Pencarian

Ternyata Tidak Mudah 1

Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake Bagian 1


Cerita ini adalah cerita lanjutan dari cerita yang gw bikin sebelumnya:
Have I Told You Lately That I Love You
Semoga tulisan gw berkenan dihati para pembaca semua
Dariku dan untuk Kalian Part 1 5Tahun Lalu "Fajar LULUS nilai skripsi A"
"Darwin LULUS B"
"Rika LULUS B" "Sekarang nama yang disebutkan kelompok terakhir yang lulus"
"Kevin LULUS B"
"Asep LULUS B+"
dan terakhir.. "Nanda..... LULUS B+"
Alhamdulilah gw Lulus.. Ya betul.. Hari ini adalah hari Sidang skripsi berikut pengumuman kelulusan yang barusan diucapkan
oleh Dosen Penguji. Dengan pernyataan dosen penguji barusan gw dan temen-temen gw yang lain yang berada
di satu ruangan kini bisa tersenyum bahagia mengetahui kabar baik ini.
Kami berjabat tangan dan berpelukan, ada juga yang sujud syukur bersyukur.
"Selamat untuk semuanya, Revisi paling lambat minggu depan, jangan lupa" Lanjut dosen
penguji sambil membereskan tasnya.
Gw langsung mengikuti dosen keluar ruangan sidang lalu senderan di sandaran tangga,
melihat kebawah dari lantai gw berdiri.
"Put.. Aku Lulus..." ucap gw dalam hati
Seperti biasa, saat gw memikirkan tentang Putri, gw mengeluarkan airmata, ga banyak
namun cukup membuat gw kembali merasa kehilangan.
Gw terus melihat ke bawah, memerhatikan setiap aktifitas dibawahnya. Mahasiswa yang
sedang asik mengerjakan tugas dilaptopnya, ada yang bersendagurau, tertawa dan ada juga
yang berpacaran. Lalu Sebuah ledakan suara mengagetkan gw, suara itu dari arah ruangan yang baru aja gw
keluar dan disusul ruangan lainnya.
Mereka keluar dengan kompak.. Tertawa dan senyum kemenangan, ga ada lagi wajah
tegang sesaat sebelum sidang skripsi dimulai. Mereka menghampiri gw..
"cepet amat keluarnya nda.." tanya salah satu temen gw
"haha iya kebelet gw kamar mandi" jawab gw
Lalu gw ikut hanyut dalam
eu.fo.ria .. .... ..... ...... Ga terasa hari itu cepat berlalu, rasanya baru aja merayakan kemenangan siang sampai
sore tadi dan sekarang malam ini gw kembali dengan komputer gw dikamar kos gw.
Kosan dengan 70 Kamar ini..
Sepi.. Entah pada kemana penghuni kosnya.
Gw membuka pintu kamar gw untuk membiarkan udara malam masuk mendinginkan kamar
ini. "Cola kak?" ucap suara dari kamar sebelah kamar gw.
Gw menengok dan melihat Diana menawarkan sekaleng Cola dengan menggoyanggoyangkan kalengnya ditangannya.
"Boleh.." jawab gw
Diana menghampiri gw dan memberikan Cola nya ke gw seraya bertanya
"Gimana kak" lulus skripsinya" luluss laaah pastinyaaaaa.."
"keliatannya lulus ga?" jawab gw
"Hmm... keliatannya sih lulus tapi tau deeeh lulus apa engga.." jawabnya lucu
"hahaha aku lulus...." jawab gw lagi dan nyengir
"Selamat ya.. Aku tau Kak Nan pasti lulus, Cola tadi hadiahnya.." kata nya sambil
mengulurkan tangan memberi selamat
"makasih" jawab gw singkat dan menerima ucapan selamatnya.
Lalu.. Gw dan Diana duduk dikursi depan pintu kamar gw. Sama-sama memainkan HP masingmasing.
Cukup lama kami asik sendiri..
Sampai akhirnya.. "Bentar lagi keluar kos donk kak...?" tanya Diana
"Hmm.. iya.. minggu depan aku keluar kos" jawab gw masih asik dengan HP
"Sepi donk..." lanjutnya diana lagi
"Biasa juga suasananya seperti ini kan?" jawab gw dan menoleh kearahnya
"iya sih.. tapi ga ada lagi yang bantuin aku bikin project" ucapnya lagi
"yaaaa.. kamu belajar sendiri laah hahaha" kata gw dan berdiri
"Bentar, aku ada cemilan didalem" lanjut gw dan masuk kedalam kamar.
Lalu gw keluar lagi dan melanjutkan obrolan dengan Diana sampai tengah malam, gw
bercerita kejadian hari ini saat gw disiksa diruang sidang dan menakut-nakutinya saat skripsi
nanti dia bakal ngalamin hal yang sama kaya gw.
"Hahaha tenang... tenang kalo belajar pasti bisa" kata gw sambil ketawa ngakak ngeliat
Diana yang bener-bener shock denger gw cerita
"Kak benaran itu dosen penguji nya nanyanya sampe begitu?"
"Hahahaa udah ah..udah.. aku cuma bercanda.. kamu serius amat din"
"......" "Maaf ya..." ucap gw dan meminta maaf karena melihat Diana yang terdiam
"..." "Hei..Hei... marah nih?" tanya gw lagi
"HAHAHAHAHA sapa juga yang maraaah... 1-1 kak" jawab Diana sambil gantian tertawa
"Dasar.." "Diana... udah dulu ya, udah lewat tengah malam.. aku mau istirahat.."
"ehiya kak, maap.. oke oke.."
Diana pun melangkah menuju kamarnya yang persis disamping kamar gw
"Good Night Kak.." ucapnya sambil tersenyum
Gw hanya membalasnya dengan senyum juga dan masuk ke kamar.
Kemudian.. Gw rebahan dan memejamkan mata.. dan tiba-tiba sebuah SMS masuk ke inbox gw.
From: Diana "Kak besok sarapan bareng ya, sebelum Kak Nan keluar kos, kapan lagi hehe"
dan gw balas To: Diana "Oke.. sarapan sebangunnya ya HaHa.."
HP lalu gw matikan dan lanjut memejamkan mata.
.. .... .... Diana... .. .... Gw malah memikirkannya.. Dia Junior gw, sama-sama satu fakultas. Kalo ga salah dia baru atau udah nginjak semester
lima. Gw mengenalnya setahun lalu saat itu dia datang dan mengisi kamar kosong disebelah
kamar gw. Badannya yang kecil yang gw awalnya gw pikir mahasiswa baru tapi ternyata ga
beda jauh umurnya dengan gw.
Gw sering diminta tolong olehnya untuk membantunya mengerjakan tugas dan sering
meminjam buku gw. Lambat laun kami pun menjadi semakin akrab.
Sampai sekarang.. dimalam ini.
Mata yang gw ingin pejamkan malah tidak terpejam..
kali ini.. Memory gw kembali ke masa lalu.. teringat salah satu janji yang baru saja gw penuhi hari ini
Satu Janji dengan Putri, seseorang yang pernah mengisi hati gw dengan Cinta, sampai dia
meninggal pun hati gw masih dipenuhi Cinta darinya.
"A...pertama.. Kamu harus lulus kuliah dulu ya?" kata Putri waktu itu
"Hari ini Aku sudah lulus Put.." ucap gw pelan
"Setelah lulus, kamu cari kerja disini, biar kita sama-sama" kata Putri waktu itu juga
"Put.. haruskah aku tetap kesana" setelah ga ada kamu lagi?" tanya gw pelan
Gw sadar gw kembali ngomong sendiri di dalam kamar.
Rasa kehilangan belum sepenuhnya pergi setelah gw mengikhlaskannya.
Sebenarnya gw udah kehilangan tujuan..
Gw ga tau setelah lulus mau kemana..
Gw ga tau setelah lulus mau apa..
Setelah Dia PERGI semangat gw ikut menguap..
dan Setiap malam Gw tidur dalam keadaaan bimbang..
.. ..... ....... .......... Pagi Harinya Gw gatau ini pagi atau udah siang, sepertinya gw tertidur cukup lama lepas dari pikiran
beban skripsi. Ada perasaan plong yang luar biasa yang gw rasakan.
Gw nyalakan HP lalu kekamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi, sambil gosok gigi gw
mengingat-ingat sepertinya semalam gw telah berjanji tapi janji apa gw lupa.
Setelah dari kamar mandi gw ambil HP gw dan cek SMS
ada 4 New SMS di INBOX gw.
From: Diana Kak, udah bangun" From Diana Gagal deh sarapan barengnya
From : Lisa Nda Apa Kabar" Selamat ya atas kelulusannya.. harus dirayakan nih. Minggu depan aku
pulang From : Ari Lulus Sob" ga lulus ya" diem-diem aja. Tenang sob masih bisa ngulang.
Baca SMS di pagi hari ini bikin gw senyum-senyum sendiri apalagi sms dari sahabat gw si
Ari. Gw mengambil sebuah roti dan membalas SMS mereka satu persatu sambil menguyahnya
To: Diana Iya Maaf Diana, tidur nya keenakan jadi lewat sarapannya.
To : Lisa Makasih ya Lis, boleh. Aku tunggu
To : Ari Mati aja lo. Gw lulus. Minggu depan kumpul, tempatnya kalian aja yang nentuin.
Semua SMS udah terkirim. lalu gw melangkah keluar pintu kamar dan membuka pintunya.
"Pagi Kak..." sapa Diana di depan kamar gw
"Eh..Diana.. Maap gajadi sarapannya" kata gw
"Gpp, aku udah duga pasti gini, kan kak Nan ga pernah sarapan" ucap Diana lagi
"haha iya, enak ngulet dikasur" jawab gw
"Ini..." kata Diana sambil memberikan bungkusan makanan
"Apa ini?" tanya gw sambil meraihnya
"Ini kupat tahu aja kak, buat kak Nan aja" katanya lagi
"beneran?" tanya gw lagi
"iya.." "wow..makasih ya.. makan bareng aja lagi ya" tunggu aku ambil piring dulu"
"tapi.. aku udah ma..."
"udaaah ayo makan lagi, aku ga abis kalo sarapan dikit" potong gw memotong ucapannya
diana Gw pun mengambil dua piring dan dua sendok di dapur dan langsung ke kamar lagi.
"Ini piring dan sendoknya..."
"ini kupat tahunya bagi dua... " lanjut gw sambil membagi ke dua piring
"iya, makasih kak"
'Udaaah.. ayo makan..." ucap gw sambil makan dan menyalakan TV
Kami makan berdua di dalam kamar gw sambil menonton TV.
Mengomentari setiap gosip yang ada (sebenarnya ga penting tapi daripada ga ada obrolan).
"eh.. Kak.. Kapan nanti pindahannya?" tanya Diana kemudian
"Hmm.. mungkin minggu depan "
"Jangan pindah donk kak..." pinta Diana tiba-tiba ke gw
"Kenapa gitu?" tanya gw heran
"Gapapa.. Kak cari kerja disini aja, kosnya juga tetep disini." pintanya lagi
"Aku mau ke tempat lain" jawab gw
"Kemana?" tanyanya
"........." gw diam
"Kak..." ucap Diana pelan
"ya?" "Aku boleh Jujur?" pintanya lagi
"Jujur apaan" jujur ya jujur aja bagus kan?"
"Hhhhhh..." Diana menghela napas
"Kenapa Di?" "Aku Suka Kamu Kak...."
"Kalo bisa Kak Nan jangan Pindah....."
Sebuah pernyataan.. yang sejujurnya Gw ga siap menerimanya Part 2 "Serius kamu di?" tanya gw dengan cuek ga menatapnya
"Iya kak.." "ooww.. " "........." Diana terdiam
"Aku tetep bakal keluar dari kos ini minggu depan, dan aku ga balik lagi kesini lho.." ucap gw
cuek sambil nonton tv "Kak.." "Ya" "Marah?" "Engga donk, kenapa harus marah?"
"terus kenapa kaya gitu ngomongnya?"
Lalu gw balik badan dan berbicara menatap matanya
"Diana.. Aku gabisa janjiin apa-apa, terimakasih udah suka sama aku, tapi sekali lagi
mungkin kita cuma sampai minggu depan aja ketemu kaya gini, selanjutnya.. mungkin kita
ga ketemu lagi" jawab gw panjang lebar
"Cuma seminggu juga gapapa kak, kan masih bisa sarapan bareng, ke kampus bareng,
makan bareng, jalan-jalan bareng sam..pai.. minggu depa..n" ucap Diana dengan perlahan
di akhir kalimatnya AKH Gw langsung teringat Putri lagi, kembali gw ingat ketika gw membongkar laci mejanya dan
melihat semua permintaan-permintaannya untuk melakukan sesuatunya dengan gw.
Kepala gw langsung sakit.
"Diana.. Gini.. Gakbisa.. Cuma menambah kenangan manis aja yang pas diingat malah
menyakitkan" lanjut gw dan kembali melihat TV
"Memangnya kenapa" yang penting punya arti tersendiri kan buat kita" masalah kakak nanti
mau ingat mau engga juga gapapa, tapi arti buatku bisa menjalin hubungan dengan orang
yang aku suka itu kan sesuatu yang jadi kenangan manis buatku kak"
Yang penting punya arti tersendiri buat kita
Yang penting punya arti tersendiri buat kita..
buat kita.. buat...kita.... Kepala gw beneran sakit dengan kalimat Diana yang malah berputar-putar terus dikepala gw,
karena dia benar. "Kamu beneran" aku bener-benar gabisa janjiin apa-apa Di, Aku juga ga ada perasaan lebih
sama kamu, teman.. kita cuma teman. kalo emang kita mau sekedar jalan bareng, Bisa aku
temenin kamu kemana-mana, untuk hubungan lebih sepertinya aku ga mau" jawab gw lagi
"Satu Minggu.. " Diana berkata singkat
"Diana!" "Cukup Satu Minggu kak.."
Gw berdiri meninggalkan Diana dikamar untuk mengambil minum di dapur yang sebenarnya
gw berpikir Lo gatau rasanya terjebak dengan perasaan
Lo gatau rasanya punya kenangan manis yang orang dalam kenangan itu ga udah ada
Lo gatau sakitnya ditinggalin


Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan Lo gatau itu Lo baru aja bermain-main dengan perasaan!
Gw berjalan lagi kekamar dan memberikan gelas berisi air minum ke Diana
"Ni minumnya Di" kata gw
"Ini yang buat aku suka dengan kamu Kak"
"Perhatian dengan hal-hal kecil" lanjut Diana lagi
"Hahaha Cuma ngasih kamu minum aja Di, karena aku makan dan kamu juga makan, aku
minum dan kamu juga minum, makanannya udah ada minumannya belum ada, itu aja"
"kenapa yang lain ga kaya gitu" " tanya Diana
"ya mana aku tau Dianaaaa..." jawab gw
"karena Kak Nan lebih peka" potong Diana
"Hahaha udahlah Di..." kata gw sambil tertawa
Kami lama mengobrol di dalam kamar dan sejenak lupa dengan pembicaraan hati tadi.
Selesai mengobrol gw maen game DOTA di PC dan Diana masih juga ada dikamar gw
sambil baca novel Eragon yang gw punya.
"Kak...." panggil Diana
"Bentar Di.." jawab gw singkat
"Oke..." Gw melihat Diana dari cermin yang ada disamping monitor gw, dan gw mulai
memerhatikannya. Sebenarnya Diana juga tipe yang menyenangkan dan menarik untuk dilihat, dengan kulitnya
yang putih, rambut hitam sebahu dan badan yang mungil, gw yakin.. banyak yang suka
dengannya. Gw melihatnya membaca dengan serius.
Bola matanya kekiri dan kekanan mengikuti apa yang dibacanya.
Sesekali mengambil gelas yang ada di sampingnya dan minum tanpa melihatnya.
"Di..." panggil gw kemudian
"Ya?" jawab Diana dan menengok kearah gw
"Ga ada cowo yang naksir kamu gitu?" tanya gw sambil melirik lewat cermin
"Kakak aja ga suka masa cowo lain ada yang suka..haha" jawabnya asal
"Hayyyaaah bukan gitu Di, kalo seandainya aku jadi jalan sama kamu bukannya malah
memupuskan harapan yang lain haha" jelas gw
"biarin aja.." jawabnya singkat
"Di..." panggil gw lagi
"Yaaaa..." jawabnya
"Gajadi deh.." ucap gw ngebatalin
Gw maen game lagi dan ga berapa lama Team gw kalah dan gw dimaki-maki
anggota team gw "Hahaha sial..serius amat sama game sampe aku dimaki-maki gini Di.." ucap gw
berkomentar Lalu Diana ngeliat ke monitor gw dan membaca semua chat di chatbox
"Parah juga ya isi kamar mandi sama kebon binatang ada semua" timpal Diana
"iya.." "terus dibales?" tanyanya lagi
"Engga, gausah dianggap serius lah yang kaya gini, ga harus ngebuat diri sendiri kotor
dengan ngucapin kata-kata gasopan gitu" jawab gw sambil menekan tombol shutdown
"satu lagi yang buat aku suka sama kamu Kak.."
Diana Please.. Ga usah mainin perasaan kaya gini
"Kak.. aku ke kamar dulu ya.. mau mandi. Yang tadi ga usah dipikirin kak" ucapnya di pintu
kamar gw sambil tersenyum
Gw hanya menanggapinya dengan senyum juga.
Baru aja Diana keluar dari kamar gw, gw berdiri dan memanggilnya lagi
"Di tunggu... Nanti mau makan malem bareng?" tanya gw
"kenapa harus malem" Siang ini ga makan?" jawabnya dan bertanya
"Hmmm.. masih kenyang, aku juga mau revisi skripsi dulu" jawab gw
"Gimana, mau?" "Nanti aku kabarin lagi ya Kak.." jawabnya dan masuk kekamar
Gw mengiyakannya, Gw lalu lanjut tiduran sambil nonton tv, memencet-mencet remote tv secara ga jelas, apa
yang mau gw tonton gw juga ga fokus karena gw memikirkan perkataan Diana tadi.
Gw juga ga ngerti, kenapa gw juga spontan ngajak dia makan malam diluar.
Ada sebuah perasaan ga ingin mengecewakan dia saat itu.
Jika gw mengiyakannya.. Waktu Satu Minggu.. Apa yang akan terjadi di waktu Satu Minggu nanti..
Satu hari aja udah cukup membuat gw ga mau mengecewakannya, apalagi Satu Minggu"
Selagi gw berpikir, HP gw kembali berbunyi
1 New Inbox From: Diana Aku tunggu makan malamnya
Dasar, Gw tersenyum kecil, cepet banget dikasih kabarnya baru aja beberapa menit yang lalu,
mungkin gengsi kali ya kalo nerima ajakan gw langsung.
Gw balas SmS nya To: Diana Ok, Jam 19 ya Diana.. Ijinkan aku bercerita tentang dirimu..
Wanita pertama yang membuka mataku kembali
Part 3 To: Diana Di.. udah siap" Sms terkirim gw ada janji ke Diana ngajak makan bareng lagi, bukan makan malem spesial, ini beneran
makan malem, makan karena udah malem dan lapar.
Ga ad tujuan yang lain dari gw untuk ngajak Diana makan malem bareng.
Sekarang, udah jam 19.10, artinya udah 10 Menit sejak Sms gw tadi dan belum ada balasan.
Gw sendiri udah siap dan selagi nunggu gw merapikan revisi skripsi.
Kira-kira udah 15 Menit berlalu, gw udah mulai jengkel karena gw paling ga suka dengan
kebiasaan jam karet dan kebiasaan gw kalo laper itu gw jadi gampang jengkel.
Gw keluar kamar dan menuju kamar Diana, dari luar terlihat lampu kamarnya menyala dan
terdengar suara tv yang menyala yang artinya dia masih ada di dalam.
Tok..Tok.. Gw mengetuk pintu kamarnya dan memanggilnya
"Diana..." "Di.. Jadi gak nih?"
Masih ga ada jawaban dari kamarnya, gw mengetok sekali lagi
Tok..Tok.. "Di.. duluan ya..."
Gw melangkah menjauh dari kamarnya, dan menuruni tangga, baru aja sampai lantai 2 gw
teringat Hp gw ketinggalan dan gw kembali naik ke kamar lagi untuk mengambil HP.
Setelah gw mengambil HP gw melihat ke kamarnya Diana. Gw berpikir sepengetahuan gw
ga seperti biasanya dia pergi tanpa mematikan lampu atau tv.
"Di..?" gw panggil lagi dari depan pintunya
Masih ga ada jawaban. Gw ambil HP dan menghubunginya.
Gw merapatkan telinga gw ke pintu dan terdengar nada dering HP nya.
"Di..?" panggil gw sedikit keras
"DI...?" ulang gw lagi
Mungkin tidur.. Pikir gw. Gw memutuskan turun lagi, tapi ketika sampai lantai 2 lagi-lagi pikiran gw ga enak
dan gw langsung naik tangga lari ke kamar Diana lagi.
Kali ini gw menggedornya DUG..DUG.. "DI.. KEBO BANGET DAH TIDURNYA..!" panggil gw agak keras
Entah.. dari kapan gw punya rasa takut kaya gini, sejak kejadian Putri berangkat kuliah lalu
kecelakaan dan ga ada kabarnya gw jadi punya trauma ke segala sesuatu yang ga ada
jawabannya. Gw melihat sekeliling mencari bangku yang bisa gw pindahin dan gw naikin, gw mau ngintip
lewat celah jendela atasnya.
Gw mengambil bangku dan menaikinya..
Gw menggeser kalender yang berfungsi sebagai penghalang nyamuk di jendelanya.
"DIANA...!!" teriak gw
Seketika gw jadi panik dan keringet dingin, Gw ngeliat Diana dengan badan menelungkup
memegang perutnya namun ga bergerak, sepertinya mukanya menahan sakit yang amat
sangat, ditelapak tangannya gw melihat ada sedikit noda darah
"DIANA..!!" teriak gw lagi
Kali ini Diana menengok namun sangat pelan dan menggigit bibirnya menahan sakit.
"AKU MASUK YA!"
Sejak gw teriak-teriak tadi, beberapa temen kos gw ada yang keluar, bertanya apa yang
terjadi. "Dre..Panggil IBU KOS, MINTA KUNCI. MINTA KUNCI!!!" teriak gw ke Andre
Andre yang kebingungan gw suruh dengan bingung lari turun ke lantai satu untuk meminta
kunci cadangan ke Ibu kos, namun terlalu lama... INI TERLALU LAMA!
Gw ambil handuk di jemuran lalu gw liilitkan di tangan, gw ambil juga sepatu untuk gw
pecahkan satu kaca nako penghalang.
PRAK...!!!! Kaca pun pecah dan tangan gw masuk untuk memutar kunci dari dalam.
PIntu pun terbuka dan kmai semua langsung berhamburan masuk ke dalam kamar Diana.
"Diana.. hey...Kenapa Di" Sadar kan Di?" tanya gw panik
Diana hanya mengangguk pelan
"Di.. kita kedokter.. Maaf" ucap gw dan izin untuk memegang tubuhnya bangun
"Gendong aja Nda.." kata salah satu temen gw disana
"bantu..Bantu iya gw gendong, bantuin..!"
Akhirnya dibantu dengan yang lainnya Diana diposisikan untuk gw gendong di punggung.
"Oke Di.. sabar kita kedokter sekarang" ucap gw dan mulai berjalan.
Gw menggendong Diana turun dan berjalan dengan terburu-buru
"kak, pelan-pelan" ucap Diana pelan sekali
"iya, maaf, kamu kenapa Di" sakit apa?" tanya gw sambil terus menuruni tangga kos
namun tidak ada jawaban, sepertinya dia lagi menahan sakit yang amat sangat.
Gw membawa Diana ke klinik tedekat dulu yang jaraknya ga terlalu jauh namun cukup untuk
membuat keringet gw bercucuran..
Badan gw yang kurus dan jarang olahraga kini menggendong Diana.
Sabar Diana.. Tahan sebentar lagi.. Bentar lagi sampai Klinik..
Itu.. Kliniknya udah terlihat..
.. ... .... Sekarang.. Gw duduk menunggu Diana yang terbaring lemah di kasur Klinik.
Gw udah berbicara dengan dokternya, dokter mengatakan Diana terkena maag dan sudah
akut, kompilkasi dan ada iritasi di lambungnya karena asam lambung yang terlalu banyak
dan proses penghancuran yang lambat.
Untuk penanganannya gw ga melihat pasti tapi yang pasti ngeliat Diana yang udah ga
menahan sakit artinya sudah diberikan tindakan oleh dokter, mungkin diberi obat penahan
sakit atau obat penurun PH asam.
"Di..." panggil gw
"ya..." jawabnya
"Telat makan ya..?" tanya gw
"sepertinya" jawabnya lagi
"Dari kupat tahu tadi pagi belum makan lagi?"
"belum" ucap Diana dan menggelengkan kepala
Gw spontan berdiri dan meninggalkan Diana yang masih tiduran
"Kak" kemana?" Diana memanggil gw
Gw ga menjawabnya dan keluar ruangan, gw duduk di depan ruangan nya dan baru
sekarang gw merasakan tangan gw gemetar dan keringet dingin dari badan gw terusmenerus.
Gw melihat tangan gw yang gemetar dan memukul-mukul tangan gw ke paha.
"Berhenti.. Berhenti..." ucap gw pelan
Perlahan tangan gw berhenti gemetar dan gw mulai tenang.
Pengalaman tadi membuat trauma gw keluar, gw ketakutan setengah mati.
Banyak pikiran liar yang terlintas ketika gw membawa Diana ke klinik
Gw takut dia mati.. lebih tepatnya. Gw takut melihat kematian lagi
Meskipun Diana bukan siapa-siapa buat gw, tapi gw mengenalnya.
Setelah gw tenang, gw kembali masuk ke ruangan tempat Diana berbaring.
"Di.." panggil gw ketika sudah dekat
"aku kira Kak pulang, marah" jawab Diana
"tadi keluar kenapa?" lanjutnya kemudian
"Gpp, kentut tadi" jawab gw asal
"HaHaHaHa... aduduhduh.."tawa Diana dan kemudian measa sakit lagi
"HaHa udah ga usah ketawa, sementara ada obat nih, tapi kamu harus tetep periksa nanti
ke RS, makan teratur dan banyak konsumsi buah dan sayur, maag kamu udah akut tapi
kamu lupa punya penyakitnya" kata gw panjang
"Iya kak..maaf ya jadi batal makan barengnya"
"Ya, lupakan." jawab gw
"yaaaah nurunin image aku donk, gini depan kak Nan.." ucap Diana yang gw ga ngerti
maksudnya "ha?" gw plongo
"Hehehe.. iyah, udah ga suka makin ga suka aja ngeliat aku ceroboh, punya sakit kaya gini
juga.. hehehe batal deh seminggu jadi pacar kakak" ucapnya disertai tawa yang menurut gw
itu tawa salah tingkah "Di.. aku punya cerita.. mau denger?" kata gw berikutnya dan ga peduli dengan tawanya
"Cerita apa?" "Dulu..." gw mulai bercerita
"Aku punya pacar" lanjut gw
Gw melihat reaksi Diana dulu, dan terlihat Diana membiarkan gw meneruskan cerita
"Dulu..Aku punya Pacar, namanya Putri."
"Sampai sekarang aku masih cinta Di, gabisa melupakannya"
"Aku menunggu dia lama, lama banget.. sampai akhirnya 3Tahun kemudian Aku akhirnya
bisa ketemu lagi" Gw merubah posisi duduk dan duduk disebelahnya.
"Penantian 3Tahun Kita ketemu Hanya 7Hari, dan 10 Hari setelahnya Putri pergi lagi
ninggalin aku Di" "Pergi" Jahat banget kak, gatau diuntung tuh, permainin perasaan kakak, jadi putus
setelahnya ya" asli tega" timpal Diana kesal
Gw hanya tersenyum mendengarnya dan kepala gw kembali sakit.
"Pergi kemana kak si Putri?" tanya Diana
"Dia... Pergi untuk selamanya, meninggal karena kecelakaan" jawab gw pelan
Diana seperti menghilang ga bersuara, gw udah menciptakan suasana hening barusan.
"Maaf kak" ucap Diana setelah lama terdiam
"Gpp, udah takdirnya seperti itu" ucap gw lagi
"kemari kamu bilang... tentang kenangan yang punya arti tersendiri buat kita, menurut kamu..
kenangan apa yang aku dapatkan?"
"maaf, aku ngerti sekarang" ucap Diana pelan
"meskipun sedih itu kenangan paling manis yang aku punya Di dan aku ga menyesal punya
kenangan seperti itu.. Dan juga kamu benar.. ga salahnya untuk membuat kenangan manis
di diri masing-masing ya kan?"
"Maksudnya?" tanya Diana bingung
"Aku bersedia" ucap gw dan melihatnya
"Ha" bersedia" apa?" tanya Diana semakin bingung
"ya.. kalo kamu ga berubah pikiran sih?" tanya gw meyakinkannya
"Apaaaaa siiihhh" kok ngebingungin abis cerita kak?" tanya Diana memaksa
"Ehm.. yaaa.. Aku bersedia ngehabisin waktu 1minggu ini sama kamu" ucap gw
"Bukan pacar, tapi sebagai seseorang yang spesial, seperti kamu yang ingin punya
kenangan manis, aku juga mau ada kenangan manis dikos ini" lanjut gw terburu-buru
menjelaskannya lagi "itu.. udah cukup kak" kata Diana sambil tersenyum
"kita pulang sekarang Di?" ajak gw
"pulang dan cari makan" tambah Diana
"abis makan lalu tidur" tambah gw lagi
"paling juga ga tidur.. DOTA dulu palingan kan?"
"Hahaha tau aja, kok tau?" tanya gw
"Yaiyalaaaah tiap malem speaker nya aja kenceng, FIRST BLOOD lah, DOUBLE lah,
TRIPLE kill gitu, suara gebuk-gebuk berisiiiikkkkk tauuuuu" jawab Diana
"yeeeeee curhatttt diaaaa.. curhat colongan diaaaaa yaaaaa HaHaHaHa.."
Muka Diana memerah "Yuk Di, udah kuat kan jalannya?"
"belum..."

Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"waduh.." "gendong lagi aja kak kaya tadi"
"Engga" jawab gw sambil nyengir
Gw dan Diani pun keluar klinik, janji makan malam kita tergantikan oleh sebuah peristiwa
baru yang menambah kenangan manis gw yang lain.
Bertambah lagi sebuah kenangan,
karena kita hidup untuk membuat kenangan, dan tidak ada satupun detail dari sebuah
kehidupan yang tidak menjadi kenangan.
Sebab seseorang dikenal lewat kenangan, yaitu darimana dia bermulai dan berakhir.
Menjadi sebuah titik awal dan menjadi titik akhir. Sebagai penanda dan menjadi pembatas,
menjadi bukti tersirat dan tak tersirat yang menjadi sesuatu bagian dari kehidupan.
Kali ini Diana.. meskipun udah kenal lama tapi baru malam in gw bener-bener gw merasa mengenalnya, gw
anggap disini adalah sebuah awal dari cerita gw dan Diana, karena mulai besok Diana
menjadi orang pertama yang mencoba menyembuhkan gw dari luka rasa pedih dan
kehilangan. Secara perlahan hati gw mulai membuka lembaran kertas putih lukisan baru,
entah jadi apa kertas putih ini, gw gatau
karena kita bukanlah pelukis skenario kehidupan yang bebas melukis kehidupan seindah warna
pelangi. Biarkanlah semua berjalan apa adanya
Gw dan Diana Part 4 Masih di malam yang sama Gw merebahkan diri ke kasur sesampainya dikos, setelah apa yang terjadi barusan, rasanya
gw merasa 10Tahun lebih tua.
Badan sakit semua, jantung degdegan, otak banyak pikiran ditambah perut yang jadi ga
enak gara-gara telat makan.
Gw lepaskan kacamata dan pejamkan mata ini sebentar..
Gelap.. dan juga.. tenang.. Tumben.. pikir gw dalam hati
biasanya jam-jam segini masih terdengar putaran musik dari kamar sebelah, atas maupun
bawah, tapi kali ini tenang.. ga ada suara gaduh yang terdengar satupun
Gw membalik badan menghadap tembok, dibalik tembok ini persis disebelahnya adalah
kasur Diana. DUG..DUG.. Gw iseng memukul tembok nya
kemudian yang gw ga sangka ternyata dibalas ketukan tembok gw
DUG..DUG.. Diana pun juga balas memukul temboknya
DUG.. gw pukul lagi DUG Diana juga memukul DUG..DUG..DUG.. gw pukul 3x DUG..DUG..DUG Diana juga pukul 3x DUGDUDGUDGDUGDUGDUGDUg gw pukul banyak-banyak ..... (Ga dibalas) tiba-tiba HP gw berbunyi nada SmS
1New Inbox From : Diana Sakitttt tauu kalo banyak-banyak
Gw ketawa bacanya, lucu. Dia kan memukul tembok bukan disuruh gw tapi keinginannya
sendiri. Gw balas To: Diana Salah sendiri HaHaHa Setelah itu Diana ga balas lagi.
Gw masih tidur menghadap tembok dan gw pikir Diana juga sama, mungkin kita tidur
berhadapan dan hanya dibatasi oleh tembok aja. Mungkin...
Sambil terpejam gw teringat kembali saat kita berdua pulang dari klinik
Menyusuri jalan dimalam hari dan membeli makanan dikakilima dan ke minimarket.
.................. ............. ........ .... .. . "Di.. mau makan apa?" tanya gw
"Capcay yuk" mau?" jawab diana dan bertanya
"Boleeh, itu didepan ada tukang capcay nya" kata gw menunjuk warung didepan
sesampainya di warung, Diana memesan
"capcainya dua ya bu" kata Diana ke pemilik warung
"engga bu, satu aja" kata gw meralat
"Lho ga makan kak?" tanya Diana kaget
"makan kok, Bu saya pesen ayam goreng aja, sambelnya yang banyak"
"ooohh.. ga doyan sayur ya?"
Gw hanya menggeleng menjawabnya, lalu kita diam-diaman menunggu, kami menunggu
cukup lama karena ramainya pembeli
"Kak.. aku ke indomart didepan ya.." kata Diana sambil melihat HPnya
"hayulah.. ikut Di, ada yang mau aku beli juga sekalian"
Di indomart gw dan diana mencari keperluan masing-masing, Diana membeli keperluannya
dan gw membeli beberapa softdrink dan makanan ringan karena gw ga tahan laper.
Di kasir, Diana persis dibelakang gw namun belanjaannya di hitung bareng dan digabung
bayarnya. "Sekalian mas Fiesta nya..?" kata kasirnya menawarkan
"Gausah mas, ga ada minyak gorengnya" jawab gw spontan
"bukan Fiesta nugget mas, itu yang ini" kata kasirnya dan menunjuk sebuah barang yang dia
sebut Fiesta Otak gw Buffer Fiesta.. Fiesta.. Fiesta itu nama merk Kondom...
Gw ngeliat Diana dan menyesalinya kenapa juga gw harus ngeliat Diana buat nunjukin gw
ngeliat Fiesta. "Kondom Di?" tanya gw lagi ke Diana
BODOOHHHH.. kenapa gw malah nanya, itukan jadi sebuah pertanyaan ambigu yang punya arti lebih dari
satu. Maksud hati nanya begini:
Di.. fiesta ini kondom ya"
bukannya Di.. mau kondom" Diana cuma ketawa-ketawa aja ngeliat tingkah gw yang jadi salah tingkah, si Kasir juga gitu
malah nungguin gw untuk membeli fiesta atau engga.
"Gak mas.. buat apa coba beli ginian" kata gw ke kasir
"ni mas sekalian aja gapapa" ucap Diana sambil menyerahkan sebungkus fiesta tadi
"Di?" tanya gw kaget
"Udaaaaaaah gapapa, beli doank buat digoreng ntar HaHaHaHa"
Diana ketawa dan lirik-lirik gw sampe keluar Indomart
Semenjka dari Indomaret, Gw Shock.. Buat apa Diana membeli Kondom" fungsinya aja udah jelas barang itu buat apa.
Jangan-jangan.. Akkhhhhhh makin ruwet pikiran gw kemana-mana
Gw diem aja sampai ke warung capcai tadi.
sedangkan Diana malah nyanyi-nyanyi dengan suara kecil.
Gw mau tanya, tapi gw malu..
Gw ga tanya, tapi penasaran..
Menyebalkan.. Capcai dan ayam goreng sudah jadi dan kita langsung balik ke kos, kita makan bareng dan
gw makan dengan diam tanpa bicara apalagi menyinggung-nyinggung soal kondom tadi.
"Kak.. diem ajaaa nih" tanya Diana
"Hehe laper" jawab gw
"Booong banget, dari mukanya aja udah keliatan"
"soktau" jawab gw sambil ngelirik bungkusan plastik di samping nya
"hahaha aku tauuu..aku tauu... tanya donk Kak..gapapa kok"
"tanya apa?" jawab gw dan gw yakin muka gw panas dan memerah
"hihihi..." "apa sih Di.. malah ketawa kaya gitu"
Diana meraih kantong plastiknya dan mencari-cari didalamnya
"Nah ini dia, ketemu hehehe..."
Diana mengeluarkan barang yang di indomart tadi, kotak kecil dengan Merk Fiesta.
"Ni kak.. tinggal kita goreng hahahha" candanya ke gw
"Di...! ngapain beli barang kaya gitu" emang mau dipake?" tanya gw
"ya pasti dipake lah Kak, kalo ga dipake ngapain dibeli, buang-buang uang aja, yakan?"
jawab Diana enteng "Ya..tapi buat apa" itu kamu yang pake" tapi.. kan" kamu" buat apa coba" emang?" gw
bertanya membabi buta Diana ga segera menjawabnya dan mengambil HP di saku celananya, setelah dipencetpencet diberikannya HP nya ke gw
"Nih kak....liat sms nya"
Gw mengambilnya dan meliat Sms yang tertera disana.
Seketika gw langsung bernapas lega
"lah kok nitip nya ke kamu Di" kenapa ga beli sendiri aja?"
"gatau tu, mungkin aku masih diluar makanya nitip"
"sering beli gituan ya?"
"kayanya, dulu pernah curhat gamau punya anak lagi, makanya pake pengaman kak"
"oooo.. dasar padahal udah mbok..mbok..."
"Sssttt Kak.. Kak jangan disebarsebar ya, nanti bajunya ga dicuciin lagi lho sama mbo mirna
HaHaHa..." Gw ikut tertawa, lega setelah mengetahui ternyata bukan Diana yang bermaksud
memakainya. "kenapa kak" baru bisa ketawa sekarang.. hahaha.. pasti tadi pikirannya udah mesum deh"
tanya diana lagi "hayyaaaahh.. enggalah ya, aku mikir kamu kenapa beli kaya gituan aja kok" jawab gw malu
"Pasti mikirnya mau dipake yaaaaaaaaa" hihihi"
"engga Dianaaaa, kamu salah"
"makanya nanya.. Aku tu nungguin ditanya, kakak ga nanya yaudah aku isengin aja sekalian,
ternyata berhasil, kakak jadi diem seribu bahasaaa, pasti mikir kok beli ituu.. mana belinya
berdua lagi hihihi" "Dianaaaaaa... paraaaah iseng banget, sial banget tuh kasir juga buat apa coba dia nawarin
kaya gitu" "mungkin kita kaya orang pacaran kali kak" jawab diana sambil mikir
"pacaran juga gabaik kali Di kaya gitu"
"iya berarti kasirnya yang mesum"
Lalu kita lagi-lagi ketawa bareng dan kembali mengobrol dengan topik kasir mesum.
Ga terasa makanan kami udah sama-sama abis dan malam juga udah semakin larut.
Gw memerhatikan Diana yang mengambil piring gw dan membawanya ke tempat cuci piring,
Syukuralah Di.. kamu ga seperti yang aku pikirkan barusan, Maaf udah menduga yang
macam-macam, ucap gw dalam hati
Lalu gw dan Diana sama-sama masuk kekamar setelah semuanya selesai, saat gw
membuka pintu, Diana memanggil gw
"Kak.." "ya, Di?" "kapan-kapan beli Fiesta bareng lagi yuk?" tanya Diana
"HA?"?"?" gw cuma bengong melongo
"HaHaHaHa tuhhh kan bengong lagi.. Fiesta nugget kakaaaak, terbuat dari daging ayam asli
terus digoreng beneran..dimakaaan deh "
"Arrrgghhhh...DIANAAAAAA!" ucap gw geraam
"hiiiyyyy takutttt.. hehehe"
Gw pun masuk kekamar, baru aja masuk gw dipanggil lagi
"Kak.." "apalagi di?" "Kak.. Makasih ya.." ucapnya sambil tersenyum
"Good Night kak.." lanjutnya lagi
Saat Diana mengucapkannya, Ga ada yang bisa menggambarkan hati gw saat itu, sebuah
ucapan sederhana yang lama ga gw dapatkan, sebuah ucapan perhatian yang gw rindukan
yang dahulu cuma gw dapatkan dari Putri.
"Kak" kok bengong lagi?"
Gw tersadar dari lamunan gw
"Good Night Di.." balas gw dan juga tersenyum
Lalu kamipun sama-sama masuk kamar masing-masing
. ... ..... ...... ........ ........... Ditengah-tengah rasa kantuk gw,
Gw senyum-senyum sendiri mengingatnya
DUG.. Gw pukul lagi dinding kamar gw
DUG.. ternyata masih dibalas oleh Diana
Ternyata dia juga belum tidur..
Lalu HP gw kembali berbunyi, kali ini nada dering panggilan
"Yaaaa Di.... belom tidurr?"
"Belumlah kak...." ucapnya disana
"Kak.." "yaaaa..ada apaaan"
"lapeerrr lagi...mau Fiestaaaaaa... Hahahahaha"
KLIK. Dan telepon pun ditutup sepihak
"DIANAAAAAAAA" Tuhan itu memang Ada, saat kita bersedih, DIA pasti mengirimkan yang lain untuk membuat kita tersenyum kembali.
NB: Kaca yang pecah sudah ditambal dengan kalender oleh pengurus kos
Part 5 Gitar yang udah hampir setaun lebih ada di dalam lemari kini gw ambil.
Gitar ini bukan gitar biasa melainkan sebuah gitar dengan sejuta pengalaman saat gw dan
Putri sama-sama memainkannya.
Gw membungkusnya.. Gw menyimpannya.. dalam gelap. Gw keluarkan dari bungkusnya, kenapa gw bilang bungkus" karena emang gw bungkus
pake plastik besar dan gw iket. Guitar Case gw udah gw jual buat bayar utang ketika gw
butuh uang untuk pergi ke medan.
Gw pegang gitarnya dan gw teliti dari ujung satu ke ujung lainnya
Syukurlah ga berdebu.. Gw kencangkan senar yang gw kendorkan sebelumnya dan gw lumasi dengan minyak telon
karena string cleaner gw udah ga tau kemana.
Lalu Gw memposisikan gitar ke badan gw, gw berniat untuk memainkannya kembali.
... ...tapi, Gw malah lama terdiam, hanya untuk memetiknya lagi pun ga sanggup.
Tok..Tok.. Gw menoleh cepat kearah pintu kamar yang sengaja gw biarkan terbuka.
"Eh Di... Ada apa?" tanya gw
"Ga ada apa-apa si tadinya, kan kalo mau turun tangga lewat depan kamar kakak, kebetulan
aja kebuka pintunya" jawab Diana
"Ooo.. masuk Di?" tanya gw lagi
"hehehe.."

Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"lho ee.. kok malah ketawa disuruh masuk?" tanya gw heran
"laper kak, makan dulu ya nanti kumat lagi" jawab diana lagi
"oooh iya, kamu makannya harus tepat sih ya" ucap gw sambil meletakkan gitar kekasur
"mau sarapan bareng?" tawar Diana
"Engga Di, duluan aja aku ga biasa sarapan, nanti agak siangan aja keluar sekalian
kerumah dosennya nganter revisi"
"Okeeee.. ak turun dulu ya, nanti mampir lagi" kata Diana riang
Diana pun menjauh dari kamar gw, sebelum dia turun gw panggil lagi
"DIII..." teriak gw
"YOOOOO..." teriak Diana juga
"ZESTEAAA YAK NITIP" teriak gw lagi
"SIPPPPP" Zestea salah satu minuman teh favorit gw, disamping rasanya ga terlalu manis Zsetea juga
murah meriah cuma 3500 udah dapet botol gede.
Gw kembali rebahan dikasur,
Disamping gitar gw, gw melihatnya dan melamun
Udah hampir setaun sejak terakhir kali gw memainkannya, sejak lagu terakhir yang gw
mainkan "Now And Forover" gw ga pernah lagi main gitar.
Teringat semua perjuangan gw waktu itu, saat gw dan Putri resmi menjadi sepasang kekasih
lewat sebuah lagu "Now and Forever" yang gw mainkan.
"Put...." ucap gw setelah selesai memainkan lagunya
"Ya Aa.." jawabnya dengan mata yang berkaca-kaca
"Suatu hari nanti..... "
Gw mengeluarkan barang yang gw cari tadi didapur dari kantong
"Setelah aku lulus.."
Gw mengambil tangannya "Aku akan merantau kesini untuk bekerja..."
Gw kini memegang jarinya "Setelah itu..."
Gw bersiap memasukkan barang yang gw temukan tadi didapur ke jarinya
"Maukah kamu menikah denganku?"
Putri diam bukan tak bisa menjawab tapi tak bisa berbicara, tangan satunya menutupi mulut karena
isaknya tak percaya apa yang gw katakan. Mencoba berbicara namun takbisa kalah dengan rasa
harunya. "Aaa......." "ya?" "iya Aa.. Aku mau..." Ucapnya kemudian
"Now and forever i will be your man..." lanjut gw sambil memasukan cincin dari kaleng yang gw
temukan tadi ke jarinya "mungkin ini cuma cincin kaleng dulu yang bisa aku kasih, berikutnya.. aku pasti berusaha lebih
dari ini..." "iya aa, saat ini, ini udah lebih dari segalanya.." katanya lagi
"Sayang kamu Putriku..." lanjut gw tak lepas menatap matanya
Banyak Janji yang gw ucapkan
JANJI GW AKAN KESANA SETELAH LULUS
JANJI GW AKAN KERJA DISANA
JANJI GW AKAN.....menikahinya
JANJI selamanya.. SELAMANYA gw ga akan bisa nepatin janji gw karena kamu udah ga ada.
Sebenarnya gw juga berpikir logis, janji gw harusnya udah ga berlaku karena Putri udah ga
ada, dan gw ngerti, Tapi.. yang terngiang di kepala gw adalah bagaimana gw telah berjanji dan mengucapkannya. Ga
gampang buat gw buat menyatakan cinta, buat gw sebuah pernyataan cinta itu adalah
sesuatu yang sakral, yang ga semudah dan segampang untuk diucapkan.
Didalam kamar ini gw jadi ngelamun lagi, banyak waktu yang gw habiskan untuk melamun
setelah semua kegiatan gw dikampus selesai.
dan Sekarang gw malah ngeluarin gitar tanpa tau maksud dan tujuan gw mengeluarkannya.
Gw kembali membungkus gitar gw lagi, percuma gw ga akan mainin lagi. Gw
membungkusnya dengan plastik yang tadi, gw masukkan perlahan-lahan sampai seluruh
bagian gitarnya masuk tapi.. plastik tersebut malah robek di tengah-tengah dan semakin melebar saat gw tarik.
Aarrrgghh.. Gw robek.. gw robek.. GW ROBEK SEMUANYA..
Gw lempar dan GW LEMPAR-LEMPAR plastiknya keudara dan gw tendang Tendang ketika
plastik tersebut jatuh ke lantai
Gw KESAL Gw dipermainkan oleh plastik
Gw FRUSTASI lagi dan lagi...
Plastik tersebut kini udah robek menjadi beberapa bagain, terjatuh dilantai dan menantang
gw untuk menendang-nendangnya lagi..
tapi.. gw cape.. gw cape bukan karena merobek, melempar dan menendang
melainkan.. gw cape dengan keadaan ini.. gw cape kenapa gw masih ingat detail kejadian dibelakang..
gw cape kenapa otak gw masih aja mengingatnya
gw cape kenapa perasaan gw masih aja merasakannya
gw.. gw.. merasa dipermainkan.
Gantian gw yang terkapar dilantai kelelahan, plastik yang tadi udah gw singkirkan untuk
memberi ruang gw tiduran.
Nafas gw ngos-ngosan.. dan merasakan sedikit sakit di sekitar dada yang gw tau bukan dada gw yang sakit
melainkan hati. Gw gabisa mengurangi rasa tusukannya yang bikin gw sesak, kalo rasa luka luar masih gw
tahan tapi ini didalam! Ingin rasanya gw belah dada gw dan gw obati hati gw agar ga
mengeluarkan rasa sakit seperti ini.
Sesak.. Gw remas baju di dada gw,
Gw Sesak lagi.. Kembali menetes air mata sedikit demi sedikit
Hiks.. Put..aku masih mencintaimu sampai saat ini
TOK-TOK.. (Pintu kamar gw diketuk) TOK-TOK-TOK.. KaaaaK (Pintu kamar gw diketuk Diana)
Gw menghapus airmata gw dan mengambil air digelas lalu membasuhnya kemuka
"Bentar Di.." ucap gw kemudian
Gw lalu membukakan pintu kamar gw, lalu Diana langsung masuk kekamar gw dan duduk
dikasurnya "Lhooo.. gitarnya mana kak?" tanya Diana setelah duduk
"didalam lemari" jawab gw
"Ini plastik apaan sih" kok berantakan banget kak?"
"plastik gitar tapi robek Di" jawab gw singkat
"ehya Kak, ini yang dipesen tadi" ucap Diana teringat sesuatu
Diana mengeluarkan sesachet minuman dan memberikannya ke gw
"Lho" ini apa Di?" tanya gw setelah menerimanya
"extrajoss, tadi pesen kan" jawab Diana bingung
"engga. aku ga pesen extrajoss, tadi pesen zestea.. kok jauh amat?" tanya gw
"Haaaaaaa?" aku salah denger donk?"" yaaaaahhhh tadi keknya kakak bilang gini... JOSS
DIII, gituuu" "walaaah bukaaan, aku bilang nya ZESTEAA Di, kamu dengernya cuman ZESnya doankkk
jadi JOS, TEA nya kamu sangka DI"
"hahaha maaaaap kalo gitu kak" kata Diana meminta maaf
"yaaaa.. gapapa" kata gw juga sambil duduk dilantai menyender kepinggir kasur
"Kak.." "yaaa.." "abis nangis?" "Ha" Engga, kok bisa bilang abis nangis?" tanya gw tanpa melihatnya
"Keliatan kak, abis nangis tuh, "
"ENGGA.." kembali gw jawab namun sedikit keras
Gw liat Diana kaget mendengar suara gw, mukanya menjadi heran
"Kenapa Kak" kok" abis mikirin apa sampe nangis gitu?"
"ENGGA DI" Gw menjawab sambil menubrukkan badan gw ke badan Diana, gw memaksa memeluknya
sampai Diana terjatuh tertimpa badan gw. Diana memberontak dan meronta-ronta
"KAKkkk Heyyyy... AppapAPan niHH..KKAKka" teriak Diana dengan mulut tertahan tangan
gw Gw terus memeluknya dan hanya memeluknya TANPA berbuat apa-apa, Diana yang tau gw
ga melakukan apa-apa akhirnya semakin melemah rontaannya
Ditengah-tengah kelelahannya
"terserah nanti kalo kamu mau benci" ucap gw di samping telinganya
"kak..apa-apaan ini.. kenapa?" tanya Diana sambil masih mendorong-dorong tubuh gw agar
bangun "terserah nanti kamu mau teriak juga..." ucap gw ga peduli
"iya, tapi Lepasin Kak, berat"
"teserah mau lapor polisi juga" ucap gw dan tetap ga peduli
"Kenapa kak?" tanya Diana lagi dan diam gaberusaha mendorong-dorong lagi
Gw ga menjawab nya dimulut
tapi gw menjawabnya di hati dengan penyesalan yang sangat tinggi
Di.. Maaf Aku Kangen.. Aku Kangen sosok Putri Ijinkan aku seperti ini... walaupun cuma sebentar aja..
Maaf ya Di... "Maaf Di.. sebentar aja... nanti aku jelaskan..." kata gw dengan suara serak dan memejamkan mata
Waktu itu, Diana membiarkan gw memeluknya, yang tanpa dia tau sesungguhnya yang gw bayangkan
adalah memeluk Putri Diana membiarkan keegoisan gw memaksanya diam dan menerima
Namun, Waktu memeluknya gw sadar dan gw tau pasti
Gw udah jadi pria paling brengsek didunia ini, melampiaskan kekesalan dan rasa frustasi gw
ke wanita yang bahkan gw ga suka sama sekali.
Maaf ya Di, Tinggal 6Hari lagi Part 6 Hanya sebentar.. kurang dari 5menit gw memeluknya dengan paksa..
Setelah itu gw bangun dan kembali duduk dilantai bersender pada kasur, Diana juga bangun
dan duduk di atas kasurnya, merapikan dirinya yang berantakan.
"inget pacar kakak ya?" tanyanya mengejutkan gw
Hati gw tersentak saat ditanya, dan gw hanya memberikan jawaban dengan senyum
memaksa. "ya begitulah..." jawab gw singkat
"Sejauh mana kak dulu sama pacarnya?" tanya Diana lagi
"........" gw diam
"sampe kakak kaya gini, artinya ..." lanjut Diana
"artinya dia buat aku banyak Di" potong gw
Gw jadi ga enak banget sama Diana.
Dia memang ga marah tapi gw merasa gw salah
"Maap Di" ucap gw meminta maaf
"iya..." ucap Diana memaafkan
Lalu gw dan Diana sama-sama sibuk dengan urusan masing-masing, gw ke PC dan main
game minesweeper sedangkan Diana membaca skripsi gw. Selang beberapa lama
kemudian "kak.. cara main minesweeper gimana, ranjau nya kan ga tau letaknya dimana?"
"ooowh.. gini.." kata gw
Diana mendekat kesamping gw dan memerhatikan gw menjelaskan
"Intinya kita membuka setiap kotak lantai yang ada, pertama klik sembarang aja, nanti lantai
yang ga ada ranjaunya bakal kebuka juga bakal keluar angka, setiap angka yang keluar di
sekitar lantai bakal nunjukin berapa ranjau yang ada disekitarnya"
"coba kak..." "nah keluarkan angkanya.." ini ada angka 2,3,4. artinya angka 2 artinya ada dua ranjau
disekitar lantai ini, begitu juga seterusnya"
"Ooowwhh...pinjem kak"
Gw menggeser duduk gw dan gantian Diana yang memainkannya, gw memerhatikan Diana
bermain. Awalnya ga ga terlalu mendetail memerhatikannya tapi.. gw melihat kejanggalan.
"kamu bohong ya?" tanya gw
"bohong apa?" jawab diana
"kamu udah biasa main ini"
"hahaha... kok tau?"
"kenapa bohong" kenapa nanya lagi gimana cara mainnya?" tanya gw sambil tiduran
dikasur Diana lalu memainkan ulang
dan.. "Kak.. tau dimana bomnya?" tanya diana
"mana tau, kan ketutup"
"Kak, bom itu masalah utamanya, mencari dan jangan sampai ketemu bom, ada saatnya kita
bisa tau letak jumlah bom yang pasti disekitar kita, tapi ada saatnya kita juga harus menebak,
saat menebak kadang kita berdoa atau tidak atau nekat..."
Gw bangun dari posisi rebahan gw dan duduk melihatnya
"Kak.. walaupun kita salah tebak atau benar, itu semua kita yang nentuin sendiri, semua
pilihan mengandung resiko, kita sudah yakin disana ada bom tapi kita malah piliih dan
meledaklah semua...."
Gw tau Diana bukan lagi memberi tutorial minesweeper
"kak..kadang kita terburu-buru dalam membuat pilihan, atau belum dipikirkan secara matang,
dikira udah semua bomnya tapi ternyata engga.."
"....." "Kak, game ini sama kaya hidup kita, semua tentang pilihan, pilihan yang kita sendiri yang
memutuskan, Setiap pilihan yang kita ambil kadang malah ga tepat buat kita, tapi yang ga
kita pilih malah ternyata yang tepat, intinya semua tentang pilihan.. tergantung kita hidup,
gimana kita membuat pilihan dan gimana kita bisa menghadapinya."
"Di..." "ya kak?" "jadi aku baru kena bom ya?" gw bertanya
"HaHaHaHaHa......begitulah" jawabnya tertawa
"gameover donk?"
"tinggal NewGame lagi" jawab Diana dan tersenyum
Lagi-lagi hati gw tertusuk,
tinggal NewGame lagi.. membuat babak baru..
kata-kata yang simpel namun buat gw jadi sebuah kalimat pembenaran.
"jadi tinggal NewGame aja ya?" tanya gw meyakinkan lagi
"iya kaaaak" "kalo gitu klik donk Newgamenya" ucap gw menyuruh diana
"Kak?" Diana bertanya dan melihat gw serius
"ya?" "babak barunya mau satu player atau dua player?" tanya Diana dengan senyumnya
Gw ikut tersenyum ga menjawabnya,
karena gw tau maksudnya dia bertanya seperti itu
"Satu Player atau Dua Player"
"Sendiri atau berdua dengannya"
"Kak...." "ya Di..." "aku kekamar dulu ya.."
"oke.." Diana berdiri dan beranjak menuju kamarnya.
Lalu.. beberapa saat kemudian satu sms masuk ke HP gw
1 New Inbox: From : Diana Kak, kalo Dua Player sama aku ya.. ^_^
gw Balas To: Diana Diana, minesweeper ga bisa dua player -____-"
Sebuah Permainan.. Permainan sederhana namun bisa memberi pelajaran hidup
"MINESWEEPER"

Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

NB: games minesweeper ada di windows
Part 7 Beberapa hari kemudian, lupa persisnya 2 atau 3hari kemudian, yang jelas waktu gw dikos
itu semakin sedikit. Gw udah mulai packing semua barang bawaan gw, bahkan udah ada
yang siap angkut. Gw tau.. Wisuda aja belom, kenapa buru-buru mau pindah"
Jawabnya gw ga tahan, gw mau balik lagi ke medan, meskipun gw udah merelakan Putri
pergi tapi gw seperti masih terperangkap dalam kenangan, dengan berada di samping
keburannya aja gw udah bisa merasakan dia ada disamping gw.
Gw tiduran, bosan dengan aktifitas packing sedari pagi tadi. Revisi yang gw buat udah di
terima oleh Dosen penguji dan udah gw serahkan ke kampus. Sisanya gw titipkan ketemen
gw. Pagi menjelang siang ini sungguh.... membosankan..
hanya suara panci dari lantai bawah yang ga berhenti-henti berdentang, karena kosan gw di
lantai satu adalah rumah makan.
sisanya.. sepi.. dan membuat ngantuk.... hoaammss..
Entah berapa kali gw menguap, tapi gabisa terpejam..
"Di...." kata gw tanpa sadar
Di" Gw bangun mendadak dan menatap tembok sebelah, menatapnya seperti bisa menembusnya seperi mata
superman. Di sebelah tembok ini ada Diana..
dan gw kaget kenapa gw mikirin Diana dan mengucapkan namanya..
Gw iseng pukul temboknya sekali
DUG.. tidak ada balasan, lalu gw pukul dua kali lagi
DUG..DUG.. dan akhirnya HP gw berbunyi tanda 1 SmS baru
From : Diana "Apa siih.. kaget tau"
Gw ga membalas nya, gw kembali lanjutkan tiduran kali ini gw niat untuk tidur beneran,
namun Hp gw bunyi lagi From : Diana "kalo di sms tuh dibales, kebiasaan"
Akh.. biar aja Gw ngantuk, tadi niatnya kan cuma iseng aja mukul temboknya.
DUG..DUG.. (gantian suara tembok gw yang dipukul)
Gw ambil HP gw dan gw balas
To: Diana "Iya... sory iseng doank"
Sip, udah dikirim. Gw bisa tidur sekarang. 1 menit... gw memejamkan mata
2 menit.. gw mulai rileks
5 menit.. gw semakin mengantuk..
Tok..TOK..TOKOOKOKOK..TOK
Suara pintu kamar gw diketok secara beruntun dan berirama
Gw bangun dengan malas, ini pasti Diana. "Hehehe kak..." ucap Diana setelah gw bukakan pintu
Diana ada di depan gw nyengir dengan muka tanpa dosa, tanpa tau kalo dia udah ganggu
diri gw yang hampir tertidur.
"tikeet..tikeettttttt ada dua nih..." kata Diana lagi
"tiket apa Di?" jawab gw sambil balik badan dan rebahan lagi dikasur
"nonton laaaah.. masa tiket ke pesawat.."
"iyaaaa tauu.. tiket nonton apa itu" dimana?" tanya gw ga sabarn sambil nguap
"Umm.. temenin mau kak" film drama (judul gw lupa)" jawab Diana
"drama" gaaaaakk.. apa enaknya nonton orang ngomong terus, abis ngomong mewek, abis
nangis ngomong lagi, film apa lomba nangis" jawab gw sambil becanda
"iieehh jahatnya ngomongnyaa.. belom nonton udah komentar jelek, gaboleh tau kak"
"yaaah pokoknya gak mau lah nonton drama, kalo ice skating mau" kata gw lagi
Sebenarnya gw emang males nonton, apalagi nonton film drama makanya gw nawarin dia
hal yang menurut gw mustahil kalo dilakuin sama cewe, gw ngajak main ice skating yang gw
bakal yakin pasti ditolak karena ga gampang juga berdiri diatas es.
"ice skating?" tanya Diana bengong
"iya" males kalo nonton kalo ice skating aku mau" jawab gw dengan penuh kemenangan
ngeliat mukanya yang bengong
"beneran kak ice skating?" tanya diana lagi
"iyaaaaa.. bisa gaaaa?" jawab gw lagi dan nyengir
"ummm.. okeee.. dah lama juga, nonton batal yaa.."
Lalu Diana merobek tiketnya jadi 2 dan nyengir lagi
"Aku jagonya lhoo...."
Mampus.. Apa-apaaaan ini.. Gw aja belom pernah maen ice skating..
berdiri di kaki sendiri aja suka jatoh
apalagi diatas es pake sepatu yang ada pisonya..
"Di.. gini.. ice skating ituu.." ucap gw gelagapan
"Dingin." Jawaban Bodoh.. Udah jelas "HaHaHaHa.. "tiketnya uda dirobeeekkk pokoknya jadi... weeee hahaha asik-asikkk.."
Gantian gw yang bengong menyadari kesalahan gw yang salah ucap, ternyata Diana malah lebih suka maen ice
skating daripada nonton "Abis makaaan siang ya kaakk.. kalo mau tidur, tidur aja dulu, aku kekamar dulu ya"
Setelah itu Diana kembali lagi ke kamarnya, mukanya keliatan seneng banget.
Gawat.. ini gawat.. Ice skating itu gimana caranya"
gw..ga..tau... .. .... ..... ....... Jam yang ditunggu pun akhirnya tiba, segala persiapan udah gw cari agar gw ga jadi
memalukan di depan Diana nanti. Google" tentu. sumber gw pertama adalah google. waktu
gw abis buat browsing mengenai ice skating, tapi yang ada gw malah liat video lucu tentang
pemain ice skating yang failed. yang jatuh kejengkang atau celana robek atau.. atau yang
memalukan lainnya. Sepertinya gw bakal bernasib sama dengan yang ada didalam video tersebut.
Kini gw dan Diana dalam perjalanan menuju mall taman anggrek (jakarta), tempat satusatunya yang ada fasilitas ice skating.
"Di.. tutuppp keknya, nonton aja yuk lah.." teriak gw saat dimotor
"Ha" kentut" kentut ya tadi" hahaha untung ga bau kebawa angin" jawab Diana
Diana Budeg Diana Bolot Diana Oon Umpat gw dalam hati, kayanya kuping Diana emang perlu dioperasi buat ngambil biji kurma
di dalamnya. Gw ga nanggepin, karena emang kayanya percuma ngajak ngomong di motor.
Gw pasrah aja lah, yang terjadi.. terjadi lah...
.. .... ...... ........ Pintu loker yang gw liat dari tadi tidak mau tertutup..
"kak.. ayo buruan.. sepatunya tenteng aja pake di bangku depan sana.."
"...." gw masih ngeliat lokernya
"kak" ayo"
BRAKK.. Diana menutup pintu lokernya
Padahal gw lagi berusaha buat nutup pintu loker nya dengan pikiran gw
alasan aja, padahal cuma ngulur-ngulur waktu aja.
Diana dengan semangat memakai sepatu dekat bangku sky ring (tempat berseluncur es)
dan dengan waktu singkat sudah selesai.
Gw" gw masih aja berlama-lama memakai sepatunya.
"kak" lamanyaaaaa.. pas kan ukuran sepatunya?" tanya Diana menghampiri gw
"pas Di.. kebagusan malah kalo buat dipake, tuker aja kali ya.." ucap gw
"HaHaHa.. ngaco..aja"
Kebiasaan gw yang ga bisa ilang, gugup.
kalo gw gugup gw biasanya ngaco kalo ngomong.
jadi inget waktu sama Lisa dulu, gugup gw keluar lagi.
"Yuk?" ajak Diana setelah tau gw udah selesai make sepatu.
Kemudian, Gw dan Diana udah ada di pinggir pintu masuk Sky Ring.
Sembari menunggu melihat-lihat orang-orang yang berseluncur bolak-balik.
"Di.... gini.."
"hehehe bentar lagi masuk, 2 orang lagi nih" ucap Diana
"Aku..." "kenapaaa si?" "Aku.. eeeee..."
"Asikk... 1 orang lagiiiii..." potong Diana
"Aku gabisa maeeeeen ice skating Di, ini aja baru pertamaaaa..." ucap gw jujur dengan
muka merana yang dibuat-buat
Gw udah bisa tebak apa yang terjadi kemudian, Diana pasti ngetawain gw abis-abisan,
ngatain gw sok ngajak ice skating dan lain-lain.
tapi.. Diana hanya tersenyum.. "Aku ajarin kok kak.." jawabnya sambil tersenyum tulus sekali
Jawaban yang ga gw duga sama sekali,
Dia ga ngetawain gw Dia gw ngejek gw "Kirain kamu bakal ngetawain aku Di.." tanya gw
"engga lah kak, semua kan dimulai dari NOL, kalo gakbisa ya gakbisa, aku ajarin, tenang aja
kak.." Akhirnya giliran kita berdua pun tiba
Gw dan Diana memasuki arena Sky Ring
Diana duluan.. kemudian .. ... Gw" Dua langkah dari sejak gw nginjek es langsung ngesot dengan sukses.
"Hehehe.. Lagi?" ujar Diana dan membangunkan gw
Gw dibangunkan Diana dan gw berpegangan ke pinggiran arena.
Mulai dari situ gw diajarkan,
bagaimana cara melangkah maju, mundur
dari melangkah gw diajarkan bergerak.. mendorong kaki satu demi satu secara bergantian
sampai gw bisa meluncur. kemudian.. "Kak.. lepas pegangan nya coba.." Diana memerintah gw
Gw melepas pegangan tangan gw di pinggiran dan mulai maju ketengah, menuju Diana..
Selangkah.. gw mulai melangkahkan kaki
Dua langkah.. gw maju Empat Langkah.. gw meluncur..
Meluncur ke Diana yang tersenyum di depan gw
"ayoo kak.." "ayooooo kak dikit lagi..."
Diana mengulurkan tangannya ke gw dan gw berusaha meraih nya
"dikit lagi kak....."
gw mengulurkan tangan gw lebih jauh ingin meraih tangannya..
Namun Diana malah mundur menjauh..
Tidak.. jangan menjauh Di..
Gw berusaha lebih keras lagi untuk maju
semakin gw maju Diana malah semakin menjauh
Tidak.. jangan lagi.. Diana.. tunggu.. Gw yang berusaha meraih tangan Diana namun tidak bisa karena Diana semakin menjauh..
Lalu Gw kembali jatuh dengan sukses
Gw ga segera bangun, Gw memegang lantai es arena ini..
Dan melihat yang lainnya, segitu banyak orang-orang yang berlalu lalang di sekitar gw, asik
sendiri dan ga peduli.. meluncur dengan bebas.
"kak.." Dari semuanya hanya Diana yang menghampiri gw.
Diana membantu gw bangun mengulurkan tangannya yang gw raih kemudian.
"kak.. udah bagus kok..." ucap Diana
"kepinggir dulu yuk Di.." jawab gw
Kita pun kepinggir dan senderan di pinggiran arena, melihat orang-orang dan bercandar
ringan, ga ada satupun ucapan Diana yang mengejek gw, Dia malah memuji gw yang udah
bisa meluncur "kak.. berikutnya kita belajar berhenti ya"
"ah iya.. aku belom tau caranya berhenti di"
"cara terjatuh juga kak harus tau.."
"terjatuh mah otodidak aja di, ntar juga biasa hehehe"
"hehehe.. bukan begitu kak, jatuh boleh tapi pastikan kakak tau cara berdiri ketika terjatuh"
Diana mulai mengajak gw berseluncur lagi
"Kak.. pertama kaka harus stabil diatas es dulu biar ga jatuh lagi ketika melangkah.."
"ok.." gw mulai melangkah lagi
"Kedua.. setelah melangkah sebelum meluncur pastikan kakak bisa melangkah kan kaki
dengan pasti" "ok.." gw mulai meluncur
Diana meluncur juga disamping gw mengikuti langkah gw
"jangan takut kak.. "
Gw merasa udah mulai bisa dan mulai menikmatinya
"Di....Wohhooooo Di.. wooo" kaki gw mulai goyang kehilangan keseimbangan
Diana memegang tangan gw lalu gw dan Diana pun berhenti
Kami pun saling bertatapan..
"Kalo Kakak mulai ragu, berhenti" ucap Diana di tengah tatapan kami
"iya.. aku berhenti"
Kalo ini film jepang pasti ada kamera yang berputar mengelilingi kami saat kami sedang berdiri bertatapan satu
sama lain Kalo ini film korea pasti ada backsound piano romantis yang menggantikan suara berisik orang-orang disekitar
kami Kalo ini film barat pasti adegan yang terjadi berikutnya adalah peluk cium
Sayangnya.. Ini bukan Film.. yang memanjakan penontonnya dengan adegan romantis
karena setelahnya gw langsung jatoh lagi diserempet oleh anak-anak yang melaju kencang.
"HaHaHaHaHa..." Diana tertawa
Gw melihat tawa Diana juga..
Dia tertawa begitu lepas saat gw bener-bener terjatuh disenggol.
"Huuu.. ketawa juga ya ngeliat aku jatoh..." ucap gw sambil bangun
"hehehe... kejaaaaaaaaar akuuuuu" pinta Diana dan menjauh
Gw ga kejar "Kejaaaaaaaarrrrrr akuuuuu..." pinta Diana sekali lagi
Gw masih ga kejar "Mau kejar apa aku senggol terus" HA?" ancamnya
"maksa" jawab gw
Gw akhirnya mengejar Diana, Diana yang dikejar gw pun juga ketawa.
Rambutnya melambai-lambai indah
Gerakannya lincah gemulai


Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Senyumnya juga begitu manis
Gw melihatnya dan hati gw juga berdesir..
... ..... ....... ......... Ga terasa sudah 2jam kita bermain iceskating,
kitapun udah keluar dari Sky Ring dan gw lagi melepas sepatu.
Ternyata ga terlalu buruk pengalaman pertama bermain ice skating, gw yang awalnya
berpikir susah ternyata gampang
ditengah-tengah keraguan saat melangkah lalu meluncur, gw terus mencoba tidak takut
terus mencoba meskipun jatuh
Nilailah sesuatu berdasar pengalamanmu sendiri
"Di... abis ini kemana?" tanya gw bangkit dari kursi
"ummm... cape sih kak, beli crepes kali ya"
"oo.. boleh.. itu ada di lantai paling atas"
"yuk?" "tapi sebelum itu kita solat dulu Di, udah masuk ashar"
Gw mengambil sepatu Diana juga dan mengembalikannya ke counter.
"Di" kita solat dulu ya.." kata gw lagi
"Kak...." "yaa" ayo bangunlahhh" kata gw ga sabaran
"Aku ga solat.."
"ooohh.. lagi dapet ya?"
.. .... ...... "bukan kak, aku... Non-Muslim" jawab Diana datar
Disaat gw menemukan keseimbangan gw lagi
Gw merasa gatau untuk apa gw berdiri
Part 8 Rabu, 10 Juli 2013 (edit: sebelumnya salah tanggal)
Rasanya seperti Deja Vu sehabis solat dzuhur ini.
Gw yang duduk sila bersender pada dinding mesjid seperti pernah mengalaminya sebelumnya.
Mendengarkan suara ustad yang memberi kultum singkat setelah solat. Pandangan gw kabur karena ga
memakai kacamata, semua terlihat oleh gw hanya bentuk-bentuk fisik yang kabur, bahkan cahaya dari
bohlam lampu pun terlihat seperti banyak lebih dari satu
tapi.. karena terlihat kaburlah gw merasa.. lebih baik.
aneh ya" mungkin memang aneh, tapi setelah gw ga melihat secara jelas lagi, mata gw bisa beristirahat.
Gw terpejam.. angin yang bertiup dari sela-sela jendela membuat gw mengantuk
sama.. seperti saat itu saat gw meninggalkan Diana untuk solat, di tempat seperti ini gw hampir tertidur, lelah menunggu
waktu yang dijanjikan Diana setelah kita pulang bermain ice skating.
Saat itu.. ........................ ................ ......... .... .. 5Tahun lalu, Kamar Kos. Waktu Magrib (18.00++)
"Kaaak..sstttt..kakk..."
gw mendengar suara Diana sayup-sayup di telinga gw. Suara kecil yang menambah perasaan ingin
tidur gw semakin kuat. "kkaaaaakkk... hadooo malah tidur, pintu kos ga ditutup ntar kemalingan"
rasanya suara Diana semakin kuat di telinga gw, sedikit tersadar gw melihatnya
"eh Di." jawab gw singkat
"malah EH.. bangun, masa tidur jam segini, kan udah janjiiii..." ucap Diana sambil menggoyanggoyangkan tangan gw
"eh janji apa ya?" kata gw yang kali ini udah sepenuhnya melek
"iiihh.. melek udah sadar belom, sky dinning hehehe"
Sky Dinning" Makan malam di langit"
Sky Dinning itu apa"
Gw emang udah melek tapi gw belom sepenuhnya sadar apalagi saat Diana berkata Sky Dinning. tapi
gw sedikit ingat kalo gw tadi sepulang dari Sky Ring mengiyakan ajakan Diana untuk dinner bareng
nanti malam. Gw melihat Diana yang udah dengan pakaian yang sama sekali beda
Dia.. .. .... Cantik. Berbalut baju dan rok warna putih dan hitam dengan kalung yang menghiasi lehernya membuat gw ga
mau berpaling melihatnya "Diana?" tanya gw bingung
Jujur. Gw pangling saat melihatnya, seperti bukan Diana kalo berdandan seperti itu. Gw ngeliat Diana dan
nanti bakal jalan dengan gaya seperti ini, ini pertama kalinya bagi gw.
Bahkan.. Putri pun ga seperti ini..
Lisa pun engga. "Kok cantik?" tanya gw melanjutkan
Gw seperti salah nanya, pertanyaan itu seperti menanyakan kok tumben kamu cantik, atau seperti
meragukan kecantikannya, atau malah ga nganggap dia cantik sebelumnya.
Cubitan kecil mendarat di lengan kanan gw, kecil namun seperti semut api, panas dan perih.
"Awwwwww... Diii.. sakit!!"
"huuuu.. lagian ngomongnya kok gitu, ini juga dandan buat siapa coba?"
"emang buat siapa?" tanya gw masih meringis ngelus-ngelus tangan
"buat kakak" jawabnya dan senyum
Menjawab dengan senyuman adalah Kebiasaan Diana, yang membuat siapapun yang melihat
senyumnya berpikir kalo Diana itu manis sekali.
dengan ditambah penampilannya yang seperti ini Diana itu cantik dan manis sekali.
Muka gw dengan cepat memerah dan berpaling darinya.
Ga salah kalo ada istilah wanita itu dandan buat pria yang disukainya, ingin terlihat cantik agar sang
pria tidak berpaling. "buruan yang kak, gaya.. yang ganteng hehehe" ucapnya dan keluar kamar gw
yang ganteng" emang gw belum cukup ganteng"
gw bercermin. dan jawabnya Gw emang gak keren.
Kaos ketat putih merk crocodile yang jadi andalan gw untuk pergi, tidur, pergi, tidur kini terlihat
semakin lusuh kalo disandingkan dengan Diana barusan.
Celana pendek" Engga banget semakin kepingin gw ngumpet di sumur, malu-maluin.
Gw membongkar lemari pakaian gw dan ga menemukan satupun baju yang yang pantas yang bakal
gw kenakan. Gw membongkar tas untuk mengeluarkan lagi pakaian yang udah gw packing.
Disinilah gw melihatnya lagi,
Baju dan jaket pemberian Putri kini gw pegang dengan erat.
gw terduduk di kasur gw udah menemukan baju yang pantas gw kenakan
tapi.. pantaskan gw pakai selain didepan Putri
Lebay.. Gw emang lebay. tapi sebuah pemberian istiwewa dari seseorang yang mengharapkan baju itu dikenakan gw dapat
membuat matanya berbinar-binar tanda baju itu cocok, pantas dan ga sia-sia diberikan masih teringat
jelas oleh gw saat Putri menatap gw yang mengenakannya.
Gw berdiri dan bercermin,
cuma ini baju paling bagus yang gw punya, semenjak gw ga peduli sama diri gw sendiri waktu itu gw
bener-bener ga merhatiin penampilan gw.
Gw memakainya, berikut jaketnya dan gw lepas lagi jaketnya
seperti jatuh dari ketinggian, hati gw mencelos
ah.. seperti terjepret karet gelang, otak gw sakit
nyut.. cukup.. please.. cukup.. gw mau berhenti, gw ga mau lagi merasakan perasaan seperti ini..
penolakan demi penolakan bereaksi di tubuh gw.
"Kak......udaaah?" Panggil Diana
Diana memanggil gw tapi juga sambil membuka pintu kamar gw sehingga kepala nya pun masuk.
"Di.. ketok dulu jangan langsung masuk napa" jawab gw
"hehehehe.. untung udah pake baju"
Diana langsung menuju gw yang masih didepan cermin.
dan mengambil jaket gw yang dikasur lalu membantu gw mengenakannya.
Jaket yang dulu bantu dikenakan oleh Putri kini bantu dikenakan oleh Diana.
"Ummm.. bagus kak, kereen.. hehe" ucap Diana memerhatikan gw
Gw melihat cermin lagi dan melihat diri gw berikut Diana disamping gw.
Diana senyum saat gw melihatnya
lalu.. merangkul tangan gw. "cocok ini sih" ucapnya
"Ha" cocok apanya?"
"akunya cantik, kakak nya lumayan ganteng"
"lumayan" jadi belum ganteng donk" hahahaha dasar"
"hehehe.. ya gitulaah, standar sih"
"HaHaHaHa" gw ketawa lepas akhirnya mendengar ucapannya
Lalu kami saling melihat diri kita berdua di dalam cermin
"Kak..." "ya.." "melihat kita yang didalam cermin cocok ya?"
"keliatannya aja kok Di"
"iya, seandainya yang diluat cermin juga bisa cocok" ucap Diana pelan
Gw melihat muka Diana lewat cermin berubah, sedikit lesu.
"Di.." "yaaa.." jawab Diana masih dengan suara pelan
"cantikkan muka yang tadi..."
"hehe" tawanya datar
Dalam hati gw udah sadar kita udah terjebak dengan perasaan
kita udah membuat kenangan manis sendiri
sekarang.. meskipun baru sebentar.. udah terlihat bahwa kita lagi bermain-main dengan perasaan.
"jadi?" tanya gw tiba-tiba
"yuk kak, jangan bawa motor ya?"
"pake apa" mobil" aku ga punya"
"pake mobilku, warnanya biru.. ada argonya.. hehe"
"itu taxi Dianaaaaaa...."
Gw dan Diana pun keluar kamar, seiring kepergian kami di depan cermin maka diri kami didalam
cermin pun juga menghilang.
Di.. Di dalam cermin pun sama seperti Di luar cermin.
Karena Ga ada dunia didalam cermin, Yang ada dunia diluar cermin..
Itulah yang kita lihat tadi kita tetap berbeda
dan itulah kenyataan Part 9 Malam ini taksi yang membawa kita berdua menuju Plaza Semanggi (berikutnya disebut:
Plangi) berjalan dengan lancar. Gw gatau sebelumnya akan diajak kesini, karena Diana
hanya bilang kita mau dinner di Sky-sky apaa gitu, ternyata yang dimaksud adalah di Plangi.
Di Plangi ada sebuah tempat untuk yang mau makan diatas ketinggian, lantai paling puncak
kalo ga salah di lantai 9 dan 10 yang dinamain Sky Dinning.
"Di... ada makanan apa aja disana?" tanya gw
"udaaaa liat aja.. makannya ga penting, yang penting nuansanya"
Nuansa.. Nuansa apa yang mau ditunjukan Diana ke gw, memang nya nanti diatas sana ada apa"
apa yang bakal gw liat" apa yang bakal gw rasakan" Sepertinya gw harus bersabar untuk
tidak banyak bertanya lagi, karena terlihat Diana yang menjawabnya hanya sedikit-sedikit
aja "Di... Mahal ga?" tanya gw lagi
Sebuah pertanyaan, yang bisa nurunin gwngsi, tapi buat gw engga, gw pikir wajar kalo gw
menanyakan harga di tempat kita bakal makan nanti, kalo gw ga punya uang yang cukup gw
pasti jujur dari sekarang.
"terjangkau kok kak.." jawabnya lagi dan tersenyum mengerti
Itulah Diana, dia lagi-lagi menjawabnya dengan menambahkan sebuah senyuman.
Senyuman yang bisa bikin hati gw tenang dan percaya kalo kita lagi menuju tempat yang
terjangkau buat gw untuk makan.
Akhirnya taksi yang membawa kita berdua sampai,
gw dan Diana langsung menuju tempat yang dimaksud. Di dalam lift hati gw deg-degan kirakira apa yang bakal gw liat nanti.
Satu..Dua..Tiga.. LIma Lantai pun terlewati, Diana disamping gw dan merapatkan badannya
ke gw, merangkul tangan gw.
"Kak.. udah mau sampai hehe" ucapnya tertawa kecil
Lalu.. Pintu Lift pun terbuka.. .. .... ....... "Parkiran Di" kita makan diparkiran?" tanya gw sambil mengikuti Diana keluar dari Lift
"baweeeeeeell.. ikutin aja, tuu ada tangga, naik dulu sekali nanti baru sampe" jawabnya
sambil menarik tangan gw Gw mengikuti Diana naik lewat tangga dan barulah gw tau..
ternyata gw melihat banyak resto dan cafe diatas sini, pengunjung yang belum terlalu ramai
membuat gw bisa melihat semuanya.
dan yang paling membuat gw takjub adalah..
Langit! Gw melihat langit yang terbuka lebar dari tempat gw berdiri.
Hal yang paling gw suka dan entah dari kapan gw melupakannya, gw dulu sering melihat
langit dengan Lisa dan Putri.
dan Langit kali ini pun berbintang.. meskipun ga banyak.
Diana yang meenarik tangan gw terhenti karena gw menahan tangan gw agar ga tertarik
mengikutinya "kenapa" ga suka ya kak?"
"bukan" Gw menjawabnya singkat dan berjalan menuju pagar di pinggiran, sejauh mata gw
memandang kedapan hanya langit dengan bintang yang terbentang luas dan dibawahnya
jalan serta lampu-lampu kota, gedung, kendaraan, indah banget.
Diana gantian mengikuti gw, disamping gw mengikuti juga apa yang gw liat
"indah ya kak?" tanya Diana
"banget" "Baru pertama kesini kan kak?"
"yup.. baru pertama aku kesini.. hehe ga gaul banget ya, tau aja baru sekarang"
"hahaha.. ga penting kali dibilang gaul"
Gw lalu melihat kesekeliling, banyaknya resto bikin gw bingung
"kita mau makan dimana Di?"
"nah ini lagi diajak kesana, eeeeh malah ngetem disini"
"hahaha maap..maap.. okeee kemana kita?"
tanpa menjawabnya lagi, Diana kembali menarik tangan gw untuk mengikutinya, gw yang ga
mau ditarik-tarik aja daritadi lebih memilih untuk berjalan disampingnya. dan gajauh dari
tempat gw berdiri barusan kita menuju sebuah resto yang ada ditengah-tengah lalu duduk di
meja yang paling dekat dengan pagar.
"Reserved" ucap gw ketika Diana duduk di meja dengan tulisan tersebut
"emang" jawabnya nyengir
"meja lain donk Di.. ini udah dipesen orang" ajak gw
"yaiyaaaa.. yang pesen itu akuuuuu kakaaaaa haha" jelas Diana
Sejak kapan Diana memesannya gw gatau dan gw ga nanya.
Posisi meja yang Diana pilih menurut gw pas, gw bisa ngeliat jauh kebawah tanpa terhalang
apapun. Kemudian, datang pelayan laki-laki yang menawarkan menu ke kita, satu untuk gw dan satu
lagi untuk Diana.

Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Gw membolak-balik halaman menunya yang hampir semuanya western.
Gw melirik Diana yang juga tampak serius memilih
"Makan apa Di?" tanya gw sambil meliriknya
"Ummmm... bentar" jawabnya tanpa menengok
Gw menunggu Diana memilih duluan karena gw sendiri gatau mau makan yang mana, gw
udah menentukan makanan yang bakal gw pilih, yaitu yang paling murah! itu juga harganya
hampir 50rb belom minum. "Kak pesen yang mana?" tanya Diana dan melihat apa yang langsung gw tunjuk
"ooohh yang itu, boleh deh.. aku yang ini. Mas pesen yang ini yang itu minumnya yang ini,
kak minumnya yang mana" ooh samain aja, oke jadi minumnya yang ini dua ya." ucapnya
ke pelayan tersebut Gw hampir ketawa ngeliat Diana yang ceplas-ceplos barusan.
"Kak.. aku yang traktir yaa" ucap Diana lagi
"traktir" emangnya ada acara apa pake ada traktiran segala?" tanya gw
"untuk pertama kalinya kita dinner bareng donk" jawabnya
"bukannya udah sering dinner bareng di pecel lele, tukang capcai, sop kambing, sate ayam"
haha" tanya gw "yeeeeeee itu sih bedaaaa.. sekarang kan spee..siii...al..al..al..al" jawabnya lucu
"dimananya yang spe...siii..al..al...al?" tanya gw sambil menirukannya
"hahaha ga lucu ahhh malah ditiruin" tawa Diana
"lalu dimana..na..naa yaaang..spee...si...all..all..all" tanya gw lagi
"hahaha udaaaah ah kak..haahaha"
Diana ketawa ngeliat gw yang terus-terusan ngomong seperti itu, kalo gw ga hentiin mungkin
bisa pipis dicelana karena ketawa yang ga berhenti-henti.
Gw menunggu Diana berhenti tertawa sendiri dan bertahan ga mengucapkannya lagi,
meskipun ingin. "karena kali ini nuansa nya kak yang spesial, ga lagi ditemenin sama orang yang teriak
minta tambah sambel di tempat pecel ayam, ga lagi ngeliat antrian panjang orang mesen
capcai terus orangnya ngomel kelamaan, ga lagi ngecium bau asep mamang sate bakar
sate... dan... kali ini ngajak dinner di tempat seperti ini dengan cowo yang aku suka." ucap
Diana menjawab pertanyaan gw tadi setelah berhentidari tawanya
JLEB.. lagi-lagi Diana ngomong gitu
"Makasih Di" ucap gw ga tau mau ngomong apa
"Kak.." "ya?" "Nanti setelah keluar kos, masih bisa mampir kan ya ke kos lagi" kan wisuda aja belom,
pasti balik lagi kan ya kesini?" tanya Diana tiba-tiba
"hmmmm.. mungkin hanya pas wisuda Di" jawab gw
"oowh.. nanti kita bisa ketemu lagi kan?" tanya nya dengan nada yang kali ini sedikit
memaksa "Mungkin" jawab gw lagi
Setelah gw menjawab itu, Diana menghempaskan tubuhnya ke belakang, menyender pada
kursinya, matanya terlihat menerawang jauh ke depan, seperti melamun.
"kak..." tanyanya masih dengan matanya yang seperti melamun
"ya.." "apa karena kita ga sama ya" ucapnya pelan
Gw tau kearah mana Diana berbicara yaitu perbedaan keyakinan antara kita.
"Di... sejak awal aku udah bilang, aku bakalan pergi, masalah kita ga sama itu baru aku tau
ya hari ini, itu juga kamu yang bilang sendiri"
"kalo aku sih udah tau sejak lama agama kakak apaan, mayoritas....." ucapnya masih
dengan sikap yang sama Kemudian, makanan yang kita pesen dateng, ternyata ga lama.
Obrolan yang sempet jadi rumit tadi akhirnya terlupakan karena makanan yang udah ada di
meja kami. Kami mengobrol yang lain, dan Diana kembali ke asalnya Diana yang ceria.
Makanan gw juga diambil oleh Diana untuk diicipkan
"idiihhh.. sama kok ngambil punya ku sih..." ujar gw protes
"hahaha.. biariin.. icip..icip kak"
"sama kali Di, minumnya beda" ucap gw lagi dan meminum minuman gw
Diana ga mendengarkan, seperti dia lebih suka makanan yang ada di piring gw daripada
piringnya. Makanan kami pun habis dan yang tersisa hanya minumannya aja, lalu Diana memesan
sepiring lagi Kentang Goreng untuk cemilan ngobrol.
Obrolan gw dan Diana membuat kita ga sadar malam yang semakin larut, angin malam juga
semakin dingin dan entah udah berapa kali Diana memesan menu yang berbeda lagi dan
minum untuk gw. "Di.. udah malam.."
"emaaaaangggg..."
"mau sampe jam berapa disini nya?" tanya gw
Setelah gw bertanya, Diana pun diam, dia memandang pemandangan malam disampingnya,
tangannya menopang dagunya, mukanya ga menatap gw. Lagi-lagi Diana terlihat seperti
melamun. "Di..." panggil gw pelan
Ga ada jawaban "Di...." panggil gw lagi
Lalu gw melihat disudut matanya yang kini tergenang, lalu airmatanya mengalir jatuh
kepipinya. Diana menangis.. "Di...." panggil gw sekali lagi
Masih ga ada jawaban dari mulutnya,
Jawaban yang gw terima adalah air matanya yang kembali mengalir di pipinya.
Gw mengambil tangannya yang menopang dagunya untuk
gw coba tenangkan. tapi yang terjadi malah sebaliknya, Diana menolak tangannya diambil oleh gw dan malah
menutup mukanya dengan kedua tangannya.
tangis yang awalnya hanya berupa air mata
kini.. menjadi isakan demi isakan
Gw melihatnya terisak-isak tanpa tau harus berbuat apa, dengan melihatnya seperti itu aja
udah cukup gw merasa bersalah membiarkan ini semua terjadi.
Gw hanya menunggu.. dan.. menunggu.. "kak..hiks.." panggil Diana ke gw
"ya Di..." jawab gw cepat
Diana meraih tangan gw dan menatap memohon
"Kak.. Tolong...Jangan pergi....." mohon Diana
"Di.." "Aku..Cinta kamu Kak.. " ucap Diana dan semakin erat memegang tangan gw mungkin
karena takut gw akan menjawab apa kemudian.
Lalu.. .... .......... ............... .................... Diana yang menatap gw Diana yang memegang erat tangan gw
Disaksikan Langit malam ini Bintang malam ini Lampu-lampu kuning merah hijau dipojokan ini
Lilin di meja ini.... Gw membalas pernyataan cintanya dan permohonannya
"Aku juga Cinta kamu Diana...."
"tapi aku tetep harus pergi... dan aku berdoa, semoga Tuhan mempertemukan kita lagi
nanti" lanjut gw dan seketika menghilangkan harapan di muka Diana yang baru aja terkejut
senang atas jawaban pernyataan cinta dia ke gw.
Maaf Part 10 Diana Kini.. Seperti serapuh kelopak mawar yang terjatuh dari tangkainya, dia ga mau ngeliat gw sama
sekali, pandangan nya teralihkan keluar, tapi tetap ga bisa menyembunyikan kesedihannya.
"Di.. coba tunjuk satu bintang deh.." panggil gw
Diana hanya menggeleng lemah
"Di.. coba dulu" bujuk gw
Diana akhirnya melihat kearah tangan gw menunjuk
"Sekarang pilih Di.. yang mana?" tanya gw lagi
"itu ka " "iya.. yang mana" tunjuk donk yang pas"
"yang itu yang ditunjukin kan?" jawab lagi
"yang tepat donk Di.. sebelah mana?"
"apaaaaan sih.. minta tunjuk-tunjuk aja, yang itu ya yang itu, yang sebelah sana, ga liat ya
udah gausah nanya-nanya lagi" Jawab diana emosi
Gw sabar ngeliat Diana yang jadi emosi, tapi gw terus memaksanya untuk menunjukan
bintang yang dia pilih sampai akhirnya dia gak mau lagi nunjukin bintangnya ke gw.
"segitu banyaknya bintang kenapa cuma pilih satu Di" ga jelas lagi satu nya yang mana"
tanya gw "kakanya aja yang buta" jawab Diana asal
"hehehe.. marah nih ceritanya...."
"......." Diana pun terdiam
"Di.. segitu banyak nya bintang kenapa cuma pilih satu" banyak bintang lho Di.. ga jelas lagi
bintang mana.. Begitu juga aku Di, segitu banyaknya cowo kenapa cuma pilih aku" ga jelas
lagi akunya... coba Di buka mata.. banyaaaaaaaaak banggetttt kaya bintang di langit tuhh
cowo segitu banyaknya" jelas gw panjang lebar
"ya tapi beda lah kak, sama aja kaya milih jeruk, kenapa jeruk di tukang jeruk segitu
banyaknya malah yang diambil cuma yang itu?"
"milih salak juga, milih cabe, milih anggur..." lanjutnya lagi
"lhoo eeee kok malah milih buah-buahan, yaaaah gak kereeen deh tadi ngomongnya..
gagaaaal...gagaaaaaal...padahal lagi serius"
"huuuuu... apaan coba kaka nih"
"hehehe minimal udah bisa senyum kan..."
"kaaaaaaaaakkkkkk.. udaaaah dee..." jawab Diana dengan senyumnya yang perlahan-lahan
mulai terlihat Sebenarnya didalam hati gw, Diana itu ga ada jeleknya, ada rasa nyaman deket dengannya,
nyambung juga ngobrol dengannya. Tapi cinta bukan hanya masalah nyaman dan
nyambung, rasa nyaman bukan menjadi indikator ketertarikan justru rasa nyaman seperti
pedang bermata dua, saat orang lain menganggap kita cocok, saat orang lain mengira
bahwa kita sebentar lagi akan jadian, dan kita semakin percaya diri bahwa kita cocok
dengannya, justru seperti saat inilah terbukti, saat rasa nyaman itu malah menjadi
pernyataan cinta, dan karena akibat rasa nyaman itu malah harus mendengar penolakan
paling manis dan juga paling menyakitkan.
Gw menatap Diana yang merapikan rambutnya yang menempel dipipinya karena
sebelumnya basah oleh air mata.
Di.. Kenapa gw ga bisa dengan wanita sebaik kamu"
Kenapa gw takut menjalin hubungan dengan kamu"
jawabnya: aku sendiri ga tau Di atau sebenarnya jauh dibalik hati gw yang paling dalam gw masih menyimpan kenangan cinta gw
yang dulu tapi.. gw juga ragu, gw mampu melupakannya dan mengganti dengan cinta yang lain.
Terlalu banyak kata tapi.. tapi itulah Di.. Cinta bukan juga tapi
Aku cinta kamu tapi.. Aku sayang kamu tapi.. Aku kangen kamu tapi.. Diana masih menyeka air matanya,
dari matanya saat melihat gw yang memerhatikannya sepertinya masih ada perasaan yang
gw gabisa gambarin. "Kak.. aku ke wc dulu ya"
"ya Di.. silahkan"
Didepan gw sekarang hanyalah bangku kosong dan inilah yang selalu ada dipandangan gw
saat gw sendiri, saat gw mulai galau, saat gw kembali merasa kehilangan. Menatap bangku
berharap cuma Dia (Putri) yang mengisi nya.
Gw berharap didengarkan olehnya
Gw berharap dilihat olehnya
Gw banyak cerita lucu yang akan gw bagi
Gw banyak lagu cinta yang akan gw nyanyikan
Gw merindukannya saat-saat itu..
Tanpa sadar karena melamun,
gw gatau Diana udah duduk lagi dibangku kosong itu.
"Kak.. kok ngelamun?" tanyanya
"ha" oh.. engga Di.. bengong dikit hehe" jawab gw tanpa bisa menyembunyikan kekagetan
gw "Kak..cerita donk mantan kakak" ucapnya semakin mengagetkan gw
"ha" untuk" buat apa?"
"aku mau tau aja kak, seperti apa sih cewe yang kakak suka dulu dan aku yakin sampai
sekarang kakak masih mikirin dia kan?" tembak Diana
"haha.. mau denger nih?" tanya gw
"iya aku mau denger kak.." jawab Diana
Akhirnya gw bercerita panjang tentang Putri, semuanya gw ceritakan, dari awal gw ketemu
dan sampai terakhir dia meninggalkan gw. Gw bercerita dengan penuh emosi, ada kalanya
muka gw terlihat semangat lalu drop kemudian, sampai tiba diakhir cerita tenggorakan gw
seperti tersangkut sesuatu yang tajam, gw ga sanggup untuk mengatakannya, mengatakan
bahwa Putri "tiada".
"Dia.. meninggal Di karena kecelakaan itu" ucap gw parau
Mata ini pedih tapi gw malu
Tenggorakan ini sakit tapi gw tahan
namun Diana masih menginginkan gw untuk terus bercerita
"terus?" tanyanya
Udah berapa kali Diana memaksa gw meneruskannya
Cerita gw udah selesai, apa sih yang mau gw teruskan lagi
gw udah cukup menderita mengulanginya
"Di.. aku ke wc dulu ya.." ucap gw tanpa menunggu Diana menjawabnya
.. ... ..... Gw ke Wc dan menumpahkan semua air mata gw,
Gw lagi-lagi nangis namun sambil membasuh muka gw terus-terusan di westafel agar ga
terlihat Cukup lama gw di depan westafel, untuk menunggu mata gw yang memerah kembali normal.
Gw berjalan keluar dari toilet
"Maaf Di lama" ucap gw sambil duduk
"Kak..." Diana menunjuk piring didepan gw yang gw ga lihat sebelumnya
JLEB.. Diana hit me HARD..!! Di Piring putih itu.. tergambar Hati besar dengan saus merah dan sebuah stick Note kuning tertempel
dibawahnya "I Know Im not your first Love, but I Hope I Will be The Last for You"
"kita pulang?" tanyanya sambil tersenyum setelah gw melihat kearahnya
Part 11 "Ada yang mau kenalkan sama kalian"
itu adalah isi dari SmS gw kepada Lisa dan Ari barusan, gw mau mengenalkan Diana ke
mereka dan gw pikir ga ada salahnya dua sahabat gw mengetahuinya. Diana pun udah
mengetahui siapa Lisa dan Ari setelah obrolan ketika kita pulang kemarin malam dari acara
dinner. "Lisa Ari?" tanya Diana terheran
"iya.. aku ada janji ketemu mereka minggu ini, besok malam sih tepatnya, kamu ikut ya?"
"adddu ga ah kak, ga enak"
"udaah gapapa, aku kenalin ke dua sahabat aku, mereka baik dan welcome kok orangnya"
Ajakan gw disetujui oleh Diana, dan malam ini juga merupakan malam terakhir gw dikos,
malam terakhir dikamar yang udah nemenin gw sekian lama, malam terakhir dikamar yang
penuh dengan cerita, dan malam terakhir gw akan bersama-sama Diana.
Sedih sih, tapi gw harus tetep komitmen dengan apa yang gw rencanakan dari dulu, rencana


Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

gw ada jauh seblum Diana mengutarakan perasaannya. Dan gw juga udah jujur apa adanya
ke Diana bahwa gw tetep akan pergi.
Urusan yang harus gw selesaikan udah semua nya gw selesaikan kecuali acara malam ini,
sebelum gw pergi merantau jauh gw mau ngucapin salam perpisahan ke dua sahabat gw
dan Diana. To: Lisa dan Ari "Plaza FX ya, kita makan enak"
SmS dibalas secepat kilat
From : Lisa "Oke Nda, aku udah dirumah kok, tinggal dijemput Ari nanti sore, ehya siapa yang mau
dikenalin sih" pacar barunya yaaaaa"'
To : Lisa "Liat aja nanti ya Lis"
From : Ari "Sob.. pecel ayam aja,"
SmS dari Ari ga gw hiraukan, emang ngobrol sama dia sejak dia kuliah obrolan dia jadi radarada, entah bergaul sama siapa dia, gw ga pikirin. yang gw pikirin kasihan Lisa kenapa juga
si Ari jadi keterbelakangan mental kaya gitu.
Dari pagi hingga siang hari ini, gw sama sekali belum ngeliat Diana keluar dari kamar,
sesuatu yang mengherankan, suara nya ada tapi ga keluar kamar, beda dengan waktu itu
hanya suara tv yang ada tapi orangnya menggelepar kesakitan.
Gw yang sibuk dengan urusan packing untuk terakhir kalinya untuk memastikan semuanya
ga ada yang tertinggal. Huff.. gw menatap berulang-ulang sekeliling kamar ini, sebentar lagi gw bakal pergi dan pastinya
gw bakal kangen dengan suasana kos ini, dan juga kamar disebelah gw, Diana.
DUG.. Gw pukul tembok yang menghubungkan kamar gw dan Diana
namun.. tidak ada balasan Diana ga membalasnya seperti yang biasa kita lakukan.
To: Diana "Di.. Makan yuk" bareng ga?"
dan dibalas From: Diana "duluan aja kak, aku udah ngemil banyak daritadi, masih berasa kenyang"
Akhirnya gw makan siang tanpa Diana, gw keluar dari kamar dan turun kebawah keluar kos,
cukup lama gw makan siang dan baru kembali setengah jam kemudian.
Gw naik keatas menuju kamar gw dan gw mendapati pintu kamar Diana yang akhirnya
terbuka. "Di.. " panggil gw ketika di depan kamarnya
"eh kak" jawabnya santai sambil merapikan kasurnya
"boleh masuk?" ijin gw untuk memasuki kamarnya
"masuk aja kali Kak, udah mandi kan" kamar ini dilarang buat yang belom mandi.. hehehe"
jawab Diana sambil tertawa
"hahaha .. ehya Di nanti malem jadi ya?"
"Sipp..." "eh ya kak, kamarnya dikunci ga?" tanya Diana kemudian
"dikunci, belom masuk kamar"
"pinjem donk, tapi kak disini aja"
"lho buat apa?"
"udaaaaaaah.. sini.. "
Diana mengambil kunci kamar gw dan menuju kamar gw, gw gatau apa yang dilakukan
Diana di dalam sampai akhirnya Diana kembali lagi ke kamarnya dan kembali menyerahkan
kunci kamarnya ke gw "Ada di tas laptop, jangan dibuka sampai kaka sampai dirumah ya" katanya dan duduk
dikasur "ha" apa itu Di" ada orangnya kenapa harus nanti" aku liat ya?"
"JANGAN! awas kalo diliat" katanya dengan muka galak
"nanti aja ya kak... ada yang aku titipkan" katanya dengan muka mendadak manis
Gw setujui dan gw balik kekamar lagi, gw membuka kamar dan segera mencari tas laptop
gw. Kira-kira apa isi tas ini, gw terus-terusan berpikir dan pikiran gw ga tenang karenanya, tapi
gw udah menyanggupi untuk tidak membukanya sampai gw tiba di rumah.
.. .... ..... ...... .......... Hari pun cepat berlalu, Sehabis magrib gw dan Diana udah diatas motor gw menuju plaza FX ke tempat tujuan gw.
Diana mengenakan lagi pakaian yang menurut gw ga kalah cantik dengan waktu itu.
dan akhirnya gw tiba dan langsung menuju resto tempat Ari dan Lisa udah berada disana
sejak daritadi. Dari pintu masuk resto gw udah bisa ngeliat Ari dan Lisa duduk di meja di balkon.
"itu mereka Di...." ucap gw ke Diana dan menunjuk ke arah Lisa
"itu Lisa" cantik bangettt kak, pantesss aja kaka suka"
"hehe itu dulu Di, sekarang Lisa udah jadian sama Ari"
"mending sama kaka daripada sama Ari, hahaha..."
"bisa aja kamu Di.., yuk?" ajak gw dan mulai berjalan
"kak, artinya Putri lebih cantik lagi donk?" tanya Diana sambil mengikuti gw jalan
Gw hanya senyum rahasia menjawabnya, bagi gw cantik bukan ukuran yang pas untuk
mencintai seseorang, kalo mengukur cinta dari kecantikan gw yakin hanya sebentar cinta itu
akan beralih ke lain hati, saat melihat yang lebih cantik daripadanya.
"ga usah grogi gitu Di"
"aku manggil mereka apa kak?"
"terserah kamu, kak juga boleh , samain aja" jawab gw menenangkannya
Selagi jalan, Ari melihat gw menghampiri mereka dan melambai-lambaikan tangannya sedangkan Lisa
hanya melihat dan tersenyum.
"akhirnyaaaaaa datang juga elooo sob.. Gw lagi mutusin pindah tempat makan nih, kita ke
tempat pecel ayam kosan lo yak?" ucap Ari begitu gw dan Diana ketika sampai dimeja
"datang juga kamu Nda, ga terlambat kok, duduk Nda, Si ari jangan didengerin" ucap Lisa
masih dengan gaya khasnya tidak berubah
Gw dan Diana duduk di depan mereka
"Sob.. Lisa.. kenalin ini Diana, yang aku janjikan aku kenalin tadi"
Diana bersalaman dengan Lisa dan Ari
"Diana.." ucap Diana mengenalkan diri
"Aku Lisa, ini Ari" ucap Lisa mengenalkan dirinya dan mengenalkan Ari
Diana awalnya terlihat gugup tapi ga lama kemudian sikap duduknya udah terlihat lebih
rileks, mungkin karena mendengar obrolan kami yang santai dan tidak kaku.
"jadi.. Diana ya manggilnya.. udah berapa lama sama Nanda?" tanya Lisa kemudian
Diana melihat gw dan gw melihat Diana dan mempersilahkan Diana sendiri untuk
menjawabnya "aku temen sebelah kamarnya kak, cuma temen" jawab Diana
"ooo.. kok kita ga tau ya Ri?" tanya Lisa ke Ari
"Diana baru dateng setelah kejadian itu Lis, belom setaun ya Di?" jawab gw menjelaskan
"Ooo.. gitu. Sob.. hoki bener dapet temen sebelah kos cantik?" tanya Ari gw
Bener-bener dah, ga sopan banget.
Si Ari jadi under control gini ngomongnya, tingkahnya bener-bener kaya orang yang
ngalamin degradasi otak, Lisa berulang kali mengingatkan ke Ari sedangkan Ari hanya
mengangguk-angguk iya. "Sok.. pesen.. mau pesen apa aja bebas" kata gw
"ehya Nda, Selamat ya kelulusannya..hampir lupa.. tinggal aku nih bentar lagi" ucap Lisa
dan memberi selamat kemudian
"hehe makasih Lis, Sob, pesen dulu aja ya, udah pada laper kan?"
Lalu kami semuanya pesen makanan dan kami selagi menunggu, makan dan sampai habis
makanannya terus mengobrol, Diana pun seperti udah kenal mereka lama, ga ada kekakuan
antara kami. Candaan yang diucapkan Ari berulang kali membuat kita tertawa, cerita serius
Lisa yang diceritakan Lisa berulang kali membuat kita berpikir merenungkannya dan tentu
aja komentar Diana menanggapi cerita membuat pertemuan kali ini semakin menyenangkan.
"Lisa kamu ga berubah dari dulu.." ucap gw setelah Ari mengantar Diana pergi ke toilet
"kamu juga Nda.. "
"aku banyak berubah Lis, kamu ga tau"
"engga Nda, kamu dimataku tetep sama"
"eh ya.. Diana bagaimana kok bisa ngajak dia si Nda?" tanya Lisa
"sama kok yang dibilang Diana, kita hanya teman kos" jawab gw nyengir
"emang kenapa Lis?"
"Sama seperti waktu itu, perhatian kamu sama Diana sama dengan Putri"
"Lisa.. Putri berbeda, Putri ya Putri, Diana ya Diana. Ga ada hubungan serius kok Lis"
"Nda.. Diana suka ya sama kamu?" tanya Lisa lagi
"Banget" Gw lalu menceritakan sedikit tentang perasaan Diana ke gw
"OOh.. lalu kamunya?"
Sebelum gw menjawabnya Diana dan Ari udah dekat dengan kami dan gw ga jadi
menjawabnya. Setelah Ari dan Diana duduk gw bermaksud menyampaikan maksud dan tujuan gw yang
sebenarnya "Ehm.. Lisa, Ri.. gw mau merantau ke medan" ucap gw tiba-tiba
hasilnya udah bisa ditebak, muka keduanya terlihat kaget
"sebentar.. gw belom selesai, gw mau ke sana sekali lagi, yaaah gw tau pasti kalian
bertanya buat apa kesana lagi, tapi gw.... gw....."
Diana memegang tangan gw dengan erat
"gw kangen" Suasana mendadak hening, ari dan lisa saling bertatapan lalu Lisa mengeluarkan tisu nya
dari tas dan menyeka matanya
"Udah lama ya Sob.. sejak kita semua ditinggal Putri" kata Ari memecah keheningan
"iya" jawab gw pendek
"Nda kapan mau pergi kesana?" tanya Lisa
"mungkin ga lama setelah pindahan" jawab gw dan merasakan Diana melihat gw dengan
tajam "kalian tau tujuan gw kesana, gw juga ada niat untuk lama disana, meskipun gw udah ikhlas
tapi ada kalanya gw mw ngejenguk Putri, pas pikiran itu ada yang gw rasain gw jauh-jauuh
merasa lebih kehilangan dari sebelumnya.. sampai sekarang gw belom terbiasa" lanjut gw
lagi "move on Nda.."
"gw udah coba Lis"
"lo gabisa sob"
"gw udah coba ri"
"bukan gak bisa, apa gak mau, bukan masalah gak bisa atau gak mau tapi harus mau dan
harus bisa, kalo kata HARUS itu ga ada kamu ga bakalan bisa Nda" kata Lisa
"udah deh Lis jangan kumat lagi" kata gw
"apa sih alasan kamu kamu gak mau?" tanya Lisa
Saat ditanya.. Gw sendiri bingung harus menjawab apa
apa alasan gw gak mau" gw gak bisa.
"kalo aja kamu bisa tegas sama diri kamu sendiri Nda" kata Lisa melanjutkan karena gw
diam aja "sulit rasanya merelakan orang yang udah terlalu banyak memberi kenangan, telepas
kenangan itu indah atau pahit" jawab gw dengan menunduk
"itu cuma pemakluman aja" ucap Diana tiba-tiba
Ucapan Diana mengagetkan gw,
pemakluman" seenaknya aja bilang begitu!
"Nda.. sampai kapan?" Lisa bertanya lagi
"Akkkhhh.. gw tuh ngajak kalian kesini bukan buat ngehakimin gw, kalo emang gw gabias
tunjukin caranya.. gimana" kalian belum pernah ngerasin sih, emang harus ada yang mati
dulu kalian nanti bisa ngerasin gimana rasanya berjuang buat move on. Coba tunjukin
jangan ngomong doank gw ga sanggup " jawab gw jengkel
"Kak..." panggil Diana ke gw
Gw menengok ke arah Diana, terlihat diana lagi mengeluarkan sesuatu dari tasnya, dan itu
dompet. "Dulu...." Diana mencari-cari sesuatu di dalam dompetnya
"Aku juga sama dengan kakak"
Diana mengeluarkan sebuah foto dari dompetnya dan menatapnya
"Dulu.. aku juga pernah kehilangan.."
Diana meletakkan foto tersebut di tengah-tengah meja agar kami bisa melihatnya. Gw, Ari
dan Lisa pun langsung melihatnya, ada foto anak perempuan
"Ini adikku, Lina.. adik angkat. Dia juga meninggal sama seperti Putri, tapi berbeda caranya.
Dia tenggelam saat aku dan keluarga piknik bersama, aku yang salah karena aku terlalu asik
dengan diriku sendiri dan ga sadar adikku menjauh dari aku"
Gw dan semuanya diam mendengarkan
"semuanya awalnya nyalahin aku kak! mereka semua nyalahin aku ! kebayang rasanya saat
itu aku juga mau ikut mati tenggelam aja, kenapa ga dijagain" kata-kata itu seperti jarum
tajam ke hati, aku juga akhirnya merasa bersalah, malu aku keluar rumah, malu aku ke
semua orang, mereka ga sadar aku yang paling ngerasa paling bersalah dan kehilangan"
kata Diana dan air matanya pun mulai menggenang
"aku udah janji..ke papa mama, aku udah janji buat jaga adikku, aku udah janji ga bakal jauh
dari dia....tapi sama seperti kakak aku ga menuhin janji itu"
"tapi.. kak.. aku bisa.. aku bisa nerima kalo akhirnya itu adalah takdir bukan kesalahan aku
mutlak, aku memang salah tapi itu... adalah takdir nya"
"Di.." panggil gw
"NANTI!!" Diana mulai histeris
"Diana..." panggil Lisa
Dari matanya gw tau Lisa menyuruh Diana melanjutkannya
"Kak.. banyak cara agar kakak mau move on, mau nerima"
"caranya?" "Move on kalo dibayangkan semudah terbang pasti bisa..."
"Move on kalo dibayangkan semudah jalan pasti sanggup"
"Jangan bayangin Move On seperti terbang dengan sayap yang patah, dan Jangan
bayangin Move On seperti jalan dengan kaki yang lumpuh" jawab Diana dan kembali
mengambil fotonya dan menyimpannya
"Nda.." panggil Lisa
"Sob.." panggil Ari
"iya.. gw tau, gw harus coba seperti kata Diana barusan.."
"aaaakkkhh siaaaal gw jadi sedih nih gara-gara Diana, gw ke toilet lagi yak gara-gara sedih
gw jadi kebelet lagi" ucap Ari dan bangkit dari kursinya
"Ga nyambung" kata Lisa
Pertemuan selesai ga lama kemudian, karena Ari dan Lisa masih harus menempuh
perjalanan jauh untuk pulang lagi.
Pertemuan itu akhirnya malah memberi suatu nasihat ke dalam diri gw sendiri, khususnya
dari Lisa dan Diana. Mereka lagi-lagi mengingatkan gw untuk terus berjalan dan terbang
keluar dari lubang, yang kali ini akan gw coba dengan menanamkan kata "HARUS BISA".
"Nda.. Diana... Kita pulang dulu ya" ucap Lisa yang menurunkan kaca mobilnya
"makasih ya sob, Dijagain kak nandanya tuh, galau mulu" kata Ari
"hahaha sial, gw yang makasih, tanpa lo berdua, gw nyasar terus"
"ehya Nda..." kata Lisa lagi
"ya?" "Kalian cocok lho berdua, serasi, beneran deh" ucap Lisa sambil senyum
"hahaha udah sana jalan nanti kemaleman"
Lalu.. Lisa dan Ari pun pergi meninggalkan kita berdua diparkiran, gw dan Diana pun menuju
parkiran motor untuk pulang juga, parkiran motor disini emang diskriminasi jauh banget.
"Di.. maafin aku ya"
"untuk?" "aku ngerasa ga enak tadi tentang omongan yang tadi"
"aku maklum kak"
"makasih Di.." Gw mengambil motor dan Diana menunggu.
Setelahnya kami pun pulang
Menembus pekatnya malam, menembus dinginnya malam.
"Di.." "apaaa" ga kedengeran ka..." teriak Diana di motor
"AKUU...." "APAAAAA?""
"MUNGKIN KITA EMANG COCOK KALI YAA......"
"APAAAAAA SIIIHHH?"
Diana.. kamu emang harus korek kuping
PAST is a nice place to visit but certainly not a good place to stay


Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Besok Hari Terakhir Part 12a Hari kepindahan gw Pagi ini begitu hampa setelah malam itu. Perasaan sesuatu saat mau meninggalkan suatu
tempat itu rasanya seperti sebagian besar hidup gw telah pergi entah kemana, meskipun
raga gw belom pergi. Apalagi sekarang di samping tembok kamar ini ada seseorang yang
mulai gw sadari lebih dari perhatian ke gw, seseorang itu Diana.
Gw ga pernah menyangka, gw pikir gw bakal ninggalin kosan ini dengan biasa-biasa aja, tanpa perasaan terikat atau
apapun, tapi sekarang rasanya gw begitu sulit untuk pergi.
Tapi.. hari ini tetap tiba, kembali gw merasa kesal oleh waktu, waktu yang begitu cepat berlalu dan
waktu yang dengan konsistennya berjalan tak menunda untuk berhenti walau seperenol
detik pun. Gw menerima kenyataan dan gw harus membuat keputusan, pergi atau tidak.
Jika pergi gw yakin gw bakal bener-bener hilang dari kos ini dan benar-benar menghilang
dari Diana, gw juga gabisa menjanjikan apa-apa dengannya.
Jika gw ga pergi... hanya menunda kepergian gw, gw pasti akan pergi suatu saat lagi dan
hanya mengulang perasaan yang sama saja seperti hari ini.
Hhhh... Teringat saat mengantar Diana masuk kekamarnya tadi malam. Diana yang memejamkan
mata didepan pintu kamarnya begitu lama...
...................... .............. ......... ..... .. "Kak" panggilnya dengan mata yang terpejam
"kenapa Di?" jawab gw
"aku berharap menutup mata, dan berharap saat membukanya, kaka tetap
disini....menemaniku"
"tapi...yang terlihat hanyalah saat ini aja kaka berdiri didepanku, besok saat aku membuka
mata dan keluar dari pintu kamar ini, aku gabisa liat kaka lagi"
"....." gw diam mendengarkan
"berapa kali pun aku mencoba memejamkan mata dan berkedip besok, hanyalah angan
belaka" lanjutnya lagi
Mata gw memanas mendengarnya,
tenggorokan gw ga enak hati gw ga beraturan mendengarnya
dan otak gw seenaknya aja memutar-mutar kenangan apa yang terjadi antara gw dan Diana satu
minggu penuh ini dan sebelum-sebelumnya.
"Di.. udah malam aku bali dulu kekamar istirahat" jawab gw dengan pelan
"Kak" panggil Diana lagi
Namun, Gw udah berbalik menjauhinya,
tak terasa air mata gw menetes tepat saat berbalik,
sekali lagi gw ga menyangka Diana memberi sesuatu yang begitu hebat dalam diri gw.
Sampai di depan pintu kamar,
Gw mencoba membuka kunci dan ternyata sangat sulit memasukkan kunci dengan mata
yang tergenang oleh air mata.
Gw ga berusaha menghapusnya atau menyekanya
Gw.. takut Diana melihatnya
dan menambah beratnya rasa perpisahan ini
CKLEK.. gw berhasil membuka pintu
"Kak" panggil Diana sekali lagi
Gw terhenti dan menjawab tanpa menengoknya
"ya Di.." "I Wish Moon always be full and bright
whenever you go to switch off the light
remember that I'm still wishing you
Good Night kak" ucapnya
"Good Night Di...." ucap gw masuk dan menutup pintu kamar
Diana ga sadar.. Diana ga tau.. Diana ga melihatnya... Saat gw menutup pintu ini.. tumpah seluruhnya airmata gw.
Di.. Ternyata aku lebih suka melihat senyumanmu
.... ...... ........ ............. ................... Part 12b Recomended to buffer Suara HP mengagetkan gw, orang tua gw udah dateng dan menunggu dibawah, artinya gw
harus segera membawa seluruh barang-barang gw dan memasukkannya kemobil.
Gw membuka pintu kamar dan ga berapa lama kemudian Diana juga keluar dari kamarnya
"Pagi kak" ucapnya dengan ceria
"eh.. pagi Di... nyeyak tidurnya?" tanya gw
"ga ada yang senyenyak malam ini" jawabnya sambil tersenyum
Diana bohong.. dan gw bodoh menanyakan pertanyaan ga penting
Buat apa gw bertanya hal yang begitu bodoh yang gw tau dengan melihatnya aja gw tau
kondisi Diana seperti apa.
Matanya membengkak pastinya karena menangis cukup lama.
"Maaf ya Di..."
"gapapa kakaaak... semua datang dan pergi kan"
"Iya Di" "aku bantu ya kak"
Gw yang belum mengiyakannya, Diana langsung membantu gw mengangkat beberapa tas
"tas kecil aja Di, atau plastik aja, yang berat-berat aku aja"
"hehehe gapapa kak"
kami naik turun berulang kali membawa barang-barang gw, disetiap lantai gw juga
menyempatkan ke kamar temen-temen gw, untuk mengucapkan selamat tinggal dan
bertemu lagi nanti. Akhirnya gw dibantu banyak oleh temen-temen gw, Diana ga mengangkat barang lagi hanya
mengikuti gw aja. Hingga pada akhirnya tinggal satu tas laptop ini yang tersisa..
"Nda.. foto-foto dulu donk" pinta temen gw
"hayooooo rencananya abis angkut-angkut baru foto-foto nih" jawab gw
Gw dan temen-temen gw berfoto bareng dan Diana yang memfoto, ga lupa gw memfoto
kamar gw juga. "sekarang lo sama Diana Nda..." kata temen gw yang lain lagi
Gw dan Diana berpandangan
"Lho kenapa" jangan-jangan" kalian putus" " kata temen gw
"kita ga jadian kok" jawab gw sambil mengambil tas terakhir ini
"iya kita ga pacaran kak" timpal Diana juga
"oowh padahal gw pikir kalian pacaran"
Lucu memang saat orang lain mengira kita pacaran
Inilah yang gw bilang tentang cinta di part yang lalu.
Saat hubungan pertemanan rasa nyaman berubah jadi cinta, dan orang lain juga menduga
demikian. Kemudian.. setelah foto-foto tadi, temen-temen gw satu demi satu pamit untuk mandi, mungkin ada
kuliah atau yang lainnya. Hanya Diana yang menemani gw sekarang.
"kak..." "ya Di.." "tiati ya' "pasti" "kamu jangan telat makan"
"pasti" "kaka juga.. solat jangan lupa"
"pasti" "kamu juga.. kuliahnya yang rajin, bentar lagi skripsi kan"
"iya, kak.. lalu.. pecahlah tangis Diana, ternyata kami saling peduli satu sama lain
ternyata kami saling memberi perhatian satu sama lain..
Gw membiarkan Diana yang sesenggukan
"main kesini ya.."
"Insya Allah ya Di"
"apa artinya itu?" tanyanya masih sesenggukan
"Jika Allah mengizinkan"
"tapi kita beda keyakinan..."
"asal kamu yakin.. siapa tau" jawab gw
Gw peluk Diana Hanya sebentar hanya untuk menenangkannya..
namun.. Diana membalasnya dengan begitu erat dan menumpahkan tangisnya dibahu gw, sepertinya
kita ga ingin waktu berlalu begitu aja, kita ingin memeluk sesosok tubuh untuk yang terakhir
kalinya.. gw memeluk sosok yang mempunyai senyuman yang manis..
gw memeluk sosok yang berisikan jiwa yang sayang sama gw.
"aku sayang kamu kak..."
"melebihi apapun" ucapnya pelan
"Di..." "sesak kak.. kenapa sih Tuhan menciptakan perbedaan?" katanya sambil terus menangis
"Cinta beda agama, Tuhan mempersatukan, agama memisahkan" lanjutnya lagi
"Di...." "Beda agama, beda suku, beda pemikiran, beda prinsip... untuk apa coba?"
"Di.....denger aku"
"Haruskah kita.." ucap Diana tertahan akibat ucapannya dipotong oleh gw
"Di.. jangan salahin cinta, agama apalagi Tuhan, perbedaan itu ada untuk membuat kita
logis dan dewasa dalam menjalani hidup.."
"tapi" "Di.. semua agama mengajarkan tentang kasih dan cinta"
"Agama bukan untuk diperdebatkan tapi dijalankan"
"Jodoh Tuhan yang ngatur bukan agama Di..."
"kalo Tuhan yang ngatur PERBEDAAN itu jadi ga berarti, dimata Tuhan kita semua SAMA,
jika HATI telah memilih..
"semoga akan ada 1DUNIA, 1HATI, 1TUHAN nantinya ya kak" ucap Diana
"Amin" ucap gw Perlahan Diana melepas pelukannya, mengusap air matanya.
"Sekarang aku boleh pergi Di?" tanya gw
"Ya kak, selamat jalan, sukses selalu ya, jangan lupain aku"
Diana kembali menunjukan senyumannya,
sebuah senyuman yang gw tau kali ini tanpa paksaan
sebuah senyuman keikhlasan.
"Aku pamit, semoga kita bisa ketemu lagi" pamit gw
Gw pun berbalik dan pergi meninggalkan Diana yang masih berdiri didepan kamar gw,
.. ..... ...... ........ .......... Hubungan gw dan Diana hanyalah tentang Cinta yang tersimpan rapat-rapat didalam hati gw dulu.
Diana.. ternyata kita ga pernah bertemu lagi hingga sekarang, aku sempat mampir ke kos itu waktu
itu, tapi kamarmu sudah terisi dengan orang yang berbeda.
Diana.. Dimanapun dirimu sekarang..
Jadi apa dirimu sekarang..
Aku ga tau tapi aku yakin kamu pasti jauh lebih bisa menjalani hidup daripada aku, karena kamu punya
senyuman, kamu bisa menerima semua yang terjadi kepada kamu, kamu lagi-lagi membuat
nama dibarisan wanita luar biasa di hati aku Di.
Semoga dengan senyuman kamu, kamu bisa membuat orang lain mencintai kamu lebih dari
aku saat itu. Semoga dengan tulisan yang aku buat ini ini, mungkin hari ini kamu sedang membacanya,
mungkin besok, atau mungkin suatu saat nanti kamu akan membacanya, tulisan ini menjadi
bukti bahwa kita dulu pernah saling memerhatikan, pernah saling peduli dan pernah saling
menyukai. Chapter 1 - Ternyata, Tak Mudah Menemukanmu
5Tahun lalu Antara Aku dan Diana Selesai Terimakasih Suratnya, indah sekali
Raspcake a.k.a Nanda Part 13 Mobil yang membawa gw menjauh dari kosan berjalan dengan cepat, jalanan jakarta hari itu lancar
dan seperti mendukung gw untuk cepat-cepat menjauh. Tas laptop gw pegang dengan erat,
gw meraba kantong disebelah kanan tas dan memang ada sesuatu didalamnya.
Mungkin... cuma surat pendek
atau surat yang sangat panjang
Gw terus menatap sebelah kiri jalan, memandang pohon dan kendaraan-kendaraan yang gw lewati
satu-persatu. Gw jadi mengantuk.. dan semakin mengantuk saat mendengar kedua orangtua gw berbicara masa depan gw, saat gw lulus
nanti lalu bekerja dan mungkin menikah ga lama setelah gw bekerja.
Ha" Menikah" dengan siapa" satu-satunya wanita yang pengen gw nikahin udah tiada.
Pikiran gw udah bosan (mungkin) mengenang dia dan selalu dia..
ditambah dengan Dia yang lain, yang barusan gw tinggalkan.
.. .... ...... ....... Tak terasa gw udah sampai di depan pagar rumah gw, masih rumah yang sama, tak berbeda jika diliat
dari luar, pohon mangga yang berbuah ga kenal musim, pohon-pohon bonsai yang terawat, hanya
yang berbeda adalah lampu di depan pagar yang ga lagi mengeluarkan cahayanya.
Gw emang udah lama ga pulang,
Gw berlama-lama mengeluarkan barang-barang gw dengan malas, satu demi satu gw turunkan dan gw
letakkan di depan pintu rumah. Orangtua gw ga gw ijinkan untuk membantu karena mereka pastinya
udah lelah bolak-balik perjalanan menjemput gw.
Setiap gw memindahkan tas dari mobil ke pintu depan gw merasa gw ga sendiri..
karena seperti biasa otak gw mulai meng-imajinasikan seseorang yang udah ga ada.
yang dulu pernah datang kerumah ini...
yang dulu pernah duduk di bangku teras ini..
yang dulu pernah melihat gw menyiapkan alat pancing di garasi sebelah
dan yang dulu pernah menangis untuk gw ketika gw terluka.
Putri.. Dia tak hadir dan pergi begitu saja dirumah ini,
mungkin inilah saat pertama kalinya gw menyukainya, saat kita pergi kepantai untuk memancing dan
disinilah juga saat pertama kali Putri menggambar gw yang sedang tertidur.
Lagi-lagi kamu Put.. "Geser" ucap gw
Hening.. Memang Hening.. Gw memang mengucapkan kata "Geser" agar gw diberi jalan untuk lewat dan meletakkan tas.
tapi.. sama siapa" Gw cuma tersenyum kecil tersadar karena cuma gw yang mengetahui bahwa gw merasa Putri ada
disana dan menghalangi jalan gw.
Tas terakhir yang gw bawa gw letakkan dilantai dan gw duduk dibangku teras kelelahan dan


Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berkeringat. "HaHaHaHa..." gw tertawa lalu gw meringis..
lagi-lagi sakti itu muncul dan membuat gw meringis.
"Sssssttt.. Nda.." panggil seseorang di pagar
Gw menengok kearah pagar dan melihat teman masa kecil gw sedang bersender di sebelah lampur
pagar yang mati. "eh.. Ren.." panggil gw juga dan berdiri lalu menghampirinya
"pakabar" lama ga pulang kesini Nda" katanya lagi
"iya Ren.. biasa sibuk, kabar ya gini-gini aja hehe" jawab gw
"oooh.. okelah kalo gitu terusin aja mindahinnya, sory ya gabisa bantu Nda, gw mau beli makan dulu"
kata Oren lagi "oke no problem" jawab gw lagi
Setelah Oren pergi gw kembali mengangkut semuanya ke dalam kamar gw.
dan setelah semuanya selesai gw tertidur
... ..... ....... .......... Pagi pun tiba. Ini hari pertama dalam hidup gw merasa ga ada beban. Tidur dikasur sendiri membuat gw bisa sejenak
melupakan semuanya. Gw bangun dan membersihkan diri lalu keluar kamar untuk sejenak bertemu kedua orangtua gw,
sedikit meminum teh dan bakwan lalu kembali ke kamar.
Di kamar ini gw tersenyum ke sofa yang ada disamping kasur gw.
Gw lalu kembali tiduran dan terus menatap ke arah sofa itu..
.. .. "Put" panggil gw pelan
Iseng aja.. gw cuma iseng.. beneran gw cuma iseng manggil Putri.
Dulu Putri pernah tertidur kelelahan disana setelah menggambar diri gw.
Gw menutup mata dan menikmati semuanya..
menikmati setiap perasaan yang ada
.........................
.................. ............. ...... .. Matahari yang terus menerobos masuk semakin membuat kamar gw panas.
Dahulu..sepintas di Panti..
gw pernah mengatakan cita-cita gw ke Putri..
dan gw pernah bertanya juga tentang cita-citanya.
Dia mengatakan ingin menjadi Bunga dan gw tertawa terbahak-bahak. Gw baru tau kalo ternyata ada
juga orang yang bercita-cita jadi tanaman.
"HaHaHaHaHa...."
"kok ketawa?" tanyanya
"lagiaan kok jadi bunga.. kenapa ga jadi pohon cabe aja sekalian"
"hehehe... aku serius tau"
"alasannya apa?"
"kamu tau karakterisktik bunga kan" bunga bisa membuat orang senang, bahagia dan haru" jelasnya
kemudian "Iya lalu bunga apa?"
"bukan bunga biasa tapi bunga paling indah didunia"
Gw melihatnya dan gw yakin dari tatapan matanya Putri serius mengatakannya
"mawar" "mawar" ucap gw mengulang
"hehehe maap, konyol ya.. kalo kamu mau jadi apa nanti?" tanya Putri
"Ummm.. kalo kamu bisa jadi taneman..ups Bunga. Kalo aku mau jadi matahari" jawab gw nyengir
"lho kok" kenapa ga kupu-kupu cowo" kumbang cowo?"
"Hahahaha apaaaaaaan tuh kupu-kupu cowo" tawa gw
"yeeee serius ini sih, mau jadi apa?" tanya Putri lagi
"seriusss Put.. jadi matahari" jawab gw serius
"alasannya?" "kalo kamu mau jadi bunga, kamu ga mau jadi bunga yang biasa-biasa aja kan" untuk itu aku mau jadi
matahari.. karena hanya Matahari yang memberikan semua sinarnya ke bunga, agar bunga itu dapat
terus tumbuh, berkembang dan akhirnya dapat terus hidup menjadi bunga yang cantik"
"Nda" "ya..." "Gombal tau" Lalu kami tertawa bersama-sama
....................... ................ ......... .... .. Gw menghela nafas.. rasanya.. seperti baru saja gw masih bersamanya.
lalu gw pun kembali tertidur.
.. ..... ............ "bangunnn udah siang, masa sarjana kerjanya tidur mulu" ucap ibu gw membangunkan gw
"eh.. bu.. iya ngantuk, masih cape pegel-pegel badannya"
"iya tapi jangan seharian.. eh ya itu ada Oren didepan"
"ngapain dia kesini?"
"ya mending kamu samperin aja"
Ibu gw rupanya sedari tadi membereskan kamar gw, terutama semua barang bawaan yang acakacakan
"A.. ini tasnya mau dicuci aja sekalian udah dekil, barangnya semua ada di atas sofa" kata ibu gw
Gw melihat barang-barang gw yang udah tersusun rapih diatas meja dan sofa, dan juga melihat
sepucuk amplop biru diatasnya
"amplop biru...." ucap gw dalam hati
"itu pasti suratnya Diana"
"mungkin nanti saja, masih ada waktu"
Jika ingin jadi bunga, jadilah bunga yang paling indah di Dunia
atau di Surga Part 14 "ren" Wanita yang gw panggil barusan menengok cepat, memasukkan HP nya kedalam kantong
celana pendeknya dan menyalami gw
"Selamat ya... kemarin lupa kasih selamat" ucapnya
"hehe makasih ren. ada apa ni tumben mampir, ga maen basket?" tanya gw
"mampir aja boleh donk, eh elo ada acara ga hari ini?" jawabnya dan bertanya
"mungkin ga ada, tapi gw mau beres-beres kamar dulu" jawab gw
"oooh yaudah, mungkin lain kali aja"
"kenapa gitu ren?"
"kumpul laaaah lo.. sama anak-anak komplek sini lagi, ga pernah kumpul lagi, temen SD
dilupain " "hahaha iya iya.. nanti gw maen"
"oke Nda, gw cabut dulu"
Oren pun keluar dari rumah gw, dia masih seperti yang dulu, gayanya, cara ngomongnya
juga masih sama saat kita masih kecil, tomboy.
Sebenarnya Oren bukan nama aslinya tapi sebuah kebiasaan dari gw manggil dia dengan
sebutan Oren karena dia selalu make atasan warna oren bawahan putih atau sebaliknya,
jika ga keduanya pasti ada aksesorisnya yang berwarna oren.
Yaaah.. seperti sekarang ini gw melihatnya..
Oren mengenakan topi warna oren, baju putih, celana pendek hitam, sepatu converse yang
diinjak belakangnya. "Udah pulang Oren A?" tanya ibu gw yang muncul disamping gw
"udah bu, tu...anaknya belom jauh" jawab gw sambil menunjuknya
"ooohh.. kayanya tu anak lagi ada masalah A, ibunya cerita ke Ibu, terus Ibunya suruh dia
maen kesini aja mumpung ada kamu, kamu kan temen mainnya dulu sapa tau dia mau
cerita" cerita Ibu gw panjang lebar
"Ha" jadi agen rahasia nih ceritanya" suruh ngorek-ngorek?" tanya gw cengengesan
"hahaha ya bantulah temen kamu itu"
"ga usah disuruh pasti Aa bantu bu"
Lalu Ibu gw pergi, kembali masuk kedalam rumah meninggalkan gw yang duduk dan berpikir.
Kira-kira ada masalah apa dengan Oren sampe Ibunya sendiri minta bantuan ke Ibu gw buat
cari tau masalahnya. Singkat cerita Besok-besoknya. Surat dari Diana belom gw sentuh sama sekali, surat itu masih ditempat yang sama saat gw
terakhir membereskan kamar gw yaitu ada dilaci meja gw.
Surat itu seperti memanggil-manggil gw saat gw jauh dari meja tapi saat gw menuju meja gw
urungkan niat untuk membukanya. Tapi kali ini gw lagi merasakan bosan yang amat luar
biasa sehingga akhirnya surat tersebut gw ambil.
Gw melihatnya cpver amplop nya dan tertulis
To : ..... Kosong.. gw lagi membolak baliknya sebelum membukanya, mungkin ada kata-kata diluar
atau sandi rahasia. Tapi itu memang hanya amplop biasa tanpa kata-kata.
Lalu gw buka amplopnya dan menemukan 2lembar kertas putih dengan motif alur-alur
seperti akar transparan di sisi-sisi kertasnya.
"bakal panjang nih" ucap gw pelan
Gw membetulkan posisi tidur gw ke duduk
Gw mulai membacanya Gw perhatikan kata-kata yang berubah menjadi kalimat panjang dengan seksama.
Dari ujung kiri ke ujung kanan lalu kebawah, bola mata gw terus mengikuti arah tulisan itu
kemana dan kadang gw harus membacanya dari atas lagi karena menemukan kalimat yang
membuat gw mengerti tentang Diana.
Saat membacanya Kadang gw tersenyum.. Kadang gw menjadi termenung..
dan Kadang gw merasa ga enak tapi.. Gw terus membacanya (Kira-kira seperti ini suratnya, gw tulis bagian yang kira-kira begitu.
pastinya kata-katanya ga sama persis, banyak yang gw skip)
365 Days Hai Kak Entah apa yang aku pikirkan sehingga menulis surat ini
365 Hari atau kurang lebihnya aku satu tembok denganmu.
Awalnya saat aku datang, aku melihatmu hanya duduk dan duduk aja tanpa ada niat menyapaku.
Waktu itu, aku melihatmu sama seperti melihat diriku, sendiri.
lalu, Tidak lama kita berkenalan, tidak banyak yang kakak ucapkan, hanya "say hi", bertanya "namanya?",
"oh Diana". Sampai kemudian hari Aku berharap, harapku saat itu:
Aku menginginkanmu Aku ingin bersamamu tapi aku tidak mempunyai cara agar kamu tertarik kepadaku
sampai akhirnya aku diam.
Aku diam menunggu dan hanya memerhatikan kamu saat dikos dan dikampus.
Saat dikos, Aku mendengarmu teriak Aku juga mendengarmu terisak
Saat itulah aku bener-bener merasakan kita sama, karena aku tau isakan itu dan teriakan itu adalah
ungkapan emosi karena ditinggalkan seseorang.
Saat dikampus, Aku melihatmu dibawah dari lantai diatasnya
Kamu melihat keatas tapi tidak melihatku entah apa yang selalu kamu lihat diatas sana.
Aku terus berpikir kita sama saat itu.
sampai akhirnya aku tau apa perbedaan kita, kita tidak sejalan dalam ajaran agama, saat itulah aku
Rumah Tanpa Dosa 3 Dewa Arak 33 Mahluk Dari Dunia Asing Kesatria Baju Putih 14
^