeffreye sudah besar. Anak itu pasti tahu apa yang harus
dilakukannya bila ia jatuh."
"Jeffreye masih anak-anak. Aku yakin anak itu belum genap sepuluh
tahun, mungkin tahun ia baru berusia tujuh tahun. Mengaku saja kalau engkau
sama sekali tidak mempedulikan kemenakanmu itu. Apa yang akan kaulakukan
bila ia jatuh?" kata Alviorita dingin.
Nathan tiba-tiba berhenti. Ia menatap tajam wajah Alviorita. "Aku
lebih mengkhawatirkan orang sepertimu akan mempengaruhi dia daripada
alam." "Kalau engkau khawatir aku akan mempengaruhinya, mengapa tadi
engkau hanya tidur dan tidak menjaga Jeffreye?" kata Alviorita tidak mau
kalah. "Siapa yang mengatakan aku tidak mengawasi kalian" Aku tahu apa saja
yang kalian lakukan termasuk tingkahmu yang seperti anak kecil," kata Nathan
tajam. "Lalu?" kata Alviorita dingin.
"Lalu apa?" tanya Nathan tak mengerti.
"Lalu mengapa engkau tidak mencegah aku membuat kemenakanmu itu
kelelahan. Kalau engkau memang khawatir aku akan mempengaruhi Jeffreye,
engkau seharusnya mencegah aku menggodanya bukannya hanya diam saja."
Nathan tahu Alviorita benar. Seharusnya tadi ia mencegah Alviorita
terus bermain kejar-kejaran bila ia khawatir dengan Jeffreye tetapi ia hanya
diam saja. Matanya terus mengawasi mereka bermain di lapangan rumput.
"Aku lebih khawatir engkau mengajari Jeffreye bagaimana caranya
memanjat pohon daripada membuat Jeffreye kelelahan."
"Terima kasih," kata Alviorita mengejek.
"Terima kasih kembali," balas Nathan dan ia segera melanjutkan
perjalanannya. Dengan kesal Alviorita mengikuti Nathan.
Hujan semakin deras dan hingga saat ini belum terlihat bangunan Castil
Q`arde yang megah. Alviorita semakin mengkhawatirkan keadaan Jeffreye. Ia takut terjadi
sesuatu yang buruk pada anak itu.
Tiba-tiba Nathan berhenti dan menarik tangan Alviorita.
Kekhawatiran dan rasa terkejut membuat Alviorita tidak melawan.
Nathan memanfaatkan kesempatan itu untuk menarik tubuh Alviorita
lebih dekat. Gadis itu tetap diam saja ketika ia melingkarkan lengannya di
pundaknya. Kediaman gadis itu membuat Nathan merasa lega. Semula ia
khawatir Alviorita akan melawan tetapi ternyata Alviorita diam saja.
www.ac-zzz.tk Alviorita masih diam saja ketika Nathan membawanya berteduh di
bawah sebatang pohon yang besar.
Ketika Alviorita telah pulih dari rasa terkejutnya, ia bertanya heran,
"Mengapa kita tidak segera ke Castil Q`arde?"
"Hujan sangat deras dan aku tidak ingin Mama marah kepadaku karena
telah membiarkan engkau berlari di bawah hujan."
"Tetapi kita harus mencari Jeffreye," kata Alviorita.
"Jangan khawatir. Anak itu pasti sudah sampai di Castil Q`arde."
"Mengapa engkau bersikap sesantai itu" Bagaimana bila ia belum
sampai?" tanya Alviorita khawatir.
"Castil Q`arde tidak jauh lagi dari sini. Saat ini kita sudah sangat
dekat dengan Castil," kata Nathan, "Aku yakin Jeffreye sudah sampai di
Castil Q`arde sebelum hujan mulai turun."
"Kita harus kembali ke Castil Q`arde secepatnya. Aku khawatir
mereka akan mengkhawatirkan kita."
"Apakah engkau takut berada di sini hanya bersamaku?" tanya Nathan.
Walaupun Nathan sering bertengkar dengannya dan ia menganggap
Nathan adalah pria yang harus dihindarinya tetapi Alviorita tidak pernah
takut berhadapan dengan pria itu. Berhadapan dengan Nathan justru
membuat semangat Alviorita untuk melawan semakin besar. Semakin sering
mereka bertengkar, semakin ingin Alviorita segera menemukan perisai yang
banyak dan memenangkan perangnya dengan ayahnya.
"Aku sama sekali tidak takut menghadapimu," kata Alviorita dingin.
"Mengapa engkau ingin segera kembali ke Castil Q`arde?" tanya
Nathan. "Aku sudah mengatakan alasannya kepadamu," kata Alviorita.
Alviorita membalikkan badannya. Ia tahu tidak ada yang dapat
dilakukannya selain menuruti Nathan. Ia tidak tahu jalan ke Castil Q`arde
dan ia tidak ingin tersesat apalagi dalam hujan deras seperti ini.
Kerimbunan pohon tempat mereka berteduh membuat mereka
terhindar dari air hujan yang terus membasahi bumi. Tetapi udara dingin
tetap membuat Alviorita kedinginan. Walaupun gaun Alviorita tidak seberapa
basah tetapi udara yang dingin membuat Alviorita menggigil. Alviorita
memeluk tubuhnya. Sejak meninggalkan Istana Urza, banyak pengalaman baru
yang dialami Alviorita termasuk berteduh di bawah pohon. Walaupun
kedinginan, Alviorita tetap merasa senang dengan pengalaman barunya ini.
www.ac-zzz.tk Selama ini Alviorita selalu berada di tempat yang hangat bila hujan
mulai turun. Hari ini Alviorita berteduh di bawah pohon tetapi bersama pria
yang dibencinya. Karena tidak ingin merusak kesenangannya melihat air hujan berusaha
menembus dedaunan tempat mereka berteduh, Alviorita mencoba untuk tidak
menghiraukan keberadaan Nathan di sisinya.
Tetapi Nathan membuat tidak dapat melakukannya. Pria itu tiba-tiba
menyentuh pundak Alviorita.
Alviorita terkejut. Ia membalikkan badannya dan melihat pria itu
berdiri sangat dekat dengannya.
"Kurasa tidak ada yang dapat membuatmu merasa hangat selain kain
ini," kata Nathan sambil menyampirkan kain yang semula dibawa Alviorita
untuk kegiatan piknik mereka, di pundak gadis itu, "Kalau engkau tidak
keberatan." Kata-kata yang diucapkan dengan nada mengejek itu membangkitkan
kembali kemarahan Alviorita.
Beberapa saat yang lalu, saat pria itu menyampirkan kain di tubuhnya,
Alviorita merasa tuduhan 'tidak pernah peduli kepada sekitarnya' yang
diberikannya kepada Nathan itu salah. Tetapi begitu mendengar kalimat
terakhir pria itu, Alviorita batal menarik tuduhan itu.
"Terima kasih atas kebaikan hatimu," kata Alviorita.
Mendengar suara mengejek itu, Nathan hanya tersenyum.
Alviorita memalingkan kepalanya dan mulai memperhatikan sekitarnya.
Sejak tadi Alviorita hanya terburu-buru mengikuti Nathan. Sebenarnya
Alviorita ingin berjalan pelan-pelan sambil melihat sekitarnya tetapi Alviorita
tahu Nathan akan meninggalkannya bila ia melakukan itu.
Sederetan tanaman menjalar yang membentuk dinding membuat
Alviorita tertarik. Menurut Alviorita bentuk tanaman itu aneh. Tanaman itu
tampak seperti menutupi dinding. Alviorita mendekati tanaman itu. Alviorita
merasa aneh. Ia merasa tahu sesuatu tentang tanaman itu. Jemari Alviorita
menyusuri dedaunan di depannya. Bawah sadar Alviorita tahu apa yang harus
dilakukan, jemari Alviorita memasuki dedaunan yang rimbun itu. Anehnya
Alviorita sama sekali tidak terkejut ketika jarinya menyentuh sesuatu yang
keras dan dingin. Tangannya terus mencari sesuatu. Alviorita juga tidak
terkejut ketika jemarinya menemukan sesuatu yang mudah digerakkan. Sekali
lagi Alviorita tahu apa yang harus dilakukannya, gadis itu menekan benda itu.
"Apa yang kaulakukan?"
Alviorita terkejut. www.ac-zzz.tk Nathan merasa marah melihat wajah tak bersalah Alviorita. Begitu
melihat gadis itu berdiri di bawah hujan, Nathan segera mendekat tetapi
rupanya sang gadis tidak menyadari ia sedang kehujanan. "Apakah engkau
tidak sadar saat ini masih hujan deras?"
Suara sesuatu yang bergerak membuat Alviorita mengalihkan
perhatiannya dari kemarahan Alviorita.
"Pintunya terbuka," kata Alviorita senang.
Nathan memandang aneh wajah Alviorita tetapi ia tidak mengatakan
apa-apa. Tanpa menanti Nathan, Alviorita segera memasuki pintu itu dan
menuruni tangga di depan pintu. Alviorita mendapati dirinya berada di sebuah
ruangan berdinding batu yang kokoh.
"Bagaimana engkau mengetahuinya?" tanya Nathan.
Alviorita membalikkan tubuhnya dan melihat sorot mata Nathan yang
aneh. Saat melihat mata itulah Alviorita menyadari ia melakukan semua itu
tanpa disadarinya. Alviorita tidak mengerti bagaimana ia dapat melakukannya.
Semua terjadi begitu saja seakan-akan Alviorita memang telah mengetahui
ada ruangan tersembunyi di balik tanaman menjalar itu. Perasaan Alviorita
mengatakan ia pernah ke tempat ini tetapi seingat Alviorita ia tidak pernah
ke tempat ini. "Aku... aku tidak tahu," jawab Alviorita kebingungan. Alviorita tidak
mengerti mengapa ia tahu di balik tanaman itu ada ruangan rahasia ini dan
tahu bagaimana cara membuka pintu ruangan ini.
"Siapakah engkau ini?"
"Aku...." Hampir saja Alviorita mengatakan ia adalah sang Putri Mahkota yang
hilang. Kilat petir yang tiba-tiba menerangi langit luar beserta ruangan itu
membuat Alviorita sadar ia hampir melakukan kesalahan.
Untuk melengkapi kalimatnya yang belum selesai, Alviorita berkata,
"Aku tidak ingat."
Nathan tidak mempercayai kata-kata itu. "Aku yakin engkau tidak
mengatakan yang sebenarnya jadi katakan saja dengan jujur siapa dirimu."
Suara yang penuh ancaman itu membuat Alviorita ketakutan tetapi
gadis itu tidak mau menyerah pada rasa takutnya. "Aku mengatakan yang
sebenarnya." Saat ini Alviorita tidak berbohong. Saat ini Alviorita tidak lagi
mengenali dirinya sendiri sebagai Alviorita. Ia merasa bukan dirinya sendiri.
Apa yang baru saja dilakukannya tadi membuat Alviorita semakin tidak
www.ac-zzz.tk mengenali dirinya sendiri. Alviorita sangat yakin ia tidak pernah ke Chymnt
tetapi ia dengan mudah mengetahui tempat rahasia ini.
Alviorita tahu ia menemukan tempat ini bukan karena kebetulan tetapi
karena ia sudah mengetahuinya. Tetapi kapan Alviorita mengetahuinya kalau
ia sendiri sangat yakin ia tidak pernah ke Chymnt. Dalam ingatan Alviorita
tidak ada suatupun yang berhubungan dengan Chymnt tetapi sejak ia tinggal
di Castil Q`arde beberapa kali ia merasa mengenal tempat ini. Bahkan
Alviorita merasa pernah melihat wajah penghuni Castil Q`arde yang telah
tua. Setiap kali berjalan-jalan di taman Castil Q`arde, Alviorita selalu merasa
Pelarian Karya Alviorita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ia pernah ke tempat ini dan bermain-main di sana seperti ia bermain dengan
Jeffreye. Semula Alviorita menduga semua itu karena Castil Q`arde mirip
dengan Istana Urza. Tetapi ketika Alviorita mengamati Castil Q`arde dengan
lebih teliti, ia tahu bukan itu alasannya dan tidak mungkin itu alasannya.
Sepintas taman Castil Q`arde memang mirip taman di Istana namun bila
dilihat dengan teliti keduanya sangat berbeda. Alviorita juga merasa
mengenal setiap sudut bangunan Castil Q`arde yang megah. Ketika ia diantar
Innane mengelilingi Castil Q`arde, ia selalu tahu ruangan apa yang
ditunjukkan wanita itu kepadanya sebelum wanita itu mengatakannya.
Tidak seorangpun yang curiga ketika Alviorita menggendong Jeffreye
ke Ruang Kanak-Kanak. Semua orang menduga Alviorita telah mengetahui
tempat itu sebelumnya. Padahal sebenarnya ketika menunjukkan bagianbagian Castil
Q`arde kepada Alviorita, Innane lupa mengajak gadis itu ke
tingkat tiga Castil Q`arde. Hanya Alviorita sendiri yang merasa aneh ketika
ia membawa Jeffreye ke Ruang Kanak-Kanak. Saat Alviorita berjalan sambil
menggendong Jeffreye, ia berjalan sesuai dengan langkah kakinya. Kaki
Alviorita seakan-akan telah mengetahui ke mana ia harus melangkah. Alviorita
terkejut ketika menyadari dirinya telah membawa Jeffreye ke Ruang KanakKanak
yang baru saat itu didatanginya dengan mudah tanpa tersesat dan ia
lebih terkejut saat ia merasa sangat mengenal setiap sudut lantai tiga itu
terutama Ruang Kanak-Kanak.
Bagi Alviorita hal ini benar-benar aneh. Sama anehnya dengan
perasaannya ketika pria yang dibencinya memeluknya. Seharusnya saat itu
Alviorita marah tetapi Alviorita tidak melakukannya sebaliknya ia merasa
malu. "Katakan sejujurnya siapa dirimu," kata Nathan, "Tidak seorangpun
yang tahu ruang rahasia ini selain aku dan..."
www.ac-zzz.tk "Kalau engkau telah mengetahuinya, mengapa tidak sejak tadi engkau
membawaku ke tempat ini?" sela Alviorita tajam untuk menyelamatkan dirinya
dari situasi yang berbahaya bagi penyamarannya ini.
"Itu bukan urusanmu."
"Memang bukan urusanku tetapi aku tidak dapat mengerti mengapa
engkau tidak membawaku ke sini daripada membiarkan aku kedinginan di luar
sana," kata Alviorita tajam.
"Engkau harus mengerti aku telah berjanji kepadanya untuk tidak
mengatakan hal ini kepada siapapun," kata Nathan sambil berusaha
mengendalikan kemarahannya.
"Apakah engkau lebih senang melihat aku kedinginan daripada
mengingkari janjimu kepada gadis itu?"
Kata-kata Alviorita yang tajam serta kecurigaannya kepada Alviorita
membuat Nathan tidak dapat lagi menahan kemarahannya. "Katakan siapa
dirimu yang sebenarnya. Tidak mungkin gadis itu mengingkari janjinya. Ia dan
aku telah sepakat untuk tidak mengatakan hal ini kepada siapapun."
"Aku tidak tahu siapa diriku saat ini," jawab Alviorita tajam.
"Jangan berbohong kepadaku. Aku tahu engkau menyembunyikan
sesuatu," kata Nathan tidak kalah tajamnya.
"Untuk apa aku berbohong padamu?" kata Alviorita dengan ketenangan
yang dingin. "Lalu mengapa engkau tahu ruang rahasia ini?"
"Aku tidak tahu. Kebetulan saja aku menemukannya," jawab Alviorita
sambil berusaha mengatasi ketakutannya melihat wajah Nathan yang penuh
kecurigaan. Alviorita takut ia tidak dapat menahan dirinya. Ia takut mengatakan
sesuatu yang dapat merusak penyamarannya. Alviorita tidak ingin kembali ke
Istana Urza sebelum ia mendapatkan perisai yang cukup.
Kecurigaan sekaligus kemarahan yang tampak di wajah Nathan tampak
menakutkan di ruangan yang remang-remang itu.
"Tidak mungkin engkau mengetahuinya dengan kebetulan. Selama
berabad-abad tidak seorangpun mengetahui adanya ruangan ini."
Sekali lagi Alviorita memotong perkataan Nathan untuk menyelamatkan
dirinya, "Lalu mengapa kalian dapat mengetahuinya?"
Alviorita merasa ia telah mengetahui jawabannya.
"Aku menemukan peta tempat ini di antara buku-buku kuno di Ruang
Perpustakaan. Kemudian kami mencarinya bersama-sama," jawab Nathan.
www.ac-zzz.tk "Gadis kecil itu berhasil menemukan tempat yang kalian cari."
Kalimat yang tercetus begitu saja membuat mereka berdua sama-sama
terkejut. "Bagaimana engkau mengetahuinya?" tanya Nathan.
"Aku... aku hanya menduganya," jawab Alviorita kebingungan.
Sesaat yang lalu terlintas suatu gambaran masa kecilnya di benak
Alviorita tetapi Alviorita tidak dapat mengetahuinya dengan jelas. Ia hanya
teringat ia sibuk mencari sesuatu di tanaman menjalar yang sama dengan
tanaman yang menutupi dinding ruangan ini. Tiba-tiba ia melihat sesuatu yang
tampak janggal ketika ia berhasil menyibak tanaman itu. Ia melihat dinding
batu dan tampak sebuah batu yang tidak menyambung dengan batu-batu
lainnya. Tertarik dengan batu itu, Alviorita mengulurkan tangannya dan
menekan batu itu. Alviorita senang melihat batu itu masuk dan ia lebih senang
lagi ketika ia melihat sebuah pintu yang tertutup oleh tanaman membuka.
Alviorita tidak dapat mengingat lebih jauh dari itu.
"Sungguh?" Suara Nathan yang terdengar aneh itu membuat Alviorita terdiam.
Gadis itu tidak tahu harus berkata apa menghadapi sikap Nathan yang penuh
kecurigaan itu. Seperti suaranya, pandangan Nathan ke Alviorita juga aneh.
Pria itu seperti sedang mencari sosok yang disembunyikan Alviorita di balik
wajah bingungnya. Matanya menatap curiga dan bertanya-tanya.
Dengan kebingungan Alviorita membalas tatapan Nathan. Ia berusaha
menebak pikiran Nathan sambil berdoa agar ia tidak sampai membuka
penyamarannya sendiri. Wajah curiga Nathan membuat Alviorita harus
berhati-hati. Tidak pernah diduga sebelumnya oleh Alviorita bahwa
tunangannya memiliki pandangan yang cukup tajam. Tunangannya yang
menyebalkan ternyata berbahaya. Jauh lebih berbahaya daripada yang
pernah dibayangkan Alviorita.
Belum saatnya ada yang mengetahui ia adalah putri yang hilang itu,
tidak juga tunangannya. Belum saatnya Alviorita kembali ke Istana Urza.
Nathan tetap diam saja ketika ia melihat wajah kebingungan Alviorita
berubah menjadi seperti biasanya. Wajah itu menunjukkan sikap
menantangnya. Pandangan mata gadis itu tampak ia tidak mau kalah dari
siapapun terutama dirinya. Gadis itu tidak seperti gadis umumnya. Ia tampak
kekanak-kanakan tetapi ia selalu bersikap menantang kepada siapa saja. Gadis
itu tidak mau dikalahkan oleh siapapun terutama dirinya. Nathan tidak
mengerti mengapa ia mempunyai pikiran seperti itu. Dalam setiap
pertengkaran mereka, Nathan melihat gadis itu selalu berusaha mengalahkan
www.ac-zzz.tk dirinya. Tetapi dalam setiap pertengkaran itu pula tidak seorangpun dari
mereka yang kalah atau menang.
Sejak pertama kali bertemu dengan gadis itu, Nathan selalu merasa ia
mengenal gadis itu di suatu tempat. Selama mereka berada di Castil Q`arde,
tidak ada yang dapat menerangkan perasaan itu. Nathan merasa ia mengenal
wajah Alviorita, wajah yang mirip seseorang. Tetapi ia tidak ingat wajah
siapakah itu. Tadi ketika ia mengawasi gadis itu bermain dengan kemenakannya di
lapangan, barulah ia ingat tetapi ia tidak berani memastikannya. Gadis itu
memainkan rumput seperti gadis kecil yang selalu diajaknya ke sana ketika ia
masih kecil. Seperti gadis kecil itu pula, Alviorita menyiramkan rumput ke
atas kepala Jeffreye. Nathan tidak lupa bagaimana senangnya gadis kecil itu
ketika berhasil menyiramkan rumput ke atas rambutnya. Setiap kali Nathan
mengajak gadis itu ke lapangan itu hanya satu yang dilakukan gadis itu yaitu
duduk sambil memainkan rumput dan berusaha menyiramkan rumput itu ke
atas kepalanya. Ketika melihat Jeffreye mendekati Alviorita dengan perasaan
tertarik, Nathan jadi teringat dirinya sendiri yang selalu tertarik melihat
gadis kecil itu mempermainkan rumput. Seperti halnya Jeffreye, Nathan juga
mendekati gadis kecil itu dan akhirnya gadis itu berhasil menyiramkan rumput
ke atas kepalanya. Kemudian ia berusaha membalas gadis itu.
Tingkah Alviorita di lapangan tadi mirip sekali dengan gadis kecil itu.
Teringat gadis kecil yang selalu ditemaninya bermain, Nathan akhirnya tahu
mirip siapakah wajah Alviorita. Wajah Alviorita mirip sekali dengan wajah
gadis kecil itu. Rambut mereka juga sama-sama hitam. Tetapi yang berbeda
adalah sinar mata mereka. Gadis kecil itu memiliki sinar ceria sedangkan sinar
mata Alviorita adalah sinar mata yang menantang dan tidak mau kalah dari
siapapun juga. Semua tingkah Alviorita sama dengan gadis kecil itu bahkan ketika
gadis itu berusaha membersihkan rumput dari rambutnya. Ketika melihat
Jeffreye menyiramkan rumput ke atas rambut Alviorita, Nathan menebak
gadis itu tidak akan menggunakan tangannya untuk membersihkan rambutnya.
Alviorita akan membersihkan rambutnya dengan cara yang sama dengan si
gadis kecil. Tebakan Nathan tepat. Alviorita mengibaskan rambut hitamnya
yang panjang untuk membersihkan rumput dari rambutnya. Nathan
terperangah melihatnya. Bukan wajah gadis itu yang tampak semakin cantik
ketika ia mengibaskan rambutnya yang membuat Nathan terpana melihat
www.ac-zzz.tk gadis itu. Yang membuatnya terkejut adalah tebakannya benar-benar menjadi
kenyataan. Segala yang ada pada kedua gadis itu mirip kecuali sinar mata mereka.
Nathan mulai menebak diri gadis itu tetapi ia tidak berani memastikannya.
Baru sekarang setelah ia melihat gadis itu mengetahui ruang rahasia ini, ia
berani memastikan dugaannya. Gadis itu adalah gadis yang sama dengan gadis
di masa kecilnya. Tidak seorangpun yang mengetahui ruangan ini selain dirinya
dan gadis kecil itu. Dan tidak mungkin Alviorita mengetahui tempat ini dengan
kebetulan. Dulu sebelum ia menemukan ruangan ini bersama gadis kecil itu, ia dan
gadis kecil itu selalu bermain di sekitar sini tetapi mereka tidak pernah
menemukan ruangan ini walaupun gadis kecil itu selalu mempermainkan
tanaman yang menutupi dinding ruangan rahasia yang tersembunyi di bawah
batu yang besar. Seperti halnya dirinya, gadis kecil itu tidak pernah menduga
di dalam batu yang dirambati tanaman ini ada sebuah ruangan rahasia. Baru
ketika mereka menemukan peta tempat ini, mereka mengetahuinya.
Alviorita tidak mungkin mengetahuinya dari gadis kecil itu. Gadis kecil
itu dan dirinya saling berjanji untuk tidak mengatakan mengenai ruangan ini
kepada siapapun. Hanya mereka berdua yang boleh tahu dan Nathan percaya
gadis kecil itu tidak akan mengingkari janjinya.
Terlalu banyak kemiripan Alviorita dengan gadis kecil itu. Nathan tahu
ia tidak mungkin salah. Ia selalu ingat setiap kenangannya bersama gadis kecil
yang menjadi cinta pertamanya itu. Walaupun waktu itu ia masih berusia
sepuluh tahun tetapi hingga saat ini ia masih ingat wajah manis gadis kecil itu.
Pada awalnya ia tidak tahu ia telah jatuh cinta pada gadis itu, ia hanya merasa
ia menyayangi gadis itu seperti ia menyayangi adiknya sendiri. Baru ketika
gadis kecil itu tidak pernah lagi bermain ke Castil, ia menyadari perasaannya.
Nathan tidak pernah mengerti mengapa gadis itu tidak pernah lagi
bermain ke Castil Q`arde. Seingat Nathan ia tidak pernah membuat gadis itu
marah. Ia selalu berusaha menyenangkan gadis kecil yang manis itu. Gadis itu
juga tidak pernah terlihat membencinya. Gadis kecil itu menyukainya tetapi
tidak pernah menyukai adiknya, Trent.
Setiap kali melihat sikap permusuhan yang ditunjukkan Alviorita
kepada adiknya, Trent, Nathan teringat sikap permusuhan yang ditunjukkan
gadis itu kepada adiknya. Kedua gadis ini sama-sama tidak menyukai Trent
dan selalu menghindari Trent.
www.ac-zzz.tk Tidak mungkin Trent yang membuat gadis itu tidak pernah bermain ke
Castil Q`arde lagi. Walaupun Trent sering menggodanya tetapi gadis itu
selalu tahu apa yang harus dilakukannya untuk membalas sikap Trent.
Pada setiap kedatangannya, gadis itu selalu ditemani ibunya. Dan pada
kedatangannya yang terakhir kalinya di Castil Q`arde, ibunya meninggal di
Castil Q`arde. Tetapi tidak mungkin itu penyebab gadis itu tidak pernah lagi
bermain ke Castil Q`arde. Nathan tahu keluarga gadis itu dan keluarganya
sudah sejak lama menjalin hubungan persahabatan. Karena tidak menemukan
alasan yang lain, maka Nathan berpikir gadis itu adalah anak sombong yang
tidak mau bermain lagi dengannya. Pikiran itu didorong oleh kedudukan yang
dimiliki gadis kecil itu.
Ketika pertama kali bertemu dengan gadis kecil itu, Nathan tidak tahu
gadis itu adalah putri Raja Phyllips. Baru setelah ibu si gadis kecil meninggal
di Castil Q`arde karena sakit, ia tahu gadis kecil itu seorang Putri dan ibunya
adalah Ratu Kerajaan Lyvion. Dengan kematian ibunya, si gadis harus
menggantikan kedudukan ibunya dalam setiap kunjungan kerajaan. Peran
penting yang didapatkan gadis itu karena kematian ibunya membuat Nathan
yakin dengan pendapatnya. Gadis itu tidak mau menemuinya lagi karena ia
menganggap rendah dirinya.
Karena itu pula Nathan sama sekali tidak merasa senang ketika orang
tuanya memberinya sebuah kabar yang mengejutkannya.
Pada suatu siang ketika mereka sedang berkumpul di Ruang Duduk
sambil bercakap-cakap, Duke tiba-tiba berkata, "Aku mempunyai kabar
gembira untukmu, Nathan."
"Kabar gembira?" tanya Nathan tak mengerti.
"Tahun ini gadis itu genap delapan belas tahun dan ayahnya berniat
untuk segera mengumumkan pertunangan kalian," kata Duke.
"Pertunangan?" tanya Nathan semakin tidak mengerti, "Pertunangan
apa" Siapa yang akan bertunangan?"
Duke memandang kebingungan wajah istrinya, "Ia belum tahu?"
"Belum. Kami belum memberi tahu seorangpun dari mereka berdua.
Kami berniat membuat kejutan untuk mereka," jawab Duchess.
"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Nathan curiga.
"Siapa tunangan Nathan?" tanya Trent tertarik.
"Engkau pasti senang mendengarnya, Nathan. Sebenarnya sejak kecil
engkau telah aku tunangkan dengan gadis kecil itu, Putri Alviorita."
Nathan terkejut. "Mengapa Mama membuat keputusan seperti itu
tanpa mengatakannya kepadaku?"
www.ac-zzz.tk Melihat kemarahan di wajah putranya, Duke dan Duchess terkejut.
"Kami pikir engkau akan senang mendengarnya," kata Duke dan Duchess
bersamaan. "Kalian sudah tahu aku sama sekali tidak senang orang lain mencampuri
hidupku," kata Nathan, "Mengapa kalian tetap saja mempertunangkan aku
dengannya tanpa sepengetahuanku pula?"
"Kami mempertunangkan engkau dengan Putri Alviorita sejak kalian
masih kecil. Saat itu Ratu berkata kalian akan senang mendengarnya. Ratu
pula yang mengusulkan pertunangan kalian ini," kata Duchess menjelaskan.
"Mengapa Mama menyetujuinya?"
"Saat itu kalian tampak akrab sekali."
"Ya, engkau lebih akrab dengan Putri Alviorita daripada aku. Setiap kali
ia datang ke sini engkau selalu berada di sisinya," sela Trent.
"Trent, jangan memotong perkataan Mama," tegur Duchess.
"Mengapa kalian menyetujuinya hanya karena alasan itu?" tuntut
Nathan, "Apakah kalian tidak pernah berpikir kalau perasaanku bisa saja
berubah?" "Maksudmu engkau sudah tidak menyukai Putri Alviorita lagi?" tanya
Trent, "Kalau engkau menikah dengannya engkau akan menjadi Raja Kerajaan
Lyvion." Nathan tidak tertarik mendengar kata-kata adiknya. Siapa yang tidak
tertarik menjadi Raja kerajaan yang makmur ini tetapi yang menjadi masalah
adalah Nathan tidak mau berurusan lagi dengan gadis yang dibencinya, Putri
Alviorita. Nathan masih tidak dapat memaafkan sikap sombong gadis itu yang
setelah menjadi orang penting, tidak mau lagi bermain ke Castil Q`arde.
"Aku tidak setuju dengan pertunangan ini," kata Nathan tegas.
"Maafkan kami, Nathan. Kami tidak tahu kalau akan begini jadinya,"
kata Duke, "Tetapi kita tidak dapat membatalkan pertunangan kalian."
"Mengapa?" tanya Nathan tajam.
Kemurkaan Nathan membuat Duke dan Duchess memilih untuk bersikap
hati-hati. mereka tidak ingin melihat putra sulung mereka lebih marah dari
Pelarian Karya Alviorita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
saat ini. "Mengertilah, Nathan. Pertunangan kalian adalah keinginan Ratu yang
telah meninggal. Tidak baik menolak keinginan orang yang sudah meninggal
lagipula persiapan pesta pertunangan kalian sudah hampir siap," kata Duchess
penuh pengertian. "Semua telah siap. Undangan telah disebarkan dan tempat untuk pesta
itupun telah diselesaikan," tambah Duke.
www.ac-zzz.tk "Tidak ada yang dapat dilakukan untuk membatalkan pertunangan
kalian," kata Duchess meyakinkan, "Kami minta maaf, Nathan. Tetapi engkau
tidak dapat menghindari pertunangan ini. Aku tidak tahu mengapa engkau
marah seperti ini tetapi aku tahu engkau masih mencintai Putri Alviorita."
"Mama tidak mengerti apa-apa," kata Nathan marah.
Nathan tidak menyukai pertunangan ini. Ia ingin sekali membatalkan
pertunangan ini. "Engkau harus mengerti, Nathan. Keluarga kita dan keluarga Raja telah
lama bersahabat. Jangan sampai persahabatan ini rusak hanya karena engkau
tidak menyetujui pertunanganmu," kata Duke mencoba memberi pengertian.
Nathan menatap tajam wajah orang tuanya. Ia tahu orang tuanya
benar. Bila ia menolak pesta pertunangan ini, hubungan kedua keluarga tua di
Kerajaan Lyvion akan rusak bahkan mungkin menjadi bermusuhan. Yang paling
ditakuti Nathan adalah Raja menjadi murka kemudian kemurkaan itu menimpa
keluarganya. Nathan tahu Raja Phyllips adalah Raja yang bijaksana juga
pemarah. Sangat mudah membangkitan kemarahan Raja Phyllips daripada
membuatnya senang. Niat semula Nathan untuk melakukan apa saja demi membatalkan
pertunangannya hilang. Dengan pasrah bercampur kemarahan, Nathan
berkata, "Kalian telah membawaku ke situasi yang paling sulit yang pernah
kualami." Duchess tersenyum lega, "Maafkan kami, Nathan. Kami tidak pernah
berniat membawamu ke situasi seperti ini. Kami berterima kasih engkau mau
mengerti." "Bagus," kata Trent senang, "Bila Nathan sudah mempunyai tunangan
maka ia tidak akan merebut kekasihku lagi."
Tembang Tantangan 14 Gajahmada Karya Langit Kresna Hariadi Tusuk Kondai Pusaka 11
begitu setiap kali ia menghilang tidak seorangpun yang dapat menemukannya.
Ia hilang dan muncul seperti disihir."
Trent berseru kagum. "Hebat! Aku ingin belajar bersembunyi darinya."
"Kalian belum menemukannya?" tanya Duke.
"Sejak Putri hilang, kami telah berusaha mencarinya tetapi hingga saat
ini kami tetap tidak berhasil. Raja Phyllips marah sepanjang hari karenanya.
Dan hari ini ia mengadakan pencarian besar-besaran. Semua prajurit
dikerahkannya untuk mencari Tuan Puteri bahkan seluruh penduduk Kerajaan
Lyvion." "Itu artinya pesta pertunangan mereka ditiadakan?" tanya Duchess.
Wolve mengangguk. "Engkau beruntung, Nathan. Tunanganmu kabur sehingga pertunangan
kalian batal," kata Trent.
"Tidak. Bukan begitu maksudku," Wolve cepat-cepat membenarkan
kata-kata Trent, "Begitu Putri ditemukan, Paduka akan segera melangsungkan
pesta pertunangan mereka."
"Pertunanganmu tidak jadi batal, Nathan," kata Trent mengumumkan.
"Tetapi mungkin saja pertunangan itu batal," kata Wolve, "Tidak
seorangpun dapat menemukan Putri Alviorita bila ia telah bersembunyi."
Wolve tiba-tiba teringat sesuatu. "Paduka meminta maaf yang sedalamdalamnya atas
penundaan pesta pertunangan ini."
Duke tersenyum. "Tidak apa-apa. Kami mengerti."
www.ac-zzz.tk "Tugas pertamaku telah selesai. Sekarang aku harus segera kembali
untuk menyelesaikan tugas keduaku."
"Kami tidak akan menghalangimu. Kami mengerti dengan menghilangnya
Putri Alviorita ini, engkau mempunyai banyak tugas," kata Duke.
"Ya, sejak Yang Mulia Tuan Puteri kabur dari Istana Urza, aku
mendapat banyak tugas."
Merasa ia telah menyelesaikan tugasnya, Wolve bangkit. "Kurasa aku
telah menyampaikan semua pesan Paduka."
"Terima kasih, Wolve," kata Duke.
Dari tempat duduknya, Alviorita melihat Duke mengantarkan Wolve
hingga ke pintu depan. Alviorita tersenyum puas melihat Wolve telah pergi. Sekarang
Alviorita benar-benar merasa bebas. Ia senang sekali telah berhasil
membatalkan pesta pertunangan konyolnya. Alviorita yakin tidak akan ada
orang yang akan mencarinya di Castil Q`arde.
Setelah kepergian Wolve, Alviorita masih tidak ingin turun. Ia masih
ingin menikmati saat yang paling membahagiakannya ini dari atas pohon.
Kepada serombongan burung yang terbang di atasnya, Alviorita
berkata, "Sekarang aku mempunyai sayap seperti kalian dan dengannya aku
akan mengelilingi dunia."
Membayangkan ia berjalan-jalan ke bukit yang selalu dilihatnya dari
puncak menara membuat Alviorita semakin senang. Dipandanginya rumahrumah
penduduk yang tampak dari atas pohon itu. Rumah-rumah dengan
pemandangannya yang tampak kecil dari menara Istana Urza sekarang tampak
lebih besar dan lebih dekat. Sekarang dengan cepat Alviorita dapat mencapai
tempat-tempat yang ingin didatanginya.
Tanpa pengawal. Tanpa tugas rutin. Tanpa larangan setiap orang.
Dan yang lebih penting tidak seorangpun yang akan mengenalnya. Tidak
akan ada orang yang mengenalnya sebagai Alviorita. Mereka hanya tahu ia
adalah gadis yang hilang ingatan yang bernama Rosa.
Dibayangkannya hari-hari yang akan datang. Ia tidak perlu khawatir
orang-orang akan menemukannya. Sekarang yang harus dilakukannya adalah
membuat setiap orang Castil Q`arde semakin yakin ia bukan sang Putri
Mahkota. Awal dari rencana Alviorita telah berhasil dengan baik. Sekarang
Alviorita dapat meneruskan rencananya.
www.ac-zzz.tk Kepada ayahnya Alviorita telah membuktikan ia bukan gadis yang dapat
dipaksa. Ia mau dipaksa belajar keras hanya untuk penduduk Kerajaan Lyvion.
Tetapi ia tidak akan pernah mau dipaksa menikah dengan Nathan, pria yang
paling membosankan yang pernah ditemuinya.
Setelah bertemu dengan Nathan sendiri, Alviorita masih merasa pria
itu adalah pria yang paling membosankan. Pria itu sama sekali tidak peduli apa
yang terjadi di sekelilingnya. Bagaimana ia akan peduli terhadap istrinya"
Alviorita juga tidak mau mengakui pria itu adalah pria yang menarik walaupun
Alviorita mengakui pria itu tampan.
Hingga saat ini Alviorita sering merasa heran mengapa Nathan berbeda
dengan adiknya. Dulu karena terkejutnya, Alviorita tidak dapat merasakan lucunya
keluarga Kryntz. Tetapi sekarang saat Alviorita merasa senang dan lega. Ia
mulai menyadari apa yang belum disadarinya dulu. Sekarang Alviorita dapat
tersenyum geli ketika ia membayangkan Duchess yang cantik bersanding
dengan Duke yang agak gemuk. Tetapi ia lebih tersenyum geli ketika ia
membayangkan Nathan yang tinggi dan tampan dijajarkan dengan adiknya
yang pendek dan lucu. Hidup di Castil Q`arde tidak akan terasa membosankan bagi Alviorita.
Ia telah menemukan apa yang dapat membuatnya gembira.
Alviorita tersenyum. Semalam ia telah menghabiskan waktunya sesuai
dengan apa yang paling diinginkannya. Ia menghabiskan waktunya bersama
Jeffreye. Dan ia masih berada di Ruang Kanak-Kanak ketika anak itu pergi
tidur. Melihat langit telah cerah, Alviorita memutuskan untuk melihat apakah
Jeffreye sudah bangun. Dengan hati-hati Alviorita memanjat turun pohon itu.
S epasang tangan yang memegang pinggang Alviorita ketika ia hampir
sampai di tanah. Alviorita terkejut. Orang itu mengangkatnya dari batang pohon dan menurunkannya tepat
di depannya. Alviorita terkejut melihat wajah Nathan berada di dekatnya.
"Terima kasih," katanya gugup.
Nathan tersenyum sinis. "Sudah menjadi kebiasaanmu?" katanya sambil
memandang puncak pohon. Alviorita menyadari tangan pria itu belum beranjak dari pinggangnya.
"Dapatkah Anda melepaskan tangan Anda?" tanyanya sopan namun tajam.
www.ac-zzz.tk Nathan segera menarik tangannya dari pinggang Alviorita.
"Terima kasih," kata Alviorita sambil berlalu.
Tetapi Nathan tidak melepaskan Alviorita begitu saja. Nathan
menangkap lengan gadis itu. "Apa yang dapat membuatku yakin engkau tidak
akan melakukan kebiasaanmu yang berbahaya itu?"
"Lepaskan aku!" kata Alviorita.
"Ke mana engkau akan pergi?"
"Aku tidak akan memanjat pohon lagi. Saat ini aku ingin melihat
Jeffreye," kata Alviorita sambil menyentakkan lengannya.
Begitu lengannya terlepas dari pegangan Nathan, Alviorita segera
berlari ke dalam Castil Q`arde. Alviorita tahu pria itu mengikutinya tetapi ia
tidak peduli. Ia tidak suka pria itu menemukan ia tengah menuruni pohon.
Ketika mata Alviorita menangkap bayangan seseorang dari dalam Castil
Q`arde, ia berhenti berlari. Ia tahu Nathan tidak mungkin berani
menganggunya selama ada orang di Castil Q`arde. Dengan tersenyum senang,
Alviorita berjalan dengan tenang menuju bangunan utama Castil Q`arde.
Tepat seperti yang diduga Alviorita. Nathan tidak berusaha mengejar maupun
menahan Alviorita. Ia hanya berjalan di samping Alviorita.
"Engkau harus berjanji dulu padaku. Engkau tidak akan melakukan
kebiasaanmu yang berbahaya itu," kata Nathan.
"Berbahaya?" tanya Alviorita santai.
"Apakah engkau tidak menyadari engkau dapat jatuh dan terluka bila
engkau terus-menerus memanjat pohon seperti itu," kata Nathan, "Aku tidak
tahu apa yang terjadi bila aku tidak menemukanmu turun dari pohon itu."
"Akan menjadi berbahaya bila engkau mengejutkanku seperti itu," kata
Alviorita tajam, "Lagipula mengapa engkau sibuk mengurusi aku" Bukankah
masih banyak yang dapat kaulakukan" Pekerjaanmu yang membosankan itu,
misalnya." "Aku tidak melakukannya demi engkau," balas Nathan tak kalah
tajamnya, "Aku melakukannya karena aku tidak ingin engkau memperngaruhi
kemenakanku. Sejak kemarin ia tampak kagum dengan tindakan
penyelamatanmu." "Sudah kuduga," kata Alviorita santai, "Bagaimana mungkin manusia
yang paling acuh seperti engkau akan mengurusi masalah selain tanggung
jawab, tugas dan entah apa lagi pekerjaan yang membosankan."
"Aku mengingatkanmu untuk tidak mempengaruhi Jeffreye," kata
Nathan memperingati. Alviorita mengabaikan peringatan itu. "Itu tidak ada dalam rencanaku."
www.ac-zzz.tk Nathan tiba-tiba berhenti. Ia menangkap lengan Alviorita.
Alviorita memandang tajam Nathan. "Lepaskan aku!"
"Aku tidak akan melepaskanmu sebelum engkau berjanji padaku," kata
Nathan tajam. Pandangan mata Nathan yang tajam membuat Alviorita merasa kecil
dan itu membuat Alviorita semakin merasa jengkel pada tunangannya itu.
Alviorita tidak suka pada segala macam perasaan yang ditimbulkan pria itu.
"Baiklah, aku berjanji," kata Alviorita jengkel.
Dalam rencana Alviorita memang tidak ada kegiatan untuk
mempengaruhi Jeffreye. Yang ada hanya bagaimana ia dapat membatalkan
pertunangan konyolnya dengan pria yang sekarang berdiri di dekatnya.
Alviorita menatap tajam wajah Nathan tanpa menyadari wajahnya saat
itu tampak cantik sekaligus berbahaya. Kalaupun Alviorita menyadarinya,
Alviorita tidak akan merasa malu. Sebaliknya ia akan merasa senang dapat
menunjukkan wajah berbahaya seperti itu. Seperti kegiatannya yang saat ini
dapat berbahaya bagi pertunangan konyolnya.
"Bagus," kata Nathan puas.
Alviorita merasa semakin membenci pria itu ketika ia melihat sinar
kemenangan di matanya. Dengan marah ia menyentakkan lengannya. Bagi
Alviorita cukup sekian saja ia berada di dekat Nathan. Belum sempat
Alviorita menjauhi Nathan, Trent sudah muncul. Dalam hati Alviorita
mengeluh mengapa ia bertemu dengan dua pria yang menjengkelkan dalam
satu saat. Yang satu hanya mementingkan kewajibannya dan yang satu hanya
pandai menjual pujian. Tiba-tiba Alviorita menyadari ia dapat memanfaatkan
keberadaan Trent untuk menemukan perisai yang lain di Castil Q`arde.
"Siapakah pria yang tadi datang dengan kudanya bersama prajurit itu?"
tanyanya. "Orang itu adalah Kepala Pengawal Istana Urza, Wolve," jawab Nathan.
"Mengapa ia kemari?"
"Ia menyampaikan surat Raja kepada ayahku," jawab Trent.
"Apa isi surat itu?" tanya Alviorita tertarik.
"Aku tidak tahu. Tanyalah kakakku," jawab Trent sambil memandang
wajah Nathan. Walaupun enggan tetapi Alviorita tetap menatap memohon pada
Nathan. Ia ingin sekali mengetahui apa yang ditulis ayahnya untuk
mengabarkan berita menghilangnya dirinya ini.
"Untuk apa engkau mengetahuinya" Ini bukan urusanmu," kata Nathan
sinis. www.ac-zzz.tk "Apa yang akan kaulakukan bila ini memang urusanku?" tantang
Alviorita, "Engkau telah mengurusi masalahku yang bukan menjadi
masalahmu." Nathan diam saja. Dari sikapnya Alviorita tahu pria itu menolak untuk mengatakan isi
surat Raja Phyllips. Alviorita sudah tahu seperti apa isi surat itu dan ia dapat
memancing Nathan mengatakan isi surat itu dengan apa yang diketahuinya.
Tetapi ia tidak ingin membongkar penyamarannya sendiri. Alviorita tahu
sebelum tengah hari, tidak akan ada seorangpun di luar Istana Urza maupun
keluarga Kryntz yang mengetahui berita ini. Penyusunan pengumuman maupun
menyebarkan pengumuman itu membutuhkan waktu yang lama. Apalagi bila
pengumuman itu mendadak seperti ini.
"Kakakku batal menghadiri pesta pertunangannya hari ini," kata Trent
memberitahu. Alviorita terkejut mendengar nada mengejek dalam suara Trent.
Dalam hati Alviorita tersenyum senang. Tetapi di luar, ia berpura-pura
terkejut, "Pertunangan?"
"Ya, seharusnya petang hari ini kakakku akan mengumumkan
pertunangannya dengan Putri Alviorita tetapi sang Putri kabur dari Istana
Urza." Alviorita hanya dapat memandang kasihan wajah Nathan tetapi dalam
hati ia tersenyum mengejek. Alviorita ingin sekali mengatakan sesuatu tetapi
ia khawatir kata-katanya akan terdengar seperti mengejek sebab saat ini
yang paling dirasakan Alviorita hanya keinginannya untuk mengejek pria yang
tidak disukainya itu. "Bagaimana perasaanmu?" tanya Trent.
"Biasa saja," kata Nathan santai.
Telinga Alviorita yang terlatih untuk mendengarkan setiap nada suara
seseorang dengan baik, menangkap nada senang dalam suara Nathan.
"Engkau tidak lupa bukan" Setelah Putri Alviorita ditemukan, Raja
Phyllips akan segera melangsungkan pertunangan kalian sehingga Tuan Puteri
tidak dapat kabur lagi," kata Trent mengingatkan.
Nathan diam saja. Alviorita terkejut mendengarnya. Ia tidak menduga ayahnya akan
melakukan itu. Alviorita berjanji pada dirinya sendiri kelak bila ayahnya menemukan
dirinya, ia telah mempersiapkan sejumlah perisai. Dengannya, Alviorita akan
mengadakan pertempuran hanya antara dirinya dan ayahnya. Karena
www.ac-zzz.tk pertempuran ini untuk menentukan masa depan dirinya maka Alviorita harus
benar-benar mempersiapkan perisai yang banyak dan dirinya sendiri untuk
menghadapi pertempuran itu. Sekarang Alviorita telah menemukan perisai
keduanya. Ia harus menyimpan baik-baik perisai itu dan menjaga agar jangan
sampai perisai itu menjadi pedang ayahnya. Alviorita tahu bila ia ingin
memenangkan pertempuran dengan ayahnya ini, ia harus selalu bersikap hatihati.
Perisai kedua telah ditemukan Alviorita. Kemudian Alviorita segera
menuju Ruang Kanak-Kanak tanpa mengatakan apa-apa.
Mula-mula Alviorita tidak mendengar suara langkah kaki yang
mengikutinya. Tetapi ketika telah dekat Ruang Kanak-Kanak, ia mendengar
langkah kaki. Telinga Alviorita yang telah dilatih Alviorita untuk membedakan
suara langkah kaki setiap orang - tahu langkah kaki itu adalah langkah
Nathan. Alviorita jengkel menyadari pria itu masih tidak mempercayai katakatanya. Ingin
sekali ia berkata kepada pria itu, "Aku adalah Putri Mahkota
dan tidak mungkin seorang Putri Mahkota melanggar janjinya sendiri." Tetapi
bila ia mengatakan itu, semua penyamarannya akan terbongkar. Dan itu yang
paling tidak diinginkannya apalagi sebelum ia menemukan perisai yang cukup
untuk menghadapi pertempurannya dengan ayahnya.
Sebelum Nathan mendekatinya, Alviorita mempercepat langkahnya ke
Ruang Kanak-Kanak. Namun Alviorita lupa, pria itu lebih cepat dari Trent
bahkan mungkin dari dirinya sendiri.
"Engkau akan ke mana?" tanya Nathan setajam pandangan matanya.
Alviorita membalas pandangan mata itu. "Melanjutkan rencanaku."
"Kuperingatkan kepadamu. Aku tidak akan membiarkan engkau
mempengaruhi kemenakanku."
Alviorita yang keras kepala tidak mau mendengarkan nada mengancam
itu. Dengan senyum menantang, ia berkata, "Semoga aku tidak melupakannya."
Wajah Nathan tampak tegang mendengarnya.
Tetapi hal itu tidak membuat Alviorita merasa takut. Ia sudah sering
melihat wajah murka ayahnya yang lebih menakutkan dari wajah Nathan.
Pelarian Karya Alviorita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Terutama saat ia menolak pertunangan konyol yang dipersiapkan ayahnya.
"Lepaskan aku," kata Alviorita dengan kemanisan yang tajam.
Kemanisan yang ditunjukkan Alviorita sirna ketika Nathan semakin
mengetatkan pegangannya pada lengannya.
Sekuat tenaga Alviorita menyentakkan lengannya. "Aku ingin menemui
Jeffreye." www.ac-zzz.tk Nathan tidak melepaskan lengan Alviorita melainkan ia semakin
mempererat pegangannya sehingga gadis itu kesakitan.
"Lepaskan aku!" kata Alviorita tajam, "Aku hanya ingin melihat apakah
Jeffreye sudah bangun."
"Sepanjang hari kemarin engkau terus bermain dengannya hingga larut
malam. Kurasa saat ini Jeffreye belum bangun," kata Nathan sambil
melonggarkan pegangannya.
Alviorita memanfaatkan kesempatan itu untuk melepaskan diri dari
Nathan. Alviorita benar-benar tidak menyukai sikap Nathan. Ia tidak
menyukai pria yang telah membuat dirinya merasa tidak berdaya itu. Alviorita
mengerti kekhawatiran Nathan tetapi ia tidak menyukai cara pria itu.
Sebenarnya Nathan tidak perlu khawatir karena Alviorita sendiri tidak
berniat untuk membuat Jeffreye seperti dirinya.
Dalam rencana Alviorita tidak ada keinginan untuk mengajari Jeffreye
segala yang dapat dilakukannya. Tidak mungkin ia mengajari anak semanis itu
memanjat pohon. Alviorita sendiri sudah tahu bahaya yang dapat terjadi bila
ia memanjat pohon tetapi kebiasaan itu telah ada pada dirinya sejak ia kecil.
Tidak ada tempat yang dijadikan tempat persembunyiannya dari pengasuh
serta pengawal-pengawalnya selain pohon.
Bagi Alviorita hanya sekali Nathan menunjukkan perhatiannya pada hal
yang bukan menjadi masalahnya.
Kemarin ketika pria itu melihat gaun putih Alviorita yang terkena
darah Jeffreye, ia berkata, "Sebaiknya Anda mengganti gaun Anda. Gaun itu
telah kotor karena darah Jeffreye."
Saat itulah Alviorita menyadari ujung gaunnya memerah. Sejak tadi
Alviorita hanya memperhatikan Jeffreye sehingga ia melupakan gaunnya
sendiri yang telah digunakannya untuk membersihkan luka Jeffreye.
"Anda benar. Noda ini tidak akan hilang bila saya tidak segera
membersihkannya." Alviorita segera meninggalkan Ruang Kanak-Kanak untuk mengganti
gaunnya tetapi ia segera kembali lagi untuk menemui Jeffreye. Saat ia tiba
kembali di Ruang Kanak-Kanak, ia melihat Nathan telah meninggalkan ruangan
itu dan di sana telah ada Innane yang menjaga Jeffreye. Bersama Innane,
Alviorita menanti Jeffreye bangun kembali. Bersama wanita itu pula,
Alviorita menghabiskan waktunya dengan Jeffreye.
Innane sama sekali tidak marah ketika Alviorita terlarut dalam
kegembiraannya sehingga melewati batas tidur malam Jeffreye.
www.ac-zzz.tk Tadi pagi ketika Alviorita melihat Jeffreye di Ruang Kanak-Kanak,
anak itu masih tertidur. Alviorita menduga sekarang anak itu sudah bangun.
Apa yang diduga Alviorita memang tepat. Jeffreye sudah berpakaian
rapi. Anak itu segera menyambut kedatangan Alviorita.
"Engkau sudah bangun rupanya," kata Alviorita.
"Ke mana kita akan pergi hari ini?" tanya Jeffreye.
Alviorita menatap Nathan. "Tanyalah pamanmu. Aku tidak tahu ke mana
ia akan membawamu." "Ke mana kita hari ini?" tanya Jeffreye.
"Kurasa sebaiknya kita tidak pergi dulu hari ini. Luka di lututmu masih
belum sembuh," jawab Nathan.
"Paman berjanji membawaku berjalan-jalan," kata Jeffreye merajuk.
Alviorita membungkuk dan berkata lembut, "Pamanmu benar, Jeffreye.
Lukamu masih belum sembuh benar."
"Kakiku sudah tidak sakit lagi kalau aku berjalan," kata Jeffreye
merujuk. "Sungguh?" tanya Alviorita sambil tersenyum, "Coba kulihat."
Jeffreye segera mundur ketika tangan Alviorita hampir menyentuh
lututnya. Alviorita tersenyum, "Katamu sudah tidak sakit lagi?"
"Memang sudah tidak sakit lagi," kata Jeffreye mencoba membela
dirinya. Alviorita berdiri dan mendekati Jeffreye. "Mari kita mencobanya."
"Baiklah," sahut Jeffreye.
Alviorita tersenyum senang. "Bagus. Sekarang duduklah di sini," kata
Alviorita sambil meraih sebuah kursi.
Jeffreye segera duduk di kursi yang diberikan Alviorita dan menanti
apa yang akan dilakukan gadis itu untuk membuktikan kata-katanya.
Seperti halnya Jeffreye, semua orang di ruangan itu menanti apa yang
akan dilakukan Alviorita.
Innane memandang ingin tahu sedangkan Nathan hanya memandang tak
mengerti. Mereka sama-sama ingin tahu apa yang akan dilakukan Alviorita.
Alviorita membungkuk di depan Jeffreye. Ia tersenyum pada anak itu
sebelum ia memegang kaki anak itu yang luka.
Wajah Jeffreye tampak pucat ketika gadis di depannya itu menyentuh
kakinya. Ia menduga Alviorita akan memegang lukanya. Tetapi Alviorita tidak
www.ac-zzz.tk melakukannya. Alviorita tahu luka Jeffreye yang kemarin masih belum kering
dan ia tidak ingin membuat darah mengucur kembali dari luka itu.
Alviorita menekuk lutut Jeffreye. Walaupun gerakan gadis itu sangat
lembut dan perlahan tetapi itu cukup untuk membuat Jeffreye kesakitan.
Melihat Jeffreye menahan sakitnya, Alviorita melepaskan kaki anak itu
dengan hati-hati. "Sakit bukan?" tanya Alviorita sambil tersenyum.
Jeffreye mengangguk. "Engkau tidak boleh meninggalkan ruangan ini," kata Nathan
menegaskan. Alviorita terkejut. Ia tidak setuju dengan sikap Nathan yang seperti
ayahnya yang selalu mengurungnya di Ruang Belajar. Pengalamannya sendiri
membuat Alviorita tidak setuju dengan pengurungan kebebasan anak-anak. Ia
telah kehilangan masa kecilnya yang bahagia dan ia tidak ingin melihat anakanak
lainnya mendapat hal yang sama seperti dirinya. Cukup hanya dirinya
yang seorang Putri Mahkota yang tidak dapat bermain saat ia masih kecil.
Cukup hanya dirinya yang harus menghabiskan waktunya untuk belajar sejak
ia masih tiga tahun. "Tidak!" bantah Alviorita, "Engkau tidak dapat mengurungnya sepanjang
hari di sini." Nathan menatap tajam wajah Alviorita yang penuh tantangan. "Engkau
sendiri yang mengatakan lukanya masih sakit."
"Memang tetapi itu tidak berarti ia harus terus dikurung di sini," kata
Alviorita, "Aku akan membawanya keluar dari ruangan ini."
Sebelum Nathan sempat melarangnya, Alviorita telah menggendong
Jeffreye. Dan dengan tenang gadis itu mendekati Nathan. "Ia tidak perlu
berjalan untuk meninggalkan ruangan ini," kata Alviorita tajam kemudian ia
segera meninggalkan Ruang Kanak-Kanak.
Alviorita tahu Nathan mengikutinya tetapi ia tetap diam saja.
Ia benar-benar tidak menyukai tunangannya itu. Itu telah menjadi
perisainya yang lain. Bahkan menurutnya perisai yang paling kuat di antara
semua perisainya. Sampai ia telah menemukan perisai yang cukup bahkan lebih
kuat dari senjata ayahnya, Alviorita harus bertahan di Castil Q`arde.
Alviorita tahu ia tetap akan dapat bertahan di Castil Q`arde karena ia
telah menemukan kegembiraan ketika ia bersama Jeffreye. Juga pada diri
Duchess, ia menemukan sosok seorang ibu yang lain.
Bagi Alviorita yang kehilangan ibunya saat ia masih tiga tahun, sosok
seorang ibu tidak pernah dikenalnya. Pada diri Maryam ia menemukan sosok
www.ac-zzz.tk seorang ibu yang penuh pengertian dan juga sangat disiplin. Tetapi pada diri
Duchess, ia menemukan sosok seorang ibu yang lemah lembut. Alviorita
menyayangi keduanya baik Maryam yang telah bersamanya kurang lebih
selama delapan belas tahun maupun Duchess of Kryntz yang baru saja
dijumpainya. Pada diri Innanepun, Alviorita juga melihat sosok seorang ibu,
sosok seorang ibu yang pelupa.
Alviorita mengakui ia menyukai pada semua yang ada di Castil Q`arde
kecuali kedua putra Duke of Kryntz. Terlebih lagi Nathan.
Alviorita benar-benar tidak menyukai pria itu. Selama ini ia selalu
merasa tidak ada yang dapat menentang keinginannya. Ia selalu merasa apa
yang dilakukannya telah tepat. Ayahnya telah berulang kali menekankan
padanya bagaimana ia harus bersikap agar tidak mengecewakan rakyatnya. Ia
tidak boleh membuat keputusan yang akan menyebabkan rakyatnya
menolaknya. Tetapi pria itu telah membuktikan kalau Alviorita masih tidak
dapat membuktikan ia adalah seorang Putri Mahkota yang baik. Setiap
tindakannya selalu dinilai salah oleh pria itu. Bukan itu yang membuat
Alviorita tidak menyukai Nathan. Ia tidak suka perasaan tidak berdaya yang
timbul setiap kali ia bertemu dengan pria itu. Karena itulah Alviorita tidak
pernah mau mengalah bila ia telah berbicara dengan Nathan.
Setiap kata-kata yang diucapkan Alviorita hanya untuk membuktikan
dirinya tidak tak berdaya di hadapan pria itu. Ia masih seorang Putri Mahkota
yang tidak pernah merasa rendah diri walaupun ia sedang berada dalam
penyamaran. Itulah yang ingin dibuktikan Alviorita kepada Nathan.
Sesuai kata Maryam, seorang Putri tidak boleh menundukkan kepalanya
apalagi merasa rendah diri di hadapan rakyatnya, maka Alviorita juga tidak
mau merasa tidak berdaya di hadapan tunangannya.
Kepada Trent ia ingin mengatakan bahwa ia bukan gadis yang mudah
dirayu dengan pujian. Dan kepada ayahnya, Alviorita ingin mengatakan ia tidak
akan pernah mau menikah dengan pria yang tidak disukainya. Untuk
mengatakan itu kepada ayahnya, hanya ada satu jalan yaitu melalui
pertempuran. Raja Phyllips tidak tahu putrinya tengah mempersiapkan pertempuran
antara mereka untuk menentukan masa depan Alviorita. Tetapi Alviorita tahu
ayahnya telah mempunyai senjata yang sangat berbahaya bahkan sebelum
Alviorita memutuskan untuk mengadakan perang ini.
Alviorita senang tidak ada yang mengetahui penyamarannya karena itu
akan membantunya menemukan perisai yang banyak dari dalam keluarga
Kryntz. www.ac-zzz.tk "Ya, kita sudah sampai," kata Alviorita sambil menurunkan Jeffreye di
Ruang Duduk. "Bagaimana keadaanmu, Jeffreye" Lukamu sudah sembuh?" tanya Duke
ketika melihat Jeffreye datang menghampirinya.
"Belum," jawab Jeffreye.
"Mengapa engkau meninggalkan kamarmu?" tanya Duke terkejut.
"Karena aku tidak ingin siapa pun mengurung anak ini di Ruang KanakKanak," kata
Alviorita tegas. Duke tersenyum. "Apakah baik Jeffreye berjalan-jalan dengan kaki
seperti ini?" "Justru akan menjadi sangat buruk bila ia terus-terus duduk selama
lukanya masih belum sembuh," kata Alviorita tenang, "Bila kalian
memperlakukannya seperti itu, aku khawatir ia lupa bagaimana caranya
berjalan." Kalimat terakhir Alviorita membuat Duke tertawa.
"Jawaban yang tepat," puji Duke.
"Kata-katamu seperti Nanny yang telah tua saja," goda Duchess.
"Sebaliknya, saya masih bayi," sahut Alviorita tenang.
Alviorita sama sekali tidak berbohong mengenai ini. Ia masih bayi di
dunianya yang baru. Ia tidak tahu apa-apa mengenai keadaan di luar Castil
Q`arde. Tetapi tidak lama lagi segalanya akan berubah. Setelah keguncangan
penduduk Kerajaan Lyvion karena berita hilangnya dirinya mereda, Alviorita
akan segera memulai rencananya mengepakkan sayap ke seluruh penjuru
dunia. Saat itu tidak akan ada yang mencurigai dirinya.
"Engkau pandai merangkai kata-kata," kata Duke.
"Saya hanya mengatakan yang sebenarnya."
"Sayang sekali hingga saat ini kita masih belum tahu siapa dirimu," kata
Duchess, "Aku menduga engkau semenarik pribadimu."
"Menarik?" tanya Alviorita tak mengerti.
"Engkau memang menarik," kata Trent, "Telah berulang kali aku
mengatakannya." "Dan telah berulang kali pula aku membantahnya," sahut Alviorita
tajam. Alviorita mulai bosan mendengarkan suara Trent . Ia merasa pria itu
akan mulai memamerkan kepandaiannya lagi.
"Saya permisi dulu. Saya ingin berjalan-jalan," kata Alviorita.
"Sepertinya engkau tidak pernah puas berjalan-jalan di sekeliling Castil
Q`arde," kata Duke sambil tersenyum.
www.ac-zzz.tk "Tempat ini terlalu indah walaupun ribuan kali saya mengelilinginya,
saya tidak akan pernah merasa puas."
"Aku ikut," kata Jeffreye sambil mendekati Alviorita.
"Tidak, Jeffreye. Engkau tidak boleh berjalan jauh."
"Tetapi aku ingin menemanimu," kata Jeffreye merajuk.
Alviorita tersenyum. "Tunggu hingga lukamu sembuh saja. Aku yakin
saat itu tidak akan ada yang melarangmu," katanya sambil menatap tajam
wajah Nathan. Nathan tahu ia tengah diawasi oleh mata hijau yang tajam itu tetapi ia
tetap bersikap acuh. Sebelum meninggalkan ruang itu, Alviorita menangkap senyum puas di
wajah Nathan. Alviorita benar-benar tidak dapat mengerti Nathan. Pria itu
tampaknya tidak pernah peduli dengan sekitarnya tetapi masih memberikan
senyum puas ketika Alviorita memutuskan untuk pergi berkeliling seorang
diri. Bila pria itu puas Alviorita tidak mengajak serta kemenakannya yang
selalu dikhawatirkannya, Alviorita dapat mengerti hal itu. Tetapi tadi saat
menolongnya, Nathan juga memberikan senyum. Senyum yang mengejek.
Terlalu sulit bagi Alviorita untuk mengerti pria itu.
Alviorita berhenti. "Untuk apa aku berusaha mengerti dia" Aku tidak
akan menikah dengannya," katanya pada dirinya sendiri. Tetapi siapa dapat
menebak masa depan" Takdir telah membuat Alviorita terjebak dalam
pertunangan dan Takdir pula yang membawa Alviorita yang ingin melepaskan
dirinya dari pertunangan konyolnya justru berada ke Castil tunangannya.
Alviorita berjanji kepada dirinya sendiri. Apa pun yang telah
ditetapkan sang Takdir, ia tidak akan mau menyerah begitu saja. Ia berjanji
ia akan membuat pertunangan ini batal. Alviorita tidak mau menjadi korban
keinginan dua keluarga tertua di Kerajaan Lyvion. Biarlah kedua keluarga itu
mengikat hubungan keluarga asalkan tidak membuat dirinya menjadi korban.
5 "Mengapa engkau terus mengawasi mereka?" tanya Duke.
Tanpa melepaskan pandangan matanya dari Jeffreye yang tengah
bermain bersama Alviorita, Nathan berkata, "Aku mengkhawatirkan mereka."
"Engkau tidak perlu khawatir," kata Duchess, "Gadis itu telah menjaga
Jeffreye dengan baik sejak Jeffreye datang."
www.ac-zzz.tk "Tetapi...," kata Nathan ragu-ragu.
Nathan tidak tahu bagaimana harus mengatakan kepada orang tuanya
apa yang selama ini dilihatnya pada diri gadis yang mereka puji. Bayangan saat
gadis itu melompat dari pohon untuk menyelamatkan Jeffreye, tidak pernah
dapat dilupakan Nathan. Ia tidak mengerti mengapa gadis semanis itu
bertingkah di luar tata krama seperti itu. Bukan hanya sekali atau dua kali
Nathan menemukan Alviorita tengah memanjat pohon. Gadis itu masih dapat
memanjat pohon dengan mudah walaupun gaunnya panjang.
Nathan tidak tahu mana yang lebih dikhawatirkannya. Gadis itu yang
mungkin suatu saat nanti jatuh dari pohon atau kemenakannya terpengaruh
sikap gadis itu. Tetapi hingga saat ini gadis itu masih memegang janjinya.
Gadis itu tidak pernah mengajari Jeffreye memanjat pohon. Bahkan ia tidak
pernah memanjat pohon selama Jeffreye bersamanya.
Duchess terus menanti jawaban Nathan, tetapi ketika gadis itu tetap
tidak berkata apa-apa, ia bertanya, "Tetapi apa, Nathan?"
Pelarian Karya Alviorita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Tingkah gadis itu benar-benar tidak dapat dimengerti," kata Nathan.
"Maksudmu memanjat pohon?" tanya Duke.
Nathan terkejut. "Papa sudah tahu?"
Duchess tersenyum. "Bukan hanya Papamu saja yang tahu. Aku juga
mengetahuinya." "Ia memang gadis yang penuh semangat. Ia bahkan tidak pernah mau
kalah dengan siapa pun," kata Duke.
"Begitu pandangan Papa?" tanya Nathan tak mengerti.
"Aku juga berkata seperti itu. Aku menyukai semangatnya," kata
Duchess. Trent yang sejak tadi hanya terpana berkata, "Aku tidak percaya."
"Tetapi memang itulah adanya," kata Duke.
"Luar biasa!" seru Trent kagum.
"Itulah yang membuatku khawatir. Aku khawatir gadis itu akan
mempengaruhi Jeffreye," kata Nathan.
"Engkau tidak perlu mengkhawatirkan hal itu, Nathan. Gadis itu tahu
apa yang harus dilakukannya," kata Duchess.
"Tetapi aku tetap tidak dapat menghilangkan kekhawatiranku," kata
Nathan. "Sebenarnya engkau mengkhawatirkan siapa" Gadis itu atau
Jeffreye?" tanya Trent curiga.
"Keduanya," jawab Nathan singkat.
www.ac-zzz.tk "Engkau jangan lupa engkau sudah mempunyai tunangan. Walaupun
sampai hari ini tunanganmu itu belum ditemukan tetapi engkau tetap
mempunyai tunangan," kata Trent, "Jangan kau ganggu gadis itu."
"Engkau tidak perlu cemburu seperti itu. Gadis itu telah menunjukkan
sikapnya yang tidak mau dikuasai siapa pun. Aku yakin ia tidak akan senang
melihat sikapmu," kata Nathan tenang.
"Jangan kauganggu dia!" bentak Trent, "Cukup sekali engkau merebut
gadisku." "Ia bukan gadis siapa pun. Dan aku tidak pernah merebut pacarmu itu,"
kata Nathan tetap tidak terpengaruh kemarahan adiknya.
"Tetapi buktinya ia meninggalkan aku."
"Aku tidak pernah mengetahuinya hingga engkau sendiri yang
mengatakan hal itu kepadaku," kata Nathan, "Aku juga tidak pernah berminat
pada gadis-gadis." Duke tersenyum, "Sudahlah. Mengapa kalian selalu saja bertengkar?"
"Apakah engkau lupa, Trent " Kakakmu hanya tertarik pada satu gadis."
"Lupakan saja, Mama," potong Nathan, "Itu hanya masa kecilku saja
lagipula ia pasti telah melupakanku."
Nathan kembali memandang halaman. Ia terkejut ketika tidak
menemukan Alviorita maupun Jeffreye di sana . "Aku akan mencari mereka,"
kata Nathan sambil meninggalkan tempatnya.
"Ingat jangan kauganggu Rosa ," Trent memperingati kakaknya.
"Ingat pula apa yang kukatakan ini, Trent. Ia kehilangan ingatannya dan
ia mungkin saja telah menikah."
Sebelum Trent mengatakan sesuatu, Nathan segera meninggalkan
ruangan itu. Seperti Alviorita yang segera meninggalkan pintu tempatnya
berdiri. Alviorita sama sekali tidak bermaksud untuk menguping pembicaraan
mereka. Tadi Alviorita hanya ingin meminta ijin untuk membawa Jeffreye
meninggalkan Castil Q`arde. Tetapi ketika gadis itu baru tiba di depan pintu,
ia mendengar suara Trent yang tajam. Kemudian disusul suara tenang Nathan.
Suara itu membuat Alviorita merasa tertarik. Ia terus berdiri di pintu sambil
mendengarkan pembicaraan mereka.
Dari pembicaraan itu, Alviorita mendapat perisai yang lain yang sama
kuatnya dengan perisai keduanya. Pria itu mencintai gadis lain dan ia tidak
menyukai pria itu. Sebenarnya dengan itu saja, Alviorita telah dapat membuat
Raja Phyllips berpikir dua kali untuk meneruskan pertunangan konyol ini.
www.ac-zzz.tk Tetapi Alviorita masih merasa perisai yang dimilikinya tidak cukup untuk
menghadapi pedang ayahnya dalam pertempuran yang akan datang.
Ketika mendengar Nathan mengatakan ia akan mencari mereka,
Alviorita segera meninggalkan tempat itu. Dan ia segera menemui Jeffreye
yang telah bersiap di depan Castil Q`arde.
"Mengapa engkau lama sekali?"
"Maafkan aku. Aku kesulitan mencari mereka," jawab Alviorita, "Aku
tidak menemukan mereka."
"Apakah kita tetap akan pergi?" tanya Jeffreye.
"Aku tidak tahu."
Alviorita berlutut di samping Jeffreye. Ia memandang langit tanpa
mengatakan apa-apa. Sekarang tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkannya.
Apa yang diharapkannya telah terkabul. Hingga hari ini tidak ada yang
mencarinya di Castil Q`arde.
Seperti yang telah diduga Alviorita pula, penduduk Kerajaan Lyvion
gempar ketika pengumuman menghilangnya dirinya.
Alviorita yang bersembunyi di Castil tunangannya hanya tersenyum geli
melihat kebingungan orang-orang dan menanti hingga gejolak itu mereda.
Setelah gejolak yang timbul karena pengumuman itu telah reda, Alviorita
benar-benar telah mempunyai sepasang sayap untuk pergi ke semua tempat
yang ingin dikunjunginya. Tetapi ia masih tidak dapat menggunakan sayapnya.
Pertama, karena luka Jeffreye masih belum sembuh. Ketika luka anak
telah sembuh, ia masih tidak berani meninggalkan Castil Q`arde. Jeffreye
selalu mengikutinya ke mana pun ia pergi. Kedua, ia tidak dapat melanggar
janjinya kepada Nathan. Yang diinginkan Alviorita bila ia bersama Jeffreye adalah Nathan
dapat mengawasi mereka sehingga pria itu tahu ia tidak melanggar janjinya.
Alviorita ingin Nathan selalu mengawasi mereka ke mana pun mereka berada
agar pria itu dapat menghentikan kecurigaannya kepadanya.
"Sekarang aku telah mempunyai sayap tetapi aku belum dapat
mengepakkannya," kata Alviorita pada burung-burung yang terbang di langit
biru. "Apa katamu?" Alviorita terkejut. Ia mendongakkan kepalanya dan lebih terkejut lagi
ketika melihat Nathan tengah menundukkan kepalanya kepada dirinya.
"Tidak," kata Alviorita gugup, "Tidak apa-apa."
"Mengapa engkau gugup seperti itu?" tanya Nathan curiga.
Alviorita segera berdiri. "Engkau mengejutkanku," jawabnya tenang.
www.ac-zzz.tk Mata Nathan menyipit. "Aku merasa engkau sedang menyembunyikan
sesuatu dariku." "Aku tidak menyembunyikan apa pun darimu," jawab Alviorita sambil
berusaha mengendalikan perasaannya yang bergejolak mendengar tuduhan itu.
"Engkau yakin?"
Alviorita mulai kesal melihat kecurigaan Nathan. Ia ingin sekali
mengeluarkan kata-kata yang tajam tetapi ia masih ingat ada Jeffreye di
tempat itu. Dan Alviorita tidak ingin Jeffreye menirunya.
"Kami ingin berjalan-jalan di sekitar Castil Q`arde."
Alviorita senang sekali Jeffreye telah menyelamatkannya dari bahaya
yang hampir saja mengancamnya. Sesaat sebelum Jeffreye berbicara,
Alviorita hampir saja berkata,
"Aku adalah Putri Mahkota yang tidak akan mengingkari janjiku karena
itu engkau tidak perlu khawatir."
Nathan menatap wajah Alviorita.
Namun Alviorita memalingkan wajahnya. Ia benar-benar tidak ingin
melihat wajah Nathan yang selalu penuh curiga.
"Bolehkah kami pergi?" tanya Jeffreye memohon.
"Baiklah tetapi aku akan ikut dengan kalian," kata Nathan pada
akhirnya. "Memang lebih baik engkau ikut dengan kami sehingga engkau tahu aku
tidak melanggar kata-kataku sendiri," kata Alviorita dalam hatinya sambil
tersenyum jengkel. Jeffreye berseru senang. "Akhirnya aku dapat naik kuda lagi."
Kalimat yang diucapkan dengan gembira itu membuat Alviorita
terkejut. Ia tidak menduga Jeffreye masih berani naik kuda setelah
peristiwa itu. Walaupun Jeffreye lebih tua beberapa tahun dari saat
Alviorita harus meninggalkan masa bermainnya, tetapi Alviorita tidak percaya
anak itu mempunyai keberanian sebesar itu. Kehidupan anak itu berbeda
dengan kehidupan masa kecil Alviorita di mana Alviorita harus berjuang agar
dapat meloloskan diri dari kehidupan rutinnya.
"Engkau masih berani naik kuda setelah kejadian itu?" tanyanya tak
percaya. "Ya," sahut Jeffreye.
"Sungguh?" Pertanyaan yang masih mengandung nada tidak percaya itu membuat
Jeffreye menggelengkan kepalanya dan berkata dengan yakin, "Aku tidak
takut naik kuda lagi."
www.ac-zzz.tk Alviorita tersenyum. "Aku senang engkau tidak takut naik kuda lagi.
Tetapi kurasa hari ini sebaiknya kita jalan kaki saja."
"Mengapa?" tanya Jeffreye merujuk.
"Karena aku khawatir engkau lebih pandai naik kuda daripada aku,"
jawab Alviorita lembut. "Aku rasa engkau lebih pandai berkuda daripada Jeffreye. Peristiwa
pertemuan kita telah cukup membuktikannya."
Alviorita kesal karena ia selalu merasa terkejut setiap kali pria itu
berkata sesuatu terlebih lagi bila tidak terduga. Setiap kali ia mendengar
suara berat yang lantang itu, ia selalu merasa jantungnya berdegup lebih
kencang karena terkejut. Sering kali Alviorita mengeluh sendiri mengapa
Nathan tidak diberi suara yang lembut seperti adiknya sehingga tiap kali pria
itu berbicara ia tidak akan terkejut terlebih lagi bila ia berbicara dengan
tiba-tiba seperti saat ini. Suara lantang yang dimiliki Nathan merupakan
kebencian tersendiri bagi Alviorita di samping kebencian karena kecurigaan
pria itu. Entah mengapa Alviorita merasa ia terancam oleh kecurigaan Nathan.
Padahal kecurigaan Nathan sama sekali tidak ada hubungannya dengan
penyamarannya. Kecurigaan Nathan tidak akan membahayakan penyamarannya. Setiap hari Alviorita selalu berdoa agar ia tidak bertemu
Nathan tetapi doa itu tidak pernah terkabul. Selalu saja mereka bertemu.
Memang tidak ada yang melarang hal itu tetapi Alviorita semakin merasakan
kebenciannya kepada Nathan semakin bertambah. Setiap kali melihat wajah
pria itu, Alviorita merasa jengkel melihat kecurigaan di sana . Alviorita juga
tahu ia tidak suka bertemu Nathan bukan karena Nathan adalah tunangannya
tetapi karena ia menganggap Nathan adalah pria yang paling menyebalkan dan
membosankan. Setiap kali melihat Nathan, Alviorita merasa dirinya seperti
dituduh karena telah meninggalkan semua kegiatan rutinnya di Istana Urza
dan bersenang-senang di luar Istana Urza.
Harus diakui oleh Alviorita bahwa selama ia berada di Castil Q`arde,
Nathan tidak pernah melepaskan perhatiannya dari kemenakannya yang selalu
berada di dekatnya. Walaupun pria itu tidak pernah terlihat mementingkan
pekerjaannya tetapi Alviorita tetap merasa pria itu adalah pria yang
membosankan. Alviorita tidak mau mengakui Nathan adalah pria yang menarik seperti
yang dikatakan ayahnya juga orang-orang di sekitarnya.
Kebencian terhadap Nathan tidak membuat Alviorita merasa bosan
tinggal di Castil Q`arde. Aneh memang tetapi justru karena itulah ia masih
www.ac-zzz.tk bertahan di Castil Q`arde. Alviorita merasa senang dapat bertengkar dengan
Nathan. Setiap kali mereka bertengkar tidak ada orang di sekitar mereka
sehingga Alviorita dapat mengatakan semua yang ada di hatinya. Satusatunya yang
membuat Alviorita kurang menyukai pertengkarannya dengan
Nathan adalah pria itu selalu menjawab setiap kata-kata tajamnya dengan
kata yang tidak kalah tajamnya. Itulah yang mendorong Alviorita semakin
tidak mau mengalah kepada Nathan. Kadang kala bila Alviorita memikirkan
pertengkarannya dengan Nathan, ia merasa pertengkaran itu seperti
pertengkaran anak kecil di mana setiap anak sama-sama tidak mau mengalah.
Mungkin Nathan dan Alviorita lebih kecil daripada Jeffreye bila ia
membandingkan mereka sendiri dengan Jeffreye.
Tetapi Alviorita tidak pernah memperdulikan itu. Yang penting bagi
Alviorita adalah pertengkarannya dengan Nathan membuat perasaannya lebih
ringan karena dalam setiap pertengkarannya itulah ia secara tidak langsung
mengutarakan kejengkelannya. Kejengkelan karena ia terlahir sebagai Putri
Mahkota yang selalu sibuk dan akhirnya dipertunangkan dengan orang yang
sama sekali tidak pernah dijumpainya.
Melihat kebahagiaan Jeffreye, membuat Alviorita merasa rindu saatsaat ibunya
masih hidup. Hanya saat itulah ia terbebas dari kehidupan yang
rutin. Ibunya benar-benar melindunginya dari tugas kerajaan.
Karena pengalamannya sendiri pula Alviorita tidak ingin melihat anak
kecil dikurung dalam Ruang Belajarnya seperti dirinya. Sewaktu luka
Jeffreye masih belum sembuh, Alviorita masih membiarkan anak itu dikurung
di dalam Castil Q`arde, tidak di dalam Ruang Kanak-Kanak. Tetapi sekarang
Alviorita tidak ingin siapa pun mengurung Jeffreye. Karena itu Alviorita tidak
akan melepaskan kesempatan ini.
"Aku merasa sebaiknya kita berjalan kaki saja. Engkau sudah lama
tidak berjalan bukan?" kata Alviorita mengacuhkan kata-kata Nathan.
Jeffreye memandang Alviorita dengan penuh keragu-raguan seperti
suaranya ketika berkata, "Tetapi aku ingin sekali berkuda."
Alviorita tersenyum pengertian. "Aku mengerti apa yang kaurasakan
tetapi kurasa sayang sekali bila kita melewatkan hari yang indah ini untuk
berjalan-jalan sambil membawa bekal piknik. Bila engkau ingin berkuda,
pergilah bersama pamanmu."
Nathan memandang langit yang cerah. "Hari ini juga terlalu indah untuk
dilewatkan tanpa berkuda," katanya.
www.ac-zzz.tk Karena tidak ingin bertengkar dengan Nathan di hadapan Jeffreye
maka Alviorita berkata, "Terserah kalian. Silakan bila kalian ingin naik kuda.
Tetapi aku tetap ingin menggunakan kedua kakiku."
Tidak ada yang menyahut. Alviorita menggunakan kesempatan itu untuk mengundurkan diri. "Aku
akan menyiapkan bekal piknik kita."
Tanpa menanti jawaban, Alviorita segera berlalu dari tempat itu dan
segera menuju dapur. Sungguh aneh rasanya bagi Alviorita ketika ia tidak menemukan
siapapun di sana . Ia tidak tahu harus berbuat apa karena ini pertama kalinya
ia memasuki dapur. Bukan karena ia malas yang menyebabkan ia tidak pernah
masuk dapur tetapi karena kesibukannya yang juga membuatnya tidak pernah
bersantai. Alviorita memperhatikan sekeliling dapur yang cukup luas itu sambil
memikirkan tindakan yang harus dilakukannya. Bila ia berada di Istana
Urza , ia dapat membunyikan bel untuk memanggil pelayan. Tetapi saat ini ia
hanyalah seorang gadis yang tak dikenal di antara keluarga Kryntz. Walaupun
Kepala Rumah Tangga Castil Q`arde, Dinne telah mengatakan kepadanya
untuk tidak ragu-ragu bersikap sebagai majikan karena ia telah menjadi
bagian dari keluarga Kryntz, tetapi Alviorita sudah belajar mengenal watak
orang lain. Ia tahu pelayan-pelayan di Castil Q`arde pasti tidak menyukainya
bila ia yang tidak dikenal ini bertingkah seperti anggota keluarga Kryntz asli.
Saat ini ia memang bukan anggota keluarga Kryntz asli dan Alviorita
memastikan ia tidak akan pernah menjadi anggota keluarga Kryntz.
Tahu tidak ada yang dapat dilakukannya selain menyiapkan bekal
pikniknya sendiri, Alviorita tidak berpikir lama lagi.
Ia sering menghadapi situasi seperti ini di mana ia harus merubah
rencananya dengan mendadak. Sesuai dengan kebiasaannya dalam menghadapi
situasi yang gawat dan perlu segera ditangani, Alviorita mulai memeriksa isi
dapur. Setiap tempat diperhatikannya dengan baik. Setelah itu barulah ia
Pelarian Karya Alviorita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memutuskan akan membawa apa.
Setelah menimbang-nimbang, Alviorita akhirnya memutuskan untuk
membawa roti yang ditemukannya di lemari dapur. Begitu selesai
mempersiapkan bekal pikniknya, Alviorita merapikan kembali dapur yang baru
saja digunakannya sebelum ia mencari keranjang dan sehelai kain. Walaupun ia
mengalami kesulitan menemukan benda-benda itu tetapi Alviorita tidak mau
menyerah. Ia memang tidak pernah memasuki dapur tetapi ia sedikit banyak
mengetahui tentang dapur.
www.ac-zzz.tk Sambil memasukkan bekal pikniknya ke dalam keranjang yang
ditemukannya di dalam lemari dapur yang lain, Alviorita mencoba untuk
membayangkan kata-kata pengasuhnya bila melihat ia memasuki dapur.
Wanita tua itu pasti tidak setuju bila ia melihatnya tengah sibuk di dapur.
Maryam adalah seorang guru tata krama yang paling baik. Ia benar-benar
memperhatikan setiap langkah Alviorita.
Alviorita tersenyum puas melihat hasil pekerjaannya. Dan senyum itu
masih ada di sana ketika ia meninggalkan dapur yang telah dirapikannya
kembali. Alviorita tidak menduga dirinya dapat melakukan pekerjaan itu. Dan ia
merasa senang dengan pengalamannya yang pertama ini. Tinggal di Castil
Q`arde membuat Alviorita mengalami banyak pengalaman yang belum pernah
dialaminya sebelumnya. Dari semua pengalaman itu, Alviorita paling tidak
menyukai pengalaman ketahuan ketika ia memanjat pohon.
Alviorita merasa setiap kali ia memanjat pohon, Nathan selalu
mengetahuinya karena setiap kali ia turun selalu saja pria itu tiba-tiba
memeluk pinggangnya dan menurunkannya di tanah dengan hati-hati. Bila
sudah demikian, Alviorita biasanya segera pergi karena ia tidak ingin
mendengar pidato Nathan. Nathan sendiri sudah tidak lagi berniat menasehati Alviorita karena ia
merasa gadis ini tidak akan pernah dapat diatur dan tidak seorangpun dapat
mengaturnya Bila Nathan tahu Alviorita selalu merasa tidak berdaya di hadapannya
barangkali pria itu akan memanfaatkan perasaan itu untuk mengatur Alviorita.
Alviorita adalah gadis yang keras kepala yang tidak mau diatur siapapun. Ia
ingin hidup seperti yang diinginkannya, bebas tanpa kegiatan rutin seperti
yang telah menjadi bagian dari hidupnya selama kurang dari lima belas tahun.
Tidak tampak seorangpun di depan Castil Q`arde. Alviorita menduga
Nathan dan Jeffreye masih mempersiapkan kuda mereka. Baru saja Alviorita
memutuskan untuk mencari mereka di belakang Castil Q`arde ketika ia
melihat kedua orang itu datang padanya. Melihat mereka tidak membawa
kuda, Alviorita merasa heran, "Ke mana kuda kalian?"
"Kami memutuskan untuk berjalan kaki," kata Jeffreye.
"Sepertimu," tambah Nathan.
Alviorita mempercayai mereka tetapi ia masih menginginkan kepastian.
"Sungguh?" tanyanya setengah tak percaya.
"Mari kita berangkat sekarang daripada kesiangan," kata Nathan
sambil meraih keranjang yang dibawa Alviorita.
www.ac-zzz.tk Alviorita terkejut dengan tindakan yang tiba-tiba itu. Ia merasa
Nathan selalu berbuat sesuatu secara tidak terduga dan yang lebih
menjengkelkannya adalah ia selalu dibuat terkejut karenanya. Segera
Alviorita menyembunyikan rasa terkejutnya dengan meraih tangan Jeffreye.
"Mari," katanya mulai berjalan meninggalkan Castil Q`arde.
Belum jauh Alviorita meninggalkan Castil Q`arde tetapi ia sudah
merasa senang sekali. Ia melupakan keberadaan Nathan maupun Jeffreye. Ia
hanya merasakan perasaan senangnya karena dapat berjalan-jalan di jalan
setapak yang menuju kota tanpa pengawal.
Setiap pemandangan dalam perjalanan mereka tak pernah luput dari
perhatian Alviorita. Setiap sudut bumi ini diperhatikan Alviorita dengan
cermat. Bayang-bayang pohon yang tinggi tampak di jalanan yang mereka lalui
dan membuat suasana menjadi sejuk.
Melihat orang-orang yang mereka temui sama sekali tidak
mengenalinya, Alviorita merasa senang. Tanpa keberadaan pengawal serta
yang selalu membuat orang-orang mengetahui ia adalah Putri Mahkota , ia merasa sangat bebas. Ingin sekali ia berlari-lari sambil
bernyanyi senang tetapi ia merasa Nathan maupun Jeffreye akan merasa
curiga bila ia melakukan itu. Alviorita tahu tindakannya itu seperti seseorang
yang baru pertama kalinya berjalan-jalan.
Memang ini bukan pertama kalinya Alviorita berjalan-jalan tetapi hari
ini adalah saat pertama kalinya Alviorita berjalan-jalan tanpa pengawal.
Walaupun ia telah terbiasa dikawal pengawal, hidup di luar Istana Urza tanpa
pengawal tidak membuatnya merasa aneh. Ia sama sekali tidak menyadari
tidak hadirnya pengawal di sisinya bahkan ia merasa bebas tanpa pengawal.
Putri yang biasanya hanya menanti orang lain melakukan sesuatu untuknya kini
telah berubah menjadi gadis yang selalu ingin melakukan segala sesuatu yang
belum pernah dilakukannya sebelumnya.
Dengan perasaan senang, Alviorita mengamati setiap rumah yang
mereka lewati. Alviorita senang sekali melihat rumah-rumah dalam berbagai
ukuran itu berjajar rapi.
Sebuah rumah batu yang mungil membuat Alviorita tertarik. Rumah itu
mirip sekali dengan rumah dalam dongeng yang sering dibacakan Ratu
kepadanya sewaktu ia masih hidup. Cerobongnya yang tinggi menjulang di
pucuk atapnya yang berwarna merah. Andaikata saat itu adalah musim dingin,
rumah itu pasti lebih tampak seperti rumah dalam dongeng yang tertutup
www.ac-zzz.tk salju dan dari cerobongnya akan muncul asap-asap yang terus membumbung
ke langit. Seseorang menepuk pundak Alviorita.
Alviorita yang masih sibuk memandangi rumah dalam dongengnya itu
terkejut. " Ada apa?" Alviorita merasa kesal kepada dirinya. Ia selalu saja gugup bila ia
dibuat terkejut oleh Nathan. Benar-benar tidak berdaya karena perasaan
terkejut yang ditimbulkan Nathan.
"Aku telah memutuskan kita akan membuka bekal piknik kita di
lapangan yang ada di tengah hutan," kata Nathan tenang seolah-olah tidak
terjadi apa-apa. Melihat ketenangan yang ditunjukkan pria itu Alviorita merasa semakin
membenci pria i tu. Pria itu masih saja bersikap tidak peculi padahal ia telah
membuat Alviorita merasa gugup dan terkejut.
Alviorita baru saja akan mengajak Jeffreye pergi ketika ia menyadari
anak itu sudah tidak ada di sisinya.
Nathan tahu apa yang dicari Alviorita. "Ia sudah berangkat duluan,"
katanya. Alviorita diam saja. Ia tetap berdiri di tempatnya dan menanti Nathan
berjalan mendahuluinya. Andaikan saja Alviorita tahu letak lapangan yang
dimaksud Nathan, ia pasti telah berangkat ke sana tetapi ia tidak
mengetahuinya. Dan karena ia malas bertanya pada Nathan, ia hanya berdiri
dan tanpa sepatah katapun ia menatap tenang wajah tidak mengerti Nathan.
Walaupun Alviorita tahu Nathan sama sekali tidak mengerti apa yang sedang
dilakukannya tetapi ia tetap tidak berkata apa-apa.
Nathan akhirnya menyerah pada sikap Alviorita. Ia mulai berjalan ke
tempat Jeffreye berada. Alviorita tetap tidak berkata apa-apa ketika ia mengikuti Nathan. Ia
lebih memperhatikan sekitarnya daripada pria itu sendiri. Berada di bawah
kerimbunan dedaunan yang berada jauh di atasnya membuat Alviorita merasa
seperti berada dalam sebuah petualangan.
Alviorita menatap dedaunan itu dan merasa silau oleh cahaya matahari
yang berusaha menerobos masuk melalui sela-sela dedaunan untuk menerangi
hutan. Akar-akar pohon yang muncul dari batang terus tumbuh ke bawah.
Tampak juga akar-akar pohon yang muncul dari dalam tanah. Batang-batang
pohon yang patah berserakan di tanah seperti dedaunan yang menguning. Dari
antara rumput-rumput kecil serta semak-semak yang tumbuh di bawah pohon
www.ac-zzz.tk tampak beberapa batang bunga yang berwarna cerah. Ingin sekali Alviorita
memetik bunga itu tetapi ia teringat keberadaan Nathan di depannya. Ia tahu
pria yang tidak pernah peduli akan sekitarnya itu pasti akan terus berjalan
tanpa menyadari ia masih memetik bunga. Apalagi Alviorita sama sekali tidak
tahu tentang seluk beluk hutan ini, membuat Alviorita membatalkan niatnya.
Sikap acuh Nathan benar membuat Alviorita semakin jengkel karena ini
pertama kalinya ia berjalan-jalan di hutan dan ia ingin menikmatinya tetapi ia
yakin Nathan akan segera meninggalkannya tanpa peduli apakah ia tersesat
atau tidak. Sewaktu Alviorita masih dikelilingi kehidupan Istana Urza , ia masuk
hutan bukan untuk berjalan-jalan tetapi untuk menemani ayahnya atau
memenuhi undangan untuk berburu walaupun ia tidak pernah ikut berburu.
Dalam tiap perburuan ia memang selalu hadir karena ia adalah Putri Mahkota
tetapi sebagai seorang gadis ia tidak diijinkan untuk berburu. Kadang
Alviorita merasa kehadirannya dalam tiap perburuan sama sekali tidak
berguna bahkan terasa menggelikan bagi Alviorita. Ia diharapkan hadir tetapi
sebagai penonton bukan sebagai peserta. Sering kali Alviorita ingin
menggunakan kesempatan itu untuk berjalan-jalan di hutan tetapi ia
diharapkan oleh setiap orang untuk memperhatikan perburuan itu kemudian
memberi komentar. Semua keformalitasan itu membuat Alviorita benar-benar merasa
bosan tetapi apa yang dapat dilakukannya tanpa membuat penduduk Kerajaan
Lyvion merasa kecewa karena mempunyai Putri Mahkota yang jauh berbeda
dengan harapan mereka. Kepada dirinya sendiri Alviorita berjanji untuk datang lagi ke hutan itu.
Sendirian tanpa siapapun. Karena itu Alviorita berusaha mengingat setiap
jalan yang ia lalui. Pepohonan tampak semakin berkurang. Dari sela-sela pepohonan
tampak hamparan rumput hijau yang bermandikan cahaya matahari yang
cerah. Ketika mereka akhirnya tiba di lapangan itu, Alviorita mendapati ia
berada di lapangan rumput yang luas. Hijaunya rumput tampak serasi dengan
biru langit yang cerah. Bayang-bayang pohon memanjang di lapangan dan
membuat tanah di bawahnya menjadi teduh.
Tanpa berkata apa-apa Nathan segera mendekati sebatang pohon yang
paling besar dan paling teduh.
Alviorita yang sibuk meneliti sekitarnya, terkejut ketika menyadari
pria itu pergi dari sisinya. Ia segera mengikuti Nathan. Ketika Alviorita
www.ac-zzz.tk melihatnya berhenti di pohon itu, barulah ia sadar ia telah berbuat sesuatu
yang konyol. Alviorita kesal pada dirinya sendiri yang mudah terpengaruh oleh
Nathan. Sejak semula ia sudah tahu mereka telah tiba di lapangan yang
dimaksud Nathan tetapi ia tanpa sadar telah mengikuti Nathan.
Alviorita benar-benar tidak mengerti dirinya sendiri yang selalu
menjadi konyol di depan Nathan karena itu tidak heran bila Alviorita semakin
membenci Nathan yang selalu bertingkah tidak seperti biasanya. Setiap kali
akan berhadapan dengan Nathan, Alviorita selalu meyakinkan dirinya untuk
bersikap angkuh terhadap Nathan. Tetapi begitu ia bertemu segala
keyakinannya hilang yang tertinggal adalah perasaan jengkel karena merasa
tidak berdaya di hadapan pria itu. Andaikan Nathan adalah pria yang benarbenar
menarik bagi Alviorita, mungkin Alviorita tidak merasa keberatan
merasa seperti itu tetapi kenyataannya sangat berbeda. Alviorita tidak
pernah menganggap Nathan adalah pria yang menarik sebaliknya ia merasa
pria itu membosankan. Hal ini masih ditambah lagi pria itu adalah pria paling
menyebalkan yang paling ditemui Alviorita. Kebenciannya kepada Nathan
membuat Alviorita semakin bersemangat untuk menemukan perisai yang
banyak dari dalam keluarga Kryntz sendiri.
Segala perasaan jengkel Alviorita kepada dirinya sendiri segera hilang
ketika ia melihat keranjang pikniknya berada di pohon itu. Alviorita merasa ia
tidak sia-sia mengikuti Nathan karena telah menjadi tugasnya untuk membuka
keranjang piknik itu bukan Nathan!
Alviorita segera mendekati keranjang itu dan mulai melakukan
pekerjaannya. Pertama Alviorita menebarkan kain lebar di atas rumput dekat
pohon besar itu kemudian ia mulai mengeluarkan bekal piknik yang
dipersiapkannya sendiri. Tiba-tiba Alviorita merasa ia tengah diawasi.
Perasaan Alviorita yang setajam kata-katanya tidak akan pernah salah.
Alviorita memalingkan kepalanya dan melihat Nathan tersenyum melihatnya.
Alviorita jengkel melihat pria itu tersenyum mengejek padanya.
"Rupanya putri yang manja sudah berubah," kata Nathan lalu ia pergi
kepada Jeffreye yang tengah bermain di tengah lapangan.
Alviorita terkejut dan ia merasa khawatir Nathan telah mengetahui
penyamarannya. Sejak semula Alviorita selalu berhati-hati terhadap Nathan
sebab sepanjang pengalamannya, ia selalu merasa tidak dapat menahan katakatanya
bila bersama Nathan. Segala kejengkelan yang ada di hatinya selalu
ingin dicurahkan seluruhnya kepada Nathan. Alviorita juga sering merasa cara
Nathan memandangnya sangat aneh seperti mereka bertemu kembali setelah
www.ac-zzz.tk sekian tahun berpisah tetapi mereka tidak saling mengenal dan Nathan hanya
dapat menduga apakah benar ia pernah bertemu Alviorita.
Alviorita yakin ia tidak pernah mengatakan sesuatu yang dapat
membongkar penyamarannya sendiri. Walaupun ia sering hampir mengatakan
sesuatu yang dapat merusak semua rencananya tetapi ia selalu dapat
mencegah dirinya mengatakan hal itu. Alviorita yakin hingga saat ini ia tidak
pernah mengatakan apa pun tentang dirinya yang sebenarnya. Ia selalu
berusaha membuat semua orang di Castil Q`arde percaya ia adalah gadis
yang kehilangan ingatan yang sekarang bernama Rosa . Tidak mungkin Nathan
mengetahui ia adalah putri yang hilang. Bahkan walaupun pria itu sering
melihat Alviorita muncul di depan umum maupun di surat kabar.
Alviorita sering mengamati perbedaan wajahnya yang sekarang dengan
ketika ia berada di Istana Urza. Wajah Alviorita yang dulu tampak anggun
dan berwibawa serta tampak dewasa tetapi wajahnya yang sekarang tampak
seperti seorang gadis kecil yang keras kepala, sulit diatur, bahkan
kekanakkanakan. Terlalu banyak perbedaan antara Alviorita yang hidup sebagai
Putri Mahkota dengan Alviorita yang sekarang hidup sebagai Rosa .
Sekarang yang dapat dilakukan Alviorita adalah membuat Nathan yakin
ia bukan Putri Mahkota. Alviorita tengah memikirkan bagaimana cara ia
meyakinkan Nathan ketika ia melihat Jeffreye berlari mendekat.
Melihat Jeffreye yang berlari-lari di lapangan itu, Alviorita tiba-tiba
merasa ia pernah ke tempat itu. Tetapi seingat Alviorita ini pertama kalinya
ia berada di Chymnt yang berada di sisi utara Istana Urza. Dan berarti ini
pertama kalinya pula ia berada di lapangan ini. Karena itu Alviorita segera
menghapus perasaan itu. Alviorita menduga itu semua karena ia sering berada di lapangan
terbuka seperti ini tetapi bukan untuk berpiknik melainkan untuk berburu.
Walaupun demikian Alviorita sama sekali tidak dapat berhenti mengamati
lapangan itu sambil berusaha mengingat sesuatu tentangnya.
Jeffreye duduk di depan Alviorita. "Mengapa engkau tadi melamun?"
"Tadi?" tanya Alviorita tak mengerti.
"Tadi aku telah berkali-kali memanggilmu untuk mengajakmu ke sini
tetapi engkau tidak bergerak sama sekali. Kata Paman Nathan engkau sedang
melamun dan ia menyuruhku pergi dulu ke sini."
"Oh..., yang tadi. Tadi aku sedang mengamati sebuah rumah dan aku
terlalu sibuk mencurahkan perhatianku ke sana sehingga aku tidak
memperhatikanmu," kata Alviorita, "Maafkan aku."
www.ac-zzz.tk "Bagus bukan lapangan ini" Paman Nathan selalu mengajakku kemari
setiap kali aku datang," kata Jeffreye.
Melihat Nathan semakin mendekat, Alviorita enggan mengakui
Pelarian Karya Alviorita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
keindahan lapangan rumput ini tetapi ia tetap mengatakannya karena ia tidak
ingin membuat Jeffreye kecewa.
Alviorita menganggukkan kepala tanpa berkata apa-apa. Sebenarnya
Alviorita tidak mau peduli di mana Nathan akan duduk tetapi ketika pria itu
duduk di sampingnya, ia merasa kesal. Apalagi ketika Alviorita menyadari
mereka lebih tampak sebagai keluarga yang sedang berpiknik daripada teman.
Dengan Nathan yang duduk di sampingnya dan Jeffreye yang duduk di
depannya, mereka tampak seperti satu keluarga bukan dua keluarga.
Alviorita mengusir rasa jengkelnya dan bertanya setenang mungkin,
"Apa yang akan kita lakukan sekarang" Kurasa masih terlalu awal untuk
membuka bekal kita."
Nathan menyandarkan badan ke batang pohon yang besar di
belakangnya dan berkata santai, "Terserah kalian. Aku akan mengawasi kalian
dari sini." Mendengar kata-kata santai yang semalas gerakan Nathan ketika
melipat lengannya di belakang kepalanya itu, Alviorita merasa kesal. Pria itu
benar-benar tidak punya rasa peduli. Demikian yang dipikirkan Alviorita.
"Aku ingin bermain lagi," kata Jeffreye sambil bangkit.
"Engkau tidak lelah?"
"Tidak." Dan untuk membuktikan kata-katanya, Jeffreye segera
berlari ke tengah lapangan.
"Engkau tidak mengikutinya?" tanya Alviorita heran melihat Nathan
tetap bersandar sambil memejamkan mata.
"Tidak, aku menyerahkan di kepadamu," kata Nathan, "Aku ingin
beristirahat di sini."
Tiba-tiba mata Nathan membuka dan menatap tajam wajah Alviorita.
"Jangan lupa janjimu. Walaupun aku tidak melihat kalian, aku masih dapat
mengetahui apakah engkau menepati janjimu atau tidak."
Sikap angkuh yang ditambah ancaman tajam itu membuat Alviorita
marah. "Kalau engkau tidak mempercayaiku mengapa engkau tidak menjaganya
sendiri?" Suara tajam Alviorita tidak membuat Nathan bergerak bahkan dengan
santai pria itu berkata, "Aku lelah menjaga kalian terus menerus. Lagipula kali
ini aku berada di sini dan aku yakin engkau tidak berani berbuat yang anehaneh
selama aku ada di sini."
www.ac-zzz.tk "Kita lihat saja," kata Alviorita tajam.
"Kuperingati engkau untuk...."
"Tidak melanggar janjimu!" sela Alviorita kemudian dengan kata-kata
yang tajam dan dingin, Alviorita berkata, "Kalau engkau khawatir, jagalah dia
dan segala persoalan akan selesai."
"Kata orang tuaku engkau dapat dipercayai dan aku ingin
membuktikannya," kata Nathan tenang.
"Aku berkata kepadamu aku tidak pernah mengubah segala
keputusanku. Sekali aku berkata 'ya' maka seterusnya akan tetap 'ya'," kata
Alviorita tajam, "Dan kalau engkau masih tidak percaya bukalah matamu
lebar-lebar." "Aku ingin beristirahat dan sekarang jangan ganggu aku," kata Nathan
marah. Alviorita teringat ia harus meyakinkan Nathan bahwa ia bukan sang
Putri Mahkota. "Putri yang manja akan tetap manja tetapi aku tidak pernah menjadi
seorang putri," kata Alviorita tajam, "Dan engkau yang paling acuh akan
seterusnya demikian."
Sebelum Nathan mengatakan sesuatu, Alviorita segera meninggalkan
Nathan dan segera bermain bersama Jeffreye.
Bermain bersama Jeffreye di lapangan rumput yang luas itu membuat
Alviorita semakin merasa ia pernah ke lapangan ini dan bermain di sini tetapi
ingatan tajam Alviorita mengatakan ia belum pernah berada di Chymnt apalagi
di lapangan ini. Alviorita segera menghilangkan perasaan itu ketika ia melihat
sepasang kupu-kupu terbang dari satu rumput ke rumput yang lain. Kupu-kupu
itu tampak seperti bekejar-kejaran. Seperti Jeffreye, Alviorita berlari
mengikuti sepasang kupu-kupu itu. Kembali Alviorita merasa ia pernah berlari
mengejar kupu-kupu. Tetapi Alviorita tidak dapat mengingatnya. Kegembiraan
yang telah lama tidak pernah dirasakannya membuat Alviorita melupakannya.
Bermain di alam terbuka seperti inilah yang selalu diinginkan Alviorita
saat ia berada di Istana Urza. Dan sekarang setelah keinginannya terwujud,
ia tidak mau menyia-nyiakannya. Ia ingin bermain terus sepanjang hari ini di
lapangan ini. Lelah berlari-lari, Alviorita duduk di atas lapangan rumput.
Melihat Nathan yang masih bersandar di batang pohon sambil memejamkan
mata, Alviorita ingin melakukannya juga tetapi ia tidak melakukannya.
Alviorita tidak ingin Nathan menduga ia mengikuti segala tindakannya. Selain
itu Alviorita sendiri memang tidak ingin meniru segala perbuatan Nathan.
www.ac-zzz.tk Untuk mengusir rasa bosannya, Alviorita bermain rumput. Jemari
Alviorita mempermainkan rumput. Dijalinnya tiap rumput itu lalu diuraikannya
kembali. Kadang rumput-rumput kecil itu dicabutnya dari akarnya dan
dipermainkannya di atas tangannya lalu ditebarkannya di udara.
Jeffreye mendekat ia duduk di depan Alviorita dan memperhatikan apa
yang sedang dilakukan gadis itu bersama rumput-rumput kecilnya. Melihat
Jeffreye memandang ingin tahu kepadanya, tiba-tiba muncul perasaan nakal
di hati Alviorita. Alviorita tersenyum nakal dan menyiramkan rumput kecil di
tangannya ke atas kepada Jeffreye. Selagi Jeffreye sibuk menyibakkan
rumput itu, Alviorita terus menyiramkan rumput di atas rambut pirang anak
itu. Jeffreye kesal karena ia tidak dapat membersihkan rumput dari
rambutnya karena Alviorita terus menyiramkan rumput ke atas kepalanya. Ia
menghentikan usahanya dan mulai meniru perbuatan Alviorita.
Alviorita tertawa melihat kekesalan anak itu. Dan ia tertawa semakin
riang ketika Jeffreye berusaha menyiramkan rumput kepadanya. Jeffreye
berusaha menyiramkan rumput ke rambut Alviorita tetapi gadis itu selalu
dapat mengelak. Jeffreye mengejar Alviorita yang berlari menjauhinya sambil terus
berusaha menyiramkan rumput ke atas rambut hitam Alviorita. Tidak ada
yang lebih menggembirakan selain saat ini, saat ia bermain bersama Jeffreye.
Alviorita merasa dirinya kembali menjadi seorang gadis kecil yang
masih belum mengenal dunia luarnya. Dunia baru ini benar-benar
menyenangkan untuk Alviorita, hanya itu yang dipikirkan Alviorita. Alviorita
tidak mau memikirkan kebingungan ayahnya karena ia menghilang. Alviorita
yakin ayahnya lebih mencemaskan pesta pertunangannya daripada dirinya
sendiri. Memikirkan ayahnya yang selalu mementingkan Kerajaan Lyvion
daripada dirinya sudah membuat Alviorita merasa jengkel apalagi bila ia harus
ikut campur. Walaupun Alviorita tahu pelariannya telah mengemparkan penduduk
Kerajaan Lyvion tetapi Alviorita tetap tidak mau memberi kabar apapun
kepada ayahnya. Alviorita tahu seharusnya ia menulis surat kepada ayahnya
dan memberi tahu ia baik-baik saja. Tetapi ia tidak mau melakukannya.
Alviorita ingin membuat ayahnya jengkel. Selama ini dirinyalah yang dibuat
jengkel oleh sikap ayahnya yang lebih terkesan mengabaikan daripada
memperhatikan dirinya. Dan sekarang giliran Alviorita. Keinginan Alviorita
untuk menghindari pertunangan konyolnya sekaligus membuat ayahnya jengkel
www.ac-zzz.tk lebih kuat daripada kekhawatiran Alviorita bila kelak ia kembali ke Istana
Urza. Di pikiran Alviorita saat ini tidak ada keinginan untuk kembali ke
Istana Urza. Memang pada awalnya Alviorita takut menghadapi dunia barunya
di luar Istana Urza tetapi sekarang Alviorita tidak lagi memikirkannya. Dunia
baru yang dikhawatirkan Alviorita ternyata sangat menyenangkan hingga
Alviorita tidak ingin kembali ke Istana bersama segala kegiatan rutinnya.
Kadang-kadang Alviorita juga memikirkan bagaimana nasib kerajaannya
bila ia tidak mau kembali ke Istana Urza. Ia tidak tahu siapakah yang akan
meneruskan pemerintahan di kerajaan ini bila ayahnya telah turun tahta.
Selama ini dirinyalah yang diharapkan untuk menggantikan ayahnya bila ia
turun tahta. Dan setahu Alviorita tidak ada calon Putra Mahkota lain selain
dirinya. Raja Phyllips tidak mempunyai adik maupun kakak. Demikian pula
kakek Alviorita. Itu berarti hanya Alviorita saja satu-satunya putri yang
diharapkan dari keluarga kerajaan untuk menggantikan Raja Phyllips. Kalaupun
ada keluarga yang masih memiliki hubungan dengan keluarga kerajaan,
hubungan itu sangat jauh. Dan menurut peraturan Kerajaan Lyvion, hal itu
tidak dapat membuat putra dari keluarga itu menjadi calon Putra Mahkota.
Hingga saat ini memang tidak pernah terjadi Raja Kerajaan Lyvion
tidak mempunyai keturunan. Selalu ada keturunan yang mewarisi gelar Putra
atau Putri Mahkota. Menurut peraturan Kerajaan Lyvion pula, putra pertama
Raja itulah yang menjadi Putra Mahkota tidak peduli apakah ia pria atau
perempuan. Sekarang keturunan Raja Phyllips hanya ada satu yaitu Alviorita.
Sebenarnya Raja Phyllips bisa saja menikah lagi ketika Ratu meninggal tetapi
rasa cintanya kepada Ratu begitu besar sehingga ia tidak mau menikah lagi.
Bahkan tidak untuk putrinya yang masih kecil.
Sejak kematian Ratu, Alviorita yang biasanya selalu dirawat Ratu
bersama Maryam diserahkan sepenuhnya kepada Maryam. Raja Phyllips
menganggap hal itu sudah cukup untuk Alviorita apalagi gadis itu harus banyak
belajar daripada bermain. Sebagai wanita yang terbiasa hidup disiplin,
Maryam menyetujui pendapat Raja. Ia juga menganggap sebagai Putri
Mahkota, Alviorita harus banyak belajar. Tetapi siapa dapat menduga setelah
dewasa sang Putri akan kabur dari Istananya karena ia tidak ingin dipaksa
menikah. Dan dalam pelariannya ini sang Putri tidak mau terlalu jauh
memikirkan segala hal yang berhubungan dengan kerajaan.
Bermain. Hanya itu yang ingin dipikirkan dan dilakukan Alviorita saat
ini. Hari ini Alviorita telah dapat mengepakkan sayapnya walaupun ia masih
www.ac-zzz.tk diawasi. Alviorita yakin tidak lama lagi ia akan dapat mengepakkan sayapnya
ke manapun ia inginkan tanpa perlu mengkhawatirkan dicurigai.
Siang ini Nathan telah menunjukkan sedikit kepercayaannya kepada
Alviorita. Walaupun masih disertai kecurigaan, Alviorita tidak mau membuang
kesempatan ini. Selama bertahun-tahun Alviorita telah belajar untuk
menggunakan kesempatan sekecil apapun untuk menghasilkan sesuatu yang
besar. Dengan memanfaatkan kesempatan kecil yang secara tidak sadar telah
diberikan Nathan kepada dirinya, Alviorita mencoba untuk membuat Nathan
percaya bahwa ia dapat dipercayai tanpa mengatakan sesuatu yang dapat
merusak penyamarannya. Alviorita memperingati dirinya untuk lebih menjaga setiap kata-kata
serta perbuatannya di hadapan Nathan apalagi setelah pria itu baru saja
mengatakan secara tidak langsung kalau ia menduga gadis yang sekarang
berada bersamanya adalah sang Tuan Putri Alviorita.
Walupun pengalamannya bersama Nathan telah membuktikan ia tidak
dapat menahan kata-katanya bila sudah berhadapan dengan pria menyebalkan
itu, Alviorita tetap memperingati dirinya untuk tetap bersikap dingin dan
menjaga jarak antara dirinya dengan Nathan. Sedapat mungkin Alviorita
harus menghindari Nathan. Pertemuannya dan perbincangannya dengan
Nathan harus sejarang mungkin. Bila hal itu tidak dapat dihindari maka
Alviorita akan membuat percakapan mereka hanya berputar sekitar masalah
Jeffreye. Hanya Jeffreye saja yang dapat digunakan Alviorita sebagai
perisainya dalam menghadapi Nathan sedangkan untuk menghadapi ayahnya,
Alviorita harus menyiapkan banyak perisai. Semakin banyak perisai yang
dimilikinya, Alviorita yakin semakin besar pula kemungkinannya untuk
memenangkan perang antara mereka.
Alviorita masih dapat mengerti bila ia harus bersikap sesopan mungkin
karena ia tahu ia adalah Putri Mahkota tetapi Alviorita tidak mengerti dan
tidak mau mengerti mengapa ia harus menikah dengan pria pilihan ayahnya.
Hanya pikirannya tentang masa depan Kerajaan Lyvion saja yang
membuat Alviorita mau kembali ke Istana Urza. Tetapi itupun setelah
Alviorita mendapatkan banyak perisai. Hingga saat ini Alviorita telah
mempunyai cukup banyak perisai tetapi bagi Alviorita perisainya masih kurang
untuk menghadapi pedang ayahnya. Sambil menemukan lebih banyak perisai,
Alviorita menikmati kebebasannya di luar Istana Urza. Sepanjang hari tidak
ada yang dilakukan Alviorita selain bermain.
www.ac-zzz.tk Tidak seorangpun di Castil Q`arde yang mengijinkan Alviorita untuk
melakukan segala macam kegiatan. Mereka hanya ingin Alviorita menikmati
kehidupannya di Castil Q`arde sambil berusaha memulihkan ingtannya.
Mengetahui niat baik mereka terutama Duke dan Duchess of Kryntz,
sering Alviorita merasa bersalah karena ia telah membohongi mereka. Tetapi
Alviorita tahu bila ia hanya menuruti perasaan bersalahnya itu, maka ia tidak
akan pernah dapat melepaskan dirinya dari pertunangan konyolnya.
Tidak seorangpun yang memarahi Alviorita yang setiap harinya hanya
bermain-main dengan Jeffreye. Semua orang melihat Alviorita sebagai gadis
lincah yang senang bermain dan tidak ada yang memandang buruk hal itu.
Semua orang di Castil Q`arde menyukai keriangan di wajah cantik Alviorita.
Jeffreye juga menyukai gadis itu. Ia senang bermain bersamanya dan
ia hanya ingin menghabiskan waktu bersama gadis itu. Walaupun kadang
Jeffreye dibuat jengkel oleh Alviorita tetapi ia tetap menyukainya dan
semakin sering Alviorita menggodanya semakin kuat pula keinginan anak itu
untuk membalas Alviorita.
Seperti yang diduga Nathan, Jeffreye terpesona oleh gerakan
Alviorita saat gadis itu melompat dari pohon dan segera mengendalikan
kudanya yang marah. Jeffreye ingin belajar dari Alviorita bagaimana caranya
melakukan itu. Ia sering mengatakan keinginannya itu kepada Alviorita dan
setiap kali Alviorita hanya tersenyum sambil berkata, "Itu hanya kebetulan
saja." Sambil terus berusaha mengejar Alviorita yang berada jauh di
depannya, Jeffreye terus mengumpulkan rerumputan di tangannya.
Alviorita membalikkan badannya dan tersenyum mengejek pada
Jeffreye yang berusaha mengumpulkan kembali rumput di tangannya. Setelah
mengumpulkan cukup banyak rumput di tangannya, Jeffreye kembali
mengejar Alviorita. Tak lama kemudian Alviorita melihat anak itu kelelahan
mengejarnya. Bagi Alviorita yang telah terbiasa berlari menghindari para
pelayan di Istana Urza, berlari selama mungkin bukanlah masalah baginya.
Tetapi bagi Jeffreye yang tak pernah melakukan itu, berlari terus sambil
berusaha mengejar gadis yang berlari cepat itu adalah suatu masalah.
Mengingat keteguhan Jeffreye ketika ia menahan lukanya, Alviorita yakin
anak itu akan terus berlari walaupun ia lelah. Demi kebaikan anak itu,
Alviorita duduk diatas rumput. Ia tersenyum kepada Jeffreye yang terus
berlari mendekat. Setibanya di sisi Alviorita, Jeffreye segera membalas perbuatan
Alviorita kepadanya. www.ac-zzz.tk Gadis itu hanya tertawa sambil berusaha membersihkan rambutnya
dari rumput. Alviorita masih mengibaskan rambutnya ketika ia melihat
Jeffreye duduk kelelahan di sampingnya.
"Engkau lelah?" tanya Alviorita sambil menatap wajah lelah anak itu.
"Ya," jawab Jeffreye.
Ide nakal lain muncul dalam benak Alviorita ketika jemarinya
menyentuh bunga dandelion. "Sungguh?" tanya Alviorita sambil.
"Iya, aku lelah mengejarmu. Engkau berlari sangat cepat."
"Tentu saja," jawab Alviorita sambil meniupkan bunga dandelion yang
baru saja dipetiknya itu. Kelopak bunga dandelion yang berterbangan ke
wajahnya membuat Jeffreye memejamkan matanya. Alviorita tertawa
melihat wajah anak itu. Alviorita berdiri dan berlari menjauh dari Jeffreye
yang juga segera berdiri.
Sekali lagi Jeffreye berusaha mengejar Alviorita yang terus tertawa.
Alviorita memalingkan kepalanya tanpa berhenti berlari. "Ayo,
Jeffreye, kejar aku," katanya di sela-sela tawanya.
"Aku akan mengejarmu," kata Jeffreye berjanji.
Alviorita terkejut ketika tiba-tiba Nathan berdiri di depannya. Ia
segera berhenti untuk mencegah dirinya bertubrukan dengan pria itu.
Jeffreye terus berlari dan ketika melihat gadis itu berhenti, ia segera
melompat untuk menangkap gadis itu.
Alviorita terkejut. Ia belum dapat mengendalikan keseimbangannya
akibat tiba-tiba berhenti ketika Jeffreye menabrak dirinya dari belakang
dan memeluk pinggangnya erat-erat. Alviorita hampir saja jatuh bersama
Pelarian Karya Alviorita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Jeffreye bila Nathan tidak segera menangkapnya.
"Terima kasih," kata Alviorita sambil melepaskan diri dari lenganlengan kekar
yang melingkari pundaknya untuk menahan jatuhnya.
Alviorita merasa jantungnya berdebar-debar karena pria itu tiba-tiba
mengulurkan lengannya dan menangkap jatuhnya dengan pelukannya. Aneh
sekali Alviorita tidak merasa jengkel karena pria yang paling dibencinya itu
telah menjadi pria pertama yang memeluknya. Sebaliknya Alviorita merasa
malu. Begitu terlepas dari pelukan Nathan, Alviorita segera membalikkan
badannya. "Engkau hampir saja membuat kita jatuh," katanya kepada
Jeffreye yang tersenyum nakal.
"Aku berhasil menangkapmu," kata Jeffreye senang.
"Engkau hanya beruntung, anak nakal," kata Alviorita.
www.ac-zzz.tk Melihat Alviorita siap berlari menjauh lagi, Nathan segera berkata,
"Jangan bermain lagi."
"Mengapa?" tanya Jeffreye tidak mengerti.
"Lihatlah awan hitam itu. Aku yakin tak lama lagi akan turun hujan.
Sekarang juga kita harus kembali bila tidak ingin kehujanan," kata Nathan.
Alviorita memandang awan hitam di langit. Awan hitam itu tampak siap
menurunkan hujan setiap saat.
"Tetapi..." "Tidak ada bantahan. Sekarang juga kita harus kembali. Aku tidak ingin
seorangpun dari kalian sakit apalagi sakit gara-gara aku," kata Nathan
memotong kata-kata kemenakannya.
"Pamanmu kali ini benar, Jeffreye," kata Alviorita membujuk Jeffreye,
"Kita harus kembali sekarang. Jangan sampai engkau sakit. Kalau engkau sakit,
engkau tidak akan dapat bermain denganku lagi."
"Sekarang kita kembali," kata Nathan.
Alviorita tersenyum geli melihat wajah Nathan. Ia tahu ia berhasil
membuat Nathan merasa jengkel walaupun pria itu tidak mengatakannya.
Dengan sengaja ia telah menggunakan kata 'kali ini' dan kata itu telah
membuat Nathan merasa marah. Kata itu berkesan selama ini Nathan tidak
pernah mengatakan sesuatu yang benar dan hanya saat ini saja apa yang
dikatakannya benar. "Keranjangnya?" tanya Alviorita.
"Aku sudah membawanya," kata Nathan, "Lebih baik kita segera
kembali." Nathan berjalan mendahului mereka.
Alviorita yang telah mengingat jalan masuk ke lapangan itu merasa
heran melihat Nathan berjalan ke arah yang berlawanan dengan jalan yang
tadi mereka lalui. "Engkau tidak salah jalan?" tanya Alviorita.
"Aku lebih tahu tempat ini daripada engkau," jawab Nathan tajam.
"Aku tidak mengatakan aku lebih tahu daripada engkau. Aku hanya
heran melihat engkau berjalan bukan ke arah dari mana kita datang tadi,"
balas Alviorita. "Kita akan melewati jalan yang lebih singkat agar dapat terhidar dari
hujan," kata Nathan.
Alviorita kesal melihat sikap Nathan yang dingin. Ia tidak menyalahkan
pria itu bila ia masih marah karena kata-katanya yang tadi tetapi ia tidak
suka melihat pria itu terus bersikap dingin dan bermusuhan. Bagi Alviorita,
www.ac-zzz.tk bukan masalah besar bila ia harus bermusuhan dengan Nathan. Ia tidak akan
mengalami kerugian apapun malah sebaliknya ia mendapatkan keuntungan.
Karena dengan demikian ia mempunyai satu 'perisai' lagi untuk menghindari
pertunangan konyolnya. Yang menjadi masalah adalah saat ini mereka
bertengkar di hadapan Jeffreye padahal Alviorita selama ini selalu berusaha
untuk tidak bertengkar dengan Nathan di depan Jeffreye.
6 Apa yang dikhawatirkan Nathan menjadi kenyataan. Belum jauh mereka
memasuki hutan yang lebih dekat dengan Castil Q`arde daripada jalan
setapak yang tadi pagi mereka lalui, hujan mulai turun.
Nathan segera berlari. Melihat itu Alviorita juga segera berlari agar
lebih cepat sampai di Castil Q`arde.
Mula-mula hujan tidak deras. Tetapi semakin lama semakin deras hujan
turun dan semakin banyak genangan air di tanah. Lumpur terus mengotori
gaun Alviorita yang berwarna cerah. Tetapi bukan itu yang dikhawatirkan
Alviorita. Alviorita mengkhawatirkan Jeffreye. Anak yang telah mengetahui
jalan yang mereka lalui ini segera berlari ketika melihat pamannya berjalan
terburu-buru. Alviorita sudah berusaha mencegah anak itu berlari tetapi ia
tahu ia tidak dapat mengejar anak itu di dalam hutan yang berbahaya seperti
ini. Di mana-mana batang berserakan dan akar bermunculan dari dalam tanah.
Yang lebih ditakutkan Alviorita bila ia mengejar Jeffreye adalah anak itu
mengira ia sedang mengajaknya bermain kejar-kejaran lagi. Alviorita tidak
ingin anak itu terjatuh dan ia berharap Nathan mencegah Jeffreye. Tetapi
Nathan juga tidak berusaha mencegah Jeffreye. Pria itu diam saja melihat
Jeffreye berlari menjauh. Ia hanya berpesan kepada Jeffreye agar hatihati.
Melihat hal itu, Alviorita marah kepada Nathan yang tetap bersikap
acuh. Pria itu seakan-akan tidak peduli apakah nanti Jeffreye akan jatuh atau
tidak. "Mengapa engkau tidak mencegahnya?" tanya Alviorita, "Apakah engkau
tidak khawatir ia akan jatuh?"
"Jangan khawatir. Jeffreye tahu jalan ini dan ia tidak akan jatuh
karena ia telah terbiasa berlari dari sini ke Castil," jawab Nathan tenang.
"Bagaimana bila ia terjatuh?"
www.ac-zzz.tk "Jeffreye sudah besar. Anak itu pasti tahu apa yang harus
dilakukannya bila ia jatuh."
"Jeffreye masih anak-anak. Aku yakin anak itu belum genap sepuluh
tahun, mungkin tahun ia baru berusia tujuh tahun. Mengaku saja kalau engkau
sama sekali tidak mempedulikan kemenakanmu itu. Apa yang akan kaulakukan
bila ia jatuh?" kata Alviorita dingin.
Nathan tiba-tiba berhenti. Ia menatap tajam wajah Alviorita. "Aku
lebih mengkhawatirkan orang sepertimu akan mempengaruhi dia daripada
alam." "Kalau engkau khawatir aku akan mempengaruhinya, mengapa tadi
engkau hanya tidur dan tidak menjaga Jeffreye?" kata Alviorita tidak mau
kalah. "Siapa yang mengatakan aku tidak mengawasi kalian" Aku tahu apa saja
yang kalian lakukan termasuk tingkahmu yang seperti anak kecil," kata Nathan
tajam. "Lalu?" kata Alviorita dingin.
"Lalu apa?" tanya Nathan tak mengerti.
"Lalu mengapa engkau tidak mencegah aku membuat kemenakanmu itu
kelelahan. Kalau engkau memang khawatir aku akan mempengaruhi Jeffreye,
engkau seharusnya mencegah aku menggodanya bukannya hanya diam saja."
Nathan tahu Alviorita benar. Seharusnya tadi ia mencegah Alviorita
terus bermain kejar-kejaran bila ia khawatir dengan Jeffreye tetapi ia hanya
diam saja. Matanya terus mengawasi mereka bermain di lapangan rumput.
"Aku lebih khawatir engkau mengajari Jeffreye bagaimana caranya
memanjat pohon daripada membuat Jeffreye kelelahan."
"Terima kasih," kata Alviorita mengejek.
"Terima kasih kembali," balas Nathan dan ia segera melanjutkan
perjalanannya. Dengan kesal Alviorita mengikuti Nathan.
Hujan semakin deras dan hingga saat ini belum terlihat bangunan Castil
Q`arde yang megah. Alviorita semakin mengkhawatirkan keadaan Jeffreye. Ia takut terjadi
sesuatu yang buruk pada anak itu.
Tiba-tiba Nathan berhenti dan menarik tangan Alviorita.
Kekhawatiran dan rasa terkejut membuat Alviorita tidak melawan.
Nathan memanfaatkan kesempatan itu untuk menarik tubuh Alviorita
lebih dekat. Gadis itu tetap diam saja ketika ia melingkarkan lengannya di
pundaknya. Kediaman gadis itu membuat Nathan merasa lega. Semula ia
khawatir Alviorita akan melawan tetapi ternyata Alviorita diam saja.
www.ac-zzz.tk Alviorita masih diam saja ketika Nathan membawanya berteduh di
bawah sebatang pohon yang besar.
Ketika Alviorita telah pulih dari rasa terkejutnya, ia bertanya heran,
"Mengapa kita tidak segera ke Castil Q`arde?"
"Hujan sangat deras dan aku tidak ingin Mama marah kepadaku karena
telah membiarkan engkau berlari di bawah hujan."
"Tetapi kita harus mencari Jeffreye," kata Alviorita.
"Jangan khawatir. Anak itu pasti sudah sampai di Castil Q`arde."
"Mengapa engkau bersikap sesantai itu" Bagaimana bila ia belum
sampai?" tanya Alviorita khawatir.
"Castil Q`arde tidak jauh lagi dari sini. Saat ini kita sudah sangat
dekat dengan Castil," kata Nathan, "Aku yakin Jeffreye sudah sampai di
Castil Q`arde sebelum hujan mulai turun."
"Kita harus kembali ke Castil Q`arde secepatnya. Aku khawatir
mereka akan mengkhawatirkan kita."
"Apakah engkau takut berada di sini hanya bersamaku?" tanya Nathan.
Walaupun Nathan sering bertengkar dengannya dan ia menganggap
Nathan adalah pria yang harus dihindarinya tetapi Alviorita tidak pernah
takut berhadapan dengan pria itu. Berhadapan dengan Nathan justru
membuat semangat Alviorita untuk melawan semakin besar. Semakin sering
mereka bertengkar, semakin ingin Alviorita segera menemukan perisai yang
banyak dan memenangkan perangnya dengan ayahnya.
"Aku sama sekali tidak takut menghadapimu," kata Alviorita dingin.
"Mengapa engkau ingin segera kembali ke Castil Q`arde?" tanya
Nathan. "Aku sudah mengatakan alasannya kepadamu," kata Alviorita.
Alviorita membalikkan badannya. Ia tahu tidak ada yang dapat
dilakukannya selain menuruti Nathan. Ia tidak tahu jalan ke Castil Q`arde
dan ia tidak ingin tersesat apalagi dalam hujan deras seperti ini.
Kerimbunan pohon tempat mereka berteduh membuat mereka
terhindar dari air hujan yang terus membasahi bumi. Tetapi udara dingin
tetap membuat Alviorita kedinginan. Walaupun gaun Alviorita tidak seberapa
basah tetapi udara yang dingin membuat Alviorita menggigil. Alviorita
memeluk tubuhnya. Sejak meninggalkan Istana Urza, banyak pengalaman baru
yang dialami Alviorita termasuk berteduh di bawah pohon. Walaupun
kedinginan, Alviorita tetap merasa senang dengan pengalaman barunya ini.
www.ac-zzz.tk Selama ini Alviorita selalu berada di tempat yang hangat bila hujan
mulai turun. Hari ini Alviorita berteduh di bawah pohon tetapi bersama pria
yang dibencinya. Karena tidak ingin merusak kesenangannya melihat air hujan berusaha
menembus dedaunan tempat mereka berteduh, Alviorita mencoba untuk tidak
menghiraukan keberadaan Nathan di sisinya.
Tetapi Nathan membuat tidak dapat melakukannya. Pria itu tiba-tiba
menyentuh pundak Alviorita.
Alviorita terkejut. Ia membalikkan badannya dan melihat pria itu
berdiri sangat dekat dengannya.
"Kurasa tidak ada yang dapat membuatmu merasa hangat selain kain
ini," kata Nathan sambil menyampirkan kain yang semula dibawa Alviorita
untuk kegiatan piknik mereka, di pundak gadis itu, "Kalau engkau tidak
keberatan." Kata-kata yang diucapkan dengan nada mengejek itu membangkitkan
kembali kemarahan Alviorita.
Beberapa saat yang lalu, saat pria itu menyampirkan kain di tubuhnya,
Alviorita merasa tuduhan 'tidak pernah peduli kepada sekitarnya' yang
diberikannya kepada Nathan itu salah. Tetapi begitu mendengar kalimat
terakhir pria itu, Alviorita batal menarik tuduhan itu.
"Terima kasih atas kebaikan hatimu," kata Alviorita.
Mendengar suara mengejek itu, Nathan hanya tersenyum.
Alviorita memalingkan kepalanya dan mulai memperhatikan sekitarnya.
Sejak tadi Alviorita hanya terburu-buru mengikuti Nathan. Sebenarnya
Alviorita ingin berjalan pelan-pelan sambil melihat sekitarnya tetapi Alviorita
tahu Nathan akan meninggalkannya bila ia melakukan itu.
Sederetan tanaman menjalar yang membentuk dinding membuat
Alviorita tertarik. Menurut Alviorita bentuk tanaman itu aneh. Tanaman itu
tampak seperti menutupi dinding. Alviorita mendekati tanaman itu. Alviorita
merasa aneh. Ia merasa tahu sesuatu tentang tanaman itu. Jemari Alviorita
menyusuri dedaunan di depannya. Bawah sadar Alviorita tahu apa yang harus
dilakukan, jemari Alviorita memasuki dedaunan yang rimbun itu. Anehnya
Alviorita sama sekali tidak terkejut ketika jarinya menyentuh sesuatu yang
keras dan dingin. Tangannya terus mencari sesuatu. Alviorita juga tidak
terkejut ketika jemarinya menemukan sesuatu yang mudah digerakkan. Sekali
lagi Alviorita tahu apa yang harus dilakukannya, gadis itu menekan benda itu.
"Apa yang kaulakukan?"
Alviorita terkejut. www.ac-zzz.tk Nathan merasa marah melihat wajah tak bersalah Alviorita. Begitu
melihat gadis itu berdiri di bawah hujan, Nathan segera mendekat tetapi
rupanya sang gadis tidak menyadari ia sedang kehujanan. "Apakah engkau
tidak sadar saat ini masih hujan deras?"
Suara sesuatu yang bergerak membuat Alviorita mengalihkan
perhatiannya dari kemarahan Alviorita.
"Pintunya terbuka," kata Alviorita senang.
Nathan memandang aneh wajah Alviorita tetapi ia tidak mengatakan
apa-apa. Tanpa menanti Nathan, Alviorita segera memasuki pintu itu dan
menuruni tangga di depan pintu. Alviorita mendapati dirinya berada di sebuah
ruangan berdinding batu yang kokoh.
"Bagaimana engkau mengetahuinya?" tanya Nathan.
Alviorita membalikkan tubuhnya dan melihat sorot mata Nathan yang
aneh. Saat melihat mata itulah Alviorita menyadari ia melakukan semua itu
tanpa disadarinya. Alviorita tidak mengerti bagaimana ia dapat melakukannya.
Semua terjadi begitu saja seakan-akan Alviorita memang telah mengetahui
ada ruangan tersembunyi di balik tanaman menjalar itu. Perasaan Alviorita
mengatakan ia pernah ke tempat ini tetapi seingat Alviorita ia tidak pernah
ke tempat ini. "Aku... aku tidak tahu," jawab Alviorita kebingungan. Alviorita tidak
mengerti mengapa ia tahu di balik tanaman itu ada ruangan rahasia ini dan
tahu bagaimana cara membuka pintu ruangan ini.
"Siapakah engkau ini?"
"Aku...." Hampir saja Alviorita mengatakan ia adalah sang Putri Mahkota yang
hilang. Kilat petir yang tiba-tiba menerangi langit luar beserta ruangan itu
membuat Alviorita sadar ia hampir melakukan kesalahan.
Untuk melengkapi kalimatnya yang belum selesai, Alviorita berkata,
"Aku tidak ingat."
Nathan tidak mempercayai kata-kata itu. "Aku yakin engkau tidak
mengatakan yang sebenarnya jadi katakan saja dengan jujur siapa dirimu."
Suara yang penuh ancaman itu membuat Alviorita ketakutan tetapi
gadis itu tidak mau menyerah pada rasa takutnya. "Aku mengatakan yang
sebenarnya." Saat ini Alviorita tidak berbohong. Saat ini Alviorita tidak lagi
mengenali dirinya sendiri sebagai Alviorita. Ia merasa bukan dirinya sendiri.
Apa yang baru saja dilakukannya tadi membuat Alviorita semakin tidak
www.ac-zzz.tk mengenali dirinya sendiri. Alviorita sangat yakin ia tidak pernah ke Chymnt
tetapi ia dengan mudah mengetahui tempat rahasia ini.
Alviorita tahu ia menemukan tempat ini bukan karena kebetulan tetapi
karena ia sudah mengetahuinya. Tetapi kapan Alviorita mengetahuinya kalau
ia sendiri sangat yakin ia tidak pernah ke Chymnt. Dalam ingatan Alviorita
tidak ada suatupun yang berhubungan dengan Chymnt tetapi sejak ia tinggal
di Castil Q`arde beberapa kali ia merasa mengenal tempat ini. Bahkan
Alviorita merasa pernah melihat wajah penghuni Castil Q`arde yang telah
tua. Setiap kali berjalan-jalan di taman Castil Q`arde, Alviorita selalu merasa
Pelarian Karya Alviorita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ia pernah ke tempat ini dan bermain-main di sana seperti ia bermain dengan
Jeffreye. Semula Alviorita menduga semua itu karena Castil Q`arde mirip
dengan Istana Urza. Tetapi ketika Alviorita mengamati Castil Q`arde dengan
lebih teliti, ia tahu bukan itu alasannya dan tidak mungkin itu alasannya.
Sepintas taman Castil Q`arde memang mirip taman di Istana namun bila
dilihat dengan teliti keduanya sangat berbeda. Alviorita juga merasa
mengenal setiap sudut bangunan Castil Q`arde yang megah. Ketika ia diantar
Innane mengelilingi Castil Q`arde, ia selalu tahu ruangan apa yang
ditunjukkan wanita itu kepadanya sebelum wanita itu mengatakannya.
Tidak seorangpun yang curiga ketika Alviorita menggendong Jeffreye
ke Ruang Kanak-Kanak. Semua orang menduga Alviorita telah mengetahui
tempat itu sebelumnya. Padahal sebenarnya ketika menunjukkan bagianbagian Castil
Q`arde kepada Alviorita, Innane lupa mengajak gadis itu ke
tingkat tiga Castil Q`arde. Hanya Alviorita sendiri yang merasa aneh ketika
ia membawa Jeffreye ke Ruang Kanak-Kanak. Saat Alviorita berjalan sambil
menggendong Jeffreye, ia berjalan sesuai dengan langkah kakinya. Kaki
Alviorita seakan-akan telah mengetahui ke mana ia harus melangkah. Alviorita
terkejut ketika menyadari dirinya telah membawa Jeffreye ke Ruang KanakKanak
yang baru saat itu didatanginya dengan mudah tanpa tersesat dan ia
lebih terkejut saat ia merasa sangat mengenal setiap sudut lantai tiga itu
terutama Ruang Kanak-Kanak.
Bagi Alviorita hal ini benar-benar aneh. Sama anehnya dengan
perasaannya ketika pria yang dibencinya memeluknya. Seharusnya saat itu
Alviorita marah tetapi Alviorita tidak melakukannya sebaliknya ia merasa
malu. "Katakan sejujurnya siapa dirimu," kata Nathan, "Tidak seorangpun
yang tahu ruang rahasia ini selain aku dan..."
www.ac-zzz.tk "Kalau engkau telah mengetahuinya, mengapa tidak sejak tadi engkau
membawaku ke tempat ini?" sela Alviorita tajam untuk menyelamatkan dirinya
dari situasi yang berbahaya bagi penyamarannya ini.
"Itu bukan urusanmu."
"Memang bukan urusanku tetapi aku tidak dapat mengerti mengapa
engkau tidak membawaku ke sini daripada membiarkan aku kedinginan di luar
sana," kata Alviorita tajam.
"Engkau harus mengerti aku telah berjanji kepadanya untuk tidak
mengatakan hal ini kepada siapapun," kata Nathan sambil berusaha
mengendalikan kemarahannya.
"Apakah engkau lebih senang melihat aku kedinginan daripada
mengingkari janjimu kepada gadis itu?"
Kata-kata Alviorita yang tajam serta kecurigaannya kepada Alviorita
membuat Nathan tidak dapat lagi menahan kemarahannya. "Katakan siapa
dirimu yang sebenarnya. Tidak mungkin gadis itu mengingkari janjinya. Ia dan
aku telah sepakat untuk tidak mengatakan hal ini kepada siapapun."
"Aku tidak tahu siapa diriku saat ini," jawab Alviorita tajam.
"Jangan berbohong kepadaku. Aku tahu engkau menyembunyikan
sesuatu," kata Nathan tidak kalah tajamnya.
"Untuk apa aku berbohong padamu?" kata Alviorita dengan ketenangan
yang dingin. "Lalu mengapa engkau tahu ruang rahasia ini?"
"Aku tidak tahu. Kebetulan saja aku menemukannya," jawab Alviorita
sambil berusaha mengatasi ketakutannya melihat wajah Nathan yang penuh
kecurigaan. Alviorita takut ia tidak dapat menahan dirinya. Ia takut mengatakan
sesuatu yang dapat merusak penyamarannya. Alviorita tidak ingin kembali ke
Istana Urza sebelum ia mendapatkan perisai yang cukup.
Kecurigaan sekaligus kemarahan yang tampak di wajah Nathan tampak
menakutkan di ruangan yang remang-remang itu.
"Tidak mungkin engkau mengetahuinya dengan kebetulan. Selama
berabad-abad tidak seorangpun mengetahui adanya ruangan ini."
Sekali lagi Alviorita memotong perkataan Nathan untuk menyelamatkan
dirinya, "Lalu mengapa kalian dapat mengetahuinya?"
Alviorita merasa ia telah mengetahui jawabannya.
"Aku menemukan peta tempat ini di antara buku-buku kuno di Ruang
Perpustakaan. Kemudian kami mencarinya bersama-sama," jawab Nathan.
www.ac-zzz.tk "Gadis kecil itu berhasil menemukan tempat yang kalian cari."
Kalimat yang tercetus begitu saja membuat mereka berdua sama-sama
terkejut. "Bagaimana engkau mengetahuinya?" tanya Nathan.
"Aku... aku hanya menduganya," jawab Alviorita kebingungan.
Sesaat yang lalu terlintas suatu gambaran masa kecilnya di benak
Alviorita tetapi Alviorita tidak dapat mengetahuinya dengan jelas. Ia hanya
teringat ia sibuk mencari sesuatu di tanaman menjalar yang sama dengan
tanaman yang menutupi dinding ruangan ini. Tiba-tiba ia melihat sesuatu yang
tampak janggal ketika ia berhasil menyibak tanaman itu. Ia melihat dinding
batu dan tampak sebuah batu yang tidak menyambung dengan batu-batu
lainnya. Tertarik dengan batu itu, Alviorita mengulurkan tangannya dan
menekan batu itu. Alviorita senang melihat batu itu masuk dan ia lebih senang
lagi ketika ia melihat sebuah pintu yang tertutup oleh tanaman membuka.
Alviorita tidak dapat mengingat lebih jauh dari itu.
"Sungguh?" Suara Nathan yang terdengar aneh itu membuat Alviorita terdiam.
Gadis itu tidak tahu harus berkata apa menghadapi sikap Nathan yang penuh
kecurigaan itu. Seperti suaranya, pandangan Nathan ke Alviorita juga aneh.
Pria itu seperti sedang mencari sosok yang disembunyikan Alviorita di balik
wajah bingungnya. Matanya menatap curiga dan bertanya-tanya.
Dengan kebingungan Alviorita membalas tatapan Nathan. Ia berusaha
menebak pikiran Nathan sambil berdoa agar ia tidak sampai membuka
penyamarannya sendiri. Wajah curiga Nathan membuat Alviorita harus
berhati-hati. Tidak pernah diduga sebelumnya oleh Alviorita bahwa
tunangannya memiliki pandangan yang cukup tajam. Tunangannya yang
menyebalkan ternyata berbahaya. Jauh lebih berbahaya daripada yang
pernah dibayangkan Alviorita.
Belum saatnya ada yang mengetahui ia adalah putri yang hilang itu,
tidak juga tunangannya. Belum saatnya Alviorita kembali ke Istana Urza.
Nathan tetap diam saja ketika ia melihat wajah kebingungan Alviorita
berubah menjadi seperti biasanya. Wajah itu menunjukkan sikap
menantangnya. Pandangan mata gadis itu tampak ia tidak mau kalah dari
siapapun terutama dirinya. Gadis itu tidak seperti gadis umumnya. Ia tampak
kekanak-kanakan tetapi ia selalu bersikap menantang kepada siapa saja. Gadis
itu tidak mau dikalahkan oleh siapapun terutama dirinya. Nathan tidak
mengerti mengapa ia mempunyai pikiran seperti itu. Dalam setiap
pertengkaran mereka, Nathan melihat gadis itu selalu berusaha mengalahkan
www.ac-zzz.tk dirinya. Tetapi dalam setiap pertengkaran itu pula tidak seorangpun dari
mereka yang kalah atau menang.
Sejak pertama kali bertemu dengan gadis itu, Nathan selalu merasa ia
mengenal gadis itu di suatu tempat. Selama mereka berada di Castil Q`arde,
tidak ada yang dapat menerangkan perasaan itu. Nathan merasa ia mengenal
wajah Alviorita, wajah yang mirip seseorang. Tetapi ia tidak ingat wajah
siapakah itu. Tadi ketika ia mengawasi gadis itu bermain dengan kemenakannya di
lapangan, barulah ia ingat tetapi ia tidak berani memastikannya. Gadis itu
memainkan rumput seperti gadis kecil yang selalu diajaknya ke sana ketika ia
masih kecil. Seperti gadis kecil itu pula, Alviorita menyiramkan rumput ke
atas kepala Jeffreye. Nathan tidak lupa bagaimana senangnya gadis kecil itu
ketika berhasil menyiramkan rumput ke atas rambutnya. Setiap kali Nathan
mengajak gadis itu ke lapangan itu hanya satu yang dilakukan gadis itu yaitu
duduk sambil memainkan rumput dan berusaha menyiramkan rumput itu ke
atas kepalanya. Ketika melihat Jeffreye mendekati Alviorita dengan perasaan
tertarik, Nathan jadi teringat dirinya sendiri yang selalu tertarik melihat
gadis kecil itu mempermainkan rumput. Seperti halnya Jeffreye, Nathan juga
mendekati gadis kecil itu dan akhirnya gadis itu berhasil menyiramkan rumput
ke atas kepalanya. Kemudian ia berusaha membalas gadis itu.
Tingkah Alviorita di lapangan tadi mirip sekali dengan gadis kecil itu.
Teringat gadis kecil yang selalu ditemaninya bermain, Nathan akhirnya tahu
mirip siapakah wajah Alviorita. Wajah Alviorita mirip sekali dengan wajah
gadis kecil itu. Rambut mereka juga sama-sama hitam. Tetapi yang berbeda
adalah sinar mata mereka. Gadis kecil itu memiliki sinar ceria sedangkan sinar
mata Alviorita adalah sinar mata yang menantang dan tidak mau kalah dari
siapapun juga. Semua tingkah Alviorita sama dengan gadis kecil itu bahkan ketika
gadis itu berusaha membersihkan rumput dari rambutnya. Ketika melihat
Jeffreye menyiramkan rumput ke atas rambut Alviorita, Nathan menebak
gadis itu tidak akan menggunakan tangannya untuk membersihkan rambutnya.
Alviorita akan membersihkan rambutnya dengan cara yang sama dengan si
gadis kecil. Tebakan Nathan tepat. Alviorita mengibaskan rambut hitamnya
yang panjang untuk membersihkan rumput dari rambutnya. Nathan
terperangah melihatnya. Bukan wajah gadis itu yang tampak semakin cantik
ketika ia mengibaskan rambutnya yang membuat Nathan terpana melihat
www.ac-zzz.tk gadis itu. Yang membuatnya terkejut adalah tebakannya benar-benar menjadi
kenyataan. Segala yang ada pada kedua gadis itu mirip kecuali sinar mata mereka.
Nathan mulai menebak diri gadis itu tetapi ia tidak berani memastikannya.
Baru sekarang setelah ia melihat gadis itu mengetahui ruang rahasia ini, ia
berani memastikan dugaannya. Gadis itu adalah gadis yang sama dengan gadis
di masa kecilnya. Tidak seorangpun yang mengetahui ruangan ini selain dirinya
dan gadis kecil itu. Dan tidak mungkin Alviorita mengetahui tempat ini dengan
kebetulan. Dulu sebelum ia menemukan ruangan ini bersama gadis kecil itu, ia dan
gadis kecil itu selalu bermain di sekitar sini tetapi mereka tidak pernah
menemukan ruangan ini walaupun gadis kecil itu selalu mempermainkan
tanaman yang menutupi dinding ruangan rahasia yang tersembunyi di bawah
batu yang besar. Seperti halnya dirinya, gadis kecil itu tidak pernah menduga
di dalam batu yang dirambati tanaman ini ada sebuah ruangan rahasia. Baru
ketika mereka menemukan peta tempat ini, mereka mengetahuinya.
Alviorita tidak mungkin mengetahuinya dari gadis kecil itu. Gadis kecil
itu dan dirinya saling berjanji untuk tidak mengatakan mengenai ruangan ini
kepada siapapun. Hanya mereka berdua yang boleh tahu dan Nathan percaya
gadis kecil itu tidak akan mengingkari janjinya.
Terlalu banyak kemiripan Alviorita dengan gadis kecil itu. Nathan tahu
ia tidak mungkin salah. Ia selalu ingat setiap kenangannya bersama gadis kecil
yang menjadi cinta pertamanya itu. Walaupun waktu itu ia masih berusia
sepuluh tahun tetapi hingga saat ini ia masih ingat wajah manis gadis kecil itu.
Pada awalnya ia tidak tahu ia telah jatuh cinta pada gadis itu, ia hanya merasa
ia menyayangi gadis itu seperti ia menyayangi adiknya sendiri. Baru ketika
gadis kecil itu tidak pernah lagi bermain ke Castil, ia menyadari perasaannya.
Nathan tidak pernah mengerti mengapa gadis itu tidak pernah lagi
bermain ke Castil Q`arde. Seingat Nathan ia tidak pernah membuat gadis itu
marah. Ia selalu berusaha menyenangkan gadis kecil yang manis itu. Gadis itu
juga tidak pernah terlihat membencinya. Gadis kecil itu menyukainya tetapi
tidak pernah menyukai adiknya, Trent.
Setiap kali melihat sikap permusuhan yang ditunjukkan Alviorita
kepada adiknya, Trent, Nathan teringat sikap permusuhan yang ditunjukkan
gadis itu kepada adiknya. Kedua gadis ini sama-sama tidak menyukai Trent
dan selalu menghindari Trent.
www.ac-zzz.tk Tidak mungkin Trent yang membuat gadis itu tidak pernah bermain ke
Castil Q`arde lagi. Walaupun Trent sering menggodanya tetapi gadis itu
selalu tahu apa yang harus dilakukannya untuk membalas sikap Trent.
Pada setiap kedatangannya, gadis itu selalu ditemani ibunya. Dan pada
kedatangannya yang terakhir kalinya di Castil Q`arde, ibunya meninggal di
Castil Q`arde. Tetapi tidak mungkin itu penyebab gadis itu tidak pernah lagi
bermain ke Castil Q`arde. Nathan tahu keluarga gadis itu dan keluarganya
sudah sejak lama menjalin hubungan persahabatan. Karena tidak menemukan
alasan yang lain, maka Nathan berpikir gadis itu adalah anak sombong yang
tidak mau bermain lagi dengannya. Pikiran itu didorong oleh kedudukan yang
dimiliki gadis kecil itu.
Ketika pertama kali bertemu dengan gadis kecil itu, Nathan tidak tahu
gadis itu adalah putri Raja Phyllips. Baru setelah ibu si gadis kecil meninggal
di Castil Q`arde karena sakit, ia tahu gadis kecil itu seorang Putri dan ibunya
adalah Ratu Kerajaan Lyvion. Dengan kematian ibunya, si gadis harus
menggantikan kedudukan ibunya dalam setiap kunjungan kerajaan. Peran
penting yang didapatkan gadis itu karena kematian ibunya membuat Nathan
yakin dengan pendapatnya. Gadis itu tidak mau menemuinya lagi karena ia
menganggap rendah dirinya.
Karena itu pula Nathan sama sekali tidak merasa senang ketika orang
tuanya memberinya sebuah kabar yang mengejutkannya.
Pada suatu siang ketika mereka sedang berkumpul di Ruang Duduk
sambil bercakap-cakap, Duke tiba-tiba berkata, "Aku mempunyai kabar
gembira untukmu, Nathan."
"Kabar gembira?" tanya Nathan tak mengerti.
"Tahun ini gadis itu genap delapan belas tahun dan ayahnya berniat
untuk segera mengumumkan pertunangan kalian," kata Duke.
"Pertunangan?" tanya Nathan semakin tidak mengerti, "Pertunangan
apa" Siapa yang akan bertunangan?"
Duke memandang kebingungan wajah istrinya, "Ia belum tahu?"
"Belum. Kami belum memberi tahu seorangpun dari mereka berdua.
Kami berniat membuat kejutan untuk mereka," jawab Duchess.
"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Nathan curiga.
"Siapa tunangan Nathan?" tanya Trent tertarik.
"Engkau pasti senang mendengarnya, Nathan. Sebenarnya sejak kecil
engkau telah aku tunangkan dengan gadis kecil itu, Putri Alviorita."
Nathan terkejut. "Mengapa Mama membuat keputusan seperti itu
tanpa mengatakannya kepadaku?"
www.ac-zzz.tk Melihat kemarahan di wajah putranya, Duke dan Duchess terkejut.
"Kami pikir engkau akan senang mendengarnya," kata Duke dan Duchess
bersamaan. "Kalian sudah tahu aku sama sekali tidak senang orang lain mencampuri
hidupku," kata Nathan, "Mengapa kalian tetap saja mempertunangkan aku
dengannya tanpa sepengetahuanku pula?"
"Kami mempertunangkan engkau dengan Putri Alviorita sejak kalian
masih kecil. Saat itu Ratu berkata kalian akan senang mendengarnya. Ratu
pula yang mengusulkan pertunangan kalian ini," kata Duchess menjelaskan.
"Mengapa Mama menyetujuinya?"
"Saat itu kalian tampak akrab sekali."
"Ya, engkau lebih akrab dengan Putri Alviorita daripada aku. Setiap kali
ia datang ke sini engkau selalu berada di sisinya," sela Trent.
"Trent, jangan memotong perkataan Mama," tegur Duchess.
"Mengapa kalian menyetujuinya hanya karena alasan itu?" tuntut
Nathan, "Apakah kalian tidak pernah berpikir kalau perasaanku bisa saja
berubah?" "Maksudmu engkau sudah tidak menyukai Putri Alviorita lagi?" tanya
Trent, "Kalau engkau menikah dengannya engkau akan menjadi Raja Kerajaan
Lyvion." Nathan tidak tertarik mendengar kata-kata adiknya. Siapa yang tidak
tertarik menjadi Raja kerajaan yang makmur ini tetapi yang menjadi masalah
adalah Nathan tidak mau berurusan lagi dengan gadis yang dibencinya, Putri
Alviorita. Nathan masih tidak dapat memaafkan sikap sombong gadis itu yang
setelah menjadi orang penting, tidak mau lagi bermain ke Castil Q`arde.
"Aku tidak setuju dengan pertunangan ini," kata Nathan tegas.
"Maafkan kami, Nathan. Kami tidak tahu kalau akan begini jadinya,"
kata Duke, "Tetapi kita tidak dapat membatalkan pertunangan kalian."
"Mengapa?" tanya Nathan tajam.
Kemurkaan Nathan membuat Duke dan Duchess memilih untuk bersikap
hati-hati. mereka tidak ingin melihat putra sulung mereka lebih marah dari
Pelarian Karya Alviorita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
saat ini. "Mengertilah, Nathan. Pertunangan kalian adalah keinginan Ratu yang
telah meninggal. Tidak baik menolak keinginan orang yang sudah meninggal
lagipula persiapan pesta pertunangan kalian sudah hampir siap," kata Duchess
penuh pengertian. "Semua telah siap. Undangan telah disebarkan dan tempat untuk pesta
itupun telah diselesaikan," tambah Duke.
www.ac-zzz.tk "Tidak ada yang dapat dilakukan untuk membatalkan pertunangan
kalian," kata Duchess meyakinkan, "Kami minta maaf, Nathan. Tetapi engkau
tidak dapat menghindari pertunangan ini. Aku tidak tahu mengapa engkau
marah seperti ini tetapi aku tahu engkau masih mencintai Putri Alviorita."
"Mama tidak mengerti apa-apa," kata Nathan marah.
Nathan tidak menyukai pertunangan ini. Ia ingin sekali membatalkan
pertunangan ini. "Engkau harus mengerti, Nathan. Keluarga kita dan keluarga Raja telah
lama bersahabat. Jangan sampai persahabatan ini rusak hanya karena engkau
tidak menyetujui pertunanganmu," kata Duke mencoba memberi pengertian.
Nathan menatap tajam wajah orang tuanya. Ia tahu orang tuanya
benar. Bila ia menolak pesta pertunangan ini, hubungan kedua keluarga tua di
Kerajaan Lyvion akan rusak bahkan mungkin menjadi bermusuhan. Yang paling
ditakuti Nathan adalah Raja menjadi murka kemudian kemurkaan itu menimpa
keluarganya. Nathan tahu Raja Phyllips adalah Raja yang bijaksana juga
pemarah. Sangat mudah membangkitan kemarahan Raja Phyllips daripada
membuatnya senang. Niat semula Nathan untuk melakukan apa saja demi membatalkan
pertunangannya hilang. Dengan pasrah bercampur kemarahan, Nathan
berkata, "Kalian telah membawaku ke situasi yang paling sulit yang pernah
kualami." Duchess tersenyum lega, "Maafkan kami, Nathan. Kami tidak pernah
berniat membawamu ke situasi seperti ini. Kami berterima kasih engkau mau
mengerti." "Bagus," kata Trent senang, "Bila Nathan sudah mempunyai tunangan
maka ia tidak akan merebut kekasihku lagi."
Tembang Tantangan 14 Gajahmada Karya Langit Kresna Hariadi Tusuk Kondai Pusaka 11